Al-Quran Online ini, ajakan untuk mendalami AlQuran sambil mencari ridho dan cinta Allah semata

Hadist dalam bahasa Arab

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammad] telah mengabarkan kepada kami [Abu At Tayyah] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Seorang Syaikh] dia berkata; Tatkala Abdullah bin Abbas datang ke Bashrah, ketika itu dia menceritakan hadits dari [Abu Musa], Abdullah menulis surat kepada Abu Musa dalam rangka menanyakan kepadanya tentang beberapa hal. Maka Abu Musa menulis surat kepadanya (sebagai jawaban), sesungguhnya saya pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada suatu hari, lalu beliau ingin buang air kecil, maka beliau mendatangi tempat yang bertanah lunak di bagian bawah dinding, kemudian beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian hendak buang air kecil, maka hendaklah dia mencari tempat yang bertanah lunak untuk kencingnya."

AbuDaud:3

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Abdulwahid bin Ziyad] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Zaid bin Wahb] dari [Abdurrahman bin Hasanah] dia berkata; Saya pernah pergi bersama Amru bin Al Ash menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian beliau keluar dengan membawa perisai, lalu menutup diri dengannya dan buang air kecil. Maka kami katakan; "Lihatlah, beliau buang air kecil seperti perempuan buang air kecil." Nabi mendengar hal itu, maka beliau bersabda: "Apakah kalian belum tahu apa yang didapatkan oleh salah seorang Bani Israil? Dahulu bani israil apabila terkena air kencing, maka mereka memotong bagian yang terkena air kencing, lalu orang tersebut melarang mereka dari perbuatan demikian, maka dia pun diadzab di dalam kuburnya." Abu Dawud berkata; [Manshur] berkata dari [Abu Wa`il] dari [Abu Musa] berkenaan dengan hadits ini, dia meyebutkan; (Yakni apabila mengenai) kulit salah seorang dari mereka. Sedangkan ['Ashim] berkata dari [Abu Wa`il] dari [Abu Musa] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tubuh salah seorang dari mereka."

AbuDaud:20

Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Khalid bin Abdullah bin Mauhib Al Hamdani] telah menceritakan kepada kami [Al Mufadhdhal, yakni Ibnu Fadhalah Al Mishri] dari ['Ayyasy bin Abbas Al Qitbani] bahwasanya [Syiyaim bin Baitan] telah mengabarkan kepadanya dari [Syaiban Al Qitbani] dia berkata; Sesungguhnya Maslamah bin Mukhallad pernah menugaskan [Ruwaifi' bin Tsabit] sebagai walikota di Asfal al Ardl (daerah dataran rendah di Mesir). Syaiban melanjutkan; Kami berjalan bersamanya dari Kum Syarik ke 'Alqama` -atau dari 'Alqama` ke Kaum Syarik- dengan tujuan 'Alqam. Ruwaifi' berkata; "pada zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hidup, ada salah seorang diantara kami yang mempergunakan unta milik temannya sampai kurus dengan syarat separuh hasil perolehan ghanimah untuk pemilik unta dan separuhnya untuk kami. Dan jika salah seorang diantara kami mendapatkan mata panah dan bulunya sedang yang lain mendapatkan wadahnya. Ruwaifi' melanjutkan; Rasulullah pernah berpesan kepadaku; "wahai Ruwaifi'! bisa jadi kamu akan memiliki umur yang panjang sepeninggalku, maka kabarkanlah kepada orang banyak, bahwa siapa yang mengikat jenggotnya atau mengikatkan kalung pada kudanya, atau beristinja dengan kotoran binatang atau tulang, maka sesungguhnya Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam berlepas diri dari orang tersebut." Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Khalid] telah menceritakan kepada kami [Al Mufadhdhal] dari ['Ayyasy] bahwasanya [Syiyaim bin Baitan] telah mengabarkan kepadanya dengan hadits ini, juga dari [Abu Salim Al Jaisyani] dari [Abdullah bin 'Amr] dan menyebutkan hal itu, dan dia saat itu terikat di pintu Alyun.

AbuDaud:33

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Manshur] dan [Qutaibah bin Sa'id] mereka berdua berkata; Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Abdurrahman] dari [Abu Hazim] dari [Muslim bin Qurth] dari ['Urwah] dari [Aisyah] bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila salah seorang di antara kalian pergi untuk buang air besar, maka hendaklah dia membawa tiga batu untuk beristinja, sesungguhnya itu mencukupinya."

AbuDaud:36

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa] telah mengabarkan kepada kami [Isa bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ishaq] dari [Muhammad bin Ibrahim At Taimi] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman] dari [Zaid bin Khalid Al Juhani] dia berkata; Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kalau saja aku tidak memberatkan umatku, niscaya aku benar-benar perintahkan kepada mereka untuk bersiwak di setiap kali shalat." Abu Salamah berkata: Saya melihat Zaid duduk di masjid sementara siwak berada di daun telinganya layaknya pena yang dilatakkan di daun telinga seorang penulis, setiap kali dia berdiri untuk shalat, dia bersiwak.

AbuDaud:43

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Isa] telah menceritakan kepada kami [Husyaim] telah mengabarkan kepada kami [Hushain] dari [Habib bin Abi Tsabit] dari [Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas] dari [Ayahnya] dari [Kakeknya, Abdullah bin Abbas] dia berkata; "Pada suatu malam saya bermalam di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, tatkala bangun dari tidur, beliau mengambil air untuk bersuci, lalu beliau mengambil siwak dan bersiwak, kemudian beliau membaca ayat ini, (yang artinya): "Sesungguhnya dalam penciptaan langit-langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, " (Ali Imran: 190), beliau membacanya hingga hampir menghatamkan surat tersebut, atau beliau menghatamkannya, lalu beliau berwudhu, kemudian mendatangi tempat shalatnya dan shalat dua rakaat. Lalu beliau kembali ke tempat tidurnya dan tidur hingga apa yang dikehendaki Allah. Kemudian bangun dan melakukan seperti itu lagi, lalu kembali ke tempat tidurnya dan tidur kembali. Kemudian bangun dan melakukan seperti itu lagi. Lalu beliau kembali ke tempat tidurnya dan tidur kembali. Kemudian bangun dan melakukan seperti itu lagi, setiap kali beliau bangun, beliau bersiwak dan shalat dua rakaat, kemudian beliau melakukan shalat witir." Abu Dawud berkata; Diriwayatkan oleh [Ibnu Fudlail] dari [Hushain], dia (Ibnu Abbas) berkata; "Beliau bersiwak dan berwudhu lalu membaca ayat (yang artinya): "Sesungguhnya dalam penciptaan langit-langit dan bumi", hingga beliau menghatamkan surat tersebut."

AbuDaud:53

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz] dari [Dawud bin Shalih bin Dinar At Tammar] dari [Ibunya], bahwasanya tuan wanitanya memerintahkan kepadanya untuk membawa kue (terbuat dari tepung gandum) kepada Aisyah radliallahu 'anha, namun dia mendapati Aisyah sedang shalat, maka Aisyah memberikan isyarat kepadanya untuk meletakkan apa yang dia bawa. Lalu seekor kucing datang dan langsung memakan sesuatu darinya. Setelah [Aisyah] selesai shalat, dia memakan dari bagian yang dimakan oleh kucing tersebut seraya berkata; Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya kucing tidaklah najis, ia di antara binatang yang selalu mengelilingi kalian." Dan aku pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwudhu dengan air sisa jilatan kucing.

AbuDaud:69

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Urwah] dari [Ayahnya] dari [Abdullah bin Al Arqam], bahwasanya dia keluar untuk menunaikan haji atau umrah bersama sekelompok orang dan dia mengimami shalat mereka. Tatkala suatu hari dia mendirikan Shalat Shubuh, dia berkata; "Majulah salah seorang dari kalian, " lalu dia pergi ke WC, (dia berkata); sesungguhnya saya telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian ingin pergi ke WC sedangkan shalat telah didirikan, hendaklah dia memulai dengan pergi ke WC terlebih dahulu." Abu Dawud berkata; [Wuhaib bin Khalid] dan [Syu'aib bin Ishaq] dan [Abu Dlamrah] meriwayatkan hadits ini dari [Hisyam bin Urwah] dari [Ayahnya] dari [Seorang laki-laki] yang telah menceritakan kepadanya, dari [Abdullah bin Arqam], dan mayoritas perawi yang meriwayatkan hadits ini dari Hisyam mengatakan; Sebagaimana yang dikatakan oleh Zuhair.

AbuDaud:81

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali Al Hulwani] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari ['Atha` bin Yazid Al Laitsi] dari [Humran bin Aban] mantan sahaya Utsman bin Affan, dia berkata; Saya pernah melihat [Utsman bin Affan] berwudhu, dia menuangkan air pada kedua tangannya tiga kali lalu membasuhnya, kemudian berkumur dan beristinsyaq, lalu membasuh wajahnya tiga kali, membasuh tangan kanannya hingga siku tiga kali, kemudian yang kiri juga demikian, lalu mengusap kepalanya, kemudian membasuh kaki kanannya tiga kali, lalu yang kiri juga demikian, kemudian berkata; Saya pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian bersabda: "Barangsiapa yang berwudhu seperti wudhuku ini kemudian shalat dua rakaat yang mana dia tidak membicarakan keduanya pada dirinya, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu". Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Adh Dhahhak bin Mikhlad] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Wardan] telah menceritakan kepadaku [Abu Salamah bin Abdurrahman] telah menceritakan kepadaku [Humran] dia berkata; Saya pernah melihat [Utsman bin Affan] berwudhu, kemudian dia menyebutkan hadits semisalnya, namun dia tidak menyebutkan tentang berkumur dan beristinsyaq, dan dia dalam hadits tersebut menyebutkan; "dan dia mengusap kepalanya tiga kali kemudian membasuh kedua kakinya tiga kali lalu berkata; Saya pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwudhu seperti ini dan bersabda: "Barangsiapa yang berwudhu kurang dari ini maka mencukupunya", dan dia (Abu Salamah) tidak menyebutkan tentang perkara shalat.

AbuDaud:96

Telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Yahya Al Harrani] telah menceritakan kepada kami [Muhammad, yakni Ibnu Salamah] dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Muhammad bin Thalhah bin Yazid bin Rukanah] dari [Ubaidullah Al-Khaulani] dari [Ibnu Abbas] dia berkata; [Ali bin Abi Thalib] pernah menemuiku, kemudian dia meminta untuk didatangkan air wudhu, maka kami membawakan bejana berisi air untuknya hingga kami letakkan di depannya, lalu dia berkata; Wahai Ibnu Abbas, maukah aku perlihatkan kepadamu bagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwudhu? Saya menjawab; Tentu. Dia berkata; Dia menuangkan bejana tersebut pada tangannya, lalu membasuhnya, kemudian memasukkan tangan kanannya, lalu dia menuangkan air dengannya pada tangan lainnya, kemudian membasuh dua telapak tangannya, lalu berkumur dan (beristinsyaq dan) beristintsar, kemudian memasukkan kedua tangannya, lalu mengambil air sepenuh kedua telapak tangan, kemudian menyiramkannya pada wajahnya, lalu memasukkan (mengusapkan) kedua ibu jarinya pada kedua telinga bagian luar, kemudian dia melakukan yang kedua dan ketiga juga demikian, lalu mengambil segenggam air dengan telapak tangan kanannya, kemudian menuangkannya pada ubun-ubunnya dan membiarkannya mengalir pada wajahnya, lalu membasuh kedua lengannya hingga dua siku tiga kali tiga kali, kemudian mengusap kepalanya dan bagian luar dua telinganya lalu memasukkan kedua jarinya padanya, lalu mengambil air sepenuh kedua telapak tangan dan menyiramkannya pada kakinya yang kala itu mengenakan sandal, lalu memilinnya, dan demikian juga pada kaki satunya. Dia (Abdullah Al-Khaulani) berkata; Aku bertanya (kepada Ibnu Abbas); Kedua kakinya tetap mengenakan sandal? Dia (Ibnu Abbas) menjawab; Ya, kedua kakinya tetap mengenakan sandal. Dia (Abdullah Al-Khaulani) berkata; Aku bertanya (kepada Ibnu Abbas); Kedua kakinya tetap mengenakan sandal? Dia (Ibnu Abbas) menjawab; Ya, kedua kakinya tetap mengenakan sandal. Dia (Abdullah Al-Khaulani) berkata; Aku bertanya (kepada Ibnu Abbas); Kedua kakinya tetap mengenakan sandal? Dia (Ibnu Abbas) menjawab; Ya, kedua kakinya tetap mengenakan sandal. Abu Dawud berkata; Hadits Ibnu Juraij dari Syaibah menyerupai hadits Ali, karena Hajjaj bin Muhammad bin Jurair mengatakan padanya; Dan dia mengusap kepalanya satu kali usapan. Sedangkan Ibnu Wahb berkata padanya dari Ibnu Jurair; Dan dia mengusap kepalanya tiga kali.

AbuDaud:102

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Amru bin Yahya Al-Mazini] dari [Ayahnya] bahwasanya dia berkata kepada [Abdullah bin Zaid bin 'Ashim] dia adalah kakek Amru bin Yahya Al-Mazini; Apakah kamu bisa memperlihatkan kepadaku bagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwudhu? Maka Abdullah bin Zaid menjawab; Ya. Lalu dia minta untuk didatangkan air wudhu, kemudian dia menuangkannya pda kedua tangannya, dia membasuh kedua tangannya, lalu berkumur dan (bersitinsyaq dan) beristintsar tiga kali, kemudian membasuh mukanya tiga kali, lalu membasuh kedua tangannya dua kali dua kali hingga siku, kemudian mengusap kepalanya dengan kedua tangannya; dia mengusapkan keduanya ke depan dan ke belakang, dia mulai dengan bagian depan kepala kemudian mengusapkan keduanya sampai ke tengkuknya, lalu mengembalikan keduanya hingga sampai di tempat di mana dia mulai darinya, kemudian membasuh kedua kakinya. Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Khalid] dari [Amru bin Yahya Al-Mazini] dari [Ayahnya] dari [Abdullah bin Zaid bin 'Ashim] dengan hadits ini, dia menyebutkan; Kemudian dia berkumur dan beristinsyaq (dan beristintsar) dari satu telapak tangan, dia melakukannya tiga kali, lalu dia menyebutkan lafazh semisal di atas.

AbuDaud:103

Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Khalid] dan [Ya'qub bin Ka'ab Al Anthaki] lafazhnya: dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Al-Walid bin Muslim] dari [Hariz bin Utsman] dari [Abdurrahman bin Maisarah] dari [Al-Miqdam bin Ma'diy Karib] dia berkata; Saya pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwudhu, tatkala sampai pada gerakan mengusap kepalanya, beliau meletakkan kedua telapak tangannya pada bagian depan kepala, lalu menjalankan keduanya hingga tengkuk, kemudian mengembalikan keduanya ke tempat yang dipergunakannya ketika ia mulai. [Mahmud] berkata; telah mengabarkan kepada saya [Hariz]. Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Khalid] dan [Hisyam bin Khalid] dengan makna yang sama. Mereka berdua berkata; [Al-Walid] telah menceritakan kepada kami dengan sanad ini, dia berkata; Beliau mengusap dua telinganya; bagian luar dan dalamnya. Hisyam menambahkan; Dan beliau memasukkan jari-jarinya pada lubang kedua telinganya.

AbuDaud:106

Telah menceritakan kepada kami [Mu`ammal bin Al-Fadl Al Harrani] telah menceritakan kepada kami [Al-Walid bin Muslim] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Al-'Ala] telah menceritakan kepada kami [Abu Al Azhar Al-Mughirah bin Farwah] dan [Yazid bin Abu Malik] bahwasanya [Mu'awiyah] pernah berwudhu di depan orang-orang sebagaimana dia melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwudhu. Tatkala dia sampai pada gerakan mengusap kepala, dia mengambil seciduk air, lalu mengambilnya dengan tangan kirinya hingga menyiramkannya pada bagian tengah kepalanya, sampai air itu mengucur atau hampir saja mengucur. Kemudian dia mengusap kepala dari bagian depannya sampai bagian belakangnya, dan dari bagian belakangnya sampai bagian depannya. Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Khalid] telah menceritakan kepada kami [Al-Walid] dengan sanad ini, dia berkata; Dia berwudhu tiga kali- tiga kali, dan membasuh kakinya tanpa hitungan.

AbuDaud:107

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] pada jama'ah lain, mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sulaim] dari [Isma'il bin Katsir] dari ['Ashim bin Laqith bin Shabrah] dari [Ayahnya, Laqith bin Shabrah] dia berkata; Aku pernah menjadi utusan Bani Muntafiq atau aku pernah ikut dalam utusan Bani Muntafiq kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dia berkata; Ketika kami mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, ternyata kami tidak menjumpai beliau di rumahnya, namun kami hanya berjumpa dengan Aisyah Ummul Mukminin, Laqith melanjutkan; Kemudian dia ('Aisyah) untuk kami supaya dibuatkan makanan Khazirah (semacam bubur yang dicampur dengan daging yang telah dipotong-potong kecil). Setelah makanan itu dibuatkan untuk kami, maka dibawakan kepada kami satu wadah berisi buah kurma, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang lalu bersabda, "Apakah kalian telah mendapatkan suatu makanan atau telah diperintahkan untuk dibuatkan suatu makanan untuk kalian?" Dia (Laqith) berkata, Kami menjawab, Ya, wahai Rasulullah. Laqith meneruskan; Pada waktu kami sedang duduk bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba penggembala kambing datang menggiring kambing beliau shallallahu 'alaihi wasallam masuk ke kandangnya bersama seekor anak domba yang mengembik. Maka beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apa yang kamu asuh wahai fulan?" Sang penggembala menjawab; Seekor kambing telah melahirkan seekor anak. Beliau bersabda: "Sembelihlah seekor kambing sebagai gantinya." Kemudian beliau bersabda lagi: "Janganlah sekali-kali kamu menyangka bahwa kami menyembelih kambing ini karena kamu ada. Kami mempunyai seratus ekor kambing, kami tidak ingin lebih dari itu. Apabila penggembala menggembalanya lebih satu ekor (karena ada yang telah beranak), maka kami sembelih satu ekor kambing sebagai pengganti anak kambing yang baru lahir." Laqith meneruskan; Aku berkata; Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya mempunyai seorang istri yang buruk tutur katanya. Beliau bersabda: "Kalau begitu ceraikanlah dia." Laqith berkata; Aku berkata; Wahai Rasulullah, sesungguhnya dia telah menjadi teman hidup dan saya telah mendapatkan anak darinya. Beliau bersabda, "Berilah dia nasihat! kalau memang dia baik, tentu dia akan menuruti nasihatmu, dan janganlah kamu memukul istrimu, seperti kamu memukul budak perempuanmu." Maka aku berkata, Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku tentang cara berwudhu. Beliau menjawab, "Sempurnakanlah wudhu, sela-selalah di antara jari-jemarimu dan bersangatlah dalam beristinsyaq kecuali jika kamu sedang berpuasa." Telah menceritakan kepada kami ['Uqbah bin Mukrim] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Juraij] telah menceritakan kepada saya [Isma'il bin Katsir] dari ['Ashim bin Laqith bin Shabrah] dari [Ayahnya, seorang utusan Bani Muntafiq] bahwa dia pernah menemui Aisyah, lalu dia menyebutkan hadits yang semakna. Dia menyebutkan; Tidak lama kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang dengan berjalan keras. Dia juga menyebutkan 'Ashidah sebagai ganti Khazirah. Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya bin Faris] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Juraij] dengan hadits ini, dia menyebutkan padanya; Apabila kamu berwudhu maka berkumurlah.

AbuDaud:123

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Wahb] telah mengabarkan kepada kami [Yunus bin Yazid] dari [Ibnu Syihab] telah menceritakan kepada saya ['Abbad bin Ziyad] bahwasanya ['Urwah bin Al-Mughirah bin Syu'bah] telah mengabarkan kepadanya, bahwa dia pernah mendengar [Ayahnya, Al-Mughirah] berkata; dia berkata, Pada waktu perang Tabuk sebelum fajar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah berjalan menyimpang dari jalan (para sahabat), maka aku turut menyimpang dari jalan menyertai beliau. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menderumkan kendaraan beliau, lalu beliau buang hajat. Setelah selesai, aku tuangkan ke tangan beliau air dari bejana. Beliau membasuh kedua telapak tangannya lalu mencuci muka. Setelah itu beliau menyingsingkan kedua lengan jubah beliau yang terbuka dan terasa sempit, maka beliau memasukkan keduanya kembali kemudian mengeluarkan keduanya dari bawah jubah, lantas beliau membasuh kedua tangan sampai ke siku, dan mengusap kepala, lalu mengusap bagian atas khuf beliau. Setelah itu beliau naik kendaraan, dan kami meneruskan perjalanan, hingga kami mendapati orang-orang (para sahabat) tengah mengerjakan shalat, mereka angkat Abdurrahman bin Auf sebagai imam, dia mengerjakan shalat bersama mereka pada awal waktunya dan kami mendapatkan Abdurrahman bin Auf telah mengerjakan satu rakaat Shalat Shubuh bersama mereka. Maka datanglah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan masuk ke dalam shaf bersama kaum Muslimin dan mengerjakan shalat di belakang Abdurrahman bin Auf untuk rakaat yang kedua. Setelah Abdurrahman salam, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berdiri menyempurnakan shalat. Maka tiba-tiba kaum Muslimin terkejut, lalu banyak di antara mereka yang membaca "Subhaanallah", karena mereka telah mendahului Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam shalat. Setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam salam, beliau bersabda kepada mereka, "Benar apa yang kalian lakukan" atau "Bagus apa yang kalian lakukan."

AbuDaud:128

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Isa bin Yunus] telah menceritakan kepada saya [Ayahku] dari [Asy-Sya'bi] dia berkata; Saya pernah mendengar [Urwah bin Al-Mughirah bin Syu'bah] menyebutkan dari [Ayahnya], dia berkata; Kami pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu rombongan, dan saya yang membawa tempat air. Lalu beliau pergi untuk buang hajat. Ketika beliau datang, saya menemui beliau sambil membawakan tempat air tersebut. Saya tuangkan tempat air itu untuk beliau, lalu beliau membasuh kedua telapak tangan dan muka. Kemudian beliau hendak mengeluarkan kedua kedua lengannya sementara ketika itu beliau memakai jubah wol dari Romawi yang sempit kedua lengannva, maka beliau melepaskan kedua lengan itu. Setelah itu aku menunduk ke arah kedua khuf beliau untuk melepasnya. Maka beliau bersabda kepadaku."Biarkanlah kedua khuf itu, karena saya memasukkan kedua kakiku ke dalam kedua khuf itu dalam keadaan suci kedua-duanya, beliau hanya mengusap bagian atas kedua khuf tersebut. Ayahku berkata; Asy-Sya'bi berkata; 'Urwah bersaksi padaku atas ayahnya, dan ayahnya bersaksi atas Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, telah menceritakan kepada kami [Hubdah bin Khalid] telah menceritakan kepada kami [Hammam] dari [Qatadah] dari [Al Hasan] dari [Zurarah bin Aufa] bahwasanya [Al-Mughirah bin Syu'bah] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah terlambat…, lalu dia menyebutkan kisah ini, dia berkata; Kemudian kami mendatangi orang-orang dan ternyata Abdurrahman bin 'Auf sedang Shalat Shubuh bersama mereka. Tatkala Abdurrahman melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dia hendak mundur, namun beliau memberi isyarat kepadanya agar meneruskan shalatnya. Dia berkata; Maka saya bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shalat satu rakaat di belakang Abdurrahman, tatkala dia salam, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berdiri untuk melakukan shalat yang tertinggal, dan dia tidak menambahkannya. Abu Dawud berkata; Abu Sa'id Al-Khudri, Ibnu Az-Zubair dan Ibnu Umar mengatakan bahwa barangsiapa yang mendapati shalat sendirian (setelah bersama imam), maka dia harus melakukan sujud sahwi.

AbuDaud:130

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] dan [Ahmad bin Syu'aib Al Harrani] mereka berdua berkata; Telah menceritakan kepada kami [Waki'] telah menceritakan kepada kami [Dalham bin Shalih] dari [Hujair bin Abdullah] dari [Ibnu Buraidah] dari [Ayahnya] bahwasanya raja Najasyi pernah memberi hadiah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sepasang sepatu hitam mulus, maka beliau memakainya, kemudian beliau berwudhu dan mengusap di bagian atas keduanya. Musaddad berkata; dari Dalham bin Shalih. Abu Dawud berkata; Ini termasuk hadits yang hanya diriwayatkan oleh penduduk Bashrah.

AbuDaud:133

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Sa'id Al Hamdani] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] Saya mendengar [Mu'awiyah bin Shalih] menceritakan hadits dari [Abu Utsman] dari [Jubair bin Nufair] dari [Uqbah bin Amir] dia berkata; Kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah pelayan terhadap diri kami sendiri, yaitu kami bergantian menggembala unta kami. Ketika giliranku menggembala unta, pada waktu sore saya masukkan ke dalam kandangnya, lalu saya mendapati Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang menyampaikan khutbah kepada orang banyak. Maka saya mendengar beliau bersabda: "Tiadalah seorang di antara kalian yang berwudhu dan membaguskan wudhunya, kemudian dia berdiri mengerjakan shalat dua rakaat dan dia menghadapkan hati dan wajahnya, melainkan dia pasti masuk surga." Maka saya berkata, Bagus! Bagus! Alangkah bagusnya ungkapan ini! Lalu ada seorang laki-laki di depanku berkata, Ungkapan sebelumnya lebih bagus lagi wahai Uqbah. Maka aku memandang kepada orang tersebut, ternyata dia adalah [Umar bin Al-Khaththab] radliallahu 'anhu. Aku bertanya, Apakah ungkapan itu wahai Abu Hafsah? Dia menjawab, Sesungguhnya beliau bersabda tadi sebelum engkau datang: "Tidaklah seseorang di antara kalian berwudhu dan membaguskan wudhunya, kemudian setelah berwudhu dia mengucapkan doa: 'Asyhadu an laa ilaaha illalaahu wahdahu la syariika lahu, wa anna Muhammadan 'abduhu wa rasuluhu (Aku bersaksi, bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya dan bahwa Muhammad adalah hamba dan rasulNya) ', melainkan dibukakan baginya pintu-pintu surga yang delapan, dia boleh masuk dari pintu mana saja yang dia inginkan." [Mu'awiyah] berkata; [Rabi'ah bin Yazid] telah menceritakan kepada kami, dari [Abu Idris] dari ['Uqbah bin Amir] telah menceritakan kepada kami [Al Husain bin Isa] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yazid Al-Muqri] dari [Haiwah bin Syuraih] dari [Abu Aqil] dari [Anak pamannya] dari ['Uqbah bin Amir Al-Juhani] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dengan lafazh semisal tanpa menyebutkan perkara penggembalaan. Dan dia menyebutkan setelah sabda beliau shallallahu 'alaihi wasallam: "… dan membaguskan wudhunya, lalu mengangkat pandangannya ke langit, kemudian mengucapkan…" dan dia pun menyebutkan hadits yang semakna dengan hadits Mu'awiyah.

AbuDaud:145

Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Ma'ruf] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] dari [Jarir bin Hazim] bahwa dia mendengar [Qatadah bin Di'amah] telah menceritakan kepada kami [Anas bin Malik] bahwasanya ada seorang laki-laki yang datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, sedangkan dia telah berwudhu, namun dia meninggalkan bagian di kakinya seperti tempat kuku (yang masih basah), maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Kembali dan baguskanlah wudhumu." Abu Dawud berkata; Hadits ini tidak diketahui dari Jarir bin Hazim, dan tidak meriwayatkannya kecuali Ibnu Wahb sendirian. Hadits ini telah diriwayatkan dari [Ma'qil bin Ubaidullah Al-Jazari] dari [Abu Az-Zubair] dari [Jabir] dari [Umar] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, semisal dengannya, beliau bersabda: "Kembali dan baguskanlah wudhumu." Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammad] telah mengabarkan kepada kami [Yunus] dan [Humaid] dari [Al Hasan] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dengan makna hadits Qatadah (dari Anas).

AbuDaud:148

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dan [Muhammad bin Ahmad bin Ubay bin Khalaf] mereka berdua berkata; Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az-Zuhri] dari [Sa'id bin Al-Musayyib] dan ['Abbad bin Tamim] dari [Pamannya] dia berkata; Telah diadukan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang seseorang yang mendapatkan sesuatu dalam shalatnya sehingga membuatnya ragu, maka beliau bersabda: "Hendaklah dia jangan keluar dari shalatnya sehingga dia mendengar suara atau mendapatkan bau".

AbuDaud:150

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Waki'] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Habib] dari [Urwah] dari [Aisyah] bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah mencium salah seorang istri beliau, kemudian beliau keluar untuk shalat, sedangkan beliau tidak berwudhu lagi. Urwah berkata; Siapakah dia kalau bukan engkau? Maka dia (Aisyah) tertawa. Abu Dawud berkata; Demikianlah diriwayatkan oleh [Za`idah] dan [Abdul Hamid Al Himmani] dari [Sulaiman Al A'masy] telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Makhlad Al Thalqani] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Maghra`] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] telah mengabarkan kepada kami [Para sahabat kami] dari [Urwah Al Muzani] dari [Aisyah] dengan hadits ini. Abu Dawud berkata; Yahya bin Sa'id Al-Qaththan berkata kepada seorang laki-laki; Ceritakan kepadaku bahwa dua hadits ini -yakni hadits Al A'masy ini dari Habib dan haditsnya dengan sanad ini tentang wanita mustahadhah, bahwa ia berwudhu pada setiap kali shalat- Yahya berkata; Ceritakan kepadaku bahwa dua hadits ini tidak ada apa-apanya (dha'if). Abu Dawud berkata; Diriwayatkan oleh dari Ats-Tsauri dia berkata; Tidak menceritakan kepada kami Habib kecuali dari Urwah Al-Muzani yakni; Dia tidak menceritakan sesuatu pun kepada mereka dari Urwah bin Az-Zubair. Abu Dawud berkata; [Hamzah Az-Zayyat] telah meriwayatkan dari [Habib] dari [Urwah bin Az-Zubair] dari [Aisyah] hadits shahih.

AbuDaud:153

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Al Hasan Al-Khats'ami] telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] berkata [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepada saya [Muhammad bin Al-Munkadir] dia berkata; Saya pernah mendengar [Jabir bin Abdullah] berkata; Saya pernah mempersembahkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sepotong roti dan daging, lalu beliau memakannya. Kemudian beliau meminta air wudhu, lalu berwudhu dengan air itu. Setelah itu beliau mengerjakan shalat Dhuhur. Kemudian meminta sisa makanan beliau, lalu memakannya, kemudian berdiri mengerjakan shalat tanpa berwudhu.

AbuDaud:163

Telah menceritakan kepada kami [Abu Taubah Ar-Rabi' bin Nafi'] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Al-Mubarak] dari [Muhammad bin Ishaq] telah menceritakan kepada saya [Shadaqah bin Yasar] dari ['Aqil bin Jabir] dari [Jabir] dia berkata; Kami pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, yakni pada perang Dzat Ar-Riqa', kemudian ada seseorang (dari kaum Muslimin) yang menangkap istri seorang laki-laki kaum musyrikin. Maka dia (sang suami) bersumpah dengan berujar; "Saya tidak akan henti-hentinya membalas, sehingga aku dapat menumpahkan darah seseorang dari kalangan sahabat Muhammad." Maka dia pun pergi mengikuti jejak Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Setelah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam singgah di suatu tempat, beliau bersabda, "Siapa yang akan menjaga kita?" Maka seorang dari kaum Muhajirin dan seorang dari Anshar memenuhinya. Lalu beliau bersabda, "Berjagalah kalian berdua di mulut celah kedua bukit itu!" Jabir berkata; Tatkala kedua orang tersebut pergi ke celah bukit tersebut, laki-laki dari Muhajirin itu berbaring (tidur), sedangkan laki-laki dari Anshar berdiri (melaksanakan shalat), lalu laki-laki musyrik itu datang. Tatkala si musyrik itu melihat sosok orang Anshar tersebut, dia mengetahui bahwa orang Anshar itu adalah perintis pasukan, maka dia pun melemparkan anak panah ke arahnya dan mengenainya. Maka orang Anshar itu mencabut anak panah tersebut, sampai si musyrik memanahnya dengan tiga anak panah, lalu orang Anshar itu rukuk dan sujud. Kemudian sahabatnya (orang Muhajirin) terbangun. Tatkala si musyrik itu mengetahui bahwa para sahabat telah mengetahuinya, maka dia pun lari. Pada saat laki-laki muhajirin itu melihat tubuh laki-laki Anshar itu berlumuran darah, dia berkata; Subhaanallah (Maha suci Allah), mengapa kamu tidak membangunkanku ketika dia memanahmu pertama kali? Dia menjawab, Waktu itu saya sedang membaca suatu surah, sementara aku tidak suka memotong bacaan tersebut (hingga selesai).

AbuDaud:170

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Ziyad Al-A'lam] dari [Al-Hasan] dari [Abu Bakrah] bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk ke Masjid untuk shalat Fajar. Kemudian beliau mengisyaratkan kepada para sahabat dengan tangannya agar tetap di tempat. Lalu beliau datang, sementara kepalanya meneteskan air (bekas mandi), kemudian shalat mengimami mereka. Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abi Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] telah mengabarkan kepada kami [Hammad bin Salamah] dengan isnadnya dan semakna dengan hadits pertama, dia menyebutkan di awalnya; Lalu beliau bertakbir, dan menyebutkan di akhirnya; Tatkala selesai shalat, beliau bersabda; "Sesungguhnya saya hanyalah manusia, dan sesungguhhnya saya tadi junub." Abu Dawud berkata; Diriwayatkan oleh [Az-Zuhri] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman] dari [Abu Hurairah] dia berkata; Tatkala beliau berdiri untuk shalat, dan kami menunggu beliau bertakbir, tiba-tiba beliau pergi seraya bersabda; "Tetaplah di tempat kalian". Abu Dawud berkata; dan diriwayatkan oleh [Ayyub] dan [Ibnu Aun] dan [Hisyam] dari [Muhammad] secara mursal dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dia menyebutkan; Beliau bertakbir, kemudian tiba-tiba beliau mengisyaratkan dengan tangannya kepada jama'ah untuk duduk. Lalu beliau pergi dan mandi. Demikian juga diriwayatkan oleh [Malik] dari [Isma'il bin Abu Hakim] dari ['Atha` bin Yasar] bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertakbir di dalam suatu shalat. Abu Dawud berkata; Demikian pula telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Aban] dari [Yahya] dari [Ar-Rabi' bin Muhammad] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwasanya beliau bertakbir.

AbuDaud:202

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] telah menceritakan kepada kami ['Anbasah] telah menceritakan kepada kami [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dia berkata; [Urwah] berkata dari [Aisyah] bahwasanya Ummu Sulaim Al Anshariyah -ibu Anas bin Malik- berkata; Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah Azza wa Jalla tidak malu dari kebenaran. Apa pendapat anda apabila seorang wanita bermimpi sebagaimana pria, apakah dia juga wajib mandi atau tidak? Aisyah berkata; Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ya, hendaklah dia mandi apabila mendapatkan air (mani) ". Aisyah berkata; Maka aku berpaling kepadanya, lalu berkata, Ah, apakah wanita juga seperti itu? Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpaling kepadaku seraya bersabda: "Wahai Aisyah, Lalu dari mana kemiripan anak itu didapatkan?" Abu Dawud berkata; Demikian pula diriwayatkan oleh [Uqail] dan [Az-Zubaidi] dan [Yunus] dan [Ibnu Akhi Az-Zuhri] dari [Az-Zuhri], dan [Ibrahim bin Abu Al-Wazir] dari [Malik] dari [Az-Zuhri]. Az-Zuhri bersesuaian dengan [Musafi' Al-Hazami] dia berkata dari [Urwah] dari [Aisyah]. Adapun [Hisyam bin Urwah] maka dia berkata dari [Urwah] dari [Zainab binti Abu Salamah] dari [Ummu Salamah] bahwasanya Ummu Salamah datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

AbuDaud:205

Telah menceritakan kepada kami [Amru bin Ali Al-Bahili] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abi Adi] telah menceritakan kepada saya [Sa'id] dari [Abu Ma'syar] dari [An-Nakha'i] dari [Al-Aswad] dari [Aisyah] dia berkata; Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hendak mandi junub, beliau memulai dengan membasuh kedua telapak tangan, kemudian membasuh pangkal tangannya, membersihkan bagian sela-selanya dan menuangkan air kepadanya. Sesudah membersihkan kedua telapak tangannya, lalu beliau menggosok-gosokkanyya ke dinding. Kemudian berwudhu dan menuangkan air ke atas kepalanya.

AbuDaud:211

Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] dan [Ibnu As-Sarh] mereka berdua berkata; Telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari [Ayyub bin Musa] dari [Sa'id bin Abu Sa'id] dari [Abdullah bin Rafi', mantan sahaya Ummu Salamah] dari [Ummu Salamah] bahwasanya ada seorang wanita dari kaum Muslimin, [Zuhair] berkata; bahwasanya dia bertanya; Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya adalah seorang wanita yang mengikat sanggul rambut kepala. Apakah saya harus melepasnya ketika mandi junub? Beliau menjawab, Cukup bagimu menuangkan air tiga kali ke atasnya, kemudian menuangkannya ke seluruh tubuhmu, maka dengan demikian berarti kamu telah suci. Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Amru bin As-Sarh] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Nafi' Ash-Sha`igh] dari [Usamah] dari [Al-Maqburi] dari [Ummu Salamah] bahwasanya ada seorang wanita datang kepada Ummu Salamah dengan hadits ini. Dia berkata; Maka aku pun bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk wanita tersebut, dengan maknanya, dia menyebutkan padanya; "Dan peraslah sanggul-sanggul kamu setiap tuangan (air) ".

AbuDaud:219

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammad] telah menceritakan kepada kami [Tsabit Al-Bunani] dari [Anas bin Malik] bahwasanya orang-orang Yahudi, apabila istri-istri mereka datang haidl, maka mereka mengusirnya dari rumah. Mereka tidak makan, tidak minum, dan tidak berkumpul dengannya di rumah. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ditanya tentang hal tersebut, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala menurunkan ayat (yang artinya): "Dan mereka bertanya kepadamu tentang haidl. Katakanlah, 'Haidl itu adalah kotoran, oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidl... sampai akhir ayat'." (QS. Albaqarah 222), Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pergaulilah mereka di rumah, dan lakukanlah segala sesuatu selain bersetubuh". Lalu orang-orang Yahudi berkata; Orang ini (Muhammad) tidak meninggalkan sesuatu dari perkara kita kecuali dia menyelisihi kita dalam perkara itu. Lalu Usaid bin Hudlair dan Abbad bin Bisyr datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, keduanya berkata; Wahai Rasulullah, sesungguhnya orang-orang Yahudi berkata begini dan begini. Apakah kita tidak menggauli mereka saja dalam masa haidl? Maka raut muka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berubah, sehingga kami menyangka bahwa beliau marah kepada keduanya, lalu mereka berdua keluar. Setelah itu datang hadiah berupa susu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau memerintahkan untuk memanggil kembali keduanya, lalu keduanya diberi minum. Karena itu kami tahu bahwa beliau tidak memarahi keduanya.

AbuDaud:225

Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Khalid bin Abdullah bin Mauhib Ar-Ramli] telah menceritakan kepada kami [Al-Laits bin Sa'd] dari [Ibnu Syihab] dari [Habib, mantan sahaya Urwah] dari [Nudbah, mantan sahaya Maimunah] dari [Maimunah] bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bercumbu dengan salah satu istri beliau ketika dalam keadaan haidl, apabila dia (istri beliau) memakai kain sarung sampai bagian pertengahan paha atau lututnya, yang dia gunakan untuk penghalang.

AbuDaud:233

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Umar bin Ghanim] dari [Abdurrahman bin Ziyad] dari [Umarah bin Ghurab] dia berkata; Sesungguhnya salah [satu bibinya] telah menceritakan kepadanya bahwasanya dia pernah bertanya kepada [Aisyah]; Salah satu dari kami haidl, sedangkan dia dan suaminya tidak memiliki kecuali satu tempat tidur. Maka Aisyah berkata; Saya kabarkan kepadamu apa yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Pada suatu saat beliau masuk rumah menuju masjidnya (tempat sujud). Abu Dawud berkata; Yakni, Masjid (tempat sujud) di rumahnya. Beliau tidak meninggalkan masjidnya hingga saya tertidur. Ketika itu hawa dingin membuatnya sakit. Beliau bersabda kepadaku: "Mendekatlah kepadaku." Maka saya katakan; Sesungguhnya saya sedang haidl. Beliau bersabda: "Singkaplah dua pahamu." Maka aku pun menyingkap kedua pahaku, lalu beliau meletakkan pipi dan dadanya di atas pahaku dan aku agak membungkukkan punggungku hingga beliau merasa hangat dan tidur.

AbuDaud:236

Telah menceritakan kepada kami [Isa bin Hammad] telah mengabarkan kepada kami [Al-Laits] dari [Yazid bin Abi Habib] dari [Bukair bin Abdillah] dari [Al-Mundzir bin Abdillah] dari [Urwah bin Az-Zubair] bahwasanya [Fathimah binti Abi Hubaisy] telah menceritakan kepadanya, bahwa dia pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dia mengadukan tentang darah (penyakit). Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Itu hanyalah darah penyakit, maka tunggulah, apabila haidmu telah datang, maka jangan kerjakan shalat. Apabilah haidmu telah berlalu, maka bersucilah, kemudian kerjakanlah shalat antara kedua waktu haidmu."

AbuDaud:242

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abi Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Al-A'masy] dari [Habib bin Abi Tsabit] dari [Urwah] dari [Aisyah] dia berkata; Fathimah binti Abu Hubaisy datang menghadap Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian dia mengutarakan permasalahannya, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kemudian mandilah, lalu berwudhulah untuk setiap shalat dan kerjakanlah shalat".

AbuDaud:256

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Sinan Al-Qaththan Al-Wasithi] telah menceritakan kepada kami [Yazid] dari [Ayyub bin Abi Miskin] dari [Al-Hajjaj] dar [Ummu Kultsum] dari [Aisyah] tentang wanita yang menderita darah penyakit; Dia mandi, yakni sekali, kemudian cukup berwudhu sampai hari haidhnya datang. Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Sinan Al-Qaththan Al-Wasithi] telah menceritakan kepada kami [Yazid] dari [Ayyub, Abu Al-'Ala`] dari [Ibnu Syubrumah] dari [Istri Masruq] dari [Aisyah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dengan lafazh semisal. Abu Dawud berkata; Dan hadits Adi bin Tsabit dan Al-A'masy dari Habib dan Ayyub, Abu Al-'Ala` semuanya dha'if, tidak shahih. Dan yang menunjukkan kedha'ifan hadits Al-A'masy dari Habib, hadits ini dimauqufkan oleh Hafsh bin Ghiyats dari Al-A'masy dan Hafsh bin Ghiyats mengingkari kemarfu'an hadits Habib. Dan dimauqufkan juga oleh Asbath dari Al-A'masy, mauquf dari Aisyah. Abu Dawud berkata; Dan diriwayatkan oleh Ibnu Dawud dari Al-A'masy secara marfu' awalnya, dan dia mengingkari padanya perihal wudhu pada setiap kali shalat. Dan yang menunjukkan kedha'ifan hadits Habib ini adalah bahwasanya riwayat Az-Zuhri dari Urwah dari Aisyah, dia berkata; Dia mandi untuk setiap kali shalat, di dalam hadits mustahadlah. Dan diriwayatkan oleh [Abu Al-Yaqzhan] dari [Adi bin Tsabit] dari [Ayahnya] dari [Ali radliallahu 'anhu], dan [Ammar, mantan budak Bani Hasyim] dari [Ibnu Abbas]. Dan diriwayatkan oleh [Abdul Malik bin Maisarah] dan [Bayan] dan [Al-Mughirah] dan [Firas] dan [Mujalid] dari [Asy-Sya'bi] dari hadits [Qamir] dari [Aisyah]; Berwudhulah untuk setiap kali shalat. Dan riwayat [Dawud] dan [Ashim] dari [Asy-Sya'bi] dari [Qamir] dari [Aisyah]; Dia mandi setiap hari satu kali. Dan diriwayatkan oleh Hisyam bin Urwah dari Ayahnya; Mustahadlah (wanita yang mengeluarkan darah penyakit) berwudhu untuk setiap kali shalat. Semua hadits ini dha'if, kecuali hadits Qamir dan hadits Ammar, mantan sahaya Bani Hasyim dan hadits Hisyam bin Urwah dari Ayahnya. Dan yang ma'ruf dari Ibnu Abbas adalah mandi.

AbuDaud:257

Telah menceritakan kepada kami [Al-Qa'nabi] dari [Malik] dari [Sumayya, mantan sahaya Abu Bakar] bahwasanya Al-Qa'qa dan Zaid bin Aslam mengutusnya untuk bertanya kepada [Sa'id bin Al-Musayyib]; bagaimanakah cara mandi wanita mustahadlah? Dia menjawab; Cukup mandi sekali untuk shalat Zhuhur sampai Zhuhur esok hari dan cukup dengan berwudhu saja untuk setiap kali shalat. Apabila darahnya membuatnya kewalahan, maka hendaklah dia menutupnya dengan kain. Abu Dawud berkata; Dan telah diriwayatkan dari Ibnu Umar dan Anas bin Malik; bahwa dia mandi dari Zhuhur hingga Zhuhur berikutnya. Demikian pula diriwayatkan oleh [Dawud] dan [Ashim] dari [Asy-Sya'bi] dari [Istrinya] dari [Qamir] dari [Aisyah], hanya saja Dawud menyebutkan; setiap hari. Sedangkan di dalam hadits Ashim; Ketika Zhuhur. Ini adalah pendapat Salim bin Abdullah dan Al-Hasan dan 'Atha`. Abu Dawud berkata; Malik berkata; Saya benar-benar menyangka hadits Ibnu Al-Musayyib adalah dari keadaan suci hingga keadaan suci berikutnya. Akan tetapi masuk wahm (keraguan) padanya, sehingga orang-orang menggantinya dengan menyebutkan; dari Zhuhur hingga Zhuhur berikutnya. Dan diriwayatkan oleh Miswar bin Abdul Malik bin Sa'id bin Abdurrahman bin Yarbu', dia menyebutkan padanya; dari keadaan suci hingga keadaan suci berikutnya, namun orang-orang menggantinya dengan menyebutkan; dari Zhuhur hingga Zhuhur berikutnya.

AbuDaud:258

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Amru Ar-Razi] telah menceritakan kepada kami [Salamah bin Al-Fadll] telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ishaq] dari [Sulaiman bin Suhaim] dari [Umayyah binti Abi Ash-Shalt] dari [Seorang wanita Bani Ghifar] yang telah dia sebut namanya kepadaku, dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah memboncengkanku di kantong barang hewan tunggangannya (tanpa bersentuhan). Demi Allah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terus berjalan hingga waktu Shubuh, lalu beliau menderumkannya dan saya pun turun dari kantong barang hewan tunggangannya. Ternyata pada kantong barang tersebut ada darah yang keluar dariku. Itu adalah haidlku yang pertama. Dia berkata; Maka saya melompat ke unta itu dan saya malu. Tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihat apa yang dialamiku dan melihat darah, beliau bersabda: "Ada apa denganmu, apakah kamu haidl?" Saya menjawab; Ya. Beliau bersabda: "Bereskanlah dirimu kemudian ambillah bejana berisi air, lalu taruhlah garam padanya, kemudian cucilah kantong barang yang terkena darah, lalu kembalilah ke tempat tungganganmu". Dia berkata; Tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memenangkan perang Khaibar, beliau memberikan kepada kita sedikit harta rampasan perang. Dia berkata; dia tidak bersuci dari haidl kecuali hanya meletakkan pada air untuk bersucinya garam dan mewasiatkan untuk menjadikannya pada tempat mandinya apabila dia meninggal.

AbuDaud:269

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dari [Ubaidullah bin Abdillah bin Utbah] telah menceritakan kepadanya dari [Ammar bin Yasir] bahwasanya dia pernah menceritakan, bahwasanya mereka (para sahabat) mengusap (anggota tayamum) dengan debu tanah untuk melaksanakan shalat Shubuh, sedangkan mereka itu bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Mereka menepuk debu tanah dengan telapak tangan, kemudian mengusap muka mereka sekali, lalu mereka menepuk debu tanah dengan telapak tangan mereka sekali lagi, terus mereka usapkan pada tangan mereka semuanya sampai ke pundak dan ketiak dari bagian dalam tangan mereka. Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Dawud Al-Mahri] dan [Abdul Malik bin Syu'aib] dari [Ibnu Wahb] seperti hadits ini. Dia berkata; Kaum Muslimin menepukkan telapak tangan mereka ke tanah tanpa menggenggam tanah sedikit pun. Lalu dia menyebutkan hadits semisalnya tanpa menyebutkan perihal pundak dan ketiak. Ibnu Al-Laits berkata; Sampai di atas siku.

AbuDaud:272

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ahmad bin Abi Khalaf] dan [Muhammad bin Yahya An-Naisaburi] pada para perawi yang lain, mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] telah mengabarkan kepada kami [Ayahku] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] telah menceritakan kepadaku [Ubaidullah bin Abdullah] dari [Ibnu Abbas] dari [Ammar bin Yasir] bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah beristirahat dalam suatu perjalanan di akhir malam di Awwalatul Jaisy (nama suatu tempat dekat Madinah) dan beliau bersama Aisyah. Lalu kalung Aisyah yang terbuat dari manik Zhifar terputus (dan hilang). Karena itu, orang-orang tertahan untuk mencari kalungnya itu sampai fajar menyingsing, sedangkan mereka tidak mempunyai air. Maka Abu Bakar marah kepada Aisyah, dan berkata; Kamu telah menahan orang banyak, sementara mereka tidak mempunyai air. Maka Allah Ta'ala menurunkan (wahyu) kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang rukhshah (keringanan) bersuci dengan debu (tanah) yang baik (suci). Maka berdirilah kaum Muslimin bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian mereka menepukkan tangan ke tanah, lalu mereka angkat tanpa menggenggam debu sedikit pun, kemudian mereka usapkan ke muka dan tangan sampai ke pundak, dan dari bagian dalam tangan sampai ketiak. Ibnu Yahya menambahkan dalam hadits riwayatnya; Ibnu Syihab berkata di dalam hadits riwayatnya; Orang-orang tidak menganggap hadits ini. Abu Dawud berkata; Demikian pula diriwayatkan oleh [Ibnu Ishaq] dia berkata padanya dari [Ibnu Abbas]; Dia menyebutkan dua tepukan ke tanah sebagaimana yang disebutkan oleh Yunus. Dan diriwayatkan oleh [Ma'mar] dari [Az-Zuhri] dua tepukan ke tanah. [Malik] berkata; dari [Az-Zuhri] dari [Ubaidullah bin Abdullah] dari [Ayahnya] dari [Ammar]. Demikian pula [Abu Uwais] berkata dari [Az-Zuhri] dan [Ibnu Uyainah] ragu-ragu dalam hadits ini, suatu kali dia mengatakan dari [Ubaidullah] dari [Ayahnya] atau dari [Ubaidullah] dari [Ibnu Abbas], dan suatu kali dia mengatakan dari Ibnu Abbas. Ibnu Uyainah mudldltharib (guncang) padanya dan pada pendengarannya dari Az-Zuhri, dan tidak ada seorang pun dari para perawi di dalam hadits ini yang menyebutkan dua kali tepukan kecuali orang yang saya sebutkan.

AbuDaud:273

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir Al-'Abdi] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Salamah bin Kuhail] dari [Abu Malik] dari [Abdurrahman bin Abza] dia berkata; Saya pernah bersama Umar, lalu ada seorang laki-laki datang seraya berkata; Mungkin kita berada di tempat yang tidak ada air padanya sebulan atau dua bulan. Maka Umar berkata; Adapun saya, maka saya tidak akan shalat sampai saya menemukan air. Maka [Ammar] berkata; "Wahai Amirul Mukminin, Tidakkah Anda ingat tatkala saya dan Anda mengembala unta, kemudian kita junub. Adapun saya, maka saya berguling-guling di tanah. Lalu kita datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan saya sebutkan hal itu kepada beliau, maka beliau bersabda: "Sesunngguhnya cukup bagimu melakukan begini", kemudian beliau menepukkan kedua tangannya ke tanah, lalu meniupnya, kemudian mengusapkan keduanya pada wajah dan kedua tangannya hingga pertengahan lengan. Lalu Umar berkata; Wahai Ammar, takutlah kamu kepada Allah. Maka dia berkata; Wahai Amirul Mukminin, demi Allah, jika anda menghendaki saya tidak akan menyebutnya selamanya. Umar berkata; Tidak demi Allah, kami akan biarkan apa yang engkau katakan. Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al-'Ala`] telah menceritakan kepada kami [Hafsh] telah menceritakan kepada kami [Al-A'masy] dari [Salamah bin Kuhail] dari [Ibnu Abza] dari [Ammar bin Yasir] dalam hadits ini disebutkan beliau bersabda: "Wahai Ammar, sesungguhnya cukup bagimu begini", kemudian beliau menepukkan kedua tangannya ke tanah, lalu menepukkan salah satu tangannya pada yang lain, kemudian mengusap wajah dan kedua tangannya hingga pertengahan dua lengan dan tidak sampai siku, dengan satu kali tepukan. Abu Dawud berkata; Dan diriwayatkan oleh [Waki'] dari [Al-A'masy] dari [Salamah bin Kuhail] dari [Abdurrahman bin Abza]. Dan diriwayatkan oleh [Jarir] dari [Al-A'masy] dari [Salamah bin Kuhail] dari [Sa'id bin Abdurrahman bin Abza] yakni dari [Ayahnya]. Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] dari [Salamah] dari [Dzarr] dari [Ibnu Abdirrahman bin Abza] dari [Ayahnya] dari [Ammar] dengan kisah ini, disebutkan; Sesungguhnya cukup bagimu begini, dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menepukkan tangannya ke tanah, lalu meniupnya dan mengusapkannya pada wajah dan kedua telapak tangannya, Salamah ragu-ragu dan berkata; Saya tidak tahu apakah sampai siku ataukah sampai telapak tangan. Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Sahl Ar-Ramli] telah menceritakan kepada kami [Hajjaj Al-A'war] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dengan sanadnya dengan hadits ini, dia berkata; Kemudian beliau shallallahu 'alaihi wasallam meniupnya dan mengusapkannya pada wajah dan kedua telapak tangannya hingga siku atau lengan. syu'bah berkata; [Salamah] berkata; dia telapak tangan dan wajah dan dua lengan. Manshur pada suatu hari berkata; Lihat apa yang engkau katakan, sesungguhnya tidak ada yang menyebutkan dua lengan selainmu. Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Syu'bah] dia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Al-Hakam] dari [Dzarr] dari [Ibnu Abdirrahman bin Abza] dari [Ayahnya] dari [Ammar] di dalam hadits ini dia menyebutkan; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya cukup bagimu menepukkan kedua tanganmu ke tanah dan mengusapkan keduanya ke wajah dan dua telapak tanganmu. Lalu dia menyebutkan hadits itu. Abu Dawud berkata; Dan diriwayatkan oleh [Syu'bah] dari [Hushain] dari [Abu Malik] dia berkata; Saya pernah mendengar [Ammar] berkhutbah dengan semisal hadits ini, hanya saja dia tidak menyebutkan perihal meniup. Dan [Husain bin Muhammad] menyebutkan dari [Syu'bah] dari [Al-Hakam] di dalam hadits ini dia menyebutkan; Beliau menepukkan dengan kedua telapak tanagnnya ke tanah dan meniupnya.

AbuDaud:275

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Aban] dia berkata; [Qatadah] pernah ditanya tentang tayammum ketika safar, maka dia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Seorang ahli hadits] dari [Asy-Sya'bi] dari [Abdurrahman bin Abza] dari [Ammar bin Yasir] bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Hingga dua siku.

AbuDaud:277

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Ibrahim Al-Maushili, Abu Ali] telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Tsabit Al-'Abdi] telah mengabarkan kepada kami [Nafi'] dia berkata; Saya pergi bersama Ibnu Umar dalam suatu urusan menemui Ibnu Abbas, maka [Ibnu Umar] mengatakan maksudnya yang di antara percakapannya tatkala itu adalah bahwa ada seseorang melewati Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam pada sebuah jalan sementara beliau baru saja selesai membuang air besar atau kecil, lalu orang tersebut mengucapkan salam kepada beliau namun beliau tidak menjawab salamnya hingga orang tersebut hampir tidak nampak karena sudah jauh dari jalan, beliau menepukkan kedua tangannya ke tembok lalu beliau mangusap wajah dengan keduanya, kemudian beliau menepukkannya lagi dengan satu tepukan, lalu beliau mengusap kedua lengannya, kemudian baru beliau menjawab salam orang tersebut dan beliau bersabda: "Tidak ada yang menghalangiku untuk menjawab salammu kecuali karena saya tidak dalam keadaan suci." Abu Dawud berkata; Saya mendengar Ahmad bin Hambal berkata; Muhammad bin Tsabit meriwayatkan satu hadits munkar dalam urusan tayammum. Ibnu Dasah berkata; Abu Dawud berkata; Muhammad bin Tsabit tidak dikuatkan dalam kisah ini pada lafazh dua kali tepukan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dan mereka meriwayatkan apa yang diperbuat Ibnu Umar.

AbuDaud:279

Telah menceritakan kepada kami [Amru bin Aun] telah mengabarkan kepada kami [Khalid Al-Wasithi] dari [Khalid Al-Hadzdza`] dari [Abu Qilabah] Al-Hadits. Dan telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah mengabarkan kepada kami [Khalid bin Abdullah Al-Wasithi] dari [Khalid Al-Hadzdza`] dari [Abu Qilabah] dari [Amru bin Bujdan] dari [Abu Dzarr] dia berkata; Beberapa kambing sedekah dikumpulkan pada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau bersabda: Wahai Abu Dzarr, kirimkan dia ke perkampungan badui. Lalu saya pun mengirimkannya ke Rabadzah. Lalu saya junub, sehingga saya tinggal lima atau enam hari shalat tanpa bersuci. Lalu saya mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau memanggil: "Wahai Abu Dzarr!" Namun saya terdiam. Maka beliau bersabda: Hus, wahai Abu Dzarr!" Lalu beliau memanggil seorang budak wanita hitam, dia datang dengan membawa baskom berisi air, lalu dia menutupiku dengan kain dan saya menutup diri dengan unta, lalu saya mandi, seakan-akan aku lempar tanah gunung dariku (karena tujuh hari tak bersuci dengan air). Beliau lantas bersabda: "Tanah yang suci adalah alat wudlu seorang muslim meskipun dia tidak menemukan air hingga sepuluh tahun. Apabila kamu dapati air, maka berwudhu dan mandilah, karena itu lebih baik bagimu. Musaddad berkata; Beberapa kambing sedekah. Abu Dawud berkata; Hadits Amru lebih sempurna.

AbuDaud:281

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah mengabarkan kepada kami [Hammad] dari [Ayyub] dari [Abu Qilabah] dari [Seorang laki-laki dari Bani Amir] dia berkata; Saya telah masuk Islam, namun saya sedih karena tidak tahu syari'at agama ini, maka saya datang ke Abu Dzarr. [Abu Dzarr] berkata; Sesungguhnya saya tidak suka dengan Madinah. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkanku untuk mengembala unta dan kambing dan bersabda: "Minumlah susunya. Hammad berkata; Saya ragu tentang air kencingnya, dan ini adalah perkataan Hammad. Abu Dzarr berkata; Ketika itu saya tidak mendapatkan air dan saya sedang bersama istriku, lalu saya junub, sehingga saya shalat tanpa bersuci. Lalu saya datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tatkala pertengahan siang, dan tatkala itu beliau sedang bersama sekumpulan sahabatnya di naungan bayangan Masjid. Beliau bersabda: Apakah engkau Abu Dzarr? Saya menjawab; Ya, saya celaka wahai Rasulullah. Beliau bertanya; Apa yang membuatmu celaka? Saya menjawab; Saya tidak mempunyai air, dan saya bersama istriku, kemudian saya junub, lalu shalat tanpa bersuci. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan seseorang untuk mengambil air untukku, lalu datanglah seorang budak wanita hitam dengan membawa baskom yang bergerak karena berisi air, namun ia tidak penuh. Lalu saya menutup diri pada untaku, lalu saya pun mandi, kemudian saya datang kembali kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau bersabda: "Wahai Abu Dzarr, sesungguhnya tanah yang bersih adalah alat untuk bersuci, meskipun engkau tidak mendapati air selama sepuluh tahun. Apabila engkau mendapati air, maka kenakanlah ia pada kulitmu (mandi dan wudlulah) dengannya. Abu Dawud berkata; Diriwayatkan oleh [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] tanpa menyebutkan air kencingnya. Abu Dawud berkata; Ini tidaklah shahih, dan tidak disebutkan tentang air kencingnya kecuali hadits Anas yang Ahli Bashrah meriwayatkannya secara sendirian.

AbuDaud:282

Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Khalid Ar-Ramli] telah mengabarkan kepada kami [Al-Mufadldlal bin Fadlalah] dari ['Ayyasy bin Abbas] dari [Bukair] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dari [Hafshah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Atas setiap orang yang sudah bermimpi (baligh), maka wajib pergi melaksanakan shalat Jum'at, dan atas yang berangkat shalat Jum'at wajib mandi." Abu Dawud berkata; Apabila seseorang setelah terbit matahari, cukup baginya sebagai mandi untuk shalat jum'at, walaupun dia mandi junub.

AbuDaud:289

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Hamamd bin Zaid] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Amrah] dari [Aisyah] dia berkata; Orang-orang biasanya disibukkan oleh pekerjaan masing-masing. Lalu mereka berangkat ke masjid begitu saja, sesuai keadaan masing-masing. Maka dikatakan kepada mereka; Alangkah baiknya seandainya kalian mandi lebih dahuhu.

AbuDaud:298

Telah menceritakan kepada kami [Makhlad bin Khalid] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] dia berkata; Telah [dikabarkan kepadaku] dari ['Utsaim bin Kulaib] dari [Ayahnya] dari [kakeknya] bahwasanya dia pernah datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata; Saya masuk Islam. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Buanglah rambut kafirmu". Maksudnya beliau bersabda: "Cukurlah". Dan perawi lain telah mengabarkan kepadaku bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada orang lain yang bersamanya: "Cukurlah rambut kafirmu dan berkhitanlah".

AbuDaud:302

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Waki' bin Al Jarrah] telah menceritakan kepada kami [Thalhah bin Yahya] dari [Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah] dari [Aisyah] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat malam, sementara saya berada di samping beliau, padahal saya sedang haidl, dan saya memakai selendangku, di mana sebagian kain itu mengenai beliau.

AbuDaud:315

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah bin Mas'ud] dari [Ummu Qais binti Mihshan] bahwasanya dia pernah membawa anaknya yang masih kecil yang belum makan (selain ASI) kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendudukkannya di pangkuan beliau, tiba-tiba anak kecil itu kencing di pakaian beliau. Maka beliau meminta air, lalu memercikkannya dan tidak mencucinya.

AbuDaud:319

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad An Nufaili] dan [Ahmad bin Yunus] mereka berdua berkata; Telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Isa] dari [Abdullah bin Yazid] dari [Seorang perempuan dari Bani Abdil Asyhal] dia berkata; Saya pernah bertanya; Wahai Rasulullah! Sesungguhnya jalan kami menuju ke masjid kotor, maka bagaimanakah yang kami lakukan apabila turun hujan? Beliau bersabda: "Bukankah sesudah jalan (yang kotor itu) adalah jalan yang lebih bagus (suci)?" Saya menjawab; Ya. Beliau bersabda: "Maka jalan kotor tadi disucikan oleh tanah jalanan yang suci."

AbuDaud:327

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari pamannya yaitu [Abu Suhail bin Malik] dari [Bapaknya] bahwa dia mendengar [Thalhah bin Ubaidullah] berkata; seseorang yang rambutnya acak-acakan -dari penduduk Najed - datang kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam. Kami mendengar logat suaranya, tetapi kami tidak paham dengan perkataannya hingga dia mendekat dan ternyata dia bertanya tentang Islam. Maka Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam berkata kepadanya: "Shalat lima kali sehari semalam." Dia bertanya lagi; apakah ada kewajiban bagiku selainnya? Rasulullah menjawab: 'Tidak ada kecuali kamu mau melakukan sunnah-sunnahnya. ' Rasulullah menambahkan puasa bulan Ramadhan, Dia bertanya lagi; 'apakah ada kewajiban lain bagiku? Rasulullah menjawab: "Tidak ada kecuali kamu mau melakukannya secara suka rela (puasa sunah). Selanjutnya Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam menyebutkan tentang zakat. Dia bertanya lagi; apakah ada kewajiban yang lain bagiku? Rasul Shallallahu'alaihi wasallam menjawab: 'Tidak, kecuali kamu mau melakukannya secara suka rela. ' kemudian dia mundur ke belakang sambil berkata; 'Demi Allah aku tidak akan menambah atau mengurangi hal tersebut. Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Dia beruntung jika dia jujur." Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Daud] Telah menceritakan kepada kami [Ismail bin Ja'far Al Madani] dari [Abu Suhail, Nafi'] dari [Malik bin Abu 'Amir] dengan sanadnya mengenai Hadits ini. Beliau bersabda: 'Sungguh ia dan bapaknya beruntung akan masuk surga jika ia jujur. '

AbuDaud:331

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Sufyan] telah menceritakan kepadaku [Abdurrahman bin Fulan bin Abu Rabi'ah] dari [Hakim bin Hakim] dari [Nafi' bin Jubair bin Muth'im] dari [Ibnu Abbas] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jibril Alaihis salam telah mengimamiku di sisi Baitullah dua kali. Dia shalat Zhuhur bersamaku tatkala matahari tergelincir (condong) ke barat sepanjang tali sandal, kemudian shalat Ashar denganku tatkala panjang bayangan suatu benda sama dengannya, lalu shalat Maghrib bersamaku tatkala orang yang berpuasa berbuka, kemudian shalat Isya bersamaku tatkala awan merah telah hilang, dan shalat Shubuh bersamaku tatkala orang yang berpuasa dilarang makan dan minum. Besok harinya, dia shalat Zhuhur bersamaku tatkala bayangan suatu benda sama dengannya, lalu shalat Ashar bersamaku tatkala bayangan suatu benda sepanjang dua kali benda itu, kemudian shalat Maghrib bersamaku tatkala orang yang berpuasa berbuka, lalu shalat Isya bersamaku hingga sepertiga malam, dan shalat Shubuh bersamaku tatkala waktu pagi mulai bercahaya. Kemudian Jibril menoleh kapadaku seraya berkata; 'Wahai Muhammad, inilah waktu shalat para nabi sebelum kamu, dan jarak waktu untuk shalat adalah antara dua waktu ini'."

AbuDaud:332

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salamah Al Muradi] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] dari [Usamah bin Zaid Al Laitsi] dari [Ibnu Syihab] dia telah mengabarkan kepadanya bahwa Umar bin Abdul Aziz pernah duduk berkhutbah di atas mimbar hingga mengakhirkan sedikit waktu Ashar. Maka Urwah bin Az Zubair berkata kepadanya; Ketahuilah, sesungguhnya Jibril Alaihis Salam telah mengabarkan kepada Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam tentang waktu shalat. Maka Umar berkata kepadanya; Ketahuilah apa yang kamu katakan. [Urwah] mengatakan; Saya mendengar [Basyir bin Abu Mas'ud] berkata; Saya telah mendengar [Abu Mas'ud Al Anshari] berkata; Saya telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jibril Alaihis Salam turun lalu mengabarkan kepadaku tentang waktu shalat. Saya shalat bersamanya, kemudian shalat bersamanya, kemudian shalat bersamanya, kemudian shalat bersamanya, kemudian shalat bersamanya", beliau menghitung sampai lima kali shalat dengan jari-jarinya, lalu saya melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat Zhuhur tatkala matahari tergelincir, dan terkadang mengakhirkannya hingga panas semakin menjadi, dan saya melihat beliau shalat Ashar sedangkan matahari tinggi berwarna putih sebelum warna kuning memasukinya, seseorang pergi dari shalat kemudian ke Dzul Hulaifah sebelum matahari tenggelam. Kemudian beliau shalat Maghrib ketika matahari tenggelam, dan shalat Isya tatkala ufuk berwarna hitam, dan terkadang mengakhirkannya hingga orang-orang berkumpul. Dan beliau shalat Shubuh terkadang tatkala ghalas (kegelapan akhir malam telah bercampur dengan cahaya pagi) dan pada kesempatan yang lain tatkala cahaya telah terang. Setelah itu shalatnya adalah pada saat ghalas hingga beliau wafat dan tidak pernah mengulangi shalat Shubuh hingga cahaya telah terang. Abu Dawud berkata; Telah meriwayatkan hadits ini dari [Az Zuhri], [Ma'mar] dan [Malik] dan [Ibnu Uyainah] dan [Syu'aib bin Abu Hamzah] dan [Al Laits bin bin Sa'd] dan selain mereka, tidak menyebutkan waktu yang beliau shalat padanya dan tidak menafsirkannya. Demikian pula diriwayatkan oleh [Hisyam bin Urwah] dan [Habib bin Abu Marzuq] dari [Urwah] semisal riwayat Ma'mar dan para sahabatnya, hanya saja Habib tidak menyebutkan Basyir. Dan [Wahb bin Kaisan] meriwayatkan dari [Jabir] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang waktu Maghrib, dia mengatakan; kemudian Jibril mendatangi Rasulullah untuk shalat Maghrib, yakni tatkala esok harinya dengan waktu yang sama. Demikian pula diriwayatkan dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Kemudian Jibril shalat bersamaku, yakni pada esok harinya dengan waktu yang sama". Demikian pula diriwayatkan dari [Abdullah bin Amru bin Al Ash] dari hadits [Hassan bin 'Athiyyah] dari [Amru bin Syu'aib] dari [Ayahnya] dari [Kakeknya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

AbuDaud:333

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Dawud] telah menceritakan kepada kami [Badr bin Utsman] telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Musa] dari [Abu Musa] bahwasanya ada seorang penanya bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam (tentang waktu shalat), namun beliau tidak menjawab sesuatu pun padanya hingga beliau memerintahkan Bilal untuk mengumandangkan iqamat shalat Fajar tatkala fajar telah merekah. Beliau shalat tatkala seseorang tidak mengetahui (melihat) wajah saudaranya, atau seseorang tidak tahu siapa yang ada di sampingnya. Kemudian beliau memerintahkan Bilal untuk mengumandangkan iqamat shalat Zhuhur tatkala matahari tergelincir, hingga orang mengatakan; apakah telah sampai pertengahan siang, dan dia lebih tahu. Kemudian beliau memerintahkan Bilal untuk mengumandangkan iqamat shalat Ashar sedangkan matahari berwarna putih meninggi. Lalu memerintahkan Bilal untuk mengumandangkan iqamat shalat Maghrib tatkala matahari tenggelam. Dan beliau memerintahkan Bilal untuk mengumandangkan iqamat shalat Isya tatkala sinar merah matahari telah hilang. Tatkala keesokan harinya, beliau shalat Shubuh dan setelah selesai beliau beranjak, lalu kami katakan; Apakah matahari telah terbit? Lalu beliau mendirikan shalat Zhuhur pada waktu Ashar ketika hari sebelumnya, dan shalat Ashar tatkala matahari telah menguning atau dia mengatakan telah sore. Dan shalat Maghrib sebelum tenggelamnya sinar benang merah, serta shalat 'Isya hingga sepertiga malam. Kemudian beliau bertanya: "Di mana orang yang bertanya tentang waktu shalat? Waktu tersebut adalah di antara kedua waktu ini." Abu Dawud berkata; [Sulaiman bin Musa] meriwayatkan dari ['Atha`] dari [Jabir] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam shalat Maghrib seperti lafazh di atas, dia berkata; kemudian shalat Isya, sebagian mereka mengatakan hingga sepertiga malam, sedangkan yang lainnya mengatakan hingga pertengahan malam. Demikian pula diriwayatkan oleh [Ibnu Buraidah] dari [Ayahnya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

AbuDaud:334

Telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Mu'adz] telah menceritakan kepada kami [Ayahku] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] dia mendengar [Abu Ayyub] dari [Abdullah bin Amru] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwasanya beliau bersabda: "Waktu Zhuhur adalah selama belum datang waktu Ashar, waktu Ashar selama matahari belum menguning, waktu Maghrib selama sinar merah belum tenggelam, waktu Isya hingga pertengahan malam, dan waktu shalat Shubuh selama matahari belum terbit."

AbuDaud:335

Telah menceritakan kepada kami [Hafzh bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Al Minhal] dari [Abu Barzah] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengerjakan shalat Zhuhur apabila matahari tergelincir, dan shalat Ashar sementara salah seorang dari kami pergi ke tempat di Madinah paling jauh dan kembali sedangkan matahari masih bercahaya jernih, dan saya lupa waktu beliau shalat Maghrib. Beliau tidak mempedulikan untuk mengakhirkan shalat Isya hingga sepertiga malam. Dia berkata; kemudian Abu Minhal berkata; hingga pertengahan malam. perawi berkata; Dan beliau tidak suka tidur sebelumnya dan berbincang-bincang setelahnya, dan beliau shalat Shubuh sementara salah seorang dari kami tidak tahu siapa yang duduk bersamanya yang pada awalnya dia mengetahuinya, dan beliau membaca enam puluh hingga seratus ayat.

AbuDaud:337

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abidah bin Humaid] dari [Abu Malik Al Asyja'i, Sa'd bin Thariq] dari [Katsir bin Mudrik] dari [Al Aswad] bahwasanya [Abdullah bin Mas'ud] berkata; bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat Zhuhur pada musim dingin disaat sekitar panjang bayangan tiga kaki hingga lima kaki, dan apabila musim panas sekitar lima kaki hingga tujuh kaki.

AbuDaud:339

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu Syihab] dari [Anas bin Malik] dia memberitahukannya bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam pernah melaksanakan shalat Ashar ketika matahari masih cerah dan tinggi serta belum berubah dari kecerahannya, setelah itu seseorang dapat pergi ke Awali dan balik lagi sementara matahari tetap masih di atas. Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Ali telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Az Zuhri dia berkata; Awali jaraknya dari Madinah sekitar dua sampai tiga mil, -dia berkata- aku mengira dia juga mengatakan; Bahkan hingga empat mil. Telah menceritakan kepada kami Yusuf bin Musa telah menceritakan kepada kami Jarir, dari Manshur, dari Khaitsamah dia berkata; hayyaatuhaa maksudnya adalah masih dapat dirasakan panasnya.

AbuDaud:343

Telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ishaq] telah menceritakan kepadaku [Yazid bin Abu Habib] dari [Martsad bin Abdullah] dia berkata; Tatkala [Abu Ayyub] mendatangi kami sebagai tentara perang, dan pada saat itu Uqbah bin Amir menjadi gubernur Mesir. Dia mengakhirkan shalat Maghrib. Maka Abu Ayyub mendatanginya dan berkata; Shalat apa ini wahai Uqbah? Dia menjawab; Kami disibukkan. Lantas Abu Ayyub berkata; Tidakkah engkau pernah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Umatku akan senantiasa dalam kebaikan atau di atas fithrah selama mereka tidak mengakhirkan shalat Maghrib hingga semua bintang-bintang nampak.

AbuDaud:354

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Al Mufadldlal] telah menceritakan kepada kami [Dawud bin Abu Hind] dari [Abu An Nadlrah] dari [Abu Said Al Khudlri] dia berkata; Kami melaksanakan shalat 'atamah (mengakhirkan shalat isya) bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam hingga setengah malam sudah berlalu, lalu beliau bersabda: "Carilah tempat duduk kalian masing-masing!" Maka masing-masing kami mengambil posisi duduk. Lalu beliau bersabda lagi: "Sesungguhnya orang-orang lain telah melaksanakan shalat dan beranjak tidur, sementara kalian masih saja dalam (mendapatkan pahala) shalat selagi kalian menunggu pelaksanaannya, kalau bukanlah karena orang yang lemah atau orang yang sakit pasti aku akan mengakhirkan shalat isya ini hingga pertengahan malam."

AbuDaud:358

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Ibrahim, Duhaim Ad Dimasyqi] telah menceritakan kepada kami [Al Walid] telah menceritakan kepada kami [Al Auza'i] telah menceritakan kepadaku [Hassan bin 'Athiyyah] dari [Abdurrahman bin Sabith] dari [Amru bin Maimun Al Audi] dia berkata; Mu'adz bin Jabal mendatangi kami sebagai utusan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Dia berkata; Saya mendengar takbirnya ketika shalat fajar, dia adalah orang yang bersuara lantang. Lalu saya pun suka padanya, maka saya tidak meninggalkannya (selalu melaziminya) hingga saya menguburkannya di Syam ketika dia meninggal dunia. Kemudian saya mencari orang yang paling fakih setelahnya, maka saya mendatangi [Ibnu Mas'ud], dan saya pun melaziminya hingga dia meninggal dunia. Dia pernah berkata kepadaku; Rasulullah Shallallahu alaihi wasallah pernah bersabda kepadaku: "Apa yang akan kalian lakukan apabila pemimpin kalian nanti melaksanakan shalat bukan pada waktunya?" Saya berkata; Apa yang engkau perintahkan kepadaku apabila aku mendapatinya wahai Rasulullah? Beliau menjawab: "Shalatlah pada waktunya, dan jadikanlah shalat kamu bersama mereka sebagai nafilah."

AbuDaud:368

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dari [Ibnu Al Musayyib] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam pulang dari perang khaibar, beliau terus berjalan pada malam hari, hingga tatkala kami diserang rasa kantuk, beliau kemudian berhenti untuk istirahat. Beliau bersabda kepada Bilal: "Berjaga-jagalah kamu untuk kami malam ini!" Namun ternyata rasa kantuk mengalahkan Bilal sehingga dia tertidur sementara dia bersandar pada kendaraannya. Nabi Shallallahu alaihi wasallam tidak terbangun dari tidurnya, tidak juga Bilal, dan tidak juga seorang pun dari sahabat beliau, sehingga sinar matahari menyengat mereka, dan yang pertama kali bangun adalah Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, maka Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam sangat kaget lalu bersabda: "Wahai Bilal!" Bilal menjawab; Rasa kantuk mengalahkanku sebagaimana ia mengalahkanmu wahai Rasusullah! Maka mereka mengarahkan kendaraan mereka bergeser dari tempat mereka tidur, kemudian Nabi Shallallahu alaihi wasallam berwudhu lalu beliau memerintahkan Bilal untuk mengumandangkan Iqamat kemudian beliau shalat Shubuh berjamaah bersama mereka. Setelah selesai melaksanakan shalat, beliau bersabda: "Barangsiapa yang lupa mengerjakan shalat, maka hendaklah dia melaksanakannya pada waktu dia ingat, karena Allah Ta'ala berfirman: ' Dan dirikanlah shalat untuk mengingatKu'." Yunus berkata; Begitulah Ibnu Syihab membacanya. Ahmad berkata; [Anbasah] yakni dari [Yunus] di dalam hadits ini membaca; 'lidzikri'. Ahmad berkata; 'alkara' artinya kantuk. Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Aban] telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Az-Zuhri] dari [Sa'id bin Al Musayyib] dari [Abu Hurairah] dalam hadits ini Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Pindahlah kalian dari tempat di mana kalian lalai dalam melaksanakan shalat ke tempat yang lain! Dan beliau memerintahkan Bilal, maka dia adzan lalu iqamat setelah itu shalat. Abu Dawud berkata; Diriwayatkan oleh [Malik], [Sufyan bin Uyainah], [Al Auzai'i] dan [Abdurrazzaq] dari [Ma'mar] dan [Ibnu Ishaq], dan mereka semuanya tidak menyebutkan adanya adzan dalam hadits Az Zuhri, dan tidak seorang pun dari mereka berisnad kecuali [Al Auza'iy] dan [Aban Al 'Aththar] dari [Ma'mar].

AbuDaud:371

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] dari [Abu At Tayyah] dari [Anas bin Malik] dia berkata; Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang ke Madinah, beliau singgah di dataran tinggi Madinah di suatu perkampungan yang penduduknya bernama Bani Amru bin Auf. Beliau tinggal dengan mereka selama empat belas malam. Kemudian mengirimkan surat kepada Bani Najjar agar datang kepada beliau, lalu mereka pun datang dalam keadaan memikul pedang-pedang mereka. Anas berkata; Saya melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di atas untanya dan Abu Bakar dibelakangnya, sedangkan pembesar-pembesar Bani Najjar di sekitar beliau, hingga singgah di halaman rumah Abu Ayyub, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat tatkala datang waktu shalat, beliau shalat di tempat peristirahatan kambing. Lalu beliau memerintahkan para sahabat untuk membangun Masjid. Beliau mengirim utusan kepada Bani Najjar dengan mengatakan: "Wahai Bani Najjar, juallah kebun kalian?" Mereka menjawab; Kami tidak akan meminta harganya kecuali kepada Allah Azza wa jalla. Anas berkata; Di dalam kebun itu ada sesuatu yang telah saya katakan kepada kalian, di dalamnya terdapat kuburan orang-orang musyrik, reruntuhan-reruntuhan bangunan, dan pohon kurma. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan agar kuburan orang-orang musyrik dibongkar, reruntuhan-reruntuhan bangunan diratakan, dan pohon kurma ditebang. Lalu mereka menjadikan pohon kurma di arah kiblat dan menjadikan temboknya dengan bebatuan. Mereka memindahkan batu-batu besar sembari menyenandungkan syair, sedangkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersama mereka, beliau bersabda: "Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali kebaikan akhirat, maka menangkanlah kaum Anshar dan Muhajirin." Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Abu At Tayyah] dari [Anas bin Malik] dia berkata; Tempat Masjid ketika itu adalah sebuah kebun milik Bani Najjar, yang di dalamnya terdapat tanah pertanian, pohon kurma, dan kuburan orang-orang musyrik. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Juallah kebun ini." Maka mereka menjawab; Kami tidak mengharapkan harganya. Lalu pohon kurma ditebang, tanah pertanian diratakan, dan kuburan orang-orang musyrik dibongkar. Dia menyebutkan haditsnya serta menyebutkan kata "Ampunilah" sebagai ganti kata; "menangkanlah". [Musa] berkata; Dan telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] dengan lafazh semisalnya, dan Abdul Warits menyebutkan reruntuhan-reruntuhan bangunan. Dan dia mengklaim telah menceritakan hadits ini kepada Hammad.

AbuDaud:383

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Dawud bin Sufyan] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Hassan] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Musa] telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin Sa'd bin Samurah] telah menceritakan kepadaku [Khubaib bin Sulaiman] dari [Ayahnya, Sulaiman bin Samurah] dari [Ayahnya, Samurah] bahwasanya dia pernah menulis surat kepada anaknya (yang berisi); Amma ba'du, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyuruh kami untuk mendirikan masjid-masjid di rumah-rumah kami, memperbaiki bangunannya dan membersihkannya.

AbuDaud:385

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ishaq Abu Bakar Ash Shaghani] telah menceritakan kepada kami [Abu Badr Syuja' bin Al Walid] telah menceritakan kepada kami [Syarik] telah menceritakan kepada kami [Abu Hushain] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah]. Abu Badr berkata; Saya mengira dia memarfu'kan hadits ini kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya kerikil-kerikil itu akan meminta (dengan Nama Allah) kepada orang yang mengeluarkannya dari Masjid (agar tidak dikeluarkan)."

AbuDaud:389

Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Salah seorang dari kalian akan senantiasa dihitung dalam keadaan shalat selama shalat menahannya (tetap berada di tempat shalatnya), tidak ada yang menahannya untuk pulang ke keluarganya kecuali shalat."

AbuDaud:397

Telah menceritakan kepada kami [Hannad bin As-Sariy] dari [Abu Al-Ahwash] dari [Manshur] dari [Rib'i] dari [Thariq bin Abdillah Al-Muharibi] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila seorang laki-laki shalat atau apabila salah seorang dari kalian shalat, maka janganlah dia meludah ke depannya atau ke kanannya, akan tetapi meludahlah ke sebelah kirinya jika di situ kosong (tidak ada orang lain), atau ke bawah kaki kirinya kemudian gosoklah ia."

AbuDaud:404

Telah menceritakan kepada kami [Isa bin Hammad] telah menceritakan kepada kami [Al-Laits] dari [Sa'id Al-Maqburi] dari [Syarik bin Abdullah bin Abi Namr] bahwasanya dia telah mendengar [Anas bin Malik] berkata; Ada seorang laki-laki (musyrik) menunggang onta masuk ke Masjid, kemudian dia menderumkan untanya dan mengikatnya, lalu berkata; Siapakah di antara kalian yang bernama Muhammad? Sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang bersandar di antara para sahabat. Maka kami katakana; Ini, orang putih yang sedang bersandar. Lalu laki-laki tersebut berkata kepada beliau; Wahai Ibnu Abdil Muththalib! Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyahut kepadanya: "Ya, saya mendengarmu." Laki-laki itu lantas berkata kepada beliau; Sesungguhnya saya bertanya kepadamu, lalu dia pun menyebutkan hadits itu. Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Amru] telah menceritakan kepada kami [Salamah] telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Ishaq] telah menceritakan kepadaku [Salamah bin Kuhail] dan [Muhammad bin Al-Walid bin Nuwaifi'] dari [Kuraib] dari [Ibnu Abbas] dia berkata; Bani Sa'd bin Bakr mengutus Dlimam bin Tsa'labah untuk menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu dia menemui beliau dan menderumkan untanya di depan pintu Masjid dan mengikatnya, kemudian dia masuk. Lalu perawi menyebutkan lafazh semisal dengan di atas. Perawi berkata; Laki-laki itu bertanya; Siapakah di antara kalian yang bernama Ibnu Abdil Muththalib? Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyahut: "Sayalah Ibnu Abdil Muththalib." Laki-laki itu berkata; Wahai Ibnu Abdil Muththalib. Kemudian dia menyebutkan hadits itu.

AbuDaud:411

Telah menceritakan kepada kami [Mu`ammal bin Hisyam Al-Yasykuri] telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dari [Sawwar Abu Hamzah] berkata Abu Dawud; Dia adalah Sawwar bin Dawud Abu Hamzah Al-Muzani Ash-Shairafi dari [Amru bin Syu'aib] dari [Ayahnya] dari [Kakeknya] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Perintahkanlah anak-anak kalian untuk melaksanakan shalat apabila sudah mencapai umur tujuh tahun, dan apabila sudah mencapai umur sepuluh tahun maka pukullah dia apabila tidak melaksanakannya, dan pisahkanlah mereka dalam tempat tidurnya." Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Waki'] telah menceritakan kepadaku [Dawud bin Sawwar Al-Muzani] dengan isnadnya dan maknanya dan dia menambahkan; (sabda beliau): "Dan apabila salah seorang di antara kalian menikahkan sahaya perempuannya dengan sahaya laki-lakinya atau pembantunya, maka janganlah dia melihat apa yang berada di bawah pusar dan di atas paha." Abu Dawud berkata; Waki' wahm dalam hal nama Sawwar bin Dawud. Dan hadits ini telah diriwayatkan oleh [Abu Dawud Ath-Thayalisi], dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Abu Hamzah Sawwar Ash-Shairafi].

AbuDaud:418

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al-Mutsanna] dari [Abu Dawud] Al-Hadits. Dan telah menceritakan kepada kami [Nashr bin Al-Muhajir] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] dari [Al-Mas'udi] dari [Amru bin Murrah] dari [Ibnu Abi Laila] dari [Mu'adz bin Jabbal] dia berkata; Pelaksanaan shalat telah mengalami perubahan tiga kali, dan demikian pula pelaksanaan puasa, kemudian Nashr melanjutkan Hadits ini secara panjang lebar. Sedangkan Ibnu Al-Mutsanna hanya menyebutkan kisah shalat mereka yang menghadap Baitul Maqdis. Dia berkata; Cara pelaksanaan shalat yang ketiga; Bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika datang ke Madinah, beliau mengerjakan shalat menghadap ke Baitul Maqdis selama tiga belas bulan, lalu Allah Ta'ala menurunkan ayat ini (yang artinya), "Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya." (Al-Baqarah: 144). Maka Allah Ta'ala memalingkan beliau shallallahu 'alaihi wasallam ke Ka'bah. Sampai di sini hadits riwayat Ibnu Al-Mutsanna. Nashr menyebutkan nama orang yang bermimpi, dia berkata; Maka datang Abdullah bin Zaid, seorang laki laki dari golongan Anshar, dalam haditsnya itu dia berkata; Maka laki laki itu menghadap kiblat seraya mengucapkan; Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Asyhadu an laa ilaaha illallah, Asyhadu an laa ilaaha illallaah, Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullah, Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullah, Hayya 'alas shalaah hayya 'alash shalaah, hayya 'alal falaah hayya 'alal falaah, Allaahu akbar, Allaahu akbar, Laa ilaaha illallaah. Setelah itu dia berhenti sebentar, lalu berdiri mengucapkan kalimat seperti sebelumnya, hanya saja dia menambahkan setelah mengucapkan; Hayya 'alal falaah, dengan ucapan; Qad Qamatis shalaah, qad qamatis shalaah. Mu'adz bin Jabal berkata; Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ajarkanlah (kalimat adzan itu) kepada Bilal". Maka Bilal pun mengumandangkan adzan dengan kalimat kalimat itu. Kemudian Nasr bin Muhajir menyebutkan tentang perubahan-perubahan perintah puasa. Muadz bin Jabal berkata; Bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam biasa mengerjakan puasa tiga hari setiap bulan, dan pada hari Asyura', kemudian Allah Ta'ala menurunkan ayat (yang artinya): "Telah diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan atas orang orang sebelum kamu..., sampai dengan FirmanNya: (yaitu) memberi makan seorang miskin." (Al-Baqarah: 183 184). Karena itu siapa yang hendak berpuasa, silahkan berpuasa, dan siapa yang tidak mau berpuasa dan mau memberi makan seorang miskin setiap harinya, maka telah memadai baginya. Dan inilah salah satu keadaan puasa. Lalu Allah Ta'ala menurunkan ayat (yang artinya): "Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran..., sampai FirmanNya: pada hari hari yang lain." (Al-Baqarah: 185). Maka berlakulah ketetapan hukum puasa itu wajib atas orang yang mendapatkan bulan Ramadhan, sedangkan orang yang sedang musafir, wajib mengqadla'nya. Dan ditetapkan pula hukum kewajiban memberi makan orang miskin bagi orang tua berusia lanjut dan orang yang lemah, yang tidak mampu lagi berpuasa. Dan datang pula Shirmah, sedangkan dia telah bekerja sehari penuh. Selanjutnya dia (Nashr) menyebutkan Hadits itu.

AbuDaud:427

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] saya telah mendengar [Abu Ja'far] telah menceritakan dari [Muslim, Abu Al-Mutsanna] dari [Ibnu Umar] dia berkata; Bahwasanya adzan pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah dua kali, dua kali (genap), dan iqamat satu kali, satu kali (ganjil), hanya saja dia (muadzin) itu mengucapkan (pada saat iqamat); Qad qamatis shalaah qad qaamatis shalaah. Apabila kami mendengarkan iqamah, maka kami berwudhu kemudian melakukan shalat. Syu'bah berkata; Saya tidak mendengar hadits dari Ja'far kecuali hadits ini. Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya bin Faris] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Amir Al-'Aqadi, Abdul Malik bin Amru] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Ja'far, muadzdzin Masjid Al-Uryan] dia berkata; Saya telah mendengar [Abu Al-Mutsanna, muadzdzin Masjid Al-Akbar] berkata; Saya telah mendengar [Ibnu Umar], kemudian dia menyebutkan hadits ini.

AbuDaud:429

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Umar bin Ghanim] dari [Abdurrahman bin Ziyad Al-Afriqi] bahwasanya dia telah mendengar [Ziyad bin Nu'aim Al-Hadlrami] bahwasanya dia telah mendengar [Ziyad bin Al-Harits Ash-Shuda`iy] dia berkata; Tatkala pertama kali dikumandangkan adzan Shubuh, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyuruhku untuk adzan, maka saya pun mengumandangkannya. Kemudian saya berkata; Apakah saya kumandangkan iqamat sekarang wahai Rasulullah? Maka beliau melihat ke ujung timur ke arah terbitnya fajar, lalu beliau berkata: "Belum." Hingga tatkala fajar telah terbit, beliau turun dan berwudhu kemudian mendekatiku, dan para sahabat juga berwudhu. Lalu Bilal hendak mengumandangkan iqamat, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Saudara kita dari Shuda` telah adzan, dan barangsiapa yang adzan maka dialah yang iqamat. Dia berkata; Maka saya pun mengumandangkan iqamat.

AbuDaud:431

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Muhammad bin Ayyub] telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'd] dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Muhammad bin Ja'far bin Az-Zubair] dari [Urwah bin Az-Zubair] dari [seorang wanita dari Bani Najjar] dia berkata; Rumahku adalah rumah yang paling tinggi di antara rumah-rumah yang lain di sekitar Masjid, dan Bilal mengumandangkan adzan subuh di atasnya, dia datang pada waktu sahur lalu duduk di atas rumah untuk melihat fajar, apabila dia telah melihatnya, dia menggeliat kemudian berkata; Ya Allah, sesungguhnya saya memujiMu dan memohon pertolongan kepadaMu untuk kaum Quraisy, agar mereka menegakkan agamaMu. Wanita tersebut berkata; Kemudian Bilal mengumandangkan adzan. Katanya; Demi Allah, saya tidak melihat Bilal meninggalkannya satu malam pun, yakni kalimat-kalimat adzan ini.

AbuDaud:435

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Qais bin Ar-Rabi'] Al-Hadits. Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sulaiman Al-Anbari] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Sufyan] semuanya dari ['Aun bin Abi Juhaifah] dari [Ayahnya] dia berkata; Saya pernah mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di Mekkah, dan beliau sedang berada dalam suatu Qubah berwarna merah dari kulit, lalu Bilal keluar, lalu adzan, sedang aku memperhatikan mulutnya yang mengarah ke kanan dan ke kiri. Abu Juhaifah berkata; Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar dengan memakai pakaian merah, yaitu kain bergaris Yaman jenis buatan Qitr (kain ini biasanya diselimutkan untuk badan). Musa berkata; Saya pernah melihat Bilal keluar ke Abthah, lalu mengumandangkan adzan. Tatkala dia sampai pada kalimat hayya 'alash shalah, hayya 'alal falah, dia membelokkan lehernya ke kanan dan ke kiri, dan dia tidak memutar, kemudian dia masuk ke rumahnya dan keluar dengan tongkat. Lalu Musa menyebutkan hadits lengkapnya.

AbuDaud:436

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Ali bin Suwaid bin Manjuf As-Sadusi] telah menceritakan kepada kami ['Aun bin Kahmas] dari [Ayahnya, Kahmas] dia berkata; Kami telah berdiri untuk melaksanakan shalat pada waktu di Mina sementara imam belum keluar, maka sebagian dari kami duduk lagi, lalu [seorang syaikh] dari kufah berkata kepadaku; Apa yang membuatmu duduk? Saya menjawab; Ibnu Buraidah. Dia berkata; ini adalah suatu kelalaian (kebingungan), lalu dia berkata; Telah berkata kepadaku [Abdurrahman bin Ausajah] dari [Al-Bara` bin Azib] dia berkata; Kami pernah berdiri lama sekali pada shaf shalat pada masa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam (dalam rangka menunggu beliau) sebelum shalat dilaksanakan, dan beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah dan para Malaikatnya bershalawat bagi orang-orang yang berada pada shaf shaf pertama, dan tidak ada suatu langkah yang lebih Allah sukai daripada langkah seseorang untuk menuju shaf yang paling depan.

AbuDaud:457

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] dari [Abdul Aziz bin Shuhaib] dari [Anas] dia berkata; Iqamat shalat telah dikumandangkan, sementara Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam sedang berbiisik-bisik dengan seseorang, beliau tidak beranjak untuk melaksanakan shalat hingga orang-orang tertidur.

AbuDaud:458

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al-A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh saya ingin sekali menyuruh shalat, lalu dikumandangkan iqamah, kemudian saya menyuruh seseorang mengimami shalat berjamaah (menggantikan saya), lalu saya pergi bersama beberapa orang yang membawa tumpukan-tumpukan kayu bakar ke rumah orang-orang yang tidak mengerjakan shalat berjamaah, kemudian saya bakar rumah-rumah mereka dengan api."

AbuDaud:461

Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] dari [Abdullah bin Abu Bashir] dari [Ubay bin Ka'ab] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengerjakan shalat Shubuh bersama kami, lalu beliau bersabda: "Apakah si fulan hadir?" Mereka (para sahabat) menjawab; Tidak. Beliau bersabda: "Apakah si fulan hadir?" Para sahabat menjawab; Tidak. Beliau bersabda: "Dua shalat ini (Shubuh dan Isya) adalah shalat yang paling berat bagi orang orang munafik. Andaikata kalian mengetahui apa (keutamaan) yang ada pada keduanya, niscaya kalian akan menghadirinya sekalipun dengan merangkak, dan sesungguhnya shaf pertama adalah seperti shaf para malaikat. Seandainya kalian mengetahui keutamaan shaf pertama, niscaya kalian akan memperebutkannya. Sesungguhnya shalat seseorang yang berjamaah dengan satu orang, adalah lebih baik daripada shalat sendirian. Dan shalatnya bersama dua orang jamaah, adalah lebih baik daripada shalat bersama seorang jamaah. Semakin banyak jama'ahnya, maka semakin dicintai oleh Allah Ta'ala."

AbuDaud:467

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad An-Nufaili] telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman At-Taimi] bahwasanya [Abu Utsman] telah menceritakan kepadanya dari [Ubay bin Ka'ab] dia berkata; Ada seseorang yang menurut pengetahuan saya, tidak ada seorang pun di antara penduduk Madinah yang mengerjakan shalat menghadap kiblat, yang paling jauh rumahnya dari masjid, daripada orang itu. Dia tidak pernah ketinggalan satu shalat pun di masjid. Saya berkata; Alangkah baiknya) seandainya kamu membeli seekor keledai, yang dapat kamu tunggangi ketika matahari terik dan gelap. Maka orang itu berkata: "Saya tidak suka kalau rumahku berada di dekat masjid. Lalu hal ini sampai kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau bertanya kepada orang itu tentang perkataannya itu. Maka orang itu menjawab; Wahai Rasulullah, saya menginginkan supaya dicatat pahala kepergian saya ke masjid dan pahala kepulangan saya kepada keluarga setelah saya pulang. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Semoga Allah memberikan semua itu kepadamu, semoga Allah memberi semuanya itu kepadamu sesuai keikhlasanmu."

AbuDaud:470

Telah menceritakan kepada kami [Abu Taubah] telah menceritakan kepada kami [Al-Haitsam bin Humaid] dari [Yahya bin Al-Harits] dari [Al-Qasim, Abu Abdurrahman] dari [Abu Umamah] bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan suci untuk melaksanakan shalat wajib, maka pahalanya seperti pahala orang yang haji yang sedang ihram, dan barangsiapa yang keluar dari rumahnya untuk melaksanakan shalat Dluha, dia tidak mempunyai niat kecuali itu, maka pahalanya seperti orang yang sedang umrah. Dan menunggu shalat hingga datang waktu shalat yang lain yang tidak ada main-main di antara keduanya, maka pahalanya ditulis di 'Iliyyin."

AbuDaud:471

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ma'in] telah menceritakan kepada kami [Abu Ubaidah Al-Haddad] telah menceritakan kepada kami [Isma'il, Abu Sulaiman Al-Kahhal] dari [Abdullah bin Aus] dari [Buraidah dari] dar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Berilah kabar gembira bagi orang yang berjalan pada malam gelap gulita menuju masjid (untuk shalat berjama'ah) bahwa bagi mereka cahaya yang sempurna pada hari kiamat nanti."

AbuDaud:474

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sulaiman Al-Anbari] bahwasanya [Abdul Malik bin Amru] telah menceritakan kepada mereka, dari [Dawud bin Qais] dia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Sa'd bin Ishaq] telah menceritakan kepadaku [Abu Tsumamah Al-Hannath] bahwasanya [Ka'ab bin 'Ujrah] pernah mendapatkannya hendak pergi ke masjid. Salah satunya bertemu dengan temannya. Kata Abu Tsumamah; Ka'ab mendapatiku sedang menjalin kedua tanganku, maka dia melarangku berbuat demikian dan berkata; Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila salah seorang di antara kalian berwudlu, lalu dia membaguskan wudlunya, kemudian pergi dengan sengaja ke masjid, maka janganlah dia menjalin kedua tangannya, karena perbuatan itu dianggap himpunan ibadah shalat."

AbuDaud:475

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Mu'adz bin 'Abbad Al-Anbari] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Ya'la bin 'Atha`] dari [Ma'bad bin Hurmuz] dari [Sa'id bin Al-Musayyib] dia berkata; Ada [seorang dari sahabat Anshar] sedang menghadapi sakaratul maut dan dia berkata; Sesungguhnya saya akan menceritakan kepada kalian (suatu hadits) yang saya tidak mengharapkan apa-apa kecuali pahala. Saya mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Apabila salah seorang di antara kalian berwudlu dan dia membaguskan wudlunya, kemudian keluar untuk melaksanakan shalat, maka tidaklah dia mengangkat kaki kanannya kecuali Allah Azza wa Jalla menulis baginya suatu kebajikan, dan tidaklah dia mengangkat kaki kirinya kecuali Allah Azza wa Jalla menghapus satu kesalahannya darinya. Maka silahkanlah kalian mendekatkan langkah atau menjauhkannya. Dan apabila dia datang ke masjid lalu shalat dengan berjama'ah, maka dosanya akan diampuni, jika dia sampai di masjid sementara jama'ah bersama imam telah mengerjakan sebagian shalat dan tinggal sebagian, maka hendaklah dia melaksanakan yang tersisa dan menyempurnakan yang lainnya, maka dia pun akan diampuni, dan begitu juga jika dia sampai di masjid dan dia mendapatkan shalat telah dilaksanakan semuanya, maka baginya juga akan diampuni."

AbuDaud:476

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abi Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dan [Abu Mu'awiyah] dari [Al-A'masy] dari [Mujahid] dia berkata; [Abdullah bin Umar] berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Izinkanlah kaum wanita untuk pergi ke masjid masjid pada malam hari." Lalu seorang anak lelaki Ibnu Umar berkata; Demi Allah, kami tidak akan memberi izin kepada mereka, karena mereka akan membuatnya sebagai tipuan. Demi Allah, kami tidak akan memberi izin kepada mereka. Mujahid berkata; Maka Abdullah memakinya dan memarahinya seraya berkata; Saya katakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Izinkanlah mereka", namun mengapa malah kamu katakan; Kami tidak akan mengizinkan mereka?"

AbuDaud:481

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Ma'n bin Isa] dari [Sa'id bin As-Sa`ib] dari [Nuh bin Sha'sha'ah] dari [Yazid bin Amir] dia berkata; Saya pernah datang ke Masjid sementara Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam keadaan shalat. Saya lalu duduk dan tidak shalat bersama mereka. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pergi dan melihat Yazid sedang duduk. Beliau bersabda: "Apakah kamu belum masuk Islam wahai Yazid." Dia menjawab; Tentu wahai Rasulullah, saya telah masuk Islam. Beliau bersabda: "Lalu apa yang menghalangimu untuk shalat bersama jama'ah?" Dia menjawab; Saya telah shalat di rumahku dan saya menyangka kalian telah selesai shalat. Maka beliau bersabda: "Apabila kamu datang ke shalat jama'ah, lalu kamu mendapati orang-orang sedang shalat, maka shalatlah bersama mereka, meskipun kamu telah shalat, shalatmu itu sebagai nafilah (shalat sunnah) bagimu, dan yang ini menjadi yang wajib."

AbuDaud:489

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammad] telah mengabarkan kepada kami [Ayyub] dari [Amru bin Salamah] dia berkata; Kami pernah berada di suatu tempat yang sering dilewati oleh orang orang yang datang menghadap kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Apabila mereka pulang, mereka melewati kami, lalu mereka memberitahukan kepada kami bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda begini dan begini. Saya adalah seorang pemuda yang kuat hafalannya, karena itu saya telah mampu menghafal banyak ayat-ayat Al Quran. Ayahku pernah datang menghadap kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersama beberapa orang sebagai utusan kaumnya. Lalu beliau mengajarkan kepada mereka tentang shalat, beliau bersabda: "Yang berhak menjadi imam kalian (dalam shalat) adalah yang paling ahli dalam membaca Al Quran." (Pada saat itu) sayalah yang paling ahli dalam membaca Al Quran di antara mereka, karena saya sudah dapat menghafalnya, lalu mereka mengajukanku (untuk menjadi imam). Maka saya pun menjadi imam mereka dengan memakai kain yang kecil berwarna kuning, sehingga kalau saya sujud, terbuka auratku sedikit Lalu seorang wanita di antara mereka berkata; Tutupilah dari kami aurat ahli Al Quran (yang jadi imam) kalian. Lalu mereka pun membelikan untukku baju buatan Oman, sehingga tidak pernah saya bahagia setelah masuk Islam seperti bahagiaku dengannya. Saya menjadi imam mereka, sedang usiaku baru tujuh atau delapan tahun. Telah menceritakan kepada kami [An-Nufaili] telah menceritakan kepada kami [Zhair] telah menceritakan kepada kami ['Ashim Al-Ahwal] dari [Amru bin Salamah] dengan hadits ini, dia berkata; Saya mengimami mereka dengan hanya memakai pakaian tambalan yang sobek, sehingga apabila saya bersujud, pantatku terlihat.

AbuDaud:495

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Mis'ar bin Habib Al-Jarmi] telah menceritakan kepada kami [Amru bin Salamah] dari [Ayahnya] bahwasanya mereka pergi menghadap kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sebagai utusan kaumnya. Tatkala mereka hendak pulang, mereka bertanya; Wahai Rasulullah, siapakah (yang lebih berhak) untuk menjadi imam bagi kami? Beliau bersabda: "Orang yang paling banyak menghafal Al Quran." Amru bin Salamah berkata; Ternyata tidak ada seorang pun dari kaum kami yang menghafal Al Quran sepertiku. Kata Amru; Karena itu mereka mengajukanku (untuk menjadi imam), padahal saya masih kanak kanak yang sedang memakai kain toga (sejenis jubah). Maka tidaklah saya menghadiri suatu perkumpulan di Jarm, melainkan saya pasti yang menjadi imam mereka, dan saya pula yang menyalati jenazah mereka (menjadi imam) sampai hari ini. Abu Dawud berkata; Dan diriwayatkan oleh [Yazid bin Harun] dari [Mis'ar bin Habib Al-Jarmi] dari [Amru bin Salamah] dia berkata; Tatkala kaumku mengirim utusan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, tanpa menyebut dari ayahnya.

AbuDaud:496

Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Aban] dari [Budail] telah menceritakan kepada saya [Abu 'Athiyyah mantan sahaya kami] dia berkata; [Malik bin Huwairits] pernah mengunjungi kami di mushalla kami ini, lalu tatkala iqamat shalat telah dikumandangkan, kami berkata kepadanya; Maju dan jadilah imam shalat. Namun dia berkata kepada kami; Pilihlah salah seorang dari kalian untuk shalat mengimami kalian dan saya akan menceritakan kepada kalian mengapa saya tidak mau mengimami kalian, saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang mengunjungi suatu kaum maka janganlah dia mengimami mereka, akan tetapi hendaklah yang mengimami mereka adalah salah seorang dari mereka."

AbuDaud:504

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Abdul Malik bin Abu Sulaiman] dari ['Atha`] dari [Ibnu Abbas] dia berkata; Saya pernah bermalam di rumah bibi, Maimunah, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bangun di malam hari, beliau membuka geriba (kantong air dari kulit) dan berwudhu, kemudian menutup kembali geriba tersebut dan berdiri untuk shalat. Lalu saya bangun dan berwudhu sebagaimana beliau berwudhu, kemudian saya menghampiri beliau dan berdiri sisi kiri beliau, namun kemudian beliau memegang tanganku dan memindahkanku lewat belakang beliau hingga aku ditempatkan di sisi kanan beliau, lalu aku pun shalat dengan beliau. Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin 'Aun] telah mengabarkan kepada kami [Husyaim] dari [Abu Bisyr] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] dalam kisah ini dia berkata; Beliau shallallahu 'alaihi wasallam memegang kepalaku atau rambut kepalaku kemudian menempatkanku di sebelah kanan beliau.

AbuDaud:516

Telah menceritakan kepada kami [Al-Qa'nabi] dari [Malik] dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] dari [Anas bin Malik] bahwa Neneknya, Mulaikah pernah mengundang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk suatu jamuan makan yang telah dibuatnya. Beliau makan darinya kemudian bersabda: "Bangkitlah, saya akan mengerjakan shalat untuk kalian." Kata Anas; Saya bangkit untuk mengambil tikar kami yang telah menghitam karena lamanya dipakai, lalu saya memercikinya dengan air, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri di atasnya. Saya dan seorang yatim berbaris membuat shaf di belakang beliau, sedangkan nenekku berdiri di belakang kami. Beliau mengerjakan shalat dua rakaat untuk kami, kemudian beliau shallallahu 'alaihi wasallam pergi.

AbuDaud:517

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salamah] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] dari [Amru bin Al-Harits] bahwasanya [Bukair] menceritakan kepadanya bahwa [Kuraib, mantan sahaya Ibnu Abbas] telah menceritakan kepadanya bahwasanya [Abdullah bin Abbas] pernah melihat Abdullah bin Al-Harits sedang mengerjakan shalat, sementara rambutnya disanggul. Maka Abdullah bin Abbas berdiri di belakangnya, lalu melepasnya, namun Abdullah bin Al-Harits diam saja tidak bergerak. Setelah selesai shalat, dia menghampiri Ibnu Abbas dan berkata; Ada apa denganmu dan rambutku? Ibnu Abbas menjawab; Saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya penampilan seperti ini laksana orang yang mengerjakan shalat, sementara kedua tangannya diikat kebelakang pundaknya."

AbuDaud:552

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Abu Na'amah As-Sa'di] dari [Abu Nadlrah] dari [Abu Sa'id Al-Khudri] dia berkata; Tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengerjakan shalat bersama para sahabatnya, tiba tiba beliau melepaskan kedua sandalnya lalu meletakkannya di sebelah kirinya. Sewaktu para sahabat melihat tindakan beliau tersebut, mereka ikut pula melepas sandal mereka. Maka tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selesai shalat, beliau bersabda: "Apa gerangan yang membuat kalian melepas sandal sandal kalian?" Mereka menjawab; Kami melihat engkau melepas sandal, sehingga kami pun melepaskan sandal sandal kami. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Malaikat Jibril 'Alaihis Salam telah datang kepadaku, lalu memberitahukan kepadaku bahwa di sepasang sandal itu ada najisnya." Selanjutnya beliau bersabda: "Apabila salah seorang di antara kalian datang ke masjid, maka perhatikanlah, jika dia melihat di sepasang sandalnya terdapat najis atau kotoran maka bersihkan, dan shalatlah dengan sepasang sandalnya itu." Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Aban] telah menceritakan kepada kami [Qatadah] telah menceritakan kepadaku [Bakr bin Abdullah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti Hadits ini, beliau bersabda: "Pada keduanya terdapat kotoran."

AbuDaud:555

Telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Mu'adz] telah menceritakan kepada kami [Ayahku] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Anas bin Sirin] dari [Anas bin Malik] dia berkata; Ada seorang laki laki dari golongan Anshar berkata; Wahai Rasulullah, saya seorang laki laki yang sangat gemuk dia memang sangat gemuk, saya tidak mampu shalat bersamamu. Laki laki itu membuat makanan untuk beliau, lalu mengundang beliau ke rumahnya. Laki-laki itu berkata; Maka Shalatlah, sehingga saya dapat melihat bagaimana cara engkau mengerjakan shalat, dan saya mengikuti gerakanmu. Mereka kemudian memerciki ujung tikar mereka dengan air untuk beliau, lalu beliau berdiri mengerjakan shalat dua rakaat. Berkata Fulan bin Al-Jarud kepada Anas bin Malik; Apakah beliau itu shalat Dhuha? Kata Anas, "Saya belum pernah melihat beliau shalat kecuali pada hari itu.

AbuDaud:561

Telah menceritakan kepada kami [Hannad bin As-Sariy] dan [Abu 'Ashim bin Jawwas Al-Hanafi] dari [Abu Al-Ahwash] dari [Manshur] dari [Thalhah Al-Yamiy] dari [Abdurrahman bin Ausajah] dari [Al-Bara` bin 'Azib] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam biasa memasuki celah celah shaf, dari ujung ke ujung lainnya seraya mengusap dada dan pundak kami, lalu bersabda: "Janganlah kalian berselisih, sehingga akan membuat hati kalian berselisih juga." Beliau juga bersabda: "Sesungguhnya Allah dan para malaikatNya bershalawat kepada shaf shaf pertama."

AbuDaud:568

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Hatim bin Isma'il] dari [Mush'ab bin Tsabit bin Abdullah bin Az-Zubair] dari [Muhammad bin Muslim bin As-Sa`ib] dia berkata; Pada suatu hari saya pernah shalat di samping [Anas bin Malik], lalu dia berkata; Tahukah kamu apa yang dilakukan dengan kayu ini? Saya katakan; Tidak tahu, demi Allah. Dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam biasa memegangnya dan bersabda: "Luruskan dan tegakkan shaf-shaf kalian." Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Humaid bin Al-Aswad] telah menceritakan kepada kami [Mush'ab bin Tsabit] dari [Muhammad bin Muslim] dari [Anas] dengan hadits ini, dia berkata; Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam apabila bangkit untuk shalat, beliau mengambilnya dengan tangan kanannya, kemudian menoleh dan bersabda: "Tegaklah, luruskanlah shaf-shaf kalian." Lalu beliau mengambilnya dengan tangan kirinya dan bersabda: "Luruskanlah shaf-shaf kalian."

AbuDaud:573

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Yahya bin Hani`] dari [Abdul Hamid bin Mahmud] dia berkata; Saya pernah shalat di belakang Anas bin Malik pada Hari Jum'at, kami didorong untuk tidak shalat di antara kedua tiang hingga ada di antara kami yang maju ke depan dan ada yang mundur ke belakang. Lalu [Anas] berkata; Kami pada zaman Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dahulu menghindari tempat (tiang) tersebut ketika shalat.

AbuDaud:576

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammad] telah mengabarkan kepada kami [Ziyad Al-A'lam] dari [Al-Hasan] bahwasanya [Abu Bakrah] datang, sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam keadaan ruku', lalu dia ruku' di luar shaf, kemudian berjalan menuju shaf. Tatkala Nabi shallallahu 'alaihi wasallam selesai shalat, beliau bersabda: "Siapakah di antara kalian yang ruku di luar shaf kemudian berjalan masuk ke shaf?" Abu Bakrah menjawab; Saya. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Semoga Allah menambahkan semangat untukmu melakukan kebaikan, dan jangan kamu mengulanginya lagi." Abu Dawud berkata; Ziyad Al-A'lam adalah Ziyad bin Fulan bin Qurrah, dan dia adalah anak bibinya Yunus bin Ubaid.

AbuDaud:586

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abi Syaibah] dan [Wahb bin Baqiyyah] dan [Ibnu Abi Khalaf] dan [Abdullah bin Sa'id] berkata Utsman; Telah menceritakan kepada kami [Abu Khalid] telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah shalat dengan menghadap onta.

AbuDaud:593

Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Khalid Ad-Dimasyqi] telah menceritakan kepada kami [Ali bin 'Ayyasy] telah menceritakan kepada kami [Abu Ubaidah Al-Walid bin Kamil] dari [Al-Muhallab bin Hujr Al-Bahrani] dari [Dluba'ah binti Al-Miqdad bin Al-Aswad] dari [Ayahnya] dia berkata; Saya tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat menghadap kayu, tiang, dan tidak pula pohon, kecuali beliau menjadikannya di depan sebelah kanannya atau kirinya, dan beliau tidak menghadapnya.

AbuDaud:594

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ash-Shabbah bin Sufyan] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] -dari jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abi Syaibah] dan [Hamid bin Yahya] dan [Ibnu As-Sarj] mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Shafwan bin Sulaim] dari [Nafi' bin Jubair] dari [Sahl bin Abi Hatsmah] yang menyampaikan haditsnya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Apabila salah seorang di antara kalian shalat dengan sutrah, hendaklah dia mendekat darinya hingga setan tidak dapat memutus shalatnya." Abu Dawud berkata; Hadits ini diriwayatkan oleh [Waqid bin Muhammad] dari [Shafwan] dari [Muhammad bin Sahl] dari [Ayahnya] atau dari [Muhammad bin Sahl] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, sebagian mereka berkata dari [Nafi' bin Jubair] dari [Sahl bin Sa'ad] dan sanadnya diperselisihkan.

AbuDaud:596

Telah menceritakan kepada kami [Al-Qa'nabi] dari [Malik] dari [Zaid bin Aslam] dari [Abdurrahman bin Abi Sa'id Al-Khudri] dari [Abu Sa'id Al-Khudri] bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila salah seorang di antara kalian mengerjakan shalat, maka janganlah dia membiarkan orang lewat di depannya, dan hendaklah dia mencegahnya semampunya. Jika dia menolak, maka lawanlah, sesungguhnya dia itu setan." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al-'Ala`] telah menceritakan kepada kami [Abu Khalid] dari [Ibnu 'Ajlan] dari [Zaid bin Aslam] dari [Abdurrahman bin Abu Sa'id Al-Khudri] dari [Ayahnya] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila salah seorang di antara kalian shalat, maka hendaklah dia menghadap sutrah dan mendekatlah padanya", kemudian dia melanjutkan hadits itu secara makna.

AbuDaud:598

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Al-Mughirah] dari [Humaid bin Hilal] dia berkata; [Abu Shalih] berkata; Saya ceritakan kepadamu dari apa yang telah saya lihat dari [Abu Sa'id] dan saya dengar darinya. Abu Sa'id pernah berkuinjung kepada Marwan lalu berkata; Saya telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila salah seorang di antara kalian mengerjakan shalat dengan bersutrahkan sesuatu, lalu ada seseorang yang hendak lewat di depannya, maka cegahlah (doronglah) dadanya, apabila dia enggan, maka lawanlah, karena sesungguhnya ia itu setan." Abu Dawud berkata; Sufyan Ats-Tsauri berkata; Pernah ada seorang laki-laki lewat di depanku dengan sombong, sementara saya sedang shalat, maka saya mencegahnya. Kemudian ada orang lemah lewat di depanku, maka saya tidak mencegahnya.

AbuDaud:600

Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Abu Nadlr bekas budak Umar bin Ubaidillah] dari [Busr bin Sa'id] bahwa Zaid bin Khalid Al Juhani mengirinya menemui Abu Juhaim untuk menanyakan sesuatu yang pernah dia dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengenai seseorang yang lewat di depan orang yang shalat, maka [Abu Juhaim] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sekiranya orang yang lewat di depan orang yang shalat mengetahui (dosa) yang akan di pikulnya, niscaya lebih baik baginya berdiri yang lamanya selama empat puluh, daripada lewat di depan orang yang shalat." Abu Nadlr berkata; "Aku tidak tahu apakah yang di maksud empat puluh hari atau empat puluh bulan atau empat puluh tahun."

AbuDaud:601

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Isma'il] bekas budak Bani Hasyim Al Bashri, telah menceritakan kepada kami [Mu'adz] telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Yahya] dari ['Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] dia berkata; saya kira (hadits ini) dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian shalat tanpa ada sutrah (pembatas), maka anjing, keledai, babi, orang Yahudi dan wanita dapat memutuskan shalatnya (apabila lewat di depannya), dan cukuplah baginya (apabila mereka hendak lewat di hadapannya) untuk melempar dengan batu." Abu Daud mengatakan; "Menurutku hadits ini ada masalah, ketika aku menyebutkan hadits tersebut kepada Ibrahim, maka ia tidak pernah tahu seorang pun yang datang (meriwayatkan) dari Haisyam dan dia juga tidak mengetahuinya, begitu juga aku tidak pernah melihat seorang pun yang pernah meriwayatkan dari Hisyam, saya kira Ibnu Abu Saminah yaitu Muhammad bin Isma'il Al Bashri bekas budak Bani Hasyim, terdapat keraguan (dalam riwayatnya) dan kemungkaran, karena ia menyebutkan; "Orang Majusi" dan "Melemparnya dengan batu" (dalam riwayatnya pula) dia menyebutkan "babi" sehingga (riwayatnya) munkar, Abu Daud berkata; "Aku tidak pernah mendengar hadits ini kecuali dari Muhammad bin Isma'il bin Abu Saminah, dan saya kira dia banyak keraguan karena dia meriwayatkan kepada kami dari hafalannya sendiri."

AbuDaud:604

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Sa'id Al Hamdani] dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Daud] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Mu'awiyah] dari [Sa'id bin Ghazwan] dari [ayahnya] bahwa dia singgah di Tabuk ketika berhaji, tiba-tiba dia bertemu [seorang laki-laki yang lumpuh], lantas dia bertanya sebab kelumpuhannya, maka laki-laki itu berkata kepadanya; "Aku akan ceritakan kepadamu suatu cerita, namun kamu jangan ceritakan kepada siapapun yang kamu dengar selagi aku masih hidup, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam pernah singgah di Tabuk yaitu di bawah pohon kurma, maka beliau bersabda: "Ini adalah kiblat kami." Kemudian beliau shalat menghadap pohon kurma, lalu aku berusaha menemui beliau -waktu itu usiaku masih kecil- sehingga aku lewat antara beliau dengan pohon kurma tersebut, maka beliau bersabda: "Dia telah memotong shalat kami, semoga Allah memotong jejaknya." Maka saya tidak dapat berdiri sampai hari ini."

AbuDaud:606

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Isa bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Al Ghaz] dari ['amru bin Syu'aib] dari [ayahnya] dari [kakeknya] dia berkata; "Kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah menuruni bukit Adzakhir, kemudian tibalah waktu shalat, lantas beliau mengerjakan shalat dengan menjadikan dinding sebagai arah kiblat, sedangkan kami berada di belakang beliau, tiba-tiba ada seekor anak kambing yang lewat di depan beliau di hadapan beliau, namun beliau selalu mencegahnya, sehingga perut beliau hampir menempel di dinding, akhirnya anak kambing tersebut lewat di belakang dinding." Atau sebagaimana kata Musaddad."

AbuDaud:607

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid bin Ziyad] telah menceritakan kepada kami [Mujalid] telah menceritakan kepada kami [Abu Al Waddak] dia berkata; "Seorang pemuda Quraisy lewat di hadapan Abu Sa'id Al Khudri yang sedang melaksanakan shalat, kemudian Abu Sa'id mencegahnya (supaya tidak lewat di hadapannya), namun pemuda tersebut mengulanginya lagi, Abu Sa'id tetap mencegahnya dan peristiwa itu berulang-ulang hingga tiga kali, ketika [Abu Sa'id] telah selesai dia berkata; "Sesungguhnya tidak ada sesuatu yang dapat memutuskan shalat, akan tetapi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Cegahlah semampu kalian, karena ia adalah syetan." Abu Daud mengatakan; "Apabila ada dua hadits dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang bertentangan, maka di lihat hadits yang di amalkan oleh sahabat setelahnya."

AbuDaud:618

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mushaffa Al Himshi] telah menceritakan kepada kami [Baqiyah] telah menceritakan kepada kami [Az Zubaidi] dari [Az Zuhri] dari [Salim] dari [Abdullah bin Umar] dia berkata; "Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hendak melaksanakan shalat, maka beliau mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan kedua bahunya, kemudian beliau bertakbir, dan kedua tangannya juga masih seperti itu, lalu beliau ruku'. Dan apabila beliau hendak mengangkat tulang sulbinya (punggung), beliau mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan kedua bahunya sambil mengucapkan: "Sami'allahu liman hamidah (Allah Maha mendengar terhadap siapa saja yang memuji-Nya)." Beliau tidak mengangkat kedua tangannya ketika hendak sujud, namun beliau selalu mengangkat kedua tangannya di setiap takbir yang beliau ucapkan sebelum ruku' sampai selesai shalat."

AbuDaud:620

Telah menceritakan kepada kami ['Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahim bin Sulaiman] dari [Al Hasan bin 'Ubaidulah An Nakha'i] dari [Abdul Jabbar bin Wa`il] dari [ayahnya] bahwa dia memperhatikan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika beliau mengerjakan shalat, beliau mengangkat kedua tangannya di atas kedua bahunya dan kedua jempol jarinya hampir menempel di kedua telinganya, kemudian beliau bertakbir."

AbuDaud:622

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Al Mufadlal] dari ['Ashim bin Kulaib] dari [ayahnya] dari [wa'il bin Hujr] dia berkata; kataku; "Sungguh aku benar-benar akan melihat shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan melihat bagaimana beliau tata cara beliau shalat." Wa'il berkata; asulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri menghadap kiblat, kemudian beliau bertakbir sambil mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan kedua telinganya, kemudian tangan kanannya memegang tangan kirinya, ketika beliau hendak ruku', beliau mengangkat kedua tangannya seperti tadi, kemudian beliau meletakkan kedua tangannya di atas kedua lututnya, ketika beliau hendak mengangkat kepalanya dari ruku' (i'tidal) beliau mengangkat kedua tangannya lagi seperti tadi, dan ketika sujud, beliau meletakkan kepalanya di tempat tersebut yaitu di antara kedua tangannya kemudian beliau duduk dengan bertumpu di atas kaki yang kiri dan meletakkan tangan kiri di atas paha kiri dan merenggangkan siku yang kanan pada paha yang kanan, menggenggam kedua jarinya dengan membentuk seperti lingkaran, aku melihat beliau memberi tanda demikian -Bisyr memperragakan dengan membentuk seperti lingkaran dengan ibu jari dan jari tengah- telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali] telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid] telah menceritakan kepada kami [Za`idah] dari ['Ashim bin Kulaib] dengan isnad dan maknanya, (dalam haditsnya) dia mengatakan; "Kemudian beliau meletakkan tangan kanannya di atas punggung telapak tangan kirinya dan pergelangan tangan kirinya." Dia juga mengatakan; "Setelah itu aku datang ketika musim dingin tiba, maka aku melihat orang-orang berselimutkan pakaian dan tangan-tangan mereka bergerak di bawah pakaian tersebut."

AbuDaud:624

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Syarik] dari ['Ashim bin Kulaib] dari [ayahnya] dari [Wa`il bin Hujr] dia berkata; saya melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika memulai shalat, beliau mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua telinganya, katanya; kemudian aku datang kepada mereka (para sahabat), maka aku melihat mereka mengangkat kedua tangan sampai ke dada mereka ketika memulai shalat, sementara mereka ada yang mengenakan mantel yang menutupi kepala dan ada juga yang mengenakan pakaian."

AbuDaud:625

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim Adalah Dlahak bin Makhlad] dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dan ini adalah hadits (riwayat) Ahmad, dia berkata; telah mengabarkan kepada kami [Abdul Hamid yaitu Ibnu Ja'far] telah mengabarkan kepadaku [Muhammad bin Umar bin 'Atha`] dia berkata; saya mendengar [Abu Humaid As Sa'idi] berkata di tengah-tengah sepuluh sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di antaranya adalah [Abu Qatadah], Abu Humaid berkata; "Aku lebih mengetahui tentang shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Mereka berkata; "Kenapa demikian, demi Allah, padahal kamu bukanlah orang yang sering menyertai beliau dan bukan pula orang yang paling dahulu menjadi sahabat beliau daripada kami." Dia berkata; "Ya, benar." Mereka berkata; "Jika demikian, jelaskanlah." Abu Humaid berkata; "Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hendak memulai shalatnya, beliau mengangkat kedua tangan hingga sejajar dengan kedua bahunya, kemudian beliau bertakbir sehingga semua tulang beliau kembali pada tempat semula dengan lurus, lalu beliau membaca (bacaan shalat) kemudian beliau bertakbir sambil mengangkat kedua tangan sampai sejajar dengan kedua bahu, lalu ruku' dengan meletakkan kedua telapak tangan di atas kedua lutut, kemudian meluruskan (punggung dan kepala) tidak menundukkan kepala dan juga tidak menengadah. Setelah itu beliau mengangkat kepala sambil mengucapkan: "Sami'allahu liman hamidah." Kemudian beliau mengangkat kedua tangan sehingga sejajar dengan kedua bahu sampai lurus, lalu mengucapkan: "Allahu akbar." Setelah itu beliau turun ke lantai, lalu merenggangkan kedua tangannya dari kedua lambungnya, kemudian beliau mengangkat kepala dan melipat kaki kirinya dan mendudukinya, dengan membuka kedua jari-jari kakinya apabila bersujud, kemudian mengucapkan: "Allahu akbar." Setelah itu, beliau mengangkat kepala dan melipat kaki kirinya serta mendudukinya, sehingga tulang beliau kembali ke posisinya, kemudian beliau mengerjakan seperti itu di raka'at yang lain. Apabila beliau berdiri setelah dua rakaat, beliau bertakbir dan mengangkat kedua tangan sampai sejajar dengan kedua bahu, sebagaimana beliau bertakbir ketika memulai shalat, beliau melakukan cara seperti itu pada shalat-shalat yang lain, dan ketika beliau duduk (tahiyyat) yang terdapat salam, beliau merubah posisi kaki kiri dan duduk secara tawaruk (duduk dengan posisi kaki kiri masuk ke kaki kanan)." Setelah itu sepuluh sahabat tersebut berkata; "Benar kamu, demikianlah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan shalat." Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Lahi'ah] dari [Yazid yaitu Ibnu Abu Habib] dari [Muhammad bin 'Amru bin Halhalah] dari [Muhammad bin 'Amru Al 'Amiri] dia berkata; "Aku berada di majlis para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu mereka membicarakan shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Abu Humaid mengatakan; "…kemudian ia menyebutkan sebagian dari hadits ini." kata Abu Humaid selanjutnya; "Apabila ruku', beliau merapatkan kedua telapak tangan pada kedua lututnya, merenggangkan jari jemarinya lalu membungkukkan punggung (secara rata), tidak menengadah dan tidak pula menundukkan kepalanya." Abu Humaid melanjutkan; "Apabila beliau duduk dalam dua raka'at, beliau duduk di atas punggung telapak kaki kiri, dan menegakkan telapak kaki kanan. Sedangkan pada raka'at yang ke empat, beliau merapatkan pangkal paha yang kiri ke lantai, dan mengeluarkan kedua telapak kakinya menuju satu arah (yaitu di sebelah kanan)." Telah menceritakan kepada kami [Isa bin Ibrahim Al Mishri] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] dari [Al Laits bin Sa'd] dari [Yazid bin Muhammad Al Qurasyi] dan [Yazid bin Abu Habib] dari [Muhammad bin 'Amru bin Halhalah] dari [Muhammad bin 'Amru bin 'Atha`] seperti hadits ini, dia mengatakan; "Apabila beliau sujud, beliau meletakkan kedua tangannya tanpa menghamparkan dan tidak pula merapatkan dan beliau menghadapkan jari-jari (kakinya) ke arah kiblat." Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Al Husain bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Abu Badr] telah menceritakan kepadaku [Zuhair Abu Khaitsamah] telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Al Hurr] telah menceritakan kepadaku [Isa bin Abdullah bin Malik] dari [Muhammad bin 'Amru bin 'Atha`] salah seorang dari Bani Malik, dari [Abbas atau 'Ayyasy bin Sahl As Sa'idi] bahwa dia menghadiri majlis yang terdapat ayahnya dan beberapa sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, di dalam majlis itu pula terdapat Abu Hurairah, Abu Humaid As Sa'idi serta Abu Usaid dengan khabar (hadits) ini, dengan adanya penambahan atau pengurangan, dalam (riwayat itu), dia mengatakan; "Kemudian beliau mengangkat kepalanya yaitu dari ruku' sambil mengucapkan; "Sami'allahu liman hamidah, Allaumma rabbani walakal hamdu (Allah Maha mendengar terhadap siapa saja yang memuji-Nya, wahai rabb kami, hanya kepada-Mu lah segala puji-pujian)." Dan mengangkat kedua tangannya sambil mengucapkan; "Allahu akbar." Kemudian beliau sujud sambil menegakkan di atas telapak tangan dan kedua lututnya serta kedua telapak kakinya ketika beliau sedang sujud. Kemudian beliau bertakbir dan duduk tawaruk (duduk dengan posisi kaki kiri masuk ke kaki kanan) dan menegakkan telapak kakinya yang satu, kemudian beliau bertakbir lantas bersujud, lalu takbir yang di lanjutkan dengan berdiri, tidak duduk tawaruk (sebagaimana di awal) …" kemudian dia melanjutkan redaksi haditsnya, dia melanjutkan; "Kemudian beliau duduk setelah dua raka'at, sehingga ketika beliau hendak berdiri, beliau bertakbir terlebih dahulu, kemudian beliau menyempurnakan dua raka'at yang terakhir, dan tidak menyebutkan duduk tawaruk dalam tasyahud." Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal] telah menceritakan kepada kami [Abdul Malik bin 'Amru] telah mengabarkan kepadaku [Fualaih] telah menceritakan kepadaku ['Abbas bin Sahl] dia berkata; "Abu Humaid, Abu Usaid, Sahl bin Sa'd dan Muhammad bin Maslamah bermajlis dan menyebutkan tata cara shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, [Abu Humaid] mengatakan; "Aku adalah orang yang paling mengetahui tata cara shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." lalu dia menyebutkan sebagian dari hadits ini, katanya; "Kemudian beliau ruku' dengan meletakkan kedua tangannya pada kedua lututnya seakan-akan beliau menggenggamnya, dan mengikatkan kedua tangannya seperti tali lalu merenggangkannya dari kedua lambungnya." Selanjutnya dia berkata; "kemudian beliau sujud, dengan merapatkan hidung dan dahinya (ke lantai), dan merenggangkan kedua tangannya dari kedua lambungnya serta meletakkan kedua telapak tangan sejajar dengan kedua pundak. Setelah itu beliau mengangkat kepalanya (duduk di antara dua sujud) sehingga tulang beliau kembali ke posisi semula, seusainya (sujud) beliau duduk iftirasy (duduk di atas kaki kiri) dengan menghadapkan punggung kaki kanan ke arah kiblat, dan meletakkan kaki kanan di atas lutut kanan, dan telapak tangan kiri di atas lutut kiri, sambil menunjuk dengan jari (telunjuk) nya." Abu Daud mengatakan; "Hadits ini di riwayatkan oleh ['Utbah bin Abu Hakim] dari [Abdullah bin Isa] dari ['Abbas bin Sahl], namun dia tidak menyebutkan (duduk) tawaruk, lalu dia menyebutkan sebagaimana hadits (riwayat) Fulaih." Sedangkan Al Hasan bin Al Hur menyebutkan posisi duduk sebagaimana hadits (riwayatnya) Fulaih dan 'Utbah." Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Utsman] telah menceritakan kepada kami [Baqiyah] telah menceritakan kepadaku [Utbah] telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Isa] dari [Al 'Abbas bin Sahl As Sa'idi] dari [Abu Humaid] dengan hadits seperti ini, katanya; "Apabila beliau sujud, beliau merenggangkan kedua pahanya tanpa memikul beban perutnya." Abu Daud mengatakan; "Hadits ini juga di riwayatka oleh [Ibnu Mubarrak], telah menceritakan kepada kami [Fulaih] saya mendengar ['Abbas bin Sahl] menceritakan (hadits ini), namun aku tidak hafal. Dan telah menceritakan kepadaku sepertinya ia menyebut Isa bin Abdullah bahwa dia pernah mendengar dari Abbas bin Sahl dia berkata; "Aku memaparkan hadits ini kepada Abu Humaid As Sa'idi, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ma'mar] telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Minhal] telah menceritakan kepada kami [Hammam] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Juhadah] dari [Abdul Jabbar bin Wa`il] dari [ayahnya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengenai hadits ini, katanya; "Ketika beliau sujud, beliau menempelkan kedua lututnya ke lantai sebelum meletakkan kedua telapak tangannya (ke lantai), katanya lagi; "Ketika beliau sujud, beliau meletakkan mukanya di antara kedua telapak tangannya dan merenggangkan kedua ketiaknya." Telah berkata [Hajjaj]; [Hammam] berkata; dan telah menceritakan kepada kami [Syaqiq] telah menceritakan kepadaku ['Ashim bin Kulaib] dari [ayahnya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti (hadits) ini, dan di antara salah satu dari hadits tersebut yang lebih aku yakini adalah hadits Muhammad bin Juhadah yaitu; "Apabila beliau hendak bangkit (untuk berdiri), beliau bangkit di atas kedua lututnya dengan bersandarkan pada kedua pahanya."

AbuDaud:627

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Daud] dari [Fithr] dari [Abdul Jabbar bin Wa'il] dari [ayahnya] dia berkata; saya melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengangkat kedua jempol jarinya sejajar dengan kedua telinga ketika shalat."

AbuDaud:628

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Lahi'ah] dari [Abu Hubairah] dari [Maimun Al Makki] bahwa dirinya melihat Maimun bin Zubair mengerjakan shalat bersama mereka (orang-orang) seraya mengangkat kedua tangannya ketika berdiri, ruku', sujud, lalu berdiri sambil mengangkat kedua tangannya. Lalu aku menemui Ibnu Abbas, kataku; "Aku pernah melihat Ibnu Zubair mengerjakan shalat yang aku belum pernah melihat seseorang mengerjakan shalat seperti dirinya." Sambil mengisyaratkan dengan mengangkat tangan ini kepada Ibnu Abbas, maka [Ibnu Abbas] menjawab; "Jika kamu ingin melihat tata cara shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka ikutilah tata cara shalat Abdullah bin Zubair."

AbuDaud:630

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dan [Muhammad bin Aban] sedangkan maksud haditsnya sama, keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [An Nadlr bin Katsir yaitu As Sa'di] dia berkata; Abdullah bin Thawus shalat di sampingku di masjid Khaif, apabila dia sujud pada sujud pertama, lalu bangkit dari sujudnya, dia mengangkat kedua tangannya ke depan mukanya, lalu aku pun mengingkari perbuatannya, setelah itu aku adukan hal tersebut kepada Wuhaib bin Khalid, maka Wuhaib bin khalid berkata kepadanya; "Kamu telah melakukan sesuatu yang belum pernah aku melihat seorangpun melakukannya." [Ibnu Thawus] menjawab; "Aku pernah melihat ayahku melakukannya, kata [ayahku]; "Aku melihat [Ibnu Abbas] melakukan hal itu, namun aku tidak mengetahui kecuali dia berkata bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam juga melakukan hal itu."

AbuDaud:631

Telah menceritakan kepada kami [Nahsr bin Ali] telah mengabarkan kepada kami [Abdul A'laa] telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] bahwa apabila dia hendak melaksanakan shalat, dia bertakbir sambil mengangkat kedua tangannya, (begitu juga) ketika ruku', ketika mengucapkan sami'allahu liman hamidah, ketika berdiri dari raka'at kedua beliau juga mengangkat kedua tangannya." Dia merafa'kan (mengangkat hadits ini) kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Abu Daud mengatakan; "Yang shahih adalah perkataannya Ibnu Umar, bukan sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. ' Abu Daud mengatakan; "Sedangkan di awal-awal hadits (yaitu tanpa menyebutkan "Apabila berdiri dari raka'at kedua -pent) telah di riwayatkan oleh [Baqiyyah] dari ['Ubaidullah] dan ia merafa'kannya (bersambung sampai kepada Nabi -pent) kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dan di riwayatkan pula oleh [Ats Tsaqafi] dari ['Ubaidullah], namun ia hanya mewaqafkan sampai kepada [Ibnu Umar], katanya; "Apabila beliau hendak berdiri di raka'at kedua, beliau mengangkat kedua tangannya sampai kedua susunya (dadanya), inilah (di antara riwayat) yang shahih." Abu Daud berkata; "Dan di riwayatkan pula oleh [Al Laits bin Sa'd], [Malik], [Ayyub] serta [Ibnu Juraij] secara mauquf, namun [Hammad bin Salamah] saja yang menyambungnya (hingga kepada Nabi) dari [Ayyub], sedangkan Malik dan Ayyub tidak merafa'kan lafadz; "Apabila beliau hendak bangkit dari sujud kedua." Al Laits juga menyebutkan dalam haditsnya seperti ini." Ibnu Juraij juga mengatakan; kataku kepada Nafi'; "Apakah ibnu Umar mengangkat (kedua tangannya) lebih tinggi (dari dada)?" jawabnya; "Tidak, namun sejajar (dengan dada)." Kataku; "Jelaskanlah padaku!." Kemudian Nafi' memberi isyarat pada kedua susunya (dadanya) atau lebih rendah darinya."

AbuDaud:632

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin As Shabah Al Bazzaz] telah menceritakan kepada kami [Syarik] dari [Yazid bin Abu Ziyad] dari [Abdurrahman bin Abu Laila] dari [Al Barra`] bahwa; "Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memulai shalat, beliau mengangkat kedua tangannya sampai mendekati kedua telinganya, dan tidak mengulanginya lagi (hanya sekali)." Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad Az Zuhri] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Yazid] seperti haditsnya Syarik, namun dia tidak mengatakan; "Dan beliau tidak mengulanginya lagi." Sufyan mengatakan; "Setelah itu dia mengatakan kepada kami; "Dan beliau tidak mengulanginya lagi" ketika berada di Kufah." Abu Daud mengatakan; "Hadits ini di riwayatkan pula oleh [Husyaim], [Khalid] dan [Ibdu Idris] dari [Yazid], namun mereka tidak menyebutkan; "Dan beliau tidak mengulanginya lagi." Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali] telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah] dan [Khalid bin 'Amru] serta [Abu Hudzaifah] mereka mengatakan; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dengan isnad seperti ini, katanya; "Beliau mengangkat kedua tangannya di awal kali." sebagian yang lain mengatakan; "Satu kali."

AbuDaud:640

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah mengabarkan kepada kami [Hammad] dari [Qatadah], [tsabit] dan [Humaid] dari [Anas bin Malik] bahwa seorang laki-laki datang untuk menunaikan shalat, sedangkan lafadznya terengah-engah sambil mengucapkan; "ALLAHU AKBAR, AL HAMDU LILLAHI HAMDAN KATSIRAN THAYYIBAN MUBAARAKAN FIIHI (Allah Maha Besar, segala puji bagi Allah, pujian yang banyak, baik dan penuh berkah)." Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selesai mengerjakan shalat, beliau bersabda: "Siapakah di antara kalian yang mengucapkan beberapa kalimat tadi? Sungguh dia telah mengucapkan kalimat yang tidak di larang." Laki-laki tiu menjawab; "Saya wahai Rasulullah, aku datang dengan tergesa-gesa, sehingga nafasku terengah-engah, lalu saya ucapkan do'a seperti tadi." Beliau bersabda: "Sungguh, saya melihat dua belas Malaikat yang masing-masing dari mereka berlomba-lomba untuk mengangkat (kalimat tersebut)." Dalam riwayatnya Humaid menambahkan; "Apabila salah seorang dari kalian datang, hendaknya ia berjalan seperti biasa, lalu mengerjakan shalat sesuai raka'at yang ia dapat, dan mengganti raka'at yang tertinggal."

AbuDaud:650

Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Umar bin Yunus] telah menceritakan kepada kami ['Ikrimah] telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Abu Katsir] telah menceritakan kepadaku [Abu Salamah bin Abdurrahman bin 'Auf] dia berkata; saya bertanya kepada Aisyah; "Dengan apakah Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam berdo'a sebagai pembukaan shalat malam?" [Aisyah] menjawab; "Sebagai pembukaan shalat malamnya, beliau memulai dengan do'a; "ALLAHUMMA RABBI JIBRIIL WA MIIKAAIIL WA ISRAAFIIL FAATHIRIS SAMAAWATI WAL ARDLI 'AALIMIL GHAIBI WAS SYAHAADAH ANTA TAHKUMU BAINA 'IBAADIKA FIIMA KAANUU FIIHI YAKHTALIFUUN, IHDINII LIMAKHTULIFA FIIHI MINAL HAQQI BI IDZNIKA INNAKA ANTA TAHDI MANTASYAA`U ILAA SHIRAATHAL MUSTAQIIM (Ya Allah, Tuhan Jibril, Mika`il dan Israfil yang telah menciptakan langit dan bumi, yang mengetahui hal yang ghaib maupun yang nyata. Engkau lah dzat yang akan mengadili hamba-hamba-Mu mengenai apa yang mereka perselisihkan. Berilah aku petunjuk dengan keizinan-Mu terhadap kebenaran yang diperselisihkan, sesungguhnya Engkau memberi petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki ke jalan yang lurus)." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami [Abu Nuh Qurad] telah menceritakan kepada kami ['Ikrimah] dengan isnad dan makna yang sama tanpa adanya pengabaran (telah mengabarkan kepada kami), katanya; "Apabila beliau hendak mengerjakan shalat malam, beliau bertakbir dan mengucapkan…" telah menceritakan kepada kami Al Qa'nabi dari Malik dia berkata; "Tidak mengapa mengucapkan do'a dalam shalat, apakah di awal shalat, pertengahan ataupun di akhir shalat, baik shalat wajib atau sunnah."

AbuDaud:653

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Abu Az Zubair] dari [Thawus] dari [Ibnu Abbas] bahwa; "Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hendak mengerjakan shalat malam, beliau berdo'a; "ALLAHUMMA LAKAL HAMDU ANTA NUURUS SAMAAWAATI WAL ARDLI WALAKAL HAMDU ANTA QAYYAMAS SAMAAWAATI WAL ARDLI WALAKAL HAMDU ANTA RABBUS SAMAAWAATI WAL ARDLI WAMAN FIIHINNA, ANTAL HAQQU WAQAULUKAL HAQQU WAWA'DUKAL HAQQU WANNAARU HAQQUN, WAS SAA'ATU HAQQUN, ALLAHUMMA LAKA ASLAMTU WABIKA AAMANTU WA'ALAIKA TAWAKKALTU WA ILAIKA ANABTU WABIKA KHAASHAMTU WA ILAIKA HAAKAMTU, FAGHFIRLII MAA QADDAMTU WA AKKHARTU WA ASRARTU WA A'LANTU ANTA ILAAHI LAA ILAAHA ILLA ANTA (Ya Allah, hanya untuk Engkau segala pujian, Engkau lah cahaya langit dan bumi, hanya untuk Engkau lah segala pujian, Engkau lah pemelihara langit dan bumi, dan hanya untuk Engkau-lah segala pujian, Engkau Maha pengatur langit dan bumi serta segala isinya, Engkau lah Al Haqq, firman-Mu juga Haqq, surga itu haq, janji Engkau juga haq, hari kiamat itu haq, Ya Allah, kepada Engkau lah aku berserah diri, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku bertawakkal, kepada-Mu aku akan kembali, dan aku berjuang bersama-Mu, dan aku berpedoman kepada hukum-hukum-Mu, maka ampunilah dosa-dosaku yang telah lalu dan yang akan datang, baik yang samar maupun yang terang, Engkau lah Rabb ku tidak ada ilah selain Engkau)." Telah menceritakan kepada kami [Abu Kamil] telah menceritakan kepada kami [Khalid yaitu Ibnu Al Harits] telah menceritakan kepada kami ['Imran bin Muslim] bahwa [Qais bin Sa'd] telah menceritakan kepadanya, katanya; telah menceritakan kepada kami [Thawus] dari [Ibnu Abbas] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam shalat tahajjud, yaitu setelah mengucapkan "Allahu akbar" beliau biasa mengucapkan do'a…" kemudian dia menyebutkan makna haditsnya."

AbuDaud:655

Telah menceritakan kepada kami [Ya'kub bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dari [Yunus] dari [Al Hasan] dia berkata; [Samurah] berkata; "Aku hafal dua tempat diam sejenaknya beliau dalam shalat, pertama ketika imam bertakbir sampai membaca (Al Fatihah) dan diamnya yang kedua apabila selesai membaca surat Al Fatihah dan surat Al Qur'an sebelum ruku'." Al Hasan mengatakan; "Ternyata hal itu di ingkari oleh 'Imran bin Hushain." Kata Al Hasan selanjutnya; "Lantas mereka (orang-orang) menulis surat mengenai hal itu kepada [Ubay] di Madinah, namun Ubay membenarkan Samurah." Abu Daud mengatakan; "Demikianlah kata Humaid dalam hadits ini, yaitu; "Diam sejenaknya beliau ketika selesai membaca (surat Al Qur'an)." Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Khallad] telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Al Harits] dari [Asy'ats] dari [Al Hasan] dari [Samurah bin Jundab] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau diam sejenak di dua tempat, yaitu; Ketika mulai (shalat, yaitu setelah takbir -pent) dan ketika selesai membaca (surat)." Kemudian perawi menyebutkan makna hadits Yunus."

AbuDaud:660

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yazid] telah menceritakan kepada kami [Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [Al Hasan] bahwa Samurah bin Jundab dan 'Imran bin Hushain saling mengingatkan (sesuatu), maka [Samurah bin Jundab] menceritakan bahwa dirinya hafal dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dua tempat diam sejenaknya beliau (dalam shalat), pertama setelah takbir dan yang satunya ketika selesai dari membaca "GHAIRIL MAGHDLUUBI 'ALAIHIM WALADL DLLAALLIN", Samurah hafal yang demikian itu, namun Imran bin Hushain mengingkarinya, lantas keduanya menulis surat kepada Ubay bin Ka'b, maka [Ubay] membalas suratnya atau balasan dari surat mereka berdua bahwa Samurah memang telah hafal (dari Nabi)."

AbuDaud:661

Telah mengabarkan kepada kami ['Amru bin 'Aun] telah mengabarkan kepada kami [Husyaim] dari ['Auf] dari [Yazid Al Farisi] dia berkata; saya mendengar [Ibnu Abbas] berkata; aku bertanya kepada Utsman bin 'Affan; "Apa yang menyebabkan kalian sengaja meletakkan surat surat Bara'ah (At Taubah) padahal dia termasuk dari mi`in (surat yang ayatnya sampai seratus) dan surat Al Anfal padahal dia termasuk dari al matsani (surat yang ayatnya kurang dari seratus) kemudian kalian menyatukan keduanya termasuk dari tujuh surat panjang, dan belum kalian tulis antara keduanya dengan batas "bismillaahir rahmaanir rahim?" [Utsman] berkata; "Ketika beberapa ayat turun kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau memanggil beberapa orang yang akan menuliskan di sisinya, kemudian beliau bersabda kepadanya: "Letakkan ayat ini dalam surat yang disebutkan di dalamnya begini dan begini, " Ketika turun kepada beliau satu ayat atau dua ayat, maka beliau akan mengatakan seperti itu. Surat Al Anfal termasuk dari surat yang pertama diturunkan di Madinah, sedangkan Bara'ah (At Taubah) termasuk dari surat yang terakhir diturunkan di Madinah, sementara kandungannya mirip dengan kandungan yang ada dalam surat Al Anfal, maka perkiraanku, surat Al Bara'ah bagian dari surat Al Anfal, oleh karena itu aku meletakkan surat tersebut termasuk dari tujuh surat yang panjang, sehingga aku tidak menulis dengan batasan "Bismillahir rahmanir rahim." Telah menceritakan kepada kami [Ziyad bin Ayyub] telah menceritakan kepada kami [Marwan yaitu Ibnu Mu'awiyah] telah mengabarkan kepada kami ['Auf Al A'Rabi'ah] dari [Yazid Al Farisi] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abbas] semakna dengan hadits di atas, dalam hadits tersebut dia mengatakan; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah wafat, namun beliau belum menjelaskan kepada kami jika surat Al Anfal bagian dari surat Al Bara'ah." Abu Daud berkata; As Sya'bi, Abu Malik, Qatadah dan Tsabit bin 'Umarah mengatakan; "Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak menulis "Bismillahir rahmaanir rahim" hingga turun surat An Naml, demikian makna dari hadits tersebut."

AbuDaud:668

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Umar bin Abdul Wahid] dan [Bisr bin Bakr] dari [Al Auza'i] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari [Abdullah bin Abu Qatadah] dari [ayahnya] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku hendak memanjangkan (bacaan) ketika aku mengerjakan shalat, lalu aku mendengar tangisan anak kecil, maka aku mempersingkat (bacaan shalat) karena aku tidak ingin memberatkan (hati) ibunya."

AbuDaud:670

Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Ibnu Ukaimah Al Laitsi] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selesai dari shalat yang di baca Jahr (jelas), lalu beliau bersabda; "Apakah ada seseorang yang membaca (ayat) bersamaku tadi?" seorang laki-laki berkata; "Ya, wahai Rasulullah." Beliau bersabda: "Sungguh, aku berkata (dalam hati) kenapa ia membaca bersamaku dan mendahuluiku dalam membaca Al Qur'an?" Az Zuhri berkata; "Seketika itu orang-ornag yang membaca bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam shalat-shalat yang di baca nyaring pun berhenti, setelah mendengar hal itu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Abu Daud berkata; "Hadits Ibnu Ukaimah ini juga telah di riwayatkan pula oleh [Ma'mar] dan [Yunus] serta [Usamah bin Zaid] dari [Az Zuhri] dengan makna haditsnya Malik. Telah menceritakan kepada kami [Musaddad], [Ahmad bin Muhammad Al Marwazi], [Muhammad bin Ahmad bin Abu Khalaf], [Abdullah bin Muhammad Az Zuhri] dan [Ibnu Sarh], mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] saya mendengar [Ibnu Ukaimah] menceritakan kepada Sa'id bin Musayyib katanya; saya mendengar [Abu Hurairah] berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat bersama kami -kami mengira shalat tersebut adalah shalat shubuh- semakna dengan hadits di atas, sampai pada sabdanya; kenapa ia membaca bersamaku dan mendahuluiku dalam membaca Al Qur'an?" Musaddad berkata dalam haditsnya; Ma'mar mengatakan; "Seketika itu orang-orang berhenti dari membaca dalam shalat yang bacaannya di baca jahr (jelas, nyaring) oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Ibnu As Sarh mengatakan dalam haditsnya; Ma'mar berkata dari Az Zuhri, Abu Hurairah berkata; "Orang-orang pun berhenti…" sedangkan Abdullah bin Muhammad Az Zuhri di antara mereka juga Sufyan berkata; lalu Az Zuhri mengatakan suatu perkataan yang tidak aku dengar." Ma'mar mengatakan; Bahwa az Zuhri mengatakan; "Orang-orang berhenti." Abu Daud mengatakan; "Hadits ini juga di riwayatkan [Abdurrahman bin Ishaq] dari [Az Zuhri] dan haditsnya berhenti sampai sabdanya; kenapa ia membaca bersamaku dan mendahuluiku dalam membaca Al Qur'an?" Dan di riwayatkan pula oleh [Al Auza'i] dari [Az Zuhri] dia mengatakan dalam masalah itu; "Maka kaum Muslimin pun mengambil pelajaran dari hal itu, sehingga mereka tidak lagi membaca bersama beliau shallallahu 'alaihi wasallam dalam shalat yang bacaannya di baca jahr." Abu Daud mengatakan; "saya mendengar Muhammad bin Yahya bin Faris berkata; "Mengenai perkataannya "orang-orang pun berhenti" merupakan perkataan Az Zuhri."

AbuDaud:703

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Waki' bin Al Jarrah] telah menceritakan kepada kami [Sufyan Ats Tsauri] dari [Abu Khalid Ad Dalani] dari [Ibrahim As Saksaki] dari [Abdullah bin Abu Aufa] dia berkata; seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata; "Sesungguhnya aku tidak dapat mempelajari Al Qur'an sedikit pun, maka ajarilah aku sesuatu yang dapat memadai untukku sebagai gantinya." Beliau bersabda: "Ucapkanlah; "SUBHANALLAH WAL HAMDULILLAH WALAA ILAAHA ILLALLAH WALLAAHU AKBAR WALAA HAULAA WALAA QUWWATA ILLA BILLAHIL 'ALIYYIL 'AZHIIM (Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada ilah yang hak kecuali Allah dan Allah Maha besar, tidak ada daya dan upaya kecuali kecuali dengan pertolongan Allah yang Maha Luhur lagi Maha Agung)." Laki-laki itu berkata; "wahai Rasulullah, ungkapan ini untuk Allah Azza Wa Jalla, lantas (ungkapan) manakah yang untuk saya?" beliau bersabda: "katakanlah; "ALLAHUMMARHAMNII WARZUQNII WA'AAFINII WAHDINII (Ya Allah, rahmatilah aku, berilah aku rizki, kesejahteraan, dan petunjuk." Ketika orang itu berdiri (shalat), maka dia memberi isyarat dengan tangannya seperti ini (yaitu membaca sambil menghitungnya) maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Orang ini tangannya telah di penuhi dengan kebaikan."

AbuDaud:708

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali] dan [Husain bin Isa] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] telah mengabarkan kepada kami [Syarik] dari ['Ashim bin Kulaib] dari [ayahnya] dari [Wa'il bin Hujr] dia berkata; saya melihat apabila Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sujud, beliau meletakkan kedua lututnya sebelum kedua tangannya, dan apabila bangkit, beliau mengangkat kedua tangannya sebelum kedua lututnya." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ma'mar] telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Minhal] telah menceritakan kepada kami [Hammam] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Juhadah] dari [Abdul Jabbar bin Wa`il] dari [ayahnya] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam…" kemudian dia melanjutkan hadits tentang shalat. katanya; "Ketika beliau sujud, beliau meletakkan kedua lututnya ke lantai sebelum meletakkan kedua telapak tangannya. ' Hammam mengatakan; telah menceritakan kepadaku [Syaqiq] dia berkata; telah menceritakan kepadaku ['Ashim bin Kulaib] dari [ayahnya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti hadits ini. sedangkan dalam hadits salah satu dari keduanya (Muhammad bin Juhadah dan Syaqiq) yang lebih tahu daripadaku adalah hadits yang (di riwayatkan) oleh Muhammad bin Juhadah; "Apabila beliau bangkit, maka beliau bangkit dengan menumpu kedua lututnya dengan bersandarkan pada kedua pahanya."

AbuDaud:713

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Isma'il yaitu Ibnu Ibrahim] dari [Ayyub] dari [Abu Qilabah] dia berkata; [Abu Sulaiman Malik bin Al Huraits] datang menemui kami di masjid, dia berkata; "Demi Allah, sungguh aku akan mengerjakan shalat bersama kalian, sebenarnya aku tidak bermaksud untuk shalat (bersama kalian), namun aku hendak memperlihatkan kepada kalian bagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengerjakan shalat." Abu Ayyub berkata; "Kataku kepada Abu Qilabah; 'Bagaimana dia (Malik) mengerjakan shalat?" jawabnya; "Seperti cara shalatnya syaikh kita yaitu 'Amru bin Salamah, imam mereka. Abu Qilabah menyebutkan; apabila Malik bin Huwairits bangkit dari sujud terakhir pada raka'at pertama, dia duduk sesaat kemudian berdiri."

AbuDaud:716

Telah menceritakan kepada kami [Ziyad bin Ayyub] telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dari [Ayyub] dari [Abu Qilabah] dia berkata; [Abu Sulaiman Malik bin Al Huwairits] datang ke masjid kami seraya berkata; "Sesungguhnya aku akan shalat, dan sebenarnya aku tidak bermaksud untuk shalat (bersama kalian), akan tetapi aku hendak memperlihatkan kepada kalian bagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat." Abu Qilabah berkata; "Maka (Malik) duduk sejenak di raka'at pertama setelah mengangkat kepala dari sujud kedua."

AbuDaud:717

Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] telah menceritakan kepada kami [Anas yaitu Ibnu 'Ayyadl]. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Al Mutsanna] telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Sa'id] dari ['Ubaidullah] sedangkan lafadz hadits ini berasal dari Al Mutsanna telah menceritakan kepadaku [Sa'id bin Abu Sa'id] dari [ayahnya] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk masjid, bersamaan dengan itu seorang laki-laki masuk masjid lalu shalat, seusai shalat, dia datang sambil memberi salam kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab salamnya dan bersabda: "Kembali dan shalatlah, karena kamu belum mengerjakan shalat." laki-laki itu kembali mengerjakan shalat sebagaimana ia shalat, kemudian dia datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan memberi salam kepada beliau, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab salamnya, sabdanya; "Alaikas salam." kemudian bersabda: "Shalatlah kamu, sesungguhnya kamu belum mengerjakan shalat." hal itu di ulanginya sampai tiga kali. Laki-laki itu berkata; "Demi dzat yang telah mengutus-Mu dengan kebenaran, aku tidak dapat mengerjakan yang lebih baik selain cara ini, oleh karena itu ajarilah aku." Beliau bersabda: "Apabila kamu hendak mengerjakan shalat, bertakbirlah, kemudian bacalah ayat Al Qur'an yang mudah bagimu, lalu ruku'lah hingga kamu benar-benar (tenang) dalam posisi ruku', setelah itu bangkitlah sampai berdiri lurus kembali, kemudian sujudlah hingga benar-benar dalam posisi sujud, lalu duduklah hingga benar-benar dalam posisi duduk, lalu sujud kembali hingga benar-benar sujud, kemudian lakukanlah hal itu di setiap shalatmu." [Al Qa'nabi] mengatakan; dari [Sa'id bin Abu Sa'id Al Maqburi] dari [Abu Hurairah] …' di akhir haditsnya ia mengatakan; "Jika kamu melakukan seperti ini, maka shalatmu menjadi sempurna, dan apabila kamu mengurangi dari cara ini, berarti kesempurnaan shalatmu juga akan terkurangi." Dalam hadits ini juga di sebutkan; "Apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka sempurnakanlah wudlu'mu." Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] dari [Ali bin Yahya bin Khallad] dari [pamannya] bahwa seorang laki-laki masuk masjid…" selanjutnya dia melanjutkan seperti hadits di atas, lalu dia berkata; "Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya tidak sempurna shalat seseorang sehingga dia berwudlu' yaitu membasuh anggota wudlu'nya (dengan sempurna) kemudian bertakbir, memuji Allah Jalla wa 'Azza, menyanjung-Nya dan membaca AL Qur'an yang mudah baginya. Setelah itu mengucapkan Allahu Akbar, kemudian ruku' sampai tenang semua persendiannya, lalu mengucapkan "Sami'allahu liman hamidah" sampai berdiri lurus, kemudian mengucapkan Allahu Akbar, lalu sujud sehingga semua persendiannya tenang. Setelah itu mengangkat kepalanya sambil bertakbir. Apabila dia telah mengerjakan seperti demikian, maka shalatnya menjadi sempurna." Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali] telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Abdul Malik] dan [Hajjaj bin Minhal] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Hammam] telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] dari [Ali bin Yahya bin Khallad] dari [ayahnya] dari [pamannya yaitu Rifa'ah bin Rafi'] dengan makna yang sama, dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak sempurna shalat salah seorang dari kalian sehingga dirinya menyempurnakan wudlu' sebagaimana yang di perintahkan Allah Azza wa Jalla, yaitu membasuh mukanya dan kedua tangannya sampai kedua sikunya, dan membasuh kepalanya dan kedua kakinya hingga kedua mata kakinya, kemudian mengucapkan takbir, memuji Allah dan membaca Al Qur'an yang mudah baginya…" kemudian ia menyebutkan seperti haditsnya Hammad, katanya; "…Kemudian bertakbir, bersujud dengan meletakkan muka -Hammam mengatakan; sepertinya dia mengatakan- atau keningnya ke tanah, sehingga semua persendiannya tenang dan menjadi rileks, lalu bertakbir dan duduk pada tempat duduknya hingga lurus tulang punggungnya, maka beliau mempraktekkan cara shalat tersebut hingga empat kali sampai selesai, tidak sempurna shalat seseorang di antara kalian, sehingga ia mengerjakan cara shalat yang seperti ini." telah menceritakan kepada kami [Wahb bin Baqiyah] dari [Khalid] dari [Muhammad yaitu Ibnu 'Amru] dari [Ali bin Yahya bin Khallad] dari [ayahnya] dari [Rifa'ah bin Rafi'] dengan kisah seperti ini, sabdanya: "Apabila kamu hendak mengerjakan shalat, dan wajahmu telah menghadap ke arah kiblat, maka bertakbirlah lalu bacalah Ummul Qur'an dan surat sesuka hatimu, dan sesuai kehendak Allah untuk kamu baca, apabila kamu ruku', maka letakkanlah kedua telapak tanganmu di atas kedua lututmu dan hamparkanlah punggungmu." Setelah itu beliau bersabda: "Apabila kamu hendak sujud, maka kuatkanlah (kedua tangan) untuk menyangga sujudmu, dan apabila kamu mengangkat (kepala dari sujud) maka duduklah di atas pahamu yang kiri." Telah menceritakan kepada kami [Mu'ammal bin Hisyam] telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dari [Muhammad bin ishaq] telah menceritakan kepadaku [Ali bin Yahya bin Khallad bin Rafi'] dari [ayahnya] dari [pamannya yaitu Rifa'ah bin Rafi'] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan kisah seperti ini, beliau bersabda: "Apabila kamu hendak mengerjakan shalat, bertakbirlah kepada Allah Ta'ala, kemudian bacalah Al Qur'an yang mudah bagimu." -dalam hadits tersebut beliau juga bersabda- Apabila kamu duduk di tengah mengerjakan shalat, maka tenangkanlah dirimu dan duduklah di atas paha kirimu, kemudian bacalah tasyahud. Setelah itu, apabila kamu berdiri, kerjakanlah seperti itu pula, sehingga kamu selesai dari shalat." Telah menceritakan kepada kami ['Abbad bin Musa Al Khuttali] telah menceritakan kepada kami [Isma'il yaitu Ibnu Ja'far] telah mengabarkan kepadaku [Yahya bin Ali bin Yahya bin Khallad bin Rafi' Az Zuraqi] dari [ayahnya] dari [kakeknya] dari [Rifa'ah bin Rafi'] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam -lalu di ceritakannya hadits tersebut, di antaranya beliau bersabda: "Maka berwudlu'lah sebagaimana yang di perintahkan oleh Allah Jalla wa Azza kepadamu, kemudian bacalah Tasyahud (setelah wudlu), dan dirikanlah (shalat) kemudian bertakbirlah, jika kamu bisa membaca (hafal) dari surat Al Qur'an, maka bacalah, jika tidak (bisa membaca), maka bertahmid (membaca Al Hamdulillah), bertakbir (membaca Allahu Akbar) dan bertahlil (membaca Laa ilaaha illallah) lah kepada Allah." -dalam hadits itu pula beliau bersabda; "…Jika kamu mengurangi sedikit dari cara tersebut, berarti kamu mengurangi (kesempurnaan) shalatmu."

AbuDaud:730

Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Ya'fur]. Abu Daud mengatakan; namanya adalah Waqdan, dari [Mush'ab bin Sa'd] dia berkata; "Aku mengerjakan shalat di samping ayahku, lalu aku meletakkan kedua tanganku antara kedua lututku, maka dia melarangku mengerjakan cara yang demikian, lalu saya mengulanginya, maka [ayahku] berkata; "Janganlah kamu melakukan cara yang seperti ini, karena sesungguhnya kami pernah melakukan cara seperti ini, lalu kami dilarang melakukannya dan kami di perintahkan supaya meletakkan tangan di atas lutut."

AbuDaud:734

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair] telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari ['Alqamah] dan [Al Aswad] dari [Abdullah] dia berkata; "Apabila salah seorang dari kalian ruku', maka hamparkanlah kedua hastanya di atas pahanya dan ratakanlah antara kedua telapak tangannya, seakan-akan aku melihat jemari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersilang."

AbuDaud:735

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Daud] dari [Ibnu Abu Laila] dari [Tsabit Al Banani] dari [Abdurrahman bin Abu Laila] dari [ayahnya] dia berkata; "Aku shalat sunnah di samping Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan terdengar olehku beliau memohon perlindungan kepada Allah dari api neraka dan kesengsaraan penduduk Neraka."

AbuDaud:747

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman] bahwa [Abu Hurairah] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri untuk mengerjakan shalat, lantas kami pun berdiri bersama beliau, tiba-tiba seorang arab badui berkata dalam shalatnya; "Allahummar hamnii wa muhammadan walaa tarham ma'adaa ahadan (Ya Allah, rahmatilah aku dan Muhammad dan janganlah Engkau merahmati seorang pun yang bersama kami)." Setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam salam, beliau bersabda kepada arab badui tersebut: 'Kamu telah mempersempit sesuatu yang luas." Maksud beliau adalah rahmat Allah Azza Wa Jalla."

AbuDaud:748

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad Az Zuhri] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] telah menceritakan kepadaku [Isma'il bin Umayyah] saya mendengar [seorang arab badui] berkata; saya mendengar [Abu Hurairah] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa di antara kalian membaca; "WAT TIIN WAZ ZAITUN (Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun), " sampai akhir ayat "ALAISALLAHU BI AHKAMIL HAAKIMIIN (Bukankah Allah hakim yang seadil-adilnya?) " hendaknya ia mengucapkan; "Benar, dan kami menjadi saksi untuk itu." Dan barangsiapa membaca; "LAA UQSIMU BIYAUMIL QIYAAMAH (Aku bersumpah demi hari kiamat), hingga akhir ayat "ALAISA DZAALIKA BI QAADIRIN `ALAA AIYYUHYIYAL MAUTA (Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati?), maka hendaklah ia mengatakan; benar." Dan barangsiapa membaca; WAL MURSALAATI `URFA (Demi malaikat-malaikat yang diutus untuk membawa kebaikan) sampai dengan; FA BIAIYYI HADITSIN BA`DAHU YU`MINUN (Maka kepada perkataan apakah sesudah Al Quraan ini mereka akan beriman?), maka hendaknya ia mengatakan; aku beriman kepada Allah." Isma'il berkata: aku pergi untuk melihat apakah dia menjaganya, Dan dia adalah seorang badui, dia berkata; "wahai saudaraku, apakah kamu mengira bahwa aku tidak menjaganya, sungguh aku telah berhaji sebanyak enam puluh kali, tidaklah ada pada satu tahun pun kecuali aku mengetahui unta yang dulu aku pakai untuk berhaji."

AbuDaud:753

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya bin Faris] bahwa [Sa'id bin Al Hakam] telah menceritakan kepada mereka, telah mengabarkan kepada kami [Nafi' bin Yazid] telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Abu Sulaiman] dari [Zaid bin Abu Al 'Attab] dan [Ibnu Al Maqburi] dari [Abu Hurairah] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika kalian datang untuk menunaikan shalat, sedangkan kami dalam keadaan sujud, maka ikutlah bersujud, dan janganlah kalian menghitungnya satu raka'at, dan barangsiapa mendapatkan ruku', berarti dia telah mendapatkan shalat (satu raka'at -pent)."

AbuDaud:759

Telah menceritakan kepada kami [Hannad bin As Sarri] dari [Waki'] dari [Sa'id bin Ziyad] dari [Ziyad bin Shabih Al Hanafi] dia berkata; saya shalat di samping [Ibnu Umar], lalu aku meletakkan kedua tanganku pada kedua lambungku (bertolak pinggang), seusainya shalat, dia berkata; "Ini adalah salib dalam shalat, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang perbuatan seperti ini."

AbuDaud:768

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah]. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dan ini merupakan hadits darinya dan lebih sempurna, dari [Al A'masy] dari [Al Musayyab bin Rafi'] dari [Tamim bin Tharafah Ath Tha`i] dari [Jabir bin Samurah] dia berkata; -Utsman berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk masjid, lalu beliau melihat orang-orang tengah mengerjakan shalat sambil mengangkat tangan mereka (menengadah) ke langit, -kemudian riwayat Utsman dan Musaddad bersambung- beliau bersabda: "Hendaklah orang-orang berhenti mengangkat pandangan mereka ke langit pada waktu shalat,." -Musaddad menambahkan; "ataukah (mereka) ingin penglihatan mereka tidak dikembalikan lagi?"

AbuDaud:778

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu syaibah] telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] dari [Aisyah] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengerjakan shalat dengan memakai pakaian bergambar, kemudian beliau bersabda: "Gambar-gambar pada pakaian ini telah mengganggu perhatianku, kembalikanlah ia kepada Abu Jahm dan tukarlah dengan pakaian bulu kasar yang tidak bergambar." Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Mu'adz] telah menceritakan kepada kami [ayahku] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman yaitu Ibnu Abu Az Zannad] dia berkata; saya mendengar [Hisyam] menceritakan dari [ayahnya] dari [Aisyah] dengan hadits seperti ini, katanya; "Dan beliau mengambil kain Kurdi milik Abu Jahm, lalu di katakan; "Wahai Rasulullah, kain yang bergambar tadi lebih bagus dari kain Kurdi."

AbuDaud:780

Telah menceritakan kepada kami [Ar Rabi' bin nafi'] telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah yaitu Ibnu Sallam] dari [Zaid] bahwa dia mendengar [Abu Salam] berkata; telah menceritakan kepadaku [As Saluli yaitu Abu Kabsyah] dari [Sahl bin Handzaliyah] dia berkata; "Iqamat shalat subuh telah di kumandangkan, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri untuk melaksanakan shalat, (dalam shalatnya) beliau menoleh ke arah jalan setapak di bukit." -Abu Daud berkata; Waktu itu beliau mengutus pasukan penunggang kuda ke jalan setapak di bukit untuk berjaga-jaga pada malam hari."

AbuDaud:781

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal] dan [Musaddad] sedangkan ini adalah lafadznya Musaddad, katanya; telah menceritakan kepada kami [Bisyr yaitu Ibnu Al Mufadlal] telah menceritakan kepada kami [Burd] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah bin Az Zubair] dari [Aisyah] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam -Ahmad berkata- Sedang mengerjakan shalat, sementara pintu dalam keadaan tertutup, ketika aku datang, aku minta dibukakan pintu -Ahmad berkata- maka beliau berjalan dan membukakan pintu untukku lalu beliau kembali lagi ketempat shalatnya." disebutkan ketika itu pintu berada di arah kiblatnya.

AbuDaud:787

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad An Nufaili] telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah menceritakan kepada kami [Abu Az Zubair] dari [Jabir] dia berkata; Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengutusku menuju (perkampungan) Bani Mushthaliq, lalu aku menemui beliau, sedangkan beliau tengah mengerjakan shalat di atas kendaraannya, aku pun berbicara kepadanya, maka beliau memberi isyarat dengan tangannya seperti ini, aku berbicara lagi, namun beliau hanya memberi isyarat dengan tangannya seperti ini, sedangkan aku mendengar bacaan shalat beliau, dan beliau menganggukkan kepalanya. Seusai shalat, beliau bersabda: "Bagaimana dengan tugas yang telah aku tugaskan kepadamu? Sebenarnya tidak ada halangan buatku untuk membalas perkataanmu itu, hanya saja waktu itu aku sedang mengerjakan shalat."

AbuDaud:791

Telah menceritakan kepada kami [Al Husain bin Isa Al Khurasani Ad Damighani] telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin 'Aun] telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Sa'd] telah menceritakan kepada kami [Nafi'] dia berkata; saya mendengar [Abdullah bin Umar] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berangkat menuju Quba` dan shalat di sana, lantas orang-orang Anshar datang menemui beliau sambil mengucapkan salam, sedangkan beliau tengah mengerjakan shalat." Abdullah berkata; "Aku bertanya kepada Bilal; "Bagaimana kamu melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab salam ketika mereka memberi salam kepada beliau yang sedang shalat?" Bilal menjawab; "Seperti ini, sambil membuka telapak tangannya. dan Ja'far bin 'Aun membuka telapak tangannya dengan menjadikan bagian dalamnya di bawah dan bagian luarnya di atas."

AbuDaud:792

Telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin 'Utbah Ad Dimasyqi] dan [Mahmud bin Khalid] keduanya berkata; telah menceritakan kepadaku [Al Firyabi] dari [Shubaih bin Muhriz Al Himshi] telah menceritakan kepadaku [Abu Mushabbih Al Maqra`i] dia berkata; "Kami bermajlis kepada [Abu Zuhair An Numairi] -dia termasuk salah seorang sahabat-, dia berbicara kepada kami dengan pembicaraan yang bagus: apabila seseorang dari kami berdo'a maka dia berkata: "Tutuplah dengan "Amiin" karena "amiin" seperti setempel pada lembaran." Abu Zuhair berkata; aku beritahukan kalian tentang itu; "Pada suatu malam, kami keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu kami menemui seseorang yang bersungguh-sungguh dalam meminta (berdo'a), maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berhenti untuk mendengarkan ucapan orang tersebut, lalu beliau bersabda: "(Do'anya) akan dikabulkan apabila ditutup." Seseorang betanya; "Dengan apa ia menutupnya? Beliau menjawab: "Dengan "amiin" sesungguhnya apabila dia menutupnya dengan "amiin" pasti (do'nay) akan dikabulkan." Orang yang bertanya tadi pergi dan bergegas menemui orang yang berdo'a tadi sambil mengatakan: "Wahai fulan, tutuplah do'a kamu dengan "amiin" ini adalah kabar gembira!." Lafdz hadits ini dari Mahmud. Abu Daud berkata; Al Maqra` merupakan salah satu kabilah Himyar.

AbuDaud:803

Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Abu Hazim bin Dinar] dari [Sahl bin Sa'd] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah berkunjung kepada Bani 'Amr bin 'Auf untuk mendamaikan perselisihan yang terjadi di antara mereka, sementara waktu shalat telah tiba. Mu'adzin datang menemui Abu Bakar radliallahu 'anhu, lalu berkata; "Inginkah anda mengimami orang-orang, nanti aku akan kumandangkan iqamah." Abu Bakar menjawab; "Ya, ' Abu Bakar mengerjakan shalat, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang, dan orang-orang pun tengah mengerjakan shalat, lalu beliau menelusuri shaf sampai sampai beliau berdiri dalam shaf, lalu orang-orang bertepuk tangan, tapi Abu Bakar tetap saja tidak menoleh dalam shalat. setelah banyak orang yang bertepuk tangan, baru dia menoleh dan langsung melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberi isyarat kepadanya supaya tetap di tempat, namun Abu Bakar mengangkat kedua tangannya (sebagai isyarat untuk menolak), seraya memuji kepada Allah atas apa yang di perintahkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepadanya. Setelah itu Abu Bakar mundur, sampai berdiri lurus dengan shaf, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam maju (sebagai imam). Selesai shalat, beliau bersabda: "Apakah yang menghalangimu tidak mau tetap berada di tempat (jadi imam) sewaktu aku perintahkan?" Abu Bakar menjawab; "Tidak layak bagi anak Abu Quhafah mengerjakan shalat di depan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Kenapa aku melihat kalian bertepuk tangan? Barangsiapa terjadi sesuatu (kesalahan) pada dirinya dalam shalat, maka bacalah tasbih, sebab apabila dia telah membaca tasbih, orang lain akan menoleh kepadanya, dan tepuk tangan hanya bagi kaum wanita." Abu Daud berkata; "Ini kalau dalam shalat fardlu." Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin 'Aun] telah mengabarkan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Abu Hazim] dari [Sahl bin Sa'd] dia berkata; "Pernah terjadi suatu persengketaan di kalangan Bani 'Amru bin 'Auf, lalu berita itu sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lantas beliau menemui mereka setelah shalat Dzuhur untuk mendamaikan mereka. beliau bersabda kepada Bilal: "Apabila waktu shalat ashar telah tiba, sedang aku belum datang kepadamu, maka suruhlah Abu Bakar mengerjakan shalat bersama orang-orang." Setelah waktu Ashar tiba, Bilal mengumandangkan adzan dan menyerukan iqamah, setelah itu menyuruh Abu Bakar untuk maju (jadi imam)." Pada akhir hadits ini, beliau bersabda: "apabila terjadi sesuatu padamu dalam shalat, hendaklah kaum laki-laki membaca tasbih dan kaum wanita bertepuk tangan." Telah menceritakan kepada kami Mahmud bin Khalid telah menceritakan kepada kami Al Walid dari Isa bin Ayyub dia berkata; sabdanya: "Bertepuk tangan bagi kaum wanita" yaitu; menepukan dua jari-jarinya yang sebelah kanan di atas telapak tangan kirinya."

AbuDaud:805

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] dari [Abu Al Ahwash] -seorang syaikh dari penduduk Madinah- bahwa dia mendengar [Abu Dzar] meriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Apabila salah seseorang dari kalian sedang mengerjakan shalat, maka rahmat berada di hadapannya, oleh karena itu janganlah ia menyingkirkan kerikil yang ada di hadapannya!."

AbuDaud:808

Telah menceritakan kepada kami [Abdussalam bin Abdurrahman al wabishi] telah menceritakan kepada kami [ayahku] dari [Syaiban] dari [Hushain bin Abdurrahman] dari [Hilal bin Yasaf] dia berkata; "Aku pergi ke negeri Raqqah, lalu sebagian sahabatku berkata kepadaku; "Apakah kamu mempunyai keinginan untuk bertemu salah seorang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" Hilal berkata; jawabku: "ya! ini suatu keberuntungan, " lalu kami menuju [Wabishah] (seorang sahabat Rasulullah), aku berkata kepada sahabatku; "Kita mulai pandangi dulu karakternya, ternyata dia mengenakan peci bertelinga dua yang selalu melekat dan mengenakan jubah yang bertopi yang terbuat dari bahan sutera berwarna abu-abu, dan dia tengah mengerjakan shalat sambil bersandar kepada tongkatnya. Kami tanyakan hal itu kepadanya setelah kami memberi salam, dia menjawab: " [Ummu Qais binti Mihshan] pernah menyampaikan kepadaku, bahwa setelah berusia lanjut dan lemah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membuat tiang di tempat shalatnya untuk bersandar."

AbuDaud:811

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Isa] telah menceritakan kepada kami [Husyaim] telah mengabarkan kepada kami [Isma'il bin Abu Khalid] dari [Al Harits bin Syubail] dari [Abu 'Amru As Syaibani] dari [Zaid bin Arqam] dia berkata; "Salah seorang dari kami pernah mengajak bicara kepada orang yang ada di sampingnya ketika shalat, lalu turunlah ayat; "WA QUUMUU LILLAAHI QAANITIIN (berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu') QS Al Baqarah; 238. maka kami di perintahkan untuk diam dan di larang untuk berbicara."

AbuDaud:812

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Al Mufadlal] dari ['Ashim bin Kulaib] dari [ayahnya] dari [Wa'il bin Hujr] dia berkata; kataku; "Sungguh aku melihat bagaimana tata cara shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam!." yaitu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri, lalu menghadap kiblat, bertakbir, mengangkat kedua tangan sehingga sejajar dengan kedua telinga, setelah itu tangan kanan beliau memegang tangan kirinya, sewaktu beliau hendak ruku', beliau mengangkat kedua tangannya seperti tadi." Katanya melanjutkan; "Kemudian beliau duduk, yaitu menduduki kaki kirinya dan meletakkan tangan kiri di atas paha kirinya sambil merenggangkan siku yang kanan terhadap paha sebelah kanan dan menggenggam kedua jari (kelingking dan manis) dan membentuk suatu lingkaran. Aku melihat beliau melakukan seperti ini Bisyr membentuk lingkaran dengan ibu jari dan jari tengah serta menunjuk dengan jari telunjuk."

AbuDaud:820

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah mengabarkan kepada kami [Yahya] dari [Sulaiman Al A'masy] telah menceritakan kepadaku [Syaqiq bin Salamah] dari [Abdullah bin Mas'ud] dia berkata; "Apabila kami selesai duduk-duduk bersama bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam shalat, maka kami ucapkan; "As Salaamu 'alallah qabla 'ibaadihis salaam'ala fulaanin wa fulaan (selamat sejahtera bagi Allah sebelum hamba-bamba-Nya, selamat sejahtera bagi fulan dan fulan)." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian mengatakan "As Salaamu 'alaallah, karena Allah adalah dzat sumber keselamatan, akan tetapi jika salah seorang dari kalian duduk hendaklah mengucapkan; 'At Tahiyyati lillah was shalawaatu wat thayyibaat, as salaamu 'alaika ayyuhan nabiiyyu warahmatullahi wa barakaatuh as salaamu 'alaina wa 'alaa ibaadillahis shalihin (Segala kesejahteraan milik Allah semata, begitupun segala kasih-sayang dan hal-hal yang baik, selamat sejahtera kiranya terlimpah kepadamu wahai Nabi, begitupun rahmat Allah serta berkah-berkah-nya. Selamat sejahtera terlimpah pula atas kami dan atas hamba-hamba Allah yang Shalih) " apabila kalian mengucapkan seperti ini, maka kalian dapat mencapai semua hamba yang Shalih baik yang di langit maupun yang di bumi, -atau sabdanya- di antara langit dan bumi. ' "Asyhadu allaa ilaaha illallah wa asyhadu ann namuhammadan 'abduhu wa rasuuluh (Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah selaian Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba dan utusan-Nya) ", kemudian hendaklah salah seorang dari kalian memilih do'a yang menarik hatinya dan berdo'a dengan do'a itu." Telah menceritakan kepada kami [Tamim bin Al Muntashir] telah mengabarkan kepada kami [Ishaq yaitu Ibnu Yusuf] dari [Syarik] dari [Abu Ishaq] dari [Abu Al Ahwash] dari [Abdullah] dia berkata; "Kami tidak tahu, apa yang harus kami baca ketika duduk dalam shalat, sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah di ajari (oleh Allah) …" kemudian dia menyebutkan hadits yang semisal itu." [Syarik] mengatakan; dan telah menceritakan kepada kami [Jami' yaitu ibnu Abu Syaddad] dari [Abu Wa'il] dari [Abdullah] seperti itu, katanya; "Dan beliau telah mengajari kami beberapa kalimat, dan tidak mengajari kami kalimat-kalimat di atas sebagaimana beliau mengajari kami tasyahud, (sabdanya): "Allahumma allif baina quluubina wa ashlih dzaata bainina wahdinaa subulus salaam wa najjinaa minad dlulumaati ilan nuur wa jannibnal fawaahisy maa dlahara minhaa wa maa bathana wa baarik lanaa fii asmaa'ina wa abshaarinaa wa quluubinaa wa azwaajinaa wa dzurriyyatinaa wa tub 'alainaa innaka anta tawwaabur rahim, wa ja'alna syaakiriin, lini'matika mutsniin bihaa qaabiliha wa atimmaha alainaa (Ya Allah, jinakkanlah antara hati kami, perbaikilah hubungan di antara kami, tunjukilah kami jalan yang lurus, selamatkanlah kami dari kegelapan menuju cahaya, hindarkanlah kami dari perbuatan keji baik yang nampak maupun yang tersembunyi, berkahilah kami pada pendengaran kami, penglihatan kami, hati kami, isteri-isteri kami dan anak cucu kami, terimalah taubat kami karena Engkau adalah dzat yang Maha penerima taubat dan Maha penyayang, jadikanlah kami dalam kelompok yang pandai bersyukur, terhadap nikmat-nikmat-Mu kami bersyukur, terimalah dan sempurnakanlah atas kami." Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad An Nufaili] telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Al Hurr] dari [Al Qasim bin Mukhaimirah] dia berkata; ['Alqamah] memegang tanganku, lalu menceritakan kepadaku bahwa [Abdullah bin Mas'ud] pernah memegang tangannya, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga pernah memegang tangan Abdullah bin Mas'ud, lalu beliau mengajarinya tasyahud dalam shalat…" kemudian dia menyebutkan seperti do'a dalam haditsnya Al A'masy, (sabdanya): "Apabila kamu telah mengucapkan do'a tersebut atau memenuhi do'a ini, maka kamu benar-benar telah memenuhi shalatmu, jika kamu hendak berdiri, berdirilah dan jika hendak duduk, maka duduklah."

AbuDaud:825

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Ubaid] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dari [Muhammad] dari [Abu Hurairah] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat petang hari bersama kami yaitu shalat dzuhur atau ashar." Kata Abu Hurairah; "Ternyata beliau hanya shalat dua raka'at kemudian salam, lalu pergi ke kayu yang melintang di depan masjid sambil meletakkan tangan yang satunya (kanannya) di atas tangannya yang lain, dan terlihat di wajahnya seolah-olah beliau sedang marah, setelah itu orang-orang bergegas keluar (dari masjid) sambil berkata; "Shalat di qashar, shalat di qashar." Dan di antara orang-orang tersebut terdapat Abu Bakar dan Umar, keduanya merasa segan untuk menanyakan hal itu, maka salah seorang yang di beri nama oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan sebutan Dzul yadain berdiri seraya bertanya; "Wahai Rasulullah, apakah anda lupa ataukah memang shalat telah di qashar?" beliau menjawab: "Aku tidak lupa dan tidak pula mengqashar shalat." Dzul Yadain berkata; "Akan tetapi anda lupa wahai Rasulullah." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menghadap kepada orang-orang seraya bersabda: "Benarkah apa yang di katakan oleh Dzul Yadain?" para sahabat menjawab (dengan isyarat); "Ya, benar" lalu beliau maju kembali ke tempatnya semula dan menyelesaikan kekurangan (raka'at) yang tertinggal, kemudian salam. Setelah salam beliau bertakbir dan sujud seperti sujud biasa atau agak panjang sedikit lalu mengangkat kepala dan bertakbir, setelah itu beliau bertakbir lagi dan sujud seperti sujud biasa atau agak lama kemudian mengangkat kepala dan bertakbir." Di tanyakan kepada Muhammad; "Apakah beliau salam dalam (sujud) sahwi?" jawabnya; "aku tidak menghafalnya dari Abu Hurairah, tapi aku diberitahu bahwa [Imran bin Hushain] berkata; "Kemudian beliau shallallahu 'alaihi wasallam salam…". Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Ayyub] dari [Muhammad] dengan sanadnya, namun hadits Hammad lebih sempurna, perawi berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat bersama kami namun dia tidak mengatakan"…Para sahabat mengangguk…" katanya melanjutkan; "…maka orang-orang menjawab; "Ya, benar" katanya lagi; "…kemudian beliau mengangkat (kepalanya) …" dan tidak mengatakan; "…beliau bertakbir, kemudian bertakbir dan sujud seperti sujud biasanya atau agak panjang, kemudian beliau mengangkat (kepala)." Riwayat haditsnya selesai sampai di sini, tanpa menyebutkan redaksi setelahnya dan tidak pula menyebutkan; "…Para sahabat mengangguk.." kecuali Hammad bin Zaid, Abu Daud mengatakan; 'Setiap orang yang meriwayatkan hadits ini tidak mengatakan; "…kemudian bertakbir…'" tidak pula menyebutkan; "…dan kembali…" Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Bisyr yaitu Ibnu Al Mufadlal] telah menceritakan kepada kami [Salamah yaitu Ibnu Alqamah] dari [Muhammad] dari [Abu Hurairah] dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengerjakan shalat bersama kami…" seperti maksud hadits Hammad seluruhnya (dari awal) sampai akhir ucapannya, yaitu; "Aku di beritahu bahwa Imran bin Hushain berkata; …kemudian beliau salam." Kata Salamah bin Alqamah; "kataku; (dengan) membaca tasyahud (sesudah sujud sahwi)?" kata Muhammad bin Sirin; "Aku tidak mendengar beliau membaca tasyahud, sedangkan aku lebih suka membaca tasyahud. ' Tidak di sebutkan pula; "Beliau menyebutnya dengan Dzul Yadain, " demikian juga tidak menyebutkan; "…lalu mereka mengangguk…" begitu juga tentang "Marah." Sedangkan haditsnya Hammad dari Ayyub lebih sempurna. Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Nadhr bin Ali] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dan [Hisyam], [Yahya bin 'Atiq], [Ibnu 'Aun] dari [Muhammad] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam -tentang kisah Dzul Yadain- bahwa beliau bertakbir dan sujud. Hisyam yaitu Ibnu Hasan berkata; 'beliau bertakbir kemudian bertakbir lalu sujud." Abu Daud mengatakan; Hadits ini juga di riwayatkan oleh [Habib bin As Syahid], [Humaid], [Yunus] dan ['Ashim Al Ahwal] dari [Muhammad] dari [Abu Hurairah], namun salah satu dari mereka tidak ada yang menyebutkan seperti yang di sebutkan oleh Hammad bin Zaid dari Hisyam bahwa beliau bertakbir kemudian bertakbir lalu sujud." Hadits ini juga riwayatkan dari [Hammad bin Salamah] dan [Abu Bakar bin 'Ayyasy] dari [Hisyam], namun keduanya tidak menyebutkan seperti yang di sebutkan oleh Hammad bin Zaid bahwa beliau bertakbir kemudian bertakbir." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya bin Faris] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] dari [Al Auza'i] dari [Az Zuhri] dari [Sa'id bin Al Musayyib] dan [Abu Salamah] serta ['Ubaidullah bin Abdullah] dari [Abu Hurairah] seperti kisah ini, dia mengatakan; "Namun beliau tidak sujud sahwi dua kali sehingga Allah meyakinkan dirinya." Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Abu Ya'qub] telah menceritakan kepada kami [Ya'qub yaitu Ibnu Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [ayahku] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] bahwa [Abu Bakar bin Sulaiman bin Abu Hatsmah], telah mengabarkan kepadanya, bahwa telah sampai kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam …" seperti hadits di atas, katanya; "beliau tidak sujud dua kali yaitu sujud tatkala ragu sehingga orang-orang menemui beliau." [Ibnu Syihab] mengatakan; [Sa'id bin Al Musayyab] telah mengabariku dengan hadits ini, dari [Abu Hurairah] dia berkata; …" Dan telah mengabarkan kepadaku [Abu Salamah bin Abdurrahman] dan [Abu Bakar bin Al Harits bin Hisyam] serta ['Ubaidullah bin Abdullah]. Abu Daud berkata; "di riwayatkan pula dari [Yahya bin Abu Katsir] dan [Imran bin Abu Anas] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman] dan ['Ala` bin Abdurrahman] dari [ayahnya] semuanya dari [Abu Hurairah] dengan kisah ini, namun dia tidak menyebutkan dua kali sujud (sahwi)." Abu Daud mengatakan; "Dan di riwayatkan dari [Az Zubaidi] dari [Az Zuhri] dari [Abu Bakar bin Sulaiman bin Abu Hatsmah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam -katanya dalam hadits tersebut- beliau tidak mengerjakan sujud sahwi dua kali (sujud)."

AbuDaud:856

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Tsabit] dan [Humaid] dari [Anas] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya shalat menghadap ke arah Baitul Maqdis, ketika turun ayat; "Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya." (QS Al Baqarah; 144), lalu seorang laki-laki dari Bani Salamah lewat dan berseru kepada kaumnya ketika mereka sedang ruku' dalam shalat dengan menghadap Baitul Maqdis; "Ketahuilah, bahwa kiblat telah di alihkan ke Ka'bah -ia berseru dua kali- akhirnya mereka beralih ke Ka'bah dalam posisi ruku'."

AbuDaud:881

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Makhramah yaitu Ibnu Bukair] dari [ayahnya] dari [Abu Burdah bin Abu Musa Al Asy'ari] dia berkata; [Abdullah bin Umar] berkata kepadaku; "Apakah kamu pernah mendengar ayahmu mengatakan suatu hadits dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengenai waktu yang mustajab di hari Jum'at?" Aku menjawab; "Ya! Aku pernah mendengar dia berkata, (katanya); aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda; "(waktu mustajab hari Jum'at) terjadi antara tempat duduknya imam hingga selesai shalat (Jum'at)." Abu Daud berkata; "Maksudnya ketika masih diatas mimbar."

AbuDaud:885

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa berwudlu' dengan menyempurnakan wudlu'nya, kemudian mendatangi shalat jum'at, mendengarkan dan memperhatikan (Khutbah Jum'at), maka dosa-dosanya akan di ampuni hingga jum'at berikutnya, di tambah tiga hari. Dan barangsiapa bermain kerikil, sungguh (jum'atnya) telah sia-sia."

AbuDaud:886

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa] telah mengabarkan kepada kami [Isa] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Yazid bin Jabir] dia berkata; telah menceritakan kepadaku ['Atha` Al Khurasani] dari [bekas budak isterinya Ummu Ustman] dia berkata; aku mendengar [Ali radliallahu 'anhu] berkata ketika di atas mimbar di Kufah: "Apabila datang hari jum'at, maka setan akan berpagi-pagi dengan membawa benderanya menuju pasar-pasar sambil menaburkan rintangan atau penghalang-penghalang sehingga mereka mengakhirkan shalat jum'at, sementara para Malaikat berpagi-pagi dan duduk di pintu-pintu masjid mencacat manusia berdasarkan tingkatan mereka yang lebih awal dan orang yang berikutnya sampai Imam keluar, maka apabila seseorang duduk diam untuk mendengar dan memperhatikan serta tidak lalai, maka baginya dua bagian pahala, dan barangsiapa yang menjauh (dari imam), tidak mendengar dan diam serta tidak lalai maka baginya satu bagian dari pahala, dan barangsiapa duduk mendekat (kepada imam) kemudian duduk untuk mendengarkan dan memperhatikan, namun dirinya lalai dan tidak biasa diam, maka baginya satu bagian dari dosa, dan barangsiapa berkata kepada temannya "diamlah" pada waktu (khutbah) jum'at, maka ia telah lalai (bebuat sia-sia), dan barangsiapa lalai, maka ia tidak mendapatkan bagian dari Jum'atnya." Di akhir dari hadits tersebut, Ali berkata; "saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda seperti itu." Abu Daud mengatakan; "di riwayatkan pula oleh [Al Walid bin Muslim] dari [Ibnu Jabir] dia berkata dengan redaksi lafadz "bir rabaa`is (rintangan)." Dan berkata pula bekas budak istrinya yaitu Ummu Utsman bin 'Atha` seperti itu."

AbuDaud:887

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Tharif Al Bajali] telah menceritakan kepada kami [Asbath] dari [Al A'masy] dari [Atha' bin Abu Rabah] dia berkata; [Ibnu Zubair] shalat bersama kami pada hari raya di hari jum'at, di awal hari, kemudian kami berangkat untuk melaksanakan shalat jum'at, namun dia tidak keluar untuk mengimami kami, akhirnya kami shalat sendiri-sendiri, ketika itu [Ibnu Abbas] sedang berada di thaif, setelah datang, kami sampaikan hal itu kepadanya, dia menjawab; "Dia (Ibnu Zubair) benar telah melaksanakan sunnah."

AbuDaud:905

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Abdurrahman bin Muhammad bin Abdullah bin Abdul Qarri` Al Qurasyi] telah menceritakan kepadaku [Abu Hazim bin Dinar] bahwa beberapa orang pergi menemui [Sahl bin Sa'd As Saidi], sedangkan mereka memperdebatkan mengenai bahan kayu untuk membuat mimbar, mereka menanyakan hal itu kepada Sahl, jawab Sahl; "Demi Allah, sungguh aku telah mengetahuinya dari apakah ia di buat, sesungguhnya aku telah melihatnya ketika pertama kali di letakkan, dan pada hari pertama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam duduk di atasnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengutus seseorang untuk menemui fulanah -seorang wanita yang namanya di sebutkan oleh Sahl-, sabdanya: "Suruhlah budakmu yang tukang kayu untuk membuatkanku mimbar supaya aku bisa duduk di atasnya apabila aku berkhutbah (pidato) di hadapan manusia." Lantas fulanah tadi menyuruh budaknya, dan budak tersebut mulai membuatnya yang di ambil (kayunya) dari hutan Tharfa' (derah pedesaan), setelah jadi, budak tersebut membawanya kepada wanita itu, lalu (mimbar itu) di kirim kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau menyuruh untuk meletakkan di sini, aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengerjakan shalat di atas mimbar tersebut, lalu beliau bertakbir dan ruku', sementara beliau masih di atas mimbar, kemudian beliau turun pelan-pelan dan mundur ke belakang lalu sujud di pangkal mimbarnya, kemudian beliau kembali. Selesai shalat, beliau menghadap kepada orang-orang lalu bersabda: "Wahai sekalian manusia, aku melakukan hal ini tidak lain supaya kalian mengikutiku dan melihat tata cara shalatku."

AbuDaud:912

Telah menceritakan kepada kami [Sa'd bin Manshur] telah menceritakan kepada kami [Syihab bin Khirasy] telah menceritakan kepadaku [Syu'aib bin Zuraiq Ath Tha`ifi] dia berkata; "Aku duduk di samping seorang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang bernama [Al Hakam bin Hazn Al Kulafi], lalu dia menceritakan kepada kami, katanya; "Aku pernah menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersama dengan tujuh atau sembilan orang, setelah kami masuk menemui beliau, kami bertanya; "Wahai Rasulullah, kami mengunjungi anda, oleh karena itu, do'akanlah kebaikan untuk kami." Maka beliau memerintahkan supaya kami di suguhi kurma, pada waktu itu, kondisi dalam situasi lemah. Kami pun tinggal di Madinah beberapa hari, kami juga mengikuti pelaksanaan shalat Jum'at bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, saat itu beliau berdiri bertopang pada tongkat atau busur, lalu beliau memuji Allah dan menyanjung-Nya dengan beberapa patah kata ringan, baik lagi penuh berkah, beliau bersabda: "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian tidak akan mampu mengerjakan semua yang di perintahkan kalian, akan tetapi bertindaklah yang benar dan berilah kabar gembira." Abu Ali berkata; "Aku mendengar Abu Daud berkata; "Para sahabat kami telah meneguhkan sesuatu dari hadits tersebut, sebab kertas-kertas telah terputus."

AbuDaud:924

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] dan [Abu Kamil] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Yazid] dari [Habib Al Mu'allim] dari ['Amru bin Syu'aib] dari [ayahnya] dari [Abdullah bin 'Amru] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Ada tiga golongan seseorang dalam menghadiri shalat Jum'at, yaitu; seseorang menghadiri shalat Jum'at sambil bicara, maka bicaranya itulah yang menjadi bagiannya, seseorang yang menghadiri shalat jum'at sambil memanjatkan do'a maka itulah orang yang benar-benar memanjatkan do'a kepada Allah 'azza wajalla, Kalau Dia menghendaki, maka akan di kabulkan atau jika Dia menghendaki maka Dia akan menahannya. Dan orang yang menghadiri shalat Jum'at dengan sikap diam dan tenang, tidak melangkahi pundak orang lain dan tidak pula menyakiti seorang pun, maka jum'atnya menjadi penebus dosanya hingga jum'at berikutnya, di tambah tiga hari, yang demikian itu karena Allah 'azza wajalla berfirman: "Barangsiapa melakukan amal kebaikan, maka baginya sepuluh kali lipat." QS Al An'am; 160.

AbuDaud:939

Telah menceritakan kepada kami [Hannad bin As Sarri] dari ['Abdah] dari [Ibnu Ishaq] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dia berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila salah seorang mengantuk di dalam masjid(ketika khutbah Jum'at), hendaknya ia pindah tempat duduk ke tempat duduk yang lain."

AbuDaud:944

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepadaku [Umar bin 'Atha` bin Abu Al Khuwwar] bahwa Nafi' bin Jubair mengutusnya untuk menemui [As Sa`ib bin Yazid Ibnu Ukhti Namir], dan menanyakan sesuatu yang pernah di lihat Mu'awiyah dalam shalat, dia menjawab; "Aku pernah mengerjakan shalat Jum'at bersama dia di dalam kamar (dalam masjid), seusai salam, aku langsung berdiri di tempat (shalat Jum'at), lalu aku shalat, sewaktu Mu'awiyah masuk menemuiku, dia berkata; "jangan kamu ulangi lagi apa yang kamu lakukan itu, apabila kamu selesai shalat jum'at, maka janganlah kamu menyambung shalatmu dengan shalat lain hingga kamu berbicara atau keluar, sesungguhnya Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan yang demikian itu, yaitu; janganlah kamu menyambung (shalat Jum'at) dengan shalat yang lain sehingga ia (selingi) dengan bicara atau keluar."

AbuDaud:954

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdul Aziz bin Abu Rizmah Al Marwazi] telah mengabarkan kepada kami [Al Fadl bin Musa] dari [Abdul Hamid bin Ja'far] dari [Yazid bin Abu Habib] dari ['Atha`] dari [Ibnu Umar] dia berkata; Apabila di Makkah, dia mengerjakan shalat Jum'at, lalu maju kemudian dia mengerjakan shalat (sunnah) dua raka'at, sesudah itu beliau maju kembali dan mengerjakan shalat empat raka'at, apabila di Madinah, dia shalat Jum'at kemudian pulang ke rumahnya lalu shalat dua raka'at, dan tidak shalat di Masjid, lalu di beritahukan kepadanya, maka dia menjawab; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga melakukan hal itu."

AbuDaud:955

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Abdurrahman bin 'Abis] dia berkata; seorang laki-laki bertanya kepada [Ibnu Abbas]; "Apakah kamu pernah menyaksikan hari raya bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" jawabnya; "Ya, sekiranya tidak karena kedudukanku di sisi beliau, niscaya aku tidak akan menyaksikan sejak kecil. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendekati bendera yang mendatangi bendera yang berada di rumah Katsir bin Ash-Shalt, lalu beliau mengerjakan shalat kemudian menyampaikan khutbah. -tanpa menyebutkan adzan dan iqamah- Ibnu Abbas berkata; setelah itu beliau memerintahkan kami untuk bersedekah." Kata ibnu Abbas melanjutkan; "Maka para wanita menunjuk ke telinga dan leher mereka (melepas anting dan kalung mereka -pent), " Kata Ibnu Abbas; "Beliau menyuruh Bilal mendatangi mereka (untuk mengambil hasil sedekah), lantas Bilal menyerahkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam."

AbuDaud:967

Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Ja'far bin Abu wahsyiyah] dari [Abu 'Umair bin Anas] dari [paman-pamannya yang juga sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam] bahwa suatu rombongan datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, mereka bersaksi bahwa mereka telah melihat hilal kemarin. Maka beliau memerintahkan mereka (masyarakat) untuk berbuka puasa, dan keesokan harinya, mereka berpagi-pagi menuju ke tempat shalat (untuk melaksanakan shalat hari raya)."

AbuDaud:977

Telah menceritakan kepada kami [Hamzah bin Nushair] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Maryam] telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Suwaid] telah mengabarkan kepadaku [Unais bin Abu Yahya] telah mengabarkan kepadaku [Ishaq bin Salim bekas budak Naufal bin 'Adi] telah mengabarkan kepadaku [Bakr bin Mubasyir Al Anshari] dia berkata; "Aku berangkat untuk melaksanakan shalat Iedul Fithri dan Iedul Adha bersama sahabat-sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ketika pergi, kami melewati lembah Bathhan hingga sampai di tempat shalat, lalu kami shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, ketika kami pulang ke rumah masing-masing, kami juga lewat lembah Bathhan."

AbuDaud:978

Telah menceritakan kepada kami [An Nufaili] dan [Utsman bin Abu Syaibah] semisalnya, keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Hatim bin Ismail] telah berkata kepada kami [Hisyam bin Ishak bin Abdullah bin Kinanah] dia berkata; telah mengabarkan kepadau [ayahku] dia berkata; bahwa AlWalid bin Utbah-atau Utsman bin Uqbah- gubernur Madinah mengutus aku untuk menemui Ibnu Abbas untuk menanyakan kepadanya tentang shalat istisqa yang dilakukan Rasulullah Shollallahu alaihi wasallam, maka [Ibnu Abbas] menjawab bahwa Rasulullah Shollallahu alaihi wasallam keluar untuk melaksanakan shalat istisqa dalam keadaan lusuh, tawadhu' dan khusyu' hingga beliau sampai di tempat shalat- Utsman menambahkan- kemudian beliau naik mimbar -dan keduanya sepakat bahwa- beliau tidak khutbah, akan tetapi beliau berdo'a dan betul-betul khusyu' dalam berdo'a dan beliau bertakbir kemudian beliau shalat dua rakaat sebagaimana shalat Ied. Abu Daud berkata ikhbar bagi Nufaili dan yang benar adalah Ibnu Uqbah.

AbuDaud:984

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman yaitu Ibnu Bilal] dari [Yahya] dari [Abu Bakr bin Muhammad] dari ['Abbad bin Tamim] bahwa [Abdullah bin Zaid] telah mengabarkan kepadanya, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar menuju Mushalla (tempat shalat) memohon di turunkannya hujan, dan ketika beliau hendak berdo'a, beliau menghadap kiblat sambil merubah posisi selendangnya."

AbuDaud:985

Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Abdullah bin Abu Bakr] bahwa dia mendengar ['Abbad bin Tamim] berkata; saya mendengar [Abdullah bin Zaid Al Mazini] berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar menuju mushalla (tempat shalat), kemudian beliau (berdo'a) memohon di turunkannya hujan, beliau merubah posisi selendangnya sambil menghadap ke Kiblat."

AbuDaud:986

Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Sa'id Al Aili] telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Nizar] telah menceritakan kepadaku [Al Qasim bin Mabrur] dari [Yunus] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [ayahnya] dari [Aisyah] dia berkata; "Orang-orang mengadu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang musim kemarau yang panjang, maka beliau memerintahkan untuk meletakkan mimbar di tempat shalat (tanah lapang), lalu beliau berjanji kepada orang-orang untuk bertemu pada suatu hari yang telah di tentukan." Aisyah berkata; "Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar ketika matahari mulai terlihat, lalu beliau duduk di mimbar, beliau shallallahu 'alaihi wasallam bertakbir dan memuji Allah Azza Wa Jalla, lalu bersabda: "Sesungguhnya kalian mengadu kepadaku tentang kegersangan negeri kalian dan keterlambatan turunnya hujan dari musimnya, padahal Allah Azza Wa Jalla telah memerintahkan kalian agar kalian memohon kepadanya, dan berjanji akan mengabulkan do'a kalian, kemudian beliau mengucapkan: "Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dzat yang menguasai hari Pembalasan. (AlFatihah: 2-4). Tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Dia, Dia melakukan apa saja yang dikehendaki. Ya Allah, Engkau adalah Allah, tidak ada tuhan ilah yang berhak disembah kecuali Engkau, Maha kaya sementara kami yang membutuhkan, maka turunkanlah hujan kepada kami dan jadikanlah apa yang telah Engkau turunkan kekuatan bagi kami dan sebagai bekal di hari yang di tetapkan." kemudian beliau mengangkat kedua tangannya, dan senantiasa mengangkat kedua tangannya hingga terlihat putih ketiak beliau, kemudian beliau membalikkan punggungnya membelakangi orang-orang dan merubah posisi selendangnya, sedangkan beliau masih mengangkat kedua tangannya. Kemudian beliau menghadap ke orang-orang, lalu beliau turun dari mimbar dan shalat dua raka'at. Seketika itu Allah mendatangkan awan yang di sertai dengan gemuruh dan kilat, Maka turunlah hujan dengan izin Allah, beliau tidak kembali menuju masjid sampai air bah mengalir (di sekitarnya), ketika beliau melihat orang-orang berdesak-desakan mencari tempat berteduh, beliau tersenyum hingga terlihat gigi gerahamnya, lalu bersabda: "Aku bersaksi bahwa Allah adalah Maha kuasa atas segala sesuatu dan aku adalah hamba dan rasul-Nya." Abu Daud berkata; "Ini adalah hadits gharib, tapi sanadnya bagus, penduduk Madinah mambaca "Malikiyaumid-din" dan hadits ini juga menjadi argumentasi mereka."

AbuDaud:992

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Abdul Aziz bin Shuhaib] dari [Anas bin Malik], dan [Yunus bin 'Ubaid] dari [Tsabit] dari [Anas] dia berkata; "Penduduk Madinah pernah di timpa bencana kekeringan pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, ketika beliau tengah menyampaikan khutbah Jum'at, tiba-tiba seorang laki-laki berdiri seraya berkata; "Wahai Rasulullah, telah binasa kuda dan kambing, oleh karena itu, berdo'alah kepada Allah agar menurunkan hujan kepada kami." Lalu beliau merenggangkan kedua tangannya dan berdo'a." Anas berkata; "Saat itu, langit sangat cerah laksana kaca, lalu angin bertiaup yang membawa awan yang menggumpal, setelah itu langit menurunkan hujan, lalu kami keluar mencebur ke air hujan, sehingga kami tiba di rumah kami, dan hujan senantiasa turun hingga jum'at berikutnya, maka laki-laki itu atau laki-laki lain berdiri sambil berkata; "Wahai Rasulullah, rumah-rumah kami (hampir) roboh (karena hujan kebat), oleh karena itu, berdo'alah kepada Allah agar hujan di hentikan!." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tersenyum kemudian bersabda: "Turunkanlah hujan ini di sekeliling kami, dan jangan sampai ia membawa petaka bagi kami." Lalu aku melihat awan tersebut terputus-putus di sekitar Madinah, seolah-olah bagaikan Mahkota (maksudnya hujan turun menyebar di seluruh Madinah)." Telah menceritakan kepada kami [Isa bin Hammad] telah mengabarkan kepada kami [Al Laits] dari [Sa'id Al Maqburi] dari [Syarik bin Abdullah bin Abu Namir] bahwa dia mendengar [Anas] berkata; …" kemudian dia menyebutkan sebagaimana hadits Abdul Aziz katanya; "Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengangkat kedua tangannya sejajar dengan wajah beliau seraya mengucapkan: "Ya Allah turunkanlah hujan kepada kami…" kemudian dia melanjutkan hadits seperti di atas."

AbuDaud:993

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin 'Ulayyah] dari [Ibnu Juraij] dari ['Atha`] dari ['Ubaid bin 'Umair] telah mengabarkan kepadaku [seseorang yang aku percaya] -aku kira yang di maksud oleh 'Ubaid adalah Aisyah- dia berkata; "Telah terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berdiri lama sekali bersama orang-orang. Kemudian beliau ruku', lalu berdiri dan ruku' lagi kemudian berdiri lalu ruku' lagi. Beliau mengerjakan shalat dua raka'at, yang setiap raka'atnya tiga kali ruku'. Setelah ruku' yang ketiga baru beliau sujud. Beberapa orang ketika itu pingsan karena lamanya beliau berdiri bersama mereka, sehingga seember air di percikkan ke tubuh mereka. Apabila ruku' beliau mengucapkan: "Allahu akbar." Dan apabila mengangkat kepala (I'tidal) beliau mengucapkan: "Sami'allahu liman hamidah" sehingga matahari kembali terang. Kemudian berliau bersabda: 'Sesungguhnya gerhana matahari dan bulan terjadi bukan karena matinya atau hidupnya seseorang, akan tetapi keduanya merupakan tanda-tanda kebesaran Allah Azza Wa Jalla untuk memberi peringatan kepada para hamba-Nya, apabila terjadi gerhana, maka bersegeralah kalian melaksanakan shalat. '

AbuDaud:995

Telah menceritakan kepada kami [Ibnu As Sarh] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb]. Dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salamah Al Muradi] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] dari [Yunus] dari [Ibnu Syihab] telah mengabarkan kepadaku ['Urwah bin Az Zubair] dari ['Aisyah istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam] dia berkata; "Pernah terjadi gerhana matahari ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masih hidup, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar menuju masjid, kemudian beliau berdiri dan bertakbir, dan orang-orang juga ikut berbaris di belakang beliau, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memanjangkan bacaannya, lalu beliau bertakbir, kemudian ruku' hingga lama, setelah itu beliau mengangkat kepala (i'tidal) sambil membaca; 'samiallahu liman hamidah, rabbanaa walakal hamdu. ' Kemudian beliau berdiri dan memanjangkan bacaannya (Al Fatihah dan surat Al Qur'an), namun agak pendek dari bacaan yang pertama. Kemudian beliau bertakbir dan ruku' hingga lama, namun ia lebih pendek daripada ruku' yang pertama, lalu beliau mengucapkan 'sami'allahu liman hamidah, rabbanaa walakal hamdu', kemudian ia mengerjakan seperti itu pada raka'at kedua, maka sempurnalah empat kali ruku' dan empat kali sujud. Dan ternyata matahari telah terang kembali sebelum beliau beranjak pergi." Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] telah menceritakan kepada kami ['Anbasah] telah menceritakan kepada kami [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dia berkata; [Katsir bin 'Abbas] pernah bercerita bahwa [Abdullah bin 'Abbas] pernah bercerita bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat gerhana matahari…" kemudian Perawi menyebutkan seperti hadits 'Urwah dari Aisyah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa beliau shalat dua raka'at, dan di setiap raka'at, beliau mengerjakan dua kali ruku'."

AbuDaud:997

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah menceritakan kepada kami [Al Aswad bin Qais] telah menceritakan kepadaku [Tsa'labah bin 'Ibad Al 'Abdi] -dari penduduk Bashrah- bahwa suatu hari, dia pernah mendengarkan khutbahnya [Samurah bin Jundub]. Kata Samurah; "Ketika aku dan seorang pemuda dari Anshar sedang memanah pada dua target kami, tiba-tiba matahari -yang terlihat berada seukuran dua tombak atau tiga tombak- diatas kami, berubah menjadi hitam seperti pohon tanumah (pohon hitam dan buahnya juga hitam). Salah seorang dari kami berkata: mari kita pergi ke masjid! Demi Allah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pasti akan memberitahukan peristiwa ini kepada umatnya!" Maka kami pun berangkat, (sesampainya di masjid) ternyata beliau sudah bersiap-siap dan maju, lalu beliau shalat. Beliau berdiri tersebut lama sekali dalam shalat tersebut, sepertinya shalat ini yang paling panjang beliau lakukan bersama kami, hingga kami tidak mendengar suara dari beliau. kemudian beliau ruku' dengan ruku' yang panjang juga dan kami tidak mendengar suara dari beliau, kemudian beliau sujud dengan sujud yang panjang juga dan kami tidak mendengar suara dari beliau. Dan beliau melakukan hal yang sama pada raka'at kedua. Samurah berkata; 'Duduk beliau pada raka'at kedua bersamaan dengan terangnya matahari. ' Kemudian beliau mengucapkan salam dan memuji Allah, bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah selainNya dan bersaksi bahwa beliau adalah hamba dan utusan-Nya."kemudian Ahmad bin Yunus melanjutkan khutbah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam."

AbuDaud:1000

Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Ma'ruf] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] dari ['Amru bin Al harits] bahwa [Abu 'Usyanah Al Ma'afiri] telah menceritakan dari ['Uqbah bin 'Amir] dia berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Rabb kalian kagum terhadap seorang yang mengumandangkan shalat di atas bukit, kemudian dia shalat, maka Allah Azza wa Jalla berfirman; "Lihatlah kepada hamba-Ku ini, dia mengumandangkan adzan lalu shalat karena takut kepada-Ku, Aku telah mengampuni dosa hamba-Ku dan memasukkannya ke dalam surga."

AbuDaud:1017

Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Abu Az Zubair Al Makki] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Abdullah bin 'Abbas] dia berkata; Rasulullah mengerjakan shalat Dluhur dan Ashar secara Jama', dan shalat Maghrib dan Isya' secara Jama' tidak dalam kondisi ketakutan atau dalam perjalanan." (perawi berkata; Malik berkata; "Aku berpendapat, beliau melakukan hal itu karena kondisi sedang hujan." Abu Daud berkata; "Dan telah diriwayatkan pula oleh [Hammad bin Salamah] seperti hadits tersebut, dari [Abu Az Zubair], dan di riwayatkan oleh [Qurrah bin Khalid] dari [Abu Az Zubair] dia berkata; "…Yaitu dalam perjalanan ketika kami ke Tabuk."

AbuDaud:1024

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Habib bin Abu Tsabit] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah menjama' shalat Dluhur dan Ashar, antara shalat Maghrib dan Isya' di Madinah, tidak dalam kondisi ketakutan, tidak pula hujan." Maka di tanyakan hal itu kepada Ibnu Abbas; "Apa maksud beliau melakukan hal itu?" Ibnu Abbas menjawab; "Supaya tidak memberatkan umatnya."

AbuDaud:1025

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] dan [Ibnu Mauhib] sedangkan maksud haditsnya sama, keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Mufadlal] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari [Anas bin Malik] dia berkata; "Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berangkat safar sebelum matahari condong (ke barat), maka beliau mengakhirkan Dluhur hingga waktu Ashar, kemudian beliau singgah dan menjama' keduanya, apabila matahari mulai condong sebelum berangkat, maka beliau mengerjakan shalat Dluhur lalu beliau shallallahu 'alaihi wasallam berangkat." Abu Daud berkata; "Mufadlal adalah qadli (hakim) daerah Mesir, sedangkan orang yang di ijabahi do'anya adalah ibnu Fadlalah." Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Daud Al Mahri] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Jabir bin Isma'il] dari ['Uqail] seperti hadits ini dengan sanadnya, katanya; "Kemudian beliau mengakhirkan waktu Maghrib hingga beliau menjama' shalat Isya' ketika mega merah telah hilang."

AbuDaud:1030

Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari ['Amru bin Yahya Al Mazini] dari [Abu Al Habbab Sa'id bin Yasar] dari [Abdullah bin Umar] bahwa dia berkata; aku pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat di atas keledai, sedangkan beliau menghadap ke arah Khaibar."

AbuDaud:1037

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] dan [Muslim bin Ibrahim] sedangkan maksud haditsnya sama, keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Abu Ishaq] dari [Anas bin Malik] dia berkata; "Kami pernah bepergian bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari madinah menuju Makkah, beliau selalu mengerjakan shalat dua raka'at sehingga kami kembali tiba di Madinah." Kami berkata; 'Apakah kalian bermukim di sana?" dia berkata; "Kami bermukim di sana selama sepuluh hari."

AbuDaud:1044

telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Manshur] telah menceritakan kepada kami [Jarir bin Abdul Hamid] dari [Manshur] dari [Mujahid] dari [Abu 'Ayasy Az Zuraqi] dia berkata; kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di Usfan, sedangkan waktu itu, kaum Musyrikin berada di bawah komando Khalid bin Walid. lalu kami mengerjakan shalat Dluhur, maka orang-orang Musyrik berkata; "Sungguh kita telah lengah, kita telah lalai. (Alangkah baiknya) sekiranya kita serang mereka ketika mereka tengah mengerjakan shalat." lalu turunlah ayat untuk mengqashar shalat antara Dluhur dengan Ashar, ketika waktu Ashar telah tiba, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri menghadap ke kiblat, sedangkan orang-orang musyrik berada di hadapannya, sementara satu shaf berbaris di belakang beliau, kemudian ada juga di belakangnya satu shaf lagi, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ruku', mereka juga ikut ruku', lalu beliau sujud, dan shaf di belakang beliau juga sujud, sementara shaf berikutnya masih tetap berdiri untuk berjaga-jaga. Setelah shaf pertama selesai sujud dua kali dan berdiri, barulah shaf yang berikutnya (shaf kedua) sujud. Setelah itu, shaf yang ada di belakang beliau (shaf pertama) mundur menempati shaf yang lain (shaf kedua), sedangkan shaf yang kedua maju ke depan menempati shaf pertama, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ruku', mereka semuanya juga ikut ruku', lalu sujud dan shaf yang berada di belakang beliau ikut sujud, sedangkan shaf yang belakangnya (shaf kedua) tetap berdiri berjaga-jaga. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam duduk, maka shaf kedua sujud, kemudian mereka semuanya duduk, lalu beliau memberi salam dan mereka pun salam. Cara shalat seperti ini di kerjakan di daerah Usfan, dan juga pernah di kerjakan di Bani Sulaim. ' Abu Daud berkata; [Ayyub] dan [Hisyam] meriwayatkan dari [Abu Az Zubair] dari [Jabir] dengan makna seperti ini dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, begitu juga [Daud bin Hushain] meriwayatkan dari ['Ikrimah] dari [Ibnu Abbas], begitu juga [Abdul Malik] dari ['Atha`] dari [Jabir]. Begitu juga dengan [Qatadah] dari [Al Hasan] dari [Hithan] dari [Abu Musa] juga pernah mengerjakan seperti itu, begitu juga [Ikrimah bin Khalid] dari [Mujahid] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, begitu juga [Hisyam bin 'Urwah] dari [ayahnya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan itu merupakan perkataan Ats Tsauri "

AbuDaud:1047

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali] telah menceritakan kepada kami [Abu Abdurrahman Al Muqri`i] telah menceritakan kepada kami [Haiwah] dan [Ibnu Lahi'ah] keduanya berkata; telah mengabarkan kepada kami [Abu Al Aswad] bahwa dia mendengar ['Urwah bin Az Zubair] bercerita dari [Marwan bin Hakam] bahwa dia bertanya kepada [Abu Hurairah]; "Apakah kamu pernah shalat khauf bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" Abu Hurairah menjawab; "Ya, pernah." Marwan bertanya; "Kapan?" Abu Hurairah menjawab; "Ketika memerangi Bani Najd, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hendak mengerjakan shalat Ashar, lalu sekelompok orang berdiri (shalat) bersama beliau, sedangkan kelompok yang lain menghadap ke arah musuh membelakangi Kiblat. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertakbir, lalu mereka juga ikut bertakbir, baik yang bersama beliau atau kelompok yang menghadap musuh. Setelah itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ruku' sekali bersama dengan kelompok yang menyertai beliau, lalu beliau sujud dan sujud pula orang yang menyertai beliau, sementara kelompok yang lain tetap berdiri menghadap ke arah musuh. Selanjutnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri, begitu juga kelompok yang menyertai beliau, kemudian kelompok ini pindah, menggantikan kelompok yang menghadapi musuh, sedangkan kelompok yang menghadapi musuh pindah ke belakang beliau untuk mengerjakan ruku' dan sujud sendiri-sendiri. Sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tetap berdiri menunggu sampai mereka berdiri pula. Setelah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ruku' (untuk raka'at kedua), lalu mereka ruku' bersama beliau, beliau sujud, mereka pun ikut sujud. Lalu kelompok yang menghadapi musuh datang, mereka ruku' dan sujud sendiri, sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tetap duduk menunggu bersama kelompok yang menyertai beliau tadi, setelah itu, baru tiba waktu salam. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam salam dan mereka semuanya pun salam. Maka bagi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dua rala'at, sedangkan bagi masing-masing mereka satu raka'at." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Amru Ar Razi] telah menceritakan kepada kami [Salamah] telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Ishaq] dari [Muhammad bin Ja'far bin Zubair] dan [Muhammad bin Al Aswad] dari ['Urwah bin Az Zubair] dari [Abu Hurairah] dua berkata; "Kami keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menuju daerah Najd, hingga ketika kami sampai di perkebunan kurma Dzatur Riqa', beliau bertemu dengan sekelompok orang Bani Ghathafan…' kemudian dia menyebutkan makna dan lafadz hadits ini, tidak seperti lafadz hadits sebelumnya. Dalam hadits tersebut, dia berkata; "…Ketika beliau ruku' dam sujud bersama orang-orang yang berada di belakang beliau. selanjutnya Perawi berkata; "Setelah mereka berdiri, lalu berjalan mundur ke barisan sahabat mereka." dalam hadits ini tidak di sebutkan "membelakangi Kiblat."

AbuDaud:1051

Telah menceritakan kepada kami [Imran bin Maisarah] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Fudlail] telah menceritakan kepada kami [Khushaif] dari [Abu 'Ubaidah] dari [Abdullah bin Mas'ud] dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengerjakan shalat khauf bersama kami, lalu sekelompok mereka berbaris di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sedangkan kelompok yang lain berjaga-jaga menghadapi musuh, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat dengan kelompok pertama satu raka'at, kemudian kelompok kedua datang dan menempati tempat kelompok pertama, sedangkan kelompok pertama bergantian berjaga menghadapi musuh, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shalat dengan kelompok kedua satu raka'at, kemudian beliau salam, sementara kelompok yang shalat bersama beliau berdiri dan menyempurnakan satu raka'at sendiri-sendiri, kemudian mereka salam. Setelah itu mereka kembali dan menempati posisi kelompok yang menghadapi musuh, sedangkan kelompok pertama kembali (ke shaf shalat), kemudian mereka (menyempurnakan) shalat satu raka'at (yang tersisa) sendiri-sendiri, kemudian mereka salam." Telah menceritakan kepada kami [Tamim bin Al Muntashir] telah mengabarkan kepada kami [Ishaq yaitu Ibnu Yusuf] dari [Syarik] dari [Khushaif] dengan sanad dan maksud yang sama, katanya; "Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertakbir, dan kedua kelompok juga ikut bertakbir bersama beliau." Abu Daud mengatakan; "Di riwayatkan pula oleh [Ats Tsauri] dengan makna seperti ini, dari [Khushaif], dan Abdurrahman bin Samurah juga mengerjakan cara shalat seperti ini, kecuali kelompok yang shalat satu raka'at, kemudian salam, lalu mereka bergantian menempati tempat sahabatnya yang lain (kelompok kedua), kemudian mereka (kelompok kedua) datang lalu shalat sendiri-sendiri satu raka'at, kemudian mereka kembali ke tempat mereka dan menyempurnakan shalat satu raka'at sendiri-sendiri." Abu Daud berkata; telah menceritakan kepada kami hadits seperti itu Muslim bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami Abdusshamad bin Habib dia berkata; telah mengabarkan kepadaku ayahku bahwa mereka pernah berperang bersama Abdurrahman bin Samurah di daerah Kabul, kemudian dia mengerjakan shalat khauf bersama kami."

AbuDaud:1054

Telah menceritakan kepada kami [Abu Ma'mar Abdullah bin 'Amru] telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ishaq] dari [Muhammad bin ja'far] dari [Ibnu Abdullah bin Unais] dari [ayahnya] dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengutusku untuk menemui Khalid bin Sufyan Al Hudzali, sedangkan dia berada di daerah antara 'Uranah dan 'Arafat, beliau bersabda: "Pergilah dan bunuhlah dia." Abdullah bin Unais berkata; "Maka aku dapat melihatnya sedangkan waktu shalat Ashar telah tiba, aku berkata (dalam dalam hati);; "Aku khawatir jika aku mengakhirkan shalat Ashar, akan terjadi sesuatu antara aku dengan dia." Maka aku terus saja berjalan sambil mengerjakan shalat dengan memberi isyarat, ketika jarakku dengannya semakin dekat, dia berkata kepadaku; "Siapakah kamu?" jawabku; "Aku adalah seseorang dari Arab, telah sampai kepadaku bahwa dirimu telah mengumpulkan (orang-orang) untuk memerangi laki-laki ini, maka aku datang untuk urusan tersebut. ' Dia berkata; "Memang aku berhajat seperti itu." Sesaat kemudian aku jalan-jalan bersamanya, ketika keadaan memungkinkan bagiku (untuk membunuhnya), maka aku langsung mengayunkan pedangku menebasnya hingga dia mati terkapar."

AbuDaud:1058

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal] telah menceritakan kepada kami [Husyaim] telah mengabarkan kepada kami [Khalid]. Dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah menceritakan kepada kami [Khalid] sedangkan maknanya dari [Abdullah bin Syaqiq] dia berkata; saya bertanya kepada [Aisyah] mengenai shalat sunnahnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Jawabnya; "Beliau biasa mengerjakan shalat (sunnah) sebelum Dluhur empat raka'at di rumahku, kemudian beliau keluar dan shalat bersama orang-orang. Setelah shalat, beliau kembali ke rumahku lalu beliau mengerjakan shalat dua raka'at. Setelah shalat Maghrib (berjama'ah) bersama orang-orang, beliau pulang ke rumahku, kemudian beliau shalat (sunnah) dua raka'at. Setelah shalat Isya' bersama orag-orang, beliau masuk ke rumahku lalu shalat dua raka'at. Beliau juga biasa mengerjakan shalat malam sembilan raka'at bersamaan dengan witirnya. Beliau mengerjakan shalat malam dengan berdiri hingga jangka waktu yang lama, terkadang juga shalat malam sambil duduk hingga jangka waktu yang lama. Apabila membaca (Surat) sambil berdiri, maka beliau ruku' dan sujud sebagaimana (ruku' dan sujud) ketika mengerjakan shalat dengan berdiri, dan apabila beliau duduk, maka beliau ruku' dan sujud dengan posisi duduk. apabila waktu fajar telah terbit, beliau shalat dua raka'at, lalu beliau shallallahu 'alaihi wasallam keluar mengerjakan shalat shubuh (berjama'ah) bersama orang-orang."

AbuDaud:1060

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] dan [Abu Kamil] serta ['Ubaidullah bin Umar bin Maisarah] mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian selesai mengerjakan shalat (sunnah) dua raka'at sebelum subuh, hendaknya ia berbaring ke sebelah kanan." Maka Marwan bin Hakam berkata kepadanya; "Apakah seseorang dari kami cukup waktu berjalan ke masjid kok sehingga dia berbaring ke sebelah kanan segala?" 'Ubaidullah berkata dalam haditsnya. Abu Hurairah menjawab; "Tidak." Lalu hal itu di sampaikan kepada Ibnu Umar, maka Ibnu Umar berkata; "Abu Hurairah berlaku berlebih-lebihan atas dirinya sendiri." Lalu di katakan kepada Ibnu Umar; "Apakah anda tidak membenarkan sebagian yang di katakannya?" dia menjawab; "Tidak, namun Abu Hurairah berani (karena banyak riwayat), sedangkan kami amat hati-hati (karena sedikit periwayatan hadits)." Katanya; "Lalu hal itu sampai kepada Abu Hurairah, kemudian dia berkata; "Apa salahku, jika aku pernah menghafalnya (hadits) sedangkan ia lupa?."

AbuDaud:1070

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Hakim] telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Malik bin Anas] dari [Salim Abu An Nadlr] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman] dari [Aisyah] dia berkata; "Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selesai melaksanakan shalat di akhir malam, maka beliau memperhatikanku, apabila aku telah bengun, beliau pun bercakap-cakap denganku, dan apabila aku masih tertidur, beliau akan membangunkanku, kemudian beliau shalat dua raka'at, setelah itu beliau berbaring hingga Mu'adzin datang untuk mengumandangkan adzan shalat shubuh, lalu beliau mengerjakan shalat (sunnah) dua raka'at yang singkat, setelah itu beliau keluar untuk mengerjakan shalat (Subuh)."

AbuDaud:1071

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Wahb] telah mengabarkan kepadaku ['Amru bin Al Harits] dari [Bukair bin Al Asyaj] dari [Kuraib] bekas budak Ibnu Abbas, bahwa Abdullah bin Abbas dan Abdurrahman bin Azhar serta Al Miswar bin Al Mahramah pernah mengutusnya untuk menemui Aisyah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, mereka berkata; "Sampaikanlah salam kami kepada Aisyah dan tanyakan kepadanya tentang shalat (sunnah) setelah Ashar, dan katakan pula kepadanya bahwa kami pernah di beritahukan bahwa anda pernah mengerjakan dua raka'at setelah Ashar padahal Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah melarangnya." Lalu aku pergi menemui Aisyah dan menyampaikan pesan mereka kepadanya, lalu Aisyah berkata; "Tanyakanlah kepada Ummu Salamah!." Maka aku keluar dan kembali menemui mereka dan menyampaikan apa yang di katakan Aisyah. Mereka mengembalikanku untuk menemui Ummu Salamah dengan berpesan seperti yang di pesankan kepadaku ketika pergi ke rumah Aisyah. Maka [Ummu Salamah] berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang dua raka'at setelah Ashar, kemudian aku melihat beliau mengerjakan dua raka'at tersebut, ketika beliau melaksanakannya, yaitu beliau mengerjakan dulu shalat Ashar, lalu beliau masuk, sementara di rumahku ada beberapa wanita Anshar dari Bani Haram. Lalu beliau mengerjakan dua raka'at tersebut, setelah itu aku menyuruh seorang pelayan wanita untuk menemui beliau, kataku; "Berdirilah di samping beliau dan tanyakan kepadanya; [Ummu Salamah] berkata; "Wahai Rasulullah, aku pernah mendengar anda telah melarang dua raka'at ini, namun aku melihat justru anda melaksanakannya." Beliau memberi isyarat dengan tangannya, karena itu beliau mundur. Setelah selesai shalat, beliau bersabda: "wahai putri Abu Umayyah, kamu tanyakan dua raka'at setelah Ashar? Sesungguhnya telah datang beberapa orang kepadaku dari kaum Abdul Qais, sementara mereka baru masuk Islam. Karena itu, mereka membuatku sibuk untuk mengerjakan dua raka'at setelah Dluhur, maka dua raka'at (Dluhur) adalah ini."

AbuDaud:1081

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami [Zaid bin Al Khubbab Al 'Ukali] telah menceritakan kepadaku [Malik bin Mighwal] telah menceritakan kepadaku [Muqatil bin Basyir Al 'Ijli] dari [Syuraih bin Hani`] dari [Aisyah radliallahu 'anha]. Syuraih berkata; aku bertanya kepada Aisyah mengenai shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Aisyah menjawab; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah mengerjakan shalat Isya` sama sekali kemudian menemuiku melainkan beliau shalat (sunnah) sesudahnya empat atau enam raka'at. Suatu malam kami terkena hujan, kontan kami hamparkan selembar tikar kulit untuk beliau, dan seakan-akan kulihat suatu lubang pada tikar tersebut mengeluarkan rembesan air, dan tidak kulihat beliau menjauhkan tanah dengan bagian manapun dari kainnya."

AbuDaud:1108

Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman] dan dari [Abdullah Al Agharru] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Rabb kita Tabaraka wa Ta'ala turun di setiap malamnya ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir, lalu Dia berfirman: "barangsiapa berdo'a kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan, barangsiapa memohon kepada-Ku, niscaya Aku akan memberinya, barangsiapa memohon ampunan kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampuninya."

AbuDaud:1120

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Ibrahim] dan [Nashr bin 'Ashim] dan ini lafadznya Nashr, keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Walid] telah menceritakan kepada kami [Al Auza'i]. Nashr mengatakan; dari [Ibnu Abu Dzi`b] dan [Auza'i] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] dari [Aisyah] radliallahu 'anha, dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam biasa mengerjakan shalat malam di antara setelah shalat Isya' hingga terbit fajar. Beliau biasa mengerjakan sebelas raka'at, beliau salam setiap satu raka'at, dan witir satu raka'at. lama beliau diam dalam sujudnya sekitar salah seorang dari kalian membaca lima puluh ayat, yaitu sebelum beliau mengangkat kepala. Apabila Mu'adzin selesai mengumandangkan adzan yang pertama untuk shalat subuh, beliau berdiri untuk mengerjakan shalat dua raka'at secara singkat, kemudian beliau berbaring di atas rusuk kanannya, sehingga Mu'adzin mengumandangkan adzan (kedua)." Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Daud Al Mahri] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Abu Dzi`b], ['Amru bin Al Harits] dan [Yunus bin Yazid], bahwa [Ibnu Syihab] telah mengabarkan kepada mereka, dengan sanad dan maksud yang sama, dia berkata; "…Beliau witir satu raka'at, dan bersujud sekali (sujud terakhir) yang lamanya sekitar seseorang dari kalian membaca lima puluh ayat, yaitu sebelum beliau mengangkat kepalanya. Dan apabila seorang Mu'adzin selesai mengumandangkan adzan untuk shalat subuh, dan fajar telah nampak…" kemudian dia melanjutkan maksud hadits tersebut." Perawi berkata; "Dan sebagian dari mereka saling melengkapi atas sebagian yang lain."

AbuDaud:1139

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Husain Ad Dirhami] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Adi] dari [Bahz bin Hakim] telah menceritakan kepada kami [Zurarah bin Aufa] bahwa [Aisyah] radliallahu 'anha pernah di tanya mengenai shalatnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di pertengahan malam, dia menjawab; "Beliau biasa mengerjakan shalat Isya' dengan berjama'ah, kemudian kembali kepada keluarganya dan mengerjakan shalat (sunnah) empat raka'at, setelah itu beliau pergi ke tempat tidurnya, lalu beliau tidur. Sedangkan tempat air wudlunya tertutup berada di atas kepala beliau dan siwaknya juga di letakkan di situ, sehingga Allah membangunkan beliau pada saatnya yaitu pada malam hari, kemudian beliau bersiwak dan menyempurnakan wudlu'nya, setelah itu beliau berdiri di tempat shalatnya, lalu shalat delapan raka'at, dalam raka'at tersebut beliau membaca Al Fatihah dan surat Al Qur'an serta apa saja yang Allah kehendaki, beliau tidak duduk dalam raka'at tersebut kecuali di raka'at ke delapan, dan beliau juga tidak salam. Beliau membaca (Al Fatihah dan surat Al Qur'an) pada rakaat ke sembilan, lalu beliau duduk dan berdo'a dengan do'a yang di kehendaki Allah, beliau memohon kepada-Nya dan beliau berdo'a dengan penuh harap. Setelah itu beliau mengucapkan satu kali salam dengan keras, hingga hampir saja membangunkan keluarga beliau lantaran kerasnya salam beliau, setelah itu beliau membaca (Al Fatihah dan surat Al Qur'an) dalam keadaan duduk dan ruku' sambil duduk pula, lalu beliau membaca lagi yang kedua kalinya, lalu ruku' dan sujud sembari duduk, kemudian beliau berdo'a sesuai yang di kehendaki Allah, setelah itu beliau salam dan beranjak (meninggalkan tempat shalat). Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masih tetap mengerjakan shalat seperti itu hingga beliau menjadi gemuk, lalu beliau mengurangi dua rakaat dari sembilan raka'at, hingga menjadi enam hingga tujuh raka'at di tambah dua raka'at yang beliau kerjakan dengan duduk, sampai beliau shallallahu 'alaihi wasallam meninggal dunia." Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] telah mengabarkan kepada kami [Bahz bin Hakim] kemudian dia menyebutkan hadits ini dengan sanadnya, katanya; "Selepas shalat Isya', beliau pergi ke tempat tidurnya…" tidak menyebutkan "empat raka'at" lalu dia menyebutkan hadits ini, dan dalam hadits tersebut dia berkata; "Kemudian beliau shalat delapan raka'at, beliau menyamakan (lamanya) antara ketika membaca (surat Al Qur'an), ruku' dan sujud. Beliau tidak duduk dalam raka'at tersebut kecuali pada raka'at ke delapan. (dalam raka'at ke delapan) biasanya beliau duduk lalu bediri, tidak salam, lalu beliau melanjutkan satu raka'at sebagai witirnya, setelah itu beliau salam dengan mengeraskan suaranya hingga membangunkan kami semua." Kemudian dia melanjutkan maksud hadits tersebut. Telah menceritakan kepada kami [Umar bin Utsman] telah menceritakan kepada kami [Marwan yaitu Ibnu Mu'awiyah] dari [Bahz] telah menceritakan kepada kami [Zurarah bin Aufa] dari [Aisyah Ummul Mukminin] bahwa dia pernah di tanya mengenai shalat (malam) nya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Aisyah menjawab; "Beliau biasa mengerjakan shalat Isya' bersama orang-orang (berjama'ah), kemudian beliau pulang ke keluarganya, lalu shalat (sunnah) empat raka'at. setelah itu beliau pergi ke tempat tidurnya…" kemudian perawi melanjutkan hadits panjang tersebut, namun dia tidak menyebutkan "Beliau menyamakan (lamanya) antara membaca (surat Al Quran), ruku' dan sujudnya." Dan tidak pula menyebutkan "Lalu beliau mengucapkan salam sehingga membangunkan kami." Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammad yaitu Ibnu Salamah] dari [Bahz bin Hakim] dari [Zurarah bin Aufa] dari [Sa'd bin Hisyam] dari [Aisyah radliallahu 'anha] seperti hadits tersebut, namun hadits mereka tidak sesempurna (hadits yang pertama)."

AbuDaud:1145

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu 'Ajlan] dari [Sa'id Al Maqburi] dari [Abu Salamah] dari [Aisyah] radliallahu 'anha bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kerjakanlah suatu amalan itu sesuai dengan kemampuan kalian, karena Allah tidak akan bosan sehingga diri kalianlah yang bosan, sesungguhnya amalan yang paling di cintai Allah adalah yang di kerjakan secara terus menerus walaupun sedikit." apabila beliau mengerjakan suatu amalan, beliau akan mengerjakannya secara rutin."

AbuDaud:1161

Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Sa'd] telah menceritakan kepada kami [pamanku] telah menceritakan kepada kami [ayahku] dari [Ibnu Ishaq] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [ayahnya] dari [Aisyah] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengutus seseorang menemui Utsman bin Mazh'un, lalu Utsman datang kepada beliau, maka beliau bersabda: "Apakah kamu membenci sunnahku?" Utsman menjawab; "Tidak, demi Allah wahai Rasulullah… bahkan sunnahmu lah yang amat kami cari." Beliau bersabda: "Sesungguhnya aku tidur, aku juga shalat, aku berpuasa dan juga berbuka, aku juga menikahi wanita. Bertakwalah kepada Allah wahai Utsman, sesungguhnya keluargamu mempunyai hak atas dirimu, dan tamumu mempunyai hak atas dirimu, dan kamu pun memiliki hak atas dirimu sendiri, oleh karena itu berpuasa dan berbukalah, kerjakanlah shalat dan tidurlah."

AbuDaud:1162

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ishaq] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ibrahim] dari [Ibnu Abdullah bin Unais Al Juhani] dari [ayahnya] berkata; saya berkata; wahai Rasulullah, sesungguhnya saya memiliki perkampungan yang aku tinggal di sana dan alhamdulillah aku dapat melaksanakan shalat di dalamnya, maka perintahkanlah kepadaku satu malam sehingga pada malam itu aku dapat tinggal di masjid ini, maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Tinggallah pada malam ke dua puluh tiga". (perawi berkata) Kemudian aku bertanya kepada anaknya (Ibnu Abdullah bin Unais): "bagaimana bapakmu melakukannya?" dia menjawab: "Bapakku masuk ke Masjid jika hendak shalat asar, dan dia tidak keluar untuk memenuhi hajatnya sampai dia shalat shubuh, apabila ia selesai shalat shubuh dia menghampiri kendaraannya di depan pintu masjid, kemudian ia menaikinya dan kembali ke perkampungannya.

AbuDaud:1172

Telah menceritakan kepada kami [Humaid bin Zanjuwaih An Nasa`i] telah mengabarkan kepada kami [Sa'id bin Abu Maryam] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far bin Abu Katsir] telah mengabarkan kepada kami [Musa bin 'Uqbah] dari [Abu Ishaq] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Abdullah bin Umar] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah di tanya, dan aku mendengar mengenai lailatul qadr, beliau bersabda: "lailatul qadr terjadi setiap bulan Ramadhan." Abu Daud berkata; di riwayatkan pula oleh [Sufyan] dan [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] secara mauquf sampai [Ibnu Umar], dan dia tidak merafa'kan sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam."

AbuDaud:1179

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami [Azhar bin Al Qasim] -Muhammad mengatakan; "aku mengetahuinya ketika dia berada di Makkah- telah menceritakan kepada kami [Abu Qudamah] dari [Mathar Al Waraq] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah sujud sama sekali ketika membaca surat Al Mufashal (dari surat Qaaf atau Al Hujurat sampai An Naas) hingga beliau pindah ke Madinah."

AbuDaud:1195

Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] dari [Al Aswad] dari [Abdullah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah membaca surat An Najm, lalu beliau sujud, dan tidak seorang pun dari kaum tersebut yang tidak turut sujud. Setelah itu seorang laki-laki dari kaum tersebut mengambil segenggam kerikil atau tanah, lalu di angkat ke wajahnya sambil berkata; "Sujud bagiku cukuplah sekali ini saja." Abdullah berkata; "Sungguh, setelah peristiwa tersebut, aku melihat laki-laki tersebut mati terbunuh dalam keadaan kafir."

AbuDaud:1197

Telah menceritakan kepada Kami [Abdullah bin Ash Shabah Al 'Aththar], telah menceritakan kepada Kami [Abu Bahr], telah menceritakan kepada Kami [Tsabit bin 'Umarah], telah menceritakan kepada Kami [Abu Tamimah Al Hujaimi], ia berkata; tatkala Kami mengutus seorang penunggang kuda... Abu Daud berkata; yaitu ia menuju ke Madinah ia berkata; saya membaca (ayat As Sajdah) setelah sholat Subuh, kemudian aku bersujud, lalu [Ibnu Umar] melarangku dan aku tidak berhenti hingga tiga kali. Kemudian ia kembali dan berkata; sesungguhnya aku pernah melakukan shalat di belakang Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam bersama Abu Bakr, Umar dan Utsman radliallahu 'anhum dan mereka tidak bersujud hingga matahari terbit.

AbuDaud:1206

Telah menceritakan kepada Kami [Abul Walid Ath Thayalisi] dan [Qutaibah bin Sa'id] secara makna, mereka mengatakan; telah menceritakan kepada Kami [Al Laits] dari [Yazid bin Abu Habib] dari [Abdullah bin Rasyid Az Zaufi] dari [Abdullah bin Abu Murrah Az Zaufi] dari [Kharijah bin Hudzafah], Abu Al Walid Al Adawi berkata; Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam keluar menemui Kami dan berkata: "Sesungguhnya Allah telah mewajibkan bagi kalian sebuah shalat yang dia lebih baik bagi kalian dari pada unta merah, yaitu shalat witir, dan telah menjadikannya berada diantara shalat Isya hingga terbit fajar."

AbuDaud:1208

Telah menceritakan kepada Kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Muhammad bin Yahya bin Habban] dari [Ibnu Muhairiz] bahwa seorang laki-laki dari Bani Kinanah yang dipanggil Al Makhdaji telah mendengar seorang laki-laki di Syam yang dipanggil Abu Muhammad berkata; sesungguhnya shalat witir adalah wajib. [Al Makhdaji] berkata; kemudian aku pergi kepada 'Ubadah bin Ash Shamid dan mengabarkan hal tersebut kepadanya. ['Ubadah] berkata; Abu Muhammad telah berdusta, aku telah mendengar Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam bersabda: "Lima shalat, telah Allah wajibkan bagi para hamba, barang siapa yang melakukannya dan tidak memenyia-nyiakan sedikitpun darinya karena meremehkan haknya maka baginya di sisi Allah sebuah perjanjian untuk Allah masukkan dirinya ke dalam Surga. Sedangkan orang yang tidak melaksanakannya maka ia tidak memiliki perjanjian di sisi Allah, apabila Allah menghendaki maka Dia akan menyiksanya aan apabila menghendaki maka Allah akan memasukkannya ke dalam Surga."

AbuDaud:1210

Telah menceritakan kepada Kami [Ahmad bin Yunus], telah menceritakan kepada Kami [Abu Bakr bin 'Ayyasy] dari [Al A'masy] dari [Muslim] dari [Masruq], ia berkata; aku katakan kepada [Aisyah]; kapankah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melakukan witir? Ia berkata; semua itu telah beliau lakukan, beliau telah melakukan witir di permulaan malam, di pertengahan malam, dan di akhir malam, akan tetapi witir beliau selesai tatkala beliau akan meninggal hingga waktu pagi.

AbuDaud:1223

Telah menceritakan kepada Kami [Musaddad], telah menceritakan kepada Kami [Mulazim bin 'Amr], telah menceritakan kepada Kami [Abdullah bin Badr] dari [Qais bin Thalq], ia berkata; [Thalq bin Ali] telah mengunjungi Kami pada Bulan Ramadhan hingga sore dan berbuka bersama Kami, kemudian dia melakukan shalat sebagai Imam bagi Kami pada malam itu, dan melakukan witir, kemudian dia turun kemasjidnya dan melaksanakan shalat menjadi imam bagi sahabat-sahabatnya hingga tatkala tinggal shalat witir, ia mempersilahkan seseorang kedepan dan mengatakan kepadanya: shalat witirlah kamu sebagai imam bagi sahabat-sahabatmu, karena aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada dua witir dalam semalam!"

AbuDaud:1227

Telah menceritakan kepada Kami [Sulaiman bin Daud Al Mahri], telah menceritakan kepada Kami [Ibnu Wahb], telah menceritakan kepada Kami [Musa bin Ali bin Rabah] dari [Ayahnya] dari ['Uqbah bin 'Amir Al Juhani], ia berkata; Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam keluar menemui Kami sementara Kami berada di Shuffah, kemudian beliau bertanya: "Siapakah diantara kalian ingin pergi ke Bathhan atau 'Aqiq, kemudian mengambil dua ekor unta gemuk dan putih tanpa berbuat dosa kepada Allah 'azza wajalla, dan tidak memutuskan hubungan kekerabatan?" Mereka mengatakan; Kami semua wahai Rasul! Beliau bersabda: "Sungguh salah seorang diantara kalian setiap hari datang ke Masjid, mempelajari dua ayat dari Kitab Allah 'azza wajalla adalah lebih baik baginya daripada dua ekor unta, dua ayat lebih baik daripada tiga unta, seperti bilangan-bilangan unta tersebut."

AbuDaud:1244

Telah menceritakan kepada Kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman] dari [Ayahnya] dari [Abu Sa'id Al Khudri] bahwa seorang laki-laki mendengar orang lain membaca; QUL HUWALLAAHU AHAD, ia mengulang-ulangnya. Kemudian tatkala pagi hari ia datang kepada Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam dan menyebutkannya kepada beliau, seolah-olah orang tersebut menganggapnya sedikit. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku ada di tangannya, sesungguhnya ayat tersebut sama dengan sepertiga Al Qur'an."

AbuDaud:1249

Telah menceritakan kepada Kami [Musaddad], ia berkata; telah menceritakan kepada Kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Al Musayyab bin Rafi'] dari [Warrad] mantan budak Al Mughirah bin Syu'bah, dari [Al Mughirah bin Syu'bah], Mu'awiyah menulis surat kepada Al Mughirah bin Syu'bah; apakah yang diucapkan Rasulullah apabila telah mengucapkan salam dari shalatnya? Kemudian Al Mughirah mendektekannya kepadanya dan menulis kepada Mu'awiyah, ia berkata; Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam mengucapkan: "LAA ILAAHA ILLALLAAHU WAHDAU LAA SYARIIKALAHU, LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA 'ALAA KULLI SYAI-IN QADIIR, ALLAAHUMMA LAA MAANI'A LIMAA A'THAITA WA LAA MU'THIYA LIMAA MANA'TA WA LAA YANFA'U DZAL JADDI MINKAL JADDU" (tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya, milikNya seluruh kerajaan, dan bagi-Nya segala puji dan Dia Maha Mampu melakukan segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang dapat menahan apa yang Engkau berikan, dan tidak ada yang dapat memberikan apa yang Engkau tahan, serta tidaklah bermanfaat kekayaan bagi orang yang kaya dari adzabMu)

AbuDaud:1287

Telah menceritakan kepada Kami [Qutaibah bin Sa'id Ats Tsaqafi], telah menceritakan kepada Kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Az Zuhri], telah mengabarkan kepadaku ['Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah] dari [Abu Hurairah], ia berkata; tatkala Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam meninggal dan Abu Bakr diangkat sebagai khalifah setelah beliau dan telah kafir sebagian orang Arab, [Umar bin Al Khathab] berkata kepada Abu Bakr; bagaimana engkau memerangi orang-orang tersebut padahal Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam telah bersabda: "Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan; LAA ILAAHA ILLALLAAH. Barang siapa yang mengucapkan; LAA ILAAHA ILLALLAAH maka ia telah melindungi dariku harga dan jiwanya kecuali dengan haknya, sedangkan perhitungannya kembali kepada Allah 'azza wajalla." Maka [Abu Bakr] berkata; sungguh aku akan memerangi orang yang memisahkan antara shalat dan zakat, sesungguhnya zakat adalah hak harta. Demi Allah seandainya mereka menahanku satu 'iqal yang dahulunya mereka tunaikan kepada Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam niscaya aku akan memerangi mereka karena penolakannya. Kemudian [Umar bin Al Khathab] berkata; Demi Allah sungguh aku melihat Allah 'azza wajalla telah melapangkan dada Abu Bakr untuk memerangi orang-orang tersebut. Umar berkata; maka aku mengetahui bahwa ia adalah yang benar. Abu Daud berkata; dan hadits tersebut diriwayatkan oleh [Rabah bin Zaid], dan diriwayatkan oleh [Abdurrazzaq] dari [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dengan sanadnya. Sebagian ulama mengatakan; 'iqal, sedangkan [Ibnu Wahb] dari [Yunus] meriwayatkannya, ia mengatakan; anak kambing. Abu Daud berkata; [Syu'aib bin Abu Hamzah] serta [Ma'mar] dan [Az Zubaidi] dari [Az Zuhri] berkata; seandainya mereka menolakku satu ekor anak kambing, sedangkan ['Anbasah] telah meriwayatkan dari [Yunus] dari [Az Zuhri] dalam hadits ini, ia berkata; anak kambing. Telah menceritakan kepada Kami [Ibnu As Sarh] dan [Sulaiman bin Daud] mereka berkata; telah mengabarkan kepada Kami [Ibnu Wahb], telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Az Zuhri] hadits ini, ia berkata; Abu Bakr berkata; sesungguhnya haknya adalah menunaikan zakat. Dan ia menyebutkan; 'iqal.

AbuDaud:1331

Telah menceritakan kepada Kami [Ayyub bin Muhammad Ar Raqi], telah menceritakan kepada Kami [Muhammad bin 'Ubaid], telah menceritakan kepada Kami [Idris bin Yazid Al Audi] dari ['Amr bin Murrah Al Hamali] dari [Abu Al Bakhtari Ath Thai] dari [Abu Sa'id Al Khudri] dan ia mengangkat hadits tersebut hingga sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tidak ada zakat pada buah-buahan yang kurang dari lima wasaq, dan satu wasaq adalah enam puluh sha'." Abu Daud berkata; Abu Al Bakhtari tidak mendengar dari Abu Sa'id. Telah menceritakan kepada Kami Muhammad bin Qudamah bin A'yan, telah menceritakan kepada Kami Jarir dari Al Mughirah dari Ibrahim, ia berkata; satu wasaq adalah enam puluh sha' yang distempel dengan tanda Al Hajjaj.

AbuDaud:1333

Telah menceritakan kepada Kami [Abu Kamil] dan [Humaid bin Mas'adah] secara makna bahwa [Khalid bin Al Harits] telah menceritakan kepada mereka; telah menceritakan kepada Kami [Husain] dari ['Amr bin Syu'aib] dari [ayahnya] dari [kakeknya] bahwa seorang wanita datang kepada Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam membawa anak wanitanya, dan di tangan anak wanita tersebut terdapat dua gelang tebal yang terbuat dari emas, kemudian beliau berkata kepadanya: "Apakah engkau memberikan zakat emas ini?" Wanita tersebut berkata; tidak. Beliau bersabda: "Apakah engkau senang karena kedua gelang tersebut Allah memberimu gelang dari api pada Hari Kiamat?" Khalid berkata; kemudian wanita tersebut melepas kedua gelang tersebut dan melemparkannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; kedua gelang itu untuk Allah 'azza wajalla dan rasulNya.

AbuDaud:1336

Telah menceritakan kepada Kami [Muhammad bin Idris Ar Razi], telah menceritakan kepada Kami ['Amr bin Ar Rabi' bin Thariq], telah menceritakan kepada Kami [Yahya bin Ayyub] dari ['Ubaidullah bin Abu Ja'far] bahwa [Muhammad bin 'Amr bin 'Atha`] telah mengabarkan kepadanya dari [Abdullah bin Syaddad bin Al Had] bahwa ia berkata; Kami menemui [Aisyah] istri Nabi shalla Allahu 'alaihi wa sallam, lalu ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menemuiku dan melihat ditanganku ada cincin dari perak, lalu beliau berkata: "Apakah ini wahai Aisyah?" Aku menjawab; aku menggunakannya untuk berhias di hadapanmu. Beliau berkata: "Apakah kamu mengeluarkan zakatnya?" Aku menjawab: tidak! -atau- maasyaa Allah! Beliau berkata: Itu adalah bagianmu dari Neraka!" Telah menceritakan kepada Kami [Shafwan bin Shalih], telah menceritakan kepada Kami [Al Walid bin Muslim], telah menceritakan kepada Kami [Sufyan] dari [Umar bin Ya'la], kemudian ia menyebutkan hadits seperti hadits mengenai cincin. Sufyan ditanya; bagaimana engkau menzakatinya? Dia menjawab; engkau gabungkan dengan yang lain.

AbuDaud:1338

Telah menceritakan kepada Kami [Musa bin Ismail], telah menceritakan kepada Kami [Hammad], ia berkata; aku mengambil sebuah tulisan dari [Tsumamah bin Abdullah bin Anas], ia mengaku bahwa [Abu Bakar] telah menulis [Anas] dan padanya terdapat stempel Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam ketika ia mengutusnya sebagai petugas pengambil zakat, dan ia menulis untuknya, dan ternyata tulisan tersebut berisi: Ini adalah kewajiban zakat yang telah diwajibkan Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam kepada orang-orang muslim yang telah Allah 'azza wajalla perintahkan kepada NabiNya shallallahu 'alaihi wasallam. Maka barangsiapa diantara orang-orang muslim yang diminta zakatnya sesuai dengan ketentuannya, maka hendaknya ia memberikannya. Dan barang siapa yang diminta lebih dari itu maka janganlah ia memberinya. Unta yang kurang dari dua puluh lima zakatnya adalah satu ekor kambing, setiap lima dzaud terdapat zakat satu ekor kambing, kemudian apabila telah mencapai dua puluh lima ekor maka padanya terdapat zakat satu ekor bintu makhadh hingga menjacapai tiga puluh lima, apabila tidak ada bintu makhadh maka ibnu labun (yang memiliki umur dua tahun) jantan, kemudian apabila telah mencapai tiga puluh enam maka padanya zakat bintu labun (yang memiliki umur dua tahun) hingga mencapai empat puluh lima, kemudian apabila telah mencapai empat puluh enam maka padanya hiqqah (yang memiliki umur tiga tahun) yang siap untuk hamil, hingga mencapai enam puluh. Kemudian apabila enam puluh satu maka padanya terdapat zakat tujuh puluh lima. Kemudian apabila telah mencapai tujuh puluh enam maka padanya zakat dua bintu labun (yang memiliki umur dua tahun), hingga mencapai sembilan puluh, kemudian apabila telah mencapai sembilan puluh satu maka padanya zakat dua ekor Hiqqah (yang memiliki umur tiga tahun) yang siap hamil, hingga mencapai seratus dua puluh. Kemudian apabila melebihi seratus dua puluh maka pada setiap empat puluh terdapat zakat satu ekor bintu labun (yang memiliki umur dua tahun), dan pada setiap lima puluh terdapat zakat satu ekor hiqqah (yang memiliki umur tiga tahun). Kemudian apabila telah nampak umur-umur unta dalam zakat-zakat wajib, maka barang siapa yang telah sampai padanya zakat jadza'ah (yang memiliki umur empat tahun) dan ia tidak memiliki jadza'ah (yang memiliki umur empat tahun) akan tetapi memiliki hiqqah (yang memiliki umur tiga tahun) maka diterima darinya, dan bersamanya ia memberikan dua ekor kambing apabila keduanya mudah baginya, uang atau dua puluh dirham. Dan barang siapa yang telah sampai padanya zakat hiqqah (yang memiliki umur tiga tahun) dan ia tidak memiliki hiqqah (yang memiliki umur tiga tahun) akan tetapi memiliki jadza'ah (yang memiliki umur empat tahun) maka diterima darinya dan petugas zakat memberinya uang dua puluh dirham, atau dua ekor kambing. Dan barang siapa yang telah sampai padanya zakat hiqqah (yang memiliki umur tiga tahun) dan ia tidak memiliki hiqqah (yang memiliki umur tiga tahun) akan tetapi memiliki bintu labun (yang memiliki umur dua tahun) maka diterima darinya. -Abu Daud berkata; dari sini aku tidak hafal dari Musa sebagaimana yang aku inginkan. - dan bersamanya ia memberikan dua ekor kambing apabila keduanya mudah baginya, atau dua puluh dirham. Dan barang siapa yang telah sampai padanya zakat bintu labun (yang memiliki umur dua tahun) dan ia hanya memiliki hiqqah (yang memiliki umur tiga tahun) maka diterima darinya -Abu Daud berkata; hingga sini kemudian aku meyakininya ia berkata; dan petugas pengambil zakat memberinya uang dua puluh dirham, atau dua ekor kambing. Dan barang siapa yang sampai padanya zakat bintu labun (yang memiliki umur dua tahun) dan ia hanya memiliki bintu makhadh maka diterima darinya disertai dengan dua ekor kambing atau uang dua dirham. Dna brang siapa yang telah sampai (nishab) zakat bintu makhadh dan ia hanya memiliki ibnu labun (yang memiliki umur dua tahun) jantan, maka diterima darinya dan tidak disertai dengan apapun. Dan barang siapa yang hanya memiliki dua ekor maka tidak ada zakat padanya kecuali pemiliknya menginginkannya. Pada kambing yang digembala di padang rumput apabila berjumlah empat puluh maka padanya zakat satu ekor kambing hingga seratus dua puluh ekor, kemudian apabila melebihi seratus dua puluh maka padanya zakat dua ekor kambing hingga mencapai dua ratus ekor. Kemudian apabila melebihi dua ratus ekor maka padanya terdapat zkaat tiga ekor kambing hingga mencapai tiga ratus, kemudian apabila telah melebihi tiga ratus ekor maka setiap seratus kambing terdapat zakat satu ekor kambing. Dan dalam zakat tidak diambil kambing yang tua dan telah tanggal gigi-giginya, kambing yang memiliki aib, dan kambing pejantan, kecuali petugas pengambil zakat menghendakinya. Tidak boleh digambungkan antara kambing yang dipisahkan dan tidak boleh dipisahkan antara kambing yang digabungkan karena khawatir wajib mengeluarkan zakat. Kambing yang berasal dari gabungan dua orang maka keduanya membagi dengan sama. Kemudian apabila kambing yang digembalakan di padang rumput tidak mencapai empat puluh ekor maka tidak ada zakat padanya kecuali pemiliknya menghendakinya. Pada perak terdapat zakat seperempat puluh, kemudian apabila harta tersebut hanya mencapai seratus sembilan puluh maka tidak ada zakat padanya kecuali pemiliknya menghendakinya.

AbuDaud:1339

Telah menceritakan kepada Kami [Abdullah bin Muhammad An Nufaili], telah menceritakan kepada Kami ['Abbad bin Al 'Awwam] dari [Sufyan bin Al Husain] dari [Az Zuhri] dari [Salim] dari [ayahnya], ia berkata; Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam telah menulis catatan mengenai zakat dan beliau tidak mengeluarkannya kepada para pegawainya hingga beliau meninggal. Beliau menyertakan pada pedangnya. Kemudian Abu Bakr melaksanakannya hingga ia meninggal, kemudian dilaksanakan oleh Umar hingga ia meninggal. Catatan tersebut berisi: Pada lima ekor unta terdapat zakat satu ekor kambing, dan pada sepuluh ekor terdapat zakat dua ekor kambing, pada lima belas ekor unta terdapat zakat tiga ekor kambing, pada dua puluh ekor unta terdapat empat ekor kambing, pada dua puluh lima ekor unta terdapat zakat satu ekor bintu makhadh hingga tiga puluh lima ekor, kemudian apabila lebih satu maka padanya terdapat zakat satu ekor bintu labun (yang memiliki umur dua tahun) hingga empat puluh lima ekor, kemudian apabila lebih satu maka padanya terdapat zakat satu ekor hiqqah (yang memiliki umur tiga tahun) hingga enam ekor, kemudian apabila lebih satu ekor maka padanya terdapat zakat satu ekor jadza'ah (yang memiliki umur empat tahun) hingga tujuh puluh lima ekor, kemudian apabila lebih satu ekor maka padanya terdapat zakat dua ekor bintu labun (yang memiliki umur dua tahun), hingga sembilan puluh ekor, kemudian apabila lebih satu ekor maka padanya terdapat zakat dua ekor hiqqah (yang memiliki umur tiga tahun), hingga seratus dua puluh ekor. Kemudian apabila lebih banyak dari itu maka pada setiap lima puluh ekor terdapat zakat satu ekor hiqqah (yang memiliki umur tiga tahun), dan pada setiap empat ekor terdapat zakat satu ekor bintu labun (yang memiliki umur dua tahun). Pada kambing setiap empat puluh ekor kambing terdapat zakat satu kambing, hingga seratus dua puluh ekor kambing. Kemudian apabila lebih satu ekor maka padanya terdapat zakat dua ekor kambing, hingga dua ratus ekor. Kemudian apabila satu ekor melebihi dua ratus ekor maka padanya terdapat zakat tiga ekor kambing, hingga tiga ratus ekor, kemudian apabila kambing tersebut lebih dari itu, maka pada setiap seratus ekor terdapat zakat satu ekor kambing, dan padanya tidak terdapat zakat hingga mencapai seratus ekor. Dan tidak dipisahkan antara kambing yang digabungkan dan tidak digabungkan antara kambing yang terpisah karena khawatir wajib zakat. Dan kambing yang berasal dari gabungan dua orang maka keduanya membagi dengan sama. Tidak diambil dalam zakat kambing yang sudah tua dan tanggal giginya, serta kambing yang memiliki aib. 'Abbad bin Al 'Awwam berkata; Az Zuhri berkata; apabila petugas zakat telah datang maka kambing dibagi menjadi tiga, seperti tiga adalah kambing jelek, sepertiga kambing pilihan, dan sepertiga kambing pertengahan. Kemudian petugas zakat mengambil dari kambing yang pertengahan, dan Az Zuhri tidak menyebutkan sapi. Telah menceritakan kepada Kami [Utsman bin Abu Syaibah], telah menceritakan kepada Kami [Muhammad bin Yazid Al Wasithi], telah mengabarkan kepada Kami [Sufyan bin Husain] dengan sanad dan maknanya, ia berkata; apabila tidak ada bintu makhadh, maka dikeluarkan ibnu labun (yang memiliki umur dua tahun). Dan ia tidak menyebutkan perkataan Az Zuhri. Telah menceritakan kepada Kami [Muhammad bin Al 'Ala`], telah mengabarkan kepada Kami [Ibnu Al Mubarak] dari [Yunus bin Yazid] dari [Ibnu Syihab], ia berkata; ini adalah naskah catatan Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam yang beliau tulis mengenai zakat, dan naskah tersebut ada pada keluarga Umar bin Al Khathab. Ibnu Syihab berkata; Salim bin Abdullah bin Umar telah membacakannya kepadaku, kemudian aku menghafalnya sesuai dengan keandaanya, dan naskah itu yang disalin oleh Umar bin Abdul 'Aziz dari Abdullah bin Abdullah bin Umar, serta Salim bin Abdullah bin Umar. Kemudian ia menyebutkan hadits tersebut, ia berkata; apabila berjumlah seratus dua puluh satu maka padanya terdapat zakat tiga bintu labun (yang memiliki umur dua tahun), hingga mencapai seratus dua puluh sembilan. Kemudian apabila berjumlah seratus tiga puluh maka padanya terdapat zakat dua bintu labun (yang memiliki umur dua tahun), dan satu ekor hiqqah (yang memiliki umur tiga tahun), hingga mencapai seratus sembilan puluh sembilan. Kemudian apabila berjumlah seratus empat puluh maka padanya terdapat zakat dua hiqqah (yang memiliki umur tiga tahun) dan satu bintu labun (yang memiliki umur dua tahun), hingga mencapai seratus empat puluh sembilan. Kemudian apabila berjumlah seratus lima puluh maka padanya terdapat zakat tiga hiqqah (yang memiliki umur tiga tahun), hingga mencapai seratus lima puluh sembilan. Kemudian apabila berjumlah seratus sembilan puluh maka padanya terdapat zakat empat bintu labun (yang memiliki umur dua tahun), hingga mencapai seratus enam puluh sembilan. Kemudian apabila berjumlah seratus tujuh puluh maka padanya terdapat zakat tiga bintu labun (yang memiliki umur dua tahun) dan satu hiqqah (yang memiliki umur tiga tahun), hingga mencapai seratus tujuh puluh sembilan. Kemudian apabila berjumlah seratus delapan puluh maka padanya terdapat zakat dua hiqqah (yang memiliki umur tiga tahun), dan dua bintu labun (yang memiliki umur dua tahun), hingga mencapai seratus delapan puluh sembilan. Kemudian apabila berjumlah seratus sembilan puluh maka padanya terdapat zakat tiga hiqqah (yang memiliki umur tiga tahun), dan satu bintu labun (yang memiliki umur dua tahun), hingga mencapai seratus sembilan puluh sembilan. Kemudian apabila berjumlah dua ratus maka padanya terdapat zakat empat hiqqah (yang memiliki umur tiga tahun), atau lima bintu labun (yang memiliki umur dua tahun), kambing manapun yang berumur dua tahun didapat maka diambil. Dan pada hewan yang digembalakan di padang rumput ….. kemudian ia menyebutkan seperti hadits Sufyan bin Husain, dan padanya disebutkan; dan tidak diambil dalam zakat kambing yang tua dan telah tanggal giginya, serta yang memiliki aib, serta kambing pejantan, kecuali petugas zakat menghendakinya.

AbuDaud:1340

Telah menceritakan kepada Kami [Musaddad], telah menceritakan kepada Kami [Abu 'Awanah] dari [Hilal bin Khabba] dari [Maisarah Abu Shalih] dari [Suwaid bin Ghafalah], ia berkata; aku berjalan -atau ia berkata; telah mengabarkan kepadaku [orang yang berjalan] bersama petugas pengambil zakat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ternyata pada zaman Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam dikata; janganlah engkau mengambil zakat dari anak yang sedang menetek susu, dan janganlah engkau menggabungkan antara hewan yang dipisahkandan jangan memisahkan antara hewan yang telah dijadikan satu. Dan sesungguhnya air datang ketika kambing datang, kemudian petugas pengambil zakat berkata; Tunaikan zakat harta kalian. Maisarah berkata; kemudian salah seorang diantara mereka mendatangi unta kauma`. Kemudian aku katakan; wahai Abu Shalih, apakah kauma` itu? Ia berkata; yang besar punuknya. Maisarah berkata; kemudian ia enggan menerimanya. Orang tersebut berkata; sesungguhnya aku ingin anda mengambil unta terbaikku. Maisarah berkata; kemudian ia enggan untuk menerimanya. Maisarah berkata; kemudian orang tersebut menuntun untanya yang lain, lalu petugas zakat tersebut enggan untuk menerimanya, kemudian orang tersebut menuntun untanya yang lain selain unta tersebut, lalu petugas zakat tersebut menerimanya dan berkata; sesungguhnya aku mengambilnya dan aku merasa khawatir Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam marah kepadaku dan berkata: "Engkau mendatangi seseorang dan memilih unta terbaiknya." Abu Daud berkata; dan [Husyaim] telah meriwayatkannya dari [Hilal bin Khabbab] seperti itu, hanya saja ia berkata; tidak dipisahkan…..

AbuDaud:1346

Telah menceritakan kepada Kami [Al Hasan bin Ali], telah menceritakan kepada Kami [Waki'] dari [Zakariya bin Ishaq Al Makki] dari ['Amr bin Abu Sufyan Al Jumahi] dari [Muslim bin Tsafinah Al Yasykuri], [Al Hasan] berkata; [Rauh] berkata; [Muslim bin Syu'bah] berkata; Nafi' bin 'Alqamah mempekerjakan ayahku untuk melakukan urusan kaumnya, ia memerintahkannya agar mengambil zakat mereka. Muslim bin Syu'bah berkata; kemudian ayahku mengutusku pada sekelompok orang diantara mereka, kemudian aku datang kepada seseorang yang sudah tua yang dipanggil [Si'r bin Daisam], lalu aku katakan; sesungguhnya ayahku mengutusku untuk datang kepadamu yaitu agar aku mengambil zakatmu. Ia berkata; wahai anak saudaraku, semisal apakah kalian mengambilnya? Aku katakan; Kami akan memilih hingga Kami mengetahui kantong-kantong susu kambing. Ia berkata; wahai anak saudaraku, aku akan menceritakan kepadamu bahwa aku dahulu berada pada lembah diantara lembah-lembah ini pada zaman Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam diantara kambing-kambingku, kemudian terdapat [dua orang laki-laki datang kepadaku dengan menunggang unta] dan berkata; sesungguhnya Kami adalah utusan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepadamu agar engkau menunaikan zakat kambingmu. Kemudian aku katakan; apa yang harus aku tunaikan diantara kambing-kambingku? Kemudian mereka berkata; ini adalah kambing yang memiliki anak, dan Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam telah melarang Kami untuk mengambil kambing yang memiliki anak. Aku katakan; apakah yang akan kalian ambil? Mereka berkata; kambing yang berumur empat tahun memasuki lima tahun atau yang berumur dua tahun memasuki tiga tahun. Si'r bin Daisam berkata; kemudian aku mengambil kambing yang berumur empat tahun yang mu'tath, mu'tath adalah yang belum melahirkan, dan telah datang waktunya melahirkan. Kemudian aku membawanya kepada mereka. Kemudian mereka berkata; berikan kepada Kami! Kemudian mereka membawanya bersama mereka di atas unta mereka, kemudian mereka pergi. Abu Daud berkata; [Abu 'Ashim] telah meriwayatkannya dari [Zakariya`], [Muslim bin Syu'bah] mengatakan pula sebagaimana yang dikatakan Rauh. Telah menceritakan kepada Kami [Muhammad bin Yunus An Nasai], telah menceritakan kepada Kami [Rauh], telah menceritakan kepada Kami [Zakariya` bin Ishaq] dengan sanadnya dengan hadits ini. [Muslim bin Syu'bah] berkata dalam hadits tersebut; dan syafi' adalah yang di dalam perutnya terdapat anak.

AbuDaud:1348

Telah menceritakan kepada Kami [Ahmad bin Hanbal] telah menceritakan kepada Kami [Waki'], telah menceritakan kepada Kami [Zakariya bin Ishaq Al Makki] dari [Yahya bin Abdullah bin Shaifi] dari [Abu Ma'bad] dari [Ibnu Abbas] bahwa Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam mengutus Mu'adz ke Yaman, kemudian beliau mengatakan: "Sesungguhnya engkau akan mendatangi suatu kaum dari ahli kitab, maka ajaklah mereka untuk bersaksi bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah dan aku adalah Rasulullah, kemudian apabila mereka mentaatimu untuk itu maka beritahukan kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan atas mereka melakukan shalat lima waktu dalam sehari semalam, kemudian apabila mereka mentaatimu untuk itu maka beritahukan kepda mereka bahwa Allah telah mewajibkan atas mereka sedekah pada harta mereka yang diambil dari orang-orang kaya mereka dan dikembalikan kepada orang-orang miskin mereka, kemudian apabila mereka mentaatimu untuk itu maka jauhilah harta-harta mereka yang berharga, dan berhati-hatilah terhadap doa orang yang dizhalimi, sesungguhnya tidak ada penghalang antara doa tersebut dengan Allah."

AbuDaud:1351

Telah menceritakan kepada Kami [Qutaibah bin Sa'id], telah menceritakan kepada Kami [Ibnu Abu 'Adi] dari [Ibnu Ishaq] dari ['Amr bin Syu'aib] dari [ayahnya] dari [kakeknya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda; "Tidak ada jalab dan janab dan tidaklah zakat mereka diambil kecuali di rumah-rumah mereka." Telah menceritakan kepada Kami Al Hasan bin Ali, telah menceritakan kepada Kami Ya'qub bin Ibrahim, ia berkata; saya mendengar ayahku berkata; dari Muhammad bin Ishaq mengenai sabda beliau: "Tidak ada jalab dan tidak ada janab, " ia berkata; yaitu hewan ternak dizakatkan di tempat-tempatnya, dan tidak dibawa kepada petugas zakat, sedangkan janab mengenai selain kewajiban ini, juga para pemilik zakat tidak diperlakukan janab kepadanya. Ia mengatakan; seseorang (petugas zakat) tidak berada di tempat terjauh orang yang menunaikan zakat kemudian zakat tersebut dibawa kepadanya, akan tetapi hendaknya zakat tersebut diambil di tempatnya.

AbuDaud:1357

Telah menceritakan kepada Kami [Ar Rabi' bin Sulaiman] telah menceritakan kepada Kami [Ibnu Wahb] dari [Sulaiman yaitu Ibnu Bilal] dari [Syarik bin Abdullah bin Abu Namir] dari ['Atho` bin Yasar] dari [Muadz bin Jabal] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutusnya ke Yaman dan berkata: "Ambillah biji-bijian dari biji-bijian, kambing dari domba, unta dari unta, dan sapi dari sapi." Abu Daud berkata: aku mengukur mentimun di Mesir mencapai tiga belas jengkal, dan aku melihat dua potong buah limau (sejenis jeruk nipis) yang telah dipotong diatas unta dan ditempatkan pada tempat seperti dua kantong.

AbuDaud:1364

Telah menceritakan kepada Kami [Ahmad bin Abu Syu'aib Al Harrani], telah menceritakan kepada Kami [Musa bin A'yan] dari ['Amr bin Al Harits Al Mishri] dari ['Amr bin Syu'aib] dari [ayahnya] dari [kakeknya], ia berkata: Hilal salah seorang dari Bani Mut'an datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan membawa sepersepuluh dari hasil madunya, ia pernah meminta Rasulullah shallla Allahu 'alaihi wa sallam agar melindungi bukitnya yang bernama Salabah, dan Rasulullah shallla Allahu 'alaihi wa sallam pun melindunginya. Dan ketika Umar ditunjuk menjadi khalifah, Sufyan bin Wahb bertanya mengenai hal itu, kemudian Umar radliallahu 'anhu menulis surat kepadanya; jika dia menunaikan zakatnya kepada kalian sebagaimana yang telah dia berikan kepada Rasulullah shallla Allahu 'alaihi wa sallam, maka lindungilah bukit Salabahnya, jika tidak, maka sesungguhnya madu itu adalah terambil dari lebah hujan yang dapat dimakan oleh siapapun yang menghendakinya. Telah menceritakan kepada Kami [Ahmad bin Abdah Adh Dhabbi], telah menceritakan kepada Kami [Al Mughirah] dan ia menisbatkannya kepada Abdurrahman bin Al Harits Al Makhzumi, ia berkata; telah menceritakan kepada Kami [ayahku] dari ['Amr bin Syu'aib] dari [ayahnya] dari [kakeknya] bahwa Syababah pertengahan daerah Fahm ….. kemudian ia menyebutkan seperti itu. Ia berkata; dari setiap sepuluh griba terdapat zakat satu geriba. Sufyan bin Abdullah Ats Tsaqafi berkata; "Umar melindungi dua bukit mereka. Ia menambahkan; dan mereka memberikan kepadanya apa yang dahulu mereka berikan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan ia melindungi melindungi dua bukit mereka. Telah menceritakan kepada Kami [Ar Rabi' bin Sulaiman Al Muadzin], telah menceritakan kepada Kami [Ibnu Wahb], telah menceritakan kepada Kami [Usamah bin Zaid] dari ['Amr bin Syu'aib] dari [ayahnya] dari [kakeknya] bahwa suatu daerah di tengah kota …. Fahm dengan makna yang dikatakan Mughirah yaitu "dari setiap sepuluh geriba terdapat zakat satu geriba. Dan ia berkata; mereka memiliki dua bukit.

AbuDaud:1365

Telah menceritakan kepada Kami [Hafsh bin Umar], telah menceritakan kepada Kami [Syu'bah] dari [Khubaib bin Abdurrahman] dari [Abdurrahman bin Mas'ud], ia berkata; [Sahl bin Abu Hatsmah] telah datang ke majelis Kami, ia berkata; Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam telah memerintahkan Kami, beliau bersabda: "Apabila kalian telah memperkirakan buah yang ada di pohon maka potonglah dan biarkan sepertiganya, apabila kalian tidak membiarkan atau tidak memotong sepertiga maka tinggalkan seperempat." Abu Daud berkata; orang yang memperkirakan meninggalkan sepertiga untuk pekerjaan.

AbuDaud:1367

Telah menceritakan kepada Kami [Yahya bin Ma'in] telah menceritakan kepada Kami [Hajjaj] dari [Ibnu Juraij], ia berkata; aku diberi kabar dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] dari [Aisyah] radliallahu 'anha bahwa ia menyebutkan perkara Khaibar dan berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengutus Abdullah bin Rawahah kepada orang-orang Yahudi, kemudian ia memperkirakan kurma yang ada dipohon, ketika telah matang sebelum dimakan sebagian darinya.

AbuDaud:1368

Telah menceritakan kepada Kami [Abdullah bin Muhammad An Nufaili], telah menceritakan kepada Kami [Zuhair] telah menceritakan kepada Kami [Musa bin 'Uqbah] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar], ia berkata; Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam telah memerintahkan Kami untuk menunaikan zakat fitrah sebelum orang-orang keluar untuk melakukan shalat. Ia berkata; Ibnu Umar menunaikannya sehai atau dua hari sebelum itu.

AbuDaud:1372

Telah menceritakan kepada Kami [Abdullah bin Maslamah], Telah menceritakan kepada Kami [Malik] dan Malik membacakannya kepadaku juga, dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] bahwa Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitrah, ia berkata padanya; diantara yang dibacakan Malik kepadaku adalah; zakat fitrah pada Bulan Ramadhan, satu sha' kurma, atau satu sha' gandum atas setiap orang merdeka, atau budak laki-laki dan perempuan dari kalangan muslimin. Telah menceritakan kepada Kami [Yahya bin Muhammad bin As Sakan], telah menceritakan kepada Kami [Muhammad bin Jahdham], telah menceritakan kepada Kami [Ismail bin Ja'far] dari [Umar bin Nafi'] dari [ayahnya] dari [Abdullah bin Umar], ia berkata; Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitrah satu sebanyak satu sha'. Kemudian ia menyebutkan secara makna yang disebutkan Malik, dan ia menambahkan; dan atas anak kecil, dan orang dewasa. Dan beliau memerintahkan agar ditunaikan sebelum orang-orang keluar untuk melakukan shalat. Abu Daud berkata; [Abdullah Al 'Umari] telah meriwayatkannya dari [Nafi'] dengan sanadnya. Ia berkata; wajib atas setiap muslim. Dan [Sa'id? Al Jumahi] telah meriwayatkan dari ['Ubaidullah] dari [Nafi'] ia berkata dalam hadits tersebut; dari kalangan muslimin. Dan yang masyhur dari 'Ubaidullah tidak ada padanya kata; dari kalangan muslimin.

AbuDaud:1373

Telah menceritakan kepada Kami [Muhammad bin Al Mutsanna], telah menceritakan kepada Kami [Sahl bin Yusuf], ia berkata; [Humaid] telah mengabarkan kepada Kami dari [Al Hasan], ia berkata; [Ibnu Abbas] rahimahullah berkhutbah pada akhir Ramadhan diatas mimbar Bashrah, lalu berkata: keluarkanlah zakat puasa kalian! Seakan orang-orang belum mengetahuinya, lalu dia berkata lagi; siapakah disini dari penduduk madinah, ajarkanlah mereka karena sesungguhnya mereka belum mengetahui. Rasulullah shallla Allahu 'alaihi wa sallam telah mewajibkan zakat ini satu sha' dari kurma atau gandum atau setengah sha' dari biji gandum, bagi setiap orang yang merdeka maupun budak, laki-laki maupun wanita, yang besar maupun yang kecil. Ketika Ali Bin Abi Thalib radliallahu 'anhu datang ia melihat murahnya harga, ia berkata; Allah telah melapangkan rizki kalian kalau seandainya kalian menjadikan satu sha' pada segala sesuatu. Humaid berkata; Al Hasan berpendapat bahwa zakat Ramadhan (fitrah) adalah kewajiban orang yang berpuasa.

AbuDaud:1381

Telah menceritakan kepada Kami [Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Zaid bin Aslam] dari ['Atho` bin Yasar] dari [seorang laki-laki dari Bani Asad] bahwa ia berkata; aku dan keluargaku singgah di Baqi' yang terdapat padanya pohon Gharqad. Kemudian keluargaku berkata; pergilah kepada Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam dan mintakan kepada Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam untuk kita sesuatu yang dapat kita makan. Kemudian mereka menyebutkan sebagian dari keperluan mereka, lalu aku pergi kepada Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam dan aku dapati seorang laki-laki sedang meminta-minta kepada beliau sementara Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam bersabda: "Aku tidak memiliki sesuatu yang dapat aku berikan kepadamu." Kemudian orang tersebut pergi dari beliau dalam keadaan marah, dan berkata; demi umurku, sungguh engkau memberi orang yang engkau kehendaki. Maka Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam bersabda: "Ia marah kepadaku karena aku tidak mendapatkan sesuatu yang dapat aku berikan kepadanya. Barang siapa diantara kalian yang meminta-minta sedangkan ia memiliki satu uqiyah atau yang setara dengannya maka sungguh ia telah meminta-minta dengan mendesak." Al Asadi berkata; sungguh unta Kami yang hampir melahirkan lebih baik daripada satu uqiyah. Satu uqiyah adalah empat puluh dirham. Laki-laki tersebut berkata; kemudian aku kembali dan tidak meminta-minta kepada beliau. Kemudian Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam setelah itu datang membawa gandum, dan kismis. Kemudian beliau membagikannya kepada Kami, atau sebagaimana ia katakana, hingga Allah 'azza wajalla memberikan kecukupan kepada Kami. Abu Daud berkata; demikianlah [Ats Tsauri] meriwayatkan sebagaimana yang dikatakan oleh Malik.

AbuDaud:1386

Telah menceritakan kepada Kami [Abdullah bin Muhammad An Nufaili], telah menceritakan kepada Kami [Miskin], telah menceritakan kepada Kami [Muhammad bin Al Muhajir], dari [Rabi'ah bin Yazid] dari [Abu Kabsyah As Saluli], telah menceritakan kepada Kami [Sahl bin Al Hanzhalah], ia berkata; 'Uyainah bin Hishn dan Al Aqra' bin Habis datang kepada Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam dan meminta kepada beliau. Kemudian beliau memerintahkan agar keduanya diberi apa yang mereka minta dan memerintahkan kepada Mu'awiyah agar menuliskan untuk mereka apa yang mereka minta. Adapun Al Aqra' maka ia mengambil catatannya dan melipatnya pada surbannya dan pergi, adapun 'Uyainah maka ia mengambil catatannya dan datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di tempatnya, dan berkata; wahai Rasulullah, apakah anda berpendapat saya akan membawa sebuah catatan kepada kaumku yang tidak saya ketahui apa isinya, seperti selembar kertas Al Mutalammis? Kemudian Mu'awiyah memberitahukan perkataannya tersebut kepada Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam, kemudian Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam bersabda: "Barang siapa yang meminta-minta sementara ia memiliki sesuatu yang mencukupinya maka sesungguhnya ia memperbanyak api Neraka." An Nufaili pada tempat yang lain berkata; bara Neraka Jahannam. Kemudian mereka berkata; wahai Rasulullah, apa yang mencukupinya? -An Nufaili berkata pada tempat yang lain; apakah kecukupan yang tidak layak karenanya untuk meminta-minta? - Beliau bersabda: "Seukuran sesuatu yang dapat memberinya makan siang dan malam." An Nufaili berkata pada tempat yang lain; ia kenyang satu hari semalam, atau semalam dan sehari. Ia menceritakan kepada Kami secara ringkas sesuai dengan lafazh yang telah Kami sebutkan ini.

AbuDaud:1388

Telah menceritakan kepada Kami [Abdullah bin Maslamah], telah mengabarkan kepada Kami [Isa bin Yunus] dari [Al Akhdhar bin 'Ajlan] dari [Abu Bakr Al Hanafi] dari [Anas bin Malik] bahwa seorang laki-laki dari kalangan Anshar datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam meminta kepada beliau, kemudian beliau bertanya: "Apakah di rumahmu terdapat sesuatu?" Ia berkata; ya, alas pelana yang Kami pakai sebagiannya dan Kami hamparkan sebagiannya, serta gelas besar yang gunakan untuk minum air. Beliau berkata: "Bawalah keduanya kepadaku." Anas berkata; kemudian ia membawanya kepada beliau, lalu Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam mengambilnya dengan tangan beliau dan berkata; "Siapakah yang mau membeli kedua barang ini?" seorang laki-laki berkata; saya membelinya dengan satu dirham. Beliau berkata: "Siapa yang menambah lebih dari satu dirham?" Beliau mengatakannya dua atau tiga kali. Seorang laki-laki berkata; saya membelinya dengan dua dirham. Kemudian beliau memberikannya kepada orang tersebut, dan mengambil uang dua dirham. Beliau memberikan uang tersebut kepada orang anshar tersebut dan berkata: "Belilah makanan dengan satu dirham kemudian berikan kepada keluargamu, dan belilah kapak kemudian bawalah kepadaku." Kemudian orang tersebut membawanya kepada beliau, lalu Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam mengikatkan kayu pada kapak tersebut dengan tangannya kemudian berkata kepadanya: "Pergilah kemudian carilah kayu dan juAllah. Jangan sampai aku melihatmu selama lima belas hari." Kemudian orang tersebut pergi dan mencari kayu serta menjualnya, lalu datang dan ia telah memperoleh uang sepuluh dirham. Kemudian ia membeli pakaian dengan sebagiannya dan makanan dengan sebagiannya. Kemudian Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam bersabda: "Ini lebih baik bagimu daripada sikap meminta-minta datang sebagai noktah di wajahmu pada Hari Kiamat. Sesungguhnya sikap meminta-minta tidak layak kecuali untuk tiga orang, yaitu untuk orang fakir dan miskin, atau orang yang memiliki hutang sangat berat, atau orang yang menanggung diyah (sementara ia tidak mampu membayarnya)."

AbuDaud:1398

Telah menceritakan kepada Kami [Muhammad bin 'Ubaid Al Muharibi], telah menceritakan kepada Kami [Muhammad bin Fudhail] dari [Al A'masy] dari [Habib bin Abu Tsabit], dari [Kuraib] mantan budak Ibnu Abbas, ia berkata; ayahku mengutusku pergi kepada Nabi shalla Allahu 'alaihi wa sallam membawa unta shadaqah yang diberikan kepadanya. Telah menceritakan kepada Kami [Muhammad bin Al Ala`] dan [Utsman bin Abu Syaibah], mereka berkata; telah menceritakan kepada Kami [Muhammad bin Abu 'Ubaidah] dari [ayahnya] dari [Al A'masy] dari [Salim] dari [Kuraib] mantan budak Ibnu Abbas dari [Ibnu Abbas] seperti hadits tersebut, ia menambahkan "ayahku menggantinya untuk beliau".

AbuDaud:1410

Telah menceritakan kepada Kami [Musa bin Isma'il], telah menceritakan kepada Kami [Hammad] dari [Suhail bin Abu Shalih], dari [ayahnya] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam bersabda: "Tidaklah pemilik barang simpanan yang tidak menunaikan haknya kecuali Allah menjadikannya pada Hari Kiamat dipanaskan barang simpanan tersebut dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahinya, lambung dan punggungnya, hingga Allah memberikan keputusan diantara para hambaNya pada hari yang kadarnya adalah lima puluh ribu tahun menurut perhitungan kalian, kemudian ia akan melihat jalannya, ke Surga atau ke Neraka. Dan tidaklah pemilik kambing yang tidak menunaikan haknya melainkan kambing tersebut akan datang pada Hari Kiamat lebih banyak daripada dahulunya dan pemiliknya di dudukkan di hadapannya pada tanah terbuka yang datar, kambing tersebut menanduknya dengan tanduknya dan menginjaknya dengan sepatu-sepatunya, tidak ada padanya kambing yang bertanduk bengkok serta yang tidak bertanduk. Setiap kali kambing yang terakhir selesai maka kambing yang pertama dikembalikan lagi, hingga Allah memberikan keputusan diantara para hambaNya pada hari yang kadarnya adalah lima puluh ribu tahun menurut perhitungan kalian. Kemudian ia akan melihat jalannya, ke Surga atau ke Neraka. Dan tidaklah pemilik unta yang tidak menunaikan haknya melainkan unta tersebut akan datang pada Hari Kiamat lebih banyak daripada dahulunya dan orang tersebut didudukkan di hadapannya pada tanah terbuka yang datar, unta tersebut menginjaknya dengan sepatunya. Setiap kali unta yang terakhir selesai maka unta yang pertama dikembalikan kepadanya hingga Allah ta'ala memberikan keputusan diantara para hambaNya pada hari kadarnya adalah lima puluh ribu tahun menurut perhitungan kalian. Kemudian ia akan melihat jalannya, ke Surga atau ke Neraka." Telah menceritakan kepada Kami [Ja'far bin Musafir], telah menceritakan kepada Kami [Ibnu Abu Fudaik] dari [Hisyam bin Sa'd] dari [Zaid bin Aslam] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti itu. Ia berkata dalam kisah unta, setelah sabdanya: "Tidak menunaikan haknya…." Beliau bersabda: "Dan diantara haknya adalah memerahnya pada hari kedatangannya ke air." Telah menceritakan kepada Kami [Al Hasan bin Ali], telah menceritakan kepada Kami [Yazid bin Harun], telah mengabarkan kepada Kami [Syu'bah] dari [Qatadah] dari [Abu Umar Al Ghudani], dari [Abu Hurairah], ia berkata; saya mendengar Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam seperti kisah ini. Kemudian Abu Umar berkata kepada Abu Hurairah; apakah hak unta? Ia berkata; engkau memberikan yang berharga, memberikan susunya yang deras, meminjamkan untuk dikendarai, mengawinkan pejantan, dan memberi minum susu. Telah menceritakan kepada Kami [Yahya bin Khalaf], telah menceritakan kepada Kami [Abu 'Ashim] dari [Ibnu Juraij], ia berkata; [Abu Az Zubair] berkata; saya mendengar ['Ubaid bin 'Umair] berkata; seorang laki-laki berkata; wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, apakah hak unta? Kemudian 'Ubaid menyebutkan hadits seperti itu dan menambahkan; "Dan meminjamkan embernya."

AbuDaud:1414

Telah menceritakan kepada Kami [Ahmad bin Shalih] serta [Utsman bin Abu Syaibah bin Abu Syaibah], dan ini adalah haditsnya, mereka berkata; telah menceritakan kepada Kami [Al Fadhl bin Dukain], telah menceritakan kepada Kami [Hisyam bin Sa'd] dari [Zaid bin Aslam] dari [ayahnya], ia berkata: aku mendengar [Umar bin Al Khathab radliallahu 'anhu] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan Kami agar bersedekah, dan hal tersebut bertepatan dengan keberadaan harta yang saya miliki. Lalu saya mengatakan; apabila aku dapat mendahului Abu Bakr pada suatu hari maka hari ini aku akan mendahuluinya. Kemudian saya datang dengan membawa setengah hartaku, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apakah yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?" Saya katakan; harta yang sama seperti itu. Ia berkata; kemudian Abu Bakar datang dengan membawa seluruh yang ia miliki. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai Abu Bakr, apakah yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?" Ia berkata; saya tinggalkan untuk mereka Allah dan RasulullahNya. Maka saya katakan; saya tidak akan dapat mendahuluimu kepada sesuatupun selamanya.

AbuDaud:1429

Telah menceritakan kepada Kami [Utsman bin Abu Syaibah] dan [Muhammad bin Al 'Ala`], dan maknanya satu, mereka berkata; telah menceritakan kepada Kami [Abu Usamah] dari [Buraid bin Abdullah bin Abu Burdah] dari [Abu Burdah] dari [Abu Musa], ia berkata; Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya bendahara yang dapat dipercaya adalah orang yang memberikan apa yang diperintahkan kepadanya secara sempurna, dan hatinya merasa rela hingga ia menyerahkannya kepada orang yang diperintahkan untuk diberi oleh salah seorang dari para pemberi sedekah."

AbuDaud:1434

Telah menceritakan kepada Kami [Musa bin Isma'il], telah menceritakan kepada Kami [Hammad yaitu Ibnu Salamah] dari [Tsabit] dari [Anas], ia berkata; tatkala turun ayat: "Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai." Abu Thalhah berkata; wahai Rasulullah, aku melihat Tuhan kita meminta sebagian harta kita, aku meminta persaksianmu bahwa aku telah menjadikan tanahku yang berada di Ariha` untuk Allah. Kemudian Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam bersabda: "Berikanlah tanah tersebut untuk para kerabatmu!" Kemudian ia membaginya diantara Hassan bin Tsabit dan Ubai bin Ka'b. Abu Daud berkata; telah sampai kepadaku dari seorang anshar yaitu Muhammad bin Abdullah, ia berkata; Abu Thalhah Zaid bin Sahl bin Al Aswad bin Haram bin 'Amr bin Zaid Manah bin 'Adi bin 'Amr bin Malik bin An Najjar, serta Hassan bin Tsabit bin Al Mundzir bin Haram bertemu nasabnya di Haram, ia adalah ayah ketiga. Sedangkan Ubai bin Ka'b bin Qais bin 'Atik, bin Zaid bin Mu'awiyah bin 'Amr bin Malik bin An Najjar, maka 'Amr mengumpulkan antara Hassan, Abu Thalhah serta Ubai. Orang Anshar tersebut berkata; antara Abu Thalhah dan Ubai terdapat enam ayah.

AbuDaud:1439

Telah menceritakan kepada Kami [Nashr bin Ali], telah menceritakan kepada Kami [Abu Ahmad], telah menceritakan kepada Kami [Sufyan] dari ['Ubaidullah] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] radliallahu 'anhuma bahwa ia membonceng budak wanitanya yang bernama Shafiyyah ketika bepergian ke Mekkah.

AbuDaud:1468

Telah menceritakan kepada Kami [Musaddad], telah menceritakan kepada Kami [Abdul Wahid bin Ziyad], telah menceritakan kepada Kami [Al 'Ala` bin Al Musayyab], telah menceritakan kepada Kami [Abu Umamah At Taimi], ia berkata; aku menyewakan sesuatu pada saat perjalanan untuk berhaji, orang-orang mengatakan; engkau tidak mendapatkan pahala haji, kemudian aku menemui [Ibnu Umar] dan aku katakan; wahai Abdurrahman, aku adalah orang yang menyewakan sesuatu saat perjalanan untuk berhaji, dan orang-orang mengatakan bahwa aku tidak mendapatkan pahala haji? Maka Ibnu Umar berkata; bukankah kamu berihram, mengucapkan talbiyah (niat), dan melakukan thawaf di ka'bah, bertolak dari Arafah dan melempar jumrah? Aku menjawab: ya! Dia berkata; kamu mendapatkan pahala haji. Telah datang datang seorang laki-laki kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanyakan apa yang engkau tanyakan kepadaku, kemudian Nabi shalla Allahu 'alaihi wa sallam tidak menjawabnya hingga ayat ini turun: "Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari Tuhanmu." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus seseorang untuk membacakan ayat ini dan mengatakan kepada orang yang bertanya: engkau mendapatkan pahala haji.

AbuDaud:1473

Telah menceritakan kepada Kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada Kami [Hammad bin Mas'adah], telah menceritakan kepada Kami [Ibnu Abu Dzi`bin] dari ['Atha` bin Abu Rabah] dari ['Ubaid bin 'Umair] dari [Abdullah bin Abbas] bahwa orang-orang ketika perkatama kali melakukan haji mereka tidak berjual beli di Mina serta 'Arafah dan pasar Dzul Majaz, serta pada musim-musim haji. Mereka khawatir berjual beli sementara mereka sedang berihram. Kemudian Allah menurunkan ayat: "Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari Tuhanmu, " Pada Musim-musim haji. Ia berkata; telah menceritakan kepadaku 'Ubaid bin 'Umair bahwa ia membaca ayat tersebut di dalam mushhaf. Telah menceritakan kepada Kami [Ahmad bin Shalih], telah menceritakan kepada Kami [Ibnu Abu Fudaik], telah mengabarkan kepada Kami [Ibnu Abu Dzi`b] dari ['Ubaid bin 'Umair]. Ahmad bin Shalih mengatakan sebuah perkataan yang maknanya bahwa ia adalah mantan budak Ibnu Abbas dari [Abdullah bin Abbas] bahwa pertama kali haji mereka berjual beli, …… -kemudian ia menyebutkan secara makna hingga perkataannya; dan musim-musim haji.

AbuDaud:1474

Telah menceritakan kepada Kami [Ahmad bin Shalih], telah menceritakan kepada Kami [Ibnu Abu Fudaik] dari [Abdullah bin Abdurrahman bin Yuhannas] dari [Yahya bin Abu Sufyan Al Akhnasi] dari [neneknya yaitu Hukaimah] dari [Ummu Salamah] istri Nabi shalla Allahu 'alaihi wa sallam bahwa ia telah mendengar Nabi shalla Allahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang bertalbiyah untuk melakukan haji atau umrah dari Masjid Al Aqsha hingga Masjid Al Haram maka akan dihapuskan dosanya yang telah lalu dan yang akan datang, atau wajib ia mendapatkan Surga. Abdullah merasa ragu yang manakah yang beliau ucapkan. Abu Daud berkata; semoga Allah merahmati Waki' sebab dia telah melaksanakan ihram dari Baitul Maqdis sampai ke Mekkah.

AbuDaud:1479

Telah menceritakan kepada Kami [Muhammad bin Ash Shabbah Al Bazzaz], telah menceritakan kepada Kami [Isma'il bin Zakariya] dari [Al Hasan bin 'Ubaidullah] dari [Ibrahim] dari [Al Aswad] dari [Aisyah], ia berkata; seolah-olah aku melihat kilatan minyak wangi pada belahan rambut Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam sementara beliau dalam keadaan berihram.

AbuDaud:1484

Telah menceritakan kepada Kami [Abdullah bin Maslamah Al Qa'nabi], Telah menceritakan kepada Kami [Aflah bin Humaid] dari [Al Qasim] dari [Aisyah], ia berkata; aku menjalin kalung-kalung unta Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam menggunakan tanganku, kemudian beliau melukainya sebagai tanda dan mengalunginya kemudian mengirimnya ke Ka'bah. Dan beliau bermukim di Madinah dan tidak ada sesuatupun yang haram baginya yang dahulunya adalah halal.

AbuDaud:1494

Telah menceritakan kepada Kami [Al Qa'nabi Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Abu Al Aswad Muhammad bin Abdurrahman bin Naufal] dari ['Urwah bin Az Zubair] dari [Aisyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ia berkata; Kami keluar bersama Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam pada tahun terjadinya haji wada'. Diantara Kami ada yang bertalbiyah untuk melakukan umrah dan diantara Kami ada yang bertalbiyah untuk melakukan haji dan umrah dan diantara Kami ada yang bertalbiyah untuk melakukan haji. Sedangkan Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam bertalbiyah untuk melakukan haji. Adapun orang yang bertalbiyah untuk melakukan haji atau menggabungkan antara haji dan umrah, maka mereka tidak bertahallul hingga pada Hari Nahr (penyembelihan kurban). Abu Daud berkata; [Ibrahim bin Sa'd] dan [Ma'mar] dari [Ibnu Syihab], yang seperti itu. Ia menambahkan; adapun orang yang bertahlil untuk melakukan umrah maka ia bertahallul.

AbuDaud:1517

Telah menceritakan kepada Kami [Abu Salamah Musa bin Isma'il], telah menceritakan kepada Kami [Hammad] dari [Abdurrahman bin Al Qasim] dari [ayahnya] dari [Aisyah] bahwa ia berkata; Kami bertalbiyah untuk melakukan haji, hingga setelah Kami berada di Saraf aku mengalami haid. Kemudian Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam menemuiku sementara aku sedang dalam keadaan menangis. Lalu beliau berkata: "Apa yang menyebabkanmu menangis wahai Aisyah?" Aku katakan; aku telah mengalami haid, seandainya aku belum melakukan haji. Kemudian beliau bersabda: "SubhanAllah, sesungguhnya hal tersebut adalah sesuatu yang telah Allah tetapkan pada anak-anak wanita Adam." Kemudian beliau bersabda: "Lakukanlah seluruh ibadah haji, hanya saja janganlah engkau melakukan thawaf di Ka'bah." Kemudian tatkala Kami memasuki Mekkah Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam bersabda: "Barang siapa yang menghendaki untuk menjadikannya sebagai umrah maka silahkan ia menjadikannya umrah, kecuali orang yang membawa hewan kurban." Aisyah berkata; Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam menyembelihkan kurban untuk para isterinya satu ekor sapi pada hari Nahr. Kemudian tatkala pada malam singgah di Buthha` dan Aisyah telah suci, Aisyah berkata; wahai Rasulullah, apakah teman-temanku kembali dengan melakukan haji dan umrah sementara aku kembali hanya dengan melakukan haji? Kemudian Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam memerintahkan Abdurrahman bin Abu Bakr untuk pergi ke Tan'im, kemudian ia bertalbiyah untuk melakukan umrah.

AbuDaud:1518

Telah menceritakan kepada Kami [Qutaibah bin Sa'id], Telah menceritakan kepada Kami [Al Laits] dari [Abu Az Zubair] dari [Jabir], ia berkata; Kami datang dalam keadaan bertalbiyah bersama Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam untuk melakukan haji ifrad, sedangkan Aisyah datang dalam keadaan bertalbiyah untuk melakukan umrah hingga setelah ia sampai di Saraf, ia mengalami haid, hingga setalah Kami datang, Kami melakukan thawaf di Ka'bah dan di Shafa serta Marwa. Kemudian Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam memerintahkan Kami agar orang yang tidak membawa hewan kurban melakukan tahallul. Kemudian Kami katakan; tahallul apa? Beliau mengatakan; tahallul secara menyeluruh. Kemudian Kami bercampur dengan para isteri Kami dan memakai minyak wangi, serta memakai pakaian Kami dan antara Kami dan 'Arafah hanya berjarak empat malam. Kemudian Kami bertalbiyah pada hari Tarwiyah. Kemudian Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam menemui Aisyah dan mendapatinya dalam keadaan menangis. Lalu beliau berkata: "Ada apa denganmu?" Ia berkata; aku telah mengalami haid, orang-orang telah bertahallul, sementara aku belum bertahallul, dan belum melakukan thawaf di Ka'bah, serta orang-orang sedang pergi untuk melakukan haji sekarang. Kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya hal ini adalah perkara yang telah Allah tetapkan atas anak-anak wanita Adam, maka mandilah, kemudian bertalbiyahlah untuk melakukan haji." Kemudian ia melakukannya dan berwukuf di tempat-tempat wukuf hingga setelah suci ia berthawaf di Ka'bah, serta Shafa dan Marwa. Kemudian beliau berkata: "Engkau telah bertahallul dari haji dan umrahmu semua." Aisyah berkata; wahai Rasulullah, aku mendapati dalam perasaanku bahwa aku belum melakukan thawaf di Ka'bah ketika aku melakukan haji. Beliau bersabda: "Wahai Abdurrahman, pergilah bersamanya dan umrahkanlah ia dari Tan'im." Dan hal tersebut terjadi pada malam hishbah (ketika singgah di Mihshab). Telah menceritakan kepada Kami [Ahmad bin Hanbal], ia berkata; telah menceritakan kepada Kami [Yahya bin Sa'id] dari [Ibnu Juraij], ia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Abu Az Zubair] bahwa ia mendengar [Jabir] berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menemui Aisyah …. -ia menceritakan sebagian kisah ini-, ia menyebutkan perkataan Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam: "dan bertalbiyahlah untuk melakukan haji, kemudian lakukan haji serta kerjakan apa yang dilakukan orang yang melakukan haji, hanya saja janganlah engkau melakukan thawaf di Ka'bah dan jangan melakukan shalat."

AbuDaud:1521

Telah menceritakan kepada Kami [Ahmad bin Hanbal], telah menceritakan kepada Kami [Abdul Wahhab Ats Tsaqafi], telah menceritakan kepada Kami [Habib yaitu Al Mu'allim] dari ['Atho`], telah menceritakan kepada Kami [Jabir bin Abdullah] bahwa Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam melakukan talbiyah bersama para sahabatnya untuk melakukan haji, dan pada saat itu tidak ada seorang pun diantara mereka yang membawa hewan kurban kecuali Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan Thalhah. Ali radliallahu 'anhu datang dari Yaman dengan membawa hewan kurban, kemudian ia berkata; aku bertalbiyah seperti talbiyah Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam. Dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan para sahabatnya agar menjadikannya umrah, mereka melakukan thawaf dan mencukur rambut serta bertahallul, kecuali orang yang membawa hewan kurban. Kemudian mereka berkata; apakah Kami pergi ke Mina, sementara dzakar-dzakar Kami meneteskan mani? Kemudian hal tersebut sampai kepada Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam, lalu beliau berkata: "Jika dulu tampak kepadaku perkara yang terlihat saat ini maka aku tidak akan berkurban, dan seandainya aku tidak membawa hewan kurban niscaya aku akan bertahallul."

AbuDaud:1524

Telah menceritakan kepada Kami [Utsman bin Abu Syaibah] bahwa [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada mereka dari [Syu'bah] dari [Al Hakam] dari [Mujahid] dari [Ibnu Abbas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau bersabda: "Ini adalah umrah yang kita nikmati, barang siapa yang tidak membawa hewan kurban maka hendaknya ia bertahallul secara menyeluruh, sungguh umrah telah masuk dalam haji hingga hari Kiamat." Abu Daud berkata; ini adalah hadits munkar, hal tersebut adalah perkataan Ibnu Abbas.

AbuDaud:1525

Telah menceritakan kepada Kami [Al Qa'nabi], dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Sulaiman bin Yasar] dari [Abdullah bin Abbas], ia berkata; Al Fadhl bin Abbas pernah membonceng Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam, kemudian datang seorang wanita dari Khats'am yang bertanya kepada beliau; dan Al Fadhl melihat kepadanya, dan wanita tersebut melihat kepadanya. Kemudian Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam memalingkan wajah Al Fadhl ke sisi yang lain. Wanita tersebut berkata; wahai Rasulullah, sesungguhnya kewajiban yang Allah bebankan kepada para hambaNya untuk melakukan haji telah menjumpai ayahku yang tua renta, dan tidak mampu untuk duduk di atas kendaraan. Apakah aku boleh berhaji untuknya? Beliau mengatakan: "Ya." Dan hal tersebut di saat terjadinya haji wada'.

AbuDaud:1544

Telah menceritakan kepada Kami [Ahmad bin Hanbal] telah menceritakan kepada Kami [Abdullah bin Numair], telah menceritakan kepada Kami [Yahya bin Sa'id] dari [Abdullah bin Abu Salamah] dari [Abdullah bin Abdullah bin Umar] dari [ayahnya], ia berkata; Kami pergi bersama Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam dari Mina menuju 'Arafah, diantara Kami ada yang bertalbiyah dan diantara Kami ada yang bertakbir.

AbuDaud:1550

Telah menceritakan kepada Kami [Ahmad bin Hanbal] telah menceritakan kepada Kami [Ya'qub], telah menceritakan kepada Kami [ayahku] dari [Ibnu Ishaq], ia berkata; sesungguhnya [Nafi'] mantan budak Abdullah bin Umar telah menceritakan kepadaku dari [Abdullah bin Umar] bahwa ia telah mendengar Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam melarang para wanita ketika melakukan ihram dari memakai kaos tangan, serta niqab (penutup wajah), serta pakaian yang terolesi daun bidara serta kunyit, dan setelah itu silahkan ia melakai apa yang ia sukai dari berbagai warna pakaian, yang diwarnai kuning, sutera, atau perhiasan atau celana panjang, atau jubah atau sepatu. Abu Daud berkata; hadits ini diriwayatkan oleh ['Abdah bin Sulaiman], serta [Muhammad bin Salamah] dari [Ibnu Ishaq], dari [Nafi'] hingga perkataannya; serta pakaian yang terolesi Waras serta kunyit. Dan mereka berdua tidak menyebutkan setelah perkataan tersebut.

AbuDaud:1556

Telah menceritakan kepada Kami [Sulaiman bin Harb], telah menceritakan kepada Kami [Hammad bin Zaid] dari ['Amr bin Dinar] dari [Jabir bin Zaid] dari [Ibnu Abbas], ia berkata; saya mendengar Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam bersabda: "Celana panjang adalah untuk orang yang tidak mendapatkan sarung, sepatu adalah orang yang tidak mendapatkan sandal." Abu Daud berkata; ini adalah hadits penduduk Mekkah dan kembalinya ke Bashrah, kepada Jabir bin Zaid, dan yang menjadi kekhususan darinya adalah menyebutkan celana panjang dan tidak menyebutkan memotong sepatu.

AbuDaud:1558

Telah menceritakan kepada Kami [Al Husain bin Al Junaid Ad Damaghani], telah menceritakan kepada Kami [Abu Usamah], ia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Umar bin Suwaid Ats Tsaqafi], ia berkata; [Aisyah binti Thalhah] telah menceritakan kepadaku bahwa [Aisyah] ummul mukminin radliallahu 'anha telah menceritakan kepadanya, ia berkata; Kami pernah keluar bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ke Mekkah, dan Kami membalut kening Kami dengan minyak wangi ketika berihram, apabila salah seorang daintara Kami berkeringat maka mengalir ke wajahnya, kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melihatnya dan beliau tidak melarang Kami.

AbuDaud:1559

Telah menceritakan kepada Kami [Ahmad bin Hanbal], telah menceritakan kepada Kami [Sufyan] dari [Ayyub bin Musa] dari [Nubaih bin Wahb], ia berkata; Umar bin 'Ubaidullah bin Ma'mar merasakan sakit kedua matanya, kemudian ia mengirim utusan kepada [Aban bin Utsman]. -Sufyan berkata; ia adalah pemimpin haji- Umar bertanya apa yang harus ia lakukan terhadap kedua mata tersebut? Aban berkata; balutlah keduanya menggunakan shabir (suatu bahan yang rasanya pahit) karena aku mendengar [Utsman] radliallahu 'anhu menceritakan hal tersebut dari Rasulullah shallla Allahu 'alaihi wa sallam. Telah menceritakan kepada Kami [Utsman bin Abu Syaibah], telah menceritakan kepada Kami [Ismail bin Ibrahim bin 'Ulayyah] dari [Ayyub] dari [Nafi'] dari [Nubaih bin Wahb] dengan hadits ini.

AbuDaud:1567

Telah menceritakan kepada Kami [Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Zaid bin Aslam] dari [Ibrahim bin Abdullah bin Hunain] dari [ayahnya] bahwa Abdullah bin Abbas serta Al Miswar bin Makhramah telah berselisih di Abwa`. Ibnu Abbas berkata; orang yang berihram boleh mencuci kepalanya, sedangkan Al Miswar berkata; tidak boleh orang yang berihram mencuci rambut kepalanya. Kemudian Abdullah bin Abbas mengutusku kepada [Abu Ayyub Al Anshari], kemudian aku mendapatinya sedang mandi di antara dua dinding sumur, dan ia ditutupi menggunakan kain. Abdullah bin Hunain berkata; kemudian aku mengucapkan salam kepadanya, ia berkata; siapakah ini? Aku katakan; saya, Abdullah bin Hunain, Abdullah bin Abbas telah mengutusku kepada anda untuk bertanya kepada anda; bagaimana Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam mencuci kepalanya sementara beliau dalam keadaan berihram? Abdullah bin Hunain berkata; kemudian Abu Ayyub meletakkan tangannya pada kain dan merendahkan hingga nampak kepalanya, kemudian kemudian ia berkata kepada seseorang agar menuangkan air ke kepalanya; tuangkan! Umar berkata; kemudian ia menungankan pada kepalannya kemudian Abu Ayyub menggerakkan kepalanya dengan kedua tangannya, ia menggerakkan kedepan dan ke belakang. Kemudian berkata; demikianlah aku melihat beliau shallallahu 'alaihi wasallam melakukannya.

AbuDaud:1568

Telah menceritakan kepada Kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Nafi'] dari [Nubaih bin Wahb] saudara Bani Abduddar bahwa Umar bin 'Ubaidullah mengutusnya datang kepada [Aban bin Utsman bin 'Affan] untuk bertanya kepadanya, dan pada saat itu Aban adalah pemimpin haji, dan mereka berdua sedang berihram. Ia berkata; aku ingin menikahkan anak wanita Syaibah bin Jubair dengan Thalhah bin Umar, aku ingin engkau menghadirinya. Kemudian Aban mengingkari hal tersebut, dan berkata; sesungguhnya aku mendengar ayahku yaitu [Utsman bin Affan] berkata; Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam bersabda: "Orang yang berihram tidak boleh menikah dan tidak boleh menikahkan." Telah menceritakan kepada Kami [Qutaibah bin Sa'id] bahwa [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada mereka, telah menceritakan kepada Kami [Sa'id] dari [Mathar] dan [Ya'la bin Hakim] dari [Nafi'] dari [Nubaih bin Wahb] dari [Aban bin Utsman] dari [Utsman] bahwa Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam ….. -ia menyebutkan seperti hadits tersebut, dan menambahkan kata: dan tidak boleh melamar.

AbuDaud:1569

Telah menceritakan kepada Kami [Muhammad bin Katsir], telah menceritakan kepada Kami [Sulaiman bin Katsir] dari [Humaid Ath Thawil] dari [Ishaq bin Abdullah bin Al Harits] dari [ayahnya] dan Al Harits adalah wakil Utsman di Thaif, kemudian ia membuat makanan untuk Utsman yang berisi burung puyuh betina dan jantan, serta daging keledai liar. Ia berkata; kemudian Al Harits mengirim utusan kepada [Ali bin Abu Thalib]. Kemudian Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam datang kepadanya sementara ia sedang merontokkan daun-daun pohon untuk makan unta-untanya, beliau datang kepadanya sementara ia menghilangkan daun-daun yang rontok tersebut dari tangannya. Mereka berkata kepadanya; makanlah. Kemudian ia berkata; berikan makanan tersebut kepada orang-orang yang tidak berihram, aku sedang berihram. Kemudian Ali berkata; aku bertanya dengan nama Allah kepada orang-orang di sini yang berasal dari Asyja', tahukah kalian bahwa Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam telah diberi keledai liar oleh seseorang sementara beliau sedang berihram, dan beliau enggan untuk memakannya? Mereka berkata; ya.

AbuDaud:1575

Telah menceritakan kepada Kami [An Nufaili], Telah menceritakan kepada Kami [Muhammad bin Salamah] dari [Muhammad bin Ishaq] dari ['Amr bin Maimun], ia berkata; saya mendengar [Abu Hadhir Al Himyari] menceritakan kepada ayahku yaitu Maimun bin Mahran, ia berkata; aku keluar untuk melaksanakan umrah pada tahun ketika penduduk Syam mengepung Ibnu Az Zubair di Mekkah, dan orang-orang dari kaumku mengirim hewan kurban bersamaku, ketika Kami sampai kepada penduduk Syam, mereka melarang Kami untuk memasuki tanah suci, maka aku menyembelih binatang sembelihanku ditempatku kemudian aku bertahallul dan kembali. Ketika pada tahun berikutnya aku keluar untuk melakukan umrahku, lalu aku mendatangi [Ibnu Abbas] dan bertanya kepadanya -tentang kejadian tersebut- kemudian ia menjawab: gantilah hewan sembelihanmu, karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan para sahabatnya untuk mengganti hewan sembelihannya yang telah mereka sembelih pada waktu terjadi perjanjian Hudaibiyah pada peristiwa umratul qadha (mengganti umrah).

AbuDaud:1588

Telah menceritakan kepada Kami [Harun bin Abdullah], telah menceritakan kepada Kami [Abu Usamah], telah menceritakan kepada Kami [Hisyam bin 'Urwah] dari [ayahnya] dari [Aisyah] radliallahu 'anha, ia berkata; Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam masuk pada tahun terjadinya penaklukan Mekkah dari Kada`, dari bagian Mekkah paling tinggi, dan beliau masuk pada saat umrah dari Kuda (Tsaniyah yang paling rendah). Ia berkata; dan 'Urwah memasuki dari keduanya, yang paling sering ia memasuki dari Kuda dan itu adalah yang lebih dekat dari rumahnya.

AbuDaud:1592

Telah menceritakan kepada Kami [Ahmad bin Hanbal], telah menceritakan kepada Kami [Bahz bin Asad], serta [Hasyim yaitu Ibnu Al Qasim], mereka berkata; telah menceritakan kepada Kami [Sulaiman bin Al Mughirah] dari [Tsabit] dari [Abdullah bin Rabah] dari [Abu Hurairah], ia berkata; Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam datang lalu memasuki Mekkan dan menghadap ke Hajar Aswad, serta mengusapnya kemudian melakukan thawaf di Ka'bah, kemudian mendatangi bukit Shafa dan menaikinya, dimana beliau melihat ke Ka'bah dan beliau mengangkat kedua tangannya, dan berdzikir kepada Allah dengan dzikir yang beliau kehendaki, dan beliau berdoa kepadaNya. Abu Hurairah berkata; sementara orang-orang anshar berada di bawah beliau. Hasyim berkata; kemudian beliau berdoa dan memuji Allah. Beliau berdoa dengan doa yang beliau kehendaki.

AbuDaud:1596

Telah menceritakan kepada Kami [Muhammad bin Katsir], telah mengabarkan kepada Kami [Sufyan] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari ['Abis bin Rabi'ah] dari [Umar] bahwa ia datang ke Hajar Aswad, kemudian menciumnya dan berkata; sungguh aku mengetahui bahwa engkau hanya sekedar batu yang tidak bermanfaat, dan tidak membawa madharat, seandainya aku tidak melihat Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam menciummu maka aku tidak akan menciummu.

AbuDaud:1597

Telah menceritakan kepada Kami [Harun bin Abdullah] dan [Muhammad bin Rafi'] secara makna, mereka berkata; telah menceritakan kepada Kami [Abu 'Ashim] dari [Ma'ruf yaitu Ibnu Kharrabudz Al Makki], telah menceritakan kepada Kami [Abu Ath Thufail], ia berkata; saya melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berthawaf di Ka'bah di atas kendaraannya, dan mengusap rukun menggunakan tongkatnya, kemudian beliau menciumnya. Muhammad bin Rafi' menambahkan; kemudian beliau keluar menuju bukit Shafa serta Marwa dan melakukan thawaf sebanyak tujuh kali diatas kendaraannya.

AbuDaud:1603

Telah menceritakan kepada Kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Muhammad bin Abdurrahman bin Naufal] dari ['Urwah bin Az Zubair] dari [Zainab binti Abu Salamah] dari [Ummu Salamah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa ia berkata; aku mengeluhkan kepada Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam bahwa aku sedang sakit. Kemudian beliau berkata: "Berthawaflah di belakang orang-orang dengan menaiki kendaraan." Ummu Salamah berkata; kemudian aku melakukan thawaf sementara Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam pada saat itu melakukan shalat di samping Ka'bah, dan beliau membaca Surat Ath Thur.

AbuDaud:1606

Telah menceritakan kepada Kami [Abu Kamil], telah menceritakan kepada Kami [Sulaim bin Akhdhar], telah menceritakan kepada Kami ['Ubaidullah] dari [Nafi] bahwa [Ibnu Umar] berlari-lari kecil dari Hajar Aswad hingga Hajar Aswad, dan ia menyebutkan bahwa Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam melakukan hal tersebut.

AbuDaud:1615

Telah menceritakan kepada Kami [Utsman bin Abu Syaibah], telah menceritakan kepada Kami [Jarir bin Abdul Hamid], dari [Yazid bin Abu Ziyad] dari [Mujahid] dari [Abdurrahman bin Shafwan], ia berkata; tatkala Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam menaklukkan Kota Mekkah aku katakan; sungguh aku akan memakai pakaianku -dan rumahku berada di jalan-, kemudian aku akan melihat bagaimana Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam berbuat. Kemudian aku pergi dan melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah keluar dari Ka'bah bersama para sahabatnya. Dan mereka telah mengusap Ka'bah dari pintu hingga Al Hathim (bagian antara pintu dan rukun). Dan mereka telah meletakkan pipi mereka pada Ka'bah sementara shallallahu 'alaihi wasallam berada di tengah mereka.

AbuDaud:1622

Telah menceritakan kepada Kami [Abdullah bin Muhammad An Nufaili], [Utsman bin Abu Syaibah], [Hisyam bin 'Ammar] serta [Sulaiman bin Abdurrahman Ad Dimasyqi], dan kemungkinan sebagian mereka menambahkan atas sebagian yang lain satu kalimat. Mereka mengatakan; telah menceritakan kepada Kami [Hatim bin Isma'il], telah menceritakan kepada Kami [Ja'far bin Muhammad] dari [ayahnya], ia berkata; Kami menemui [Jabir bin Abdullah], kemudian tatkala Kami sampai kepadanya ia bertanya mengenai orang-orang tersebut hingga sampai kepadaku. Aku katakan; aku adalah Muhammad bin Ali bin Husain. Kemudian ia mengulurkan tangannya ke kepalaku dan melepas kancing bajuku yang atas, kemudian melepas kancing bajuku yang paling bawah, kemudian meletakkan telapak tangannya antara dua putting susu dan aku pada saat itu adalah seorang anak muda. Kemudian ia berkata; selamat datang untukmu wahai saudaraku. Bertanyalah apa yang engkau kehendaki. Kemudian aku bertanya kepadanya sementara ia adalah orang yang buta. Kemudian datang waktu shalat, lalu ia berdiri dengan memakai baju yang ditangkapkan sebagiannya kepada sebagian yang lain, setiap kali ia meletakkan di atas pundaknya maka kedua ujungnya akan kembali kepadanya karena kecilnya pakaian tersebut. Kemudian ia melakukan shalat bersama Kami sementara selendangnya ke sampingnya di atas tempat untuk sangkutan pakaian. Lalu aku katakan; beritahukan kepada Kami mengenai haji Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam! Kemudian ia memberikan isyarat dengan tangannya dan ia menghitung sembilan. Kemudian berkata; sesungguhnya Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam tinggal selama sembilan tahun tidak melakukan haji, kemudian diumumkan di antara orang-orang pada tahun ke sembilan bahwa Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam hendak melakukan haji. Kemudian orang-orang banyak yang datang ke Madinah, seluruh mereka ingin mengikuti Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam dan melakukan seperti apa yang beliau lakukan. Kemudian Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam keluar dan Kami pun keluar bersamanya hingga Kami sampai ke Dzul Hulaifah, dan Asma` binti 'Umais melahirkan Muhammad bin Abu Bakr. Lalu ia mengirim utusan kepada Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam bertanya; apa yang aku lakukan? Kemudian beliau bersabda: "Mandilah dan balutlah farjimu (kemaluanmu) menggunakan kain, dan berihramlah." Lalu Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam melakukan shalat di masjid, kemudian menaiki unta Al Qashwa`, hingga setelah untanya berada di atas Al Baida`…. -Jabir berkata; aku melihat ke arah sejauh mataku memandang di hadapanku, dari orang-orang yang berkendaraan dan yang berjalan dan dari samping kanannya seperti itu, dan dari samping kirinya seperti itu, dan dari belakangnya seperti itu. Dan Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam berada di antara Kami, dan kepadanya turun Al Qur'an, dan beliau mengetahui takwilnya. Apa yang beliau lakukan maka Kami melakukannya, kemudian beliau bertalbiyah dengan kalimat tauhid: LABBAIKALLAAHUMMA LABBAIK, LABBAIKA LAA SYARIIKA LAKA LABBAIK INNAL HAMDA WAN NI'MATA WAL MULKA LAA SYARII KALAK. (ya Allah, aku memenuhi seruanMu, aku memenuhi seruanMu, aku memenuhi seruanMu. Tidak ada sekutu bagiMu, aku memenuhi seruanMu, sesungguhnya segala puji, kenikmatan dan seluruh kerajaan adalah milikMu, tidak ada sekutu bagiMu). Dan orang-orang bertalbiyah dengan talbiyah yang mereka ucapan ini, dan Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam tidak menolak sedikitpun dari hal tersebut, dan Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam terus mengucapkan talbiyahnya. Jabir berkata; Kami hanya berniat untuk melakukan haji, Kami tidak mengetahui bagaimana umrah itu, hingga Kami sampai ke Ka'bah bersama beliau. Beliau mengusap rukun dan berlari-lari kecil tiga kali putaran dan berjalan biasa sebanyak empat kali putaran kemudian maju ke Maqam Ibrahim dan membaca ayat: "Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim tempat shalat." Kemudian beliau menjadikan Maqam Ibrahim antara beliau dan Ka'bah. Perowi berkata; [ayahku] berkata; [Ibnu Nufail] dan [Utsman] berkata; …. -dan aku tidak mengetahuinya kecuali berasal dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam- [Sulaiman] mengatakan; dan aku tidak mengetahuinya kecuali mengatakan; Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam dalam dua raka'at membaca Surat Al Ikhlas dan Surat Al Kaafiruun. Kemudian beliau kembali ke Ka'bah dan mengusap rukun kemudian keluar dari pintu menuju Shafa. Kemudian tatkala telah mendekati Shafa beliau membaca: "INNASH SHAFA WAL MARWATA MIN SYA'AAIRILLAAH, NABDAU BIMAA BADA-ALLAAHU BIHI." (Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebagian dari syi'ar Allah. Kita memulai seperti yang Allah mulai). Kemudian beliau memulai dari Shafa, beliau menaikinya hingga melihat Ka'bah, kemudian bertakbir serta mentauhidkan Allah. Beliau mengucapkan: "LAA ILAAHA ILALLAAHU WAHDAHU LAA SYARIIKA LAHU, LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU YUHYII WA YUMIITU WA HUWA 'ALAA KULLI SYAI IN QADIIR. LAA ILAAHA ILLALLAAHU WAHDAH, ANJAZA WA'DAH WA NASHARA 'ABDAH, WA HAZAMAL AHZAABA WAHDAH." (Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah semata tidak ada sekutu bagiNya, milikNya seluruh kerajaan dan bagiNya segala puji, Dia Yang menghidupkan dan Yang mematikan dan Dia Maha Mampu melakukan segala sesuatu. Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah semata, Dia menyelamatkan dengan sendirian, dan menolong hambaNya serta mengalahkan kelompok-kelompok musuh sendirian). Kemudian beliau berdoa diantara hal tersebut dan mengucapkan seperti itu tiga kali, kemudian beliau turun ke Marwa hingga setelah kedua telapak kakinya menginjak padanya, beliau berlari-lari kecil di tengah lembah, hingga setelah naik beliau berjalan hingga sampai ke Marwa, dan di atas Marwa beliau melakukan seperti yang beliau lakukan di Shafa. Hingga setelah akhir thawaf di atas Marwa beliau mengatakan: ""Jika dulu tampak kepadaku perkara yang terlihat saat ini maka aku tidak akan membawa hewan kurban dan menjadikannya umrah, maka barang siapa diantara kalian yang tidak membawa hewan kurban maka hendaknya ia bertahallul dan menjadikannya umrah." Kemudian orang-orang bertahallul semua dan memotong rambut, kecuali Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan orang-orang yang membawa hewan kurban. Kemudian Suraqah bin Ju'syam berkata; wahai Rasulullah, apakah untuk tahun kita ini saja atau untuk selamanya? Kemudian Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam menjalin jari-jarinya kemudian berkata: "Telah masuk umrah dalam haji seperti ini." Beliau mengucapkannya dua kali."Tidak, melainkan untuk selamanya." Ali radliallahu 'anhu datang dari Yaman membawa unta Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan ia mendapati Fathimah radliallahu 'anha diantara orang-orang yang telah bertahallul dan memakai pakaian yang longgar serta bercelak. Kemudian Ali mengingkarinyadna berkata; siapakah yang memerintahkanmu melakukan hal ini? Fathimah berkata; ayahku. Ali di Irak pernah berkata; aku datang kepada Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam untuk memprovokasi terhadap Fathimah mengenai perkara yang ia perbuat dan meminta fatwa kepada Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam mengenai apa yang telah ia sebutkan. Lalu aku beritahukan kepada beliau bahwa aku mengingkari apa yang ia perbuat tersebut. Lalu Fathimah berkata; sesungguhnya ayahku telah memerintahkan hal ini kepadaku. Kemudian Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam bersabda: "Ia benar, ia benar. Apakah yang engkau ucapkan ketika hendak berhaji?" Ali berkata; aku ucapkan: ALLAAHUMMA INNII UHILLU BIMAA AHALLA BIHI RASUULULLAH SHALLALLAHU 'ALAIHI WASALLAM. (ya Allah, aku bertalbiyah dengan talbiyah Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam). Beliau mengatakan: "Sesungguhnya aku membawa hewan kurban, maka janganlah engkau bertahallul." Dan sekelompok hewan kurban yang dibawa Ali dri Yaman dan yang dibawa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dari Madinah berjumlah seratus. Kemudian semua orang bertahallul dan memotong rambut kecuali Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan orang-orang yang membawa hewan kurban. Kemudian tatkala pada Hari Tarwiyah dan mereka mengarahkan ke Mina, mereka bertalbiyah untuk melakukan haji. Kemudian Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam menaiki kendaraan dan melakukan shalat di Zhuhur, Ashar, Maghrib dan Isya`serta Subuh di Mina, kemudian beliau tinggal beberapa saat hingga terbit matahari, dan memerintahkan untuk mendirikkan Qubbah untuk beliau yang terbuat dari rambut. Kemudian Qubbah tersebut di dirikan di daerah Namirah, lalu Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam berjalan dan orang-orang Quraisy tidak ragu bahwa Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam berwukuf di Masy'ar Haram di Muzdalifah sebagaimana dahulu orang-orang Quraisy melakukannya pada masa Jahiliyah. Kemudian Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam lewat hingga sampai ke Arafah dan mendapati Qubbah telah didirikan untuk beliau di Namirah. Kemudian beliau singgah di sana hingga setelah matahari tenggelam beliau memerintahkan agar untanya yang bernama Qashwa` dipersiapkan, kemudian diberi pelana lalu beliau pergi ke tengah bukit dan berkhutbah dan berkata: "Sesungguhnya darah dan harta kalian adalah haram seperti haramnya hari kalian ini, pada bulan kalian ini dan di Negeri kalian ini. Ketahuilah sesungguhnya segala perkara pada masa jahiliyah ditinggalkan di bawah kedua kakiku, darah pada masa jahiliyah telah digugurkan dan darah pertama yang digugurkan adalah darah Kami - Utsman berkata; yaitu darah Ibnu Rabi'ah. Sedangkan Sulaiman mengatakan; darah Rabi'ah bin Al Harits bin Abdul Muththalib. Sebagian mereka mengatakan; dahulu ia disusui di kalangan orang-orang Bani Sa'd, kemudian ia dibunuh oleh orang-orang Hudzail- dan riba jahiliyah telah dibatalkan, riba pertama yang aku batalkan adalah riba Kami yaitu riba Abbas bin Abdul Muththalib, sesungguhnya riba tersebut semuanya dibatalkan. Bertakwalah kalian kepada Allah dalam menghadapi para wanita, sesungguhnya kalian mengambil mereka dengan amanah Allah, dan menghalalkan farji kalian dengan kalimat Allah, sesungguhnya hak kalian atas mereka adalah supaya mereka tidak mempersilahkan orang yang tidak kalian sukai memasuki rumah kalian, apabila mereka melakukan hal tersebut maka pukullah mereka dengan pukulan yang tidak menyakitkan. Mereka memiliki hak atas kalian untuk memberikan makan serta pakaian kepada mereka dengan cara yang baik. Dan aku telah meninggalkan pada kalian sesuatu yang kalian tidak akan tersesat setelahnya apabila kalian berpegang teguh dengannya, yaitu Kitab Allah (Al Qur'an). Kalian mendapatkan pertanyaan mengenai diriku, apakah pendapat kalian?" Mereka menjawab; Kami bersaksi bahwa anda telah menyampaikan dan menunaikan risalah serta memberikan nasehat. Kemudian beliau bersabda dengan mengangkat jari telunjuknya ke langit dan mengarahkan kepada orang-orang beliau mengatakan: "Ya Allah, saksikanlah, ya Allah saksikanlah." Kemudian Bilal mengumandangkan adzan dan iqamah satu kali. Kemudian beliau melakukan shalat Zhuhur kemudian berdiri dan melakukan shalat Ashar serta tidak melakukan shalat apapun di antara keduanya. Kemudian beliau menaiki Al Qaswa` hingga sampai ke tempat wuquf dan menempatkan perut untanya yaitu Al Qashwa` menghadap bebetuan, dan menempatkan Hablul Musyah (yaitu tempat mereka berkumpul) di hadapan beliau kemudian beliau menghadap Kiblat, dan beliau tetap berdiri hingga matahari tengelam dan warna kuning telah menghilang sedikit hingga bulatannya telah tenggelam. Lalu beliau memboncengkan Usamah di belakangnya kemudian berjalan dan menarik tali kendali unta beliau yang bernama Qashwa` hingga kepalanya menyentuh pangkal pelananya, dan beliau berkata dengan tangannya yang kanan: "Tenang wahai manusia, tenanglah wahai manusia." Setiap kali kepalanya mendekati tali maka beliau mengendorkan sedikit, hingga naik dan beliau sampai di Muzdalifah, lalu beliau menjama' shalat Maghrib serta Isya` dengan satu adzan dan dua iqamah, [Utsman] mengatakan; dan beliau tidak melakukan shalat sunah sedikitpun diantara keduanya. Kemudian lafazh mereka sama, yaitu; Kemudian beliau berbaring hingga setelah terbit fajar beliau melakukan shalat Subuh ketika telah jelas waktu subuh. [Sulaiman] mengatakan; dengan satu adzan dan iqamah. Kemudian lafazh mereka sama, yaitu; Kemudian beliau menunggangi Qashwa` hingga berdiri di atas Masy'ar Al Haram, dan menaikinya. [Utsman] dan [Sulaiman] berkata; dan menghadap ke Kiblat. Lalu beliau memuji kepada Allah mengagungkan serta bertahlil. [Utsman] menambahkan; dan mentauhidkanNya. Beliau terus berdiri hingga cahaya pagi sangat menyebar, kemudian beliau bertolak sebelum matahari terbit, dan memboncengkan Al Fadhl bin Al Abbas, ia adalah laki-laki yang berambut indah, putih dan indah bersinar. Kemudian setelah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertolak beliau melewati beberapa orang wanita yang berlari, lalu Al Fadhl mulai melihat kepada mereka dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam meletakkan tangannya di wajah Al Fadhl kemudian Al Fadhl memalingkan wajahnya ke sisi yang lain. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memindahkan tangannya ke sisi yang lain dan Al Fadhl memalingkan wajahnya ke sisi yang lain dengan tetap melihat, hingga setelah sampai di Muhassir beliau menggerakkan sedikit kemudian menelusuri jalan tengah yang mengeluarkanmu ke Jumrah Kubra hingga sampai Jumrah yang padanya terdapat pohon, kemudian beliau melempar dengan tujuh kerikil dan bertakbir pada setiap lemparan kerikil seperti kerikil khadzaf (ketapel). Beliau melempar dari tengah bukit kemudian pergi ke tempat penyembelihan dan menyembelih enam puluh tiga unta menggunakan tangannya, dan memerintahkan Ali lalu ia menyembelih yang tersisa dan beliau ikut serta menyembelih unta beliau, kemudian memerintahkan dari setiap seekor unta dikerjakan lebih dari dua orang kemudian di letakkan di dalam kuwali lalu dimasak. Mereka berdua makan sebagian dagingnya dan minum sebagian kuahnya. [Sulaiman] berkata; kemudian beliau menunggang kendaraan dan kembali ke Ka'bah dan melakukan shalat Zhuhur di Mekkah kemudian mendatangi Bani Abdul Muththalib sementara mereka mengambil air Zamzam, kemudian beliau bersabda: "Minumlah wahai Bani Abdul Muththalib, seandainya orang-orang tidak akan mengalahkan kalian dalam memberi minum, sungguh aku akan minum bersama kalian." Kemudian mereka memberi beliau satu ember kemudian beliau minum sebagian darinya.

AbuDaud:1628

Telah menceritakan kepada Kami [Ahmad bin Hanbal], telah menceritakan kepada Kami [Waki'], telah menceritakan kepada Kami [Nafi' bin Umar], dari [Sa'id bin Hassan] dari [Ibnu Umar], ia berkata; ketika Al Hajjaj membunuh Ibnu Az Zubair, ia mengutus seseorang kepada Ibnu Umar untuk bertanya tentang kapankah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pergi pada hari seperti ini? Dia berkata: jika telah saatnya Kami akan bepergian. Ketika Ibnu Umar hendak pergi, mereka berkata; matahari belum tergelincir! Ibnu Umar berkata; apakah sudah tergelincir? Mereka menjawab: belum! Ketika mereka mengatakan bahwa matahari telah tergelincir dia berangkat pergi.

AbuDaud:1635

Telah menceritakan kepada Kami [Musaddad], telah menceritakan kepada Kami [Abu Al Ahwash], telah menceritakan kepada Kami [Asy'ats bin Sulaim], dari [ayahnya], ia berkata; aku datang bersama [Ibnu Umar] dari Arafah menuju Muzdalifah, dan ia tidak berhenti mengucapkan takbir serta tahlil hingga Kami sampai di Muzdalifah. Kemudian ia mengumandangkan adzan dan iqamah, atau memerintahkan orang untuk mengumandangkan adzan dan iqamah. Kemudian ia melakukan shalat Maghirb tiga raka'at bersama Kami. Kemudian ia berpaling kepada Kami. Ia berkata; Shalat. Kemudian ia melakukan shalat Isya` dua raka'at bersama Kami. Kemudian meminta makan malamnya. Abu Daud berkata; telah mengabarkan kepadaku ['Ilaj bin 'Amr] seperti hadits ayahku dari Ibnu Umar. Kemudian [Ibnu Umar] ditanya mengenai hal tersebut; kemudian ia berkata; aku pernah melakukan shalat seperti ini bersama Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam.

AbuDaud:1649

Telah menceritakan kepada Kami [Ahmad bin Hanbal] telah menceritakan kepada Kami [Abdurrazzaq] telah mengabarkan kepada Kami [Ma'mar] dari [Humaid Al A'raj] dari [Muhammad bin Ibrahim At Taimi] dari [Abdurrahman bin Mu'adz] dari [seorang sahabat] Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah kepada orang-orang di Mina, dan menempatkan mereka di tempat-tempat singgah mereka. Beliau bersabda: "Hendaknya orang-orang muhajirin singgah di sini -beliau menunjukkan kepada sisi kanan kiblat-, dan orang-orang anshar di sini -beliau menunjukkan ke sisi kiri kiblat. Kemudian hendaknya orang-orang singgah diantara mereka.

AbuDaud:1666

Telah menceritakan kepada Kami [Ali bin Bahr] dan [Abdullah bin Sa'id] secara makna, mereka berkata; telah menceritakan kepada Kami [Abu Khalid Al Ahmar] dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Abdurrahman bin Al Qasim] dari [ayahnya] dari [Aisyah] ia berkata; Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam melakukan thawaf ifadhah pada hari terakhirnya ketika telah melakukan Shalat Zhuhur, kemudian beliau kembali ke Mina dan tinggal di sana beberapa malam, pada Hari-hari Tasyriq. Beliau melempar jumrah apabila matahari telah tergelincir. Setiap jumrah dengan tujuh kerikil, beliau bertakbir bersama setiap lemparan kerikil, beliau berdiri pada jumrah pertama dan kedua kemudian berdiri lama dan merendah diri, serta melempar ketiga dan tidak berdiri pada jumrah ketiga.

AbuDaud:1683

Telah menceritakan kepada Kami [Hafsh bin Umar], serta [Muslim bin Ibrahim] secara makna. Mereka berkata; telah menceritakan kepada Kami [Syu'bah] dari [Al Hakam] dari [Ibrahim] dari [Abdurrahman bin Yazid] dari [Ibnu Mas'ud], ia berkata; tatkala beliau telah sampai pada jumrah kubra beliau menjadikan Ka'bar berada di sisi kirinya dan Mina di sisi kanannya, beliau melempar jumrah dengan tujuh kerikil. Ibnu Mas'ud berkata; demikianlah orang yang kepadanya diturunkan Surat Al Baqarah melempar.

AbuDaud:1684

Telah menceritakan kepada Kami [Muhammad bin Al 'Ala`], telah menceritakan kepada Kami [Hafsh] dari [Hisyam] dari [Ibnu Sirin] dari [Anas bin Malik] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melempar jumrah 'aqabah pada hari Nahr kemudian beliau kembali ke perkemahannya di Mina lalu beliau meminta hewan kurban dan beliau menyembelih, kemudian beliau memanggil tukang cukur, beliau membagikan rambut kepada orang-orang yang berada di sekitarnya kemudian lalu tukang cukur tersebut mencukur kepala sebelah kiri kemudian beliau berkata: "Apakah di sini ada Abu Thalhah?" Lalu beliau menyerahkan rambut tersebut kepada Abu Thalhah. Telah menceritakan kepada Kami ['Ubaid bin Hisyam Abu Nu'aim Al Halabi] dan ['Amr bin Utsman] secara makna, mereka berdua berkata; telah menceritakan kepada Kami [Sufyan] dari [Hisyam bin Hassan] dengan sanad ini dalam hadits tersebut ia berkata; beliau berkata kepada tukang cukur: "Mulailah dari sebelah kanan, dan gundullah!".

AbuDaud:1691

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id], telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Muzahim bin Abu Muzahim], telah menceritakan kepadaku [Abu Muzahim] dari [Abdul 'Aziz bin Abdullah bin Usaid] dari [Muharrisy Al Ka'bi], ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memasuki Al Ji'ranah, kemudian beliau datang ke masjid dan melakukan shalat sebanyak yang Allah kehendaki, kemudian beliau berada di atas kendaraannya dan menghadap ke arah Sarif, hingga beliau bertemu dengan jalan menuju Madinah, dan pada pagi hari beliau seperti orang yang bermalam di Mekkah.

AbuDaud:1705

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar], telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman], telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Abu Az Zubair] dari [Aisyah] dan [Ibnu Abbas] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menunda thawaf pada hari nahr (hari raya kurban) hingga malam.

AbuDaud:1709

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar], telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr Al Hanafi], telah menceritakan kepada kami [Aflah] dari [Al Qasim] dari [Aisyah], ia berkata; aku keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada rombongan yang terakhir, dan beliau singgah di Muhashshab. Abu Daud berkata; Ibnu Basysyar tidak menyebutkan kisah pengiriman Aisyah ke Tan'im dalam hadits ini. Aisyah berkata; kemudian aku datang kepada beliau pada waktu sahur, lalu beliau mengizinkan para sahabatnya untuk berangkat (keluar Mekkah), beliau melewati Ka'bah sebelum shalat Subuh dan melakukan thawaf padanya ketika beliau keluar kemudian pergi menuju Madinah.

AbuDaud:1715

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal], telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin Muslim], telah menceritakan kepada kami [Al Auza'i], telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Abu Katsir] dari [Abu Salamah], dari [Abu Hurairah], ia berkata; tatkala Allah Ta'ala menaklukkan Mekkah melalui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau berdiri diantara mereka lalu memuji Allah kemudian berkata: "Sesungguhnya Allah telah menahan gajah dari Ka'bah, dan Allah menguasakan Ka'bah kepada rasulNya serta orang-orang mukmin. Sesungguhnya hal itu dihalalkan bagiku sesaat pada waktu siang, kemudian haram hingga hari Kiamat, tidak boleh pohonnya ditebang, tidak boleh hewan buruannya diusir, dan tidak halal barang temuannya kecuali bagi orang yang hendak mengumumkan." Kemudian Abbas berkata; wahai Rasulullah, kecuali idzkhir, karena tanaman tersebut untuk kuburan dan rumah kami. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Kecuali idzkhir." Abu Daud berkata; dan [Ibnu Al Mushthafa] menambahkan padanya dari [Al Walid]; kemudian Abu Syah yaitu seorang laki-laki dari penduduk Yaman berdiri dan berkata; wahai Rasulullah, tuliskan untukku! Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Tuliskan untuk Abu Syah!" Aku katakan kepada Al Auza'i; apakah ucapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Tuliskan untuk Abu Syah!" Ia berkata; khutbah yang ia dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah], telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Mujahid] dari [Thawus] dari [Ibnu Abbas] mengenai kisah ini, ia berkata; dan tidak boleh dipotong tanamannya.

AbuDaud:1725

Telah menceritakan kepada kami ['Amr bin 'Aun], telah menceritakan kepada kami [Khalid] dari [Humaid] dari [Bakr bin Abdullah], ia berkata; seorang laki-laki berkata kepada [Ibnu Abbas]; kenapa penghuni rumah ini memberi minum nabidz (minuman rendaman kurma, anggur atau yang lainnya), sementara anak-anak paman mereka minum susu, madu dan sawiq (makanan yang terbuat dari gandum dicampur dengan mentega)? Apakah ada sifat kikir pada mereka atau sebuah kebutuhan? Ibnu Abbas berkata; kami tidak kikir, dan kami tidak butuh, akan tetapi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah berada di atas kendaraannya dan dibelangnya Usamah bin Zaid. Kemudian beliau meminta minum, lalu beliau diberi nabidz lalu beliau minum sebagian darinya dan memberikan sisanya kepada Usamah bin Zaid, dan ia pun minum sebagian darinya. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kalian telah bertindak baik, memang demikian yang sepatutnya kalian lakukan." Maka, kami seperti demikian dan tidak ingin mengubah apa yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam katakan.

AbuDaud:1728

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal], telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Muhammad Al Muharibi], dari [Asy Syaibani] dari [Washil Al Ahdab] dari [Syaqiq] dari [Syaibah bin Utsman], ia berkata; [Umar bin Al Khathab] radliallahu 'anhu pernah duduk ditempat yang engkau duduki, lalu ia berkata; aku tidak akan keluar hingga membagikan harta Ka'bah. Syaibah berkata; aku katakan; engkau tidak akan melakukannya. Ia berkata; benar, sungguh aku akan melakukannya. Syaibah berkata; engkau tidak akan melakukannya. Ia berkata; kenapa? Aku katakan; karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah melihat tempatnya, begitu juga Abu Bakr radliallahu 'anhu, dan mereka berdua lebih membutuhkan harta tersebut daripada dirimu, namun mereka berdua tidak mengeluarkan harta tersebut. Kemudian ia berdiri lalu keluar.

AbuDaud:1736

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad], telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] dari [Sa'id bin Al Musayyab] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tidak boleh diniatkan melakukan perjalanan dengan tujuan beribadah padanya kecuali ke tiga masjid, yaitu; Masjid Al Haram, Masjidku ini dan Masjid Al Aqsha."

AbuDaud:1738

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir], telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim At Taimi] dari [ayahnya] dari [Ali] radliallahu 'anhu, ia berkata; kami tidak mencatat dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kecuali Al Qur'an, dan apa yang ada dalam lembaran ini. Ali berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Madinah adalah haram antara 'Air hingga Tsaur (keduanya adalah nama gunung di Madinah). Barangsiapa yang melakukan perkara dosa atau melindungi orang yang berbuat kejahatan maka baginya laknat Allah, para malaikat serta seluruh manusia, tidak diterima darinya amalan wajib dan yang sunnah. Perlindungan orang muslim adalah satu, orang yang paling rendah dapat memberikannya. Barangsiapa yang membatalkan perjanjian dan keamanan seorang muslim maka baginya laknat Allah, para malaikat serta seluruh manusia, tidak diterima darinya amalan wajib dan yang sunnah. Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Al Mutsanna], telah menceritakan kepada kami [Abdushshamad], telah menceritakan kepada kami [Hammam], telah menceritakan kepada kami [Qatadah], dari [Abu Hassan] dari [Ali] radliallahu 'anhu dalam kisah ini dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau berkata: "Tidak boleh dipotong tanamannya, tidak boleh di usir hewan buruannya dan tidak boleh diambil barang temuannya, kecuali bagi orang yang mengumumkannya, dan tidak selayaknya bagi seseorang di tempat tersebut membawa senjata untuk berperang dan tidak selayaknya ada sebuah pohon yang ditebang keculai seseorang yang hendak memberi makan untanya."

AbuDaud:1739

Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi], ia berkata; [Malik] berkata; tidak selayaknya seseorang melampaui Al Mu'arras apabila ia kembali ke Madinah hingga ia melakukan shalat padanya sesuai keinginannya, karena telah sampai kepadaku bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam singgah di akhir malam untuk istirahat padanya. Abu Daud berkata; aku mendengar Muhammad bin Ishak Al Madani berkata; Al Mu'arras jaraknya enam mil dari Madinah.

AbuDaud:1749

Abu Daud berkata; [Husain bin Huraits Al Marwazi] menulis surat kepadaku; telah menceritakan kepada kami [Al Fadhl bin Musa] dari [Al Husain bin Waqid] dari ['Umarah bin Abu Hafsh] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas], ia berkata; seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; istriku tidak menolak tangan orang yang menyentuhnya. Beliau menjawab: Ceraikanlah dia! Dia berkata lagi; aku khawatir diriku sangat berhasrat kepadanya (sangat mencintainya). Beliau berkata: "Kalau begitu, bersenang-senanglah dengannya!"

AbuDaud:1753

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Ibrahim], telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] telah mengabarkan kepada kami [Mustalim bin Sa'id anak saudari Manshur bin Zadzan], dari [Manshur bin Zadzan] dari [Mu'awiyah bin Qurrah] dari [Ma'qil bin Yasar], ia berkata; seorang laki-laki datang kepada Nabi Shallallahu 'alaihi sallam lalu berkata; sesungguhnya aku mendapati seorang wanita yang mempunyai keturunan yang baik dan cantik, akan tetapi dia mandul, apakah aku boleh menikahinya? Beliau menjawab: "Tidak." Kemudian dia datang lagi kedua kalinya dan beliau melarangnya, kemudian ia datang ketiga kalinya lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Nikahkanlah wanita-wanita yang penyayang dan subur (banyak keturunan), karena aku akan berbangga kepada umat yang lain dengan banyaknya kalian."

AbuDaud:1754

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Muhammad At Taimi], telah menceritakan kepada kami [Yahya], dari ['Ubaidullah bin Al Akhnas] dari ['Amr bin Syu'aib] dari [ayahnya], dari [kakeknya] bahwa Martsad bin Abu Martsad Al Ghanawi membawa tawanan dari Mekkah dan di Mekkah terdapat seorang pelacur yang dikenal dengan nama 'Anaq dan dia dahulu adalah teman wanitanya. Martsad berkata; Aku menemui Nabi Shallallahu 'alaihi sallam lalu aku berkata; wahai Rasulullah, bolehkah aku menikahi 'Anaq? Martsad berkata; kemudian beliau diam, lalu turun ayat: " Seorang wanita pezina tidaklah boleh dinikahi kecuali oleh seorang laki-laki pezina atau orang musyrik". Lalu beliau memanggilku dan membacakan ayat tersebut di hadapanku seraya bersabda, "Janganlah kamu menikahinya."

AbuDaud:1755

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih], telah menceritakan kepada kami ['Anbasah], telah menceritakan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab], telah menceritakan kepadaku ['Urwah bin Az Zubair], dari [Aisyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam serta [Ummu Salamah] bahwa Abu Hudzaifah bin 'Utbah bin Rabi'ah bin Abdu Syams pernah mengangkat Salim sebagai anak, dan menikahkannya dengan anak saudaranya yaitu Hindun binti Al Walid bin 'Utbah bin Rabi'ah, sementara Salim adalah mantan budak seorang wanita anshar, sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengangkat Zaid sebagai anak. Dahulu pada masa jahiliyah orang yang mengangkat seseorang sebagai anak, maka orang-orang memanggilnya dengan menisbatkannya kepadanya dan diberi warisannya hingga Allah subhanahu wa ta'ala menurunkan wahyu mengenai hal tersebut: "Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; itulah yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggilah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu." Kemudian mereka dikembalikan nasabnya kepada bapak-bapak mereka, sedangkan yang tidak diketahui ayahnya maka ia adalah seorang maula dan saudara seagama. Kemudian Sahlah binti Suhail bin 'Amr Al Qurasyi Al 'Amiri yang merupakan isteri Abu Hudzaifah datang dan berkata; wahai Rasulullah, sesungguhnya dahulu kami melihat Salim masih kecil, dan ia tinggal bersamaku dan bersama Abu Hudzaifah dalam satu rumah. Ia melihatku dalam keadaan memakai pakaian kerja, sedangkan Allah 'azza wajalla telah menurunkan wahyu yang engkau mengerti, maka bagaimana pendapat engkau dalam hal tersebut? Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadanya: "Susuilah dia!" Lalu Sahlah menyusuinya lima kali susuan, maka Salim sama seperti anaknya sepersusuan. Oleh karena itu Aisyah memerintahkan anak-anak wanita saudari-saudarinya serta anak-anak wanita saudara-saudaranya agar menyusui orang yang ia ingin melihat serta menemuinya walaupun ia adalah orang dewasa sebanyak lima kali susuan, kemudian orang tersebut dapat menemuinya. Sedangkan Ummu Salamah dan isteri-isteri Nabi yang lain menolak memasukkan seseorang kepada mereka dengan persusuan tersebut kecuali menyusu pada saat masih bayi. Dan mereka berkata kepada Aisyah; demi Allah, kami tidak tahu, kemungkinan hal tersebut merupakan keringanan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk Salim, bukan orang selainnya.

AbuDaud:1764

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal], telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim bin Sa'd], telah menceritakan kepadaku [ayahku] dari [Al Walid bin Katsir], telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin 'Amr bin Halhalah Ad Dili], bahwa [Ibnu Syihab] telah menceritakan kepadanya bahwa [Ali bin Al Husain] telah menceritakan kepada mereka ketika datang ke Madinah dari sisi Yazid bin Mu'awiyah pada waktu terbunuhnya Al Husain bin Ali radliallahu 'anhuma [Al Miswar bin Makhramah] menemuinya dan berkata; apakah engkau memiliki keperluan kepadaku? Ali bin Al Husain berkata; aku katakan kepadanya; tidak. Ia berkata; apakah engkau akan memberikan pedang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepadaku? Sesungguhnya aku khawatir orang-orang mengalahkanmu untuk mendapatkannya. Demi Allah, apabila engkau memberikannya kepadaku maka tidak akan ada orang yang dapat mengambilnya hingga nyawaku di cabut. Sesungguhnya Ali bin Abu Thalib radliallahu 'anhu meminang anak wanita Abu Jahl sebagai madu Fathimah radliallahu 'anha, lalu aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda ketika sedang berkhutbah kepada orang-orang mengenai hal tersebut di atas mimbar beliau ini, sementara pada saat itu aku adalah orang yang sudah baligh: "Sesungguhnya Fathimah adalah bagian dariku dan aku khawatir ia terfitnah dalam agamanya." Kemudian beliau menyebutkan besan beliau yang berasal dari Bani Abdu Syams, kemudian beliau memujinya dalam berbesanan dengan beliau. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ia berbicara kepadaku dan membenarkanku, berjanji kepadaku dan menepati janjinya kepadaku, sesungguhnya aku tidak mengharamkan sesuatu yang halal dan menghalalkan sesuatu yang haram. Akan tetapi demi Allah, tidak boleh berkumpul anak wanita Rasulullah dan anak wanita musuh Allah dalam satu tempat untuk selamanya." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya bin Faris], telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq], telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] dari [Ayyub] dari [Ibnu Abu Mulaikah] dengan khabar ini. Ia berkata; Ali menahan dari pernikahan tersebut.

AbuDaud:1772

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya bin Faris], telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim], telah menceritakan kepada kami [ayahku] dari [Ibnu Ishaq], telah menceritakan kepadaku [Abdurrahman bin Hurmuz Al A'raj], bahwa Al Abbas bin Abdullah bin Al Abbas telah menikahkan Abdurrahman bin Al Hakam dengan anak wanitanya, dan Abdurrahman menikahkannya dengan anak wanitanya dan mereka berdua memberikan mahar. Kemudian [Mu'awiyah] menulis surat kepada Marwan dan memerintahkannya agar menceraikan antara keduanya. Dan dalam suratnya ia mengatakan; ini adalah syighar yang dilarang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

AbuDaud:1777

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad], telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid bin Ziyad], telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ishaq], dari [Daud bin Hushain], dari [Waqid bin Abdurrahman bin Sa'd bin Mu'adz] dari [Jabir bin Abdullah], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila salah seorang di antara kalian meminang seorang wanita, jika ia mampu untuk melihat sesuatu yang mendorongannya untuk menikahinya hendaknya ia melakukannya." Jabir berkata; kemudian aku meminang seorang gadis dan aku bersembunyi untuk melihatnya hingga aku melihat darinya apa yang mendorongku untuk menikahinya, lalu aku pun menikahinya.

AbuDaud:1783

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya bin Faris], telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] dari [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah bin Az Zubai] dari [Ummu Habibah], bahwa ia dahulu adalah isteri Ibnu Jahsy, kemudian Ibnu Jahsy meninggal. Ia adalah di antara orang-orang yang berhijrah ke Negeri Habasyah, kemudian An Najasyi menikahkan Ummu Habibah dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sementara Ummu Habibah bersama dengan mereka.

AbuDaud:1786

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali], serta [Muhammad bin Al Mutsanna] secara makna, mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun], telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Yazid bin Miqsam Ats Tsaqafi] yang merupakan penduduk Thaif, telah menceritakan kepadaku [Sarah binti Miqsam] bahwa ia mendengar [Maimunah binti Kardam] berkata; aku pernah keluar bersama ayahku pada saat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melakukan haji. Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian ayahku mendekat kepada beliau sementera beliau berada di atas untanya. Kemudian beliau berhenti dan mendengar darinya dengan membawa cambuk seperti cambuk orang mengajar anak-anak. Kemudian aku mendengar orang-orang badui serta orang-orang yang lain mereka berkata; jangan bersuara! Jangan bersuara! Jangan bersuara! Kemudian ayahku mendekat kepada beliau, mengambil posisi di hadapan beliau, dan mengakui risalah serta kenabian beliau dan beliau berhenti serta mendengarkan darinya. Kemudian ia berkata; sesungguhnya aku telah menghadiri pasukan 'Itsran -Ibnu Al Mutsanna menyebutnya; pasukan Ghitsran- kemudian Thariq bin Al Muraqqa' berkata; siapa yang memberiku tombak akan mendapatkan balasannya. Aku katakan; apakah balasannya? Ia berkata; aku akan menikahkannya dengan anak perempuanku yang pertama. Lalu aku memberikan tombakku kepadanya, kemudian aku menghilang darinya hingga aku mengetahui bahwa anak wanitanya telah lahir dan telah mencapai usia baligh. Kemudian aku mendatanginya dan aku katakan kepadanya; persiapkan isteriku agar datang kepadaku. Kemudian ia bersumpah bahwa ia tidak akan melakukannya kecuali aku memberinya mahar baru bukan mahar yang dahulu aku berikan kepadanya, dan aku pun bersumpah tidak akan memberikan mahar selain yang telah aku berikan kepadanya. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Seumuran wanita manakah ia sekarang?" Ia berkata; ia telah melihat uban (sudah dewasa). Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku berpendapat agar Engkau meninggalkannya." Kardam berkata; hal tersebut mengagetkanku, dan aku melihat kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian tatkala beliau melihat rasa kagetku beliau berkata: Engkau tidak berdosa dan sahabatmu tidak berdosa." Abu Daud berkata; Al Qatir adalah uban. Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih], telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq], telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij], telah mengabarkan kepadaku [Ibrahim bin Maisarah], bahwa [bibinya] telah mengabarkan kepadanya dari [seorang wanita], ia berkata; ia adalah wanita yang dipercaya dan jujur, ia berkata; ketika ayahku berada dalam sebuah peperangan pada masa jahiliyah tiba-tiba mereka merasakan panas di kaki mereka, kemudian seorang laki-laki berkata; siapa yang memberikan kedua sandalnya kepadaku maka aku akan menikahkannya dengan anak wanitaku yang lahir pertama. Lalu aku melemparkan kedua sandalku kepadanya, kemudian ia memiliki anak wanita yang telah berusia baligh, dan Ahmad bin Shalih menyebutkan seperti itu dan tidak menyebutkan kisah mengenai uban.

AbuDaud:1799

Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Ya'qub Ats Tsaqafi], telah menceritakan kepada kami [Mu'alla bin Manshur], telah menceritakan kepada kami [Ibnu Al Mubarak], telah menceritakan kepada kami [Ma'mar], dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] dari [Ummu Habibah] bahwa ia pernah menjadi isteri 'Ubaidullah bin Jahsy, kemudian ia meninggal di Negeri Habasyah, lalu An Najasyi menikahkannya dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. An Najasyi memberikan mahar empat ribu, dan ia mengirimnya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersama Syurahbil bin Hasanah. Abu Daud berkata; Hasanah adalah ibunya.

AbuDaud:1802

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Hatim bin Bazi'], telah menceritakan kepada kami [Ali bin Al Hasan bin Syaqiq] dari [Ibnu Al Mubarak] dari [Yunus] dari [Az Zuhri] bahwa An Najasyi telah menikahkan Ummu Habibah binti Abu Sufyan dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan mahar empat ribu dirham, dan menuliskan hal tersebut kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian beliau menerimanya.

AbuDaud:1803

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar], telah menceritakan kepada kami [Badal bin Al Muhabbar], telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] dari [Al 'Ala`] anak saudara Syu'aib Ar Razi dari [Isma'il bin Ibrahim] dari [seorang laki-laki dari Bani Sulaim], ia berkata; aku meminang Umamah binti Abdul Muththalib kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian beliau menikahkanku tanpa beliau mengucapkan syahadat.

AbuDaud:1810

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid Ath Thayalisi], telah menceritakan kepada kami [Hammam], telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [An Nadhrah bin Anas] dari [Basyir bin Nahik] dari [Abu Hurairah], dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau berkata: "Barangsiapa yang memiliki dua orang isteri kemudian ia cenderung kepada salah seorang diantara keduanya, maka ia akan datang pada hari Kiamat dalam keadaan sebelah badannya miring."

AbuDaud:1821

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus], telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Abu Az Zinad] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [ayahnya], ia berkata; [Aisyah] berkata; wahai anak saudariku, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak melebihkan sebagian kami atas sebagian yang lain dalam membagi waktu tinggalnya bersama kami. Setiap hari beliau mengelilingi kami semua dan mendekat kepada seluruh isteri tanpa menyentuh hingga sampai kepada rumah isteri yang hari itu merupakan bagiannya, kemudian beliau bermalam padanya. Sungguh Saudah binti Zam'ah ketika telah berusia lanjut dan takut ditinggalkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, ia berkata; wahai Rasulullah, hariku untuk Aisyah. Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menerima hal tersebut. Ia berkata; kami katakan; mengenai hal tersebut dan orang yang semisalnya, Allah Ta'ala menurunkan ayat: "Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz."

AbuDaud:1823

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad], telah menceritakan kepada kami [Marhum bin Abdul Aziz Al 'Aththar], telah menceritakan kepadaku [Abu Imran Al Jauni] dari [Yazid bin Babanus] dari [Aisyah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengirimkan utusan kepada para isterinya ketika beliau sedang sakit, kemudian mereka berkumpul, lalu beliau berkata: "Sesungguhnya aku tidak mampu untuk berkeliling diantara kalian, maka apabila kalian mengizinkan aku untuk berada di sisi Aisyah, maka lakukanlah." Kemudian mereka mengizinkan beliau.

AbuDaud:1825

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Amr Ar Razi], telah menceritakan kepada kami [Jarir], dari [Al A'masy], dari [Abu Hazim], dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Apabila seorang laki-laki memanggil isterinya ke ranjangnya (mengajak melakukan hubungan badan), kemudian sang istri menolak dan tidak datang kepadanya sehingga suaminya melewati malam (tidur) dalam keadaan marah, maka Malaikat akan melaknatnya hingga pagi."

AbuDaud:1829

Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim], telah menceritakan kepada kami [Hisyam], dari [Abu Az Zubair], dari [Jabir], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melihat seorang wanita kemudian beliau menemui Zainab binti Jahsy dan menunaikan hajat beliau kepadanya, kemudian keluar menuju para sahabatnya dan berkata kepada mereka: "Sesungguhnya seorang wanita itu (ketika) datang dalam bentuk syetan. Maka barangsiapa yang (setelah melihatnya) timbul pada dirinya sesuatu (syahwat) hendaknya ia mendatangi isterinya, karena hal tersebut akan melampiaskan syahwatnya (dan ketenangan pikirannya)."

AbuDaud:1839

Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Umar bin Maisarah], telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'], telah menceritakan kepada kami [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Shalih Abu Al Khalil] dari [Abu 'Alqamah Al Hasyimi], dari [Abu Sa'id Al Khudri], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mengutus sebuah utusan pada saat perang Hunain menuju kepada Suku Authas. Kemudian mereka bertemu dengan musuh mereka, dan berperang dengan mereka. Lalu mereka mengalahkan musuh-musuh tersebut dan mendapatkan wanita-wanita tawanan. Seolah-olah beberapa orang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam merasa berat untuk bercampur dengan mereka karena keberadaan suami-suami mereka dari kalangan orang-orang musyrik. Kemudian Allah Ta'ala menurunkan ayat mengenai hal tersebut: "Dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki." Yaitu; mereka halal bagi kalian apabila telah selesai 'iddah mereka.

AbuDaud:1841

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il], telah menceritakan kepada kami [Hammad], telah mengabarkan kepada kami [Tsabit Al Bunani], dari [Anas bin Malik] bahwa orang-orang Yahudi apabila seorang isteri mengalami haid maka mereka mengeluarkannya dari rumah, dan tidak makan bersamanya, tidak mengajaknya bermusyawarah, dan tidak menggaulinya di rumah. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ditanya mengenai hal tersebut; kemudian Allah subhanahu wa ta'ala menurunkan ayat: "Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah suatu kotoran." Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh." Hingga akhir ayat. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bergaullah dengan mereka di rumah dan lakukan segala sesuatu selain bersenggama." Tidaklah orang ini ingin meninggalkan sesuatu yang berasal dari urusan kita melainkan untuk menyelisihi kita. Kemudian Usaid bin Hudhair serta 'Abbad bin Bisyr datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; Wahai Rasulullah, sesungguhnya orang-orang Yahudi mengatakan demikian dan demikian, tidakkah kita bercampur dengan mereka (para isteri) di saat sedang haid? Maka merah padam wajah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hingga kami menyangka beliau telah murka kepada mereka. Kemudian mereka berdua keluar, kemudian mereka berpapasan dengan hadiah susu yang diberikan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian beliau mengirim seseorang agar mengejar mereka berdua, hingga kami menyangka bahwa beliau tidak murka kepada mereka.

AbuDaud:1850

Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi], dari [Malik] dari [Rabi'ah bin Abu Abdurrahman] dari [Muhammad bin Yahya bin Habban] dari [Ibnu Muhairiz], ia berkata; aku pernah memasuki masjid dan melihat [Abu Sa'id Al Khudri], kemudian aku duduk di sampingnya dan bertanya mengenai 'azl. Abu Sa'id berkata; aku pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika perang bersama Bani Mushthaliq, kemudian kami mendapatkan wanita tawanan Arab dan kami menginginkan wanita dan terasa berat kondisi kami yang kurang melakukan jima', sementara kami menginginkan tebusan, maka kami hendak melakukan 'azl. Kemudian kami mengatakan; apakah kita akan melakukan 'azl sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berada diantara kita sebelum kita bertanya kepada beliau mengenai hal tersebut? Lalu kami bertanya kepada beliau mengenai hal tersebut, lalu beliau berkata: "Kalian tidak akan tertimpa sesuatu yang membahayakan kalian meski tidak melakukan 'azl, tidaklah suatu jiwa yang tercipta hingga hari Kiamat melainkan jiwa tersebut memang harus tercipta."

AbuDaud:1857

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah], telah menceritakan kepada kami [Al Fadhl bin Dukain], telah menceritakan kepada kami [Zuhair] dari [Abu Az Zubair] dari [Jabir], ia berkata; terdapat seorang laki-laki anshar yang datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; sesungguhnya aku memiliki seorang budak wanita, aku bercampur dengannya sementara aku tidak ingin ia hamil. Kemudian beliau berkata: "Lakukanlah 'azl jika engkau menghendaki, sesungguhnya akan datang apa yang telah ditakdirkan baginya." Jabir berkata; orang tersebut tinggal beberapa saat kemudian datang kepada beliau dan berkata; sesungguhnya budak tersebut telah hamil. Beliau berkata: "Aku telah memberitahukan kepadamu bahwa akan datang kepadanya apa yang telah ditakdirkan untuknya."

AbuDaud:1858

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad], telah menceritakan kepada kami [Bisyr], telah menceritakan kepada kami [Al Jurairi]. Dan telah diriwayatkan dari jalur yang lain: Telah menceritakan kepada kami [Muammal], telah menceritakan kepada kami [Isma'il], dan telah diriwayatkan dari jalur yang lain: Telah menceritakan kepada kami [Musa], telah menceritakan kepada kami [Hammad], seluruhnya dari [Al Jurairi], dari [Abu Nadhrah], telah menceritakan kepadaku [seorang Syekh dari Thufawah], ia berkata; aku datang kepada [Abu Hurairah] di Madinah dan tidak melihat seorang pun sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang paling rajin beribadah dan yang lebih baik dalam mengurus tamu daripada dia. Ketika aku berada di rumahnya pada suatu hari, ia sedang dalam berada di atas ranjangnya membawa kantong yang berisi kerikil atau biji kurma dan di bawahnya terdapat seorang budak wanita yang hitam, ia bertasbih menggunakan kerikil tersebut hingga setelah ia menghabiskan apa yang ada dalam kantong, ia melemparnya kepada budak tersebut yang kemudian mengumpulkannya dan mengembalikannya ke dalam kantong serta menyerahkannya kepada Abu Hurairah. Kemudian Abu Hurairah berkata; maukah aku ceritakan kepadamu dariku dan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? Syekh tersebut berkata; aku katakan; ya. Abu Hurairah berkata; ketika aku sedang tidak enak badan di masjid, tiba-tiba Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang hingga masuk masjid, kemudian berkata: "Siapakah yang mengetahui seorang pemuda dari Daus?" Beliau mengatakannya sebanyak tiga kali. Kemudian seorang laki-laki berkata; wahai Rasulullah, itu dia sedang kurang sehat badan di sebelah masjid. Kemudian beliau datang berjalan kaki hingga sampai kepadaku, lalu beliau meletakkan tangannya padaku dan mengucapkan perkataan yang baik kepadaku. Kemudian aku berdiri dan beliau pergi berjalan hingga sampai tempat beliau melakukan shalat. Beliau menghadap kepada mereka dan bersama beliau terdapat dua baris orang laki-laki dan satu baris orang wanita atau dua baris orang wanita dan satu baris orang laki-laki. Beliau berkata: "Apabila syetan melupakanku dari sebagian shalatku, maka (untuk mengingatkannya) hendaknya (bagi) laki-laki bertasbih dan (bagi) wanita menepuk tangan." Abu Hurairah berkata; kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melakukan shalat dan tidak lupa sedikitpun dari shalatnya, kemudian beliau berkata: "Tetaplah kalian di tempat duduk kalian." Musa menambahkan kata; di sini. Kemudian beliau memuji Allah Ta'ala kemudian berkata: "Adapun selanjutnya….." kemudian mereka (para perawi) sepakat dengan mengatakan; kemudian beliau menghadap kepada orang laki-laki dan berkata: "Apakah diantara kalian ada seseorang diantara kalian seseorang yang apabila mendatangi isterinya dan menutup pintunya dan melemparkan tabirnya dan memakai tabir dari Allah?" Mereka berkata; ya. Abu Hurairah berkata; kemudian setelah itu beliau duduk dan berkata: "Aku melakukan demikian dan demikian." Abu Hurairah berkata; kemudian mereka terdiam. Abu Hurairah berkata; kemudian beliau menghadap kepada para wanita dan berkata: "Apakah diantara kalian ada yang menceritakannya?" kemudian mereka terdiam, lalu terdapat seorang wanita muda yang berdiri. Muammal berkata dalam haditsnya; wanita muda yang montok pada salah satu kedua pundaknya dan menaikkan lehernya agar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihatnya dan mendengar perkataannya. Kemudian ia berkata; wahai Rasulullah, sesungguhnya para laki-laki membicarakannya dan para wanita membicarakannya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tahukah apa permisalan seperti itu?" kemudian beliau berkata: "Sesungguhnya permisalan hal tersebut adalah seperti syetan wanita yang bertemu dengan syetan laki-laki di sebuah gang, kemudian syetan laki-laki tersebut menunaikan hajatnya terhadap syetan perempuan sementara orang-orang melihat kepadanya. Ketahuilah bahwa minyak laki-laki adalah yang nampak baunya dan tidak nampak warnanya, dan ketahuilah sesungguhnya minyak wanita adalah yang nampak warnanya dan tidak nampak baunya." Abu Daud berkata; dan dari sini aku hafal hadits tersebut dari Muammal dan Musa; "Ketahuilah, janganlah seorang laki-laki berbaring bersama seorang laki-laki dalam satu kain, dan janganlah seorang wanita berbaring dengan seorang wanita dalam satu kain, kecuali dengan seorang anak kecil atau orang tua." Dan beliau menyebutkan yang ketiga, namun aku lupa yang ketiga. Dan hal tersebut terdapat dalam hadits Musaddad akan tetapi aku tidak hafal secara sempurna sebagamana yang aku inginkan. Musa berkata; telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Al Jurairi] dari [Nadhrah] dari [Ath Thufawi].

AbuDaud:1859

Telah menceritakan kepada kami [Katsir bin 'Ubaid], telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Khalid] dari [Mu'arrif bin Washil] dari [Muharib bin Ditsar] dari [Ibnu Abbas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Perkara halal yang paling Allah benci adalah perceraian."

AbuDaud:1863

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir], telah mengabarkan kepada kami [Sufyan], telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Sa'id] dari [Muhammad bin Ibrahim At Taimi] dari ['Alqamah bin Waqqash Al Laitsi], ia berkata; aku mendengar [Umar bin Al Khathab] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya amalan itu tergantung kepada niatnya, dan bagi setiap orang akan mendapatkan sesuai apa yang telah ia niatkan. Barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan RasulNya, maka hijrahnya adalah kepada Allah dan RasulullahNya, dan barangsiapa yang hijrahnya untuk dunia yang hendak ia dapatkan atau karena seorang wanita yang akan ia nikahi, maka hijrahnya akan mendapatkan sesuai apa yang ia maksudkan."

AbuDaud:1882

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali], telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Adam], telah menceritakan kepada kami [Ibnu Idris] dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Ma'mar bin Abdullah bin Hanzhalah] dari [Yusuf bin Abdullah bin Salam] dari [Khuwailah binti Malik bin Tsa'labah], ia berkata; suamiku yaitu Aus bin Ash Shamit menzhiharku, kemudian aku datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengadukannya kepada beliau, sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdialog denganku mengenainya, beliau berkata: "Bertakwalah kepada Allah, ia adalah anak pamanmu!" Tidaklah aku beranjak pergi hingga turun Al Qur'an: "Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat" hingga penyebutan kewajiban yang Allah wajibkan. Kemudian beliau berkata: "Ia bebaskan seorang budak." Khuwailah berkata; ia tidak memilikinya. Beliau berkata; ia berpuasa dua bulan berturut-turut. Khuwailah berkata; wahai rasulullah, sesungguhnya ia adalah orang yang tua renta, ia tidak mampu untuk berpuasa. Beliau berkata: "Hendaknya ia memberi makan enam orang miskin." Khuwailah berkata; ia tidak memiliki sesuatu yang dapat ia sedekahkan. Khuwailah berkata; kemudian pada saat itu ia diberi satu 'araq kurma. Aku katakan; wahai Rasulullah, aku akan membantunya dengan satu 'araq yang lainnya. Beliau bersabda: "Engkau telah berbuat baik, pergilah dan berilah makan untuknya enam puluh orang miskin dan kembalilah kepada anak pamanmu." Ma'mar bin Abdullah bin Hanzhalah berkata; 'Araq adalah enam puluh sha'. Abu Daud berkata dalam hadits ini; sesungguhnya Khuwailah membayar kafarah untuk suaminya tanpa meminta pertimbangan darinya. Abu Daud berkata; dan orang ini adalah saudara 'Ubadah bin Ash Shamit. Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali], telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Yahya Abu Al Ashbagh Al Harrani], telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salamah] dari [Ibnu Ishaq] dengan sanad ini seperti itu, hanya saja ia mengatakan; dan 'araq adalah keranjang yang memuat tiga puluh sha'. Abu Daud berkata; dan hadits ini lebih shahih daripada hadits Yahya bin Adam. Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il, telah menceritakan kepada kami Aban, telah menceritakan kepada kami Yahya dari Abu Salamah bin Abdurrahman, ia berkata; yang dimaksud dengan 'araq yaitu keranjang yang muat lima belas sha'.

AbuDaud:1893

Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi], dari [Malik] dari [Yahya bin Sa'id] dari ['Amrah binti Abdurrahman bin Sa'd bin Zurarah] bahwa ia telah mengabarkan kepadanya dari [Habibah binti Sahl Al Anshariyah] bahwa ia adalah iseri Tsabit bin Qais bin Syahs, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar untuk melakukan Shalat Subuh, kemudian beliau mendapati Habibah binti Sahl di depan pintu dalam kegelapan malam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Siapakah ini?" Habibah berkata; saya Habibah binti Sahl. Beliau berkata: "Apakah keperluanmu?" Ia berkata; tidak ada lagi hubungan antara saya dan Tsabit bin Qais. Kemudian tatkala Tsabit bin Qais datang, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadanya: "Ini adalah Habibah binti Sahl, dan ia telah menceritakan apa yang Allah kehendaki untuk disebutkan." Ummu Habibah berkata; wahai Rasulullah, (kuserahkan) seluruh apa yang ia berikan ada padaku. Maka Rasulullah berkata kepada Tsabit bin Qais, ambillah darinya. Kemudian ia pun mengambilnya. Dan Habibah duduk (kembali) kepada keluarganya.

AbuDaud:1900

Telah menceritakan kepada kami [Nashr bin Ali], telah mengabarkan kepada kami [Abu Ahmad] dari [Israil] dari [Simak] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas], ia berkata; ada seorang wanita yang telah masuk Islam pada zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian ia menikah, suaminya datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata; wahai Rasulullah, aku telah masuk Islam dan ia telah mengetahui keislamanku. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memisahkannya dari suaminya yang lain dan mengembalikannya kepada suaminya yang pertama.

AbuDaud:1912

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa Ar Razi], telah mengabarkan kepadaku [Isa], telah menceritakan kepada kami [Abdul Hamid bin Ja'far], telah mengabarkan kepadaku [ayahku], dari [kakekku yaitu Rafi' bin Sinan], bahwa ia telah masuk Islam sedangkan isterinya menolak untuk masuk Islam. Kemudian wanita tersebut datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; anak wanitaku ia masih menyusu -atau yang serupa dengannya. Rafi' berkata; ia adalah anak wanitaku. Beliau berkata kepada wanita tersebut; duduklah di pojok. Dan mendudukkan anak kecil tersebut diantara mereka berdua, kemudian beliau berkata; panggillah ia. Kemudian anak tersebut menuju kepada ibunya. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berdoa: "Ya Allah, berilah dia petunjuk!" kemudian anak tersebut menuju kepada ayahnya. kemudian Rafi' bin Sinan membawa anak tersebut.

AbuDaud:1916

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] bahwa [Sahl bin Sa'd As Sa'idi] telah mengabarkan kepadanya bahwa 'Uwaimir bin Asyqar Al 'Ajlani telah datang kepada 'Ashim bin 'Adi, ia berkata kepadanya; wahai 'Ashim, bagaimana pendapatmu apabila seorang laki-laki mendapati seorang laki-laki bersama dengan isterinya. Apakah boleh ia membunuhnya hingga orang-orang akan membunuhnya atau bagaimana ia berbuat? Tanyakan hal tersebut kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam wahai 'Ashim! Kemudian 'Ashim bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan beliau tidak menyukai masalah-masalah tersebut, dan mencelanya, hingga terasa berat bagi 'Ashim apa yang ia dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian tatkala 'Ashim kembali kepada keluarganya datanglah 'Uwaimir kepadanya dan berkata; wahai 'Ashim, apa yang dikatakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepadamu? Kemudian 'Ashim berkata kepada 'Uwaimir; engkau tidak datang kepadaku dengan kebaikan, sungguh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak menyukai permasalahan yang aku tanyakan. Kemudian 'Uwaimir berkata; demi Allah, saya tidak akan berhenti hingga menanyakannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian 'Uwaimir datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang sedang berada di tengah orang-orang. Kemudian ia berkata; wahai Rasulullah, bagaimana pendapat anda mengenai seorang laki-laki yang mendapati seorang laki-laki bersama dengan isterinya, apakah ia membunuhnya sehingga orang-orang membunuhnya atau bagaimana ia harus berbuat? Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh telah turun wahyu mengenaimu dan isterimu. Pergi dan bawalah dia." [Sahl] berkata; kemudian mereka berdua saling melaknat, dan saya bersama orang-orang yang lain berada di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian tatkala 'Uwaimir selesai, ia berkata; wahai Rasulullah, saya telah berdusta apabila saya menahannya. Kemudian ia menceraikan isterinya sebanyak tiga kali talak sebelum Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkannya. Ibnu Syihab berkata; maka itulah sunah orang-orang yang saling melakukan laknat. Telah menceritakan kepada kami [Abdul 'Aziz bin Yahya], telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Salamah] dari [Muhammad bin Ishaq], telah menceritakan kepadaku [Abbas bin Sahl] dari [ayahnya] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada 'Ashim bin Adi: "Tahanlah wanita tersebut padamu hingga ia melahirkan!" telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih], telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb], ia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dari [Sahl bin Sa'd As Sa'idi], ia berkata; aku menyaksikan li'an mereka berdua di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sementara umurku lima belas tahun. Dan ia menyebutkan hadits tersebut, padanya ia mengatakan; kemudian ia keluar dalam keadaan hamil, dan anaknya dinisbatkan kepada ibunya.

AbuDaud:1917

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah], telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari ['Al Qamah] dari [Abdullah bin Mas'ud], ia berkata; pernah pada suatu malam Jum'at kami berada di masjid, tiba-tiba terdapat seorang laki-laki anshar yang memasuki masjid dan berkata; seandainya seorang laki-laki mendapati laki-laki lain bersama isterinya kemudian ia membicarakannya hingga kalian mencambuknya atau ia membunuh laki-laki tersebut hingga kalian membunuhnya. Apabila ia diam maka ia diam dalam keadaan marah. Demi Allah, aku akan tanyakan hal tersebut kepada Rasulullah shallallahu wa'alaihi wa sallam. Kemudian setelah keesokan harinya ia datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya kepadanya. Ia berkata; seandainya seorang laki-laki mendapati laki-laki lain bersama isterinya kemudian ia membicarakannya hingga kalian mencambuknya atau ia membunuh laki-laki tersebut hingga kalian membunuhnya. Kemudian beliau berdoa: "Ya Allah, bukakanlah!" kemudian turunlah ayat li'an: "Dan orang-orang yang menuduh isterinya (berzina), padahal mereka tidak ada mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri." Kemudian laki-laki tersebut diuji di antara orang-orang. Kemudian ia datang bersama isterinya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu mereka saling melaknat. Laki-laki tersebut bersumpah empat kali sumpah dengan nama Allah bahwa ia termasuk diantara orang-orang yang jujur, kemudian pada sumpah yang kelima ia melaknat dirinya apabila ia termasuk diantara orang-orang yang berdusta. Ia berkata; kemudian wanita tersebut pergi untuk melakukan laknat, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadanya: "Tahanlah!" Namun wanita tersebut enggan untuk menahan diri, maka ia pun melakukan laknat. Kemudian tatkala mereka pergi beliau berkata: "Kemungkinan wanita tersebut akan melahirkan anak yang hitam dan berambut keriting." Kemudian wanita tersebut ternyata melahirkan anak yang hitam dan berambut keriting.

AbuDaud:1920

Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Khalaf], telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] dari [Sa'id] dari [Abu Hurairah], ia berkata; seorang laki-laki dari Bani Fazarah datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; sesungguhnya isteriku melahirkan anak yang berkulit hitam. Kemudian beliau berkata: "Apakah engkau memiliki unta?" Ia berkata; ya. Beliau berkata: "Apa warnanya?" Ia berkata; merah. Beliau berkata: "Apakah ada diantara yang berwarna coklat sawo matang?" ia berkata; diantaranya ada yang berwarna coklat sawo matang. Beliau berkata: "Dari manakah menurutmu hal itu berasal?" Ia berkata; kemungkinan kerena pengaruh keturunan. Beliau berkata: "Dan anak ini kemungkinan ada pengaruh keturunan." Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali], telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq], telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri], dengan sanad dan maknanya, dan pada saat itu menyindir untuk mengingkari anak tersebut. Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih], telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb], telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Salamah], dari [Abu Hurairah] bahwa seorang badui datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; sesungguhnya isteri saya telah melahirkan anak hitam, dan saya mengingkarinya. Kemudian ia menyebutkan maknanya.

AbuDaud:1927

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih], telah menceritakan kepada kami ['Anbasah bin Khalid], telah menceritakan kepadaku [Yunus bin Yazid], ia berkata; [Muhammad bin Muslim bin Syihab] berkata; telah mengabarkan kepadaku ['Urwah bin Az Zubair], bahwa [Aisyah] radliallahu 'anha isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ia telah mengabarkan kepadanya bahwa pernikahan pada masa jahiliyah berdasarkan empat macam, diantara pernikahan tersebut adalah pernikahan orang-orang pada zaman sekarang, yaitu seorang laki-laki melamar wali wanita seseorang kepadanya, kemudian memberinya mahar, kemudian laki-laki tersebut menikahinya. Dan pernikahan yang lain adalah seorang laki-laki berkata kepada isterinya; apabila ia telah suci dari haidnya; pergilah kepada si Fulan dan bersetebuhlah dengannya! Dan suaminya meninggalkannya serta tidak menggaulinya selamanya hingga jelas kehamilannya dari laki-laki yang telah mensetubuhinya tersebut. Kemudian apabila telah jelas kehamilannya maka suaminya menggaulinya apabila ia berkeinginan, dan ia melakukan hal tersebut karena ingin mendapatkan kecerdasan anak tersebut. Dan pernikahan ini dinamakan pernikahan istibdha', nikah yang lain adalah beberapa orang kurang dari sepuluh berkumpul dan menemui seorang wanita dan seluruh mereka menggaulinya, kemudian apabila wanita tersebut hamil dan telah melahirkan serta telah berlalu beberapa malam setelah melahirkan kandungannya, ia mengirimkan utusan kepada mereka dan tidak ada seorangpun diantara mereka yang dapat menolak hingga mereka berkumpul di hadapannya. Lalu wanita itu berkata kepada mereka; kalian telah mengetahui permasalahan kalian dahulu, sementara aku telah melahirkan, dan ia adalah anakmu wahai Fulan. Wanita tersebut menyebutkan nama orang yang ia senangi diantara mereka, maka anak tersebut mengikutinya. Dan pernikahan yang keempat adalah orang banyak berkumpul dan mendatangi wanita yang tidak menolak siapapun yang datang kepadanya, mereka adalah para pelacur dan dahulu mereka menancapkan bendera di atas pintu mereka yang menjadi tanda bagi orang yang menginginkan mereka serta menemui mereka. Kemudian apabila wanita tersebut hamil dan telah melahirkan kandungannya mereka dikumpulkan dan mereka datangkan orang yang pandai mengenai jejak, kemudian mereka menisbatkan anak tersebut kepada orang yang mereka lihat, kemudian orang tersebut mengambilnya sebagai anak dan anak tersebut dipanggil sebagai anaknya, orang tersebut tidak boleh menolaknya. Kemudian tatkala Allah mengutus Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, beliau menghancurkan seluruh pernikahan jahiliyah kecuali pernikahan orang Islam pada saat ini.

AbuDaud:1934

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Manshur], dan [Musaddad], mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] dari [Aisyah]; Sa'd bin Abu Waqqash dan 'Abdu bin Zam'ah berselisih kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengenai anak budak wanita Zam'ah. Sa'd berkata; saudaraku 'Utbah memberiku wasiat apabila aku datang ke Mekkah agar melihat kepada anak budak wanita Zam'ah, kemudian mengambilnya karena ia adalah anaknya. Sedangkan Abdu bin Zam'ah berkata; ia adalah saudaraku, anak budak ayahku dan terlahir di tempat tidur ayahku. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihat kemiripannya yang sangat dengan 'Utbah. Kemudian beliau berkata; anak adalah mengikuti pemilik ranjang, dan orang yang berzina tidak mendapatkan sesuatu. Wahai Saudah berhijablah darinya. Musaddad menambahkan dalam haditsnya; dan beliau berkata; ia adalah saudaramu wahai 'Abdu.

AbuDaud:1935

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il], telah menceritakan kepada kami [Mahdi bin Maimun Abu Yahya], telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Abu Ya'qub], dari [Al Hasan bin Sa'd] mantan budak Al Hasan bin Ali bin Abu Thalib radliallahu 'anhu, dari [Rabah], ia berkata; keluargaku menikahkanku dengan seorang budak wanita mereka dari Romawi, kemudian aku mencampurinya dan ia melahirkan seorang anak hitam sepertiku, lalu aku menamainya Abdullah. Kemudian aku mencampurinya dan ia melahirkan anak hitam sepertiku lalu aku menamainya 'Ubaidullah, kemudian ia mendapat perhatian budak Romawi milik keluargaku yang bernama Ruhanah dan ia berbicara kepadanya menggunakan bahasa asing. Kemudian ia melahirkan seorang anak berwarna seperti cicak, lalu aku katakan; siapakah ini? Ia berkata; ini adalah anak Yuhanah. Kemudian aku mengadukannya kepada [Utsman] -aku mengira kepada Mahdi- Rabah berkata; kemudian ia menanyakan kepada mereka berdua, dan mereka mengakuinya. Lalu Utsman berkata; apakah kalian berdua rela apabila aku memutuskan diantara kalian dengan keputusan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memutuskan bahwa anak mengikuti pemilik ranjang. Al Hasan berkata; kemudian ia mencambuk mereka berdua, dan mereka adalah budak.

AbuDaud:1937

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali Al Hulwani], telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq], dan [Abu 'Ashim] dari [Juraij], telah mengabarkan kepadaku [Ziyad] dari [Hilal bin Usamah], bahwa [Abu Maimunah] mantan budak penduduk Madinah adalah orang yang jujur, ia berkata; tatkala aku sedang duduk bersama [Abu Hurairah], datang kepadanya seorang wanita Persia yang membawa anaknya -keduanya mengklaim lebih berhak terhadap anak tersebut-, dan suaminya telah menceraikannya. Wanita tersebut berkata menggunakan bahasa Persia; wahai Abu Hurairah, suamiku ingin pergi membawa anakku. Kemudian Abu Hurairah berkata kepadanya menggunakan bahasa asing; undilah anak tersebut. Kemudian suaminya datang dan berkata; siapakah yang menyelisihiku mengenai anakku? Kemudian Abu Hurairah berkata; Ya Allah, aku tidak mengatakan hal ini kecuali karena aku telah mendengar seorang wanita datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sementara aku duduk di sisinya, kemudian ia berkata; wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sesungguhnya suamiku hendak pergi membawa anakku, sementara ia telah membantuku mengambil air dari sumur Abu 'Inabah, dan ia telah memberiku manfaat. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Undilah anak tersebut!" kemudian suaminya berkata; siapakah yang akan menyelisihiku mengenai anakku? Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Ini adalah ayahmu dan ini adalah ibumu, gandenglah tangan salah seorang diantara mereka yang engkau kehendaki!" kemudian ia menggandengang tangan ibunya, lalu wanita tersebut pergi membawanya.

AbuDaud:1939

Telah menceritakan kepada kami [Al Abbas bin Abdul 'Azhim], telah menceritakan kepada kami [Abdul Malik bin 'Amr], telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Muhammad] dari [Yazid bin Al Had], dari [Muhammad bin Ibrahim], dari [Nafi' bin 'Ujair] dari [ayahnya] dari [Ali] radliallahu 'anhu, ia berkata; Zaid bin Haritsah pergi menuju Mekkah dan datang membawa anak wanita Hamzah, kemudian Ja'far berkata; aku akan mengambilnya, aku lebih berhak terhadapnya ia adalah anak pamanku, dan bibinya (dari pihak ibu) adalah isteriku, sesungguhnya bibi dari pihak ibu adalah sama dengan seorang ibu. Kemudian Ali berkata; aku lebih berhak terhadapnya, ia adalah anak pamanku dan anak Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah isteriku, dan ia lebih berhak terhadapnya. Kemudian Zaid berkata; aku lebih berhak terhadapnya, aku keluar dan pergi menuju kepadanya, dan datang membawanya. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu menyebutkan sebuah hadits, beliau berkata; adapun anak itu aku putuskan untuk Ja'far, ia akan bersama bibinya, sesungguhnya bibi dari pihak ibu adalah seperti ibu. Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Isa], telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Abu Farwah] dari [Abdurrahman bin Abu Laila] dengan hadits ini tidak secara sempurna. Ia berkata; dan beliau memutuskan anak tersebut untuk Ja'far, beliau berkata: "Sesungguhnya bibinya dari pihak ibu adalah isterinya." Telah menceritakan kepada kami ['Abbad bin Musa] bahwa [Isma'il bin Ja'far], ia telah menceritakan kepada mereka dari [Israil] dari [Abu Ishaq] dari [Hani`] dan [Hubairah] dari [Ali], ia berkata; kami keluar dari Mekkah, dan kami diikuti anak wanita Hamzah, ia memanggil; wahai paman, wahai paman! Kemudian Ali mengambilnya dan menggandeng tangannya. Ia berkata (kepada Fathimah); ambillah anak pamanmu! Kemudian Fathimah menggendongnya. Ali menceritakan hadits ini, ia berkata; Ja'far berkata; ia adalah anak pamanku dan bibinya dari pihak ibu adalah isteriku. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memutuskan bahwa anak tersebut adalah menjadi hak bibinya dari pihak ibu, dan beliau berkata; ibu dari pihak ibu adalah seperti ibu.

AbuDaud:1940

Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Khalid Ar Ramli], Telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Salamah] dari [Fathimah binti Qais] ia telah mengabarkan kepadanya bahwa ia dahulu adalah isteri Abu Hafsh bin Al Mughirah, dan Abu Hafsh bin Al Mughirah telah mencerainya ketiga kalinya, dan Fathimah mengaku bahwa ia datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam serta meminta fatwa kepada beliau mengenai keluarnya dia dari rumahnya. Lalu beliau memerintahkannya agar berpindah ke rumah Ibnu Ummi Maktum orang yang buta. Lalu Marwan menolak mempercayai hadits Fathimah mengenai keluarnya wanita yang dicerai dari rumahnya. 'Urwah berkata; dan Aisyah radliallahu 'anha mengingkari Fathimah binti Qais. Abu Daud berkata; begitu pula hadits tersebut diriwayatkan oleh [Shalih bin Kaisan], serta [Ibnu Juraij], dan [Syu'aib bin Abu Hamzah] seluruh mereka berasal dari [Az Zuhri]. Abu Daud berkata; dan Syu'aib bin Abu Hamzah, sedangkan nama Abu Hamzah adalah Dinar, ia adalah mantan budak Ziyad.

AbuDaud:1946

Telah menceritakan kepada kami [Makhlad bin Khalid], Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] dari [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari ['Ubaidullah], ia berkata; Marwan mengirim utusan kepada [Fathimah] untuk bertanya kepadanya, kemudian Fathimah mengabarkan kepadanya bahwa ia dahulu adalah isteri Abu Hafsh, dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengangkat Ali bin Abu Thalib sebagai pemimpin sebagian (wilayah) Yaman, kemudian suaminya keluar bersamanya dan mengirimkan utusan membawa penceraiannya yang tersisa, dan memerintahkan 'Ayyasy bin Abu Rabi'ah serta Al Harits bin Hisyam agar memberikan nafkah kepadanya. Mereka berdua mengatakan; demi Allah ia tidak memiliki hak nafkah kecuali ia dalam keadaan hamil. Kemudian Fathimah datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau berkata; engkau tidak memiliki hak nafkah, kecuali apabila engkau sedang hamil. Fathimah meminta izin untuk pindah, lalu beliau mengizinkannya. Fathimah berkata; kemana aku pindah wahai Rasulullah? Beliau berkata; Rumah Ibnu Ummi Maktum. Ia adalah orang yang buta, ia dapat meletakkan pakaiannya di rumah Ibnu Ummi Maktum sementara ia tidak melihatnya. Fathimah tetap ada di sana hingga 'iddahnya habis. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menikahkannya dengan Usamah, kemudian Qabishah kembali kepada Marwan dan mengabarkan hal tersebut kepadanya. Marwan berkata; kami tidak mendengar hadits ini kecuali dari seorang wanita dan kami akan mengambil sesuatu yang dipercaya yang kami dapati orang-orang ada padanya. Fathimah berkata ketika hal tersebut sampai kepadanya; antaraku dan kalian terdapat Kitab Allah, Allah ta'ala berfirman: "maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya (yang wajar) " hingga firmanNya: "Kamu tidak mengetahui barangkali Allah mengadakan sesudah itu sesuatu hal yang baru." Ia berkata; sesuatu apakah yang akan Allah adakan setelah tiga kali perceraian? Abu Daud berkata; dan begitu juga hadits tersebut diriwayatkan oleh [Yunus] dari [Az Zuhri], adapun [Az Zubaidi], maka ia telah meriwayatkan dua hadits semuanya, yaitu hadits 'Ubaidullah yang seperti makna hadits Ma'mar, serta hadits [Abu Salamah] yang seperti makna hadits 'Uqail. Dan hadits tersebut diriwayatkan oleh [Muhammad bin Ishaq] dari [Az Zuhri] bahwa [Qabishah bin Dzuaib] telah menceritakan kepadanya secara makna yang menunjukkan kepada hadits 'Ubaidullah bin Abdullah ketika ia berkata; kemudian Qabishah kembali kepada Marwan dan mengabarkan hal tersebut kepadanya.

AbuDaud:1947

Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Daud], telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb], telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Abu Az Zinad] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [ayahnya], ia berkata; [Aisyah radliallahu 'anha] telah mencela hal tersebut dengan keras, yaitu mencela hadits Fathimah binti Qais. Ia berkata; sesungguhnya Fathimah dahulu berada di tempat yang asing sehingga dikhawatirkan atas dirinya. Oleh karena itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberikan keringanan kepadanya. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Katsir, telah mengabarkan kepada kami Sufyan dari Abdurrahman bin Al Qasim dari ayahnya dari 'Urwah bin Az Zubair bahwa Aisyah ditanya; bagaimana pendapatmu mengenai perkataan Fathimah? Ia berkata; ketahuilah bahwa tidak ada kebaikan baginya dalam hal tersebut. Telah menceritakan kepada kami Harun bin Zaid, telah menceritakan kepada kami ayahku, dari Sufyan, dari Yahya bin Sa'id dari Sulaiman bin Yasar mengenai keluarnya Fathimah, ia berkata; sesungguhnya hal tersebut termasuk diantara keburukan akhlaq.

AbuDaud:1949

Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi], dari [Malik] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Al Qasim bin Muhammad] serta [Sulaiman bin Yasar] bahwa ia mendengar mereka berdua menyebutkan bahwa Yahya bin Al 'Ash telah mencerai anak wanita Abdurrahman bin Al Hakam sama sekali. Kemudian Abdurrahman memindahnya, lalu [Aisyah] radliallahu 'anha mengirimkan surat kepada Marwan bin Al Hakam yang merupakan pemimpin Madinah, Aisyah berkata; bertakwalah kepada Allah, dan kembalikan wanita tersebut kerumahnya! Kemudian Marwan berkata dalam hadits Sulaiman; sesungguhnya aku tidak mampu mencegah Abdurrahman. Dan Marwan di dalam hadits Al Qasim berkata; tidakkah telah sampai kepadamu permasalahan mengenai Fathimah binti Qais? Aisyah berkata; tidak mengapa engkau tidak mengingat hadits Fathimah. Marwan berkata; apabila menurutmu hal tersebut adalah buruk maka cukuplah bagimu, keburukan yang akan terjadi pada mereka berdua (apabila anak Abdurrahman tinggal di rumah Yahya bin Al 'Ash).

AbuDaud:1950

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Abdullah bin Yunus], telah menceritakan kepada kami [Zuhair], telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin Burqan], telah menceritakan kepada kami [Maimun bin Mihran], ia berkata; aku datang ke Madinah, kemudian aku didorong untuk pergi kepada [Sa'id bin Al Musayyab], kemudian aku katakan; Fathimah binti Qais dicerai kemudian ia keluar dari rumahnya. Kemudian Sa'id berkata; ia adalah seorang wanita yang mengfitnah manusia, dahulu ia adalah orang yang melukai manusia dengan lisannya, kemudian ia ditempatkan di rumah Ibnu Ummi Maktum orang yang buta.

AbuDaud:1951

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Muhammad Al Marwazi], telah menceritakan kepadaku [Ali bin Al Husain bin Waqid] dari [ayahnya], dari [Yazid An Nahwi], dari [Ikrimah], dari [Ibnu Abbas]: "Dan orang-orang yang akan meninggal dunia di antara kamu dan meninggalkan isteri, hendaklah berwasiat untuk isteri-isterinya, (yaitu) diberi nafkah hingga setahun lamanya dan tidak disuruh pindah (dari rumahnya)." Kemudian hal tersebut dihapus dengan ayat mengenai warisan dengan bagian yang telah Allah tentukan bagi mereka, yaitu seperempat dan seperdelapan. Dan waktunya satu tahun digantikan menjadi empat bulan sepuluh hari.

AbuDaud:1953

Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi], dari [Malik] dari [Abdullah bin Abu Bakr] dari [Humaid bin Nafi'] dari [Zainab] berkata; dan saya mendengar [Ibuku yaitu Ummu Salamah] berkata; seorang wanita telah datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berakata; wahai Rasulullah, sesungguhnya anak wanitaku telah ditinggal mati suaminya dan ia sedang sakit mata, apakah aku boleh untuk mencelakinya? Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya 'Iddah itu empat bulan sepuluh hari dan salah satu dari mereka dilempari kotoran binatang di penghujung tahun." Humaid berkata; kemudian saya katakan kepada Zainab; kenapa ia melempar kotoran binatang pada penghujung tahun? Zainab berkata; seorang wanita apabila ditinggal mati suaminya ia masuk ke rumah kecil dan buruk, memakai pakaian yang terburuk serta tidak mengusap minyak wangi atau apapun hingga lewat satu tahun. Kemudian didatangkan kepadanya binatang, keledai atau kambing atau burung kemudian ia memegangnya, jarang sekali ia menyentuh sesuatu kecuali sesuatu tersebut akan mati. Kemudian ia keluar dan diberi kotoran binatang kemudian ia melemparkannya dan kembali memakai setelah itu apa saja yang ia kehendaki berupa minyak wangi atau yang lainnya. Abu Daud berkata; Hifsy adalah rumah kecil.

AbuDaud:1956

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah Al Qa'nabi], dari [Malik] dari [Sa'd bin Ishaq bin Ka'bin bin 'Ajrah] dari [bibinya yaitu Zainab binti Ka'bin bin 'Ajrah] bahwa [Al Furai'ah binti Malik bin Sinan] yang merupakan saudari Abu Sa'id Al Kudri telah mengabarkan kepadanya bahwa ia datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meminta izin kepada beliau untuk kembali kepada keluarganya di antara Bani Khudrah, karena suaminya keluar mencari beberapa budaknya yang melarikan diri hingga setelah mereka berada di Tharaf Al Qadum ia bertemu dengan mereka lalu mereka membunuhnya. Aku meminta izin kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk kembali kepada keluargaku, karena ia tidak meninggalkanku ada dalam tempat tinggal yang ia miliki dan tidak memberikan nafkah. Ia berkata; kemudian aku keluar hingga setelah sampai di sebuah ruangan atau di masjid, beliau memanggilku dan memerintahkan agar aku datang. Kemudian aku beliau berkata: "Apa yang engkau katakan?" kemudian aku kembali menyebutkan kisah yang telah saya sebutkan, mengenai keadaan suamiku. Ia berkata; lalu beliau berkata: "Tinggallah di rumahmu hingga selesai masa 'iddahmu." Ia berkata; kemudian aku ber'iddah di tempat tersebut selama empat puluh bulan sepuluh hari. Ia berkata; kemudian tatkala Utsman mengirimkan surat kepadaku, ia bertanya mengenai hal tersebut, lalu aku khabarkan kepadanya, lalu ia mengikutinya dan memberikan keputusan dengannya.

AbuDaud:1957

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih], telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb], telah mengabarkan kepadaku [Makhramah] dari [ayahnya], ia berkata; saya mendengar [Al Mughirah bin Adh Dhahhak] berkata; telah mengabarkan kepadaku [Ummu Hakim binti Usaid] dari [ibunya] bahwa [suaminya] telah meninggal dunia dan ia sedang sakit mata, lalu ia bercelak menggunakan itsmid, kemudian ia berkata; janganlah engkau bercelak menggunakannya kecuali karena suatu perkara yang tidak bisa dihindari dan darurat, maka engkau bercelak pada malam hari, dan engkau hilangkan pada siang hari. Kemudian [Ummu Salamah] berkata pada saat itu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah menemuiku ketika Abu Salamah meninggal dan aku telah memakai shabir pada mataku. Kemudian beliau berkata; apa ini wahai Ummu Salamah? Lalu aku katakan; itu adalah shabir wahai Rasulullah, tidak ada padanya minyak wangi. Beliau berkata; sesungguhnya itu akan dapat meremajakan wajah, maka janganlah engkau memakainya kecuali pada malam hari, dan menghilangkannya pada siang hari. Dan janganlah engkau bersisir menggunakan minyak wangi serta pacar, karena sesungguhnya hal itu merupakan semir. Ummu Salamah berkata; aku katakan; dengan apakah aku bersisir wahai Rasulullah? Beliau berkata; dengan daun bidara, dengannya menutupi rambutmu.

AbuDaud:1961

Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Daud Al Mahri], telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb], telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab], telah menceritakan kepadaku ['Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah] bahwa [ayahnya] menulis surat kepada [Umar bin Abdullah bin Al Arqam Az Zuhri] memerintahkan kepadanya agar menemui [Subai'ah binti Al Harits Al Aslamiyyah], kemudian bertanya kepadanya mengenai haditsnya, dan mengenai apa yang dikatakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepadanya ketika ia meminta fatwa kepada beliau. Kemudian Umar bin Al Khathab bin Abdullah menulis surat kepada Abdullah bin 'Utbah mengabarkan kepadanya bahwa Subai'ah telah mengabarkan kepadanya bahwa ia dahulu adalah isteri Sa'd bin Haulah sementara ia termasuk diantara Bani 'Amir bin Luai, dan ia termasuk diantara orang-orang yang menghadiri perang Badr. Kemudian ia meninggal pada Haji Wada' sementara Subai'ah sedang hamil, dan tidak lama kemudian ia melahirkan kandungannya setelah kematian suaminya. Kemudian tatkala ia telah selesai dari nifasnya maka ia berhias diri untuk orang-orang yang akan meminang. Kemudian Abu As Sanabil bin Ba'kak yang merupakan seorang laki-laki dari Bani Abdu Ad Dar menemuinya dan berkata; ada apa aku melihatmu berhias diri? Kemungkinan engkau ingin menikah. Demi Allah engkau tidak boleh menikah hingga berlalu empat bulan sepuluh hari. Subai'ah berkata; kemudian tatkala ia mengatakan hal tersebut kepadaku maka aku kumpulkan pakaianku pada sore hari kemudian aku mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya kepadanya mengenai hal tersebut. Lalu beliau memberiku fatwa bahwa aku telah halal ketika telah melahirkan kandunganku dan beliau memerintahkanku untuk menikah apabila aku menginginkan. Ibnu Syihab berkata; saya melihat tidak mengapa ia menikah ketika telah melahirkan, walaupun ia masih kena darah hanya saja ia tidak didekati oleh suaminya hingga ia bersih.

AbuDaud:1962

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Muhammad bin Syabbuwaih], telah menceritakan kepadaku [Ali bin Husain bin Waqid] dari [ayahnya] dari [Yazid An Nahwi] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas]: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu." Dahulu orang-orang pada zaman Nabi shallallahu 'alaihi wasallam apabila mereka melakukan Shalat Isya` haram atas mereka untuk makan dan minum serta bercampur dengan isteri, dan mereka berpuasa hingga besok. Kemudian terdapat seseorang tidak dapat menahan hawa nafsunya kemudian ia mencampuri isterinya setelah melakukan Shalat 'Isya` dan belum berbuka. Kemudian Allah 'azza wajalla hendak menjadikan hal tersebut sebagai kemudahan bagi waktu yang selanjutnya serta sebagai keringanan dan manfaat. Allah Yang Maha Suci berfirman: "Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu." Dan hal ini termasuk diantara manfaat yang Allah berikan kepada manusia dan Allah beri keringanan serta kemudahan bagi mereka.

AbuDaud:1969

Telah menceritakan kepada kami [Nashr bin Ali bin Nashr Al Jahdhami], telah mengabarkan kepada kami [Abu Ahmad], telah mengabarkan kepada kami [Israil] dari [Abu Ishaq], dari [Al Bara`], ia berkata; dahulu seseorang apabila telah berpuasa ia tidur dan tidak makan hingga keesokan hari. Sesungguhnya Shirmah bin Qais Al Anshari datang kepada isterinya dan ia dalam keadaan berpuasa, ia berkata; apakah engkau memiliki sesuatu? Isterinya berkata; tidak, mungkin aku bisa pergi dan mencari sesuatu untukmu. Kemudian ia pergi dan Shirmah telah tertidur, lalu isterinya datang dan berkata; merugi engkau. Kemudian sebelum tengah hari ia pingsan, dan ia pada hari itu sedang bekerja di lahan tanahnya. Kemudian ia menyebutkan hal tersebut kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian turunlah ayat: "Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu." Beliau membacanya hingga firmannya: "yaitu fajar."

AbuDaud:1970

Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Daud Al 'Ataki], telah menceritakan kepada kami [Hammad], telah menceritakan kepada kami [Ayyub], dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Satu bulan adalah dua puluh sembilan, maka janganlah kalian berpuasa hingga melihatnya dan janganlah berbuka (berhari raya) hingga melihatnya, kemudian apabila tertutup awan maka hitunglah tiga puluh." Sulaiman berkata; dan Ibnu Umar apabila Bulan Sya'bah adalah dua puluh sembilan maka ia berpuasa, apabila terlihat maka itulah Ramadhan, dan apabila tidak terlihat dan tidak terhalangi oleh awan serta debu maka pagi harinya ia dalam keadaan berbuka, dan apabila terhalang awan atau debu untuk melihatnya maka di pagi hari dalam keadaan berpuasa. Ia berkata; dan Ibnu Umar berbuka bersama orang-orang dan tidak mengambil perhitungan ini. Telah menceritakan kepada kami [Humaid bin Mas'adah], telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahhab], telah menceritakan kepadaku [Ayyub], ia berkata; [Umar bin Abdul Aziz] menulis surat kepada penduduk Bashrah mengatakan; telah sampai kepada kami dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam …. Seperti hadits tersebut Ibnu Umar, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Ia menambahkan; dan sesungguhnya sebaik-baik hitungan adalah apabila kami melihat Hilal Sya'ban demikian dan demikian maka puasa insya Allah demikian dan demikian, kecuali apabila kalian melihat Hilal sebelum itu.

AbuDaud:1976

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il], telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ja'far], telah mengabarkan kepadaku [Muhammad bin Abu Harmalah], telah mengabarkan kepadaku [Kuraib], bahwa Ummu Al Fadhl binti Al Harits telah mengutusnya pergi kepada Mu'awiyah di Syam. Ia berkata; aku datang ke Syam, dan menunaikan keperluannya, kemudian telah nampak hilal Ramadhan sementara aku berada di Syam. Kami melihat hilal pada malam Jum'at kemudian aku datang ke Madinah pada akhir bulan. Lalu Ibnu Abbas bertanya kepadaku. -kemudian ia menyebutkan hilal. Kemudian [Ibnu Abbas] berkata; kapan kalian melihat hilal? Aku katakan; aku melihatnya pada malam Jum'at. Ia berkata; apakah engkau melihatnya? Aku katakan; ya, dan orang-orang melihatnya. Mereka berpuasa dan Mu'awiyah pun berpuasa. Ibnu Abbas berkata; akan tetapi kami melihatnya pada malam sabtu, dan kami masih berpuasa hingga kami menyempurnakan tiga puluh hari atau kami melihat hilal. Aku katakan; tidakkah engkau cukup dengan (ru`yah) yang dilihat Mu'awiyah dan puasanya? Ia berkata; tidak, demikianlah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kami.

AbuDaud:1985

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id], telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Muhammad], ia berkata; 'Abbad bin Katsir datang ke Madinah kemudian ia datang ke Majelis Al 'Ala` dan menggandeng tangannya dan mengajaknya berdiri, kemudian berkata; ya Allah, orang ini telah menceritakan dari [ayahnya] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Apabila telah berlalu setengah dari bulan Sya'ban, maka janganlah kalian berpuasa!" kemudian [Al 'Ala`] berkata; ya Allah, sesungguhnya [ayahku] telah menceritakan kepadaku dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti itu. Abu Daud berkata; hadits tersebut diriwayatkan oleh [Ats Tsuri], [Syibl bin Al 'Ala`], [Abu 'Umais], serta [Zuhair bin Muhammad], dari [Al 'Ala`]. Abu Daud berkata; dan Abdurrahman tidak menceritakannya. Aku katakan kepada Ahmad; mengapa ia mengatakan menurutnya bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyambung Sya'ban dengan Ramadhan sementara Abu Hurairah mengatakan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sesuatu yang menyelisihinya? Abu Daud berkata; menurutku hal ini tidaklah menyelisihinya, dan tidak ada yang meriwayatkannya selain Al 'Ala` dari ayahnya.

AbuDaud:1990

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdurrahim Abu Yahya Al Bazzaz], telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Sulaiman], telah menceritakan kepada kami ['Abbad], dari [Abu Malik Al Asyja'i], telah menceritakan kepada kami [Husain bin Al Harits Al Jadali] yang berasal dari Jadilah Qais, bahwa Amir Mekkah telah berkhutbah, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwasiat kepada kami agar berkurban ketika melihat hilal, dan apabila kami tidak melihatnya dan terdapat dua orang adil yang bersaksi maka kami berkurban dengan persaksian mereka berdua. Kemudian aku bertanya kepada Al Husain bin Al Harits, siapakah Amir Mekkah tersebut? Ia berkata; saya tidak tahu. Kemudian ia bertemu denganku setelah itu dan berkata; ia adalah [Al Harits bin Hathib] saudara Muhammad bin Hathib. Kemudian Amir tersebut berkata; sesungguhnya diantara kalian terdapat orang yang lebih mengetahui mengenai Allah dan rasulNya daripada diriku. Dan orang ini telah menyaksikan hal ini dari Rasulullah shallallahu wa'alaihi wa sallam. Amir tersebut menunjuk dengan tangannya kepada seorang laki-laki. Al Husain berkata; aku bertanya kepada orang tua yang ada di sampingku; siapakah orang yang ditunjuk oleh Amir tersebut? Ia berkata; orang ini adalah Abdullah bin Umar, dan Amir tersebut benar. Ia adalah orang yang lebih tahu mengenai Allah daripada dirinya. Ibnu Umar berkata; demikianlah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kami.

AbuDaud:1991

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad], serta [Khalaf bin Hisyam Al Muqri`], mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Manshur] dari [Rib'i bin Hirasy] dari [seorang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam], ia berkata; orang-orang berselisih mengenai akhir hari Ramadhan. Kemudian terdapat dua orang badui yang datang dan memberikan persaksian di hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan nama Allah, sungguh mereka telah menyaksikan Hilal kemarin sore. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan orang-orang agar berbuka. Khalaf menambahkan dalam haditsnya; dan agar mereka pergi ke lapangan.

AbuDaud:1992

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Bakkar bin Ar Rayyan], telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin Abu Tsaur], dan telah diriwayatkan dari jalur yang lain: Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali], telah menceritakan kepada kami [Al Husain Al Ju'fi] dari [Zaidah] secara makna, dari [Simak], dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas], ia berkata; seorang badui telah datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; sesungguhnya aku telah melihat Hilal -Al Hasan dalam haditsnya mengatakan; yaitu Hilal Ramadhan-, kemudian beliau berkata; apakah engkau bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah disembah kecuali Allah? Ia berkata; ya. Beliau berkata; apakah engkau bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasulullah? Ia berkata; ya. Beliau berkata; wahai Bilal, umumkan kepada orang-orang agar mereka berpuasa besok.

AbuDaud:1993

Telah menceritakan kepada kami ['Amr bin Muhammad An Naqid], telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Khalid Al Khayyath], telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah bin Shalih] dari [Yunus bin Saif], dari [Al Harits bin Ziyad] dari [Abu Ruhm] dari [Al 'Irbadh bin Sariyah], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengundangku untuk makan sahur pada Bulan Ramadhan, beliau berkata; "Kemarilah untuk makan siang yang mendapat berkah!"

AbuDaud:1997

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus], telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Dzi`bin], dari [Al Maqburi], dari [ayahnya] dari [Abu Hurairah], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan palsu dan pengamalannya, maka Allah tidak butuh ia meninggalkan makan dan minumnya." Ahmad berkata; aku memahami sanadnya dari Ibnu Abu Dzi`bin, dan seseorang yang ada di sampingku yang aku kira adalah anak saudaranya telah memahamkan hadits tersebut kepadaku.

AbuDaud:2015

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Humaid bin Abdurrahman] dari [Abu Hurairah] bahwa seorang laki-laki telah berbuka pada Bulan Ramadhan, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkannya agar memerdekakan budak atau berpuasa dua bulan berturut-turut atau memberi makan enam puluh orang miskin. Ia berkata; aku tidak mendapatinya. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Duduklah!" Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diberi keranjang yang berisi kurma, kemudian beliau berkata; ambillah ini. Dan bersedekahlah dengannya! Kemudian orang tersebut berkata; wahai Rasulullah, tidak ada seorang pun yang lebih membutuhkan daripada diriku. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tertawa hingga nampak gigi-gigi taring beliau. Dan beliau berkata kepadanya; "Makanlah!" Abu Daud berkata; hadits tersebut diriwayatkan oleh [Ibnu Juraij] dari [Az Zuhri] seperti lafazh Malik; bahwa seorang laki-laki telah berbuka… dan padanya ia menyebutkan: "atau engkau membebaskan budak, atau berpuasa dua bulan berturut-turut atau memberi makan enam orang miskin." Telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin Musafir], telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Fudaik], telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Sa'd] dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman] dari [Abu Hurairah], ia berkata; seorang laki-laki telah datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ia telah berbuka pada Bulan Ramadhan dengan hadits ini. Ia berkata; kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diberi kerangjang yang berisi kurma seukuran lima belas sha'. Dalam hadits tersebut beliau mengatakan; makanlah engkau dan penghuni rumahmu dan berpuasalah satu hari dan mintalah ampun kepada Allah.

AbuDaud:2043

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il], telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Ayyub] dan [Habib] serta [Hisyam], dari [Muhammad bin Sirin] dari [Abu Hurairah], ia berkata; seseorang telah datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; wahai Rasulullah, sesungguhnya aku telah makan dan minum karena lupa sementara aku sedang berpuasa. Kemudian beliau berkata: "Allah telah memberimu makan dan minum."

AbuDaud:2046

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad], telah menceritakan kepada kami [Abu 'Uwanah], dari [Manshur], dari [Mujahid] dari [Thawus] dari [Ibnu Abbas], ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam keluar dari Madinah menuju ke Mekkah hinggga sampai ke 'Usfan, kemudian beliau meminta bejana dan mengangkatnya ke mulut beliau agar orang-orang melihatnya. Dan hal tersebut terjadi pada Bulan Ramadhan. Ibnu Abbas berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah berpuasa dan berbuka, barangsiapa yang berkehendak maka ia berpuasa dan barangsiapa yang berkehendak maka ia berbuka.

AbuDaud:2052

Telah menceritakan kepada kami [Syaiban bin Farrukh], telah menceritakan kepada kami [Abu Hilal Ar Rasibi], telah menceritakan kepada kami [Ibnu Sawadah Al Qusyairi] dari [Anas bin Malik] mengatakan; terdapat seorang laki-laki dari Bani Abdullah bin Ka'bin saudara Bani Qusyair, ia berkata; para penunggang kuda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menyerang kaum kami, kemudian aku sampai -atau ia mengatakan; aku pergi- kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sementara beliau sedang makan. Kemudian beliau berkata: "Duduklah dan makanlah sebagian makanan kami ini!" kemudian aku katakan; saya sedang berpuasa. Beliau berkata: "Duduklah! Aku ceritakan kepadamu mengenai shalat dan puasa. Sesungguhnya Allah ta'ala telah menggugurkan setengah shalat serta puasa dari seorang musafir, wanita yang menyusui dan wanita yang hamil." Demi Allah, beliau telah mengatakan keduanya semua atau salah satu dari keduanya. Ia berkata; hatiku membisikkan agar aku tidak makan sebagian dari makanan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

AbuDaud:2056

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad], telah menceritakan kepada kami [Al Mu'tamir] dari ['Ubaidullah] dari [Nafi'] bahwa [Ibnu Umar] pernah keluar menuju sebuah hutan dan tidak berbuka dan tidak mengqashar.

AbuDaud:2061

Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb], dan [Musaddad] mereka berdua berkata; telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid], dari [Ghailan bin Jarir], dari [Abdullah bin Ma'bad Az Zimmani] dari [Abu Qatadah], bahwa seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; wahai Rasulullah, bagaimana anda berpuasa? Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam marah karena ucapannya tersebut. Kemudian tatkala Umar melihat hal tersebut ia berkata; kami ridha kepada Allah sebagai Tuhan, dan Islam sebagai agama, serta Muhammad sebagai nabi. Kami berlindung kepada Allah dari kemurkaanNya dan kemarahan rasulNya. Umar terus mengulangi ucapan tersebut hingga berhenti kemarahan Rasulullah shallallahu wa'alaihi wa sallam. Kemudian ia berkata; wahai Rasulullah, bagaimana dengan orang yang berpuasa setahun penuh? Beliau berkata; ia tidak berpuasa dan tidak berbuka. Musaddad berkata; Musaddad berkata; maka ia belum berpuasa dan belum berbuka, atau tidak berpuasa dan tidak berbuka. Ghailan merasa ragu. Umar berkata; wahai Rasulullah, bagaimana dengan orang yang berpuasa dua hari dan berbuka satu hari? Beliau berkata: "Apakah ada orang yang mampu melakukan hal tersebut?" Ia berkata; wahai Rasulullah, bagaimana dengan orang yang berpuasa satu hari dan berbuka satu hari? Beliau berkata: "Itu adalah puasa Daud." Ia berkata; wahai Rasulullah, bagaimana dengan orang yang berpuasa satu hari dan berbuka dua hari? Beliau berkata: "Aku ingin diberikan kemampuan melakukan hal tersebut." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Puasa tiga hari setiap hari setiap bulan, dan Ramadhan hingga Ramadhan yang lain ini adalah puasa setahun penuh. Dan puasa Hari 'Arafah aku berharap kepada Allah agar menggugurkan dosa satu tahun yang sebelumnya, serta satu tahun setelahnya, dan puasa Hari 'Asyura` aku berharap kepada Allah agar menghapuskan dosa sebelumnya." Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il], telah menceritakan kepada kami [Mahdi] telah menceritakan kepada kami [Ghailan] dari [Abdullah bin Ma'bad Az Zimmani] dari [Abu Qatadah] dengan hadits ini. Ia menambahkan; Umar berkata; wahai Rasulullah, bagaimana pendapat anda mengenai puasa hari Senin dan hari Kamis? Beliau berkata; padanya aku dilahirkan dan padanya Al Qur'an di turunkan kepadaku.

AbuDaud:2071

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il], telah menceritakan kepada kami [Aban], telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Umar bin Abu Al Hakam bin Tsauban] dari [mantan budak Qudamah bin Mazh'un] dari [mantan budak Usamah bin Zaid], bahwa ia pernah pergi bersama Usamah menuju bukit Al Qura untuk mencari hartanya, ia berpuasa pada hari Senin dan Kamis. Kemudian mantan budaknya berkata; kenapa engkau berpuasa pada Hari Senin dan Kamis? Dan ia ditanya mengeani hal tersebut, lalu ia berkata; sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Sesungguhnya amalan para hamba disampaikan pada hari Senin dan Kamis." Abu Daud berkata; demikianlah yang dikatakan oleh Hisyam Ad Dastuwai dari Yahya dari Umar bin Abu Al Hakam.

AbuDaud:2080

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah], telah menceritakan kepada kami [Waki'], telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Abu Shalih], dan [Mujahid], serta [Muslim Al Bathin] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada hari, amal shalih padanya yang lebih Allah cintai daripada sepuluh hari (Dzul Hijjah)." Mereka berkata; wahai Rasulullah, tidak pula berjihad di jalan Allah? Beliau berkata: "Tidak pula berjihad di jalan Allah, kecuali seorang laki-laki yang keluar dengan jiwa dan hartanya kemudian tidak kembali membawa sesuatupun."

AbuDaud:2082

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal], serta [Muhammad bin Isa], dan [Musaddad], pengabaran ada dalam hadits Ahmad, mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan], ia berkata; saya mendengar ['Amr] berkata; telah mengabarkan kepadaku ['Amr bin Aus], ia mendengarnya dari [Abdullah bin 'Amr], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadaku: "Puasa yang paling Allah ta'ala senangi adalah puasa Daud, dan shalat yang Allah ta'ala senangi adalah shalat Daud, ia tidur setengahnya dan melakukan shalat sepertiganya, dan tidur seperenamnya, dan beliau berbuka satu hari dan berpuasa satu hari."

AbuDaud:2092

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah], telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Al A'masy] dari [Abu Shalih], dari [Abu Sa'id], ia berkata; seorang wanita telah datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sementara kami berada di sisi beliau, kemudian wanita tersebut berkata; wahai Rasulullah, sesungguhnya suamiku yaitu Shafwan bin Al Mu'aththal memukulku apabila aku melakukan shalat dan ia memberiku makan untuk berbuka apabila aku berpuasa, dan ia tidak melakukan shalat Fajar hingga matahari terbit. Abu Said berkata; sedangkan Shafwan berada di sisinya. Kemudian dia menanyakan apa yang telah dikatakan wanita tersebut. Shafwan berkata; "Wahai Rasulullah, pengaduannya bahwa dia memukulku jika saya shalat, itu karena dia membaca dua surat yang telah saya larang. Jika saja dia mau membaca satu surat saja yaitu An Nas, maka cukuplah hal itu. Sedangkan dia menyuruhku berbuka, itu karena dia pergi dan berpuasa, padahal saya adalah seseorang yang masih muda, maka saya tidak akan bisa bersabar." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda pada saat itu: "Janganlah seorang istri berpuasa kecuali dengan izin dari suaminya." "Sedangkan pengaduan bahwa dia tidak shalat sehingga matahari terbit, karena kami adalah para penghuni rumah, dan hal itu sudah dimaklum bahwa kami bangun pada saat mendekati matahari terbit." Beliau bersabda: "Jika kamu telah bangun maka shalatlah." Abu Daud berkata; dan telah meriwayatkan juga [Hammad] yaitu Ibnu Salamah, dari [Humaid] atau [Tsabit], dari [Abu Al Mutawakkil].

AbuDaud:2103

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad], telah menceritakan kepada kami [Sufyan], dari [Abu Az Zinad], dari [Al A'raj], dari [Abu Hurairah], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila salah seorang diantara kalian diundang untuk makan sementara ia sedang berpuasa, hendaknya ia mengatakan; saya sedang berpuasa."

AbuDaud:2105

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr], serta [Utsman] keduanya adalah anak Abu Syaibah, mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Syarik] dari [Al Miqdad bin Syuraih], dari [ayahnya], ia berkata; aku bertanya kepada [Aisyah], radliallahu 'anha mengenai kehidupan nomaden, lalu Aisyah berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah keluar menuju menuju dataran tinggi ini dan beliau menginginkan kehidupan nomaden kembali, lalu beliau mengirimkan seekor unta yang belum dinaiki dan belum digunakan dari unta zakat. Beliau berkata kepadaku: "Wahai Aisyah, bersikaplah lembut, sesungguhnya kelembutan tidaklah ada pada sesuatu kecuali akan menghiasinya dan tidaklah tercabut dari sesuatu melainkan akan memberikan aib padanya."

AbuDaud:2119

Telah menceritakan kepada kami [Haiwah bin Syuraih Al Hadhrami], telah menceritakan kepada kami [Baqiyyah], telah menceritakan kepadaku [Bahir], dari [Khalid] yaitu Ibnu Ma'dan dari [Ibnu Abu Qutailah] dari [Ibnu Hawalah], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Keadaannya sampai kalian menjadi tentara-tentara yang terpisah-pisah, pasukan di Syam, pasukan di Yaman, dan pasukan di Irak." Ibnu Hawalah berkata; pilihkan (tempat terbaik) untukku wahai Rasulullah apabila aku mendapati hal tersebut! Beliau berkata: "Hendaknya kalian menetap di Syam karena sesungguhnya Syam adalah bumi Allah yang paling terpilih, Allah memilih hamba-hamba pilihannya menuju kepadanya. Adapun jika kalian menolak maka hendaknya kalian menetap di Yaman, dan minumlah dari telaganya, karena sesungguhnya Allah telah menjamin untukku Negeri Syam dan penduduknya."

AbuDaud:2124

Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Daud Al 'Ataki], telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid], dari [Yahya bin Sa'id] dari [Muhammad bin Yahya bin Habban] dari [Anas bin Malik], ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Ummu Haram binti Milhan], saudara Ummu Sulaim bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidur siang di rumah mereka, kemudian beliau terbangun dan tertawa, Ummu Haram berkata; lalu aku katakan; wahai Rasulullah, apakah yang membuat engkau tertawa? Beliau berkata: "Aku melihat sebuah kaum yang mengarungi laut ini seperti para raja di atas dipan-dipan." Ia berkata; aku katakan; wahai Rasulullah, doakan kepada Allah agar menjadikanku bagian dari mereka! Beliau berkata: "Sesungguhnya engkau bagian dari mereka." Ummu Haram berkata; kemudian beliau tidur lalu terbangun dan tertawa. Ummu Haram berkata; lalu aku katakan; wahai Rasulullah, apakah yang membuat engkau tertawa? Kemudian beliau mengatakan seperti apa yang telah beliau katakan. Ia berkata; aku katakan; wahai Rasulullah, doakan kepada Allah agar menjadikanku bagian dari mereka! Beliau berkata: "Sesungguhnya engkau bagian dari orang-orang yang pertama." Anas berkata; kemudian 'Ubadah bin Ash Shamit menikahi Ummu Haram, lalu ia berperang di laut dan membawa Ummu Haram bersamanya. Kemudian tatkala kembali di dekatkan kepada Ummu Haram seekor bighal untuk ia naiki. Lalu bighal tersebut menjatuhkan Ummu Haram sehingga lehernya patah dan ia pun meninggal. Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi], dari [Malik] dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah], dari [Anas bin Malik], bahwa ia mendengarnya berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam apabila pergi ke Quba` beliau menemui Ummu Haram binti Milhan, ia adalah isteri 'Ubadah bin Ash Shamit. Kemudian ia menemuinya pada suatu hari lalu ia memberi makan beliau dan duduk serta mencari kutu pada rambut kepala beliau, …… Al Qa'nabi menyebutkan hadits ini. Abu Daud berkata; dan Bintu Milhan meninggal di Qubrush. Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ma'in], telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Yusuf], dari [Ma'mar] dari [Zaid bin Aslam], dari ['Atha` bin Yasar], dari [Saudari Ummu Sulaim Ar Rumaisha`], ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidur kemudian terbangun -dan Saudari Ummu Sulaim Ar Rumaisha`sedang mencuci kepalanya- kemudian beliau terbangun dan tertawa. Lalu ia berkata; wahai Rasulullah, apakah anda mentertawakan rambut kepalaku? Ia berkata; tidak….. dan Yahya menyebutkan hadits ini, dengan menambah dan mengurangi. Abu Daud berkata; Ar Rumaisha` adalah saudari Ummu Sulaim sepersusuan.

AbuDaud:2131

Telah menceritakan kepada kami [Abdussalam bin 'Atiq], telah menceritakan kepada kami [Abu Mushir], telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Abdullah bin Sama'ah], telah menceritakan kepada kami [Al Auza'i], telah menceritakan kepadaku [Sulaiman bin Habib], dari [Abu Umamah Al Bahili], dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau berkata: "Tiga golongan, seluruhnya mendapat jaminan dari Allah 'azza wajalla, yaitu: orang yang keluar untuk berperang di jalan Allah, maka ia mendapat jaminan dari Allah hingga Allah mematikannya dan memasukkannya ke dalam Surga, atau memberikan kepadanya apa yang ia peroleh berupa pahala atau rampasan perang. Dan seorang laki-laki yang pergi ke masjid, maka ia mendapat jaminan dari Allah hingga Dia mematikannya dan memasukkannya ke dalam surga atau memberikan kepadanya apa yang ia peroleh berupa pahala dan ghanimah, serta seorang laki-laki yang memasuki rumahnya dengan mengucapkan salam maka ia mendapat jaminan dari Allah 'azza wajalla."

AbuDaud:2133

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Manshur], Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Wahb], telah menceritakan kepadaku [Abu Hani`] dari ['Amr bin Malik], dari [Fadhalah bin 'Ubaid], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Setiap orang yang meninggal ditutup amalannya kecuali mujahid atau orang yang berjaga-jaga dalam peperangan, sesungguhnya amalannya akan berkembang hingga Hari Kiamat, dan diberi keamanan dari para Malaikat yang memberikan ujian di Kubur."

AbuDaud:2139

Telah menceritakan kepada kami [Abu Taubah], telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah bin Sallam], dari [Zaid bin Sallam], bahwa ia telah mendengar [Abu Sallam] berkata; telah menceritakan kepadaku [As Saluli Abu Kabsyah], bahwa [Sahl bin Al Hanzhalah] telah menceritakan kepadanya bahwa mereka pada saat perang Hunain berjalan bersama Rasulullah shallallahu wa'alaihi wa sallam dan mereka mempercepat jalan hingga sore hari, kemudian saya melakukan shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu terdapat seorang laki-laki Persia datang dan berkata; wahai Rasulullah, sesungguhnya aku pergi mendahului anda hingga mendaki gunung ini dan ini, dan tiba-tiba saya melihat orang-orang Hawazin, mereka semua telah datang dan tidak satupun diantara mereka yang tertinggal dengan membawa para wanita mereka, hewan-hewan ternak serta kambing-kambing mereka. Mereka telah berkumpul di Hunain. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tertawa dan berkata: "Itu adalah rampasan perang orang-orang muslim besok insya Allah." Kemudian beliau berkata: "Siapakah yang akan menjaga kami pada malam ini?" Anas bin Abu Martsad Al Ghanawi berkata; saya wahai Rasulullah. Beliau berkata; "Naiklah kuda!" kemudian ia menaiki kudanya dan datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadanya: "Datangilah jalan bukit ini hingga engkau berada di puncaknya, dan jangan sampai kami terkecohkan karenamu pada malam ini!" Kemudian tatkala pagi hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar ke tempat shalat beliau lalu melakukan shalat dua raka'at. Kemudian beliau berkata: "Apakah kalian telah merasakan kedatangan penunggang kuda kalian?" Mereka berkata; wahai Rasulullah, kami tidak merasakan kedatangannya. Kemudian beliau menyeru untuk melakukan shalat. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melakukan shalat dan menoleh ke bukit hingga setelah selesai shalat beliau berkata: "Bergembiralah, telah datang penunggang kuda kalian!" Kemudian kami melihat ke sela-sela pepohonan di jalan bukit tersebut, dan ternyata penunggang kuda tersebut telah datang hingga ia berdiri di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu mengucapkan salam dan berkata; sesungguhnya saya telah telah pergi hingga berada di puncak jalan bukit ini dimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkanku. Kemudian tatkala pagi hari aku melihat kedua jalan bukit tersebut dan aku tidak melihat seorangpun. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadanya: "Apakah engkau singgah pada malam ini?" Ia berkata; tidak, kecuali hanya melakukan shalat atau menunaikan hajat. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Sungguh engkau telah melakukan tugas ini, maka tidak mengapa engkau tidak melakukannya setelah itu."

AbuDaud:2140

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Muhammad Al Marwazi], telah menceritakan kepadaku [Ali bin Al Husain], dari [ayahnya], dari [Yazid An Nahwi], dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas], ia berkata; "Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih." "Tidaklah sepatutnya bagi penduduk Madinah……." hingga firman Allah "……yang telah mereka kerjakan." Ayat tersebut telah digantikan dengan ayat yang berikutnya: "Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang)."

AbuDaud:2144

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Manshur], telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Abu Az Zinad], dari [ayahnya], dari [Kharijah bin Zaid] dari [Zaid bin Tsabit], ia berkata; aku pernah berada di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian beliau diliputi oleh ketenangan, kemudian paha Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terjatuh di atas pahaku, dan tidaklah aku mendapatkan sesuatu yang lebih berat daripada paha Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian rasa berat tersebut hilang dari beliau. Kemudian beliau berkata: "Tulislah!" Kemudian aku tuliskan di tulang pundak hewan firman Allah: "Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah……" hingga akhir ayat. Kemudian Ibnu Ummi Maktum orang yang buta berdiri tatkala ia mendengar keutamaan orang-orang yang berjihad dijalan Allah, lalu berkata; wahai Rasulullah, bagaimana dengan orang mukmin yang tidak mampu untuk berjihad? Kemudian tatkala ia telah selesai berbicara maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diliputi rasa tenang kemudian pahanya terjatuh di atas pahaku dan aku merasakan beratnya lagi sebagaimana aku merasakannya pada kali pertama. Kemudian rasa berat tersebut hilang dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau berkata: "Bacalah wahai Zaid!" kemudian aku membaca: "Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) …" kemudian beliau berkata: "Selain orang-orang yang berudzur." Zaid berkata; Allah menurunkan ayat tersebut tersendiri, kemudian aku menggabungkannya. Demi Dzat yang jiwaku ada di tanganNya, sungguh sepertinya aku melihat gabungannya pada belahan tulang pundak.

AbuDaud:2146

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Manshur], telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb], telah mengabarkan kepadaku ['Amr bin Al Harits], dari [Yazid bin Abu Habib], dari [Yazid bin Abu Sa'id] mantan budak Al Mahri, dari [ayahnya], dari [Abu Sa'id Al Khudri], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mengirim utusan kepada Bani Lahyan, dan berkata: "Hendaknya diantara dua orang ada satu orang yang keluar!" Kemudian beliau berkata kepada orang yang tidak berperang: "Barangsiapa yang menggantikan orang yang keluar menjaga keluarga dan hartanya dengan baik maka baginya seperti setengah pahala orang yang keluar berperang."

AbuDaud:2149

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin 'Amr bin As Sarh], telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb], dari [Haiwah bin Syuraih], dan [Ibnu Luhai'ah], dari [Yazid bin Abu Habib], dari [Aslam Abu Imran], ia berkata; kami pergi berperang dari Madinah menuju Al Qusthanthiniyyah, dan kami dipimpin oleh Abdurrahman bin Khalid bin Al Walid, sementara orang-orang Romawi menempelkan punggung mereka pada dinding kota. Kemudian terdapat seseorang yang menyerbu musuh, lalu orang-orang berkata; tahan, tahan! Laa ilaaha illah, ia telah melemparkan dirinya kepada kebinasaan. Kemudian [Abu Ayyub] berkata; sesungguhnya ayat ini turun mengenai kami, orang-orang anshar. Tatkala Allah membela Nabinya dan memenangkan Islam kami berkata; mari kita mengurusi harta kita dan memperbaikinya. Kemudian Allah ta'ala menurunkan ayat: "Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan." Menjatuhkan diri sendri ke dalam kebinasaan adalah mengurusi harta kami dan memperbaikinya serta meninggalkan jihad. Abu Imran berkata; Abu Ayyub terus berjihad di jalan Allah hingga ia dikuburkan di Qusthanthiniyyah.

AbuDaud:2151

Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar], telah menceritakan kepada kami [Syu'bah bin Murrah], dari [Amr bin Murrah] dari [Abu Wail] dari [Abu Musa] bahwa seorang badui datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; sesungguhnya terdapat seorang laki-laki yang berperang agar disebut-sebut, dan berperang agar dipuji dan berperang agar mendapatkan rampasan perang dan berperang agar dilihat kedudukannya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Barangsiapa yang berperang agar kalimat Allah menjadi yang paling tinggi maka ia berada di jalan Allah 'azza wajalla." Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muslim], telah menceritakan kepada kami [Abu Daud], dari [Syu'bah] dari ['Amr], ia berkata; saya telah mendengar dari [Abu Wa`il] sebuah hadits yang mengagumkanku. Kemudian ia menyebutkan hadits tersebut secara makna.

AbuDaud:2156

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah], telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Idris], dari [Muhammad bin Ishaq], dari [Isma'il bin Umayyah], dari [Abu Az Zubair] dari [Sa'id bin Jubair], dari [Ibnu Abbas], ia berkata; Rasulullah shallallahu wa'alaihi wa sallam bersabda: "Tatkala saudara-saudara kalian tertimpa musibah di Uhud, Allah menjadikan nyawa mereka berada di dalam perut burung hijau, yang akan mendatangi sungai-sungai di Surga, dan makan sebagian dari buah-buahannya, serta kembali ke pelita-pelita emas yang tergantung dalam naungan 'arsy. Kemudian tatkala mereka mendapati makanan mereka, minuman, serta perkataan mereka yang baik maka mereka mengatakan; siapakah yang akan menyampaikan dari kami kepada saudara-saudara kami bahwa kami hidup di Surga, dan kami diberi rizqi. Agar mereka tidak bersikap zuhud dalam berjihad, serta tidak takut ketika berperang." Kemudian Allah berfirman: "Aku yang akan menyampaikan kepada mereka untuk kalian." Ibnu Abbas berkata; kemudian Allah menurunkan ayat: "Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati……….." hingga akhir ayat.

AbuDaud:2158

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir], telah mengabarkan kepada kami [Sufyan], telah menceritakan kepada kami ['Atha` bin As Saib], dari [ayahnya], dari [Abdullah bin 'Amr], ia berkata; terdapat seorang laki-laki yang datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; aku datang membai'at engkau untuk berhijrah, dan aku telah meninggalkan kedua orang tuaku dalam keadaan menangis. Kemudian beliau berkata: "Kembalilah kepada mereka berdua dan buatlah mereka tertawa sebagaimana engkau membuat mereka menangis!"

AbuDaud:2166

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir], telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Habib bin Abu Tsabit], dari [Abu Al 'Abbas] dari [Abdullah bin 'Amr], ia berkata; terdapat seorang laki-laki yang datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; wahai Rasulullah, aku ingin berjihad. Beliau berkata: "Apakah engkau memiliki kedua orang tua?" Orang tersebut berkata; ya. Beliau berkata: "Berjihadlah di sisi mereka!" Abu Daud berkata; Abu Al Abbas ini adalah ahli syair, namanya adalah As Saib bin Farruh.

AbuDaud:2167

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Manshur], telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Wahb], telah mengabarkan kepadaku ['Amr bin Al Harits], bahwa [Darraj Abu As Samh] telah menceritakan kepadanya dari [Abu Al Haitsam], dari [Abu Sa'id Al Khudri], bahwa seorang laki-laki berhijrah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari Yaman dan berkata; apakah engkau memiliki seseorang di Yaman? Ia berkata; kedua orang tuaku. Beliau berkata: "Apakah mereka berdua mengizinkanmu?" Ia berkata; tidak. Beliau berkata: "Kembalilah kepada mereka berdua dan mintalah izin kepada mereka, apabila mereka mengizinkan maka berjihadlah dan jika tidak maka berbaktilah kepada mereka berdua!"

AbuDaud:2168

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Manshur], telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah], telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin Burqan], dari [Yazid bin Abu Nusybah], dari [Anas bin Malik], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Tiga perkara yang merupakan dasar keimanan, yaitu: menahan diri dari orang yang mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH, dan kita tidak mengkafirkannya karena suatu dosa, serta tidak mengeluarkannya dari keislaman karena sebuah amalan. Jihad tetap berjalan sejak Allah mengutusku hingga umatku yang terakhir memerangi Dajjal, hal itu tidaklah digugurkan oleh kelaliman orang yang lalim, serta keadilan orang yang adil, dan beriman kepada taqdir."

AbuDaud:2170

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih], telah menceritakan kepada kami [Asad bin Musa], telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah bin Shalih], telah menceritakan kepadaku [Dhamrah] bahwa [Ibnu Zughb Al Iyadi] telah menceritakan kepadanya, ia berkata; [Abdullah bin Hawalah Al Azdi] singgah di tempatku, lalu ia berkata kepadaku; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus kami untuk mendapat rampasan perang dengan berjalan kaki. Kemudian kami tidak mendapatkan sesuatu, dan beliau mengetahui kondisi berat pada wajah kami. Kemudian beliau berdiri dan berdoa: ALLAAHUMMA LAA TAKILHUM ILAYYA FA-ADH'UFA 'ANHUM, WA LAA TAKILHUM ILAA ANFUSIHIM FAYA'JIZUU ANHAA, WA LAA TAKILHUM ILAN NAASI FAYASTA`RUU 'ALAIHIM (Ya Allah, janganlah engkau serahkan mereka kepadaku sehingga aku lemah (tidak kuat) menanggung mereka, dan janganlah Engkau serahkan diri mereka kepada mereka sehingga mereka tidak mampu menanggung diri mereka. Dan janganlah Engkau serahkan mereka kepada orang-orang sehingga mereka mementingkan diri mereka atas diri mereka."kemudian beliau meletakkan tanganku di atas kepalaku. Kemudian beliau berkata: "Wahai anak Hawalah, apabila engkau melihat kekhilafahan telah turun di bumi yang disucikan maka sungguh telah dekat bencana gempa dan berbagai kesedihan serta perkara-perkara besar. Pada saat itu Hari Kiamat lebih dekat kepada orang-orang daripada tanganku ini dari kepalaku." Abu Daud berkata; Abdullah bin Hawalah adalah orang Himsh.

AbuDaud:2173

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il], telah menceritakan kepada kami [Hammad], telah mengabarkan kepada kami ['Atha` bin As Sa'ib], dari [Murrah Al Hamdani], dari [Abdullah bin Mas'ud], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Tuhan kalian 'azza wajalla merasa kagum kepada seorang laki-laki yang berperang di jalan Allah. Kemudian para sahabatkan kalah dan ia mengetahui kewajibannya, kemudian ia kembali hingga telah bercucuran darahnya. Kemudian Allah ta'la berfirman kepada para malaikatNya: "Lihatlah kepada hambaKu, ia kembali karena menginginkan apa yang ada di sisiKu, dan rindu kepada apa yang ada di sisiKu hingga bercucuran darahnya."

AbuDaud:2174

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il], telah menceritakan kepada kami [Hammad], telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin 'Amr], dari [Abu Salamah], dari [Abu Hurairah], bahwa 'Amr bin Uqaisy dahulu memiliki harta riba pada masa jahiliyah dan ia tidak ingin masuk Islam hingga ia mengambil harta tersebut. Kemudian datang waktu perang Uhud, kemudian ia berkata; dimanakah anak-anak pamanku? Mereka berkata; di Uhud. Ia berkata; dimanakah Fulan? Mereka berkata; di Uhud. Ia berkata; dimanakah Fulan? Mereka berkata; di Uhud. Kemudian ia memakai baju zirahnya dan menaiki kudanya kemudian ia menuju ke arah mereka. Kemudian tatkala orang-orang muslim melihatnya mereka berkata; menjauhlah engkau dari kami wahai 'Amr! Ia berkata; aku telah beriman. Kemudian ia bertempur hingga terluka, kemudian ia dibawa kepada keluarganya dalam keadaan terluka. Lalu Sa'd bin Mu'adz datang kepadanya dan berkata kepada saudarinya; tanyakan kepadanya, apakah karena kesombongan untuk kaumnya atau karena kemarahan untuk karena mereka atau karena kemarahan karena Allah? Ia berkata; bahkan karena kemarahan karena Allah dan rasulNya. Kemudian ia meninggal dan masuk Surga sementera ia belum pernah melakukan satu shalatpun untuk Allah.

AbuDaud:2175

Telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahhab bin Najdah], telah menceritakan kepada kami [Ibnu 'Ayyasy], dari [Yahya bin Abu 'Amr As Saibani], dari [Ibnu Abu Maryam], dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau berkata: "Janganlah kalian menjadikan punggung-punggung hewan kalian sebagai mimbar, karena sesungguhnya Allah telah menundukkannya untuk kalian agar dapat menyampaikan kalian ke negeri yang tidak dapat kalian capai kecuali dengan bersusah payah, dan Allah jadikan bumi untuk kalian, maka tunaikanlah hajat kalian di atasnya."

AbuDaud:2204

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah], dari [Malik], dari [Nafi'], dari [Abdullah bin Umar], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memperlombakan antara kuda yang telah dipersiapkan untuk berlomba dari Al Hafya`, dan berakhir di Tsaniyah Al Qada`. Dan beliau melombakan kuda yang tidak dipersiapkan untuk berlomba dari Tsaniyah hingga masjid Bani Zuraiq, dan Abdullah adalah temasuk orang yang melombakannya.

AbuDaud:2211

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali], Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq], telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij], telah mengabarkan kepadaku [Abu Az Zubair], bahwa [Ali Al Azdi] telah mengabarkan kepadanya bahwa [Ibnu Umar] telah memberitahukan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam apabila telah berada di atas untanya keluar untuk melakukan safar, beliau bertakbir tiga kali, kemudian mengucapkan: SUBHAANALLADZII SAKHKHARA LANAA HAADZAA WA MAA KUNNAA LAHUU MUQRINIIN, WA INNAA ILAA RABBINAA LAMUNQALIBUUN. ALLAAHUMMA HAWWIN 'ALAINAA SAFARANAA HAADZAA, ALLAAHUMMATHWI LANAL BU'DA. ALLAAHUMMA ANTASH SHAAHIBU FIS SAFARI WAL KHALIIATU FIL AHLI WAL MAALI (Maha Suci Dzat yang telah menundukkan untuk kami hewan ini, dan tidaklah kami dapat memaksakannya, dan kepada Tuhan kami niscaya kami akan kembali. Ya Allah, permudahlah bagi kami perjananan ini, dan dekatkanlah jarak yang jauh. Ya Allah, Engkau adalah Teman diperjalanan dan pengganti berada diantara keluarga serta harta kami). Dan apabila kembali beliau mengucapkan hal tersebut ditambah: "AAYIBUUNA, TAAIBUUNA 'AABIDUUNA LIRABBINAA HAAMIDUUN" (Kami kembali, kami bertaubat, kami menyembah, dan kepada Tuhan kami, kami memuji). Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam serta para pasukannya apabila menaiki tempat yang tinggi mereka bertakbir dan apabila turun mereka bertasbih, kemudian shalat ditetapkan seperti itu.

AbuDaud:2232

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad], telah menceritakan kepada kami [Abu Al Ahwash], telah menceritakan kepada kami [Abu Ishaq Al Hamdani], dari [Ali bin Rabi'ah], ia berkata; aku menyaksikan [Ali] radliallahu 'anhu dan ia telah diberi unta untuk ia naiki, kemudian tatkala ia telah meletakkan kakinya di dalam sanggurdi, ia mengucapkan; BISMILLAAH, dan ketika telah berada di atas punggungnya ia mengucapkan; AlHAMDULILLAAH, kemudian ia mengucapkan; SUBHAANALLADZII SAKHKHARA LANAA HAADZAA WA MAA KUNNAA LAHUU MUQRINIIN, WA INNAA ILAA RABBINAA LAMUNQALIBUUN (Maha Suci Dzat yang telah menundukkan untuk kami hewan ini, dan tidaklah kami dapat memaksakannya, dan kepada Tuhan kami niscaya kami akan kembali). Kemudian ia mengucapkan; AlHAMDULILLAAH tiga kali, WALLAAHU AKBAR tiga kali, SUBHAANAKA INNII ZHALAMTU NAFSII FAGHFIR LII, FAINNAHU LAA YAGHFIRUDZ DZUNUUBA ILLAA ANTA (Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku telah menzhalimi diriku maka ampunilah aku. Karena sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali engkau). Kemudian ia tertawa. Kemudian ia ditanya; wahai Amirul mukminin, kenapa engkau tertawa? Ia berkata; aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melakukan seperti apa yang aku lakukan kemudian beliau tertawa dan aku katakan; wahai Rasulullah, kenapa engkau tertawa? Beliau bersabda: "Sesungguhnya Tuhanmu sungguh merasa kagum kepada hambaNya apabila mengucapkan; ya Allah, ampunilah dosa-dosaku! Ia mengetahui bahwa tidak ada yang mengampuni dosa selainKu."

AbuDaud:2235

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah Al Qa'nabi], dari [Malik], dari [Nafi'], bahwa [Abdullah bin Umar] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang bersafar membawa Al Qur'an ke negeri musuh. Malik berkata; aku melihat hal tersebut karena dikhawatirkan Al Qur'an tersebut diambil oleh musuh.

AbuDaud:2243

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sulaiman Al Anbari], telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Sufyan] dari ['Alqamah bin Murtsad] dari [Sulaiman bin Buraidah], dari [ayahnya], ia berkata; Rasulullah shallallahu wa'alaihi wa sallam apabila mengutus seorang pemimpin dalam sebuah satuan militer atau sebuah pasukan maka beliau berwasiat kepadanya agar bertakwa kepada Allah pada dirinya secara khusus dan berbuat baik kepada orang-orang muslim yang bersamanya. Dan beliau berkata: "Apabila engkau bertemu musuhmu dari kalangan orang-orang musyrik maka ajaklah ia kepada salah satu tiga perkara; apapun diantara ketiga perkara tersebut yang mereka penuhi untuk dilakukan maka terimalah dari mereka, dan tahanlah diri dari menyerang mereka, kemudian ajaklah mereka kepada Islam. Apabila mereka memenuhi seruanmu maka terimalah dari mereka dan tahanlah diri dari menyerang mereka, kemudian ajaklah mereka agar berpindah dari negeri mereka menuju negeri muhajirin, dan beritahukan kepada mereka apabila mereka melakukan hal tersebut maka bagi mereka apa yang menjadi hak orang-orang muhajirin dan kewajiban mereka adalah yang menjadi kewajiban orang-orang muhajirin. Kemudian apabila mereka menolak dan memilih negeri mereka maka beritahukan kepada mereka bahwa mereka seperti orang-orang badui muslim yang diberlakukan atas mereka hukum Allah sebagaimana yang berlaku terhadap orang-orang mukmin dan mereka tidak memiliki bagian fai` dan rampasan perang kecuali mereka berjihad bersama orang-orang muslim. Dan apabila mereka menolak untuk masuk Islam maka mintalah mereka untuk memberikan Jizyah dan apabila mereka melakukan hal tersebut maka terimalah dari mereka dan jangan menyerang mereka, kemudian apabila mereka menolak maka mintalah pertolongan kepada Allah dan perangilah mereka. Dan apabila engkau mengepung penghuni sebuah benteng kemudian mereka ingin agar engkau menempatkan mereka di atas hukum Allah ta'ala, maka janganlah engkau menempatkan mereka. Karena sesungguhnya engkau tidak mengetahui apa yang Allah putuskan terhadap mereka. Akan tetapi tempatkanlah di atas hukummu! Kemudian berilah keputusan terhadap mereka setelah itu sesuai apa yang engkau kehendaki." Sufyan bin 'Uyainah berkata; ['Alqamah] berkata; kemudian aku menceritakan hadits ini kepada [Muqatil bin Hayyan] lalu ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Muslim] dari [An Nu'man bin Muqarrin] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti hadits Sulaiman bin Buraidah.

AbuDaud:2245

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali] dan [Utsman bin Abu Syaibah], secara makna, mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Ya'la bin 'Ubaid] dari [Al A'masy] dari [Abu Zhabyan], telah menceritakan kepada kami [Usamah bin Zaid], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus kami dalam kesatuan militer menuju Al Huraqat. Kemudian mereka mengetahui kedatangan kami, lalu mereka melarikan diri. Kemudian kami mendapati seorang laki-laki, dan tatkala kami mengepungnya ia mengucapkan: LAA ILAAHA ILLALLAAH kemudian kami menebasnya hingga kami membunuhnya. Lalu hal tersebut aku ceritakan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau berkata: "Siapakah yang akan menolongmu apabila LAA ILAAHA ILLALLAAH telah datang pada Hari Kiamat?" Lalu aku katakan; wahai Rasulullah, sesungguhnya ia mengucapkannya karena takut kepada senjata. Beliau berkata: "Apakah engkau telah membelah hatinya hingga engkau mengetahui apakah ia mengucapkannya atau tidak? Siapakah yang akan menolongmu apabila LAA ILAAHA ILLALLAAH telah datang pada Hari Kiamat?" Beliau terus mengucapkan hal tersebut hingga aku berharap bahwa aku belum masuk Islam kecuali pada saat itu.

AbuDaud:2272

Telah menceritakan kepada kami [Hannad bin As Sarri], telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah], dari [Isma'il], dari [Qais] dari [Jarir bin Abdullah], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mengirim kami dalam sebuah kesatuan militer menuju Khats'am, kemudian orang-orang diantara mereka berlindung dengan bersujud, kemudian cepat terjadi pembunuhan diantara mereka. Lalu hal tersebut sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan beliau memerintahkan agar mereka diberi setengah diyah. Dan beliau berkata: "Aku berlepas diri dari setiap muslim yang bermukim di antara orang-orang musyrik." Mereka bertanya; kenapa wahai Rasulullah? Beliau berkata: kedua api peperangan mereka saling melihat. Abu Daud berkata; hadits tersebut diriwayatkan oleh Husyaim dan Ma'mar, Khalid Al Wasithi, serta beberapa orang-orang, mereka tidak menyebutkan Jarir.

AbuDaud:2274

Telah menceritakan kepada kami [Abu Taubah Ar Rabi' bin Nafi'], telah menceritakan kepada kami [Ibnu Al Mubarak] dari [Jarir bin Hazim] dari [Az Zubair bin Khirrit] dari [Ikrimah], dari [Ibnu Abbas], ia berkata; telah turun ayat: "Jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh." Maka hal tersebut terasa berat atas orang-orang muslim di saat Allah mewajibkan kepada mereka agar tidak seorang pun lari dari sepuluh orang musuh. Kemudian datang keringanan, Allah berfirman: "Sekarang Allah telah meringankan kepadamu….." Abu Taubah membacanya hingga firmanNya: "…. dapat mengalahkan dua ratus orang kafir." Abu Taubah berkata; tatkala Allah memberikan keringanan kepada mereka dalam hal jumlah maka berkuranglah kesabaran sesuai kadar keringan yang Allah berikan kepada mereka.

AbuDaud:2275

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad], telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Amr], telah menceritakan kepadanya [Al Hasan bin Muhammad bin Ali], telah mengabarkan kepadanya ['Ubaidullah bin Abu Rafi'], dan dahulu ia adalah sekretaris Ali bin Abu Thalib, ia berkata; saya telah mendengar [Ali] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mengirimku bersama dengan Az Zubair dan Al Miqdad, kemudian beliau berkata: "Pergilah kalian ke taman Khakh, sesungguhnya di sana terdapat seorang wanita yang membawa surat. Ambillah surat tersebut darinya." Kemudian kami pergi dan kuda kami berlari kencang hingga sampai taman tersebut. Tiba-tiba kami mendapati seorang wanita, lalu kami katakan; serahkan surat tersebut! Wanita tersebut berkata; aku tidak memiliki surat. Lalu aku katakan; sungguh engkau keluarkan surat tersebut atau kami akan melucuti pakaianmu! Kemudian wanita tersebut mengeluarkannya dari bawah sanggulnya. Kemudian kami membawanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ternyata surat tersebut berasal dari Hathib bin Abu Balta'ah kepada beberapa orang musyriki, ia memberitahukan kepada mereka sebagian urusan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian beliau berkata: "Apa ini wahai Hathib?" Hathib berkata; jangan terburu menghukumku wahai Rasulullah! Sesungguhnya dahulu aku adalah orang yang tinggal di antara orang-orang Quraisy dan bukan dari mereka, sementara orang-orang Quraisy memiliki kerabat di sana, yang dengan kekerabatan tersebut mereka melindungi keluarga mereka di Mekkah. Dan disaat aku tidak memiliki hal itu aku ingin untuk memberikan suatu pemberian yang dengannya mereka dapat melindungi kerabatku di sana. Demi Allah wahai Rasulullah, aku melakukan hal itu bukan lantaran aku kafir serta keluar dari agamaku. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: ia benar. Lalu Umar bin Al Khathab radliallahu 'anhu berkata; biarkan aku memenggal leher orang munafik ini wahai Rasulullah! Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Sesungguhnya ia telah mengikuti perang Badr, tahukah kamu sungguh Allah telah melihat kepada Ahli Badr dan berkata: "Lakukan sesuka kalian, sungguh Aku telah mengampuni dosa kalian." Telah menceritakan kepada kami [Wahb bin Baqiyyah], dari [Khalid] dari [Hushain], dari [Sa'd bin 'Ubaidah], dari [Abu Abdurrahman As Sulami], dari [Ali] dengan kisah ini. Ia berkata; Hathib pergi dan menulis surat kepada penduduk Mekkah bahwa Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam telah berjalan menuju kepada kalian. Wahb berkata dalam hadits tersebut; wanita tersebut berkata; aku tidak memiliki surat. Kemudian kami memeriksanya dan kami tidak mendapatkan surat bersamanya. Kemudian Ali berkata; demi Dzat yang dengan dilakukan sumpah, sungguh aku akan membunuhmu atau engkau keluarkan surat tersebut. Dan Wahb menyebutkan hadits tersebut.

AbuDaud:2279

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar], telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Muhabbab Abu Hammam Ad Dallal], telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Sa'id], dari [Abu Ishaq], dari [Haritsah bin Mudharrib], dari [Furat bin Hayyan] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan untuk membunuhnya, dan ia adalah mata-mata Abu Sufyan. Dan ia adalah sekutu seorang anshor, kemudian ia berkata; sesungguhnya aku adalah seorang muslim. Kemudian seorang anshar berkata; wahai Rasulullah, sesungguhnya ia berkata; aku adalah seorang muslim. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Sesungguhnya diantara kalian terdapat orang-orang yang kami serahkan mereka kepada keimanan mereka, diantara mereka adalah Furat bin Hayyan."

AbuDaud:2280

Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Abdullah], bahwa [Hasyim bin Al Qasim], dan [Hisyam] telah menceritakan kepada mereka; telah menceritakan kepada kami [Ikrimah], telah menceritakan kepada kami [Iyas bin Salamah], ia berkata; telah menceritakan kepadaku [ayahku], ia berkata; aku pernah memerangi Hawazin bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian tatkala kami sedang makan pada waktu dhuha dan kebanyakan kami berjalan kaki, serta diantara kami terdapat orang yang lemah tiba-tiba seseorang datang dengan mengendarai unta. Lalu ia melepas tali dari pinggang unta, lalu ia gunakan untuk mengikat untanya. Kemudian ia datang dan makan siang bersama orang-orang. Kemudian tatkala ia melihat orang-orang lemah mereka dan punggung mereka yang lemas, maka ia keluar menuju kepada untanya lalu melepaskannya kemudian menderumkannya. Orang tersebut duduk di atas unta tersebut kemudian keluar dan memukul unta dengan kakinya. Ia diikuti seseorang dari Aslam yang mengendarai unta Abu-Abu yang sama dengan punggung orang-orang tersebut. Ia berkata; kemudian aku keluar mengejarnya, lalu aku mendapatkannya, sementara kepala untaku ada di sisi pantat untanya, kemudian aku maju hingga dapat memegang tali kendali untanya. Lalu aku menderumkannya. Tatkala ia telahmeletakkan lututnya di tanah aku mencabut pedangku lalu menebas kepalanya hingga ia terjatuh. Kemudian aku datang dengan membawa kendaraannya dan apa yang ada di atasnya. Aku menuntunnya, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyambutku diantara orang-orang. Kemudian ia berkata; siapakah yang membunuh orang tersebut? Mereka berkata; Salamah bin Al Akwa'. Lalu beliau berkata: "Baginya salabnya semua." Harun berkata; ini adalah lafazh Hasyim.

AbuDaud:2282

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'd], telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Syihab] telah mengabarkan kepadaku ['Amr bin Jariyah Ats Tsaqafi], sekutu Bani Zuhrah, dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus sepuluh orang mata-mata dan menganggkat 'Ashim bin Tsabit sebagai pemimpin. Kemudian orang-orang Hudzail keluar untuk memerangi mereka jumlah mereka sekitar seratus orang pemanah. Kemudian tatkala 'Ashim merasakan kedatangan orang-orang Hudzail tersebut maka mereka berlindung ke dataran tinggi. Kemudian orang-orang Hudzail tersebut berkata; turunlah, dan berikan tangan kalian. Untuk kalian perjanjian agar kami tidak membunuh seorangpun diantara kalian. Kemudian 'Ashim berkata; adapun aku, maka aku tidak akan turun dengan perlindungan orang kafir. Kemudian mereka memanah mereka dan membunuh 'Ashim diantara tujuh orang yang terbunuh. Dan tiga orang turun kepada mereka dengan perjanjian tersebut. Diantara ketiga orang tersebut adalah Khubaib, Zaid bin Ad Datsanah, seseorang yang lain. Kemudian tatkala orang-orang tersebut menguasai mereka maka mereka melepaskan tali busur mereka dan mengikat ketiga orang tersebut. Orang yang ketiga berkata; ini adalah awal pengingkaran janji. Demi Allah aku tidak akan menyertai kalian, sesungguhnya mereka adalah teladanku. Kemudian mereka menariknya namun ia menolak untuk mengikut mereka. Lalu mereka membunuhnya. Dan Khubaib tetap menjadi tawanan hingga mereka bersepakat untuk membunuhnya. Lalu ia meminjam pisau untuk mencukur rambut kemaluannya. Kemudian tatkala mereka keluar membawanya untuk mereka bunuh Khubaib berkata kepada mereka; biarkan aku untuk melakukan shalat dua raka'at! Kemudian ia berkata; demi Allah, seandainya kalian tidak menyangka bahwa aku takut niscaya aku akan menambahnya. Telah menceritakan kepada kami [Ibnu 'Auf], telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman], telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri], telah mengabarkan kepadaku ['Amr bin Sufyan bin Asid bin Jariyah Ats Tsaqafi] ia adalah sekutu Bani Zuhrah, dan ia termasuk sahabat Abu Hurairah. Kemudian ia menyebutkan hadits.

AbuDaud:2287

Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Abdullah], telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Umar], telah mengabarkan kepada kami [Israil] dari [Abu Ishaq] dari [Haritsah bin Mudharrib], dari [Ali], ia berkata; 'Utbah bin Rabi'ah telah datang dan diikuti anak dan saudaranya, kemudian ia berteriak; siapakah yang akan berperang tanding? Kemudian beberapa pemuda anshar menyambutnya. Kemudian ia berkata; siapakah kalian? Kemudian mereka memberitahukan kepadanya, lalu ia berkata; kami tidak butuh kepada kalian, kami hanya menghendaki anak-anak paman kami. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Berdirilah wahai Hamzah, berdirilah wahai Ali, berdirilah wahai 'Ubaidah bin Al Harits!" Kemudian Hamzah menghadapi Utbah, dan aku menghadapi Syaibah. Dan 'Ubaidah serta Al Walid saling bergantian menebaskan pedang, dan masing-masing melukai serta melemahkan lawannya. Kemudian kami mendatangi Al Walid lalu kami membunuhnya dan kami membawa 'Ubaidah.

AbuDaud:2291

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim Ad Damasyqi Abu An Nadhr], telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Syu'aib], telah mengabarkan kepadaku [Abu Zar'ah bin Abu 'Amr As Saibani], dari ['Amr bin Abdullah] bahwa ia telah menceritakan kepadanya dari [Watsilah bin Al Asqa'], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berada pada perang Tabuk, kemudian aku keluar kepada keluargaku lalu datang, sementara sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang pertama telah keluar, kemudian aku berseru di Madinah; adakah orang yang mau membawa seseorang dan untuknya sahamnya? Kemudian terdapat orang tua dari kalangan anshar berseru; untuk kami saham (bagian) nya, dengan kami memboncengkannya di belakang, dan makanannya bersama kami. Aku katakan; ya. Watsilah berkata; lalu aku berjalan dengan berkah Allah ta'ala. Ia berkata; aku keluar bersama teman terbaik hingga Allah memberikan harta fai` (rampasan perang) kepada kami. Aku mendapatkan beberapa unta, kemudian aku menggiringnya hingga aku datang kepadanya. Lalu ia keluar dan duduk di atas ransel diantara ransel-ransel untanya kemudian ia berkata; giringlah unta-unta tersebut mundur! Kemudian ia berkata; giringlah unta-unta tersebut maju! Lalu ia berkata; aku tidak mengetahui unta-untamu melainkan adalah unta-unta yang mulia. Ia berkata; sesungguhnya unta-unta tersebut adalah ghanimahmu yang telah aku syaratkan kepadamu. Ia berkata; ambillah unta-untamu wahai saudaraku. Kami menginginkan selain saham (bagian) mu.

AbuDaud:2301

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il], telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah], telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ziyad], ia berkata; saya mendengar [Abu Hurairah] berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata; Tuhan kita 'azza wajalla kagum kepada sebuah kaum yang digiring menuju Surga dalam rantai.

AbuDaud:2302

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin 'Amr bin Abu Al Hajjaj Abu Ma'mar], telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits], telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ishaq] dari [Ya'qub bin 'Utbah], dari [Muslim bin Abdullah] dari [Jundub bin Makits], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengirim Abdullah bin Ghalib Al Laits dalam sebuah kesatuan militer, dan aku berada diantara mereka. Dan beliau memerintahkan mereka agar menyebar dalam menyerang Bani Al Mulawwih di Al Kadid. Kemudian kami keluar hingga kami sampai di Al Kadid kami bertemu dengan Al Harits bin Al Barsha` Al Laitsi lalu kami menangkapnya. Kemudian ia berkata; sesungguhnya saya datang untuk masuk Islam. Sesungguhnya aku keluar kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka kami katakan; apabila engkau adalah seorang muslim maka para penjaga kami tidak akan membahayakanmu selama satu hari satu malam. Dan jika engkau tidak demikian maka kami akan mengikatmu dan akan kami kencangkan ikatanmu.

AbuDaud:2303

Telah menceritakan kepada kami [Isa bin Hammad Al Mishri], dan [Qutaibah], Qutaibah berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Laits bin Sa'd] dari [Sa'id bin Abu Sa'id] bahwa ia mendengar [Abu Hurairah] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengirimkan pasukan penunggang kuda menuju Najd, kemudian pasukan tersebut membawa seorang laki-laki dari Bani Hanifah yang bernama Tsumamah bin Utsal pemimpin penduduk Yamamah. Kemudian mereka mengikatnya pada sebuah tiang masjid, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar kepadanya. Lalu beliau berkata: "Bagaimana keadaanmu wahai Tsumamah?" Ia berkata; keadaanku baik wahai Muhammad. Apabila engkau membunuh maka engkau membunuh orang yang memiliki darah, dan apabila engkau memberi kenikmatan maka engkau memberi kenikmatan kepada orang yang akan berterima kasih. Dan apabila engkau menghendaki harta, mintalah maka engkau akan diber apa yang engkau kehendaki. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meninggalkannya. Kemudian keesokan harinya beliau berkata: "Bagaimana keadaanmu wahai Tsumamah?" kemudian ia mengulangi seperti perkataan ini. Lalu beliau meninggalkannya. Kemudian keesokan harinya, lalu beliau menyebutkan seperti ini. Lalu beliau berkata: "Lepaskan Tsumamah!" Kemudian ia pergi ke sebuah pohon kurma dekat masjid, lalu ia mandi padanya kemudian memasuki masjid dan berkata; aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya. Dan Abu Hurairah menyebutkan hadits tersebut. Isa berkata; telah mengabarkan kepada kami [Al Laits] dan ia mengatakan; orang yang memiliki celaan.

AbuDaud:2304

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Amr Ar Razi], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Salamah bin Al Fadhl] dari [Ibnu Ishaq], ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Abu Bakr] dari [Yahya bin Abdullah bin Abdurrahman bin Sa'd bin Zurarah], ia berkata; telah di hadapkan beberapa tawanan kepada 'Auf dan 'Mu'awwidz kedua anak 'Afra` ketika [Saudah binti Zam'ah] berada di rumah keluarga 'Afra` di tempat penambatan unta mereka, dan hal tersebut sebelum diwajibkannya berhijab. Yahya berkata; Saudah berkata; demi Allah, aku berada di rumah mereka tatkala aku datang. Kemudian dikatakan; para tawanan ini telah dibawa. Kemudian aku kembali ke rumahku dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berada di dalamnya. Dan ternyata Abu Yazid Suhail bin 'Amr berada di pojok ruangan tangannya terikat di lehernya dengan sebuah tali. Kemudian Yahya menyebutkan hadits tersebut. Abu Daud berkata; dan keduanya telah membunuh Abu Jahl bin Hisyam, dan keduanya telah menyambutnya dan tidak mengenalnya, dan mereka berdua terbunuh pada saat perang Badr.

AbuDaud:2305

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Ismai'i], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Tsabit] dari [Anas] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memanggil para sahabatnya, kemudian mereka pergi ke Badr, dan ternyata mereka mendapatkan beberapa unta Quraisy padanya terdapat seorang budak hitam milik Bani Hajjaj, kemudian ia ditangkap para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian mereka menginterogasinya; dimanakah Abu Sufyan? Kemudian budak tersebut berkata; demi Allah, aku tidak tahu mengenainya sama sekali. Akan tetapi orang-orang Quraisy telah datang, diantara mereka terdapat Abu Jahl dan 'Utbah serta Syaibah dua anak Rabi'ah, dan Umayyah bin Khalaf. Ketika ia berkata demikian kepada mereka maka mereka memukulinya, lalu ia berkata; biarkan aku, biarkan aku! Aku akan beritahu kalian. Kemudian tatkala mereka membiarkannya ia berkata; demi Allah aku tidak mengetahui mengenai Abu Sufyan sama sekali. Akan tetapi orang-orang Quraisy telah datang, diantara mereka terdapat Abu Jahl dan 'Utbah serta Syaibah dua anak Rabi'ah, dan Umayyah bin Khalaf. Mereka telah datang. Sementera Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melakukan shalat dan mendengar hal tersebut, kemudian tatkala pergi beliau mengatakan; demi Dzat yang jiwaku ada di tanganNya, sesungguhnya kalian akan memukulnya apabila ia berkata jujur kepada kalian, dan kalian akan membiarkannya apabila ia berdusta kepada kalian. Inilah orang-orang Quraisy, mereka telah datang untuk mencegah Abu Sufyan. Anas berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Ini adalah tempat terbunuhnya Fulan besok." Dan beliau meletakkan tangannya di atas tanah."Dan ini adalah tempat terbunuhnya Fulan besok." Dan beliau meletakkan tangannya di atas tanah."Dan ini adalah tempat terbunuhnya Fulan besok." Dan beliau meletakkan tangannya di atas tanah. Anas berkata; demi Allah tidak ada seorangpun diantara mereka yang melewati tempat tangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan agar mereka dikumpulkan, lalu dipegang kaki mereka dan diseret dan dilemparkan ke dalam lubang Badr.

AbuDaud:2306

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Al Mufadhdhal], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Asbath bin Nashr], ia berkata; [As Suddi] mengaku dari [Mush'ab bin Sa'd], dari [Sa'id], ia berkata; tatkala terjadi penaklukan Mekkah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberikan keamanan kepada semua orang kecuali empat orang laki-laki dan dua orang wanita, dan beliau menyebutkan mereka, serta Ibnu Abu Sarh. Kemudian Sa'id menyebutkan hadits tersebut, ia berkata; adapun Ibnu Abu Sarh, ia bersembunyi di rumah Utsman bin Affan, kemudian tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyeru untuk berbai'ah, Utsman membawanya ke hadapan Rasulullah shallallahu wa'alaihi wa sallam dan berkata; wahai Nabi Allah, bai'atlah Abdullah. Kemudian beliau mengangkat kepalanya dan melihat kepadanya tiga kali, setiap melakukan tersebut beliau enggan untuk memba'iatnya. Kemudian setelah tiga kali beliau membai'atnya lalu beliau menghadap kepada para sahabatnya dan berkata: "Bukankah diantara kalian ada orang yang berakal yang mendatangi orang ini dimana ia melihatku. Aku menahan diri dari memba'iatnya, lalu ia membunuhnya?" Mereka berkata; kami tidak mengetahui wahai Rasulullah, apa yang ada di dalam hati anda. Bukankah anda telah memberi isyarat kepada kami dengan mata anda? Beliau berkata: "Sesungguhnya tidak selayaknya seorang nabi memiliki mata khianat." Abu Daud berkata; Abdullah adalah saudara Utsman sepersusuan. Al Walid bin 'Uqbah adalah saudara Utsman seibu, dan Utsman telah mencambuknya tatkala ia meminum arak.

AbuDaud:2308

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il], telah menceritakan kepada kami [Hammad], ia berkata; telah mengabarkan kepada kami [Tsabit] dari [Anas] bahwa delapan puluh orang penduduk Mekkah telah turun kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya dari gunung di Tan'im pada saat shalat Fajar untuk membunuh mereka. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menangkap mereka dalam karena menyerahkan diri, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membebaskan mereka. Lalu Allah menurunkan ayat: "Dan Dia-lah yang menahan tangan mereka dari (membinasakan) kamu dan (menahan) tangan kamu dari (membinasakan) mereka di tengah kota Mekah sesudah Allah memenangkan kamu atas mereka, dan adalah Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan."

AbuDaud:2313

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Muhammad bin Hanbal], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Nuh], ia berkata; telah mengabarkan kepada kami [Ikrimah bin 'Ammar], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Simak Al Hanafi], ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Ibnu Abbas], ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Umar bin Al Khathab], ia berkata; pada saat perang Badr dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengambil tebusan maka Allah 'azza wajalla menurunkan ayat: "Tidak patut, bagi seorang Nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi." Hingga firmanNya: "niscaya kamu ditimpa siksaan yang besar karena tebusan yang kamu ambil." Karena tebusan tersebut, kemudian Allah menghalalkan bagi mereka rampasan perang. Abu Daud berkata; saya mendengar Ahmad bin Hanbal ditanya mengenai nama Abu Nuh, kemudian ia berkata; apa yang akan engkau lakukan dengan namanya? Namanya adalah nama buruk. Abu Daud berkata; nama Abu Nuh adalah Qurad, dan yang benar adalah Abdurrahman bin Ghazwan.

AbuDaud:2315

Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Abdullah], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Al Qasim], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ikrimah], ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Iyas bin Salamah], ia berkata; telah menceritakan kepadaku [ayahku], ia berkata; kami keluar bersama Abu Bakr dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menjadikannya pemimpin atas kami. Kemudian kami memerangi Fazarah dan kami menyerbu dari setiap penjuru. Kemudian aku melihat kepada sekelompok orang padanya terdapat anak-anak dan wanita. Lalu aku memanah dan jatuh diantara mereka dan gunung, kemudian mereka berdiri. Lalu aku datang membawa mereka kepada Abu Bakr, dan diantara mereka terdapat seorang wanita dari Fazarah di atasnya terdapat keranjang dari kulit, dan ia membawa seorang anak wanita yang merupakan diantara wanita Arab yang tercantik. Lalu Abu Bakr memberikan anaknya kepadaku, kemudian aku datang ke Madinah dan bertemu dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau berkata: "Wahai Salamah, berikan wanita tersebut kepadaku!" Lalu aku katakan; wahai Rasulullah, ia telah membuatku terkagum dan aku belum menggaulinya. Lalu beliau terdiam hingga keesokan harinya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertemu denganku di pasar dan beliau berkata; wahai Salamah, berikan wanita tersebut kepadaku, semoga engkau beruntung. Lalu aku katakan; wahai Rasulullah, demi Allah, aku belum mengaulinya, ia untuk engkau. Kemudian beliau mengirim wanita tersebut kepada penduduk Mekkah yang membawa beberapa orang tawanan, dan beliau menebus mereka dengan wanita tersebut.

AbuDaud:2322

Telah menceritakan kepada kami [Shalih bin Suhail], telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Abu Zaidah], dari ['Ubaidullah] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] bahwa budak Ibnu Umar telah melarikan diri, kemudian orang-orang muslim menangkapnya lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengembalikannya kepada Ibnu Umar dan tidak membagikannya. Abu Daud berkata; dan yang lainnya berkata; Khalid bin Al Walid mengembalikan budak tersebut kepada Ibnu Umar.

AbuDaud:2323

Telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Yahya Al Harrani], telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Salamah] dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Aban bin Shalih], dari [Manshur bin Al Mu'tamir], dari [Rib'I bin Hirasy] dari [Ali bin Abu Thalib], ia berkata; terdapat bebeorang orang budak keluar menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada saat terjadinya perjanjian Hudaibiyah sebelum terjadinya perdamaian, kemudian tuan-tuan mereka menulis surat kepada beliau dan berkata; wahai Muhammad! Demi Allah, tidaklah mereka keluar kepadamu karena senang kepada agamu, melainkan mereka keluar karena kabur dari perbudakan. Kemudian orang-orang berkata; mereka benar wahai Rasulullah! Kembalikan budak-budak tersebut kepada mereka! Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam marah dan berkata: "Aku melihat kalian tidak akan berhenti wahai orang-orang Quraisy hingga Allah mengutus orang yang akan memenggal leher kalian." Dan beliau menolak untuk mengembalikan mereka, dan beliau berkata: "Mereka adalah orang-orang telah Allah 'azza wajalla bebaskan."

AbuDaud:2325

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Manshur], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Wahb], ia berkata; telah mengabarkan kepadaku ['Amr bin Al Harits] bahwa [Ibnu Harsyaf Al Azdi] telah menceritakan kepadanya dari [Al Qasim] mantan budak Abdurrahman dari [sebagian sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam], beliau bersabda: "Kami pernah makan unta dan kami tidak membaginya hingga kami kembali ke tempat-tempat tinggal kami, sementara bejana kami penuh dengan daging unta."

AbuDaud:2331

Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Tsaur bin Zaid Ad Dili] dari [Abu Al Ghaits] mantan budak Ibnu Muthi', dari [Abu Hurairah] bahwa ia berkata; kami pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada tahun terjadinya perang Khaibar. Kami tidak memperoleh rampasan emas dan perak, kecuali pakaian dan barang, serta harta. Abu Hurairah berkata; kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengarahkan ke arah bukit Qura. Sungguh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah diberi hadiah seorang budak hitam yang bernama Mid'am, hingga ketika mereka berada Bukit Qura. Kemudian tatkala Mid'am menurunkan pelana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tiba-tiba ia terkena anak panah dan membunuhnya. Kemudian orang-orang berkata; betapa enaknya dia mendapatkan surga. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Tidak, demi Dzat yang jiwaku ada di tanganNya, sesungguhnya pakaian yang telah ia ambil pada saat perang Khaibar dari rampasan perang yang belum dibagi telah membakarnya." Kemudian tatkala mereka mendengar hal tersebut, terdapat seorang laki-laki yang datang dengan membawa satu atau dua tali sandal kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Ini adalah tali sandal dari neraka" -atau beliau mengatakan: "Dua tali sandal dari neraka."

AbuDaud:2336

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah Al Qa'nabi], dari [Malik] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Umar bin Katsir bin Aflah], dari [Abu Muhammad], mantan budak Abu Qatadah, dari [Abu Qatadah], ia berkata; kami keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada tahun terjadinya perang Hunain. Kemudian tatkala kami bertemu, orang-orang muslim datang pergi. Ia berkata; kemudian saya melihat seorang laki-laki dari kalangan musyrikin telah mengalahkan seorang muslim. Ia berkata; kemudian aku mengitarinya hingga aku mendatanginya dari belakang. Kemudian aku menebasnya dengan pedang pada urat pundaknya. Kemudian ia menghadap kepadaku dan ia memelukku dan aku dapatkan darinya bau kematian. Kemudian ia mati dan melepaskanku. Lalu aku menyusul kepada Umar dan aku katakan kepadanya; bagaimana pendapat orang-orang? Ia berkata; terdapat perintah Allah. Kemudian orang-orang kembali dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam duduk. Beliau mengatakan: "Barangsiapa yang membunuh seseorang dengan memiliki bukti maka baginya salabnya (segala yang melekat pada tubuhnya)." Abu Qatadah berkata; lalu aku berdiri kemudian aku katakan; siapakah yang memberikan persaksian untukku? Kemudian aku duduk, lalu beliau mengatakan hal tersebut yang kedua kalinya: "Barangsiapa yang membunuh seseorang dengan memiliki bukti, maka baginya salabnya (segala yang melekat pada tubuhnya)." Abu Qatadah berkata; lalu aku berdiri kemudian aku katakan; siapakah yang memberikan persaksian untukku? Kemudian aku duduk, lalu beliau mengatakan hal tersebut yang ketiga kalinya. Lalu aku berdiri dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Ada apa denganmu wahai Abu Qatadah?" Abu Qatadah berkata; lalu aku ceritakan kisah tersebut kepada beliau. Lalu terdapat seseorang yang berkata; ia benar wahai Rasulullah, dan salab orang yang terbunuh tersebut ada padaku maka relakan kepadanya! Lalu Abu Bakr Ash Shiddiq berkata; tidak, demi Allah, hal tersebut tidak terjadi, jika demikian ia menjatuhkan gelar singa diantara singa Allah yang bertempur membela Allah dan RasulNya, kemudian memberimu salabnya? Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Ia benar, berikan kepadanya salab tersebut." Abu Qatadah berkata; kemudian beliau memberiku salab tersebut, lalu aku menjual baju zirah dan aku belikan kebun di antara Bani Salamah. Sesungguhnya hal tersebut merupakan harta pertama yang aku kumpulkan di masa Islam.

AbuDaud:2342

Telah menceritakan kepada kami [Mahbub bin Musa Abu Shalih], telah menceritakan kepada kami [Abu Ishaq Al Fazari], dari [Zaidah] dari [Al A'masy] dari [Al Mukhtar bin Shaifi], dari [Yazid bin Hurmuz], ia berkata; Najdah menulis surat kepada [Ibnu Abbas] ia bertanya mengenai ini dan ini -Yazid menyebutkan beberapa hal- dan mengenai budak, apakah ia mendapatkan fai`? Dan mengenai wanita, apakah mereka keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? Dan apakah mereka mendapatkan bagian? Kemudian Ibnu Umar berkata; seandainya ia tidak melakukan perbuatan orang-orang yang bodoh maka aku tidak akan mengirim surat kepadanya. Adapun budak maka ia diberi pemberian, dan adapun para wanita maka mereka mengobati dan memberi minum.

AbuDaud:2351

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya bin Faris], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Khalid Al Wahbi], telah menceritakan kepada kami [Ibnu Ishaq] dari [Abu Ja'far] dan [Az Zuhri] dari [Yazid bin Hurmuz], ia berkata; [Najdah Al Haruri] menulis surat kepada [Ibnu Abbas], ia bertanya kepadanya mengenai para wanita, apakah mereka menghadiri peperangan bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? Dan apakah mereka diberi saham? Yazid berkata; aku yang menulis surat Ibnu Abbas kepada Najdah. Sungguh mereka telah menghadiri peperangan bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Adapun mereka tidak diberi saham (bagian), dan terkadang diberi pemberian.

AbuDaud:2352

Telah menceritakan kepada kami [Wahb bin Baqiyyah], ia berkata; telah mengabarkan kepada kami [Khalid] dari [Daud], dari [Ikrimah], dari [Ibnu Abbas], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda pada saat perang Badr: "Barangsiapa yang melakukan demikian dan demikian, maka baginya tambahan pemberian demikian dan demikian." Kemudian orang-orang yang muda maju sedangkan orang-orang tua menjaga bendera, dan mereka tidak meninggalkannya hingga Allah memenangkan atas mereka. Orang-orang tua berkata; kami adalah adalah penolong kalian, seandainya kalian kalah maka kalian akan bergabung kepada kami, maka janganlah kalian membawa rampasan perang sementara kami tetap di tempat dan tidak mengambilnya. Kemudian para pemuda menolak hal tersebut dan berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menjadikannya untuk kami. Kemudian Allah menurunkan ayat: "Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah: "Harta rampasan perang kepunyaan Allah dan Rasul….. hingga firmanNya: "Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dan rumahmu dengan kebenaran, padahal sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya." Ibnu Abbas berkata berkata; maka hal tersebut menjadi sesuatu yang lebih baik bagi mereka, dan seperti itu juga; maka taatilah aku sesungguhnya aku lebih mengetahui akibat hal ini daripada kalian. Telah menceritakan kepada kami [Ziyad bin Ayyub], telah menceritakan kepada kami [Husyaim], ia berkata; telah mengabarkan kepada kami [Daud bin Abu Hindun], dari [Ikrimah], dari [Ibnu Abbas] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata pada saat perang Badr: "Barangsiapa yang membunuh satu orang, maka baginya demikian dan demikain. Dan barangsiapa yang menawan tawanan, maka baginya demikian dan demikian." Kemudian ia menyebutkan seperti hadits tersebut. Dan hadits Khalid lebih sempurna. Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Muhammad bin Bakkar bin Bilal], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Khalid bin Mauhab Al Hamdani], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Zakariya bin Abu Zaidah], ia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Daud] dengan hadits ini menggunakan sanadnya. Ia berkata; kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membaginya dengan sama. Dan hadits Khalid lebih sempurna.

AbuDaud:2360

Telah menceritakan kepada kami [Hannad bin As Sari] dari [Abu Bakr] dari ['Ashim] dari [Mush'ab bin Sa'd] dari [ayahnya], ia berkata; aku datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada saat perang Badr dengan membawa sebuah pedang. Lalu aku katakan; wahai Rasulullah, sesungguhnya pada hari ini Allah telah mengobati dadaku dari musuh. Maka berikanlah pedang ini kepadaku. Beliau berkata: "Sesungguhnya pedang ini bukan milikku dan bukan milikmu." Kemudian aku pergi dan aku katakan; pada hari ini pedang itu akan diberikan kepada orang yang tidak mendapatkan musibah seperti musibahku. Ketika aku dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba seorang utusan datang kepadaku lalu berkata; sambutlah panggilan beliau! Lalu aku menyangka bahwa telah turun sesuatu mengenaiku karena ucapanku. Lalu aku datang dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadaku: "Sesungguhnya engkau telah meminta pedang ini kepadaku, dan pedang tersebut bukanlah milikku dan bukan milikmu. Dan sesungguhnya Allah telah memberikannya kepadaku. Pedang tersebut untukmu." Kemudian beliau membacakan ayat: "Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah: "Harta rampasan perang kepunyaan Allah dan Rasul….." hingga akhir ayat. Abu Daud berkata; sedangkan qira`ah (cara membaca) Ibnu Mas'ud adalah; YAS-ALUUNAKAN NAFLA.

AbuDaud:2361

Telah menceritakan kepada kami [Hannad], telah menceritakan kepada kami ['Abdah bin Sulaiman Al Kilabi] dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus satu kesatuan militer ke Najd, kemudian aku keluar bersama kesatuan militer tersebut dan kami mendapatkan banyak binatang ternak. Kemudian pemimpin kami memberikan tambahan satu unta, satu unta untuk setiap orang. Kemudian kami datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan beliau membagikan rampasan perang kepada kami. Sehingga setiap kami mendapatkan dua belas unta setelah diambil seperlima. Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak menghitung apa yang telah diberikan pemimpin kami kepada kami, dan beliau tidak mencelanya setelah ia melakukan hal tersebut. Sehingga setiap kami memiliki tiga belas unta dengan tambahan tersebut.

AbuDaud:2363

Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Abdullah], telah menceritakan kepada kami [Hasyim bin Al Qasim], telah menceritakan kepada kami [Ikrimah], telah menceritakan kepadaku [Iyas bin Salamah] dari [ayahnya], ia berkata; Abdurrahman bin 'Uyainah telah menyerang unta Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan membunuh penggembalanya, lalu ia dan para sahabatnya menggiring unta tersebut dengan menunggang kuda. Kemudian aku arahkan wajahku menghadap ke Madinah, kemudian aku menyeru tiga kali; peringatan…! Kemudian aku mengikuti orang-orang tersebut lalu aku memanah dan membunuh tunggangan mereka. Kemudian tiba-tiba terdapat seorang penunggang kuda yang kembali ke arahku. Aku duduk bersembunyi di panggal pohon, kemudian Allah tidaklah Allah memberikan tunggangan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melainkan aku jadikan berada di belakang punggungku. Hingga mereka melemparkan lebih dari tiga puluh tombak dan tiga puluh pakaiaan untuk memperingan darinya. Kemudian 'Uyainah memberikan bala bantuan kepada mereka. Lalu ia berkata; hendaknya ada beberapa orang diantara kalian yang bangkit menuju kepadanya! Kemudian terdapat empar orang diantara mereka yang datang kepadaku dan menaiki gunung. Kemudian tatkala mereka mendengarku aku katakan; apakah kalian mengenalku? Mereka berkata; siapa engkau? Aku katakan; aku adalah Ibnu Al Akwa'. Demi Dzat yang telah memuliakan wajah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, tidak ada seorangpun dari kalian yang mencariku kemudian mampu mendapatkanku. Dan tidaklah aku mencarinya dan ia luput dariku. Dan tidak lama kemudian aku melihat para penunggang kuda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang menyelinap diantara pepohonan. Orang pertama mereka adalah Al Akhram Al Asadi, kemudian ia mengejar Abdurrahman bin 'Uyainah, kemudian Abdurrahman berbalik kepadanya, dan tusukan mereka bergantian dua tusukan. Lalu Al Akhram membunuh tunggangannya dan Abdurrahman menusuknya hingga ia mampu membunuhnya. Kemudian Abdurrahman berpindah kepada kuda Al Akhram. Lalu Abu Qatadah mengejar Abdurrahman kemudian mereka saling bergantian dua tusukan. Abdurrahman membunuh tunggangan Abu Qatadah dan Abu Qatadah membunuhnya. Kemudian Abu Qatadah berpindah ke kuda Al Akhram. Kemudian aku datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sementara beliau berada di tepi air yang aku jauhkan mereka darinya, yaitu Dzu Qarad. Ternyata Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berada diantara lima ratus unta, kemudian beliau memberiku saham penunggang kuda dan pejalan kaki.

AbuDaud:2372

Telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin 'Utbah], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Walid], telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Al 'Ala`] bahwa ia mendengar [Abu Sallam Al Aswad], berkata; aku mendengar ['Amr bin 'Abasah], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melakukan shalat bersama kami menghadap ke unta yang merupakan sebagian dari rampasan perang, kemudian beliau mengucapkan salam dan mengambil satu helai rambut dari sisi unta tersebut, kemudian beliau berkata: "Dan tidak halal bagiku dari rampasan perang kalian seperti ini kecuali seperlima dan seperlima dikembalikan kepada kalian.

AbuDaud:2374

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih], telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Wahb], telah mengabarkan kepadaku ['Amr] dari [Bukair bin Al Asyajj] dari [Al Husan bin Ali bin Abu Rafi'], bahwasanya [Abu Rof'] telah mengabarkan kepadanya, ia berkata; orang-orang Quraisy telah mengutusku kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian tatkala aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam maka terbetik dalam hatiku untuk masuk Islam. Lalu aku katakan; wahai Rasulullah, demi Allah, sesungguhnya aku tidak akan kembali kepada mereka selamanya. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya aku tidak akan membatalkan perjanjianku, dan tidak akan menahan utusan. Akan tetapi kembalilah apabila dalam hatimu apa yang ada dalam hatimu sekarang ini maka kembalilah!" Al Husain berkata; lalu aku kembali, kemudian aku mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan masuk Islam. Bukair berkata; dan ia telah mengabarkan kepadaku bahwa Abu Rafi' adalah seorang Qibthi (orang asli Mesir). Abu Daud berkata; ini adalah pada zaman dulu, adapun sekarang maka tidak boleh.

AbuDaud:2377

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir], telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Abu Ishaq] dari [Haritsah bin Mudharrib], bahwa ia datang kepada [Abdullah] dan berkata; tidak ada antara diriku dengan salah seorang Arab permusuhan, dan aku pernah melewati masjid Bani Hanifah, ternyata mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Musailamah. Kemudian Abdullah mengutus utusan kepada mereka, kemudian mereka dihadapkan kepadanya. Lalu ia meminta mereka untuk bertaubat selain Ibnu An Nawwahah. Abdullah berkata kepadanya; saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Seandainya engkau bukanlah seorang utusan niscaya aku memenggal lehermu." Pada saat ini engkau bukanlah seorang utusan. Kemudian ia memerintahkan Qarazhah bin Ka'bin untuk memenggalnya, lalu ia memenggal lehernya di pasar. Kemudian ia berkata; siapa yang ingin melihat Ibnu An Nawwahah terbunuh di pasar?

AbuDaud:2381

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Ubaid] bahwa [Muhammad bin Tsaur] telah menceritakan kepada mereka, dari [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah bin Az Zubair] dari [Al Miswar bin Makhramah], ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah keluar pada waktu terjadinya perdamaian Hudaibiyah bersama seratus tiga belas sahabatnya hingga ketika sampai di Dzul Hulaifah, beliau mengalungi hewan kurban dan memberinya tanda serta berihram untuk melakukan umrah. Al Miswar menyebutkan hadits tersebut, dan ia berkata; dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berjalan hingga setelah berada di Ats Tsaniyyah yang darinya beliau turun kepada mereka, unta beliau menderum. Kemudian orang-orang berkata; hus, hus.. Al Qaswa` berhernti dua kali. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Demi Dzat yang jiwaku ada di tanganNya, Al Qashwaa` tidak berhenti dan hal itu bukanlah tabi'atnya, akan tetapi ia tertahan oleh sesuatu yang menahan gajah (yang hendak menghancurkan Ka'bah)." Kemudian beliau berkata: "Demi Dzat yang jiwaku ada di tangannya, tidaklah pada hari ini mereka meminta sebuah kondisi yang dengannya mereka mengagungkan bulan-bulan haram (dengan tidak melakukan peperangan) melainkan aku akan memberikannya kepada mereka." Kemudian beliu menggertak untanya hingga berdiri, lalu beliau pergi dari mereka hingga beliau singgah di bagian Hudaibiyyah yang paling jauh, berada di atas lubang yang memilliki sedikit air. Kemudian Budail bin Warqa` Al Khuza'i datang kepada beliau kemudian 'Urwah bin Mas'ud datang kepadanya, dan berbicara dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, setiap kali ia berbicara dengan beliau ia memegang jenggot beliau. Sementara Al Mughirah bin Syu'bah berdiri di samping Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan memegang pedang, dan memakai penutup kepala. Kemudian ia memukulkan tangannya pada gagang pedang, dan ia berkata; jauhkan tanganmu dari jenggot beliau! Kemudian 'Urwah mengangkat kepalanya dan berkata; siapakah ini? Mereka berkata; Al Mughirah bin Syu'bah. Kemudian ia berkata; wahai orang yang suka mengingkari janji, bukankah aku telah berusaha menolak keburukan sifat ingkar janjimu? Dahulu Al Mughirah pernah menyertai beberapa orang (dari Tsaqif) pada masa jahiliyah kemudan ia membunuh mereka dan mengambil harta mereka. Kemudian ia datang dan masuk Islam. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Adapun (jika) masuk Islam, maka kami menerima, sedangkan harta tersebut adalah harta hasil dari pengkhianatan, kami tidak butuh kepadanya." kemudian ia menyebutkan hadits tersebut. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tulislah, ini adalah yang diputuskan Muhammad Rasulullah." Kemudian ia menyebutkan kisah tersebut. Kemudian Suhail berkata; dan dengan syarat bahwa tidak ada seorangpun diantara kami yang datang kepadamu walaupun ia berada di atas agamu melainkan engkau kembalikan kepada kami. Kemudian tatkala telah selesai dari urusan tulisan tersebut Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada para sahabatnya: "Bangkitlah, lalu sembelihlah kurban kemudian bercukurlah!" kemudian para wanita mukmi yang berhijrah datang, sebagaimana yang terdapat dalam ayat. Kemudian Allah melarang mereka untuk mengembalikan para wanita tersebut dan memerintahkan agar mereka mengembalikan mahar (kepada mantan suami mereka). Kemudian beliau kembali ke Madinah, kemudian beliau di datangi seorang laki-laki Quraisy. Lalu orang-orang Quraisy mengirimkan utusan untuk mencarinya, kemudian beliau menyerahkannya kepada dua orang. Kemudian kedua orang tersebut keluar dengan membawanya, hingga tatkala mereka sampai di Dzul Hulaifah, mereka singgah dan makan sebagian kurma mereka. Lalu Abu Bashir berkata kepada salah seorang dari mereka; demi Allah, sungguh aku melihat pedangmu ini bagus wahai Fulan. Kemudian orang yang lain menghunusnya dan berkata; benar. Sungguh aku telah mencobanya. Lalu Abu Bashir bekata; perlihatkan kepadaku! aku akan melihatnya. Kemudian orang tersebut menyerahkan pedang tersebut kepadanya. lalu Abu Bashir menebasnya hingga mati, dan yang lain melarikan diri hingga datang ke Madinah, lalu ia memasuki masjid. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Sungguh orang ini telah melihat rasa takut." Kemudian orang tersebut berkata; demi Allah, sahabatku telah terbunuh, dan aku akan dibunuh. Lalu Abu Bashir datang dan berkata; sungguh Allah telah memenuhi perlindunganmu, anda telah mengembalikanku kepada mereka kemudian Allah menyelamatkanku dari mereka. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Mengherankan, ia akan mengobarkan api peperangan apabila ia memiliki teman yang menolongnya." Kemudian tatkala Abu Bashir mendengar hal tersebut maka ia mengerti bahwa beliau akan mengembalikannya kepada mereka. Maka ia keluar hingga sampai di tepi laut, dan Abu Jundal hilang dan bergabung dengan Abu Bashir hingga terkumpul dari mereka sekelompok orang (berjumlah empat puluh atau lebih).

AbuDaud:2384

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad An Nufaili], telah menceritakan kepada kami [Isa bin Yunus], telah menceritakan kepada kami [Al Auza'i], dari [Hassan bin 'Athiyyah], ia berkata; Makhul dan Ibnu Zakariya` pergi kepada [Khalid bin Ma'dan] dan aku ikut bersama mereka berdua. Kemudian ia menceritakan kepada kami dari [Jubair bin Nufair], ia berkata; Jubair berkata; pergilah bersama kami ke [Dzu Mikhbar] seorang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian kami datang kepadanya. Kemudian Jubair bertanya kepadanya mengenai perjanjian damai. Kemudian ia berkata; aku telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Kalian akan mengadakan perjanjian damai dengan orang-orang Romawi, dan kalian bersama mereka akan menyerang musuh di belakang kalian."

AbuDaud:2386

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih], telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Amr bin Dinar] dari [Jabir], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapakah yang bersedia membunuh Ka'b bin Al Asyraf? Karena sesungguhnya ia telah mengganggu Allah dan RasulullahNya." Kemudian Muhammad bin Maslamah berdiri dan berkata; saya wahai Rasulullah. Apakah engkau ingin aku membunuhnya? Beliau berkata: "Ya." Ia berkata; izinkan saya untuk mengatakan sesuatu! Beliau berkata: "Ya." Kemudian ia datang kepada Ka'b dan berkata; sesungguhnya orang ini telah meminta sedekah kepada kami dan telah memberatkan kami. Ia berkata; dan juga niscaya engkau akan merasa bosan dengannya. Ia berkata; kami mengikutinya sementara kami tidak ingin meninggalkannya hingga kami melihat ke manakah urusannya akan berakhir. Sungguh kami ingin agar engkau memberi kami hutang satu wasaq atau dua wasaq. Ka'b berkata; apakah yang akan kalian gadaikan kepadaku? ia berkata; apa yang engkau inginkan dari kami? Ia berkata; para wanita kalian. Mereka berkata; subhanallah, engkau adalah orang Arab yang paling tampan, apakah kami akan menggadaikan para wanita kami kepadamu, hingga hal tersebut menjadi sebuah cela atas kami? Ia berkata; kalian gadaikan kepadaku anak-anak kalian. Mereka berkata; subhanallah, anak salah seorang dari kami akan dicela. Kemudian dikatakan; akan digadaikan kepadamu satu atau dua wasaq. Mereka berkata; kami akan menggadaikan senjata kepadamu. Ia bekata; ya. kemudian tatkala Muhammad bin Maslamah datang kepadanya, maka ia memanggilnya. Lalu ia keluar dengan memakai minyak wangi, kepalanya menebarkan bau wangi. Kemudian tatkala ia datang kepadanya sementara Muhammad bin Maslamah telah datang bersama tiga atau empat orang. Kemudian mereka menyebutkan hal tersebut kepadanya, ia berkata; aku memiliki Fulanah, ia adalah wanita yang paling wangi. Muhammad bin Maslamah berkata; apakah engkau menizinkanku untuk mencium? Ia berkata; ya. kemudian ia memasukkan tangannya ke kepalannya dan menciumnya. Ia berkata; apakah aku boleh mengulangi? Ia berkata; ya. kemudian ia memasukkan tangannya ke dalam kelapanya. Kemudian tatkala Muhammad bin Maslamah memungkinkan untuk membunuhnya ia berkata; tangkaplah dia! Kemudian mereka menebasnya hingga mereka membunuh Ka'b.

AbuDaud:2387

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Muhammad bin Tsabit Al Marwazi], telah menceritakan kepadaku [Ali bin Husain], dari [ayahnya], dari [Yazid An Nahwi], dari [Ikrimah], dari [Ibnu Abbas], ia berkata; "Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin……" ayat tersebut digantikan oleh yang ada dalam Surat An Nur yang berbunyi: Sesungguhnya yang sebenar-benar orang mukmin ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya……hingga: "Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

AbuDaud:2390

Telah menceritakan kepada kami [Abu Taubah Ar Rabi' bin Nafi'], telah menceritakan kepada kami [Isa] dari [Isma'il] dari [Qais] dari [Jarir], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadaku: "Tidakkah engkau menenangkanku dari Dzul Khalashah?" kemudian terdapat seseorang yang mendatanginya dan membakarnya. Kemudian mengirim seseorang dari Ahmas kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk memberikan kabar gembiran kepada beliau. Orang tersebut diberi kunyah Abu Arthah.

AbuDaud:2391

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il], telah menceritakan kepada kami [Hammad], telah mengabarkan kepada kami [Tsabit Al Bunani], dari [Anas bin Malik], bahwa seorang pemuda Aslam berkata; wahai Rasulullah, aku ingin berjihad dan aku tidak memiliki harta yang perlu aku persiapkan. Beliau berkata: "Pergilah kepada Fulan Al Anshari, sesungguhnya ia telah bersiap-siap lalu sakit. Katakan kepadanya; sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyampaikan salam kepadamu. Dan katakan kepadanya; serahkan kepadaku apa yang telah engkau persiapkan!" kemudian pemuda tersebut datang kepadanya hal tersebut. Lalu orang anshar tersebut berkata kepada isterinya; wahai Fulanah, serahkan kepadanya apa yang telah aku persiapkan, dan jangan engkau tahan sedikitpun darinya! Demi Allah, tidak mungkin engkau menahan sedikitpun darinya kemudian Allah memberi berkah.

AbuDaud:2399

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Manshur Ath Thusi], telah menceritakan kepada kami [Ya'qub], telah menceritakan kepada kami [ayahku], dari [Ibnu Ishaq], telah menceritakan kepadaku [Nafi'] dari [Ibnu Umar], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika datang dari hajinya beliau masuk ke masjid, dan menderumkan untanya di depan pintu masjid, kemudian beliau pergi ke rumahnya. Nafi' berkata; Ibnu Umar melakukan demikian.

AbuDaud:2401

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad], telah menceritakan kepada kami [Abu Al Ahwash], telah menceritakan kepada kami [Manshur], dari [Asy Sya'bi], dari [Al Bara`], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah kepada kami pada hari penyembelihan ('idul Adhha) setelah melakukan shalat. Beliau berkata: "Barangsiapa yang melakukan shalat seperti shalat kami dan menyembelih sembelihan kami maka sungguh ia telah telah melakukan kurban, dan barang siapa yang menyembelih sebelum shalat maka hal itu adalah kambing daging (untuk dimakan dagingnya saja)." Kemudian Abu Burdah bin Diyar berdiri dan berkata; wahai Rasulullah, aku telah menyembelih sebelum keluar untuk melakukan shalat, dan aku telah mengetahui bahwa hari ini adalah hari makan dan minum, maka aku segerekan penyembelihan tersebut, lalu aku makan dan memberi makan keluarga serta tetanggaku. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Itu adalah kambing untuk dimakan dagingnya saja." Kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya bagiku kambing yang berumur satu tahun lebih baik daripada dua kambing daging (yang dimakan dagingnya saja)." Al Bara` berkata: "Apakah sah bagiku? Ia berkata; ya. Dan tidak sah untuk seorang pun setelahmu."

AbuDaud:2418

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir], telah mengabarkan kepada kami [Israil], telah menceritakan kepada kami [Simak], dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas], mengenai firman Allah: "Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya." Mereka mengatakan; apa yang Allah sembelih janganlah kalian makan dan apa yang kalian sembelih makanlah! Kemudian Allah 'azza wajalla menurunkan ayat: "Dan jangan kalian makan apa yang yang belum disebutkan nama Allah padanya."

AbuDaud:2435

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah], telah menceritakan kepada kami [Imran bin 'Uyainah], dari ['Atha` bin As Saib], dari [Sa'id bin Jubair], dari [Ibnu Abbas], ia berkata; orang-orang yahudi telah datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; kami maka apa yang kami bunuh, dna kami tidak makan apa yang Allah bunuh. Kemudian Allah menurunkan ayat: "Dan jangan kalian makan apa yang yang belum disebutkan nama Allah padanya." Hinngga akhir ayat.

AbuDaud:2436

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id], telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] dari [Zaid bin Aslam], dari ['Atha` bin Yasar] dari [seorang laki-laki dari Bani Haritsah], bahwa ia pernah menggembala unta yang bersusu dan hampir melahirkan di sebuah jalan Uhud. Kemudian unta tersebut hampir mati dan ia tidak mendapatkan sesuatu untuk menyembelihnya, lalu ia mengambil pasak dan ia tusukkan pada dadanya hingga mengeluarkan darah, kemudian ia datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu mengabarkan tentang hal itu, maka beliau memerintahkan untuk memakannya.

AbuDaud:2440

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah?], serta [Ibnu Abu Khalaf], mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri], dari [Amir bin Sa'd], dari [ayahnya], ia berkata; Sa'd terkena suatu penyakit, Ibnu Abu Khalaf berkata; di Mekkah. Kemudian lafazh mereka sama; hampir meninggal karena penyakit tersebut, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjenguknya, lalu ia berkata; wahai Rasulullah, sesungguhnya saya memiliki harta yang banyak, dan tidak ada yang mewarisiku selain anak perempuanku, apakah aku boleh bersedekah dengan dua pertiga? Beliau bersabda: "Tidak." Ia berkata; setengah? Beliau bersabda: "Tidak." Ia berkata; sepertiga? Beliau bersabda: "Ya, sepertiga. Dan sepertiga adalah banyak. Sesungguhnya engkau meninggalkan para pewarismu dalam keadaan kaya adalah lebih baik daripada engkau meninggalkan mereka dalam keadaan kekurangan, mereka meminta-minta kepada manusia. Dan sesungguhnya tidaklah engkau berinfak dengan suatu nafkah melainkan engkau diberi pahala karenanya, hingga suapan yang engkau berikan kepada isterimu." Aku katakan; wahai Rasulullah, apakah aku akan tinggal di Mekkah? Beliau berkata: "Sesungguhnya seandainya engkau tertinggal setelahku kemudian engkau beramal shalih dengan mengharapkan wajah Allah niscaya engkau pasti akan bertambah tinggi derajatmu, kemungkinan engkau akan berumur panjang hingga orang-orang mengambil manfaat dengan keberadaanmu, dan orang yang lain akan mendapatkan madharat." Kemudian beliau berkata kepada para sahabatnya: "Ya Allah, sempurnakanlah hijrah para sahabatku, dan jangan Engkau kembalikan mereka kepada kekafiran, akan tetapi Sa'd bin Khaulah akan meninggal di Mekkah." Beliau merasa kasihan terhadapnya.

AbuDaud:2480

Telah menceritakan kepada kami [Manshur bin Abu Muzahim], telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr], dari [Abu Ishaq], dari [Al Bara` bin 'Azib], ia berkata; seorang laki-laki datang kepada kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; wahai Rasulullah, mereka meminta fatwa kepada engkau mengenai kalalah, apakah kalalah itu? Beliau berkata: "Cukup bagimu ayat yang turun pada musim panas." Kemudian aku katakan kepada Abu Ishaq; ia adalah orang yang mati dan tidak meninggalkan anak dan ayah, ia berkata; demikianlah mereka meyakini.

AbuDaud:2503

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin 'Amir bin Zurarah], telah menceritakan kepada kami [Ali bin Mushir] dari [Al A'masy] dari [Abu Qais Al Audi] dari [Hudzail bin Syurahbil Al Audi], ia berkata; seorang laki-laki telah datang kepada Abu Musa Al Asy'ari dan Salman bin Rabi'ah, kemudian bertanya kepada mereka berdua mengenai anak perempuan, anak perempuan dari anak laki-laki dan saudara perempuan seayah serta seorang ibu. Kemudian mereka berdua mengatakan; untuk anak wanita setengah bagian, untuk saudara wanita seayah serta ibu adalah setengah bagian. Dan mereka berdua tidak memberikan warisan kepada anak perempuan dari anak laki-laki sedikitpun. Datanglah kepada [Ibnu Mas'ud], sesungguhnya ia akan mengoreksi kami, kemudian orang tersebut datang kepadanya dan bertanya, kemudian Ibnu Mas'ud memberitahu kepadanya dengan perkataan mereka berdua. Kemudian ia berkata; sungguh aku telah sesat dan aku bukan termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk. Akan tetapi aku akan memutuskan padanya dengan keputusan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Untuk anak wanitanya setengah dan untuk anak wanita dari anak laki-laki mendapatkan saham (bagian) sebagai penyempuraan dua pertiga, dan sisanya adalah untuk saudara wanita seayah serta untuk ibu.

AbuDaud:2504

Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi], dari [Malik] dari [Ibnu Syihab], dari [Utsman bin Ishaq bin Kharasyah], dari [Qabishah bin Dzuaib], bahwa ia berkata; telah datang seorang nenek kepada Abu Bakr Ash Shiddiq, ia bertanya kepadanya mengenai warisannya. Kemudian ia berkata; engkau tidak mendapatkan sesuatupun dalam Kitab Allah Ta'ala, dan aku tidak mengetahui sesuatu untukmu dalam sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Kembalilah hingga aku bertanya kepada orang-orang. Kemudian Abu Bakr bertanya kepada orang-orang, lalu [Al Mughirah bin Syu'bah] berkata; aku menyaksikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah memberikan kepadanya seperenam. Kemudian Abu Bakr berkata; apakah ada orang (yang menyaksikan) selainmu? Kemudian [Muhammad bin Maslamah] berdiri dan berkata seperti apa yang dikatakan Al Mughirah bin Syu'bah. Lalu Abu Bakr menerapkannya dan berkata; engkau tidak mendapatkan sesuatupun dalam Kitab Allah Ta'ala, dan keputusan yang telah diputuskan adalah untuk selainmu, dan aku tidak akan menambahkan dalam perkara faraidl, akan tetapi hal itu adalah seperenam. Apabila kalian berdua dalam seperenam tersebut maka seperenam itu dibagi di antara kalian berdua. Siapapun di antara kalian berdua yang melepaskannya maka seperenam tersebut adalah miliknya.

AbuDaud:2507

Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar], telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Budail] dari [Ali bin Abu Thalhah], dari [Rasyid bin Sa'd], dari [Abu 'Amir Al Hauzani Abdullah bin Luhai] dari [Al Miqdam], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang meninggalkan kall (keluarga dan hutang) maka menjadi tanggunganku." Dan terkadang beliau mengatakan: "Menjadi tanggungan Allah dan rasulNya." "Dan barangsiapa yang meninggalkan harta maka untuk para pewarisnya, dan aku adalah pewaris orang yang tidak memiliki pewaris. Aku menanggung diyatnya dan mewarisinya. Paman (dari pihak ibu) adalah pewaris orang yang tidak memiliki pewaris, ia menanggung diyatnya dan mewarisinya."

AbuDaud:2512

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] dari ['Amr bin Abu Hakim Al Wasithi], telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Buraidah] bahwa dua orang yang bersaudara seorang yahudi dan muslim saling memperkarakan kepada Yahya bin Ya'mar kemudian ia memberikan warisan kepada orang muslim. Dan [Yahya] berkata; telah menceritakan kepadaku [Abu Al Aswad bin Amir] bahwa [seorang laki-laki] telah menceritakan kepadanya bahwa [Mu'adz] telah menceritakan kepadanya ia berkata; aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Islam bertambah dan tidak berkurang." Kemudian beliau memberikan warisan kepada seorang muslim. Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Syu'bah] dari [Amru bin Abi Hakim] dari [Abdullah bin Buraidah] dari [Yahya bin Ya'mar] dari [Abu Al Aswad Ad Dili] bahwa [Mu'adz] diberi warisan seorang yahudi sementara pewarisnya adalah seorang muslim. Ia menyebutkan hadits tersebut dengan maknanya dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

AbuDaud:2524

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin 'Amr bin Abu Al Hajjaj Abu Ma'mar], telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] dari [Husain Al Mu'allim], dari ['Amr bin Syu'aib], dari [ayahnya], dari [kakeknya], bahwa Ri`ab bin Hudzaifah telah menikah dengan seorang wanita kemudian ia melahirkan tiga orang anak. Kemudian ibu mereka meninggal. Kemudian mereka mewarisi tempat tinggalnya dan perwalian mantan budaknya. Dan 'Amr bin Al 'Ash adalah 'ashabah (orang yang mendapat sisa dari pembagian warisan) anak-anak wanita tersebut, kemudian ia mengeluarkan mereka ke Syam, dan mereka meninggal. Kemudian 'Amr bin Al 'Ash datang dan mantan budak wanita tersebut dan meninggalkan harta untuknya. Kemudian para saudara wanita tersebut mempermasalahkannya kepada Umar bin Al Khathab, kemudian [Umar] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apa yang dijaga seorang anak atau orang tua adalah untuk 'ashabahnya, siapapun dia." Ia berkata; kemudian Umar menulis untuknya sebuah surat yang berisi persaksian Abdurrahman bin 'Auf, dan Zaid bin Tsabit serta seorang laki-laki yang lain. Kemudian tatkala Abdul Malik ditunjuk menjadi Khalifah mereka memperselisihkannya kepada Hisyam bin Isma'il, atau kepada Isma'il bin Hisyam. Kemudian ia melaporkannya kepada Abdul Malik. Kemudian ia berkata; ini termasuk keputusan yang telah aku lihat. Ia berkata; kemudian Abdul Malik memutuskan untuk kami dengan surat Umar bin Al Khathab, dan kami dalam keputusan tersebut hingga saat ini.

AbuDaud:2528

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ash Shabbah Al Bazzaz], telah menceritakan kepada kami [Husyaim], telah mengabarkan kepada kami [Yunus] dan [Manshur] dari [Al Hasan] dari [Abdurrahman bin Samurah], ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadaku: "Wahai Abdurrahman, janganlah engkau meminta kepemimpinan, sesungguhnya apabila engkau diberi kepemimpinan karena memintanya maka engkau diserahi kepemimpinan itu (sepenuhnya) kepada dirimu, dan apabila engkau diberinya bukan karena meminta maka engkau akan diberi pertolongan."

AbuDaud:2540

Telah menceritakan kepada kami [Wahb bin Baqiyyah], telah menceritakan kepada kami [Khalid], dari [Isma'il bin Abu Khalid], dari [saudaranya], dari [Bisyr bin Qurrah Al Kalbi], dari [Abu Burdah], dari [Abu Musa], ia berkata; aku pergi bersama dua orang laki-laki kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian salah seorang diantara mereka bersaksi (memohon), kemudian berkata; kami datang agar engkau mempekerjakan kami untuk mengurusi pekerjaan engkau. Dan yang lain berkata; seperti perkataan sahabatnya. Kemudian beliau berkata; sesungguhnya saudara-saudara kalian di sisi kami (paling banyak melakukan khianat) yang meminta pekerjaan. Abu Musa meminta maaf kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; aku tidak mengetahui kenapa mereka datang, dan beliau tidak mempekerjakan mereka mengurusi sesuatupun, hingga beliau meninggal.

AbuDaud:2541

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Al Mufadhdhal], telah menceritakan kepada kami [Ghalib Al Qaththan] dari [seorang laki-laki] dari [ayahnya] dari [kakeknya] bahwa mereka berada di atas tempat minum diantara beberapa tempat minum. Kemudian tatkala Islam telah sampai kepada mereka maka pemilik air tersebut akan memberikan kepada kaumnya seratus ekor unta dengan syarat mereka masuk Islam. Kemudian mereka masuk Islam. Dan ia membagikan unta tersebut diantara mereka. Kemudian ia berfikiran untuk mengambil kembali unta-unta tersebut dari mereka. Kemudian ia mengutus anaknya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Ia berkata kepada anaknya; datanglah kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan katakan; sesungguhnya ayahku mengucapkan salam kepada anda. Dan ia telah memberi kaumnya seratus ekor unta dengan syarat mereka masuk Islam. Kemudian mereka masuk Islam, dan ia membagikan unta tersebut diantara mereka. Dan ia berfikiran untuk mengambil kembali unta tersebut dari mereka. Apakah ia berhak atas unta tersebut ataukah mereka yang lebih berhak? Apabila beliau mengatakan: "Ya." atau "Tidak" maka katakan kepada beliau; sesungguhnya ayahku adalah orang yang telah tua dan ia adalah seorang 'arif (orang yang bertugas mengatur permasalahan dan kemaslahatan umat) yang mengatur air, dan ia meminta agar engkau menjadikan saya pekerjaan 'arif setelahnya. Kemudian anak tersebut datang kepada beliau kemudian mengatakan; sesungguhnya ayahku mengucapkan salam kepada engkau. Kemudian beliau menjawab: "WA 'ALAIKA WA 'ALA ABIIKAS SALAAM" (semoga keselamatan terlimpahkan kepadamu dan kepada ayahmu). Kemudian ia berkata; sesungguhnya ayahku memberi kaumnya dengan syarat mereka masuk Islam, lalu mereka masuk Islam dan telah baik keislaman mereka. Kemudian ia berfikiran untuk mengambil kembali unta tersebut dari mereka. Apakah ia lebih berhak terhadap unta tersebut atau mereka lebih berhak? Kemudian beliau bersabda: "Apabila ia berfikiran untuk memberikan unta tersebut kepada mereka maka silahkan ia memberikannya kepada mereka, dan apabila ia berfikiran untuk mengambil kembali unta tersebut dari mereka maka ia lebih berhak terhadap unta tersebut daripada mereka. Dan apabila mereka telah masuk Islam maka bagi mereka keislaman mereka dan apabia mereka tidak masuk Islam maka mereka diperangi atas nama Islam." Kemudian ia berkata; sesungguhnya ayahku adalah orang yang telah tua dan ia adalah 'arif (pengatur) pembagian air, dan ia mohon kepada anda agar anda memberiku pekerajaan instruktur yang mengurusi air setelahnya. Kemudian beliau berkata: "Sesungguhnya pekerjaan sebagai 'arif (pengatur) adalah sesuatu yang hak dan orang-orang memerlukan para pengatur, akan tetapi para pengatur akan berada di neraka."

AbuDaud:2545

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ibrahim Al Asbathi], telah menceritakan kepada kami [Abdurrahim bin Sulaiman] dari [Muhammad bin Ishaq] dari ['Ashim bin Umar bin Qatadah] dari [Mahmud bin Labid] dari [Rafi' bin Khadij], ia berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata; penunggu zakat yang benar seperti orang yang berperang di jalan Allah hingga ia kembali ke rumahnya.

AbuDaud:2547

Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Umar bin Maisarah], telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yazid?], telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abu Ayyub], telah menceritakan kepadaku [Abu 'Aqil Zahrah bin Ma'bad], dari [kakeknya yaitu Abdullah bin Hisyam], dan ia pernah bertemu dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ibunya yaitu Zainab binti Humaid telah membawanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian berkata; wahai Rasulullah, bai'atlah dia! Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Ia masih kecil." Kemudian beliau mengusap kepalanya.

AbuDaud:2553

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali] dan [Muhammad bin Yahya bin Faris] secara makna, keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Umar Az Zahrani], telah menceritakan kepadaku [Malik bin Anas] dari [Ibnu Syihab] dari [Malik bin Aus bin Al Hadatsan], ia berkata; [Umar] mengirim surat kepadaku ketika siang telah meninggi, kemudian aku datang kepadanya dan aku mendapatinya sedang duduk di atas dipan yang bersentuhan langsung dengan pasir. Kemudian ia berkata ketika aku menemuinya; Wahai Malik, sesungguhnya penghuni beberapa rumah diantara kaummu telah berjalan lemas dan sesungguhnya aku telah memerintahkan agar memberikan sedikit pemberian kepada mereka. Aku katakan; seandainya engkau memerintahkan selainku untuk melakukan hal tersebut maka lebih baik. Kemudian ia berkata; ambillah! Kemudian penjaga Umar datang kepadanya, kemudian penjaga tersebut berkata; wahai Amirul mukminin apakah anda mau menemui [Utsman bin Affan], [Abdurrahman bin 'Auf], [Az Zubair bin Al 'Awwam], dan [Sa'd bin Abu Waqqash]? Ia berkata; ya. kemudian mereka diberi izin maka merekapun masuk. Kemudian penjaganya datang dan berkata; wahai Amirul mukminin apakah anda mau menemui [Al Abbas], dan [Ali]? Ia berkata; ya. kemudian ia memberikan izin kepada mereka, lalu mereka masuk. Al Abbas berkata; wahai amirul mukminin, putuskan antaraku dan antara orang ini, yaitu Ali! Kemudian sebagian orang berata; ya wahai amirul mukminin, putuskan antara keduanya! Dan hentikan mereka dari bertikai. [Malik bin Aus] berkata; aku berfikir bahwa mereka berdua mendatangkan orang-orang tersebut untuk hal tersebut. Kemudian Umar rahimahullah berkata; bersabarlah kalian berdua! Kemudian ia menghadap kepada orang-orang tersebut dan berkata; aku bertanya kepada kalian dengan nama Allah yang dengan seizinnya langit dan bumi berdiri; apakah kalian mengetahui bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Kami tidak diwarisi, apa yang kami tinggalkan adalah sedekah." Mereka berkata; ya. kemudian ia menghadap kepada Ali dan Al Abbas radhiyallallahu 'anhuma dan berkata; aku bertanya kepada kalian dengan nama Allah yang dengan seizinnya langit dan bumi berdiri; apakah kalian mengetahui bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Kami tidak diwarisi, apa yang kami tinggalkan adalah sedekah." Mereka berkata; ya. ia berkata; sesungguhnya Allah telah mengkhususkan Rasulnya shallallahu 'alaihi wasallam dengan kekhususan yang tidak dikhususkan kepada seorangpun diantara manusia. Allah berfirman: "Dan apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) mereka, maka untuk mendapatkan itu kamu tidak mengerahkan seekor kudapun dan (tidak pula) seekor untapun, tetapi Allah yang memberikan kekuasaan kepada RasulNya terhadap apa saja yang dikehendakiNya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." Dan Allah telah memberikan fai` Bani Nadhir kepada RasulNya. Demi Allah beliau tidak mementingkan diri sendiri atas kalian, dan tidak mengambilnya sendiri tanpa memberikan kepada kalian. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengambil sebagian darinya sebagai nafkah satu tahun, atau nafkahnya dan nafkah keluargannya, dan menjadian sisanya sebagai sedekah. Kemudian ia menghadap kepada orang-orang tersebut dan berkata; aku bertanya kepada kalian dengan nama Allah yang dengan seizinnya langit dan bumi berdiri; apakah kalian mengetahui hal tersebut? Mereka mengatakan; ya. kemudian ia menghadap kepada [Al Abbas] dan [Ali] radliallahu 'anhuma dan berkata; aku bertanya kepada kalian dengan nama Allah yang dengan seizinnya langit dan bumi berdiri; apakah kalian mengetahui hal tersebut? Mereka mengatakan; ya. kemudian tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam wafat [Abu Bakr] berkata; aku adalah wali Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian engkau datang bersama orang ini engkau meminta warisanmu dari anak saudaramu, dan orang ini meminta warisan isterinya dari ayahnya. Kemudian Abu Bakr rahimahullah berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kami tidak diwarisi, apa yang kami tinggalkan adalah sedekah." Allah mengetahui bahwa ia adalah orang yang jujur dan baik, berakal dan mengikuti kebenaran. Kemudian Abu Bakr mengurusinya. Kemudian tatkala Abu Bakr meninggal, aku katakan; aku adalah wali Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan wali Abu Bakr, maka aku mengurusnya sesuai dengan kehendak Allah agar aku mengurusnya, kemudian engkau dan orang ini datang dan urusan kalian adalah sama. Kalian berdua memintanya kepadaku. maka aku katakan; apabila kalian menghendaki untuk aku serahkan harta tersebut kepada kalian berdua dengan syarat kalian berjanji dengan perjanjian Allah yaitu agar kalian mengurusnya dengan dengan kepengurusan yang dilakukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka kalian mengambilnya dariku dengan syarat hal tersebut. Kemudian kalian berdua datang kepadaku agar aku memberikan keputusan diantara kalian berdua dengan cara tidak seperti itu. Demi Allah aku tidak akan memutuskan diantara kalian berdua dengan cara tidak seperti itu hingga bangkitnya hari kiamat. Maka apabila kalian berdua tidak mampu maka kembalikanlah kepadaku. Abu Daud berkata; sesungguhnya mereka berdua meminta kepadanya agar ia membagi diantara mereka berdua menjadi dua bagian, bukannya mereka tidak mengetahui bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Kami tidak diwarisi, dan apa yang kami tinggalkan adalah sedekah." Sesungguhnya mereka berdua tidak menuntut kecuali kebenaran. Kemudian Umar berkata; aku tidak memberinya nama pembagian, aku membiarkannya sebagaimana adanya. Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'ubaid] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Tsaur] dari [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Malik bin Aus] dengan kisah ini. Ia berkata; dan mereka yaitu Ali dan Al Abbas radliallahu 'anhuma berselisih mengenai apa yang Allah berikan kepada RasulNya sebagai fai` dari harta Bani Nadhir. Abu Daud berkata; Umar menghendaki agar tidak diberi nama pembagian.

AbuDaud:2574

Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Khalid bin Abdullah bin Mauhib Al Hamdani] telah menceritakan kepada kami [Al Laits bin Sa'd] dari ['Aqil bin Khalid] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah bin Az Zubair] dari [Aisyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahw ia telah mengabarkan kepadanya bahwa Fathimah binti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mengirimkan utusan kepada Abu Bakr Ash Shiddiq radliallahu 'anhu, ia meminta kepadanya warisannya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diantara fa` yang Allah berikan kepdanya di Madinah, dan Fadak, dan apa yang tersisa dari seperlima Khaibar. Kemudian [Abu Bakr] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kami tidak diwarisi, apa yang kami tinggalkan adalah sedekah." Sesungguhnya keluarga Muhammad makan dari harta ini, dan sesungguh aku demi Allah tidak akan mengubah sedikitpun dari sedekah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari kondirinya yang ada pada zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Sungguh aku akan berbuat seperti yang diperbuat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka Abu Bakr enggan untuk menyerahkan sesuatupun dari harta tersebut kepada Fathimah radliallahu 'anha. Telah menceritakan kepada kami [Amr bin Utsman Al Himshi], telah menceritakan kepada kami [ayahku] telah menceritakan kepada kami [Syu'aib bin Abu Hamzah] dari [Az Zuhri] telah menceritakan kepadaku ['Urwah bin Az Zubair] bahwa [Aisyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah mengabaran kepadanya hadits ini. Ia berkata; dan Fathimah pada saat itu meminta sedekah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang berada di Madinah dan Fudak, serta yang tersisa dari seperlima Khaibar. Aisyah radliallahu 'anha berkata; kemudian Abu Bakr berkata; sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Kami tidak diwarisi, apa yang kami tinggalkan adalah sedekah." Sesungguhnya keluarga Muhammad makan dari harta ini, yaitu dari harta Allah, mereka tidak berha untuk menambah melebihi apa yang mereka makan. Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Abu Ya'qub] telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim bin Sa'd], telah menceritakan kepada kami [ayahku] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] ia berkata; telah mengabarkan kepadaku ['Urwah] bahwa [Aisyah] radliallahu 'anha telah mengabarkan kepadanya dengan hadits ini. Ia berkata dalam hadits ini; kemudian Abu Bakr radliallahu 'anhu enggan memberikan hal tersebut kepadanya. dan ia berkata; aku tidak akan meninggalkan sesuatu yang dahulu dilakukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, melainkan aku akan melakukannya. Sesungguhnya aku khawatir jika aku meninggalkan sesuatu dari urusan beliau maka aku akan tersesat. Adapun sedekah beliau di Madinah maka Umar telah menyerahkannya kepada Ali dan Abbas radliallahu 'anhuma. Kemudian Ali mengalahkannya dalam mengurusnya. Adapun Khaibar dan Fadak maka Umar menahan keduanya dan berkata; keduanya adalah sedekah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, keduanya adalah untuk hak-hak beliau serta musibah-musibah yang kemungkinan terjadi. Dan urusan keduanya kembali kepada orang yang mengurui perkara tersebut. Ia berkata; keduanya berada dalam kondisi seperti itu hingga saat ini.

AbuDaud:2578

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah?], telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Fudhail], dari [Al Walid bin Jumai'] dari [Abu Ath Thufail], ia berkata; Fathimah radliallahu 'anhu datang kepada Abu Bakr radliallahu 'anhu, ia meminta warisannya dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian [Abu Bakr] radliallahu 'anhu berkata; aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah apabila memberikan makan kepada seorang nabi maka makanan tersebut adalah untuk orang menggantikan setelahnya."

AbuDaud:2581

Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] dari [Aisyah] bahwa ia berkata; sesungguhnya isteri-isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meninggal, mereka hendak mengirim Utsman bin 'Affan datang kepada Abu Bakr Ash Shiddiq dan bertanya kepadanya mengenai bagian seperdelapan mereka dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian Aisyah berkata; bukankah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mengatakan: "Kami tidak diwarisi, apa yang kami tinggalkan adalah sedekah." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya bin Faris], telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Hamzah], telah menceritakan kepada kami [Hatim bin Isma'il] dari [Usamah bin Zaid] dari [Ibnu Syihab] dengan sanadnya seperti itu. Aku katakan; tidakkah kalian bertakwa kepada Allah? Bukankah kalian telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Kami tidak diwarisi, apa yang kami tinggalkan adalah sedekah." Sesungguhnya harta ini untuk keluarga Muhammad, untuk kebutuhan mereka dan tamu mereka. Kemudian apabila meninggal maka urusannya kepada pemimpin setelahku.

AbuDaud:2584

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih], telah menceritakan kepada kami ['Anbasah], telah menceritakan kepada kami [Yunus] dari [Ibnu Syihab], telah mengabarkan kepadaku [Yazid? bin Hurmuz], bahwa Najdah Al Haruri ketika berhaji disaat terjadinya fitnah terhadap Ibnu Az Zubair, ia mengirimkan surat kepada Ibnu Abbas, bertanya kepadanya mengenai saham kaum kerabat, ia berkata; untuk siapakah menurutmu? [Ibnu Abbas] berkata; untuk kerabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah membagikan kepada mereka. Dan Umar telah menawarkan kepada kami dari saham tersebut, dan kami melihat saham tersebut bukan hak kami. Kemudian kami mengembalikannya dan kami menolak untuk menerimanya.

AbuDaud:2589

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih], telah menceritakan kepada kami ['Anbasah], telah menceritakan kepada kami [Yunus] dari [Ibnu Syihab], telah mengabarkan kepadaku [Abdullah bin Al Harits Ibnu Naufal Al Hasyimi], bahwa [Abdul Muththalib bin Rabi'ah bin Al Harits bin Abdul Muththalib] telah mengabarkan kepadanya bahwa Ayahnya yaitu Rabi'ah bin Al Harits dan 'Abbas bin Abdul Muththalib mereka berdua berkata kepada Abdul Muththalib bin Rabi'ah dan Al Fadhl bin 'Abbas; datanglah kalian kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan katakan kepadanya; wahai Rasulullah, kami telah mencapai umur yang anda lihat, dan kami ingin menikah, sedangkan anda wahai Rasulullah, adalah orang yang paling baik dan orang yang paling sering menyambung hubungan kekerabatan, dan kedua orang tua kami tidak memiliki sesuatu yang dapat mereka berikan sebagai mahar untu kami, maka pekerjakan kami untuk mengurusi zakat, sehingga kami tunaikan kepadamu sebagaimana yang ditunaikan para pegawai, dan kami mendapatkan sebagian manfaat. Abdul Muththalib bin Rabi'ah berkata; kemudian Ali bin Abu Thalib datang sementara kami dalam keadaan seperti itu. Kemudian ia berkata; sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah berkata: "Tidak, demi Allah. Kami tidak akan mempekerjakan seorangpun diantara kalian untuk mengurusi zakat." Kemudian Rabi'ah berkata; ini urusanmu, engkau telah mendapatkan kemulian menjadi menantu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka kami tidak iri kepadamu. Kemudian Ali melemparkan selendangnya kemudian menindihnya, lalu berkata; aku adalah Abu Hasan wahai kaum! Aku tidak akan meninggalkannya hingga kedua anakku kembali kepada kalian dengan membawa jawaban apa yang kalian kirimkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Abdul Muththalib berkata; kemudian aku dan Al Fadhl pergi menuju ke pintu kamar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam hingga kami bertepatan shalat Zhuhur telah didirikan, kemudian kami melakukan shalat bersama orang-orang. Kemudian aku dan Al Fadhl cepat-cepat menuju ke pintu kamar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan pada saat itu beliau berada di Rumah Zainab binti Jahsy. Kemudian kami berdiri di depan pintu hingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang. Kemudian beliau menjewer telingaku dan telinga Al Fadhl. Kemudian beliau berkata: "Keluarkan apa yang hendak kalian katakan!" kemudian beliau masuk rumah dan mengizinkanku dan Al Fadhl untuk masuk. Lalu kami masuk kemudian tidak lama kami saling menyerahkan untuk berbicara, kemudian aku berbicara -atau Al Fadhl berbicara. Abdullah merasa ragu dalam hal tersebut- kepada beliau, ia berbicara kepada beliau mengenai perintah yang diberikan kedua ayah kami. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terdiam sesaat, dan mengangkat pandangan beliau ke atap rumah, hingga kami menyangka bahwa beliau tidak memberikan jawaban sedikitpun kepada kami, kemudian kami melihat Zainab memberikan isyarat kepada kami dari balik hijab dengan tangannya, ia ingin agar kami tidak terburu-buru, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berada dalam urusan kami. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam merendahkan kepalanya dan berkata kepada kami: "Sesungguhnya sedekah ini hanyalah kotoran orang-orang dan sesungguhnya sedekah tersebut tidak halal bagi Muhammad dan keluarga Muhammad. Panggilkan Naufal bin Al Harits!" kemudian Naufal bin Al Harits dipanggil, lalu beliau berkata: "Wahai Naufal, nikahkanlah Abdul Muththalib!" Lalu Naufal menikahkanku. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Panggilkan Mahma-ah bin Juz`, " dan ia adalah seorang laki-laki dari Bani Zubaid, dahulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mempekerjakannya untuk mengurusi bagian seperlima. Kemduian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada Mahmi-ah: "Wahai Al Fadhl!" Lalu ia menikahkannya, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berdirilah, dan berilah mahar untuk keduanya dari bagian seperlima sekian dan sekian!" Abdullah bin Al Harits tidak menyebutkan jumlah tersebut kepadaku.

AbuDaud:2592

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Khallad Al Bahili], telah menceritakan kepada kami [Bahz bin Asad], telah menceritakan kepada kami [Hammad], telah mengabarkan kepada kami [Tsabit], dari [Anas], ia berkata; telah jatuh di saham Dihyah seorang budak cantik, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membelinya dengan tujuh ar-us, kemudian beliau menyerahkannya kepada Ummu Sulaim, agar ia mempersiapkannya. Hammad berkata; dan aku yakin Anas berkata; dan Shafiyyah binti Huyai ber'iddah di rumahnya.

AbuDaud:2603

Telah menceritakan kepada kami [Daud bin Mu'adz], telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits]. Dan telah diriwayatkan dari jalur yang lain: telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] secara makna, ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu 'Ulayyah] dari [Abdul 'Aziz bin Shuhaib] dari [Anas], ia berkata; para tawanan telah dikumpulkan di Khaibar, kemudian Dihyah datang dan berkata; wahai Rasulullah, berikan kepadaku seorang budak wanita dari tawanan tersebut. Beliau berkata; pergi dan ambillah seorang budak wanita. Kemudian ia mengambil Shafiyyah binti Huyai. Lalu terdapat seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; wahai Nabi Allah, anda telah memberi Dihyah -Ya'qub mengatakan; Shafiyyah binti Huyai seorang wanita pemimpin Quraizhah, dan Nadhir-. kemudian mereka berdua sama lafazhnya; tidaklah ia layak kecuali untukmu. Beliau berkata: "Panggilkan dia dengan membawanya!" kemudian tatkala Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melihat kepada Shafiyyah beliau berkata: "Ambillah budak dari tawanan tersebut selainnya!" Dan sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membebaskan Shafiyyah dan menikahinya.

AbuDaud:2604

Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim], telah menceritakan kepada kami [Qurrah], ia berkata; saya mendengar [Yazid bin Abdullah], ia berkata; dahulu kami pernah berada di tempat penambatan unta, kemudian terdapat [seorang laki-laki] yang datang dalam keadaan berambut acak-acakan. Di tangannya terdapat selembar kulit merah, kemudian kami katakan; sepertinya engkau berasal dari pelosok. Kemudian ia berkata; benar. Kami katakan; berikan selembar kulit yang ada di tanganmu ini! Lalu ia memberikan kulit tersebut kepada kami dan kami membacanya. Ternyata isinya adalah: Dari Muhammad Rasulullah kepada Bani Zuhair bin Uqaisy. Sesungguhnya apabila kalian bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasulullah, kalian tegakkan shalat dan kalian berikan zakat serta kalian tunaikan seperlima dari rampasan perang dan kalian berikan saham Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang khusus, maka kalian adalah aman dengan keamanan dari Allah dan rasulNya. Kemudian kami katakan; siapakah yang menulis surat ini untukmu? Ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

AbuDaud:2605

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya bin Faris] bahwa [Al Hakam bin Nafi'] telah menceritakan kepada mereka, ia berkata; telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri], dari [Abdurrahman bin Abdullah bin Ka'b bin Malik], dari [ayahnya], dan ia adalah salah satu dari tiga orang yang mendapatkan taubat. Dan dahulu Ka'b bin Al Asyraf mencaci Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan mendorong orang-orang kafir Quraisy untuk menyerang beliau. Dan pada saat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang ke Madinah, penduduknya adalah campur. Diantara mereka orang-orang muslim, orang-orang musyrik yang menyembah berhala serta orang-orang yahudi. Dan mereka menyakiti Nabi shallallahu 'alaihi wasallam serta para sahabatnya. Kemudian Allah 'azza wajalla memerintahkan NabiNya agar bersabar dan memaafkan. Dan Allah mengirimkan ayat mengenai mereka: "Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu…" kemudian tatkala Ka'b bin Al Asyraf enggan untuk menghentikan gangguannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan Sa'd bin Mu'adz agar mengirim beberapa orang yang akan membunuhnya. Kemudian ia mengutus Muhammad bin Maslamah. - dan ia menyebutkan kisah terbunuhnya Ka'b. kemudian tatkala mereka telah membunuhnya maka orang-orang yahudi dan musyrik kaget. Kemudian mereka mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; sahabat kami telah diketuk kemudian dibunuh. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan kepada mereka sesuatu yang Ka'b ucapkan. Dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengajak mereka agar beliau menulis perjanjian yang mereka taati isinya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menulis antara beliau, dan mereka serta orang-orang muslim sebuah perjanjian dalam kertas.

AbuDaud:2606

Telah menceritakan kepada kami [Musharrif bin 'Amr Al Ayami], telah menceritakan kepada kami [Yunus bin Bukair] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ishaq], telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Abu Muhammad] mantan budak Zaid bin Tsabit, dari [Sa'id bin Jubair], dan [Ikrimah], dari [Ibnu Abbas], ia berkata; tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengalahkah orang-orang Quraisy pada perang Badr, dan telah datang ke Madinah, beliau mengumpulkan orang-orang yahudi di pasar Bani Qainuqa' kemudian berkata; wahai orang-orang yahudi, masuklah Islam sebelum kalian tertimpa seperti apa yang menimpa orang-orang Quraisy. Mereka berkata; wahai Muhammad. Janganlah engkau berbangga diri terhadapmu karena engkau telah mampu membunuh beberapa orang Quraisy. Mereka adalah orang-orang yang tidak berpengalaman, mereka tidak pandai berperang. Sesungguhnya apabila engkau memerangi kami maka sungguh engkau akan mengerti bahwa kami adalah orang-orang yang menang dan engkau belum pernah bertemu dengan orang seperti kami. Kemudian Allah 'azza wajalla menurunkan ayat mengenai hal tersebut: "Katakanlah kepada orang-orang yang kafir: "Kamu pasti akan dikalahkan (di dunia ini).." Musharrif membaca hingga firmanNya: "Segolongan berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir."

AbuDaud:2607

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah mengabarkan kepada kami [Al Laits] dari [Sa'id bin Abu Sa'id], dari [ayahnya], dari [Abu Hurairah] bahwa ia berkata; ketika kami berada di Masjid, tiba-tiba Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar menuju kepada kami kemudian berkata: "Pergilah kalian kepada orang-orang yahudi!" kemudian kami keluar bersama beliau hingga kami mendatangi mereka. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri dan menyeru mereka. Beliau berkata: "Wahai orang-orang yahudi, masuk Islamlah kalian maka kalian akan selamat." Mereka berkata; sungguh engkau telah menyampaikan wahai Abu Al Qasim. Kemudian beliau berkata kepada mereka: "Masuklah Islam maka kalian akan selamat!" Mereka berkata; sungguh engkau telah menyampaikan wahai Abu Al Qasim. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "itulah yang aku inginkan." Kemudian beliau mengucapkannya ketiga kalinya, dan berkata: "Ketahuilah bahwa bumi adalah milik Allah dan RasulNya, dan aku ingin mengusir kalian dari negeri ini. Maka barang siapa diantara kalian mendapati sebagian dari hartanya maka hendaknya ia menjualnya, jika tidak maka ketahuilah bahwa bumi adalah milik Allah dan RasulNya shallallahu 'alaihi wasallam."

AbuDaud:2609

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Daud bin Sufyan], telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq], telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar], dari [Az Zuhri] dari [Abdurrahman bin Ka'b bin Malik], dari [seorang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam], bahwa orang-orang kafir Quraisy telah menulis surat kepada Ubay dan orang-orang yang menyembah berhala bersamanya dari kalangan Aus serta Khazraj. Sementara pada saat itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berada di Madinah sebelum terjadi perang Badr: sesungguhnya kalian telah melindungi sahabat kami, dan kami bersumpah dengan nama Allah, sungguh kalian memeranginya atau kalian mengeluarkannya atau kami akan menuju kepada kalian dengan seluruh kami hingga kami bunuh orang yang berperang diantara kalian dan kami akan menawan wanita-wanita kalian. Kemudian tatkala hal tersebut sampai kepada Abdullah bin Ubai dan orang-orang yang bersamanya dari kalangan para penyembah berhala, mereka berkumpul untuk memerangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian tatkala hal tersebut sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam maka beliau menemuai mereka dan berkata: "Sungguh ancaman orang-orang Quraisy kepada kalain telah sampai pada tempat yang belum pernah menipu kalian melebihi apa yang kalian inginkan untuk menipu diri kalian sendiri. Kalian hendak memerangi anak-anak kalian serta saudara-saudara kalian." Kemudian tatkala mereka mendengar hal tersebut dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mereka bubar. Kemudian hal tersebut sampai kepada orang-orang kafir Quraisy, lalu orang-orang Kafir Quraisy setelah perang Badr menulis surat kepada orang-orang yahudi: sesungguhnya kalian adalah para pemilik senjata dan benteng, sesungguhnya kalian akan memerangi sahabat kami atau kami akan melakukan demikian dan demikian dan tidak ada sesuatupun yang menghalangi antara kami dan khadam wanita-wanita kalian -yaitu gelang kaki mereka. Kemudian tatkala surat mereka telah sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam Bani Nadhir bertekat untuk berkhianat, kemudian mereka mengirimkan utusan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, mereka mengatakan; keluarlah kepada kami bersama tiga puluh orang diantara para sahabatmu dan diantara kami akan keluar tiga puluh ulama hingga kita bertemu di tempat pertengahan, kemudian mereka mendengar darimu. Seandainya mereka membenarkanmu dan beriman kepadamu maka kami akan beriman. Kemudian beliau menceritakan berita mereka. Kemudian pada keesokan hari beliau pergi kepada mereka dengan beberapa pasukan, kemudian beliau mengepung mereka dan berkata kepada mereka: "Sesungguhnya kalian demi Allah, tidak akan aman di sisiku kecuali dengan perjanjian yang kalian berikan kepadaku." Kemudian mereka menolak untuk memberikan perjanjian kepada beliau. Maka beliau memerangi mereka pada hari itu. kemudian keesokannya beliau pergi kepada Bani Quraizhah dengan beberapa pasukan dan membiarkan Bani Nazhir, dan beliau menyeru mereka agar memberikan perjanjian kepada beliau, kemudian mereka memberikan perjanjian kepadanya. Kemudian beliau pergi dari mereka dan menuju kepada Bani Nadhir dengan beberapa pasukan kemudian memerangi mereka hingga keluar dari negeri, maka mereka keluar dan membawa apa yang mampu dibawa unta berupa barang-barang dan pintu rumah mereka serta kayunya. Pohon kurma Bani Nadhir adalah khusus untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Allah memberikan dan mengkhususkannya kepada beliau. Allah berfirman: "Dan apa saja harta rampasan (fai`) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) mereka, maka untuk mendapatkan itu kamu tidak mengerahkan seekor kudapun dan (tidak pula) seekor untapun." Yaitu tanpa peperangan, kemudian Nabi memberikan sebagian besar kepada orang-orang muhajirin dan membagikan diantara mereka serta kepada dua orang anshar membutuhkan, beliau tidak membagikan kepada seorangpun dari kalangan anshar selain mereka berdua. Dan tersisa darinya sedekah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang ada di tangan anak-anak Fathimah radliallahu 'anha.

AbuDaud:2610

Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Zaid bin Abu Az Zarqa`], telah menceritakan kepada kami [ayahku], telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah], dari ['Ubaidullah bin Umar], ia berkata; -saya kira berasal dari [Nafi'] - dari [Ibnu Umar] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerangi Khaibar dan menguasai pohon kurma serta lahan mereka dan memaksa mereka berlindung di benteng mereka. Kemudian mereka mengadakan perjanjian damai dengan beliau dengan syarat bahwa untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam emas dan perak serta senjata, dan bagi mereka apa yang dapat dimuat unta mereka dengan syarat mereka tidak menyembunyikan sesuatu. Apabila mereka melakukan hal tersebut maka tidak ada jaminan dan perjanjian bagi mereka. Kemudian mereka menyembunyikan sebuah kulit milik Huyai bin Akhthab yang telah terbunuh sebelum Khaibar. Ia membawanya pada saat perang Bani Nadhir ketika Bani Nadhir terusir. Di dalam kulit tersebut terdapat perhiasan mereka. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada Sa'yah: "Dimanakah kulit Huyai bin Akhthab?" Perang dan nafkah telah menghabiskannya. Kemudian mereka mendapatkan kulit tersebut. Kemudian beliau membunuh Ibnu Abu Abu Al Haqiq dan menawan para wanita serta anak-anak mereka, dan beliau berniat untuk mengusir mereka. Kemudian mereka berkata; wahai Muhammad! Biarkan kami bekerja di lahan ini, dan kami mendapatkan setengahnya terserah engkau, dan kalian mendapatkan setengah. Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberikan setiap isterinya delapan puluh wasaq kurma dan dua puluh wasaq gandum.

AbuDaud:2612

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Amr Ar Razi], telah menceritakan kepada kami [Salamah bin Al Fadhl] dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Al Abbas bin Abdullah bin Ma'bad] dari [sebagian keluarganya], dari [Ibnu Abbas], ia berkata; tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam singgah di Marru Azh Zhahran aku katakan; demi Allah, seandainya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memasuki Mekkah dengan paksa sebelum mereka mendatangi beliau dan meminta keamanan maka sesungguhnya hal itu adalah kebinasaan orang-orang Quraisy. Aku duduk di atas Bighal Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian aku katakan kepada Ali; aku mendapati orang yang memiliki hajat datang kepada penduduk Mekkah kemudian mengabarkan kepada mereka tempat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam agar mereka keluar menuju kepadanya dan meminta keamanan. Sesungguhnya aku sedang berjalan kemudian tiba-tiba aku mendengar perkataan Abu Sufyan serta Budail bin Warqa`, lalu aku katakan; wahai Abu Hanzhalah! Kemudian ia mengenal suaraku, lalu ia berkata; Abu Al Fadhl? Aku katakan; ya. Ia berkata; ada denganmu? Aku katakan; ini, Rasulullah dan orang-orang telah datang. Ia berkata; bagaimana siasatnya? Kemudian ia naik di belakangku sedangkan sahabatnya kembali. Kemudian setelah pagi hari aku membawanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu ia masuk Islam. Aku katakan; wahai Rasulullah, sesungguhnya Abu Sufyan adalah orang yang suka berbangga diri, maka berikanlah sesuatu kepadanya! Beliau berkata: "Ya, barang siapa yang memasuki rumah Abu Sufyan, maka ia aman dan barang siapa yang menutup rumahnya maka ia aman, and barang siapa yang masuk masjid maka dia aman." Kemudian orang-orang berpencaran menuju rumah-rumah mereka serta menuju ke masjid.

AbuDaud:2627

Telah menceritakan kepada kami [Hannad bin As Sari], dari [Abu Usamah] dari [Mujalid] dari [Asy Sya'bi] dari ['Amir bin Syahr], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar, orang-orang Hamdan berkata kepadaku; apakah engkau mau pergi kepada orang ini, dan mencari untuk kami? Apabila engkau merelakan sesuatu untuk kami maka kami akan menerima dan apabila engkau tidak menyukai sesuatu maka kami pun tidak menyukainya. Aku katakan; ya. Kemudian aku datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian aku menyukai urusan beliau dan kaumku pun masuk Islam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menulis surat ini kepada 'Umair Dzi Marran. Dan beliau mengutus Malik bin Mirarah Ar Rahawi ke seluruh Yaman. Kemudian 'Akku Dzu Khaiwan masuk Islam, lalu dikatakan kepada 'Akku; pergilah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan ambillah keamanan untuk kampong dan hartamu! Kemudian ia datang dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menuliskan surat untuknya: "Bismillahirrahmanirrahim, dari Muhammad Rasulullah, untuk 'Akku Dzu Khaiwan: Apabila ia jujur untuk negeri, harta, dan budaknya maka baginya keamanan dan jaminan Allah dan jaminan Muhammad Rasulullah." Dan Khalid bin Sa'id bin Al 'Ash menulis hal tersebut.

AbuDaud:2632

Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Khalid], telah menceritakan kepada kami [Umar bin Abdul Wahid], ia berkata; [Sa'id bin Abdul Aziz] berkata; Jazirah Arab adalah antara bukit hingga ujung Yaman hingga batasan Irak hingga laut.

AbuDaud:2637

Telah menceritakan kepada kami [Al Abbas bin Abdul 'Azhim], telah menceritakan kepada kami [Sahl bin Muhammad], telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Abu Zaidah], dari [Muhammad bin Ishaq] dari ['Ashim bin Umar], dari [Anas bin Malik], dan dari [Utsman bin Abu Sulaiman], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah mengirimkan Khalid bin Al Walid ke Ukaidir Dumah, kemudian ia ditangkap, lalu mereka membawanya kepada beliau. Kemudian beliau memampatkan darahnya dan berdamai dengan syarat ia memberikan jizyah.

AbuDaud:2641

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad An Nufaili], telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah], dari [Al A'masy], dari [Abu Wail], dari [Mu'adz], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tatkala mengutusnya ke Yaman beliau memerintahkannya agar ia mengambil dari dari setiap orang yang baligh zakat satu dinar atau yang setara dengannya dari mu'afiri, yaitu pakaian yang ada di Yaman. Telah menceritakan kepada kami [An Nufaili], telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah], telah menceritakan kepada kami [Al A'masy], dari [Ibrahim], dari [Masruq], dari [Mu'adz], dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti itu.

AbuDaud:2642

Telah menceritakan kepada kami [Musharrif bin 'Amr Al Yami], telah menceritakan kepada kami [Yunus bin Bukair], telah menceritakan kepada kami [Asbath bin Nashr Al Hamdani], dari [Isma'il bin Abdurrahman Al Qurasyi], dari [Ibnu Abbas], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah berdama dengan penduduk Najran dengan syarat mereka membayar dua ribu pakaian setengahnya pada Bulan Shafar dan sisanya pada Bulan Rajab, mereka memberikannya kepada orang-orang muslim. Serta 'Awar, mereka membayar tiga puluh baju zirah, tiga puluh unta, dan tiga puluh setiap jenis dari jenis senjata yang mereka gunakan untuk berperang. Dan orang-orang muslim memberikan jaminan -hingga mereka memberikannya kepada orang-orang muslim apabila di Yaman terdapat tipu muslihat serta pengkhianatan- bahwa tempat ibadah mereka tidak dihancurkan dan pendeta mereka tidak dikeluarkan serta mereka tidak difitnah dalam agama mereka selama tidak membuat suatu kejadian atau memakan barang riba. Isma'il berkata; sungguh mereka telah makan riba. Abu Daud berkata; apabila mereka membatalkan sebagian yang telah disyaratkan kepada mereka maka sungguh mereka telah membuat perkara.

AbuDaud:2644

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Miskin Al Yamami], telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Hassan], telah menceritakan kepada kami [Husyaim], telah mengabarkan kepada kami [Daud bin Abu Hindun], dari [Qusyair bin 'Amr], dari [Bajalah bin 'Abdah] dari [Ibnu Abbas], ia berkata; telah datang seorang laki-laki asbdzi dari penduduk Bahrain, mereka adalah orang-orang majusi penduduk Hajar kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian ia tinggal di sisi beliau kemudian keluar. Lalu aku bertanya kepada beliau; apakah yang telah Allah dan rasulNya putuskan pada diri kalian? Ia berkata; keputusan yang buruk. Aku katakan; apakah itu? Ia berkata; masuk Islam atau dibunuh. Bajalah berkata; dan Abdurrahman bin 'Auf telah menerima jizyah dari mereka. Ibnu Abbas berkata; kemudian orang-orang mengambil pendapat Abdurrahman bin 'Auf, dan meninggalkan apa yang aku dengar dari orang asbadzi tersebut.

AbuDaud:2647

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Isa], telah menceritakan kepada kami [Asy'ats], telah menceritakan kepada kami [Arthoh bin Al Mundzir], ia berkata; saya mendengar [Hakim bin 'Umair Abu Al Ahwash] menceritakan dari [Al 'Irbadh bin Sariyah As Sulami], ia berkata; kami singgah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di Khibar dan beliau bersama beberapa sahabatnya. Dan pemimpin Khaibar adalah seorang yang keras dan berlaku mungkar. Kemudian ia datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; wahai Muhammad, apakah kalian boleh menyembelih keledai kami, dan memakan buah kami serta memukul wanita kami? Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam marah dan berkata; wahai Ibnu 'Auf naikilah kudamu kemudian serulah bahwa Surga tidak halal kecuali bagi orang mukmin dan hendaknya mereka berkumpul untuk melakukan shalat. Al 'Irbadh bin Sariyah berkata; kemudian mereka berkumpul kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melakukan shalat bersama mereka. Kemudian beliau berdiri dan berkata; apakah salah seorang diantara kalian dalam keadaan bersandar kepada singgasanannya menyangka bahwa Allah tidak mengharamkan sesuatupun kecuali yang ada dalam Al Qur'an? Ketahuilah, demi Allah, sesungguhnya aku telah memberi nasehat, memerintahkan dan melarang dari berbagai sesuatu, sesungguhnya hal itu adalah seperti Al Qur'an atau lebih banyak. Sesungguhnya Allah 'azza wajalla tidak menghalalkan bagi kalian untuk memasuki rumah-rumah ahli kitab kecuali dengan izin, dan tidak halal memukul wanita mereka, serta makan buah mereka apabila mereka telah memberikan kepada kalian apa yang menjadi kewajiban atas mereka.

AbuDaud:2652

Telah menceritakan kepada kami [Abu Taubah Ar Rabi' bin Nafi'], telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah bin Sallam], dari [Zaid] bahwa ia mendengar [Abu Sallam] berkata; telah menceritakan kepadaku [Abdullah Al Hauzani] ia berkata; aku bertemu [Bilal] tukang adzan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di Jalab, kemudian aku katakan; wahai Bilal, ceritakan kepadaku bagaimana nafkah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam! Ia berkata; beliau tidak memiliki sesuatu maka aku yang mengurusi hal tersebut sejak Allah mengutusnya hingga beliau meninggal, apabila ada seorang muslim yang datang kepadanya dan beliau melihatnya dalam keadaan telanjang maka beliau memberiku perintah, maka aku pergi dan mencari hutangan, dan membelikan baju untuknya dan memberinya pakaian serta memberinya makan hingga seorang musyrik menemuiku dan berkata; wahai Bilal, sesungguhnya aku memiliki kelapangan, maka janganlah engkau berhutang kecuali kepadaku. Kemudian aku melakukannya, tatkala pada suatu hari aku berwudhu kemudian aku pergi untuk melakukan adzan shalat. Ternyata terdapat seorang musyrik datang diantara sekelompok pedagang. Kemudian tatkala ia melihatku, ia berkata; wahai orang habasyah! Aku katakan; ya, ada apa? Kemudian orang musyrik bermuka masam kepadaku, dan berkata kepadaku dengan perkataan yang kasar. Ia berkata; tahukah engkau berapa jarak antara dirimu dan antara bulan ini? Aku katakan; dekat. Ia berkata; sesungguhnya antaramu dan antara bulan ini ada empat malam. Aku akan menuntutmu dengan sesuatu yang menjadi tanggunganmu. Aku akan mengembalikanmu menggembala kambing sebagaimana engkau sebelum itu. Maka aku tidak menyukai sebagaima orang-orang tidak menyukai hingga tatkala aku melakukan shalat Isya`, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kembali kepada keluarganya. Lalu aku meminta izin kepada untuk menemui beliau. Kemudian beliau memberiku izin, lalu aku katakan; wahai Rasulullah, sesungguhnya orang musyrik yang aku hutangi berkata kepadaku demikian dan demikian. Sementara anda tidak memiliki sesuatu yang dapat menunaikan untukku, dan akupun tidak memiliki sesuatu. Hal tersebut mencemarkan diriku, maka izinkan saya untuk melarikan diri kepada beberapa kampung yang telah masuk Islam hingga Allah memberikan rizqi yang dapat membayar hutangku. Kemudian aku keluar hingga aku datang ke tempat tinggalku, dan aku letakkan pedang, geriba, sandal dan baju tamengku di atas kepala hingga fajar pertama menyingsing aku hendak pergi. Tiba-tiba terdapat seseorang yang berlari-lari kecil dan memanggil; wahai Bilal, sambutlah seruan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam! Kemudian aku pergi hingga setelah aku datang kepadanya ternyata terdapat empat unta yang diderumkan, di atasnya terdapat barang bawaannya. Kemudian aku meminta izin. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadaku: "Bergembiralah, Allah telah datang kepadamu dengan membawa pembayaran hutangmu." Kemudian beliau berkata: "Bukankah engkau melihat empat unta yang diderumkan?" aku katakan; benar. Beliau berkata; "Sesungguhnya untukmu unta-unta tersebut dan apa yang ada di atasnya, sesungguhnya di atasnya terdapat pakaian, dan makanan yang telah dihadiahkan kepadaku oleh pemimpin Fadak. Ambillah dan bayarlah hutangmu!" kemudian aku melakukannya. Lalu ia menyebutkan hadits tersebut kemudian aku pergi ke masjid, ternyata Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang duduk di masjid. Lalu aku mengucapkan salam kepada beliau. Lalu beliau berkata: "Bagaiamana keadaan yang ada padamu?" Aku katakan; Allah telah membayarkan segala sesuatu yang menjadi tanggungan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tidak ada sesuatupun yang tersisa. Beliau berkata: "Apakah ada yang sebagian yang tersisa?" aku katakan; ya. beliau berkata: "Berusahalah untuk membuatku tenang dan lihatlah sebab-sebab untuk membuatku tenang! Sesungguhnya aku tidak akan menemui seorangpun dari keluargaku hingga engkau menenangkan diriku darinya." Kemudian tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah melakukan Shalat 'Isya`, beliau memanggilku dan berkata: "Bagaimana keadaan yang ada padamu?" Aku katakan; masih ada padaku, belum ada seorangpun yang datang kepada saya. kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bermalam di masjid. -Dan ia menceritakan hadits tersebut- hingga ketika beliau telah melakukan Shalat 'Isya` keesokan harinya, beliau memanggilku dan berkata: ""Bagaimana keadaan yang ada padamu?" Bilal berkata; sungguh Allah telah menenangkan anda darinya wahai Rasulullah! Beliau bertakbir dan memuji Allah, karena khawatir kematian menjemputnya sementara hal tersebut masih ada pada beliau. Kemudian aku mengikuti beliau hingga beliau datang kepada para isterinya, lalu beliau mengucapkan salam kepada isterinya satu persatu hingga beliau sampai di tempat beliau bermalam. Inilah yang engkau tanyakan kepadaku. Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Khalid], telah menceritakan kepada kami [Marwan bin Muhammad], telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah] dengan makna sanad Abu Taubah serta haditsnya. Setelah perkataan; (yang dapat membayar hutangku) ia berkata; kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diam lalu aku. Maka aku tidak menyukai keadaan demikian itu.

AbuDaud:2656

Telah menceritakan kepada kami [Umar bin Al Khathab Abu Hafsh], telah menceritakan kepada kami [Al Firyabi] telah menceritakan kepada kami [Aban], Umar berkata; ia adalah Ibnu Abdullah bin Abu Hazin, ia berkata; telah menceritakan kepadaku, [Utsman bin Abu Hazin] dari [ayahnya] dari [kakeknya yaitu Shakhr] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerangi Tsaqif, kemudian tatkala Shakh mendengar hal tersebut ia mengendarai kudanya menuju kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian ia mendapati Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah pergi, dan tidak menaklukkan Tsaqif. Kemudian pada saat itu ia menjadikan janji Allah untuk tidak meninggalkan benteng ini hingga mereka turun kepada hukum Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian Shakhr menulis surat kepadanya; sesungguhnya Tsaqif telah menyerahkan kepada hukummu wahai Rasulullah, dan aku datang kepada mereka, sementara mereka berada dalam pasukan berkuda. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahan agar melakukan shalat berjama'ah. Kemudian beliau berdoa untuk Ahmas sepuluh kali doa: "Ya Allah, berkahilah untuk Ahmas pada kudanya dan para penunggangnya." Kemudian orang-orang tersebut datang kepada beliau, lalu Al Mughirah bin Syu'bah berbicara. Ia berkata; wahai nabi Allah, sesungguhnya Shakhr telah mengambil bibiku, sementara ia telah memasuki apa yang dimasuki orang-orang muslim. Kemudian beliau memanggil Shakhr dan berkata: "Wahai Shakhr, sesungguhnya sebuah kaum, apabila telah masuk Islam maka mereka melindungi darah mereka dan harta mereka, maka serahkan bibi Al Mughirah kepadanya!" kemudian ia menyerahkannya kepada Al Mughirah. Dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya mengapa orang-orang Bani Sulaim lari dari Islam dan meninggalkan air tersebut? Kemudian Al Mughirah berkata; wahai Nabi Allah, serahkan hal tesebut kepadaku dan kepada kaumku. Beliau bekata; ya. lalu beliau menyerahkn kepadanya, dn orang Bani Sulaim masuk Islam. Lalu mereka datang kepada Shakhr, dan meminta kepadanya agar menyerahkan kepada mereka mata air tersebut, namun ia menolak. Kemudian mereka datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; wahai Nabi Allah, kami telah masuk Islam, mereka telah melindungi harta mereka dan darah mereka. Maka serahkan kepada orang-orang tersebut mata air mereka! Beliau berkata: "Ya." kemudian aku melihat wajah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berubah pada saat itu memerah karena rasa malu telah mengambil budak wanita dan mata air.

AbuDaud:2665

Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Daud Al Mahri], telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb], telah menceritakan kepadaku [Sabrah bin Abdul Aziz bin Ar Rabi' Al Juhani], dari [ayahnya] dari [kakeknya] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam singgah di suatu tempat di masjid di bawah Daumah. Lalu beliau tinggal selama tiga hari kemudian keluar menuju Tabut. Dan orang-orang Juhainah menyusul beliau di Rahbah, kemudian beliau berkata kepada mereka; "Siapakah yang merupakan penduduk Dzul Marwah?" kemudian mereka berkata; Banu Rifa'ah dari Juhainah. Kemudian beliau berkata: "Aku telah mengalokasikannya untuk Bani Rifa'ah, maka bagilah." Lalu diantara mereka ada yang menjual bagiannya dan diantara mereka ada yang menahannya dan mengerjakannya. Kemudian aku bertanya kepada ayahnya yaitu Abdul Aziz mengenai hadits ini. Kemudian ia menceritakan sebagiannya kepadaku, dan tidak menceritakan seluruhnya.

AbuDaud:2666

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar], telah menceritakan kepadaku [Abdul Hamid bin Abdul Wahid] telah menceritakan kepadaku [ummu Janub ninti Numailah] dari [Ibunya yaitu Suadah binti Jabir], dari [Ibunya yaitu 'Aqilah binti Asmar bin Mudharris] dari [ayahnya yaitu Asmar bin Mudharris] ia berkata; aku datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kemudian kami membai'atnya. Kemudian beliau berkata: "Barang siapa mendahului menuju sebuah mata air yang belum di dahului seorang muslimpun, maka air tersebut adalah miliiknya." Ia berkata; kemudian orang-orang saling mendahului.

AbuDaud:2669

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna], telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahhab] telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [ayahnya] dari [Sa'id bin Zaid] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Barang siapa yang menghidupkan lahan yang mati maka lahan tesebut adalah miliknya, tidak ada hak bagi keringat yang zhalim." Telah menceritakan kepada kami [Hannad bin As Sari] telah menceritakan kepada kami ['Abdah] dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Yahya bin 'Urwah] dari [ayahnya] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Barang siapa yang menghidupkan lahan yang mati maka lahan tesebut adalah miliknya." Dan ia menyebutkan sesuatu yang sama dengannya. Ia berkata; sungguh telah telah mengabarkan kepadaku orang yang telah menceritakan kepadaku hadits ini, bahwa dua orang telah memperkarakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Salah seorang diantara diantara mereka menanam pohon kurma di lahan orang lain. Kemudian beliau memutuskan bahwa orang yang memiliki lahan mendapatkan lahannya dan memerintahkan kepada pemilik pohon kurma agar mengeluarkan pohon kurma dari lahan tersebut. 'Urwah berkata; sungguh aku melihat pohon kurma tersebut akarnya telah ditebang menggunakan kapak. Sesungguhnya pohon kurma tersebut adalah pohon kurma yang sempurna tinggi dan lebatnya. Hingga pohon tersebut telah dikeluarkan darinya. Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Sa'id Ad Darimi], telah menceritakan kepada kami [Wahb] dari [ayahnya], dari [Ibnu Ishaq] dengan sanad dan maknanya, hanya saja ia mengatakan pada perkataan (di tempat ia menceritakan kepadaku ini); kemudian seorang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata; dan perkiraan kuatku bahwa ia adalah [Abu Sa'id Al Khudri], dan aku melihat seorang laki-laki yang menebang akar pohon kurma.

AbuDaud:2671

Telah menceritakan kepada kami [Sahl bin Bakkar], telah menceritakan kepada kami [Wuhaib bin Khalid] dari ['Amr bin Yahya] dari [Al Abbas As Sa'idi bin Sahl bin Sa'id] dari [Abu Humaid As Sa'idi] ia berkata; aku berperang Tabuk bersama Rasulullah, kemudian tatkala beliau datang ke bukit Al Qura, ternyata terdapat seorang wanita yang berada di kebunnya. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada para sahabatnya: "Potonglah!" kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memotong sepuluh wasaq. Kemudian beliau berkata kepada wanita tersebut: " Hitunglah apa yang keluar dari kebun tersebut." Kemudian kami datang ke Tabuk, lalu raja Ailah memberikan hadiah seekor baghal kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang berwarna putih, dan memberinya pakaian, dan ia mengakui bahwa beliau berhak terhadap jizyah atas penduduk tepi laut. Abu Humaid berkata; kemudian tatkala kami sampai di bukit Al Qura, beliau berkata kepada wanita tersebut: "Berapa yang ada di dalam kebunmu?" Ia berkata; sepuluh Wasaq sesuai yang dipoton Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Sesungguhnya aku akan bersegera kembali ke Madinah, maka barang siapa diantara kalian yang hendak bersegara kembali bersamaku maka silahkan ia bersegera."

AbuDaud:2675

Telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin Musafir] telah menceritakan kepada kami [ibnu Abu Fudaik], telah menceritakan kepada kami [Az Zam'i], dari [bibinya yaitu Quraibah binti Abdullah bin Wahb] dari [ibunya yaitu karimah binti Al Miqdad] dari [Dhuba'ah binti Az Zubair bin Abdul Muththalib bin Hasyim] bahwa ia telah mengabarkan kepadanya, ia berkata; Al Miqdad pergi untuk suatu keperluannya di Baqi' Al Khabkhabah, tiba-tiba terdapat tikus yang mengeluarkan dari lubangnya uang satu dinar, kemudian terus mengeluarkan satu dinar-satu dinar hingga ia mengeluarkan tujuh belas dinar. Kemudian tikus tersebut mengeluarkan secarik kain berwarna merah yang berisi dinar. Sehingga dinar tersebut berjumlah tujuh belas. Kemudian Al Miqdad membawanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan mengabarkan hal tersebut kepadanya. dan beliau berkata: "Ambillah sedekahnya." Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Apakah engkau engkau memasukkan tanganmu ke lubang?" ia berkata; tidak. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadanya: "Semoga Allah memberimu berkah padanya."

AbuDaud:2683

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ma'in] telah menceritakan kepada kami [Wahb bin Jarir], telah menceritakan kepada kami [ayahku], aku mendengar [Muhammad bin Ishaq] menceritatakan dari [Isma'il bin Umayyyah] dari [Bujair bin Abu Bujair], ia berkata; aku mendengar [Abdullah bin Amr] berkata; aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika kami keluar bersamanya menuju Thaif, lalu kami melewati sebuah kuburan, beliau berkata: "Ini adalah kuburan Abu Righal, dahulu ketika ia berada di tanah Haram ini ia membelanya. Kemudian tatkala ia keluar ia mendapatkan balas dendam yang pernah menimpa kaumny di tempat ini. Kemudian ia dikubur di tempat tersebut. Ia dikubur bersama dengan ranting dari emas. Apabila kalian mengambilnya maka kalian mendapatkannya bersamanya." Kemudaian orang-orang bersegera untuk mengeluarkan ranting tersebut.

AbuDaud:2684

Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb], telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Tsabit] dari [Anas] bahwa anak seorang yahudi mengalami sakit, kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang menjenguknya, kemudian beliau duduk di sebelah kepalanya dan berkata kepadanya: "Masuklah Islam!" kemudian anak tersebut melihat kepada ayahnya sementara ayahnya berada di sebelah kepalanya. Kemudian ayahnya berkata; taatilah Abu Al Qasim. Kemudian anak tersebut masuk Islam. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkannya dari neraka."

AbuDaud:2691

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir], telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] dari [Al Hakam] dari [Abdullah bin Nafi'] dari [Ali], ia berkata; tidaklah seorang laki-laki menjenguk orang yang saki pada sore hari melainkan akan keluar tujuh puluh ribu malaikat yang memintakan ampunan untuknya hingga pagi hari, dan baginya kebun di Surga. Dan barang siapa yang mendatanginya pada pagi hari, maka keluarg bersamanya tujuh puluh ribu malaikat yang memohonkan ampunan baginya hingga sore hari, dan baginya kebun di Surga. Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah], telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al A'masy], dari [Al Hakam] dari [Abdurrahman bin Abu Laila], dari [Ali] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan maknanya, ia tidak menyebutkan kebun. Abu Daud berkata; hadits tersebut diriwayatkan oleh Manshur dari Al Hakam, sebagaimana diriwayatkan oleh syu'bah. Telah menceritakan kepada kami [Ustman bin Abi Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Al Hakam] dari [Abu Ja'far Abdullah bin Nafi'], ia berkata; dan Nafi' adalah budak Al Hasan bin Ali. Ia berkata; Abu Musa telah datang kepada Al Hasan bin Ali untuk mengunjunginya. Abu Daud berkata; dan ia menyebutkan makna hadits Syu'bah. Abu Daud berkata; hadits ini disandarkan dari Ali dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak hanya dari sisi yang benar.

AbuDaud:2694

Telah menceritakan kepada kami [Yazid? bin Khalid Ar Ramli], telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] dari [Huyai bin Abdullah] dari [Abu Abdurrahman Al Hubuli], dari [Ibnu Amru], ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila ada seseorang datang menjenguk orang yang sakit, hendaknya ia mengucapkan (doa); ALLAAHUMMASYFI 'ABDAKA YANKA`U LAKA 'ADUWWAN AU YAMSYII LAKA ILAA JANAZATIN (ya Allah, sembuhkanlah hambaMu yang akan mengalahkan musuhMu, atau berjalan karenaMu mengantarkan jenazah). Abu Dawud berkata, Ibnu Sarj berkata, Menuju shalat.

AbuDaud:2701

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid Ath Thayalisi], telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Ashim Al Ahwal], ia berkata; saya mendengar [Abu Utsman] dari [Usamah bin Zaid] bahwa anak wanita Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mengirimkan utusan kepada beliau sementara saya dan Sa'd bersama dengan beliau, aku mengira Ubai juga bersama beliau. Ia berkata; sesungguhnya anakku telah mendekati kematian maka saksikanlah kami! Kemudian beliau mengirimkan utusan dan membacakan salam. Kemudian beliau berkata; ucapkan; milik Allah apa yang Dia ambil dan apa yang Dia berikan, segala sesuatu disisiNya hingga waktu yang telah ditentukan. Kemudian ia mengirimkan utusan dan bersumpah atas beliau. Kemudian beliau datang kepadanya, lalu anak tersebut diletakkan dalam pangkuan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sementara nafasnya tersengal-sengal, kemudian kedua mata Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bercucuran air mata. Kemudian Sa'd berkata kepada beliau; Mengapa engkau menangis? Beliau berkata: "Sesungguhnya itu adalah kasih sayang yang Allah letakkan pada hati orang yang Dia kehendaki, sesungguhnya Allah merahmati hamba-hambaNya yang penyayang."

AbuDaud:2718

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah?] telah menceritakan kepada kami [Zaid bin Al Hubab], dan telah diriwayatkan dari jalur yang lain: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id], telah menceritakan kepada kami [Abu Shafwan Al Marwazi], dari [Usamah] dari [Az Zuhri] dari [Anas bin Malik] secara makna bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah melewati Hamzah dalam keadaan telah tercincang. Kemudian beliau berkata: "Seandainya Shafiyyah tidak mencintainya, niscaya aku biarkan dia hingga dimakan binatang yang sedang mencari makanan, sampai ia dikumpulkan pada Hari Kiamat dari perut binatang tersebut." Pada saat itu jumlah kain sedikit, dan orang yang terbunuh banyak, sehingga satu orang, dua orang dan tiga orang dikafani dalam satu kain. Qutaibah berkata; kemudian mereka dikuburkan dalam satu kuburan. Rasululullah bertanya: "Siapakah yang paling banyak hafalan Al Qur'annya?" Kemudian beliau mendahulukannya menghadap ke Kiblat.

AbuDaud:2729

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dan [Yazid bin Khalid bin Mauhib], bahwa [Al Laits] telah menceritakan kepada mereka dari [Ibnu Syihab] dari [Abdurrahman bin Ka'b] bahwa [Jabir bin Abdullah] telah mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menggabungkan antara dua orang diantara orang-orang yang terbunuh dalam perang Uhud. Dan beliau berkata: "Siapakah diantara mereka berdua yang lebih banyak menghafal Al Qur'an?" apabila telah ditunjukkan kepada salah seorang diantara mereka berdua (banyaknya hafalan di antara keduanya), maka beliau mendahulukannya memasukkan ke dalam lahad dan berkata: "Aku menjadi saksi bagi mereka pada Hari Kiamat." Beliau memerintahkan untuk mengubur mereka bersama darah mereka dan mereka tidak dimandikan. Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Daud Al Mahri], telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb], dari [Al Laits] dengan hadits ini dengan maknanya. Ia berkata; beliau menggabungkan dua orang diantara korban perang Uhud dalam satu kain.

AbuDaud:2731

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Sahl Ar Ramli], telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] dari [Juraij], ia berkata; aku diberitahu dari [Habib bin Abu Tsabit], dari ['Ashim bin Dhamrah] dari [Ali] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Jangan engkau nampakkan pahamu, dan jangan engkau memandang kepada paha orang hidup maupun mati."

AbuDaud:2732

Telah menceritakan kepada kami [An Nufaili], telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salamah] dari [Muhammad bin Ishaq], telah menceritakan kepadaku [Yahya bin 'Abbad] dari [ayahnya yaitu 'Abbad bin Abdullah bin Az Zubair], ia berkata; aku mendengar [Aisyah] berkata; tatkala mereka hendak memandikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mereka mengatakan; demi Allah, kami tidak tahu apakah kita akan menelanjangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari pakaiannya sebagaimana kita menelanjangi orang-orang yang meninggal diantara kita atau kita memandikannya dalam keadaan beliau memakai pakaiannya? Tatkala mereka berselisih, Allah menidurkan mereka hingga tidak ada seorangpun melainkan dagunya menempel pada dadanya. Kemudian mereka diajak bicara seseorang yang berbicara dari sisi rumah, mereka tidak mengetahui siapakah dia. Orang tersebut berkata; mandikan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam keadaan memakai pakaiannya. Kemudian mereka bangkit menuju kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan memandikan beliau dalam keadaan beliau memakai jubahnya. Mereka menuangkan air dari atas jubah dan memijat-mijatnya dengan jubah bukan dengan tangan mereka. Aisyah berkata; seandainya nampak bagiku dahulu seperti apa yang nampak sekarang ini maka tidak ada yang memandikan beliau kecuali para isterinya.

AbuDaud:2733

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal], Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq], telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] dari [Abu Az Zubair] bahwa ia mendengar [Jabir bin Abdullah], menceritakan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau berkhutbah pada suatu hari. Kemudian beliau ingat kepada salah seorang sahabatnya yang meninggal dan dikafani pada kafan yang tidak sempurna dan dikuburkan pada malam hari. Dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarang seseorang dikubur pada malam hari hingga ia dishalatkan kecuali seseorang terpaksa melakukan hal tersebut. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila salah seorang diantara kalian mengkafani saudaranya, hendaknya ia mengkafani dengan baik."

AbuDaud:2737

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Sumai] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah], ia berkata; barangsiapa yang mengikuti jenazah dan menshalatinya maka baginya pahala satu qirath, dan barangsiapa yang mengikutinya hingga selesai darinya maka baginya pahala dua qirath, paling kecilnya adalah seperti Gunung Uhud atau salah satunya seperti Uhud. Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Abdullah] dan [Abdurrahman bin Husain Al Marawi], mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Muqri`], telah menceritakan kepada kami [Haiwah], telah menceritakan kepadaku [Abu Shakhr yaitu Humaid bin Ziyad] bahwa [Yazid? bin Abdullah bin Qusaith] telah menceritakan kepadanya bahwa [Daud bin Amir bin Sa'd bin Abu Waqqash] telah menceritakan kepadanya dari [ayahnya] bahwa ia pernah berada di sisi Ibnu Umar bin Al Khathab tiba-tiba [Khabbab] pemilik maqshurah (rumah yang dibentengi dengan pagar) muncul dan berkata; wahai Abdullah bin Umar, tidakkah engkau mendengar apa yang dikatakan [Abu Hurairah]? Bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Barangsiapa yang keluar bersama jenazah dari rumahnya dan menshalatkannya….." kemudian ia menyebutkan makna hadits Sufyan. Kemudian Ibnu Umar mengirimkan utusan kepada Aisyah kemudian, kemudian [Aisyah] berkata; Abu Hurairah benar.

AbuDaud:2755

Telah menceritakan kepada kami [Wahb bin Baqiyyah], dari [Khalid] dari [Yunus] dari [Ziyad bin Jubair] dari [ayahnya] dari [Al Mughirah bin Syu'bah] dan aku mengira bahwa keluarga Ziyad telah mengabarkan kepadaku bahwa ia mengangkatnya hingga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Orang yang berkendaraan berjalan di belakang jenazah, orang yang berjalan kaki berjalan di belakangnya, dan di depannya, serta di samping kanan dan kirinya dekat dengannya. Dan janin yang keguguran dishalatkan dan didoakan untuk kedua orang tuanya agar diberi ampunan serta rahmat (kasih sayang) Allah."

AbuDaud:2766

Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Nufail], telah menceritakan kepada kami [Zuhair], telah menceritakan kepada kami [Simak] telah menceritakan kepadaku [Jabir bin Samurah], ia berkata; ada seseorang yang mengalami sakit kemudian ia diteriaki (keluarganya menjerit karenanya). Lalu tetangganya datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata kepadanya; sesungguhnya ia telah meninggal. Beliau berkata: "Bagaimana engkau mengetahui?" ia berkata; saya melihatnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya ia belum mati." Jabir berkata; kemudian orang itu kembali dan orang yang sakit tersebut diteriaki, lalu ia datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; sesungguhnya ia telah meninggal. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya ia belum mati." Kemudian orang itu kembali dan orang yang sakit tersebut diteriaki. Kemudian isterinya berkata; pergilah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan beritahukan kepada beliau! Lalu orang itu berkata; ya Allah laknatlah dia! Jabir bin Samurah berkata; kemudian orang itu pergi dan ia melihat orang yang sakit tersebut telah menyembelih dirinya menggunakan anak panah bermata lebar yang ia bawa. Orang itu pergi kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan mengabarkan kepada beliau bahwa ia telah meninggal. Lalu beliau bersabda: "Bagaimana engkau mengetahui?" Ia berkata; saya melihatnya telah menyembelih dirinya menggunakan anak panah bermata lebar yang ia bawa. Beliau bertanya: "Apakah engkau melihatnya?" Ia berkata; Iya. Beliau bersabda: "Jika demikian maka aku tidak akan menshalatinya."

AbuDaud:2770

Telah menceritakan kepada kami [Daud bin Mu'adz], telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] dari [Nafi' Abu Ghalib], ia berkata; aku berada di deretan pohon di tempat penambatan unta, kemudian ada (rombongan pengiring) jenazah yang lewat yang diiringi banyak orang. Mereka berkata; ini adalah jenazah Abdullah bin 'Umair, lalu aku mengikutinya. Tiba-tiba aku berada di dekat orang yang memakai baju tipis berada di atas kuda tariknya, dan di atas kepalanya terdapat secarik kain yang melindunginya dari panas matahari. Aku katakan; siapakah orang ini? Mereka berkata; ini adalah Anas bin Malik. Kemudian tatkala jenazah tersebut diletakkan [Anas] berdiri lalu menshalatkannya, sementara aku di belakangnya, tidak ada sesuatu pun yang menghalangi antara diriku dan dirinya. Ia berdiri di samping kepalanya lalu bertakbir empat kali, tidak lama dan tidak cepat-cepat. Kemudian ia pergi dan duduk. Orang-orang tersebut berkata; wahai Abu Hamzah, ini adalah jenazah seorang wanita anshar. Lalu mereka mendekatkan jenazah wanita tersebut kepadanya, jenazah tersebut di tutupi peti yang berwarna hijau. Lalu Anas berdiri di sisi pantat jenazah tersebut, lalu ia menshalatkannya seperti shalatnya kepada jenazah laki-laki tersebut, dan kemudian ia duduk. Al 'Ala` bin Ziyad berkata; wahai Abu Hamzah, apakah demikian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menshalatkan jenazah seperti shalatmu, bertakbir empat kali, dan berdiri di sisi kepala jenazah laki-laki dan di sisi pantat jenazah wanita? Ia berkata; ya. Ia berkata; wahai Abu Hamzah, apakah engkau pernah berperang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? ia berkata; Iya. Aku pernah melakukan perang Hunain bersama beliau. Orang-orang musyrik keluar dan menyerang kami hingga kami lihat kuda kami berada di belakang punggung kami. Dan diantara orang-orang tersebut terdapat seorang laki-laki yang menyerang kami, ia memukul kami dan meluap kemarahannya kepada kami. Lalu Allah, dan mereka dihadapkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berbai'at kepada beliau untuk masuk Islam. Kemudian terdapat seorang sahabat Nabi yang berkata; sesungguhnya aku bernadzar, apabila Allah mendatangkan orang yang sejak hari tersebut meluapkan kemarahan kepada kami, niscaya aku akan memenggal lehernya sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terdiam. Lalu orang tersebut didatangkan, kemudian tatkala ia melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ia berkata; wahai Rasulullah, aku telah bertaubat kepada Allah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menahan diri dan tidak membai'atnya agar orang lain dapat menunaikan nadzarnya. Lalu sahabat tersebut melayani Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam agar beliau memerintahkannya untuk membunuhnya, dan sahabat tersebut segan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk membunuh orang tersebut. Kemudian tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihat bahwa ia tidak melakukan apapun, maka beliau membai'atnya. Lalu sahabat tersebut berkata; wahai Rasulullah, bagaimana dengan nadzarku? Beliau berkata: "Sesungguhnya tidaklah aku menahan diri dari membai'atnya semenjak hari itu melainkan agar engkau menunaikan nadzarmu." Sahabat tersebut berkata; tidakkah engkau memberikan isyarat dengan mata kepadaku wahai Rasulullah? Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Sesungguhnya tidak layak bagi seorang nabi untuk memberi isyarat menggunakan mata." Abu Ghalib berkata; kemudian aku bertanya mengenai perbuatan Anas ketika menshalatkan jenazah wanita di sisi pantatnya. Kemudian mereka menceritakan kepadaku bahwa tidak ada peti jenazah sehingga imam berdiri berhadapan dengan pantatnya sehingga ia menutupinya dari orang-orang. Abu Daud berkata; sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam "Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan: LAA ILAAHA ILLALLAAH", penunaian nadzar untuk membunuh dihapus dari hadits ini dengan ucapan orang yang hendak dibunuh; aku telah bertaubat.

AbuDaud:2779

Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi], ia berkata; aku membacakan riwayat kepada [Malik bin Anas], dari [Ibnu Syihab] dari [Sa'id bin Al Musayyab], dari [Abu Hurairah], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengumumkan meninggalnya Najasyi kepada orang-orang (kaum muslimin) pada hari wafatnya. Dan beliau keluar bersama mereka menuju tempat shalat, lalu beliau berbaris bersama mereka dan bertakbir empat kali takbir.

AbuDaud:2789

Telah menceritakan kepada kami ['Abbad bin Musa] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ja'far] dari [Israil] dari [Abu Ishaq] dari [Abu Burdah] dari [ayahnya] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kami agar pergi ke Negerinya Najasyi. kemudian ia menyebutkan haditsnya, An Najisyi berkata; aku bersaksi bahwa ia adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan ia adalah orang yang dikabarkan oleh Isa bin Maryam, seandainya aku tidak mengurusi kerajaan niscaya aku akan mendatanginya hingga aku membawakan kedua sandalnya.

AbuDaud:2790

Telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahhab bin Najdah] telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Salim], dan telah diriwayatkan dari jalur yang lain: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Al Fadhl As Sijistani] telah menceritakan kepada kami [Hatim bin Isma'il] dengan maknanya; dari [Katsir bin Zaid Al Madani], dari [Al Muththalib], ia berkata; tatkala Utsman bin Mazh'un meninggal maka jenazahnya dikeluarkan dan dikuburkan. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan seseorang agar datang kepadanya membawa batu, namun ia tidak mampu membawanya. Kemudian beliau pergi menuju batu tersebut dan menyingsingkan kedua lengannya. -Katsir berkata; Al Muththalib berkata; telah berkata [orang yang mengabarkan hal tersebut kepadaku] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam; sepertinya aku melihat putih kedua lengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika beliau menyinsingkan keduanya. Kemudian beliau membawanya dan meletakkannya di sisi kepalanya. Beliau berkata: aku belajar menguburkan saudaranya dengannya dan kepadanya aku menguburkan keluarganya yang meninggal.

AbuDaud:2791

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah?] telah menceritakan kepada kami [jarir] dari [Al A'masy] dari [Al Minhal bin 'Amr] dari [Zadzan] dari [Al Bara` bin 'Azib] ia berkata; kami keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengantarkan sebuah jenazah seseorang dari kalangan anshar. Kemudin kami sampai di kuburan, dan belum selesai penggalian lahad, kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam duduk menghadap kiblat dan kami duduk bersama beliau.

AbuDaud:2797

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah Al Qa'nabi], bahwa [Sulaiman bin Al Mughirah] telah menceritakan kepada mereka dari [Humaid bin Hilal] dari [Hisyam bin 'Amir], ia berkata; orang-orang anshar datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada saat perang Uhud kemudian berkata; kami telah tertimpa kekalahan dan kesusahan, maka apakah yang anda perintahkan kepada kami? Beliau berkata: "Galilah lubang yang lebar dan masukkan dua atau tiga orang dalam satu kubur!" Beliau ditanya; siapakah yang didahulukan? Beliau bersabda: "Orang yang paling banyak hafal Al Qur'an." Hisyam bin Amir berkata; ayahku yaitu Amir pada saat itu terbunuh dan ia didahulukan diantara dua orang atau satu orang. Telah menceritakan kepada kami [Abu Shalih Al Anthaki], telah mengabarkan kepada kami [Abu Ishaq Al Fazari], dari [Ats Tsauri] dari [Ayyub] dari [Humaid bin Hilal] dengan sanad dan maknanya, dalam hadits tersebut ia menambahkan kata; dan dalamkan penggaliannya! Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il], telah menceritakan kepada kami [Jarir], telah menceritakan kepada kami [Humaid bin Hilal] dari [Sa'd bin Hisyam bin Amir] dengan hadits ini.

AbuDaud:2800

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad], telah menceritakan kepada kami [Khalid], telah menceritakan kepada kami [Suhail bin Abu Shalih], dari [ayahnya] dari [Abu Hurairah] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh, sekiranya salah seorang diantara kalian duduk di atas bara api sehingga membakar pakaiannya hingga sampai ke kulitnya, adalah lebih baik baginya daripada ia duduk di atas kuburan."

AbuDaud:2809

Telah menceritakan kepada kami [Sahl bin Bakkar], telah menceritakan kepada kami [Al Aswad bin Syaiban] dari [Khalid bin Sumair As Sadusi], dari [Basyir bin Nahik] dari [Basyir] mantan budak Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang pada masa jahiliyah bernama Zahm bin Ma'bad, kemudian ia berhijrah kepada Allah, lalu beliau berkata: "Siapakah namamu?" Ia berkata; Zahm. Beliau berkata: "Bahkan, engkau adalah Basyir." Ia berkata; ketika aku berjalan bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau melewati kuburan orang-orang musyri, lalu beliau berkata: "Sungguh mereka telah mendahului mendapatkan kebaikan yang banyak." Beliau mengatakannya tiga kali. Kemudian beliau melalui kuburan orang-orang muslim, kemudian beliau berkata: "Sungguh mereka telah mendapatkan kebaikan yang banyak." Dan beliau melihat seseorang yang berjalan diantara kuburan mengenakan dua sandal. Kemudian beliau berkata: "Wahai pemilik dua sandal, lepaskan dua sandalmu!" kemudian orang tersebut melihat dan ia kenal dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka ia melepasnya dan meletakkannya.

AbuDaud:2811

Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Al 'Ala` bin Abdurrahman], dari [ayahnya] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar menuju sebuah kuburan kemudian mengucapkan: "ASSALAAMU 'ALAIKUM DAARA QAUMIN MUKMINIIN, WA INNAA INSYAA ALLAAHU BIKUM LAAHIQUUN" (Semoga keselamatan terlimpah kepada kalian wahai penghuni kampung kaum mukminin, sesungguhnya insya Allah kami akan menyusul kalian)."

AbuDaud:2818

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Isa] dan [Hannad bin As Sari], mereka berdua berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah], telah menceritakan kepada kami [Al A'masy], dari [Syaqiq] dari [Abdullah] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang bersumpah dalam keadaan berbuat dosa untuk memutuskan harta orang muslim, maka ia akan berjumpa dengan Allah dalam keadaan dimurkai." Al Asy'ats berkata; mengenai diriKu. Demi Allah, antara diriku dan antara seseorang yahudi terdapat lahan yang diperselisihkan, kemudian ia mengingkariku. Lalu aku datang bersamanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadaku: "Apakah engkau memiliki bukti?" aku katakan; tidak. Beliau berkata kepada orang yahudi tersebut: "Bersumpahlah!" Aku katakan; wahai Rasulullah, jika demikian ia akan bersumpah dan pergi membawa hartaku. Kemudian Allah ta'ala menurunkan ayat: "Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit….." hinggga akhir ayat.

AbuDaud:2822

Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Khalid], telah menceritakan kepada kami [Al Firyabi], telah menceritakan kepada kami [Al Harits bin Sulaiman], telah menceritakan kepadaku [Kurdus] dari [Al Asy'ats bin Qais], bahwa seorang laki-laki dari Kindah dan seorang laki-laki dari Hadhramaut memperkarakan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di negeri Yaman. Kemudian orang Hadhrami tersebut berkata; wahai Rasulullah, sesungguhnya tanahku di ambil bapak orang ini, dan tanah itu ada di tangannya. Beliau berkata: "Apakah engkau memiliki bukti?" ia berkata; tidak akan tetapi aku minta ia untuk bersumpah, dan Allah mengetahui bahwa tanah tersebut adalah tanahku yang diambil bapaknya. Kemudian orang Kindah tersebut bersiap-siap untuk bersumpah. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah seseorang mengambil harta dengan sumpah melainkan ia akan berjumpa dengan Allah dalam keadaan terpotong tangannya." Kemudian orang Kindi tersebut berkata; tanah tersebut adalah tanahnya.

AbuDaud:2823

Telah menceritakan kepada kami [Hannad bin As Sari], telah menceritakan kepada kami [Al Ahwash] dari [Simak] dari ['Alqamah bin Wail bin Hujr Al Hadhrami], dari [ayahnya], ia berkata; terdapat seorang laki-laki yang datang dari Hadhramaut dan seorang laki-laki dari Kindah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudain berkata; wahai Rasulullah, sesungguhnya orang ini telah menguasai tanah yang dahulu adalah milik ayahku. Kemudian orang Kindi tersebut berkata; tanah tersebut adalah tanahku dan ada ditanganku serta aku yang menanamnya, ia tidak memiliki hak pada tanah tersebut. 'Alqamah bin Wail berkata; kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata orang Hadhrami; apakah engkau memiliki bukti? Orang Hadhrami berkata; tidak. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Bagimu sumpahnya." Ia berkata; wahai Rasulullah, ia adalah orang yang suka berbuat dosa, ia tidak peduli apa yang sumpahi. Ia tidak menjaga diri dari sesuatupun. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Engkau hanya memiliki hal tersebut darinya." Kemudian orang tersebut hendak bersumpah, dan tatkala ia telah berpaling Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ketahuilah, sesungguhnya apabila ia bersumpah untuk memakan harta secara zhalim niscaya ia akan bertemu dengan Allah 'azza wajalla dalam keadaan berpaling darinya."

AbuDaud:2824

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus], Telah menceritakan kepada kami [Zuhair], dari ['Ubaidullah bin Umar], dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar], dari [Umar bin Al Khathab], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mendapatinya sementara ia berada diantara orang-orang yang melakukan safar, dan ia bersumpah dengan nama bapaknya. Kemudian beliau berkata: "Sesungguhnya Allah melarang kalian dari bersumpah dengan nama bapak-bapak kalian. Barangsiapa yang bersumpah, maka hendaknya ia bersumpah dengan nama Allah atau hendaknya (lebih baik) ia diam." Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal], telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq], telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri], dari [Salim] dari [ayahnya] dari [Umar radliallahu 'anhu] ia berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ……. Seperti makna hadits tersebut hingga lafazh; … dengan nama bapak-bapak kalian." Ia menambahkan, Umar berkata; demi Allah, aku tidak bersumpah dengan hal ini baik ingat atau tidak.

AbuDaud:2828

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal], telah menceritakan kepada kami [Zaid bin Al Hubab], telah menceritakan kepada kami [Husain bin Waqid] telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Buraidah], dari [ayahnya] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa bersumpah dengan mengatakan; sesungguhnya aku berlepas diri dari Islam, apabila ia berdusta maka ia seperti yang ia katakan, dan apabila ia benar maka ia tidak akan kembali kepada Islam dalam keadaan selamat."

AbuDaud:2836

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il], telah menceritakan kepada kami [Hammad], telah mengabarkan kepada kami ['Atho` bin As Saib] dari [Abu Yahya] dari [Ibnu Abbas] bahwa dua orang laki-laki mempermasalahkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam meminta penuntut agar mendatangkan bukti, dan ia tidak memiliki bukti. Kemudian beliau meminta agar orang yang dituntut untuk bersumpah, lalu ia bersumpah dengan nama Allah yang tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Dia. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ya, sungguh engkau telah melakukan, akan tetapi engkau telah mendapat ampunan karena keikhlasan ucapanmu LAA ILAAHA ILLALLAAH." Abu Daud berkata; yang dimaksudkan dari hadits ini adalah bahwa beliau tidak memerintahkannya agar membayar kafarah.

AbuDaud:2850

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Muhammad bin Khallad Abu Umar], telah menceritakan kepada kami [Musaddad] dari [Umayyah bin Khalid], ia berkata; tatkala Khalid Al Qasri ditunjuk sebagai gubernur ia melipatkan sha' sehinngga satu sha' adalah enam belas rithl. Abu Daud berkata; Muhammad bin Muhammad Khallad dibunuh oleh Az Zinj dengan cara dijadikan sasaran. Kemudian ia berkata dengan tangannya seperti ini, Abu Daud membentangkan tangannya dan menjadikan bagian dalam kedua telapaknya menghadap ke bumi. Ia berkata; dan aku melihatkan dalam tidur, lalu aku katakan; apa yang Allah lakukan terhadapmu? Ia berkata; Allah memasukkanku ke Surga. Maka aku berkata; memauqufkan hadits tidaklah memadharatkanmu.

AbuDaud:2855

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Ya'qub Al Jauzajani], telah menceritakan kepada kami [Yazid? bin Harun], ia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Al Mas'udi] dari ['Aun bin Abdullah] dari [Abdullah bin 'Utbah] dari [Abu Hurairah] bahwa seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan membawa seorang budak wanita hitam, kemudian ia berkata; wahai Rasulullah, sesungguhnya saya berkewajiban membebaskan budak mukmin. Kemudian beliau bersabda: "Di manakah Allah?" kemudian ia mengisyaratkan ke langit dengan jari-jarinya. Kemudian beliau berkata kepadanya: "Siapakah aku?" kemudian ia menunjuk kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan ke langit yang maksudnya adalah engkau adalah Rasulullah. Maka beliau berkata: "Bebaskan dia, sesungguhnya ia adalah wanita mukminah."

AbuDaud:2857

Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Abu Ya'qub] telah menceritakan kepada kami [Abu An Nadhr], telah menceritakan kepada kami [Syarik], dari [Muhammad bin Abdurrahman] mantan budak keluarga Thalhah, dari [Kuraib] dari [Ibnu abbas] ia berkata; telah datang seorang laki-laki kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; sesungguhnya saudara wanitaku telah bernadzar untuk berhaji dengan berjalan kaki. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak membuat sesuatupun dengan penderitaan saudarimu, hendaknya ia berhaji dengan berkendaraan dan membayar kafarah sumpahnya."

AbuDaud:2866

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna], telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid], telah menceritakan kepada kami [Hammam] dari [Qatadah] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] bahwa saudari 'Uqbah bin 'Amir telah bernadzar untuk berjalan kaki menuju Ka'bah kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkannya agar berkendaraan dan menyembelih kurban.

AbuDaud:2867

Telah menceritakan kepada kami [Syu'aib bin Ayyub], telah menceritakan kepada kami [Mu'awiya bin Hisyam] dari [Sufyan] dari [ayahnya], dari [Ikrimah] dari ['Uqbah bin 'Amir Al Juhani] bahwa ia berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam; sesungguhnya saudariku bernadzar untuk berjalan menuju Ka'bah. Kemudian beliau berkata: "Sesungguhnya Allah tidak berbuat sesuatu dengan berjalannya saudarimu ke Ka'bah."

AbuDaud:2874

Telah menceritakan kepada kami ['Amr bin 'Aun] telah mengabarkan kepada kami [Husyaim] dari [Abu Bisyr] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] bahwa seorang wanita mengarungi bahtera, kemudian ia bernadzar seandainya Allah menyelamatkannya maka ia akan berpuasa satu bulan. Kemudian Allah menyelamatkannya dan ia tidak berpuasa hingga ia meninggal. Lalu anak wanitanya atau saudara wanitanya datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau memerintahkannya agar berpuasa untuknya. Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Zuhair], telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin 'Atho`] dari [Abdullah bin Buraidah] dari [ayahnya] bahwa seorang wanita datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; dahulu aku pernah mensedekahkan budak wanita kepada ibuku, dan ia meninggal dalam keadaan memiliki tanggungan puasa satu bulan. Kemudian Buraidah menyebutkan hadits 'Amr tersebut.

AbuDaud:2877

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] ia berkata; saya mendengar [Al A'masy].. dan telah diriwayatkan dari jalur yang lain: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al 'Ala`], telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dan [Al A'masy] secara makna, dari [Muslim Al Bathin] dari [Sa'id bin Jubair], dari [Ibnu Abbas] bahwa seorang wanita telah datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; sesungguhnya ibuku memiliki tanggungan puasa satu bulan. Apakah boleh saya menunaikan puasa tersebut untuknya? Kemudian beliau berkata: "Seandainya ibumu memiliki tanggungan hutang apakah engkau akan menunaikannya?" Ia berkata; ya. Beliau berkata: "Maka hutang Allah lebih berhak untuk ditunaikan."

AbuDaud:2878

Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] dan [Muhammad bin Isa], mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Ayyub] dari [Abu Qilabah] dari [Abu Al Muhallab] dari [Imran bin Hushain], ia berkata; dahulu 'Adhba` (unta Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam) dahulu adalah milik seorang laki-laki dari Bani 'Uqail, unta tersebut termasuk unta yang mendahului orang yang berhaji. kemudian ia ditawan, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendatanginya sementara orang tersebut terikat. Beliau berada di atas untanya mengenakan selimut. Lalu ia berkata; wahai Muhammad, kenapa engkau menangkapku dan mengambil unta yang mendahului orang yang berhaji (yaitu Al 'Adhba`)? Beliau berkata: "Kami menangkapmu karena kesalahan sekutumu yaitu Tsaqif." Tsaqif telah menawan dua orang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. ia bekata; sungguh beliau telah mengucapakan apa yang beliau ucapkan sementara aku adalah seorang muslim. Atau ia mengatakan; telah masuk Islam. Kemudian tatkala Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah pergi…… Abu Daud berkata; aku mengetahui hal ini dari Muhammad bin Isa. Ia memanggil; wahai Muhammad! Wahai Muhammad! Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah orang yang penyayang dan lembut. Kemudian beliau kembali kepadanya dan berkata; ada apa denganmu? Ia berkata; aku adalah seorang muslim. Beliau berkata; "Jika engkau mengatakan demikian sementara engkau memiliki urusanmu maka engkau sangat beruntung." Abu Daud berkata; kemudian aku kembali kepada hadits Sulaiman, ia berkata; wahai Muhammad, aku lapar maka berilah aku makan, dan aku haus, maka berilah aku minum. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ini adalah hajatmu." Kemudian orang tersebut ditebus setelah itu dengan dua orang laki-laki. Ia berkata; dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menahan Al 'Adhba` untuk kendaraan beliau. Kemudian orang-orang musyrik menyerang serambi Madinah dengan tiba-tiba dan membawa Al 'Adhba`. Ia berkata; kemudian tatkala mereka telah pergi membawanya dan menawan seorang wanita, ia berkata; apabila malam hari mereka mengistirahatkan unta mereka di halaman mereka. Ia berkata; kemudian suatu makam mereka tertidur, dan wanita tersebut berdiri dan tidaklah ia meletakkan kedua tangannya di atas unta melainkan unta tersebut bersuara hingga ia datang kepada Al 'Adhba`. Ia berkata; kemudian ia mendatangi unta yang menurut dan telah teruji, kemudian ia menungganginya dan bernadzar seandainya Allah menyelamatkannya niscaya ia akan menyembelihnya. Imran berkata; kemudian di saat ia telah sampai maka unta tersebut dikenali yaitu unta Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam diberitahu mengenai hal tersebut. Lalu beliau mengirim utusan kepada wanita tersebut dan iapun dihadapkan, dan beliau diberitahu mengenai nadzarnya. Kemudian beliau berkata: "Sungguh buruk balasan yang engkau berikan." Atau "yang diberikan wanita tersebut apabila Allah menyelamatkannya niscaya ia akan menyembelihnya. Tidak boleh menunaikan nadzar dalam berbuat kemaksiatan kepada Allah, dan dalam perkara yang tidak dimiliki anak Adam." Abu Dzar berkata; dan wanita ini adalah isteri Abu Dzar.

AbuDaud:2883

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya], telah menceritakan kepada kami [Hasan bin Ar Rabi'], telah menceritakan kepada kami [Ibnu Idris] ia berkata; [Ibnu Ishaq] beliau berkata: telah menceritakan kepadaku [Az Zuhri], dari [Abdurrahman bin Abdullah bin Ka'b] dari [ayahnya], dari [kakeknya] mengenai kisahnya, ia berkata; aku katakan; wahai Rasulullah, sesungguhnya diantara taubatku kepada Allah adalah keluar dari sebagian hartaku semua sebagai sedekah kepada Allah dan RasulNya. Beliau berkata: "Tidak." Aku katakan; setengahnya. Beliau berkata: "Tidak." Aku katakan; sepertiga. Beliau berkata: "Ya." Aku katakan; aku akan menahan sahamku di Khaibar.

AbuDaud:2886

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al 'Ala`], telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Idris], telah mengabarkan kepada kami ['Ashim bin Kulaib], dari [ayahnya] dari [seorang laki-laki anshar], ia berkata; kami pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengantarkan jenazah, kemudian aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berada di atas kubur berwasiat kepada orang yang menggali: "Perluaslah dari sisi kedua kakinya, perluaslah dari sisi kepalanya." Kemudian tatkala kembali, beliau disambut utusan seorang wanita yang mengundang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk makan, kemudian beliau datang dan makanan pun dihidangkan. Lalu beliau meletakkan tangannya pada makan kemudian orang-orang meletakkan tangan mereka pada makanan, lalu mereka makan. Kemudian orang-orang melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengunyah makanan di mulutnya, kemudian beliau berkata: "Saya dapatkan daging kambing yang diambil tanpa seizin pemiliknya." Kemudian wanita tersebut mengirim utusan, ia berkata; wahai Rasulullah, sesungguhnya saya telah mengirim utusan ke Baqi' untuk membelikan kambing, lalu aku tidak mendapatinya. Lalu aku mengirim utusan kepada tetanggaku yang telah membeli kambing agar ia mengirimnya kepadaku dan diganti dengan harganya, namun aku tidak mendapatkanya. Lalu aku mengirim utusan kepada isterinya, kemudian wanita tersebut mengirimkan kambing tersebut kepadaku. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Berilah makan para tawanan!"

AbuDaud:2894

Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar], telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah], dari [Muhammad bin Ishaq], dari [Yazid? bin Abu Habib], dari [Muslim bin Jubair], dari [Abu Sufyan], dari ['Amr bin Harisy] dari [Abdullah bin 'Amr], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah memerintahkannya agar mempersiapkan tentara, hingga habis unta beliau, lalu beliau memerintahkan agar mengambil dari unta zakat. Beliau mengambil satu ekor dengan mengembalikan dua ekor unta hingga waktu diperoleh unta untuk zakat.

AbuDaud:2913

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir Al 'Abdi], telah mengabarkan kepada kami [Sufyan], telah menceritakan kepadaku [Abu Hushain], dari [seorang syekh dari penduduk Madinah] dari [Hakim bin Hizam] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mengutus dengan membawa uang satu dinar agar ia belikan satu ekor hewan kurban. Kemudian ia membelinya dengan harga satu dinar, dan ia menjualnya seharga dua dinar, lalu ia kembali dan membeli seekor hewan kurban dengan harga satu dinar. Dan ia datang dengan membawa satu uang dinar kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mensedekahkan uang tersebut dan mendoakannya agar diberi berkah dalam perdagangannya.

AbuDaud:2938

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al 'Ala`], telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah], telah menceritakan kepada kami [Umar bin Hamzah] telah mengabarkan kepada kami [Salim bin Abdullah] dari [ayahnya] ia berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa diantara kalian yang mampu seperti takaran beras, maka hendaknya ia menjadi seperti dia!" Mereka bertanya; siapakah pemilik takaran beras itu Rasulullah? Kemudian beliau menyebutkan kisah gua ketika meruntuhi mereka, kemudian setiap mereka berkata; ingatlah amalan kalian yang terbaik! Beliau mengatakan: "Dan orang yang ketiga berkata; ya Allah, engkau mengetahui bahwa aku telah mempekerjakan orang dengan upah satu farq beras. Kemudian tatkala sore hari aku memberikan haknya kepadanya. Namun ia menolak untuk mengambil, dan ia pergi. Kemudian aku mengembangkan untuknya aku dapat mengumpulkan sapi dan para penggembalanya. Lalu ia mendatangiku dan berkata; berikan hakku kepadaku! Lalu aku katakan; pergilah kepada sapi-sapi itu dan para penggembalanya, dan ambillah! Lalu ia pergi dan menggiring sapi-sapi tersebut."

AbuDaud:2939

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id], dari [Al Laits] dari [Muhammad bin Abdurrahman bin Ghanaj] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyerahkan pohon kurma dan tanah Khaibar kepada orang-orang yahudi Khaibar, agar mereka mengolahnya dengan modal mereka dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendapatkan setengah buahnya.

AbuDaud:2960

Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Abdullah], telah menceritakan kepada kami [Hasyim bin Al Qasim], telah menceritakan kepada kami [Ikrimah], telah menceritakan kepadaku [Thariq bin Abdurrahman Al Qurasyi], ia berkata; [Rafi' bin Rifa'ah] telah datang ke majelis orang-orang anshar dan berkata; sungguh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah melarang kami pada hari ini. Kemudian ia menyebutkan beberapa hal. Dan beliau melarang dari hasil kerja budak yang berzina kecuali apa yang ia lakukan dengan tangannya. Dan ia mengucapkannya denangan jari-jarinya seperti membuat roti, memintal dan mengurai wol.

AbuDaud:2972

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il], telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah], telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ishaq], dari [Al 'Ala` bin Abdurrahman], dari [Abu Majidah] ia berkata; aku telah memotong sebagian dari telinga seorang budak, atau sebagian dari telinga budakku telah terpotong. Kemudian Abu Bakr datang kepada kami dalam keadaan melakukan haji. Kemudian kami berkumpul kepadanya, lalu ia melaporkan kami kepada Umar bin Al Khathab, kemudian [Umar] berkata; sesungguhnya ini telah sampai kepada qishash, panggilkan tukang bekam agar ia membalasnya. Kemudian tatkala tukang bekam tersebut dipanggil ia berkata; aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya aku telah memberikan kepada bibiku seorang budak, dan aku berharap ia mendapatkan berkah pada diri budak tersebut." Kemudian aku katakan kepadanya; janganlah engkau serahkan ia kepada tukang bekam dan tukang pembuat perhiasan serta penjagal! Abu Daud berkata; [Abdul A'laa] telah meriwayatkan dari [Ibnu Ishaq], [Ibnu Majidah] seorang laki-laki dari Bani Sahm berkata; dari [Umar bin Al Khathab]. Telah menceritakan kepada kami [Yusuf bin Musa], telah menceritakan kepada kami [Salamah bin Al Fadhl], telah menceritakan kepada kami [Ibnu Ishaq] dari [Al 'Ala` bin Abdurrahman Al Huraqi], dari [Ibnu Majidah As Sahmi], dan [Umar bin Al Khathab], dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti itu. Telah menceritakan kepada kami [Al Fadhl bin Ya'qub] telah menceritakan kepada kami [Abdul A'la] dari [Muhammad bin Ishaq], telah menceritakan kepada kami [Al 'Alaa bin Abdurrahman Al Huraqi], dari [Ibnu Majidah As Sahmi] dari [Umar bin Al Khathab radliallahu 'anhu] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti itu.

AbuDaud:2976

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il], telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Muhammad bin Ishaq], dari [Salim Al Makki] bahwa [seorang badui] telah menceritakan kepadanya bahwa ia datang dengan membawa kambing perahan pada zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. kemudian ia singgah pada [Thalhah bin 'Ubaidullah], kemudian berkata; sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah melarang orang yang bermukim (orang kota) menjualkan barang orang yang datang dari desa, akan tetapi pergilah ke pasar dan lihatlah siapakah yang berjual beli denganmu, kemudian mintalah petunjuk kepadaku hingga aku memerintahkan atau melarangmu.

AbuDaud:2984

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad], telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Jamil bin Murrah], dari [Abu Al Wadhi`], ia berkata; kami melakukan peperangan kami, kemudian kami singgah di suatu tempat. Kemudian seorang sahabat kami menjual kuda dengan seorang budak. Kemudian mereka berdua tinggal pada sisa hari dan malam mereka berdua. Kemudian pada keesokan hari pasukan datang, kemudian pergi kepada kudanya untuk memberinya pelana. Maka ia merasa menyesal, lalu ia datang kepada laki-laki pemilik budak tersebut dan ingin membeli kuda tersebut. Lalu laki-laki pemilik budak tersebut menolak untuk menyerahkannya kepadanya. Lalu ia berkata; antaraku dan dirimu terdapat [Abu Barzah] seorang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. kemudian mereka berdua datang kepada Abu Barzah di pinggir pasukan. Kemudian mereka berdua menceritakan kisah ini kepadanya. Lalu ia berkata; apakah kalian berdua rela aku putuskan diantara kalian berdua dengan keputusan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dua orang yang saling berjual beli memiliki hak memilih selama belum berpisah." [Hisyam bin Hassan] berkata; telah menceritakan kepada kami [Jamil] bahwa ia berkata; aku melihat kalian berdua tidak berpisah.

AbuDaud:2998

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad An Nufaili] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Ibnu Najih] dari [Abdullah bin Katsir] dari [Abu Al Minhal] dari [Ibnu Abbas] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang ke Madinah sementara penduduk Madinah menghutangkan kurma selama satu tahun, dua tahun serta tiga tahun. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa menghutangkan kurma, maka hendaknya ia menghutangkan dalam takaran yang diketahui, dan timbangan yang diketahui serta tempo yang diketahui.""

AbuDaud:3004

Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Katsir] telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] telah mengabarkan kepadaku [Muhammad atau Abdullah bin Mujalid] ia berkata, "Abdullah bin Syaddad dan Abu Burdah berselisih mengenai jual beli salaf. Kemudian mereka mengirim aku kepada Ibnu Abu Aufa untuk bertanya kepadanya. [Ibnu Abu Aufa] lalu berkata, "Pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Abu Bakar dan Umar kami pernah menjual jewawut, kurma dan kismis secara salaf - [Ibnu Katsir] menambahkan- kepada suatu kaum yang tidak memiliki barang tersebut -Kemudian keduanya sepakat pada lafazh-, dan aku bertanya kepada [Ibnu Abza], lalu ia mengatakan seperti itu." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] Telah menceritakan kepada kami [Yahya] dan [Ibnu Mahdi] mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abdullah bin Abu Al Mujalid] dan Abdurrahman menyebutkan hadits ini dari Ibnu Abu Al Mujalid. Ia berkata, "Pada suatu kaum yang tidak memiliki barang tersebut." Abu Daud berkata, "Yang benar adalah Ibnu Abu Al Mujalid, dan Syu'bah dalam hal ini."

AbuDaud:3005

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Abu Ishaq] dari [seorang Najran] dari [Ibnu Umar] bahwa seorang laki-laki telah menjual kurma kepada seseorang secara salaf. Kemudian pada tahun itu, pohon kurma tersebut tidak berbuah sedikitpun. Lalu mereka mengadukan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau lalu menjawab: "Dengan alasan apakah engkau menghalalkan hartanya? Kembalikan harta tersebut kepadanya!" Kemudian beliau berkata: "Janganlah kalian menjual kurma dalam pohon secara salaf hingga nampak kematangannya buah tersebut!"

AbuDaud:3007

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Isa] telah menceritakan kepada kami [Abu Badr] dari [Ziyad bin Khaitsamah] dari [Sa'd Ath Thai] dari ['Athiyyah bin Sa'dan] dari [Abu Sa'id Al Khudri] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa menjual sesuatu secara salaf, maka janganlah ia mengalihkannya kepada pihak lain."

AbuDaud:3008

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] bahwa [Bisyr bin Al Mufadldlal] dan [Khalid bin Abdullah] telah mengabarkan kepada mereka secara makna, dari [Khalid Al Hadzdza`] dari [Barakah] -Musaddad menyebutkan dalam hadits Khalid bin Abdullah; dari Barakah Abu Al Walid, kemudian keduanya sepakat- dari [Ibnu Abbas] ia berkata, "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang duduk di rukun. Kemudian beliau mengangkat pandangannya ke langit seraya tertawa. Beliau bersabda: "Semoga Allah melaknat orang-orang Yahudi -Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali-, sesungguhnya Allah telah mengharamkan lemak atas mereka, kemudian mereka menjual dan memakan hasil penjualannya. Sungguh, jika Allah telah mengharamkan suatu kaum untuk memakan sesuatu, maka Allah pun mengharamkan hasil penjualannya." Namun dalam hadits Khalid bin Abdullah Ath Thahhan tidak disebutkan lafadz, "Aku melihat." Beliau mengatakan: "Semoga Allah melaknat orang-orang yahudi."

AbuDaud:3026

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] bahwa ia berkata, "Pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kami membeli makanan, kemudian beliau memerintahkan kepada dengan mengutus seseorang agar kami memindahkan makanan tersebut dari tempat kami membelinya ke tempat lain, sebelum kami menjualnya dengan tanpa penakaran dan penimbangan."

AbuDaud:3030

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Salim] dari [Ibnu Umar] ia berkata, "Pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam aku lihat orang-orang dipukul jika membeli makanan Juzaman (tanpa ditakar dan ditimbang), kemudian menjualnya kembali, kecuali ia membawanya terlebih dahulu ke tempat tinggalnya."

AbuDaud:3035

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Auf Ath Thai] telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Khalid Al Wahbi] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ishaq] dari [Abu Az Zinad] dari ['Ubaid bin Hunain] dari [Ibnu Umar] ia berkata, "Aku pernah membeli minyak di pasar, kemudian ketika minyak tersebut telah menjadi hak milikku, ada seorang laki-laki datang kepadaku dan memberiku keuntungan yang baik. Maka ketika aku ingin membuat kesepatakan dengan orang tersebut, seorang laki-laki memegang lenganku dari belakang hingga aku pun menoleh, ternyata laki-laki itu adalah [Zaid bin Tsabit]. Ia lalu berkata, "Jangan engkau menjualnya di tempat engkau membelinya hingga engkau membawanya ke tempat tinggalmu! Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah melarang untuk menjual barang ditempat pembeliannya hingga para penjual tersebut memindahnya ke tempat tinggal mereka."

AbuDaud:3036

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Zakaria] telah menceritakan kepada kami [Amir] dari [Jabir bin Abdullah] ia berkata, "Aku menjualnya -yaitu untanya- kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan aku mensyaratkan untuk aku naiki hingga sampai kepada keluargaku. Pada akhirnya beliau bersabda: "Apakah kamu mengira aku menawarmu untuk membawa pergi untamu? Ambillah untamu dan uang penjualannya, keduanya untukmu!"

AbuDaud:3042

Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Khalid] dari [Sufyan] dari [Muhammad bin 'Abdurrahman] dari [Makhlad bin Khufaf Al Ghifari] ia berkata, "Aku pernah berserikat dengan seseorang dalam kepemilikan seorang budak, lalu aku memberi dia makan dan sebagian kami tidak ada di tempat, hingga budak tersebut memberiku manfaat. Kemudian orang tersebut mempermasalahkan bagianku kepada sebagian hakim, lalu hakim tersebut memerintahkan agar aku mengembalikan manfaat tersebut. Maka aku pun datang kepada 'Urwah bin Az Zubair dan menceritakan hal tersebut kepadanya. Kemudian ['Urwah] mendatangi hakim tersebut dan menceritakan kepadanya sebuah hadits dari [Aisyah] radliallahu 'anha dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Pemanfaatan barang itu berbalas penjaminan."

AbuDaud:3045

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Marwan] telah menceritakan kepada kami [Bapakku] dari [Muslim bin Khalid Az Zanji] telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin 'Urwah] dari [Ayahnya] dari [Aisyah] radliallahu 'anhuma, bahwa seorang laki-laki membeli seorang budak kemudian budak tersebut tinggal bersamanya selama yang Allah kehendaki. Laki-laki itu kemudian mendapatkan aib pada budak tersebut. Beliau kemudian mengembalikan budak tersebut kepada orang yang penjualnya sehingga ia pun berkata, "Wahai Rasulullah, ia telah mengambil manfaat dari budakku!" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pemanfaatan barang itu berbalas penjaminan."

AbuDaud:3046

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Ubaid] dari [Hammad bin Zaid] dari [Khalid Al Hadzdza`] dari ['Ubaidullah bin Humaid bin Abdurrahman] dari [Asy Sya'bi] dan ia memarfu'kan hadits tersebut kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda: "Barangsiapa meninggalkan hewan kendaraan dalam kondisi kritis, kemudian seseorang merawat hewan tersebut, maka hewan itu adalah milik orang yang telah merawatnya."

AbuDaud:3058

Telah menceritakan kepada kami [Khusyaisy bin Ashram] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] dan [Aisyah] ia berkata, "Hindun datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Abu Sufyan adalah orang yang suka menahan pemberian, apakah aku berdosa untuk memberikan nafkah kepada keluargaku dari hartanya tanpa seizinnya?" Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Engkau tidak berdosa untuk memberikan nafkah dengan cara yang baik."

AbuDaud:3066

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al 'Ala] dan [Ahmad bin Ibrahim] mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Thalq bin Ghannam] dari [Syarik] [Ibnu Al 'Ala] dan [Qais] berkata dari [Abu Hushain] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tunaikanlah amanah kepada orang yang mempercayaimu dan jangan engkau mengkhianati orang yang mengkhianatimu!"

AbuDaud:3068

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya bin Faris] dan [Muhammad bin Al Mutsanna] mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Malik bin Anas] dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Salamah] dari [Jabir bin Abdullah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Lelaki mana saja yang diberi umra, maka ia akan menjadi miliknya dan milik keturunannya. Yakni, ia akan menjadi milik orang yang diserahi, dan tidak kembali kepada orang yang memberinya, karena dia telah memberikan suatu pemberian yang padanya berlaku hukum waris." Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Abu Ya'qub] telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] telah menceritakan kepada kami [Ayahku] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] dengan sanad dan maknanya." Abu Daud berkata, " [Aqil] juga menceritakan dari [Ibnu Syihab] dan [Yazid bin Abu Habib] dari [Ibnu Syihab]. Dan telah diperselisihkan pada lafazh [Al Auza'i] dari [Ibnu Syihab] dan hadits tersebut telah diriwayatkan oleh [Fulaih bin Sulaiman] seperti hadits Malik."

AbuDaud:3084

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Abu Salamah] dari [Jabir bin Abdullah] ia berkata, "Sesungguhnya 'Umra yang diperbolehkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah dengan mengatakan, 'Barang tersebut untukmu dan untuk orang setelahmu'. Adapun jika ia mengatakan, 'Barang tersebut untukmu selama hidupmu', maka pemberian tersebut akan kembali kepada pemiliknya."

AbuDaud:3085

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Abdul Aziz bin Rufai'] dari [beberapa orang dari keluarga Abdullah bin Shafwan] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai Shafwan, apakah engkau memiliki senjata?" Shafwan menjawab, "Sebagai pinjaman atau perampasan?" Beliau menjawab: "Bukan perampasan, melainkan peminjaman." Kemudian ia meminjamkan kepada beliau antara tiga puluh hingga empat puluh baju besi. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerangi Hunain. Ketika orang-orang musyrik dapat dikalahkan, maka baju-baju besi milik Shafwan dikumpulkan, namun beliau kehilangan beberapa baju zirah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian berkata kepada Shafwan: "Sesungguhnya kami kehilangan sebagian baju besimu, apakah kami menanggung untukmu?" Shafwan menjawab, "Tidak, wahai Rasulullah! Karena dalam hatiku pada hari ini terdapat sesuatu yang tidak ada pada saat itu." Abu Daud berkata, " Ia memberi pinjaman itu sebelum ia masuk Islam." Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Abu Al Ahwash] telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Rufai'] dari ['Atha] dari [beberapa orang keluarga Shafwan] ia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam meminjam….. kemudian ia menyebutkan maknanya."

AbuDaud:3093

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Khalid] dari [Humaid] dari [Anas] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah berada di rumah sebagian isterinya, kemudian salah seorang Ummul mukminin menyuruh pelayannya mengirimkan sebuah nampan yang berisi makanan." Anas berkata, "Kemudian isteri beliau memukul nampan tersebut dengan tangannya hingga pecah." Ibnu Al Mutsanna menyebutkan, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengambil dua pecahan tersebut dan menggabungkan sebagian dengan yang lainnya, kemudian mengembalikan makanan pada tempatnya (semula) seraya berkata: "Ibu kalian sedang cemburu." Ibnu Al Mutsanna menambahkan, "Makanlah." Kemudian mereka makan hingga datang nampan yang ada di rumah isteri beliau tersebut. Kemudian kita kembali kepada lafazh hadits Musaddad, beliau bersabda: "Makanlah!" Dan beliau menahan utusan dan nampan tersebut hingga mereka selesai lalu beliau menyerahkan nampan yang tidak pecah kepada utusan tersebut, dan beliau menahan nampan yang pecah di rumahnya."

AbuDaud:3096

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Hamzah bin Abu Yahya Ar Ramli] telah menceritakan kepada kami [Zaid bin Abu Az Zarqa`] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Az Zinad] dari [Ayahnya] dari ['Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah] dari [Ibnu Abbas] ia membaca ayat: '(Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir) ' hingga firman Allah: '(…… orang-orang yang fasik) ' (Qs. Al Maidah: 44-47). ketiga ayat tersebut turun mengenai orang-orang Yahudi, khususnya orang-orang Bani Quraizhah dan An Nazlir."

AbuDaud:3105

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al 'Ala`] dan [Muhammad bin Al Mutsanna] mereka berkata; telah mengabarkan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Raja Al Anshari] dari [Abdurrahman bin Bisyr Al Anshari Al Azraq] ia berkata, "Dua orang lelaki masuk dari beberapa pintu Kindah, sementara Abu Mas'ud Al Anshari sedang duduk di antara sekumpulan orang. Keduanya lalu berkata, "Adakah seseorang yang memberikan keputusan di antara kami? Kemudian seorang laki-laki dari sekumpulan orang itu yang berkata, "Aku." [Abu Mas'ud] kemudian mengambil segenggam kerikil lalu melemparkannya kepada orang tersebut seraya berkata, "Tahanlah! Sesungguhnya terburu-buru dalam memberikan keputusan itu dibenci."

AbuDaud:3106

Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin 'Aun] ia berkata; telah mengabarkan kepada kami [Syarik] dari [Simak] dari [Hanasy] dari [Ali] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutusku ke Yaman sebagai hakim, lalu kami katakan, "Wahai Rasulullah, apakah anda akan mengutusku sementara saya masih muda dan tidak memiliki ilmu mengenai peradilan?" Kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah akan memberi petunjuk kepada hatimu, dan meneguhkan lisanmu. Apabila ada dua orang yang berseteru duduk di hadapanmu maka janganlah engkau memberikan keputusan hingga engkau mendengar dari orang yang lain, sebagaimana engkau mendengar dari orang yang pertama, karena sesungguhnya keputusan akan lebih jelas bagimu." Ali berkata, "Setelah itu aku tetap menjadi hakim atau aku tidak merasa ragu dalam memberikan keputusan."

AbuDaud:3111

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Abdul Malik bin 'Umair] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Abu Bakrah] dari [Ayahnya] bahwa ia menulis surat kepada anaknya, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seorang hakim tidak boleh memberikan keputusan di antara dua orang sementara ia sedang dalam keadaan marah."

AbuDaud:3116

Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar] dari [Syu'bah] dari [Abu 'Aun] dari [Al Harits bin 'Amru] anak saudara Al Mughirah bin Syu'bah, dari [beberapa orang penduduk Himsh] yang merupakan sebagian dari sahabat Mu'adz bin Jabal. Bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika akan mengutus Mu'adz bin Jabal ke Yaman beliau bersabda: "Bagaimana engkau memberikan keputusan apabila ada sebuah peradilan yang dihadapkan kepadamu?" Mu'adz menjawab, "Saya akan memutuskan menggunakan Kitab Allah." Beliau bersabda: "Seandainya engkau tidak mendapatkan dalam Kitab Allah?" Mu'adz menjawab, "Saya akan kembali kepada sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Beliau bersabda lagi: "Seandainya engkau tidak mendapatkan dalam Sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam serta dalam Kitab Allah?" Mu'adz menjawab, "Saya akan berijtihad menggunakan pendapat saya, dan saya tidak akan mengurangi." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menepuk dadanya dan berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah memberikan petunjuk kepada utusan Rasulullah untuk melakukan apa yang membuat senang Rasulullah." Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Syu'bah] telah menceritakan kepadaku [Abu 'Aun] dari [Al Harits bin 'Amru] dari [beberapa orang sahabat Mu'adz] dari [Mu'adz bin Jabal] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tatkala mengutusnya ke Yaman… kemudian ia menyebutkan maknanya."

AbuDaud:3119

Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dari [Ibnu Abu Mulaikah] telah menceritakan kepadaku ['Uqbah bin Al Harits] dan telah menceritakannya kepadaku [sahabatku], dan aku lebih hafal terhadap hadits sahabatku, ia berkata, "Aku menikahi Ummu Yahya binti Abu Ihab, kemudian seorang wanita hitam datang kepadaku dan mengaku bahwa ia telah menyusui kami semua. Lalu aku datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan menceritakan hal tersebut kepadanya. Beliau pun berpaling dariku, lalu aku katakan, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya ia telah berdusta." Beliau bersabda: "Bagaimana engkau mengetahui, sementara ia telah mengatakan apa yang telah ia katakan. Tinggalkan wanita (isterimu) tersebut!" Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Abu Syu'aib Al Harrani] telah menceritakan kepada kami [Al Harits bin 'Umair Al Bashri]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin 'Ulaiyyah] keduanya berasal dari [Ayyub] dari [Ibnu Abu Mulaikah] dari ['Ubaid bin Abu Maryam] dari ['Uqbah bin Al Harits] aku telah mendengarnya dari 'Uqbah, akan tetapi aku lebih hafal dengan hadits 'Ubaid…lalu ia menyebutkan maknanya." Abu Daud berkata; [Hammad bin Zaid] melihat kepada Al Harits bin 'Umair kemudian berkata, "Orang ini termasuk di antara sahabat-sahabat Ayyub yang tsiqah."

AbuDaud:3127

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin 'Abdah] telah menceritakan kepada kami ['Ammar bin Syu'aib bin Abdullah bin Az Zubaib Al 'Anbari] telah menceritakan kepadaku [Ayahku] ia berkata; aku mendengar kakekku [Az Zubaib] berkata, "Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus sepasukan menuju Bani Al 'Anbar, lalu pasukan tersebut menyerang mereka di Rukbah (bukit di Thaif) dari arah Thaif, pasukan itu kemudian menggiringnya menemui Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam. Aku lantas mengendarai kuda dan mendahului mereka menuju Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan aku ucapkan 'As salamu 'alaika wa rahmatullahi wa barakatuh wahai Nabi Allah! Pasukan anda telah datang dan menyerang kami, padahal kami telah masuk Islam dan telah memotong ujung telinga hewan-hewan ternak kami." Kemudian tatkala sampai di Bal'anbar Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadaku: "Apakah kalian memiliki bukti bahwa kalian telah masuk Islam sebelum diserang pada beberapa hari ini?" Aku katakan, "Ya." Beliau bertanya: "Siapakah yang bisa menjadi saksi untukmu?" Aku katakan, "Samurah, seorang laki-laki dari Bani Al 'Anbar." Dan seorang laki-laki lain yang ia sebutkan. Kemudian laki-laki tersebut bersaksi sementara Samurah menolak untuk bersaksi. Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda: "Ia enggan bersaksi untukmu, maka engkau bisa bersumpah bersama saksimu yang lain." Aku katakan, "Ya." Lalu beliau memintaku untuk bersumpah, maka aku bersumpah dengan nama Allah, 'Sungguh kami telah masuk Islam pada hari ini dan ini, dan kami telah memotong ujung telinga hewan-hewan ternak. ' Kemudian Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pergilah kalian dan bagilah untuk mereka separuh harta tersebut dan jangan kalian sentuh keturunan-keturunan mereka! Seandainya Allah tidak membenci hilangnya suatu amal maka kami tidak akan mengurangi kalian satu 'Iqalpun (tali unta)." Az Zubaib berkata, "Kemudian ibuku memanggilku dan berkata, "Orang ini telah mengambil permadaniku." Lalu aku pergi menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan mengabarkan hal tersebut, beliau pun berkata: "Tahanlah dia!" Lalu aku cengkeram bajunya, dan aku berdiri bersamanya di tempat kami. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melihat kepada kami dalam keadaan berdiri, lalu beliau bersabda: "Apa yang engkau kehendaki dengan tawananmu?" Lalu aku melepaskannya, kemudian Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri dan berkata kepada orang tersebut: "Kembalikan kepada orang ini permadani milik ibunya yang telah engkau ambil!" Orang tersebut berkata, "Wahai Nabi Allah, sesungguhnya permadani tersebut telah hilang dari tanganku." Az Zubaib berkata, "Kemudian Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam melepas pedang laki-laki tersebut dan memberikannya kepadaku, kemudian beliau berkata kepada laki-laki itu: "Pergi dan tambahlah beberapa sha' makanan!" Az Zubaib berkata, "Kemudian laki-laki itu menambahku beberapa sha' gandum."

AbuDaud:3133

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Minhal Adl Dlarir] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu 'Arubah] dari [Qatadah] dari [Sa'id bin Abu Burdah] dari [Ayahnya] dari kakeknya [Abu Musa Al Asy'ari] bahwa ada dua orang laki-laki mengklaim seekor unta atau seekor hewan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, sementara keduanya tidak memiliki bukti. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu membagi unta tersebut untuk keduanya." Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Adam] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahim bin Sulaiman] dari [Sa'id] dengan sanad dan maknanya." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Minhal] telah menceritakan kepada kami [Hammam] dari [Qatadah] dengan makna sanadnya, bahwa dua orang yang mengklaim seekor unta pada zaman Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu keduanya mengirimkan dua orang saksi, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kemudian membagi unta tersebut untuk mereka berdua."

AbuDaud:3134

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Minhal] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu 'Arubah] dari [Qatadah] dari [Khilas] dari [Abu Rafi'] dari [Abu Hurairah] bahwa dua orang laki-laki mengadukan perselisihan tentang sebuah barang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, sementara keduanya tidak memiliki bukti. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Undilah untuk melakukan sumpah!" Baik keduanya menyukai hal tersebut atau membencinya."

AbuDaud:3135

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Isa] telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Syaqiq] dari [Al Asy'ats] ia berkata, "Aku dan seorang laki-laki Yahudi berselisih atas sebuah lahan, kemudian ia mengingkariku. Maka aku pun datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan mengadukan hal itu kepadanya, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkata kepadaku: "Apakah engkau memiliki bukti?" Aku menjawab, "Tidak." Beliau bersabda kepada orang Yahudi tersebut: "Bersumpahlah!" Maka aku katakan, "Wahai Rasulullah, jika demikian ia akan bersumpah dan membawa hartaku!" Kemudian Allah menurunkan ayat: '(Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit…) ' (Qs. Ali Imran: 77) hingga akhir ayat."

AbuDaud:3139

Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Khalid] telah menceritakan kepada kami [Al Faryabi] telah menceritakan kepada kami [Al Harits bin Sulaiman] telah menceritakan kepadaku [Kurdus] dari [Al Asy'ats bin Qais] bahwa seorang laki-laki dari Kindah dan seorang laki-laki dari Hadlramaut mengadukan perselisihan mereka tentang lahan yang ada di Yaman kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Orang Hadlrami berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya tanahku telah dirampas bapak orang ini. Dan tanah tersebut ada di tangannya." Beliau bersabda: "Apakah engkau memiliki bukti?" Aku katakan, "Tidak, akan tetapi aku memintanya agar ia bersumpah. Demi Allah ia tidak mengetahui bahwa tanah tersebut adalah tanahku yang dirampas oleh bapaknya." Maka orang Kindah tersebut bersiap-siap untuk bersumpah…. Al Asy'ats lalu menyebutkan hadits tersebut."

AbuDaud:3140

Telah menceritakan kepada kami [Hannad bin As Sari] telah menceritakan kepada kami [Abu Al Ahwash] dari [Simak] dari ['Alqamah bin Wail bin Hujr Al Hadlrami] dari [Ayahnya] ia berkata, "Seorang laki-laki Hadlramaut dan seorang laki-laki dari Kindah datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Orang Hadlramaut tersebut berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya orang ini telah menguasai tanah yang dahulu adalah milik ayahku." Kemudian orang Kindi tersebut berkata, "Tanah itu adalah tanahku, ia ada padaku dan aku yang menanaminya, dia tidak memiliki hak pada tanah tersebut!" 'Alqamah bin Wail berkata, "Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepada orang Hadlrami, "Apakah engkau memiliki bukti?" Orang Hadlrami itu menjawab, "Tidak." Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bagimu sumpahnya." Orang Hadlrami itu pun berkata, "Wahai Rasulullah, dia itu orang yang suka berbuat dosa, dia tidak peduli dengan apa yang ia bersumpah atasnya! Ia tidak menjaga diri dari sesuatupun." Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Engkau tidak bisa melakukan apapun kecuali hanya itu."

AbuDaud:3141

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Qudamah] dan [Muammal bin Hisyam], [Ibnu Qudamah] berkata; telah menceritakan kepadaku [Isma'il] dari [Bahz bin Hakim] dari [Ayahnya] dari [kakeknya], Ibnu Qudamah berkata, "Sesungguhnya saudaranya atau pamannya, sedangkan Mu`ammal berkata, "Sesungguhnya ia bangkit menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam saat beliau sedang berkhutbah. Lalu ia berkata, "Karena apa para tetanggaku ditahan?" kemudian beliau berpaling darinya sebanyak dua kali. Kemudian ia menyebutkan sesuatu, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bebaskanlah para tetangganya!" Namun Mu`ammal tidak menyebutkan lafadz, 'saat beliau sedang berkhutbah'."

AbuDaud:3147

Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Sa'dan bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Pamanku] telah menceritakan kepada kami [Ayahku] dari [Ibnu Ishaq] dari [Abu Nu'aim Wahb bin Kaisan] dari [Jabir bin Abdullah] bahwa ia mendengarnya menceritakan, ia berkata, "Aku ingin pergi ke Khaibar, lalu aku datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, aku ucapkan salam kemudian berkata, "Sesungguhnya aku ingin pergi ke Khaibar." Kemudian beliau bersabda: "Apabila engkau datang kepada wakilku, maka ambillah darinya lima belas wasaq, dan apabila ia menginginkan tanda darimu maka letakkan tanganmu pada tulang bahunya!"

AbuDaud:3148

Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Daud Al 'Ataki] telah menceritakan kepada kami [Hammad] telah menceritakan kepada kami [Washil] mantan budak Abu 'Uyainah, ia berkata; saya mendengar [Abu Ja'far Muhammad bin Ali] menceritakan dari [Samurah bin Jundub] bahwa ia dahulu memiliki pohon kurma kecil yang berada di kebun seorang laki-laki anshar." Samurah berkata, "Laki-laki itu mempunyai keluarga." Muhammad berkata, "Samurah pernah memasuki kebun kurmanya sehingga laki-laki Anshar tersebut merasa terganggu dan berat hati. Lalu ia meminta kepada Samurah untuk menjual pohon kurma tersebut, namun Samurah menolak. Lalu laki-laki Anshar itu meminta agar ia memindahnya, namun Samurah menolak. Maka ia pun datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan menceritakan hal tersebut kepadanya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kemudian meminta Samurah agar menjual pohon kurma tersebut, namun ia menolak, lalu beliau memintanya agar memindahkannya namun Samurah tetap menolak. Beliau pun bersabda: "Berikan kepadanya dan bagimu demikian dan demikian." -sesuatu yang menyenangkan-, namun ia menolak. Beliau lalu bersabda: "Engkau adalah orang yang menimbulkan madlarat (kesusahan)." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian berkata kepada orang Anshar tersebut: "Pergi dan cabutlah pohon kurmanya!"

AbuDaud:3152

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid Ath Thayalisi] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] bahwa [Abdullah bin Az Zubair] menceritakan kepadanya, bahwa ada seorang laki-laki bermusuhan dengan Az Zubair mengenai saluran-saluran air pada tanah keras yang berbatu hitam yang mereka gunakan untuk mengairi tanaman. Kemudian orang anshar tersebut berkata, "Biarkanlah air lewat!" Namun Az Zubair menolak. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada Az Zubair: "Siramilah tanamanmu wahai Az Zubair, kemudian alirkan kepada tetanggamu!" Maka marahklah orang anshar tersebut, lalu ia berkata, "Wahai Rasulullah, apakah karena ia itu anak bibimu!" Maka rona muka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berubah, beliau bersabda: "Siramlah tanamanmu, lalu tahanlah iar tersebut hingga ia kembali ke tempatnya semula." Az Zubair berkata, "Demi Allah, sungguh aku mengira ayat ini turun mengenai hal tersebut; '(Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim…) ' (Qs. An Nisa: 65).

AbuDaud:3153

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al 'Ala] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Al Walid bin Katsir] dari [Abu Malik bin Tsa'labah] dari [Tsa'labah bin Malik] bahwa ia mendengar [para pembesar] mereka menyebutkan bahwa seorang laki-laki Quraisy memiliki saham pada Bani Quraizhah, kemudian ia memperkarakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengenai aliran yang mereka berbagi dengan airnya. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberi putusan untuk mereka, bahwa batas genangan air adalah sebatas mata kaki, orang yang lahannya di atas tidak boleh menahan dari yang di bawah."

AbuDaud:3154

Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Khalid] bahwa [Muhammad bin Utsman] menceritakan kepada mereka, ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Muhammad] dari [Abu Thuwalah] dan ['Amru bin Yahya] dari [Ayahnya] dari [Abu Sa'id Al Khudri] ia berkata, "Dua orang laki-laki mengadukan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang batas kebun kurma mereka. Kemudian beliau memerintahkan agar mengukurnya, lalu batasan tersebut diukur dan didapati ukurannya adalah tujuh hasta. Dan dalam hadits yang lain, maka di dapati ukurannya adalah lima hasta, lalu beliau memutuskan dengan hal tersebut." Abdul Aziz berkata, "Kemudian beliau memerintakan agar diambilkan salah satu dahan pohon kurma tersebut, kemudian batasan tersebut diukur."

AbuDaud:3156

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] dan [Abu Bakr bin Abu Syaibah] mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari ['Ubaidullah bin Al Akhnas] dari [Al Walid bin Abdullah bin Abu Mughits] dari [Yusuf bin Mahik] dari [Abdullah bin 'Amru] ia berkata, "Aku menulis segala sesuatu yang aku dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, agar aku bisa menghafalnya. Kemudian orang-orang Quraisy melarangku dan mereka berkata, 'Apakah engkau akan menulis segala sesuatu yang engkau dengar, sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah seorang manusia yang berbicara dalam keadaan marah dan senang? ' Aku pun tidak menulis lagi, kemudian hal itu aku ceritakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau lalu berisyarat dengan meletakkan jarinya pada mulut, lalu bersabda: "Tulislah, demi jiwaku yang ada di tangan-Nya, tidaklah keluar darinya (mulut) kecuali kebenaran."

AbuDaud:3161

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Manshur Ath Thusi] telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] ia berkata, "Abu Hurairah duduk di samping kamar Aisyah radliallahu 'anha, sementara ia sedang melakukan shalat, Abu Hurairah lalu berkata, "Dengarkan wahai pemilik kamar!" Abu Hurairah mengucapkannya dua kali. Ketika [Aisyah] selesai shalat, ia pun berkata, "Tidakkah engkau (Urwah) kagum terhadap orang ini (Abu Hurairah) dan pembicaraannya? Seandainya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menceritakan sebuah hadits jika ada orang yang menghitung ingin menghitung maka ia mampu untuk menghitungnya."

AbuDaud:3169

Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Daud Al Mahri] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] bahwa ['Urwah bin Az Zubair] menceritakan kepadanya bahwa [Aisyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata, "Tidakkah engkau kagum kepada Abu Hurairah? Ia datang dan duduk di samping kamarku menceritakan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, ia memperdengarkannya kepadaku saat aku sedang melakukan shalat, lalu ia berdiri sebelum aku menyelesaikan shalatku, dan seandainya aku dapat mendapatinya niscaya aku akan menjawabnya, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak tergesa-gesa seperti kalian tergesa-gesa."

AbuDaud:3170

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Syu'bah] telah menceritakan kepadaku [Umar bin Sulaiman] dari putera Umar bin Al Khathab, dari [Abdurrahman bin Aban] dari [Ayahnya] dari [Zaid bin Tsabit] ia berkata, "Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Semoga Allah memperindah orang yang mendengar hadits dariku lalu menghafal dan menyampaikannya kepada orang lain, berapa banyak orang menyampaikan ilmu kepada orang yang lebih berilmu, dan berapa banyak pembawa ilmu yang tidak berilmu."

AbuDaud:3175

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Mu'adz] telah menceritakan kepadaku [Ayahku] dari [Qatadah] dari [Abu Hassan] dari [Abdullah bin 'Amru] ia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah menceritakan kepada kami dari Bani Israil hingga pagi hari, dan beliau tidak berdiri kecuali untuk melakukan shalat fardlu."

AbuDaud:3178

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin Sulaiman] dari [Al Mu'allim bin Ziyad] dari [Al 'Ala bin Basyir Al Muzni] dari [Abu Ash Shiddiq An Nahi] dari [Abu Sa'id Al Khudri] ia berkata, "Aku duduk di antara beberapa orang lemah dari kalangan orang-orang muhajirin, dan sebagian mereka menutupi sebagian aurat sementara sebagian yang lain membacakan Al Qur'an kepada kami, tiba-tiba Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang dan berdiri di sisi kami. Tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri orang-orang yang membaca Al Qur'an diam. Lalu beliau mengucapkan salam dan bertanya: "Apakah yang kalian lakukan?" Kami menjawab, "Wahai Rasulullah, dia adalah orang yang pandai membaca Al-Qur'an di antara kami, ia membacakan kepada kami dan yang mendengarnya." Abu Sa'id berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Segala puji bagi Allah Yang telah menjadikan di antara umatku, seseorang yang aku diperintahkan untuk bersabar bersama mereka." Abu Sa'id berkata, "Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam duduk di tengah-tengah kami agar bisa bersama kami." Kemudian bersabda dengan isyarat tangannya seperti ini -mereka lalu melingkar dan wajah-wajah mereka nampak bagi beliau-." Abu Sa'id berkata, "Aku tidak melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengetahui seorangpun di antara mereka selain diriku. Kemudian beliau bersabda: "Bergembiralah kalian wahai orang-orang fakir muhajirin dengan mendapatkan cahaya sempurna pada Hari Kiamat, kalian akan masuk Surga setengah hari sebelum orang-orang kaya, dan setengah hari itu adalah lima ratus ribu tahun."

AbuDaud:3181

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepadaku [Abdussalam bin Muthahhar Abu Zhafar] telah menceritakan kepada kami [Musa bin Khalaf Al 'Ammi] dari [Qatadah] dari [Anas bin Malik] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh, aku duduk bersama kaum yang berdzikir kepada Allah Ta'ala dari shalat Subuh hingga terbit matahari lebih aku sukai daripada aku membebaskan empat anak Isma'il. Dan sungguh aku duduk bersama suatu kaum yang berdzikir kepada Allah dari Shalat 'Ashar hingga matahari tenggelam adalah lebih aku sukai daripada aku membebaskan empat orang budak."

AbuDaud:3182

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Ghiyats] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari ['Abidah] dari [Abdullah] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadaku: "Bacakan kepadaku Surat An Nisa!" Aku katakan, "Apakah aku akan membacakan kepadamu sementara Al Qur'an turun kepadamu?" Beliau bersabda: "Aku senang untuk mendengarnya dari selainku." Abdullah berkata, "Kemudian aku membacakan Al Qur'an kepadanya hingga sampai pada firman-Nya: '(Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) …) ' (Qs. An Nisa: 41) Kemudian aku angkat kepalaku dan ternyata kedua mata beliau telah berurai dengan air mata."

AbuDaud:3183

Telah menceritakan kepada kami [Isa bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Dlamrah] dari [As Saibani] dari [Abdullah bin Ad Dailami] dari [Ayahnya] ia berkata, "Kami datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya, "Wahai Rasulullah, kami telah mengetahui siapakah kami, dan dari mana kami berasal, lalu kepada siapakah kami akan kembali?" Beliau menjawab: "Kepada Allah dan kepada Rasul-Nya." Kami bertanya lagi, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami memiliki beberapa anggur, apa yang boleh kami lakukan terhadapnya?" Beliau menjawab: "Jadikanlah anggur tersebut menjadi kismis (anggur kering)!" Kami bertanya lagi, "Apa yang boleh kami lakukan terhadap kismis?" Beliau menjawab: "Buatlah perasan diwaktu pagi kalian dan minumlah diwaktu sore kalian. Buatlah perasan diwaktu sore kalian dan minumlah diwaktu pagi kalian. Buatlah perasan dalam geriba basah dan jangan kalian buat dalam gentong besar, sebab jika kalian terlambat memerasnya ia akan menjadi cuka."

AbuDaud:3223

Telah menceritakan kepada kami [Makhlad bin Khalid] telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Abu Umar Yahya Al Bahrani] dari [Ibnu Abbas] ia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah dibuatkan perasan anggur, beliau lalu meminumnya pada hari itu, kemudian keesokan harinya, kemudian keesokannya lagi, yaitu sore hari di hari ketiga. Kemudian beliau memerintahkan agar diberikan kepada pelayan atau dibuang." Abu Daud berkata, "Makna diberikan kepada pelayan adalah mengejar rusaknya minuman tersebut." Abu Daud berkata, "Abu Umar adalah Yahya bin 'Ubaid Al Bahrani."

AbuDaud:3226

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Muhammad bin Hanbal] telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Muhammad] ia berkata; [Ibnu Juraij] berkata dari ['Atha] bahwa ia mendengar ['Ubaid bin 'Umair] berkata; aku mendengar [Aisyah] radliallahu 'anhuma, isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, mengabarkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tinggal di rumah Zainab binti Jahsy dan minum madu di sisinya. Kemudian aku dan Hafshah bersepakat bahwa barangsiapa di antara kami ditemui oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka hendaknya ia mengatakan 'Sesungguhnya saya mendapatkan bau Maghafir (sejenis tanaman) '. Lalu beliau menemui salah seorang dari mereka berdua, kemudian ia mengatakan hal tersebut kepada beliau. Maka beliau pun bersabda: "Bahkan aku minum madu di rumah Zainab. Dan sekali-kali aku tidak akan mengulanginya lagi." Kemudian turunlah ayat: '(Kenapa engkau haramkan apa yang Allah halalkan kepadamu…) ' hingga firman-Nya: '(Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah…) ' (Qs. At Tahriim: 1-4), untuk Aisyah dan Hafshah." '(Dan ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang isterinya (Hafsah) suatu peristiwa) ' (Qs. At Tahriim: 3), karena sebab sabda beliau: "Bahkan aku minum madu." Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Hisyam] dari [Ayahnya] dari [Aisyah] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam senang manis-manisan dan madu." Lalu ia menyebutkan hadits ini. Dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sangat tidak senang tercium darinya bau makanan tersebut. Dan dalam hadits ini Saudah berkata, "Tuan makan maghafir!" Beliau bersabda: "Bahkan aku minum madu yang diberikan Hafshah." Lalu aku katakan, "Lebahnya telah makan Urfuth (sejenis tanaman yang baunya tidak enak)!" Abu Daud berkata, "Maghafir adalah muqlah yaitu shamghah (sejenis tanaman), jarasat adalah menjaga sedangkan 'urfuth adalah tanaman di antara tanaman-tanaman lebah.

AbuDaud:3227

Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Yazid bin Khumair] dari [Abdullah bin Busr] dari Bani Sulaim, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah datang dan singgah di rumah ayahku, lalu ayahku menyuguhkan makanan kepada beliau. Lalu ia menyebutkan Hais (makanan yang terbuat dari campuran kurma, keju dan mentega) yang ia bawa kepada beliau, kemudian datang lagi dengan membawa minuman. Lalu beliau minum dan memberikannya kepada orang yang di samping kanannya, beliau makan kurma lalu membuang bijinya menggunakan punggung kedua jarinya, yaitu jari telunjuk dan jari tengah. Ketika beliau berdiri maka ayahku pun berdiri dan memegang tali kekang unta beliau seraya berkata, "Berdoalah kepada Allah untukku." Kemudian beliau berdoa: "Ya Allah, berkahilah apa yang Engkau berikan kepada mereka, ampuni dan rahmatilah mereka."

AbuDaud:3241

Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Nafi'] dari [Abdullah bin Umar] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila salah seorang di antara kalian diundang untuk menghadiri sebuah pesta, maka hendaknya ia mendatanginya!" Telah menceritakan kepada kami [Makhlad bin Khalid] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari ['Ubaidullah] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda dengan makna yang sama, ia menambahkan, "Jika tidak berpuasa hendaklah ia makan, jika sedang berpuasa hendaklah ia (memberikan) doa."

AbuDaud:3247

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Muhammad Al Marwazi] telah menceritakan kepadaku [Ali bin Al Husain bin Waqid] dari [Ayahnya] dari [Yazid An Nahwi] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] ia berkata, "Firman Allah: '(Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu) ' (Qs. An Nisaa: 29), maka setelah ayat tersebut turun, seseorang merasa tidak enak untuk makan di rumah orang lain, kemudian hal tersebut dihapuskan oleh ayat yang ada dalam Surat An Nuur: '(dan tidak (pula) ada halangan bagi dirimu sendiri untuk makan (bersama-sama mereka) di rumah kamu sendiri atau di rumah bapak-bapakmu, di rumah ibu-ibumu, di rumah saudara- saudaramu yang laki-laki, di rumah saudaramu yang perempuan, di rumah saudara bapakmu yang laki-laki, di rumah saudara bapakmu yang perempuan, di rumah saudara ibumu yang laki-laki, di rumah saudara ibumu yang perempuan, di rumah yang kamu miliki kuncinya atau di rumah kawan-kawanmu. Tidak ada halangan bagi kamu makan bersama-sama mereka atau sendirian) '. Maka orang yang kaya mengundang seseorang dari keluarganya untuk makan. Ia berkata, "Sungguh aku merasa ada ganjalan untuk makan darinya." Tajannuh adalah perasaan mengganjal dalam hati. Ia berkata; orang miskin lebih berhak daripada diriku. Kemudian dihalalkan dalam hal tersebut untuk maka apa yang disebutkan padanya nama Allah, dan telah dihalalkan makanan ahli kitab."

AbuDaud:3261

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muslim Ath Thusi] telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr Al Hanafi] telah menceritakan kepada kami [Adl Dlahhak bin Utsman] dari [Abdullah bin 'Ubaid bin 'Umair] ia berkata, "Aku pernah bersama ayahku pada zaman kekhilafahan Ibnu Az Zubair menuju kepada [Abdullah bin Umar], kemudian 'Abbad bin Abdullah bin Az Zubair berkata, "Sesungguhnya kami mendengar bahwa makan lebih didahulukan daripada shalat?" Abdullah bin Umar menjawab, "Celaka kami! Apa kamu kira makan malam mereka seperti makan malam ayah kamu?

AbuDaud:3267

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Abdullah bin Abu Mulaikah] dari [Abdullah bin Abbas] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah keluar dari toilet, kemudian disuguhkan makanan kepada beliau. Para sahabat pun bertanya, "Tidakkah kami bawakan kepada anda air wudlu?" Beliau menjawab: "Hanyasanya aku diperintah untuk berwudlu apabila hendak melakukan shalat."

AbuDaud:3268

Telah menceritakan kepada kami [Muammal bin Al Fadll Al Harrani] telah menceritakan kepada kami [Isa bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Jabir bin Shubh] telah menceritakan kepada kami [Al Mutsanna bin Abdurrahman Al Khuza'i] dari pamannya [Umayyah bin Makhsyi] seorang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah duduk, sementara ada seorang laki-laki makan dan tidak menyebutkan nama Allah hingga makanannya hanya tersisa satu suap, kemudian tatkala ia mengangkatnya ke mulut ia mengucapkan; BISMILLAAHI AWWALAHU WA AAKHIRAHU (Dengan nama Allah, pada awal dan akhirnya), maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tertawa kemudian berkata: "Setan terus makan bersamanya, kemudian tatkala ia menyebutkan nama Allah Azza wa Jalla, maka setan memuntahkan apa yang ada di perutnya." Abu Daud berkata, "Jabir bin Shubh adalah kakek Sulaiman bin Harb dari pihak ibunya."

AbuDaud:3276

Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Abu Daud] dari [Zuhair] dari [Abu Ishaq] dari [Sa'd bin 'Iyadl] dari [Abdullah bin Mas'ud] ia berkata, "Kuah yang paling disukai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah kuah daging kambing." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Abu Daud] dengan sanad ini. Ia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyukai paha kambing." Ia berkata, "Pernah paha kambing diberi racun, dan beliau melihat bahwa yang orang-orang Yahudi yang telah meracuninya."

AbuDaud:3287

Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] bahwa ia mendengar [Anas bin Malik] berkata, "Seorang penjahit mengundang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk menghadiri makanan yang telah ia buat." Anas berkata, "Lalu aku pergi bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menghadiri makanan tersebut, kemudian makanan tersebut didekatkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang berupa roti yang terbuat dari gandum serta kuah yang padanya terdapat labu dan dendeng." Anas berkata, "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mencari-cari labu yang ada di nampan tersebut, maka semenjak itu aku suka makan labu."

AbuDaud:3288

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Hassan As Samti] telah menceritakan kepada kami [Al Mubarak bin Sa'id] dari [Umar bin Sa'id] dari [seorang laki-laki penduduk Bashrah] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] ia berkata, "Makanan yang paling disukai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah bubur yang terbuat dari roti, serta bubur dari hais (yaitu campuran antara kurma, keju dan mentega)." Abu Daud berkata, "Ini adalah hadits lemah."

AbuDaud:3289

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Hisyam bin Zaid] dari [Anas bin Malik] ia berkata, "Aku adalah seorang anak yang kuat, lalu aku berburu kelinci dan membakarnya. Kemudian Abu Thalhah menyuruhku untuk mengirimkan bagian pantat kelinci kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu aku membawanya kepada beliau dan beliau menerimanya."

AbuDaud:3297

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Khalaf] telah menceritakan kepada kami [Rauh bin 'Ubadah] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Khalid] ia berkata; aku mendengar bapakku [Khalid bin Al Huwairits] berkata, " [Abdullah bin 'Amru] pernah berada di Ash Shifah -Muhammad berkata; tempat di Makkah-, lalu seorang laki-laki datang membawa kelinci yang ia buru. Laki-laki itu lalu berkata, "Wahai Abdullah bin 'Amru, apa pendapatmu? Abdullah bin Amru menjawab, "Pernah seekor kelinci (bakar) dibawa ke hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau tidak memakannya dan tidak melarang untuk memakannya, sementara saat itu aku berada di sisi beliau. Dan beliau menyakini bahwa kelinci tersebut mengeluarkan darah."

AbuDaud:3298

Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dan [Abu Bisyr] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] bahwa bibinya telah memberi hadiah mentega, biawak dan keju kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu beliau memakan sebagian dari mentega dan keju, serta meninggalkan biawak karena merasa jijik. Dan biawak tersebut dimakan di atas meja makan beliau, seandainya biawak itu haram, maka biawak tersebut tidak akan dimakan di atas meja makan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam."

AbuDaud:3299

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Daud bin Shabih] telah menceritakan kepada kami [Al Fadll bin Dukain] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Syarik Al Makki] dari ['Amru bin Dinar] dari [Abu Asy Sya'tsa`] dari [Ibnu Abbas] ia berkata, "Dahulu orang-orang jahiliyah biasa makan beberapa macam makanan dan meninggalkan beberapa makanan karena jijik. Kemudian Allah Ta'ala mengutus Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wasallam dan menurunkan Kitab-Nya, serta menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram. Maka apa yang Allah halalkan adalah halal, apa yang Allah haramkan adalah haram, dan apa yang Allah diamkan maka hukumnya dimaafkan." Kemudian Ibnu Abbas membaca ayat: '(Katakanlah: "Aku tidak mendapatkan dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan…) ' (Qs. Al An'aam: 145) hingga akhir ayat."

AbuDaud:3306

Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Utsman] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Harb] telah menceritakan kepadaku [Abu Salamah Sulaiman bin Sulaim] dari [Shalih bin Yahya bin Al Miqdam] dari kakeknya [Al Miqdam bin Ma'dikarib] dari [Khalid bin Al Walid] ia berkata, "Aku pernah mengikuti perang Khaibar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian orang-orang Yahudi datang dan mengeluhkan bahwa kaum Muslimin cepat-cepat menyerbu kandang mereka. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ketahuilah, tidak halal harta orang-orang kafir Mu'ahad (yang memiliki perjanjian damai dengan orang-orang muslim) kecuali dengan haknya, dan haram atas kalian keledai jinak, kuda jinak, dan bighal jinak serta segala binatang buas yang memiliki taring dan segala burung yang memiliki cakar."

AbuDaud:3312

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] telah menceritakan kepadaku ['Atha bin Abu Rabah] bahwa [Jabir bin Abdullah] berkata, "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa makan bawang putih dan bawang merah, maka hendaknya ia menjauhi masjid kami dan duduk di rumahnya." Beliau pernah diberi nampan berisi sayur-sayuran hijau. Kemudian beliau mencium bau sesuatu, ketika beliau menanyakan perihal bau tersebut, maka beliau pun diberitahu tentang bau tersebut. Kemudian beliau bersabda: "Dekatkan!" yaitu kepada sebagian sahabat yang bersamanya! Kemudian ketika beliau melihat mereka enggan makan, beliau pun bersabda: "Makanlah, sesungguhnya aku bermunajat kepada Dzat yang engkau tidak bermunajat kepada-Nya." Ahmad bin Shalih berkata, "Badr ditafsirkan Ibnu Wahb dengan nampan."

AbuDaud:3326

Telah menceritakan kepada kami [Syaiban bin Farrukh] telah menceritakan kepada kami [Abu Hilal] telah menceritakan kepada kami [Humaid bin Hilal] dari [Abu Burdah] dari [Al Mughirah bin Syu'bah] ia berkata, "Aku pernah makan bawang putih kemudian mendatangi mushalla Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan aku telah ketinggalan satu rakaat. Saat aku masuk masjid Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mencium bau bawang putih, selesai shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Barangsiapa makan sebagian dari pohon ini maka janganlah ia mendekati kami, hingga hilang baunya." Selesai shalat aku datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan aku katakan, "Wahai Rasulullah, demi Allah! Berikanlah tanganmu kepadaku." Aku lalu memasukkan tangan beliau ke dalam lubang pergelangan bajuku hingga menyentuh dadaku. Sementara aku telah mengikat perut bagian dada dengan kain (karena lapar), maka beliau pun bersabda: "Sesungguhnya engkau memiliki udzur."

AbuDaud:3330

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad An Nufaili] telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah menceritakan kepada kami [Abu Az Zubair] dari [Jabir] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus kami dan menjadikan Abu 'Ubaidah bin Al Jarrah sebagai pemimpin untuk menghadang rombongan pedagang Quraisy, beliau membekali kami dengan sekantung kurma yang kami tidak mengetahui beliau mempuyai kurma selain itu. Abu Ubaidah lalu membagikan kepada kami setiap satu butir untuk satu orang, dan kami hanya mengulum kurma tersebut sebagaimana seorang bayi mengulum. Kemudian kami minum air yang ada padanya, maka kurma tersebut cukup bagi kami pada hari itu hingga malam hari. Dan kami menggugurkan daun menggunakan tongkat kami, lalu kami membasahinya menggunakan air dan memakannya. Kami pergi ke tepi laut, kemudian kami mendapati sesuatu yang bentuknya seperti gundukan pasir yang besar. Kemudian kami mendatanginya, ternyata benda tersebut adalah hewan yang disebut paus. Abu 'Ubaidah berkata, "Itu adalah bangkai, tidak halal bagi kita!" Kemudian ia berkata, "Tidak, melainkan kita adalah para utusan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan berada di jalan Allah. Kalian dalam keadaan terdesak untuk memakannya, maka makanlah!" Kami kemudian memakannya selama satu bulan sedangkan jumlah kami adalah tiga ratus orang, hingga kami menjadi gemuk. Kemudian tatkala kami sampai kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka hal tersebut kami ceritakan kepada beliau. Beliau lalu bersabda: "Itu adalah rizki yang telah Allah keluarkan untuk kalian. Apakah kalian membawa sebagian dagingnya, hingga kalian berikan kepada kami?" Kemudian kami mengirimkan sebagiannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan beliau pun menerimanya."

AbuDaud:3343

Telah menceritakan kepada kami [Makhlad bin Khalid] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Tsabit] dari [Anas] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang kepada Sa'd bin 'Ubadah, lalu Sa'd menyuguhkan roti dan minyak samin. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kemudian memakannya, setelah itu beliau bersabda: "Telah berbuka di rumahmu orang-orang yang berpuasa, dan telah makan makananmu orang-orang yang baik, dan bershalawat kepadamu para Malaikat."

AbuDaud:3356

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sulaiman Al Anbari] telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Abu Sufyan] dari [Jabir] ia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengutus seorang dokter kepada Ubai, kemudian dokter tersebut memotong uratnya."

AbuDaud:3366

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al 'Ala] telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari ['Amru bin Murrah] dari [Yahya bin Al Jazzar] dari [anak saudara Zainab] isteri Abdullah, dari [Zainab] dari [Abdullah] ia berkata, "Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya jampi-jampi, jimat dan tiwalah (menjadikan seorang wanita mencintai suaminya) adalah bentuk kesyirikan." Zainab berkata, "Aku katakan, 'Kenapa engkau mengucapkan hal ini? Demi Allah! Sungguh, mataku telah mengeluarkan air mata dan kotoran. Dan aku bolak-balik datang kepada Fulan seorang Yahudi yang menjampiku, apabila ia menjampiku maka mataku menjadi tenang?" Kemudian Abdullah menjawab, 'Sesungguhnya hal tersebut adalah perbuatan setan. Setan telah menusuk matanya menggunakan tangannya, kemudian apabila orang yahudi tersebut menjampinya maka setan menahan tusukannya. Sebenarnya cukup bagimu mengucapkan sebagaimana yang diucapkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: 'ADZHIBIL BA`SA RABBAN NAASA ISYFI ANTA ASY SYAAFII LAA SYIFAA A ILLAA SYIFAA`UKA SYIFAA`AN LAA YUGHAADIRU SAQAMAN (Wahai Tuhan manusia, hilangkanlah penyakit, sesungguhnya Engkau Pemberi kesembuhan, tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan efek penyakit) '."

AbuDaud:3385

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid bin Ziyad] telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Hakim] telah menceritakan kepadaku [Nenekku] ia berkata; Aku pernah mendengar [Sahl bin Hunaif] berkata, "Kami pernah melewati sebuah air yang mengalir (banjir), kemudian aku mencebur dan mandi di dalamnya, setelah itu aku keluar dan dalam keadaan terserang demam. Hal itu lalu sampai kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hingga beliau pun bersabda: "Perintahkan Abu Tsabit agar membaca ta'awwudz!" Nenekku berkata, "Lalu aku katakan, "Wahai tuanku, apakah jampi diperbolehkan?" Beliau bersabda: "Tidak ada jampi kecuali karena pengaruh perbuatan dengki, atau racun, atau sengatan hewan." Abu Daud berkata, "(Yaitu) racun ular dan apa yang menyengat."

AbuDaud:3390

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] dan [Qutaibah bin Sa'id] mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] bahwa [Aisyah] radliallahu 'anhuma mengabarkan kepadanya, bahwa Barirah telah datang kepada Aisyah meminta bantuan kepadanya dalam hal perjanjian pembebasan dirinya, sementara ia tidak mampu melunasi sedikitpun dari perjanjain pembebasannya. Kemudian Aisyah berkata kepadanya, "Kembalilah kepada tuanmu, jika mereka mau aku melunasi pembayaranmu dan perwaliannya untukku, maka aku akan melakukannya." Kemudian Barirah menyebutkan hal tersebut kepada tuannya. Namun mereka menolak dan berkata, "Apabila Aisyah berkehendak untuk mendapatkan pahala dengan membebaskanmu maka silahkan ia melakukan, dan perwalianmu untuk kami." Aisyah kemudian menceritakan hal tersebut kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun berkata kepadanya: "Beli dan bebaskanlah dia, sesungguhnya perwalian adalah untuk orang yang telah membebaskan." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri dan bersabda: "Mengapa orang-orang membuat syarat yang tidak ada dalam kitab Allah! Barangsiapa memberikan syarat yang tidak ada dalam kitab Allah, maka tidak ada hak baginya walaupun ia memberikan syarat sebanyak seratus kali. Syarat Allah lebih berhak dan lebih kuat." Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [Ayahnya] dari [Aisyah] radliallahu 'anhuma, ia berkata, "Barirah telah datang minta bantuan mengenai perjanjian pembebasannya, ia berkata, "Sesungguhnya aku mengadakan perjanjian pembebasan diriku dengan tuanku seharga sembilan uqiyah, yaitu satu uqiyah untuk setiap tahunnya. Maka bantulah aku!" Kemudian Aisyah berkata, "Jika tuanmu ingin aku melunasi pembayaran tersebut, lalu aku bebaskan kamu dan perlianmu juga tetap untukku maka aku akan lakukan." Barirah kemudian pergi menemui tuannya…lalu 'Urwah menyebutkan hadits tersebut seperti hadits Az Zuhri. Ia menambahkan pada akhir sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Kenapa di antara orang-orang ada seorang laki-laki berkata, 'Bebaskan wahai Fulan, dan perwaliannya milikku' sesungguhnya perwalian adalah milik orang yang membebaskan."

AbuDaud:3428

Telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Yahya Abu Al Ashbagh Al Harrani] telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Salamah] dari [Ibnu Ishaq] dari [Muhammad bin Ja'far bin Az Zubair] dari ['Urwah bin Az Zubair] dari [Aisyah] radliallahu 'anhuma, ia berkata, "Juwairiyah binti Al Harits bin Al Mushthaliq menjadi milik Tsabit bin Qais bin Syammas saat pembagian ghanimah, atau pada anak pamannya. Kemudian Juwairiyah mengadakan perjanjian pembebasan dirinya. Ia adalah wanita menawan yang selalu menarik perhatian orang yang memandangnya. Aisyah radliallahu 'anha berkata, "Kemudian ia datang memohon bantuan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam hal perjanjian pembebasannya. Ketika ia berdiri di depan pintu dan aku melihatnya, maka aku tidak menyukai posisinya dan aku mengetahui bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam akan melihat dirinya seperti yang aku lihat. Kemudian Juwairiyah berkata, "Wahai Rasulullah, aku adalah Juwairiyah binti Al Harits, permasalahanku sudah tuan ketahui. Sungguh, aku telah menjadi milik Tsabit bin Qais bin Syammas dalam pembagian, dan aku telah mengadakan perjanjian pembebasan diriku. Maka aku datang kepadamu memohon pertolongan dalam perjanjian pembebasanku." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda: "Apakah engkau mau mengambil sesuatu yang lebih baik dari hal itu?" Juwairiyah bertanya, "Hal apakah itu wahai Rasulullah?" Beliau bersabda: "Aku bayarkan perjanjian pembebasanmu dan aku akan menikahimu!" Jiwairiyah menjawab, "Aku telah melakukannya (siap)." Aisyah berkata, "Kemudian orang-orang mendengar bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menikahi Juwairiyah, mereka pun melepaskan tawanan yang ada di tangan mereka dan membebaskan mereka. kemudian mereka berkata, "Para tawanan itu adalah kerabat (besan) Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kami tidak melihat seorang wanita yang lebih besar berkahnya bagi kaumnya dari pada dirinya, sebab karenanya seratus keluarga Bani Mushthaliq dibebaskan." Abu Daud berkata, "Hadits ini adalah hujjah bahwa seorang wali boleh menikahkan dirinya."

AbuDaud:3429

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa Ar Razi] telah mengabarkan kepada kami [Isa bin Yunus] telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa membebaskan baginya dari budaknya maka ia berkewajiban membebaskan seluruhnya apabila ia memiliki harta yang mencapai nilai harga budak tersebut. Jika tidak memiliki harta, maka ia telah membebaskan bagiannya." Telah menceritakan kepada kami [Makhlad bin Khalid] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] telah mengabarkan kepadaku [Yahya bin Sa'id] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan makna hadits Ibnu bin Musa." Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad bin Asma`] telah menceritakan kepada kami [Juwairiyah] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan makna hadits Malik, namun ia tidak menyebutkan kata, 'jika tidak (mempunyai uang), maka ia telah membebaskan darinya apa yang telah menjadi bagiannya. ' Dan haditsnya berakhir pada lafadz 'dan budak tersebut telah dibebaskan', seperti makna hadits tersebut."

AbuDaud:3436

Telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahhab bin Najdah] telah menceritakan kepada kami [Baqiyyah] telah menceritakan kepada kami [Shafwan bin 'Amru] telah menceritakan kepadaku [Sulaim bin Amir] dari [Syurahbil bin As Samth] bahwa ia berkata kepada ['Amru bin 'Abasah], "Ceritakan kepada kami sebuah hadits yang engkau dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam! Amru lalu berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa membebaskan seorang budak mukmin, maka ia akan menjadi penebusnya dari Neraka." Telah menceritakan kepada kami [Hafshah bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Amru bin Murrah] dari [Salim bin Abu Al Ja'd] dari [Syurahbil bin As Samth] bahwa ia berkata kepada [Ka'b bin Murrah atau Murrah bin Ka'b], "Ceritakanlah kepada kami sebuah hadits yang engkau dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam!" Kemudian ia menyebutkan makna hadits Mu'adz hingga perkataannya, "Siapapun orang yang membebaskan seorang laki-laki dan siapapun wanita yang membebaskan seorang wanita muslimah…." Ka'b bin Murrah menambahkan, "Siapapun laki-laki yang membebaskan dua orang wanita muslimah melainkan keduanya akan menjadi penebusnya dari Neraka, satu tulang dari tulang-tulangnya terwakili oleh setiap dua tulang dari keduanya." Abu Daud berkata, "Salim tidak mendengar dari Syurahbil, sebab Syurahbil meninggal di perang Shiffin."

AbuDaud:3453

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid bin Ziyad] telah menceritakan kepada kami [Khushaif] telah menceritakan kepada kami [Miqsam] mantan budak Ibnu Abbas, ia berkata, [Ibnu Abbas] radliallahu 'anhu berkata, "Turunnya ayat ini: '(Tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang) ' (Qs. Ali Imran: 161), berkenaan dengan hilangnya kasur merah di badar. Sebagian orang mengatakan, "Kemungkinan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengambilnya, maka Allah 'azza wajalla menurunkan ayat: '(Tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang) ' (Qs. Ali Imran: 161), hingga akhir ayat." Abu Daud berkata, "Yaghulla, dengan memberi harakat fathah pada huruf ya'."

AbuDaud:3457

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Sahl Ar Ramli] telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] dari [Ibnu Juraij] ia berkata; aku mendapat kabar dari [Habib bin Abu Tsabit] dari ['Ashim bin Dlamrah] dari [Ali] radliallahu 'anhu, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah engkau buka pahamu, dan jangan engkau melihat kepada paha orang yang hidup maupun yang mati!" Abu Daud berkata, "Dalam hadits ini terdapat sesuatu yang diingkari."

AbuDaud:3499

Telah menceritakan kepada kami ['Abdurrahman bin Ibrahim] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Fudaik] dari [Adh Dhahhak bin Utsman] dari [Zaid bin Aslam] dari ['Abdurrahman bin Abu Sa'id Al Khudri] dari [Bapaknya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Seorang laki-laki tidak boleh untuk melihat aurat laki-laki lain, dan seorang wanita tidak boleh melihat aurat wanita yang lain. Seorang laki-laki tidak boleh tidur dengan laki-laki lain dalam satu selimut, dan seorang wanita tidak boleh tidur dengan wanita lain dalam satu selimut."

AbuDaud:3502

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Ulayyah] dari [Al Jurairi]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Muammal bin Hisyam] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dari [Al Jurairi] dari [Abu Nadhrah] dari [seorang laki-laki] -dari Ath Thufawah- dari [Abu Hurairah] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seorang laki-laki tidak boleh tidur dengan laki-laki lain dalam satu selimut, dan seorang wanita tidak boleh tidur dengan wanita lain dalam satu selimut, kecuali anak atau orang tua (yakni orang tua yang menidurkan anaknya)." (perawi berkata) berkata, "Beliau menyebutkan yang ketiga, namun aku lupa."

AbuDaud:3503

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq Ibnul Jarrah Al Adzani] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu An Nadhr] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Sa'id] dari [Bapaknya] dari [Ummu Khalid binti Khalid bin Sa'id bin Al Ash] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah diberi kain yang ada renda suteranya. Lalu beliau bersabda: "Menurut kalian siapa yang paling berhak untuk mendapat kain ini?", orang-orang pun diam. Beliau lalu bersabda: "Datangkanlah Ummu Khalid kepadaku." Beliau lantas memberikan kain tersebut dan memakaikannya kepadanya. Setelah itu beliau bersabda: 'Semoga tahan lama hingga Allah menggantinya dengan yang baru (panjang umur). ' -dua kali-. Beliau kemudian melihat tanda berwarna merah atau kuning yang ada pada kain bersulam sutera tersebut, beliau bersabda: "Wahai Ummu Khalid, sanah, sanah." Sanah menurut bahasa orang orang habasyah artinya adalah; bagus, bagus."

AbuDaud:3506

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Fadhl bin Musa] dari [Abdul Mukmin bin Khalid Al Hanafi] dari [Abdullah bin Buraidah] dari [Ummu Salamah] ia berkata, "Pakaian yang paling disukai oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah gamis."

AbuDaud:3507

Telah menceritakan kepada kami [Ziyad bin Ayyub] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Tumailah] ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Abdul Mukmin bin Khalid] dari [Abdullah bin Buraidah] dari [Bapaknya] dari [Ummu Salamah] ia berkata, "Tidak ada pakaian yang paling disukai oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selain gamis."

AbuDaud:3508

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim Al Hanzhali] berkata, telah menceritakan kepada kami [Mu'adz bin Hisyam] dari [Bapaknya] dari [Budail bin Maisarah] dari [Syahr bin Hausyab] dari [Asma binti Yazid] ia berkata, "Lengan baju Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hingga sebatas pergelangan tangan."

AbuDaud:3509

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dan [Yazid bin Khalid bin Mauhab] secara makna, bahwa [Al Laits] -yaitu Ibnu Sa'd- menceritakan kepada mereka, dari [Abdullah bin Ubaidullah bin Abu Mulaikah] dari [Al Miswar bin Makhramah] Bahwasanya ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membagi-bagikan Aqbiyah (semacam surban), namun beliau tidak memberikan sesuatu pun kepada Makhramah. Maka Makhramah pun berkata, "Wahai anakku, ikutlah aku menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Lalu aku ikut pergi bersamanya. Beliau bersabda, "Masuk, dan panggilkan ia kepadaku." Aku lalu memanggil Makhramah, dan Rasulullah keluar menemui Makhramah dengan membawa Aqbiyah. Beliau bersabda: "Sengaja aku sembunyikan ini untuk kamu." Al Miswar berkata, "Lalu Makhramah melihat Aqbiyah tersebut dan setuju." Al Miswar berkata, "Makhramah telah ridha." Qutaibah berkata dari Ibnu Abu Mulaikah, "Ia tidak menamainya."

AbuDaud:3510

Telah menceritakan kepada kami [Amru bin Aun] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Umarah bin Zadzan] dari [Tsabit] dari [Anas bin Malik] berkata, "bahwasanya raja dzi yazan memberi hadiah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam perhiasan yang ia beli seharga tiga puluh tiga unta jantan, atau tiga puluh tiga unta betina, lalu beliau menerimanya."

AbuDaud:3516

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Ali bin Zaid] dari [Ishaq bin Abdullah bin Al Harits] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membeli perhiasan seharga lebih dari tiga belas qalush (unta betina yang telah remaja), lalu beliau menghadiahkannya kepada Dzi Yadzan."

AbuDaud:3517

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hammad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ashim Al Ahwal] dari [Abu Utsman An Nahdi] ia berkata, " [Umar] menulis surat kepada Utbah bin Farqad, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarang kain sutera kecuali sekian dan sekian. Yakni sekadar dua jari, atau tiga jari, atau empat jari."

AbuDaud:3523

Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Aun] ia berkata; Aku mendengar [Abu Shalih] menceritakan dari [Ali radliallahu 'anhu] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diberi hadiah kain sutera, beliau lalu mengirimkannya kepadaku, maka aku pun memakainya. Setelah itu aku mendatangi beliau, tetapi aku melihat pada wajah beliau tanda kemarahan. Beliau bersabda: "Aku mengirimkan itu kepadamu bukan untuk engkau pakai." Beliau pun memerintahkan kepadaku (untuk memberikan kepada orang lain), sehingga kain itu aku bagikan untuk para perempuanku."

AbuDaud:3524

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Ali bin Zaid] dari [Anas bin Malik] berkata, "Raja Rum memberi haidah kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berupa farwah (sejenis jubah) sutera, lalu beliau mengenakannya. Seakan aku melihat tangan nabi bergerak-gerak (mengkibas), beliau lalu mengirimkan jubah itu kepada Ja'far, hingga ia pun memakainya. Ketika Ja'far datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau bersabda: "Aku berikan itu kepadamu bukan untuk engkau pakai!" Ja'far bertanya, "Lalu apa yang harus aku lakukan terhadap jubah itu?" beliau menjawab: "Kirimkanlah kepada saudaramu, raja Najasyi."

AbuDaud:3526

Telah menceritakan kepada kami [Makhlad bin Khalid] berkata, telah menceritakan kepada kami [Rauh] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abu Arubah] dari [Qatadah] dari [Al Hasan] dari [Imran bin Hushain] bahwa Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku tidak akan memakai alas pelana yang berwarna merah, dan tidak pula kain yang dicelup dengan warna kuning serta tidak akan memakai kain yang bersulam sutera (pada lengannya)." Imran berkata, "Lalu Hasan berisyarat pada saku bajunya." Imran berkata, "beliau lalu bersabda: "Ketahuilah, minyak wangi bagi laki-laki itu beraroma tetapi tidak berwarna, sedangkan minyak wangi bagi wanita itu berwarna tetapi tidak beraroma." Sa'id berkata, "Menurutku bahwa ucapan beliau tentang minyak wangi wanita itu dipahami dalam kondisi saat ia keluar rumah, adapaun jika wanita itu sedang bersama suaminya, maka ia boleh mengenakan wewangian sesuka hatinya."

AbuDaud:3527

Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Khalid bin Abdullah bin Mauhab Al Hamdani] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Al Mufadhdhal] -yaitu Ibnu Fadhalah- dari [Ayyasy bin Abbas Al Qitbani] dari [Abu Al Hushain] -yaitu Al Haitsam bin Syafi ia berkata, "Aku dan seorang sahabatku yang dipanggil dengan nama [Abu Amir], seorang laki-laki dari Al Ma'afir, keluar untuk melaksanakan shalat di Illiya. Mereka (penduduk setempat) mempunyai penasihat seorang laki-laki dari Al Azdi, ia biasa dipanggil dengan nama Abu raihanah, seorang sahabat Nabi." Abu Al Hushain berkata, "Sahabatku tersebut mendahuluiku datang ke masjid, lalu aku menyusul dari belakang dan duduk di sisinya. Ia lantas bertanya kepadaku, "Apakah kamu mendengar cerita [Abu Raihanah]?" Aku menjawab, "Tidak." Ia berkata, "Aku mendengar dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang dari sepuluh hal; mengikir gigi, membuat tato, mencabut alis, seorang laki-laki tidur dengan laki-laki lain dalam satu selimut tanpa ada kain pembatas, seorang wanita tidur dengan wanita lain dalam satu selimut tanpa ada kain pembatas, seorang laki-laki yang menambahi sutera pada bagian bawah kainnya seperti orang 'ajam (bukan arab), atau menjadikan pada kain di bagian pundaknya berupa sutera seperi orang 'ajam. Beliau juga melarang dari merampas harta orang lain, memakai kulit macan, dan mamakai cincin kecuali penguasa." Abu Dawud berkata " yang membuat hadits ini menyendiri dan berbeda dengan hadits lainnya adalah penyebutan lafadh; 'dan memakai cincin".

AbuDaud:3528

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'd] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Syihab Az Zuhri] dari [Urwah bin Az Zubair] dari ['Aisyah radliallahu 'anha] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah shalat menggunakan kain yang ada gambarnya. Beliau lalu melihat gambar pada kainnya, selesai salam beliau bersabda: "Bawalah kainku ini kepada Abu Jahm, sesungguhnya ia telah mengganggu shalatku, lalu bawalah kepadaku kainnya yang tidak bergambar." Abu Dawud berkata, "Abu Jahm bin Khudzaifah berasal dari bani Adi bin Ka'b bin Ghanim." Dan telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] dalam hadis-hadis lain, (mereka katakan), telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Azzuhri] dari ['Urwah] dari [Aisyah] dengan redaksi semisal namun hadis pertama lebih komplit.

AbuDaud:3531

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang dua cara berpakaian; seorang laki-laki berihtiba (duduk di atas bokong dan mendekap kedua lutut menempel dada) dengan membiarkan auratnya (kemaluan) menghadap ke langit. Dan memakai pakaian dengan satu sisi dibiarkan terbuka, lalu menyelempangkan bajunya ke pundak."

AbuDaud:3558

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Abu Ghifar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Tamimah Al Hujaimi] -dan Abu Tamimah namanya adalah Tharif bin Mujalid- dari [Abu Jurai Jabir bin Sulaim] ia berkata, "Aku melihat seorang laki-laki yang fikirannya dijadikan sandaran oleh orang banyak, dan ia tidak mengatakan sesuatu kecuali orang-orang akan mengikutinya. Aku lalu bertanya, "Siapakah dia?" orang-orang menjawab, "Ini adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." maka aku pun berkata, 'Wahai Rasulullah, 'Alaika As Salam (semoga keselamatan bersamamu) ' wahai Rasulullah, sebanyak dua kali. Beliau bersabda: "Jangan engkau ucapkan 'Alaika As Salam', karena 'Alaika As Salam adalah penghormatan dan salam untuk mayit. Tetapi ucapkanlah 'As Salamu 'Alaika'." Jabir bin Sulaim berkata, "Aku lalu bertanya, "Apakah engkau utusan Allah?" beliau menjawab: "Ya, aku adalah utusan Allah, Dzat yang jika engkau tertimpa musibah, lalu engkau berdoa kepada-Nya, maka Dia akan menghilangkannya darimu. Jika kamu tertimpa paceklik, lalu engkau berdoa maka Dia akan menumbuhkan (tanaman) bagi kamu. Jika engkau berada di suatu tempat yang luas hingga kendaraanmu hilang, lalu engkau berdoa kepada-Nya, maka Dia akan mengembalikannya kepadamu." Jabir bin Sulaim berkata, "Lalu aku berkata, "Berilah kami perjanjian." Beliau bersabda: "Jangan sekali-kali engaku cela orang lain." Jabir bin Sulaim berkata, "Setelah itu aku tidak pernah mencela seorang pun; orang merdeka atau budak, unta atau kambing." Beliau bersabda lagi: "Janganlah engkau remehkan perkara ma'ruf, berbicaralah kepada saudaramu dengan wajah yang penuh senyum dan berseri, sebab itu bagian dari perkara yang ma'ruf. Angkatlah sarungmu hingga setengah betis, jika tidak maka hingga kedua mata kaki. Dan janganlah engkau julurkan sarungmu karena itu bagian dari sifat sombong, sesungguhnya Allah tidak menyukai sifat sombong. Jika ada seseorang yang mencela dan memakimu karena cela yang ia ketahui darimu, maka janganlah engkau balas memaki karena cela yang engkau ketahui padanya, karena hal itu akan memberatkannya (pada hari kiamat)."

AbuDaud:3562

Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Abdullah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Amir] -maksudnya Abdul Malik bin Amru- berkata, telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Sa'd] dari [Qais bin Bisyr At Taghlibi] ia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Bapakku] -ia adalah teman dekatnya Abu Darda`- ia berkata, "Di Damasykus ada seorang laki-laki dari sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang bernama [Ibnu Al Hanzhaliyah]. Ia seorang laki-laki yang suka menyendiri, jarang sekali ia bersama orang-orang, ia selalu sibuk dengan shalat. Jika shalat telah selesai ia sibuk dengan tasbih dan takbir hingga ia kembali ke rumah. Suatu kali ia lewat saat kami sedang berada di sisi Abu Darda, Abu Darda lantas berkata kepadanya dengan suatu ucapan yang bermanfaat bagi kami dan tidak bermadharat bagi kamu. Ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus ekspedisi, sekembalinya ekspedisi itu, seorang laki-laki dari mereka duduk di tempat duduk yang biasa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pakai untuk duduk. Lalu ia berkata kepada laki-laki yang ada di sisinya, "Sekiranya engkau melihat kami saat berhadapan dengan musuh. lantas ia -maksudnya dirinya- mengambil tombaknya dan menghunjamkannya ke salah seorang musuh dan berujar -dengan maksud mengejek- 'Silahkan kau cabut tombakku, aku anak bani ghifar yang masih belia'. Maka bagaimana komentarmu tentang ucapannya? -Maksudnya; ucapan ejekan 'Silahkan kau cabut tombakku, aku anak bani ghifar yang masih belia! - Kawan yang di sampingnya menjawab, 'Aku tak punya pendapat kecuali bahwa pahalanya telah musnah! '. Komentarnya tadi sempat didengar yang lain sehingga ia mengajukan protes 'Menurutku ucapan seperti itu tidak masalah!. Kedua orang ini larut dalam pertikaian hingga Rasulullah mendengar keributannya. Rasul berujar 'Subhanallah, ucapan seperti itu tidak masalah, dan ia tetap akan mendapat ganjaran dan pujian! '. Lantas kulihat Abu darda' terlihat riang hingga ia mengangkat kepalanya kepada orang itu dan berkomentar, 'Benarkah, kau mendengar hal itu dari Rasulullah! '. Ia menjawab, 'Iya'. Abu Darda berulang-ulang mengajukan pertanyaannya hingga aku berkata dalam hati, andaikan ia lipat kedua lututnya' (maksudnya disudahi). Qais berkata, "Suatu hari ada seseorang melewati kami, lantas Abu Darda berkata kepadanya dengan suatu ucapan yang bermanfaat bagi kami dan tidak bermadharat bagi kamu. Abu Darda berkata, "Rasulullah pernah berujar kepada kami: “Orang yang memberi nafkah kepada kuda di jalan Allah seperti seseorang yang membentangkan tangannya untuk sedekah dan tidak pernah menahannya." Dihari yang lain, seseorang melewati kami, lantas Abu Darda berkata kepadanya dengan suatu ucapan yang bermanfaat bagi kami dan tidak bermadharat bagi kamu. Abu Darda berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Sebaik-baik orang adalah Khuraim Al-asadi, sekiranya ia tidak memanjangkan rambutnya sampai bahu dan memanjangkan kain hingga melewati mata kaki'. Ucapan Nabi ini menjadikan Khuraim bergegas mengambil pisau. Ia potong rambutnya hingga sebatas kedua telinganya dan ia naikkan kainnya hingga pertengahan betisnya. Di hari lain ada seorang lewat, lantas Abu darda' berkata kepadanya dengan suatu ucapan yang bermanfaat bagi kami dan tidak bermadharat bagi kamu. Abu Darda berkata, "Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya kalian akan menemui sahabat-sahabat kalian, maka rapikanlah pelana kendaraan kalian, rapikan pakaian kalian, hingga seolah-olah kalian manusia-manusia istimewa di tengah-tengah manusia, sebab Allah tidak suka keburukan dan tindakan-tindakan yang mencerminkan keburukan.” Abu Daud berkata; begitu juga Abu Nuaim berkata dari Hisyam dengan redaksi; 'Hingga kalian seolah-olah sosok-sosok istimewa di tengah-tengah manusia'.

AbuDaud:3566

Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al 'Ala bin 'Abdurrahman] dari [Bapaknya] ia berkata, "Aku bertanya kepada [Abu Sa'id Al Khudri] tentang kain sarung, lalu ia berkata, "Engkau bertanya kepada orang yang tepat. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kain sarung seorang muslim sebatas setengah betis, dan tidak berdosa antara batas setengah betis hingga dua mata kaki. Adapun apa yang ada di bawah kedua mata kaki adalah di neraka. Dan barangsiapa menjulurkan kain sarungnya karena sombong, maka Allah tidak akan melihatnya pada hari kiamat."

AbuDaud:3570

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kamil] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Awanah] dari [Ibrahim bin Muhajir] dari [Shafiyah binti Syaibah] dari ['Aisyah radliallahu 'anha] Bahwasanya ia menyebut-nyebut wanita Anshar, ia memuji dan mengatakan kebaikan kepada mereka. 'Aisyah berkata, "Ketika turun surat An Nuur, mereka masuk ke dalam kamar, atau tempat pakaian -Abu Kamil ragu-, lalu mereka membelah dan menjadikannya sebagai kerudung."

AbuDaud:3577

Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ka'b Al Anthaki] dan [Muammal Ibnul Fadhl Al Harrani] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Walid] dari [Sa'id bin Basyir] dari [Qatadah] dari [Khalid] berkata; Ya'qub bin Duraik berkata dari ['Aisyah radliallahu 'anha], bahwa Asma binti Abu Bakr masuk menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan mengenakan kain yang tipis, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun berpaling darinya. Beliau bersabda: "Wahai Asma`, sesungguhnya seorang wanita jika telah baligh tidak boleh terlihat darinya kecuali ini dan ini -beliau menunjuk wajah dan kedua telapak tangannya-." Abu Dawud berkata, "Ini hadits mursal. Khalid bin Duraik belum pernah bertemu dengan 'Aisyah radliallahu 'anha."

AbuDaud:3580

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad Ibnul 'Ala`] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnul Mubarak] dari [Yunus] dari [Az Zuhri] ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Nabhan] -mantan budak (yang telah dimerdekakan oleh) Ummu Salamah- dari [Ummu Salamah] ia berkata, "Aku berada di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika Maimunah sedang bersamanya. Lalu masuklah Ibnu Ummi Maktum -yaitu ketika perintah hijab telah turun-. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Berhijablah kalian berdua darinya." Kami bertanya, "Wahai Rasulullah, bukankah ia buta sehingga tidak bisa melihat dan mengetahui kami?" Nabi shallallahu 'alaihi wasallam balik bertanya: "Apakah kalian berdua buta? Bukankah kalian berdua dapat melihat dia?" Abu Dawud berkata, "Ini hanya khusus untuk isteri-isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, tidakkah engkau lihat bagaimana Fatimah binti Qais di sisi Ibnu Ummi Maktum! Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah berkata kepada Fatimah binti Qais, 'Bukalah hijabmu di sisi Ibnu Ummi Maktum, sebab ia adalah seorang laki-laki buta, maka tidak mengapa engkau letakkan pakaianmu di sisinya."

AbuDaud:3585

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah Ibnul Maimun] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Walid] dari [Al Auza'i] dari [Amru bin Syu'aib] dari [Bapaknya] dari [Kakeknya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Jika salah seorang dari kalian menikahkan budak lelakinya dengan budak wanitanya, maka janganlah ia melihat aurat budak wanita tersebut."

AbuDaud:3586

Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] berkata, telah menceritakan kepada kami [Waki'] berkata, telah menceritakan kepadaku [Dawud bin Sawwar Al Muzani] dari [Amru bin Syu'aib] dari [Bapaknya] dari [Kakeknya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Jika salah seorang dari kalian menikahkan pembantunya (budak wanita) dengan budak laki-lakinya atau pekerjanya, maka janganlah ia melihat apa yang ada di bawah pusar dan di atas lutut." Abu Dawud berkata, "Yang benar adalah Sawwar bin Dawud Al Muzani Ash Shairafi, namun Waki' masih merasa ragu."

AbuDaud:3587

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Isma'il] -mantan budak bani Hasyim- berkata, telah menceritakan kepada kami [At Tsaqafi] dari [Khalid] dari [Al Hakam bin Utaibah] Bahwasanya ia dan beberapa orang menemui [Abdullah bin Ukaim] -seorang laki-laki dari Juhainah-. Al Hakam berkata, "Mereka lalu masuk sementara aku duduk di depan pintu, kemudian mereka keluar menemuiku mengabarkan kepadaku bahwa Abdullah bin Ukaim telah mengabarkan kepada mereka, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menulis surat kepada orang-orang Juhainah sebulan sebelum beliau wafat, yaitu: "Janganlah kalian memanfaatkan kulit atau tanduk bangkai.” Abu Daud berkata; An Nadhar bin Syumail mengatakan; "dinamakan ihab (kulit bangkai) jika belum disamak, namun jika telah disamak maka tidak dinamakan lagi ihab (kulit bangkai), akan tetapi dinamakan griba (wadah dari kulit).”

AbuDaud:3599

Telah menceritakan kepada kami [Amru bin Utsman bin Sa'id Al Himshi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Baqiyyah] dari [Bahira] dari [Khalid] ia berkata, " [Al Miqdam bin Ma'di Karib], Amru bin Al Aswad dan seorang laki-laki dari bani Asad, dari penduduk Qinnasrin datang kepada [Mu'awiyah bin Abu Sufyan]. Mu'awiyah lalu berkata kepada Al Miqdam, "Tidakkah kamu tahu bahwa Al Hasan bin Ali telah wafat?" Al Miqdam pun mengucapkan istirja' (ucapan inna lillahi wa inna ilaihi raaji'uun). Lalu ada seorang laki-laki berkata kepadanya, "Apakah kamu menganggapnya sebagai musibah?" Al Miqdam balik berkata, "Kenapa aku tidak menganggapnya sebagai musibah, padahal ia adalah orang yang pernah berada dalam pangkuan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? beliau juga telah bersabda: "Ini (Hasan) dariku, dan Husain dari Ali." Al Asadi lantas berkata, "Bara api ini (Hasan) telah Allah matikan (kalimat untuk membuat Mu'awiyah senang)." Maka Al Miqdam pun berkata, "Pada hari ini aku tidak akan bisa gembira sehingga aku dapat membuatmu marah, dan akan aku perdengarkan kepadamu sesuatu yang membuatmu benci." Kemudian ia berkata, "Wahai Mu'awiyah! Jika aku benar maka benarkanlah, dan jika aku dusta maka dustakanlah aku." Mu'awiyah berkata, "Akan aku lakukan." Al Miqdam lalu berkata, "Aku bersumpah kepada Allah atas kamu, tidakkah kamu tahu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang untuk mengenakan emas?" Mu'awiyah menjawab, "Benar." Al Miqdam berkata, "Aku bersumpah kepada Allah atas kamu, tidakkah kamu tahu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang mengenakan sutera?" Mu'awiyah menjawab, "Benar." Al Miqdam berkata, "Aku bersumpah kepada Allah atas kamu, tidakkah kamu tahu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang mengenakan kulit binatang buas dan mengendarainya?" Mu'awiyah menjawab, "Benar." Al Miqdam berkata, "Wahai Mu'awiyah, demi Allah semua ini telah aku lihat di rumahmu!" Al Miqdam berkata, "Wahai Al Miqdam, aku tahu bahwa aku tidak akan selamat dari kamu." Khalid berkata, "Mu'awiyah memerintahkan (untuk memberikan sesuatu) yang belum pernah ia perintahkan kepada dua sahabatnya, dan ia juga memberikan kepada anak Al Miqdam sebanyak dua ratus (dinar). Maka Al Miqdam membagikannya kepada kawan-kawannya, tetapi ia tidak memberikan kepada Al Asadi sedikit pun dari apa yang ia ambil. Hal ini kemudian dilaporkan kepada Mu'awiyah hingga ia berkata, "Al Miqdam itu seorang yang mulia lagi dermawan, adapun Al Asadi adalah orang baik tetapi pelit."

AbuDaud:3602

Telah menceritakan kepada kami [Hannad bin As Sari] dari [Waki'] dari [Ishaq bin Sa'id bin Amru Al Qurasyi] dari [Bapaknya] dari [Ibnu Umar] Bahwasanya ia melihat sekelompok orang-orang Yaman duduk di atas tikar dari kulit. Lalu ia berkata, "Barangsiapa ingin melihat sekelompok orang seperti para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka lihatlah mereka."

AbuDaud:3615

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] berkata, telah menceritakan kepada kami [Fudhail bin Ghazwan] dari [Nafi'] dari [Abdullah bin Umar] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi Fatimah radliallahu 'anha dan mendapati di depan pintunya sebuah tirai, sehingga beliau tidak jadi masuk." Abdullah bin Umar berkata, "jarang sekali beliau masuk melainkan menemui Fathimah dahulu, lalu Ali radliallahu 'anhu masuk dan melihat Fatimah dalam keadaan sedih. Maka ia bertanya, "ada apa denganmu?" Fathimah menjawab; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah datang namun tidak masuk", maka Ali datang menemui beliau dan berkata; "Wahai Rasulullah sesungguhnya Fathimah sangat bersedih, karena engkau datang kepadanya namun tidak menemuinya" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda; "aku tidak mencintai dunia, dan aku tidak menyukai lukisan (gambar).", lalu Ali pergi menemui Fathimah dan memberitahukan sabda Rasulullah kepadanya, Fathimah berkata; katakan kepada Rasulullah apa yang beliau perintahkan dengan tirai yang berlukis tersebut, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda; "katakan kepadanya agar mengirim tirai berlukis itu kepada Bani Fulan.", (perawi berkata;) telah menceritakan hadits ini kepada kami [Washil bin Abdul A'la] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Fudhail] dari [bapaknya] ia berkata; "tirai tersebut adalah tirai yang berlukis (bergambar)."

AbuDaud:3620

Telah menceritakan kepada kami [Wahb bin Baqiyyah] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Khalid] dari [Suhail] -maksudnya Suhail bin Abu Shalih- dari [Sa'id bin Yasar Al Anshari] dari [Zaid bin Khalid Al Juhani] dari [Abu Thalhah Al Anshari] ia berkata, "Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya terdapat anjing atau patung." Zaid bin Khalid berkata, "Mari kita menemui 'Aisyah Ummul Mukminin untuk bertanya kepadanya tentang hal itu." Maka kami berangkat menemui 'Aisyah, kami lalu bertanya, "Wahai Ummul Mukmini, Abu Thalhah menceritakan kepada kami dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam begini dan begini, maka apakah engkau mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan itu?" 'Aisyah menjawab, "Tidak, tetapi akan aku ceritakan kepada kalian apa yang beliau lakukan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah keluar dalam salah satu peperangannya, terkadang aku membawa kunci rumah hingga aku dapat mengambil permadani bergambar dan kujadikan sebagai tirai jendela. Ketika beliau datang, aku menyambutnya seraya mengucapkan, 'Wahai Rasulullah, assalaamu 'alaikum warahmatullah wa barakaatuhu. Segala puji bagi Allah yang memuliakan dan mengagungkanmu. Beliau lantas melihat ke arah rumah dan melihat permadani tersebut, beliau tidak menjawab salamku. Dan aku melihat kebencian di wajahnya. Beliau mendatangi permadani itu dan melepaskannya. Kemudian beliau bersabda: "Allah tidak memerintahkan kepada kita atas apa yang Ia berikan kepada kita untuk memberi pakaian pada batu dan bata." 'Aisyah berkata, "Aku lalu memotong kain tersebut dan menjadikannya dua bantal yang bagian dalamnya aku isi dengan serabut, dan beliau tidak mengingkarinya." Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Suhail] dengan sanad yang sama. Ia berkata; Aku berkata, "Wahai ibu ('Aisyah), orang menyampaikan hadits kepadaku, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan begini dan begini." Sa'id bin Yasar mantan budak bani An Najar juga menyebutkan hadits ini.

AbuDaud:3623

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Al Jurairi] dari [Abdullah bin Buraidah] berkata, "Seorang laki-laki dari sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkunjung ke rumah [Fadhalah bin Ubaid] yang berada di Mesir. Ia lalu datang kepadanya seraya berkata, "Aku datang kepadamu bukan untuk berkunjung, tetapi aku dan kamu sendiri telah mendengar hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka aku berharap engkau mempunyai ilmu tentang itu." Fadhalah bertanya, "Hadits tentang apa itu?" sahabat Nabi itu menjawab, "Begini dan begini." Fadhalah bertanya, "Kenapa rambutmu tampak kusut dan berantakan, padahal engkau adalah seorang pemimpin?" ia menjawab, "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah melarang kita untuk bermewah-mewah." Fadhalah lalu bertanya lagi, "Kenapa aku juga melihatmu tidak mengenakan sepatu?" ia menjawab, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan untuk berjalan dengan tanpa alas kaki sesekali."

AbuDaud:3629

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Muhammad Ash Shuri] berkata, telah menceritakan kepada kami [Khalid bin 'Abdurrahman] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muthi' bin Maimun] dari [Shafiyah binti Ishmah] dari ['Aisyah radliallahu 'anha] ia berkata, "Seorang wanita dari balik satir memberikan kitab (Al Qur'an kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memegang tangannya. Beliau bersabda: "Aku tidak tahu, ini tangan laki-laki atau tangan perempuan?" Wanita itu menjawab, "Ini tangan perempuan." Beliau bersabda lagi: "Jika kamu perempuan maka ubahlah warna kulitmu." Yaitu dengan pacar.

AbuDaud:3635

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far bin Ziyad] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Syarik] dari [Salim] dari [Sa'id bin Jubair] ia berkata, "Benang sutera tidak apa-apa." Abu Dawud berkata, "Seakan-akan ia berpendapat bahwa yang dilarang adalah rambut wanita." Abu Dawud berkata, "Ahmad berkata, "Benang dari sutera tidak ada masalah (boleh)."

AbuDaud:3640

Telah menceritakan kepada kami [Makhlad bin Khalid] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Tsabit] dari [Anas] ia berkata, "Rambut Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam panjangnya hingga dua daun telinga."

AbuDaud:3653

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Isma'il] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Humaid] dari [Anas bin Malik] ia berkata, "Rambut Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam panjangnya hingga pertengahan daun telinganya."

AbuDaud:3654

Telah menceritakan kepada kami [An Nufaili] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Ibnu Abu Najih] dari [Mujahid] ia berkata; [Ummu Hani] berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang ke Makkah, dan saat itu beliau mempunyai empat kepangan."

AbuDaud:3659

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits bin Sa'id] dari [Muhammad bin Juhadah] dari [Humaid Asy Syami] dari [Sulaiman Al Munabbihi] dari [Tsauban] mantan budak (yang telah dimerdekakan oleh) Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, ia berkata, "Jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melakukan safar, maka orang yang paling akhir beliau beri nasihat dari keluarganya adalah Fatimah, dan orang yang pertama kali beliau temui saat datang adalah Fatimah. Satu kali beliau tiba dari peperangan yang dilakukannya, sementara Fatimah telah memasang satir di pintunya dan memasang perhiasan gelang perak pada hasan dan husain. Beliau datang namun tidak masuk, hal itu menjadikan Fatimah berperasangka bahwa tidak masuknya Rasulullah adalah karena apa yang beliau lihat dari yang ia lakukan. Lalu ia menyobek tirai dan melepas dua gelang yang ada pada kedua anaknya. Setelah itu ia membawa kedua anaknya yang masih menangis untuk menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau lantas meraih gelang tersebut dari keduanya dan bersabda: "Wahai Tsauban, pergilah dengan membawa ini (gelang) ke keluarga fulan -ahlu bait di Madinah-, mereka (keluarga Fathimah) adalah ahli baitku, aku tidak ingin mereka makan dengan enak dalam kehidupan mereka di dunia. Wahai Tsauban, belikanlah Fatimah kalung dari ashab (sejenis tumbuhan) dan dua gelang dari gading."

AbuDaud:3680

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahim bin Mutharrif Ar Ruwasi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Isa] dari [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Anas bin Malik] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ingin menulis surat untuk orang-orang di luar arab, lalu dikatakan kepada beliau, "Sesungguhnya mereka tidak mau membaca surat tanpa ada setempelnya." Rasulullah kemudian membuat cincin dari perak dan memberi ukiran Muhammad Rasulullah." Telah menceritakan kepada kami [Wahb bin Baqiyyah] dari [Khalid] dari [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Anas] sebagaimana makna hadits Isa bin Yunus. Namun ia menambahkan, "cincin itu tetap berada dijarinya hingga meninggal, lalu pindah ke Abu Bakar hingga meninggal, lalu pindah ke Umar hingga meninggal, lalu pindah ke tangan Utsman. Dan ketika Utsman sedang berada di dekat sumur, cincin itu jatuh. Utsman memerintahkan untuk mencarinya namun tidak ketemu."

AbuDaud:3681

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali] dan [Muhammad bin Abdul Aziz bin Abu Rizmah] secara makna, bahwa [Zaid bin Hubab] mengabarkan kepada mereka dari [Abdullah bin Muslim As Sulami Al Mawarzi Abu Thaubah] dari [Abdullah bin Buraidah] dari [Bapaknya] ia berkata, "Seorang laki-laki datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, sementara ia mengenakan cincin dari kuningan tembaga. Beliau lalu berkata kepadanya: "Kenapa aku mendapatkan bau berhala darimu!" laki-laki itu lantas membuang cincinnya. Setelah itu ia datang lagi dengan mengenakan cincin besi, beliau bersabda: "Kenapa melihatmu mengenakan perhiasan penduduk neraka!" laki-laki lantas membuangnya kembali, lalu ia bertanya, "Wahai Rasulullah, lalu dari apa aku harus membuatnya?" beliau menjawab: "Dari perak, namun jangan engkau genapkan hingga (beratnya) satu mitsqal." Muhammad tidak menyebutkan, "Abdullah bin Muslim, atau Al Hasan As Sulami Al Mawarzi."

AbuDaud:3687

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Sahl] dan [Ibrahim Ibnul Hasan] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] dari [Ibnu Juraij] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Umar bin Hafsh] bahwa [Amir bin Abdullah] berkata; Ali bin Sahl bin Az Zubair mengabarkan kepadanya bahwa mantan budak perempuannya (yang telah ia merdekakan) pergi bersama puteri Az Zubair menemui [Umar Ibnul Khaththab], sementara pada kakinya terdapat kerincing (lonceng) hingga Umar memotongnya. Kemudian Umar berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya pada setiap lonceng ada setan (yang menyertainya)."

AbuDaud:3694

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Al A'masy] dari [Abu Wail] dari [Hudzaifah] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah berdiri di hadapan kami (khutbah), tidak ada sesuatu pun yang bakal terjadi hingga datang hari kiamat kecuali beliau jelaskan saat itu (berdiri). Maka hafallah orang yang hafal dan lupalah orang yang lupa, dan para sahabatnya telah mengetahui hal itu. Sungguh, aku dapat mengingat apa yang disampaikan saat itu, sebagaimana seorang laki-laki yang mengingat wajah orang yang pergi kemudian bertemu lagi."

AbuDaud:3702

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Utsman bin Sa'id Al Himshi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Al Mughirah] berkata, telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Salim] berkata, telah menceritakan kepadaku [Al 'Ala bin Utbah] dari [Umair bin Hani Al 'Ansi] ia berkata; Aku mendengar [Abdullah bin Umar] berkata, "Saat kami duduk-duduk di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bercerita tentang fitnah, panjang lebar beliau bercerita seputar fitnah itu hingga beliau menyebutkan tentang fitnah Al Ahlas. Seorang laki-laki lalu bertanya, "Wahai Rasulullah, apa itu fitnah Al Ahlas?" beliau menjawab: "Adanya permusuhan dan peperangan, kemudian fitnah kesenangan yang asapnya muncul dari bawah kedua kaki seorang laki-laki ahli baitku. Ia mengaku berasal dari keturunanku, padahal bukan. Wali-waliku hanya orang-orang yang bertakwa. Kemudian orang-orang akan berdamai pada seorang laki-laki layaknya pangkal paha yang bertumpuk di tulang rusuk (kesepakatan yang semu). Kemudian akan muncul fitnah seorang yang buta (dengan kekuasaan), tidak seorang pun dari umat ini kecuali ia akan mendapat satu tamparan di mukanya (bencana kerusakan darinya). Ketika fitnah itu telah dianggap usai, namun fitnah tersebut justru berkelanjutan. Seorang laki-laki yang paginya beriman menjadi kafir di waktu sore, sehingga manusia akan menjadi dua kelompok; sekelompok orang yang beriman dan tidak ada kemunafikan dalam keimanannya, dan sekelompok orang yang penuh kemunafikan dan tidak ada keimanan padanya. Jika kondisi kalian sudah begitu, maka tunggulah munculnya Dajjal pada hari itu atau keesokan harinya."

AbuDaud:3704

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya bin Faris] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Maryam] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Farrukh] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Usamah bin Zaid] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Qabishah bin Dzuaib] dari [Bapaknya] ia berkata; [Hudzaifah bin Yaman] berkata, "Demi Allah, aku tidak tahu apakah para sahabatku lupa atau pura-pura lupa. Demi Allah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah meninggalkan penyeru fitnah hingga berakhirnya masa kehidupan dunia, yang jumlahlah lebih dari tiga ratus orang kecuali beliau menyebutkan kepada kami akan namanya, nama bapak dan kabilahnya."

AbuDaud:3705

Abu Dawud berkata; aku mendapat cerita dari [Ibnu Wahb] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Jarir bin Hazim] dari [Ubaidullah bin Umar] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hampir-hampir kaum muslimin terkepung hingga Madinah, sampai-sampai batas akhir pertahanan mereka adalah Silah (tempat dekat Khaibar).", telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Shalih dari Anbasah dari Yunus dari Az Zuhri ia berkata; "Silah adalah nama tempat yang dekat dengan Khaibar."

AbuDaud:3709

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Utsman Asy Syahham] ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Muslim bin Abu Bakrah] dari [Bapaknya] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Akan muncul fitnah, saat itu orang yang berbaring lebih baik dari orang yang duduk, orang yang duduk lebih baik dari orang yang berdiri, orang yang berdiri lebih baik dari orang yang berjalan, dan orang yang berjalan lebih baik dari orang yang lari (jalan cepat)." Ia (Abu Bakrah) berkata, "Wahai Rasulullah, apa yang engkau perintahkan kepadaku?" beliau menjawab: "Barangsiapa memiliki unta hendaklah ia membawanya (pergi mengasingkan diri, jauh dari manusia pada saat itu), barangsiapa memiliki kambing hendaklah ia membawanya (pergi mengasingkan diri), barangsiapa memiliki tanah (yang jauh dari manusia) hendaklah ia pergi menujunya." Abu Bakrah berkata, "Wahai Rasulullah, bagaimana dengan seseorang yang tidak memiliki sesuatu?" beliau menjawab: "Hendaklah ia menancapkan pedangnya pada tanah berbatu dan berpegangan dengannya, setelah itu hendaklah ia berusaha mencari perlindungan untuk keselamatan dirinya." Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Khalid Ar Ramli] berkata, telah menceritakan kepada kami [Mufadhdhil] dari [Ayyasy] dari [Bukair] dari [Busr bin Sa'id] dari [Husain bin 'Abdurrahman Al Asyja'i] Bahwasanya ia mendengar [Sa'd bin Abu Waqash] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam…seperti hadits ini. Sa'd berkata, "Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika ada seseorang masuk ke dalam rumahku dan mengacungkan tangannya untuk membunuhku?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Jadilah engkau sebagaimana dua anak Adam." Yazid lalu membaca firman Allah: '(Sungguh, kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku..) ' Al Maidah: 28. Telah menceritakan kepada kami [Amru bin Utsman] berkata, telah menceritakan kepada kami [Bapakku] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syihab bin Khirasy] dari [Al Qasim bin Ghazwan] dari [Ishaq bin Rasyid Al Jazari] dari [Salim] berkata, telah menceritakan kepadaku [Amru bin Wabishah Al Asadi] dari bapaknya [Wabishah] dari [Ibnu Mas'ud] ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda…lalu ia menyebutkan sebagian hadits Abu Bakrah. Ibnu Mas'ud berkata, "Semua korban pembunuhan (pada masa fitnah karena pertikaian dan perebutan kekuasaan serta harta) akan masuk neraka." Aku bertanya, "Wahai Ibnu Mas'ud, kapan itu terjadi?" Ibnu Mas'ud menjawab, "Itu terjadai pada hari-hari tersebarnya Al Harj (pembunuhan), seorang laki-laki tidak lagi bisa mempercayai teman duduknya." Aku berkata, "Lalu apa yang engkau perintahkan kepadaku jika menemui masa itu?" Ibnu Mas'ud menjawab, "Engkau jaga lisan dan tanganmu, lalu jadilah permadani bagi rumahmu (berdiam diri dan tidak keluar)." (Wabishah) berkata, "Maka saat Utsman dibunuh, hatiku melayang karena kepergiannya. Lantas aku pergi dengan kendaraan hingga aku memasuki Damasykus, lalu aku bertemu dengan [Khuraim bin Fatik] dan aku ceritakan hal itu kepadanya. Maka ia bersumpah atas nama Allah Yang tidak ada Tuhan yang berhak untuk disembah selain Dia, bahwa ia juga pernah mendengar hadits itu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sebagaimana Ibnu Mas'ud menceritakannya kepadaku."

AbuDaud:3714

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid Ath Thayalisi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Awanah] dari [Raqabah bin Mashqalah] dari [Aun bin Abu Juhaifah] dari ['Abdurrahman] -maksudnya Abdur Rahman bin Samurah- ia berkata, "Aku meraih tangan [Ibnu Umar] saat berada di jalanan kota Madinah; yakni saat mendatangi kepala yang ditancapkan (kepala Abdullah bin Az Zubair), ia berkata, "Calakalah orang yang telah membunuh orang ini!" Ketika telah berlalu ia berkata lagi, "Aku tidak melihat kecuali orang ini telah celaka. Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa mendatangi seorang laki-laki dari umatku untuk membunuhnya, hendaklah ia mengatakan begini 'orang yang membunuh dineraka dan yang dibunuh disurga." Abu Daud berkata; [At Tsauri] telah meriwayatkannya dari [Aun] dari [Abdur Rahman bin Sumair atau Sumairah] serta [Laits bin Abu Sulaim] meriwayatkannya dari [Aun] dari [Abdur Rahman bin Sumairah], Abu Daud berkata; " [Al Hasan bin Ali] berkata kepadaku, telah menceritakan kepadaku [Abu Walid] -maksudnya menceritakan hadits ini-; dari [Abu Awanah] dan ia (Abu Walid) berkata; "dia (Abdur Rahman) di dalam kitab saya (bernama Abdur Rahman) bin Sabarah, dan mereka berkata; Samurah, dan mereka juga berkata; Sumairah, ini adalah perkataannya Abu Walid."

AbuDaud:3716

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] berkata, telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] berkata, telah menceritakan kepada kami [Dawud] dari [Amir] dari [Jabir bin Samurah] ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Agama ini akan tetap mulia hingga khalifah ke dua belas." Jabir berkata, "Orang-orang bertakbir dan berteriak. Kemudian beliau mengatakan suatu ucapan yang pelan (hingga aku tidak mendengarnyanya, lalu aku bertanya kepada bapakku, "Wahai bapakku, apa yang beliau katakan?" Ia menjawab, "Beliau mengatakan bahwa mereka dari bangsa Quraisy." Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Nufail] berkata, telah menceritakan kepada kami [Zuhair] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ziyad bin Khaitsamah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Aswad bin Sa'id Al Hamdani] dari [Jabir bin Samurah] dengan hadits yang sama. Namun ia menambahkan, "Ketika beliau kembali ke rumahnya, orang-orang Quraisy mendatanginya seraya bertanya, "Setelah itu akan terjadi peristiwa apa?" beliau menjawab: "Akan terjadi pembunuhan."

AbuDaud:3732

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad Ibnul Mutsanna] berkata, telah menceritakan kepada kami [Mu'adz bin Hisyam] berkata, telah menceritakan kepadaku [Bapakku] dari [Qatadah] dari [Shalih Abu Al Khalil] dari [Sahabatnya] dari [Ummu Salamah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Akan terjadi perselisihan saat matinya khalifah, lalu seorang laki-laki (Al Mahdi) akan keluar dari Madinah pergi menuju Makkah. Lantas beberapa orang dari penduduk Makkah mendatanginya, mereka memaksanya keluar (dari dalam rumah) meskipun ia tidak menginginkannya. Orang-orang itu kemudian membaiatnya pada suatu tempat antara Rukun (Hajar Asawad) dan Maqam (Ibrahim). Lalu dikirimlah sepasukan dari penduduk Syam untuk memeranginya, tetapi pasukan itu justru ditenggelamkan oleh (Allah) di Al Baida, tempat antara Makkah dan Madinah. Maka ketika manusia melihat hal itu, orang-orang shalih dari Syam dan orang-orang terbaik dari penduduk Irak membaiatnya antara rukun dan Maqam. Lalu tumbuhlah seorang laki-laki dari bangsa Quraisy, paman-pamannya dari suku Kalb, ia lalu mengirimkan sepasukan untuk memerangi mereka (orang-orang yang berbaiat kepada Al mahdi) namun mereka dapat mengalahkan mereka (pasukan yang dikirim oleh lelaki Quraisy dari suku Kalb). Alangkah ruginya orang yang tidak ikut serta dalam pembagian ghanimah perang melawan suku Kalb. ia (Al Mahdi) lalu membagi ghanimah, dan membina manusia dengan sunnah Nabi mereka shallallahu 'alaihi wasallam dan menyampaikan Islam ke semua penduduk bumi. Ia berkuasa selama tujuh tahun, kemudian wafat dan dishalati oleh kaum muslimin." Abu Dawud berkata, "Sebagian mereka menyebutkan dari Hisyam, " selama sembilan tahun." Dan sebagian yang lain menyebutkan, "Selama tujuh tahun." Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Abdullah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdu Ash Shamad] dari [Hammam] dari [Qatadah] dengan hadits yang sama. Beliau mengatakan, "sembilan tahun." Abu Dawud berkata, "Selain Mu'adz menyebutkan dari Hisyam, "selama sembilan tahun." Telah menceritakan kepada kami [Ibnul Mutsanna] berkata, telah menceritakan kepada kami [Amru bin Ashim] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Al Awwam] berkata, telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [Abu Al Khalil] dari [Abdullah bin Al Harits] dari [Ummu Salamah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti hadits ini, namun hadits Mu'adz lebih lengkap."

AbuDaud:3737

Abu Dawud berkata; Aku diceritakan dari [Harun Ibnul Mughirah] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Amru bin Abu Qais] dari [Syu'aib bin Khalid] dari [Abu Ishaq] ia berkata; Sambil melihat puteranya Al hasan, Ali radliallahu 'anhu berkata berkata, "Puteraku ini adalah seorang pemimpin sebagaimana yang disebutkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan akan keluar dari keturunannya seorang laki-laki yang bernama seperti nama Nabi kalian, akhlaqnya sama tetapi tidak untuk postur tubuhnya." Kemudian beliau menyebutkan kisahnya, "Ia akan memenuhi bumi dengan keadilan." Harun berkata, "Telah menceritakan kepada kami [Amru bin Abu Qais] dari [Mutharrif bin Tharif] dari [Abu Al Hasan] dari [Hilal bin Amru] ia berkata; Aku mendengar [Ali radliallahu 'anhu] berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Akan keluar seorang laki-laki dari seberang sungai (seperti Bukhara dan Samarqan), dia bernama Al Harits bin Hurrats, lalu setelahnya akan keluar seorang laki-laki bernama Manshur. Ia memperkokoh keluarga Muhammad sebagaimana bangsa Quraisy memperkokoh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka wajib atas setiap mukmin menolongnya, atau beliau mengatakan: "memenuhi seruannya."

AbuDaud:3739

Telah menceritakan kepada kami [An Nufaili] berkata, telah menceritakan kepada kami [Isa bin Yunus] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Auza'i] dari [Hassan bin Athiyah] ia berkata; Makhul dan Ibnu Abu Zakariya menemui [Khalid bin Ma'dan], sementara aku juga ikut mereka. Lalu Khalid menceritakan kepada kami dari [Jubair bin Nufair] tentang Hudnah (perjanjian damai). Hassan berkata, "Selanjutnya [Jubair] berkata, "Mari bersama kami menemui [Dzu Mikhbar], seorang laki-laki dari sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Akhirnya kami pun mendatangi laki-laki tersebut, Jubair lantas bertanya kepadanya tentang perjanjian damai. Sahabat Nabi itu menjawab, "Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kalian akan mengadakan perjanjian dengan bangsa Ramawi, namun kalian akan memerangi mereka dan mereka menjadi musuh di belakang kalian. Kalian akan mendapatkan kemenangan dan ghanimah, dan keselamatan. Setelah itu kalian akan kembali pulang, saat kalian singgah di suatu tempat tinggi yang subur dan banyak tanamannya, ada seorang laki-laki nashrani mengangkat salib seraya berkata, "Salib telah menang!" hal itu menjadikan seorang laki-laki dari kaum muslimin marah hingga mematahkan kayu salibnya. Maka saat itulah orang-orang Ramawi berkhianat dan berkumpul untuk mengadakan peperangan." Telah menceritakan kepada kami [Muammal Ibnul Fadhl Al harrani] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin Muslim] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Amru] dari [Hassan bin Athiyyah] dengan hadits yang sama. Namun ia menambahkan, "Kaum muslimin lalu segera meraih senjata mereka dan berperang. Allah kemudian memuliakan mereka dengan syahid." Hanya saja Al Walid menyebutkan hadits ini melalui jalur Jubair, dari [Dzu Mikhbar], dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Abu Dawud berkata, "Hadits ini diriwayatkan oleh [Rauh], [Yahya bin Hamzah] dan [Bisyr bin Bakr], dari [Al Auza'I] sebagaimana yang dikatakan oleh Isa."

AbuDaud:3741

Telah menceritakan kepada kami ['Abdurrahman bin Ibrahim bin Ad Dimasyqi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Bakr] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Jabir] berkata, telah menceritakan kepadaku [Abu Abdus Salam] dari [Tsauban] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hampir-hampir bangsa-bangsa memperebutkan kalian (umat Islam), layaknya memperebutkan makanan yang berada di mangkuk." Seorang laki-laki berkata, "Apakah kami waktu itu berjumlah sedikit?" beliau menjawab: "Bahkan jumlah kalian pada waktu itu sangat banyak, namun kalian seperti buih di genangan air. Sungguh Allah akan mencabut rasa takut kepada kalian, dan akan menanamkan ke dalam hati kalian Al wahn." Seseorang lalu berkata, "Wahai Rasulullah, apa itu Al wahn?" beliau menjawab: "Cinta dunia dan takut mati."

AbuDaud:3745

Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Ammar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Hamzah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Jabir] berkata, telah menceritakan kepadaku [Zaid bin Arthah] ia berkata; Aku mendengar [Jubair bin Nufair] menceritakan dari [Abu Darda] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Saat terjadinya peperangan yang besar, pangkalan kaum muslimin berada di daerah Ghuthah, sebuah wilayah di pinggiran kota yang dikenal dengan nama Damaskus, salah satu kota terbaik di negeri Syam."

AbuDaud:3746

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad Ibnul Mutsanna] berkata, telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Shalih bin Dirham] ia berkata; Aku mendengar [Bapakku] berkata, "Kami berangkat untuk menunaikan haji, lalu ada seorang laki-laki (Abu Hurairah) berkata, "Di sisi kalian ada sebuah kampung bernama Ubullah, " kami menjawab, "Benar." Laki-laki itu berkata lagi, "Siapakah di antara kalian bersedia memberi jaminan padaku, bahwa ia mau shalat untukku di masjid Al Asysyar sebanyak dua atau empat rakaat, setelah itu mengatakan '(pahala shalat ini untuk [Abu Hurairah]? Aku pernah mendengar kekasihku Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pada hari kiamat Allah akan membangkitkan para syuhada dari masjid Al Asysyar, tidak ada yang bangkit (berdiri) bersama para syuhada perang badar selain mereka." Abu Dawud berkata, "Masjid ini ada di sisi sungai."

AbuDaud:3754

Telah menceritakan kepada kami [Muammal bin Hisyam] berkata, telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dari [Abu Hayyan At taimi] dari [Abu Zur'ah] ia berkata, "Beberapa orang datang menemui Marwan di Madinah, mereka mendengar Marwan menceritakan tentang tanda-tanda datangnya hari kiamat. Bahwa pertama kali yang akan muncul adalah Dajjal." Abu Zur'ah berkata, "Aku lantas menemui Abdullah bin Amru dan aku ceritakan hal itu kepadanya. [Abdullah] lalu berkata, "Perkataan Marwan tidak dianggap, aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tanda hari kiamat pertama yang akan muncul adalah terbitnya matahari dari arah barat, atau keluarnya binatang melata kepada manusia di waktu dhuha. Mana pun dari keduanya muncul pertama kali, maka yang lain akan segera menyusul." Abdullah berkata -sambil membaca buku-, "Aku kira yang pertama kali akan muncul adalah terbitnya matahari dari arah terbenamnya."

AbuDaud:3756

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] dan [Hannad] secara makna, [Musaddad] berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Al Ahwash] berkata, telah menceritakan kepada kami [Furat Al Qazzaz] dari [Amir bin Watsilah]. Dan [Hannad] berkata dari [Abu Thufail] dari [Hudzaifah bin Asid Al Ghifari] ia berkata, "Kami duduk bersama di sisi kamar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sambil membicarakan seputar hari kiamat, suara kami sangat keras hingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak akan terjadi, atau tidak akan datang hari kiamat hingga muncul sepuluh tanda; terbitnya matahari dari barat, munculnya binatang melata, keluarnya Ya'juj dan Ma'juj, Dajjal, Isa putera Maryam, asap dan tiga gempa bumi (longsor), longsor di barat, timur dan di Jazirah Arab. Dan tanda terakhir adalah keluarnya api dari Yaman, dari dasar tanah Adn yang akan menggiring manusia menuju mahsyar."

AbuDaud:3757

Telah menceritakan kepada kami [Hudbah bin Khalid] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hammam bin Yahya] dari [Qatadah] dari ['Abdurrahman bin Adam] dari [Abu Hurairah] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada Nabi antara aku dan dia -maksudnya Isa-. Sungguh, kelak ia akan turun, jika kalian melihatnya maka kenalilah. Ia adalah seorang laki-laki yang sedang (tidak tinggi ataupun pendek), berkulit merah keputih-putihan, mengenakan kain berwarna kekuningan. Seakan rambut kepala menetes meski tidak basah. Ia akan memerangi manusia hingga mereka masuk ke dalam Islam, ia memecahkan salib, membunuh babi dan membebaskan jizyah (pajak). Pada masanya Allah akan membinasakan semua agama selain Islam, Isa akan membunuh Dajjal, dan akan tinggal di dunia selama empat puluh tahun. Setelah itu ia meninggal dan kaum muslimin menshalatinya."

AbuDaud:3766

Telah menceritakan kepada kami [An Nufaili] berkata, telah menceritakan kepada kami [Utsman bin 'Abdurrahman] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Dzi`b] dari [Az Zuhri] dari [Abu Salamah] dari [Fatimah binti Qais] berkata, "Pada suatu malam pernah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengakhirkan shalat isya` yang akhir, lalu beliau keluar dan bersabda: "Sesungguhnya yang menghalangiku (untuk segera keluar) adalah kisah yang diceritakan Tamim Ad Dari kepadaku dari seorang laki-laki yang berada di sebuah pulau dari gugusan pulau-pulau. Tamim berkata, "Saat itu tiba-tiba ada seorang wanita yang berambut panjang." Tamim selanjutnya bertanya, "Siapa kamu?" Ia menjawab, "Aku adalah Jasasah. Pergilah kamu ke istana itu." Tamim berkata, "Aku pun mendatanginya, ternyata di sana ada seorang laki-laki berambut panjang yang terikat dengan sebuah rantai. Tingginya menjulang antara langit dan bumi. Aku lalu bertanya, "Siapa kamu?" Ia menjawab, "Aku adalah Dajjal. Apakah telah ada seorang Nabi buta huruf yang diutus?" Aku menjawab, "Ya." Ia kembali bertanya, "Apakah orang-orang mentaatinya atau mengingkarinya?" Aku menjawab, "Orang-orang mentaatinya." Ia berkata, "Itu yang lebih baik bagi mereka." Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Abu Ya'qub] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdu Ash Shamad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Bapakku] ia berkata; Aku mendengar [Husain Al Mu'allim] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Buraidah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Amir bin Syurahil Asy Sya'bi] dari [Fatimah binti Qais] ia berkata; Aku mendengar tukang adzan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyeru 'Ash Shalatu Jami'ah (shalatlah berjamaah) ', maka aku keluar dan ikut shalat berjamaah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selesai dari shalatnya, beliau duduk sambil tertawa, beliau bersabda: "Hendaklah setiap orang tetap di tempat shalatnya (duduk)." Kemudian beliau melanjutkan sabdanya: "Apakah kalian tahu, kenapa aku kumpulkan kalian di sini?" Para sahabat, "Allah dan Rasul-Nya lebih tahu." Beliau bersabda: "Aku kumpulkan kalian bukan atas sesuatu yang membuat takut atau senang, namun aku kumpulkan kalian adalah karena Tamim Ad Dari, seorang lelaki Nashrani yang datang dan berbaiat masuk Islam, ia menceritakan kepadaku sebuah kisah yang mirip dengan cerita yang pernah aku ceritakan kepada kalian tentang Dajjal. Ia ceritakan kepadaku bahwasanya ia pernah menaiki sebuah perahu bersama tiga puluh laki-laki dari kaum Lakhm dan Judzam, mereka kemudian diombang-ambingkan oleh ombak selama satu bulan di tengah laut, sampai akhirnya mereka menepi ke sebuah pulau saat matahari terbenam. Mereka lantas duduk di sisi kapal mereka, setelah itu mereka bergegas memasuki pulau tersebut hingga akhirnya bertemu dengan binatang melata besar dan berbulu lebat. Mereka berkata, "Celaka engkau, siapa kamu ini!" binatang itu menjawab, "Aku adalah Jasasah. Temuilah laki-laki yang ada dalam sebuah gua, karena ia sangat berkeinginan untuk mendengar berita dari kalian." Tamim berkata, "Saat ia menyebut laki-laki, maka kami ketakutan jikalau dia adalah setan lalu kami cepat pergi hingga memasuki gua tersebut. Dan ternyata di dalamnya terdapat manusia yang paling besar yang pernah kami lihat, talinya sangat kuat, dan tangannya menyatu dengan leher (terikat dengan rantai)." Lalu perawi menyebutkan hadits tersebut dengan lengkap. Manusia besar (Dajjal) itu bertanya kepada mereka tentang Nakhl Baisan (nama tempat dekat Yordania), mata air Zughar (nama tempat di Syam) dan seorang Nabi yang buta huruf. Manusia besar itu berkata, "Aku adalah Al Masih Dajjal, dan hampir-hampir aku mendapat izin untuk segera keluar." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesunggunya ia (Dajjal) berada di laut Syam, atau laut Yaman. Bahkan ia akan muncul dari arah timur tempat ia berasal -beliau ucapkan hingga dua kali seraya menunjuk ke arah timur-. Fatimah berkata, "Aku hafal perkataan ini dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu ia menyebutkan hadits selengkapnya." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Shadran] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Mu'tamir] berkata, telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Abu Khalid] dari [Mujalid bin Sa'id] dari [Amir] ia berkata; [Fatimah bin Qais] menceritakan kepadaku bahwa pernah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shalat zhuhur kemudian naik ke atas mimbar, padahal sebelum hari itu beliau tidak penah naik ke atas mimbar tersebut kecuali di hari jum'at. Kemudian beliau menyebutkan kisah ini." Abu Dawud berkata, "Ibnu Shadran adalah orang Bashrah, ia pernah tenggelam di lautan bersama Ibnu Miswar, dan tidak ada yang selamat dari mereka selain dia." Telah menceritakan kepada kami [Washil bin Abdul A'la] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Fudhail] dari [Al Walid bin Abdullah bin Jumai'] dari [Abu Salamah bin 'Abdurrahman] dari [Jabir] ia berkata, "Pada suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda di atas mimbar: "Ketika ada beberapa orang berlayar di lautan, makanan mereka hilang (habis), lalu tampaklah oleh mereka sebuah pulau. Mereka pun menuju pulau tersebut untuk mencari roti, namun mereka dihadang oleh Jasasah." Aku (Walid bin Abdullah) lantas bertanya kepada Abu Salamah, "apa itu Jassasah?" Ia menjawab, "Seorang wanita yang rambutnya menutupi kulit dan kepalanya. Wanita itu berkata, "Dalam istana ini." Lalu ia menceritakan haditsnya, dan ia bertanya tentang Nakhl Baisan dan mata air Zughar, ia menjawab; "Dia adalah Al Masih", maka Abu Salamah berkata kepadaku; Dalam hadits ini ada beberapa lafadz yang tidak aku hafal. Abu Salamah berkata, "Jabir bersaksi bahwa laki-laki itu adalah Ibnu Shayyad." Aku berkata, "Tapi Ibnu Shayyad telah mati!" Jabir menjawab, "Meskipun ia telah mati." Aku bertanya lagi, "Ia juga telah masuk Islam." Jabir berkata, "Meskipun ia telah masuk Islam." Aku bertanya, "Ia juga telah masuk ke kota Madinah." Jabir menjawab, "Meskipun ia telah masuk kota Madinah."

AbuDaud:3767

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad An Nufaili] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yunus bin Rasyid] dari [Ali bin Badzimah] dari [Abu Ubaidah] dari [Abdullah bin Mas'ud] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kemaksiatan pertama kali yang terjadi pada bani Isra'il adalah ketika seorang laki-laki berjumpa seorang laki-laki lain, ia berkata, "Wahai saudaraku, bertakwalah kepada Allah, tinggalkan apa yang telah engkau lakukan, karena itu tidak halal untuk kamu lakukan." Kemudian keesokan harinya ia berjumpa lagi dengannya, namun perbuatan maksiat yang ia larang (kepada temannya) tidak mencegah dirinya untuk menjadikannya sebagai teman makan dan minum serta duduknya (yakni ikut bersama dalam kemaksiatan), maka ketika mereka melakukan hal itu, Allah menghitamkan hati sebagian mereka karena sebab sebagian yang lain. Kemudian beliau membaca: (Telah dila'nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan 'Isa putera Maryam) hingga firmannya: (orang-orang yang fasik) '. Kemudian beliau bersabda; "Demi Allah hendaklah kalian benar-benar memerintahkan kebaikan, mencegah kemungkaran dan mencabutnya dari tangan orang zhalim lalu mengambalikannya (membelokkannya) kepada kebenaran serta konsisten terhadap kebenaran itu.", telah menceritakan kepada kami [Khalaf bin Hisyam] telah menceritakan kepada kami [Abu Syihab Al Hannath] dari [Al 'Ala` bin Al Musayyib] dari [Amru bin Murrah] dari [Salim] dari [Abu Ubaidah] dari [Ibnu Mas'ud] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti hadits tersebut, dengan tambahan redaksi; "atau (jika tidak) Allah benar-benar akan menutup hati kalian karena (tutupnya) sebagian yang lain, kemudian melaknat kalian sebagaimana telah melaknat mereka (orang-orang bani Israil).", Abu Daud berkata; [Al Muharibi] telah meriwayatkan hadits ini dari [Al 'Ala` bin Al Musayyib] dari [Abdullah bin Amru bin Murrah] dari [Salim Al Afthas] dari [Abu Ubaidah] dari [Abdullah], dan [Khalid] meriwayatkan hadits ini dari [Al 'Ala`] dari [Amru bin Murrah] dari [Abu Ubaidah]."

AbuDaud:3774

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal] dan [Musaddad] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] berkata; [Musaddad] berkata; telah menceritakan kepada kami [Qurrah bin Khalid] berkata, telah menceritakan kepada kami [Humaid bin Hilal] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Burdah] ia berkata; [Abu Musa] berkata, "Aku menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersama dua orang laki-laki dari Al Asy'ari; seorang dari keduanya ada di sebelah kananku dan seorang lagi di sebelah kiri. Keduanya minta dicarikan pekerjaan, sementara Nabi shallallahu 'alaihi wasallam hanya terdiam. Kemudian beliau bersabda: "Wahai Abu Musa, apa pendapatmu? Atau beliau mengatakan, "Wahai Abdullah bin Qais?" Aku (Abu Musa) berkata, "Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak tahu apa yang mereka inginkan, aku juga tidak tahu bahwa keduanya juga minta pekerjaan. Seakan aku melihat siwak yang berada di bawah bibir beliau telah menyusut. Beliau lalu bersabda: "Sekali-kali kami tidak akan memperkerjakan, atau beliau mengatakan, "tidak akan memperkerjakan orang yang menghendakinya untuk melakukan pekerjaan kami. Wahai Abu Musa, pergilah engkau, atau beliau mengatakan, "Wahai Abu Abdullah bin Qais." Rasulullah kemudian mengutus Abu Musa ke Yaman yang kemudian disusul Mu'adz bin Jabal. Ketika Mu'adz datang, Abu Musa berkata, "Turunlah kemari." Kemudian Abu Musa mengambilkan bantal untuk Mu'adz. Namun tiba-tiba di sisinya (Mu'adz) ada seorang laki-laki yang terikat, Mu'adz bertanya, "Siapa ini?" Abu Musa menjawab, "Ini adalah seorang laki-laki yahudi, ia pernah masuk Islam, namun ia kembali lagi kepada agamanya yang jelek." Mu'adz lalu berkata, "Aku tidak akan duduk hingga ia dibunuh, sebagai bentuk dari ketetapan Allah dan Rasul-Nya." Hal itu ia ucapkan hingga tiga kali. Abu Musa berkata, "Baiklah, sekarang duduklah." Mu'adz berkata, "Aku tidak akan duduk hingga ia dibunuh, sebagai bentuk dari ketetapan Allah dan Rasul-Nya." Hal itu ia ucapkan hingga tiga kali. Abu Musa kemudian memerintahkan hukuman tersebut, dan laki-laki itu pun dihumum mati. Setelah itu mereka menyebut-nyebut tentang shalat malam, salah seorang dari keduanya (Mu'adz bin Jabal) lalu berkata, "Aku tidur dan bangun, atau ia mengatakan, "bangun dan tidur. Dan aku berharap disaat tidurku mendapatkan (pahala) sebagaimana saat aku terjaga."

AbuDaud:3790

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Al Mufadhdhal] berkata, telah menceritakan kepada kami [Asbath bin Nashr] ia berkata; [As Sudi] menyakini bahwa ia meriwayatkan dari [Mush'ab bin Sa'd] dari [Sa'd] ia berkata, "Saat terjadi pembukaan (penaklukan) kota Makkah, Abdullah bin Sa'd bin Abu Sarh bersembunyi di belakang Utsman bin Affan (minta perlindungan). Utsman lantas membawanya menghadap Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata, "Wahai Rasulullah, baiatlah Abdullah." Beliau kemudian mengangkat kepalanya dan memandang ke arahnya sebanyak tiga kali, setiap kali itu pula beliau enggan menerimanya. Namun pada kali ketiganya beliau menerima dan membaiatnya. Setelah itu beliau berbalik menghadap para sahabat, beliau bersabda: "Bukankah telah ada di antara kalian seorang yang bijaksana (yang percaya dengan keputusan Rasulullah) yang berdiri menuju orang ini (untuk memohon jaminan perlindungan), yang jika sekiranya ia melihatku menahan tanganku untuk membaiatnya maka ia akan membunuhnya." maka mereka (para sahabat) berkata; "Kami tidak mengetahui apa yang ada dalam dirimu wahai Rasulullah jika engkau tidak memberikan isyarat kepada kami dengan mata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda; "Sesungguhnya tidak layak bagi seorang Nabi tidak jujur dengan isyarat matanya."

AbuDaud:3793

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] berkata, telah menceritakan kepada kami [Humaid bin 'Abdurrahman] dari [Bapaknya] dari [Abu Ishaq] dari [Asy Sya'bi] dari [Jarir] ia berkata, "Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika seorang hamba sahaya melarikan diri ke negeri kafir, maka darahnya telah halal."

AbuDaud:3794

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Muhammad bin Tsabit] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ali bin Husain] dari [Bapaknya] dari [Yazid An Nahwi] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] ia berkata berkenaan dengan ayat: '(Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Hingga firman Allah: '(Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang) ' ia mengatakan, "Ayat ini turun kepada orang-orang musyrik, jika salah seorang dari mereka bertaubat sebelum dilaksanakannya (hudud), ia tidak dapat terhindar dari hukuman hudud."

AbuDaud:3801

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] dari [Malik bin Anas] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Muhammad bin Yahya bin Habban] berkata, "Seorang budak mencuri pohon kurma kecil dari kebun seseorang, lalu ia menanamnya di kebun milik tuannya. Pemilik pohon itu lalu keluar mencari pohonnya yang telah hilang. Kemudian ia mendapatkannya tengah berada (bersama budak tersebut). Lantas ia membawa budak itu kepada Marwan Ibnul Hakam, gubernur Madinah saat itu. Marwan kemudian memenjarakan budak itu dan ingin memotong tangannya. Maka, majikan budak tersebut berangkat menemui [Rafi' bin Khadij]. Ia bertanya kepadanya tentang hukum dari kasus tersebut. Rafi' kemudian mengabarkan kepadanya, bahwa ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada hukuman potong tangan karena sebiji kurma atau mayang kurma." Laki-laki (majikan budak) itu berkata, "Marwan telah menahan budak milikku, dan ia ingin memotong tangannya. Maka aku berharap engkau bersedia bersamaku menemui Marwan hingga engkau dapat mengabarkan apa yang engkau dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Rafi' bin Khadij kemudian berangkat menemui Marwan bersama majikan budak tersebut, ketika telah tiba Rafi' berkata kepada Marwan, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada hukuman potong tangan karena sebiji kurma atau mayang kurma." Setelah mendengar Rafi', Marwan kemudian membebaskan budak tersebut." Abu Dawud berkata, "Yang dimaksud dengan Al Katsar (mayang kurma) adalah bagian pada pohon kurma yang dapat dimakan." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ubaid] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hammad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Muhammad bin Yahya bin Habban] dengan hadits yang sama. Ia berkata, "Marwan kemudian mencambuknya dengan beberapa kali cambukan, setelah itu melepasnya."

AbuDaud:3815

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya bin Faris] berkata, telah menceritakan kepada kami [Amru bin Hammad bin Thalhah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Asbath] dari [Simak bin Harb] dari [Humaid bin Ukhti Shafwan] dari [Shafwan bin Umayyah] ia berkata, "Aku tidur di dalam masjid dengan berselimut kain seharga tiga puluh dirham. Lalu datang seorang laki-laki dan mencuri kain tersebut dariku. laki-laki itu tertangkap dan dibawa ke hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau lantas memerintahkan untuk memotong tangannya. Aku mendatangi beliau dan bertanya, "Apakah engkau akan memotongnya hanya karena tiga puluh dirham? Padahal bisa saja aku jual kain itu dan pembayarannya ditangguhkan?" Beliau bersabda: "kenapa hal tersebut tidak kamu lakukan sebelum kamu membawanya kepadaku?" Abu Dawud berkata, "Hadits ini juga diriwayatkan oleh [Zaidah] dari [Simak], dari [Ju'aid bin hujair], ia berkata, " [Shafwan] tidur…" [Mujahid] dan [Thawus] juga meriwayatkan, bahwasanya Shafwan tertidur, lalu datang seorang pencuri dan mengambil kain dari bahwa kepalanya." [Abu Salamah bin 'Abdurrahman] juga meriwayatkan, ia berkata, "Maling itu mengambilnya dari bawah kepalanya, tetapi Shafwan terbangun dan berteriak sehingga maling itu tertangkap." [Az Zuhri] meriwayatkannya dari [Shafwan bin Abdullah], ia berkata, "Shafwan tidur di masjid, dan ia menjadikan kain selendangnya sebagai bantal. Lalu datang maling mengambil selendangnya tersebut, tetapi maling itu tertangkap dan dibawa ke hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam."

AbuDaud:3819

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali] dan [Makhlad bin Khalid] secara makna, keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] berkata; [Makhlad] berkata dari [Ma'mar] dari [Ayyub] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] berkata, "Seorang wanita Makhzumiyah meminjam suatu barang kemudian mengingkarinya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu memerintahkan untuk memotong tangannya." Abu Dawud berkata, "Hadits ini diriwayatkan oleh [Juwairiyah] dari [Nafi'], dari [Ibnu Umar]. Atau, dari [Shafiyah binti Abu Ubaid]. Dalam riwayat tersebut ditambahkan, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berdiri khutbah, beliau bersabda: "Apakah ada seorang wanita yang akan bertaubat kepada Allah Azza Wa Jalla dan Rasul-Nya?." Beliau ulangi hingga tiga kali. Wanita (pencuri) itu juga hadir, namun ia enggan untuk berdiri atau berkata-kata." [Ibnu Ghanaj] meriwayatkan hadits itu dari [Nafi'], dari [Shafiyah binti Abu Ubaid], dalam hadits itu ia mengatakan, "Nabi lalu membuat persaksian atas wanita tersebut."

AbuDaud:3820

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Ubaid bin Aqil Al Hilali] berkata, telah menceritakan kepada kami [Kakekku] dari [Mush'ab bin Tsabit bin Abdullah bin Az Zubair] dari [Muhammad Ibnul Munkadir] dari [Jabir bin Abdullah] ia berkata, "Seorang pencuri dibawa ke hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau lalu bersabda: "Bunuhlah." Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, ia hanya mencuri!" beliau bersabda: "Kalau begitu, potonglah tangannya." Jabir berkata, "Tangan pencuri itu lantas dipotong." Setelah itu, pencuri tersebut kembali dibawa ke hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk yang kedua kalinya, beliau lalu bersabda: "Bunuhlah." Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, ia hanya mencuri!" beliau bersabda: "Kalau begitu, potonglah tangannya." Kemudian pencuri itu kembali dibawa ke hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk yang ketiga kalinya, beliau lalu bersabda: "Bunuhlah." Para sahabat berkata, "Wahai Rasulullah, ia hanya mencuri!" beliau bersabda: "Kalau begitu, potonglah." Kemudian pencuri itu di bawah ke hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk keempat kalinya, beliau bersabda: "Bunuhlah." Para sahabat berkata, "Wahai Rasulullah, ia hanya mencuri!" beliau bersabda: "Kalau begitu, maka potonglah." Kemudian pencuri itu di bawah ke hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk kelima kalinya, beliau bersabda: "Bunuhlah." Jabir berkata, "Kami lalu membawanya pergi dan membunuhnya. Setelah itu, kami menyeret mayatnya dan membuangnya ke dalam sumur, kemudian kami melemparinya dengan bebatuan."

AbuDaud:3830

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Sa'id bin Abu Arubah] dari [Qatadah] dari [Al Hasan] dari [Haththan bin Abdullah Ar Raqqasyi] dari [Ubadah bin Ash Shamit] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ambillah dariku, abillah dariku. Allah telah menjadikan bagi wanita-wanita itu hukuman had. Janda dan duda yang berzina, hukumannya adalah dera seratus kali dan dirajam. Perawan dan perjaka yang berzina, maka hukumannya adalah dera seratus kali dan diasingkan selama satu tahun." Telah menceritakan kepada kami [Wahb bin Baqiyyah] dan [Muhammad bin Ash Shabbah bin Sufyan] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Husyaim] dari [Manshur] dari [Al Hasan] dengan sanad dan makna yang sama dengan hadits Yahya. Ia menyebutkan, "Dera seratus kali dan rajam." Telah menceritakan kepada kami [Muhamad bin auf Ath Tha`i] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ar rabi' bin rauh bin Khulaid] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Khalid] -maksudnya Muhammad bin Khalid Al Wahbi- berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Fadhl bin Dalham] dari [Al Hasan] dari [Salamah bin Al Muhabbaq] dari [Ubadah bin Ash Shamit] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan hadits ini; Orang-orang berkata kepada Sa'd bin Ubadah, "Wahai Abu Tsabit, hudud telah ditetapkan. Sekiranya engkau mendapati seorang laki-laki sedang bersama isterimu, maka apa yang engkau lakukan?" Sa'd menjawab, "Aku akan membunuh keduanya dengan pedang hingga mereka mati. Sebab tidak masuk akal jika aku pergi mencari empat orang saksi! Jika aku lakukan, tentu mereka telah selesai (melakukan zina)." Orang-orang itu lalu pergi dan berkumpul di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, apa pendapatmu dengan jawaban Abu Tsabit, ia mengatakan begini dan begini?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Cukuplah pedang sebagai saksi." Kemudian beliau bersabda lagi: "Tidak, aku tidak kawatir orang yang lagi marah dan cemburu (suami) akan bertambah mewabah (semua suami yang cemburu main hakim hakim sendiri).", Abu Daud berkata; [Waki'] meriwayatkan permulaan hadits ini dari [Al Fadhal bin Dahlam] dari [Al Hasan] dari [Qabishah bin Huraits] dari [Salamah bin Al Muhabbaq] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, hanyasanya sanad ini (yang disebutkan oleh Waki') adalah sanad hadits Ibnu Al Muhabbaq (yaitu hadits;) "bahwasanya ada seorang laki-laki yang berbuat zina dengan seorang budak perempuan istrinya", Abu Daud berkata; "Al Fadhal bin Dalham bukan seorang yang hafidh (hafal ribuan hadits) namun dia hanya seorang tukang jagal di Washitha"

AbuDaud:3834

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sulaiman Al Anbari] berkata, telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Hisyam bin Sa'd] ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Yazid bin Nu'aim bin Hazzal] dari [Bapaknya] ia berkata, "Ma'iz bin Malik adalah seorang anak yatim yang diasuh oleh bapakku. Dan ia pernah berzina dengan seorang budak wanita dari suatu kampung. Bapakku lalu berkata kepadanya, "Datanglah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kabarkan kepada beliau dengan apa yang telah engkau lakukan, semoga saja beliau mau memintakan ampun untukmu." Hanyasanya ayahku menginginkan hal itu agar Maiz mendapatkan jalan keluar, lalu ia bergegas menemui Rasulullah. Ma'iz lantas berkata, "Wahai Rasulullah, aku telah berzina, maka laksanakanlah hukum Kitabullah terhadapku!" Beliau berpaling darinya. Maka Ma'iz mengulangi lagi, "Wahai Rasulullah, aku telah berzina, maka laksanakanlah hukum Kitabullah terhadapku!" Beliau berpaling. Ma'iz mengulanginya lagi, "Wahai Rasulullah, aku telah berzina, maka laksanakanlah hukum Kitabullah terhadapku!" Ia ulangi hal itu hingga empat kali. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda: "Engkau telah mengatakannya hingga empat kali, lalu dengan siapa kamu melakukannya?" Ma'iz menjawab, "Dengan Fulanah." Beliau bertanya lagi: "Apakah menidurinya?" Ma'iz menjawab, "Ya." beliau bertanya lagi: "Apakah kamu menyentuhnya?" Ma'iz menjawab, "Ya." beliau bertanya lagi: "Apakah kamu menyetubuhinya?" Ma'iz menjawab, "Ya." Akhirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan untuk merajamnya. Ma'iz lantas dibawa ke padang pasir, maka ketika ia sedang dirajam dan mulai merasakan sakitnya terkena lemparan batu, ia tidak tahan dan lari dengan kencang. Namun ia bertemu dengan Abdullah bin Unais, orang-orang yang merajam Ma'iz sudah tidak sanggup lagi (lelah), maka Abdullah mendorongnya dengan tulang unta, ia melempari Ma'iz dengan tulang tersebut hingga tewas. Kemudian Abdullah menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan menyebutkan kejadian tersebut, beliau bersabda: "Kenapa kalian tidak membiarkannya, siapa tahu ia bertaubat dan Allah menerima taubatnya."

AbuDaud:3836

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Awanah] dari [Simak] dari [Jabir bin Samurah] ia berkata, "Saat Ma'iz bin Malik dibawa ke hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, aku melihat bahwa ia adalah seorang laki-laki pendek, berotot besar dan tidak mengenakan selendang. Ia bersaksi -sebanyak empat kali- atas dirinya sendiri bahwa ia telah berbuat zina. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bertanya: "Mungkin kamu hanya menciumnya?" ia menjawab, "Demi Allah, tidak! Ma'iz justru mengakui bahwa ia benar-benar telah berzina. Jabir berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian merajamnya kemudian berpidato: "Ketahuilah, ketika kita sedang jihad di jalan Allah 'azza wajalla, ada seorang laki-laki (yang bertugas menjaga para wanita di rumah) dari mereka suka mendesah layaknya kambing bandot. Ia memberikan kepada salah seorang wanita dari mereka sesuatu yang sedikit (memberi sedikit susu untuk menipu, kemudian menzinainya). Demi Allah, jika Allah memberiku kemampuan untuk menangkapnya, maka aku akan menghukumnya." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad Ibnul Mutsanna] dari [Muhammad bin Ja'far] dari [Syu'bah] dari [Simak] ia berkata; Aku mendengar [Jabir bin Samurah] dengan hadits ini, tapi hadits yang pertama lebih lengkap. Ia (perawi) berkata, "Ia ulangi hingga dua kali." [Simak] berkata, "Hadits itu kemudian aku ceritakan kepada [Sa'id bin Jubair], ia balik berkata, "(Bahkan) ia mengulanginya hingga empat kali." Telah menceritakan kepada kami Abdul Ghani bin Abu Aqil Al Mishri berkata, telah menceritakan kepada kami Khalid -makasudnya Khalid bin 'Abdurrahman- ia berkata; Syu'bah berkata; Aku pernah bertanya Simak maksud dari 'Al Kutsbah' (sesuatu yang sedikit), lalu ia menjawab, "Itu adalah susu yang sedikit."

AbuDaud:3839

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] dari [Ibnu Juraij] ia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Abu Az Zubair] bahwa ['Abdurrahman bin Ash Shamit] -anak pamannya Abu Hurairah- ia mengabarkan kepadanya, Bahwasanya ia mendengar [Abu Hurairah] berkata, "Al Aslami datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ia bersaksi atas dirinya sendiri bahwa ia pernah berzina dengan seorang wanita ia ulangi pernyataannya itu hingga empat kali, dan setiap itu pula Nabi shallallahu 'alaihi wasallam selalu berpaling. Pada kali kelimanya, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apakah benar kamu melakukan itu?" ia menjawab, "Benar." Beliau bertanya lagi: "Hingga waktu itu (kemaluanmu) hilang (masuk ke dalam kemaluannya)?" ia menjawab, "Ya." beliau bertanya lagi: "Seperti pensil celak masuk ke dalam botolnya, dan seperti tali timba masuk ke dalam sumur?" ia menjawab, "Ya." beliau bertanya lagi: "Apakah kamu tahu zina itu apa?" ia menjawab, "Ya. Aku mendatangi wanita yang haram bagiku layaknya laki-laki yang mendatangi isterinya secara halal." Beliau bertanya lagi: "Apa yang kamu inginkan dari jawaban itu?" Ia menjawab, "Aku ingin agar engkau membersihkan dosaku." Beliau lalu memerintahkan agar ia dirajam, maka ia pun dirajam. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendengar dua orang sahabatnya bercakap-cakap, salah seorang dari keduanya berkata kepada yang lain, "Lihatlah kepada laki-laki ini, Allah telah menutupi dirinya (jika ia tidak mengaku), namun dirinya tidak mau diam (justru mengaku), maka ia pun dirajam layaknya anjing." Beliau diam saja, hingga ketika beliau berjalan beberapa saat dan melewati bangkai, beliau bersabda: "Di mana Fulan dan Fulan tadi?", keduanya menjawab; "Kami wahai Rasulullah!.", beliau bersabda; "Kalian berdua silahkan turun, ambil dan makanlah bangkai himar ini!" keduanya lalu berkata, "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang mau makan bangkai ini." beliau bersabda: "Apa yang kalian bicarakan berkenaan dengan harga diri saudara kalian tadi, itu lebih buruk dari bangkai ini. Demi Dzat Yang jiwaku ada dalam tangan-Nya, sungguh sekarang ini sahabat kalian (yang dirajam) tengah berada di antara sungai-sungai surga di berenang di dalamnya." Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Ashim] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Juraij] ia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Abu Az Zubair] dari [Anak pamannya Abu Hurairah] dari [Abu Hurairah] sebagaimana hadits tersebut. Ia (Hasan bin Ali) menambahkan, "mereka berselisih denganku, sebagian mereka berkata, "Ikat saja di batang pohon, " sedangkan yang lain berkata, "Suruh berdiri."

AbuDaud:3843

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad Ibnul Mutawakkil Al Asqalani] dan [Al Hasan bin Ali] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Abu Salamah] dari [Jabir bin Abdullah] bahwa seorang laki-laki dari Aslam datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengakui bahwa dirinya telah berzina, namun beliau berpaling darinya. Laki-laki itu kembali mengakuinya dan beliau berpaling, sehingga laki-laki itu bersaksi (mengaku) sebanyak empat kali. Akhirnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepadanya: "Apakah kamu gila?" ia menjawab, "Tidak." Beliau bertanya lagi: "Apakah kamu sudah menikah?" ia menjawab, "Ya." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu memerintahkan untuk merajamnya, ia pun dirajam di tempat yang lapang. Maka ketika ia merasakan sakit karena lemparan batu, ia kabur. Lalu ia ditangkap dan dirajam lagi hingga meninggal. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkomentar untuk laki-laki itu, "Ia dalam kebaikan." Namun beliau tidak menshalatinya."

AbuDaud:3844

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Thalq bin Ghannam] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdussalam bin Hafsh] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Hazim] dari [Sahl bin Sa'd] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa ada seorang laki-laki yang datang menemui beliau dan mengaku telah berzina dengan seorang wanita yang namanya ia sebutkan kepada beliau. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu memanggil wanita itu dan bertanya kepadanya tentang kebenaran dari pengakuan laki-laki itu. Namun wanita tersebut tidak mengakuinya, maka Nabi mendera laki-laki itu dan membiarkan wanita tersebut."

AbuDaud:3849

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa Ar Razi] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Isa bin Yunus] dari [Busyair Ibnul Muhajir] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Buraidah] dari [Bapaknya] ia berkata, "Seorang wanita -dari Ghamid- datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ia berkata, "Aku telah berbuat kehinaan (zina)." Beliau bersabda: "Pulanglah." Wanita itu lalu kembali pulang. Keesokan harinya ia datang lagi kepada beliau dan berkata, "Apakah engkau akan menyuruhku untuk kembali lagi sebagaimana engkau perintahkan kepada Ma'iz! Demi Allah, sesungguhnya aku telah hamil." Beliau lalu bersabda kepadanya: "Pulanglah." Wanita itu lalu kembali pulang. Keesokan harinya ia datang lagi kepada beliau, maka beliau pun bersabda: "Kembalilah pulang hingga engkau melahirkan." Wanita itu lalu pulang. Ketika ia telah melahirkan, ia datang lagi menghadap Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan membawa bayi, ia berkata, "Aku telah melahirkan bayi ini." Beliau lalu bersabda kepadanya: "Pulang dan susuilah anak itu hingga engkau menyapihnya." Setelah menyapihnya, wanita itu kembali menghadap Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan membawa bayinya yang sedang makan sesuatu ditangannya. Beliau memerintahkan agar anak itu diserahkan kepada salah seorang laki-laki dari kaum muslimin, selanjutnya beliau memerintahkan (untuk merajamnya). Lalu dibuatlah lubang untuknya, hingga wanita itu dimasukkan ke dalam lubang dan dirajam. Dan Khalid adalah salah seorang yang ikut merajam wanita itu, ia melempar wanita itu dengan batu hingga darahnya mengenainya, ia pun mencela wanita tersebut. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda kepada Khalid: "Tunggu wahai Khalid! Demi Dzat yang jiwaku ada dalam tangan-Nya, ia telah bertaubat, sekiranya taubatnya dilakukan oleh seorang penganiaya, pasti ia akan diampuni." Beliau lantas memerintahkan (untuk mengurus jenazah wanita itu), wanita itu lalu dishalati dan dikuburkan."

AbuDaud:3853

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Waki' Ibnul Jarrah] dari [Zakariya Abu Imran] ia berkata; Aku mendengar [Seorang Syaikh] menceritakan dari [Ibnu Abu Bakrah] dari [Bapaknya] berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam merajam seorang wanita, lalu beliau membuat lubang untuknya hingga sebatas dada." Abu Daud berkata, "Seorang laki-laki memahamkan kepadaku dari Utsman." Abu Daud berkata lagi, "Al Ghassani berkata, "Juhainah, Ghamid dan Bariq itu sama." Abu Daud berkata, "Aku mendapat cerita dari [Abdu Ash Shamad bin Abdul Warits], ia berkata; [Zakariya bin Sulaim] telah menceritakan kepada kami dengan sanadnya seperti hadits tersebut. Namun ia menambahkan, 'kemudian beliau melemparnya dengan kerikil-kerikil semisal biji gandum. Setelah itu beliau bersabda: "Lemparlah, tetapi jauhilah bagian wajah." Ketika wanita itu telah meninggal, beliau mengeluarkannya dari lubang dan menshalatinya." Dan ia mengatakan dalam haditsnya tentang masalah taubat sebagaimana hadits Buraidah."

AbuDaud:3854

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah bin Mas'ud] dari [Abu Hurairah] dan [Zaid bin Khalid Al juhani] bahwa keduanya telah mengabarkan kepadanya, bahwa ada dua orang laki-laki bersengketa dan mengadu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. salah seorang dari mereka berkata, "Wahai Rasulullah, berilah putusan kepada kami sesuai dengan Kitabullah. Kemudian yang lainnya -dan ia yang lebih paham di antara keduanya- berkata, "Benar, wahai Rasulullah, berilah putusan kepada kami sesuai dengan Kitabullah. Dan berilah kesempatan kepadaku untuk berbicara." Beliau bersabda: "Berbicaralah." Laki-laki itu lalu berkata, "Anakku kerja kepada orang ini, lalu anakku berzina dengan isterinya. Kemudian orang-orang memberi kabar kepadaku bahwa anakku harus dirajam, maka aku menebusnya dengan seratus ekor domba dan seorang budak wanita kepunyaanku. Setelah itu aku bertanya kepada ahli ilmu, mereka memberi kabar kepadaku bahwa anakku harus didera seratus kali dan diasingkan selama satu tahun, sementara wanita tersebut harus dirajam." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku ada dalam tangan-Nya, sungguh aku akan memberi putusan kepada kalian sesuai dengan Kitabullah. Kambing dan pembantu wanita milikmu akan dikembalikan kepadamu." Beliau lalu mendera putera laki-laki itu dan mengasingkannya selama satu tahun. Kemudian memerintahkan Unais Al Aslami untuk mendatangkan wanita tersebut, jika ia mengakui maka akan dirajam, wanita itu pun mengakuinya dan akhirnya dirajam."

AbuDaud:3855

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] ia berkata; aku membaca di hadapan [Malik bin Anas] dari [nafi'] dari [Ibnu Umar] Bahwasanya ia berkata, "Orang-orang yahudi datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, mereka menyebutkan di hadapan beliau bahwa ada seorang laki-laki dan perempuan dari kalangan mereka telah berbuat zina. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda kepada mereka: "Hukum apa yang kalian temukan dalam Kitab Taurat kaitannya dengan zina?" Mereka menjawab, "Kami akan mencela dan mencambuk pelakunya." Abdullah bin Salam berkata, "Kalian dusta! Dalam Taurat ada perintah rajam." Mereka lalu mendatangkan Taurat seraya membukanya. Salah seorang dari mereka lalu menutup ayat rajam dengan tangannya, kemudian ia membaca pada ayat sebelum dan sesudahnya (yakni tidak membaca pada bagian yang ditutup dengan tangan). Abdullah bin Salam lalu berkata, "Angkatlah tanganmu!" Ia pun mengangkat tangannya, maka didapatilah ayat yang berbicara tentang rajam. Mereka lantas berkata, "Wahai Muhammad, ia benar! Di dalam taurat memang ada ayat rajam." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian memerintahkan untuk merajam keduanya, maka keduanya dirajam." Abdullah bin Umar berkata, "Aku melihat laki-laki itu mendekap wanitanya agar tidak terkena batu."

AbuDaud:3856

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad Ibnul 'Ala] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Awanah] dari [Al A'masy] dari [Abdullah bin Murrah] dari [Al bara bin Azib] ia berkata, "Seorang yahudi yang wajahnya menghitam (karena dilumuri arang) dan telah dicambuk dibawa melewati Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau lantas memanggil mereka seraya bertanya: "Beginikah kalian mendapati hukum bagi pezina?" Mereka menjawab, "Benar." Beliau lalu memanggil seorang laki-laki dari ulama mereka, beliau bersabda: "Kami bersumpah kepada Allah atas kamu, Dzat yang menurunkan Taurat kepada Musa. Apakah begini kalian mendapati hukuman bagi pezina dalam kitab kalian?" Laki-laki itu berkata, "Demi Allah, tidak. Sekiranya engkau tidak bersumpah kepada Allah aku tidak akan mengabarimu. Kami mendapati hukum bagi pezina dalam kitab kami adalah dengan hukum rajam. Tetapi perzinaan itu justru banyak terjadi dikalangan orang-orang terhormat di antara kami, ketika kami mendapati mereka melakukannya, kami tidak memberlakukan hukuman rajam tersebut. Namun jika itu dilakukan oleh orang-orang rendahan di antara kami, maka kami melaksanakannya. Lalu kami berembuk untuk mencari hukuman yang bisa kami terapkan kepada pezina baik dari kalangan terhormat maupun kalangan rendahan di antara kami. Maka kami bersepakat dengan hukuman tahmim (mencoreng muka dengan arang) dan hukuman cambuk." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Ya Allah, sungguh aku adalah orang pertama yang menghidupkan kembali perintah-Mu (hukuman had) ketika mereka mematikannya (tidak melaksanakannya)." Beliau lalu memerintahkan agar pezina itu dirajam, akhirnya pezina itu pun dirajam. Allah Azza Wa Jalla lalu menurunkan ayat: '(Hai Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya..) ', hingga firman-Nya; '(Mereka mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah di robah-robah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini maka hati-hatilah'), hingga firman-Nya; '(Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir) ', ayat ini berkenaan dengan orang-orang yahudi, hingga firman-Nya; '(Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim) ', ayat ini berkenaan dengan orang-orang yahudi, hingga firman-Nya; '(Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik) ', semua ayat-ayat tersebut berkenaan dengan orang-orang kafir."

AbuDaud:3858

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Sa'id Al Hamdani] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] berkata, telah menceritakan kepadaku [Hisyam bin Sa'd] bahwa [Zaid bin Aslam] ia menceritakan kepadanya dari [Ibnu Umar] ia berkata, "Beberapa orang yahudi datang dan mengundang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk hadir ke Quff (tempat dekat Madinah), lalu beliau mendatangi mereka di tempat yang biasa mereka gunakan untuk mengaji. Mereka berkata, "Wahai Abul Qasim, seorang laki-laki di antara kami berzina dengan seorang wanita, maka tetapkanlah hukum bagi mereka." Mereka lantas memberi bantal Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk digunakan duduk, beliau pun duduk. Kemudian beliau minta diambilkan Taurat, naskah Taurat itu lalu diberikan kepada beliau. Beliau menarik bantal yang didudukinya dan meletakkan Taurat tersebut di atasnya seranya bersabda: "Aku beriman kepadamu dan kepada Dzat Yang menurunkanmu." Setelah itu beliau bersabda: "Hadirkanlah kepadaku orang yang paling paham di antara kalian." Lalu dihadirkanlah seorang pemuda, lalu ia menyebutkan kisah rajam sebagaimana hadits Malik dari Nafi'."

AbuDaud:3859

Telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Yahya Abu Al Ashbagh Al Harrani] berkata, telah menceritakan kepadaku [Muhammad] -maksudnya Muhammad bin Salamah- dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Az Zuhri] ia berkata, "Aku mendengar [seorang laki-laki] dari Muzainah menceritakan dari Sa'id Ibnul Musayyab, dari [Abu Hurairah] ia berkata, "Seorang laki-laki dan perempuan yahudi melakukan perbuatan zina, sementara keduanya sama-sama telah menikah ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang ke Madinah. Padahal, sesuai dengan ketentuan Taurat mereka harus mendapatkan hukuman rajam. Namun mereka tidak melaksanakan hukuman itu dan menggantinya dengan Tajbih, yakni didera dengan cambuk sebanyak seratus kali dengan cambuk yang dilumuri warna hitam. Lalu diarak dengan dinaikkan himar, sementara wajah mereka menghadap ke arah bokong himar. Para ulama` mereka lalu berkumpul, mereka kemudian mengutus beberapa orang untuk menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Para ulama` itu berkata, "Bertanyalah kepada Muhammad apa hukum bagi pezina…lalu ia menyebutkan hadits selengkapnya. Ia berkata, "Orang-orang yahudi itu bukan termasuk orang yang seagama dengannya (Rasulullah) namun beliau harus memberi putusan kepada mereka. Maka beliau diberi pilihan, Allah berfirman: '(Jika mereka (orang Yahudi) datang kepadamu (untuk meminta putusan), maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka, atau berpalinglah dari mereka..) ' -Al Maidah: 42-.

AbuDaud:3861

Telah menceritakan kepada kami [Amru bin Qusaith Ar raqqi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Amru] dari [Zaid bin Abu Unaisah] dari [Adi bin Tsabit] dari [Yazid Ibnul Bara] dari [Bapaknya] ia berkata, "Aku pernah bertemu dengan pamanku yang ketika itu sedang membawa bendera. Aku lalu bertanya kepadanya, "Mau kemana engkau akan pergi?" ia menjawab, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutusku untuk mendatangi seorang laki-laki yang menikahi isteri bapaknya, beliau memerintahkan kepadaku untuk memenggal lehernya dan mengambil hartanya."

AbuDaud:3865

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] berkata, telah menceritakan kepada kami [Aban] berkata, telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [Khalid bin Urfuthah] dari [Habib bin Salim] berkata, "Bahwa ada seorang laki-laki yang bernama 'Abdurrahman bin Hunain berzina dengan budak wanita milik isterinya. Maka kasus itu disampaikan kepada Nu'man bin Basyir, gubernur Kufah saat itu. [Nu'man] lalu berkata, "Sunguh, aku akan memberi putusan kepada kamu sebagaimana putusan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Jika isterimu menghalalkannya untukmu maka aku akan menderamu sebanyak seratus kali, namun jika isterimu tidak menghalalkannya untukmu maka aku akan merajam kamu dengan batu. Orang-orang lalu mendapatkan (kejelasan) bahwa isterinya telah menghalalkan budak wanita itu untuknya, maka Nu'man menderanya sebanyak seratus kali." Qatadah berkata, "Aku menulis surat kepada Habib bin Salim, lalu ia memberi balasan dengan hadits tersebut."

AbuDaud:3866

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Thalq bin Ghannam] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdussalam bin Hafsh] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Hazim] dari [Sahl bin Sa'd] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, Bahwasanya seorang laki-laki pernah mendatanginya dan mengaku bahwa dirinya telah berbuat zina dengan seorang wanita yang namanya telah ia sebutkan kepada beliau. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian mengutus seseorang untuk bertanya kepada wanita itu; apakah benar yang dikatakan oleh laki-laki tersebut. Wanita itu mengingkari bahwa dirinya telah berzina, maka beliau mendera laki-laki itu sebagai had dan membiarkan wanita tersebut."

AbuDaud:3873

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad bin Musarhad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abul Ahwash] berkata, telah menceritakan kepada kami [Simak] dari [Ibrahim] dari [Alqamah] dan [Al Aswad] keduanya berkata, " [Abdullah] berkata, "Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Aku telah mencumbui seorang wanita dari pinggiran kota, aku telah melakukan semuanya kecuali persetubuhan. Dan sekarang aku ada dihadapanmu, maka hukumlah aku sekehendakmu." Umar menimpali, "Allah telah menutupimu sekirannya kamu menutupi dirimu sendiri." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak memberi komentar apapun juga. Laki-laki itu lalu pergi dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyuruh orang mengikutinya dari belakang, beliau lantas memanggil laki-laki tersebut seraya membaca ayat: '(Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat) '. Lalu ada seorang laki-laki dari kaum muslimin yang bertanya, "Wahai Rasulullah, ayat itu khusus untuknya atau berlaku untuk semua orang?" beliau menjawab: "Berlaku untuk semua orang."

AbuDaud:3875

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali] dan [Muhammad Ibnul Mutsanna] -dan ini adalah haditsnya- keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Ashim] dari [Ibnu Juraij] dari [Muhammad bin Ali bin Rukanah] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] berkata, "Berkaitan dengan khamer Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam belum menentukan hukuman had." Ibnu Abbas berkata, "Seorang laki-laki minum khamer hingga mabuk, lalu orang itu terlihat berada di jalan yang besar, maka ia pun dibawa untuk dihadapkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Ketika hampir sampai rumah Al Abbas, ia menyelinap dan kabur sembunyi di rumah Al Abbas. Hal itu lalu disampaikan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam hingga beliau tertawa. Beliau bersabda: "Apakah ia benar-benar melakukannya?" Beliau tidak memerintahkan hukuman apapun." Abu Dawud berkata, "Ini merupakan hadits yang hanya diriwayatkan oleh penduduk Madinah, yakni hadits Al Hasan bin Ali."

AbuDaud:3881

Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Dawud Al Mahri Al Mishri bin Akhi Risydina bin Sa'd] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Usamah bin Zaid] bahwa [Ibnu Syihab] menceritakan kepadanya dari ['Abdurrahman bin Azhar] berkata, "Saat ini seakan aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang berada di sebuah pemukiman, beliau mencari rumah Khalid Ibnul Walid. Ketika beliau dalam keadaan seperti itu, seorang laki-laki yang telah minum khamer dibawa ke hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau lalu bersabda kepada orang banyak: "Pukullah ia!" kemudian di antara mereka ada yang memukul dengan sandal, tongkat dan Mitakhah -Ibnu Wahb mengartikan dengan pelepah kurma yang basah-." Setelah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengambil pasir dan melemparkannya ke wajah laki-laki itu."

AbuDaud:3890

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] ia berkata, "Ada seorang laki-laki dibunuh pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka kasus itu diajukan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Nabi lantas melimpahkan kasus ini kepada wali korban. Si pembunuh lantas menyampaikan uneg-unegnya kepada Nabi ' Wahai Rasulullah, sungguh aku semula tidak berniat membunuhnya! Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda kepada wali korban: "Jika ucapan pembunuh itu benar, kemudian kamu membunuhnya, maka kamu masuk neraka." Abu Hurairah berkata, "Lantas wali korban itu pun membebaskan sang pembunuh." Abu Hurairah melanjutkan lagi, "Sang pembunuh saat itu sudah diikat tali, ia pun pulang dengan keadaan terikat tali hingga dijuluki 'Orang terikat tali'.

AbuDaud:3900

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Auf Ath Tha`i] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdul Qudus Ibnul Hajjaj] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Atha Al Wasithi] dari [Simak] dari [Alqamah bin Wail] dari [Bapaknya] ia berkata, "Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan membawa seorang habsyi, ia berkata, "Sesungguhnya orang habsyi ini telah membunuh anak saudaraku!" Beliau bertanya kepada habsyi tersebut: "Bagaimana kamu membunuhnya?" Ia menjawab, "Aku memukul kepalanya dengan kapak, tetapi aku tidak bermaksud membunuhnya." Beliau bertanya lagi: "Apa kamu mempunyai harta untuk membayar tebusan?" Ia menjawab, "Tidak." Beliau bertanya lagi: "Bagaimana menurutmu jika aku bebaskan kamu, lalu kamu mencari bantuan dana kepada orang-orang?" Ia menjawab, "Tidak perlu." Beliau bertanya lagi: "Apa barangkali wali-walimu yang akan memberikan uang tebusannya?" Ia menjawab, "Tidak." Beliau lalu bersabda kepada laki-laki (wali korban): "Bawalah ia." Maka laki-laki membawa pergi orang habsyi tersebut untuk dibunuh. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Sebenarnya jika laki-laki itu membunuh orang habsyi tersebut, maka kedudukannya akan sama dengan orang habsyi itu." Ucapan Rasulullah itu akhirnya sampai ke telinganya laki-laki tersebut, ia lalu berkata, "Ini aku serahkan kembali. Maka berilah perintah sesukamu." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Bebaskanlah orang habsyi itu." Dalam riwayat lain beliau mengatakan, "Biarkanlah, maka ia akan menanggung dosa temannya (korban) dan dosanya sendiri. Lalu ia akan masuk ke dalam neraka." Wali korban itu lantas membebaskannya.

AbuDaud:3902

Telah menceritakan kepada kami [Muslim] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin rasyid] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Musa] dari [Amru bin Syu'aib] dari [Bapaknya] dari [Kakeknya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Seorang mukmin tidak boleh dibunuh karena orang kafir (sebagai qishas). Maka barangsiapa membunuh seorang mukmin dengan sengaja, perkaranya diserahkan kepada wali korban; jika mereka berkehendak maka mereka boleh balas membunuh, dan jika mereka berkehendak maka mereka boleh minta tebusan."

AbuDaud:3907

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Habib bin Arabi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Khalid Ibnul Harits] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Hisyam bin Zaid] dari [Anas bin Malik] berkata, "Seorang wanita Yahudi datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan membawa daging kambing yang telah diberi racun, lalu beliau memakannya. Setelah itu, wanita Yahudi tersebut dibawa ke hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. beliau lantas menanyakan tentang hal tersebut, wanita itu menjawab, "Aku ingin membunuhmu!" beliau bersabda: "Allah tidak akan memberikan kemudahan bagimu untuk melakukan itu, atau beliau mengatakan, "untuk melakukan (hal itu) terhadapku." Para sahabat berkata, "Bagaimana jika kami membunuhnya saja?" beliau bersabda: "Jangan." Anas berkata, "Dan aku masih melihat sisa-sisa racun itu di tenggorokan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam."

AbuDaud:3909

Telah menceritakan kepada kami [Dawud bin Rasyid] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abbad Ibnul Awwam]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Abdullah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Sulaiman] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abbad] dari [Sufyan bin Husain] dari [Az Zuhri] dari [Sa'id] dan [Abu Salamah]. [Harun] berkata; dari [Abu Hurairah] ia berkata, "Seorang wanita Yahudi memberi hadiah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam daging kambing yang telah diberi racun." Abu Hurairah melanjutkan, "Tetapi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak menyentuh wanita itu sama sekali (yakni dengan qishash)." Abu Dawud berkata, "Wanita ini adalah saudara perempuan dari perempuan Yahudi yang meracuni Nabi shallallahu 'alaihi wasallam."

AbuDaud:3910

Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Dawud Al Mahri] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] ia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] ia berkata, " [Jabir bin Abdullah] pernah menceritakan bahwa seorang wanita Yahudi dari penduduk Khaibar menaburi racun pada daging kambing panggang. Kemudian ia menghadiahkan daging itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lantas mengambil lengan kambing tersebut dan memakannya bersama para sahabatnya. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada mereka semua: "Angkatlah tangan kalian semuanya (jangan dimakan lagi)." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian mengirim utusan untuk memanggil wanita Yahudi tersebut. Lalu beliau bertanya kepada wanita itu: "Apakah kamu memberi racun pada daging ini?" wanita Yahudi itu menjawab, "Siapa yang memberimu kabar?" beliau menjawab: "Yang memberiku kabar adalah apa yang ada di tanganku ini." wanita Yahudi itu berkata, "Benar." Beliau bertanya lagi: "Apa yang kamu inginkan?" wanita Yahudi itu menjawab, "Dalam hati aku berkata, 'Jika dia memang seorang Nabi maka dia tidak akan mendapatkan bahaya, tetapi jika bukan seorang Nabi maka kami dapat beristirahat darinya'. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu memaafkan wanita Yahudi tersebut dan tidak menghukumnya. Para sahabat beliau yang ikut makan daging kambing itu meninggal, sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membekam pada bagian tengkuknya karena daging yang dimakannya. Lalu beliau dibekam oleh Abu Hind -seorang mantan budak bani Bayadhah dari kaum Anshar- dengan menggunakan tanduk dan pisau tajam." Telah menceritakan kepada kami [Wahb bin Baqiyyah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Khalid] dari [Muhammad bin Amru] dari [Abu Salamah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah diberi hadiah kambing panggang oleh seorang wanita Yahudi Khaibar, seperti dalam hadits Jabir. Ia (perawi) berkata, "Bisyr bin Al Bara bin Ma'rur Al Anshari meninggal dunia (karena makan daging kambing), maka Rasulullah mengutus seseorang untuk menjemput wanita Yahudi tersebut. Beliau bersabda: "Apa yang mendorongmu untuk melakukan itu?" kemudian disebutkan sebagaimana dalam hadits Jabir. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian memerintahkan supaya wanita itu dihukum, maka wanita itu pun dibunuh. Namun ia tidak menyebutkan tentang cerita bekam."

AbuDaud:3911

Telah menceritakan kepada kami [Wahab bin Baqiyyah] dari [Khalid] dari [Muhammad bin Amru] dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menerima hadiah namun tidak makan zakat." Telah menceritakan kepada kami [Wahb bin Baqiyyah] -dalam riwayat lain- dari [Khalid] dari [Muhammad bin Amru] dari [Abu Salamah] -namun ia tidak menyebutkan Abu Hurairah, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menerima hadiah namun tidak makan zakat." Ia menambahkan, "Maka ada seorang wanita Yahudi Khaibar yang memberi hadiah daging guling yang telah dilumuri racun kepada beliau. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya lalu makan daging kambing tersebut. Namun kemudian, beliau bersabda: "Angkatlah tangan kalian (berhenti makan), karena sesungguhnya daging kambing ini telah memberiku kabar bahwa ia telah dibubuhi racun." Bisyr Ibnul Al Bara bin Ma'rur Al Anshari akhirnya meninggal dunia. Rasulullah kemudian mengutus utusan kepada wanita Yahudi tersebut. Beliau bertanya: "Apa yang mendorongmu untuk melakukan hal itu?" Wanita itu menjawab, "Jika engkau seorang Nabi, maka apa yang aku lakukan tidak akan membahayakanmu. Namun jika engkau hanya seorang raja, maka dengan begitu aku telah mengistirahatkan manusia darimu." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lantas memerintahkan agar wanita itu dibunuh, maka ia pun dibunuh. Kemudian beliau berkata pada saat sakit yang membawanya kepada kematian: "Aku masih merasakan apa yang pernah aku makan di Khaibar, dan sekarang adalah waktu terputusnya punggungku (kematianku)."

AbuDaud:3912

Telah menceritakan kepada kami [Makhlad bin Khalid] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Ibnu Ka'b bin Malik] dari [Bapaknya] berkata, "Ummu Mubasysyir berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada saat sakit yang menghantarkan beliau kepada kematian, "Apa yang engkau keluhkan ya Rasulullah? Aku tidak mengeluhkan apapun atas anakku kecuali daging kambing beracun yang ia makan bersamamu waktu di Khaibar." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu menjawab: "Aku juga tidak mengeluhkan apapun selain daging kambing beracun itu, dan sekarang adalah waktu terputusnya punggungku (kematian)." Abu Dawud berkata, "Barangkali Abdurrazaq menceritakan hadits ini secara mursal dari Ma'mar, dari Az Zuhri, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dan barangkali ia juga menceritakan hadits dari Az Zuhri, dari 'Abdurrahman bin Ka'b bin Malik." Abdurrazaq menyebutkan bahwa Ma'mar menceritakan hadits ini kepada mereka sekali waktu secara mursal. Namun, sekali waktu mereka yang menulisnya sedangkan dia menceritakannya kepada mereka. Dan semua itu menurut kami shahih" Abdurrazaq berkata, "Ketika Ibnul Mubarak datang kepada Ma'mar, maka Ma'mar menyandarkan kepada Ibnu Mubarak beberapa hadits yang ia mauqufkan." Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Khalid] berkata, telah menceritakan kepada kami [Rabah] dari [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari ['Abdurrahman bin Abdullah bin ka'b bin malik] dari ibunya Ummu Mubasysyir. Abu Sa'id Ibnul A'rabi berkata; demikian ia berkata dari ibunya. Namun yang benar adalah; dari [bapaknya], dari [Ummu Mubasysyir], ia berkata, "Aku masuk menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam... lalu ia menyebutkan sesuai makna hadits Makhlad bin Khalid, seperti hadits Jabir. Ia (perawi) berkata, "Bisyr Ibnul Bara bin Ma'rur meninggal, maka beliau mengutus seseorang kepada wanita Yahudi tersebut. Beliau bertanya: "Apa yang mendorongmu untuk melakukan hal itu?" -lalu ia menyebutkan seperti hadits Jabir- Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu memerintahkan untuk menghukum wanita tersebut, maka wanita itu pun dibunuh." Dan ia tidak menyebutkan tentang cerita bekam."

AbuDaud:3913

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Hasan bin Tasnim Al 'Ataki] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Bakr] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Sawwar Abu Hamzah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Amru bin Syu'aib] dari [Bapaknya] dari [Kakeknya] ia berkata, "seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sambil berteriak, ia mengatakan, "Wahai Rasulullah, budak wanitanya!" beliau bersabda: "Celaka kamu, ada apa denganmu?" ia menjawab, "Keburukkan, ia (budak) melihat budak wanita milik tuannya. Lalu tuannya cemburu hingga ia memotong kemaluannya." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Bawa kemari laki-laki itu." Laki-laki itu kemudian dicari namun tidak ketemu. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lantas bersabda: "Engkau sekarang merdeka, silahkan pergi." Ia lalu bertanya, "Wahai Rasulullah, kepada siapa aku minta pertolongan?" beliau menjawab: "Kepada setiap mukmin, atau beliau mengatakan, "Kepada setiap muslim." Abu Dawud berkata, "Budak yang dimerdekakan itu namanya adalah Rauh bin Dinar." Abu Dawud berkata lagi, "Sementara orang yang memotong kemaluan budak itu namanya adalah Zinba'." Abu Dawud berkata, "Zinba' Abu Rauh juga mantan budak."

AbuDaud:3916

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Amru bin As Sarh] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Malik] dari [Abu Laila bin Abdullah bin 'Abdurrahman bin Sahl] dari [Sahl bin Abu Hatsmah] Bahwasanya ia dan beberapa tokoh kaumnya mengabarkan kepadanya, bahwa Abdullah bin Sahl dan Muhayishah keluar menuju Khaibar karena penderitaan yang mereka alami. Muhayyishah lalu didatangkan, lalu dikabarkan bahwa Abddullah bin Sahl dibunuh dan dibuang ke dalam lubang atau sumur. Muhayishah lalu mendatangi orang-orang Yahudi dan bertanya, "Demi Allah, kalian yang telah membunuhnya?" orang-orang Yahudi itu menjawab, "Demi Allah, kami tidak membunuhnya." Muhayishah lalu pergi hingga sampai ke Madinah, ia lantas ceritakan semua kejadian tersebut kepada kaumnya. Kemudian, ia bersama saudaranya Huwayishah -dan ia umurnya lebih tua- serta 'Abdurrahman bin Sahl pergi menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Muhayishah angkat bicara -karena dialah yang waktu itu di Khaibar-, namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Yang tua dahulu, yang tua dahulu." Huwayishah lalu berbicara dan diteruskan oleh Muhayishah, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Mereka mau mambayar diyat untuk temanmu atau mereka mengumumkan peperangan!" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian menulis surat kepada mereka menuntut perkara tersebut, lalu mereka membalas (surat beliau) dengan menulis jawaban, "Demi Allah kami tidak membunuhnya." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkata kepada Huwayishah, Muhayishah dan 'Abdurrahman bin Sahl, "Apakah kalian mau bersumpah, sehingga kalian berhak mendapatkan hak atas pembunuhan saudara kalian?" mereka menjawab, "Tidak." Beliau bersabda: "(Padahal) orang-orang Yahudi akan bersumpah atas tuduhan kalian." Mereka menimpali, "Mereka bukan orang-orang muslim!" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu menebus diyat itu dengan harta pribadinya, beliau kirimkan unta hingga unta-unta tersebut di masukkan ke dalam rumah mereka." Sahl berkata, "Salah satu unta tersebut bahkan telah menendangku, yakni unta merah."

AbuDaud:3918

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Muhammad bin Ash Shabbah Az Za'farani] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Ubaid Ath Tha`i] dari [Busyair bin Yasar] ia berkeyakinan bahwa seorang laki-laki Anshar yang bernama [Sahl bin Abu Hatsmah] mengabarkan kepadanya, bahwa seorang laki-laki dari kaumnya berangkat menuju Khaibar. Lalu mereka mereka berpencar, hingga mereka mendapati salah seorang dari mereka telah terbunuh. Mereka pun berkata kepada orang-orang yang mereka temui, "Kalian telah membunuh saudara kami!" orang-orang itu menjawab, "Kami tidak membunuhnya, dan kami juga tidak melihat seorang pembunuh." Maka kami pun berangkat menuju Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Ia (perawi) berkata, "Beliau bertanya kepada mereka, "Apakah kalian datang kepadaku dengan membawa bukti, siapa yang membunuhnya (temanmu)?" mereka menjawab, "Kami tidak punya bukti." Beliau menimpali: "Mereka (orang-orang Yahudi) akan bersumpah atas kalian!" mereka berkata, "Kami tidak ridha dengan sumpahnya orang-orang yahudi." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak ingin kematiannya itu menjadi sia-sia, maka beliau pun membayar diyat tersebut dengan seratus ekor unta dari unta-unta sedekah."

AbuDaud:3920

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali bin Rasyid] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Husyaim] dari [Abu hayyan At taimi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abayah bin Rifa'ah] dari [Rafi' bin Khadij] ia berkata, "Seorang laki-laki Anshar terbunuh di Khaibar, maka para walinya datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Mereka menceritakan kepada beliau perihal terbunuhnya saudaranya tersebut. Beliau lantas bertanya: "Apakah kalian mempunyai dua saksi yang melihat pembunuhan itu?" mereka menjawab, "Wahai Rasulullah, tidak ada seorang muslim pun, mereka semua orang-orang Yahudi! Dan mungkin mereka akan lebih berani lagi untuk melakukan yang lebih besar dari ini." Rafi' bin Khadij berkata, "Beliau lalu memilih lima puluh orang dari mereka untuk disumpah, namun mereka menolak. Maka diyat itu akhirnya dibayar oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dari harta sendiri."

AbuDaud:3921

Telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Yahya Al Harrani] berkata, telah menceritakan kepadaku [Muhammad] -maksudnya Muhammad bin Salamah- dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Muhammad bin Ibrahim Ibnul Harits] dari ['Abdurrahman bin Bujaid] ia berkata; Demi Allah, Sahl masih samar dalam haditsnya. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menulis surat kepada orang-orang Yahudi, 'Telah didapati di antara kalian korban pembunuhan, maka tebuslah diyatnya'. Lalu orang-orang Yahudi itu memberi balasan dengan memberikan sumpah sebanyak lima puluh kali, 'kami tidak membunuhnya, dan kami juga tidak tahu siapa pembunuhnya'. Ia (perawi) berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu menebus diyat itu dengan seratus ekor unta miliknya sendiri."

AbuDaud:3922

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal] dan [Musaddad] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Sa'id bin Abu Arubah] dari [Qatadah] dari [Al Hasan] dari [Qais bin Ubad] ia berkata, "Aku bersama Al Asytar berangkat menemui [Ali radliallahu 'anhu]. Kami lalu bertanya, "Apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberimu suatu wasiat yang tidak disampaikan kepada manusia secara umum?" Ali menjawab, "Tidak, kecuali apa yang ada dalam catatanku ini -Musaddad menyebutkan- "Ali lalu mengeluarkan sebuah catatan." -Dan Ahmad menyebutkan- "catatan yang ada pada sarung pedangnya." Dalam catatan itu disebutkan, "orang-orang yang beriman itu darahnya sama (dalam hal qishash dan tebusan), mereka saling membantu dengan sesamanya untuk menghadapi orang lain (kafir), dan orang-orang yang paling dekat dengan mereka yang mukmin itu dapat menanggung mereka. Ketahuilah, seorang mukmin tidak boleh dibunuh karena membunuh seorang kafir (sebagai qishas), dan juga tidak boleh membunuh seseorang yang berada dalam ikatan perjanjiannya. Siapa saja yang berbuat kejahatan maka dosanya ia tanggung sendiri, dan barangsiapa berbuat kejahatan atau melindungi seorang penjahat, maka ia akan mendapat laknat Allah, malaikat dan semua manusia." [Musaddad] menyebutkan dari [Ibnu Abu Arubah], "Lalu Ali mengeluarkan catatan." Telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Umar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Husyaim] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Amru bin Syu'aib] dari [Bapaknya] dari [Kakeknya] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, lalu beliau menyebutkan sebagaimana hadits Ali. Hanya saja perawi menambahkan, "Orang-orang yang ada di tempat yang jauh (perbatasan) memberikan perlindungannya, yang kuat melindungi yang lemah dan ikut perang melindungi mereka yang berada di rumah."

AbuDaud:3927

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dan [Abdul Wahhab bin Najdah Al Hauthi] dengan satu makna, keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Muhammad] dari [Suhail] dari [Bapaknya] dari [Abu Hurairah] bahwa Sa'd bin Ubadah berkata, "Wahai Rasulullah, jika seorang laki-laki mendapati laki-laki (lain) bersama isterinya, apakah ia boleh membunuhnya?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Tidak." Sa'd berkata, "Baiklah, demi Dzat yang memuliakanmu dengan kebenaran." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dengarkanlah apa yang disampikan oleh pemimpinmu." Abdul Wahhab berkata dengan redaksi, "Yakni kepada apa yang disampaikan oleh Sa'd."

AbuDaud:3928

Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] dan [Musaddad] secara makna, keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Khalid] dari [Al Qasim bin Rabi'ah] dari [Uqbah bin Aus] dari [Abdullah bin Amru] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam -Musaddad menyebutkan- berkhutbah pada hari penaklukan kota Makkah. Beliau bertakbir sebanyak tiga kali kemudian mengatakan: "Tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, Maha Benar janji-Nya, dan menolong hamba-Nya, serta satu-satunya yang mengalahkan golongan musuh yang bersekutu -sampai kalimat ini aku menghafalnya dari Musaddad, kemudian keduanya sepakat pada lafadz- Ketahuilah, semua peninggalan masa Jahilliyah baik itu yang diperoleh karena diyat pembunuhan atau pencurian, maka semua itu ada di bawah telapak kakiku (yakni bathil), kecuali apa-apa yang dihasilkan dari usaha memberi minum jamaah haji dan pengabdian kepada ka'bah." Kemudian beliau bersabda: "Ketahuilah, diyat untuk pembunuhan yang tidak sengaja (yang menyerupai sengaja), seperti memukul dengan cambuk atau tongkat adalah seratus ekor unta, yang di antaranya adalah empat puluh ekor yang sedang hamil." Hadits Musaddad ini lebih sempurna. Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] berkata, telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] dari [Khalid] dengan sanad ini, seperti makna hadits tersebut. Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] dari [Ali bin Zaid] dari [Al Qasim bin Rabi'ah] dari [Ibnu Umar] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan makna yang sama. Ia (perawi) berkata, "Pada hari penaklukan kota Makkah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah di atas undakan rumah atau ka'bah." Abu Dawud berkata, "Seperti ini pula [Ibnu Uyainah] meriwayatkan dari [Ali bin Zaid], dari [Al Qasim bin Rabi'ah], dari [Ibnu Umar] dari nabi shallallahu 'alaihi wasallam." [Ayyub As Sakhtiyani] juga meriwayatkan dari [Al Qasim bin Rabi'ah], dari [Abdullah bin Amru] sebagaimana hadits Khalid, dan [Hammad bin Salamah] juga meriwayatkannya dari [Ali bin Zaid] dari dari [Ya'qub As Sadusi], dari [Abdullah bin Amru], dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam." Dan perkataan Zaid dan Abu Musa seperti hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan hadits Umar radliallahu 'anhu."

AbuDaud:3941

Telah menceritakan kepada kami [An Nufaili] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Ibnu Abu Najih] dari [Mujahid] ia berkata, " [Umar] memberi putusan bahwa pembunuhan semi sengaja diyatnya adalah tiga puluh hiqqah, ditambah tiga puluh jadz'ah dan empat puluh khalifah dari unta yang umurnya antara enam hingga sembilan tahun."

AbuDaud:3942

Telah menceritakan kepada kami [Hannad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Al Ahwash] dari [Abu Ishaq] dari [Ashim bin Dhamrah] dari [Ali radliallahu 'anhu] Bahwasanya ia pernah berkata; "tentang diyat pembunuhan semi sengaja (pembunuhan tidak sengaja menyerupai sengaja) adalah sepertiga, sepertiga yaitu, tiga puluh tiga unta yang berumur tiga tahun dan masuk tahun keempat, dan tiga puluh tiga unta betina yang berumur lima tahun, serta tiga puluh empat unta hamil yang berumur enam tahun hingga umur sembilan tahun."

AbuDaud:3943

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad Ibnul Mutsanna] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Abdu Rabbih] dari [Abu Iyadh] dari [Utsman bin Affan] dan [Zaid bin Tsabit] tentang pembunuhan semi sengaja adalah empat puluh Jadz'ah, tiga puluh hiqqah, dan tiga puluh bintu labun. Sedangkan pembunuhan tidak sengaja adalah tiga puluh hiqqah, tiga puluh bintu labun dan dua puluh banu labun laki-laki dan dua puluh bintu makhadh." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad Ibnul Mutsanna] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Said] dari [Qatadah] dari [Sa'id Ibnul Musayyab] dari [Zaid bin Tsabit] tentang tebusan pembunuhan semi sengaja. Lalu beliau menyebutkan persis sebagaimana hadits tersebut." Abu Dawud berkata, "Abu Ubaid dan beberapa orang lainnya menyebutkan, "Jika umur unta telah masuk pada tahun keempat maka ia disebut hiqqun atau hiqqah, sebab ia telah boleh untuk membawa barang atau ditunggangi. Jika umurnya telah masuk pada tahun kelima, maka ia disebut Jadza' atau jadz'ah. Jika umurnya telah masuk pada tahun keenam dan gigi serinya telah tanggal, maka ia disebut tsaniyun atau tsaniyah. Jika umurnya telah masuk pada tahun ketujuh, maka ia disebut ruba' atau ruba'iyah. Jika umurnya telah masuk pada tahun kedelapan dan gigi setelah gigi gerahamnya telah tanggal, maka ia disebut sadis atau sadas. Jika umurnya telah masuk pada tahun kesembilan dan gigi taringnya telah tanggal namun tumbuh kembali, maka ia disebut dengan bazil. Jika umurnya telah masuk pada tahun kesepuluh, maka ia disebut mukhlif. Dan setelah itu tidak ada lagi penyebutan secara khusus, akan tetapi cukup disebut dengan bazil 'am (bazil lebih setahun) atau bazil 'ammaini (bazil lebih dua tahun), mukhlif 'am (Mukhlif lebih setahun) atau mukhlif 'ammaini (mukhlif lebih dua tahun) dan seterusnya." An Nadhr bin Syumail berkata, "Bintu makhadh untuk unta yang berumur satu tahun, bintu labun untuk unta yang berumur dua tahun, hiqqah untuk unta yang berumur tiga tahun, jadza' untuk unta yang berumur empat tahun, tsaniyun untuk unta yang berumur lima tahun, raba' untuk unta yang berumur enam tahun, sadis untuk unta yang berumur tujuh tahun, dan bazil untuk unta yang berumur delapan tahun." Abu Dawud berkata, "Abu Hatim dan Al Ashma'ie berkata, "Al Judzu'ah adalah untuk waktu, bukan umur." Abu Hatim berkata, "Sebagian ulama berkata, "Jika unta tersebut telah tanggal gigi gerahamnya maka ia disebut raba', dan jika gigi serinya telah tanggal maka ia disebut tsaniyun." Abu Ubaid berkata, "Jika ia telah siap menerima seperma maka disebut khalifah, dan hal itu tetap berlangsung hingga berlalu sepuluh bulan. Jika telah lewat sepuluh bulan maka ia disebut dengan 'usyara." Abu Hatim berkata, "Jika telah tanggal gigi serinya maka disebut tsaniyun, dan jika gigi derahamnya telah tanggal maka disebut raba."

AbuDaud:3946

Telah menceritakan kepada kami [Hudbah bin Khalid] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hammam] berkata, telah menceritakan kepada kami [Husain Al Mu'allim] dari [Amru bin Syu'aib] dari [Bapaknya] dari [Kakeknya] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda dalam pidatonya -sambil menyandarkan punggungnya ke Ka'bah-: "(setiap) Jemari tangan diyatnya adalah sepuluh (unta)."

AbuDaud:3953

Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar An Namari] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Manshur] dari [Ibrahim] dari [Ubaid bin Nadhlah] dari [Al Mughirah bin Syu'bah] berkata, "Ada dua orang wanita yang menjadi isteri seorang laki-laki Hudzail, lalu salah seorang dari isteri itu memukul isteri yang lainnya hingga tewas beserta janin yang ada di perutnya. Akhirnya mereka mengadukan hal itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, seorang dari dua laki-laki berkata, "Bagaimana kami harus menebus diyat bagi jiwa yang belum lahir dari perut ibunya, belum makan, belum minum dan belum menangis!" Beliau lalu menjawab: "Apakah ini sajak seperti sajak orang-orang Arab badui?" Beliau kemudian menetapkan diyatnya berupa pembebasan seorang budak yang ditanggung oleh wali wanita (pembunuh) tersebut." Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [jarir] dari [Manshur] dengan sanad dan maknanya, ia menambahkan, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu menetapkan bahwa tebusan bagi wanita yang dibunuh itu ditanggung oleh keluarga wanita (yang membunuh), dan membebaskan budak sebagai diyat dari janin yang ada dalam perut." Abu Dawud berkata, " [Al Hakam] juga meriwayatkannya dari [Mujahid] dari [Al Mughirah]."

AbuDaud:3959

Telah menceritakan kepada kami [Wahb bin Bayan] dan [Ibnu As Sarh] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dari [Sa'id Ibnul Musayyab] dan [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] ia berkata, "Dua orang wanita dari Hudzail saling bunuh, kemudian salah seorang dari mereka memlempar yang lainnya dengan batu hingga tewas. Maka orang-orang mengadukan hal itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberi keputusan bahwa diyat bagi janin tersebut adalah budak laki-laki atau perempuan, dan menetapkan bahwa diyat bagi wanita itu harus dibayar oleh para ahli waris atau anak berserta orang-orang yang bergabung dengan mereka." Haml bin Malik bin An Nabighah Al Hudzli berkata, "Wahai Rasulullah, bagaimana aku harus membayar diyat seseorang yang belum minum, belum makan, belum berbicara dan belum menangis? Apa semacam itu tidak memberatkan?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda: "Orang ini termasuk kawan-kawan dukun. Hal itu karena ungkapan yang ia katakan." Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu Syihab] dari [Ibnul Musayyab] dari [Abu Hurairah] berkenaan dengan kisah dalam hadits tersebut, ia berkata, "Kemudian wanita yang diberi putusan untuk membayar dengan seorang budak meninggal, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberi putusan bahwa harta warisannya diberikan kepada anak-anaknya, sedangkan denda itu kepada ashabahnya (ahli waritsnya yang terdekat yang mendapatkan sisa warisan)."

AbuDaud:3963

Telah menceritakan kepada kami [Abbas bin Abdul Azhim] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Musa] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yusuf bin Shuhaib] dari [Abdullah bin Buraidah] dari [Bapaknya] berkata, "Seorang wanita melempar wanita lain hingga bayi yang ada dalam perutnya keguguran. Maka hal itu kemudian disampaikan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau memutuskan bahwa diyat bagi bayinya adalah lima ratus kambing. Kemudian saat itu pula beliau melarang untuk melempar." Abu Dawud berkata, "Demikianlah, hadits tersebut menyebutkan lima ratus ekor kambing, padahal yang benar adalah seratus kambing." Abu Dawud melanjutkan, "Demikianlah, Abbas mengatakan bahwa itu (riwayat yang menyebutkan lima ratus kambing) adalah riwayat yang masih diragukan."

AbuDaud:3964

Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Ibrahim At Tastutri] dari [Abdullah bin Abu Bulaikah] dari [Al Qasim bin Muhammad bin Muhammad] dari ['Aisyah radliallahu 'anha] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membaca ayat: '(Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al-Qur'an) kepada kamu. Di antara isinya ada ayat-ayat yang muhkamat..) hingga ayat '(orang-orang yang berakal)." 'Aisyah berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika kamu melihat orang-orang yang mengikuti ayat-ayat mutasyabihat dari Al-Qur'an, maka mereka itulah orang-orang yang Allah maksud, maka berhati-hatilah terhadap mereka."

AbuDaud:3982

Telah menceritakan kepada kami [Hilal bin Bisyr] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hammad] ia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Humaid] berkata; [Al Hasan] berkata, "Dijatuhkannya (adam) dari langit ke bumi lebih disukai daripada harus mengatakan segala urusan ada di tanganku (meniadakan takdir)."

AbuDaud:4001

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Miskin] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad] -maksudnya Muhammad Al Firyabi- ia berkata; Aku mendengar [Sufyan] berkata, "Siapa yang menyakini bahwa Ali Alaihis Salam lebih berhak untuk menjadi penguasa dari keduanya (Abu Bakar dan Umar), maka ia telah menyalahi Abu Bakar, Umar dan kaum Muhajirin dan Anshar. Dengan keyakinan dia seperti itu, maka aku melihat bahwa amalan baiknya tidak akan naik ke langit."

AbuDaud:4014

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya bin Faris] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] -Muhammad berkata; aku pernah menulis dari dalam bukunya- ia berkata; telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Ubaidullah bin Abdullah] dari [Ibnu Abbas] ia berkata, " [Abu Hurairah] pernah menceritakan bahwa ada seorang laki-laki datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata, "Pada suatu malam aku bermimpi melihat suatu naungan yang mengeluarkan minyak dan madu. Lalu aku melihat orang-orang saling berebut untuk mengambilnya dengan tangan, ada yang mendapat banyak dan ada yang mendapat sedikit. Kemudian aku melihat ada sesuatu yang membentang dari langit ke bumi, dan ternyata itu adalah engkau wahai Rasulullah. Engkau mengambilnya hingga engkau menjadi mulia, lalu ada seorang laki-laki lain yang mengambilnya dan ia pun menjadi mulia, lalu ada seorang laki-laki lain yang mengambilnya dan ia pun menjadi mulia karenanya. Kemudian ada seorang laki-laki lain yang mengambilnya dan terputuslah kemuliaan itu. Setelah itu disambungkan lagi hingga ia menjadi mulia karenanya." Abu Bakar berkata, "Demi bapak dan ibuku, biarkan aku menafsirkan mimpi itu?" beliau bersabda: "Silahkan." Abu Bakar berkata, "Naungan itu adalah Islam, minyak dan madu itu adalah kelembutan dan manisnya Al-Qur'an. Orang yang mendapat sedikit dan banyak dalam mimpi itu adalah orang yang sedikit atau banyaknya dalam membaca Al-Qur'an. Dan yang menjadi wasilah (perantara) antara langit dan bumi adalah kebenaran yang engkau ada padannya engkau mengambilnya hingga Allah meninggikan dan memuliakanmu. Lalu setelahmu ada seorang laki-laki yang mengambilnya dan ia menjadi mulia, lalu setelah itu ada seorang laki-laki lain yang mengambilnya dan ia juga menjadi mulia. Kemudian ada lagi laki-laki lain yang mengambilnya, namun kemuliaan itu terputus. Allah lalu menyambungnya kembali hingga laki-laki itu pun menjadi mulia. Wahai Rasulullah, katakanlah kepadaku, benar atau salah yang aku katakan ini?" beliau menjawab: "Sebagian benar dan sebagian salah." Abu Bakar berkata lagi, "Wahai Rasulullah, aku bersumpah, tolong anda katakan apa yang salah?" Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Janganlah kamu bersumpah." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya bin Faris] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Katsir] dari [Az Zuhri] dari [Ubaidullah bin Abdullah] dari [Ibnu Abbas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dengan kisah seperti ini. Ia berkata, "Beliau menolak untuk mengabarkannya (Tafsiran Abu Bakar yang salah)."

AbuDaud:4016

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] berkata, telah menceritakan kepada kami [Zaidah bin Qudamah Ats Tsaqafi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Umar bin Qais Al Mashiri] dari [Amru bin Abu Qurrah] ia berkata, "Saat berada di Madain, [Hudzaifah] menyebutkan sesuatu yang dikatakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada para sahabatnya dengan marah. Orang-orang yang mendengar hal itu dari Hudzaifah langsung pergi dan mendatangi Salman. Mereka kemudian menceritakan apa yang dikatakan oleh Hudzaifah kepada Salman, namun Salaman justru berkata, "Hudzaifah lebih tahu dengan apa yang ia katakan." Orang-orang itu akhirnya kembali lagi menemui Hudzaifah dan berkata, "Ucapanmu tadi telah kami sampaikan kepada Salman, tetapi ia tidak membenarkan atau mendustakan kamu!" Hudzifah lantas pergi mendatangi Salman saat ia berada di Mabqalah, Hudzaifah berkata, "Wahai Salman, apa yang menghalangimu untuk membenarkan aku atas apa yang telah aku dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" Salman menjawab, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah marah dan berbicara dengan para sahabat dalam keadaam marah, tetapi beliau juga bisa ridha sehingga beliau berbicara dengan para sahabatnya dalam keadaan ridha. Tidakkah sebaiknya kamu tidak menceritakan apa yang telah kamu dengar hingga yang demikian itu dapat menjadikan sebagian cinta kepada sebagian dan benci kepada sebagian yang lain; agar tidak terjadi perpecahan. Engkau telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah: "Laki-laki manapun dari umatku yang pernah aku cela atau laknat saat dalam kondisi marah, sesungguhnya aku hanyalah anak turun Adam, hingga aku pun dapat marah sebagaimana mereka marah. Hanya saja aku diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam, (Ya Allah) jadikanlah celaanku itu sebagai rahmat bagi mereka pada hari kiamat." Demi Allah, engkau segera berhenti dari melakukan hal yang demikian itu atau aku akan menulis surat kepada Umar."

AbuDaud:4040

Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Abu Ya'qub] dan [Muhammad bin Yahya bin Faris] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Bapakku] dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Salamah bin 'Abdurrahman] dan ['Abdurrahman Al A'raj] dari [Abu Hurairah] ia berkata, "Seorang laki-laki Yahudi berkata 'Demi Dzat Yang mengutus Musa', lalu seorang laki-laki muslim mengangkat tangannya seraya menampar laki-laki Yahudi tersebut. Yahudi tersebut pergi menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan mengabarkan hal tersebut kepada beliau. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian melebih-lebihkan aku di atas Musa. (Pada hari kiamat) manusia akan pingsan, dan aku adalah orang yang paling pertama sadar. Namun ternyata Musa telah berpegangan di sisi Al Arsy, aku tidak tahu apakah beliau termasuk orang yang pingsan lalu sadar sebelum aku atau termasuk orang yang Allah kecualikan." Abu Dawud berkata, "Hadits Ibnu Yahya lebih sempurna."

AbuDaud:4051

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sulaiman Al Anbari] dan [Utsman bin Abu Syaibah] secara makna, keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Sufyan] dari [Simak] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] ia berkata, "Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam (Shalat) menghadap ke arah Ka'bah orang-orang bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana dengan orang-orang yang telah meninggal, sementara mereka (dahulu) shalat menghadap ke arah Baitul Maqdis?" Maka Allah Azza Wa Jalla kemudian menurunkan ayat: '(dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu) ' -Qs. Al Baqarah: 143-

AbuDaud:4060

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Abu Farwah Al Hamdani] dari [Abu Zur'ah bin Amru bin Jarir] dari [Abu Dzar] dan [Abu Hurairah] keduanya berkata, "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam duduk bersama para sahabatnya, tiba-tiba datang orang asing dan tidak seorang pun dari kami yang mengenalnya, hingga ia minta untuk bertemu (beliau). Lalu kami minta izin kepada beliau untuk membuat tempat duduk, hingga orang-orang asing dapat berjumpa dengannya. Kemudian kami membuatkan beliau tempat duduk dari tanah liat yang agak tinggi, lalu beliau duduk di atasnya sementara kami duduk di sampingnya… Lalu ia menyebutkan sebagaimana hadits tersebut. Kemudian datanglah seorang laki-laki…lalu ia menyebutkan keadaan laki-laki itu hingga ia pun mengucapkan salam dari ujung para jama'ah, ia mengucapkan, "Semoga keselamatan atas kamu wahai Muhammad." Ia (perawi) berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu manjawab salamnya."

AbuDaud:4076

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ash Shabbah Al Bazzar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin Abu Tsaur] dari [Simak] dari [Abdullah bin Amirah] dari [Al Ahnaf bin Qais] dari [Al Abbas bin Abdul Muthallib] ia berkata, "Aku pernah berada di wilayah Bathha bersama rombongan yang di dalamnya terdapat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu ada awan yang melintasi mereka, beliau melihat awan itu lalu bersabda: "Kalian menyebut apa ini?" para sahabat menjawab, "Awan." Beliau bersabda: "Dan Al Muzn?" mereka menjawab, "Ya, (kami juga menyebutnya) Al Muzn." Beliau bersabda: "Dan Al 'Anan?" mereka menjawab, "Ya, dan Al 'Anan." -Abu Dawud berkata, "Aku tidak menghafal lafadz Al 'Anan dengan baik- Beliau lalu bertanya: "Apakah kalian tahu berapa jarak antara langit dan bumi?" mereka menjawab, "Kami tidak tahu." Beliau bersabda: "Sesungguhnya jarak antara keduanya adalah bisa tujuh puluh satu, atau tujuh puluh dua, atau tujuh puluh tiga tahun perjalanan -perawi masih ragu-. kemudian langit yang di atasnya juga seperti itu." Hingga beliau menyebutkan tujuh langit. Kemudian setelah langit ketujuh terdapat lautan, jarak antara bawah dan atasnya seperti jarak antara langit dengan langit (yang lain). Kemudian di atasnya terdapat delapan malaikat yang jarak antara telapak kaki dengan lututnya sejauh langit dengan langit yang lainnya. Dan di atas mereka terdapat Arsy, yang antara bagian bawah dengan atasnya sejauh antara langit satu dengan langit yang lainnya. Dan Allah Tabaraka Wa Ta'ala ada di atasnya." Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Abu Suraij] berkata, telah mengabarkan kepada kami ['Abdurrahman bin Abdullah bin Sa'd] dan [Muhammad bin Sa'id] keduanya berkata; telah mengabarkan kepada kami [Amru bin Abu Qais] dari [Simak] dengan sanad dan makna yang sama. Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hafsh] ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Bapakku] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Thahman] dari [Simak] dengan sanad yang sama dan makna hadits ini yang panjang.

AbuDaud:4100

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hafsh bin Abdullah] ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Bapakku] ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Thahman] dari [Musa bin Uqbah] dari [Muhammad Ibnul Munkadir] dari [Jabir bin Abdullah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Aku telah diberi izin untuk menceritakan tentang sesosok malaikat dari malaikat Allah yang bertugas membawa Arsy. Sesungguhnya, jarak antara ujung telinga dengan bahunya adalah perjalanan tujuh ratus tahun."

AbuDaud:4102

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Nashr] dan [Muhammad bin Yunus An Nasai] secara makna, keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yazid Al Muqri] berkata, telah menceritakan kepada kami [Harmalah] -maksudnya Harmalah bin Imran- berkata, telah menceritakan kepadaku [Abu Yunus Sulaim bin Jubair] -mantan budak (yang telah dimerdekakan oleh) Abu Hurairah- ia berkata; Aku mendengar [Abu Hurairah] membaca ayat ini: (Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya) -Qs. An Nisa: 48- sampai pada firman-Nya (Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat). Abu Hurairah berkata, "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meletakkan ibu jarinya ke telinga, sementara jari setelahnya pada mata." Abu Hurairah melanjutkan, "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membaca ayat tersebut seraya meletakkan kedua jarinya tersebut." Ibnu Yunus berkata, "Al Muqri menyebutkan bahwa makna ayat: (Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat) adalah, bahwa Allah memiliki penglihatan dan pendengaran." Abu Dawud berkata, "Ini adalah bantahan untuk orang-orang Jahmiyah."

AbuDaud:4103

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Jarir] dan [Waki'] dan [Abu Usamah] dari [Isma'il bin Abu Khalid] dari [Qais bin Abu Hazim] dari [Jarir bin Abdullah] ia berkata, "Kami duduk bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian beliau melihat bulan purnama, tepatnya malam tanggal empat belas. Beliau bersabda: "Kalian akan melihat Tuhan kalian seperti kalian melihat rembulan ini, tidak ada yang menghalangi pandangan kalian. Jika kalian mampu untuk melaksanakan shalat sebelum terbit dan tenggelamnya matahari, maka lakukanlah." Kemudian beliau membaca ayat dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya-thaahaa; 130-

AbuDaud:4104

Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Salamah bin 'Abdurrahman] dari [Abu Abdullah Al Aghar] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Setiap malam Rabb kita turun ke langit dunia di sepertiga malam yang akhir. Lalu Dia berfirman: "Siapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, siapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku beri dan siapa yang meminta ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni."

AbuDaud:4108

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Isra'il] berkata, telah menceritakan kepada kami [Utsman Ibnul Mughirah] dari [Salim] dari [Jabir bin Abdullah] ia berkata, "Pada suatu saat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah menawarkan dirinya kepada manusia di tempat pemberhentian, beliau bersabda: "Adakah seorang laki-laki yang mau membawaku kepada kaumnya, sesungguhnya orang-orang Quraisy telah melarang aku menyampaikan pesan Tuhanku."

AbuDaud:4109

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sulaiman Al Anbari] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahhab bin Atha Al Khaffaf Abu Nashr] dari [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Anas bin Malik] ia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah masuk ke sebuah kebun milik bani Najjar, lalu beliau mendengar suara hingga beliau kawatir. Beliau bertanya: "Siapa yang dikubur ini?" Para sahabat menjawab, "Wahai Rasulullah, orang-orang yang mati pada masa Jahilliyah." Beliau bersabda: "Berlindunglah kalian kepada Allah dari siksa neraka dan fitnah Dajjal." Para sahabat berkata, "Wahai Rasulullah, memang kenapa?" Beliau menjawab: "Seorang mukmin jika telah diletakkan dalam kuburnya, maka seorang malaikat akan datang kepadanya seraya berkata, "Apa yang kamu sembah?" Jika Allah memberinya pentunjuk maka ia akan menjawab, "Aku menyembah Allah." Lalu ditanyakan kepadanya, "Apa yang kau katakan tentang laki-laki ini (Muhammad)?" Lalu ia menjawab, "Dia adalah hamba Allah dan rasul-Nya." Dan ia tidak ditanya kecuali pertanyaan tersebut. Lalu ia dibawa menuju rumah yang disediakan untuknya dalam neraka, dikatakan kepadanya, "Ini adalah rumah yang semula disediakan untukmu di neraka, tetapi Allah telah melindungi dan memberimu rahmat lalu Allah menggantikan rumah di surga." Laki-laki mukmin itu pun berkata, "Biarkanlah aku mengabarkan berita baik ini kepada keluargaku." Lalu dikatakan kepadanya, "Diamlah.", Dan seorang kafir jika telah diletakkan dalam kuburnya, maka seorang malaikat akan datang kepadanya seraya menghardiknya, lalu malaikat itu bertanya, "Siapa yang kamu sembah?" Laki-laki itu menjawab, "Aku tidak tahu." Lalu dikatakan kepadanya, "Engkau tidak tahu tapi tidak mau membaca!" Lalu dikatakan kepadanya, "Apa yang kamu katakan tentang ini (Muhammad)?" Laki-laki itu menjawab, "Aku mengatakan sebagaimana yang dikatakan oleh manusia." Malaikat itu lalu memukulnya dengan palu besi antara dua telinganya hingga ia melolong dan menjerit kesakitan dengan jeritan yang dapat didengar oleh para semua makhluk kecuali jin dan manusia." Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sulaiman berkata, telah menceritakan kepada kami Abdul Wahhab dengan sanad yang sama; seperti hadits tersebut. Beliau bersabda: "Jika seorang hamba diletakkan dalam kuburnya, dan orang-orang yang menghantarkannya telah kembali, maka ia dapat mendengar bunyi sandal mereka. setelah itu ada dua malaikat mendatanginya dan bertanya kepadanya. …lalu ia menyebutkan redaksi yang hampir sama dengan hadits pertama ia menyebutkan (dalam riwayatnya); "Adapun orang kafir dan munafik, maka kedua malaikat itu akan berkata kepadanya", - ia menambahkan kaliamat, 'munafik', dan ia juga menyebutkan dalam riwayatnya; "akan dapat didengar oleh makhluk yang disekitarnya selain jin dan manusia."

AbuDaud:4126

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Jarir]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Hannad As Sari] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] - dan ini adalah lafadz Hannad- dari [Al A'masy] dari [Al Minhal] dari [Zadzan] dari [Al Bara bin Azib] ia berkata, "Kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar untuk melihat jenazah seorang laki-laki Anshar, kami pun tiba di pemakaman. Ketika lubang lahad telah dibuat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam duduk, lalu kami ikut duduk di sisinya. Kami diam, seakan-akan di atas kepala kami ada burung. Saat itu beliau memegang sebatang kayu yang ditancapkan ke dalam tanah, beliau lalu mengangkat kepalanya dan bersabda: "Mintalah perlindungan kepada Allah dari siksa kubur." Beliau ucapkan kalimat itu hingga dua atau tiga kali. Demikanlah tambahan dalam hadits Jarir. Beliau melanjutkan: "Sungguh, mayat itu akan dapat mendengar derap sandal mereka saat berlalau pulang; yakni ketika ditanyakan kepadanya, 'Wahai kamu, siapa Rabbmu? Apa agamamu? Dan siapa Nabimu? ' -Hannad menyebutkan; Beliau bersabda: - "lalu ada dua malaikat mendatanginya seranya mendudukkannya. Malaikat itu bertanya, "Siapa Rabbmu?" ia menjawab, "Rabbku adalah Allah." Malaikat itu bertanya lagi, "Apa agamamu?" ia menjawab, "Agamaku adalah Islam." Malaikat itu bertanya lagi, "Siapa laki-laki yang diutus kepada kalian ini? ' ia menjawab, "Dia adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." malaikat itu bertanya lagi, "Apa yang kamu ketahui?" ia menjawab, "Aku membaca Kitabullah, aku mengimaninya dan membenarkannya." Dalam hadits Jarir ditambahkan, "Maka inilah makna firman Allah: '(Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman…) ' hingga akhir ayat. -Qs. Ibrahim: 27- kemudian kedua perawi sepakat pada lafadz, "Beliau bersabda: "Kemudian ada suara dari langit yang menyeru, "Benarlah apa yang dikatakan oleh hamba-Ku, hamparkanlah permadani untuknya di surga, bukakan baginya pintu-pintu surga dan berikan kepadanya pakaian surga." beliau melanjutkan: "Kemudian didatangkan kepadanya wewangian surga, lalu kuburnya diluaskan sejauh mata memandang." Beliau melanjutkan: "Jika yang meninggal adalah orang kafir, maka ruhnya akan dikembalikan kepada jasadnya. Saat itu datanglah dua malaikat serya mendudukkannya. Kedua malaikat itu bertanya, "Siapa Rabbmu?" ia menjawab, "Hah, hah, hah. Aku tidak tahu." Malaikat itu bertanya, "Apa agamamu?" ia menjawab, "Hah, hah. Aku tidak tahu." Malaikat itu bertanya lagi, "Siapa laki-laki yang diutus kepada kalian ini? ' ia menjawab, "Hah, hah. Aku tidak tahu." Setelah itu terdengar suara dari langit: "Ia telah berdusta. Berilah ia hamparan permadani dari neraka, berikan pakaian dari neraka, dan bukakanlah pintu-pintu neraka untuknya." Beliau melanjutkan: "Kemudian didatangkan kepadanya panas dan baunya neraka. Lalu kuburnya disempitkan hingga tulangnya saling berhimpitan." Dalam hadits Jarir ditambahkan, "Beliau bersabda: "Lalu ia dibelenggu dalam keadaan buta dan bisu. Dan baginya disediakan sebuah pemukul dari besi, sekiranya pemukul itu dipukulkan pada sebuah gunung niscaya akan menjadi debu." Beliau melanjutkan: "Laki-laki kafir itu kemudian dipukul dengan pemukul tersebut hingga suaranya dapat didengar oleh semua makhluk; dari ujung timur hingga ujung barat -kecuali jin dan manusia- hingga menjadi debu." Beliau meneruskan ceritanya: "Setelah itu, ruhnya dikembalikan lagi." Telah menceritakan kepada kami [Hannad bin As Sari] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Numair] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Minhal] dari [Abu Umar Zadzan] ia berkata; Aku mendengar [Al Bara] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda…. lalu ia menyebutkan seperti hadits tersebut."

AbuDaud:4127

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Bapaknya] dari [Ibnu Abu Nu'm] dari [Abu Sa'id Al Khudri] ia berkata, "Ali radliallahu 'anhu mengirimkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam emas yang masih kotor dengan debu. Beliau kemudian mambagi-bagikannya kepada empat orang; yaitu Al Aqra' bin Habis Al Hanzhali, Al Mujasyi'I, Uyainah bin Badr Al Fazari dan Zaid Al Khail Ath Tha`i. kemudian ke salah orang dari bani Nabhan, Alqamah bin Ulatsah Al 'Amiri dan seorang dari bani Kilab." Sa'id Al khudri berkata, "Orang-orang Quraisy dan Anshar kemudian marah, mereka mengatakan, "Beliau memberikan kepada tokoh-tokoh penduduk Najd dan membiarkan kita." Beliau pun bersabda: "Aku hanya melunakkan hati mereka." Sa'id berkata, "Kemudian datanglah seorang laki-laki yang matanya cekung, berdahi lebar, janggut panjang dan kepala gundul. Laki-laki itu berkata, "Wahai Muhammad, bertakwalah kamu kepada Allah!" Beliau bersabda: "Siapa yang taat kepada Allah jika aku bermaksiat! Bukankah Allah mempercayaiku untuk menyampaikan amanah kepada penduduk bumi, sementara kalian tidak mempercayaiku." Sa'id berkata, "Lalu ada seorang lelaki yang memohon izin untuk membunuh laki-laki tersebut, dan aku kira orang itu adalah Khalid bin Al Walid. Namun beliau melarangnya." Sa'id berkata, "Ketika orang tersebut telah berlalu pergi, beliau bersabda: "Sesungguhnya dari keturunan orang ini akan muncul suatu kaum yang membaca Al-Qur'an namun tidak melampaui kerongkongannya. Mereka keluar dari Islam sebagaimana keluarnya anak panah dari busurnya. Mereka membunuh orang-orang Islam namun bersikap baik kepada penyembah berhala. Jika aku mendapati mereka, maka aku akan membunuh mereka sebagaimana pembunuhan kaum Ad (kaumnya Nabi Hud)."

AbuDaud:4136

Telah menceritakan kepada kami [Nashr bin Ashim Al Anthaki] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Walid] dan [Mubasysyir] -maksudnya Mubassyir bin Isma'il Al Halabi- dari [Abu Amru]. Ia (Al Walid) berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Amru] berkata; telah menceritakan kepadaku [Qatadah] dari [Abu Sa'id Al Khudri] dan [Anas bin Malik] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Akan terjadi perbedaan dan perpecahan di antara umatku, sebagian kelompok pandai dalam berbicara namun akhlak mereka buruk. Mereka membaca Al-Qur'an namun tidak sampai melewati kerongkongan. Mereka keluar dari agama sebagaimana anak panah lepas dari busurnya, dan mereka tidak akan kembali lagi hingga anak panah kembali ke busurnya. Mereka adalah seburuk-buruk manusia. Maka beruntunglah orang yang membunuhnya dan mereka membunuhnya. Mereka mengajak kepada Al-Qur'an, tetapi mereka sendiri tidak mengamalkannya sama sekali. Siapa memerangi mereka, maka yang demikian lebih mulia di sisi Allah." Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana ciri-ciri mereka?" Beliau menjawab: "Rambutnya dicukur gundul." Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Qatadah] dari [Anas] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ciri mereka adalah rambutnya dicukur gundul dan dicabut, jika kalian mendapati mereka maka bunuhlah." Abu Dawud berkata, "At tasbid adalah mencabut rambut."

AbuDaud:4137

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] dari [Abdul Malik bin Abu Sulaiman] dari [Salamah bin Kuhail] ia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Zaid bin Wahb Al Juhani] Bahwasanya ia pernah bergabung dengan pasukan [Ali radliallahu 'anhu] yang menuju kaum Khawarij. Ali lalu berkata, "Wahai manusia sekalian, aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Akan keluar sekelompok orang dari umatku, mereka membaca Al-Qur'an, dan bacaan kalian terhadap Al-Qur'an tidak sebanding dengan bacaan mereka, shalat kalian tidak sebanding dengan shalat mereka, dan puasa kalian tidak sebanding dengan puasa mereka sedikit pun. Mereka membaca Al-Qur'an dan menyangka bahwa bacaan itu baik untuk mereka, padahal bacaan mereka itu akan menjadi madharat bagi mereka. shalat mereka tidak melebihi kerongkongan mereka. Mereka keluar dari Islam seperti anak panah keluar dari busurnya. Sekiranya pasukan yang memerangi mereka mengetahui keutamaan memerangi mereka, sungguh mereka akan bermalas-malas untuk beramal (setelah memerangi mereka). Ciri-cirinya, di antara mereka ada seorang laki-laki yang mempunyai lengan tetapi tidak mempunyai siku (gemuk dan banyak dagingnya), pada panggal lengannya seperti buah dada dan berambut putih. Apakah kalian akan pergi kepada Mu'awiyah dan penduduk Syam, lalu kalian tinggalkan mereka bersama keluarga dan harta kalian? Demi Allah, sungguh aku sangat menginginkan mereka (memerangi). Sebab mereka telah menumpahkan darah yang diharamkan dan merampas hak manusia. Maka berjalanlah dengan nama Allah." -Salamah bin Kuhail berkata; "Maka Zaid bin Wahab menunjukkan (menyebutkan) kepadaku tempat-tempat yang mereka lalui satu persatu hingga ketika sampai pada sebuah jembatan kami bertemu dengan orang-orang khawarij yang dipimpin oleh Abdullah bin Wahab Ar Rasibi, maka Ali berkata kepada mereka (kaum muslimin); "Lemparkanlah tombak-tombak kalian dan hunuslah pedang kalian dari sarungnya, karena sesungguhnya aku khawatir jika mereka menuntut perdamaian pada kalian sebagaimana mereka menuntut perdamaian pada kalian di hari Harura, (sehingga setelah itu mereka membangun kekuatan untuk memerangi kaum muslimin), akhirnya pasukan kaum muslimin melemparkan tombak-tombak mereka, dan menghunuskan pedang serta menikam orang-orang khawarij dengan tombak mereka", Zaid bin Wahab berkata; "hingga sebagian (kaum muslimin) dapat membunuh sebagian (orang-orang khawarij) ", Zaid Wahab melanjutkan; "pada waktu itu yang terbunuh dari kaum muslimin hanya dua orang, lalu Ali radliallahu 'anhu berkata; "carilah di antara mereka Al Mukhdaj", namun mereka tidak mendapatkannya, Zaid berkata; "akhirnya Ali berdiri sendiri untuk mencarinya hingga ia sampai pada tumpukan mayat yang saling terbunuh", Ali berkata; "Keluarkanlah mereka", maka akhirnya ia mendapatkan Al Mukhdaj dalam pendaman tanah, ia lantas bertakbir dan berkata; "Maha benar Allah dan Rasul-Nya yang telah menyampaikannya (tentang informasi kejadian tersebut) ", lalu Abidah As Salmani mendekatinya dan berkata; "Wahai Amirul mukminin, demi Allah yang tiada Ilah selain Dia, apakah engkau telah mendengar ini dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Ali berkata; "Iya, demi Allah yang tiada Ilah selain Dia", hingga Abidah memintanya untuk bersumpah tiga kali dan Ali pun bersumpah kepadanya tiga kali. telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ubaid] berkata telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Jamil bin Murrah] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Al Wadhi`] berkata; Ali 'alahis salam berkata; "carilah Al Mukhdaj … -lalu ia menyebutkan redaksi hadits- maka mereka mengeluarkannya dari bawah tumpukan mayat di bawah gundukan tanah, Abu Al Wadhi` berkata; "seakan akan aku melihatnya (Al Mukhdaj) adalah seorang habasyah yang mengenakakan qiba' (sejenis pakaian luar, jaket atau rompi) salah satu tangannya kecil seperti buah dada perempuan yang memiliki bulu bulu kecil seperti bulu yang terdapat pada ekor yarbu' (binatang sejenis tupai)."

AbuDaud:4139

Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Abdullah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Amir] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Hilal] Bahwasanya ia mendengar [Bapaknya] menceritakan, ia berkata; [Abu Hurairah] menceritakan, ia mengatakan, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam duduk bersama kami membacakan hadits, ketika beliau berdiri kami pun ikut berdiri. hingga kami melihat beliau masuk ke salah satu rumah isterinya. Kemudian beliau membacakan hadits kepada kami di hari yang lain. lalu kami berdiri saat beliau berdiri, lantas kami melihat ke arah seorang Arab badui yang berpapasan dengan beliau. Badui itu menarik selendang beliau hingga lehernya merah." [Abu Hurairah] berkata, "Selendang Nabi tersebut terbuat dari kain yang kasar, beliau lalu menoleh ke belakang. Badui itu berkata, "Berikan kepadaku bekal (muatan) pada dua untaku ini. Maka sesungguhnya kamu tidak akan mampu memberikan bekal kepadaku baik dari hartamu sendiri maupun harta bapakmu." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda: "Tidak. Dan aku memohon ampun kepada Allah, Tidak. Dan aku memohon ampun kepada Allah, Tidak. Dan aku memohon ampun kepada Allah. Aku tidak akan memberimu hingga engkau memberiku hak qishas karena tarikanmu terhadapku." Dan setiap itu pula, orang Arab badui itu berkata, "Demi Allah, aku tidak akan memberimu hak qishah untuk itu." Lalu perawi menyebutkan hadits secara lengkap. Abu Hurairah berkata, "Kemudian Rasulullah memanggil seorang laki-laki dan berkata kepadanya: "Berikanlah bekal (muatan) kepadanya di atas dua untanya ini, berilah gandum untuk seekor unta dan kurma unta unta yang lainnya." Setelah itu beliau berpaling ke arah kami, beliau bersabda: "Pergilah dengan berkah dari Allah Ta'ala."

AbuDaud:4145

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Bisyr] -maksudnya Bisyr bin Al Mufadhdhal berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Maslamah Sa'id bin Yazid] dari [Abu Nadhrah] dari [Mutharrif] ia berkata; [Bapakku] berkata, "Aku pergi bersama rombongan utusan bani Amir menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kami lalu berkata, "Engkau adalah junjungan kami." Beliau langsung menyahut: "Junjungan itu hanyalah Allah Ta'ala semata." Kami berkata lagi, "Engkau adalah yang paling utama di antara kami dan memiliki kemuliaan yang besar." Beliau bersabda: "Berkatalah kalian dengan perkataan kalian, atau sebagian dari perkataan kalian (tidak perlu banyak pujian), dan jangan sekali-kali kalian terpengaruh oleh setan."

AbuDaud:4172

Telah menceritakan kepada kami [Utsman] dan [Abu Bakr] -keduanya putera Abu Syaibah- dan [Muhammad bin Ash Shabbah Al Bazzaz] mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Syarik] dari [Al Miqdam bin Syuraih] dari [Bapaknya] ia berkata, "Aku bertanya kepada 'Aisyah tentang kehidupan ala badui. ['Aisyah] lalu berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah pergi ke daerah yang banyak airnya (daerah orang-orang badui), dan beliau ingin merasakan kehidupan badui. Suatu kali beliau mengirimkan kepadaku seekor unta betina dari unta zakat yang belum pernah ditunggangi, beliau katakan kepadaku: "Wahai 'Aisyah, hendaklah engkau bersikap lembut. Karena sesungguhnya tidaklah sikap lembut itu ada pada sesuatu kecuali akan menjadi penghias, dan tidaklah ia terlepas dari sesuatu kecuali akan muncul keburukkan." Ibnu Ash Shabbah menyebutkan dalam haditsnya, "Muharramah maksudnya adalah belum pernah ditunggangi."

AbuDaud:4174

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Isa bin Ath Thabba'] dan [Katsir bin Ubaid] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Marwan] berkata; [Ibnu Isa] berkata; telah menceritakan kepada kami [Humaid] dari [Anas] ia berkata, "Seorang wanita datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya, "Wahai Rasulullah, aku mempunyai keperluan denganmu." Beliau bersabda: "Wahai Ummu fulan, duduklah di sudud mana saja yang kamu suka hingga aku dapat duduk bersamamu (menemuimu)." Anas berkata, "Wanita itu lalu duduk, dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi tempat duduknya. Dan beliau tetap di situ hingga wanita tersebut menyelesaikan keperluannya." Ibnu Isa tidak menyebutkan dalam riwayatnya; "Hingga wanita terebut menyelesaikan keperluannya", [Katsir] menyebutkan dari [Humaid], dari [Anas], dari [Utsman bin Abu Syaibah], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Tsabit] dari [Anas] berkata, "Ada seorang wanita yang dalam pikirannya ada keperluan (datang) …dengan makna hadits yang sama."

AbuDaud:4182

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Isma'il] ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Qais] dari [Bapaknya] Bahwasanya ia pernah datang di saat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang berkhutbah, ketika ia berdiri di bawah terik matahari, beliau memerintahkah agar ia berlindung di tempat yang teduh."

AbuDaud:4185

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] bahwa [Muhammad bin Ja'far] menceritakan kepada mereka dari [Syu'bah] dari [Aqil bin Thalhah] ia berkata; Aku mendengar [Abu Al Khashib] dari [Ibnu Umar] ia berkata, "Seorang laki-laki datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu ada seseorang yang berdiri agar laki-laki itu menempati tempat duduknya, namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarangnya." Abu Dawud berkata, "Abul Khashin namanya adalah Ziyad bin 'Abdurrahman."

AbuDaud:4190

Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] berkata, telah menceritakan kepada kami [Aban] dari [Qatadah] dari [Anas] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Permisalan seorang mukmin yang membaca Al-Qur'an adalah seperti buah Utrujah, baunya harum dan rasanya enak. Permisalan seorang mukmin yang tidak suka membaca Al-Qur'an adalah seperti buah kurma, rasanya enak namun tidak berbau. Permisalah orang jahat yang membaca Al-Qur'an adalah seperti buah raihanah, baunya harum namun rasanya pahit. Permisalan orang jahat yang tidak suka membaca Al-Qur'an adalah seperti buah Hanzhalah, rasanya pahit dan tidak berbau. Dan permisalan kawan yang baik adalah seperti pemakai minyak wangi, jika kamu tidak mendapatkannya maka kamu mendapatkan bau harumnya, Dan permisalan kawan yang buruk adalah seperti tukang besi, jika kamu tidak mendapatkan hitamnya, maka paling tidak kamu akan mendapatkan asapnya." Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Mu'adz] berkata, telah menceritakan kepada kami [Bapakku] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] dari [Anas] dari [Abu Musa] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam…seperti hadits yang pertama, hingga pada sabdanya: "…rasanya pahit." Ibnu Mu'adz menambahkan, "Anas berkata, "Kami memperbincangkan bahwa permisalan seorang kawan yang baik adalah…. hingga akhir hadits." Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Ash Shabbah Al Aththar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Amir] dari [Syubail bin Azrah] dari [Anas bin Malik] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Permisalah seorang kawan yang baik …. lalu ia menyebutkan hadits yang semisal."

AbuDaud:4191

Telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Yahya Al Harrani] ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Muhammad] -maksudnya Muhammad bin Salamah- dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Ya'qub bin Utbah] dari [Umar bin Abdul Aziz] dari [Yusuf bin Abdullah bin Salam] dari [Bapaknya] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam jika duduk dan berbicara, beliau sering kali melirik ke atas langit (berharap ada wahyu yang turun)."

AbuDaud:4197

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa Ar Razi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Mubasysyir Al Halabi] dari [Tamam bin Najih] dari [Ka'b Al Iyadi] ia berkata, "Aku bolak balik menemui [Abu Darda], ia lalu berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam jika duduk maka kami ikut duduk di sisinya. Lalu jika beliau berdiri dan ingin kembali lagi, beliau melepas kedua sandalnya atau sesuatu yang ia bawa sehingga para sahabat mengerti (bahwa beliau akan kembali lagi), maka mereka pun diam di tempat."

AbuDaud:4213

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya bin faris] berkata, telah menceritakan kepada kami [Nuh bin Yazid bin Sayyar Al Muaddib] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'd] ia berkata; [Ibnu Ishaq] menceritakannya kepadaku dari [Isa bin Ma'mar] dari [Abdullah bin Amru bin Al Faghwa Al Khuza'i] dari [Bapaknya] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memanggilku, beliau ingin mengutusku untuk membawa uang yang di berikan kepada Abu Sufyan agar dibagikan olehnya kepada penduduk Quraisy di Makkah setelah terjadinya penaklukan (penaklukan Makkah). Beliau bersabda: "Carilah seorang teman." Lalu datanglah Amru bin Umayyah Adh Dhamri kepadaku, ia bertanya, "Telah sampai berita kepadaku bahwa engkau ingin pergi dan membutuhkan seorang teman?" Aku menjawab, "Benar." Amru berkata, "Aku siap untuk menemanimu." Ia (perawi) berkata, "Aku lalu datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Aku telah mendapatkan seorang teman." Beliau bertanya: "Siapa." Aku menjawab, "Amru bin Umayyah Adh Dhamri." Beliau bersabda: "Jika engkau sampai di wilayahnya maka berhati-hatilah dengannya, sebab telah ada seseorang yang berkata, 'Saudaramu adalah Al Bikri' maka janganlah engkau percaya kepadanya." Maka kami pun berangkat hingga ketika aku sampai di daerah Al Abwa, ia berkata, "Aku ada kepentingan dengan kaumku di kampung, maka tunggulah aku." Aku menyahut, "Hati-hatilah." maka ketika ia telah berlalu pergi, aku teringat dengan ucapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Aku lalu menaiki untaku dan memacunya dengan cepat, hingga ketika aku sampai di daerah Ashafir, aku menjumpainya telah bersama serombongan orang. Aku kemudian kembali memaci untaku hingga dapat mendahuluinya. Ketika ia melihat aku telah mendahuluinya, mereka berlalu pergi. Amru bin Umayyah lalu mendatangiku seraya berkata, "Aku mempunyai keperluan dengan kaumku." Aku menjawab, "Benar." Lantas kami berangkat hingga sampai Makkah, lalu uang itu aku berikan kepada Abu Sufyan."

AbuDaud:4219

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad Ibnul 'Ala`] dan [Ibrahim bin Musa Ar razi] keduanya berkata; telah mengabarkan kepada kami [Abu Usamah] dari [Umar] -Ibrahim berkata; dia adalah Umar bin Hamzah bin Abdullah Al umari- dari ['Abdurrahman bin Sa'd] ia berkata, "Aku mendengar [Abu Sa'id Al Khudri] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sebesar-besar amanah di sisi Allah pada hari kiamat adalah seorang laki-laki yang bersetubuh dengan isterinya, kemudian ia menyebarkan rahasianya."

AbuDaud:4227

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Nashr] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Abdu Ash Shammad bin Abdul Warits] dalam bukunya, ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Bapakku] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Jurairi] dari [Abu Abdullah Al Jusyami] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Jundub] ia berkata, "Ada seorang Arab badui datang seraya menderumkan untanya, lalu ia mengikat untanya dan masuk ke dalam masjid shalat di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selasai salam, badui itu mendatangi untanya, ia lepaskan tali pengikatnya lalu menaikinya. Setelah itu ia berkata, "Ya Allah, rahmatilah aku dan Muhammad, dan jangan Engkau sertakan seorang pun bersama kami untuk mendapatkan rahnmat-Mu." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Apakah kalian mengatakan bahwa ia sesat, atau untanya yang sesat? Tidakkah kalian dengar apa yang ia ucapkan?" para sahabat, "Tentu."

AbuDaud:4241

Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdullah Ibnul Mubarak] dari [Ibrahim bin Nasyith] dari [Ka'b bin Alqamah] dari [Abul Haitsam] dari [Uqbah bin Amir] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Siapa melihat aurat (aib orang lain) lalu menutupinya, maka seakan-akan ia menghidupkan bayi yang dikubur hidup-hidup." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Maryam] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Al Laits] ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Nasyith] dari [Ka'b bin Alqamah] bahwa ia mendengar [Abul Haitsam] menceritakan bahwa dirinya mendengar [Dukhain] penulis Uqbah bin Amir, ia berkata, "Kami mempunyai tetangga suka minum khamer, aku telah melarang mereka namun mereka tidak mau berhenti. Aku lalu bertanya kepada Uqbah bin Amir, "Tetangga kami minum khamer, aku telah melarang mereka, namun mereka tidak mau berhenti, hingga aku memanggil polisi untuk mereka!" Uqbah bin Amir menjawab, "Biarkanlah mereka." Setelah itu aku kembali lagi menemui Uqbah bin Amri, lalu aku katakan kepadanya, "Sesungguhnya tetangga kami sudah tidak mau lagi untuk berhenti dari minum khamer, lalu aku panggilkan polisi untuk mereka!" Uqbah bin Amir berkata, "Celaka kamu, biarkanlah mereka. Sungguh, aku telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu ia menyebutkan sebagaimana makna dalam hadits Muslim." Abu Dawud berkata, " [Hasyim Ibnul Qasim] menyebutkan dari [Laits] tentang hadits ini, ia berkata, "Jangan kamu lakukan, tetapi hendaklah engkau menasihati sambil memberikan ancaman kepada mereka."

AbuDaud:4247

Telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Mu'adz] berkata, telah menceritakan kepada kami [Bapakku]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Umar bin Maisarah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Mu'adz bin Mu'adz] dengan makna yang sama. Ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Aun] ia berkata, "Aku pernah bertanya tentang pembelaan diri sebagaimana dalam firman Allah: '(Dan sesungguhnya orang-orang yang membela diri sesudah teraniaya, tidak ada satu dosapun terhadap mereka) ' -Qs. Asy Syura: 41-. Lalu [Ali bin Zaid bin Jud'an] menceritakan kepadaku dari [Ummu Muhammad], isteri bapaknya. Ibnu Aun berkata, "Orang-orang menyakini bahwa Ummu Muhammad pernah menemui [Ummul Mukminin] ('Aisyah), ia berkata, "Ummul Mukminin menerangkan, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah masuk menemui kami, sementara di sisi kami ada Zainab binti Jahsy. Beliau melakukan sesuatu dengan tangannya (memegang atau lainnya, mencumbu). Tetapi aku langsung memberi isyarat bahwa di sisi kami ada Zainab hingga beliau pun berhenti. Lalu Zainab masuk dan melabrak 'Aisyah dengan celaan, beliau lantas melerainya namun Zainab menolak. Rasulullah lantas berkata kepada 'Aisyah: "Silahkan engkau ganti mencelanya." 'Aisyah pun ganti mencelanya hingga membuat Zainab diam. Zainab kemudian pergi menemui Ali radliallahu 'anhu. Ia mengatakan, "Sesungguhnya 'Aisyah telah mencela kalian (bani Hasyim) -dan Zainab juga dari bani Hasyim-." Fatimah lalu mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk menyampaikan pesan Zainab, beliau pun berkata kepadanya: "Demi Rabb pemilik Ka'bah, sesungguhnya 'Aisyah itu adalah kekasih bapakmu." Fatimah lalu pergi menemui bani Hasyim dan berkata, "Aku telah menyampaikan kepada bapakku begini dan begini, lalu beliau berkata kepadaku begini dan begini." Perawi berkata, "Ali radliallahu 'anhu kemudian mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membicarakan persoalan tersebut."

AbuDaud:4252

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ash Shabbah bin Sufyan] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Ali bin Tsabit] dari [Ikrimah bin Ammar] ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Dhamdham bin Jaus] ia berkata; [Abu Hurairah] berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ada dua orang laki-laki dari bani Isra'il yang saling bersaudara; salah seorang dari mereka suka berbuat dosa sementara yang lain giat dalam beribadah. Orang yang giat dalam beribdah itu selalu melihat saudaranya berbuat dosa hingga ia berkata, "Berhentilah." Lalu pada suatu hari ia kembali mendapati suadaranya berbuat dosa, ia berkata lagi, "Berhentilah." Orang yang suka berbuat dosa itu berkata, "Biarkan aku bersama Tuhanku, apakah engkau diutus untuk selalu mengawasiku!" Ahli ibadah itu berkata, "Demi Allah, sungguh Allah tidak akan mengampunimu, atau tidak akan memasukkanmu ke dalam surga." Allah kemudian mencabut nyawa keduanya, sehingga keduanya berkumpul di sisi Rabb semesta alam. Allah kemudian bertanya kepada ahli ibadah: "Apakah kamu lebih tahu dari-Ku? Atau, apakah kamu mampu melakukan apa yang ada dalam kekuasaan-Ku?" Allah lalu berkata kepada pelaku dosa: "Pergi dan masuklah kamu ke dalam surga dengan rahmat-Ku." Dan berkata kepada ahli ibadah: "Pergilah kamu ke dalam neraka." Abu Hurairah berkata, "Demi Dzat yang jiwaku ada dalam tangan-Nya, sungguh ia telah mengucapkan satu ucapan yang mampu merusak dunia dan akhiratnya."

AbuDaud:4255

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Hassan] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin Rabah] ia berkata; Aku mendengar [Nimran] menyebutkan dari [Ummu Darda] ia berkata, "Aku mendengar [Abu Darda] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika seorang hamba melaknat sesuatu, maka laknat itu akan naik ke langit, dan tertutuplah pintu-pintu langit. Kemudian laknat itu akan turun lagi ke bumi, namun pintu-pintu bumi telah tetutup. Laknat itu kemudian bergerak ke kanan dan ke kiri, jika tidak mendapatkan tempat berlabuh, ia akan menghampiri orang yang dilaknat, jika layak dilaknat. Namun jika tidak, maka laknat itu akan kembali kepada orang yang melaknat." Abu Dawud berkata, "Marwan bin Muhammad mengatakan; (Al Walid bin Rabah, sebenarnya adalah) -Rabah Ibnu Walid- ia mendengar dari Nimran. Marwan menyebutkan bahwa Yahya masih merasa ragu."

AbuDaud:4259

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Awanah] dari [Suhail bin Abu Shalih] dari [Bapaknya] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Pintu-pintu surga dibuka setiap hari senin dan kamis, lalu pada kedua hari itu akan diampuni setiap orang yang tidak mensekutukan Allah dengan sesuatu, kecuali bagi seseorang yang mempunyai permusuhan dengan saudaranya. Lalu akan dikatakan (kepada malaikat), "Tunggulah dua orang ini hingga mereka berbaikan." Abu Dawud menyebutkan, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah mendiamkan sebagian isteri-isterinya selama empat puluh hari, Ibnu Umar juga pernah mendiamkan anaknya hingga ia meninggal." Abu Dawud berkata, "Jika mendiamkan itu karena Allah, maka (ancaman) hadits ini tidak berlaku. Umar bin Abdul Aziz pernah menutupi wajahnya dari seseorang (mendiamkan)."

AbuDaud:4270

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Bisyr] dari [Khalid bin Dzakwan] dari [Ar Rubai' binti Mu'awwadz bin Afra] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk menemuiku di waktu pagi setelah beliau hidup dalam satu rumah denganku. Beliau lalu duduk di kasurku seperti dekatnya dudukmu padaku. Budak-budak wanita lalu menabuh rebana, mereka mendendangkan lagu seraya menyebut nama bapak-bapakku yang terbunuh di peperangan badar, sehingga salah seorang dari mereka berkata, "Di antara kami ada seorang Nabi yang mengetahui apa yang akan terjadi esok." Beliau pun bersabda: "Tinggalkanlah ucapan (yang terakhir) itu dan ucapkanlah apa yang telah kamu katakan tadi."

AbuDaud:4276

Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Abdullah] dan [Muhammad Ibnul 'Ala] bahwa [Abu Usamah] mengabarkan kepada mereka, dari [Mufadhdhal bin Yunus] dari [Al Auza'i] dari [Abu Yasar Al Qurasyi] dari [Abu Hasyim] dari [Abu Hurairah] berkata, "Pernah didatangkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seorang banci yang mewarnai kuku tangan dan kakinya dengan inai. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun bertanya: "Ada apa dengan orang ini?" para sahabat menjawab, "Wahai Rasulullah, orang ini menyerupai wanita." Beliau kemudian memerintahkan agar orang tersebut dihukum, maka orang itu diasingkan ke suatu tempat yang bernama Naqi'. Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, tidakkah kita membunuhnya saja?" beliau menjawab: "Aku dilarang untuk membunuh orang yang shalat." Abu Usamah berkata, "Naqi' adalah sebuah tempat di pinggiran Kota Madinah, dan bukan Baqi'."

AbuDaud:4280

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Ziyad Sabalan] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abbad bin Abbad] dari [Ubaidullah] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Nama yang paling disukai oleh Allah adalah Abdullah dan 'Abdurrahman."

AbuDaud:4298

Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Abdullah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Sa'id Ath Thalqani] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Muhammad Ibnul Muhajir Al Anshari] ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Aqil bin Syabib] dari [Abu Wahab Al Jusyami] -seorang sahabat- ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Buatlah nama sebagaimana nama para Nabi, nama yang paling disukai oleh Allah adalah Abdullah dan 'Abdurrahman. Dan Yang paling benar adalah Hammam dan Harits dan yang paling jelek adalah Harb dan Murrah."

AbuDaud:4299

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Tsabit] dari [Anas] ia berkata, "Ketika Abdullah bin Abu Thalhah dilahirkan, aku membawanya menghadap nabi shallallahu 'alaihi wasallam. saat itu beliau sedang memberi makan untanya, beliau lalu bertanya: "Apakah kamu membawa kurma?" Aku menjawab, "Ya." Anas berkata, "Aku lantas memberikan beberapa butir kurma, beliau kemudian mengunyah kurma itu di dalam mulutnya. Setelah itu beliau membuka mulutnya dan menyuapkannya ke dalam mulut Abdullah, hingga bayi (Abdullah) itu menjilatinya." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Kesukaan orang Anshar adalah kurma." Beliau kemudian memberi nama bayi itu dengan Abdullah."

AbuDaud:4300

Telah menceritakan kepada kami [Ar Rabi' bin nafi'] dari [Yazid] -maksudnya Yazid bin Al Miqdam bin Syuraih dari [Bapaknya] dari kakeknya [Syuraih] dari bapaknya [Hani] Bahwasanya ketika ia datang bersama kaumnya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau mendengar orang-orang memanggilnya dengan nama Abul Hakam. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memanggilnya, beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah-lah Al Hakam (penentu hukum) dan hanya kepada-Nya (kita) berhukum. Lalu kenapa kamu diberi gelar Abul Hakam?" Ia menjawab, "Sesungguhnya jika kaumku berselisih dalam satu permasalahan, mereka mendatangiku, lalu aku-lah yang memberi putusan hukum atas perselisihan mereka, dan mereka ridha." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Betapa baiknya ini! Apakah kamu mempunyai anak?" ia menjawab, "Aku mempunyai anak yang bernama Syuraih, Muslim dan Abdullah." Beliau bertanya lagi: "Di antara mereka siapa yang paling besar?" ia menjawab, "Syuraih." Beliau bersabda: "Kalau begitu namamu adalah Abu Syuraih (bapaknya Syuraih)." Abu Dawud berkata, "Syuraih ini adalah seorang laki-laki yang telah menghancurkan rantai, dan termasuk orang yang masuk ke Tustar." Abu Dawud berkata, "telah sampai kabar kepadaku bahwa Syuraih telah memecahkan pintu gerbang Tustar, dan dia masuk dari jalan bawah tanah."

AbuDaud:4304

Telah menceritakan kepada kami [An Nufaili] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Imran Al Hajabi] dari neneknya [Shafiyah binti Syaibah] dari ['Aisyah radliallahu 'anha] ia berkata, "Seorang wanita datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku melahirkan seorang anak laki-laki, lalu aku memberinya nama Muhammad, dan memberinya julukan Abu Al Qasim. Tetapi aku diberitahu bahwa engkau membenci hal itu?" beliau menjawab: "Siapa yang menghalalkan namaku dan mengharamkan julukanku? Atau beliau mengatakan, "Siapa yang mengharamkan julukanku dan menghalalkan namaku?"

AbuDaud:4317

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Isra'il] berkata, telah menceritakan kepada kami [Utsman Ibnul Mughirah] dari [Salim bin Abul ja'd] dari [Abdullah bin Muhammad Ibnul Hanafiyah] ia berkata, "Aku dan bapakku pergi berkunjung ke rumah salah [seorang kerabat] kami dari kalangan Anshar. Ketika waktu shalat tiba, ia berkata kepada sebagian keluarganya, "Wahai pelayan wanitaku, ambilkanlah aku air wudhu sehingga aku bisa shalat dan beristirahat." Abdullah berkata, "Maka kami mengingkari atas apa yang ia ucapkan itu, tetapi justru ia ganti berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai Bilal, berdirilah! Buatlah kami beristirahat dengan shalat."

AbuDaud:4334

Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Zaid bin Abu Az Zarqa] berkata, telah menceritakan kepada kami [Bapakku] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Sa'd] dari [Zaid bin Aslam] dari ['Aisyah radliallahu 'anha] ia berkata, "Aku tidak pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyandarkan seseorang kecuali kepada agama."

AbuDaud:4335

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Waki'] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Al A'masy]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Dawud] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Abu Wail] dari [Abdullah] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jauhilah kebohongan, sebab kebohongan menggiring kepada keburukkan, dan keburukkan akan menggiring kepada neraka. Dan sungguh, jika seseorang berbohong dan terbiasa dalam kebohongan hingga di sisi Allah ia akan ditulis sebagai seorang pembohong. Dan hendaklah kalian jujur, sebab jujur menggiring kepada kebaikan, dan kebaikan akan menggiring kepada surga. Dan sungguh, jika seseorang berlaku jujur dan terbiasa dalam kejujuran hingga di sisi Allah ia akan ditulis sebagai orang yang jujur."

AbuDaud:4337

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sulaiman Al Anbari] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] dari [Al A'masy] dari [Abdullah bin Yasar] dari ['Abdurrahman bin Abu Laila] ia berkata, " [Para sahabat Muhammad] shallallahu 'alaihi wasallam menceritakan kepadaku bahwa saat mereka sedang berjalan bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, salah seorang dari mereka tertidur. Lalu ada sebagian sahabat mengambil dan menarik tali yang ada bersamanya hingga orang yang tertidur itu kaget. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak halal bagi seorang muslim membuat kaget sesama saudaranya yang muslim."

AbuDaud:4351

Telah menceritakan kepada kami [Abul Walid Ath Thayalisi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sekiranya mulut kalian penuh dengan muntahan, maka itu lebih baik dari pada penuh dengan syair." Abu Ali berkata, "Telah sampai kepadaku dari Abu Ubaid, bahwa ia berkata, "Maksudnya adalah, hendaknya hatinya penuh dan tersibukkan dengan bacaan Al-Qur'an dan dzikir kepada Allah. Sebab menurut kami, jika hati itu terisi penuh dengan Al-Qur'an dan ilmu, maka kerongkongannya tidak akan terisi dengan syair. Dan sesungguhnya dalam kefasihan itu terdapat sihir. Ia berkata, "Seakan-akan makna dari 'penjelasan yang berlebihan' itu adalah dengan jalan memuji manusia dan meyakinkannya hingga hati orang lain berpaling kepada ucapannya. Lalu ia mencela orang lain dan meyakinkannya sehingga hati orang lain condong kepada perkataannya. Seolah-olah ia menyihir para pendengarnya dengan kefasihannya tersebut."

AbuDaud:4356

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Awanah] dari [Simak] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] ia berkata, "Seorang Arab dusun datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata dengan suatu perkataan. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya dalam kefasihan itu terdapat sihir, dan dalam sihir terdapat hukum."

AbuDaud:4358

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya bin Faris] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Muhammad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Tumailah] ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Abu Ja'far An Nahwi Abdullah bin Tsabit] ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Shakhr bin Abdullah bin Buraidah] dari [Bapaknya] dari [Kakeknya] ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya pada kefasihan itu ada sihir, pada ilmu itu ada kebodohan, pada syair itu ada hikmah dan pada perkataan ada kelemahan (kebingungan)." Sha'sha'ah bin Shuhan berkata, "Benar apa yang dikatakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam." Adapun maksud dari sabda beliau 'sesungguhnya dalam kefasihan terdapat sihir' adalah, bahwa terkadang seorang laki-laki yang salah lebih pandai dalam berargument dari orang yang berada di atas kebenaran, hingga penjelasannya dapat menyihir orang lain, lalu ia pun pergi dengan merampas kebenaran tersebut. Sedangkan maksud sabda beliau 'pada ilmu itu ada kebodohan' adalah, jika seorang alim memaksakan diri untuk mengetahui sesuatu yang ia tidak sanggupi, maka justru hal itu akan menjadikannya bodoh (berbicara tanpa ilmu). Adapun ucapannya 'pada syair itu ada hikmah' adalah bahwa apa yang terkandung dalam syair itu adalah nasihat-nasihat dan permisan-permisalan yang bisa menjadi nasihat bagi orang banyak. Adapun maksud dari sabda beliau; 'pada perkataan ada kelemahan (kebingungan) ' adalah jika kamu memaparkan perkataan atau cerita kepada orang yang tidak ada urusan dan tidak menginginkannya."

AbuDaud:4359

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] dan [Sulaiman bin Dawud] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Hammad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa membuat gambar (bernyawa), maka karenanya Allah akan menyiksanya pada hari kiamat hingga ia mampu meniupkan ruh ke dalam gambar tersebut, padahal ia tidak akan mampu. Barangsiapa berpura-pura bermimpi, maka akan dibebankan kepadanya untuk mengikat biji gandum. Dan barangsiapa mencuri dengar pembicaraan suatau kaum yang mereka tidak suka jika didengar, maka pada hari kiamat telinganya akan disiram dengan timah panas."

AbuDaud:4370

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Ibnu Ajlan] ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Sa'id bin Abu Sa'id] dari [Abu Hurairah] ia berkata, "Jawablah bersin saudaramu hingga tiga kali, jika lebih dari itu berarti ia sakit pilek." Telah menceritakan kepada kami [Isa bin hammad Al Mishri] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Al laits] dari [Ibnu Ajlan] dari [Sa'id bin Abu Sa'id] dari [Abu Hurairah] ia berkata, "Aku tidak mengetahui kecuali bahwa ia telah memarfu'kan hadits itu kepda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan makna yang sama." Abu Dawud berkata, " [Abu Nu'aim] meriwayatkannya dari [Musa bin Qais], dari [Muhammad bin Ajlan], dari [Sa'id], dari [Abu Hurairah], dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam."

AbuDaud:4378

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad Ibnul Mutsanna] berkata, telah menceritakan kepada kami [Mu'adz bin Hisyam] ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Bapakku] dari [Yahya bin Abu Katsir] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Salamah bin 'Abdurrahman] dari [Ya'isy bin Thakhfah bin Qais Al Ghifari] ia berkata, "Bapakku termasuk ahli suffah." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Ikutlah bersamaku ke rumah 'Aisyah radliallahu 'anha." Kami lalu ikut pergi bersamanya. Beliau bersabda: "Wahai 'Aisyah, berilah kami makanan." 'Aisyah kemudian membawa Hasyisyah (sejenis makanan yang terbuat dari biji gandum yang dilembutkan lalu ditaburi daging atau kurma), lalu kami pun memakannya." Beliau kemudian bersabda lagi: "Wahai 'Aisyah, berilah kami makanan." 'Aisyah kemudian membawa Haisah (sejenis makanan yang terbuat dari kurma, terigu dan minyak samin) yang berbentuk seperti burung, lalu kami pun memakannya." Beliau kemudian bersabda: "Wahai 'Aisyah, berilah kami minum." 'Aisyah kemudian membawa bejana yang berisi susu, lalu kami pun meminumnya." Beliau kemudian bersabda lagi: "Wahai 'Aisyah, berilah kami minum." 'Aisyah kemudian membawa bejana kecil, lalu kami pun meminumnya." Beliau kemudian bersabda: "Jika kalian mau silahkan menginap (di sini), dan jika mau silahkan tidur di dalam masjid." Perawai berkata, "Ketika aku tidur dalam masjid dengan telungkup, tiba-tiba di waktu sahur seseorang membangunkan aku dengan kakinya. Laki-laki itu berkata, "Ini adalah cara tidur yang dibenci oleh Allah." Aku lalu melihatnya, dan ternyata laki-laki itu adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam."

AbuDaud:4383

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Mu'tamir] ia berkata; Aku mendengar [Manshur] menceritakan dari [Sa'd bin Ubaidah] ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Al bara bin Azib] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadaku: "Jika engkau ingin tidur, maka berwudhulah seperti wudhumu untuk shalat. Lalu tidurlah pada sisi sebelah kanan, dan bacalah: "Ya Allah, Ya Tuhanku, aku serahkan diriku kepada-Mu dan aku titipkan perkaraku kepada-Mu, dan aku serahkan ragaku kepada-Mu dengan penuh rasa takut (ditolak) dan rasa harap (diterima). Tidak ada tempat untuk berlindung dan menyelamatkan diri dari-Mu kecuali kepada-Mu. Aku beriman kepada kitab-Mu yang Engkau turunkan kepada Nabi-Mu yang Engkau utus)." Beliau lalu bersabda: "Jika kamu meninggal, maka kamu meninggal dalam keadaan suci di atas fitrah, dan jadikanlah itu akhir dari yang kamu ucapkan." Al Bara berkata, "Aku berkata, "Aku lalu minta agar doa itu disebutkan semuanya." Aku berkata, "dan dengan Rasul-mu yang telah Engkau utus." Beliau bersabda: "Tidak, (tapi ucapkanlah) 'Dan dengan Nabi-Mu yang telah Engaku utus'." Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Fithr bin Khalifah] ia berkata; Aku mendengar [Sa'd bin Ubaidah] ia berkata; Aku mendengar [Al Bara bin Azib] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadaku: "Jika kamu beranjak ke kasurmu dalam keadaan suci, maka jadikanlah tangan kananmu sebagai bantal." Kemudian ia menyebutkan sebagaimana hadits tersebut. Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdul Malik Al Ghazzal] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yusuf] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Al A'masy] dan [Manshur] dari [Sa'd bin Ubaidah] dari [Al Bara] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan hadits yang sama." Sufyan berkata, "Salah seorang dari keduanya -antara Al A'masy dan Manshur- menyebutkan, "Jika kamu mendatangi kasurmu dalam keadaan suci…" sementara yang lain menyebutkan, "berwudhulah seperti wudhumu untuk shalat …lalu hadits tersebut disebutkan dengan sempurna."

AbuDaud:4389

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] berkata, telah menceritakan kepada kami [Zuhair] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Umar] dari [Sa'id bin Abu Sa'id Al Maqburi] dari [Bapaknya] dari [Abu Hurairah] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika salah seorang dari kalian ingin beranjak ke kasurnya hendaklah ia mengibas-ngibas kasurnya dengan bagian dalam sarungnya, sebab ia tidak mengetahui apa yang telah terjadi pada kasur tersebut sepeninggalnya. Kemudian hendaklah ia berbaring pada sisi sebelah kanan dan membaca: BISMIKA RABBII WADLA'TU JANBII WA BIKA ARFA'UHU IN AMSAKTA NAFSII FARHAMHAA WA IN ARSALTAHAA FAHFAZHHAA BIMAA TAHFAZHU BIHI 'IBAADAKASH SHAALIHIIN (Dengan nama-Mu ya Allah, aku letakkan tubuhku (tidur) dan dengan nama-Mu pula aku mengangkatnya. Jika Engkau genggam jiwaku maka sayangilah ia, dan jika Engkau lepaskan maka jagalah ia sebagaimana Engkau menjaga hamba-hamba-Mu yang shalih)."

AbuDaud:4391

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Tsabit] dari [Anas] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam jika ingin berbaring di atas kasurnya beliau membaca: "ALHAMDULILLAHILLADZI ATH'AMANAA WA SAQAANAA WA KAFAANAA WA AAWAANAA FAKAM MIMMAN LAA KAAFIA LAHU WA LAA MU`WIYA (Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makan dan minum, yang mencukupkan dan melindungi kami, berapa banyak orang yang tidak mempunyai pemberi kecukupan dan perlindungan)."

AbuDaud:4394

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dan [Yazid bin Khalid bin Mauhab Al Hamdani] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Mufadhdal Ya'niyani bin Fadhalah] dari [Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari [Urwah] dari ['Aisyah radliallahu 'anha] berkata, "Jika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ingin beranjak ke kasur pada tiap malamnya, beliau menyatukan kedua telapak tangan, lalu meniupnya dengan membacakan surat QULHUWAALLAHU AHAD, QUL A'UUDZU BIRABBIL FALAQ dan QUL A'UUDZU BIRABBINNAAS. Setelah itu beliau mengusapkan kedua telapak tangannya ke seluruh tubuh yang bisa dijangkaunya. Dan beliau memulai dari kepala, wajah dan bagian depan tubuhnya." Beliau melakukan hal itu tiga kali."

AbuDaud:4397

Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu'bah]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Syu'bah] secara makna, dari [Al Hakam] dari [Ibnu Abu Laila] berkata; [Musaddad] berkata; telah menceritakan kepada kami [Ali] ia berkata, "Fatimah mengeluh kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam perihal tangannya yang lecet. Suatu ketika didatangkan tawanan kepada beliau, maka Fatimah pun datang kepada beliau meminta (tawanan sebagai budak), namun ia tidak mendapati beliau. Akhirnya permintaan itu beliau sampaikan kepada 'Aisyah. Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang, 'Aisyah menyampaikan hal itu kepada beliau. Akhirnya beliau dan 'Aisyah datang menemui kami yang waktu itu telah tidur. Maka kami pun bangun, tetapi beliau bersabda: "Tetaplah kalian di tempat kalian." Beliau datang dan duduk di antara kami, sehingga aku dapat merasakan dinginnya kedua telapak kaki beliau di dadaku. Beliau lalu bersabda: "Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang lebih berharga dari apa yang kalian minta? Jika kalian akan tidur maka bacalah tasbih sebanyak tiga puluh tiga, tahmid tiga puluh tiga dan takbir tiga puluh empat kali. Maka itu akan lebih baik bagi kalian dari seorang budak." Telah menceritakan kepada kami [Muammal bin Hisyam Al Yasykuri] berkata, telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ibrahim] dari [Al Jurairi] dari [Abu Al Ward bin Tsumamah] ia berkata; [Ali] berkata kepada Ibnu A'bud, "Maukah jika aku sampaikan sebuah hadits dariku dan dari Fatimah puteri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? Fatimah adalah anak kesayangannya, dan ia menjadi isteriku. Dia selalu menumbuk dengan gilingan hingga membekas pada tangannya, selalu mengambil air minum dengan geriba hingga membekas pada tengkuknya, selalu menyapu rumah hingga kotor bajunya, selalu masak dengan periuk hingga menghitam bajunya, hingga hal itu menjadikan dia kepayahan. Lalu kami mendengar bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kedatangan budak (tawanan). Maka aku berkata kepada Fatimah, "Sekiranya kamu mau datang kepada bapakmu dan meminta seorang budak, tentu itu akan cukup untuk membantumu." Lalu ia mendatangi beliau, tetapi waktu itu banyak orang-orang yang baru masuk Islam di sisi Nabi hingga membuatnya malu, ia pun kembali pulang. Keesokan harinya beliau datang menemui kami, sementara kami sedang berada di balik selimut. Beliau lantas duduk di sisi kepada Fatimah, tetapi Fatimah memasukkan kepalanya ke dalam selimut karena malu dengan bapaknya (Rasulullah). Akhirnya beliau bersabda: "Apa yang kamu butuhkan kemarin saat datang kepada keluarga Muhammad." Fatimah diam. Hal itu beliau ulangi hingga dua kali. Maka aku pun berkata, "Wahai Rasulullah, aku akan ceritakan kepadamu. Sesungguhnya Fatimah di sisiku selalu menumbuk dengan gilingan gingga membekas pada tangannya, selalu mengambil air dengan geriba hingga membekas pada tengkuknya, selalu menyapu rumah hingga bajunya kotor dengan debu dan selalu memasak dengan periuk hingga bajunya menghitam. Lalu sampai berita kepada kami engkau kedatangan budak (tawanan) atau pembantu, maka aku berkata kepadanya, 'Mintalah kepada Nabi seorang pembantu'. Lalu ia menyebutkan makna hadits Al Hakam dan menyempurnakan." Telah menceritakan kepada kami [Abbas Al Anbari] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdul Malik bin Amru] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Muhammad] dari [Yazid bin Al Had] dari [Muhammad bin Ka'b Al Qurazhi] dari [Syabats bin Rib'i] dari [Ali Alaihissalam] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti hadits tersebut. Di dalamnya ia (perawi) menyebutkan, "Ali berkata, "Aku tidak pernah meninggalkannya sejak aku mendengarnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kecuali pada malam perang Shiffin, pada akhir malam aku mengingatnya hinga aku pun membacanya."

AbuDaud:4403

Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Atha bin As Saib] dari [Bapaknya] dari [Abdullah bin Amr] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Ada dua perkara, sekiranya keduanya itu selalu dijaga oleh seorang muslim, maka ia akan masuk surga. Dua perkara itu sangat mudah untuk dikerjakan, tetapi sedikit yang mau melaksanakannya. Yaitu; setiap selesai shalat mengucapkan tasbih sebanyak sepuluh kali, tahmid sepuluh kali, dan takbir sepuluh kali. Hal itu akan sama dengan seratus lima puluh dengan lisan dan seribu lima ratus dalam timbangan. Membaca takbir sebanyak tiga puluh empat jika akan tidur, membaca tahmid sebanyak tiga puluh tiga dan membaca tasbih sebanyak tiga puluh tiga, maka itu adalah seratus dalam hitungan lisan dan seribu dalam hitungan timbangan." Sungguh, aku telah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menghitungnya dengan tangan." Lau para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, dua hal itu mudah untuk dilakukan tetapi kenapa sedikit yang melakukannya?" beliau menjawab: "Setan datang kepada salah seorang dari kalian saat tidur, lalu dia akan menidurkan kalian sebelum kalian membacanya. Setan juga datang saat shalat, lalu dia akan mengingatkan semua keperluannya sebelum ia membacanya." Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Wahb] ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Ayyasy bin Uqbah Al Hadhrami] dari [Al fadhl bin Hasan Adh Dhamri] bahwa [Ibnu Ummul hakam] atau [Dhaba'ah] -keduanya puteri Az Zubair- ia menceritakan kepadanya dari salah seorang dari mereka, bahwa ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendapatkan tawanan, lalu aku dan saudaraku Fatimah binti Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, pergi menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian kami mengadukan semua permasalahan kami dan minta agar beliau memerintahkan (petusnya) memberikan budak kepada kami. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda: "Kalian telah di dahului oleh anak-anak yatim badar (anak-anak yang bapaknya meninggal di badar)." Kemudian ia menyebutkan kisah hadits tasbih. Beliau bersabda: "Setiap selesai dari melaksanakan shalat …namun tidak menyebutkan ketika akan tidur."

AbuDaud:4404

Telah menceritakan kepada kami ['Amru Bin Muhammad Abu Sa'id yaitu Al 'Anqazi] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Israil] dari [Abu Ishaq] dari [Al Barra' Bin 'Azib], dia berkata; Abu bakar membeli sebuah pelana dari 'Azib seharga tiga belas dirham, Al Barra' berkata; kemudian Abu Bakar berkata kepada Azib; "suruhlah Al Barro' membawanya ke rumahku." Maka 'Azib menjawab; "tidak, kecuali jika kamu mau menceritakan kepada kami, tentang apa yang kamu lakukan ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar bersamamu." dia berkata; maka [Abu Bakar] berkata; "kami keluar berjalan di malam hari dan mempercepat jalan diwaktu siang dan malam yang kami lalui, ketika kami tiba di waktu dzuhur dan matahari tepat berada di atas, aku memperhatikan sekitar kami apakah ada tempat berteduh untuk kami, sesaat kemudian aku melihat sebuah batu besar dan aku pun mendekatinya dan ternyata ada sedikit rongga (menjorok kedalam) yang tertutupi bayangan batu tersebut, maka aku rapikan tempat itu dan membentangkan jubah dari kulit untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian aku berkata; "berbaringlah wahai Rasulullah" lalu beliau berbaring, kemudian aku keluar melihat lihat apakah ada orang yang mencari, tiba tiba aku melihat seorang penggembala kambing, aku bertanya; "milik siapa kamu wahai pemuda?" dia menjawab; "milik seorang lelaki dari Quraisy, " lalu dia menyebutkan namanya dan akupun mengenalnya, aku bertanya lagi; "apakah kambingmu mengeluarkan air susu? 'dia menjawab; 'ya 'aku bertanya lagi; 'apakah kamu mau memerahkan susu untukku? ' dia menjawab; "ya" maka aku perintahkan kepadanya untuk memegang salah satu dari kambingnya dan membersihkan susu kambing tersebut serta kedua telapak tangannya dari debu, aku membawa geriba dari kulit yang di bagian mulutnya ada penutup dari kain, kemudian dia memerahkan sedikit susu untukku dan aku siramkan air ke geriba supaya bawahnya tidak terlalu panas, kemudian aku datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk memberinya minum, dan ternyata beliau sudah terjaga dari tidurnya, aku berkata; "wahai Rasulullah minumlah" Beliaupun meminumnya hingga aku merasa lega, kemudian aku berkata; "apakah sudah saatnya kita berangkat?" maka kami berangkat sementara orang-orang mencari dan tidak ada seorangpun dari mereka yang dapat menemukan kami kecuali Suraqah Bin Malik Bin Ju'syum dengan berkuda, aku berkata; "wahai Rasulullah orang yang memburu (kita ini) akan menyusul kita" maka Nabi menjawab: "jangan bersedih sesungguhnya Allah bersama kita" sampai ketika Suraqah telah dekat dengan kami kira kira jarak satu tombak atau dua tombak atau tiga tombak aku berkata; "wahai Rasulullah orang yang memburu (kita ini) akan menyusul kita" dan aku (saat itu) menangis, Nabi bertanya: "kenapa kamu menangis?" aku menjawab; "demi Allah, aku bukan menangis karena khawatir terhadap diriku akan tetapi aku menangis karena khawatir kepada tuan" kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdoa: "kami serahkan dia (Suraqah) kepada kehendakMu "maka kaki sampai perut kuda Suraqah tergelincir masuk ke tanah yang keras dan dia melompat darinya dan berkata; "wahai Muhammad aku sudah tahu ini adalah perbuatanmu maka doakanlah kepada Allah agar menyelamatkanku dari apa yang menimpaku, demi Allah aku akan rahasiakan beritamu kepada orang-orang yang mencarimu yang ada di belakangku, dan ini wadah panah dari kulit milikku ambillah sebagian anak panahnya, sesungguhnya kamu akan melalui unta dan kambing milikku di tempat ini dan ini maka ambillah darinya untuk keperluanmu." Abu Bakar melanjutkan, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab; "aku tidak membutuhkannya" kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendoakannya maka lepaslah Suraqah (dari bencana yang menimpanya) dan kembali kepada teman temannya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melanjutkan perjalanannya bersamaku, sesampainya kami tiba di Madinah, orang-orang menyambut dan keluar ke jalan-jalan dan di atas atap rumah, para pelayan dan anak anak keluar bersegera sambil berkata; "Allah maha besar, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah datang, Muhammad telah datang." Orang-orang berselisih, siapakah diantara mereka yang berhak untuk ditempati rumahnya oleh beliau, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "malam ini aku akan menginap di rumah Bani Najar paman Abdul MuThalib untuk menghormati mereka, " maka ketika pagi esok harinya beliau berangkat sebagaimana yang diperintahkan. Barra' Bin Azib berkata; "orang muhajirin pertama yang datang kepada kami adalah Mush'ab Bin Umair saudara Bani Abdud Dar kemudian Ibnu Ummi Maktum yang buta saudara Bani Fihri, kemudian Umar Bin Al Khaththab bersama dua puluh orang berkendaraan, maka kami bertanya; "apa yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" ia menjawab; "beliau berada di belakangku", kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tiba bersama Abu Bakar, Barro' berkata; "tidaklah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tiba (di Madinah) kecuali pada saat itu aku telah hafal beberapa surat dari Al Mufashal." Israil berkata; " Barro' adalah sahabat Anshar dari Bani Haritsah."

ahmad:3

Telah menceritakan kepada kami [Waki'] dia berkata; telah berkata [Israil]; telah berkata [Abu Ishaq]; dari [Zaid Bin Yutsai'] dari [Abu Bakar] bahwasannya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengutusnya dengan pernyataan berlepas diri dari penduduk Makkah; "agar tidak seorang musyrik pun pergi menunaikan haji setelah tahun ini, tidak ada yang melakukan thawaf dalam keadaan telanjang dan tidak akan masuk syurga kecuali orang muslim, barangsiapa diantara dirinya dan Rasulullah ada perjanjian maka batasnya sampai sekesai perjanjian tersebut, dan Allah beserta Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrik." YAzid berkata; maka ia berangkat dengan tiga orang. Kemudian Beliau berkata kepada Ali; "susul dia dan kembalikan Abu Bakar padaku dan sampaikan pernyataan itu olehmu." maka diapun melakukannya, dia berkata; ketika Abu Bakar datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ia menangis dan bertanya; "wahai Rasulullah apakah telah terjadi sesuatu pada diriku?" beliau menjawab; "tidak ada yang terjadi padamu kecuali kebaikan, akan tetapi aku diperintahkan agar perkara itu tidak disampaikan kecuali olehku atau salah seorang dariku".

ahmad:4

Telah menceritakan kepada kami ['Affan] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Hammam], dia berkata; telah mengabarkan kepada kami [Tsabit] dari [Anas] bahwasannya [Abu Bakar] telah bercerita kepadanya, dia (Abu Bakar) berkata; aku berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika berada di dalam goa, -dalam riwayat lain ia berkata; "dan kami berada didalam goa, - dan seandainya salah seorang dari mereka melihat kedua kaki beliau, pasti mereka akan melihat kami dari bawah kedua kakinya", maka Beliau berkata: "wahai Abu Bakar, apa persangkaanmu terhadap dua orang, bukankah Allah adalah yang ketiga dari keduanya."

ahmad:11

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah Bin Muhammad Bin Abu Syaibah]. Abdullah berkata; dan aku telah mendengarnya dari Abdullah Bin Abu Syaibah, dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Muhammad Bin Fudlail] dari [Al Walid Bin Jumai'] dari [Abu Ath Thufail] dia berkata; ketika Rasulullah wafat, Fathimah menulis surat kepada Abu Bakar yang berisi; "Apakah kamu atau keluarganya yang mewarisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" Dia menjawab; "Aku tidak mewarisinya, tetapi keluarganyalah yang mewarisinya, " Fathimah berkata; "Lalu dimanakah saham Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" Maka [Abu Bakar] berkata; "Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah bersabda; "Sesungguhnya apabila Allah memberi makan seorang Nabi, kemudian mewafatkannya, maka Dia (Allah) menjadikannya untuk orang yang datang setelahnya", maka aku berniat mengembalikannya kepada kaum Muslimin." kemudian Fathimah berkata; "Kalau demikian, kamu lebih tahu atas apa yang telah kamu dengar dari Rasulullah."

ahmad:14

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman Bin Mahdi] dari [Sufyan] dari [Abu Ishaq] dari [Haritsah] dia berkata; sekelompok orang dari syam datang kepada Umar, kemudian mereka berkata; "Sesungguhnya kami mempunyai harta, kuda dan budak, dan kami ingin mengeluarkan zakat dan pensucinya." [Umar] menjawab; "Sebagaimana yang dilakukan oleh kedua sahabatku sebelumku maka aku akan melakukan seperti yang dilakukan mereka berdua." Kemudian dia bermusyawarah dengan para sahabat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dan diantara mereka ada Ali, maka Ali berkata; "Itu adalah baik jika itu bukan pajak rutin yang diambil dari mereka setelah kamu."

ahmad:78

Telah menceritakan kepada kami [Hasan Bin Musa] dan [Husain Bin Muhammad] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Syaiban] dari [Yahya] dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] bahwa ketika Umar Bin Al Khaththab sedang berkhutbah pada hari Jum'at, tiba tiba datang seorang lelaki, maka Umar bertanya; "Kenapa kalian menunda-nunda dari shalat?" maka laki-laki tersebut menjawab; "Tidak lain kecuali ketika aku mendangar adzan maka aku langsung berwudlu." [Umar] bertanya lagi; "Bukankah kalian telah mengengar bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda: "Jika kalian berangkat untuk shalat Jum'at maka mandilah."

ahmad:87

Telah menceritakan kepada kami [Hasan] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Lahi'ah] Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Aswad] bahwa dia mendengar [Muhammad Bin Abdurrahman Bin Labibah] bercerita dari [Abu Sinan Ad Dauli], bahwa dia datang menemui [Umar Bin Al Khaththab], dan di sisinya ada orang-orang muhajirin pendahulu, kemudian Umar mengeluarkan keranjang yang didatangkan dari sebuah benteng di Irak yang di dalamnya ada cincin, kemudian cincin itu diambil oleh salah seorang anaknya dan dimasukkan ke dalam mulutnya, maka Umar mengeluarkan dari mulutnya kemudian Umar menangis, orang-orang yang ada di sampingnya bertanya; "Kenapa kamu menangis, bukankah Allah telah menaklukkan bagimu dan memenangkanmu dari musuh musuhmu serta membuat tentram pandanganmu?" Umar menjawab; "Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah dunia dibukakan kepada seorang hamba, kecuali Allah akan menjadikan kebencian dan permusuhan diantara mereka pada hari Kiamat." dan saya takut yang demikian itu."

ahmad:89

Telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Ibnu Harmalah] dia berkata; aku mendengar [Sa'id yaitu Ibnul Musayyib] berkata; " [Utsman Bin Affan] keluar untuk melaksanakan haji dan ketika sampai di tengah perjalanan, dikatakan kepada Ali bahwa dia (Utsman) telah melarang dari tamattu' dalam Umrah sampai haji, maka [Ali] berkata kepada para sahabatnya; "Jika dia berjalan maka berjalanlah kalian." Kemudian Ali dan para sahabatnya memulai niat Umrah, dan Utsman tidak menyampaikan kepadanya, maka Ali berkata kepadanya; "Aku tidak diberitahu bahwa kamu telah melarang dari Tamattu' dalam Umrah" -Said Bin Al Musayyib berkata- maka Utsman menjawab; "Ya." Ali berkata; "Tidakkah kamu mendengar bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melakukan tamattu'?" Utsman menjawab; "Ya."

ahmad:379

Telah menceritakan kepada kami [Abu Sa'id] Telah menceritakan kepada kami [Israil] Telah menceritakan kepada kami [Simak] dari [Hanasy] dari [Ali], dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutusku ke Yaman, setelah kami sampai pada suatu kaum yang sedang membuat lubang perlindung dari singa, ketika sedang demikian mereka saling mendorong, maka terjatuhlah salah seorang dan menggantung kepada yang lain dan yang lain menggantung kepada yang lainnya juga, hingga mereka menjadi empat yang bergelantungan, dan singa melukai mereka, kemudian seorang melempar singa dengan tombaknya hingga mati, sedangkan empat orang itu meninggal semuanya karena terluka, kemudian wali orang pertama datang kepada wali yang lain dan mengeluarkan senjata untuk saling bunuh, maka pada waktu itu datanglah Ali kepada mereka dan berkata; "Apakah kalian akan berperang sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masih hidup? Sesungguhnya aku akan memutuskan perkara diantara kalian jika kalian ridla, dan itu merupakan sebaik baik keputusan, dan jika tidak maka persiapkanlah oleh sebagian kalian dengan sebagian yang lain, lalu datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan dia yang akan memutuskan perkara kalian, dan barangsiapa melampau batas setelah itu maka tidak ada hak baginya, kumpulkanlah seperempat diyat, sepertiga diyat, setengah diyat dan diyat penuh dari kabilah kabilah orang yang menggali lubang." Maka orang pertama mendapatkan bagian seperempat diyat karena dia yang menyebabkan binasanya orang yang ada di atasnya, orang kedua mendapatkan bagian sepertiga diyat, dan orang ketiga mendapatkan bagian setengah diyat, namun mereka menolak tidak ridla, dan mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sementara beliau berada di Maqam Ibrahim, kemudian mereka menceritakan kepadanya, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Aku akan memutuskan perkaranya diantara kalian." Dan beliau duduk mendekap lututnya, maka salah seorang dari mereka berkata; "Sesungguhnya Ali telah memutuskan perkara kami, " dan dia menceritakan kisahnya dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyetujuinya.Telah menceritakan kepada kami [Bahz] telah menceritakan kepada kami [Hammad] telah mencertikan kepada kami [simak] dari [Hanasy] bahwa [Ali] berkata; "Dan untuk orang keempat mendapatkan bagian diyah penuh."

ahmad:541

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Mahdi] telah menceritakan kepada kami [Malik] dari [pamannya] dari [Bapaknya] bahwa dia mendengar [Thalhah bin Ubaidullah] berkata; Seorang Badui menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya; "Wahai Rasulullah apa itu Islam?" beliau menjawab; "Shalat lima waktu sehari semalam." Dia bertanya lagi; "Apakah ada kewajiban yang lainnya bagiku?" beliau menjawab; "Tidak ada." Lalu dia bertanya tentang puasa, maka Nabi menjawab; "Puasa di bulan Ramadlan." Dia bertanya lagi; "Apakah ada kewajiban yang lainnya bagiku?" beliau menjawab; "Tidak ada." Thalhah berkata; kemudian dia menyebutkan zakat; "Apakah ada kewajiban yang lainnya bagiku?" beliau menjawab; "Tidak ada." dia berkata; "Demi Allah, saya tidak menambah atau menguranginya." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dia akan beruntung jika dia benar-benar jujur."

ahmad:1318

Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] telah memberitakan kepada kami [Sulaiman] yaitu At Taimi, dari [Abu 'Utsman] dari [Abdullah bin 'Amru] dari [Az Zubair bin Al Awwam] bahwa seorang lelaki mensedekahkan seekor kuda yang dinamakan ghamrah atau ghamra`. Zubair berkata; Kemudian dia mendapatkan kuda atau anak kuda yang dijual, lalu dinisbatkan kepada kudanya, maka hal itu dilarang.

ahmad:1336

Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Daud Al Hasyimi] telah memberitakan kepada kami [Abdurrahman] yaitu Ibnu Abu Ziyad, dari [Hisyam] dari dari ['Urwah] berkata; telah mengabarkan kepadaku [bapakku, Zubair radliallahu 'anhu] ketika perang Uhud telah usai seorang wanita datang sambil berjalan, sehingga ketika dia hampir mendekat kepada para korban, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak suka jika wanita itu sampai melihat mereka, maka beliau berkata; "Hentikan wanita itu, hentikan wanita itu!" Zubair radliallahu 'anhu berkata; "Maka aku menjelaskan bahwa itu adalah ibuku, Shafiyyah. Aku pergi berlari ke arahnya, dan aku dapat menemuinya sebelum dia mendekati kepada para korban yang gugur. Tetapi dia mendorong dan memukul dadaku, dan memang dia adalah seorang wanita yang kuat lagi penyabar, kemudian dia berkata; "Menjauhlah kamu, Aku tidak rela kepadamu." Saya katakan kepadanya; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersikeras untuk melarangmu" Maka ibuku pun berhenti dan mengeluarkan dua kain yang dibawanya, kemudian berkata; "Dua kain ini aku bawa untuk saudaraku Hamzah, karena telah sampai kepadaku berita kegugurannya, maka kafanilah dia dengan dua kain ini." Maka kami membawa dua kain itu untuk mengafani Hamzah, tetapi di samping Hamzah ada seorang lelaki Anshar yang terbunuh juga, yang telah diperlakukan sebagaimana yang diperlakukan kepada Hamzah. Kami merasa tidak pantas dan malu jika mengafani Hamzah dengan dua kain sementara tidak ada kafan untuk lelaki Anshar. Maka Kami katakan: "Satu kain untuk Hamzah dan satu lagi untuk lelaki Anshar, " kemudian kami mengukur keduanya, ternyata salah satunya lebih besar dari yang lain sehingga kami lakukan undian diantara keduanya dan masing masing kami kafani dengan kain yang menjadi bagiannya."

ahmad:1344

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Al Hanafi, Abdul Kabir bin Abdul Majid] telah menceritakan kepada kami [Bukair bin Mismar] dari ['Amir bin Sa'd], mengatakan bahwa saudaranya, Umar berangkat menemui Sa'd di tempat penggembalaan kambingnya di luar Madinah. Ketika Sa'd melihatnya, dia berkata; "Aku berlindung kepada Allah dari keburukan pengendara ini" dan ketika Umar menemuinya, dia berkata; "Wahai bapakku, apakah engkau rela menjadi seorang badui yang mengurusi kambingmu sementara orang-orang berselisih dalam masalah kepemimpinan di Madinah?" maka [Sa'd] memukul dada Umar dan berkata; "Diam kamu, saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah mencintai hambaNya yang bertaqwa, berkecukupan dan sembunyi-sembunyi (mengeluarkan sedekahnya)."

ahmad:1364

Telah menceritakan kepada kami ['Affan] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin 'Urwah] dari ['Urwah] bahwa [Abdurrahman bin Auf] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menetapkan bagian untukku dan untuk Umar bin Khaththab tanah ini dan ini, maka Zubair pergi kepada keluarga Umar dan membeli bagian Umar dari mereka. Setelah itu dia pergi kepada Utsman bin Affan dan berkata; "Abdurrahman bin Auf mengaku bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah memutuskan untuknya dan untuk Umar bin Khaththab bagian tanah ini dan ini, dan aku membeli bagian keluarga Umar." Maka Utsman berkata; "Abdurrahman boleh memberikan persaksiannya yang menguntungkan dirinya ataupun merugikannya."

ahmad:1580

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Mughirah] telah menceritakan kepada kami [Shafwan bin 'Amru] telah menceritakan kepada kami [Abu Hisbah, Muslim bin Ukais] mantan budak Abdullah bin 'Amir, dari Abu Ubaidah bin Jarrah, Abu Hisbah berkata; telah menceritakan [orang] yang menemuinya ketika dia sedang menangis. Orang itu bertanya; "Apa yang menyebabkanmu menangis wahai [Abu Ubaidah]?" Dia menjawab; "Kami menangis karena pada suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan, bahwa Allah akan memenangkan kaum muslimin dan memberi mereka rampasan Perang sampai beliau menyebut negeri Syam. Beliau bersabda: "Jika ajalmu di akhirkan wahai Abu Ubaidah, maka cukuplah bagimu tiga pelayan; satu pelayan melayanimu, satu pelayan lagi yang melayani perjalananmu dan terakhir yang melayani keluargamu dan membantu mereka. Cukuplah bagimu tiga kendaraan; satu kendaraan untuk kamu naiki, satunya untuk membawa barang-barangmu dan satunya lagi untuk budakmu." kemudian saya melihat ke rumahku, ternyata telah penuh dengan budak laki-laki dan aku melihat ke kandang untaku, telah penuh dengan kendaraan unta dan kuda, bagaimana aku bertemu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam setelah ini, padahal Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah berwasiat kepada kami: "Orang yang paling aku cintai dan paling dekat kepadaku diantara kalian adalah orang yang berjumpa denganku dalam kondisi sebagaimana ketika dia berpisah denganku."

ahmad:1604

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu 'Adi] dari [Daud] dari ['Amir] berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus sekelompok pasukan ke Dzatu Salasil. Beliau menjadikan Abu Ubaidah sebagai komandan bagi kaum Muhajirin dan Amru bin al Ash sebagai komandan bagi orang-orang Badui. Beliau berpesan kepada mereka berdua: "Lakukanlah dengan sukarela!" ketika itu mereka mendapat misi untuk menyerang Bani Bakr, tetapi 'Amru berangkat dan menyerang Bani Qudlz'ah karena Bani Bakr adalah paman dari Bani Qudla'ah. Maka Al Mughirah bin Syu'bah berangkat menemui Abu 'Ubaidah. Dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mengangkat anda untuk menjadi pemimpin kami, sedangkan anak fulan telah berangkat memimpin kaumnya, sehingga kamu sudah tidak ada lagi wewenang untuk mereka." Abu 'Ubaidah berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyuruh kami agar kami melakukannya dengan sukarela sedangkan saya akan mentaati Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam walau 'Amru membantahnya."

ahmad:1606

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu 'Adi] dari [Sulaiman] yaitu At Taimi, dari [Abu 'Utsman] dari [Abdurrahman bin Abu Bakar] berkata; Abu Bakar datang bersama seseorang atau beberapa orang tamunya. Kemudian Abu Bakar menghabiskan waktu sore di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Saat pulang, ibuku berkata kepadanya; "Kamu terlambat untuk menjamu tamu atau para tamumu pada malam ini." dia bertanya; "Apakah kamu telah memberi makan malam kepada mereka?" ibuku menjawab; "Belum." Ibuku berkata lagi; "Saya sudah tawarkan kepadanya atau kepada mereka, namun mereka menolaknya." Abu Bakar marah dan bersumpah untuk tidak memakannya, dan tamu tersebut atau para tamu tersebut juga bersumpah untuk tidak memakannya sampai Abu Bakar memakannya. Kemudian Abu Bakar berkata; "perbuatan ini dari syetan." Lalu dia meminta makanan tersebut dan memakannya dan mereka juga memakannya, setiap kali mereka mengangkat suapan muncul dari bawahnya makanan yang lebih banyak, maka dia pun bertanya; "Wahai saudari Bani Firasy, apa ini?" Ibuku menjawab; "Wahai penyejuk hatiku, sekarang makanan ini malah lebih banyak daripada sebelum kita makan." Kemudian mereka menyantapnya dan mengirimkannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Abdurrahman menceritakan bahwa beliau juga memakannya.

ahmad:1609

Telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari ['Amru] yaitu Ibnu Dinar, bahwa ['Amru bin Aus Ats Tsaqafi] mengabarinya, bahwa [Abdurrahman bin Abu Bakar] telah menceritakan kepadaku, dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyuruhku untuk menemani Aisyah ke at Tan'im dalam rangka umrah."

ahmad:1612

Telah menceritakan kepada kami ['Arim] telah menceritakan kepada kami [Mu'tamir bin Sulaiman] dari [bapaknya] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Utsman] bahwa [Abdurrahman bin Abu Bakar] menceritakannya, bahwa para ahli Shuffah adalah orang-orang fakir. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam suatu kali bersabda: "Barangsiapa memiliki makanan yang cukup untuk dua orang maka ajaklah orang ketiga (untuk ikut serta makan). Barangsiapa memiliki makanan yang cukup untuk empat orang maka ajaklah orang kelima, atau keenam." Abu Bakar datang bersama tiga orang dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersama dengan sepuluh orang, dan Abu Bakar dengan tiga orang, yaitu saya bapakku dan ibuku. -Abu 'Utsman berkata; Saya tidak tahu apakah Abdurrahman mengatakan; Istriku, pelayan yang berada di rumah kami dan rumah Abu Bakar. Abu Bakar makan malam bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian tetap di sana sampai saya selesai melaksanakan shalat isya', kemudian dia kembali lagi ke tempat tersebut sehingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengantuk. Setelah berlalu waktu mendekati perengahan malam dia datang, dan istrinya bertanya; "Apa yang menyebabkan kamu terlambat untuk melayani para tamumu, atau seorang tamumu?" Abu Bakar berkata; "Apakah kamu telah memberi makan malam kepada mereka?" dia menjawab; "Mereka menolaknya sampai kamu datang, padahal sudah saya tawarkan kepada mereka." Kemudian saya pergi bersembunyi mengawasi. Abu Bakar berkata; "Wahai Ghuntsar atau 'Antar (kata hinaan kepada mereka)!" Abu Bakar merendahkannya dan mencelanya, lalu dia berkata; "Makanlah kalian seadanya. Demi Allah! Saya tidak akan makan selamanya." Abdurrahman berkata; Tamu tersebut juga bersumpah, bahwa dia tidak akan memakannya sampai Abu Bakar memakannya. Abu Bakar berkata; "Perbuatan ini dari syetan." Lalu dia meminta makanan tersebut dan memakannya dan mereka juga memakannya. Maka tidaklah kami mengangkat satu suapan kecuali muncul dari bawahnya makanan yang lebih banyak. Sampai akhirnya mereka kenyang dan jumlahnya semakin bertambah banyak dari sebelumnya. Kemudian Abu Bakar melihat makanan itu, dan rupanya makanan tersebut seperti semula atau bahkan lebih banyak. Lalu Abu Bakar bertanya kepada istrinya; "Wahai saudari Bani Firasy, apa ini?" Dia menjawab; "Wahai penyejuk hatiku, sekarang makanan ini malah lebih banyak daripada sebelum kita makan." (dia ucapkan) tiga kali. Kemudian Abu Bakar menyantapnya dan berkata; "sesungguhnya hal itu (sumpahnya) dari syetan, " setelah memakan satu suapan dia membawanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan akhirnya makanan tersebut berada di tempat beliau. Ketika itu antara kami dan suatu kaum ada sebuah perjanjian yang masa berlakunya telah selesai. Kemudian kami mengangkat dua belas orang sebagai pemimpin dan setiap orang memimpin beberapa orang. Allah yang tahu berapa jumlah mereka yang bersama setiap pemimpin, dan Abu Bakar mengirim makanan tersebut kepada mereka dan mereka semuanya memakan makanan tersebut.

ahmad:1619

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Bahr] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salamah] dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Yahya bin 'Abbad] dari [Bapaknya, 'Abbad bin Abdullah bin Zubair] berkata; [Al Harts bin Khazmah] menemui Umar bin Al Khatthab dengan membawa dua ayat terakhir surat al Bara`ah: (Sungguh telah datang kepada kalian seorang rasul dari golongan kalian …) Maka Umar bertanya; "Siapa yang menjadi saksimu atas hal ini?"dia menjawab; "Aku tidak tahu, demi Allah! namun Aku bersumpah sungguh aku mendengarnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, aku memahaminya dan menghafalnya." Maka [Umar] berkata; "Aku juga bersaksi bahwa aku juga benar-benar mendengarnya langsung dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Kemudian dia mengatakan; "Andaikan jumlah ayat-ayat itu tiga ayat, niscaya akan aku jadikan satu surat tersendiri. Maka carilah salah satu surat dari Al Qur`an (yang sesuai dengannya), lalu letakkanlah keduanya di dalamnya. Aku pun meletakkannya pada akhir surat al Bara`ah.

ahmad:1622

Masih melalui jalur periwayatan yang sama seperti hadits sebelumnya, [Al Hasan] juga berkata; Beliau bersabda: "Tinggalkanlah apa yang meragukanmu, sesungguhnya kejujuran itu membawa pada ketenangan dan kebohongan itu membawa pada keraguan."

ahmad:1630

Telah menceritakan kepada kami ['Affan] telah menceritakan kepada kami [Yazid] yaitu Ibnu Ibrahim At Tustari, telah memberitakan kepada kami [Muhammad] berkata; [diberitakan kepadaku] bahwa jenazah lewat pada Al Hasan bin Ali dan Ibnu Abbas radliallahu 'anhuma. [Al Hasan] berdiri sedangkan [Ibnu Abbas] radliallahu 'anhuma duduk, maka Al Hasan bertanya kepadanya; "Tidakkah kau lihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika dilewati jenazah?" maka Ibnu Abbas berdiri dan berkata; "Ya, namun beliau juga pernah duduk." Al Hasan tidak mengingkari apa yang dikatakan Ibnu Abbas radliallahu 'anhuma.

ahmad:1634

Masih melalui jalur periwayatan yang sama seperti hadits sebelumnya, [Al Hasan] juga berkata; Beliau bersabda: "Tinggalkanlah apa yang meragukanmu, menuju sesuatu yang tidak meragukanmu karena kejujuran itu ketenangan dan kebohongan itu keraguan."

ahmad:1636

Masih melalui jalur periwayatan yang sama seperti hadits sebelumnya, [Al Hasan] berkata; beliau mengajari kami do'a ini; "ALLAHUMMAHDINI FI MAN HADAIT WA 'AFANI FI MAN 'AFAIT WA TAWALLANI FIMAN TAWALLAIT WA BARIK LI FI MA A'THAIT WAQINI SYARRA MA QADHAIT, INNAHU LA YADZILLU MAN WALAIT (Ya Allah, berilah aku petunjuk sebagaimana orang yang telah Engkau beri petunjuk, berilah aku perlindungan sebagaimana orang yang Engkau beri perlindungan, sayangilah aku sebagaimana orang yang Engkau sayangi dan berilah berkah terhadap apa yang telah Engkau berikan kepadaku dan jauhkan aku dari kejelekan taqdir yang kau tentukan. Sesungguhnya orang yang Engkau bela tidak akan terhina)." Syu'bah berkata; dan menurutku beliau juga berkata; "TABAARAKTA RABBANA WA TA'ALAIT (Maha Suci Engkau, Wahai tuhan kami Maha Tinggi Engkau.) " Dan Syu'bah berkata; dan telah menceritakan kepadaku seseorang yang mendengarnya dari Al Hasan, dan saya mendengar dia meriwayatkan hadits ini pada saat dia keluar untuk menemui Al Mahdi setelah wafat ayahnya, dan Syu'bah tidak merasa ragu dengan lafazh hadits; "TABAARAKTA RABBANA WA TA'ALAIT (Maha Suci Engkau, Wahai tuhan kami Maha Tinggi Engkau.) ". Muhammad bin Ja'far bertanya kepada Syu'bah; "Apakah kamu ragu mengenai hal itu?" dia menjawab; "Tidak."

ahmad:1637

Telah menceritakan kepada kami [Wahb bin Jarir] telah menceritakan kepada kami [bapakku] berkata; saya mendengar [Muhammad bin Abu Ya'qub] menceritakan dari [Al Hasan bin Sa'd] dari [Abdullah bin Ja'far] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus sepasukan tentara dibawah pimpinan Zaid bin Haritsah, lalu beliau bersabda: "Jika Zaid terbunuh atau syahid, maka pemimpin kalian adalah Ja'far. Jika ia terbunuh atau syahid, maka pemimpin kalian adalah Abdullah bin Rawahah." Ketika mereka berhadapa dengan musuh, Zaid mengambil bendera dan bertempur hingga terbunuh. Lalu Ja'far mengambil alih bendera dan bertempur hingga terbunuh. Bendera kembali dipegang oleh Abdullah bin Rawahah, dan dia bertempur hingga terbunuh. Kemudian bendera diambil oleh Khalid bin Walid, dan Allah memenangkannya. Maka sampailah kabar ini kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian beliau keluar menemui orang-orang, beliau bertahmid kepada Allah dan memujinya, lalu bersabda: "Sesungguhnya saudara-saudara kalian bertempur melawan musuh. Yang (pertama kali) memegang bendera adalah Zaid bin Haritsah, dia bertempur hingga terbunuh atau syahid, kemudian bendera diambil oleh Ja'far bin Abu Thalib, dan ia bertempur hingga terbunuh atau syahid, kemudian bendera dipegang Abdullah bin Rawahah, dan ia bertempur hingga ia terbunuh atau syahid. Setelah itu bendera diambil alih oleh salah satu pedang Allah, Khalid bin Walid, dan Allah pun memenangkannya." Beliau menunda (untuk datang kepada keluarga korban), dan beliau menunda untuk datang kepada keluarga Ja'far selama tiga hari. Kemudian beliau mendatangi mereka dan berkata; "Janganlah kalian menangisi saudaraku setelah hari ini atau besok, dan panggilkanlah kedua putra saudaraku." Abdullah berkata; Kemudian kami dibawa ke hadapan beliau, seakan-akan kami anak ayam (yang kehilangan induknya). Beliau berkata; "Panggilkanlah tukang cukur untukku." Lalu didatangkanlah tukang cukur, dan dia pun mencukur rambut kami. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Muhammad (bin Ja'far) itu mirip dengan paman kami, Abu Thalib, sedang Abdullah itu mirip dengan fisikku dan kelakuanku." Lalu beliau memegang tanganku dan menengadahkannya, lalu berdoa: "Ya Allah gantikanlah Ja'far bagi keluarganya, serta berkahilah Abdullah atas janji setianya." Beliau mengatakannya sebanyak tiga kali. Abdullah berkata; Lalu ibu kami datang dan mengatakan kepada beliau tentang keyatiman kami, sehingga membuat beliau bersedih, kemudian beliau bersabda: "Janganlah engkau khawatir dengan kehidupan mereka, sesungguhnya aku adalah wali bagi mereka di dunia dan di akhirat."

ahmad:1659

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] telah memberitakan kepada kami [Yahya bin Al 'Ala`] dari [pamannya, Syu'aib bin Khalid] telah menceritakan kepadaku [Simak bin Harb] dari [Abdullah bin 'Amirah] dari [Abbas bin Abdul Muththalib] berkata; Kami bermajlis bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di Al Bathha`, tiba-tiba sekumpulan awan melintas, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Tahukah kalian apakah itu?" Kami menjawab; "Itu adalah kumpulan awan." Beliau berkata; "Dan mega." kami mengikuti; "Dan mega." Lalu beliau bersabda: "Dan mendung." Maka kamipun diam. Beliau bertanya lagi; "Apakah kalian tahu berapa jarak antara langit dan bumi?" Kami menjawab; "Allah dan RasulNya lebih mengetahui." Beliau berkata; "Jaraknya adalah sejauh perjalanan lima ratus tahun. Jarak antara langit yang satu dengan langit berikutnya adalah sejauh perjalanan lima ratus tahun juga. Tebal langit adalah sejauh perjalanan lima ratus tahun. Di atas langit ke tujuh ada lautan yang jarak antara dasar dengan permukaannya adalah sebagaimana jarak bumi dan langit. Lalu di atasnya lagi ada delapan penyangga yang jarak antara ujung dengan pangkalnya seperti jarak antara langit dan bumi. Di atasnya lagi ada Arsy yang jarak antara dasar dan permukaannya adalah seperti jarak antara langit dan bumi. Allah Tabaraka Wa Ta'ala berada di atasnya. Tidak ada satu amalan pun yang dilakukan oleh keturunan Adam yang tersembunyi dari-Nya." Abdullah berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ash Shabbah Al Bazzar] dan [Muhammad bin Bakkar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin Abu Tsaur] dari [Simak bin Harb] dari [Abdullah bin 'Amirah] dari [Al Ahnaf bin Qais] dari [Al Abbas bin Abdul Muththalib] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti di atas.

ahmad:1676

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] telah mengabarkan kepadaku [Katsir bin Abbas bin Abdul Muththalib] dari [Bapaknya, Al Abbas] berkata; Saya menyaksikan perang Hunain bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Saya melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak di kawal oleh seorangpun kecuali aku dan Abu Sufyan bin Al Harits bin Abdul Muththalib, maka kami memutuskan untuk tetap mendampingi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan tidak meninggalkan beliau. Pada saat itu, beliau berada di atas keledai putih kehitam-hitaman -Ma'mar berkata; berwarna putih- pemberian Farwah bin Nu'amah Al Judzami. Tatkala pasukan kaum muslim dan pasukan kafir bertemu, orang-orang muslim kabur sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengarahkan bighalnya ke arah orang kafir. Al Abbas berkata; Saya memegang kekang bighal Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, saya menahannya agar kuda tersebut tidak berjalan cepat menuju orang-orang musyrik, sedangkan Abu Sufyan bin Al Harits memegang pijkan kaki Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian beliau bersabda: "Wahai Abbas panggillah orang-orang yang mengikuti Bai'atur Ridlwan." Aku adalah orang yang sangat tinggi suaranya, maka aku pun mengangkat suaraku dengan tinggi; "Dimanakah ashhab as samurrah (orang yang mengikuti Bai'atur Ridlwan)?" Demi Allah, rasa sayang mereka (kepada Rasulullah shallallah 'alaihi wa sallam) ketika mendengar suaraku (memanggil mereka) seperti rasa sayang seekor induk sapi terhadap anak-anaknya. Mereka menjawab; "Kami datang memenuhi panggilanmu, kami datang memenuhi panggilanmu." Maka kaum muslimin pun datang, kemudian terjadilah pertempuran antara kaum muslimin dan orang-orang kafir. Orang-orang Anshar pun (tak ketinggalan) menyeru; "Wahai segenap kaum Anshar!" Kemudian panggilan semakin menyempit kepada Bani Al Harits bin Al Khazraj, mereka memanggil; "Wahai Bani Al Harits bin Al Khazraj." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihat pada saat di atas bighalnya, seakan-akan beliau berdiri di atasnya, memandangi peperangan yang sedang terjadi, dan bersabda: "Inilah yang terjadi ketika peperangan sangat sengit sedang terjadi." Kemudian beliau mengambil (segenggam) kerikil dan melemparkannya kepada arah orang-orang kafir, lalu bersabda: "Mereka akan kalah, Demi Rabb Ka'bah, mereka akan kalah, Demi Rabb Ka'bah." Al Abbas melanjutkan ceritanya; Aku bergegas melihat peperangan, dan ternyata peperangan masih dalam keadaan seperti yang kulihat. Demi Allah, tidak ada yang dilakukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kecuali melempar kerikil-kerikil tersebut kepada arah mereka, dan saya dapat melihat kekuatan mereka melemah dan akhirnya mundur sehingga Allah mengalahkan mereka. Saya tetap memperhatikan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang sedang mengejar di belakang mereka di atas bighalnya."

ahmad:1679

Telah menceritakan kepada kami ['Affan] telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin 'Utsman bin Khutsaim] dari [Abu Thufail] dari [Al Fadhl bin Abbas] bahwa dia dibonceng Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dari Muzdalifah menuju Mina, dan beliau tetap bertalbiyah hingga beliau melempar jumrah.

ahmad:1702

Telah menceritakan kepada kami [Husyaim] telah memberitakan kepada kami [Yahya bin Abu Ishaq] dari [Sulaiman bin Yasar] dari [Ubaidullah bin Abbas] berkata; Al Ghumaisha' atau Ar Rumaisha' menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengadukan suaminya, dan perempuan itu menyatakan bahwa suaminya tidak mau menggaulinya. Tidak lama kemudian datanglah suaminya dan menyatakan bahwa istrinya berdusta, namun dia melakukannya hanya karena ingin kembali kepada suami pertamanya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada perempuan itu: "Engkau tidak akan bisa melakukannya hingga suami kedua merasakan madumu."

ahmad:1740

Telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah bin 'Amru] telah menceritakan kepada kami [Abu Ishaq] dari [Sufyan] dari [Habib bin Abu Amrah] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] tentang firmanNya (Alif laam Miim. Telah dikalahkan bangsa Romawi), ia berkata; "Bangsa Romawi dikalahkan dan akhirnya kalah." Ia berkata; "Orang-orang Musyrik senang (berharap) jika bangsa Persia dapat mengalahkan bangsa Romawi, karena mereka adalah penyembah berhala, sedang kaum Muslimin senang (berharap) jika Romawi dapat mengalahkan Persia, karena mereka adalah Ahli Kitab. Maka orang-orang menceritakannya pada Abu Bakar, maka Abu Bakar menceritakannya pada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh nantinya mereka akan menang." Ibnu Abbas berkata; Lalu Abu Bakar memberitahukan kepada mereka, dan mereka berkata; "Tentukan waktunya antara kami dan engkau; bila kami menang, maka bagi kami anu dan anu, dan bila kalian menang, maka bagi kalian anu dan anu." Lalu ditetapkanlah waktu lima tahun, namun mereka (bangsa Romawi) belum juga menang, akhirnya Abu Bakar menyampaikan hal itu pada Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam, maka beliau bersabda: "Sebaiknya engkau tetapkan lebih dari itu." Ia berkata; Menurutku beliau mengatakan: "Sepuluh tahun." Abdullah berkata; Sa'id bin Jubair berkata; Al Bidl'u adalah di bawah sepuluh, maka setelah itu bangsa Romawi memperoleh kemenangan. Ia melanjutkan, "Itulah (makna) firmanNya: (Alif laam Miim. Telah dikalahkan bangsa Rumawi) hingga firmanNya (dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman). Ia berkata; "Mereka bergembira dengan pertolongan Allah."

ahmad:2365

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Fudlail] dari [Khushaif] telah menceritakan kepada kami [Abu Ubaidah] dari [Abdullah] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat bersama kami dalam shalat Khauf, lalu mereka pun berdiri membentuk dua shaf, satu shaf berdiri di belakang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sementara shaf yang lain berada menghadap musuh. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat dengan shaf yang setelahnya satu rakaat, kemudian mereka bangun dan pergi menempati posisi mereka yang menghadap musuh, dan mereka pun menempati posisi mereka, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat bersama mereka satu rakaat kemudian beliau salam. Lantas mereka menyelesaikan sendiri shalatnya satu rakaat, kemudian salam dan pergi menempati posisi mereka menghadap musuh, mereka pun kembali ke tempat mereka lalu masing-masing shalat sendiri satu rakaat kemudia mereka salam.

ahmad:3380

Telah menceritakan kepada kami [Khalaf bin Walid] telah menceritakan kepada kami [Ibnu 'Ayyasy] dari [Muhammad bin Ziyad Al Alhani] dari [Abu Rasyid Al Hubrani] dia berkata; aku mendatangi [Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash], aku katakan kepadanya: "ceritakan kepada kami apa yang telah engkau dengar dari Rasul Shallallahu 'alaihi wa Salam." Maka dia menyodorkan ke tanganku sebuah lembaran shahifah seraya berkata: "Ini yang dituliskan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam untukku." Maka akupun melihat lembaran shahifah tersebut, dan aku dapatkan dalam lembaran tersebut bahwa Abu Bakar Ash Shidiq pernah bertanya kepada beliau: "Wahai Rasulullah, ajarilah aku, apa yang harus aku ucapkan ketika berada pada waktu pagi dan sore hari?" Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam pun menjawab: "wahai Abu Bakar, ucapkalah: ALLAHUMMA FAATHIROS SAMAAWAATI WAL ARDLI, `AALIMAL GHAIBI WASY SYAHAADAH, LAA ILLAHA ILLA ANTA, RABBA KULLI SYAI` WA MALIIKAHU, A`UUDZU BIKA MIN SYARRI NAFSII WA MIN SYARRI ASY SYAITHAANI WA SYIRKIHI, WA AN AQTARIFA `ALAA NAFSII SUU`AN AU AJURROHU ILA MUSLIM (Ya Allah, Tuhan pencipta langit dan bumi, Tuhan yang mengetahui yang Ghaib dan yang nyata, tiada tuhan yang berhak untuk disembah kecuali Engkau, Tuhan yang menguasai segala sesuatu dan merajainya, aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan diriku, kejahan setan dan bala tentaranya, atau aku berbuat kejelekkan pada diriku atau aku mendorongnya pada seorang muslim)."

ahmad:6555

Telah menceritakan kepada kami [Abu Mughirah] telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Al Ghoz] telah menceritakan kepadaku ['Amru bin Syu'aib] dari [bapaknya] dari [kakeknya], dia berkata; "kami bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam turun dari suatu tempat yang bernama Tsaniyah Adzakhir." Dia berkata; "maka beliau melihat ke arahku, sedang aku waktu itu menggunakan kain tipis nan lembut yang sudah dicelup dengan warna kuning. Maka beliau pun berkata: "apa-apaan ini"! aku tahu sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam marah dan tidak suka. Lalu aku pulang dan menemui keluargaku, waktu itu mereka sedang menghidupkan tungku masak, maka akupun segera melepas kainku dan aku lemparkan ke dalam tungku masak tersebut. Kemudian aku kembali menemui Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam. Beliau bertanya: "Apa yang terjadi dengan kain itu?" dia berkata; aku berkata; "aku tahu bahwa engkau tidak suka dengan kain tersebut, maka aku pun pulang ke rumahku menemui mereka, dan aku dapati mereka sedang menyalakan tungku masak sehingga aku masukkan kain tersebut ke dalam tungku." Maka beliau pun bersabda: "kenapa tidak kamu pakaikan saja untuk sebagian keluargamu." Dan dia menyebutkan bahwa ketika turun dari Tsaniyah Adzakhir, Rasulullah shalat bersama dengan mereka dan menghadap ke arah tembok yang dijadikan sebagai kiblat. Lalu muncullah seekor anak kambing lewat di hadapan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam, maka Nabi pun berusaha mencegah anak kambing tersebut sambil terus mendekat ke arah tembok. Sehingga aku lihat perut Nabi menempel tembok dan anak kambing itu lewat di belakang beliau."

ahmad:6556

Telah menceritakan kepada kami ['Affan] dan [Bahz] mereka berkata: telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Habib bin Abu Tsabit] dia berkata; aku mendengar [Abul Abbas] -dia adalah seorang lelaki yang pandai bersya'ir- berkata; aku mendengar [Abdullah bin 'Amru] berkata; seorang lelaki datang kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam meminta izin kepadanya untuk pergi berjihad. Maka beliau bertanya: "Apakah kedua orang tuamu masih hidup?" "Masih" jawabnya. Beliau bersabda: "Kepada keduanya hendaknya kamu berjihad." [Bahz] berkata: telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Tsabit] dari [Abul Abbas] dia berkata: "aku bertanya [Abdullah bin 'Amru]."

ahmad:6562

Telah menceritakan kepada kami [Bahz] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] telah mengkhabarkan kepadaku [Ya'la bin Atho`] dari [bapaknya], dia berkata; aku mengira bahwa hadits itu berasal dari [Abdullah bin 'Amru], dia berkata; -Syu'bah masih meragukan- Seorang laki-laki berdiri kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam dan meminta izin kepadanya untuk pergi jihad. Maka beliau bersabda: "Apakah engkau masih mempunyai kedua orang tua?" Dia berkata; "Ya, ibuku" Beliau bersabda: "Pergi dan berbuat baiklah kepada ibumu." Dia berkata; maka lelaki itu pun pergi di antara orang-orang.

ahmad:6563

Telah menceritakan kepada kami [Bahz] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman] -yaitu Ibnul Mughirah- dari [Tsabit] telah menceritakan kepada kami [seorang laki-laki] dari Syam, dia adalah seorang yang selalu mengikuti dan mendengar Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash, ia berkata; aku sedang bersama Abdullah bin 'Amru, lalu dia bertemu dengan Nauf, maka Nauf pun berkata: telah disebutkan kepadaku bahwa Allah Ta`ala berfirman kepada para Malaikat-Nya: "Panggilkanlah hamba-hamba-Ku." Mereka menjawab: "Wahai Rabb, bagaimana mungkin, langit yang tujuh lapis ada di atas mereka, dan Arsy ada di atasnya lagi?" Allah menjawab: "Sesungguhnya jika mereka mengucapkan LAA ILAAHA ILLAH maka doa mereka akan dikabulkan." (Lelaki dari Syam) berkata: [Abdullah bin 'Amru] berkata kepada Nauf; "kami shalat maghrib bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam atau shalat selainnya, maka orang-orang duduk sedang aku juga di antara mereka sedang menunggu shalat yang lain, kemudian beliau membalikkan badannya dan berjalan dengan cepat, seakan-akan aku melihat sarungnya diangkat lebih tinggi agar bisa berjalan dengan cepat, lalu beliau berhenti di hadapan kami dan bersabda: "maukah kalian aku beri kabar gembira, Rabb kalian memerintahkan pintu langit yang tengah, " atau beliau berkata: "pintu langit agar dibuka. Kemudian Dia membangga-banggakan kalian di hadapan para malaikat-Nya. Dia berkata; "Lihatlah hamba-hamba Ku, mereka melaksanakan hak kewajiban dari-Ku, kemudian mereka juga sedang menunggu untuk mengerjakan hak untuk-Ku yang lainnya."

ahmad:6564

Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Iyad bin laqith As Sadusi], dia berkata: Aku mendengar [Abu Rimtsah At Taimi] berkata: Aku datang bersama dengan bapakku kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam, maka beliau bersabda: "Apakah ini anakmu?" 'Iya" jawabku. Beliau bersabda: "Apakah engkau menyayanginya?" "Iya" jawabku. Beliau bersabda: "Adapun dia (anak tersebut) tidak akan berbuat jahat kepadamu dan kamu tidak akan berbuat jahat kepadanya."

ahmad:6810

Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Abdul Malik] dan ['Affan] mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Iyadl] telah menceritakan kepada kami [Iyadl] dari [Abu Rimtsah], dia berkata: aku bersama bapakku bertolak menuju Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam, maka ketika aku melihatnya, bapakku berkata kepadaku; "Tahukah engkau siapa orang ini?"Tidak" jawabku. Bapakku berkata: "Dia adalah Muhammad Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam." Dia berkata; "maka aku pun bergetar ketika bapakku mengatakan begitu, aku mengira bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam adalah seorang laki-laki yang tidak sama dengan kebanyakkan manusia, ternyata dia adalah seorang laki-laki yang rambutnya menyentuh daun telinganya." Affan berkata di dalam haditsnya; "Mempunyai rambut yang menyentuh daun telinga, rambutnya ada inai, dan mengenakan dua lembar selendang berwarna biru. Kemudian bapakku mengucapkan salam kepadanya, kemudian kamu duduk dan berbicang-bincang selama satu jam. Lalu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam berkata kepada bapakku: "Apakah ini anakmu? ' Dia menjawab, "Ya, demi Rabbul Ka'bah." Dia berkata; "Ini benar." Lalu berkata lagi, "Aku berani bersaksi atasnya." Maka tersenyumlah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam kepada bapakku yang menguatkan kemiripanku dengannya dan juga karena sumpahnya kepada Allah atas diriku. Kemudian beliau bersabda: "Adapun dia, sungguh tidak akan berbuat jahat kepadamu dan kamu tidak akan berbuat jahat padanya." Lalu beliau membaca ayat: "dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain." Kemudian bapakku melihat semisal luka yang ada pada pundak Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam, dan berkata; "wahai Rasulullah, sesungguhnya aku adalah orang yang paling paham tentang kedokteran di antara orang-orang, maka bolehkan aku mengobati lukamu?" "Tidak, dokternya adalah yang telah menciptakannya (Allah)." Jawab beliau.

ahmad:6812

Telah menceritakan kepada kami Abdullah telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abi Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Husain bin Ali] dari [Ibnu Abjar] dari [Iyad bin Laqith] dari [Abu Rimtsah], dia berkata: aku bersama dengan ayahku pergi kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam sedang aku masih seorang bocah. Dia berkata; maka ayahku berkata kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam; "sesungguhnya aku adalah seorang laki-laki yang paham ilmu kedokteran, maka perlihatkanlah kepadaku luka yang ada di punggungmu." Beliau bersabda: "Apa yang akan kamu lakukan?" "Aku akan membelahnya." Jawabnya. Beliau bersabda: "Sesungguhnya engkau bukan seorang dokter, engkau hanya bisa membantu memberinkan manfaat, dokternya adalah Dzat yang telah menjadikannya terluka." Yang lain berkata: "yang menciptakannya."

ahmad:6813

Telah menceritakan kepada kami Abdullah telah menceritakan kepada kami [Syaiban bin Abi Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Yazid] -yaitu Ibnu Ibrahim At Tustari telah menceritakan kepada kami [Shodaqoh bin Abi Imron] dari seorang lelaki yaitu [Tsabit bin Munqidz] dari [Abu Rimtsah], dia berkata: "aku bersama dengan bapakku pergi kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam, maka ketika kami sedang berada pada salah satu jalan kami bertemu dengannya (Shallallahu 'alaihi wa Salam), lalu bapakku berkata kepadaku, 'Wahai anakku, ini adalah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam.'" Dia berkata; "aku mengira bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam adalah seseorang yang tidak mirip dengan kebanyakkan manusia, padahal beliau adalah seorang laki-laki yang mempunyai rambut yang menyentuh daun telinga, mengenakan inai, dan mengenakan dua selendang berwana biru." Dia berkata; "seakan aku melihat pada kedua betisnya." Dia berkata; Rasulullah berkata kepada bapakku: "Siapa yang bersamamu ini?" Dia menjawab, "Demi Allah ini adalah putraku." Dia berkata; Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam tertawa karena bapakku bersumpah kepada Allah atas aku. Kemudian beliau bersabda: "Engkau telah berkata benar, adapun dia, sungguh tidak akan berbuat jahat kepadamu dan kamu tidak akan berbuat jahat kepadanya." Dia berkata; kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam membaca ayat; "dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain".

ahmad:6817

Telah menceritakan kepada kami Abdullah telah menceritakan kepadaku [Ja'far bin Humaid Al Kufi] telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Iyad bin laqith] dari [bapaknya] dari [Abu Rimtsah], dia berkata: aku bersama bapakku bertolak menuju Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam, maka ketika aku melihatnya, bapakku berkata kepadaku; "Tahukah kamu siapa orang ini?" "Tidak" jawabku. Bapakku berkata; "Dia adalah Muhammad Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam." Dia berkata; maka aku pun bergetar ketika bapakku mengatakan kepadaku begitu, aku mengira bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam adalah seorang laki-laki yang tidak sama dengan kebanyakkan manusia, ternyata dia adalah seorang laki-laki yang rambutnya menyentuh daun telinganya, pada rambutnya terdapat inai dan mengenakan dua lembar selendang berwarna biru. Lalu bapakku mengucapkan salam kepadanya. Kemudian kami duduk dan berbincang selama satu jam. kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam berkata kepada bapakku, "Apakah ini anakmu?" dia menjawab, "Ya, demi Rabbul Ka'bah." Dia berkata; "Ini benar." Lalu berkata lagi, "Aku berani bersaksi atasnya." Maka tersenyumlah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam kepada bapakku yang menguatkan kemiripanku dengannya dan juga karena sumpahnya kepada Allah atas diriku. Kemudian beliau bersabda: "Adapun dia, sungguh tidak akan berbuat jahat kepadamu dan kamu tidak akan berbuat jahat padanya." Lalu beliau membaca ayat: "dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain." Kemudian bapakku melihat semisal luka yang ada pada pundak Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam, dan berkata; "wahai Rasulullah, sesungguihnya aku adalah orang yang paling paham tentang kedokteran di antara orang-orang, maka bolehkan aku mengobati lukamu?" "Tidak, dokternya adalah yang telah menciptakannya (Allah)." Jawab beliau.

ahmad:6819

Telah menceritakan kepada kami [Husyaim] telah menceritakan kepada kami [Abul Juhaim Al Wasithiy] dari [Az Zuhri] dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah], dia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Umru-u Al Qois adalah pembawa bendera para penyair menuju ke neraka."

ahmad:6830

Telah menceritakan kepada kami [Husyaim] dari [Dawud bin Abu Hind] dari [Abu Nadhrah] dari [Abu Sa'id Al Khudri] ia berkata; "Maiz bin Malik menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk memberitahukan kepada beliau, bahwa dirinya telah berzina, namun beliau menolaknya berulang-ulang, tapi akhirnya beliau memerintahkan agar ia dirajam, lalu kami pun membawanya menuju ke padang pasir dan merajamnya, setelah itu kami kembali kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan mengabarkan hal itu, pada sore harinya Rasulullah bersabda, memuji kepada Allah dan menyanjung-Nya kemudian bersabda; "Bagaimana keadaan suatu kaum yang tidak terhina karena satu kalimat."

ahmad:10565

Telah menceritakan kepada kami [Abu 'Amir Abdul Malik bin 'Amru] berkata; telah menceritakan kepada kami [Zuhair] -yaitu Ibnu Muhammad- dari [Abdullah bin Muhammad bin 'Aqil] dari [Sa'id Ibnul Musayyab] dari [Abu Sa'id Al Khudri] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang dengannya Allah akan menghapus kesalahan dan menambah kebaikan?" para sahabat menjawab, "Tentu, wahai Rasulullah, " maka beliau bersabda: "Sempurnakanlah wudlu di waktu yang tidak mengenakkan, memperbanyak langkah menuju masjid dan menunggu shalat setelah shalat. Tidaklah seorang dari kalian keluar dari rumahnya dalam keadaan suci lalu shalat bersama kaum muslimin, kemudian ia duduk menunggu shalat berikutnya, kecuali malaikat akan berdoa; 'Ya Allah ampunilah ia, ya Allah rahmatilah ia.' Jika kalian akan menegakkan shalat maka luruskan barisan shalat kalian dan rapatkanlah, serta penuhilah tempat yang kosong, karena sesungguhnya aku dapat melihat kalian dari belakang punggungku. Jika imam kalian mengucapkan; 'ALLAHUAKBAR' maka ucapkanlah; 'ALLAHUAKBAR, ' jika ia ruku' maka ruku'lah, jika ia mengucapkan 'SAMI'A ALLAHU LIMAN HAMIDAH' maka ucapkanlah RABBANA LAKALHAMDU.' Dan sesungguh sebaik-baik shaf laki-laki adalah yang paling depan dan yang paling jelek adalah yang paling belakang, dan sebaik-baik shaf wanita adalah yang paling belakang dan yang paling buruk adalah yang paling depan. Wahai kaum wanita, jika para laki-laki bersujud maka tundukanlah pandangan kalian, janganlah kalian melihat aurat laki-laki karena sempitnya sarung."

ahmad:10571

Telah menceritakan kepada kami [Abu 'Amir] berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdul Malik bin Hasan Al Haritsi] berkata; telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin 'Amru bin Sulaim] berkata; aku mendengar seorang lelaki dari kami, -Abdul Malik berkata; aku lupa namanya, tetapi kira-kira namanya adalah [Mu'awiyah] atau Ibnu Mu'awiyah, - ia menceritakan dari [Abu Sa'id Al Khudri], bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya orang yang meninggal dunia itu mengetahui siapa yang mengusungnya, memandikan dan memasukkannya ke liang kubur." Lalu Ibnu Umar yang sedang berada di majlis berkata; "Dari mana engkau mendengar itu?" Ia berkata; "Dari Abu Sa'id, " maka pergilah Ibnu Umar menemui Abu Sa'id, dan bertanya; "Wahai Abu Sa'id, dari mana engkau mendapatkan hadits itu?" ia menjawab, "Dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam."

ahmad:10574

Telah menceritakan kepada kami [Hasan] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Lahi'ah] telah menceritakan kepada kami [Abu Az Zubair] dari [Jabir] Sesungguhnya mereka berperang dalam suatu peperangan antara Makkah dan Madinah, lalu bertiuplah angin yang sangat kencang sampai angin tersebut bisa menjadikan seseorang terjengkang. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lantas bersabda: "Ini adalah untuk kematian seorang munafiq" lalu kami pulang ke Madinah dan mendapati seorang dedengkot munafiq yang telah tewas.

ahmad:14149

Telah menceritakan kepada kami [Hasan] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Lahi'ah] telah menceritakan kepada kami [Abu Az Zubair] telah mengabarkan kepadaku [Jabir bin Abdullah] Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata; "Akan datang suatu masa di Madinah, Penduduknya akan menuju ke arah yang terpencil, lalu mereka mendapatkan padang yang luas kemudian mereka membawa keluarganya ke tempat tersebut. Dan Madinah adalah lebih baik bagi mereka seandainya mereka mengetahuinya".

ahmad:14153

Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Sa'id] dari [At Taimi] yaitu Sulaiman dari [Abu 'Utsman] yaitu An-Nahdi dari ['Amir Bin Malik] dari [Shafwan bin Umayyah] berkata; (orang yang mati karena) wabah tho'un, sakit perut, orang yang mati karena tenggelam dan melahirkan adalah mati syahid. Telah menceritakan kepada kami dengan hadits ini, Abu 'Utsman berulang-ulang, dan sesekali dia memarfu'kannya kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam.

ahmad:14762

Telah menceritakan kepada kami [Rauh] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu Hafshah] telah menceritakan kepada kami [Az-Zuhri] dari [Shafwan bin Abdillah bin Shafwan] dari [bapaknya] dikatakan kepada Shafwan bin Umayyah bin Khalaf, celakalah orang yang tidak berhijrah. (Shafwan bin Umayyah radliyallahu'anhu) berkata; saya tidak akan menemui keluargaku hingga saya datang kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, lalu saya menunggang kendaraanku, saya temui Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam saya tanyakan, wahai Rasulullah! Orang-orang mengatakan 'Celaka orang yang tidak berhijrah. (Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam) bersabda: "Sekali-kali tidak, wahai Abu Wahab! kembalilah ke tanah Makkah!" (Shafwan bin Umayyah radliyallahu'anhu) berkata; ketika saya sedang tidur, tiba-tiba datang seorang pencuri yang mengambil bajuku dari bawah kepalaku, lalu saya mendapatkannya hingga saya membawanya kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam. Saya katakan, orang ini mencuri bajuku. Beliau Shallallahu'alaihiwasallam menyuruh untuk memotong tangannya. (Shafwan bin Umayyah radliyallahu'anhu) berkata; Wahai Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, 'Bukanlah ini yang saya inginkan, akan tetapi saya ingin menjadikan baju itu sebagai sedekah padanya.' (Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam) bersabda: "Kenapa kamu tidak mengatakannya sebelum kamu membawanya kepadaku?"

ahmad:14764

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Sa'id] yaitu Ibnu Abu 'Arubah, dari [Qatadah] dari ['Atho'] dari [Thoriq bin Muroqqi'] dari [Shafwan bin Umayyah] seseorang mencuri mantelnya lalu dibawa kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, lalu beliau menyuruh untuk memotongnya. Lalu (Shafwan bin Umayyah radliyallahu'anhu) berkata; 'Wahai Rasulullah saya telah memaafkannya.' (Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam) bersabda: "Kalau saja itu sebelum kamu membawanya kepadaku Wahai Abu Wahb?." Lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam memotongnya.

ahmad:14766

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu 'Utsman] dari [Sulaiman] dari [Abu 'Utsman] dari ['Amir Bin Malik] dari [Shafwan bin Umayyah] berkata; "(korban penyakit) Thaun adalah syahid, tenggelam adalah syahid, orang yang meninggal karena melahirkan juga syahid." Sulaiman berkata; telah menceritakannya kepada kami yaitu Abu 'Utsman berkali-kali dan sesekali memarfu'kannya kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam.

ahmad:14769

Telah menceritakan kepada kami ['Attab bin Ziyad] telah menceritakan kepada kami [Abdullah] yaitu Ibnu Mubarok, telah menceritakan kepada kami [Laits bin Sa'd] telah menceritakan kepadaku ['Ubaidullah bin Al Mugirah] dari ['Irak bin Malik] [Hakim bin Hizam] berkata; Muhammad Shallallahu'alaihiwasallam adalah orang paling saya cintai pada masa Jahiliyyah. Ketika dia mencari berita dengan keluar menuju Madinah, Hakim bin Hizam mengikuti haji padahal dia masih kafir, maka dia menemukan baju Dziyazan yang sedang dijual lalu dia membelinya dengan lima puluh dinar, untuk dihadiahkan kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Dia membawanya ke Madinah dengan maksud memberikannya dan berharap beliau menerimanya sebagai hadiah namun beliau menolak. 'Ubaidillah berkata; saya kira dia berkata; "kami tidak menerima sesuatu dari orang musyrik, namun jika kamu mau, saya akan mengambilnya dengan membayarkan uang." (Hizam Radliyallahu'anhu berkata), lalu saya tetap memberikannya ketika beliau menolak hadiah dari saya.

ahmad:14784

Telah menceritakan kepada kami ['Affan] telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] berkata; telah menceritakan kepada kami ['Umaroh bin Ghoziyyah Al Anshori] berkata; telah menceritakan kepada kami [Rabi' bin Sabrah Al Juhani] dari [Bapaknya] berkata; Kami berangkat bersama Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam pada Fathu Makkah. Kami tinggal selama lima belas hari dan satu malam. (Rabi' bin Sabrah Al Juhani Radliyallahu'anhu) berkata; (Bapaknya) berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam mengijinkan nikah Mut'ah. Saya dan anak pamanku keluar ke daerah yang rendah di Makkah atau daerah yang tinggi, lalu kami bertemu seorang wanita muda dari Bani 'Amir bin Sho'sho'ah, sepertinya dia adalah unta muda yang sangat bagus dan berleher panjang (maksudnya gadis belia yang berperawakan menarik). Saya orang termasuk orang buruk rupa, namun saya memakai mantel baru yang sangat bagus, sedang anak pamanku membawa mantel yang sudah usang. Kami mengatakan kepadanya, maukah kau menikah mut'ah dengan salah satu dari kami? Lalu wanita itu bertanya, apakah hal itu boleh? Ya, jawabku. Lalu dia melihat ke anak pamanku, lalu saya katakan kepadanya, mantelku ini baru dan bagus sedangkan mantel anak pamanku itu sudah usang dan lusuh. (wanita itu) berkata; mantel anak pamanmu itu tidak masalah. Lalu (anak pamannya) menikahinya secara mut'ah. Kami tidak berangkat lagi ke Makkah sampai Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam mengharamkannya.

ahmad:14805

Telah menceritakan kepada kami [Waki'] telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz] berkata; telah mengabarkan kepadaku [Rabi' bin Sabrah Al Juhani] dari [Bapaknya] berkata; kami keluar bersama Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Setelah kami melaksanakan Umrah, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda kepada kami, "Nikahilah para wanita itu dengan cara mut'ah (nikah dalam jangka waktu tertentu)." (Sabrah Al Juhani Radliyallahu'anhu) berkata; istimta' menurut kami adalah hari pernikahan. Lalu kami menawarkan hal itu kepada para wanita, namun mereka menolaknya kecuali ditentukan jangka waktunya. Lalu hal ltu kami sampaikan kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam. Beliau bersabda: "Lakukanlah", lalu saya berangkat bersama dengan anak pamanku dengan membawa mantel, namun mantelnya lebih baik daripada mantelku, hanya saya lebih muda darinya. Kami menemui wanita dan menawarkan diri kami, ternyata dia suka dengan kemudaanku namun dia juga suka dengan mantel temanku. (wanita itu) berkata; mantel itu sebagaimana mantel yang lainnya. Lalu saya menikahinya, dengan masa waku sepuluh hari. Saya tinggal bersama dengannya pada malam itu, lalu pada pagi hari saya berangkat ke masjid, ternyata Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam sedang berada di antara pintu dan kamar, beliau berkhutbah dan bersabda: "Ketahuilah wahai manusia, dahulu saya mengijinkan kepada kalian nikah mut'ah. Namun sekarang Allah subhanahu wata'ala telah mengharamkannya sampai Hari Kiamat. Siapa yang telah memilikinya maka lepaskanlah dan jangan kalian ambil apa yang telah kalian berikan kepada mereka sedikitpun.

ahmad:14810

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrozaq] telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Juraij] telah menceritakan kepadaku ['Utsman bin As-Sa'ib] budak mereka, dari Bapaknya [As-Sa'ib], budak Bani Mahdzurah dan dari [Ummu Abdul Malik bin Abu Mahdzurah] keduanya mendengarnya dari [Abu Mahdzurah] Abu Mahdzurah berkata; "Saya keluar dengan sepuluh pemuda bersama Nabi Shallallahu'alaihiwasallam yang saat itu beliau adalah orang yang paling kami benci. Lalu mereka mengumandangkan adzan pada kami. Kami berdiri dan mengumandangkan adzan seraya menghinanya. Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Datangkan para pemuda itu kepadaku" Lalu beliau bersabda: "Adzanlah kalian" lalu mereka mengkumandangkan adzan, saya adalah salah satu di antara mereka. Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Ya. Inilah dia suara yang saya dengar. Pergilah dan kumandangkanlah adzan kepada penduduk Makkah", lalu beliau mengusap ubun-ubunnya (Abu Mahdzurah) dan bersabda: "Ucapkanlah: ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR, ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLA ALLAH dua kali, dan ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASULULLAH dua kali, kemudian ulangilah (dengan suara pelan) ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLA ALLAH dua kali, dan ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASULULLAH dua kali, HAYYA 'ALAS SHOLAAH, HAYYA 'ALAS SHOLAAH, HAYYA 'ALAL FALAAH HAYYA 'ALAL FALAAH dua kali, ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR, LAA ILAAHA ILLA ALLAH, dan jika kamu adzan pada awal subuh maka ucapkanlah: ASSOLAATU KHOIRUN MINAN NAUM, ASSHALATU KHOIRUN MINAN NAUM, Jika mengiqomatinya maka ucapkan dua kali: QOD QOOMATIS SHOLAAAH QOD QOOMATIS SHOLAAH, apakah kamu mendengar? (Ibnu Abi Mahdzurah Radliyallahu'anhu) berkata; maka Abu Mahdzurah tidak pernah mencukur rambut ubun-ubunnya serta memotongnya karena Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam telah mengusapnya. Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Bakar] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] berkata; telah mengabarkan kepadaku [Utsman bin As-Sa'ib] dari [Ummu Abdul Malik bin Abi Mahdzurah] dari [Abu Mahdzurah] dia berkata; tatkala Nabi Shallallahu'alaihiwasallam kembali ke Hunain, kami keluar bersepuluh, lalu dia menyebutkan Hadits yang sama, hanya saja dia menyebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam mengucapkan ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR dua kali saja, dan Rauh juga berkata dua kali.

ahmad:14833

Telah menceritakan kepada kami [Waki'] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Washil Al Ahdab] dari [Abu Wa'il] berkata; saya berada dalam dalam majlis [Syaibah bin Utsman] lalu dia (Syaibah bin Utsman radliyallahu'anhu) berkata; ['Umar bin Khattab] telah duduk dalam majlis kamu ini, lalu ('Umar bin Khattab radliyallahu'anhu) berkata; sungguh saya ingin sekali untuk tidak meninggalkan dinar dan dirham di Ka'bah kecuali saya bagikan pada manusia. (Syaibah radliyallahu'anhu) berkata; dua sahabatmu yang telah mendahului kamu tidak melakukan hal itu. Dia ('Umar bin Khattab radliyallahu'anhu) berkata; keduanya adalah orang yang harus diikuti.

ahmad:14838

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman] dari [Sufyan] dari [Washil] dari [Abu Wa'il] berkata; saya duduk bersama [Syaibah bin 'Utsman], lalu dia (Syaibah bin 'Utsman radliyallahu'anhu) berkata; 'Umar bin Khattab telah duduk dalam majlis kamu ini. Dia ('Umar bin Khattab Radliyallahu'anhuma) berkata; sungguh saya ingin sekali, untuk tidak meninggalkan dinar dan dirham kecuali saya bagikan kepada kaum muslimin. (Syaibah bin 'Utsman radliyallahu'anhu) berkata; saya bertanya: kenapa kau melakukannya? saya katakan, dua sahabatmu tidak melakukannya. ('Umar bin Khattab Radliyallahu'anhu) menjawab, keduanya adalah orang yang harus diikuti.

ahmad:14839

Telah menceritakan kepada kami [Husyaim] telah mengabarkan kepada kami [Khalid] dari [Al Qasim bin Rabi'ah bin Jausyan] dari ['Uqbah bin Aus] dari [seorang laki-laki sahabat Nabi Shallallahu'alaihiwasallam], Nabi Shallallahu'alaihiwasallam pernah berkhutbah pada Fathu Makkah, Beliau bersabda: "LAA ILAAHA ILLA ALLAHU WAHDAH NASHORO 'ABDAH WAHAZAMAL AHZAABA WAHDAH (tiada Ilah selain Allah semata yang menolong hamba-Nya serta yang menghancurkan tentara musuh semata)." Husyaim berkata (dalam riwayatnya) suatu kali: ALHAMDULILLAHIL LADZI SHODAQO WA'DAH WANASHORO 'ABDAH. Ketahuilah bahwasanya setiap kebanggaan jahiliyah yang selalu dibangga-banggakan dan diagung-agungkan, dan setiap darah dan klaim-klaim jahiliyah, harus ditumpas dibawah telapak kakiku ini, kecuali kepengurusan Baitul Haram dan memberi minuman orang yang haji. Ketahuilah, pembunuh yang tidak disengaja, -Hisyam berkata (dalam riwayatnya): "Dengan cemeti, tongkat dan batu, ada diyat yang mugholladzoh (diyat pembunuh seperti yang disengaja) adalah seratus unta, empat puluh dalam keadaan hamil, dan pada suatu kali berkata; empat puluh yang sudah berumur dua tahun sampai sembilan tahun, semuanya hamil. Telah menceritakan kepada kami [Husyaim] telah mengabarkan kepada kami [Humaid] dari [Al Qasim bin Rabi'ah] dia berkata; dalam hadits ini, pembunuh yang tidak disengaja dengan cambuk, tongkat dan batu diatnya adalah seratus unta, empat puluh di antaranya yang sedang hamil, siapa yang menambahi dengan unta maka itu termasuk orang Jahiliyyah. Telah menceritakan kepada kami [Husyaim] telah mengabarkan kepada kami [Yunus] dari [Al Qasim bin Rabi'ah] dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam yang mendekati hal itu kecuali tambahan, seratus unta, tiga puluh diantara hiqqoh (unta betina yang memasuki tahun ke empat), tiga puluh diantara jadza'ah (unta yang berumur antara enam bulan sampai satu tahun) dan tiga puluh diantara banat labun (unta yang memasuki umur tiga tahun) dan empat puluh di antaranya unta yang masuk tahun ke enam dan hamil sampai umur sembilan tahun.

ahmad:14843

Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] berkata; [Ibnu Juraij] berkata; saya telah mendengar [Muhammad bin 'Abbad bin Ja'far] berkata; telah mengabarkan kepadaku [Abu Salamah bin Sufyan] dan [Abdullah bin 'Amr bin Al 'Ash] dan [Abdullah bin Al Musayyab Al 'Abidi] dari [Abdullah bin As-Sa'ib] Nabi Shallallahu'alaihiwasallam Shalat subuh di Makkah. (Abdullah bin As-Sa'ib Radliyallahu'anhu) berkata; beliau membuka dengan suatu surat, tatkala sampai kata Musa dan Harun atau kata 'Isa, Muhammad bin 'Abbad ragu, lalu mereka berselisih atasnya, Nabi Shallallahu'alaihiwasallam batuk lalu ruku'. (Abdullah bin Al Musayyab Radliyallahu'anhu) berkata; Ibnu As-Sa'ib melihat hal itu.

ahmad:14847

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrozaq] telah menceritakan kepada kami [Ma'mar bin Husyab] telah menceritakan kepadaku [Isma'il bin Umayyah] dari [Bapaknya] dari [kakeknya] berkata; mereka memiliki seorang budak laki-laki yang bernama Tuhman atau Dzakwan lalu kakek Isma'il bin Umayyah memerdekakan setengahnya, lalu sang budak datang kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam. Lalu Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Separuh dirimu kamu merdeka dan separuh dirimu masih menjadi budak", maka dia tetap membantu tuannya hingga meninggal, Abdur Rozzaq berkata; Ma'mar yaitu Ibnu Hausyab adalah seorang laki-laki yang shaleh.

ahmad:14855

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Zakariya] dari [Sya'bi] dari [Al Harits bin Malik bin Barsho'] berkata; saya mendengar Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda pada hari Penaklukan Makkah, "Tempat ini (Bumi Makkah) tidak diperangi lagi yakni setetah hari ini hingga Hari Kiamat."

ahmad:14857

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Ubaid] berkata; telah menceritakan kepadaku [Zakariya] dari ['Amir] berkata; [Al Harits bin Malik bin Barsho'] berkata; saya telah mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam pada Fathu Makkah beliau bersabda: "Tidak boleh diperangi setelah ini sampai Hari Kiamat."

ahmad:14858

Telah menceritakan kepada kami [Waki'] telah menceritakan kepada kami [Zakariya] dari ['Amir] dari [Abdullah bin Muthi'] dari [Bapaknya] berkata; saya telah mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda pada Fathu Makkah, "Tidak boleh orang Quraisy dibunuh dengan cara dijadikan obyek sasaran panah-memanah."

ahmad:14860

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Ya'la bin 'Atho'] dari [Abdullah bin Sufyan] dari [Bapaknya] ada seorang laki-laki berkata; Wahai Rasulullah, khabarkanlah kepadaku suatu urusan dalam Islam, yang saya tidak perlu menanyakan lagi kepada seorangpun setelah anda. Beliau bersabda: "Katakanlah, saya beriman kepada Allah, lalu beristiqomahlah." Dia berkata; Wahai Rasulullah, apa yang harus saya jaga betul. Beliau memberi isyarat dengan tangannya ke arah lisannya.

ahmad:14870

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu 'Adi] dari [Humaid] dari seorang laki-laki penduduk Makkah yang bernama [Yusuf] berkata; saya bersama seorang laki-laki dari Quraisy mengurus harta anak-anak yatim. (Yusuf) berkata; laki-laki tersebut kabur membawa pergi seribu dirham. (Yusuf) berkata; lalu uang seribu dirham miliknya terjatuh di tanganku. (Yusuf) berkata; saya berkata kepada Al Qurosyi, ada yang membawa pergi uangku seribu dirham dan saya menemukan seribu dirham miliknya. (Yusuf) berkata; lalu [Al Qurasyi] berkata; telah menceritakan kepadaku [bapakku] telah mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Tunaikanlah amanat kepada orang yang memberimu amanat, dan janganlah kamu berkhianat kepada orang yang telah menghianati dirimu."

ahmad:14877

Telah menceritakan kepada kami [Waki'] telah menceritakan kepada kami [Zakariya bin Ishaq] dari ['Amr bin Abu Sufyan] telah mendengarnya dari [Muslim bin Tsafinah] berkata; Ibnu Al Qomah menugaskan bapakku untuk menjadi pemimpin kaumnya dan menyuruhnya untuk mengambil zakat mereka. (Muslim Radliyallahu'anhu) berkata; lalu ayahku mengutusku kepada sebuah kaum agar saya mengambil zakat mereka. Lalu saya keluar hingga menemui seorang yang telah tua yang bernama [Si'ir], lalu saya katakan, 'Ayahku mengutusku kepadamu agar kamu menunaikan zakat kambingmu.' (orang tua itu) berkata; 'Wahai anak saudaraku! kambing seperti apa yang akan kalian ambil? saya berkata; biarkan saya memilih sampai saya bisa mengukur susu kambingmu. Dia berkata; wahai anak saudaraku, saya akan memberitahumu bahwa ketika saya berada di sebuah bukit bersama kambing-kambingku pada masa Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, tiba-tiba datang kepadaku [dua orang laki-laki] yang mengendarai unta dan berkata; kami adalah utusan Nabi Shallallahu'alaihiwasallam yang datang kepadamu agar kamu menunaikan zakat kambingmu, saya berkata; apa yang wajib saya keluarkan darinya? (Keduanya) berkata; seekor kambing. Lalu saya pergi menuju seekor kambing, yang saya melihatnya telah mengandung dan gemuk, lalu saya mengeluarkannya kepada mereka. Lalu keduanya berkata 'Ini adalah kambing yang sedang hamil, padahal Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam melarang kami untuk mengambil kambing yang hamil', saya bertanya 'Kalau begitu kambing yang bagaimana? ' Keduanya berkata 'Anak kambing betina yang berumur enam hingga satu tahun, atau yang baru berumur tiga tahun', (orang tua itu) berkata; lalu saya menuju 'anaq (kambing betina yang berumur enam bulan hingga satu tahun) yang mu'tath, dia berkata; mu'tath adalah kambing yang tidak bisa melahirkan anak (karena gemuk) padahal sudah masanya untuk bisa melahirkan anak, lalu saya mengeluarkannya kepada keduanya dan keduanya berkata; 'Berikan kepada kami, maka saya memberikannya kepada mereka hingga keduanya menaikkannya ke atas unta mereka lalu pergi.' Abdullah berkata; 'Saya telah mendengar ayahku berkata seperti ini.' Waki' berkata; nama Muslim bin Tsafinah adalah salah baca. Rauh berkata; yang benar adalah Ibnu Syu'bah. Bapakku dan Bisyr bin As-Sari berkata; LAA ILAAHA ILLA ALLAH, dalam hadits ini dia itu adalah anaknya, yaitu Muslim bin Syu'bah.

ahmad:14879

Telah menceritakan kepada kami [Rauh] telah menceritakan kepada kami [Zakariya bin Ishaq] berkata; telah menceritakan kepadaku ['Amr bin Abu Sufyan] berkata; telah menceritakan kepadaku [Muslim bin Syu'bah] Ibnu Al Qomah menugaskan bapaknya untuk menjadi pemimpin kaumnya. Muslim berkata; lalu ayahku mengutusku kepada sebuah kelompok dari kaumku agar saya mengambil zakat. (Muslim Radliyallahu'anhu) berkata; Lalu saya keluar hingga menemui seorang yang telah tua yang bernama [Si'ir], di sebuah bukit. lalu saya katakan 'Ayahku mengutusku kepadamu agar kamu memberikan zakat kambingmu.' (orang tua itu) berkata; 'Wahai anak saudaraku! kambing seperti apa yang akan kalian ambil? saya berkata; biarkan saya memilih sampai saya bisa mengukur susu kambingmu.' Orang tua itu berkata; ketika saya berada di sebuah bukit bersama kambing-kambingku, tiba-tiba datang kepadaku [dua orang laki-laki] yang mengendarai unta berboncengan dan berkata; kami adalah utusan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam yang telah mengutus kami agar kamu memberikan zakat kambingmu, saya berkata; 'Apa yang wajib saya keluarkan darinya? (Keduanya) berkata; seekor kambing. Lalu saya pergi menuju seekor kambing, yang saya melihatnya telah mengandung dan gemuk atau mengandung dan berlemak, lalu saya mengeluarkannya kepada mereka. Lalu keduanya berkata; 'Ini adalah kambing syafi', padahal Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam melarang kami untuk mengambil kambing syafi', syafi' adalah kambing yang sedang hamil.' Saya bertanya, 'Kalau begitu kambing yang bagaimana yang akan kalian berdua ambil? ' Keduanya berkata 'Anak kambing betina yang berumur belum sampai satu tahun, atau yang baru berumur satu tahun, atau yang telah masuk umur tiga tahun.' (Muslim Radliyallahu'anhu) berkata; lalu orang itu mengeluarkan 'anaq (kambing betina yang berumur enam bulan hingga satu tahun). (Muslim Radliyallahu'anhu) berkata; keduanya berkata; 'Berikan kepada kami', lalu keduanya menerimanya lalu menaikkannya ke atas unta.

ahmad:14880

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Syu'bah] dari [Simak] berkata; [Muhammad bin Hathib] berkata; tanganku tertuang oleh air panas dari sebuah bejana, lalu ibuku membawaku kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam yang berada pada sebuah tempat. (Hathib Radliyallahu'anhu) berkata; beliau mengucapkan sebuah perkataan di dalamnya, ADZHIBIL BA'SA ROBBAN NAS (Hilangkanlah sakitnya wahai Tuhan para manusia) ", saya mengira beliau juga bersabda: "ISYFI ANTAS SYAAFII" (Sembuhkanlah karena Engkaulah yang Maha Menyembuhkan). (Hathib Radliyallahu'anhu) berkata; beliau meludah.

ahmad:14905

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Abu Al 'Abbas] berkata; telah menceritakan kepada kami [Syarik] dari [Simak bin Harb] dari [Muhammad bin Hathib] berkata; saya merangkak ke sebuah bejana, ternyata sedang mendidih, kumasukkan tanganku ke dalamnya dan terbakarlah tanganku, sehingga tanganku melepuh, lalu ibuku membawaku ke seorang laki-laki di Bathha' lalu dia membaca sesuatu dan meniupnya. Tatkala pada masa pemerintahan 'Utsman, saya bertanya kepada ibuku, siapa orang tersebut. Dia menjawab, dia adalah Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam.

ahmad:14907

Telah menceritakan kepada kami ['Affan] telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin Sulaiman] telah menceritakan kepada kami [Abu At Tayah] berkata; seseorang bertanya kepada [Abdur Rahman bin Khanbasy] apa yang dilakukan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam ketika datang setan kepadanya?. Lalu dia berkata; "Setan datang kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dari bukit-bukit, mereka bergemuruh dari gunung-gunung menuju beliau. Di antara mereka ada setan yang membawa obor, hendak memBakar rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam." (Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam) takut. Ja'far berkata; saya menaksir (Abdur Rahman bin Khanbasy Radliyallahu'anhu) berkata; (Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam) mundur. (Abdur Rahman bin Khanbasy Radliyallahu'anhu) berkata; lalu Jibril Alaihissalam datang dan berkata; wahai Muhammad bacalah! Beliau bertanya, "Apa yang saya harus baca?" (Jibril Alaihissalam) berkata; bacalah: A'UDZU BI KALIMATILLAHI TAAMMATI ALLATI LA YUJAWIZUHUNNA BARRUN WALA FAJIRUN, MIN SYARRI MAA KHOLAQ WA DZAROA WA BAROA WA MIN SYARRI MA YANZIL MINAS SAMAAI WA MIN SYARRI MA YA'RUJU FIIHAA WA MIN SYARRI MA DZAROA FIL ARDLI WA MIN SYARRI MA YAKHRUJU MINHA WAMIN SYARRI FITANIL LAILI WAN NAHAARI WA MIN SYARRI KULLI THORIQIN ILLAA THOORIQON YATHRUQU BI KHOIRIN YA ROHMAN (aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna yang tidak bisa melewatinya orang yang baik maupun orang yang berdosa, dari kejelekan yang Dia ciptakan, yang Dia buat dan yang Dia adakan dan dari kejelekan apa saja yang turun dari langit dan dari kejelekan apa saja yang naik padanya, dan dari kejelekan apa yang ada di bumi dan dari kejelekan apa yang keluar darinya, dan dari kejelekan fitnah malam dan siang, dan dari kejelekan yang datang pada malam hari kecuali yang datang dengan kebaikan wahai Rahman (tuhan yang maha pengasih). lalu api setan padam dan Allah AzzaWaJalla menghancurkan mereka.

ahmad:14914

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az-Zuhri] dari [Abdullah bin 'Ubaidullah bin Tsa'labah Al Anshori] dari [Abdurrahman bin Yazid] dari [Mujammi' bin Jariyah] berkata; saya telah mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Ibnu Maryam membunuh Al Masih Dajjal di pintu Lud atau ke samping Lud."

ahmad:14922

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin 'Isa] berkata; telah menceritakan kepada kami [Mujammi' bin Ya'qub] berkata; saya telah mendengar [bapakku] dari [pamannya, Abdurrahman bin Yazid] dari [pamannya, Mujammi' bin Jariyah Al Ashori] dia adalah salah seorang Qurra' yang pandai dalam membaca Al Qur'an, berkata; Kami ikut hadir dalam perdamaian Hudaibiyyah, ketika kami selesai dari sana tiba-tiba orang-orang membawa lari unta-unta mereka. Sebagian mereka berkata kepada yang lainnya, ada apa dengan mereka? Mereka menjawab, sebuah wahyu turun kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, maka kami keluar bersama mereka dengan cepat hingga kami menemukan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam di atas kendaraannya di Kura'il Ghamim. Mereka berkumpul kepada (Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam) lalu beliau membacakan: "kami Telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata." Lalu ada seorang sahabat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam yang berkata; Wahai Rasulullah! apakah itu sebuah kemenangan? (Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam) bersabda: Ya. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, itu adalah kemenangan. Maka (Ghanimah) Khaibar dibagi kepada orang-orang yang mengikuti Hudaibiyyah, tidak ada yang mendapatkan bagian darinya kecuali orang yang ikut dalam peristiwa Hudaibiyyah. Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam membaginya menjadi delapan belas saham, pasukan tersebut jumlahnya yaitu seribu lima ratus, yang diantaranya terdapat tiga ratus kafaleri, (Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam) memberi para kafaleri dengan dua saham dan memberi para infantri dengan satu saham.

ahmad:14923

Telah menceritakan kepada kami [Husain bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Abu Uwais] telah menceritakan kepada kami [Syurahbil] dari [Jabbar bin Shakhr Al Anshari] salah seorang Bani Salamah berkata; ketika Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam berada di sebuah Jalan Makkah, bersabda: "Siapa yang ingin pergi mendahului kami ke 'Utsayah? - -- Abu Uwais berkata dalam riwayatnya, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam mendorong kami ke Utsayah- lalu dia membendung telaga Utsayah kemudian mengisi air disana serta memenuhinya hingga kami datang kepadanya." Jabbar berkata; saya berdiri dan berkata; saya. (Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam) bersabda: "Pergilah", Lalu saya pergi hingga ketika sampai di 'Utsayah, saya membuat bendungan di telaganya dan mengisinya dengan air hingga penuh, lalu mataku tidak kuat lagi hingga saya tertidur, ketika saya tidak terbangun hingga datang seorang laki-laki yang dihantar oleh kendaraannya menuju air lalu dia menahannya di dalamnya. Dia berkata; "Wahai penghuni telaga", dan ternyata orang itu adalah Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, maka saya berkata; ya. (Jabbar Radliyallahu'anhu) berkata; (Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam) menyuruh minum untanya lalu pergi menuntunnya lalu bersabda: "Ikutilah saya dengan membawa setimba air", maka saya mengikutinya dengan membawa setimba air lalu beliau berwudhu dengan sempurna dan saya ikut berwudhu bersamanya, kemudian beliau berdiri shalat, saya ikut berdiri di sisi kirinya hingga beliau mengait tanganku seraya menggeserku ke sisi kanannya lalu kami shalat, kemudian beliau diam sejenak hingga orang-orang datang.

ahmad:14924

Telah menceritakan kepada kami [Wahb bin Jarir] telah menceritakan kepada kami [bapakku] berkata; saya telah mendengar [Manshur bin Zadzan] menceritakan dari [Maimun bin Abu Syabib] dari [Qais bin Sa'd bin 'Ubadah] bapaknya menyerahkan (Qais bin Sa'd Radliyallahu'anhu) kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam sebagai pembantunya. Lalu Nabi Shallallahu'alaihiwasallam datang kepadaku setelah saya shalat dua rekaat. (Qais bin Sa'd Radliyallahu'anhu) berkata; lalu (Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam) menendangku dengan kakinya dan bersabda: maukah kamu saya tunjukkan salah satu pintu dari pintu surga? saya menjawab, Ya. (Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam) bersabda: LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAAH (tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan ijin Allah).

ahmad:14932

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Ishaq] telah menceritakan kepada kami [Hatim bin Isma'il Al Madani] berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad bin Yahya] dari [Bapaknya] dari [Ibnu Abu Hadrad Al Aslami] dia memiliki hutang pada seorang Yahudi berupa empat dirham, maka dia menagihnya dengan berkata; 'Wahai Muhammad orang ini berhutang kepadaku empat dirham, saya sangat membutuhkannya. Lalu (Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam) bersabda: "Berikan padanya hak dia." Dia berkata; demi Dzat yang mengutusmu dengan Al haq, saya tidak mampu membayarnya. (Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam) bersabda: "Berikan padanya haknya" Dia berkata; demi Dzat yang mengutusmu dengan Al haq, saya tidak mampu membayarnya, saya telah mengabarkan kepadanya, dan anda mengutus kami ke Khaibar dengan harapan anda memberi bagian ghanimah pada kami lalu saya pulang untuk melunasinya. (Nabi Shallallahu'alaihiwasallam) bersabda: "Berikan padanya hak dia." Nabi Shallallahu'alaihiwasallam jika telah mengucapkan tiga kali, niscaya tidak akan mengulanginya lagi. Ibnu Abu Hadrod akhirnya keluar bersama orang Yahudi tersebut ke pasar dengan memakai surban di kepalanya dan bersarung dengan mantel, lalu dia (Ibnu Abu Hadrod Radliyallahu'anhu) melepas surban dari kepalanya dan memakainya sebagai sarung, lalu kemudian melepas selimut dan berkata kepada orang-orang, belilah dariku selimut ini, maka dia menjual selimut tersebut dengan empat dirham, lalu ada seorang nenek yang lewat seraya berkata; ada apa denganmu wahai sahabat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam? Lalu (Ibnu Abu Hadrod Radliyallahu'anhu) memberitahukannya hingga nenek itu berkata; kalau begitu ambillah ini, maka nenek itu memberikan selimut kepadanya.

ahmad:14942

Telah menceritakan kepada kami [Abu Nadlroh] telah menceritakan kepada kami [Syaiban] dari ['Ashim] dari [Abu Razin] dari ['Amr bin Ummi Maktum] berkata; saya datang kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dan berkata; wahai Rasulullah! saya adalah orang buta yang jauh rumahnya, saya memiliki seorang penuntun yang tidak cocok denganku, apakah ada keringanan bagiku untuk shalat di rumahku? (Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam) bertanya: "Apakah kamu mendengar adzan?" ('Amr bin Ummi Maktum Radliyallahu'anhu) berkata; saya menjawab, Ya. (Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam) bersabda: "Saya tidak mendapatkan keringanan bagimu."

ahmad:14943

Telah menceritakan kepada kami [Husain bin Musa] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Lahi'ah] telah menceritakan kepada kami [Al Harits bin Yazid] dari [Abu Mush'ab] berkata; [ada seorang laki-laki dari penduduk Madinah yang sudah tua], namun mereka melihatnya membawa banyak bekal. Mereka bertanya kepadanya, lalu dia memberitahukan bahwa dia bermaksud pergi ke Maghrib (maroko). Dan berkata; saya mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Orang-orang akan pergi menuju Maghrib (maroko), mereka datang pada Hari Kiamat dengan wajah bersinar seperti matahari."

ahmad:14946

Telah menceritakan kepada kami [Aswad bin 'Amir] telah menceritakan kepada kami [Isro'il] dari [Ibrahim] yaitu Ibnu Muhajir, [Mujahid] dari [As-Sa'ib bin Abdullah] berkata; saya dibawa ke hadapan Nabi Shallallahu'alaihiwasallam dan bersamaku 'Utsman bin 'Affan dan Zuhair, maka mereka memuji (Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam) lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda kepada mereka, kalian tidak usah memberitahu diriku tentang dia (As-Sa'ib), dia adalah sahabatku di Masa Jahiliyyah. (Mujahid Radliyallahu'anhu) berkata; As-Sa'ib berkata; Ya wahai Rasulullah! Sebaik-baik sahabat adalah anda. (Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam) bersabda: "Wahai Sa'ib, lihatlah akhlak yang telah kamu perbuat di Masa Jahiliyyah, maka lakukanlah (akhlaq tersebut) dalam Islam; muliakanlah tamu dan hormatilah anak yatim serta berbuatlah baik kepada tetanggamu."

ahmad:14953

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] berkata; telah menceritakan kepada kami [Isma'il] berkata; telah menceritakan kepada kami [Qais] dari [Bapaknya] berkata; Pernah seseorang datang ketika Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam berkhutbah, dan (orang itu) berdiri di bawah terik matahari, lalu (Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam) memerintahkannya untuk berpindah ke tempat yang teduh.

ahmad:14967

Telah menceritakan kepada kami [Aswad bin 'Amir] telah menceritakan kepada kami [Huraim] dari [Isma'il] dari [Qais bin Abu Hazim] dari [Bapaknya] dia berada di bawah matahari lalu Nabi Shallallahu'alaihiwasallam menyuruhnya agar berpindah ke tempat yang teduh atau dipersilahkan pindah ke tempat yang teduh.

ahmad:14968

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Isma'il] dari [Qais bin Abu Hazim]. Bapaknya datang dan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam sedang berkhutbah lalu dia duduk di bawah sinar matahari. (Qais bin Abu Hazim Radliyallahu'anhu) berkata; lalu (Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam) memberi isyarat kepadanya. Atau berkata; lalu (Nabi Shallallahu'alaihiwasallam) menyuruhnya agar berpindah ke tempat yang ada naungannya.

ahmad:14969

Telah menceritakan kepada kami [Waki'] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Khalid] dari [Qais bin Abu Hazim] dari [Bapaknya] berkata; Nabi Shallallahu'alaihiwasallam melihatku ketika sedang berkhutbah, lalu beliau menyuruhku berpindah ke tempat yang teduh.

ahmad:14970

Telah menceritakan kepada kami [Rauh] berkata; telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] berkata; telah mengabarkan kepadaku [Muhammad bin Thalhah bin Abdullah bin Abdurrahman] dari [Bapaknya, Thalhah bin Abdullah] dari [Mu'awiyah bin Jahimah] dia telah datang kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam dan berkata; wahai Rasulullah! saya ingin berperang dan saya datang kepada anda untuk meminta saran!. (Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam) bersabda: "Apakah kamu masih memiliki seorang ibu?" Dia berkata; Ya. Lalu beliau bersabda: "Rawatlah dia, sebab surga itu berada di telapak kakinya" beliau mengucapkannya dua kali, tiga kali, pada tempat yang berbeda-beda, seperti perkataan tersebut.

ahmad:14989

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Hisyam Ad Dastuwa'i] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman] dari [Yai'sy bin Thikhfah bin Qais Al Ghifari] berkata; ayahku salah satu dari Ahli Shuffah. Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam menyuruh mereka agar seseorang bergabung dengan lainnya (yang masih menyendiri), dan silahkan bergabung dengan mereka yang berdua, sehingga saya menjadi orang kelima dari lima orang, lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Pergilah kalian", lalu kami pergi bersama beliau ke rumah 'Aisyah. Beliau bersabda: "Wahai 'Aisyah, berilah makan kami", lalu ('Aisyah Radliyallahu'anhuma) datang membawa hasyisyah (makanan yang terbuat dari gandum dan daging atau kurma yang telah dimasak) lalu kami memakannya, lalu ('Aisyah Radliyallahu'anha) datang lagi dengan membawa hais (makanan yang terbuat dari kurma dan minyak samin yang dicampur susu) seperti susu yang dikeringkan, lalu kami memakannya. Lalu beliau bersabda: "Wahai 'Aisyah berilah kami minum" lalu ('Aisyah Radliyallahu'anhuma) datang dengan membawa bejana berisi air, lalu kami meminumnya. Dia datang lagi membawa segelas susu hingga kami meminumnya. Lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Jika mau kalian bisa bermalam di sini, atau kalian ke masjid." Maka saya berkata; tidak, kami ke masjid saja. (Bapaknya Thihfah Radliyallahu'anhu) berkata; ketika saya tidur malam dengan tengkurap, tiba-tiba datang seorang laki-laki yang mengerakkan tubuhku dengan kakinya dan berkata; ini adalah posisi tidur yang dibenci Allah Tabaaroka Wa Ta'ala. Saya melihatnya, ternyata dia adalah Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Telah menceritakan kepada kami [Hasyim] telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] yaitu Syaiban, telah menceritakan kepada kami telah [Yahya] yaitu Ibnu Abu Katsir, dari [Abu Salamah] berkata; telah mengabarkan kepadaku [Ya'isy bin Thihfah bin Qais] dari [Bapaknya] dia adalah salah satu dari Ahli Suffah. Dia Berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Wahai Fulan, pergilah bersama orang ini." Lalu ia sebutkan hadis secara makna.

ahmad:14993

Telah menceritakan kepada kami [Abu 'Amir, Abdul Malik bin 'Amr] berkata; telah menceritakan kepada kami [Zuhair] yaitu Ibnu Muhammad, dari [Abdullah bin Muhammad bin 'Aqil] dari [Abdurrahman bin Yazid Al Anshori] dari [Abu Lubabah Al Badari bin Abu Al Mundzir] Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Sayyidul ayyaam (hari yang paling terhormat) adalah Hari Jumat, hari yang paling agung, hari yang paling mulia di sisi Allah AzzaWaJalla dari pada hari Idul Fithri dan Hari Idul Adha. Di hari itu ada lima kejadian besar: Allah menciptakan Adam, Allah menurunkan Adam ke bumi, Allah mewafatkan Adam, Di dalamnya terdapat suatu waktu yang tidaklah seorang hamba meminta suatu permohonan, kecuali Allah Tabaaroka Wa Ta'ala memenuhinya, selama ia tidak memohon yang haram dan hari itu kiamat terjadi, maka tidak ada Malaikat yang selalu bertaqorrub, tidak juga Langit, Bumi, Angin, Gunung serta Lautan melainkan mereka semua merindukan Hari Jum'at."

ahmad:14997

Telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Yazid bin Abu Ziyad] dari [Mujahid] berkata; ada seorang lelaki dari Muhajirin yang bernama Abdurrahman bin Safwan yang diuji kebaikan dalam Islam, dia adalah sahabat Abbas. Tatkala Hari Penaklukan Makkah, dia datang dengan bapaknya kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam lalu berkata; Wahai Rasulullah, baiatlah dia atas hijroh. (Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam) menolaknya dan bersabda: "Tidak ada hijrah (setelah penaklukan makkah)." Lalu dia pergi kepada Al 'Abbas ketika dia sedang memberi minum, dia berkata; Wahai Abul Fadhol, saya telah menemui Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersama bapakku untuk membaiatnya untuk hijrah namun beliau menolaknya. (Mujahid Radliyallahu'anhu) berkata; lalu Al 'Abbas berdiri tanpa memakai selendang lalu berkata; Wahai Rasulullah, sungguh anda telah tahu hubunganku dengan Fulan (dia bercerita bahwa) yang telah datang bersama bapaknya agar anda membaiatnya untuk hijrah namun anda menolaknya. Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: sudah tidak ada hijroh" Al 'Abbas berkata; saya bersumpah pada Allah atas anda, baiatlah dia. (Mujahid Radliyallahu'anhu) berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam membentangkan tangannya kemudian berkata; "Berikan (tanganmu), saya telah berbuat baik dengan sumpah pamanku bahwasanya tidak ada hijrah (setelah penaklukan Makkah)."

ahmad:15000

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Al Hajjaj] telah mengabarkan kepada kami [Jarir] dari [Yazid bin Abu Ziyad] dari [Mujahid] dari [Abdurrahman bin Shafwan] berkata; tatkala Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam menaklukan Makkah, saya berkata; saya akan memakai pakaianku. Rumahku berada di pinggir jalan, karenanya saya ingin melihat apa yang akan dilakukan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Lalu saya berangkat, saya berhenti, ternyata Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dan para sahabatnya telah keluar dari Ka'bah. Mereka telah menyentuh Baitullah dari pintunya sampai tembok Ka'bah. Mereka telah meletakkan pipi-pipi mereka pada Ka'bah sedangkan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam berada di tengah-tengah mereka. Saya bertanya kepada Umar, apa yang dilakukan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam ketika memasuki Ka'bah? Dia menjawab, beliau Shalat dua rekaat.

ahmad:15002

Telah menceritakan kepada kami [Abu Nadlr] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah Al Umari] telah menceritakan kepada kami [Abu Sahl, Auf bin Abu Jamilah] dari [Zaid Abu Al Qamus] dari [utusan Abdul Qais] mereka telah mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam berdo'a, "Ya Allah, jadikanlah kami dari hamba-hamba-Mu yang terpilih, yang berseri-seri wajahnya, utusan yang diterima". Lalu mereka bertanya, Wahai Rasulullah, siapa yang dimaksud hamba Allah yang terpilih?. Beliau menjawab, hamba Allah yang shalih. Mereka bertanya, apakah Al ghur muhajjalin? Beliau menjawab, yaitu orang yang bekas wudlunya berwarna putih. Mereka bertanya, apakah utusan yang diterima?. Beliau menjawab, seorang utusan yang di utus dari kalangan umat ini bersama dengan nabi mereka kepada Rabb mereka Tabaroka Wa Ta'ala.

ahmad:15003

Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] telah menceritakan kepada kami [Bapakku] dari [Ibnu Ishaq] berkata; telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Ibrahim bin Al Harits At Taimi] dari [Abu Al Haitsam bin Nashr bin Dahr Al Aslami] dari [Bapaknya] berkata; Ma'iz bin Khalid bin Malik, salah seorang dari kami kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, lalu dia mengaku sendiri dia telah berzina, beliau menyuruh kami untuk merajamnya. Lantas kami keluar menuju tempat Bani Niyar, dan kami merajamnya. Tatkala Ma'iz merasakan sentuhan batu dia memberontak dengan keras, tatkala kami sudah selesai dan kami ke Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, kami sampaikan sikapnya. Lalu beliau bersabda: "Kenapa tidak kalian biarkan dia?".

ahmad:15004

Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] telah menceritakan kepada kami [bapakku] dari [Ibnu Ishaq] berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ibrahim bin Al Harits At Taimi] dari [Abu Al Haitsam bin Nashr bin Dahr Al Aslami], [bapaknya] menceritakannya, dia mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda pada saat perjalanannya menuju Khaibar kepada 'Amir bin Al Akwa', dia adalah paman Salamah bin 'Amr bin Al Akwa'. Nama Al Akwa' adalah Sinan. "Turunlah wahai Ibnu Al Akwa', tantanglah dengan syair-syairmu". (Nashr bin Dahr Al Aslami Radliyallahu'anhu) berkata; lalu dia melantunkan syair kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam 'Demi Allah, seandainya tidak ada Allah, kita tidak akan mendapatkan petunjuk, tidak bersedekah, dan tidak akan Shalat. Jika ada kaum yang berbuat kejahatan kepada kami, dan menghendaki fitnah, kami akan menolaknya. Maka turunkanlah ketenangan kepada kami dan mengokohkan kaki kami jika kami bertemu.

ahmad:15005

Telah menceritakan kepada kami [Yunus bin Muhammad] berkata; telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Abdurrahman Al 'Ashri] telah menceritakan kepada kami [Syihab bin 'Ubbad] dia telah mendengar [sebagian utusan Abdul Qais], mereka berkata menemui Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, mereka bertambah gembira dengan kedatangan kami. Tatkala kami sampai pada kaum, lalu kami diberi tempat duduk, lalu Nabi Shallallahu'alaihiwasallam menyambut kami, memanggil kami dan menemui kami. Lalu beliau bertanya, siapakah pemimpin kalian, lalu kami menunjuk dengan sepakat kepada Al Mundzir bin 'Aid. Lalu Nabi Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Apakah ini Al Asaj" dan itulah nama yang pertama kali dipakai karena suatu kali pernah terpukul ke wajahnya dengan kaki keledai. Kami menjawab, ya Wahai Rosulullah. Lalu setelahnya orang-orang meninggalkannya, dia mengikat unta-unta mereka, dan mengumpulkan perbekalan mereka, lalu mengeluarkan pakaiannya, lalu pakaian safarnya di ganti dengan pakaian yang paling bagus. Lalu menemui Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, ternyata beliau telah membentangkan kakinya dan bersandar. Tatkala Al Asyaj mendekati beliau, maka anggota kaumnya mempersilahkannya, lalu mereka berkata; sini Wahai Al Asyaj. Nabi Shallallahu'alaihiwasallam meluruskan duduknya dengan menggenggam kakinya, lalu bersabda: "Sini Wahai Al Asyaj", lalu dia duduk di sebelah kanan Nabi Shallallahu'alaihiwasallam lalu beliau menyambutnya dengan sambutan yang baik dan menanyakan tentang daerahnya. Lalu (Al Asyaj Radliyallahu'anhu) menyebutkan satu persatu nama-nama desa yang ada. Ada Ash-Shofa, Al Musyaqqor dan yang lainnya. Lalu berkata; demi bapakku dan ibuku Wahai Rosulullah, kenapa anda lebih tahu nama-nama desa kami dari kami? Maka beliau menjawab, saya telah melewati negeri kalian dan saya telah mengilinginya. Lalu beliau menemui orang-orang Anshor dan bersabda: "Wahai orang-orang Anshor, muliakanlah saudara kalian, mereka adalah orang yang sangat mirip dengan kalian dalam Islam, baik dalam hal syair maupun orangnya. Mereka telah masuk Islam dan taat tanpa rasa terpaksa dan tidak perlu diperangi. Karena jika ada sebuah kaum yang menolak masuk Islam niscaya akan di perangi. (utusan Abdul Qais) berkata; pada pagi harinya, beliau bertanya bagaimana menurut kalian sambutan dari saudara kalian atas kunjungan kalian, mereka menjawab, sambutan yang paling baik. Mereka menyiapkan tempat tidur kami, menyuguh dengan menu yang sangat enak. Pada malam harinya, mereka mengajari kami kitab Alloh Tabaroka Wa Ta'ala dan sunnah Nabi kami shallallahu 'alaihi wasallam, lalu mereka menjadi cinta kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam dan senang dengan sunnahnya. Lalu beliau menemui kami satu-satu dan kami menyebutkan apa yang telah kami pelajari dan kami mengetahuinya. Di antara kami ada yang mengetahui bacaan tahiyyat, ummul kitab, satu surat, dua surat dan sunah-sunah yang lainnya. Lalu beliau menghadapkan wajahnya kepada kami dan bersabda: "Apakah kalian membawa makanan untuk bekal safar kalian?" maka kaum itu menjadi sangat senang, lalu mereka bersegera menuju kendaraan mereka, setiap orang mendapatkan satu kantung kurma, lalu mereka meletakkannya di pelana mereka dan memberi tanda dengan pelepah kurma pada tangannnya. Yang dijadikan gandengan di atas tangannya atau di bawah kedua tangannya. Lalu beliau bertanya, apakah inikah di namakan ta'dludl (jenis kurma)? Kami menjawab, Ya. Lalu beliau menunjuk pada kantong yang lain, apakah ini yang kalian namakan shorfan (salah satu jenis kurma)? Kami menjawabnya, Ya. Lalu beliau menunjuk pada yang lainnya dan bertanya, apakah yang dinamakan Al burni (salah jenis kurma unggulan)? Kami menjawab, ya. Lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Itu adalah sebaik-baik kuma kalian dan yang paling bermanfaat". (utusan Abdul Qais) berkata; lalu kami pulang dan kami banyak menanamnya dan kami sangat menyukainya sampai kebanyakan kurma adalah kurma Al burni. Al Asyaj berkata; Wahai Rosulullah, daerah kami adalah daerah yang sangat berat dan tidak cocok hawanya, jika kami jika tidak meminum minuman itu maka akan berubahlah kulit kami dan membesarlah perut kami. Lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Janganlah meminum dalam duba' (tempat minum yang terbuat dari sejenis labu), hantam (bejana yang terbuat dari tanah, rambut dan darah) dan naqir (pohon yang di jadikan bejana), namum minumlah di gelas yang di tempelkan pada mulutnya. Lalu Al Asyaj berkata kepada beliau, demi bapak dan ibuku Wahai Rasulullah, berilah keringanan kepada kami pada hal ini, lalu dia memberi isyarat dengan kedua telapak tangannya, lalu bersabda: "Wahai Al Asyaj, jika saya memberi keringannan pada hal itu dan memberi isyarat dengan kedua telapak tangannya begini, cara meminummu lalu beliau memperlihatkan kedua tangannya dan membentangkannya, yaitu melebarkannya sampai jika salah seorang kalian telah meminumnya. Lalu beliau berdiri menuju anak pamannya dan memukul dengan keras pada betisnya dengan pedang. Di dalam kelompok utusan terdapat seorang laki-laki dari Bani 'Adlol yang bernama Al Harits telah dipukul betisnya karena ada minuman mereka yang ada pada rumah mereka lalu dia mensifatinya dengan syair, pada seorang wanita dari mereka. Lalu sebagian penghuni rumah dan memukul betisnya dengan pedang. Al Harits berkata; tatkala saya mendengar dari Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, lalu saya menurunkan pakaianku dan saya menutup bekas pukulan namun Alloh Tabaroka Wa Ta'ala telah menampakkannya.

ahmad:15008

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Mush'ab Radliyallahu'anhu] telah menceritakan kepada kami [Sallam bin Miskin] dan [Al Mubarok] dari [Al Hasan] dari [Al Aswad bin Sari'] Nabi Shallallahu'alaihiwasallam diberi seorang tawanan lalu berkata; Ya Allah, saya bertaubat kepada-Mu dan saya tidak bertaubat kepada Muhammad. Nabi Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Dia telah mengetahui kebenaran pada yang berhak".

ahmad:15035

Telah menceritakan kepada kami [Yunus] telah menceritakan kepada kami [Aban] dari [Qatadah] dari [Al Hasan] dari [Al Aswad bin Sari'] Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam mengutus sebuah satuan perang pada Perang Hunain, lalu mereka memerangi orang-orang musyrik dan mereka berlebihan dalam membunuh sampai kepada para wanita dan anak-anak. Tatkala mereka datang, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Apa yang membuat kalian membunuh kaum wanita dan anak-anak?. Mereka menjawab, Wahai Rasulullah, mereka hanyalah anak-anak orang-orang musyrik. (Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam) bersabda: "Bukankah orang-orang pilihan kalian sebenarnya juga anak-anakorang musyrik?. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya tidaklah setiap ruh yang dilahirkan kecuali di atas fitrah Islam, sehingga lidahnya yang mengikrarkannya ".

ahmad:15036

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Abu Qilabah] dari [Malik bin Al Huwarits] berkata; kami menemui Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam saat kami masih muda yang umurnya sebaya, lalu kami tinggal bersama beliau selama dua puluh malam. Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam adalah orang yang sangat penyayang dan baik hati. Beliau menyangka kami telah merindukan keluarga kami, sehingga beliau bertanya kami tentang keluarga yang kami tinggalkan, lalu kami mengabarinya, lalu beliau bersabda: "Pulanglah kepada keluarga kalian, tinggallah bersama mereka, ajarilah mereka, perintahkan mereka jika telah datang waktu shalat, hendaklah diantara kalian adzan, kemudian yang dewasa menjadi imamnya".

ahmad:15045

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Ayyub] [Abu Qilabah] berkata; datang [Abu Sulaiman, Malik bin Al Huwarits] ke masjid kami lalu berkata; demi Allah saya hendak Shalat namun bukan shalat yang sebenarnya, saya hanya ingin memperlihatkan kepada kalian bagaimana saya melihat Nabi Shallallahu'alaihiwasallam Shalat. (Abu Qilabah Radliyallahu'anhu) berkata; lalu dia duduk pada rekaat yang pertama ketika mengangkat kepalanya dari sujud akhir lalu berdiri.

ahmad:15046

Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin Ishaq] berkata; telah mengabarkan kepada kami [Abdullah] berkata; telah mengabarkan kepada kami [Yunus] dari [Ibnu Syihab] berkata; telah menceritakan kepadaku ['Ubaidullah bin 'Utbah bin Mas'ud] bahwa [salah seorang sahabat] Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam menceritakannya dia telah mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Jika salah seorang dalam Shalat, maka janganlah menengadahkan penglihatannya ke langit, karena dikhawatirkan penglihatannya akan disambar ".

ahmad:15098

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin 'Isa] berkata; telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Sulaim] dari [Abdullah bin 'Utsman bin Khutsaim] dari [Sa'id bin Abu Rosyid] berkata; Saya pernah bertemu dengan [At Tanuhi] utusan Hirqol kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam di Hims. Saya memiliki seorang tetangga tua yang sudah hampir meninggal, saya bertanya, maukah kamu beritahukan surat Hirqol kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam dan surat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam kepadanya? Maka dia menjawab, ya. Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam sampai di Tabuk, lalu beliau mengutus Dihyah Al Kalbi kepada Hirqol. Tatkala datang surat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam kepadanya, dia memanggil para tokoh petinggi Romawi dan para panglimanya, ditutuplah pintu di antara mereka. Lalu dia (raja Hirqol) berkata; orang ini telah sampai sebagaimana kau lihat, dia telah mengutus kepadaku dan mengajakku kepada tiga hal. Dia mengajakku untuk mengikuti agamanya atau kita harus menyerahkan kepadanya apa yang telah dipanen dari tanah kita atau kita memeranginya. Demi Alloh. Sunguh kalian tahu, apa yang kalian dapatkan pada kitab-kitab yang ada, sungguh dia akan mengambil apa yang ada di bawah kakiku, marilah kita mengikuti pada agamanya atau kita memberikan harta kita saja. Lalu mereka berkata dengan perkataan yang penuh kemarahan dengan satu suara sehingga mereka melepaskan pakaian kebesaran mereka. Mereka berkata; anda mengajak kami untuk meninggalkan Agama Nasrani atau kami menjadi budak bagi Arab yang datang dari Hijaz. Dia menyangka jika dia meninggalkan mereka maka Romawi akan hancur, maka dia sangat sayang kepada mereka dan dia tidak mau. Dan berkata; saya mengatakan hal itu kepada kalian, agar saya mengetahui kekukuhan pada urusan kalian, lalu dia mengundang seorang laki-laki dari Arab Tujib, dia adalah orang Arab Nasrani. Lalu dia (raja Hirqol) berkata; panggilkan kepadaku seorang yang hafal hadits dan bisa berbahasa Arab, yang akan saya utus untuk menjawab surat tersebut, lalu saya di bawa pada Hirqol yang menyerahkan kepadaku suatu surat. Lalu dia (Hirqol) berkata; pergilah dengan membawa suratku ini kepada orang ini, maka saya (At Tanuhi) tidak menyia-nyiakannya, dia menyuruhku menghafal tiga hal. Lihatlah apakah dia menyebutkan lembarannya yang dia tulis kepadaku dan lihatlah tatkala dia membaca tulisanku, apakah dia menyebutkan malam. Lihatlah pada punggungnya apakah ada sesuatu yang meragukanmu. Lalu saya berangkat membawa suratnya sampai saya di Tabuk. Beliau (Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam) sedang berada ditengah-tengah sahabatnya, yang sedang menjulurkan kakinya pada air. Lalu saya bertanya, di manakah sahabat kalian? Ada yang menjawab, dia ada di sini. Lalu saya menemuinya dengan berjalan sehingga saya duduk di depannya lalu saya serahkan tulisanku lalu beliau meletakkannya di pangkuannya. Lalu bersabda: "Dari mana kamu?" Saya menjawab, saya adalah satu Tanukh. (Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam) bertanya, apakah termasuk orang Islam yang lurus yaitu agama bapak kalian Ibrahim. Saya menjawab, saya adalah utusan suatu kaum, yang beragama dengan suatu agama yang tidak akan saya tinggalkan sehingga saya kembali kepada mereka. Lalu (Nabi Shallallahu'alaihiwasallam) tertawa dan bersabda: "kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk." Wahai saudara Tanukh, saya telah menulis suratku kepada Kisra, lalu dia meRabeknya dan Alloh akan meRabeknya dan meRabek kerajaannya. Saya mengirim suratku kepada Najasyi dengan sebuah lembaran, lalu dia membakarnya dan Alloh akan membakarnya dan membakar kerajaannya. Saya telah mengirim kepada temanmu sedang lembaran, lalu dia memegangnya dan orang-orang akan tetap mendapatkan darinya kejelekan walau dalam hidupnya baik. Saya berkata; ini adalah satu dari tiga hal yang dia pesankan kepadaku, lalu saya mengambil satu anak panah dari tempatnya lalu saya tulis dalam kulit pedangku lalu beliau telah menyerahkan lembaran pada seseorang dari sebelah kirinya. Saya bertanya, siapakah orang yang akan membawa surat kalian yang akan membacakan dan kalian? Mereka menjawab, Mu'awiyah. Ternyata dalam surat sahabatku dia mengajakku kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, maka di manakah neraka? Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Maha Suci Alloh, di mana malam jika telah datang waktu siang". (utusan itu) berkata; lalu saya mengambil anak panah dari tempatnya lalu saya menuliskan pada pedangku setelah beliau selesai membaca suratku, beliau bersabda: " kamu mendapatkan hak, kamu adalah utusan, jika ada pada kami sesuatu yang akan kami berikan kepadamu. kami sedang kehabisan bekal" (utusan itu) berkata; lalu ada seorang laki-laki yang berada pada tengah-tengah mereka memanggilnya. Dia berkata; saya yang akan memberinya hadiah, lalu dia membuka barangnya, ternyata dia membawa perhiasan yang berwarna kuning, lalu dia meletakkannya di pangkuanku, lalu saya bertanya siapakah yang telah memberi hadiah, ada yang mengatakan dia adalah 'Utsman. Kemudian Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Siapa yang akan memberikan penginapan kepada orang ini?" Lalu ada seorang pemuda dari Anshor yang berkata; saya. Lalu pemuda itu berdiri dan saya berdiri bersamanya sampai ketika saya telah keluar dari kelompok majlis. Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam memanggilku dan berkata; kemari wahai saudara Tanukh, lalu saya menemui panggilanya sehingga saya berdiri dari tempat dudukku yang tadi saya berada di situ. Lalu beliau membuka cara duduk ihtiba'nya (duduk dengan mengumpulkan kedua lututnya ditaruh di depan dada). Lalu beliau bersabda: "Kesinilah, lakukan apa yang kau diperintahkan, lalu saya melihat ke belakang punggungnya, ternyata saya melihat stempel di pundak yang paling atas seperti bekas bekam yang besar".

ahmad:15100

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] berkata; telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari [Zaid bin Sallam] dari [kakeknya] berkata; Mu'awiyah menulis kepada [Abdurrahman bin Syibl]: 'Ajarkanlah kepada orang-orang apa yang telah kau dengar dari Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam', lalu dia mengumpulkan mereka dan berkata; saya mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Pelajarilah Al quran, jika kalian telah mengetahuinya, janganlah berlebihan terhadapnya, jangan berpaling daripadanya dan jangan kalian jadikan untuk mencari makan dan jangan kau jadikan media memperkaya diri"

ahmad:15110

Telah menceritakan kepada kami ['Affan] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] berkata; telah mengabarkan kepadaku [Khubaib bin Abdurrahman Al Anshori] berkata; saya telah mendengar [Abdurrahman bin Mas'ud bin dinar] berkata; datang [Sahl bin Abu Hatsmah] kepada majlis kami lalu menceritakan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Jika kalian menaksir maka petiklah, dan tinggalkanlah sepertiganya jika kalian tidak memetiknya dan tidak meninggalkannya maka tinggalkanlah seperempatnya."

ahmad:15155

Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] dari [As Sa'ib bin Yazid] berkata; saya berangkat bersama anak-anak menuju Tsaniyatul Wada', untuk menemui Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dari Perang Tabuk. [Sufyan] berkata; saya sebutkan kedatangan Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, Nabi Shallallahu'alaihiwasallam datang dari Tabuk.

ahmad:15163

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Humaid Al A'raj] dari [Muhammad bin Ibrahim] dari [Abu Salamah] dari [Abdullah bin Rawahah] dia baru datang dari perjalanan pada malam hari, lalu dia tergesa-gesa menuju istrinya, yang ternyata di rumahnya ada lampu. Istrinya di sana sedang bersama bayang-bayang yang mencurigakan. Kontan Abdullah bin Rawahah mengambil pedang. Maka istrinya berkata; 'Maaf, menjauhlah dariku, menjauhlah dariku, ini adalah seorang wanita yang sedang menyisiri rambutku.' Lalu dia (Abdullah bin Rawahah Radliyallahu'anhu) menemui Nabi Shallallahu'alaihiwasallam dan menceritakannya. Lalu Nabi Shallallahu'alaihiwasallammelarang seseorang mendatangi keluarganya secara mendadak pada malam hari.

ahmad:15177

Telah menceritakan kepada kami hamad bin [Abdul Malik] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari ['Ali bin Jud'an] dari [Al Hasan] dari [Adl-Dlahak bin Sufyan Al Kilabi] Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda kepadanya, "Wahai Dlahak, apakah makananmu?." Dia menjawab, Wahai Rasulullah, daging dan susu!. Beliau bertanya, lantas yang kau makan itu menjadi apa?. Dia menjawab 'Sebagaimana yang anda ketahui.' Beliau bersabda: " Allah Tabaroka Wa Ta'ala membuat contoh apa yang telah keluar dari anak Adam sebagai pemisalan di dunia."

ahmad:15187

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] berkata; dari ['Abdu Rab] dari [Nafi'] dari [Abdullah bin 'Umar] dia menyuruh untuk membunuh ular semuanya. Lalu [Abu Lubabah] meminta ijin untuk masuk lewat pintu kecil disela-sela rumah mereka yang tembus ke masjid, lalu dia melihat mereka sedang membunuh seekor ular. Abu Lubabah serta merta berkata kepada mereka 'Belumkah sampai kepada kalian bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam melarang membunuh ular yang menghuni rumah dan menyuruh membunuh dzitthufyatain (ular yang pada pungungnya ada dua garis putihnya) dan Al abtar (ular yang ekornya pendek)?.

ahmad:15191

Telah menceritakan kepada kami ['Affan] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] berkata; telah mengabarkan kepada kami ['Ali bin Zaid] dari [Al Hasan] [Dlahak bin Qais] menulis kepada Qais bin Al Hutsaim ketika meninggalnya Yazid bin Mu'awiyah, "Semoga keselamatan atas anda, saya mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda Sebelum terjadinya hari kiamat akan terjadi beberapa fitnah seperti gelapnya malam, fitnah seperti asap. Ketika itu hati seseorang menjadi mati seperti halnya badan jika mati. Pagi hari seseorang masih dalam keadaan mukmin namun sore harinya sudah kafir, atau pada sorenya dia masih mukmin namun pagi harinya sudah kafir. Manusia menjual akhlak dan agamanya dengan sedikit kenikmatan dunia'. Yazid bin Mu'awiyah telah meninggal dan kamu adalah saudara kami dan saudara kandung kami, janganlah kamu mendahului kami sampai kami memilih untuk diri kami sendiri."

ahmad:15193

Telah menceritakan kepada kami [Rauh] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Juraij] berkata; telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Syihab] dari [Abdurrahman bin Abdullah bin Ka'ab bin Malik], [Ka'ab bin Malik] ketika Allah menerima taubatnya, dia menemui Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam lalu berkata; Allah tidak menyelamatkanku kecuali dengan kejujuran, dan termasuk dari taubatku kepada Allah, saya tidak akan berdusta selamanya, saya akan melepaskan hartaku sebagai sedekah kepada Allah Ta'ala dan Rasulullah-Nya. Lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda kepadanya: tahanlah sebagian hartamu, itu lebih baik bagimu. (Ka'ab bin Malik Radliyallahu'anhu) berkata; lalu saya menahan sahamku dari Khaibar.

ahmad:15210

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] berkata; telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Abdurrahman bin Ka'ab bin Malik] berkata; [Umu Mubasyir] berkata kepada [Ka'ab bin Malik] sedang dia dalam keadaan sakit, bacakan kepada anakku salam yaitu Mubasyir. Lalu (Ka'ab bin Malik Radliyallhu'anhu) berkata; semoga Allah mengampunimu Wahai Umu Mubasyir, tidakkah kau mendengar apa yang telah disabdakan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam: "Roh seorang muslim itu akan terbang lalu bertengger di pohon surga sampai Allah Azzawajalla mengembalikan ke jasadnya pada Hari Kiamat. Dia berkata; kamu benar, saya memohon ampun kepada Allah.

ahmad:15216

Telah menceritakan kepada kami [Sa'd bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [bapakku] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] berkata; telah menceritakan kepadaku [Abdurrahman bin Abdullah bin Ka'ab bin Malik] sampai berita kepadanya (dari [seseorang]), [Ka'ab bin Malik] berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Ruh seorang mukmin jika meninggal, akan terbang dan bergantung di pohon surga sampai Allah Tabaroka Wa Ta'ala mengembalikan kepada jasadnya pada Hari Allah membangkitkannya."

ahmad:15217

Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Busyair bin Yassar] dari [Suwaid bin An-Nu'man] berkata; kami keluar bersama Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam pada tahun terjadinya Khaibar sampai kami di daerah Shahba' dan shalat ashar, beliau meminta makanan, beliau tidak diberi saji-sajian apa-apa kecuali hanya sawiq (makanan yang terbuat dari tepung gandum), lalu mereka menyantap dan meminumnya, lalu berdiri untuk shalat maghrib. Kami berkumur-kumur bersama beliau dan tidak menyentuh air.

ahmad:15239

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Muhammad bin Yahya bin Habban] berkata; budak laki-laki milik Nu'man Al Anshari mencuri sebuah pohon kurma kecil. Kasus itu dilaporkan kepada Marwan, dia hendak memotong (tangan) nya. [Rafi' bin Khadij] mengajukan protes dengan berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Tidak ada potong tangan dalam pencurian buah dan juga tidak pula pada mayang kurma". (Rafi' bin Khadij radliyallahu'anhu) berkata; saya bertanya kepada Yahya, apakah Al katsar? Dia menjawab, yaitu bagian atas pada pohon kurma.

ahmad:15255

Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] telah menceritakan kepada kami [Syarik] dari [Abdullah bin 'Isa] dari [Jumai' bin 'Umair] dan tidak ragu dari [pamannya, Abu Burdah bin Niyar] berkata; saya berangkat bersama Nabi Shallallahu'alaihiwasallam ke suatu pasar, lalu beliau memasukkan tangannya ke dalam makanan dan mengeluarkannya. Ternyata makanan tersebut yang baik hanya di bagian luar atau permukaan (tidak sesuai antara sifat makanan yang tampak diatas dengan yang dibawah) lalu beliau berkomentar, "Bukan termasuk dari golongan kita orang yang menipu."

ahmad:15273

Telah menceritakan kepada kami [Abu Nua'im] telah menceritakan kepada kami [Al Walid] yaitu Ibnu Abdullah bin Jumai', berkata; telah menceritakan kepadaku [Abu Bakar bin Abu Al Jahm] berkata; saya menemui Ibnu Rumanah mantan budak Abdul Aziz bin Marwan sedang Zaid bin Hasan ada diantara kami, kami menegakkan tangan kami, selanjutnya (Ibnu Rumanah) sedang bersandar pada tangan kami dalam masjid, yaitu masjid Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Lantas ada seseorang dari kalangan sahabat yang bernama [Ibnu Niyar] melarang, lalu dia mengutus seseorang kepada Abu Bakar dengan mengatakan 'Datangilah aku.' Abu Bakar pun mendatangi Ibnu Niyar, lalu Ibnu Niyar berkata 'Saya melihat Ibnu Rumanah ada di antara kalian berdua, bersandar padamu dan pada Zaid bin Hasan, padahal saya telah mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Dunia tidak akan sirna kecuali setelah berada pada orang yang tercela, bodoh lagi tak berilmu".

ahmad:15277

Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] berkata; telah menceritakan kepadaku [bapakku] dari [Ibnu Ishaq] berkata; telah menceritakan kepadaku [Shalih bin Ibrahim bin Abdurrahman bin 'Auf] dari [Mahmud bin Labid, dari bani Abdul Ashal] dari [Salamah bin Salamah bin Waqsy] salah seorang yang mengikuti Perang Badar, dia berkata; Kami mempunyai seorang tetangga Yahudi dari Bani Abdul Asyhal. (Salamah bin Salamah bin Waqsy Radliyallahu'anhu) berkata; pada suatu saat dia keluar dari rumahnya menjelang diutusnya Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, dia ikut dalam sebuah majlis Bani Abdul Asyhal. Pada hari itu saya dalam majlis yang termuda umurnya, saya memakai selendang dengan bersandar di halaman rumahku, (orang yahudi tersebut) menjelaskan tentang Hari Kebangkitan, Hari Kiamat, Hari Perhitungan, Timbangan, surga dan neraka, lalu berkata 'Siksaan itu adalah untuk kaum musyrikin, yang menyembah berhala yang berpendapat bahwa tidak ada hari kebangkitan setelah kematian. Mereka berkata kepadanya, "Celakalah kamu wahai fulan, kamu menganggap manusia akan dibangkitkan setelah kematian, untuk menuju suatu tempat yang bernama surga dan neraka, mereka diberi balasan sesuai dengan amalan yang telah mereka kerjakan? Maka (orang Yahudi tersebut) berkata; "Benar, demi Zat yang dengan-Nya dijadikan bersumpah, sungguh seseorang menginginkan jika bagiannya dari neraka, menjadi tungku terbesar di dunia, lantas orang-orang memanggangnya dan memasukkannya dalam neraka itu, dan orang itu ditutup di neraka itu. Mereka berkata kepadanya, "Huss kamu, apa tanda-tanda dari semua itu"? Maka dia berkata; "Seorang nabi yang diutus dari negeri ini", maka dia menunjuk dengan telunjuknya ke arah Makah dan Yaman. Mereka bertanya, kapan kamu melihatnya? (Salamah Radliyallahu'anhu) berkata; orang Yahudi itu melihat kepadanya, saya adalah yang paling muda umurnya, "Jika anak ini telah mencapai dewasa, maka dia akan mengetahuinya". Salamah berkata; "Demi Allah, tidaklah berganti siang dan malam kecuali Allah Ta'ala mengutus seorang rasul-Nya Shallallahu'alaihiwasallam dan beliau hidup di antara kita dan kami beriman kepadanya, adapun (Yahudi tersebut) mengafiri (Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam) dengan penuh kebencian dan hasad. Kami berkata; "Celakalah engkau wahai fulan, bukankah engkau yang telah menerangkan kepada kami urusan ini"? (orang Yahudi tersebut) berkata; "Benar, tetapi yang dimaksud bukanlah dia".

ahmad:15280

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ishaq] dari tulisannya, berkata; telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Lahi'ah] dari [Abdullah bin Hubairah] dari [Hassan bin Kuraib] ada seorang pemuda dari mereka yang meninggal, kedua orang tuanya pun sangat sedih. [Hausyab], seorang sahabat Nabi Shallallahu'alaihiwasallam berkata; "Maukah kuberitahukan kepada kalian sesuatu yang saya dengar dari Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam tentang kasus seperti yang menimpa anakmu?." ada seorang laki-laki dari sahabatnya mempunyai seorang anak yang baru bisa merangkak, dia datang bersama bapaknya kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam. Kemudian hari anaknya meninggal, hingga bapaknya bersedih atas meninggalnya anaknya sampai sekitar enam hari dia tidak menemui Nabi Shallallahu'alaihiwasallam. Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Mengapa saya tidak melihat si Fulan?" Mereka menjawab, "Wahai Rasulullah, sungguh anaknya meninggal, dan dia sangat bersedih karenanya". Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda kepadanya, "Wahai fulan, tidaklah engkau senang jikalau anakmu sekarang sedang bermain bebas sebagaimana anak kecil lainnya, apakah engkau tidak senang jikalau anakmu menjadi anak yang bebas dan berani, dan apakah engkau tidak senang bahwa anakmu menjadi orang dewasa dan utama, atau dikatakan kepada kamu "Masuklah surga sebagai balasan atas sesuatu yang diambil darimu??

ahmad:15282

Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] berkata; [bapakku] berkata; sebagaimana telah menceritakan kepadaku [Ibnu Ishaq] dari [Ya'qub bin 'Utbah] dari [Muslim bin Abdullah bin Jundub Al Juhani] dari [Jundub bin Makits Al Juhani] berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam mengutus Ghalib bin Abdullah Al Kalbi yang dijuluki 'kalb laits' ke Bani Mulawwah di Kadid dan memerintahkan untuk menyerang mereka secara tiba-tiba. Dia pun berangkat, dan saya termasuk dalam pasukannya. Kami berangkat hingga setelah sampai di sampai di Qadid, kami bertemu Al Harits Bin Malik, dia anak Al Barsha' Al Laitsi, kami menawannya. Dia berkata 'Saya datang untuk masuk Islam.' Ghalib bin Abdullah berkata; "Jika engkau datang sebagai seorang muslim, tidaklah mengapa bagimu untuk berjaga siang dan malam, tapi kalau engkau belum masuk Islam, maka kami meminta janji kesetiaan darimu".(Jundub bin Makits Al Juhani) berkata; Alharits bin Malik memberi janji kesetiaan dengan ribath (berjaga di perbatasan), Ghalib bin Abdullah alkalbi mempercayakan seorang laki-laki hitam untuk berada di belakangnya. Ghalib bin Abdullah berpesan, "Tetaplah bersamanya, sampai kami melewatimu nanti, kalau dia khianat, maka potonglah kepalanya". (Jundub bin Makits Al Juhani) berkata; kami berangkat sehingga kami sampai di tengah daerah Kadid, kami singgah sebentar selepas ashar. Lantas sahabatku mengutusku sebagai pasukan pengintai, hingga aku naik daerah yang tinggi sehingga aku bisa mengintai siapa saja yang datang. Aku-pun menelungkupkan wajahku yang saat itu adalah waktu maghrib. Tiba-tiba keluarlah laki-laki di antara mereka sambil melihat, ternyata dia melihatku tertelungkup di atas dataran tinggi. Dia berkata kepada istrinya, "Demi Allah, saya melihat sesuatu yang berwarna hitam di atas dataran itu, yang tidak saya lihat pada waktu siang tadi. Lihatlah, jangan sampai ada anjing-anjing yang memangsa sebagian gembalaanmu". (Jundub bin Makits Al Juhani) berkata; (istri laki-laki tadi) lantas memeriksa dan mengecek gembalaannya dan berkata 'Tidak, demi Allah, saya tidak kehilangan apa-apa.' (Laki-laki itu) berkata; berikan panahku dan dua anak panahnya dari tempatnya. (Jundub bin Makits Al Juhani) berkata; (wanita itu) menyerahkannya, lalu dia memanahku dan mengenai pinggangku.Saya mencabutnya dan saya letakkan dengan tidak sedikitpun bergerak. Dia melemparkan panahnya untuk keduakalinya ke arah pundakku, segera saya mencabutnya dengan tanpa gerak. Laki-laki tadi berkata kepada istrinya, "Demi Allah, telah saya lemparkan dua panah ke arah benda tersebut, jika itu adalah hewan melata, pastilah bergerak. Besok pagi, telusurilah di mana letak dua panahku serta ambillah keduanya supaya tidak diambil anjing". (Jundub bin Makits Al Juhani) berkata; ketika gembalaan sudah mulai balik kandang dari tempat minumnya, mereka telah memerah susunya, mengandangkan hewannya ke tempat semula, dan telah datang kegelapan malam, kami dengan perlahan-lahan menyerang mereka dan berhasil membunuh beberapa orang mereka. Kami mendapatkan hewan ternak, lalu kami pulang. Tiba-tiba kami mendengar suara yang berteriak minta tolong, dengan segera kami bergegas pergi ngacir, sampai kami melewati Al Harits bin Barsha' dan temannya, kami bersama-bersama pergi. Orang yang meminta tolong tadi mendatangi kami, tiba-tiba datanglah sekelompok yang bukan dari pihak kami. Hingga saat jarak antara kita dengan mereka (musuh) hanyalah dipisah pertengahan bukit yang menghadap saluran mata air, Allah Ta'ala dengan kehendak-Nya menurunkan air hujan yang sebelumnya tidak pernah aku melihat hujan dan lumpur hitam sederas itu. Derasnya hujan dan lumpur menyebabkan suatu hal yang tak seorang pun bisa melawannya. Kita melihat mereka (musuh) dalam keadaan berdiri memandang kami, tapi tidak ada seorangpun dari mereka yang mampu untuk maju. Kami dengan segera mengumpulkan unta-unta rampasan, kami pinggirkan di daerah air terjun, lantas kami gelincirkan dari kami, sehingga gagallah mereka merampas barang yang telah kami ambil.

ahmad:15283

Telah menceritakan kepada kami [Bakr bin 'Isa] berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari ['Ashim Al Ahwal] dari [Abu 'Utsman An-Nahdi] dari [Mujasyi 'bin Mas'ud] berkata; saya pergi bersama saudaraku, Ma'bad kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam setelah Fathu Makah. Saya berkata; Wahai Rasulullah, baiatlah dia untuk hijrah. Beliau bersabda: "Hijrah telah berlalu". (Mujasyi' bin Mas'ud Radliyallahu'anhu) berkata; lalu untuk apa? Beliau bersabda: "Untuk Islam dan berjihad".

ahmad:15287

Telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Amr bin 'Alqamah Al Laitsi] dari [Bapaknya] dari [kakeknya] dari [Bilal bin Al Harits Al Muzni] berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: " ada seorang laki-laki yang hanya mengucapkan sepatah kata yang diridlai Allah Azzawajalla, dia tidak menduga (perkataan tersebut) pengaruhnya sampai sedemikian rupa hingga Allah Azzawajalla mencatatnya dalam keridlaan-Nya sampai Hari Kiamat. Sebaliknya ada seseorang yang mengucapkan sepatah kata yang dibenci Allah Azzawajalla, dia tidak menduga akibatnya sedemikian rupa hingga Allah menetapkan kemurkaan-Nya karena ucapan itu sampai Hari Kiamat" (Bilal bin Al Harits Al Muzni Radliallahu'anhu) berkata; 'Alqamah berkata; berapa banyak perkataan yang saya tahan karena hadis Bilal bin Al Harits tersebut.

ahmad:15291

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ibrahim] berkata; telah menceritakan kepada kami [Khalid] dari [Abdullah bin Syaqiq] berkata; saya duduk bergabung dengan sekelompok orang, saya adalah orang yang keempat di Iliya', salah dari mereka berkata; saya mendengar Rasulullah bersabda: 'Akan masuk surga lantaran syafa'at seorang laki-laki dari umatku, yang jumlahnya lebih banyak dari Bani tamim". Kami berkata; itu bukan anda Wahai Rasulullah? (Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam) bersabda: "Ya, selainku". Saya (Abdullah bin Syaqiq Radliyallahu'anhu) bertanya, apakah kamu mendengarnya langsung? Dia menjawab, Ya. Ketika dia berdiri, saya bertanya, "Siapakah dia?" mereka berkata; "Itu adalah [Ibnu Abu Al Jad'a] '".

ahmad:15296

Telah menceritakan kepada kami [Mush'ab bin Al Miqdam] dan [Muhammad bin Sabiq] berkata; telah menceritakan kepada kami [Isra'il] dari [Abu Al Juwairiyah] [Ma'n bin Yazid] menceritakannya, berkata; saya berbaiat kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersama bapakku dan kakekku. (Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam) melamarkan untukku dan menikahkanku. Suatu ketika saya melapor kepada beliau, bapakku, Yazid keluar dari rumah dengan membawa beberapa dinar untuk bersedekah dengannya, dia meletakkannya di samping seorang laki-laki di masjid. Saya datang dan mengambil dinar tersebut, dan membawanya kembali kepadanya. Dia berkata; Demi Allah, saya tidak bermaksud untuk bersedekah kepadamu. Saya laporkan hal tersebut kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, beliau bersabda: "Kamu mendapatkan pahala seperti yang kamu niatkan Wahai Yazid, dan kamu Ya Ma'n, kamu mendapatkan apa yang telah kau ambil".

ahmad:15299

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] berkata; telah memberitakan kepada kami [Sufyan] dari [Jabir] dari [Asy-Sya'bi] dari [Abdullah bin Tsabit] berkata; 'Umar bin Khathab datang kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam lalu berkata; "Wahai Rasulullah, saya pernah bertemu dengan saudaraku dari Bani Quraidzah, lalu dia mencatatkan untukku ringkasan kitab Taurat, maukah saya tunjukkan kepada anda? (Abdullah bin Tsabit Radliyallahu'anhu) berkata; kontan wajah Rasulullah Shallallahu'alahiwasallam berubah. Saya bertanya kepada ('Umar Radliyallahu'anhu) tidakkah kau melihat gerangan yang terjadi pada wajah Rasulullah Shallallahu'alahiwasallam? Umar bergegas berkata; " Kami ridla Allah sebagai Rabb kami, Islam sebagai agama dan Muhammad Shallallahu'alaihiwasallam sebagai seorang Rasul". Serta merta hilanglah kesedihan dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam lalu bersabda: "Sungguh Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalaulah di antara kalian terdapat Musa, lalu kalian mengikutinya dan meninggalkanku, sungguh kalian sesat. Sungguh kalian adalah umat yang diperuntukkan bagiku, dan aku adalah nabi yang diperuntukkan bagi kalian'.

ahmad:15303

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] berkata; telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] berkata; saya telah mendengar [Abu Isra'il] berkata; saya telah mendengar [Ja'dah] berkata; saya telah mendengar Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, beliau melihat seorang laki-laki yang gemuk, lalu Nabi Shallallahu'alaihiwasallam menunjuk ke arah perutnya dengan tangannya bersabda: "Duhh, kalau kegemukannya tidak di perut, niscaya lebih bagus bagimu"

ahmad:15307

Telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari ['Amr bin Hassan] yaitu Al Musli, berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Mughirah bin Abdullah Al Yaskuri] dari [bapaknya] berkata; saya masuk masjid Kufah ketika pertama kali dibangun, ketika itu berada di kebun-kebun pemilik kurma, dindingnya dari tanah liat. Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang berbicara kepada orang-orang. Ia berkata; telah sampai kabar kepadaku rencana haji Rasulullah Shallallahu'alahiwasallam tepatnya haji wada'. Saya pun ingin mengikutinya dengan untaku, saya keluar sampai saya bisa duduk menunggu di sebuah jalan Arafah, atau saya menunggunya di jalan Arafah. (laki-laki itu) berkata; ternyata ada serombongan orang yang saya tahu persis bahwa Rasulullah Shallallahu'alahiwasallam bersamanya. Lalu ada seorang laki-laki di depan beliau yang berkata 'Kosongkanlah jalan untukku dari para penunggang.' Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Celakalah dia, apa hak dia?" lalu saya mendekati beliau sehingga kepala dua unta kami bertemu. Saya berkata; "Wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku suatu amal yang dapat memasukkanku ke surga dan menyelamatkanku dari api neraka?" (Rasulullah Shallallahu'alahiwasallam) bersabda: "Yah, yah, kamu telah meringkas isi khutbah, kamu menanyakan hal yang sangat mengena, kalau begitu, pahamilah. Kamu beribadah kepada Allah Azzawajalla dan kamu tidak menyekutukan-nya dengan suatu apapun, kamu mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji ke Baitullah, serta puasa Ramadlan, berikanlah jalan untukku". Telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Yunus] berkata; saya mendengar hadis ini dari [Al Mughirah bin Abdullah] dari [bapaknya] sama yang di atas. Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] berkata; telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Abu Ishaq] dari [Al Mughirah bin Abdullah] dari [bapaknya] berkata; sampai selesai periwayatan hadis kepada [seorang laki-laki] yang bercerita tentang suatu kaum, lalu saya duduk, dia berkata; disebutkan sifat Rasulullah Shallallahu'alahiwasallam, dan saya berada di Mina untuk menuju ke Arafah, lalu menyebutkan hadits seperti diatas. Saya berkata; "Wahai Rasulullah, kabarkanlah kepadaku suatu amalan yang mendekatkan diriku kepada surga dan menjauhkan diriku dari neraka", beliau bersabda: "Kamu mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji ke Baitullah, puasa Ramadlan, serta kamu menyukai manusia memperoleh suatu hal yang menyenangkan sebagaimana jika diberikan kepadamu, dan kamu susah seandainya manusia mendapat suatu hal menyusahkan sebagaimana jika ditimpakan kepadamu, minggirlah dari jalan ini".

ahmad:15321

Telah menceritakan kepada kami ['Affan] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] [Abu Ishaq] berkata; telah memberitakan kepada kami, berkata; saya telah mendengar [Abu Al Ahwash] menceritakan dari [Bapaknya] berkata; saya menemui Nabi Shallallahu'alaihiwasallam dan saya keadaan sangat acak-acakan. Lalu beliau bertanya, "Apakah engkau mempunyai harta?" lalu saya menjawab, "Ya". Beliau bertanya, apa hartamu itu? Saya menjawab, "Harta itu dari segala macam, dari kuda, dari unta, dari budak dan dari kambing ", beliau bersabda: "Jika Allah Azzawajalla memberimu harta, tolong perlihatkanlah". Lalu beliau bersabda: "Apakah unta pada kaummu melahirkan dalam keadaan sehat telinganya, lalu kamu mengambil pemotong dan kamu potong telinganya, lalu kalian berkilah ini adalah suatu penyakit, lalu kamu membelahnya atau membelah kulitnya, dan kau katakan ini adalah adalah unta yang terpotong telinganya dan kamu haramkan atas dirimu dan atas keluargamu?. Saya menjawab, ya. (Rasulullah Shallallahu'alahiwasallam) bersabda: "Sesungguhnya apa yang Allah Azzawajalla berikan kepadamu adalah halal bagimu, dan lengan Allah itu lebih keras, gunting Allah lebih tajam" Terkadang menyebutnya dan terkadang tidak. Terkadang menyebutkan lengan Allah lebih keras daripada lenganmu, dan pemotong Allah lebih tajam daripada pemotongmu. (Bapaknya Abu Al Ahwas Radliyallahu'anhu) berkata; saya berkata; Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat anda tentang seseorang yang saya menginap di rumahnya namun dia tidak memuliakanku, dan tidak menyambutku. Lalu dia mampir ke tempatku apakah saya membalas sebagaimana yang dia perbuat terhadapku atau saya sambut dia dengan baik?. Beliau bersabda: Sambutlah dengan baik".

ahmad:15326

Telah menceritakan kepada kami [Abu Ahmad, Muhammad bin Abdullah Az Zubairi] telah menceritakan kepada kami [Sa'd] yaitu Ibnu Aus Al 'Abasi dari [Bilal Al 'Abasi] berkata; telah mengabarkan kepada kami ['Imran bin Husain Adzabby], dia datang ke Bashrah, pada waktu itu Abdullah bin Abbas menjabat sebagai Amir di wilayah itu. Tiba-tiba ada [seorang laki-laki] yang berdiri disamping istana dan berkata; "BenAr lah Allah dan Rasul-Nya, BenAr lah Allah dan Rasul-Nya", tidak menambah apapun kalimat tersebut, lalu saya mendekatinya dan berkata padanya, "Engkau banyak menyebut lafadz, 'Benarlah Allah dan Rasul-Nya' mengapa? dia menjawab, Demi Allah kalau kamu mau, saya akan beritahukan kepadamu. Saya menjawab, Ya. dia berkata; duduklah. Dia berkata; saya pernah mendatangi Rasulullah Shallallahu'alahiwasallam di Madinah pada suatu waktu ini dan itu, ada dua orang tua dari suatu desa, anak mereka berdua telah pergi dan anak tersebut menemui Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam. Kedua orang tua tersebut lantas berkata kepada saya 'Sesungguhnya kamu telah sampai di Madinah ini, sedang anak kami telah menyusul orang ini (Maksudnya nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam Muhammad), maka bawalah kemari dan mintalah dia. Jika dia menolak kecuali harus dengan tebusan maka tebuslah. Lalu saya pergi ke Madinah untuk menemui Nabiyullah ShallallahuAlaihiWasallam. Saya sampaikan, 'Wahai Nabiyullah, ada dua orang tua yang dari desa, keduanya menyuruhku untuk meminta anak mereka berdua yang bersama anda. Beliau bertanya, 'Kamu mengenalnya?. Orang itu berkata; 'Saya mengenal nasabnya', dia lantas memanggil anak yang dimaksud, dan anak itu pun datang. Beliau bersabda: "Ini orangnya, bawalah kepada kedua orang tunya". Lalu saya bertanya, 'Apakah dengan tebusan Wahai Nabiyullah?" Beliau bersabda: "Sesungguhnya tidak selayaknya bagi keluarga Muhammad memakan hasil penjualan orang dari keturunan Isma'il", lalu beliau memukul pundakku, dan bersabda: "Saya tidak khawatir terhadap Quraisy kecuali diri mereka" Saya bertanya, kenapa demikian Wahai Nabiyullah?. Beliau menjawab, jika umurmu panjang maka kamu akan melihatnya di sini, sehingga kamu melihat manusia antara keduanya seperti antara dua telaga, sekali pergi ke sini dan sekali pergi ke sana. Lalu saya melihat orang-orang meminta ijin kepada Ibnu 'Abbas. Di kemudian hari saya melihat mereka meminta ijin kepada Ibnu Abbas lalu saya sebutkan apa yang telah disabdakan Nabi Shallallahu'alaihiwasallam.

ahmad:15339

Telah menceritakan kepada kami [Abu Nadlr] berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdusshomad bin Habib bin Abdullah Al Azdi, An-Numairi] berkata; telah menceritakan kepadaku [Habib bin Abdullah] yaitu Bapaknya berkata; saya mendengar [Sinan bin Salamah bin Al Muhabbiq Al Hudzali] menceritakan dari [Bapaknya] berkata; Rasulullah Shallallahu'alahiwasallam bersabda: "Barangsiapa memiliki tukang angkut (porter) yang membawa ke satu kelompok perjalanan maka berpuasalah Ramadlan, kalau dia menjumpai Ramadhan itu".

ahmad:15347

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu 'Adi] sesungguhnya [Sulaiman] yaitu At Taimi, dari [Abu 'Utsman] yaitu An-Nahdi, dari [Qabishah bin Muhariq] berkata; ketika turun ayat kepada Rasulullah Shallallahu'alahiwasallam, berilah peringatan keluargamu dan kerabatmu, beliau mendaki bebatuan pada suatu gunung lalu berdiri pada bagian atasnya dan berseru atau berkata; "Wahai segenap keluarga Abdul Manaf, saya adalah pemberi peringatan. Permisalanku dengan permisalan kalian sebagaimana seorang laki-laki yang melihat musuh lalu bersegera memperingatkan keluarganya dengan menyeru atau berkata; Wahai segenap saudaraku. bapakku berkata; Ibnu Abu 'Ady berkata tentang hadits ini, dari Qabishah bin Muhariq ataukah dari Wahab bin 'Amr, dan ternyata dia salah, karena yang benar adalah [Zuhair bin 'Amr], ketika dia salah menerangkan hal tersebut, saya tinggalkan Wahab bin 'Amr.

ahmad:15349

Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu 'Adi] dari [Daud bin Abu Hind] dari [Asy-Sya'bi] dari ['Alqamah] dari [Salamah bin Yazid Al Ju'fi] berkata; Saya dan saudaraku pergi menemui Rasulullah Shallallahu'alahiwasallam lalu kami berkata; "Wahai Rasulullah, Sesungguhnya ibu kami, Mulaikah, adalah orang yang menyambung silaturahmi dan memuliakan tamu, dan banyak berbuat kebaikan namun dia meninggal dalam keadaan Jahiliyah, lalu apakah hal itu bermanfaat baginya?" (Rasulullah Shallallahu'alahiwasallam) bersabda: " Tidak". (Salamah bin Yazid Al Ju'fi Radliyallahu'anhu) berkata; lalu kami berkata; sesungguhnya ibu kami pada waktu jahiliyah menanam hidup-hidup saudara perempuan kami, apakah itu juga membawa pengaruh baginya? (Rasulullah Shallallahu'alahiwasallam) bersabda: "Orang yang mengubur dan yang dikubur di neraka, kecuali orang yang mengubur tersebut masuk Islam, lalu Allah mengampuninya".

ahmad:15358

Telah menceritakan kepada kami [Abu Sa'id] budak Bani Hasyim, berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin 'Ulatsah] berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin 'Umar bin Abdul Aziz] berkata; telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Hallaj] sesungguhnya [bapaknya] menceritakannya, berkata; ketika kami sedang berada di pasar, lewatlah seorang wanita yang membawa seorang bayi, lalu serentak orang-orang menyelidikinya, saya juga ikut dengan mereka. Saya laporkan perihal tersebut pada Rasulullah Shallallahu'alahiwasallam, lalu beliau bertanya kepada wanita tersebut, "Siapakah bapak dari bayi ini"? wanita tersebut terdiam. (Rasulullah Shallallahu'alahiwasallam) bertanya, siapakah bapak bayi ini? lalu wanita itu tetap terdiam. lalu ada seorang laki-laki yang berdiri di sampingnya, "Wahai Rasulullah, sungguh perempuan ini masih belum cukup umur dan orang baru yang termasuk pembayar jizyah, dia belum bisa memberitahukan hal itu pada anda, Wahai Rasulullah. Saya bapak dari bayi tersebut". Lalu (Rasulullah Shallallahu'alahiwasallam) menoleh ke samping orang itu seolah-olah dia bertanya kepada mereka tentangnya. Mereka berkata; sesungguhnya kami tidak mengenalnya kecuali dalam kebaikan, atau yang semisalnya. Maka Rasulullah Shallallahu'alahiwasallam bertanya kepada laki-laki tersebut, "Apakah engkau sudah menikah?" dia menjawab, Ya. Maka (Rasulullah Shallallahu'alahiwasallam) memerintahkan untuk merajamnya, lalu kami serentak pergi dan menggali lubang untuknya, sampai ketika kami telah memposisikan dia dalam lubang tersebut dan mulai melemparinya dengan batu. Ketika dia sudah tidak bergerak (bernyawa), kami pulang ke tempat kumpul kami. Ketika kami sedang berkumpul datanglah orang tua menanyakan tentang pemuda tersebut, maka kami berdiri dan mengambilkan untuknya bekas kain yang dipakai dalam prosesi rajam, dan kami membawa orang tua tersebut kepada Rasulullah Shallallahu'alahiwasallam, lalu kami berkata; "Wahai Rasulullah, sesungguhnya orang tua ini datang untuk menanyakan pemuda yang berbuat buruk tadi", Rasulullah Shallallahu'alahiwasallam bersabda: "Tahan, Sungguh dia disisi Allah lebih wangi daripada minyak kasturi". (Hallaj Radliyallahu'anhu) berkata; lalu kami pergi untuk mensucikan pemuda tersebut, memberi wewangian, mengafani dan menguburnya, tapi saya tidak ingat apakah dishalati atau tidak.

ahmad:15369

Telah menceritakan kepada kami [Maki bin Ibrahim] berkata; telah mengabarkan kepada kami [Abdul Malik bin Juraij] dari ['Amr bin Dinar] Sesunguhnya [Hisyam bin Yahya] Mengabarinya sesungguhnya ['Ikrimah bin Salamah bin Rabi'ah] mengabarinya, sesungguhnya dua saudara dari Bani Mughirah bertemu dengan [Mujamma' bin Yazid Al Anshori] lalu berkata; "Saya bersumpah, sesungguhnya Nabi Shallallahu'alaihiwasallam memerintahkan tetangga untuk tidak melarang para tetangganya yang lain menyandarkan kayu di dinding rumah", Orang yang tadi bersumpah, yaitu saudaraku sendiri berkata; "Aku tahu bahwa keputusan jatuh di tanganmu, dan saya telah bersumpah, maka buatlah sandaran pada selain dindingku", Maka saudaranya itu pun berbuat yang sama untuk tidak menancapkan paku pada dinding tetangganya, dan ia sandarkan kayu pada sebuah tiang. Ibnu Juraij berkata; 'Amr berkata; saya melihat kejadian tersebut.

ahmad:15373

Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] [Ibnu Juraij] berkata; telah mengabarkan kepadaku ['Amr bin Dinar] dari [Hisyam bin Yahya] menghabarinya, sesungguhnya ['Ikrimah bin Salamah bin Rabi'ah] menghabarinya, sesungguhnya dua saudara dari Bani Mughirah membebaskan salah satunya untuk tidak meletakkan kayu pada dindingnya, lalu bertemu dengan [Mujamma' bin Yazid Al Anshori] dan beberapa orang. Mereka berkata; kami menyaksikan Rasulullah Shallallahu'alahiwasallam bersabda: "Tidak boleh seseorang melarang tetangganya menyandarkan kayu di dinding rumah", Orang yang bersumpah, yaitu saudaraku berkata; "Aku tahu bahwa keputusan jatuh di tanganmu, dan saya wajib (untuk taat), namun saya telah bersumpah, maka buatlah sandaran pada selain dindingku", lalu saudaranya pun berbuat yang sama yaitu tidak menyandarkan kayu di dinding tetangganya, dan menyandarkannya pada sebuah tiang. Lalu 'Amr berkata kepadaku, saya melihat kejadian tersebut.

ahmad:15374

Telah menceritakan kepada kami [Yazid] telah menceritakan kepada kami [Kahmas] berkata; telah menceritakan kepadaku [Sayar bin Mandlur Al Fazari] dari [Bapaknya] dari [Buhaitsah], berkata; bapakku meminta ijin kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam lalu dia mendekatinya dan menemaninya, lalu berkata; Wahai Nabiyullah apakah hal yang tidak boleh ditolak?. Beliau bersabda: "Air". Lalu dia bertanya lagi, Wahai Nabiyullah apa yang tidak boleh ditolak?. Beliau menjawab, "Garam". Lalu bertanya, Wahai Nabiyullah apa yang tidak boleh ditolak?. Beliau bersabda: "Jika kamu melakukan kebaikan itu lebih baik bagimu." (Bapak Bukaitsah Radliyallahu'anhu) berkata; lalu perkataan sampai pada air dan garam. (Bapak Bukaitsah Radliyallahu'anhu) berkata; laki-laki tersebut tidak pernah menolak sesuatu apapun walaupun sedikit.

ahmad:15381

Telah menceritakan kepada kami [Hasan bin Musa] berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Muslim Abu Zaid] dari [Yahya bin Abdullah At Taimi] dari [Yahya bin Ghassan At Taimi] dari [Bapaknya] berkata; [bapakku] termasuk utusan yang diutus kepada Rasulullah Shallallahu'alahiwasallam dari Abdu Qais, beliau melarang mereka bejana-bejana ini. (Bapak Ghassan Radliyallahu'anhu) berkata; lalu kami merasa tidak enak makan, kami menemui beliau lagi satu tahun setelahnya. Lalu kami berkata; Wahai Rasulullah, sesungguhnya anda telah pernah melarang kami menggunakan bejana ini dan itu, lalu kami merasa tidak enak makan. Rasulullah Shallallahu'alahiwasallam bersabda: "Oploslah minuman yang kelihatan layak bagi kalian, janganlah meminum yang memabukkan, sehingga mereka yang berkehendak mengikat tutup minumnya di atas dosa".

ahmad:15383

Telah menceritakan kepada kami [Zaib bin Al Habhab] berkata; telah menceritakan kepadaku [Abu Al Mundzir, Sallam bin Sulaiman Al Nahwi] berkata; telah menceritakan kepada kami ['Ashim bin Abu An-Nujud] dari [Abu Wa'il] dari [Al Harits bin Yazid Al Bakri] berkata; saya keluar hendak mengadukan Al 'Ala' bin Al Hadlrami kepada Rasulullah Shallallahu'alahiwasallam Lalu saya melewati Rabdzah, di sana ada nenek tua dari Bani Tamim berjalan sendirian. Lalu dia berkata kepadaku, Wahai Abdullah, saya hendak menuju Rasulullah Shallallahu'alahiwasallam karena suatu urusan, maukah kamu mengantarkan saya kepada beliau?. (Al Harits bin Yazid Al Bakri Radliyallahu'anhu) berkata; saya membawanya ke Madinah, ternyata masjid telah ramai dengan orang yang berada di dalamnya, di situ juga ada bendera hitam yang berkibar. Bilal sedang menenteng pedang di depan Rasulullah Shallallahu'alahiwasallam. Saya bertanya, ada apa dengan orang-orang? Mereka menjawab, (Rasulullah Shallallahu'alahiwasallam) hendak mengutus 'Amr bin Al 'Ash ke suatu lokasi. (Al Harits bin Yazid Al Bakri Radliyallahu'anhu) berkata; saya duduk, dan beliau masuk ke dalam rumah beliau, atau kendaraannya, saya meminta ijin kepada beliau, beliau mengijinkannya. Saya masuk dan mengucapkan salam kepada beliau. Beliau bertanya, apakah antara kalian dan Bani Tamim ada masalah yang harus dipecahkan?. (Al Harits bin Yazid Al Bakri Radliyallahu'anhu) berkata; saya menjawab, Ya. Kami menguasai mereka, saya melewati seseorang wanita tua dari Bani Tamim yang berjalan sendirian, dia memintaku untuk mengajaknya menemui anda dan ini orangnya ada di depan pintu. Beliau pun mengijinkannya dan dia masuk. Saya berkata; Wahai Rasulullah, jika anda berkenan, tolong buatlah benteng yang menghalangi antara antara kami dengan Bani Tamim, dan buatlah padang luas yang terbuka. Nenek tua tadi kontan terlihat rasa fanatisme sukunya dan duduk bergerak kesana-kesini pertanda nggak suka. Dia berkata; 'Wahai Rasulullah, di mana anda memaksa bani Mudharmu?. (Al Harits bin Yazid Al Bakri Radliyallahu'anhu) berkata; saya katakan, permisalanku sebagaimana yang dikatakan pertama kali, 'Padang tandus yang membawa bebatuannya' -maksudnya Harits bin Yazid membawa musuh bebuyutan- saya mengajak wanita tua ini, saya tidak merasa kalau dia ternyata musuh bagiku. Saya berlindung kepada Allah dan Rasul-Nya, jika saya seperti utusan kepada kaum 'Ad. Beliau bersabda: "Apakah utusan 'Ad itu?", padahal beliau lebih tahu dengan yang terjadi tentangnya namun beliau memintanya di jelaskan. Saya berkata; kaum 'Ad mengalami masa paceklik, lalu mengutus seseorang yang bernama Qail bin 'Athar, selanjutnya dia singgah di Mu'awiyah bin Bakr. Dia singgah di tempatnya selama sebulan. Qail menjamunya dengan minuman arak, sedang dua budak yang bernama Al Jaradatan mendendangkan lagu-lagu untuknya. Setelah habis sebulan, Qail pergi ke gunung Tihamah lalu berkata; 'Ya Allah, sungguh Kamu tahu bahwa saya tidak datang kepada orang yang sakit untuk saya obati, tidak pula kepada tawanan untuk saya tebus, berilah siraman hujan kepada kaum 'Ad, hanya kamu yang memberi mereka minuman, awan-awan hitam datang mengepul, lalu adau suara panggilan dari awan itu 'pilihlah'. Qail memberi isyarat ke arah awan yang berwarna hitam, kontan ada suara panggilan dari awan tersebut 'Ambillah sebagai awan yang menghancurkan sehancur-hancurnya.' Jangan kau tinggalkan kaum 'Ad seorang pun. (Al Harits bin Yazid Al Bakri Radliyallahu'anhu) berkata; berita yang sampai kepadaku angin yang dikirim kepada mereka kecuali hanya seukuran angin yang bisa melewati cincinku ini namun mereka musnah. Abu Wa'il berkata; dan benar. (Al Harits bin Yazid Al Bakri Radliyallahu'anhu) berkata; atas kejadian ini, jika ada seorang laki-laki maupun wanita mengutus utusan, mereka menyampaikan pesan, 'Namun kalian janganlah seperti utusan kaum 'Ad.'

ahmad:15388

(Ahmad bin Hanbal Radliyallahu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ibrahim] dari [Al Jurairi] dari [Abu Al 'Ala'i bin Asy-Syikhkhir] dari [Abdurrahman bin Shuhar Al 'Abdy] dari [bapaknya] berkata; Rasulullah Shallallahu'alahiwasallam bersabda: "Tidak akan datang Hari Kiamat sampai ditenggelamkan kabilah-kabilah ke bumi", lalu ditanyakan, siapakah yang tersisa dari Bani Fulan? lalu berkata; saya mengetahuinya maksud dari kata kabilah-kabilah, sesungguhnya itu adalah adalah Arab karena orang-orang selain Arab menisbatkan diri mereka kepada desa tempat tinggal mereka.

ahmad:15390

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Hisyam bin 'Urwah] berkata; telah mengabarkan kepadaku [bapakku] dari [Abdullah bin Arqam] sesungguhnya dia berhaji, dia shalat bersama para sahabatnya. Dia melantunkan adzan dan iqamah, lalu didirikan shalat pada suatu hari, lalu dia berkata; Shalatlah salah seorang dari kalian, saya mendengar Rasulullah Shallallahu'alahiwasallam bersabda: "Apabila salah seorang di antara kalian hendak pergi ke WC, dan shalat sedang didirikan, pergilah ke WC dulu".

ahmad:15393

Telah menceritakan kepada kami [Abu Nadlr] berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Murajja bin Raja' Al Yasykuri] berkata; telah menceritakan kepadaku [Salm bin Abdurrahman] berkata; saya mendengar [Sawadah bin Ar Rabi'] berkata; saya mendatangi Nabi Shallallahu'alaihiwasallam lalu saya bertanya, beliau menyuruhku dengan sekumpulan unta (antara3-10) lalu bersabda: "Jikalau kamu pulang ke rumahmu maka suruhlah mereka untuk tidak menyapih anak unta dari induk-induknya, dan perintahlah mereka untuk memotong kuku mereka. Janganlah serampangan dalam bersikap terhadap unta ternaknya ketika memeras susunya"

ahmad:15395

Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] berkata; telah menceritakan kepada kami [bapakku] dari [Ibnu Ishaq] berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Abu Bakar bin Muhammad] dari [Habib bin Hind bin Asma' Al Aslami] dari [Hind bin Asma'] berkata; Rasulullah Shallallahu'alahiwasallam mengutusku menuju kaumku dari Aslam dan bersabda: "Suruhlah kaum-mu untuk berpuasa hari ini yaitu hari 'Asyura', siapa saja yang kamu temukan telah makan dari mereka pada hari ini, hendaklah mereka berpuasa pada penghujung harinya (maksudnya meneruskan puasanya) ".

ahmad:15396

Telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] berkata; telah menceritakan kepada kami [Al 'Amasy] dari [Abu Wa'il] berkata; [Sahal bin Hunaif] berkata; perhitungkanlah pendapat kalian, kami mengalami hari-hari siksaan Abu Jandal, sekiranya kami dapat mengembalikan urusannya niscaya kami akan mengembalikannya. Demi Allah, tidaklah kami meletakkan pedang dari pundak kami sejak kami masuk Islam karena suatu urusan yang sangat mengerikan, kecuali memudahkan kami kepada urusan yang kami ketahui, kecuali urusan ini (maksudnya saat-saat tumbuhnya sekte khawarij). Kami tidak menutup permusuhan kecuali terbuka lagi bagi kami permusuhan yang lain.

ahmad:15407

Telah menceritakan kepada kami [Ya'la bin 'Ubaid] dari [Abdul Aziz bin Siyah] dari [Habib bin Abu Tsabit] berkata; saya mendatangi [Abu Wa'il] di masjid keluarganya, saya bertanya kepadanya tentang kaum yang diperangi 'Ali di Nahrawan, hal-hal apa saja yang mereka terima, hal-hal apa saja yang mereka tak cocok, dan hal-hal apa saja sehingga 'Ali menganggap halal mereka diperangi. (Abu Wa'il radliyallahu'anhu) berkata; kami saat itu sedang di Shiffin, tatkala berkecamuk perang dengan penduduk Syam, mereka berpegang teguh untuk tetap di tempat yang tinggi. Lalu 'Amr bin Al 'Ash berkata kepada Mu'awiyah 'Utuslah seseorang kepada 'Ali dengan mushaf dan ajaklah dia kepada kitab Allah, dia tidak bakalan menolaknya.' Sang utusan pun datang menemui 'Ali dan berujar 'Antara kita dan kalian ada kitab Allah, 'Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang telah diberi bahagian yaitu Al Kitab (Taurat), mereka diseru kepada Kitab Allah supaya Kitab itu menetapkan hukum diantara mereka; Kemudian sebahagian dari mereka berpaling, dan mereka selalu membelakangi (kebenaran) ' 'Ali berkata; ya saya lebih layak untuk melakukan hal itu, antara kami dan kalian ada kitab Allah. Lalu datanglah Al Khawarij, pada saat itu kami memanggil mereka dengan istilah Al Qurra', pedang mereka diletakkan pada pundak-pundak mereka. Mereka berkata; Wahai Amirul Mukminin, kenapa kita menunggu mereka, kaum yang berada di atas dataran tinggi itu, tidak sebaiknyakah kita berjalan kepada mereka dengan membawa pedang kita, sampai Allah memutuskan antara kita dengan mereka?. Lalu [Sahl bin Hunaif] berkata; Wahai manusia, koreksilah diri kalian sendiri, kami telah mengadakan perdamaian pada saat Hudaibiyah antara Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dan kaum musrikin. Jika kami hendak berperang niscaya itu akan terjadi. Lalu datanglah 'Umar kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, berkata; "Wahai Rasulullah, bukankah kita berada di atas kebenaran dan mereka berada di atas kebatilan, bukankah jika ada yang terbunuh diantara kita berada di surga dan jika ada yang terbunuh dari mereka akan berada di neraka?." Beliau menjawab, ya. ('Umar radliyallahu'anhu) berkata; kenapa kita memberi kehinaan kepada agama kita ini dan kita kembali, bukankah Allah telah memutuskan antara kita dan mereka?. beliau bersabda: "Wahai Ibnu Khattab, saya adalah Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dan (Allah Azzawajalla) tidak akan menelantarkanku selamanya." (Abu Wa'il radliyallahu'anhu) berkata; lalu Umar pulang dalam keadaan marah dan tidak sabar sehingga mendatangi Abu Bakar, seraya bertanya-tanya, Wahai Abu Bakar, bukankah kita berada di atas kebenaran dan mereka di atas kebatilan, bukankah korban dari kita berada di syurga dan korban dari mereka di neraka?." (Abu Bakar) menjawab, ya. ('Umar radliyallahu'anhu) berkata; kenapa kita memberi kekurangan pada agama kita ini dan kita kembali, bukankah Allah telah memutuskan antara kita dan mereka?. Abu Bakar terus mengatakan, "Wahai Ibnu Al Khattab, dia adalah Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dan Allah Azzawajalla tidak bakalan menelantarkannya selama-lamanya." (Abu Wa'il radliyallahu'anhu) berkata; lalu turunlah Surat Al Fath. Lantas Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam mengutusku kepada 'Umar, dan saya membacakan kepadanya. Dia berkata; Wahai Rasulullah, apakah itu berarti kemenangan?. Beliau menjawab, Ya.

ahmad:15408

Telah menceritakan kepada kami [Yunus bin Muhammad] dan ['Affan] berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid] yaitu Ibnu Ziyad, berkata; telah menceritakan kepada kami ['Utsman bin Hakim] berkata; telah menceritakan kepadaku [nenekku, Ar-Rabab] dan [Yunus] berkata; dalam hadisnya, (Ar-Rabab Radliyallahu'anha) berkata; saya mendengar [Sahal bin Hunaif] berkata; "Kami melewati aliran air, lalu saya menceburkan diri, mandi. Ketika saya keluar dari air, aku merasakan demam. Kejadian tersebut dilaporkan kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Beliau bersabda: "Suruhlah Abu Tsabit untuk berlindung diri dengan doa", Lalu saya berkata; "Wahai baginda, apakah dengan membaca doa (ruqyah) boleh? Beliau bersabda: "Tidak ada Ruqyah, kecuali karena pandangan mata jahat, badan yang terkena racun ataupun sengatan". 'Affan mengatakan; karena pandangan mata jahat, sengatan, atau racun.

ahmad:15411

(Ahmad bin Hanbal radliyallhu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdusshamad bin Al Abdul Warits] berkata; telah bercerita kepadsaya [bapakku] telah menceritakan kepada kami [Daud] yaitu Ibnu Abu Hind, dari [Abu Harb] [Thalhah] menceritakannya, dia termasuk dari kalangan sahabat, berkata; saya datang ke Madinah dalam keadaan buta tentang seluk beluk kota itu, maka saya singgah di Suffah bersama seorang laki-laki, saya dan dia saban hari mendapat jatah satu mud kurma. Suatu hari Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam melaksanakan shalat, ketika sudah selesai, ada seorang laki-laki Ahli Shuffah berkata; "Wahai Rasulullah, kurma telah membakar perut kami, dan pakaian jelek ini telah sedemikian compang camping". Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam naik ke mimbar lalu berkhutbah, lalu bersabda: "Demi Allah, kalaulah saya mendapatkan roti atau daging, pastilah saya berikan untuk kalian. Tak lama lagi kalian mendapatkannya. Siapa di antara kalian menjumpainya, niscaya ada yang diberi piring besar, atau kalian memakai pakaian seperti penutup Ka'bah." (Thalhah radliyallhu'anhu) berkata; lalu saya dan saudaraku tinggal selama delapan belas hari, kami tidak mendapatkan makanan kecuali barir (buah arak yang telah hitam dan rusak) sampai saya datang kepada saudara kami dari Anshar, dan dia membantu kami, kurma itulah makanan paling baik yang kami dapati.

ahmad:15419

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Bakr] berkata; telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abu 'Arubah] dari [Qatadah] dari [Muslim bin Yasar] dari [Abu Al Asy'ats, Ash-Shan'ani] dari [Rasyid bin Hubais], Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam menemui 'Ubadah bin Shamit untuk menjenguknya ketika dia sakit. Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Apakah kalian tahu, siapa yang diistilahkan syahid di antara umatku?" Semua terdiam. 'Ubadah berkata; "Sandarkanlah saya", mereka pun menyandarkannya. Lalu Ubadah berkata; "Wahai Rasulullah, yang dinamakan syahid adalah orang sabar yang mengharapkan balasan dari Allah". Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Kalau begitu orang yang syahid dari ummatku sangat sedikit, padahal orang yang terbunuh di jalan Allah Azzawajalla adalah syahid, orang yang mati terkena Thaun adalah syahid, orang mati tenggelam adalah syahid, orang yang mati karena sakit perut adalah syahid, wanita yang meninggal karena melahirkan anaknya, anaknya menariknya dengan tali pusar untuk masuk ke surga". [Abu Al 'Awwam], pengurus Baitul Maqdis menambahnya, "Orang yang mati karena terbakar, dan yang mati karena terseret sungai" Telah menceritakan kepada kami [Abdusshamad] telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Qatadah] dari [temannya] dari [Rasyid bin Hubais] dari ['Ubadah bin Shamit] Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam menjenguknya waktu sakitnya, lalu menyebut hadis.

ahmad:15426

Telah menceritakan kepada kami ['Affan] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] telah mengabarkan kepada kami ['Ali bin Zaid] dari ['Amar bin Abu Amar] berkata; saya mendengar [Abu Habbah Al Badry] berkata; Ketika turun ayat LAMYAKUNIL LADZINA KAFARU MIN AHLIL KITABI, sampai akhir, Jibril 'alaihissalam berkata; "Wahai Rasulullah, Rab-mu menyuruhmu untuk membacakannya kepada Ubbay". Lalu Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda kepada Ubay 'Jibril 'alaihissalam menyuruhku untuk membacakan surat ini kepadamu", maka Ubay berkata; Apakah namaku disebut-sebut di sana Wahai Rasulullah?. (Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam) bersabda: "Ya". Lalu Ubay menangis.

ahmad:15428

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Adam] telah menceritakan kepada kami [Ma'ruf] yaitu Ibnu Wasil, berkata; telah menceritakan kepadaku [Hafshah], anak Thalq, seorang wanita dari suatu desa tahun sembilan puluh, dari [Abu 'Umairah] berkata; kami sedang duduk di samping Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam pada suatu hari, selanjutnya seorang laki-laki membawa periuk berisi kurma. Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Apakah ini sedekah ataukah hadiah?" laki-laki tersebut menjawab, "Itu adalah sedekah". beliau bersabda: "Berikanlah untuk orang-orang". Lantas Hasan memasukkan jarinya, mengambil kurma lalu meletakkanya di mulutnya. Kontan Nabi Shallallahu'alaihiwasallam memasukkan jarinya pada mulut bayi dan mengeluarkan kurma dan membuangnya. Beliau bersabda: "Sesungguhnya keluarga Muhammad, tidak halal sedekah bagi kita". Saya berkata kepada Ma'ruf bahwa Abu 'Umair adalah kakekmu, maka (Ma'ruf) berkata; dia adalah kakek bapakku. (Ahmad bin Hanbal radliyallhu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami [Hasan bin Musa] berkata; telah menceritakan kepada kami [Ma'ruf] dari [Hafshah binti Thalq] dari [Abu 'Amirah, Usaid bin Malik, kakek Ma'ruf] berkata; kami sedang duduk bersama Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, lalu menyebutkan hadisnya secara lengkap

ahmad:15429

(Ahmad bin Hanbal radliyallhu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Nadlr, Hasyim] berkata; telah mengabarkan kepada kami [Ibnu 'Ulatsah] berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Abu 'Ablah] dari [Watsilah bin Al Asyqa'] berkata; telah datang beberapa laki-laki dari Bani Sulaim kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam lalu mereka berkata; "Wahai Rasulullah, ada salah seorang teman kami yang melakukan dosa besar", Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Hendaklah dia membebaskan seorang budak muslim, niscaya Allah Azzawajalla akan membebaskan anggota tubuhnya dari api neraka dengan perantaraan masing-masing anggota tubuh budak yang dimerdekakannya"

ahmad:15436

Telah menceritakan kepada kami Abdullah telah menceritakan kepadaku [Suraij bin Yunus] berkata; telah menceritakan kepada kami ['Abbad bin 'Abbad] dari [Muhammad bin 'Amr] dari [Rabi'ah bin 'Abbad] berkata; saya melihat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam menyeru manusia kepada Islam di Dzil Majaz dan di belakangnya ada seorang yang juling yang berkata 'Jangan sesekali orang ini mengalahkan kalian dari agama kalian dan agama nenek moyang kalian.' Saya bertanya kepada bapakku, waktu itu saya ada seorang pemuda, siapakah orang juling yang mengikuti di belakangnya?. Dia menjawab, orang itu adalah pamannya, Abu Lahab. 'Abbad berkata; sepengetahuanku antara Muhammad bin 'Amr dan Rabi'ah bin 'Abbad ada [Muhammad bin Munkadir].

ahmad:15447

Telah menceritakan kepada kami Abdullah telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abu Ar-Rabi' As-Saman] berkata; telah menceritakan kepadaku [Sa'id bin Salamah] yaitu Ibnu Abu Al Husam, berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Munkadir] mendengar [Rabi'ah bin 'Abbad Ad-Dili] berkata; saya melihat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam berkeliling kepada manusia di Mina di tempat tinggal mereka sebelum hijrah ke Madinah. Beliau menyerukan, 'Wahai manusia, Allah Azzawajalla memerintahkan kalian agar kalian menyembah-Nya dan janganlah kalian menyekutukAn Nya dengan sesuatupun. Sedang di belakangnya seorang laki-laki yang berkata 'Orang ini memerintahkan kalian untuk meninggalkan agama bapak-bapak kalian', saya bertanya 'Siapakah orang ini?. Ada yang menjawab, ini adalah Abu Lahab.

ahmad:15449

Telah menceritakan kepada kami Abdullah telah menceritakan kepada kami [Masruq bin Al Marzuban Al Kufi] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Za`idah], berkata; [Ibnu Ishaq] berkata; lalu menceritakan kepadaku [Husain bin Abdullah bin 'Ubaidullah bin Al Abbas] berkata; saya mendengar [Rabi'ah bin 'Abbad Ad-Dili] berkata; aku yang ketika itu masih muda belia, saya melihat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam membuntuti kabilah- kabilah sedang di belakangnya ada seorang juling, wajahnya cerah dan terjuntai rambutnya, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam berdiri pada setiap kabilah dan menyerukan 'Wahai Bani Fulan, saya Rasulullah, saya perintahkan kalian agar kalian menyembah Allah dan janganlah menyekutukAn nya dengan sesuatupun dan agar kalian membenarkanku sampai saya bisa melaksanakan apa yag telah Allah bebankan kepadaku.' Jika Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam selesai melafadzkan perkataan itu, orang yang di belakangnya berkata 'Wahai Bani Fulan, orang ini menghendaki kalian meninggalkan Latta dan Uzza dan sekutu-sekutu kalian dari perkampungan Bani Malik bin Uqais untuk mengikuti ajaran yang dibawanya berupa hal yang baru dan kesesatan. Janganlah kalian mendengarnya, janganlah kalian mengikutinya. Saya berkata kepada bapakku siapakah orang ini?. Dia menjawab, itu justru pamannya sendiri, Abu lahab.

ahmad:15450

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Yahya bin Sa'id Al Qurasyi] berkata; telah menceritakan kepada kami [bapakku] dari [Ibnu Ishaq] berkata; telah menceritakan kepadaku [Husain bin Abdullah] dari [Rabi'ah bin 'Abbad Ad-Dili] dari [orang yang telah menceritakannya] dari [Zaid bin Aslam] dari [Rabi'ah bin 'Abbad] berkata; demi Allah saya akan menceritakannya, dia (Muhammad) berkeliling ke rumah-rumah di Mina, ketika itu saya masih muda bersama bapakku, sedang di belakangnya ada seorang yang wajahnya cerah, juling, memiliki dua kepang. Tatkala Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam berhenti pada suatu kaum, beliau bersabda: "Saya adalah utusan Allah, saya perintahkan kalian untuk menyembah-Nya dan jangan kalian menyekutukAn Nya dengan sesuatupun. Anehnya, orang yang di belakangnya berkata; orang ini menyeru kalian agar meninggalkan agama bapak kalian dan kalian meninggalkan Lata dan 'Uzza dan para pemimpin kalian dari perkampungan Bani Malik bin Uqais kepada ajaran yang dibawanya berupa hal baru dan kesesatan. Saya berkata kepada bapakku, siapakah orang ini?. Dia menjawab, pamannya Abu lahab, Abdul Al 'Uzza bin Abdul Muthallib.

ahmad:15452

Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] berkata; telah mengabarkan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari ['Ali bin Zaid] dari [Abu Burdah] berkata; saya melewati Rabadzah, di sana ada kemah, saya bertanya, Kemah ini milik siapa"? Ada yang berkata; milik [Muhammad bin Maslamah], maka saya pun meminta izin dan masuk kemah itu. Saya berkata; "Semoga Allah merahmatimu, engkau mempunyai kedudukan dalam permasalahan ini yang apabila engkau keluar bersama manusia, engkau dapat memberi perintah dan melarang sesuatu". Lalu Muhammad bin Maslamah berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: Sungguh akan terjadi suatu fitnah, perpecahan dan perbedaan, jika hal itu terjadi, datanglah membawa pedangmu ke gunung Uhud dan pukullah gunung itu dengan pedangmu, pecahkanlah panahmu serta potonglah, tinggalkan dan kemudian duduklah kamu di rumah, sampai datanglah tangan yang berdosa atau Allah mengampuni dosamu. Lalu lakukan apa yang beliau perintahkan. Kemudian saya meminta diturunkanya pedang yang tergantung di tiang kemah dan mengeluarkanya dari sarungnya, pedang itu terbuat dari kayu, maka dia berkata: "Aku telah melaksanakan apa yang Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam perintahkan, maka aku ambil pedang itu untuk menakuti manusia, ternyata itu adalah pedang dari kayu." (Ahmad bin Hanbal radliyallhu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami [Mu'amal] berkata; telah bercerita kepada kami [Hammad] dari ['Ali bin Zaid] dari [Abu Burdah'] dia berkata; Aku melewati Rabadzah, ketika itu ada sebuah kemah besar, maka dia berkata; lalu menyebutkannya, berkata; "Sungguh akan terjadi fitnah dan perpecahan, maka pukullah gunung Uhud dengan pedangmu". (Ahmad bin Hanbal radliyallhu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami ['Affan] berkata; telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] telah mengabarkan kepada kami ['Ali bin Zaid] dari [Abu Burdah bin Musa] dia berkata; Aku melewati tempat Rabazhah, ternyata ada sebuah kemah besar", maka aku berkata; "Sebagaimana telah disebutkan dalam hadis"

ahmad:15454

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Bakr] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] berkata; telah mengabarkan kepada kami [Ziyad] yaitu Ibnu Saad, [Abu Zinad] berkata; telah menceritakan kepadaku [Hanzhalah bin 'Ali] dari [Hamzah bin 'Amr Al Aslami] seorang sahabat Nabi Shallallahu'alaihiwasallam menceritakannya bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam mengutusnya bersama beberapa orang seorang laki-laki dari 'Udzrah, lalu beliau bersabda: "Jika mampu maka bakarlah, bakarlah dia dengan api". Lalu mereka berangkat, setelah mereka meninggalkan beliau, beliau memanggil mereka lagi, atau mengutus kepada mereka, dan meminta mereka untuk kembali dan bersabda: "Jika kalian bisa, maka bunuhlah, tapi jangan kalian bakar dengan api. Karena yang berhak menyiksa dengan api adalah pencipta api" (Ahmad bin Hanbal radliyallhu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] berkata; telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] berkata; telah mengabarkan kepada kami [Ziyad] [Abu Zinad] mengabarinya, berkata; telah mengabarkan kepadaku [Hanzhalah bin 'Ali Al Aslami] [Hamzah bin 'Amr Al Aslami] salah seorang sahabat Nabi Shallallahu'alaihiwasallam menceritakannya bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam mengutusnya bersama beberapa orang dalam sebuah ekspedisi untuk menangkap seseorang, lalu menyebutkan secara makna.

ahmad:15458

Telah menceritakan kepada kami [Asad bin 'Amir] berkata; telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Khalid] dari ['Amr bin Yahya Al Muzani] dari [Bapaknya] dari [Syuqran] budak Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam berkata; saya melihat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam shalat dengan memberi isyarat di atas untanya menuju ke Khaibar".

ahmad:15463

(Ahmad bin Hanbal radliyallhu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami [Yunus bin Muhammad] berkata; telah menceritakan kepada kami [Laits] dari [Hisyam bin Sa'ad] dari [Muhammad bin Zaid bin Al Muhajir bin Qunfudz At-Taimi] dari [Abu Umamah Al Anshari] dari [Abdullah bin Unais Al Juhani] berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Yang termasuk dosa-dosa paling besar adalah: Menyekutukan Allah, durhaka kepada orang tua, dan sumpah bohong. Tidaklah bersumpah seseorang dengan nama Allah di hadapan seorang hakim walau hanya untuk perkara sepele yang hanya senilai sayap nyamuk kecuali Allah akan membuat coretan hitam dalam hatinya sampai Hari Kiamat nanti".

ahmad:15465

(Ahmad bin Hanbal radliyallhu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] telah menceritakan kepada kami [bapakku] berkata; dari [Ibnu Ishaq] berkata; telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Ja'far bin Al Zubair] dari [Ibnu Abdullah bin Unais] dari [bapaknya] berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam memanggilku dan bersabda: "Telah sampai berita kepadaku bahwa Khalid bin Sufyan bin Nubaih mengumpulkan khalayak manusia untuk memerangiku, dia berada di 'Uranah (nama tempat, pent) bunuhlah dia. Berkata (Abdullah bin Unais), "Wahai Rasulullah, jelaskan sifat-sifatnya kepadaku hingga aku dapat mengenalnya". Beliau bersabda: "Apabila kamu mendapatkanya, dia dalam kedaaan tubuh yang merinding dan bergetar". (Abdullah bin Unais) berkata; saya keluar dan menutupi tubuhku dengan pedang hingga aku bertemu langsung denganya di 'Uranah pada waktu ashar dengan isterinya dan memilimilih sebuah persinggahanuntuk istrinya. Aku melihat sifat sebagaimana yang disebutkan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dari tubuh yang merinding dan bergetar. Aku berusaha menemuinya, dan aku sempat khawatir jangAn jangan ada perlawanan darinya sehingga menyibukkanku dari shalat. Aku pun berjalan di depannya dan shalat dengan isyarat kepala dan ruku serta sujud, ketika aku telah menyelesaikan keperluanku, Dia bertanya, "Siapakah laki-laki itu?" (maksudnya menanyakan Abdullah bin Unais, pent) (Abdullah bin Unais) menjawabnya, "Seorang laki-laki Arab yang telah mendengarmu dan tujuanmu mengumpulkan orang untuk membunuh Muhammad, maka dia (maksudnya dirinya) datang untuk membantumu perihal urusanmu itu", dia berkata; "Tepat sekali, aku memang sedang mengurusi hal itu (ingin membunuh Muhammad, pent) " lalu (Abdullah bin Unais) berkata; lalu saya berjalan sebentar bersamanya, begitu ketika aku mendapatkan kesempatan untuk membunuhnya, aku bawakan pedang dan aku bunuh dia. Kemudian aku keluar dan meninggalkan para isterinya yang meratapinya. Ketika saya menemui Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dan beliau melihatku, beliau bersabda: "Telah beruntung wajahmu" (ungkapan kegembiraan, pent) (Abdullah bin Unais) berkata; "Wahai Rasulullah, saya telah membunuhnya", Beliau bersabda: "Engkau benar" kemudian beliau berdiri bersamaku, dan beliau masuk ke rumah dan memberiku tongkat seraya bersabda: "Peganglah tongkat ini wahai Abdullah bin Unais! (Abdullah bin Unais) berkata; lalu saya pulang dengan membawa tongkat tersebut sehingga orang-orang bertanya, "Untuk apa tongkatmu itu wahai Abdullah bin Unais?", maka aku berkata; "Tongkat ini adalah pemberian Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dan beliau memerintahkanku untuk memegangnya". Mereka berkata; "Apakah tidak lebih baik apabila engkau kembali kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dan menanyakan perihal tongkat itu? (Abdullah bin Unais) berkata; lalu saya kembali kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dan bertanya beliau, "Wahai Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam mengapa engkau memberiku tongkat ini?" Beliau menjawab, "Ini adalah tanda antara aku dan dirimu pada waktu Hari Kiamat nanti, hari ketika sedikit manusia yang berjalan dengan berpegang tongkat, maka tongkat itu selalu menyertai Abdullah beserta dengan pedangnya dan selalu bersamanya sampai dia meninggal. Ketika dia meninggal, dia memerintahkan agar tongkat itu ditancapkan bersamanya dengan kain kafannya, yang kemudian dia dimakamkan bersama dengan tongkatnya. Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Adam] berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Idris] dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Muhammad bin Ja'far bin Az Zubair] dari [beberapa anak Abdullah bin Unais] dari [Abu Abdullah bin Unais] Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam menyuruhnya untuk membunuh Khalid bin Sufyan bin Nubaih Al Hudzailly yang dia mengumpulkan orang untuk membunuh Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, maka aku menemuinya di 'Uranah ketika dia diatas tungganganya ketika waktu ashar. Aku khawatir jangAn jangan ada perlawanan atau duel antara aku dan dia sehingga melalaikanku dari shalat. Maka saya shalat dengan berjalan dan hanya memberi isyarat, ketika aku bertemu dengannya kuceritakan demikiAn demikian, hingga ia sebutkan dalam hadis kemudian datang pada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam dan memberitahukannya tentang terbunuhnya dia, lalu dia menyebutkan hadis secara lengkap.

ahmad:15469

(Ahmad bin Hanbal radliyallhu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah Az Zubairi] berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman Al Ghasil] dari [Hamzah bin Abu Usaid] dari [bapaknya] dan ['Abbas bin Sahal] dari [bapaknya] mereka berdua berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dan para sahabatnya melewati mereka, lalu kami ikut keluar bersama mereka hingga berhenti di sebuah kebun yang disebut Syauth dan kami berhenti dan duduk di antara dua kebun tersebut. Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Duduklah kalian!" Dan beliau diserahi seorang perempuan (untuk dinikahi) dari Kabilah Jaun di rumah Umaimah binti An Nu'man bin Syarahbil, dan perempuan bidan. Ketika Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam menemuinya, beliau bersabda: "Serahkanlah dirimu untukku" perempuan itu menjawab, "Apakah seorang ratu perempuan menyerahkan dirinya untuk laki-laki jelata?" dan berkata; "Aku berlindung kepada Allah dari dirimu". (Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam) menjawab, "Sesungguhnya engkau telah berlindung kepada Sang Pelindung", kemudian (Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam) menemui kami dan berkata; "Wahai Abu Usaid pakaikanlah untuknya dua lapis pakaian yang berwarna putih dan pulangkanlah dia kepada keluarganya". ('Abbas bin Sahal) berkata; selain Abu Ahmad berkata; seorang wanita dari Bani Al Jaun yang bernama Aminah.

ahmad:15481

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Manshur] Abdullah berkata; bapakku menceritakannya dari (Sa'id bin Manshur) ketika masih hidup berkata; telah menceritakan kepada kami [Hujr bin Al Harits, Al Ghassani] dari penduduk Ramlah, dari [Abdullah bin 'Aun Al Kinany] yang dia adalah gubernur untuk 'Umar Bin Abdul Aziz di Ramlah, bahwa dia menyaksikan Abdul Malik bin Marwan berkata kepada [Basyir bin 'Aqrabah] pada hari terbunuhnya Sa'id bin Al 'Ash 'Wahai Abu Al Yaman, pada hari aku membutuhkan perkataanmu, bangunlah dan bicaralah.' Lalu dia berkata; Aku mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda "Barangsiapa yang berbicara dengan tujuan untuk riya dan sum'ah (diperdengarkan kepada orang lain-pent) niscaya Allah Azzawajalla akan menempatkan dia di tempat orang-orang yang riya dan sum'ah (neraka, pent).

ahmad:15493

Telah menceritakan kepada kami [Hujain bin Al Mustanna, Abu 'Umar] berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz] yaitu Ibnu Abdullah bin Abu Salamah dari [Abdullah bin Al Fadl] dari [Sulaiman bin Yasar] dari [Ja'far bin 'Amr Ad-Dlamry] berkata; saya keluar bersama 'Ubaidullah bin 'Ady bin Hiyar ke Syam. Ketika kami sampai ke Himsh, 'Ubaidullah berkata kepadaku, "Bagaimana kalau kita ke Wahsy dan bertanya tentang pembunuhan Hamzah", saya menjawab, "Baiklah". [Wahsy] ketika itu bertempat tinggal di Himsh. (Ja'far bin 'Amr Ad-Dlamry) berkata; kami bertanya tentang dia, maka ditunjukkan kepada kami bahwa Wahsy saat itu berada di bawah istana seakAn akan dia geriba (kantong air dari kulit) yang berisi minyak samin. (Ja'far bin 'Amr Ad-Dlamry) berkata; kami mendatanginya sampai kami di hadapannya, kami mengucapkan salam, lalu dia membalasnya. 'Ubaidullah melipat penutup kepalanya, sehingga Wahsy tidak dapat melihatnya kecuali kedua mata Ubaidullah dan kedua kakinya. 'Ubaidullah bertanya, "Wahai Wahsy, apa engkau mengenaliku"?, maka Wahsy memperhatikannya, lalu berkata; "Demi Allah, tidak. Aku tidak mengenalimu, kecuali aku tahu bahwa 'Ady bin Khiyar menikah dengan seorang perempuan yang disebut dengan Ummu Qital putri Abu Al 'Ish. Lalu lahirlah seorang anak di Makkah, maka dia dimintakan untuk disusukan kepada orang lain lalu aku membawa anak kecil itu sama ibunya, lalu aku serahkan kepadanya, maka seakAn akan aku melihatnya sama jika melihat ke kedua kakimu" (Ja'far bin 'Amr Ad-Dlamry) berkata; lalu 'Ubaidullah menyingkapkan wajahnya, lalu berkata; "Maukah engkau menceritakan kepada kami tentang terbunuhnya Hamzah"? dia menjawab, "Ya, Hamzah membunuh Tu'aimah bin 'Ady pada Perang Badar, lalu tuanku, Zubair bin Muth'im berkata kepadaku, jika kamu dapat membunuh Hamzah sebagai balas dendam kematian pamanku, kamu menjadi bebas. Ketika orang-orang serentak keluar ke 'Innin, yaitu sebuah gunung kecil di bawah Uhud yang terpisah dengan bukit, saya keluar bersama mereka untuk ikut serta perang. Ketika pasukan telah berbaris untuk berperang, maka keluarlah para pendekar untuk maju ke depan, ketika itu keluarlah Hamzah bin Abdul Al Munthalib, lalu Siba' bin Ummi Anmar berkata; "Wahai anak potongan bagian dari kemaluan perempuan, apakah kamu akan memerangi Allah dan Rasul-Nya " kemudian Hamzah menghabisinya, kemudian aku secara diam-diam mengincar Hamzah di bawah bebatuan, sampai ketika dia melewatiku. Tatkala dia sangat dekat denganku, saya lemparkan tombakku dan mengenai daerah bawah perutnya sehingga keluarlah apa yang di dalam daerah yang terkena lemparan tombak tersebut. (Wahsy) berkata; dan itulah apa yang akan menjadi janjiku. Ketika orang-orang balik pulang, sayapun bersama mereka. (Wahsy) berkata; saya tinggal di Makkah sampai Islam tersebar di sana. Saya keluar ke Thaif. lalu Rasulllah Shallallahu'alaihiwasallam mengirimkan suatu utusan kepadaku, dan mengajakku bicara, sang utusan mengatakan bahwa beliau tidak marah terhadapnya. Aku pun pergi bersama mereka sampai aku temui Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Ketika beliau melihatku, beliau bertanya, "Apakah engkau wahsy?" saya menjawab, "Benar". Beliau bersabda: "Kamu yang telah membunuh Hamzah?" (Wahsy) berkata; urusan tentang pembunuhan itu telah sampai kepada anda, Wahai Rasulullah", dan beliau bersabda: "Dapatkah kamu menjauhkan wajahmu dariku?" (Wahsy) berkata; lalu saya kembali pulang, ketika Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam meninggal dan muncul nabi palsu Musailamah Al Kadzab, saya bertekad, "Sayan akan menjumpai Musailamah, semoga saya dapat membunuhnya dan menebus kesalahan karena membunuh Hamzah", lalu saya keluar bersama orang-orang yang akan memerangi Musailamah. Saya melihat seorang laki-laki berdiri di salah satu dinding rumah seakAn akan unta yang berambut ikal kepalanya. Ketika itu saya lemparkan tombakku dan mengenai tepat di tengah dadanya, sehingga keluar dari antara kedua pundaknya. (Wahsy) berkata; lalu ada seorang laki-laki Anshar yang melompat kepadanya dan menghunuskan pedang ke kepalanya". [Abdullah bin Al Fadl] berkata; telah mengabarkan kepadaku, [Sulaiman bin Yasar] mendengar [Abdullah bin 'Umar] lalu ada seorang wanita yang berada di dalam rumahnya berkata; dan yang membunuh Amirul Mukminin, Al 'Abd Al Aswad.

ahmad:15497

Telah menceritakan kepada kami [Rouh] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Juraij] telah menceritakan kepadaku [Ibnu Syihab] [Al Husain bin As-Sa`Ib bin Abu Lubabah] mengabarinya, [Abu lubabah, Abdul Mundzir], ketika Allah menerima taubahnya, dia berkata; "Wahai Rasulullah, bagian dari taubatku kepada Allah Azzawajalla: saya berhijrah dari rumah kaumku dan bertempat dekat denganmu, melepaskan dari hartaku sebagai sedekah kepada Allah Azzawajalla dan Rasul-Nya". Lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Cukup bagimu dengan sepertiga hartamu saja".

ahmad:15500

(Ahmad bin hanbal) berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] berkata; telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Sulaiman] dari [Abu Wa`il] dari ['Amr bin Al Harits] dari [Zainab, istri Abdullah] berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda kepada para wanita, "Bersedekahlah kalian, walaupun dengan perhiasan kalian!" (Zainab) berkata; "Abdullah adalah orang yang ringan tangannya (suka membantu) ", aku pun berkata kepadanya, "Bolehkan aku bersedekah untukmu atau kepada kaum saudaraku ataupun anak saudaraku yang yatim?." Abdullah menjawab, "Coba tanyakan saja hal itu kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam". (Zainab) berkata; kontan saya temui Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, ketika saya sampai di pintu rumahnya, aku mendapati ada seorang perempuan yang bernama Zainab, kebetulan ia hendak bertanya beliau sebagaimana yang hendak aku tanyakan, lalu Bilal keluar menemui kami. Kami berkata; "Temuilah Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dan tanyakanlah hal itu kepada beliau, tapi janganlah engkau beritahukan siapa kami sebenarnya." Lalu (Bilal) menemui Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, dan beliau bertanya, "Siapa dua orang perempuan tadi?", Bilal berkata; Zainab. (Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam) bertanya, Zainab yang mana? Dia menjawab, Zainab istri Abdullah dan Zainab wanita Anshar. Beliau menjawab, "Ya, mereka mendapatkan dua pahala, yaitu pahala sedekah dan pahala kekerabatan." (Ahmad bin Hanbal) berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Manshur] dari ['Amr bin Al Harits bin Al Musthaliq] dari [Zainab istri Abdullah] berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam menyuruh kami untuk bersedekah. Beliau bersabda: "Wahai kaum wanita, bersedekahlah kalian", lalu menyebutkan seperti dalam hadis di atas. (Ahmad bin hanbal) berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] berkata; telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Al A'masy] dari [Syaqiq] dari ['Amr bin Al Harits bin Al Musthaliq] dari [Zainab] berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Bersedekahlah kalian, wahai kaum wanita", lalu menyebutkannya.

ahmad:15502

Telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari [Shafwan bin Sulaim] dari [Nafi' bin Jubair] dari [Sahl bin Abu Hatsmah] sampai kepadanya bahwa Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, --di lain waktu Sufyan berkata dengan redaksi Rasulullah (bukan nabi) Shallallahu'alaihiwasallam-- bersabda: "Jika salah seorang di antara kalian shalat dengan pembatas, mendekatlah kepada pembatas tersebut, sehingga setan tidak dapat memotong shalatnya."

ahmad:15508

(Ahmad bin hanbal) berkata; telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Yahya bin Sa'id] telah mendengar [Busyair bin Yasar] budak Bani Haritsah, Sufyan berkata; ini adalah hadis Ibnu Hatsmah, yang mengabari dari [Sahl bin Abu Hatsmah], Abdullah bin Sahl seseorang dari Anshar diketemukan terbunuh di salah satu sumur tua di Khaibar. Dua pamannya dan saudara laki-lakinya mengadukan perkaranya kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. saudaranya yaitu Abdurrahman bin Sahl dan dua pamannya yaitu Huwaishah dan Muhaishah. Abdurrahman berangkat dan menceritakan kasusnya di sisi Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Hanya nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda 'Tolong yang menyampaikan yang tua, tolong yang menyampaikan yang tua.' Selanjutnya salah seorang pamannya, entah Huwaishah, entah Muhaishah menyampaikan uneg-unegnya. [Sufyan] berkata; saya lupa mana yang lebih tua di antara keduanya. Dia berkata; Wahai Rasulullah, kami mendapatkan Abdullah terbunuh di salah satu sumur tua di Khaibar, lalu dia ceritakan orang Yahudi dan kejelekannya dan permusuhannya. Beliau bersabda: "Hendaklah di antara kalian lima puluh orang yang bersumpah bahwa orang yahudi itu yang membunuhnya". Mereka berkata; bagaimana kami bersumpah terhadap sebuah kasus yang tidak kami lihat!. Beliau bersabda: "Suruhlah orang Yahudi terbebaskan dari kalian dengan cara lima puluh dari mereka bersumpah bahwa mereka tidak membunuhnya!" Mereka berkata; bagaimana kami rela dengan sumpah mereka, sedangkan mereka adalah orang musyrik?. Lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam membayarkan diyatnya dari hartanya sendiri, dan untanya menendangku. Dikatakan kepada Sufyan dalam hadis, dan kalian berhak atas darah saudara kalian. Dia menjawab, ya. Seperti itu.

ahmad:15509

(Ahmad bin hanbal) berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdul Qudus bin Bakr bin Khunais] berkata; telah mengabarkan kepada kami [Hajjaj] dari ['Amr bin Syua'ib] dari [Bapaknya] dari [Abdullah bin 'Amr] dan [Al Hajjaj] dari [Muhammad bin Sulaiman bin Abu Khatsmah] dari [pamannya, Sahal bin Abu Khatsmah] berkata; "Habibah anak perempuan Sahal diperistri oleh Tsabit bin Qais bin Syamas Al Anshory, dia seorang laki-laki yang buruk mukanya, dan perempuan tersebut membencinya. Lalu datang kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, berkata; "Wahai Rasulullah, kalaulah bukan karena saya takut pada Allah, pastilah aku meludahi wajahnya", lalu Rasulullah bersabda: "Apakah engkau mau mengembalikan kebun yang telah dia berikan kepadamu?" maka perempuan itu menjawab, "Ya". Selanjutnya dikirimlah (utusan) kepada Tsabit bin Qais dan dikembalikan kebunnya, keduanya kemudian bercerai. (Sahal bin Abu Khatsmah) berkata; itulah Khulu' (permintaan cerai dari pihak perempuan, pent) yang pertama dalam Islam.

ahmad:15513

Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] telah menceritakan kepada kami [bapakku] dari [Ibnu Ishaq] telah menceritakan kepadaku [Busyair bin Yasar] dari [Sahl bin Abu Hatsmah] berkata; Abdullah bin Sahl dari Bani Haritsah keluar bersama beberapa orang dari sukunya menuju Khaibar, hendak mengambil kurma. (Sahl bin Abu Hatsmah) berkata; Lalu Abdullah bin Sahl diculik, lehernya dipotong, dan dicampakkan di salah satu mata air Khaibar. Para sahabatnya merasa kehilangan dirinya, lalu mereka mencarinya sampai mereka mendapatkannya setelah lama hilang. Mereka datangi Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Selanjutnya saudaranya, Abdurrahman bin Sahl dan dua anak pamannya, yaitu Huwaishah dan Muhaishah datang, mereka berdua lebih tua daripada Abdurrahman. Abdurrahman adalah orang yang paling pemberani dan yang berhak menuntut darahnya. Karenanya dialah yang maju sebagai pembicara dan berkata kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam sebelum kedua anak pamannya yaitu Huwaishah dan Muhaishah. Hanya Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam menegur, "Maaf, yang bicara silahkan yang tua, yang bicara silahkan yang lebih tua". Lalu Abdurrahman mundur dan Huwaishah berkata; dan diikuti Muhaishah. Lalu Abdurrahman juga berbicara, mereka berkata; Wahai Rasulullah, telah di culik saudara kami dan dibunuh dan kami tidak mempunyai musuh di Khaibar kecuali orang Yahudi. (Sahl bin Abu Hatsmah) berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Tolong kalian sebutkan nama pembunuhnya lalu kalian bersumpah dengan cara menghadirkan lima orang diantara kalian yang kesemua bersumpah bahwa orang itu yang membunuhnya, setelah itu kaum yahudi harus menyerahkannya". (Sahl bin Abu Hatsmah) berkata; kami bertiga berkata; "Wahai Rasulullah, kami tidak akan bersumpah atas suatu kasus yang kami tidak menyaksikannya sendiri". Beliau bersabda: " Kalau begitu, suruhlah kaum yahudi untuk mendatangkan lima puluh orang dan kesemuanya bersumpah bahwa bukan dari merekalah yang membunuhnya dan mereka akan terlepas dari tuntutan darah sahabat kalian". Mereka berkata; Wahai Rasulullah, kami tidak bakalan menerima sumpah orang Yahudi karena kekufuran yang mereka pegang teguh jauh lebih besar daripada sekedar melakukan sumpah dosa. (Sahl bin Abu Hatsmah) berkata; lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam sendiri yang membayar diyatnya dengan seratus unta. (Busyair bin Yasar) berkata; Sahl berkata; demi Allah, saya tidak melupakan unta di antaranya yang berwarna merah yang menendangku ketika aku melewatinya.

ahmad:15514

(Ahmad bin hanbal) berkata; telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] berkata; telah menceritakan kepadaku [bapakku] dari [Ibnu Ishaq] berkata; telah menceritakan kepadaku [Abu Ishaq bin Yasar] berkata; "Ketika kami sedang berada di Makkah, tiba-tiba Abdullah Bin Zubair menemui kami, beliau melarang Haji dengan cara tamattu' (melaksanakan umrah lantas diikuti haji) dan beliau mengingkari bahwa para sahabat pernah melakukan yang demikian bersama Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Hal tersebut sampai kepada [Abdullah bin 'Abbas], lalu dia berkata; apa yang diketahui oleh Ibnu Az Zubair tentang hal itu, hendaklah dia merujuk kepada ibunya [Asma` binti Abu Bakar], dan menanyakan kepadanya. Jika dia tidak mau merujuk kepadanya, maka berarti dia telah bertahalul dan juga ibunya. Hal itu sampai pada Asma`, lalu dia berkata; semoga Allah mengampuni Ibnu Abbas, demi Allah, dia telah berbuat kekejian. Demi Allah, Ibnu Abbas benar, mereka telah bertahallul dan juga kami dan mereka mendatangi para isteri-isterinya.

ahmad:15521

Telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari [Furat] dari [Abu Thufail] dari [Hudaifah bin Asid] Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam menemui kita dan kita sedang membicarakan tentang Hari Kiamat, lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Apa yang kalian bincangkan" Kami menjawab, kami sedang membincangkan Hari Kiamat. (Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam) bersabda: "Kalian tidak akan menemui Hari Kiamat sampai kalian melihat sepuluh tandanya: keluarnya asap, Dajjal, binatang melata, keluarnya matahari dari sebelah barat, turunnya 'Isa bin Maryam, keluarnya bangsa Yajuj dan ma'juj, dan berkobarnya api di tiga tempat, yaitu di sebelah timur, barat dan di Jazirah Arab dan pemungkasnya adalah api yang menggiring mereka menuju ke tempat berkumpul"Abu Abdurrohman berkata; kalimatnya ada yang hilang.

ahmad:15555

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] berkata; telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Furat] dari [Abu Thufail] dari [Abu Sarihah] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang berada di kamar dan kami berada di tengahnya kami berbincang-bincang. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendekati kami dan bertanya, "Apakah yang kalian sebutkan tadi?" Mereka menjawab, Hari Kiamat. Beliau bersabda: "Sesungguhnya Hari Kiamat tidak akan terjadi sampai ada sepuluh tanda. Terjadinya kerusakan di timur, kerusakan di barat, kerusakan di negeri Arab, asap, Dajjal, dabbah (munculnya hewan melata), terbitnya matahari dari arah barat, Ya'juj dan Ma'juj dan api yang keluar dari ujung tanah Adan yang mengiring manusia. Lalu Syu'bah berkata; saya telah mendengarnya dan saya menyangka dia berkata; akan turun bersama mereka sebagaimana mereka turun dan akan beristirahat bersama mereka sebagaimana mereka berkata. Syu'bah berkata; dan telah menceritakan kepadaku dengan hadis ini seorang laki-laki dari Abu Ath-Thufail dari Abu Sarihah dengan tidak memarfukkan kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, maka salah seorang dari keduanya berkata; turunnya Isa bin Maryam dan yang satunya berkata; angin yang melemparkan mereka ke laut.

ahmad:15557

(Ahmad bin hanbal) berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Syu'bah] berkata; telah menceritakan kepada kami [Ya'la bin 'Atha`] dari [Bapaknya] dari [Aus bin Abi Aus] berkata; saya melihat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam berwudlu dan mengusap kedua sandalnya, kemudian berdiri dan mendirikan shalat."

ahmad:15571

(Ahmad bin hanbal) berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Mahdi] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Abdurrahman Ath-Tha'ifi] dari ['Utsman bin Abdullah bin Aus Ats-Tsaqafi] dari [kakeknya, Aus bin Hudzaifah] berkata; saya berada dalam rombongan utusan yang mendatangi Nabi Shallallahu'alaihiwasallam. Mereka telah masuk Islam, dari kabilah tsaqif Tsaqif, dari Bani Malik. Kami mendatangi kemah besar beliau, yang kemah tersebut berada antara rumahnya dan masjid. Jika beliau telah melaksanakan shalat isya' pada akhir malam, beliau mengunjungi kami, dan kami tidak meninggalkan tempat itu sampai beliau menceritakan kepada kami dan mengadukan penderitaannya dari orang Quraisy dan penduduk Makkah. Selanjutnya beliau bersabda: "Tidak sama, kami di Makkah dalam keadaan selalu dihinakan dan dilemahkan. Tatkala kami keluar ke Madinah, terjadilah peperangan, Kemenangan dan kekalahan terjadi silih berganti, terkadang kami menerima kekalahan, namun terkadang memperoleh kemenangan". Suatu malam beliau tidak mendatangi kami, hal itu berlalu sekian lama sesudah waktu isya'. (Aus bin Hudzaifah) berkata; apa yang menyebabkan anda meninggalkan kami Wahai Rasulullah? Beliau bersabda: "Telah turun kepadaku sekian kumpulan alqur'an, sehingga memaksa saya tidak keluar sampai hal itu selesai. (Aus bin Hudzaifah) berkata; kami bertanya kepada para sahabat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam pada pagi harinya. Bagaimana kalian membagi pengelompokan Al qur'an?, mereka menjawab, kami membaginya menjadi tiga surat, lima surat, tujuh surat, sembilan surat, sebelas surat, tiga belas surat, dan hizb Al mufashshal yaitu dari surat QAF sampai akhir.

ahmad:15578

(Ahmad bin hanbal) berkata; telah menceritakan kepada kami [Bahz] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] telah menceritakan kepada kami [An Nu'man bin Salim] dari [seorang laki-laki], yaitu kakeknya, [Aus bin Abu Aus] dia shalat dan memberi isyarat kepada sepasang sandalnya padahal dalam keadaan shalat, lalu dia mengambil keduanya dan memakainya dan dipergunakannya untuk shalat. Lalu dia berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam shalat dengan memakai kedua sandalnya.

ahmad:15581

(Ahmad bin Hanbal) berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Nua'im] berkata; telah menceritakan kepada kami [Zakariya] dari [Asy-Sya'bi] berkata; telah menceritakan kepada kami ['Urwah bin Mudlarris bin Aus bin Haritsah bin Lam] dia melakukan haji pada masa Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam, dia tidak menjumpai orang-orang kecuali pada malam hari ketika di Muzdalifah, lalu dia berangkat ke Arafah dan bertolak daripadanya dengan cepat, ia pulang dan datang lagi ke Jama' (Muzdalifah). Lalu dia berkata; Wahai Rasulullah, saya telah kecapekan dan tungganganku telah kelelahan, apakah saya telah mendapatkan haji?. (Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam) bersabda: "Barangsiapa yang shalat subuh bersama kami di di Jam' (Muzdalifah) dan melakukan wuquf bersama kami hingga kita bertolak (dari Arafah) padahal sebelumnya ia telah bertolak dari Arafah pada. malam atau siangnya, berarti telah terlaksana hajinya dan menuntaskan manasiknya

ahmad:15620

(Ahmad bin Hanbal) berkata; telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ibrahim] berkata; telah menceritakan kepada kami [Hisyam Ad-Dastuwani] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari [Hilal bin Abu Maimunah] dari ['Atha' bin Yasar] dari [Rifa'ah Al Juhanny] berkata; kami bersama Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam sampai di Kadid -dengan huruf kaf diawAl atau di Qadid -dengan huruf qaf diawAl, lalu sebagian orang di antara kami meninggalkan Rasulullah dengan meminta ijin untuk menemui keluarganya. (Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam) pun mengijinkannya. Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam bangkit, memuji Allah lalu bersabda: "Bagaimana keadaan suatu kaum yang bagian sisi pohonnya yang dekat Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam lebih mereka benci daripada sisi yang lain?", lalu kami tidak kami melihat keadaan orang-orang selain dalam keadaan menangis. Lalu ada seorang laki-laki yang berkata 'Orang yang meminta ijin kepada anda setelah ini betul-betul orang yang tolol, dia memuji Allah, lalu (Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam) saat itu juga bersabda: "Saya bersaksi di sisi Allah, tidaklah seorang hamba pun yang meninggal, yang bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan saya adalah utusan Allah, dengan tulus dari hatinya, kemudian dia berbuat benar kecuali dia pasti masuk surga." (Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam) bersabda kembali, "Sungguh Rabbku AzzaWaJalla menjanjikan kepadaku untuk memasukkan dari kalangan umatku sebanyak tujuh puluh ribu orang yang masuk surga tanpa hisab dan siksa. Namun saya berharap agar mereka tidak memasukinya sampai kalian menempati tempat-tempat di surga, juga bapak-bapak kalian yang shalih, istri-istri kalian dan keluarga kalian." Lalu beliau bersabda: "Jika telah lewat pertengahan malam", atau, "Dua pertiga malam, Allah AzzaWaJalla turun ke langit dunia, lalu berfirman, 'Aku tidak mungkin meminta kepada seorang pun dari hamba-Ku selain diri-Ku sendiri, dan siapakah yang meminta ampun kepada-Ku lantas Aku ampuni? siapakah yang mau berdo'a kepada-Ku lantas Aku kabulkan?, siapakah yang meminta kepada-Ku lantas Aku beri?", Dan hal ini terus berlaku sampai pagi hari. (Ahmad bin Hanbal) berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Al Mughirah] berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Auza'i] berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Abu Katsir] dari [Hilal bin Abu Maimunah] dari ['Atha' bin Yasar] dari [Rifa'ah bin 'Arabah Al Juhanny] berkata; kami tiba bersama Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam dari Makkah, lalu banyak orang yang meminta ijin kepada beliau, lalu ia sebutkan hadis secara lengkap. (Rifa'ah bin 'Arabah Al Juhanny) berkata; Abu Bakar berkata; orang yang meminta ijin kepada anda setelah itu adalah orang yang sangat tolol menurutku, lalu Nabi Shallallahu'alaihiwasallam memuji Allah dan berkata tentang kebaikan, lalu bersabda: "Saya bersaksi di sisi Allah" dan beliau jika bersumpah, biasa dengan lafadz, "Demi yang jiwa Muhammad berada di tangAn Nya, tidaklah seorang hamba beriman kepada Allah dan hari Kiamat lalu berbuat baik, kecuali dia sedang menuju ke surga, lalu ia sebutkan hadis secara lengkap. Telah menceritakan kepada kami [Hasan bin Musa] berkata; telah menceritakan kepada kami [Syaiban] dari [Yahya] yaitu Ibnu Abu Katsir, berkata; telah menceritakan kepadaku [Hilal bin Abu Maimunah] seorang laki-laki dari Madinah, dari ['Atha' bin Yasar] dari [Rifa'ah bin 'Arabah Al Juhanny] berkata; kami berangkat bersama Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam, lalu ketika kami sampai di daerah Kadid atau berkata; di Arafah, lalu ia sebutkan hadis secara lengkap.

ahmad:15625

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] berkata; telah menceritakan kepada kami [Hisyam] yaitu ad-dastuwa'i, berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Abu Katsir] dari [Hilal bin Abu Maimunah] berkata; telah menceritakan kepada kami ['Atha' bin Yasar] [Rifa'ah Al Juhanny] menceritakannya berkata; kami berjalan bersama Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam sampai di Kadid, atau Qadid. Orang-orang banyak yang meminta ijin untuk menemui keluarga mereka, dan beliau pun mengijinkan mereka. (Rifa'ah Al Juhanny) berkata; lalu (Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam) memuji Allah dan melontarkan ucapAn ucapan kebaikan dan bersabda: "Saya bersaksi di sisi Allah, tidaklah seorang hamba meninggal dengan bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang hak selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah secara tulus dari hatinya, kemudian ia berusaha menepati ucapannya kecuali dia dibimbing menuju surga", lalu bersabda: "Dan Rabbiku telah menjanjikan kepadaku untuk memasukkan dari kalangan umatku sebanyak tujuh puluh ribu orang tanpa hisab dan siksa. Saya berharap agar mereka tidak memasukinya sampai kalian menyinggahi tempat-tempat kalian di surga, dan juga istri-istri kalian dan keluarga kalian." Lalu beliau bersabda: "Jika telah lewat pertengahan malam", atau, "dua pertiga malam, Allah AzzaWaJalla turun ke langit dunia, lalu berfirman, 'Aku tidak bakalan meminta seorangpun dari hamba-Ku selain diri-Ku sendiri, siapa yang mau meminta ampun kepada-Ku sehingga kuampuni?, siapa yang mau berdo'a kepada-Ku sehingga Aku kabulkan?, siapa yang meminta kepada-Ku sehingga aku beri?", Dan itu berlaku sampai pagi hari.

ahmad:15626

(Ahmad bin Hanbal) berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] berkata; telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin 'Urwah] dari [Bapaknya] dari [Abdullah bin Zam'ah] berkata; Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam bersabda mengomentari ayat 'Ketika bangkit orang yang paling celaka di antara mereka' maka bangkitlah seorang laki-laki yang kasar, bangsawan, dan pelit di kalangan kaumnya seperti Abu Zam'ah, lalu nabi menasehati mereka perihal tertawa karena kentut. Lalu beliau bersabda: "Atas dasar apa salah seorang diantara kalian tertawa karena kentut?" (Abdullah bin Zam'ah) berkata; lalu beliau bersabda: "Atas dasar apa salah seorang di antara kalian mencambuk istrinya sebagaimana mencambuk budak, yang bisa jadi pada sore harinya dia menggaulinya?."

ahmad:15630

(Ahmad bin Hanbal) berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] Berkata; telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Hafshah] dari [Ar-Rabab Adl-Dlabbiyah] dari [Salman bin 'Amir Adz-Dlabby] dia berkata; Jika di antara kalian berbuka, berbukalah dengan kurma, kalaulah tidak ada, maka berbukalah dengan air, karena air itu suci. [Hisyam] berkata; dan telah menceritakan kepadaku ['Ashim Al Ahwal] [Hafshah] memarfukkannya kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam.

ahmad:15633

Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] berkata; telah menceritakan kepadaku [Syu'bah] dari [Abu 'Iyas] berkata; bapakku menemui Nabi Shallallahu'alaihiwasallam pada saat masih muda, lalu beliau mengusap kepalanya dan memintakan ampun baginya. Syu'bah berkata; apakah dia bisa di katakan sahabat? (Abu 'Iyas) berkata; tidak tapi pada masa beliau dia telah bisa memeras susu dan mengikat-ikat kayu.

ahmad:15661

(Ahmad bin Hanbal) berkata; telah menceritakan kepada kami [Isma'il] berkata; telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Abu Qilabah] berkata; orang-orang membeli emas dengan mata uang secara kredit dengan syarat ada penambahan, kemudian hari [Hisyam bin 'Amir] datang kepada mereka, lalu melarang transaksi semacam itu dan berkata; Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam melarang kita untuk menjual emas dengan mata uang secara kredit dan bersyarat penambahan, ia beritakan itu adalah riba."

ahmad:15663

(Ahmad bin Hanbal) berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari [Ayyub] dari [Humaid bin Hilal] dari [Hisyam bin 'Amir] berkata; kalian mendatangi suatu kaum yang mereka tidak lebih tahu terhadap hadis Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam daripada kita. Bapakku tewas dalam Perang Uhud, lalu Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Galilah, perluaslah dan dan kuburkanlah dua atau tiga orang dalam satu liang. Dahulukanlah orang yang paling banyak hapalan Al qur'annya" bapakku adalah termasuk yang paling banyak hapalannya, maka lebih didahulukan.

ahmad:15665

[Hisyam bin 'Amir] berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Sejak Adam dicipta sampai terjadi Hari Kiamat, tidak ada perkara yang lebih besar daripada Dajjal."

ahmad:15666

Telah menceritakan kepada kami [Bahz] berkata; telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Al Mughirah] berkata; telah menceritakan kepada kami [Humaid bin Al Hilal] berkata; [Hisyam bin 'Amir] berkata; orang Anshar datang menemui Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam Pada waktu Perang Uhud, lalu mereka berkata 'Wahai Rasulullah, kami terkena luka-luka dan kepayahan yang sangat, apa yang anda perintahkan kepada kami!, (Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam) bersabda: "Galilah lubang untuk kalian dan perluaslah serta kuburkanlah dua orang atau tiga orang dalam satu liang" mereka bertanya, Wahai Rasulullah, siapa yang kami dahulukan? beliau bersabda: "Yang paling banyak hafal Al qur'an." (Hisyam bin 'Amir) berkata; lalu kami mendahulukan Abu 'Amir sebelum seorangpun atau yang lainnya."

ahmad:15670

(Ahmad bin Hanbal) berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdusshomad] berkata; telah menceritakan kepada kami [bapakku] telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Humaid] dari [Abu Ad-Dahma'] dari [Hisyam bin 'Amir] berkata; mereka mengadu kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam kesusahan yang menimpa mereka. Lalu (Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam) bersabda: "Galilah, perbaguslah, perluaslah dan kuburkanlah dua atau tiga orang dalam setiap lubang. Dahulukanlah orang yang paling banyak hapalan Al qur'annya" lalu bapakku termasuk yang meninggal lalu di dahulukan daripada yang lainnya. Telah menceritakan kepada kami [Wahab bin Jarir] berkata; telah menceritakan kepada kami [bapakku] berkata; saya mendengar [Humaid bin Hilal] menceritakan dari [Sa'ad bin Hisyam] dari [Bapaknya, Hisyam bin 'Amir] berkata; pada saat Perang Uhud, lalu menyebutkan haditsnya, secara lengkap. (Ahmad bin Hanbal) berkata; telah menceritakan kepada kami ['Affan] berkata; saya mendengar [Jarir bin Hazim] menceritakan hadits ini, dari [Humaid bin Hilal] dan menambahkan di dalamnya dari [Sa'ad bin Hisyam] dengan tambahan, dan perdalamlah.

ahmad:15673

Telah menceritakan kepada kami [Yunus] berkata; telah menceritakan kepada kami [Hammad] yaitu Ibnu Zaid, dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Sa'id bin Abu Hind] dari [Mutharrif] Berkata; Aku menemui ['Utsman bin Abu Al Ash], lalu dia berkata; Aku mendengar Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Puasa adalah perisai, seperti perisai di antara kalian waktu berperang, dan wasiat terakhir Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam kepadaku ketika beliau mengutusku ke Thaif beliau bersabda: "Wahai Usman peringanlah dalam shalat, karena yang menjadi makmum terdapat orang tua dan orang yang mempunyai keperluan."

ahmad:15682

(Ahmad bin Hanbal) berkata; telah menceritakan kepada kami [Waki'] berkata; telah menceritakan kepada kami ['Ikrimah bin 'Ammar] dari [Abdullah bin Zaid] atau Badr saya ragu, dari [Thalq bin 'Ali Al Hanafi], berkata; Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Allah AzzaWaJalla tidak melihat shalat seorang hamba yang tidak menegakkan tulang punggungnya pada saat ruku' dan sujudnya."

ahmad:15690

(Ahmad bin Hanbal) berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Nadlr] berkata; telah menceritakan kepada kami [Ayyub bin 'Utbah] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Badr] dari [Abdurrahman bin 'Ali bin Syaiban] dari [bapaknya], Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Allah AzzaWaJalla tidak melihat seorang laki-laki yang tidak menegakkan tulang punggungnya antara ruku'nya dan sujudnya."

ahmad:15691

(Ahmad bin Hanbal) berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdushshamad] dan [Suraij] berkata, telah menceritakan kepada kami [Mulazim bin 'Amr] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Badr] [Abdurrahman bin 'Ali] menceritakannya, [bapaknya, 'Ali bin Syaiban] menceritakannya, dia berangkat sebagai utusan untuk menemui Rasulullahi Shallallahu'alaihiwasallam. Dia berkata, Kami shalat di belakang Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, dengan kedua matanya secara selintas beliau melihat seorang laki-laki yang tidak menyempurnakan tulang punggungnya waktu ruku' dan sujud. Ketika Rasulullahi Shallallahu'alaihiwasallam selesai shalat, bersabda: "Wahai kaum muslimin, tidak sah shalat bagi seseorang yang tidak menyempurnakan tulang punggungnya waktu ruku' dan sujud", lalu ('Ali bin Syaiban) berkata, (Rasulullahi Shallallahu'alaihiwasallam) melihat seorang laki-laki shalat di belakang shaf dan berdiri sendiri sampai shalat selesai, maka Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Ulangilah shalatmu, karena tidak sah shalat seseorang yang berdiri di belakang shaf sendirian." Abdushshamad berkata dengan redaksi 'Secara sendirian di belakang shaf.' Telah menceritakan kepada kami [Abdushamad] berkata, telah menceritakan kepadaku [bapakku] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Abu Abdullah Asy-Syaqary] berkata, telah menceritakan kepadaku ['Amr bin Jabir bin Abdullah bin Badr] dari [Abdurrahman] dari ['Ali bin Syaiban] dari bapaknya yang dia menyebutkan haditsnya. Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Ayyub bin 'Utbah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Badr] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin 'Ali bin Syaiban Asy-Suhaimi] berkata, telah menceritakan kepadaku [bapakku] lalu dia menyebutkan hadits secara lengkap.

ahmad:15708

(Ahmad bin Hanbal) berkata, telah menceritakan kepada kami [Waki'] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Qatadah] dari [Mutharrif bin Abdullah] dari [bapaknya], ada seorang laki-laki yang menemui Rasulullahi Shallallahu'alaihiwasallam lalu berkata. --Sedang Waki' berkata dengan redaksi menemui Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bukan Rasulullah--, dan beliau membaca, ALHAAKUMUT TAKAATSUR HATTAA ZURTUMUL MAQAABIR, 'Bermegah-megahan Telah melalaikan kamu, Sampai kamu masuk ke dalam kubur' Lalu beliau bersabda: "Anak Adam berkata, 'aduhai hartaku, aduhai hartaku', padahal tidak ada harta yang menjadi milikmu melainkan yang kau makan lantas menjadi musnah, atau apa yang kamu pakai lalu menjadi kusut atau yang kamu sedekahkan lalu harta tersebut habis."

ahmad:15715

Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] telah menceritakan kepadaku [Syu'bah] berkata, saya telah mendengar [Qatadah] berkata, saya telah mendengar [Mutharrif bin Abdullah bin Asy-Syikhir] menceritakan dari [Bapaknya] berkata, Datang seorang laki-laki kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam lalu berkata 'Engkaulah tuan Quraisy, Lalu Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Sesungguhnya hakekat Tuan adalah Allah" lalu laki-laki tersebut berkata, "engkau adalah oang yang paling utama perkataannya di antara mereka dan yang paling agung kemampuannya" Rasulullahi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Hendaklah kalian hati-hati dalam perkataannya (berkata sewajarnya dengan tidak berlebihan), jangan sampai disesatkan oleh setan."

ahmad:15717

(Ahmad bin Hanbal) berkata, telah menceritakan kepada kami [Suwaid bin 'Amr] dan [Abdushshamad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Mahdi] telah menceritakan kepada kami [Ghailan] dari [Mutharrif bin Abdullah bin Asy-Syikhir] dari [bapaknya] dia menjadi seorang utusan untuk menemui Nabi Shallallahu'alaihiwasallam dalam sebuah rombongan dari Bani 'Amir. (Abdullah bin Asy-Syikhir) berkata, lalu kami menemuinya dan kami mengucapkan salam kepada beliau, lalu kami berkata 'Anda adalah wali kami, tuan kami dan anda adalah yang paling kaya dan paling mampu di antara kami.' Yunus berkata, anda adalah orang yang paling mampu dan kaya di antara kami, anda adalah orang yang paling utama di antara kami, anda bagaikan piring besar yang putih wajahnya. (Rasulullahi Shallallahu'alaihiwasallam) bersabda: "Katakanlah yang wajar-wajar saja dan janganlah setan menyesatkan kalian." (Abdullah bin Asy-Syikhir) berkata, barangkali beliau bersabda: "Janganlah sampai (setan) menjadikan kalian tersesat."

ahmad:15721

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dan [Hajjaj] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] dan [Ibnu Ja'far] berkata, saya mendengar [Qatadah] dari [Mutharrif bin Abdullah] [Hajjaj] berkata, dalam hadisnya, berkata, saya mendengar [Mutharrif] dari [Bapaknya] berkata, seorang laki-laki datang kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam lalu berkata 'Anda adalah tuan Quraisy.' Lalu Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Tuan itu adalah Allah", lalu dia berkata, anda adalah orang yang paling utama dan paling kaya dan paling mampu. Lalu Rasulullahi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Hendaklah kalian berkata secara wajar dan jangan sampai setan menyesatkan kalian."

ahmad:15726

Telah menceritakan kepada kami [Yunus] berkata, telah menceritakan kepada kami [Laits] yaitu Ibnu Sa'ad dari [Yazid bin Abdullah bin Usamah bin Al Had] dari ['Amr] yaitu Ibnu Abu 'Amr, dari [Al Muthallib] dari [Umu Salamah] berkata, [Abu Salamah] datang kepadaku pada suatu hari dari sisi Rasulullahi Shallallahu'alaihiwasallam lalu berkata, saya mendengar dari Rasulullahi Shallallahu'alaihiwasallam suatu perkataan lalu saya merasa sangat senang dengannya. Beliau bersabda: "Tidaklah seorang muslimpun yang terkena musibah lalu dia mengucapkan kalimat istirja' (ucapan INNA LILLAHI WA INNA ILAIHI RAJI'UN) ketika tertimpanya lalu membaca, 'Ya Allah, berilah pahala pada musibahku ini dan gantilah dengan yang lebih baik darinya' kecuali hal itu pasti akan terjadi." Umu Salamah berkata, lalu saya menghapal hal itu darinya. Tatkala Abu Salamah meninggal, saya mengucapkan kalimat istirja' dan saya membaca Ya Allah, berilah pahala pada musibahku dan gantilah dengan yang lebih baik darinya, lalu saya kembalikan kepada diriku, dan saya bertanya bagaimana ada yang lebih bagiku daripada Abu Salamah. Setelah iddahku habis, Rasulullahi Shallallahu'alaihiwasallam meminta ijin kepadaku, waktu itu saya sedang membersihkan kulit yang hendak disamak milikku, lalu saya mencuci tanganku dengan daun suatu pohon yang biasa dijadikan sebagai campuran dalam menyamak, lalu saya mengijinkan beliau. Saya meletakkan kepada beliau bantal dari kulit yang pinggirnya ada lipantannya, lalu kujadikan tempat duduk, lalu beliau melamarku. Tatkala beliau selesai berbicara, saya berkata, Wahai Rasulullah, bagaimana saya, saya tidak menyangka jika anda ada rasa cinta kepadaku, sayang, saya adalah wanita yang sangat cemburu, lalu saya takut jika anda melihat dariku suatu hal yang Allah menyiksaku karenanya, selain saya adalah wanita yang telah berumur, saya mempunyai banyak tanggungan. Lalu beliau bersabda: "Apa yang kamu sebutkan berupa rasa cemburu niscaya Allah AzzaWaJalla akan menghilangkannya darimu. Hal lain yang kamu sebutkan dari umurmu maka saya juga mengalami apa yang kau alami, sedangkan apa yang kau sebutkan mengenai tanggungan maka tanggunganmu adalah tanggunganku. Lalu (Umu Salamah berkata, maka saya menerima Rasulullahi Shallallahu'alaihiwasallam. Lalu Rasulullahi Shallallahu'alaihiwasallam menikahinya. Lalu Umu Salamah berkata, sungguh Allah telah mengganti Abu Salamah dengan yang lebih baik darinya yaitu Rasulullahi Shallallahu'alaihiwasallam.

ahmad:15751

Telah menceritakan kepada kami [Rauh] telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abu 'Arubah] dari [Qatadah] dari [Anas bin Malik] dari [Abu Thalhah] berkata, Tatkala Nabiyyullah Shallallahu'alaihiwasallam datang pada waktu pagi ke Khaibar, penduduknya telah mondar mandir dan berangkat ke ladang-ladang dan kebun mereka. Ketika mereka melihat Nabiyullah Shallallahu'alaihiwasallam bersama para pasukannya, mereka lari terbirit-birit hingga beliau bersabda: Allahu Akbar Allahu Akbar, kita jika telah memasuki bumi sebuah kaum, maka alangkah buruklah pagi harinya (keadaan) orang-orang yang mendapatkan peringatan itu."

ahmad:15755

Telah menceritakan kepada kami [Husain] dalam tafsir [Syaiban], dari [Qatadah] berkata, [Anas bin Malik] menceritakan dari [Abu Thalhah] berkata, Nabiyullah Shallallahu'alaihiwasallam datang pada waktu pagi di Khaibar, para penduduknya telah berangkat ke ladang-ladang dan kebun mereka. Ketika mereka melihat Nabiyullah Shallallahu'alaihiwasallam bersama para pasukannya, mereka lari terbirit-birit hingga beliau bersabda: Allahu Akbar Allahu Akbar, telah tumbang Khaibar, kami jika memasuki sebuah halaman kaum, maka alangkah buruklah pagi harinya (keadaan) orang-orang yang mendapatkan peringatan itu." (Ahmad bin Hanbal) berkata, telah menceritakan kepada kami [Yunus] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syaiban] dari [Qatadah] pada firman-Nya AzzaWaJalla, 'Maka apabila siksaan itu turun dihalaman mereka, Maka amat buruklah pagi hari yang dialami oleh orang-orang yang diperingatkan itu' Dia berkata, [Anas bin Malik] menceritakan dari [Abu Thalhah] berkata, Nabiyullah Shallallahu'alaihiwasallam datang pada saat masih pagi, ke Khaibar, seperti pada hadis di atas.

ahmad:15758

Telah menceritakan kepada kami [Rauh] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abu 'Arubah] dari [Qatadah] dari [Anas bin Malik] dari [Abu Thalhah] berkata, Tatkala Rasulullahi Shallallahu'alaihiwasallam datang pada waktu pagi ke Khaibar, penduduknya telah mondar mandir dan berangkat ke ladang-ladang dan kebun mereka. Ketika mereka melihat Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersama para pasukannya, mereka lari terbirit-birit hingga Nabiyullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: Allahu Akbar, Allahu Akbar, jika kami telah memasuki halaman sebuah kaum, maka alangkah buruklah pagi harinya (keadaan) orang-orang yang mendapatkan peringatan itu."

ahmad:15765

Telah menceritakan kepada kami [Rauh bin 'Ubadah] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Zakariya bin Ishaq] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Amr bin Dinar] dari [Nafi' bin Jubair bin Muth'im] dari [Abu Syuraih Al Khuza'i], dia berkata, Aku mendengar Rasulullahi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah dia memuliakan tamunya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir hendaklah ia berbuat baik kepada tetangganya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam."

ahmad:15775

Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] berkata, telah menceritakan kepada kami [Laits] berkata, telah menceritakan kepadaku [Sa'id yaitu Al Maqburi] dari [Abu Syuraih Al 'Adawi] dia berkata, kepada 'Amr bin Sa'id yang mengutus utusan ke Makkah, Wahai Amir (pemimpin, pent) ijinkanlah diriku untuk menceritakan kepadamu sebuah sabda Rasulullahi Shallallahu'alaihiwasallam yang beliau sampaikan ketika beliau berdiri pada satu hari setelah Penaklukan Makkah, yang aku mendengar hadits tersebut dengan kedua telingaku, dan aku memperhatikanya dengan segenap hatiku serta melihatnya dengan kedua bola mataku ketika beliau bersabda: yang beliau memuji Allah dan memujanya, lalu beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah-lah yang telah mengharamkan Makkah, maka tidak diperbolehkan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk menumpahkan darah di tanah Makah dan menebang pohonnya, maka barangsiapa yang merasa bolehnya untuk berperang di tanah Makkah karena perang yang di lakukan Rasulullahi Shallallahu'alaihiwasallamdi atasnya, maka katakanlah kepadanya bahwasanya Allah mengizinkan Rasul-Nya dan bukan kepada kalian. Sesungguhnya Allah AzzaWaJalla mengizinkan hanya sementara waktu pada waktu siang, dan keharamannya (Makkah, pent) telah kembali hari ini sebagaimana keharamannya pada hari kemarin. Bagi yang menyaksikan, tolong sampaikanlah hal ini kepada yang tidak hadir"

ahmad:15778

Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] berkata, telah menceritakan kepada kami [bapakku] dari [Ibnu Ishaq] berkata, telah menceritakan kepadaku [Sa'id bin Sa'id Al Maqrubi] dari [Abu Syuraih Al Khuza'i] berkata, tatkala 'Amr bin Sa'id mengutus ke Makkah, yang bertujuan menyerang Ibnu Az Zubair. Abu Syuraih mendatanginya lalu mengajaknya bicara dan menghabarinya dengan apa yang telah dia dengar dari Rasulullahi Shallallahu'alaihiwasallam lalu dia keluar menuju tempat pertemuan kaumnya dan duduk di dalamya. Lalu saya berdiri mendatanginya, saya duduk bersamanya. Lalu dia menyampaikan kepada kaumnya sebagaimana dia menyampaikan kepada 'Amr bin Sa'id apa yang telah dia dengar dari Rasulullahi Shallallahu'alaihiwasallam dan apa yang telah dikatakan 'Amr bin Sa'id kepadanya. (Abu Syuraih Al Khuza'i RA) berkata, ini, kami bersama Rasulullahi Shallallahu'alaihiwasallam ketika terjadi Fathu Makah, maka pada esok harinya Khuza'ah menganggu seorang laki-laki dari Hudzail lalu mereka membunuhnya. Dia dalam keadaan musrik. Lalu Rasulullahi Shallallahu'alaihiwasallam berdiri kepada kami dan berkutbah, beliau bersabda: "Wahai manusia, Allah 'azza wajalla telah mengharamkan Makkah pada saat diciptakannya langit dan bumi. Maka Makkah adalah haram sejak Allah Ta'ala mengharamkannya sampai Hari Kiamat. Tidak halal bagi seorangpun yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, menumpahkan darah di dalamnya, tidak boleh menebang pohon di dalamnya. Tidak halal bagi seorangpun sebelumku juga kepada setelahku. Bahkan tidak halal bagiku kecuali pada saat ini saja, karena sebagai kemarahan kepada para penduduknya. Ketahuilah, kemudian saya telah mengembalikan keharamannya sebagaimana kemarin. Ketahuilah, hendaknya orang yang datang dari kalian memberitahukan orang yang tidak datang. Barangsiapa yang berkata kepada kalian Rasulullahi Shallallahu'alaihiwasallam telah berperang di dalamnya maka katakanlah Allah 'azza wajalla telah menghalalkannya kepada Rasul-Nya dan Dia tidak menghalalkannya kepada kalian. Wahai orang-orang Khuza'ah angkatlah tangan-tangan kalian dari membunuh, karena hal itu telah banyak terjadi. Jika kalian telah membunuh, maka saya akan membayar diyatnya. Siapa yang dibunuh setelah saya di sini, maka keluarganya berhak memilih antara dua pilihan. Jika mereka menghendaki, maka dia mendapatkan darah orang yang melakukannya, jika mereka mau maka dia akan mendapatkan harta sebagai ganti rugi. Lalu Rasulullahi Shallallahu'alaihiwasallam membayar diyat seorang laki-laki yang telah dibunuh oleh Khuza'ah. Lalu 'Amr bin Sa'id berkata kepada Abu Syuraih, pergilah Wahai syaikh, kami lebih tahu tentang keharamannya daripada kamu, hal itu tidak menghalangi orang yang menumpahkan darah atau orang yang melepaskan ketaatan atau orang yang enggan membayar jizyah. (Abu Syuraih Al Khuza'i RA) berkata, lalu saya berkata, saya telah menyaksikan dan terkadang saya tidak datang, dan terkadang saya sampaikan padahal Rasulullahi Shallallahu'alaihiwasallam telah memerintahkan kepada kami sebagai orang yang hadir kepada orang yang tidak hadir, maka hal itu saya sampaikan kepadamu, maka terserah kepadamu.

ahmad:15782

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] berkata, telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Katsir Abu Hasyim Al Maki] dari ['Ashim bin Laqit bin Shabirah] dari [bapaknya, utusan Bani Al Muntafiq] berkata, saya dan salah seorang sahabatku berangkat sampai kami temui Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, hanya kami tidak mendapati beliau. Lalu 'Aisyah menyuguhi kami dengan kurma dan makanan yang terbuat dari gandum dan lemak. Tiba-tiba Nabi Shallallahu'alaihiwasallam datang dengan mengibAs ngibaskan kakinya namun tidak sampai menyentuh tanah. Lalu beliau bertanya, apakah kalian telah disuguhi sesuatu? Maka kami menjawab, Ya Wahai Rasulullah. Pada saat demikian itu tiba-tiba pengembala kambing mulai berjalan menuju kandang dengan membawa anak unta dengan tangannya. Beliau bertanya, apakah ternaknya telah beranak?. Dia menjawab, Ya. Beliau bersabda: "Kalau begitu, sembelihlah satu ekor kambing untuk kita, dan tolong bawalah kemari!. Lalu beliau bersabda: "Janganlah kamu menghitung-hitungnya" dan tidak berkata, "Janganlah seseorang menghitung-hitung, kami menyembelih kambing karena kalian berdua, kami memiliki seratus kambing, kami tidak suka jika jumlah itu bertambah". Adalah kebiasaan beliau jika ada unta yang melahirkan anaknya, maka memerintahkan kami untuk menyembelih kambing. Lalu dia berkata, Wahai Rasulullah, berilah kabar kepadaku tentang wudlu!. Beliau bersabda: "Jika kalian melakukan wudlu, maka ratakanlah dan silangilah jari-jarinya. Jika kamu memasukkan ke dalam hidungmu maka penuhilah, kecuali jika kau dalam keadaan puasa." (Laqit bin Shabirah) berkata, Wahai Rasulullah, saya memiliki istri, lalu dia menyebutkan tentang panjang lidahnya dan gangguannya. Lalu beliau bersabda: "Ceraikanlah dia." (Laqit bin Shabirah) berkata, Wahai Rasulullah, tapi dia sangat pandai bergaul dan sudah punya anak. Lalu beliau bersabda: "Tahanlah dia, dan perintahkan dia. Jika dia menjadi baik maka terimalah dan jangan kamu pukul istrimu sebagaimana kamu memukul budakmu."

ahmad:15789

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Ayyub] dari [Abu Qilabah] dari [Tsabit bin Dlahhak] dia memarfukkan hadis sampai pada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, bersabda: "Barangsiapa bunuh diri dengan sesuatu, dia akan disiksa dengan sesuatu yang dipergunakannya untuk bunuh diri. Barangsiapa yang bersaksi atas seorang muslim atau mukmin dengan kekufuran maka itu seperti membunuhnya. Barangsiapa yang melaknatnya maka itu seperti membunuhnya. Barangsiapa yang bersumpah atas agama selain Islam dalam secara dusta maka dia seperti yang disumpahkan."

ahmad:15797

(Ahmad bin Hanbal Radliyallahu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Hisyam] berkata; telah menceritakan kepadaku [bapakku] dari [Abdullah bin Arqam] dia keluar dengannya dari Makkah. Dia mengimami mereka, mengumandangkan adzan dan beriqamah. Pada suatu hari didirikan shalat, lalu dia berkata; hendaklah di antara kalian ada yang menjadi imam dalam shalat kalian, saya mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Jika salah seorang dari kalian hendak pergi ke kamar kecil dan didirikan shalat, dahulukanlah ke kamar kecil.

ahmad:15805

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin mahdi] berkata; telah menceritakan kepada kami [Daud bin Qais] dari ['Ubaidullah bin Abdullah bin Aqram] berkata; telah menceritakan kepadaku [bapakku] dia dulu bersama bapaknya di Qa' dari Namirah, maka lewatlah rombongan musafir. Bapakku berkata; Wahai anakku, tetaplah bersama dengan binatang ternakmu sampai aku mendatangi mereka dan menanyakan kepada mereka. Lalu bapakku mendekat, begitu juga denganku, lalu saya melihat putih ketiak Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam ketika beliau bersujud.

ahmad:15806

Telah menceritakan kepada kami [Waki'] berkata; telah menceritakan kepada kami [Daud bin Qais] dari ['Ubaidullah bin Abdullah bin Aqram Al Khuza'i] dari [Bapaknya] berkata; saya bersama Abu Al Aqra' di Qa'. (Abdullah bin Aqram Al Khuza'i Radliyallahu'anhu) berkata; lalu lewatlah rombongan yang berkendaraan lalu mereka menepi ke samping jalan. Lalu bapakku berkata kepadaku, 'Wahai anakku, tetaplah bersama dengan binatang ternakmu sampai aku mendatangi mereka dan menanyakan kepada mereka.' Lalu bapakku keluar, dan saya juga mengikutinya, ternyata ada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. lalu datanglah waktu shalat, lalu saya shalat bersama beliau, lalu saya melihat kedua ketiak putih Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam setiap beliau bersujud.

ahmad:15807

(Ahmad bin Hanbal Radliyallahu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Nua'im] telah menceritakan kepada kami [Daud] yaitu Ibnu Qais, berkata; telah menceritakan kepadaku ['Ubaidullah bin Abdullah bin Aqram Al Khuza'i] berkata; telah menceritakan kepadaku [bapakku] dia bersama dengan bapaknya di Al Qa' di Namirah. Lalu lewatlah di hadapan kami rombongan yang berkendaraan dan mereka menepi ke samping jalan. Lalu bapakku berkata; Wahai anakku, tetaplah bersama dengan binatang ternakmu sampai aku mendatangi mereka dan menanyakan kepada mereka. (Abdullah bin Aqram Al Khuza'i Radliyallahu'anhu) berkata; Lalu (bapakku) mendekatinya, dan saya juga mengikutinya, dan didirikan shalat, ternyata di dalamnya ada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, lalu saya shalat bersama mereka, seolah-olah saya melihat kedua ketiak putih Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam jika beliau bersujud.

ahmad:15808

(Ahmad bin Hanbal Radliyallahu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Fudlail] berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Busyair bin Yasar] dari [beberapa sahabat Nabi Shallallahu'alaihiwasallam], yang beliau mengenal mereka, mereka menyebutkan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam ketika mengalahkan Khaibar dan Khaibar menjadi milik beliau dan kaum muslimin, mereka tidak mampu menggarapnya lalu mereka menyerahkan kepada orang Yahudi, yang akan mengarapnya. Dan (orang-orang muslim) menginfakkan kepada mereka dengan cara mereka akan mendapatkan setengah hasil panennya, lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam membaginya menjadi tiga puluh enam bagian. Dan setiap bagian dibagi lagi menjadi seratus bagian, setengahnya untuk kaum muslimin. Bagian untuk kaum muslimin adalah setengah dari itu dan jatah untuk Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam digarap oleh orang Yahudi. Setengah yang lainnya diberikan kepada orang yang tinggal dari para utusan dan para wakil serta para tamu dari masyarakat.

ahmad:15821

Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] berkata; telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ishaq] dari [Muhammad bin 'Amr bin 'Atha`] dari [Sulaiman bin Yasar] dari [Salamah bin Shakhr Al Anshari] berkata; aku adalah seseorang yang hasrat seksual yang besar untuk mengumpuli wanita yang tidak sebagaimana lazimnya orang-orang.Tatkala masuk Ramadlan, saya menzhihar (mengatakan isteri seperti ibu kandung sang suami) istriku sampai bulan Ramadlan selesai. Aku zhihar isteriku sampai selesai Ramadhan dengan pertimbangan saya khawatir jangan-jangan pada suatu malam saya akan mengumpuli istriku. Saya bisa menahan nafsuku secara berturut-turut hingga suatu siang saya tidak mampu lagi menahan nafsuku. Ketika isteriku melayaniku, tiba-tiba sebagian tubuhnya yang gemulai tersingkap hingga aku melihatnya. Pada pagi harinya, saya menemui kaumku, saya kabarkan kepada mereka perihal kasusku. Saya katakan kepada mereka 'Maaf ya, tolong kalian berangkat bersamaku untuk menemui Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, dengan tujuan saya akan memberitahukan kepada beliau tentang kasus rahasiaku.' Mereka berkata; 'Maaf, kami nggak bisa, demi Allah, kami tak mau melakukannya, kami khawatir jangan-jangan akan turun ayat Al qur'an yang mengekspos keadaan kami, atau jangan-jangan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam berkomentar suatu hal tentang kami sehingga borok kami akan abadi. Sana pergilah kamu sendiri, dan lakukanlah yang menurutmu ideal!. (Salamah bin Shakhr Al Anshari Radliyallahu'anhu) berkata; saya pun pergi dan menemui Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, saya laporkan kepada beliau tentang kasusku. Lalu beliau bersabda kepadaku 'Kamu telah melakukan hal itu?. saya jawab 'Cenar, saya melakukannya.' Beliau bertanya lagi, "Apakah benar kamu telah melakukan hal itu?", saya jawab 'Benar, saya betul-betul telah melakukan hal itu.' Beliau bertanya lagi 'Apakah kau betul-betul melakukan hal itu?, saya jawab 'Iya, saya benar-benar telah melakukannya, tolong perlakukan hukum Allah Azzawajalla atas diriku, saya akan bersabar menerimanya.' Beliau bersabda: "Bebaskanlah satu budak!" (Salamah bin Shakhr Al Anshari Radliyallahu'anhu) berkata 'Lalu saya memukul samping pundak budakku dengan tanganku dan saya katakan, demi yang telah mengutus anda dengan kebenaran, Maaf yang ini saya tidak bisa melakukannya, karena saya tidak memiliki selainnya.' Beliau bersabda: "okelah, kalau begitu berpuasalah selama dua bulan". (Salamah bin Shakhr Al Anshari Radliyallahu'anhu) berkata; saya berkata 'Wahai Rasulullah, bukankah saya bisa kuat menanggung sekian banyak hukuman selain puasa? ' Rasulullah bersabda: "Kalau begitu, bayarlah sedekah." (Salamah bin Shakhr Al Anshari Radliyallahu'anhu) berkata; saya berkata; 'Demi yang mengutus anda dengan kebenaran, kami bermalam pada malam itu dalam keadaan lapar yang sangat karena kami tidak memiliki makan malam.' Beliau bersabda: "Okelah, kalau begitu pergilah kamu ke orang yang biasa bersedekah dari Bani Zuraiq, dan katakan kepadanya agar dia memberi kurmanya untukmu, dan berilah makan enam puluh orang miskin dengan satu wasaq kurmamu, dan sisanya silahkan kau pergunakan untuk makan dan juga untuk keluarga yang menjadi tanggunganmu." (Salamah bin Shakhr Al Anshari Radliyallahu'anhu) berkata; lalu saya pulang ke kaumku dan berujar 'Kudapatkan pada kalian kesusahan dan pendapat-pendapat yang sangat jelek, sebaliknya saya dapatkan dari Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam kelonggaran dan barakah, beliau menyuruhku agar kalian memberikan sedekah untukku, maka tolong bayarkanlah untukku (Salamah bin Shakhr Al Anshari Radliyallahu'anhu) berkata; lalu mereka membayarkannya untukku.

ahmad:15825

(Ahmad bin Hanbal Radliyallahu'anhu) berkata; saya telah membaca di hadapan [Abdurrahman bin Mahdi]: [Malik bin Anas] dari [Ibnu Syihab] dari ['Ubaidullah bin Abdullah] dari [Ibnu 'Abbas] dari [Ash Sha'b bin Jatsamah Al Laits] dia menghadiahkan daging keledai kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam ketika beliau sedang berada di Abwa`, atau di Wadan,. Lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam menolak pemberianku. Tatkala beliau melihat sesuatu pada wajahku beliau bersabda: "Kami tidak menolak pemberianmu, hanya karena kami sedang di Tanah Haram."

ahmad:15829

(Ahmad bin Hanbal Radliyallahu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami Abdullah telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Bakr] berkata; telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] berkata; telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Syihab] dari ['Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah] dari [Abdullah bin 'Abbas] dari [Ash Sha'b bin Jatsamah] dia berkata; (Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam) melewatiku, saya waktu itu sedang berada di Abwa`, atau di Wadan, lalu saya hadiahkan daging keledai kepada beliau. Beliau menolaknya, tatkala Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam melihat ekspresi kebencian di wajahku beliau bersabda: "Bukannya kami menolak pemberianmu, hanya kami sedang di Tanah Haram." Saya bertanya kepada Ibnu Syihab, apakah keledai itu disembelih?. Dia menjawab, saya tidak tahu. Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] berkata; telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Abu Dzi`berkata;] dari [Az Zuhri] dari ['Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah] dari [Ibnu 'Abbas] dari [Ash Sha'b bin Jatsamah] dia memberi hadiah kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam berupa keledai dalam keadaan ihram, lalu menyebutkan secara lengkap.

ahmad:15834

(Ahmad bin Hanbal Radliyallahu'anhu) berkata; saya membaca di hadapan [Abdurrahman bin Mahdi]: [Malik bin Anas] dari ['Amr bin Yahya Al Mazinny] dari [bapaknya] berkata kepada [Abdullah bin Zaid bin 'Ashim] dia termasuk salah seorang sahabat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, Apakah kamu dapat menunjukkan kepadaku bagaimana Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam berwudlu? Abdullah bin Zaid berkata; Ya. lalu (Abdullah bin Zaid Radliyallahu'anhu) meminta air wudlu dan menuangkannya ke tangan, lalu dia membasuh tangannya sebanyak dua kali, kemudian berkumur dan mengeluarkan air dari hidungnya sebanyak tiga kali, kemudian membasuh wajahnya tiga kali. Lalu mencuci kedua tangannya sampai ke pergelangan tangan tiga kali, lalu mengusap kepalanya dengan kedua tangannya dengan memulainya dari depan hingga ke belakang kepala, kemudian mengembalikan ke posisi pertama ketika memulai lalu beliau membasuh kakinya."

ahmad:15836

(Abdullah bin Ahmad bin Hanbal Radliyallahu'anhu) berkata; (Ahmad bin Hanbal Radliyallahu'anhu) berkata; saya membaca di hadapan [Abdurrahman]: [Malik] dari [Abdullah bin Abu Bakar] telah mendengar ['Abbad bin Tamim] berkata; saya telah mendengar [Abdullah bin Zaid Al Mazini] berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam keluar kepada tempat shalat lalu meminta hujan dan merubah posisi selendangnya ketika menghadap kiblat.

ahmad:15840

(Ahmad bin Hanbal Radliyallahu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] berkata; telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari ['Amr bin Yahya] dari [Bapaknya] dari [Abdullah bin Zaid] Nabi Shallallahu'alaihiwasallam mengusap kepalanya dengan kedua tangannya, dari depannya lalu bagian belakangnya, dimulai dari depan kepalanya sampai pada belakangnya dan mengulanginya dari awal lagi.

ahmad:15843

(Ahmad bin Hanbal Radliyallahu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami [Zaid Al Habhab Abu Al Husain Al 'Ukli] berkata; telah mengabarkan kepadaku [Abu Sahl, Muhammad bin 'Amr] berkata; telah mengabarkan kepadaku [Abdullah bin Muhammad bin Zaid] dari [pamannya. Abdullah bin Zaid] dia diperlihatkan adzan. Lalu (Abdullah bin Zaid Radliyallahu'anhu) berkata; Maka aku datang kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dan memberitahukan perihal hal tersebut, maka beliau bersabda: "Beritahukanlah kepada Bilal" Maka aku memberitahukannya, lalu Bilal pun mengumandangkan adzan. (Abdullah bin Zaid Radliyallahu'anhu) berkata; dia hendak mengumandangkan Iqamah, maka aku bertanya, "Wahai Rasulullah, aku ingin mengumandangkan iqamah" maka beliau bersabda: "Kumandangkanlah iqamah", dia pun mengumandangkan iqamah dan Bilal mengumandangkan adzan.

ahmad:15880

(Ahmad bin Hanbal Radliyallahu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] berkata; telah mengabarkan kepada kami [bapakku] dari [Ibnu Ishaq] berkata; [Muhammad bin Muslim Az Zuhri] menyebutkan dari [Sa'id bin Musayyab] dari [Abdullah bin Zaid bin Abdu Rabbihi] berkata; tatkala Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam hendak memukul lonceng sebagai tanda mengumpulkan manusia untuk shalat, beliau membencinya karena menyamai dengan orang Nasrani. Lalu ada seorang yang mengelilingiku pada malam hari tepatnya pada waktu tertidur yaitu seorang yang memakai dua pakaian yang berwarna hijau dan pada salah satu tangannya ada lonceng yang dibawanya. (Abdullah bin Zaid bin Abdu Rabbihi Radliyallahu'anhu) berkata; saya bertanya kepadanya, Wahai Abdullah, apakah kamu menjual lonceng? Dia berkata; akan kau pergunakan untuk apa lonceng itu? saya menjawab, akan saya pergunakan untuk memanggil shalat. Dia berkata 'Maukah saya tunjukkan sesuatu yang lebih baik daripada itu?. (Abdullah bin Zaid bin Abdu Rabbihi Radliyallahu'anhu) berkata; saya menjawab, Ya. Dia berkata; bacalah: ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR, ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLA ALLAH, ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLA ALLAH, ASYHADU ANNA MUHAMMADAR Radliyallahu'anhuSULULLAH, ASYHADU ANNA MUHAMMADAR Radliyallahu'anhuSULULLAH, HAYYA 'ALAS SHALAAH, HAYYA 'ALAS SHOLAAH, HAYYA 'ALAL FALAAH HAYYA 'ALAL FALAAH, ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR, LAA ILAAHA ILLA ALLAH. (Abdullah bin Zaid bin Abdu Rabbihi Radliyallahu'anhu) berkata; lalu saya menunggu dalam waktu yang tidak lama. Dia berkata; lalu kamu baca, jika kamu hendak mendirikan shalat: ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR, ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLA ALLAH, ASYHADU ANNA MUHAMMADAR Radliyallahu'anhuSULULLAH, HAYYA 'ALAS SHALAAH, HAYYA 'ALAL FALAAH QAD QAMATIS SHALAH, QAD QAMATIS SHALAH ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR, LAA ILAAHA ILLA ALLAH. (Abdullah bin Zaid bin Abdu Rabbihi Radliyallahu'anhu) berkata; tatkala pada pagi hari, saya menemui Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, lalu saya mengabarkan kepada beliau dengan apa yang saya alami. Lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: " Itu mimpi yang haq, jika Allah menghendaki". Lalu beliau memerintahkan untuk mengumandangkan adzan. Bilal, budak Abu Bakar mengumandangkan hal itu dan memanggil Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam untuk melakukan shalat. (Abdullah bin Zaid bin Abdu Rabbihi Radliyallahu'anhu) berkata; lalu (Bilal Radliyallahu'anhu) datang dan memanggilnya pada suatu pagi, lalu diberitahukan kepadanya, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam sedang tidur. (Abdullah bin Zaid bin Abdu Rabbihi Radliyallahu'anhu) berkata; lalu Bilal berteriak dengan suaranya yang paling keras, ASH SHALATU KHAIRUN MINANNAUM Sa'id bin Musayyab berkata; kemudian kalimat itu dimasukkan dalam kalimat adzan pada shalat fajar.

ahmad:15881

(Ahmad bin Hanbal Radliyallahu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] berkata; telah menceritakan kepadaku [bapakku] dari [Muhammad bin Ishaq] berkata; telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Ibrahim bin Al Harits At-Taimi] dari [Muhammad bin Abdullah bin Zaid bin Abdu Rabbihi] berkata; telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Zaid] berkata; tatkala Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam menyuruh lonceng dipukul untuk mengumpulkan orang shalat, ada seorang yang mengelilingiku pada malam hari pada waktu saya tertidur, yaitu seorang yang membawa lonceng di tangannya. Saya bertanya kepadanya, Wahai Abdullah, apakah kamu menjual lonceng? Dia berkata; untuk apakau pergunakan? saya menjawab, kami pergunakan untuk memanggil shalat. Dia berkata; maukah saya tunjukkan sesuatu yang lebih baik daripada itu?. (Abdullah bin Zaid bin Abdu Rabbihi Radliyallahu'anhu) berkata; saya menjawab, Ya. Dia berkata; bacalah: ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR, ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLA ALLAH, ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLA ALLAH, ASYHADU ANNA MUHAMMADAR Radliyallahu'anhuSULULLAH, ASYHADU ANNA MUHAMMADAR Radliyallahu'anhuSULULLAH, HAYYA 'ALAS SHALAAH, HAYYA 'ALAS SHOLAAH, HAYYA 'ALAL FALAAH HAYYA 'ALAL FALAAH, ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR, LAA ILAAHA ILLA ALLAH. lalu dia menunggu dalam waktu yang tidak lama, lalu dia berkata; dan jika kamu hendak mendirikan shalat bacalah: ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR, ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLA ALLAH, ASYHADU ANNA MUHAMMADAR Radliyallahu'anhuSULULLAH, HAYYA 'ALAS SHALAAH, HAYYA 'ALAL FALAAH QAD QAMATIS SHALAH, QAD QAMATIS SHALAH ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR, LAA ILAAHA ILLA ALLAH. Tatkala pagi hari, saya menemui Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, saya mengabarkan beliau dengan apa yang saya lihat dalam mimpi. Lalu (Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam) bersabda: " Itu adalah mimpi yang haq, jika Allah menghendaki". Lalu berdirilah bersama Bilal, lalu saya sampaikan kepadanya dan dia pergunakan untuk mengumandangkan adzan. (Abdullah bin Zaid bin Abdu Rabbihi Radliyallahu'anhu) berkata; lalu 'Umar bin Al Khattab mendengarnya, pada saat dia sedang berada di rumahnya, lalu beliau keluar dan menyeret selendangnya dan berkata; demi yang mengutus anda dengan Al Haq, sungguh saya telah bermimpi sebagaimana yang saya lihat. (Abdullah bin Zaid bin Abdu Rabbihi Radliyallahu'anhu) berkata; lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Bagi Allah segala puji."

ahmad:15882

(Ahmad bin Hanbal Radliyallahu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdul A'la] dari [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Mahmud bin Rabi'] dari ['Itban bin Malik] dia berkata; "Wahai Rasulullah, Sesungguhnya ada aliran air dari tempatku dan masjid kaum-ku, maka aku senang jika anda datang kepadaku dan shalat di rumahku yang akan kujadikan salah satu ruangannya sebagai masjid. Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Baiklah". ('Itban bin Malik Radliyallahu'anhu) berkata; ketika agak siang beliau mengajak Abu Bakar untuk mengikuti beliau. Ketika Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam masuk beliau bertanya, "Dimana tempat yang kamu inginkan?" lalu saya menunjukkan kepada beliau salah satu ruangan di rumahku. Lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda dan kami meluruskan shaf di belakang beliau, lalu beliau menjadi imam kami dan shalat dua rekaat. Lalu kami menahan beliau untuk tidak segera pergi dengan menyajikan hidangan khazir (makanan dari sedikit daging yang dicampur dengan banyak kuah dan ditaburi tepung) yang kami buat, maka penduduk desa mendengarnya dan merekapun mendatanginya sehingga rumah kamipun menjadi sesak. Lalu ada salah seorang laki-laki yang berkata; Dimana Malik bin Dukhsyum? Ada seseorang yang menjawab, dia adalah salah seorang dari kaum munafiqin. Lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Janganlah kamu mengatakan seperti itu, dia bersyahadat untuk mencari keridlaan wajah Allah". (laki-laki tersebut) menimpali dengan berkata; Tapi kami melihat wajah dan pembicaraannya kepada kaum munafiqin. Lalu bersabda: "Janganlah kamu mengatakan seperti itu, dia bersyahadat untuk mencari keridlaan wajah Allah." Lalu salah seorang dari mereka berkata; "Ya. Wahai Rasulullah." Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Jika telah datang hisab pada Hari Kiamat terhadap seseorang yang bersyahadat mengharap ridla Allah kecuali diharamkan baginya neraka." Mahmud berkata; lalu saya ceritakan hadis tersebut kepada suatu kaum yang di dalamnya terdapat Abu Ayyub, maka dia berkata; Aku tidak menduga Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam mengatakan hal seperti itu. (Mahmud Radliyallahu'anhu) berkata; "Nanti kalaulah aku pulang dan mendapati 'Itban masih hidup maka aku akan menanyakan hadis tersebut" Lalu saya menemuinya, dia dalam kedaan buta dan menjadi imam bagi kaumnya, lalu saya menanyakannya, dan dia pun menceritakan kepada ku sebagaimana dulu dia bercerita pertama kali, 'Itban adalah termasuk orang yang ikut Perang Badar. (Ahmad bin Hanbal Radliyallahu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdurrozaq] berkata; telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Mahmud bin Rabi'] dari ['Itban bin Malik] berkata; Aku mendatangi Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, lalu aku berkata; "Sesungguhnya penglihatanku telah memburuk", lalu dia menyebutkan hadis secara makna, kecuali dia berkata; Apakah Malik bin Dukhsyun ataukah bin Dukhaisyn, dan perkataan, "Diharamkan neraka" dan dia tidak mengatakan bahwa dia adalah seorang yang ikut Perang Badar.

ahmad:15886

(Ahmad bin Hanbal Radliyallahu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami [Husain bin Muhammad] berkata; telah menceritakan kepada kami [Jarir] yaitu Ibnu Hazm dari ['Ali bin Zaid bin Jud'an] berkata; telah menceritakan kepadaku [Abu Bakar bin Anas bin Malik] berkata; bapakku datang dari Syam sebagai utusan dan saya bersamanya lalu kami bertemu dengan [Mahmud bin Rabi'], lalu dia menceritakan kepada bapakku suatu hadis dari ['Itban bin Malik] bapakku berkata; Wahai anakku hafalkanlah hadis ini, karena termasuk dari hadis yang sangat berharga. Tatkala kami telah berangkat menuju Madinah, lalu kami menanyakan tentangnya, ternyata dia berada di desa dan umurnya telah tua dan buta. (Malik Radliyallahu'anhu) berkata; lalu kami bertanya kepadanya tentang hadis tersebut, lalu dia menjawab, mataku telah buta pada masa Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam lalu saya berkata; Wahai Rasulullah, mataku telah buta dan saya tidak mampu lagi shalat di belakang anda, kalau saja anda mau datang ke rumahku lalu saya jadikan sebagai masjid. Lalu saya shalat di dalamnya. Beliau menjawab, Ya. Sesungguhnya saya besok akan datang ('Itban bin Malik Radliyallahu'anhu) berkata; pada besoknya beliau shalat, beliau menoleh kepadanya, lalu beliau berdiri dan mendatanginya lalu bersabda: "Wahai 'itban, dimana tempat yang kau sukai untuk dijadikan tempat shalat?" Dia dia menunjukkan tempat yang dia kehendaki dan beliau shalat di tempat tersebut, lalu beliau tertahan atau duduk dan hal itu sampai pada orang-orang di sekitar kami dari kalangan Anshar, lalu mereka mendatangi beliau sampai tempat itu menjadi penuh. Lalu mereka menyebutkan tentang orang-orang munafik dan apa yang telah mereka lakukan dari berbagai macam gangguan dan kejahatan mereka sampai mereka mengakhiri urusan tersebut pada salah seorang dari mereka yangbernama Malik bin Dukhsyum. Dan mereka berkata; dia begini dan begini. Sedangkan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dalam keadaan diam. Tatkala mereka bertambah banyak dalam menyebutkannya, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Tidakkah dia bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah". Pada saat ketiga kalinya mereka berkata; dia memang mengatakan hal itu. Beliau bersabda: "Demi dzat yang telah mengutusku dengan Al Haq, jika dia telah mengatakannya secara jujur dari hatinya, maka neraka tidak akan memakannya selamanya." Mereka berkata dan mereka tidaklah merasa senang dengan sesuatu sebelumnya sebagaimana kesenangan mereka terhadap apa yang beliau sabdakan.

ahmad:15887

(Ahmad bin Hanbal Radliyallahu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] berkata; telah menceritakan kepada kami [bapakku] dari [Muhammad bin Ishaq] berkata; telah menceritakan kepadaku [Busyair bin Yasar] budak Bani Haritsah, dari [Abu Burdah bin Niyar] berkata; saya menyaksikan Hari Raya bersama Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. (Abu Burdah bin Niyar Radliyallahu'anhu) berkata; maka istriku menyelisihiku tatkala saya sedang pergi menuju shalat, dia menuju ke sembelihanku, lalu dia menyembelihnya dan dijadikan makanan. (Abu Burdah bin Niyar Radliyallahu'anhu) berkata; tatkala Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam shalat bersama kami, dan saya menuju pada istriku, dia memberikan kepadaku membawa makanan yang telah siap lalu saya bertanya dari mana ini? Dia menjawab, hewan kurbanmu sudah saya sembelih dan sudah saya masak agar bisa dijadikan sarapan pagi jika kamu datang. Saya berkata kepadanya, demi Allah saya takut kalau hal itu tidak diperbolehkan. (Abu Burdah bin Niyar Radliyallahu'anhu) berkata; saya pun mendatangi Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam lalu saya sampaikan hal itu, maka beliau bersabda: "Tidak dianggap kurban yang disembelih sebelum selesai dari ibadah (shalat ied) kami, tidak ada gunanya, tolong lakukan sembelihan lagi". (Abu Burdah bin Niyar Radliyallahu'anhu) berkata; maka saya mencari kambing lagi yang telah berumur setahun namun tidak saya dapatkan. (Abu Burdah bin Niyar Radliyallahu'anhu) berkata; lalu saya mendatangi beliau dan saya katakan 'Wahai Rasulullah, saya telah mencari kambing yang telah berumur satu tahun namun saya tidak mendapatkannya.' Beliau bersabda: "Carilah yang berumur enam bulan lebih dan sembelihlah." (Busyair bin YasarRadliyallahu'anhu) berkata; lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam memberi keringanan dalam menyembelih yang baru berumur enam bulan, lalu dia menyembelihnya karena tidak mendapatkan yang berumur satu tahun.

ahmad:15893

(Ahmad bin Hanbal Radliyallahu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami [Bahz] berkata; telah menceritakan kepada kami ['Ikrimah bin 'Ammar Al Yamami] berkata; telah menceritakan kepada kami [Iyyas bin Salamah bin Al Akwa'] sesungguhnya [bapaknya] menceritakannya, berkata; saya mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda kepada seorang laki-laki yang bernama Busr bin Ra'il 'ir, beliau melihatnya makan dengan menggunakan tangan kiri. Lalu beliau bersabda: "Makanlah dengan tangan kananmu". Dia menjawab, 'Saya tidak bisa.' Beliau bersabda: "Kalau begitu kamu tidak akan bisa." (Salamah bin Al Akwa' Radliyallahu'anhuma) berkata; semenjak itu tangan kanannya tidak bisa sampai ke mulutnya. Dan Abu Nadlr berkata dalam haditsnya 'Ibnu Ra'il ir adalah dari Asyja'.

ahmad:15902

Telah menceritakan kepada kami [Bahz] telah menceritakan kepada kami ['Ikrimah bin 'Ammar] telah menceritakan kepada kami [Iyyas bin Salamah] berkata; telah menceritakan kepada kami [bapakku] berkata; kami keluar bersama Abu Bakar bin Abu Quhafah dan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam mengangkat Abu Bakar sebagai pemimpin kami. (Salamah bin Al Akwa' Radliyallahu'anhu) berkata; kami memerangi kaum Fazarah, ketika kami mendekati sumber air, Abu Bakar menyuruh kami untuk istirahat pada akhir malam. (Salamah bin Al Akwa' Radliyallahu'anhu) berkata; ketika kami shalat subuh, Abu Bakar menyuruh kami untuk menyerang musuh dari segala penjuru sehingga terjadilah perang yang sengit, sehingga kami berhasil membunuh beberapa orang di atas mata air. Lalu saya melihat rombongan manusia yang di dalamnya terdapat anak-anak kecil dan perempuan sedang mendaki gunung. Aku bersegera mengikuti jejak mereka, aku khawatir apabila mereka mendahuluiku ke atas gunung, saya pun melempari anak panah hingga terjatuh menghalangi antara rombongan dan gunung. Lalu aku mendatangi mereka dan menggiring mereka kepada Abu Bakar Radliyallahu'anhu, hingga aku menemuinya di mata air dan di antara mereka terdapat seorang perempuan dari kaum Fazarah yang membawa kulit disamak dengan membawa anak perempuannya yang tercantik di Arab. (Salamah bin Al Akwa' Radliyallahu'anhu) berkata; lalu Abu Bakar memberiku anak prempuan itu dalam pembagian harta rampasan perang. (Salamah bin Al Akwa' Radliyallahu'anhu) berkata; dan aku tidak pernah menyingkap bajunya sampai kami kembali ke Madinah. (ketika di Madinah) aku belum juga menyingkap bajunya. lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam menemuiku di pasar dan bersabda kepadaku, "Wahai Salamah, berikanlah perempuan itu kepadaku", saya menjawab, "Wahai Rasulullah, demi Allah saya sangat menyukainya namun saya belum pernah membuka bajunya". Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam terdiam lalu meninggalkanku sampai kemudian esok harinya beliau menemuiku kembali di pasar dan kembali bersabda: "Wahai Salamah, berikanlah perempuan itu kepadaku karena Allah, " lalu saya berkata; Wahai Rasulullah, demi Allah, saya sangat menyukainya dan aku tidak pernah menyingkap bajunya dan sekarang dia milikmu wahai Rasulullah. Lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam mengirim perempuan itu ke penduduk Makkah yang menahan beberapa tawanan kaum muslimin, dan beliau menebus mereka dengan perempuan itu.

ahmad:15905

(Ahmad bin Hanbal Radliyallahu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami [Qurran bin Tammam] dari ['Ikrimah Al Yamami] dari ['Iyas bin Salamah] dari [Bapaknya] berkata; saya pernah bepergian bersama Abu Bakar dalam perang melawan Hawazin lalu saya mendapatkan rampasan berupa seorang wanita, lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam memintanya dan beliau mengirimkannya ke Makkah dan digunakan untuk menebus beberapa tawanan muslimin.

ahmad:15908

(Ahmad bin Hanbal radliyallahu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin 'Aun] berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu 'Umais] dari [Iyas bin Salamah bin Al Akwa'] dari [Bapaknya] berkata; seorang mata-mata orang musrik datang kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. (Salamah bin Al Akwa' radliyallahu'anhu) berkata; tatkala beliau makan, mata-mata itu kabur dengan sembunyi-sembunyi. (Salamah bin Al Akwa' radliyallahu'anhu) berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda mengenai orang tersebut, 'Bunuhlah olehmu sekalian.' (Salamah bin Al Akwa' radliyallahu'anhu) berkata; lalu orang-orang bersegera memburu mata-mata tadi, dan bapakku adalah orang selalu menang dalam memacu kuda. Dia pun lebih dahulu daripada sahabat lain. (Salamah bin Al Akwa' radliyallahu'anhu) berkata; lalu ayahku mengambil tali unta tersebut atau ujung hidungnya, lalu membunuh orangnya. (Salamah bin Al Akwa' radliyallahu'anhu) berkata; lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam memberi ghanimah yang ada pada musuh tersebut.

ahmad:15934

(Ahmad bin Hanbal radliyallahu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami [Bahz bin Asad] berkata; telah menceritakan kepada kami [Ikrimah bin 'Ammar] berkata; telah menceritakan kepada kami [Iyas bin Salamah bin Al Akwa'] dari [Bapaknya] berkata; kami berperang bersama Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam melawan kaum Hawazin dan Ghathafan. Tatkala kami sedang menyerang mereka, tiba-tiba datanglah seorang laki-laki dengan mengendarai unta jantan berwarna merah. Lalu dia mengambil sesuatu dari tasnya, lalu dia mengikat unta betinanya dengan tali itu, lalu dia datang dengan berjalan sampai dia duduk bersama kami dan makan siang. (Salamah bin Al Akwa' radliyallahu'anhu) berkata; ternyata kendaraan mereka ada di dalamnya sedikit, dan kebanyakan mereka berjalan. Tatkala dia melihat ke arah kaum, dia keluar dan berlari. (Salamah bin Al Akwa' radliyallahu'anhu) berkata; lalu dia mendatangi untanya dan duduk di atasnya, lalu dia keluar dengan memacunya. Dia adalah salah intelejen orang kafir. Seorang dari kami dari kabilah Aslam membuntutinya dengan berkendaraan unta miliknya yaitu warqa (yang warna hitamnya bercampur dengan warna putih). Iyas berkata; bapakku berkata; lalu saya mengikutinya dengan berlari dengan mengunakan kedua kakiku. (Salamah bin Al Akwa' radliyallahu'anhu) berkata; hingga kepala unta betinaku berada dalam paha unta jantan. (Salamah bin Al Akwa' radliyallahu'anhu) berkata; saya menyusulnya sampai saya berada pada paha unta betina, lalu saya maju sampai saya berada pada paha untuk jantan musuh, lalu saya maju lagi sampai di tempat hidung unta jantan musuh, lalu saya katakan, ih. Tatkala unta jantan itu meletakkkan lututnya ke tanah, saya menghunuskan pedangku, lalu saya tebas kepala (laki-laki tersebut), maka dia terjatuh, lalu saya bawa kendaraannya dan segala yang ada di atasnya. Saya giring, lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam mendapatiku. Beliau sedang bersama orang-orang, beliau bertanya, siapakah orang yang telah membunuh orang ini? Mereka menjawab, Ibnu Al Akwa'. Lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: semua rampasan menjadi miliknya.

ahmad:15939

(Ahmad bin Hanbal radliyallahu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Nadlr] berkata; telah menceritakan kepada kami [Ikrimah] berkata; telah menceritakan kepadaku [Iyas bin Salamah bin Al Akwa'] berkata; telah mengabarkan kepadaku [bapakku] berkata; Marhab bertanding pada Perang Khaibar dengan pamanku. Marhab sambil mendendangkan bait-bait syair 'Khaibar telah tahu sesungguhnya aku Marhab, orang yang sangat piawai memainkan senjata, seorang pahlawan pemberani, kala peperangan datang berkecamuk dan menyala-nyala. Lalu pamanku 'Amir melawan dengan bait-bait syair, 'Khaibar telah tahu sesungguhnya aku 'Amir, orang yang sangat pandai dalam memainkan senjata, seorang pahlawan pengacau dalam peperangan. Lalu keduanya saling bergantian dalam memukul, lalu pedang Marhab mengenai tameng 'Amir. Pedang Marhab terjepit tamengnya hingga bengkok, dan berbalik mengenai lengannya dan memotong uratnya hingga menjadikan Amir gugur karenanya. Salamah bin Al Akwa' berkata; lantas saya menjumpai beberapa orang dari sahabat Nabi Shallallahu'alaihiwasallam. Sayang, mereka malah berkata; sia-sialah amalan 'Amir, dia mati bunuh diri. Salamah berkata; saya pun datang menemui Nabiyullah Shallallahu'alaihiwasallam dengan keadaan menangis, saya berkata; Wahai Rasulullah, telah sia-sia amalan 'Amir. Beliau bertanya siapa yang mengatakan hal itu? Saya menjawab, 'Beberapa orang dari sahabat anda.' Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Dusta orang yang mengatakan hal itu, bahkan baginya pahala dua kali. Saat dia berangkat menuju Khaibar, dia melantunkan bait-bait syair bersama para sahabat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam yang diantaranya adalah Nabi Shallallahu'alaihiwasallam selaku pemimpin rombongan. Amir melantunkan bait-bait syair: # Demi Allah, kalaulah bukan karena Allah, kami tidaklah mendapat petunjuk, # kami tidak akan pernah shalat serta bersedekah. # Sesungguhnya musuh telah melampui batas terhadap kami # jika mereka menghendaki fitnah kami akan menolaknya # Kami selalu membutuhkan kurnia-Mu # teguhkanlah kaki-kaki kami ketika kami saling bertemu # dan turunkanlah ketenangan kepada kami # Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Siapakah orang itu?" Dia menjawab, 'Amir Wahai Rasulullah. Beliau bersabda: "Semoga Rabmu mengampunimu." (Salamah bin Al Akwa' radliyallahu'anhu) berkata; tidaklah Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam memintakan ampun yang beliau tujukan untuk seseorang tertentu, kecuali orang itu akan mendapatkan kesyahidan. Tatkala 'Umar bin Al Khattab mendengar hal itu, ia berkata; 'Wahai Rasulullah, Aduhai sendaianya anda menangguhkan doa anda kepada 'Amir, tentu kita bisa bersahabat lebih lama dengannya. Lalu Amir maju ke medan laga dan memperoleh kesyahidan. Salamah berkata; 'Lantas Nabiyullah Shallallahu'alaihiwasallam mengutusku untuk menemui 'Ali, beliau bersabda: "Sungguh pada hari saya akan memberikan bendera kepada orang mencintai Allah dan Rasul-Nya atau dengan redaksi 'kepada seseorang yang Allah dan Rasul-Nya mencintainya--. (Salamah bin Al Akwa' radliyallahu'anhu) berkata; lalu saya datang membawa dia ('Ali Radliyallahu'anhu) dalam keadaan sakit matanya. Lantas Nabiyullah meludahinya pada matanya, dan beliau berikan bendera kepadanya. Marhab lantas keluar dengan senjatannya dan mendendangkan bait-bait syair '# Khaibar telah tahu sesungguhnya aku Marhab # orang yang sangat pandai memainkan senjata # seorang pahlawan pemberani # Ketika peperangan datang dan menyala-nyala. 'Ali bin Abu Thalib karamahullahu wajhah lantas membalas bait-bait syairnya dengan mengatakan 'Sayalah orang yang diberi nama oleh ibuku Haidarah (salah satu nama singa) # layaknya singa hutan yang sangat menakutkan # akan saya penuhi mereka dengan sha' ukuran yang sangat besar #. Lalu Ali bin Abi Thalib karramahullahu wajhah berhasil membelah kepala Marhab dengan pedangnya dan kemenangan berhasil diraih dengan tangannya.

ahmad:15941

(Ahmad bin Hanbal radliyallahu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami [Hasyim bin Al Qasim] telah menceritakan kepada kami [Ikirimah bin 'Ammar] berkata; telah menceritakan kepada kami [Iyas bin Salamah bin Al Akwa'] dari [Bapaknya] berkata; kami datang ke Madinah pada masa Hudaibiyah bersama Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, saya berangkat bersama Rabah, budak Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dengan kendaraan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Saya berangkat dengan membawa kuda milik Abu Thalhah bin 'Ubaidullah. Ketika itu saya hendak mengembalakan kudaku dan sekawanan untaku ke padang gembalaan. Sialnya ketika menjelang malam, Abdurrahman bin 'Uyainah menyerang unta-unta Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dan dia membunuh penggembalanya, lantas dia menggiring unta-unta itu bersama beberapa orang kawannya dengan membawa kuda. Saya berkata; 'Wahai Rabah, duduklah pada kuda ini dan susullah Thalhah, beritahukanlah Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bahwa unta ternaknya telah diserang.' (Salamah bin Al Akwa' radliyallahu'anhu) berkata; 'Saya berdiri pada anak bukit. Lalu saya arahkan wajahku ke arah Madinah lalu saya memangggil tiga kali: 'Tolonglah aku di pagi hari ini, tolonglah aku di pagi hari ini! '. Lalu saya membuntuti para perampok itu dengan membawa pedangku dan panahku. Tiada henti saya memanahi mereka untuk membunuh mereka, dan peristiwa itu kebetulan saat pepohonan bersemi. Ternyata lantas ada seorang penunggang kuda yang kembali mencari-cariku, dan saya hanya duduk menunggunya di pangkal pohon, lalu saya memanahinya. Rupanya dia tidak mau menyerahkan kudaku, kecuali saya harus membunuhnya. Saya pun memanah mereka lagi seraya melantunkan bait-bait syair: # Saya adalah Ibnu Al Akwa', # sekarang adalah hari hari kehinaan # Lantas saya berpapasan dengan salah seorang diantara mereka, saya lempari panah, dia tetap berada pada kendaraannya. Lalu panahku mengenai kendaraannya sampai saya bisa merusak pundaknya lalu saya melantunkan bait-bait syair # Ambillah! saya adalah Ibnu Al Akwa' # sekarang adalah hari kehinaan # Lalu saya bersembunyi pada sebuah pohon, dan saya membakar mereka ketapel untuk melemparkan api. Tatkala jalan yang ada pada bukit itu telah sempit, saya naik ke gunung, saya lempari mereka dengan batu, saya tetap melakukan hal itu. Keadaan mereka juga tetap seperti itu, saya terus membuntuti mereka sambil melantunkan bait-bait syair, tidaklah Allah menciptakan unta tunggangan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam kecuali saya saya salip dengan kendaraanku. Lalu saya selamatkan unta-unta kendaraan itu dari tangan-tangan mereka, dan saya tetap memanah mereka, sampai musuh harus melepaskan panah lebih dari tiga puluh lemparan dan lebih dari tiga puluh pakaian dengan harapan mereka membawa beban lebih ringan. Dan tidaklah mereka melemparkan sebuah benda kecuali saya tindih dengan batu dan saya kumpulkan pada jalan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Hingga saat waktu dluha datang, 'Uyainah bin Badar Al Fazari datang dalam rangka menolong mereka, mereka sedang berada di bukit yang sempit, lalu saya naik ke gunung, namun saya berada di gunung yang jauh diatas mereka. 'Uyainah berkata; apa sebenarnya yang saya lihat sekarang ini? Mereka menjawab, kami sedang menghindar dari keadaan yang sangat payah, yang tidak pernah membiarkan kami semenjak waktu sahur sampai sekarang dan dia mengambil setiap sesuatu yang ada pada tangan kami, dan diletakkannya di belakang untanya. 'Uyainah berkata; kalaulah dia tidak melihat di belakangnya ada pasukan pembantu yang mencari musuh, niscaya telah meninggalkan kalian. Hendaklah ada empat orang diantara kalian meladeni orang itu!. Lalu empat orang berdiri untuk memburu kediaman Al akwa', mereka naik ke gunung. Tatkala saya berteriak dan saya yakin mereka bisa mendengar suaraku, mereka bertanya 'Apakah kalian mengenaliku?. Mereka bertanya siapakah kamu?, saya menjawab, saya adalah Ibnu Al Akwa', demi Dzat yang telah memuliakan wajah Muhammad Shallallahu'alaihiwasallam, tidak mungkin ada seorang dari kalian yang memburuku lalu bisa menangkapku atau saya memburunya lalu dia selamat dari tangkapanku. Ada salah seorang dari mereka yang berkata; 'Saya kira begitu.' (Salamah bin Al Akwa' radliyallahu'anhu) berkata; maka saya tidak meninggalkan tempat dudukku sampai saya dapat melihat penunggang-penunggang kuda terbaik Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam yang menyelinap diantara pepohonan, yang pertama adalah Al Ahram Al Asadi dan setelahnya adalah Abu Qatadah, pasukan penunggang kuda Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, dan setelahnya adalah Abu Qatadah Al Miqdad Al Kindi, lalu orang-orang musryrik lari meninggalkan dan turun dari gunung. Kontan saya menghadapi Ahram, lalu saya mengambil tali kudanya, saya katakan, 'Wahai Akhram, hati-hatilah terhadap kaum, sesungguhnya saya tidak percaya, mereka bisa menghalangi langkahmu dan pelanlah sampai Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dan para sahabatnya datang. Akhram Al asady berkata; 'Wahai Salamah jika kamu beriman kepada Allah dan Hari Akhir, dan kamu tahu bahwa syurga itu benar, dan neraka adalah benar, janganlah kamu halangi antara aku dan kesyahidan. (Salamah bin Al Akwa' radliyallahu'anhu) berkata; lalu saya lepaskan tali kuda (Ahram) lalu dia menyusul Abdurrahman bin 'Uyainah. Abdurrahman lantas berusaha menjauhinya. Keduanya saling bergantian menebas dengan pedangnya, lalu Ahram menyerang Abdurrahman dan Abdurrahman menebasnya sampai dapat membunuhnya. Lalu Abdurrahman berpindah ke kuda Al Ahram, lantas Abu Qatadah menyusul Abdurrahman, lalu mereka berdua saling menyerang, lalu dia dapat menyerang Abu Qatadah, namun akhir peperangan tanding ini Abu Qatadah dapat membunuhnya, lalu Abu Qatadah perpindah ke kuda Ahram. Lalu saya berlari membututi jejak kaum sampai saya tidak dapat melihat debu para sahabat Nabi Shallallahu'alaihiwasallam sedikit pun dan mereka (musuh) kembali menjelang terbenamnya matahari menuju jalan yang terletak antara bukit yang ada mata airnya yang bernama Dzu Qarad. Mereka hendak meminum airnya namun mereka melihatku, yang waktu itu saya berlari mengejar mereka dari belakang, lalu mereka menghindar darinya. Rupanya mereka merasa keberatan berada di bukit, yaitu bukit yang ada sumurnya dan matahari telah tenggelam. Lalu saya mengejar seorang laki-laki, saya serang dia dengan panah, lalu saya katakan kepadanya, # ambillah panahku, saya adalah Ibnu Al Akwa', # sekarang adalah hari kehinaan.# (Salamah bin Al Akwa' radliyallahu'anhu) berkata; lalu dia menjawab, 'Celaka, Inikah Al Akwa' yang pagi-pagi tadi mendatangkan kesialan bagiku? '. Saya menjawab, Ya, akulah Al akwa'. Musuh itulah yang saya lempari dengan anak panah pada pagi hari, lantas saya cecar dengan panah yang lain. Dua panahku berhasil mengenainya dan mereka meninggalkan dua kuda, lalu kedua kuda tersebut saya giring menuju Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, saat itu beliau sedang berada di mata air yang sebelumnya kuusir musuh dari tempat itu, yaitu Dzu Qarad, ternyata Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersama limaratus orang sahabatnya dan Bilal telah menyembelih unta yang saya tinggalkan. Dia sedang membakarnya untuk Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, Bilal membakar hati dan daging punggung. Lalu saya mendatangi Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, lalu saya katakan: Wahai Rasulullah, Berilah aku kebebasan sehingga saya bisa memilih seratus orang diantara sahabat-sahabatmu. Lantas saya menyerang orang-orang kafir pada malam hari dan tidaklah tersisa dari mereka kecuali saya bantai. Beliau bertanya, apa kamu yang telah melakukan hal itu Wahai Salamah?, maka saya menjawab, ya demi yang telah memuliakanmu. Lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam tertawa sampai saya bisa melihat gigi gerahamnya karena sinar api, lalu beliau bersabda: "Sesungguhnya mereka sekarang sedang berada di Ghathafan", lalu datanglah seorang laki-laki dari Ghathafan, lalu dia berkata; lewatilah pada seorang dari Ghathafan, lalu dia menyembelih untuk mereka unta sembelihan. (Salamah bin Al Akwa' radliyallahu'anhu) berkata; tatkala mereka mulai meletkan kulitnya, lalu mereka melihat debu, lalu mereka meninggalkannya. Mereka kabur. Pada pagi harinya Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: {"Penunggang kuda terbaik pada hari ini adalah Abu Qatadah, sedangkan pejalan kaki terbaik adalah Salamah" Lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam memberikan kepadaku bagian bagi pejalan kaki dan bagian untuk penunggang kuda semuanya, lalu beliau memboncengkanku di belakang untanya Al 'Adlba` pulang ke Madinah. Tatkala jarak antara kami dengan Madinah itu mendekati waktu dluha, ada seorang laki-laki dari anggota kaum dari Anshar, dia tidak ada yang bisa mendahului, dia memanggil: adakah orang yang bisa mendahului, ketahuilah adakah seorang yang bisa mendahului sampai Madinah. Lalu dia mengulangi hal itu berkali-kali, sedangkan saya berada di belakang Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, karena membonceng beliau. Saya berkata kepadanya, kenapa kamu tidak memuliakan orang yang mulia dan memberi pada orang yang utama. Dia menjawab, tidak kecuali Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. (Salamah bin Al Akwa' radliyallahu'anhu) berkata; saya berkata; Wahai Rasulullah, demi bapak dan ibu, biarkanlah saya akan saya dahului dia. Beliau bersabda: "Jika kau mau" Lalu saya berkata; saya akan menyusulmu, lalu dia melompat dari kendaraan (Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam) dan saya mengecualikan kedua kakiku, saya melompat dari unta, lalu saya mengikatnya ikat atau dua ikat, yaitu membiarkan diriku, lalu saya berlari sampai saya bisa menyusulnya, lalu saya pukul antara kedua pundaknya dengan kedua tanganku, lalu saya katakan kepadanya, saya bisa mendahuluimu demi Allah, atau kalimat yang semisalnya. (Salamah bin Al Akwa' radliyallahu'anhu) berkata; lalu dia tertawa dan berkata; saya kira harus sampai Madinah.

ahmad:15942

(Ahmad bin Hanbal radliyallahu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Nadlr Hasyim bin Al Qasim] berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Mubarak] yaitu Ibnu Fadlalah berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu 'Imran Al Jauni] dari [Rabi'ah Al Aslami] berkata; saya melayani Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam lalu beliau bersabda: "Wahai Rabi'ah, kenapa kamu tidak menikah?" (Rabi'ah Al Aslami radliyallahu'anhu) berkata; "Demi Allah, Wahai Rasulullah, saya tidak mau menikah, saya tidak mempunyai sesuatu unuk menanggung beban-beban pernikahan, saya juga tidak mau jika isteriku menyibukkanku sehingga kurang perhatian ketika melayani anda", lalu beliau memalingkan dariku, lalu saya melayaninya dan tetap melayaninya. Selanjutnya beliau bersabda yang kedua kalinya, "Wahai Rabi'ah, kenapa kamu tidak menikah?", lalu saya menjawab, "Demi Allah, Wahai Rasulullah, saya tidak mau menikah, saya tidak mempunyai sesuatu untuk menanggung beban-beban kerumahtanggaan, saya juga tidak mau jika isteriku menyibukkanku sehingga kurang perhatian ketika melayani anda, lalu beliau berpaling dariku." Lalu saya merenung diri dan berkata; "Demi Allah, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam pasti lebih tahu terhadap segala yang hal yang mendatangkan kemaslahatan dunia dan akheratku daripada aku sendiri. Demi Allah, Seandainya beliau mengatakan menikahlah, tentu saya menjawab, 'Ya Wahai Rasulullah, perintahkan terserah anda. (Rabi'ah Al Aslami radliyallahu'anhu) berkata; lalu beliau bersabda: "Wahai Rabi'ah, kenapa kamu tidak menikah?" lalu saya menjawab 'Perintahlah aku sekehendak anda". Beliau bersabda: "Pergilah kepada keluarga si 'A' salah satu perkampungan dari Anshar, yang karena tinggal disana lantas ia bermalAs malasan melayani Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, dan katakan kepada mereka bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam mengutusku kepada kalian, bahwa nabi menyuruh kalian agar kalian menikahkanku dengan fulanah salah seorang wanita dari mereka". Lalu saya pergi dan saya katakan kepada mereka, "Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam telah mengutusku kepada kalian agar kalian menikahkanku dengan fulanah", lalu mereka berkata; 'Selamat datang Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dan selamat datang utusan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, demi Allah, tidaklah utusan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam kembali kecuali keperluannya telah terpenuhi. Mereka menikahkanku, mereka berbuat baik kepadaku. Mereka tidak memintaku bukti, lalu saya pulang kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dalam keadaan sedih. Beliau bertanya, "Kenapa kamu Wahai Rabi'ah?" saya menjawab, "Wahai Rasulullah, saya telah mendatangi suatu kaum yang sangat mulia, mereka menikahkanku, memuliakanku dan berlemah lembut terhadapku. Mereka tidak meminta bukti sedikitpun, hanya sayang saya tidak memiliki mas kawin." Lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Wahai Buraidah Al Aslami, kumpulkanlah untuknya sebiji emas". (Rabi'ah Al Aslami radliyallahu'anhu) berkata; lalu mereka mengumpulkan sebiji emas untukku, saya mengambilnya, lalu saya bawa kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam. Lalu beliau bersabda: "Bawalah ini kepada mereka dan katakan kepada mereka ini adalah maskawinnya',. Mereka pun menyetujuinya dan menerimanya dan berkata 'Mas kawin seperti ini sudah sangat banyak dan baik sekali. (Rabi'ah Al Aslami radliyallahu'anhu) berkata; lalu saya pulang menemui Nabi Shallallahu'alaihiwasallam dalam keadaan sedih, lalu beliau bertanya Wahai Rabi'ah kenapa kamu bersedih? Saya menjawab, Wahai Rasulullah, saya tidak pernah melihat kaum yang lebih mulia dari mereka, mereka rela dengan apa yang saya berikan dan mereka berbuat sangat baik dan berkata; ini adalah sangat banyak dan bagus. Hanya sayang saya tidak punya sesuatu apa yang saya gunakan untuk mengadakan walimah. Beliau bersabda: "Wahai Buraidah, tolong kumpulkan kambing untuknya". (Rabi'ah Al Aslami radliyallahu'anhu) berkata; lalu mereka mengumpulkan kambing yang banyak dan gemuk, lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda kepadaku 'Pergilah dan temuilah 'Aisyah dan katakan kepadanya agar dia mengirim beberapa keranjang berisi makanan', lalu saya mendatanginya dan aku katakan kepadanya segala yang Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam perintahkan kepadaku. Lalu dia berkata; 'Ini keranjang berisi sembilan Sha' gandum, demi Allah, dan jika ada makanan lain besok hari maka ambillah.' Lalu saya mengambilnya dan saya bawa kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam dan saya kabarkan kepada beliau apa yang dikatakan 'Aisyah, lalu beliau bersabda: "Bawalah barang-barang ini ke sana, dan katakan kepada mereka agar mereka pergunakan untuk membuat roti". Lalu saya berangkat ke sana, saya membawa kambing dan saya berangkat bersama beberapa orang dari Aslam, lalu seorang dari Aslam berkata 'Tolong besok barang-barang ini telah diolah menjadi roti '. Maka saya datangi mereka dan saya juga membawa kambing bersama beberapa orang Aslam, lantas salah seorang dari Aslam mengatakan 'tolong besok gandum ini besok sudah diolah menjadi roti, dan kambing ini telah dimasak'. Mereka menjawan 'Untuk membuat roti maka cukuplah kami saja, namun untuk menyembelih kambing, kalianlah yang mengerjakan'. Kontan kami mengambil kambing yang ada, saya bersama dengan beberapa orang Aslam. Kami menyembelihnya lalu kami bersihkan. Kami memasaknya dan sudah siaplah pada kami segala daging dan roti, saya mengadakan walimah dengan mengundang Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. lalu (Rabi'ah Al Aslami radliyallahu'anhu) berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam telah memberi tanah kepadaku dan juga kepada Abu Bakar, rupanya dunia telah datang, lalu kami kami saling berselisih dalam masalah pelepah kurma, saya katakan mayang itu dalam batasanku sedang Abu Bakar berkata 'mayang itu dalam batas tanahnya sehingga terjadilah cekcok antara saya dan Abu Bakar. Lalu Abu Bakar berkata dengan perkataan yang tak sepantasnya sehingga ia menyesalinya dan merasa bersalah, ia pun berkata kepadaku 'Wahai Rabi'ah balaslah ucapkanku yang tak sepantasnya kepadaku sehingga menjadi pembalasan yang sebanding". Saya menjawab 'Tidak sudi, saya tidak bakalan melakukannya', Abu Bakar berkata; 'Baiklah, sekarang kamu katakan atau aku yang akan meminta pertolongan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam untuk mengalahkanmu. Saya tetap berkata; 'Saya tidak sudi melakukannya.' Lantas Abu Bakar menolak tanah itu sebagai milikku sehingga ia temui Nabi Shallallahu'alaihiwasallam dan saya mengikutinya, lalu datanglah beberapa orang dari Aslam sembari menyumpah serapahiku 'Semoga Allah merahmati Abu Bakar, ada masalah apa hingga dia meminta Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam untuk mengalahkanmu dan dia mengatakan kepadamu sampai begini-begini? Saya jawab, apakah kalian tidak tahu siapa dia, dia adalah satu-satunya sahabat nabi yang menemaninya dalam gua ketika hanya berdua, dia adalah orang yang memiliki kedudukan tinggi di kalangan kaum muslimin, salahnya dia tidak menoleh kemana-mana lantas memandang kalian menolongku untuk mengalahkannya, maka dia pun marah. Lantas Abu Bakar pun mendatangi Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dengan harapan nabi pun marah kerena kemarahannya, lantas Allah marah karena kemarahan keduanya, sehingga Rabi'ah akan celaka. Mereka berkata 'Apa yang kau perintakan kepada kami.' Pulanglah saja kalian, kata rabiah. Lalu Abu Bakar radliyallahu'anhu pulang menuju Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, saya ikuti sendirian sampai kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam. Saya sampaikan segala hal ihwal kejadian tersebut sampai beliau mengangkat kepalanya kepadaku dan berkata; Wahai Rabi'ah apa yang terjadi antara kamu dengan As Shididiq?, saya menjawab 'Wahai Rasulullah, telah terjadi begini dan begitu.' Dia mengatakan kepadaku suatu kalimat yang sebenarnya dia pun muak terhadap ucapan itu, lalu dia mengatakan kepada ku; 'Katakanlah sebagaimana yang aku katakan sehingga hal itu menjadi qishah', namun saya menolaknya. Lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Benar, janganlah kau balas kepadanya tapi katakanlah 'Semoga Allah mengampuni kamu Wahai Abu Bakar', lalu saya berkata 'Semoga Allah mengampunimu Wahai Abu Bakar". Al Hasan berkata; lalu Abu Bakar radliyallahu'anhu pulang dengan keadaan menangis.

ahmad:15982

(Ahmad bin Hanbal radliyallahu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] berkata; telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin 'Ayyasy] dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Muhammad bin 'Amr bin 'Atha`] dari [Nu'aim Al Mujmir] dari [Rabi'ah bin Kaab] berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda kepadaku, "Mintalah kepadaku, niscaya saya beri". Saya berkata; "Wahai Rasulullah, tunggulah sampai aku melihat kebutuhanku" Beliau bersabda: "Lihatlah urusanmu terlebih dahulu" Lalu saya melihat bahwa urusan dunia adalah hakekatnya terputus dan aku tidak melihat kebaikan apapun apabila aku mengambil tawaran dalam perkara akhiratku. Lalu saya menemui Nabi Shallallahu'alaihiwasallam lalu beliau bertanya, "Apa kebutuhanmu?" saya menjawab, "Wahai Rasulullah, berilah syafaat kepadaku dari Rabbmu Azzawajalla sehingga membebaskan aku dari api neraka". Beliau bertanya, "Siapa yang menyuruhmu berkata demikian"? maka aku berkata; "Demi Allah, Wahai Rasulullah, Tidak ada seorangpun yang menyuruhku, tapi hal itu muncul setelah aku memperhatikan urusanku, dan menyimpulkan bahwa dunia adalah tidak kekal dari para pemiliknya, maka aku lebih senang untuk mengambil tawaran tuanku untuk perkara kebaikan akheratku", beliau bersabda: "Tolonglah dirimu dengan memperbanyak sujud."

ahmad:15983

(Ahmad bin Hanbal radliyallahu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] berkata; telah menceritakan kepada kami [bapakku] dari [Ibnu Ishaq] berkata; telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin 'Amr bin 'Atha`] dari [Nua'im Al Mujmir] dari [Rabi'ah bin Kaab] berkata; saya melayani Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, saya memenuhi keperluannya pada siang hari semuanya sampai Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam shalat isya' pada akhir malam, lalu saya duduk di depan pintunya, jika beliau masuk, saya katakan semoga ada keperluan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, sehingga saya tetap bisa mendengarnya Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam membaca, SUBHANALLAHU, SUBHANALLAHU, SUBHANALLAHU, WABIHAMDIHI (Maha Suci Allah, Maha Suci Allah, Maha Suci Allah, dengan puji-Nya) " sehingga saya bosan lalu saya pulang atau sampai mataku kalah, lalu saya tidur. (Rabiah bin Kaab radliyallahu'anhu) berkata; pada suatu hari beliau bersabda karena beliau melihat seringnya saya kepadanya dan pelayanan saya kepada beliau, "Mintalah kepadaku Wahai Rabi'ah, saya akan memberikannya" (Rabiah bin Kaab radliyallahu'anhu) berkata; "Saya akan melihat kebutuhanku dulu Wahai Rasulullah, nanti akan saya beritahukan kepada anda" (Rabiah bin Kaab radliyallahu'anhu) berkata; lalu saya berpikir dalam diriku, saya tahu sesungguhnya dunia adalah akan terputus dan akan hilang, dan saya telah memiliki rizqi yang cukup bagiku dan akan mendatangiku. (Rabiah bin Kaab radliyallahu'anhu) berkata; lalu saya katakan saya akan meminta kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam untuk akhiratku karena hal itu dari Allah Azzawajalla dengan kedudukan beliau. (Rabiah bin Kaab radliyallahu'anhu) berkata; lalu saya mendatanginya, lalu beliau bertanya, apa yang telah kau lakukan Wahai Rabi'ah? (Rabiah bin Kaab radliyallahu'anhu) berkata; Ya Wahai Rasulullah, saya meminta kepada anda aagr anda memberi syafaat kepadaku dari Rabmu sehingga membebaskan aku dari api neraka". (Rabiah bin Kaab radliyallahu'anhu) berkata; beliau bertanya, "Siapa yang menyuruhmu berkata demikian Wahai Rabi'ah"? maka aku berkata; "Tidak, Demi Allah, yang mengutus anda dengan Al Haq, Tidak ada seorangpun yang menyuruhku, tapi ketika anda bersabda mintalah kepadaku, maka saya akan memberikannya, dan anda di hadapan Allah mempunyai kedudukan, setelah aku memperhatikan urusanku, dan menyimpulkan bahwa dunia adalah tidak kekal dari para pemiliknya, maka aku lebih senang untuk mengambil tawaran tuanku untuk perkara kebaikan akheratku". (Rabiah bin Kaab radliyallahu'anhu) berkata; lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam terdiam dalam waktu yang lama lalu beliau bersabda kepadaku, "Sesungguhnya saya akan melakukannya, maka tolonglah dirimu dengan memperbanyak sujud."

ahmad:15984

(Ahmad bin Hanbal radliyallahu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] telah menceritakan kepada kami [Ats-Tsauri] dari [Manshur] dari [Mujahid] dari [Abu 'Ayyasy Az-Zuraqi] berkata; kami bersama Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam di 'Utsfan lalu kami menghadap orang-orang musrik yang di dalamnya ada Khalid bin Al Walid, mereka berada di antara kami dengan kiblat, lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam memimpin shalat dluhur kepada bersama kami. (orang-orang musyrik) berkata; "Sesungguhnya mereka dalam keadaan lengah jika kita menyerang pertama", lalu mereka berkata; "Telah datang kepada mereka, sekarang waktu shalat yang lebih mereka sukai daripada anak-anak mereka dan diri mereka sendiri." (Abu 'Ayyasy Az-Zuraqi Radliyallahu'anhu) berkata; maka turunlah Jibril 'Alaihissalam dengan ayat ini antara waktu zhuhur sampai waktu ashar, Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, (Abu 'Ayyasy Az-Zuraqi Radliyallahu'anhu) berkata; lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam menyuruh mereka, lalu mereka mengambil senjatanya. (Abu 'Ayyasy Az-Zuraqi Radliyallahu'anhu) berkata; lalu kami berbaris di belakang beliau dua barisan. lalu beliau rukuk dan kami juga semuanya lalu beliau mengangkat kepalanya dan kami juga mengangkatnya, lalu Nabi Shallallahu'alaihiwasallam sujud dengan shaf yang di belakangnya sedang yang lainnya berdiri untuk menjaga mereka. Tatkala mereka bersujud dan berdiri maka yang lainnya duduk lalu bersujud pada tempat mereka, lalu mereka maju ke barisan yang pertama dan yang di depan tadi mundur. (Abu 'Ayyasy Az-Zuraqi Radliyallahu'anhu) berkata; lalu beliau rukuk dan mereka pun rukuk semuanya, lalu mereka mengangkat semuanya, kemudian Nabi Shallallahu'alaihiwasallam sujud bersama dengan shaf di belakangnya sedang yang lainnya dalam keadaan berdiri menjaga mereka. Tatkala beliau duduk, yang belakang ikut duduk, lalu besujud, lalu beliau bersalam kepada mereka lalu mereka bubar. (Abu 'Ayyasy Az-Zuraqi Radliyallahu'anhu) berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam shalat dua kali, sekali di 'Usfan dan sekali di Bani Sulaim.

ahmad:15985

(Ahmad bin Hanbal radliyallahu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami ['Affan] berkata; telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin 'Utsman bin Khutsaim] dari ['Amr bin Al Qary] dari [Bapaknya] dari [kakeknya, 'Amr bin Al Qary] sesungguhnya Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam pergi dan meninggalkan Saad karena sakit, ketika keluar menuju Hunain. Tatkala sampai dari Ji'ranah karena umrah, dia menemuinya dalam keadaan sakit yang akut, lalu dia berkata; Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya mempunyai harta dan saya dalam keadaan kalalah (mayat yang tidak mempunyai orang tua maupun anak) apakah harus meninggalkan warisan dengan hartaku semuanya atau saya sedekahkan saja. Beliau bersabda: "Tidak". Dia berkata; apakah saya berwasiat dengan dua pertiga? Beliau bersabda: "Tidak". Dia berkata; apakah saya berwasiat dengan setengahnya? Beliau bersabda: "Tidak". Dia berkata; apakah saya berwasiat dengan sepertiganya? Beliau bersabda: "Ya, dan itu sudah banyak". Dia berkata; 'Wahai Rasulullah, saya meninggal dalam rumah yang saya telah keluar darinya saat berhijrah.' Beliau bersabda: "Sesungguhnya saya sangat mengharap semoga Allah mengangkat kamu lalu dia melukai suatu kaum dan orang yang lain bisa mengambil manfaat darimu, Wahai 'Amr bin Al Qari, jika Saad meninggal setelahku maka kuburkanlah di sini menuju jalan ke Madinah" dan beliau memberi isyarat dengan tangannya begini.'

ahmad:15989

(Ahmad bin Hanbal radliyallahu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] telah menceritakan kepada kami [Daud bin Qais Ash-Shan'ani] berkata; telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Wahab] dari [Bapaknya] berkata; telah menceritakan kepadaku [Fannaj] berkata; Aku bekerja di Dainabadz dan mengobati, maka datanglah Ya'la bin Umayyah seorang 'Amir di Yaman bersama beberapa sahabat Nabi Shallallahu'alaihiwasallam. Lalu datanglah seorang laki-laki dari rombongan, tatkala aku berada di pekarangan mengatur sirkulasi air, laki-laki tersebut membawa kantong yang berisi buah kelapa lalu di duduk di tepian air, kemudian dia memecah kelapa tersebut dan memakannya, kemudian menunjuk kepada Fannaj seraya berkata; "Wahai orang Persai, mendekatlah." Lalu aku pun mendekatinya, laki-laki itu berkata kepada Fannaj, "Maukah engkau menjamin untukku untuk menanam kelapa di atas air?, maka Fannaj berkata kepadanya, "Apa keuntungannya untukku?" maka [laki-laki] tersebut berkata 'Saya mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda yang aku mendengarnya langsung dengan kedua telingaku, "Barangsiapa menanam suatu pohon lalu dia bersabar untuk merawatnya sampai berbuah, maka segala sesuatu yang mengenai buahnya akan menjadi sebuah sedekah di sisi Allah", maka Fannaj berkata; "Apakah engkau mendengarnya langsung dari Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam?, dia pun menjawab, "Benar" Fannaj berkata; "Aku akan berjanji untuk merawat semua tanaman dan kelapa tersebut". (Fannaj Radliyallahu'anhu) berkata; di antaranya adalah kelapa Dainabadz.

ahmad:15991

(Ahmad bin Hanbal radliyallahu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Humaid Al A'raj] dari [Muhammad bin Ibrahim At-Taimi] dari [Abdurrahman bin Mu'adz] dari [salah seorang sahabat Nabi Shallallahu'alaihiwasallam] berkata; Nabi Shallallahu'alaihiwasallam berkhutbah pada orang-orang di Mina, lalu mereka kembali pada tempat singgah mereka, lalu beliau bersabda: "Hendaknya Orang Muhajirin singgah di sini dan beliau menunjukkan ke arah kanan kiblat dan orang Anshar di sini, dan beliau menunjukkan arah kiri kiblat lalu orang-orang bertempat tinggal di sekitar mereka. (salah seorang sahabat radliyallahu'anhu) berkata; dan beliau mengajarkan tatacara ibadah mereka lalu penduduk Mina membuka pendengaran mereka sampai terdengar di tempat singgah mereka. (salah seorang sahabat radliyallahu'anhu) berkata; saya telah mendengar beliau bersabda: "Lemparlah jumrah dengam kerikil yang kecil". Abdullah berkata; saya telah mendengar Mush'ab Az-Zubairi berkata; Abu Thalhah orang yang punya kisah, datang kepada Malik bin Anas, lalu berkata; Wahai Abu Abdullah sesungguhnya ada suatu kaum yang mereka melarangku untuk menceritakan hadits ini, semoga Allah merahmati Ibrahim sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Perkasa, dan atas Muhammad dan pada Ahli Baitnya, dan para istrinya, lalu Malik berkata; ceritakanlah hadits itu dan sampaikan perkataannya.

ahmad:15993

(Ahmad bin Hanbal radliyallahu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] telah menceritakan kepada kami [Laits] berkata; telah menceritakan kepadaku [Yazid bin Abu Habib] dari [Abu Al Khair] sesungguhnya [Junadah bin Abu Umayyah] menceritakannya sesungguhnya seorang laki-laki dari sahabat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, sebagian berkata; sesungguhnya hijrah telah terputus lalu mereka berselisih dalam masalah itu. (Junadah bin Abu Umayyah radliyallahu'anhu) berkata; lalu saya menemui Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, lalu saya berkata; Wahai Rasulullah, orang-orang mengatakan bahwa hijrah telah terputus. Lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Hijrah tidak terputus selama masih ada jihad."

ahmad:16002

Telah menceritakan kepada kami [Abu Nadlr] berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Hakam bin Fudlail] dari [Khalid Al Hadza`] dari [Abu Tamimah] dari [seorang laki-laki dari kaumnya] sesungguhnya dia mendatangi Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam atau berkata; saya melihat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam didatangi oleh seorang laki-laki lalu bertanya, apakah kamu adalah Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam atau berkata; kamu adalah Muhammad?. Lalu beliau menjawab, Ya. Dia berkata; kepada apa kamu berseru? Beliau menjawab, saya menyeru kepada Allah Azza wa jalla Yang Maha Esa, jika kamu tertimpa bahaya lalu kamu meminta kepada-Nya maka Dia akan menghilangkannya. Dan jika ada tahun masa paceklik yang datang pada kalian lalu kamu meminta kepada-Nya maka Dia akan menumbuhkannya. Jika kamu berada pada tanah yang tandus, lalu kamu hilang, lalu meminta kepada-Nya maka Dia akan mengembalikanmu. (seorang laki-laki dari kaumnya radliyallahu'anhu) berkata; lalu orang itu masuk Islam, lalu berkata; 'Berilah wasiat kepadaku Wahai Rasulullah.' Beliau bersabda kepadanya, "Janganlah kamu mencela sesuatu pun". Atau berkata; "Seorang pun." Al Hakam ragu. (seorang laki-laki radliyallahu'anhu) berkata; karenanya saya tidak pernah mencela unta maupun kambing sekalipun semenjak Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam memberi wasiat kepadaku. (Rasulullah juga berwasiat) Janganlah kamu menganggap remeh suatu kebaikan walaupun kamu hanya tersenyum kepada saudaramu ketika kamu sedang berbicara dengannya. Kosongkan embermu untuk kau isikan kepada bejana orang yang meminta air dan pakailah pakaian setengah betis. Jika kamu merasa berat maka sampai mata kaki. Hindarilah isbal (menurunkan pakaian sampai menutupi mata kaki) dalam pakaian sesungguhnya itu merupakan bagian dari kesombongan. Sedang Allah Tabaroka Wa Ta'ala tidak menyukai orang yang sombong."

ahmad:16021

Telah menceritakan kepada kami [Abu 'Amir] telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Muhammad] dari [Yazid bin Yazid] yaitu Ibnu Jabir dari [Khalid bin Al Lajlaj] dari [Abdurrahman bin 'A`isy] dari [beberapa sahabat Nabi Shallallahu'alaihiwasallam] sesungguhnya Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam keluar menemui mereka pada suatu pagi dalam keadaan yang sangat baik dan berseri-seri wajahnya, terang wajahnya, lalu bersabda: "Tidak ada yang menghalangiku, padahal telah datang Rabku Azzawajalla tadi malam dengan wajah sangat mempesona." Dia (Allah Azza wa jalla) berkata; 'Wahai Muhammad', saya menjawab, 'Ya Wahai Rabku.' Dia bertanya, dalam masalah apa para Malaikat yang tinggi saling berselisih, saya menjawab, saya tidak tahu Wahai Rabku. Dia berkata seperti itu dua kali atau tiga kali. Lalu Dia (Rab Muhammad) meletakkan kedua telapak tangannya antara kedua pundakku, lalu saya merasakan dinginnya di antara kedua dadaku sehingga Dia menampakkan kepadaku apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, lalu beliau membaca ayat ini, 'Dan Demikianlah kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (Kami memperlihatkannya) agar dia termasuk orang yang yakin. lalu Dia berfirman, Wahai Muhammad, dalam masalah apa para Malaikat yang tinggi saling berselisih?, saya menjawab, dalam masalah kaffarat (penghapusan dosa-dosa). Apakah kafarat itu? Saya menjawab, berjalan kaki menuju jamaah shalat dan duduk di masjid untuk menanti shalat-shalat ditegakkan dan meratakan berwudlu saat-saat tidak suka. Beliau bersabda: "Barangsiapa yang melakukan hal itu maka dia akan hidup dengan baik dan meninggal dalam keadaan baik dan keadaannya dengan kesalahannya sebagaimana hari dia dilahirkan oleh ibunya, dan yang termasuk mengangkat derajat adalah perkataan yang baik, menyebarkan salam, memberi makanan, shalat malam saat manusia dalam keadaan tidur." Dia berfirman, "Wahai Muhammad, jika kamu shalat maka bacalah: Ya Allah, sesungguhnya saya meminta kepada-Mu kebaikan-kebaikan, meninggalkan kemungkaran, mencintai orang miskin dan kamu dalam keadaan bertaubat kepada-Ku, dan jika Engkau menghendaki fitnah pada manusia, tolong wafatkanlahku dalam keadaan tidak terkena fitnah.

ahmad:16026

(Ahmad bin Hanbal radliyallahu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami ['Umar bin Sa'ad Abu Daud Al Hafari] berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Zakariya bin Abu Za`idah] berkata; telah menceritakan kepadaku [Sa'ad bin Thariq] dari [Bilal bin Yahya] dari ['Imran bin Husain] berkata; telah mengabarkan kepadaku [seorang Badui], sesungguhnya telah mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Tidak ada yang ditakutkan pada orang Quraisy kecuali diri mereka". Saya bertanya, "Apa yang terjadi pada mereka?". Beliau menjawab, "Mereka adalah orang yang sangat pelit, rakus dan sangat besar perutnya. Jika umurmu panjang, sungguh kamu akan dapat melihat mereka, mereka membuat fitnah pada manusia sehingga kamu melihat manusia antara mereka sebagaimana kambing yang berada di antara dua telaga. Terkadang ke sini sekali dan terkadang ke sana sekali."

ahmad:16030

Telah menceritakan kepada kami Abdullah telah menceritakan kepada kami [Abu Shalih Al Hakam bin Musa] berkata; telah menceritakan kepada kami [Dlamrah bin Rabi'ah] dari ['Utsman bin 'Atha`] dari [Abu Imran] dari [Dzil Ashabi'] berkata; saya berkata; Wahai Rasulullah, jika kami diuji dengan panjang umur setelah anda, maka anda menyuruh Kemana?. Beliau bersabda: "Pergilah ke Baitul Maqdis, semoga akan lahir darimu keturunan yang akan pergi ke masjid itu baik pagi maupun sore harinya".

ahmad:16037

(Ahmad bin Hanbal radliyallahu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] berkata; telah menceritakan kepadaku [Manshur] dari [pamannya, Musafi'] dari [Shafiyyah binti Syaibah, Ummu Manshur] berkata; telah mengabarkan kepadaku [seorang perempuan dari Bani Sulaim] yang telah melahirkan seorang budak wanita pada salah satu kelurga kami, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam mengutus kalian 'Utsman bin Thalhah, dan pernah berkata; sesungguhnya dia (seorang perempuan dari Bani Sulaim) bertanya kepada 'Utsman bin Thalhah, mengapa Nabi Shallallahu'alaihiwasallam memanggilmu. Dia menjawab, sesungguhnya saya melihat dua tanduk kambing ketika saya memasuki rumah, lalu saya lupa menyuruh kamu menutupinya, sesungguhnya tidak boleh di dalam rumah ada sesuatu yang bisa menyibukkan orang shalat. Sufyan berkata; maka dua tanduk tersebut tetap berada di rumah sampai rumah itu terbakar sehingga tanduk itu ikut terbakar.

ahmad:16040

(Ahmad bin Hanbal radliyallahu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu 'Amir] berkata; telah menceritakan kepada kami ['Abbad] yaitu Ibnu Rasyid dari [Al Hasan] dari seorang laki-laki dari Bani Salith sesungguhnya dia melewati Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam waktu itu beliau sedang duduk di depan masjidnya dalam keadaan duduk ihtiba' (posisi duduk dengan meletakkan kedua pahanya pada dadanya) dengan di atasnya ada pakaian yang ada jahitannya berwarna merah, tidak ada pakaian setelahnya, beliau bersabda: "Seorang muslim adalah sauadara muslim yang lainnya, tidak boleh menganiayanya maupun merendahkannya", lalu beliau menunjukkan dengan tangannya ke arah dadanya dan bersabda: "Takwa itu letaknya di sini."

ahmad:16047

Telah menceritakan kepada kami Abdullah berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Ahmad Al Haistami bin Kharijah] berkata; telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ayyas] dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu farwah] dari [Yusuf bin Sulaiman] dari [neneknya Maimunah] dari [Abdurrahman bin Sannah] sesungguhnya telah mendengar Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Islam datang dalam keadaan asing lalu akan kembali asing sebagaimana bermula, maka beruntunglah orang yang asing". Ada yang bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang asing itu?" Beliau menjawab, "Orang-orang yang berbuat baik jika manusia telah rusak. Demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, sungguh iman itu akan masuk ke Madinah sebagaimana masuknya cairan. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh Islam akan bersatu ke tempat antara dua masjid ini sebagaimana kembalinya ular ke lubangnya."

ahmad:16094

Telah menceritakan kepada kami Abdullah berkata; telah menceritakan kepadaku [Suraij bin Yunus] dari kitabnya, berkata; telah menceritakan kepada kami ['Abbad bin 'Abbad] yaitu Al Muhallabi, dari [Abdullah bin 'Utsman bin Khutsaim] dari [Sa'id bin Abu Rasyid] budak keluarga Mu'awiyah berkata; saya datang ke Syam, lalu ada diberitahukan kepadaku 'Dalam gereja itu ada seorang [utusan Kaisar] kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. (Sa'id bin Abu Rasyid Radliyallahu'anhu) berkata; lalu kami memasuki gereja tersebut, ternyata saya mendapati seorang yang sudah tua berbadan besar, lalu saya berkata kepadanya, "Apakah kamu adalah utusan Kaisar kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam?" Maka dia menjawab, Ya. (Sa'id bin Abu Rasyid Radliyallahu'anhu) berkata; ceritakan kepadaku tentang hal itu! Dia berkata; tatkala terjadi Perang Tabuk, Rasulullah menulis surat kepada Kaisar, sebuah surat lalu dikirimkan bersama dengan seorang utusan yang bernama Dihyah bin Khalifah, tatkala (Kaisar) membaca surat beliau, dia meletakkannya di atas tempat tidurnya, lalu dia mengutus kepada para pendetanya dan para tokohnya dari kalangan sahabatnya, lalu berkata; "Orang ini telah diutus kepada kalian, menulis kepada kalian sebuah surat, agar kalian memilih tiga hal: Pertama, kalian mengikutinya dan mengikuti agamanya, kedua, atau kalian menentukan pajak yang menjadi hak mereka dan menjadi kewajiban kalian dan menetapkan agar kalian tetap tinggal pada negeri kalian, ketiga, atau kalian memeranginya". Lalu mereka murka dengan sangat sampai sebagian mereka melepaskan pakaiannya dan berkata; "Kami tidak akan ikut dia dan agamanya, lalu kami meninggalkan agama kita dan agama nenek moyang kita, kami tidak mau membayar pajak kepada dia, tapi kita berperang saja melawan mereka". Maka dia menjawab, "Saya juga menghendaki hal itu, tapi saya sangat benci jika memberi fatwa pada orang selain kalian pada urusan ini." 'Abbad berkata; lalu saya berkata kepada Ibnu Khutsaim, "Bukankah dia telah berusaha dan hendak masuk Islam, menurut kabar yang sampai kepada kami?". Dia menjawab, "Ya. seandainya saja dia tidak melihat kepada pendapat yang lainnya." Lalu (Kaisar) berkata; "Carilah seorang laki-laki dari Arab, saya akan menuliskan kepadanya jawaban surat." (Sa'id bin Abu Rasyid Radliyallahu'anhu) berkata; lalu saya menemuinya waktu itu saya masih muda, lalu saya menuju ke tempatnya, dia menulis jawabannya. Dia berkata kepadaku, "Walaupun kamu bisa lupa terhadap sesuatu, tapi ingatlah dariku tiga ciri: Lihatlah jika dia (Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam) membaca suratku, apakah dia menyebutkan malam dan siang, apakah dia menyebutkan suratnya kepadaku, dan lihatlah apakah pada punggungnya ada suatu tanda." (Sa'id bin Abu Rasyid Radliyallahu'anhu) berkata; Lalu saya pergi sehingga saya dapat menemui dia. Saat itu beliau sedang berada di Tabuk pada suatu halaqah dengan para sahabatnya dalam keadaan duduk bersila, lalu saya menanyakannya, lalu ada yang memberitahukannya, lalu saya serahkan surat kepadanya, beliau memanggil Mu'awiyah, untuk membacakannya surat tesebut. Tatkala sampai pada kalimat, 'Kamu menyerukan kepadaku untuk menuju surga yang luasnya seluas langit dan bumi, lalu di mana neraka'. Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Jika datang malam, di manakah siang?" lalu beliau bersabda: "Sesungguhnya saya telah menulis surat kepada Najasyi, lalu dia membakarnya, maka Allah membakarnya sehingga binasalah kerajaannya". 'Abbad berkata; lalu saya bertanya kepada Ibnu Khutsaim, bukankah Najasyi telah masuk Islam dan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam telah mengumumkan kematiannya di Madinah kepada para sahabatnya, lalu beliau shalat atasnya. Dia menjawab, Ya, itu adalah Fulan bin Fulan, namun ini adalah Fulan bin Fulan. Ibnu Khutsaim menyebutkanya semuanya dan saya lupa, "Lalu saya (Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam) menulis kepada Kisra sebuah surat, lalu dia merobeknya, maka Allah merobek-robek kerajaannya dengan sangat dahsat, lalu saya menulis kepada Kaisar sebuah surat lalu dia menjawabnya, maka orang-orang tetap takut dari mereka dengan bahayanya selama hidupnya ada kebaikan", lalu beliau bertanya kepadaku, "Siapa kamu?" Saya menjawab, Saya berasal dari Tanukh. Lalu beliau bersabda: "Wahai orang Tanukh, apakah kamu telah masuk Islam?"saya menjawab, "Tidak. Sesungguhnya saya datang dari suatu kaum saya yang sudah berada di dalamnya, mereka dalam suatu agama dan saya tidak akan mengganti agama mereka sampai saya kembali kepada mereka." (Sa'id bin Abu Rasyid RA) berkata; lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam tertawa atau tersenyum. Tatkala saya telah menyelesaikan urusanku, lalu saya bangun. Tatkala saya sudah meninggalkan tempat itu, beliau memanggilku, lalu bersabda: "Wahai orang Tanukh, dengarkanlah dulu lalu pergilah sesuai dengan apa yang diperintahkan kepadamu" (Sa'id bin Abu Rasyid RA) berkata; "Saya telah lupa, lalu saya melihat dari belakang lingkaran dan beliau memberikan kepadaku mantel yang sedang beliau pakai". Lalu say adapat melihat tulang lunak ada keitakanya seperti sutu lingkaran yang agak besar." Telah menceritakan kepada kami Abdullah berkata; telah menceritakan kepadaku [Abu 'Amir, Hautsarah bin Asyras], secara dikte kepadaku, berkata; telah mengabarkan kepadaku [Hammad bin Salamah bin Abdullah bin 'Utsman bin Khutsaim] dari [Sa'id bin Abu Rasyid] berkata; "Utusan Kaisar adalah seorang tetanggaku pada masa Yazid bin Mu'awiyah, lalu saya berkata kepadanya, 'kabarkanlah kepadaku tentang surat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam kepada Kaisar', lalu dia berkata; "Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam mengutus Dihyah Al Kalbi kepada Kaisar dengan menjawab surat kepadanya", lalu menyebutkan sama dengan hadits 'Abad bin 'Abad dan hadits 'Abad lebih lengkap dan lebih bagus kisahnya dengan tambahan, "Lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam tertawa ketika dia mengajaknya kepada Islam, lalu dia menolaknya. lalu beliau membaca ayat ini: Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya Kemudian Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Sesungguhnya kamu adalah utusan sebuah kaum, sesungguhnya ada pada dirimu hak, tapi kau datang kepada kami dan kami dalam keadaan kekurangan bekal kami. Lalu 'Utsman bin 'Affan berkata; "Saya yang akan memberikannya perhiasan yang bagus", ada seorang laki-laki dari Anshar berkata; "Saya yang akan menyambutnya."

ahmad:16097

Telah menceritakan kepada kami Abdullah berkata; telah menceritakan kepadaku [Abu Musa Al 'Anazi, Muhammad bin Al Mutsanna] berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu 'Adi] dari [Ibnu 'Aun] dari [Kultsum bin Jabar] berkata; kami sedang berada pada tengah bambu, di sisi Abdul A'la bin Abdullah bin 'Amir, berkata; ternyata ada seorang laki-laki yang bernama [Abu Al Ghadiyah] yang sedang meminta air, lalu ia diberi bejana yang disepuh dengan perak, dia menolak untuk meminumnya, dan dia menyebutkan Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, lalu menyebutkan hadits ini, "Janganlah kalian kembali kufur setelahku", atau dengan redaksi " Jangan kalian kembali sesat sepeninggalkau" Ibnu Abu 'Adi ragu kepastian redaksinya."Sebagian kalian memukul leher sebagian yang lain." Jika ada seorang laki-laki yang mencela fulan maka saya katakan, Demi Allah, semoga Allah memberi tempat darimu di dalam sebuah pasukan Perang. Maka tatkala Perang Shiffin, saya bersamanya dan dia membawa baju besi. (Abu Ghadiyah Radliyallahu'anhu) berkata; lalu saya ingatkan dia ke lubang dalam sarung pedang pada baju besinya, lalu saya tusuk dan saya bunuh ternyata dia adalah 'Ammar bin Yasir. (Abu Ghadiyah Radliyallahu'anhu) berkata; lalu saya berkata; tangan mana yang bisa mengantikannya, membenci untuk minum dalam bejana disepuh dengan perak padahal telah membunuh 'Ammar bin Yasir.

ahmad:16100

(Ahmad bin Hanbal radliyallahu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdushshamad bin Abdul Warits] berkata; telah menceritakan kepada kami [Rabi'ah bin Kultsum] berkata; telah menceritakan kepadaku [bapakku] dari [Abu Ghaidah Al Juhani] berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam berkhutbah kepada kami pada peristiwa 'Aqabah, lalu bersabda: "Wahai manusia, sesungguhnya darah dan harta kalian, atas kalian adalah haram sampai kalian menjumpai Rab kalian, sebagaimana keharaman hari kalian ini, pada negeri kalian ini, pada bulan kalian ini. Ketahuilah, bukankah saya sudah sampaikan?." Mereka menjawab, Ya. Beliau bersabda: "Ya Allah, sudah saya sampaikan". Telah menceritakan kepada kami ['Affan] berkata; telah menceritakan kepadaku [Rabi'ah] berkata; telah menceritakan kepadaku [bapakku] berkata; saya telah mendengar [Abu Ghaifah Al Juhani] berkata; saya telah bebaiat kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam pada Peristiwa 'Aqabah, lalu bersabda: "Wahai manusia, sesungguhnya darah kalian, " lalu menyebutkan hadits yang sama.

ahmad:16101

(Ahmad bin Hanbal radliyallahu'anhu) berkata; telah menceritakan kepadaku [As-Shalt bin Mas'ud Al Jahdari], berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdurrahman Ath-Thufawi] berkata; saya telah mendengar [Al Ash bin 'Amr Ath-Thufawi] berkata; Abu Al Ghadiyah, Habib bin Al Harits dan Umu Abu Al 'Aliyah keluar dalam rangka berhijrah kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam lalu mereka masuk Islam. wanita itu berkata; "Berilah aku wasiat Wahai Rasulullah, " Beliau bersabda: "Hindarilah kamu hAl hal yang mengganggu telinga."

ahmad:16102

Telah menceritakan kepada kami Abdullah berkata; telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Abdullah bin Numair] berkata; telah menceritakan kepada kami [Waki'] berkata; telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Ya'qub bin Bahir] dari [Dlirar bin Al Azwar] berkata; keluargaku mengutusku dengan membawa unta yang hampir melahirkan kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, lalu beliau menyuruhku untuk memerahnya. Saya memerahnya dan bersabda: "Sisakanlah untuk orang yang meminta susu".

ahmad:16105

Telah menceritakan kepada kami Abdullah berkata; telah menceritakan kepadaku [Abu shalih Al Hakam bin Musa] berkata; telah mengkhabarkan kepada kami [Isa bin Yunus] dari [Al A'masy] dari ['Amr bin Murrah] dari [Al Mughirah bin Saad] dari [Bapaknya] atau dari pamannya berkata; saya mendatangi Nabi Shallallahu'alaihiwasallam di Arafah lalu saya memegang tali kendali untanya atau ujung hidungnya, lalu saya menariknya. Lalu beliau bersabda: "Biarkanlah, keperluan apa yang kau butuhkan?" lalu saya berkata; "Beritakanlah kepadaku tentang amalan yang bisa mendekatkan aku ke surga dan menjauhkanku dari neraka." Beliau mengangkat kepalanya ke langit kemudian bersabda: "Kamu telah meringkas isi khutbah. Sungguh kau telah meminta hal yang sangat besar atau sesuatu yang panjang. Kamu beribadah kepada Allah dan janganlah kau menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, kamu menegakkan shalat dan membayar zakat. Melaksanakan haji dan berpuasa Ramadlan, memberi apa yang kamu sukai kepada orang-orang, sebagaimana mereka memberikannya kepadamu. Apa yang kamu benci jika ada pada dirimu maka tinggalkanlah. Lepaskan kendali untanya!"

ahmad:16106

Telah menceritakan kepada kami Abdullah telah menceritakan kepadaku [Abu Ma'mar] dari [Ibnu Abu Hazim] berkata; telah datang seorang laki-laki kepada ['Ali bin Husain] lalu bertanya, apakah kedudukan Abu Bakar dan 'Umar dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam?, maka dia menjawab, "Kedudukan keduanya adalah bagaikan pentingnya waktu."

ahmad:16110

Telah menceritakan kepada kami ['Affan] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] berkata; telah menceritakan kepada kami ['Amr bin Dinar] dari [Nafi' bin Jubair bin Muth'im] dari [Bapaknya] sesungguhnya Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Allah Azzawajalla turun setiap malam ke langit dunia lalu berfirman, 'Adakah orang yang meminta lalu Aku memberinya, adakah orang yang meminta ampun lalu Aku mengampuninya?."

ahmad:16147

(Ahmad bin Hanbal radliyallahu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] dari [Ma'mar] dari [Az Zuhri] berkata; dan [Abdurrahman bin Al Azhar] menceritakan sesungguhnya Khalid bin Al Walid bin Al Mughirah terluka pada hari itu, yaitu saat berada pada kuda Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Ibnu Al Azhar berkata; saya melihat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam setelah Allah mengalahkan orang-orang kafir dan kaum muslimin kembali pada kendaraan mereka, beliau berjalan di tengah-tengah kaum muslimin dan bersabda: "Siapa yang mau menunjukkan kepada kendaraan Al Khalid bin Al Walid?.(Ibnu Al Azhar Radliyallahu'anhu) berkata; lalu saya berjalan, atau berkata; lalu saya bersegera ke hadapan beliau dan saat itu saya dalam keadaan habis mimpi basah. Saya berkata; siapa yang bisa menunjukkan kepadaku tentang kendaraan Khalid bin Al Walid, sampai kami mendapatkan pada kendaraannya, ternyata dia dalam keadaan bersandar pada kendaraannya lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam menemuinya dan beliau melihat lukanya. [Az Zuhri] berkata; seingat saya dia berkata; lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam memberi tiupan kepadanya.

ahmad:16208

(Ahmad bin Hanbal radliyallahu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] berkata; telah mengabarkan kepada kami [bapakku] dari [Shalih bin Kaisan] dan [Ibnu Syihab] menceritakan dari [Abu Umamah bin Sahal] dari [Ibnu 'Abbas] sesungguhnya dia mengabarinya, sesungguhnya [Khalid bin Walid] mengabarinya, pernah dia masuk ke dalam rumah Maimunah binti Al Harits bersama Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Dia adalah bibinya. Selanjutnya dia menyuguhkan daging biawak kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam yang dibawa Ummu Hufaid binti Al Harits dari Najd, yang sebelumnya ditangkap oleh seorang laki-laki dari Bani ja'far. adalah Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam tidak pernah memakan sesuatu sehingga beliau mengetahui betul apa yang akan dimakan. Sebagian kaum wanita berkata; "Kenapa kalian tidak mengabarkan kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, apa yang hendak beliau makan tersebut!" Lalu saya berkata; "Ini adalah biawak, " Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam pun meninggalkannya. Saya Khalid berkata; "Saya bertanya kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam? apakah daging itu haram?. menjawab, "Tidak, tapi saya tidak mendapatkannya di daerahku dan saya tidak menyukainya." Khalid berkata; "Lalu saya mendekatinya, kemudian memakannya dan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam melihatnya." [Ibnu Syihab] berkata; dan [Al Asham] yaitu Yazid bin Al Asham dari [Maimunah], biawak itu berada di rumahnya.

ahmad:16209

Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] telah mengabarkan kepada kami [Al Awwam bin Hautsab] dari [Sallamah bin Kuhail] dari ['Alqamah] dari [Khalid bin Al Walid] berkata; terjadi sebuah perdebatan antara aku dengan Amar bin Yasir sehingga saya sangat murka kepadanya. Dia juga mengadukanku kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam lalu Khalid datang dan mengadukannya kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam. (Khalid bin Al Walid Radliyallahu'anhu) berkata; dia bertambah marah dan Nabi Shallallahu'alaihiwasallam diam dan tidak mengucapkan sepatah kata pun, lalu 'Ammar menangis dan berkata; "Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu?" Lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam mengangkat kepalanya, bersabda: "Barangsiapa memusuhi 'Ammar niscaya Allah memusuhinya. Barangsiapa membuat marah 'Ammar, Allah membuat dia marah". Khalid berkata; saya keluar maka tidak ada yang lebih saya senangi selain kerelaan 'Ammar, lalu saya menemuinya dan dia meredlaiku. Abdullah berkata; saya mendengar dari bapakku dua kali.

ahmad:16211

Telah menceritakan kepada kami ['Attab] telah menceritakan kepada kami [Abdullah] yaitu Ibnu Al mubarak, telah menceritakan kepada kami [Yunus] dari [Az Zuhri] telah mengabarkan kepadaku [Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif Al Anshari] sesungguhnya [Ibnu Abbas] mengabarinya, sesungguhnya [Khalid bin Al Walid] yang dijuluki dengan pedang Allah mengabarinya, pernah dia bersama Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam memasuki rumah Maimunah, salah seorang istri Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, dia adalah bibinya dan bibi Ibnu Abbas. Lalu dia mendapatkan di sisinya biawak yang sudah disate, yang sate tersebut disuguhkan oleh saudara perempuannya, yaitu Hufaidah binti Al Harits dari Najd. Lalu dia menyuguhkan biawak kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dan sangat jarang beliau disajikan suatu makanan sampai beliau diberitahukan nama dan jenis makanan tersebut. Tiba-tiba beliau ingin menjulurkan tangannya kepada daging biawak tersebut. Kontan salah seorang wanita dari mereka datang dan berkata; 'Heih tolong kabarkan kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam tentang apa yang kalian suguhkan kepada beliau.' kami berkata; "Itu daging biawak Wahai Rasulullah?" Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bergegas mengangkat tangannya dari biawak tersebut. Lalu Khalid bin Al Walid bertanya, "Apakah itu haram, Wahai Rasulullah?" beliau bersabda: "Tidak, tapi saya tidak mendapatkannya pada kaumku dan saya membencinya." Khalid berkata; "Lalu saya mendekatkan kepadaku, saya memakannya dan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam melihatku dan beliau tidak melarangku."

ahmad:16212

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Abdul Malik] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Harb] yaitu Al Abrasy, berkata; telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Sulaim Abu Salamah] dari [Shalih] yaitu Ibnu Yahya bin Al Miqdam dari [kakeknya, Al Miqdam bin Ma'di Kariba], berkata; kami berperang bersama [Khalid bin Al Walid] pada musim panas lalu sahabat kami kecanduan daging, lalu mereka meminta kepadaku. Mereka berkata; "Apakah anda mengijinkan, jika kami menyembelih seekor unta yang lemah?" Lalu saya menyerahkan kepada mereka dan mereka memerasnya lalu saya berkata; "Tetaplah kalian berada pada tempat kalian, sampai saya mendatangi Khalid dan saya akan menanyakan." (Al Miqdam bin Ma'di Kariba Radliyallahu'anhu) berkata; lalu saya mendatanginya dan menanyakannnya. Dia berkata; kami berperang bersama Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam Perang Khaibar, lalu orang-orang bersegera dalam menyerang kandang-kandang ternak kaum Yahudi, lalu beliau menyuruhku untuk menyerukan: Tunaikanlah shalat berjama'ah, ketahuilah bahwa tidak bakalan masuk surga kecuali orang muslim, lalu bersabda: "Wahai manusia, kalian telah bersegera dalam kandang-kandang milik orang Yahudi. Ketahuilah, sesungguhnya tidak halal harta orang yang berada dalam perjanjian kecuali sesuai haknya. Haram bagi kalian daging keledai jinak, kuda dan bighalnya, semua hewan bertaring dari hewan buas dan setiap burung yang berkuku tajam."

ahmad:16213

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Bahr] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Harb Al Khaulani] telah menceritakan kepada kami [Abu Salamah Al Himshi] dari [Shalih bin Yahya bin Al Miqdam] dari [Ibnu Al Miqdam] dari [kakeknya Al Miqdam bin Ma'di Kariba], berkata; kami berperang bersama [Khalid bin Al Walid] pada musim panas lalu sahabat kami kecanduan daging, lalu mereka berkata; "Apakah kamu mengijinkan kepada kami, jika kami menyembelih seekor unta yang lemah?" (Al Miqdam bin Ma'di Kariba Radliyallahu'anhu) berkata; kontan mereka memerasnya, saya berkata; "Tetaplah kalian berada pada tempat kalian, sampai saya mendatangi Khalid dan saya akan menanyakan tentang hal itu." lalu saya mengabari tentang keadaan para sahabatku, lalu (Khalid bin Al Walid Radliyallahu'anhu) berkata; "Saya berperang bersama Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam Perang Khaibar, lalu orang-orang bersegera dalam menyerang kandang-kandang milik orang Yahudi, " lalu beliau menyuruhku, "Wahai Khalid, serukanlah kepada orang-orang: 'Tunaikanlah shalat dengan berjama'ah, dan tidak akan masuk surga kecuali orang muslim", lalu hal itu saya lakukan. Lantas beliau berdiri ditengah orang-orang dan bersabda: Wahai manusia, bagaimana kalian bisa terburu-buru dalam menyerang kandang-kandang milik orang Yahudi?. Ketahuilah, sesungguhnya tidak halal harta orang yang berada dalam perjanjian kecuali sesuai haknya. Haram bagi kalian daging keledai jinak, kuda dan bighalnya, semua hewan yang bertaring dari hewan buas dan setiap burung yang berkuku tajam."

ahmad:16215

Telah menceritakan kepada kami ['Affan] berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Awanah] dari ['Ashim] dari [Abu Wail] dari ['Azrah bin Qais] dari [Khalid bin Al Walid] berkata; Amirul mukminin berkirim surat kepadaku ketika negeri Syam mendatangkan produksi-produksi pertaniannya, alias dimasa-masa kesuburannya, atau saat menghasilkan produksi madunya, -- ['Affan] ragu kepastian redaksinya hingga terkadang dia berkata; 'Ketika Syam menghasilkan ini dan itu--, lalu dia (Amirul Mukmin) menyuruhku untuk pergi menuju India, sedang India yang dimaksud menurut kami saat itu adalah Basrah. (Khalid bin Al Walid radliyallahu'anhu) berkata; padahal saya sangat membenci negeri itu. Lalu ada seorang laki-laki berkata kepadaku, "Wahai Abu Sulaiman, bertakwalah kepada Allah. Fitnah-fitnah telah muncul". (Khalid bin Al Walid radliyallahu'anhu) berkata; lalu dia berkata; sedangkan Ibnu Al Khattab saat itu masih hidup, dan hal itu terjadi setelahnya. Sedang orang-orang berada pada Dzil Baliyyan, dan Dzil Baliyan adalah di tempat ini dan itu. Lalu ada seorang laki-laki mengamati-amati dan berfikir, apakah dia mendapatkan suatu tempat yang dia singgahi pada saat adanya fitnah dan kejelekan namun tidak juga ia mendapatkannya?. (Khalid bin Al Walid radliyallahu'anhu) berkata; "Itu adalah hari-hari yang telah disebutkan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam tentang tanda-tanda Hari Kiamat yaitu hari pembunuhan, lalu kami berlindung kepada Allah jika kami sampai mendapatinya dan jangan sampai kalian menjumpai hari itu".

ahmad:16217

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Salamah bin Kuhail] berkata; saya telah mendengar [Muhammad bin Abdurrahman] menceritakan dari [Abdurrahman bin Yazid] dari [Al Asytar] berkata; antara Amar dan Khalid bin Al Walid pernah terjadi sebuah perdebatan. Lalu 'Ammar mengadukannya kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, dan beliau bersabda: "Barangsiapa memusuhi 'Ammar, niscaya Allah Azzawajalla memusuhinya. Barangsiapa membuat marah 'Ammar, Allah Azzawajalla akan membuat dia marah. Barangsiapa yang mencelanya niscaya Allah Azzawajalla akan mencelanya". Lalu Salamah berkata; demikian atau semisalnya.

ahmad:16218

Telah menceritakan kepada kami Abdullah berkata; saya membacakan di hadapan bapakku hadis ini, telah menceritakan kepada kami ['Abbad bin 'Abbad] dari [Ibnu Abu 'Adi] dari [Ibnu 'Aun] dari [Makhul] sesungguhnya 'Uqbah berkata; Ibnu Abu 'Adi menemui [Maslamah bin Mukhallid] di Mesir, dan antara dia dengan penjaga ada pembatas, lalu dia mendengar suaranya, maka dia diijinkan lalu berkata; sesungguhnya saya tidak mendatangimu dalam rangka mengunjungi tapi saya mendatangimu karena ada suatu keperluan, "Apakah kau ingat pada hari 'Abbad berkata dalam hadis nya, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: 'Barangsiapa yang mengetahui dari saudaranya suatu kejelekan lalu dia menutupinya, niscaya Allah Azzawajalla akan menutupinya pada Hari Kiamat'."Maka dia menjawab, "Ya." (Ibnu Abu 'Adi RH) berkata; "Karena hal itulah saya datang." [Ibnu Abu 'Adi] berkata; dalam hadis nya, "'Uqbah bin 'Amir menuju Maslamah bin Mukhallid, waktu itu adalah seorang Amir di Mesir.

ahmad:16347

Telah menceritakan kepada kami [Al Hakim bin Nafi'] berkata; telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin 'Ayyasy] dari [Ibrahim bin Sulaiman] dari [Al Walid bin Abdurrahman Al Jurasyi] dari [Jubair bin Nufair] sesungguhnya [Salamah bin Nufail] mengabari mereka sesungguhnya dia mendatangi Nabi Shallallahu'alaihiwasallam lalu berkata; "Saya telah bosan dengan kuda dan senjata telah saya buang. Peperangan telah terhenti dan saya katakan sudah tidak ada perang." Kontan Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda kepadanya, "Sekarang telah datang peperangan, akan ada dari sekelompok orang dari umatku, mereka selalu menghadapi manusia yang menghalanginya, Allah akan mengangkat hati kaum (membutakan hatinya), lalu (kaum-kaum itu) memerangi mereka dan Allah memberi rizqi kepada mereka melalui kaum yang dibutakan hatinya itu sampai datang keputusan Allah Azzawajalla dan mereka tetap dalam keadaan seperti itu. Ketahuilah, sesungguhnya benteng pertahanan orang mukmin adalah Syam, dan kuda terdapat pada ubun-ubun mereka kebaikan sampai Hari Kiamat."

ahmad:16351

Telah menceritakan kepada kami [Suraij bin An-Nu'man] berkata; telah menceritakan kepada kami [Baqiyyah] dari [Abu Bakar bin Abdullah] dari [Habib bin 'Ubaid Ar Rahabi] dari [Ghudlaif Al Harits] berkata; Abdul Malik bin Marwan mengutus kepadaku lalu berkata; "Wahai Abu Asma`, sesungguhnya kami telah mengumpulkan orang-orang atas dua hal, " (Ghudlaif Al Harits radliyallahu'anhu) berkata; "Apa dua hal itu?" Dia menjawab, "Mengangkat tangan di atas mimbar pada Hari Jumat dan membaca kisah setelah subuh dan asar." Maka (Ghudlaif Al Harits radliyallahu'anhu) berkata; "Sesungguhnya keduanya adalah contoh bid'ah kalian menurutku, saya tidak melaksanakannya." Dia bertanya, "Kenapa?" (Ghudlaif Al Harits radliyallahu'anhu) menjawab, "Karena Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: 'Tidaklah sebuah kaum melakukan sebuah bid'ah kecuali pasti akan ada sunnah yang hilang. Berpegang teguh dengan sunah adalah lebih baik daripada melakukan hal yang bid'ah."

ahmad:16356

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Bahr] berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Himyar Al Himsyi] berkata; telah menceritakan kepada kami [Tsabit bin Ajlan] berkata; saya telah mendengar [Abu Katsir Al Muharibi] berkata; saya telah mendengar [Kharasyah bin Al Hur] berkata; saya mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Akan ada fitnah setelahku, orang yang tidur ketika itu lebih baik dari pada orang yang terjaga. Orang yang duduk lebih baik daripada orang yang berdiri. Orang yang berdiri lebih baik daripada orang yang berjalan. Jika dia didatangi, maka berjalanlah dengan pedangnya menuju ke batu yang licin dan bantinglah pedangnya di batu sampai patah, lalu berbaringlah menghadap batu itu sampai fitnah itu tampak."

ahmad:16360

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Mughirah] berkata; telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Al Ghaz] berkata; telah bercerita kepadaku [Abu Nadlr] berkata; [Watsilah bin Al Asqa'] memanggilku dan waktu itu telah buta, lalu berkata; "Wahai, Khabbab? Bawalah saya pada Yazid bin Al Aswad Al Jurasyi", lalu dia menyebutkan hadis lalu berkata; "Berilah kabar gembira, sesungguhnya saya mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda dari Allah Azzawajalla, "Saya berada pada persangkaan hamba-Ku, maka berprasangkalah dengan-Ku sekehendaknya."

ahmad:16365

Telah menceritakan kepada kami ['Isham bin Khalid] dan [Abu Al Mughirah] berkata; telah menceritakan kepada kami [Hariz bin 'Utsman] berkata; saya telah mendengar [Abdul Wahid bin Abdullah An-Nasri] berkata; saya mendengar [Watsilah bin Al Asqa'] berkata; Nabiyullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: " Yang termasuk kedustaan yang paling besar adalah: seorang laki-laki yang menasabkan dirinya kepada selain bapaknya, mengatakan dirinya bermimpi padahal tidak, dan berkata mengatasnamakan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam suatu hal yang beliau tidak mengatakannya."

ahmad:16366

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yazid] berkata; telah menceritakan kepada kami [Sa'id] yaitu Ibnu Abu Ayyub berkata; telah bercerita kepadaku [Muhammad bin Ajlan] berkata; saya telah mendengar [Nadlr bin Abdurrahman bin Abdullah] berkata; saya telah mendengar [Watsilah bin Al Asqa'] berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Yang termasuk kedustaan yang paling besar adalah: Orang yang mengada-ada perkataan atas namaku apa yang tidak saya katakan, seseorang yang mengaku-ngaku bermimpi padahal tidak, Orang yang menasabkan diri kepada selain bapaknya."

ahmad:16369

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Mus'ab] berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Auza'i] dari [Syaddad Abu 'Ammar] berkata; saya menemui [Watsilah bin Al Asqa'] saat itu di sisinya ada suatu kaum, lalu mereka menyebutkan Ali. Tatkala mereka berdiri, dia berkata kepadaku, "Maukah saya beritahukan dengan apa yang telah saya lihat dari Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam?" saya menjawab, Ya. (Watsilah bin Al Asqa' Radliyallahu'anhu) berkata; "Saya mendatangi Fathimah Radliyallahu'anha, saya bertanya tentang Ali." Maka dia menjawab, "Dia sedang menuju ke Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam lalu saya duduk dan menunggunya sampai Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam datang bersama Ali, Hasan dan Husain 'alaihimussalam, " masing-masing beliau gandeng tangannya sampai masuk lalu Ali mendekati Fatimah dan Rasul mendudukkan hasan dan Husain di hadapan beliau. Dia mendudukkan Hasan dan Husain pada lutut beliau lalu beliau melipat pakaiannya pada mereka, " atau berkata; "Kain." Lalu beliau membaca ayat, "Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, Hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya." dan bersabda: "Ya Allah, mereka adalah Ahli Baitku, dan Ahli Baitku-lah yang paling berhak."

ahmad:16374

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ishaq] berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Lahi'ah] dari ['Ayyasy bin 'Abbas] dari [Syiyaim bin Baitan] berkata; Maslamah bin Mukhallad berada pada dataran rendah, berkata; lalu dia mengangkat [Ruwaifi' bin Tsabit Al Anshari] sebagai pimpinan. Kami melakukan perjalanan bersamanya dari Syarik ke Kaum 'Alqam atau dari Kaum 'Alqam ke Syarik. Ruwaifi' bin Tsabit Al Anshari berkata; "Kami pernah berperang pada masa Nabi Shallallahu'alaihiwasallam sehingga salah seorang dari kami mengambil unta saudaranya padahal bagian untuknya hanyalah setengah dari rampasan itu." (Ruwaifi' bin Tsabit Al Anshari radliyallahu'anhu) berkata; "Sampai ada pada salah seorang dari kami memiliki busur dan yang lainnya memiliki anak panah dan tali busur." (Maslamah bin Mukhallad radliyallahu'anhu) berkata; lalu Ruwaifi' bin Tsabit berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda kepadaku, "Wahai Ruwaifi', sepertinya hidupmu akan panjang, maka tolong kabarkanlah kepada orang-orang, bahwa barangsiapa mengikat jenggotnya atau dia menggantungkan tali pada lehernya dalam jumlah ganjil, atau dia bersuci dengan kotoran tunggangan atau tulang, berarti dia telah berlepas diri dari wahyu yang Allah turunkan kepada Muhammad Shallallahu'alaihiwasallam."

ahmad:16381

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ibrahim] berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Jurairi] dari [Abdullah bin Syaqiq] dari [Ibnu Hawalah] berkata; saya telah mendatangi Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam saat itu beliau sedang duduk di bawah pohon yang besar dan disamping beliau ada seorang penulis yang membacakan di hadapan beliau. Lalu dia (penulis Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam) berkata; "Maukah saya tulis kamu, Wahai Ibnu Hawalah?." Saya menjawab, "Saya tidak tahu. Apa yang Allah dan Rasul-Nya pilihkan untukku?, " lalu dia berpaling dariku. [Isma'il] berkata pertama kami, "Kami akan menulismu, Wahai Ibnu Hawalah, " lalu saya berkata; "Saya tidak tahu saya harus menulis apa, Wahai Rasulullah?, " lalu beliau berpaling dariku, beliau merendahkan kepalanya pada penulisnya dan mendiktekannya, lalu bersabda: "Maukah saya menulismu, Wahai Ibnu Hawalah?." Saya menjawab, "Saya tidak tahu. Apa yang Allah dan Rasul-Nya pilihkan untukku, " lalu beliau berpaling dariku dan merendahkan kepalanya pada penulisnya dan mendiktekannya (Ibnu Hawalah radliyallahu'anhu) berkata; lalu saya melihatnya, ternyata di dalam tulisan ada 'Umar, lalu saya berkata; "Umar tidak ditulis kecuali dalam kebaikan, " lalu beliau bersabda: "Apakah kami menulismu, Wahai Ibnu Hawalah?." Saya menjawab, Ya. lalu beliau bertanya, "Apa yang akan kau lakukan jika ada fitnah yang keluar dari ujung bumi seperti tanduk sapi?." Saya menjawab, "Saya tidak tahu, Allah dan Rasul-Nya tidak memilihku." Beliau bertanya, "Apa yang akan kau lakukan pada fitnah yang lain yang keluar setelahnya, fitnah yang pertama seolah-olah lompatan kelinci?." Saya menjawab, "Saya tidak tahu, Allah dan Rasul-Nya tidak memilihku." Beliau bersabda: "Ikutlah kalian ini", waktu itu ada seorang laki-laki yang sedang meninggalkan mereka. (Ibnu Hawalah radliyallahu'anhu) berkata; "Saya berangkat dan saya mengejarnya lalu saya memegang kedua pundaknya, lalu saya arahkan wajahnya kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, lalu saya bertanya, 'Apakah ini? '" beliau menjawab, Ya. (Ibnu Hawalah radliyallahu'anhu) berkata; "Ternyata dia adalah 'Utsman bin 'Affan Radliyallahu'anhu."

ahmad:16390

Telah menceritakan kepada kami [Haiwah bin Syuraih] dan [Yazid bin Abdurabbihi] berkata; telah menceritakan kepada kami [Baqiyyah] berkata; telah bercerita kepadaku [Bahir bin Sa'ad] dari [Khalid bin Ma'dan] dari [Abu Qutailah] dari [Ibnu Hawalah] sesungguhnya dia berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Saat itu akan terjadi tentara-tentara yang berkelompok-kelompok. Tentara yang berada di Syam, Tentara yang berada di Yaman, dan Tentara yang berada di Iraq." Ibnu Hawalah berkata; "Pilihkan untukku, Wahai Rasulullah, jika saya menjumpai hal itu!." Beliau bersabda: "Bergabunglah di Syam, karena di sana ada hamba-hamba Allah yang terpilih. Jika kalian tidak bisa, maka pergilah ke Yaman. Berilah air dari kolam kalian, sesungguhnya Allah Azzawajalla telah menyerahkan Syam dan penduduknya kepadaku."

ahmad:16391

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Bahr] berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Himyar Al Himsyi] berkata; telah menceritakan kepada kami [Tsabit bin Ajlan] berkata; saya telah mendengar [Abu Katsir Al Muharibi] berkata; saya mendengar [Kharasyah] berkata; saya mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Akan ada fitnah setelahku, orang yang tidur ketika itu lebih baik dari pada orang yang terjaga. Orang yang duduk lebih baik daripada orang yang berdiri. Orang yang berdiri lebih baik daripada orang yang berjalan. Siapa saja yang menemui fitnah itu, berjalanlah dengan pedangnya menuju ke batu yang licin, dan bantinglah pedangnya sampai pecah, lalu berbaringlah menghadap batu itu sampai fitnah itu tampak."

ahmad:16396

Telah menceritakan kepada kami [Ya'la] dan [Muhammad] anak laki-laki 'Ubaid berkata; Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ishaq] dari [Muhammad bin Ibrahim] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman] dari [Zaid bin Khalid Al Juhani] berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Seandainya tidak karena memberatkan." Muhammad berkata dengan redaksi, "Seandainya tidak memberatkan umatku, niscaya saya akan mengakhirkan shalat isya' sampai sepertiga malam dan saya memerintahkan mereka untuk bersiwak setiap shalat."

ahmad:16418

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Shalih bin Kaisan] dari ['Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah] dari [Zaid bin Khalid Al Juhani] berkata; Ada seorang laki-laki yang melaknat ayam jago yang berkokok di samping Nabi Shallallahu'alaihiwasallam. lalu Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Janganlah kamu melaknatnya, sebab jago itu memanggil untuk shalat." Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] Telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Shalih bin Kaisan] dari ['Ubaidullah bin Abdullah] dari [Zaid bin Khalid] berkata; Nabi Shallallahu'alaihiwasallam shalat subuh bersama kami di Hudaibiyah setelah hujan, lalu menyebutkan hadi secara lengkap.

ahmad:16420

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] dan [Ibnu Bakar] berkata; telah memberitakan kepada kami [Ibnu Juraij] berkata; saya telah mendengar [Abu Sa'id Al A'ma] mengabarkan dari [seorang laki-laki] yang bernama As-Sa`ib, budak orang-orang Persi. [Ibnu Bakar] berkata; budak orang Persi dan [Hajjaj] berkata; budak salah seorang Persi, dari [Zaid bin Khalid], 'Umar bin Al Khattab sang khalifah melihat dia shalat dua rekaat setelah ashar, khalifah kontan mendatanginya dan memukulnya dengan tongkat, dan tetap shalat saja tanpa mempedulikannya. Setelah selesai, Zaid berkata; "Wahai Amirul Mukminin, demi Allah saya tidak akan meninggalkannya selamanya setelah saya melihat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam melakukannya." (Zaid bin Khalid Al Juhani Radliyallahu'anhu) berkata; lalu 'Umar mendatanginya. Lalu dia berkata; "Wahai Zaid bin Khalid, seandainya saya tidak takut orang-orang mengambil sebagai sarana shalat sampai malam, maka saya tidak memukul karenanya."

ahmad:16421

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] berkata; Telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari ['Ubaidullah bin Abdullah] dari [Abu Hurairah] dan [Zaid bin Khalid Al Juhani], ada seorang laki-laki mendatangi Nabi Shallallahu'alaihiwasallam lalu berkata; "Anak saya adalah disewa orang ini, lalu dia berzina dengan istrinya, lantas mereka mengabariku bahwa anakku harus di rajam. Lalu saya menebusnya dengan seorang budak wanita dan seratus kambing, lalu ahli ilmu mengabarkan kepadaku bahwa anak saya harus dicambuk seratus kali dan diasingkan selama satu tahun sedang sang wanita tersebut dirajam, " saya (Zaid bin Khalid Al Juhani Radliyallahu'anhu) menyangka dia berkata; "Putuskanlah dengan kitabullah!" Lalu Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, saya akan memutuskan kepada kalian berdua dengan kitab Allah. Kambing dan budak wanita itu dikembalikan kepadamu, sedang anakmu dicambuk seratus kali dan diasingkan selama satu tahun, " lalu dikatakan kepada seorang dari Bani Aslam yang bernama Unais, "Bangunlah Wahai Unais, dan tanyalah wanita itu, jika dia mengakuinya maka rajamlah."

ahmad:16423

Telah menceritakan kepada kami [Yazid] Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Abu Khalid] dari [Qais bin Abu Hazim] dari [Abu Mas'ud] berkata; telah datang seorang laki-laki kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam lalu berkata; "Wahai Rasulullah, demi Allah, sesungguhnya saya akan memperlambat shalat subuh karena saya khawatir kepada seseorang, " yaitu imam mereka (yang biasanya shalat terlalu panjang). (Abu Mas'ud Radliyallahu'anhu) berkata; " Dan saya tidak pernah melihat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam lebih marah saat memberi nasehatnya daripada ketika itu." Lalu bersabda: "Wahai manusia, sesungguhnya diantara kalian ada orang yang membuat orang kabur. Siapa saja diantara kalian yang memimpin shalat orang-orang maka ringankanlah, karena di dalamnya ada orang yang lemah, orang yang telah tua dan orang yang punya keperluan."

ahmad:16448

Telah menceritakan kepada kami [Husyaim bin Kharijah] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin 'Ayasy] dari [Rasyid bin Daud As-Shan'ani] dari [Abu Al Asy'ats As-Shan'ani] sesungguhnya dia berangkat ke Masjid Damaskus pada tengah hari dalam berjalan. lalu dia bertemu dengan [Syaddad bin Aus] dan As-Shunabihi bersamanya, lalu saya (Syaddad bin Aus Radliyallahu'anhu) bertanya, "Kemana kalian hendak pergi, semoga Allah merahmati kalian." Mereka berdua menjawab, "Kami hendak kesini, karena saudara sakit, kami hendak menjenguknya, " saya berangkat bersama mereka berdua sampai kami bertemu dengan orang itu." Lalu mereka berdua berkata kepadanya, "Bagaimana kabarmu pagi ini?" dia menjawab, "Saya pagi ini dalam keadaan nikmat." Lalu Syadad berkata kepadanya, "Berilah kabar gembira dengan pelebur kejelekkan dan penghapus kesalahan. Sesungguhnya saya mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: 'Allah Azzawajalla berfirman, Aku jika menguji seorang hamba dari hamba-Ku yang beriman, lalu dia memuji-Ku atas apa yang Aku timpakan kepadanya, sesungguhnya dia bangun dari tempat tidurnya sebagaimana dia saat dari ibunya, dari kesalahan." Rabb AzzaWaJalla berfirman, "Aku telah menahan hamba-Ku (dari amal shalih), maka berilah dia ganjaran sebagaimana kalian memberinya ganjaran dikala dia sehat."

ahmad:16496

Telah menceritakan kepada kami [Hammad bin khlaid Al Khayyath] telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah] yaitu Ibnu Shalih, dari [Yunus bin Saif] dari [Al Harits bin Ziyad] dari [Abu Ruhm] dari [Al 'Irbadl bin Sariyah] berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam memanggilku untuk sahur pada Ramadlan lalu beliau bersabda: "Marilah kita menikmati makanan yang berbarakah ini."

ahmad:16520

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Mahdi] dari [Mu'awiyah] yaitu Ibnu Shalih, dari [Yunus bin Saif] dari [Al Harits bin Ziyad] dari [Abu Ruhm] dari [Al 'Irbadl bin Sariyah As-Sulami] berkata; saya telah mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam memanggil kami untuk sahur pada bulan Ramadlan, "Marilah kalian menikmati makanan yang berbarakah ini." Saya mendengar beliau membaca, "Ya Allah, ajarilah Mu'awiyah kitabullah, ilmu hisab dan jagalah dia dari siksaan."

ahmad:16526

Telah menceritakan kepada kami ['Affan] telah menceritakan kepada kami [Abu Khalaf, Musa bin Khalaf] yang dianggap di Al Budala`, telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Abu Katsir] dari [Zaid bin Sallam] dari [kakeknya Mamthur] dari [Al Harits Al Asy'ari] sesungguhnya Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: " Allah Azzawajalla memerintahkan Yahya bin Zakariya 'alaihissalam dengan lima kalimat agar diamalkan, dan memerintahkan Bani Isra`il agar mereka mengamalkannya. Namun Yahya hampir saja memperlambatnya. Lalu 'Isa berkata kepadanya, 'Sesungguhnya kamu kamu diperintahkan dengan lima kalimat, agar kamu mengamalkannya, juga kamu perintahkan kepada Bani Isra`il mengamalkannya. Sekarang kamu yang menyampaikan, atau saya yang menyampaikannya.' Lalu dia berkata; 'Wahai saudaraku, sesungguhnya saya takut jika kamu mendahuluiku niscaya saya akan disiksa atau ditenggelamkan'." (Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam) bersabda: "lalu Yahya mengumpulkan Bani Isra`il di Baitul Maqdis, sampai masjid itu menjadi penuh, dia duduk pada tempat imam, memuji Allah dan berkata; 'Allah Azzawajalla telah memerintahkan kepadaku agar mengamalkan lima hal dan agar kalian juga mengamalkannya. Yang pertama adalah: kalian menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun. Permisalan hal itu adalah sebagaimana seseorang yang membeli seorang budak dari hartanya dengan sejumlah uang atau dari emas, sialnya budak itu bekerja dan mengerjakan pekerjaanya kepada selain tuannya, maka siapa yang merasa senang dengan hal itu?. Sesungguhnya Allah Azzawajalla telah menciptakan kalian, memberi rizki kepada kalian, sembahlah Dia dan janganlah kalian menyekutukan dengan sesuatupun. Saya perintahkan kepada kalian untuk shalat. Sesungguhnya Allah Azzawajalla menghadapkan wajah-Nya kepada wajah hamba-Nya, selama dia tidak menoleh. Jika kalian shalat, janganlah kalian menoleh. Saya perintahkan kepada kalian untuk berpuasa, permisalah hal itu adalah sebagaimana seseorang yang membawa sebotol minyak wangi pada sekelompok orang semunya merasakan bau wangi tersebut. Bau harum mulut orang yang sedang berpuasa di sisi Allah itu lebih harum daripada bau kasturi. Saya perintahkan kepada kalian untuk bersedekah. Sesungguhnya permisalan hal itu adalah seseorang yang ditawan musuh, lalu dia mengikatnya kedua tangannya pada lehernya, dan diletakkan di hadapannya untuk dibunuh. Lalu dia mengajukan penawaran, 'Apakah kalian mau jika saya menebus diri saya dari kalian? ' Lalu dia menebus dirinya dengan sesuatu yang sedikit dan yang banyak sehingga dirinya bisa bebas. Saya perintahkan kepada kalian untuk berdzikir kepada Allah Azzawajalla yang banyak. Permisalan hal itu adalah sebagaimana seseorang yang musuhnya mengejarnya dengan cepat lalu dia mendapatkan benteng yang kokoh, dijadikannya benteng itu untuk tempat berlindung. Sesungguhnya seorang hamba akan lebih dapat terjaga dari setan jika dia dalam keadaan berdzikir kepada Allah Azzawajalla." (Al Harits Al Asy'ari Radliyallahu'anhu) berkata; lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Saya perintahkan kalian dengan lima hal yang Allah telah perintahkan kepadaku: jama'ah, mendengar, taat, hijrah dan jihad di jalan Allah. Barangsiapa yang keluar dari jama'ah satu jengkal, maka dia telah melepaskan perjanjian Islam dari lehernya sampai dia kembali. Barangsiapa yang memanggil dengan panggilan jahiliyyah, maka dia termasuk bangkai Jahannam." Mereka berkata; "Wahai Rasulullah, walaupun dia berpuasa dan shalat?." Beliau bersabda: "Walaupun dia berpuasa dan shalat dan beranggapan bahwa dirinya adalah seorang muslim. Panggillah kaum muslimin dengan nama-nama yang Allah Azzawajalla menamakan mereka yaitu 'muslimin dan mukminin dan hamba Allah Azzawajalla'."

ahmad:16542

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Abu 'Abbas] telah menceritakan kepada kami [Baqiyyah] telah menceritakan kepada kami [Bahir bin Sa'ad] telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Ma'dan] dari [Al Miqdam bin Ma'di Karib] sesungguhnya telah mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Tidaklah salah seorang dari kalian bisa menyantap makanan yang lebih dicintai oleh Allah Azzawajalla daripada santapan yang dihasilkan dari usaha kedua tangannya."

ahmad:16552

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ghailan] telah menceritakan kepada kami [Al Mufadlal bin Fadlalah] telah menceritakan kepadaku ['Ayyas bin 'Abbas] dari [Abu Al Hushain Al Haitsam bin Syufai] sesungguhnya telah mendengarnya, berkata; saya bersama sahabatku yang bernama [Abu 'Amir] keluar seseorang dari Ma'afir untuk shalat di 'Iliya', dia adalah seorang ahli kisah, seseorang dari Azd yang bernama [Abu Raihanah] dari kalangan sahabat, Abu Hushain berkata; "Lalu sahabat saya mendahuluiku, ke masjid, saya pun menemuinya, lalu saya duduk di sampingnya, dan dia bertanya kepadaku, "Apakah kamu mendapatkan kisah Abu Raihanah?" saya menjawab, "Tidak." Lalu dia berkata; saya mendengarnya berkata; "Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam melarang mengikir gigi, mentato, mencukur alis, seorang laki-laki yang tidur dengan laki-laki lainnya tanpa dengan pakaian. Seorang wanita yang tidur dengan wanita lainnya dalam satu selimut. Seorang laki-laki yang menjadikan bagian bawah pakaiannya dari sutra sebagaimana orang terkenal atau dia menaruhkannya pada kedua pundaknya sebagaimana orang asing, merampok dan menaiki kendaraan yang terbuat dari kulit macan dan memakai cincin kecuali penguasa."

ahmad:16577

Telah menceritakan kepada kami [Husain bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin 'Ayyasy] dari [Humaid Al Kindi] dari ['Ubadah bin Nusay] dari [Abu Raihanah] sesungguhnya Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Barangsiapa yang menisbahkan kepada sembilan bapak yang kafir karena menghendaki kegagahan dan kemuliaan maka dia adalah orang yang ke sepuluh di neraka.

ahmad:16580

Telah menceritakan kepada kami [Zaid bin Al Habhab] berkata; telah menceritakan kepadaku [Abdurrahman bin Syuraikh] berkata; saya telah mendengar [Muhammad bin Sumair Ar-Ru'aini] berkata; saya telah mendengar [Abu 'Amir At-Tujibi] bapakku berkata; dan yang lainnya berkata; Al Janabi yaitu selain Zaid Abu Ali yaitu Al Janabi berkata; saya telah mendengar [Abu Raihanah] berkata; "Kami bersama Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dalam suatu peperangan, pada suatu malam kami mendatangi ke suatu tempat yang agak tinggi, lalu kami bermalam disitu. Kami merasakan kedinginan yang sangat, sampai saya melihat ada orang yang menggali lobang pada tanah lalu dia jadikan untuk berdiam diri, dan dia letakkan hajfah atau tamengnya diatas lubang itu." Tatkala Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam melihat hal itu, beliau memanggil, "Siapa yang hendak menjaga kami pada malam itu, dan saya akan mendoakannya dengan doa yang berisikan keutamaan!, lalu ada seorang laki-laki anshar berkata; "Saya Wahai Rasulullah." lalu beliau bersabda: "Siapakah kamu", lalu orang Anshar itu menyebutkan namanya, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam membuka dengan do'a, dengan banyak doa. Abu Raihanah berkata; "Tatkala saya mendengar doa yang dipanjatkan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, saya berkata; 'Saya akan ikut." Beliau bersabda: "Mendekatlan, " Saya pun mendekat, beliau bertanya, "Siapakah kamu?". Dia berkata; "Saya Abu Raihanah, " lalu beliau berdoa dengan doa yang lain dengan doa kepada orang Anshar. Beliau bersabda: "Diharamkan neraka atas mata yang menetes atau menangis karena takut kepada takut Allah dan diharamkan neraka atas mata yang berjaga di jalan Allah, " atau berkata; "Atau diharamkan pada neraka atas mata lain (yang disebut nabi pada kali ketiga) yang tidak didengar Muhammad bin Sumair dan yang lainnya berkata; yaitu selain Zaid Abu Ali Al Janabi.

ahmad:16581

Telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin Muslim] berkata; saya mendengar [Ibnu Jabir] berkata; telah menceritakan kepadaku [Busr bin 'Ubaidullah Al Hadrami], ia mendengar [Watsilah bin Al Asqa'] sahabat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam berkata; telah menceritakan kepadaku [Abu Martsad Al Ghanawi] mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Janganlah shalat ke arah kubur dan janganlah kalian duduk di atasnya."

ahmad:16583

Telah menceritakan kepada kami [Haiwah bin Syuraih] dan [Yazid bin Abdu Rabbihi] berkata; telah menceritakan kepada kami [Baqiyyah bin Al Walid] telah menceritakan kepadaku [Bahir bin Sa'ad] dari [Khalid bin Ma'dan] telah menceritakan kepada kami [Jubair bin Nufair] sesungguhnya ['Umar Al Juma'i] menceritakannya, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Jika Allah menghendaki kebaikan pada seorang hamba, niscaya Allah menjadikannya sebagai pemimpin sebelum meninggalnya, " lalu ada seorang laki-laki dari kaumnya yang bertanya, 'Apa yang dimaksud dengan menjadikannya pemimpin? ', dia berkata; "Allah Azzawajalla menunjukinya kepada amal shalih sebelum matinya lalu dia meninggal dalam keadaan demikian."

ahmad:16585

Telah mengabarkan kepada kami [Ya'qub] berkata; telah menceritakan kepada kami [bapakku] dari [Shalih bin Kaisan] [Ibnu Syihab] berkata; telah menceritakan kepadaku [Abdurrahman bin Abdullah bin Ka'ab bin Malik] sesungguhnya dia mengabarinya [sebagian yang menyaksikan Nabi Shallallahu'alaihiwasallam] di Khaibar, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda kepada seorang laki-laki yang bersamanya, "Orang ini termasuk dari penduduk neraka. Tatkala datang pertempuran yang sangat dahsyat, orang itu berperang dengan sangat gigihnya sampai banyak lukanya, lalu beberapa sahabat Nabi Shallallahu'alaihiwasallam mendatanginya." Mereka katakan, "Wahai Rasulullah, bagaimana anda mengatakan bahwa orang yang anda sebutkan adalah dari penduduk neraka, demi Allah dia telah berperang di jalan Allah dengan perang yang dahsyat dan banyak sekali lukanya." Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Dia termasuk penduduk neraka, dan sebagian orang ragu, tatkala mereka dalam keadaan demikian, lalu seorang laki-laki itu merasakan sakitnya, lalu laki-laki itu mengulurkan tangannya ke tempat panahnya dari kulit, dia mencabut panah dari kulit itu, dan dia membunuh dirinya sendiri. Beberapa orang kaum muslimin kontan mendatangi Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dan berkata; "Wahai Nabiyullah, Allah telah membenarkan perkataan anda. Fulan telah membunuh dirinya sendiri."

ahmad:16586

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Daud] telah menceritakan kepada kami [Zuhair] dari [Hushain bin Abdurrahman As-Sulami] berkata; saya berada di samping ['Imarah bin Ruwaibah] dan Bisyr berkhutbah kepada kami, tatkala berdoa, dia mengangkat kedua tangannya, lalu Imarah berkata; "Semoga Allah menjelekkan kedua tangan itu, saya telah melihat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam berkhutbah, jika berdo'a hanya mengangkat jari telunjuknya satu saja."

ahmad:16591

Telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dua kali berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Za'ra`, 'Amr bin 'Amr] dari [pamannya, Abu Al Ahwash] dari [Bapaknya] berkata; saya mendatangi Nabi Shallallahu'alaihiwasallam lalu beliau mempertajam penglihatannya dan membenarkannya dan bersabda: "Betulkah kamu si pemilik unta, atau si pemilik kambing?." Dia menjawab, "Dari kedua hal itu, Allah telah memberiku dengan jumlah yang banyak dan bagus." Beliau bersabda: "Bukankah kambing itu menghasilkan keturunan atau anak dengan mata dan telinga yang sempurna (lengkap) lantas engkau memotong telinganya dan kamu mengatakan telinga itu putus sendiri?, Lalu Sufyan mengucapkan suatu ucapan yang tidak bisa saya pahami dan berkata; "Duhai malang telinga yang dipotong, padahal hasta Allah dan gunting Allah adalah lebih tajam. Seandainya Allah berkehendak, niscaya Dia akan mendatangkan kepada kalian dalam keadaan terpotong telinganya." Saya (Ayah Abul ahwash Radliyallahu'anhu) berkata; "Kepada siapa anda menyeru?." Beliau menjawab, "Kepada Allah dan menyambung silaturrahim, " saya berkata; "Telah datang seorang dari Bani pamanku lalu saya bersumpah untuk tidak memberikan kepadanya lalu saya memberikannya, " Beliau bersabda: "Bayarlah kafarat sumpahmu dan lakukan mana yang baik. Bagaimana pendapatmu, jika kamu memiliki dua budak yang satunya menaatimu, tidak berkhianat, tidak mendustakan, sedangkan yang lainnya berkhianat dan berdusta kepadamu?." (Ayah Abul ahwash radliyallahu'anhu) berkata; "Tentu yang tidak berkhianat dan tidak berdusta denganku itu lebih saya sukai." Beliau bersabda: "Demikiah juga kalian di sisi Rab Azzawajalla."

ahmad:16594

Telah menceritakan kepada kami ['Utsman bin 'Umar] telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Ja'far] berkata; saya telah mendengar ['Umarah bin Huzaimah] menceritakan dari ['Utsman bin Hunaif], ada seorang buta mendatangi Nabi Shallallahu'alaihiwasallam lalu berkata; "Berdo'alah kepada Allah agar menyembuhkanku." Beliau bersabda: "Jika kamu mau, saya akan mendo'akan untukmu dan jika kamu mau saya akan menangguhkan doaku dan itu lebih baik bagimu." Lalu orang itu berkata; "Berdo'alah, " lalu beliau menyuruh agar orang itu berwudlu dengan baik lalu shalat dua rekaat. Lalu berdo'a dengan do'a: "Ya Allah, sesungguhnya saya meminta kepada-Mu, saya menghadapkan kepada-Mu dengan nabi-Mu, Muhammad, nabi Yang Maha Penyayang, Wahai Muhammad, sesungguhnya saya bertawajjuh dengan perantaraanmu kepada Rabku pada kebutuhanku ini, maka putuskanlah kepadaku. Ya Allah, sembuhkanlah bagiku."

ahmad:16604

Telah menceritakan kepada kami [Rouh] berkata; telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Ja'far Al Madini] berkata; saya mendengar ['Umarah bin Huzaimah bin Tsabit] menceritakan dari ['Utsman bin Hunaif], Ada seorang buta mendatangi Nabi Shallallahu'alaihiwasallam lalu berkata; "Wahai Nabiyullah, berdo'alah kepada Allah agar menyembuhkanku." Beliau bersabda: "Jika kamu berkenan, saya akan menangguhkan doaku dan itu lebih utama bagi akhiratmu. Dan jika kamu berkenan, saya akan mendoakan untukmu" Lalu orang itu berkata; "Tidak, tapi do'alah untukku, " lalu beliau menyuruh agar orang itu berwudlu lalu shalat dua rekaat. Lalu berdo'a dengan do'a: "Ya Allah, sesungguhnya saya meminta kepada-Mu, saya bertawajjuh kepada-Mu dengan perantaraan nabi-Mu, Muhammad Shallallahu'alaihiwasallam, nabi Yang Maha Penyayang, Wahai Muhammad, sesungguhnya saya telah mengarahkan denganmu kepada Rabku pada kebutuhanku ini, dan kamu meminatkan kesembuhan untukku." ('Utsman bin Hunaif Radliyallahu'anhu) berkata; "Lalu orang itu membaca itu terus, " Di kemudian hari orang itu mengatakan, "Seingatku ketika itu ada kalimat 'dengan harapan engkau bisa menolongku melalui doamu', " ('Utsman bin Hunaif Radliyallahu'anhu) berkata; "Lalu laki-laki itu melakukannya dan sembuh." Telah menceritakan kepada kami [Mu`ammal] berkata; telah menceritakan kepada kami [Hammad] yaitu Ibnu Salamah berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Ja'far Al khathmi] dari ['Umarah bin Huzaimah bin Tsabit] dari ['Utsman bin Hunaif], ada seorang laki-laki mendatangi Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, dia seorang buta. Lalu menyebutkan hadits secara lengkap.

ahmad:16605

Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] telah menceritakan kepada kami [bapakku] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] telah menceritakan kepadaku [Ja'far bin Amru bin Umayyah] bahwa [Bapaknya] berkata, "Saya melihat Rasulullah sedang memotong pundak kambing lalu beliau diajak untuk menunaikan shalat, maka beliau pun menanggalkan pisaunya (untuk memenuhi panggilan shalat) dengan tanpa berwudlu."

ahmad:16612

Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] ia berkata, telah menceritakan kepada kami [bapakku], dari [Ibnu Syihab] dari [Ja'far bin Amru bin Umayyah] dari [Bapaknya] dia berkata, "Saya pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam makan dan memotong pundak kambing, kemudian beliau diseru untuk menunaikan shalat, maka beliau pun shalat sedang beliau tidak berwudlu."

ahmad:16613

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Bisyr] dia berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Amru] dia berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Katsir] mantan budak Al Laitsiyyin, dari [Muhammad bin Abdullah bin Jahsy], bahwa seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata, "Wahai Rasulullah, apakah ganjaran untukku jika aku dibunuh di jalan Allah?" Beliau menjawab, "Surga." Kemudian ketika beliau berpaling, beliau bersabda: "Kecuali utang, tadi Jibril 'Alaihis Salam telah memberitahukannya kepadaku."

ahmad:16616

Telah menceritakan kepada kami [Khalaf bin Walid] telah menceritakan kepada kami [Abbad bin Abbad] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Amru] dari [Abu Katsir] mantan budak Al Hilaliyyin, dari [Muhammad bin Jahsy] dari [Bapaknya] ia berkata, "Seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, ganjaran apa yang akan saya dapatkan jika saya berperang di jalan Allah sampai saya terbunuh?" beliau menjawab: "Surga." Perawi berkata, "Setelah berpaling, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kecuali utang, tadi Jibril 'Alaihis Salam telah memberitahukannya kepadaku."

ahmad:16617

Telah menceritakan kepada kami [Abdul Malik bin Amru] dia berkata, telah menceritakan kepada kami [Zuhair] -yakni Ibnu Muhammad- dari [Abdullah] -yakni Ibnu Muhammad bin Aqil- dari [Atha bin Yasar] dari [Abu Malik Al Asyja'i] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya pengkhianatan yang paling besar di sisi Allah (adalah berkenaan dengan) satu hasta dari tanah. Dimana kalian mendapati dua orang laki-laki yang saling bertangga (berdampingan) tanah atau tempat tinggal, lalu salah seorang di antara keduanya mengambil satu hasta dari bagian temannya, dan jika ia benar-benar mengambilnya, maka akan dihipitkan kepadanya tujuh lapis bumi hingga hari kiamat."

ahmad:16618

Telah meneritakan kepada kami [Muhammad bin Abu Adi] dari [Ibnu Ishaq] dia berkata, telah menceritakan kepadaku [Yazid bin Abi Habib] dari [Martsad bin Abdullah Al Yazani] dari [Abu Abdurrahman Al Juhani] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Esok hari saya akan pergi dengan berkendaraan kepada orang-orang Yahudi, maka janganlah kalian memulai mengucapkan salam kepada mereka, dan jika mereka mengucapkan salam kepada kalian, maka ucapkanlah, 'WA 'ALAIKUM (Dan juga atas kalian).'" Abdul Hamid bin Ja'far dan Ibnu Lahi'ah menyelisihi jalur periwayatan (hadits di atas), keduanya berkata; dari Abu Bashrah berkata, telah meneritakan kepada kami Abu Ashim dari Abdul Hamid bin Ja'far, Abu Bashrah berkata, yakni dalam hadits Ibnu Abu Adi, dari Ibnu Ishaq."

ahmad:16657

Telah meneritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Isma'il] dia berkata, telah menceritakan kepadaku [Qais] dari [Uqbah bin Amir] dari Nabi Shallahu 'Alaihi wa Sallam, beliau bersabda: "Telah diturunkan kepadaku beberapa ayat, dan saya belum pernah melihat semisalnya. Yaitu, 'QUL A'UUDZU BIRABBINNAS' hingga akhir surat dan 'QUL A'UUDZU BIRABBIL FALAQ' hingga akhir surat."

ahmad:16665

Telah menceritakan kepada kami [Waki'] Telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Salim bin Abul Ja'di] dari [Ziyad bin Labid] ia berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan sesuatu, beliau katakan: "Itulah masa hilangnya ilmu." Labid berkata, "Kami lalu bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah ilmu akan hilang, sementara kami selalu membaca Al Qur'an dan membacakannnya kepada anak-anak kami, dan anak-anak kami juga membacakannya untuk anak-anak mereka. Kemudian anak-anak mereka hingga datangnya hari kiamat?" beliau menjawab: "Celaka kamu wahai Ibnu Abu Labid! Saya melihatmu termasuk orang yang paling fakih di Madinah ini. Bukankah orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani juga membaca Taurat dan Injil, namun mereka tidak memetik manfaat sedikit pun dari apa yang termaktub dalam keduanya?"

ahmad:16828

Telah menceritakan kepada kami [Bahz] Telah menceritakan kepada kami [Abu Awanah] dari [Ya'la bin Atha`] dari [Jabir bin Yazid bin Aswad] dari [bapaknya] ia berkata, "Kami menunaikan haji wada' bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat Subuh bersama kami. kemudian ketika beliau memalingkan muka atau duduk menghadap jama'ah, tiba-tiba beliau melihat dua laki-laki di belakang jama'ah belum melaksanakan shalat. Maka pun beliau berkata: "Datangkanlah dua orang laki-laki ini kehadapanku." Yazid bin Aswad berkata, "Lalu didatangkanlah dua orang itu, sementara kedua bahu mereka gemetaran karena ketakutan. Rasulullah lalu bertanya: "Apa yang menghalangi kalian untuk shalat bersama jama'ah?" kedua laki-laki itu menjawab, "Wahai Rasulullah, kami telah menunaikan shalat di tempat telah menceritakan kepada kami inggal kami." Beliau bersabda: "Janganlah kamu berbuat seperti itu. Jika salah seorang dari kalian telah menunaikan shalat di rumah, lalu mendapati sedang shalat bersama Imam, maka hendaklah ia ikut shalat bersama Imam. Karena shalat tersebut merupakan Nafilah baginya." Yazid bin Aswad berkata, "Maka keduanya pun berkata, "Wahai Rasulullah, mintakanlah ampunan bagi kami." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian memintakan ampunan baginya." Yazid berkata, "Kemudian orang-orang mengerumuni Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan saya turut ikut bersama mereka. ketika itu saya adalah orang yang paling muda di antara mereka, namun saya bertekad (untuk menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam)." Yazid berkata, "Saya terus berlomba dan berdesak-desakan dengan manusia hingga saya sampai di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu saya meraih tangan beliau dan saya letakkan tangannya di atas wajahku, atau di atas dadaku." Yazid melanjutkan ceritanya, "Sungguh, saya belum pernah mendapati sesuatu yang lebih harum, dan tidak pula lebih sejuk daripada tangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Waktu itu beliau berada di masjid Al Khaif." Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Hassan] dan [Syu'bah] dan [Syarik] dari [Ya'la bin Atha] dari [Jabir bin Yazid] dari [Bapaknya] ia berkata, "Kami pernah melaksanakan shalat subuh bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di Masjidi Al Khaif….kemudian perawi menyebutkan hadits tersebut." Syarik menyebutkan dalam haditsnya, "Kedua laki-laki itu lalu berkata, "Wahai Rasulullah, mintakanlah ampunan untuk kami." Maka beliau pun berdo'a: "Semoga Allah mengampunimu." Telah menceritakan kepada kami [Aswad bin Amir] dan [Abu An Nadlr] keduanya berkata, Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah]. [Abu An Nadlr] berkata dari [Ya'la bin Atha]. Dan [Aswad] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Ya'la bin Atha] ia berkata, saya mendengar [Yazid bin Al Aswad As Suwa`i] dari [Bapaknya], bahwa ia pernah shalat subuh bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam… lalu ia menyebutkan hadits tersebut." Yazid berkata, "Kemudian orang-orang mengerumuni beliau, mereka berebut mengambil tangannya untuk kemudian mereka usapkan ke wajah-wajah mereka." Yazid berkata, "Kemudian aku juga ikut mengambail tangan beliau dan mengusapkannya ke wajahku, maka aku merasakan kesejukannya melebihi sejuknya salju, dan wanginya melebihi harumnya wangi Misk."

ahmad:16831

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] Telah menceritakan kepada kami [Hisyam] Telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [Mutharrif] dari ['Iyadh bin Himar], Nabi shallallahu 'alaihi wasallam suatu hari menyampaikan khutbah, dalam khutbahnya beliau sampaikan pesan "Rabbku azza wa jalla menyuruhku mengajari kalian hal-hal yang tidak kalian ketahui, dari yang diajarkan-Nya kepadaku hari ini. (firman-Nya); Segala harta yang aku berikan kepada hamba-Ku adalah halal, Aku ciptakan semua hamba-Ku dalam keadaan hanif, kemudian setan mendatangi mereka, menyesatkannya dari agama mereka, mengharamkan apa yang Aku halalkan untuk mereka, memerintahkan agar menyekutukan-Ku dengan apa-apa yang tidak Aku turunkan penjelasan tentangnya, kemudian Allah melihat penduduk bumi dan Allah murka kepada mereka, baik yang berkebangsaan arab maupun non arab selain sisa-sisa ahli kitab. Dan Allah befirman "Hayasanya aku mengutusmu (Muhammad) untuk mengujimu dan menguji (manusia) dengan pengutusanmu, dan telah Aku turunkan kitab kepadamu yang tak terhapus oleh air, engkau bacakan kepada orang yang tidur maupun terjaga, kemudian Allah Azza wa jalla menyuruhku untuk membakar quraisy, maka aku mengadu "Wahai rabbi, tentu mereka akan mencakar-cakar dan meremukkan kepalaku lantas membiarkannya bagaikan roti yang diremuk dan direndam. Allah berfirman; "Usirlah mereka, sebagaimana mereka mengusirmu, perangilah mereka sebagaimana mereka memerangimu, berkorbanlan untuk mengalahkan mereka niscaya aku berkorban untukmu, dan berangkatkanlah pasukan lima kali lipat semisalnya, perangilah siapa saja yang membangkangmu dengan tentara yang menaatimu. Penghuni surge ada tiga golongan, Pertama, penguasa yang adil, ia rajin sedekah dan menjalan kekuasaannya dengan benar, Kedua, manusia penyayang dan hatinya lembut kepada kerabat dan sesama muslim, dan ketiga seorang fakir yang menjaga kehormatan dan rajin sedekah. Sebaliknya penghuni neraka ada lima, Pertama, orang lemah (mental) yang tidak mempunyai kesemangatan, mereka hanya suka ikut orang diantara kalian -atau dengan lafadz mereka-mereka hanya (dengan lafadz jamak pada mereka) -Yahya ragu kepastiannya, mereka tak mau berkeinginan membangun kehidupan berumah tangga dan tidak juga mengumpulkan harta, kedua, manusia pengkhianat yang kerakusannya tidak lagi tersembunyi, tidak ada masalah sepele, selain juga ia khianati, ketiga, dan seseorang yang tidak berpagi atau bersore hari selain menipumu dalam keluarga dan hartamu, (empat, kelima, atau keenamnya) beliau sebutkan kebakhilan, kedustaan, dan akhlak jahat." Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] mengatakan, aku mendengar [Mutharrif] tentang hadis ini. Dan [Affan] katakan tentang hadits [Hammam], dan moral jahat serta keburukan (katanya), dan ia sebutkan kebohongan dan kebakhilan.

ahmad:16837

Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] dan [Sa'd] keduanya berkata, Telah menceritakan kepada kami [bapakku] dari [Shalih] dari [Zuhri] dari [Abdullah bin Abdillah bin Harits bin Naufal bin Harits bin Abdul Muthalib] ia mengabarkan kepadanya, bahwa [Abdul Muthalib bin Rabi'ah bin Harits bin Abdul Muthalib] telah mengabarkan kepadanya, bahwa Rabi'ah bin Harits dan Abbas bin Abdul Muthalib berkumpul dan keduanya berkata, "Demi Allah, sekiranya kita mengutus dua orang anak ini -maksudnya adalah aku dan Fadll bin Abbas- kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam sehingga beliau mempekerjakan keduanya atas harta sedekah ini. Dan keduanya pun dapat menunaikan apa yang manusia lain tunaikan serta mendapatkan manfaat sebagaimana juga yang lain.” Saat berkata seperti itu, datanglah Ali bin Abu Thalib dan bertanya, “Apa yang kalian inginkan?” Kemudian keduanya memberitahukan tentang apa yang mereka inginkan. Akhirnya Ali berkata, “Kalau begitu janganlah kalian lakukan. Demi Allah, beliau tidak akan perkenankan.” Rabi'ah bertanya, “Kenapa kamu berkata seperti ini. Tidaklah kamu lakukan ini kecuali karena hasad pada kami. Kamu telah menemani Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan juga telah menikahi anaknya, namun kami tidak hasad sedikit pun padamu.” Akhirnya Ali berkata, “Aku adalah Abu Hasan, utuslah kedua anak itu.” Setelah itu, ia pun berbaring. Usai shalat Zhuhur, kami telah mendahului beliau pulang dan berdiri di sisi rumahnya. Kemudian beliau lewat dan langsung mengambil tangan kami seraya bersabda: "Katakanlah apa yang kalian inginkan.” Beliau masuk dan kami pun ikut masuk bersamanya yang saat itu sedang berada di rumah Zainab binti Jahsyin. Dan akhirnya kami pun berkata, “Wahai Rasulullah, kami datang menemui anda agar anda mau mengangkat kami untuk bekerja atas harta zakat ini. Sehingga kami pun memperoleh manfaat sebagaimana yang diperoleh oleh orang lain. Dan kami pun dapat menunaikan padamu sebagaimana yang lain.” Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam diam dan mengangkat kepalanya ke langit-langit atap rumah hingga kami ingin berkata lagi, namun Zainab memberi isyarat dari balik hijabnya dan sepertinya ia melarang kami. Beliau kemudian bersabda: “Sesungguhnya sedekah itu tidak sepatutnya diperuntukkan bagi Muhammad dan juga keluarga Muhammad. Sesungguhnya, harta itu adalah kotoran manusia. Panggilkanlah Mahmiyyah bin Jaz` yang telah mendapatkan sepersepuluh dan Abu Sufyan bin Al Harits.” Keduanya lalu didatangkan, beliau lantas bersabda kepada Mahmiyyah: “Sedekahkanlah pada keduanya dari seperlima ghanimah.” Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ishaq] Telah menceritakan kepada kami [Az Zuhri] dari [Muhammad bin Abdullah bin Al Harits bin Naufal] dari [Abdul Muthallib bin Rabi'ah bin Al Harits] ia berkata, "Al Abbas bin Abdul Muthallib dan Ibnu Rabi'ah bin Al Harits berkumpul di dalam Masjid…lalu ia menyebutkan hadits."

ahmad:16864

Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Ma'ruf] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahab] mengabarkan kepadaku [Al Laits bin Sa'dari] dari [Abdu Rabbih bin Sa'id] dari [Imran] dari [Abdullah] dari [Rabi'ah bin Harits] dari [Al Fadl bin Abbas] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Shalat itu dua rakaat dua rakaat, tasyahud pada setiap dua rakaat, dan menghadirkan perasaan butuh, tunduk dan mengangkat tangan kepada Allah 'azza wajalla dengan menghadapkan kedua telapak tangan pada wajah, kemudian membaca' Wahai Rabb, wahai Rabb' tiga kali. Siapa yang tidak melakukannya maka shalat kurang (tidak sempurna)." Abu Abdurrahman berkata, "Inilah yang menurutku benar."

ahmad:16868

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Adam] Telah menceritakan kepada kami [Mufadldlal bin Muhalhil] dari [Mughirah] dari [Syibak] dari [Sya'bi] dari [seorang laki-laki Syaqif] ia berkata, "Kami meminta tiga hal kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam namun beliau tidak mengizinkan kami. Kami berkata, "Daerah kami adalah wilayah yang dingin, lalu kami meminta kepada beliau untuk memberi keringanan berkenaan dengan masalah bersuci, namun beliau tidak mengizinkan. Kemudian, kami meminta agar beliau memberikan keringanan kepada kami perihal penggunaan Ad Duba, namun beliau tidak mengizinkan kami. Kemudian, kami meminta beliau untuk mengembalikan Abu Bakrah kepada kami namun beliau pun menolak untuk mengembalikannya. Dan beliau bersabda: "Abu Bakrah adalah orang yang telah dimerdekakan oleh Allah dan Rasul-Nya." Abu Bakrah keluar menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan masuk Islam saat beliau mengepung Thaif." Telah menceritakan kepada kami Abdullah Telah menceritakan kepada kami [Al Warakani] telah mengabarkan kepada kami [Abul Ahwash] dari [Mughirah] dari [Syibak] dari [Sya'bi] dari [seorang laki-laki Tsaqif], dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, seperti dalam hadits tersebut."

ahmad:16873

Telah menceritakan kepada kami [Abd Ash Shamad] telah menceritakan kepada kami [Umar bin Hamzah] telah menceritakan kepada kami [Ikrimah bin Khalid] ia berkata –seorang lelaki dari Bani Tamim yang ada di sisinya mengambil satu genggam pasir untuk dilemparkannya, kemudian- Ikrimah berkata; seorang lelaki sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam menceritakan kepadaku, bahwa pernah Bani Tamim disebut-sebut di sisi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam, tiba-tiba seorang laki-laki berkata; "Suku dari bani Tamim ini berlambat-lambat dalam perkara ini (zakat)." Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam kemudian memandang ke arah suku Muzainah seraya berkata: "Mereka (bani Tamim) tidak lebih lambat dari mereka." Suatu hari seorang laki-laki juga pernah berkata, "Mereka dari suku bani Tamim itu lamban dalam memberikan sedekahnya." Ikrimah melanjutkan, "Maka datanglah unta dan kain indah milik suku bani Tamim. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam lantas bersabda: 'Ini adalah unta kaumku.' Kemudian suatu hari ada seorang laki-laki dari suku bani Tamim berada di sisi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam, beliau lalu bersabda: "Janganlah kalian katakan sesuatu kepada suku Tamim kecuali yang baik, sebab mereka adalah orang-orang yang lemparannya paling jauh kepada Dajjal."

ahmad:16875

Telah menceritakan kepada kami [Hasan] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Lahi'ah] Telah menceritakan kepada kami [Bakr bin Sawadah] dari [Ziyad bin Nu'aim] dari [Hibban bin Buhh Ash Shuda`i] salah seorang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ia berkata, "Sesungguhnya kaumku telah kafir, kemudian aku mendapat kabar bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah menyiapkan pasukan untuk menyerang mereka. Maka aku datang menemui Nabi, lalu aku katakan, "Sesungguhnya kaumku telah masuk Islam." Beliau bertanya: "Apakah benar seperti itu?" Aku menjawab, "Ya." Hibban berkata, "Pada malam itu saya turut bersamanya hingga pagi, maka saat waktu subuh tiba aku pun mengumandangkan adzan. Beliau lantas memberiku bejana hingga aku dapat berwudlu. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memasukkan jemarinya ke dalam bejana dan keluarlah mata air dari dalam bejana. Beliau bersabda: "Barangsiapa di antara kalian ingin berwudlu, maka hendaklah ia berwudlu." Maka saya pun berwudlu dan shalat, setelah itu beliau mengangatku sebagai pemimpin mereka, lalu mereka pun menyerahkan sedekahnya. Kemudian seorang laki-laki beranjak menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Si Fulan telah berbuat zhalim kepadaku!" Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada kebaikan dalam kepemimpinan bagi seorang muslim." Kemudian datanglah seorang laki-laki meminta sedekah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda kepadanya: "Sesungguhnya sedekah itu rasa pusing di kepala, atau penyakit yang bersarang di perut." Maka aku pun memberikan padanya berkas kepemimpinanku dan sedekahku. Beliau bertanya: "Ada apa denganmu?" aku lalu menjawab, "Bagaimana saya akan menerimanya, sementara saya telah mendengar dari tuan apa yang telah saya dengar." Beliau bersabda: "Memang hal itu sebagaimana yang telah engkau dengar."

ahmad:16878

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yazid Al Wasithi] dari [Abdurrahman bin Ziyad Al Ifriqi] dari [Ziyad bin Nu'aim Al Hadlrami] dari [Ziyad bin Harits As Suda`i] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Kumandangkanlah adzan wahai saudaranya shuda`." Lalu saya pun mengumandangkan adzan, dan saat itu fajar mulai menyingsing. Ziyad berkata, "Setelah berwudlu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun berdiri untuk melaksanakan shalat, sementara Bilal juga bersiap-siap untuk mengumandangkan Iqamah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Yang mengumandangkan Iqamah adalah Saudaranya Shuda`, karena siapa mengumandangkan adzan dialah yang mengumandangkan Iqamah."

ahmad:16880

Imam Ahmad berkata; Saya telah membacakannya di hadapan [Abdurrahman]: [Malik] dari [Abu An Nadlr] budak Umar bin Ubaidullah, dari [Busr bin Sa'id], bahwa Zaid bin Khalid Al Juhani mengutusnya menemui [Abu Juhaim] untuk bertanya kepadanya, tentang apa yang ia dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkenaan dengan hukum orang yang lewat di depan orang yang shalat. Sanksi apa yang akan diterimanya?" Abu Juhaim lalu berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sekiranya orang yang lewat di depan orang yang sedang itu tahu balasan yang akan ditimpakan atasnya, niscaya berdiri selama empat puluh lebih baik baginya daripada lewat di hadapan orang yang sedang melakukan shalat." Abu An Nadlr berkata, "Saya tidak tahu, apakah beliau mengatakan, 'Empat puluh hari, atau empat puluh bulan, atau empat puluh tahun'."

ahmad:16882

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Numair] dari [Utsman bin Hakim] ia berkata, telah mengabarkan kepadaku Abdurrahman bin Abdul Aziz dari [Ya'la bin Murrah] ia berkata, "Saya telah melihat dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tiga hal yang belum pernah dilihat oleh seorang pun, baik sebelum atau setelahku. Saya pernah keluar bersama beliau dalam suatu perjalanan, hingga ketika kami sampai pada suatu jalan, kami melewati seorang wanita yang sedang duduk membawa anaknya yang masih kecil. Wanita itu lalu berkata, "Wahai Rasulullah, anak ini telah ditimpa penyakit, kami juga terkena karenanya, saya tidak tahu pasti berapa kali ia kambuh dalam sehari." Berliau berkata: "Bawalah kemari anak itu." kemudian wanita itu pun mengangkat dan menyerahkan anaknya kepada beliau, ia letakkan anaknya antara beliau dengan kayu pelana kendaraan beliau. Beliau kemudian membukan mulut anak itu dan meninupnya tiga kali sambil membaca: "Bismillah, saya adalah Abdullah, keluar dan pergilah wahai musuh Allah." Setelah itu, beliau menyerahkan kembali anak itu sambil mengatakan: "Temuilah kami saat kembali di tempat ini, dan kabarkanlah kepada kami apa yang dilakukannya." Ya'la bin Murrah berkata, "Kemudian kami bergegas pergi, dan pada saat kembali kami mendapati wabita itu berada di tempat yang sama dengan membawa tiga ekor domba. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bertanya: "Apa yang dilakukan oleh anakmu?" wanita itu menjawab, "Demi Dzat Yang telah mengutusmu dengan kebenaran, hingga saat ini kami tidak medapati suatu kelainan pun darinya. Karena itu ambil dan bawalah domba-domba ini." Beliau berkata: "Turun (wahai Ya'la) dan ambillah satu ekor darinya lalu kembalikanlah sisanya." Ya'la bin Murrah melanjutkan ceritanya, "Pada suatu hari saya keluar menuju kuburan hingga kami keluar ke tanah lapang. Beliau berkata: "Celaka kamu, lihatlah! Apakah ada sesuatu yang dapat melindungiku?" Aku menjawab, "Aku tidak melihat sesuatu yang dapat menutupi tuan kecuali sebatang pohon yang saya kira tidak dapat melindungi tuan." Beliau bertanya lagi: "Lalu apa yang ada di dekatnya?" saya menjawab, "Pohon yang sama, atau yang hampir sama." Beliau bersabda: "Pergilah kepada keduanya dan katakan kepada mereka, 'Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kalian berdua untuk bersatu dengan izin Allah.'" Ya'la bin Murrah berkata, "Maka keduanya pun bersatu hingga beliau dapat buang hajat, kemudian beliau kembali seraya bersabda: "Katakanlah kepada keduanya 'Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan agar setiap kalian kembali ke tempatnya semula.' Maka pohon itu pun kembali ke tempatnya. Ya'la bin Murrah berkata, "Pada suatu hari saya duduk di sisi beliau, tiba-tiba datanglah seekor unta yang mengamuk. Rasulullah kemudian segera menundukkan kepala unta itu di depannya, dan serta merta unta itu meneteskan air mata. Beliau pun berkata: "Hai celaka kamu! Lihatlah milik siapa unta ini? Sesungguhnya ia menginginkan sesuatu." Ya'la berkata, "Lalu saya keluar mencari pemiliknya, hingga aku pun mendapatkan si pemilik. Ia adalah seorang laki-laki dari Anshar. Kemudian aku membawanya menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian beliau pun bertanya: "Ada apa dengan unta milikmu ini?" laki-laki itu balik bertanya, "Memang ada apa dengannya? ' Laki-laki itu melanjutkan, "Saya tidak tahu, demi Allah ada apa dengannya. Kami telah mengurusi dan meredakannya hingga ia tidak mau minum. Sehingga kami berkumpul tadi malam untuk menyembelihnya dan membagi-bagikan dagingnya." Beliau lantas bersabda: "Janganlah kamu melakukannya. Hibahkanlah padaku, atau juallah ia padaku." Maka laki-laki itu berkata, "Bahkan, unta itu aku serahkan menjadi milikmu wahai Rasulullah." Ya'la bin Murrah berkata, "Maka beliau pun menandainya dengan tanda shadaqah dan beliau pun mengirimkannya (untuk disembelih)."

ahmad:16889

Telah menceritakan kepada kami [Waki'] Telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Al Minhal bin Amru] dari [Ya'la bin Murrah] dari [Bapaknya] -Waki' berkata; yang dimaksud dengan Murrah adalah Ats Tsaqafi, dan Ya'la tidak mengatakan periwayatan itu dari, Murrah dari bapaknya-, bahwa seorang wanita datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan membawa anaknya yang jiwanya terkena gangguan. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Keluarlah engkau wahai musuh Allah, sesungguhnya aku adalah Rasulullah." Ya'la bin Murrah berkata, "Anak itu lalu siuman, sehingga wanita tersebut memberikan hadiah kepada beliau berupa dua ekor domba serta sesuatu dari susu kering dan mentega." Ya'la berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda: "Ambillah susu kering, mentega, dan seekor domba, kemudian kembalikanlah yang seekor."

ahmad:16890

Telah menceritakan kepada kami [Waki'] Telah menceritakan kepada kami [Al Mas'udi] dari [Umar bin Ya'la Ats Tsaqafi] dari [Ya'la bin Murrah] ia berkata, "Jika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam hendak melaksanakan shalat, beliau mengusap wajah para sahabatnya sebelum bertakbir. Saat itu wajahku masih ada sisa sedikit Khaluuq (sejenis minyak wangi berwarna kuning), maka ketika mengusap wajah para sahabat, beliau tidak mengusap wajahku." Ya'la bin Murrah berkata, "Maka aku kembali pulang dan mencucinya, lalu pada lain kesempatan aku kembali menghadiri shalat, dan setelah itu beliau pun mengusap wajahku seraya bersabda: "Ia telah kembali dengan kebaikan agamanya yang mulia. Ia telah bertaubat dan langit pun kembali cerah."

ahmad:16891

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Muhammad] -ia adalah Abu Ibrahim Al Mu'aqqib- Telah menceritakan kepada kami [Marwan] -yakni Al Fazari- Telah menceritakan kepada kami [Abu Ya'fur] dari [Abu Tsabit] ia berkata; saya mendengar [Ya'la bin Murrah Ats Tsaqafi] berkata, "Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Baransiapa mengambil tanah (milik orang lain) tanpak hak, maka akan dibebankan kepadanya untuk membawa tanah tersebut di padang Mahsyar."

ahmad:16900

Telah menceritakan kepada kami [Abu Salamah Al Khaza'i] Telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Ashim bin Bahdalah] dari [Habib bin Abu Jubairah] dari [Ya'la bin Syaibah] ia berkata, "Aku bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam sebuah perjalanan yang dilakukannya. Kemudian beliau ingin buang hajat, maka beliau memerintahkan kepada dua batang pohon kurma yang masih kecil (untuk bergabung menjadi satu), sehingga salah satu dari kedua pohon itu pun merapat kepada pohon yang lainnya. (Selesai dari buang hajat) beliau memerintahkan kedua pohon tersebut untuk kembali ke tempatnya semula, maka pohon itu pun kembali ke tempat semula. Setelah itu datanglah seekor unta dan beliau memukul batang leher unta itu hingga terjerembab ke tanah. Kemudian unta tersebut meraung-raung hingga tanah yang ada di sekitarnya menajdi basah (dengan air liurnya). Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda: "Apakah kalian tahu apa yang dikatakan oleh unta itu? sesungguhnya unta tersebut mengaku bahwa pemiliknya ingin menyembelihnya." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengantarkan unta kepada pemiliknya dan berkata: "Apakah kamu mau menghibahkannya untukku?" pemilik unta itu menjawab, "Wahai Rasulullah, tidak ada hartaku yang lebih aku sukai daripada unta itu!" beliau bersabda: "Berwasiatlah dengannya dengan wasiat yang ma'ruf." Ia menjawab, "Sudah pasti, aku tidak pernah memperlakukan hartaku sebaik apa yang aku lakukn pada unta itu, wahai Rasulullah." Lalu beliau mendatangi sebuah kubur yang penghuninya sedang disiksa, maka beliau bersabda: "Sesungguhnya ia disiksa bukan karena dosa besar." Beliau lantas menyuruh agar diambilkan pelepah kurma, beliau kemudian meletakkan pelepah tersebut di atas kuburnya seraya bersabda: "Mudah-mudahan siksaannya diringankan selama pelepah kurma itu masih basah."

ahmad:16901

Telah menceritakan kepada kami [Bahz bin Asad] Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Mughirah] Telah menceritakan kepada kami [Humaid] -yakni Ibnu Hilal- dari [Khalid bin Umair] ia berkata, " [Utbah bin Ghazwan] berkhutbah." Bahz berkata, "Sebelumnya Utbah pernah mengatakan, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah kepada kami. Beliau memuji Allah dan membaca pujian-pujian atas-Nya, kemudian beliau bersabda: "Amma ba'du. Sesungguhnya dunia telah memberi kabar akan kepergiannya, ia pergi dengan cepat dengan tidak menyisakan sesuatu pun kecuali sedikit, sebagaimana tetesan air yang tersisa dari bejana yang diminum pemiliknya. Sungguh, kalian akan pindah darinya menuju suatu negeri yang kekal, maka hendaklah kalian pindah dengan membawa sesuatu yang paling berharga yang ada di hadapan kalian. Sebab, telah dituturkan kepada kami bahwa sebuah batu dilemparkan dari tepi neraka jahannam, lalu batu itu meluncur ke jurang jahannam selama tujuh puluh tahun, namun belum sampai pada bagian dasarnya #BELUM SELESAI#

ahmad:16917

Telah menceritakan kepada kami [Waki'] Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dari [Qais] dari [Dukain bin Sa'id Al Khats'ami] ia berkata, "Kami mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk meminta makanan sementara jumlah kami adalah empat ratus empat puluh orang. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kemudian berkata kepada Umar: "Berdiri dan berilah mereka makanan." Umar berkata, "Wahai Rasulullah, aku tidak mempunyai makanan kecuali Qaizh dan Syibyah. Waki' berkata, "Al Qaizh dalam bahasa Arab adalah makanan yang cukup untuk dikomsumsi selama empat bulan." Beliau berkata: "Berdiri dan berikanlah mereka makanan." Umar berkata, "Wahai Rasulullah, aku mendengar dan taat." Dukain berkata, "Maka Umar pun berdiri dan kami ikut berdiri bersamanya menaiki ruangan miliknya. Umar kemudian mengeluarkan kunci dari ikatan kainnya dan membukan pintu." Dukain berkata, "Ternyata dalam bilik itu terdapat tumpukan kurma yang menyerupai anak unta yang sedang menderum." Umar berkata, "Ambillah terserah kalian." Dukain berkata, "Maka setiap dari kami mengambil sesuai dengan kebutuhan dan sesukanya. Kemudian aku menoleh, ternyata aku adalah yang terakhir dari mereka. Dan seolah-olah kami belum mengurangi sebiji kurma pun darinya."

ahmad:16918

Telah mengabarkan kepada kami [Waki'] telah menceritakan kepada kami [Mis'ar] dari [Abdul Malik bin Maisarah] dari [Thawus] dari [Suraqah bin Malik bin Ju'syum] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri khutbah di sebuah lembah. Beliau mengatakan: "Sesungguhnya umrah itu masuk dalam rangkaian ibadah haji hingga datangnya hari kiamat."

ahmad:16921

Telah menceritakan kepada kami [Makki bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Dawud] -yakni Ibnu Yazid- ia berkata, aku mendengar [Abdul Malik Az Zarrad] berkata, aku mendengar [An Nazzal bin Sabrah] sabatnya Ali, berkata, aku mendengar [Suraqah] berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Umrah itu masuk dalam rangkaian ibadah haji sampai hari kiamat." Suraqah berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melakukan haji Qiran pada saat menunaikan Haji Wada' (haji perpisahan)."

ahmad:16922

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] dari [Ma'mar] dari [Az Zuhri] ia berkata, dan telah mengabarkan kepadaku [Abdurrahman bin Malik Al Mudliji] -ia adalah anak saudara Suraqah bin Malik bin Ju'syum- bahwa [Bapaknya] mengabarkan kepadanya, bahwa ia mendengar [Suraqah] berkata, "Beberapa utusan orang-orang kafir Quraisy datang kepada kami, mereka menjadikan tebusan berupa diyat atas diri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakar, yaitu bagi siapa saja yang dapat membunuh atau menawan mereka berdua. Pada saat aku duduk dalam suatu majelis dari majelis-majelis kaumku Bani Mudlij, lalu salah seorang dari mereka (utusan orang-orang Quraisy) datang dan berdiri di hadapan kami. Lalu salah seorang dari mereka berkata, "Wahai Suraqah, sesungguhnya aku tadi melihat warna hitam di pesisir pantai, aku menduga itu adalah Muhammad dan para sahabatnya." Suraqah berkata, "Aku tahu benar bahwa itu adalah mereka. Maka aku berkata, "Sesungguhnya, sekelompok orang itu bukanlah mereka. Akan tetapi aku melihat si Fulan dan si Fulan yang baru berangkat tadi." Suraqah melanjutkan, "Kemudian aku berdiam di majelis beberapa saat hingga aku pun beranjak dan masuk ke dalam rumahku, aku lalu meminta budak perempuanku agar ia mengeluarkan kuda milikku dari belakang bukit kecil. Budak itu pun kemudian menyiapkannya. Setelahitu aku mengambil panahku dan keluar dengan membawanya dari atas rumah. Aku menyeret panah itu hingga menggarisi tanah, sementara ujungnya aku sembunyikan. Hingga ketika aku sampai pada kudaku, aku langsung mengendarainya dan mengangkat panah itu dekat denganku, hingga aku melihat warna hitam keduanya. Ketika aku telah dekat mereka dengan jarak yang mereka dapat mendengar suara kudaku, tiba-tiba kudaku terjatuh dan aku pun tersungkur jatuh bersamanya. Kemudian aku berdiri dan mengulurkan tangan ke arah sarung anak panah dan mengeluarkan Al Azlam (anak panah untuk mengundi nasib) darinya, kemudian meminta petunjuknya, apakah aku membidik mereka atau tidak. Maka keluarlah sesuatu yang aku benci, yakni agar tidak membidik dan melukai mereka. Maka aku pun menanggalkan anak panahku, lalu menaiki kendaraanku dan mengangkat panah itu dekat denganku. Hingga aku mendengar bacaan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan beliau tidak menoleh sedikitpun. Sementara Abu Bakar radliallahu 'anhu banyak menoleh. Tiba-tiba kedua kaki kudaku tersungkur ke tanah dan aku pun terjatuh. Aku kemudian membatu kudaku untuk bangkit, namun kuda tetap saja tidak dapat mengeluarkan kedua kakinya dari lubang. Setelah kudaku tegak berdiri tidak ada bekas goresan luka pun padanya. Sementara di langit terdapat awan kelabu menyerupai asap yang berhamburan." Ma'mar berkata, "Aku berkata kepada Amru bin Ala, "Apakah Al 'Utsaan itu?" maka ia pun diam sejenak lalu berkata, "Itu adalah Ad Dukhkhaan (asap) yang tanpa api." Az Zuhri menyebutkan dalam haditsnya, "Kemudian aku meminta petunjuk dengan Al Azlam, lalu keluarlah sesuatu yang aku benci, yaitu agar tidak membidik dan mencelakai mereka. Maka aku pun mengajak mereka berdua untuk berdamai, akhirnya mereka pun berhenti. Kemudian aku menaiki kudaku dan mendatangi mereka. Dan terbesitlah di dalam jiwaku (untuk menahan diri dari menyerang mereka) saat menjumpai mereka, bahwa perkara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam akan segera terjadi. Maka aku berkata kepada beliau, "Sesungguhnya kaummu, telah membuat diyat (tebusan) berkenaan dengan dirimu." Dan aku juga mengabarkan kepada mereka terkait berita perjalanan orang-orang Quraisy dan apa yang mereka ingin lakukan. Lalu aku pun menawarkan perbekalan dan harta benda, namun mereka tidak jua mau mengambilnya sedikitpun dan tidak pula meminta kepadaku kecuali agar aku merahasiakan mereka. Maka aku meminta agar beliau menuliskan untukku surat penjanjian damai, beliau kemudian memerintahkan Amir bin Fuhairah, lalu ia pun menuliskan untukku pada selembar kulit dan ia pun berlalu."

ahmad:16930

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ubaid] Telah menceritakan kepada kami [Hasyim] -yakni Ibnul Barid- ia berkata, Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad bin Aqil] dari [Ibnu Jabir] ia berkata, "Aku sampai pada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sementara beliau telah menuangkan air. Aku lalu mengucapkan, 'Wahai Rasulullah, Assalamu 'Alaikum! ' Tetapi beliau tidak menjawab salamku. Aku mengucapkan salam lagi, 'Wahai Rasulullah, Assalamu 'Alaikum.' Beliau belum juga menjawab. Aku pun mengulanginya lagi, 'Wahai Rasulullah, Assalamu 'Alaikum.' Lagi-lagi beliau tidak menjawab salamku. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pergi dengan berjalan kaki sementara aku mengikuti di belakangnya hingga beliau menaiki kendaraannya, aku lalu masuk ke dalam Masjid dan duduk dengan penuh kesedihan. Setelah itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang telah bersuci keluar menemuiku seraya mengucapkan: "'Alaikas Salaam Warahmatullahi, Wa 'Alaikas Salaam Warahmatullahi, Wa 'Alaikas Salaam Wa Rahmtullahi (Semoga keselamatan dan rahmat Allah atas kamu, dan semoga keselamatan dan rahmat Allah atas kamu, dan semoga keselamatan dan rahmat Allah atas kamu)." Kemudian beliau bersabda: "Maukah kamu aku beritahukan wahai Abullah bin Jabir, mengenai surat yang terbaik dalam Al Qur`an?" aku menjawab, "Mau wahai Rasulullah." Beliau bersabda: "Bacalah; 'AL HAMDULILLAHI RABBIL ALAMIIM (Segala puji hanya milik Allah, Rabb bagi semesta Alam).' Hingga kamu mengkhatamkannya."

ahmad:16936

Telah menceritakan kepada kami [Husain bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Abu Waki'] dari [Abu Ishaq] dari [Khaitsamah bin Abdurrahman bin Abu Sabrah], bahwa bapaknya, Abdurrahman, pergi bersama kakeknya menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau lalu bertanya kepadanya, "Siapa nama anakmu?" ia menjawab, "Aziz." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jangan kamu menamainya Aziz, tetapi namailah ia Abdurrahman." Kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya sebaik-baik nama adalah Abdullah, Abdurrahman dan Al Harits."

ahmad:16946

Telah menceritakan kepada kami [Waki'] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Abu Ziyad] dari [Muraqqa' bin Shaifi] dari [Hanzhalah Al Katib] ia berkata, "Kami pernah berperang bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu kami melewati seorang wanita yang terbunuh sementara manusia telah mengerumuninya, orang-orang lalu membukakan jalan untuk beliau. Beliau kemudian bersabda: "Bukan ini yang akan kita perangi." Kemudian beliau berkata kepada seorang laki-laki: "Pergilah kepada Khalid bin Walid dan katakan padanya, 'Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkanmu untuk tidak membunuh Dzurriyah (para wanita dan anak-anak) dan Al Asif (para pelayan).'" Telah menceritakan kepada kami [Husain bin Muhammad] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Zinad] dari [Bapaknya] ia berkata, telah mengabarkan kepadaku [Al Muraqqa' bin Shaifi bin Rabah Akhi Hanzhalah Al Katib] ia berkata, "Kakakku mengabarkan kepadaku bahwa ia pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam…lalu ia menyebutkan hadits tersebut." Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Abul Abas Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Zinad] dari [Abu Zinad] ia berkata, telah mengabarkan kepadaku [Al Muraqqa' bin Shaifi bin Rabah] bahwa kakeknya [Rabah bin Rabi'] telah mengabarkan kepadanya…lalu ia menyebutkan hadits tersebut."

ahmad:16950

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kamil] Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'd] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Syihab] dari [Ja'far bin Amru bin Umayyah Adl Dlamari] dari [Bapaknya], bahwa ia pernah melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam makan bahu kambing yang beliau potong darinya, lalu beliau diseru untuk menunaikan shalat, maka beliau pun shalat tanpa berwudlu terlebih dahulu."

ahmad:16952

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] Telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Zuhri] dari [Ja'far bin Umayyah Adl Dlamari] dari [Bapaknya], bahwa ia pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memotong pundak kambing lalu beliau memakannya. Kemudian sang muadzdzin pun mengumandangkan adzan, maka beliau segera menanggalkan pisau dan beranjak menunaikan shalat sementara tidak lagi berwudlu."

ahmad:16956

Telah menceritakan kepada kami [Abdul Malik bin Amru Abu Amir] ia berkata, Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Sa'd] Telah menceritakan kepada kami [Qais bin Bisyr At Taghlibi] ia berkata, telah mengabarkan kepadaku [Bapakku] -ia pernah duduk dalam majlis Abu Darda- Ia berkata, "Di Damaskus ada seorang laki-laki yang termasuk sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, laki-laki itu biasa dipanggil dengan [Ibnu Al Hanzhaliyyah]. Ia adalah seorang yang suka menyendiri, tidak suka duduk bersama manusia. Aktivitasnya hanya shalat, jika telah selesai ia membaca tasbih dan takbir hingga ia kembali mendatangi keluarganya. Suatu harilaki-laki itu lewat saat kami sedang bersama Abu Darda, lalu Abu Darda berkata kepdanya, "(Kami berharap darimu) satu kata yang bermanfaat bagi kami dan tidak memberikan mudlarat kepadamu." Laki-laki itu pun berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengutus kami dalam salah satu ekspedisi. Ketika kami telah tiba (di Madinah), lalu datanglah seorang laki-laki dari orang-orang yang pernah ikut dalam ekspedisi tersebut, ia lalu duduk di majelis yang di situ ada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Lelaki itu lantas berkata kepada orang yang ada di sampingnya, "Sekiranya kamu melihat saat kami dan pasukan musuh berhadap-hadapan! Laki-laki itu lantas menikam musuhnya, lalu ia berkata, "Maju dan hadapilah aku, aku adalah pangeran dari Al Ghifari.' Bagaimana pendapatmu terkait dengan perkataannya?" ia menjawab, "Aku tidak berpendapat, kecuali pahala amalannya telah batal." Dan orang lain yang mendengar hal itu berkata, "Menurutku hal itu tidaklah mengapa." Maka mereka pun saling berbantah-bantahan, hingga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendengarnya, beliau bersabda: "Subhanallah, tidaklah mengapa, bahkan ia dipuji dan diberi ganjaran pahala." Bisyr At Taghlibi berkata, "Aku lihat Abu Darda gembira riang akan hal itu dan ia pun mengangkat kepalanya kepada Al Hanzhaliyyah, lalu berkata, "Kamu yang mendengar hadits itu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" Laki-laki sahabat Nabi itu menjawab, "Ya, benar." Abu Darda selalu mengulangi pertanyaannya hingga aku berkata, "Sungguh ia akan jatuh di atas dua lututnya."

ahmad:16959

Masih melalui jalur periwayatan yang sama seperti hadits sebelumnya, dari [Sahal bin Amru]; berkata, "Kemudian pada hari yang lain, (Ibnu Hanzhaliyah) melewati kami, maka Abu Darda berkata kepadanya, "(Berbicalah) satu kata yang bermanfaat bagi kami dan tidak memberikan mudlarat kepadamu." Ibnu Hanzhaliyah berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sekiranya bukan karena rambutnya yang panjang hingga bahu dan kain sarungnya yang isbal, maka sebaik-baik lelaki adalah Khuraim Al Asadi." Maka hal itu pun sampai kepada Khuraim, sehingga ia pun mengambil gunting dan memangkas rambutnya hingga pertengahan kedua telinganya dan memotong kainnya hingga setengah betisnya. Ia berkata, "Bapakku mengabarkan kepadaku, ia mengatakan, "Setelah itu aku menemui Mu'awiyah, ternyata di sisinya ada seorang syaikh yang panjang rambutnya di atas kedua telinganya, sedangkan kainnya terangkat hingga pertengahan kedua betisnya. Maka aku pun bertanya siapakah ia, orang-orang menjawab, "Ini adalah Khuraim Al Asadi."

ahmad:16961

Telah menceritakan kepada kami [Waki'] Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Sa'dari] telah menceritakan kepadaku [Qais bin Bisyr At Taghlibi] dari [Bapaknya] ia pernah duduk di majlis Abu Darda di Damaskus. Ia berkata, "Di Damaskus ada seorang laki-laki yang biasa dipanggil [Ibnu Hanzhaliyah], dia selalu menyendiri dan tidak mau berbincang-bincang dengan seorang pun. Perhatiannya hanya tertuju pada shalat, jika selesai dari shalatnya ia pun membaca tasbih, takbir dan tahlil hingga ia kembali kepada keluarganya. Kemudian pada suatu hari, ia melewati kami, dan saat itu kami sedang berada di sisi Abu Darda. Lalu Abu Darda berkata kepadanya, "(Kami berharap) satu kata darimu, yang mana kata itu bermanfaat bagi kami dan tidak membahayakanmu." Laki-laki itu berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengutus kami dalam suatu ekspedisi. Ketika kami kembali, seorang laki-laki dari mereka duduk dalam majelis di tempat dimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam duduk. Orang itu kemudian berkata, "Wahai Fulan, jika kamu melihat si Fulan menikam musuh lalu ia berkata, 'Hadapilah aku, aku adalah seorang Al Ghifari.' Bagaimanakah pendapatmu?" ia menjawa, "Sungguh, ganjaran pahalanya akan terhapus." Al Hanzhaliyyah berkata, "Maka mereka pun berdiskusi mengenai hal itu hingga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendengar suara mereka, beliau lalu bersabda: "Bahkan si Fulan itu akan dipuji dan diberi ganjarang pahala." Mendengar itu, Abu Darda pun gembira hingga ia ingin duduk di atas lututnya, kemudian bertanya, "Apakah kamu mendengarnya?" ia ulangi pertanyaan itu berulang-ulang, Al Hanzhaliyyah menjawab, "Ya."

ahmad:16964

Masih melalui jalur periwayatan yang sama seperti hadits sebelumnya, dari [Sahal bin Amru]; Kemudian (Ibnu Al Hanzhliyyah) melewati kami pada hari yang lain, Abu Darda lalu berkata, "(Berbicalah) meskipun hanya satu kata yang kata itu bermanfaat bagi kami dan tidak menimbulkan mudlarat bagimu." Ibnu Al Hanzhaliyyah berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sebaik-baik lelaki adalah Khuraim Al Asadi, jika ia memendekkan rambut dan kain sarungnya." Ucapan itu akhirnya kepada Khuraim, maka ia segera mengambil gunting dan memotong rambutnya dan meninggikan kainnya hingga setengah betisnya. Bapakku berkata, "Saat aku menemui Mu'awiyah, aku mendapati seseorang bersamanya di atas kasur, rambutnya (dipangkas) hingga di atas kedua telinganya dan memakai kain hingga pertengahan betisnya, maka aku pun bertanya, "Siapakah ini?" mereka menjawab, "Ia adalah Khuraim Al Asadi."

ahmad:16965

Telah menceritakan kepada kami [Haiwah bin Syuraih] Telah menceritakan kepada kami [Baqiyyah] ia berkata, telah menceritakan kepadaku [Bahir bin Sa'd] dari [Khalid bin Ma'dan] dari [Jubair bin Nufair] dari [Nawwas bin Sam'an] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah 'azza wajalla memberikan perumpamaan mengenai Shirath Mustaqim (jalan yang lurus) berada di atas dua sisi jalan. Pada kedua sisi jalan itu terdapat pintu-pintu yang terbuka lebar. Pada setiap pintu terdapat tabir dan penyeru yang mengajak di depannya. Sedangkan dari atasnya terdapat satu penyeru pula yang selalu mengajaknya, dan Allah senantiasa mengajak ke negeri keselamatan (Darus salam) dan memberikan hidayah kepada siapa saja yang Dia kehendaki untuk menapaki shirath mustaqim. Pintu-pintu yang berada di kedua sisi jalan itu merupakan batasan-batasan Allah hingga batasan Allah itu dilanggar. Sedang yang menyeru dari atasnya adalah Wa'izhullah (penasehat agar mereka kepada jalan) Allah 'azza wajalla."

ahmad:16978

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah memberitakan kepada kami [Sufyan] dari [Tsaur bin Yazid] dari [Nashr] dari [seorang laki-laki] dari [Utbah bin Abdu As Sulami] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah melarang mencabut bulu ekor kuda, lehernya, dan juga pada keningnya." Dan beliau bersabda: "Pada bulu ekor adalah alat pengusir lalat, bulu leher adalah tempat kematiannya (penyembelihan) dan bulu kening (kepala bagiandepan) adalah karena padanya terikat kebaikan hingga datangnya hari kiamat."

ahmad:16980

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Bahr] Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Yusuf] Telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari [Amir bin Zaid Al Bukali] bahwa ia mendengar [Utbah bin Abdu As Sulami] berkata, "Seorang arab dusun datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya tentang Haudl (telaga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam), dan beliau pun menyebutkan tentang surga. Kemudian arab dusun itu bertanya lagi, "Apakah di dalamnya terdapat buah-buahan?" beliau menjawab, "Ya, di dalamnya juga terdapat pohon yang disebut Thuba." Kemudian beliau menyebutkan tentang sesuatu, namun aku tidak tahu sesuatu apakah itu. Arab dusun itu bertanya lagi, "Pohon apakah di dunia ini yang menyerupainya?" beliau menjawab: "Tiada sesuatu pun di duniamu ini yang menyerupainya." Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melanjutkan sabdanya: "Apakah kamu pernah mendatangi Syam?" ia menjawab, "Tidak pernah." Beliau berkata: "Terdapat satu pohon yang menyerupainya di Syam yaitu pohon Jauzah yang tumbuh di atas satu batang dan bagian atasnya terbentang luas." Arab dusun itu bertanya, "Sebesar apakah akarnya?" beliau menjawab, "Sekiranya Jadza'ah (Unta betina yang berumur lima tahun) milik keluargamu berjalan sampai tulangnya selangkanya patah atau tua renta niscaya tidak akan mampu mengelilingi akarnya." Arab dusun itu bertanya lagi, "Apakah di dalamnya juga terdapat buah anggur?" beliau menjawab: "Ya." Laki-laki itu kemudian bertanya, "Lalu sebesar apakah tandannya?" beliau bersabda: "Yaitu sejauh satu bulan perjalanan yang dilakukan oleh burung gagak (berbelang puting di bagian perutnya) tanpa berhenti atau singgah." Arab dusun itu bertanya kembali, "Maka sebesar apakah bijinya?" beliau menjelaskan, "Apakah bapakmu pernah menyembelih kambing hutan yang besar?" ia menjawab, "Ya." Beliau melanjutkan: "Lalu bapakmu mengulitinya dan memberikannya kepada ibumu, hingga ibumu berkata, 'Ambilkan satu ember daging untuk kami.'" Arab dusun itu menjawab, "Ya." Kemudian Arab dusun itu bertanya lagi, "Kalau begitu, apakah sebiji anggur itu akan mengenyangkanku dan juga keluargaku?" beliau menjawab; "Tentu, bahkan untuk semua kerabatmu."

ahmad:16984

Telah menceritakan kepada kami [Haiwah bin Syuraih] Telah menceritakan kepada kami [Baqiyyah] telah menceritakan kepadaku [Bahir bin Sa'd] dari [Khalid bin Ma'dan] dari [Utbah bin Abd] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sekiranya seorang laki-laki diseret di atas wajahnya semenjak hari ia dilahirkan hingga ia meninggal dunia di hari tuanya, sedang ia dalam keridlaan Allah 'azza wajalla, niscaya pada hari kiamat ia akan menganggap remeh kesengsaraan itu."

ahmad:16991

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Ishaq] Telah menceritakan kepada kami [Abdullah] -yakni Ibnul Mubarak- Telah menceritakan kepada kami [Tsaur bin Yazid] dari [Khalid bin Ma'dan] dar [Jubair bin Nufair] dari [Muhammad bin Abu Umairah] ia adalah salah seorang dari sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Sekiranya seorang hamba jatuh tersungkur di atas wajahnya sejak hari ia dilahirkan hingga ia meninggal dunia di hari tuanya dalam ketaatan kepada Allah, niscaya ia akan menganggap kesengsaraan pada hari itu remeh (jika dibandingkan dengan siksa akhirat). Dan ia benar-benar ingin agar dikembalikan ke dunia karena bertambahnya ganjaran pahala dan kebaikan."

ahmad:16992

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] Telah menceritakan kepada kami [Sa'id] dan [Yazid bin Harun] ia berkata, telah mengabarkan kepada kami [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Syahr bin Hausyab] dari [Abdurrahman bin Ghanm] dari [Amru bin Kharijah] ia berkata, "Di Mina Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah berkhutbah kepada kami, sementara beliau berada di atas kendaraannya yang sedang mengunyah makanan dan air liurnya menetes di antara dua pundakku. Beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah telah menetapkan untuk setiap orang bagiannya dari harta warisan. Karena itu wasiat tidak diperbolehkan bagi ahli waris. Anak adalah milik sang suami sedangkan bagi seorang pezina adalah batu (hukum rajam). Siapa yang menisbatkan kepada selain bapaknya atau seorang budak menisbatkan diri pada seorang majikan yang bukan majikannya karena benci, maka bagi mereka adalah laknat Allah, malaikat dan seluruh manusia." [Ibnu Ja'far] berkata, [Yazid] berkata, [Mathar] berkata, "Dan tidak diterima lagi amalan sunnah darinya dan tidak pula amalan wajibnya. atau amalan wajibnya dan tidak pula amalan sunnahnya." Bapakku berkata, Yazid menyebutkan dalam haditsnya, "Dan tidak pula diterima amalan wajibnya." Amru bin Kharijah telah menceritakan kepada mereka bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah kepada mereka sedang beliau berada di atas kendaraannya."

ahmad:17005

Telah menceritakan kepada kami [Affan] ia berkata, Telah menceritakan kepada kami [Abu Awanah] ia berkata, telah mengabarkan kepada kami [Qatadah] dari [Syahr bin Hausyab] dari [Abdurrahman bin Ghanm] dari [Amru bin Kharijah] ia berkata, "Saya mengambil tali kekang unta Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang sedang mengunyah makanan dan air liurnya menetes antara kedua pundakku. Beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah 'azza wajalla telah memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya. Dan tidak wasiat bagi ahli haris, anak itu untuk sang suami, sedangkan bagi seorang pezina adalah batu (hukuman rajam). Siapa yang menisbatkan dirinya kepada selain bapaknya, atau (budak) menisbatkan dirinya kepada orang yang bukan tuannya, maka ia akan mendapatkan laknat Allah, malaikat dan seluruh manusia." [Affan] berkata, "Dalam hadits tersebut [Hammam] menambahkan sanad ini, tetapi tidak disebutkan bahwa Abdurrahman bin Ghanm berkata, "Dan saya berada di bawah leher kendaraannya (unta milik Rasulullah)." Dan ia juga menambahkan di dalamnya, "Tidak akan diterima darinya amalan sunah atau wajib." Kemudian dalam hadits Hammam disebutkan, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah. Dan beliau berkata, "Karena benci mereka."

ahmad:17006

Telah menceritakan kepada kami [Affan] Telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Qatadah] dari [Syahr bin Hausyab] dari [Abdurrahman bin Ghanm] dari [Amru bin Kharijah] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah di atas untanya, sementara saya berada di bawah leher unta tersebut. Unta itu sedang mengunyah makanan dan air liurnya menetes di antara kedua pundakku. Beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah 'azza wajalla telah memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya. Dan tidak ada wasiat bagi ahli waris, anak adalah hak bagi sang suami, sedangkan bagi seorang pezina adalah batu (hukuman rajam). Dan barangsiapa menisbatkan dirinya kepada selain bapaknya atau (budak) menisbatkan diri kepada selain tuannya, maka ia akan mendapatkan Allah, malaikat dan seluruh manusia. Allah tidak akan menerima amalan sunnah dan tidak pula amalan wajib, atau amalan sunnah dan tidak pula amalan wajibnya."

ahmad:17007

Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] telah mengabarkan kepada kami [Sa'id] -yakni Ibnu Abu Arubah- dari [Qatadah] dari [Syahr bin Hausyab] dari [Abdurrahman bin Ghanm] bahwa [Amru bin Kharijah Al Khusyani] menceritakan kepada mereka, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah kepada mereka sedangkan beliau berada di atas untanya. Saat itu unta beliau sedang mengunyah makanan dan air liurnya menetes di antara kedua pundakku. Beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah 'azza wajalla telah menetapkan bagian setiap orang dalam harta warisan. Anak adalah hak sang suami, sedangkan bagi seorang pezina adalah batu (hukuman rajam). Barangsiapa menisbatkan dirinya kepada selain bapaknya atau (budak) menisbatkan diri kepada selain tuannya, maka ia akan mendapatkan laknat Allah, malaikat dan seluruh manusia. Allah tidak akan menerima amalan sunnah dan tidak pula amalan wajib, atau amalan sunnahnya dan tidak pula amalan wajibnya."

ahmad:17010

Telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahb Al Khaffaf] ia berkata, telah mengabarkan kepada kami [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Syahr bin Hausyab] dari [Abdurrahman bin Ghanm] dari [Amru bin Kharijah] ia berkata, "Di Mina Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah berkhutbah di hadapan kami di atas unta miliknya. Saat itu aku berada tetap di bawah leher untanya yang sedang mengunyah makanan hingga airl liurnya menetes di antara kedua pundakku. Beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah 'azza wajalla telah menetapkan bagian setiap orang dalam harta warisan. Karena itu, wasiat tidak boleh bagi ahli waris. Anak adalah hak sang suami, sedangkan bagi seorang pezina adalah batu (hukuman rajam). Barangsiapa menisbatkan dirinya kepada selain bapaknya atau (budak) menisbatkan dirinya kepada selain tuannya, maka ia akan mendapatkan laknat Allah, malaikat dan seluruh manusia. Allah tidak akan menerima amalan sunnah dan tidak pula amalan wajib, atau amalan sunnahnya dan tidak pula amalan wajibnya." Sa'id berkata; Telah menceritakan kepada kami [Mathar] dari [Syahr bin Hausyab] dari [Abdurrahman bin Ghanm] dari [Amru bin Kharijah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, seperti hadits tersebut. Dan [Mathar] menambahkan di dalam hadits itu, "Dan tidak akan diterima amalan sunnah dan tidak pula amalan wajibnya." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] Telah menceritakan kepada kami [Sa'id] …lalu ia menyebutkan hadits tersebut." Sa'id berkata; Mathar menyebutkan, "Dan tidak akan diterima amalan sunnah atau amalan wajibnya."

ahmad:17011

Telah menceritakan kepada kami [Zaid bin Al Hubab] Telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah bin Shalih] ia berkata, telah menceritakan kepadaku [Abu Az Zahiriyyah] dari [Abdullah bin Busr], bahwa seorang laki-laki mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang sedang berkhutbah di hadapan manusia pada hari jum'at. Beliau lalu bersabda: "Duduklah. Sungguh, kamu telah membuat orang susah dan mengurangi kesempurnaan shalat mereka."

ahmad:17014

Telah menceritakan kepada kami [Isham bin Khalid] Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ayyub Al Hadlrami] ia berkata, telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Busr] ia berkata, "Saudara perempuanku mengutusku membawa sesuatu untuk dipersembahkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau pun menerimanya dariku."

ahmad:17017

Telah menceritakan kepada kami [Abul Mughirah] Telah menceritakan kepada kami [Shafwan bin Amru] ia berkata, telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Busr Al Mazini] ia berkata, "Bapakku mengutusku kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk mengundang beliau makan. Beliau kemudian datang bersamaku, ketika hampir tiba di rumah aku bergegas memberitahukan kepada kedua orang tuaku. Keduanya lantas keluar dan menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kami lantas menyiapkan tempat dengan menghamparkan tikar yang terbuat dari kulit domba, maka beliau pun duduk di atasnya. Kemudian bapakku berkata kepada ibuku, "Bawakanlah makananmu." Maka ia pun datang dengan membawa mangkuk besar berisi tepung yang sudah dicampur dengan air dan garam. Aku lalu meletakkannya di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau bersabda: "Ambillah dengan membaca 'Bismillah.' Ambillah dari sekelilingnya dan tinggalkanlah bagian atasnya. Karena sesungguhnya barakah itu terdapat di sekelilingnya." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian makan dan kami pun makan bersamanya, beliau lalu menyisakan sedikit makanan tersebut. Setelah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdo'a: "ALLAHUMMAGHFIR LAHUM, WARHAMHUM, WA BAARIK LAHUM FIIMAA RAZAQTAHUM (Ya Allah, ampunilah mereka, sayangilah mereka, dan berikanlah keberkahan atas mereka serta lapangkanlah rezeki atas mereka."

ahmad:17018

Telah menceritakan kepada kami ['Affan] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Yazid bin Khumair] dari [Abdullah bin Busr] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang menemui bapakku dan beliau singgah (di rumahnya), atau bapakku berkata kepada beliau, "Singgahlah di tempatku." Kemudian bapakku menyuguhkan beberapa makanan, haisah dan sawiq, lalu beliau pun memakannya. Kemudian beliau makan kurma dan membuang biji kurma dari dlam mulutnya dengan menggunakan dua jari tangannya, jari tengah dan jari telunjuk. Bapakku kemudian menyuguhkan minuman, dan beliau pun meminumnya. Setelah itu beliau memberikan bekas air minumnya kepada orang yang ada di sebelah kanannya. Beliau kemudian bangkit dari duduknya, lantas bapakku mengmabil tali kekang unta seraya berkata, "Berdo'alah kepada Allah 'azza wajalla untukku." Maka beliau pun berdo'a: "ALLAHUMMA BAARIK LAHUM FIIMAA RAZAQTAHUM, WAGHFIR LAHUM, WARHAMHUM (Ya Allah, berkahilah rizki yang Engkau karuniakan kepada mereka, ampuni dan sayangilah mereka)."

ahmad:17023

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Jarir bin Hazim] ia berkata, Telah menceritakan kepada kami [Adi bin Adi] ia berkata, telah mengabarkan kepadaku [Raja` bin Haiwah] dan [Al Urs bin Amirah] dari bapaknya [Adi] ia berkata, "Seorang laki-laki dari Kindah yang biasa dipanggil Umru`ul Qais bin Abis bersengketa dengan seorang laki-laki dari Hadhramut, mereka mengadukan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam prihal tanah. Maka beliau memberi putusan kepada Al Hadlrami agar ia menunjukkan bukti, namun ia tidak dapat menunjukkan bukti apapun. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberi putusan kepada Al Qais agar ia bersumpah. Al Hadlrami pun berkata, "Jika tuan memberi keluasan baginya untuk bersumpah, niscaya tanah itu akan menjadi miliknya. Demi Allah, atau demi Rabb-nya Ka'bah, tanah itu adalah milikku." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa bersumpah dengan sumpah palsu untuk mengambil harta saudaranya, maka ia akan menemui Allah, sedang Allah dalam keadaan murka atasnya." Raja` berkata, "Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membacakan ayat: '(Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit,..) ' (Qs. Ali Imran: 77). Maka Umru`ul Qais berkata, "Wahai Rasulullah, lalu apa balasan bagi orang yang meninggalkannya?" beliau menjawab: "Baginya surga." Ia berkata, "Saksikanlah, saya telah meninggalkannya (menyerahkan tanah itu) semua untuknya."

ahmad:17055

Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] Telah menceritakan kepada kami [Saif] ia berkata, saya mendengar [Adi bin Adi Al Kindi] menceritakan dari [Mujahid] ia berkata, telah menceritakan kepadaku [Budak milik kami] bahwa ia mendengar [Adi] berkata, "Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah 'azza wajalla tidak mengadzab manusia secara umum hanya karena perbuatan dosa segelintir orang, sehingga mereka melihat kemungkaran dan mereka pun mampu untuk mengingkarinya, namun mereka tidak mengingkarinya. Jika mereka telah melakukan hal itu, maka Allah akan menyiksa segelintir orang itu dan juga manusia secara menyeluruh." Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] dari [Jarir bin Hazim] ia berkata, telah menceritakan kepadaku [Adi bin Adi] dari [Raja` bin Haiwah] dan [Al Urs bin Amirah] dari bapaknya [Adi] lalu ia menyebutkan hadits tersebut." [Jarir] berkata, " [Ayyub] menambahkan kepadaku, "Ketika kami semua mendengar hadits itu dari Adi, ia berkata, "Dan telah menceritakan kepada kami Al Ursu bin Amirah; Maka turunlah ayat ini: '(Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit..) ' (Qs. Ali Imran: 77) -hingga akhir ayat- Saat itu aku belum menghafalnya dari Adi."

ahmad:17057

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Bahr] ia berkata, Telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin Muslim] Telah menceritakan kepada kami [Abdullah] -yakni Ibnu Zabr bahwa ia mendengar [Muslim bin Misykam] berkata, Telah menceritakan kepada kami [Abu Tsa'labah Al Khusyani] ia berkata, "Jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam singgah di suatu tempat dan hendak mengumpulkan (para sahabat), mereka memisahkan diri darinya di bukit-bukit dan lembah. Maka beliau berdiri di hadapanku seraya bersabda: "Berpencar-pencarnya kalian di bukit-bukit hanyalah dari setan." Abu Tsa'labah berkata, "Setelah itu jika mereka singgah di suatu tempat, maka mereka saling mendekat satu sama lain, hingga kamu benar-benar akan mengatakan, 'Sekiranya saya membentangkan sehelai kain untuk mereka, niscaya kain tersebut akan dapat menampung mereka semua.' Atau ungkapan yang senada dengan itu."

ahmad:17070

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] dan [Hajjaj] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] telah mengabarkan kepada kami [Amru bin Dinar] dari [seorang laki Mesir] ia menceritakan, bahwa [Amru bin Ash] memberikan hadiah kepada orang-orang, namun ia lebih mengutamakan mendahulukan Ammar bin Yasir. Maka hal itu pun ditanyakan kepadanya. Amru lantas menjawab, "Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ia akan dibunuh oleh kelompok pemberontak."

ahmad:17098

Telah menceritakan kepada kami [Bahz] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] ia berkata, telah mengabarkan kepadaku [Al Hakam] ia berkata, saya mendengar [Dzakwan Abu Shalih] menceritakan dari [Budak Amru bin Ash], bahwa [Amru bin Ash] pernah mengutusnya menemui Ali untuk meminta izin agar dapat menemui isterinya, Asma binti Umais. Ali pun kemudian memberinya izin. Lalu keduanya berbicara dalam suatu keperluan, ketika budak tersebut keluar, ia pun menanyakan perihal (perizinan itu) kepada Amru. Amru kemudian menjawab, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah melarang kami untuk menemui para wanita kecuali atas izin suami mereka."

ahmad:17099

Telah menceritakan kepada kami [Rauh] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepadaku [Sa'id bin Katsir] bahwa [Ja'far bin Muthalib] mengabarkan kepadanya, bahwa Abdullah bin Amru bin Ash pernah menemui [Amru bin Ash], lalu Amru pun mengajaknya makan siang. Abdullah lantas berkata, "Saya sedang berpuasa." Kemudian Amru mengajaknya dua sampai tiga kali, namun Abdullah tetap menjawab dengan jawaban yang sama. Abdullah berkata, "Aku tetap tidak maun, kecuali jika engkau mendengarnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Maka Amru bin Ash pun berkata, "Sungguh, aku mendengarnya dari dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam."

ahmad:17101

Telah menceritakan kepada kami [Affan] ia berkata, Telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Muslim] ia berkata, Telah menceritakan kepada kami [Mutharrif] dari [Ikrimah] dari [Uqbah bin Amir Al Juhani] ia berkata, "Saudara perempuanku bernadzar untuk berjalan kaki menuju Ka'bah, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah, benar-benar tidak membutuhkan (nadzarnya) berjalan kaki, hendaklah berkendaraan dan menyembelih kurban."

ahmad:17125

Telah menceritakan kepada kami [Abdul Malik bin Amru] ia berkata, Telah menceritakan kepada kami [Zuhair] -yakni Ibnu Muhammad- dari [Abdullah bin Muhammad] dari [Atha bin Yasar] dari [Abu Malik Al Asyja'i] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Pengkhianatan paling besar di sisi Allah adalah terkait sehasta tanah. Kalian dapati dua orang yang laki-laki saling bertetangga, baik bertetangga dalam lahan atau tetangga rumah, lalu salah seorang dari keduanya mengambil satu hasta tanah milik saudaranya. Maka jika tetap mengambilnya, ia akan dihimpit dengan tujuh lapis bumi hingga hari kiamat."

ahmad:17131

Telah menceritakan kepada kami [Affan] Telah menceritakan kepada kami [Abu Khalaf Musa bin Khalaf] seorang yang berasal dari jama'ah Balda`, ia berkata, Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Abu Katsir] dari [Zaid bin Sallam] dari kakeknya [Mamthur] dari [Al Harits Al Asy'ari], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah 'azza wajalla telah memerintah Yahya bin Zakariya untuk mengamalkan lima perkara, dan agar ia juga perintahkan hal itu kepada Bani Isra`il untuk mengamalkannya, namun hal itu agaknya hampir terabaikan. Maka Isa pun berkata kepada Yahya, 'Kamu telah diperintahkan untuk mengamalkan lima perkara, dan juga memerintahkan Bani Isra`il agar mereka beramal dengannya. Karena itu, terserah padamu, apakah kamu yang akan menyampaikannya atau aku yang menyampaikannya.' Yahya berkata, 'Wahai saudaraku, sesungguhnya saya khawatir akan mendapat siksa atau ditenggelamkan jika kamu mendahuluiku dalam menyampaikannya.' Maka Yahya pun mengumpulkan Bani Isra`il di dalam Baitul Maqdis, hingga Masjid itu pun penuh. Kemudian Yahya duduk di atas tempat yang tinggi, ia lalu mengucapkan pujian dan sanjungan kepada Allah. Setelah itu Yahya berkata, 'Sesungguhnya Allah 'azza wajalla telah memerintahkan kepadaku dengan lima kalimat, yaitu agar aku beramal dengannya. Dan saya memerintahkan kalian untuk beramal dengannya. Yang pertama, hendaklah kalian beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan perumpamaan hal itu adalah seperti seorang laki-laki yang membeli seorang budak dengan perak atau emas dari hartanya sendiri, lalu budak itu pun bekerja dan menyerahkan hasil pekerjaan kepada selain tuannya. Maka siapakah di antara kalian yang senang jika budaknya seperti itu? Dan sungguh, Allah 'azza wajalla telah menciptakan kalian dan memberi rizki kepada kalian, karena itu, beribadahlah kalian kepadanya, dan janganlah kalian menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Kedua, Allah memerintahkan kalian untuk menunaikan shalat. Dan sesungguhnya Allah 'azza wajalla menghadapkan wajah-Nya ke hadapan wajah hamba-Nya selama ia tidak menoleh. Maka jika kalian shalat, janganlah kalian memalingkan muka (menoleh kesana kemari). Ketiga, Allah memerintahkan kalian untuk berpuasa. Dan permisalan hal itu adalah, seperti seorang laki-laki yang memiliki wadah berisi misk (minyak wangi) di tengah-tengah rombongan, hingga semua orang akan mendapatkan wangi semerbaknya. Sesungguhnya bau mulut seorang yang sedang berpuasa adalah lebih wangi di sisi Allah daripada wanginya Misk. Keempat, Allah memerintahkan kalian untuk mengeluarkan Zakat. Dan perumpamaan zakat itu adalah seperti seorang laki-laki yang ditawan oleh musuh, lalu mereka mengikat kedua tangan laki-laki itu dan meletakkannya dileher, lalu mereka menyeretnya untuk menebas batang lehernya. Kemudian laki-laki itu berkata, 'Apakah kalian mau, agar aku menebus diriku dari tekanan kalian.' maka laki-laki itu pun menebus dirinya dari musuh dengan seluruh hartanya, hingga ia pun bebas. Kelima, Allah memerintahkan kalian untuk banyak berdzikir kepada Allah. Dan perumpamaan Dzikir itu adalah seperti seorang laki-laki yang dikejar oleh pasukan musuh untuk mencari jejaknya. Lalu laki-laki itu mendatangi benteng yang kuat lagi kokoh, maka ia pun berlindung di dalamnya. Dan seorang hamba akan terbebas dari gangguan setan, jika ia senantiasa berdzikir kepada Allah 'azza wajalla.'" Al Haris berkata; Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku perintahkan kepada kalian lima perkara yang Allah telah memerintahkannya kepadaku untuk mengamalkannya; berjama'ah, siap mendengar dan taat, hijrah serta jihad di jalan Allah. Karena itu, siapa yang keluar dari jama'ah meskipun satu jengkal, maka ia telah melepas tali ikatan Islam dari lehernya hingga ia kembali. Dan barangsiapa menyeru dengan seruan jahiliyah, maka ia akan menjadi bagian batu dari batu-batu neraka jahannam." Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, meskipun ia puasa dan shalat." beliau menjawab, "Meskipun ia puasa dan shalat serta mengaku sebagai muslim. Karena itu, panggillah kaum muslimin dengan sebutan yang telah diberikan Allah yakni Al Muslimin, Al Mukminin, hamba-hamba Allah 'azza wajalla."

ahmad:17132

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] ia berkata, Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al Hakam] ia berkata, saya mendengar [Dzakwan] menceritakan dari [budaknya Amru bin Ash], bahwa [Amru] pernah mengutusnya kepada Ali untuk minta izin agar ia dapat menemui Asma bin Umais, maka Ali pun mengizinkannya. Setelah hajatnya selesai, sang budak pun menanyakan hal itu kepada Amru. Amru lantas menjawab, "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah melarang kami untuk menemui para wanita tanpa seizin suami-suami mereka."

ahmad:17137

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Khubaib bin Zubair] ia berkata, saya mendengar [Abdullah bin Abu Al Hudzaili] berkata, " [Amru bin Ash] memilih-milih waktu yang tetap untuk memberikan nasehat kepada kami, lalu seorang laki-laki dari Bani Bakr bin Wa`il berkata, "Sekiranya orang-orang Quraisy tidak berhenti berbuat kemungkaran dan kemaksiatan, niscaya Allah akan meletakkan (kekhilafahan ini) di atas pundak orang-orang Arab selain mereka." kemudian Amru bin Ash berkata, "Kamu dusta! Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Quraisy adalah pemimpin manusia hingga hari kiamat baik dalam kebaikan maupun keburukkan."

ahmad:17140

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ibrahim] ia berkata, Telah menceritakan kepada kami [Auf] telah menceritakan kepadaku [Abul Qamush Zaid bin Ali] ia berkata, telah menceritakan kepadaku [salah seorang utusan] -yang mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari Abdullah bin Qais- ia berkata; Kami menghadiahkan kepada beliau berupa bejana kecil berisi kurma, atau Qirbah (sejenis bejana yang terbuat dari kulit) berisi tumbukan kurma atau Barniy (jenis kurma yang bagus)." Beliau bertanya: "Apakah ini?" kami menjawab, "Ini adalah hadiah." Dan saya menduga bahwa beliau melihat satu di antara kurma itu kemudian mengembalikannya lagi ke tempatnya semula. Dan beliau bersabda: "Berikanlah kepada keluarganya Muhammad." Setelah itu, orang-orang bertanya kepada beliau mengenai beberapa persoalan hingga mereka pun sempat menanyatakan tentang minuman. Maka beliau bersabda: "Janganlah kalian minum pada Ad Duba`, Al Hantam, An Naqir dan jangan pula pada Muzaffat. Minumlah yang halal pada tempat minum yang terikat bagian atasnya." Seorang dari kami bertanya kepada beliau, "Wahai Rasulullah, apa maksud tuan, apa itu Ad Duba`, Al Hantam, An Naqir dan Al Muzaffat?" beliau menjawab: "Aku tidak tahu apa itu. Tempat apakah yang paling panas?" kami menjawab, "Yaitu Al Musyaqqar." Beliau bersabda: "Demi Allah, aku telah memasukinya dan mengambil airnya." Aku lupa akan redaksi hadits itu, lalu aku diingatkan oleh Ubaidullah bin abu Jarwah, ia berkata; Aku pernah berdiri di atas 'Ain Az Zarah, kemudian beliau bersabda: "Ya Allah berilah ampunan bagi Abdul Qais. Sebab, mereka masuk Islam dengan penuh ketaatan dan tanpa paksaan, tanpa kehinaan sebelumnya dan tanpa perang. Dan pada sebagian kaum kami, bahwa tidaklah mereka masuk Islam kecuali setelah dipaksa dan dihinakkan dan diperangi." Disinilah beliau hadapkan wajahnya saat berdo'a, yakni tepat berada di sebelah kanan kiblat hingga kemudian beliau menghadap kiblat. Lalu beliau berdo'a untuk Abdul Qais dan sesudah itu beliau bersabda: "Sesungguhnya sebaik-baik penduduk Masyriq (timur) adalah Abdul Qais." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] Telah menceritakan kepada kami ['Auf] dari [Abul Qamush] ia berkata; Telah menceritakan kepadaku salah [seorang utusan] dari para utusan yang diutus kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam -jika ia tidak menyebutkan [Qais bin An Nu'man], maka aku telah dilupakan untuk mengingat namanya- lalu ia pun menyebutkan hadits. Ia berkata; Beliau berdo'a dengan sepenuh hati, hingga beliau menghadap ke arah kiblat. Sesudah itu, beliau berdo'a untuk Abdul Qais kemudian bersabda: "Sesungguhnya sebaik-baik penduduk Masyriq (daerah bagian timur) adalah para kaum wanitanya bani Abdul Qais."

ahmad:17161

Telah menceritkan kepada kami [Yunus bin Muhammad] Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Abdurrahman Al 'Ashari] ia berkata, Telah menceritakan kepada kami [Syihab bin Abbad] bahwa ia mendengar [sebagian utusan Abdul Qais] berkata; Ketika kami datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka mereka (para sahabat) begitu senang dengan kedatangan kami. Ketika kami sampai, mereka pun melapangkan tempat untuk kami. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan ucapan selamat atas kami dan juga mendo'akan kami. Kemudian beliau melihat ke arah kami seraya bertanya: "Siapakah pemimpin kalian?" Maka dengan serentak kami semua menunjuk ke arah Al Mundzir bin 'Aidz. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apakah Al Asyajj ini?" Jadi hari itu adalah hari pertama kalinya julukan itu diberikan padanya, lantaran adanya satu bekas pukulan pada wajahnya. Kami pun menjawab, "Ya, wahai Rasulullah." Maka ia mengikat binatang tunggangan mereka dan mengumpulkan perhiasan mereka, kemudian ia mengeluarkan tasnya dan mengeluarkan baju safar darinya, ia memakai pakaian yang terbaik kemudian menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Sementara itu, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sedang membentangkan kakinya dan bersandar. Ketika Asyajj mendekat, maka orang-orang pun melapangkan jalan untuknya dan berkata, "Berjalanlah di sini wahai Al Asyajj." Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda sambil duduk dan merapatkan kakinya: "Kesinilah wahai Al Asyajj." Maka Al Asyajj duduk di sebelah kanan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan menyamakan duduknya, maka ia menyambut dan berlemah lembut padanya. Kemudian Al Asyajj bertanya mengenai negerinya dan beliau pun menyebutkan daerah Shafa, Musyaqqar, dan selain itu dari negeri Hajar. Maka Asyajj pun berkata, 'Ibu dan bapakku menjadi tebusan bagimu, sesungguhnya Anda adalah orang yang paling tahu tentang nama-nama kampung kami daripada kami sendiri." Kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya Aku pernah dating ke negeri kalian, lalu aku diberi tempat lapang dan nyaman di dalamnya." Sesudah itu, beliau menghadap ke arah orang-orang Anshar seraya bersabda: "Wahai sekalian kaum Anshar, muliakanlah saudara-saudara kalian ini. Karena mereka begitu mirip dengan kalian di dalam Islam. Dan mereka adalah kaum yang paling mirip syi'ar atau pun orang-orangnya dengan kalian. Mereka masuk Islam dengan penuh ketundukan, bukan karena terpaksa dan juga bukan setelah mereka dihinakan. Sedangkan pada saat yang sama, terdapat kaum-kaum yang enggan untuk memeluk Islam hingga kemudian mereka diperangi." Ketika beliau bersabda: "Bagaimana menurut kalian tentang sikap Ikram dari saudara-saudara kalian terhadap kalian. Dan bagaimana juga tentang jamuan yang berikan pada kalian?" Mereka menjawab, "Mereka adalah sebaik-baik saudara. Mereka mengurusi kuda-kuda kami, mencukupi persediaan makanan dan baru mereka bermalam. Dan di waktu pagi, mereka mengajarkan kami tentang Kitab Rabb kami dan juga akan sunnah Nabi kami." Akhirnya, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun merasa ta'ajub dan gembira akan hal itu. Kemudian menemui kami satu persatu, melihat apa yang telah kami pelajari dan kami ketahui. Di antara kami ada yang telah belajar At Tayiyyat, Ummul Kitab, satu surat dan dua surat kemudian satu sunnah dan dua sunnah. Sesudah itu, beliau menghadap ke arah kami seraya bertanya: "Apakah kalian masih memiliki perbekalan?" Mendengar hal itu, mereka pun sangat berbahagia dan dengan segera mereka memasang pelananya. Lalu setiap orang mendapatkan seonggok kurma dan meletakkannya di atas hamparan tepat di depannya kemudian member isyarat bahwa itu sudah cukup satu Dzira' bukan dua Dzira'. Kemudian beliau bertanya: "Apakah kalian menamakan ini At Ta'dludl (satu gigitan)?" kami menjawab, "Ya." Lalu beliau mengisikannya lagi sebanyak seonggokan kurma dan bertanya kembali: "Apakah kalian menamakan ini Ash sharafan?" kami menjawab, "Ya." Beliau menambahkan lagi seonggokan kurma dan bertanya: "Apakah kalian menamakan ini Al Baraniyy (bejana dari lempung yang dibakar)?" kami menjawab, "Ya." Beliau bersabda: "Sesungguhnya kurma itu adalah sebaik-baik kurma kalian, dan juga paling bermanfaat bagi kalian." Akhirnya kami pun kembali dari perutusan itu. Kami dapat memperbanyak batang kayu darinya. Kami begitu bersemangat hingga besar pohon kurma kami seperti Al Barniy. Akhirnya Al Asyajj berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya tanah kami adalah tanah yang berat lagi menyusahkan. Dan bila kami tidak meminum minuman-minuman ini maka warna-warna kulit kami akan memerah dan perut-perut kami akan membesar." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian minum pada Ad Duba`, Al Hantam dan An Naqir. Hendaklah salah seorang dari kalian minum di tempat minumnya dengan melilitkannya pada mulutnya." Kemudian Al Asyajj berkata lagi, "Demi bapak dan Ibuku wahai Rasulullah, berikanlah kami keringanan dalam hal ini." Maka beliau pun member isyarat dan bersabda: "Wahai Asyajj, jika aku memberikan keringanan untuk kalian seperti ini -beliau member isyarat dengan kedua tangannya- lalu kamu meminumnya seperti ini -beliau melapangkan kedua tangannya dan membentangkan kembali dengan bentangan yang lebih- hingga bila salah seorang dari kalian telah meminum minumannya, ia pun berdiri menghampiri anak pamannya lalu menebas betisnya dengan pedang." Di dalam utusan itu, terdapat seorang laki-laki dari bani Ashar yang biasa dipanggil Al Harits. Ia telah pernah dipukul betisnya lantaran minuman yang mereka konsumsi di rumah. Yang mana laki-laki itu berambut mirip dengan rambut perempuan dari kaum mereka, lalu sebagian penghuni rumah itu bangkit dan menebas betisnya dengan pedang. Karena itu, Al Harits berkata, "Ketika aku mendengarnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka aku segera menyobek pakaianku untuk menutup bekas tebasan pada betisku. Dan rupanya Allah berkehendak menampakkannya kepada Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wasallam."

ahmad:17162

Telah menceritakan kepada kami [Abu Nadlr] ia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah Al 'Umari] ia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Abu Sahl 'Auf bin Abu Jamilah] dari [Zaid bin Abu Al Qamush] dari [utusan Abdul Qais], bahwa mereka mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdo'a: "ALLAHUMMAJ'ALNAA MIN 'IBAADIKAL MUNTAKHABIIN AL GHURIL MUHAJJALIIN AL WAFDIL MUTAQABBALIIN (Ya Allah, jadikanlah kami Ibadul Muntakhabiin, Al Ghurril Muhajjaliin dan Al Wafdul Mutaqabbalin)." Maka mereka pun bertanya, "Wahai Rasulullallah, apa itu Ibadullahil Muntakhabuun?" beliau menjawab: "Yaitu para hamba Allah yang shalih." Mereka bertanya lagi, "Lalu apa yang dimaksud dengan Al Ghurrul Muhajjalun?" beliau menjawab: "Yaitu, mereka yang anggota wudlunya memutih bersih." Mereka bertanya lagi, "Apa yang dimaksud dengan Al Wafdul Mutaqabbaluun?" beliau menjawab: "Yaitu utusan dari umat ini bersama Nabi mereka kepada Allah 'azza wajalla."

ahmad:17163

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] ia berkata, telah menceritakan kepada kami [Hisyam Ad Dastuwa`i] ia berkata, telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [Anas bin Malik] dari [Malik bin Sha'shah], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Saat aku berada di Ka'bah dalam keadaan antara tidur dan terjaga, tiba-tiba satu dari tiga orang laki-laki datang kepadaku. Kemudian aku diberi sebuah baskom besar dari emas yang dipenuhi hikmah dan iman. Setelah itu bagian atas dadaku dibelah hingga perut, lalu hatiku dicuci dengan air zam-zam dan kemudian di isi dengan hikmah dan iman. Lantas aku diberi binatang tunggangan yang lebih kecil dari bighal dan lebih besar dari keledai. Setelah itu aku pergi menungganginya bersama Jibril 'alaihis salam. Ketika kami sampai di langit dunia, maka ditanyakan, "Siapa ini?" Jibril lalu menjawab, atau ditanyakan, "Siapa yang bersama kamu?" Jibril menjawab, "Muhammad." Ditanya lagi, "Apa ia telah diutus menjadi rasul?" Jibril menjawab, "Ya." Lalu dikatakan lagi, "Selamat datang kepadanya, telah datang sebaik-baik orang yang datang." Lalu aku berjumpa dengan Adam 'alaihis salam, lantas aku ucapkan salam kepadanya dan ia pun menjawab dengan mengatakan, 'Selamat datang (atasmu) sebagai seorang anak dan seorang Nabi.' Kemudian kami sampai ke langit yang kedua, lalu ditanyakan, "Siapa ini?" lalu dikatakan, "Jibril." Lalu ditanyakan lagi, "Siapa yang bersamamu?" dikatakan, "Muhammad." Lantas dikatakan seperti perkataan sebelumnya. Kemudian aku berjumpa dengan Yahya dan Isa 'Alaihima salam, aku lalu mengucapkan salam kepada keduanya, maka mereka pun menjawab, "Selamat datang (kepadamu) sebagai saudara dan seorang Nabi." Kemudian kami sampai ke langit yang ke tiga, maka dikatakan pula seperti perkataan sebelumnya. Kemudian aku bertemu Yusuf 'Alaihis salam, aku lalu mengucapkan salam kepadanya dan ia pun menjawab, "Selamat datang (kepadamu) sebagai saudara dan seorang Nabi." Kemudian kami sampai di langit yang ke empat, lantas dikatakan seperti perkataan yang sebelumnya. Kemudian aku bertemu Idris 'Alaihis salam, aku lalu mengucapkan salam kepadanya dan ia pun menjawab, "Selamat datang (kepadamu) sebagai saudara dan seorang Nabi." Kemudian kami sampai ke langit yang ke lima, lalu dikatakan pula seperti perkataan yang sebelumnya. Kemudian aku bertemu Harun 'Alaihis salam, aku lalu mengucapkan salam kepadanya dan ia pun menjawab, "Selamat datang (kepadamu) sebagai saudara dan seorang Nabi." Kemudian kami sampai ke langit yang ke enam, lalu dikatakan pula seperti perkataan yang semula. Kemudian aku bertemu Musa 'Alaihis salam, aku lalu mengucapkan salam kepadanya dan ia pun menjawab, "Selamat datang (kepadamu) sebagai saudara dan seorang Nabi." Ketika aku melewati Musa, ia pun menangis. Maka ditanyakan kepadanya, 'Apa yang membuatmu menangis? ' Ia menjawab, "Wahai Rabb, pemuda ini Engkau utus sesudahku, namun yang masuk surga dari umatnya lebih banyak dan lebih baik dibanding umatku yang masuk surga.' Kemudian kami sampai di langit yang ke tujuh, lalu dikatakan seperti perkataan yang semula. Aku lalu bertemu Ibrahim 'Alaihis salam, aku lalu mengucapkan salam kepadanya dan ia pun menjawab, "Selamat datang (kepadamu) sebagai anak dan seorang Nabi." Rasulullah lalu bersabda: "Kemudian baitul Ma'mur diperlihatkan kepadaku, maka aku bertanya kepada Jibril 'Alaihis salam dan ia menjawab, "Ini adalah Baitul Ma'mur, setiap hari ada tujuh puluh ribu malaikat yang shalat di dalamnya, dan jika telah keluar dari tempat itu maka mereka tidak akan pernah kembali lagi (untuk shalat)." Beliau melanjutkan: "Kemudian diperlihatkanlah Sidratul Muntaha kepadaku, pancangnya seperti anjang-anjang batu, daunnya seperti telinga-telinga gajah dan di bawah tiangnya terdapat empat buah sungai; dua di bagian dalam dan dua lagi di bagian luarnya. Maka aku pun bertanya kepada Jibril tentang hal itu, ia lalu menjawab, "Adapun dua sungai yang ada di bagian dalam, maka itu ada di surga. Sedangkan dua sungai yang ada di bagian luar, maka itu adalah Sungai Eufrat dan Sungai Nil." Beliau melanjutkan kembali: "Kemudian diwajibkan kepadaku untuk melaksanakan shalat sebanyak lima puluh kali (sehari semalam), aku lalu berjumpa lagi dengan Musa 'alaihis salam, lalu ia bertanya, "Apa yang kamu lakukan?" Aku menjawab, "Telah diwajibkan kepadaku shalat sebanyak lima puluh kali." Maka ia berkata, "Sungguh, aku lebih tahu tentang manusia daripada kamu! Aku telah menyeru Bani Israil dengan ajakan yang paling tegas, maka sekali-kali umatmu tidak akan mampu melaksanakanya. Maka kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan." Beliau berkata: "Aku lalu kembali menemui Rabbku dan meminta keringanan, lalu Ia memberi keringanan hingga menjadi empat puluh kali, saat aku kembali kepada Musa, maka ia pun berkata, "Apa yang telah engkau lakukan?" Aku menjawab: "Rabbku telah menguranginya menjadi empat puluh kali." Kemudian ia memberiku nasihat seperti nasihatnya yang pertama. Maka aku kembali meminta keringanan kepada Rabbku Azza wa jalla, dan Dia menguranginya menjadi tiga puluh kali. Kemudian aku kembali kepada Musa dan aku kabarkan hal itu kepadanya, maka ia pun memberiku nasihat seperti nasihatnya yang pertama. Kemudian aku kembali meminta keringanan kepada Rabbku Azza wa jalla, dan Dia menguranginya menjadi dua puluh kali, kemudian sepuluh kali dan lima kali. Aku lantas mendatangi Musa dan mengabarkan hal itu kepadanya, ia lalu berkata kepadaku seperti yang telah ia katakan pertama kali. Maka aku berkata: "Sungguh aku malu kepada Rabbku Azza wa jalla, sudah berkali-kali aku kembali pada-Nya. Lalu terdengarlah suara, 'Aku telah menetapkan ketentuan-Ku, telah Aku beri keringanan kepada hamba-hambaKu dan Aku akan balas setiap kebaikan dengan sepuluh kalinya". Telah menceritakan kepada kami [Yunus bin Muhammad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syaiban] dari [Qatadah] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Anas bin Malik] bahwa [Malik bin Sha'sah] menceritakan kepada mereka bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Saat aku berada di Ka'bah dalam keadaan antara tidur dan terjaga…lalu beliau menyebutkan hadits tersebut. Beliau berkata: "Kemudian kami bertolak menuju langit ke tujuh, lalu Jibril alaihi salam meminta agar pintu langit dibuka. Lantas dikatakan, "Siapa ini? Jibril menjawab, "Ini Jibril." Lalu ditanyakan lagi, "Bersama siapa?" Jibril menjawab, "Muhammad." Di tanyakan lagi, "Apakah dia telah diutus?" Jibril menjawab, "Ya." Setelah itu pintu langit pun dibuka. Mereka kemudian berkata, "Selamat datang baginya, sungguh telah datang sebaik-baik orang yang datang." Kami lalu bertemu Ibrahim 'alaihis salam, maka akupun bertanya kepada Jibril: "Siapa ini?" Jibril menjawab, "Dia adalah ayahmu, Ibrahim." Maka aku pun mengucapkan salam kepadanya, ia lalu menjawab seraya berkata, "Selamat datang (kepadamu) sebagai anak dan Nabi yang shalih." Lalu diangkatlah Sidratul Muntaha yang daun-daunnya seperti telinga-telinga gajah, penopangnya seperti anjang-anjang batu, sementara di bagian bawahnya mengalir empat sungai; dua sungai terdapat di bagian luar dan dua lagi terdapat di bagian dalam. Aku lalu bertanya kepada Jibril: "Apa ini wahai Jibril?" Ia menjawab, "Dua yang ada di bagian luar, keduanya adalah sungai Nil dan sungai Eufrat. Sedangkan dua sungai yang ada di dalam adalah dua sungai yang terdapat di surga." Lalu aku diberi dua buah mangkuk, yang satu berisi khamr dan yang satunya lagi berisi susu, maka aku memilih yang berisi susu. Jibril lantas berkata, "Engkau telah memilih fitrah."

ahmad:17164

Telah menceritakan kepada kami [Affan] ia berkata, Telah menceritakan kepada kami [Hammam bin Yahya] ia berkata; Aku mendengar [Qatadah] menceritakan dari [Anas bin Malik] bahwa [Malik bin Sha'sha'ah] telah menceritakan kepadanya bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Salam pernah menceritakan kepada mereka tentang malam Isra`nya. Beliau bersabda: "Ketika aku berada di Hatim -sepertinya Qatadah mengatakan: berbaring di Hijr- tiba-tiba aku didatangi seseorang. Ia berkata kepada temannya yang berada di tengah, ia adalah salah satu dari tiga orang. Keduanya lalu mendatangiku dan membedah -Dan aku mendengar Qatadah menyebutkan, 'Syaqqa (membelah) - antara bagian ini ada ini." Qatadah berkata; Aku bertanya kepada Al Jarud, "Apa maksud beliau itu?" Ia menjawab, "Yaitu dari lubang leher hingga rambut." Aku juga mendengarnya berkata, "Dari dada hingga rambut (pusarnya)." Sabda beliau: "Kemudian dikeluarkanlah hatiku. Lalu aku dibawakan bak cuci yang terbuat dari emas yang berisikan iman dan hikmah. Kemudian hatiku dicuci dan dijahit lalu dikembalikan ke tempatnya semula. Setelah itu, aku diberi hewan tunggangan. Hewan itu bukan Bighal, namun ia berada di atas Himar putih." Al Jarud bertanya, "Apakah hewan itu adalah Al Buraq wahai Abu Hamzah?" Ia menjawab, "Ya. Langkahnya jatuh tepat di penghujungnya." Beliau bersabda: "Aku pun dibawa dengan menaiki kendaraan itu. Jibril pergi bersamaku hingga tiba di langit dunia. Langit pun terbuka dan ditanyakan, 'Siapa ini? ' Ia menjawab, 'Jibril.' Ditanyakan lagi, 'Dan siapa orang yang bersamamu? ' Ia menjawab, 'Muhammad.' Ditanyakan lagi, 'Apakah telah diutus risalah padanya? ' Ia menjawab, 'Ya.' Maka dikatakanlah, 'Marhaban, selamat datang baginya. Sebaik-baik orang telah datang.' Kemudian langit pun terbuka, dan ketika aku sampai, ternyata di situ ada Nabi Adam 'Alaihis Salam. Jibril berkata, 'Ini adalah bapakmu Adam. Ucapkanlah salam atasnya. Adam pun membalas salamku seraya berkata, 'Selamat datang wahai anak Shalih dan Nabi yang Shalih.' Kemudian kendaraan terus naik hingga ke langit ke dua dan ia pun terbuka. Lalu ditanyakanlah, 'Siapakah ini? ' Ia menjawab, 'Jibril.' Dan ditanyakan lagi, 'Dan siapa orang yang bersamamu? ' Ia menjawab, 'Muhammad.' Ditanyakan lagi, 'Apakah telah diutuskan wahyu padanya? ' Jibril menjawab, 'Ya.' Lalu dikatakanlah, 'Selamat datang untuknya. Sebaik-baik orang telah datang.' Langit itu pun terbuka dan ketika aku sampai, ternyata di situ ada Yahya dan Isa yang keduanya adalah sepupu. Jibril berkata, 'Ini adalah Yahya dan Isa. Ucapkanlah salam atas keduanya.' Aku pun mengucapkan salam kepada keduanya. Keduanya membalas salam dan berkata, 'Selamat datang bagi saudara yang shalih dan juga Nabi yang shalih.' Kendaraan itu terus naik hingga ke langit ketiga, dan langit itu pun terbuka lalu ditanyakan, 'Siapa ini? ' Jibril menjawab, 'Ini adalah Jibril.' Ditanyakan lagi, 'Siapa orang yang bersamamu? ' Jibril menjawab, 'Muhammad.' Ditanyakan lagi, 'Apakah telah diutuskan wahyu padanya? ' Jibril menjawab, 'Ya.' Lalu dikatalanlah, 'Selamat datang untuknya. Sebaik-baik orang telah datang.' Langit itu pun dibuka dan ketika aku sampai, ternyata ada Yusuf 'Alaihis Salam. Jibril berkata, 'Ini adalah Yusuf, maka ucapkanlah salam atasnya.' Aku pun mengucapkan salam lalu dibalas olehnya seraya berkata, 'Selamat datang bagi saudara yang Shalih dan juga Nabi yang shalih.' Kemudian kendaraan itu naik lagi hingga ke langit keempat dan Jibril meminta untuk dibukakan. Ditanyakanlah, 'Siapakah ini? ' Jibril menjawab, 'Ini adalah JIbril.' Ditanyakan lagi, 'Dan siapa orang yang bersamamu? ' Jibril menjawab, 'Muhammad.' Ditanyakan lagi, 'Apakah telah diutuskan wahyu padanya? ' Jibril menjawab, 'Ya.' Maka dikatakanlah, 'Selamat datang untuknya. Dan sebaik-baik orang telah datang.' Lalu langit itu pun dibuka, dan ketika aku sampai, ternyata di situ ada Idris 'Alaihis salam. Jibril berkata, 'Ini adalah Idris, ucapkanlah salam atasnya.' Aku mengucapkan salam, dan ia membalas salam dan berkata, 'Selamat datang wahai saudara yang Shalih dan juga Nabi yang shalih.' Kendaraan yang kutunggangi terus naik hingga ke langit yang kelima. Jibril minta agar dibukakan. Maka ditanyakanlah, 'Siapa ini? ' Jibril menjawab, 'Ini adalah JIbril.' Ditanyakan lagi, 'Dan siapa orang yang bersamamu? ' Jibril menjawab, 'Muhammad.' Ditanyakan lagi, 'Apakah telah diutuskan wahyu padanya? ' Jibril menjawab, 'Ya.' Maka dikatakanlah, 'Selamat datang untuknya. Dan sebaik-baik orang telah datang.' Lalu langit itu pun dibuka, dan ketika aku sampai, ternyata di situ ada Harun 'Alaihis Salam. Jibril berkata, 'Ini adalah Harun, ucapkanlah salam atasnya, maka aku pun mengucapkan salam dan ia membalas dan berkata, 'Selamat datang wahai saudara yang Shalih dan juga Nabi yang shalih.' Kendaraan yang kutunggangi terus naik hingga ke langit yang keenam dan Jibril meminta untuk dibukakan. Maka ditanyakanlah, 'Siapakah ini? ' Jibril menjawab, 'Ini adalah JIbril.' Ditanyakan lagi, 'Dan siapa orang yang bersamamu? ' Jibril menjawab, 'Muhammad.' Ditanyakan lagi, 'Apakah telah diutuskan wahyu padanya? ' Jibril menjawab, 'Ya.' Maka dikatakanlah, 'Selamat datang untuknya. Dan sebaik-baik orang telah datang.' Lalu langit itu pun dibuka, dan ketika aku sampai, ternyata di situ ada Musa 'Alaihis Salam. Jibril berkata, 'Ini adalah Musa, ucapkanlah salam atasnya.' Maka aku pun mengucapkan salam dan ia membalas dan berkata, 'Selamat datang wahai saudara yang Shalih dan juga Nabi yang shalih.' Ketika aku melewatinya, ia menangis, maka ditanyakanlah padanya, 'Apa yang menyebabkanmu menangis? ' Ia menjawab, 'Aku menangis. Dan sepeninggalku ada seorang anak yang akan diutus menjadi Nabi. Dan yang masuk surge dari umatnya lebih banyak daripada umatku.' Kendaraanku terus naik hingga ke langit ke tujuh. dan Jibril meminta untuk dibukakan. Maka ditanyakanlah, 'Siapakah ini? ' Jibril menjawab, 'Ini adalah JIbril.' Ditanyakan lagi, 'Dan siapa orang yang bersamamu? ' Jibril menjawab, 'Muhammad.' Ditanyakan lagi, 'Apakah telah diutuskan wahyu padanya? ' Jibril menjawab, 'Ya.' Maka dikatakanlah, 'Selamat datang untuknya. Dan sebaik-baik orang telah datang.' Lalu langit itu pun dibuka, dan ketika aku sampai, ternyata di situ ada Ibrahim 'Alais Salam. Jibril berkata, 'Ini adalah Ibrahim, ucapkanlah salam atasnya.' Maka aku pun mengucapkan salam dan ia membalas dan berkata, 'Selamat datang wahai saudara yang Shalih dan juga Nabi yang shalih.' Kemudian Sidratul Muntaha pun dibukakan untukku dan ternyata pohonnya seperti pohon Hajar, dan dahannya seperti teliga gajah. Maka Jibril pun berkata, 'Ini adalah Sidratul Muntaha`.' Di situ terdapat empat sungai, dua sungai berada di dalam sedangkan yang dua lagi tampak di luar. Aku pun bertanya, 'Apa ini wahai Jibril? ' Ia menjawab, 'Adapun dua sungai yang tersembunyi di dalam adalah dua sungai yang terdapat di surga. Sedangkan dua sungai yang nampai adalah Nil dan Furat.' Kemudian diangkatkanlah padaku Baitul Ma'mur." Qatadah berkata; Dan Telah menceritakan kepada kami Al Hasan dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwasanya beliau Baitul Ma'mur, dimana setiap harinya dimasuki oleh tujuh puluh ribu malaikat dan mereka itu tidak akan kembali lagi. Kembali lagi kepada haditsnya Anas, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kemudian didatangkanlah padaku tiga bejana yang satu berisi khamer dan yang satunya lagi berisikan susu dan yang terakhir berisi madu. Lalu aku mengambil susu, maka Jibril berkata, 'Ini adalah fitrah. Kamu dan umatmu berada di atasnya.' Setelah itu, diturunkanlah kewajiban shalat sebanyak lima puluh kali setiap harinya. Aku pun kembali dan melewati Musa 'Alaihis Salam, ia pun bertanya, 'Apa telah diperintahkan kepadamu? ' Aku menjawab, 'Aku diperintahkan untuk menunaikan shalat lima puluh kali setiap harinya.' Musa berkata, 'Sesungguhnya ummatmu tidak akan sanggup untuk menunaikan shalat lima puluh kali dalam sehari. Sesungguhnya aku telah menguji manusia sebelummu dan aku telah mengobati kaum Bani Isra'il. Kembalilah pada Rabb-mu, dan mintalah keringanan untuk ummatmu.' Maka aku pun kembali, dan Rabb-ku menguranginya sepuluh. Lalu aku menemui Musa. Ia pun bertanya, 'Apa yang telah diperintahkan kepadamu? ' Aku menjawab, 'Menunaikan empat puluh shalat setiap harinya.' Musa menjawab, 'Sesungguhnya ummatmu tidak akan sanggup untuk menunaikan sebanyak empat puluh shalat dalam sehari. Sesungguhnya aku telah menguji manusia sebelummu dan aku telah mengobati kaum Bani Isra'il. Kembalilah pada Rabb-mu, dan mintalah keringanan untuk ummatmu.' Maka aku pun kembali lagi, dan Rabb-ku mengurangi lagi sepuluh lalu aku menemui Musa. Musa bertanya, 'Apa yang telah diperintahkan padamu? ' Aku berkata, 'Aku telah diperintahkan untuk menunaikan tiga puluh shalat dalam sehari.' Musa berkata lagi, 'Sesungguhnya ummatmu tidak akan sanggup untuk menunaikan sebanyak tiga puluh shalat dalam sehari. Sesungguhnya aku telah menguji manusia sebelummu dan aku telah mengobati kaum Bani Isra'il. Kembalilah pada Rabb-mu, dan mintalah keringanan untuk ummatmu.' Akhirnya aku pun kembali lagi meminta keringanan, lalu Allah menguranginya lagi sepuluh raka'at. Kemudina aku menemui Musa. Ia bertanya, 'Apa yang telah diperintahkan kepadamu? ' Aku menjawab, 'Menunaikan dua puluh shalat setiap harinya.' Musa menjawab, 'Sesungguhnya ummatmu tidak akan sanggup untuk menunaikan sebanyak dua puluh shalat dalam sehari. Sesungguhnya aku telah menguji manusia sebelummu dan aku telah mengobati kaum Bani Isra'il. Kembalilah pada Rabb-mu, dan mintalah keringanan untuk ummatmu.' Maka aku pun kembali lagi, dan Rabb-ku mengurangi lagi sepuluh rakaat. Aku menemui Musa, dan ia bertanya lagi, 'Apa yang telah diperintahkan kepadamu? ' Aku menjawab, 'Menunaikan sepuluh shalat setiap harinya.' Musa menjawab, 'Sesungguhnya ummatmu tidak akan sanggup untuk menunaikan sebanyak sepuluh puluh shalat dalam sehari. Sesungguhnya aku telah menguji manusia sebelummu dan aku telah mengobati kaum Bani Isra'il. Kembalilah pada Rabb-mu, dan mintalah keringanan untuk ummatmu.' Maka aku pun kembali lagi, dan akhirnya aku diperintahkan untuk menunaikan lima kali shalat dalam sehari. Setelah itu, aku kembali ke Musa. Ia bertanya, 'Apa yang telah diperintahkan kepadamu? ' Aku menjawab, 'Yaitu menunaikan lima kali shalat dalam sehari.' Musa berkata, 'Sesungguhnya ummatmu tidak akan sanggup untuk menunaikan sebanyak sepuluh lima shalat dalam sehari. Sesungguhnya aku telah menguji manusia sebelummu dan aku telah mengobati kaum Bani Isra'il. Kembalilah pada Rabb-mu, dan mintalah keringanan untuk ummatmu.' Sungguh, aku telah meminta keringanan kepada Rabb-ku hingga aku malu terhadap-Nya. Akan tetapi aku ridla dan menerimanya. Dan ketika aku pergi, sang penyeru menyerukan: 'Aku telah tetapkan faridlah-Ku..dan Aku juga telah memberi keringanan atas hamba-Ku.'" Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] ia berkata, Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abu 'Arubah] dari [Qatadah bin Di'a'ah] dari [Anas bin Malik] dari [Malik bin Sha'sha'ah] dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam, bahwasanya beliau bersabda: "Ketika aku berada di sisi Ka'bah dalam keadaan antara tidur dan terjaga, tiba-tiba aku mendengar seseorang berkata, salah satu dari yang tiga.." Lalu ia pun menyebutkan hadits. Beliau bersabda: "Kemudia, diangkatkanlah Baitul Ma'mur untuk kami, yang mana setiap harinya dimasuki oleh tujuh puluh ribu Malaikat. Bila mereka keluar darinya, maka mereka tidak akan kembali. Kemudian diangkatkanlah padaku Sidratul Muntaha` dan ternyata dahannya seperti telinga gajah." Kemudian ia pun menyebutkan hadits. Beliau bersabda: "Aku katakana, 'Sungguh, aku telah meminta keringanan kepada Rabb-ku hingga aku sendiri merasa malu. Tidak. Aku akan ridla dan menerima.' Maka ketika aku meninggalkannya, aku pun diseur, 'Sesungguhnya Aku telah memberi keringanan atas para hamba-Ku. Dan Aku juga telah menetapkan Faraa`idl-Ku. Dan Aku telah menjadikan untuk satu kebaikan menjadi sepuluh kebaikan semisalnya.'" Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Bakr] ia berkata; Telah mengabarkan kepada kami [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Anas bin Malik] dari [Malik bin Sha'sha'ah] salah seorang laki-laki dari kaumnya. Maka ia pun menyebutkan hadits itu.

ahmad:17165

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Ibnu Juraij] ia berkata, telah menceritakan kepadaku [Isma'il bin Katsir] dari [Ashim bin Laqith] dari [Bapaknya] seorang utusan Bani Munfiq - [Abdurrazaq Al Muntaqi] menyebut dengan Al Muntafiq-, bahwa ia bersama seorang temannya mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, namun mereka berdua tidak dapat bertemu dengan beliau. Aisyah kemudian memberi suguhan kurma dan bubur kepada mereka berdua. Tak lama kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang dengan berjalan yang jalannya seakan turun dari atas (jinjit dan tidak menyentuhkan telapak kaki pada tanah). Beliau lalu bertanya: "(Aisyah) apakah kamu telah memberi makan keduanya?" kami menjawab, "Ya." Saya (Abdurrazaq) berkata, "Wahai Rasulullah, aku ingin tanya tentang shalat?" Beliau bersabda: "Sempurnakanlah wudlu, basahilah jari-jemarimu (saat berwudlu), dan jika kamu melakukan Istinsyaq (memasukkan air ke dalam lubang hidung) maka sempurnakanlah, kecuali saat kamu sedang berpuasa." Saya berkata lagi, "Wahai Rasulullah, saya mempunyai seorang isteri." Lalu Abdurrazaq pun menuturkan tentang kejelekan akhlak isterinya. Maka beliau bersabda: "Ceraikanlah ia." Saya berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya ia memiliki hubungan pertalian denganku, dan juga seorang anak dariku." Beliau bersabda: "Kalau begitu, perintahkanlah kepadanya -atau- katakanlah kepadanya (agar ia mentaatimu dalam kebaikan). Jika padanya masih ada kebaikan, niscaya dia akan melakukan apa yang kamu perintahkan padanya dan janganlah kamu memukul isterimu seperti kamu memukul budak perempuanmu." Dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba sang penggembala kambing memasukkan kambing ke dalam kandangnya, sementara tangannya memegang anak kambing. Maka beliau bertanya, "Apakah kambing itu telah beranak?" ia menjawab, "Ya." Beliau bertanya lagi: "Berapa anaknya?" ia menjawab, "Satu ekor anak kambing." Beliau bersabda: "Sembelihlah untuk anak kambing itu seekor kambing dan bawakanlah kepadaku." Maka beliau bersabda lagi: "Jangan kamu menyangka bahwa kami menyembelihnya karena kedatangan kalian. kami memiliki seratus ekor kambing dan kami tidak suka bila jumlahnya bertambah lagi. Karena itu, jika ada pengembala yang mendapat kelahiran hewannya kami perintahkan agar ia menyembelihnya." Maka ia pun memotong seekor kambing sebagai pengganti (kambing yang lahir)."

ahmad:17172

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] ia berkata, Telah menceritakan kepada kami [Amru bin Murrah] ia berkata, saya mendengar [Abu Burdah] berkata, saya mendengar [Al Aghar] seorang laki-laki yang berasal dari Juhainah, menceritakan kepada Ibnu Umar, bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai sekalian manusia bertaubatlah kalian kepada Rabb kalian, sesungguhnya aku bertaubat kepada-Nya dalam sehari seratus kali."

ahmad:17173

Telah menceritakan kepada kami [Affan] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] ia berkata, telah mengabarkan kepadaku [Amru] ia berkata, saya mendengar [Abu Burdah] menceritakan, bahwa ia mendengar seorang laki-laki yang berasal dari Juhainah yang biasa dipanggil [Al Aghar] menceritakan kepada Ibnu Umar, bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai sekalian manusia, bertaubatlah kalian kepada Rabb kalian. karena sesungguhnya saya bertaubat kepada-Nya seratus kali dalam sehari."

ahmad:17176

Telah menceritakan kepada kami [Al Hakam bin Musa], Abdullah berkata, dan saya mendengarnya dari [Al Hakam] berkata, Telah menceritakan kepada kami [Syihab bin Khirasy] berkata, telah menceritakan kepadaku [Syu'aib bin Ruzaiq Ath Tha`ifi] ia berkata, "Saya pernah duduk bersama seorang yang bernama [Al Hakam bin Hazn Al Kullafi], salah seorang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ia menceritakan kepada kami, "Saya pernah mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersama tujuh atau sembilan orang sahabat, lalu beliau memberi izin hingga kami pun segera menemuinya. Kami lantas berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami datang kepada tuan agar tuan mendoakan kebaikan untuk kami." Maka beliau pun mendoakan kebaikan untuk kami dan menyuruh kami untuk singgah di tempat beliau, lalu kami pun singgah." Kemudian beliau mempersilahkan kami untuk menyantap beberapa kurma. Kami tinggal bersama beliau beberapa hari, dan kami juga ikut menyaksikan shalat jum'at bersama beliau. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu berdiri dengan bertumpu pada sebuah busur atau tongkat. Beliau memuji Allah dan mengagungkan-Nya dengan kalimat yang mudah, kalimat thayyibah dan penuh keberkahan. Kemudian beliau bersabda: "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian tidak akan bisa melaksanakan keseluruhan apa yang diperintahkan pada kalian dan kalian tidak akan mampu. Karena itu, istiqamahlah kalian dalam ketaatan dan perkataan serta berilah kabar gembira." Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Manshur] Telah menceritakan kepada kami [Syihab bin Khirasy bin Hausyab] Telah menceritakan kepada kami [Syu'aib bin Ruzaiq At Tha'ifi] ia berkata, "Saya pernah duduk bersama [Al Hakam bin Hazn Al Kullafi], salah seorang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ia menceritakan kepada kami…kemudian ia menyebutkan makna hadits tersebut."

ahmad:17182

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu Adi] dari [Sulaiman] dari [Abu Tamimah] dari [Duljah bin Qais] bahwa [Al Hakam Al Ghifari] berkata kepada seorang laki-laki, atau seorang laki-laki telah berkata kepadanya, "Apakah engkau ingat ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang An Naqir, Al Muqayyar -atau salah satu dari keduanya-, Ad Duba dan Al Hantam?" Ia menjawab, "Ya, dan aku bersaksi atas itu." Abu 'Abdurrahman berkata; telah menceritakan kepadaku sebagian sahabat kami ia berkata, saya mendengar Arim berkata, "Tahukah kalian mengapa ia diberi nama Duljah?" Kami menjawab, "Kami tidak tahu." Ia lalu berkata, "Orang-orang membawanya berjalan ke Makah di tengah malam lalu Ibunya menaruhnya di Duljah, maka sejak itu ia diberi nama Duljah."

ahmad:17185

Telah menceritakan kepada kami [Waki'] Telah menceritakan kepada kami [Zakaria] dari [Amir] dari [Abdullah bin Muthi'] dari [Bapaknya] ia berkata, "Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda pada hari penaklukan kota Makkah: "Selama orang-orang Quraisy tidak akan dibunuh setelah tahun ini hingga hari kiamat."

ahmad:17193

Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] telah menceritakan kepada kami [Bapakku] dari [Ibnu Ishaq] ia berkata, telah menceritakan kepadaku [Imran bin Abu Anas] dari [Hanzhalah bin Ali Al Aslami] dari [seorang laki-laki Bani Ad Dail] ia berkata, "Saya shalat Zhuhur di rumahku, setelah itu saya keluar membawa binatang ternakku untuk meminumkannya di tempat penggembalaan. Lalu saya melewati Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang saat itu sedang shalat Zhuhur bersama para sahabat. Namun saya hanya berlalu saja tanpa ikut shalat bersama mereka. Selesai aku memberi minum hewan ternakku dan kembali pulang, maka hal itu (kembali pulang dan tidak ikut shalat) pun diberitahukan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau lalu bertanya kepadaku: "Wahai Fulan, apa yang menghalangimu untuk shalat bersama kami saat kamu melewati kami?" aku lantas menjawab: "Wahai Rasulullah, aku telah shalat di rumahku." Beliau bersabda: "Meskipun kamu telah shalat di di rumahmu!"

ahmad:17217

Telah menceritakan kepada kami [Affan] telah menceritakan kepada kami [Abu Awanah] telah menceritakan kepada kami [Hilal bin Humaid] dari ['Abdurrahman bin Abu Laila] ia berkata, "Umar melihat Abu Abdul Hamid atau putra Abdul Hamid -Abu 'Uwaanah merasa ragu- dulu namanya adalah Muhammad, lalu ada seorang laki-laki yang berkata kepadanya, 'Wahai Muhammad, semoga Allah menimpakan ini dan itu padamu'. 'Abdurrahman (perawi) berkata, "Laki-laki itu mencelanya. Maka seketika itu berkatalah Amirul Mukminin, "Wahai Ibnu Zaid mendekatlah padaku! Tidakkah aku telah melihat bahwa Muhammad telah dihina karena sebabmu?" Tidak! Demi Allah, selama aku masih hidup Muhammad tidak boleh untuk dihinakan." Kemudian Amirul Mukminin memberinya nama 'Abdurrahman, setelah itu mengutusnya menemui Bani Thalhah agar kelurganya mengganti nama-nama mereka. Jumlah mereka waktu itu adalah enam atau tujuh orang, sedangkan Muhammad adalah pemimpin dan yang paling besar di antara mereka." Perawi berkata, "Lalu berkatalah [Muhammad bin Thalhah], 'Semoga Allah mengingatkan Anda wahai Amirul Mukminin! Demi Allah, aku telah diberi nama Muhammad -Muhammad selain Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam-." Maka berkatalah Umar, "Berdirilah kalian semua, sesungguhnya aku tidak berhak melarang seseorang menggunakan nama Muhammad."

ahmad:17223

Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Ali bin Zaid] dari [Abu Nadrah] ia berkata, " [Utsman bin Abul Ash] mendatangi kami pada hari Jum'at agar kami memperlihatkan mushhaf milik kami dan membandingkannya dengan mushhaf miliknya. Saat waktu shalat Jum'at telah tiba, ia menyuruh kami mandi, maka kami pun mandi. Kami lalu diberi minyak wangi, dan kami memakainya. Setelah itu kami berangkat ke masjid dan duduk di samping seorang laki-laki. Laki-laki itu menceritakan kepada kami hadits tentang Dajjal. Kemudian datanglah Utsman bin Abul Ash dan kami pun beranjak mendekatinya. Utsman berkata, "Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kaum muslimin akan memiliki tiga negeri, satu negeri di Multaqal Bahrain, satu di Hirah dan satu negeri di Syam. Lalu manusia akan mengalami tiga kali masa ketakutan. Kemudian keluarlah Dajjal di hadapan manusia, dan ia akan membuat kerusakan dari arah timur. Negeri yang pertama kali dimasukinya adalah negeri yang ada di pertemuan dua laut, hingga penduduk negeri itu akan terpecah menjadi tiga kelompok; kelompok pertama akan mengatakan, 'Kita akan menguji dan melihatnya siapa sebenarnya dia.' Kelompok kedua akan bergabung orang-orang Arab dusun. Dan kelompok ketiga akan bergabung dengan negeri setelahnya. Adapun Dajjal, maka yang akan bergabung bersama sebanyak tujuh puluh ribu orang yang semuanya memakai pakaian hijau. Kebanyakan pengikutnya adalah orang-orang Yahudi dan para wanita. Kemudian Dajjal memasuki negeri yang kedua, lalu penduduk itu pun menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama akan berkata, 'Kita akan menguji dan melihatnya siapa sebenarnya dia.' Kemudian kelompok kedua ikut bergabung dengan orang-orang Arab dusun. Dan kelompok ketiga akan bergabung dengan negeri setelahnya di sebelah barat wilayah Syam. Sementara kaum muslimin akan benyingkir ke Aqabah Afiq, mereka lantas membawa hewan ternah mereka, namun hewan ternak mereka dirampas hingga mereka pun ditimpa kelaparan dan kelelahan yang sangat, sampai-sampai salah seorang dari mereka memanggang tali busurnya lalu memakannya. Dalam suasana seperti itu, tiba-tiba pada waktu sahur seorang penyeru menyerukan, 'Wahai sekalian manusia, keberuntungan telah mendatangi kalian -hingga tiga kali-'. Kemudian sebagian mereka berkata kepada sebagian yang lain, 'Sungguh, ini adalah suara dari orang yang kekenyangan.' Lalu turunlah Isa bin Maryam 'Alaihis Salam pada waktu shalat Fajar, pemimpin mereka lantas berkata, 'Wahai Ruh Allah, maju dan shalatlah.' Isa kemudian berkata, 'Sesungguhnya umat ini adalah pemimpin sebagian untuk sebagian yang lain.' Maka pemimpin mereka pun maju dan menunaikan shalat. Setelah menunaikan shalat, Isa kemudian mengambil tombaknya dan pergi ke arah Dajjal. Saat Dajjal melihatnya, maka ia pun meleleh sebagaimana melelehnya tima, sehjingga Isa kemudian meletakkan tombaknya di atas dada Dajjal dan membunuhnya. Akhirnya orang-orang yang bersama Dajjal pun terkalahkan, pada pada hari itu tidak tersisa lagi sesuatu yang dapat mereka gunakan untuk bersembunyi. Bahkan pepohonan pun berkata, 'Wahai Muslim, ini orang kafir (bersembunyi di belakangku).' Demikian pula batu, ia akan berkata, 'Wahai orang Mukmin ini (ada) orang kafir (di belakangku).'" Telah menceritakan kepada kami [Affan] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] telah menceritakan kepada kami [Ali bin Zaid] dari [Abu Nadrah] ia berkata, "Kami mendatangi [Utsman bin Abul Ash] untuk memperlihatkan kepadanya Mushhaf milik kami...kemudian ia menyebutkan maknanya. Hanya saja dia menyebutkan, "Pada hari itu tidak ada lagi seswuatu yang dapat melindungi mereka." Ia juga menyebutkan, "(Dajjal) meleleh sebagaimana timah yang meleleh."

ahmad:17226

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salamah Al Harrani] dari [Ibnu Ishaq] -yakni Muhammad- dari [Ubaidullah] atau Ubadullah bin Thalhah bin Kariz dari [Al Hasan] ia berkata, " [Utsman bin Abi Al 'Ash] pernah di undang pada acara khitanan namun ia tidak mau menghadirinya. Lalu orang-orang pun bertanya kepadanya, maka ia menjawab: "Sesungguhnya pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kami tidak pernah mendatangi acara khitanan dan juga tidak pernah diundang untuk acara itu."

ahmad:17232

Telah menceritakan kepada kami [Waki'] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Salim bin Abu Al Ja'd] dari [Ziyad bin Labid] ia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan sesuatu. Dan itu ketika hilangnya ilmu." Zaid bin Labid melanjutkan, "Kami bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah ilmu akan hilang sementara kami selalu membaca Al Qur`an dan membacakannya kepada anak-anak kami, kemudian anak-anak kami pun membacakannya kepada anak-anak mereka hingga datangnya hari kiamat?" beliau menjawab, "Bagaimana kamu ini wahai Ibnu Ummu Labid! Sungguh, aku melihatmu termasuk orang yang paling fakih di Madinah. Bukankah orang-orang Yahudi dan Nashrani membaca Taurat dan Injil, akan tetapi apa yang terdapat dalam kedua kitab itu tidak sedikitpun bermanfaat bagi mereka."

ahmad:17241

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Adi bin Tsabit] dari [Zaid bin Wahb] ia menceritakan dari [Tsabit bin Wadi'ah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa ada seorang laki-laki mendatangi beliau sambil membawa beberapa ekor biawak yang dikumpulkannya, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melihat pada salah seekor darinya seraya bersabda: "Sesungguhnya ada di antara umat yang telah dirubah bentuknya dan aku tidak tahu mungkin binatang ini di antaranya."

ahmad:17249

Telah menceritakan kepada kami [Bahz] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] ia berkata, telah mengabarkan kepadaku [Adi bin Tsabit] ia berkata, saya mendengar [Zaid bin Wahb] menceritakan dari [Tsabit bin Wadi'ah] ia berkata, "Seorang laki-laki datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan membawa biawak yang telah ditangkapnya, lalu beliau memandangi dan membulak-balik biawak tersebut seraya bersabda: "Sesungguhnya suatu ummat telah diubah wujudnya dan tidak diketahui lagi apa yang mereka lakukan, dan aku tidak tahu apakah binatang ini salah satu dari mereka."

ahmad:17250

Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] Telah menceritakan kepada kami [ayahku] dari [Ibn ishaq] telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Ibrahim bin alharits] dari [Umar bin hakam bin tsauban] yang ia adalah tsiqah (kuat) dari [Abu Las Al khuza'i], katanya, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam menaikkan kami ke diantara sekawanan unta sedekah yang kurus untuk ibadah haji. Kata Tsauban, maka kami sampaikan protes: "Wahai Rasulullah, unta-unta ini sangat kurus, kami khawatir jangan-jangan ditengah jalan mereka tak kuasa mengendarakan kami." Kata Tsauban, rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam lantas mengatakan "Tidak ada satu unta pun melainkan di punuknya ada setan, maka kendarailah dan sebutlah nama Allah sebagaimana diperintahkan untuk kalian, kemudian pergunakanlah untuk kalian, sebab yang mengendarakan kalian adalah Allah Azza wa jalla."

ahmad:17260

Telah menceritakan kepada kami [Abdul Malik bin Amru] telah menceritakan kepada kami [Majma' bin Ya'qub] dari penduduk Quba`, ia berkata, telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Isma'il], bahwa sebagian keluarganya berkata kepada kakeknya dari jalur ibunya -yakni [Abdullah bin Abu Habibah] -, "Apa yang kamu dapat dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" ia menjawab, "Beliau mendatangi kami di masjid kita ini, lalu aku datang dan duduk di sisi beliau. Kemudian disuguhkanlah minuman kepada beliau, lantas beliau memberikan minuman tersebut kepadaku. Sedangkan aku saat itu berada di sebelah kanannya." Abdullah berkata, "Aku juga melihat beliau shalat dengan mengenakan kedua terompahnya, sedangkan saat itu aku masih kecil."

ahmad:17265

Telah menceritakan kepada kami [Ya’kub] Telah menceritakan kepada kami [ayahku] dari [Ibn ishaq] katanya, telah menceritakan kepadaku [‘Atho bin Abi rabah], dari [Shafwan bin Abdullah bin Shafwan] dari kedua pamannya, [Ya’la bin Umayyah] dan [Salmah bin Umayyah] mengatakan, kami berangkat bersama Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dalam perang tabuk. Ikut bersama kami salah seorang kawan kami. Ia selanjutnya berkelahi sesame kaum muslimin. Si laki-laki menggigit hastanya, lantas ia menarik tangannya dari mulutnya sehingga gigi geraham yang menggigit tanggal. Si laki-laki protes kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan meminta diyat. Namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hanya bersabda: “Salah seorang kalian menemui kawannya lantas menggigitnya sebagaimana kambing pejantan menggigit lantas meminta diyat ? Tak ada diyat bagimu. Kata Ya’la atau Salmah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam akhirnya tidak mempermasalahkan kasusnya, alias menganggap tak ada diyat. Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin ja’far] Telah menceritakan kepada kami [Syu’bah] dari [Qatadah] dari [‘Atho’ bin Abi rabah] dari [Ibn Ya’la] dari [Ya’la] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam semisal hadits Qatadah dari Zurarah dari Imran tentang seseorang yang menggigit lawan sengketanya.

ahmad:17274

Telah menceritakan kepada kami [Zaid bin Al Hubab] ia berkata, telah mengabarkan kepadaku [Sahal bin Abu shalt] ia berkata, saya mendengar [Al Hasan] berkata, "Sesungguhnya Ali pernah mengutus Muhammad bin Maslamah, lalu dihadapkanlah [Muhammad bin Maslamah] ke hadapannya. Ali lalu bertanya, "Apa yang membuatmu menghindar dari perkara ini?" Muhammad bin Maslamah menjawab, "Anak pamanmu (maksudnya ialah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam) telah memberiku sebuah pedang seraya bersabda: "Gunakanlah ia untuk berperang melawan musuhmu. Dan jika engkau melihat manusia (umat Islam) saling membunuh, sebagian mereka dengan sebagian yang lainnya, maka pergilah menuju batu besar dan pukulkanlah pedangmu ke arah batu besar itu. Kemudian kembalilah ke rumahmu dan tetaplah berada di dalamnya sampai maut menjemputmu, atau orang yang keliru dalam membunuh.'" Maka Ali berkata, "Biarkan dia."

ahmad:17296

Telah menceritakan kepada kami [Abdushshamad] telah menceritakan kepada kami [Ziyad bin Muslim Abu Umar] telah menceritakan kepada kami [Abul Asy'ats Ash Shan'ani] ia berkata, "Yazid bin Mu'awiyah mengutus kami menemui Ibnu Zubair. Maka ketika sampai di Madinah, saya menemui [Fulan] -Ziyad lupa siapa namanya-. Laki-laki itu itu lalu berkata, "Orang-orang telah melakukan apa yang telah mereka lakukan, lalu bagaimanakah menurutmu?" Abul Asy'ast pun menjawab, "Kekasihku, Abul Qasim shallallahu 'alaihi wasallam telah berwasiat kepadaku: "Jika kamu mendapati sesuatu dari fitnah-fitnah ini maka pergilah kamu ke gunung Uhud, lalu tebaskanlah mata pedangmu padanya, kemudian duduklah di rumahmu. Kemudian jika ada seseorang yang memasuki rumahmu, maka segeralah masuk ke dalam kamarmu, jika ia masuk ke dalam kamarmu maka duduklah dengan menekuk kedua lutut. Setelah itu katakanlah, 'Kembalilah dengan membawa dosaku dan dosamu, hingga kamu akan menjadi penghuni neraka dan itu merupakan balasan bagi orang-orang yang zhalim. Sungguh, aku telah menghancurkan mata pedangku dan duduk di dalam rumahku.'"

ahmad:17299

Telah menceritakan kepada kami [Rauh] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepadaku [Ikrimah bin Khalid] dari [Usaid bin Khudlair Al Anshari] kemudian dari salah seorang dari Bani Haritsah, bahwa ia mengabarkan kepadanya, bahwa ia pernah bertugas di Yamamah. Bahwa sesungguhnya Marwan telah menulis surat kepadanya, bahwa Mu'awiyah pernah menulis surat kepadanya, "Siapapun orangnya yang barangnya dicuri, maka ia lebih berhak atas harga barang tersebut jika ia menemukannya." Usaid bin Hudlair berkata, "Maka aku pun menulis surat balasan kepada Marwan, bahwa Nabi shallallahu 'alafihi wa sallam telah memberi putusan bahwa, jika yang dikembalikan ialah barang yang telah dicuri tanpa ada keraguan, maka pemiliknya disuruh memilih apakah ia mengambil dengan jumlah harganya atau dikembalikan barangnya yang telah dicuri." Usaid melanjutkan, "Hal yang demikian ini juga dilakukan oleh Abu Bakr, Umar, Utsman dan Ali radhiyallahu semoga Allah meridlai mereka semua." Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Juraij] ia berkata, "Aku kepada ['Atha] … lalu ia pun menyebutkan hadits yang semisal." Usaid berkata, "Aku mendengar bahwa dikatakan, 'Ambilah hartamu sebagaimana engkau mendapatkannya." Ikrimah bin Khalid mengabarkan kepadaku, bahwa Usaid bin Hudlair Al Anshari, dari salah seorang Bani Haritsah, bahwa ia memberitahukan kepadanya bahwa ia pernah bertugas di Yamamah…lalu ia menyebutkan hadits yang semakna." Telah menceritakan kepada kami [Haudzah bin Khalifah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Juraij] ia berkata, telah menceritakan kepadaku ['Ikrimah bin Khalid], bahwa [Usaid bin Hudhair bin Simak] menceritakan kepadanya, ia berkata, "Mu'awiyah menulis surat kepada Marwan bil Al Hakam, bahwa jika seseorang telah dicuri barang miliknya…lalu ia menyebutkan hadist tersebut."

ahmad:17303

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Zuhri] dari [Ubaidullah bin Abdullah bin Tsa'labah Al Anshari] dari [Abdullah bin Zaid Al Anshari] dari [Mujammi' bin Jariyah] ia berkata, "Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ibnu Maryam akan membunuh Dajjal di pintu Ludd atau di samping Ludd."

ahmad:17304

Telah menceritakan kepada kami [Rauh] telah menceritakan kepada kami [Abdul Hamid bin Bahram] ia berkata, saya mendengar [Syahr bin Hausyab] ia berkata, telah menceritakan kepadaku ['Abdurrahman bin Ghanm], bahwa Ad-Dari selalu memberi hadiah satu gentong khamer kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam setiap tahunnya. Maka pada tahun diharamkannya khamer, ia datang dengan membawa satu gentong khamer. Dan ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melihatnya beliau tertawa seraya bertanya, "Apakah engkau mengira bahwasanya ia diharamkan bagi orang-orang sesudahmu?" Ad-Dari berkata, "Wahai Rasulullah, tidak bolehkah aku menjualnya dan mengambil manfaat dari hasil jualnya?" Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah melaknat kaum Yahudi, mereka melaranggar apa yang telah diharamkan kepada mereka, seperti lemak sapi dan lemak kambing. Mereka mengeringkan lemak tersebut, lalu menentukan harganya dan menjualnya (dari apa yang tadinya akan mereka makan). Sesungguhnya khamr itu haram dan haram pula uang hasil dari menjualnya. Sesungguhnya khamr itu haram dan haram pula uang hasil dari menjualnya. Sesungguhnya khamr itu haram dan haram pula uang hasil dari menjualnya." Telah menceritakan kepada kami [Hasyim bin Qasim] ia berkata, Telah menceritakan kepada kami [Abdul Hamid] ia berkata, Telah menceritakan kepada kami [Syahr] dari [Ibnu Ghanm], bahwa Ad-Dari menghadiahkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam…lalu ia menyebutkan makna hadits tersebut. Hanya saja ia sebutkan, "Mereka mengeringkan dan melunakkannya, lalu menjualnya dan mereka tidak memakannya."

ahmad:17310

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Mahdi] dari [Mu'awiyah bin Shalih] dari [Abu Abdurrahman As Sulami] ia berkata, saya mendengar [Wabishah bin Ma'bad] salah seorang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ia berkata, "Saya mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk bertanya kepada beliau tentang kebajikan dan dosa, maka beliau bersabda: "Kamu datang untuk bertanya tentang kebajikan dan dosa?" Aku menjawab: "Demi Dzat Yang mengutusmu dengan kebenaran, tidaklah saya datang untuk bertanya kepada anda tentang selainnya." Maka beliau bersabda: "Kebaikan itu adalah apa yang dapat melapangkan dan menenangkan hatimu, sedangkan keburukan (dosa) adalah apa yang menyesakkan hatimu meskipun manusia membenarkannya."

ahmad:17313

Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] telah mengabarkan kepada kami [Al Mas'udi] dari [Isma'il bin Ausath] dari [Muhammad bin Abu Kabsyah Al Anmari] dari [Bapaknya] ia berkata, "Pada perang Tabuk orang-orang berlomba-lomba untuk sampai pada Ahlul Hijr (penduduk lembah yang ditinggal di bebatuan), mereka lalu masuk ke tempatnya. Maka sampailah hal tersebut kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sehingga beliau memanggil orang-orang untuk melaksanakan shalat." Abu Kabsyah Al Anmari berkata, "Maka saya mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang sedang memegang untanya, beliau lantas bertanya: "Kenapa kalian masuk ke tempat suatu kaum yang Allah telah murka kepada mereka?" Lalu salah seorang dari mereka menyahut, "Wahai Rasulullah, kami kagum dengan mereka." Beliau pun bersabda: "Bukankah aku telah mengabarkan kepada kalian sesuatu yang lebih menakjubkan dari itu? Seorang laki-laki dari bangsa kalian sendiri memberi kabar kepada kalian tentang apa yang telah terjadi sebelum kalian dan apa yang akan terjadi setelah kalian. Maka istiqamahlah dalam melakukan amal kebaikan, karena Allah 'azza wajalla tidak akan memperdulikan sedikitpun untuk menyiksa kalian. Dan akan datang suatu kaum yang tidak mampu melindungi diri mereka dengan sesuatu pun." Telah menceritakan kepada kami [Hasyim bin Qasim] telah menceritakan kepada kami [Al Mas'udi] dari [Muhammad bin Abu Kasybah Al Anmari] dari [Bapaknya] ia berkata, "Saat perang Tabuk orang-orang bersegera memasuki kediaman Ahlul Hijr (penduduk lembah yang tinggal di daerah bebatuan) … lalu ia menyebutkan makna hadis tersebut."

ahmad:17338

Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Abdu Rabbih] ia berkata, Telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin Muslim] ia berkata, Telah menceritakan kepada kami [Al Auza'i] dari [Abdullah bin Fairuz Ad Dailami] dari [Bapaknya], bahwa mereka telah masuk Islam, dan Dailam adalah orang yang termasuk salah seorang dari mereka (yang masuk Islam). Mereka kemudian mengirim utusan menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk menyampaikan bai'at dan keIslaman mereka. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun menerimanya, kemudian mereka berkata, "Wahai Rasulullah, anda telah tahu siapa kami, kami pun datang dari tempat yang telah anda ketahui. Kami telah memeluk Islam, maka siapakah wali kami?" Beliau menjawab: "Allah dan rasul-Nya." Maka mereka berkata, "Cukuplah bagi kami dan kami pun ridla."

ahmad:17345

Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ishaq] dan [Ibnu Abu Adi] dari [Muhammad bin Ishaq] telah menceritakan kepadaku [Ibnu Abu Habib], dan [Yazid] berkata, dari [Ibnu Abu Habib] dari [Martsad bin Abdullah Al Yazani] dari [Abu Abdurrahman Al Juhani] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada kami: "Esok hari aku akan mendatangi kaum Yahudi, maka janganlah kalian mendahului dalam beruluk salam kepada mereka. Dan jika mereka mengucapkan salam kepada kalian, maka balaslah dengan ucapan, 'WA 'ALAIKUM (dan atas kalian).'"

ahmad:17353

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yazid] telah menceritakan kepada kami [Sa'id] -yakni Ibnu Abu Ayyub- telah menceritakan kepadaku [Abu Aqil Zuhrah bin Ma'bad At Taimi] dari kakeknya [Abdullah bin Hisyam] salah seorang yang telah berjumpa dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan ibunya yang bernama Zainab binti Humaid pernah membawanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya bertaka, "Wahai Rasulullah bai'atlah anakku ini." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dia masih kecil." Beliau kemudian mengusap kepala dan mendo'akannya, setelah itu beliau menyembelih seekor kambing untuk anak tersebut beserta keluarganya."

ahmad:17354

Telah menceritakan kepada kami [Katsir bin Marwan Abu Muhammad] -pada tahun seratus delapan puluh satu- ia berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Abu Ablah] ia berkata, saya melihat Abdullah bin Amru bin Ummi Haram Al Anshari shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menghadap ke arah dua kiblat dan beliau menggunakan baju tenunan yang berwarna seperti debu. Lalu Ibrahim memberi isyarat dengan tangannya ke arah dua pundaknya hingga orang-orang menduga bahwa itu adalah Ar Rida`(selendang)."

ahmad:17357

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Bahr] ia berkata, Telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin Muslim] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Hassan Al Kinani] dari [Al Harits bin Muslim bin Al Harits At-Tamimi] dari [Ayahnya], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menulis surat yang berisi wasiatnya kepada orang-orang yang menjadi pemimpin setelahnya. Kemudian beliau memberi stempel pada surat tersebut."

ahmad:17363

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Abu Qilabah] ia berkata, "Ketika Utsman radliallahu 'anhu terbunuh, para khatib berdiri dan melakukan orasi di Iliya`. Kemudian orang yang terakhir dari mereka berdiri, yakni seorang laki-laki dari sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang bernama [Murrah bin Ka'ab], laki-laki itu kemudian berkata, "Kalau bukan karena hadits yang aku dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka aku tidak akan berdiri di sini. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah menyebutkan sebuah fitnah -dan saya menduga bahwa sahabat itu mengatakan; lalu beliau menjelaskan akan kedekatan terjadinya fitnah itu, Isma'il masih ragu- kemudian lewatlah seorang laki-laki bertopeng, maka beliau pun berkata, 'Kelak orang ini dan sahabatnya berada dalam kebenaran', maka aku pun bergegas meraih pundak orang itu dan membawanya ke hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Aku lalu berkata, "Wahai Rasulullah, apakah orang ini?" Beliau menjawab: "Benar." Sahabat Nabi yang bennama Murrah itu pun berkata, "Ternayata laki-laki (bertopeng itu) adalah Utsman radhiyallahu ta'ala 'anhu."

ahmad:17367

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Sa'id] dan [Yazid bin Harun] telah mengabarkan kepada kami [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Syahr bin Hausyab] dari [Abdurrahman bin Ghanm] dari [Amru bin Kharijah] ia berkata, "Di Mina Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah kepada kami, saat itu beliau sedang berada di atas unta miliknya yang sedang mengunyah makanan sehingga air liurnya menetes di antara kedua pundakku. Kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah 'azza wajalla telah menentukan untuk setiap orang apa yang menjadi bagiannya dari harta warisan. Maka bagi ahli waris tidak berhak mendapatkan wasiat lagi. Seorang anak adalah hak bagi pemilik kasur (suami), sedangkan bagi seorang pezina hukumannya adalah rajam. Barangsiapa menisbatkan dirinya kepada selain bapaknya, atau (budak yang) meniskbatkan kepada selain majikannya karena benci kepada mereka (majikan yang asli), maka ia akan mendapatkan laknat Allah, Malaikat dan semua manusia." [Ibnu Ja'far] berkata, [Sa'id] berkata, [Mathar] berkata, "Ibadah wajib dan ibadah sunahnya tidak akan diterima." Kemudian [Yazid] menyebutkan dalam haditsnya, "Tidak akan diterima ibadah wajiab atau sunahnya. Atau ibadah sunah dan ibadah wajibnya." Bapakku berkata, "Yazid menyebutkan dalam haditsnya, "Amru bin Kharijah menceritakan kepada mereka bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah di hadapan mereka telah menceritakan kepada mereka bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di atas kendaraan berkhutbah kepada mereka."

ahmad:17387

Telah menceritakan kepada kami [Affan] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [Syahr bin Hausyab] dari [Abdurrahman bin Ghanm] dari [Amru bin Kharijah] ia berkata, "Saya memegang tali kekang unta Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang sedang mengunyah makanan, sehingga air liurnya menetes di antara kedua pundakku. Beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah 'azza wajalla telah memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya, maka tidak ada wasiat bagi ahli waris. Dan seorang anak adalah hak bagi pemilik kasur (suami), sedangkan bagi seorang pezina adalah hukuman rajam dengan batu. Barangsiapa menisbatkan dirinya kepada selain bapaknya, atau (budak yang) menisbatkan kepada selain majikannya, maka ia akan mendapatkan laknat Allah, Malaikat dan seluruh manusia." [Affan] berkata, " [Hammam] menambahkan dalam hadits tersebut -dengan Isnad ini, namun ia tidak menyebutkan nama Abdurrahman bin Ghanm-, "Dan saya berada di bawah leher unta beliau." Dalam hadits tersebut ia juga menambahkan, "Amalann wajib dan sunahnya tidak akan diterima darinya." Dan dalam hadits Hammam disebutkan, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah, beliau mengatakan: "Karena benci dari mereka."

ahmad:17388

Telah menceritakan kepada kami [Affan] telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Qatadah] dari [Syahr bin Hausyab] dari [Abdurrahman bin Ghanm] dari [Amru bin Kharijah] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah di atas kendaraannya, sementara saat itu aku berada di bawah kendaraannya hingga air liurnya mengalir di antara kedua pundakku. Beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah 'azza wajalla telah memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya. Maka tidak ada wasiat bagi ahli waris. Anak itu adalah hak bagi sang suami, sedangkan bagi seorang pezina adalah batu (hukum rajam). Dan barangsiapa menisbatkan dirinya kepada selain bapaknya, atau (budak yang) menisbatkan kepada selain majikannya, maka ia akan mendapatkan laknat Allah, malaikat dan laknat seluruh manusian. Kemuidan amalan wajib dan amalan sunahnya tidak akan diterima darinya."

ahmad:17389

Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] telah mengabarkan kepada kami [Sa'id] -yakni Ibnu Abu Arubah- dari [Qatadah] dari [Syahr bin Hausyab] dari [Abdurrahman bin Ghanm] bahwa [Amru bin Kharijah Al Khusyani] menceritakan kepada kepada, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah berkhutbah di hadapan manusia di atas kendaraannya yang sedang mengunyah makanan, sehingga tetesan air liurnya terjatuh di antara kedua pundakku. Beliau kemudian bersabda: "Sesungguhnya Allah 'azza wajalla telah menetapkan untuk setiap orang bagiannya dari harta warisan, karena itu wasiat tidak boleh bagi ahli waris. Seorang anak adalah hak bagi pemilik kasur (suami), sedangkan bagi seorang pezina adalah batu (hukum rajam). Barangsiapa menisbatkan dirinya kepada selain bapaknya, atau (budak yang) menisbatkan kepada selian tuannya, maka ia akan mendapatkan laknat Allah, Malaikat dan seluruh manusia. Dan Allah tidak akan menerima amalan wajib dan amalan sunah darinya. Atau amalan sunah maupun amalan wajibnya."

ahmad:17392

Telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahab Al Khaffaf] telah mengabarkan kepada kami [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Syahr bin Hausyab] dari [Abdurrahman bin Ghanm] dari [Amru bin Kharijah] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah berkhutbah kepada kami di Mina dengan tetap duduk di atas kendaraannya. Saat itu aku berada tepat di bawah leher untanya yang sedang mengunyah makanan hingga air liurnya menetes di antara kedua pundakku. Beliau kemudian bersabda: "Sesungguhnya Allah 'azza wajalla telah menetapkan untuk setiap orang bagiannya dalam harta warisan. Maka wasiat tidak boleh bagi ahli waris. Sesungguhnya seorang anak adalah hak bagi pemilik kasur (suami), sedangkan bagi sang pezina adalah batu (hukuman rajam). Sungguh, siapa yang menisbatkan dirinya kepada selain bapaknya, atau (budak yang) menisbatkan kepada selain tuannya karena benci, maka ia akan mendapatkan laknat Allah, Malaikat dan laknat seluruh manusia." [Sa'id] berkata, Telah menceritakan kepada kami [Mathar] dari [Syahr bin Hausyab] dari [Abdurrahman bin Ghanm] dari [Amru bin Kharijah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, semisal dalam hadits tersebut." Namun Mathar menambahkan di dalam haditsnya, "Amalan wajib dan amalan sunahnya tidak akan diterima darinya." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Sa'id], lalu ia pun menyebutkan hadits itu." Ia (perawi) berkata, "Mathar menyebutkan, "Amalan wajib dan amalan sunahnya tidak akan diterima darinya." Atau, "Amalan sunah dan amalan wajibnya." Dan ini adalah akhir dari musnad orang-orang Syam.

ahmad:17393

Telah menceritakan kepada kami [Affan] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] telah mengabarkan kepada kami [Ashim bin Bahdalah] dari [Zir bin Hubaisy] ia berkata, "Di waktu pagi aku pergi ke tempat [Shafwan bin 'Assal Al Muradi] untuk bertanya kepadanya tentang mengusap kedua khuf (sepatu). Maka ia bertanya kepadaku, "Apa yang menyebabkanmu datang kemari?" Aku menjwab, "Untuk mencari ilmu." Ia berkata lagi, "Maukah kamu kuberi kabar gembira?" Lalu ia menyebutkan sebuah hadis yang di sandarkan pada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Sesungguhnya para Malaikat menaungi penuntut ilmu dengan sayap-sayap mereka karena ridla dengan apa yang dicarinya." Lalu ia menyebutkan hadis tersebut.

ahmad:17394

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dan telah menceritakannya kepada kami [Yazid] telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] dari [Amru bin Murrah] ia berkata, saya mendengar [Abdullah bin Salamah] menceritakan dari [Shafwan bin Assal] berkata, [Yazid Al Muradi] berkata, "Seorang Yahudi berkata kepada sahabatnya, "Berangkatlah bersama kami untuk menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam." Yazid menyebutkan, "Kepada Nabi ini shallallahu 'alaihi wasallam hingga kita bisa bertanya kepadanya tentang ayat ini: '(Sungguh kita telah datang kepada Musa dengan sembilan ayat) '" (Qs. Al Isra`: 101). Maka temannya itu berkata, "Jangan kamu katakan bahwa ia adalah seorang Nabi! Sungguh jika ia mendengarmu maka ia akan mempunyai empat buah mata." Kemudian keduanya pun bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, janganlah kalian mencuri, janganlah kalian berzina, janganlah kalian membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan hak, janganlah kalian melakukan sihir, janganlah kalian memakan riba, janganlah kalian mengadukan seorang yang tidak bersalah kepada penguasa agar ia membunuhnya, dan janganlah kalian menuduh berbuat zina wanita yang suci dan tidak pernah melakukannya. Atau beliau mengatakan: "Janganlah kalian lari dari peperangan -Syu'bah masih merasa ragu-. Dsan khusus bagi kalian wahai orang-orang Yahudi, janganlah kalian melanggar larangan." Yazid berkata, "Maksudnya melanggar larangan (mencari ikan) pada hari sabtu. Kemudian kedua orang Yahudi itu pun mencium tangan dan kaki beliau." Yazid menyebutkan, "Kedua tangan dan kedua kaki beliau, lalu keduanya berkata, "Kami bersaksi bahwa anda adalah seorang Nabi." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lantas bertanya: "Lalu apa yang menghalangi kalian berdua untuk mengikutiku?" Kedua orang itu berkata, "Sesungguhnya Dawud 'Alaihissalam pernah berdoa agar di antara keturunannya ada yang masih bisa menjadi Nabi. Jika kami masuk Islam, maka kami khawatir orang-orang Yahudi akan membunuh kami."

ahmad:17397

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Syu'bah] telah menceritakan kepadaku [Amru bin Murrah] dari [Abdullah bin Salamah] dari [Shafwan bin Assal] ia berkata, "Seorang laki-laki Yahudi berkata kepada temannya, "Marilah bersama-sama berangkat menemui Nabi ini (Muhammad)." Temannya itu menjawab, "Jangan kamu mengatakan seperti ini, karena jika ia mendengarnya maka ia akan memiliki empat mata." Orang Yahudi itu berkata, "Maka kami pun berangkat menemui beliau dan betanya mengenai ayat ini: '(Dan sungguh, Kami telah memberikan kepada Musa sembilan ayat) ' (Qs. Al Isra`: 101). Maka beliau menjawab: "Janganlah kalian menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, jangan membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan hak, jangan mencuri, jangan berzina, jangan lari dari medan pertempuran, jangan melakukan sihir, jangan memakan riba, dan janganlah kalian menyerahkan orang yang tidak bersalah kepada penguasa hingga ia membunuhnya. Dan khusus bagi kalian hai orang-orang Yahudi! Janganlah kalian melanggar larangan (mencari ikan) pada hari sabtu." Maka kedua orang Yahudi itu pun berkata, "Kami bersaksi bahwa anda adalah Rasulullah."

ahmad:17402

Telah menceritakan kepada kami [Husyaim] telah mengabarkan kepada kami [Khalid] dari [Abu Qilabah] dari [Ka'ab bin Ujrah] ia berkata, "Rambut kepalaku terdapat banyak kutunya, hingga saya merasakan bahwa pada setiap helai rambutku terdapat kutu dari pangkal sampai ujungnya. Maka ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melihat rambutku, beliau menyuruhku seraya bersabda: "Cukurlah." Kemudian turunlah ayat, beliau lalu bersabda: "Berilah makan kepada enam orang miskin sebanyak tiga sha' kurma."

ahmad:17407

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abdurrahman bin Al Ashbahani] dari [Abdullah bin Ma'qil] ia berkata, "Saya duduk bersama [Ka'ab bin Ujrah] di dalam Masjid, lalu saya bertanya kepadanya tentang ayat ini: '(Maka wajiblah atasnya berfidyah, yaitu: berpuasa atau bersedekah atau berkorban…) '. (Qs. Al Baqarah: 196). Ka'ab kemudian memberi penjelasan, "Ayat ini turun berkenaan dengan diriku. Saat itu kepalaku terserang penyakit, lalu saya dibawa menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sementara kutu-kutu telah bertebaran di wajahku. Maka beliau berkata: "Saya lihat penyakitmu sudah demikian parah, namun saya tidak memiliki pendapat lain. Apakah kamu mempunyai seekor kambing?" saya menjawab, "Tidak." Maka turunlah ayat ini: '(Maka wajiblah atasnya berfidyah, yaitu: berpuasa atau bersedekah atau berkorban) '. Beliau lantas bersabda: "(Silahkan kamu) berpuasa tiga hari atau memberi makan kepada enam orang miskin, yakni setengah sha' untuk setiap orangnya." Ka'ab berkata, "Maka ayat ini turun berkenaan dengan diriku secara khusus, dan bersifat umum bagi kalian." Telah menceritakan kepada kami [Affan] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Al Ashbahani] ia berkata, saya mendengar [Abdullah bin Ma'qil] berkata, "Saya duduk bersama [Ka'ab] di dalam Masjid ini…lalu ia menyebutkan makna hadits tersebut." Telah menceritakan kepada kami [Bahz] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Al Ashbahani] ia berkata, "Saya mendengar [Abdullah bin Ma'qil] berkata, "Saya pernah duduk bersama [Ka'ab bin Ujrah] di dalam masjid ini, lalu saya bertanya kepadanya tentang ayat ini…lalu ia menyebutkan makna hadits tersebut." Beliau bersabda: "Berilah makan kepada enam orang Miskin. Setiap orang miskin adalah setengah sha' makanan."

ahmad:17413

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Bakr] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepadaku [Muhammad bin Ajlan] dari [Sa'id Al Maqburi] dari [sebagian Bani Ka'ab bin Ujrah] dari [Ka'ab], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika kamu berwudlu dan menyempurnakan wudlumu, kemudian kamu bermaksud pergi ke masjid maka (kamu akan dicatat) sebagai orang shalat. Maka janganlah kamu menganyam jari-jari tanganmu."

ahmad:17416

Telah menceritakan kepada kami [Quran bin Tammam Abu Tammam Al Asadi] dari [Muhammad bin Ajlan] dari [Sa'id bin Abu Sa'id] dari [Ka'ab bin Ujrah] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika kamu berwudlu dan menyempurnakan wudlumu, kemudian kamu keluar menuju masjid, maka janganlah kamu menganyam jari-jari tanganmu." Qurran berkata, "Menurut perkiraanku beliau bersabda: "Karena kamu berada dalam shalat."

ahmad:17417

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Ashim Al Ahwal] dari [Bakr bin Abdullah Al Muzani] dari [Al Mughirah bin Syu'bah] ia berkata, "Saya datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan menceritakan kepada beliau tentang seorang wanita yang akan saya pinang. Maka beliau bersabda: "Pergi dan lihatlah wanita itu, karena hal itu akan lebih memantapkan kalian." Maka saya pun mendatangi seorang wanita Anshar dan meminangnya melalui kedua orang tuanya, dan saya kabarkan kepada mereka berdua tentang apa yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam (perintah untuk melihat terlebih dahulu), namun sepertinya mereka berdua tidak menyukainya. Maka gadis (yang akan aku pinang) itu pun mendengar dari dalam kamarnya. Gadist itu lalu berkata, "Jika ternyata Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah memerintahkanmu untuk melihat, maka lihatlah. Tetapi jika tidak, maka aku akan menyumpahimu." Sepertinya gadis tersebut memberi ketegasan kepadanya. Al Mughirah bekata, "Kemudian saya pun melihat dan menikahinya." Dia lalu menyebutkan akan persetujuan kedua orang tua gadis tersebut."

ahmad:17435

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] dan [Ibnu Bakr] keduanya berkata, telah memberitakan kepada kami [Ibnu Juraij] dan Telah menceritakan kepada kami [Rauh] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepadaku [Abdah bin Abu Lubabah] bahwa [Warrad] budak Al Mughirah bin Syu'bah mengabarkan kepadanya, bahwa [Al Mughirah bin Syu'bah] telah menulis kepada Mu'awiyah, namun yang menuliskan surat untuk Mu'awiyah itu adalah Warrad, "Saya telah mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berdo'a selepas salam: 'LAA ILAAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIIKA LAHU LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU, ALLAHUMMA LAA MAANI'A LIMAA A'THAITA WALAA MU'THIYA LIMAA MANA'TA WALAA YANFA'U DZAL JADDI MINKAL JADDU (Tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala pujian dan kerajaan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang dapat mencegah apa yang Engkau berikan, dan tidak ada yang dapat memberi apa yang Engaku cegah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan bila dibandingkan dengan-Mu)." Warrad berkata, "Seteah itu saya diutus untuk menemui Mu'awiyah, kemudian saya mendengarnya berkata di atas mimbar memerintahkan manusia untuk mengamalkan bacaan itu dan mengajarkannya."

ahmad:17437

Telah menceritakan kepada kami [Abdul Mu'tal bin Abdul Wahab] Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id Al Umawi] Telah menceritakan kepada kami [Al Mujalid] dari [Amir] ia berkata, "Tepat pada waktu dluha terjadi generhana matahari hingga kegelapannya pun semakin tebal. Kemudian [Al Mughirah bin Syu'bah] bangkit dan shalat bersama kaum muslimin. Syu'bah berdiri selama bacaan surat Al Matsani (surat yang bacaannya selalu diulang-ulang dalam shalat), kemudian ia rukuk selama itu juga, lalu mengangkat kepalanya, kemudian rukuk lagi seperti tadi lalu mengangkat kepalanya dan berdiri seperti berdirinya yang pertama. Kemudian ia melakukan rukuk yang kedua sebagaimana rukuk yang pertama. Pada saat itu, tersingkaplah matahari. Syu'bah kemudian sujud, lalu berdiri selama bacaan satu surat kemudian rukuk lagi dan sujud. Setelah itu, ia beranjak naik ke atas mimbar dan berkata, "Pernah terjadi gerhana matahari tepat pada hari wafatnya Ibrahim putera Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun berdiri seraya bersabda: 'Sesungguhnya tidaklah terjadi gerhana matahari dan bulan karena kematian seseorang. Akan tetapi, keduanya merupakan dua ayat dari ayat-ayat Allah 'azza wajalla. Bila terjadi gerhana pada salah satu dari keduanya, maka bersegeralah kalian untuk menunaikan shalat.'" Kemudian Syu'bah turun dari mimbar, dan ia menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam suatu saat pernah shalat, lalu beliau meniup kedua tangannya, kemudian merenggangkan tanganya lagi seperti sedang mengambil sesuatu. Setelah shalat beliau bersabda: "Sesungguhnya neraka telah didekatkan dariku hingga aku berusaha meniup hawa panasnya dari wajahku. Dan di dalam neraka itu, aku melihat pemilik tongkat yang berkeluk kepalanya dan orang yang membelah telinga Unta, kemudian Shahibatul Himyar yaitu pemilik kucing." Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Sa'id Al Amawi] ia berkata, telah menceritakan kepadaku [bapakku] telah menceritakan kepada kami [Al Mujalid] dari [Amir] semisalnya."

ahmad:17441

Telah menceritakan kepada kami [Abu Ahmad] telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dari [Simak] dari [Muhammad bin Hathib] ia berkata, "Aku mengambil periuk untuk ibuku, lalu tanganku terbakar. [Ibuku] kemudian membawaku menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau lantas mengusap tanganku namun aku tidak tahu apa yang beliau baca, sebab waktu itu aku masih kecil. Setelah itu aku menanyakannya kepada ibuku, ia berkata, "Beliau membaca: 'ADZHIBIL BAASA RABBAN NAASI WASYFI ANTASY SYAAFI LAA SYIFAA`A ILAA SYIFAA`UK (Hilangkanlah kepedihannya wahai Rabb-nya manusia, sembuhkanlah, Engkaulah Yang Maha Menyembuhkan, tiada kesembuhan selain kesembuhan dari-Mu).'"

ahmad:17560

Telah menceritakan kepada kami [Aswad bin Amir] dan [Ibrahim bin Abul Abbas] keduanya berkata, Telah menceritakan kepada kami [Syarik] dari [Simak] dari [Muhammad bin Hathib] ia berkata, "Aku mendekati bejana hingga tanganku terbakar. Ibrahim menyebutkan, "Hingga tangannya bengkak." Muhammad bin Hathib berkata, "Kemudian Ibuku membawaku kepada seorang laki-laki, lalu laki-laki itu membaca sesuatu yang aku tidak pahami, kemudian ia meniup (tanganku). Saat pemerintahan Utsman aku bertanya kepada [ibuku], siapakah laki-laki tersebut. Ibuku lalu menjawab, "(Dia itu) Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam."

ahmad:17561

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Simak bin Harb] dari [Muhammad bin Hathib] ia berkata, "Suatu saat ada periuk yang terjatuh mengenai tanganku, hingga tanganku pun terbakar. Bapakku lantas membawaku kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau pun meniupnya dan membacakan, "ADZHIBIL BAAS RABBAN NAASI, -dan aku menduga beliau membaca- WASYFI INNAKA ANTASY SYAAFI (Hilangkanlah kepedihannya wahai Rabb-nya manusia, sembuhkanlah, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Menyembuhkan).'"

ahmad:17565

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Hushain] dari [Salim bin Abul Ja'd] dari [seorang laki-laki kami] yang berasal dari Asyja', ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihat cincin emas yang aku kenakan, lalu beliau memerintahkanku untuk menanggalkannya, maka aku pun menanggalkannya hingga hariku ini."

ahmad:17574

Telah menceritakan kepada kami [Wahb] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Amru bin Murrah] dari [Abu Burdah] bahwa ia mendengar [Al Aghar Al Muzani] menceritakan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda: "Wahai sekalian manusia, bertaubatlah kepada Rabb kalian. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Allah 'azza wajalla setiap hari seratus kali."

ahmad:17576

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Yunus] dari [Humaid bin Hilal] dari [Abu Burdah] dari [seorang laki-laki] sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai sekalian manusia, bertaubatlah dan beristighfarlah kepada Allah, sesungguhnya aku bertaubat dan beristighfar kepada-Nya seratus kali setiap hari." Aku berkata, "ALLAHUMMA INNII ASTAGHFIRUKA (Ya Allah aku meminta ampun pada-Mu), ALLAHUMMA INNII ATUUBU ILAIK (Ya Allah, aku bertaubat pada-Mu). Kedua-duanya atau hanya satu?" beliau bersabda: "Begitulah, atau yang semisalnya."

ahmad:17577

Telah menceritakan kepada kami [Mu'tamir] ia berkata, aku mendengar [Ayyub] berkata, dan Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdurrahman Ath Thufawi] ia berkata, Telah menceritakan kepada kami [Ayyub Al Ma'na] dari [Humaid bin Hilal] dari [Abu Burdah] dari [seorang laki-laki Muhajirin] ia berkata, "Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai sekalian manusia, bertaubatlah dan beristighfarlah kepada Allah. Sesungguhnya aku bertaubat dan beristighfar kepada-Nya seratus kali setiap hari, atau lebih dari itu."

ahmad:17578

Telah menceritakan kepada kami [Waki'] ia berkata, Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Khalid] dari [Qais bin Abu Hazim] dari [Bapaknya] ia berkata, "Saat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sedang berkhutbah beliau melihatku berada di bawah terik matahari, beliau lalu menyuruhku untuk bernaung."

ahmad:17586

Telah menceritakan kepada kami [Qurran] telah menceritakan kepada kami [Sa'id Asy Syaibani Abu Sinan] dari [Abu Ishaq] ia berkata, "Seorang laki-laki shalih meninggal dunia, lalu jenazahnya diberangkatkan. Ketika pulang kami berjumpa dengan [Khalid bin Urfuthah] dan [Sulaiman bin Shurad] -keduanya termasuk sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam-, maka kedua berkata, "Kalian telah mendahului kami mengantar jenazah laki-laki shalih ini." Lalu orang-orang menuturkan bahwa laki-laki itu meninggal lantaran sakit perut, dan mereka khawatir laki-laki itu akan ditimpa panasnya (siksa kubur). Maka salah satu dari keduanya memandang ke arah temannya seraya bertanya, "Tidakkah kamu telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Barangsiapa dibunuh oleh perutnya (mati lantaran sakit perut), maka ia tidak akan disiksa di dalam kuburnya.'"

ahmad:17593

Telah menceritakan kepada kami [Abdush Shamad] telah menceritakan kepada kami [Hammam] telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [Abu An Nadlrah] dari [Qais bin Abbad] ia berkata, aku berkata kepada [Ammar bin Yasir], "Wahai Abu Yaqzhan, bagaimana pendapatmu tentang perkara yang kalian telah lakukan ini, apakah ia muncul dari pendapat kalian atau sesuatu yang telah dipesankan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada kalian?" maka ia pun menjawab, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah berpesan kepada kami tentang sesuatu pun yang belum beliau pesankan kepada umat."

ahmad:17594

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Ayyasy] telah menceritakan kepada kami [Abu Ishaq] dari [Najiyah Al Anazi] ia berkata, [Ammar] dan Abdullah bin Mas'ud saling berdebat tentang tayammum. Abdullah berkata, "Sekiranya aku tinggal selama sebulan dan tidak mendapat air, niscaya aku tidak akan shalat." Ammar lalu berkata kepadanya, "Tidakkah kamu ingat saat aku dan kamu dalam perang jamal, aku junub kemudian aku berguling-guling di atas debu sebagaimana binatang yang berguling-guling. Saat kembali kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, aku lalu mengabarkan apa yang telah aku lakukan, dan beliau pun bersabda: "Sesungguhnya kamu cukup melakukan tayammum."

ahmad:17596

Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] Telah menceritakan kepada kami [Bapakku] dari [Shalih] ia berkata, [Ibnu Syihab] berkata, telah menceritakan kepadaku [Ubaidullah bin Abdullah] dari [Ibnu Abbas] dari [Ammar bin Yasir], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengistirahatkan pasukan pada akhir malam. Dan saat itu beliau bersama isterinya, Aisyah radliallahu 'anha. Kemudian kalung milik Aisyah terputus karena kesedihan mendalam (yang terjadi di) Zhafar, maka para sahabat pun berusaha mencari kalungnya hingga cahaya subuh memancar. Sementara mereka tidak memiliki persediaan air. Maka Allah 'azza wajalla menurunkan kepada Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam keringanan untuk bersuci dengan debu yang suci. Akhirnya kaum muslimin melaksanakan shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, mereka menepukkan kedua tangannya ke atas tanah dan mengangkat keduanya tanpa menggenggam sesuatu pun dari tanah, lalu mengusapkannya pada wajah dan kedua tangannya hingga ke pundak, kemudian dari tangan bagian hingga hingga ketiak. Kaum muslimin pun tidak tertipu dengan ini, telah sampai (berita) pada kami, bahwa Abu Bakar berkata kepada Aisyah radliallahu 'anha, "Demi Allah, aku tidak tahu jika kami akan membawa berkah."

ahmad:17603

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq Al Azraq] dari [Syarik] dari [Abu Hasyim] dari [Abu Mijlaz] ia berkata, " [Ammar] pernah shalat bersama kami dan ia menunaikannya denan ringgkas, lalu orang-orang pun mengingkarinya. Maka Ammar bertanya, "Bukankah aku telah menyempurnakan rukuk dan sujud?" mereka menjawab, "Benar." Ammar berkata, "Sesungguhnya dalam dua rakaat itu, aku telah berdo'a dengan do'a yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah berdo'a dengannya, 'ALLAHUMMA BI'ILMIKAL GHAIBA WA QUDRATIKA 'ALAL KHALQI AHYINII MAA 'ALIMTAL HAYAATA KHAIRAN LII, WATAWAFFANII IDZAA KAANATIL WAFAATU KHAIRAN LII. AS`ALUKA KHASYYATAKA FIL GHAIB, WASY SYAHAADATI WAKALIMATAL HAQQI FIL GHADLABI WAR RIDLAA WAL QASHDA FIL FAQRI WAL GHINAA WA LADZDZATAN NAZHARI ILAA WAJHIKA WASY SYAUQI ILAA LIQAAI`IKA WA A'UUDZU BIKA MIN DLARRAA`A MUDLIRRATIN WA MIN FITNATIN MUDLILLATIN, ALLAHUMMA ZAYYINAA BIZIINATIL IIMAAN, WAJ'ALNAA HUDAATAN MAHDIYYIIN (Ya Allah, dengan ilmu-Mu atas yang ghaib, dan dengan kemahakuasaan-Mu atas seluruh makhluk, hidupkanlah aku jika Engkau mengetahui bahwa hidup lebih baik bagiku, dan matikanlah aku jika Engkau mengetahui bahwa kematian itu lebih baik bagiku. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon pada-Mu agar aku takut pada-Mu dalam keadaan sembunyi atau ramai. Aku memohon pada-Mu agar dapat berkata dengan benar diwaktu ridla atau marah. Aku minta kepada-Mu agar dapat melaksanakan kesederhanaan dalam keadaan kaya atau fakir serta kenikmatan memandang wajah-Mu (di surga), rindu bertemu dengan-Mu. Aku berlindung kepada-Mu dari penderitaan yang membahayakan dan fitnah yang menyesatkan. Ya Allah, hiasilah kami dengan iman, dan jadikanlah kami sebagai penunjuk (jalan) yang lurus yang memperoleh bimbingan dari-Mu).'" Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Abdul Malik Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Salamah dari Muhammad bin Ishaq dari Yazid bin Muhammad bin Khutsaim dari Muhammad bin Ka'ab Al Qurazhi telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Khutsaim Abu Yazid dari Ammar bin Yasir ia berkata, "Aku dan Ali bin Abu Thalib radliallahu 'anhu adalah dua orang yang berteman pada saat perang Al Usyairah. Kemudian kami melewati sekelompok laki-laki dari Bani Mudlij yang sedang bekerja pada kebun kurma milik mereka…lalu ia menyebutkan makna hadits Isa bin Yunus."

ahmad:17605

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Jabir] dari [Asy Sya'bi] dari [Abdullah bin Tsabit] ia berkata, "Umar bin Al Khathab datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku melewati saudaraku dari Bani Quraizhah, ia lalu menulis untukku beberapa kalimat yang singkat dari kitab Taurat, maka bolehkah aku memperlihatkannya padamu?" Wajah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seketika itu berubah. Abdullah -Ibnu Tsabit- berkata, "Aku lalu berkata kepadanya, "Tidakkah kamu lihat perubahan pada wajah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" kemudian Umar berkata, "Kami rela Allah sebagai Rabb kami, Islam sebagai agama kami, dan Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sebagai Rasul." Lalu meredalah kemarahan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau bersabda: "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sekiranya Musa berada di tengah-tengah kalian, lalu kalian mengikutinya dan meninggalkanku, niscaya kalian akan tersesat. Kalian adalah bagianku dari ummat manusia dan aku adalah bagian kalian dari para Nabi."

ahmad:17613

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] Telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Zuhri] telah mengabarkan kepadaku [Muhammad bin Nu'man bin Basyir] dan [Humaid bin Abdurrahman bin Auf] dari [An Nu'man bin Basyir] ia berkata, "Bapakku, Basyir bin Sa'd, pergi menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk mempersaksikan pemberian yang diberikannya kepadaku. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Apakah setiap anakmu kamu berikan seperti ini?" Ia menjawab, "Tidak." Beliau bersabda: "Kalau begitu kembalikanlah pemberian itu."

ahmad:17635

Telah menceritakan kepada kami [Abu Ahmad] Telah menceritakan kepada kami [Fithr] Telah menceritakan kepada kami [Abu Adl Dluha] ia berkata, aku mendengar [An Nu'man bin Basyir] berkata, "Bapakku membawaku pergi menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk mempersaksikan pemberian yang diberikannya padaku. Maka beliau bertanya: "Apakah kamu mempunyai anak selainnya?" Ia menjawab, "Ya." Beliau bersabda: "Kalau begitu, sama ratakan pemberian di antara mereka."

ahmad:17636

Telah menceritakan kepada kami [Mush'ab bin Sallam] Telah menceritakan kepada kami [Al Ajlah] dari [Ziyad bin Ilaqah] dari [Usamah bin Syarik] bahwa seorang laki-laki dari kaumnya berkata; Seorang A'rabi datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya, "Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling baik?" Beliau menjawab: "Yaitu, yang paling baik akhlaknya diantara mereka." kemudian ia bertanya lagi, "Wahai Rasulullah, haruskah kami berobat?" beliau menjawab: "Berobatlah kalian, karena Allah tidak pernah menurunkan penyakit, melainkan Allah juga menurunkan obatnya, orang yang mengetahuinya akan tahu dan orang yang tidak mengetahuinya bakalan tidak tahu."

ahmad:17728

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sabiq] Telah menceritakan kepada kami [Isa bin Dinar] Telah menceritakan kepada kami [bapakku] bahwa ia mendengar [Al Harits bin Abu Dlirar Al Khuza'i] ia berkata; Saya mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan beliau mengajakku untuk masuk Islam, maka aku pun masuk Islam dan mengikrarkannya. Kemudian beliau menyuruhku untuk mengeluarkan zakat, maka aku pun mengikrarkannya. Dan saya pun berkata, "Wahai Rasulullah, saya akan pulang ke kaumku untuk mengajak mereka masuk Islam dan menunaikan zakat. Barangsiapa yang menyambut panggilan dakwahku, maka akan aku kumpulkan zakat yang dikeluarkannya." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus seorang utusan untuk waktu yang telah ditetapkan dengan tujuan untuk mengambil zakat yang kamu kumpulkan. Ketika Al Harits telah mengumpulkan zakat dari orang yang memenuhi panggilan dakwahnya, bertepatan waktu yang disepakatinya dengan Rasulullah untuk mengutus utusannya, ternyata utusannya tertahan oleh suatu hal sehingga tidak dapat datang, sehingga Al Harits menduga bahwa ketidak datangan utusan Rasulullah adalah pertanda dari murka beliau, maka Al Harits-pun memanggil para pembesar kaumnya seraya berkata: " Rasulullah sebenarnya telah menentukan suatu waktu mengirim utusan kepadaku untuk menerima kumpulan zakat yang telah aku kumpulkan, tetapi aku melihat tertahannya/ketidak datangan utusan beliau adalah pertanda dari murka beliau, maka mereka lalu berangkat dan mendatangi Rasulullah. Bersamaan itu pula Rasulullah telah mengirim Walid bin Uqbah ke Harits untuk mengumpulkan zakat yang telah dikumpulkan oleh Al Harits. Ketika telah sampai setengah perjalanan, Walid bin Uqbah kembali lagi dan mendatangi Rasulullah dan berkata: "Wahai Rasulullah sesungguhnya Al Harits telah mencegahku untuk mengambil zakat dan malah berniat untuk membunuhku", maka Rasulullah lalu mengirim rombongan untuk menemui Al Harits dan para sahabatnya. Ketika sampai di luar Madinah, Al Harits menemui mereka dan mereka berkata: "Inikah Al Harits?? Maka ketika Al Harits mendatangi mereka, dia berkata: "Kepada siapakah kalian diutus"?? mereka lalu menjawab: "Kepadamu" lalu Al Harits bertanya: "Kenapa?? Mereka menjawab: "Bahwa Rasulullah telah mengirim untukmu utusan, lalu dia menduga bahwa engkau telah menahan zakat serta berkeinginan untuk membunuhnya". Maka Al Harits berkata: "Demi dzat yang mengutus Muhammad, sesungguhnya kita tidak seperti yang kalian tuduhkan, bahkan kami belum pernah melihat utusan Rasulullah sama sekali dan dia tidak mendatangiku". Ketika Alharits menemui Rasulullah, berkatalah beliau kepada Al Harits: "Wahai Al Harits sungguh kalian telah menahan zakat dan berniat untuk membunuh utusanku", lalu Al Harits menjawab: "Demi Dzat yang mengirim engkau sebagai utusan-Nya, aku tidak seperti itu, utusanmu tidak pernah datang dan menemuiku. Bahkan kami menduga bahwa ketika utusanmu tidak datang pada waktu yang telah ditentukan, kami menduga bahwa itu adalah pertanda dari kemurkaan Allah dan Rasul-Nya kepada kami-kami ini", spontan turunlah ayat: "Wahai Orang-orang beriman apabila datang kepada kalian orang fasiq membawa suatu berita…..(QS. Al hujurat, 6) "

ahmad:17731

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] ia berkata, saya mendengar [Abu Ishaq Al Hamdani] berkata, saya mendengar [Al Barra` bin 'Azib] berkata; Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berangkat dari Makkah ke Madinah, Suraqah bin Malik bin Ju'tsum mengikutinya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendo'akan keburukan untuknya, hingga kuda tunggangannya pun tersungkur jatuh. Setelah itu, ia berkata, "Bedo'alah kebaikan untukku, dan aku tidak akan mencelakaimu." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun mendoakan kebaikan untuknya. kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kehausan, lalu mereka melewati seorang penggembala kambing, hingga berkatalah [Abu Bakar], "Maka aku mengambil gelas dan memeras susu untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian kudatangi beliau dan beliau pun meminumnya hingga akupun merasa puas."

ahmad:17741

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] Telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] telah mengabarkan kepada kami [Az Zuhri] telah mengabarkan kepada kami [Abu Salamah bin Abdurrahman] bahwa [Abdullah bin Adi bin Al Hamra' Az Zuhri] telah mengabarkan kepadanya, bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang sedang berdiri di pasar kota Makkah, beliau bersabda untuk kota Makkah: "Demi Allah, sesungguhnya kamu (kota makkah, pent) adalah bumi Allah yang terbaik, dan tanah yang paling dicintai oleh Allah, kalau bukan karena aku diusir, maka aku tidak akan keluar darimu."

ahmad:17966

Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibarahim] Telah menceritakan kepada kami [bapakku] dari [Shalih] ia berkata, [Ibnu Syihab] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Abu Salamah bin Abdurrahman] bahwa [Abdullah bin Adi Al Hamra`] telah mengabarkan kepadanya bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada kota Makkah saat beliau berdiri di Al Hazwarah: "Demi Allah, kamu adalah bumi Allah yang terbaik, dan juga tanah yang paling dicintai Allah 'azza wajalla. kalau sekiranya bukan karena aku diusir, maka aku tidak keluar darimu."

ahmad:17967

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] Telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman] dari [Abu Hurairah] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri di atas Hazwarah bertempat di Makkah seraya bersabda: "Aku tahu, kamu adalah tanah Allah yang terbaik dan paling dicintai Allah. Kalau bukan karena pendudukmu telah mengusirku, maka aku tidak akan keluar." Abdurrazaq berkata; Al Hazwarah berada di sisi Al Hannaathiin.

ahmad:17968

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Khalid] Telah menceritakan kepada kami [Rabbah] dari [Ma'mar] dari [Muhammad bin Muslim bin Syihab Az Zuhri] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman] dari [sebagian mereka] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berada di pasha Al Hazwarah dan beliau bersabda: "Demi Allah, kamu adalah bumi Allah yang paling baik, dan paling dicintai-Nya, kalau bukan karena aku diusir darimu, niscaya aku tidak akan keluar."

ahmad:17969

Telah menceritakan kepada kami [Hasan bin Musa] Telah menceritakan kepada kami [Rafi' bin Salamah yakni Al Asyja'i], dan [Salim bin Abul Ja'd] dari [bapaknya] ia berkata, telah menceritakan kepadaku [Salamah bin Nubaith Al Asyja'i] bahwa [bapaknya] telah menjumpai Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan ia pernah membonceng di belakang bapaknya pada saat Haji Wada'. Salamah berkata; Saya berkata, "Wahai bapakku, tunjukkanlah padaku wajah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam." ia berkata, "Berdirilah di tengah-tengah kendaraan ini." Salamah berkata; Saya berkata, "Maka, saya pun berdiri pas di tengah-tengah kendaraan dan ia berkata, 'Lihatlah ke arah pemilik Unta yang merah yang sedang memberi isyarat dengan tangannya dan di tangannya terdapat pedang tipis."

ahmad:17976

Telah menceritakan kepada kami [Waki'] Telah menceritakan kepada kami [Aban bin Abdullah Al Balhili] Telah menceritakan kepadaku [paman-pamanku] dari [Shakhr bin Abdullah] Bahwa kaum dari bani Sulaim lari dari tanah kediaman mereka ketika Islam datang. Maka saya pun mengambil tanah milik mereka. Setelah itu, mereka masuk Islam lalu mengadukan permasalahan tersebut kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau pun mengembalikan semua tanah mereka dan bersabda: "Jika seseorang telah memeluk Islam, maka dialah yang paling berhak atas tanah dan hartanya."

ahmad:18027

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Mahdi] dari [Sufyan] dari [Abdurrahman bin Abis] dari [Abdurrahman bin Abu Laila] ia berkata, Telah menceritakan kepadaku [salah seorang sahabat] Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang Al Hijamah (berbekam), Al Muwashalah (puasa wishal/menyambung puasa), akan tetapi beliau tidak mengharamkannya sehingga tetap ada ditengah-tengah para sahabatnya. Kemudian dikatakanlah kepada beliau, "Namun Anda sendiri melakukan wishal hingga waktu sahur." Maka beliau pun bersabda: "Jika melakukan wishal hingga waktu sahur, maka Tuhanku-lah yang memberiku makan dan minum."

ahmad:18068

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Abdurrahman bin Abis] dari [Abdurrahman bin Abu Laila] dari [salah seorang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah melarang Al Hijamah (berbekam) bagi orang yang sedang berpuasa, dan beliau juga melarang Al Muwashalah (menyambung puasa dua hari tanpa berbuka), namun beliau tidak mengharamkannya atas seorang pun dari para sahabatnya. Para sahabat berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Anda sendiri telah melakukan wishal hingga waktu sahur." Maka beliau bersabda: "Sesungguhnya saya melakukan wishal hingga waktu sahur, dan Rabb-kulah 'azza wajalla yang memberiku makan dan minum."

ahmad:18069

Telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Sufyan] dari [Alqamah] dari [Thariq] ia berkata; Seorang laki-laki datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya, "Jihad manakah yang paling utama?" beliau menjawab: "Yaitu (mengungkapkan) kalimat yang benar (haq) di hadapan penguasa yang zhalim."

ahmad:18074

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman] dari [Syu'bah] dan [Ibnu Ja'far] ia berkata, Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Qais bin Muslim] ia berkata, saya mendengar [Thariq bin Syihab] berkata; Saya pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan saya juga pernah berperang pada masa kekhilafahan Abu Bakar dan Umar sebanyak empat puluh kali lebih atau tiga puluh kali lebih ghazwah dan Sariyyah. Ibnu Ja'far berkata; Tiga puluh tiga atau empat puluh tiga kali peperangan dari Ghazwah hingga Sariyyah (pasukan khusus yang dikirim untuk operasi khusus).

ahmad:18075

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Qais bin Muslim] dari [Thariq bin Syihab] ia berkata; Saya telah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan saya juga telah berperang pada masa kekhilafahan Abu Bakar dan Umar sebanyak tiga puluh tiga atau empat puluh tiga kali, dari Ghazwah hingga Sariyyah (pasukan khusus yang dikirim untuk operasi khusus).

ahmad:18081

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] Telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Abdurrahman bin Abis] dari [Abdurrahman bin Abu Laila] dari [salah seorang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melang Al Hijamah (berbekam) bagi orang yang sedang berpuasa. Dan beliau juga melarang Al Muwashalah (menyambung puasa dua hari tanpa berbuka), namun beliau tidak sampai mengharamkannya bagi para sahabatnya. Kemudian ditanyakanlah kepada beliau, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Anda sendiri melakukan puasa Wishal hingga waktu sahur." Maka beliau pun bersabda: "Jika saya melakukan puasa wishal hingga sahur, maka Rabb-kulah yang memberiku makan dan minum."

ahmad:18082

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dan [Hajjaj] ia berkata, telah menceritakan kepadaku [Syu'bah] ia berkata, saya mendengar [Qatadah] menceritakan dari [Abu Nadlrah]. Telah berkata [Hajjaj] saya mendengar [Abu Nadlrah] dari [Qais bin Abbad] ia berkata; Saya bertanya kepada [Ammar], "Apakah peperangan kalian ini merupakan pendapat yang telah kalian putuskan?" Hajjaj berkata; "Apakah menurut kalian perkara ini, yakni peperangan kalian ini merupakan pendapat yang telah kalian putuskan? Sebab suatu pendapat bisa salah dan juga bisa benar. Atau pun merupakan janji yang telah dijanjikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada kalian?" Maka Ammar menjawab, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah menjanjikan sesuatu pun kepada kami yang tidak beliau janjikan kepada umat secara keseluruhan." Ammar juga berkata; Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda: "Sesungguhnya di antara ummatku.." Syu'bah berkata; Menurut dugaannya ia berkata, telah menceritakan kepadaku [Hudzaifah]; "Sesungguhnya di dalam umatku terdapat dua belas orang munafik. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak pula mencium baunya, hingga seekor unta masuk ke dalam lubang jarum. Cekuplah delapan orang dari mereka (binasa) dengan Dubailah (bisul besar yang membinasakan), pada pundak-pundak mereka terdapat siraj (cahaya) dari neraka hingga merambat ke dada-dada mereka."

ahmad:18128

Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Dzi`b] dari [Az Zuhri] dari [Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah] dari [Ammar bin Yasir Abul Yaqzhan] ia berkata; Kami pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Tiba-tiba kalung Aisyah terputus, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mencarinya hingga cahaya Fajar tampak terang. Maka Abu Bakar pun marah dan kesal terhadap Aisyah. Dalam suasana seperti itu, turunlah rukhsah keringanan bagi mereka untuk membasuh (bersuci) dengan debu. Akhirnya Abu Bakar menemui Aisyah dan berkata, "Kamu benar-benar seorang wanita yang berbarakah, berkenaan denganmu telah turun rukhshah tayammum." Maka kami pun mengusapkan kedua telapak tangan kami ke wajah-wajah kami. Dan mengusapkan keduanya ke pundak dan ketiak.

ahmad:18131

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] Telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah] bahwa [Ammar bin Yasir] menceritakan bahwa ia pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu perjalanan, di mana Aisyah ikut serta di dalamnya. Saat itu, kalung Aisyah putus, akhirnya para sahabat pun mencarinya hingga masuk waktu pagi, sementara mereka tidak mempunyai air, maka turunlah keringanan tayammum. Ammar berkata; Kemudian mereka pun berdiri dan menempukkan kedua tangan lalu mengusapkan keduanya pada wajah-wajah mereka. Mereka mengulanginya untuk yang kedua kalinya, dan mengusapkannya ke ketiak -atau ia mengatakan- ke pundak-pundak mereka.

ahmad:18134

Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Amru] dari ['Atha`] dari [A`isy bin Anas] ia mendengarnya dari [Ali] yakni di atas mimbar Kufah; Saya mendapatkan madzi yang keluar, lalu saya malu untuk menanyakannya pada beliau, sebab anak beliau adalah isteriku. Lalu saya berkata kepada Ammar, "Tanyakanlah pada beliau." Ia menanyakannya, ia pun menjawab: "Baginya cukup berwudlu." Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Umar ia berkata, Telah menceritakan kepada kami Yunus dari Az Zuhri dari Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah bahwa Ammar bin Yasir menceritakan; Bahwa rukhshah yang diturunkan Allah 'azza wajalla untuk bersuci dengan debu. Lalu ia pun menyebutkan hadits. Hanya saja ia mengatakan; "Sesungguhnya mereka menepukkan telapak-telapak tangan mereka di atas hamparan debu, lalu membasuhkannya pada wajah-wajah mereka sekali basuh. Kemudian mereka mengulanginya lagi, dan membasuhkannya pada bahu dan pundak-pundak mereka."

ahmad:18135

Telah menceritakan kepada kami [Waki'] dan [Abu Mu'awiyah] keduanya berkata, Telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Ya'qub bin Bahir] dari [Dlirar bin Al Azwar] ia berkata; Keluargaku mengutusku menghadap Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan membawa Laquh (Unta bunting yang hampir beranak), maka aku pun mendatangi beliau. Kemudian beliau menyuruhku untuk memeras susunya dan bersabda: "Tinggalkanlah sedikit susunya, untuk memancing air susu yang lain." Abu Mu'awiyah berkata; "Janganlah kamu mengeringkan (air susunya)."

ahmad:18147

Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin harun] Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ishaq bin Yasar] dari [Az Zuhri Muhammad bin Muslim bin Syihab] dari ['Urwah bin Zubair] dari [Miswar bin Makhramah] dan [Marwan bin Hakam], kata keduanya, Pada tahun Hudaibiyah Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam berangkat dengan niyat mengunjungi baitullah, ka'bah, bukan niyat untuk berperang, sekaligus beliau giring unta sembelihannya (hadyu) sebanyak tujuh puluh ekor. Sahabat ketika itu berjumlah tujuh ratus orang. Setiap satu ekor unta untuk sepuluh orang. Kata Miswar atau Marwan, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam terus melanjutkan perjalanan, hingga ketika beliau di 'Usfan, Bisyir bin Sufyan alka'bi memergoki beliau dan berujar "Hai Rasulullah, ini quraisy telah mendengar berita keberangkatanmu dan mereka ikutsertakan wanita dan anak-anak, baik yang masih kecil atau dewasa. Telah mereka pakai kulit macan loreng - kulit macan loreng mereka pakai sebagai symbol kebanggaan dan keberingasan, dan kesiapan matinya betul-betul serius--, mereka telah berjanji kepada Allah agar engkau tidak memasuki baitullah secara paksa. Disana telah ada Khalid bin Walid yang tiba di Kura'il ghamim. Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam kontan bersabda "Celaka quraisy, mereka telah tercabik-cabik oleh perang, apa beratnya sekiranya mereka tidak menghalang-halangi aku dan sahabatku, kalaulah mereka berhasil mengalahkanku, itu ambisi mereka, dan sekiranya Allah menjadikanku menang atas mereka, jumlah mereka banyak sekali. Kalaulah (keIslaman) itu tidak mereka kerjakan, musti mereka lakukan peperangan karena mereka juga mempunyai kekuatan. Quraisy, apa lagi keinginan mereka? Demi Allah, sungguh aku tidak akan berhenti memerangi mereka karena risalah Allah yang utuskan kepadaku hingga Allah memenangkannya atau tali kekang unta tinggal satu -maksudnya hingga binasa, sebab tali kekang hewan yang biasanya sepasang sangat jarang satunya putus selain karena pembunuhan atau peperangan--. Kemudian beliau perintahkan para sahabat hingga mereka menyusuri jalan jalur sebelah kanan antara dua rerimbunan pohon yang bisa menghantarkan mereka ke Tsaniyatul mirar dan Hudaibiyah di bawah Makkah. Kata Marwan atau Miswar, sahabat Nabi menyusuri jalan tersebut. Ketika pasukan berkuda quraisy melihat debu-debu para sahabat nabi menyelisihi jalur mereka, mereka kembali pulang menemui Quraisy. Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam terus berangkat hingga ketika beliau selesai menempuh Tsaniyyatul mirar, unta beliau menderum. Para sahabat berujar "Wah, unta Nabi rupanya mogok." Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam menjawab "Unta ini tidak mogok karena kemauannya sendiri, dan mogok bukanlah adat kebiasaannya, namun Dzat yang pernah menahan gajah (pasukan Abrahah) dari Makkah-lah yang menahannya. Demi Allah, tidaklah quraisy mengajakku hari ini kepada ajakan yang isinya memintaku untuk menyambung silatu rahim, selain akan aku penuhi. Dan beliau katakan kepada para sahabatnya "Silahkan kalian turun." Para sahabat berujar "Ya rasulullah, lembah yang dijadikan kawan-kawan untuk singgah ini tak ada sumber mata air." Rasulullah kemudian mencabut anak panah dari tabungnya, beliau berikan kepada salah seorang sahabatnya, lantas beliau singgah di sebuah sumur tua dari beberapa sumur tua yang ada. Beliau lemparkan anak panahnya ke dalam sumur tersebut hingga air memancar deras. Para sahabat minum dengan puas, untanya juga minum dengan puas, sehingga mereka jadikan tempat bermukim. Ketika Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam tenang, tak tahunya Budail bin Warqa' bersama rombongan bani khuza'ah datang dan Rasulullah berujar kepada mereka sebagaimana ucapannya kepada Busyair bin Abi Sofyan. Akhirnya mereka kembali ke quraisy dan berujar "Wahai segenap quraisy, kalian tergesa-gesa menimpakan bahaya kepada Muhammad, sungguh Muhammad datang bukan untuk berperang, hanyasanya ia datang dalam rangka mengunjungi baitullah untuk menghormati haknya.Quraisy pun menuduh dengan tuduhan buruk kepada Budail bin Warqa' dan rombongannya ini. Kata Muhammad, alias Ibn ishaq, kata Azzuhri, Tradisi bani Khuza'ah ketika itu, mereka senantiasa membongkar keburukan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, baik mereka yang muslim maupun yang musyrik, mereka tak pernah menyembunyikan sedikitpun berita yang ada pada diri Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam ketika di Makkah. Kata Quraisy, "Sekalipun ia datang untuk itu, demi Allah, selama-lamanya mereka tak bisa memasukinya secara paksa, dan jangan sampai bangsa arab berbicara mengenai hal itu!" Lantas quraisy mengutus Mikraz bin Hafs bin al-akhyaf salah seorang bani Amir bin Lu'ay. Ketika Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam melihatnya, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam berkomentar "Yang ini laki-laki pengkhianat! Ketika Mikraz sampai ke Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam menyampaikan kepadanya sebagaimana yang telah beliau konsultasikan kepada para sahabatnya. Lantas Mikraz kembali ke Quraisy dan mengabari mereka segala yang diucapkan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Kata Miswar atau Marwan, Quraisy kemudian mengutus Alhilsa bin 'Alqamah Alkinani yang ketika itu adalah tokoh kabilah yang ikut bersekutu dengan quraisy. Ketika Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam melihatnya, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam berkomentar: "Laki-laki ini dari sebuah kaum yang suka menyembah tuhan, tolong persiapkanlah hewan kurban yang bisa dilihatnya." Para sahabat pun mengumpulkan beberapa hewan kurban. Ketika Hilsa bin 'Alqamah melihat hewan kurban susul-menyusul berjalan menghadapnya dari lembah bagian lebarnya dan lengkap dengan kalung-kalungnya, --tradisi arab mengalungi hewan yang akan dijadikan kurban- dan hewan tersebut memakan tali kalungnya karena sekian lama tertahan ditempatnya, Hilsa langsung pulang dan tidak menemui Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam sebagai penghormatan atas peristiwa yang dilihatnya sendiri. Dan ia katakan kepada quraisy "Wahai segenap quraisy, telah kulihat kejadian yang terlarang dihalang-halangi, yaitu hewan-hewan kurban lengkap dengan kalung-kalungnya, mereka memangsa tali-tali kalungnya karena sekian lama tertahan di tempatnya. Quraisy menjawab "Duduk engkau hai Hilsa, kau adalah manusia arab primitife yang tak kenal apa-apa." Quraisy kemudian mengutus 'Urwah bin mas'ud atstsaqafi. 'Urwah kemudian mengatakan "Hai segenap quraisy, telah kulihat segala yang kalian temui dari sahabat-sahabat yang kalian utus kepada Muhammad, yang membawa kata-kata menyakitkan dan penghinaan. Kalian telah sama-sama mengerti bahwa kalian adalah orang tua dan aku adalah anak kecil, dan telah kudengar utusan yang mewakili kalian. Maka aku kumpulkan siapapun yang menaatiku dari kaumku, kemudian aku datang hingga aku tolong kalian dengan pribadiku sendiri. Qurays menjawab "Engkau benar, engkau tak lagi tersanksikan lagi oleh kami-kami ini." Urwah spontan berangkat hingga menemui Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Ia pun duduk di hadapannya dan berujar "Hai Muhammad, telah kau kumpulkan sekian banyak kabilah kemudian kau datangkan mereka kepada keluargamu untuk kau pecah belah. Ketahuilah bahwa quraisy telah berangkat membawa isteri-isteri dan anak-anak mereka, telah mereka pakai kulit-kulit harimau -ungkapan kesombongan bahwa mereka siap mati, menumpahkan darah, dan pantang mundur-mereka ikrarkan janji kepada Allah agar engkau tidak memasukinya secara paksa selama-lamanya. Demi Allah, sungguh seolah-olah aku bersama mereka akan kelihatan olehmu tinggal esok saja! Kata Marwan atau miswar, Abu Bakar ketika itu duduk di belakang Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dan berujar "Hisaplah kemaluan berhala Lattamu, apa mungkin kami kelihatan oleh berhalamu itu! (Perkataan ini Abu bakar ucapkan untuk menghina Urwah bin mas'ud). Urwah bertanya "Siapa ini hai Muhammad!"Itu Ibnu Abu Quhafah!" jawab Rasulullah. Urwah berujar "Kalaulah bukan karena budi baikmu kepadaku yang belum sempat saya balas, niscaya kubalas ucapan kotormu, namun cukuplah ucapan kotormu sekarang cukuplah sebagai pembalasan budi baikmu yang belum terbalaskan." Selanjutnya Urwah berusaha ingin menarik jenggot Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam yang ketika itu Mughirah bin Syu'bah berdiri diatas kepala Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dengan berbaju besi yang menutup seluruh tubuhnya. Kata Marwan atau Miswar, Mughirah seketika itu juga memukul tangan 'Urwah bin mas'ud agar jangan sampai menarik jenggot Rasul. Mughirah katakan " Heih, tahan tanganmu dari jenggot Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, demi Allah, tanganmu tak bakalan bisa meraih jenggotnya! 'Urwah menjawab "Huss, alangkah jahat dan kasarnya engkau! Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam pun tersenyum. Urwah bertanya "Siapa ini ya Muhammad! Rasul menjawab "Ini anak saudaramu,. Mughirah bin Syu'bah. Kata 'Urwah " Pengkhianatan apa lagi ini, engkau tidak menghapus kesalahanmu masa lalu selain baru kemaren?! Kemudian Rasulullah sampaikan kepada 'Urwah bin mas'ud sebagaimana yang telah ia konsultasikan terlebih dahulu kepada para sahabatnya. Dan Rasul beritahukan bahwa beliau tidak berambisi berperang. Kata Marwan atau Miswar, kemudian Urwah tinggalkan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, dan ia lihat perlakuan para sahabatnya terhadap beliau. Tidaklah Rasulullah berwudhu, selain para sahabatnya berebutan memperoleh sisa air wudhunya, dan tidaklah Rasulullah meludah selain mereka juga berebutan untuk memperoleh sisa ludahnya. Tidaklah rambut rasululah terjatuh selain mereka mengambilnya. Urwah kontan kembali menemui quraisy dan berujar "Wahai segenap quraisy, aku pernah menemui Kisra dalam kerajaannya, dan juga pernah kudatangi Kaisar dan Najasyi dalam dua kerajaannya. Demi Allah, sama sekali belum pernah kulihat raja seorang pun yang seperti Muhammad di kalangan sahabat-shaabatnya. Telah kulihat sebuah kaum yang mereka tidak menyerahkannya kepada apapun selama-lamanya. Maka sekarang keluarkanlah saran dan ide kalian. Kata Marwan atau Miswar, sebelum itu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam telah mengirim Khirasy bin Umayyah alkhuza'i ke Makkah dan beliau berikan kendaraan untanya yang seringkali dijuluki Tsa'lab. Ketika Khirasy bin Umayyah masuk Makkah, Quraisy membantai untanya dan ingin membantai Khirasy, namun sekutu-sekutu Quraisy mencegahnya hingga Khirasy datangi Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, lantas Rasulullah panggil 'Umar untuk beliau utus ke Makkah. 'Umar menampik seraya mengatakan "Wahai Rasulullah, saya khawatir Quraisy akan mencelakai diriku, sementara disana tidak ada seorang pun dari bani Adi yang membelaku, dan semua quraisy tahu permusuhanku terhadapnya dan kekasaranku kepadanya, namun baiklah kutunjukkan kepadamu seseorang yang lebih kuat daripadaku, yaitu Usman bin Affan." Kemudian Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam panggil Usman bin Affan, dan beliau utus ke Quraisy dengan misi memberitahu mereka bahwa kedatangan Nabi bukan untuk menyalakan perang, hanyasanya tujuannya sekedar mengunjungi baitullah, mengagungkan kehormatannya. Usman terus berangkat hingga beliau datangi Makkah, dan Usman dicegat oleh Abban bin Sa'id bin 'Ash. Usman turun dari untanya. Abban bin Sa'id menaikkan Usman keatas untanya, dan ia dudukkan didepannya sedang ia sendiri membonceng di belakangnya dan melindunginya, hingga 'Usman bisa menyampaikan surat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Usman terus berangkat hingga ia temui Abu Sofyan dan pejabat-pejabat elit quraisy. Ia sampaikan semua misi pengutusannya dari Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Mereka katakan kepada Usman "Kalaulah engkau berkenan, silahkan engkau thawaf di baitullah. Usman hanya menjawab "Saya tak akan melakukan thawaf sampai Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam melakukan tawaf." Quraisy kemudian menahan Usman di baitullah, namun Rasulullah dan para sahabatnya keburu mendapat issue (alias hanya ghosip) bahwa Usman telah dibunuh. Kata Muhammad, telah menceritakan kepadaku Azzuhri, Quraisy mengutus Suhail bin Amru dan salah seorang bani 'Amir bin Lu'ay seraya mereka pesankan "Tolong kalian berdua datangilah Muhammad dan ajaklah untuk berdamai. Dan jangan sampai terjadi dalam perdamaiannya selain ia harus pulang untuk tahun ini, demi Allah, jangan sampai bangsa arab berujar bahwa Rasulullah bisa menemui kita secara paksa selama-lamanya! Suhail kemudian mendatangi Nabi, ketika Nabi Shallallahu'alaihiwasallam melihatnya, Nabi berkomentar "Quraisy rupanya ingin berdamai ketika mengutus si laki-laki ini! Sesampai Suhail di hadapan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, Suhail dan kawannya berbicara, mengajak diskusi yang sedemikian lama dan berlangsung alot hingga terjadi perdamaian diantara keduanya. Setelah terjadi titik kesepakatan dan hanya tinggal penulisan, Umar bin Khattab berlari dan ia datangi Abu bakar seraya berujar "Wahai Abu bakar, bukankah dia itu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam? Bukankah kita muslimin? Bukankah mereka musyrikin? Abu bakar hanya menjawab "Benar." Kata Umar "Lantas karena alasan apa kita memberi kehinaan terhadap agama kita?!" Abu bakar menjawab "Wahai Umar, jagalah kayu tunggangannya sebagaimana apa adanya, karena saya bersaksi bahwa ia adalah Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Kata Umar "Kalau masalah bersaksi, aku juga bersaksi!." Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam kemudian datang, lantas Umar menyatakan protesnya sevara vulgar "Wahai Rasulullah, bukankah kita muslimin dan mereka musyrikin?"Benar" Jawab Rasulullah." Lanjut Umar " lalu mengapa kita kita berikan kehinaan terhadap agama kita? Nabi hanya menjawab "Ingat, saya adalah hamba Allah dan Rasul-Nya, sekali-kali aku tak bakalan menyelisihi perintah-Nya, dan sekali-kali Allah tak bakalan menelantarkan keadaanku." Kemudian hari Umar katakan, "Aku tidak berhenti melakukan puasa dan bersedekah, shalat dan membebaskan budak untuk menebus kesembronoanku terhadap Rasulullah, tepatnya karena ketakutanku terhadap ucapanku yang kuucapkan ketika itu, hingga aku berharap semua itu membawa kebaikan. Kata Miswar atau Marwan, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam lalu memanggil Ali bin Abi Thalib dan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam katakana "Coba kamu tulis Bismillaahirrohmaanirrohiim." Suhail memprotes seraya ia katakan "Saya tidak tahu kalimat ini, namun ucapkanlah Alloohumma." Rasulullah pun mengucapkan "Yah, tulis saja Bismikalloohumma, inilah perjanjian damai yang ditetapkan Rasulullah untuk Suhail bin Amru." Suhail protes lagi seraya mengatakan "Kalaulah aku bersaksi bahwa engkau adalah Rasulullah, niscaya aku tidak akan memerangimu, namun tulis saja Ini perjanjian yang ditetapkan Muhammad bin Abdullah dan Suhail bin Amru untuk menghentikan perang selama sepuluh tahun. Selama sepuluh tahun itu manusia aman dan satu sama lain saling menahan diri. Siapa saja yang menemui Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dari sahabat Suhail dengan tanpa seijin walinya, maka Rasulullah wajib mengembalikan kepada mereka. Sebaliknya siapa saja yang menemui Quraisy dari sahabat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, maka Quraisy tak berkewajiban mengembalikan kepada mereka. Sesama kita (Quraisy dan muslimin) harus melupakan balas dendam yang terjadi masa lalu yang bisa menyulutkan perang, juga tidak ada pencurian, tak ada pengkhianatan. Dalam syarat mereka ketika penulisan dilangsungkan juga disetujui, siapa yang ingin memihak akad Muhammad dan janjinya, maka ia bersama Muhammad, dan barangsiapa memihak akad quraisy dan janji mereka, ia bersama quraisy. Serta merta Bani khuza'ah datang dan berujar "Kami memihak akad Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dan janjinya." Sedang banu Bakar bergegas datang dan berujar "Adapun kami akan memihak akad quraisy dan janji mereka." Dan engkau (Muhammad) tidak berhak memasuki baitullah tahun ini, maka janganlah menemui kami (Quraisy Makkah), adapun tahun depan kami (Quraisy) mengosongkan Mekkah untuk anda (Muhammad) sehingga engkau bisa memasuki Makkah bersama sahabatmu dan tinggal disana selama tiga hari saja, engkau (Muhammad) boleh membawa senjata sebatas senjata pengendara, maksudnya selain pedang itupun harus disarungkan. Ketika Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam melangsungkan penulisan, tiba-tiba Abu jandal bin Suhail bin Amru datang dengan terantai besi, ia melarikan diri kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Kata Marwan atau Miswar, sahabat-sahabat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam sebelumnya keluar dengan

ahmad:18152

Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Akhi bin Syihab] dari [pamannya] ia berkata, [Urwah bin Zubair] telah berdalih bahwa [Marwan] dan [Miswar bin Makhramah] telah mengabarkan kepadanya, bahwasanya; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri ketika utusan Hawazin mendatanginya dalam keadaan telah memeluk Islam. Kemudian mereka meminta agar harta dan para tawanan (wanita dan anak-anak) mereka dibebaskan dan dikembalikan. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada mereka: "Kalau aku, terserah pendapat kalian. perkataan yang paling aku sukai adalah perkataan yang paling benar. Maka pilihlah salah satu dari dua hal, imma As Sabyu (tawanan para wanita dan anak-anak) ataukah harta. Dan saya tidak memaksa (kalian untuk memutuskannya) dengan segera." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberi waktu kepada mereka selama sepuluh malam lebih saat beliau kembali dari Tha`if. Ketika telah jelas bagi mereka bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak ridla kecuali salah satu dari dua hal itu, mereka pun berkata, "Kami lebih memilih para tawanan wanita dan anak-anak kami (untuk dikembalikan)." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri di hadapan kaum muslimin, beliau memuji Allah 'azza wajalla dengan pujian yang memang layak untuk-Nya. Kemudian beliau bersabda: "Amma ba'du. Sesungguhnya saudara kalian telah datang dengan bertaubat. Dan saya berpendapat untuk mengembalikan para tawanan wanita dan anak-anak kepada mereka. karena itu, siapa diantara kalian yang merelakan hal itu, maka hendaklah ia melakukannya. Dan siapa di antara kalian yang lebih memilih untuk mengambil bagiannya dari Fai` yang telah diberikan Allah, hendaknya ia juga melakukannya." Kemudian kaum muslimin pun berkata, "Kami telah merelakan hal itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kami tidak tahu, siapa di antara kalian yang merelakannya dan siapa pula yang tidak merelakannya. Karena itu, pulanglah kalian hingga orang-orang 'arif kalian menyerahkan urusan itu kepada kami." Maka kaum muslimin pun berkumpul dan bermusyawarah dengan orang-orang arif mereka. setelah itu, mereka kembali kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan mengabarkan kepada beliau bahwa mereka telah merelakan dan mengizinkannya. Inilah yang sampai padaku mengenai tawanan wanita dan anak-anak Hawazin.

ahmad:18156

Telah menceritakan kepada kami [Affan] dari kitabnya, katanya, Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman] yaitu Ibnul Mughirah, katanya, Telah menceritakan kepada kami [Tsabit] dari [Abdurrahman bin Abi Laila] dari [Shuhaib] katanya, Pernah Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam shalat, dan beliau ucapkan kata-kata samar yang kami tak mendengarnya, dan ucapan samar itu tidak beliau beritakan kepada kami. Katanya, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam lantas bertanya "Apakah kalian paham bacaanku? Ada seseorang menjawab 'Benar." Kata Nabi, aku ingat seorang nabi yang diberi beberapa tentara dari kaumnya lantas mengatakan, siapa yang bisa menyamai mereka itu? -atau dengan redaksi 'Siapa yang bisa setanding mereka? atau kata-kata yang mirip -Sulaeman ragu kepastian redaksinya-, lantas Allah memberi wahyu kepadanya "Pilihlah untuk kaummu salah satu diantara tiga, aku kuasakan musuh atas mereka dari selainnya, kelaparan, atau kematian. Kata Nabi, lantas nabi tersebut meminta saran kaumnya dalam hal ini. Mereka menjawab "Engkau nabiyullah, kami menurut saja kepadamu, maka pilihlah untuk kami! Maka nabi tersebut menuju shalatnya sementara kaumnya dalam keadan panik, tradisi mereka sat itu jika panik, mereka menghampiri shalatnya. Maka nabi itu pun shalat dan berdoa' Adapun musuh dari selain mereka, jangan, adapun kelaparan, juga jangan, namun kematian sajalah!" Maka mereka kemudian dikuasi oleh kematian selama tiga hari yang menyebabkan tujuh puluh ribu orang meninggal. Maka bicara rahasiaku tadi yang kalian lihat adalah doaku "Aloohumma rabbi, bika uqaatil, wabika ushoowilu, walaa haula walaa quwwata illa billah (Ya Allah, karena-Mu aku berperang, karena-Mu aku menerjang, tiada daya dan kekuatan selain dengan pertolongan Allah." Telah menceritakan kepada kami ['Affan], katanya, Telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dengan hadis ini dengan redaksi yang sama dan juga dengan isnad ini, hanya tak ada redaksi "Jika mereka dalam kepanikan, mereka hampiri shalat."

ahmad:18174

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] -dan Qutaibah telah menuliskannya kepadaku- Telah menceritakan kepada kami [Mujammi' bin Ya'qub] dari [Muhammad bin Isma'il bin Mujammi'] ia berkata; Telah ditanyakan kepada [Abdullah bin Abu Habibah], "Apa yang telah Anda dapatkan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" -Saat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang, waktu itu ia masih anak kecil- Abdullah bin Abu Habibah menjawab, "Pada suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi kami di Masjid kami, yakni Masjid Quba`. Maka kami pun segera datang dan duduk bersama beliau, hingga orang-orang pun iut berkumpul. Beliau duduk sekehendak Allah, setelah itu beliau berdiri dan shalat. Maka saat itu, saya melihat beliau shalat dengan mengenakan kedua terompahnya."

ahmad:18184

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Lahi'ah] dari [Sulaiman bin Abdurrahman] dari [Nafi' bin Kaisan] bahwa [bapaknya] telah mengabarkan kepadanya bahwasanya; Ia berjulan khamer pada masa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Suatu ketika ia datang dari Syam dengan membawa Ziqaq (bejana-bejana yang berisi khamer) untuk menjualnya. Kemudian ia mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sesungguhnya aku datang kepada Anda dengan membawa minuman yang baik." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai Kaisan, sesungguhnya minuman itu telah diharamkan setelahmu." Ia berkata, "Apakah boleh saya menjualnya wahai Rasulullah?" beliau bersabda: "Sesungguhnya minuman itu telah diharamkan dan diharamkan pula labanya." Akhirnya Kaisan kembali ke Ziqaq miliknya, lalu menumpahkannya.

ahmad:18192

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin As Sariy] -Abdu Abdurrahman berkata- dan telah menceritakan kepadaku [Abu Khaitsamah] Telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin As Sariy] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Abu Ishaq] dari [Haritsah bin Mudlarrib] dari [Furat bin Hayyan] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan untuk membunuhnya. Ia adalah mata-matanya Sufyan dan juga sekutunya. Suatu ketika ia melewati suatu halaqah kaum Anshar dan berkata, "Saya adalah seorang muslim." Mereka pun berkata, "Wahai Rasulullah, ia mengaku bahwa ia adalah seorang muslim." Maka beliau bersabda: "Sesungguhnya di antara kalian terdapat orang-orang yang kita tinggalkan iman mereka. Di antara mereka itu adalah Furat bin Hayyan."

ahmad:18197

Telah menceritakan kepada kami [Waki'] Telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Ya'qub bin Bahir] dari [Dlirar bin Al Azwar] ia berkata; Suatu ketika, aku diutus oleh keluargaku untuk membawa Unta perahan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian beliau memerintahkanku untuk memerah susunya, maka saya pun memerahnya. Kemudian beliau bersabda: "Tinggalkanlah sedikit dari susunya, agar ia menurunkan air susu yang lain."

ahmad:18211

Telah menceritakan kepada kami [Husyaim] Telah menceritakan kepada kami [Manshur] dari [Ibnu Sirin] dari [Ibnul Ala` bin Al Hadlrami], -bapakku berkata, Husyaim telah menceritakannya kepada kami sebanyak dua kali, sekali dari Ibnul Ala` dan yang satunya lagi tidak bersambung sanadnya- Bahwa [bapaknya] menulis surat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan ia pun memulai dari dirinya sendiri.

ahmad:18216

Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] ia berkata, telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Amru] dari [Ali bin Yahya bin Khallad Az Zuraqi] dari [Rifa'ah bin Rafi' Az Zuraqi] ia adalah salah seorang dari sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ia berkata; Seorang laki-laki datang, sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang duduk di dalam Masjid. Kemudian laki-laki itu shalat di dekat beliau, dan setelah shalat ia pun menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ulangilah shalatmu, karena kamu belum shalat." laki-laki itu pun mengulangi shalatnya seperti yang dikerjakannya pertama kali. Setelah selesai, ia pun kembali menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan beliau bersabda lagi: "Ulangilah shalatmu, karena sesungguhnya kamu belum shalat." maka laki-laki itu pun berkata, "Wahai Rasulullah, ajarilah aku, bagaimana seharusnya saya lakukan!" beliau bersabda: "Jika telah menghadap kiblat, maka bertakbir dan bacalah Ummul Qur`an (surat Al Fatihah), kemudian bacalah sesukamu dari Al Qur`an. Dan jika kamu ruku', maka letakkanlah kedua telapak tanganmu di atas kedua lututmu. Luruskanlah punggungmu dan bersikap tenanglah dalam posisi ruku'. Dan ketika kamu mengangkat kepala dari posisi ruku', maka luruskanlah tulang sulbimu, sehingga tulang-tulang dan persendian kembali ke posisinya semula. Kemudian saat kamu sujud, maka bersikap tenanglah dalam sujudmu, dan jika kamu mengangkat kepala dari posisi sujud, maka duduklah di atas paha kirimu. Dan lakukanlah itu semua dalam setiap raka'at dan sujud."

ahmad:18225

Telah menceritakan kepada kami [Hasyim bin Qasyim] Telah menceritakan kepada kami [Ikrimah] yakni Ibnu Ammar, ia berkata, telah menceritakan kepadaku [Thariq bin Abdurrahman Al Qurasyi] ia berkata, [Rafi' bin Rifa'ah] mendatangi majelis orang-orang Anshar dan berkata; Pada hari ini, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah melarang kita, dari sesuatu yang telah akrab dengan kehidupan kita. Ia pun melanjutkan berkata; Beliau melarang untuk menyewakan lahan, beliau bersabda: "Barangsiapa yang memiliki lahan hendaklah ia menanaminya, atau ditanami oleh saudaranya." Kemudian beliau juga melarang untuk mencari penghidupan dari hasil bekam. Dan beliau memerintahkan untuk memberi makan Unta, dan melarang untuk mempekejakan budak wanita kecuali apa yang dikerjakannya dengan tangannya sendiri. Dan beliau bersabda -seperti ini, yakni beliau memberikan isyarat dengan jari tangannya menunjuk-: " roti, tenun dan rumput."

ahmad:18228

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Mas'ud] yakni Al Jurairi dari [Yazid bin Abdullah Asy Syikhkhir] dari [Ma'iz] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau pernah ditanya mengenai amalan apakah yang paling utama. Beliau menjawa: "Yaitu, beriman kepada Allah, jihad di jalan Allah, dan Haji yang mabrur melebihi seluruh amal baik, sebagaimana jarak antara tempat terbitnya matahari hingga tempat terbenamnya." Telah menceritakan kepada kami [Hudbah bin Khalid] Telah menceritakan kepada kami [Wuhaib bin Khalid] dari [Al Jurairi] dari [Hayyan bin Umair] Telah menceritakan kepada kami [Ma'iz] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah ditanya mengenai amalan yang paling utama. Maka ia pun menyebutkan hadits yang sama.

ahmad:18239

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Mahdi] Telah menceritakan kepada kami [Abbad bin Rasyid] ia berkata, saya mendengar [Al Hasan] berkata, Telah menceritakan kepada kami [Ahmar bin Jazi'] salah seorang dari sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, ia berkata; Kami benar-benar bernaung kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, saat beliau merenggangkan kedua sikunya dari pinggangnya ketika beliau sujud.

ahmad:18240

Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] ia berkata, telah mengabarkan kepada kami [Zakariya] dari [Amir] dari [Al Harits bin Malik bin Barsha`] ia berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda pada hari penaklukan kota Makkah: "Kota ini tidak akan diperangi setelah fathu Makkah selama-lamanya hingga datangnya hari kiamat."

ahmad:18247

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Mahdi] Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Abdurrahman Ath Thaifi] dari [Utsman bin Abdullah bin Aus Ats Tsaqafi] dari [kakeknya yakni Aus bin Hudzaifah], ia berkata; Saya berada dalam suatu utusan yang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan menyatakan masuk Islam. Mereka adalah Bani Tsaqif dari Bani Malik. Kami singgah di sebuah kemah milik beliau. Beliau seringkali mendatangi kami yang berada antara rumah beliau dan masjid. Jika beliau selesai shalat isyak (yaitu shalat fardhu terakhir), beliau sering menemui kami, mengajak kami berbincang-bincang dan mengeluhkan quraisy dan juga penduduk Makkah. Kemudian beliau bersabda "Terus terang tidak sama nasib kita, kita di Makkah dalam keadaan terintimidasi, atau tertindas, ada pun setelah kita mengungsi ke Madinah, keadaan peperangan silih berganti. Terkadang kita yang kalah, dan tak jarang terkadang kita yang menang. Suatu malam beliau tidak menemui sekian lama sehabis isyak. Kata Aus, kami mencoba bertanya "Wahai rasulullah, apa yang menghalangimu tidak menemui kami? Beliau menjawab " Maaf, pengelompokan alquran harus kukerjakan, sehingga aku tak bisa pergi hingga aku menyelesaikannya. Pagi harinya kami bertanya sahabat-sahabat Rasulullah, bagaimana kalian mengelompokkan alquran? Mereka jawab "Kami mengelompokkannya enam surat, lima surat, tujuh surat, Sembilan surat, sebelas surat, tiga belas surat, dan satu hizib (kelompok) yang berisi surat-surat pendek, semenjak surat Qaf hingga khatam.

ahmad:18248

Telah menceritakan kepada kami [Husyaim] ia berkata, [Ali bin Zaid] telah mengabarkan kepada kami dari [Zurarah bin Aufa] dari [Malik bin Harits] yakni seorang laki-laki dari mereka, bahwa ia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang menyerahkan seorang anak yatim pada dua orang tua muslim dengan memenuhi kebutuhan makan dan minumnya hingga anak itu ter cukupi, maka wajib baginya surga. Dan barangsiapa yang memerdekakan satu orang budak muslim, maka budak itu akan menjadi tebusannya dari api neraka. Setiap anggota badan budak itu, akan menjadi tebusan untuk setiap anggota tubuhnya."

ahmad:18252

Telah menceritakan kepada kami [Bahz] dan ['Affan] keduanya berkata, Telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] -dalam riwayat lain 'Affan berkata dalam haditsnya- telah mengabarkan kepada kami [Ali bin Zaid] dari [Zurarah bin Aufa] dari [Malik bin Amru Al Qusyairi] ia berkata; Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang memerdekakan seorang budak wanita muslimah, maka wanita itu akan menjadi tebusan baginya dari neraka." Affan berkata, "Yakni setiap anggota tubuh wanita itu akan menjadi tebusan bagi setiap anggota tubuhnya (dari neraka). Dan barangsiapa yang mendapati salah seorang dari kedua orang tuanya, kemudian ia tidak ampuni dosanya, maka Allah telah menjauhkannya (dari rahmat-Nya). Barangsiapa yang menyerahkan seorang anak yatim pada dua orang tua muslim -Affan berkata- dengan memenuhi kebutuhan makan dan minumnya hingga anak itu ter cukupi, maka wajib baginya surga."

ahmad:18256

Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Sa'id] Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Muhajir] yakni saudaranya Amru bin Muhajir, ia berkata, telah menceritakan kepadaku ['Aqil bin Syabib] dari [Abu Wahb Al Jusyami] dan ia termasuk salah seorang dari sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian memberi nama dengan nama-nama para Nabi. Nama yang paling disukai Allah 'azza wajalla adalah Abdullah dan Abdurrahman. Kemudian nama yang paling benar adalah Harits dan Hammam. Sedangkan nama yang paling buruk adalah Harb dan Murrah. Persiapkanlah kuda, sisirlah rambut yang tumbuh pada bagian kening dan juga ekornya. -atau beliau mengatakan- (dan juga) pahanya. Dan pasanglah kalung pada lehernya, dan janganlah kalian memasangkannya kalung Al Autar (sejenis kalung untuk menangkal hasad). Kemudian, hendaklah kalian memilih kuda yang berwrana antara putih dan kemerah-merahan, berbelang putih di wajah dan kaki-kakinya. Atau yang rambutnya berwarna blonde dan berbelan putih di wajah serta kaki-kakinya. Atau yang berwarna hitam, dan berbelang putih di wajah serta kaki-kakitnya." Telah menceritakan kepada kami [Abul Mughirah] Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Muhajir] Telah menceritakan kepada kami [Aqil bin Syabib] dari [Abu Wahb Al Kala'i] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda. Maka ia pun menyebutkan maknanya. Muhammad berkata, "Saya tidak tahu, apakah beliau mendahulukan Al Kumait ataukah Al Adham." Dan orang-orang pun bertanya kepadanya, kenapa ia lebih mendahulukan Al Asyqar?" ia menjawab, "Karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengutus Sariyyah (pasukan khusus yang ditugaskan untuk operasi khusus), ternyata yang pertama kali datang adalah shahibul Asyqar (pasukan kuda yang rambut kudanya berwarna blonde)."

ahmad:18258

Telah menceritakan kepada kami [Abu Ahmad Az Zubairi] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Al Jurairi] dari [Abu Utsman] dari [Hanzhalah] ia berkata; Suatu ketika, kami berada di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau menyebutkan tentang surga dan neraka, hingga seolah-olah mata melihatnya. Setelah itu saya beranjak pulang menemui keluargaku, dan saat itu aku pun tertawa bersama isteri dan anakku. Kemudian aku teringat, akan perasaanku saat berada di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu aku keluar dan berjumpa dengan Abu Bakr. Aku pun berkata, "Wahai Abu Bakr, Hanzhalah telah munafik." Ia bertanya, "Kenapa bisa begitu?" saya berkata, "Ketika kami berada di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau mengingatkan kami surga dan neraka hingga seakan-akan mata melihatnya. Namun setelah itu, saya pulang menemui keluargaku, dan saya pun tertawa dan bermain-main bersama anak dan isteriku." Abu Bakar berkata, "Sesungguhnya kami juga melakukan hal yang demikian." Maka aku pun menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan menuturkan hal itu pada beliau. Beliau bersabda: "Wahai Hanzhalah, sekiranya saat kalian berada di rumah-rumah kalian, sebagaimana saat kalian berada di sisiku, niscaya malaikat akan menyalami kalian. Dan saat kalian berada di rumah atau di jalan, maka (ingatlah sewaktu) waktu."

ahmad:18268

Telah menceritakan kepada kami [Abu Sa'id] bekas budak Bani Hasyim, Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Mutharrif Abu Ghassan] Telah menceritakan kepada kami [Zaid bin Aslam] dari [Atha` bin Yasar] dari [Abu Abdullah Ash Shunabihi] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang berkumur-kumur dan istinsyaaq (memasukkan air ke hidung lalu mengeluarkannya kembali), maka dosa-dosanya akan berjatuhan dari mulut dan hidungnya. Dan barangsiapa yang membasuh wajahnya, maka dosa-dosanya akan keluar dari bulu matanya. Dan siapa yang membasuh kedua tangannya, maka dosa-dosanya akan keluar dari kuku-kukunya atau dari bawah kuku-kukunya. Dan siapa yang mengusap kepala dan kedua telinganya, maka dosa-dosanya akan keluar dari kepala atau dari rambut kedua telinganya. Dan barangsiapa yang mencuci kedua kakinya, maka dosa-dosanya akan keluar dari kuku-kuku kakinya, atau dari bawah kukunya. kemudian langkah kaki yang ia ayunkan akan terhitung sebagai amalan sunnah." Telah menceritakan kepada kami [Husain bin Muhammad] Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Mutharrif] dari [Zaid bin Aslam] dari [Atha` bin Yasar] dari [Abu Abdullah Ash Shunabihi] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Barangsiapa yang berkumur-kumur dan intitsar (memasukkan air ke hidung lalu mengeluarkannya kembali), maka dosa-dosanya akan berjatuhan dari hidung dan mulutnya." Lalu ia pun menyebutkan maknanya.

ahmad:18285

Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] Telah menceritakan kepada kami [Ash Shalt Bin al 'Awwam] ia berkata, telah menceritakan kepadaku [Al HArits Bin Wahb] dari [Abu Abdurrahman Ash Shunabihi], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ummatku akan tetap berada dalam keteguhan beragama selagi mereka tidak melakukan tiga perkara; selagi mereka tidak mengakhirkan waktu maghrib dengan menanti waktu gelap untuk menyelisihi orang-orang Yahudi, selagi mereka tidak mengakhirkan waktu fajar sampai hilangnya bintang untuk menyelisihi orang-orang Nashrani, dan selagi mereka tidak menelantarkan perkara jenazah kepada keluarganya."

ahmad:18287

(Imam Ahmad) Berkata; Aku telah membacakan kepada [Abdurrahman]; [Malik], ia berkata, Telah menceritakan kepada kami [Ishaq] telah mengabarkan kepadaku [Malik] dari [Zaid bin Aslam] dari [Atha` bin Yasar] dari [Abdullah Ash Shunabihi] ia berkata; "Apabila seorang hamba berwudlu, kemudian dia berkumur-kumur, maka kesalahan-kesalahannya keluar dari hidungnya, apabila dia membasuh mukanya maka kesalahan-kesalahannya keluar dari mukanya sampai keluar dari bawah tepi pelupuk matanya, apabila dia membasuh kedua tangannya maka kesalahan-kesalahannya akan keluar dari kedua tangannya sampai keluar dari ujung jari-jari kedua tangannya, apabila ia mengusap kepalanya, maka kesalahan-kesalahannya akan keluar dari kepalanya sehingga keluar dari kedua telinganya. Dan apabila ia membasuh kedua kakinya maka kesalahan-kesalahannya akan keluar dari kedua kakinya sehingga keluar dari ujung jari-jari kakinya, kemudian berjalannya menuju masjid serta shalatnya adalah terhitung sunnah baginya."

ahmad:18288

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Tsaur] ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Rasyid Bin Sa'd] dari [Abdullah bin Luhay] dari [Abdullah bin Qurth] bahwasanya; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hari-hari yang paling agung disisi Allah adalah hari Nahr (hari-hari penyembelihan hewan kurban), kemudian hari An Nafr (yakni saat-saat kembali dari Mina ke Madinah)." Kemudian didekatlan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lima atau enam Badanaat (Unta atau sapi yang disembelih di Mekah) untuk beliau sembelih,

ahmad:18292

Telah menceritakan kepada kami [Abul Yaman] Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ayyasy] dari [Bakr bin Zur'ah Al Khaulani] dari [Muslim bin Abdullah Al Azdi] ia berkata; Abdulah bin Qurth Al Azdi datang menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Kamu adalah Abdulah bin Qurth."

ahmad:18293

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Bisyr] Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Amr] telah mengabarkan kepada kami [Abu Katsir] bekas budak Al Laitsiyyin, dari [Muhammad bin Abdullah bin Jahsy] bahwa seorang laki-laki mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya, "Ganjaran apakah bagiku wahai Rasululah, jika aku terbunuh di jalan Allah?" beliau menjawab, "Yaitu surga." Ketika laki-laki itu berpaling beliau melanjutkan: "Kecuali (kamu masih memiliki) hutang. Jibril telah membisikiku tadi."

ahmad:18294

Telah menceritakan kepada kami [Khalaf bin Al Walid] Telah menceritakan kepada kami [Abbad bin Abbad] Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Amru] dari [Abu Katsir] bekas budak Al Hilaliyyin, dari [Muhammad bin Abdullah bin Jahsy] dari [bapaknya] ia berkata; Seorang laki-laki menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya, "Wahai Rasulullah, ganjaran apakah untukku, jika aku berperang di jalan Allah hingga terbunuh?" beliau menjawab: "Yaitu surga." Ketika laki-laki itu berpaling, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kecuali (jika kamu masih memiliki tanggungan) hutang. Jibril 'Alaihis Salam telah membisikkannya padaku."

ahmad:18295

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] dari [Ma'mar] dari [Az Zuhri] ia berkata, bahwa [Abdurrahman bin Azhar] menceritakan dari Khalid bin Al Warid bin Al Mughirah bahwa suatu ia keluar dan saat itu, ia berada di atas kuda, yakni kuda milik Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ibnu Azhar berkata; Kemudian saya melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam setelah Allah menghancurkan kaum kuffar dan kaum muslimin pun telah kembali ke rumah-rumah mereka, beliau berjalan di tengah-tengah kaum muslimin seraya bertanya: "Siapa yang dapat menunjukkan kediaman Khalid bin Al Walid?" Maka saya pun berjalan dan berjalan agak cepat di depannya -saat itu, saya sudah muhtalim (aqil balig) - seraya berkata, "Siapa yang dapat menunjukkan kediaman Khalid bin Al Walid?" hingga kami pun sampai di kediamannya, sementara Khalid sedang bersandar di belakang rumahnya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun mendatanginya dan melihat lukanya. Az Zuhri berkata; Dan saya menduga bahwa ia mengatakan; "Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meniup ke dalam (lukanya)."

ahmad:18298

Telah menceritakan kepada kami [Waki'] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Yazid bin Abu Khalid Ad Dalani] dari [Ibrahim As Saksaki] dari [Ibnu Abu Aufa] ia berkata; Seorang laki-laki mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya tidak bisa membaca sedikit pun dari Al Qur`an, karena itu, ajarilah aku sesuatu yang dapat menggantikannya." Beliau bersabdas: "Bacalah, 'SUBHAANALLAH WAL HAMDULILLAH, WA LAA ILAAHA ILLALLAH, WALLAHU AKBAR, WALAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH (Maha Suci Allah dan Segala puji bagi Allah, Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Allah, Allah Maha Besar. Tidak ada daya dan upaya kecuali atas izin Allah).'" Laki-laki itu berkata, "Wahai Rasulullah, ini semua hanya untuk Allah 'azza wajalla, maka apakah bagiku?" beliau menjawab: "Bacalah, 'ALLAHUMMAGHFIR LII, WAR HAMNII, WA 'AAFINI, WAHDINII, WARZUQNII (Ya Allah ampunilah aku, kasihanilah aku, dan maafkanlah aku. Berilah petunjuk dan curahkanlah rizki untukku).'" Kemudian laki-laki itu berpaling sambil menggenggam kedua telapak tangannya, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Adapun orang ini, maka sungguh, ia telah memenuhi kedua tangannya dengan kebaikan." [Mis'ar] bekata; Saya mendengar hadits ini dari [Ibrahim As Saksaki], dari [Ibnu Abu Aufa] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

ahmad:18322

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] ia adalah Ibnu Ibrahim, Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Hayyan] ia berkata, saya mendengar [seorang Syaikh] di Madinah yang menceritakan bahwa [Abdullah bin Abu Aufa] menulis surat kepada Ubaidullah ketika ia akan memerangi Al Haruriyyah. Maka saya pun berkata kepada juru tulisnya -yang ia juga temanku-, "Tuliskanlah untukku." Maka ia pun melakukannya. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Janganlah kalian berangan-angan untuk bertemu dengan musuh, dan mohon keselamatanlah kepada Allah. Jika kalian menghadapi mereka, maka bersabarlah. Dan ketahuilah, bahwa surga itu berada di bawah naungan pedang." Kemudian Beliau mencermati, jika matahari telah terbenam, maka beliau pun menyongsong untuk melawan musuh. Kemudian beliau membaca: "ALLAHUMMA MUNZILAL KITAAB, WA MUJRIYAS SAHAAB, WA HAAZIMAL AHZAAB, IHZIMHUM WAN SHURNAA 'ALAIHIM (Ya Allah, Yang telah menurunkan kitab, Yang menggerakkan awan, pemusnah Ahzab, binasakanlah mereka dan menangkanlah kami atas mereka)."

ahmad:18326

Telah menceritakan kepada kami [Husyaim] telah mengabarkan kepada kami [Hushain] dari [Asy Sya'bi] dari [Urwah Al Bariqi] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pada ubun-ubun kuda itu, terikat kebaikan, pahala dan harta ghanimah hingga hari kiamat."

ahmad:18547

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abdullah bin Abu Safar] dari [Asy Sya'bi] dari [Urwah bin Abul Ja'dari] ia berkata; Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pada ubun-ubun kuda itu, terdapat kebaikan, pahala dan harta ghanimah hingga hari kiamat tiba."

ahmad:18550

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Zakariya] dan [Waki'] ia berkata, Telah menceritakan kepada kami [Zakariya] dari [Amir] dari [Urwah] telah berkata [Yahya] [Ibnu Abul Ja'dari Al Bariqi] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dan [Waki'] berkata dalam haditsnya; Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pada ubun-ubun kuda itu, terdapat kebaikan, pahala dan harta ghanimah hingga hari kiamat tiba."

ahmad:18551

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kamil] Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Zaid] Telah menceritakan kepada kami [Az Zubair bin Al Khirrit] Telah menceritakan kepada kami [Abu Labid] dari [Urwah bin Abul Ja'd Al Bariqi] ia berkata; Suatu ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melihat barang-barang impor, maka beliau pun memberiku satu Dinar seraya bersabda: "Wahai Urwah, datangilah barang impor itu, dan belilah untuk kami satu ekor kambing." Saya pun mendatangi barang-barang impor itu, dan melakukan tawar menawar dengan pemiliknya hingga saya dapat membeli dua ekor kambing darinya dengan harga satu Dinar. Akhirnya saya segera menuntunnya, lalu seorang laki-laki menjumpaiku dan menawar kambing itu, maka saya pun menjual satu ekor kambing dengan harga satu Dinar. Akhirnya saya kembali dengan membawa kembali satu Dinar dan satu ekor kambing. Saya berkata, "Wahai Rasulullah, ini uang Dinar kalian, dan ini kambing kalian." beliau bertanya: "Apa yang kamu lakukan?" Maka saya pun menceritakan alur kejadiannya. Beliau berdo'a: "ALLAHUMMA BAARIK LAHU FI SHAFQATI YAMIINIH (Ya Allah, berilah keberkahan dalam ikrar dan janjinya)." Maka kalian telah melihatku saat berada di TPS (Tempat pembuangan Sampah) di Kufah, saya telah meraih keuntungan empat puluh ribu sebelum sampai ke keluargaku. Saat itu, Urwah membeli budak-budak wanita dan menjualnya. Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Hajjaj] Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Zaid] Telah menceritakan kepada kami [Az Zubair bin Hirrit] dari [Abu Labid] ia adalah Lumazah bin Zabbar dari [Urwah bin Abul Ja'd Al Bariqi] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam semisalnya.

ahmad:18554

Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] Telah menceritakan kepada kami [Zakariya] dari [Asy Sya'bi] telah menceritakan kepadaku [Urwah Al Bariqi] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pada ubun-ubun kuda itu, terdapat kebaikan, yaitu berupa pahala dan harta ghanimah hingga hari kiamat."

ahmad:18557

Telah menceritakan kepada kami ['Affan] Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Zaid] Telah menceritakan kepada kami [Az Zubair bin Khirrit] dari [Abu Labid] ia berkata; Urwah bin Abul Ja'd singgah di tengah-tengah kami. Lantas Abu Labid Lumazah bin Zabbar menceritakan (hadits) dari [Urwah bin Abul Ja'd Albariqi], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendapatkan barang-barang imporan, kemudian beliau memberiku sedinar seraya beliau katakana kepada pembaginya; " Tolong si Urwah berilah barang imporan itu dan belilah kambing untuk kita-kita. Kata 'Urwah, lantas kubeli seekor kambing dan kutawar penjualnya, sehingga kubeli dua ekor kambing seharga sedinar. Aku giring keduanya -atau dengan redaksi 'aku menuntunnya, bukan menggiring--, kemudian seseorang menemuiku dan menawarku dan kujual satu ekor daripadanya dengan harga sedinar. Maka aku bawa satu dinar dan seekor kambing, lantas kukatakan 'Ya Rasulullah, ini dinarmu dan ini kambingmu. Kata Nabi, tadi kamu lakukan bagaimana kok bisa seperti ini? Maka kuceritakan kisahnya. Maka beliau memanjatkan doa "alloohumma baarik lahu fi shofqoti yamiinihi" (ya Allah, berilah barakah dalam ikrar atau akad jual belinya), hingga di kemudian hari aku melihatku berdiri di tempat pembuangan sampah di Kufah dan aku dapatkan laba sebanyak empat puluh ribu sebelum aku sampai ke kelurgaku. Dengan uang itu ia membeli hamba sahaya dan berbisnis.

ahmad:18558

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Hushain] dari [Asy Sya'bi] ia berkata, saya mendengar [Urwah bin Abul Ja'd Al Bariqi] berkata; Saya mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pada ubun-ubun kuda itu, terdapat kebaikan, yaitu berupa pahala dan harta ghanimah hingga hari kiamat."

ahmad:18559

Telah menceritakan kepada kami [Husyaim] telah mengabarkan kepada kami [Hushain] dari [Asy Sya'bi] telah mengabarkan kepada kami [Adi bin Hatim] ia berkata; Ketika ayat ini turun: "Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar." (QS. Albaqarah 187), Saya pun pergi mengambil dua benang yang satu berwarna putih sedang yang satunya lagi berwarna hitam. Lalu saya meletakkan di bawah bantalku, kemudian saya mencoba melihatnya, namun bagiku tidak tampak jelas antara yang putih dan hitam atau pun sebaliknya. Pada pagi harinya, saya mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan mengabarkan hal apa yang telah saya perbuat. Maka beliau bersabda: "Kalau begitu, bantalmu panjang sekali. Hanyasanya maksudnya adalah putihnya siang daripada kegelapan malam."

ahmad:18561

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] ia berkata, saya mendengar [Simak bin Harb] berkata, saya mendengar [Abbad bin Khubaisy] menceritakan dari [Adi bin Hatim] ia berkata; Suatu ketika datanglah pasukan berkuda milik Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam atau ia mengatakan; para utusan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, yang ketika itu saya berada di 'Aqrab. Mereka kemudian menangkap (dan menawan) bibiku dan beberapa orang. Ketika mereka (pasukan berkuda muslimin) membawa para tawanan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, mereka pun dibariskan di hadapan beliau. Saya berkata, "Wahai Rasulullah, utusan kami telah pergi jauh, dan anak-anak pun terputus dari keluarganya, sementara saya adalah seorang wanita tua yang lemah. Tak bisa melayani apa-apa. Berbuat baiklah padaku, semoga Allah berbuat baik pada Anda." Beliau bertanya: "Siapakah utusanmu?" wanita itu menjawab, " Itu si 'Adi bin Hatim." Beliau bersabda: "Orang yang telah lari dari Allah dan Rasul-Nya?" wanita itu berkata, "Berbuat baiklah padaku." Ketika seorang laki-laki kembali ke sisinya -kami lihat laki-laki itu adalah Ali-, ia berkata, "Mintalah biaya kepada beliau." (Adi bin Hatim) Berkata; kemudian wanita itu pun meminta kepada beliau dan beliau pun memerintahkan untuk memberinya. Kemudian wanita itu mendatangiku dan berkata, "Kamu telah berbuat sesuatu yang sebelumnya tidak pernah dilakukan oleh bapakmu. Datangilah ia denga perasaan suka atau benci. Dan sungguh, si Fulan telah mendatanginya dan ia pun mendapatkan bagian darinya. Dan si Fulan juga telah mendatanginya dan ia pun mendapatkan bagian darinya." (Adi) Berkata; Akhirnya aku pun mendatangi beliau dan ternyata di sisi beliau ada wanita dan anak-anak kecil. Ia menyebutkan kedekatan mereka dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, akhirnya aku tahu, bahwa watak beliau bukan seperti raja Kisra dan bukan pula Kaisar. Kemudian beliau bertanya kepadanya: "Wahai Adi bin Hatim, apa yang menyebabkanmu enggan untuk diikrarkan bahwa, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah? Apakah ada Tuhan lain selain Allah? Apakah yang menyebabkanmu enggan untuk dikatakan, 'ALLAHU AKBAR (Allah Maha Besar)? Adakah yang lebih besar dari Allah 'azza wajalla?" Akhirnya (Adi bin Hatim) Berkata; Maka saya pun memeluk Islam. Dan saya pun melihat wajah beliau dipenuhi kegembiraan. Kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya yang dimaksud mereka yang dimurkai adalah kaum Yahudi, dan yang dimaksud mereka yang tersesat adalah kaum Nasrani." Mereka (orang-orang yang berada di sekeliling beliau) pun meminta sesuatu kepada beliau. Maka beliau memuji Allah, dan membaca puji-pujian atas-Nya. Setelah itu beliau bersabda: "Wahai sekalian manusia, hendaklah kalian memberi dari kelebihan harta (yang dikaruniakan kepada kalian). Seorang yang mempunyai satu sha' memberi setengah sha', yang mempunyai satu genggam memberi setengah gengam, -Syu'bah berkata; sejauh apa aku ketahui, beliau berkata- (bahkan) yang memiliki satu biji kurma, memberi dengan setengah biji kurma. Sesungguhnya salah seorang dari kalian akan menjumpai Allah 'azza wajalla, sehingga Dia pun akan bertanya, 'Bukankah Aku telah menjadikanmu mendengar dan melihat? Bukankah Aku telah mengaruniakanmu harta dan anak? Lalu apa yang telah kamu persembahkan? ' Ia pun melihat ke depannya, ke belakang, ke samping kanannya dan ke samping kirinya, namun ia tidak mendapatkan sesuatu pun. Dan tidak ada yang bisa menjaga dari api neraka selain beramal karena mencari wajah-Nya. Karena itu, jauhkanlah diri kalian dari neraka meskipun hanya dengan setengah biji kurma. Dan jika kalian tidak mendapati, maka hendaklah berkata-kata dengan kalimat yang baik. Sesungguhnya saya tidak khawatir kefakiran akan menimpa kalian, Allah benar-benar akan menolong dan memberi kalian atau benar-benar akan membuka rezeki untuk kalian hingga seorang wanita melakukan safar dengan hewan tunggangannya antara Hirat dan Yatsrib -atau dengan redaksi- Yang banyak kalian khawatirkan yaitu pencurian terhadap wanita penggangnya." Muhammad bin Ja'far berkata; Syu'bah menceritakannya kepada kami hingga saya tidak lagi menghitungnya (seberapa kali ia menceritakannya), dan saya telah membacakan hadits itu kepadanya.

ahmad:18572

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman] dari [Sufyan] dari [Abdul Aziz bin Rufai'] dari [Tamim bin Tharafah] dari [Adi bin Hatim] ia berkata; Dua orang laki-laki mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian salah seorang dari bertasyahadat lantas berkata, "Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh ia telah mendapat petunjuk. Dan siapa yang bermaksiat kepada keduanya..." maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Seburuk-buruk khatib adalah kamu, berdirilah."

ahmad:18573

Telah menceritakan kepada kami [Husyaim] telah mengabarkan kepada kami [Asy Syaibani] dari [Abdullah bin Abu Aufa] ia berkata; Kami pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu perjalanan pada bulan Ramadlan. Ketika matahari terbenam beliau bersabda: "Wahai Fulan, sediakanlah minuman untuk kami." Ia berkata, "Wahai Rasulullah, hari masih terang." Beliau bersabda: "Sediakanlah minuman untuk kami." Maka ia pun menyiapkannya dan beliau minum. Setelah itu, beliau memberi isyarat dengan tangannya ke arah barat seraya bersabda: "Jika matahari telah terbenam di sebelah ini, maka malam telah tiba dari sini dan orang yang berpuasa pun telah berbuka."

ahmad:18583

Telah menceritakan kepada kami [Husyaim] telah memberitakan kepada kami [Asy Syaibani] dari [Muhammad bin Abul Mujalid] bekas budak Bani Mujalid, ia berkata; Ibnu Syaddad dan Abu Burdah mengutusku, mereka berdua berkata, "Pergi dan temuilah [Ibnu Abu Aufa] kemudian katakan bahwa, Abdullah bin Syaddad dan Abu Burdah menyampaikan salam atasmu, dan keduanya bertanya, 'Apakah pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kalian memberi pinjaman harta pada pertanian gandum, dan anggur?" ia menjawab, "Ya. Kami pernah mendapatkan harta ghanimah pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu kami menjadikannya sebagai pinjaman pada usaha gandum, kurma dan anggur." Saya bertanya, "Kepada siapa?" ia menjawab, "Bagi yang memiliki lahan pertanian atau juga bagi yang tidak memiliki lahan." Ia berkata, "Kami tidak menanyakan yang itu." Ibnu Abu Aufa berkata, "Temuilah [Abdurrahman bin Abza] dan bertanyalah padanya." ia pun pergi dan bertanya kepadanya, maka Abdurrahman pun memberikan jawaban sebagai jawaban Ibnu Abu Aufa. Ia pun berkata; Seperti inilah yang telah diceritakan oleh [Abu Mu'awiyah] dari [Za`idah] dari [Asy Syaibani]; Ia berkata; "Dan (juga) minyak Zaitun."

ahmad:18584

Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] Telah menceritakan kepada kami [Abu Ya'fur] bekas budak mereka, ia berkata; saya menemui [Ibnu Abu Aufa] untuk menanyakan tentang belalang. Ia menjawab, "Saya telah ikut berperang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sebanyak enam kali peperangan, dan kami makan belalang."

ahmad:18586

Telah menceritakan kepada kami [Husyaim] dari [Ya'la bin Atha`] dari [Abdullah bin Sufyan Ats Tsaqafi] dari [bapaknya] bahwa seorang laki-laki berkata; "Wahai Rasulullah.." dan Husyaim berkata; Saya berkata, "Wahai Rasulullah, perintahkanlah padaku suatu syariat dalam Islam ini, yang tidak akan aku tanyakan kepada seorang pun setelah Anda." Beliau bersabda: "Katakanlah, 'Aku beriman kepada Allah' lalu istiqamahlah (dalam ucapanmu)." Saya bertanya lagi, "Lalu apakah yang harus aku waspadai?" Maka beliau pun memberi isyarat dengan menunjuk ke arah lidahnya.

ahmad:18614

Telah menceritakan kepada kami [Suraij bin Nu'man] Telah menceritakan kepada kami [Nuh bin Qais] dari [Asy'ats bin Jabir Al Huddani] dari [Makhul] dari [Amru bin 'Abasah] ia berkata; Bahwasanya seorang lelaki tua (lansia) datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sambil bersandar pada tongkatnya dan bertanya, "Wahai Rasulallah, sesungguhnya aku adalah seorang yang mempunyai dosa karena sering menipu dan berbuat aniaya, apakah aku bisa diampuni?" Beliau menjawab: "Bukankah kamu bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah?" Orang tua itu menjawab, "Ya, dan saya juga bersaksi bahwa Anda adalah utusan Allah." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh, dosa lantaran penipuan dan aniayamu telah diampuni."

ahmad:18615

Dan [Amru bin Abasah] berkata; Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang meluncurkan satu anak panah di jalan Allah dengan tepat mengenai sasaran atau tidak, maka baginya pahala seperti orang yang memerdekakan satu budak dari anaknya Isma'il. Dan siapa pun yang miliki sehelai rambut yang beruban di jalan Allah, maka hal itu akan menjadi cahaya baginya. Laki-laki musli m mana pun yang memerdekakan satu orang budak muslim, maka setiap anggota tubuh dari budak itu (yang dimerdekakan itu) akan menjadi tebusan untuk setiap anggota tubuh yang memerdekakan dari api neraka. Dan wanita muslimah mana pun yang membebaskan satu orang budak wanita muslimah, maka setiap organ tubuh dari budak wanita itu akan menjadi tebusan bagi Mu'tiqah (wanita yang membebaskan) dari api nerakan. Dan laki-laki muslim atau wanita muslimah mana pun yang merelakan (kematian tiga orang anaknya yang belum baligh) kepada Allah, maka ketiganya itu akan menjadi penghalang baginya dari api neraka. Dan barangsiapa yang beranjak ke tempat wudlu untuk menunaikan shalat, lalu ia meratakan air wudlu ke anggota wudlunya, maka seolah telah terbebas dari setiap dosa atau kesalahannya. Dan jika ia beranjak untuk menunaikan shalat, maka Allah akan menjadikan (dari setiap langkahnya) satu derajat (kedudukan di akhirat), dan jika ia duduk, maka ia telah duduk dalam keadaan selamat." Syurahbil bin Ash Shimth berkata, "Apakah Anda mendengar hadits ini langsung dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam wahai Ibnu 'Abasah?" ia menjawab, "Ya, dan demi Dzat yang tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Dia, sekiranya saya belum mendengar hadits ini dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lebih dari sekali, atau dua, tiga, empat, lima, enam, atau tujuh kali, maka saya tidak akan bersumpah, yang kumaksudkan saya tidak peduli untuk tidak menceritakannya kepada seorang pun dari manusia, akan tetapi demi Allah, saya tidak ingat lagi berapa kali saya mendengarnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam."

ahmad:18622

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Mughirah] Telah menceritakan kepada kami [Shafwan bin Amru] telah menceritakan kepadaku [Syuraih bin Ubaid] dari [Abdurrahman bin A'idz Al Azdi] dari [Amru bin Abasah As Sulami] ia berkata; Pada suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menampakkan seekor kuda, dan di sisi beliau terdapat Uyainah bin Hishn bin Badr Al Fazari. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda padanya: "Aku lebih pandai dan lihai bermain kuda darimu." Maka Uyainah berkata, "Dan saya lebih lihai berperang daripada Anda." Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun bertanya kepadanya, "Kenapa bisa begitu?" Ia menjawab, "Sebaik-baiki pasukan adalah mereka yang membawa pedangnya di atas pundaknya, meletakkan tombaknya di atas pundak kudanya, dan mereka mengenakan Burud (sejenis pakaian luar), dan mereka berasal dari penduduk Najed." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kamu telah berdusta, bahkan sebaik-baik kstaria adalah para ksatria penduduk Yaman. Iman merupakan penisbatan ke negeri Yaman hingga suku Lakhm, Judzam, dan 'Amilah. Ma`kul dari Himyar lebih baik daripada `Akilnya. Khadramaut lebih baik daripada Bani Harits. Ada kabilah yang lebih baik dari kabilah yang lain dan ada juga kabilah yang lebih buruk dari kabilah yang lain. Demi Allah, saya tidak peduli lagi sekiranya dua kabilah Harits binasa. Semoga Allah melaknati Al Muluk Al Arba'ah (raja yang empat) yaitu, Jamada`, Mikhwasa`, Misyrakha` dan Abdla'ah, serta saudara perempuan mereka Al 'Amarradah." Kemudian beliau juga bersabda: "Allah telah memerintahkanku untuk melaknati suku Quraisy sebanyak dua kali, maka aku pun melaknati mereka. Dan Allah juga memerintahkanku untuk bershalawat atas mereka, maka saya pun bershalawat atas mereka sebanyak dua kali. Suku 'Ushayyah telah durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya, selain Qais, Ja'dah dan 'Ushayyah." Beliau bersabda lagi: "Bani Aslam, Ghifar, dan Muzainah serta suku yang bergabung bersama mereka dari Juhainah adalah lebih baik daripada Bani Asad, Tamim, Ghathafan dan Hawazin di sisi Allah pada hari kiamat." Beliau bersabda lagi: "Dua kabilah yang paling buruk di negeri Arab adalah Najran dan Bani Taghlib. Dan kabilah yang paling banyak di surga adalah Majhij dan Ma`kul." Abul Mughrah berkata; "Shafwan adalah Himyar, Himyar lebih baik dari `Akilnya. Mereka yang telah berlalu adalah lebih baik dari mereka yang tersisa."

ahmad:18628

Telah menceritakan kepada kami [Makki bin Ibrahim] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Juraij] ia berkata, telah mengabarkan kepadaku [Ibrahim bin Maisarah] dari [Amru bin Asy Syarid] dari [Asy Syarid] bahwa ia mendengarnya mengabarkan kepadanya dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwasanya; Bila beliau mendapatkan seseorang yang sedang tidur dengan menelungkupkan wajahnya, dengan pantat tidak diselimuti kain yang bisa disepaknya dengan kaki, beliau bersabda: "Itu adalah posisi tidur yang paling dibenci Allah 'azza wajalla."

ahmad:18639

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Abdullah bin Ubaidullah bin Tsa'labah Al Anshari] dari [Abdullah bin Zaid Al Anshari] dari [Mujammi' bin Jariyah] ia berkata; Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ibnu Maryam benar-benar akan membunuh Dajjal di Bab ludd atau dengan redaksi "di Janibb Ludd"."

ahmad:18659

Telah menceritakan kepada kami [Abdush Shamad] Telah menceritakan kepada kami [Yazid] yakni Ibnu Ibrahim, telah mengabarkan kepada kami [Laits] dari [Abu Burdah] dari [Abdullah bin Qais] ia berkata; Suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat mengimami kami, kemudian beliau bersabda: "Kalian tetaplah berada di tempat." Beliau kemudian mendatangi tempat kaum laki-laki dan bersabda: "Sesungguhnya Allah 'azza wajalla telah memerintahkan aku untuk memerintahkan kalian agar kalian selalu betakwa kepada Allah dan selalu berkata dengan kata-kata yang baik." Setelah itu, beliau berjalan menuju kaum wanita, kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah 'azza wajalla telah memerintahkan aku untuk memerintahkan kalian agar kalian selalu bertakwa kepada Allah dan selalu berkata dengan kata-kata yang baik." kemudian beliau kembali lagi ketempat kaum laki-laki dan bersabda: "Apabila kalian masuk ke dalam masjid atau pasar kaum muslimin sementara kalian membawa tombak, maka peganglah ujungnya (matanya), janganlah sampai kalian mencelakai atau melukai seseorang."

ahmad:18668

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah memberitakan pada kami [Ma'mar] dari [Mathar] dari [Abdullah bin Buraidah Al Aslamy] berkata; Ubaidullah bin Ziyad masih ragu-ragu tentang Al Haudh (telaga di surga) maka dia pun mengutus seseorang ke Abu Barzah Al Aslamy yang menyampaikan pesan agar menemui Ubaidillah bin Ziyad. Lalu utusan tersebut mendatanginya, sesampainya di sana, para sahabat Ubaidullah bertanya kepada [Abu Barzah al-aslamy]; "Sang amir (pemimpin) kita mengutus utusan kepadamu, dalam rangka menanyakan kepadamu tentang Al Haudh (telaga di surga), apakah engkau pernah mendengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang hal itu?." Dia menjawab; "Ya, aku telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkannya bahwa barangsiapa yang mendustakannya(Al Haudh) maka Allah tidak akan memberi minum darinya."

ahmad:18927

Telah menceritakan kepada kami [Mu'tamar] ia berkata; telah mengkabarkan kepada kami [ayahku] dari [Abul Minhal] dari [Abu Barzah] bahwa sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membaca di shalat zhuhur seratus sampai enam puluh ayat dan enam puluh hingga seratus ayat.

ahmad:18929

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far]; telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al Azraq bin Qais] berkata; bahwasanya [Abu Barzah] ketika di daerah Ahwaz di tepian sungai, sedang tali kekang binatang tunggangannya berada di tangannya, sambil ia melaksanakan shalat. Lantas binatang kendaraannya tersebut berjalan mundur sehingga ia ikut mundur bersamanya. Lalu seorang dari Khawarij mendo'akannya; "Ya Allah, hinakanlah orang tua ini, bagaimana dia melaksanakan shalatnya ini. Ketika ia selesai melaksanakan shalat, ia berkata; "Aku telah mendengar perkataan kalian, aku telah berperang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam enam, tujuh atau delapan kali, dan aku menyaksikan urusannya dan Kemudahannya, mundurnya aku dan kendaraanku lebih mudah bagiku dari pada aku meninggalkan untaku sehingga perlu dijinakkan kembali dan itu sangat sangat menyulitkanku." (Waktu itu) Abu Barzah melaksanakan shalat 'ashar dua rakaat.

ahmad:18934

Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] telah mengkabarkan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Hamzah Jarihim] berkata; aku mendengar [Humaid bin Hilal] menceritakan dari [Abdullah bin Mutharrif] dari [Abu Barzah] berkata; "Manusia atau kabilah yang paling dibenci Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah bani Tsaqif dan bani Hanifah."

ahmad:18939

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] dan [Ibnu Numair] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Sa'id] dan [Yazid] telah mengkabarkan kepada kami [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Zurarah bin `Aufa] dari ['Imron bin Hushain] bahwa ada seseorang yang telah menggigit lengan orang lain. Ibnu Numair berkata; Lantas ia menarik tangannya sehingga rontok dua gigi serinya. Namun di kemudian hari berkata dengan redaksi "Menariknya hingga giginya (bukan dua gigi) tersebut terlepas. Kemudian hal itu dilaporkan kehadapan Rasulullah dan beliau pun membatalkannya (maksudnya tidak ada diyat) dan beliau bersabda: "Kalian menginginkan merobek daging saudara kalian sebagaimana kuda merobeknya?."

ahmad:19000

Telah menceritakan kepada kami ['Affan], telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah], telah mengabarkan pada kami [Abu Qaza'ah Suwaid bin Hujair Al Bahili] dari [Hakim bin Mu'awiyah] dari [Ayahnya] bahwa saudaranya Malik berkata kepadanya; "Wahai Muawiyah, sesungguhnya Muhammad telah menawan tetanggaku maka marilah kita pergi karena dia mengenalmu dan telah berbicara kepadamu, " Mu'awiyah berkata; "Lalu aku pergi bersamanya, (sesampainya di hadapan Rasulullah Shallalahu 'alaihi wasallam) Malik berkata; "Biarkanlah tetanggaku bersamaku karena dia telah masuk Islam sebelumnya!." Akan tetapi beliau menolaknya, maka Malik berdiri seraya menghunuskan pedang, sambil berkata; "Demi Allah, sungguh jika kamu tetap melakukan itu, orang-orang pasti akan menganggap bahwa kamu memerintahkan yang ma'ruf tetapi kamu sendiri menyelisihinya." Maka aku menariknya, namun dia tetap berbicara. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apa yang kamu katakan?." Mereka menjawab; "Demi Allah, sungguh jika kamu tetap melakukan itu, orang-orang pasti akan menganggap bahwa kamu memerintahkan yang ma'ruf tetapi kamu sendiri menyelisihinya." Beliau pun bersabda: "Apakah mereka telah mengatakan itu kalau aku melakukannya? Dan itu bukan kewajibanku dan mereka juga tidak dipaksa sedikitpun, kerimlah tetangganya kepadanya (maksudnya melepaskan)!."

ahmad:19163

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] telah mengabarkan kepada kami [Bahz bin Hakim] dari [Ayahnya] dari [kakeknya], bahwa ayah atau kakeknya pernah menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lantas ayah atau kakeknya berujar; "Dengan alasan apa tetanggaku ditangkap (ditahan)? Beliau kemudian berpaling darinya. Kemudian ayah atau kakeknya berujar lagi; "Beritahukanlah kepadaku, karena alasan apa mereka ditahan?" Beliau masih tetap berpaling. Maka ayah atau kakeknya berujar; "Kalau aku katakan sesuatu, maka orang-orang akan beranggapan bahwa anda melarang kejahatan (penyimpangan), namun anda sendiri melakukannya." Lantas Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan sebagaimana yang beliau ucapkan. Lantas saudara atau keponakan dari ayah atau kakeknya melaporkan; "Hai Rasulullah, ia telah berkata demikian-demikian." Beliau bersabda: "Kalian atau salah seorang dari kalian telah mengomel sedemikian rupa, kalaulah aku lakukan yang demikian, itu tanggung jawabku bukan tanggung jawab kalian, dan sekarang tolong suruh ia melepaskan tetangganya."

ahmad:19166

Telah menceritakan kepada kami ['Affan], telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah], telah mengabarkan pada kami [Abu Qar'ah Al Bahili] dari [Hakim bin Mu'awiyah] dari [Ayahnya] ia berkata; Aku datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu aku berkata; "Tidaklah aku datang kepadamu kecuali aku telah bersumpah dengan beberapa jariku ini bahwa aku tidak akan datang kepadamu -'Affan memperlihatkan dan menengadahkan telapaknya- Demi dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, dengan apakah kamu di utus?." Beliau menjawab: "Dengan Islam." Mu'awiyah bertanya; "Apakah Islam itu?." Beliau menjawab: "Hendaknya engkau serahkan jiwamu sepenuhnya hanya pada Allah Ta'ala dan engkau menghadapkan wajahmu hanya kepada Allah saja, engkau mengerjakan shalat, menunaikan zakat, itulah dua hal yang tidak bisa dipisahkan dan Allah Azza Wa Jalla tidak akan menerima taubat seorang hamba yang menyekutukan-Nya setelah ia masuk Islam." Aku bertanya; "Lalu apa hak istri terhadap kita (suami)?." Beliau menjawab: "Engkau memberinya makan apabila engkau makan, memberinya pakaian apabila engkau berpakaian, jangan memukul wajah, jangan menjelekkannya dan jangan memisahkan tempat tidur kecuali dalam satu rumah." Beliau melanjutkan: "Kalian akan dikumpulkan di sana, (seraya menunjukkan tangannya ke arah Syam) dalam keadaan berjalan kaki dan berkendaraan, wajah kalian akan ditampakkan semua dihadapan Allah, mulut-mulut kalian akan dikunci dan yang pertama kali akan berkomentar adalah paha (kaki-kaki) kalian." Beliau melanjutkan lagi: "Dan siapa saja dari seorang budak yang meminta kelebihan dari harta tuannya, namun tuannya tidak memberinya, melainkan Allah Ta'ala akan menjadikan untuknya seekor ular besar bernama Syuja', dan Ular itu akan menghancurkannya sebelum diputuskannya perkara." ['Affan] seorang budak milik anak pamannya berkata; "Sesungguhnya sebelum kalian ada seseorang yang Allah Ta'ala karuniai harta dan anak-anak, hingga zaman berganti dengan generasi setelahnya. Sewaktu ayahnya hendak meninggal, ia berkata kepada anaknya; "Buat kalian, ayah macam apakah aku ini? Mereka berkata; 'Ayah adalah orang yang terbaik!.' Dia berkata lagi; 'Apakah kalian akan mentaatiku?, kalau tidak, maka aku akan mengambil semua hartaku dari kalian!.' 'Lihatlah oleh kalian, jika nanti aku telah meninggal dunia, maka bakarlah aku hingga diriku menjadi arang.' Kemudian tumbuklah (arangku) hingga halus dengan alat penumbuk -Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sambil mendemontrasikan dengan memutar-mutar dengan kedua tangannya sejajar kedua lututnya- Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Kemudian mereka melakukan wasiat ayahnya." Demi Allah Nabiyullah shallallahu 'alaihi wasallam mempraktekkan dengan tangannya seperti ini, - 'Kemudian tebarkanlah (abuku) pada hari yang anginya kencang, supaya Allah Ta'ala tidak dapat menemukanku.' -demikianlah yang di katakan 'Affan, Ayahku berkata; dan Muhanna Abu Syibl mengatakan dari Hammad dengan redaksi -supaya diriku tidak dapat di temukan Allah- lalu anak-anaknya melaksanakan perintah ayahnya, demi Allah, ternyata dirinya telah berdiri tegak dalam genggaman Allah Ta'ala. Maka Allah bertanya kepadanya: 'Wahai anak Adam, apa yang membuatmu melakukan hal ini (membakar diri)?.' Lak-laki itu menjawab; 'Ya Rabb-ku, karena aku takut kepada-Mu!.' Maka Allah Ta'ala pun mengampuni perbuatannya."

ahmad:19171

Telah menceritakan kepada kami [Yazid], telah mengabarkan pada kami [Bahz bin Hakim] dari [Ayahnya] dari [Kakeknya] ia berkata; "Aku bertanya pada Rasulullah Shallalahu 'alaihi wasallam; "Wahai Nabiyullah, terhadap siteri-isteri kami, apa yang harus kami lakukan dan apa yang harus kami tinggalkan?." Beliau menjawab: "Isteri-siterimu adalah ladang bagimu, datangilah ladang kalian dari mana saja kalian suka, jangan memukul wajahnya, jangan menjelekkannya dan jangan menghajrnya (memisahkan dari tempat tidur) kecuali dalam satu rumah, kamu memberinya makan sebagaimana kamu makan, memberinya pakaian sebagaimana kamu berpakaian, bagaimana lagi, kalian juga telah bersebadan antara satu sama lain, selain sesuatu yang telah di halalkan baginya."

ahmad:19177

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il], telah menceritakan kepada kami [Bahz bin Hakim] dari [Ayahnya] dari [Kakenya] bahwa saudaranya atau pamannya pernah datang kepada Rasulullah Shallalahu 'alaihi wasallam sambil berkata; "Dengan alasan apa tetanggaku ditangkap (ditahan)? Beliau kemudian berpaling darinya. Kemudian ayah atau kakeknya berujar lagi; "Beritahukanlah kepadaku, karena alasan apa mereka ditahan?" Beliau masih tetap berpaling. Maka ayah atau kakeknya berujar; "Kalau aku katakan sesuatu, maka orang-orang akan beranggapan bahwa anda melarang kejahatan (penyimpangan), namun anda sendiri melakukannya." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan sebagaimana yang beliau ucapkan. Lantas saudara atau keponakan dari ayah atau kakeknya melaporkan; "Hai Rasulullah, ia telah berkata demikian-demikian." Beliau bersabda: "Kalian atau salah seorang dari kalian telah mengomel sedemikian rupa, kalaulah aku lakukan yang demikian, itu tanggung jawabku bukan tanggung jawab kalian, dan sekarang tolong suruh ia melepaskan tetangganya."

ahmad:19187

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il], telah mengabarkan kepada kami [Bahz bin Hakim] dari [Ayahnya] dari [kakeknya], dia berkata; Aku datang menemui Nabi Shallalahu 'alaihi wasallam. Ketika aku bertemu dengan beliau, aku berkata; "Demi Allah, dulu aku bersumpah tidak akan menemuimu, hingga aku bersumpah sebanyak mungkin untuk tidak mendatangimu dan tidak akan memeluk agamamu. -Bahz mengepalkan tangannya-, sekarang aku datang tanpa mengetahui sesuatu pun kecuali agar Allah Tabaraka wa Ta'ala dan Rasul-Nya mengajariku, dan aku bertanya kepadamu dengan mengharap wajah Allah, dengan apakah Allah mengutus anda kepada kami?." Beliau bersabda: "Dengan agama Islam." Aku bertanya; "Wahai Rasulullah, apa ciri-ciri Islam?." Beliau menjawab: "Hendaklah kamu mengucapkan; Aku menyerahkan diri pada Allah dengan sepenuhnya dan membuang sesembahan selain Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat. Setiap muslim dengan muslim yang lain adalah haram (kehormatannya), (ibarat) dua saudara yang saling membela. Allah tidak akan menerima taubat seseorang yang menyekutukan-Nya setelah keIslamannya secara amalan atau hingga ia memisahkan diri dari orang-orang musyrik menuju (kumpulan) orang-orang muslim, sungguh aku tidak bisa menolong kalian dari Neraka, ketahuilah Tuhanku memanggilku dan bertanya: "Apakah engkau telah menyampaikannya kepada hamba-hamba-Ku?, "aku menjawab: "Wahai rabbku, sungguh aku telah menyampaikannya pada mereka. Dan agar orang yang hadir di antara kalian menyampaikan pada yang tidak hadir, lalu mulut-mulut kalian akan terkunci dengan tutup, sesungguhnya yang pertama kali menjelaskan (berbicara) tentang diri kalian adalah pahanya (kakinya) dan telapak tangannya." aku pun bertanya; "Wahai Nabiyullah, apakah ini termasuk dari perkara agama kita?" beliau menjawab: "Ini termasuk dari perkara agama kalian, dan manasaja kebaikan yang kamu perbuat, itu sudah cukup bagimu."

ahmad:19188

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Bahz bin Hakim bin Mu'awiyah bin Haidah Al Qusyairi], telah menceritakan kepadaku [Ayahku] dari [kakekku] ia berkata; Aku bertanya; "Wahai Rasulullah, terhadap siteri-isteri kami, apa yang harus kami lakukan dan apa yang harus kami tinggalkan?." Beliau menjawab: "Isteri-siterimu adalah ladang bagimu, datangilah ladang kalian dari mana saja kalian suka, namun jangan kamu memukul wajahnya, jangan menjelekkannya, kamu memberinya makan sebagaimana kamu makan, memberinya pakaian sebagaimana kamu berpakaian, dan jangan menghajrnya (memisahkan dari tempat tidur) kecuali dalam satu rumah, lalu bagaimana lagi, kalian juga telah bersebadan antara satu sama lain, selain sesuatu yang telah di halalkan baginya."

ahmad:19190

Telah menceritakan kepada kami ['Affan], telah mengabarkan kepada kami [Hammad bin Zaid]; telah telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Dinar]; ia berkata; Aku mendengar [Al Hasan] dari [Salamah bin Al Muhabbiq], bahwa seorang laki-laki menyetubuhi budak perempuan istrinya. Perkara itu lalu diajukan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau bersabda: "Jika ia (budak) menurutinya (tidak ada paksaan), maka ia tetap milik laki-laki tersebut dengan kewajiban memberi mahar seperti kepada isterinya (yang lain). Akan tetapi, jika laki-laki memaksanya, maka budak itu merdeka dan ia wajib memberikan mahar seperti kepada isterinya."

ahmad:19205

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Bakr], telah menceritakan kepada kami [Sa'id yaitu Ibnu Abu 'Arubah] dari [Qatadah] dari [Al Hasan] dari [Salamah bin Al Muhabbiq] bahwa seseorang laki-laki telah menyetubuhi budak perempuan istrinya ketika dalam peperangan. Perkara itu lalu diajukan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau bersabda: "Jika laki-laki itu memaksanya, maka budak tersebut merdeka, dan ia wajib memberikan mahar kepada istrinya. Namun jika budak tersebut menurutinya, maka budak tersebut tetap miliknya (laki-laki itu) dengan kewajiban memberi mahar kepada istrinya."

ahmad:19208

Telah menceritakan kepada kami [Abdusshamad] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdussamad bin Habib Al Audzi]; telah menceritakan padaku [Ayahku], ia berkata, Kami pernah berperang bersama [Sinan bin Salamah] telah telah menceritakan kepada kami dari [Salamah bin Al Muhabbiq], bahwa ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa berada di bulan Ramadhan, sementara ia memiliki muatan (makanan) yang dapat menjadikannya tenang, maka hendaklah berpuasa Ramadhan ketika memasukinya." [Sinan] menuturkan; "Aku dilahirkan pada hari Hunain. Ayahku diberi kabar gembira tentang (kelahiran) ku. Mereka berkata, "Anak laki-lakimu telah lahir." [Ayahku] malah berujar: "Satu anak panah yang kulesatkan demi membela Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lebih aku sukai daripada apa yang kalian kabarkan kepadaku.' kemudian ayahku memberiku nama Sinan."

ahmad:19215

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far], telah menceritakan kepada kami [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Al Hasan] dari [Samurah bin Jundub], dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diam sejenak pada dua tempat dalam shalatnya." Imran bin Hushain berkata; "Aku belum pernah mendengar kedua tempat tersebut dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Mereka lalu mengirim surat kepada [Ubay bin Ka'ab] untuk menanyakan hal itu. Ubay membalas bahwa Samurah pernah menghafalnya."

ahmad:19223

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman], telah menceritakan kepada kami ['Abbad bin Rasyid], ia berkata; Aku mendengar [Al Hasan] berkata; telah menceritakan kepadaku [seseorang] dari bani Salith bahwa ia pernah melewati Rasulullah Shallalahu 'alaihi wasallam ketika beliau tengah duduk ihtiba' (duduk dengan meletakan kedua lutut pada dada) di pintu masjid sambil mengenakan pakaian katun yang tebal, tanpa mengenakan pakaian yang lain, beliau bersabda: "Seorang muslim adalah saudara muslim lainnya, janganlah ia menzhalimi saudaranya, jangan menghinanya, takwa itu disini!." -beliau sambil menunjuk ke dadanya-.

ahmad:19397

Telah menceritakan kepada kami [Husyaim], telah mengabarkan kepada kami [Ali bin Zaid]; telah menceritakan kepada kami [Al Hasan], ia berkata; telah mengabarkan kepadaku [seseorang] dari bani Salith, ia berkata; aku telah di laporkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu aku mendengar beliau bersabda: "Seorang muslim adalah saudara muslim lainnya, maka janganlah ia menzhaliminya dan jangan menghinanya, taqwa itu di sini." -beliau menyebutkan dua atau tiga kali sambil menunjuk ke dadanya.-

ahmad:19405

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Zubair], telah menceritakan kepada kami [Al Hakam bin 'Athiyah] dari [Abu Rabab], dia mengatakan; saya mendengar [Ma'qil bin Yasar] ia berkata; "Kami pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu perjalanan. Kami singgah di suatu tempat yang terdapat banyak bawang putihnya, sementara kaum muslimin banyak yang memakannya. Mereka lantas datang ke tempat shalat, dan shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau pun melarang mereka memakannya. Setelah itu, mereka datang lagi ke tempat shalat dan beliau mendapati baunya dari mereka. Beliau bersabda: "Barangsiapa memakan tumbuhan ini, maka janganlah mendekat di masjid kami." Telah menceritakan kepada kami [Yunus bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Al Hakam bin Abu Al Qasim Al Hanafi Abu 'Azzah Ad Dabbagh], dari [Abu Ar Rabbab] dari [Ma'qil bin Yasar] dia berkata; "Kami pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu perjalanan." Ia kemudian menyebutkan makna serupa. Telah menceritakan kepada kami [Abu Sa'id] bekas budak Bani Hasyim, telah menceritakan kepada kami [Abu Ya'qub yaitu Ishaq bin 'Utsman], telah mengabarkan kepadaku [Humran] atau Hamdan bekas budak Ma'qil bin Yasar, dari [Ma'qil bin Yasar] dia berkata; "Saya pernah menemani Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sekian dan sekian."

ahmad:19417

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il], telah menceritakan kepada kami [Ayyub], ia berkata; [Abu Qilabah] menceritakan padaku dengan hadits ini, lalu ia mengatakan padaku; "Apakah kamu tahu mengenai [orang] yang telah menyampaikan hadits kepadaku?." Ayyub berkata; Lalu Abu Qilabah menunjukiku dan aku mendatangi orang tersebut, lalu orang itu berkata; telah menceritakan padaku orang yang dekat denganku namanya [Anas bin Malik], ia berkata; Aku datang kepada Rasulullah Shallalahu 'alaihi wasallam karena unta tetanggaku yang ditahan. Lalu aku berhenti karena beliau sedang makan dan beliau menawariku makan, namun aku memberitahukannya bila aku sedang berpuasa, beliau bersabda: "Teruskan atau lanjutkanlah! Aku kabarkan padamu bahwa Allah Tabaraka Wa Ta'ala menjadikan orang yang sedang musafir tapi berpuasa dan meneruskan shalat (tidak mengqasar), demikian juga wanita yang hamil dan menyusui bahwa mereka akan menyesal." Anas berkata; "Ketahuilah, akhirnya aku berbuka dan makan bersama dengan Rasulullah Shallalahu 'alaihi wasallam ketika ia mengundangku untuk makan." Telah menceritakan kepada kami [Abdushamad], telah menceritakan kepada kami [Abu Hilal], telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Sawadah Al Qusyairi] dari [Anas bin Malik] salah seorang bani Ka'ab saudara dari bani Qusyair, ia berkata; "Kami iri dengan kuda Rasulullah Shallalahu 'alaihi wasallam, lalu kami mendatangi beliau, sesampainya di sana beliau tengah keadaan makan, beliau lalu berkata kepadaku: "Mari makan!." Aku berkata; "Sungguh aku sedang berpuasa." Lalu ia menyebutkan hadits tersebut.

ahmad:19438

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far], telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] berkata; Aku mendengar [Ali bin Zaid] menceritakan dari [Zurarah bin `Aufa] dari seseorang dari kaumnya, ada yang menyebutnya [Malik atau Ibnu Malik] menceritakan dari Rasulullah Shallalahu 'alaihi wasallam bahwa beliau bersabda: "Siapa saja seorang muslim yang menjamin makan dan minum anak yatim karena ditinggal orang tuanya yang muslim, hingga ia mandiri, maka wajib baginya surga. Dan siapa saja dari orang muslim yang memerdekakan budak atau membebaskan seorang muslim, maka ia terbebas dari Neraka, dan barangsiapa mendapatkan kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya masuk Neraka maka Allah telah menjauhkannya."

ahmad:19441

Telah menceritakan kepada kami [Husyaim], berkata [Ali bin Zaid], telah mengabarkan kepada kami [Zurarah bin Aufa] dari [Malik bin Harits] salah seorang dari mereka bahwa ia mendengar Rasulullah Shallalahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa menjamin kehidupan seorang yatim yang ditinggal orang tuanya muslim, dengan memberinya makan dan minum hingga ia mandiri, maka wajib baginya surga. Dan barangsiapa seorang muslim yang memerdekakan budak atau membebaskan dari urusan seorang muslimlainnya, maka ia terbebas dari Neraka, dan akan dibalas pada setiap anggota badannya dengan angota badan budak tersebut."

ahmad:19442

Tahun seratus dua puluh delapan. Telah menceritakan kepada kami [Waki'], telah menceritakan kepada kami [Mis'ar bin Habib Al Jarmi], telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Salimah] dari [ayahnya], bahwa mereka datang sebagai utusan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Ketika hendak beranjak pergi, mereka bertanya; "Wahai Rasulullah, siapakah yang (berhak) mengimami kami?" Beliau menjawab: "Orang yang paling banyak menghafal Al Qur'an, atau mengambil Al Qur'an." Salimah berkata; "Saat itu, di antara orang-orang tersebut, tidak ada yang paling banyak hapalan Al Qur'annya sebagaimana aku." Katanya lagi, "Mereka lantas menyuruhku maju, padahal saat itu aku masih kanak-kanak. Aku mengimami mereka dengan menggunakan jubah." Dia berkata lagi, "Tidaklah aku mendapati sekumpulan orang, melainkan akulah yang menjadi imam mereka. Dan, aku pulalah yang menyalati jenazah mereka hingga hari ini."

ahmad:19443

Telah menceritakan kepada kami [Yunus], telah menceritakan kepada kami [Umar bin Ibrahim Al Yasykuri], telah menceritakan kepada kami seorang guru besar dari bani 'Uqail yang disebut dengan [Abdul Majid Al 'Uqaili], ia berkata; kami bertolak untuk menunaikan haji di malam hari, lalu keluarlah Yazid bin Al Muhallab -telah disebutkan sebelumnya kepada kami mengenai mata air di 'Aliyah yang disebut dengan 'Zujaij'- ketika kami selesai dari manasik, kami mendatangi 'Zujaij', hingga ketika sampai kami beristirahat, sedang aku berjalan-jalan hingga mendapati suatu mata air, ternyata di sana terdapat beberapa orang tua yang tengah berbincang-bincang. kami berkata; 'Orang inikah yang telah menemani Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dimanakah rumahnya?, mereka menjawab; 'Ya, dia telah menemani Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan itu rumahnya. Akupun beranjak menuju rumahnya hingga sampai di depan pintu, kami memberi salam. Setelah ia mempersilahkan kami masuk, ternyata ada seorang syaikh tergolek di pembaringan, ia biasa dikenal dengan [Al 'Adda` bin Khalid Al Kilabi], aku lalu bertanya; 'Engkaukah yang telah menemani Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?.' Ia menjawab; 'Ya, kalaulah bukan malam hari, aku akan membacakan padamu hadits-hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sebenarnya kalian ini siapa?.' Kami menjawab; 'Kami dari penduduk Bashrah.' Syaikh itu berkata; 'Selamat datang buat kalian, apa yang dikerjakan Yazid bin Muhallab?.' Aku menjawab; 'Ia menyeru kitabullah Tabaraka wa Ta'ala dan sunah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, ' Syaikh itu berkata; 'Sejauh mana ia menyampaikan hal itu? Sejauh mana ia menyampaikan hal itu?.' Aku berkata; 'Mari kita ikut mereka, ikut mereka yaitu penduduk Syam atau Yazid.' Syaikh itu berkata; 'Kalau kalian bergaul dengannya, maka kalian akan beruntung dan dapat petunjuk, kalau kalian bergaul denganya, maka kalian akan beruntung dan mendapat petunjuk, ' -Aku tidak mengerti kecuali ia mengulangi perkataan tersebut hingga tiga kali- (syaikh itu melanjutkan); "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah di hari Arafah, beliau berdiri di atas dua pikakan kaki (di atas pelananya) sambil berseru dengan suara yang keras: 'Wahai sekailan manusia, hari apakah ini?.' Mereka menjawab; 'Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.' Kemudian beliau bertanya: 'Bulan apakah ini?.' Mereka menjawab; 'Allah dan Rasul-Nya yang tahu.' Beliau bersabda: 'Dan negeri apakah ini?.' Mereka juga menjawab; 'Allah dan Rasul-Nya yang tahu.' Beliau bersabda: 'Sekarang Ini adalah hari haram kalian, bulan haram kalian dan negeri haram kalian, sesungguhnya darah kalian, harta kalian, adalah haram sebagaimana keharaman hari kalian ini, di bulan kalian ini dan di negeri kalian ini, sampai kalian menemui Rabb kalian Tabraka wa Ta'ala, kemduian Dia akan menanyai kalian tentang amalan-amalan kalian." Setelah itu Beliau mengangkat tangannya ke arah langit sambil bersabda: 'Ya Allah, saksikanlah atas mereka?, Ya Allah saksikanlah atas mereka!." Beliau mengulang-ulanginya hingga aku tidak tahu berapa kali beliau mengulanginya.

ahmad:19447

Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun], telah mengabarkan kepada kami [Al Jurairi] dari [Abul 'Ala` bin Syikhkhir] dari [Abdurrahman bin Shuhar Al 'Abdi] dari [Ayahnya] ia berkata; Aku mendengar Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Tidak akan terjadi kiamat hingga para kabilah saling berperang, hingga dikatakan; "Siapa yang tersisa dari kabilah fulan?" Dan Aku tahu, ternyata maksud beliau adalah orang-orang Arab, karena orang-orang 'Ajam dinasabkan kepada perkampungannya."

ahmad:19450

Telah menceritakan kepada kami [Mu'tamir], ia berkata; Aku mendengar [Ibnu Abul Hakam Al Ghifari] berkata; telah menceritakan kepadaku [Nenekku] dari paman ayahnya yaitu [Rafi' bin 'Amr Al Ghifari], dia berkata; "Saat masih kecil, aku pernah melempari pohon kurma milik orang Anshar. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di datangi, dan di beritahukan kepada beliau; "Sesungguhnya di sini terdapat seorang anak kecil yang suka melempari pohon kurma kami." Aku pun dibawa ke hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau kemudian bersabda: "Wahai anak kecil, kenapa kau lempari pohon itu?" Rafi' berkata; "Kujawab, 'Untuk saya makan.' Sabda beliau: "Kalau begitu, janganlah kau melempari pohon kurma itu. Makanlah (buah) yang jatuh di bawahnya." Beliau lantas mengusap kepalaku dan berdoa; 'Ya Allah, kenyangkanlah perutnya."

ahmad:19453

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq], telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Budail Al 'Uqaili], telah mengabarkan kepadaku ['Abdullah bin Syaqiq], bahwa ia diberitahu oleh [orang] yang pernah mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika di wadi al-Qura, saat itu beliau sedang berada di atas kudanya. Beliau ditanya oleh seorang laki-laki dari Bulqin. Katanya; "Wahai Rasulullah, siapakah mereka." Beliau menjawab; "Mereka adalah orang-orang yang di murkai" -sambil menunjuk ke arah orang-orang Yahudi- Dia bertanya lagi, "Lalu, siapakah orang-orang itu?" Beliau menjawab: "Mereka adalah orang-orang yang sesat." Yaitu, orang-orang Nashrani. Kata dia; "Lalu ada seseorang mendatanginya dan mengatakan, 'Maula, atau budakmu Fulan mati syahid.' Beliau bersabda: "Bahkan, ia diseret ke Neraka karena mantel yang telah ia curi."

ahmad:19460

Telah menceritakan kepada kami [Waki'], telah menceritakan kepada kami [Zakaria Abu Imran] seorang guru besar di Bashrah, ia berkata; saya mendengar seorang [Syaikh] menceritakan dari [Ibnu Abu Bakrah] dari [Ayahnya] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah merajam seorang wanita, beliau menggali lubang untuknya hingga (setinggi) dada."

ahmad:19484

Telah menceritakan kepada kami Abdullah; telah menceritakan kepadaku ayahku dan [Yahya bin Ma'in], keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami ['Attab bin Ziyad], telah menceritakan kepada kami [Abu Hamzah], ia berkata; Aku mendengar [Al Mugirah Al `Azdy] dari [Muhammad bin Zaid] dari [Hayyan Al A'raj] dari [Al 'Ala` Bin Al Hadlrami] dia berkata; "Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam pernah mengutusku ke negeri Bahrain atau penduduk Hajar -Abu Hamzah ragu (mengenai redaksinya) - Al 'Ala` berkata; "Lalu aku datang ke suatu kebun yang dimiliki oleh beberapa orang bersaudara, lalu salah seorang dari mereka masuk Islam, maka aku mengambil dari seorang muslim sepersepuluh sedangkan dari yang lain sebagai kharaj (pajak)."

ahmad:19622

Telah menceritakan kepada kami [Suraij] dan [Yunus] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Hammad yaitu Ibnu Zaid], telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Abu Qilabah] dari [Malik bin Huwairits Al Laitsi] ia berkata; "Kami datang kepada Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam ketika itu kami masih muda, lalu kami menginap selama dua puluh malam. Lalu beliau bersabda: "Kalaulah nanti kalian kembali ke negeri kalian -Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam adalah sosok yang belas kasih- maka ajarkanlah kepada kaum kalian." [Suraij] mengatakan (dengan tambahan redaksi); "Dan suruhlah mereka shalat ini di waktu ini, " Sedangkan [Yunus] mengatakan (dengan redaksi); "Dan ajarilah mereka shalat ini di waktu ini serta shalat itu di waktu ini, apabila telah datang waktu shalat, maka hendaklah salah seorang dari kalian mengumandangkan adzan dan yang paling tua menjadi imam kalian."

ahmad:19624

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Syu'bah], telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [Nashr bin 'Ashim] dari [Malik bin Al Huwairits] -ia termasuk dari sahabat Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam- katanya; Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam mengangkat tangannya ketika memulai shalat, ruku' dan saat mengangkat kepala (`I'tidal) dari ruku', hingga kedua telinganya."

ahmad:19626

Telah menceritakan kepada kami [Waki'], telah menceritakan kepada kami [Abu Ja'far Ar Razi] dari [Rabi' bin Anas] dari [Abu 'Aliyah] atau yang lain dari [Abdullah bin Mughaffal] -dia adalah salah seorang yang diturunkan ayat ini kepada mereka, yaitu; "WALAA 'ALAL LADZIINA IDZA MAA ATAUKA LITAHMILAHUM (Dan tiada pula berdosa atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka kendaraan)." (QS At Taubah: 92) sampai akhir ayat, Abdullah bin Mughaffal berkata; "Sesungguhnya aku pernah mengambil dahan pohon untuk kujadikan tempat naungan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabat ketika mereka berbai'at kepada beliau, lalu mereka berkata; "Apakah kami berbai'at kepadamu untuk mati." beliau bersabda: "Akan tetapi (berbai'atlah) untuk tidak lari."

ahmad:19638

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far], telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Bisyr] dari [Abu Umair bin Anas] dari [kebanyakan para sahabat Nabi] shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa serombongan orang datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian mereka bersaksi bahwa mereka kemarin melihat yaitu melihat hilal (bulan sabit), lalu beliau menyuruh orang-orang untuk berbuka dan agar besoknya mereka keluar (untuk shalat ied)." Syu'bah berkata; "Aku mengiranya di akhir siang."

ahmad:19670

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far], telah menceritakan kepada kami [Sa'id] dari [Mathar] dari [Mu'awiyah bin Qurrah] dari [seorang laki-laki dari Anshar] bahwa seorang lelaki yang menderumkan untanya di tempat yang biasa di gunakan binatang bertelur, sementara dia dalam keadaan ihram, tanpa sengaja dia memecahakan telur binatang, kemudian dia pergi menemui Ali radliallahu 'anhu dan menanyakannya tentang hal itu, lalu Ali menjawab; "Kamu harus mengganti setiap telur dengan satu janin unta atau anak unta, kemudian dia pergi menemui Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam dan menceritakan hal itu, lalu Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Ali telah menjawab sebagaimana yang telah kamu dengar, akan tetapi kemarilah untuk meringankanmu, kamu harus menggantinya setiap telur dengan berpuasa atau memberi makan orang miskin."

ahmad:19673

Telah menceritakan kepada kami [Husyaim], telah menceritakan kepada kami [Yunus bin Ubaid], dari [Abdurrabbih Al Hujaimi] dari [Jabir bin Sulaim] atau Sulaim dia berkata; "Aku datang kepada Nabi Shallalahu 'Alaihi Wasallam ketika beliau sedang duduk bersama para sahabatnya, Sulaim berkata; kemudian aku bertanya; "Siapakah di antara kalian yang disebut sebagai Nabi Shallalahu 'Alaihi Wasallam?, Sulaim melanjutkan; -Beliau waktu itu menunjuk dirinya sendiri atau mungkin ditunjuk oleh para sahabatnya- dan ternyata dia berselimutkan selendang yang ujungnya sampai menyentuh kedua kakinya." Sulaim berkata; maka aku bertanya; "Wahai Rasulullah, aku merasa bodoh terhadap banyak hal, maka ajarilah aku!" beliau menjawab: "Bertakwalah kepada Allah 'azza wajalla, dan janganlah meremehkan kebaikan sekecil apapun, sekalipun hanya dengan menuangkan ember airmu ke bejana orang yang membutuhkan air, dan jauhilah olehmu kesombongan, karena Allah Tabaraka Wata'ala menykai kesombongan, jika ada seseorang yang mencacimu dan menghinamu karena dia tahu tentang dirimu, maka janganlah kamu membalas menghinanya karena kamu tahu tentang dia, maka itu akan menjadi pahalamu dan akan menjadi dosa baginya, dan janganlah kamu sekali-kali mencaci seseorang."

ahmad:19715

Telah menceritakan kepada kami ['Affan], telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah], telah menceritakan kepada kami [Yunus], telah menceritakan kepada kami ['Abidah Al Hujaimi] dari [Abu Tamimah Al Hujaimi] dari [Abu Jurai Jabir bin Sulaim] ia berkata; Aku datang kepada Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam, waktu itu beliau tengah berselimutkan selendang yang ujungnya sampai menyentuh kedua kakinya, kemudian aku bertanya; "Siapakah yang bernama Muhammad atau Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di antara kalian?, lalu beliau menunjuk pada dirinya. aku pun berkata; "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku dari penduduk dusun, sementara diriku adalah orang yang bodoh diantara mereka, maka berilah aku wasiat!" beliau bersabda: "Janganlah kamu meremehkan kebaikan sekecil apapun, sekalipun hanya dengan menuangkan ember airmu ke bejana orang yang membutuhkan air. Jika ada seseorang yang mencacimu dan menghinamu karena dia tahu tentang dirimu, maka janganlah kamu membalas menghinanya, dengan sesuatu yang kamu tahu dengan dia, karena itu akan menjadi pahalamu dan akan menjadi dosa baginya. Janganlah kamu sekali-kali mencaci seseorang, dan jauhilah olehmu isbal (menurunkan kain dibawah mata kaki), karena isbal adalah bagian dari kesombongan, karena Allah Azza wa Jalla sangat membencinya, dan janganlah kamu menghina seseorang!." Setelah itu aku tidak pernah menghina seorang pun, tidak juga menghina kambing atau keledai."

ahmad:19717

Telah menceritakan kepada kami ['Affan], telah menceritakan kepada kami [Wuhaib], telah menceritakan kepada kami [Khalid Al Hadza`] dari [Abu Tamimah Al Hujaimi] dari [seorang] yang berasal dari pendudukl Balhujaim, ia berkata; Aku bertanya; "Wahai Rasulullah, kepada siapakah engkau menyeru?." Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam menjawab: "Aku menyeru kepada Allah semata, Dzat yang apabila kamu terkena bencana lalu kamu memohon pada-Nya, maka Dia akan menjauhkanmu dari bencana tersebut, Dzat yang apabila kamu tersesat di suatu padang tandus, lalu kamu meminta-Nya, maka Dia akan menunjukimu, Dzat yang apabila kamu terkena paceklik, lalu kamu memohon kepada-Nya, maka Dia akan tumbuhkan tanaman-tanaman untukmu." Aku berkata; "Lalu wasiatkanlah untukku!." Beliau menjawab: "Janganlah kamu menghina seseorang dan jangan meremehkan kebaikan sedikit pun, walau dengan memberi senyuman kepada saudaramu bila bertemu, atau hanya dengan menuangkan ember airmu ke bejana orang yang membutuhkan air, dan bercelanalah setangah betis, bila kamu merasa enggan, maka (bercelanalah) hingga mata kaki. Janganlah engkau berbuat isbal karena isbal merupakan bagian dari kesombongan dan Allah membenci kesombongan."

ahmad:19718

Telah menceritakan kepada kami [Abdushamad], telah menceritakan kepada kami [Abul Asyhab], telah menceritakan kepada kami guru mereka [Amir Al Ahwal] dari [A'idz bin 'Amru] dia berkata; -Aku mengira 'Aidz merafa'kan hadits ini- Dia berkata; "Barangsiapa mendapatkan sesuatu dari anugerah ini (rizqi), hendaklah ia berlapang-lapang dengan rizqinya, jika dia tidak membutuhkannya lagi, hendaknya ia berikan kepada orang yang lebih membutuhkannya." Telah menceritakan kepada kami 'Affan telah menceritakan kepada kami Hammad telah mengabarkan kepada kami Tsabit dari Mu'awiyah bin Qurrah dari A'idz bin 'Amru bahwa Shuhaib, Salman dan Bilal tengah duduk-duduk, kemudian dia menyebutkan hadits yang semakna, namun Aidz mengatakan; "Kemudian Abu Bakar datang menemui Nabi Shallalahu 'Alaihi Wasallam, dan memberitahukan hal itu kepada beliau, lalu beliau bersabda: "Wahai Abu Bakar..." telah menceritakan kepada kami [Rauh] telah menceritakan kepada kami [Bistham bin Muslim] dia berkata; saya mendengar [Khalifah bin Abdullah Al Ghubari] berkata; aku mendengar [A'idz bin 'Amru Al Muzani] berkata; "Ketika kami sedang bersama Nabi kami Shallalahu 'Alaihi Wasallam, lalu dia menyebutkan hadits tentang masalah tersebut."

ahmad:19723

Telah menceritakan kepada kami [Yunus] dan [Abdushamad], keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Abul Asyhab], telah menceritakan kepada kami [Amir Al Ahwal], syaikhnya Abdushamad, dari [A'idz bin 'Amru] dari Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam. - [Abdushamad] mengatakan; aku kira hadits ini marfu'- bahwa Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Barangsiapa mendapatkan sesuatu dari anugerah ini (rizqi) tanpa meminta-minta dan berlebihan, hendaklah ia berlapang-lapang dengan rizqinya, jika dia tidak membutuhkannya lagi, hendaknya ia berikan kepada orang yang lebih membutuhkannya."

ahmad:19726

Telah menceritakan kepada kami [Hasan bin Musa], telah menceritakan kepada kami [Abul Asyhab] dari [Amir Al Ahwal] ia berkata; [A'idz bin 'Amru] berkata dari Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam, beliau bersabda: "Barangsiapa mendapatkan sesuatu dari anugerah ini (rizqi) tanpa meminta-minta dan berlebihan, hendaklah ia berlapang-lapang dengan rizqinya, jika dia tidak membutuhkannya lagi, hendaknya ia berikan kepada orang yang lebih membutuhkannya."

ahmad:19727

Telah menceritakan kepada kami [Yazid] yaitu Ibnu Harun, telah mengabarkan kepada kami [Hisyam] dari [Muhammad] ia berkata; "Seseorang datang menmui ['Imran bin Hushain], ketika itu kami tengah bersamanya, orang itu mengatakan bahwa [Al Hakam bin Amru Al Ghifari] di utus menuju daerah Khurasan, tiba-tiba Imran termenung, hingga seseorang berkata kepadanya; "Perlukah kami memanggilkannya untukmu?." dia menjawab; "Tidak, " lalu Imran berdiri dan menemuinya di antara kerumunan orang-orang, [Imran] berkata; "Ingatkah kamu pada hari Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Tidak ada ketaatan kepada mahluk dalam bermaksiat kepada Allah Tabaraka wa Ta'ala?" Al Hakam menjawab; "Ya." Imran berkata; "Allahu Akbar."

ahmad:19735

Telah menceritakan kepada kami [Abdushamad bin Abdul Warits], telah menceritakan kepada kami [Sulaiman yaitu Ibnu Mughirah] dari [Humaid yaitu Ibnu Hilal] dia berkata; [Seorang lelaki] dari Thufawithah yang jalannya melewati (tempat) kami, kemudian dia datang ke perkampungan dan bercerita kepada penduduk kampung, dia berkata; "Aku tiba di Madinah dengan kafilah dagang kami, kemudian kami menjual barang dagangan kami, lalu aku berkata; "Aku harus pergi menemui laki-laki ini, supaya orang setelahku datang membawa berita tentang dia, " laki-laki itu berkata; "Kemudian aku sampai kepada Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam dan beliau memperlihatkan kepadaku suatu rumah." Beliau bersabda: "Sesungguhnya di dalamnya ada seorang wanita, dia keluar ikut dalam pasukan kaum muslimin dan meinggalkan dua belas kambing miliknya dan tali-tali yang dia gunakan untuk memintal, beliau melanjutkan: "Kemudian salah satu kambingnya dan alat pintalnya juga hilang, lalu dia berkata; "Wahai Rabbku, sesungguhnya Engkau telah menjamin bagi orang yang keluar berperang di jalan-Mu bahwa Engkau akan menjaganya, dan sesungguhnya aku telah kehilangan seekor kambing dan alat pintalku, dan sesungguhnya aku mengadukan perihal kambing dan alat pintalku kepadaMu." Laki-laki itu melanjutkan; "Maka Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam menyebutkan kesungguhan (keseriusan) wanita itu dalam mengadu kepada Rabbnya Tabaraka Wata'ala." Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Maka wanita itu menemukan kambingnya dengan yang semisalnya dan menemukan alat pintalnya dengan yang semisalnya." Dan inilah, aku telah beritakan maka datangilah wanita itu dan tanyakan padanya jika kamu menghendaki!." Laki-laki itu berkata; "Maka aku menjawab: "Bahkan aku sudah percaya kepadamu."

ahmad:19743

Telah menceritakan kepada kami [Abu Sa'id] bekas budak bani Hasyim, telah menceritakan kepada kami [Dzayyal bin Ubaid bin Handzalah] ia berkata; saya mendengar [Hadzalah bin Hidzyam] kakekku, bahwa kakeknya yaitu Hanifah berkata kepada Hidzyam; "Kumpulkan kepadaku anak-anakku, karena aku ingin berwasiat!." Lalu dia mengumpulkan mereka, kemudian Hanifah berkata; "Sesungguhnya yang pertama kali aku wasiatkan untuk anak yatim yang menjadi tanggunganku adalah seratus ekor unta, yang pada masa Jahiliyah kami menamakannya dengan "Al Muthayyabah." kemudian Hidzyam berkata; "Wahai ayahku, sesungguhnya aku mendengar anak-anakmu mengatakan; "Hanyasannya kami mengakui ini di sisi ayah kami, bila ia meninggal kami akan kembali (mengambil seratus unta)." Ia berkata; "Dan antara aku dan kalian ada Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam (sebagai saksi)." Judzyam berkata; "Kami ridha." Setelah itu Hidzyam, Hanifah dan Handzalah bersama dengan seorang anak yang membonceng kendaraan Hidzyam beranjak pergi, hingga ketika mereka menjumpai Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam, mereka memberi salam dan Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Ada apa denganmu wahai Abu Hidzyam?." Abu Hidzam berkata; "Ini." Sambil menepuk paha Hidzyam dengan tangannya. Ia berkata; "Aku takut bila aku tua nanti atau kematian menjemputku, aku telah berwasiat dan aku telah mengatakan bahwa wasiat yang pertama aku sampaikan pada anak yatimku dengan memberikan seratus unta yang aku miliki, yang di masa jahiliyah kami menyebutnya dengan "Al Muthayyibah." Maka Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam marah hingga kami melihat kemarahan di wajah beliau, beliau lalu duduk sambil bertumpu pada lututnya seraya bersabda: "Tidak, tidak, tidak, sedekah itu hanya seperlima, kalau tidak maka sepersepuluh, kalau tidak maka seperlima belas, kalau tidak maka seperduapuluh, kalau tidak maka seperdua puluh lima, kalau tidak maka sepertiga puluh, kalau tidak maka seper tiga puluh lima, dan bila hartanya banyak maka seperempat puluh." Lalu aku menitipkan kepada mereka dan aku berikan tongkat untuk memukul unta kepada si yatim. Lalu Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Alangkah besar tongkat anak yatim ini." Handzalah berkata; "Lalu aku mendekati Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam dan mengadu; "Sungguh aku punya banyak anak yang sudah dewasa dan selainnya dan mereka juga punya anak-anak mereka, maka berdo'alah pada Allah untuknya!." Maka beliau mengusap kepalanya dan bersabda: "Barakallah fiik au burika fiihi (semoga Allah memberi keberkahan padamu atau diberkai padanya." [Dzayyal] berkata; "Aku telah melihat [Handzalah] didatangkan seseorang yang wajahnya bengkak atau bintang yang susunya bengkak, lalu ia meludahi kedua tangannya dan berkata; "Bismillah (dengan menyebut nama Allah) dan meletakkan tangannya di atas kepala orang atau binatang yang bengkak, dan mengucapkan sambil meletakkan tangannya persis di tempat tangan Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam dahulu meletakkan, lalu beliau mengusapnya. Dzayyal berkata; "Maka bengkaknya pun sembuh."

ahmad:19744

Telah menceritakan kepada kami [Abu Sa'id] dan ['Affan], keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Rabi'ah bin Kultsum] telah menceritakan kepadaku [Ayahku] ia berkata; saya mendengar [Abu Ghadiyah] berkata; "Aku berbai'at kepada Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam, " Abu Sa'id mengatakan; kemudian aku berkata kepadanya; "Dengan sumpahmu kah?." Dia menjawab; "Ya." Keduanya sama berkata dalam hadits mereka; "Dan Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam berkhutbah di hadapan kami pada hari Bai'at 'Aqabah, lalu beliau bersabda: "Wahai manusia, sesungguhnya darah kalian dan harta kalian adalah haram atas kalian sampai kalian bertemu dengan Rabb kalian 'azza wajalla, sebagaimana haramnya hari kalian ini, di bulan kalian ini dan di negeri kalian ini, ketahuilah bukankah aku telah menyampaikan?." Para sahabat menjawab; "ya" beliau bersabda: "Yaa Allah saksikanlah!." beliau melanjutkan: "Ketahuilah, janganlah kalian kembali kepada kekafiran sepeninggalku, dengan saling membunuh satu sama lain."

ahmad:19745

Telah menceritakan kepada kami [Yunus] dan [Husain] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Syaiban] dari [Qatadah] dia berkata; Aku mendapati [Mirtsad bin Dlabyan] berkata; telah datang kepada kami surat dari Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam, dan kami tidak menemukan seorang penulis yang dapat membacakannya kepada kami, sampai seorang lelaki dari Bani Dlubai'ah membacanya; "Dari Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam kepada Bakar bin Wa`il, masuk Islamlah kalian niscaya kalian akan aman."

ahmad:19746

Telah menceritakan kepada kami [Rauh] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Ubaid Ad Daili] dari ['Udaisah binti Uhban bin Shaifi] bahwa dia pernah bersama [Ayahnya] di rumah, kemudian ayahnya sakit, setelah sembuh dari sakitnya, Ali bin Abu Thalib yang berada di Bashrah menjenguknya di rumah, ketika ia berdiri di depan pintu kamarnya, ia mengucapkan salam, maka orang tua itu menjawab salamnya, kemudian Ali bertanya kepadanya; "Bagaimana kondsisimu wahai Abu Muslim?" dia menjawab; "Baik." Kemudian Ali berkata; "Tidakkah kamu keluar bersamaku menemui orang-orang itu untuk menolongku?" dia menjawab; "Tentu, jika kamu ridla dengan apa yang aku berikan kepadamu." Ali berkata; "Apakah itu?" orang tua itu berkata; "Wahai anakku, berikan pedangku." Lalu anak gadisnya mengeluarkan pedang yang masih dalam sarungnya kepadanya, lalu dia meletakkan di pangkuannya, maka sekelompok orang membuka pedang dengan hati-hati, lalu dia mengangkat kepalanya ke Ali radliallahu 'anhu dan berkata; "Sesungguhnya kekasihku dan anak pamanmu telah menasehatiku, apabila terjadi fitnah di antara kaum muslimin supaya mengambil pedang dari kayu, maka ini adalah pedangku, jika kamu berkehendak aku keluar bersamamu dengan membawanya." Maka Ali radliallahu 'anhu menjawab; "Kami tidak butuh kepada kamu dan kepada pedangmu." kemudian dia keluar kamar dan tidak masuk lagi."

ahmad:19749

Telah menceritakan kepada kami ['Affan] telah menceritakan kepada kami [Jarir bin Hazim] dia berkata; aku mendengar [Al Hasan], telah menceritakan kepada kami [Amr bin Taghlib] bahwa Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam mendapat kiriman sesuatu, lalu beliau memberikannya kepada orang tertentu dan tidak beliau berikan kepada yang lain. Jarir mengatakan; "Beliau memberikan kepada beberapa orang dan tidak memberikan kepada yang lain. Lantas sampailah berita kepada beliau tentang orang-orang yang tidak beliau beri bagian, mereka telah mencela dan ngomel. Maka beliau naik mimbar, setelah memuji Allah dan mengagungkanNya, beliau bersabda: "Sesungguhnya aku memberikan kepada orang-orang tertentu dan tidak memberikan yang lain, aku memberikan kepada beberapa orang dan tidak memberikan kepada yang lain." 'Affan mengatakan; beliau bersabda: "Memberi ini dan ini, dan orang yang tidak saya beri lebih aku cintai dari orang yang aku beri, aku memberikan kepada orang-orang itu karena di hati mereka ada keluh dan kesah, dan aku pasrahkan kepada ketetapan Allah dalam hati orang-orang yang merasa cukup dan baik di antara mereka." Amr bin Taghlib berkata; "Ketika itu aku duduk di hadapan Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam, lalu dia berkata; "Kalimat yang Rasulullah ucapkan untuk saya lebih aku cintai dari pada unta merah."

ahmad:19751

Telah menceritakan kepada kami [Wahab bin Jarir]; telah menceritakan kepada kami [ayahku], ia berkata; "Aku mendengar [Al Hasan] berkata; telah menceritakan kepada kami [Amr bin Taghlib], ia berkata; Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Sesungguhnya aku memberi orang-orang tertentu dan tidak memberi yang lain, orang yang tidak saya beri adalah lebih aku cintai dari orang yang aku beri, aku memberikan kepada orang-orang itu karena di hati mereka ada keluh dan kesah, dan aku pasrahkan kepada ketetapan Allah dalam hati orang-orang yang merasa kaya dan baik di antara mereka." Amr bin Taghlib berkata; "Dan aku duduk di hadapan Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam, lalu dia berkata; "Kalimat yang Rasulullah ucapkan untuk saya lebih aku cintai dari pada unta merah."

ahmad:19752

Telah menceritakan kepada kami ['Affan], telah menceritakan kepada kami [Syu'bah], telah menceritakan kepadaku [Ayyub] ia berkata; aku mendengar ['Amru bin Salamah] berkata; "Ketika terjadi penaklukan kota Makkah, orang-orang banyak yang lewat berlalu-lalang di depan (perkampungan) kami, mereka datang dari sisi Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam, sementara aku termasuk orang yang banyak hafalan Qur`an, ketika itu aku masih kecil. Lalu ayahku datang kepada Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam untuk keIslaman kaumku, maka Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Hendaklah orang yang paling banyak hafalannya diantara kalian menjadi imam." Mereka lalu saling melihat, sementara aku termasuk dari orang yang banyak hafalannya. 'Amru berkata; Lalu seorang wanita berkata; "Tutuplah pantat imam kalian." Amru berkata; "Lantas mereka membelikan kain burdah, 'Amru mengatakan; "Tidaklah aku sangat bahagia dibanding waktu itu."

ahmad:19764

Telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid bin Washil Al Haddad], telah menceritakan kepada kami [Mis'ar Abul Harits Al Jarmi] ia berkata; aku mendengar ['Amru bin Salamah Al Jarmi] bercerita bahwa ayahnya bersama beberapa orang dari kaumnya mengutus utusan kepada Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam, ketika banyak sekali masalah dan manusia banyak belajar serta menyelesaikan hajat mereka, mereka bertanya; "Siapakah kiranya yang pantas menjadi imam kami atau mengimami kami?, " beliau bersabda: "Yang menjadi imam (shalat) kalian atau yang mengimami kalian adalah yang paling banyak mengumpulkan al Qur'an atau hafalan Al Qur`annya." Kemudian mereka kembali ke kaumnya dan mencari seseorang yang sekiranya cocok, namuan mereka tidak menemukan seorang pun yang lebih banyak mengumpulkan (menghafal) al qur'an selain aku, akhirnya mereka menyuruhku kedepan untuk menjadi imam shalat mereka, padahal aku masih kecil dan tengah mengenakan kain, tidaklah aku melihat setiap manusia kecuali akulah yang mengimami mereka hingga hari ini."

ahmad:19765

Telah menceritakan kepada kami ['Affan], telah menceritakan kepada kami [Hammad], telah mengabarkan kepada kami [Ali bin Zaid] dari [Al Hasan], telah menceritakan kepadaku [seseorang] dari bani Salith, ia berkata; "Aku mendatangi Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam ketika beliau berada dikerumunan orang-orang, lalu aku mendengar beliau bersabda: "Muslim itu saudara muslim lainnya, tidak boleh menzhaliminya dan tidak boleh merendahkannya, taqwa itu di sini!, " - [Hammad] berkata; Beliau menunjuk ke dadanya- Dan tidaklah dua orang yang mencintai karena Allah 'azza wajalla, keduanya tidak akan berpisah kecuali karena perkataan yang menyakitkan dari salah satunya, maka yang berkata-kata itu jahat, yang berkata-kata itu jahat, dan yang berkata-kata itu jahat."

ahmad:19768

Telah menceritakan kepada kami ['Affan], telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah], telah mengabarkan kepada kami [Ali bin Zaid] dari [Abu Hurrah Ar Raqasyi] dari [Pamannya] dia berkata; "Aku memegang tali kekang unta Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam pada pertengahan hari Tasyrik (yaitu tanggal sebelas, dua belas dan tiga belas Dzulhijjah), aku mendesak orang-orang dari beliau, beliau bertanya: "Wahai manusia, tahukah kalian di bulan apa kalian sekarang, di hari dan negeri mana kalian sekarang?." Para sahabat menjawab; "Di hari haram, bulan haram dan negeri haram, " beliau bersabda: "Sungguh darah, harta dan kehormatan kalian adalah haram atas kalian, sebagaimana sucinya hari, bulan dan negeri kalian ini sampai datangnya hari kalian bertemu Allah." Beliau melanjutkan: "Dengarkanlah aku, hiduplah kalian dan janganlah berbuat kezhaliman, ingatlah jangan berbuat dzalim, Sungguh tidak halal harta seseorang kecuali dengan kerelaan hati darinya, ketahuilah sesungguhnya setiap darah, harta dan kebanggaan yang ada pada masa jahiliyah, berada di bawah telapak kakiku ini sampai hari Kiamat, dan sesungguhnya darah yang pertama kali akan diletakkan adalah darah Rabi'ah bin Al Harits bin Abdul Muthallib, dia mencari seorang wanita yang bisa menyusui di Bani Laits, kemudian dibunuh oleh orang-orang Hudzail, ketahuilah sesungguhnya setiap riba di masa jahiliyah adalah jelek, dan sesungguhnya Allah 'azza wajalla telah memutuskan bahwa riba yang pertama kali akan diletakkan adalah riba Al Abbas bin Abdul Muthallib, bagi kalian adalah pokok harta kalian, janganlah kalian menzhalimi dan jangan pula terzhalimi, ketahuilah sesungguhnya zaman telah berputar sebagaimana perputaran pada hari Allah menciptakan langit dan bumi, kemudian beliau membaca ayat "INNA 'IDDATASY SYUHUURI 'INDALLAAHI ITSNAA 'ASYARA SYAHRAN FII KITAABILLAAHI YAUMA KHOLAQAS SAMAAWAATI WAL ARDLA MINHAA ARBA'ATUN HURUM DZAALIKAD DIINUL QAYYIMU FALAA TADLIMUU FIIHINNA ANFUSAKUM (Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu) ". QS At Taubah: 36, ketahuilah janganlah kalian kembali kepada kekafiran sepeninggalku, dengan saling membunuh satu sama lain, ketahuilah sesungguhnya setan telah putus asa untuk disembah oleh orang-orang yang shalat, akan tetapi dia tidak berputus asa untuk mengadu domba diantara kalian, maka takutlah kepada Allah 'azza wajalla dalam masalah wanita, karena sesungguhnya mereka di sisi kalian ibarat tawanan yang tidak dapat menguasai diri mereka sedikitpun, dan sungguh mereka mempunyai hak dari kalian dan kalianpun mempunyai hak atas mereka, janganlah mereka memasukkan kedalam rumah kalian selain kalian sendiri, janganlah mereka mengizinkan masuk ke dalam rumah kalian seseorang yang tidak kalian sukai, jika kalian khawatir akan nusyuz (durhaka) mereka, maka nasehatilah mereka lalu jauhilah mereka di tempat tidur dan pukulah mereka dengan pukulan yang tidak menyakitkan." [Humaid] berkata; Aku bertanya kepada [Al Hasan]; "Apa yang dimaksud dengan "Al Mubarrih?." dia menjawab; "Yang membekas, " dan hak bagi mereka adalah mendapatkan makan dan pakaian dengan cara ma'ruf, hanyasannya kalian mengambil mereka adalah dengan amanat dari Allah dan kalian menghalalkan farji (kehormatan) mereka adalah dengan kalimat Allah 'azza wajalla, dan barangsiapa mendapat amanat, maka sampaikanlah amanat itu kepada orang yang diamanati." Kemudian beliau membentangkan kedua tangannya seraya bersabda; "ketahuilah bukankah aku telah menyampaikan, ketahuilah bukankah aku telah menyampaikan, ketahuilah bukankah aku telah menyampaikan?." Kemudian beliau melanjutkan sabdanya: "Hendaknya orang yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir, karena betapa banyak orang yang disampaikan berita kepadanya, dia lebih faham dari orang yang mendengar langsung." Humaid berkata; " Al Hasan berkata ketika menyampaikan kalimat ini; "Sungguh, demi Allah, mereka menyampaikan kepada suatu kaum dan mereka lebih bahagia dengannya."

ahmad:19774

Telah menceritakan kepada kami ['Affan], telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Yahya] dari [Mu'adz bin Rifa'ah Al Anshari] dari seorang lelaki bani Salamah yang dipanggil dengan [Sulaim], dia pernah datang kepada Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam seraya berkata; "Wahai Rasulullah, sungguh Mu'adz bin Jabal datang kepada kami ketika kami sedang tertidur, dan ketika kami tengah bekerja di siang hari, kemudian dia menyeru untuk shalat, lantas kami pun keluar menemuinya, namun dia malah memanjangkan (shalatnya)." Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam lalu bersabda: "Wahai Mu'adz, janganlah kamu menjadi pembuat fitnah, hendaknya jika kamu shalat dengan aku maka ringankanlah (shalatmu) atas kaummu!." kemudian beliau bertanya: "Wahai Sulaim, apa yang kamu hafal dari Al Qur'an?." Dia menjawab; "Sesungguhnya aku memohon Surga kepada Allah dan berlindung kepadaNya dari api neraka, demi Allah aku tidak bisa seperti bacaan engkau dan tidak juga bacaan Mu'adz." Kemudian Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam bertanya: "Bukankah bacaanku dan bacaan Mu'adz tidak lain agar kita memohon Surga kepada Allah dan berlindung kepadanya dari api neraka?." Kemudian Sulaim berkata; 'Besok insya`allah (jika Allah menghendaki) kalian akan melihat apabila dua pasukan telah berhadapan.' Mu'adz berkata; Orang-orang bersiap siap menuju Uhud, kemudian ia keluar (ikut bertempur), dan dia termasuk dalam kelompok orang-orang yang mati Syahid, semoga Rahmat Allah dan keridla`anNya di berikan kepadanya.

ahmad:19778

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il], telah menceritakan kepada kami [Khalid] dari [Abu Qilabah] dari [Abu MAlih bin Usamah] ia berkata; Aku keluar di saat malam turunnya hujan menuju masjid, ketika aku pulang dan minta dibukakan pintu, [Ayahku] bertanya; "Siapa ini?." Mereka menjawab; "Abu Malih." Ayahkku berkata; "Sungguh kami telah menyaksikan bersama Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam saat perjanjian Hudaibiyah, kami kehujanan padahal hujan tidak sampai membasahi sandal-sandal kami, lantas mu`adzin Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam menyerukan; "Shalatlah kalian di persinggahan masing-masing."

ahmad:19785

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Ishaq], telah mengabarkan kepada kami [Abdullah], telah mengabarkan kepada kami [Yunus bin Zaid] dari [Atha` Al Khurasani] dia berkata; [Nubaisyah Al Hudzali] bercerita dari Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam bahwa apabila seorang muslim mandi pada hari Jum'at, lalu menuju masjid dan tidak menyakiti seseorang, dan ia mendapati Imam belum muncul, maka dia telah melaksanakan shalat dengan sempurna, dan apabila mendapati imam sudah muncul, lalu ia duduk, mendengarkan dan merenungkan sehingga imam menyelesaikan khutbah Jum'atnya dan ucapannya, jika dosa-dosanya seluruhnya tidak diampuni pada hari jum'atnya itu, niscaya hal itu akan menjadi penghapus dosa-dosanya pada hari Jum'at sebelumnya."

ahmad:19796

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq], telah menceritakan kepada kami [Ibnu Juraij], telah mengabarkan kepadaku [Abdul Karim] dari [Habib bin Mikhnaf] IA berkata; Aku menemui Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam di hari Arafah, lalu beliau bertanya; "Tahukah kalian?." Dia berkata; 'Aku tidak mengerti apa yang mereka kembalikan." Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Hendaklah setiap rumah menyembelih seekor kambing di setiap bulan Rajab dan hari Adha (Dzulhijjah) seekor kambing juga."

ahmad:19804

Telah menceritakan kepada kami [Yunus] dan ['Affan], keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Ghassan bin Burzin], telah menceritakan kepada kami [Sayyar bin Salamah Ar Riyahi] dari [Al Bara' As Salithi] dari [Nuqadah Al Asadi] bahwa Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam pernah mengutus Nuqadah Al Asadi menemui seorang lelaki yang meminta seekor untanya kepada beliau, dan lelaki tadi menolaknya kemudian diberikan kepada orang lain selain dia, kemudian dia mengirimkan kepadanya seekor unta, maka ketika Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam melihat Nuqadah datang dengan membawanya kembali, beliau bersabda: "Ya Allah berkahilah dalam unta ini dan orang yang mengirimkannya." Nuqadah berkata; "Wahai Rasulullah, dan juga orang yang datang membawanya?." Beliau menjawab: "Dan juga orang yang datang membawanya, " Kemudian Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam memerintahkan agar unta diperah dan ketika diperah susunya mengeluarkan banyak, maka Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam berdo'a: "Ya Allah perbanyaklah harta fulan dan anaknya." (yaitu orang yang pertama kali menolak), "Ya Allah jadikanlah rizqi Fulan terus menerus setiap hari, " yaitu pemilik unta yang mengirimkannya.

ahmad:19809

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq], telah mengabarkan pada kami [Ma'mar] dari [Budail Al 'Uqaili], ia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Abdullah bin Syaqiq] bahwa [seseorang] yang mendengar Nabi Shallalahu 'Alaihi Wasallam pernah mengabarkan kepadanya, ketika beliau berada di Wadil Qura' tengah mengendarai kudanya, lalu salah seorang lelaki dari Bulqin bertanya kepadanya; "Wahai Rasulullah siapakah mereka?." Beliau menjawab: "Mereka adalah orang-orang yang mendapat laknat." -Sambil menunjuk ke arah orang-orang Yahudi- kemudian laki-laki itu bertanya lagi; "Siapakah mereka?." Beliau menjawab: "Mereka adalah orang-orang yang sesat yaitu Nasrani." Abdullah bin Syaqiq berkata; "Lalu seorang lelaki datang kepada laki-laki dari Bulqin seraya berkata; "Bekas budakmu si fulan telah syahid, " atau dia mengatakan; "Budakmu si fulan." Beliau menimpali: "Bahkan dia di seret ke dalam api neraka karena mantel yang ia ambil."

ahmad:19810

Telah menceritakan kepada kami [Bahz], telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Al Mughirah], telah menceritakan kepada kami [Humaid bin Hilal] ia berkata; [Abu Rifa'ah] berkata; "Aku pernah menemui Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam ketika beliau sedang berkhutbah, aku bertanya; "Wahai Rasulullah, seorang lelaki asing datang dan bertanya tentang agamanya, dia tidak tahu persoalan agamanya." Abu Rifa'ah berkata; "Beliau lalu mendatangiku dengan membawa kursi lalu duduk di atasnya, beliau mengajariku sesuatu yang telah Allah Ta'ala ajarkan kepadanya. Abu Rifa'ah berkata; "Kemudian beliau melanjutkan khutbahnya dan menyempurnakan akhir khutbahnya."

ahmad:19826

Telah menceritakan kepada kami [Yazid] telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ubaid Abu Nushairah] ia berkata; aku mendengar [Abu 'Asib bekas budak Rasulullah] Shallalahu 'Alaihi Wasallam, ia berkata; Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Jibril 'alaihis salam datang kepadaku membawa demam dan tha'un (kolera), maka aku tahan demam di Madinah, sedangkan Tha'un aku lepaskan ke negeri Syam, oleh karena itu penyakit tha'un adalah sebagai Syahid bagi ummatku dan rahmat bagi mereka, sedangkan bagi orang kafir sebagai penyakit."

ahmad:19839

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far], telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Ashim Al Ahwal] dia berkata; saya mendengar [Abdullah bin Sarjis] dia berkata; "Aku pernah menemui Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam dan makan bersamanya dari makanan beliau, aku berkata; "Semoga Allah mengampunimu wahai Rasulullah." [Syu'bah] berkata atau laki-laki itu berkata kepada beliau; beliau menjawab: "Ya, begitu juga denganmu, lalu beliau membaca ayat; "Wastaghfir lidzanbika walilmu'minin wal mu'minat" (dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan…" QS Muhammad; 19. Dan aku sempat melihat tanda yang ada di pundak kanan atau kirinya -Syu'bah ragu mengenai redaksinya- seakan-akan gumpalan tahi lalat layaknya daging tumbuh."

ahmad:19850

Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun], telah mengabarkan pada kami [Aswad bin Syaiban] dari [Khalid bin Sumair] dari [Basyir bin Nahik] dari [Basyir bin Al Khashashiyah] -salah seorang yang mendapat kabar gembira dari Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam- ia berkata; Aku berjalan bersama Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam sambil menggamit tangan beliau, beliau bersabda padaku: "Wahai ibnu Al Khashashiyah, tidak mungkin kamu mencela Allah Tabaraka wa Ta'ala kemudian kamu berjalan dengan Rasul-Nya." Perawi berkata; Aku menyangka Basyir berkata; dengan menggamit tangan beliau." Basyir menjawab; "Tidak mungkin aku mencela Allah Tabaraka wa Ta'ala yang telah memberiku segala kebaikan." Kemudian kami melewati kuburan orang-orang musyrikin, lalu beliau bersabda: "Mereka telah menyiakan kebaikan, " -beliau menyebutnya hingga tiga kali- lalu kami melewati kuburan kaum muslimin, beliau pun bersabda: "Sungguh mereka telah mendapatkan kebaikan yang banyak, " -beliau menyebutnya hingga tiga kali- Kemudian beliau melihat seseorang yang melewati kuburan dengan mengenakan sandalnya, beliau bersabda: "Celaka kamu wahai pemilik sandal, copotlah sandalmu!." -beliau ulangi hingga dua tau tiga kali- lalu orang tersebut melihat kami, ketika ia mengetahui Rasulullah, serta merta ia melepas dua sandalnya." Telah menceritakan kepada kami [Abdussamad], telah menceritakan kepada kami [Al Aswad], telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Samurah], telah menceritakan kepada kami [Basyir bin Nahik] ia berkata; telah menceritakan kepadaku [seorang pemberi kabar gembira Rasulullah] shallallahu 'alaihi wasallam, nama jahiliyahnya adalah Zahm bin Ma'bad, lalu ia berhijrah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. beliau bertanya: 'Siapa namamu?.' Ia berkata; 'Zahm.' Beliau bersabda: "Tidak tapi engkau adalah Basyir (yang memberi kabar gembira)." Ketika kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda; 'Wahai Ibnu Khashashiyah, tidak mungkin kamu cela Allah Tabaraka Wata'ala, lalu kamu berjalan dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Abu Syaiban yaitu Al `Aswad bin Syaiban, aku kira dia berkata; "Dengan menggapit tangan beliau, lalu aku berkata; 'Wahai Rasulullah, demi ayah ibuku, tidak mungkin aku akan mencela Allah Azza wa Jalla.' Lalu ia menyebutkan hadits tersebut. Dan beliau bersabda; 'Wahai pemilik sandal, lepas sandalmu!."

ahmad:19858

Telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah], telah menceritakan kepada kami ['Ashim] dari [Hafshah binti Sirin] dari [Ummu 'Athiyyah] ia berkata; "Ketika turun ayat; YUBAAYI'NAAKA AN LAA YUSYRIKNA BILLAHI SYAIAN (mereka berbai'at kepadamu untuk tidak menyekutukan Allah dengan sesuatupun) sampai ayat WALAA YA'SHIINAKA FIE MA'RUUF (dan tidak menyalahimu dalam perkara yang baik) ia berkata; termasuk di dalamnya adalah urusan niyahah, lalu aku berkata; "Wahai Rasulullah, kecuali keluarga fulan, karena mereka telah membahagiakanku di zaman jahiliyah, sehingga aku harus membahagiakan mereka." Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Kecuali keluarga si fulan."

ahmad:19866

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman] dari [Sufyan] dan [Ibnu Ja'far] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] dari [Sa'id bin Wahab] dari [Khabab] ia berkata, "Kami mengeluhkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang panasnya pasir -yaitu saat shalat-. Ibnu Ja'far menyebutkan, "Namun beliau tidak menggubris keluhan kami."

ahmad:20153

Telah menceritakan kepada kami [Walid bin Muslim] dan [Muhammad bin Mush'ab Al Qurqusani], Walid berkata, telah menceritakan kepadaku Al Auza'i, dan Muhammad berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Auza'i] bahwa [Az Zuhri] menceritakan kepadanya dari [Ubaidullah bin Abdullah] dari [Ibnu Abbas], bahwa dia dan Al Hurr bin Qais bin Hisn Al Fazari berdebat tentang sahabat Musa Alaihis Salam yang bertanya tentang jalan menuju tempat pertemuannya. Ibnu Abbas berkata, "Orang itu adalah Hidlir." Lalu lewatlah [Ubay bin Ka'b] di depan keduanya, Ibnu Abbas lalu memanggilnya dan berkata, "Sesungguhnya aku berselisih pendapat dengan sahabatku ini, siapa kawan Musa yang bertanya tentang jalan menuju tempat pertemuannya? ' Apakah engkau pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan tentang hal itu?" Ubay bin Ka'b menjawab, "Ya, saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ketika Musa duduk bersama beberapa orang Bani Israil, tiba-tiba seorang laki-laki datang dan bertanya kepadanya (Musa), 'Adakah seseorang yang lebih pandai daripada kamu? ' Musa menjawab, 'Tidak." Rasulullah melanjutkan: "Maka Allah menurunkan wahyu kepada Musa, "Ada, yaitu hamba Kami Khidlir." Musa lalu bertanya kepada (Allah) jalan menuju tempat pertemuannya. Maka Allah pun menjadikan ikan sebagai sebuah tanda baginya. Lalu dikatakan kepada Musa, "Jika ikan itu hilang darimu, maka kembalilah (ke tempat di mana ikan itu hilang), karena engkau akan bertemu dengannya (Khidlir)." Ibnu Mush'ab menyebutkan dalam haditsnya, "Kemudian Musa singgah pada suatu tempat, lalu '(berkatalah Musa kepada muridnya: "Bawalah kemari makanan kita; sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini) ' (Qs. Al Kahfi: 62). Maka pada saat itulah ikan yang ia bawa hilang, '(Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula) ' (Qs. Al Kahfi: 64). Maka Musa Alihis Salam mengikuti jejak ikan Hiu di lautan." Rasulullah bersabda, "Maka itulah cerita keduanya yang telah Allah Tabaraka Wa Ta'ala ceritakan dalam kitab-Nya."

ahmad:20192

Telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Abu Ishaq Asy Syaibani] dari [Yazid bin Asham] dari [Ibnu Abbas] berkata, "Seorang laki-laki datang menemui Umar dan bertanya, maka sesekali Umar memandangi kepalanya dan sesekali memandangi kedua kakinya. Barangkali ia bisa melihat kondisi kekurangan yang ada padanya. Kemudian ia bertanya, "Berapa harta yang kamu punya?" Laki-laki itu menjawab, "Empat puluh ekjor unta." Ibnu Abbas berkata, "Maha benar Allah dan Rasul-Nya, sekiranya anak Adam memiliki dua lembah, niscaya ia akan mencari lembah yang ketiga. Dan tidak ada yang bisa memenuhi mulut anak Adam selain tanah. Dan Allah akan memberi taubat bagi orang yang mau taubat." Umar berkata, "Apa-apaan ini?" Aku menjawab, "Beginilah yang aku dengar dari Ubay." Umar lalu datang menemui Ubay bersamaku, lalu Umar berkata, "Apa yang katakan oleh orang ini (Ibnu Abbas)?" [Ubay] menjawab, "Beginilah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membacakannya kepadaku." Umar berkata, "Apakah aku bisa mempercayainya?" Lalu Umar pun mempercayainya.

ahmad:20194

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far Al Warakani] telah mengabarkan kepada kami [Syarik] dari [Abu Ishaq] dari [Sulaiman] dari [Ubay bin Ka'b] ia memarfu'kan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Dua malaikat mendatangiku, lalu salah seorang dari keduanya berkata kepada yang lain, 'Bacakanlah Al-Qur'an kepadanya? ' ia balik bertanya, 'Dengan berapa dialek? ' Malaikat itu menjawab, 'Dengan satu.' ia berkata, 'Tambahlah! ' Hingga sampailah tujuh dialek."

ahmad:20224

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Isma'il bin Abu Khalid] telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Isa] dari [Abdurrahman bin Abu Laila] dari [Ubay bin Ka'b] berkata, "Aku berada di masjid lalu ada seorang yang membaca ayat dengan bacaan yang aku mengingkarinya, lalu datang lagi seseorang yang membacaa dengan bacaan yang lain pula. Maka kami pun berdiri dan melaporkannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, aku berkata, 'Wahai Rasulullah, orang ini membaca dengan bacaan yang aku mengingkarinya, lalu datang temannya yang juga membaca dengan bacaan yang lain? ' Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bacalah oleh kalian berdua! ' Beliau lalu bersabda: "Kalian sudah benar." Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada keduanya, yakni orang yang mengatakan, 'Celaka aku, dan juga semasa aku jahiliyah', hingga ketika beliau melihat ada keraguan dalam hatiku, beliau memukul memukul dadaku hingga aku bercucuran keringat seakan aku melihat Allah Tabaaraka Wa Ta'ala. Beliau bersabda: 'Wahai Ubay, sesungguhnya Rabbku telah mengutus utusan kepadaku dan mengatakan; 'Bacalah dengan satu dialek (satu model bacaan) ', maka aku meminta kepadanya untuk meringankan umatku, Allah pun menjadikannya dua dialek. Lalu aku meminta agar memberikan keringanan untuk umatku, lalu Allah menjadikan agar aku membaca dalam tujuh dialek. Dan bagimu di setiap pertanyaan yang kamu ajukan aku berikan jawabannya." Rasulullah bersabda: "Aku berdoa: 'Ya Allah ampunilah umatku. Ya Allah ampunilah umatku' dan aku mengakhirkan doa yang ketiga untuk hari terakhir; yang semua makhluk mengharapkanku, hingga nabi Ibrahim sekalipun."

ahmad:20234

Telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin Mihran As Sabak Al Bashri] telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] dari [Muhammad bin Juhadah] dari [Hakam] dari [Mujahid] dari [Abdurrahman bin Abu Laila] dari [Ubay bin Ka'b] , bahwa Jibril Alaihis Salam mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika beliau berada di perkampungan bani Ghifar, Jibril berkata, "Sesunggguhnya Allah menyuruhmu untuk membacakan Al-Qur'an kepada umatmu dengan satu dialek (satu model bacaa)." Beliau lalu bersabda: "Aku bermohon permaafan dan ampunan Allah." Lalu ia (perawi) sebutkan hadits tersebut hingga sampai pada pada perkataan Jibril, "Sesunggguhnya Allah menyuruhmu untuk membacakan Al-Qur'an kepada umatmu dengan tujuh dialek, barangsiapa membaca dengan salah satunya maka telah benar."

ahmad:20240

Telah menceritakan kepada kami Abdullah telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Abu Ziyad bin Abu Ja'd] dari [Abdul Malik bin Umair] dari [Abdurrahman bin Abu Laila] dari [Ubay bin Ka'b] dia berkata, "Pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ada dua orang lelaki yang saling menyebutkan nasabnya, yang satu berkata, 'Saya adalah fulan bin Fulan, sedangkan kamu tidak memiliki ibu! ' Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Dahulu pada masa Nabi Musa Alaihis Salam juga ada dua orang lelaki yang menyebutkan nasabnya, yang satu berkata, 'Saya adalah fulan bin Fulan -sampai dia menyebutkan sembilan keturunan-, sedangkan kamu siapa, seorang yang tidak memiliki Ibu! ' Kemudian yang kedua menjawab, 'Saya adalah Fulan bin Fulan bin Al Islam.' Nabi bersabda: "Setelah itu Allah menurunkan wahyu kepada Musa Alaihis Salam berkenaan dengan dua orang tersebut: 'Adapun kamu wahai orang yang menginduk, atau menasabkan dirinya kepada sembilan orang yang berada di neraka, maka engkau adalah orang yang kesempuluhnya. Adapun engkau wahai orang yang menasabkan diri kepada dua orang yang berada di jannah, maka engaku adalah orang yang ketiga'."

ahmad:20241

Telah menceritakan kepadaku [Wahab bin Baqiyah] telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Abdullah] dari [Isma'il bin Abu KHalid] dari [Abdullah bin Isa] dari [Abdurrahman bin Abu Laila] telah menceritakan kepadaku [Ubay bin Ka'b] ia berkata, "Saat aku berada di dalam masjid masuklah seorang laki-laki, ia lalu shalat dan membaca ayat dengan bacaan yang aku mengingkarinya. Kemudian datang lagi seseorang yang membacaa dengan bacaan yang berlainan dengan bacaan temannya tersebut. Selesai kami menunaikan shalat, maka kami mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, aku berkata, 'Wahai Rasulullah, ia membaca dengan bacaan yang aku mengingkarinya, lalu datang temannya yang juga membaca dengan bacaan yang lain? ' Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Bacalah oleh kalian!" mereka pun membacanya. Beliau lalu bersabda: "Kalian telah benar." Lalu muncullah dalam hatiku rasa pendustaan kepada Nabi (rasa bersalah) yang tidak aku rasakan pada masa Jahiliyah. Maka ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihat hatiku dihantui oleh perasaan tersebut, beliau menepuk dadaku." Ubay melanjutkan, "Akupun bercucuran keringat seakan aku melihat kepada Rabbku Tabaaraka Wa Ta'ala, beliau bersabda: "Wahai Ubay, sesungguhnya Rabbku telah mengutus utusan kepadaku dan mengatakan: 'Bacalah dengan satu dialek (satu model bacaan).' Aku pun meminta kepadanya agar memberi keringanan bagu umatku, lalu Allah memerintahkan agar aku membaca dengan dua dialek. Lalu aku kembali meminta agar memberi keringanan bagi umatku sampai tiga kali, sehingga Allah memerintahkan agar aku membaca dalam tujuh dialek. Dan bagimu di setiap pertanyaan yang kamu ajukan aku berikan jawabannya. Aku lalu berdoa: "Ya Allah ampunilah umatku. Ya Allah ampunilah umatku. Lalu aku mengakhirkan permintaan yang ketiga untuk hari yang semua makhluk mengharapkanku, hingga Nabi Ibrahim Alaihis Salam sekalipun."

ahmad:20242

Telah menceritakan kepada kami Abdullah telah menceritakan kepadaku [Abbas bin Walid An Narsi] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Syu'aib] dari [Ashim] dari [Zir bin Hubaisy] dari Abdullah bahwa ia mengatakan tentang lailataul qadar, "Barangsiapa melaksanakan shalat malam setahun maka ia akan mendapatkannya." Maka aku bergegas pergi ke tempat Utsman bin Affan, aku berharap bertemu beberapa sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam baik dari kalangan Muhajirin maupun Anshar." Ashim berkata, " [Ubay bin Ka'b] dan Abdurrahman bin Auf melazimkannya untuk melaksanakan shalat hingga terbenam matahari, lalu shalat dua kali sebelum Maghrib." Ashim berkata, "Aku bertanya pada Ubai -Dia adalah seorang yang berperangai kasar-, "Berlaku sopanlah semoga Allah merahmatimu, aku hanya mengharapkan satu harapan padamu." Lantas Ubai berkata, "Agar kamu tidak melewatkankan satupun ayat dalam Al Qur`an kecuali engkau menanyakannya kepadaku?" Ashim berkata, "Dan aku memiliki teman yang jujur, aku lalu berkata, 'Wahai Abu Mundzir, jelaskan lailatul qadar kepadaku! karena Ibnu Mas'ud pernah menyatakan siapa saja yang mendirikan shalat setahun niscaya ia mendapatkannya'." Ubai pun menjawab, 'Demi Allah, sungguh Abdullah (Ibnu Mas'ud) Telah mengetahui bila lailatul qadar terjadi di bulan Ramadan, mungkin ia sembunyikan itu agar manusia tidak terlalu menggantungkan pada hal itu. Demi Allah yang telah menurunkan Al Qur`an pada Muhammad, Lailatul qadar itu terjadi di bulan Ramadan, yaitu di malam ke dua puluh tujuh." Aku (Ashim) bertanya, 'Wahai Abu mundzir, dari mana kamu tahu itu?" Ia menjawab, "Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam telah memberitakannya pada kami, kami hitung dan kami hafal itu. Demi Allah, sungguh ia ada di malam-malam ganjil." Aku bertanya, "Apa tanda-tandanya?" Dia menjawab, "Ia terjadi ketika matahari terbit tanpa ada benang sinarnya." Maka di malam sahurnya itu Ashim tidak makan, hingga ia selesai shalat subuh, ia naik di tempat yang tinggi dan memperhatikan matahari di kala terbitnya tanpa menyisakan benang sinarnya hingga memutih dan merangkak menaiki langit (siang)."

ahmad:20255

Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Ashim] dari [Abu Utsman] dari [Ubay] dia berkata, "Rumah tempat tinggal anak lelaki pamanku sangat jauh maka aku katakana, 'Seandainya kamu mengendarai keledai atau sesuatu.' Lalu ia menjawab, "Bukan suatu kebanggaan bagiku jika rumahku dekat dengan rumah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam." Ubay berkata, "Maka tidak ada perkataan yang paling aku benci keluar dari mulutnya kecuali perkataan tersebut." Perawi berkata, "Ketika saudaranya menyebut-nyebut tentang (keutamaan) melangkahkan keki ke masjid, Ubay bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau pun menjawab: "Setiap langkah kaki yang ia langkahkan, maka derajatnya akan naik satu tingkat." Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Ishaq] dia berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Al Mubarak] dia berkata, telah memberitakan kepada kami ['Ashim Al Ahwal] dari [Abu Utsman] dia berkata, telah bercerita kepadaku [Ubay bin Ka'b] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Bagimu adalah apa yang kamu usahakan."

ahmad:20266

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [At Taimi] dari [Abu Utsman] dari [Ubay bin Ka'b] ia berkata, "Di Madinah ada seorang laki-laki laki-laki yang aku tidak tahu orang yang rumahnya paling jauh dari masjid selain rumahnya. Lalu dikatakan padanya, 'Sekiranya engkau membeli seekor keledai sehingga engkau bisa kendarai di saat gurun pasir terasa panas dan malam menjadi gelap.' Lalu ia menjawab, "Bukan suatu kebanggaan jika rumahku dekat dengan masjid." lalu disampaikanlah perkataan itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau pun bersabda: "Apa yang kamu inginkan dengan ucapanmu 'Bukan suatu kebanggaan jika rumahku dekat dengan masjid'?" orang itu menjawab, "Aku ingin langkahku bernilai pahala apabila aku berangkat ke masjid dan jika pulang menuju keluargaku." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Semoga Allah memberikan semuanya padamu, atau semoga Allah memberikan semua yang engkau harapkan."

ahmad:20267

Telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Mu'adz bin 'Anbari] telah menceritakan kepada kami [Mu'tamir] ia berkata, [Ayahku] -semoga Allah merahmatinya- berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Utsman] dari [Ubay bin Ka'b] ia berkata, "Tidak seorang laki-laki pun dari penduduk Madinah yang mendirikan shalat menghadap kiblat yang rumahnya paling jauh dari masjid kecuali dia." Ubay melanjutkan, "Ia selalu menghadiri shalat lima waktu bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka aku katakan kepadanya, 'Sekiranya engkau membeli seekor keledai sehingga engkau bisa mengendarainya di saat panas dan malam yang gelap.' Laki-laki itu menjawab, "Demi Allah, aku tidak ingin rumahku berdekatan dengan masjid Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Ubay melanjutkan kisahnya, "Maka itu aku kabarkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hingga beliau menanyai laki-laki tersebut, maka laki-laki itu pun menjawab, "Wahai Nabi Allah, semoga kepulanganku kepada keluargaku dan kepergianku menuju masjid dicatat oleh Allah." Beliau menjawab: "Semoga Allah memberikan itu semua kepadamu, atau beliau mengatakan, "Apa yang engkau harapkan, atau sebagaimana yang beliau ucapkan."

ahmad:20269

Telah menceritakan kepada kami Abdullah telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ya'qub Az Zubali] telah menceritakan kepada kami [Mu'tamir bin Sulaiman] berkata, Aku mendengar [Ayahku] menceritakan dari [Rabi' bin Anas] dari [Rufai' Abu Aliyah] dari [Ubay bin Ka'b] tentang firman Allah Azza Wa Jalla: '(Dan ingatlah, ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka) ' (Qs. Al A'raaf: 172). Ubay berkata, "Allah kumpulkan dan menjadikan bagi mereka ruh, kemudian membentuk rupa dan menjadikan mereka dapat berbicara sehingga mereka berbicara. Allah lalu mengambil sumpah dan janji kepada mereka dan mempersaksikan kepada diri mereka sendiri 'bukankah aku ini Rabb kalian? ', kemudian Allah berfirman: 'Sesungguhnya aku mempersaksikan kepada kalian dengan tujuh langit dan tujuh bumi dan aku persaksikan kepada kalian dengan bapak kalian Adam 'Alaihis Salam, agar supaya kalian tidak mengatakan pada hari kiyamat 'kami tidak mengetahui sumpah ini'. Ketahuilah oleh kalian bahwa tidak ada tuhan selain-Ku dan tidak ada Rabb selain-Ku, maka janganlah kalian mensekutukan Aku dengan sesuatu yang lain. Sesungguhnya Aku akan mengutus seorang para rasul-Ku kepada kalian yang akan mengingatkan kalian akan sumpah dan janji-Ku, dan aku akan menurunkan Kitab-Ku kepada kalian." Mereka menjawab, "Kami bersaksi bahwa Engkau adalah Rabb dan tuhan kami, tidak ada Rabb bagi kami kecuali Engkau. Maka mereka pun menyatakannya dan diangkatlah Adam sebagai saksi bagi mereka sehingga dia dapat melihat orang yang kaya dan yang miskin, yang bagus rupanya dan yang jelek. Kemudian Adam berkata, "Wahai Rabb mengapa tidak Engkau samakan di antara hamba hamba-Mu? ' Allah menjawab: "Sesungguhnya Aku suka untuk disyukuri." Adam lalu melihat para Nabi di antara mereka, di antara mereka ada yang seperti pelita, mereka dinaungi oleh cahaya, sebab mereka mempunyai perjanjian sendiri terhadap risalah dan kenabian mereka. Maka inilah yang disinggung oleh firman Allah: '(Dan Ingatlah, ketika kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi) ' (Qs. Al Ahzab: 7) sampai pada firman-Nya: '(Isa putra Maryam) ' (Qs. Al Ahzab: 7). Isa pada saat itu masih bersama-sama dengan ruh-ruh para Nabi tersebut, lalu Allah mengirimkannya kepada Maryam." Beliau menceritakan yang diriwayatkan Ubay, bahwa isa masuk dari mulut Maryam."

ahmad:20283

Telah menceritakan kepada kami Abdullah telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdurrahim Abu Yahya Al Bazaz] telah menceritakan kepada kami [Abu Khudzaifah Musa bin Mas'ud] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Yunus bin Ubaid] dari [Al Hasan] dari [Utay] dari [Ubay bin Ka'b] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesugguhnya makanan anak Adam itu dijadikan permisalan untuk kehidupan dunia, dan jika dia dibumbui dan di beri garam maka lihatlah apa jadinya."

ahmad:20287

Telah menceritakan kepada kami [Zakaria bin Adi] telah mengabarkan kepada kami [Ubaidullah bin Amru] dari [Abdullah bin Muhammad bin Aqil] dari [Ath Thufail bin Ubay bin Ka'b] dari [Bapaknya] dia berkata, "Ketika masjid sudah beratap Rasulullah mendekat ke sebuah batang pohon kurma, dan apabila berkhutbah beliau bersandar kepadanya, maka berkatalah salah seorang dari sahabat, "Wahai Rasulullah, apakah perlu dibuatkan sesuatu untuk tempat engkau berdiri saat khutbah di hari Jum'at, sehingga orang-orang dapat melihatmu dan mendengarkan khutbahmu?" Nabi menjawab: "Ya." Maka dibuatkanlah tempat dengan tiga tangga menuju mimbar, setelah selesai dibuat diletakkanlah ia di tempat yang disetujui oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, namun ketika beliau hendak naik mimbar dan melewati batang pohon kurma, dia (batang kurma) itu menangis sehingga terbelah dan pecah, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kembali dan mengusapnya dengan tangan hingga batang kurma itu kembali tenang, kemudian beliau kembali ke mimbar. Jika melaksanakan shalat maka beliau menghadap ke arah batang kurma itu, maka ketika masjid dihancurkan dan direnovasi, Ubay bin Ka'b mengambil batang pohon kurma itu. Maka batang kurma itu berada di sisi Ubay hingga rapuh dan dimakan oleh rayap dan hancur."

ahmad:20295

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abu Rabi' As Saman] telah mengkabarkan kepadaku [Sa'id bin Salamah bin Abu Husam Al Madini] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad bin Aqil bin Abu Thalib] dari [Ath Thufail bin Ubay bin Ka'b] dari [Bapaknya] dia berkata, "Rasulullah melaksanakan shalat menghadap pada sebuah batang pohon kurma ketika masjid telah mempunyai atap, dan beliau biasa berkhutbah di sisi batang kurma tersebut. Maka seorang sahabatnya berkata, "Wahai Rasulullah, apakah perlu dibuatkan sesuatu untuk tempat engkau berdiri saat khutbah hari Jum'at, sehingga orang-orang dapat melihatmu dan mendengarkan khutbahmu?" Nabi menjawab: "Ya." Maka dibuatkanlah dengan tiga tangga menuju mimbar, setelah selesai dibuat diletakkanlah ia di tempat yang disetujui oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun berkeinginan untuk naik ke atasnya. Namun ketika beliau hendak naik mimbar dan melewati batang pohon kurma itu, dia (batang kurma) menangis sehingga terbelah dan pecah. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendengar suara jeritan batang kurma itu beliau turun dari mimbar dan mengusapnya dengan tangan lalu kembali lagi ke atas mimbar. Dan jika shalat beliau selalu condong ke arah batang kurma tersebut." Ath Thufail berkata, "Ketika masjid dihancurkan dan direnovasi, batang kurma itu diambil oleh bapaknya, Ubay bin Ka'b. Lalu batang itu ia simpan di dalam rumahnya hingga lapuk dan dimakan oleh rayap dan hancur."

ahmad:20298

Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Dawud] dan [Wahab bin Jarir] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Jamrah] berkata, Aku mendengar [Iyas bin Qatadah] menceritakan dari [Qais bin Ubad] dia berkata, "Aku datang ke Madinah untuk bertemu para sahabat Muhammad Shallalahu 'Alaihi Wasallam, dan tidak ada seorangpun dari mereka yang aku temui yang lebih aku cintai ketimbang [Ubay]. Kemudian ditegakkanlah shalat dan Umar keluar bersama para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, aku lalu berdiri di barisan pertama. Namun kemudian datanglah seorang lelaki seraya memandang ke wajah orang-orang, dan dia (seperti telah) mengenal mereka semua selain aku, kemudian dia menggeserku dan berdiri di tempatku, maka aku tidak mengingat shalatku. Ketika selesai shalat dia berkata, "Wahai anakku, Allah tidak berbuat jahat padamu dan aku tidak datang kepadamu dengan ketidak-tahuan, akan tetapi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda kepada kami: 'Jadilah kalian berada di barisan yang di belakangku!, ' dan sesungguhnya aku melihat ke wajah orang-orang dan aku mengenal mereka kecuali kamu." Kemudian dia (perawi) menceritakan, "Aku tidak melihat para lelaki yang merendah punggungnya dengan rendah melebihinya, orang itu pun berkata, "Aku mendengar beliau bersabda: "Binasalah ahlul 'Uqdah (orang yang memiliki perjanjian), demi Rabb pemilik Ka'bah, ketahuilah bukan kepada mereka aku kasihan akan tetapi aku kasihan kepada orang orang muslim yang binasa." Dan ternyata orang itu adalah Ubay." -Hadits ini adalah lafadz Sulaiman bin Daud-.

ahmad:20310

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] aku mendengar [Abu Ishaq] bahwa ia mendengar [Abdullah bin Abu Bashir] menceritakan dari [Ubay bin Ka'b] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan shalat shubuh, kemudian beliau bertanya: "Apakah ada yang melihat fulan?" Para sahabat menjawab, "Tidak." Beliau bertanya lagi: "Apakah ada yang melihat fulan?" Para sahabat menjawab; "Tidak." Beliau bertanya yang ketiga kalinya: "Apakah ada yang melihat fulan?" Para sahabat menjawab, "Tidak." Kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya dua shalat ini (subuh dan isya) adalah shalat yang paling berat bagi orang-orang munafik, seandainya mereka mengetahui apa yang ada dalam shalat shubuh niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak, dan shaf (barisan) pertama adalah seperti shafnya para Malaikat. Seandainya kalian mengetahui keutamaannya niscaya kalian akan bersegera mendatanginya, shalatnya seseorang bersama dua orang adalah lebih baik ketimbang dengan satu orang, dan semakin banyak jumlahnya akan lebih dicintai oleh Allah Tabaaraka Wa Ta'ala."

ahmad:20311

Telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Sufyan] dari [Abu Ishaq] dari [Abdullah bin Abu Bashir] dari [Ubay bin Ka'b] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan shalat subuh, selesai shalat beliau bertanya: "Apakah ada yang melihat fulan?" para sahabat terdiam, lalu mereka menjawab, "Ya." Dan sahabat tersebut tidak hadir. Kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang-orang munafik adalah shalat Isya dan subuh, seandainya mereka mengetahui keutamaan yang ada dalam dua shalat tersebut, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak. Shaf (barisan) pertama adalah seperti shafnya para Malaikat, seandainya kalian mengetahui keutamaannya niscaya kalian akan bersegera menyongsongnya. Sungguh, shalatnya seseorang bersama dua orang adalah lebih baik ketimbang dengan satu orang, dan shalatnya seseorang dengan seorang adalah lebih baik dari ia shalat sendirian, semakin banyak jumlahnya akan lebih dicintai oleh Allah Tabaraka Wa Ta'ala." Bapakku berkata; Waki' berkata; yaitu Abdullah bin Abu Bashir 'Anmiy. Telah menceritakan kepada kami Abdullah telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu Bakar Al Muqaddami] telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Harits] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] dari [Abdullah bin Abu Bashir] dari [Ayahnya], [Abu Ishaq] berkata, telah mendengar darinya dan dari [Ayahnya] ia berkata; Aku mendengar [Ubay bin Ka'ab] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan shalat subuh di suatu hari…lalu ia sebutkan hadits tersebut." Telah menceritakan kepada kami Abdullah telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar Muhammad bin Abdullah bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Aun Az Ziyadi] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid bin Ziyad] dari [Al A'masy] dari [Abu Ishaq] dari [Abdullah bin Abu Bashir] dari [Ayahnya] dari [Ubai bin Ka'ab] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam…lalu ia sebutkan hadits tersebut." Telah menceritakan kepada kami [Abu Kamil Muzhaffar bin Mudrik] telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah menceritakan kepada kami [Abu Ishaq] dari [Abdullah bin Abu Bashir] dari [Ayahnya] berkata, "Aku datang ke Madinah dan bertemu dengan [Ubay bin Ka'ab], lalu aku bertanya padanya, 'Wahai Abu Mundzir, kabarkan kepadaku hadits yang paling berkesan yang engkau dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.' Lalu ia menjawab, 'Kami pernah shalat subuh bersama Rasulullah, lalu beliau menghadapkan wajahnya pada kami seraya bersabda: "Apakah ada yang melihat fulan?....lalu ia sebutkan hadits tersebut." Telah menceritakan kepada kami Abdullah telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Abdullah] mantan budak Bani Hasyim, telah menceritakan kepada kami [Zuhair] dari [Abu Ishaq] dari [Abdullah bin Abu Bashir] dari [Ayahnya] berkata, "Sesampai aku di Madinah, aku menjumpai [Ubay bin Ka'b] …lalu ia sebutkan semisal hadits tersebut." Telah menceritakan kepada kami Abdullah telah menceritakan kepada kami [Syaiban bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Jarir bin Hazim] telah menceritakan kepada kami [Abu Ishaq] dari [Abu Bashir Al 'Abdi] dari [Ubay bin Ka'ab] berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan shalat subuh lalu bertanya: "Apakah ada yang melihat fulan? …lalu ia sebutkan hadits itu."

ahmad:20312

Telah menceritakan kepada kami Abdullah telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ishaq bin Muhammad Al Musayyibi] telah menceritakan kepada kami [Anas bin Iyadl] dari [Yunus bin Yazid] berkata, [Ibnu Syihab] berkata, [Anas bin Malik] berkata, [Abu Dzar] menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Atap rumahku terbuka sementara aku berada di Makkah, Jibril Alaihis Salam lalu turun dan membelah dadaku, kemudian ia mencucinya dengan air zamzam, kemudian ia membawa mangkuk besar dari emas, penuh dengan hikmah dan keimanan, lalu ditumpahkan ke dalam dadaku dan menutupnya kembali. Ia memegang tanganku dan membawaku ke langit dunia. Ketika aku tiba di langit dunia, berkatalah Jibril kepada penjaga langit, 'Bukalah.' Penjaga langit itu bertanya, 'Siapakah ini? ' Jibril menjawab, 'Ini Jibril.' Penjaga langit itu bertanya lagi, 'Apakah anda bersama seseorang? ' Jibril menjawab, 'Ya, aku bersama Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.' Penjaga langit itu bertanya, 'Apakah dia diutus? ' Jibril menjawab, 'Ya.' Ketika penjaga langit itu membuka, kami menaiki langit dunia. Tiba tiba ada seorang laki-laki duduk di sebelah kanannya ada hitam-hitam (banyak orang) dan di sebelah kirinya juga ada hitam-hitam (banyak orang). Jika memandang ke kanan, laki-laki itu tertawa, dan jika memandang ke sebelah kirinya laki-laki itu menangis, lalu ia berkata, 'Selamat datang Nabi yang saleh dan anak laki-laki yang saleh.' Aku lalu bertanya kepada Jibril, 'Siapakah orang ini? ' Jibril menjawab, 'Ini adalah Adam dan hitam-hitam yang di kanan dan kirinya adalah adalah jiwa anak cucunya. Yang di sebelah kanan dari mereka itu adalah penghuni surga, dan hitam-hitam yang di sebelah kirinya adalah penghuni neraka.' Apabila berpaling ke sebelah kanannya ia tertawa, dan apabila melihat ke sebelah kirinya ia menangis, sampai Jibril menaikkan aku ke langit yang ke dua. Kemudian Jibril berkata kepada penjaganya, 'Bukalah.' Berkatalah penjaga itu kepadanya seperti apa yang dikatakan oleh penjaga pertama, lalu penjaga itu membukakannya." [Anas bin Malik] berkata, "Beliau menyebutkan bahwa di beberapa langit itu beliau bertemu dengan Adam, Idris, Musa, Isa, dan Ibrahim shalawatullahi alaihim, namun beliau tidak menetapkan bagaimana kedudukan (posisi) mereka, hanya saja beliau menyebutkan bahwa beliau bertemu dengan Adam di langit dunia dan Ibrahim di langit keenam." Anas melanjutkan, "Ketika Jibril Alaihis Salam dan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam melewati Idris, Idris berkata, 'Selamat datang Nabi yang saleh dan saudara laki-laki yang saleh.' Aku (Rasulullah) bertanya, 'Siapakah ini? ' Jibril menjawab, 'Ini adalah Idris.' Aku melewati Musa lalu ia berkata, 'Selamat datang Nabi yang saleh dan saudara yang saleh.' Aku bertanya, 'Siapakah ini? ' Jibril menjawab, 'Ini adalah Musa.' Aku lalu melewati Isa dan ia berkata, 'Selamat datang saudara yang saleh dan Nabi yang saleh.' Aku bertanya, 'Siapakah ini? ' Jibril menjawab, 'Ini adalah Isa.' Aku lalu melewati Ibrahim, lalu ia berkata, 'Selamat datang Nabi yang saleh dan anak yang saleh.' Aku bertanya, 'Siapakah ini? ' Jibril menjawab, 'Ini adalah Ibrahim Alaisis Salam'." [Ibnu Syihab] berkata, [Ibnu Hazm] memberitahukan kepadaku bahwa [Ibnu Abbas] dan [Abu Habbah al-Anshari] keduanya berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku dibawa naik ke langit hingga sampai di Mustawa, dan aku mendengar goresan pena-pena.'

ahmad:20326

[Ibnu Hazm] dan [Anas bin Malik] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah Tabaaraka Wa Ta'ala telah mewajibkan kepada ummatku lima puluh kali shalat. Kemudian aku kembali dengan membawa perintah itu sehingga ketika aku melewati Musa 'Alaihis Salam, dia bertanya, 'Apa yang diperintahkan oleh Rabbmu Tabaaraka Wa Ta'ala kepada umatmu?" Aku menjawab: 'Allah memerintahkan kepada mereka shalat lima puluh kali.' Musa Alaihis Salam berkata kepadaku, 'Kembalilah kepada Rabbmu Tabaaraka Wa Ta'la (untuk minta keringanan) karena umatmu tidak akan mampu mengerjakan sebanyak itu.' Nabi melanjutkan: "Kemudian aku kembali kepada Rabbku Azza Wa Jalla dan Allah mengurangi separuhnya, ' kemudian aku kembali kepada Musa dan mengabarkan kepadanya, ia pun berkata, 'Kembalilah kepada Rabbmu karena umatmu tidak akan mampu sebanyak itu'." Nabi bersabda: "Kemudian aku kembali kepada Rabbku Azza Wa Jalla, maka Allah pun berfirman: 'Kewajiban itu menjadi lima kali shalat namun pahalanya seperti lima puluh kali shalat dan tidak akan berubah perkataan-Ku.' Nabi bersabda: "Kemudian aku kembali kepada Musa 'Alaihis Salam dan dia berkata, 'Kembalilah kepada Rabbmu! ' Namun aku menjawab: 'Aku malu kepada Rabbku Tabaaraka Wa Ta'ala.' Nabi kembali bersabda: 'Kemudian aku berjalan sehingga sampailah di Sidratul Muntaha, maka tertutuplah (Sidratul Muntaha) dengan beberapa warna yang aku tidak mengetahui warna apakah itu. Kemudian aku dimasukkan ke dalam Surga yang di dalamnya ada kubah dari mutiara dan debunya dari minyak misik." -Ini adalah hadits terakhir dari Musnad Ubai bin Ka'b-.

ahmad:20327

Telah menceritakan kepada kami Abdullah telah menceritakan kepadaku Ayahku telah menceritakan kepada kami [Hakam bin Nafi' Abu Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Isma'il bin 'Ayyasy] dari [Abdullah bin Abu Husain] dari [Syahr bin Hausyab] dari [Abdurrahman bin Ghanam] dari [Abu Dzar] dia berkata, "Aku membantu Nabi Shallalahu 'Alaihi Wasallam, seusai dari pekerjaan, aku datang ke Masjid dan berbaring. Suatu kali Nabi Shallalahu 'Alaihi Wasallam mendatangiku namun aku sedang berbaring, beliau mengusik-usikku dengan kakinya sehingga aku bangun dan duduk. Beliau bertanya kepadaku: "Wahai Abu Dzar, apa yang akan kamu lakukan jika kamu diusir darinya?" Aku menjawab, "Aku kembali ke masjid Nabi Shallalahu 'Alaihi Wasallam dan ke rumahku." Nabi bertanya lagi: "Bagaimana jika mereka mengusirmu darinya?" Abu Dzar menjawab, "Kalau begitu aku mengangkat senjata dan menebas leher orang-orang yang mengusirku." Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam meletakkan tangannya di atas pundakku sambil bersabda: "Semoga kamu mendapat ampunan wahai Abu Dzar (beliau ucapkan hingga tiga kali), bahkan kamu harus tunduk kepada mereka kemanapun mereka membawamu dan kamu patuh kepada mereka kemanapun mereka memerintahkanmu, sekalipun yang memerintah adalah seorang budak yang hitam." Abu Dzar berkata, "Hingga ketika Rabadzah tak terlihat lagi, shalatpun ditegakkan dan majulah salah seorang lelaki hitam yang menggembala unta hasil zakat, namun ketika melihatku dia kembali ke belakang dan mendorongku ke depan. Maka aku berkata, "Kamu tetap seperti semula (yaitu maju memimpin shalat) karena aku tunduk kepada perintah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam."

ahmad:20329

Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] telah menceritakan kepada kami [Ayahku] dari [Ibnu Ishaq] telah menceritakan kepadaku [Sulaiman Al A'masy] dari [Mujahid bin Jabr Abul Hajjaj] dari [Ubaid bin Umair Al Laitsi] dari [Abu Dzar] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku diberi empat hal yang tidak diberikan kepada seorang Nabi pun sebelumku; aku ditolong dari rasa takut sehingga musuhku dijadikan takut sepanjang perjalanan satu bulan, bumi seluruhnya di jadikan mesjid dan tempat yang suci bagiku, dihalalkan ghanimah untukku yang tidak pernah dihalalkan kepada seorangpun dari Nabi sebelumku, dan aku diutus kepada orang berkulit merah maupun hitam serta dikatakan kepadaku 'memohonlah pasti kamu akan diberi', maka hal itu aku sembunyikan sebagai syafaat kepada Ummatku dan dia pasti akan kalian dapatkan atas izin Allah bagi siapa yang bertemu dengan Allah 'azza wajalla sedang dia tidak mensekutukan-Nya dengan sesuatu apapun." Al A'masy berkata, "Mujahid berpendapat bahwa yang merah itu adalah golongan manusia dan yang hitam itu adalah golongan Jin."

ahmad:20337

Telah menceritakan kepada kami [Husain] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Atha`] dari [Yazid bin Abu Ziyad] dari [Mujahid] dari [Seseorang] dari [Abu Dzar] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar menemui kami kemudian bertanya: "Apakah kalian tahu amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah 'azza wajalla?" Salah seorang sahabat menjawab, "Shalat dan zakat." Yang lain menjawab, "Berjihad." Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya amalan yang paling dicintai oleh Allah 'azza wajalla adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah."

ahmad:20341

Telah menceritakan kepada kami [Al Aswad bin Amir] telah menceritakan kepada kami [Syariik] dari [Rukain] dari [Al Qasim bin Hassan] dari [Zaid bin Tsabit] berkata, "Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Aku tinggalkan untuk kalian dua pusaka; Kitabullah, tali yang terjulur antara langit dan bumi atau dari langit ke bumi, dan ahli baitku. Keduanya tidak akan terpisah hingga keduanya menemuiku di telaga."

ahmad:20596

Telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Hisyam] telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [Anas] dari [Zaid bin Tsabit] berkata, "Kami makan sahur bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu kami keluar menuju masjid dan dikumandangkan iqamat. Aku (Anas) bertanya, "Berapa jarak antara keduanya?" Zaid menjawab, "Seperti seseorang membaca lima puluh ayat."

ahmad:20603

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Tsabit] dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Muhammad bin Ibrahim bin Harits At Taimi] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman bin Auf] dari [Zaid bin Khalid Al Juhanni] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seandainya tidak memberatkan atas umatku niscaya aku perintahkan mereka bersiwak (menggosok gigi) pada setiap kali shalat." Ia (perawi) Berkata, "Zaid biasa melenggang ke masjid sedang siwaknya berada di atas telinganya, tepatnya seperti pulpen seorang penulis, ia tidak melakukan shalat kecuali ia telah bersiwak sebelum mengerjakan shalat."

ahmad:20695

Telah menceritakan kepada kami [Husyaim bin Basyir], telah menceritakan kepada kami [Hushain], dari [Abu Dzibyan] ia berkata; aku mendengar [Usamah bin Zaid] bercerita, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mengutus kami ke Huraqah, yaitu wilayah bagian Juhainah, Usamah berkata; "Lalu kami memerangi mereka di waktu pagi, sementara diantara mereka ada seeorang apabila bertemu dengan kaumnya mereka menggencarkan permusuhannya dengan kami, namun bila kaumnya mundur ia berbuat baik pada kami." Usamah melanjutkan; "Maka aku dan seorang Anshar berhasil mendekatinya, ketika kami telah dekat dengannya, serta merta ia mengucapkan; 'Laa ilaaha Illallah', maka sahabat Anshar mengurungkan niatnya, sementara aku telah membunuhnya, ketika hal ini diberitahukan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: 'Wahai Usamah, apakah kamu membunuhnya padahal ia telah mengucapkan 'La ilaaha illallalah?.' Aku menjawab; 'Wahai Rasulullah, ia mengcapkan hal itu karena hendak berlindung dari pembunuhan?.' Beliau mengulangi pertanyaan tersebut berkali-kali seakan saya baru masuk Islam."

ahmad:20750

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Mahdi], telah menceritakan kepada kami [Tsabit bin Qais Abu Ghushn], telah menceritakan kepadaku [Abu Sa`id Al Maqburi], telah menceritakan kepadaku [Usamah bin Zaid] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpuasa beberapa hari berturut-turut, sampai-sampai dikatakan, beliau tidak pernah berbuka. Dan beliau juga berbuka beberapa hari hingga hamir beliau tidak puasa kecuali dua hari dalam sepekan, yaitu dua hari yang biasa beliau gunakan untuk berpuasa, jika tidak (berpuasa terus menerus), maka beliau akan berpuasa dua hari itu. Dan tidaklah beliau banyak berpuasa kecuali di bulan Sya'ban, Aku bertanya; 'Wahai Rasulullah, engkau berpuasa seakan-akan engkau tidak pernah berbuka dan engkau berbuka seakan engkau tidak berpuasa kecuali dua hari saja, yaitu Senin dan Kamis." Beliau bersabda: "Itulah dua hari yang amalan seorang hamba ditampakkan di hadapan Rabb semesta alam, aku senang ketika amalanku ditampakkan, diriku sedang berpuasa." Usamah melanjutkan; kataku selanjutnya; "Dan kami tidak melihat engkau banyak berpusa kecuali di bulan Sya'ban?." Beliau bersabda: "Itulah bulan yang orang-orang banyak yang lalai antara bulan Rajab dan Ramadhan, yaitu bulan ditampakkannya amalan-amalan, dan aku suka ketika amalanku diperlihatkan dihadapan Rabbku, sedangkan aku dalam keadaan berpuasa."

ahmad:20758

Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub], telah menceritakan kepada kami [Ayahku] dari [Muhammad bin Ishaq], telah menceritakan kepadaku [Sa`id bin Ubaidillah bin As Sabaq] dari [Muhammad bin Usamah bin Zaid] dari ayahnya yaitu [Usamah bin Zaid], ia berkata; "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sakit keras, aku bersama orang-orang pergi menuju Madinah, lalu aku menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau diam dan tidak berbicara, setelah itu beliau mengangkat kedua tangannya ke langit dan menunjuk kepadaku, aku tahu bahwasannya beliau mendoakanku."

ahmad:20760

Telah bercerita kepada kami [Abu Mu'awiyah] telah bercerita kepada kami [Al A'masy] dari [Syaqiq] dari [Abdullah], ia berkata: Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Barangsiapa bersumpah namun dusta untuk mendapatkan harta seorang muslim, ia bertemu Allah Azza wa jalla dalam keadaan murka padanya." [Al Asy'ats] berkata: Demi Allah itu berkenaan denganku. Dulu saya dan seorang Yahudi memiliki sebidang tanah kemudian si Yahudi mengingkari saya, kemudian saya membawanya ke hadapan Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, beliau bertanya: "Apa kau punya bukti?" saya menjawab: 'Tidak.' Kemudian beliau bertanya kepada si Yahudi: "Bersumpahlah." Saya berkata: Wahai Rasulullah! kalau begitu ia pasti bersumpah lalu melenyapkan harta saya." Kemudian Allah Subhanahu wata`ala menurunkan ayat: "Sesungguhnya orang-orang yang membeli janji Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit…" hingga akhir ayat.

ahmad:20835

Telah bercerita kepada kami [Ziyad bin Abdullah bin Ath Thufail Al Bakka`i] telah bercerita kepada kami [Manshur] dari [Syaqiq] dari [Abdullah bin Mas'ud], ia berkata: 'Barangsiapa bersumpah dengan memaksa untuk mendapatkan harta sementara ia dusta, akan bertemu Allah dalam keadaan murka kepadanya. Pembenar hal itu ada dalam Al Qur`an: "Sesungguhnya orang-orang yang membeli janji Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit…" hingga akhir ayat. Kemudian [Al Asy'ats] keluar dan ia membacanya, ia berkata: Berkenaan dengan dirikulah ayat ini turun. Dulu ada seseorang yang mengakui sumur saya, kami lalu mempersengketakannya di hadapan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, beliau bertanya: Yang menjadi buktimu adalah dua orang saksimu atau sumpahnya. Saya berkata: Bila ia bersumpah pasti dusta. Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Barangsiapa bersumpah dengan memaksa untuk mendapatkan suatu harta, maka akan bertemu Allah dalam keadaan murka kepadanya."

ahmad:20839

Telah bercerita kepada kami [Waki'] telah bercerita kepada kami [Al A'masy] dari [Abu Wa`il], ia berkata: [Al Asy'ats] masuk dan bertanya: Apa yang disampaikan [Abu 'Abdur Rahman] kepada kalian? Mereka memberitahukan kepadanya lalu Al Asy'ats berkata: Ia benar, berkenaan dengan sayalah ayat itu turun. Dulu antara saya dan seseorang mempersengketakan sebidang tanah. Saya mempersengketakannya di hadapan Nabi Shallallahu'alaihiwasallam Kemudian beliau bertanya: 'Apa kau punya bukti.' Saya menjawab: Tidak. Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Berarti sumpahnya." Saya berkata: Kalau begitu ia pasti bersumpah. Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Barangsiapa bersumpah dengan memaksa untuk mendapatkan harta seorang muslim sementara ia dusta, ia bertemu Allah Azza wa Jalla dalam keadaan murka padanya." Kemudian turunlah ayat: "Orang-orang yang membeli janji Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit…"

ahmad:20840

Telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah bercerita kepada kami [Syu'bah] dari [Sulaiman] dari [Abu Wa`il] dari [Abdullah] dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, bahwa beliau bersabda: "Barangsiapa bersumpah dengan bohong untuk mendapatkan harta seseorang -atau bersabda: saudaranya- maka akan bertemu Allah AzzaWaJalla dalam keadaan murka kepadanya." Kemudian turunlah ayat sebagai pembenar hal itu: "Orang-orang yang membeli janji Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapatkan bagian diakhirat.." hingga "Adzab yang pedih." Ia (Abu Wa`il) Berkata: kemudian Al Asy'ats menemuiku dan bertanya: Apa yang disampaikan Abdullah hari ini? ia menjawab: Seperti ini dan itu. Ia ([Al Asy'ats]) Berkata: Berkenaan dengankulah ayat itu diturunkan.

ahmad:20842

Telah bercerita kepada kami [Yahya bin Adam] telah bercerita kepada kami [Abu Bakar bin 'Ayyasy] dari ['Ashim bin Abu An Najud] dari [Syaqiq bin Salamah] dari [Abdullah bin Mas'ud], tiga hadits, ia berkata: Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Barangsiapa mengambil harta seorang muslim secara tidak benar, ia bertemu Allah AzzaWaJalla dalam keadaan murka padanya." [Al Asy'ats] datang dan berkata: Apa yang disampaikan Abu 'Abdur Rahman kepada kalian? Ia (Ibnu Mas'ud) berkata: Kami memberitahukannya. Ia (Al Asy'ats) berkata: Hadits ini berkenaan denganku. Saya bersengketa dengan sepupu saya di hadapan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam tentang sebuah sumur milik saya yang ia miliki, ia mengingkariku kemudian Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Mana buktimu bahwa itu adalah sumurmu, bila tidak maka sumpahnya." Ia (Al Asy'ats) berkata: wahai Rasulullah! apa urusan saya dengan sumpahnya, bila Tuan putuskan berdasarkan sumpahnya, sumurku akan lenyap, sesungguhnya sekutuku adalah orang pendusta. Ia (Al Asy'ats) berkata: Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Barangsiapa mengambil harta seorang muslim secara tidak benar, ia bertemu Allah AzzaWaJalla dalam keadaan murka padanya." Kemudian Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam membaca ayat: "Sesungguhnya orang-orang yang membeli janji Allah…" dan seterusnya.

ahmad:20846

Telah bercerita kepada kami [Abdullah bin Numair] telah bercerita kepada kami [Al Harits bin Sulaiman] telah bercerita kepada kami [Kurdus] dari [Al Asy'ats bin Qais] bahwa seseorang dari Kindah dan orang lain dari Hadhramaut mempersengketakan sebuah tanah di Yaman di hadapan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam Orang Hadhramaut berkata: Wahai Rasulullah! tanah saya diserobot oleh orang ini dan ayahnya. Orang Kindah berkata: Wahai Rasulullah! Ini tanah saya yang saya warisi dari ayah saya. Orang Hadhramaut berkata: Wahai Rasulullah! mintalah ia bersumpah bahwa ia tidak tahu itu adalah tanah saya dan tanah ayah saya yang diserobot oleh ayahnya. Orang Kindah bersiap-siap untuk bersumpah kemudian Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Tidaklah seorang hamba atau seseorang mendapatkan suatu harta dengan sumpahnya, kecuali ia bertemu Allah pada hari ia bertemu denganNya dalam keadaan terpotong tangannya." Kemudian orang Kindah berkata: Itu tanahnya dan tanah ayahnya.

ahmad:20847

Telah bercerita kepada kami [Waki'] telah bercerita kepada kami [Hisyam bin Sa'ad] telah bercerita kepadaku [Yazid bin Nu'aim bin Hazzal] dari [ayahnya], ia berkata: Ma'iz bin Malik pernah ada dalam didikanku kemudian ia menggauli seorang budak wanita kampung, ayah saya kemudian berkata padanya: Datangilah Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, dan beritahukan kepada beliau apa yang telah kau perbuat mudah-mudahan beliau memintakan ampunan untukmu. Ayah saya menginginkan hal itu karena berharap ada jalan keluarnya. Ma'iz mendatangi Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam lalu berkata: Wahai Rasulullah! aku telah berzina, maka tegakkan putusan Allah padaku. Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam berpaling darinya kemudian Ma'iz mendatangi beliau lagi dan berkata: Wahai Rasulullah! aku telah berzina, maka tegakkan putusan Allah padaku. Kemudian Ma'iz mendatangi beliau untuk ketiga kalinya. Kemudian Ma'iz datang lagi untuk keempat kalinya dan berkata: Wahai Rasulullah! aku telah berzina, maka tegakkan putusan Allah padaku. Kemudian Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: " kau telah mengatakannya empat kali, lalu dengan siapa?" Ma'iz menjawab: Dengan Fulanah. Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bertanya: "Apa kau menidurinya?" Ma'iz menjawab: Ya. Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bertanya: "Apa kau menggaulinya?" Ma'iz menjawab: Ya. Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bertanya: "Apa kau menyetubuhinya?" Ma'iz menjawab: Ya. Kemudian Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam memerintahkan Ma'iz dihukum rajam. Ma'iz pun dikeluarkan ke tanah tak berpasir. Saat dihukum rajam dan merasakan hantaman batu, Ma'iz takut kemudian keluar melarikan diri lalu ditangkap Abdullah bin Unais, ia telah melelahkan para sahabat-sahabatnya, kemudian Abdullah melepaskan alas kaki onta dan melemparkannya ke Ma'iz hingga membunuhnya. Setelah itu ia mendatangi Nabi Shallallahu'alaihiwasallam dan memberitahukan hal itu, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Kenapa tidak kalian biarkan dia, mudah-mudahan ia bertaubat sehingga Allah menerima taubatnya." Berkata Hisyam: Telah bercerita kepadaku Yazid bin Nu'aim bin Hazzal dari ayahnya, bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda kepada ayah saya saat melihat beliau: "Demi Allah wahai Hazzal, andai kau menutupinya dengan bajumu, tentu lebih baik dari apa yang kau perbuat terhadapnya."

ahmad:20885

Telah bercerita kepada kami [Affan] telah bercerita kepada kami [Aban bin Yazid Al 'Atthar] telah bercerita kepadaku [Yahya bin Abu Katsir] dari [Abu Salamah bin 'Abdur Rahman] dari [Nu'aim bin Hazzal]; Hazzal pernah menyewa Ma'iz bin Malik dan ia memiliki seorang budak wanita bernama Fathimah yang ia miliki, budak wanita ini bertugas menggembala kambing milik mereka dan Ma'iz menyetubuhinya. Ma'iz memberitahukan hal itu kepada Hazzal kemudian Hazzal mengelabuhinya dan berkata: Pergilah ke Nabi Shallallahu'alaihiwasallam dan beritahukan pada beliau, mudah-mudahan turun Al Qur`an berkenaan denganmu. Kemudian Nabi Shallallahu'alaihiwasallam memerintahkan agar dirajam. Saat dirajam dan terkena hantaman batu, Ma'iz berusaha kabur kemudian seseorang mengejarnya dengan membawa tulang dagu unta atau tulang betis unta kemudian dipukulkan ke Ma'iz hingga mati. Setelah itu Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Celaka kau hai Hazzal, andai kau tutupi dengan bajumu tentu lebih baik bagimu."

ahmad:20886

Telah bercerita kepada kami [Al Walid bin Muslim] telah bercerita kepada kami [Al Auza'i] telah bercerita kepada kami [Hassan bin 'Athiyyah] dari [Abu Waqid Al Laitsi], mereka berkata: 'Wahai Rasulullah! sesungguhnya kami berada di kawasan yang tertimpa kelaparan, kapankah bangkai halal bagi kami? Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Bila kalian tidak sarapan, tidak makan sore dan tidak mencabut tanaman, terserah kalian." Telah bercerita kepada kami [Ishak bin Sulaiman] telah bercerita kepada kami [Malik bin Anas] dari [Az Zuhri] dari [Sinan bin Abu Sinan Ad-Du`ali] dari [Abu Waqid Al Laitsi], ia berkata: Kami pergi bersama Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam ke Hunain. Kemudian ia menyebutkan makna hadits Ma'mar, dan hadits Ma'mar lebih lengkap.

ahmad:20896

Telah bercerita kepada kami ['Abdush Shamad] dan [Hammad bin Kholid Al Ma'na], keduanya berkata: Telah bercerita kepada kami ['Abdur Rahman bin 'Abdullah bin Dinar], - 'Abdush Shamad menyebutkan dalam haditsnya-: Telah bercerita kepada kami [Zaid bin Aslam] dari ['Atho` bin Yasar] dari [Abu Waqid Al Laitsi], ia berkata: Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam tiba di Madinah, disana ada orang-orang mendatangi ekor kambing gibas dan punuk unta kemudian mereka memotongnya. Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Bagian binatang hidup yang dipotong adalah bangkai."

ahmad:20897

Telah menceritakan kepada kami [Aswad bin 'Amir] telah menceritakan kepada kami [Syarik] dari ['Imron An Nakhli] dari [budak milik Ummu Salamah] ia berkata; saya pernah bersama Nabi Shallallahu'alaihi wasallam dalam suatu perjalanan hingga kami tiba disebuah lembah. Saya kemudian saya melintasi orang-orang atau membawa mereka kemudian Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda kepadaku; "Engkau hari ini tidak lain adalah Safinah, " atau "Engkau tidak lain adalah Safinah." Dikatakan kepada Syarik; Dia adalah Safinah, budak milik Ummu Salamah Radliyallahu'anha.

ahmad:20914

Telah menceritakan kepada kami [Ya'la bin 'Ubaid] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ishak] dari [Ya'qub bin 'Abdullah bin Al Asyuj] dari [Abu Umamah bin Sahl] dari [Sa'id bin Sa'ad bin 'Ubadah], ia berkata; Kami memiliki seorang tetangga yang pendek dan lemah, penghuni rumah tidak memperhatikannya hingga ia bercumbu rayu dengan budak wanita dirumah itu dan melakukan kekejian terhadapnya, padahal ia adalah muslim. Kemudian Sa'ad melaporkannya kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam kemudian beliau bersabda; "Cambuklah dia sebagai hukumannya." Mereka berkata; Wahai Rasulullah! Ia lebih lemah dari hal itu, bila kami mencambuknya seratus kali pasti dia mati. Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Ambillah rumbai sebanyak seratus tangkai lalu cambukkan padanya sekali saja kemudian lepaskan dia."

ahmad:20925

Telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari [Az Zuhri] dari [Sa'id] ia berkata; Umar Radliyallahu'anhu melintasi Hassan yang tengah bersyair di masjid, Umar meliriknya, lalu [Hassan] berkata; Disini orang yang lebih baik darimu pernah bersyair. Kemudian Umar melirik [Abu Hurairah] dan bertanya; "Kau pernah mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Kabulkanlah aku ya Allah! Teguhkanlah ia dengan Jibril. Ia menjawab; Ya.

ahmad:20926

Telah menceritakan kepada kami [Rib'i bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami ['Abdur Rahman bin Ishak] telah menceritakan kepadaku [ayahku] dari [pamannya] dan dari [Muhammad bin Zaid bin Al Muhajir], keduanya mendengar ['Umair] budak Abu Al Lahm berkata; Saya pergi bersama para pemimpinku, kami hendak berhijrah hingga kami mendekati Madinah. Mereka pun masuk Madinah sementara aku ditinggal dibelakang mereka. Kemudian saya kelaparan. Lalu sebagian orang yang meninggalkan Madinah melewatiku, dan berujar; 'Oh,,, andai saja engkau masuk ke Madinah lalu memakan buah-buahan kebunnya'. Kemudian saya masuk ke salah satu kebun, aku memetik dua tandan. Namun pemilik kebun mendatangiku dan membawaku ke hadapan Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam, ia mengutarakan masalahku kepada beliau. Saat itu aku mengenakan dua pakaian, kemudian Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Mana diantara keduanya yang lebih baik?" kemudian saya menunjukkan salah satunya, lalu Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Ambillah dan berikan pada pemilik kebun." Setelah itu saya dilepaskan.

ahmad:20937

Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Ma'ruf], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahab], ia berkata; berkata [Haiwah] dari [Ibnu Al Had] dari [Muhammad bin Ibrahim At Taimi] dari ['Umair] budak Abu Al Lahm; Bahwasanya ia melihat Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam di Ahjar Zait didekat Zarwa`, beliau berdiri berdoa meminta hujan seraya mengangkat kedua tangan tidak sampai sebatas kepala, telapak tangan beliau dihadapkan ke wajah. Telah menceritakan kepada kami [Harun] dari [Ibnu Wahb], ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Haiwah] dari ['Umar bin Malik] dari [Ibnu Al Had] dari [Muhammad bin Ibrahim] dari ['Umair] budak Abu Al Lahm; ia melihat Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam, ia menyebut hadis serupa.

ahmad:20939

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid] dan ['Affan] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Iyad], telah menceritakan kepada kami [Iyad bin Laqith] dari [Laila, istri Basyir], ia berkata; Saya ingin puasa dua hari secara berturut-turut, kemudian [Basyir] melarangku dan berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam melarangnya. Perawi menuturkan; Orang-orang Anshar melakukannya. Berkata 'Affan; Orang-orang Anshar melakukannya, tapi berpuasalah seperti yang diperintahkan Allah kepada kalian dan sempurnakanlah puasa hingga malam, bila sudah malam berbukalah.

ahmad:20949

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah], telah menceritakan kepada kami [Sa'id], dari [Muhammad bin Al Munkadir] dari [seseorang] dari ['Abdullah bin Hanzhalah bin Ar Rahib] bahwa seseorang mengucapkan salam pada Nabi Shallallahu'alaihi wasallam dan ia habis buang air kecil, Nabi Shallallahu'alaihi wasallam tidak menjawab salamnya hingga beliau mengisyaratkan tangannya ke sebuah dinding. Maksud beliau, 'agar bertayammum.'

ahmad:20953

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu 'Adi] dari [Al Hajjaj bin Abu 'Utsman] telah menceritakan kepadaku [Humaid bin Hilal] telah menceritakan kepada kami [Hishshan bin Al Kahin Al 'Adawi], ia berkata; Saya duduk disuatu majlis disana ada ['Abdur Rahman bin Samurah] dan saya tidak mengetahuinya, ia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Mu'adz bin Jabal], ia berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah ada suatu jiwa diatas muka bumi yang meninggal dunia dengan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun dan bersaksi bahwa sesungguhnya aku adalah utusan Allah, dan semua itu kembali ke hati yang meyakini, melainkan ia akan diampuni." Saya berkata; Engkau mendengar hadits itu dari Mu'adz bin Jabal? Kemudian orang-orang memperlakukanku dengan sikap kasar Orang tua itu berkata; 'Biarkan dia karena ia tidak berkata buruk. Ya, saya mendengarnya dari Mu'adz bin Jabal, ia mengira mendengarnya dari Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam. Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abi 'Adi] dari [Habib bin Asy-Syahid] dari [Humaid bin Hilal] dari [Hishshan bin Al Kahin] dari ['Abdur Rahman bin Samurah] dari [Mu'adz] perkataan serupa.

ahmad:20994

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Ya'la bin 'Atho` bin Al Walid bin Abu 'Abdur Rahman] dari [Abu Idris Al 'Abdi atau Al Khoulani], ia berkata; Saya duduk disuatu majlis, disana ada duapuluh sahabat Nabi Shallallahu'alaihi wasallam, ditengah-tengah mereka ada pemuda, berusia muda, elok rupanya, hitam matanya, putih giginya. Bila mereka berbeda pendapat tentang suatu hal, ia mengatakan kata-kata pamungkas. Ternyata ia adalah [Mu'adz bin Jabal]. Keesokan harinya saya datang dan ia tengah shalat menghadap seseorang yang berjalan. Mu'adz menghentikan shalat lalu duduk memeluk lutut kemudian diam. Kemudian saya berkata; 'Demi Allah, aku mencintaimu karena keagungan Allah. Ia berkata; Allah. Saya berkata; Engkau mengucapkan; Allah. Ia berkata; Karena orang-orang yang saling mencintai karena Allah -menurut saya ia berkata- maka ia berada didalam naungan Allah pada saat tidak ada naungan selain naungan-Nya. Selanjutnya tidak ada keraguan pada kelanjutannya -maksudnya kelanjutan hadits- Kursi-kursi dari cahaya diletakkan untuk mereka, pertemuan mereka dengan Allah membuat iri para nabi, orang-orang jujur dan para syuhada. Ia berkata; Kemudian saya menceritakannya kepada ['Ubadah bin Ash Shamit], ia berkata; Aku tidak menceritakan kepadamu selain yang telah aku dengar dari lisan Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam'; "Wajiblah cintaKu untuk orang-orang yang saling mencintai karena Aku, bagi orang-orang yang berkorban karena Aku, bagi orang-orang yang saling berteman dan menyambung sillalurrahim -Syu'bah ragu tentang orang-orang yang menyambung sillaturrahim ataukah orang-orang yang saling mengunjungi."

ahmad:20995

Telah menceritakan kepada kami ['Abdush Shomad] telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Al Jurairi] dari [Abu Al Masysya`, anak pungutan Ibnu Al Masysya`] dari [Abu Umamah] berkata; Kiamat tidaklah terjadi hingga penduduk Irak yang terbaik pindah ke Syam dan penduduk jahat Syam pindah ke Irak. Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam bersabda; "Hendaklah kalian ke Syam." Berkata Abu 'Abdur Rahman; Abu Al Mutsanna, disebut-sebut sebagai anak pungutan mereka berkata Ibnu Al Mutsanna dan Abu Al Mutsanna.

ahmad:21125

Telah menceritakan kepada kami [Abu Ishak Ath Tholaqoni] telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Al Mubarok] dari [Yahya bin Ayyub] dari ['Ubaidillah bin Zahr] dari ['Ali bin Yazid] dari [Al Qosim] dari [Abu Umamah] bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam bersabda; "Barangsiapa mengusap kepala seorang anak yatim, dengan tidak ada dorongan mengusapnya kecuali karena Allah, ia mendapatkan beberapa kebaikan untuk setiap rambut yang dilalui tangannya. Barangsiapa berbuat baik kepada anak yatim perempuan atau yatim lelaki didekatnya, aku dan dia di surga seperti dua ini." Beliau memisahkan antara jari telunjuk dan jari tengah.

ahmad:21132

Telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah bercerita kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Mas'ud] dari [Abu As Salil] dari [seorang wanita tua dari Bani Numair] ia mendengar Nabi Shallallahu'alaihiWasallam saat beliau shalat bersama orang-orang dan wajah beliau menghadap ke baitullah, aku menghafal dari beliau; Ya Allah! Ampunilah kesalahan-kesalahan dan kejahilanku.

ahmad:21293

Telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Isma'il bin Abu Fudaik] telah bercerita kepada kami [Adh Dhahhak bin 'Abdullah] dari [orang yang bercerita padanya] dari ['Amr bin 'Abdullah bin Ka'ab] dari [seorang wanita] yang pernah berbaiat, ia berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam mendatangi kami bersama para sahabat beliau dari Bani Salamah, kami menyuguhkan makanan pada beliau, beliau makan bersama para sahabat beliau, kami menyuguhkan air wudhu, beliau berwudhu kemudian menghadap ke para sahabat lalu bersabda; "Maukah kalian aku beritahu penghapus-penghapus kesalahan?" mereka menjawab; Ya. Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam bersabda; "Menyempurnakan wudhu saat-saat tidak menyenangkan, memperbanyak langkah ke masjid dan menunggu shalat setelah shalat."

ahmad:21294

Telah menceritakan kepada kami [Husain bin Muhammad] telah bercerita kepada kami [Ibnu 'Ayyasy] dari [Muhammad bin Al Muhajir] dari [Al 'Abbas bin Salim Al Lakhmi] berkata; 'Umar bin 'Abdul 'Aziz mengirim utusan membawa surat ke Abu Sallam Al Habasy lalu dibawa petugas pos untuk menanyakan tentang telaga. Surat diberikan lalu ia menanyakannya. Berkata [Abu Sallam]; Aku mendengar [Tsauban] berkata; Aku mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda; "Sesungguhnya telagaku (seluas antara) Adn hingga Omman Al Baqla`, airnya lebih putih dari susu, lebih manis dari madu dan gelas-gelasnya sejumlah bintang, barangsiapa meminum satu tegukan tidak akan dahaga setelahnya selamanya. Orang-orang pertama yang mendatanginya adalah orang-orang fakir Muhajirin." Lalu 'Umar bin Al Khoththob Radliyallahu'anhu bertanya; Siapa mereka wahai Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam! Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda; "Mereka adalah rakyat jelata yang berbaju lusuh yang tidak menikahi wanita-wanita berharta, dan pintu-pintu rumah tertutup untuk mereka, tidak dibukakan bagi mereka." Lalu 'Umar bin 'Abdul 'Aziz berkata; Aku menikahi wanita-wanita berharta dan pintu-pintu tertutup dibuka untukku, kecuali bila Allah merahmatiku. Demi Allah tidak masalah bila aku tidak meminyaki rambutku hingga acak-acakan dan aku tidak mencuci baju yang melilit tubuhku hingga lusuh.

ahmad:21333

Telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah bin 'Amr] telah menceritakan kepada kami [Abu Ishaq] dari [Sufyan] dari [Abu Ishaq] dari [Abu 'Amr Asy Syaibani] berkata; [Ri'yah As Suhaimi] mendatangi Nabi Shallallahu'alaihiWasallam lalu berkata; Anak dan hartaku diserang. Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam bersabda; "Harta telah dibagi, sedangkan anak, hai Bilal pergilah bersamanya. Bila ia mengenali anaknya, serahkan padanya." Bilal pergi bersama Ri'yah, Bilal memperlihatkan anak pada Ri'yah lalu bertanya; Kau mengenalinya. Ia menjawab; Ya. Lalu Bilal menyerahkan anak itu pada Ri'yah lalu pergi. Berkata Sufyan; Mereka meriwayatkan bahwa Ri'yah masuk Islam sebelum penyerangan.

ahmad:21428

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Bakr] telah menceritakan kepada kami [Isra`il] telah menceritakan kepada kami [Abu Ishaq] dari [Asy Sya'bi] dari [Ri'yah As Suhaimi] berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam mengirim surat padanya dalam kulit merah, ia mengambil surat Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam kemudian dipakai untuk menambal gayungnya. Kemudian Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam mengirim tentara sariyah (ekspedisi militer yang tanpa diikutsertai Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam), Tidaklah mereka meninggalkan angin, ternak, keluarga dan hartanya, melainkan mereka pasti mengambilnya. Ri'yah melarikan diri dengan telanjang mengendarai kuda miliknya yang tidak ada pelananya hingga tiba di hadapan putrinya yang sudah memiliki suami di Bani Hilal, putrinya sudah masuk Islam dan keluarganya juga. Majelis kaum diselenggarakan di halaman rumahnya. Ia berputar keliling hingga masuk ke rumah putrinya dari belakang. Saat purinya melihatnya, ia memberinya baju. Putrinya berkata; Ada apa denganmu? Ia menjawab; Semua keburukan menimpa ayahmu. Aku tidak ditinggali angin, binatang ternak, keluarga dan harta, semuanya diambil. Putrinya berkata; 'Kau diseru untuk masuk Islam? Ia balik bertanya; Mana suamimu? Putrinya menjawab; Sedang mengurus unta. Lalu Ri'yah mendatangi suami putrinya, suami putrinya bertanya; Ada apa denganmu? Ri'yah menjawab; Semua keburukan menimpaku. Aku tidak ditinggali angin, binatang ternak, keluarga dan harta, semuanya diambil dan aku menginginkan Muhammad, aku akan bergegas menemuinya sebelum membagi-bagikan keluarga dan hartaku. suami putrinya berkata; Ambillah kendaraanku sebagai gantinya. Ri'yah berkata; Aku tidak membutuhkannya. suami putrinya mengambil perbekalan dan membekalinya dengan sekantong air, ia mengenakan baju yang bila wajahnya ditutupi, pantatnya kelihatan dan bila pantatnya ditutupi, mukanya terlihat sementara ia tidak mau dikenali. Ia pergi hingga tiba di Madinah lalu mengikat tunggangannya kemudian mendatangi Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, saat itu beliau tengah shalat. Seusai Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam shalat fajar, Ri'yah berkata; Wahai Rasulullah! Bentangkan tanganmu, aku akan berbaiat pada baginda. Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam membentangkan tangan beliau. Saat Ri'yah hendak memukul tangan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam meraihnya, Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam melakukan hal itu sebanyak tiga kali. Pada kali ketiganya Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam bersabda; "Siapa kamu?" ia menjawab; Ri'yah As Suhaimi. Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam meraih lengan atasnya dan mengangkatnya lalu bersabda; "Hai sekalian kaum muslimin! Ini Ri'yah As Suhaimi yang saya kirimi surat lalu suratku dipakai untuk menambal gayungnya." Ri'yah pun menunduk-nunduk pada beliau dan berkata; wahai Rasulullah! Keluarga dan hartaku. Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam bersabda; "Harta sudah dibagi, sementara keluargamu, siapa yang bisa kau kenali dari mereka?" ia keluar, ternyata putranya telah mengenali kendaraannya, ia tengah berdiri didekatnya ia lalu kembali menemui Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, ia berkata; Ini putraku. Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam bersabda; "Hai Bilal! Keluarlah bersamanya dan tanyakan siapa ayahnya, bila ia mengiyakan serahkan pada ayahnya." Bilal keluar menemuinya dan bertanya; Ini ayahmu? Ia menjawab; Ya. Kemudian Bilal kembali menemui Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam dan berkata; Wahai Rasulullah! Aku tidak melihat seorang pun yang bersedih hati pada temannya. Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam bersabda; "Itulah kasarnya tabiat orang badui."

ahmad:21429

Telah menceritakan kepada kami [Bahz] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] telah mengkhabarkan kepadaku [Ya'la bin 'Atho`] dari [Abu Hammam] -berkata Abu Al Aswad: Abu Hammam adalah 'Abdullah bin Yasar- dari [Abu 'Abdur Rahman Al Fihri] berkata; Aku bersama Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam dalam perang Hunain, kami berjalan di hari yang sangat panas, kami singgah dibawah naungan pohon. Saat matahari menghilang, aku mengenakan baju besiku lalu naik kuda. Aku pergi menghampiri Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, beliau berada di tenda, aku mengucapkan salam; Assalamu'alaika wa rohmatullaah wahai Rasulullah, sudah saatnya jalan. Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam bersabda; "Baik." Lalu beliau bersabda; "Hai Bilal, tolong pasang pelana kudaku." Bilal mengeluarkan pelana yang ditambali sabut, tidak ada kesombongan pada keduanya. Bilal pun memasangkan pelana. Beliau naik dan kami pun naik. Kami mengatur baris mereka di pagi dan malam hari. Ada dua kuda jatuh lalu kaum muslimin mundur seperti yang difirmankan Allah subhanahu wata'ala lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam bersabda; "Hai hamba-hamba Allah! Aku adalah hamba Allah dan rasulNya." Selanjutnya beliau bersabda; "Hai sekalian kaum Muhajirin! Aku adalah hamba Allah dan rasulNya." Kemudian Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam masuk ke medan perang tanpa berkuda lalu mengambil segenggam pasir. Orang yang ada didekat beliau memberitahkan padaku; Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam melemparkannya ke muka orang-orang kafir dan bersabda; "Buruklah wajah-wajah musuh." Allah Azzawajalla mengalahkan mereka. Berkata Ya'la bin 'Atho`; Anak-anak mereka bercerita kepadaku dari ayah-ayah mereka bahwa mereka berkata; Tidak seorang pun dari kami yang mata dan mulutnya tidak penuh dengan pasir. Kami mendengar suara berdering diantara langit dan bumi seperti hantaman besi mengenai baskom besi. Telah menceritakan kepada kami ['Affan] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] telah mengkhabarkan kepada kami [Ya'la bin 'Atho`] dari ['Abdullah bin Yasar Abu Hammam] dari [Abu 'Abdur Rahman Al Fihri] berkata; Aku bersama Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam saat perang Hunain, kami berjalan dihari yang sangat panas. Ia menyebutkan hadits serupa.

ahmad:21430

Telah menceritakan kepada kami [Al Hakam bin Nafi'] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin 'Ayyasy] dari [Bahir bin Sa'ad] dari [Khalid bin Ma'dan] dari [Katsir bin Murrah] dari [Nu'aim bin Hammar] bahwa seseorang bertanya kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam; 'Siapa syuhada yang paling utama? Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam bersabda; "Orang-orang yang bila masuk ke barisan perang mereka memfokuskan pandangan mereka hingga terbunuh, mereka itulah orang-orang yang pergi menuju kamar-kamar disurga yang tinggi, Rabb mereka tertawa kepada mereka. Dan bila Rabbmu tertawa kepada seorang hamba didunia, maka ia tidak dihisab."

ahmad:21438

Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] telah menceritakan kepada kami [ayahku] dari [Shalih] berkata [Ibnu Syihab] telah menceritakan kepadaku [Ja'far bin 'Amr bin Umaiyah] bahwa [ayahnya] berkata; Aku melihat Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam memotong ketiak kambing kemudian shalat diserukan, beliau melempar pisau dan tidak berwudhu.

ahmad:21446

Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] telah menceritakan kepada kami [ayahku] dari [Ibnu Syihab] dari [Ja'far bin 'Amr bin Umaiyah] dari [ayahnya] bahwa ia berkata; Aku melihat Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam memotong ketiak kambing kemudian shalat diserukan, beliau melempar pisau dan tidak berwudhu.

ahmad:21447

Telah menceritakan kepada kami ['Abdur Rahman bin Mahdi] telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah] dari [Dhomroh bin Habib] bahwa [Ibnu Zughbi Al Iyadi] menceritakan kepadanya, ia berkata; ['Abdullah bin Hawalah Al Azdi] singgah ditempatku, ia berkata padaku; Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam mengutus kami ke seputar Madinah berjalan kaki untuk mencari harta rampasan perang. Kami kembali tanpa mendapatkan apa pun. Beliau melihat keletihan di wajah-wajah kami. Beliau berdiri menghampiri kami lalu bersabda; "Ya Allah! Janganlah Kau serahkan mereka padaku hingga aku lemah, janganlah mereka Engkau telantarkan hingga mereka lemah, jangan serahkan mereka pada orang-orang hingga mereka lebih mementingkan diri mereka sendiri." Selanjutnya Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam bersabda; "Sesungguhnya Syam, Romawi dan Persia -atau Romawi dan Persia- akan ditaklukkan untuk kalian hingga salah seorang dari kalian memiliki unta sekian dan sekian, sapi sekian dan sekian dan kambing sekian dan sekian hingga salah satu diantara mereka diberi seratus dinar lalu ia memarahinya." Beliau meletakkan tangan beliau diatas kepalaku lalu bersabda; "Hai Ibnu Hawalah! Bila kau melihat khilafah turun ditanah suci maka telah dekatlah gempa bumi-gempa bumi, bencana, dan hal-hal besar, dan kiamat saat itu lebih dekat pada manusia melebihi tanganku ini dari kepalamu."

ahmad:21449

Telah menceritakan kepada kami [Nuh bin Yazid Abu Muhammad] telah mengkhabarkan kepada kami [Ibrahim bin Sa'ad] telah menceritakannya kepadaku [Ibnu Ishaq] dari ['Isa bin Ma'mar] dari ['Abdullah bin 'Amr bin Al Faghwa` Al Khuza'i] dari [ayahnya] berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam memanggilku, beliau ingin mengutusku untuk memberi sejumah uang pada Sufyan agar dibagi-bagikan kepada orang-orang Quraisy di Mekkah setelah penaklukkan Mekkah. Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam bersabda; "Carilah seorang teman." Lalu datanglah 'Amr bin Umaiyah Adh Dhomri berkata; Saya dengar kau hendak pergi dan mencari seorang teman. Aku menjawab; Benar. Ia berkata; Aku akan menemanimu. Lalu aku mendatangi Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam dan aku berkata; Aku sudah mendapatkan seorang teman. Sebelumnya Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam bersabda padaku; "Bila kau sudah menemukan seorang teman beritahukan padaku. Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam bertanya; "Siapa?" aku menjawab; 'Amr bin Umaiyah Adh Dhomri. Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam bersabda; "Bila kau singgah di kawasan kaumnya, waspadailah dia karena seseorang telah berkata, saudaramu Al Bakri, dan kau tidak mempercayainya." Kami pun pergi hingga tiga di Abwa, ia berkata kepadaku; Saya ada perlu dengan kaumku diWaddan. Ia pun meninggalkanku. Saat ia pergi, aku teringat sabda Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam kemudian aku naik unta dan pergi hingga tiba diAshofir, ternyata ia bersama kaumnya menjauhiku. Aku berjalan cepat dan mendahuluinya, Saat ia melihatku sudah jauh, mereka pergi lalu ia mendatangiku. Ia berkata; Aku tadi ada perlu dengan kaumku. Saya menjawab; Ya. Kami pun pergi hingga tiba di Mekkah lalu aku menyerahkan uang kepada Abu Sufyan.

ahmad:21454

Telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah bin 'Amr] telah menceritakan kepada kami [Abu Ishaq] dari [Za`idah] dari ['Ashim bin Kulaib] dari [ayahnya] bahwa [seseorang dari Anshor] memberi khabar padanya, ia berkata; Kami pergi bersama Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam mengikuti jenazah. Saat kembali, kami bertemu seorang utusan wanita Quraisy. Utusan itu mengatakan; 'Hai Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam, si Fulanah mengundangmu dan orang-orang yang bersamamu untuk makan." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun berangkat dan kami berangkat bersamanya. Lalu kami duduk seperti duduknya anak-anak di depan ayah-ayah mereka. Kemudian makanan dihidangkan, Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam meletakkan tangan kemudian orang-orang meletakkan tangan. Orang-orang memahami saat beliau mengunyah makanan, itu pertanda beliau tidak membolehkannya. Lalu orang-orang mengangkat tangan dan melalaikan kami. Lalu mereka ingat, dan meraih tangan kami. Kemudian seseorang memukul makanan yang ada ditangannya hingga jatuh, lalu mereka menahan tangan kami, mereka melihat apa yang dilakukan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Beliau membuang dan melemparnya, beliau bersabda; "Aku menemukan daging kambing yang diambil tanpa izin dari pemiliknya." Wanita itu berdiri lalu berkata; 'Wahai Rasulullah! Niatku semula, aku ingin mengumpulkan baginda dan orang-orang yang bersama baginda untuk hidangan makanan, kemudian aku pergi ke Baqi' tapi aku tidak menemukan adanya kambing yang dijual, sedang 'Amir bin Abu Waqqash membeli kambing dari Baqi' kemarin, aku mengutus seorang utusan kepadanya agar ia mencarikanku seekor kambing di Baqi' tapi tidak ada, kemudian ada yang bercerita kepadaku bahwa engkau telah membeli seekor kambing, maka kirimkanlah kepadaku, tapi utusanku tidak menemukannya. Keuarganya lantas menemukannya lalu mereka serahkan kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam bersabda dan beliau bersabda; "Berikan kepada para tawanan."

ahmad:21471

Telah menceritakan kepada kami [Suraij] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin 'Atho`] dari [Bayan bin Bisyr] dari [Qais bin Abu Hazim] dari [Abu Syahm Radliyallahu'Anhu] berkata; Aku seorang pemberani, kemudian seorang budak wanita melewatiku di sebagaian jalan Madinah lalu aku ingin menarik pinggulnya. Di keesokan harinya, orang-orang mendatangi Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam untuk berbaiat kepada beliau. Aku mendatangi beliau, aku membentangkan tangan untuk berbaiat kepada beliau tapi beliau menggenggam tangan, beliau bersabda; "Menurutku, kau adalah laki-laki yang menarik pinggul itu?." Maksud beliau; Yang menarik pinggul perempuan di hari kemaren. Aku berkata; Wahai Rasulullah! Baiatah aku, demi Allah aku tidak akan mengulangi selamanya. Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam bersabda; "Ya kalau begitu."

ahmad:21474

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Mubarok] dari [Yunus] dari [Az Zuhri] telah menceritakan kepadaku ['Ubaidullah bin 'Abdullah bin 'Utbah bin Mas'ud] bahwa [salah seorang sahabat Nabi] Shallallahu'alaihiWasallam menceritakan padanya bahwa ia mendengar Nabi Shallallahu'alaihiWasallam bersabda; "Bila salah seorang dari kalian shalat, janganlah mengangkat pandangannya ke langit, siapa tahu pandangannya disambar."

ahmad:21478

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Sa'id bin Abu Hind] telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin 'Amr bin Halhalah] dari [seorang putra Ka'ab bin Malik] dari [Abu Qatadah bin Rib'i] berkata; Sesosok jenazah melintas dihadapan Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, beliau bersabda; "Ia istirahat dan yang lain istirahat karenanya." Mereka bertanya; Apa maksud ia istirahat dan yang lain istirahat karenanya? Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam bersabda; "Orang mu`min istrirahat dari kelelahan dunia dan segala kesusahannya menuju rahmat Allah subhanahu wata'ala sedangkan orang keji, semua manusia, negeri, pohon dan hewan bisa istirahat dari (keburukannya)."

ahmad:21497

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] telah menceritakan kepada kami [Ghailan bin Jarir] dari ['Abdullah bin Ma'bad Az Zammanni] dari [Abu Qatadah]. Syu'bah berkata; Aku pernah berkata kepada Ghailan Al Anshari, dan ia menjawab 'Iya' dengan isyarat kepalanya, bahwa seseorang bertanya Nabi Shallallahu'alaihiWasallam tentang puasanya, ternyata beliau marah kemudian 'Umar berkata; Aku rela -atau berkata; Kami rela, Allah sebagai Rabb dan Islam sebagai agama." Aku mengetahuinya berkata; Muhammad sebagai rasul dan baiat kami sebagai baiat. Lalu 'Umar atau seseorang lainnya berdiri dan berkata; Wahai Rasulullah! Bagaimana tanggapan anda mengenai orang yang puasa terus menerus?. Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam bersabda; "Berarti orang itu tidak puasa dan tidak pula berbuka" atau bersabda; "Ia dianggap tidak puasa dan tidak berbuka." Ia berkata; "Bagaimana kalau puasa dua hari dan berbuka sehari?." Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam bersabda; "Siapa yang kuat melakukannya?" ia berkata; "Berbuka dua hari dan puasa sehari. Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam bersabda; "Andai saja Allah memberi kita kekuatan untuk melakukannya." Ia berkata; Bagaimana kalau puasa sehari dan berbuka sehari?. Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam bersabda; "Itu puasanya saudaraku, Dawud." Ia berkata; Bagaimana kalau puasa senin dan kamis?. Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam bersabda; "Itulah hari kelahiranku dan hari turunnya wahyu padaku." Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam bersabda; " Puasa tiga hari setiap bulan, Ramadhan hingga Ramadhan adalah puasa sepanjang masa dan berbuka sepanjang masa." Ia berkata; Bagaimana kalau puasa hari 'arafah?. Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam bersabda; "Menghapus (kesalahan) tahun yang lalu dan tahun yang tersisa. Ia berkata; Bagaimana kalau puasa hari 'asyura`?. Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam bersabda; "Menghapus (kesalahan) tahun lalu.

ahmad:21498

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami [Khalid Al Hadzdza`] dari [Abu Qilabah] berkata Khalid; aku mengiranya disebutkan dari [Abu Asma`] berkata [Ubadah bin Ash Shamit]; Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam membaiat kami sebagaimana beliau Shallallahu'alaihiwasallam membaiat para wanita dengan tujuh hal, (yaitu): 1) janganlah berbuat syirik kepada Allah sedikit pun, 2) janganlah mencuri, 3) janganlah berzina, 4) janganlah membunuh anak-anak kalian, 5) dan janganlah sebagian dari kalian memutus hubungan dengan sebagian yang lain, 6) janganlah bermaksiat (membangkang) kepadaku dalam kebaikan, dan barang siapa diantara kalian yang melanggar had (hukuman) lalu disegerakan hukuman tersebut kepadanya maka yang demikian itu sebagai kafarat (penghapus dosa) baginya, dan jika hukuman tersebut ditangguhkan darinya maka urusannya kembali kepada Allah, jika Allah berkehendak maka akan mengadzabnya dan jika berkehendak maka akan merahmatinya". Telah bercerita kepadaku [Husyaim] dari [Khalid], ia berkata: saya mendengar [Abu Qilabah] bercerita dari [Abu Al Asy'ats] dari ['Ubadah bin Ash Shamit] dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam hadits serupa. Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Khalid], ia berkata, aku mendengar [Abu Qilabah] bercerita dari [Abu Al Asy'ats] dari [Ubadah bin Ash Shamit], ia berkata; Nabi Shallallahu'alaihiwasallam membaiat kepada kami sebagaimana beliau Shallallahu'alaihiwasallam membaiat para wanita atau membaiat orang-orang. Ia menyebutkan makna hadits.

ahmad:21616

Telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin Muslim] telah bercerita kepada kami [Al Auza'i] telah bercerita kepadaku ['Umair bin Hani`] bahwa [Junadah bin Abu Umaiyah] bercerita padanya dari ['Ubadah bin Ash Shamit] dari Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Barang siapa bersaksi bahwa tidak ada Ilah kecuali Allah dan Muhammad adalah hamba Allah dan utusan-Nya, Isa bin Maryam adalah hamba Allah dan utusan-Nya dan kalimat-Nya yang diucapkan ke dalam perut maryam dan ruh (yang tercipta dari-Nya), dan surga adalah benar, dan bersaksi bahwa neraka juga benar, maka Allah Tabaaroka wa ta'ala akan memasukkannya ke surga atas amalan yang ia kerjakan". Telah bercerita kepadaku [Al Walid] telah bercerita kepadaku [Ibnu Jabir] bahwasanya ia mendengar ['Umair bin Hani`] bercerita hadits ini dari [Junadah] dari ['Ubadah] dari Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam sepertinya, hanyasaja ia berkata dalam riwayatnya: "Maka Allah Tabaaroka wa Ta'ala akan memasukkannya ke surga dari delapan pintunya, ia masuk dari pintu mana saja yang ia kehendaki."

ahmad:21620

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin 'Utsman Abu Zakariya An Nashri Al Harbi] telah bercerita kepada kami [Isma'il bin 'Ayyasy] dari [Abu Bakar bin 'Abdullah] dari [Abu Sallam] dari [Al Miqdam bin Ma'di Karib Al Kindi] bahwa ia duduk bersama 'Ubadah bin Ash Shamit, Abu Ad Darda` dan Al Harits bin Mu'awiyah Al Kindi mereka menyebut hadits Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam lalu berkata Abu Ad-Darda` kepada 'Ubadah; 'Hai Ubadah, tolong dong sampaikan kata-kata Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam saat perang ini dan itu tentang rampasan perang. Berkata ['Ubadah] - [Ishaq] menyebutkan dalam haditsnya- bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam shalat mengimami mereka dalam peperangan, mereka menghadap unta rampasan perang, setelah salam beliau berdiri kemudian beliau mengambil bulu kapas diantara ujung-ujung jari beliau dan bersabda: "Ini termasuk harta rampasan perang kalian dan aku hanya mendapatkan seperlima bagianku darinya dan seperlimanya lagi dikembalikan kepada kalian, karena itu tolong kumpulkan sekalipun benang atau kain yang dijahit, atau barang yang lebih besar dan lebih kecil darinya, jangan sesekali kalian berkhianat karena pengkhinatan adalah neraka dan aib bagi pelakunya di dunia dan akhirat, perangilah orang dengan niat karena Allah Tabaaroka wa Ta'aala, baik yang dekat atau pun yang jauh, jangan hiraukan cercaan orang karena melaksanakan aturan Allah, tegakkanlah hukum-hukum Allah saat bermukim dan bepergian, berjihadlah dijalan Allah karena jihad adalah salah satu pintu surga yang besar, dengan jihad Allah Tabaaroka wa Ta'aala mengobati duka dan kesedihan." Telah bercerita kepada kami [Yahya bin 'Utsman] telah bercerita kepada kami [Isma'il bin 'Ayyasy] dari [Sa'id bin Yusuf] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari [Abu Sallam] seperti hadits di atas.

ahmad:21713

Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah, telah bercerita kepada kami [Syaiban bin Abu Syaibah] telah bercerita kepada kami [Jarir bin Hazim] telah bercerita kepada kami [Al Hasan] berkata: ['Ubadah bin Ash Shamit] berkata: Wahyu turun kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, yaitu ayat: "Dan (terhadap) para wanita yang mengerjakan perbuatan keji, hendaklah ada empat orang saksi diantara kamu (yang menyaksikannya). Kemudian apabila mereka telah memberi persaksian, Maka kurunglah mereka (wanita-wanita itu) dalam rumah sampai mereka menemui ajalnya, atau sampai Allah memberi jalan lain kepadanya." (An-Nisaa`: 15), Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam pun memberlakukan (ayat ini) terhadap mereka. Pernah ketika Rasulullah sedang duduk dan kami berada di sekitar beliau, wahyu turun kepada beliau Shallallahu'alaihiwasallam. Adalah kebiasaan beliau jika mendapat wahyu, beliau berpaling dari kami dan kami berpaling dari beliau Shallallahu'alaihiwasallam, wajah beliau Shallallahu'alaihiwasallam berubah menjadi padam dan terasa berat dengan turunnya wahyu tersebut, tatkala wahyu telah diangkat darinya beliau Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Ambillah ketetapan hukumku!." Kami berkata: Baik wahai Rasulullah, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Allah memberi ketetapan hukum kepada kalian, hukuman bagi seorang perawan yang berzina dengan jejaka adalah dicambuk seratus kali dan diasingkan selama satu tahun, dan hukuman bagi seorang wanita berzina sedang ia telah menikah dengan seorang pria yang telah menikah, ia dicambuk seratus kali kemudian dirajam." Al Hasan berkata: Saya tidak tahu apa yang saya sebut ini termasuk hadits atau tidak: "Jika mereka bersaksi bahwa kedua laki-laki dan wanita berada dalam satu selimut dan mereka tidak melihat persetubuhannya maka hukumannya adalah seratus kali cambuk dan rambut mereka dicukur."

ahmad:21715

Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah telah bercerita kepada kami ['Ali bin Syu'aib Al Bazzar] telah bercerita kepada kami [Ya'qub bin Ishaq Al Hadhrami] telah mengabarkan kepadaku [Abu 'Awanah] dari [Yazid bin Abu Ziyad] dari ['Isa], saat menjabat gubernur Raqqah berkata: Dari ['Ubadah bin Ash Shamit] berkata: Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Tidaklah seseorang yang memimpin sepuluh orang melainkan kelak pada hari kiamat akan didatangkan dalam keadaan terbelenggu, kebenaran akan melepaskannya atau membinasakannya dan tidaklah seseorang belajar al Qur`an kemudian ia melupakannya melainkan ia akan bertemu kepada Allah pada hari kiamat dalam keadaan terputus tangannya."

ahmad:21716

Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah telah bercerita kepada kami [Abu Bahr 'Abdul Wahid bin Ghiyats] telah bercerita kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Abu Sinan] dari [Ya'la bin Syaddad] berkata: Aku mendengar ['Ubadah bin Ash Shamit] berkata: Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam mendatangiku saat aku sakit, beliau bersabda: "Apakah kalian tahu siapa syuhada` ummatku?" beliau menanyakannya dua atau tiga kali, para sahabat hanya diam kemudian 'Ubadah bin Ash Shamit berkata: "Beritahukanlah kepada kami wahai Rasulullah! Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Orang yang terbunuh dijalan Allah itu syahid, orang mati karena sakit perut itu syahid, orang yang mati karena penyakit tha'un itu syahid, wanita-wanita nifas yang mati itu syahid, anaknya menyeretnya ke surga dengan ari-arinya."

ahmad:21719

Telah menceritakan kepada kami [Yazid] telah mengabarkan kepada kami [Al Mas'udi] dari [Abu Hazim] dari [Sahal bin Sa'ad] berkata: Ada perbedaan pendapat diantara orang-orang Anshar. Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam kemudian mendatangi mereka untuk mendamaikan mereka, waktu shalat pun tiba lalu Bilal mendatangi Abu Bakar dan berkata: Hai Abu Bakar sudah waktunya shalat tapi Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam tidak ada disini, aku akan mengumandangkan adzan lalu kau maju dan mengimami. Ia berkata: Terserah, silahkan kau lakukan. Abu Bakar maju dan memulai shalat kemudian Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam datang, orang-orang menepuk tangan (memberi sinyal) untuk Abu Bakar lalu Abu Bakar menyingkir, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam berisyarat padanya agar tetap berada ditempatnya, Abu Bakar mundur sementara Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam maju kemudian shalat. Seusai shalat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Hai Abu Bakar! Apa yang menghalangimu untuk tetap berada ditempatmu?" Abu Bakar menjawab: Ibnu Abi Quhafah tidak layak maju di depan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Lalu kalian, mengapa menepuk tangan?" mereka menjawab: Untuk memberitahu Abu Bakar. Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Tepuk tangan hanya diperuntukkan bagi kaum wanita, sedang tasbih untuk kaum lelaki."

ahmad:21741

Telah menceritakan kepada kami ['Abdul Malik bin 'Amru] telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Muhammad] dari ['Abdullah bin Muhammad bin 'Aqil] dari ['Atho` bin Yasar] dari [Abu Malik Al Asy'ari] dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Pengkhianatan terbesar disisi Allah AzzaWaJalla adalah satu dzira' (hasta) tanah, kalian lihat dua orang bertetangga disuatu tempat atau di suatu rumah lalu salah satunya meyerobot bagian temannya, padahal bila ia menyerobotnya maka ia akan dikalungi tujuh bumi hingga hari kiamat."

ahmad:21822

Telah menceritakan kepada kami [Abu An Nadhr] telah menceritakan kepada kami ['Abdul Hamid bin Bahram Al Fazari] dari [Syahr bin Hausyab] telah menceritakan kepada kami ['Abdur Rahman bin Ghanm] bahwa [Abu Malik Al Asy'ari] mengumpulkan kaumnya lalu berkata: Hai sekalian kaum Asy'ari! Berkumpullah, kumpulkan istri-istri dan anak-anak kalian, aku akan mengajarkan kepada kalian shalatnya Nabi Shallallahu'alaihiwasallam yang beliau lakukan di Madinah. Mereka pun berkumpul, mengumpulkan istri-istri dan anak-anak mereka, Abu Malik Al Asy'ari berwudhu dan memperlihatkan kepada mereka bagaimana caranya berwudhu, ia menyempurnakan wudhu hingga ke tempat-tempatnya hingga usai, ia pun berdiri lalu mengumandangkan adzan, kaum lelaki pun berbaris dalam shaf yang dekat, anak-anak berbaris dibelakang mereka dan kaum wanita berbaris dibelakang anak-anak. Shalat pun diiqamati. Ia maju kemudian mengangkat kedua tangan seraya bertakbir, ia membaca faatihatul kitaab dan surat yang dibaca pelan, selanjutnya ia bertakbir ruku' dan membaca: Subhaanallaah wa bihamdihi sebanyak tiga kali, setelah itu mengucapkan: Sami'allaahu liman hamidah dan berdiri lurus, setelah itu ia bertakbir dan turun sujud, selanjutnya bertakbir dan mengangkat kepala, setelah itu bertakbir lalu sujud, lalu bertakbir dan berdiri, ia bertakbir sebanyak enam kali dalam rakaat pertama, ia bertakbir saat berdiri untuk rakaat kedua. Seusai shalat ia menghadap ke kaumnya lalu berkata: Hafalkan takbirku, pelajarilah ruku'ku dan sujudku karena itulah shalat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam yang beliau kerjakan untuk kami seperti itu saat di siang hari. Selanjutnya saat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam usai shalat, beliau menghadap ke arah jamaah dengan wajah beliau lalu bersabda: "Wahai sekalian manusia! Dengar, fahami dan ketahuilah bahwa Allah AzzaWaJalla memiliki hamba-hamba, mereka bukan nabi atau pun syuhada` tapi para nabi dan syuhada` iri pada mereka karena tempat dan kedekatan mereka dengan Allah pada hari kiamat." Kemudian salah seorang badui datang, ia berasal dari pedalaman jauh dan menyendiri, ia menunjuk tangannya ke arah Nabi Shallallahu'alaihiwasallam lalu berkata: Hai Nabi Allah! Sekelompok orang yang bukan Nabi ataupun syuhada` tapi para nabi dan syuhada` iri kepada mereka karena kedudukan dan kedekatan mereka dengan Allah, sebutkan ciri-ciri mereka untuk kami. Wajah Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bergembira karena pertanyaan orang badui itu lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Mereka adalah orang-orang yang berasal dari berbagai penjuru dan orang-orang asing, diantara meraka tidak dihubungkan oleh kekerabatan yang dekat, mereka saling mencintai karena Allah dan saling tulus ikhlas, Allah menempatkan untuk mereka mimbar-mimbar dari cahaya pada hari kiamat, Allah mendudukan mereka diatasnya, Allah menjadikan wajah-wajah mereka cahaya, pakaian-pakaian mereka cahaya, orang-orang ketakutan pada hari kiamat sementara mereka tidak ketakuan, mereka adalah para wali-wali Allah yang tidak takut dan tidak bersedih hati."

ahmad:21832

Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] telah menceritakan kepada kami [Basyir bin Al Muhajir] telah menceritakan kepadaku ['Abdullah bin Buraidah] dari [ayahnya] berkata: Aku duduk didekat Nabi Shallallahhu'alaihiwasallam, tiba-tiba seseorang bernama Ma'iz bin Malik mendatangi beliau lalu berkata: Wahai nabi Allah! aku telah berzina dan aku ingin sekali baginda mensucikanku. Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda padanya: "Kembalilah." Di keesokan harinya, ia mendatangi Nabi Shallallahu'alaihiwasallam lagi, lalu mengakui di hadapan Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bahwa dirinya berzina, Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda kepadanya: "Kembalilah." Kemudian Nabi Shallallahu'alaihiwasallam mengirim utusan ke kaumnya dan menanyakan tentangnya pada mereka. Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bertanya: "Apa yang kalian ketahui dari Ma'iz bin Malik Al Aslami, apakah kalian melihat ketidakberesan padanya atau kalian mengingkari akalnya?" mereka berkata: Kami tidak melihat ketidakberesan padanya dan kami tidak memungkiri akalnya. Ma'iz kembali menemui Nabi Shallallahu'alaihiwasallam untuk ketigakalinya, ia mengakui di hadapan beliau telah berzina, ia berkata: Wahai Nabi Allah! Sucikanlah aku. Nabi Shallallahu'alaihiwasallam mengirim utusan lagi ke kaumnya dan menanyakan pada mereka, mereka menjawab seperti yang pernah mereka katakan pertama kali. Ia kembali mendatangi Nabi Shallallahu'alaihiwasallam untuk keempat kalinya dan mengaku telah berzina di hadapan beliau kemudian beliau memerintahkan untuk dirajam, kami pun membuat galian untuknya sebatas dada, setelah itu beliau memerintahkan orang-orang untuk merajamnya. Berkata Buraidah: Kami membicarakan sahabat-sahabat Nabi Shallallahu'alaihiwasallam di antara kami mengatakan, bahwa andai Ma'iz bin Malik duduk di kendaraannya setelah ia mengaku tiga kali niscaya Nabi Shallallahu'alaihiwasallam tidak menghukumnya, beliau merajamnya pada pengakuan keempat.

ahmad:21864

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Numair] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari ['Abdullah bin Yasar Al Juhani] dari ['Abdur Rahman bin Abu Laila] berkata: telah menceritakan kepada kami [sahabat-sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam] bahwa mereka berjalan bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu perjalanan lalu seseorang diantara mereka tidur, sebagaian dari mereka mendekati anak panahnya lalu mengambilnya kemudian orang itu terbangun dan kaget, orang-orang tertawa kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apa yang membuat kalian tertawa?" mereka berkata: Tidak, kami hanya mengambil anak panah orang ini lalu ia kaget. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak halal bagi seorang muslim menakut-nakuti muslim lain."

ahmad:21986

Telah menceritakan kepada kami [Abu An Nadhr] telah bercerita kepada kami [Al Hakam bin Fudhail] dari [Khalid Al Hadzdza`] dari [Abu Tamimah] dari [salah seorang kaumnya] bahwa ia mendatangi Nabi Shallallahu 'alaihi wa salam -atau ia berkata; Aku menyaksikan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam- kemudian seseorang mendatangi beliau, ia berkata; baginda utusan Allah? -atau berkata; baginda adalah Muhammad? Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Ya." Orang itu bertanya: Kemanakah tujuan da'wah baginda? Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Menuju Allah semata, Yang kalian seru bila petaka menimpamu agar Ia melenyapkannya darimu, Yang kalian seru bila kau tertimpa kemarau panjang agar Ia menumbuhkan tanaman untukmu, Yang kau seru bila kau tersesat ditanah sepi agar Ia mengembalikanmu." Orang itu pun masuk Islam kemudian berkata; Wahai Rasulullah! Berilah aku wasiat. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Jangan mencela apa pun -atau bersabda: siapa pun, Al Hakam ragu kepastian redaksinya, ia berkata; Setelah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam berwasiat padaku, aku tidak pernah mencela apa pun, baik unta atau pun kambing- jangan pelit dalam kebaikan meski hanya menghadapkan wajahmu ke wajah saudaramu saat kau berbicara dengannya, tuangkan gayungmu di bejana orang yang meminta air, kenakan sarung hingga setengah betis, bila kau enggan maka hingga dua mata kaki, janganlah kau menjulurkan sarung karena itu termasuk kesombongan dan Allah tidak menyukai kesombongan."

ahmad:22121

Telah menceritakan kepada kami [Abu 'Amir] telah bercerita kepada kami [Zuhair bin Muhammad] dari [Yazid bin Yazid ibn Jabir] dari [Khalid bin Al Lajlaj] dari ['Abdur Rahman bin 'A`isy] dari [seorang] sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa salam bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa salam keluar menemui mereka pada suatu hari dalam keadaan gembira dan berseri, kami berkata; Wahai Rasulullah! baginda terlihat bahagia dan berseri. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Apa yang menghalangiku, tadi malam Rabbku mendatangiku dalam bentuk yang paling indah lalu berfirman: Hai Muhammad! Aku berkata; Baik Rabbku. Ia berfirman: Apa yang diperdebatkan oleh malaikat tertinggi? Aku menjawab: Aku tidak tahu wahai Rabb. -beliau mengucapkannya dua atau tiga kali- lalu Ia meletakkan telapak tanganNya diantara pundakku, aku merasakan dinginnya diantara dadaku hingga terlihatlah olehku seluruh yang ada dilangit dan dibumi, kemudian beliau membaca ayat: 'Dan Demikianlah kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi.' (Al-An'aam: 75) Ia berfirman: Hai Muhammad! Apa yang diperdebatkan oleh malaikat tertinggi? Aku menjawab: Tentang penghapus dosa. Ia bertanya: Penghapus dosa apa? Aku berkata; Berjalan kaki untuk berjamaah, duduk di masjid setelah shalat, menyempurnakan wudhu pada saat-saat tidak disukai. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: Barangsiapa melakukan hal itu, ia hidup seperti itu, ia hidup dalam keadaan baik dan mati dalam keadaan baik, dan kesalahannya seperti pada saat ia dilahirkan ibunya. Termasuk derajat adalah berkata-kata baik, menyampaikan salam, memberi makan, shalat di malam saat orang-orang tidur. Allah berfirman: Hai Muhammad! Bila kau berdoa, ucapkanlah: Ya Allah! aku meminta kebaikan-kebaikan padaMu, meninggalkan kemungkaran-kemungkaran, mencintai orang-orang miskin, terimalah taubatku dan bila Kau menghendaki cobaan pada manusia maka wafatkanlah aku dalam keadaan tidak tertimpa cobaan."

ahmad:22126

Telah menceritakan kepada kami ['Umar bin Sa'ad Abu Dawud Al Hafari] telah bercerita kepada kami [Yahya bin Zakariya bin Abu Za`idah] telah bercerita kepadaku [Sa'ad bin Thariq] dari [Bilal bin Yahya] dari ['Imran bin Hushain] berkata; [Seorang badui] bercerita kepadaku bahwa ia mendengar Nabi Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Yang aku khawatirkan dari Quraisy adalah jiwa mereka." Aku (orang badui) bertanya: Mereka kenapa? Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Mereka pelit dan suka memusuhi, bila umurmu panjang, kau pasti melihat mereka memfitnah manusia hingga kau melihat manusia seperti kambing diantara dua telaga, kadang kesini dan kadang kesana."

ahmad:22130

Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] telah bercerita kepadaku [Manshur] dari [pamannya, Musafi'] dari [Shafiyyah binti Syaibah, Ummu Manshur] berkata; [Seorang wanita dari Bani Sulaim] yang melahirkan sebagaian besar penghuni kawasan kami memberitahuku, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam mengirim utusan menemui 'Utsman bin Thalhah -sesekali ia berkata; Ia tanya 'Utsman: Kenapa Nabi Shallallahu 'alaihi wa salam memanggilmu? Ia menjawab: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: " Aku melihat dua tanduk kambing saat aku memasuki baitullah tapi aku lupa menyuruhmu menutupinya, tutupilah kedua tanduk itu, karena tidak sepatutnya dibaitullah ada sesuatu yang mengalihkan perhatian orang shalat." Berkata Sufyan: Kedua tanduk kambing itu tetap berada dibaitullah hingga baitullah terbakar, kedua tanduk itu ikut terbakar. Inilah akhir hadits.

ahmad:22137

Telah menceritakan kepada kami [Abu 'Amir] telah bercerita kepada kami ['Abbad bin Rasyid] dari [Al Hasan] dari [seseorang] dari Bani Salith, bahwa ia melewati Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam saat duduk dipintu masjid dengan merangkul lutut, beliau mengenakan baju katun, beliau tidak mengenakan pakaian lain, beliau bersabda: "Muslim itu saudara muslim lain, tidak menzhalimi dan merendahkannya, " kemudian beliau menunjuk dada beliau dengan tangan seraya bersabda: "Takwa itu disini, takwa itu disini."

ahmad:22145

Telah menceritakan kepada kami [Waki'] telah bercerita kepada kami [Sufyan] dari ['Abdul Malik bin 'Umair] dari [Rib'i bin Hirasy] dari [Hudzaifah] berkata; Bila hendak berbaring ditempat tidur, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam berdoa: "Dengan namaMu ya Allah! Aku mati dan aku hidup." Dan bila bangun beliau berdoa: "Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami setelah mematikan kami dan kepadaNya-lah tempat kembali."

ahmad:22184

Telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Sufyan] dari [Ibrahim bin Muhajir] dari [Rib'i bin Hirasy] berkata; telah bercerita kepadaku orang yang tidak berdusta padaku, maksudnya [Hudzaifah bin Al Yaman] ia berkata; Jibril 'alaihis Salam menemui Nabi Shallallahu 'alaihi wa salam saat beliau berada di Ahjarul Mira`, Jibril berkata; Ummatmu membaca Al Quran dengan tujuh dialek, maka barangsiapa diantara mereka yang membaca dengan satu dialek, hendaklah membaca seperti yang telah ia ketahui dan tidak menghentikannya. Ayahku berkata dan berkata [Ibnu Mahdi]: Sesungguhnya diantara ummatmu ada yang lemah, maka barangsiapa yang membaca dengan satu dialek maka jangan beralih kepada yang lain karena tidak menyukainya.

ahmad:22186

Telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Sufyan] dari ['Abdul Malik bin 'Umair] dari [seorang budak milik Rib'i] dari [Rib'i] dari [Hudzaifah bin Al Yaman] berkata; Kami duduk didekat Nabi Shallallahu 'alaihi wa salam, beliau bersabda: " aku tidak tahu seberapa lama aku bersama kalian, maka teladanilah dua orang sepeninggalku" beliau menunjuk Abu Bakar dan 'Umar "Berpegangteguhlah pada janji 'Ammar, dan yang disampaikan Ibnu Mas'ud kepada kalian benarkanlah."

ahmad:22189

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] Telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Mujahid] berkata; Aku dan Yahya bin Ja'dah bertamu ke kediaman [salah seorang Anshar], seorang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, ia berkata; Mereka menyebut seorang budak milik wanita milik Bani 'Abdul Muththalib didekat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam kemudian beliau bersabda: " ia shalat malam dan puasa disiang harinya." Kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Tapi aku kadang tidur dan kadang shalat (malam), kadang puasa dan kadang berbuka, maka barangsiapa yang mengikutiku maka ia termasuk golonganku dan barangsiapa yang membenci sunnahku berarti tidak termasuk golonganku, setiap amal itu ada saat-saat rajinnya dan ada saat jedanya, maka barangsiapa yang jedanya menuju bid'ah maka ia sesat dan barangsiapa jedanya menuju sunnah maka ia mendapat petunjuk."

ahmad:22376

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] Telah menceritakan kepada kami [Yunus] dari [Humaid bin Hilal] dari [Abu Burdah] berkata; Aku menemani seorang tua, [salah seorang sahabat] Nabi Shallallahu 'alaihi wa salam di masjid Kufah, ia bercerita kepadaku, ia berkata; Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda atau Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Wahai sekalian manusia! Bertaubatlah kepada Allah dan memintalah ampunan padaNya, karena aku bertaubat dan meminta ampunan kepada Allah seratus kali dalam sehari." Lalu aku (Abu Burdah) berkata; Ya Allah! aku meminta ampunan kepadaMu dua kali. Sahabat itu berkata; Itu yang aku katakan padamu.

ahmad:22390

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ishaq] dari [Yazid bin Abu Habib] berkata; tidaklah [Murtsid bin 'Abdullah] datang ke masjid melainkan pasti membawa sesuatu untuk disedekahkan. Pada suatu hari ia datang ke masjid membawa bawang merah. Aku (Yazid) Berkata padanya: Hai Abu Al Khair! Mau kau apakan bawang merah itu, bawang itu akan membuat bajumu berbau tidak sedap. Ia (Murstid) Berkata; Hai keponakanku! Demi Allah, dirumahku tidak ada apa pun untuk aku sedekahkan selain ini. Telah menceritakan kepadaku [seorang sahabat] Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Naungan orang mu`min pada hari kiamat adalah sedekahnya."

ahmad:22392

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dari [Al Jurairi] dari [Abu Shakr Al 'Uqaili] telah menceritakan kepadaku [seorang badui] ia berkata; Aku membawa barang ke Madinah dimasa hidup Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam, seusai berjual beli, aku berkata; Aku akan menemui orang itu dan aku akan mendengarnya. Ia menemuiku diantara Abu Bakar dan 'Umar, mereka berjalan lalu aku mengikuti mereka dari belakang hingga mereka menemui seorang yahudi yang membuka taurat, orang itu membacanya untuk menghibur diri atas meninggalnya seorang putranya, putranya adalah pemuda yang tampan, lalu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Aku bersumpah padamu dengan Yang menurunkan taurat, apakah kau menemukan sifatku dan kemunculanku dikitab itu? Orang itu dengan isyarat kepala menjawab: Tidak. Anak orang itu berkata; Demi Yang menurunkan taurat, kami menemukan sifatmu dan kemunculanmu dalam kitab kami, aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah (yang haq) kecuali Allah dan engkau adalah utusan Allah. Lalu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Dirikan orang yahudi itu dari saudara kalian." Kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam mengkafani, memberinya wewangian dan menshalatinya.

ahmad:22394

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] Telah menceritakan kepada kami [Abu Ghifar] telah menceritakan kepadaku ['Alqamah bin 'Abdullah Al Muzanni] telah menceritakan kepadaku [seseorang dari kaumku] bahwa ia mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya -beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali- barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berbuat baik terhadap tetangga, barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berkata baik atau diam."

ahmad:22398

Telah menceritakan kepada kami [Hasan bin Musa] Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Lahi'ah] Telah menceritakan kepada kami [Huyai bin 'Abdullah Al Ma'afiri] dari [Abu 'Abdur Rahman Al Hubali] berkata; Kami berada di laut, kami dipimpin oleh 'Abdullah bin Qais Al Fazari, kami bersama [Abu Ayyub Al Anshari], ia melewati pemilik harta rampasan perang yang menyuruh berdiri seorang tawanan, ternyata ada seorang wanita menangis, ia (Abu Ayyub) bertanya: Kenapa wanita itu? Mereka menjawab: Mereka memisahkannya dengan anaknya. Lalu Abu Ayyub meraih tangan anak wanita itu hingga disatukan dengan tangan ibunya, lalu pemilik harta rampasan perang mendatangi 'Abdullah bin Qais dan memberitahukan hal itu padanya, 'Abdullah mengirim utusan untuk menemui Abu Ayyub dan menanyakan: Kenapa kau melakukannya? Abu Ayyub menjawab: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Barangsiapa memisahkan seorang ibu dengan anaknya, Allah memisahkannya dengan orang-orang yang ia cintai pada hari kiamat."

ahmad:22401

Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin 'Abdu Rabbih] Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Harb] telah menceritakan kepadaku [Abu Salamah] dari [Yahya bin Jabir] berkata; Aku mendengar [keponakan Abu Ayyub Al Anshari] menyebutkan dari [Abu Ayyub] berkata; Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Beberapa wilayah akan ditaklukkan, dan mereka akan mengutus beberapa suka relawan perang untuk kalian, namun seseorang diantara kalian mengingkari suka relawan perang itu hingga sukarelawan itu melarikan diri dari kaumnya kemudian mendatangi kabilah-kabilah, ia berkata; Siapa yang mau menanggung diriku? Dan juga sukarelawan-sukarelawan perang yang lain? Bukankah itu semua memperoleh pahala hingga tetesan darah terakhirnya?. Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin Bahr bin Barri] Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Harb Al Khaulani] Telah menceritakan kepada kami [Abu Salamah Sulaiman] dari [Yahya bin Jabir Ath Tho`i] telah menceritakan kepadaku [keponakan Abu Ayyub Al Anshari] bahwa [Abu Ayyub] mengirim surat padanya seraya memberitahukan padanya bahwa ia mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam, lalu ia menyebutkannya.

ahmad:22402

Telah menceritakan kepada kami [Zakariya bin 'Adi] telah mengkhabarkan kepada kami [Baqiyah] dari [Bahir bin Sa'ad] dari [Khalid bin Ma'dan] dari [Jubair bin Nufair] dari [Abu Ayyub] berkata; Saat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam tiba di Madinah, kaum Anshar membuat undian siapa diantara mereka yang memberi tempat untuk Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam. Abu Ayyub mendapatkan undian lalu ia memberi tempat untuk Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam, bila Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam diberi hadiah makanan, maka hadiah itu otomatis dihadiahkan kepada Abu Ayyub. Pada suatu hari Abu Ayyub masuk, ternyata disana ada piring yang ada bawang merahnya. Abu Ayyub bertanya: Apa ini? Mereka menjawab: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam mengirimnya. Kemudian Abu Ayyub mendatangi Nabi Shallallahu 'alaihi wa salam dan berkata; Wahai Rasulullah! Apa yang menghalangimu dari piring ini? Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Aku lihat ada bawang merahnya." Berkata Abu Ayyub: Tidak halalkah bawang merah bagi kita? Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Halal, makanlah, hanya karena ada sesuatu yang aku merasa terganggu dan kalian tidak merasakannya." Berkata [Haiwah] dalam riwayatnya: " Aku merasa terganggu, yang kalian tidak merasakannya."

ahmad:22408

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Abdul Hamid bin Ja'far], dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Atha'] dari [Abu Humaid As Sa'idi] berkata; -aku mendengarnya dan dia berada diantara sepuluh orang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam diantaranya ada Abu Qatadah bin Rabi'- dia berkata; aku lebih mengetahui shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dibanding kalian, mereka berkata kepadanya; mengapa demikian, bukanlah kami lebih dulu menjadi sahabat dan bukanlah kami lebih banyak menyertai beliau? Dia berkata; benar. Mereka berkata; lalu jelaskanlah. Dia berkata; apabila beliau hendak mendirikan shalat maka beliau berdiri tegak lalu mengangkat kedua tangannya hingga keduanya sejajar dengan pundak dan apabila beliau hendak ruku' maka beliau mengangkat tangannya hingga keduanya sejajar dengan pundak lalu membaca ALLAHU AKBAR lalu beliau ruku' kemudian meluruskan (punggung dan kepala) tidak menundukkan kepala dan juga tidak menengadah dan meletakkan kedua tangannya di lutut kemudian beliau membaca SAMI'ALLAHU LIMAN HAMIDAHU kemudian beliau meruluskan (badan) sehingga semua tulang beliau kembali pada tempat semula kemudian beliau turun sujud seraya mengucapkan ALLAHU AKBAR lalu merenggangkan dan membuka kedua tangannya dari kedua lambungnya dan membuka jari-jari kakinya, kemudian beliau melipat kaki kirinya dan mendudukinya dengan tegak hingga semua tulang kembali ke posisi semula, setelah itu beliau sujud dan membaca ALLAHU AKBAR lalu beliau melipat kaki kirinya dan mendudukinya hingga semua tulang kembali ke posisinya, kemudian beliau bangkit berdiri. beliau mengerjakan seperti itu di raka'at yang kedua hingga apabila beliau bangkit dari dua sujud beliau bertakbir dan mengangkat tangan hingga sejajar dengan pundak sebagaimana yang beliau perbuat ketika memulai shalat, kemudia beliau berbuat seperti itu hingga beliau berada pada rakaat yang terakhir, beliau mengubah posisi kaki kiri dan duduk pada betisnya secara tawaruk (dengan posisi kaki kiri masuk ke kaki kanan) kemudian beliau salam.

ahmad:22493

Telah bercerita kepada kami [Yazid] telah mengkhabarkan kepada kami [Ibnu Abi Dzi`b] dari [Al Harits bin 'Abdur Rahman] berkata: Saat aku duduk bersama Abu Salamah bin 'Abdur Rahman, tiba-tiba seseorang dari Bani Ghifar [salah satu putra 'Abdullah bin Thikhfah] datang lalu Abu Salamah berkata: Maukah kau memberitahu kami khabar dari ayahmu? Ia berkata: Telah bercerita kepadaku [ayahku, 'Abdullah bin Thikhfah] bahwa bila banyak tamu dirumah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Hendaklah masing-masing orang berbalik dengan tamunya." Kemudian pada suatu malam ada dua kelompok tamu banyak berkumpul dikediaman beliau, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hendaklah masing-masing orang berbalik dengan temannya." Dan aku termasuk orang yang berbalik bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Saat beliau masuk, beliau bersabda: "Hai 'A`isyah, apa ada sesuatu?" 'A`isyah menjawab: Ya, sup yang sudah aku persiapkan untuk sarapan Tuan. Lalu 'A`isyah membawanya dalam tungku miliknya lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengambilnya sedikit dan memakannya kemudian beliau bersabda: "Ambillah, bismillaah." Kami pun memakannya hingga tersisa seperti yang kami lihat. Setelah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apa kau punya minuman?" 'A`isyah berkata: Ya, susu yang telah aku persiapkan untuk Tuan." Beliau bersabda: "Bawa kemari." 'A`isyah membawanya lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengambilnya, beliau mengangkat didekat mulut beliau, beliau minum sedikit kemudian beliau bersabda: "Minumlah, bismillaah." Kami pun minum hingga demi Allah tersisa seperti yang kami lihat. Setelah itu kami keluar dan pergi ke masjid, aku menelungkupkan wajah lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar, beliau membangunkan orang-orang: "Shalat shalat." Bila beliau keluar, beliau membangunkan orang-orang untuk shalat, beliau melewatiku saat wajahku terkelungkup, beliau bersabda: "Siapa ini?" aku menajwab: Saya, 'Abdullah bin Thikhfah. Beliau bersabda: "Ini adalah telungkupan yang dibenci Allah 'azza wajalla."

ahmad:22511

Telah bercerita kepada kami [Isma'il bin Ibrahim] dari [Hisyam Ad Dustuwa`i] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari [Abu Salamah] dari [Ya'isy bin Thikhfah Al Ghifari] berkata: [Ayahku] adalah sala satu penghuni emperan masjid lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintakan mereka agar setiap orang berbalik dengan satu dan dua orang hingga hanya tersisa satu dari seperlimanya lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pergilah." Kami pergi bersama beliau ke rumah 'A`isyah, beliau bersabda: "Hai 'A`isyah! Berilah kami makan." Ia membawa lalapan kamudian kami makan, ia membawa sup seperti burung, kami makan lalu beliau bersabda: "Hai 'A`isyah! Berilah kami minum." Ia membawa bejana besar dan setelah itu ia membawa gelas kecil bersisi susu, kami minum kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bila kalian mau menginap silahkan dan bila mau pergi ke masjid silahkan." Kami berkata: Kami akan pergi ke masjid. Berkata Thikhfah: Saat berada dimasjid, aku tidur terkelungkup, lalu ada seseorang menggerak-gerakkanku dengan kakinya, ia berkata: "Ini adalah telungkupan yang dibenci Allah." Aku melihat ternyata ia adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Telah bercerita kepada kami [Hasyim bin Al Qasim] telah bercerita kepada kami [Abu Mu'awiyah Syaiban] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari [Abu Salamah] berkata: Telah mengkhabarkan kepadaku [Ya'isy bin Qais bin Thikhfah] dari [ayahnya] dan ayahnya adalah satu penghuni emperan masjid, berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hai fulan! Pergilah dengan membawa ini." Lalu ia menyebut makna hadits.

ahmad:22512

Telah bercerita kepada kami [Yahya bin Adam] telah bercerita kepada kami ['Abdur Rahman bin Sulaiman bin Al Ghasil] dari ['Ashim bin 'Umar bin Qatadah] dari [Mahmud bin Labid] berkata: Terjadi gerhana matahari saat Ibrahim putra Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meninggal, mereka berkata: Matahari gerhana karena kematian Ibraim. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua diantara tanda-tanda kebesaran Allah 'azza wajalla, ingat sesungguhnya keduanya tidak gerhana karena kematian atau kehidupan seseorang, bila kalian melihat keduanya seperti itu, pergilah ke masjid kemudian berdiri lalu membaca -menurut perawi: Sebagaian ayat dari surat ALIF LAAM RAA' KITAAB- kemudian ruku', kemudian i'tidal, lalu sujud dua kali kemudian berdiri lalu melakukan seperti yang dilakukan pada rakaat pertama."

ahmad:22522

Telah bercerita kepada kami [Yunus] telah bercerita kepada kami [Laits] dari [Yazid bin Al Had] dari ['Amru] dari [Mahmud bin Labid] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan dari kalian adalah syirik kecil." Mereka bertanya: Apa itu syirik kecil wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Riya`, Allah 'azza wajalla berfirman kepada mereka pada hari kiamat saat orang-orang diberi balasan atas amal-amal mereka: Temuilah orang-orang yang dulu kau perlihat-lihatkan di dunia lalu lihatlah apakah kalian menemukan balasan disisi mereka?" telah bercerita kepada kami [Ibrahim bin Abu Al 'Abbas] telah bercerita kepada kami ['Abdur Rahman bin Abu Az Zinad] dari ['Amru bin Abu 'Amru] dari ['Ashim bin 'Umar Azh Zhafari] dari [Mahmud bin Labid] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan dari kalian" lalu ia menyebut makna hadits.

ahmad:22523

Telah bercerita kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] telah bercerita kepada kami [ayahku] dari [Ibnu Ishaq] telah bercerita kepadaku [Al Hushain bin 'Abdur Rahman bin 'Amru bin Sa'ad bin Mu'adz] dari [Abu Sufyan] budak Ibnu Abi Ahmad dari [Abu Hurairah] berkata: Ia berkata: Ceritakan padaku tentang orang yang masuk surga yang tidak pernah shalat sama sekali, bila orang-orang tidak mengenalnya, tanyakan siapa dia? Lalu jagoan Bani 'Abdul Asyhal, 'Amru bin Tsabit bin Waqsy berkata: Berkata Al Hushain lalu aku berkata kepada [Mahmud bin Labid]: Bagaimana keadaan Al Ushairim?: ia menjawab: Ia enggan masuk Islam karena kaumnya kemudian saat terjadi perang Uhud dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pergi menuju Uhud, terlihatlah keIslamannya lalu masuk Islam. Ia mencabut pedang dan maju hingga mendatangi musuh, ia masuk dihadapan orang-orang dan berperang hingga terluka. Saat orang-orang Bani 'Abdul Asyhal mencari korban-korban mereka dalam peperangan, ternyata mereka menemukannya, mereka berkata: Demi Allah ini adalah Al Ushairim. Kami meninggalkannya dan ia memungkiri hadits ini. Mereka bertanya padanya kenapa datang, mereka berkata: Untuk apa kau datang wahai 'Amru, apa kau ingin berperang demi kaummu atau ingin masuk Islam? Ia menjawab: Ingin masuk Islam, aku beriman kepada Allah dan rasulNya, aku masuk Islam lalu aku mengambil pedangku, aku maju bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan aku berperang hingga aku terkena serangan. Berkata Mahmud: Tidak berselang lama ia pun meniggal direngkuhan tangan mereka. Mereka menyebutkan hal itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu beliau bersabda: "Sesungguhnya ia termasuk penghuni surga."

ahmad:22526

Telah bercerita kepada kami [Yazid] telah mengkhabarkan kepada kami [Sulaiman] dan [Ibnu Abi 'Adi] dari Sulaiman secara makna dari [seseorang] yang bercerita kepada mereka dimajlis Abu 'Utsman An Nahdi, berkata Ibnu Abi 'Adi dari seorang guru di majlis Abu 'Utsman dari ['Ubaid] budak Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bahwa ada dua wanita puasa dan seseorang berkata: Wahai Rasulullah! Sesungguhnya disini ada dua wanita yang puasa, keduanya hampir mati karena kehausan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpaling darinya atau diam. Orang itu mengulang dan memperlihatkan kepada beliau lalu berkata: Wahai nabi Allah! Sesungguhnya keduanya demi Allah telah mati atau hampir mati. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Panggil keduanya." Kedua wanita itu datang kemudian gelas besar didatangkan lalu beliau bersabda kepada salah satunya: "Muntahlah." Wanita itu memuntahkan nanah atau darah, nanah bercampur darah dan daging hingga memenuhi separuh wadah besar. Setelah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada yang satunya: "Muntahlah." Wanita itu memuntahkan nanah, darah, campuran nanah dan darah, daging, luka dan lainnya hingga memenuhi wadah besar. Selanjutnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya kedua wanita ini menahan diri dari yang dihalalkan Allah namun berbuka dengan yang diharamkan Allah 'azza wajalla pada keduanya, salah satu dari keduanya berteman dengan yang lain, keduanya kemudian memakan daging manusia."

ahmad:22545

Telah bercerita kepada kami ['Abdur Razzaq] telah mengkhabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] telah mengkhabarkan kepada kami [Zaid bin Aslam] dari ['Atho` bin Yasar] dari [seorang Anshar] bahwa seorang Anshar memberi khabar kepada 'Atha' bahwa ia mencium istrinya dimasa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saat puasa lalu ia memerintahkan istrinya kemudian ia bertanya kepada nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang hal itu, nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melakukannya." Lalu istrinya memberitahunya kemudian ia berkata: Sesungguhnya nabi shallallahu 'alaihi wasallam diberi banyak keringanan pada beberapa hal, kembalilah pada beliau dan katakan pada beliau. Istrinya kembali lagi menemui nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkata: Sesungguhnya nabi shallallahu 'alaihi wasallam diberi keringanan pada beberapa hal. Lalu nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku adalah yang paling bertakwa kepada Allah diantara kalian dan paling tahu batasan-batasan Allah diantara kalian."

ahmad:22570

Telah bercerita kepada kami ['Abdur Razzaq] telah mengkhabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Al A'masy] dan [Manshur] dari [Mujahid] dari [Junadah bin Abu Umaiyah Al Azdi] berkata: Aku bersama seorang Anshar pergi menemui [seorang sahabat nabi shallallahu 'alaihi wasallam] lalu kami berkata: Ceritakan padaku yang kau dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang Dajjal, jangan kau ceritakan dari selain beliau meski benar. Ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah lalu beliau bersabda: "Aku ingatkan kalian akan Dajjal, -beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali- tidaklah ada seorang nabi sebelumku melainkan pasti mengingatkan ummatnya, ia (Dajjal) ditengah-tengah kalian wahai ummat da ia adalah orang berambut ikal, buta mata kirinya, ia bisa menurunkan hujan tapi tidak bisa menumbuhkan tanaman, ia mengusai satu jiwa lalu ia membunuhnya kemudian dihidupkan kembali tapi ia tidak mengusai jiwa yang lain, bersamanya ada surga, neraka, sungai, air dan gunung roti, sesungguhnya surganya adalah neraka dan nerakanya adalah surga, sesungguhnya ia tinggal ditengah-tengah kalian selama empat puluh hari, semua sumber air mendatanginya kecuali empat masjid; Masjidil Haram, masjid Madinah, masjid Thur dan Masjidil Aqsa. Bila kalian samar maka sesungguhnya Rabb kalian tidaklah buta sebelah mata."

ahmad:22573

Telah bercerita kepada kami [Yazid] telah mengkhabarkan kepada kami [Ibrahim bin Sa'ad] telah mengkhabarkan kepadaku [ayahku] berkata: Aku duduk didekat Humaid bin 'Abdur Rahman di masjid lalu ada seorang tua rupawan dari Bani Ghifar lewat sementara telinganya tuli, Humaid mengutus seseorang menemuinya, saat ia datang ia berkata: Hai keponakanku! Luaskanlah jarak antaraku dan dia sesungguhnya ia adalah [sahabat nabi shallallahu 'alaihi wasallam]. Ia datang lalu duduk berhadapan kemudian Humaid berkata padanya: Hadits ini yang kau dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Orang itu berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah 'azza wajalla membuat awan lalu berbicara dengan begitu baiknya dan tertawa dengan begitu indahnya."

ahmad:22574

Telah bercerita kepada kami [Hajjaj bin Muhammad] telah bercerita kepada kami [Laits] telah bercerita kepadaku [Yazid bin Abu Habib] dari [Abu 'Ufair Al Anshari] dari [Muhammad bin Sahal bin Abu Hatsmah] dari [Muhaiyyishah bin Mas'ud Al Anshari] bahwa ia memiliki budak tukang bekam bernama Nafi' Abu Thayyibah lalu ia pergi menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya tentang pajaknya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jangan kau dekati." Lalu ia menyerahkannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu beliau bersabda: "Berikan makanan pada tukang penyiram air darinya dan tempatkan dibejananya."

ahmad:22577

Telah bercerita kepada kami [Hajaj bin Muhammad] telah bercerita kepada kami [Ibnu Abi Dzi'b] dari [Sa'id Al Maqburi] berkata: telah mengkhabarkan kepadaku [ayahku] dari ['Abdullah bin Wadi'ah] dari [Salman Al Khair] dari nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau bersabda: "Tidaklah seseorang mandi pada hari jum'at, bersuci semampunya, mengenakan minyak rambut atau mengenakan wewangian dari rumahnya kemudian pergi ke masjid kemudian tidak menyela di antara dua orang lalu shalat lalu diam untuk mendengarkan imam melainkan dosanya di antara dia dan jum'at lainnya diampuni."

ahmad:22596

Telah bercerita kepada kami [Yazid] telah mengkhabarkan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari ['Ali bin Zaid] dari [Abu 'Utsman An Nahdi] berkata: Kami pernah bersama [Salman] di bawah pohon dan ia memetik ranting kering, ia menggerakkannya hingga dedauannya rontok lalu berkata: Hai Abu 'Utsman! Apa kau tidak bertanya kenapa aku melakukan ini? 'Utsman berkata: Berilah khabar kepada kami, lalu Salman berkata: Kami pernah bersama Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallamdibawah naungan sebuah pohon, beliau memetik ranting dan menggerakkannya hingga dedaunannya rontok lalu bersabda: "Hai Salman! Apa kau tidak bertanya kenapa aku melakukan ini?" 'Utsman berkata: Berilah kami kabar wahai Rasulullah! beliau bersabda: " Sesungguhnya orang muslim bila shalat lima waktu maka kesalahan-kesalahannya berguguran seperti rontoknya dedaunan ini."

ahmad:22601

Telah bercerita kepada kami ['Abdush Shamad] telah bercerita kepada kami [Harb bin Syaddad] telah bercerita kepada kami [Hushain] dari [Salim bin Abu Al Ja'ad] dari [An Nu'man bin Muqarrin] berkata: Kami mendatangi Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallambersama empat ratus orang dari Muzainah lalu Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallammemerintahkan kami sesuatu, sebagaian kaum berkata: Wahai Rasulullah! kami tidak punya makanan untuk perbekalan. Lalu nabi Shallalahu 'alaihi wa sallambersabda kepada 'Umar: "Berilah mereka perbekalan." Berkata 'Umar: Aku hanya memiliki sisa kurma dan menurutku itu tidak mencukupi mereka sama sekali. Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Pergilah dan berilah mereka bekal." 'Umar pergi bersama kami menuju kamarnya ternyata didalamnya ada kurma seperti anak unta kelabu lalu berkata 'Umar: Ambillah. Mereka pun mengambil keperluan mereka dan aku Nu'man bin Muqarrin adalah orang yang paling akhir, aku menoleh dan aku tidak kehilangan tempat kurma padahal empat ratus orang telah mengambilnya.

ahmad:22629

Berkata Ahmad; Aku membacakan riwayat kepada ['Abdur Rahman bin Mahdi]: [Malik] dari ['Abdullah bin 'Abdullah bin Jabir bin 'Atik] dari [Jabir bin 'Atik] ia berkata: 'Abdullah bin 'Umar mendatangi kami di tempat Bani Mu'awiyah, salah satu perkampungan kaum Anshar lalu 'Abdullah bertanya kepadaku: Tahukah kamu dimana dulu Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallamshalat di masjid kalian ini? Aku berkata: Ya. Lalu aku menunjukkan ke salah satu sisinya. 'Abdullah bertanya: Tahukah kau tiga hal yang didoakan nabi Shallalahu 'alaihi wa sallamditempat itu? Aku menjawab: Ya. Berkata 'Abdullah: Beritahukan padaku. Aku berkata: Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallamberdoa agar mereka tidak dikalahkan oleh musuh selain mereka dan agar mereka tidak dibinasakan oleh paceklik, keduanya dikabulkan dan beliau berdoa agar tidak menjadikan serangan terjadi diantara mereka sendiri lalu Allah mencegahnya. Berkata 'Abdullah bin 'Umar: Kau benar, pembunuhan akan tetap terjadi hingga hari kiamat.

ahmad:22631

Telah bercerita kepada kami [Isma'il] dari ['Utsman] dari ['Abdul Hamid bin Salamah] dari [ayahnya] dari [kakeknya] bahwa keduanya orang tuanya mempersengketakanya ke hadapan nabi shallallahu 'alaihi wasallam, salah satunya muslim dan lainnya kafir lalu beliau memberinya pilihan, ia mengarah ke orang tua yang kafir lalu Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ya Allah, tunjukilah dia." Lalu ia beralih ke orang tua yang muslim lalu beliau memutuskannya untuk orang tua yang muslim.

ahmad:22637

Telah bercerita kepada kami [Husyaim] telah bercerita kepada kami ['Utsman Abu 'Amru Al Batti] dari ['Abdul Hamid bin Salamah] bahwa kakeknya masuk Islam dimasa Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam tapi neneknya tidak masuk Islam, ia memiliki anak darinya lalu keduanya bersengketa dihadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda kepada keduanya: "Bila kalian berdua mau akau akan memberi hak pilih kepada kalian." Lalu Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam mempersilahkan duduk si ayah disalah satu sisi dan si ibu disalah sisi lain lalu anak kecil itu mendekat ke arah ibunya lalu Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ya Allah, tunjukilah ia." Anak itu kembali ke ayahnya.

ahmad:22638

Telah bercerita kepadaku ['Ali bin Bahr] telah bercerita kepada kami ['Isa bin Yunus] telah bercerita kepada kami ['Abdul Hamid bin Ja'far] telah mengkhabarkan kepadaku [ayahku] dari [kakekku, Rafi' bin Sinan] bahwa ia masuk Islam tapi istrinya enggan masuk Islam, lalu istrinya mendatangi nabi Shallalahu 'alaihi wa sallam dan berkata: Putriku masih menetek atau sepertinya -berkata Rafi' dalam riwayatnya: putriku- lalu nabi Shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda padanya: "Duduklah disalah satu sisi" dan bersabda kepada istrinya: "Duduklah disisi lain, " kemudian putri kecil didudukkan diantara keduanya lalu Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallambersabda: "Panggillah dia." Putri itu mengarah ke ibunya lalu nabi Shallalahu 'alaihi wa sallambersabda: "Ya Allah, tunjukilah dia." Lalu beralih ke ayahnya kemudian ayahnya mengambilnya.

ahmad:22639

Telah bercerita kepada kami ['Abdur Razzaq] telah memberitakan kepada kami [Sufyan] dari ['Utsman Al Batti] dari ['Abdul Hamid Al Anshari] dari [ayahnya] dari [kakeknya] bahwa kakeknya masuk Islam sementara istrinya tidak mau masuk Islam, ia membawa anak kecilnya yang belum baligh kemudian nabi Shallalahu 'alaihi wa sallam mendudukkan si ayah di sana dan ibunya disini, setelah itu beliau mempersilahkan anak itu untuk memilih, beliau bersabda: "Ya Allah, tunjukilah ia." Lalu si anak itu menghampiri ayahnya.

ahmad:22641

Telah bercerita kepada kami ['Abdur Razzaq] telah memberitakan kepada kami [Ibnu Juraij] berkata dan aku (Ahmad) mendengar [Abdu Rabbih bin Sa'id, saudara Yahya bin Sa'id] bercerita dari [kakeknya] berkata: Ia pergi untuk shalat shubuh lalu ia melihat Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam sudah memulai shalat shubuh sementara ia belum shalat dua rakaat sunnah fajar, lalu ia shalat bersama nabi Shallalahu 'alaihi wa sallam kemudian setelah selesai shalat shubuh ia bangun kemudian shalat sunnah dua rakaat fajar. Nabi Shallalahu 'alaihi wa sallam melewatinya lalu bersabda: "Shalat apa ini?" lalu ia memberitahukan kepada beliau lalu beliau diam dan lewat, beliau tidak bersabda apa pun.

ahmad:22643

Telah bercerita kepada kami ['Abdur Razzaq] telah memberitakan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] berkata: telah bercerita kepadaku [Mahmud bin Ar Rabi'] dari ['Itban bin Malik] berkata: Aku mendatangi nabi Shallalahu 'alaihi wa sallamlalu aku berkata: Aku mengingkari penglihatanku dan aliran air menghalangiku untuk ke masjid, aku ingin Tuan datang lalu shalat di rumahku di suatu tempat yang akan aku jadikan masjid. Nabi Shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda: Aku akan datang, insya Allah. Beliau melintasi Abu Bakar lalu Abu Bakar mengikuti beliau dan pergi bersama beliau. Beliau meminta izin lalu masu ke kediamanku, beliau bersabda dengan berdiri: "Kau ingin aku shalat dimana?" lalu aku menunjukkan tempat yang aku inginkan kepada beliau lalu aku tandai tempat itu dengan tombak yang kami buat. Lalu para penghuni lembah mendengar, mereka berdatangan menemui beliau hingga rumah penuh sesak, seseorang berkata: Mana Malik bin Ad Dukhsyun, mungkin ia berkata: Malik bin Ad Dukhaisyin, lalu seseorang berkata: Ia adalah orang munafik yang tidak mencintai Allah dan rasulNya. Lalu nabi Shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jangan berkata seperti itu, ia mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH dengan mengharapkan keridhaanNya." Orang itu berkata: Sedangkan kami wahai Rasulullah, kami melihat wajah dan pembicaraannya condong kepada kaum munafik. Nabi Shallalahu 'alaihi wa sallambersabda: "Sekali lagi, jangan berkata seperti itu, ia mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH dengan mengharapkan keridhaanNya." Orang itu berkata: Betul, wahai Rasulullah. Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidakah seorang hamba yang mengucapkan: LAA ILAAHA ILLALLAAH karena mengharapkan keridhaan Allah lalu bertemu dengan hari kiamat melainkan diharamkanlah neraka baginya." Berkata Mahmud: Aku menceritakan hadits ini kepada beberapa orang, diantaranya Abu Ayyub Al Anshari lalu ia berkata: Aku kira Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallamtidak bersabda seperti yang kau katakan. Aku bersumpah bila aku kembali menemui 'Itban aku akan bertanya padanya. Aku kembali menemuinya dan ternyata ia sudah tua renta, penghilatannya sudah tiada dan ia adalah pemimpin kaumnya. Aku duduk didekatnya lalu aku menanyakan hadits itu padanya, ia menceritakannya kepadaku seperti yang ia ceritakan pertama kali dulu. Berkata Ma'mar: Az Zuhri menceritakan hadits ini, ia berkata: Kemudian kewajiban-kewajiban dan beberapa hal turun, kami menilainya sudah tuntas, maka barangsiapa yang mampu untuk tidak lemah, jangan lemah.

ahmad:22655

Telah bercerita kepada kami [Hajjaj] telah bercerita kepada kami [Sulaiman bin Al Mughirah] dari [Tsabit Al Bunani] dari [Anas bin Malik] telah bercerita kepada kami [Mahmud bin Ar Rabi'] dari ['Itban bin Malik] lalu saya bertemu 'Itban bin Malik aku berkata: Hadits apa yang sampai padaku darimu? Ia berkata lalu ia bercerita kepadaku, ia berkata: Dimataku ada sesuatu lalu aku mengirim utusan menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, aku berkata: Aku ingin Tuan datang ke rumahku, Tuan shalat disana lalu aku menjadikannya sebagai tempat shalat. Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam datang dan beberapa sahabat beliau yang mau ikut lalu Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallamshalat dirumahnya sementara para sahabatnya bercerita dan menyebut-nyebut kaum munafik serta yang mereka dapat dari mereka, mereka menyandarkan besarnya hal itu kepada Malik bin Ad Dukhaisy dan mereka ingin Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam mendoakan keburukan untuknya lalu ia akan tertimba keburukan, Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bukankah ia bersaksi bahwa tidak ada Ilah (yang haq) selain Allah dan aku adalah utusan Allah?" mereka menjawab: Benar wahai Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam, ia mengucapkannya lalu apa yang ada dihatinya? Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidaklah seseorang bersaksi bahwa tidak ada Ilah (yang haq) selain Allah dan aku adalah utusan Allah lalu akan dilahap atau disentuh api." Telah bercerita kepada kami ['Abdur Razzaq] telah bercerita kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] telah bercerita kepadaku [Mahmud bin Ar Rabi'] dari ['Itban bin Malik] berkata: Aku mendatangi nabi Shallalahu 'alaihi wa sallamlalu aku berkata, ia menyebut sepertinya, 'Itban berkata: Kemudian aku menandainya (tempat shalat) dengan tombak yang kami buat untuk beliau lalu penduduk lembah mendengarnya, mereka mendatangi beliau hingga rumah penuh lalu seseorang berkata: Mana Malik bin Ad Dukhsyun, berkata 'Itban dalam riwayatnya: Mungkin ia menyebut: Ad Dukhaisyin.

ahmad:22656

Telah bercerita kepada kami [Yunus] dan [Suraij] berkata: Telah bercerita kepada kami [Fulaih] dari [Sa'id bin Al Harits] dari [Abu Salamah] berkata: [Abu Hurairah] bercerita kepadanya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya dihari jum'at itu ada waktu" Abu Hurairah menyebut hadits. Aku berkata: Demi Allah, andai aku mendatangi Abu Sa'id lalu aku bertanya padanya, lalu Abu Sa'id menyebutkan hadits itu kemudian aku pergi, setelah itu aku bertamu ke kediaman ' [Abdullah bin Salam], aku bertanya kepadanya tentang hari jum'at, ia menjawab; Allah menciptakan Adam dihari jum'at, Adam diturunkan ke bumi pada hari kum'at, Allah mencabut nyawanya pada hari jum'at, dihari itu kiamat terjadi, dan itulah saat-saat terakhir. Berkata Suraij: Itulah saat terakhirnya. Lalu aku berkata: Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Di dalam shalat namun bukan saat shalat." Berkata Abu Sa'id; Apa kau tidak tahu Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Orang yang menunggu shalat berada dalam shalat." Aku Suraij; Benar, demi Allah itulah dia.

ahmad:22663

Telah bercerita kepada kami [Hasan bin Musa] dan [Affan] keduanya berkata: Telah bercerita kepada kami [Hammad bin Salamah] dari ['Ashim bin Bahdalah] dari [Al Musayyib bin Rafi'] dari [Kharasyah bin Al Hurr] berkata; Aku datang ke Madinah lalu aku menghampiri seorang tua di masjid nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian orang tua lain datang dengan bertumpu pada tongkat miliknya, orang-orang berkata: Siapa yang ingin melihat salah seorang penghuni surga, silahkan lihat orang itu. Orang itu berdiri dibelakang tiang lalu shalat dua rakaat, aku menghampirinya lalu aku berkata: Sebagaian kaum berkata seperti ini dan itu. Orang itu berkata: Surga itu milik Allah 'azza wajalla, Ia memasukkan siapa saja yang dikehendaki ke sana, dulu aku pernah bermimpi dimasa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, aku bermimpi sepertinya ada seseorang mendatangiku lalu berkata; Ayo pergi. Aku pergi bersamanya, ia menempuh jalan besar bersamaku, di sebelah kiriku terbentang jalan lalu aku ingin melaluinya, orang itu berkata: Kau tidak termasuk pengikut jalan itu. Kemudian terbentang jalan di sebelah kananku, aku menempuh jalan itu hingga tiba disebuah gunung curam, orang itu meraih tanganku lalu mendorongku ternyata aku telah berada dipuncaknya, aku tidak memegangi apa pun ternyata ada tiang dari besi, ujungnya ada untaian emas lalu aku meraihnya, orang itu mendorongku hingga aku meraih tali itu, orang itu berkata: Peganglah tali itu. Aku berkata: Ya. Orang itu mendorong tiang itu dengan kakinya lalu aku berpegangan pada tali itu. Aku kemudian menceritakan mimpi itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Mimpimu baik, jalan besar itu adalah padang mahsyar, jalan yang terbentang di sebelah kirimu adalah jalan penghuni neraka dan engkau bukan pengikutnya, sedangkan jalan yang terbentang di sebelah kananmu adalah jalan penghuni surga, gunung curam itu adalah tempat para syuhada`, tali yang kau pegang itu adalah tali Islam, peganglah tali itu hingga kau mati." Ia berkata: Aku berharap menjadi penghuni surga. Berkata Kharasyah; Ternyata orang itu adalah ['Abdullah bin Salam].

ahmad:22674

Telah bercerita kepada kami ['Affan] telah bercerita kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Qais bin Sa'ad] dari [Muhammad bin Ibrahim At Taimi] dari [Abu Salamah bin 'Abdur Rahman] dari [Abu Hurairah] berkata; Aku datang ke Syam lalu aku menemui Ka'ab, ia bercerita kepadaku tentang taurat dan aku bercerita kepadanya dari Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam hingga kami sampai pada pembahasan hari jum'at, aku menceritakannya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya di hari jum'at ada saat tidaklah seroang muslim meminta kebaikan pada Allah di saat itu melainkan pasti diberi." Berkata Sa'ad: Maha Benar Allah dan rasulNya, itu setiap tahun sekali. Aku berkata: Tidak. Lalu Ka'ab menatap dan berkata: Maha Benar Allah dan rasulNya, itu setiap bulan sekali. Aku berkata: Tidak. Maha Benar Allah dan rasulNya, itu setiap pekan sekali. Aku berkata: Ya. Lalu Ka'ab berkata: Tahukah kami hari apa itu? Aku berkata: Itulah hari dimana Allah menciptakan Adam, terjadinya hari kiamat dan para makhluk mendengar saat itu kecuali jin dan manusia karena takut pada hari kiamat. Lalu aku tiba di Madinah kemudian aku menyampaikan khabar kepada ['Abdullah bin Salam] tentang perkataan Ka'ab, lalu ia berkata; Ka'ab berdusta. Aku berkata: Ia menarik ucapannya dan berpegangan pada ucapanku. Berkata 'Abdullah bin Salam: Tahukah kau, kapankah saat itu? Aku berkata: Tidak, dan aku lelah karenanya, beritahukan padaku, beritahukan padaku. Berkata 'Abdullah bin Salam: Itu adalah saat antara ashar dan maghrib. Aku berkata: Bagaimana bisa, tidak ada shalat diantaranya. Berkata 'Abdullah bin Salam: Apa kau tidak mendengar nabi Shallalahu 'alaihi wa sallambersabda: "Seorang hamba senantiasa berada dalam shalat selama ia berada ditempat shalatnya seraya menunggu shalat."

ahmad:22675

Telah bercerita kepada kami [Yahya bin Adam] telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin Al Mubarak] dari ['Ubaidullah bin Abu Ziyad] berkata: Aku mendengar [Abu Ath Thufail] bercerita bahwa Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam berlari kecil dari hajar aswad ke hajar aswad.

ahmad:22686

Telah bercerita kepada kami [Ya'mar bin Bisyr] telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin Mubarak] telah bercerita kepada kami ['Ubaidullah bin Abu Ziyad] berkata; Aku mendengar [Abu Ath Thufail] berkata: Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallamberlari-lari kecil dari hajar aswad ke hajar aswad sebanyak tiga kali.

ahmad:22689

Telah bercerita kepada kami [Yazid] telah memberitakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Tsabit] dari ['Abdur Rahman bin Abu Laila] dari [Al Miqdad bin Al Aswad] berkata: Aku bersama dua temanku mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kami sangat lapar sekali, kami mendatangi orang-orang tapi tidak ada seorang pun yang menjamu kami lalu Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallampergi bersama kami ke rumah beliau, beliau memiliki empat ekor kambing lalu beliau bersabda kepadaku: "Wahai Miqdad, perahlah susu-susunya untuk kami berempat." Aku memerahnya untuk kami berempat. Pada suatu malam Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallamtidak datang, hatiku berkata beliau mendatangi sebagian orang Anshar lalu beliau makan hingga kenyang dan minum sampai puas, andai saja aku meminum bagian beliau. Aku terus seperti itu hingga aku mendatangi bagian beliau lalu aku meminumnya lalu aku menutupi gelas itu. Seusainya aku tersadar dengan apa yang terjadi. Aku berkata dalam hatiku: Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam datang dalam keadaan lapar dan beliau tidak punya apa-apa. Aku berusaha tenang dan aku pun berkata dalam hatiku. Saat aku seperti itu tiba-tiba Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam masuk, beliau mengucapkan salam dengan suara yang bisa didengar oleh orang yang terjaga namun tidak bisa membangungkan orang tidur. Beliau mendekati gelas, beliau membukanya namun beliau tidak melihat apa pun, Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ya Allah, berilah makanan orang yang memberiku makan, dan berilah minum orang yang memberiku minum." Aku pun mendapatkan doa Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallamlalu aku mengambil parang dan mendatangi kambing-kambingku, aku pun melihat dengan seksama mana diantaranya yang paling gemuk. Tidaklah tanganku melintasi satu pun kantung susu kambing melainkan pasti berisi penuh susu. Aku pun memeras hingga sepenuh gelas besar lalu aku mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, aku berkata: Silahkan Tuan minum wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau menengadahkan kepada ke arahku, Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tunggu dulu wahai Miqdad, ada berita apa." Aku berkata: Silahkan Tuan minum, setelah itu baru aku beritahu. Beliau minum hingga puas lalu beliau memberikan gelas itu padaku, aku pun minum. Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ada khabar apa?" lalu aku memberitahu beliau. Beliau bersabda: "Ini adalah berkah yang turun dari langit, bukankah kau tadi memberitahu kami supaya kami bisa memberi minum kedua teman kami." Aku berkata: Bila berkah turun padaku dan Tuan, aku tidak perduli siapa pun yang tidak kebagian.

ahmad:22692

Telah bercerita kepada kami [Ya'mur bin Bisyr] telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin Al Mubarok] telah memberitakan kepada kami [Shafwan bin 'Amru] telah bercerita kepadaku ['Abdur Rahman bin Jubair bin Nufair] dari [ayahnya] berkata; Kami menemani [Al Miqdad bin Al Aswad] pada suatu hari lalu seseorang melewatinya, ia berkata; Alangkah beruntungnya dua mata yang pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kami ingin melihat seperti yang engkau lihat, menyaksikan seperti yang kau saksikan. Al Miqdad dibuat marah lalu ia terkesima dengan kebaikan yang diucapkan lalu ia menghampirinya Al Miqdad, ia berkata: Apa gerangan yang membuat orang itu mengharapkan sesuatu yang telah terjadi yang telah disembunyikan Allah darinya, ia tidak tahu andai ia menyaksikan bagaimana bila ia ada disana, demi Allah, beberapa kaum yang ditelungkupkan Allah diatas hidung mereka di neraka jahanam pernah mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, mereka tidak menerima seruan nabi Shallalahu 'alaihi wa sallam dan tidak membenarkan beliau, kenapa kalian tidak memuji Allah Subhaanahu wa Ta'ala saat kalian lahir kalian hanya mengenal Rabb kalian dan membenarkan yang dibawa nabi kalian, kalian telah dilindungi dari bencana yang menimpa orang lain selain kalian. Demi Allah, Allah Subhaanahu wa Ta'ala mengutus nabi Shallalahu 'alaihi wa sallam dalam kondisi yang sangat sulit untuk seorang nabi, disuatu masa dan kejahiliyahan, mereka tidak menilai agama lebih baik dari paganisme, beliau datang membawa al-Qur'an, dengannya beliau membedakan antara yang haq dan yang batil, membedakan antara orang tua dan anak hingga seseorang menilai orang tua, anak atau saudaranya sebagai orang kafir dan Allah Subhaanahu wa Ta'ala telah membuka kunci hatinya untuk keimanan, ia tahu bila ia mati akan masuk neraka sehingga hatinya tidak tenang karena tahu orang tercintanya berada di neraka dan itulah yang difirmankan Allah 'azza wajalla: "Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (Kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa." (Al-Furqaan: 74)

ahmad:22693

Telah bercerita kepada kami [Hasyim bin Al Qasim] telah bercerita kepada kami [Sulaiman bin Al Mughirah] dari [Tsabit] dari ['Abdur Rahman bin Abu Laila] dari [Al Miqdad] berkata; Aku bersama dua temanku, saat itu pendengaran dan penglihatan kami sudah tidak ada karena kelelahan, kami mendatangi para sahabat Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam tapi tidak ada seorang pun yang menjamu kami, lalu kami pergi menemui Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallamkemudian beliau pergi bersama kami ke rumah istri beliau, beliau memiliki tiga ekor kambing lalu beliau bersabda: "Perahlah susu-susunya untuk kami." Kami memerahnya lalu masing-masing dari kami meminum bagiannya kemudian kami angkat bagian untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Pada suatu malam Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam datang, beliau mengucapkan salam dengan suara yang bisa didengar oleh orang yang terjaga namun tidak bisa membangungkan orang tidur, beliau ke masjid lalu shalat, setelah itu beliau mendatangi minuman beliau kemudian minum. Para suatu malam setan mendatangiku, ia berkata: Muhammad mendatangi kaum Anshar, mereka memberinya hadiah sementara mereka memerlukan minuman ini, minumlah. Setan terusa saja menggodaku hingga aku meminumnya. Saat sudah masuk ke perutku dan aku sadar minuman itu sudah tidak bisa lagi dikeluarkan, setan membuatku menyesal. Hatiku berkata: Celaka, apa yang kau lakukan, kau meminum minuman Muhammad lalu beliau datang dan tidak melihatnya (minuman) sehingga beliau akan mendoakan kejelekan padamu di dunia dan akhiratmu. Berkata Al Miqdad: Aku mengenakan selimut dari wool, setiap kali aku tutupkan kepala, kakiku terlihat dan bila aku tutupkan dikakiku, kepalaku terlihat. Kantuk tidak juga mendatangiku sementara kedua temanku sudah tertidur. Setelah itu Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam datang dan mengucapkan salam seperti salam biasanya, setelah itu beliau ke masjid dan shalat, setelah itu beliau mendekati gelas, beliau membukanya namun beliau tidak melihat apa pun, Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ya Allah, berilah makanan orang yang memberiku makan, dan berilah minum orang yang memberiku minum." Aku lalu mengambil selimutku lalu aku ikat, aku lalu mengambil parang dan mendatangi kambing-kambingku, aku pun melihat dengan seksama mana diantaranya yang paling gemuk lalu aku akan menyembelihnya untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ternyata semuanya penuh susunya, lalu aku mengambil bejana untuk keluarga Muhammad yang biasa mereka pakai makan untuk aku isi perahan susu - berkata Abu An Nadlrah dalam riwayatnya: Tempat mereka memerah susu- lalu aku memerahnya hingga berisi penuh, setelah itu aku mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Apa kalian sudah meminum minuman kalian malam ini hai Miqdad?" aku berkata: Silahkan Tuan minum. Beliau minum lalu beliau memberikan gelas itu padaku, aku berkata: Silahkan Tuan minum, beliau minum lalu memberikan sisanya padaku, aku pun minum, aku tahu Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam sudah puas, beliau berdoa untukku, aku tertawa hingga jatuh ke tanah, Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tunggu dulu Miqdad?" aku berkata: Dulu aku seperti ini dan aku pernah melakukan seperti itu, lalu beliau bersabda: "Ini hanyalah rahmat dari Allah, bukankah tadi kau memberitahuku untuk membangukan kedua temanmu itu agar keduanya bisa meminumnya. Aku berkata: "Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak perduli pada orang lain bila Tuan mendapatkannya (rahmat) bersamaku.

ahmad:22695

Telah bercerita kepada kami ['Ali bin Ishaq] telah bercerita kepada kami [Ibnu Al Mubarak] dari ['Abdur Rahman bin Yazid bin Jabir] telah bercerita kepadaku [Sulaim bin 'Amir] telah bercerita kepadaku [Al Miqdad, sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam] berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda: " "Ketika hari kiamat kelak, matahari akan didekatkan kepada manusia hingga seukuran satu atau dua mil, mereka disengat oleh matahara hingga mereka kebanjiran keringat menurut kadar amal mereka, diantara mereka ada yang dibanjiri keringat hingga dua mata kakinya, diantara mereka ada yang di banjiri keringat hingga kedua lututnya, dan diantara mereka ada yang di banjiri keringat hingga lehernya dan bahkan ada diantara mereka yang benar-benar ditenggelamkan."

ahmad:22696

Telah bercerita kepada kami ['Ali bin 'Ayyasy] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ubaidah Al Walid bin Kamil] penduduk Himsh Al Bajali, telah bercerita kepadaku [Al Muhallab bin Hujr Al Bahrani] dari [Dluba'ah binti Al Miqdad bin Al Aswad] dari [ayahnya] ia berkata; Aku tidak pernah melihat Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam shalat menghadap tiang, kayu atau pohon melainkan beliau memposisikannya di sebelah alis kanan dan kiri, beliau tidak bersandar padanya.

ahmad:22703

Telah bercerita kepada kami [Waki'] telah bercerita kepada kami [Ibnu Abi Laila] dari [Muhammad bin 'Abdur Rahman bin Sa'ad bin Ruzarah] dari [Muhammad bin Syurahbil] dari [Qais bin Sa'ad] berkata: nabi Shallalahu 'alaihi wa sallam mendatangi kami lalu kami menyediakan air lalu beliau mandi, kami memberi beliau selimut merah, beliau mengenakanya dan sepertinya au melihat sisa-sisa merah di leher beliau kamudian kami memberi beliau keledai untuk beliau tunggangi, beliau bersabda: "Pemilik keledai lebih berhak menunggangi." Kami berkata: Wahai Rasulullah, kini keledai milik Tuan."

ahmad:22724

Telah bercerita kepada kami [Husain bin Muhammad] telah bercerita kepada kami [Syaiban] dari ['Abdul Malik] dari ['Umar bin 'Abdur Rahman bin Al Harits bin Hisyam] ia berkata: [Abu Bashrah Al Ghifari] menemui Abu Hurairah saat ia tiba dari Thur, bertanya Abu Bashrah Al Ghifari: Dari mana kamu? Abu Hurairah menjawab: Dari Thur, aku shalat di sana. Berkata Abu Bashrah Al Ghifari: Andai aku menemuimu sebelum kau pergi meninggalkannya pasti kau tidak pergi, aku pernah mendengar Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Binatang tunggangan tidak boleh diikat kecuali ke tiga masjid; Masjidil Haram, masjidku dan Masjidil Aqsa."

ahmad:22730

Telah bercerita kepada kami ['Ali bin Ishaq] telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin Al Mubarak] telah memberitakan kepada kami [Sa'id bin Yazid] telah bercerita kepadaku [Ibnu Hubairah] dari [Abu Tamim Al Jaisyani] bahwa ['Amru bin Al 'Ash] berkhutbah di hari jum'at, ia berkata; [Abu Bashrah Al Ghifari] bercerita kepadaku bahwa nabi Shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya nabi Shallalahu 'alaihi wa sallam menambahkan satu shalat untuk kalian, yaitu shalat witir, lakukanlah antara shalat 'isya` hingga shalat fajar" -berkata Abu Tamim: Abu Dzarr meraih tanganku lalu ia berjalan di masjid menemui Abu Bashrah Al Ghifari, Abu Dzarr berkata: Kau mendengar dari Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam seperti itu? Bekata 'Amru: Abu Bashrah Al Ghifari berkata: Aku mendengarnya dari Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam.

ahmad:22731

Telah bercerita kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Fudlail bin Ghazwan] telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Sa'ad Al Anshari] berkata: Aku mendengar [Abu Zlabyah Al Kala'i] berkata: Aku mendengar [Al Miqdad bin Al Aswad] berkata: Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada para sahabat beliau: "Zina menurut kalian bagaimana?" Mereka menjawab: Allah dan rasulNya mengharamkannya, ia haram hingga hari kiamat. Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada para sahabat beliau: "Sungguh seseorang berzina dengan sepuluh wanita itu lebih ringan baginya bagi pada berzina dengan istri tetangganya." Beliau bersabda: "Mencuri menurut kalian bagaimana?" mereka menjawab: Allah dan rasulNya mengharamkannya, ia haram hingga hari kiamat. Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada para sahabat beliau: "Sungguh seseorang mencuri dari sepuluh rumah itu lebih ringan baginya bagi pada mencuri dari tetangganya."

ahmad:22734

Telah bercerita kepada kami ['Abdul Jabbar bin Muhammad Al Khaththabi] telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin Wahab] dari ['Amru bin Al Harits] bahwa [Bukair bin 'Abdullah] bercerita kepadanya dari [Al Hasan bin 'Ali bin Abu Rafi'] dari [ayahnya] dari kakeknya, Abu Rafi' berkata: Kaum Quraisy mengutusku untuk menemui nabi Shallalahu 'alaihi wa sallam. Saat aku melihat nabi Shallalahu 'alaihi wa sallam, Islam menghujam di hatiku, aku berkata: Wahai Rasulullah, aku tidak akan kembali pada mereka. Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya aku tidak mengingkari janji, aku tidak mengingkari kebaikan, kembalilah kepada mereka, bila dihatimu sekarang ada sesuatu, kembalilah." Berkata Bukair dan telah mengkhabarkan kepadaku Hasan bahwa Abu Rafi' adalah orang Qibti.

ahmad:22737

Telah bercerita kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah bercerita kepada kami ['Abdul 'Aziz bin Muhammad] dari ['Amru bin Abu 'Amru] dari [Al Mughirah bin Abu Rafi'] dari [Abu Rafi', pelayan Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam] ia melihat Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam diberi lengan kambing, beliau memakannya kemudian lalu shalat dan tidak menyentuh setetes air pun.

ahmad:22747

Telah bercerita kepada kami [Ya'qub] telah bercerita kepada kami [ayahku] dari [Ibnu Ishaq] telah bercerita kepadaku [Yazid bin 'Abdullah bin Qusaith] dari [Al Qa'qa' bin 'Abdullah bin Abu Hadrad] dari [ayahnya, 'Abdullah bin Abu Hadrad] berkata: Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam mengutus kami ke Idlam, aku pergi bersama beberapa kalangan muslimin, diantara mereka ada Abu Qatadah Al Harits bin Rib'i dan Muhallim bin Jatstsamah bin Qais, kami pergi hingga perada di tengah-tengah Idlam, saat itu 'Amir Al Asyaja'i melintasi kami bersama beberapa orang yang tidak turut perang, ia membawa timba dan wadah susu dari kulit. Saat melintasi kami, 'Amir mengucapkan salam, kami menangkapnya lalu dibawa oleh Muhallim bin Jatstsamah lalu membunuhnya karena suatu hal yang terjadi diantara keduanya, Muhallim mengambil unta dan perbekalannya. Saat kami mendatangi Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam dan kami memberitahukan peristiwa itu kepada beliau, turunlah ayat Al Quran berkenaan dengan kami: "Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan salam kepadamu: "Kamu bukan seorang mukmin" (lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, karena di sisi Allah ada harta yang banyak, begitu jugalah keadaan kamu dahulu, lalu Allah menganugerahkan nikmatNya atas kamu, maka telitilah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan." (An-Nisaa': 94)

ahmad:22756

Telah bercerita kepada kami [Ya'qub] telah bercerita kepada kami [ayahku] dari ['Abdullah bin Ja'far] dari ['Abdul Wahid bin Abu 'Aun] dari [neneknya] dari [Ibnu Abi Hadrad Al Aslami] ia menyebutkan bahwa ia menikahi seorang wanita lalu mendatangi Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam untuk meminta bantuan membayar maharnya. Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Berapa kau memberinya mahar?" ia menjawab: Duaratus dirham. Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Andai kalian menciduk dirham-dirham dari lembah kalian ini niscaya milik kalian lebih banyak dari milik kami dan niscaya kau tidak memberimu. Ia berkata: Aku diam lalu Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam memanggilku kemudian beliau mengirimku untuk menemui tentara sariyah yang beliau kirim ke arah Najed. Beliau bersabda: "Temuilah tentara sariyah itu mudah-mudahan mereka mendapatkan sesuatu lalu aku akan memberimu harta rampasan perang." Berkata Ibnu Abi Hadrad: Kami pergi hingga tiba di Hadlir pada sore hari. Saat gelapnya malam berlalu, pemimpin kami mengutus kami dua orang-dua orang, kami mengepung kamp. Pemimpin kami berkata: Bila aku bertakbir dan menyerang, kalian harus bertakbir dan menyerang. Pemimpin kami berkata saat mengutus dua orang: Kalian jangan berpencar dan aku akan bertanya kepada salah seorang dari kalian berdua tentang kondisi temannya. Tapi aku tidak menemukannya didekatnya sementara mereka tidak serius mencari. Saat kami hendak menyerang, kami mendengar seseorang dari Hadlar berteriak: Wahai orang-orang Hadlar. Mereka merasa sial bahwa kami maju, pemimpin kami bertakbir dan menyerang, kami pun bertakbir dan menyerang. Berkata Ibnu Abi Hadrad: Seseorang melintasi kami dengan membawa pedang, aku mengikutinya lalu kawanku berkata: Pemimpin kita memerintahkan agar kita tidak teliti dalam mencari, karena itu kembalilah. Saat aku mengikutinya, ia berkata: Demi Allah, kau yang kembali atau aku yang kembali menemuinya dan aku akan memberitahukan padanya bahwa kau menyerang. Aku berkata: Demi Allah aku akan mengikutinya. Aku pun mengikuti orang itu hingga aku mendekatinya, aku melesakkan anak panah ke musuh lain lalu aku membunuhnya, orang yang aku ikuti melemparkan pedang ke arahku tapi meleset, aku ambil pedangnya lalu aku membunuhnya dan memotong kepalanya, kami mengikat unta dan kambing dalam jumlah besar. Kami pun kembali pulang. Dipagi harinya ternyata unta milikku dihela oleh unta lain yang ditunggangi oleh wanita muda yang cantik. Wanita itu menoleh ke belakang lalu bertakbir. Aku berkata: Kemana kau menoleh? Wanita itu menjawab: Ke seseorang yang demi Allah bila masih hidup akan menemani kalian. Aku kira orang yang dimaksud adalah temanku yang aku bunuh. Aku berkata: Demi Allah aku telah membunuhnya dan ini pedang miliknya. Pedang itu tergantung di pelana unta yang aku tunggangi sementara sarung pedang yang tergantung di pelana unta wanita itu kosong. Saat aku mengatakan hal itu pada wanita itu, wanita itu berkata: Tetaplah berada di tempatmu, angkatlah sarung pedang ini bila kau benar. Lalu aku mengambilnya dan mengangkatnya, ia lalu menutupnya. Saat melihatnya, wanita itu menangis. Kami tiba dihadapan Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam lalu beliau memberi sebagaian dari harta yang kami bawa itu.

ahmad:22757

Telah bercerita kepada kami [Husain bin Muhammad] telah bercerita kepada kami [Isra`il] dari [Abu Ishaq] dari ['Abdullah bin Ma'qal] dari [Bilal] berkata: Aku mendatangi nabi Shallalahu 'alaihi wa sallam untuk memberitahukan shalat, beliau hendak puasa, beliau minum lalu memberiku (minum), setelah itu beliau keluar untuk shalat.

ahmad:22770

Telah menceritakan kepada kami ['Abdur Rahman bin Mahdi] Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Al Mughirah] dari [Tsabit] dari ['Abdur Rahman bin Abu Laila] dari [Shuhaib] berkata: Bila shalat, Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam membaca pelan yang tidak aku fahami dan beliau tidak memberitahukannya kepada kami. Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apakah kalian ingin mengatahuinya?" kami menjawab: Ya. Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya aku mengingat salah seorang nabi, aku diberi salu bala tentara dari kaumnya." Beliau bersabda: "Siapa yang membalas mereka?" atau beliau bersabda "Siapa yang menunaikan untuk mereka?" atau sabda lainnya, lalu nabi itu diberi wahyu: Pilihlah salah satu dari tiga hal untuk kaummu, Kami memberi kuasa musuh dari selain mereka atas mereka, lapar ataukah kematian. Ia meminta pendapat ummatnya menganai hal itu, mereka berkata: Engkau Nabi Allah, semua itu terserah engkau, pilihkan untuk kami. Lalu ia berdiri untuk shalat dan biasanya bila mereka dirundung ketakukan, mereka shalat lalu ia shalat dengan lamanya. Berkata Shuhaib: Setelah itu Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ya Rabb, berkenaan dengan musuh dari selain mereka, jangan, atau lapar, jangan, tapi kematian saja." Lalu kematian dikuasakan kepada mereka hingga tujuhpuluh ribu diantara mereka meninggal dunia. Lalu bisikanku yang kalian lihat, aku berdoa: Ya Allah, bersamaMu aku berperang dan bersamaMu aku menyerang, tidak ada dan tiada kekuatan kecuali milik Allah."

ahmad:22801

Telah menceritakan kepada kami ['Affan] Telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] telah mengkhabarkan kepada kami [Tsabit] dari ['Abdur Rahman bin Abu Laila] dari [Shuhaib] bahwa Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Dulu sebelum kalian ada seorang raja, ia memiliki tukang sihir, saat tukang sihir sudah tua, ia berkata kepada rajanya: Aku sudah tua dan ajalku sudah tiba, serahkan seorang pemuda kepadaku untuk aku ajari sihir. Lalu seorang pemuda diserahkan padanya, ia mengajarkan sihir kepada pemuda itu. (Jarak) antara tukang sihir dan si raja terdapat seorang rahib. Si pemuda itu mendatangi rahib dan mendengar kata-katanya, ia kagum akan kata-kata si rahib itu sehingga bila datang ke si penyihir pasti dipukul, ia bertanya: Apa yang menahanmu? Dan bila ia mendatangi keluarganya, mereka pasti memukulinya, mereka bertanya: Apa yang menahamu? Pemuda itu mengeluhkan hal itu kepada si rahib, ia berkata: Bila tukang sihir hendak memukulmu, katakan: Keluargaku menahanku, dan bila keluargamu hendak memukulmu, katakan: Si tukang sihir menahanku. Saat seperti itu, pada suatu hari ia mendekati sebuah hewan yang besar yang menghalangi jalanan orang, ia mengambil batu lalu berkata: Ya Allah, bila urusan si rahib lebih Engkau sukai dan membuatmu senang dari pada tukang sihir itu maka bunuhlah binatang ini hingga orang bisa lewat. Ia melemparkan batu itu dan membunuhnya, orang-orang pun bisa lewat. Ia memberitahukan hal itu kepada si rahib. Si rahib berkata: Pemudaku, engkau lebih baik dariku dan engkau akan mendapat ujian, bila kau mendapat ujian jangan menunjukku. Si pemuda itu bisa menyembuhkan orang buta dan berbagai penyakit. Salah seorang teman raja buta lalu ia mendengarnya, ia mendatangi pemuda itu dengan membawa hadiah yang banyak, ia berkata: Sembuhkan aku dan kau akan mendapatkan yang aku kumpulkan disini. Pemuda itu berkata: Aku tidak menyembuhkan seorang pun, yang menyembuhkan hanyalah Allah 'azza wajalla, bila kau beriman padanya, aku akan berdoa kepadaNya agar menyembuhkanmu. Teman si raja itu pun beriman lalu si anan itu berdoa kepada Allah Subhaanahu wa Ta'ala lalu ia pun sembuh. Teman raja itu kemudian mendatangi raja lalu duduk didekatnya. Si raja berkata: Hai fulan, siapa yang menyembuhkan matamu? Orang itu menjawab: Rabbku. Si raja berkata: Aku? Orang itu berkata: Bukan, tapi Rabbku dan Rabbmu adalah Allah. Si raja berkata: Apa kau punya tuhan selainku? Ia menjawab: Ya. Si raja terus menyiksanya hingga ia menunjukkan pada pemuda itu lalu ia mengirim utusan menemuinya, ia berkata: Pemudaku, sihirmu yang bisa menyembuhkan orang buta, sopak dan penyakit-penyakit ini telah terdengar dimana-mana. Pemuda itu berkata: Bukan aku yang menyembuhkan, tidak ada yang bisa menyembuhkan selain Allah 'azza wajalla. Raja berkata: Aku? Pemuda itu berkata: Bukan. Raja berkata: Apa kau punya tuhan selainku? Pemuda itu menjawab: Ya, Rabbku dan Rabbmu adalah Allah. Si raja menyiksa pemuda itu hingga ia menunjukkan kepada si rahib. Si raja mendatangi si rahib dan berkata: Tinggalkan agamamu. Si rahib tidak mau lalu si raja meletakkan gergaji tepat ditengah kepalanya hingga sebelahnya terkapar di tanah. Si raja berkata kepada pemuda itu: Tinggalkan agamamu. Pemuda itu tidak mau. Lalu si raja mengirimnya ke gunung beserta sekian tentaranya, raja berkata: Bila kalian sudah mencapai puncaknya, bila ia mau meninggalkan agamanya (biarkanlah dia) dan bila tidak mau, lemparkan dari atas gunung. Saat mereka berada diatas gunung, pemuda itu berdoa: Ya Allah, cukupilah aku dari mereka sekehendakMu. Ternyata gunung mengguncang mereka dan mereka semua terlempar. Pemuda itu kembali pulang hingga tiba dihadapan raja. Raja berkata: Bagaimana kondisi kawan-kawanmu? Pemuda itu menjawab: Allah 'azza wajalla mencukupiku dari mereka. Si raja lalu mengirimnya ke sebuah perahu bersama sekian tentaranya, raja berkata: Bawalah ke tengah laut, bila ia mau meninggalkan agamanya (bawalah dia pulang) dan bila ia tidak mau meninggalkannya, tenggelamkan dia. Mereka membawanya ke tengah laut lalu pemuda itu berdoa: Ya Allah, cukupilah aku dari mereka sekehendakMu. Akhirnya mereka semua tenggelam. Pemuda itu pulang hingga tiba dihadapan raja, raja bertanya: Bagaiaman keadaan teman-temanmu. Pemuda itu menjawab: Allah 'azza wajalla mencukupiku dari mereka. Setelah itu ia berkata kepada raja: Kau tidak akan bisa membunuhku hingga kau mau melakukan yang aku perintahkan, bila kau mau melakukan yang aku perintahkan, kau akan membunuhku. Raja bertanya: Apa itu? Pemuda itu berkata: Kumpulkan semua orang ditanah luas lalu saliblah aku diatas pelepah, ambillah satu anak panah dari sarung panahku lalu ucapkan: Dengan nama Allah, Rabb pemuda ini. Bila kau melakukannya kau akan membunuhku. Akhirnya raja itu melakukannya. Ia meletakkan anak panah ditengah-tengah panah lalu melesakkannya seraya berkata: Dengan nama Allah, Rabb pemuda ini. Anak panah di lesakkan ke pelipis pemuda itu lalu pemuda meletakkan tangannya ditempat panah menancap kemudian mati. Orang-orang berkata: Kami beriman dengan Rabb pemuda itu. Dikatakan kepada raja: Tahukah kamu akan sesuatu yang kau khawatirkan, demi Allah kini telah menimpamu. Orang-orang beriman seluruhnya. Si raja kemudian memerintahkan membuat lubang di jalanan kemudian disulut api. Raja berkata: Siapa pun yang meninggalkan agamanya, biarkan dan bila tidak mau jerumuskan didalamnya. Mereka dengan cepat mendatanginya dan saling mendorong hingga datanglah seorang wanita bersama anaknya yang masih menyusu, sepertinya ia hendak mundur agar tidak terjatuh dalam kubangan api lalu si bayi itu berkata: Ibuku, bersabarlah, sesungguhnya engkau berada diatas kebenaran."

ahmad:22805

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Ubaid] Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ishaq] dari [Tsumamah] berkata: Kami pergi bersama [Fadlalah bin 'Ubaid] ke kawasan Romawi, ia adalah bawahan Mu'awiyah untuk tugas peperangan dan saudara sepupu kami terbunuh, Fadlalalah menshalatinya lalu ia berdiri diatas liang hingga ia menutupinya dengan tanah. Saat tanah kami ratakan, ia berkata: Ratakan karena Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam dulu memerintahkan kami untuk meratakan kubur.

ahmad:22808

Telah menceritakan kepada kami [Abu 'Abdur Rahman] Telah menceritakan kepada kami [Haiwah] berkata: Telah mengkhabarkan kepadaku [Abu Hani`] bahwa [Abu 'Ali] memberitahunya, ia mendengar [Fadlalah bin 'Ubaid] mendengar Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Beruntunglah orang yang ditunjukkan menuju Islam dan hidupnya serba cukup namun ia menerima."

ahmad:22818

Telah bercerita kepada kami [Bahz] berkata: telah bercerita kepada kami [Abu 'Awanah] berkata: telah bercerita kepada kami [Qatadah] dari [Abu Malih] dari ['Auf bin Malik Al Asyja'i] berkata: Pada suatu malam Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam bersama kami lalu setiap orang diantara kami berbantalkan lengan kendaraan tunggangannya. Berkata 'Auf: Aku mendatangi sebagaian unta dan ternyata unta Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam tidak dijaga oleh seorang pun. Aku pergi mencari Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam, ternyata disana ada Mu'adz bin Jabal dan 'Abdullah bin Qais tengah berdiri, aku bertanya: Di mana Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam? Keduanya menjawab: Kami tidak tahu, tapi kami mendengar suara di puncak bukit seperti getaran alat penumbuk, aku berkata: TInggallah sebentar. Kemudian Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam mendatangi kami, beliau bersabda: "Sesungguhnya ada yang mendatangiku dari Rabbku 'azza wajalla lalu memberiku pilihan antara separuh ummatku masuk surga atau syafaat lalu aku memilih syafaat." Kami berkata: Kami mengingatkan Tuan pada Allah dan persahabatan kecuali Tuan menjadikan kami termasuk yang mendapatkan syafaat Tuan. Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kalian termasuk bagian dari mereka." Kami pergi lalu seseorang, dua orang tiba, beliau memberitahu kepada mereka khabar yang beliau sampaikan pada kami, mereka mengingatkan beliau pada Allah dan persahabatan kecuali beliau menjadikan mereka termasuk yang mendapatkan syafaat beliau, beliau bersabda: "Kalian termasuk bagian dari mereka." Orang-orang pun mendengar hal itu, mereka mendatangi beliau, mereka berkata: Jadikanlah kami termasuk bagian dari mereka. Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Aku bersaksi pada kalian, sesungguhnya syafaat itu untuk orang yang meninggal dunia dari ummatku yang tidak menyekutukan Allah dengan apa pun." Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Bakar berkata telah bercerita kepada kami Sa'id dari Qadatah dari Abu Al Malih Al Hudzali dari 'Auf bin Malik Al Asyja'i berkata: Kami bersama Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam dalam salah satu perjalanan beliau lalu nabi Allah menderumkan unta, kami turut menderumkan unta bersama beiau. 'Auf menyebutkan makna hadits, hanya saja ia berkata dalam riwayatnya: "Dan antara separuh ummatku masuk surga."

ahmad:22877

Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] berkata; telah menceritakan kepadaku [Ayahku] dari [Muhammad bin Ishaq] berkata; telah menceritakan kepadaku [Yazid bin Abu Habib] dari [Sulaiman bin Abu Sulaiman] dari [ibunya, Ummu Sulaiman] dan keduanya adalah orang yang terpercaya, ia berkata; "Aku menemui [Aisyah], isteri Nabi shallaallahu 'alaihi wa sallam, lalu aku bertanya kepadanya tentang daging korban?" ia menjawab; "(awalnya) Rasulullah shallaallahu 'alaihi wa sallam melarang untuk memakannya, namun kemudian memberikan keringanan padanya." Kemudian Ali bin Abi Thalib datang selepas ia berpergian dan Fatimah menemuinya dengan membawa daging korban. Lalu Ali berkata; "Bukankah Rasulullah shallaallahu 'alaihi wa sallam telah melarangnya." ia menjawab; "Sesungguhnya beliau telah memberi keringanan padanya." ia berkata; "Ali pun lantas menemui Rasulullah shallaallahu 'alaihi wa sallam dan ia bertanya akan hal itu." Beliau menjawab: "Makanlah ia dari Dzilhijjah ke Dzilhijjah."

ahmad:25211

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Fudhail] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Abu Shalih] berkata; [Aisyah] dan [Ummu Salamah] pernah ditanya tentang perkara apa yang paling disukai Nabi shallaallahu 'alaihi wa sallam?, ia menjawab; "Amalan yang kontinu dilakukan walaupun sedikit."

ahmad:25274

Berkata aku membaca kepada [Ya'kub bin Ibrahim] berkata, telah menceritakan kepada kami [Bapakku] dari [Ibnu Ishaq] berkata, telah menceritakan kepadaku [Hajjaj bin As Saib bin Abu Lubabah bin Abdul Mundzir Al Anshari] bahwa neneknya, ibu As Saib, Khunnas binti Khidzam bin Khalid, pernah menjadi isteri seseorang sebelum menikah dengan Abu Lubabah. Ketika ia menjadi janda, bapaknya, Khidam bin Khalid, menikahkah dirinya dengan seorang laki-laki dari bani Amru bin 'Auf bin Al Khazraj, tetapi dia enggan menerimanya dan menetapkan (pilihannya) kepada Abu Lubabah, sedangkan bapaknya enggan dan mengharuskannya untuk tetap dengan Al Aufi, sehingga persoalannya sampai kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda: "Sesungguhnya dia (anak perempuan Khidam) lebih berhak dengan urusannya, maka biarkanlah dia menetapkan pilihannya sendiri." Perempuan itu kemudian menikah dengan Abu Lubabah dan melahirkan Abu Saib bin Abu Lubabah."

ahmad:25564

Abdullah berkata; aku membacanya di hadapan bapakku; [Yazid bin Harun] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad] -yakni Ibnu Ishaq- dari [Al Hajjaj bin As Saib bin Abu Lubabah] berkata, "Khunas binti Khidam adalah isteri dari seorang laki-laki lalu ia menjanda, bapaknya kemudian ingin menikahkannya dengan seorang laki-laki dari bani Auf, akan tetapi dia lebih memilih Abu Lubabah, sedangkan bapaknya enggan dan mengharuskannya untuk tetap dengan Al Aufi, sehingga persoalannya sampai kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Sesungguhnya dia (anak perempuan Khidam) lebih berhak dengan urusannya, maka biarkanlah dia menetapkan pilihannya sendiri." Perempuan itu kemudian menikah dengan Abu Lubabah dan melahirkan Abu Saib bin Abu Lubabah."

ahmad:25565

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Fudlail] telah menceritakan kepada kami [Asy Syaibani] dari [Yazid bin Al 'Asham] dari [Maimunah] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat di atas tikar kecil, sewaktu sujud kain beliau mengenai aku yang sedang berada di sampingnya, padahal aku sedang haid."

ahmad:25580

Telah menceritakan kepada kami ['Affan] berkata, telah menceritakan kepadaku [Jarir bin Hazim] berkata, telah menceritakan kepadaku [Ya'la bin Hakim] dari [Shuhairah binti Jaifar] bahwa dia mendengar darinya berkata; kami melaksanakan haji kemudian kami kembali ke Madinah, kemudian kami menemui [Shafiyah binti Huyai] yang kebetulan di sampingnya ada beberapa wanita dari penduduk Kufah, kami berkata kepadanya, "Jika kalian menghendaki kalian boleh bertanya dan kami akan mendengarkan, tapi jika kalian menghendaki, kami yang akan bertanya dan kalian yang mendengarkan". Kami katakan, "Silahkan kalian bertanya, " maka mereka bertanya berbagai permasalahan isteri dan suaminya, dan dari perkara haid, kemudian mereka bertanya tentang (hukum) fermentasi kurma dalam kuali. Wahai pendudik Irak, kalian telah banyak bertanya kepada kami tentang fermentasi kurma, tidaklah mengapa salah seorang dari kalian memasak kurmanya kemudian melumatkannya, menyaringnya, ia masukkan dalam wadahnya dan menutupnya? Dan apabila telah masak, ia minum dan ia suguhkan kepada suaminya?"

ahmad:25632

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin Sulaiman] dari [Tsabit] berkata, telah menceritakan kepadaku Syumaisah atau [Sumayyah], [Abdurrazaq] berkata -dalam kitabku; Sumayyah- dari [Shafiyah binti Huyai] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan haji bersama isteri-isterinya, tatkala sampai di salah satu jalan, ada seorang laki-laki berhenti dan mengawal isteri-isteri beliau dengan cepat, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hati-hatilah jika mengawal seorang wanita." Tatkala mereka (rombongan) berjalan, tiba-tiba untanya Shafiyah menderum, dia adalah wanita yang paling bagus dalam berkendaraan (di antara isteri-isteri beliau) hingga ia pun menangis. Tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendengar perihal itu, beliau menghampirinya sambil menghapus air matanya, namun tangisan shafiyah semakin menjadi. Ketika beliau melarang dan Shafiyah masih tetap menangis, maka beliau pun mengeraskan suara dan memerintahkan orang-orang untuk singgah, maka mereka semua singgah, padahal beliau tidak ingin singgah. Shafiyah lalu berkata, "Semuanya pun singgah. Hari itu adalah hariku, tatkala mereka singgah, tenda beliau didirikan dan beliau langsung masuk ke dalamnya." Shafiyah melanjutkan, "Saya tidak tahu kenapa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk secara tiba-tiba, saya khawatir jangan-jangan beliau marah terhadapku. Saya langsung menemui 'Aisyah dan berkata kepadanya, 'Sesungguhnya saya belum pernah menggadaikan giliranku untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan sesuatupun, dan hari ini saya hadiahkan giliranku untukmu dengan syarat kamu jadikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kembali ridla terhadapku.' Aisyah menjawab, 'Ya.' Shafiyah berkata, "Lantas 'Aisyah mengambil kerudungnya yang telah diberi minyak wangi Za'faran dan dicampuri dengan minyak, agar harumnya semerbak. Kemudian dia mengenakan pakaiannya. Lalu dia menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sambil membuka ujung tendanya. Beliau pun bersabda kepadanya: "Ada apa denganmu wahai 'Aisyah, hari ini bukan giliranmu?" Aisyah menjawab, "Itu adalah karunia yang diberikan oleh Allah kepada siapa yang dikehendaki-Nya." Beliau pun berbincang bersama isterinya. Tatkala beliau dalam perjalanan, beliau bersabda kepada Zainab binti Jahsyi: "Wahai Zainab, berikanlah untamu kepada Shafiyah, karena dia adalah wanita yang paling banyak berkendaraan." Zainab menjawab, "Apakah saya harus memberi kepada wanita Yahudimu?" Tatkala Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendengar ucapannya, beliau pun marah dan tidak mengajaknya berbicara sampai beliau tiba di Makkah, juga pada hari-hari selama di Mina hingga kembali ke Madinah, dan selama bulan Muharam dan Shafar pun beliau tidak memberikan giliran kepadanya hingga Zainab berputus asa dari beliau. Ketika bulan Rabi'ul Awwal, beliau menemuinya, waktu dia (Zainab) melihat ada bayang-bayang seseorang dia berkata, 'Sesungguhnya ini adalah bayang-bayang seorang laki-laki, dan tidak mungkin jika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menemuiku, tapi bayang-bayang siapakah ini? Lantas Nabi shallallahu 'alaihi wasallam masuk untuk menemuinya, tatkala dia melihatnya dia berkata, 'Wahai Rasulullah, saya tidak mengerti apa yang seharusnya saya perbuat ketika tuan menemuiku? ' Sumayyah berkata, "Shafiyah memiliki budak perempuan yang menyembunyikan diri dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu budak itu berkata, 'apakah fulanah (Zainab) adalah isterimu? ' Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menuju ranjangnya Zainab dan menggaulinya, dan beliau pun ridla terhadap mereka." Telah menceritakan kepada kami ['Affan] Telah menceritakan kepada kami [Hammad] -yaitu Ibnu Salamah- dia berkata, Telah menceritakan kepada kami [Tsabit] dari [Sumayyah] dari ['Aisyah] bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu perjalanan, tiba-tiba hewan tunggangan Shafiyah sakit, kemudian ia menyebutkan hadits semisalnya."

ahmad:25633

Telah menceritakan kepada kami [Abu Salamah Al Khuza'i] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Laits] dan [Yunus] berkata, telah menceritakan kepada kami [Laits] -yakni Ibnu Sa'd- dari [Yazid bin Al Hadi] dari [Hindun binti Al Harits] dari [Ummi Fadll], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjenguk Al Abbas yang sedang sakit dan berharap untuk mati, beliau lantas bersabda: "Wahai Abbas, wahai paman Rasulullah, janganlah kamu mengharapkan kematian, jika kamu berbuat baik lalu engkau menambah kebaikan pada amal baikmu adalah lebih baik bagimu, dan jika kamu berbuat buruk, lalu umurmu diperpanjang dan kamu ridla maka itu lebih baik, maka janganlah kamu mengharap kematian." Yunus menyebutkan, "jika kamu berbuat buruk, lalu umurmu diperpanjang dan kamu ridla dari keburukanmu maka itu lebih baik bagimu."

ahmad:25640

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Abu Bukair] berkata, telah menceritakan kepada kami [Israil] dari [Simak] dari [Qabus bin Abu Al Mukhariq] dari [Ummi Fadll] dia berkata, "Aku melihat seakan-akan di rumahku ada bagian dari bagian tubuh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Sehingga aku pun menjadi cemas, aku lalu mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan menyebutkan akan hal itu, beliau lalu bersabda: "Kabar baik, Fatimah akan melahirkan seorang anak, lalu kamu yang menanggungnya dengan susu anakmu, Qutsam." Ummu Fadll berkata, "kemudian Fatimah melahirkan Hasan, kemudian aku memberinya, aku susui hingga ia bergerak -menyampihnya-, setelah itu bayi tersebut aku bawa ke hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan aku dudukkan di pangkuannya. Namun anak itu kencing hingga aku pun memukul antara kedua pundaknya, maka beliau pun bersabda: "Bersikap lembutlah kepada anakku semoga Allah merahmatimu -atau, semoga Allah memberikan kebaikan kepadamu-, kamu telah membuat cemas cucuku." Aku lalu berkata, 'Wahai Rasulullah, lepaslah sarungmu dan pakailah kain yang lain hingga aku mencucinya, ' beliau bersabda: "Hanyasanya yang dicuci itu adalah dari kencing yang sudah dewasa, adapun anak kecil cukup dipercikkan saja."

ahmad:25641

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Khalid] berkata, telah menceritakan kepada kami [Rabah] dari [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [sebagian mereka], dari [bekas budaknya Asma'] dari [Asma'] bahwa dia berkata, "Kaum Muslimin mempunyai hajat, mereka memakai kain sarung dengan kain wool ini, dan hanyasanya (kain sarung mereka) hanya sebatas betis mereka atau semisalnya, kemudian aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda (kepada kaum wanita): 'Barangsiapa beriman dengan Allah dan hari akhir -yakni para wanita-, maka janganlah mengangkat kepadalanya sehingga kami mengangkat kepala kami.' Beliau ucapkan ituy karena kawatir mereka (kaum wanita) melihat auratnya laki-laki, disebabkan sarung mereka yang kecil." Telah menceritakan kepada kami [Abu Al A'la] dari [Ma'mar] dari [Abdullah bin Muslim bin Syihab] saudara laki-lakinya Az Zuhri, dari [bekas budaknya Asma'] dari [Asma' binti Abu Bakar] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa dari kalian (para wanita) beriman kepada Allah dan hari akhir….kemudian dia menyebutkan hadits tersebut."

ahmad:25711

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] berkata, [aku diberi cerita] dari [Asma' binti Abu Bakar] bahwa dia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam terkejut pada waktu terjadi gerhana matahari, kemduian beliau mengambil jubah dan selendangnya, kemudian beliau shalat bersama manusia sampai berdiri lama, kemudian beliau rukuk." Asma berkata, "Aku lihat ke arah seorang wanita yang lebih tua dariku, ia tegak berdiri, dan aku juga melihat kepada wanita yang lebih lemah dariku, dan ia tetap berdiri tegak. Maka aku berkata, "Sungguh, aku lebih berhak bersabar atas lamanya berdiri daripada kamu." [Ibnu Juraij] berkata, telah menceritakan kepadaku [Manshur bin 'Abdurrahman] dari ibunya [Shafiyah binti Syaibah] dari [Asma' binti Abu Bakar] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam terkejut."

ahmad:25716

Telah menceritakan kepada kami [Ya'kub] berkata, telah menceritakan kepada kami [Bapakku] dari [Ibnu Ishaq] berkata, telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Abbad bin Abdullah bin Zubair] dari [Bapaknya] dari neneknya [Asma binti Abu Bakar] dia berkata, "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam wukuf di Dzi Thuwa, Abu Quhafah berkata kepada anak perempuannya yang paling kecil, 'Hai anakku, tampakkanlah aku pada Abu Qabis." -Asma berkata; Abu Quhafah adalah seorang yang buta- Anaknya lalu berkata, " Lalu aku melakukan untuknya, Abu Quhafah lalu berkata, "Wahai puteriku, apa yang kamu lihat?"anaknya menjawab, "Aku melihat gumpalan hitam yang sedang berkumpul." Abu Quhafah berkata, "Itu adalah kuda tunggangan." Anaknya berkata lagi, "Aku juga melihat seseorang yang berlari di antara kumpulan itu ke depan dan belakang." Abu Quhafah berkata, "Wahai puteriku, itulah Wazi', yakni orang yang menyuruh kuda kuda agar maju kedepan." Anaknya berkata, "Demi Allah, kumpulan itu bergerak!" Abu Quhafah berkata, "Demi Allah, jika kuda telah bergerak maka bersegeralah denganku ke rumahku." Lalu anak perempuan tersebut terjatuh dengan ayahnya, sehingga para penunggang pun menemukannya sebelum dia sampai ke rumahnya, dan di leher gadis itu terdapat kalung miliknya dari perak, lalu seseorang menemuinya dan melepaskan dari lehernya." Asma melanjutkan, "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memasuki Makkah dan beliau masuk ke dalam masjid, Abu Bakar dan ayahnya datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihatnya beliau bersabda: "Kenapa kamu tidak meninggalkan orang tua ini di rumahnya hingga aku dapat mendatanginya?" Abu Bakar menjawab, "Wahai Rasulullah, dia lebih berhak untuk berjalan menemuimu daripada tuan yang berjalan menemuinya." Asma berkata, "Lalu beliau mendudukkan ayah Abu Bakar di sisinya lalu mengusap dadanya dan bersabda: "Masuklah Islam." Maka dia pun masuk Islam. Dan Abu Bakar membawa ayahnya menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sementara dikepalanya seakan-akan tumbuhan berwarna putih, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ubahlah ini dari rambutnya, " kemudian Abu Bakar berdiri dan memegang tangan saudarinya lalu berkata, "Aku bersumpah kepada Allah dan Islam akan kalung saudariku." Namun tidak seorangpun menjawabnya." Abu Bakar lalu berkata, "Wahai saudariku, mintalah kalungmu."

ahmad:25718

Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] dan [Hasyim] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Laits] berkata, telah menceritakan kepadaku [Yazid bin Abu Habib] dari [Abu Al Hasan] bekas budaknya Ummu Qais, dari [Ummi Qais] dia berkata, anakku meninggal dan aku menderita sakit karenanya, lalu aku berkata kepada yang memandikannya, "Janganlah kamu memandikan anakku dengan air yang dingin karena kamu bisa membunuhnya." kemudian 'Ukasyah bin Mihshan pergi menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan mengabari beliau apa yang dikatakannya, maka beliaupun tersenyum kemudian bersabda: "Dia tidak mengatakan umurnya akan panjang." Ukasyah berkata, "Aku tidak tahu wanita lain yang diberi umur seperti umurnya."

ahmad:25759

Telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Sufyan] dari [Abdullah bin Muhammad bin Aqil] berkata, telah menceritakan kepadaku [Ar Rubayi' binti Mu'awidz bin Afra'] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi kami dalam keadaan berdebu, kemudian kami menaruh untuknya bejana untuk berwudlu, maka beliau pun berwudlu. Beliau mencuci kedua telapaknya tangannya tiga kali, berkumur-kumur dan memasukkan air ke hidung (istinsyaq) sekali-sekali, kemudian membasuh mukanya tiga kali dan lengannya tiga kali, lalu mengusap kepalanya dari air sisa wudlunya yang ada di tangannya dua kali, beliau memulai dari pangkalnya kemudian mengembalikan tangannya sampai ke ujungnya, kemudian beliau mencuci kakinya tiga kali dan membasuh kedua telinganya dari pangkal dan akhirnya."

ahmad:25774

Telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Al Mufadlal] dari [Khalid bin Dzakwan] dari [Rubayi' binti Mu'awidz bin 'Afra'] dia berkata, "Kami berperang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kami memberi minum orang-orang dan membantu keperluan mereka, mengembalikan yang terluka dan yang gugur ke Madinah."

ahmad:25775

Telah menceritakan kepada kami [Abu Salamah Al Khuza'i] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Syarik] dari [Abdullah bin Muhammad bin Aqil] dari [Ar Rubayi' binti Al Mu'awidz bin Afra'] dia berkata, "Aku memberi hadiah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam satu keranjang kurma segar dan mentimun yang masih muda, kemudian beliau meletakkan di tanganku satu genggam batu permata -atau ia mengatakan; emas- seraya bersabda: "Berhiaslah dengan ini."

ahmad:25781

Telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] telah menceritakan kepada kami [Al A'masi] dari [Syaqiq] dari [Amru bin Al Harits bin Al Musthaliq] dari [anak] saudaranya Zainab isterinya Abdullah dari [Zainab] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah kepada kami, beliau bersabda: "Wahai para wanita bersedekahlah walaupun dengan perhiasan kalian, sesungguh kalian adalah penduduk Jahannam yang paling banyak pada hari Kiamat." Zainab berkata, "Abdullah adalah seorang laki-laki yang kurus yang tangannya panjang, lalu aku berkata kepadanya, "Tanyakan untukku pada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam apakah cukup bagiku bersedekah dengan memberi nafkah pada suamiku dan anak-anak yatim yang aku asuh?" Zainab berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah diberi pemberian, " Ibnu Mas'ud lalu berkata, "Pergilah kamu sendiri dan tanyakanlah." Maka aku pun pergi, hingga ketika aku sampai di pintu rumah beliau, ternyata di rumah beliau ada seorang wanita Anshar yang namanya Zainab. Keperluanku seperti keperluannya juga." Zainab berkata, "Bilal kemudian keluar menemui kami." Zainab berkata, "Kami lalu berkata kepadanya, 'Tanyakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam apakah cukup bagi kami sedekah dengan memberi nafkah kepada suami-suami kami dan anak-anak yatim yang kami asuh? ' lalu Bilal pun masuk menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu dia berkata di pintu, "Ada Zainab!" Beliau bertanya: "Zainab yang mana?" Bilal menjawab, "Zainab isteri Abdullah dan Zainab wanita Anshar. Keduanya bertanya tentang nafkah yang mereka berikan kepada suami-suami mereka dan anak-anak yatim yang mereka asuh, apakah mencukupi sedekah mereka (sah)?" Zinab (isteri Abdullah bin Mas'ud) Berkata, "Lalu Bilal keluar dan kepada kami, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bagi mereka dua pahala, pahala karib kerabat dan pahala sedekah."

ahmad:25803

Telah menceritakan kepada kami [Abu An Nadlr] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Sa'id] dari [ayahnya] dari [Ummu Khalid binti Khalid bin Sa'id bin Ash], bahwa telah didatangkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sebuah bungkusan yang di dalamnya terdapat kain sutera yang kecil, beliau bersabda: "Menurut kalian siapa yang berhak menggunakan ini?" lalu orang-orang terdiam, beliau bersabda lagi: "Datangkan kepadaku Ummu Khalid, " lalu didatangkanlah Ummu Khalid kepada beliau, lalu beliau memakaikannya dan bersabda kepadanya dua kali: "Kamu pantas dan cocok memakainya, " beliau lalu memerhatikan kain sutera kecil yang berwarna merah atau kuning seraya berkata: "Sanah, sanah wahai Ummi Khalid." Sanah dalam bahasa Habasy berarti bagus."

ahmad:25811

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Ashim] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hushain] dari [Abu Wail] dari [Masruq] dari [Ummu Rumman] dia berkata, "Ketika aku berada di sisi 'Aisyah tiba-tiba masuklah seorang wanita Anshar kepada kami, dia mengatakan bahwa Allah telah melakukan sesuatu kepada anaknya. 'Aisyah pun bertanya, "Ada apa?" Wanita itu menjawab, "Sesungguhnya dia termasuk dari orang yang mengatakan kejadian itu (berita bohong)." 'Aisyah bertanya lagi, "Kejadian apa?" Wanita itu menjawab, "Seperti ini dan seperti ini." Aisyah terus bertanya, "Apakah hal itu telah sampai pada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" Wanita itu menjawab, "Ya." Aisyah bertanya lagi, "Apakah telah sampai kepada Abu Bakar?" Wanita itu menjawab, "Ya." Ummu Rumman berkata, "Aisyah lalu jatuh pingsan karena berita tersebut, dan dia tidak siuman kecuali dengan demam dan badan gemetar." Ummu Rumman melanjutkan, "Lalu aku bangun dan menyelimutinya. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun masuk seraya bersabda: "Ada apa dengan orang ini?" Ummu Rumman menjawab, "Wahai Rasulullah, dia terserang demam dan badannya gemetar." Beliau lalu bersabda: "Barangkali dari kabar yang ia ceritakan." Ummu Rumman lalu mendudukkan 'Aisyah hingga 'Aisyah pun berkata, "Demi Allah, jika aku bersumpah kepada kalian, kalian tidak akan mempercayaiku, dan jika aku meminta udzur kepada kalian, maka kalian tidak akan memberiku udzur. Permisalanku dengan kalian adalah seperti kisah Ya'qub dengan anak-anaknya ketika dia mengatakan: '(Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan) ' (Qs. Yusuf: 18). Ummu Rumman berkata, "Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar. Setelah itu Allah menurunkan pembersihan (pembelaan) atas diri Aisyah, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kembali bersama Abu Bakar dan masuk seraya bersabda: "Wahai 'Aisyah, sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah menurunkan udzurmu." Aisyah menjawab, "Dengan memuji Allah tidak dengan memujimu." Ummu Rumman berkata, "Abu Bakar lantas berkata kepada Aisyah, "Akankah kamu mengatakan seperti ini kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" Aisyah menjawab, "Ya." Dan di antara yang menyebarkan kejadian itu adalah seseorang yang sering dibantu oleh Abu Bakar, maka Abu Bakar bersumpah untuk tidak mambantunya lagi. Maka Allah Azza Wa Jalla menurunkan ayat: '(Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabatnya...) ' (Qs. An Nuur: 22) sampai akhir ayat. Maka Abu Bakar pun berkata, "Tentu." Lalu diapun membantunya lagi."

ahmad:25824

Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] berkata, telah menceritakan kepadaku [ayahku] dari [Muhammad bin Ishaq] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Abu Bakr] dari [Ummu Isa Al Jazzar] dari [Ummu Ja'far binti Muhammad bin Ja'far bin Abu Thalib] dari neneknya [Asma binti Umais] dia berkata, "Ketika Ja'far dan beberapa saudara-saudaranya terkena musibah, aku menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sedangkan aku telah menyamak empat puluh kulit hewan dan membuat adonan roti. Aku telah memandikan anak-anakku dan aku telah menyisir rambut dan merapikan mereka semua, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Datangkanlah kepadaku anak-anak Ja'far." Asma berkata, "Lalu aku membawa mereka semua dan Rasulullah pun menciumi mereka, lantas meneteslah air mata beliau. Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, apa yang menyebabkanmu menangis, apakah telah sampai kabar kepadamu tentang Ja'far dan beberapa sahabatnya?" Beliau menjawab: "Ya, mereka mendapatkan musibah pada hari ini." Asma berkata, "Lalu aku berdiri dan berteriak kemudian para wanita mengelilingiku, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar menuju keluarga beliau dan bersabda: "Jangan kalian biarkan keluarga Ja'far membuatkan makanan untuk mereka, karena mereka sedang tersibukkan dengan perkara teman mereka."

ahmad:25839

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Sa'd bin Ishaq] berkata, telah menceritakan kepadaku [Zainab binti Ka'b] dari [Furai'ah binti Malik] dia berkata, "Suamiku keluar untuk meminta pertolongan kepada orang-orang kafir, ketika dia sampai dipenghujung jalan, mereka membunuhnya, lalu datanglah pembawa kabar kematiannya kepadaku, sedangkan rumahku jauh dari rumah-rumah keluargaku. Lantas aku menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan menceritakan akan hal itu, aku katakan, 'Sesungguhnya pembawa kabar kematian suamiku datang kepadaku, sedangkan aku berada di rumah yang jauh dari rumah-rumah keluargaku, dan suamiku tidak meninggalkan untukku nafkah apalagi harta yang akan diwariskannya. Dan dia tidak mempunyai rumah, jika aku pindah ke rumah keluargaku, atau paman-pamanku niscaya akan mempermudah beberapa urusanku." Beliau bersabda: "Pindahlah, " ketika aku keluar masjid, atau keruanganku, beliau memanggilku atau menyuruh seeorang memanggilku. Maka aku pun dipanggil, beliau lantas bersabda: "Tetaplah di rumah saat pembawa kabar itu datang hingga habis masa iddahnya." Asma berkata, "Lalu aku menunggu di sana empat bulan sepuluh hari. Kemudian Utsman mengirim kepadaku sesuatu, lalu aku mengabarkannya dan iapun mengambilnya." Telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Mufadlal] dari [Sa'd bin Ishaq] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Zainab binti Ka'b] dari [Furai'ah binti Malik] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti itu."

ahmad:25840

Telah menceritakan kepada kami [Waki'] telah menceritakan kepada kami [Al A'masi] dari [Abu Ishaq] dari [Abdurrahman bin Zaid Al Faisyi] dari [seorang anak perempuan Khabbab] dia berkata, "Khabbab keluar pada suatu ekspedisi, dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengadakan perjanjian kepada kami hingga beliau memerah seekor kambing untuk kami, beliau memerah susunya hingga memenuhi tempatnya. Ketika Khabbab pulang, dia memerah susu lalu mengembalikan bejananya ke tempat semula, kami lalu berkata kepadanya, "Jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerah susu maka beliau melakukannya hingga penuh terisi, atau dia berkata, 'hingga bejana terisi seluruhnya, namun ketika kamu memerah susu, bejananya tidak terisi penuh." Telah menceritakan kepada kami [Khalaf bin Walid] berkata; telah menceritakan kepada kami [Israil] dari [Abu Ishaq] dari [Abdurrahman bin Malik Al Ahmasyi] dari [seorang anak perempuan Khabbab bin Al Arats] dia berkata, "Ayahku keluar pada suatu peperangan dan dia tidak meninggalkan kecuali hanya seekor kambing….lalu dia menyebutkan hadistnya."

ahmad:25849

(Masih dari jalur periwayatan yang sama dengan hadits sebelumnya), Abdullah berkata -Tatkala aku ingin keluar, dia berkata; duduklah sehingga aku bisa menceritakan kepadamu hadits dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam- [Fatimah bin Qais] berkata, "Suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar lalu beliau mengerjakan shalat hajirah (waktu dluha) kemudian beliau duduk, maka orang-orang sama terkejut, lalu beliau bersabda: "Duduklah wahai manusia, sesungguhnya aku berdiri di tempatku ini tidak untuk mengejutkan kalian, akan tetapi Tamim Ad Dari telah menemuiku dan mengabarkan kepadaku sehingga aku tidak bisa Qailulah (tidur siang) karena sangat menyenangkan dan menyejukkan hati, oleh karenanya aku ingin menyebarkan kepada kalian berita senangnya Nabi kalian. Tamim telah mengabarkan kepadaku bahwa sekelompok orang dari keturunan pamannya yang mengarungi lautan kemudian mereka diterpa oleh angin topan sehingga membuat mereka terdampar di sebuah pulau yang asing bagi mereka, kemudian mereka duduk di sampan sampai keluar menuju pulau, tiba tiba mereka bertemu dengan makluq yang berparas sangat kasar dan berambut gondrong sehingga tidak katahuan apakah dia laki laki atau perempuan. Kemudian mereka mengucapkan salam kepadanya dan dia menjawab salam, mereka bertanya, 'Mahukah kamu bercerita kepada kami? ' Makhluk itu menjawab, 'Aku bukanlah orang yang bercerita dan bukan pula yang meminta cerita kepada kalian, akan tetapi pergilah ke tempat peribadatan ini, yang kalian telah mendekatinya, di dalamnya ada orang yang sangat menanti berita kalian, dia akan bercerita dan meminta cerita kepada kalian'. Kemudian mereka bertanya, 'Maka kami bertanya, 'Siapa kamu? ' dia menjawab, 'Aku adalah Jassasah'. Lalu mereka berjalan sampai tiba di tempat peribadatan, akhirnya mereka mendapatkan seorang lelaki yang penuh dengan rantai, berpenampilan sedih dan banyak mengeluh. Mereka kemudian mengucapkan salam kepadanya, dan dia pun menjawab salam mereka. Lalu dia bertanya, 'Siapa kalian? ' mereka menjawab, 'Kami orang-orang dari bangsa Arab.' Dia bertanya lagi, 'Tidakkah orang-orang arab saat ini mengusir Nabi mereka? ' mereka menjawab, 'Ya, ' dia bertanya lagi, 'Maka apa yang dilakukan oleh orang orang Arab? ' mereka menjawab, 'Mereka melakukan sesuatu yang baik, beriman kepadanya dan membenarkannya.' Dia berkata, 'Itu adalah lebih baik bagi mereka, dan dia mempunyai musuh namun Allah memenangkannya dari mereka.' Lelaki itu kemudian bertanya lagi, 'Berarti orang-orang arab hari ini tuhan mereka satu, agama mereka satu dan kalimat mereka satu? ' mereka menjawab, 'Ya.' Dia bertanya lagi, 'Maka apa yang terjadi dengan 'Ainu Zughar (nama mata air)? ' mereka menjawab, 'Terjadi sesuatu yang baik, para penduduk mengambil air darinya untuk minum, dan menyiram tanaman mereka darinya, ' kemudian dia bertanya lagi, 'Maka apa yang terjadi dengan pohon kurma yang ada di antara Aman dan Baisan? ' mereka menjawab, 'Terjadi sesuatu yang baik, hasil panen darinya dapat memberikan kecukupan makanan setiap tahunnya, ' dia bertanya, 'Kemudian apa yang terjadi dengan perahu Tabariyah? ' mereka menjawab, 'Penuh." Tamim berkata, 'Kemudian lelaki itu mengeluarkan nafas, kemudian mengeluarkan nafas lagi dan kemudian mengeluarkan nafas lalu bersumpah, 'Seandainya aku keluar dari tempatku ini, pasti tidak aku tinggalkan satu bumipun dari bumi Allah melainkan akan aku lalui kecuali, Thaibah (nama kota Madinah), tidak ada kekuasaan bagiku atasnya." Amir bin Syarahil berkata, "Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sampai di sini selesai kegembiraanku -tiga kali-. Sesungguhnya kebaikan kota Madinah ialah karena Allah Azza Wa Jalla telah mengharamkan kepada Dajjal untuk memasukinya." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersumpah: "Demi Allah, yang tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Dia, tidak ada jalan di dataran maupun perbukitan baik sempit maupun luas kacuali dijaga oleh Malaikat dengan pedang terhunus sampai hari Qiyamat, dan Dajjal tidak akan dapat masuk menemui penduduknya." [Amir] berkata, "Aku lalu bertemu dengan [Al Muharrar bin Abu Hurairah], lalu aku ceritakan kepadanya hadits Fatimah binti Qais hingga ia pun berkata, "Aku bersaksi atas [bapakku], bahwa dia telah menceritakan kepadaku sebagaimana Fatimah telah menceritakan kepadamu, hanya saja bapakku berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dia (Dajjal) akan muncul dari arah timur." Amir berkata, "Kemudian aku bertemu dengan [Al Qasim bin Muhammad] kemudian aku menceritakan kepadanya hadits Fatimah dan dia berkata, "Aku bersaksi atas ['Aisyah] bahwa dia telah menceritakan kepadaku sebagaimana Fatimah telah menceritakan kepadamu, hanya saja 'Aisyah menyebutkan, "Dua tanah haram, yaitu Makkah dan Madinah."

ahmad:25852

Telah menceritakan kepada kami [Yunus bin Muhammad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hammad] -yakni Ibnu Salamah- dari [Daud] -yakni Ibnu Abu Hindi- dari [As Sya'bi] dari [Fatimah binti Qais], bahwa suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang dengan tergesa-gesa, kemudian beliau naik minbar dan diserukan kepada manusia 'Hendaklah shalat berjamaah'. Orang-orang pun berkumpul, lantas beliau bersabda: "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya aku menyeru kalian bukan karena ada perkara yang mengejutkan atau menyenangkan, akan tetapi Tamim Ad-Dari telah mengabarkan kepadaku bahwa sekelompok penduduk Palestina berlayar di tengah laut, kemudian mereka diombang-ambingkan oleh angin hingga terdampat disebuah pulau dari beberapa pulau di tengah laut. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh seekor binatang yang berambut gondrong, tidak diketahui laki-laki ataukah perempuan, disebabkan rambutnya yang terlalu lebat, mereka bertanya, 'Siapakah kamu? ' Ia (binatang) menjawab, 'Aku adalah Jassasah, ' mereka bertanya lagi, 'Mahukah kamu bercerita kepada kami? ' dia menjawab, 'Aku bukanlah orang yang bercerita dan bukan pula yang meminta cerita kepada kalian, akan tetapi pergilah ke tempat peribadatan ini kalian akan menemui seorang laki-laki yang fakir, dia akan bercerita dan meminta cerita kepada kalian.' Lalu mereka memasuki biara, dan ternyata di sana ada seorang laki-laki buta telah terantai dengan besi, dia berkata, 'Siapa kalian? ' kami berkata, 'Kami dari penduduk Arab.' Dia berkata, 'Apakah di antara kalian telah diutus seorang Nabi? ' mereka menjawab, 'Ya.' Dia bertanya lagi, 'Apakah orang-orang Arab mengikutinya? ' mereka menjawab, 'Ya.' Dia lalu berkata, 'Itu lebih baik buat mereka.' Dia bertanya lagi, 'Apa yang diperbuat orang-orang Persia? Apakah dia (Nabi) Telah mengalahkannya? ' Mereka menjawab, 'Dia tidak akan mampu mengalahkannya.' Laki-laki itu pun berkata, 'Sesungguhnya dia (nabi) akan mengalahkannya (menguasainya).' Kemudian dia bertanya lagi, 'Apa yang terjadi dengan mata air Zughar? ' Mereka menjawab, 'Ia penuh dengan air'. Dia bertanya lagi, 'Apa yang terjadi dengan Kurma Baisan? Apakah ia memberikan kecukupan makanan? ' Mereka menjawab, 'Sungguh ia telah memberikan kecukupan makanan untuk penduduknya', tiba-tiba ia melompat dengan sekali lompatan, kami mengira dia akan lepas.' Lantas kami bertanya, 'Siapakah kamu? ' Dia menjawab, 'Aku adalah Dajjal, dan sesungguhnya aku akan melalui bumi semuanya selain Makkah dan Thayyibah.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Aku sampaikan kabar gembira untuk kalian wahai kaum Muslimin, inilah Thayibah yang dia tidak akan memasukinya yakni Dajjal."

ahmad:25853

Telah menceritakan kepada kami [Yunus] berkata, telah menceritakan kepada kami [Laits] dari [Ubaidullah bin Umar bin Hafsh bin Ashim bin Umar bin Khatthab] dari [Qasim bin Ghannam] dari [neneknya] ibu ayahnya, Ad Dunya, dari neneknya [Ummu Farwah] dan dia adalah wanita yang ikut berbaiat, bahwa dirinya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan amalan-amalan, maka beliau bersabda: "Amalan yang paling dicintai Allah Azza Wa Jalla adalah mendahulukan shalat di awal waktu."

ahmad:25856

Telah menceritakan kepada kami [Humaid bin 'Abdurrahman Ar Ru'asi] dia berkata, telah menceritakan kepada kami [Zuhair] dari ['Abdul Karim] dari [Barra'] anak dari anak perempuan Anas, dia adalah anak laki-lakinya Zaid, dari [Anas] dia berkata, telah menceritakan kepadaku [ibuku], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menemuinya sedangkan di rumahnya ada kantung air yang digantung, lalu beliau minum dari kantung tersebut dengan berdiri." Ummu Anas berkata, "Lalu aku meraih mulut kantung itu dan memotongnya."

ahmad:25866

Telah menceritakan kepada kami [Ya'la bin 'Ubaid] dia berkata, telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Ja'far bin 'Abdurrahman Al Anshari] dari [Ummu Thariq] bekas budak Sa'd, dia berkata, "Nabi datang kepada Sa'd, saat beliau mengucapkan salam Sa'd diam, lalu beliau mengulanginya dan Sa'd tetap diam, lalu beliau mengulanginya dan Sa'd pun tetap diam. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun beranjak pergi." Ummu Thariq berkata, "Kemudian Sa'd mengutusku menemui beliau, dia mengatakan bahwa sebenarnya kami tidak melarang tuan untuk masuk, hanya saja kami berharap tuan akan memperbanyak (ucapan salam) kepada kami." Ummu Thariq melanjutkan, "Lalu aku mendengar suara di pintu namun aku tidak melihat apapun, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa kamu?" dia menjawab, "Ummu Mildam." Beliau bersabda: "Tidak ada selamat datang untukmu, apakah kamu memberi hadiah kepada penduduk Quba'?" Dia menjawab, "Ya." Beliau pun bersabda: "Pergilah kepada mereka."

ahmad:25876

Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] telah menceritakan kepada kami [ayahku] dari [Muhammad bin Ishaq] dia berkata, telah menceritakan kepadaku [Sulaiman bin Suhaim] dari [Umayyah binti Abu Shalt] dari [seorang wanita] dari Bani Ghifar, dia menyebutkan namanya kepadaku, dia berkata, "Aku menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan beberapa wanita Bani Ghiffar, kami berkata kepada beliau, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami ingin berperang bersama tuan pada perang ini -ketika itu beliau dalam perjalanan ke Khaibar-, sehingga kami dapat mengobati yang terluka dan kami membantu kaum muslimin semampu kami." Lantas beliau bersabda: "Semoga diberkahi Allah." Lalu kami berangkat bersama beliau, ketika itu aku seorang gadis yang baru tumbuh, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memboncengkanku di karung perbekalannya." Wanita itu berkata, "Demi Allah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam turun pada waktu subuh, lalu menderumkan untanya dan akupun turun dari karung perbekalannya. Tiba-tiba ada darah dariku dan aku haid untuk pertama kalinya. Lalu aku menepi pada unta karena malu, ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihat apa yang terjadi denganku dan beliau melihat darah, beliau bersabda: "Apa yang terjadi denganmu, apakah kamu baru saja haid?" aku menjawab, "Ya." Beliau bersabda: "Bersihkan haidmu dan ambillah satu bejana air, lalu masukkan garam ke dalamnya dan cucilah darah yang mengenai karung perbekalan, setelah itu kembalilah naik." Wanita itu berkata, "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menaklukkan Khaibar, beliau membagikan Fai' (rampasan perang) kepada kami, beliau lalu mengambil kalung yang kamu lihat di leherku ini, beliau berikan ini kepadaku dan beliau telakkan di leherku. Demi Allah, kalung tersebut tidak pernah berpisah dariku." Sulaiman berkata, "Kalung itu tetap bersamanya sampai dia wafat, dan dia berwasiat agar kalung itu dikubur bersamanya. Dan dia tidak suci dari haidnya kecuali dia mensucikannya dengan garam, maka ia berwasiat agar memandikan dengan garam saat meninggal."

ahmad:25885

Telah menceritakan kepada kami [Affan] telah menceritakan kepada kami [Hammam] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Juhadah] berkata, telah menceritakan kepadaku [Al Mughirah bin Abdullah Al Yasykuri] dari [Ayahnya] dia berkata, "Aku pergi ke Kufah untuk mengambil keledai." Abdullah berkata, "Lalu aku mendatangi pasar, dan ternyata pasar belum dimulai. Kemudian aku berkata kepada sahabatku, 'Bagaimana jika kita masuk ke masjid, pada hari itu adalah pasarannya pedagang kurma', ternyata di dalam masjid ada seorang laki-laki yang bernama Qa'is bin Al Muntafiq. Laki-laki itu berkata, "Telah diterangkan kepadku tentang sifat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian aku mencarinta di Mina, lantas dikatakan kepadaku bahwa beliau berada di Arafah, akhirnya aku menemukan beliau. Kemudian aku berdesak-desakkan untuk menemui beliau, dikatakan kepadaku, 'Menjauhlah dari jalan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam', kemudian beliau bersabda: "Biarkan orang itu, biarkan apa yang diinginkan, " [Ibnul Muntafiq] lalu berkata, "Kemudian aku bergegas menemui beliau hingga aku berada di depannya. Kemudian aku mengambil tali kekang tunggangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, atau dia berkata; tali pengikatnya -seperti ini yang diriwayatkan Muhammad- hingga kedua leher tunggangan kami beriringan." Ibnul Muntafiq berkata, "Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak mengeluhkan kepadaku, atau dia mengatakan, beliau tidak berubah raut mukanya padaku -seperti ini yang diriwayatkan Muhammad-. Aku lalu berkata, "Dua hal yang aku tanyakan kepada tuan; apa yang menyebabkan aku bebas dari neraka, dan apa yang menyebabkan aku masuk surga? ' Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menengadahkan kepalanya ke langit dan menurunkannya lagi, kemudian menatapku dengan wajahnya, beliau bersabda: "Jika kamu meringankan soal ini, maka kamu telah menjadikannya perkara besar dan lama, pergi dan sembahlah Allah dan jangan kamu sekutukan dengan sesuatupun, dirikan shalat wajib, tunaikan zakat, dan berpuasalah pada bulan Ramadan. Jika kamu suka orang-orang melakukan sesuatu (kebaikan) kepadamu, maka lakukanlah kebaikan itu kepada mereka, dan jika kamu benci orang-orang melakukan keburukan itu kepadamu, maka jangan kamu lakukan keburukan itu kepada mereka." Kemudian beliau bersabda: "Berikan jalan untukku."

ahmad:25901

Telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari ['Amru] dari [Nafi' bin Jubair bin Muth'im] dari [Abu Syuraij Al khuza'i] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia menghormati tamunya, barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya berbuat baik terhadap tetangganya, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia berkata baik atau diam."

ahmad:25906

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Dzi'b] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sa'id] -yakni Al Maqbri berkata, aku mendengar [Abu Syuraih Al Ka'bi] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda pada saat penaklukan kota Makkah: "Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla telah mengharamkan kota Makkah dan manusia belum mengharamkannya, maka barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya tidak menumpahkan darah di dalamnya, dan tidak menebang pepohonan di dalamnya meskipun dari orang yang meremehkan." Abu Syuraih berkata, "Telah dihalalkan buat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Sesungguhnya Allah telah menghalalkan buatku dan tidak menghalalkan buat yang lain, ia haram dari sekarang ini hingga hari Kiamat kelak. Sesungguhnya kalian wahai bani Khuza'ah, telah membunuh orang ini, dan sesungguhnya akulah yag menebus diatnya, maka barangsiapa membunuh seseorang setelah perkataanku ini, maka keluarganya berhak untuk memilih antara dua pilihan; balas bunuh atau mengambil diyatnya."

ahmad:25907

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kamil] berkata, Telah menceritakan kepada kami [Laits] berkata, Telah menceritakan kepadaku [Sa'id bin Abu Sa'id Al Maqburi] dari [Abu Syuraih Al 'Adawi] bahwa dia berkata kepada 'Amru bin Sa'id yang saat itu sedang mengirimkan pasukan menuju Makkah, "Izinkanlah aku wahai amir, aku akan menceritakan kepadamu sebuah hadits. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri pada waktu penaklukan kota Makkah, aku dengar dengan kedua telingaku, hatiku meresapi dan mataku melihatnya, bahwa beliau mengatakannya. Setelah mengucapkan syukur dan pujian kepada Allah, beliau bersabda: "Sesungguhnya kota Makkah telah Allah haramkan, sedangkan manusia belum mengharamkannya, maka tidak halal bagi seorang yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk menumpahkan darah di dalamnya dan menebang pepohonannya. Jika ada seseorang menyangkal bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berperang di dalamnya, maka katakanlah oleh kalian bahwa Allah Azza Wa Jalla telah mengizinkan buat Rasul-Nya dan tidak mengizinkan buat kalian, hanyasanya aku dizinkan sesaat di siang hari kemudian kembali diharamkan kesuciannya sebagaimana kemarin. Maka hendaknya orang yang hadir menyampaikan kepada orang yang tidak hadir." Maka dikatakan kepada [Abu Syuraih], "Lalu apa yang dikatakan 'Amru kepadamu?" Dia berkata, "'Amru berkata, "Aku lebih tahu daripada kamu wahai Abu Syuraih! Sesungguhnya Baitul Haram tidak melindungi orang yang durhaka, orang yang lari karena urusan darah serta orang yang lari dari jizyah." Hajjaj juga menyebutkan, "Dengan Jizyah." Dan [Ya'qub] juga menyebutkan dari [ayahnya] dari [Ibnu Ishaq], "Dan orang yang enggan membayar jizyah."

ahmad:25911

Telah menceritakan kepada kami [Husain bin Muhammad] dia berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Fudlail] -yakni Ibnu Sulaiman- dia berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu Yahya] dari [Abu Asma'] bekas budak Bani Ja'far, dari [Abu Rafi'] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada 'Ali bin Abu Thalib: "Antara kamu dengan 'Aisyah akan terjadi sesuatu, " 'Ali berkata, "Aku ya Rasulullah?" Beliau menjawab: "Ya." Ali berkata lagi, "Aku!" Beliau menjawab: "Ya." Ali berkata, "Akankah aku menyakiti mereka ya Rasulullah?" Beliau bersabda: "Jangan, jika itu terjadi maka kembalikanlah ke tempat tinggalnya."

ahmad:25943

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Isma'il] dia berkata, telah menceritakan kepada kami [Qais] dari [Khabbab] dia berkata, "Kami mengadu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang sedang duduk beralaskan kain burdah di bawah naungan Ka'bah, kami katakan, "Tidakkah tuan mintakan pertolongan kepada Allah Azza wa Jalla, atau tidakkah tuan minta pertolongan untuk kami?" Beliau menjawab: "Sungguh, telah ada seseorang dari kaum sebelum kalian yang ditangkap lalu dikubur dalam tanah, lalu didatangkan kepadanya gergaji di atas kepalanya, ia pun dibelah menjadi dua, dan itu tidak menjadikannya keluar dari agamanya. Dan ada yang di sisir kulitnya dengan besi hingga tinggal tulangnya, dan itu tidak menjadikannya keluar dari agama Allah, demi Allah, sesungguhnya Allah akan menyempurnakan perkara ini hingga seorang penunggang berjalan dari Madinah menuju ke Hadramaut, ia tidak takut kecuali hanya kepada Allah Azza wa Jalla, dan tidak mengkawatirkan kambingnya akan dimakan serigala, kalian adalah kaum yang tergesa-gesa."

ahmad:25959

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ishaq] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Lahi'ah] telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah bin Hubairah] berkata, aku mendengar [Abu Tamim Al Jaisyani] berkata, aku mendengar ['Amru bin 'Ash] berkata, telah mengabarkan kepadaku salah seorang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla menambah shalat terhadap kalian, maka laksanakanlah ia antara shalat isya' dan shalat shubuh, yaitu shalat witir, shalat witir." Dan hanyasanya dia adalah [Abu Bashrah Al Ghifari], Abu Tamim berkata, "Aku bersama Abu Dzar sedang duduk-duduk. Abu Dzar lantas menggandeng tanganku, kemudian kami pergi menemui Abu Bashrah, yang saat itu kami mendapatinya sedang berada di samping pintu, depan rumahnya 'Amru bin 'Ash. Abu Dzar lalu berkata, "Wahai Abu Bashrah, apakah kamu yang mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla menambah shalat terhadap kalian, maka laksanakanlah ia antara shalat isya' dan shalat shubuh, yaitu shalat witir, shalat witir, " Abu Bashrah menjawab, "Ya." Abu Dzar berkata lagi, "Apakah kamu mendengar darinya?" Dia menjawab, "Ya." Abu Dzar berkata lagi, "Apakah kamu mendengar darinya?" Dia menjawab, "Ya."

ahmad:25970

Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] berkata, telah menceritakan kepada kami [ayahku] dari [Ibnu Ishaq] berkata, telah menceritakan kepadaku [Yazid bin Abu Habib] dari [Martsad bin 'Abdullah Al Yazani] dari [Abu Bashrah Al Ghifari] dia berkata, "Aku bertemu Abu Hurairah yang sedang berjalan menuju masjid Thuur untuk shalat." Abu Bashrah berkata, "Lalu aku berkata kepadanya, "Jika aku bertemu denganmu sebelum kamu berangkat, maka kamu tidak akan berangkat." Abu Hurairah berkata, "Memang kenapa?" Abu Bashrah menjawab, "Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kamu memberatkan perjalanan kecuali pada tiga Masjid; masjidil Haram, masjidil Aqsa dan masjidku ini."

ahmad:25971

Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] dan [Yunus] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Laits] berkata, telah menceritakan kepadaku [Yazid bin Abu Habib] dari [Abu Al Khair] dari [Manshur Al Kalbi] dari [Dihyah bin Khalifah], bahwa dia keluar dari desanya menuju tempat di dekat desa 'Uqbah pada bulan Ramadan, lalu dia dan orang-orang yang bersamanya berbuka, namun sebagian yang enggan untuk berbuka." Manshur berkata, "Ketika Dihyan kembali ke desanya, dia berkata, "Demi Allah, sungguh aku telah melihat hari dimana aku tidak pernah melihatnya, sebagian kaum telah membenci petunjuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya, " dia mengatakan hal itu bagi yang berpuasa, lalu dia mengucapkan, "Ya Allah, genggamkanlah aku kepada-Mu."

ahmad:25972

Telah menceritakan kepada kami ['Attab] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Abdullah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Yazid] dari [Yazid bin Abu Habib] dari [Kulaib bin Dzuhl] dari ['Ubaid bin Jabr] berkata, "Aku pergi bersama [Abu Bashrah] dari Fusthath menuju Iskandariyah dengan mengendarai kapal, ketika kami berlabuh, dia memerintahkan untuk menyiapkan hidangan, lalu ia mendekat dan memanggilku untuk menyantap hidangan tersebut. Waktu itu adalah bulan Ramadan, maka aku berkata kepadanya, 'Wahai Abu Bashrah, demi Allah, rumah-rumah kami masih kelihatan! ' Dia lalu berkata, 'Apakah kamu membenci sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? ' Aku menjawab, 'Tidak.' Dia lalu berkata, 'Maka, makanlah'. Dan kami masih dalam keadaan berbuka sampai kami tiba di tempat tujuan kami." Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ghailan] dia berkata, telah menceritakan kepada kami [Mufadlal] dia berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin 'Ayyasy] dari [Yazid bin Abu Habib] dari [Kulaib bin Dzuhl Al Hadlrami] dari [Ubaid bin Jabr] dia berkata, "Aku berlayar bersama [Abu Bashrah] dengan mengendarai kapal menuju Iskandariyah…kemudian dia menyebutkan hadits ini."

ahmad:25974

Telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim] dari ['Abdul Hamid] -yakni Ibnu Ja'far- berkata, telah mengabarkan kepadaku [Yazid bin Abu Habib] dari [Martsad bin 'Abdullah] dari [Abu Bashrah Al Ghifari] dia berkata, "Pada suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada para sahabat: "Sesungguhnya aku akan menuju ke perkampungan Yahudi, barangsiapa di antara kalian pergi bersamaku, jika mereka mengucapkan salam kepada kalian maka jawablah wa'alaikum." Kemudian kami berangkat bersama beliau, ketika kami mendatangi mereka, mereka mengucapkan salam kepada kami lalu kami menjawab wa'alaikum."

ahmad:25975

Telah menceritakan kepada kami [Hasan] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Lahi'ah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Abu Habib] dari [Abu Al Khair] berkata, aku mendengar [Abu Bashrah] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya kita besok akan mendatangi orang-orang Yahudi, maka janganlah kalian memulai untuk beruluk salam, jika mereka mengucapkan salam kepada kalian, maka jawablah 'wa'alakum'."

ahmad:25976

Telah menceritakan kepada kami [Muhamad bin 'Abdullah bin Az Zubair] dia berkata, telah menceritakan kepada kami [Isra'il] dari [Simak] dari ['Alqamah bin Wa'il] dari [ayahnya] dia berkata, "Seorang wanita keluar untuk mengerjakan shalat, tiba-tiba dia bertemu dengan seorang laki-laki yang kemudian memperkosanya, laki-laki itu kemudian pergi meninggalkan wanita tersebut. Setelah itu ada seorang laki-laki yang mendatangi wanita tersebut, wanita itu lalu berkata, "Sungguh, seorang laki-laki telah melakukan ini dan itu kepadaku!" maka laki-laki tersebut pergi untuk mencari laki-laki yang memperkosanya. Kemudian ada sekelompok orang-orang Anshar menemukan wanita tersebut, wanita itu lalu berkata, "Sungguh, seorang laki-laki telah melakukan ini dan itu kepadaku!" maka orang-orang Anshar pergi untuk mencari laki-laki yang memperkosanya. Kemudian orang-orang Anshar tersebut (justru) menangkap laki-laki yang mencari laki-laki yang telah memperkosanya, dan membawanya ke hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Sang wanita lalu berkata, "Inilah dia!" Tatkala Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan untuk merajamnya, maka berkatalah laki-laki yang telah memperkosanya, "Wahai Rasulullah, yang dimaksud adalah aku!" Maka beliau berkata kepada si wanita: "Pergilah sesungguhnya Allah telah mengampunimu." Dan beliau bersabda kepada laki-laki dengan perkataan yang baik, maka dikatakan, "Wahai Nabiyallah, apakah tuan tidak merajamnya?" Maka beliau bersabda: "Sesungguhnya dia telah bertaubat dengan taubat yang sekiranya penduduk Madinah bertaubat, niscaya akan diterima dari mereka."

ahmad:25980

Telah menceritakan kepada kami [Abu Qathn] berkata, Telah menceritakan kepada kami [Yunus] -yakni Ibnu Abu Ishaq- dari [Al 'Aizar bin Huraits] dari [Ummu Hushain Al Ahmasiyah] dia berkata, "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada waktu haji Wada', beliau berkhutbah di atas mimbar dengan mengenakan kain burdah yang beliau lilitkan dari bawah ketiaknya." Ummul Hushain berkata, "Aku lihat urat lengannya beliau bergetar, kemudian aku mendengar beliau bersabda: "Wahai manusia, bertakwalah kalian kepada Allah sekalipun yang memerintah kalian adalah seorang budak Habsyah yang pesek hidungnya, dengar dan taatlah selama dia menegakkan Kitabullah Azza Wa jalla di tengah-tengah kalian."

ahmad:25999

Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yunus] dari [Al 'Aizar bin Huraits] berkata, aku mendengar [Ummu Hushain Al Ahmasiyah] berkata, "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada waktu Haji Wada' mengenekan selendang yang terbelih dari bawah ketiaknya, dan aku lihat urat lengannya yang besar bergetar, beliau bersabda: "Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Allah dan patuhlah meskipun kalian diperintah oleh seorang budak yang pesek batang hidungnya, selagi dia menegakkan kitabullah di antara kalian."

ahmad:26007

Telah menceritakan kepada kami [Yazid Bin Harun] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Muslim Bin Khalid] dari [Musa Bin Uqbah] dari ibunya [Ummu Kultsum]. Abdullah berkata; dan telah menceritakan kepada kami [Husain bin Muhammad] dia berkata, telah menceritakan kepada kami [Muslim] -kemudian dia menyebutkan- dan dia menyebutkan dari Ibunya [Ummu Kultsum binti Abu Salamah] dia berkata, "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menikahi Ummu Salamah, beliau berkata kepadanya: "Sesungguhnya aku telah memberikan hadiah perhiasan dan beberapa Uqiyah minyak misik kepada Najasyi, dan aku tidak melihat Najasyi kecuali dia sudah meninggal, sementara hadiahku dikembalikan kepadaku. Jika benar haidah tersebut kembali kepadaku, maka dia menjadi milikmu." Musa bin Uqbah berkata, "Maka dilakukanlah sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, hadiahnya dikembalikan lagi kepada beliau, maka beliau memberikan kepada setiap dari isterinya satu uqiyah minyak misik dan memberikan semua sisa perhiasan dan minyak kepada Ummu Salamah."

ahmad:26016

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] dan [Hajjaj] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Ibrahim bin Muhajir] dari [Abu Bakr bin Abdurrahman bin Al Harits] dia berkata; "Marwan pernah mengutus seseorang kepada [Ummu Ma'qil Al Asadiyah] menanyakan mengenai hadits ini, kemudian Ummu Ma'qil menceritakan hadits tersebut kepadanya, bahwa suaminya (Abu Ma'qil) telah menginfakkan dua ekor unta mudanya di jalan Allah, padahal Ummu Ma'qil hendak pergi haji, maka ia meinta seekor unta muda kepada suaminya, namun suaminya enggan, ia pun pergi menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan memberitahukan hal itu kepada beliau, maka beliau memerintahkan suaminya supaya memberikan sekor unta kepada isterinya, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Haji dan 'Umrah di jalan Allah -dan bersabda- Umrah di bulan Ramadhan setara dengan melaksanakan haji atau mencukupkan dari melaksanakan haji." [Hajjaj] mengatakan; "Setara dengan melakukan haji atau mencukupkan dari melaksanakan haji." Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu Isma'il] dari [Ibrahim bin Muhajir] dari [Abu Bakr bin Abdurrahman Al Qurasyi] dari [Ma'qil bin Abu Ma'qil] bahwa ibunya datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan berkata, lalu ia menyebutkan hadits yang semakna."

ahmad:26026

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Abu Bakr bin Abdurrahman bin Al Harits bin Hisyam] dari seorang wanita bani Asad bin Khuzaimah yang disebut dengan [Ummu Ma'qil] dia berkata, "Aku hendak melaksanakan ibadah haji, tiba-tiba hewan tungganganku tersesat, maka aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Laksanakanlah umrah di bulan Ramadan, sebab umrah di bulan Ramadan seperti pahala haji." Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] berkata, telah menceritakan kepada kami [Bapakku] dari [Ibnu Ishaq] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya bin 'Abbad bin Abdullah bin Zubair] dari [Harits bin Abu Bakar bin Abdurrahman bin Al Harits bin Hisyam] dari [Bapaknya] dia berkata, "Aku adalah orang yang ikut serta bersama Marwan sewaktu dia pergi menemui [Ummu Ma'qal Al Asadiyah], Abu Bakar berkata, "Dan aku termasuk orang yang ikut menemui Ummu Ma'qal ketika dia menceritakan hadits ini." Telah menceritakan kepada kami [Abdul Malik bin Amru] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Yahya] dari [Abu Salamah] dari [Ma'qil bin Ummu Al Asadiyah] dari [Ummu Ma'qil] ia berkata, "Aku hendak melaksanakan ibadah haji bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, aku lalu menyebutkan hal itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian ia menyebutkan seperti hadits Al Auza'I, dari Yahya bin Abu Katsir."

ahmad:26027

Telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Ashim Al Ahwal] dari [Hafshah] dari [Ummu 'Athiyah] dia berkata, "Tatkala ayat ini turun: '(hendaknya kalian tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun) ', sampai firman-Nya: '(dan tidak mendurhakaimu dalam kebaikan) ', Ummu Athiyah berkata, "Termasuk di dalamnya adalah meratapi mayat, " Ia lalu berkata, "Wahai Rasulullah, kecuali keluarga fulan, sesungguhnya mereka adalah orang yang membahagiakan aku di masa jahiliyah, oleh karenanya aku harus membahagiakan mereka?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kecuali keluarga fulan."

ahmad:26035

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ibrahim] dari [Khalid] dari [Hafshah] dari [Ummu 'Atiyah] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus seseorang kepadaku dengan membawa daging kambing sedekah, kemudian aku berikan kepada 'Aisyah sebagian darinya, namun ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang kepada 'Aisyah, beliau pun bertanya: "Apakah kamu mempunyai sesuatu?" 'Aisyah menjawab, "Tidak, kecuali kiriman daging kambing dari Nusaibah kepada kita yang pernah tuan berikan kepadanya, " maka beliau bersabda: "Sesungguhnya dia telah sampai ke tempatnya."

ahmad:26038

Telah menceritakan kepada kami [Husain bin Muhammad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Jarir] -yakni Ibnu Hazim- dari [Yahya bin Sa'id] dari [Yuhannas], bahwa sewaktu Hamzah bin Abdul Mutthalib sampai di Madinah, dia menikahi [Khaulah binti Qais bin Qahd Al Anshariyah] dari bani Najjar." Yuhannas berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam biasa mengunjungi Hamzah di rumah isterinya -dan isteri Hamzah biasa meriwayatkan hadits dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam- dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menemui kami di suatu hari, kemudian aku berkata, "Wahai Rasulullah, telah sampai kepadaku mengenai dirimu, bahwa tuan telah menceritakan bahwa tuan memiliki telaga pada hari Kiamat, yang jaraknya antara ini sampai ini?" Beliau menjawab: "Ya, dan aku lebih suka dari manusia yang meminumnya adalah kaummu." Khaulah berkata, "Kemudian aku memberikan kepada beliau sebuah periuk yang berisikan roti, atau air panas, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memasukkan tangannya ke dalam periuk untuk makan sehingga jarinya kepanasan. Beliau pun berteriak: "Auh!" Kemudian beliau bersabda: "Jika anak adam terkena sesuatu yang dingin, ia berkata Auh, dan jika terkena sesuatu yang panas ia mengatakan Auh."

ahmad:26053

Telah menceritakan kepada kami [Sa'd bin Ibrahim] dan [Ya'qub] keduanya berkata, [ayahku] berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ishaq] berkata, telah menceritakan kepadaku [Ma'mar bin Abdullah bin Hanzhalah] dari [Yusuf bin Abdullah bin Salam] dari [Khaulah binti Tsa'labah] dia berkata, "Demi Allah, pada diriku dan diri Aus bin Shamit, Allah telah menurunkan surat Al Mujadalah." Khaulah berkata, "Aku adalah isterinya (Aus bin Shamit), dia adalah laki-laki yang telah lanjut usia, buruk akhlaknya dan suka marah." Khaulah melanjutkan, "Suatu hari dia (suaminya) masuk menemuiku, namun aku menolaknya dengan sesuatu hingga ia pun marah seraya berkata, 'kamu bagiku seperti punggung ibuku! ' Khaulah berkata, "Kemudian Aus pergi dan duduk bersama kaumnya, kemudian masuk kembali menemuiku dan menginginkan untuk bersetubuh. Aku lalu berkata, "Demi jiwa Khaulah yang berada di genggaman-Nya, kamu tidak akan dapat menguasai diriku, sungguh kamu telah menetapkan sesuatu yang kamu ucapkan sampai Allah dan Rasul-Nya menghukumi di antara kita dengan hukum-Nya." Khaulah berkata, "Namun kemudian dia memaksaku, tapi aku dapat menolaknya dan mengalahkannya sebagaimana seorang wanita mengalahkan orang yang tua yang lemah, kemudian aku melemparkannya." Khaulah berkata, "Kemudian aku keluar ke salah satu rumah tetanggaku, aku pun meminjam baju darinya, setelah itu aku keluar menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, aku lalu duduk di hadapannya dan melaporkan atas apa yang telah menimpaku, aku adukan kepada beliau perihal akhlaknya yang buruk." Khaulah berkata, "Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai Khuwailah, anak pamanmu adalah seorang yang telah lanjut usia, hendaklah kamu bertakwa kepada Allah dalam perkaranya." Khaulah berkata, "Demi Allah, tidaklah aku meninggalkan tempat tersebut sehingga turun ayat dalam al Qur'an tentang diriku, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pingsan terhadap sesuatu yang menimpanya, kemudian beliau siuman dan bersabda kepadaku: "Wahai Khuwailah, sungguh Allah telah menurunkan kepadamu dan kepada suamimu, " kemudian beliau membaca untukku: '(Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang memajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat), sampai firman-Nya: '(dan bagi orang-orang kafir ada siksaan yang sangat pedih) '. (Qs. Al Mujadalah: 1-4). Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallambersabda kepadaku: "Suruhlah dia untuk memerdekakan budak." Khaulah berkata, "Maka aku berkata, "Demi Allah, wahai Rasulullah, dia tidak mempunyai sesuatu untuk memerdekakan budak!" Beliau bersabda: "Suruhlah dia untuk berpuasa dua bulan berturut-turut." Khaulah berkata, "Maka aku berkata, "Demi Allah, wahai Rasulullah, sesungguhnya dia adalah orang yang sudah lanjut usia, dan tidak sanggup untuk berpuasa." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda: "Suruhlah dia untuk memberi makan enam puluh orang miskin, atau kurma satu wasaq." Khaulah berkata, "Dan aku berkata, "Demi Allah, wahai Rasulullah, dia tidak memiliki yang seperti itu." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Sesungguhnya aku akan membantunya dengan sekeranjang kurma, " Khaulah lantas berkata, "Wahai Rasulullah, dan aku akan membantunya juga dengan sekeranjang yang lain." Beliau bersabda: "Sungguh, kamu tepat dan telah berbuat baik, maka pergilah kamu dan bersedekahlah darinya, kemudian berwasiatlah terhadap anak pamanmu dengan kebaikan." Khaulah berkata, "Maka aku pun melaksanakannya." Sa'd bekata, "Al Araq adalah sejenis keranjang."

ahmad:26056

Telah menceritakan kepada kami [Affan] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Daud] dari [Amir] dari [Fatimah binti Qais], bahwa suatu hari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang dengan tergesa-gesa kemudian naik mimbar, lalu diserulah 'Ash Shalaatu Jaami'ah (Mari shalat berjama'ah). Orang-orang pun berkumpul, beliau kemudian bersabda: "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya aku tidak menyeru kalian karena suatu hal yang membuat kalian terkejut, akan tetapi Tamim Ad Dary telah mengabarkan kepadaku, bahwa orang-orang dari penduduk Palestina telah mengarungi lautan, mereka diterpa oleh angin topan sehingga membuat mereka terdampar di sebuah pulau, tiba-tiba mereka bertemu dengan makhluk berambut gondrong sehingga tidak ketahuan apakah dia laki-laki atau perempuan, karena rambutnya lebat. Mereka bertanya, 'siapakah kamu? ' makhluk itu menjawab, 'Aku adalah Jasasah', lalu mereka bertanya, 'Mahukah kamu bercerita kepada kami? ' Makhluk itu menjawab, 'Aku bukanlah orang yang bercerita dan bukan pula yang meminta cerita kepada kalian, akan tetapi pergilah ke tempat peribadatan (biara) ini, di dalamnya ada seorang laki-laki yang yang sangat menanti berita kalian, kemudian mereka masuk ke sebuah biara dan mereka mendapatkan seorang laki-laki buta yang dibelenggu rantai, kemudian laki-laki itu bertanya, 'Siapa kalian? ' mereka menjawab, 'Kami orang-orang Arab', laki-laki itu bertanya, 'Apakah pada kalian telah diutus seorang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam? ' mereka menjawab, 'Ya, ' laki-laki itu bertanya lagi, 'Apakah orang-orang arab mengikutinya? ' Mereka menjawab, 'Ya.' Laki-laki itu berkata, 'Itu lebih baik bagi mereka.' Kemudian laki-laki itu berkata lagi, 'Apa yang dilakukan oleh orang-orang Persia? Apakah dia dapat menguasainya (Persia)? Mereka berkata, 'Dia belum mampu mengalahkannya.' Laki-laki itu berkata, 'Sungguh, suatu saat dia akan menguasainya.' Laki-laki itu bertanya lagi, 'Apa yang terjadi dengan 'Ainu Zughar (nama mata air)? ' mereka menjawab, 'Airnya meluap, ' kemudian dia bertanya lagi, 'Apa yang terjadi dengan perahu Thabariyah? ' mereka menjawab, 'Penuh.' Laki-laki itu bertanya lagi, 'Apa yang terjadi dengan pohon kurma yang ada di Baisan, apakah memberikan kecukupan makanan? ' mereka menjawab, 'Sungguh, orang-orang yang pertama telah memakannya.' Tamim berkata, "Tiba-tiba ia melompat, dan kami mengira ia akan lepas, maka kami berkata, 'Siapakah sebenarnya dirimu? ' Laki-laki itu menjawab, 'Aku adalah Dajjal, sesungguhnya aku akan melalui bumi seluruhnya, selain Makkah dan Thaybah (nama kota Madinah).' Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku memberikan kabar gembira kepada kalian wahai kaum Muslimin, sesungguhnya (bumi) ini adalah Thayibah yang tidak akan dimasuki oleh Dajjal."

ahmad:26066

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Amru] dari [Abu Salamah] dari [Fatimah binti Qais] berkata, "Aku telah menulis naskah dari mulutnya, ia (Fatimah) Berkata, "Aku menjadi isteri dari seorang laki-laki dari bani Mahzum, kemudian dia mentalakku, maka aku mengirim utusan kepada keluarganya untuk minta hak nafkah, namun mereka berkata, 'Kamu tidak lagi mendapatkan nafkah dari kami!" Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada kewajiban atas mereka untuk menafkahi kamu, dan rampungkanlah masa iddahmu di tempatnya Ummu Syarik, dan jangan lupa kabari aku." Kemudian beliau berkata, "Sesungguhnya saudara laki-lakinya Ummu Syarik dari orang-orang Muhajirin sering mengunjunginya, maka pindahlah ke tempat Ibnu Ummi Maktum, karena dia adalah laki-laki buta, jika kamu melepas pakainmu maka dia tidak akan melihatnya." Fatimah berkata, "Tatkala aku sudah halal, maka Mu'awiyah dan Abu Jahm bin Hudzaifah melamarku, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Mu'awiyah adalah laki-laki miskin yang tidak punya harta benda, sedangkan Abu Jahm adalah laki-laki yang tidak menaruh tongkat dari bahunya (suka memukul), bagaimana jika kamu menikah dengan Usamah bin Zaid?" -Namun keluarga Fatimah tidak suka jika ia harus menikah dengan Usamah-. Maka Fatimah berkata, "Aku tidak akan menikah kecuali yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah rekomendasikan, ' maka Fatimah pun menikah dengannya."

ahmad:26068

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Atha'] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Abdurrahman bin Ashim bin Tsabit] bahwa [Fatimah binti Qais] saudarinya Dlahak bin Qais, telah mengabarkan kepadanya -ia adalah isteri seorang laki-laki dari bani Makhzum- ia mengabarkan kepadanya, bahwa suaminya telah menceraikannya dengan talak tiga, kemudian suaminya tersebut keluar untuk ikut serta dalam salah satu peperangan. Laki-laki itu kemudian memerintahkan wakilnya untuk memberikan nafkah, sementara dirinya (Fatimah) terasa berat untuk menerimanya. Kemudian ia pergi menemui salah satu isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam masuk, ia masih bersama isteri beliau. Isteri beliau kemudian berkata, "Wahai Rasulullah, ini adalah Fatimah binti Qais, dia telah diceraikan oleh fulan, kemudian suaminya tersebut mengirim sebagian nafkah untuknya, namun ia menolaknya, kawatir jika itu hanyalah alat untuk menguur-ulur waktu saja (antara cerai atau rujuk kembali)." Beliau bersabda: "Dia benar." Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda lagi: "Pindahlah kamu ke rumahnya Ibnu Ummi Maktum." Bapakku berkata, "Khaffaf menyebutkan, "Ummu Kultsum, pindahlah kamu ke rumahnya, " kemudian beliau bersabda: "Tidak, Ummu Kultsum sering dikunjungi tamu, akan tetapi pindahlah ke tempatnya Abdullah bin Ummi Maktum, sebab dia buta." Kemudian ia pun pindah ke tempatnya Abdullah dan menunggu masa iddahnya di sana hingga selesai. Kemudian Abdullah bin Jahm dan Mu'awiyah bin Abu Sufyan datang untuk melamarnya, maka datang pula Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Fatimah lantas meminta pertimbangan kepada beliau tentang keduanya, maka beliau bersabda: "Kalau Abu Jahm, aku mengkawatirkan dirimu akan tongkatnya yang tidak pernah ia taruh -atau beliau katakan- 'tidak pernah manaruh tongkatnya, sedangkan Mu'awiyah adalah seorang yang tidak memiliki harta benda." Setelah itu dia menikah dengan Usamah bin Zaid.

ahmad:26070

Telah menceritakan kepada kami [Rauh] dia berkata, telah menceritakan kepada kami [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Shalih Abu Khallil] dari ['Abdullah bin Harits bin Naufal] dari [Ummu Hakim binti Zubair] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menemui saudarinya, Dzuba'ah binti Zubair, kemudian beliau mengambil pundak kambing, lalu beliau mengerjakan shalat dan tidak berwudlu." Bapakku berkata, "Dan [Khaffaf] berkata, "Dia adalah [Ummu Hakim binti Zubair]."

ahmad:26089

Telah menceritakan kepada kami ['Abdus Shamad] dan ['Affan] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Hammam] telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [Ishaq bin 'Abdullah bin Harits] dari neneknya [Ummu Hakim] dari saudarinya [Dluba'ah binti Zubair], bahwa dirinya pernah menghidangkan daging kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau memakannya kemudian melaksanakan shalat dan tanpa berwudlu lagi." Bapakku berkata; Affan berkata, "Aku memberikan daging kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam."

ahmad:26091

Telah menceritakan kepada kami [Yunus bin Muhammad] dia berkata, telah menceritakan kepada kami [Laits bin Sa'd] dia berkata, telah menceritakan kepadaku [Yazid bin Abu Habib] dari [Bukair bin 'Abdullah] dari [Mundzir bin Mughirah] dari ['Urwah bin Zubair] bahwa [Fatimah binti Abu Hubaisi] telah menceritakan kepadanya, bahwa dia datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan mengadukan kepadanya mengenai darah kebiasaan wanita, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian menjawab: "Itu adalah darah kotor (keringat), lihatlah jika datang kepadamu masa Quru' (masa haid) maka jangan kamu melaksanakan shalat, dan jika telah selesai masa haidmu maka bersucilah kemudian laksanakan shalat antara masa haid dengan masa haid berikutnya."

ahmad:26094

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman] dari [Malik] dari [Abu An Nadlr] dari [Abu Murrah] bekas budak Aqil bin Abu Thalib, dari [Ummu Hani'] bahwa dia pergi menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada hari penaklukan kota Makkah." Ummu Hani` berkata, "Kemudian aku mendapati beliau sedang mandi sementara Fatimah menutupinya dengan kain, kemudian aku mengucapkan salam kepadanya, dan ketika itu adalah waktu dluha. Nabi lalu bertanya: "Siapa ini?" aku menjawab, "Aku Ummu Hani', " aku lalu berkata, "Wahai Rasulullah, anak laki-laki dari ibuku mengaku telah membunuh seseorang yang aku berikan perlindungan kepadanya, Fulan Ibnu Hubairah?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian menjawab: "Kami telah memberikan perlindungan kepada siapa yang kamu beri perlindungan wahai Ummu Hani'." maka ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selesai dari mandinya, beliau berdiri dan melaksanakan shalat delapan rakaat dengan berselimutkan pakaian."

ahmad:26111

Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Amru] berkata; aku mendengar [Salim bin Syawwal] berkata dari [Ummu Habibah] dia berkata, "Pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kami berpagi-pagi meninggalkan Jam' (nama tempat) menuju Mina." Dan Samurah berkata, "Pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kami berpagi-pagi bertolak dari Muzdalifah menuju Mina."

ahmad:26128

Telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Abdus Shamad Al 'Amiy Abu Abdus Shamad] telah menceritakan kepada kami [Manshur] dari [Mujahid] dari budak milik Ibnu Zubair yang biasa disebut [Yusuf bin Zubair] atau Zubair bin Yusuf dari [Ibnu Zubair] dari [Saudah Binti Zam'ah] dia berkata, "Seseorang datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian dia berkata, "Sesungguhnya bapakku adalah seorang yang sudah tua dan tidak mampu lagi untuk melaksanakan haji." Beliau menjawab: "Apa pedapatmu sekiranya bapakmu mempunyai hutang, apakah kamu akan melunasinya?" dia menjawab, "Ya." Kemudian beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah lebih penyayang, maka lakukanlah haji untuk bapakmu."

ahmad:26149

Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] dari [Ibnu Juraij] dan [Rauh] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Juraij] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Abdul Karim] bahwa [Barra' bin Zaid] cucunya Anas bin Malik, telah mengabarkan kepadanya, bahwa [Anas bin Malik] telah menceritakan dari [Ummu Anas bin Malik] dia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah menemui kami, sedangkan geribah yang berisikan air mengantung, kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun meminumnya sambil berdiri melalui mulut geriba." Ummu Sulaim lalu bangun dan memotong mulut geribah."

ahmad:26160

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Abdul Malik] telah menceritakan kepada kami [Syarik] dari [Simak] dari [Abdullah bin Umairah] dari [Suaminya Durrah binti Abu Lahab] dari [Durrah binti Abu Lahab] dia berkata, "Seorang laki-laki berdiri di hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, sedangkan beliau berada di atas mimbar. Laki-laki itu bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling baik?" Beliau bersabda: "Manusia yang paling baik adalah yang paling mengerti (kitabullah), paling bertakwa, paling sering amar ma'ruf nahi munkar, dan yang paling sering menjalin tali silatur rahmi."

ahmad:26165

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Ubaidullah bin Abdullah] dia berkata, Marwan mengutus [Abdullah bin Utbah] kepada [Subai'ah binti Al Harits] untuk menanyakan tentang sesuatu yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam fatwakan kepadanya, lalu Subai'ah menceritakan, bahwa dirinya adalah isteri dari Sa'ad bin Khaulah, kemudian dia ditinggal mati olehnya pada saat haji Wada' dan dia termasuk orang yang ikut serta dalam perang Badar. Kemudian dia melahirkan sebelum berlalu masa empat bulan sepuluh hari dari kematian suaminya, lalu dia bertemu dengan Abu As Sanabil -yaitu Ibnu Ba'kak- setelah suci dari nifasnya dan menggunakan celak. Kemudian Abu As Sanabil berkata kepadanya, "Tahanlah dirimu -atau kalimat yang serupa dengannya-, mungkin kamu menghendaki nikah, sesungguhnya masa iddahmu adalah empat bulan sepuluh hari dari kematian suamimu." Subai'ah lalu berkata, "Maka aku menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan menceritakan kepada beliau apa yang telah dikatakan oleh Abu As Sanabil bin Ba'kak." Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Kamu telah halal untuk menikah sejak kamu melahirkan kandunganmu." Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Khalid] dia berkata telah menceritakan kepada kami [Rabah] dari [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Ubaidullah bin Abdullah bin Uthbah] dia berkata, "Ubaidullah bin Abdullah bin Utsbah telah menulis surat kepada Abdullah bin Al Arqam, memerintahkan kepadanya untuk datang menemui [Subai'ah binti Al Harits], untuk bertanya kepadanya tentang sesuatu yang telah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam fatwakan kepadanya. Kemudian Subai'ah mengaku bahwa dia adalah isteri dari Sa'ad bin Khaulah…kemudian dia menyebutkan hadits yang semakna dengannya." Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] dia berkata, telah menceritakan kepada kami [bapakku] dari [Ibnu Ishaq] dia berkata, telah menceritakan kepadaku [Az Zuhri] dari [Ubaidullah bin Abdullah bin Uthbah] dari [bapaknya] dia berkata, "Aku telah menulis surat kepada Abdullah bin Al Arqam, memerintahkan kepadanya untuk datang menemui [Subai'ah Al Aslamiyah] dan menanyakan tentang perkara dia." Perawi berkata, "Kemudian Abdullah datang menemui Subai'ah…lalu dia menyebutkan hadits tersebut."

ahmad:26166

Abdullah berkata; Aku bacakan di hadapan ['Abdurrahman bin Mahdi]; [Malik] dari [Yahya bin Sa'id] dari ['Amrah binti 'Abdurrahman bin Sa'd bin Zurarah Al Anshariyah] bahwa dia telah mengabarkan dari [Habibah binti Sahal Al Anshariyah] dia mengatakan bahwa dia adalah isteri dari Tsabit Bin Qais bin Syammas, ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam keluar menuju masjid untuk shalat Shubuh, beliau mendapati Habibah binti Sahal berada di depan pintu, lantas Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun bertanya: "Siapa ini?" dia menjawab, "Aku Habibah binti Sahl." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu bertanya: "Ada apa denganmu?" dia menjawab, "Antara aku dan Tsabit bin Qais tidak ada kecocokan." Maka ketika Tsabit datang, Nabi berkata kepadanya: "Ini Habibah binti Sahl, ia telah menyebutkan Atas kehendak Allah untuk menyebutkannya." Habibah berkata, "Wahai Rasulullah, seluruh apa yang telah dia berikan ada padaku." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda kepada Tsabit: "Ambillah milikmu." Kemudian Tsabit mengambilnya dari Habibah dan dia (Habibah) kembali tinggal di rumah keluarganya."

ahmad:26173

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari ['Amrah] dari [Ummu Habibah binti Jahsy] dia berkata, "Aku pernah mengalami istihadlah selama tujuh tahun, kemudian aku mengadukan hal itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Itu bukanlah darah haid, tetapi itu adalah darah kotor, maka mandilah." Ummu Habibah lalu mandi setiap hendak shalat, dan dia mandi di dalam bejana hingga kami dapat melihat warna merah darah di dalam air bak."

ahmad:26175

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kamil] telah menceritakan kepada kami [Zuhair] -yakni Ibnu Mu'awiyah- telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin 'Isa] dari [Musa bin Abdullah] -dia adalah seorang lelaki yang jujur- dari [seorang wanita Bani 'Abdul Asyhal] bahwa dia berkata, "Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, jalan kami menuju masjid bejek, bagaimana jika hujan?" Beliau lalu menjawab: "Bukankah ada jalan yang lebih baik darinya." Wanita itu lalu berkata, "Maka aku menjawab, "Tentu." Beliau bersabda: "Maka yang ini di ganti dengan ini."

ahmad:26181

Telah menceritakan kepada kami ['Abdurrazaq] telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Zaid bin Aslam] dari [Atha' bin Yasar] bahwa [seorang wanita] telah menceritakan kepadanya, dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidur kemudian terbangun sambil tertawa, maka aku bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah tuan mentertawakan aku?" beliau menjawab: "Tidak, akan tetapi suatu kaum dari ummatku yang mereka keluar berperang di lautan, perumpamaan mereka seperti para raja di atas singgasana." Wanita itu lalu berkata, "Kemudian beliau tidur dan bangun kembali sambil tertawa, maka aku pun bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah tuan mentertawakan aku?" Beliau menjawab: "Tidak, akan tetapi suatu kaum dari ummatku yang mereka keluar berperang di lautan kemudian mereka kembali dengan membawa sedikit Ghanimah (harta rampasan perang) dalam keadaan diampuni oleh Allah." Wanita itu lalu berkata, "Berdoalah kepada Allah agar aku termasuk dari mereka." Kemudian beliau mendo'akan untuknya." Zaid bin Aslam berkata, " 'Atha' bin Yasar mengabarkan kepadaku, ia berkata, "Aku pernah melihat wanita itu dalam pertempuran yang dipimpin oleh Al Mundzir bin Az Zubair menuju negeri Romawi, wanita itu bersama kami dan meninggal di bumi Romawi."

ahmad:26183

Telah menceritakan kepada kami ['Abdurrazaq] dia berkata, telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dia berkata, telah mengabarkan kepadaku [Abu Bakar bin 'Abdurrahman bin Harits bin Hisyam] dari [Asma' binti 'Umais] dia berkata, "Pertama kali Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam merasakan sakit, beliau berada di rumah Maimunah, saat sakitnya semakin parah dan tidak sadarkan diri, maka para isteri beliau bermusyawarah untuk mengobatinya dengan meminumkan obat melalui mulut sampingnya, kemudian mereka pun melakukannya. Setelah sadarkan diri beliau bertanya: "Apa ini?" kami menjawab, "Ini adalah perbuatan para wanita yang datang dari sini -kemudian ia menunjuk ke arah Habasyah-, dan ketika itu Asma' binti 'Umais ada bersama mereka. Mereka lalu berkata, "Kami menganggap bahwa tuan terkena penykit TBC wahai Rasulullah." Beliau bersabda: "Sungguh, itu adalah penyakit berbahaya, tidaklah Allah 'azza wajalla menjadikan menular terhadapku, maka janganlah seseorang tinggal di rumah ini kecuali dia harus meminum obat, kecuali paman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Al Abbas." Abu Bakar bin 'Abdurrahman berkata, "Sungguh, pada hari itu Maimunah meminum obat, padahal dia sedang berpuasa, karena anjuran Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam."

ahmad:26197

Telah menceritakan kepada kami [Husyaim bin Kharijah] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Abu Ar Rabi' Sulaiman bin Utbah As Sulamii] dari [Yunus bin Maisarah bin Halbas] dari [Abu Idris] dari [Abu Darda'] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Seandainya kalian mendatangi hewan dan kalian akan diampuni, maka pasti kalian akan banyak diampuni."

ahmad:26214

Telah menceritakan kepada kami [Haitsam] dan aku telah mendengar darinya, dia berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Ar Rabi'] dari [Yunus] dari [Abu Idris] dari [Abu Darda'] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Ketika Allah menciptakan Adam, Allah memukul bahunya yang sebelah kanan, maka keluarlah keturunan berkulit putih seperti molekul, dan memukul bahu bagian kirinya kemudian keluar keturunan yang berkulit hitam seperti arang, maka Allah berkata kepada yang di bagian kanannya, 'Masuklah ke Surga dan Aku tidak perduli'. Kemudian berkata kepada yang di bagian kirinya, 'Masuklah ke dalam Neraka dan Aku tidak perduli'."

ahmad:26216

Telah menceritakan kepada kami [Haitsam] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Abu Ar Rabi'] dari [Yunus] dari [Abu Idris] dari [Abu Darda'] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah Ta'ala pada hari Qiyamat berkata kepada Adam Alaihis Salam, 'Bangkit dan siapkan dari keturunanmu, sembilan ratus sembilan puluh sembilan orang untuk masuk ke dalam Neraka dan satu masuk Surga." Maka para sahabatpun menangis, lantas Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada mereka: "Angkatlah kepala kalian, maka demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, tidaklah ummatku dari ummat-ummat yang lain kecuali seperti seutas rambut putih yang ada di kulit seekor sapi hitam, " dan beliaupun meredakan tangis mereka."

ahmad:26217

Telah menceritakan kepada kami [Haitsam] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Ar Rabi'] dari [Yunus] dari [Abu Idris] dari [Abu Darda'] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Setiap sesuatu ada hakekatnya, dan seorang hamba tidak akan sampai pada hakekat Iman sehingga dia mengetahui bahwa apa saja yang telah ditetapkannya, tidak mungkin akan menyalahinya, dan apa yang tidak mengenainya tidak mungkin akan menimpanya." Abu Abdurrahman berkata; telah menceritakan kepadaku [Al Haitsam bin Kharijah] dari [Abu Rabi'] dengan hadits-hadits ini semuanya, hanya saja ia me-mauqufkan (sampai kepada sahabat) hadits berikut ini, "Seandainya kalian mendatangi hewan kalian akan diampuni, " dan bapakku telah menceritakan hadits ini kepada kami secara marfu' (sampai kepada Nabi)."

ahmad:26218

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari ['Atha' bin As Saib] dari [Abu Abdurrahman As Sulami] berkata, "Di antara kami ada seorang laki-laki……kemudian dia menyebutkan hadits. Dia berkata, "Kemudian dia pergi menemui [Abu Darda'], lalu Abu Darda' berkata, "Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang tua ibarat pusat dari pintu-pintu surga."

ahmad:26252

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Zaid bin Aslam] berkata, Abdul Malik bin Marwan mengutus utusan kepada [Ummu Darda'], utusan itu kemudian bermalam di rumah isteri-isterinya dan menanyakan perihal Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Zaid Bin Aslam berkata, "Suatu malam Abdul Malik bangun dan memanggil pembantunya namun pembantunya terlambat datang kepadanya sehingga dia melaknatnya, maka Ummu Darda' berkata, "Janganlah kamu melaknat, karena aku telah mendengar [Abu Darda'] menceritakan kepadaku, bahwa dia telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya orang-orang yang suka melaknat, mereka tidak akan menjadi saksi dan memberi syafaat pada hari kiyamat."

ahmad:26253

Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Abdul Malik] dari [Abu Zubair] dari [Shafwan bin Abdullah] -yang dia menanggung Ummu Darda', kemudian dia mendatangi mereka- dan mendapati Ummu Darda', maka [Ummu Darda'] berkata kepadanya, "Apakah kamu hendak melaksanakan haji tahun ini?" Dia menjawab, "Ya." Ummu Darda' lalu berkata, "Tolong do'akan kebaikan untuk kami, karena Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda: "Sesungguhnya do'anya seorang Muslim kepada saudaranya yang berada di tempat yang jauh adalah dikabulkan, dan di sisikepalanya ada para Malaikat yang ditugaskan kepadanya, setiap kali berdo'a kepada saudaranya dengan kebaikan para Malaikat berkata, 'Amiin, dan bagimu yang semisalnya'." Shafwan berkata, "Kemudian aku keluar ke pasar dan bertemu dengan [Abu Darda'], lalu ia menceritakan kepadaku tentang hadits dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti itu."

ahmad:26279

Telah menceritakan kepada kami [Abu Amir] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman] -yakni Ibnu Abu Al Mawali- dari [Ayyub bin Hasan bin Ali bin Abu Rafi'] dari neneknya [Salma] pelayan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dia berkata, "Aku tidak pernah mendengar seseorang mengadu tentang sakit yang ada di kepalanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kecuali beliau mengatakan kepadanya agar berbekam, dan tidaklah sakit di kedua kaki kecuali beliau mengatakan agar mengecat keduanya dengan daun pacar."

ahmad:26334

Telah menceritakan kepada kami [Abu Sa'id] bekas budak bani Hasyim, telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Abu Al Mawali] telah menceritakan kepada kami [Faid] bekas budak bani Rafi', dari [Ali bin Ubaidullah bin Abu Rafi'] dari bibinya [Salma] dia berkata, "Tidak ada seorang pun yang mengadu sakit kepala kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kecuali beliau mengatakan kepadanya agar berbekam, dan tidaklah sakit di kedua kaki kecuali beliau mengatakan agar mengecat keduanya dengan daun pacar."

ahmad:26335

Telah menceritakan kepada kami [Yunus bin Muhammad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Laits] dari [Yazid bin Abu Habib] dari [Bukair bin Abdullah] dari [Al Mundzir bin Al Mughirah] dari [Urwah bin Zubair] bahwa [Fatimah binti Abu Qubais] telah menceriatakan kepadanya, bahwa dirinya menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan mengadukan kepada beliau mengenai darah (kebiasaan wanita), maka beliau bersabda: "Hanyasannya ia adalah darah kotor, maka lihatlah jika telah datang masa quru`mu (haid), janganlah kamu mengerjakan shalat, dan jika telah berlalu masa quru'mu (haid), maka bersucilah kemudian tunaikan shalat antara haid pertama dengan masa haid kedua."

ahmad:26346

Telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Umarah] dari [Abu Sya'tsa`] dia berkata, "Aku keluar melaksanakan haji, lalu aku datang hingga masuk ke dalam Ka'bah, ketika aku berada di antara dua tiang aku berlalu hingga menyentuh dinding. Kemudian [Ibnu Umar] datang dan melaksanakan shalat empat rakaat di sampingku, selesai shalat aku bertanya kepadanya, 'Di bagian manakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan shalat di dalam Ka'bah? ' dia menjawab, ['Usamah Bin Zaid] telah bercerita kepada kami bahwa beliau melaksanakan shalat di sini." Kemudian aku bertanya, "Berapa rakaat beliau shalat?" dia menjawab, "Karena inilah aku marah dengan diriku sendiri, sekian lama aku hidup bersama beliau namun aku tidak pernah menanyakannya." Kemudian aku melaksanakan haji pada tahun berikutnya, lalu aku datang dan shalat di tempat yang Ibnu Abbas gunakan untuk shalat, lalu Ibnu Zubair datang dan melaksanakan shalat empat rakaat di tempat tersebut."

ahmad:26349

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] berkata, telah menceritakan kepada kami [At Taimi] -yakni Sulaiman- dari [Abu Utsman] -yakni An Nahdi- dari [Amir bin Malik] dari [Shafwan bin Umayyah] berkata, "(Meninggal) karena penyakit tha'un, sakit perut, tenggelam dan habis melahirkan adalah mati syahid." Telah menceritakan kepada kami tentangnya [Abu Utsman] secara terus menerus, dan sekali waktu ia memarfu'kannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sekali."

ahmad:26351

Telah menceritakan kepada kami [Rauh] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu Hafshah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Az Zuhry] dari [Shafwan bin Abdullah] bahwa Shafwan bin Umayah bin Khalaf pernah dikatakan kepadanya, "Binasalah orang-orang yang belum berhijrah." Shafwan berkata, "Maka aku berkata, "Aku tidak akan menemui keluargaku sampai aku mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Kemudian aku menaiki hewan tungganganku dan pergi menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kukatakan kepada beliau, "Wahai Rasulullah, orang-orang menganggap bahwa binasalah bagi orang-orang yang belum berhijrah?" Beliau bersabda: "Sekali-kali tidak wahai Abu Wahb, kembalilah kamu ke lembah di Makkah." Shafwan berkata, "Maka tatkala aku tiduran, seorang pencuri datang dan mencuri kain yang aku taruh di bawah kepalaku, lantas aku menangkapnya dan membawanya ke hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Aku katakan, "Laki-laki ini telah mencuri pakaianku!" Beliau lantas memerintahkan untuk memotong tangannya, maka aku pun berkata, "Wahai Rasulullah, bukan ini yang aku maksudkan, biarlah ini sedekah buat dia." Beliau bersabda: "Kenapa tidak kamu katakan itu sebelum kamu bawa dia kemari."

ahmad:26353

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sa'id] -yakni Ibnu Abu Arubah- dari [Qatadah] dari [Atha'] dari [Thariq bin Muraqqa'] dari [Shafwan bin Umayyah], bahwa seorang laki-laki telah mencuri kainnya, maka pencuri itu pun dibawa ke hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau kemudian menyuruh untuk memotong tangannya, maka Shafwan pun berkata, "Wahai Rasulullah, aku telah berlebihan terhadapnya." Beliau bersabda: "Wahai Abu Wahb, sekiranya hal ini terjadi sebelum kamu membawanya kehadapanku." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tetap memotong tangannya."

ahmad:26355

Telah menceritakan kepada kami [Husain bin Muhammad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sulaiman] -yakni Ibnu Qarm- dari [Simak] dari [Humaid bin Ukhti Shafwan bin Umayyah] dari [Shafwan bin Umayyah] dia berkata, "Aku sedang tidur di dalam masjid dengan beralaskan kain milikku, tiba-tiba kain tersebut dicuri, maka aku menangkap pencuri tersebut dan membawanya ke hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Maka beliau pun memerintahkan untuk memotong tangannya, lantas aku berkata, "Wahai Rasulullah, kainku hanya seharga tiga puluh delapan dirham, aku kasihkan untuknya atau aku jual kepadanya." Beliau bersabda: "Kenapa itu tidak kamu lakukan sebelum kamu bawa dia kemari!"

ahmad:26360

Telah menceritakan kepada kami [Al Humaidi Abdullah bin Az Zubair] dia berkata, Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] yang berkata, bahwa Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id Al Anshari] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ibrahim At Taimi], bahwa dia pernah mendengar [Alqamah bin Waqash Al Laitsi] berkata; saya pernah mendengar [Umar bin Al Khaththab] diatas mimbar berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan"

bukhari:1

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] berkata, Telah menceritakan kepada kami dari [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah bin Az Zubair] dari [Aisyah] -Ibu Kaum Mu'minin-, bahwasanya dia berkata: "Permulaaan wahyu yang datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah dengan mimpi yang benar dalam tidur. Dan tidaklah Beliau bermimpi kecuali datang seperti cahaya subuh. Kemudian Beliau dianugerahi kecintaan untuk menyendiri, lalu Beliau memilih gua Hiro dan bertahannuts yaitu 'ibadah di malam hari dalam beberapa waktu lamanya sebelum kemudian kembali kepada keluarganya guna mempersiapkan bekal untuk bertahannuts kembali. Kemudian Beliau menemui Khadijah mempersiapkan bekal. Sampai akhirnya datang Al Haq saat Beliau di gua Hiro, Malaikat datang seraya berkata: "Bacalah?" Beliau menjawab: "Aku tidak bisa baca". Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan: Maka Malaikat itu memegangku dan memelukku sangat kuat kemudian melepaskanku dan berkata lagi: "Bacalah!" Beliau menjawab: "Aku tidak bisa baca". Maka Malaikat itu memegangku dan memelukku sangat kuat kemudian melepaskanku dan berkata lagi: "Bacalah!". Beliau menjawab: "Aku tidak bisa baca". Malaikat itu memegangku kembali dan memelukku untuk ketiga kalinya dengan sangat kuat lalu melepaskanku, dan berkata lagi: (Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah)." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kembali kepada keluarganya dengan membawa kalimat wahyu tadi dalam keadaan gelisah. Beliau menemui Khadijah binti Khawailidh seraya berkata: "Selimuti aku, selimuti aku!". Beliau pun diselimuti hingga hilang ketakutannya. Lalu Beliau menceritakan peristiwa yang terjadi kepada Khadijah: "Aku mengkhawatirkan diriku". Maka Khadijah berkata: "Demi Allah, Allah tidak akan mencelakakanmu selamanya, karena engkau adalah orang yang menyambung silaturrahim." Khadijah kemudian mengajak Beliau untuk bertemu dengan Waroqoh bin Naufal bin Asad bin Abdul 'Uzza, putra paman Khadijah, yang beragama Nasrani di masa Jahiliyyah, dia juga menulis buku dalam bahasa Ibrani, juga menulis Kitab Injil dalam Bahasa Ibrani dengan izin Allah. Saat itu Waroqoh sudah tua dan matanya buta. Khadijah berkata: "Wahai putra pamanku, dengarkanlah apa yang akan disampaikan oleh putra saudaramu ini". Waroqoh berkata: "Wahai putra saudaraku, apa yang sudah kamu alami". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menuturkan peristiwa yang dialaminya. Waroqoh berkata: "Ini adalah Namus, seperti yang pernah Allah turunkan kepada Musa. Duhai seandainya aku masih muda dan aku masih hidup saat kamu nanti diusir oleh kaummu". Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Apakah aku akan diusir mereka?" Waroqoh menjawab: "Iya. Karena tidak ada satu orang pun yang datang dengan membawa seperti apa yang kamu bawa ini kecuali akan disakiti (dimusuhi). Seandainya aku ada saat kejadian itu, pasti aku akan menolongmu dengan sekemampuanku". Waroqoh tidak mengalami peristiwa yang diyakininya tersebut karena lebih dahulu meninggal dunia pada masa fatroh (kekosongan) wahyu. [Ibnu Syihab] berkata; telah mengabarkan kepadaku [Abu Salamah bin Abdurrahman] bahwa [Jabir bin Abdullah Al Anshari] bertutur tentang kekosongan wahyu, sebagaimana yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ceritakan: "Ketika sedang berjalan aku mendengar suara dari langit, aku memandang ke arahnya dan ternyata Malaikat yang pernah datang kepadaku di gua Hiro, duduk di atas kursi antara langit dan bumi. Aku pun ketakutan dan pulang, dan berkata: "Selimuti aku. Selimuti aku". Maka Allah Ta'ala menurunkan wahyu: (Wahai orang yang berselimut) sampai firman Allah (dan berhala-berhala tinggalkanlah). Sejak saat itu wahyu terus turun berkesinambungan." Hadits ini juga diriwayatkan oleh [Abdullah bin Yusuf] dan [Abu Shalih] juga oleh [Hilal bin Raddad] dari [Az Zuhri]. Dan [Yunus] berkata; dan [Ma'mar] menyepakati bahwa dia mendapatkannya dari Az Zuhri.

bukhari:3

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman Al Hakam bin Nafi'] dia berkata, telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] telah mengabarkan kepadaku [Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah bin Mas'ud] bahwa [Abdullah bin 'Abbas] telah mengabarkan kepadanya bahwa [Abu Sufyan bin Harb] telah mengabarkan kepadanya; bahwa Heraclius menerima rombongan dagang Quraisy, yang sedang mengadakan ekspedisi dagang ke Negeri Syam pada saat berlakunya perjanjian antara Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan Abu Sufyan dan orang-orang kafir Quraisy. Saat singgah di Iliya' mereka menemui Heraclius atas undangan Heraclius untuk di diajak dialog di majelisnya, yang saat itu Heraclius bersama dengan para pembesar-pembesar Negeri Romawi. Heraclius berbicara dengan mereka melalui penerjemah. Heraclius berkata; "Siapa diantara kalian yang paling dekat hubungan keluarganya dengan orang yang mengaku sebagai Nabi itu?." Abu Sufyan berkata; maka aku menjawab; "Akulah yang paling dekat hubungan kekeluargaannya dengan dia". Heraclius berkata; "Dekatkanlah dia denganku dan juga sahabat-sahabatnya." Maka mereka meletakkan orang-orang Quraisy berada di belakang Abu Sufyan. Lalu Heraclius berkata melalui penerjemahnya: "Katakan kepadanya, bahwa aku bertanya kepadanya tentang lelaki yang mengaku sebagai Nabi. Jika ia berdusta kepadaku maka kalian harus mendustakannya."Demi Allah, kalau bukan rasa malu akibat tudingan pendusta yang akan mereka lontarkan kepadaku niscaya aku berdusta kepadanya." Abu Sufyan berkata; Maka yang pertama ditanyakannya kepadaku tentangnya (Nabi shallallahu 'alaihi wasallam) adalah: "bagaimana kedudukan nasabnya ditengah-tengah kalian?" Aku jawab: "Dia adalah dari keturunan baik-baik (bangsawan) ". Tanyanya lagi: "Apakah ada orang lain yang pernah mengatakannya sebelum dia?" Aku jawab: "Tidak ada". Tanyanya lagi: "Apakah bapaknya seorang raja?" Jawabku: "Bukan". Apakah yang mengikuti dia orang-orang yang terpandang atau orang-orang yang rendah?" Jawabku: "Bahkan yang mengikutinya adalah orang-orang yang rendah". Dia bertanya lagi: "Apakah bertambah pengikutnya atau berkurang?" Aku jawab: "Bertambah". Dia bertanya lagi: "Apakah ada yang murtad disebabkan dongkol terhadap agamanya?" Aku jawab: "Tidak ada". Dia bertanya lagi: "Apakah kalian pernah mendapatkannya dia berdusta sebelum dia menyampaikan apa yang dikatakannya itu?" Aku jawab: "Tidak pernah". Dia bertanya lagi: "Apakah dia pernah berlaku curang?" Aku jawab: "Tidak pernah. Ketika kami bergaul dengannya, dia tidak pernah melakukan itu". Berkata Abu Sufyan: "Aku tidak mungkin menyampaikan selain ucapan seperti ini". Dia bertanya lagi: "Apakah kalian memeranginya?" Aku jawab: "Iya". Dia bertanya lagi: "Bagaimana kesudahan perang tersebut?" Aku jawab: "Perang antara kami dan dia sangat banyak. Terkadang dia mengalahkan kami terkadang kami yang mengalahkan dia". Dia bertanya lagi: "Apa yang diperintahkannya kepada kalian?" Aku jawab: "Dia menyuruh kami; 'Sembahlah Allah dengan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun, dan tinggalkan apa yang dikatakan oleh nenek moyang kalian. ' Dia juga memerintahkan kami untuk menegakkan shalat, menunaikan zakat, berkata jujur, saling memaafkan dan menyambung silaturrahim". Maka Heraclius berkata kepada penerjemahnya: "Katakan kepadanya, bahwa aku telah bertanya kepadamu tentang keturunan orang itu, kamu ceritakan bahwa orang itu dari keturunan bangsawan. Begitu juga laki-laki itu dibangkitkan di tengah keturunan kaumnya. Dan aku tanya kepadamu apakah pernah ada orang sebelumnya yang mengatakan seperti yang dikatakannya, kamu jawab tidak. Seandainya dikatakan ada orang sebelumnya yang mengatakannya tentu kuanggap orang ini meniru orang sebelumnya yang pernah mengatakan hal serupa. Aku tanyakan juga kepadamu apakah bapaknya ada yang dari keturunan raja, maka kamu jawab tidak. Aku katakan seandainya bapaknya dari keturunan raja, tentu orang ini sedang menuntut kerajaan bapaknya. Dan aku tanyakan juga kepadamu apakah kalian pernah mendapatkan dia berdusta sebelum dia menyampaikan apa yang dikatakannya, kamu menjawabnya tidak. Sungguh aku memahami, kalau kepada manusia saja dia tidak berani berdusta apalagi berdusta kepada Allah. Dan aku juga telah bertanya kepadamu, apakah yang mengikuti dia orang-orang yang terpandang atau orang-orang yang rendah?" Kamu menjawab orang-orang yang rendah yang mengikutinya. Memang mereka itulah yang menjadi para pengikut Rasul. Aku juga sudah bertanya kepadamu apakah bertambah pengikutnya atau berkurang, kamu menjawabnya bertambah. Dan memang begitulah perkara iman hingga menjadi sempurna. Aku juga sudah bertanya kepadamu apakah ada yang murtad disebabkan marah terhadap agamanya. Kamu menjawab tidak ada. Dan memang begitulah iman bila telah masuk tumbuh bersemi di dalam hati. Aku juga sudah bertanya kepadamu apakah dia pernah berlaku curang, kamu jawab tidak pernah. Dan memang begitulah para Rasul tidak mungkin curang. Dan aku juga sudah bertanya kepadamu apa yang diperintahkannya kepada kalian, kamu jawab dia memerintahkan kalian untuk menyembah Allah dengan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun, dan melarang kalian menyembah berhala, dia juga memerintahkan kalian untuk menegakkan shalat, menunaikan zakat, berkata jujur, saling memaafkan dan menyambung silaturrahim. Seandainya semua apa yang kamu katakan ini benar, pasti dia akan menguasai kerajaan yang ada di bawah kakiku ini. Sungguh aku telah menduga bahwa dia tidak ada diantara kalian sekarang ini, seandainya aku tahu jalan untuk bisa menemuinya, tentu aku akan berusaha keras menemuinya hingga bila aku sudah berada di sisinya pasti aku akan basuh kedua kakinya. Kemudian Heraclius meminta surat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang dibawa oleh Dihyah untuk para Penguasa Negeri Bashrah, Maka diberikannya surat itu kepada Heraclius, maka dibacanya dan isinya berbunyi: "Bismillahir rahmanir rahim. Dari Muhammad, hamba Allah dan Rasul-Nya untuk Heraclius. Penguasa Romawi, Keselamatan bagi siapa yang mengikuti petunjuk. Kemudian daripada itu, aku mengajakmu dengan seruan Islam; masuk Islamlah kamu, maka kamu akan selamat, Allah akan memberi pahala kepadamu dua kali. Namun jika kamu berpaling, maka kamu menanggung dosa rakyat kamu, dan: Hai ahli kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Rabb selain Allah". Jika mereka berpaling, maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)." Abu Sufyan menuturkan: "Setelah Heraclius menyampaikan apa yang dikatakannya dan selesai membaca surat tersebut, terjadilah hiruk pikuk dan suara-suara ribut, sehingga mengusir kami. Aku berkata kepada teman-temanku setelah kami diusir keluar; "sungguh dia telah diajak kepada urusan Anak Abu Kabsyah. Heraclius mengkhawatirkan kerajaan Romawi."Pada masa itupun aku juga khawatir bahwa Muhammad akan berjaya, sampai akhirnya (perasaan itu hilang setelah) Allah memasukkan aku ke dalam Islam. Dan adalah Ibnu An Nazhur, seorang Pembesar Iliya' dan Heraclius adalah seorang uskup agama Nashrani, dia menceritakan bahwa pada suatu hari ketika Heraclius mengunjungi Iliya' dia sangat gelisah, berkata sebagian komandan perangnya: "Sungguh kami mengingkari keadaanmu. Selanjutnya kata Ibnu Nazhhur, "Heraclius adalah seorang ahli nujum yang selalu memperhatikan perjalanan bintang-bintang. Dia pernah menjawab pertanyaan para pendeta yang bertanya kepadanya; "Pada suatu malam ketika saya mengamati perjalanan bintang-bintang, saya melihat raja Khitan telah lahir, siapakah di antara ummat ini yang di khitan?" Jawab para pendeta; "Yang berkhitan hanyalah orang-orang Yahudi, janganlah anda risau karena orang-orang Yahudi itu. Perintahkan saja keseluruh negeri dalam kerajaan anda, supaya orang-orang Yahudi di negeri tersebut di bunuh." Ketika itu di hadapakan kepada Heraclius seorang utusan raja Bani Ghasssan untuk menceritakan perihal Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, setelah orang itu selesai bercerita, lalu Heraclius memerintahkan agar dia diperiksa, apakah dia berkhitan ataukah tidak. Seusai di periksa, ternyata memang dia berkhitam. Lalu di beritahukan orang kepada Heraclius. Heraclius bertanya kepada orang tersebut tentang orang-orang Arab yang lainnya, di khitankah mereka ataukah tidak?" Dia menjawab; "Orang Arab itu di khitan semuanya." Heraclius berkata; 'inilah raja ummat, sesungguhnya dia telah terlahir." Kemudian heraclisu berkirim surat kepada seorang sahabatnya di Roma yang ilmunya setarf dengan Heraclisu (untuk menceritakan perihal kelahiran Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam). Sementara itu, ia meneruskan perjalanannya ke negeri Himsha, tetapi sebelum tiba di Himsha, balasan surat dari sahabatnya itu telah tiba terlebih dahulu. Sahabatnya itu menyetujui pendapat Heraclius bahwa Muhammad telah lahir dan bahwa beliau memang seorang Nabi. Heraclius lalu mengundang para pembesar Roma supaya datang ke tempatnya di Himsha, setelah semuanya hadir dalam majlisnya, Heraclius memerintahkan supaya mengunci semua pintu. Kemudian dia berkata; 'Wahai bangsa rum, maukah anda semua beroleh kemenangan dan kemajuan yang gilang gemilang, sedangkan kerajaan tetap utuh di tangan kita? Kalau mau, akuilah Muhammad sebagai Nabi!." Mendengar ucapan itu, mereka lari bagaikan keledai liar, padahal semua pintu telah terkunci. Melihat keadaan yang demikian, Heraclius jadi putus harapan yang mereka akan beriman (percaya kepada kenabian Muhammad). Lalu di perintahkannya semuanya untuk kembali ke tempatnya masing-masing seraya berkata; "Sesungguhnya saya mengucapkan perkataan saya tadi hanyalah sekedar menguji keteguhan hati anda semua. Kini saya telah melihat keteguhan itu." Lalu mereka sujud di hadapan Heraclius dan mereka senang kepadanya. Demikianlah akhir kisah Heraclius. Telah di riwayatkan oleh [Shalih bin Kaisan] dan [Yunus] dan [Ma'mar] dari [Az Zuhri].

bukhari:6

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Abu Idris 'Aidzullah bin Abdullah], bahwa ['Ubadah bin Ash Shamit] adalah sahabat yang ikut perang Badar dan juga salah seorang yang ikut bersumpah pada malam Aqobah, dia berkata; bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda ketika berada ditengah-tengah sebagian sahabat: "Berbai'atlah kalian kepadaku untuk tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anak kalian, tidak membuat kebohongan yang kalian ada-adakan antara tangan dan kaki kalian, tidak bermaksiat dalam perkara yang ma'ruf. Barangsiapa diantara kalian yang memenuhinya maka pahalanya ada pada Allah dan barangsiapa yang melanggar dari hal tersebut lalu Allah menghukumnya di dunia maka itu adalah kafarat baginya, dan barangsiapa yang melanggar dari hal-hal tersebut kemudian Allah menutupinya (tidak menghukumnya di dunia) maka urusannya kembali kepada Allah, jika Dia mau, dimaafkannya atau disiksanya". Maka kami membai'at Beliau untuk perkara-perkara tersebut.

bukhari:17

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Zaid bin Aslam] dari ['Atho' bin Yasar] dari [Ibnu 'Abbas] berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku diperlihatkan neraka, ternyata kebanyakan penghuninya adalah wanita. Karena mereka sering mengingkari". Ditanyakan: "Apakah mereka mengingkari Allah?" Beliau bersabda: "Mereka mengingkari pemberian suami, mengingkari kebaikan. Seandainya kamu berbuat baik terhadap seseorang dari mereka sepanjang masa, lalu dia melihat satu saja kejelekan darimu maka dia akan berkata: 'aku belum pernah melihat kebaikan sedikitpun darimu".

bukhari:28

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Manshur] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Hamam bin Munabbih] dari [Abu Hurairah] berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila seorang dari kalian memperbaiki keIslamannya maka dari setiap kebaikan akan ditulis baginya sepuluh (kebaikan) yang serupa hingga tujuh ratus tingkatan, dan setiap satu kejelekan yang dikerjakan akan ditulis satu kejelekan saja yang serupa dengannya".

bukhari:40

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] Telah menceritakan kepadaku [Malik bin Anas] dari pamannya - [Abu Suhail bin Malik] - dari [bapaknya], bahwa dia mendengar [Thalhah bin 'Ubaidullah] berkata: Telah datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seorang dari penduduk Najed dalam keadaan kepalanya penuh debu dengan suaranya yang keras terdengar, namun tidak dapat dimengerti apa maksud yang diucapkannya, hingga mendekat (kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam) kemudian dia bertanya tentang Islam, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Shalat lima kali dalam sehari semalam". Kata orang itu: "apakah ada lagi selainnya buatku". Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Tidak ada kecuali yang thathawu' (sunnat) ". Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Dan puasa Ramadlan". Orang itu bertanya lagi: "Apakah ada lagi selainnya buatku". Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Tidak ada kecuali yang thathawu' (sunnat) ". Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebut: "Zakat": Kata orang itu: "apakah ada lagi selainnya buatku". Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Tidak ada kecuali yang thathawu' (sunnat) ". Thalhah bin 'Ubaidullah berkata: Lalu orang itu pergi sambil berkata: "Demi Allah, aku tidak akan menambah atau menguranginya". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dia akan beruntung jika jujur menepatinya".

bukhari:44

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Muhammad bin Ibrahim] dari [Alqamah bin Waqash] dari [Umar], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; barangsiapa niat hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan.".

bukhari:52

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sinan] berkata, telah menceritakan kepada kami [Fulaih]. Dan telah diriwayatkan pula hadits serupa dari jalan lain, yaitu Telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Al Mundzir] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Fulaih] berkata, telah menceritakan kepadaku [bapakku] berkata, telah menceritakan kepadaku [Hilal bin Ali] dari [Atho' bin Yasar] dari [Abu Hurairah] berkata: Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berada dalam suatu majelis membicarakan suatu kaum, tiba-tiba datanglah seorang Arab Badui lalu bertanya: "Kapan datangnya hari kiamat?" Namun Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tetap melanjutkan pembicaraannya. Sementara itu sebagian kaum ada yang berkata; "beliau mendengar perkataannya akan tetapi beliau tidak menyukai apa yang dikatakannya itu, " dan ada pula sebagian yang mengatakan; "bahwa beliau tidak mendengar perkataannya." Hingga akhirnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyelesaikan pembicaraannya, seraya berkata: "Mana orang yang bertanya tentang hari kiamat tadi?" Orang itu berkata: "saya wahai Rasulullah!". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila sudah hilang amanah maka tunggulah terjadinya kiamat". Orang itu bertanya: "Bagaimana hilangnya amanat itu?" Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka akan tunggulah terjadinya kiamat".

bukhari:57

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Sa'id Al Maqburi] dari [Syarik bin Abdullah bin Abu Namir] bahwa dia mendengar [Anas bin Malik] berkata: Ketika kami sedang duduk-duduk bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam didalam Masjid, ada seorang yang menunggang unta datang lalu menambatkannya di dekat Masjid lalu berkata kepada mereka (para sahabat): "Siapa diantara kalian yang bernama Muhammad?" Pada saat itu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersandaran di tengah para sahabat, lalu kami menjawab: "orang Ini, yang berkulit putih yang sedang bersandar". Orang itu berkata kepada Beliau; "Wahai putra Abdul Muththalib" Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Ya, aku sudah menjawabmu". Maka orang itu berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Aku bertanya kepadamu persoalan yang mungkin berat buatmu namun janganlah kamu merasakan sesuatu terhadapku." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Tanyalah apa yang menjadi persoalanmu". Orang itu berkata: "Aku bertanya kepadamu demi Rabbmu dan Rabb orang-orang sebelummu. Apakah Allah yang mengutusmu kepada manusia seluruhnya?" Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Demi Allah, ya benar!" Kata orang itu: "Aku bersumpah kepadamu atas nama Allah, apakah Allah yang memerintahkanmu supaya kami shalat lima (waktu) dalam sehari semalam?" Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Demi Allah, ya benar!" Kata orang itu: "Aku bersumpah kepadamu atas nama Allah, apakah Allah yang memerintahkanmu supaya kami puasa di bulan ini dalam satu tahun?" Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Demi Allah, ya benar!" Kata orang itu: "Aku bersumpah kepadamu atas nama Allah, apakah Allah yang memerintahkanmu supaya mengambil sedekah dari orang-orang kaya di antara kami lalu membagikannya kepada orang-orang fakir diantara kami?" Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Demi Allah, ya benar!" Kata orang itu: "Aku beriman dengan apa yang engkau bawa dan aku adalah utusan kaumku, aku Dlamam bin Tsa'labah saudara dari Bani Sa'd bin Bakr." Begitulah (kisah tadi) sebagaimana yang diriwayatkan oleh [Musa bin Isma'il] dan [Ali bin Abdul Hamid] dari [Sulaiman bin Al Mughirah] dari [Tsabit] dari [Anas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam

bukhari:61

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Abdullah] berkata, telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Sa'd] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] dari [Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah bin Mas'ud] bahwa [Abdullah bin 'Abbas] telah mengabarkannya, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah mengutus seseorang dengan membawa surat dan memerintahkan kepadanya untuk memberikan surat tersebut kepada Pemimpin Bahrain. Lalu Pemimpin Bahrain itu memberikannya kepada Kisra. Tatkala dibaca, surat itu dirobeknya. Aku mengira kemudian [Ibnu Musayyab] berkata; lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdoa agar mereka (kekuasaannya) dirobek-robek sehancur-hancurnya.

bukhari:62

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Muqotil Abu Al Hasan Al Marwazi] telah mengabarkan kepada kami [Abdullah] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] dari [Qotadah] dari [Anas bin Malik] berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menulis surat atau bermaksud menulis surat, lalu dikatakan kepada Beliau, bahwa mereka tidak akan membaca tulisan kecuali tertera stempel. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membuat stempel yang terbuat dari perak yang bertanda; Muhammad Rasulullah. Seakan-akan aku melihat warna putih pada tangan Beliau shallallahu 'alaihi wasallam". Lalu aku bertanya kepada Qotadah: "Siapa yang membuat tanda Muhammad Rasulullah?" Jawabnya: "Anas".

bukhari:63

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] berkata, telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] bahwa [Abu Murrah] -mantan budak Uqail bin Abu Thalib-, mengabarkan kepadanya dari [Abu Waqid Al Laitsi], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika sedang duduk bermajelis di Masjid bersama para sahabat datanglah tiga orang. Yang dua orang menghadap Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan yang seorang lagi pergi, yang dua orang terus duduk bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dimana satu diantaranya nampak berbahagia bermajelis bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sedang yang kedua duduk di belakang mereka, sedang yang ketiga berbalik pergi, Setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selesai bermajelis, Beliau bersabda: "Maukah kalian aku beritahu tentang ketiga orang tadi?" Adapun seorang diantara mereka, dia meminta perlindungan kepada Allah, maka Allah lindungi dia. Yang kedua, dia malu kepada Allah, maka Allah pun malu kepadanya. Sedangkan yang ketiga berpaling dari Allah maka Allah pun berpaling darinya".

bukhari:64

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] berkata, telah berkata kepadaku [Ibnu Abu Najih] dari [Mujahid] berkata; aku pernah menemani [Ibnu Umar] pergi ke Madinah, namun aku tidak mendengar dia membicarakan tentang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kecuali satu kejadian dimana dia berkata: Kami pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu Beliau dipertemukan dengan jama'ah. Kemudian Beliau bersabda: "Sesungguhnya diantara pohon ada suatu pohon yang merupakan perumpamaan bagi seorang muslim". Aku ingin mengatakan bahwa itu adalah pohon kurma namun karena aku yang termuda maka aku diam. Maka kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Itu adalah pohon kurma".

bukhari:70

Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Gharair Az Zuhri] berkata, Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] berkata, telah menceritakan [bapakku] kepadaku dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab], dia menceritakan bahwa ['Ubaidullah bin Abdullah] mengabarkan kepadanya dari [Ibnu 'Abbas], bahwasanya dia dan Al Hurru bin Qais bin Hishin Al Fazari berdebat tentang sahabat Musa 'Alaihis salam, Ibnu 'Abbas berkata; dia adalah Khidlir 'Alaihis salam. Tiba-tiba lewat Ubay bin Ka'b di depan keduanya, maka Ibnu 'Abbas memanggilnya dan berkata: "Aku dan temanku ini berdebat tentang sahabat Musa 'Alaihis salam, yang ditanya tentang jalan yang akhirnya mempertemukannya, apakah kamu pernah mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menceritakan masalah ini?" [Ubay bin Ka'ab] menjawab: Ya, benar, aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ketika Musa di tengah pembesar Bani Israil, datang seseorang yang bertanya: apakah kamu mengetahui ada orang yang lebih pandai darimu?" Berkata Musa 'Alaihis salam: "Tidak". Maka Allah Ta'ala mewahyukan kepada Musa 'Alaihis salam: "Ada, yaitu hamba Kami bernama Hidlir." Maka Musa 'Alaihis Salam meminta jalan untuk bertemu dengannya. Allah menjadikan ikan bagi Musa sebagai tanda dan dikatakan kepadanya; "jika kamu kehilangan ikan tersebut kembalilah, nanti kamu akan berjumpa dengannya". Maka Musa 'Alaihis Salam mengikuti jejak ikan di lautan. Berkatalah murid Musa 'Alaihis salam: "Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi? Sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidaklah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali setan". Maka Musa 'Alaihis Salam berkata:."Itulah (tempat) yang kita cari". Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula. Maka akhirnya keduanya bertemu dengan Hidlir 'Alaihis salam." Begitulah kisah keduanya sebagaimana Allah ceritakan dalam Kitab-Nya.

bukhari:72

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Abu Uwais] berkata, Telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari ['Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah] dari [Abdullah bin 'Abbas] berkata; aku datang dengan menunggang keledai betina, yang saat itu aku hampir menginjak masa baligh, dan Rasulullah sedang shalat di Mina dengan tidak menghadap dinding. Maka aku lewat di depan sebagian shaf kemudian aku melepas keledai betina itu supaya mencari makan sesukanya. Lalu aku masuk kembali di tengah shaf dan tidak ada orang yang menyalahkanku".

bukhari:74

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Qasim Khalid bin Khali] -seorang hakim di Himshi-, dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Harb] berkata, Telah menceritakan kepada kami [Al Auza'i] telah mengabarkan kepada kami [Az Zuhri] dari ['Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah bin Mas'ud] dari [Ibnu 'Abbas] bahwasanya dia dan Al Hurru bin Qais bin Hishin Al Fazari berdebat tentang sahabat Musa 'Alaihis salam, Ibnu 'Abbas berkata; dia adalah Khidlir 'Alaihis salam. Tiba-tiba lewat Ubay bin Ka'b di depan keduanya, maka Ibnu 'Abbas memanggilnya dan berkata: "Aku dan temanku ini berdebat tentang sahabat Musa 'Alaihis salam, yang ditanya tentang jalan yang akhirnya mempertemukannya, apakah kamu pernah mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menceritakan masalah ini?" [Ubay bin Ka'ab] menjawab: Ya, benar, aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ketika Musa di tengah pembesar Bani Israil, datang seseorang yang bertanya: apakah kamu mengetahui ada orang yang lebih pandai darimu?" Berkata Musa 'Alaihis salam: "Tidak". Maka Allah Ta'ala mewahyukan kepada Musa 'Alaihis salam: "Ada, yaitu hamba Kami bernama Hidlir." Maka Musa 'Alaihis Salam meminta jalan untuk bertemu dengannya. Allah menjadikan ikan bagi Musa sebagai tanda dan dikatakan kepadanya; "jika kamu kehilangan ikan tersebut kembalilah, nanti kamu akan berjumpa dengannya". Maka Musa 'Alaihis Salam mengikuti jejak ikan di lautan. Berkatalah murid Musa 'Alaihis salam: "Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi? Sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidaklah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali setan". Maka Musa 'Alaihis Salam berkata:."Itulah (tempat) yang kita cari". Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula. Maka akhirnya keduanya bertemu dengan Hidlir 'Alaihis salam." Begitulah kisah keduanya sebagaimana Allah ceritakan dalam Kitab-Nya.

bukhari:76

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] berkata, Telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] berkata, Telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Fatimah] dari [Asma'] berkata: Aku menemui Aisyah saat dia sedang shalat. Setelah itu aku tanyakan kepadanya: "Apa yang sedang dilakukan orang-orang?" Aisyah memberi isyarat ke langit. Ternyata orang-orang sedang melaksanakan shalat (gerhana matahari). Maka Aisyah berkata: "Maha suci Allah". Aku tanyakan lagi: "Satu tanda saja?" Lalu dia memberi isyarat dengan kepalanya, maksudnya mengangguk tanda mengiyakan. Maka akupun ikut shalat namun timbul perasaan yang membingungkanku, hingga aku siram kepalaku dengan air. Dalam khutbahnya, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memuji Allah dan mensucikan-Nya, lalu bersabda: "Tidak ada sesuatu yang belum diperlihatkan kepadaku, kecuali aku sudah melihatnya dari tempatku ini hingga surga dan neraka, lalu diwahyukan kepadaku: bahwa kalian akan terkena fitnah dalam kubur kalian seperti -atau hampir berupa- fitnah -yang aku sendiri tidak tahu apa yang diucapkan Asma' diantaranya adalah fitnah Al Masihud dajjal-; "akan ditanyakan kepada seseorang (didalam kuburnya); "Apa yang kamu ketahui tentang laki-laki ini?" Adapun orang beriman atau orang yang yakin, -Asma' kurang pasti mana yang dimaksud diantara keduanya- akan menjawab: 'Dia adalah Muhammad Rasulullah telah datang kepada kami membawa penjelasan dan petunjuk. Maka kami sambut dan kami ikuti. Dia adalah Muhammad, ' diucapkannya tiga kali. Maka kepada orang itu dikatakan: 'Tidurlah dengan tenang, sungguh kami telah mengetahui bahwa kamu adalah orang yang yakin'. Adapun orang Munafiq atau orang yang ragu, -Asma' kurang pasti mana yang dimaksud diantara keduanya-, akan menjawab; "aku tidak tahu siapa dia, aku mendengar manusia membicarakan sesuatu maka akupun mengatakannya".

bukhari:84

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Muqotil Abu Al Hasan] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Abdullah] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Umar bin Sa'id bin Abu Husain] berkata, telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Abu Mulaikah] dari ['Uqbah bin Al Harits]; bahwasanya dia menikahi seorang perempuan putri Ibnu Ihab bin 'Aziz. Lalu datanglah seorang perempuan dan berkata: "Aku pernah menyusui 'Uqbah dan wanita yang dinikahinya itu". Maka 'Uqbah berkata kepada perempuan itu: "Aku tidak tahu kalau kamu pernah menyusuiku dan kamu tidak memberitahu aku." Maka 'Uqbah mengendarai kendaraannya menemui Rasul shallallahu 'alaihi wasallam di Madinah dan menyampaikan masalahnya. Maka Rasul shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "harus bagaimana lagi, sedangkan dia sudah mengatakannya". Maka 'Uqbah menceraikannya dan menikah dengan wanita yang lain.

bukhari:86

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al 'Ala`] berkata, Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Buraid] dari [Abu Burdah] dari [Abu Musa] berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah ditanya tentang sesuatu yang Beliau tidak suka, ketika terus ditanya, Beliau marah lalu berkata kepada orang-orang: "Bertanyalah kepadaku sesuka kalian". Maka seseorang bertanya: "Siapakah bapakku?" Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Bapakmu adalah Hudzafah". Yang lain bertanya: "Siapakah bapakku wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?: "Bapakmu Salim, sahaya Syaibah" Ketika Umar melihat apa yang ada pada wajah Beliau, dia berkata: "Wahai Rasulullah, kami bertaubat kepada Allah 'azza wajalla".

bukhari:90

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad Ibnu Salam], Telah menceritakan kepada kami [Al Muharibi] berkata, Telah menceritakan kepada kami [Shalih bin Al Hayyan] berkata, telah berkata ['Amir Asy Sya'bi]; telah menceritakan kepadaku [Abu Burdah] dari [bapaknya] berkata, telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Ada tiga orang yang akan mendapat pahala dua kali; seseorang dari Ahlul Kitab yang beriman kepada Nabinya dan beriman kepada Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, dan seorang hamba sahaya yang menunaikan hak Allah dan hak tuannya. Dan seseorang yang memiliki hamba sahaya wanita lalu dia memperlakukannya dengan baik, mendidiknya dengan baik, dan mengajarkan kepadanya dengan sebaik-baik pengajaran, kemudian membebaskannya dan menikahinya, maka baginya dua pahala". Berkata 'Amir: "Aku berikan permasalahan ini kepadamu tanpa imbalan, dan sungguh telah ditempuh untuk memperolehnya dengan menuju Madinah".

bukhari:95

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata,, telah menceritakan kepada saya [Al Laits] berkata, telah menceritakan kepada saya [Sa'id] dia adalah anaknya Abu Sa'id dari [Abu Syuraih] bahwa dia berkata kepada 'Amru bin Sa'id saat dia mengutus rombongan ke Makkah, "Wahai amir, izinkan aku menyampaikan satu persoalan yang pernah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sampaikan dalam khutbahnya saat pembebasan Makkah. Kedua telingaku mendengar, hatiku merasakannya dan kedua mataku melihat, beliau memuji Allah dan mensucikan Allah seraya bersabda: 'Sesungguhnya Makkah, Allah telah mensucikannya dan orang-orang (Musyrikin Makkah) tidak mensucikannya. Maka tidak halal bagi setiap orang yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir menumpahkan darah di dalamnya, dan tidak boleh mencabut pepohonan di dalamnya. Jika seseorang minta keringanan karena peperangan yang pernah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di dalamnya maka katakanlah 'sesungguhnya Allah Ta'ala telah mengizinkan Rasul-Nya dan tidak mengizinkan kepada kalian.' Sesungguhnya Allah Ta'ala telah mengizinkanku pada satu saat pada siang hari kemudian dikembalikan kesuciannya hari ini sebagaimana disucikannya sebelumnya. Maka hendaklah yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir." Maka dikatakan kepada Abu Syuraij, "Apa yang dikatakan 'Amru?" Dia berkata, "Aku lebih mengetahui daripadamu wahai Abu Syuraij: "Beliau tidak akan melindungi orang yang bermaksiat, orang yang menumpahkan darah dan orang yang mencuri."

bukhari:101

Telah menceritakan kepada kami [Adam] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Hakam] berkata, aku mendengar [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu 'Abbas] berkata, "Aku bermalam di rumah bibiku (Maimunah binti Al Harits), isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dan saat itu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersamanya karena memang menjadi gilirannya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan shalat isya`, lalu beliau pulang ke rumahnya dan shalat empat rakaat, kemudian tidur dan bangun lagi untuk shalat." Ibnu Abbas berkata, "Beliau lalu tidur seperti anak kecil (sebentar-sebentar bangun) -atau kalimat yang semisal itu-, kemudian beliau bangun shalat. Kemudian aku bangun dan berdiri si sisi kirinya, beliau lalu menempatkan aku di kanannya. Setelah itu beliau shalat lima rakaat, kemudian shalat dua rakaat, kemudian tidur hingga aku mendengar dengkurannya, kemudian beliau keluar untuk melaksanakan shalat subuh."

bukhari:114

Telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz bin 'Abdullah] berkata, telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] berkata, "Sesungguhnya orang-orang mengatakan, "Abu Hurairah adalah yang paling banyak (menyampaikan hadits dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam), kalau bukan karena dua ayat dalam Kitabullah aku tidak akan menyampaikannya." Lalu dia membaca ayat: '(Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa penjelasan dan petunjuk) ' ……hingga akhir ayat.. '(Allah Maha Penyayang) ' (Qs. Al Baqarah: 159-160). Sesungguhnya saudara-saudara kita dari kalangan Muhajirin, mereka disibukkan dengan perdagangan di pasar-pasar, dan saudara-saudara kita dari kalangan Anshar, mereka disibukkan dengan pekerjaan mereka dalam mengurus harta mereka. sementara Abu Hurairah selalu menyertai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam keadaan lapar, ia selalu hadir saat orang-orang tidak bosa hadir, dan ia dapat menghafal saat orang-orang tidak bisa menghafalnya."

bukhari:115

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Muhammad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sufyan] telah menceritakan kepada kami ['Amru] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Sa'id bin Jubair] berkata, aku berkata kepada [Ibnu 'Abbas], "Sesungguhnya Nauf Al Bakali menganggap bahwa Musa bukanlah Musa Bani Isra'il, tapi Musa yang lain." Ibnu Abbas lalu berkata, "Musuh Allah itu berdusta, sungguh [Ubay bin Ka'b] telah menceritakan kepada kami dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Musa Nabi Allah berdiri di hadapan Bani Isra'il memberikan khutbah, lalu dia ditanya: "Siapakah orang yang paling pandai?" Musa menjawab: "Aku." Maka Allah Ta'ala mencelanya karena dia tidak diberi pengetahuan tentang itu. Lalu Allah Ta'ala memahyukan kepadanya: "Ada seorang hamba di antara hamba-Ku yang tinggal di pertemuan antara dua lautan lebih pandai darimu." Lalu Musa berkata, "Wahai Rabb, bagaimana aku bisa bertemu dengannya?" Maka dikatakan padanya: "Bawalah ikan dalam keranjang, bila nanti kamu kehilangan ikan itu, maka itulah petunjuknya." Lalu berangkatlah Musa bersama pelayannya yang bernama Yusya' bin Nun, dan keduanya membawa ikan dalam keranjang hingga keduanya sampai pada batu besar. Lalu keduanya meletakkan kepalanya di atas batu dan tidur. Kemudian keluarlah ikan itu dari keranjang (lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut itu) ' (Qs. Al Kahfi: 61). Kejadian ini mengherankan Musa dan muridnya, maka keduanya melanjutkan sisa malam dan hari perjalannannya. Hingga pada suatu pagi Musa berkata kepada pelayannya, '(Bawalah kemari makanan kita, sesungguhnya kita telah merasa lelah karena perjalanan kita ini) ' (Qs. Al Kahfi: 62). Musa tidak merasakan kelelahan kecuali setelah sampai pada tempat yang dituju sebagaimana diperintahkan. Maka muridnya berkata kepadanya: '(Tahukah kamu ketika kita mencari tempat berlindung di batu tadi? Sesungguhnya aku lupa menceritakan ikan itu. Dan tidaklah yang melupakan aku ini kecuali setan) ' (Qs. Al Kahfi: 63). Musa lalu berkata: '(Itulah tempat yang kita cari. Lalu keduanya kembali mengikuti jejak mereka semula) ' (Qs. Al Kahfi: 64). Ketika keduanya sampai di batu tersebut, didapatinya ada seorang laki-laki mengenakan pakaian yang lebar, Musa lantas memberi salam. Khidlir lalu berkata, "Bagaimana cara salam di tempatmu?" Musa menjawab, "Aku adalah Musa." Khidlir balik bertanya, "Musa Bani Isra'il?" Musa menjawab, "Benar." Musa kemudian berkata: '(Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?) ' Khidlir menjawab: "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersama Aku) ' (Qs. Al Kahfi: 66-67). Khidlir melanjutkan ucapannya, "Wahai Musa, aku memiliki ilmu dari ilmunya Allah yang Dia mangajarkan kepadaku yang kamu tidak tahu, dan kamu juga punya ilmu yang diajarkan-Nya yang aku juga tidak tahu." Musa berkata: '(Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun) ' (Qs. Al Kahfi: 69). Maka keduanya berjalan kaki di tepi pantai sementara keduanya tidak memiliki perahu, lalu melintaslah sebuah perahu kapal. Mereka berbicara agar orang-orang yang ada di perahu itu mau membawa keduanya. Karena Khidlir telah dikenali maka mereka pun membawa keduanya dengan tanpa bayaran. Kemudian datang burung kecil hinggap di sisi perahu mematuk-matuk di air laut untuk minum dengan satu atau dua kali patukan. Khidlir lalu berkata, "Wahai Musa, ilmuku dan ilmumu bila dibandingkan dengan ilmu Allah tidaklah seberapa kecuali seperti patukan burung ini di air lautan." Kemudian Khidlir sengaja mengambil papan perahu lalu merusaknya. Musa pun berkata, "Mereka telah membawa kita dengan tanpa bayaran, tapi kenapa kamu merusaknya untuk menenggelamkan penumpangnya?" Khidlir berkata: '(Bukankah aku telah berkata, "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku) ' Musa menjawab: '(Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku) ' (Qs. Al Kahfi: 72-73). Kejadian pertama ini karena Musa terlupa. Kemudian keduanya pergi hingga bertemu dengan anak kecil yang sedang bermain dengan dua temannya. Khidlir lalu memegang kepala anak itu, mengangkat dan membantingnya hingga mati. Maka Musa pun bertanya: '(Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain?) ' (Qs. Al Kahfi: 74). Khidlir menjawab: '(Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku?) ' (Qs. Al Kahfi: 75). Ibnu 'Uyainah berkata, "Ini adalah sebuah penegasan. '(Maka keduanya berjalan hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka. Kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh. Maka Khidlir menegakkan dinding itu) ' (Qs. Al Kahfi: 77). Rasulullah meneruskan ceritanya: "Khidlir melakukannya dengan tangannya sendiri. Lalu Musa berkata, '(Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu. Khidlir menjawab, "Inilah saat perpisahan antara aku dan kamu) ' (Qs. Al Kahfi: 77-78). Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Semoga Allah merahmati Musa. Kita sangat berharap sekiranya Musa bisa sabar sehingga akan banyak cerita yang bisa kita dengar tentang keduanya."

bukhari:119

Telah menceritakan kepada kami ['Utsman] berkata, telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Abu Wa'il] dari [Abu Musa] berkata, "Seorang laki-laki datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah yang disebut dengan perang fi sabilillah (di jalan Allah)? Sebab di antara kami ada yang berperang karena marah dan ada yang karena semangat?" Beliau lalu mengangkat kepalanya ke arah orang yang bertanya, dan tidaklah beliau angkat kepalanya kecuali karena orang yang bertanya itu berdiri. Beliau lalu menjawab: "Barangsiapa berperang untuk meninggikan kalimat Allah, maka dia perperang di jalan Allah 'azza wajalla."

bukhari:120

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salam] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Abu Mu'awiyah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin 'Urwah] dari [Bapaknya] dari [Zainab] puteri Ummu Salamah, dari [Ummu Salamah] ia berkata, "Ummu Sulaim datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu dalam perkara yang hak. Apakah bagi wanita wajib mandi jika ia bermimpi?" Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Ya, jika dia melihat air." Ummu Salamah lalu menutupi wajahnya seraya bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah seorang wanita itu bermimpi?" Beliau menjawab: "Ya. Celaka kamu. (jika tidak) Lantas dari mana datangnya kemiripan seorang anak itu?"

bukhari:127

Telah menceritakan kepada kami ['Ali] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sufyan] berkata, telah menceritakan kepada kami [Az Zuhri] dari [Sa'id bin Al Musayyab]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami ['Abbad bin Tamim] dari [Pamannya], bahwa ada seseorang yang mengadukan keraguannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa seakan-akan ia mendapatkan sesuatu dalam shalatnya. Beliau lalu bersabda: "Janganlah kamu pindah atau pergi hingga kamu mendengar suara atau mencium baunya."

bukhari:134

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Abdurrahman] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Abu Salamah Al Khaza'i Manshur bin Salamah] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Bilal] -yaitu Sulaiman- dari [Zaid bin Aslam] dari ['Atha' bin Yasar] dari [Ibnu 'Abbas], bahwa dia berwudlu', ia mencuci wajahnya, lalu mengambil air satu cidukan tangan dan menggunakannya untuk berkumur dan istintsaq, lalu ia kembali mengambil satu cidukan tangannya dan menjadikannya begini -menuangkan pada tangannya yang lain-, lalu dengan kedua tangannya ia membasuh wajahnya, lalu mengambil air satu cidukan dan membasuh tangan kanannya, lalu kembali mengambil air satu cidukan dan membasuh tangannya yang sebelah kiri. Kemudian mengusap kepala, lalu mengambil air satu cidukan dan menyela-nyela kaki kanannya hingga membasuhnya, lalu mengambil air satu cidukan lagi dan membasuh kaki kirinya. Setelah itu ia berkata, "Seperti inilah aku lihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwudlu."

bukhari:137

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Laits] berkata, telah menceritakan kepadaku ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari [Urwah] dari ['Aisyah], bahwa jika isteri-isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ingin buang hajat, mereka keluar pada waktu malam menuju tempat buang hajat yang berupa tanah lapang dan terbuka. Umar pernah berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Hijabilah isteri-isteri Tuan." Namun Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak melakukannya. Lalu pada suatu malam waktu Isya` Saudah binti Zam'ah, isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, keluar (untuk buang hajat). Dan Saudah adalah seorang wanita yang berpostur tinggi. 'Umar lalu berseru kepadanya, "Sungguh kami telah mengenalmu wahai Saudah! ' Umar ucapkan demikian karena sangat antusias agar ayat hijab diturunkan. Maka Allah kemudian menurunkan ayat hijab." Telah menceritakan kepada kami [Zakaria] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [Bapaknya] dari ['Aisyah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Allah telah mengizinkan kalian (isteri-isteri Nabi) keluar untuk menunaikan hajat kalian." Hisyam berkata, "Yakni buang air besar."

bukhari:143

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Muhammad Al Makki] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Yahya bin Sa'id bin 'Amru Al Makki] dari [Kakeknya] dari [Abu Hurairah] ia berkata, "Aku mengikuti Nabi shallallahu 'alaihi wasallam saat beliau keluar untuk buang hajat, dan beliau tidak menoleh (ke kanan atau ke kiri) hingga aku pun mendekatinya. Lalu Beliau bersabda: "Carikan untukku batu untuk aku gunakan beristinja' dan jangan bawakan tulang atau kotoran hewan." Lalu aku datang kepada beliau dengan membawa kerikil di ujung kainku, batu tersebut aku letakkan di sisinya, lalu aku berpaling darinya. Setelah selesai beliau gunakan batu-batu tersebut."

bukhari:151

Telah menceritakan kepada kami [Abdul 'Aziz bin 'Abdullah Al Uwaisy] berkata, telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Sa'd] dari [Syihab] bahwa ['Atha' bin Yazid] mengabarkan kepadanya bahwa [Humran] mantan budan 'Utsman mengabarkan kepadanya, bahwa ia telah melihat ['Utsman bin 'Affan] minta untuk diambilkan bejana (berisi air). Lalu dia menuangkan pada telapak tangannya tiga kali lalu membasuh keduanya, lalu ia memasukkan tangan kanannya ke dalam bejana lalu berkumur-kumur dan memasukkan air ke dalam hidung, kemudian membasuh wajahnya tiga kali, kemudian membasuh kedua tangan hingga siku tiga kali, kemudian mengusap kepala, kemudian membasuh kedua kakinya tiga kali hingga kedua mata kaki. Setelah itu ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa berwudlu seperti wudluku ini, kemudian dia shalat dua rakaat dan tidak berbicara antara keduanya, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni." Dan dari [Ibrahim] berkata, [Shalih bin Kaisan] berkata, [Ibnu Syihab] berkata. Tetapi ['Urwah] menceritakan dari [Humran], "Ketika ['Utsman] berwudlu, dia berkata, "Maukah aku sampaikan kepada kalian sebuah hadits yang kalau bukan karena ada satu ayat tentu aku tidak akan menyampaikannya? Aku pernah mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah seorang laki-laki berwudlu dengan membaguskan wudlunya kemudian mengerjakan shalat, kecuali akan diampuni (dosa) antara wudlunya dan shalatnya itu hingga selesai shalatnya." 'Urwah berkata, "Ayat yang dimaksud adalah: '(Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah kami turunkan…) ' (Qs. Al Baqarah: 159).

bukhari:155

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] berkata, telah mengabarkan kepadaku ['Atha' bin Yazid] dari [Humran] mantan budak 'Utsman bin 'Affan, bahwa ia melihat ['Utsman bin 'Affan] minta untuk diambilkan air wudlu. Ia lalu menuang bejana itu pada kedua tangannya, lalu ia basuh kedua tangannya tersebut hingga tiga kali. Kemudian ia memasukkan tangan kanannya ke dalam air wudlunya, kemudian berkumur, memasukkan air ke dalam hidung dan mengeluarkannya. Kemudian membasuh mukanya tiga kali, membasuh kedua lengannya hingga siku tiga kali, mengusap kepalanya lalu membasuh setiap kakinya tiga kali. Setelah itu ia berkata, "Aku telah melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berwudlu seperti wudluku ini, beliau lalu bersabda: "Barangsiapa berwudlu seperti wudluku ini, kemudian dia shalat dua rakaat dan tidak berbicara antara keduanya, maka Allah mengampuni dosanya yang telah lalu."

bukhari:159

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq] berkata, telah mengabarkan kepada kami [An Nadlr] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] dari [Al Hakam] dari [Dzakwan Abu Shalih] dari [Abu Sa'id Al Khudri], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengirim seorang utusan kepada seorang laki-laki Anshar. Maka laki-laki Anshar itu pun datang sementara kepalanya basah. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Sepertinya kami telah membuat kamu tergesa-gesa?" Laki-laki Anshar itu menjawab, "Benar." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Jika kamu dibuat tergesa-gesa atau tertahan (tidak mengeluarkan mani), maka cukup bagimu berwudlu." Hadits ini dikuatkan juga oleh [Wahhab] ia berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu'bah]. Abu 'Abdullah berkata, riwayat [Ghundar] dan [Yahya] dari [Syu'bah] tidak menyebutkan 'wudlu'."

bukhari:174

Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Salam] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Yazid bin Harun] dari [Yahya] dari [Musa bin 'Uqbah] dari [Kuraib] mantan budak Ibnu 'Abbas, dari [Usamah bin Zaid], bahwa ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertolak meninggalkan 'Arafah beliau menuju bukit dan menunaikan hajatnya." Usamah bin Zaid berkata, "Aku lalu menuangkan air untuknya hingga beliau pun berwudlu. aku lalu berkata, "Wahai Rasulullah, apakah kita akan shalat di sini?" Beliau menjawab: "Tempat shalat ada di depanmu."

bukhari:175

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] berkata, telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Makhramah bin Sulaiman] dari [Kuraib] mantan budak Ibnu 'Abbas, bahwa ['Abdullah bin 'Abbas] mengabarkan kepadanya, bahwa ia pada suatu malam pernah bermalam di rumah Maimunah, isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan bibinya dari pihak ibu. Katanya, "Aku berbaring di sisi bantal sementara Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan isterinya berbaring pada bagian panjang (tengahnya). Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu tidur hingga pada tengah malam, atau kurang sedikit, atau lewat sedikit, beliau bangun dan duduk sambil mengusap sisa-sisa kantuk yang ada di wajahnya dengan tangan. Beliau kemudian membaca sepuluh ayat terakhir dari Surah Ali 'Imran. Kemudian berdiri menuju tempat wudlu, beliau lalu berwudlu dengan memperbagus wudlunya, lalu shalat." Ibnu 'Abbas berkata, "Maka akupun ikut dan melakukan sebagaimana yang beliau lakukan, aku lalu berdiri di sampingnya. Beliau kemudian meletakkan tangan kanannya di kepalaku seraya memegang telingaku hingga menggeserku ke sebelah kanannya. Kemudian beliau shalat dua rakaat, kemudian dua rakaat, kemudian dua rakaat, kemudian dua rakaat, kemudian witir. Setelah itu beliau tidur berbaring hingga tukang adzan mendatanginya, beliau lalu berdiri dan shalat dua rakaat ringan, kemudian keluar untuk menunaikan shalat Subuh."

bukhari:177

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari ['Amru bin Yahya Al Mazini] dari [Bapaknya] bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada ['Abdullah bin Zaid] -dia adalah kakek 'Amru bin Yahya-, "Bisakah engkau perlihatkan kepadaku bagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwudlu?" 'Abdullah bin Zaid lalu menjawab, "Tentu." Abdullah lalu minta diambilkan air wudlu, lalu ia menuangkan air pada kedua tangannya dan membasuhnya dua kali, lalu berkumur dan mengeluarkan air dari dalam hidung sebanyak kali, kemudian membasuh mukanya tiga kali, kemudian membasuh kedua tangan dua kali dua kali sampai ke siku, kemudian mengusap kepalanya dengan tangan, dimulai dari bagian depan dan menariknya hingga sampai pada bagian tengkuk, lalu menariknya kembali ke tempat semula. Setelah itu membasuh kedua kakinya."

bukhari:179

Telah menceritakan kepada kami [Musa] berkata, telah menceritakan kepada kami [Wuhhaib] dari ['Amru] dari [Bapaknya] berkata, "Aku pernah menyaksikan 'Amru bin Abu Hasan bertanya kepada ['Abdullah bin Zaid] tentang wudlunya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu ia minta diambilkan satu gayung air, kemudian ia memperlihatkan kepada mereka cara wudlu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Ia menuangkan air dari gayung ke telapak tangannya lalu mencucinya tiga kali, kemudian memasukkan tangannya ke dalam gayung, lalu berkumur-kumur, lalu memasukkan air ke hidung lalu mengeluarkannya kembali dengan tiga kali cidukan, kemudian memasukkan tangannya ke dalam gayung, lalu membasuh mukanya tiga kali, kemudian membasuh kedua tangannya dua kali sampai ke siku. Kemudian memasukkan tangannya ke dalam gayung, lalu mengusap kepalanya dengan tangan; mulai dari bagian depan ke belakang dan menariknya kembali sebanyak satu kali, lalu membasuh kedua kakinya hingga mata kaki."

bukhari:180

Bab. Telah menceritakan kepada kami ['Abdurrahman bin Yunus] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hatim bin Isma'il] dari [Al Ja'd] berkata, aku mendengar [As Sa'ib bin Yazid] berkata, "Bibiku pergi bersamaku menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu ia berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya putra saudara perempuanku ini sedang sakit." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengusap kepalaku dan memohonkan keberkahan untukku. Kemudian beliau berwudlu, maka aku pun minum dari sisa air wudlunya, kemudian aku berdiri di belakangnya hingga aku melihat ada tanda kenabian sebesar telur burung di pundaknya."

bukhari:183

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Khalid bin 'Abdullah] telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Yahya] dari [Bapaknya] dari ['Abdullah bin Zaid], bahwa ia menuangkan air dari gayung ke telapak tangannya lalu mencucinya, atau berkumur-kumur, lalu memasukkan air ke hidung dari satu cedukan telapak tangannya. Dia lakukan ini tiga kali. Kemudian membasuh kedua tangannya sampai ke siku dua kali dua kali. Kemudian mengusap kepalanya dengan tangan dan menariknya (ke belakang kepala) lalu mengembalikannya sekali, lalu membasuh kedua kakinya hingga ke mata kaki. Setelah itu ia berkata, "Begitulah wudlunya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam."

bukhari:184

Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] berkata, telah menceritakan kepada kami [Wuhhaib] dari ['Amru bin Yahya] dari [Bapaknya] berkata; Aku pernah menyaksikan 'Amru bin Abu Hasan bertanya kepada ['Abdullah bin Zaid] tentang wudlunya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Abdullah lalu minta diambilkan bejana berisi air, lalu ia memperlihatkan kepada mereka cara wudlu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu ia memulai dengan menuangkan air dari bejana ke telapak tangannya lalu mencucinya tiga kali. Kemudian memasukkan tangannya ke dalam bejana, lalu berkumur-kumur, lalu memasukkan air ke hidung dan mengeluarkannya kembali dengan tiga kali cidukan. Kemudian memasukkan tangannya ke dalam bejana dan membasuh mukanya tiga kali, kemudian memasukkan tangannya ke dalam bejana dan membasuh kedua tangannya sampai ke siku dua kali dua kali. Kemudian ia memasukkan tangannya ke dalam bejana dan mengusap kepalanya dengan tangan, ia mulai dari bagian depan ke belakang lalu mengembalikannya lagi (ke arah depan), kemudian memasukkan tangannya ke dalam bejana dan membasuh kedua kakinya." Dan telah menceritakan kepada kami [Musa] berkata, telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] berkata, "Ia mengusap kepalanya satu kali."

bukhari:185

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Munir] mendengar ['Abdullah bin Bakar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Humaid] dari [Anas] berkata, "Waktu shalat telah masuk, bagi orang-orang yang rumahnya dekat mereka pulang untuk wudlu, sementara yang lain masih di dalam masjid. Lalu diberikan sebuah bejana kecil yang terbuat dari kayu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Namun bejana itu tidak cukup untuk dimasuki oleh telapak tangan beliau, hingga orang-orang pun berwudlu (dari jari tangan beliau) semua." Kami lalu bertanya, "Berapa jumlah kalian saat itu?" Anas menjawab, "Lebih dari delapan puluh orang."

bukhari:188

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] berkata, telah mengabarkan kepadaku ['Ubaidullah bin 'Abdullah bin 'Utbah] bahwa ['Aisyah] berkata, "Tatkala sakit Nabi shallallahu 'alaihi wasallam semakin berat, beliau minta izin kepada isteri-isterinya agar beliau dirawat di rumahku, lalu mereka pun mengizinkannya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu keluar berjalan dengan dipapah oleh dua orang; 'Abbas dan seorang lagi." ['Ubaidullah] berkata, "Aku lalu kabarkan hal itu kepada ['Abdullah bin 'Abbas], lalu dia berkata, "Tahukah kamu, siapakah lelaki yang lain itu?" Aku jawab, "Tidak". Dia lantas berkata, "Orang itu adalah 'Ali bin Abu Thalib? radliallahu 'anhu." ['Aisyah] menceritakan bahwa ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sudah berada di rumahnya dan sakitnya makin berat, beliau mengatakan: "Siramkan air kepadaku dari tujuh geriba yang belun dilepas ikatannya, sehingga aku dapat memberi pesan kepada orang-orang." Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam didudukkan untuk mandi dengan ember milik Hafshah, isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Maka kami segera menyiram beliau hingga beliau memberi isyarat sudah cukup. Setelah itu beliau keluar menemui orang-orang."

bukhari:191

Telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Mukhallad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Bilal] berkata, telah menceritakan kepadaku ['Amru bin Yahya] dari [Bapaknya] berkata, " Pamanku berlebihan dalam berwudlu, lalu ia berkata kepada ['Abdullah bin Zaid], "Beritahu kami berdua bagaimana kamu melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam wudlu. 'Abdullah bin Zaid minta bejana berisi air, lalu ia menuangkan ke telapak tangannya dan mencucinya tiga kali. Kemudian memasukkan tangannya ke dalam bejana tersebut, lalu berkumur dan mengeluarkan air dari dalam hidung sebanyak tiga kali dari satu cidukan tangan. Kemudian memasukkan tangannya ke dalam bejana menciduk air dan membasuh mukanya tiga kali. Kemudian membasuh tangannya sampai siku dua kali-dua kali. Kemudian mengambil air dengan tangannya dan mengusap kepalanya, ia tarik tangannya ke belakang kepala lalu dikembalikan ke depan. Kemudian membasuh kakinya. Setelah itu berkata, "Begitulah aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berwudlu'."

bukhari:192

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Hammad] dari [Tsabit] dari [Anas bin Malik], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam minta untuk diambilkan bejana berisi air kepada orang-orang, maka diberikanlah satu bejana besar dan beliau meletakkan tangannya ke dalam bejana tersebut." Anas berkata, 'Aku sengaja memperhatikan air yang keluar dari selah-selah jari beliau." Anas melanjutkan, "Aku menduga bahwa orang-orang yang berwudlu saat itu berjumlah antara tujuh puluh hingga delapan puluh orang."

bukhari:193

Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] berkata, telah menceritakan kepada kami [Mis'ar] berkata, telah menceritakan kepadaku [Ibnu Jabar] berkata, "Aku mendengar [Anas] berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membasuh, atau mandi dengan satu sha' hingga lima mud, dan berwudlu dengan satu mud."

bukhari:194

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Ja'far bin 'Amru bin Umayyah] bahwa [Bapaknya] mengabarkan kepadanya, bahwa ia pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memotong daging paha kambing, saat panggilan shalat tiba beliau langsung meletakkan pisaunya dan shalat tanpa berwudlu lagi."

bukhari:201

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Busyair bin Yasar] mantan budak Bani Haritsah, bahwa [Suwaid bin An Nu'man] mengabarkan kepadanya, bahwa ia pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada tahun pendudukan Khaibar, hingga ketika mereka sampai di Shahba', suatu wilayah di pinggiran Khaibar, beliau mengerjakan shalat Ashar. Lalu beliau minta diambilkan makanan dari perbekalan yang mereka bawa, namun tidak didapatkan kecuali makanan yang terbuat dari kurma dan gandum. Beliau kemudian memerintahkan untuk menghidangkannya, maka dicampurlah makanan tersebut dengan air hingga menjadi adonan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam makan dan kami pun ikut makan. Setelah itu beliau berdiri untuk shalat Maghrib, beliau lalu berkumur-kumur dan kami juga ikut berkumur-kumur, lalu beliau shalat tanpa berwudlu lagi."

bukhari:202

Telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Makhlad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Bilal] telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Sa'id] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Busyair bin Yasar] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Suwaid bin An Nu'man] berkata, "Kami pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada tahun penaklukan Khaibar, hingga ketika kami sampai di suatu tempat bernama Shahba', beliau mengimami kami shalat Ashar. Selesai shalat beliau minta disajikan makanan, namun tidak ada kecuali makanan yang terbuat dari kurma dan gandum, lalu kami makan dan minum. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beranjak untuk melaksanakan shalat Maghrib, beliau berkumur lalu memimpin kami melaksanakan shalat maghrib tanpa berwudlu lagi."

bukhari:208

Telah menceritakan kepada kami ['Utsman] berkata, telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Mujahid] dari [Ibnu 'Abbas] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melewati perkebunan penduduk Madinah atau Makkah, lalu beliau mendengar suara dua orang yang sedang di siksa dalam kumur mereka. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun berkata: "Keduanya sedang disiksa, dan tidaklah keduanya disiksa disebabkan dosa besar." Lalu beliau menerangkan: "Yang satu disiksa karena tidak bersuci setelah kencing, sementara yang satunya lagi disiksa karena suka mengadu domba." Beliau kemudian minta diambilkan sebatang dahan kurma yang masih basah, beliau lalu membelah menjadi dua bagian, kemudian beliau menancapkan setiap bagian pada dua kuburan tersebut. Maka beliau pun ditanya, "Kenapa Tuan melakukan ini?" Beliau menjawab: "Mudah-mudahan siksanya diringankan selama dahan itu masih basah."

bukhari:209

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari ['Ubaidullah bin 'Abdullah bin 'Utbah] dari [Ummu Qais binti Mihshan], bahwa dia datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan membawa anaknya yang masih kecil dan belum makan makanan. Rasulullah lalu mendudukkan anak kecil itu dalam pangkuannya sehingga ia kencing dan mengenai pakaian beliau. Beliau kemudian minta diambilkan air lalu memercikkannya dan tidak mencucinya."

bukhari:216

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad] -yakni Ibnu Salam- berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin 'Urwah] dari [Bapaknya] dari ['Aisyah] berkata, "Fatimah binti Abu Hubaiys datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, aku adalah seorang wanita yang keluar darah istihadlah (darah penyakit) hingga aku tidak suci. Apakah aku boleh meninggalkan shalat?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu menjawab: "Jangan, sebab itu hanyalah semisal keringat dan bukan darah haid. Jika datang haidmu maka tinggalkan shalat, dan jika telah terhenti maka bersihkanlah sisa darahnya lalu shalat." Hisyam berkata, "Bapakku (Urwah) menyebutkan, "Berwudlulah kamu setiap akan shalat hingga waktu itu tiba."

bukhari:221

Telah menceritakan kepada kami ['Abdan] berkata, telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah bin Al Mubarak] berkata, telah mengabarkan kepada kami ['Amru bin Maimun Al Jazari] dari [Sulaiman bin Yasar] dari ['Aisyah] ia berkata, "Aku mencuci kain Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sisa dari janabat, kemudian beliau keluar untuk shalat, sementara kainnya masih nampak basahnya."

bukhari:222

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il Al Minqari] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Abdul Wahid] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Maimun] berkata, "Aku bertanya kepada [Sulaiman bin Yasar] tentang pakaian yang terkena janabat (mani), ia menjawab, " ['Aisyah] pernah berkata, "Aku pernah mencuci air mani dari pakaian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian beliau keluar untuk shalat dan sisa cucian masih nampak pada pakaian beliau."

bukhari:224

Telah menceritakan kepada kami [Adam bin Abu Iyas] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Hakam] dari [Ibrahim] dari [Al Aswad] dari ['Aisyah radliallahu 'anhu] berkata,: "Seakan aku melihat kilauan wewangian dari rambut Nabi shallallahu 'alaihi wasallam saat Beliau sedang berihram".

bukhari:263

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Nashir] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] dari [Ma'mar] dari [Hammam bin Munabbih] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang-orang bani Israil jika mandi maka mereka mandi dengan telanjang, hingga sebagian melihat sebagian yang lainnya. Sedangkan Nabi Musa 'Alaihis Salam lebih suka mandi sendirian. Maka mereka pun berkata, "Demi Allah, tidak ada menghalangi Musa untuk mandi bersama kita kecuali karena ia adalah seorang laki-laki yang kemaluannya kena hernia. Lalu pada suatu saat Musa pergi mandi dan meletakkan pakaiannya pada sebuah batu, lalu batu tersebut lari dengan membawa pakaiannya. Maka Musa lari mengejar batu tersebut sambil berkata 'Wahai batu, kembalikan pakaianku! ' sehingga orang-orang bani Israil melihat Musa. Mereka lalu berkata, 'Demi Allah, pada diri Musa tidak ada yang ganjil.' Musa kemudian mengambil pakaiannya dan memukul batu tersebut dengan satu pukulan." Abu Hurairah berkata, "Demi Allah, sungguh pada batu tersebut terdapat bekas pukulan enam atau tujuh akibat pukulannya."

bukhari:269

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Maslamah bin Qa'nab] dari [Malik] dari [Abu An Nadlr] mantan budak 'Umar bin 'Ubaidullah, bahwa [Abu Murrah] mantan budak Ummu Hani' binti Abu Thalib, telah mengabarkan kepadanya, bahwa ia mendengar [Ummu Hani' binti Abu Thalib] berkata, "Aku pergi menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saat pembukaan Kota Makkah, lalu aku dapati beliau sedang mandi dan Fatimah menutupinya. Beliau lalu bertanya: "Siapa ini?" Aku menjawab, "Ummu Hani'."

bukhari:271

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [Bapaknya] dari [Zainab binti Abu Salamah] dari [Ummu Salamah] Ummul Mukminin, bahwa ia berkata, "Ummu Sulaim, isteri Abu Thalhah, datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu dengan kebenaran. Apakah seorang wanita wajib mandi bila bermimpi?" Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Ya. Jika dia melihat air."

bukhari:273

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abu Maryam] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Zaid] -yaitu Ibnu Aslam- dari ['Iyadl bin 'Abdullah] dari [Abu Sa'id Al Khudri] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada hari raya 'Iedul Adlha atau Fitri keluar menuju tempat shalat, beliau melewati para wanita seraya bersabda: "Wahai para wanita! Hendaklah kalian bersedekahlah, sebab diperlihatkan kepadaku bahwa kalian adalah yang paling banyak menghuni neraka." Kami bertanya, "Apa sebabnya wahai Rasulullah?" beliau menjawab: "Kalian banyak melaknat dan banyak mengingkari pemberian suami. Dan aku tidak pernah melihat dari tulang laki-laki yang akalnya lebih cepat hilang dan lemah agamanya selain kalian." Kami bertanya lagi, "Wahai Rasulullah, apa tanda dari kurangnya akal dan lemahnya agama?" Beliau menjawab: "Bukankah persaksian seorang wanita setengah dari persaksian laki-laki?" Kami jawab, "Benar." Beliau berkata lagi: "Itulah kekurangan akalnya. Dan bukankah seorang wanita bila dia sedang haid dia tidak shalat dan puasa?" Kami jawab, "Benar." Beliau berkata: "Itulah kekurangan agamanya."

bukhari:293

Telah menceritakan kepada kami ['Ubaid bin Isma'il] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Hisyam] dari [Bapaknya] dari ['Aisyah] berkata, "Kami keluar bertepatan saat nampak hilal bulan Dzul Hijjah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Siapa yang ingin memulai haji dengan Umrah hendaklah ia lakukan. Sekiranya aku tidak membawa hewan sembelihan, aku lebih suka melakukan Umrah lebih dahulu." Maka sebagian para sahabat ada yang memulai dengan Umrah dan ada yang memulai dengan haji. Sedang aku termasuk di antara yang mulai dengan Umrah. Maka ketika hari Arafah aku mengalami haid, aku lalu mengadukan hal itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau lalu bersabda: "Tinggalkanlah Umrahmu. Uraikan rambut kepalamu lalu sisirlah, kemudian mulailah talbiah dengan haji." Maka aku pun laksanakan perintah beliau, hingga ketika tiba malam Hashbah (Malam di Muzdalifah), beliau memerintahkan 'Abdurrahman bin Abu Bakar untuk menemaniku. Maka aku keluar menuju Tan'im, lalu bertalbiah dengan Umrah sebagai ganti Umrahku sebelumnya." Hisyam berkata, "Dan dalam hal itu tidak ada denda baik berupa hadyu (menyembelih), puasa atau pun sedekah."

bukhari:306

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari ['Abdurrahman bin Al Qasim] dari [bapaknya] dari ['Aisyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ia berkata, "Kami keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam salah satu perjalanan yang dilakukannya. Hingga ketika kami sampai di Baida', atau tempat peristirahatan pasukan, aku kehilangan kalungku. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya mencarinya sementara mereka tidak berada dekat air. Orang-orang lalu datang kepada Abu Bakar Ash Shidiq seraya berkata, 'Tidakkah kamu perhatikan apa yang telah diperbuat oleh 'Aisyah? Dia telah membuat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan orang-orang tertahan (dari melanjutkan perjalanan) padahal mereka tidak sedang berada dekat air dan mereka juga tidak memiliki air! ' Lalu Abu Bakar datang sedangkan saat itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meletakkan kepalanya di pahaku. Abu Bakar lalu memarahiku dan mengatakan sebagaimana yang dikehendaki Allah untuk (Abu Bakar) mengatakannya. Ia menusuk lambungku, dan tidak ada yang menghalangiku untuk bergerak (karena rasa sakit) kecuali karena keberadaan Rasulullah yang di pahaku." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bangun di waktu subuh dalam keadaan tidak memiliki air. Allah Ta'ala kemudian menurunkan ayat tayamum, maka orang-orang pun bertayamum." Usaid bin Al Hudlair lalu berkata, "Tidaklah Aisyah kecuali awal dari keberkahan keluarga kamu wahai wahai Abu Bakar!" 'Aisyah berkata, "Kemudian unta yang aku tunggangi berdiri yang ternyata kami temukan kalungku berada dibawahnya."

bukhari:322

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sinan] -yaitu Al 'Awaqi- telah menceritakan kepada kami [Husyaim] berkata. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepadaku [Sa'id bin An Nadlr] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Husyaim] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Sayyar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yazid] -yaitu Ibnu Shuhaib Al Faqir- berkata, telah mengabarkan kepada kami [Jabir bin 'Abdullah] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku diberikan lima perkara yang tidak diberikan kepada orang sebelumku; aku ditolong melawan musuhku dengan ketakutan mereka sejauh satu bulan perjalanan, dijadikan bumi untukku sebagai tempat sujud dan suci. Maka dimana saja salah seorang dari umatku mendapati waktu shalat hendaklah ia shalat, dihalalkan untukku harta rampasan perang yang tidak pernah dihalalkan untuk orang sebelumku, aku diberikan (hak) syafa'at, dan para Nabi sebelumku diutus khusus untuk kaumnya sedangkan aku diutus untuk seluruh manusia."

bukhari:323

Telah menceritakan kepada kami [Zakaria bin Yahya] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Numair] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin 'Urwah] dari [Bapaknya] dari ['Aisyah] bahwa ia meminjam kalung kepada Asma' lalu hilang. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus seseorang untuk mencarinya hingga kalung itu pun ditemukan. Lalu datanglah waktu shalat sementara mereka tidak memiliki air, namun mereka tetap melaksanakannya. Setelah itu mereka mengadukan peristiwa itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, hingga turunlah ayat tayamum. Usaid bin Al Hudlair lalu berkata kepada 'Aisyah, "Semoga Allah membalasmu dengan segala kebaikan. Sungguh demi Allah, tidaklah terjadi suatu peristiwa menimpa anda yang anda tidak sukai kecuali Allah menjadikannya untuk anda dan Kaum Muslimin sebagai kebaikan."

bukhari:324

Telah menceritakan kepada kami [Adam] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Hakam] dari [Dzar] dari [Sa'id bin 'Abdurrahman bin Abza] dari [Bapaknya] berkata, "Seorang laki-laki datang kepada Umar Ibnul Khaththab dan berkata, "Aku mengalami junub tapi tidak mendapatkan air?" Maka berkata lah ['Ammar bin Yasir] kepada 'Umar bin Al Khaththab, "Tidak ingatkah ketika kita dalam suatu perjalanan? Saat itu engkau tidak mengerjakan shalat sedangkan aku bergulingan di atas tanah lalu shalat? Kemudian hal itu aku sampaikan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sebenarnya cukup kamu melakukan begini." Beliau lalu memukulkan telapak tangannya ke tanah dan meniupnya, lalu mengusapkannya ke muka dan kedua telapak tangannya."

bukhari:326

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata, telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Sa'id] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Auf] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Raja'] dari ['Imran] berkata, "Kami pernah dalam suatu perjalanan bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kami berjalan di waktu malam hingga ketika sampai di akhir malam kami tidur, dan tidak ada tidur yang paling enak (nyenyak) bagi musafir melebihi yang kami alami. Hingga tidak ada yang membangunkan kami kecuali panas sinar matahari. Dan orang yang pertama kali bangun adalah si fulan, lalu si fulan, lalu seseorang yang Abu 'Auf mengenalnya namun akhirnya lupa. Dan 'Umar bin Al Khaththab adalah orang keempat saat bangun, Sedangkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bila tidur tidak ada yang membangunkannya hingga beliau bangun sendiri, karena kami tidak tahu apa yang terjadi pada beliau dalam tidurnya. Ketika 'Umar bangun dan melihat apa yang terjadi di tengah banyak orang (yang kesiangan) -dan 'Umar adalah seorang yang tegar penuh keshabaran-, maka ia bertakbir dengan mengeraskan suaranya dan terus saja bertakbir dengan keras hingga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam terbangun akibat kerasnya suara takbir 'Umar. Tatkala beliau bangun, orang-orang mengadukan peristiwa yang mereka alami. Maka beliau bersabda: "Tidak masalah, atau tidak apa dan lanjutkanlah perjalanan." Maka beliau meneruskan perjalanan dan setelah beberapa jarak yang tidak jauh beliau berhenti lalu meminta segayung air untuk wudlu, beliau lalu berwudlu kemudian menyeru untuk shalat. Maka beliau shalat bersama orang banyak. Setelah beliau selesai melaksanakan shalatnya, didapatinya ada seorang yang memisahkan diri tidak ikut shalat bersama orang banyak. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Wahai Fulan, apa yang menghalangimu untuk shalat bersama orang banyak?" Orang itu menjawab, "Aku lagi junub, sementara air tidak ada." Beliau lantas menjelaskan: "Kamu cukup menggunakan debu." Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melanjutkan perjalanan hingga akhirnya orang-orang mengadu kepada beliau bahwa mereka kehausan. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam meminta seseorang yang bernama Abu Raja' -namun 'Auf lupa- dan 'Ali seraya memerintahkan keduanya: "Pergilah kalian berdua dan carilah air." Maka keduanya berangkat hingga berjumpa dengan seorang wanita yang membawa kantung-kantung berisi air dengan untanya. Maka keduanya bertanya kepadanya, "Dimana ada air?" Wanita itu menjawab, "Terakhir aku lihat air di (daerah) ini adalah waktu sekarang ini. dan perjalanan kami ini juga dalam rangka mencari air." Lalu keduanya berkata, "Kalau begitu pergilah". Wanita itu bertanya, "Kalian mau kemana?" Keduanya menjawab, "Menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Wanita itu bertanya, "Kepada orang yang dianggap telah keluar dari agama (Shabi'i)?" Keduanya menjawab, "Ya dialah yang kamu maksud." Kemudian kedua sahabat Nabi itu pergi bersama wanita tersebut menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Keduanya kemudian menceritakan peritiwa yang baru saja dialami. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Turunkanlah dia dari untanya." Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam meminta bejana air, beliau lalu menuangkan di mulut kantung-kantung air (milik wanita itu), beliau lepas ikatan kantung-kantung air tersebut seraya berseru kepada orang banyak: "Ambillah air dan minumlah sesuka kalian!" Maka orang-orang memberi minum (tunggangan mereka) dan meminum sesuka mereka. Dan akhir, beliau memberi seember air kepada orang yang tadi terkena janabah. Beliau lalu berkata kepadanya: "Pergi dan mandilah." Dans ambil berdiri wanita tersebut mengamati apa yang diperbuat terhadap air kepunyaannya. Demi Allah, kejadian tadi telah membuatnya terperanjat dan juga kami, kami saksikan airnya bertambah banyak dibanding saat yang pertama. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Berkumpulkan (makanan) untuknya." Maka orang-orang pun mengumpulkan makanan berupa kurma, tepung, sawiq (campuran antara susu dengan tepung) untuk wanita tersebut. makanan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam kain, mereka menaikkan wanita tersebut di atas kendaraan dan meletakkan makanan tersebut di depannya. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada wanita tersebut: "Kamu mengetahui bahwa kami tidak mengurangi sedikitpun air milikmu, tetapi Allah yang telah memberi minum kepada kami." Wanita tersebut kemudian pulang menemui keluarganya, mereka lalu bertanya, "Wahai fulanah, apa yang membuat kamu terlambat?" Wanita tersebut menjawab, "Suatu keajaiban! Aku bertemu dengan dua orang laki-laki yang kemudian membawaku bertemu dengan seorang yang disebut Shabi'I, lalu laki-laki itu berbuat begini begini. Demi Allah, dialah orang yang paling menakjubkan (membuat kejadian luar biasa) di antara yang ada ini dan ini." Wanita tersebut berkata sambil memberi isyarat dengan mengangkat jari tengah dan telunjuknya ke arah langit, atau antara langit dan bumi. Maksudnya bersaksi bahwa dia adalah Utusan Allah yang haq. Sejak saat itu Kaum Muslimin selalu melindungi wanita tersebut dari Kaum Musyrikin dan tidaklah Kaum Muslimin merusak rumah atau kediaman wanita tersebut. Pada suatu hari wanita itu berkata kepada kaumnya, "Aku tidak memandang bahwa kaum tersebut membiarkan kalian dengan sengaja. Apakah kalian mau masuk Islam?" Maka kaumnya mentaatinya dan masuk ke dalam Islam." Abu 'Abdullah berkata, "Yang dimaksud dengan Shabi'i adalah keluar dari suatu agama kepada agama lain." Sedangkan Abu' 'Aliyah berkata, "Ash-Shabi'un adalah kelompok dari Ahlul Kitab yang membaca Kitab Zabur."

bukhari:331

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dari [Anas bin Malik] berkata, [Abu Dzar] menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Saat aku di Makkah atap rumahku terbuka, tiba-tiba datang Malaikat Jibril Alaihis Salam. Lalu dia membelah dadaku kemudian mencucinya dengan menggunakan air zamzam. Dibawanya pula bejana terbuat dari emas berisi hikmah dan iman, lalu dituangnya ke dalam dadaku dan menutupnya kembali. Lalu dia memegang tanganku dan membawaku menuju langit dunia. Tatkala aku sudah sampai di langit dunia, Jibril Alaihis Salam berkata kepada Malaikat penjaga langit, 'Bukalah'. Malaikat penjaga langit berkata, 'Siapa Ini? ' Jibril menjawab, 'Ini Jibril'. Malaikat penjaga langit bertanya lagi, 'Apakah kamu bersama orang lain? ' Jibril menjawab, "Ya, bersamaku Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.' Penjaga itu bertanya lagi, 'Apakah dia diutus sebagai Rasul? ' Jibril menjawab, 'Benar.' Ketika dibuka dan kami sampai di langit dunia, ketika itu ada seseorang yang sedang duduk, di sebelah kanan orang itu ada sekelompok manusia begitu juga di sebelah kirinya. Apabila dia melihat kepada sekelompok orang yang di sebelah kanannya ia tertawa, dan bila melihat ke kirinya ia menangis. Lalu orang itu berkata, 'Selamat datang Nabi yang shalih dan anak yang shalih.' Aku bertanya kepada Jibril, 'Siapakah dia? ' Jibril menjawab, "Dialah Adam Alaihis Salam, dan orang-orang yang ada di sebelah kanan dan kirinya adalah ruh-ruh anak keturunannya. Mereka yang ada di sebelah kanannya adalah para ahli surga sedangkan yang di sebelah kirinya adalah ahli neraka. Jika dia memandang ke sebelah kanannya dia tertawa dan bila memandang ke sebelah kirinya dia menangis.' Kemudian aku dibawa menuju ke langit kedua, Jibril lalu berkata kepada penjaganya seperti terhadap penjaga langit pertama. Maka langit pun dibuka'." Anas berkata, "Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan bahwa pada tingkatan langit-langit itu beliau bertemu dengan Adam, Idris, Musa, 'Isa dan Ibrahim semoga Allah memberi shalawat-Nya kepada mereka. Beliau tidak menceritakan kepadaku keberadaan mereka di langit tersebut, kecuali bahwa beliau bertemu Adam di langit dunia dan Ibrahim di langit keenam." Anas melanjutkan, "Ketika Jibril berjalan bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ia melewati Idris. Maka Idris pun berkata, 'Selamat datang Nabi yang shalih dan saudara yang shalih.' Aku bertanya kepada Jibril, 'Siapakah dia? ' Jibril menjawab, 'Dialah Idris.' Lalu aku berjalan melewati Musa, ia pun berkata, 'Selamat datang Nabi yang shalih dan saudara yang shalih.' Aku bertanya kepada Jibril, 'Siapakah dia? ' Jibril menjawab, 'Dialah Musa.' Kemudian aku berjalan melewati 'Isa, dan ia pun berkata, 'Selamat datang saudara yang shalih dan Nabi yang shalih.' Aku bertanya kepada Jibril, 'Siapakah dia? ' Jibril menjawab, 'Dialah 'Isa.' Kemudian aku melewati Ibrahim dan ia pun berkata, 'Selamat datang Nabi yang shalih dan anak yang shalih.' Aku bertanya kepada Jibril, 'Siapakah dia? ' Jibril menjawab, 'Dialah Ibrahim shallallahu 'alaihi wasallam.' Ibnu Syihab berkata, Ibnu Hazm mengabarkan kepadaku bahwa Ibnu 'Abbas dan Abu Habbah Al Anshari keduanya berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kemudian aku dimi'rajkan hingga sampai ke suatu tempat yang aku dapat mendengar suara pena yang menulis." Ibnu Hazm berkata, "Anas bin Malik menyebutkan, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kemudian Allah 'azza wajalla mewajibkan kepada ummatku shalat sebanyak lima puluh kali. Maka aku pergi membawa perintah itu hingga aku berjumpa dengan Musa, lalu ia bertanya, 'Apa yang Allah perintahkan buat umatmu? ' Aku jawab: 'Shalat lima puluh kali.' Lalu dia berkata, 'Kembalilah kepada Rabbmu, karena umatmu tidak akan sanggup! ' Maka aku kembali dan Allah mengurangi setengahnya. Aku kemudian kembali menemui Musa dan aku katakan bahwa Allah telah mengurangi setengahnya. Tapi ia berkata, 'Kembalilah kepada Rabbmu karena umatmu tidak akan sanggup.' Aku lalu kembali menemui Allah dan Allah kemudian mengurangi setengahnya lagi.' Kemudian aku kembali menemui Musa, ia lalu berkata, 'Kembalilah kepada Rabbmu, karena umatmu tetap tidak akan sanggup.' Maka aku kembali menemui Allah Ta'ala, Allah lalu berfirman: 'Lima ini adalah sebagai pengganti dari lima puluh. Tidak ada lagi perubahan keputusan di sisi-Ku! ' Maka aku kembali menemui Musa dan ia kembali berkata, 'Kembailah kepada Rabb-Mu! ' Aku katakan, 'Aku malu kepada Rabb-ku.' Jibril lantas membawaku hingga sampai di Sidratul Muntaha yang diselimuti dengan warna-warni yang aku tidak tahu benda apakah itu. Kemudian aku dimasukkan ke dalam surga, ternyata di dalamnya banyak kubah-kubah terbuat dari mutiara dan tanahnya dari minyak kesturi."

bukhari:336

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Abu Uwais] berkata, telah menceritakan kepadaku [Malik bin Anas] dari [Abu An Nadlar] mantan budak 'Umar bin 'Abdullah bahwa [Abu Murrah] mantan budak Ummu Hani' binti Abu Thalib mengabarkan kepadanya, bahwa ia mendengar [Ummu Hani' binti Abu Thalib] berkata, "Aku berkunjung kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada hari pembebasan Makkah, aku dapati beliau mandi sementara Fatimah, puteri beliau menutupinya dengan tabir." Ummu Hani' binti Abu Thalib berkata, "Aku lantas memberi salam kepada beliau, lalu beliau bertanya: "Siapakah ini?" Aku menjawab, "Aku Ummu Hani' binti Abu Thalib." Lalu beliau bertanya, "Selamat datang wahai Ummu Hani'." Setelah selesai mandi beliau shalat delapan rakaat dengan berselimut pada satu baju. Setelah selesai shalat aku berkata, "Wahai Rasulullah, anak ibuku mengatakan dia telah membunuh seseorang dan aku telah memberi ganti rugi kepada seseorang yakni Abu Hubairah." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Kami telah setuju apa yang engkau berikan wahai Ummu Hani'!" Ummu Hani' berkata, "Saat itu adalah waktu dluha."

bukhari:344

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Shalih] berkata, telah menceritakan kepada kami [Fulaih bin Sulaiman] dari [Sa'id bin Al Harits] berkata, "Kami bertanya kepada [Jabir bin 'Abdullah] tentang shalat dengan mengenakan satu lembar kain. Maka ia menjawab, "Aku pernah shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam salah satu perjalanannya. Pada suau malamnya aku datang untuk keperluanku. Saat itu aku dapati beliau sedang shalat dengan mengenakan satu kain. Maka aku bergabung dengan beliau dan shalat disampingnya. Setelah selesai beliau bertanya: "Ada urusan apa (malam-malam begini) kamu datang wahai Jabir?" Maka aku sampaikan keperluanku kepada beliau. Setelah aku selesai, beliau berkata: "Kenapa aku lihat kamu menyelimutkan (kain) seperti ini? ' Aku jawab, "Kainku sempit!" Beliau bersabda: "Jika kain itu lebar maka diikatkanlah dari pundak, namun bila sempit maka cukup dikenakan (sebatas untuk menutup aurat)."

bukhari:348

Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dari [Muhammad] dari [Abu Hurairah] berkata, "Seorang laki-laki datang dan bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang shalat dengan menggunakan satu lembar baju. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Apakah setiap kalian memiliki dua helai baju?" Kemudian ada seseorang bertanya kepada 'Umar, lalu ia menjawab, "Jika Allah memberi kelapangan (kemudahan), maka pergunakanlah." Bila seseorang memiliki banyak pakaian, maka dia shalat dengan pakaiannya itu. Ada yang shalat dengan memakai kain dan rida (selendang besar), ada yang memakai kain dan gamis (baju panjang sampai kaki), ada yang memakai kain dan baju, ada yang memakai celana panjang dan rida', ada yang memakai celana panjang dan gamis, ada yang memakai celana panjang dan baju, ada yang memakai celana pendek dan rida', ada yang memakai celana pendek dan gamis." Abu Hurairah berkata, "Menurutku 'Umar mengatakan, "Dan ada yang memakai celana pendek dan rida'."

bukhari:352

Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ima'il bin 'Ulayyah] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz bin Shuhaib] dari [Anas bin Malik] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berperang di Khaibar. Maka kami melaksanakan shalat shubuh di sana di hari yang masih sangat gelap, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Thalhah mengendarai tunggangannya, sementara aku memboncenmg Abu Thalhah. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu melewati jalan sempit di Khaibar dan saat itu sungguh lututku menyentuh paha Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu beliau menyingkap sarung dari pahanya hingga aku dapat melihat paha Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang putih. Ketika memasuki desa beliau bersabda: "Allahu Akbar, binasalah Khaibar dan penduduknya! Sungguh, jika kami mendatangi halaman suatu Kaum, maka (amat buruklah pagi hari yang dialami oleh orang-orang yang diperingatkan itu) ' (Qs. Asf Shaffaat: 177). Beliau mengucapkan kalimat ayat ini tiga kali." Anas bin Malik melanjutkan, "(Saat itu) orang-orang keluar untuk bekerja, mereka lantas berkata, 'Muhammad datang! ' 'Abdul 'Aziz berkata, "Sebagian sahabat kami menyebutkan, "Pasukan (datang)! ' Maka kami pun menaklukan mereka, para tawanan lantas dikumpukan. Kemudian datanglah Dihyah Al Kalbi seraya berkata, "Wahai Nabi Allah, berikan aku seorang wanita dari tawanan itu!" Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata, "Pergi dan bawalah seorang tawanan wanita." Dihyah lantas mengambil Shafiyah binti Huyai. Tiba-tiba datang seseorang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Nabi Allah, Tuan telah memberikan Shafiyah binti Huyai kepada Dihyah! Padahal dia adalah wanita yang terhormat dari suku Quraizhoh dan suku Nadlit. Dia tidak layak kecuali untuk Tuan." Beliau lalu bersabda: "Panggillah Dihyah dan wanita itu." Maka Dihyah datang dengan membawa Shafiah. Tatkala Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melihat Shafiah, beliau berkata, "Ambillah wanita tawanan yang lain selain dia." Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerdekakan wanita tersebut dan menikahinya." Tsabit berkata kepada Anas bin Malik, "Apa yang menjadi maharnya?" Anas menjawab, "Maharnya adalah kemerdekaan wanita itu, beliau memerdekakan dan menikahinya." Saat berada diperjalanan, Ummu Sulaim merias Shafiah lalu menyerahkannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam saat malam tiba, sehingga jadilah beliau pengantin. Beliau lalu bersabda: "Siapa saja dari kalian yang memeliki sesuatu hendaklah ia bawa kemari." Beliau lantas menggelar hamparan terbuat dari kulit, lalu berdatanganlah orang-orang dengan membawa apa yang mereka miliki. Ada yang membawa kurma dan ada yang membawa keju/lemak." Anas mengatakan, "Aku kira ia juga menyebutkan sawiq (makanan yang dibuat dari biji gandung dan adonan tepung gandum). Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mencampur makanan-makanan tersebut. Maka itulah walimahan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam."

bukhari:358

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] berkata, telah mengabarkan kepadaku ['Urwah] bahwa ['Aisyah] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat fajar dan ikut juga wanita-wanita Mu'minat yang wajahnya tertutup dengan kerudung, kemudian kembali ke rumah mereka masing-masing tanpa diketahui oleh seorangpun."

bukhari:359

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'd] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] dari ['Aisyah] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shalat di atas kain yang bergambar. Lalu beliau melihat kepada gambar tersebut. Selesai shalat beliau berkata: "Pergilah dengan membawa kain ini kepada Abu Jahm dan gantilah dengan pakaian polos dari Abu Jahm. Sungguh kain ini tadi telah mengganggu shalatku." [Hisyam bin 'Urwah] berkata dari [Bapaknya] dari ['Aisyah] berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku melihat pada gambarnya dan aku khawatir gambar itu menggangguku."

bukhari:360

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Yazid bin Abu Habib] dari [Abu Al Khair] dari ['Uqbah bin 'Amir] berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam diberi hadiah berupa kain yang terbuat dari sutra, lalu beliau memakainya dan shalat. Setelah selesai, beliau menyingkirkannya dengan keras seakan tidak suka, beliau bersabda: "Ini tidak patut bagi orang yang bertakwa."

bukhari:362

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Ar'arah] berkata, telah menceritakan kepadaku ['Umar bin Abu Za'idah] dari ['Aun bin Abu Juhaifah] dari [Bapaknya] berkata, "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berada dalam kemah merah yang terbuat dari kulit yang disamak. Dan aku lihat Bilal mengambilkan air wudlu untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan aku lihat orang-orang saling berebut air tersebut. Orang yang mendapatkanya maka ia langsung mengusapkannya, dan bagi yang tidak maka ia mengambilnya dari dari tangan temannya yang basah. Kemudian aku lihat Bilal mengambil tombak kecil dan menancapkannya di tanah, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam keluar dengan mengenakan pakaian merah menghadap ke arah tombak kecil dan memimpin orang-orang shalat sebanyak dua raka'at. Dan aku lihat orang-orang dan hewan berlalu melewati depan tombak tersebut."

bukhari:363

Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sufyan] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Hazim] berkata, "Orang-orang bertanya kepada [Sahal bin Sa'd] tentang terbuat dari apa mimbar Rasulullah? Maka dia berkata, "Tidak ada seorangpun yang masih hidup dari para sahabat yang lebih mengetahui masalah ini selain aku. Mimbar itu terbuat dari batang pohon hutan yang tak berduri, mimbar itu dibuat oleh seorang budak wanita untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ketika selesai dibuat dan diletakkan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri pada mimbar tersebut menghadap kiblat. Beliau bertakbir dan orang-orang pun ikut shalat dibelakangnya, beliau lalu membaca surat lalu rukuk, dan orang-orang pun ikut rukuk di belakangnya. Kemudian beliau mengangkat kepalanya, lalu mundur ke belakang turun dan sujud di atas tanah. Kemudian beliau kembali ke atas mimbar dan rukuk, kemudian mengangkat kepalnya lalu turun kembali ke tanah pada posisi sebelumnya dan sujud di tanah. Itulah keberadaan mimbar." Abu 'Abdullah berkata, 'Ali Al Madini berkata, Ahmad bin Hambal rahimahullah bertanya kepadaku tentang hadits ini. Ia katakan, "Yang aku maksudkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam posisinya lebih tinggi daripada orang-orang. Maka tidak mengapa seorang imam posisinya lebih tinggi daripada Makmum berdasarkan hadits ini." Sahl bin Sa'd berkata, "Aku katakan, "Sesungguhnya Sufyan bin 'Uyainah sering ditanya tentang masalah ini, 'Apakah kamu tidak pernah mendengarnya? ' Ahmad bin Hambal rahimahullah menjawab, "Tidak."

bukhari:364

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Ishaq bin 'Abdullah bin Abu Thalhah] dari [Anas bin Malik] bahwa neneknya, Mulaikah, mengundang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk menghadiri hidangan yang ia masak untuk beliau. Beliau kemudian menyantap makanan tersebut kemudian bersabda: "Berdirilah, aku akan pimpin kalian shalat." Anas berkata, "Maka aku berdiri di tikar milik kami yang sudah lusuh dan hitam akibat sering digunakan. Aku lalu memercikinya dengan air, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri diatasnya. Aku dan seorang anak yatim lalu membuat barisan di belakang beliau, sementara orang tua (nenek) berdiri di belakang kami. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu shalat memimpim kami sebanyak dua rakaat lalu pergi."

bukhari:367

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Raja'] berkata, telah menceritakan kepada kami [Israil] dari [Abu Ishaq] dari [Al Bara' bin 'Azib? radliallahu 'anhuma] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat mengahdap Baitul Maqdis selama enam belas atau tujuh belas bulan, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menginginkan kiblat tersebut dialihkan ke arah Ka'bah. Maka Allah menurunkan ayat: ("Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit) ' (Qs. Al Baqarah: 144). Maka kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menghadap ke Ka'bah. Lalu berkatalah orang-orang yang kurang akal, yaitu orang-orang Yahudi: '(Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat. Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus) ' (As. Al Baqarah: 144). Kemudian ada seseorang yang ikut shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, orang itu kemudian keluar setelah menyelesikan shalatnya. Kemudian orang itu melewati Kaum Anshar yang sedang melaksanakan shalat 'Ashar dengan menghadap Baitul Maqdis. Lalu orang itu bersaksi bahwa dia telah shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan menghadap Ka'bah. Maka orang-orang itu pun berputar dan menghadap Ka'bah."

bukhari:384

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Malik bin Anas] dari ['Abdullah bin Dinar] dari ['Abdullah bin 'Umar] berkata, "Ketika orang-orang shalat subuh di Quba', tiba-tiba datang seorang laki-laki dan berkata, "Sungguh, tadi malam telah turun ayat kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau diperintahkan untuk menghadap ke arah Ka'bah. Maka orang-orang yang sedang shalat berputar menghadap Ka'bah, padahal pada saat itu wajah-wajah mereka sedang menghadap negeri Syam. Mereka kemudian berputar ke arah Ka'bah."

bukhari:388

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Nashr] berkata, telah menceritakan kepada kami berkata [Abdurrazaq] dari [Ma'mar] dari [Hammam] ia mendengar [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Jika salah seorang dari kalian berdiri shalat, maka janganlah meludah ke arah depannya sebab ia sedang berhadapan dengan Allah selagi ia berada di tempat shalatnya, dan jangan ke sebelah kanannya karena di sana ada Malaikat. Tetapi hendaklah ia meludah ke arah kiri atau di bawah kakinya, kemudian dikuburnya."

bukhari:399

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Nafi'] dari ['Abdullah bin 'Umar], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mempertandingkan antara kudan yang dipersiapkan untuk pacuan yang jaraknya dimulai dari Al Hafya' sampai Tsaniyatul Wada', dan kuda yang tidak disiapkanuntuk pacuan yang dimulai dari Al Hafya' hingga Masjid Bani Zuraiq." 'Abdullah bin 'Umar adalah termasuk orang yang mengikuti pacuan tersebut."

bukhari:403

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Maslamah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'd] dari [Ibnu Syihab] dari [Mahmud bin Ar Rabi'] dari ['Itban bin Malik], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendatanginya di rumahnya seraya bersabda: "Mana tempat di rumahmu yang kau sukai untuk aku pimpin shalat?" Maka aku menunjukkan suatu tempat, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam takbir dan kami membuat shaf di belakangnya, kemudian beliaupun shalat dua rakaat."

bukhari:406

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin 'Ufair] berkata, telah menceritakan kepadaku [Al Laits] berkata, telah menceritakan kepadaku ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] berkata, telah menceritakan kapadaku [Mahmud bin Ar Rabi' Al Anshari] bahwa ['Itban bin Malik] seorang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang pernah ikut perang Badar dari kalangan Anshar, dia pernah menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan bersabda: "Wahai Rasulullah, pandanganku sudah buruk sedang aku sering memimpin shalat kaumku. Apabila turun hujun, maka air menggenangi lembah yang ada antara aku dan mereka sehingga aku tidak bisa pergi ke masjid untuk memimpin shalat. Aku menginginkan Tuan dapat mengunjungi aku lalu shalat di rumahku yang akan aku jadikan sebagai tempat shalat." Mahmud berkata, "Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Aku akan lakukan insyaallah." 'Itban berkata, "Maka berangkatlah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakar ketika siang hari, beliau lalu meminta izin lalu aku mengizinkannya, dan beliau tidak duduk hingga beliau masuk ke dalam rumah. Kemudian beliau bersabda: "Mana tempat di rumahmu yang kau sukai untuk aku pimpin shalat." Maka aku tunjukkan tempat di sisi rumah. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu berdiri dan takbir. Sementara kami berdiri membuat shaf di belakang beliau, beliau shalat dua rakaat kemudian salam." 'Itban melanjutkan, "Lalu kami suguhkan makanan dari daging yang kami masak untuk beliau. Maka berkumpullah warga desa di rumahku dalam jumlah yang banyak. Salah seorang dari mereka lalu berkata, "Mana Malik bin Ad-Dukhaisyin atau Ibnu Ad Dukhsyun?" Ada seorang yang menjawab, "Dia munafik, dia tidak mencintai Allah dan Rasul-Nya." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Janganlah kamu ucapkan seperti itu. Bukankan kamu tahu dia telah mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAH dengan mengharap ridla Allah?" Orang itu menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu." 'Itban berkata, "Kami lihat pandangan dan nasehat beliau itu untuk kaum Munafikin. Bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah telah mengharamkan neraka bagi orang yang mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAH dengan mengharap ridla Allah?" [Ibnu Syihab] berkata, "Kemudian aku tanyakan kepada [Al Hushain bin Muhammad Al Anshari] salah seorang dari Bani Salim yang termasuk orang terpandang tentang hadits Mahmud bin Ar Rabi' ini. Maka dia membenarkannya."

bukhari:407

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Abdul Warits] dari [Abu At Tayyah] dari [Anas bin Malik] berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tiba di Madinah lalu singgah di perkampungan bani 'Amru bin 'Auf, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tinggal di sana selama empat belas malam. Kemudian beliau mengutus seseorang menemui bani Najjar, maka mereka pun datang dengan pedang di badan mereka. Aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di atas tunggangannya sedangkan Abu Bakar membonceng di belakangnya dan para pembesar bani Najjar berada di sekelilingnya hingga sampai di sumur milik Abu Ayyub. Beliau suka segera shalat saat waktu shalat sudah masuk, maka beliau pun shalat di kandang kambing. Kemudian beliau memerintahkan untuk membangun masjid, beliau mengutus seseorang menemui pembesar bani Najjar. utusan itu menyampaikan: "Wahai bani Najjar, sebutkan berapa harga kebun kalian ini?" Mereka menjawab, "Tidak, demi Allah. Kami tidak akan menjualnya kecuali kepada Allah!" Anas berkata, "Aku beritahu kepada kalian bahwa pada kebun itu banyak terdapat kuburan orang-orang musyrik, juga ada sisa-sisa reruntuhan rumah dan pohon-pohon kurma. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan untuk membongkar kuburan-kuburan tersebut, reruntuhan rumah diratakan dan pohon-pohon kurma ditumbangkan lalu dipindahkan di depan arah kiblat masjid. Maka lalu membuat pintu masjid dari pohon dan mengangkut batu bata sambil menyanyikan nasyid. Dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ikut bekerja pula bersama mereka sambil mengucapkan: "Ya Allah. Tidak ada kebaikan kecuali kebaikan akhirat, maka ampunilah kaum Anshar dan Muhajirin."

bukhari:410

Telah menceritakan kepada kami [Shadaqah bin Al Fadll] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Sulaiman bin Hayyan] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah] dari [Nafi'] berkata, "Aku melihat [Ibnu 'Umar] shalat menghadap untanya, dan ia mengatakan, "Aku pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melakukannya."

bukhari:412

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sinan] berkata, telah menceritakan kepada kami [Husyaim] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sayyarah] -yaitu Abu Al Hakam- berkata, telah menceritakan kepada kami [Yazid Al Faqir] berkata, telah menceritakan kepada kami [Jabir bin 'Abdullah] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku diberikan lima perkara yang tidak diberikan kepada seorangpun dari Nabi-Nabi sebelumku; aku ditolong melawan musuhku dengan ketakutan mereka sepanjang sebulan perjalanan, bumi dijadikan untukku sebagai tempat sujud dan suci; maka dimana saja seorang laki-laki dari ummatku mendapati waktu shalat hendaklah ia shalat. Dihalalkan harta rampasan untukku, para Nabi sebelumku diutus khusus untuk kaumnya sedangkan aku diutus untuk seluruh manusia, dan aku diberikah (hak) syafa'at".

bukhari:419

Telah menceritakan kepada kami [Ubaid bin Isma'il] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [Bapaknya] dari ['Aisyah], bahwa ada seorang budak perempuan hitam milik suatu kaum orang 'Arab telah mereka merdekakan." 'Aisyah mengatakan, "Pada suatu hari sahaya ini keluar bersama seorang bayi perempuan dengan membawa kain tikar tenunan berwarna merah terbuat dari kulit yang dihiasi dengan permata. Berkata, 'Aisyah radliallahu 'anhu: Maka sahaya itu meletakkan tikar tersebut atau duduk diatasnya. Lalu tiba-tiba ada burung terluka yang jatuh. Sahaya itu menganggapnya sebagai daging maka diambilnya. Lalu orang-orang itu mencari burung tersebut tapi tidak menemukannya. Berkata, 'Aisyah radliallahu 'anhu: "Lalu orang-orang itu menanyakannya kepadaku. Be 'Aisyah radliallahu 'anhu: "lalu orang-orng iru menggeledah sampai pada bagian depan sahaya tersebut. 'Aisyah radliallahu 'anhu berkata,: "Demi Allah, aku ada bersama mereka saat butung itu jatuh lalu dia mengambilnya. Maka terjadilah apa yang terjadi diantara mereka. 'Aisyah radliallahu 'anhu berkata,: "Aku katakan: Inilah yang kalian duga aku berada di balik ini semua padahal orang ini lah yang berbuat dan aku berlepas diri darinya". 'Aisyah radliallahu 'anhu berkata,: "Lalu sahaya ini menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. dan masuk Islam. Berkata, 'Aisyah radliallahu 'anhu: Sahaya ini memiliki rumah kecil di dekat masjid. 'Aisyah radliallahu 'anhu berkata,: "Dan setiap dia menemui aku dia menceritakan disampingku. 'Aisyah radliallahu 'anhu berkata,: " Tidaklah dia duduk disisiku melainkan selalu bersya'ir: Berkata, 'Aisyah radliallahu 'anhu: aku katakana kepadanya: "Apa alasanmmu setiap kali bermajelis denganku kamu bersya'ir seperti itu?" 'Aisyah radliallahu 'anhu berkata,: Maka dia ceritakan seperti kejadian dalam hadits ini".

bukhari:420

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz bin Mukhtar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Khalid Al Hadza'] dari ['Ikrimah], Ibnu 'Abbas kepadaku dan kepada Ali, anaknya, "Pergilah kalian bedua menemui [Abu Sa'id] dan dengarlah hadits darinya!" Maka kami pun berangkat. Dan kami dapati dia sedang membetulkan dinding miliknya, ia mengambil kain selendangnya dan duduk ihtiba`. Kemudian ia mulai berbicara hingga menyebutkan tentang pembangunan masjid. Ia mengkisahkan, "Masing-masing kami membawa bata satu persatu, sedangkan 'Ammar membawa dua bata dua bata sekaligus. Saat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melihatnya, beliau berkata sambil meniup debu yang ada padanya: "Kasihan 'Ammar, dia akan dibunuh oleh golongan durjana. Dia mengajak mereka ke surga sedangkan mereka mengajaknya ke neraka." Ibnu 'Abbas berkata, "'Ammar lantas berkata, "Aku berlindung kepada Allah dari fitnah tersebut."

bukhari:428

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz] telah menceritakan kepadaku [Abu Hazim] dari [Sahl] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus seorang wanita dan berkata, "Perintahkan budakmu yang tukang kayu itu membuat tangga mimbar untukku, hingga aku bisa duduk di atasnya."

bukhari:429

Telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz bin 'Abdullah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'd] dari [Shalih bin Kaisan] dari [Ibnu Syihab] berkata, telah mengabarkan kepadaku ['Urwah bin Az Zubair] bahwa ['Aisyah] berkata, "Pada suatu hari aku penah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri di pintu rumahku sedangkan budak-budak Habasyah sedang bermain di dalam Masjid. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menutupiku dengan kain selendangnya saat aku menyaksikan permainan mereka." [Ibraim bin Al Mundzir] menambahkan, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] dari ['Aisyah] berkata, "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyaksikan budak-budak Habasyah mempertunjukkan permainan tombak mereka."

bukhari:435

Telah menceritakan kepada kami ['Abdan] dari [Abu Hamzah] dari [Al A'masy] dari [Muslim] dari [Masruq] dari ['Aisyah] berkata, "Ketika turun ayat-ayat dalam Surah Al Baqarah tentang masalah riba, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam keluar ke masjid lalu membacakan ayat-ayat tersebut kepada manusia. Kemudian beliau mengharamkan perdagangan khamer."

bukhari:439

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Rauh] dan [Muhammad bin Ja'far] dari [Syu'bah] dari [Muhammad bin Ziyad] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya 'Ifrit dari bangsa Jin baru saja menggaguku untuk memutus shalatku tapi Allah memenangkan aku atasnya, dan aku berkehendak untuk mengikatnya di salah satu tiang masjid sampai waktu shubuh sehingga tiap orang dari dapat kalian dapat melihatnya. Namun aku teringat ucapan saudaraku Sulaiman Alaihis Salam ketika berdo'a: '(Ya Rabb, anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak akan dimiliki oleh seorangpun setelah aku) ' (QS. Shaad: 35). Rauh berkata, "Kemudian beliau mengusirnya dalan keadaan hina."

bukhari:441

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Laits] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abu Sa'id] bahwa ia mendengar [Abu Hurairah] berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengirim pasukan berkuda mendatangi Najed, pasukan itu lalu kembali dengan membawa seorang laki-laki dari bani Hanifah yang bernama Tsumamah bin Utsal. Mereka kemudian mengikat laki-laki itu di salah satu tiang masjid. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu keluar menemuinya dan bersabda: "Lepaskanlah Tsumamah." Tsumamah kemudian masuk ke kebun kurma dekat Masjid untuk mandi. Setelah itu ia kembali masuk ke Masjid dan mengucapkan, "Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selian Allah dan Muhammad adalah utusan Allah."

bukhari:442

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Muhammad bin 'Abdurrahman bin Naufal] dari ['Urwah bin Az Zubair] dari [Zainab binti Abu Salamah] dari [Ummu Salamah] berkata, "Aku mengadu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bahwa aku mengalami rasa sakit. Beliau kemudian bersabda: "Thawaflah di belakang orang dengan berkendaraan." Maka aku pun melakukan thawaf, sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat di sisi Ka'bah dengan membaca: "WATHTHUUR WA KITAABIM MASTHUUR (Demi bukit, dan Kitab yang ditulis) ' (Qs. Ath Thuur: 1-2).

bukhari:444

Telah menceritakan kepada kami [Abu An Nu'man] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dari [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar] berkata, "Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam saat beliau sedang berkhuthbah. Katanya, "Bagaimana cara shalat malam?" Beliau menjawab: "Dua rakaat dua rakaat. Apabila dikhawatirkan masuk subuh, maka shalatlah satu rakaat sebagai witir (penutup) bagi shalat yang telah kamu laksanakan sebelumnya." [Al Walid bin Katsir] berkata, telah menceritakan kepadaku ['Ubaidullah bin 'Abdullah] bahwa [Ibnu 'Umar] menceritakan kepada mereka, bahwa ada seseorang yang memanggil Nabi shallallahu 'alaihi wasallam saat beliau berada di masjid."

bukhari:453

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Ishaq bin 'Abdullah bin Abu Thalhah] bahwa [Abu Murrah] mantan budak 'Uqail bin Abu Thalib mengabarkan kepadanya dari [Abu Waqid Al Laitsi] berkata, "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berada di masjid, maka datanglah tiga orang laki-laki. Dua orang menghadap Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan seorang lagi pergi. Satu di antara dua orang ini nampak berbahagia bermajelis bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sedang yang satu lagi duduk di belakang mereka. Setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selesai (menyampaikan pengajaran) beliau bersabda: "Maukah kalian aku beritahu tentang ketiga orang tadi? Adapun seorang di antara mereka, dia meminta perlindungan kepada Allah maka Allah lindungi dia. Yang kedua, dia malu kepada Allah maka Allah pun malu kepadanya. Sedangkan yang ketiga berpaling dari Allah maka Allah pun berpaling darinya."

bukhari:454

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq] berkata, telah menceritakan kepada kami [An Nadlr bin Syumail] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu 'Aun] dari [Ibnu Sirin] dari [Abu Hurairah] berkata, "Rasulullah bersama kami melaksanakan salah satu dari shalat yang berada di waktu malam." Ibnu Sirin berkata, "Abu Hurairah menyebutkan menyebutkan (nama) shalat tersebut, tetapi aku lupa." Abu Hurairah mengatakan, "Beliau shalat bersama kami dua rakaat kemudian salam, kemudian beliau mendatangi kayu yang tergeletak di masjid. Beliau lalu berbaring pada kayu tersebut seolah sedang marah dengan meletakkan lengan kanannya di atas lengan kirinya serta menganyam jari jemarinya, sedangkan pipi kanannya diletakkan pada punggung telapak tangan kiri. Kemudian beliau keluar dari pintu masjid dengan cepat. Orang-orang pun berkata, "Apakah shalat telah diqashar (diringkas)?" Padahal ditengah-tengah orang banyak tersebut ada Abu Bakar dan 'Umar, dan keduanya enggan membicarakannya. Sementara di tengah kerumunan tersebut ada seseorang yang tangannya panjang dan dipanggil dengan nama Dzul Yadain, dia berkata, "Wahai Rasulullah, apakah Tuan lupa atau shalat diqashar?" Beliau menjawab: "Aku tidak lupa dan shalat juga tidak diqashar." Beliau bertanya: "Apakah benar yang dikatakan Dzul Yadain?" Orang-orang menjawab, "Benar." Beliau kemudian maju ke depan dan mengerjakan shalat yang tertinggal kemudian salam. Setelah itu beliau takbir dan sujud seperti sujudnya yang dilakukannya atau lebih lama lagi. Kemudian beliau mengangkat kepalanya dan takbir, kemudian takbir dan sujud seperti sujudnya atau lebih lama lagi, kemudian mengangkat kepalanya dan takbir." Bisa jadi orang-orang bertanya kepadanya (Ibnu Sirin), apakah dalam hadits ada lafadz 'Kemudian beliau salam' lalu ia berkata; aku mendapat berita bahwa Imran bin Hushain berkata; kemudian beliau salam'."

bukhari:460

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Al Mundzir Al Hizami] berkata, telah menceritakan kepada kami [Anas bin 'Iyadl] berkata, telah menceritakan kepada kami [Musa bin 'Uqbah] dari [Nafi'] bahwa ['Abdullah bin 'Umar] mengabarkan kepadanya, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berhenti di Dzul Hulaifah di bawah pohon samurah ketika melaksanakan 'Umrah dan hajinya, yaitu tempat yang sekarang digunakan sebagai masjid di daerah Dzul Hulaifah. Ketika beliau kembali dari suatu peperangan, atau haji, atau umrah, dan melewati jalan tersebut beliau turun melalu dasar lembah, dan ketika telah sampai di dasar lembah beliau singgah di Bathha' (saluran tempat mengalirnya air) yang terletak di tebing sebelah timur dari lembah tersebut. Di situ beliau bermalam dan beristirahat sampai pagi. Beliau tidak singgah di masjid yang berbatu dan tidak juga di bukit yang ada masjidnya. Di lembah itu terdapat celah yang pernah digunakan oleh 'Abdullah untuk melekasanakan shalat. Di dasar lembah tersebut ada gundukan pasir dimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah shalat di situ. Suatu hari aliran air di Bathha' menyeret gundukan pasir tersebut sehingga menutup celah yang pernah digunakan oleh 'Abdullah untuk shalat. 'Abdullah bin 'Umar menceritakan kepadanya (Nafi') bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah melaksanakan shalat di masjid kecil, bukan masjid yang terdapat di Syarful Rauha'. 'Abdullah mengetahui tempat yang pernah digunakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk shalat. Ia berkata, "Disana, di sebelah kanan jika kamu berdiri shalat di masjid itu. Masjid itu terletak di sebelah kanan jalan jika kamu berjalan menuju ke arah Makkah. Jarak masjid tersebut dengan masjid besar sejauh lemparan batu atau kurang lebihnya sekitar itu." A'abdullah bin 'Umar juga pernah shalat di lembah 'Irqi yang terletak diperbatasan Rauha'. Lembah ini ujungnya di sisi jalan di bawah masjid yang posisinya di sebelah kanan jika kamu berjalan menuju Makkah. Disana sudah dibangun masjid namun 'Abdullah bin 'Umar belum pernah shalat di masjid tersebut. Dia melewati masjid tersebut dari sebelah kiri dan belakangnya, kemudian ia shalat di depannya di lembah 'Irq itu sendiri. Pernah ketika dia kembali dari Rauha', dia tidak shalat Zhuhur (di tempat lain) hingga sampai di tempat tersebut, kemudian dia shalat Zhuhur di tempat tersebut. Jika dia kembali dari Makkah dan melewati tempat itu satu jam sebelum Shubuh atau di akhir waktu sahar (menjelang shubuh), dia beristirahat hingga shalat Shubuh di tempat itu. 'Abdullah juga menceritakan kepadanya bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah berhenti singgah di bawah pohon besar di desa Ar-Ruwaitsah di sebelah kanan jalan menghadap ke jalan, yakni pada tempat yang rendah dan datar. Sehingga beliau bisa melalui tebing datar yang jaraknya dua mil dari ujung jalan yang datar desa Ar-Ruwaitsah. Tebing itu bagian atasnya sudah banyak yang rontok dan berjatuhan di sisi bawahnya, namun tebing itu masih berdiri tegak pada landasannya sekalipun pada sisinya itu banyak terdapat celah. 'Abdullah bin 'Umar juga menceritakan kepadanya bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah shalat di dekat air terjun yang posisinya di belakang desa Al 'Arj jika kamu menuju desa Hadlbah. Pada masjid itu ada dua atau tiga kuburan yang ditandai dengan batu yang berada di sebelah kanan jalan, pada jalan yang datar. Di sisi kanan jalan yang datar itulah 'Abdullah pernah melintas ketika kembali dari desa Al 'Irj setelah matahari condong pada tengah hari, lalu dia shalat Zhuhur di masjid itu. 'Abdullah bin 'Umar juga menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah singgah di pohon-pohon besar di sebelah kiri jalan di tempat saluran air dekat desa Harsya. Saluran air itu letaknya berhubungan dengan ujung jalan desa Harsya yang jaraknya sejauh lemparan anak panah (kira-kira dua pertiga mil). 'Abdullah pernah shalat di dekat pohon yang paling besar dan paling tinggi di antara pohon-pohon besar tersebut. 'Abdullah juga menceritakan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah singgah pada saluran air yang terletak dekat lembah yang disebut dengan Marrul Zhahran, yakni sebelum Madinah jika menuruni lembah Shafrawat. Beliau singgah dan turun hingga ke bawah yang posisinya ada di sebelah kiri jalan jika kamu menuju arah Makkah. Jarak antara saluran air yang beliau singgahi dengan jalan hanya berjarak tidak lebih dari sejauh lemparan batu. 'Abdullah bin 'Umar juga menceritakan kepadanya bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah singgah di Dzu Thuwa dan bermalam di sana sampai subuh, ia lalu melaksanakan shalat subuh di sana ketika Beliau pergi mengunjungi Makkah. Tempat shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tersebut posisinya pada sebuah bukit besar, bukan pada posisi di mana sekarang dibangun masjid, yaitu pada dasar bukit tersebut. 'Abdullah bin 'Umar juga menceritakan kepadanya bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah menghadap dua jalan masuk menuju gunung yang jaraknya dengan puncak gunung sekitar sebesar Ka'bah, posisinya sekarang di sebelah kiri dari masjid yang didirikan. Dan tempar shalat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam letaknya lebih rendah dari tebing yang berwarna hitam. Jarak tempat itu dari tebing tersebut sepuluh hasta atau kurang lebih sekitar itu. Dan jika kamu shalat menghadap dua jalan ke gunung tersebut maka tempat tersebut berada di tengah antara kamu berdiri dengan Ka'bah."

bukhari:462

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari ['Ubaidullah bin 'Abdullah bin 'Utbah] dari ['Abdullah bin 'Abbas] bahwa dia berkata, "Pada suatu hari aku datang sambil menunggang keledai betina dan pada saat itu usiaku hampir baligh. Saat itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang shalat bersama orang banyak di Mina tanpa ada dinding (tabir) di hadapannya. Maka aku lewat didepan sebagian shaf, aku lantas turun dan aku biarkan keledaiku mencari makan. Kemudian aku masuk ke barisan shaf dan tidak ada seorang pun yang menegurku."

bukhari:463

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu Bakar Al Muqaddami] telah menceritakan kepada kami [Mu'tamir] dari ['Ubaidullah bin 'Umar] dari [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa beliau pernah menambatkan tunggangannya lalu shalat menghadap ke arahnya." Aku (Nafi') berkata, 'Apakah kamu pernah melihat bahwa tunggangannya itu berjalan pergi? ' Ibnu 'Umar menjawab, 'Beliau ambil tali pelananya lalu meletakkannya di depannya, kemudian shalat menghadap ke arahnyanya.' Dan Ibnu 'Umar juga pernah melakukannya."

bukhari:477

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Abu An Nadlr] mantan budak 'Umar bin 'Abaidullah dari [Busr bin Sa'id] bahwa Zaid bin Khalid mengutusnya kepada Abu Juhaim untuk menanyakan apa yang didengarnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang orang yang lewat di depan orang yang sedang shalat. [Abu Juhaim] lalu berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sekiranya orang yang lewat di depan orang yang mengerjakan shalat mengetahui apa akibat yang akan ia tanggung, niscaya ia berdiri selama empat puluh lebih baik baginya dari pada dia lewat di depan orang yang sedang shalat." Abu An Nadlr berkata, "Aku tidak tahu yang dimaksud dengan jumlah 'empat puluh itu', apakah empat puluh hari, atau bulan, atau tahun."

bukhari:480

Telah menceritakan kepada kami [Abu An Nu'man] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Abdul Wahid bin Ziyad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Asy Syaibani Sulaiman] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Syaddad] berkata, "Aku mendengar [Maimunah] berkata, "Pernah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shalat sedangkan aku tidur disampingnya. Jika sujud baju beliau mengenaiku, padahal saat itu aku sedang haid." [Musaddad] menambahkan dari [Khalid] ia berkata, [Sulaiman Asy Syaibani] menceritakan kepadaku dengan lafadz, "Dan aku sedang haid."

bukhari:488

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Ishaq As Suramari] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Musa] berkata, telah menceritakan kepada kami [Isra'il] dari [Abu Ishaq] dari ['Amru bin Maimun] dari ['Abdullah] berkata, "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat di dekat Ka'bah, ada orang-orang Quraisy yang sedang duduk-duduk di majelis mereka. Ketika itu ada seorang laki-laki dari mereka yang berkata, 'Tidakkah kalian melihat kepada orang yang riya' ini? Siapa dari kalian yang dapat mengambilkan buatku sisa unta yang baru disembelih milik fulan, lalu dia kumpulkan kotorannya, darah dan plasenta (ari-ari) nya! ' Maka ada seorang laki-laki datang dengan membawa kotoran tersebut, ia menunggu sampai beliau sujud. Sehingga ketika beliau sujud, ia ia bisa meletakkan kotoran tersebut di antara bahu beliau. Maka ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sujud, orang itu meletakkan kotoran-kotoran unta itu di antara dua bahu beliau. Dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tetap dalam keadaan sujud, mereka pun tertawa hingga sebagian condong kepada sebagian yang lain. Lalu ada seseorang menemui Fatimah? radliallahu 'anha, dan orang itu adalah Juwairiyah. Maka Fatimah bergegas mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang saat itu masih dalam keadaan sujud. Kemudian Fatimah membersihkan kotoran-kotoran unta tersebut dari beliau. Kemudian Fatimah menghadap ke arah mereka dan mengumpat orang-orang Quraisy tersebut. Setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyelesaikan shalat dan berdo'a: "Ya Allah kuserahkan (urusan) Quraisy kepada-Mu, Ya Allah kuserahkan Quraisy kepada-Mu, Ya Allah kuserahkan Quraisy kepada-Mu." Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyebut satu persatu nama-nama mereka: "Ya Allah kuserahkan (urusan) 'Amru bin Hisyam kepada-Mu, 'Utbah bin Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah, Al Walid bin 'Utbah, Umayyah bin Khalaf, 'Uqbah bin Abu Mu'aith dan 'Umarah bin Al Walid." 'Abdullah bin Mas'ud berkata, "Demi Allah, aku melihat orang-orang yang disebut Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tersebut terbantai pada perang Badar, kemudian mereka dibunag ke lembah Badar." Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jadilah para penghuni lembah ini diiringi dengan kutukan."

bukhari:490

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid Hisyam bin 'Abdul Malik] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Al Walid bin Al 'Aizar] berkata, Aku mendengar [Abu 'Amru Asy Syaibani] berkata, "Pemilik rumah ini menceritakan kepada kami -seraya menunjuk rumah ['Abdullah] - ia berkata, "Aku pernah bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Amal apakah yang paling dicintai oleh Allah?" Beliau menjawab: "Shalat pada waktunya." 'Abdullah bertanya lagi, "Kemudian apa kagi?" Beliau menjawab: "Kemudian berbakti kepada kedua orangtua." 'Abdullah bertanya lagi, "Kemudian apa kagi?" Beliau menjawab: "Jihad fi sabilillah." 'Abdullah berkata, "Beliau sampaikan semua itu, sekiranya aku minta tambah, niscaya beliau akan menambahkannya untukku."

bukhari:496

Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah Al Mutsanna] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sufyan] berkata, kami telah menghafalnya dari [Az Zuhri] dari [Sa'id bin Al Musayyab] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Apabila panas sangat menyengat maka tudalah shalat hingga panasnya mereda. Sebab panas yang sangat menyengat itu berasal dari hembusan api jahannam. Neraka jahannam mengadu kepada Rabbnya seraya berkata, 'Wahai Rabb, sebagian kami telah makan sebagian yang lain! ', maka Allah pun memberinya izin dengan dua tarikan nafas; sekali saat musim dingin dan sekali saat musim panas. Maka apa yang kalian rasakan berupa udara panas berasal darinya, begitu juga udara dingin yang kalian rasakan berasal darinya."

bukhari:504

Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin 'Umar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] telah menceritakan kepada kami [Abu Al Minhal] dari [Abu Barzah], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan shalat shubuh, dan salah seorang dari kami dapat mengetahui siapa orang yang ada di sisinya. Dalam shalat tersebut beliau membaca antara enam puluh hingga seratus ayat. Dan beliau shalat Zhuhur saat matahari sudah condong, shalat 'Ashar saat salah seorang dari kami pergi ke ujung kota dan matahari masih terasa panas sinarnya. Dan aku lupa apa yang dibaca beliau saat shalat Maghrib. Dan beliau sering mengakhirkan pelaksanaan shalat 'Isya hingga sepertiga malam lalu melaksanakannya sampai pertengahan malam." [Mu'adz] berkata, Syu'bah berkata; "Aku pernah berjumpa denganya pada suatu hari, berkata, 'Atau sepertiga malam'."

bukhari:508

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Muqatil] berkata, telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] berkata, telah mengabarkan kepada kami ['Auf] dari [Sayyar bin Salamah] berkata, "Aku dan bapakku datang menemui [Abu Barzah Al Aslami]. Lalu bapakku berkata kepadanya, "Bagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan shalat yang diwajibkan?" Abu Barzah menjawab, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan shalat Zhuhur, yang kalian sebut sebagai waktu utama, saat matahari telah tergelincir, shalat 'Ashar ketika salah seorang dari kami kembali dengan kendaraannya di ujung Kota sementara matahari masih terasa panas sinarnya. Dan aku lupa apa yang dibaca beliau saat shalat Maghrib. Beliau lebih suka mengakhirkan shalat 'Isya yang kalian sebut dengan shalat 'atmah, dan beliau tidak suka tidur sebelum shalat Isya dan berbincang-bincang sesudahnya. Dan beliau melaksanakan shalat Shubuh ketika seseorang dapat mengetahui siapa yang ada di sebelahnya, beliau membaca enam hingga seratus ayat."

bukhari:514

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Ishaq bin 'Abdullah bin Abu Thalhah] dari [Anas bin Malik] berkata, "Kami pernah shalat 'Ashar kemudian orang-orang keluar menuju Bani 'Amru bin 'Auf, dan kami dapati mereka sedang melaksanakan shalat 'Ashar."

bukhari:515

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhrii] berkata, telah menceritakan kepadaku [Anas bin Malik] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah melaksanakan shalat 'Ashar saat matahari masih meninggi. Dan jika ada seseorang pergi menemui keluarganya kemudian kembali, maka ia akan mendapati matahari masih tinggi. Sedangkan sebagian desa jaraknya dengan Madinah ada yang berjarak sampai empat mil atau sekitar itu."

bukhari:517

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Anas bin Malik] berkata, "Kami pernah melakanakan shalat 'Ashar, dan jika salah seorang dari kami pergi ke Quba mendatangi mereka (penduduk), maka matahari masih tinggi."

bukhari:518

Telah menceritakan kepada kami [Al Humaidi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Marwan bin Mu'awiyah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dari [Qais] dari [Jarir bin 'Abdullah] berkata, "Pada suatu malam kami pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau lalu melihat ke arah bulan purnama. Kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan purnama ini. Dan kalian tidak akan saling berdesakan dalam melihat-Nya. Maka jika kalian mampu untuk tidak terlewatkan untuk melaksanakan shalat sebelum terbit matahri dan sebelum terbenamnya, maka lakukanlah." Beliau kemudian membaca ayat: '(Dan bertasbihlah sambil memuji Rabbmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya) ' (Qs. Qaaf: 39). Isma'il menyebutkan, "Kerjakanlah dan sekali-kali jangan sampai kalian terlewatkan."

bukhari:521

Telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz bin 'Abdullah Al Uwaisi] berkata, telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Sa'ad] dari [Ibnu Syihab] dari [Salim bin 'Abdullah] dari [Bapaknya] ia mengabarkan kepadanya, bahwa dia pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya keberadaan kalian dibandingakan ummat-ummat sebelum kalian seperti masa antara shalat 'Ashar dan terbenamnya matahari. Ahlu Taurat diberikan Kitab Taurat, kemudian mereka mengamalkannya hingga apabila sampai pertengahan siang hari mereka menjadi lemah (tidak kuat sehingga melalaikannya). Maka mereka diberi pahala satu qirath satu qirath. Kemudian Ahlu Injil diberikan Kitab Injil, lalu mereka mengamalkannya hingga waktu shalat 'Ashar, dan mereka pun melemah. Maka merekapun diberi pahala satu qirath satu qirath. Sedangkan kita diberikan Al Qur'an, lalu kita mengamalkannya hingga matahari terbenam, maka kita diberi pahala dua qirath dua qirath. kedua Ahlul Kitab tersebut berkata, 'Wahai Rabb kami, bagaimana Engkau memberikan mereka dua qirath dua qirath dan Engkau beri kami satu qirath satu qirath. Padahal kami lebih banyak beramal! ' Beliau melanjutkan kisahnya: "Maka Allah 'azza wajalla bertanya: 'Apakah Aku menzhalimi sesuatu dari bagian pahala kalian? ' Mereka menjawab, 'Tidak'. Maka Allah 'azza wajalla berfirman: 'Itulah karunia-Ku yang Aku berikan kepada siapa yang Aku kehendaki'."

bukhari:524

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Buraid] dari [Abu Burdah] dari [Abu Musa] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Perumpaman Kaum Muslimin, Yahudi dan Nashara seperti seseorang yang memperkerjakan suatu Kaum, mereka harus bekerja untuknya hingga malam hari, sementara mereka hanya beramal hingga sianghari. Mereka berkata, 'Kami tidak patut menerima upah darimu. Akhirnya orang itu memperkerjakan Kaum yang lain dan berkata, 'Sempurnakanlah sisa hari yang ada, nanti kalian mendapatkan bagian upah sesuai persyaratanku.' Maka mereka mengerjakan pekerjaan hingga hanya sampai waktu 'Ashar, mereka lalu berkata, 'Kami kembalikan pekerjaan kepadamu.' Lalu orang itu memperkerjakan Kaum yang lain lagi. Maka Kaum tersebut bekerja menuntaskan sisa hari sampai matahari terbenam. Jadilah Kaum ini menyempurnakan pahala dua Kaum sebelumnya."

bukhari:525

Telah menceritakan kepada kami [Ayyub bin Sulaiman] -yaitu Ibnu Bilal- ia berkata, telah menceritakan kepadaku [Abu Bakar] dari [Sulaiman] -yaitu Ibnu Bilal- berkata, telah menceritakan kepada kami [Shalih bin Kaisan] telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Syihab] dari ['Urwahl] bahwa ['Aisyah] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengakhirkan shalat 'Isya hingga sepertiga malam yang akhir. Lalu 'Umar pun berseru kepada beliau, "(Laksanakanlah) shalat, sebab para wanita dan anak-anak telah terlelap tidur." Maka keluarlah beliau seraya berkata: "Tidak ada seorangpun dari penduduk bumi yang menunggu shalat Isya ini selain kalian." Beliau tidaklah melaksanakan shalat seperti ini kecuali di Madinah. Dan mereka melaksnakan shalat antara hilangnya syafaq (cahaya kemerahan di langit) hingga sepertiga awal dari malam."

bukhari:536

Telah menceritakan kepada kami ['Abdurrahim Al Muharibi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Zaidah] dari [Humaid Ath Thawil] dari [Anas bin Malik] berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengakhirkan shalat 'Isya hingga pertengahan malam, setelah melaksanakan shalat beliau bersabda: "Manusia semuanya sudah selesai shalat lalu mereka tidur. Dan kalian akan senantiasa dalam hitungan shalat selama kalian menunggu pelaksanaannya." [Ibnu Abu Maryam] menambahkan; telah mengabarkan kepada kami [Yahya bin Ayyub] telah menceritakan kepadaku [Humaid] dia mendengar [Anas bin Malik] berkata, "Pada malam itu aku seolah melihat cahaya cincin Beliau."

bukhari:538

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Qais], [Jarir bin 'Abdullah] berkata kepadaku, "Kami sedang bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam saat beliau melihat rembulan di malam purnama. Kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan purnama ini. Dan kalian tidak akan saling berdesakan dalam melihatnya. Maka jika kalian mampu untuk tidak terlewatkan melaksanakan shalat sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya, maka lakukanlah, " Kemudian beliau membaca: '(Maka bertasbihlah sambil memuji Rabbmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya) ' (Qs. Qaaf: 38).

bukhari:539

Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin 'Ashim] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hammam] dari [Qatadah] dari [Anas bin Malik] bahwa [Zaid bin Tsabit] telah menceritakan kepadanya, bahwa mereka pernah sahur bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian mereka berdiri untuk melaksanakan shalat." Aku bertanya, "Berapa jarak antara sahur dengan shalat subuh?" Dia menjawab, "Antara lima puluh hingga enam puluh ayat."

bukhari:541

Telah menceritakan kepada kami [Hasan bin Shabbah] telah mendengar [Rauh bin 'Ubadah] telah menceritakan kepada kami [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Anas bin Malik], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan Zaid bin Tsabit makan sahur bersama. Setelah keduanya selesai makan sahur, beliau lalu bangkit melaksanakan shalat." Kami bertanya kepada Anas, "Berapa rentang waktu antara selesainya makan sahur hingga keduanya melaksanakan shalat?" Anas bin Malik menjawab, "Kira-kira waktu seseorang membaca lima puluh ayat."

bukhari:542

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syuhab] berkata, telah mengabarkan kepadaku ['Urwah bin Az Zubair] bahwa ['Aisyah] mengabarkan kepadanya, ia mengatakan, "Kami, wanita-wanita Mukminat, pernah ikut shalat fajar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan menutup wajahnya dengan kerudung, kemudian kembali ke rumah mereka masing-masing setelah selesai shalat tanpa diketahui oleh seorangpun karena hari masih gelap."

bukhari:544

Telah menceritakan kepada kami ['Ubaid bin Isma'il] dari [Abu Usamah] dari ['Ubaidullah] dari [Khubaib bin 'Abdurrahman] dari [Hafsh bin 'Ashim] dari [Abu Hurairah], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang dari dua macam jual beli, dua cara berpakaian dan dua shalat. Beliau melarang shalat setelah Shubuh sampai terbit matahari dan setelah 'Ashar sampai matahari terbenam. Melarang dari pakaian shama` dan duduk ihtiba` dengan satu kain sehingga menghadapkan kemaluannya ke langit. Dan beliau juga melarang dari jual beli Al Munabadzah dan Al Mulasamah."

bukhari:549

Telah menceritakan kepada kami ['Imran bin Maisarah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Fudlail] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hushain] dari ['Abdullah bin Abu Qatadah] dari [Bapaknya] berkata, "Kami pernah berjalan bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada suatu malam. Sebagian kaum lalu berkata, "Wahai Rasulullah, sekiranya Tuan mau istirahat sebentar bersama kami?" Beliau menjawab: "Aku khawatir kalian tertidur sehingga terlewatkan shalat." Bilal berkata, "Aku akan membangunkan kalian." Maka merekapun berbaring, sedangkan Bilal bersandar pada hewan tunggannganya, tapi rasa kantuknya mengalahkannya dan akhirnya iapun tertidur. Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam terbangun ternyata matahari sudah terbit, maka beliau pun bersabda: "Wahai Bilal, mana bukti yang kau ucapkan!" Bilal menjawab: "Aku belum pernah sekalipun merasakan kantuk seperti ini sebelumnya." Beliau lalu bersabda: "Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla memegang ruh-ruh kalian sesuai kehendak-Nya dan mengembalikannya kepada kalian sekehendak-Nya pula. Wahai Bilal, berdiri dan adzanlah (umumkan) kepada orang-orang untuk shalat!" kemudian beliau berwudlu, ketika matahari meninggi dan tampak sinar putihnya, beliau pun berdiri melaksanakan shalat."

bukhari:560

Telah menceritakan kepada kami [Mu'adz bin Fadlalah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Yahya] dari [Abu Salamah] dari [Jabir bin 'Abdullah], bahwa 'Umar bin Al Khaththab datang pada hari peperangan Khandaq setelah matahari terbenam hingga ia mengumpat orang-orang kafir Quraisy, lalu ia berkata, "Wahai Rasulullah, aku belum melaksanakan shaat 'Ashar hingga matahari hampir terbenam!" Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Demi Allah, aku juga belum melakasanakannya." Kemudian kami berdiri menuju aliran air (sungai), beliau berwudlu dan kami pun ikut berwudlu, kemudian beliau melaksanakan shalat 'Ashar setelah matahari terbenam, dan setelah itu dilanjutkan dengan shalat Maghrib."

bukhari:561

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Auf] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Al Minhal] berkata, "Aku dan bapakku pergi berangkat menemui [Abu Barzah Al Aslami], bapakku lalu berkata kepadanya, "Bagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan shalat yang Maktubah (Wajib)?" Abu Barzah menjawab, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan shalat Zhuhur yang kalian sebut sebagai waktu utama saat Matahari tergelincir, shalat 'Ashar ketika seseorang dari kami pulang menemui keluarganya di ujung Kota, maka matahari masih terasa panas sinarnya. Dan aku lupa apa yang dibaca beliau saat shalat Maghrib. Dan beliau lebih suka mengakhirkan pelaksanaan shalat 'Isya yang kalian sebut sebagai waktu 'Atamah, beliau tidak suka tidur sebelum 'Isya dan berbincang-bincang setelahnya. Dan beliau melaksanakan shalat Shubuh ketika salah seorang dari kami dapat mengetahui siapa yang berada di sampingnya, beliau membaca antara enam hingga seratus ayat."

bukhari:564

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] berkata, telah menceritakan kepadaku [Salim bin 'Abdullah bin 'Umar] dan [Abu Bakar Ibnu Abu Hatsmah] bahwa ['Abdullah bin 'Umar] berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan shalat 'Isya pada suatu malam di akhir hayatnya. Selesai salam, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berdiri dan berkata, "Tidakkah kalian melihat malam kalian ini? Ketahuilah, sesungguhnya setelah seratus tahun tidak akan ada orang pun di muka bumi ini yang tersisa dari mereka yang hadir pada malam ini." Kemudian orang-orang mengalami kerancuan dalam memahami pernyataan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tersebut hingga mereka memperbincangkannya, yakni apa yang maksud dengan seratus tahun tersebut?" 'Abdullah bin 'Umar berkata, "Sesungguhnya maksud sabda Nabi, 'Tidak akan ada orang yang tersisa di atas bumi ini' adalah berakhirnya generasi tersebut'."

bukhari:566

Telah menceritakan kepada kami [Abu An Nu'man] berkata, telah menceritakan kepada kami [Mu'tamin bin Sulaiman] berkata, telah menceritakan kepada kami [bapakku] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu 'Utsman] dari ['Abdurrahman bin Abu Bakar], bahwa para Ashhabush Shuffah adalah orang-orang yang berasal dari kalangan fakir miskin. Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa memiliki makanan cukup untuk dua orang, maka ajaklah orang yang ketiga. Jika memiliki makanan untuk empat orang hendaklah mengajak orang yang kelima atau keenam." Maka Abu Bakar datang dengan membawa makanan yang cukup untuk tiga orang. Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam lalu datang dengan membawa makanan yang cukup untuk sepuluh orang." 'Abdurrahman bin Abu Bakar berkata, "Mereka itu adalah aku, bapakku, ibuku, -perawi berkata; aku tidak tahu ia mengatakan- isteriku dan pelayan yang biasa membantu kami dan keluarga Abu Bakar. Saat itu Abu Bakar makan malam di sisi Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam hingga waktu isya, dan ia tetap di sana hingga shalat dilaksanakan. Ketika Abu Bakar pulang di waktu yang sudah malam isterinya (ibuku) berkata, "Apa yang menghalangimu untuk menjamu tamu-tamumu?" Abu Bakar balik bertanya, "Kenapa tidak engkau jamu mereka?" Isterinya menjawab, "Mereka enggan untuk makan hingga engkau kembali, padahal mereka sudah ditawari." 'Abdurrahman berkata, "Kemudian aku pergi dan bersembunyi." Abu Bakar lantas berkata, "Wahai Ghuntsar (kalimat celaan)!" Abu Bakar terus saja marah dan mencela (aku). Kemudian ia berkata (kepada tamu-tamunya), "Makanlah kalian semua." Kemudian tamunya mengatakan, "Selamanya kami tidak akan makan. Demi Allah, tidaklah kami ambil satu suap kecuali makanan tersebut justru bertambah semakin banyak dari yang semula." 'Abdurrahman berkata, "Mereka kenyang semua, dan makanan tersebut menjadi tiga kali lebih banyak dari yang semula. Abu Bakar memandangi makanan tersebut tetap utuh bahkan lebih banyak lagi. Kemudian ia berkata kepada isterinya, "Wahai saudara perempuan Bani Firas, bagaimana ini?" Isterinya menjawab, "Tak masalah, bahkan itu suatu kebahagiaan, ia bertambah tiga kali lipatnya." Abu Bakar kemudian memakannya seraya berkata, "Itu pasti dari setan-yakni sumpah yang ia ucapkan-." Kemudian ia memakan satu suap lantas membawanya ke hadapan Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Waktu itu antara kami mempunyai perjanjian dengan suatu kaum dan masanya pun telah habis. Kemudian kami membagi orang-orang menjadi dua belas orang, dan setiap dari mereka diikuti oleh beberapa orang -dan Allah yang lebih tahu berapa jumlah mereka-. Kemudian mereka menyantap makanan tersebut hingga kenyang."

bukhari:567

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] berkata, telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ja'far] dari [Humaid] dari [Anas bin Malik], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam jika memerangi suaku kaum bersama kami, maka beliau tidak menyerang kaum tersebut hingga datangnya waktu shubuh (menunggu). Jika mendengar suara adzan, beliau mengurungkannya. Namun bila tidak terdengar suara adzan maka beliau menyerangnya." Anas bin Malik berkata, "Maka pada suatu hari kami keluar untuk menyerbu perkampungan Khaibar, kami lantas menunggu hingga malam hari. Ketika datang waktu pagi dan beliau tidak mendengar suara adzan, maka beliau menaiki tunggangannya sementara aku membonceng di belakang Abu Thalhah. Sungguh kakiku menyentuh kaki Nabi shallallahu 'alaihi wasallam." Anas bin Malik melanjutkan kisahnya, "Penduduk Khaibar keluar ke arah kami dengan membawa keranjang dan sekop-sekop mereka, ketika mereka melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka mereka berkata, "Muhammad! Demi Allah, Muhammad dan pasukannya (datang)!" Kata Anas, "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihat mereka, beliau bersabda: "Allahu Akbar, Allahu Akbar, hancurlah Khaibar! Sesungguhnya kami, apabila mendatangi perkampungan suatu kaum, maka amat buruklah pagi hari yang dialami orang-orang yang diperingatkan tersebut) ' (Qs. Ash Shaffaat: 177).

bukhari:575

Telah menceritakan kepada kami [Mu'adz bin Fadlalah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Yahya] dari [Muhammad bin Ibrahim bin Al Harits] berkata, telah menceritakan kepadaku ['Isa bin Thalhah], bahwa pada suatu hari dia mendengar [Mu'awiyyah] mengucapkan seperti (apa yang diucapkan mu'adzin) hingga ucapannya: "Wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah."

bukhari:577

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Ayyub] dan ['Abdul Hamid] sahabat Az Zayadi, dan ['Ashim Al Ahwal] dari ['Abdullah bin Al Harits] berkata, "Pada suatu hari ketika jalan penuh dengan air dan lumpur (becek) akibat hujan, [Ibnu 'Abbas] pernah menyampaikan khuthbah kepada kami. Ketika mu'adzin sampai pada ucapan: 'Hayya 'Alash shalaah (Marilah mendirikan shalat) ' ia perintahkan mu'adzin tersebut untuk menyerukan: 'Shalatlah di tempat tinggal masing-masing'. Lalu orang-orang saling memandang satu sama lain karena heran. Maka Abdullah bin Al Harits pun berkata, "Hal yang demikian ini pernah dilakukan oleh orang yang lebih baik darinya, dan itu merupakan kewajiban Mu'akkad (yang ditekankan)."

bukhari:581

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] berkata, telah menceritakan kepada kami [Zuhair] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sulaiman At Taimi] dari [Abu 'Utsman Al Hindi] dari ['Abdullah bin Mas'ud] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Adzannya Bilal tidaklah menghalangi seorang dari kalian, atau seseorang dari makan sahurnya, karena dia mengumandangkan adzan saat masih malam supaya orang yang masih shalat malam dapat pulang untuk mengingatkan mereka yang masih tidur. Dan Bilal adzan tidak bermaksud memberitahukan masuknya waktu fajar atau shubuh." Beliau berkata dengan isyarat jarinya, beliau angkat ke atas dan menurunkannya kembali hingga berkata seperti ini." Zuhair menyebutkan, "Beliau berisyarat dengan kedua jari telunjuknya, salah satu jarinya beliau letakkan di atas yang lainnya, kemudian membentangkannya ke kanan dan kirinya."

bukhari:586

Telah menceritakan kepada kami [Mu'allaa bin Asad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] dari [Ayyub] dari [Abu Qilabah] dari [Malik bin Al Huwairits], "Aku mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam rombongan kaumku, kami lalu tinggal di sisi beliau selama dua puluh hari. Beliau adalah seorang yang sangat penuh kasih dan sayang. Ketika beliau melihat ada kerinduan kami kepada keluarga kami, beliau bersabda: "Kembalilah kalian kepada mereka, bergabunglah bersama mereka, ajari mereka dan shalat bersama mereka. Jika waktu shalat telah tiba, maka hendaklah salah seorang dari kalian mengumandangkan adzan dan hendaklah yang mengimami shalat kalian adalah yang paling tua di antara kalian."

bukhari:592

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Abdul Wahhab] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Abu Qilabah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Malik], "Kami datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, saat itu kami adalah para pemuda yang usianya sebaya. Maka kami tinggal bersama beliau selama dua puluh hari dua puluh malam. Beliau adalah seorang yang sangat penuh kasih dan lembut. Ketika beliau menganggap bahwa kami telah ingin, atau merindukan keluarga kami, beliau bertanya kepada kami tentang orang yang kami tinggalkan. Maka kami pun mengabarkannya kepada beliau. Kemudian beliau bersabda: "Kembalilah kepada keluarga kalian dan tinggallah bersama mereka, ajarilah mereka dan perintahkan (untuk shalat)." Beliau lantas menyebutkan sesuatu yang aku pernah ingat lalu lupa. Beliau mengatakan: "Shalatlah kalian seperti kalian melihat aku shalat. Maka jika waktu shalat sudah tiba, hendaklah salah seorang dari kalian mengumandangkan adzan, dan hendaklah yang menjadi Imam adalah yang paling tua di antara kalian."

bukhari:595

Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syaiban] dari [Yahya] dari ['Abdullah bin Abu Qatadah] dari [Bapaknya] ia berkata, "Ketika kami shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau mendengar suara gaduh orang-orang. Maka setelah selesai, beliau bertanya: "Ada apa dengan kalian?" Mereka menjawab, "Kami tergesa-gesa mendatangi shalat." Beliau pun bersabda: "Janganlah kalian berbuat seperti itu. Jika kalian mendatangi shalat maka datanglah dengan tenang, apa yang kalian dapatkan dari shalat maka ikutilah, dan apa yang kalian tertinggal maka sempurnakanlah."

bukhari:599

Telah menceritakan kepada kami [Adam] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Dzi'b] berkata, telah menceritakan kepada kami dari [Az Zuhri] dari [Sa'id bin Al Musayyab] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan dari [Az Zuhri] dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika kalian mendengar iqamat dikumandangkan, maka berjalanlah menuju shalat dan hendaklah kalian berjalan dengan tenang berwibawa dan jangan tergesa-gesa. Apa yang kalian dapatkan dari shalat maka ikutilah, dan apa yang kalian tertinggal maka sempurnakanlah."

bukhari:600

Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syaiban] dari [Yahya] berkata, Aku mendengar [Abu Salamah] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Jabir bin 'Abdullah], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam didatangi oleh 'Umar bin Al Khaththab saat terjadinya pernag Khandaq. Umar berkata, "Wahai Rasulullah! Demi Allah, aku belum melaksanakan shalat 'Ashar kecuali setelahg Matahari hampir tenggelam. Dan itu ketika orang-orang yang berpuasa telah berbuka!" Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Demi Allah, aku juga belum melakasanakannya." Kemudian beliau turun menuju aliran air (sungai), dan aku ikut bersama beliau. Belau lalu berwudlu dan shalat, yaitu shalat Ashar setelah matahari terbenam. Kemudian dilanjutkan dengan melaksanakan shalat Maghrib."

bukhari:605

Telah menceritakan kepada kami [Abu Ma'mar Abdullah bin 'Amru] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Abdul Warits] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz bin Shuhaib] dari [Anas bin Malik] berkata, "Pada suatu hari ketika iqamat sudah dibacakan, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam masih berbicara dengan seseorang di sisi masjid. Beliau belum juga melaksanakan shalat hingga sebagian para sahabat tertidur."

bukhari:606

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh aku ingin memerintahkan seseorang mengumpulkan kayu bakar kemudian aku perintahkan seseorang untuk adzan dan aku perintahkan seseorang untuk memimpin orang-orang shalat. Sedangkan aku akan mendatangi orang-orang (yang tidak ikut shalat berjama'ah) lalu aku bakar rumah-rumah mereka. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya seseorang di antara kalian mengetahui bahwa ia akan memperaleh daging yang gemuk, atau dua potongan daging yang bagus, pasti mereka akan mengikuti shalat 'Isya berjama'ah."

bukhari:608

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Abdul Wahid] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] berkata, aku mendengar [Abu Shalih] berkata, Aku mendengar [Abu Hurairah] berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Shalat seorang laki-laki dengan berjama'ah dibanding shalatnya di rumah atau di pasarnya lebih utama (dilipat gandakan) pahalanya dengan dua puluh lima kali lipat. Yang demikian itu karena bila dia berwudlu dengan menyempurnakan wudlunya lalu keluar dari rumahnya menuju masjid, dia tidak keluar kecuali untuk melaksanakan shalat berjama'ah, maka tidak ada satu langkahpun dari langkahnya kecuali akan ditinggikan satu derajat, dan akan dihapuskan satu kesalahannya. Apabila dia melaksanakan shalat, maka Malaikat akan turun untuk mendo'akannya selama dia masih berada di tempat shalatnya, 'Ya Allah ampunilah dia. Ya Allah rahmatilah dia'. Dan seseorang dari kalian senantiasa dihitung dalam keadaan shalat selama dia menanti palaksanaan shalat."

bukhari:611

Telah menceritakan kepada kami ['Umar bin Hafsh] berkata, telah telah menceritakan kepada kami [Bapakku] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] berkata, telah menceritakan kepadaku [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang-orang Munafik kecuali shalat shubuh dan 'Isya. Seandainya mereka mengetahui (kebaikan) yang ada pada keduanya tentulah mereka akan mendatanginya walau harus dengan merangkak. Sungguh, aku berkeinginan untuk memerintahkan seorang mu'adzin sehingga shalat ditegakkan dan aki perintahkan seseorang untuk memimpin orang-orang shalat, lalu aku menyalakan api dan membakar (rumah-rumah) orang yang tidak keluar untuk shalat berjama'ah (tanpa alasan yang benar)."

bukhari:617

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Abu Az Zanad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Para Malaikat berdo'a untuk salah seorang dari kalian selama dia masih pada posisi shalatnya dan belum berhadats, 'Ya Allah ampunilah dia. Ya Allah rahmatilah dia'. Dan seseorang dari kalian senantiasa dihitung dalam keadaan shalat selama dia menanti palaksanaan shalat. Dimana tidak ada yang menghalangi dia untuk kembali kepada keluarganya kecuali shalat itu."

bukhari:619

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ja'far] dari [Humaid] berkata, " [Anas bin Malik] ditanya, 'Apakah Rasulullah ada mengenakan cincin? ' Maka dia menjawab, "Ya. Beliau pernah mengakhirkan shalat Isya hingga pertengahan malam, kemudian selesai shalat beliau menghadap ke arah kami seraya bersabda: "Manusia sudah selesai shalat dan tidur, sementara kalian akan senantiasa dalam hitungan shalat kalian menunggu pelaksanaannya." Anas bin Malik berkata, "Sungguh saat itu aku melihat kilau sinar cincin beliau."

bukhari:621

Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Mutharrif] dari [Zaid bin Aslam] dari ['Atha bin Yasar] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa datang ke masjid di pagi dan sore hari, maka Allah akan menyediakan baginya tempat tinggal yang baik di surga setiap kali dia berangkat ke masjid di pagi dan sore hari."

bukhari:622

Telah menceritakan kepada kami ['Umar bin Hafsh bin Ghiyats] berkata, telah menceritakan kepadaku [Bapakku] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari [Al Aswad] berkata, "Kami pernah bersama ['Aisyah] ketika kami menceritakan tentang masalah menekuni shalat berjama'ah dan mengutamakannya. Maka Aisyah pun berkata, "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang sakit yang membawa pada ajalnya, waktu shalat tiba dan dikumandangkanlah adzan. Beliau lalu bersabda (kepada para isterinya): "Suruhlah Abu Bakar untuk memimpin shalat bersama orang-orang." Lalu dikatakan kepada beliau, "Sesungguhnya Abu Bakr adalah orang yang lemah dan mudah menangis (saat membaca Al Qur'an). Dia tidak akan mampu menggantikan posisi Tuan untuk memimpin orang-orang shalat." Beliau kembali mengulangi ucapannya, dan mereka juga memberi jawaban yang sama. Hal itu terus berulang hingga tiga kali, akhirnya beliau pun bersabda: "Kalian ini seperti isteri-isteri Yusuf! Perintahkanlah Abu Bakr agar memimpin shalat." Maka keluarlah Abu Bakr memimpin shalat jama'ah. Beliau kemudian merasa agak segar badannya, sehingga beliau keluar ke masjid dengan diapit oleh dua orang, seolah aku kedua kaki beliau menyentuh tanah karena sakit. Melihat kehadiran beliau, Abu Bakar berniat untuk mundur namun Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mencegahnya dengan isyarat agar ia tetap pada posisinya. Kemudian beliau di dudukkan di sisi Abu Bakar." Dikatakan kepada Al A'masy, "Apakah beliau shalat kemudian Abu Bakar shalat mengikuti shalatnya beliau, dan orang-orang shalat dengan mengikuti shalatnya Abu Bakar?" Lalu Al A'masy menjawab 'Ya' dengan anggukkan kepalanya." [Abu Daud] juga meriwayatkannya dari [Syu'bah] dari [Al A'masy] sebagiannya, dan [Abu Mu'awiyah] menambahkan, "Beliau shalat dengan duduk di sebelah kiri Abu Bakar, sementara Abu Bakr shalat dengan berdiri."

bukhari:624

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] berkata, telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Mahmud bin Ar Rabi' Al Anshari] bahwa ['Itban bin Malik] selalu menjadi imam shalat bagi kaumnya. Dan pada suatu hari dia berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Wahai Rasulullah, sering terjadi malam yang gelap gulita dan jalanan becek sedangkan aku orang yang sudah lemah penglihatan. Untuk itu aku mohon shalatlah Tuan pada suatu tempat di rumahku yang akan aku jadikan tempat shalat. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendatanginya di rumahnya. Beliau lalu berkata: "Mana tempat yang kau sukai untuk aku shalat padanya." Maka dia menunjuk suatu tempat di rumahnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian shalat pada tempat tersebut."

bukhari:627

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin 'Abdul Wahhab] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Abdul Hamid] sahabatnya Az Zayadi, ia berkata, aku mendengar ['Abdullah bin Al Harits] berkata, "Pada suatu hari ketika jalan penuh dengan air dan lumpur akibat hujan, [Ibnu 'Abbas] menyampaikan khuthbah kepada kami. Saat mu'adzin mengucapkan 'Hayya 'Alashshalaah' (Marilah mendirikan shalat) ia perintahkan kepadanya untuk mengucapkan: 'Shalatlah di tempat tinggal masing-masing'. Maka orang-orang pun saling memandang satu sama lain seakan mereka mengingkarinya. Maka Ibnu 'Abbas berkata, "Seakan kalian mengingkari masalah ini. Sesungguhnya hal yang demikian ini pernah dilakukan oleh orang yang lebih baik dariku, yakni Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dan sesungguhnya itu merupakan kewajiban ('azimah) dan aku enggan untuk mengungkapkannya kepada kalian." Dan dari [Hammad] dari ['Ashim] dari ['Abdullah bin Al Harits] dari [Ibnu 'Abbas] seperti itu. Hanya saja ia menambahkan bahwa Ibnu Abbas berkata, "Aku tidak mau untuk membuat kalian berdosa, kalian mendatangi shalat sementara lutut kaki kalian penuh dengan lumpur."

bukhari:628

Telah menceritakan kepada kami [Adam] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Anas bin Sirin] berkata, aku mendengar [Anas bin Malik] berkata, "Seorang laki-laki Anshar berkata, "Aku tidak dapat shalat bersama Tuan." Lelaki tersebut seorang yang besar badannya. Dia menyiapkan makanan untuk Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu dia mengundang beliau datang ke rumahnya, kemudian dia menghamparkan tikar dan memercikinya dengan air untuk beliau gunakan shalat. Setelah itu beliau shalat dua rakaat di atas tikar tersebut." Seorang lelaki dari keluarga Al Jarud berkata kepada Anas bin Malik, "Apakah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tadi melaksanakan shalat Dluha?" Anas bin Malik menjawab, "Aku belum pernah melihat beliau mengerjakannya kecuali pada hari itu."

bukhari:630

Telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz bin 'Abdullah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibrahim] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] berkata, telah mengabarkan kepada saya [Ja'far bin 'Amru bin Umayyah] bahwanya [bapaknya] telah berkata; "Aku pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memakan daging paha lalu memotongnya. Kemudian beliau diserukan untuk shalat. Maka Beliau berdiri lalu meletakkan pisau kemudian shalat tanpa berwudlu' lagi".

bukhari:634

Telah menceritakan kepada kami [Adam] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Hakam] dari [Ibrahim] dari [Al Aswad] berkata, "Aku pernah bertanya kepada ['Aisyah] tentang apa yang dikerjakan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika berada di rumah. Maka 'Aisyah pun menjawab, "Beliau selalu membantu keluarganya, jika datang waktu shalat maka beliau keluar untuk melaksanakannya."

bukhari:635

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Anas bin Malik Al Anshari] salah seorang dari sahabat yang pernah mengikuti, melayani dan mendampingi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Bahwa Abu Bakar pernah mengimami mereka shalat di saat sakitnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang membawanya pada kewafatannya. Hingga pada suatu hari, pada hari Senin, saat orang-orang sudah berada pada barisan (shaf) shalat, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyingkap tabir kamar dan memandang ke arah kami sambil berdiri, sementara wajah beliau pucat seperti kertas. Beliau tersenyum dan tertawa. Hampir saja kami terkena fitnah (keluar dari barisan) karena sangat gembiranya melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Abu Bakar lalu berkeinginan untuk berbalik masuk ke dalam barisan shaf karena menduga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam akan keluar untuk shalat. Namun Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memberi isyarat kepada kami agar: "Teruskanlah shalat kalian." Setelah itu beliau menutup tabir dan wafat pada hari itu juga."

bukhari:639

Telah menceritakan kepada kami [Abu Ma'mar] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Abdul Warits] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz] dari [Anas bin Malik] berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah tiga hari tidak keluar rumah untuk shalat. Dan selama itu shalat dilaksanakan dengan Abu Bakar maju sebagai imam memimpin shalat. Suatu hari Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam menyingkap tabir kamar dan mengangkatnya. Tatkala tampak wajah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, sungguh belum pernah kami memandang wajah beliau yang lebih menakjubkan kami, selain wajahnya saat waktu itu menampakkan kepada kami. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memberi isyarat dengan tangannya kepada Abu Bakar lalu kembali menutup tabirnya dan masuk. Dan sejak saat itu kami tidak lagi melihat beliau hingga wafat."

bukhari:640

Telah menceritakan kepada kami [Zakaria bin Yahya] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Hisyam bin 'Urwah] dari [Bapaknya] dari ['Aisyah] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan Abu Bakar unruk memimpin shalat jama'ah bersama orang-orang saat beliau sakit. Maka Abu Bakar pun memimpin shalat mereka." 'Urwah berkata, "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam merasakan ringan pada tubuhnya, beliau pun keluar sementara Abu Bakar sedang mengimami orang-orang shalat. Ketika Abu Bakar melihat beliau datang, dia pun berkeinginan untuk mundur. Tetapi beliau memberi isyarat kepadanya (dengan katanya): "Tetaplah kamu pada posisimu." Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam duduk di samping Abu Bakar, sehingga dia shalat mengikuti shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan orang-orang mengikuti shalatnya Abu Bakar."

bukhari:642

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Abu Hazim bin Dinar] dari [Sahal bin Sa'd As Sa'idi], bahwa suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pergi menemui Bani 'Amru bin 'Auf untuk menyelesaikan masalah di antara mereka. Kemudian tiba waktu shalat, lalu ada seorang mu'adzin menemui Abu Bakar seraya berkata, "Apakah engkau mau memimpin shalat berjama'ah sehingga aku bacakan iqamatnya?" Abu Bakar menjawab, "Ya." Maka Abu Bakar memimpin shalat. Tak lama kemudian datang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedangkan orang-orang sedang melaksanakan shalat. Lalu beliau bergabung dan masuk ke dalam shaf. Orang-orang kemudian memberi isyarat dengan bertepuk tangan namun Abu Bakar tidak bereaksi dan tetap meneruskan shalatnya. Ketika suara tepukan semakin banyak, Abu Bakar berbalik dan ternyata dia melihat ada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberi isyarat yang maksudnya: 'Tetaplah kamu pada posisimu'. Abu Bakar mengangkat kedua tangannya lalu memuji Allah atas perintah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tersebut. Kemudian Abu Bakar mundur dan masuk dalam barisan shaf lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam maju dan melanjutkan shalat. Setelah shalat selesai, beliau bersabda: "Wahai Abu Bakar, apa yang menghalangimu ketika aku perintahkan agar kamu tetap pada posisimu?" Abu Bakar menjawab, "Tidaklah patut bagi anak Abu Qahafah untuk memimpin shalat di depan Rasulullah". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Mengapa kalian tadi banyak bertepuk tangan?. Barangsiapa menjadi makmum lalu merasa ada kekeliruan dalam shalat, hendaklah dia membaca tasbih. Karena jika dibacakan tasbih, dia (imam) akan memperhatikannya. Sedangkan tepukan untuk wanita."

bukhari:643

Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dari [Abu Qilabah] dari [Malik bin Al Huwairits] berkata, "Kami pernah mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, saat itu kami adalah para pemuda dan kami tinggal bersama beliau selama dua puluh malam. Kami dapati Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah orang yang sangat penyayang. Beliau bersabda kepada kami: "Jika kalian kembali kepada ke negeri kalian, maka jarilah mereka, dan perintahkanlah mereka shalat ini pada waktu begini, shalat ini pada waktu begini. Dan apabila telah datang waktu shalat, maka hendaklah seseorang dari kalian adzan dan hendaklah yang mengimami shalat adalah yang paling tua di antara kalian."

bukhari:644

Telah menceritakan kepada kami [Mu'adz bin Asad] telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Mahmud bin Ar Rabi'] berkata, "Aku mendengar ['Itban bin Malik Al Anshari] berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam meminta izin masuk ke rumahku, lalu aku izinkan. Beliau kemudian bersabda: "Mana tempat yang kau sukai dari rumahmu hingga aku bisa shalat di sana?" Maka aku memberi isyarat kepada satu tempat yang aku sukai. Beliau lalu berdiri shalat dan kami berbaris mengikuti di belakang beliau, setelah salam beliau kamipun memberi salam."

bukhari:645

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] berkata, telah menceritakan kepada kami [Za'idah] dari [Musa bin Abu Aisyah] dari ['Ubaidullah bin 'Abdullah bin 'Utbah] berkata, "Aku masuk menemui ['Aisyah] aku lalu berkata kepadanya, "Maukah engkau menceritakan kepadaku tentang peristiwa yang pernah terjadi ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang sakit?" 'Aisyah menjawab, "Ya. Pernah suatu hari ketika sakit Nabi shallallahu 'alaihi wasallam semakin berat, beliau bertanya: "Apakah orang-orang sudah shalat?" Kami menjawab, "Belum, mereka masih menunggu tuan." Beliau pun bersabda: "Kalau begitu, bawakan aku air dalam bejana." Maka kamipun melaksanakan apa yang diminta beliau. Beliau lalu mandi, lalu berusaha berdiri dan berangkat, namun beliau jatuh pingsan. Ketika sudah sadarkan diri, beliau kembali bertanya: "Apakah orang-orang sudah shalat?" Kami menjawab, "Belum wahai Rasulullah, mereka masih menunggu tuan." Kemudian beliau berkata lagi: "Bawakan aku air dalam bejana." Beliau lalu duduk dan mandi. Kemudian beliau berusaha untuk berdiri dan berangkat, namun beliau jatuh pingsan lagi. Ketika sudah sadarkan diri kembali, beliau berkata: "Apakah orang-orang sudah shalat?" Kami menjawab lagi, "Belum wahai Rasulullah, mereka masih menunggu tuan." Kemudian beliau berkata lagi: "Bawakan aku air dalam bejana." Beliau lalu duduk dan mandi. Kemudian beliau berusaha untuk berdiri dan berangkat, namun beliau jatuh dan pingsan lagi. Ketika sudah sadarkan diri, beliau pun bersabda: "Apakah orang-orang sudah shalat?" Saat itu orang-orang sudah menunggu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di masjid untuk shalat 'Isya di waktu yang akhir. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengutus seseorang untuk menemui Abu Bakar dan memintanya untuk mengimami shalat. Maka utusan tersebut menemui Abu Bakar dan berkata, kepadanya, "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah memerintahkan anda untuk mengimami shalat jama'ah!" Lalu Abu Bakar -orang yang hatinya lembut- berkata, "Wahai 'Umar, pimpinlah orang-orang melaksanakan shalat." Umar menjawab, "Anda lebih berhak dalam masalah ini." Maka Abu Bakar memimpin shalat pada hari-hari sakitnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tersebut. kemduian ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendapati tubuhnya lebih segar, beliau pun keluar rumah sambil berjalan dipapah oleh dua orang laki-laki, satu diantaranya adalah 'Abbas untuk melaksanakan shalat Zhuhur. Ketika itu Abu Bakar sedang mengimami shalat, ketika ia melihat beliau datang, Abu Bakar berkehendak untuk mundur dari posisinya namun Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memberi isyarat supaya dia tidak mundur. Kemudian beliau bersabda: "Dudukkanlah aku disampingnya." Maka kami mendudukkan beliau di samping Abu Bakar." Perawi berkata, "Maka jadilah Abu Bakar shalat dengan mengikuti shalatnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sementara orang-orang mengikuti shalatnya Abu Bakar, dan saat itu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shalat sambil duduk". 'Ubaidullah berkata, "Aku menemui ' [Abdullah bin 'Abbas] dan berkata kepadanya, "Maukan anda saya ceritakan sebuah hadits tentang sakitnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seperti yang disampaikan 'Aisyah?" Dia menjawab, "Sampaikanlah!" Maka aku ceritakan hadits yang disampaikan 'Aisyah. 'Abdullah bin 'Abbas tidak mengingkari sedikitpun apa yang aku ceritakan selain dia bertanya kepadaku, "Apakah 'Aisyah menyebutkan nama laki-laki yang bersama 'Abbas? Aku menjawab, "Tidak." Ia pun berkata, "Dia adalah 'Ali bin Abu Thalib."

bukhari:646

Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] berkata, telah menceritakan kepadaku [Syu'bah] dari [Al Hakam] berkata, "Aku mendengar [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu 'Abbas] berkata, "Aku pernah menginap di rumah bibiku, Maimunah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pergi shalat 'Isya kemudian kembali ke rumah dan shalat sunnat empat rakaat, kemudian beliau tidur. Saat tengah malam beliau bangun dan shalat malam, aku lalu datang untuk ikut shalat bersama beliau dan berdiri di samping kiri beliau. Kemudian beliau menggeserku ke sebelah kanannya, lalu beliau shalat lima rakaat, kemudian dua rakaat, kemudian tidur hingga aku mendengar suara dengkur Beliau. Setelahitu beliau Kemudian Beliau keluar untuk shalat (shubuh)."

bukhari:656

Telah menceritakan kepada kami [Adam bin Abu Iyas] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muharib bin Ditsar] berkata, Aku mendengar [Jabir bin 'Abdullah Al Anshari] berkata, "Seoranglaki-laki datang dengan membawa dua unta yang baru saja diberinya minum saat malam sudah gelap gulita. Laki-laki itu kemudian tinggalkan untanya dan ikut shalat bersama Mu'adz. Dalam shalatnya Mu'adz membaca surah Al Baqarah atau surah An Nisaa' sehingga laki-laki tersebut meninggalkan Mu'adz. Maka sampailah kepadanya berita bahwa Mu'adz mengecam tindakannya. Akhirnya laki-laki tersebut mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan mengadukan persoalannya kepada beliau. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Wahai Mu'adz, apakah kamu membuat fitnah?" Atau kata Beliau: "Apakah kamu menjadi pembuat fitnah? -Beliau ulangi perkataannya tersebut hingga tiga kali- "Mengapa kamu tidak membaca saja surat 'Sabbihisma rabbika', atau dengan 'Wasysyamsi wa dluhaahaa' atau 'Wallaili idzaa yaghsyaa'? Karena yang ikut shalat di belakangmu mungkin ada orang yang lanjut usia, orang yang lemah atau orang yang punya keperluan." Perawi berkata, "Menurutku sampai inilah kalimat hadits ini." Abu 'Abdullah berkata; hadits ini dikuatkan oleh [Sa'id bin Masruq] dan [Mis'ar] dan [Asy Syaibani]. [Amru] dan [Ubaidullah bin Miqsam] dan [Abu Az Zubair] dari [Jabir] bahwa dalam shalat Isya Mu'adz membaca surat Al Baqarah. Dan hadits ini dikuatkan oleh [Al A'masy] dari [Muharib]."

bukhari:664

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Daud] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari [Al Aswad] dari ['Aisyah] berkata, "Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam kondisi sakit yang membawa kepada kematiannya, Bilal datang menemui beliau mengabarkan bahwa waktu shalat telah datang. Beliau lalu berkata: "Kalian suruhlah Abu Bakar untuk memimpin shalat." Aku berkata, "Sesungguhnya Abu Bakar orang yang lemah lembut, jika ia menggantikan posisi tuan, maka dia akan menangis dan tidak akan bisa membaca Al Qur'an." Beliau berkata lagi: "Kalian suruhlah Abu Bakar untuk memimpin shalat." Aku lalu menyampaikan jawaban yang sama. Maka pada ketiga atau keempat kalinya beliau bersabda: "Sungguh kalian ini seperti isteri-isterinya Yusuf. Suruhlah Abu Bakar untuk memimpin shalat." Akhirnya Abu Bakar pun shalat (sebagai Imam). Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam keluar dengan diapit oleh dua orang laki-laki dan seolah aku melihat beliau berjalan dengan menyeret kakinya di atas tanah. Ketika Abu Bakar melihat kedatangan beliau, dia pun berniat mundur. Tetapi beliau memberi isyarat kepadanya seolah berkata: "Tetaplah shalat." Abu Bakar kemudian bergeser dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam duduk disampingnya, lalu Abu Bakar memperdengarkan suara takbir kepada jama'ah." Hadits ini juga diperkuat oleh [Muhadlir] dari [Al A'masy].

bukhari:671

Telah menceritakan kepada kami ['Ayyasy] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Abdul A'la] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah] dari [Nafi'] bahwa [Ibnu 'Umar] ketika memulai shalat, dia bertakbir dengan mengangkat kedua tangannya, dan ketika rukuk mengangkat kedua tangannya, dan ketika mengucapkan: 'SAMI'ALLAHU LIMAN HAMIDAH mengangkat kedua tangannya, dan ketika berdiri dari dua rakaat mengangkat kedua tangannya. Lalu Ibnu 'Umar mengatakan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melakukan seperti itu." Dan diriwayatkan oleh [Hammad bin Salamah] dari [Ayyub] dari [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dan diriwayatkan pula oleh [Ibnu Thahman] dari [Ayyub] dan [Musa bin 'Uqbah] secara ringkas."

bukhari:697

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Abu Hazim] dari [Sahl bin Sa'd] berkata, "Orang-orang diperintahkan agar meletakkan tangan kanannya di atas lengan kiri dalam shalat." Abu Hazim berkata, "Aku tidak mengetahui dia Sahl kecuali bahwa dia menyandarkan hal tersebut kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Isma'il berkata, "Hadits ini dimarfu'kan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan bukan mengatakan dia mengambil dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam."

bukhari:698

Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Yahya bin Sa'id] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu 'Arubah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Qatadah] bahwa [Anas bin Malik] ia menceritakan kepada mereka, ia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kenapa orang-orang mengarahkan pandangan mereka ke langit ketika mereka sedang shalat? Suara beliau semakin tinggi hingga beliau bersabda: "Hendaklah mereka menghentikannya atau Allah benar-benar akan menyambar penglihatan mereka."

bukhari:708

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] dari ['Aisyah], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shalat dengan mengenakan baju yang ada gambarnya, beliau lalu bersabda: "Gambar-gambar pada pakaian ini menggangguku. Kembalikanlah kepada Abu Jahm, agar dia mengganti dengan pakaian yang terbuat dari bulu kasar yang tidak bergambar."

bukhari:710

Telah menceritakan kepada kami [Musa] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Abdul Malik bin 'Umair] dari [Jabir bin Samrah] berkata, "Penduduk Kufah mengadukan Sa'd (bin Abu Waqash) kepada 'Umar. Maka 'Umar menggantinya dengan 'Ammar. Mereka mengadukan Sa'd karena dianggap tidak baik dalam shalatnya. Maka Sa'd dikirim kepada 'Umar dan ditanya, "Wahai Abu Ishaq, penduduk Kufah menganggap kamu tidak baik dalam shalat?" [Abu Ishaq] menjawab, "Demi Allah, aku memimpin shalat mereka sebagaimana shalatnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Tidaklah aku mengurangi sedikitpun dalam melaksanakan shalat 'Isya bersama mereka. Aku memanjangkan bacaan pada dua rakaat pertama dan aku pendekkan pada dua rakaat yang akhir." 'Umar berkata, "wahai Abu Ishaq, kami juga menganggap begitu terhadapmu." Kemudian 'Umar mengutus seorang atau beberapa orang bersama Sa'd ke Kufah. Orang itu kemudian bertanya kepada para penduduk tentang Sa'd, tidak ada satupun masjid yang dikunjungi tanpa menanyakan tentang Sa'd, mereka semua mengagumi Sa'd dan mengenalnya dengan baik. Hingga akhirnya sampai ke sebuah masjid milik bani 'Abs, lalu salah seorang dari mereka yang bernama Usamah bin Qatadah dengan nama panggilan Abu Sa'dah berkata, "Jika kalian minta pendapat kami, maka kami katakan bahwa Sa'd adalah seorang yang tidak memudahkan pasukan, bila membagi tidak sama dan tidak adil dalam mengambil keputusan." Maka Sa'd berkata, "Demi Allah, sungguh aku akan berdo'a dengan tiga do'a; Ya Allah jika dia, hambamu ini, berdusta, dan mengatakan ini dengan maksud riya' atau sum'ah, maka panjangkanlah umurnya, panjangkanlah kefakirannya dan campakkanlah dia dengan berbagai fitnah." Setelah beberapa masa kemudian, orang tersebut bila ditanya mengapa keadaannya jadi sengsara begitu, maka ia menjawab, "Aku orang tua renta yang terkena fitnah akibat do'anya Sa'd." 'Abdul Malik berkata, "Aku sendiri melihat kedua alisnya telah panjang ke bawah menutupi kedua matanya, dan sungguh dia tersia-siakan saat berada di jalan-jalan."

bukhari:713

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari ['Ubaidullah] berkata, telah menceritakan kepadaku [Sa'id bin Abu Sa'id] dari [Bapaknya] dari [Abu Hurairah], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk ke masjid, lalu ada juga seorang laki-laki masuk Masjid dan langsung shalat kemudian memberi salam kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau menjawab dan berkata kepadanya, "Kembalilah dan ulangi shalatmu karena kamu belum shalat!" Maka orang itu mengulangi shalatnya seperti yang dilakukannya pertama tadi kemudian datang menghadap kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan memberi salam. Namun Beliau kembali berkata: "Kembalilah dan ulangi shalatmu karena kamu belum shalat!" Beliau memerintahkan orang ini sampai tiga kali hingga akhirnya laki-laki tersebut berkata, "Demi Dzat yang mengutus Tuan dengan hak, aku tidak bisa melakukan yang lebih baik dari itu. Maka ajarkkanlah aku!" Beliau lantas berkata: "Jika kamu berdiri untuk shalat maka mulailah dengan takbir, lalu bacalah apa yang mudah buatmu dari Al Qur'an kemudian rukuklah sampai benar-benar rukuk dengan thuma'ninah (tenang), lalu bangkitlah (dari rukuk) hingga kamu berdiri tegak, lalu sujudlah sampai hingga benar-benar thuma'ninah, lalu angkat (kepalamu) untuk duduk hingga benar-benar duduk dengan thuma'ninah. Maka lakukanlah dengan cara seperti itu dalam seluruh shalat (rakaat) mu."

bukhari:715

Telah menceritakan kepada kami [Adam] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sayyar bin Salamah] berkata, "Aku dan bapakku datang menemui [Abu Barzah Al Aslami], lalu kami bertanya kepadanya tangtang waktu-waktu shalat." Dia lalu berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan shalat Zhuhur ketika matahari sudah condong, shalat 'Ashar saat seseorang kembali ke ujung Kota Madinah sementara matahari masih panas, dan aku lupa apa yang dijelaskannya tentang shalat Maghrib. Dan tidak jarang Beliau mengakhirkan pelaksanaan shalat 'Isya hingga sepertiga malam yang akhir, beliau tidak menyukai tidur sebelum shalat Isya dan mengobrol sesudahnya. Dan Beliau melaksanakan shalat Shubuh pada waktu dimana bila sudah selesai, seseorang akan dapat mengenali siapa yang shalat di sampingnya. Beliau membaca surah dalam shalat Shubuh pada kedua rakaatnya, atau salah satunya kira-kira enam puluh hingga seratus ayat."

bukhari:729

Telah menceritakan kepada kami [Musadad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Abu Bisyr] -dia adalah Ja'far bin Abu Wahsyiyyah- dari [Sa'id bin Jubair] dari ['Abdullah bin 'Abbas] berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersama sekelompok sahabat berangkat menuju pasar 'Ukazh. Saat itu telah ada penghalang antara setan dan berita-berita langit dimana telah dikirim kabut kepada setan sebagai penghalang. Maka setan-setan kembali menemui kaumnya, lalu kaumnya berkata, "Apa yang terjadi dengan kalian?" Setan-setan tersebut menjawab, "Telah ada penghalang antara kami dan berita-berita langit dengan dikirimnya kabut." Kaumnya berkata, "Tidak ada penghalang antara kalian dan berita-berita langit kecuali telah ada sesuatu yang terjadi. Pergilah kalian ke seluruh penjuru timur bumi dan baratnya, lalu perhatikanlah apa penghalang yang ada antara kalian dan berita-berita langit!" Maka berangkatlah setan-setan yang ada di Tihamah untuk mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabat Beliau yang sedang berada di pasar 'Ukazh. Saat itu beliau dan para sahabat sedang melaksanakan shalat fajar. Ketika setan-setan itu mendengar Al Qur'an, mereka menyimaknya dengan baik hingga mereka pun berkata, "Demi Allah, inilah yang menjadi penghalang antara kalian dan berita-berita langit." Dan perkataan ini pula yang disampaikan ketika mereka kembali kepada kaum mereka. Lantas mereka berkata kepada kaumnya, "Wahai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Quran yang menakjubkan. (Yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seseorangpun dengan Tuhan kami) ' (Qs. Al Jin: 1-2). Maka kemudian Allah menurunkan wahyu kepada Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wasallam: '(Katakanlah (hai Muhammad): "Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Qur'an)) ' (Qs. Al Jin: 1). Yakni diwahyukan kepada beliau perkataan jin."

bukhari:731

Telah menceritakan kepada kami [Adam] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Amru bin Murrah] berkata, aku mendengar [Abu Wa'il] berkata, "Seorang laki-laki datang kepada [Ibnu Mas'ud] lalu berkata, "Tadi malam aku membaca surat-surat Al Musfashal dalam satu rakaat." Ibnu Mas'ud berkata, "Hah! (cepat sekali kamu dalam membaca), ini seperti membaca syair! Sungguh aku mengetahui surah-surah sepadan (panjangnya) yang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam gabungkan saat membaca." Ibnu Mas'ud kemudian menyebutkan dua puluh surah dari Al Mufashshal (yang dibaca oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam), yakni dua surah untuk setiap rakaat."

bukhari:733

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hammam] dari [Al A'lam] -yaitu Ziyad- dari [Al Hasan] dari [Abu Bakrah], bahwa dia pernah mendapati Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sedang rukuk, maka dia pun ikut rukuk sebelum sampai ke dalam barisan shaf. Kemudian dia menceritakan kejadian tersebut kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Semoga Allah menambah semangat kepadamu, namun jangan diulang kembali."

bukhari:741

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Abu Bakar bin 'Abdurrahman] bahwa dia mendengar [Abu Hurairah] berkata, "Jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat, beliau takbir saat memulai berdiri (takbiratul Ikram), kemudian ketika akan rukuk sambil membaca: 'SAMI'ALLAHU LIMAN HAMIDAH (semoga Allah mendengar orang yang memuji-Nya) ' ketika mengangkat punggungnya dari rukuk, dalam saat posisi berdiri baliau membaca: RABBANAA LAKAL HAMDU (Ya Rabb kami, milik-Mu lah segala pujian) '." ['Abdullah bin Shalih] dari [Al Laits] menyebutkan, 'WA LAKAL HAMDU', kemudian bertakbir ketika turun (sujud), kemudian bertakbir ketika mengangkat kepala (dari sujud), lalu bertakbir ketika sujud dan ketika mengangkat kepalanya (dari sujud), kemudian Beliau melakukan seperti itu dalam shalat seluruhnya hingga selesai. Dan beliau juga bertakbir ketika bangkit dari dua rakaat setelah duduk (tasyahud awal)."

bukhari:747

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Ya'fur] berkata, Aku mendengar [Mush'ab bin Sa'd] berkata, "Aku shalat di samping [ayahku], lalu aku rapatkan tanganku dan aku letakkan di atas pahaku. Maka ayahku pun melarangnya seraya berkata, "Kami pernah mengerjakan seperti itu lalu kami dilarang (oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam), dan kami diperintahkan untuk meletakkan tangan kami pada lutut-lutut kami."

bukhari:748

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Yahya bin Sa'id] dari ['Ubaidullah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sa'id Al Maqburi] dari [Bapaknya] dari [Abu Hurairah], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam masuk ke dalam Masjid, lalu ada seorang laki-laki masuk ke dalam Masjid dan shalat, kemudian orang itu datang dan memberi salam kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab salamnya kemudian bersabda: "Kembali dan ulangilah shalatmu, karena kamu belum shalat!" Orang itu kemudian mengulangi shalat dan kembali datang menghadap kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sambil memberi salam. Namun beliau kembali bersabda: "Kembali dan ulangilah shalatmu karena kamu belum shalat!" Beliau memerintahkan orang ini sampai tiga kali dan akhirnya, sehingga ia berkata, "Demi Dzat yang mengutus tuan dengan kebenaran, aku tidak bisa melakukan yang lebih baik dari itu. Maka ajarilah aku." Beliau pun bersabda: "Jika kamu mengerjakan shalat maka bertakbirlah, lalu bacalah ayat yang mudah dari Al Qur'an. Kemudian rukuklah hingga benar-benar rukuk dengan tenang, lalu bangkitlah (dari rukuk) hingga kamu berdiri tegak, setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud, lalu angkat (kepalamu) untuk duduk hingga benar-benar duduk, Setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud, Kemudian lakukanlah seperti cara tersebut di seluruh shalat (rakaat) mu."

bukhari:751

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Sa'id bin Al Musayyab] dan ['Atha' bin Yazid Al Laitsi] bahwa [Abu Hurairah] mengabarkan kepada keduanya, bahwa orang-orang berkata, "Wahai Rasulullah, apakah kita akan melihat Rabb kita pada hari kiamat nanti?" Beliau menjawab: "Apakah kalian dapat membantah (bahwa kalian dapat melihat) bulan pada malam purnama, bila tidak ada awan yang menghalanginya?" Mereka menjawab, "Tidak, wahai Rasulullah." Beliau bertanya lagi: "Apakah kalian dapat membantah (bahwa kalian dapat melihat) matahari, bila tidak ada awan yang menghalanginya?" Mereka menjawab, "Tidak." Beliau lantas bersabda: "Sungguh kalian akan dapat melihat-Nya seperti itu juga. Manusia akan dikumpulkan pada hari kiamat, lalu Allah Subhaanahu Wa Ta'ala berfirman: 'Barangsiapa menyembah seseuatu, maka ia akan ikut dengannya.' Maka di antara mereka ada yang mengikuti matahari, di antara mereka ada yang mengikuti bulan dan di antara mereka ada pula yang mengikuti thaghut-thaghut. Maka tinggallah ummat ini, yang diantaranya ada para munafiknya. Maka Allah mendatangi mereka dan lalu berfirman: 'Aku adalah Rabb kalian.' Mereka berkata, 'Inilah tempat kedudukan kami hingga datang Rabb kami. Apabila Rabb kami telah datang pasti kami mengenalnya.' Maka Allah mendatangi mereka seraya berfirman: 'Akulah Rabb kalian.' Allah kemudian memanggil mereka, lalu dibentangkanlah Ash Shirath di atas neraka Jahannam. Dan akulah orang yang pertama berhasil melewatinya di antara para Rasul bersama ummatnya. Pada hari itu tidak ada seorangpun yang dapat berbicara kecuali para Rasul, dan ucapan para Rasul adalah: 'Ya Allah selamatkanlah, selamatkanlah.' Dan di dalam Jahannam ada besi yang ujungnya bengkok seperti duri Sa'dan (tumbuhan yang berduri tajam). Pernahkah kalian melihat duri Sa'dan?" Mereka menjawab: "Ya, pernah." Beliau melanjutkan: "Sungguh dia seperti duri Sa'dan, hanya saja tidak ada yang mengetahui ukuran besarnya duri tersebut kecuali Allah. Duri tersebut akan menusuk-nusuk manusia berdasarkan amal amal mereka. Di antara mereka ada yang dikoyak-koyak hingga binasa disebabkan amalnya, ada pula yang dipotong-potong kemudian selamat melewatinya. Hingga apabila Allah berkehendak memberikan rahmat-Nya bagi siapa yang dikehendaki-Nya dari penghuni neraka, maka Allah memerintahkan Malaikat untuk mengeluarkan siapa saja yang pernah menyembah Allah. Maka para Malikat mengeluarkan mereka, yang mereka dikenal berdasarkan tanda bekas-bekas sujud (atsarus sujud). Dan Allah telah mengharamkan kepada neraka untuk memakan (membakar) atsarus sujud, lalu keluarlah mereka dari neraka. Setiap anak keturunan Adam akan dibakar oleh neraka kecuali mereka yang memiliki atsarus sujud. Maka mereka keluar dalam keadaan sudah hangus terbakar (gosong), lalu mereka disiram dengan air kehidupan kemudian jadilah mereka tumbuh seperti tumbuhnya benih di tepian aliran sungai. Setelah itu selesailah Allah memutuskan perkara di antara hamba-hambaNya. Dan yang tinggal hanyalah seorang yang berada antara surga dan neraka, dan dia adalah orang terakhir yang memasuki surga di antara penghuni neraka yang berhak memasukinya, dia sedang menghadapkan wajahnya ke neraka seraya berkata, 'Ya Rabb, palingkanlah wajahku dari neraka! Sungguh anginnya neraka telah meracuni aku dan baranya telah memanggang aku.' Lalu Allah berfirman: 'Apakah seandainya kamu diberi kesempatan kali yang lain kamu tidak akan meminta yang lain lagi? ' Orang itu menjawab: 'Tidak, demi kemuliaan-Mu, ya Allah! ' Maka Allah memberikan kepadanya janji dan ikatan perjanjian sesuai apa yang dikehendati orang tersebut. Kemudian Allah memalingkan wajah orang tersebut dari neraka. Maka ketika wajahnya dihadapkan kepada surga, dia meliahat taman-taman dan keindahan surga lalu terdiam dengan tertegun sesuai apa yang Allah kehendaki. Kemudian orang itu berkata, 'Ya Rabb, dekatkan aku ke pintu surga! ' Allah Azza Wa Jalla berfirman: 'Bukankah kamu telah berjanji dan mengikat perjanjian untuk tidak meminta sesuatu setelah permintaan kamu sebelumnya?" Orang itu menjawab, 'Ya Rabb, aku tidak mau menjadi ciptaanM-u yang paling celaka.' Allah kembali bertanya: 'Apakah kamu bila telah diberikan permintaanmu sekarang ini, nantinya kamu tidak akan meminta yang lain lagi?" Orang itu menjawab, 'Tidak, demi kemuliaan-Mu. Aku tidak akan meminta yang lain setelah ini.' Maka Rabbnya memberikan kepadanya janji dan ikatan sesuai apa yang dikehendati orang tersebut. Lalu orang tersebut didekatkan ke pintu surga. Maka manakala orang itu sudah sampai di pintu surga, dia melihat keindahan surga dan taman-taman yang hijau serta kegembiraan yang terdapat didalamnya, orang itu terdiam dengan tertegun sesuai apa yang Allah kehendaki. Kemudian orang itu berkata, 'Ya Rabb, masukkanlah aku ke surga! ' Allah berfirman: 'Celakalah kamu dari sikap kamu yang tidak menepati janji. Bukankah kamu telah berjanji dan mengikat perjanjian untuk tidak meminta sesuatu setelah kamu diberikan apa yang kamu pinta?" Orang itu berkata, 'Ya Rabb, janganlah Engkau menjadikan aku ciptaan-Mu yang paling celaka.' Maka Allah Azza Wa Jalla tertawa mendengarnya. Lalu Allah mengizinkan orang itu memasuki surga. Setelahitu Allah Azza Wa Jalla berfirman: 'Bayangkanlah! ' Lalu orang itu membayangkan hingga setelah selesai apa yang ia bayangkan, Allah berfirman kepadanya: 'Dari sini.' Dan demikianlah Rabbnya mengingatkan orang tersebut hingga manakala orang tersebut selesai membayangkan, Allah berfirman lagi: "Ini semua untuk kamu dan yang serupa dengannya." [Abu Sa'id Al Khudri] berkata kepada Abu Hurairah, "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah berfirman: 'Ini semua untukmu dan sepuluh macam yang serupa dengannya.' [Abu Hurairah] berkata, "Aku tidak mengingat dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kecuali sabdanya: "Ini semua untuk kamu dan yang serupa dengannya." Abu Sa'id Al Khudri berkata, "Sungguh aku mendengar Beliau menyebutkan: 'Ini semua untukmu dan sepuluh macam yang serupa dengannya'."

bukhari:764

Telah menceritakan kepada kami [Musa] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hammam] dari [Yahya] dari [Abu Salamah] berkata, Aku pergi menemui [Abu Sa'id Al Khudri], lalu aku bertanya kepadanya, "Maukah anda pergi bersama kami ke bawah pohon kurma lalu kita berbincang-bincang di sana?" Ia pun pergi dan bercakap-cakap bersama kami. Aku kemudian berkata, "Ceritakanlah kepadaku apa yang pernah anda dengar dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang Lailatul Qadar." Dia lalu menjelaskan, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan i'tikaf pada sepuluh malam yang awal dari Ramadan, dan kami juga ikut beri'tikaf bersama beliau. Lalu datanglah Malaikat Jibril berkata, "Sesungguhnya apa yang kamu cari ada di depan kamu (pada malam berikutnya)." Maka Beliau beri'tikaf pada sepuluh malam pertengahannnya dan kami pun ikut beri'tikaf bersama Beliau. Kemudian Malaikat Jibril datang lagi dan berkata, "Sesungguhnya apa yang kamu cari ada di depan kamu (pada malam berikutnya)." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berdiri memberi khuthbah kepada kami pada pagi hari di hari ke dua puluh dari bulan Ramadan, sabdanya: "Barangsiapa sudah beri'tikaf bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam maka pulanglah, karena aku diperlihatkan (dalam mimpi) Lailatul Qadar namun aku dilupakan waktunya yang pasti. Namun dia ada pada sepuluh malam-malam akhir dan pada malam yang ganjil. Sungguh aku melihat dalam mimpi, bahwa aku sujud di atas tanah dan air (yang becek)." Pada masa itu atap masjid masih terbuat dari daun dan pelepah pohon kurma, dan kami tidak melihat sesuatu di atas langit hingga kemudian datang awan dan turunlah air hujan. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shalat bersama kami hingga aku melihat sisa-sisa tanah dan air pada wajah dan ujung hidung Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sebagai bukti kebenaran mimpi beliau."

bukhari:771

Telah menceritakan kepada kami [Abu An Nu'man] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dari [Abu Qilabah] dari [Malik bin Al Huwairits] ia berkata kepada para sahabatnya, "Maukah kalian aku sampaikan cara shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" padahal saat itu bukan pada waktu shalat. Malik kemudian berdiri lalu rukuk dan bertakbir, kemudian mengangkat kepalanya lalu berdiri dan berdiam sejenak. Kemudian dia sujud, lalu mengangkat kepalanya, lalu (duduk) sejenak. Dia shalat seperti shalatnya 'Amru bin Salamah, guru kita ini." Ayyub berkata, "Dia mengerjakan sesuatu yang tidak pernah aku lihat orang-orang melakukannya, dia duduk pada setiap akan berdiri ke rakaat ketiga dan keempat. Maka kami menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berdiam di sisi beliau. Beliau kemudian bersabda: "Jika kalian kembali kepada keluarga kalian, maka shalatlah dengan cara ini pada waktu begini, dan shalat ini pada waktu begini. Jika telah datang waktu shalat maka hendaklah seseorang dari kalian adzan, dan hendaklah yang mengimami shalat adalah yang paling tua di antara kalian."

bukhari:776

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu Bakar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Mu'tamir] dari ['Ubaidullah] dari [Sumayyah] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] berkata, "Pernah datang para fuqara kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata, "Orang-orang kaya, dengan harta benda mereka itu, mereka mendapatkan kedudukan yang tinggi, juga kenikmatan yang abadi. Karena mereka melaksanakan shalat seperti juga kami melaksanakan shalat. Mereka shaum sebagaimana kami juga shaum. Namun mereka memiliki kelebihan disebabkan harta mereka, sehingga mereka dapat menunaikan 'ibadah haji dengan harta tersebut, juga dapat melaksnakan 'umrah bahkan dapat berjihad dan bersedekah." Maka beliau pun bersabda: "Maukah aku sampaikan kepada kalian sesuatu yang apabila kalian ambil (sebagai amal ibadah) kalian akan dapat melampaui (derajat) orang-orang yang sudah mengalahkan kalian tersebut, dan tidak akan ada yang dapat mengalahkan kalian dengan amal ini sehingga kalian menjadi yang terbaik di antara kalian dan di tengah-tengah mereka kecuali bila ada orang yang mengerjakan seperti yang kalian amalkan ini. Yaitu kalian membaca tasbih (Subhaanallah), membaca tahmid (Alhamdulillah) dan membaca takbir (Allahu Akbar) setiap selesai dari shalat sebanyak tiga puluh tiga kali." Kemudian setelah itu di antara kami terdapat perbedaan pendapat. Di antara kami ada yang berkata, "Kita bertasbih tiga puluh tiga kali, lalu bertahmid tiga puluh tiga kali, lalu bertakbir empat puluh tiga kali." Kemudian aku kembali menemui Beliau shallallahu 'alaihi wasallam, beliau lalu bersabda: "Bacalah 'Subhaanallah walhamdulillah wallahu Akbar' hingga dari itu semuanya berjumlah tiga puluh tiga kali."

bukhari:798

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Munir] dia mendengar [Yazid bin Harun] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Humaid] dari [Anas bin Malik] berkata, "Pada suatu malam Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengakhirkan shalat hingga pertengahan malam, lalu beliau keluar menemui kami (untuk melaksanakan shalat). Selesai shalat beliau menghadap ke arah kami dan bersabda: "Manusia sudah selesai melaksanakan shalat lalu mereka tidur. Dan kalian akan tetqap dalan hitungan shalat selama kalian masih menunggu (pelaksanaan) shalat."

bukhari:802

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Ubaid bin Maimun] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Isa bin Yunus] dari ['Umar bin Sa'id] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Abu Mulaikah] dari ['Uqbah] berkata, "Aku pernah shalat 'Ashar di belakang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di kota Madinah. Setelah salam, tiba-tiba beliau berdiri dengan tergesa-gesa sambil melangkahi leher-leher orang banyak menuju sebagian kamar isteri-isterinya. Orang-orang pun merasa heran dengan ketergesa-gesaan beliau. Setelah itu beliau keluar kembali menemui orang banyak, dan beliau lihat orang-orang merasa heran. Maka beliau pun bersabda: "Aku teringat dengan sebatang emas yang ada pada kami. Aku khawatir itu dapat menggangguku, maka aku perintahkan untuk dibagi-bagikan."

bukhari:804

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin 'Ufair] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] dari [Yunus] dari [Ibnu Syihab] bahwa ['Atha] menyakini bahwa [Jabir bin 'Abdullah] meyakini bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa memakan bawang putih atau bawang merah hendaklah dia menjauhi kami." Atau beliau mengatakan: "Hendaklah dia menjauhi masjid kami dan hendaklah dia duduk berdiam di rumahnya." Dan bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah diberikan periuk yang di dalamnya sayuran seperti kol. Kemudian beliau mencium arama sesuatu, beliau lalu menanyakannya dan beliau pun diberi kabar tentang beau tersebut. Maka beliau bersabda: "Sodorkanlah!" yakni kepada para sahabat yang bersamanya. Ketika beliau melihat mereka enggan memakannya, beliau pun bersabda: "Makanlah! Sesungghuhnya aku berbicara dengan orang yang bukan engkau ajak bicara." [Ahmad bin Shalih] menyebutkan dari [Ibnu Wahab], "Saat perang badar beliau diberi..". Ibnu menyebutkan, "Yakni mangkuk berisi sayuran." Namun [Al Laits] dan [Abu Shafwan] dari [Yunus] tidak menyebutkan perihal mangkuk tersebut, dan aku tidak tahu ucapan tadi perkataan Az Zuhri atau memang redaksi hadits begitu."

bukhari:808

Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari ['Amru] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Kuraib] dari [Ibnu 'Abbas] radliallahu 'anhuma berkata, "Suatu malam aku pernah menginap di rumah bibiku, Maimunah? radliallahu 'anha. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidur dan bangun kembali di sebagian waktu malam, beliau berwudlu dari geriba yang sudah yang digantung secara ringan -'Amru teramat mensedikitkan (air yang dipakai) -. Kemudian beliau berdiri shalat, aku lalu bangun; berwudlu sebagaimana beliau wudlu. Kemudian aku datang dan berdiri di sisi kiri beliau, namun beliau kemudian menggeser aku ke sebelah kanannya. Beliau lalu shalat menurut apa yang Allah kehendaki (lamanya), kemudian beliau berbaring tertidur hingga mendengkur. Setelah itu datanglah seorang mu'adzin yang memberitahukan bahwa waktu shalat shubuh telah tiba. Beliau kemudian berangkat bersama mu'adzin tersebut untuk menunaikan shalat dengan tidak berwudlu lagi." Kami tanyakan kepada 'Amru: "Orang-orang mengatakan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam (jika tidur), mata beliau tidur namun hatinya tidak." Maka 'Amru menjawab, "Aku mendengar 'Ubaid bin 'Umair berkata, "Sesungguhnya mimpinya para Nabi adalah wahyu." Lalu dia membaca firman Allah: '(Sesungguhnya Aku melihat dalam mimpi bahwa Aku menyembelihmu) ' (Qs. Ash Shaffaat: 102).

bukhari:812

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] berkata, telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Ishaq bin 'Abdullah bin Abu Thalhah] dari [Anas bin Malik] bahwa neneknya, Mulaikah, mengundang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk menghadiri hidangan yang ia masak untuknya. Beliau lantas memakannya lalu bersabda: "Berdirilah kalian, aku akan pimpin shalat kalian." Maka aku berdiri di tikar milik kami yang sudah hitam lusuh akibat sering digunakan. Tikar itu kemudian aku perciki dengan air, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri diatasnya. Maka aku dan anak yatim yang tinggal bersama kami merapatkan shaf di belakang beliau sedangkan nenek kami berdiri di belakang kami. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kemudian shalat memimpim kami sebanyak dua rakaat."

bukhari:813

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari ['Ubaidullah bin 'Abdullah bin 'Utbah] dari [Ibnu 'Abbas] radliallahu 'anhuma, bahwa dia berkata, "Pada suatu hari aku datang sambil menunggang keledai betina dan pada saat itu usiaku hampir baligh. Saat itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang shalat bersama orang banyak di Mina tanpa ada dinding di hadapannya. Maka aku lewat di depan sebagian shaf. Lalu aku turun dan aku biarkan keledaiku mencari makan, aku lantas masuk ke dalam barisan shaf dan tidak ada seorangpun yang menegurku."

bukhari:814

Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin 'Ali] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sufyan] telah menceritakan kepadaku ['Abdurrahman bin 'Abis] berkata, Aku mendengar ada seseorang bertanya kepada [Ibnu 'Abbas] radliallahu 'anhuma, "Apakah engkau pernah ikut keluar (shalat) bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" Dia menjawab, "Ya. Sekiranya bukan karena kedudukanku di sisi Beliau, niscaya aku tidak mungkin (bisa) ikut -karena umurnya masih kecil-. Beliau mendatangi tempat yang agak tinggi dekat rumah Katsir bin Ash Shalt lalu memberikan ceramah, kemudian mendatangi para wanita. Beliau lantas memberi nasihat kepada mereka, mengingatkan dan memerintahkan mereka agar bersedekah. Maka para wanita tersebut memberikan apa yang ada pada tangan dan leher mereka (emas perhiasan) lalu dimasukkan ke dalam kain Bilal, setelah itu beliau dan Bilal menuju Ka'bah."

bukhari:816

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] berkata, telah mengabarkan kepadaku ['Urwah bin Az Zubair] dari ['Aisyah] radliallahu 'anha berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengakhirkan shalat 'Isya' ketika malam sudah larut, hingga 'Umar berseru pun kepada beliau, "Para wanita dan anak-anak sudah tidur!" Maka keluarlah Rasulullah seraya bersabda: "Tidak ada seorangpun yang menunggu pelaksanaan shalat 'Isya ini dari penduduk bumi selain kalian." Dan pada hari itu tidak ada satu orangpun yang melaksanakan shalat selain penduduk Madinah. Mereka melakanakan shalat 'Isya antara telah berlalunya waktu syafaq hingga sepertiga awal malam."

bukhari:817

Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Musa] dari [Hanzhalah] dari [Salim bin 'Abdullah] dari [Ibnu 'Umar] radliallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika isteri-isteri kalian minta izin ke masjid di waktu malam, maka berilah mereka izin." Hadits ini dikuatkan oleh [Syu'bah] dari [Al A'masy] dari [Mujahid] dari [Ibnu 'Umar] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam."

bukhari:818

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Miskin] berkata, telah menceritakan kepada kami [Bisyir bin Bakar] telah mengabarkan kepada kami [Al Auza'i] telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Abu Katsir] dari ['Abdullah bin Abu Qatadah Al Anshari] dari [Bapaknya] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku pernah berdiri melaksanakan shalat dan aku ingin memanjangkannya, namun kemudian aku mendengar tangisan bayi. Maka aku pendekkan shalatku karena aku khawatir akan memberatkan ibunya."

bukhari:821

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Muhammad bin Asma'] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Juwairiyah bin Asma'] dari [Malik] dari [Az Zuhri] dari [Salim bin 'Abdullah bin 'Umar] dari [Ibnu Umar] radliallahu 'anhuma, bahwa ketika ['Umar bin Al Khaththab] berdiri khuthbah pada hari Jum'at, tiba-tiba ada seorang laki-laki Muhajirin Al Awwalin (generasi pertama), sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, masuk (ke dalam Masjid). Maka 'Umar pun bertanya, "Jam berapakah ini?" Sahabat tersebut menjawab, "Aku sibuk, dan aku belum sempat pulang ke rumah hingga akhirnya aku mendengar adzan dan aku hanya bisa berwudlu." Umar berkata, "Hanya berwudlu' saja! Sungguh kamu sudah mengetahui bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan untuk mandi (di hari Jum'at)."

bukhari:829

Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syaiban] dari [Yahya] -yaitu Ibnu Abu Katsir- dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] bahwa ['Umar] radliallahu 'anhu ketika berdiri memberikah khuthbah pada hari Jum'at, tiba-tiba ada seorang laki-laki masuk (Masjid). 'Umar lalu bertanya, "Kenapa anda terlambat shalat?" Laki-laki itu menjawab: "Aku tidak tahu hingga aku mendengar adzan, maka aku pun hanya berwudlu." Maka "Umar berkata, "Bukankah kamu sudah mendengar bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Jika salah seorang dari kalian berangkat shalat jum'at hendaklah mandi."

bukhari:833

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] berkata, telah menceritakan kepada saya [Sulaiman bin Bilal] berkata, [Hisyam bin 'Urwah] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Bapakku] dari ['Aisyah] radliallahu 'anha, ia berkata, "'Abdurrahman bin Abu Bakar datang dengan membawa siwak yang dia gunakan untuk membersihkan giginya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu memandang ke arahnya. Maka aku pun berkata kepadanya, "Wahai 'Abdurrahman, berikanlah siwak itu kepadaku." 'Abdurrahman kemudian memberikannya kepadaku, kemudian aku pecahkan dengan gigiku dan mengunyahnya (hingga lembut). Setelah itu siwak tersebut aku berikan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu Rasulullah menggosok giginya dengan menyandar pada dadaku."

bukhari:841

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Syababah] telah menceritakan kepada kami [Warqa'] dari ['Amru bin Dinar] dari [Mujahid] dari [Ibnu 'Umar] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Izinkanlah para wanita (bila minta izin) pergi ke masjid di malam hari."

bukhari:848

Telah menceritakan kepada kami ['Abdan] berkata, telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Yahya bin Sa'id] bahwa dia bertanya kepada ['Amrah] tentang mandi pada hari Jum'at. Maka dia menjawab, "' [Aisyah? radliallahu 'anha] berkata, "Orang-orang bekerja untuk memenuhi kebutuhan diri mereka masing-masing, ketika menghadiri shalat Jum'at, mereka tetap dalam keadaan mereka masing-masing (dengan pakaian kerjanya), maka dikatakan kepada mereka, "Seandainya kalian mandi terlebih dahulu."

bukhari:852

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin 'Abdurrahman bin Muhammad bin 'Abdullah bin 'Abdul Qari Al Qurasyi Al Iskandarani] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Hazim bin Dinar] bahwa ada orang-orang mendatangi [Sahl bin Sa'd As Sa'idi] yang berdebat tentang mimbar dan bahan membuatnya? Mereka menanyakan hal itu kepadanya. Sahl lalu berkata, "Demi Allah, akulah orang yang paling mengerti tentang masalah ini. Sungguh aku telah melihat hari pertama mimbar tersebut dipasang dan hari saat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam duduk di atasnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus orang untuk menemui seorang wanita Anshar, yang namanya sudah disebutkan oleh Sahl, Sahl lalu berkata, "Perintahkanlah budak lelakimu yang tukang kayu itu untuk membuat mimbar bertangga, sehingga saat berbicara dengan orang banyak aku bisa duduk di atasnya." Maka kemudian wanita itu memerintahkan budak lelakinya membuat mimbar yang terbuat dari batang kayu hutan. Setelah diberikan kepada wanita itu, lalu itu mengirimnya untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka Beliau memerintahkan orang untuk meletakkan mimbar tersebut di sini. Lalu aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat diatasnya. Beliau bertakbir dalam posisi di atas mimbar lalu rukuk dalam posisi masih di atas mimbar. Kemudian Beliau turun dengan mundur ke belakang, lalu sujud di dasar mimbar, kemudian Beliau mengulangi lagi (hingga shalat selesai). Setelah selesai, beliau menghadap kepada orang banyak lalu bersabda: "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya aku berbuat seperti tadi agar kalian mengikuti dan agar kalian dapat mengambil pelajaran tentang tata cara shalatku."

bukhari:866

Telah menceritakan kepada kami [Adam bin Abu Iyas] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Dzi'b] dari [Az Zuhri] dari [Salim] dari [Bapaknya] berkata, "Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda saat sedang berkhuthbah di atas mimbar: "Siapa yang mendatangi shalat Jum'at, hendaklah dia mandi."

bukhari:868

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ma'mar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim] dari [Jarir bin Hazim] berkata, aku mendengar [Al Hasan] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Taghlib], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah diberi hadiah berupa harta atau tawanan wanita, beliau lalu membagi-bagikannya. Ada orang yang diberi dan ada yang tidak. Kemudian sampai berita kepada beliau bahwa orang-orang yang tidak diberi, mereka mencela (beliau). Maka mengucapkan puja dan puji kepada Allah lalu bersabda: "Amma ba'du. Demi Allah, memang aku telah memberi seseorang dan tidak kepada yang lain. Orang yang tidak aku beri sesungguhnya lebih aku cintai daripada orang yang aku beri. Namun aku memberi sekelompok kaum karena aku melihat hati-hati mereka masih sangat bersedih dan punya rasa takut. Dan aku biarkan sekelompok orang karena Allah telah menjadikan hati-hati mereka penuh dengan perasaan cukup dan penuh kebaikan. Di antara mereka adalah 'Amru bin Taghlib." 'Amru bin Taghlib berkata, "Demi Allah, tidak ada yang lebih aku sukai dari unta yang paling baik dibandingkan ucapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepadaku tadi." Hadits ini dikuatkan oleh [Yunus]."

bukhari:871

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Al Mundzir] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin Muslim] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu 'Amru Al Auza'i] berkata, telah menceritakan kepadaku [Ishaq bin 'Abdullah bin Abu Thalhah] dari [Anas bin Malik] berkata, "Pasa masa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam manusia tertimpa paceklik. Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sedang memberikan khutbah pada hari Jum'at, tiba-tiba ada seorang Arab badui berdiri dan berkata, "Wahai Rasulullah, harta benda telah binasa dan telah terjadi kelaparan, maka berdo'alah kepada Allah untuk kami." Beliau lalu mengangkat kedua telapak tangan berdoa, dan saat itu kami tidak melihat sedikitpun ada awan di langit. Namun demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh beliau tidak menurunkan kedua tangannya kecuali gumpalan awan telah datang membumbung tinggi laksana pegunungan. Dan beliau belum turun dari mimbar hingga akhirnya aku melihat hujan turun membasahi jenggot beliau shallallahu 'alaihi wasallam. Maka pada hari itu, keesokan harinya dan lusa kami terus-terusan mendapatkan guyuran hujan dan hari-hari berikutnya hingga hari Jum'at berikutnya. Pada Jum'at berikut itulah orang Arab badui tersebut, atau orang yang lain berdiri seraya berkata, "Wahai Rasulullah, banyak bangunan yang roboh, harta benda tenggelam dan hanyut, maka berdo'alah kepada Allah untuk kami." Beliau lalu mengangkat kedua telapak tangannya dan berdoa: 'ALLAHUMMA HAWAALAINAA WA LAA 'ALAINAA (Ya Allah, turunkanlah hujan di sekeliling kami dan jangan sampai menimbulkan kerusakan kepada kami) '. Belum lagi beliau memberikan isyarat dengan tangannya kepada gumpalan awan, melainkan awan tersebut hilang seketika. Saat itu kota Madinah menjadi seperti danau dan aliran-aliran air, Madinah juga tidak mendapatkan sinar matahari selama satu bulan. Dan tidak seorang pun yang datang dari segala pelosok kota kecuali akan menceritakan tentang terjadinya hujan yang lebat tersebut."

bukhari:881

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Uqbah 'Asy Syaibani Al Kufi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Ishaq Al Fazari] dari [Humaid] berkata, Aku mendengar [Anas] berkata, "Kami lebih awal mendatangi shalat Jum'at lalu beristirahat siang (qailulah) setelahnya."

bukhari:888

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ja'fat Al Bukhari] berkata, telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari ['Ali bin Mubarak] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari [Abu Salamah] dari [Jabir bin 'Abdullah] berkata, "Pada hari peperangan Khandaq 'Umar bin Al Khaththab datang sambil mencaci orang-orang kafir Quraisy, ia katakan, "Wahai Rasulullah, aku belum melaksanakan shalat 'Ashar hingga matahari sudah terbenam!" Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Allah, akupun belum melakasanakannya." Maka kemudian beliau berdiri menuju aliran air (sungai), lalu berwudlu dan melaksanakan shalat 'Ashar setelah matahari terbenam, kemudian dilanjutkan dengan melaksanakan shalat Maghrib."

bukhari:893

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abu Maryam] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] berkata, telah menceritakan kepadaku [Zaid bin Aslam] dari ['Iyadl bin 'Abdullah bin Abu Sarah] dari [Abu Sa'id Al Khudri] berkata, "Pada hari raya Idul Firi dan Adlha Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar menuju tempat shalat (lapangan), dan pertama kali yang beliau kerjakan adalah shalat hingga selesai. Kemudian beliau berdiri menghadap orang banyak sedangkan mereka dalam keadaan duduk di barisan mereka. Beliau memberi pengajaran, wasiat dan memerintahkan mereka. Dan apabila beliau ingin mengutus pasukan, maka beliau sampaikan atau beliau perintahkan (untuk mempersiapkannya), setelah itu beliau berlalu pergi." Abu Sa'id Al Khudri berkata, "Manusia senantiasa melaksanakan (tata cara shalat hari raya) seperti apa yang beliau laksanakan, hingga pada suatu hari aku keluar bersama Marwan -yang saat itu sebagai Amir di Madinah- pada hari raya Adlha atau Fithri. Ketika kami sampai di tempat shalat, ternyata di sana sudah ada mimbar yang dibuat oleh Katsir bin Ash Shalt. Ketika Marwan hendak menaiki mimbar sebelum pelaksanaan shalat, aku tarik pakaiannya dan dia balik menariknya, kemudian ia naik dan khuthbah sebelum shalat. Maka aku katakan kepadanya, "Demi Allah, kamu telah merubah (sunnah)!" Lalu dia menjawab, "Wahai Abu Sa'id. Apa yang engkau ketahui itu telah berlalu." Aku katakan, "Demi Allah, apa yang aku ketahui lebih baik dari apa yang tidak aku ketahui." Lalu dia berkata, "Sesungguhnya orang-orang tidak akan duduk (mendengarkan khutbah kami) setelah shalat. Maka aku buat (khutbah) sebelum shalat."

bukhari:903

(Masih dari jalur periwayatan yang sama dengan hadits sebelumnya) perawi berkata, telah menceritakan kepadaku ['Atha'] bahwa [Ibnu 'Abbas] menyampaikan kepada Ibnu Az Zubair pada awal dia dibai'at sebagai khalifah, bahwa tidak ada adzan dalam shalat Hari Raya 'Idul Fithri (di zaman Nabi shallallahu 'alaihi wasallam), dan bahwasanya khutbah dilaksanakan setelah shalat."

bukhari:906

Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] berkata, telah menceritakan kepada kami [Malik bin Anas] berkata, telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Abu Bakar Ats Tsaqafi] berkata, "Aku bertanya kepada [Anas bin Malik] -saat itu kami berdua sedang berangkat dari Mina menuju 'Arafah- tentang talbiyyah, 'Bagaimana kalian melaksanakannya bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam? ' Dia menjawab, "Di antara kami ada seorang yang membaca talbiyyah, namun hal itu tidak diingkari, dan ada yang bertakbir namun hal itu juga tidak diingkari."

bukhari:917

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Al Mundzir Al Hizami] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Walid] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Amru Al Auza'i] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berangkat menuju tempat shalat sedang di tangan beliau ada sebuat tongkat, tongkat tersebut beliau tancapkan di depannya lalu shalat menhhadap ke arahnya."

bukhari:920

Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Thalhah] dari [Zubaid] dari [Asy Sya'bi] dari [Al Bara'] berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam keluar pada hari Raya kurban menuju Baqi', beliau lalu melaksanakan shalat dua rakaat, setelahitu beliau menghadap ke arah kami dan bersabda: "Sesungguhnya yang pertama dari 'ibadah kita pada Hari Raya kita ini adalah memulai dengan melaksanakan shalat, kemudian kembali ke rumah dan menyembelih hewan kurban. Barangsiapa melaksanakan seperti itu berarti telah sesuai dengan sunnah kita. Dan barangsiapa menyembelih kurban sebelum shalat, maka itu hanyalah sesuatu yang dipersembahkan untuk keluarganya dan tidak ada sedikitpun termasuk dari ibadah kita ini." Lalu berdirilah seorang laki-laki dan berkata, "Wahai Rasulullah, aku telah menyembelih (sebelum shalat), namun aku masih memiliki anak kambing yang lebih baik dari kambing yang telah berumur dua tahun?" Beliau pun bersabda: "Sembelihlah. Namun ini tidak berlaku bagi seorang pun setelahmu."

bukhari:923

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] berkata, telah menceritakan kepadaku ['Abdurrahman bin 'Abis] berkata, aku mendengar [Ibnu 'Abbas] ketika dikatakan kepadanya, "Apakah engkau pernah menghadiri shalat 'Ied bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam?" Dia menjawab, "Ya. Kalau seandainya bukan karena kedudukanku yang masih kecil, tentu aku tak akan turut serta, hingga beliau mendatangi tanda yang ada di sisi rumah Katsir bin Ash Shalt. Beliau lalu shalat dan memberikan khutbah. Setelah itu beliau mendatangi jama'ah para wanita bersama Bilal, beliau memberi pelajaran kepada para wanita tersebut, mengingatkan mereka dan memerintahkan agar bersedekah. Maka aku menyaksikan para wanita tersebut memberikan apa yang ada pada tangan mereka (emas perhiasan), mereka meletakkannya ke dalam kain yang di bawa oleh Bilal. Setelah itu beliau dan Bilal pergi menuju rumahnya."

bukhari:924

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Al Ahwash] berkata, telah menceritakan kepada kami [Manshur bin Al Mutamir] dari [Asy Sya'bi] dari [Al Bara' bin 'Azib] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberikan khutbah pada hari kurban setelah shalat. Beliau katakan: "Barangsiapa shalat seperti shalat kita dan melaksanakan manasik (penyembelihan kurban) seperti kita berarti telah mendapatkan pahala berkurban. Dan barangsiapa menyembelih kurban sebelum shalat maka itu hanyalah kambing yang dinikmati dagingnya." Maka Abu Burdah bin Niyar berdiri dan berkata, "Wahai Rasulullah, aku telah menyembelih sebelum aku keluar untuk shalat, dan aku mengetahui bahwa hari ini adalah hari makan dan minum, aku lalu menyegerakan penyembelihannya, kemudian aku berikan kepada keluarga dan para tetanggaku." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Itu hanyalah kambing yang dinikmati dagingnya." Abu Burdah bertanya lagi, "Namun aku masih memiliki anak kambing yang lebih baik dari kambing yang telah aku sembelih itu. Apakah dibenarkan kalau aku menyembelihnya?" Beliau menjawab: "Ya. Akan tetapi tidak boleh untuk seorangpun setelah kamu."

bukhari:930

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] dari ['Aisyah], bahwa Abu Bakar? radliallahu 'anhu pernah masuk menemuinya pada hari-hari saat di Mina (Tasyriq). Saat itu ada dua budak yang sedang bermain rebana, sementara Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menutupi wajahnya dengan kain. Kemudian Abu Bakar melarang dan menghardik kedua sahaya itu, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melepas kain yang menutupi wajahnya seraya bersabda: "Biarkanlah wahai Abu Bakar. Karena ini adalah Hari Raya 'Ied." Hari-hari itu adalah hari-hari Mina (Tasyriq)." 'Aisyah berkata, "Aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menutupi aku dengan (badannya) sedangkan aku menyaksikan budak-budak Habasyah yang sedang bermain di dalam masjid. Tiba-tiba 'Umar menghentikan mereka, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Biarkanlah mereka dengan jaminan Bani Arfidah, yaitu keamanan."

bukhari:934

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Maslamah] dari [Malik bin Anas] dari [Makhramah bin Sulaiman] dari [Kuraib] bahwa [Ibnu 'Abbas] mengabarkan kepadanya, bahwa dia pernah bermalam di rumah Maimunah, bibinya dari pihak ibu. Ia mengatakan, "Aku tidur pada sisi tikar sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan isterinya berbaring pada bagian tengahnya. Beliau tidur hingga pertengahan malam atau kurang sedikit, kemudian beliau bangun dan mengusap sisa tidur pada wajahnya, membaca sepuluh ayat dari surah Ali 'Imran. Kemudian beliau berdiri mengambil geriba berisi air yang digantung, beliau berwudlu dengan wudlu yang sempurna lalu mendirikan shalat. Aku kemudian mengerjakan seperti apa yang beliau kerjakan, aku lantas berdiri disampingnya. Beliau kemudian meletakkan tangan kanannya di atas kepalaku, meraih telingaku dan menariknya (menggeser). Kemudian beliau shalat dua rakaat, lalu dua rakaat, lalu dua rakaat, lalu dua rakaat, lalu dua rakaat, lalu dua rakaat, lalu shalat witir. Kemudian Beliau berbaring hingga seorang mu'adzin mendatanginya, kemudian beliau melaksanakan shalat dua rakaat lalu keluar melaksanakan shalat subuh."

bukhari:937

Telah menceritakan kepada kami ['Umar bin Hafsh] berkata, telah menceritakan kepada kami [Bapakku] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] berkata, telah menceritakan kepadaku [Muslim] dari [Masyruq] dari ['Aisyah] ia berkata, "Sepanjang malam Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan shalat witir dan berhenti pada waktu sahur."

bukhari:941

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Abdul Wahid bin Ziyad] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Ashim] berkata, "Aku pernah bertanya [Anas bin Malik] tentang qunut." Maka dia menjawab, "Qunut itu benar adanya." Aku bertanya lagi, "Apakah pelaksanaannya sebelum atau sesudah rukuk?" Dia menjawab, "Sebelum rukuK." Ashim berkata, "Ada orang yang mengabarkan kepadaku bahwa engkau mengatakan bahwa pelaksanaannya setelah rukuk?" Anas bin Malik menjawab, "Orang itu dusta. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah melaksanakannya setelah rukuk selama satu bulan. Hal itu Beliau lakukan karena Beliau pernah mengutus sekelompok orang (ahli Al Qur'an) yang berjumlah sekitar tujuh puluh orang kepada Kaum Musyrikin selain mereka. Saat itu antara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan kaum musyrikin ada perjanjian. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan doa qunut selama satu bulan untuk berdoa atas mereka (karena telah membunuh para utusannya)."

bukhari:947

Telah menceritakan kepada kami ['Utsman bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Abu Adl Dluha] dari [Masyruq] berkata, "Kami pernah bersama ['Abdullah] ketika dia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda ketika melihat orang-orang berpaling (dari Islam): "Ya Allah, timpakanlah kepada mereka masa paceklik tujuh tahun seperti kejadian zaman Yusuf." Maka terjadilah masa paceklik tersebut dimana tidak ada tunbuhan-tunbuhan yang tumbuh sehingga mereka memakan kulit, bangkai dan barang-barang busuk. Kemudian ada seorang dari mereka yang memandang ke langit melihat awan lantaran lapar. Lalu Abu Sufyan menemui beliau seraya berkata, "Ya Muhammad, kamu adalah orang yang memerintahkan untuk taat kepada Allah dan menyambung silaturrahim, kaummu telah binasa, maka mintalah kepada Allah untuk mereka." Allah lalu berfirman: '(Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata) hingga firman-Nya: '(Sesungguhnya kamu akan kembali (ingkar). (Ingatlah) hari (ketika) kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras. Sesungguhnya kami adalah pemberi balasan) ' (Qs. Ad Dukhaan: 10-16). Siksaan (hantaman yang keras) adalah saat mereka terbunuh dalam perang Badar. Dan saat awan gelap sudah berlalu."

bukhari:952

Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin 'Ali] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Qutaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Abdurrahman bin 'Abdullah bin Dinar] dari [Bapaknya] berkata, "Aku mendengar [Ibnu 'Umar] menirukan sya'irnya Abu Thalib, "#Wajahnya yang putih mengharap turunnya awan (hujan), #sumber kehidupan anak-anak yatim dan pelindung para janda." Dan [Umar bin Hamzah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Salim] dari [Bapaknya], barangkali aku sebutkan kepadanya perkataan syair -sementara aku lihat wajah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam meminta turunnya hujan. Maka beliau belum selesai, setiap aliran air telah penuh dengan air- Wajahnya yang putih mengharap turunnya awan (hujan), #sumber kehidupan anak-anak yatim dan pelindung para janda." Itulah perkataan Abu Thalib.

bukhari:953

Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Abdullah bin Abu Bakr] bahwa dia mendengar ['Abbad bin Tamim] menceritakan kepada bapaknya dari pamannya ['Abdullah bin Zaid], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah keluar menuju tempat shalat kemudian melaksanakan shalat istisqa' (meminta hujan). Beliau menghadap kiblat dan membalik posisi selendangnya, lalu melaksanakan shalat dua rakaat." Abu 'Abdullah berkata, "Ibnu 'Uyainah berkata, "Dia adalah seorang mu'adzin tetapi dia ragu, karena orang ini -'Abdullah bin Zaid bin 'Ashim Al mazini- adalah Mazin Al Anshar."

bukhari:956

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Qatadah] dari [Anas bin Malik] berkata, "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang berkhutbah pada hari Jum'at, tiba-tiba ada seorang laki-laki mendatangi beliau seraya berkata, "Wahai Rasulullah, hujan sudah lama tidak turun, berdo'alah kepada Allah agar menurunkan hujan buat kita." Maka beliau pun berdoa hingga hujan pun turun, dan hampir-hampir kami tidak bisa pulang ke rumah kami. Dan hujan terus turun hingga hari Jum'at berikutnya." Anas bin Malik berkata, "Laki-laki itu atau lelaki lain berdiri lalu berkata, "Wahai Rasulullah, berdo'alah kepada Allah agar hujan segera dialihkan dari kami." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdoa: "Ya Allah turunkanlah hujan di sekitar kami saja dan jangan membahyakan kami." Anas bin Malik berkata, "Sungguh aku melihat awan berpencar ke kanan dan kiri, lalu hujan turun namun tidak menghujani penduduk Madinah."

bukhari:959

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Syarik bin 'Abdullah] dari [Anas bin Malik] berkata, "Ada seorang laki-laki datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkata, "Harta benda telah rusak dan jalan-jalan terputus, maka mintalah kepada Allah agar menurunkan air hujan." Maka beliau pun berdo' hingga turun hujan kepada kami dari hari Jum'at ke Jum'at berikutnya. Laki-laki itu kemudian datang lagi seraya berkata, "Rumah-rumah telah roboh, jalan-jalan terputus dan harta benda rusak. Maka berdo'alah kepada Allah agar menahan hujan." Beliau kemudian berdiri dan berdoa: "Ya Allah turunkanlah di atas bukit-bukit, dataran tinggi, jurang-jurang yang dalam serta pada tempat-tempat tumbuhnya pepohonan." Maka awan pun menjauh dari Madinah seperti kain."

bukhari:960

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] berkata, telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Syarik bin 'Abdullah bin Abu Namir] dari [Anas bin Malik] berkata, "Seorang laki-laki datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkata, "Wahai Rasulullah, harta benda telah rusak dan jalan-jalan terputus, maka berdo'alah kepada Allah." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu berdoa hingga hujan pun turun kepada kami dari hari Jum'at ke Jum'at berikutnya. Kemudian datang lagi seorang laki-laki kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata, "Wahai Rasulullah, rumah-rumah telah roboh, jalan-jalan terputus dan harta benda rusak!" Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun berdoa: "Ya Allah turunkanlah di puncak-puncak gunung, perbukitan, jurang-jurang yang dalam serta tempat-tempat tumbuhnya pepohonan." Maka awan itu pun menjauh dari Madinah seperti kain."

bukhari:961

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Bisyr] berkata, telah menceritakan kepada kami [Mu'afa bin 'Imran] dari [Al Auza'i] dari [Ishaq bin 'Abdullah bin Abu Thalhah] dari [Anas bin Malik], bahwa ada seorang laki-laki mengadu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Harta benda telah binasa dan sanak keluarga sudah kesusahan!" Kemudian beliau berdoa kepada Allah meminta hujan." Namun Anas tidak menyebutkan bahwa beliau membalik selendang dan menghadap kiblat."

bukhari:962

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Syarik bin 'Abdullah bin Abu Namir] dari [Anas bin Malik] bahwa dia berkata, "Seorang laki-laki datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkata, "Wahai Rasulullah, harta benda telah rusak dan jalan-jalan terputus, maka berdo'alah kepada Allah!" Beliau lalu berdoa sehingga hujan pun turun kepada kami dari hari Jum'at ke Jum'at berikutnya. Kemudian datang lagi seseorang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, rumah-rumah telah roboh, jalan-jalan terputus dan harta benda menjadi rusak!" Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdoa: "Ya Allah turunkanlah di puncak-puncak gunung, perbukitan, jurang-jurang yang dalam dan tempat-tempat tumbuhnya pepohonan." Maka awan menjauh dari Madinah seperti kain."

bukhari:963

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] dari [Sufyan] telah menceritakan kepada kami [Manshur] dan [Al A'masy] dari [Abu Adl Dluha] dari [Masyruq] berkata, "Aku pernah menemui [Ibnu Mas'ud], lalu ia berkata, "Orang-orang Quraisy telah berpaling dari (menolak) Islam, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berdoa agar mereka terkena adzab. Maka terjadilah masa paceklik dimana tidak ada tumbuhan-tumbuhan yang hidup sehingga mereka memakan kulit, bangkai dan barang-barang yang telah busuk. Kemudian datang Abu Sufyan kepada beliau seraya berkata, "Ya Muhammad, kamu telah datang untuk memerintahkan orang agar menyambung silaturrahim, sekarang kaummu telah binasa. Maka mintalah kepada Allah!" Beliau kemudian membaca ayat: '(Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata) ' (Qs. Adl Dlukhaan: 10). Namun kemudian mereka kembali kepada kekafiran mereka. Maka terjadilah seperti dalam firman-Nya: '(Ingatlah) hari (ketika) kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras. Sesungguhnya kami adalah pemberi balasan) ' (Qs. Adl Dlukhaan: 16). Yakni pada saat perang Badar." Abu 'Abdullah berkata; [Asbath] menambahkan dari [Manshur], "Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdoa hingga mereka mendapatkan air hujan, dan hujan tersebut menyelimuti mereka selama tujuh hari. Kemudian orang-orang mengeluh karena hujan yang lebat terus menerus. Beliau kemudian berdoa: "Ya Allah turunkanlah hujan di sekitar kami saja dan jangan membahyakan kami." Maka awan pun menyingkir dari atas kepala beliau, lalu orang-orang mendapatkan air dari sekeliling mereka."

bukhari:964

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu Bakar] telah menceritakan kepada kami [Mu'tamir] dari ['Ubaidullah] dari [Tsabit] dari [Anas bin Malik] berkata, "Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah pada hari Jum'at, lalu orang-orang berdiri dan berseru, "Wahai Rasulullah, hujan sudah tidak turun hingga pepohonan memerah dan hewan-hewan banyak yang mati. Maka mintalah kepada Allah agar menurunkan hujan buat kami!" Beliau lalu berdoa: "Ya Allah, berilah kami air hujan." dua kali. Demi Allah, sebelumnya kami tidak melihat ada awan yang tipis sekalipun hingga muncul awan tebal, kemudian hujan pun turun. Setelah itu beliau turun dari mimbar dan melaksanakan shalat. Setelah selesai, hujan masih terus turun bahkan hingga Jum'at berikutnya. Maka ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berdiri menyampaikan khutbah, orang-orang kembali berseru kepada beliau: "Rumah-rumah telah hancur, jalan-jalan terputus, berdo'alah kepada Allah agar menahan hujan dari kami!" Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu tersenyum seraya berdoa: "Ya Allah turunkanlah hujan di sekitar kami saja dan jangan membahayakan kami." Maka Madinah menjadi terang kembali dan hujan hanya turun di sekitarnya, bahkan tidak ada hujan setetespun di Madinah. Kemudian aku melihat langit Madinah, dan nampak hujan hanya turun disekitarnya."

bukhari:965

Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Dzi'b] dari [Az Zuhri] dari ['Abbad bin Tamim] dari [Pamannya] berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah keluar untuk melaksanakan shalat istisqa', beliau lalu berdoa dengan menghadap ke arah kiblat sambil membalikkan kain selendangnya. Kemudian beliau melaksanakan shalat dua rakaat dengan mengeraskan bacaannya pada kedua rakaat itu."

bukhari:968

Telah menceritakan kepada kami [Adam] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Dzi'b] dari [Az Zuhri] dari ['Abbad bin Tamim] dari [Pamannya] berkata, "Aku pernah melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di hari saat beliau keluar minta turunnya hujan. Beliau kemudian menghadap ke arah kiblat dengan menghadapkan punggungnya ke arah manusia, beliau lalu berdoa sambil membalikkan kain selendangnya. Setelah itu beliau mengimami kami shalat dua rakaat dengan mengeraskan bacaan."

bukhari:969

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Muhammad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Abdullah bin Abu Bakar] bahwa dia mendengar ['Abbad bin Tamim] dari [Pamannya] ia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah keluar untuk melaksanakan shalat istisqa' (meminta hujan). Beliau lalu menghadap kiblat dan melakanakan shalat dua rakaat sambil membalik selendangnya." [Sufyan] berkata; telah mengabarkan kepadaku [Al Mas'udi] dari [Abu Bakar] berkata, "Maksudnya selendangnya dipindah dari posisi pundak kanan ke pundak kiri."

bukhari:971

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salam] berkata, telah mengabarkan kepada kami ['Abdul Wahhab] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Abu Bakar bin Muhammad] bahwa ['Abbad bin Tamim] mengabarkan kepadanya bahwa ['Abdullah bin Zaid Al Anshari] mengabarkan kepadanya, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah keluar menuju tempat shalat untuk melaksanakan shalat (istisqa'). Ketika beliau berdoa, atau akan berdoa, beliau menghadap ke arah kiblat dan membalik selendangnya." Abu 'Abdullah berkata, "'Abdullah bin Zaid ini adalah dari suku Al Maazini. Sedangkan yang pertama (rawi pada hadits ke 966) adalah dari Kufah, yaitu Ibnu Yazid."

bukhari:972

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Muqatil] berkata, telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah bin Al Mubarak] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Al Auza'i] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin 'Abdullah bin Abu Thalhah Al Anshari] berkata, telah menceritakan kepadaku [Anas bin Malik] berkata, "Di zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam manusia pernah terkena musibah paceklik kekeringan. Pada hari Jum'at ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sedang memberikan khutbah, tiba-tiba seorang Arab badui berdiri dan berkata, "Wahai Rasulullah, harta benda telah binasa dan telah terjadi kelaparan, maka berdo'alah kepada Allah agar menurunkan hujan untuk kita!" Anas bin Malik berkata, "Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu berdoa dengan mengangkat kedua telapak tangannya. Dan saat itu tidak sedikitpun ada awan di langit." Anas bin Malik melanjutkan perkataannya, "Maka awan seperti gunung bergerak. Beliau belum lagi turun dari mimbarnya hingga aku melihat air hujan membasahi jenggotnya. Maka pada hari itu kami mendapatkan hujan hingga esok harinya dan lusa, hingga hari Jum'at berikutnya. Pada hari Jum'at berikut itulah orang Arab badui tersebut, atau orang yang lain berdiri dan berkata, "Wahai Rasulullah, banyak bangunan yang roboh, harta benda tenggelam dan hanyut, maka berdo'alah kepada Allah untuk kami!" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu berdoa dengan mengangkat kedua telapak tangannya: 'ALLAHUMMA HAWAALAINAA WA LAA 'ALAINAA (Ya Allah, turunkanlah hujan di sekeling kami saja dan jangan sampai menimbulkan kerusakan kepada kami) '. Belum lagi beliau memberikan isyarat dengan tangannya ke langit, awan tersebut telah hilang. Saat itu kota Madinah menjadi seperti danau dan aliran-aliran air, bahkan tidak mendapatkan sinar matahari selama satu bulan." Anas bin Malik berkata, "Tidak ada satupun orang yang datang dari segala pelosok kota kecuali akan menceritakan tentang terjadinya hujan yang lebat tersebut."

bukhari:975

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin 'Ufair] berkata, telah menceritakan kepadaku [Al Laits] telah menceritakan kepadaku ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] berkata, telah mengabarkan kepadaku ['Urwah bin Az Zubair] bahwa ['Aisyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika hari terjadinya gerhana matahari, beliau berdiri melaksanakan shalat. Beliau takbir, kemudian membaca dengan bacaan surah yang panjang, lalu rukuk dengan rukuk yang panjang, lalu mengangkat kepalanya seraya membaca SAMI'ALLAHU LIMAN HAMIDAH. Beliau lalu kembali berdiri sebagaimana sebelumnya dan membaca bacaan yang panjang, namun tidak sepanjang yang pertama, lalu rukuk dengan rukuk yang panjang, namun tidak sebagaimana rukuk yang pertama. Kemudian beliau sujud dengan sujud yang panjang. Kemudian beliau mengerjakan seperti itu pada rakaat yang akhir, lalu beliau salam sementara matahari sudah tampak kembali. Setelah itu beliau menyampaikan khutbah di hadapan manusia dan menyebutkan tentang gerhana matahari dan bulan, beliau katakan: "Keduanya adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah yang tidak akan terjadi gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang. Maka jika kalian melihat gerhana keduanya, hendaklah kalian segera mendirikan shalat."

bukhari:989

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Zaid bin Aslam] dari ['Atha bin Yasar] dari ['Abdullah bin 'Abbas] ia berkata, "Telah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian melaksanakan shalat, beliau berdiri dengan sangat panjang (lama) sekadar bacaan surah Al Baqarah. Lalu beliau rukuk dengan rukuk yang panjang, lalu mengangkat (kepala) berdiri dengan panjang namun tidak sepanjang yang pertama. Kemudian rukuk kembali dengan panjang namun tidak sepanjang rukuk yang pertama. Kemudian sujud. Kemudian beliau kembali berdiri dengan panjang namun tidak sepanjang yang pertama, lalu rukuk dengan rukuk yang panjang namun tidak sepanjang rukuk yang pertama, lalu mengangkat (kepala) berdiri dengan panjang namun tidak sepanjang yang pertama. Kemudian beliau rukuk kembali dengan panjang namun tidak sepanjang rukuk yang pertama. Kemudian sujud. Kemudian beliau berlalu pergi sementara matahari sudah nampak kembali. Beliau kemudian bersabda: "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, dan keduanya tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihatnya maka banyaklah mengingat Allah." Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, kami melihat tuan merasakan sesuatu pada posisi tuan dan kami melihat seakan tuan menahan perasaan takut?" Beliau menjawab: "Sungguh aku melihat surga, dan didalamnya aku memperoleh setandan anggur. Seandainya aku mengambilnya tentu kalian akan memakannya sehingga urusan dunia akan terabaikan. Kemudian aku melihat neraka, dan aku belum pernah melihat suatu pemandangan yang lebih mengerikan dibanding hari ini, dan aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita." Para sahabat bertanya lagi, "Mengapa begitu wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Karena mereka sering kufur (mengingkari)." Ditanyakan kepada beliau, "Apakah mereka mengingkari Allah?" Beliau menjawab: "Mereka mengingkari pemberian suami, mengingkari kebaikan. Seandainya kamu berbuat baik terhadap salah seorang dari mereka sepanjang masa, lalu dia melihat satu saja kejelekan darimu maka dia akan berkata, 'Aku belum pernah melihat kebaikan darimu sedikitpun'."

bukhari:993

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari isterinya [Fatimah binti Al Mundzir] dari [Asma' binti Abu Bakar] radliallahu 'anhuma, bahwasanya dia berkata, "Aku pernah datang menemui 'Aisyah? radliallahu 'anha, isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ketika terjadi gerhana matahari. Ternyata orang-orang sedang melaksanakan shalat dan saat itu ia juga ikut melaksanakannya. Setelah itu aku bertanya kepadanya, "Apa yang dilakukan orang-orang?" Aisyah memberi isyarat dengan tangannya ke langit seraya berkata, "Maha suci Allah!" Aku bertanya, "Satu tanda saja?" Lalu dia memberi isyarat tanda mengiyakan. Maka akupun ikut shalat sementara timbul perkara yang membingungkanku, hingga aku siram kepalaku dengan air. Selesai shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memuji Allah dan mensucikan-Nya, lalu bersabda: "Tidak ada sesuatu yang belum diperlihatkan kepadaku, kecuali aku sudah melihatnya dari tempatku ini, hingga surga dan neraka. Kemudian diwahyukan kepadaku, bahwa Kalian akan terkena fitnah dalam kubur kalian seperti, atau seupa dengan fitnah Dajjal -Aku sendiri tidak tahu mana dari keduanya yang dikatakan oleh Asma'-. Salah seorang dari kalian akan dihadapkan lalu ditanya, 'Apa yang kamu ketahui tentang laki-laki ini? ' Orang beriman atau orang yang yakin -Aku tidak tahu mana dari keduanya yang dikatakan ileh Asma'- akan menjawab, 'Dia adalah Muhammad Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dia datang kepada kami membawa penjelasan dan petunjuk. Maka kami sambut, kami beriman kepadanya dan kami ikuti (ajarannya).' Maka kepada orang itu dikatakan, 'Tidurlah kamu dengan baik, sungguh kami telah mengetahui bahwa kamu adalah orang yang yaqin.' Adapun orang Munafik atau orang yang ragu - aku tidak tahu mana dari keduanya yang dikatakan oleh Asma'- akan menjawab, 'Aku tidak tahu siapa dia, aku mendengar orang-orang mengatakan sesuatu, maka aku pun ikut mengatakannya'."

bukhari:994

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Muhammad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hisyam] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dan [Hisyam bin 'Urwah] dari ['Urwah] dari ['Aisyah] berkata, "Pernah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka beliau berdiri melaksanakan shalat bersama orang banyak, beliau memanjangkan bacaan, lalu rukuk dengan memanjangkan rukuk, kemudian mengangkat kepalanya, lalu membaca lagi dengan memanjangkan bacaannya namun tidak sebagaimana panjang bacaan yang pertama. Kemudian beliau rukuk lagi dengan memanjangkan rukuk, namun tidak sepanjang rukuk yang pertama, lalu mengangkat kepalanya kemudian sujud dua kali. Beliau kemudian berdiri kembali dan mengerjakan seperti pada rakaat pertama. Setelah itu beliau bangkit dan bersabda: "Sesungguhnya matahari dan bulan tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang, akan tetapi keduanya adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, yang Dia perlihatkan kepada hamba-hambaNya. Jika kalian melihat gerhana keduanya, maka segeralah mendirikan shalat."

bukhari:998

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al 'Ala] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Buraid bin 'Abdullah] dari [Abu Burdah] dari [Abu Musa] berkata, "Ketika terjadi gerhana matahari, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berdiri dengan tergesa-gesa seolah akan terjadi hari kiamat. Beliau lantas mendatangi masjid dan shalat dengan berdiri, rukuk dan sujud yang paling panjang, yang pernah aku lihat dari yang beliau pernah lakukan. Kemudian beliau bersabda: "Inilah dua tanda-tanda yang Allah kirimkan, ia tidak terjadi karena hidup atau matinya seseorang, tetapi '(Dia, Allah mempertakuti hamba-hambaNya dengannya) ' (Qs. Az ZUmar: 16). Maka jika kalian melihat sesuatu padanya (gerhana), maka segeralah untuk mengingat Allah, berdoa dan minta ampunan."

bukhari:999

Telah menceritakan kepada kami [Abu Ma'mar] berkata, telah telah menceritakan kepada kami ['Abdul Warits] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yunus] dari [Al Hasan] dari [Abu Bakrah] berkata: "Telah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu Beliau keluar dengan menyingsingkan selendangnya hingga tiba di masjid. Maka orang-orang berkumpul mengelilingi Beliau. Lalu Beliau memimpin shalat bersama mereka dua raka'at hingga matahari kembali nampak. Kemudian Beliau bersabda: "Matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah dan keduanya tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena kematian seseorang. Jika terjadi gerhana, maka dirikanlah shalat dan banyaklah berdo'a hingga selesai gerhana yang terjadi pada kalian". Peristiwa ini berkenaan ketika putra Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang bernama Ibrahim wafat yang manusia kemudian memperbincangkannya".

bukhari:1002

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ghundar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] berkata; aku mendengar [Al Aswad] dari ['Abdullah radliallahu 'anhu] berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membaca surah An-Najm ketika berada di Makkah. Maka Beliau sujud tilawah begitu juga orang-orang yang bersama Beliau. Kecuali ada seorang yang tua, dia hanya mengambil segenggam kerikil atau tanah lalu menempelkannya pada mukanya seraya berkata; "bagiku cukup begini". Di kemudian hari aku melihat orang itu terbunuh dalam kekafiran".

bukhari:1005

Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin 'Umar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] dari [Al Aswad] dari ['Abdullah radliallahu 'anhu] berkata: "Bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membaca surah An-Najm lalu Beliau sujud dan tidak ada seorang pun dari kaum saat itu melainkan mengikuti beliau untuk sujud. Kecuali ada seseorang dari mereka yang ia hanya mengambil segenggam kerikil atau tanah lalu menempelkannya pada mukanya seraya berkata; "bagiku cukup begini". Berkata, 'Abdullah: Di kemudian hari aku melihat orang itu terbunuh dalam kekafiran".

bukhari:1008

Telah menceritakan kepada kami [Abu Ma'mar] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Abdul Warits] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Abu Ishaq] berkata; Aku mendengar [Anas radliallahu 'anhu] berkata: "Kami pernah bepergian bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dari kota Madinah menuju kota Makkah, selama kepergian itu Beliau melaksanakan shalat dua raka'at dua raka'at hingga kami kembali ke Madinah. Aku tanyakan: 'Berapa lama kalian menetap di Makkah?" Dia menjawab: "Kami menetap disana selama sepuluh hari".

bukhari:1019

Telah menceritakan kepada kami [Hassan Al Waasithiy] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Mufadhdhal bin Fadhalah] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari [Anas bin Malik radliallahu 'anhu] berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bila berangkat bepergian sebelum matahari condong, Beliau shallallahu 'alaihi wasallam mengakhirkan pelaksanaan shalat zhuhur hingga waktu shalat 'Ashar lalu menggabungkan (jama') keduanya. Dan bila berangkat setelah matahari condong, Beliau laksanakan shalat Zhuhur terlebih dahulu kemudian setelah itu berangkat".

bukhari:1044

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Mufadhdhal bin Fadhalah] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari [Anas bin Malik radliallahu 'anhu] berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bila berangkat bepergian sebelum matahari condong, Beliau shallallahu 'alaihi wasallam mengakhirkan pelaksanaan shalat zhuhur hingga waktu shalat 'Ashar, lantas beliau singgah lalu menggabungkan (jama') keduanya. Dan bila matahari condong sebelum berangkat, Beliau laksanakan shalat Zhuhur terlebih dahulu kemudian setelah itu berangkat".

bukhari:1045

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Muhammad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hisyam] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar]. Dan diceritakan juga, telah menceritakan kepada saya [Mahmud] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Abdur Razaaq] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhriy] dari [Salim] dari [Bapaknya radliallahu 'anhu] berkata; "Sudah menjadi kebiasaan seseorang pada masa hidup Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bila bermimpi, biasanya dia menceritakannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Aku pun berharap bermimpi hingga aku dapat mengisahkannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Saat itu aku masih remaja. Pada suatu hari di jaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam aku tidur di masjid lalu aku bermimpi ada dua malaikat memegangku lalu membawaku ke dalam neraka, aku melihat neraka yang ternyata adalah lubang besar bagaikan lubang sumur (atau jurang). Neraka itu memiliki dua emperan dan aku melihat di dalamnya ada orang-orang yang sebelumnya aku sudah mengenal mereka. Dengan melihat mereka, membuat aku berkata,; "Aku berlindung kepada Allah dari neraka" Dia berkata,; "Kemudian kami berjumpa dengan malaikat lain lalu dia berkata, kepadaku; "Janganlah kamu takut". Kemudian aku ceritakan mimpiku itu kepada [Hafshah], lalu Hafshah menceritakannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka Beliau pun bersabda: "Sungguh 'Abdullah (bin "Umar) adalah seorang yang beruntung (bahagia) bila dia mendirikan shalat malam". Setelah peristiwa ini 'Abdullah bin 'Umar tidak tidur malam kecuali sedikit".

bukhari:1054

Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sufyan] telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Dinar] bahwa ['Amru bin Aus] mengabarkannya bahwa ['Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash radliallahu 'anhu'anhuma] mengabarkannya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah berkata kepadanya: "Shalat yang paling Allah cintai adalah shalatnya Nabi Daud Alaihissalam dan shaum (puasa) yang paling Allah cintai adalah shaumnya Nabi Daud alaihissalam. Nabi Daud Alaihissalam tidur hingga pertengahan malam lalu shalat pada sepertiganya kemudian tidur kembali pada seperenam akhir malamnya. Dan Nabi Daud Alaihissalam shaum sehari dan berbuka sehari".

bukhari:1063

Telah menceritakan kepada saya ['Abdan] berkata, telah mengabarkan kepada saya [Bapakku] dari [Syu'bah] dari [Asy'ats]; Aku mendengar [Bapakku] berkata; Aku mendengar [Masruq] berkata; "Aku pernah bertanya kepada ['Aisyah radliallahu 'anha], amal apakah yang paling disukai oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam? 'Aisyah radliallahu 'anha menjawab: "Amal yang ditekuni secara terus menerus". Aku bertanya lagi: "Kapan Beliau bangun malam?" 'Aisyah radliallahu 'anha menjawab: "Beliau bangun malam bila mendengar suara kokok ayam". Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salam] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Abu Al Ahwash] dari [Al 'Asy'ats] berkata: "Jika Beliau mendengar suara kokok ayam Beliau bangun lalu shalat".

bukhari:1064

Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] berkata, telah menceritakan kepada [Rauh] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abu 'Urubah] dari [Qatadah] dari [Anas bin Malik radliallahu 'anhu] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan Zaid bin Tsabit radliallahu 'anhu makan sahur bersama. Setelah keduanya selesai makan sahurnya, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bangkit untuk segera melaksanakan shalat, lalu Beliau mendirikan shalat". Kami bertanya kepada Anas radliallahu 'anhu: "Berapa tenggang waktu antara selesai makan sahur keduanya dengan awal shalatnya? Anas bin Malik radliallahu 'anhu berkata,: "Kira-kira selama seorang membaca lima puluh ayat".

bukhari:1066

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Al Ahwash] berkata, telah menceritakan kepada kami [Manshur] dari [Abu Wa'il] dari ['Abdullah radliallahu 'anhu] berkata: Diceritakan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang seseorang yang dia terus tertidur sampai pagi hari hingga tidak mengerjakan shalat. Maka Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Syaitan telah mengencingi orang itu pada telinganya".

bukhari:1076

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Salamah] dan [Abu 'Abdullah Al Aghor] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Rabb Tabaaraka wa Ta'ala kita turun di setiap malam ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir dan berfirman: "Siapa yang berdo'a kepadaKu pasti Aku kabulkan dan siapa yang meminta kepadaKu pasti Aku penuhi dan siapa yang memohon ampun kepadaKu pasti Aku ampuni".

bukhari:1077

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dan diriwayatkan pula telah menceritakan kepada saya [Sulaiman] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] dari [Al Aswad] berkata; "Aku bertanya kepada ['Aisyah radliallahu 'anha] tentang cara Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan shalat malam". 'Aisyah radliallahu 'anha menjawab: "Beliau tidur di awal malam dan bangun untuk shalat di akhir malam dan shalat, lalu beliau kembali ke tempat tidurnya. Bila mu'adzin sudah mengumandangkan adzan, maka Beliau bersegera. Bila saat itu Beliau punya hajat (kepada isterinya), maka Beliau mandi. Bila tidak, maka Beliau hanya berwudhu' lalu keluar untuk shalat".

bukhari:1078

Telah menceritakan kepada kami [Abu An-Nu'man] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dari [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma] berkata: "Pada zaman Nabi shallallahu 'alaihi wasallam aku pernah bermimpi, ditanganku ada sehelai kain sutera dan seakan tidaklah aku menginginkan satu tempat di surga kecuali akan segera nampak buatku. Aku juga mengalami mimpi yang lain, aku melihat dua malaikat yang membawaku ke dalam neraka, disana keduanya ditemui oleh malaikat yang lain seraya berkata; "Jangan kamu takut, tolong biarkan orang ini leluasa". Kemudian [Hafshah] menceritakan salah satu mimpiku itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh 'Abdullah menjadi orang yang paling berbahagia jika mau shalat malam". 'Abdullah radliallahu 'anhu adalah orang yang seantiasa mendirikan shalat malam sementara para sahabat selalu menceritakan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang mimpi-mimpi mereka bahwa pelaksanaan Lailatul Qadar terjadi pada malam ketujuh dari sepuluh malam yang akhir, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh aku melihat bahwa mimpi kalian benar bahwa Lailatul Qadar terjadi pada sepuluh malam yang akhir. Maka siapa yang mau mencari Lailatul Qadar, carilah pada sepuluh malam yang akhir (dari Romadhan) ".

bukhari:1088

Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin Al Ja'di] telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] dari [Anas bin Sirin] berkata, aku mendengar [Anas bin Malik Al Anshariy radliallahu 'anhu] berkata; "Ada seorang laki-laki yang berbadan besar dari Kaum Anshar berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam; "Aku tidak dapat shalat bersama anda". Kemudian ia menyiapkan makanan untuk Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu dia mengundang Beliau shallallahu 'alaihi wasallam ke rumahnya, kemudian Beliau memercikkan air pada sisi tikar lalu Beliau shallallahu 'alaihi wasallam shalat dua raka'at diatasnya". Berkata fulan bin fulan bin Al Jarud kepada Anas bin Malik radliallahu 'anhu; "Apakah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tadi melaksanakan shalat Dhuha'? Anas bin Malik radliallahu 'anhu menjawab: "Aku belum pernah melihat Beliau mengerjakannya kecuali pada hari itu".

bukhari:1108

Telah menceritakan kepada kami [Abu AL Walid] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Abdul Malik] aku mendengar [Qaza'ah] sahayanya Ziyad berkata, Aku mendengar [Abu Sa'id Al Khudriy radliallahu 'anhu] menceritakan empat hal (kalimat) dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang menyebabkan aku ta'ajub dan kaget. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak boleh bepergian bagi wanita selama dua hari kecuali bersama suami atau mahramnya, dan tidak boleh shaum pada hari Raya 'Iedul Fithri dan 'Iedul Adhha, dan tidak boleh shalat setelah shalat Shubuh hingga matahari terbit dan setelah 'Ashar hingga terbenam (matahari), dan tidaklah ditekankan untuk berziarah kecuali untuk mengunjungi tiga masjid, Al Masjidil Haram, Masjid Rasul shallallahu 'alaihi wasallam dan Masjidil Aqsha".

bukhari:1122

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Makhramah bin Sulaiman] dari [Kuraib] sahaya Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhu bahwa dia mengabarkan dari ['Abdullah bin 'Abbas radliallahu 'anhuma] bahwa dia pada suatu malam bermalam di rumah Maimunah Ummul Mu'minin radliallahu 'anha, dia adalah bibinya, katanya: "Maka aku berbaring di sisi bantal bagian lebar, sementara Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan keluarganya pada bagian panjang, lantas Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidur hingga pada tengah malam kurang sedikit atau lewat sedikit, Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bangun lalu sambil duduk Beliau mengusap (sisa) tidur pada wajahnya dengan tangannya. Kemudian membaca sepuluh ayat terakhir dari Surah Ali 'Imran. Kemudian berdiri menuju tempat wudhu' lalu Beliau berwudhu' dengan sebaik-baiknya, kemudian shalat". Berkata, Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhu, "Maka aku pun bangun dan aku lakukan seperti yang Beliau shallallahu 'alaihi wasallam lakukan. Lalu aku menuju kepadanya dan berdiri di sampingnya. Maka Beliau meletakkan tangan kanannya di kepalaku seraya memegang telingaku hingga menggeserku ke sebelah kanannya. Kemudian Beliau shalat dua raka'at, kemudian dua raka'at, kemudian dua raka'at, kemudian dua raka'at, kemudian witir (ganjil) kemudian berbaring hingga datang kepadanya mu'adzin (mengumandangkan adzan). Maka Beliau shalat dua raka'at dengan ringan lalu keluar untuk menunaikan shalat Shubuh".

bukhari:1123

Telah menceritakan kepada kami [Bisyir bin Muhammad] telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] berkata, [Yunus] berkata, [Az Zuhriy] telah mengabarkan kepada saya [Anas bin Malik Al Anshariy radliallahu 'anhu] bahwa; Ketika Kaum Muslimin sedang melaksanakan shalat Shubuh pada hari Senin yang dipimpin Abu Bakar radliallahu 'anhu, mereka dikejutkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang menyingkap tabir kamar 'Aisyah radliallahu 'anha. Dari balik kamar itu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memandang mereka saat mereka berada dalam barisan shaf. Beliau tersenyum dan tertawa. Maka Abu Bakar berbalik untuk masuk kedalam barisan shaf karena menduga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam akan keluar untuk shalat. Kaum Muslimin merasa terganggu dalam shalat mereka karena sangat gembiranya dapat melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Ternyata Beliau shallallahu 'alaihi wasallam memberi isyarat dengan tangan Beliau agar mereka melanjutkan shalat. Kemudian Beliau masuk ke kamarnya dengan menutup tabir. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam akhirnya wafat pada hari itu.

bukhari:1130

Telah menceritakan kepada kami [Mahmud] telah mengabarkan kepada kami [Syababah] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Muhammad bin Ziyad] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwasanya Beliau ketika selesai dari mengerjakan shalat berkata: "Sesungguhnya setan menghampiriku lalu menggangguku untuk memutus shalatku tapi Allah memenangkan aku atasnya dan aku berkehendak untuk mengikatnya di salah satu tiang masjid sampai pagi hari sehingga kalian semuanya dapat melihatnya. Namun aku teringat ucapan Sulaiman Alaihissalam yang berdo'a: Ya Rabb, anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak akan dimiliki oleh seorangpun setelah aku" telah memberitakan kepada kami (QS. Shad 35). Maka kemudian Allah mengusirnya". Kemudian An Nadhir bin Syumail berkata: fadza'attuhu dengan huruf dzal, artinya; mencekiknya seperti firman Allah Ta'ala QS Ath-Thur 13 yang artinya digiring. Yang benar adalah fada'attuhu. Dengan ada tanda taydid pada huruf 'ain dan ta.

bukhari:1134

Telah menceritakan kepada kami [Adam] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] telah menceritakan kepada kami [Al Azraq bin Qais] berkata; "Kami pernah berada di daerah Al Ahwaz ketika kami memerangi kelompok Haruriyyah. Ketika aku berada di tepian sungai ada seseorang yang sedang mengerjakan shalat sementara dia tetap memegang tali kekang tunggangannya. Maka hewan tunggangannya mengganggunya dengan bergerak kesana kemari hingga ia mengikuti kemana gerak hewannya itu". Berkata, Syu'bah dia adalah [Abu Barzah Al Aslamiy]; Tiba-tiba seorang dari Khawarij berkata: "Masya Allah, apa yang dilakukan orang ini?" Ketika orang tadi selesai dari shalatnya, dia berkata; "Sungguh aku mendengar percakapan kalian. Sungguh aku sudah pernah ikut berperang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam enam, tujuh atau hingga delapan kali peperangan dan aku menyaksikan kemudahan-kemudahan yang Beliau ajarkan. Bagiku mengikuti hewan tungganganku itu lebih aku sukai daripada aku memaksa kembali ke padang gembalaan tempat hewan itu biasa berkeliaraan, yang nanti pasti lebih menyulitkan aku".

bukhari:1135

Telah menceritakan kepada kami [Abu Ma'mar] telah menceritakan kepada kami ['Abdul Warits] telah menceritakan kepada kami [Katsir bin Syinzhir] dari ['Atha' bin Abu Rabah] dari [Jabir bin 'Abdullah radliallahu 'anhua] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutusku untuk menyelesaikan keperluan Beliau. Maka aku berangkat kemudian kembali setelah menuntaskan tugasku itu, lalu aku menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Aku memberi salam kepada Beliau namun Beliau tidak membalas salamku. Kejadian itu menimbulkan kegusaran dalam hatiku yang hanya Allah sajalah yang lebih mengetahuinya. Kemudian aku berkata dalam hatiku, barangkali Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menganggap aku terlambat menunaikan tugas dari Beliau. Kemudian aku memberi salam kembali dan lagi-lagi Beliau tidak membalasnya. Timbul lagi kegusaran dalam hatiku yang lebih besar dari yang pertama. Kemudian aku memberi salam lagi, lalu Beliau membalasnya seraya berkata: "Sesungguhnya yang menghalangiku buat menjawab salammu adalah karena aku sedang melaksanakan shalat". Saat itu Beliau sedang berada diatas hewan tunggangannya yang tidak menghadap ke arah qiblat.

bukhari:1141

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz] dari [Abu Hazim] dari [Sahal bin Sa'ad radliallahu 'anhu] berkata; Telah sampai kabar kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bahwa pada suku Bani 'Amru bin 'Auf bin Al Harits di Quba' timbul masalah diantara mereka. Maka Beliau bersama para sahabat Beliau berangkat kesana untuk menyelesaikan masalah. Ternyata Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tertahan lama disana sedangkan waktu shalat sudah masuk. Maka Bilal menemui Abu Bakar radliallahu 'anhuma seraya berkata: "Wahai Abu Bakar, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terlambat hadir sedangkan waktu shalat sudah masuk, apakah engkau bersedia memimpin shalat berjama'ah? Dia (Abu Bakar) menjawab: "Ya bersedia, jika kamu menghendaki". Maka Bilal membacakan iqamat shalat dan Abu Bakar maju dan memulai takbir memimpin shalat bersama orang banyak. Tak lama kemudian datang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berjalan di tengah-tengan shaf membelah barisan hingga sampai di shaf. Maka orang-orang memberi isyarat dengan bertepuk tangan. Sahal berkata: "At-Tashfiih sama maksudnya dengan At-Tashfiiq. Dia berkata: "Saat itu Abu Bakar tidak bereaksi dalam shalatnya. Ketika suara tepukan semakin nyaring terdengar, Abu Bakar baru berbalik dan ternyata ada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka Nabi memberi isyarat kepadanya agar tetap meneruskan shalatnya. Lalu Abu Bakar mengangkat kedua tangannya lalu memuji Allah kemudian dia mundur ke belakang dan berdiri di barisan, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam maju untuk memimpin shalat berjama'ah. Setelah selesai Nabi berbalik menghadap jama'ah lalu bersabda: "Wahai sekalian manusia, mengapa kalian ketika mendapatkan sesuatu dalam shalat, kalian melakukannya dengan bertepuk tangan? Sesungguhnya bertepuk tangan itu adalah isyarat yang dilakukan bagi kaum wanita. Maka siapa yang mendapatkan sesuatu yang keliru dalam shalat hendaklah mengucapkan Subhaanallah". Kemudian Beliau memandang ke arah Abu Bakar radliallahu 'anhu seraya berkata: "Wahai Abu Bakar, apa yang menghalangimu untuk melanjutkan memimpin shalat berjama'ah bersama orang banyak ketika aku sudah memberi isyarat kepadamu (agar meneruskannya)?" Abu Bakar menjawab: "Tidak patut bagi Ibnu Abu Quhafah memimpin shalat di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ".

bukhari:1142

Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin 'Umar] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Ibrahim] dari [Muhammad] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] berkata: "Rasulullah shalat bersama kami dalam suatu shalat malam, Berkata Muhammad; Kecenderungan dugaanku adalah shalat 'Ashar, yaitu sebanyak dua raka'at lalu memberi salam. Setelah itu Beliau mendatangi kayu yang tergeletak di masjid, Beliau berbaring dengan meletakkan kedua tangannya pada kayu tersebut. Diantara mereka yang ikut shalat ada Abu Bakar dan 'Umar radliallahu 'anhuma. Namun keduanya sungkan untuk berbicara dengan Beliau lalu keluar mendahului orang banyak. Sementara orang-orang berkata; "Shalat diringkas (qashar) ". Tiba-tiba ada seorang yang dipanggil oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan panggilan Dzul Yadain, dan ia berkata: "Apakah anda lupa atau shalat diqashar?" Beliau berkata: "Aku tidak lupa dan shalat juga tidak diqashar". Beliau berkata: "Aku tidak lupa dan juga shalat tidak diqashar!". (Dzul Yadain) berkata: "Benar, sebenarnya anda telah lupa". Maka Beliau shalat dua raka'at kemudian memberi salam. Kemudian Beliau bertakbir lalu sujud seperti sujudnya (yang biasa) atau lebih lama lagi kemudian mengangkat kepalanya lalu bertakbir lagi kemudian meletakkan kepalanya lalu bertakbir kemudian sujud seperti sujudnya atau lebih lama lagi, kemudian mengangkat kepalanya dan takbir.

bukhari:1153

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sulaiman] berkata, telah menceritakan kepada saya [Ibnu Wahb] berkata, telah mengabarkan kepada saya ['Amru] dari [Bukair] dari [Kuraib] bahwa Ibnu 'Abbas dan Al Mismar bin Makhramah dan 'Abdurrahman bin Azhar radliallahu 'anhum, ketiganya mengutusnya (Kuraib) untuk menemui 'Aisyah radliallahu 'anha dengan mengatakan; "Sampaikan salam dari kami semua kepadanya, dan tanyakan tentang dua raka'at setelah shalat 'Ashar dan tanyakan kepadanya bahwa kami mendapat berita bahwa dia mengerjakan shalat tersebut padahal telah sampai berita kepada kami dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa Beliau melarang mengerjakannya, bahkan aku bersama 'Umar bin Al Khaththab pernah memukul orang yang mengerjakannya. Kuraib berkata; "Maka aku menemui 'Aisyah radliallahu 'anha lalu kusampaikan kepadanya semua tujuan aku diutus. Maka (Aisyah radliallahu 'anha) menjawab; "Tanyakan saja kepada [Ummu Salamah] ". Lalu aku menemui mereka yang mengutusku dan aku sampaikan ucapan 'Aisyah radliallahu 'anha. Lantas mereka memerintahkanku menemui Ummu Salamah dengan memerintahkan hal yang sama seperti ketika mereka mengutusku menemui 'Aisyah radliallahu 'anha. Maka Ummu Salamah radliallahu 'anhah berkata: "Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah melarang mengerjakannya namun di kemudian hari aku melihat Beliau mengerjakannya seusai mengerjakan shalat 'Ashar. Setelah itu Beliau menemuiku yang ketika itu bersamaku ada beberapa wanita dari suku Bani Haram dari kalangan Kaum Anshar. Maka aku utus seorang sahaya wanita dan aku berkata kepadanya; "Pergilah menemui Beliau (Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam) dan sampaikan kepadanya bahwa Ummu Salamah bertanya; Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Aku mendengar anda pernah melarang shalat dua raka'at setelah 'Ashar namun aku juga melihat anda mengerjakannya. Jika Beliau memberi isyarat dengan tangannya maka tunggulah". Maka sahaya tersebut melaksanakannya dan ternyata Beliau memberi isyarat dengan tangannya. Maka sahaya ini menunggu dari Beliau. Setelah selesai Beliau berkata: "Wahai binti Abu Umayyah, kamu bertanya tentang dua raka'at setelah 'Ashar. Sungguh aku kedatangan rambongan orang dari suku 'Abdul Qais yang menyebabkan aku terhalang dari mengerjakan dua raka'at setelah Zhuhur. Itulah yang aku kerjakan (setelah 'Ashar) ".

bukhari:1157

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin 'Abdurrahman] dari [Abu Hazim] dari [Sahal bin Sa'ad as-Sa'adiy radliallahu 'anhu]; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendapat kabar bahwa telah terjadi masalah diantara suku Bani 'Amru bin 'Auf bin Al Harits. Maka Beliau disertai beberapa orang berangkat kesana untuk menyelesaikan masalah yang terjadi. Namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tertahan lama disana hingga waktu shalat sudah masuk. Maka Bilal menemui Abu Bakar radliallahu 'anhuma seraya berkata: "Wahai Abu Bakar, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terlambat hadir sedangkan waktu shalat sudah masuk, apakah engkau bersedia memimpin shalat berjama'ah? Dia (Abu Bakar) menjawab: "Boleh, jika kamu menghendaki". Maka Bilal membacakan iqamat lalu Abu Bakar maju dan memulai takbir memimpin shalat bersama orang banyak. Tak lama kemudian datang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menerobos tengah-tengan shaf hingga sampai di shaf (depan). Maka orang-orang memberi isyarat dengan bertepuk tangan namun Abu Bakar tidak bereaksi dalam shalatnya. Ketika orang-orang (yang memberi tepukan) semakin banyak, Abu Bakar menoleh dan ternyata ada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberi isyarat memerintahkan kepadanya agar tetap meneruskan shalatnya. Abu Bakar mengangkat kedua tangannya lalu memuji Allah dan mundur, lantas berdiri di barisan lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam maju untuk memimpin shalat berjama'ah. Setelah selesai Beliau berbalik menghadap jama'ah lalu bersabda: "Wahai sekalian manusia mengapa kalian ketika mendapatkan sesuatu dalam shalat, kalian melakukannya dengan bertepuk tangan? Sesungguhnya bertepuk tangan itu adalah isyarat yang hanya dilakukan bagi kaum wanita. Maka siapa yang mendapatkan sesuatu yang keliru dalam shalat hendaklah mengucapkan subhaanallah, karena tidaklah seseorang mendengar ketika ada yang berucap subhaanallah kecuali dia harus memperhatikannya. Dan kamu wahai Abu Bakar, apa yang menghalangimu untuk melanjutkan memimpin shalat berjama'ah bersama orang banyak ketika aku sudah memberi isyarat kepadamu (agar meneruskannya)?" Abu Bakar menjawab: "Tidak patut bagi Ibn Abu Quhafah memimpin shalat di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ".

bukhari:1158

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sulaiman] berkata, telah menceritakan kepada saya [Ibnu Wahb] telah menceritakan kepada kami [Atz-Tsauriy] dari [Hisyam] dari [Fathimah] dari [Asma'] berkata: "Aku menemui Aisyah radliallahu 'anha sedangkan saat itu dia sedang berdiri shalat begitu juga orang-orang sedang mengerjakan shalat. Lalu aku bertanya: "Apa yang sedang terjadi?" Maka dia memberi isyarat ke atas dengan kepalanya. Lalu aku berkata: "Benarkah tanda itu (gerhana)?" Maka dia menjawab dengan (menganggukkan) kepalanya tanda mengiyakan".

bukhari:1159

Telah menceritakan kepada kami [Bisyir bin Muhammad] telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] berkata, telah mengabarkan kepada saya [Ma'mar] dan [Yunus] dari [Az Zuhriy] berkata, telah mengabarkan kepada saya [Abu Salamah] bahwa ['Aisyah radliallahu 'anha] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengabarkan kepadanya, katanya; [Abu Bakar] radliallahu 'anhu menunggang kudanya dari suatu tempat bernama Sunih hingga sampai dan masuk ke dalam masjid dan dia tidak berbicara dengan orang-orang, lalu dia menemui 'Aisyah radliallahu 'anha dan langsung mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang sudah ditutupi (jasadnya) dengan kain terbuat dari katun. Kemudian dia membuka tutup wajah Beliau lalu Abu Bakar bersimpuh didepan jasad Nabi, lalu menutupnya kembali. Kemudian Abu Bakar menangis dan berkata: "Demi bapak dan ibuku, wahai Nabi Allah, Allah tidak akan menjadikan kematian dua kali kepadamu. Adapun kematian pertama yang telah ditetapkan buatmu itu sudah terjadi". Berkata, [Abu Salamah]; telah mengabarkan kepada saya [Ibnu 'Abbas] radliallahu 'anhuma bahwa; Kemudian [Abu Bakar] radliallahu 'anhu keluar bertepatan 'Umar radliallahu 'anhu sedang berbicara dengan orang banyak. Maka (Abu Bakar radliallahu 'anhu) berkata, kepada ("Umar radliallahu 'anhu): "Duduklah!". Namun 'Umar tidak mempedulikannya. Lalu Abu Bakar berkata, lagi: "Duduklah!". Namun 'Umar tetap tidak mempedulikannya. Akhirnya Abu Bakar bersaksi (tentang kewafatan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam) sehingga orang-orang berkumpul kepadanya dan meninggalkan 'Umar, lalu Abu Bakar berkata: "Kemudian, barangsiapa dari kalian yang menyembah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, sungguh Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sekarang sudah wafat dan barangsiapa dari kalian yang menyembah Allah, sungguh Allah Maha Hidup yang tidak akan pernah mati. Allah Ta'ala telah berfirman: (yang artinya): "Dan Muhammad itu tidak lain kecuali hanyalah seorang rasul sebagaimana telah berlalu (mati) rasul-rasul sebelum dia"..seterusnya hingga akhir ayat … Allah akan memberi balasan pahala bagi orang-orang yang bersyukur" (QS. Ali'Imran 165). Demi Allah, seakan-akan orang-orang belum pernah mengetahui bahwa Allah sudah menurunkan ayat tersebut sampai Abu Bakar radliallahu 'anhu membacakannya. Akhirnya orang-orang memahaminya dan tidak ada satupun orang yang mendengarnya (wafatnya Nabi) kecuali pasti membacakannya".

bukhari:1165

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] berkata, telah menceritakan kepada saya [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Sa'id bin Al Musayyab] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengumumkan kematian An-Najasyi pada hari kematiannya kemudian Beliau keluar menuju tempat shalat lalu Beliau membariskan shaf kemudian takbir empat kali.

bukhari:1168

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari ['Ubaidullah] berkata, telah menceritakan kepada saya [Nafi'] dari [Ibnu'Umar radliallahu 'anhuma] bahwa ketika 'Abdullah bin Ubay wafat, anaknya datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkata: "Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Berikanlah kepadaku baju anda untuk aku gunakan mengafani (ayahku) dan shalatlah untuknya serta mohonkanlah ampunan baginya". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memberikan bajunya kepadanya lalu berkata: "izinkanlah aku untuk menshalatkannya". Ketika Beliau hendak menshalatkannya tiba-tiba 'Umar bin Al Khaththab radliallahu 'anhu datang menarik Beliau seraya berkata: "Bukankah Allah telah melarang anda untuk menshalatkan orang munafiq?" Maka Beliau bersabda: "Aku berada pada dua pilihan dari firman Allah Ta'ala (QS. At-Taubah ayat 80, yang artinya): "Kamu mohonkan ampun buat mereka atau kamu tidak mohonkan ampun buat mereka (sama saja bagi mereka). Sekalipun kamu memohonkan ampun buat mereka sebanyak tujuh puluh kali, Allah sekali-kali tidak akan mengampuni mereka". Maka Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menshalatkannya. Lalu turunlah ayat: (QS. At-Taubah ayat 84 yang artinya): "Janganlah kamu shalatkan seorangpun yang mati dari mereka selamanya dan janganlah kamu berdiri di atas kuburannya".

bukhari:1190

Telah menceritakan kepada kami ['Abdan] dan [Muhammad] keduanya berkata, telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] telah mengabarkan kepada kami ['Ashim bin Sulaiman] dari [Abu 'Utsman] berkata, telah menceritakan kepada saya [Usamah bin Zaid radliallahu 'anhuma] berkata; Putri Nabi Shallallahu'alaihiwasallam datang untuk menemui Beliau dan mengabarkan bahwa; "Anakku telah meninggal, maka datanglah kepada kami". Maka Nabi Shallallahu'alaihiwasallam memerintahkannya untuk menyampaikan salam lalu bersabda: "Sesungguhnya milik Allah apa yang diambilNya dan apa yang diberiNya. Dan segala sesuatu disisiNya sesudah ditentukan ajalnya, maka bersabarlah engkau karenanya dan mohonkanlah pahala darinya." Kemudian dia datang lagi kepada Beliau dan meminta dengan sangat agar Beliau bisa datang. Maka Beliau berangkat, bersamanya ada Sa'ad bin 'Ubadah, Mu'adz bin Jabal, Ubay bin Ka'ab, Zaid bin Tsabit dan beberapa orang lain. Kemudian bayi tersebut diserahkan kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam dan hati Beliau nampak berguncang (karena bersedih). Aku menduga dia berkata,: Seakan dia seperti geriba yang kosong. Maka mengalirlah air mata Beliau. Sa'ad berkata,: "Wahai Rasulullah, mengapakah engkau menangis? Beliau berkata,: "Inilah rahmat yang Allah berikan kepada hati hamba-hambaNya dan sesungguhnya Allah akan merahmati diantara hamba-hambaNya mereka yang saling berkasih sayang".

bukhari:1204

Telah menceritakan kepada kami ['Abdan] telah menceritakan kepada kami ['Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] berkata, telah mengabarkan kepada saya ['Abdullah bin 'ubaidullah bin Abu Mulaikah] berkata; "Telah wafat isteri 'Utsman radliallahu 'anha di Makkah lalu kami datang menyaksikan (pemakamannya). Hadir pula Ibnu 'Umar dan Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhum dan saat itu aku duduk diantara keduanya". Atau katanya: "Aku duduk dekat salah satu dari keduanya". Kemudian datang orang lain lalu duduk di sampingku. Berkata, [Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma] kepada 'Amru bin 'Utsman: "Bukankan dilarang menangis dan sungguh Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam telah bersabda: "Sesungguhnya mayat pasti akan disiksa disebabkan tangisan keluarganya kepadanya?". Maka [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma] berkata,: "Sungguh 'Umar radliallahu 'anhu pernah mengatakan sebagiannya dari hal tadi". Kemudian dia menceritakan, katanya: "Aku pernah bersama 'Umar radliallahu 'anhu dari kota Makkah hingga kami sampai di Al Baida, di tempat itu dia melihat ada orang yang menunggang hewan tunggangannya di bawah pohon. Lalu dia berkata,: "Pergi dan lihatlah siapa mereka yang menunggang hewan tunggangannya itu!". Maka aku datang melihatnya yang ternyata dia adalah Shuhaib. Lalu aku kabarkan kepadanya. Dia ("Umar) berkata,: "Panggillah dia kemari!". Aku kembali menemui Shuhaib lalu aku berkata: "Pergi dan temuilah Amirul Mu'minin". Kemudian hari 'Umar mendapat musibah dibunuh orang, Shuhaib mendatanginya sambil menangis sambil terisak berkata,: Wahai saudaraku, wahai sahabat". Maka ['Umar] berkata,: "Wahai Shuhaib, mengapa kamu menangis untukku padahal Nabi Shallallahu'alaihiwasallam telah bersabda: "Sesungguhnya mayat pasti akan disiksa disebabkan sebagian tangisan keluarganya ". Berkata, [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma]: "Ketika 'Umar sudah wafat aku tanyakan masalah ini kepada ['Aisyah] radliallahu 'anha, maka dia berkata,: "Semoga Allah merahmati 'Umar. Demi Allah, tidaklah Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam pernah berkata seperti itu, bahwa Allah pasti akan menyiksa orang beriman disebabkan tangisan keluarganya kepadanya, akan tetapi yang benar Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah pasti akan menambah siksaan buat orang kafir disebabkan tangisan keluarganya kepadanya". Dan cukuplah buat kalian firman Allah) dalam AL Qur'an (QS. An-Najm: 38) yang artinya: "Dan tidaklah seseorang memikul dosa orang lain". Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhu berkata seketika itu pula: Dan Allahlah yang menjadikan seseorang tertawa dan menangis" (QS. Annajm 43). Berkata Ibnu Abu Mulaikah: "Demi Allah, setelah itu Ibnu 'Umar radliallahu 'anhu tidak mengucapkan sepatah kata pun".

bukhari:1206

Telah menceritakan kepada kami [Ashbagh] dari [Ibnu Wahb] berkata, telah mengabarkan kepada saya ['Amru] dari [Sa'id bin Al Harits Al Anshariy] dari ['Abdullah bin Umar radliallahu 'anhuma] berkata; Ketika Saad bin Ubadah sedang sakit, Nabi Shallallahu'alaihiwasallam menjenguknya bersama 'Abdurrahman bin 'Auf, Saad bin Abu Waqqash dan 'Abdullah bin Mas'ud radliallahu 'anhum. Ketika Beliau menemuinya, Beliau mendapatinya sedang dikerumuni keluarganya, Beliau bertanya: "Apakah ia sudah meninggal?". Mereka menjawab: "Belum, wahai Rasulullah". Lalu Nabi Shallallahu'alaihiwasallam menangis. Ketika orang-orang melihat Nabi Shallallahu'alaihiwasallam menangis, mereka pun turut menangis, maka Beliau bersabda: "Tidakkah kalian mendengar bahwa Allah tidak mengadzab dengan tangisan air mata, tidak dengan hati yang bersedih, namun Dia mengadzab dengan ini, " lalu Beliau menunjuk lidahnya, atau dirahmati (karena lisan itu) dan sesungguhnya mayat itu diadzab disebabkan tangisan keluarganya kepadanya" Sambil 'Umar radliallahu 'anhu memukul tanah dengan tongkat, melempar batu dan menumpahkan tanah.

bukhari:1221

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhriy] dari [Sa'id] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] berkata,: Nabi Shallallahu'alaihiwasallam mengumumkan kematian An-Najasyi, kemudian Beliau maju dan membuat barisan shaf di belakang, Beliau lalu takbir empat kali.

bukhari:1234

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin AL Mundzir] telah menceritakan kepada kami [Abu Dhamrah] telah menceritakan kepada kami [Musa bin 'Uqbah] dari [Nafi'] dari ['Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhuma]; Orang-orang Yahudi datang kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam dengan membawa seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya berzina. Maka Beliau memerintahkan untuk merajam keduanya di tempat biasa untuk menyolatkan jenazah, disamping Masjid Nabawi".

bukhari:1243

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Sa'id bin Al Musayyab] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam mengumumkan kematian An-Najasyi, pada hari kematiannya lalu Beliau keluar bersama mereka menuju tanah lapang kemudian Beliau membariskan mereka dalam shaf lalu Beliau bertakbir empat kali".

bukhari:1247

Telah menceritakan kepada kami ['Ayyasy] telah menceritakan kepada kami ['Abdul A'laa] telah menceritakan kepada kami [Sa'id] berkata; dan telah berkata, kepadaku [Khalifah] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah menceritakan kepada kami [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Anas radliallahu 'anhu] dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Jika suatu jenazah sudah diletakkan didalam kuburnya dan teman-temannya sudah berpaling dan pergi meninggalkannya, dia mendengar gerak langkah sandal sandal mereka, maka akan datang kepadanya dua malaikat yang keduanya akan mendudukkannya seraya keduanya berkata, kepadanya: "Apa yang kamu komentari tentang laki-laki ini, Muhammad Shallallahu'alaihiwasallam?". Maka jenazah itu menjawab: "Aku bersaksi bahwa dia adalah hamba Allah dan utusanNya". Maka dikatakan kepadanya: "Lihatlah tempat dudukmu di neraka yang Allah telah menggantinya dengan tempat duduk di surga". Nabi Shallallahu'alaihiwasallam selanjutnya berkata,: "Maka dia dapat melihat keduanya". Adapun (jenazah) orang kafir atau munafiq akan menjawab: "Aku tidak tahu, aku hanya berkata, mengikuti apa yang dikatakan kebanyakan orang". Maka dikatakan kepadanya: "Kamu tidak mengetahuinya dan tidak mengikuti orang yang mengerti". Maka kemudian dia dipukul dengan palu godam besar terbuat dari besi diantara kedua telinganya sehingga mengeluarkan suara teriakan yang dapat didengar oleh yang ada di sekitarnya kecuali oleh dua makhluq (jin dan manusia) ".

bukhari:1252

Telah menceritakan kepada kami [Mahmud] telah menceritakan kepada kami ['Abdur Razzaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Ibnu Thawus] dari [bapaknya] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] berkata,: "Suatu hari malaikat maut diutus kepada Musa 'alaihissalam. Ketika menemuinya, (Nabi Musa 'alaihissalam) memukul matanya. Maka malaikat maut kembali kepada Rabbnya dan berkata,: "Engkau mengutusku kepada hamba yang tidak menginginkan mati". Maka Allah membalikkan matanya kepadanya seraya berfirman: "Kembalilah dan katakan kepadanya agar dia meletakkan tangannya di atas punggung seekor lembu jantan, yang pengertiannya setiap bulu lembu yang ditutupi oleh tangannya berarti umurnya satu tahun". Nabi Musa 'alaihissalam bertanya: "Wahai Rabb, setelah itu apa?. Allah berfirman:: "Kematian". Maka Nabi Musa 'alaihissalam berkata,: "Sekaranglah waktunya". Kemudian Nabi Musa 'alaihissalam memohon kepada Allah agar mendekatkannya dengan tanah yang suci (Al Muqaddas) dalam jarak sejauh lemparan batu". Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seandainya aku kesana, pasti akan aku tunjukkan kepada kalian keberadaan kuburnya yang ada di pinggir jalan dibawah tumpukan pasir merah".

bukhari:1253

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] berkata, telah menceritakan kepada saya [Ibnu Syihab] dari ['Abdurrahman bin Ka'ab bin Malik] dari [Jabir bin 'Abdullah radliallahu 'anhua] berkata,: "Nabi Shallallahu'alaihiwasallam pernah menggabungkan dalam satu kubur dua orang laki-laki yang gugur dalam perang Uhud dan dalam satu kain, lalu bersabda: "Siapakah diantara mereka yang lebih banyak mempunyai hafalan Al Qur'an". Bila Beliau telah diberi tahu kepada salah satu diantara keduanya, maka Beliau mendahulukannya didalam lahad lalu bersabda: "Aku akan menjadi saksi atas mereka pada hari qiyamat". Maka Beliau memerintahkan agar menguburkan mereka dengan darah-darah mereka, tidak dimandikan dan juga tidak dishalatkan".

bukhari:1257

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] telah menceritakan kepada saya [Yazid bin Abu Habib] dari [Abu Al Khair] dari ['Uqbah bin 'Amir] bahwa Nabi Shallallahu'alaihiwasallam pada suatu hari keluar untuk menyolatkan syuhada' perang Uhud sebagaimana shalat untuk mayit. Kemudian Beliau pergi menuju mimbar lalu bersabda: "Sungguh aku ini yang terdepan dari kalian dan aku menjadi saksi atas kalian. Dan aku, demi Allah, sekarang sedang melihat telagaku (yang di surga) dan aku telah diberikan kunci-kunci kekayaan bumi atau kunci-kinci bumi (dunia). Demi Allah, sungguh aku tidak khawatir kepada kalian bahwa kalian akan menyekutukan (Allah) kembali sepeninggal aku. Namun yang aku khawatirkan terhadap kalian adalah kalian akan memperebutkan (kekayaan) duniawi ini".

bukhari:1258

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Muqatil] telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Laits bin Sa'ad] telah menceritakan kepada saya [Ibnu Syihab] dari ['Abdurrahman bin Ka'ab bin Malik] dari [Jabir bin 'Abdullah radliallahu 'anhu] bahwa Nabi Shallallahu'alaihiwasallam pernah menghimpun dua orang laki-laki yang gugur dalam perang Uhud dalam satu kubur dan dalam satu kain, lalu bersabda: "Siapakah dianrara mereka yang lebih banyak mengambil hafalan Al Qur'an". Bila Beliau telah diberi tahu kepada salah satu diantara keduanya, maka Beliau mendahulukannya didalam lahad lalu bersabda: "Aku akan menjadi saksi atas mereka". Maka kemudian Beliau memerintahkan agar menguburkan mereka dengan darah-darah mereka dan tidak dishalatkan dan juga tidak dimandikan".Dan telah mengabarkan kepada kami [Ibnu AL Mubarak] telah mengabarkan kepada kami [Al Awza'iy] dari [Az Zuhriy] dari [Jabir bin 'Abdullah radliallahu 'anhua] bahwa Nabi Shallallahu'alaihiwasallam berkata tentang mereka yang gugur dalam perang Uhud: "Siapakah dianrara mereka yang lebih banyak mengambil hafalan Al Qur'an". Bila Beliau telah diberi tahu kepada salah satunya, maka Beliau mendahulukannya sebelum temannya yang lain". Berkata, Jabir: "Maka bapakku dan pamanku dikafankan dalam satu kain namirah (selimut bergaris terbuat dari wol). Dan berkata, [Sulaiman bin Katsir] telah menceritakan kepada saya [Az Zuhriy] telah menceritakan kepada saya [orang] yang telah mendengar dari [Jabir radliallahu 'anhu].

bukhari:1261

Telah menceritakan kepada kami ['Abdan] telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Al Laits bin Sa'ad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Syihab] dari ['Abdurrahman bin Ka'ab bin Malik] dari [Jabir bin 'Abdullah radliallahu 'anhua] berkata,: "Nabi Shallallahu'alaihiwasallam pernah menggabungkan dalam satu kubur dua orang laki-laki yang gugur dalam perang Uhud dan dalam satu kain, lalu bersabda: "Siapakah diantara mereka yang lebih banyak mempunyai hafalan Al Qur'an". Bila Beliau telah diberi tahu kepada salah satu diantara keduanya, maka Beliau mendahulukannya didalam lahad lalu bersabda: "Aku akan menjadi saksi atas mereka pada hari qiyamat". Maka kemudian Beliau memerintahkan agar menguburkan mereka dengan darah-darah mereka dan tidak pula dimandikan".

bukhari:1266

Telah menceritakan kepada kami ['Abdan] telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] dari [Yunus] dari [Az Zuhri] berkata, telah mengabarkan kepada saya [Salim bin 'Abdullah] bahwa [Ibnu'Umar radhiyallahu'anhuma] mengabarkannya bahwa 'Umar dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berangkat bersama rambongan untuk mememui Ibnu Shayyad hingga akhirnya mereka mendapatinya sedang bermain bersama anak-anak yang lain di bangunan yang tinggi milik Bani Magholah. Ibnu Shayyad sudah mendekati baligh dan dia tidak menyadari (kedatangan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam) hingga akhirnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menepuknya dengan tangan Beliau kemudian berkata kepada Ibnu Shayyad: "Apakah kamu bersaksi bahwa aku ini utusan Allah?". Maka Ibnu Shayyad memandang Beliau lalu berkata: "Aku bersaksi bahwa kamu utusan kaum ummiyyin (kaum yang tidak kenal baca tulis) ". Kemudian Ibnu Shayyad berkata, kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Apakah kamu juga bersaksi bahwa aku ini utusan Allah?". Maka Beliau menolaknya dan berkata, "Aku beriman kepada Allah dan kepada Rasul-rasulNya". Kemudian Beliau berkata: "Apa yang kamu pandang sebagai alasan (sehingga mengaku sebagai Rasul). Berkata, Ibnu Shayyad: "Karena telah datang kepadaku orang yang jujur dan pendusta". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Urusanmu jadi kacau". Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata, kepadanya: "Sesungguhnya aku menyembunyikan (sesuatu dalam hatiku) coba kamu tebak?". Ibnu Shayyad berkata: "Itu adalah asap". Beliau berkata: "Hinalah kamu, dan kamu tidak bakalan melebihi kemampuanmu sebagai seorang dukun. Lalu 'Umar bin Al Khaththob Radhiyallahu'anhu berkata: "Wahai Rasulullah, biarkanlah aku memenggal leher orang ini!". Maka Beliau berkata: "Jika dia benar, kamu tidak akan berkuasa atasnya dan bila dia benar maka tidak ada kebaikan buatmu dengan membunuhnya". Berkata, [Salim]; Aku mendengar [Ibnu 'Umar Radhiyallahu'anhuma]: "Setelah itu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan Ubay bin Ka'ab pergi menuju satu pohon kurma tempat Ibnu Shayyad sebelumnya berada di situ dengan harapan Beliau dapat mendengar sesuatu dari Ibnu Shayyad sebelum dia melihat Beliau. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melihat Ibnu Shayyad sedang tertidur dibalik baju tebalnya dengan mendengkur ringan. Dalam keadaan itu ibu dari Ibnu Shayyad melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang duduk di bawah pohon kurma, maka ibunya berkata, kepada Ibnu Shayyad: "Wahai Shaf, (ini nama dari Ibnu Shayyad), Muhammad shallallahu'alaihi wasallam". Maka Ibnu Shayyad kembali pada keadaannya semula (berbaring). Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Seandainya ibunya biarkan, pasti jelaslah persoalannya (dajjal atau bukan)". Dan [Syu'aib] berkata; 'menekannya dengan ramramah (suara halus) atau zamzamah. Sedangkan [Ishaq Al Kalbi] dan ['Uqail] berkata; "ramramah". [Ma'mar] berkata; ramzah.

bukhari:1267

Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Hammad] dia adalah Ibnu Zaid dari [Tsabit] dari [Anas radliallahu 'anhu] berkata,: "Ada seorang anak kecil Yahudi yang bekerja membantu Nabi Shallallahu'alaihiwasallam menderita sakit. Maka Nabi Shallallahu'alaihiwasallam menjenguknya dan Beliau duduk di sisi kepalanya lalu bersabda: "Masuklah Islam". Anak kecil itu memandang kepada bapaknya yang berada di dekatnya, lalu bapaknya berkata,: "Ta'atilah Abu Al Qasim Shallallahu'alaihiwasallam". Maka anak kecil itu masuk Islam. Kemudian Nabi Shallallahu'alaihiwasallam keluar sambil bersabda: "Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan anak itu dari neraka".

bukhari:1268

Telah menceritakan kepada kami ['Utsman] telah menceritakan kepada saya [Jarir] dari [Manshur] dari [Sa'ad bin 'Ubaidah] dari [Abu 'Abdurrahman] dari ['Ali radliallahu 'anhu] berkata,: Kami pernah berada di dekat kuburan Baqi' Al Ghorqad yang kemudian Nabi Shallallahu'alaihiwasallam mendatangi kami, lalu Beliau duduk maka kami pun ikut duduk dekat Beliau. Beliau membawa sebuah tongkat kecil yang dengan tongkat itu Beliau memukul-mukul permukaan tanah dan mengorek-ngoreknya seraya berkata,: "Tidak ada seorangpun dari kalian dan juga tidak satupun jiwa yang bernafas melainkan telah ditentukan tempatnya di surga atau di neraka dan melainkan sudah ditentukan jalan sengsaranya atau bahagianya". Kemudian ada seorang yang berkata,: "Wahai Rasulullah, dengan begitu apakah kita tidak pasrah saja menunggu apa yang sudah ditentukan buat kita dan kita tidak perlu beramal?. Karena barangsiapa diantara kita yang telah ditentukan sebagai orang yang berbahagia, maka pasti dia sampai kepada amalan orang yang berbahagia, sebaliknya siapa diantara kita yang telah ditentukan sebagai orang yang sengsara maka pasti dia akan sampai kepada amalan orang yang sengsara". Maka Beliau bersabda: "(Tidak begitu). Akan tetapi siapa yang telah ditetapkan sebagai orang yang berbahagia, dia akan dimudahkan untuk beramal amalan orang yang berbahagia dan sebaliknya orang yang telah ditetapkan sebagai orang yang akan sengsara maka dia pasti akan dimudahkan beramal amalan orang yang sengsara". Kemudian Beliau membaca firman Allah subhanahu wata'ala QS Al Lail ayat 5 - 6 yang artinya: ("Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa serta membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga) ").

bukhari:1274

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] telah menceritakan kepada saya [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari ['Ubaidullah bin 'Abdullah] dari [Ibnu 'Abbas] dari ['Umar bin Al Khaththab radliallahu 'anhu] bahwasanya dia berkata,: "Ketika 'Abdullah bin Ubay bin Salul meninggal dunia, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam diminta untuk menyolatkannya. Ketika Beliau sudah berdiri hendak shalat aku hampiri Beliau lalu aku berkata: "Wahai Rasulullah, apakah anda akan menyolatkan anak Ubay padahal dia suatu hari pernah mengatakan begini begini, begini dan begini, (aku mengulang-ulang ucapan bin Ubay yang dahulu pernah dilontarkan kepada Nabi) ". Ternyata Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam malah tersenyum seraya berkata,: "Cukupkanlah ucapanmu dariku wahai 'Umar. Ketika aku terus berbicara kepada Beliau, Beliau berkata,: "Sungguh aku diberi pilihan dan aku memilih seandainya aku mengetahui bila aku menambah lebih dari tujuh puluh kali permohonan ampun baginya dia akan diampuni, pasti aku akan tambah (permohonan ampun baginya) ". 'Umar berkata,: "Maka kemudian Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam menyolatkannya hingga selesai, tak lama setelah Beliau terdiam, turunlah firman Allah subhanahu wata'ala QS At-Taubah ayat 84 yang artinya ("Dan janganlah kamu menyolatkan siapa yang mati dari mereka selamanya" hingga ayat "mereka mati dalam keadaan fasiq").

bukhari:1277

Telah menceritakan kepada kami ['Affan bin Muslim, dia dijuluki Ash-Shaffar] telah menceritakan kepada kami [Daud bin Abu Al Furat] dari ['Abdullah bin Buraidah] dari [Abu Al Aswad] berkata,: "Aku pernah berkunjung ke kota Madinah saat sedang berjangkitnya penyakit. Saat aku sedang duduk dekat ['Umar bin Al Khaththab radliallahu 'anhu] tiba-tiba ada jenazah yang lewat di hadapan mereka lalu mereka menyanjungnya dengan kebaikan. Maka 'Umar radliallahu 'anhu berkata,: "Pasti baginya". Tak lama kemudian lewat jenazah yang lain lalu jenazah itu pun disanjung dengan kebaikan. Maka 'Umar radliallahu 'anhu berkata, lagi: "Pasti baginya". Kemudian lewat jenazah yang ketiga lalu jenazah itu disebut dengan keburukan, maka 'Umar radliallahu 'anhu pun berkata,: "Pasti baginya". Berkata, Abu Al Aswad; maka aku bertanya: "Apa yang dimaksud pasti baginya, wahai Amirul mu'minin?". Maka dia berkata,: "Aku mengatakannya seperti yang dikatakan oleh Nabi Shallallahu'alaihiwasallam: "Bilamana seorang muslim (meninggal dunia) lalu disaksikan (disanjung) oleh empat orang muslim lainnya dengan kebaikan maka pasti Allah akan memasukakannya ke dalam surga". Maka kami bertanya kepadanya: "Bagaimana kalau tiga orang muslim?". Dia menjawab; "Juga oleh tiga orang". Kami berkata lagi: "Bagaimana kalau dua orang muslim?". Dia menjawab; "Juga oleh dua orang". Dan kami tidak menanyakannya lagi bagaimana kalau satu orang".

bukhari:1279

Telah menceritakan kepada kami ['Ayyasy bion Al Walid] telah menceritakan kepada kami ['Abdul A'laa] telah menceritakan kepada kami [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Anas bin Malik radliallahu 'anhu] bahwasanya dia menceritakan kepada mereka bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Jika seorang hamba (jenazahnya) sudah diletakkan didalam kuburnya dan teman-temannya sudah berpaling dan pergi meninggalkannya dan dia dapat mendengar gerak langkah sandal sandal mereka, maka akan datang kepadanya dua malaikat yang keduanya akan mendudukkannya seraya keduanya berkata, kepadanya: "Apa yang kamu ketahui tentang laki-laki ini, Muhammad Shallallahu'alaihiwasallam?". bila seorang mu'min dia akan menjawab: "Aku bersaksi bahwa dia adalah hamba Allah dan utusanNya". Maka dikatakan kepadanya: "Lihatlah tempat dudukmu di neraka yang Allah telah menggantinya dengan tempat duduk di surga. Maka dia dapat melihat keduanya".". Qatadah berkata,: "Dan diceritakan kepada kami bahwa dia (hamba mu'min itu) akan dilapangkan dalam kuburnya". Kemudian dia kembali melanjutkan hadits Anas radliallahu 'anhu.: " Dan adapun (jenazah) orang kafir atau munafiq akan dikatakan kepadanya apa yang kamu ketahui tentang laki-laki ini?". Maka dia akan menjawab: "Aku tidak tahu, aku hanya berkata, mengikuti apa yang dikatakan kebanyakan orang". Maka dikatakan kepadanya: "Kamu tidak mengetahuinya dan tidak mengikuti orang yang mengerti". Kemudian dia dipukul dengan palu godam besar terbuat dari besi sehingga mengeluarkan suara teriakan yang dapat didengar oleh yang ada di sekitarnya kecuali oleh dua makhluq (jin dan manusia) ".

bukhari:1285

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Jarir bin Hazim] telah menceritakan kepada kami [Abu Raja'] dari [Samrah bin Jundab] berkata; Sudah menjadi kebiasaan Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bila selesai melaksanakan suatu shalat, Beliau menghadapkan wajahnya kepada kami lalu berkata,: "Siapa diantara kalian yang tadi malam bermimpi". Dia (Samrah bin Jundab) berkata,: "Jika ada seorang yang bermimpi maka orang itu akan menceritakan, saat itulah Beliau berkata,: "Maa sya-allah" (atas kehendak Allah) ". Pada suatu hari yang lain Beliau bertanya kepada kami: "Apakah ada diantara kalian yang bermimpi?". Kami menjawab: "Tidak ada". Beliau berkata,: "Tetapi aku tadi malam bermimpi yaitu ada dua orang laki-laki yang mendatangiku kemudian keduanya memegang tanganku lalu membawaku ke negeri yang disucikan (Al Muqaddasah), ternyata disana ada seorang laki-laki yang sedang berdiri dan yang satunya lagi duduk yang di tangannya memegang sebatang besi yang ujungnya bengkok (biasanya untuk menggantung sesuatu). Sebagian dari sahabat kami berkata, dari Musa bahwa: batang besi tersebut dimasukkan ke dalam satu sisi mulut (dari geraham) orang itu hingga menembus tengkuknya. Kemudian dilakukan hal yang sama pada sisi mulut yang satunya lagi, lalu dilepas dari mulutnya dan dimasukkan kembali dan begitu seterusnya diperlakukan. Aku bertanya: "Apa ini maksudnya?". Kedua orang yang membawaku berkata,: "Berangkatlah". Maka kami berangkat ke tempat lain dan sampai kepada seorang laki-laki yang sedang berbaring bersandar pada tengkuknya, sedang ada laki-laki lain yang berdiri diatas kepalanya memegang batu atau batu besar untuk menghancurkan kepalanya. Ketika dipukulkan, batu itu menghancurkan kepala orang itu, Maka orang itu menghampirinya untuk mengambilnya dan dia tidak berhenti melakukan ini hingga kepala orang itu kembali utuh seperti semula, kemudian dipukul lagi dengan batu hingga hancur. Aku bertanya: "Siapakah orang ini?". Keduanya menjawab: "Berangkatlah". Maka kamipun berangkat hingga sampai pada suatu lubang seperti dapur api dimana bagian atasnya sempit dan bagian bawahnya lebar dan dibawahnya dinyalakan api yang apabila api itu didekatkan, mereka (penghuninya) akan terangkat dan bila dipadamkan penghuninya akan kembali kepadanya, penghuninya itu terdiri dari laki-laki dan perempuan. Aku bertanya: "Siapakah mereka itu?". Keduanya menjawab: "Berangkatlah". Maka kami pun berangkat hingga sampai di sebuah sungai yang airnya adalah darah, disana ada seorang laki-laki yang berdiri di tengah-tengah sungai". Berkata, [Yazid] dan [Wahb bin Jarir] dari [Jarir bin Hazim]: 'Dan di tepi sungai ada seorang laki-laki yang memegang batu. Ketika orang yang berada di tengah sungai menghadapnya dan bermaksud hendak keluar dari sungai maka laki-laki yang memegang batu melemparnya dengan batu kearah mulutnya hingga dia kembali ke tempatnya semula di tengah sungai, dan terjadilah seterusnya begitu, setiap dia hendak keluar dari sungai, akan dilempar dengan batu sehingga kembali ke tempatnya semula. Aku bertanya: "Apa maksudnya ini?" Keduanya menjawab: "Berangkatlah". Maka kamipun berangkat hingga sampai ke suatu taman yang hijau, didalamnya penuh dengan pepohonan yang besar-besar sementara dibawahnya ada satu orang tua dan anak-anak dan ada seorang yang berada dekat dengan pohon yang memegang api, manakala dia menyalakan api maka kedua orang yang membawaku naik membawaku memanjat pohon lalu keduanya memasukkan aku ke sebuah rumah (perkampungan) yang belum pernah aku melihat seindah itu sebelumnya dan didalamnya ada para orang laki-laki, orang-orang tua, pemuda, wanita dan anak-anak lalu keduanya membawa aku keluar dari situ lalu membawaku naik lagi ke atas pohon, lalu memasukkan aku ke dalam suatu rumah yang lebih baik dan lebih indah, didalamnya ada orang-orang tua dan para pemuda. Aku berkata: "Ajaklah aku keliling malam ini dan terangkanlah tentang apa yang aku sudah lihat tadi". Maka keduanya berkata,: "Baiklah. Adapun orang yang kamu lihat mulutnya ditusuk dengan besi adalah orang yang suka berdusta dan bila berkata selalu berbohong, maka dia dibawa hingga sampai ke ufuq lalu dia diperlakukan seperti itu hingga hari qiyamat. Adapun orang yang kamu lihat kepalanya dipecahkan adalah seorang yang telah diajarkan Al Qur'an oleh Allah lalu dia tidur pada suatu malam namun tidak melaksanakan Al Qur'an pada siang harinya, lalu dia diperlakukan seperti itu hingga hari qiyamat. Dan orang-orang yang kamu lihat berada didalam dapur api mereka adalah para pezina sedangkan orang yang kamu lihat berada di tengah sungai adalah mereka yang memakan riba' sementara orang tua yang berada dibawah pohon adalah Nabi Ibrahim 'alaihissalam, sedangkan anak-anak yang ada disekitarnnya adalah anak-anak kecil manusia. Adapun orang yang menyalakan api adalah malaikat penunggu neraka sedangkan rumah pertama yang kamu masuki adalah rumah bagi seluruh kaum mu'minin sedangkan rumah yang ini adalah perkampungan para syuhada' dan aku adalah Jibril dan ini adalah Mika'il, maka angkatlah kepalamu. Maka aku mengangkat kepalaku ternyata diatas kepalaku ada sesuatu seperti awan. Keduanya berkata,: "Itulah tempatmu". Aku berkata: "Biarkanlah aku memasuki rumahku". Keduanya berkata,: " Umurmu masih tersisa dan belum selesai dan seandainya sudah selesai waktunya kamu pasti akan memasuki rumahmu".

bukhari:1297

Telah menceritakan kepada kami [Mu'alla bin Asad] telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] dari [Hisyam] dari [bapaknya] dari ['Aisyah radliallahu 'anha] berkata,: "Aku pernah masuk menemui Abu Bakar radliallahu 'anhu lalu dia berkata,: "Berapa lembar kain kalian mengafani Nabi Shallallahu'alaihiwasallam?". Dia berkata,: "Dalam tiga lembar kain putih buatan negeri Yaman dan tidak dipakaikan baju dan juga tidak sorban". Kemudian Abu Bakar radliallahu 'anhu berkata kepadanya: "Hari apakah Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam wafat?". 'Aisyah radliallahu 'anha menjawab: Hari Senin". Lalu dia berkata, lagi: "Sekarang ini hari apa?". Dia 'Aisyah radliallahu 'anha menjawab: "Sekarang hari Senin". Abu Bakar berkata,: "Aku berharap umurku sampai malam ini saja". Lalu dia memandang baju yang dipakainya sejak dia menderita sakit yang ketika itu bajunya sudah kotor terkena minyak za'faran (kunyit) pada sebagiannya kemudian berkata,: "Cucilah bajuku ini dan tambahkanlah dengan dua baju lain untuk mengafaniku dengannya". Aku berkata: "Baju ini sudah usang". Maka dia menjawab: "Orang yang hidup lebih pantas untuk mengenakan yang baru dari pada orang yang sudah mati. Kain itu hanya untuk mewadahi nanah mayat". Kemudian dia tidak wafat hingga menjelang malam Selasa (dimana akhirnya wafat) lalu ia dikuburkan sebelum pagi".

bukhari:1298

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Jarir bin 'Abdul Hamid] telah menceritakan kepada kami [Hushain bin 'Abdurrahman] dari ['Amru bin Maimun Al Audiy] berkata,: "Aku melihat ['Umar bin Al Khaththab] radliallahu 'anhu berkata,: "Wahai 'Abdullah bin Umar temuilah Ummul Mu'minin 'Aisyah radliallahu 'anha lalu sampaikan bahwa 'Umar bin Al Khaththab menyampaikan salam kepadamu, kemudian mintalah agar aku dikubur bersama kedua temanku. 'Aisyah berkata; "Aku dulu menginginkan tempat itu untukku, namun sekarang aku lebih mengutamakannya daripada diriku. Ketika ia pulang, Umar berkata, kepadanya: "Jawaban apa yang kamu bawa?". Ia menjawab; "Engkau telah mendapat izin wahai Amirul Mu'minin, lalu ia berkata,: "Tidak ada sesuatu yang lebih aku cintai daripada tempat berbaring itu, dan jika aku sudah meninggal, bawalah aku kepadanya lalu sampaikan salam dan katakan bahwa 'Umar bin Al Khaththab telah meminta izin, dan jika diizinkan maka kuburkanlah aku disana, dan jika tidak, maka kuburlah aku dipekuburan kaum muslimin. Sebab aku tidak mengetahui seseorang yang lebih berhak pada perkara ini daripada mereka, orang-orang yang ketika beliau meninggal maka Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam telah meridhai mereka, maka barangsiapa yang menggantikan aku setelahku dialah khalifah, wajib dengar dan taatlah padanya. Lalu ia menyebut nama 'Utsman, 'Ali, Thalhah, Az Zubair, 'Abdur-Rahman bin 'Auf, Saad bin Abi Waqqas. Kemudian seorang pemuda Anshar datang kepadanya, ia berkata,: "Wahai Amirul Mu'minin, berilah kabar gembira yang diberikan Allah kepadamu karena masuk Islam pertama kali seperti yang telah engkau ketahui, lalu engkau diangkat menjadi khalifah dan setelah ini semua engkau akan mati syahid?". Da menjawab: "Barangkali cukuplah yang engkau katakan itu wahai anak saudaraku, aku berwasiat kebaikan kepada khalifah setelahku terhadap orang-orang yang pertama-tama berhijrah, agar ia mengerti hak-hak mereka dan menjaga kehormatan mereka, dan aku berwasiat kebaikan kepadanya terhadap orang-orang Anshar, yang mereka telah menempati Madinah dan beriman kepada Allah Ta'ala, agar ia terima orang-orang yang baik diantara mereka dan memaafkan orang-orang yang berbuat buruk diantara mereka, dan aku berwasiat kepadanya akan tanggungan Allah dan RasulNya Shallallahu'alaihiwasallam agar ia menepati perjanjian dengannya, dan ia berperang dibelakangnya, serta tidak membebani mereka dengan apa yang tidak mereka mampu".

bukhari:1305

Telah menceritakan kepada kami [Adam] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al A'masy] dari [Mujahid] dari ['Aisyah radliallahu 'anha] berkata; Nabi Shallallahu'alaihiwasallam telah bersabda: "Janganlah kalian mencela mayat karena mereka telah sampai (mendapatkan) apa yang telah mereka kerjakan". Dan diriwayatkan oleh ['Abdullah bin 'Abdul Quddus] dari [Al A'masy] dan [Muhammad bin Anas] dari [Al A'masy] yang dikuatkan oleh ['Ali bin Al Ja'di] dari [Ibnu'Ar'arah] dari [Ibnu 'Adiy] dari [Syu'bah].

bukhari:1306

Telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim Adh-Dlohhak bin Makhlad] dari [Zakariya' bin Ishaq] dari [Yahya bin 'Abdullah bin Shayfiy] dari [Abu Ma'bad] dari [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma] bahwa ketika Nabi Shallallahu'alaihiwasallam mengutus Mu'adz radliallahu 'anhu ke negeri Yaman, Beliau berkata,: "Ajaklah mereka kepada syahadah (persaksian) tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa aku adalah utusan Allah. Jika mereka telah mentaatinya, maka beritahukanlah bahwa Allah mewajibkan atas mereka shalat lima waktu sehari semalam. Dan jika mereka telah mena'atinya, maka beritahukanlah bahwa Allah telah mewajibkan atas mereka shadaqah (zakat) dari harta mereka yang diambil dari orang-orang kaya mereka dan diberikan kepada orang-orang faqir mereka".

bukhari:1308

Telah menceritakan kepada saya [Muhammad bin 'Abdur Rahim] telah menceritakan kepada kami ['Affan bin Muslim] telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] dari [Yahya bin Sa'id bin Hayyan] dari [Abu Zur'ah] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu]; Ada seorang Arab Badui menemui Nabi Shallallahu'alaihiwasallam lalu berkata,: "Tunjukkan kepadaku suatu amal yang bila aku kerjakan akan memasukkan aku kedalam surga". Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Kamu menyembah Allah dengan tidak menyekutukanNya dengan suatu apapun, kamu mendirikan shalat yang diwajibkan, kamu tunaikan zakat yang wajib, kamu mengerjakan shaum (puasa) bulan Ramadhan. Kemudian orang Badui itu berkata,: "Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, aku tidak akan menambah dari perintah-perintah ini". Ketika hendak pergi, Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Siapa yang berkeinginan melihat laki-laki penghuni surga maka hendaklah dia melihat orang ini". Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] dari [Yahya] dari [Abu Hayyan] berkata, telah mengabarkan kepada saya [Abu Zur'ah] dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam sepeti hadits ini.

bukhari:1310

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman Al Hakam bin Nafi'] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib bin Abu Hamzah] dari [Az Zuhriy] telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin 'Abdullah bin 'Utbah bin Mas'ud] bahwa [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] berkata; Setelah Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam wafat yang kemudian Abu Bakar radliallahu 'anhu menjadi khalifah maka beberapa orang 'Arab ada yang kembali menjadi kafir (dengan enggan menunaikan zakat). Maka (ketika Abu Bakar radliallahu 'anhu hendak memerangi mereka), ['Umar bin Al Khaththab] radliallahu 'anhu bertanya: "Bagaimana anda memerangi orang padahal Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam telah bersabda: "Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mgucapkan laa ilaaha illallah. Maka barangsiapa telah mengucapkannya berarti terlindunglah dariku darah dan hartanya kecuali dengan haknya sedangkan perhitungannya ada pada Allah". Maka [Abu Bakar Ash-Shidiq radliallahu 'anhu] berkata: "Demi Allah, aku pasti akan memerangi siapa yang memisahkan antara kewajiban shalat dan zakat, karena zakat adalah hak harta. Demi Allah, seandainya mereka enggan membayarkan anak kambing yang dahulu mereka menyerahkannya kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, pasti akan aku perangi mereka disebabkan keengganan itu". Berkata, 'Umar bin Al Khaththab radliallahu 'anhu: "Demi Allah, ketegasan dia ini tidak lain selain Allah telah membukakan hati Abu Bakar Ash-Shidiq radliallahu 'anhu dan aku menyadari bahwa dia memang benar".

bukhari:1312

Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin Abu Hasyim] dia mendengar [Husyaim] yang telah mengabarkan kepada kami [Hushain] dari [Zaid bin Wahab] berkata; "Saat aku melewati Zabdah, aku bertemu dengan [Abu Dzar] radliallahu 'anhu, lalu aku bertanya kepadanya; "Apa yang menyebabkanmu sampai menetap di tempat ini?". Dia menjawab: "Sebelumnya aku tinggal di Syam, namun aku berselisih dengan Mu'awiyah tentang ayat; "walladziina yaknizuunadz dzahaba wal fidhdhata walaa yunfiquunahaa fii sabiilillah". Muawiyah berkata, ayat ini turun pada Ahli kitab, sedangkan aku berkata, ayat ini turun kepada kita dan mereka. Hal inilah yang menjadikan aku berselisih dengannya. Lalu dia mengirim surat kepada 'Utsman radliallahu 'anhu mengeluhkanku. Akhirnya 'Utsman radliallahu 'anhu mengirim surat kepadaku agar aku datang ke Madinah. Lalu aku mendatanginya, kemudian orang-orang mengerumuniku seakan-akan mereka belum pernah melihatku sebelumnya, lalu aku mengabarkan hal itu kepada Utsman. Lalu ia mengatakan kepadaku: "Jika engkau mau, engkau boleh meninggalkannya, dan engkau akan menjadi lebih dekat (denganku) ". Kejadian itulah yang menjadikan aku tinggal disini. Seandainya seorang budak Habsyi memerintahku, sungguh aku akan mendengar dan mentaatinya".

bukhari:1318

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim an-Nabil] telah mengabarkan kepada kami [Sa'dan bin Bisyir] telah menceritakan kepada kami [Abu Mujahid] telah menceritakan kepada kami [Muhilla bin Khalifah ath-Tha'iy] berkata; aku mendengar ['Adiy bin Hatim radliallahu 'anhu] berkata; "Aku pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tiba-tiba datang dua orang yang seorang diantaranya mengeluhkan kefaqiran yang menimpanya dan yang seorang lagi mengadukan tentang para perampok di jalanan. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Adapun para perampok, dia tidak akan datang kepada kalian kecuali sedikit hingga rambongan dagang berangkat menuju Makkah tanpa gangguan. Adapun kefaqiran, tidak akan terjadi hari qiyamat hingga terjadi seseorang dari kalian berkeliling membawa shadaqahnya namun dia tidak mendapatkan orang yang mau menerimanya. Kemudian (pada hari qiyamat) pasti setiap orang dari kalian akan berdiri di hadapan Allah dimana antara dirinya dan Allah tidak ada tabir dan tidak ada penterjemah yang akan menjadi juru bicara baginya. Lalu Allah pasti akan berfirman: "Bukakankah aku sudah memberimu harta?". Lalu orang itu berkata,: "Benar". Kemudian Allah berfirman lagi: "Bukankah aku sudah mengutus seeorang rasul kepadamu?". Orang itu berkata; "Benar". Maka orang itu memandang ke sebelah kanannya namun dia tidak melihat sesuatu kecuali neraka. Lalu dia melihat ke sebelah kirinya namun dia juga tidak melihat sesuatu kecuali neraka. Karena itu, jagalah kalian dari neraka sekalipun dengan (bershadaqah) sebutir kurma. Jika dia tidak memilikinya maka dengan berkata yang baik".

bukhari:1324

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Yahya] telah menceritakan kepada kami [bapakku] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Syaqiq] dari [Abu Mas'ud Al Anshariy radliallahu 'anhu] berkata,: "Adalah Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bila memerintahkan kami bershadaqah, maka seseorang dari kami akan berangkat menuju pasar lalu dia bekerja dengan sungguh-sungguh hingga mendapatkan rezeki satu mud. Adapun hari ini sebagian dari mereka bisa mendapatkan seratus ribu kalinya".

bukhari:1327

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami ['Abdul Wahid] telah menceritakan kepada kami ['Umarah banal Qa'qa'] telah menceritakan kepada kami [Abu Zur'ah] telah menceritakan kepada kami [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] berkata,: "Seorang laki-laki datang kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam dan berkata,: "Wahai Rasulullah, shadaqah apakah yang paling besar pahalanya?". Beliau menjawab: "Kamu bershadaqah ketika kamu dalam keadaan sehat dan kikir, takut menjadi faqir dan berangan-angan jadi orang kaya. Maka janganlah kamu menunda-nundanya hingga tiba ketika nyawamu berada di tenggorakanmu. Lalu kamu berkata, si fulan begini (punya ini) dan si fulan begini. Padahal harta itu milik si fulan".

bukhari:1330

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yusuf] telah menceritakan kepada kami [Isra'il] telah menceritakan kepada kami [Abu Al Juwairiyah] bahwa [Ma'an bin Yazid radliallahu 'anhu] menceritakan kepadanya, katanya: "Aku, bapakku dan kakekku sudah berbai'at kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Aku juga pernah dilamarkan seseorang buatku dan Beliau menikahkanku. Aku juga bersumpah setia (untuk mengembalikan setiap urusanku) kepada Beliau. Suatu hari bapakku, Yazid mengeluarkan dinar untuk dishadaqahkan, lalu dia meletakkannya di samping seseorang yang berada di masjid. Kemudian aku datang, aku ambil dan aku bawa kepadanya, lalu bapakku berkata,: "Demi Allah, bukan kamu yang aku tuju". Lalu masalah ini aku adukan kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, maka Beliau berkata,: "Bagimu apa yang sudah kamu niatkan wahai Yazid, sedangkan bagimu apa yang telah kamu ambil wahai Ma'an".

bukhari:1333

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al 'Alaa'] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Buraid bin 'Abdullah] dari [Abu Burdah] dari [Abu Musa] dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Seorang bendahara muslim yang amanah adalah orang yang melaksanakan tugasnya (dengan baik) ". Dan seolah Beliau bersabda: "Dia melaksanakan apa yang diperintahkan kepadanya dengan sempurna dan jujur serta memiliki jiwa yang baik, dia mengeluarkannya (shadaqah) kepada orang yang berhak sebagaimana diperintahkan adalah termasuk salah satu dari Al Mutashaddiqin".

bukhari:1348

Telah menceritakan kepada kami [Musa] telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Thawus] dari [bapaknya] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] berkata; Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Perumpamaan orang bakhil dengan orang yang bershadaqah seperti dua orang yang masing-masing mengenakan baju jubah terbuat dari besi". Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] telah menceritakan kepada kami [Abu Az Zanad] bahwa ['Abdurrahman] menceritakan kepadanya bahwa dia mendengar [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] bahwa dia mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Perumpamaan bakhil (orang pelit bershadaqah) dengan munfiq (orang yang suka berinfaq) seperti dua orang yang masing-masing mengenakan baju jubah terbuat dari besi yang hanya menutupi buah dada hingga tulang selangka keduanya. Adapun orang yang suka berinfaq, tidaklah dia berinfaq melainkan bajunya akan melonggar atau menjauh dari kulitnya hingga akhirnya menutupi seluruh badannya sampai kepada ujung kakinya. Sedangkan orang yang bakhil, setiap kali dia tidak mau berinfaq dengan suatu apapun maka baju besinya akan menyempit sehingga menempel ketat pada setiap kulitnya dan ketika dia mencoba untuk melonggarkannya maka dia tidak dapat melonggarkannya". Hadits ini dikuatkan pula oleh [Al Hasan bin Muslim] dari [Thawus] (dengan redaksi): "… pada dua baju". Dan berkata, [Hanzhalah] dari [Thawus]: "…… mengenakan jubah". Dan berkata, [Al Laits] telah menceritakan kepada saya [Ja'far] dari [Ibnu Hurmuz]; Aku mendengar [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam: "…… mengenakan jubah".

bukhari:1352

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Abu Syihab] dari [Khalid Al Hadzdza'] dari [Hafshah binti Sirin] dari [Ummu 'Athiyah radliallahu 'anha] berkata,: Telah diberikan seekor kambing kepada Nusaibah Al Anshariyyah (seorang wanita Anshar) lalu dia mengirim sebagian dagingnya kepada 'Aisyah radliallahu 'anha. Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bertanya: "Apakah ada sesuatu yang kalian miliki (untuk dimakan)?". Aku menjawab: "Tidak ada, kecuali apa yang dikirim oleh Nusaibah dari daging kambing itu". Maka Beliau berkata,: "Bawalah kemari, karena shadaqah itu telah sampai kepada tempatnya".

bukhari:1354

Telah menceritakan kepada kami [Mu'ammal] telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dari [Ayyub] dari ['Atha' bin Abu Rabah] berkata; [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhu] berkata,: "Aku ikut menyaksikan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam melaksanakan shalat 'Ied sebelum khuthbah dan Beliau menganggap bahwa khuthbahnya tidak terdengar oleh jama'ah wanita. Akhirnya Beliau mendatangi mereka bersama Bilal yang membentangkan pakainnya lalu Beliau memberi nasehat kepada mereka serta memerintahkan mereka untuk bershadaqah. Maka ada seorang wanita diantara mereka yang memberi shadaqah". Ayyub menunjuk pada telinga dan tenggorokannya" (maksudnya bersedekah dengan anting dan kalung).

bukhari:1357

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Abdullah bin Al Mutsanna Al Anshariy] berkata, telah menceritakan kepadaku [bapakku] dia berkata, telah menceritakan kepada saya [Tsumamah bin 'Abdullah bin Anas] bahwa [Anas] menceritakan kepadanya bahwa Abu Bakar radliallahu 'anhu telah menulis surat ini kepadanya (tentang aturtan zakat) ketika dia mengutusnya ke negeri Bahrain: "Bismillahir rahmaanir rahiim. Inilah kewajiban zakat yang telah diwajibkan oleh Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam terhadap kaum Muslimin dan seperti yang diperintahklan oleh Allah dan rasulNya tentangnya, maka barangsiapa dari kaum Muslimin diminta tentang zakat sesuai ketentuan maka berikanlah dan bila diminta melebihi ketentuan maka jangan memberinya, yaitu (dalam ketentuan zakat unta) pada setiap dua puluh empat ekor unta dan yang kurang dari itu zakatnya dengan kambing. Setiap lima ekor unta zakatnya adalah seekor kambing. Bila mencapai dua puluh lima hingga tiga puluh lima ekor unta maka zakatnya satu ekor bintu makhadh betina. Bila mencapai tiga puluh enam hingga empat puluh lima ekor unta maka zakatnya 1 ekor bintu labun betina, jika mencapai empat puluh enam hingga enam puluh ekor unta maka zakatnya satu ekor hiqqah yang sudah siap dibuahi oleh unta pejantan. Jika telah mencapai enam puluh satu hingga tujuh puluh lima ekor unta maka zakatnya satu ekor jadza'ah. Jika telah mencapai tujuh puluh enam hingga sembilan puluh ekor unta maka zakatnya dua ekor bintu labun. Jika telah mencapai sembilan puluh satu hingga seratus dua puluh ekor unta maka zakatnya dua ekor hiqqah yang sudah siap dibuahi unta jantan. Bila sudah lebih dari seratus dua puluh maka ketentuannya adalah pada setiap kelipatan empat puluh ekornya, zakatnya satu ekor bintu labun dan setiap kelipatan lima puluh ekornya zakatnya satu ekor hiqqah. Dan barangsiapa yang tidak memiliki unta kecuali hanya empat ekor saja maka tidak ada kewajiban zakat baginya kecuali bila pemiliknya mau mengeluarkan zakatnya karena hanya pada setiap lima ekor unta baru ada zakatnya yaitu seekor kambing. Dan untuk zakat kambing yang digembalakan di ea radliallahu 'anhu bukan dipelihara di kandang, ketentuannya adalah bila telah mencapai jumlah empat puluh hingga seratus dua puluh ekor maka zakatnya adalah satu ekor kambing, bila lebih dari seratus dua puluh hingga dua ratus ekor maka zakatnya dua ekor kambing, bila lebih dari dua ratus hingga tiga ratus ekor maka zakatnya tiga ekor kambing, bila lebih dari tiga ratus ekor, maka pada setiap kelipatan seratus ekor zakatnya satu ekor kambing. Dan bila seorang pengembala memiliki kurang satu ekor saja dari empat puluh ekor kambing maka tidak ada kewajiban zakat baginya kecuali bila pemiliknya mau mengeluarkannya. Dan untuk zakat uang perak (dirham) maka ketentuannya seperempat puluh bila (telah mencapai dua ratus dirham) dan bila tidak mencapai jumlah itu namun hanya seratus sembilan puluh maka tidak ada kewajiban zakatnya kecuali bila pemiliknya mau mengeluarkannya".

bukhari:1362

Telah menceritakan kepada kami ['Umar bin Hafsh bin Ghiyats] telah menceritakan kepada kami [bapakku] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Al Ma'rur bin Suwaid] dari [Abu Dzar radliallahu 'anhu] berkata,: "Aku sampai didekat Nabi Shallallahu'alaihiwasallam ketika Beliau sedang bersumpah: "Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya atau demi Dzat yang tidakada ilah selain Dia, atau sebagaimana Beliau bersumpah, tidak ada seorangpun yang memiliki unta atau sapi atau kambing lalu dia tidak mengeluarkan haqnya (zakat) melainkanhewan-hewan itu akan diatangkan kepadanya pada hari qiyamat dalam rupa yang paling besar dan paling gemuk lalu hewan itu akan menginjak-injaknya dengan kakinya dan menyeruduknya dengan tanduknya. Setiap kali hewan lain itu selesai maka hewan yang pertama akan kembali melakukan seperti itu hingga datang keputusan untuk manusia". Dan diriwayatkan pula oleh [Bukair] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam.

bukhari:1367

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Ishaq bin 'Abdullah bin Abu Thalhah] bahwa dia mendengar [Anas bin Malik radliallahu 'anhu] berkata; Abu Thalhah adalah orang yang paling banyak hartanya dari kalangan Anshar di kota Madinah berupa kebun pohon kurma dan harta benda yang paling dicintainya adalah Bairuha' (sumur yang ada di kebun itu) yang menghadap ke masjid dan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam sering mamemasuki kebun itu dan meminum airnya yang baik tersebut. Berkata, Anas; Ketika turun firman Allah Ta'ala (QS Alu 'Imran: 92 yang artinya): "Kamu sekali-kali tidak akan sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai", Abu Thalhah mendatangi Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam lalu berkata; "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah Ta'ala telah berfirman: "Kamu sekali-kali tidak akan sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai", dan sesungguhnya harta yang paling aku cintai adalah Bairuha' itu dan aku menshadaqahkannya di jalan Allah dengan berharap kebaikan dan simpanan pahala di sisiNya, maka ambillah wahai Rasulullah sebagaimana petunjuk Allah kepadanu". Dia (Anas) berkata,: "Maka Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: Wah, inilah harta yang menguntungkan, inilah harta yang menguntungkan. Sungguh aku sudah mendengar apa yang kamu niyatkan dan aku berpendapat sebaiknya kamu shadaqahkan buat kerabatmu". Maka Abu Thalhah berkata,: "Aku akan laksanakan wahai Rasululloloh. Maka Abu Thalhah membagi untuk kerabatnya dan anak-anak pamannya". Hadits ini juga dikuatkan oleh [Rauh] dan berkata, [Yaha bin Yahya] dan [Isma'il] dari [Malik]: "Pahalanya mengalir terus".

bukhari:1368

Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Maryam] telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] berkata, telah mengabarkan kepada saya [Zaid] dia adalah putra Aslam dari ['Iyadh bin 'Abdullah] dari [Abu Sa'id Al Khurdri radliallahu 'anhu]; Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam keluar menuju lapangan tempat shalat untuk melaksanakan shalat 'Iedul Adhha atau 'Iedul Fithri. Setelah selesai Beliau memberi nasehat kepada manusia dan memerintahkan mereka untuk menunaikan zakat seraya bersabda: "Wahai manusia, bershadaqahlah (berzakatlah) ". Kemudian Beliau mendatangi jama'ah wanita lalu bersabda: "Wahai kaum wanita, bershadaqahlah. Sungguh aku melihat kalian adalah yang paling banyak akan menjadi penghuni neraka". Mereka bertanya: "Mengapa begitu, wahai Rasulullah?". Beliau menjawab: "Kalian banyak melaknat dan mengingkari pemberian (suami). Tidaklah aku melihat orang yang lebih kurang akal dan agamanya melebihi seorang dari kalian, wahai para wanita". Kemudian Beliau mengakhiri khuthbahnya lalu pergi. Sesampainya Beliau di tempat tinggalnya, datanglah Zainab, isteri Ibu Mas'ud meminta izin kepada Beliau, lalu dikatakan kepada Beliau; "Wahai Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, ini adalah Zainab". Beliau bertanya: "Zainab siapa?". Dikatakan: "Zainab isteri dari Ibnu Mas'ud". Beliau berkata,: "Oh ya, persilakanlah dia". Maka dia diizinkan kemudian berkata,: "Wahai Nabi Allah, sungguh anda hari ini sudah memerintahkan shadaqah (zakat) sedangkan aku memiliki emas yang aku berkendak menzakatkannya namun Ibnu Mas'ud mengatakan bahwa dia dan anaknya lebih berhak terhadap apa yang akan aku sedekahkan ini dibandingkan mereka (mustahiq). Maka Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Ibnu Mas'ud benar, suamimu dan anak-anakmu lebih barhak kamu berikan shadaqah dari pada mereka".

bukhari:1369

Dan telah menceritakan kepada kami ['Abdan] telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Yunus] dari [Az Zuhriy] dari ['Urwah bin Az Zubair] dan [Sa'id bin Al Musayyab] bahwa [Hakim bin Hizam radliallahu 'anhu] berkata,: "Aku pernah meminta sesuatu kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam lalu Beliau memberiku. Kemudian aku meminta lagi, maka Beliau pun memberiku kembali. Kemudian aku meminta lagi, maka Beliu pun masih memberiku lag seraya Beliau bersabda: "Wahai Hakim, sesungguhnya harta itu hijau lagi manis, maka barangsiapa yang mencarinya untuk kedermawanan dirinya maka harta itu akan memberkahinya. Namun barangsiapa yang mencarinya untuk keserakahan maka harta itu tidak akan memberkahinya, seperti orang yang makan namun tidak kenyang. Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah". Hakim berkata; "Lalu aku berkata, (kepada Beliau); "Wahai Rasulullah, demi Dzat yang telah mengutusmu dengan benar, aku tidak akan mengurangi hak seorangpun (yang meminta) setelah engkau hingga aku meninggalkan dunia ini". Suatu kali Abu Bakar pernah memanggil Hakim untuk diberikan sesuatu agar dia datang dan menerima pemberiannya. Kemudian 'Umar radliallahu 'anhu juga pernah memanggil Hakim untuk memberikan sesuatu namun Hakim tidak memenuhinya. Maka 'Umar radliallahu 'anhu berkata,: "Aku bersaksi kepada kalian, wahai kaum Muslimin, tentang Hakim. Sungguh aku pernah menawarkan kepadanya haknya dari harta fa'iy (harta musuh tanpa peperangan) ini agar dia datang dan mengambilnya. Sungguh Hakim tidak pernah mengurangi hak seorangpun setelah Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam hingga dia wafat".

bukhari:1379

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ghurair Az Zuhri] telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] dari [bapaknya] dari [Shalih bin Kaisan] dari [Ibnu Syihab] berkata, telah mengabarkan kepada saya ['Amir bin Sa'ad] dari [bapaknya] berkata; "Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam memberikan suatu harta dari shadaqah sedangkan saat itu aku sedang duduk di tengah-tengah mereka. Saat itu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam membiarkan dan tidak memberi seorang pun dari mereka, padahal orang itu adalah yang paling menakjubkan aku diantara mereka yang hadir. Maka aku menemui Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dan aku mendekati beliau seraya aku bertanya: "Wahai Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, bagaimana dengan si fulan?. Demi Allah sungguh aku memandangnya dia sebagai seorang mu'min. Nabi Shallallahu'alaihiwasallam membalas: "atau dia muslim?". Kemudian aku terdiam sejenak lalu aku terdorang untuk lebih mengetahui apa yang dimaksud Beliau Shallallahu'alaihiwasallam, maka aku ulangi ucapanku: "Wahai Rasululloh Shallallahu'alaihiwasallam bagaimana dengan si fulan?". Demi Allah, sungguh aku memandangnya sebagai seorang mu'min. Nabi Shallallahu'alaihiwasallam membalas: atau dia muslim? Aku masih terdiam sejenak lalu aku terdorang lagi untuk lebih memastikan apa yang dimaksudnya hingga aku ulangi lagi pertanyaanku: "Wahai Rasululloh Shallallahu'alaihiwasallam bagaimana dengan si fulan?". Demi Allah, sungguh aku memandangnya sebagai seorang mu'min. Lalu Nabi Shallallahu'alaihiwasallam menjelaskan: "Sungguh aku memberikan kepada seseorang atau selain dia lebih aku sukai dari pada memberi kepada dia karena aku takut kalau dia akan dicampakkan mukanya ke neraka". Dan dari [bapaknya] dari [Shalih] dari [Isma'il bin Muhammad] bahwa dari berkata; Aku mendengar [bapakku] menceritakan sepereti ini yang dia ceritakan dalam hadits yang diceritakannya: Maka Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam memukulkan kedua tangannya lalu mengumpulkannya diantara leher dan pundaknya kemudian bersabda: "Dengarlah Sa'ad, sungguh aku memberikan kepada seseorang ….". Berkata, Abu 'Abdullah Al Bukhariy: (QS. Asy-Syu'ara ayat 94) artinya: "Dibalik (wajah mereka) lalu dibenamkan". Sedangkan (Al Mulk ayat 22) artinya: "Seseorang dikatakan terjungkal bila perbuatannya tidak realistis dan jika dia benar berbuat kamu akan mengatakannya Allah menjungkalkan wajah orang itu begitu juga aku".

bukhari:1384

Telah menceritakan kepada kami ['Umar bin Hafsh bin Ghiats] telah menceritakan kepada kami [bapakku] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] telah menceritakan kepada kami [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Sungguh seorang dari kalian yang mengambil talinya lalu pergi. Kata Beliau; ke gunung lalu dia mencari kayu bakar kemudian dia menjualnya lalu dari dia dapat makan dan bershadaqah lebih baik baginya daripada meminta manusia". Berkata, Abu 'Abdullah Al Bukhariy: Shalih bin Kaisan lebih tua dari pada Az Zuhriy dan dia semasa hidupnya bertemu dengan Ibnu'Umar radliallahu 'anhuma.

bukhari:1386

Telah menceritakan kepada kami [Sahal bin Bakkar] telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] dari ['Amru bin Yahya] dari ['Abbas As Sa'adiy] dari [Abu Humaid As Sa'adiy] berkata; Kami mengikuti perang Tabuk bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Ketika sampai di lembah perkampungan suatu kaum, disana ada seorang wanita yang sedang berada di kebunnya. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata, kepada para sahabatnya: "Taksirlah buah pohon kurma ini?". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menaksir pohon kurma itu sekitar sepuluh wasaq. Lalu Beliau berkata, kepada wanita itu: "Hitunglah berapa kira-kira yang harus kamu keluarkan zakat dari kebun kurmamu itu". Ketika kami sampai di Tabuk, Beliau bersabda: "Malam ini akan berhembus angin yang sangat kencang. Oleh karena itu jangan ada yang keluar seorangpun dari kalian yang berdiri dan bagi yang membawa unta agar mengikatnya". Kamipun mengikat unta-unta kami dan kemudian angin berhembus. Tiba-tiba ada seseorang berdiri hingga angin menerbangkanya ke gunung Thoy'i. Kemudian raja negeri Ailah menghadiahkan seekor baghol putih kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan memberi Beliau pakaian burdah (pakaian selimut untuk melindungi Beliau dari udara dingin) dan Beliau menulis surat untuknya di negeri mereka. Ketika Beliau kembali ke perkampungan kaum, Beliau berkata, kepada wanita tadi: "Berapa banyak kurma kebunmu?". Wanita itu menjawab: "Sepuluh wasaq sesuai taksiran Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku ingin segera kembali ke Madinah. Siapa yang mau segera kembalike Madinah bersamaku, maka berkemaslah". Ketika Ibnu Bakkar mengucapkan sesuatu kalimat yang maknanya memuji Madinah, Beliau berkata: "Ini adalah Thabah" (sebutan untuk kota Madinah). Ketika melihat gunung Uhud, Beliau berkata: "Ini adalah sebuah gunung yang kita mencintainya dan diapun mencintai kita. Maukah kalian aku beritahu tentang rumah orang Anshar yang paling baik?". Mereka menjawab: "Mau". Maka Beliau berkata: "Rumah Bani An-Najjar, kemudian Bani 'Abdul Ashal kemudian Bani Sa'adah atau Bani Al Harits bin Al Khazraj dan untuk setiap rumah Anshar ada kebaikan padanya". Dan berkata [Sulaiman bin Bilal]; dari ['Amru]; "kemudian rumah Bani Al Harits, kemudian Bani Sa'idah." Dan berkata [Sulaiman]; dari [Sa'ad bin Sa'id] dari ['Umarah bin Ghoziyah] dari ['Abbas] dari [bapaknya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Uhud adalah gunung yang mencintai kami dan kamipun mencintainya". Berkata, Abu 'Abdullah Al Bukhariy: "Setiap kebun yang ada pagar pembatasnya disebut hadiqah. Sedang yang tidak memiliki pagar pembatas tidak disebut hadiqah".

bukhari:1387

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Muqatil] telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Zakariya' bin Ishaq] dari [Yahya bin 'Abdullah bin Shayfiy] dari [Abu Ma'bad] sahayanya [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma] berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam berkata, kepada Mu'adz bin Jabal Radhiyalahu'anhu ketika Beliau mengutusnya ke negeri Yaman: "Sesungguhnya kamu akan mendatangi kaum Ahlul Kitab, jika kamu sudah mendatangi mereka maka ajaklah mereka untuk bersaksi tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Jika mereka telah mentaati kamu tentang hal itu, maka beritahukanlah mereka bahwa Allah mewajibkan bagi mereka shalat lima waktu pada setiap hari dan malamnya. Jika mereka telah mena'ati kamu tentang hal itu maka beritahukanlah mereka bahwa Allah mewajibkan bagi mereka zakat yang diambil dari kalangan orang mampu dari mereka dan dibagikan kepada kalangan yang faqir dari mereka. Jika mereka mena'ati kamu dalam hal itu maka janganlah kamu mengambil harta-harta terhormat mereka dan takutlah terhadap do'anya orang yang terzholimi karena antara dia dan Allah tidak ada hijab (pembatas yang menghalangi) nya".

bukhari:1401

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Al Mundzir] telah menceritakan kepada kami [Al Walid] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Amru Al Awza'iy] telah menceritakan kepada saya [Ishaq bin 'Abdullah bin Abu Tholhah] telah menceritakan kepada saya [Anas bin Malik radliallahu 'anhu] berkata: "Aku berangkat di pagi hari bersama 'Abdullah bin Abu Tholhah menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk mentahniknya dan aku dapati di tangan Beliau ada stempel besi yang biasanya untuk memberikan tanda pada unta (dari hasil zakat).

bukhari:1406

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Muhammad bin As-Sakkan] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Jahdham] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ja'far] dari ['Umar bin Nafi'] dari [bapaknya] dari ['Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhua] berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mewajibkan zakat fithri satu sha' dari kurma atau sha' dari gandum bagi setiap hamba sahaya (budak) maupun yang merdeka, laki-laki maupun perempuan, kecil maupun besar dari kaum Muslimin. Dan Beliau memerintahkan agar menunaikannya sebelum orang-orang berangkat untuk shalat ('Ied) ".

bukhari:1407

Telah menceritakan kepada kami [Adam] telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Maisarah] telah menceritakan kepada kami [Musa bin 'Uqbah] dari [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan (untuk menunaikan) zakat fithri sebelum orang-orang keluar untuk shalat ('Ied) ".

bukhari:1413

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Sulaiman bin Yasar] dari ['Abdullah bin 'Abbas radliallahu 'anhu] berkata: "Suatu saat Al Fadhal membonceng di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu datang seorang wanita dari suku Khasy'am yang membuat Al Fadhal memandang kepada wanita tersebut. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memalingkan wajah Al Fadhal ke arah yang lain. Wanita itu berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya kewajiban dari Allah untuk berhajji bagi hamba-hambaNya datang saat bapakku sudah tua renta dan dia tidak akan kuat menempuh perjalanannya. Apakah aku boleh menghajjikan atas namanya?". Beliau menjawab: "Boleh". Peristiwa ini terjadi ketika hajji wada' (perpisahan).

bukhari:1417

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Al Mundzir] telah menceritakan kepada kami [Anas bin 'Iyadh] dari ['Ubaidullah] dari [Nafi'] dari ['Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhua] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah keluar (dari Madinah) melalui jalur Asy-Syajarah dan memasuki (Ka'bah) melalui jalur Al Mu'arras. Dan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam jika keluar menuju Makkah, Beliau shalat di masjid Asy-Syajarah dan jika kembali Beliau shalat di Dzul Hulaifah di dasar lembah dan bermalam disana hingga shubuh.

bukhari:1435

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yusuf] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Manshur] dari [Sa'id bin Jubair] berkata; [Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma] pernah meminyaki rambutnya dengan wewangian (saat berihram) lalu hal ini aku ceritaklan kepada [Ibrahim]. Maka dia berkata: "Bagaimana pendapatmu dengan apa yang disampaikannya; telah menceritakan kepada saya [Al Aswad] dari ['Aisyah radliallahu 'anha] berkata; "Seakan aku melihat kilau minyak wangi pada bagian rambut Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saat Beliau sedang berihram".

bukhari:1438

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Wahab bin Jarir] telah menceritakan kepada kami [bapakku] dari [Yunus Al Ailiyya] dari [Az Zuhriy] dari ['Ubaidullah bin 'Abdullah] dari [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma] bahwa [Usamah radliallahu 'anhu] pernah berboncengan dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dari 'Arafah hingga ke Al Muzdalifah, kemudian Beliau membonceng [Al Fadhal] dari Al Muzdalifah hingga ke Mina. Dia berkata; Pada kedua perjalanan itu senantiasa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertalbiyyah hingga Beliau melempar jumrah Al 'Aqabah.

bukhari:1443

Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Daud Abu Ar-Rabi'] telah menceritakan kepada kami [Filaih] dari [Nafi'] berkata; "Adalah [Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma] apabila hendak keluar menuju Makkah (untuk berhajji) dia memakai pakaian yang tidak menggunakan wewangian kemudian memasuki masjid Dzul Halaifah lalu shalat kemudian menaiki tunggangannya. Dan apabila tunggangannya sudah berdiri tegak dia memulai ihram kemudian berkata: "Beginilah aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakannya" (memulai ihram untuk hajji).

bukhari:1452

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Maslamah] telah menceritakan kepada kami [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah bin Az Zubair] dari ['Aisyah radliallahu 'anha], isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Kami keluar bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam saat hajji wada' lalu kami berihram untuk 'umrah. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kemudian berkata: "Barangsiapa yang membawa hewan sembelihan hendaklah dia berihram untuk hajji sekaligus 'umrah kemudian dia tidak bertahallul hingga bertahallul untuk keduanya (hajji dan 'umrah) ". Maka aku tiba di Makkah sedang aku dalam keadaan mengalami haidh sehinga aku tidak melakukan thowaf di Baitulloh dan juga tidak melakuka sa'iy antara bukit Ash-Shafa dan Al Marwah. Lalu aku adukan kondisiku itu kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam. Maka Beliau bersabda: "Uraikanlah rambutmu dan sisirlah dan berihramlah untuk hajji dan tinggalkan 'umrah". Maka kemudian aku laksanakan. Setelah kami selesai menunaikan manasik hajji, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengutusku bersama 'Abdurrahman bin Abu Bakar menuju Tan'im yang dari tempat itu aku harus memulai 'umrah. Beliau berkata: "Ini pengganti 'umrahmu" 'Aisyah radliallahu 'anha berkata: "Maka orang-orang yang berihram untuk 'umrah melakukan thowaf di Baitulloh dan sa'iy antara bukit Ash-Shafa dan Al Marwah lalu mereka bertahallul kemudian mereka thowaf yang lain lagi setelah kembali dari Mina. Adapun orang-orang yang menggabungkan hajji dan 'umrah mereka hanya melakukan thowaf satu kali".

bukhari:1454

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yusuf] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Qais bin Muslim] dari [Thoriq bin Syihab] dari [Abu Musa radliallahu 'anhu] berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengutusku kepada suatu kaum di negeri Yaman. Ketika aku sudah kembali aku menemui Beliau ketika Beliau berada di Batha'. Beliau berkata, kepadaku: "Bagaimana cara kamu berihram (memulai hajji)?". Aku menjawab: "Aku berihram sebagaimana Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berihram". Beliau bertanya lagi: "Apakah kamu ada membawa hewan qurban?. Aku menjawab: "Tidak". Maka Beliau memerintahkan aku agar aku melakukan thowaf di Baitulloh dan sa'iy antara bukit Ash-Shafa dan Al Marwah lalu memerintahkan aku pula agar aku bertahallul. Lalu aku temui seorang wanita dari keluargaku lalu dia menyisir rambutku atau membasuh kepalaku. Lalu 'Umar radliallahu 'anhu datang dan berkata: "Jika kita mengambil pedoman dari Kitab Allah, sesungguhnya Dia memerintahkan kita agar kita menyempurnakannya (hajji dan 'umrah). Allah subhanahu wata'ala berfirman (Qs Al Baqarah ayat 196) yang artinya: ("Dan semprurnakanlah 'ibadah hajji dan 'umrah kalian karena Allah) ", dan seandainya kita mengambil pedoman dari sunnah Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, sesungguhnya Beliau tidak bertahallul kecuali setelah menyembelih hewan qurban".

bukhari:1457

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] berkata, telah menceritakan kepada saya [Abu Bakar Al Hanafiy] telah menceritakan kepada kami [Aflah bin Humaid]; aku mendengar [Al Qasim bin Muhammad] dari ['Aisyah radliallahu 'anha] berkata: "Kami keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada bulan haji dan malam-malam bulan hajji serta hari-hari haram haji hingga kami singgah di daerah Saraf. 'Aisyah radliallahu 'anha berkata: "Maka Beliau keluar menemui para sahabatnya lalu berkata: "Barangsiapa diantara kalian yang tidak membawa hewan qurban dan ia lebih suka bila menjadikan ihramnya sebagai 'umrah, maka lakukanlah dan barangsiapa yang membawa hewan qurban tidak apa". 'Aisyah radliallahu 'anha berkata: "Maka diantara para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ada yang mengambilnya (apa yang diserukan oleh Beliau) dan ada juga yang meninggalkannya". 'Aisyah radliallahu 'anha berkata: "Adapun Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan beberapa orang dari para sahabatnya adalah termasuk orang-orang yang kuat dan mereka membawa hewan qurban maka mereka tidak mengambil ihram mereka sebagai 'umrah". 'Aisyah radliallahu 'anha berkata: "Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menemuiku sedangkan aku ketika itu sedang menangis, maka Beliau bertanya: "Wahai gerangan, apa yang membuatmu menangis,?" Aku menjawab: "Aku telah mendengar apa yang anda katakan kepada para sahabat anda sehingga aku terhalang melakukan 'umrah". Beliau bertanya: "Memang apa yang sedang kamu alami?". Aku menjawab: "Aku tidak shalat". Beliau berkata: "Tidak apa, karena kamu hanyalah seorang wanita dari putri-putri Adam yang Allah telah menetapkan untuk mereka ketentuan (maksudnya haidh), maka laksanakanlah hajjimu semoga Allah subhanahu wata'ala memberikan pahala dengannya". 'Aisyah radliallahu 'anha berkata: "Maka kemudian kami keluar dalam pelaksanaan hajji Beliau hingga kami tiba di Mina yang ketika itu aku telah kembali suci. Kemudian aku keluar dari Mina lalu menuntaskan manasik di Baitulloh". 'Aisyah radliallahu 'anha berkata: "Kemudian aku keluar bersama Beliau pada nafar akhir hingga Beliau sampai di tempat melempar Jumrah dan kamipun ikut berhenti bersama Beliau. Kemudian Beliau memanggil 'Abdurrahman bin Abu Bakar seraya berkata: "Keluarlah kamu bersama saudaramu ini dari tanah haram dan lakukanlah ihram untuk 'umrah lalu selesaikanlah manasik lalu datanglah kalian berdua kesini karena aku akan menunggu kalian hingga kalian datang". 'Aisyah radliallahu 'anha berkata; "Maka kami berdua keluar hingga saat aku sudah selesai (dari 'umrahku) dan menyelesaikan thowafku aku datang menemui Beliau pada waktu sahar (sepertiga akhir malam) lalu Beliau bertanya: "Apakah kalian sudah selesai?". Aku menjawab: "Ya sudah". Maka Beliau mengumumkan keberangkatan kepada para sahabatnya. Maka orang-orang berangkat dan berjalan menuju Madinah". Sabda Nabi Shallallahu'alaihiwasallam "dhair":. Kata kerja bisa berasal dari "dhaoro-yadhiiru" yang kesemuanya memiliki arti: "membahayakan" atau "merugikan".

bukhari:1458

Telah menceritakan kepada kami ['Utsman] berkata, telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Ibrahim] dari [Al Aswad] dari ['Aisyah radliallahu 'anha]; "Kami berangkat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan setahu kami, tidaklah beliau berangkat melainkan untuk melaksanakan hajji. Ketika kami telah sampai (di Makkah), kami melaksanakan thowaf di Baitulloh, maka kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan siapa yang tidak membawa hewan qurban agar bertahallul. Maka orang yang tidak membawa hewan qurban bertahallul begitu juga isteri-isteri Beliau yang tidak membawa hewan qurban mereka bertahallul". 'Aisyah radliallahu 'anha berkata: "Kemudian aku mengalami haidh sedangkan aku belum melaksanakan thowaf di Baitulloh. Ketika pada malam saat para hujjaj keluar dari (Makkah setelah hari-hari Tasyriq), 'Aisyah radliallahu 'anha berkata: "Wahai Rasulullah, orang-orang kembali dengan 'umrah dan hajji sedangkan aku hanya kembali dengan hajji". Beliau berkata: "Apakah kamu melaksanakan thowaf pada malam-malam bulan hajji ketika kita sampai di Makkah?". Aku jawab: "Tidak". Beliau berkata: "Pergilah kamu bersama saudaramu ke Tan'im dan mulailah dari sana berihram untuk 'umrah kemudian tempat kamu begini begini". Shafiyyah berkata: "Aku tidak melihat kecuali dia ('Aisyah radliallahu 'anha) telah menjadikan orang-orang tertahan (perjalanan pulangnya) ". Beliau Shallallahu'alaihiwasallam berkata: "Celaka" atau "Apakah kamu tidak thowaf pada hari Nahar". 'Aisyah radliallahu 'anha menjawab: "Benar" Beliau berkata: "Tidak apa, nafarlah (keluar dari Mina setelah menuntaskan manasik hajji) ". 'Aisyah radliallahu 'anha berkata: "Kemudian aku menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam saat Beliau tiba dari Makkah sedangkan aku sudah lebih dulu singgah atau aku baru tiba sedang Beliau sudah singgah dari Makkah.

bukhari:1459

Telah menceritakan kepada kami [Al Humaidiy] dan [Muhammad bin Al Mutsanna] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [bapaknya] dari ['Aisyah radliallahu 'anha] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika datang ke kota Makkah, Beliau memasukinya lewat dataran tingginya dan keluar melewati dataran rendahnya.

bukhari:1474

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepada kami ['Amru] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [bapaknya] dari ['Aisyah radliallahu 'anha] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memasuki (kota Makkah) pada tahun pembebasan dari Kada' dataran tinggi kota Makkah. Hisyam berkata; Dan 'Urwah melewati keduanya dari Kada' dan Kudan. Namun kebanyakan dari Kada' karena tempat ini yang lebih dekat dengan rumahnya.

bukhari:1476

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin 'Abdul Wahhab] telah menceritakan kepada kami [Hatim] dari [Hisyam] dari ['Urwah]; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memasuki (kota Makkah) pada tahun pembebasan dari Kada' dataran tinggi kota Makkah. Dan 'Urwah kebanyakan memasukinya lewat Kada' karena tempat ini yang lebih dekat dengan rumahnya.

bukhari:1477

Telah menceritakan kepada kami [Musa] telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [bapaknya]; bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memasuki (kota Makkah) pada tahun pembebasan dari Kada'. Dan 'Urwah memasukinya melalui keduanya dan kebanyakan dia memasukinya dari Kada' karena ini tempat yang paling dekat dengan rumahnya. Abu 'Abdullah Al Bukhariy berkata: "Kuda' dan Kadan adalah dua tempat yang berbeda".

bukhari:1478

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim] berkata, telah mengabarkan kepada saya [Ibnu Juraij] berkata, telah mengabarkan kepada saya ['Amru bin Dinar] berkata; Aku mendengar [Jabir bin 'Abdullah radliallahu 'anhua] berkata: "Ketika Ka'bah dibangun (diperbaiki) Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan 'Abbas mengangkut bebatuan, Saat itu Al 'Abbas berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Ikatlah kain sarungmu pada lehermu". Tiba-tiba Beliau tersungkur ke tanah lalu kedua matanya terbelalak menengadah ke arah langit. Lalu Beliau berkata: "Berikanlah kain sarungku". Kemudian Beliau mengikatnya kembali dengan kuat.

bukhari:1479

Telah menceritakan kepada kami [Bayan bin 'Amru] telah menceritakan kepada kami [Yazid] telah menceritakan kepada kami [Jarir bin hazim] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Ruman] dari ['Urwah] dari ['Aisyah radliallahu 'anha] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata, kepadanya: "Seandainya bukan karena keberadaan kaummu yang masih lekat dengan kejahiliyahan, tentu aku sudah perintahkan agar Ka'bah Baitulloh dirabohkan lalu aku masukkan ke dalamnya apa yang sudah dikeluarkan darinya dan aku akan jadikan (pintunya yang ada sekarang) rata dengan permukaan tanah, lalu aku buat pintu timur dan pintu barat dengan begitu aku membangunya diatas pondasi yang telah dibangun oleh Nabi Ibrahim Alaihissalam". Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam inilah yang kemudian dijadikan alasan oleh 'Abdullah bin Az Zubair untuk merabohkannya. Berkata, Yazid: "Aku melihat Ibnu Zubair ketika merabohkannya lalu membangunnya kembali, dia memasukkan sebagian Hijir Isma'il dan aku melihat pondasi yang dibangun Nabi Ibrahim Alaihissalam berupa bebatuan menyerupai punuk-punuk unta". Jarir berkata: "Aku bertanya kepadanya: "Dimana posisinya?". Dia berkata: "Akan kutunjukkan kepadamu sekarang". Maka aku bersamanya masuk ke dalam Al Hijir lalu dia menunjuk pada suatu tempat seraya berkata; "Inilah posisinya". Jarir berkata: "Kemudian aku mengukur jaraknya dari Al Hijir ternyata kira-kira kurang lebih enam hasta".

bukhari:1483

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari ['Abis bin Rabi'ah] dari ['Umar radliallahu 'anhu] bahwa dia mendatangi Hajar Al Aswad lalu menciumnya kemudian berkata: "Sungguh aku mengetahui bahwa kamu hanyalah batu yang tidak bisa mendatangkan madharat maupun manfa'at. Namun kalau bukan karena aku telah melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menciummu tentu aku tidak akan menciummu".

bukhari:1494

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Malik] dari [Muhammad bin 'Abdurrahman bin Nawfal] dari ['Urwah bin Az Zubair] dari [Zainab binti Abu Salamah] dari [Ummu Salamah radliallahu 'anhaa] isteri Nabi Shallallahu'alaihiwasallam berkata: "Aku mengadu kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bahwa kondisiku sedang lemah, maka Beliau berkata: "Thawaflah dari belakang orang banyak dengan mengendarai tunggangan". Maka aku thawaf sedang Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam saat itu shalat disisi Ka'bah Baitullah dan Beliau membaca Surah Ath-Thur (Surah ke 52).

bukhari:1514

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa] telah menceritakan kepada kami [Hisyam] bahwa [Ibnu Juraij] mengabarkan kepada mereka, katanya telah mengabarkan kepada saya [Sulaiman Al Ahwal] bahwa [Thowus] nemgabarkan kepadanya dari [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma] bahwa Nabi Shallallahu'alaihiwasallam ketika sedang thawaf, Beliau melewati seorang yang mengikat tangannya kepada orang lain dengan tali atau benang atau selain itu. Maka Nabi Shallallahu'alaihiwasallam memutuskannya dengan tangan Beliau sendiri dan berkata, (kepada orang lainnya): "Tuntunlah dia dengan tangannya".

bukhari:1515

Telah menceritakan kepada kami [Adam] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Dinar] berkata; Aku mendengar [Ibnu'Umar radliallahu 'anhuma] berkata: "Nabi Shallallahu'alaihiwasallam datang (ke Baitullah untuk hajji) maka Beliau thawaf di Baitullah tujuh kali putaran kemudian shalat dua raka'at di belakang Maqam (Ibrahim) lalu keluar menuju bukit Ash-Shafa dan Al Marwah. Dan sungguh Allah Ta'ala telah berfirman dalam QS Al Ahzab ayat 21 yang artinya: ("Sungguh bagi kalian ada suri tauladan yang baik pada diri Rasulullah").

bukhari:1521

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin 'Umar Al Bashriy] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] dari [Habib] dari ['Atho'] dari ['Urwah] dari ['Aisyah radliallahu 'anha] bahwa orang-orang thawaf di Ka'bah setelah shalat Shubuh kemudian mereka duduk untuk berdzikir hingga ketika matahari telah terbit mereka mendirikan shalat. Maka 'Aisyah radliallahu 'anha berkata: "Mereka duduk hingga waktu yang dilarang untuk shalat telah berlalu, mereka mendirikan shalat"

bukhari:1522

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Maslamahl] telah menceritakan kepada kami [Malik] dari [Muhammad bin 'Abdurrahman bin Nawfal] dari ['Urwah] dari [Zainab binti Ummu Salamah] dari [Ummu Salamah radliallahu 'anha] berkata: "Aku mengadu kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bahwa kondisiku sedang lemah, maka Beliau berkata: "Thowaflah dari belakang orang banyak dengan mengendarai tunggangan". Maka aku thawaf sedang Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam saat itu shalat disisi Ka'bah Baitullah dan Beliau membaca Surah Ath-Thur (Surah ke 52).

bukhari:1526

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq] telah menceritakan kepada kami [Khalid] dari [Khalid Al Hadzdza'] dari ['Ikrimah] dari [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma] bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam datang menemui orang-orang yang menyediakan minuman dalam pelayanan hajji, lalu Beliau meminta minum. Maka Al 'Abbas berkata: "Wahai Fadhal, pergilah kepada ibumu dan berikan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam minuman darinya. Maka Beliau berkata: "Berilah aku air minum". Maka dia (Al 'Abbas) berkata: "Wahai Rasulullah, mereka membuat dengan tangan mereka sendiri. Beliau berkata: "Berilah aku air minum". Maka Beliau meminumnya lalu menghampiri air zamzam yang ketika itu orang-orang sedang meminum dan bekerja disana. Maka Beliau berkata: "Bekerjalah, karena kalian sedang beramal shalih". Kemudian Beliau berkata: "Seandainya bukan karena kalian akan tersingkirkan tentu aku akan turun ikut bekerja hingga aku ikatkan tali disini", yaitu bahu. Beliau menunjuk kepada bahu Beliau".

bukhari:1528

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Ibnui Syihab] dari ['Urwah] dari ['Aisyah radliallahu 'anha]: "Kami berangkat bersama Nabi Shallallahu'alaihiwasallam saat hajji wada' lalu kami berihram untuk 'umrah, kemudian Beliau berkata: "Barangsiapa yang membawa hewan sembelihan hendaklah dia berihram untukhajji sekaligus 'umrah kemudian dia tidak bertahallul hingga bertahallul untuk keduanya (hajji dan 'umrah). Maka aku tiba di Makkah sedang aku dalam keadaan mengalami haidh. Setelah kami selesai melaksanakan manasik hajji, Beliau mengutusku bersama 'Abdurrahman bin Abu Bakar menuju Tan'im. Maka dari tempat itu aku memulai 'umrah. Beliau Shallallahu'alaihiwasallam berkata: "Ini pengganti 'umrahmu"."Maka orang-orang yang berihram untuk 'umrah melakukan thawaf di Baitullah lalu bertahallul lalu thawaf lagi thawaf yang lain setelah mereka kembali dari Mina. Adapun orang-orang yang menggabungkan hajji dan 'umrah mereka hanya melakukan thawaf satu kali".

bukhari:1530

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari ['Abdurrahman bin Al Qasim] dari [bapaknya] dari ['Aisyah radliallahu 'anha] bahwa dia berkata: "Aku mengunjungi Makkah (untuk menunaikan hajji) sedang aku mengalami haidh sehingga aku tidak melakukan thawaf di Ka'bah Baitullah dan juga tidak sa'iy antara bukit Shafaa dan Marwah". Dia berkata: "Kemudian hal ini aku adukan kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam maka Beliau bersabda: "Lakukanlah semua manasik seperti yang dilakukan para hujjaj selain thawaf di Ka'bah Baitullah hingga kamu suci".

bukhari:1540

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin AL Mutsanna] telah menceritakan kepada kami ['Abdul Wahhab] berkata,. Dan diriwayatkan pula, telah berkata kepadaku [Khalifah] telah menceritakan kepada kami ['Abdul Wahhab] telah menceritakan kepada kami [Habib Al Mu'allim] dari ['Atho'] dari [Jabir bin 'Abdullah radliallahu 'anhua] berkata: "Nabi Shallallahu'alaihiwasallam dan para sahabatnya berihram untuk hajji dan tidak ada seorangpun dari mereka yang membawa Al Hadyu (hewan qurban) kecuali Nabi Shallallahu'alaihiwasallam dan Tholhah. Sementara itu 'Ali baru saja datang dari negeri Yaman dengan membawa Al Hadyu, dia berkata: Aku berihram (berniat hajji) sebagaimana Nabi Shallallahu'alaihiwasallam berihram. Maka Nabi Shallallahu'alaihiwasallam memerintahkan para sahabatnya agar menjadikan ihram mereka sebagai 'umrah lalu melaksanakan thawaf kemudian mencukur rambut lalu bertahallul kecuali mereka yang membawa Al Hadyu. Maka mereka berkata: "Maka kami berangkat menuju Mina lalu diantara kami ada yang menyebut bahwa dia menarik diri. Hal ini kemudian sampai kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, maka Beliau berkata: "Kalau aku bisa mengulang kembali apa yang telah lewat, aku tidak akan menyembelih, dan seandainya aku tidak membawa Al Hadyu, sudah pasti aku akan bertahallul". Kemudian 'Aisyah radliallahu 'anha mengalami haidh sedangkan dia telah menuntaskan seluruh manasik kecuali thawaf di Ka'bah Baitullah. Ketika dia sudah suci, dia melaksanakan thawaf di Ka'bah Baitullah. Dia berkata: 'Wahai Rasulullah, kalian berangkat dengan niat hajji dan 'umrah sedangkan aku dengan niat hajji saja". Maka Beliau perintahkan 'Abdurrahman bin Abu Bakar agar keluar bersama 'Aisyah radliallahu 'anha ke Tan'im. Maka 'Aisyah radliallahu 'anha melaksanakan 'umrah setelah melaksanakan manasik hajji".

bukhari:1541

Telah menceritakan kepada saya ['Ali] dia nebdebgar [Abu Bakar 'Ayyasy] telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz]; Aku menemui [Anas radliallahu 'anhu]. Dan diriwaatkan pula, telah menceritakan kepada saya [Isma'il bin Aban] telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar] dari ['Abdul 'Aziz] berkata: "Aku keluar menuju Mina pada hari Tarwiyah lalu aku menemui [Anas] radliallahu 'anhu yang juga sedang berangkat dengan menunggang keledai. Aku bertanya kepadanya: "Dimana Nabi Shallallahu'alaihiwasallam melaksanakan shalat Zhuhur pada hari ini?". Maka dia menjawab: "Perhatikanlah dimana para pemimpin kamu shalat lalu shalatlah (disana) ".

bukhari:1544

Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhriy] telah menceritakan kepada kami [Salim] berkata; Aku mendengar ['Umair], maula Ummu Al Fadhal dari [Ummu Al Fadhal]; 'Orang-orang ragu apakah Nabi Shallallahu'alaihiwasallam shaum pada hari 'Arafah. Maka aku utus seseorang membawakan minuman, lalu Beliau meminumnya".

bukhari:1548

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Muhammad bin Abu Bakar Ats-Tsaqafiy] bahwa dia bertanya kepada [Anas bin Malik] saat keduanya berangkat dari Mina menuju 'Arafah: "Apa yang kalian kerjakan pada hari ini bersama Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam?" Dia menjawab: "Diantara kami ada orang yang membaca talbiyyah, Beliau tidak mengingkarinya dan juga ada orang yang bertakbir namun Beliau juga tidak mengingkarinya".

bukhari:1549

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Salim] berkata; "'Abdul Malik menulis surat kepada Al Hajjaj agar tidak berbeda pendapat dengan [Ibnu 'Umar] tentang masalah haji. Lalu datanglah Ibnu 'Umar radliallahu 'anhu ketika aku bersamanya pada hari Arafah setelah matahari condong, lalu dia berteriak kepada pengawal Al Hajjaj. Maka ia (Al Hajjaj) keluar dengan mengenakan mantel kuning lalu berkata; "Ada apa denganmu wahai Abu 'Abdurrahman?". Ia menjawab: "Pergilah diakhir siang jika engkau ingin mengikuti sunnah". Ia bertanya: "Apakah harus waktu ini?". Ia menjawab: "Ya, benar". Dia berkata: "Tunggulah aku hingga aku membasahi kepalaku, lalu aku akan keluar". Lalu ia ('Abdullah) berhenti hingga Al Hajjaj keluar, kemudian ia berjalan diantara aku dan bapakku. Aku berkata, kepadanya (Al Hajjaj): "Jika kamu ingin mengikuti sunah maka pendekkanlah khutbah, dan percepatlah wukuf". Kemudian ia melihat 'Abdullah. Ketika 'Abdullah melihat hal itu, ia berkata: "Dia benar".

bukhari:1550

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Maslamah] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Salim bin 'Abdullah] berkata; "'Abdul Malik menulis surat kepada Al Hajjaj agar mengikuti ['Abdullah bin 'Umar] tentang pelaksanaan manasik hajji. Ketika hari 'Arafah, Ibnu'Umar radliallahu 'anhuma datang saat aku bersamanya setelah matahari condong atau siang hari, lalu dia berteriak di depan kemahnya: "Mana dia?". Lantas ia (Al Hajjaj) keluar menemuinya. Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma: "Pergilah diakhir siang". Ia bertanya: "Apakah sekarang?". Ia menjawab: "Ya, benar". Dia berkata: "Tunggulah aku hingga aku membasahi kepalaku". Lalu ia ('Abdullah) berhenti hingga Al Hajjaj keluar, kemudian ia berjalan diantara aku dan bapakku. Aku berkata, kepadanya (Al Hajjaj): "Jika kamu ingin mendapatkan sunah hari ini maka pendekkanlah khutbah, dan percepatlah wukuf". Kemudian Ibnu'Umar radliallahu 'anhuma berkata: "Dia benar".

bukhari:1552

Telah menceritakan kepada saya [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Musa bin 'Uqbah] dari [Kuraib] maulanya Ibnu 'Abbas dari [Usamah bin Zaid radliallahu 'anhuma] bahwa tatkala Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bertolak meninggalkan 'Arafah Beliau menuju bukit (Asy-Syi'ib) untuk menunaikan hajatnya, kemudian Beliau Shallallahu'alaihiwasallam berwudhu'. Aku bertanya: "Wahai Rasulullah apakah kita shalat disini (sekarang)?". Beliau Shallallahu'alaihiwasallam menjawab: "Shalat nanti saja di depan".

bukhari:1556

Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Wahb bin Jarir] telah menceritakan kepada kami [bapakku] dari [Yunus Al Ailiy] dari [Az Zuhriy] dari ['Ubaidullah bin Abdullah] dari [Ibnu 'Abbas] radliallahu 'anhuma bahwa [Usamah bin Zaid radliallahu 'anhuma] pernah diboncengkan oleh Nabi Shallallahu'alaihiwasallam dari 'Arafah menuju Muzdalifah lalu Beliau membonceng [Al Fadhal] dari Muzdalifah menuju Mina. Dia berkata: "Selama dalam dua perjalanan itu Beliau senantiasa bertalbiyah hingga melempar jumrah 'Aqabah".

bukhari:1574

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari [Salim bin 'Abdullah] bahwa [Ibnu'Umar radliallahu 'anhuma] berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam melaksanakan hajji tamattu saat hajii wada' dengan dengan menggabungkan niat (berihram) 'umrah dan hajjinya dan Beliau membawa hewan qurban. Beliau menggiring hewan qurbannya dari Dzul Hulaifah lalu Beliau memulai berihram dengan niat 'umrah lalu berihram untuk hajji. Sedangkan orang-orang berhajji tamattu' bersama Nabi Shallallahu'alaihiwasallam dengan niat ihram 'umrah untuk pelaksanaan hajji mereka. Diantara mereka ada yang membawa hewan qurban dan ada yang tidak membawa hewan qurban. Ketika Nabi Shallallahu'alaihiwasallam tiba di Makkah, Beliau berkata, kepada orang banyak: "Barangsiapa dari kalian yang membawa hewan qurban maka baginya tidak halal suatu apapun yang diharamkan baginya hingga dia menyelesaikan seluruh manasik hajjinya dan siapa dari kalian yang tidak membawa hewan qurban hendaklah dia thawaf di Ka'bah Baitullah dan sa'iy antara bukit Shafaa dan Marwah kemudian dia memotong rambutnya lalu bertahallul. Kemudian dia berihram untuk hajji. Dan siapa yang tidak memiliki hewan qurban hendaklah dia shaum (puasa) selama tiga hari pada masa pelaksanaan hajji dan tujuh hari jika telah kembali kepada keluarganya. Sesuatu yang harus dilakukannya ketika tiba di Makkah adalah thawaf mencium Ar-Rukun (Al Hajar Al Aswad) yang thawaf nya itu dengan berjalan cepat pada tiga putaran dan berjalan biasa pada empat putaran lainnya, kemudian setelah menyelesaikan thawaf nya di Ka'bah Baitullah itu supaya dia shalat dua raka'at dibelakang maqam Ibrahim, kemudian salam dan setelah selesai hendaklah dia menuju bukit Ash-Shafaa lalu melaksanakan sa'iy antara bukit Shafaa dan Marwah tujuh putaran, lalu tidak menghalalkan apa yang diharamkan baginya hingga menyelesaikan manasaik hajjinya dan menyembelih hewan qurban pada hari Nahar. Setelah itu dia bertolak menuju Makkah, lalu thawaf, maka menjadi halallah segala sesuatu yang sebelumnya diharamkan baginya. Maka mereka yang berqurban dan membawa hewan qurban melakukan seperti yang Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam lakukan". Dan dari ['Urwah] bahwa ['Aisyah radliallahu 'anha] mengabarkannya dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam dalam pelaksanaan haji tamattu' dengan niat 'umrah dalam pelaksanaan hajji Beliau, maka orang-orang berhajji tamattu' bersama Beliau sebagaimana yang dikabarkan kepadaku oleh Salim dari Ibnu'Umar radliallahu 'anhuma dari Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam.

bukhari:1578

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Maslamah] telah menceritakan kepada kami [Aflah bin Humaid] dari [Al Qasim] dari ['Aisyah radliallahu 'anha] berkata; "Aku mengikatkan kalung pada hewan qurban Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, lalu Beliau menandainya dan mengikatnya atau aku mengikatnya kemudian Beliau mengirim hewan qurbannya itu ke Baitullah dan Beliau tinggal di Madinah. Maka apa-apa yang diharamkan bagi Beliau setelah itu menjadi halal baginya".

bukhari:1584

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari ['Abdullah bin Abu Bakar bin 'Amru bin Hazm] dari ['Amrah binti 'Abdurrahman] bahwasanya dia mengabarkan bahwa Ziyad bin Abu Sufyan menulis surat kepada ['Aisyah radliallahu 'anha] bahwa 'Abdullah bin 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata: "Barangsiapa yang membawa hewan qurban maka haram baginya sebagaimana diharamkan terhadap orang yang berhajji hingga dia menyembelih hewan qurbannya". 'Amrah berkata; Maka dia ('Aisyah radliallahu 'anha) berkata: "Bukan begitu halnya sebagaimana yang dikatakan Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhu. Sungguh aku telah mengikatkan kalung (sebagai tanda) pada hewan qurban Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dengan tanganku sendiri lalu Rasulullah Shallallahu' alaihi wasallam mengikatnya dengan tangan Beliau lalu mengirimnya bersama bapakku. Dan tidak menjadi diharamkan bagi Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam sesuatu yang Allah halalkan hingga hewan qurbannya disembelih".

bukhari:1585

Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] telah menceritakan kepada saya [Yahya bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Fudhail bin Ghozwan] telah menceritakan kepada kami ['Ikrimah] dari [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyampaikan khuthbah pada hari Nahar, Beliau bertanya: "Wahai sekalian manuisa, hari apakah ini? Mereka menjawab: "Hari ini hari haram (suci) ". Beliau bertanya lagi: "Negeri apakah ini?". Mereka menjawab: "Ini negeri (tanah) haram (suci) ". Beliau bertanya lagi: "Bulan apakah ini?". Mereka menjawab: "Ini bulan haram (suci) ". Beliau bersabda: "Sesungguhnya darah kalian, harta-harta kalian dan kehormatan kalian, haram atas kalian sebagaimana haramnya hari kalian ini di negeri kalian ini dan pada bulan kalian ini". Beliau mengulang kalimatnya ini berulang-ulang lalu setelah itu Beliau mengangkat kepalanya seraya berkata: "Ya Allah, apakah aku sudah sampaikan?, Ya Allah, apakah aku sudah sampaikan?. Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata: "Maka demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, sungguh itu suatu wasiat Beliau untuk ummatnya. (Sabda Beliau selanjutnya): "Maka hendaklah yang menyaksikan menyampaikannya kepada yang tidak hadir, dan janganlah kalian kembali menjadi kafir sepeninggalku, kalian saling memukul tengkuk kalian satu sama lain (saling membunuh) ".

bukhari:1623

Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin 'Umar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al Hakam] dari [Ibrahim] dari ['Abdurrahman bin Yazid] dari ['Abdullah radliallahu 'anhu] bahwa dia berhenti hingga Al Jumrah Al Kubra (Al 'Aqabah), yang Ka'bah Baitullah berada disisi kirinya sedangkan Mina disisi kanannya lalu dia melempar dengan tujuh (batu), lalu berkata; "Beginilah cara melempar seseorang yang telah diturunkan kepadanya surah Al Baqarah, yaitu Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam".

bukhari:1630

Telah menceritakan kepada kami [Ashbagh bin Al Faraj] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] dari ['Amru bin Al Harits] dari [Qatadah] bahwa [Anas bin Malik radliallahu 'anhu] menceritakan kepadanya bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan shalat Zhuhur, 'Ashar, Maghrib dan 'Isya' kemudian Beliau tidur sejenak di Al Muhashib (tempat melempar jumrah di Mina) lalu Beliau menunggang tunggangannya menuju ke Ka'bah Baitullah lalu thawaf disana". Hadits ini dikuatkan pula oleh [Al Laits] telah menceritakan kepada saya [Khalid] dari [Sa'id] dari [Qatadah] bahwa [Anas bin Malik radliallahu 'anhu] menceritakan kepadanya dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

bukhari:1637

Telah menceritakan kepada kami [Abu An-Nu'man] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Manshur] dari [Ibrahim] dari [Al Aswad] dari ['Aisyah radliallahu 'anha]; "Kami keluar bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan tidaklah kami diperlihatkan melainkan Beliau keluar untuk melaksanakan haji. Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tiba (di Makkah), Beliau melaksanakan thawaf di Ka'bah Baitullah dan sa'iy antara bukit Shafaa dan Marwah dan Beliau tidak bertahallul karena Beliau membawa Al Hadyu (hewan qurban), begitu pula ikut thawaf orang-orang yang bersama Beliau baik isteri-isteri Beliau maupun sahabat dan diantara mereka bertahallul bagi yang tidak membawa Al Hadyu. Kemudian 'Aisyah radliallahu 'anha mengalami haid. Maka kami pun menyelesaikan seluruh manasik haji kami. Ketika malam Jumrah (di Mina) saat orang-orang harus nafar (pulang), dia berkata: "Wahai Rasulullah, seluruh sahabat-sahabat anda akan kembali pulang dengan 'umrah dan haji sedangkan aku tidak". Beliau bertanya: "Apakah kamu tidak ikut thawaf di Ka'bah Baitullah pada malam-malam ketika kita tiba di Makkah?". Aku menjawab: "Tidak". Beliau berkata: "Pergilah kamu bersama saudaramu ke Tan'im dan mulailah dari sana berihram untuk 'umrah kemudian tempat kamu begini begini". Maka aku keluar bersama 'Abdurrahman ke Tan'im lalu aku berihram untuk 'umrah. Dan kemudian Shafiyyah binti Huyay mengalami haidh, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Celaka, kamu telah membuat kami tertahan, apakah kamu melaksanakan thawaf pada hari Nahar". Dia (Shafiyyah) menjawab: "Ya". Beliau berkata: "Kalau begitu tidak apa, pulanglah". 'Aisyah radliallahu 'anha berkata: "Kemudian aku menemui Beliau shallallahu 'alaihi wasallam saat Beliau tiba dari Makkah sedangkan aku sudah lebih dulu singgah atau aku baru tiba sedang Beliau sudah singgah dari Makkah". Dan berkata, [Musaddad], Perkataan 'Aisyah radliallahu 'anha: aku berkata: "Tidak". Hadits ini dikuatkan pula oleh [Jarir] dari [Manshur] pada ucapan 'Aisyah radliallahu 'anha: "Tidak".

bukhari:1641

Telah menceritakan kepada kami ['Abdul Muta'al bin Tholib] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] berkata, telah mengabarkan kepada saya ['Amru bin Al Harits] bahwa [Qatadah] menceritakan kepadanya bahwa [Anas bin Malik radliallahu 'anhu] menceritakan kepadanya bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan shalat Zhuhur, 'Ashar, Maghrib dan 'Isya' kemudian Beliau tidur sejenak di Al Muhashib (tempat melempar jumrah di Mina), lalu Beliau menunggang tunggangannya menuju ke Ka'bah Baitullah lalu thawaf disana".

bukhari:1643

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Al Mundzir] telah menceritakan kepada kami [Abu Dhamrah] telah menceritakan kepada kami [Musa bin 'Uqbah] dari [Nafi'] bahwa [Ibnu'Umar radliallahu 'anhuma] bermalam di Dzu Thuwa diantara dua jalan dataran tinggi, lalu dia masuk melalui salah satu dari dataran itu yang berada di sebelah atas kota Makkah. Dan apabila sudah sampai di Makkah baik untuk menunaikan haji atau 'umrah, dia tidak singgah menambatkan untanya kecuali di (tempat) dekat pintu masjid (Al Masjidil Haram). Kemudian dia masuk dan mendatangi Rukun Hajar Aswad, lalu dia memulai thawaf dari sana sebanyak tujuh kali putaran dengan tiga kali berjalan cepat dan empat kalinya berjalan biasa, kemudian apabila telah selesai, dia shalat dua raka'at. Sebelum dia kembali ke tempat tinggalnya, dia melaksanakan sa'iy antara bukit Shafaa dan Marwah. Dan apabila dia telah menyelesaikan seluruh manasik haji atau 'umrahnya, dia singgah beristirahat di Al Bathha' yang terletak di DzulHulaifah, tempat yang pernah digunakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk singgah".

bukhari:1646

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Sumayya, maulana Abu Bakar bin 'Abdurrahman] dari [Abu Shalih As-Samman] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Umrah demi 'umrah berikutnya menjadi penghapus dosa antara keduanya dan haji mabrur tidak ada balasannya kecuali surga".

bukhari:1650

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Mujahid] berkata; Ketika aku dan 'Urwah bin Az Zubair masuk kedalam masjid disana ada ['Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhu] sedang duduk di bilik rumah 'Aisyah radliallahu 'anha, sedang orang-orang melaksanakan shalat Dhuha dalam masjid". Dia (Mujahid) berkata: "Maka kami bertanya kepadanya tentang shalat yang mereka kerjakan, maka dia berkata: "Itu adalah bid'ah". Kemudian dia berkata lagi kepadanya: "Berapa kali Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah melaksanakan 'umrah?" Dia menjawab: "Empat kali, satu diantaranya pada bulan Rajab". Maka kami pun enggan untuk membantahnya. Mujahid melanjutkan: Kemudian kami mendengar suara ['Aisyah radliallahu 'anha] Ummul Mu'minin sedang menggosok gigi dari balik rumahnya, maka 'Urwah bertanya: "Wahai ibunda, wahai Ummul Mu'minin, apakah engkau tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Abu 'Abdurrahman? 'Aisyah radliallahu 'anha berkata: "Apa yang telah dikatakannya? 'Urwah menjawab; Dia berkata, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan 'umrah sebanyak empat kali satu diantaranya pada bulan Rajab". 'Aisyah radliallahu 'anha berkata: "Semoga Allah merahmati Abu 'Abdurrahman, tidaklah Beliau melaksanakan 'umrah sekalipun melainkan aku selalu mengikutinya dan Beliau tidak pernah melaksanakan 'umrah pada bulan Rajab sekalipun".

bukhari:1652

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salam] telah mengabarkan kepada [Abu Mu'awiyah] telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [bapaknya] dari ['Aisyah radliallahu 'anha]: "Kami keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tepat pada hilal (awal) bulan Dzul Hijjah. Beliau berkata kepada kami: "Barangsiapa dari kalian yang suka berihram untuk haji, lakukanlah ihramnya untuk haji dan siapa dari kalian yang suka berihram untuk 'umrah, lakukanlah ihramnya untuk 'umrah. Seandainya bukan karena aku telah membawa hewan qurban tentu aku akan berihram untuk 'umrah". 'Aisyah radliallahu 'anha berkata; "Maka diantara kami ada yang berihram untuk 'umrah dan ada yang berihram untuk haji dan aku termasuk orang yang berihram untuk 'umrah". Kemudian hari 'Arafah menaungi aku saat aku mengalami haidh. Kemudian hal ini aku adukan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Maka Beliau berkata: "Tinggalkanlah 'umrahmu dan uraikanlah rambut kepalamu dan sisirlah lalu berihramlah untuk haji". Ketika pada malam Al Hashabah (untuk melempar jumrah di Mina), Beliau mengutus 'Abdurrahman bersamaku menuju At-Tan'im. Maka aku berihram untuk 'umrah sebagai pengganti 'umrahku sebelumnya".

bukhari:1658

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami ['Abdul Wahhab bin 'Abdul Majid] dari [Habib Al Mu'alim] dari ['Atho'] telah menceritakan kepadaku [Jabir bin 'Abdullah radliallahu 'anhu] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya berniat untuk haji dan tidak ada satupun dari mereka yang membawa Al Hadyu (hewan qurban) kecuali Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan Tholhah serta 'Ali yang baru datang dari Yaman juga membawa Al Hadyu, dia berkata: "Aku berihram sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berihram. Dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengijinkan para sahabat Beliau untuk menjadikan ihram mereka sebagai 'umrah, mereka thawaf di Ka'bah Baitullah, kemudian memotong (memendekkan) rambut lalu bertahallul kecuali siapa yang membawa Al Hadyu. Mereka berkata: "Kemudian kami berangkat menuju Mina lalu diantara kami ada yang menyebut bahwa dia menarik diri. Hal ini kemudian sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka Beliau berkata: "Kalaulah aku bisa mengulang kembali urusanku yang telah lewat, niscaya aku tidak membawa binatang korban. Seandainya aku tidak membawa Al Hadyu, sudah pasti aku akan bertahallul". Kemudian 'Aisyah radliallahu 'anha mengalami haidh sedangkan dia sudah menyelesaikan seluruh manasik kecuali thawaf di Ka'bah Baitullah. Ketika dia sudah suci, dia melaksanakan thawaf di Ka'bah Baitullah. Dia berkata: 'Wahai Rasulullah, apakah kalian akan berangkat pulang dengan membawa haji dan 'umrah sedangkan aku dengan niat haji saja?" Maka Beliau memerintahkan 'Abdurrahman bin Abu Bakar agar berangkat bersama 'Aisyah radliallahu 'anha ke Tan'im. Maka 'Aisyah radliallahu 'anha melaksanakan 'umrah setelah melaksanakan manasik haji pada bulan Dzul Hijjah". Dan Suraqah bin Malik bin Ju'syam bertemu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam saat Beliau berada di Al 'Aqabah sedang melempar jumrah, dia bertanya: "Apakah ini khusus buat kalian, wahai Rasulullah? Beliau berkata: "Tidak, tapi untuk selamanya".

bukhari:1660

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Yahya] telah menceritakan kepada kami [Hisyam] berkata, telah mengabarkan kepada saya [bapaknya] berkata, telah mengabarkan kepada saya ['Aisyah radliallahu 'anha] berkata: "Kami keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tepat pada hilal (awal) bulan Dzul Hijjah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Barangsiapa yang suka berihram untuk 'umrah, lakukanlah dan siapa yang suka berihram untuk haji, lakukanlah. Seandainya bukan karena aku telah membawa hewan qurban tentu aku akan berihram untuk 'umrah". 'Aisyah radliallahu 'anha berkata: "Maka diantara mereka ada yang berihram untuk 'umrah dan ada yang berihram untuk haji dan aku termasuk orang yang berihram untuk 'umrah". Kemudian aku mengalami haidh sebelum aku memasuki Makkah dan aku mendapatkan hari "Arafah dalam keadaan haidh. Hal ini aku adukan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau berkata: "Tinggalkanlah 'umrahmu dan uraikanlah rambut kepalamu dan sisirlah lalu berihramlah untuk haji". Maka perintah Beliau itu aku laksanakan. Ketika pada malam Al Hashabah (untuk melempar jumrah di Mina), Beliau mengutus 'Abdurrahman bersamaku menuju At-Tan'im. Maka dia memboncengiku lalu aku berihram untuk 'umrah sebagai pengganti 'umrahku sebelumnya". Maka Allah menetapkan terlaksananya haji dan 'umrahnya 'Aisyah radliallahu 'anha dan tidak ada sesuatupun sebagai pengganti dari itu semua baik berupa hewan qurban, shadaqah maupun shaum.

bukhari:1661

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah menceritakan kepada kami [Ibnu 'Aun] dari [Al Qasim bin Muhammad]. Dan dari [Ibnu 'Aun] dari [Ibrahim] dari [Al Aswad] keduanya berkata; ['Aisyah radliallahu 'anha] berkata; "Wahai Rasulullah, orang-orang selesai dengan mengambil dua manasik sedangkan aku hanya satu. Maka dikatakan kepadanya; "Tunggulah, jika kamu sudah suci maka keluarlah menuju Tan'im lalu berihramlah kemudian temuilah kami di tempat ini namun derajatnya tergantung pengorbanan dan tingkat kesulitanmu".

bukhari:1662

Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] telah menceritakan kepada kami [Aflah bin Humaid] dari [Al Qasim] dari ['Aisyah radliallahu 'anha] berkata: "Kami keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk melaksanakan haji pada bulan-bulan haji dan ihram-ihram haji. Ketika kami berhenti di Sarif, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada para sahabatnya: "Barangsiapa tidak membawa Al Hadyu dan suka untuk menjadikan ihramnya untuk 'umrah, lakukanlah dan siapa yang membawa Al Hadyu, tidak boleh (menjadikan ihramnya sebagai 'umrah) ". Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beserta beberapa orang dari sahabat Beliau yang berbadan kuat dan membawa Al Hadyu, tidak berihram untuk 'umrah. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam masuk menemuiku saat itu aku sedang menangis, maka Beliau bertanya: "Apa yang membuatmu menangis?" 'Aisyah radliallahu 'anha menjawab: "Aku mendengar apa yang anda katakan kepada para sahabat anda sehingga aku terhalang menjadikan ihramku sebagai 'umrah". Beliau berkata: "Apa hubungannya denganmu? '" Aku jawab: "Aku sedang tidak shalat". Beliau berkata: "Tidak apa, karena kamu adalah dari anak-anak perempuan keturunan Adam yang telah ditetapkan ketentuan atas mereka, maka laksanakanlah hajimu semoga Allah memberikanmu karunia dengan hajimu ini". 'Aisyah radliallahu 'anha berkata: "Maka aku laksanakan hingga kami keluar (nafar) dari Mina lalu singgah di tempat pelemparan jumrah, Beliau memanggil 'Abdurrahman lalu berkata: "Keluarlah kamu bersama saudaramu dari tanah haram lalu berihramlah untuk 'umrah kemudian jika kalian berdua telah selesai dari thawaf (datanglah kemari), kami menunggu kalian berdua disini". Maka kami temui Beliau pada tengah malam. Beliau bertanya: "Apakah kalian telah selesai?". Aku jawab: "Ya, sudah". Maka Beliau menyeru para sahabatnya agar bersiap-siap berangkat. Maka orang-orang dan termasuk yang sedang berthawaf di Ka'bah Baitullah bergegas sebelum shalat Shubuh lalu berangkat pulang menuju Madinah.

bukhari:1663

Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] telah menceritakan kepada kami [Hammam] telah menceritakan kepada kami ['Atho'] berkata, telah menceritakan kepada saya [Shawan bin Ya'la bin Umayyah], yaitu dari [bapaknya] bahwa ada seorang laki-laki datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam saat Beliau berada di Al Ji'ranah. Orang itu mengenakan jubah (baju besar) yang masih terasa sisa wewangian padanya atau nampat sisa pewarna kuning, berkata: "Bagaimana aku harus mengerjakan 'umrahku?". Maka Allah subhanahu wata'ala menurunkan wahyu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan wajah Beliau ditutup dengan kain. Ya'la bin Umayyah berkata; "Aku sendiri sangat ingin dapat melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika sedang menerima wahyu". Maka 'Umar radliallahu 'anhu berkata: "Kemarilah, apakah melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika sedang menerima wahyu dapat menyenangkanmu?". Aku katakan: "Ya". Maka 'Umar membuka ujung kain yang tadi menutupi wajah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu aku dapat melihat Beliau sedang bernapas dalam tidurnya". (Kata Shafwan) aku menduga bapakku berkata: "Beliau mendengkur sejenak". Ketika Beliau selesai menerima wahyu, Beliau bertanya: "Mana orang tadi yang bertanya tentang 'umrah?. Lepaslah jubahmu, cucilah dari sisa wewangian dan pewarna kuning dan kerjakan 'umrahmu seperti kamu mengerjakan haji".

bukhari:1664

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Al Hajjaj] telah menceritakan kepada kami [Anas bin 'Iyadh] dari ['Ubaidullah] dari [Nafi'] dari [Ibnu'Umar radliallahu 'anhuma] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pergi menuju Makkah, Beliau shalat di masjid Asy-Syajarah dan jika kembali Beliau shalat di Dzul Hulaifah di dasar lembah dan bermalam disana hingga shubuh.

bukhari:1672

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Maslamah] telah menceritakan kepada kami [Malik] dari [Sumayya] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Bepergian (safar) itu adalah sebagian dari siksaan, yang menghalangi seseorang dari kalian dari makan, minum dan tidurnya. Maka apabila dia telah selesai dari urusannya hendaklah dia segera kembali kepada keluarganya".

bukhari:1677

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Nafi'] bahwa ['Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhu] ketika berangkat menuju Makkah untuk menunaikan 'umrah pada zaman timbulnya fitnah (kekacauan) dia berkata: "Jika aku dihalangi dari (ber'ibadah) di Baitullah, maka aku akan melaksanakan 'ibadah 'umrah ini sebagaimana kami pernah melaksanakannya bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam". Maka dia berihram untuk 'umrahnya dengan mencontoh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang pernah berihram untuk 'umrah pada tahun perjanjian Hudaibiyah.

bukhari:1679

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] berkata, telah menceritakan kepada saya [Malik] dari [Nafi'] bahwa ['Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhu] berkata, ketika dia hendak berangkat melaksanakan 'umrah saat terjadinya fitnah: Jika aku dihalang-halangi dari Baitullah, kami akan melakukan seperti yang dilakukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, yaitu aku akan berihram untuk 'umrah karena Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah berihram untuk 'umrah pada tahun perjanjian Hudaibiyah" Kemudian 'Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhu memandang bahwa urusan keduanya (haji dan 'umrah) tidak lain kecuali satu. Lalu dia mendatangi para shahabatnya seraya berkata: "Aku bersaksi kepada kalian bahwa aku telah meniatkan hajiku ini bersama 'umrah". Maka dia thawaf untuk keduanya (haji dan 'umrah) dengan satu thawaf dan memandang bahwa hal itu sudah memadai lalu dia berqurban.

bukhari:1685

Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] telah menceritakan kepada kami [Sayf] berkata, telah menceritakan kepada saya [Mujahid] berkata, aku mendengar ['Abdurrahman bin Abu Laila] bahwa [Ka'ab bin 'Ujrah radliallahu 'anhu] berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menghampiriku di Hudaibiyah ketika kepalaku dipenuhi kutu, Beliau berkata: "Barangkali kamu terkena serangga (kutu di kepala)?". Aku jawab: "Benar, wahai Rasulullah". Maka Beliau berkata: "Cukurlah rambutnu". Atau dia berkata: "Ayat ini turun untukku" (QS Al Baqarah ayat 196 yang artinya): ("....Maka barangsiapa dari kalian yang sakit atau tertimpa sesuatu pada kepalanya...) hingga akhir ayat. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Laksanakanlah shaum tiga hari atau bershadaqah sebanyak faraq (tiga sha') terhadap enam orang atau berqurban dengan yang mudah buatmu".

bukhari:1687

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Abdurrahman bin Al Ashbahaniy] dari ['Abdullah bin Aku mendengar 'qil] berkata; 'Aku duduk dekat dengan [Ka'ab bin 'Ujrah radliallahu 'anhu] lalu aku bertanya kepadanya tentang fidyah, maka dia menawab: "Ayat itu turun untukku secara khusus dan buat kalian secara umum, yaitu aku pernah dibawa kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sementara wajahku banyak dipenuhi kutu, maka Beliau berkata: "Mengapa aku melihat kamu dalam keadaan sakit sedemikian parah yang belum pernah aku lihat sebelumnya? dan mengapa aku melihat kamu dalam keadaan kepayahan sedemikian memuncak yang belum pernah aku lihat sebelumnya? apakah kamu memiliki kambing?". Aku jawab: "Benar". Maka Beliau berkata: "Laksanakanlah shaum tiga hari atau berilah makan enam orang miskin yang untuk setiap satu orang miskin sebanyak setengah sha'".

bukhari:1688

Telah menceritakan kepada kami [Mu'adz bin Fadhalah] telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Yahya] dari ['Abdullah bin Abu Qatadah] berkata; [Bapakku] berangkat pada tahun Perjanjian Hudaibiyah lalu para sahabat (Nabi shallallahu 'alaihi wasallam) berihram sedangkan dia tidak. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendapatkan berita bahwa para musuh akan menyerang Beliau, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berangkat. Dan ketika aku bersama para sahabat Beliau yang sedang tertawa saling bercengkerama satu sama lain, aku melihat ada seekor keledai liar. Keledai itu aku ikuti kemudian aku tikam dan aku ikat sehingga tidak bergerak lagi. Aku meminta bantuan mereka namun mereka enggan untuk membantuku. Lalu kami memakan dagingnya namun kami khawatir ada musuh. Maka aku mencari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan terkadang memacu lari kudaku dan terkadang aku memperlambatnya. Kemudian aku berjumpa dengan seseorang dari Bani Ghifar pada tengah malam lalu aku bertanya kepadanya: "Dimana kamu meninggalkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam?". Dia berkata: "Aku meninggalkan Beliau di daerah Ta'hin yang Beliau beristirahat siangnya di Suqya". (Setelah bertemu), aku berkata: "Wahai Rasulullah, keluarga (para sahabat) baginda menyampaikan salam dan rahmat Allah buat baginda. Mereka sedang khawatir menghadapi musuh tanpa mendampingi baginda, maka tunggulah mereka". Aku katakan pula kepada Beliau: "Wahai Rasulullah, aku telah berburu keledai liar dan aku masih menyisakan dagingnya". Maka Beliau berkata, untuk mereka: "Makanlah". Padahal saat itu mereka sedang berihram.

bukhari:1692

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Ar-Rabi'] telah menceritakan kepada kami ['Ali bin Al Mubarak] dari [Yahya] dari ['Abdullah bin Abu Qatadah] bahwa [bapaknya] menceritakan kepadanya, katanya: Kami berangkat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada tahun Perjanjian Hudaibiyah lalu para sahabat berihram sedangkan aku tidak. Lalu kami mendapatkan berita bahwa para musuh sudah berada di Ghoiqah. Kami berangkat menghadapi mereka. Dalam perjalanan para sahabatku melihat ada seekor keledai liar yang menjadikan mereka tertawa satu sama lain. Maka aku intai lalu aku ikuti dengan kudaku lalu aku tikam dan ikat sehingga tidak bergerak lagi. Aku meminta bantuan kepada mereka namun mereka enggan untuk membantuku. Lalu kami memakan dagingnya. Kemudian aku berusaha menyusul Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam karena kami khawatir ada musuh. Maka aku terkadang memacu lari kudaku dan terkadang aku memperlambatnya. Kemudian aku berjumpa dengan seseorang dari Bani Ghifar pada tengah malam lalu aku bertanya kepadanya: "Dimana kamu meninggalkan Nabi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?". Dia berkata: "Tadi aku meninggalkan Beliau di daerah Ta'han yang Beliau beristirahat siangnya di Suqya". Akhirnya aku berjumpa dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hingga aku hampiri, lalu aku berkata: "Wahai Rasulullah, para sahabat baginda menyampaikan salam dan rahmat serta barakah Allah buat baginda. Mereka sedang khawatir menghadapi musuh tanpa mendampingi baginda, maka tunggulah mereka". Maka Beliau menunggu mereka. Aku katakan pula kepada Beliau: "Wahai Rasulullah, kami telah berburu keledai liar dan kami masih menyisakan dagingnya". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata, kepada para sahabat Beliau: "Makanlah". Sedang saat itu mereka sedang berihram.

bukhari:1693

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada saya [Al Laits] dari [Sa'id bin Abu Sa'id Al Maqburi] dari [Abu Syuraih Al 'Adawiy] bahwa dia berkata, kepada 'Amru bin Sa'id saat dia mengutus rambongan ke Makkah: "izinkan aku wahai Pemimpin (amir) untuk menyampaikan satu sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam saat Beliau memberikan khuthbah sehari setelah hari Pembebasan Makkah, aku mendengar dengan telingaku sendiri dan merasakan dengan hatiku sendiri serta melihat dengan mata kepalaku sendiri ketika Beliau shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkannya, Beliau memuji Allah dan mensucikannya kemudian bersabda: 'Sesungguhnya Makkah, Allah telah mensucikannya namun orang-orang (Musyrikin Makkah) tidak mensucikannya. Maka tidak halal bagi setiap orang yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir menumpahkan darah didalamnya, dan tidak boleh mencabut pepohonan di dalamnya. Kalau sesorang diberikan kebolehan memerangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di dalamnya katakanlah bahwa Allah Ta'ala telah mengizinkan kepada RasulNya dan tidak mengizinkan kepada kalian. Sesungguhnya Dia (Allah Ta'ala) telah mengizinkanku pada suatu masa di siang hari kemudian dikembalikan kesuciannya hari ini sebagaimana disucikannya sebelumnya. Maka hendaklah yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir". Ditanyakan kepada Abu Syuraij: "Apa yang dikatakan 'Amru?". Katanya: "Aku lebih mengetahui tentang peristiwa itu daripadamu wahai Abu Syuraij: "Sesungguhnya di tanah haram ini, Beliau tidak akan melindungi orang yang bermaksiat, orang yang (dihukum karena) menumpahkan darah dan orang yang mencuri".

bukhari:1701

Telah menceritakan kepada kami ['Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Mujahid] dari [Thawus] dari [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma] berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda pada hari pebebasan kota Makkah: "Tidak ada lagi hijrah tetapi yang ada adalah jihad dan niat dan jika kalian diperintahkan berangkat perang maka berangkatlah. Sesungguhnya negeri ini telah Allah Ikrarkan kesucikannya sejak hari penciptaan langit dan bumi. Maka dia akan terus suci dengan pensucian dari Allah itu hingga hari qiyamat sehingga tidak dibolehkan perang didalamnya buat seorangpun sebelum aku dan tidak dihalalkan pula buatku kecuali sesaat dalam suatu hari. Maka dia suci dengan pensucian dari Allah itu hingga hari qiyamat, dan tidak boleh ditebang pepohonannya dan tidak boleh diburu hewan buruannya dan tidak ditemukan satupun barang temuan kecuali harus dikembalikan kepada yang mengenalnya (pemiliknya) dan tidak boleh dipotong rumputnya". Berkata, Al 'Abbas radliallahu 'anhu: "Wahai Rasulullah, kecuali pohon idzkhir yang berguna untuk wewangian tukang besi mereka dan rumah-rumah mereka". Dia berkata,, maka Beliau bersabda: "Ya, kecuali pohon idzkhir".

bukhari:1703

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Zaid bin Aslam] dari [Ibrahim bin 'Abdullah bin Hunain] dari [bapaknya] bahwa 'Abdullah bin 'Abbas radliallahu 'anhu dan Al Miswar bin Makhramah berselisih pendapat ketika keduanya berada di Abwa'. 'Abdullah bin 'Abbas radliallahu 'anhu berkata; Orang yang sedang ihram membasuh kepalanya. Sedangkan Al Miswar berkata; Orang yang sedang ihram tidak boleh membasuh kepalanya. Maka 'Abdullah bin 'Abbas radliallahu 'anhu mengutusku untuk menemui [Abu Ayyub Al Anshariy]. Aku jumpai dia sedang mandi dibawah dua pohon dan dia berlindung dari balik kain. Maka aku memberi salam kepadanya. Dia bertanya: "Siapa ini?". Aku jawab: "Aku 'Abdullah bin Hunain, 'Abdullah bin 'Abbas radliallahu 'anhu mengutusku kepadamu untuk menanyakan bagaimana dahulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membasuh kepala Beliau ketika Beliau sedang ihram?". Maka Abu Ayyub menyingkap kain penutup dengan tangannya sehingga kepalanya nampak olehku lalu dia berkata, kepada seseorang yang mengucurkan air kepadanya; "Kucurkanlah air itu". Maka orang itu mengucurkan air ke kepalanya lalu dia menggerak-gerakkan kepalanya dengan kedua tangannya lalu menarik tangannya kedepan ke belakang, lalu berkata: "Begitulah aku pernah melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melakukannya".

bukhari:1709

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Abu Bisyir] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma] bahwa ada seorang wanita dari suku Juhainah datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkata: "Sesungguhnya ibuku telah bernadzar untuk menunaikan haji namun dia belum sempat menunaikannya hingga meninggal dunia, apakah boleh aku menghajikannya?". Beliau menjawab: "Tunaikanlah haji untuknya. Bagaimana pendapatmnu jika ibumu mempunyai hutang, apakah kamu wajib membayarkannya?. Bayarlah hutang kepada Allah karena (hutang) kepada Allah lebih patut untuk dibayar".

bukhari:1720

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Sulaiman bin Yasar] dari [Ibnu 'Abbas Radliallahu 'anhu] berkata; Ketika AL Fadhal membonceng Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tiba-tiba datang seorang wanita dari suku Khats'am sehingga Al Fadhal memandangnya dan wanita itupun memandang kepadanya, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengalihkan wajah Al Fadhah ke arah yang lain. Wanita itu berkata: "Sesungguhnya kewajiban yang telah Allah tetapkan sampai kepada bapakku ketika dia sudah berusia lanjut sehingga dia tidak mampu untuk menempuh perjalanannya, apakah boleh aku menghajikannya?". Beliau menjawab: "Ya". Peristiwa ini terjadi pada Haji Wada'.

bukhari:1722

Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Abdul Malik bin 'Umair] dari [Qaza'ah, maula Ziyad] berkata; Aku mendengar [Abu Sa'id] yang sudah pernah mengikuti peperangan bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sebanyak dua belas peperangan, berkata: "Empat perkara yang aku mendengarnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, atau dia (Qaza'ah) berkata; telah menceritakan Abu Sa'id tentang beberapa perkara yang dia dapatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang perkara-perkara itu menakjubkan aku (yaitu): "Tidak boleh seorang wanita bepergian sepanjang dua hari perjalanan kecuali bersama suaminya atau mahramnya dan tidak boleh shaum dua hari raya, 'Iedul Fithri dan 'Iedul Adhha, dan tidak boleh melaksanakan dua shalat, yaitu setelah 'Ashar hingga matahari terbenam dan setelah Shubuh hingga matahari terbit dan tidaklah ditekankan untuk berziarah kecuali untuk mengunjungi tiga masjid, Al Masjidil Haram, Masjidku dan Masjidil Aqsha".

bukhari:1731

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa] telah mengabarkan kepada kami [Hisyam bin Yusuf] bahwa [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepada mereka berkata, telah mengabarkan kepada saya [Sa'id bin Abu Ayyub] bahwa [Yazid bin Abu Habib] telah mengabarkan kepadanya bahwa [Abu Al Khair] menceritakan kepadanya dari ['Uqbah bin 'Amir] berkata: "Saudara perempuanku telah bernadzar untuk berjalan kali menuju Baitullah lalu dia menyuruh aku untuk meminta fatwa kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Aku datang meminta fatwa kepada Beliau, maka Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hendaklah dia berjalan kaki dan berkendaraan". Yazid bin Abu Habib berkata: Abu Al Khair tidak pernah berpisah dari 'Uqbah. Abu 'Abdullah Al Bukhariy berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim] dari [Ibnu Juraij] dari [Yahya bin Ayyub] dari [Yazid] dari [Abu Al Khair] dari ['Uqbah], lalu dia menyebutkan hadits tersebut diatas.

bukhari:1733

Telah menceritakan kepada kami [Abu An-Nu'man] telah menceritakan kepada kami [Tsabit bin Tazid] telah menceritakan kepada kami ['Ashim Abu 'Abdurrahman Al Ahwal] dari [Anas radliallahu 'anhu] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Madinah adalah tanah suci dari ini dan ini. Yaitu tidak boleh ditebang pepohonannya dan tidak boleh berbuat kemungkaran didalamnya. Barangsiapa yang berbuat kemungkaran (bid'ah) yang dilarang agama didalamnya maka orang itu akan mendapat laknat dari Allah, para malaikat dan seluruh manusia".

bukhari:1734

Telah menceritakan kepada kami [Abu Ma'mar] telah menceritakan kepada kami ['Abdul Warits] dari [Abu At-Tayyah] dari [Anas radliallahu 'anhu]; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang ke Madinah kemudian Beliau memerintahkan untuk membangun masjid lalu berkata: "Wahai Banu Najar, juallah kepadaku berapa harga (kebun kalian) ". Mereka menjawab: "Kami tidak menjualnya kecuali kepada Allah". Maka Beliau memerintahkan quburan-quburan Kaum Musyrikin agar digali lalu bangunan-bangunannya dihancurkan kemudian diratakan dengan tanah dan memerintahkan pula agar pohon-pohon kurma ditebang lalu batang pepohonan itu dipasang bersusun untuk arah qiblat masjid.

bukhari:1735

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami ['Abdurrahman] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim at-Taymiy] dari [bapaknya] dari ['Ali radliallahu 'anhu] berkata: "Tidak ada sesuatu yang kami miliki kecuali Kitabulloh dan ash-shahifah (lembaran-lembaran hadits) ini, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Madinah adalah tanah suci yang wilayahnya antara gurun sahara hingga ini. Maka barangsiapa yang berbuat kemungkaran (bid'ah) yang dilarang agama didalamnya atau membantu orang berbuat bid'ah maka orang itu akan mendapat laknat dari Allah, para malaikat dan seluruh manusia dan tidak akan diterima darinya amalan 'ibadah wajib dan sunnahnya" (atau taubat dan tebusannya). Dan Beliau bersabda: "Perlindungan Kaum Muslimin adalah satu, maka barangsiapa melepas ikatan perjanjian dengan seorang muslim maka orang itu akan mendapat laknat dari Allah, para malaikat dan seluruh manusia dan tidak akan diterima darinya amalan 'ibadah wajib dan sunnahnya baginya dan barangsiapa yang mengambil perwalian suatu kaum tanpa seizin walinya maka orang itu akan mendapat laknat dari Allah, para malaikat dan seluruh manusia dan tidak akan diterima darinya amalan 'ibadah wajib dan sunnahnya". Berkata, Abu 'Abdullah Al Bukhariy: istilah al'adh artinya: "Tebusan".

bukhari:1737

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Al Mundzir] telah menceritakan kepada kami [Anas bin 'Iyadh] berkata, telah menceritakan kepada saya ['Ubaidullah] dari [Khubaib bin 'Abdurrahman] dari [Hafsh bin 'Ashim] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Iman akan menyebar di Madinah sebagaimana ular yang keluar (mencari makan) lalu masuk kedalam lubangnya (untuk berlindung) ".

bukhari:1743

Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Adiy bin Tsabit] dari ['Abdullah bin Yazid] berkata; Aku mendengar [Zaid bin Tsabit radliallahu 'anhu] berkata, Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam keluar (untuk perang) menuju Uhud, sebagian dari para sahabat ada yang mundur. Sebagian kelompok dari sahabat ada yang berkata: "Kita akan bunuh mereka", dan sebagian kelompok lain berkata; "Kita tidak akan membunuh mereka". Maka kemudian turunlah firman Allah Ta'ala QS Qn-Nisa ayat 88 yang artinya: ("Mengapa kalian (terpecah) menjadi dua golongan (yang berbeda pendapat) dalam menyikapi orang-orang munafiqin..?"). Dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya kota Madinah ini akan membersihkan orang-orang sebagaimana api membersihkan karatnya besi".

bukhari:1751

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ja'far] dari [Humaid] dari [Anas radliallahu 'anhu] berkata; Bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam apabila pulang dari bepergian dan melihat dataran tinggi kota Madinah, Beliau mempercepat jalan unta Beliau dan bila menunggang hewan lain Beliau memacunya karena kecintaannya (kepada Madinah).

bukhari:1753

Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Salam] telah menceritakan kepada kami [Al Fazariy] dari [Humaid Ath-Thowil] dari [Anas radliallahu 'anhu] berkata; Bani Salamah berkehendak untuk pindah tempat tinggal yang mendekat dengan masjid (Nabawi), namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kurang setuju bila Madinah kosong ditinggal manusia, maka Beliau berkata: "Wahai Bani Salamah, bukankah jejak langkah kalian akan diperhitungkan?. Maka mereka tetap tinggal di tempat mereka semula.

bukhari:1754

Telah menceritakan kepada kami ['Ubaid bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Hisyam] dari [bapaknya] dari ['Aisyah radliallahu 'anha] berkata; Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sampai di Madinah, Abu Bakar dan Bilal menderita sakit demam. Dan Abu Bakar bila merasakan demam yang panas bersya'ir; Setiap orang pada pagi hari bersantai dengan keluarganya. Padahal kematian lebih dekat dari pada tali sandalnya. Dan Bilal ketika sembuh dari penakit demamnya dia bersa'ir dengan suara keras: Wahai kiranya kesadaranku, dapatkah kiranya aku bermalam semalam. Di sebuah lembah yang dikelilingi pohon idzkir dan jalil. Apakah ada suatu hari nanti aku dapat mencapai air Majannah. Dan apakah bukit Syamah dan Thufail akan tampak bagiku?. Lalu dia berkata: "Ya Allah, laknatlah Syaibah bin Rabi'ah, 'Uqbah bin Rabi'ah dan Umayyah bin Khalaf yang telah mengusir kami dari suatu negeri ke negeri yang penuh dengan wabah bencana ini". Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ya Allah, jadikanlah Madinah sebagai kota yang kami cintai sebagaimana kami mencintai Makkah atau bahkan lebih dari itu. Ya Allah, berikanlah barakah kepada kami dalam timbangan sha' dan mud kami sehatkanlah (makmurkan) Madinah buat kami dan pindahkanlah wabah demamnya ke Juhfah". 'Aisyah radliallahu 'anha berkata; Ketika kami tiba di Madinah, saat itu Madinah adalah bumi Allah yang paling banyak wabah bencananya. Sambungnya lagi: "Lembah Bathhan mengalirkan air keruh yang mengandung kuman-kuman penyakit".

bukhari:1756

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada saya [Isma'il bin Ja'far] dari [Abu Suhail] dari [Bapaknya] dari [Tholhah bin 'Ubaidullah]; Ada seorang 'Arab Baduy datang kepada Rasululloh shallallahu 'alaihi wasallam dalam keadaan kepalanya penuh debu lalu berkata; "Wahai Rasulullah, kabarkan kepadaku apa yang telah Allah wajibkan buatku tentang shalat?". Maka Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Shalat lima kali kecuali bila kamu mau menambah dengan yang tathowwu' (sunnat) ". Orang itu bertanya lagi: "Lalu kabarkan kepadaku apa yang telah Allah wajibkan buatku tentang shaum (puasa)?". Maka Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Shaum di bulan Ramadhan kecuali bila kamu mau menambah dengan yang tathowwu' (sunnat) "."Dan shiyam (puasa) Ramadhan". Orang itu bertanya lagi: "Lalu kabarkan kepadaku apa yang telah Allah wajibkan buatku tentang zakat?". Berkata, Tholhah bin 'Ubaidullah radliallahu 'anhu: Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan kepada orang itu tentang syari-at-syari'at Islam. Kemudian orang itu berkata: "Demi Dzat yang telah memuliakan anda, Aku tidak akan mengerjakan yang sunnah sekalipun, namun aku pun tidak akan mengurangi satupun dari apa yang telah Allah wajibkan buatku". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Dia akan beruntung jika jujur menepatinya atau dia akan masuk surga jika jujur menepatinya ".

bukhari:1758

Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] telah menceritakan kepada kami [Jami'] dari [Abu Wa'il] dari [Hudzaifah radliallahu 'anhu] berkata; "Pada suatu hari 'Umar radliallahu 'anhu berkata: "Siapa yang masih hafal hadits dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang masalah fitnah? Hudzaifah berkata: "Aku mendengarnya saat Beliau bersabda: "Yaitu suatu fitnah seseorang dalam keluarganya, harta, anak dan tetangganya. Namun fitnah itu akan terhapus oleh shalat, shaum. shadaqah". 'Umar berkata: "Aku bertanya bukan masalah itu. Tapi aku bertanya tentang fitnah yang meluas seperti melubernya air lautan. Hudzaifah berkata: "Sesungguhnya selain itu ada satu pintu". 'Umar bertanya: "Pintu itu terbuka atau sudah rusak?". Hudzaifah berkata: "Pintu yang rusak". 'Umar berkata: "Kalau begitu pintu itu tidak akan bisa ditutup hingga hari qiyamat". Maka kami berkata, kepada Masruq: "Tanyakanlah kepadanya apakah 'Umar mengerti siapa yang dimaksud dengan pintu itu". Hudzaifah berkata: "Ya, dia mengerti. Sebagaimana mengertinya dia bahwa setelah besok pasti malam hari".

bukhari:1762

Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Musa] dari [Isra'il] dari [Abu Ishaq] dari [Al Bara' radliallahu 'anhu] berkata; "Diantara para sahabat Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam ada seseorang apabila sedang shaum lalu tiba waktu berbuka dia pergi tidur sebelum berbuka sehingga dia tidak memakan sesuatu pada malam dan siang hari hingga petang hari. Dan pada suatu ketika Qais bin Shirmah Al Anshariy ketika sedang melaksanakan shaum lalu tiba waktu berbuka dia mendatangi isterinya seraya berkata, kepada isterinya: "Apakah kamu punya makanan?" Isterinya berkata: "Tidak, namun aku akan keluar mencari makanan buatmu". Kemudian di siang harinya dia bekerja keras hingga mengantuk lalu tertidur. Kemudian isterinya datang. Ketika isterinya melihat dia (sedang tertidur), isterinya berkata: "Rugilah kamu". Kemudian pada tengah harinya Qais jatuh pingsan. Lalu persoalan ini diadukan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka turunlah firman Allah Ta'ala QS Al Baqarah ayat 197 yang artinya: ("Dihalalkan bagi kalian pada malam bulan puasa bercampur dengan isttri-isteri kalian"). Dengan turunnya ayat ini para sahabat merasa sangat senang, hingga kemudian turun sambungan ayatnya: ("Dan makan minumlah kalian hingga terang bagi kalian benang putih dari benang hitam yaitu di waktu fajar").

bukhari:1782

Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Minhal] telah menceritakan kepada kami [Husyaim] berkata, telah mengabarkan kepada saya [Hushain bin 'Abdurrahman] dari [Asy-Sya'biy] dari ['Adi bin Hatim radliallahu 'anhu] berkata: Ketika turun QS Al Baqarah ayat 197 ("… hingga terang bagi kalian benang putih dari benang hitam yaitu di waktu fajar"), maka aku mengambil benang hitam dan benang putih lalu aku letakkan di bawah bantalku untuk aku lihat pada sebagian malam namun tidak tampak olehku. Maka di pagi harinya aku menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu aku ceritakan hal tadi. Maka Beliau bersabda: "Sesungguhnya yang dimaksud dengan ayat itu adalah gelapnya malam dan terangya siang".

bukhari:1783

Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Hisyam] telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [Anas] dari [Zaid bin Tsabit radliallahu 'anhu] berkata: "Kami pernah makan sahur bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kemudian Beliau pergi untuk melakanakan shalat. Aku bertanya: "Berapa antara adzan (Shubuh) dan sahur?". Dia menjawab: "Sebanyak ukuran bacaan lima puluh ayat".

bukhari:1787

Telah menceritakan kepada kami ['Abdan] telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] berkata, telah menceritakan kepada saya [Az Zuhriy] dari ['Atho' bin Yazid] dari [Humran] (berkata,): "Aku melihat ['Utsman bin 'Affan] berwudhu', dia menuangkan air ke telapak tangannya (untuk membasuh kedua telapak tangannya) tiga kali. Kemudian berkumur-kumur dan membasuh hidung lalu mengeluarkan (air) darinya. Kemudian membasuh mukanya tiga kali lalu membasuh lengannya yang kanan hingga ke siku dan lengannya yang kiri hingga ke siku tiga kali kemudian berkata: "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwudhu' seperti wudhu'ku ini lalu Beliau bersabda: "Barangsiapa berwudhu' seperti wudhu'ku ini kemudian dia shalat dua raka'at dan tidak berbicara apapun antara keduanya, maka Allah mengampuni dosanya yang lalu".

bukhari:1798

Telah menceritakan kepada kami ['Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Az Zuhriy] dari [Humaid bin 'Abdurrahman] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] (berkata): "Datang seorang laki-laki kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkata: "Ada seseorang yang berhubungan dengan isterinya pada siang hari Ramadhan". Beliau bertanya: "Apakah kamu memiliki budak untuk kamu bebaskan?" Orang itu menjawab: "Tidak". Lalu Beliau bertanya lagi: "Apakah kamu sanggup bila harus berpuasa selama dua bulan berturut-turut?" Orang itu menjawab: "Tidak". Lalu Beliau bertanya lagi: "Apakah kamu memiliki makanan untuk diberikan kepada enam puluh orang miskin?" Orang itu menjawab: "Tidak". Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam diberikan satu keranjang berisi kurma, keranjang besar yang biasa untuk menampung sampah, lalu Beliau berkata: "Berilah makan orang lain dengan kurma ini". Orang itu berkata: "Apakah ada orang yang lebih membutuhkan dari kami? Tidak ada keluarga yang tinggal diantara dua perbatasan yang lebih membutuhkan bantuan daripada kami". Maka Beliau berkata: "Kalau begitu berilah makan keluargamu dengan kurma ini".

bukhari:1801

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari ['Ubaidullah bin 'Abdullah bin 'Utbah] dari [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pergi menuju Makkah dalam bulan Ramadhan dan Beliau berpuasa. Ketika sampai di daerah Kadid, Beliau berbuka yang kemudian orang-orang turut pula berbuka. Abu 'Abdullah Al Bukhariy berkata: "Kadid adalah tempat mata air yang terletak antara 'Usfan dan Qudaid".

bukhari:1808

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Manshur] dari [Mujahid] dari [Thowus] dari [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma] berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berangkat dari Madinah menuju Makkah dalam keadaan berpuasa sehingga ketika sampai di daerah 'Usfan, Beliau meminta air lalu Beliau mengangkat air itu dengan tangan Beliau agar dilihat oleh orang banyak, lalu Beliau berbuka hingga tiba di Makkah. Kejadian ini di bulan Ramadhan". Dan Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma juga berkata: "Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga pernah berpuasa dalam suatu perjalanan Beliau dan juga pernah berbuka. Maka siapa yang mau silakan berpuasa dan siapa yang mau silakan berbuka".

bukhari:1812

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Abdur Rahim] telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah bin 'Amru] telah menceritakan kepada kami [Za'idah] dari [Al A'masy] dari [Muslim Al Bathin] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma] berkata; "Datang seorang laki-laki kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku telah meningal dunia dan dia mempunyai kewajiban (hutang) puasa selama sebulan, apakah aku boleh menunaikannya?". Beliau Shallallahu'alaihiwasallam berkata: "Ya", Beliau melanjutkan: "Hutang kepada Allah lebih berhaq untuk dibayar". [Sulaiman] berkata, [Al Hakam] dan [Salamah] berkata; Ketika kami sedang duduk bersama, Muslim menceritakan tentang hadits ini, keduanya berkata; Kami mendengar [Mujahid] menyebutkan masalah ini dari [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma]. Dan disebutkan pula dari [Abu Khalid], telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Al Hakam] dan [Muslim Al Bathin] dan [Salamah bin Kuhail] dari [Sa'id bin Jubair] dan ['Atho'] dan [Mujahid] dari [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma]; seorang wanita berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Sesungguhnya saudara perempuanku telah meninggal dunia". Dan [Yahya] dan [Abu Mu'awiyah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Muslim] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu 'Abbas] radliallahu 'anhuma; seorang wanita berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Sesungguhnya ibuku telah meningal dunia". Dan ['Ubaidullah] berkata; dari [Zaid bin Abi Unaisah] dari [Al Hakam] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu 'Abbas]; seorang wanita berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam; "sesungguhnya ibuku telah meninggal dunia, dan dia mempunyai tanggungan puasa nadzar." Dan [Abu Hariz] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Ikrimah] dari [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma]: seorang wanita berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam; "sesungguhnya ibuku telah meninggal dunia, dan dia memiliki hutang puasa selama lima belas hari".

bukhari:1817

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Bisyir bin Al Mufadhdhal] telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Dzakwan] dari [Ar-Rubai' binti Mu'awwidz] berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengirim utusan ke kampung Kaum Anshar pada siang hari 'Asyura (untuk menyampaikan): "Bahwa siapa yang tidak berpuasa sejak pagi hari maka dia harus menggantinya pada hari yang lain, dan siapa yang sudah berpuasa sejak pagi hari maka hendaklah dia melanjutkan puasanya". Dia (Ar-Rubai' binti Mu'awwidz) berkata; "Setelah itu kami selalu berpuasa dan kami juga mendidik anak-anak kecil kami untuk berpuasa dan kami sediakan untuk mereka semacam alat permainan terbuat dari bulu domba, apabila seorang dari mereka ada yang menangis meminta makan maka kami beri dia permainan itu. Demikianlah terus kami lakukan hingga tiba waktu berbuka".

bukhari:1824

Telah menceritakan kepada kami [Mu'adz bin Fadhalah] telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Yahya] dari [Abu Salamah] bahwa ['Aisyah radliallahu 'anha] menceritakan kepadanya, katanya: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah melaksanakan shaum lebih banyak dalam sebulan selain bulan Sya'ban, yang Beliau melaksanakan shaum bulan Sya'ban seluruhnya. Beliau bersabda: "Lakukanlah amal-amal yang kalian sanggup melaksanakannya, karena Allah tidak akan berpaling (dalam memberikan pahala) sampai kalian yang lebih dahulu berpaling (dari mengerjakan amal) ". Dan shalat yang paling Nabi shallallahu 'alaihi wasallam cintai adalah shalat yang dijaga kesinambungannya sekalipun sedikit. Dan Beliau bila sudah biasa melaksanakan shalat (sunnat) beliau menjaga kesinambungannya".

bukhari:1834

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] berkata, telah menceritakan kepada saya [Khalid] dia adalah anak Al Harits telah menceritakan kepada kami [Humaid] dari [Anas radliallahu 'anhu]; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang menemui Ummu Sulaim, kemudian Ummu Sulaim menyuguhkan kurma dan mentega untuk Beliau. Beliau berkata: "Simpanlah mentega-mentega kalian untuk suguhan minuman dan kurma-kurma kalian untuk makanannya karena aku sedang berpuasa". Kemudian Beliau berdiri di pojok rumah mengerjakan shalat sunnat. Setelah itu Beliau memanggil Ummu Sulaim dan anggota keluarga lainnya. Ummu Sulaim berkata: "Wahai Rasulullah, aku mempunyai permintaan sederhana". Beliau bertanya: "Apa itu?" Ummu Sulaim berkata: "Pelayan anda itu, Anas, dia tidak pernah meninggalkan kebaikan akhirat sekalipun dan urusan dunianya kecuali dia minta kepadaku". Maka Beliau berdo'a: "Ya Allah, karuniakanlah dia harta dan anak-anak dan berilah dia keberkahan didalamnya". Setelah itu aku menjadi orang yang paling banyak hartanya di kalangan Kaum Anshar. Dan telah menceritakan kepada saya putriku Umainah: "Setelah itu dia memiliki anak dari sulbiku, yang ketika kedatangan Hajjaj di Bashrah, telah dikuburkan sekitar sebanyak seratus dua sembilan puluh orang". Dan telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Maryam] telah mengabarkan kepada kami [Yahya bin Ayyub] berkata, telah menceritakan kepada saya [Humaid] dia mendengar [Anas radliallahu 'anhu] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

bukhari:1846

Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Minhal] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Abdul Malik bin 'Umair] berkata, aku mendengar [QAza'ah] berkata; Aku mendengar [Abu Sa'id Al Khudriy radliallahu 'anhu] yang pernah mengikuti peperangan bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sebanyak dua belas peperangan, berkata: "Empat perkara yang aku dapatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, yang perkara-perkara itu menakjubkan aku (yaitu): "Tidak boleh seorang wanita bepergian sepanjang dua hari perjalanan kecuali bersama suaminya atau mahramnya, dan tidak boleh shaum dua hari raya, 'Iedul Fithri dan 'Iedul Adhha, dan tidak boleh melaksanakan dua shalat, yaitu setelah 'Ashar hingga matahari terbenam, dan setelah Shubuh hingga matahari terbit, dan tidaklah ditekankan untuk berziarah kecuali untuk mengunjungi tiga masjid, Al Masjidil Haram, Masjidil Aqsha dan Masjidku ini ".

bukhari:1858

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Salim bin 'Abdullah bin 'Umar] dari [Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma] berkata: "Diperbolehkan berpuasa bagi orang yang melaksanakan haji tamattu' (bersenang-senang setelah mengerjakan 'umrah sebelum melaksanakan manasik haji) hingga hari 'Arafah bila tidak membawa hewan qurban (Al Hadyu) dan tidak boleh berpuasa pada hari-hari Mina (Tasyriq) ". Dan dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] dari ['Aisyah] seperti hadits ini juga dan dikuatkan oleh [Ibrahim bin Sa'ad] dari [Ibnu Syihab].

bukhari:1860

Dan dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah bin Az Zubair] dari ['Abdurrahman bin 'Abdul Qariy] bahwa dia berkata; "Aku keluar bersama ['Umar bin Al Khaththob radliallahu 'anhu] pada malam Ramadhan menuju masjid, ternyata orang-orang shalat berkelompok-kelompok secara terpisah-pisah, ada yang shalat sendiri dan ada seorang yang shalat diikuti oleh ma'mum yang jumlahnya kurang dari sepuluh orang. Maka 'Umar berkata: "Aku pikir seandainya mereka semuanya shalat berjama'ah dengan dipimpin satu orang imam, itu lebih baik". Kemudian Umar memantapkan keinginannya itu lalu mengumpulkan mereka dalam satu jama'ah yang dipimpin oleh Ubbay bin Ka'ab. Kemudian aku keluar lagi bersamanya pada malam yang lain dan ternyata orang-orang shalat dalam satu jama'ah dengan dipimpin seorang imam, lalu 'Umar berkata: "Sebaik-baiknya bid'ah adalah ini. Dan mereka yang tidur terlebih dahulu adalah lebih baik daripada yang shalat awal malam, yang ia maksudkan untuk mendirikan shalat di akhir malam, sedangkan orang-orang secara umum melakukan shalat pada awal malam.

bukhari:1871

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Hamzah] berkata, telah menceritakan kepada saya [Ibnu Abu HAzim] dan [Ad-Darawardiy] dari [YAzid bin Al Had] dari [Muhammad bin Ibrahim] dari [Abu Salamah] dari [Abu Sa'id Al Khudriy radliallahu 'anhu]; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam 'i'tikaf di bulan Ramadhan pada sepuluh malam pertengahan bulan. Kemudian ketika telah melewati malam ke dua puluh menjelang malam kedua puluh satu Beliau datang kembali ke tempat khusus i'tikaf Beliau begitu pula mereka yang sebelumnya beri'tikaf bersama Beliau. Pada malam ketika Beliau kembali beri'tikaf di bulan tersebut, Beliau menyampaikan khuthbah di hadapan orang banyak dan memerintahkan mereka menurut apa yang Allah kehendaki, lalu Beliau bersabda: "Aku sudah melaksanakan i'tikaf pada sepuluh malam sebelumnya dari bulan ini kemudian dinampakkan kepadaku agar beri'tikaf pada sepuluh hari terakhir, maka siapa yang telah beri'tikaf bersamaku tetaplah pada tempatnya beri'tikaf. Sungguh telah diperlihatkan kepadaku tentang malam Lailatul Qadar namun aku dilupakan waktunya yang pasti, maka carilah pada sepuluh malam-malam akhir dan carilah pada malam yang ganjil. Sungguh aku melihat diriku (dalam mimpi) sujud diatas air dan tanah (yang becek) ". Kemudian langit tampak mendung pada malam itu lalu turunlah hujan hingga masjid bocor mengenai posisi tempat shalat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada malam kedua puluh satu. Kemudian mataku memandang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, aku melihat Beliau setelah Shubuh dengan wajah Beliau yang penuh dengan tanah dan air".

bukhari:1879

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Yahya bin Sa'id] dari ['Amrah binti 'Abdurrahman] dari ['Aisyah radliallahu 'anha] berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam hendak beri'tikaf. Ketika Beliau menuju tempat khusus untuk i'tikaf Beliau, Beliau melihat ada tenda-tenda, yaitu tendanya 'Aisyah, Hafshah dan Zainab. Maka Beliau berkata: "Apakah kalian melihat kebaikan ada padanya (dengan membuat tenda-tenda ini)?" Akhirnya Beliau pergi dan tidak jadi i'tikaf. Kemudian Beliau ber'tikaf sepuluh hari pada bulan Syawal.

bukhari:1893

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhriy] berkata, telah mengabarkan kepada saya ['Ali bin a-Husain radliallahu 'anhuma] bahwa [Shafiyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengabarkan kepadanya bahwa dia datang mengunjungi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam masa-masa i'tikaf Beliau di masjid pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, dia berbicara sejenak dengan Beliau lalu dia berdiri untuk pulang. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun berdiri untuk mengantarnya hingga ketika sampai di pintu masjid yang berhadapan dengan pintu rumah Ummu Salamah, ada dua orang dari kaum Anshar yang lewat lalu keduanya memberi salam kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada keduanya: "Kalian tenang saja. Sungguh wanita ini adalah Shafiyah binti Huyay". Maka keduanya berkata: "Maha suci Allah, wahai Rasulullah". Kejadian ini menjadikan berat bagi keduanya. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Sesungguhnya setan mendatangi manusia lewat aliran darah dan aku khawatir setan telah memasukkan sesuatu pada hati kalian berdua".

bukhari:1894

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Munir] dia mendengar [Harun bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami ['Ali bin AL Mubarak] berkata, telah menceritakan kepada saya [Yahya bin Abu Katsir] berkata, aku mendengar [Abu Salamah bin 'Abdurrahman] berkata; Aku pernah bertanya kepada [Abu Sa'id Al Khudriy], aku katakan: "Apakah kamu pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberitahukan tentang Lailatul Qadar?" Dia menjawab: "Ya pernah, kami pernah ber'i'tikaf bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada sepuluh malam pertengahan dari bulan Ramadhan. Dia berkata: "Kemudian kami keluar pada pagi hari kedua puluh. Dia berkata: "Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberikan khuthbah kepada kami pada pagi hari kedua puluh dan berkata: "Sungguh aku diperlihatkan (dalam mimpi) tentang Lailatul Qadar namun aku dilupakan waktunya yang pasti. Maka carilah pada sepuluh malam-malam akhir dan pada malam yang ganjil. Sungguh aku melihat dalam mimpi, bahwa aku sujud diatas tanah dan air (yang becek). Oleh karena itu siapa yang sudah beri'tikaf bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam maka kembalilah beri'tikaf". Maka orang-orang kembali ke masjid. Dan saai itu tidaklah kami melihat awan yang tipis sekalipun di langit hingga kemudian tiba-tiba datang awan yang banyak lalu hujan turun. Kemudian shalat didirikan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sujud diatas tanah yang becek dan air hingga aku melihat sisa-sisa tanah pada ujung hidung dan dahi Beliau.

bukhari:1895

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Muqatil Abu Al Hasan] telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Al Awza'iy] berkata, telah menceritakan kepada saya [Yahya bin Sa'id] berkata, telah menceritakan kepada saya ['Amrah binti 'Abdurrahman] dari ['Aisyah radliallahu 'anha] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberitahu bahwa Beliau akan beri'tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Lalu 'Aisyah radliallahu 'anha meminta izin kepada Beliau (untuk membuat bangunan (tenda) khusus) maka dia diijinkan. Kemudian Hafshah meminta 'Aisyah radliallahu 'anha agar memintakan izin kepada Beliau untuknya lalu dilakukan oleh 'Aisyah radliallahu 'anha. Ketika melihat hal itu, Zainab binti Jahsy memerintahkan pula untuk membuatkan tenda, maka tenda itu dibuat untuknya. 'Aisyah radliallahu 'anha berkata: Adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bila telah selesai dari shalat, Beliau kembali ke tempat khusus i'tikaf. Maka Beliau melihat ada banyak tenda, lalu berkata: "Apa ini?" Mereka menjawab: "Ini tenda-tenda milik 'Aisyah, Hafshah dan Zainab". Maka Beliau bersabda: "Apakah mereka mengharapkan kebajikan dengan tenda-tenda ini?. Aku tidak akan beri'tikaf". Maka Beliau pulang ke rumah. Setelah Lebaran 'Iedul Fithri Beliau i'tikaf sepuluh hari di bulan Syawal.

bukhari:1904

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] telah menceritakan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhriy] berkata, telah mengabarkan kepada saya [Sa'id bin Al Musayyab] dan [Abu Salamah bin 'Abdurrahman] bahwa [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] berkata; "Sesunggungnya kalian telah mengatakan bahwa Abu Hurairah adalah orang yang paling banyak menyampaikan hadits dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan kalian juga mengatakan tentang sahabat Muhajirin dan Anshar yang menyampaikan hadits dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan tidak sebanyak yang disampaikan oleh Abu Hurairah. Sungguh saudara-saudaraku dari kalangan Muhajirin mereka disibukkan dengan berdagang di pasar-pasar sedangkan aku selalu mendampingi (mulazamah) Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam keadaan perutku hanya terisi makanan pokok sehingga aku hadir saat mereka tidak hadir dan aku dapat menghafal hadits ketika mereka lupa. Sedangkan saudara-saudaraku dari kalangan Anshar mereka disibukkan dengan pekerjaan mereka dalam mengurus harta mereka sedangkan aku saat itu adalah salah satu orang miskin dari kalangan orang-orang miskin Ahlush Shuffah sehingga aku dapat mengingat hadits saat mereka lupa, dan sungguh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda dalam suatu hadits yang Beliau sampaikan kepadaku yaitu: "Tidaklah seseorang menggelar kainnya hingga aku selesaikan sabdaku ini diatas kainnya itu lalu dia menampung dan mengambilnya kembali melainkan dia akan dapat menjaga (menghafal dan memahami) apa yang aku sabdakan". Maka aku menggelar kainku yang bermotif (bergaris) hingga ketika Beliau telah menyelesaikan sabda Belliau aku ambil kain tersebut lalu aku peluk di dadaku. Maka setelah itu tidaklah aku lupa sedikitpun dari sabda-sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ".

bukhari:1906

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Qaza'ah] telah menceritakan kepada kami [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah bin Az Zubair] dari ['Aisyah radliallahu 'anha] berkata; 'Utbah bin Abu Waqash berpesan kepada saudaranya Sa'ad bin Abu Waqash yang isinya 'Anak laki-laki dari hamba sahaya Zam'ah adalah anakku maka ambillah. 'Aisyah radliallahu 'anha berkata; Ketika tahun Pembebasan Makkah, Sa'ad bin Abu Waqash mengambilnya, seraya berkata; Itu anak laki-laki saudaraku, yang ia berpesan kepadaku untuk mengambil anak ini. Maka 'Abd bin Zam'ah berdiri lalu berkata: Oh tidak, karena saudaraku dan anak laki-laki hamba sahaya ayahku dilahirkan di tempat tidurnya. Lalu keduanya mengadukan masalah ini kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Sa'ad berkata: "Wahai Rasulullah, ini adalah anak saudaraku, yang saudaraku telah berpesan kepadaku untuk mengambilnya. Lalu 'Abd bin Zam'ah berkata: "Saudaraku dan anak laki-laki dari hamba sahaya ayahku dilahirkan pada tempat tidurnya". Lantas Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Dia itu milikmu wahai 'Abd bin Zam'ah. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Anak itu milik pemilik kasur (suami) sedangkan lelaki pezina baginya adalah batu (dirajam). Kemudian Beliau berkata kepada Saudah binti Zam'ah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Berhijablah engkau daripadanya wahai Saudah, yang demikian karena ada kemiripannya dengan 'Utbah". Maka anak laki-laki dari hamba sahaya Zam'ah itu tidak pernah melihat Saudah selama-lamanya hingga Saudah berjumpa dengan Allah.

bukhari:1912

Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] telah menceritakan kepada kami [Ibnu 'Uyainah] dari [Az Zuhriy] dari ['Abbad bin Tamim] dari [pamannya] berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam diadukan tentang seorang laki-laki yang mendapatkan sesuatu yang nggak beres ketika sedang shalat, apakah aku harus memutuskan shalat atau melanjutkannya?" Maka Beliau bersabda: "Tidak, hingga dia mendengar suara atau tercium baunya". Dan berkata, [Ibnu Abu Hafshah] dari [Az Zuhriy]: "Tidak ada kewajiban berwudhu' kecuali bila engkau mencium bau atau mendengar suara".

bukhari:1915

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salam] telah mengabarkan kepada kami [Makhlad bin Yazid] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] berkata, telah mengabarkan kepada saya ['Atho'] dari ['Ubaid bin 'Umair] bahwa [Abu Musa Al Anshariy] meminta izin kepada 'Umar bin Al Khaththob radliallahu 'anhu namun tidak diizinkan karena nampaknya dia sedang sibuk. Lalu Abu Musa kembali sedangkan 'Umar telah pula selesai dari pekerjaannya lalu dia berkata: "Tidakkah tadi aku mendengar suara 'Abdullah bin Qais?, Berilah izin kepadanya". Umar diberitahu bahwa Abu Musa telah pulang. Maka 'Umar memanggilnya, lalu Abu Musa berkata: "Kami diperintahkan hal yang demikian (kembali pulang bila salam minta izin tiga kali tidak dijawab) ". Maka dia berkata: "Berikanlah kepadaku alasan yang jelas tentang masalah ini". Maka Abu Musa pergi menemui majelis Kaum Anshar lalu dia bertanya kepada mereka. Kaum Anshar berkata: "Tidak ada yang menjadi saksi (mengetahui) perkara ini kecuali anak kecil kami yaitu Abu Sa'id Al Khudriy". Maka Abu Musa berangkat bersama [Abu Sa'id Al Khudriy] menemui 'Umar, maka 'Umar berkata: "Kenapa aku bisa tidak tahu urusan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Sungguh aku telah dilalaikan oleh hiruk pikik pasar". Maksudnya kegiatan berdagang.

bukhari:1920

Dan berkata, [Al Laits] telah menceritakan kepada saya [Ja'far bin Rabi'ah] dari ['Abdurrahman bin Hurmuz] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bahwa Beliau menceritakan tentang seorang dari Bani Isra'il yang pergi ke laut lalu menuunaikan hajatnya. Lalu dia menyebutkan hadits ini, telah menceritakan kepada saya ['Abdullah bin Shalih] berkata, telah menceritakan kepada saya [Al Laits] seperti hadits ini.

bukhari:1921

Telah menceritakan kepada kami [Mu'alla bin Asad] telah menceritakan kepada kami ['Abdul Wahid] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] berkata; Kami membicarakan tentang gadai dalam jual beli kredit (Salam) di hadapan [Ibrahim] maka dia berkata, telah menceritakan kepada saya [Al Aswad] dari ['Aisyah radliallahu 'anha] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah membeli makanan dari orang Yahuid yang akan dibayar Beliau pada waktu tertentu di kemudian hari dan Beliau menjaminkannya (gadai) dengan baju besi.

bukhari:1926

Telah menceritakan kepada kami [Muslim] telah menceritakan kepada kami [Hisyam] telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [Anas]. Dan diriwayatkan pula, telah menceritakan kepada saya [Muhammad bin 'Abdullah bin Hawsyab] telah menceritakan kepada kami [Asbath Abu Al Yasa' Al Bashriy] telah menceritakan kepada kami [Hisyam Ad-Dastawa'iy] dari [Qatadah] dari [Anas radliallahu 'anhu] bahwa dia pernah di sore hari bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan hidangan rati terbuat dari gandum dan sayur yang sudah basi. Sungguh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah menggadaikan baju besi Beliau kepada seorang Yahudi untuk mendapatkan makanan di Madinah lalu dengan itu Beliau mendapatkan gandum untuk keluarga Beliau. Dan sungguh aku mendengar Beliau bersabda: "Tidaklah ada satu malampun yang berlalu pada keluarga Muhammad dimana ada satu sha' dari gandum atau satu sha' rati". Padahal Beliau memelilki sembilan isteri.

bukhari:1927

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Jarir bin Hazim] telah menceritakan kepada kami [Abu Raja'] dari [Samrah bin Jundub radliallahu 'anhu] berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pada suatu malam aku bermimpi dua orang menemuiku lalu keduanya membawa aku keluar menuju tanah suci. Kemudian kami berangkat hingga tiba di suatu sungai yang airnya dari darah. Disana ada seorang yang berdiri di tengah sungai dan satu orang lagi berada (di tepinya) memegang batu. Maka laki-laki yang berada di tengah sungai menghampirinya dan setiap kali dia hendak keluar dari sungai maka laki-laki yang memegang batu melemparnya dengan batu kearah mulutnya hingga dia kembali ke tempatnya semula di tengah sungai dan terjadilah seterusnya yang setiap dia hendak keluar dari sungai, akan dilempar dengan batu sehingga kembali ke tempatnya semula. Aku bertanya: "Apa maksudnya ini?" Maka orang yang aku lihat dalam mimpiku itu berkata: "Orang yang kamu lihat dalam sungai adalah pemakan riba'".

bukhari:1943

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Ishaq bin 'Abdullah bin Abu Tholhah] bahwa dia mendengar [Anas bin Malik radliallahu 'anhu] berkata: "Ada seorang tukang jahit yang mengundang makan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan makanan yang dibuatnya sendiri". Anas bin Malik berkata: "Maka aku ikut pergi bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menghadiri undangan jamuan makan tersebut. Maka disuguhkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam roti, sayur sop berisi labu dan daging asin yang sudah dikeringkan. Aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mencari-cari labu tersebut dari pinggir-pinggir baskom. Beliau berkata: " Sejak hari itu aku selalu suka dengan labu".

bukhari:1950

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz] dari [Abu Hazim] berkata, bahwa ada orang-orang mendatangi [Sahal bin Sa'ad] lalu bertanya tentang mimbar? Maka dia (Sahal) berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus orang untuk menemui seorang wanita yang namanya sudah disebutkan oleh Sahal, lalu berkata: "Perintahkanlah anakmu yang tukang kayu itu untuk membuat mimbar bertangga yang aku jadikan tempat duduk saat aku berbicara dengan orang banyak". Kemudian wanita itu memerintahkan anaknya membuat mimbar yang terbuat dari batang kayu pohon hutan. Setelah minbar itu jadi, diberikan kepada wanita tersebut. Lalu wanita tersebut mengirimnya untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Maka beliau perintahkan orang untuk meletakkan mimbar tersebut dan beliau pergunakan untuk duduk.

bukhari:1952

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami ['Abdul Wahhab] telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah] dari [Wahab bin Kaisan] dari [Jabir bin 'Abdullah radliallahu 'anhu] berkata: "Aku pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu peperangan lalu untaku berjalan lambat hingga aku kelelahan. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menemuiku". Jabir berkata: Aku katakan kepada Beliau (setelah bertanya kepadaku): "Iya". Beliau bertanya: Apa sebabnya?" Aku katakan: "Untaku berjalan sangat lambat hingga aku kelelahan dan tertinggal. Kemudian Beliau berhenti turun dan memukul untaku dengan tongkat Beliau lalu berkata: "Kendarailah". Maka aku mengendarainya. Sungguh aku melihat unta itu mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau bertanya kepadaku: "Apakah kamu sudah menikah?" Aku jawab: "Sudah". Beliau bertanya lagi: "Dengan seorang gadis atau janda?" Aku jawab: "Janda". Beliau berkata: "Mengapa tidak dengan seorang gadis sehingga kamu dapat bersenda gurau dengannya dan dia bisa bersenda gurau denganmu". Aku katakan: "Sesungguhnya aku punya saudara-saudara perempuan. Aku ingin jika aku menikahi seorang wanita dia adalah orang yang akan tetap dapat menyatukan saudara-saudara perempuanku itu, menyisir dan membimbing mereka". Beliau berkata: "Sungguh kamu sudah terlambat maka jika kamu bisa mendahului maka kamu akan menjadi orang yang hebat". Kemudian Beliau berkata: "Apakah kamu akan menjual untamu?" Aku jawab: "Ya". Maka Beliau membeli untaku dengan satu 'uqiyah, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tiba sebelum aku tiba, aku tiba setelah tengah hari. Lalu kami datang ke masjid dan aku dapati Beliau di pintu masjid, lalu Beliau berkata: "Baru sekarang kamu tiba?" Aku jawab: "Ya". Maka beliau berkata: "Biarkanlah untamu itu". Maka Beliau masuk ke dalam masjid lalu shalat dua raka'at, dan akupun masuk ke masjid lalu shalat. Kemudian Beliau memerintahkan Bilal untuk menimbang baginya satu 'uqiyah. Lalu Bilal menimbang satu 'uqiyah untukku dengan timbangan yang akurat. Kemudian aku pergi hingga berpaling meninggalkan Beliau. Kemudian Beliau berkata: "Panggilah Jabir untuk menemuiku". Aku katakan: Sekarang Beliau mengembalikan unta itu kepadaku padahal tidak ada yang lebih aku benci kecuali unta itu". Beliau berkata: "Ambillah untamu dan harga jaulnya tetap buatmu".

bukhari:1955

Telah menceritakan kepada kami [Adam] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bij Hafsh] dari [Salim bin 'Abdullah bin 'Umar] dari [bapaknya] berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memberikan kepada 'Umar radliallahu 'anhu baju atau pakaian bergaris terbuat dari sutera kemudian Beliau melihat 'Umar memakainya, maka Beliau berkata: "Aku memberikannya bukan untuk kamu pakai. Sesungguhnya orang yang memakai pakaian seperti ini tidak akan mendapat bagian di akhirat. Aku memberikannya untukmu agar kamu untuk memperoleh kesenangan yaitu menjualnya".

bukhari:1962

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Nafi'] dari [Al Qasim bin Muhammad] dari ['Aisyah Ummul Mu'minin radliallahu 'anhuma] dia mengabarkan kepadanya bahwa dia telah membeli bantal yang ada gambarnya. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihatnya Beliau berdiri di pintu dan tidak masuk ke dalam rumah, Maka aku mengerti betapa dari wajah Beliau nampak ketidak sukaan. Maka aku katakan: "Wahai Rasulullah, aku bertaubat kepada Allah dan kepada Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam, dosa apa yan telah aku perbuat?" Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Mengapa bantal ini ada disini". Aku berkata; "Aku membelinya untuk anda agar anda dapat duduk dan bersandar di atasnya". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya orang yang membuat gambar ini akan disiksa pada hari qiyamat dan akan dikatakan kepada mereka; "hidupkanlah apa yang telah kalian ciptakan". Dan Beliau juga bersabda: "Sesungguhnya rumah yang berisi gambar-gambar tidak akan dimasuki oleh Malaikat".

bukhari:1963

Dan berkata, kepada kami [Al Humaidiy] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] telah menceritakan kepada kami ['Amru] dari [Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma] berkata: "Kami pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada suatu perjalanan yang ketika itu aku menunggang anak unta yang masih liar milik 'Umar. Anak unta itu selalu mendahulukanku (membawaku paling depan). Maka ia berjalan pada barisan paling depan, lalu 'Umar membentaknya dan mengembalikannya ke belakang. Namun ia kembali maju paling depan dan 'Umarpun kembali membentak dan mengembalikannya ke belakang. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata, kepada 'Umar: "Juallah anak unta itu kepadaku". 'Umar menjawab: "Ia untukmu wahai Rasulullah". Beliau bersabda: "Juallah kepadaku". Maka 'Umarpun menjualnya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sekarang anak unta itu untukmu wahai 'Abdullah bin 'Umar kamu dapat berbuat dengannya sesukamu". Dan Abu 'Abdullah Al Bukhariy berkata: "Dan Laits berkata, telah mengabarkan kepada saya 'Abdurrahman bin Khalid dari Ibnu Syihab dari Salim bin 'Abdullah dari Abdulloh bin 'Umar radliallahu 'anhu berkata: "Aku menjual (dengan cara barter) kepada amirul Mukminin 'Utsman bin 'Affan hartaku berupa tanah yang ada lembahnya dengan harta dia berupa tanah yang terletak di Khaibar. Setelah kami bertransaksi aku kembali ketempatku semula dan aku keluar dari rumahnya karena khawatir jika ia akan membatalkan transaksi, karena termasuk dari sunnah adalah bahwasanya dua orang yang bertransaksi mempunyai hak pilih hingga mereka berpisah. 'Abdullah berkata: "Ketika jual beli antara aku dan dia telah sah terjadi, aku merasa bahwa aku telah mendhaliminya, bahwa aku telah membawanya (mendekatkannya) ke daerah Tsamud yang jaraknya selama tiga malam, dan ia membawaku (mendekatkan) ke Madinah yang jaraknya selama tiga malam.

bukhari:1973

Telah menceritakan kepada kami ['Abdan] telah mengabarkan kepada kami [Jarir] dari [Mughirah] dari [Asy-Sya'biy] dari [Jabir radliallahu 'anhu] berkata; 'Abdullah bin 'Amru in Haram wafat dengan meninggalkan hutang lalu aku meminta tolong kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk meminta para piutangnya agar mereka mau membebaskan hutang tersebut. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam meminta kepada mereka namun mereka tidak mengabulkannya. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata, kepadaku: "Pergilah dan pisahkan kurmamu sesuai jenisnya, kurma jenis 'ajwah dipisahkan, kurma jenis 'Adzq zaid tolong pisahkan, lalu kirimlah kepadaku". Kemudian aku melaksanakan lalu aku kirim kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Maka Beliau datang lalu duduk diatasnya atau di tengahnya kemudian berkata: "Timbanglah untuk orang-orang". Maka akupun menimbangnya hingga aku tunaikan apa yang menjadi hak mereka dan yang tinggal adalah kurma milikku dan seolah tidak ada yang kurang sedikitpun dari kurma-kurna tersebut". Dan berkata, [Firas] dari [Asy-Sya'biy] telah menceritakan kepada saya [Jabir] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Dan senantiasa Beliau terus menimbang kurma tersebut untuk masyarakat hingga selesai". Dan berkata, [Hisyam] dari [Wahab] dari [Jabir] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Potonglah tangkainya buat dia lalu genapkanlah timbangannya".

bukhari:1983

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami [Al Walid bin Muslim] dari [Al Awza'iy] dari [Az Zuhriy] dari [Salim] dari [bapaknya radliallahu 'anhu] berkata; "Aku melihat orang-orang yang membeli makanan yang tanpa ditimbang di zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam akan dipukul bila menjualnya kembali, hingga mereka mengangkutnya kepada kendaraan angkut mereka".

bukhari:1987

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Yunus] dari [Ibnu Syihab] berkata, telah mengabarkan kepada saya [Salim bin 'Abdullah] bahwa [Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma] berkata; "Sungguh aku melihat orang-orang yang membeli makanan yang tanpa ditimbang di zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam akan dipukul bila menjualnya kembali di tempat membelinya hingga mereka mengangkutnya kepada kendaraan angkut mereka".

bukhari:1993

Telah menceritakan kepada kami [Farwah bin Abu Al Maghra'] telah mengabarkan kepada kami ['Ali bin Mushir] dari [Hisyam] dari [bapaknya] dari ['Aisyah radliallahu 'anha] berkata; "Sangat jarang tiba sebuah hari selain di hari tersebut beliau shallallahu 'alaihi wasallam menemui rumah Abu Bakar pada dua ujung siang. Maka ketika Beliau diizinkan untuk berhijrah ke Madinah, tidaklah Beliau meninggalkan kami melainkan Beliau mendatangi kami ketika zhuhur, lalu Abu Bakar diberitahu tentang kedatangan beliau shallallahu 'alaihi wasallam. Maka Abu Bakar berkata: "Tidaklah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menemui kami pada saat seperti ini melainkan pasti karena ada suatu peristiwa yang terjadi". Ketika Beliau telah menemui Abu Bakar, Beliau berkata: "Keluarkanlah orang orang yang ada di rumahmu!". Abu bakar berkata: "Wahai Rasulullah, kedua orang itu adalah dua anak puteriku, yaitu 'Aisyah dan Asma'". Beliau bertanya: "Apakah kamu sudah tahu bahwa aku telah diizinkan untuk keluar (berhijrah)?" Abu Bakar berkata: Ash-Shuhbah (kita berangkat bersama) wahai Rasulullah". Beliau bertanya: "Benar, kita berangkat bersama". Abu bakar berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku punya dua ekor unta yang telah aku siapkan keduanya untuk keluar hijrah maka ambillah salah satunya". Maka Beliau berkata: "Aku sudah mengambil salah satunya dan kamu terima harga jualnya".

bukhari:1994

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Nafi'] dari ['Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhu] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang menjual (anak) yang dikandung dalam perut unta. Cara itu merupakan jual beli orang-orang jahiliyyah, yang seseorang membeli sesuatu yang ada di dalam kandungan unta, hingga unta itu melahirkan, lalu anak unta tersebut melahirkan kembali".

bukhari:1999

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin 'Ufair] berkata, telah menceritakan kepada saya [Al Laits] berkata, telah menceritakan kepada saya ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] berkata, telah mengabarkan kepada saya ['Amir bin Sa'ad] bahwa [Abu Sa'id radliallahu 'anhu] mengabarkannya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang munaabadzah, yaitu seseorang melempar pakaiannya sebagai bukti pembelian harus terjadi (dengan mengatakan bila kamu sentuh berarti terjadi transaksi) sebelum orang lain itu menerimanya atau melihatnya dan Beliau juga melarang mulaamasah, yaitu menjual kain dengan hanya menyentuh kain tersebut tanpa melihatnya (yaitu dengan suatu syarat misalnya kalau kamu sentuh berarti kamu harus membeli) ".

bukhari:2000

Telah menceritakan kepada kami [Hassan bin 'Abbad] telah menceritakan kepada kami [Hammam] berkata, aku mendengar [Nafi'] menceritakan dari ['Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhu] bahwa 'Aisyah radliallahu 'anha menawar Barirah lalu Beliau shallallahu 'alaihi wasallam keluar untuk menunaikan shalat. Setelah Beliau datang, 'Aisyah radliallahu 'anha berkata: "Mereka enggan untuk menjualnya kecuali meminta syarat wala' tetap milik mereka". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya wala" (untuk budak) bagi siapa yang membebaskannya". Aku bertanya kepada Nafi': "Apakah suaminya orang merdeka atau budak?" Dia menjawab: "Aku tidak diberitahu".

bukhari:2011

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Nafi'] dari ['Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhu] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah sebagian kalian menjual diatas jualan sebagian yang lain dan janganlah pula kalian menyongsong dagangan hingga dagangan itu sampai di pasar-pasar".

bukhari:2020

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [Bapaknya] dari ['Aisyah radliallahu 'anha] berkata: "Bahwa Barirah datang kepadaku seraya berkata: "Tuanku telah menetapkan (tebusan untuk pembebasanku) sebanyak sembilan waq yang setiap tahunnya wajib kubayar satu waq, maka tolonglah aku". Aku berkata: "Jika tuanmu suka, aku akan bayar ketetapan tersebut kepada mereka dan perwalianmu ada padaku. Lalu aku penuhi. Kemudian Barirah datang kepada para sahabat sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang duduk, lalu dia berkata: "Sungguh aku sudah menawarkan hal itu kepada mereka namun mereka enggan menerimanya kecuali bila perwalian tetap menjadi hak mereka". Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendengar hal ini lalu 'Aisyah radliallahu 'anha mengabarkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka Beliau berkata: "Ambillah dia (Barirah) dan berikan syarat perwalian kepada tuannya bahwa perwalian seorang budak adalah bagi yang memerdekakannya". Maka 'Aisyah radliallahu 'anha melaksanakan perintah Beliau. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri di hadapan manusia lalu memuji Allah dan mengagungkan-Nya kemudian bersabda: "Bagaimana jadinya suatu kaum, mereka membuat persyaratan dengan syarat-syarat yang tidak ada pada Kitabulloh. Apapun bentuknya syarat yang tidak sesuai dengan Kitab Allah maka syarat itu batal sekalipun seratus kali persyaratan. Ketetapan Allah lebih berhaq (untuk ditunaikan) dan syarat (yang ditetapkan) Allah lebih kokoh. Sesungguhnya perwalian (seorang budak) adalah untuk yang memerdekakannya".

bukhari:2023

Telah menceritakan kepada kami ['Umar bin Hafsh bin Ghiyats] telah menceritakan kepada kami [Bapakku] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] berkata; "Kami pernah menceritakan dihadapan [Ibrahim] tentang menggadai sesuatu untuk pembayaran barang pada waktu yang akan datang, maka dia berkata: "Tidak ada dosa padanya". Kemudian dia menceritakan kepada kami dari [Al Aswad] dari ['Aisyah radliallahu 'anha] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah membeli makanan dari orang Yahudi untuk masa yang akan datang, lalu Beliau menggadaikan baju besi Beliau (sebagai jaminan) ".

bukhari:2049

Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] berkata, telah mengabarkan kepada saya [Musa bin 'Uqbah] dari [Nafi'] dari [Ibnu'Umar radliallahu 'anhuma] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ada tiga orang yang sedang berjalan kemudian turun hujan lalu ketiganya masuk kedalam gua di sebuah gunung namun kemudian mereka tertutup oleh batu". Beliau melanjutkan; "Kemudian diantara mereka berkata kepada yang lainnya; Mintalah kepada Allah dengan perantaraan amal yang paling utama yang kalian pernah melakukannya. Orang pertama diantara mereka berkata; Ya Allah, aku memiliki kedua orangtua yang sudah renta. Suatu hari aku keluar untuk mengembala untuk mendapatkan susu kemudian aku datang membawa susu, lalu aku berikan kepada kedua orangtuaku, lalu keduanya meminum baru kemudian aku berikan minum untuk bayiku, keluarga dan isteriku. Pada suatu malam, aku mencari susu setelah aku kembali dan aku datangi mereka ternyata keduanya sudah tertidur. Dia berkata; Aku enggan untuk membangunkan keduanya untuk meminum susu sedangkan anakku menangis dibawah kakiku karena kelaparan, Begitulah kebiasaanku dan kebiasaan kedua orangtuaku hingga fajar. Ya Allah seandainya Engkau mengetahui apa yang aku kerjakan itu semata mencari ridha Mu, maka bukakanlah celah untuk kami agar kami dapat melihat matahari darinya". Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Maka terbukalah sedikit celah untuk mereka. Orang kedua berkata: "Ya Allah, sungguh Engkau mengetahui bahwa aku seorang lelaki yang sangat mencintai seorang wanitaputri dari pamanku seperti kebanyakan laki-laki mencintai wanita. Suatu hari dia berkata, bahwa aku tidak akan bisa mendapatkannya kecuali aku dapat memberi uang sebanyak seratus dinar. Maka aku bekerja dan berhasil mengumpulkan uang tersebut. Ketika aku sudah berhadapan dengannya dan aku hendak menyetubuinya, dia berkata; bertaqwalah kepada Allah, dan janganlah kamu renggut keperawanan kecuali dengan haq". Maka aku berdiri lalu pergi meninggalkan wanita tersebut. Ya Allah seandainya Engkau mengetahui apa yang aku kerjakan itu semata mencari ridhaMu, maka bukakanlah celah untuk kami". Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Maka terbukalah dua pertiga dari batu yang menutup pintu gua. Kemudian orang yang ketiga berkata: Ya Allah sungguh Engkau mengetahui bahwa aku pernah memperkerjakan seseorang untuk mengurusi satu benih tumbuhan lalu aku beri upah namun dia tidak mau menerimanya. Lalu aku sengaja mengembangkan benih tersebut sehingga darinya aku bisa membeli seekor sapi dan seorang pengembalanya. Kemudian di suatu hari orang itu datang kepadaku seraya berkata; "Wahai 'Abdullah, berikanlah upahku yang dulu!" Lalu aku katakan; Kemarilah lihat kepada seekor sapi dan pemngembalanya itu semua milikmu". Dia berkata: "Kamu jangan mengolok-olok aku!" Dia berkata: Aku katakan: Aku tidak mengolok-olok kamu tetapi itu semua benar milikmu. Ya Allah seandainya Engkau mengetahui apa yang aku kerjakan itu semata mencari ridhaMu, maka bukakanlah celah untuk kami". Akhirnya mereka bisa terbebas dari gua tersebut".

bukhari:2063

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] telah menceritakan kepada kami [Abu Az Zanad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] berkata; Telah bersabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Nabi Ibrahim Alaihissalam berhijrah bersama isterinya Sarah lalu memasuki suatu kampung yang dipimpin oleh seorang raja atau seorang yang diktator diantara para penguasa bengis. Ada yang berkata; Nabi Ibrahim datang dengan seorang wanita yang paling cantik. Lalu Nabi Ibrahim dipanggil kemudian ditanya: Wahai Ibrahim, siapakah wanita yang bersamamu itu?" Nabi Ibrahim berkata: "Dia adalah saudariku". Lalu Nabi Ibrahim kembali kepada Sarah dan berkata: "Janganlah kamu mendustakan perkataanku karena aku telah mengabarkan kepada mereka bahwa kamu adalah saudaraku. Demi Allah sesungguhnya tidak ada orang beriman di tempat ini selain aku dan kamu". Kemudian Sarah dibawa menghadap raja untuk hidup bersamanya. Maka Sarah berwudhu' lalu shalat seraya berdo'a: "Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa aku beriman kepadaMu dan kepada RasulMu dan aku memelihara kemaluanku kecuali untuk suamiku maka janganlah Engkau satukan aku dengan orang kafir ini". Maka tiba-tiba raja itu langkahnya terhenti hingga kakinya tidak menempel ke tanah selain ujung-ujung jari-jemari kakinya. Berkata [Al A'raj], berkata [Abu Salamah bin 'Abdurrahman], [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] berkata; Sarah berdo'a: "Ya Allah, seandainya dia mati nanti akan dikatakan bahwa wanita ini telah membunuhnya". Maka Sarah dibawa kepada raja itu dan telah berdiri dihadapannya. Maka Sarah berwudhu' lalu shalat seraya berdoa: "Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa aku beriman kepadaMu dan kepada RasulMu dan aku memelihara kemaluamku kecuali untuk suamiku maka janganlah Engkau satukan aku dengan orang kafir ini". Secara tiba-tiba lagkah raja terhenti dan kakinya tidak menempel ke tanah selain ujung jari jemari kakinya. Berkata 'Abdurrahman, berkata Abu Salamah berkata, Abu Hurairah radliallahu 'anhu: Sarah berkata: "Ya Allah, seandainya dia mati nanti akan dikatakan bahwa wanita ini telah membunuhnya". Maka Sarah dibawa untuk kali kedua atau ketiga. Maka raja itu berkata: "Demi Allah, tidaklah kalian bawa ke hadapanku melainkan syetan. Kembalikanlah wanita itu kepada Ibrahim dan berikan dia upah. Maka Sarah kembali kepada Ibrahim Alaihissalam lalu berkata: "Apakah kamu menyadari bahwa Allah telah menghinakan orang kafir itu dan menjadikannya sebadai budak seorang hamba sahaya?"

bukhari:2065

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] dari ['Aisyah radliallahu 'anha] bahwa dia berkata: Sa'ad bin Abi Waqash berselisih dengan 'Abdu bin Zam'ah dalam perkara seorang anak. Sa'ad berkata: "Wahai Rasulullah, dia ini anak dari saudaraku 'Utbah bin Abi Waqash yang bersumpah kepadaku bahwa dia adalah anaknya. Perhatikanlah tanda kemiripannya?" Namun 'Abdu bin Zam'ah berkata: Wahai Rasulullah, ini saudaraku yang dilahirkan diatas tempat tidur Bapakku dari hamba sahayanya". Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memperhatikan tanda kemiripan yang ada, maka Beliau melihat jelas sekali tanda kemiripan ada pada 'Utbah. Namun Beliau bersabda: "Anak itu milikmu wahai 'Abdu bin Zam'ah. Anak itu milik si pemilik keranjang (suami) sedangkan untuk pezina baginya batu (rajam). Berhijablah engkau darinya, wahai Saudah binti Zam'ah". Sejak itu Saudah tidak pernah melihatnya lagi.

bukhari:2066

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Ghundar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Sa'ad] dari [Bapaknya], berkata, 'Abdurrahman bin 'Auf radliallahu 'anhu kepada [Shuhaib]: "Bertaqwalah kepada Allah, janganlah engkau mengatas namakan keturunan kepada selain bapakmu". Kemudian Suhaib berkata: "Tidak ada yang membuatku gembira karena aku punya ini atau itu, akan tetapi aku mengatakan hal itu karena aku diculik ketika aku bayi".

bukhari:2067

Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Tsabit] dari [Anas radliallahu 'anhu] berkata; Diantara tawanan (perang Khaibar) ada Shafiyah (binti Huyyay) kemudian dia menjadi hak milik Dihyah Al Kalbiy dan kemudian Shafiyah menjadi milik Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

bukhari:2076

Telah menceritakan kepada kami ['Abdul Ghoffar bin Daud] telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin 'Abdurrahman] dari ['Amru bin Abi 'Amru] dari [Anas bin Malik radliallahu 'anhu] berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memasuki Khaibar. Tatkala Allah menaklukan benteng Khaibar untuk kemenangan kepada Beliau, diceritakan kepada Beliau tentang kecantikan Shafiyah binti Huyyay bin Akhthob yang suaminya terbunuh sedangkan dia baru saja menjadi pengantin. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memilihnya untuk diri Beliau. Kemudian Beliau keluar bersama Shafiyah hingga ketika kami sudah sampai di Saddar Rauhaa', dia berhenti untuk singgah maka dibuatkanlah baginya makanan yang terbuat dari kurma, tepung dan minyak samin dalam wadah kecil terbuat dari kulit. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Persilakanlah orang-orang yang ada di sekitarmu!" Itulah walimah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan Shafiyah. Kemudian kami berangkat menuju Madinah. Dia (Anas bin Malik radliallahu 'anhu) berkata: "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengangkat dan memasukkan Shafiyah kedalam mantel dibelakang lalu Beliau duduk diatas unta Beliau dan Beliau letakkan kaki Shafiyah diatas lutut Beliau hingga kemudian berjalan mengendarai.

bukhari:2081

Telah menceritakan kepada kami [Shadaqah] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu 'Uyainah] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Abi Najih] dari ['Abdullah bin Katsir] dari [Abu Al Minhal] dari [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma] berkata: Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tiba di Madinah, mereka (penduduk Madinah) mempraktekan jual beli buah-buahan dengan sistim salaf, yaitu membayar dimuka dan diterima barangnya setelah kurun waktu dua atau tiga tahun kemudian, Maka Beliau bersabda: "Siapa yang mempraktekkan salaf dalam jual beli buah-buahan hendaklah dilakukannya dengan takaran yang diketahui dan timbangan yang diketahui, serta sampai waktu yang di ketahui". Telah menceritakan kepada kami [Ali] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan], dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Ibnu Abi Najih], dan beliau bersabda: "maka hendaklah melakukan salaf dengan timbangan yang di ketahui dan sampai waktu yang di ketahui." Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Ibnu Abi Najih] dari [Abdullah bin Katsir], dari [Abu Minhal], dia berkata; aku mendengar ['Ibnu Abbas] radliallahu 'anhuma berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tiba di Madinah, dan beliau bersabda: "dengan takaran yang diketahui dan sampai waktu yang diketahui (pasti) ".

bukhari:2086

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami ['Abdul Wahid] telah menceritakan kepada kami [Asy-Syaibaniy] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abi Al Mujalid] berkata; 'Abdullah bin Syaddad dan Abu Burdah mengutusku untuk menemui ['Abdullah bin Abi Aufaa] radliallahu 'anhuma dan keduanya berkata; Tanyakanlah kepadanya apakah para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di zaman Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mempraktekkan jual beli salaf pada biji gandum?" Berkata 'Abdullah; "Kami mempraktekkan salaf dengan orang-orang blasteran bangsa Syam pada biji gandum, beras dan kismis dengan takaran yang pasti sampai waktu yang pasti pula". Aku tanyakan: "Kepada siapa asalnya diserahkan?. Dia berkata: "Kami tidak pernah menanyakan hal ini kepada mereka". Kemudian keduanya mengutus aku untuk menemui ['Abdurrahman bin Abzaa] lalu aku tanyakan, maka dia berkata: "Para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mempraktekkan salaf di zaman Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan kami tidak pernah menanyakan kepada mereka apakah mereka memiliki pertanian atau tidak?" Telah menceritakan kepada kami [Ishaq] telah menceritakan kepada kami [Khalid bin 'Abdullah] dari [Asy-Syaibaniy] dari [Muhammad bin Abi Mujalid] dengan redaksi seperti ini dan dia berkata: "Kami mempraktekkan salaf pada biji gandum. Dan berkata, ['Abdullah bin Al Walid] dari [Sufyan] telah menceritakan kepada kami [Asy-Syaibaniy] dan berkata: "Dan juga pada kismis". Telah menceritakan kepada kami [Quaibah] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Asy-Syaibaniy] dan berkata: "Pada biji gandum, padi dan kismis".

bukhari:2088

Telah menceritakan kepada kami [Adam] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] telah mengabarkan kepada kami ['Amru] berkata; Aku mendengar [Abu Al Bakhtariy Ath-Tho'iy] berkata: "Aku bertanya kepada [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma] tentang As-Salam pada pohon kurma. Maka dia berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah melarang menjual pohon kurma hingga buahnya layak dimakan dan ditimbang". Berkata, seseorang: "Bagaimana caranya ditimbang?" Berkata, seseorang yang ada di sebelahnya: "Hingga bisa dipelihara (dismpan). Dan berkata, [Mu'adz] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Amru] berkata, [Abu Al Bakhtariy] aku mendengar [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma] berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarang hal yang semacam itu".

bukhari:2089

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Mahbub] telah menceritakan kepada kami ['Abdul Wahid] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] berkata; "Kami pernah saling menceritakan dihadapan [Ibrahim] tentang jual beli As-Salaf, maka dia berkata; Telah telah menceritakan kepada saya [Al Aswad] dari ['Aisyah radliallahu 'anha] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah membeli makanan dari orang Yahudi (dengan pembayaran di belakang dengan ketentuan waktu tertentu) dan beliau gadaikan baju besi Beliau (sebagai jaminan) ".

bukhari:2093

Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Ibnu Abi Najih] dari ['Abdullah bin Katsir] dari [Abu Al Minhal] dari [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma] berkata: Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tiba di Madinah orang-orang mempraktekkan jual beli buah-buahan dengan sistim salaf, yaitu membayar dimuka dan diterima barangnya setelah kurun waktu dua atau tiga tahun. Maka Beliau bersabda: "Lakukanlah jual beli salaf pada buah-buahan dengan takaran sampai waktu yang diketahui (pasti) ". Dan berkata ['Abdullah bin Al Walid] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abi Najih] dan berkata: "dengan takaran dan timbangan yang diketahui (pasti) ".

bukhari:2094

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Muqatil] telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Sulaiman Asy-Syaibaniy] dari [Muhammad bin Abi Al Mujalid] berkata; 'Abdullah bin Syaddad dan Abu Burdah mengutusku untuk menemui ['Abdurrahman bin Abzaa] dan ['Abdullah bin Abi Aufaa] lalu aku menanyakan keduanya tentang jual beli As-Salaf. Keduanya berkata: "Kami pernah mendapatkan ghanimah (harta rampasan perang) bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu datang kepada kami bangsa blasteran dari penduduk negeri Syam, kemudian kami berjual beli dengan cara As-Salaf pada biji gandum, padi dan kismis untuk jangka waktu tertentu". Dia berkata; Aku tanyakan: "Apakah saat itu mereka memiliki pertanian atau tidak?" Keduanya menjawab: "Kami tidak pernah menanyakan hal itu kepada mereka."

bukhari:2095

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah mengabarkan kepada kami [Juwairiyah] dari [Nafi'] dari ['Abdullah radliallahu 'anhu] berkata: "Dahulu orang-orang Jahiliyah mempraktekkan jual beli apa yang ada didalam perut unta hingga unta itu melahirkan kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarangnya. Nafi' menafsirkan yang dimaksud dengan Al Jazur adalah: Unta melahirkan apa yang ada didalam perutnya".

bukhari:2096

Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dan diriwayatkan pula, telah menceritakan kepada saya ['Ali bin 'Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Syababah] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Imran] berkata; Aku mendengar [Tholhah bin 'Abdullah] dari ['Aisyah radliallahu 'anha] ' Aku bertanya: "Wahai Rasulullah, aku punya dua tetangga, kepada siapa dari keduanya yang paling berhak untuk aku beri hadiah?" Beliau bersabda: "Kepada yang paling dekat pintu rumahnya darimu".

bukhari:2099

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Qurrah bin Khalid] berkata, telah menceritakan kepada saya [Humaid bin Hilal] telah menceritakan kepada kami [Abu Burdah] dari [Abu Musa radliallahu 'anhu] berkata; Aku menghadap menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersama dua orang suku Al Asyariyyin, aku bertanya: "Apa yang harus aku lakukan bila keduanya mengharapkan pekerjaan?" Beliau bersabda: "Sekali-kali jangan atau janganlah engkau memperkerjakan dalam urusan kita ini orang yang berambisi menginginkannya".

bukhari:2101

Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin 'Ulayyah] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] berkata, telah mengabarkan kepada saya ['Atha'] dari [Shafwan bin Ya'laa] dari [Ya'laa bin Umayyah radliallahu 'anhu] berkata; Aku ikut perang dalam pasukan masa paceklik (pasukan perang Tabuk) dan itu merupakan amalku yang paling berkesan dalam jiwaku. Saat itu aku memiliki orang bayaran lalu dia memerangi seorang musuh salah satu diantaranya menggigit jari lawannya hingga jari lawannya putus lalu jatuh. Lalu dia menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu Beliau tidak menerapkan diyat atau tebusan kepada salah satunya dan bersabda: "Apakah dia melepaskan jarinya dalam mulutmu?" Orang itu berkata: "Aku kira begitu". Lalu Beliau bersabda: "Seperti unta mengigitnya". Berkata, [Ibnu Juraij] dan telah menceritakan kepada saya ['Abdullah bin Abi Mulaikah] dari [kakeknya] seperti redaksi hadits ini, yang salah seorang menggigit jari lawannya lalu dibebasakan dari segala tuntutan oleh Abu Bakar radliallahu 'anhu.

bukhari:2105

Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Ayyub] dari [Nafi'] dari [Ibnu'Umar radliallahu 'anhuma] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Perumpamaan kalian dibandingkan Ahul Kitab seperti seseorang yang menyewa para pekerja yang dia berkata; "Siapa yang mau bekerja untukku dari pagi hingga pertengahan siang dengan upah satu qirath, maka orang-orang Yahudi melaksanakannya. Kemudian dia berkata, "Siapa yang mau bekerja untukku dari pertengahan siang hingga shalat 'Ashar dengan upah satu qirath, maka orang-orang Nashrani mengerjakannya. Kemudain orang itu berkata, lagi: "Siapa yang mau bekerja untukku dari 'Ashar hinga terbenamnya matahari dengan upah dua qirath, maka kalianlah orang yang mengerjakannya. Maka orang-orang Yahudi dan Nashrani marah seraya berkata: "Bagaimana bisa, kami yang mengerjakan lebih banyak pekerjaan namun lebih sedikit upah yang kami terima!" Lalu orang itu berkata: "Apakah ada hak kalian yang aku kurangi?" Mereka menjawab: "Tidak ada". Orang itu berkata: "Itulah karunia dariku yang aku memberikannya kepada siapa yang aku kehendaki".

bukhari:2107

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Abi Uwais] berkata, telah menceritakan kepadaku [Malik] dari ['Abdullah bin Dinar, maula 'Abdullah bin 'Umar] dari ['Abdullah bin 'Umar bin Al Khaththab radliallahu 'anhuma] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya perumpamaan kalian dibandingkan orang-orang Yahudi dan Nashrani seperti seseorang yang memperkerjakan para pekerja yang dia berkata; "Siapa yang mau bekerja untukku hingga pertengahan siang dengan upah satu qirath, maka orang-orang Yahudi melaksanakannya dengan upah satu qirath per satu qirath. Lalu orang-orang Nashrani mengerjakannya dengan upah satu qirath per satu qirath. Kemudian kalian mengerjakan mulai dari shalat 'Ashar hingga terbenamnya matahari dengan upah dua qirath per dua qirath. Maka orang-orang Yahudi dan Nashrani marah seraya berkata: "Kami yang lebih banyak amal namun lebih sedikit upah!" Lalu orang itu berkata; "Apakah ada yang aku zhalimi dari hak kalian?" Mereka menjawab; "Tidak ada". Orang itu berkata; "Itulah karunia dari-Ku yang Aku memberikannya kepada siapa yang aku kehendaki".

bukhari:2108

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al 'Alaa'] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Buraid] dari [Abu Burdah] dari [Abu Musa radliallahu 'anhu] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Perumpamaan Kaum Muslimin dibandingkan orang-orang Yahudi dan Nashrani seperti seseorang yang memperkerjakan kaum yang bekerja untuknya pada suatu hari hingga malam dengan upah yang ditentukan. Maka diantara mereka ada yang melaksanakan pekerjaan hingga pertengahan siang lalu berkata: Kami tidak memerlukan upah darimu sebagaimana yang kamu persyaratkan kepada kami (bekerja hingga malam) dan apa yang telah kami kerjakan biarlah nggak apa-apa". Maka orang itu berkata: "Selesaikanlah sisa pekerjaan, nanti baru kalian boleh mengambil upahnya dengan penuh". Maka mereka tidak mau dan tidak melanjutkan pekerjaan mereka. Kemudian dia memperkerjakan dua orang pekerja setelah mereka untuk menuntaskan sisa pekerjaan dan berkata, kepada keduanya: "Selesaikanlah sisa waktu hari kalian ini dan bagi kalian berdua akan mendapatkan upah sebagaimana yang aku syaratkan kepada mereka. Maka mereka berdua mengerjakannya hingga ketika sampai saat shalat 'Ashar, keduanya berkata, " Tidaklah yang kami telah kerjakan sia-sia dan kamu wajib membayar upah seperti yang kamu janjikan kepada kami berdua". Maka orang itu berkata, kepada keduanya: "Selesaikanlah sisa pekerjaan kalian berdua yang tidak sampai separuh hari ini". Namun kedua orang itu enggan melanjutkannya. Lalu orang itu memperkerjakan suatu kaum yang mengerjakan sisa hari. Maka kaum itu mengerjakan sisa pekerjaan hingga terbenam matahari dan mereka mendapatkan upah secara penuh termasuk upah dari pekerjaan yang sudah dikerjakan oleh dua golongan orang sebelum mereka. Itulah perumpamaan mereka dan mereka ang menerima cahaya (Islam) ini".

bukhari:2110

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhriy] telah menceritakan kepada saya [Salim bin 'Abdullah] bahwa ['Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhuma] berkata; Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ada tiga orang dari kalangan orang sebelum kalian yang sedang bepergian hingga ketika mereka singgah dalam gua lalu mereka memasuki gua tersebut hingga akhirnya ada sebuah batu yang jatuh dari gunung hingga metutupi gua. Mereka berkata; Tidak akan ada yang dapat menyelamatkan kalian dari batu ini kecuali bila kalian berdoa meminta kepada Allah dengan perantaraan kebaikan amal kalian. Maka seorang diantara mereka berkata; "Ya Allah, aku memiliki kedua orangtua yang sudah renta. Dan aku tidaklah pernah memberi minum susu keluargaku pada akhir siang sebelum keduanya. Suatu hari aku keluar untuk mencari sesuatu dan aku tidak beristirahat mencarinya hingga keduanya tertidur, aku pulang namun aku dapati keduanya sudah tertidur dan aku tidak mau mendahului keduanya meminum susu untuk keluargaku. Maka kemudian aku terlena sejenak dengan bersandar kepada kedua tanganku sambil aku menunggu keduanya bangun sampai fajar terbit, lalu keduanya terbangun dan meminum susu jatah akhir siangnya. Ya Allah seandainya aku kerjakan itu semata mencari ridhoMu, maka bukakanlah celah batu ini. Maka batu itu sedikit bergeser namun mereka belum dapat keluar. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: Kemudian berkata, yang lain: "Ya Allah, bersamaku ada putri pamanku yang menjadi orang yang paling mencintaiku. Suatu hari aku menginginkannya namun dia menolak aku. Kemudian berlalu masa beberapa tahun hingga kemudian dia datang kepadaku lalu aku berikan dia seratus dua puluh dinar agar aku dan dia bersenang-senang lalu dia setuju hiingga ketika aku sudah menguasainya dia berkata; tidak dihalalkan bagimu merusak keperawanan kecuali dengan cara yang haq. Maka aku selamat dari kejadian itu. Lalu aku pergi meninggalkannya padahal dia wanita yang paling aku cintai dan aku tinggalkan pula emas perhiasan yang aku berikan kepadanya. Ya Allah seandainya apa yang aku kerjakan itu semata mencari ridhoMu, maka bukakanlah celah pintu gua ini dimana kami terjebak didalamnya. Maka terbukalah sedikit batu itu namun mereka tetap belum bisa keluar. Bersabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: Kemudian orang yang ketiga berkata: Ya Allah aku pernah memperkerjakan orang-orang lalu aku memberi upah mereka kecuali satu orang dari mereka yang meninggalkan haknya lalu dia pergi. Kemudian upah orang tersebut aku kembangkan hingga beberapa waktu kemudian ketika sudah banyak harta dari hasil yang aku kembangkan tersebut orang itu datang kepadaku lalu berkata; "wahai 'Abdullah, berikanlah hak upah saya!" Lalu aku katakan kepadanya; Itulah semua apa yang kamu lihat adalah upahmu berupa unta, sapi, kambing dan pengembalanya". Dia berkata; "wahai 'Abdullah, kamu jangan mengolok-olok aku!" Aku katakan: Aku tidak mengolok-olok!" Maka orang itu mengambil seluruhnya dan tidak ada yang disisakan sedikitpun. Ya Allah seandainya apa yang aku kerjakan itu semata mencari ridhoMu, maka bukakanlah celah batu gua yang kami terjebak didalamnya". Maka batu itu terbuka akhirnya mereka dapat keluar dan pergi".

bukhari:2111

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Yahya bin Sa'id Al Qurasyiy] telah menceritakan kepada kami [bapakku] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Syaqiq] dari [Abu Mas'ud Al Anshariy radliallahu 'anhu] berkata: "Adalah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bila memerintahkan kami bershadaqah, maka seseorang dari kami akan berangkat menuju pasar lalu dia bekerja dengan sungguh-sungguh hingga mendapatkan rezeki satu mud. Ada sebagian dari mereka bisa mendapatkan seratus ribu kalinya". Dia berkata: "Tidaklah kamu melihatnya melainkan adalah dirinya sendiri".

bukhari:2112

Telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz bin 'Abdullah] berkata, telah menceritakan kepada saya [Yusuf bin Al Majisyun] dari [Shalih bin Ibrahim bin 'Abdurrahman bin 'Auf] dari [bapaknya] dari [kakeknya, 'Abdurrahman bin 'Auf radliallahu 'anhu] berkata: "Aku mengirim surat kepada Umayah bin Khalaf agar ia menjagaku dalam urusan keluargaku dan harta bendaku di Makkah dan aku akan menjaganya dalam urusan keluarganya dan harta bendanya di Madinah. Ketika aku menyebut nama Ar-Rahman ia berkata; "Aku tidak mengenal Ar-Rahman, tulislah namamu ketika engkau masih di jahiliyah". Maka aku menulis namaku 'Abdu 'Amru. Ketika terjadi perang Badar aku keluar ke gunung untuk menjaganya ketika orang-orang tidur. Kemudian Bilal melihatnya, lalu ia keluar hingga sampai di majlis orang-orang Anshar. Lalu Umayyah bin Khalaf berkata: "Aku tidak akan selamat jika Umayah selamat. Kemudian beberapa orang Anshar keluar bersamanya mendekati kami, ketika aku khawatir mereka akan menemukan kami maka aku keluarkan anaknya kearah mereka agar mereka tersibukkan dengannya, namun mereka membunuhnya dan mereka enggan kembali hingga mereka menemui kami, ketika itu ia adalah seorang lelaki yang gemuk, ketika mereka menemui kami aku berkata, kepadanya merunduklah, lalu iapun merunduk dan aku meletakkan badanku diatasnya untuk melindunginya, kemudian mereka (kaum muslimin) berusaha menusuknya dengan mengarahkan pedang mereka melalui bawahku hingga mereka membunuhnya, kakiku terkena pedang salah seseorang dari mereka. Dan 'Abdurrahman bin 'Auf memperlihatkan luka bekas pedang itu pada kami dipunggung kakinya. Abu 'Abdullah berkata, Yusuf mendengar Shaleh begitu juga Ibrahim, bapaknya.

bukhari:2137

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dia mendengar [Al Mu'tamir] memberitakan kepada kami ['Ubaidulloh] dari [Nafi'] bahwa dia mendengar [Ibnu Ka'ab bin Malik] bercerita dari [bapaknya] bahwasanya dia memiliki kambing yang mencari makan didekat pepohonan. Lalu budak wanita kami melihat ada satu ekor kambing yang mati. Maka dia mengambil batu lalu menyembelihnya dengan batu tersebut dan berkata, kepada mereka; "Janganlah kalian makan sampai aku menanyakannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam atau kita utus seseorang untuk menanyakannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu dia menanyakan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang maalah ini atau mengutus seseorang. Maka Beliau shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan untuk memakannya. 'Ubaidullah berkata: "Maka hal ini menakjubkan aku karena dia seorang budak wanita dan dia juga yang menyembelihnya". Hadits ini diikuti pula oleh ['Abdah] dari ['Ubaidullah].

bukhari:2139

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin 'Ufair] berkata, telah menceritakan kepada saya [Al Laits] berkata, telah menceritakan kepada saya ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] berkata; dan ['Urwah] menduga bahwa [Marwan bin Al Hakam] dan [Al Miswar bin Makhramah] keduanya mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri ketika datang kepada Beliau suku Hawazin yang telah ditundukkan lalu mereka meminta kepada Beliau agar mengembalikan harta dan para tawanan mereka. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata, kepada mereka: "Ucapan yang paling aku sukai adalah yang paling benar. Maka pilihlah salah satu dari dua hal apakah tawanan atau harta dan sungguh aku akan memberi kesempatan terhadap mereka". Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menanti mereka sekitar sepuluh malam ketika akhirnya mereka kembali dari Tho'if. Setelah jelas bagi mereka bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak akan mengembalikan kepada mereka kecuali salah satu dari dua pilihan, mereka berkata; "Kami memilih tawanan". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri di hadapan Kaum Muslimin kemudian memuji Allah yang memang Dia paling berhak untuk dipuji lalu bersabda: "Kemudian dari pada itu, sesungguhnya saudara-saudara kalian ini telah datang kepada kita dengan bertobat dan sungguh aku berpikir akan mengembalikan para tawanan. Maka siapa diantara kalian yang suka berbuat baik (dengan membebaskan tawanan) dalam masalah ini maka lakukanlah dan siapa diantara kalian yang ingin tetap menjadikannya sebagai haknya hingga kami berikan kepadanya harta fa'i yang Allah karuniakan kepada kita, lakukanlah". Maka orang-orang berkata: "Kami serahkan mereka untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kami tidak tahu siapa diantara kalian yang berhak memberi izin dan siapa yang bukan, maka itu kembalilah hingga kalian bawa para pimpinan yang mengurusi urusan kalian". Akhirnya mereka pulang dan berbicara dengan para pimpinan mereka lalu kembali menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan mereka mengabarkan bahwa mereka telah menyetujui dan memberi izin".

bukhari:2142

Telah menceritakan kepada kami [Al Makkiy bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Juraij] dari ['Atha' nin Abi Rabah] dan sebagian diantara mereka menambahkan dan tidak seorangpun yang menyampaikan seluruhnya kepadanya dari [Jabir bin 'Abdullah radliallahu 'anhuma] berkata: "Aku pernah bepergian bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan mengendarai unta yang lambat sehingga menjadi yang terakhir sampai diantara rambongan. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lewat di depanku seraya berkata: "Siapa ini?" Aku menjawab: "Jabir bin 'Abdullah". Beliau bertanya: "Ada apa dengan kamu?" Aku jawab: "Aku mengendarai unta yang lambat". Beliau bertanya: "Apakah kamu punya tongkat? Aku jawab: "Ya punya". Beliau berkata: "Berikanlah kepadaku". Maka aku berikan kepada Beliau lalu Beliau memukulkannya kepada untaku hingga dia berjalan cepat dan sejak dari tempat itu dia menjadi yang terdepan diantara rambongan. Beliau berkata: "Juallah kepadaku". Aku katakan: "Bahkan ini untuk Tuan, wahai Rasulullah". Beliau berkata: "Juallah kepadaku karena aku akan membelinya dengan empat dinar dan kamu boleh menungganginya hingga tiba di Madinah". Ketika kami hampir tiba di Madinah aku berjalan untuk pergi. Beliau bertanya: "Kamu mau kemana?" Aku katakan: "Aku hendak menikah dengan seorang wanita yang pernah berkeluarga". Beliau bertanya: "Kenapa tidak dengan seorang gadis sehingga kamu bisa bersenang-senang dengannya dan diapun bisa bersenang-sengang denganmu". Aku katakan: "Sesungguhnya bapakku telah meninggal dunia dan meninggalkan anak-anak perempuan yang masih kecil-kecil maka aku ingin menikahi seorang wanita yang sudah berpengalaman dalam berumah tangga". Beliau berkata: "Oh begitu". Ketika kami telah tiba di Madinah Beliau bersabda: "Wahai Bilal, berikanlah kepadanya dan lebihkanlah". Maka Bilal memberinya empat dinar dan ditambah dengan satu qirath. Jabir berkata: "Semoga tanbahan yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berikan tidak berpisah dariku". Maka sejak itu pemberian qirath tersebut tidak pernah berpisah dari tas kulit Jabir bin 'Abdullah.

bukhari:2143

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Abu Hazim] dari [Sahal bin Sa'ad] berkata; Seorang wanita datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkata: "Wahai Rasulullah, aku menawarkan diriku untuk Tuan". Tiba-tiba ada seorang laki-laki berkata: "Nikahkanlah aku dengannya". Beliau berkata: "Kami nikahkan kamu dengannya dengan mahar bacaan Al Qur'an yang ada padamu".

bukhari:2144

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Shalih] telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah, dia adalah Ibnu Sallam] dari [Yahya] berkata; Aku mendengar ['Uqbah bin 'Abdul Ghofir] bahwasanya dia mendengar [Abu Sa'id Al Khudriy radliallahu 'anhu] berkata: "Bilal datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan membawa kurma Barni (jenis kurma terbaik) maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata, kepadanya: "Dari mana kurma ini?" Bilal menjawab: "Kami memiliki kurma yang jelek lalu kami jual dua sha' kurma tersebut dengan satu sha' kurma yang baik agar kami dapat menghidangkannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Maka saat itu juga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Celaka celaka, ini benar-benar riba. Janganlah kamu lakukan seperti itu. Jika kamu mau membeli kurma maka juallah kurmamu dengan harga tertentu kemudian belilah kurma yang baik ini".

bukhari:2145

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid] telah mengabarkan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu Syihab] dari ['Ubaidullah bin 'Abdullah] dari [Zaid bin Khalid] dan [Abu Hurairah] radliallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berilah tangguh wanita ini sampai besok wahai Unais.Jika ia mengaku maka rajamlah".

bukhari:2147

Telah menceritakan kepada saya [Yahya bin Yahya] berkata, aku membacakan kepada [Malik] dari [Ishaq bin 'Abdullah] bahwa dia mendengar [Anas bin Malik radliallahu 'anhu] berkata; Abu Tholhah adalah orang yang paling banyak hartanya dari kalangan Anshar di kota Madinah berupa dan harta yang paling dicintainya adalah Bairuha' (ladang berikut sumur yang ada di kebun itu) yang menghadap ke masjid dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam senantiasa mamemasuki kebun itu dan meminum airnya yang baik tersebut. Ketika turun firman Allah Ta'ala (QS Alu 'Imran: 92 yang artinya): "Kamu sekali-kali tidak akan sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai", Abu Tholhah mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkata; "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah Ta'ala telah berfirman: "Kamu sekali-kali tidak akan sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai", dan sesungguhnya harta yang paling aku cintai adalah Bairuha' itu dan aku menshadaqahkannya di jalan Allah dengan berharap kebaikan dan simpanan pahala di sisiNya, maka ambillah wahai Rasulullah kapanpun baginda mau". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Wah, inilah harta yang menguntungkan, inilah harta yang menguntungkan. Sungguh aku sudah mendengar apa yang kamu ucapkan dan aku berpendapat sebaiknya kamu shadaqahkan buat kerabatmu". Maka Abu Tholhah berkata: "Aku akan laksanakan wahai Rasululloloh. Maka Abu Tholhah membagi untuk kerabatnya dan anak-anak pamannya". Hadits ini juga diikuti oleh [Isma'il] dari [Malik]. Dan [Rauh] berkata dari [Malik]: "Pahalanya mengalir terus"

bukhari:2150

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al 'Alaa'] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Buraid bin 'Abdullah] dari [Abu Burdah] dari [Abu Musa] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seorang bendahara yang amanah, yang dia melaksanakan tugasnya (dengan baik) " --Dan adakalanya Beliau bersabda--: "Yaitu yang dia melaksanakan apa yang dperintahkan kepadanya dengan sempurna dan jujur serta memiliki jiwa lapang dada, yang dia mengeluarkannya (shadaqah) kepada orang yang berhak sebagaimana diperintahkan adalah termasuk salah satu dari Al Mutashaddiqin".

bukhari:2151

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Al Mundzir] telah menceritakan kepada kami [Abu Dhamrah] telah menceritakan kepada kami [Musa bin 'Uqbah] dari [Nafi'] dari ['Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhuma] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Ada tiga orang yang sedang bepergian lalu hujan turun hingga akhirnya mereka masuk ke dalam gua pada suatu gunung. Lalu sebuah batu yang jatuh dari gunung di depan mulut gua sehingga menutupi mereka. Satu sama lain diantara berkata; Perhatikanlah amal amal yang pernah kalian amalkan semata karena Allah lalu berdoalah dengan perantaraan amal amal tersebut semoga Allah Ta'ala berkenan membukakan batu tersebut untuk kalian. Seorang diantara mereka berkata; "Ya Allah, aku memiliki kedua orangtua yang sudah renta dan aku juga mempunyai anak yang masih kecil dimana aku mengembalakan hewan untuk makan minum mereka. Apabila aku sudah selesai aku memeras susu dan aku mulai memberikan susu tersebut untuk kedua orang tua, aku mendahuluinya untuk kedua orangtuaku sebelum anakku. Pada suatu hari aku terlambat pulang hingga malam dan aku dapati kedanya sudah tertidur. Maka aku mencoba menawarkan susu kepada keduanya, aku hampiri di dekat keduanya dan aku khawatir dapat membangunkannya dan aku juga tidak mau memberikan susu ini untuk anak kecilku padahal dia sedang menangis dibawah kakiku meminta minum hingga terbit fajar. Ya Allah seandainya Engkau mengetahui apa yang aku kerjakan itu semata mencari ridhoMu, maka bukakanlah celah batu ini sehingga dari nya kami dapat melihat matahari. Maka Allah membukakan batu itu hinga mereka sedikit dapat melihat matahari". Kemudian berkata, yang lain: "Ya Allah, bersamaku ada putri pamanku yang merupakan orang yang paling aku cintai sebagaimana umumnya laki-laki mencintai wanita. Suatu hari aku menginginkannya namun dia menolak aku hingga kemudian aku datang kepadanya denagn membawa seratus dua puluh dinar agar aku bisa berbuat mesum dan menyetubuinya. Ketika aku sudah berada diantara kedua kakinya dia berkata; "Wahai 'Abdullah, bertaqwalah kepada Allah dan janganlah kamu renggut keperawanan kecuali dengan cara yang haq. Maka bangkit. Ya Allah seandainya Engkau mengetahui apa yang aku kerjakan itu semata mencari ridhoMu, maka bukakanlah celah pintu gua ini untuk kami. Maka batu itu kembali terbuka. Kemudian orang yang ketiga berkata: Ya Allah aku pernah memperkerjakan orang pada ladang padi. Ketika sudah selesai dia meminta upahnya, aku memberikannya namun dia enggan menerimanya. Sejak itu aku meneruskan bertani, hingga aku dapat mengumpulkan harta yang banyak dari hasil yang aku kembangkan tersebut orang itu datang kepadaku lalu berkata "Bertaqwalah kamu kepada Allah". Aku katakan: "Pergilah lihat sapi itu beserta pengembalanya dan ambillah". Dia berkata: "Bertaqwalah kepada Allah dan jangan mengolok-olok aku!" Aku katakan: "Aku tidak mengolok-olok kamu, ambillah. Maka dia mengambilnya. Jika aku kerjakan itu semata mencari ridhoMu, maka bukakanlah celah batu gua yang masih tersisa". Maka Allah membukakannya. Berkata, Abu 'Abdullah dan berkata, [Isma'il bin Ibrahim bin 'Uqbah] dari [Nafi']: makna Fabaghaitu maksudnya fasa'aitu (Aku bersungguh-sunguh untuk menyetubuinya).

bukhari:2165

Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Ayyub] dari [Nafi'] bahwa [Ibnu'Umar radliallahu 'anhuma] mempraktekkan sistim upah bagi penggarap ladang pada masa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, Abu Bakar, 'Umar, 'Utsman dan di awal pemerintahan Mu'awiyah kemudian diceritakan dari [Rafi' bin Khudaij] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarang menyewakan ladang lalu Ibnu'Umar radliallahu 'anhuma pergi menemui Rafi' dan aku pergi besamanya, lalu bertanya kepadanya maka dia menjawab bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarang menyewakan ladang maka Ibnu'Umar radliallahu 'anhuma berkata: "Sungguh kamu telah mengetahui bahwa kami menyewakan ladang pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan bagian seperempat atau dengan jerami yang harus kami bayarkan.

bukhari:2174

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'ad] dari [Ibnu Syihab] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] berkata: Sesungguhgnya orang-orang mengatakan: "Abu Hurairah adalah yang paling banyak menyampaikan hadits dan Allah Maha Memenuhi janji. Dan mereka berkata: "Mengapa Muhajirin dan Anshar menampaikan hadits tidak sebanyak yang aku sampaikan?" Sesungguhnya saudara-saudaraku dari kalangan Muhajirin mereka disibukkan dengan berdagang di pasar-pasar dan saudara-saudaraku dari kalangan Anshar mereka disibukkan dengan pekerjaan mereka dalam mengurus harta mereka (bercocok tanam). Adapun aku adalah seorang yang miskin, aku selalu bermulazamah (mendampingi) Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan isi perut sekedar kebutuhan pokok, dan aku selalu hadir (dalam majelis) saat mereka tidak bisa hadir dan dapat menjaga hafalan saat mereka lupa". Dan pada suatu hari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sekali-kali janganlah seorang dari kalian menghamparkan kainnya sebelum aku selesai menyampaikan sabdaku ini lalu dia mengumpulkannya dalam dadanya yang akhirnya dia melupakan sesuatu dari sabdaku untuk selamanya". Maka aku hamparkan kainku yang bermotif karena aku tidak memiliki kain yang lain hingga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam selesai menyampaikan sabda Beliau lalu aku kumpulkan dalam dadaku". Maka demi Dzat yang mengutus Beliau dengan haq, tidaklah aku lupa satupun dari sabda Beliau hingga hari ini dan demi Allah, kalau bukan karena dua ayat dalam Kitabulloh maka aku tidak akan menyampaikannya sesuatu haditspun kepada kalian selamanya". (Lalu dia membaca ayat 159 dan 160 dari surah Al Baqarah yang artinya: ('Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa penjelasan dan petunjuk ……hingga akhir ayat.. Allah Maha Penyayang)

bukhari:2179

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] berkata, telah menceritakan kepadaku [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] dari ['Abdullah bin Az Zubair radliallahu 'anhuma] bahwasanya dia menceritakan bahwa ada seorang dari kalangan Anshar bersengketa dengan Az Zubair di hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang aliran air di daerah Al Harrah yang mereka gunakan untuk menyirami pepohonan kurma. Berkata, orang Anshar tersebut: "Bukalah air agar bisa mengalir?" Az Zubair menolaknya lalu keduanya bertengkar di hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata, kepada Az Zubair: "Wahai Zubair, berilah air dan kirimlah buat tetanggamu". Maka orang Anshar itu marah seraya berkata; "Tentu saja kamu bela dia karena dia putra bibimu". Maka wajah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerah kemudian berkata: "Wahai Zubair, berilah air kemudian bendunglah hingga air itu kembali ke dasar ladang". Maka Az Zubair berkata: "Demi Allah, sungguh aku menganggap bahwa ayat ini turun tentang kasus ini, yaitu firman Allah dalam surah An-Nisa ayat 65 yang artinya: ("Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan…).

bukhari:2187

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad, dia adalah anak dari Salam] telah mengabarkan kepada kami [Makhlad bin Yazid Al Harraniy] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] berkata, telah menceritakan kepadaku [Ibnu Syihab] dari ['Urwah bin Az Zubair] bahwasanya dia menceritakan ada seorang dari kalangan Anshar bersengketa dengan Az Zubair di hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang aliran air di daerah Al Harrah yang mereka gunakan untuk menyirami pepohonan kurma. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada Az Zubair: "Wahai Zubair. Beliau memerintahkannya berbuat ma'ruf."Kemudian kirimlah buat tetanggamu". Orang Anshar itu berkata; "Tentu saja kamu bela dia karena dia putra bibimu". Maka wajah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerah kemudian berkata: "Berilah air kemudian bendunglah hingga air itu kembali ke dasar ladang dan tunaikanlah haknya". Maka Az Zubair berkata: "Demi Allah, sungguh ayat ini turun tentang kasus ini, yaitu firman Allah dalam surah An-Nisa ayat 65 yang artinya: ("Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan…). Ibnu Sihab berkata, kepadaku: "Maka orang Anshar dan yang lainnya mengukur apa yang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sabdakan tadi: "Berilah air kemudian bendunglah hingga air itu kembali ke dasar ladang", dan saat itu mencapai setinggi mata kaki.

bukhari:2189

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Malik] dari [Rabi'ah bin Abi 'Abdurrahman] dari [Yazid, maula Al Munba'its] dari [Zaid bin Khalid Al Juhaniy radliallahu 'anhu] berkata; "Datang seorang laki-laki kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bertanya kepada Beliau tentang barang temuan. Maka Beliau bersabda: "Kamu kenali tutup bungkus dan talinya kemudian umumkan selama satu tahun dan jika datang pemiliknya maka berikanlah namun bila tidak maka menjadi kewenanganmu dengan barang tersebut". Orang itu bertanya lagi tentang hukum bila menemukan kambing. Maka Beliau menjawab: "Itu untuk kamu atau saudaramu atau serigala". Lalu orang itu bertanya lagi tentang menemukan unta. Maka Beliau menjawab: "Bagaimana kamu ini, padahal unta itu mempunyai kantong air (yang terisi air) dan sepatunya sehingga dia bisa hilir mudik mencari air dan makan rerumputan hingga pemiliknya menemukannya".

bukhari:2199

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa] telah mengabarkan kepada kami [Hisyam] bahwa [Ibnu Juraij] mengabarkan kepada mereka berkata, telah menceritakan kepadaku [Ibnu Syihab] dari ['Ali bin Husain bin 'Ali] dari [Bapaknya, Husain bin 'Ali] dari ['Ali bin Abi Tholib] radliallahu 'anhum bahwasanya dia berkata, "Aku memiliki anak unta yang bagus bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari harta ghonimah perang Badar". Dia berkata: "Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberiku lagi anak unta yang lain. Suatu hari aku ikat dua anak unta itu di depan pintu rumah seseorang Kaum Anshar saat aku hendak mencarikan rerumputan untuk kedua unta tersebut. Bersamaku ada seorang tukang emas dari suku Qainuqa' yang kepadanya aku meminta tolong untuk walimah (resepsi pernikahan) Fathimah dan Hamzah bin 'Abdul Muthollib yang dia minum di rumah itu. Ketika itu bersama dia seorang budak penyanyi yang bersyair: "Siapakah orang yang kuat untuk menghadapi anak unta ini"? Maka Hamzah tampil dengan menghunus pedang lalu memotong punuk kedua anak unta itu lalu membelah peruknya dan mengambil hatinya". Aku bertanya kepada Ibnu Syihab; "Apakah dipotong dari punduknya?" Dia berkata: Dia telah memotong punuknya dan membawanya". Berkata Ibnu Syihab, berkata 'Ali radliallahu 'anhu: "Maka aku melihat ke suatu penglihatan yang mengerikan aku lalu aku temui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang saat itu bersama Beliau ada Zaid bin Haritsah maka aku kabarkan kejadian tadi. Maka Beliau keluar bersama Zaid dan akupun turut serta lalu Beliau menemui Hamzah dan Beliau marah kepadanya. Hamzah membuka matanya dan berkata: "Tidaklah kalian selain budak-budak orangtuaku". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kembali ke belakang hingga meninggalkan mereka. Kejadian ini sebelum diharamkannya khamar.

bukhari:2202

Telah menceritakan kepada kami [Mu'allaa bin Asad] telah menceritakan kepada kami ['Abdul Wahid] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] berkata; "Kami pernah saling menceritakan dihadapan [Ibrahim] tentang gadai dalam jual beli As Salam, maka dia berkata, telah menceritakan kepadaku [Al Aswad] dari ['Aisyah radliallahu 'anha] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah membeli makanan dari orang Yahudi (yang pembayaranya) di masa yang akan datang lalu Beliau menggadaikan baju besi Beliau (sebagai jaminan) ".

bukhari:2211

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Al Mundzir] telah menceritakan kepada kami [Anas] dari [Hisyam] dari [Wahb bin Kaisan] dari [Jabir bin 'Abdullah radliallahu 'anhuma] bahwa dia mengabarkan kepadanya bahwa bapaknya wafat dan meninggalkan hutang sebanyak tiga puluh wasaq kepada orang Yahudi kemudian Jabir meminta penangguhan pelunasannya namun orang Yahudi itu menolaknya lalu Jabir menceritakannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam agar membantuya dalam permasalahannya dengan orang itu. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi dan berbicara dengan orang Yahudi tersebut agar bersedia menerima kebun kurma Jabir sebagai pelunasan hutang bapaknya namun orang Yahudi tersebut tetap tidak mau. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi pohon korma milik Jabir lalu mengelilinginya kemudian berkata kepada Jabir: Bersungguh-sungguhlah kamu untuk membayar hutang dengan buah yang ada pada pohon kurma ini". Maka Jabir menandainya setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pergi lalu dia melunasi hutang sebanyak tiga puluh wasaq dan masih tersisa sebanyak tujuh belas wasaq kemudian Jabir datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk mengabarkan apa yang terjadi namun didapatinya Beliau sedang melaksanakan shalat 'Ashar. Ketika sudah selesai, Jabir mengabarkan kepada Beliau tentang sisa buah kurma tersebut. Maka Beliau bersabda: "Kabarkanlah hal ini kepada 'Umar bin Al Khaththob". Maka Jabir pergi menemui 'Umar lalu mengabarkannya, maka 'Umar berkata: "Sungguh aku sudah mengetahui ketika Beliau mengelilingi pohon kurma tersebut untuk memberkahinya".

bukhari:2221

Telah menceritakan kepada kami [Musa] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Mughirah] dari ['Amir] dari [Jabir radliallahu 'anhu] berkata; 'Abdullah meninggal dunia dan meninggalkan keluarga yang perlu ditanggung dan hutang. Maka aku meminta kepada para pemilik piutang agar membebaskan sebagian dari hutangnya namun mereka menolaknya. Lalu aku menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk meminta bantuan Beliau untuk meminta keringanan kepada mereka namun mereka tetap menolaknya. Maka Beliau berkata: "Pisahkanlah buah kurma kamu dari segala sesuatunya dari pohonnya, kurma jenis Ibnu Zaid dari pohonnya, kurma jenis Al Lain dari pohonnya, serta kurma jenis al-Ajwa' dari pohonnya kemudian bawalah kepada mereka hingga aku datang kepadamu". Maka aku kerjakan semua perintah Beliau itu kemudian Beliau shallallahu 'alaihi wasallam datang lalu duduk dan membayar bagi setiap piutang hingga lunas dan buah kurmanya masih tersisa sebagaimana semula seolah belum pernah disentuh sedikitpun. Lalu aku berperang bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada suatu peperangan dan unta tungganganku telah memperlambat aku hingga akhirnya unta itu dipukul oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dari belakangnya lalu Beliau berkata; "Juallah kepadaku unta ini dan kamu boleh menungganginya sampai Madinah". Ketika sudah sampai aku meminta izin dan setelah itu aku katakan kepada Beliau: "Wahai Rasulullah, aku baru saja menikah". Beliau bertanya: "Kamu menikah dengan seorang gadis atau janda?" Aku jawab: "Dengan janda, karena 'Abdullah (bapakku) telah wafat dan meninggalkan anak-anak yag masih kecil maka aku menikahi seorang janda agar ia dapat mengajarkan dan mendidik mereka". Kemudian Beliau berkata: "Bawalah keluargamu kepadaku ". Maka aku datang dan mengabarkan pamanku tentang penjualan unta dan perdamaianku (tentang hutang) dan aku kabarkan pula tentang lambannya untaku dan peristiwa yang terjadi dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang pemukulan unta yang dilakukan Beliau. Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang, aku pagi-pagi segera menemui Beliau dengan membawa unta maka Beliau memberikan uang pembayaran unta tersebut serta memberikan unta itu kepadaku sementara sahamku tetap untuk orang-orang".

bukhari:2229

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Qaza'ah] telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'ad] dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Salamah] dan ['Abdurrahman Al A'raj] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] berkata; Ada dua orang laki-laki yang sedang saling mencaci, yang satunya seorang Muslim dan satunya lagi orang Yahudi. Berkata, laki-laki Muslim: "Demi Dzat yang telah memilih Muhammad untuk seluruh alam". Dan berkata, laki-laki Yahudi: "Demi Dzat yang telah memilih Musa untuk seluruh alam". Seketika itu laki-laki muslim mengangkat tangannya dan menampar wajah orang Yahudi itu. Maka orang Yahudi itu pergi menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan mengabarkan peristiwa yang terjadi antara dirinya dan orang Muslim itu. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memanggil orang Muslim itu dan bertanya tentang kejadian itu, lalu orang Muslim itu memberitahukan Beliau. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kamu lebihkan aku terhadap Musa karena nanti saat seluruh manusia dimatikan pada hari qiyamat, aku pun akan dimatikan bersama mereka dan akulah orang yang pertama kali dibangkitkan (dihidupkan) namun saat itu aku melihat Musa sedang berpegangan di sisi 'Arsy. Aku tidak tahu apakah dia termasuk orang yang dimatikan lalu bangkit lebih dahulu daripada aku, atau dia termasuk diantara orang-orang yang dikecualikan (tidak dimatikan) ".

bukhari:2234

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad] telah mengabarkan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Syaqiq] dari ['Abdullah radliallahu 'anhu] berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang bersumpah yang dengan sumpahnya itu dia durhaka dan bermaksud mengambil harta seorang Muslim, maka dia kelak akan berjumpa dengan Allah sedang Allah murka kepadanya". 'Abdullah berkata, [Al Asy'ats] berkata: "Demi Allah, ayat itu turun tentang aku, yang dahulu antara aku dan seorang Yahudi ada tanah yang diperebutkan lalu dia mengalahkan aku. Kemudian aku adukan hal itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata, kepadaku: "Apakah kamu punya bukti?" Aku jawab: "Tidak". Lalu Beliau berkata, kepada orang Yahudi itu: "Bersumpahlah". Dia berkata,, aku katakan: "Wahai Rasulullah, dia bersumpah sementara dia mengambil hartaku?" Maka turunlah firman Allah QS Alu 'Imran ayat 77 yang artinya ("Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit…") hingga akhir ayat.

bukhari:2239

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abi 'Adiy] dari [Syu'bah] dari [Sa'ad bin Ibrahim] dari [Humaid bin 'Abdurrahman] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh aku bertekad untuk memerintahkan shalat agar ditegakkan, lalu akan aku datangi rumah-rumah orang-orang yang tidak ikut shalat berjama'ah lalu aku akan bakar rumah-rumah mereka".

bukhari:2242

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhriy] dari ['Urwah] dari ['Aisyah radliallahu 'anha] bahwa 'Abdu bin Zam'ah dan Sa'ad bin Abi Waqash mengadu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang anak budak wanita Zam'ah. Sa'ad berkata: "Wahai Rasulullah, saudaraku berwasiat kepadaku apabila aku datang dan bertemu dengan anak hamba sahaya Zam'ah supaya aku mengambilnya karena dia adalah anakku". Dan berkata 'Abdu bin Zam'ah: "Saudaraku dan anak dari hamba sahaya bapakku lahir diatas tempat tidur bapakku". Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melihat tanda kemiripan dengan jelas ada pada 'Utbah namun Beliau berkata: "Anak itu milikmu wahai 'Abdu bin Zam'ah. Anak itu berasal dari tempat tidur (perkawinan) sedangkan untuk pezina baginya batu (rajam). Jauhkanlah dia dariku, wahai Saudah ".

bukhari:2243

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Rabi'ah bin Abi 'Abdurrahman] dari [Yazid, maula Al Munba'its] dari [Zaid bin Khalid Al Juhaniy radliallahu 'anhu] berkata; "Datang seorang laki-laki kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bertanya kepada Beliau tentang barang temuan. Maka Beliau bersabda: "Kamu kenali tutup bungkus dan talinya kemudian umumkan selama satu tahun dan jika datang pemiliknya maka berikanlah namun bila tidak maka menjadi kewenanganmu dengan barang tersebut". Orang itu bertanya lagi tentang hukum bila menemukan kambing. Maka Beliau menjawab: "Itu untuk kamu atau saudaramu atau serigala". Lalu orang itu bertanya lagi tentang menemukan unta. Maka Beliau menjawab: "Bagaimana kamu ini, padahal unta itu ia mempunyai kantung air (yang terisi air) dan sepatunya sehingga ia bisa hilir mudik mencari air dan makan rerumputan hingga pemiliknya menemukannya".

bukhari:2251

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Muqatil] telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Hammam bin Munabbih] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Ketika aku pulang kepada keluargaku aku menemukan buah-buah kurma berserakan di tempat tidurku maka aku ambil untuk aku makan kemudian aku takut kalau kurma itu sebagai zakat hingga akhirnya aku biarkan".

bukhari:2253

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Musa] telah menceritakan kepada kami [Waki'] telah menceritakan kepada kami [Zakariyya' bin Ishaq Al Makkiy] dari [Yahya bin 'Abdullah bin Shaifiy] dari [Abu Ma'bad, maula Ibnu 'Abbas] dari [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengutus Mu'adz ke negeri Yaman lalu bersabda: "Berhati-hatilah kamu terhadap do'anya orang yang dizhalimi karena antara do'anya dan Allah tidak ada penghalangnya"

bukhari:2268

Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Al Mubarak] telah menceritakan kepada kami [Musa bin 'Uqbah] dari [Salim] dari [bapaknya] radliallahu 'anhu berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang mengambil sesuatu (sebidang tanah) dari bumi yang bukan haknya maka pada hari qiyamat nanti dia akan dibenamkan sampai tujuh bumi".

bukhari:2274

Telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim] dari [Ibnu Juraij] dari [Ibnu Abi Mulaikah] dari ['Aisyah radliallahu 'anha] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya orang yang paling dimurkai Allah adalah penantang yang paling keras".

bukhari:2277

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] berkata, telah menceritakan kepadaku ['Ubaidullah bin 'Abdullah bin Abu Tsaur] dari ['Abdullah bin 'Abbas radliallahu 'anhuma] berkata: "Aku selalu antusias untuk bertanya kepada ['Umar] tentang dua wanita diantara isteri-isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang Allah berfirman kepada keduanya: ("Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong (untuk menerima kebaikan) …QS At-Tahrim 4). Maka aku kunjungi dia namun dia menghindar dan aku susul dia dengan membawa kantong terbuat dari kulit berisi air hingga dia datang, lalu aku tuangkan air dari kantong air tadi keatas kedua tangannya hingga dia berwudhu' lalu aku tanya: "Wahai amirul mu'minin, siapakah dua wanita dari isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang Allah berfirman kepadanya ("Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong (untuk menerima kebaikan) …), maka dia menjawab: "Aku heran kepadamu wahai Ibnu 'Abbas!, dia adalah 'Aisyah dan Hafshah". Kemudian 'Umar menyebutkan hadits, katanya: "Aku dan tetanggaku dari Anshar berada di desa Banu Umayyah bin Zaid, termasuk suku kepercayaan di Madinah dan kami saling bergantian menemui Rasul shallallahu 'alaihi wasallam. Sehari aku yang menemui Beliau shallallahu 'alaihi wasallam, hari lain dia yang menemui Beliau shallallahu 'alaihi wasallam. Jika giliranku menemui Beliau, aku menanyakan seputar wahyu yang turun hari itu dan perkara lainnya. Dan jika giliran tetangguku itu, ia pun melakukan hal sama. Kami adalah kaum Quraisy yang bisa menundukkan para isteri, hingga ketika kami mendatangi Kaum Anshar, ternyata mereka adalah sebuah kaum yang ditundukkan oleh isteri-isteri mereka. Lalu isteri-isteri kami segera saja meniru kebiasaan wanita Anshar tersebut. Suatu hari aku nasehati isteriku tapi dia membantahku dan aku larang dia membantahku tapi dia berkata: "Kenapa kamu melarang aku membantahmu? Demi Allah, sesungguhnya hari ini isteri-isteri Nabi Shallallahu 'alaihiwasallam telah membantah Beliau bahkan seorang dari mereka tidak berbicara kepada Beliau hingga malam hari". Aku kaget mendengar itu lalu aku katakan: "Sangat celakalah diantara kalian orang yang berbuat hal seperti ini". Kemudian aku bergegas untuk menemui Hafshah lalu aku bertanya: "Wahai Hafshah, apakah salah seorang dari kalian hari ini telah membantah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hingga malam hari?" Dia menjawab: "Iya". Aku katakan: "Celaka dan rugilah. Apakah kalian merasa aman dari murka Allah disebabkan RasulNya shallallahu 'alaihi wasallam marah lalu kalian menjadi binasa? Janganlah kalian menuntut terlalu banyak kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan jangan kalian membantahnya tentang suatu apapun dan jangan pula kalian menghindar untuk berbicara dengan Beliau. Mintalah kepadaku apa yang menjadi keperluanmu dan jangan kamu cemburu bila ada (isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam), madu kamu, yang lebih cantik dan lebih dicintai oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ". Yang dimaksudkannya adalah 'Aisyah radliallahu 'anha. Suatu hari kami membicarakan suku Ghossan sebagai tukang sepatu yang biasanya menyiapkan sepatu kami untuk perang. Maka sahabatku pergi (menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam) pada hari gilirannya lalu dia kembali pada waktu 'Isya dengan mengetuk rumahku dengan sangat keras seraya berkata: "Apakah dia sudah tidur?" Aku kaget lalu keluar menemuinya. Dia berkata: "Telah terjadi masalah besar". Aku bertanya: "Masalah apa itu? Apakah suku Ghassan sudah datang?" Dia menjawab: "Bukan, bahkan urusannya lebih penting dan lebih panjang dari masalah itu. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menceraikan isteri-isteri Beliau. 'Umar berkata: "Sungguh celaka dan rugilah Hafshah. Aku mengira hal ini tidak akan terjadi. Maka aku lipat pakaianku kemudian aku shalat Shubuh bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu Beliau memasuki bilik yang tinggi dan mengasingkan diri disana. Maka aku menemui Hafshah yang ternyata sedang menangis lalu aku bertanya: "Apa yang membuatmu menangis, bukankah aku sudah peringatkan kamu? Apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menceraikan kalian?" Dia menjawab: "Aku tidak tahu, sekarang Beliau berada di tempat pengasingannya". Maka aku keluar lalu mendatangi mimbar ternyata di sekelilingnya ada sejumlah orang (kurang dari sepuluh) yang sedang berkumpul diantaranya ada yang menangis. Maka aku duduk bersama mereka sebentar lalu aku sangat ingin mendatangi tempat pengasingan tempat Beliau berdiam disana. Aku katakan kepada Aswad, anak kecil pembantu Beliau: "Mintakanlah izin untuk 'Umar?" Maka dia masuk dan berbicara dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu keluar dan berkata: "Aku sudah sampaikan tentang maksudmu namun Beliau diam saja". Maka kemudian aku kembali dan berkumpul bersama orang-orang yang berada dekat mimbar. Sesaat kemudian timbul lagi keinginanku maka aku temui anak kecil itu lalu aku sampaikan maksudku seperti tadi dan diapun menjawab seperti tadi pula. Maka aku kembali duduk bersama orang-orang yang berada dekat mimbar. Ternyata timbul lagi keinginanku, maka aku datangi lagi anak kecil itu dan aku katakan: "Mintakanlah izin untuk 'Umar?" Maka dia menjawab seperti tadi pula. Ketika aku hendak kembali, anak kecil itu memanggilku dan berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengizinkan kamu masuk". Maka aku masuk menemui Beliau yang ketika itu Beliau sedang berbaring diatas pasir sebagai kasurnya, dan tidak ada kasur yang menengahi antara pasir dan beliau sehingga pasir itu membekas pada sisi badan Beliau, Beliau bersandar diatas bantal yang terbuat dari kulit yang isinya sabut. Aku memberi salam kepada Beliau lalu aku berkata dalam posisi tetap berdiri: "Apakah anda telah menceraikan isteri-isteri anda". Maka Beliau memandang ke arahku lalu berkata: "Tidak". Kemudian aku katakan: "Apakah anda merasa tidak enak karena melihat aku?" Kami ini adalah orang Quraisy yang biasa menundukkan isteri-isteri. Ketika kami datang disini bertemu dengan Kaum yang mereka ditundukkan oleh isteri-isteri mereka". Maka 'Umar menceritakan. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tersenyum. Kemudian aku katakan: "Bagaimana seandainya anda melihatku menemui Hafshah dan aku katakan kepadanya: "Jangan kamu cemburu bila ada (isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam), madu kamu, yang lebih cantik dan lebih dicintai oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ". Yang dimaksudkan Umar adalah 'Aisyah radliallahu 'anha. Maka Beliau tersenyum lagi. Lalu aku duduk ketika melihat Beliau tersenyum lalu aku memandang ke rumah Beliau. Demi Allah, aku tidak melihat apapun disana, karena mataku bolak balik melihat tidak kurang dari tiga kali. Lalu aku katakan: "Mintalah kepada Allah agar melapangkan dunia buat ummat anda karena bangsa Persia dan Ramawi saja dilapangkan dan diberikan dunia padahal mereka tidak menyembah Allah". Saat itu Beliau sedang berbaring lalu berkata: "Apakah kamu ragu wahai Ibnu Al Khaththob? Mereka itulah kaum yang telah disegerakan kebaikan mereka dalam kehidupan dunia ini". Aku katakan: "Wahai Rasulullah, mohonkanlah ampun buatku". Ternyata disebabkan kalimatku seperti tadilah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengasingkan diri ketika Hafshah menyampaikannya kepada 'Aisyah radliallahu 'anha. Sebelumnya Beliau telah berkata: Aku tidak akan tinggal bersama mereka selama satu bulan karena disebabkan kesalnya Beliau terhadap mereka setelah Allah menegur Beliau. Ketika telah berlalu masa selama dua puluh sembilan hari, yang pertama kali Beliau datangi adalah 'Aisyah. Maka 'Aisyah berkata, kepada Beliau: "Anda sudah bersumpah untuk tidak mendatangi kami selama satu bulan, sedangkan hari ini kita baru melewati malam kedua puluh sembilan, aku sudah menghitungnya". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Bulan ini berjumlah dua puluh sembilan hari". Pada bulan itu memang berjumlah dua puluh sembilan hari. Kemudian 'Aisyah radliallahu 'anha berkata: "Maka turunlah ayat takhyiir (pilihan). Maka Beliau memulainya dari aku sebagai yang pertama dari isteri-isteri Beliau. Beliau berkata: "Sesungguhnya aku mengingatkan kamu pada suatu urusan yaitu janganlah kamu tergesa-gesa hingga kamu meminta pendapat kedua orangtuamu". 'Aisyah radliallahu 'anha berkata: "Aku sudah mengetahui bahwa kedua orangtuaku tidaklah menyuruh aku untuk bercerai dari anda" Kemudian Beliau berkata: "Sesungguhnya Allah telah berfirman: ("Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu … hingga sampai pada firmanNya … pahala yang besar) QS Al Ahzab: 28 -29). Aisyah radliallahu 'anha berkata: "Apakah begitu kedua orangtuaku memerintahkannya? Sungguh aku lebih memilih Allah, RasulNya dan kehidupan akhirat". Kemudian para isteri Beliau memilih hal yang sama lalu mereka berkata, seperti yang diucapkan 'Aisyah radliallahu 'anha.

bukhari:2288

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Wahb bin Kaisan] dari [Jabir bin 'Abdullah radliallahu 'anhuma] bahwa dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus pasukan menuju pantai dengan menunjuk Abu 'Ubaidah sebagai pemimpin mereka yang berjumlah tiga ratus orang dan aku termasuk dalam pasukan itu. Maka kami keluar hingga ketika kami sampai di tengah perjalanan bekal kami habis. Maka Abu 'Ubaidah memerintahkan agar semua anggota pasukan mengumpulkan bekal yang masih tersisa dan akhirnya terkumpul kurma dalam kantong yang bisa menguatkan kami, setiap hari kami makan sedikit sedikit sampai kurma itu habis dan tidak tersisa kecuali masing-masing kami dapat satu butir satu butir. Aku (Wahbbin Kaisan) bertanya: "Apakah satu butir kurma mencukupi?". Dia (Jabir bin 'Abdullah) berkata: "Kami dapatkan penggantinya ketika sudah habis". Jabir berkata: "Kemudian kami sampai di laut, kami mendapatkan seekor ikan hiu sebesar bukit. Akhirnya pasukan memakan ikan hiu tersebut selama delapan belas malam lalu Abu 'Ubaidah memerintahkan untuk mengambil dua tulang rusuk ikan hiu tersebut lalu memerintahkan salah seorang dari pasukan berjalan di bawahnya maka orang itu dapat melaluinya dengan tanpa mengenainya (karena besarnya ikan hiu tersebut).

bukhari:2303

Telah menceritakan kepada kami [Abu An-Nu'man] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] telah mengabarkan kepada kami ['Abdul Malik bin Juraij] dari ['Atha'] dari [Jabir] dan [Thowus] serta [Ibnu 'Abbas] radliallahu 'anhuma, keduanya berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan para shahabat Beliau berangkat pada waktu pagi tanggal empat belas Dzul Hijjah untuk melaksanakan hajji dan tidak ada sesuatupun yang menghalangi mereka. Ketika kami telah sampai, Beliau memerintahkan kami untuk menjadikannya sebagai niat 'umrah lalu kami boleh mencampuri isteri-isteri kami. Kemudian sabda Beliau tersebut tersebar. 'Atha' berkata; Maka Jabir berkata: "Lalu ada seorang diantara kami yang pergi menuju Mina kemudian dia menceritakan bahwa dia mengeluarkan air mani". Jabir berkata, agar orang itu merahasiakan kejadiannya. Namun kemudian peristiwa itu sampai juga kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu Beliau berdiri menyampaikan khatbah kepada kami, sabda Beliau: "Telah sampai kepadaku berita bahwa ada sebagian orang yang berkata, begini begini. Demi Allah, akulah orang yang paling baik dan paling taqwa kepada Allah diantara mereka. Seandainya aku bisa mengulang kembali urusanku yang telah kulakukan niscaya aku tidak membawa sembelihan, dan seandainya aku tidak membawa hewan sembelihan (Al hadyu) tentu aku akan bertahallul". Maka Suraqah bin Malik bin Ju'tsum berkata: "Wahai Rasulullah, ketentuan itu berlaku khusus untuk kami saja atau untuk selamanya?" Beliau bersabda: "Tidak, tapi untuk selamanya". Jabir berkata: "Kemudian datang 'Ali bin Abu Tholib". Lalu seorang dari keduanya berkata; 'Ali berkata: "Labbaik, aku berniat hajji sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertalbiyah (berniat hajji). Dan dia berkata: Berkata, yang lain: "Labbaik, aku berniat hajji seperti hajjinya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan untuk mengenakan ihramnya dan mengambil bagian pada hewan sembelihannya.

bukhari:2323

Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Hisyam] telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [Anas radliallahu 'anhu] berkata; Sungguh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah menggadaikan baju besi Beliau untuk mendapatkan gandum dan aku pernah di sore hari menenmui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan membawa rati terbuat gandum dengan sayur yang telah basi dan aku pernah mendengar Beliau bersabda: "Keluarga Muhammad tidak pernah menemui pagi dengan menyisakan makanan kecuali satu sha' begitu juga pada sore hari". Padahal mereka ada sembilan rumah.

bukhari:2325

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami ['Abdul Wahid] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] berkata; kami menceritakan di hadapan Ibrahim tentang masalah gadai dan pembayaran tunda dalam jual beli. Maka [Ibrahim] berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Aswad] dari ['Aisyah radliallahu 'anha] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah membeli makanan dari orang Yahudi dengan pembayaran tunda sampai waktu yang ditentukan, yang Beliau menggadaikan (menjaminkan) baju besi Beliau."

bukhari:2326

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Abu Wa'il] berkata, ['Abdullah radliallahu 'anhu] berkata: "Siapa yang bersumpah yang dengan sumpahnya itu dia bermaksud mengambil harta orang maka dia seorang durhaka yang akan berjumpa dengan Allah dimana Allah murka kepadanya". Maka Allah menurunkan ayatnya sebagai pembenaran QS Alu 'Imran ayat 77 yang artinya ("Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit…lalu dia membaca hingga ayat berbunyi …siksa yang pedih"). Kemudian bahwa [Al Asyats bin Qais] keluar bersama kami lalu berkata: "Apa yang dibicarakan dengan kalian oleh Abu 'Abdurrahman?". Dia berkata: "Maka kami ceritakan kepadanya". Maka dia berkata: "Dia benar. Sungguh demi Allah, ayat itu turun berkenaan antara aku dengan sesoerang yang sedang berselisih tentang sumur lalu kami mengadukannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Kamu hadirkan dua saksi atau bersumpah?". Aku katakan: "Biarlah dia bersumpah dan aku tidak peduli". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang bersumpah yang dengan sumpahnya itu dia bermaksud mengambil harta orang maka dia telah berbuat kedurhakaan dan akan berjumpa dengan Allah dimana Allah murka kepadanya". Maka turunlah firman Allah sebagai pembenaran atas kejadian itu kemudian bacalah ayat ini: ("Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit… hingga ayat…siksa yang pedih").

bukhari:2332

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] telah menceritakan kepada kami ['Ashim bin Muhammad] berkata, telah menceritakan kepadaku [Waqid bin Muhammad] berkata, telah menceritakan kepadaku [Sa'id bin Marjanah], sahabat 'Ali bin Husain berkata; [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] berkata, kepadaku bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa saja orang yang membebaskan seorang muslim maka Allah akan menyelamatkan anggota tubuhnya dari api neraka dari setiap anggota tubuh yang dimerdekakannya". Sa'id bin Marjanah berkata; Lalu aku pergi dengan membawa hadits ini menemui 'Ali bin Husain radliallahu 'anhuma, maka dia segera menemui budak miliknya yang dulu dia beli dari 'Abdullah bin Ja'far seharga sepuluh ribu dirham atau seribu dinar lalu dia membebaskan budak itu.

bukhari:2333

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Miqdam] telah menceritakan kepada kami [Al Fudhail bin Sulaiman] telah menceritakan kepada kami [Musa bin 'Uqbah] telah menceritakan kepadaku [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma] bahwa dia berfatwa tentang budak (laki-laki maupun wanita) yang dimiliki secara berserikat, lantas salah seorang dari mereka membebaskan hak kepemilikannya. Kata Ibn Umar, maka dia berkewajiban membebaskan budak itu secara total jika dia memiliki uang yang dapat membebaskannya, Jika yang membebaskan tersebut mempunyai harta, maka hartanya ditaksir secara adil lantas dibayarkan kepada sekutu yang memiliki hak kepemilkan budaknya, lantas sang budak dibebaskan". Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma memberitahukan yang demikian berdasarkan yang didapatnya dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dan [Al Laits], [Ibnu Abi Dza'bi], [Ibnu Ishaq], [Juwairiyah], [Yahya bin Sa'id] dan [Isma'il boin Umayyah] meriwayatkan dari [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam secara ringkas.

bukhari:2341

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] dari [Sufyan] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Muhammad bin Ibrahim At-Taymiy] dari ['Alqamah bin Waqash Al Laitsiy] berkata; aku mendengar dari ['Umar bin Al Khaththab radliallahu 'anhu] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hanyasanya amal dihitung karena niat, dan setiap orang akan mendapatkan apa yang diniatkannya. Maka siapa yang berhijrah kepada Allah dan RasulNya maka hijrahnya itu kepada Allah dan RasulNya dan siapa yang hijrah untuk dunia yang ingin didapatkannya atau kepada wanita yang ingin dikawininya maka hijrahnya sekedar mendapat tujuan hijrahnya."

bukhari:2344

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhriy] berkata, telah menceritakan kepadaku ['Urwah bin Az Zubair] bahwa ['Aisyah radliallahu 'anha] berkata; Bahwa 'Utbah bin Abu Waqash berjanji kepada saudaranya, Sa'ad bin Abi Waqash agar mengambil anak dari hamba sahaya Zam'ah untuknya. Maka 'Utbah berkata: "Dia itu anakku". Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang saat tahun penaklukan Makkah, Sa'ad mengambil anak dari hamba sahaya Zam'ah lalu membawanya ke hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan 'Abdu bin Zam'ah turut bersamanya. Sa'ad berkata: "Wahai Rasulullah, dia ini anak saudaraku yang telah bersumpah kepadaku bahwa anak ini adalah anaknya. Kemudian 'Abdu bin Zam'ah berkata: Wahai Rasulullah, dia adalah saudaraku, anak dari hambasahaya milik Zam'ah yang dilahirkan di atas tempat tidurnya". Lantas Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memperhatikan anak hamba sahaya Zam'ah yang ternyata dia manusia yang paling mirip dengannya. Selanjutnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Dia ini milikmu wahai 'Abdu bin Zam'ah karena dia dilahirkan diatas tempat tidur bapaknya". Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berhijablah engkau daripadanya Saudah binti Zam'ah". Ini beliau ucapkan setelah beliau melihat kemiripannya dengan 'Utbah. Saudah adalah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

bukhari:2348

Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abi Maryam] berkata, telah menceritakan kepadaku [AL Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab]; ['Urwah] menceritakan bahwa [Marwan] dan [Al Miswar bin Makhramah] keduanya mengabarkan kepadanya bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berdiri ketika datang utusan HawAzin yang mereka meminta kepada Beliau agar beliau bersedia mengembalikan harta dan para tawanan (wanita dan anak-anak) mereka. Maka Beliau bersabda: "Sesungguhnya bersama aku ada orang-orang yang kalian lihat dan ucapan yang paling aku sukai adalah yang paling jujur, silakan kalian pilih apakah harta atau tawanan. Sungguh aku akan menunggu mereka". Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menunggu mereka sekitar sepuluh malam saat kembali dari Tho'if. Setelah jelas bagi mereka bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak akan mengembalikan kepada mereka kecuali salah satu dari dua pilihan, mereka berkata: "Baik kami memilih para tawanan". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berdiri di hadapan manusia lalu memuji Allah yang memang Dia yang paling berhak dipuji kemudian bersabda: "Amma ba'du, sungguh saudara-saudara kalian telah datang kepada kita dengan bertobat dan aku memilih untuk membebaskan tawanan kepada mereka. Maka siapa yang suka berbuat baik (dengan mengikhlaskannya) silakan dan siapa yang suka mengambil haknya, kami akan berikan kepadanya haknya dari sejak awal Allah memberikan harta fa'i kepada kami, maka silakan dia lakukan". Maka orang-orang berkata: "Kami ikhlaskan semuanya untuk Anda". Beliau berkata: "Kami tidak tahu siapa dari kalian yang berwenang memberi izin dan siapa yang tidak. Untuk itu kembalilah kalian hingga orang-orang yang berwenang atas urusan kalian menyerahkannya kepada kami". Maka orang-orang itu kembali lalu para pimpinan mereka mengadakan pembicaraan dengan mereka kemudian mereka kembali menghadap Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan mengabarkan bahwa mereka telah setuju dan mengizinkan". Dan inilah riwayat yang sampai kepada kami tentang para tawanan suku HawAzin. Dan Anas berkata; 'Abbas berkata, kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Kalau begitu aku tebus diriku dan aku tebus pula 'Aqil".

bukhari:2354

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Rabi'ah bin Abi 'Abdurrahman] dari [Muhammad bin Yahya] dari [Ibnu Muhairiz] berkata; Aku melihat [Abu Sa'id Al Khudriy radliallahu 'anhu] lalu aku bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka dia berkata: "Kami pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada perang Bani Al Mushtaholiq lalu kami mendapatkan tawanan dari keturunan 'Arab lalu kami tertarik dengan para wanita, namun pada saat yang sama kami juga masih ingin membujang dan menyukai melakukan 'Azal (senggama terputus, coitus interuptus). Lalu kami tanyakan hal ini kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka Beliau bersabda: " Tidak sebaiknyakah kalian tidak melakukannya, sebab tidak ada satu nyawapun yang telah Allah tetapkan akan muncul (jadi) hingga hari qiyamat kecuali dia pasti akan terjadi."

bukhari:2356

Telah menceritakan kepada kami [Adam bin Abi Iyas] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] telah menceritakan kepada kami [Washil AL Ahdab] berkata, aku mendengar [Al Ma'rur bin Suwaid] berkata; Aku pernah melihat [Abu Dzar Al Ghifari] radliallahu 'anhu yang ketika itu dia memakai pakaian yang sama (seragam) dengan budak kecilnya, kami pun bertanya kepadanya tentang masalahnya itu. Maka dia berkata: "Aku pernah menawan seorang laki-laki lalu hal ini aku adukan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadaku: "Apakah kamu menjelek-jelekkkannya karena ibunya?" Beliau bersabda: "Sesungguhnya saudara-saudara kalian adalah tanggungan kalian, Allah menjadikan mereka dibawah tangan kalian, maka siapa yang saudaranya berada di tangannya hendaklah dia memberi makan dari apa yang dia makan dan memberi pakaian dari pakaian yang ia pakai dan janganlah kalian membebani mereka dengan apa yang mereka tidak sanggup. Jika kalian membebani mereka denagn apa yang mereka tidak sanggup maka bantulah mereka".

bukhari:2359

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al 'Alaa'] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Buraid] dari [Abu Burdah] dari [Abu Musa radliallahu 'anhu] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seorang budak sahaya yang beribadah dengan baik kepada Tuhannya dan memenuhi hak-hak tuannya, sekaligus memenuhi kesetiaan dan ketaatan, maka baginya mendapat dua pahala".

bukhari:2365

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] bahwa ['Aisyah radliallahu 'anha] bahwa dia mengabarkan bahwa Barirah datang meminta tolong kepadaku tentang ketetapan dirinya (untuk dibebaskan) sedang dia belum menerima ketetapan tersebut. Maka 'Aisyah radliallahu 'anha berkata, kepadanya: "Kembalilah kamu kepada tuanmu. Jika mereka suka aku akan penuhi ketetapanmu dan perwalian kamu ada padaku, maka aku penuhi. Kemudian Barirah menceritakan hal itu kepada tuannya namun mereka menolak dan berkata: "Jika dia mau silahkan dia berharap untuk memperolehmu, namun perwalian kamu tetap ada pada kami". Kemudian 'Aisyah radliallahu 'anha menceritakan hali ini kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Belilah dan bebaskanlah karena perwalian menjadi milik orang yang membebaskannya". Dia 'Urwah) berkata: Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri dan bersabda: "Mengapa ada diantara kalian membuat persyaratan dengan syarat-syarat yang tidak ada pada Kitabulloh. Barangsiapa yang membuat persyaratan yang tidak ada pada Kitab Allah maka tidakberlaku baginya sekalipun dia membuat seratus kali persyaratan. Syarat dari Allah lebih berhak dan lebih kokoh".

bukhari:2373

Telah menceritakan kepada kami ['Ubaid bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [bapaknya] dari ['Aisyah radliallahu 'anha] berkata; "Barirah datang seraya berkata: "Aku tengah berusaha membebaskan diriku kepada tuanku dengan pembayaran sembilan waq, yang setiap tahunnya aku bayar satu waq, karenanya bantulah aku." Maka 'Aisyah radliallahu 'anha berkata: "Jika tuanmu berkenan, aku bayar kepada mereka dengan satu pembayaran (cash, tunai) lalu aku bebaskan kamu dan perwalianmu menjadi milikku". Maka Barirah pergi menemui tuannya namun mereka menolak ketentuan tersebut. Kemudian 'Aisyah radliallahu 'anha berkata: "Sungguh aku telah menawarkan kepada mereka namun mereka menolaknya kecuali bila perwaliannya tetap menjadi milik mereka". Hal ini didengar oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu Beliau menanyakannya kepadaku, lalu aku beri tahu Beliau maka Beliau bersabda: "Ambillah dia lalu bebaskanlah dan ajukanlah persyaratan wala' kepada mereka karena wala' menjadi milik orang yang membebaskannya". 'Aisyah radliallahu 'anha berkata: "Maka kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri di hadapan manusia lalu memuji Allah dan mengangungkan-Nya kemudian bersabda: "Kemudian dari pada itu, mengapakah ada orang-orang diantara kalian mereka membuat persyaratan dengan syarat-syarat yang tidak ada pada Kitabulloh. Maka syarat apa saja yang tidak ada pada Kitab Allah maka dia bathil sekalipun dengan seratus persyaratan. Ketetapan Allah dan syarat dari Allah lebih kuat. Dan apa alasannya orang-orang diantara kalian berkata: "Bebaslah dia wahai fulan namun perwaliannya tetap milikku. Sesungguhnya perwalian menjadi milik orang yang membebaskannya".

bukhari:2375

Telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz bin 'Abdullah Al Awaisiy] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abi HAzim] dari [bapaknya] dari [YAzid bin Ruman] dari ['Urwah] dari ['Aisyah radliallahu 'anha] bahwa dia berkata, kepada 'Urwah anak dari saudara perempuannya: "Sesungguhnya kami memperhatikan hilal kemudian hilal untuk ketiga kalinya dalam satu bulan dan tidak ada api yang dinyalakan di rumah-rumah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Aku berkata: "Wahai bibi, apa yang dapat menjadikan kalian bertahan hidup?". Dia berkata: "Dua hal yang hitam, kurma dan air. Selain itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mempunyai dua tetangga dari kalangan Anshar, yang mereka memiliki anak unta yang dapat diambil air susunya untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu kedua tetangga itu memberi kami minum".

bukhari:2379

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abi 'Abdiy] dari [Syu'bah] dari [Sulaiman] dari [Abu HAzim] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seandainya aku diundang untuk jamuan makan sebesar satu paha depan (kambing) atau satu paha belakangnya, pasti aku penuhi dan seandainya aku diberi hadiah makanan satu paha depan (kambing) atau satu paha belakang pasti aku terima".

bukhari:2380

Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abi Maryam] telah menceritakan kepada kami [Abu Ghossan] berkata, telah menceritakan kepadaku [Abu HAzim] dari [Sahal radliallahu 'anhu] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengutus seorang wanita Muhajirin yang wanita ini memiliki ghulam yang pandai olah mengolah kayu. Beliau berkata kepadanya; "Perintahkanlah sahayamu agar membuatkan mimbar untuk kami". Maka wanita itu memerintahkan ghulamnya. Maka ghulam itu pergi mencari kayu di hutan lalu dia membuat mimbar untuk Beliau. Ketika dia telah menyelesaikan pekerjaannya wanita itu mengirim mimbar tersebut kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Bawalah mimbar itu kepadaku". Lalu orang-orang datang dengan membawa mimbar tersebut kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menempatkan mimbar tersebut pada tempat yang sekarang kalian lihat.

bukhari:2381

Telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz bin 'Abdullah] berkata, telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Ja'far] dari [Abu HAzim] dari ['Abdullah bin Abu Qatadah as-Salamiy] dari [bapaknya radliallahu 'anhu] berkata: "Pada suatu hari aku pernah duduk-duduk bermajelis dengan para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di suatu rumah yang terletak di jalan menuju Makkah. Saat itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam singgah di depan kami sementara orang-orang sedang berihram sedangkan aku tidak. Tiba-tiba mereka melihat seekor keledai liar sementara aku sedang sibuk memperbaiki sandalku dan mereka tidak mau mengganggu aku dengan kehadiran keledai itu padahal mereka sangat ingin agar aku juga melihatnya. Maka sejenak kemudian aku melihat keledai itu lalu aku bangkit menuju kuda dan memasang pelananya kemudian aku menunggang kuda tersebut namun aku lupa cambuk dan tombak. Maka aku katakan kepada mereka: "Berikan cambuk dan tombak itu kepadaku". Mereka menjawab: "Tidak, kami tidak akan membantu kamu dalam mengejar keledai tersebut". Maka aku marah lalu aku turun dan mengambil cambuk dan tombak tersebut kemudian aku kembali menunggang kuda dan aku kejar keledai tersebut hingga aku dapat melukainya. Kemudian aku datang membawa keledai itu dalam keadaan sudah mati. Akhirnya mereka menerima bahkan memakan dagingnya. Kemudian mereka menjadi ragu dalam memakannya karena mereka sedang berihram. Kemudian kami berangkat dan aku menyembunyikan satu potong paha depan yang ada di tanganku hingga kami bertemu dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka kami menanyakan kejadian tadi kepada Beliau. Maka Beliau bertanya: "Apakah masih ada yang tersisa darinya?". Aku jawab: "Ya masih". Maka aku sodorkan paha depan keledai tersebut lalu Beliau memakannya hingga habis sedang Beliau dalam keadaan berihram". Dan [Zaid bin Aslam] telah menceritakan kepadaku dari ['Atha' bin Yasar] dari [Abu Qatadah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

bukhari:2382

Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Hisyam bin Zaid bin Anas bin Malik] dari [Anas radliallahu 'anhu] berkata: "Kami pernah disibukkan untuk menangkap kelinci di lembah Marru Azh-Zhohran, orang-orang berusaha menangkapnya hingga mereka keletihan. Kemudian aku bisa menangkapnya lalu aku bawa menghadap Abu Tholhah. Maka dia menyembelihnya kemudian dikirim daging paha depannya atau paha belakangnya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Dia (Anas) berkata: "Daging pahanya dan tidak diragukan lagi. Lalu Beliau menerimanya". Aku bertanya: "Apakah Beliau memakannya?". Dia berkata: "Ya Beliau memakannya". Kemudian dia sambung: "Setelah menerimanya".

bukhari:2384

Telah menceritakan kepada kami [Adam] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin Iyas] berkata, aku mendengar [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma] berkata: "Ummu Hufaid, bibi dari Ibnu 'Abbas menghadiahkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam keju, minyak samin dan daging biawak. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memakan keju dan minyak samin tapi membiarkan daging biawak karena tidak menyukainya". Ibnu 'Abbas berkata: "Semua itu dihidangkan pada makanan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, seandainya diharamkan tentu tidak akan dihidangkan pada makanan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ".

bukhari:2387

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] berkata, telah menceritakan kepadaku [saudaraku] dari [Sulaiman] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [bapaknya] dari ['Aisyah radliallahu 'anha] bahwa isteri-isteri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terbagi menjadi dua kubu. Kubu pertama adalah terdiri 'Aisyah, Hafshah, Shafiyyah, Sawdah. Dan kelompok kedua diikutsertai oleh Ummu Salamah dan isri-isteri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang lain. Saat itu Kaum Muslimun mengetahui kalau Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sangat mencintai 'Aisyah. Apabila salah seorang dari mereka memiliki hadiah yang akan dihadiahkan untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dia menangguhkannya. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sudah berada di rumah 'Aisyah, barulah pemilik hadiah mengirim hadiahnya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di rumah 'Aisyah radliallahu 'anha. Kebiasaan ini menbuat kelompok 'Ummu Salamah memperbincangkannya. Mereka berkata, kepada Ummu Salamah; "Coba kamu bicara kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam agar beliau menyampaikan kepada orang banyak bahwa siapa yang hendak memberi hadiah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hendaklah hadiah itu diberikan kepada beliau dimana saja saat beliau berada di rumah-rumah isteri beliau". Maka Ummu Salamah menyampaikan apa yang dikatakan oleh mereka kepada beliau namun beliau tidak berkomentar sepatah katapun kepadanya. Kemudian kami tanyakan kepadanya, maka dia berkata,; "Beliau tidak berkata, sepatah kata pun kepadaku". Lalu mereka kembali berkata,; "Coba berbicaralah kembali dengan beliau". Maka Ummu Salamah kembali mengajak beliau berbicara saat giliran beliau di rumahnya namun beliau tetap tidak berkata sepatah katapun kepadanya. Kemudian kami tanyakan kepadanya, maka dia berkata,; "Beliau tidak berbicara sepatah kata pun kepadaku". Lalu mereka kembali berkata,; "Berbicaralah dengan beliau hingga beliau mau berbicara denganmu?". Kemudian ketika giliran beliau di rumahnya, Ummu Salamah mengajak bicara beliau, maka beliau shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadanya: "Jangan kamu sakiti aku dalam masalah 'Aisyah, karena tidak satu wahyu pun yang turun kepadaku saat aku berada dalam pakaian seorang isteri kecuali 'Aisyah". 'Aisyah berkata,; "Maka Ummu Salamah berkata,; Aku bertobat kepada Allah karena telah menyakitimu wahai Rasulullah?". Kemudian isteri-isteri Beliau memanggil Fathimah, putri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk mengutusnya menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan mereka berpesan; "Katakanlah kepada beliau, sesungguhnya isteri-isteri ayahanda mencari keadilan Allah kepada ayahanda dalam perkara putri Abu Bakar". Maka Fathimah menyampaikannya. Lalu beliau berkata,: "Wahai ananda, apakah kamu menyukai sesuatu yang aku sukai?". Fathimah menjawab; "Ya tentu". Maka Fathimah menemui mereka seraya mengabarkan kepada mereka. Maka mereka berkata,; 'Kembalilah menemui beliau". Namun Fathimah enggan untuk kembali. Akhirnya mereka mengutus Zainab binti Jahsyi. Maka Zainab menemui beliau dengan perkataan yang keras, katanya: "Sesungguhnya isteri-isteri anda mencari keadilan Allah kepada anda dalam perkara putri Ibnu Abi Quhafah". Dia mengeraskan suaranya hingga sampai kepada 'Aisyah yang saat itu dia sedang duduk lalu dia mencelanya hingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memandang 'Aisyah apakah 'Aisyah akan membalasnya. Maka 'Aisyah membalas apa yang ducapkan Zainab hingga membuatnya berhenti. Dia (Fathimah) berkata,; "Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memandang kepada 'Aisyah dan berkata: "Dia ini adalah putri dari Abu Bakar". Al Bukhari berkata,; "Kalimat terakhir ini adalah kisah Fathimah yang diceritakan oleh [Hisyam bin 'Urwah] dari [seseorang] dari [Az Zuhriy] dari [Muhammad bin 'Abdurrahman]. Dan berkata, [Abu Marwan] dari [Hisyam] dari ['Urwah]; "Bahwa orang-orang memilih barang yang terbaik sebagai hadiah dari mereka untuk hari pernikahan 'Aisyah". Dan dari [Hisyam] dari [seseorang kalangan Quraisy] dari [seorang dari suku Al Mawaliy] dari [Az Zuhriy] dari [Muhammad bin 'Abdurrahman bin Al Harits bin Hisyam]; ['Aisyah radliallahu 'anha] berkata,; 'Aku sedang bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu datang Fathimah meminta izin masuk".

bukhari:2393

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Humaid bin 'Abdurrahman] dan [Muhammad bin An Nu'man bin Basyir] bahwa keduanya menceritakan kepada [An Nu'man bin Basyir] bahwa bapaknya datang bersamanya menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkata; "Aku hadiahkan anakku ini sebagai ghulam (pembantu) ". Maka Beliau bertanya: "Apakah semua anakmu kamu hadiahkan seperti ini?". Dia menjawab: "Tidak". Maka Beliau bersabda: "Kalau begitu, lebih baik kamu bawa pulang kembali."

bukhari:2397

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu 'Imran AlJawniy] dari [Thalhah bin 'Abdullah, seorang dari suku Bani Tamim bin Murrah] dari ['Aisyah radliallahu 'anha] berkata; Aku bertanya: "Wahai Rasulullah, aku mempunyai dua tetangga. Kepada yang manakah dari keduanya bila aku memberikan hadiah?" Beliau menjawab: "Kepada yang terdekat pintu rumahnya denganmu diantara keduanya".

bukhari:2405

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu Abi Mulaikah] dari [Al Miswar bin Makhramah radliallahu 'anhuma] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membagi-bagikan pakaian (rida') namun Beliau tidak memberi satupun kepada Makhramah. Maka Makhramah berkata: "Wahai anakku marilah kita menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam". Maka aku berangkat bersamanya lalu dia berkata: "Masuk dan mintakanlah untukku". Dia berkata: "Maka aku pintakan untuknya lalu Beliau keluar menemuinya dengan membawa rida' lalu berkata: "Kami sengaja menyimpan ini untukmu". Dia (Al Miswar) berkata: "Bapakku memandangnya lalu berkata, Makhramah telah ridho'?.

bukhari:2409

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Mahbub] telah menceritakan kepada kami ['Abdul Wahid] telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhriy] dari [Humaid bin 'Abdurrahman] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] berkata: Ada seorang laki-laki datang kepada Sahabat dan berkata: "Celaka aku". Maka Beliau bertanya: "Kenapa?" Orang itu menjawab: "Aku berhubungan dengan isteriku di bulan Ramadhan". Beliau bertanya: "Apakah kamu punya budak?" Orang itu menjawab: "Tidak". Beliau bertaya lagi: "Apakah kamu sanggup berpuasa dua bulan berturut-turut?" Orang itu menjawab: "Tidak". Beliau bertaya lagi: "Apakah kamu sanggup memberi makan enam puluh orang miskin?" Orang itu menjawab: "Tidak". Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata: "Lalu datang seseorang dari kalangan Anshar dengan membawa karung besar yang penuh berisi kurma, lalu Beliau berkata: "Pegilah dengan kurma ini dan shadaqahkanlah". Orang itu berkata: "Untuk orang yang lebih membutuhkan dari pada kami wahai Rasulullah?. Demi Dzat Yang mengutus anda dengan haq, tidak ada diantara penduduk yang keluarganya lebih membutuhkan dibandingkan kami". Maka Beliau berkata: "Pulanglah kamu dan berilah untuk makan keluargamu"

bukhari:2410

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] bahwa [Marwan bin Al Hakam] dan [Al Miswar bin Makhramah] keduanya mengabarkan kepadanya, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam didatangi oleh utusan suku Hawazin yang telah memeluk Islam lalu mereka meminta kepada Beliau agar mengembalikan harta dan para tawanan mereka. Maka Beliau berkata kepada mereka: "Bersamaku sekarang ada orang-orang sebagaimana kalian lihat dan ucapan yang paling aku sukai adalah yang paling benar. Maka pilihlah salah satu dari dua hal, apakah tawanan atau harta dan sungguh aku akan memberi kesempatan terhadap mereka". Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menanti mereka sekitar sepuluh malam ketika mereka kembali dari Tha'if. Setelah jelas bagi mereka bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak akan mengembalikan kepada mereka kecuali salah satu dari dua pilihan, mereka berkata; "Kami memilih tawanan". Beliau berdiri di hadapan Kaum Muslimin kemudian memuji Allah yang memang Dia paling berhak untuk dipuji lalu bersabda: "Kemudian dari pada itu, saudara-saudara kalian ini datang kepada kita dengan bertobat dan sungguh aku berpikir akan mengembalikan para tawanan. Maka siapa diantara kalian yang suka berbuat baik (dengan membebaskan tawanan) dalam masalah ini maka lakukanlah, dan siapa diantara kalian yang ingin tetap menjadikannya sebagai haknya maka kami akan berikan kepadanya harta fa'i yang sejak awal Allah mengaruniakannya kepada kita, lakukanlah". Maka orang-orang berkata: "Kami memilih berbuat baik (menyerahkan mereka wahai Rasulullah". Lalu Beliau berkata, kepada mereka: "Kami tidak tahu siapa diantara kalian yang berhak memberi izin dan siapa yang bukan, maka itu kembalilah hingga kalian bawa para pimpinan yang mengurusi urusan kalian". Akhirnya mereka pulang dan berbicara dengan para pimpinan mereka lalu kembali menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan mereka mengabarkan bahwa mereka telah menyetujui dan memberi izin". Inilah kisah yang sampai kepada kami tentang para tawanan suku Hawazin". Kalimat terakhir (inilah kisah…) adalah ucapan Az Zuhriy.

bukhari:2417

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Fudhoil] dari [bapaknya] dari [Nafi'] dari [Ibnu'Umar radliallahu 'anhuma] berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi rumah Fathimah namun Beliau tidak segera masuk. Kemudian 'Ali datang, dan Fathimah ceritakan peristiwa ini kepadanya. Kemudian 'Ali menceritakan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka Beliau berkata: "Aku melihat di pintu ada tabir yang ada lukisannya". Maka 'Ali berkata: "Aku tidak punya kepentingan dengan dunia". Lalu 'Ali menemui Fathimah dan menceritakan, maka Fathimah berkata: "Silakan Beliau memerintahkanaku apa saja sesuka Beliau". 'Ali berkata: "Sebaiknya kamu kirimkan saja tabir itu untuk si fulan yang barangkali keluarga mereka membutuhkannya."

bukhari:2421

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Yunus bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Syaiban] dari [Qatadah] telah menceritakan kepada kami [Anas radliallahu 'anhu] berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dihadiahi baju jubah terbuat dari sutera tipis dan sebelumnya Beliau telah melarang memakai sutera lalu orang-orang menjadi heran karenanya. Maka Beliau bersabda: "Demi Dzat Yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, sungguh sapu tangan Sa'ad bin 'Ubadah di surga lebih baik dari ini". Dan berkata, [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Anas]; Bahwa Ukaidar Dumah yang menghadiahkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

bukhari:2423

Telah menceritakan kepada kami [Kholid bin Makhlad] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Bilal] berkata, telah menceritakan kepadaku ['Abdullah bin Dinar] dari [Ibnu'Umar radliallahu 'anhuma] berkata; 'Umar melihat pakaian terbuat dari sutera dijajakan oleh seseorang lalu dia berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Belilah pakaian ini untuk Baginda kenakan pada hari Jum'at dan saat menyambut utusan (delegasi) ". Maka Beliau bersabda: "Sesungguhnya orang yang memakai pakaian seperti ini adalah orang yang tidak akan mendapat bagian di akhirat". Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diberikan pakaian diantaranya ada yang terbuat dari sutera lalu Beliau berikan diantaranya kepada 'Umar. Maka 'Umar berkata: "Baginda menyuruh aku mengenakannya sedang Baginda telah berkomentar negatif tentangnya!". Beliau berkata, "Aku memberikannya kepadamu bukan untuk kamu pakai, tapi juallah atau hadiahkan". Lalu 'Umar memberikan pakaian sutera tersebut kepada saudaranya yang tinggal di kota Makkah sebelum masuk Islam.

bukhari:2426

Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] telah menceritakan kepada kami ['Abdul Wahid bin Aiman] berkata, telah menceritakan kepadaku [bapakku] berkata; Aku menemui ['Aisyah radliallahu 'anha] yang mengenakan kain yang tebal dengan harga lima dirham, ia berkata: "Tolong sorotkan pandanganmu kearah budakku, lihatlah padanya bahwa ia menyombongkan diri dengan memakainya di rumah, dan aku dulu memiliki pakaian pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang tidak ada seorang wanitapun di Madinah yang berhias diri kecuali mereka diberi saran menemuiku untuk meminjamnya.

bukhari:2435

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah menceritakan kepada kami [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dari [Anas bin Malik radliallahu 'anhu] berkata; Ketika orang-orang Muhajirin sampai di Madinah dari Makkah tanpa bekal sesuatupun ditangan mereka, sedangkan orang-orang Anshar adalah pemilik tanah dan perabotan, maka orang-orang Anshar berjanji kepada mereka untuk memberi buah dari harta mereka itu setiap tahun dan mencukupi mereka dengan pekerjaan dan keamanan. Adalah ibunya yakni ibunya Anas, bernama Ummu Sulaim, yang juga adalah ibunya 'Abdullah bin Abi Thalhah, Ibu Anas pernah memberi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam buah kurma, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memberikannya kepada ummu Aiman, maula ummu Usamah bin Zaid. Ibnu Syihab berkata, maka Anas bin Malik mengabariku bahwasanya ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam selesai dari perang Khaibar, Beliau kembali ke Madinah dan orang-orang muhajirin mengembalikan apa yang diberikan orang-orang Anshar kepada mereka berupa buah-buahan. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengembalikan kepada ibunya (Anas) buah kurmanya dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberi ummu Aiman pengganti dari kebunnya. Dan [Ahmad bin Syabib] berkata, telah mengabarkan kepada kami [bapakku] dari [Yunus] dengan hadits ini, dan berkata: "menggantinya dari harta miliknya sendiri".

bukhari:2437

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yusuf] telah menceritakan kepada kami [Al Awza'iy] berkata, telah menceritakan kepadaku ['Atho'] dari [Jabir radliallahu 'anhu] berkata; Ada orang-orang dari kami yang memiliki banyak lahan tanah. Mereka berkata: "Kami akan sewakan dengan pembagian sepertiga, seperempat dan atau setengah". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang memiliki lahan hendaklah dia tanami atau dia berikan kepada saudaranya untuk digarap. Jika dia tidak mau, hendaklah dia biarkan tanahnya". Dan Mujahid bin Yusuf berkata, telah menceritakan kepada kami Al Awza'iy telah menceritakan kepadaku Az Zuhriy telah menceritakan kapadaku 'Atho' bin Yazid telah menceritakan kapadaku Abu Sa'id berkata: "Datang seorang Baduy kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu bertanya tentang hijrah. Maka Beliau menjawab: "Bagaimana kamu ini, sesungguhnya hijrah adalah perkara yang berat. Apakah kamu ada memiliki unta?" Dia menjawab: "Ya punya". Lalu Beliau bertanya: "Apakah kamu mengeluarkan zakatnya?" Dia menjawab: "Ya". Beliau bertanya lagi: "Apakah ada darinya yang kamu berikan (hadiahkan)?" Dia menjawab: "Ya". Beliau bertanya lagi: "Apakah kamu memberinya susu saat kehausan?" Dia menjawab: "Ya". Maka Beliau bersabda: "Beramallah kamu dari seberang lautan karena Allah tidak akan mengurangi sedikitpun dari amalan kamu".

bukhari:2439

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami ['Abdul Wahhab] telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari ['Amru] dari [Thawus] berkata, telah menceritakan kepadaku orang yang paling mengerti diantara mereka yakni [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam keluar menuju suatu lahan tanah yang ditumbuhi tanaman lalu Beliau berkata: "Milik siapakah ini?" Mereka berkata: "Si fulan menyewakannya". Maka Beliau berkata: "Seandainya dia menghadiahkannya kepadanya itu, kebih baik baginya dari pada dia mengambil upah tertentu".

bukhari:2440

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhriy] dari ['Urwah] dari ['Aisyah radliallahu 'anha]; Isteri Rifa'ah Al Qurazhiy datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkata: "Aku hidup berkeluarga bersama Rifa'ah lalu dia menceraikan aku dengan tholaq tiga lalu aku menikah dengan 'Abdurrahman bin Az Zubair namun dia ternyata lebih mementingkan dirinya sendiri. Maka Beliau berkata: "Apakah kamu mau kembali dengan Rifa'ah sehingga kamu dapat merasakan kemesraannya dan dia dapat pula merasakan kemesraan darimu". Saat itu Abu Bakar sedang duduk di dekat Beliau sedangkan Khalid bin Sa'id bin Al 'Ash berada di pintu menunggu diizinkan masuk lalu dia berkata: "Wahai Abu Bakar, apakah kamu mendengar apa yang dikatakan perempuan ini di hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam?"

bukhari:2445

Telah menceritakan kepada kami [Habban] telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] telah mengabarkan kepada kami ['Umar bin Sa'id bin Abi Husain] berkata, telah menceritakan kepadaku ['Abdullah bin Abi Mulaikah] dari ['Uqbah bin Al Harits] bahwa dia mengawini putri dari Abu Ihab bin 'aziz lalu datang seorang wanita dan berkata; "Sungguh aku pernah menyusui 'Uqbah dan wanita yang sekarang dikawininya". Kemudian 'Uqbah berkata, kepadanya: "Aku tidak tahu kalau kamu telah menyusui aku dan kamu tidak memberitahu aku". Maka dia pergi menuju keluarga Abu Ihab untuk menanyakan mereka, maka mereka berkata: "Kami tidak tahu kalau wanita itu telah menyusui perempuan-perempuan kami". Lalu dia mengendarai tunggangan untuk menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di Madinah lalu dia bertanya, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Mau bagaimana lagi, wanita itu sudah mengatakannya". Maka 'Uqbah menceraikan isterinya itu lalu menikahi wanita lain.

bukhari:2446

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] berkata, telah menceritakan kepadaku [Ibnu Wahb] dari [Yunus]. Dan berkata, [Al Laits] telah menceritakan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] telah menceritakan kapadaku ['Urwah bin Az Zubair] bahwa ada seorang wanita yang mencuri saat peperangan pembebasan Makkah, kemudian wanita dibawa ke hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu Beliau memerintahkan untuk memotong tangan wanita tersebut. ['Aisyah radliallahu 'anha] berkata: "Wanita tersebut menindaklanjuti taubatnya dengan baik, lalu wanita itu menikah. Setelah itu, suatu hari wanita itu datang untuk menyampaikan kebutuhannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam".

bukhari:2454

Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] berkata, telah menceritakan kepadaku ['Ubaidullah] berkata, telah menceritakan kepadaku [Nafi'] telah menceritakan kapadaku [Ibnu'Umar radliallahu 'anhuma] bahwa dia pernah menawarkan diri kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk ikut dalam perang Uhud, saat itu umurnya masih empat belas tahun namun Beliau tidak mengijinkannya. Kemudian ia menawarkan lagi pada perang Khandaq saat itu usiaku lima belas tahun dan Beliau mengijinkanku". Nafi' berkata; "Aku menemui 'Umar bin 'Abdul 'aziz saat itu dia adalah khalifah lalu aku menceritakan hadis ini, dia berkata: "Ini adalah batas antara anak kecil dan orang dewasa". Maka kemudian dia menetapkan pegawainya untuk mewajibkan kepada siapa saja yang telah berusia lima belas tahun.

bukhari:2470

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad] telah mengabarkan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Syaqiq] dari ['Abdullah radliallahu 'anhu] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang bersumpah dengan sumpah curang, dan bermaksud mengambil harta seorang muslim maka nanti dia akan berjumpa dengan Allah, sedang Allah murka kepadanya". Dia berkata,, maka [Al Ays'ats bin Qais] berkata: "Demi Allah, hadits itu berkenaan dengan aku, yang antara aku dan seorang Yahudi ada sebidang lahan, lalu dia mempermasalahkannya sehingga aku adukan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadaku: "Apakah kamu memiliki bukti?" Aku katakan: "Tidak". Lalu Beliau berkata kepada si Yahudi: "Bersumpahlah kamu". 'Abdullah berkata; Aku katakan: "Wahai Rasulullah, kalau dia bersumpah nanti dia musti membawa hartaku". 'Abdullah berkata: "Maka turunlah firman Allah yang artinya: ("Sesungguhnya orang-orang yang menjualjanjinya dengan Allah dan sumpah mereka dengan harga yang murah …hingga akhir ayat") (QS. Ali Imran 77).

bukhari:2472

Telah menceritakan kepada kami ['Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Abu Wa'il] berkata; ['Abdullah] berkata: "Siapa yang bersumpah yang dengan sumpahnya bermaksud untuk menguasai harta maka dia akan berjumpa Allah dan Allah dalam keadaan murka kepadanya. Kemudian turunlah firman Allah sebagai pembenaran atas ini: ("Sesungguhnya orang-orang yang menjual janjinya dengan Allah dan sumpah mereka dengan harga yang murah …hingga ayat berbunyi…. siksa yang pedih) (QS. Ali'Imran.77). Kemudian [Al Asy'ats bin Qais] menemui kami lalu berkata: "Apa yang diceritakan kepada kalian oleh Abu 'Abdurrahman?" Maka kami ceritakan kepadanya apa yang disampaikan oleh Abu 'Abdurrahman. Maka dia berkata: "Dia benar, karena memang ayat itu turun berkenaan dengan aku, yang antara aku dan seseorang ada perselisihan tentang sesuatu sehingga kami bawa persoalan tersebut kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu Beliau bertanya: "Siapa dua orang saksimu atau orang itu menyatakan sumpahnya". Aku katakan kepada Beliau: "Kalau sumpah, dia pasti mau bersumpah lalu dia tidak mempedulikan aku". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang bersumpah dengan tujuan bermaksud mengambil harta seseorang padahal dia bersumpah dengan curang (dusta) maka nanti dia akan berjumpa Allah 'azza wajalla, dan Allah murka kepadanya". Maka turunlah ayat sebagai pembenaran dari hal ini, lalu dia membacanya.

bukhari:2474

Telah menceritakan kepada kami [Bisyir bin Khalid] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] dari [Syu'bah] dari [Sulaiman] dari [Abu Wa'il] dari ['Abdullah radliallahu 'anhu] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang bersumpah palsu (berdusta) yang dengan sumpahnya itu dia bermaksud mengambil harta orang lain atau Beliau bersabda dengan redaksi 'saudaranya', maka dia berjumpa Allah sedang Allah murka kepadanya". Lalu Allah menurunkan ayat Al Qur'an sebagai pembenaran atas sabda Beliau ini yang artinya: ("Sesungguhnya orang-orang yang menjual janjinya kepada Allah dan sumpah mereka dengan harga yang murah.. hingga firman-Nya …siksa yang pedih) (QS. Ali'Imran 77). Kemudian [Al Asy'ats] menemuiku seraya berkata: "Apa yang diceritakan 'Abdullah kepada kalian hari ini?" Aku katakan: "Begini-begini". Maka dia berkata: "Ayat itu turun berkenaan dengan aku".

bukhari:2480

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin 'Abdullah] berkata, telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [pamannya, Abu Suhail bin Malik] dari [bapaknya] bahwa dia mendengar [Thalhah bin 'Ubaidullah] berkata; Ada seorang laki-laki datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu dia bertanya tentang Islam, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Lima kali shalat dalam sehari semalam". Lalu orang itu berkata: "Apakah untukku ada lagi selain itu?" Beliau bersabda: "Tidak ada, kecuali jika kamu mau mengerjakan yang tathowwu' (sunnat) ". 'Ubaidullah berkata: "Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan kepada orang itu tentang zakat, lalu orang itu bertanya lagi: "Apakah untukku ada lagi selain itu?" Beliau bersabda: "Tidak ada, kecuali jika kamu mau mengerjakan yang tathowwu' (sunnat) ". Kemudian orang itu pergi sambil berkata: "Demi Allah aku tidak akan menambah atau mengurangi dari ini semua". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dia akan beruntung bila jujur".

bukhari:2481

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhriy] berkata, telah menceritakan kepadaku [Kharijah bin Zaid Al Anshariy] bahwa [Ummu Al 'Alaa'], seorang wanita dari kalangan mereka yang telah berbai'at kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengabarkan kepadanya bahwa 'Utsman bin Mazh'un diberikan bagiannya ketika Kaum Anshar menawarkan tempat tinggal kepada Kaum Muhajirin" Berkata Ummu Al 'Alaa': "Lalu 'Utsman bin Mazh'un mendapatkan bagiannya untuk tinggal bersama kami. Namun kemudian dia menderita sakit yang membawa kepada kematianya. Lalu dia kami mandikan dan kafani dengan baju yang dikenakannnya. Tak lama kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang, lalu aku berkata kepada Beliau: "Semoga rahmat Allah tercurah atasmu wahai Abu As-Sa'ib ('Utsman bin Mazh'un). Dan persaksianku atasmu bahwa Allah telah memuliakanmu". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Dari mana kamu tahu bahwa Allah telah memuliakannya?" Aku jawab: "Demi bapak ibuku untuk anda, aku tidak tahu wahai Rasulullah". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Adapun 'Utsman, demi Allah, telah datang kepadanya Al Yaqin (kematian) dan aku berharap dia berada diatas kebaikan. Demi Allah, meskipun aku ini Rasulullah, aku sendiri tidak tahu apa yang akan dilakukan-Nya terhadapku". Dia (Ummu Al 'Ala') berkata: "Demi Allah, tidak seorangpun yang aku sucikan setelah peristiwa itu selamanya dan peristiwa ini membuatku bersedih". Dia berkata: "Kemudian aku tidur dan bermimpi, aku melihat ada air yang mengalir untuk 'Utsman. Kemudian aku temui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu aku kabarkan tentang mimpiku itu, maka Beliau bersabda: "Itulah amal dia".

bukhari:2490

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abi Maryam] telah menceritakan kepada kami [Abu Ghossan] berkata, telah menceritakan kepadaku [Abu Hazim] dari [Sahal bin Sa'ad radliallahu 'anhu]; Bahwa orang-orang di kalangan suku Bani 'Amru bin 'Auf bin Al Harits telah terjadi maslah diantara mereka, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersama sebagian sahabat Beliau pergi mendatangi mereka untuk menyelesaikan masalah yang terjadi. Kemudian Bilal mengumandangkan adzan untuk shalat namun Nabi shallallahu 'alaihi wasallam belum juga datang. Akhirnya Bilal menemui Abu Bakar radliallahu 'anhu seraya berkata: "Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah tertahan, sedangkan waktu shalat sudah masuk, apakah engkau bersedia memimpin orang-orang untuk shalat berjama'ah?. Dia (Abu Bakar) menjawab: "Ya bersedia, jika kamu menghendaki". Maka Bilal membacakan iqamat lalu Abu Bakar maju untuk memimpin shalat. Tak lama kemudian datang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berjalan di tengah-tengan shaf hingga berdiri di shaf pertama. Maka orang-orang memberi isyarat dengan bertepuk tangan hingga semakin ramai sedangkan Abu Bakar tidak bereaksi dalam shalatnya. (Ketika orang-orang yang memberi tepukan semakin banyak), Abu Bakar baru berbalik dan ternyata ada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di belakangnya, lalu Beliau memberi isyarat dengan tangan Beliau untuk memerintahkan Abu Bakar meneruskan shalat seperti semula. Maka Abu Bakar mengangkat kedua tangannya lalu memuji Allah dan mensucikan-Nya kemudian dia mundur hingga masuk di barisan, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam maju untuk memimpin shalat berjama'ah. Setelah selesai Beliau berbalik menghadap jama'ah lalu bersabda: "Wahai sekalian manusia, jika kalian mendapatkan sesuatu dalam shalat, mengapa kalian melakukannya dengan bertepuk tangan?. Sesungguhnya bertepuk tangan itu adalah isyarat yang layak dilakukan kaum wanita. Maka siapa yang mendapatkan sesuatu yang keliru dalam shalat hendaklah mengucapkan subhaanallah, karena tidaklah seseorang mendengar ucapan subhaanallah kecuali dia harus memperhatikannya. Dan kamu wahai Abu Bakar, apa yang menghalangimu ketika aku sudah memberi isyarat kepadamu agar meneruskannya, mengapa kamu tidak melanjutkan shalat bersama orang banyak?. Maka Abu Bakar menjawab: "Tidak patut bagi putra Abu Quhafah memimpin shalat di hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam".

bukhari:2493

Telah bercerita kepada kami [Musaddad] telah bercerita kepada kami [Bisyir] telah bercerita kepada kami [Yahya] dari [Busyair binYasar] dari [Sahal bin Abi Hatsmah] berkata; 'Abdullah bin Sahal pergi bersama Muhayyishoh bin Mas'ud bin Zaid menuju Khaibar yang ketika itu terjadi perjanjian.

bukhari:2503

Telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin Muhammad] telah bercerita kepada kami [Sufyan] dari [Abu Musa] berkata aku mendengar [Al Hasan] berkata; "Demi Allah, Al Hasan bin 'Ali menghadap Mu'awiyah dengan membawa pasukan yang jumlahnya hampir sebanyak gunung lalu 'Amru bin Al 'Ash berkata; "Sungguh aku melihat pasukan yang tidak akan berpaling melainkan akan memerangi lawannya". Maka Mu'awiyah berkata kepadanya, demi Allah dia adalah orang terbaik dari dua orang yang ada, maksudnya 'Amru: "Seandainya mereka berperang satu sama lain yang ini menghadapi mereka dan mereka menghadapi yang ini lalu siapa orang yang akan mengurus mereka dan siapa yang akan menanggung istri-istri mereka dan siapa pula yang akan mengurus sawah ladang mereka". Maka Mu'awiyah mengutus dua orang laki-laki dari Quraisy dari suku Bani 'Abdi Syams 'Abdur Rahman bin Samrah dan 'Abdullah bin 'Amir bin Kuraiz seraya berkata; "Pergilah kalian berdua menemui orang ini dan tawarkan kepadanya dan katakan dan mintalah kepadanya. Maka dua orang itu menemuinya dan masuk lalu berbicara dan berkata serta meminta. Maka Al Hasan bin 'Ali berkata kepada keduanya; "Kami ini Banu 'Abdul Muthallib dimana kami telah mendapatkan harta benda dan sesungguhnya ummat ini sudah saling berperang dengan menunmpahkan darah-darah merka". Kedua utusan berkata; "Sesungguhnya dia menawarkan kepada anda begini begini dan mencari penyelesaian serta meminta kepada anda". Dia berkata; "Siapa yang bisa membantuku dalam perkara ini?" Kedua utusan berkata; "Kami yang dapat membantu anda untuk menyampaikan kepadanya". Maka Al Hasan tidak meminta kepada keduanya melainkan keduanya berkata; "Kamilah yang akan membantu anda dan dia mau berdamai". Maka Al Hasan berkata; "Sungguh aku telah mendengar Abu Bakrah berkata; "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di atas mimbar sedangkan Al Hasan bin 'Ali ada di samping beliau sementara beliau sesekali memandang ke hadapan orang banyak dan sesekali memandang kepadanya lalu bersabda: "Sesungguhnya anakku ini adalah sayyid (pemimpin) dan semoga Allah akan mendamaikan dua kelompok besar kaum Muslimin lewat tangannya". Berkata Abu 'Abdullah Al Bukhariy; berkata kepadaku ['Ali bin 'Abdullah]; "Sesungguhnya riwayat ini kami tetapkan berdasarkan apa yang didengar Al Hasan dari Abu Bakrah dengan lafazh hadits ini".

bukhari:2505

Telah bercerita kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhriy] berkata telah bercerita kepadaku ['Urwah bin Az Zubair] bahwa [Az Zubair] pernah bercerita bahwa dia pernah bersengketa dengan seseorang dari kaum Anshor yang pernah ikut dalam perang Badar kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang masalah saluran air di Al Harrah dimana keduanya sama-sama saling menyiram (kebun mereka darinya) Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada Az Zubair: "Siramlah (kebunmu darinya) wahai Zubair lalu alirkanlah ke tetanggamu". Maka orang Anshor itu marah seraya berkata: "Wahai Rasulullah, Tuan bela dia karena dia anak dari bibi Tuan". Maka wajah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berubah kemudian Beliau berkata: "Siramlah (kebunmu) darinya kemudian tahanlah air itu hingga memenuhi kebun". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saat itu memutuskan untuk mememnuhi hak Zubair padahal sebelumnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberi isyarat kepada Zubair agar memberi kelapangan bagi orang Anshor itu. Ketika orang Anshor itu tidak menerima maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengembalikan hak Zubair sepenuhnya sesuai hukum yang semestiya. 'Urwah berkata; Az Zubair berkata: "Demi Allah, tidaklah aku menduga ayat ini turun melainkan dalam perkara ini: ("Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan….) Ayat 65 dari surah an-Nisaa'

bukhari:2509

Telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin Maslamah] telah bercerita kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] bahwa ['Aisyah radliallahu 'anha] mengabarkan kepadanya bahwa Barirah datang menemui 'Aisyah untuk meminta bantuannya tentang perihal penebusan dirinya untuk merdeka sesuai waktu yang telah ditentukan namun waktunya belum habis maka 'Aisyah berkata kepadanya: "Kembalilah kepada tuanmu, jika mereka suka aku akan bayar untuk pembebasanmu dan perwalianmu menjadi hakku". Lalu Barirah menyampaikan hal ini kepada tuannya namun mereka menolaknya seraya berkata: "Jika dia mau untuk membayarmu silakan tapi perwalian tetap menjadi milik kami". Kemudian hal ini disampaikkan oleh 'Aisyah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka Beliau bersabda: "Belilah dia lalu bebaskanlah karena perwalian menjadi hak orang yang membebaskannya".

bukhari:2516

Telah bercerita kepada kami [Abu Nu'aim] telah bercerita kepada kami [Zakariya'] berkata aku mendengar ['Amir] berkata telah bercerita kepadaku [Jabir radliallahu 'anhu] bahwa dia bepergian dengan menunggang unta yang sudah lemah lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lewat di hadapannya dan memukul unta tersebut serta mendo'akannya maka unta itu berjalan tidak seperti biasanya kemudian Beliau berkata: "Juallah kepadaku dengan empat puluh dirham". Aku katakan "Aku tidak mau". Kemudian Beliau berkata lagi: "Juallah kepadaku dengan empat puluh dirham". Maka aku jual dengan syarat aku boleh menungganginya sampai aku pulang ke rumah keluargaku. Ketika kami telah sampai, aku berikan kepada Beliau unta tersebut dan Beliau memberiku uang pembayarannya lalu aku pergi. Namun Beliau mengikuti aku dan bersabda: "Aku tidak akan mengambil untamu, ambillah untamu dan itu menjadi hartamu". [Syu'bah] berkata dari [Mughirah] dari ['Amir] dari [Jabir]: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberikan izin aku menungganginya sampai Madinah". Dan berkata [Ishaq] dari [Jarir] dari [Mughirah]: "Maka aku jual dengan syarat aku boleh menungganginya hingga aku tiba di Madinah". [Atha`] dan selainnya berkata; "kamu boleh menungganginya hingga Madinah". [Muhammad bin Al Munkadir] berkata dari [Jabir] "bahwa ia mensyaratkan untuk menungganginya hingga Madinah", [Zaid bin Aslam] berkata dari [Jabir]: "Dan kamu boleh menungganginya sampai kamu kembali". Dan berkata [Abu Az Zubair] dari [Jabir]: "Kami izinkan kamu menungganginya hingga tiba di Madinah". Dan berkata [Al A'masy] dari [Salim] dari [Jabir]: "Kamu gunakan hinga kamu bertemu keluargamu". Dan berkata ['Ubaidullah] dan [Ibnu IShaq] dari [Wahb] dari [Jabir]: "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membellinya dengan empat puluh dirham". Dan hadits ini diikuti juga oleh [Zaid bin Aslam] dari [Jabir]. Dan berkata [Ibnu Juraij] dari ['Atha'] dan selainnya dari [Jabir]: "Aku ambil pembayarannya seharga empat dinar". Demikianlah bahwa nilai satu dinar sama dengan sepuluh dirham dan [Mughirah] tidak menerangkan harganya dari [Asy Sya'biy] dari [Jabir] dan [Ibnu Al Munkadir] dan [Abu Az Zubair] dari [Jabir]. Dan berkata [Al A'masy] dari [Salim] dari [Jabir]: "Empat puluh uang emas". Dan berkata [Abu Ishaq] dari [Salim] dari [Jabir]: "Dengan dua ratus dirham". Dan berkata [Daud bin Qais] dari ['Ubaidullah bin Miqsam] dari [Jabir]: "Beliau membelinya di perjalanan Tabuk". Aku menduga dia berkata: "Empat awaq". Dan berkata [Abu Nadhrah] dari [Jabir]: "Beliau membelinya degan harga dua puluh dinar". Dan perkataan Asy Sya'biy: 'Dengan empat puluh dirham" lebih memenuhi syarat dan lebih shohih menurutku". Ini perkataan Abu 'Abdullah Al Bukhariy

bukhari:2517

Telah bercerita kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah bercerita kepada kami [Laits] dari [Ibnu Syihab] dari ['Ubaidullah bin 'Abdullah bin 'Utbah bin Mas'ud] dari [Abu Hurairah] dan [Zaid bin Khalid] Al Juhaniy radliallahu 'anhuma bahwa keduanya berkata; Ada seorang warga Arab datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkata: "Wahai Rasulullah, aku bersumpa atas nama Allah kepadamu, bahwa engkau tidak memutuskan perkara diantara kami melainkan dengan Kitab Allah. Lalu lawan yang tutur katanya lebih baik dari padanya berkata: "Dia benar, putuskan perkara diantara kami dengan Kitab Allah dan perkenankanlah untukku". Maka Rasululloh shallallahu 'alaihi wasallam besabda: "Katakan". Seorang warga Arab berkata: "Sesunguhnya anakku adalah buruh yang bekerja pada orang ini lalu dia berzina dengan istrinya maka aku diberitahu bahwa anakku harus dirajam.. Kemudian aku tebus anakku dengan seratus ekor kambing dan seorang budak wanita kemudian aku bertanya kepada ahli ilmu lalu mereka memberitahu aku bahwa atas anakku cukup dicambuk seratus kali dan diasingkan selama setahun sedangkan untuk istri orang ini dirajam". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh aku akan putuskan buat kalian berdua dengan menggunakan Kitab Allah. Adapun seorang budak dan kambing seharusnya dikembalikan dan untuk anakmu dikenakan hukum cambuk sebanyak seratus kali dan diasingkan selama setahun. Adapun kamu, wahai Unais, besok pagi datangilah istri orang ini. Jika dia mengaku maka rajamlah". Kemudian Unais mendatangi wanita itu dan dia mengakuinya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan agar wanita itu dirajam.

bukhari:2523

Telah bercerita kepada kami [Isma'il] telah bercerita kepada kami [Malik] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [bapaknya] dari ['Aisyah radliallahu 'anha] berkata: "Barirah datang kepadaku seraya berkata: "Aku telah menetapkan tebusan kepada Tuanku untuk kemerdekaan diriku dengan sembilan Awaq, dimana aku harus membayar satu uqiyah dalam setiap tahunnya, maka tolonglah aku". Aku berkata: "Jika tuanmu berkehendak aku akan bayar ketetapan tersebut kepada mereka sedangkan perwalianmu menjadi hakku". Lalu aku penuhi. Kemudian Barirah pergi menemui tuannya dan menyampaikannya kepada mereka namun mereka menolaknya. Lalu dia datang setelah menemui mereka sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang duduk, seraya berkata: "Sungguh aku sudah menawarkan hal itu kepada mereka namun mereka enggan menerimanya kecuali bila perwalian tetap menjadi hak mereka". Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendengar hal ini lalu 'Aisyah mengabarkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka Beliau berkata: "Ambillah dia (Barirah) dan berikan syarat perwalian kepada tuannya bahwa perwalian seorang budak adalah bagi yang memerdekakannya". Maka 'Aisyah radliallahu 'anha melaksanakan perintah Beliau. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri di hadapan manusia seraya memuji Allah dan mengagungkan-Nya kemudian bersabda: "Bagaimana jadinya orang-orang itu, mereka membuat persyaratan dengan syarat-syarat yang tidak ada pada Kitab Allah. Apapun bentuknya syarat yang tidak sesuai dengan Kitab Allah maka syarat itu batal sekalipun seratus kali persyaratan. Ketetapan Allah lebih berhaq (untuk ditunaikan) dan syarat (yang ditetapkan) Allah lebih kuat. Sesungguhnya perwalian (seorang budak) adalah milik orang yang memerdekakannya".

bukhari:2527

Telah bercerita kepada kami [Abu Ahmad Marrar bin Hammuyah] telah bercerita kepada kami [Muhammad binYahya Abu Ghossan Al Kinaniy] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma] berkata: Ketika penduduk Khaibar membuat tangan 'Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhuma terkilir, ['Umar] berdiri menyampaikan khotbah lalu berkata: "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dahulu membuat kesepakatan kerja dengan orang Yahudi Khaibar untuk mengerjakan harta mereka (lahan) dimana Beliau berkata: "Kami tetapkan sebagaimana Allah menetapkannya atas kalian". Dan bahwa pada suatu hari 'Abdullah bin 'Umar keluar untuk bekerja pada lahan miliknya disana lalu dia di malam hari diperlakukan secara kasar hingga tangan dan kakinya terkilir (bergeser dari sendinya) padahal disana kami tidak memiliki musuh selain mereka (penduduk Khaibar). Merekalah musuh kami dan pihak yang kami curigai dan aku sudah bertekad untuk mengusir mereka". Ketika 'Umar sudah membulatkan tekadnya ada seorang dari suku Banu Abi Al Huqoiq yang datang kepadanya lalu berkata: 'Wahai amirul mu'minin, apakah anda akan mengusir kami padahal Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam telah membuat perjanjian kerja dengan kami atas harta-harta (kebun) dan juga membuat persyaratan (pembagian hasil) tentangnya". Maka 'Umar berkata: "Apakah kamu menduga bahwa aku telah lupa dengan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam itu? Yaitu; "Bagaimana kamu seandainya diusir dari Khaibar lalu unta betinamu membawamu lari malam demi malam?" Orang itu berkata: "Ini hanyalah gurauan dari Abu Al Qosim". 'Umar berkata: "Kamu berdusta wahai musuh Allah". Maka 'Umar mengusir mereka dan memberi ganti harga buah-buahan yang menjadi hak mereka dengan uang, unta, barang-barang, pelana, tali kekang dan lainnya. Dan diriwayakan oleh [Hammad bin Salamah] dari ['Ubaidullah]; Aku menduga dari [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma] dari ['Umar] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang diriwayatkannya secara singkat/ringkas.

bukhari:2528

Telah bercerita kepadaku ['Abdullah bin Muhammad] telah bercerita kepada kami ['Abdur Rozzaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] berkata telah bercerita kepadaku [Az Zuhriy] berkata telah bercerita kapadaku ['Urwah bin Az Zubair] dari [Al Miswar bin Makhramah] dan [Marwan] dimana setiap perawi saling membenarkan perkataan perawi lainnya, keduanya berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar pada waktu perjanjian Hudaibiyah hingga ketika mereka berada di tengah perjalanan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Khalid bin Al Walid sedang berada di wilayah al-Ghomim mengawasi pasukan berkuda Quraisy yang ada di bagian depan pasukan, karena itu ambillah jalan sebelan kanan (jalan yang menuju pasukan Khalid) ". Demi Allah, Khalid tidak menyadari dengan keberadaan mereka (Quraisy) hingga ketika mereka berada di markas pasukan, Khalid bergegas berlari menakut-nakuti Quraisy. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berjalan hingga ketika sampai di bukit yang menjadikan mereka berjalan menurun, unta Beliau berhenti dan menderum. Maka orang-orang berkata: "Bangun, bangun ayo jalan". Namun unta itu tetap menderum. Lalu mereka berkata: "Unta al-Qushwa' mogok, unta al-Qushwa' mogok". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "al-Qushwa' tidaklah mogok karena bukan tabi'atnya tapi dia ditahan oleh Yang Menahan pasukan gajah". Lalu Beliau bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, mereka tidaklah meminta kepadaku satu langkah perbuatan yang membuat mereka mengangungkan kehormatan-kehormatan Allah melainkan aku pasti akan memenuhinya". Lalu Beliau menghentaknya maka unta itu bangkit. Perawi berkata: Maka Beliau meninggalkan mereka (berjalan lebih dahulu) hingga singgah di ujung Hudaibiyah di tepi sumur yang airnya sedikit dimana orang-orang sedang mengerumuninya. Tidak lama orang-orang mengerumuninya maka airnya habis lalu mereka melaporkan rasa haus kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka Beliau mencabut anak panah dari sarungnya lalu memerintahkan mereka agar menancapkannya disana. Maka demi Allah, setelah itu sumur itu selalu saja mengalirkan airnya yang segar untuk mereka sampai mereka meminum darinya. Ketika mereka sedang dalam keadaan keadaan tersebut tiba-tiba datang Budail bin Warqo' Al Khuza'iy beserta serambongan orang dari kaumnya yaitu suku Khuza'ah. Dahulu mereka adalah orang-orang kepercayaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari penduduk Tihamah. Ia berkata: "Sesungguhnya aku biarkan Ka'ab bin Lu'ay dan 'Amir bin Lu'ay singgah mengambil air di tanah Hudaibiyah. Bersama mereka ada beberapa ekor unta yang baru melahirkan yang masih menyusukan anaknya dan menjadi induk yang ditemani anak-anaknya. Mereka akan memerangi dan menghalangi Tuan dari Baitulloh. Maka Beliau bersabda: "Sesungguhnya kami datang bukan untuk memerangi seorangpun, akan tetapi kedatangan kami untuk melaksanakan 'ibadah 'umrah. Dan sesungguhnya orang-orang Quraisy telah dilemahkan kekuatannya dan menderita kerugian akibat perang. Jika mereka mau aku akan memberikan tempo kepada mereka untuk bebas berlalu tanpa terhalang apapun antara aku dan manusia. Seandainya aku menang, kalau mau mereka boleh masuk (Islam), agama yang telah dipeluk orang banyak. Kalau tidak mau, mereka bisa beristirahat dari kelelahan berperang. Namun jika mereka enggan (dari tawaran ini), maka demi Dzat Yang jiwaku berada di tangan-Nya, aku sungguh akan memerangi mereka atas nama agama ini hingga siapa yang akan menang lebih dahulu dan sungguh Allah akan merelisasikan urusan-Nya". Maka Budail berkata: "Aku akan sampaikan kepada mereka apa yang Anda katakan tadi". Perawi berkata; Maka iapun pergi menjumpai kaum Quraisy lalu berkata: "Sesungguhnya kami datang kepadamu setelah menemui laki-laki ini dimana kami mendengar apa yang telah dikatakannya. Jika kalian mau untuk kami paparkan perkataannya itu maka akan kami lakukan". Orang-orang yang bodoh dari mereka mengatakan: "Kami tidak butuh kabar apapun tentangnya dari kamu". Dan orang yang bijak dari mereka berkata: "Sampaikan apa yang kamu dengar darinya". Dia (Budail) berkata: "Aku mendengar dia berkata begini begini, lalu dia menyampaikan kepada mereka apa yag dikatakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Maka 'Urwah bin Mas'ud berdiri seraya berkata: "Wahai kaum, bukankah kalian ini para orangtua?" Mereka menjawab: "Ya benar". Dia berkata lagi: "Atau bukankah aku ini adalah seorang anak (dari kalian)? ' Mereka menjawab: "Ya benar". Lalu dia bertanya lagi: "Apakah kalian mencurigai aku?" Mereka menjawab: "Tidak". Dia berkata lagi: "Bukankah kalian mengetahui bahwa aku pernah meminta bantuan kepada orang-orang Ukazh lalu ketika enggan, aku datang menemui kalian dengan membawa keluargaku, anak-anakku dan orang-orang yang taat kepadaku?" Mereka menjawab: "Ya benar". Dia berkata: "Sungguh orang ini telah menawarkan kepada kalian satu penawaran yang bijak maka terimalah dan biarkanlah aku untuk menemuinya". Mereka berkata: "Temuilah dia". Maka dia menemui Beliau lalu dia berbicara dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata seperti yang Beliau katakan kepada Budail. Lalu saat itu 'Urwah berkata: "Wahai Muhammad, apa pendapatmu jika kamu menghabisi urusan kaummu, apakah kamu pernah mendengar ada orang dari kalangan bangsa 'Arab yang pernah melakukannya sebelummu? Kalau ada yang lain, demi Allah, sesungguhnya aku melihat beberapa tokoh, dan juga beberapa kelompok orang dibelakang yang akan menghindar darimu dan meninggalkanmu". Maka Abu Bakar berkata kepadanya: "Tutup mulutmu!. Apakah kami akan menghindar dan meninggalkannya?" Ia bertanya: "Siapa orang ini?" Para sahabat menjawab: "Dia Abu Bakar". Abu Bakar berkata: "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya tidak ada jasa yang pernah kamu lakukan terhadapku dan belum aku balas tentu aku akan menjawabmu". Perawi berkata; 'Lalu 'Urwah kembali berbicara dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan setiap kali berbicara dia memegang jenggot Beliau sementara Al Mughirah bin Syu'bah berdiri dekat kepala Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan dia memegang pedang serta mengenakan baju besi. Dan setiap kali 'Urwah memegang jenggot Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan tangannya, Al Mughirah memukul tangannya dengan bagian bawah sarung pedang seraya berkata: "Enyahkan tanganmu dari jenggot Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam". Maka; 'Urwah mengangkat kepalanya sera berkata: 'Siapakah orang ini?" Para sahabat menjawab: "Dia adalah Al Mughirah bin Syu'bah". 'Urwah lantas berkata: "Hai pengkhianat, bukankah aku telah menjadi susah payah akibat pengkhianatanmu?" Dahulu Al Mughirah dimasa jahiliyah pernah menemani suatu kaum lalu dia membunuh dan mengambil harta mereka. Kemudian dia datang dan masuk Islam. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata saat itu: "Adapun keIslaman maka aku terima. Sedangkan mengenai harta, aku tidak ada sangkut pautnya sedikitpun". Kemudian 'Urwah melayangkan pandangan kedua matanya kepada para shahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Perawi berkata: "Demi Allah, tidaklah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam apabila membuang dahak lalu dahak Beliau tepat jatuh di telapak tangan salah seorang dari sahabat melainkan orang itu menggosokkannya pada wajah dan kulitnya. Dan bila Beliau menyuruh mereka, merekapun segera begegas melaksanakan perintah Beliau. Dan apabila Beliau hendak berwudhu', selalu mereka hampir berkelahi karena berebut untuk menyiapkan air untuk wudhu' Beliau. Bila Beliau berbicara, mereka merendahkan suara mereka di hadapan Beliau dan mereka tidaklah menajamkan pandangan kepada Beliau sebagai pengagungan mereka terhadap Beliau. Maka 'Urwah pun kembali kepada sahabat-sahabatnya lalu berkata: "Wahai kaum, demi Allah, sungguh aku pernah menjadi utusan yang diutus mengahap raja-raja, juga Qaisar (raja Romawi) dan Kisra (raja Parsia) juga kepada raja an-Najasiy. Demi Allah, tidak pernah aku melihat seorang rajapun yang begitu diagungkan seperti para sahabat Muhamad shallallahu 'alaihi wasallam mengagungkan Muhammad. Sungguh tidaklah dia berdahak lalu mengenai telapak seorang dari mereka kecuali dia akan membasuhkan dahak itu ke wajah dan kulitnya dan jika dia memerintahkan mereka maka mereka segera berebut melaksnakannya dan apabila dia berwudhu' hampir-hampir mereka berkelahi karena memperebutkan sisa air wudhu'nya itu dan jika dia berbicara maka mereka merendahkan suara mereka (mendengarkan dengan seksama) dan tidaklah mereka mengarahkan pandangan kepadanya karena sangat menghormatinya. Sungguh dia telah menawarkan kepada kalian satu tawaran yang membawa kepada kebaikan, maka terimalah". Lalu seorang dari Bani Kinanah berkata: "Biarkan aku yang akan menemuinya". Mereka berkata: "Temuilah". Ketika orang itu telah mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabat Beliau, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Ini si fulan. Dia berasal dari kaum yang mengagungkan unta, karena itu kirimkan unta kepadanya". Maka dikirimlah unta kepadanya. Dan orang-orang kemudian menyambutnya seraya mengucapkan talbiyah. Ketika orang itu melihat hal ini maka dia berkata: "Maha suci Allah. Tidak sepatutnya orang-orang ini dihalangi untuk mendatangi Baitulloh". Setelah dia kembali kepada teman-temannya dia berkata: "Aku melihat unta-unta telah dikalungi dan diberi tanda, maka aku berpendapat tidak sepatutnya mereka dihalangi dari Baitulloh". Tiba-tiba berdiri seorang laki-laki dari mereka yang biasa dipanggil dengan Mikraz bin Hafsh seraya berkata: "Biarkan aku untuk menemuinya". Lalu mereka berkata: "Temuilah". Ketika orang itu telah mendatangi mereka, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Inilah Mikraz, dia adalah seorang yang durjana". Maka Mikraz mulai berbicara dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Ketika dia sedang berbicara dengan Beliau, tiba-tiba Suhail bin 'Amru datang. [Ma'mar] berkata; Maka telah bercerita kapadaku [Ayyub] dari ['Ikrimah] bahwa dia mengabarkan: Ketika Suhail bin 'Amru datang, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Sungguh urusan kalian telah menjadi mudah". [Ma'mar] berkata; [Az Zuhriy] berkata dham periwayatan hadits ini: "Maka Suhail bin 'Amru datang seraya berkata: "Bawa kemari (kertas) dan buatlah surat perjanjian antara kami dan kalian". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memanggil seorang penulis lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "(Tulislah) bismillahir rahmaanir rahim". Maka Suhail berkata: "Tentang sebutan ar-Rahman, demi Allah, aku tidak mengenalnya. Tetapi tulislah Bismika Allahumma (Dengan namu-Mu ya Allah) sebagaimana sebelumnya kamu biasa menuliskannya". Maka kaum Muslimun berkata: "Demi Allah, janganlah ditulis melainkan bismillahir rahmaanir rahim". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Tulislah; "Bismika Allahumma". Kemudian Beliau berkata: "Ini adalah perjanjian yang ditetapkan oleh Muhammad Rasulullah". Seketika itu juga Suhail berkata: "Demi Allah, seandainya kami mengetahui bahwa kamu utusan Allah, tentu kami tidak akan mengahalangi kamu dari Baitulloh dan tidaklah kami memerangimu. Akan tetapi tulislah: "Muhammad bin 'Abdullah". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata; "Demi Allah, sungguh aku ini adalah memang benar Utusan Allah sekalipun kalian mendustakan aku. Tulislah: Muhammad bin 'Abdullah". Az Zuhriy berkata: "Hal ini berkenaan dengan sabda Beliau: "Tidaklah mereka meminta kepadaku satu permintaan dimana didalamnya mereka mengagungkan kehormatan-kehormatan Allah melainkan pasti aku akan berikan kepada mereka". Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadanya: "Dengan syarat kalian memberi kebebasan kami mendatangi Baitulloh untuk melaksanakan thawaf disana". Suhail berkata: "Demi Allah, jangan sampai bangsa 'Arab bercerita bahwa kami direbut secara paksa. Namun kesempatan itu kami akan berikan untuk tahun depan. Dan syarat berikutnya, bahwa tidak seorangpun yang datang kepadamu dari pihak kami sekalipun dia sudah mengikuti agamamu, melainkan kamu harus mengembalikannya kepada kami". Lalu Kaum Muslimun (prates) berkata: "Subhaanalloh, bagaimana mungkin dia dikembalikan kepada orang-orang musyrik padahal dia datang sebagai seorang muslim?" Ketika mereka sedang dalam keadaan bersitegang itu, tiba-tiba datang Abu Jandal bin Suhail bin 'Amru dalam keadaan terikat yang kabur dari dataran rendah kota Makkah hingga bisa bergabung ditengah-tengah Kaum Muslimin. Maka Suhail berkata: "Wahai Muhammad, inilah orang pertama yang kamu harus serahkan kepadaku sesuai kesepatan kamu". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Sungguh kita belum lagi menetapkan kesepakatan". Suhail berkata: "Demi Allah, kalau begitu aku tidak akan membuat perjanjian damai apapun kepadamu untuk selamanya". Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Berikanlah dia kepadaku sebagai pengecualian". Suhail berkata: "Aku tidak akan pernah memberikannya kepadamu". Beliau kembali berkata: "Jangan begitu, berikanlah kepadaku". Suhail berkata: "Aku tidak akan melakukannya". Mikraz berkata: "Bahkan kami telah memberikannya (kemudahan) kepadamu". Abu Jandal berkata: "Wahai sekalian Muslimin, apakah aku akan dikembalikan kepada orang-orang musyrik padahal aku datang sebagai seorang Muslim? Tidakkah kalian melihat apa yang sudah aku alami?" Memang Abu Jandal telah didiksa dengan siksaan yang sangat kejam karena memilih jalan Allah. Perawi berkata; Maka 'Umar bin Al Khaththab radliallahu 'anhu berkata: 'Maka aku menemui Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam lalu aku bertanya: "Bukankah Anda ini benar-benar Nabi Allah?" Beliau menjawab: "Ya benar". Aku katakan: "Bukankah kita berada diatas kebenaran sedangkan musuh-musuh kita di atas kebatilan". Beliau menjawab: "Ya benar". Aku katakan: "Lalu kenapa kita terima penghinaan ini kepada agama kita?" Beliau berkata: "Sungguh aku ini adalah Utusan Allah dan aku tidak mendurhakai-Nya dan Dialah Penolongku". Aku katakan: "Bukankah Anda pernah mengatakan bahwa kita pasti akan mendatangi Baitulloh lalu kita thawaf disana?" Beliau berkata: "Benar. Tapi apakah aku mengatakannya kepadamu bahwa kita akan mendatanginya tahun ini?" 'Umar berkata: Aku jawab: "Memang tidak". Beliau berkata lagi: "Sungguh kamu pasti akan mendatanginya dan thawaf disana". 'Umar berkata: "Maka kemudian aku menemui Abu Bakar lalu aku katakan: "Wahai Abu Bakar, bukankah Beliau itu benar-benar Nabi Allah?" Abu Bakar menjawab: "Ya benar". Aku katakan: "Bukankah kita berada diatas kebenaran sedangkan musuh-musuh kita di atas kebatilan". Dia menjawab: "Ya benar". Aku katakan lagi: "Lalu kenapa kita terima kehinaan ini kepada agama kita?" Abu Bakar berkata: "Wahai pejuang, sungguh Beliau itu adalah Utusan Allah shallallahu 'alaihi wasallam dan Beliau tidak akan durhaka kepada Robb-Nya dan Dialah Penolongnya. Maka itu berpeganglah pada perintah Beliau dan jangan menyelisihinya. Demi Allah, sungguh Beliau berada diatas kebenaran". Aku katakan: "Bukankah Beliau pernah mengatakan bahwa kita pasti akan mendatangi Baitulloh lalu kita thawaf disana?" Abu Bakar menjawab: "Benar. Tapi apakah Beliau mengatakannya bahwa kita akan mendatanginya tahun ini?" Aku jawab: "Tidak". Abu Bakar berkata: "Sungguh kamu pasti akan mendatanginya dan melaksanakan thawaf disana". [Az Zuhriy] berkata; 'Umar berkata: "Karena tindakanku itu maka aku melakukan beberapa amal kebajikan (sebagai penebus atas ucapan yang tidak patut) ". Setelah selesai dari membuat perjanjian, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada para sahabat Beliau: "Bangun dan sembelihlah hewan qurban kalian lalu cukurlah kepala kalian". Perawi berkata: "Demi Allah, tidak ada satupun orang yang beranjak berdiri (untuk melaksanakan perintah Beliau) hingga Beliau memerintahkannya sampai tiga kali. Ketika tidak ada seorangpun dari mereka yang berdiri, untuk melaksanakan perintah Beliau, akhirnya Beliau masuk menemui Ummu Salamah lalu menceritakan kejadian yang Beliau dapatkan di kalangan Kaum Musliminan. Maka Ummu Salamah berkata: "Wahai Nabi Allah, apakah Tuan suka agar mereka melakukannya? Keluarlah lalu janganlah Tuan berbicara sepatah katapun dengan siapapun dari mereka hingga Tuan menyembelih unta qurban Tuan lalu Tuan panggil tukang cukur Tuan untuk mencukur rambut Tuan". Maka Beliau keluar dan tidak berbicara dengan seorangpun dari mereka hingga Beliau menyembelih unta qurban Beliau lalu memanggil tukang cukur Beliau hingga tukang cukur

bukhari:2529

Telah bercerita kepada kami ['Amru bin Zurarah] telah mengabarkan kepada kami [Isma'il] dari [Ibnu 'Aun] dari [Ibrahim] dari [Al Aswad] berkata: "Orang-orang menyebutkan di hadapan ['Aisyah] bahwa 'Ali radliallahu 'anhuma menerima wasiat (kekhalifahan) ". Maka dia bertanya: "Kapan Beliau memberi wasiat itu kepadanya padahal aku adalah orang yang selalu menyandarkan Beliau di dadaku" (saat menjelang wafat Beliau). Atau dia berkata: "berada dalam pangkuanku", dimana Beliau meminta air dalam wadah (terbuat dari tembaga) hingga Beliau jatuh dalam pangkuanku dan aku tidak sadar kalau Beliau sudah wafat. Jadi kapan Beliau memberi wasiat kepadanya".

bukhari:2536

Telah bercerita kepada kami [Abu Nu'aim] telah bercerita kepada kami [Sufyan] dari [Sa'ad bin Ibrahim] dari ['Amir bin Sa'ad] dari [Sa'ad bin Abi Waqosh radliallahu 'anhu] berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang menjengukku (saat aku sakit) ketika aku berada di Makkah". Dia tidak suka bila meninggal dunia di negeri dimana dia sudah berhijrah darinya. Beliau bersabda; "Semoga Allah merahmati Ibnu 'Afra'". Aku katakan: "Wahai Rasulullah, aku mau berwasiat untuk menyerahkan seluruh hartaku". Beliau bersabda: "Jangan". Aku katakan: "Setengahnya" Beliau bersabda: "Jangan". Aku katakan lagi: "Sepertiganya". Beliau bersabda: "Ya, sepertiganya dan sepertiga itu sudah banyak. Sesungguhnya jika kamu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya itu lebih baik daripada kamu meninggalkan mereka dalam keadaan miskin lalu mengemis kepada manusia dengan menengadahkan tangan mereka. Sesungguhnya apa saja yang kamu keluarkan berupa nafkah sesungguhnya itu termasuk shadaqah sekalipun satu suapan yang kamu masukkan ke dalam mulut istrimu. Dan semoga Allah mengangkatmu dimana Allah memberi manfaat kepada manusia melalui dirimu atau memberikan madharat orang-orang yang lainnya". Saat itu dia (Sa'ad) tidak memiliki ahli waris kecuali seorang anak perempuan.

bukhari:2537

Telah bercerita kepada kami [Qutaibah bin Sa'ad] telah bercerita kepada kami [Sufyan] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [bapaknya] dari [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma] berkata: "Kalau seandainya orang-orang itu mau mengurangi hingga seperempatnya, karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sepertiganya dan sepertiga itu banyak atau besar".

bukhari:2538

Telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah bin Az Zubair] dari ['Aisyah radliallahu 'anha, istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam] berkata: "Sesunguhnya 'Utbah bin Abi Waqosh telah berjanji kepada saudaranya Sa'ad bin Abi Waqosh bahwa anak dari walidah (budak perempuan) Zam'ah dariku maka ambillah". Ketika tahun penaklukan kota Makkah, Sa'ad mengambilnya. Saad berkata: "Dia adalah anak saudaraku yang telah berjanji kepadaku tentang anak ini". Maka 'Abdu bin Zam'ah berdiri seraya berkata: "Saudaraku dan anak dari budak perempuan bapakku dilahirkan di atas tempat tidurnya (dilahirkan dari hasil pernikahan yang sah dengan suaminya). Maka keduanya mengadukan perkara itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Sa'ad berkata: "Wahai Rasulullah, dia adalah anak dari saudaraku yang telah berjanji kepadaku tentang anak ini". Kemudian 'Abdu bin Zam'ah berkata: "Saudaraku dan anak dari budak perempuan bapakku". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Dia itu menjadi milikmu wahai 'Abdu bin Zam'ah. Anak itu milik suami (yang menikah dengan sah) sedangkan untuk pezina baginya adalah batu (dirajam) ". Kemudian Beliau berkata kepada Saudah binti Zam'ah: "berhijablah (menutup diri) darinya" karena Beliau melihat adanya kemiripan anak tersebut dengan 'Utbah. Maka sejak itu pula ia tidak pernah melihat Saudah hingga meninggal".

bukhari:2540

Telah bercerita kepada kami [Yahya bin Bukair] telah bercerita kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] berkata telah bercerita kepadaku ['Abdur Rahman bin 'Abdullah bin Ka'ab] bahwa ['Abdullah bin Ka'ab] berkata; Aku mendengar [Ka'ab bin Malik radliallahu 'anhu]; Aku berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya untuk melaksanakan taubatu aku berkehendak mengeluarkan seluruh hartaku sebagai shadaqah di jalan Allah dan Rosul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam". Maka Beliau shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Simpanlah sebagian hartamu karena itu lebih baik bagimu". Aku berkata lagi: "Sesungguhnya aku menyimpan hartaku yaitu bagianku yang ada di tanah Khaibar".

bukhari:2552

Telah bercerita kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim bin Katsir] telah bercerita kepada kami [Ibnu 'Ulayyah] telah bercerita kepada kami ['Abdul 'Aziz] dari [Anas radliallahu 'anhu] berkata; Saat tiba di Madinah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak mempunyai pembantu lalu Abu Thalhah menggandeng tanganku untuk menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu dia berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Anas ini adalah seorang anak yang cerdas dan dia siap melayani Tuan". Maka aku melayani Beliau baik saat bepergian maupun muqim (tinggal), dan Beliau tidak pernah berkata kepadaku terhadap apa yang aku lakukan,: "Kenapa kamu berbuat begini begitu" dan tidak pernah juga mengatakan terhadap sesuatu yang tidak aku lakukan,: "Kenapa kamu tidak berbuat begini begitu".

bukhari:2561

Telah bercerita kepada kami [Musaddad] telah bercerita kepada kami ['Abdul Warits] dari [Abu At-Tayyah] dari [Anas radliallahu 'anhu] berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan untuk membangun masjid (Nabawiy) lalu berkata: "Wahai Bani an-Najjar, tentukanlah harganya (juallah) kepadaku kebun-kebun kalian ini". Mereka berkata: "Demi Allah, kami tidak membutuhkan uangnya kecuali kami berikan untuk Allah".

bukhari:2564

Telah bercerita kepada kami [Ishaq] telah bercerita kepada kami ['Abdush Shomad] berkata aku mendengar [bapakku] telah bercerita kepada kami [Abu at-Tayyah] berkata telah bercerita kepadaku [Anas bin Malik radliallahu 'anhu]; Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tiba di Madinah, Beliau memerintahkan untuk membangun masjid (Nabawiy) lalu berkata: "Wahai Bani an-Najjar, tentukanlah harganya (juallah) kepadaku kebun-kebun kalian ini". Mereka berkata: "Demi Allah, kami tidak membutuhkan uangnya akan tetapi kami berikan untuk Allah".

bukhari:2567

Telah bercerita kepada kami [Musaddad] telah bercerita kepada kami ['Abdul Warits] dari [Abu At-Tayyah] dari [Anas bin Malik radliallahu 'anhu]; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai Bani An-Najjar, tentukanlah harganya (juallah) kepadaku kebun-kebun kalian ini". Mereka berkata: "Kami tidak membutuhkan uangnya akan tetapi kami berikan untuk Allah".

bukhari:2571

Telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Sabiq] atau [Al Fadhal bin Ya'qub] darinya telah bercerita kepada kami [Syaiban Abu Mu'awiyah] dari [Firas] berkata; [asy-Sya'biy] berkata telah bercerita kepadaku [Jabir bin 'Abdullah Al Anshoriy radliallahu 'anhuma] bahwa bapaknya mati sebagai syahid pada perang Uhud dan meninggalkan enam anak perempuan serta hutang. Ketika tiba musim panen buah kurma aku menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu aku katakan: "Wahai Rasulullah, sungguh Tuan telah mengetahui bahwa bapakku telah mati syahid pada perang Uhud dan dia meninggalkan hutang yang sangat banyak dan aku suka bila para piutang dapat melihat Tuan. Maka Beliau bersabda: "Pegilah kamu ke kebunmu dan pisahkanlah masing-masing kurma jenis sesuai jenisnya". Maka aku kerjakan lalu aku memanggil Beliau. Ketika mereka melihat Beliau, mereka segera saja mendesakku untuk melunasi hutang pada saat itu juga. Tatkala Beliau melihat apa yang mereka kerjakan, Belia mengelilingi salah satu tempat menebah kurma yang paling besar sebanyak tida kali kemudian duduk di dekatnya lalu berkata: "Panggillah sahabat-sahabatmu". Dan Beliau terus saja menimbang kurma untuk mereka higga akhirnya Allah (dengan izin-Nya) menyelesaikan amanah bapakku dan demi Allah telah ridha dengan terlunaskannya amanah bapakku dan aku pulang kepada saudara-saudara perempuanku tidak membawa sebutir buah kurma pun. Dan demi Allah, tempat menebah kurma masih utuh seperti sebelumnya seolah tidak berkurang satu butirpun buah kurmanya". Berkata Abu 'Abdullah Al Bukhariy: "ughruu bii artinya hiijuw bii (timbul/spontan) sepereti firman Allah "fa aghrainaa bainahul 'adaawata wal baghdhao' (Maka kami tibmbulkan diantara mereka permusuhan dan kebencian)

bukhari:2573

Telah bercerita kepada kami [Ishaq bin Manshur] telah mengabarkan kepada kami ['Affan] telah bercerita kepada kami [Hammam] telah bercerita kepada kami [Muhamad bin Juhadah] berkata telah bercerita kepadaku [Abu Hashin] bahwa [Dzakwan] bercerita kepadanya bahwa [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] bercerita kepadanya, katanya: "Datang seseorang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bertanya: "Tunjukkan kepadaku suatu amal yang dapat menyamai jihad?" Beliau menjawab: "Aku tidak menemukannya ". Beliau melanjutkan: "Apakah kamu sanggup jika seorang mujahid keluar berjihad sedangkan kamu masuk ke dalam masjidmu lalu kamu tegakkan ibadah tanpa henti dan kamu berpuasa tanpa berbuka?" Orang itu berkata: "Mana ada orang yang sanggup berbuat begitu". Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata: "Sesunguhnya kuda seorang mujahid yang dikekang talinya untuk berperang akan ditulis sebagai kebaikan".

bukhari:2577

Telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin Muhammad] telah bercerita kepada kami [Mu'awiyah bin 'Amru] telah bercerita kepada kami [Abu Ishaq] dari [Humaid] berkata aku mendengar [Anas bin Malik radliallahu 'anhu] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada seorang hamba pun yang meninggal dunia, di dimana di sisi Allah dia mendaptkan balasan, yang lebih baik sehingga membuatnya berhasrat untuk kembali lagi ke dunia dan sungguh dia mendapatkan dunia beserta isinya kecuali orang yang mati syahid karena dia melihat keutamaan mati syahid. Sungguh dia menginginkan dapat kembali ke dunia kemudian dia (berperang) dan mati syahid sekali lagi".

bukhari:2586

Masih melalui jalur periwayatan yang sama seperti hadits sebelumnya. Berkata, danaku mendengar [Anas bin Malik radliallahu 'anhu] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Pergi keluar berperang di jalan Allah pada awal (pagi) hari atau pergi keluar berperang pada akhir (siang) hari lebih baik dari pada dunia dan seisinya. Dan sungguh panjang (sehasta) busur panah seorang dari kalian di surga atau tempat (sarung) cambuknya lebih baik dari dunia dan seisinya. Dan seandainya seorang perempuan (bidadari) penduduk surga muncul di tengah penduduk bumi niscaya ia akan menerangi apa yang ada diantara keduanya (cakrawala langit dan bumi) dan arama wanginya akan memenuhi cakrawala itu dan sungguh kerudung yang ada di kepalanya itu lebih baik dari pada dunia dan seisinya".

bukhari:2587

Telah bercerita kepada kami [Hafsh bin 'umar Al Hawdhiy] telah bercerita kepada kami [Hammam] dari [Ishaq] dari [Anas radliallahu 'anhu] berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus tujuh puluh orang dari Bani Sulaim menemui suku Bani Amir sesampainya di sana pamanku berkata kepada mereka; "Aku akan mendahului kalian seandainya mereka mengizinkanku menyampaikan pesan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sementara itu kalian harus berada di dekatku" maka ia pun maju ke depan barisan mereka sementara orang kafir menjamin keselamatannya. Namun ketika ia menyampaikan pesan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, salah seorang dari mereka menikamnya hingga tewas, pamanku berkata; "Allahu Akbar, demi Tuhan Ka'bah aku telah beruntung, setelah itu mereka menyerang pasukan pamanku dan membunuh habis mereka kecuali seorang laki-laki pincang yang melarikan diri ke gunung, Hammam berkata: "Menurutku ada laki-laki lain yuang mampu melarikan diri bersamanya". Kemudiam Malaikat Jibril Alaihis Salam mengabarkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa mereka (utusan yang telah dibunuh) telah berjumpa dengan Robb mereka, Dia ridha kepada mereka dan memberikan kebahagian kepada mereka. (Mereka) berkata,: kami telah membaca: ("Kami telah menyampaikan kepada kaum kami bahwa kami telah berjumpa dengan Robb, Dia ridha terhadap kami dan memberikan kebahagiaan kepada kami "). Lalu (ayat) ini dihapus. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berdo'a selama empa puluh hari (dalam shalat) shubuh mengutuk perkampungan mereka, Dzakwan, Bani Lahyan dan Bani 'Ushoyyah yang telah durhaka kepada Allah dan Rosul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam.

bukhari:2591

Telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Sa'id Al Khuza'iy] telah bercerita kepada kami ['Abdul A'laa] dari [Humaid] berkata; Aku bertanya kepada [Anas]. Dia berkata; dn diriwayatkan pula, telah bercerita kepada kami ['Amru bin Zurarah] telah bercerita kepada kami [Ziyad] berkata telah bercerita kepadaku [Humaid Ath Thowil] dari [Anas radliallahu 'anhu] berkata: "Pamanku, Anas bin an-Nadhar tidak ikut perang badar kemudian dia berkata: "Wahai Rasulullah, aku tidak ikut saat pertama kali Tuan berperang menghadapai Kaum Musyrikin. Seandainya Allah memperkenankan aku dapat berperang melawan Kaum Musyrikin, pasti Allah akan melihat apa yang akan aku lakukan". Ketika terjadi perang Uhud dan Kaum Muslimin ada yang kabur dari medan pertempuran, dia berkata: "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari apa yang dilakukan oleh mereka, yakni para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan aku berlepas diri dari apa yang dilakukan oleh mereka yakni Kaum Musyrikin". Maka dia maju ke medan pertempuran lalu Sa'ad bin Mu'adz menjumpainya. Maka dia berkata kepadanya: "Wahai Sa'ad bin Mu'adz, demi Robbnya an-Nadhar, aku menginginkan surga. Sungguh aku mencium baunya dari balik bukit Uhud ini". Sa'ad berkata: "Wahai Rasulullah, aku tidak sanggup untuk menggambarkan apa yang dialaminya". Anas berkata: "Kemudian kami temukan dia dengan luka tidak kurang dari delapan puluh sabetan pedang atau tikaman tombak atau terkena lemparan panah dan kami menemukannya sudah dalam keadaan terbunuh dimana Kaum Musrikin telah mencabik-cabik jasadnya sehingga tidak ada satupun orang yang mengenalinya kecuali saudara perempuannya yang mengenali jarinya". Anas berkata: "Kami mengira atau berpedapat bahwa ayat ini turun berkenaan dengan dia dan orang yang serupa dengan dia. ("Dan diantara Kaum Mu'minin ada orang-orang yang membuktikan janji mereka kepada Allah") sampai akhir ayat QS al-Ahzab 23. Dan Anas berkata: "Bahwa saudaranya yang dipangil dengan ar-Rubbai' pernah memecahkan gigi seri seorang wanita lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan agar dilaksanakan hukum balas (qishosh). Maka Anas berkata; "Demi Dzat Yang mengutus Tuan dengan haq, janganlah dibalas dengan mematahkan gigi serinya". Akhirnya mereka setuju dengan pembayaran tembusan dan membatalkan qishosh. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya diantara hamba-hamba Allah ada hamba yang bila bersumpah atas nama Allah pasti akan dilaksanakannya".

bukhari:2595

Telah bercerita kepada kami [Sulaiman bin Harb] telah bercerita kepada kami [Syu'bah] dari ['Amru] dari [Abu Wa'il] dari [Abu Musa radliallahu 'anhu] berkata; Datang seorang laki-laki kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkata: "Seseorang berperang untuk mendapatkan ghanimah, seseorang yang lain agar menjadi terkenal dan seseorang yang lain lagi untuk dilihat kedudukannya, manakah yang disebut fii sabilillah?" Maka Beliau bersabda: "Siapa yang berperang untuk meninggikan kalimat Allah dialah yang disebut fii sabilillah".

bukhari:2599

Telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Salam] telah mengabarkan kepada kami ['Abdah] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [bapaknya] dari ['Aisyah radliallahu 'anha] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika kembali dari peperangan Khandaq dan meletakkan senjata lalu mandi, Beliau didatangi oleh Malaikat Jibril dalam keadaan kepalanya dipenuhi dengan debu lalu berkata: "Engkau telah meletakkan senjata? Sungguh, demi Allah, aku belum meletakkannya". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Kemana lagi?" Jibril berkata: "Itu dia disana". Sambil memberi isyarat ke kampung Bani Quraizhoh. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun keluar untuk menghadapi mereka.

bukhari:2602

Telah bercerita kepada kami [Shadaqah bin Al Fadhl] berkata telah mengabarkan kepada kami [Ibnu 'Uyainah] berkata aku mendengar [Muhammad bin Al Munkadir] bahwa dia mendengar [Jabir] berkata; "Jasad bapakku yang telah tercabik-cabik dibawa kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu diletakkan di hadapan Beliau. Lalu aku pergi untuk menyingkap wajahnya namun kaumku melarangku, Kemudian aku mendengar suara teriakan, yang ternyata putrinya 'Amru atau saudara perempuan 'Amru. Maka Beliau berkata: "Mengapa kamu menangis?" atau: "Janganlah kamu menangis. Sungguh para Malaikat senantiasa terus menaunginya dengan sayap-sayap mereka". Aku bertanya kepada Shadaqah: "Apakah selagi ada disitu hingga diangkat?" Dia menjawab: Sepertinya seperti itu yang Beliau katakan".

bukhari:2605

Telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah bercerita kepada kami [Ghundar] telah bercerita kepada kami [Syu'bah] berkata aku mendengar [Qatadah] berkata aku mendengar [Anas bin Malik radliallahu 'anhu] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak seorangpun yang masuk surga namun dia suka untuk kembali ke dunia, karena menurutnya di dunia tidak ada yang bernilai sedikit pun, kecuali orang yang mati syahid dimana dia berkeinginan untuk kembali ke dunia kemudian berperang lalu terbunuh hingga sepuluh kali karena dia melihat keistimewaan karamah (mati syahid).

bukhari:2606

Telah bercerita kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhriy] berkata telah bercerita kepadaku ['Umar bin Muhammad bin Jubair bin Muth'im] bahwa [Muhammad bin Jubair] berkata telah bercerita kepadaku [Jubair bin Muth'im] bahwa dia ketika berjalan bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beserta orang-orang dalam rambongan pasukan yang baru kembali dari Hunain, datang orang-orang menemui dan meminta kepada Beliau hingga menyudutkan Beliau ke pohon berduri sementara selendang (kain) Beliau terjatuh. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tertahan lalu bersabda: "Berikan selendangku (kainku). Seandainya aku memiliki banyak pohon berduri ini sebagai harta maka aku akan bagikan kepada kalian lalu kalian tidak akan mendapati aku sebagai orang yang pelit, dusta atau pengecut".

bukhari:2609

Telah bercerita kepada kami [Musa bin Isma'il] telah bercerita kepada kami [Abu 'Awanah] telah bercerita kepada kami ['Abdul Malik bin 'Umair] aku mendengar ['Amru bin Maimun Al Audiy] berkata; adalah [Sa'ad] biasa mengajarkan anak-anaknya kalimat-kalimat (bacaan do'a) sebagaimana seorang guru mengajarkan anak-anak kecil menulis dan berkata; "Sesungghnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berlindung dengan membaca kalimat-kalimat tersebut pada akhir shalat (yaitu): "ALLAHUMMA INNII A'UUDZU BIKA MINAL JUBNI WA A'UUDZU BIKA AN URADDA ILAA ARDZALIL 'UMURI WA A'UDZU BIKA MIN FITNATID DUNYA WA A'UUDZU BIKA MIN 'ADZAABIL QOBRI" ("Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari sikap pengecut dan aku berlindung kepada-Mu dari dikembalikan kepada serendah-rendahnya usia (pikun) dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah dunia dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa qubur") Lalu aku ceritakan hal ini kepada [Mush'ab] dan dia membenarkannya.

bukhari:2610

Telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah terawa terhadap dua orang dimana yang satu membunuh yang lainnya namun keduanya masuk surga. Yang satu berperang di jalan Allah hingga terbunuh. Kemudian Allah menerima taubat orang yang membunuhnya lalu diapun (berperang) hingga mati syahid".

bukhari:2614

Telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin Muhammad] telah bercerita kepada kami [Mu'awiyah bin 'Amru] telah bercerita kepada kami [Abu Ishaq] dari [Humaid] berkata aku mendengar [Anas radliallahu 'anhu] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berangkat menuju Khandaq (parit) yang sedang digali oleh orang-orang Muhajirin dan Anshar di waktu pagi yang sangat dingin, sementara tidak ada hamba sahaya yang bekerja seperti itu untuk mereka. Ketika Beliau melihat apa yang dialami oleh mereka berupa kelelahan dan kelaparan, Beliau bersya'ir: "Allahumma ya Allah, sesungguhnya kehidupan (yang sebenarnya) adalah kehidupan di akhirat. Maka itu ampunilah Kaum Anshor dan Muhajirin". Maka para sahabat membalasnya dengan bersya'ir pula: "Kami adalah orang-orang yang telah berbai'at kepada Muhammad. Untuk terus berjihad selagi kami hidup".

bukhari:2622

Telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin Maslamah] telah bercerita kepada kami [Malik] dari [Nafi'] dari ['Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhuma] berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seekor kuda (yang digunakan untuk fii sabilillah), pada ubun-ubunnya akan terus ada (mendatangkan) kebaikan hingga hari qiyamat".

bukhari:2637

Telah bercerita kepada kami [Hafsh bin 'Umar] telah bercerita kepada kami [Syu'bah] dari [Hushain] dan [Ibnu Abi As-Safar] dari [Asy-Sya'biy] dari ['Urwah bin Al Ja'di] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seekor kuda (yang digunakan untuk fii sabilillah) terikat pada ubun-ubunnya kebaikan hingga hari qiyamat". [Sulaiman] berkata dari [Syu'bah] dari ['Urwah bin Abi Al Ja'di]. Hadits ini ditelusuri pula oleh [Musaddad] dari [Husyaim] dari [Hushain] dari [Asy-Sya'biy] dari ['Urwah bin Al Ja'di].

bukhari:2638

Telah bercerita kepada kami [Abu Nu'aim] telah bercerita kepada kami [Zakariya'] dari ['Amir] telah bercerita kepada kami ['Urwah Al Bariqiy] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seekor kuda (yang digunakan untuk fii sabilillah) terikat pada ubun-ubunnya kebaikan hingga hari qiyamat, berupa kebaikan pahala dan ghonimah (harta rampasan perang) ".

bukhari:2640

Telah bercerita kepada kami [Muslim] telah bercerita kepada kami [Abu 'Aqil] telah bercerita kepada kami [Abu Al Mutawakkil An-Najiy] berkata; Aku menemui [Jabir bin 'Abdullah Al Anshoriy] lalu aku katakan kepadanya: "Ceritakanlah kepadaku apa yang kamu dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam". Dia berkata: "Aku pernah bepergian bersama Beliau dalam suatu perjalanan safar yang Beliau lakukan". Abu 'Aqil berkata: "Aku tidak tahu apakah perjalanan untuk peperangan atau 'umrah"."Setelah kami hampir akan kembali, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang ingin bersegera menemui keluarganya silakan". Jabir berkata: "Maka kami kembali dimana aku mengendarai untaku yang warnanya merah kehitaman dan sangat lambat. Sementara itu orang-orang ada di belakangku. Ketika dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menghampiriku dan bersabda kepadaku: "Wahai Jabir, berhentilah sebentar". Lalu Beliau mecambuk untaku dengan cemeti sekali cambuk, hingga untaku melompat dari posisinya. Kemudian Beliau berkata: "Apakah kamu akan menjual unta ini?" Aku jawab: "Iya". Setelah kami sampai di Madinah dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memasuki masjid di tengah-tengah kerumunan para sahabat dan akupun masuk mengikuti Beliau dan aku telah mengikat unta di tempat penambatannya maka aku berkata kepada Beliau: "Ini unta Tuan". Maka Beliau keluar lalu menuntun unta itu seraya berkata: "Unta ini adalah unta kita". Lalu Beliau mengirim beberapa awaq (mata uang) berupa emas dan berkata: "Berikan emas ini kepada Jabir". Kemudian Beliau berkata: "Apakah kamu sudah menerima uang penjualannya? Aku katakan: 'Ya, sudah". Lalu Beliau berkata: "Uang itu dan unta buat kamu".

bukhari:2649

Telah bercerita kepada kami [Qabishah] telah bercerita kepada kami [Sufyan] dari ['Ubaidullah] dari [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma] berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memacu kuda pacuan dari Al Hafya' hingga Tsaniyatul Wada' dan memacu kuda yang bukan kuda pacuan dari Tsaniyatul Wada' hingga masjid Bani Zurai'. Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma: "Aku termasuk orang yang ikut dalam pacuan kuda itu". Berkata ['Abdullah] telah bercerita kepada kami [Sufyan] berkata telah bercerita kepadaku ['Ubaidullah], berkata [Sufyan]: "Jarak antara Al Hafya' ke Tsaniyatul Wada' antara lima atau enam mil sedangkan jarak antara Tsaniyatul Wada' ke masjid Bani Zurai' satu mil".

bukhari:2656

Telah bercerita kepada kami [Ahmad bin Yunus] telah bercerita kepada kami [Al Laits] dari [Nafi'] dari ['Abdullah radliallahu 'anhuma] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berlomba pacuan kuda dengan kuda yang tidak disiapkan sebagai kuda pacuan yang jaraknya antara Tsaniyatul Wada' sampai ke masjid Bani Zurai'. Dan 'Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhuma termasuk orang yang ikut dalam pacuan tersebut. Abu 'Abdullah Al Bukhariy berkata: "amadan artinya ghooyatan (batas akhir) ", seperti firman Allah QS al-Hadid ayat 16 yang artinya: ("Maka berlalulah masa yang panjang atas mereka").

bukhari:2657

Telah bercerita kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] telah bercerita kepada kami [Bisyir bin Al Mufadhdhal] telah bercerita kepada kami [Khalid bin Dzakwan] dari [Ar-Rubayyi' binti Mu'awwidz] berkata: "Kami ikut bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam (dalam peperangan) dimana kami memberi minum pasukan, mengobati yang terluka dan membawa pulang yang gugur ke Madinah".

bukhari:2669

Telah bercerita kepada kami [Musaddad] telah bercerita kepada kami [Bisyir bin Al Mufadhdhal] dari [Khalid bin Dzakwan] dari [Ar-Rubayyi' binti Mu'awwidz] berkata: "Kami ikut berperang bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dimana kami memberi minum pasukan, melayani mereka dan membawa pulang yang terluka dan yang gugur ke Madinah".

bukhari:2670

Telah bercerita kepada kami ['Abdul 'Aziz bin 'Abdullah] telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Ja'far] dari ['Amru bin Abi 'Amru] mantan budak (yang telah dimerdekakan oleh) Al Muthallib bin Hanthab bahwa dia mendengar [Anas bin Malik radliallahu 'anhu] berkata: "Aku keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menuju Khaibar dimana aku melayani Beliau. Ketika Beliau kembali pulang dan sampai di dekat gunung Uhud, Beliau bersabda: "Gunung ini mencintai kita dan kitapun mencintainya". Kemudian Beliau memberi isyarat dengan tangan Beliau ke arah Madinah seraya bersabda: "Ya Allah sungguh aku mensucikan apa yang ada diantara dua bukit hitam ini (maksudnya Madinah) sebagaimana Nabi Ibrahim Alaihis Salam mensucikan Makkah. Ya Allah berilah berkah kepada kami dalam takaran sho' dan mud kami".

bukhari:2675

Telah bercerita kepada kami [Ishaq bin Nashr] telah bercerita kepada kami ['Abdur Rozzaq] dari [Ma'mar] dari [Hammam] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pada setiap ruas tulang ada kewajiban shadaqah. Setiap hari dimana seseorang terbantu dengan tunggangannya yang mengangkat atau mengangkut barang-barangnya di atasnya adalah shadaqah. Ucapan yang baik adalah shadaqah dan setiap langkah yang dilakukan seseorang menuju shalat adalah shadaqah dan orang yang menunjuki jalan adalah shadaqah".

bukhari:2677

Telah bercerita kepada kami [Qutaibah] telah bercerita kepada kami [Ya'qub] dari ['Amru] dari [Anas bin Malik radliallahu 'anhu] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada Abu Thalhah: "Carilah seorang ghulam (anak kecil sebagai pelayan) dari ghulam milikmu untuk melayaniku selama keberangkatan ke Khaibar. Maka Abu Thalhah keluar bersamaku dengan memboncengku. Saat itu aku adalah seorang anak kecil yang hampir baligh. Aku melayani Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saat Beliau singgah dan aku selalu mendengar Beliau banyak berdo'a: "ALLAHUMMA INNI A'UUDZU BIKA MINAL 'AJZI WAL KASALI WAL BUKHLI WAL JUBNI WA DLAL'ID DAINI WA GHALABATIR RIJAAL" (Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari (sifat) gelisah, sedih, lemah, malas, kikir, pengecut, terlilit hutang dan dari keganasan orang"). Kemudian kami sampai di Khaibar. Ketika Allah membukakan kemenangan kepada Beliau pada peperangan itu, diceritakan kepada Beliau tentang kecantikan Shofiyah binti Huyay bin Akhthab yang suaminya telah terbunuh dan dia menjanda. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memilihnya untuk diri Beliau sendiri (sebagai tawanan) lalu Beliau berangkat bersamanya hingga ketika kami tiba di Saddal Shohbaa', dia beristirahat lalu Beliau membuatkan baginya tempat (kemah) lalu membuat makanan terbuat dari kurma dalam wajan kecil kemudian Beliau berkata: "Beri tahu orang-orang yang ada di sekitarmu". Dan itulah walimah (resepsi pernikahan) Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan Shofiyah. Kemudian kami berangkat menuju Madinah. Anas radliallahu 'anhu berkata: "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meletakkan Shofiyah di belakang unta tunggangan Beliau dimana Beliau duduk di atasnya dan meletakkan lutut Beliau sedemikian rupa sehingga Shofiyah bisa meletakkan kakinya di atas lutut Beliau kemudian berjalan mengendarainya. Maka kami terus berjalan hingga ketika kami hampir tiba di Madinah, Beliau memandang ke bukit Uhud seraya berdo'a: "Ini adalah gunung yang mencintai kita dan kita pun mencintainya". Kemudian Beliau memandang ke arah Madinah lalu berdo'a: "Ya Allah sungguh aku mensucikan kota yang terletak di antara dua bukit hitam ini (Madinah) sebagaimana Ibrahim AS mensucikan Makkah. Ya Allah, berikanlah barakah kepada mereka (penduduk Madinah) dalam takaran mud dan sho' mereka".

bukhari:2679

Telah bercerita kepada kami [Abu An Nu'man] telah bercerita kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Yahya] dari [Muhammad bin Yahya bin Hibban] dari [Anas bin Malik radliallahu 'anhu] berkata [Ummu Haram] telah bercerita kepadaku bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada suatu hari pernah berkata di rumahnya dimana Beliau terbangun lalu tertawa. Maka dia bertanya: "Wahai Rasulullah, apa yang membuat Tuan tertawa,?" Maka Beliau bersabda: "Aku kagum dengan sekelompok kaum dari umatku dimana mereka sebagai pasukan yang mengarungi lautan bagaikan raja-raja di atas singgasana". Maka aku berkata: "Wahai Rasulullah, berdo'alah kepada Allah agar Dia menjdikan aku termasuk dari mereka". Maka Beliau bersabda: "Kamu orang yang termasuk diantara mereka". Kemudian Beliau tertidur lalu bangun sambil tertawa. Dan Beliau berkata sebagaimana perkataan yang tadi sebanyak dua atau tiga kali. Akupun kembali berkata: "Berdo'alah kepada Allah agar Dia menjadikan aku termasuk dari mereka". Maka Beliau bersabda: "Kamu akan menjadi orang-orang yang pertama". Kemudian Ummu Haram dinikahi oleh 'Ubadah bin Ash-Shomit lalu di kemudian hari dia berangkat dalam suatu peperangan bersamanya. Ketika kembali ke daratan dia (Ummu Haram) mendekati hewan tunggangan untuk dikendarainya namun ia terjatuh dan hewan itu menginjak lehernya (hingga meninggal dunia).

bukhari:2680

Telah bercerita kepada kami [Qutaibah] telah bercerita kepada kami [Ya'qub bin 'Abdur Rahman] dari [Abu Hazim] dari [Sahal bin Sa'ad As-Sa'idiy radliallahu 'anhu] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berhadapan dengan Kaum Musyrikin lalu saling berperang. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bergabung dengan bala tentara Beliau dan musuhnya pun bergabung kepada bala tentara mereka, ada di antara sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seorang yang ditemukan dalam keadaan sendirian terluka sangat parah dan terbunuh oleh pedang. Lalu setelah itu ada yang berkata: "Hari ini tidak ada seorangpun di antara kita yang mendapat ganjaran pahala sebagaimana yang didapat fulan ini". Namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ketahuilah sungguh dia termasuk dari golongan ahlu neraka". Lalu ada seseorang lak-laki di tengah orang banyak menimpal; "Aku ada bersama orang itu, laki-laki itu bercerita bahwa ia pergi bersama fulan, hingga apabila dia berhenti diapun ikut berhenti dan apabila dia maju menyerang iapun ikut menyerang, laki-laki itu berkata; "lalu fulan tersebut terluka sangat parah sehingga mengantarkannya hampir kepada kematian. Lalu laki-laki itu meletakkan pedangnya di tanah dan ujung pedangnya diletakkah diantara dua dadanya lalu dia membunuh dirinya sendiri". Maka orang yang bersamanya tadi pergi menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkata: "Aku bersaksi bahwa Tuan adalah benar-benar utusan Allah". Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Kenapa kamu berkata begitu?" Orang ini menjawab: "Karena fulan yang Tuan sebutkan tadi benar-benar dia penghuni neraka". Maka orang-orang kaget mendengar ucapannya itu. Aku katakan: "Aku menjadi saksinya. Aku telah keluar bersamanya dimana aku mencarinya kemudian aku dapatkan dia dalam keadaan luka parah hampir menemui ajalnya lalu dia meletakkan pedangnya di tanah dan ujung pedangnya diletakkah diantara dua dadanya lalu dia membunuh dirinya sendiri. Maka pada kesempatan itu juga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya ada seseorang yang mengamalkan amalan ahlu surga berdasarkan yang nampak oleh manusia padahal dia adalah dari golongan ahlu neraka. Dan ada seseorang yang mengamalkan amalan ahlu neraka berdasarkan yang nampak oleh manusia padahal dia adalah dari golongan ahlu surga".

bukhari:2683

Telah bercerita kepada kami [Ibrahim bin Musa] telah mengabarkan kepada kami [Hisyam] dari [Ma'mar] dari [Az Zuhriy] dari [Ibnu Musayyab] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] berkata; Ketika para budak Habasyah sedang bermain menunjukkan kebolehannya menggunakan alat perang mereka di hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tiba-tiba 'Umar masuk lalu mengambil kerikil kemudian melemparkannya kepada mereka. Maka Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Biarkanlah mereka wahai 'Umar". ['Ali] menambahkan, telah bercerita kepada kami ['Abdur Rozzaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar]: "(Mereka bermain) di dalam masjid"

bukhari:2686

Telah bercerita kepada kami [Ahmad bin Muhammad] telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Al Auza'iy] dari [Ishaq bin 'Abdullah bin Abi Thalhah] dari [Anas bin Malik radliallahu 'anhu] berkata; Abu Thalhah pernah bertameng bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam satu perisai. Abu Thalhah adalah seorang yang ahli memanah. Apabila dia memanah, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memperhatikan dan melihat ke tempat sasaran anak panah itu.

bukhari:2687

Telah bercerita kepada kami [Sa'id bin 'Ufair] telah bercerita kepada kami [Ya'qub bin 'Abdur Rahman] dari [Abu Hazim] dari [Sahal] berkata; Ketika topi baja di atas kepala Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pecah dan wajah Beliau berlumuran darah serta gigi geraham Beliau pecah, 'Ali hilir mudik membawakan air dengan perisai sebagai wadahnya. Adalah Fathimah tatkala melihat darah terus mengalir semakin banyak dalam air basuhan dia mengambil tikar lalu membakarnya (sampai menjadi debu) kemudian menempelkannya pada luka Beliau hingga darah berhenti mengalir.

bukhari:2688

Telah bercerita kepada kami [Musa bin Isma'il] telah bercerita kepada kami [Wuhaib] telah bercerita kepada kami [Ibnu Thowus] dari [bapaknya] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Perumpamaan bakhil (orang yang pelit bershadaqah) dengan mutashoddiq (orang yang suka bershadaqah) seperti dua orang yang masing-masing mengenakan baju jubah terbuat dari besi yang terpotong bagian lengannya hingga tulang selangka keduanya. Setiap kali mutashoddiq hendak bershadaqah maka bajunya akan melonggar dan akhirnya menutupi sampai kepada ujung kakinya. Dan setiap orang yang bakhil hendak bershadaqah maka baju besinya akan menyempit sehingga menempel ketat pada pemakainya dan ketika dia mencoba untuk melonggarkannya maka tangannya menjadi terangkat sampai ke tulang selangkanya". Maka dia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Maka dia berusaha untuk melonggarkannya namun tidak bisa".

bukhari:2701

Telah bercerita kepada kami [Abu Al Walid] telah bercerita kepada kami [Hammam] dari [Qatadah] dari [Anas]. Dan diriwayatkan pula, telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Sinan] telah bercerita kepada kami [Hammam] dari [Qatadah] dari [Anas radliallahu 'anhu] bahwa 'Abdur Rahman bin 'Auf dan Az Zubair mengadu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, yakni tentang penyakit kutu (gatal) yang diderita keduanya. Maka Beliau memberi keringanan untuk menggunakan baju yang terbuat dari sutera. Kemudian aku melihat baju sutera itu dipakai oleh keduanya dalam suatu peperangan.

bukhari:2704

Telah bercerita kepada kami ['Abdul 'Aziz bin 'Abdullah] berkata telah bercerita kepadaku [Ibrahim bin Sa'ad] dari [Ibnu Syihab] dari [Ja'far bin 'Amru bin Umayyah Adh Dhomriy] dari [bapaknya] berkata: "Aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memakan daging paha depan (kambing) yang langsung dipotong darinya, kemudian dikumandangkan seruan shalat maka Beliau shalat tanpa berwudhu' lagi". Telah bercerita kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhriy], dan dia menambahkan: "Lalu beliau melemparkan pisaunya (kepada Beliau shallallahu 'alaihi wasallam)."

bukhari:2706

Telah bercerita kepada kami ['Amru bin Khalid Al Harraoniy] telah bercerita kepada kami [Zuhair] telah bercerita kepada kami [Abu Ishaq] berkata aku mendengar [Al Bara' radliallahu 'anhu] saat ada seseorang yang bertanya kepadanya: "Apakah kalian kabur, wahai Abu 'Umarah, pada peperangan Hunain?" Dia berkata: "Tidak, demi Allah. Tidaklah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kabur dari perang akan tetapi yang kabur adalah orang-orang yang baru saja masuk Islam dari sahabat-sahabat Beliau dan orang-orang yang takut karena tidak memiliki tameng dan senjata lalu datang kepada mereka kaum yang ahli memanah yaitu pasukan suku Hawazin dan Bani Nashr dimana setiap kali mereka akan melepaskan anak panah lalu membidik sasaran hampir tidak pernah meleset. Dan kemudian mereka mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang saat itu tetap berada diatas baghol Beliau yang berwarna putih sementara putra paman Beliau, Abu Sufyan bin Al Harits bin 'Abdul Muthallib, menuntun baghol tersebut lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam terjun berperang hingga mendapat kemenangan seraya bersya'ir: "Aku adalah seorang Nabi yang tidak berdusta dan aku adalah anak dari 'Abdul Muthallib". Kemudian Beliau mengatur barisan perang sahabat-sahabat Beliau.

bukhari:2713

Telah bercerita kepada kami [Ishaq] telah mengabarkan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] telah bercerita kepada kami [putra dari saudaraku Ibnu Syihab] dari [pamannya] berkata telah bercerita kepadaku ['Ubaidullah bin 'Abdullah bin 'Utbah bin Mas'ud] bahwa ['Abdullah bin 'Abbas radliallahu 'anhuma] mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menulis surat kepada Qaishar (Raja Romawi/Heraklius) yang dalam isinya Beliau bersabda: "Jika kamu enggan (masuk Islam) maka kamu menanggung dosa bangsa Al Arisiyyiin (Erapa) "

bukhari:2719

Telah bercerita kepada kami ['Ali bin Al Ja'di] telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] berkata aku mendengar [Anas radliallahu 'anhu] berkata; Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam hendak menulis surat kepada (raja) Romawi dikatakan kepada Beliau bahwa mereka tidak membaca tulisan kecuali bila berstempel. Maka Beliau mengambil stempel terbuat dari perak. Sungguh aku seakan melihat cahaya putih pada tangan Beliau. Lalu Beliau memberi tanda yang bertuliskan Muhammad Rasulullah."

bukhari:2721

Telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah bercerita kepada kami [Al Laits] berkata telah bercerita kepadaku ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] berkata telah bercerita kepadaku ['Ubaidullah bin 'Abdullah bin 'Uqbah] bahwa ['Abdullah bin 'Abbas] mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus orang yang membawa surat Beliau kepada Kisra (Raja Persia) lalu dia memerintahkan agar memberikannya kepada pembesar negeri Bahrain dan kemudian pembesar negeri Bahrain pun memerintahkan agar memberikannya kembali kepada Kisra. Setelah membacanya, lalu Kisra membakarnya. Aku menduga bahwa Sa'id bin Al Musayyab berkata: "Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berdo'a agar Allah mengoyak-oyak (kerajaan mereka) sehancur-hancurnya".

bukhari:2722

Telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin Maslamah Al Qo'nabiy] telah bercerita kepada kami ['Abdul 'Aziz bin Abi Hazim] dari [bapaknya] dari [Sahal bin Sa'ad radliallahu 'anhu] dia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda pada saat perang Khaibar: "Sungguh bendera perang ini akan aku berikan kepada seseorang yang Allah akan memenangkan peperangan ini lewat tangannya". Maka orang-orang berdiri sambil berharap siapa di antara mereka yang akan diberikan. Keesokan harinya setiap orang dari mereka berharap diberikan kepercayaan itu. Kemudian Beliau berkata: "Mana 'Ali?" Dijawab: "Dia sedang sakit kedua matanya". Maka Beliau memerintahkan agar memanggilnya. (Setelah 'Ali datang) Beliau meludahi kedua matanya hingga sembuh seakan-akan belum pernah terkena penyakit sedikitpun. Lalu Beliau bersabda: "Kita perangi mereka hingga mereka menjadi seperti kita (Muslim) ". Beliau melanjutkan: "Melangkahlah ke depan hingga kamu memasuki tempat tinggal mereka lalu serulah mereka ke dalam Islam dan beritahu kepada mereka tentang apa yang diwajibkan atas mereka. Demi Allah, bila ada satu orang saja yang mendapat petunjuk melalui dirimu maka itu lebih baik bagimu dari pada unta-unta merah (yang paling bagus) ".

bukhari:2724

Telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Humaid] dari [Anas radliallahu 'anhu] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berangkat menuju Khaibar dan Beliau mendatanginya di malam hari. Dan Beliau apabila mendatangi suatu kaum di malam hari Beliau tidak langsung menyerang mereka hingga menunggu datangnya waktu shubuh. Ketika tiba waktu shubuh, orang-orang Yahudi keluar dengan membawa sekop-sekop dan keranjang mereka. Tatkala melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, mereka berkata: "Muhammad. Demi Allah Muhammad dan pasukannya". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allahu Akbar, hancurlah Khaibar. Sesungguhnya kami apabila mendatangi perkampungan suatu kaum, maka amat buruklah pagi hari yang dialami orang-orang yang diperingatkan tersebut".

bukhari:2726

Telah bercerita kepada kami [Al Makkiy bin Ibrahim] telah bercerita kepada kami [Yazid bin Abi 'Ubaid] dari [Salamah radliallahu 'anhu] berkata; "Aku berbai'at kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam (pada peristiwa Hudaibiyah) kemudian aku berpindah kepada naungan pohon. Ketika orang-orang sudah agak longgar, Beliau berkata: "Wahai Ibnu Al Akwa' (Salamah), tidakkah kamu berbai'at?" Aku berkata: "Aku sudah berbai'at, wahai Rasulullah". Beliau berkata: "Bai'at lagi". Maka kemudian aku berbai'at untuk kali kedua. Lalu aku (Yazid) bertanya kepadanya: "Wahai Abu Muslim, untuk apakah kalian berbai'at pada saat itu?" Dia berkata: "Untuk mati".

bukhari:2740

Telah bercerita kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami [Jarir] dari [Al Mughirah] dari [Asy-Sya'biy] dari [Jabir bin 'Abdullah radliallahu 'anhuma] berkata; Aku ikut berperang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu Beliau menemuiku saat aku sedang menunggang unta milik kami yang sudah sangat lemah hampir tidak sanggup berjalan. Beliau bertanya kepadaku: "Ada apa dengan untamu?" Jabir berkata; Aku jawab: "Kelelahan". Jabir berkata: Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berbalik ke belakang lalu menuntun unta itu dan mendo'akannya. Beliau terus saja berada di dekat unta hingga unta itu berjalan mendahului lalu Beliau bertanya kepadaku: "Bagaimana pendapatmu tentang untamu sekarang?" Dia berkata: Aku jawab: "Bagus, dia telah mendapatkan barakah Tuan". Beliau berkata: "Apakah kamu mau menjuanya kepadaku?" Jabir berkata: "Aku malu, karena tidak ada lagi unta yang kami miliki selain itu". Jabir berkata: "Aku katakan: "Ya". Beliau berkata: "Juallah untamu kepadaku". Maka aku jual unta itu kepada Beliau dengan ketentuan saya boleh tetap menungganginya sampai di Madinah. Jabir berkata: Aku katakan: "Wahai Rasulullah, aku mau nikah". Lalu aku meminta izin kepada Beliau dan Beliau mengizinkan aku". Lalu aku mendahului orang-orang menuju Madinah hingga ketika aku sudah sampai di Madinah aku menemui pamanku (saudara laki-laki ibu) lalu dia bertanya kepadaku tentang unta maka aku beritahu apa yang sudah aku lakukan dengan unta tersebut dan dia mencelaku". Jabir berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadaku ketika aku meminta izin untuk menikah: "Kamu menikahi seorang gadis atau janda?" Aku jawab; "Aku menikahi seorang janda". Beliau berkata: "Mengapa kamu tidak menikahi gadis sehingga kau dapat bercengkerama dengannya dan diapun dapat bercengkerama dengan kamu". Aku katakan: "Wahai Rasulullah, bapakku telah meninggal dunia atau mati syahid dan aku memiliki saudara-saudara perempuan yang masih kecil-kecil dan aku khawatir bila aku menikahi gadis yang usianya sebaya dengan mereka dia tidak dapat membimbing mereka dan tidak dapat bersikap tegas terhadap mereka hingga akhirnya aku menikahi seorang janda agar dia dapat bersikap tegas dan membimbing mereka". Jabir berkata: "Setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sudah sampai di Madinah aku segera menemui Beliau dengan menyerahkan unta dan Beliau memberiku uang penjualan unta tersebut namun Beliau juga mengembalikan unta tersebut kepadaku". Al Mughirah berkata: "Ini merupakan ketentuan kita yang baik dan kami memandangnya tidak ada masalah".

bukhari:2745

Telah bercerita kepada kami ['Ubaid bin ISma'il] telah bercerita kepada kami [Abu Usamah] dari [Hisyam] berkata telah bercerita kepadaku [bapakku] dan juga telah bercerita kepadaku [Fathimah] dari [Asma' radliallahu 'anha] berkata: "Aku menyiapkan bekal perjalanan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di rumah Abu Bakar ketika Beliau hendak melakukan hijrah ke Madinah". Dia berkata: "Dan kami tidak mendapatkan kain untuk mengikat bekal makanan dan minum Beliau. Lalu aku katakan kepada Abu Bakar: "Demi Allah, aku tidak mendapatkan sesuatu untuk mengikat perbekalan tersebut kecuali kain ikat pinggangku". Abu Bakar berkata: "Kalau begitu kamu potong dua kain ikat pinggangmu itu dimana yang sepotong kamu gunakan untuk mengikat (wadah) air dan yang sepotong lagi untuk mengikat bekal makanan". Maka kemudian aku melaksanakannya". Karena peristiwa itu kemudian (Asma radliallahu 'anha) dipanggil dengan julukan Dzaatun Nathaqoin (Pemilik dua potong kain ikat pinggang)

bukhari:2757

Telah bercerita kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari ['Amru] berkata telah bercerita kepadaku ['Atha'] dia mendengar [Jabir bin 'Abdullah radliallahu 'anhuma] berkata: "Kami membawa bekal berupa daging-daging hewan qurban pada zaman Nabi shallallahu 'alaihi wasallam (ketika berhijrah) ke Madinah".

bukhari:2758

Telah bercerita kepada kami [Yahya bin Bukair] telah bercerita kepada kami [Al Laits] berkata [Yunus] telah mengabarkan kepadaku [Nafi'] dari ['Abdullah radliallahu 'anhu] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang pada Hari Penaklukan dari ujung Makkah dengan menunggang hewan tunggangannya dengan membonceng Usamah bin Zaid dan bersama Beliau ada Bilal, 'Utsman bin Thalhah sekembalinya dari Al Hajbah (juru kunci dan pengurus Ka'bah) kemudian Belia menyuruh untanya berlutut di depan masjid, lalu Beliau memerintahkan agar membawakan kunci Baitullah (Ka'bah) kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membukanya lalu masuk bersama Usamah dan Bilal serta 'Utsman. Beliau berada didalamnya sepanjang siang itu lalu keluar. Maka orang-orang berebut untuk dapat masuk dan 'Abdullah bin 'Umar adalah orang yang pertama masuk dari mereka lalu dia mendapatkan Bilal di balik pintu sedang berdiri maka dia menanyakannya dimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan shalat. Maka Bilal memberi isyarat ke suatu tempat dimana Beliau shalat". 'Abdullah berkata: "Aku lupa bertanya kepada Bilal berapa raka'at Beliau melaksanakan shalat di dalam Ka'bah".

bukhari:2766

Telah bercerita kepadaku [Ishaq] telah mengabarkan kepada kami ['Abdur Rozzaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Hammam] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Setiap ruas tulang pada manusia wajib atasnya shadaqah dan setiap hari terbitnya matahari seseorang yang mendamaikan antara dua orang yang bertikai adalah shadaqah dan menolong seseorang untuk menaiki hewan tunggangannya lalu mengangkat barang-barangnya ke atas hewan tungganyannya adalah shadaqah dan ucapan yang baik adalah shadaqah dan setiap langkah yang dijalankan munuju shalat adalah shadaqah dan menyingkirkan sesuatu yang bisa menyakiti atau menghalngi orang dari jalan adalah shadaqah".

bukhari:2767

Telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Nafi'] dari ['Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhuma] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang bepergian dengan membawa Al Qur'an ke negeri musuh.

bukhari:2768

Telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin Muhammad] telah bercerita kepada kami [Sufyan] dari [Ayyub] dari [Muhammad] dari [Anas radliallahu 'anhu] berkata Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi Khaibar pada waktu shubuh dimana penduduk Khaibar sedang keluar dengan membawa alat bertani (cangkul, sekop dhl) diatas leher (pundak-pundak) mereka. Tatkala mereka melihat Beliau shallallahu 'alaihi wasallam, mereka berkata: "Muhammad dan pasukannya, Muhammad dan pasukannya". Lalu mereka berlindung di balik benteng. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengangkat kedua belah tangan Beliau dan berdo'a: "Allahu Akbar, hancurlah Khaibar. Sesungguhnya kami apabila mendatangi perkampungan suatu kaum, maka amat buruklah pagi hari yang dialami orang-orang yang diperingatkan tersebut". Kemudian kami mendapatkan keledai-keledai sebagai harta rampasan perang) lalu kami memasaknya. Kemudian seorang penyeru Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berseru: "Sesungghnya Allah dan Rosul-Nya telah melarang kalian memakan daging-daging keledai". Hingga akhirnya seluruh kuali (bejana untuk memasak) beserta isinya ditumpahkan. Hadits ini juga ditelusuri oleh ['Ali] dari [Sufyan]: " Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengangkat kedua belah tangan Beliau".

bukhari:2769

Telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Sumayya, maula Abu Bakar] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Safar (bepergian) itu bagian (setengah) dari adzab (siksa) karena jika seorang dari kalian bepergian terkurangi tidur, makan dan minumnya. Apabila salah seorang dari kalian telah menyelesaikan urusannya (saat bepergian) hendaklah dia segera kembali kepada keluarganya".

bukhari:2779

Telah bercerita kepada kami [Adam] telah bercerita kepada kami [Syu'bah] telah bercerita kepada kami [Habib bin Abi Tsabit] berkata aku mendengar [Abu Al 'Abbas Asy-Sya'ir], dia adalah orang yang tidak buruk dalam hadits-hadits yang diriwayatkannya, berkata aku mendengar ['Abdullah bin 'Amru radliallahu 'anhuma] berkata: "Datang seorang laki-laki kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu meminta izin untuk ikut berjihad. Maka Beliau bertanya: "Apakah kedua orang tuamu masih hidup?" Laki-laki itu menjawab: "Iya". Maka Beliau berkata: "Kepada keduanyalah kamu berjihad (berbakti) ".

bukhari:2782

Telah bercerita kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] telah bercerita kepada kami [Sufyan] telah bercerita kepada kami ['Amru bin DInar] aku mendengarnya darinya dua kali, berkata telah mengabarkan kepadaku [Hasan bin Muhammad] berkata telah mengabarkan kepadaku ['Ubaidullah bin Abi Rafi'] berkata aku mendengar [Ali radliallahu 'anhu] berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutusku beserta Az Zubair dan Al Miqdad bin Al Aswad". Beliau berkata: "Berangkatlah kalian hingga sampai di taman Khokh karena disana ada seorang wanita berkendara yang dia membawa surat. Maka ambillah surat itu darinya". Lalu kami berangkat hingga ketika tiba di taman, kami mendapatkan wanita itu, kami berkata kepadanya: "Keluarkanlah surat?" Wanita itu berkata: "Tidak ada surat padaku ". Kami berkata: "Kamu keluarkan surat itu atau kami lucuti pakaianmu". Akhirnya dia mengeluarkan surat dari dalam sanggul rambutnya ". Lalu kami menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan membawa surat itu yang ternyata surat itu ditulis oleh Hathib bin Abi Balta'ah yang ditujukan kepada orang-orang musyrikin dari penduduk Makkah dimana dia mengabarkan tentang rencana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Wahai Hathib, apa yang kamu lakukan ini?" Hathib berkata: "Wahai Rasulullah, jangan terburu-buru bersikap kepadaku. Sesungguhnya aku adalah seorang yang terikat perjanjian dengan Quraisy sedang aku bukan bagian keluarga dari mereka. Sementara orang-orang yang bersama Tuan dari kalangan Muhajirin, mereka memiliki kerabat dari Makkah dimana keluarga mereka akan melindungi diri dan harta mereka dan aku ingin ketika aku sudah tidak memiliki nasab keturunan di tengah-tengah mereka ada yang aku jadikan dari mereka orang yang akan melindungi kerabatku. Tidaklah aku melakukan ini karena kufur dan tidak juga irtidad (berbalik meninggalkan Islam) dan juga bukan karena ridha dengan kekafiran setelah aku menerima Islam". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dia sudah berkata benar kepada kalian". Lalu 'Umar berkata: "Wahai Rasulullah, biarkan aku untuk memenggal batang leher munafiq ini". Beliau berkata: "Sungguh dia adalah termasuk orang yang ikut perang Badar. Tahukah kamu, bahwa Allah sudah membebaskan para pejuang perang Badar, dimana Dia berfirman: "Berbuatlah sesuka kalian, sungguh Aku telah mengampuni kalian". Sufyan berkata: "Dari mana sanad-sanad ini? (Sufyan kagum dengan urutan sanad dan orang-orangnya yang sangat gamblang disebutkan).

bukhari:2785

Telah bercerita kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah bercerita kepada kami [Ya'qub bin 'Abdur Rahman bin Muhammad bin 'Abdullah bin 'Abdul Qoriy] dari [Abu Hazim] berkata telah mengabarkan kepadaku [Sahal radliallahu 'anhu, yakni putra dari Sa'ad] berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda ketika perang Khaibar: "Sungguh bendera perang ini akan aku berikan esok hari kepada seseorang yang peperangan ini akan dimenangkan melalui tangannya. Orang itu mencintai Allah dan Rosul-Nya dan Allah dan Rosul-Nya juga mencintainya". Maka orang-orang melalui malam mereka dengan bertanya-tanya siapa yang akan diberikan kepercayaan itu. Keesokan harinya setiap orang dari mereka berharap diberikan kepercayaan itu. Maka Beliau berkata: "Mana 'Ali?" Dijawab: "Dia sedang sakit kedua matanya". Maka (setelah 'Ali datang) Beliau meludahi kedua matanya lalu mendo'akannya hingga sembuh seakan-akan belum pernah terkena penyakit sedikitpun. Lalu Beliau memberikan bendera perang kepadanya kemudian bersabda: "Perangilah mereka hingga mereka menjadi seperti kita (Muslim) ". Beliau melanjutkan: "Melangkahlah ke depan hingga kamu memasuki tempat tinggal mereka lalu serulah mereka ke dalam Islam dan beritahu kepada mereka tentang apa yang diwajibkan atas mereka. Demi Allah, bila ada satu orang saja yang mendapat petunjuk melalui dirimu maka itu lebih baik bagimu dari pada unta-unta merah (yang paling bagus) ".

bukhari:2787

Telah bercerita kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] telah bercerita kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] telah bercerita kepada kami [Shalih bin Hayyi Abu Hasan] berkata aku mendengar [Asy-Sya'biy] berkata telah bercerita kepadaku [Abu Burdah] bahwa dia mendengar [bapaknya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ada tiga kelompok manusia yang akan diberi pahala dua kali. (Yang pertama) seorang laki-laki yang memiliki seorang budak wanita dimana dia mengajarinya dengan pengajaran yang baik kemudian mendidik dengan pendidikan yang baik lalu dia membebaskannya kemudian menikahinya. Maka bagi orang ini mendapat dua pahala. (Yang kedua) mu'min dari kalangan Ahlul Kitab dimana sebelumnya dia adalah orang yang beriman kemudian dia beriman kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka baginya dua pahala. Dan (yang ketiga) seorang budak yang menunaikan hak-hak Allah dan juga setia kepada tuannya". Kemudian Asy-Sya'biy berkata: "Aku berikan dia kepadamu tanpa imbalan sedikitpun". Orang yang diberikannya itu adalah seorang yang sedang menempuh perjalanan menuju Madinah dalam keadaan sangat lemah.

bukhari:2789

Telah bercerita kepada kami [Musaddad] telah bercerita kepada kami [Yahya] dari [Isma'il] berkata telah bercerita kepadaku [Qais bin Abi Hazim] berkata, [Jarir] berkata kepadaku, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah berkata kepadaku: "Bisakah kamu membuat aku dapat beristirahat dari urusan Dzul Khalashah". Yang Beliau maksud adalah sebuah rumah di Khots'am yang dinamakan Ka'bah Al Yamaniyah (dijadikan sebagai kiblat dan didalamnya banyak patung yang disembah). Jarir berkata: "Maka aku berangkat dalam rambongan berjumlah seratus lima puluh pasukan berkuda dari suku Ahmas yang gagah berani. Mereka adalah para penunggang kuda yang ulung. Jarir berkata: "Saat itu aku adalah orang yang tidak ahli menunggang kuda hingga akhirnya Beliau memukul dadaku hingga aku lihat bekas jari tangan Beliau di dadaku". Kemudian Beliau berdo'a: "Ya Allah mantapkanlah dia dan jadikanlah dia seorang pemberi petunjuk yang senantiasa mendapatkan petunjuk". Maka Jarir berangkat menuju rumah yang dimaksud lalu merusak dan membakarnya. Kemudia dia mengutus utusan untuk menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan mengabarkan apa yang sudah terjadi. Utusan Jarir berkata: "Demi Dzat Yang Mengutus Tuan dengan haq, tidaklah aku menemui Tuan melainkan aku telah meninggalkan rumah tersebut seolah seperti unta yang berlobang atau kudisan (sebutan untuk kehancuran rumah tersebut karena telah dibakar). Jarir berkata: "Maka Beliau shallallahu 'alaihi wasallam mendo'akan keberkahan kepada kuda kuda dan orang-orang suku Ahmas sebanyak lima kali.

bukhari:2797

Telah bercerita kepada kami ['Ali bin Muslim] telah bercerita kepada kami [Yahya bin Zakariya' bin Abi Za'idah] berkata telah bercerita kepadaku [bapakku] dari [Abu Ishaq] dari [Al Bara' bin 'Azib radliallahu 'anhuma] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengirim serambongan pasukan dari kalangan Anshor menemui Abu Rofi' untuk membunuhnya. Lalu seseorang dari mereka pergi dan memasuki benteng mereka. Dia berkata: "Maka aku masuk di tempat mereka mengikat hewan terrnak mereka". Dia berkata: "Dan mereka menutup pintu benteng". Kemudian mereka merasa kehilangan seekor keledai mereka, merekapun keluar mencarinya. Maka akupun keluar bersama orang-orang yang keluar dan aku memperlihatkan kepada mereka bahwa aku juga mencarinya bersama mereka. Akhirnya mereka mendapatkannya, lalu aku dan mereka masuk ke benteng serta menutup pintu pada malam hari. Kemudian mereka meletakkan kunci-kunci di lobang pintu seperti yang aku lihat. Ketika mereka tidur aku mengambil kunci-kunci itu dan membuka pintu. Lalu aku menemuinya dan aku berkata: "Wahai Abu Rofi'". Aku merubah suaraku. Dia menjawabku: "Siapa kamu, celakalah bagi ibumu". Aku katakan: "Ada apa denganmu?" Dia menjawab: "Aku tidak tahu. Siapa orang yang masuk kepadaku?" Maka dia memukulku. Dia berkata: "Maka aku meletakkan pedangku diatas perutnya lalu aku membelah perutnya hingga patah tulang-tulangnya. Kemudian aku keluar, namun aku bingung hingga aku mendatangi tangga milik mereka agar aku dapat turun dari benteng itu. Namun aku terjatuh dan kakiku terkilir. Lalu aku keluar dan menemui para sahabatku. Aku berkata: "Tadi malam aku bangun karena mendengar suara rintihan, aku bangun karena mendengar suara rintihan Abu Rofi', seorang pedagang dari ahli Hijaz. Kemudian aku berdiri tapi aku merasa sakit qolabah (akibat terkilir) hingga aku menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu kami mengabarkan peristiwa itu.

bukhari:2799

Telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin Muhammad] telah bercerita kepada kami [Yahya bin Adam] telah bercerita kepada kami [Yahya bin Abi Za'idah] dari [bapaknya] dari [Abu Ishaq] dari [Al Bara' bin 'Azib radliallahu 'anhuma] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengirim pasukan dari kalangan Anshor untuk mendatangi Abu Rofi'. Maka kemudian 'Abdullah bin 'Atik memsuki rumahnya di malam hari lalu membunuhnya saat dia sedang tidur.

bukhari:2800

Telah bercerita kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah bercerita kepada kami [Sufyan] dari ['Amru bin Dinar] dari [Jabir bin 'Abdullah radliallahu 'anhuma] bahwa Nabi Shallallahu'alaihiwasallam berkata "Siapa yang dapat menghadapi Ka'ab bin Al Asyrof karena dia telah menyakiti Allah dan Rosul-Nya?". Muhammad bin Maslamah berkata: "Apakah Baginda suka bila aku membunuhnya, wahai Rasulullah?". Beliau menjawab: "Ya". Dia berkata: "Maka aku mendatanginya lalu Ka'b berkata: "Orang ini, maksudnya Nabi Shallallahu'alaihiwasallam telah meminta tolong dan meminta shodaqoh kepada kita". Dia berkata: "Dan juga, demi Allah, pasti kamu akan meninggalkannya". Kata Muhammad,: "Sungguh kami telah mengikutinya dan kami tidak mau bila meninggalkannya hingga kami melihat apa yang akan terjadi dengan urusannya". Dia berkata: "Dia terus saja berkata-kata hingga setelah ada kesempatan Muhammad membunuhnya.

bukhari:2806

Telah bercerita kepada kami [Yahya] telah bercerita kepada kami [Waki'] dari [Syu'bah] dari [Sa'id bin Abi Burdah] dari [bapaknya] dari [kakeknya] bahwa Nabi Shallallahu'alaihiwasallam mengutus Mu'adz dan Abu Musa ke negeri Yaman dan Beliau berpesan: "Mudahkanlah (urusan) dan jangan dipersulit. Berilah kabar gembira dan jangan membuat orang lari (tidak tertarik) dan bekerja samalah kalian berdua dan jangan berselisih".

bukhari:2811

Telah bercerita kepada kami ['Amru bin Kholid] telah bercerita kepada kami [Zuhair] telah bercerita kepada kami [Abu Ishaq] berkata aku mendengar [Al Baro' bin 'Azib radliallahu 'anhuma] dia bercerita, katanya; Nabi Shallallahu'alaihiwasallam menunjuk 'Abdullah bin Jubair sebagai komandan pasukan pejalan kaki (pemanah) pada perang Uhud yang berjumlah lima puluh orang. Beliau berpesan: "Jika kalian melihat kami disambar burung, maka janganlah kalian meninggalkan tempat kalian ini hingga aku mengirim utusan untuk memberi tahu. Dan jika kalian melihat kami mengalahkan musuh dan menginjak-injak mereka, maka janganlah kalian meninggalkan tempat kalian hingga aku mengirim utusan". Akhirnya Kaum Muslimin dapat mengalahkan musuh mereka. Al Baro' berkata: "Adapun aku, sungguh demi Allah, aku melihat para wanita (musuh) berlarian sehingga nampak perhiasan gelang di kaki-kaki mereka dan betis-betis mereka karena mereka mengangkat pakaian mereka". Maka para anak buah 'Abdullah bin Jubair berkata: "Itu ghonimah (rampasan perang), maksudnya para wanita itu sebagai ghonimah. Para shohabat kalian telah mengalahkan mereka, jadi, apa yang kalian tunggu?". Maka 'Abdullah bin Jubair berkata: "Apakah kalian lupa apa pesan Rasulullah Shallallahu'alaiwasallam kepada kalian?". Mereka menjawab: "Sungguh kita harus mendatangi mereka agar kita mendapatkan ghonimah". Ketika mereka mendatangi pasukan yang di bawah, wajah-wajah mereka dipalingkan (dari tujuan utama) hingga mereka menjadi berlarian kocar-kacir. Begitulah peristiwa ketika Rasulullah Shallallahu'alaiwasallam memanggil mereka dari belakang mereka sedang saat itu tidak ada yang tersisa bersama Nabi Shallallahu'alaihiwasallam kecuali dua belas orang pasukan. Dari pihak kami yang gugur sebanyak tujuh puluh orang Sedangkan pada perang Badar, Nabi Shallallahu'alaihiwasallam dan para shohabat Beliau dapat mengalahkan seratus empat puluh pasukan Musyrikin yaitu tujuh puluh orang terbunuh dan tujuh puluh orang lagi menjadi tawanan. Saat itu Abu Sufyan berkata: "Apakah di tengah-tengah pasukan ada Muhammad?". Dia bertanya hingga tiga kali. Nabi Shallallahu'alaihiwasallam melarang para shohabat untuk menjawabnya. Lalu dia berkata lagi: "Apakah di tengah-tengah pasukan ada Ibnu Abi Qohafah (Abu Bakar radliallahu 'anhu)?" sebanyak tiga kali. Lalu dia berkata lagi: "Apakah di tengah-tengah pasukan ada Ibnu Al Khoththob?", tiga kali. Kemudian dia kembali menemui teman-temannya dan berkata: 'Mereka semua sudah terbunuh". Maka 'Umar tidak dapat menahan emosinya lalu berkata: "Kamu dusta. Demi Allah, wahai musuh Allah, sesungguhnya orang yang kamu cari semuanya masih hidup dan masih tersisa untuk menimpakan keburukan kepadamu". Abu Sufyan berkata: "Perang ini sebagai balas bagi perang Badar karena dalam perang kemenangan memang silih berganti. Sungguh kalian akan dapatkan kaum (kafirin) memutilasi jasad dan mencincang korban yang aku tidak memerintahkannya tapi aku juga tidak merisaukanku". Kemudian Abu Sufyan mulai menyenandungkan sya'ir: "Agunglah Hubal, agunglah Hubal". Maka Nabi Shallallahu'alaihiwasallam berkata: "Mengapa kalian tidak membalasnya?". Para shohabat bertanya: "Wahai Rasulullah, apa yang harus kami katakan?". Beliau berkata: "Ucapkanlah: Allah Yang Maha Agung lagi Maha Tinggi". Abu Sufyan berkata lagi: "Kami punya tuhan Hubal sedangkan kalian tidak punya". Maka Nabi Shallallahu'alaihiwasallam berkata lagi: "Mengapa kalian tidak membalasnya?". Para shohabat bertanya: "Wahai Rasulullah, apa yang harus kami katakan?". Beliau berkata: "Ucapkanlah: Allah Pelindung kami sedangkan kalian tidak punya pelindung".

bukhari:2812

Telah bercerita kepada kami [Sulaiman bin Harb] telah bercerita kepada kami [Syu'bah] dari [Sa'ad bin Ibrahim] dari [Abu Umamah, dia adalah Sahal bin Hunaif] dari [Abu Sa'id Al Khudriy radliallahu 'anhu] berkata: Tatkala Banu Quraizhah setuju dengan ketetapan hukum yang akan diputuskan oleh Sa'ad, maksudnya Sa'd bin Mu'adz yang disuruh Rasulullah agar datang, ketika itu Abu Sa'id alkhudzri berada di dekat Rasulullah. Lantas Sa'd bin Mu'adz datang dengan menunggang keledai. Ketika sudah dekat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Berdirilah kalian untuk menjemput pemimpin kalian". Sa'ad pun tiba dan duduk dekat dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu Beliau berkata kepadanya: "Sesungguhnya mereka setuju dengan keputusan yang akan kamu putuskan". Sa'ad berkata: "Aku putuskan agar para tentara perang mereka dibunuh dan anak-anak mereka dijadikan tawanan". Maka Beliau Shallallahu'alaihiwasallam berkata: "Sungguh kamu telah memutuskan hukum kepada mereka dengan hukum Allah (Raja diraja) ".

bukhari:2816

Telah bercerita kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhriy] berkata telah mengabarkan kepadaku ['Amru bin Abi Sufyan bin Asid bin Jariyah Ats Tsaqofiy], dia adalah sekutu Bani Zuhroh dan dia termasuk diantara shohabat Abu Hurairah, bahwa [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] berkata; Rasulullah Shallallahu'alaiwasallam mengutus ekspedisi militer dengan jumlah sepuluh orang sebagai mata-mata dan Beliau angkat 'Ashim bin Tsabit Al Anshoriy, kakek dari 'Ashim bin 'Umar bin Al Khoththob sebagai pemimpin pasukan tersebut. Mereka berangkat hingga ketika sampai di Al Hada', suatu tempat antara 'Ushfan dan Makkah, keberadaan mereka diceritakan kepada penduduk dari suku Hudzail yang biasa disebut dengan Banu Lahyan. Maka suku ini mengerahkan hampir dua Ratus orang yang kesemuanya ahli memanah. Mereka pun mencari jejak keberadaan anggota ekspedisi militer muslimin. Ketika melihat mereka, 'Ashim dan pasukannya bersembunyi di balik bukit kecil (fad-fad). Namun suku itu langsung mengepung mereka dan berseru: "Turun dan serahkanlah kepada kami apa yang ada ditangan kalian. Bagi kalian ada jaminan dan perjanjian agar kami tidak membunuh seorangpun dari kalian". 'Ashim bin Tsabit, sebagai pemimpin ekspedisi militer itu berkata: "Adapun aku, demi Allah, tidak akan mau turun dengan jaminan orang kafir. Ya Allah, beritahukanlah keadaan kami kepada Nabi-Mu". Maka suku itu menyerang mereka dengan anak panah hingga mereka dapat membunuh 'Ashim beserta tujuh orang anak buahnya. Akhirnya tiga orang anggota ekspedisi yang masih hidup turun dengan menyetujui jaminan dan perjanjian. Diantara mereka ada Khubaib Al Anshoriy dan Ibnu Datsinah serta seorang lagi. (Setelah ketiganya turun) mereka menangkapnya dan melepas tali busur panah mereka untuk mengikat ketiganya. Orang ketiga berkata: "Ini merupakan awal pengkhiyanatan. Demi Allah, aku tidak akan mengikuti kalian. Sungguh mereka bagiku sebagai teladan". Yang dia maksud adalah shohabat mereka yang sudah terbunuh. Maka mereka menyeretnya dan memaksanya agar mengikuti mereka namun dia menolaknya hingga akhirnya mereka membunuhnya. Kemudian mereka berangkat dengan membawa Khubaib dan Ibnu Datsinah hingga akhirnya mereka menjual keduanya di Makkah sesudah peristiwa perang Badar. Khubaib dibeli oleh Banu Al Harits bin 'Amir bin Nawfal bin 'Abdu Manaf. Sebelumnya Khubaib adalah orang yang telah membunuh Al Harits bin 'Amir saat perang Badar. Maka jadilah Khubaib di tangan mereka sebagai tawanan. ['Ubaidullah bin 'Iyadl] mengabarkan kepadaku bahwa [putri dari Al Harits (Zainab)] mengabarkan kepadanya bahwa, ketika mereka bersepakat (untuk membunuh Khubaib), Khubaib meminjam (kepada Zainab) sebilah pisau cukur untuk mencukur bulu kemaluannya maka dia meminjamkannya. Kemudian Khubaib mengambil anakku saat aku lengah, itu karena anakku menghampirinya. (Zainab) berkata: "Aku dapati anakku sedang dipangku olehnya sedangkan dia (Khubaib) sambil memegang pisau cukur. Aku sungguh terperanjat seketika itu". Khubaib mengetahui keterperanjatanku pada wajahku, maka dia berkata: "Kamu khawatir bila aku akan membunuhnya?. Sungguh aku tidak akan melakukannya". (Zainab berkata); Sungguh demi Allah, belum pernah aku melihat ada seorang tawanan sebaik Khubaib. Demi Allah, aku pernah mendapatkan dia pada suatu hari sedang memakan buah anggur di tangannya padahal tangannya sedang dibelenggu dengan besi dan juga di Makkah saat itu bukan musimnya buah-buahan". Dia berkata: "Sungguh itu merupakan rezeki dari Allah yang Dia berikan kepada Khubaib". Ketika mereka hendak keluar dari tanah Harom untuk membunuh Khubaib di daerah halal, Khubaib berkata kepada mereka: "Biarkanlah aku untuk melaksanakan sholat dua roka'at". Maka mereka mempersilakanhya. Maka Khubaib sholat dua Raka'at kemudian berkata: "Seandainya bukan karena kalian akan mengira aku takut tentu aku akan memanjangkan sholatku ini. Ya Allah, binasakanlah mereka semuanya". (Kemduaian dia bersya'ir); "Aku tidak peduli selagi aku dibunuh sebagai muslim # Dibagian tubuh manakah diriku terbunuh jalan Allah". # "Semuanya itu pastilah ada balasan disisi AIlah # jika Dia berkendak, Dia memberkahi pada daging tercabik-cabik". Akhirnya Ibnu Al Harits membunuhnya. Dan Khubaib adalah orang pertama yang mencontohkan sholat dua roka'at bagi setiap muslim yang akan dibunuh sebagai wujud keshabaran. Dan Allah mengabulkan do'a 'Ashim bin Tsabit pada saat dia dibunuh. Lalu Nabi Shallallahu'alaihiwasallam mengabarkan kepada para shohabat Beliau tentang berita mereka dan musibah yang mereka alami. (Saat kematian 'Ashim) orang-orang kafir Quraisy mengirim orang mendatangi 'Ashim dan mengabarkan bahwa dia telah dibunuh agar mereka datang mengambil sesuatu dari bagian jasad 'Ashim agar mereka dapat mengenalinya. Sebelumnya 'Ashim memang telah membunuh seorang dari pembesar mereka saat perang Badar. (Ketika mereka hendak membalaskan dendam kepada 'Ashim), Allah mengirim kepada 'Ashim pasukan lebah yang melindunginya dari para utusan kafir Quroisy sehingga mereka tidak mampu untuk mengambil secuilpun daging dari jasad 'Ashim.

bukhari:2818

Telah bercerita kepada kami [Isma'il] berkata telah bercerita kepadaku [Malik] dari [Zaid bin Aslam] dari [bapaknya] bahwa ['Umar bin Al Khaththab radliallahu 'anhu] memberikan tugas sebagai penjaga (hewan ternak shodaqoh) kepada maulanya yang bernama Hunayya. Dia berkata; "Wahai Hunaya, rendahkanlah hatimu kepada kaum Muslimin, takutlah terhadap do'a orang yang dizhalimi karena do'a orang yang dizhalimi itu mustajab (terkabul), masukkanlah pengembala unta dan pengembala kambing (yang jumlah hewannya tidak lebih dari tiga puluh) dan sungguh aku menghindari diriku dari hewan-hewannya ('Abdur Rohman) bin 'Auf dan hewan-hewannya ('Utsman) bin 'Affan karena jika hewan-hewan mereka berdua binasa keduannya akan beralih kepada hartanya (yang lain) berupa kebun kurma dan pertanian. Adapun pemilik hewan-hewan yang sedikit itu, bila hewan-hewan mereka binasa, dia akan datang kepadaku dengan membawa anak-anaknya dan berkata; "Wahai Amirul Mu'minin, adakah aku harus meninggalkan mereka kepadamu dan tidak mempedulikan mereka?. Maka dalam hal ini, air dan ladang tempat pengembalaan lebih mudah bagiku (melindunginya) dari pada emas dan perak. Demi Allah, sungguh mereka akan menduga bahwa aku telah menzhalimi mereka. Sungguh tanah ini adalah negeri mereka dimana mereka di masa jahiliyah berperang di sana dan mereka masuk Islam pun di sana. Demi Dzat Yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya tidak ada harta (unta, kuda) yang aku gunakan untuk berperang di jalan Allah, tentu aku tidak akan melindungi mereka sejengkalpun di negeri mereka ".

bukhari:2831

Telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Yusuf] telah bercerita kepada kami [Sufyan] dari [Al A'masy] dari [Abu Wa'il] dari [Hudzaifah radliallahu 'anhu] berkata Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Tuliskan untukku nama-nama orang yang sudah menyatakan masuk Islam". Maka kami menuliskannya untuk Beliau sebanyak seribu lima Ratus orang laki-laki. Kami berkata; "Kami masih merasakan kekhawatiran dengan jumlah kami sebanyak seribu lima Ratus itu karena aku pernah melihat betul keadaan kami saat diuji, hingga ada seorang yang sholat sendirian dalam keadaan ketakutan". Telah bercerita kepada kami ['Abdan] dari [Abu HAmzah] dari [Al A'masy]; "Maka kami dapatkan mereka sebanyak lima Ratus orang". Berkata [Abu Mu'awiah]; "Antara enam Ratus hingga tujuh Ratus orang".

bukhari:2832

Telah bercerita kepada kami [Abu Nu'aim] telah bercerita kepada kami [Sufyan] dari [Ibnu Juroij] dari ['Amru bin Dinar] dari [Abu Ma'bad] dari [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma] berkata; "Datang seorang laki-laki kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam lalu berkata; 'Wahai Rasulullah, aku telah bertekad untuk ikut perang ini dan itu namun istriku berangkat menunaikan hajji". Maka Beliau berkata: "Kembalilah kamu dan berhajilah bersama istrimu".

bukhari:2833

Telah bercerita kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhriy]. Dan diriwayatkan pula, telah bercerita kepadaku [Mahmud bin Ghailan] telah bercerita kepada kami ['Abdur Razzaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhriy] dari [Ibnu Al Musayyab] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] berkata; "Ketika kami sedang ikut dalam suatu peperangan bersama Rasulullah Shallallahu'alaiwasallam, Beliau berkata kepada seseorang yang mengaku dirinya telah masuk Islam; "Orang ini termasuk penduduk neraka". Ketika terjadi peperangan orang tadi berperang dengan sangat berani lalu dia terluka kemudian dikatakan (kepada Beliau); "Wahai Rasulullah, orang yang Baginda maksudkan tadi sebagai penduduk neraka, dia telah berperang hari ini dengan sangat berani dan dia telah gugur". Maka Nabi Shallallahu'alaihiwasallam berkata: "Dia akan masuk neraka". (Abu Hurairah) berkata; "Orang-orang semuanya jadi Ragu. Ketika dalam keraguan seperti itu, ada orang yang mengabarkan bahwa orang yang berperang tadi tidaklah mati melainkan setelah mendapatkan luka yang sangat parah namun ketika pada malam harinya dia tidak shabar atas luka yang dideritanya hingga akhirnya dia bunuh diri. Kejadian ini kemudian dikabarkan kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, maka Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Allahu Akbar, aku bersaksi bahwa aku ini hamba Allah dan Rasul-Nya". Kemudian Beliau memerintahkan Bilal agar menyerukan manusia bahwa tidak akan masuk surga melainkan jiwa yang pasrah dan Allah bisa jadi menolong agama ini melalui seorang yang berdosa".

bukhari:2834

Telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Al Mutsannaa] telah bercerita kepada kami [Yahya] telah bercerita kepada kami [Isma'il] berkata telah bercerita kepadaku [Qais] berkata, [Jabir bin 'Abdullah radliallahu 'anhu] berkata kepadaku, Rasulullah Shallallahu'alaiwasallam telah berkata kepadaku:: "Bisakah kamu membuatku dapat beristirahat dari urusan Dzul Khalashah". Yang Beliau maksud adalah sebuah rumah di Khots'am yang dinamakan Ka'bah Al Yamaniyah (dijadikan sebagai kiblat dan isinya banyak patung yang disembah). (Jarir berkata); "Maka aku berangkat dalam rombongan berjumlah seratus lima puluh pasukan berkuda yang mereka dari Ahmas. Mereka adalah para penunggang kuda yang ulung. Lalu aku kabarkan kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bahwa aku tidak ahli menunggang kuda hingga akhirnya Beliau pukul dadaku hingga kulihat bekas jari tangan Beliau di dadaku". Kemudian Beliau berdo'a: "ALLOOHUMMA TSABBITHU WAJ'ALHU HAADIYAN MAHDIYAN "Ya Allah mantapkanlah dia dan jadikanlah dia seorang pemberi petunjuk yang lurus". Maka Jarir berangkat menuju rumah yang dimaksud lalu merusak dan membakarnya. Kemudian dia mengutus utusan untuk menemui Rasulullah Shallallahu'alaiwasallam dan mengabarkan apa yang sudah terjadi. Utusan Jarir berkata kepada Rasulullah Shallallahu'alaiwasallam: "Wahai Rasulullah, demi Dzat Yang Mengutus Baginda dengan haq, tidaklah aku menemui Baginda melainkan telah Kutinggalkan rumah tersebut seolah seperti unta yang berlobang atau kudisan (sebutan untuk kehancuran rumah tersebut karena telah dibakar). (Jarir berkata): "Lalu Beliau Shallallahu'alaihiwasallam mendo'akan keberkahan untuk pasukan berkuda dari Ahmas tersebut sebanyak lima kali. [Musaddad] berkata dengan redaksi; "Rumah yang dimaksud terletak di Khats'am".

bukhari:2847

Telah bercerita kepada kami [Ibrahim bin Musa] telah mengabarkan kepada kami [Yazid bin Zurai'] dari [Khalid] dari [Abu 'Utsman an-Nahdiy] dari [Mujasyi' bin Mas'ud] berkata; Mujasyi'bersama saudaranya Mujalid bin Khalid datang menemui Nabi Shallallahu'alaihiwasallam seraya berkata; "Ini Mujalid datang dengan tujuan berbai'at kepada Baginda untuk hijrah". Maka Beliau berkata: "Tidak ada lagi hijrah setelah pembebasan Makkah, akan tetapi aku membai'atmu untuk (membela) Islam".

bukhari:2849

Telah bercerita kepadaku [Muhammad bin 'Abdullah bin Hawsyab ath-Tha'iy] telah bercerita kepada kami [Husyaim] telah mengabarkan kepada kami [Hushain] dari [Sa'ad bin 'Ubaidah] dari [Abu Abdur Rahman,] salah seorang yang mengutamakan 'Utsman dari 'Ali) dia berkata kepada Ibnu 'Athiyah, salah seorang yang lebih mengutamakan 'Ali dari pada 'Utsman); "Sungguh aku adalah orang yang paling tahu tentang keberanian [sahabatmu] (maksudnya "Ali) dalam masalah (pertumpahan) darah, aku mendengar dia berkata; Nabi Shallallahu'alaihiwasallam mengutusku bersama Az Zubair lalu Beliau berkata; "Datangilah Raudhah -dalam redaksi lain Raudhah Khah-- dan temuilah di sana seorang wanita yang membawa surat yang diberikan oleh Hathib". Maka kami datangi lokasi Raudhah yang dimaksud lalu kami katakan; "Mana surat itu?". Wanita itu berkata: "Aku tidak bawa surat". Kami berkata: "Kamu keluarkan surat itu atau kami lucuti pakaianmu". Akhirnya dia mengeluarkan surat itu dari dalam tali ikat pinggangnya -dalam redaksi lain dalam sanggulnya--lalu surat itu dibawa ke hadapan Hathib. Hathib berkata: "Jangan terburu-buru bersikap kepadaku. Sungguh aku melakukan ini bukan karena kufur. Bahkan tidak bertambah sikapku terhadap Islam selain kecintaan. Ketahuilah bahwa tidak ada seorangpun dari sahabat Baginda melainkan mempunyai pembela di Makkah yang membela keluarga dan hartanya, sedangkan aku tidak memiliki seorangpun pembela. Maka itu aku ingin mengambil seseorang dari mereka sebagai pembela (diriku). Maka Nabi Shallallahu'alaihiwasallam membenarkan (menerima) alasan yang disampaikannya. Lalu 'Umar berkata: "Biarkan aku untuk memenggal batang leher orang ini karena dia telah berbuat nifaq (munafiq) ". Maka Beliau berkata: "Apakah kamu tidak tahu barangkali Allah telah melihat pejuang perang Badar, dan Dia berfirman: "Berbuatlah sesuka kalian, sungguh Aku telah mengampuni kalian". (Abu 'Abdur Rahman) berkata: "Itulah yang menjadikannya berani".

bukhari:2851

Telah bercerita kepada kami [Malik bin Isma'il] telah bercerita kepada kami [Ibnu 'Uyainah] dari [Az Zuhriy], berkata [as-Sa'ib bin Azid radliallahu 'anhu]; "Kami pergi untuk menemui Rasulullah Shallallahu'alaiwasallam bersama anak-anak kecil di Tsaniyati Wada'".

bukhari:2853

Telah bercerita kepada kami ['Abdan] telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Yunus] dari [Az Zuhriy] berkata telah mengabarkan kepadaku ['Ali bin Al Husain] bahwa [Husain bin 'Ali ASa] mengabarkan kepadanya bahwa ['Ali] berkata; "Aku memiliki seekor unta betina berumur satu tahun hasil jatah bagianku dari harta ghanimah perang Badar, dan Nabi Shallallahu'alaihiwasallam juga memberiku seekor unta betina lain dari hak seperlima harta ghanimah. Ketika aku hendak menikahi Fathimah binti Rasulullah Shallallahu'alaiwasallam, aku berjanji dengan seorang laki-laki ahli membuat perhiasan dari suku Bani Qainuqa' agar pergi bersamaku. Kami pergi dengan membawa idzkhir (rumput yang harum baunya) yang akan aku jual kepada para ahli perhiasan yang hasilnya aku akan gunakan untuk menyelenggarakan walimah perkawinanku. Ketika aku mengumpulkan barang-barang untuk kedua untaku berupa beberapa pelana, wadah makanan dan tali, kedua untaku menderum (berdiam) di sisi kamar seorang shahabat Anshar, aku kembali setelah selesai mengumpulkan barang-barang. Ternyata aku dapatkan kedua untaku telah dipotong-potong punuknya, dibedah lambungnya dan diambil bagian dalamnya. Aku tidak dapat menguasai kedua mataka ketika melihat pemandangan kedua untaku diperlakukan seperti itu. Maka aku bertanya; "Siapa yang melakukan ini?". Orang-orang menjawab; "Hamzah bin 'Abdul Muthallib yang melakukannya dan sekarang dia sedang berada di Baitullah bersama para pemabuk dari kalangan orang Anshar". Maka aku berangkat hingga aku bertemu dengan Nabi Shallallahu'alaihiwasallam yang saat itu sedang bersama Zaid bin Haritsah. Nabi Shallallahu'alaihiwasallam dapat mengetahui apa yang aku alami dari wajahku maka Beliau bertanya: "Ada apa denganmu?". Aku jawab; "Wahai Rasulullah, aku belum pernah melihat sekalipun kejadian sekejam seperti hari ini. Hamzah telah menganiaya kedua untaka, ia memotong-motong punuknya dan membedah isi perutnya dan sekarang dia sedang berada di dalam Baitullah bersama para pemabuk". Maka Nabi Shallallahu'alaihiwasallam meminta rida' Beliau (selendang yang lebar) kemudian mengenakannya lalu berangkat dengan berjalan sedangkan aku dan Zaid bin Haritsah mengilkuti Beliau hingga tiba di Baitullah, tempat Hamzah berada. Beliau meminta izin masuk, mereka pun mengizinkannya dan ternyata mereka adalah sekelompok orang yang sedang mabuk. Maka Rasulullah Shallallahu'alaiwasallam langsung mencela Hamzah atas apa yang telah dilakukannya. Ternyata Hamzah benar-benar dalam keadaan mabuk, kedua matanya merah. Hamzah memandangi Rasulullah Shallallahu'alaiwasallam, lalu mengarahkan pandangannya ke atas, kemudian memandang ke arah lutut Beliau, lalu mengarahkan pandangannya kembali ke atas, kemudian memandang pusar Beliau, lalu mengarahkan pandangan ke atas lagi, kemudian memandang wajah Beliau. Kemudian Hamzah berkata; "Kalian tidak lain kecuali hamba-hamba sahaya bapakku". Maka Rasulullah Shallallahu'alaiwasallam mengetahui bahwa dia sedang dalam keadaan mabuk. Beliau pun berbalik dan meninggalkannya dan kamipun keluar bersama Beliau.

bukhari:2861

Telah bercerita kepada kami ['Abdul 'Aziz bin 'Abdullah] telah bercerita kepada kami [Ibrahim bin Sa'ad] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] berkata telah mengabarkan kepadaku ['Urwah bin Az Zubair] bahwa ['Aisyah, Ummul Mu'minin radliallahu 'anha] mengabarkan kepadanya bahwa Fathimah Alaihimassalam, putri Rasulullah Shallallahu'alaiwasallam meminta kepada [Abu Bakr ash-Shiddiq] setelah wafatnya Rasulullah Shallallahu'alaiwasallam agar membagi untuknya bagian harta warisan yang ditinggalkan Rasulullah Shallallahu'alaiwasallam dari harta fa'i yang Allah karuniakan kepada Beliau. Abu Bakr katakan; " Rasulullah Shallallahu'alaiwasallam telah bersabda: "Kami tidak mewariskan dan apa yang kami tinggalkan semuanya sebagai shadaqah". Maka Fathimah binti Rasulullah Shallallahu'alaiwasallam marah dan tidak menegur Abu Bakr setelah itu hingga dia wafat. Fathimah hidup setelah kepergian Rasulullah Shallallahu'alaiwasallam selama enam bulan". 'Aisyah radliallahu 'anha berkata; "Fathimah pernah meminta Abu Bakr bagian dari harta yang ditinggalkan Rasulullah Shallallahu'alaiwasallam berupa tanah di Khaibar dan di Fadak (nama tempat, dekat Madinah) dan shadaqah Beliau di Madinah namun Abu Bakr mengabaikannya dan berkata; "Aku bukanlah orang yang meninggalkan apapun yang pernah dikerjakan Rasulullah Shallallahu'alaiwasallam melainkan aku akan selalu mengerjakannya. Sungguh aku takut menjadi sesat jika meninggalkan apa yang diperintahkan Beliau. Adapun shadaqah Beliau di Madinah telah diberikan oleh 'Umar kepada 'Ali dan 'Abbas sementara tanah di Khaibar dan Fadak telah dipertahankan oleh 'Umar dan mengatakannya bahwa keduanya adalah shadaqah Rasulullah Shallallahu'alaiwasallam yang hak-haknya akan diberikan kepada yang mengurus dan mendiaminya sedangkan urusannya berada dibawah keputusan pemimpin". Abu Bakar berkata; "Dan keadaannya tetap seperti itu hingga hari ini". Berkata Abu 'Abdullah Al Bukhariy; Kata ta'ruu diatas seperti dalam firman Allah QS Yunus ayat 54 yang berbunyi I'tarooka diambil sebagai pola "ifta'alta" berasal dari kata 'Aroutuhu yang ashobtuhu (aku mendapatkannya). Seperti juga pola kata ya'ruuhu dan I'tarooniii.

bukhari:2862

Telah bercerita kepada kami [Muhammad bin 'Abdullah Al Anshariy] berkata telah bercerita kepadaku [bapakku] dari [Tsumamah] dari [Anas] bahwa Abu Bakr radliallahu 'anhu ketika diangkat menjadi kholifah, dia mengutus dirinya ke negeri Bahrain dan menulis surat untuknya surat ini dan memberi stempel kenabian Nabi Shallallahu'alaihiwasallam. Pada stempel tersebut ada tiga tulisan, yaitu tulisan Muhammad, Rasul dan Allah".

bukhari:2875

Telah bercerita kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah bercerita kepada kami [Sufyan] dari [Muhammad bin Suwqah] dari [Mundzir] dari [Ibnu Al Hanafiyyah] berkata; 'Seandainya 'Ali radliallahu 'anhu mengingat 'Utsman radliallahu 'anhu, maka ia teringat tentangnya saat orang-orang datang kepadanya mengadukan perilaku para 'amil (petugas zakat) 'Utsman. Maka ['Ali] berkata kepadaku; "Pergilah kamu menemui 'Utsman dan kabarkan kepadanya bahwa itu adalah shadaqah Rasulullah Shallallahu'alaiwasallam dan perintahkanlah para 'amilmu untuk melaksanakan sesuai ketentuannya". Maka aku menemui 'Utsman dengan membawa pesan 'Ali tersebut. 'Utsman berkata; "Singkirkanlah sedekah itu dari kami". Kemudian kutemui 'Ali dengan membawa sedekah yang seharusnya untuk 'Utsman, lalu kukabarkan kejadiannya, maka dia berkata; "Biarkanlah zakat itu sebagaimana ditempat kamu mengambilnya". [Al Humaidiy] berkata, telah bercerita kepada kami [Sufyan] telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Suwqah] berkata aku mendengar [Mundzir Ats-Tsauriy] dari [Ibnu Al Hanafiyyah] berkata; " [Bapakku] mengutusku dan berkata; peganglah surat ini dan bawa kepada 'Utsman karena didalamnya ada ketentuan perintah Nabi Shallallahu'alaihiwasallam tentang masalah shadaqah (zakat) ".

bukhari:2880

Telah bercerita kepada kami [Musaddad] telah bercerita kepada kami [Khalid] telah bercerita kepada kami [Hushain] dari ['Amir] dari ['Urwah Al Bariqiy Radliallahu 'anhu] dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Pada seekor kuda terikat pada ubun-ubunya kebaikan berupa pahala dan ghanimah sampai hari qiyamat".

bukhari:2887

Telah bercerita kepada kami [Isma'il] berkata telah bercerita kepadaku [Malik] dari [Abu Az Zanad] dari [Al A'roj] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] bahwa Rasulullah Shallallahu'alaiwasallam bersabda: "Allah menjamin bagi siapa yang berjihad di jalan-Nya, tak ada niyat bagi orang itu untuk berangkat selain untuk berjihad di jalan-Nya dan membenarkan kalimat-Nya, agar untuk memasukkannya ke dalam surga atau Allah mengembalikannya ke tempat tinggalnya yang ia tinggalkan dengan membawa pulang pahala atau ghanimah".

bukhari:2891

Telah bercerita kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] berkata, aku bertanya kepada [Abu Usamah]; "Apakah [Hisyam bin 'Urwah] bercerita kepada kalian dari [bapaknya] dari ['Abdullah bin Az Zubair], maka dia berkata; "Ketika Az Zubair terlibat dalam perang Unta, dia memanggilku, maka aku berdiri di sampingnya. Dia berkata; "Wahai anakku, ketahuilah bahwa tidaklah ada yang terbunuh pada hari ini melainkan dia orang zhalim atau orang yang terzhalimi. Dan sungguh aku tidak melihat diriku akan terbunuh hari ini melainkan sebagai orang yang terzhalimi dan sungguh perkara yang paling menggelisahkanku adalah hutang yang ada padaku, apakah kamu memandang dari hutang itu masih akan ada yang menyisakan harta untuk kita?". Dia melanjutkan; "Wahai anakku, untuk itu juallah harta kita lalu lunasilah hutangku". Az Zubair berwasiat dengan sepertiga hartanya, dan sepertiga untuk anak-anaknya, yaitu Bani 'Abdullah bin Az Zubair. Dia berkata lagi; "Sepertiga dari sepertiga. Jika ada lebih dari harta kita setelah pelunasan hutang maka sepertiganya untuk anakmu". Hisyam berkata; Dan sebagian dari anak-anak 'Abdullah sepadan usianya dengan sebagian anak-anak Az Zubair yaitu Khubaib dan 'Abbad. Saat itu Az Zubair mempunyai sembilan anak laki-laki dan sembilan anak perempuan". 'Abdullah berkata; Dia (Az Zubair) telah berwasiat kepadaku tentang hutang-hutangnya dan berkata; "Wahai anakku, jika kamu tidak mampu untuk membayar hutangku maka mintalah bantuan kepada majikanku". 'Abdullah berkata; "Demi Allah, aku tidak tahu apa yang dia maksud hingga aku bertanya, wahai bapakku, siapakan majikan bapak?". Dia berkata; "Allah". 'Abdullah berkata; "Demi Allah aku tidak menemukan sedikitpun kesulitan dalam melunasi hutangnya setelah aku berdo'a; "YA MAULA ZUBAIR, IQDHI 'ANHU DAINAHU" Wahai Tuannya Az Zubair, lunasilah hutangnya". Maka Allah melunasinya. (Selanjutnya 'Abdullah menuturkan); "Kemudian Az Zubair radliallahu 'anhu terbunuh dan tidak meninggalkan satu dinar pun juga dirham kecuali dua bidang tanah yang salah satunya berupa hutan serta sebelas rumah di Madinah, dua rumah di Bashrah, satu rumah di Kufah dan satu rumah lagi di Mesir. 'Abdullah berkata; "Hutang yang menjadi tanggungannya terjadi ketika ada seseorang yang datang kepadanya dengan membawa harta untuk dititipkan dan dijaganya, Az Zubair berkata; "Jangan, tapi jadikanlah sebagai pinjamanku (yang nanti akan aku bayar) karena aku khawatir akan hilang sedangkan aku tidak memiliki kekuasaan sedikitpun dan tidak juga sebagai pemungut hasil bumi (upeti) atau sesuatu kekuasaan lainnya melainkan selalu ikut berperang bersama Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, Abu Bakr, 'Umar atau 'Utsman radliallahu 'anhum. 'Abdullah bin Az Zubair berkata; "Kemudian aku menghitung hutang yang ditanggungnya dan ternyata aku dapatkan sebanyak dua juta dua Ratus dua puluh ribu". 'Urwah berkata; "Hakim bin Hizam menemui 'Abdullah bin Az Zubair seraya berkata; "Wahai anak saudaraku, berapa banyak hutang saudaraku?". 'Abdullah merahasiakannya dan berkata; 'Dua Ratus ribu". Maka Hakim berkata; "Demi Allah, aku mengira harta kalian tidak akan cukup untuk melunasi hutang-hutang ini". Maka 'Abdullah berkata kepadanya; "Bagaimana pendapatmu seandainya harta yang ada dua juta dua Ratus ribu?". Hakim berkata; "Aku mengira kalian tetap tidak akan sanggup melunasinya. Seandainya kalian tidak mampu mintalah bantuan kepadaku". 'Urwah berkata; "Dahulu Az Zubair membeli hutan itu seratus tujuh puluh ribu lalu 'Abdullah menjualnya dengan harga satu juta enam Ratus ribu kemudian dia berdiri dan berkata; "Bagi siapa saja yang mempunyai hak (piutang) atas Az Zubair hendaklah dia menagih haknya kepada kami dari hutan ini". Maka 'Abdullah bin Ja'far datang kepadanya karena Az Zubair berhutang kepadanya sebanyak empat Ratus ribu seraya berkata kepada 'Abdullah; "Kalau kalian mau, hutang itu aku bebasakan untuk kalian". 'Abdullah berkata; "Tidak". 'Abdullah bin Ja'far berkata lagi; "Atau kalau kalian mau kalian boleh lunasi di akhir saja (tunda) ". 'Abdullah berkata; "Tidak". 'Abdullah bin Ja'far berkata lagi; 'Kalau begitu, ukurlah bagian hakku". 'Abdullah berkata; "Hak kamu dari batas sini sampai sana". ('Urwah) berkata; "Maka 'Abdullah menjual sebagian dari tanah hutan itu sehingga dapat melunasi hutang tersebut dan masih tersisa empat setengah bagian lalu dia menemui Mu'awiyah yang saat itu bersamanya ada 'Amru bin 'Utsman, Al Mundzir bin Az Zubair dan Ibnu Zam'ah. Mu'awiyah bertanya kepadanya; "Berapakah nilai hutan itu? '. 'Abdullah menjawab; 'Setiap bagian bernilai seratus ribu". Mu'awiyah bertanya lagi; "Sisanya masih berapa?". 'Abdullah berkata; "Empat setengah bagian". Al Mundzir bin Az Zubair berkata; "Aku mengambil bagianku senilai seratus ribu". 'Amru bin 'Utsman berkata; "Aku mengambil bagianku senilai seratus ribu". Dan berkata Ibnu 'Zam'ah; "Aku juga mengambil bagianku seratus ribu". Maka Mu'awiyah berkata; "Jadi berapa sisanya?". 'Abdullah berkata; "Satu setengah bagian". Mu'awiyah berkata; "Aku mengambilnya dengan membayar seratus lima puluh ribu". 'Urwah berkata; "Maka 'Abdullah bin Ja'far menjual bagiannya kepada Mu'awiyah dengan harga enam Ratus ribu". Setelah ('Abdullah) Ibnu Az Zubair menyelesaikan pelunasan hutang bapaknya, anak-anak Az Zubair (yang lain) berkata; "Bagilah hak warisan kami". 'Abdullah berkata; "Demi Allah, aku tidak akan membagikannya kepada kalian sebelum aku umumkan pada musim-musim hajji selama empat musim yaitu siapa yang mempunyai hak (piutang) atas Az Zubair hendaklah menemui kami agar kami melunasinya". 'Urwah berkata; "Demikianlah 'Abdullah mengumumkan pada setiap musim hajji. Setelah berlalu empat musim dia membagikannya kepada mereka (anak-anak Az Zubair) ". 'Urwah berkata; Adalah Az Zubair meninggalkan empat orang istri, maka 'Abdullah menyisihkan sepertiga harta bapaknya sebagai wasiat bapaknya sehingga setiap istri Az Zubair mendapatkan satu juta dua Ratus ribu sedangkan harta keseluruhan milik Az Zubair berjumlah lima puluh juta dua Ratus ribu".

bukhari:2897

Telah bercerita kepada kami [Sa'id bin 'Ufair] berkata telah bercerita kepadaku [Al Laits] berkata telah bercerita kepadaku ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] berkata; ['Urwah] menganggap bahwa [Marwan bin Al Hakam] dan [Miswar bin Makhramah] keduanya mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah Shallallahu'alaiwasallam berkata ketika datang kepada beliau utusan suku Hawazin yang telah menyatakan diri memeluk Islam lalu mereka meminta kepada Beliau agar mengembalikan harta-harta mereka dan para tawanan mereka. Maka Rasulullah Shallallahu'alaiwasallam berkata kepada mereka: "Perkataan yang paling aku sukai adalah yang paling jujur. Untuk itu silakan kalian pilih satu dari dua pilihan, apakah tawanan atau harta. Sungguh aku memberi kesempatan untuk mereka". Rasulullah Shallallahu'alaiwasallam menunggu kedatangan kabar mereka sekitar sepuluh malam ketika Beliau kembali dari Tha'if. Setelah jelas bagi mereka bahwa Rasulullah Shallallahu'alaiwasallam tidak akan mengembalikan kepada mereka kecuali satu diantara dua pilihan akhirnya mereka berkata; "Kami memilih tawanan kami". Maka Rasulullah Shallallahu'alaiwasallam berdiri di hadapan Kaum Muslimin kemudian Beliau memuji Allah yang memang Dialah satu-satunya yang berhak untuk dipuji lalu berkata: "Amma ba'du. Sesungguhnya saudara-saudara kalian datang kepada kita dengan bertobat dan aku berpikir untuk mengembalikan tawanan mereka. Maka siapa yang suka untuk berbuat baik, lakukanlah (mengembalikan tawanan) dan siapa yang suka di antara kalian untuk mengambil haknya hingga kami akan berikan kepadanya bagian dari fa'i yang dari awal Allah telah mengkaruniakannya kepada kita, lakukanlah". Maka orang-orang berkata; "Kami memilih untuk berbuat baik kepada mereka, wahai Rasulullah". Maka Rasulullah Shallallahu'alaiwasallam berkata kepada mereka: "Sesungguhnya kami belum mengetahui siapa di antara kalian yang berhak memberi izin dan siapa yang tidak. Untuk itu kembalilah kalian sampai jelas bagi kami siapa orang yang memegang urusan kalian". Maka mereka kembali lalu orang-orang yang memegang urusan mereka berbicara kepada mereka kemudian mereka kembali menemui Rasulullah Shallallahu'alaiwasallam dan mengabarkan bahwa mereka telah bersikap baik dan mengizinkan. Inilah kisah yang sampai kepada kita tentang para tawanan suku Hawazin.

bukhari:2899

Telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Al 'Alaa'] telah bercerita kepada kami [Abu Usamah] telah bercerita kepada kami [Buraid bin 'Abdullah] dari [Abu Burdah] dari [Abu Musa radliallahu 'anhu] berkata; "Telah sampai berita kepada kami tentang tempat hijrah yang ditunjuk oleh Nabi Shallallahu'alaihiwasallam. Saat itu kami berada di negeri Yaman. Maka kami keluar untuk berhijrah menuju tempat yang dimaksud. Aku bersama dua saudaraku ikut dalam rombongan muhajirin tersebut dan aku yang paling muda usianya. Salah satu dari keduanya adalah Abu Burdah sedangkan yang satu lagi Abu Ruhmi. (Perawi berkata); Entah dia menyebut jumlah rombongan dengan kira-kira atau menyebut dengan jumlah lima puluh tiga atau lima puluh dua laki-laki dari kaumku. Maka kami naik sebuah perahu (mengarungi lautan) hingga perahu kami membawa kami sampai kepada an-Najasyi di Habasyah (Ethiopia) dan kami berjumpa dengan Ja'far bin Abu Thalib beserta para shahabatnya di negeri itu. Ja'far berkata; "Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam mengutus kami ke negeri ini dan memerintahkan kami agar tinggal disini, untuk itu tinggallah bersama kami disini". Maka kami tinggal menetap bersamanya hingga kami kembali (ke Madinah) bersama-sama dan menjumpai Nabi Shallallahu'alaihiwasallam ketika Beliau telah menaklukan Khaibar. Maka Beliau jadikan kami orang yang berhak mendapat bagian ghanimah". (perawi berkata); atau dia berkata; "Beliau memberi kami ghanimah. Padahal Beliau tidak membagi hak kepada seorangpun yang tidak ikut dalam penaklukan Khaibar dan hanya membagikannya kepada orang yang ikut terlibat dalam perang bersama Beliau. Kecuali kami, rombongan yang menaiki perahu bersama Ja'far dan para shahabatnya, beliau beri mereka bersama pejuang Khaibar lain).

bukhari:2903

Telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah bercerita kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari [Ibnu Al Musayyab] dari [Jubair bin Muth'im] berkata; 'Aku dan 'Utsman bin 'Affan berjalan menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shallallahu 'alaihi wasallam, lalu kami katakan; "Wahai Rasulullah, baginda memberikan Bani Al Muthallib tapi kami tidak, padahal kami di hadapan baginda kedudukannya sama". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Bani Al Muthallib dan Banu Hasyim adalah satu (sama kedudukannya). [Al Laits] berkata telah bercerita kepadaku [Yunus] dan dia menambahkan, [Jubair] berkata; Dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak membagikan kepada Banu 'Abdu Syamsi, tidak juga kepada Banu Naufal". Dan Ibnu Ishaq berkata; "'Abdu Syams, Hasyim dan Al Muthallib adalah saudara satu ibu yang bernama 'Atikah binti Murrah sedangkan Naufal adalah saudara mereka dari pihak bapak mereka".

bukhari:2907

Telah bercerita kepada kami [Musaddad] telah bercerita kepada kami [Yusuf bin Al Majisyun] dari [Shalih bin Ibrahim bin 'Abdur Rahman bin 'Auf] dari [bapaknya] dari [kakeknya] berkata; "Ketika aku berada di barisan pasukan pada perang Badar, aku melihat ke kanan dan kiriku ternyata nampak ada dua orang anak dari Kaum Anshar yang masih sangat muda dan aku berharap berada di antara tulang rusuk keduanya. Salah seorang darinya mengerdipkan matanya kepadaku seraya berkata; "Wahai paman, apakah paman mengenal Abu Jahal?". Aku jawab; "Ya. Tapi apa kepentinganmu dengannya wahai anak saudaraku?". Dia berkata; "Aku mendapat kabar bahwa dia menghina Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Dan demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya aku melihatnya pasti tidak akan berpisah jasadku dengan jasadnya sampai siapa diantara kami yang menemui ajalnya lebih dahulu ". Aku menjadi kagum dengan keberaniannya. Lalu anak yang satunya lagi mengerdipkan matanya kepadaku lalu berkata kepadaku seperti yang dikatakan saudaranya tadi. Tidak lama kemudian aku melihat Abu Jahal bolak-balik di tengah-tengan pasukan, lalu kukatakan kepada kedua anak tadi; "Itu dia orang yang tadi kalian tanyakan kepadaku?". Maka keduanya bersigap menyerbu dengan menghunus pedang masing-masing lalu keduanya menebas Abu Jahal hingga tewas. Kemudian keduanya mendatangi Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dan mengabarkannya, maka Beliau bertanya; "Siapa diantara kalian berdua yang membunuhnya?". Maka masing-masing dari keduanya menjawab; "Akulah yang membunuhnya". Beliau bertanya lagi; "Apakah kalian sudah membersihkan pedang kalian?". Keduanya menjawab; "Belum". Maka Beliau melihat pedang keduanya lalu berkata: "Kalau begitu, kalian berdua yang telah membunuhnya dan salabnya (harta benda yang melekat pada tubuh musuh saat dibunuh) untuk Mu'adz bin 'Amru bin Al Jamuh". Kedua anak itu namanya Mu'adz bin 'Afra' dan Mu'adz bin 'Amru bin Al Jamuh". Muhammad berkata, Yusuf mendengar Shalih dan Ibrahim, bapaknya.

bukhari:2908

Telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin Maslaman] dari [Malik] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Ibnu Aflah] dari [Abu Muhammad, maula Abu Qatadah] dari [Abu Qatadah radliallahu 'anhu] berkata; "Kami berangkat bersama Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam pada perang Hunain. Ketika kami sudah berhadapan dengan musuh, posisi Kaum Muslimin terdesak dan aku melihat ada seorang dari Kaum musyrikin berhasil mengatasi (membunuh) seorang dari Kaum Muslimin maka aku berbalik hingga aku berada di belakangnya lalu aku menghantamnya dengan pedang pada urat bahunya. Dia berbalik lalu mendekapku dengan satu dekapan dan saat itulah aku merasakan bau kematian dan akhirnya dia menemui kematiannya. Kemudian datang utusan maka aku menemui 'Umar bin Al Khaththab lalu aku katakan; "Bagaimana keadaan orang-orang?". Dia berkata; "Itu urusan Allah". Kemudian orang-orang kembali lalu Nabi Shallallahu'alaihiwasallam duduk di hadapan manusia seraya bersabda: "Siapa yang telah membunuh musuh dan dia mempunyai bukti yang jelas maka salab (harta/barang yang melekat pada musuh yang terbunuh) menjadi miliknya". Maka aku berdiri dan berkata; "Siapa yang menjadi saksi untukku". Lalu aku duduk kembali. Kemudian Beliau bersabda lagi: "Siapa yang telah membunuh musuh dan dia mempunyai bukti yang jelas maka salab (harta/barang yang melekat pada musuh yang terbunuh) menjadi miliknya". Maka aku berdiri lagi dan berkata; "Siapa yang menjadi saksi untukku". Lalu aku duduk kembali. Kemudian Beliau bersabda lagi untuk yang ketiga kalinya seperti tadi maka aku berdiri. Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bertanya: "Ada apa denganmu wahai Abu Qatadah?". Maka aku menceritakan kepada Beliau peristiwa yang aku alami". Tiba-tiba ada seorang yang berkata; "Dia benar wahai Rasulullah dan salabnya ada padaku maka itu relakanlah untukku". Abu Bakr ash-Shiddiq radliallahu 'anhu berkata (kepada laki-laki itu); "Tidak, demi Allah. Apa layak seseorang menemui salah satu singa Allah (maksudnya Abu Tolhah) yang dia berperang demi membela Allah dan Rasul-Nya Shallallahu'alaihiwasallam, lantas ia memberi salab-nya kepadamu?". Maka Nabi Shallallahu'alaihiwasallam berkata: "Abu Bakar benar". Maka Beliau memberikan salab itu kepad Abu Qatadah. Lalu aku menjual baju besi (salab) tersebut dan dengan harta itu kemudian aku membeli kebun yang penuh dengan buah-buahannya di kampung Bani Salamah dan itulah harta pertama yang aku kumpulkan di masa Islam".

bukhari:2909

Telah bercerita kepada kami [Musa bin Isma'il] telah bercerita kepada kami [Jarir bin Hazim] telah bercerita kepada kami [Al hasan] berkata telah bercerita kepadaku ['Amru bin Taghlab radliallahu 'anhu] berkata; "Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam pernah memberikan (suatu pemberian) kepada suatu kaum dan tidak memberikan kepada kaum yang lain namun mereka seakan menunjukkan ketidak sukaannya kepada Beliau. Maka Beliau berkata: "Sesungguhnya aku memberi suatu kaum karena aku khawatir tentang ketidak tegaran dan ketidak sabaran mereka, dan aku akan selalu memberi makan kepada suatu kaum sampai Allah menjadikan dalam hati mereka kebaikan dan orang yang kaya hati di antara mereka adalah 'Amru bin Taghlab". Maka 'Amru bin Taghlab berkata; "Aku tidak senang jika ucapan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam kepadaku itu diganti dengan kekayaan yang sangat berharga". Dan [Abu 'Ashim] menambahkan dari [Jarir] berkatal; Aku mendengar [Al Hasan] berkata, telah bercerita kepada kami ['Amru bin Taghlab] bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam diberikan harta atau tawanan lalu Beliau membagi-bagikannya atas dasar pertimbangan tadi".

bukhari:2912

Telah bercerita kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] telah bercerita kepada kami [Az Zuhriy] berkata telah mengabarkan kepadaku [Anas bin Malik] bahwa orang-orang dari kalangan Anshar berbicara dengan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam ketika Allah mengkaruniakan harta fa'i suku Hawazin kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Saat itu Beliau sedang memberikan bagian kepada orang-orang Quraisy berupa seratus unta. Mereka berkata; "Semoga Allah mengampuni Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam karena Beliau memberikan bagian kepada orang Quraisy dan meninggalkan kita padahal pedang-pedang kitalah yang menumpahkan darah-darah mereka". Anas berkata; "Kemudian disampaikan kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam apa yang diperbincangkan oleh mereka". Maka dikirimlah utusan kepada kaum Anshar dan mengumpulkan mereka pada suatu kemah terbuat dari kulit yang telah disamak dan tidak mengijinkan seorangpun bergabung selain kalangan mereka. Ketika mereka sudah berkumpul maka Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam datang menemui mereka lalu berkata: "Ada apa dengan berita yang telah sampai kepadaku tentang kalian". Orang faqih mereka berkata kepada Beliau; "Orang-orang bijak dari kami tidaklah mengatakan sesuatupun wahai Rasulullah. Namun memang ada anak-anak muda yang berkata; Semoga Allah mengampuni Rasulullah karena Beliau memberikan bagian kepada orang Quraisy dan meninggalkan kaum Anshar padahal pedang-pedang kitalah yang menumpahkan darah-darah mereka". Maka Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Sungguh aku memberi bagian kepada orang-orang yang masa hidup mereka masih dekat dengan kekafiran. Apakah kalian ridla orang-orang itu pulang dengan membawa harta, sebaliknya kalian kembali ke tempat tinggal kalian dengan membawa Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam?". Demi Allah, sungguh apa yang kalian bawa pulang lebih baik dari apa yang mereka bawa". Kaum Anshar berkata; "Kami ridla wahai Rasulullah". Kemudian Beliau bersabda lagi: "Sungguh sepeninggalku nanti kalian akan melihat banyak perkara yang sangat berat. Untuk itu bershabarlah hingga kalian berjumpa dengan Allah dan Rasul-Nya Shallallahu'alaihiwasallam di telaga al-haudl". Anas berkata; "Ternyata di kemudian hari kami tidak sabar".

bukhari:2914

Telah bercerita kepada kami ['Abdul 'Aziz bin 'Abdullah Al Uwaisiy] telah bercerita kepada kami [Ibrahim bin Sa'ad] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] mengatakan, telah menceritakan kepadaku ['Umar bin Muhammad bin Jubair bin Muth'im] bahwa [Muhammad bin Jubair] berkata telah mengabarkan kepadaku [Jubair bin Muth'im] bahwa ketika dia bersama Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam beserta orang-orang yang baru kembali dari perang Hunain, Beliau dihampiri oleh orang-orang Arab Baduy yang meminta bagian dan mendesak Beliau hingga menyudutkan Beliau ke pohon berduri sementara rida' (selendang) Beliau raib (ada yang ambil). Maka Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam tertahan lalu bersabda: "Berikan rida'ku. Seandainya aku memiliki banyak pohon berduri ini sebagai harta maka aku bagikan kepada kalian, lalu kalian tidak akan mendapati aku sebagai orang yang pelit, dusta atau pengecut".

bukhari:2915

Telah bercerita kepada kami [Yahya bin Bukair] telah bercerita kepada kami [Malik] dari [Ishaq bin 'Abdullah] dari [Anas bin Malik radliallahu 'anhu] berkata; "Aku pernah berjalan bersama Nabi Shallallahu'alaihiwasallam yang ketika itu Beliau mengenakan selendang yang tebal dan kasar buatan Najran. Kemudian seorang Arab Baduy datang lalu menarik Beliau dengan tarikan yang keras hingga aku melihat permukaan pundak Nabi Shallallahu'alaihiwasallam berbekas akibat tarikan yang keras itu. Lalu Beliau berkata: "Perintahkanlah, agar aku diberikan harta Allah yang ada padamu". Kemudian Beliau memandang kepada orang Arab Baduy itu dan tertawa Lalu Beliau memerintahkan agar memberinya".

bukhari:2916

Telah bercerita kepadaku [Ahmad bin Al miqdam] telah bercerita kepada kami [Al Fudlail bin Sulaiman] telah bercerita kepada kami [Musa bin 'Uqbah] berkata telah mengabarkan kepadaku [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma] bahwa 'Umar bin Al Khaththab mengusir Yahudi dan Nashara dari bumi Hijaz (Arab) dan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam ketika menaklukan penduduk Khaibar juga berniat akan mengusir Yahudi dari wilayah itu. Dan wilayah itu ketika dahulu ditaklukan menjadi milik Yahudi, Rasulullah dan Kaum Muslimin. Lalu orang-orang Yahudi meminta kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam agar memperkenankan mereka menggarapnya dengan imbalan mereka mendapat setengah dari hasil buahnya, maka Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Kami sepakat kalian menggarapnya namun terserah kami" (batas waktunya). Akhirnya mereka setuju hingga kemudian pada masa kekuasaan 'Umar, beliau mengusir mereka ke wilayah Tayma' dan Ariha".

bukhari:2919

Telah bercerita kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhriy] berkata telah bercerita kepadaku ['Urwah bin Az Zubair] dari [Al Miswar bin Makhramah], dia mengabarkan kepadanya bahwa ['Amru bin 'Auf Al Anshariy], dia adalah cucu dari Bani 'Amir bin Lu'ay yang turut serta dalam perang Badar, mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam mengutus Abu 'Ubaidah bin Al Jarrah ke negeri Bahrain untuk mengambil jizyah. Sebelumnya Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam telah membuat perjanjian dengan penduduk Bahrain dan menjadikan Al 'Alaa' bin Al Hadlramiy sebagai pemimpin mereka. Maka Abu 'Ubaidah datang dengan membawa harta dari negeri Bahrain. Kedatangan Abu 'Ubaidah ini didengar oleh Kaum Anshar bertepatan dengan saat shalat Shubuh bersama Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Setelah shalat selesai, Beliau segera pergi namun mereka berkerumun menghampiri Beliau. Maka Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam tersenyum ketika melihat mereka seraya berkata: "Aku kira kalian telah mendengar bahwa Abu 'Ubaidah telah tiba dengan membawa sesuatu". Mereka berkata; "Benar sekali wahai Rasulullah". Maka Beliau bersabda: "Bergenbiralah dan bercita-citalah dengan apa yang dapat membuat kalian berbahagia. Sungguh demi Allah, bukanlah kefakiran yang aku khawatirkan dari kalian. Akan tetapi yang aku khawatirkan atas kalian adalah bila kalian telah dibukakan (harta) dunia sebagaimana telah dibukakan kepada orang-orang sebelum kalian lalu kalian berlomba-loba untuk memperebutkannya sebagaimana mereka berlomba-lomba memperebutkannya sehingga harta dunia itu membinasakan kalian sebagaimana telah membinasakan mereka".

bukhari:2924

Telah bercerita kepada kami [Al Fadlal bin Ya'qub] telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin Ja'far ar-Raqqiy] telah bercerita kepada kami [Al Mu'tamir bin Sulaiman] telah bercerita kepada kami [Sa'id bin 'Ubaidullah Ats-Tsaqafiy] telah bercerita kepada kami [Bakr bin 'Abdullah Al Muzaniy] dan [Ziyad bin Jubair] dari [Jubair bin Hayyah] berkata; "'Umar mengutus banyak orang ke berbagai negeri untuk memerangi orang-orang musyrik. Kemudian ketika Al Humuzan telah masuk Islam, 'Umar berkata; "Aku minta pendapatmu tentang peperangan ini". Al Hurmuzan berkata' "Baiklah. Perumpamaan perang ini dan orang-orang yang terlibat di dalamnya dari kalangan musuh kaum Muslimin seperti seekor burung yang memiliki satu kepala, dua sayap dan dua kaki. Apabila salah satu sayapnya patah maka dia akan tegak berdiri dengan dua kaki, satu sayap dan satu kepala dan apabila sayap yang satunya lagi patah maka dia akan tegak dengan dua kaki dan satu kepala. Namun jika kepalanya dipecahkan maka lumpuhlah kedua kaki dan kedua sayap sekaligus kepala. Perumpamaan kepala adalah Kisra (raja Persia) dan sayap yang satu umpama Qaishar (raja Romawi) sedangkan sayap yang satunya lagi adalah orang-orang Persia. Maka itu perintahkanlah kaum Muslimin agar berangkat untuk memerangi Kisra". Dan Bakr dan Ziyad keduanya berkata dari Jubair bin Hayyah yang berkata; "Maka 'Umar mengirim kami dan mengangkat an-Nu'man bin Muqarrin sebagai pemimpin kami hingga ketika kami tiba di negeri musuh keluarlah seorang antek Kisra bersama empat puluh ribu pasukan menghadang kami lalu seorang perterjemah berdiri seraya berkata; "Hendaklah salah seorang dari kalian berbicara kepadaku". Maka Al Mughirah berkata; "Bertanyalah apa yang kalian inginkan!". Dia berkata; "Siapa kalian ini?". [Al Mughirah] menjawab; "Kami adalah orang-orang dari bangsa Arab yang sebelumnya kami hidup dalam kesengsaraan dan ujian yang berat, kami menghisap kulit dan biji-bijian karena lapar, kami memakai pakaian bulu dan rambut dan kami menyembah pohon dan batu. Dalam kondisi seperti itu, Rabb langit dan bumi Yang Maha Tinggi dan Besar Keagungan-Nya mengutus kepada kami Nabi kami dari kalangan kami sendiri yang kami kenal bapak dan ibunya, lalu Nabi utusan Rabb shallallahu 'alaihi wasallam kami itu memerintahkan kami untuk memerangi kalian hinga kalian menyembah Allah saja atau kalian membayar jizyah. Dan Nabi kami shallallahu 'alaihi wasallam mengabarkan kepada kami tentang risalah ajaran Rabb kami bahwa siapa saja orang dari kami yang terbunuh maka dia akan masuk surga dengan kenikmatan yang belum pernah dia lihat sekalipun, dan siapa yang tetap hidup diantara kami maka dia akan menguasai kalian". Kemudian [an-Nu'man] berkata; "Seringkali Allah menyertakan kamu dalam peperangan bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam semacam itu, yang tidak akan membuat kamu menyesal dan terhina. Dan aku juga pernah ikut berperang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, apabila Beliau belum memulainya di awal siang, Beliau menunggu hingga angin bertiup dan waktu-waktu shalat telah masuk".

bukhari:2925

Telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah bercerita kepada kami [Al LAits] berkata telah bercerita kepadaku [Sa'id Al Maqbariy] dari [bapakmya] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] berkata; "Ketika kami sedang berada di masjid, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam keluar seraya berkata: "Berangkatlah kalian menemui orang-orang Yahudi". Maka kami keluar hingga ketika sampai di rumah Al Midras, Beliau bersabda: "Masuklah kedalam Islam maka kalian akan selamat, dan ketahuilah bahwa bumi ini milik Allah dan Rasul-Nya dan aku hendak mengusir kalian dari daerah ini, Maka barangsiapa dari kalian yang memiliki harta hendaklah dia menjualnya. Jika tidak mau, ketahuilah bahwa bumi ini milik Allah dan Rasul-Nya".

bukhari:2931

Telah bercerita kepada kami [Abu an-Nu'man] telah bercerita kepada kami [Tsabit bin Azid] telah bercerita kepada kami ['Ashim] berkata aku bertanya kepada [Anas radliallahu 'anhu] tentang (membaca do'a) qunut sebelum ruku'. Aku katakan; "Seseorang berpendapat bahwa anda mengatakan qunut setelah ruku'?". Maka dia menjawab; "Orang itu berdusta". Kemudian dia bercerita kepada kami dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa Beliau pernah membaca do'a qunut setelah ruku' untuk memohon kebinasaan orang-orang yang masih hidup dari Bani Sulaim". Dia berkata; "Beliau mengutus empat puluh atau tujuh puluh, (dia ragu jumlah pastinya), para penghapal al-Qur'an kepada beberapa orang musyrikin lalu Beliau menawarkan para penghafal al-Qur'an itu kepada mereka namun mereka membantainya. Saat itu antara mereka dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sudah ada perjanjian. Aku belum pernah melihat Beliau marah seperti marahnya Beliau terhadap para pembantai itu".

bukhari:2934

Telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Ibnu An Nadlar, maula 'Umar bin 'Ubaidullah] bahwa [Abu Murrah, maula Ummu Hani' binti Abu Thalib] mengabarkan kepadanya bahwa dia mendengar [Ummu Hani' binti AbuThalib] berkata; "Aku pergi menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada hari pembebasan Makkah ternyata Beliau sedang mandi, dan Fathimah, putri Beliau menutupinya dengan tabir. Aku memberi salam kepada Beliau lalu Beliau bertanya: "Siapa ini?". Aku jawab; "Aku Ummu Hani' binti Abu Thalib". Beliau berkata: "Marhaban (selamat datang) Ummu Hani'". Setelah selesai mandi, Beliau shalat delapan raka'at dengan berselimut pada satu baju. Aku berkata: "Wahai Rasulullah, anak ibuku ('Ali bin Abu Thalib radliallahu 'anhu) mengatakan dia telah membunuh seseorang yang telah kulindungi, yakni Fulan bin Hubairah". Maka Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: " Kami melindungi seseorang yang kau lindungi wahai Ummu Hani'". Ummu Hani' berkata: "Saat itu adalah waktu dhuha".

bukhari:2935

Telah bercerita kepada kami [Muhammad] telah mengabarkan kepada kami [Waki'] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim at-Taymiy] dari [bapaknya] berkata; " ['Ali] menyampaikan khathbah kepada kami, katanya; "Tidak ada kitab yang kita baca selain Kitab Allah Ta'ala ini dan apa yang ada pada ash-shahifah (lembaran-lembaran hadits) ini", yang Beliau Shallallahu'alaihiwasallam bersabda, isinya: "Disana disebutkan penjelasan hukum luka-luka sekaligus masa berlakunya dan Madinah adalah tanah suci yang wilayahnya antara sumber air hingga wilayah anu. Maka barangsiapa yang berbuat kemungkaran (bid'ah) yang dilarang agama didalamnya atau membantu orang berbuat bid'ah maka orang itu akan mendapat laknat dari Allah, para malaikat dan seluruh manusia dan tidak akan diterima darinya amalan 'ibadah wajib dan sunnahnya" (atau taubat dan tebusannya). Dan siappaun budak yang berwala' bukan kepada majikannya, maka dia akan mendapat hukuman seperti itu juga, dan perlindungan Kaum Muslimin adalah satu, maka barangsiapa melepas ikatan perjanjian dengan seorang muslim maka orang itu akan mendapat hukuman seperti itu juga".

bukhari:2936

Telah bercerita kepada kami [Musaddad] telah bercerita kepada kami [Bisyir, dia adalah anak Al Mufadlal] telah bercerita kepada kami [Yahya] dari [Busyair bin Yasar] dari [Sahal binAbi Hatsmah] berkata; "'Abdullah bin Sahal dan Muhayyishah bin Mas'ud bin Zaid berangkat menuju Khaibar yang saat itu Khaibar terikat dengan perjanjian damai lalu keduanya terpisah. Kemudian Muhayyishah mendapatkan 'Abdullah bin Sahal dalam keadaan gugur bersimbah darah lalu dia menguburkannya. Kemudian dia kembali ke Madinah. Lalu 'Abdur Rahman bin Sahal, Muhayyishah dan Huwayyishah, keduanya anak Mas'ud, menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. 'Abdur Rahman bin Sahal memulai berbicara Namun Beliau Shallallahu'alaihiwasallam berkata; "Tolong yang bicara yang lebih tua, tolong yang bicara yang lebih tua". Dia ('Abdur Rahman) memang yang paling muda usia diantara kaum yang hadir, lalu dia pun diam. Maka keduanya (anak Mas'ud) berbicara". Beliau Shallallahu'alaihiwasallam bertanya; "Hendaknya kalian bersumpah sehingga bisa menuntut pembunuhnya atau kalian tuntut darah saudara kalian". Mereka berkata; "Bagaimana kami dapat bersumpah padahal kami tidak menyaksikan dan tidak melihat kejadiannya". Beliau berkata: "Kalau begitu kaum Yahudi bisa menyatakan ketidakterlibatannya dengan lima puluh sumpah". Mereka bertanya; "Bagaimana mungkin kami terima sumpah kaum kafir?". Akhirnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membayar diyatnya dari harta Beliau sendiri".

bukhari:2937

Telah bercerita kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhriy] telah mengabarkan kepada kami [Humaid bin 'Abdur Rahman] bahwa [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] berkata; "Abu Bakr mengutusku sebagai orang diantara orang-orang yang menyampaikan pengumuman pada hari Nahar (tanggal sepuluh Dzul Hijjah) di Mina, yang isinya; "Tidak boleh bagi orang musyrik melaksanakan hajji setelah tahun ini, tidak boleh mereka melakukan thawaf di Baitullah dalam keadaan telanjang dan hajji akbar adalah hari Nahar". Dan sesungguhnya disebut haji akbar karena adanya pernyataan orang-orang tentang hajji ashghar (kecil) maka Abu Bakr mengumumkan kepada manusia pada musim hajji tahun itu bahwa (hajji akbar) adalah saat orang-orang musyrik tidak berhaji pada haji wada' yang ketika itu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakannya".

bukhari:2941

Telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Katsir] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim at-Taymiy] dari [bapaknya] dari ['Ali radliallahu 'anhu] berkata; "Tidak ada yang kami tulis dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kecuali Al Qur'an dan apa yang ada pada ash-shahifah (lembaran-lembaran hadits) ini", dimana Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Madinah adalah tanah suci yang wilayahnya antara gunung ini hingga wilayah anu. Maka barangsiapa yang berbuat kemungkaran (bid'ah) yang dilarang agama didalamnya atau membantu orang berbuat bid'ah maka orang itu akan mendapat laknat dari Allah, para malaikat dan seluruh manusia, dan tidak akan diterima darinya amalan 'ibadah wajib dan sunnahnya" (atau taubat dan tebusannya). Dan perlindungan Kaum Muslimin adalah sama, maksudnya orang yang paling rendahpun bisa menggunakan hak perlindungannya. Maka barangsiapa melanggar ikatan perjanjian seorang muslim maka orang itu akan mendapat laknat dari Allah, para malaikat dan seluruh manusia dan tidak akan diterima darinya amalan 'ibadah wajib dan sunnahnya". Dan siapapun budak yang berwala' bukan kepada majikannya, maka ia mendapat laknat dari Allah, para malaikat dan seluruh manusia dan tidak akan diterima darinya amalan 'ibadah wajib dan sunnahnya". Berkata Abu Musa telah bercerita kepada kami Hasyim bin Al Qasim telah bercerita kepada kami Ishaq bin Sa'id dari bapaknya dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; "Bagaimana yang kalian lakukan jika kalian tidak bisa lagi mengambil dinar dan juga dirham (jizyah)?". Ditanyakan kepadanya; "Bagaimana kamu melihatnya hal itu dapat terjadi, wahai Abu Hurairah?". Dia menjawab; "Bagiku, demi Dzat yang jiwa Abu Hurairah berada di tangan-Nya, aku mengambilnya seorang yang jujur (muhammad) dan berita yang dibawanya adalah benar. Mereka tanyakan "Apakah itu?". Dia berkata; "Itu karena perjanjian Allah dan Rasul-Nya telah dilanggar, sehingga Allah mengeraskan hati-hati orang ahlu dzimmah lalu mereka enggan mengeluarkan harta yang ada ditangan mereka".

bukhari:2943

Bab. Telah bercerita kepada kami ['Abdan] telah mengabarkan kepada kami [Abu Hamzah] berkata aku mendengar [Al A'masy] berkata; aku bertanya kepada [Abu Wa'il]; "Apakah kamu terlibat dalam perang Shiffin?". Dia menjawab; "Ya, dan saat itu aku mendengar [Sahal bin Hunaif] berseru; "Berhati-hatilah kalian dengan pendapat kalian. Sungguh aku pernah melihat diriku sendiri pada peristiwa Abu Jandal (Perjanjian Hudaibiyah), seandainya aku sanggup menolak perintah (keputusan) Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentu aku sudah menolaknya saat itu, tidaklah kami letakkan pedang diatas pundak kami karena tragedi yang memilukan itu selain memudahkan kami mencermati permasalahan yang kami sadari, ada masalah lain dalam tragedi itu.

bukhari:2944

Telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin Muhammad] telah bercerita kepada kami [Yahya bin Adam] telah bercerita kepada kami [Yazid bin 'Abdul 'Aziz] dari [bapaknya] telah bercerita kepada kami [Habib bin Abu Tsabit] berkata telah bercerita kepadaku [Abu Wa'il] berkata; Kami terlibat dalam perang Shiffiin lalu [Sahal bin Hunaif] berkata; "Wahai sekalian manusia, berhati-hatilah kalian dengan diri kalian. Sungguh kami pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada hari Perjanjian Hudaibiyah. Seandainya saat itu kami berpendapat untuk perang pasti kami sudah berperang hingga datang 'Umar bin Al Khaththab seraya berkata; "Wahai Rasulullah, bukankah kita berada di atas kebenaran sedangkan mereka di atas kebathilan?". Beliau Shallallahu'alaihiwasallam menjawab: "Ya, benar". Lalu dia bertanya lagi; "Bukankah siapa yang gugur diantara kita akan masuk surga sedang orang yang tewas dari mereka akan masuk neraka?". Beliau Shallallahu'alaihiwasallam menjawab: "Ya, benar". 'Umar bertanya; "Lalu atas dasar alasan apa kita menimpakan kehinaan dalam agama kita ini, apakah kita akan pulang sedangkan Allah belum memutuskan perkara antara kita dan mereka?". Maka Beliau menjawab: "Wahai putra Al Khaththab, aku ini Rasulullah dan Allah sekali-kali tidak akan menyia-nyiakan aku selamanya". Kemudian 'Umar mendatangi Abu Bakr lalu mengatakan seperti yang dia katakan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Maka Abu Bakr berkata; "Beliau itu Rasulullah dan Allah sekali-kali tidak akan menyia-nyiakan Beliau selamanya". Maka kemudian turunlah surah al-Fath lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membacakannya kepada 'Umar hingga akhir surat. Lalu 'Umar bertanya; "Wahai Rasulullah, apakah (keputusan) ini tanda kemenangan?". Beliau menjawab: "Ya".

bukhari:2945

Telah bercerita kepada kami [Ahmad bin 'Utsman bin Hakim] telah bercerita kepada kami [Syuraih bin Malsmah] telah bercerita kepada kami [Ibrahim bin Yusuf bin Abu Ishaq] berkata telah bercerita kepadaku [bapakku] dari [Abu Ishaq] berkata telah bercerita kepadaku [Al Bara' radliallahu 'anhu] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika hendak menunaikan 'umrah Beliau mengutus utusan kepada penduduk Makkah untuk meminta mereka mengijinkan Beliau memasuki Makkah. Maka mereka mengajukan syarat kepada Beliau yaitu, Beliau tidak boleh tinggal di Makkah kecuali hanya tiga malam, Beliau tidak boleh masuk kota Makkah kecuali dalam keadaan senjata disarungkan dan Beliau tidak diperkenankan menda'wahi seorangpun. Lalu 'Ali bin Abu Thalib menuliskan syarat yang mereka ajukan. Dia menulis; "Inilah ketetapan yang dibuat oleh Muhammad Rasulullah". Maka mereka spontan berkata; "Kalau kami ketahui bahwa kamu Rasulullah, tentu kami tidak akan menghalangi kamu dan pasti kami sudah berbai'at kepadamu. Akan tetapi tulislah; "Inilah ketetapan yang dibuat oleh Muhammad bin 'Abdullah". Maka Beliau berkata: "Demi Alah, aku ini Muhammad bin 'Abdullah dan demi Allah aku ini benar Rasulullah". Perawi (Al Bara') berkata; "Saat itu 'Ali tidak mau menulisnya". Perawi berkata; "Maka Beliau berkata kepada 'Ali: "Hapuslah kalimat Rasulullah". 'Ali berkata: "Demi Allah, sekali-kali aku tidak akan menghapusnya". Beliau berkata: "Tunjukkan kepadaku tulisan kalimat itu". Perawi berkata; "Maka 'Ali menunjukkannya lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menghapusnya dengan tangan Beliau. Ketika akhirnya Beliau masuk Makkah dan telah berlalu masa yang disyaratkan, mereka mendatangi 'Ali dan berkata; "Perintahkan temanmu itu agar segera meninggalkan (Makkah) ". Kemudian 'Ali menceritakan hal itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam maka Beliau berkata: "Ya". Lalu Beliau berangkat meninggalkan (Makkah) ".

bukhari:2947

Telah bercerita kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] telah bercerita kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Mujahid] dari [Thawus] dari [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhu] berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda pada hari Pembebasan Makkah: "Tidak ada lagi hijrah akan tetapi yang tetap ada adalah jihad dan niat. Maka jika kalian diperintahkan untuk berangkat berperang, berangkatlah". Dan Beliau juga bersabda pada hari Pembebasan Makkah: "Sesungguhnya negeri ini telah Allah haramkan (sucikan) sejak hari penciptaan langit dan bumi, maka dia akan tetap suci dengan pensucian dari Allah itu hingga hari qiyamat, dan sesungguhnya tidaklah dihalalkan untuk berperang di dalamnya bagi seorangpun sebelumku, dan juga tidak dihalalkan bagiku kecuali sesaat saja dalam suatu hari, maka dia suci dengan pensucian Allah itu hingga hari qiyamat, tidak boleh ditebang pepohonannya, tidak boleh diburu hewan buruannya dan tidak ditemukan satupun barang temuan kecuali harus dikembalikan kepada yang mengenalnya (pemiliknya) dan tidak boleh ditebang pepohonnya". Maka Al 'Abbas radliallahu 'anhu berkata: "Wahai Rasulullah, kecuali pohon idzkhir yang berguna untuk wewangian tukang besi mereka (penduduk Makkah) dan rumah-rumah mereka". Beliau bersabda: "Ya, kecuali pohon idzkhir".

bukhari:2951

Telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Katsir] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Jami' bin Syaddad] dari [Shafwan bin Muhriz] dari ['Imran bin Hushain radliallahu 'anhu] berkata; "Datang rombongan orang dari Bani Tamim menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu Beliau berkata; "Wahai Bani Tamim, bergembiralah". Mereka berkata:; "Tuan telah memberikan kabar gembira kepada kami maka itu berilah kami (sesuatu) ". Seketika itu wajah Beliau berubah. Kemudian datang penduduk Yaman menemui Beliau, lalu Beliau berkata: "Wahai penduduk Yaman, terimalah kabar gembira jika Bani Tamim tidak mau menerimanya". Mereka berkata; "Kami siap menerimanya". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mulai berbicara tentang penciptaan makhluq dan al-'Arsy. Tiba-tiba datang seseorang seraya berkata; "Wahai 'Imran, untamu hilang". Sayang sekali aku belum selesai mendengarkan apa yang Beliau sampaikan".

bukhari:2952

Telah bercerita kepada kami [Bisyir bin Muhammad] telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] dari [Musa bin 'Uqbah] dari [Salim] dari [bapaknya] berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang mengambil sesuatu (sebidang tanah) dari bumi yang bukan haknya maka pada hari qiyamat nanti dia akan dibenamkan sampai tujuh bumi".

bukhari:2957

Telah bercerita kepadaku ['Ubaid bin Isma'il] telah bercerita kepada kami [Abu Usamah] dari [Hisyam] dari [bapaknya] dari [Sa'id bin Zaid bin 'Amru bin Nufail] bahwa dia telah bertengkar dengan Arwa (binti Unais) dalam perkara kepemilikan tanah. Arwa menuduh bahwa Sa'id mengurangi haknya dan memberikannya kepada Marwan. Maka Sa'id berkata: "Apakah (patut) aku mengambil haknya?. Sungguh aku bersaksi bahwa aku benar-benar telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang mengambil sejengkal saja dari tanah secara aniaya maka dia akan dikalungkan dengan tanah sebanyak tujuh bumi pada hari qiyamat ". Berkata [Abu Az Zanad] dari [Hisyam] dari [bapaknya] berkata, [Sa'id bin Zaid] berkata kepadaku; "Aku menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam".

bukhari:2959

Telah bercerita kepada kami [Yahya bin Bukair] telah bercerita kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] berkata telah mengabarkan kepadaku ['Urwah] bahwa ['Aisyah radliallahu 'anhuma] telah mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika hari terjadinya gerhana matahari, Beliau berdiri melaksanakan shalat. Beliau membaca takbir, kemudian membaca dengan bacaan surat yang panjang, lalu ruku' dengan ruku' yang panjang (lama) lalu mengangkat kepalanya seraya membaca sami'allahu liman hamidah. Lalu Beliau kembali berdiri sebagaimana sebelumnya dan membaca bacaan yang panjang namun kurang dari bacaannya yang pertama tadi, lalu ruku' dengan ruku' yang panjang namun kurang dari ruku'nya yang pertama tadi, lalu sujud dengan sujud yang panjang. Kemudian Beliau melakukannya seperti itu pada raka'at yang akhir lalu memberi salam sementara matahari sudah tampak kembali. Lalu Beliau menyampaikan khathbah di hadapan manusia dan berkata tentang gerhana matahari dan bulan bahwa: "Keduanya adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, tidak mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang. Maka jika kalian melihat gerhana keduanya, bersegeralah mendirikan shalat".

bukhari:2964

Telah bercerita kepada kami [Hudbah bin Khalid] telah bercerita kepada kami [Hammam] dari [Qatadah]. Dan diriwayartkan pula, [Khalifah] berkata kepadaku, telah bercerita kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah bercerita kepada kami [Sa'id] dan [Hisyam] keduanya berkata telah bercerita kepada kami [Qatadah] telah bercerita kepada kami [Anas bin Malik] dari [Malik bin Sha'sha'ah radliallahu 'anhuma] berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ketika aku berada di sisi Baitullah antara tidur dan sadar". Lalu Beliau menyebutkan, yaitu: "Ada seorang laki-laki diantara dua laki-laki yang datang kepadaku membawa baskom terbuat dari emas yang dipenuhi dengan hikmah dan dan iman lalu orang itu membelah badanku dari atas dada hingga bawah perut, lalu dia mencuci perutku dengan air zamzam kemudian mengisinya dengan hikmah dan iman. Kemudian aku diberi seekor hewan tunggangan putih yang lebih kecil dari pada baghal namun lebih besar dibanding keledai bernama al-Buraq. Maka aku berangkat bersama Jibril Alaihissalam, hingga sampai di langit dunia. Lalu ditanyakan; "Siapakah ini". Jibril menjawab; "Jibril". Ditanyakan lagi; "Siapa orang yang bersamamu?". Jibril menjawab; "Muhammad". Ditanyakan lagi; "Apakah dia telah diutus?". Jibril menjawab; "Ya". Maka dikatakan; "Selamat datang, sebaik-baik orang yang datang telah tiba". Kemudian aku menemui Adam Alaihissalam dan memberi salam kepadanya lalu dia berkata; "(Ucapan) selamat datang bagimu dari anak keturunan dan nabi". Kemudian kami naik ke langait kedua lalu ditanyakan; "Siapakah ini". Jibril menjkawab; "Jibril". Ditanyakan lagi; "Siapa orang yang bersamamu?". Jibril menjawab; "Muhammad". Ditanyakan lagi; "Apakah dia telah diutus?". Jibril menjawab; "Ya". Maka dikatakan; "Selamat datang baginya dan ini sebaik-baiknya kedatangan orang yang datang". Lalu aku menemui 'Isa dan Yahya Alaihissalam lalu keduanya berkata; "Selamat datang bagimu dari saudara dan nabi". Kemudian kami naik ke langit ketiga lalu ditanyakan; "Siapakah ini". Jibril menjawab; "Jibril". Ditanyakan lagi; "Siapa orang yang bersamamu?". Jibril menjawab; "Muhammad". Ditanyakan lagi; "Apakah dia telah diutus?". Jibril menjawab; "Ya". Maka dikatakan; "Selamat datang baginya dan ini sebaik-baiknya kedatangan orang yang datang". Lalu aku menemui Yusuf Aalihissalam dan memberi salam kepadanya lalu dia berkata; "Selamat datang bagimu dari saudara dan nabi". Kemudian kami naik ke langit keempat lalu ditanyakan; "Siapakah ini". Jibril menjawab; "Jibril". Ditanyakan lagi; "Siapa orang yang bersamamu?". Jibril menjawab; "Muhammad". Ditanyakan lagi; "Apakah dia telah diutus?". Jibril menjawab; "Ya". Maka dikatakan; "Selamat datang baginya dan ini sebaik-baik kedatangan orang yang datang". Lalu aku menemui Idris Alaihissalam dan memberi salam kepadanya lalu dia berkata; "Selamat datang bagimu dari saudara dan nabi". Kemudian kami naik ke langit kelima lalu ditanyakan; "Siapakah ini". Jibril menjawab; "Jibril". Ditanyakan lagi; "Siapa orang yang bersamamu?". Jibril menjawab; "Muhammad". Ditanyakan lagi; "Apakah dia telah diutus?". Jibril menjawab; "Ya". Maka dikatakan; "Selamat datang baginya dan ini sebaik-baiknya kedatangan orang yang datang". Lalu aku menemui Harun Alaihissalam dan memberi salam kepadanya lalu dia berkata; "Selamat datang bagimu dari saudara dan nabi". Kemudian kami naik ke langit keenam lalu ditanyakan; "Siapakah ini". Jibril menjawab; "Jibril". Ditanyakan lagi; "Siapa orang yang bersamamu?". Jibril menjawab; "Muhammad". Ditanyakan lagi; "Apakah dia telah diutus?". Jibril menjawab; "Ya". Maka dikatakan; "Selamat datang baginya dan ini sebaik-baiknya kedatangan orang yang datang". Kemudian aku menemui Musa 'alaihissalam dan memberi salam kepadanya lalu dia berkata; "Selamat datang bagimu dari saudara dan nabi". Ketika aku sudah selesai, tiba-tiba dia menangis. Lalu ditanyakan; "Mengapa kamu menangis?". Musa menjawab; "Ya Rabb, anak ini yang diutus setelah aku, ummatnya akan masuk surga dengan kedudukan lebih utama dibanding siapa yang masuk surga dari ummatku". Kemudian kami naik ke langit ketujuh lalu ditanyakan; "Siapakah ini". Jibril menjawab; "Jibril". Ditanyakan lagi; "Siapa orang yang bersamamu?". Jibril menjawab; "Muhammad". Ditanyakan lagi; "Apakah dia telah diutus?". Jibril menjawab; "Ya". Maka dikatakan; "Selamat datang baginya dan ini sebaik-baiknya kedatangan orang yang datang". Kemudian aku menemui Ibrahim 'alaihissalam dan memberi salam kepadanya lalu dia berkata; "Selamat datang bagimu dari saudara dan nabi". Kemudian aku ditampakkan al-Baitul Ma'mur. Aku bertanya kepada Jibril, lalu dia menjawab; "Ini adalah al-Baitul Mamur, setiap hari ada tujuh puluh ribu malaikat mendirikan sholat disana. Jika mereka keluar (untuk pergi shalat) tidak ada satupun dari mereka yang kembali". Kemudian diperlihatkan kepadaku Sidratul Muntaha yang ternyata bentuknya seperti kubah dengan daun jendelanya laksana telinga-telinga gajah. DI dasarnya ada empat sungai yag berada di dalam (disebut Bathinan) dan di luar (Zhahiran) ". Aku bertanya kepada Jibril, maka dia menjawab; "Adapun Bathinan berada di surga sedangkan Zhahiran adalah an-Nail dan al-Furat (dua nama sungai di durga) ". Kemudian diwajibkan atasku shalat lima puluh kali. Aku menerimana hingga datang Musa 'alaihissalam menemuiku dan bertanya; "Apa yang telah kamu lakukan?". Aku jawab: "Aku diwajibkan shalat lima puluh kali". Musa berkata; "Akulah orang yang lebih tahu tentang manusia daripada kamu. Aku sudah berusaha menangani Bani Isra'il dengan sungguh-sungguh. Dan ummatmu tidak akan sanggup melaksanakan kewajiban shalat itu. Maka itu kembalilah kamu kepada Rabbmu dan mintalah (keringanan) ". Maka aku meminta keringanan lalu Allah memberiku empat puluh kali shalat lalu (aku menerimanya dan Musa kembali menasehati aku agar meminta keringanan lagi), kemudian kejadian berulang seperti itu (nasehat Musa) hingga dijadikan tiga puluh kali lalu kejadian berulang seperti itu lagi hingga dijadikan dua puluh kali kemudian kejadian berulang lagi hingga menjadi sepuluh lalu aku menemui Musa dan dia kembali berkata seperti tadi hingga dijadikan lima waktu lalu kembali aku menemui Musa dan dia bertanya; "Apa yang kamu dapatkan?". Aku jawab; "Telah ditetapkan lima waktu". Dia berkata seperti tadi lagi. Aku katakan; "Aku telah menerimanya dengan baik". Tiba-tiba ada suara yang berseru: "Sungguh AKu telah putuskan kewajiban dariku ini dan Aku telah ringankan buat hamba-hamba-Ku dan aku akan balas setiap satu kebaikan (shalat) dengan sepuluh balasan (pahala) ". Dan berkata [Hammam] dari [Qatadah] dari [Al Hasan] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Tentang al-Baitul Ma'mur".

bukhari:2968

Telah bercerita kepada kami Muhammad telah bercerita kepada kami [Ibnu Abi Maryam] telah mengabarkan kepada kami [Al Laits] telah bercerita kepada kami [Ibnu Abi Ja'far] dari [Muhammad bin 'Abdur Rahman] dari ['Urwah bin Az Zubair] dari ['Aisyah radliallahu 'anhu], istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya malaikat-malaikat turun pada al-'Anan, yaitu awan lalu mereka menyebutkan perkara-perkara (yang akan terjadi) di langit lalu setan-setan mencuri pendengaran hingga mereka dapat mendengarnya lalu mereka membisikkannya kepada para dukun, dan setan-setan itu membuat seratus kedustaan yang mereka selipkan dalam berita yang disampaikannya, yang berasal dari inisiatif mereka sendiri".

bukhari:2971

Telah bercerita kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] telah bercerita kepada kami [Sufyan] telah bercerita kepada kami [Az Zuhriy] dari [Sa'id bin Al Musayyab] berkata; "'Umar berjalan di dalam masjid sedangkan [Hassan] sedang bersya'ir lalu ('Umar mencelanya) maka Hassan berkata; "Aku pernah bersya'ir di masjid dan saat itu ada orang yang lebih baik darimu". Kemudian dia berpaling dan menemui [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] seraya berkata; "Aku bersumpah kepadamu atas nama Allah, apakah anda mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Penuhilah permohonanku."Ya Allah kuatkanlah dia dengan Ruhul Qudus (Malaikat Jibril 'alaihissalam) ". Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata: "Iya".

bukhari:2973

Telah bercerita kepada kami [Musa bin Isma'il] telah bercerita kepada kami [Jarir]. Dan diriwayatkan pula, telah bercerita kepadaku [Ishaq] telah mengabarkan kepada kami [Wahb bin Jarir] telah bercerita kepada kami [bapakku] berkata aku mendengar [Humaid bin Hilal] dari [Anas bin Malik radliallahu 'anhu] berkata; "Aku seolah melihat debu-debu berkilauan di lorong-lorong jalan suku Bani Ghanmin". Musa menambahkan; "Ini merupakan bukti keterlibatan Jibril 'alaihissalam dalam perang".

bukhari:2975

Telah bercerita kepada kami [Sa'id bin Abu Maryam] telah bercerita kepada kami [Al Laits] berkata telah bercerita kepadaku ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] berkata telah mengabarkan kepadaku [Sa'id bin Al Musayyab] bahwa [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] berkata; "Kami sedang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika Beliau bersabda: "Ketika aku tertidur, aku (bermimpi) diperlihatkan surga, di dalamnya ada seorang wanita yang sedang berwudlu' di sisi istana. Aku bertanya: "Untuk siapakah istana itu". Mereka menjawab; "Untuk 'Umar bin Al Khtahthab". Maka kuingat kecemburuannya lalu aku pun berlalu. Maka 'Umar menangis seraya berkata; "Apakah patut aku cemburu kepadamu wahai Rasulullah?".

bukhari:3003

Telah bercerita kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] telah bercerita kepada kami [Abu Az Zanad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Rombongan pertama yang memasuki surga rupa mereka bagaikan bulan saat purnama dan rombongan berikutnya yang mengiringi mereka bagaikan bintang yang sangat terang cahayanya. Hati mereka bagaikan hati seorang laki-laki yang tidak pernah berselisih dan saling membenci di antara mereka. Setiap orang dari mereka memiliki dua istri (bidadari) yang setiap istri itu sumsum tulangnya dapat kelihatan dari betis-betis mereka dari balik daging karena teramat sangat cantiknya. Tidak ada perselisihan (pertengkaran) di sana dan tidak ada pula saling benci. Hati mereka bagaikan hati yang satu yang senantiasa bertasbih pagi dan petang. Mereka tidak pernah sakit, tidak pernah beringus dan tidak pernah meludah. Perabotan mereka terbuat dari emas dan perak, sisir-sisir mereka terbuat dari emas dan tempat perapian mereka terbuat dari kayu cendana". Abu Al Yaman berkata; "Maksudnya kayu yang dibakar untuk wewangian". Keringat mereka seharum minyak misik". Mujahid berkata; 'al-Ibkar artinya awal fajar sedangkan al-'asyiyy condongnya matahari ke barat hingga akan terlihat akan terbenam".

bukhari:3007

Telah bercerita kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhriy] berkata telah bercerita kepadaku [Abu Salamah bin 'Abdur Rahman] bahwa dia mendengar [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Neraka mengadu kepada Rabbnya seraya berkata; "Wahai Tuhanku, sebagianku (api) saling memakan satu sama lain". Maka neraka diizinkan untuk berhembus dua kali. Satu kali pada saat musim dingin dan satu kali lagi pada saat musim panas. Maka hawa panas yang kamu rasakan merupakan hawa panas dari hembusan api neraka dan hawa dingin yang kamu rasakan merupakan hawa dingin dari zamharir (hawa dingin) jahannam".

bukhari:3020

Telah bercerita kepada kami [Abu Ma'mar] telah bercerita kepada kami ['Abdul Warits] telah bercerita kepada kami [Yunus] dari [Humaid bin Hilal] dari [Abu Shalih] dari [Abu Sa'id] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika ada seseorang lewat di hadapan salah seorang dari kalian yang sedang shalat, hendaklah dicegahnya. Jika tidak mau dicegahnya lagi dan jika tetap tidak mau, maka perangilah karena dia adalah syetan". Dan 'Utsman bin Al Haitsam berkata telah bercerita kepada kami 'Auf dari Muhammad bin Sirin dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menugaskan aku menjaga harta zakat Ramadlan kemudian ada orang yang datang mencuri makanan namun aku merebutnya kembali, lalu aku katakan; "Aku pasti akan mengadukan kamu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam". Lalu Abu Hurairah radliallahu 'anhu menceritakan suatu hadits berkenaan masalah ini. Selanjutnya orang yang datang kepadanya tadi berkata; "Jika kamu hendak berbaring di atas tempat tidurmu, bacalah ayat Al Kursiy karena dengannya kamu selalu dijaga oleh Allah Ta'ala dan syetan tidak akan dapat mendekatimu sampai pagi". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Benar apa yang dikatakannya padahal dia itu pendusta. Dia itu syetan".

bukhari:3033

Telah bercerita kepada kami [Al Humaidiy] telah bercerita kepada kami [Sufyan] telah bercerita kepada kami ['Amru] berkata telah mengabarkan kepadaku [Sa'id bin Jubair] berkata; Aku bertanya kepada [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma], lalu dia menjawab, telah bercerita kepada kami [Ubay bin Ka'ab] bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Musa Alaihissalam berkata kepada muridnya; "Hidangkanlah makanan siang kita". Muridnya berkata; ("Tahukah kamu tatkala kita mecari tempat berlindung di batu tadi?. Sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak ada yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali setan"). Maka Musa Alaihissalam tidak mendapatkan jatah makan hingga mereka menemukan tempat yang diperintahkan Allah Ta'ala". (Kisah dalam QS al-Kahfi ayat 62 - 63)

bukhari:3036

Telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari ['Abdullah bin Dinar] dari ['Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhuma] berkata; "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menunjuk ke arah timur lalu bersabda: "Fitnah itu akan timbul dari sana. Fitnah timbul dari tempat terbitnya tanduk setan".

bukhari:3037

Telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Salam] telah mengabarkan kepada kami [Al Fazariy] dari [Humaid] dari [Anas radliallahu 'anhu] berkata; 'Abdullah bin Salam telah mendengar berita kedatangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ke Madinah maka dia menemui Beliau dan berkata; "Aku akan bertanya tiga perkata yang tidak akan dapat diketahui kecuali oleh seorang Nabi. Dia bertanya; "Apakah tanda-tanda pertama hari qiyamat?, dan apakah makanan pertama penghuni surga dan bagaimana seorang anak bisa mirip dengan ayahnya dan bagaimana bisa mirip dengan ibunya?. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Baru saja Jibril 'alaihissalam memberitahu aku". Dia berkata; Maka 'Abdullah bin Salam berkata; "Dia (Jibnril) adalah malaikat yang sangat dimusuhi orang Yahudi". Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Adapun tanda pertama hari qiyamat adalah api yang muncul dan akan menggiring manusia dari timur menuju barat. Dan adapun makanan pertama penduduk surga adalah hati ikan hiu sedangkan kemiripan seorang anak dengan bapaknya adalah apabila sang suami mendatangi istrinya, apabila air mani suami mendahului air mani istrinya berarti akan lahir anak yang mirip dengan bapaknya, sebaliknya apabila air mani istrinya mendahului air mani suaminya maka akan lahir anak yang mirip dengan ibunya". Maka 'Abdullah bin Salam berkata; "Aku bersaksi bahwa baginda adalah Rasulullah". Kemudian dia berkata lagi; "Wahai Rasulullah, orang-orang Yahudi adalah kaum yang sedemikian pembohong (menuduh) jika mereka mengetahui keIslamanku ini. Sebelum baginda bertanya mereka, mereka juga telah mendustaiku disisimu". Lalu datanglah orang-orang Yahudi sedang 'Abdullah masuk ke dalam rumah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Bagaimana tanggapan kalian mengenai laki-laki yang bernama 'Abdullah bin Salam di kalangan kalian?". Mereka menjawab; "Dia adalah orang 'alim kami dan putra dari 'alim kami dan orang kepercayaan kami putra dari orang kepercayaan kami". Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata lagl: "Bagaimana pendapat kalian jika 'Abdullah bin Salam memeluk Islam?". Mereka menjawab; "Semoga dia dilindungi Allah dari perbuatan itu". Lalu 'Abdullah bin Salam keluar seraya berkata; "Aku bersaksi tidak ada ilah yang berhaq disembah selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah". Maka mereka berkata; "Dia ini orang yang paling buruk diantara kami dan putra dari orang yang buruk". Lalu mereka pegi.

bukhari:3082

Telah bercerita kepadaku [Ishaq bin Nashr] telah bercerita kepada kami [Muhammad bin 'Ubaid] telah bercerita kepada kami [Abu Hayyan] dari [Abu Zur'ah] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] berkata; Kami bersama Nabi Shallallah u 'alaihi wa salam dalam jamuan makan walimah (resepsi permikahan) kemudian disodorkan kepada Beliau sepotong paha kambing yang mengundang selera Beliau maka Beliau memakannya dengan cara menggigitnya lalu bersabda: "Aku adalah penghulu kaum (manusia) pada hari qiyamat. Mengertikah kalian tatkala Allah mengumpulkan manusia dari yang pertama (diciptakan) hingga yang terakhir pada satu bukit. Kemudian mereka dijadikan menatap oleh seorang juru pandang dan dijadikan mendengar oleh seorang juru seru dan matahari didekatkan. Kemudian sebagian orang berkata; "Mungkin kalian punya saran karena nasib kalian sekarang?". Tidakkah kalian punya pandangan siapa yang dapat memintakan syafa'at kepada Rabb kalian?". Maka sebagian orang ada yang berkata; "Bapak kalian, Adam 'alaihissalam". Maka mereka menemui Adam Alaihissalam dan berkata; "Wahai Adam, kamu adalah bapak seluruh manusia. Allah menciptakan kamu langsung dengan tangan-Nya dan meniupkan langsung ruh-Nya kepadamu dan memerintahkan para malaikat untuk sujud kepadamu dan menempatkan kamu tinggal di surga, tidakkah sebaiknya kamu memohon syafa'at kepada Rabbmu untuk kami?. Tidakkah kamu melihat apa yang sedang kami hadapi?". Adam Alaihissalam menjawab; "Rabbku pernah marah kepadaku dengan suatu kemarahan yang belum pernah Dia marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pula marah seperti itu sesudahnya. Dia melarang aku mendekati pohon namun aku mendurhakai-Nya. Oh diriku, oh diriku. Pergilah kalian kepada orang selain aku. Pergilah kepada Nuh". Maka mereka menemui Nuh Alaihissalam dan berkata; "Wahai Nuh, kamulah Rasul pertama kepada penduduk bumi ini dan Allah menamakan dirimu sebagai 'Abdan syakuura (hamba yang bersyukur). Tidakkah kamu melihat apa yang sedang kami hadapi?, Tidakkah sebaiknya kamu memohon syafa'at kepada Rabbmu untuk kami?. Maka Nuh Alaihissalam berkata; "Pada suatu hari Rabbku pernah marah kepadaku dengan suatu kemarahan yang belum pernah Dia marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pula marah seperti itu sesudahnya. Oh diriku, oh diriku. Pergilah kalian kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam". Maka mereka menemui aku. Kemudian aku sujud di bawah al-'Arsy lalu dikatakan; "Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu dan mohonkanlah syafa'at serta mintalah karena permintaan kamu akan dikabulkan". Muhammad bin 'Ubaid berkata; "Aku tidak hafal seluruh isi hadits ini".

bukhari:3092

Telah bercerita kepada kami ['Abdan] telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Yunus] dari [Az Zuhriy]. Dan diriwayatkan pula, telah bercerita kepada kami [Ahmad bin Shalih] telah bercerita kepada kami ['Anbasah] telah bercerita kepada kami [Yunus] dari [Ibnu Syihab] berkata, [Anas bin Malik radliallahu 'anhu] berkata bahwa [Abu Dzar] bercerita bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "(Pada saat aku di Makkah) atap rumahku terbuka, tiba-tiba datang Malaikat Jibril 'alaihissalam. Lalu dia membelah dadaku kemudian mencucinya dengan menggunakan air zamzam. Dibawanya pula bejana terbuat dari emas berisi hikmah dan iman lalu dituangnya di dadaku kemudian ditutupnya kembali. Lalu dia memegang tanganku dan membawaku menuju langit dunia. Tatkala sampai di langit dunia, berkata Jibril 'Alaihissalam kepada Malaikat Penjaga langit: "Bukalah". Berkata Malaikat Penjaga langit: "Siapa Ini?" Jibril Alaihissalam menjawab: "Ini Jibril". Malaikat penjaga langit bertanya lagi: "Apakah kamu bersama orang lain?" Jibril menjawab: "Ya, bersamaku Muhammad". Penjaga itu bertanya lagi: "Apakah dia diutus sebagai Rasul?". Jibril menjawab: "Ya, benar, untuk itu bukalah pintu". Ketika dibuka dan kami sampai di langit dunia, ada seorang yang sedang duduk, di sebelah kanannya ada sekelompok manusia begitu juga di sebelah kirinya. Apabila dia melihat kepada sekelompok orang yang disebelah kanannya, dia tertawa dan bila melihat ke kirinya, dia menangis. Lalu dia berkata: "Selamat datang Nabi yang shalih dan anak yang shalih". Aku bertanya: "Siapakah dia, wahai Jibril?" Jibril menjawab: "Dialah Adam Alaihissalam dan orang-orang yang ada di sebelah kanan dan kirinya adalah ruh-ruh anak keturunannya. Mereka yang ada di sebelah kanannya adalah para ahlu surga sedangkan yang di sebelah kirinya adalah ahlu neraka. Jika dia memandang ke sebelah kanannya dia tertawa dan bila memandang ke sebelah kirinya dia menangais. Kemudian aku dibawa menuju ke langit kedua lalu Jibril 'Alaihissalam berkata kepada penjaganya; "bukalah". Penjaganya bertanya seperti pada langit pertama tadi. Maka langit pun dibuka". Berkata Anas radliallahu 'anhu: "Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan bahwa pada tingkatan langit-langit itu Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bertemu dengan Adam, Idris, Musa, 'Isa dan Ibrahim Alaihimussalam. Dan Beliau shallallahu 'alaihi wasallam tidak menceritakan kepadaku keberadaan mereka di langit tersebut kecuali bahwa Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bertemu Adam 'Alaihissalam pada langit dunia dan Ibrahim 'Alaihissalam pada langit keenam. Anas melanjutkan: "Ketika Jibril 'Alaihissalam berjalan bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu berjumpa dengan Idris. Dia berkata: "Selamat datang Nabi yang shalih dan saudara yang shalih". Aku bertanya: "Siapakah dia?" Jibril menjawab: "Dialah Idris. Lalu aku berjalan melewati Musa, seraya dia berkata: "Selamat datang Nabi yang shalih dan saudara yang shalih". Aku bertanya: "Siapakah dia?" Jibril menjawab: "Dialah Musa. Kemudian aku berjalan melewati 'Isa 'Alaihissalam, dia berkata: "Selamat datang saudara yang shalih dan Nabi yang shalih ". Aku bertanya:: "Siapakah dia?" Jibril menjawab: "Dialah 'Isa. Kemudian aku melewati Ibrahim 'Alaihissalam lalu dia berkata: "Selamat datang Nabi yang shalih dan anak yang shalih". Aku bertanya: "Siapakah dia?" Jibril menjawab: "Dialah Ibrahim". [Ibnu Syihab] berkata; [Ibnu Hazm] mengabarkan kepadaku bahwa [Ibnu 'Abbas] dan [Abu Habbah Al Anshariy] keduanya berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kemudian aku dimi'rajkan hingga sampai ke suatu tempat yang disitu aku dapat mendengar suara pena yang menulis". Berkata [Ibnu Hazm] dan [Anas bin Malik radliallahu 'anhu] berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kemudian Allah 'azza wajalla menfardlukan kepadaku lima puluh kali shalat. Maka aku pergi membawa perintah itu, hingga aku berjumpa dengan Musa Alaihissalam, lalu dia bertanya: "Apa yang Allah perintahkan buat ummatmu? Aku jawab: "Allah memfardlukan kepada mereka shalat lima puluh kali". Lalu dia berkata: "Kembalilah kepada Rabbmu, karena ummatmu tidak akan sanggup". Maka aku kembali lalu Allah mengurangi setengahnya. Lalu aku kembali bertemu Musa dan aku katakan Allah mengurangi setengahnya. Tapi dia berkata: "Kembalilah kepada Rabbmu karena ummatmu tidak akan sanggup". Lalu aku kembali menemui Allah dan Allah kemudian menguranginya lagi setengahnya. Kembali aku menemui Musa dan dia berkata lagi: "Kembalilah kepada Rabbmu, karena ummatmu tetap tidak akan sanggup". Maka aku kembali menemui Allah Ta'ala, lalu Dia berfirman: "Ini lima sebagai pengganti lima puluh. Tidak ada lagi perubahan keputusan di sisiKu". Maka aku kembali menemui Musa dan dia kembali berkata: Kembailah kepada RabbMu". Aku katakan: "Aku malu kepada Rabbku. Lalu Jibril membawaku hingga sampai di Sidratil Muntaha yang diselimuti dengan warna-warni yang aku tidak tahu benda apakah itu. Kemudian aku dimasukkan ke dalam surga, terlihat kubahnya terbuat dari mutiara dan tanahnya dari misik".

bukhari:3094

Telah bercerita kepadaku [Muhammad bin 'Ar'arah] telah bercerita kepada kami [Syu'bah] dari [Al Hakam] dari [Mujahid] dari [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: ""Aku ditolong dengan perantaraan angin yang berhembus dari timur (belakang pintu Ka'bah) sedangkan kaum 'Aad dibinasakan dengan angin yang berhembus dari barat". Perawi berkata; Dan Ibnu Katsir berkata dari Sufyan dari bapaknya dari Ibnu Abi Nu'im dari Abu Sa'id radliallahu 'anhu berkata; 'Ali mengirim perhiasan emas kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu Beliau membagikannya kepada empat orang, yaitu kepada Al Aqra' bin Habis Al Hanzhaliy, yang kemudian sebutannya menjadi Al Mujasyi'iy, 'Uyaynah bin Badr Al Fazariy, Zaid ath-Tha'iy kemudian dia menjadi salah seorang suku Bani Nabhan dan 'Alqamah bin 'Ulatsah yang kemudian menjadi salah seorang suku Bani Kilab. Orang-orang Qurais dan Kaum Anshar menjadi marah. Mereka berkata; "Beliau telah memberi para pahlawan penduduk Nejed dan malah mengabaikan kita". Beliau berkata: "Aku memberi mereka dengan tujuan agar menjinakkan hati mereka" (ke dalam Islam). Lalu datanglah seseorang yang kedua matanya menjorok ke dalam, wajahnya kusut dengan jenggotnya dicukur seraya berkata: "Bertaqwalah kamu kepada Allah, wahai Muhammad". Maka Beliau berkata: "Siapakah yang dapat bertaqwa kepada Allah seandainya aku saja mendurhakai-Nya. Apakah patut Allah memberi kepercayaan kepadaku untuk penduduk bumi sementara kalian tidak mempercayai aku?". Kemudian ada seseorang, aku kira dia adalah Khalid bin Al Walid, yang meminta izin untuk membunuh orang itu namun Beliau melarangnya. Setelah orang itu pergi, Beliau bersabda: "Sesungguhnya dari asal orang ini atau di belakang orang ini (keturunan) akan ada satu kaum yang mereka membaca al-Qur'an namun tidak sampai ke tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama bagaikan keluarnya anak panah dari busurnya dan mereka membunuh pemeluk Islam dan membiarkan para penyembah berhala. Seandainya aku bertemu dengan mereka pasti aku akan bunuh mereka sebagaimana kaum "Ad dibantai".

bukhari:3095

Telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Katsir] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] telah bercerita kepada kami [Al Mughirah bin an-Nu'man] berkata telah bercerita kepadaku [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan (pada hari qiyamat) dalam keadaan telanjang dan tidak dikhitan". Lalu Beliau membaca firman Allah QS al-Anbiya' ayat 104 yang artinya ("Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan yang pertama, begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti dari Kami. Sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya"). Dan orang yang pertama kali diberikan pakaian pada hari qiyamat adalah Nabi Ibrahim 'Alaihissalam dan ada segolongan orang dari sahabatku yang akan diculik dari arah kiri lalu aku katakan: "Itu Sahabatku, Itu sahabatku". Maka Allah Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya mereka menjadi murtad sepeninggal kamu". Aku katakan sebagaimana ucapan hamba yang shalih (firman Allah dalam QS al-Maidah ayat 117 - 118 yang artinya ("Dan aku menjadi saksi atas mereka selagi aku bersama mereka. Namun setelah Engkau mewafatkan aku…) hingga firman-Nya (….Engkau Maha Perkasa lagi Maha bijaksana").

bukhari:3100

Telah bercerita kepada kami [Bayan bin 'Amru] telah bercerita kepada kami [an-Nadlar] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu 'Aun] dari [Mujahid] bahwa dia mendengar [Ibnu 'Abbas RAa] ketika orang-orang menyebut tentang ad-Dajjal bahwasanya Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menceritakan bahwa diantara kedua mata ad-Dajjal tertulis kata "kafir" atau ada huruf kaaf, faa' dan Raa (Kaaf-Faa-Ro). Maka Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata: "Aku belum pernah mendengarnya. Akan tetapi Beliau bersabda: "Adapun Ibrahim, maka lihatlah pada shahabatnu ini (maksudnya diri Beliau shallallahu 'alaihi wasallam) sedangkan Musa 'Alaihissalam, berbadan tegap dan kuat, berkulit sawo matang seperti ekor unta berwarna merah yang diberi cap dengan daun anggur. Seolah aku melihatnya ketika menuruni lembah sambil bertalbiyah".

bukhari:3106

Telah bercerita kepada kami [Ahmad bin Shalih] telah bercerita kepada kami [Ibnu Wahb] berkata telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Salamah bin 'Abdur Rahman] dari [Sa'id bin Al Musayyab] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kami lebih patut untuk ragu dibanding Ibrahim ketika dia berkata; (Ya Rabbku, tunjukkan kepadaku bagaimana caranya Engkau menghidupkan makhluq yang sudah mati. Allah berfirman; "Apakah kamu tidak beriman (belum yakin)?" Ibrahim berkata; "Aku telah meyakininya akan tetapi untuk memantapkan hatiku"). Dan semoga Allah merahmati Nabi Luth 'Alaihissalam yang telah berlindung kepada keluarga yang kuat. Dan seandainya aku dipenjara dan mendekam didalamnya dalam masa tertentu sebagaimana Nabi Yusuf 'Alaihissalam mengalaminya tentu aku sudah bersegera memenuhi permintaan (orang yang akan membebaskan aku) ". (QS. Albaqarah 260).

bukhari:3121

Telah bercerita kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] telah bercerita kepada kami [Abu Az Zanad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah mengampuni Nabi Luth 'Alaihissalam meskipun dia telah berlindung kepada keluarga yang kuat".

bukhari:3124

Telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin Muhammad bin Asma', dia adalah anak dari saudaranya Juwairiyah] telah bercerita kepada kami [Juwairiyah bin Asma'] dari [Malik] dari [Az Zuhriy] bahwa [Sa'id bin Al Musayyab] dan [Abu 'Ubaid] keduanya mengabarkan dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] yang berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Semoga Allah merahmati Nabi Luth 'Alaihissalam yang telah berlindung kepada keluarga yang kuat. Dan seandainya aku dipenjara dan mendekam didalamnya dalam masa tertentu sebagaimana Nabi Yusuf 'Alaihissalam mengalaminya lalu datang orang yang menyeru tentu aku sudah bersegera memenuhi permintaan (orang yang menyeruku itu) ".

bukhari:3135

Telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah bercerita kepada kami [Al Laits] berkata telah bercerita kepadaku ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] aku mendengar ['Urwah] berkata, ['Aisyah radliallahu 'anhu] berkata; "Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kembali kepada Khadijah dalam keadaan jiwa yang berguncang. Maka Khadijah membawa Beliau menemui Waraqah bin Naufal, seorang yang beragama Nashrani dan membaca Kitab Injil dalam bahasa 'Arab. Kemudian Waraqah berkata; "Apa yang kamu lihat?". Lalu Beliau menceritakannya. Waraqah berkata; "Ini adalah an-Namus, yang telah Allah turunkan kepada Musa 'Alaihissalam. Dan seandainya aku hidup hingga masa kamu, aku pasti akan menolongmu dengan pertolongan yang gigih". Dan istilah Namus adalah penyimpan rahasia yang mengungkapkan apa yang disembunyikannya dari orang lain. (Maksudnya adalah malaikat Jibril 'Alaihissalam).

bukhari:3141

Telah bercerita kepadaku [Muhammad bin Basysyar] telah bercerita kepada kami [Ghundar] telah bercerita kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] berkata aku mendengar [Abu Al 'Aliyah] telah bercerita kepada kami [anak paman Nabi kalian, yaitu Ibnu 'Abbas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak sepatutnya seorang hamba berkata aku lebih baik dari Yunus bin Matta" -----beliau menyebutnya dengan menisbatkannya kepada ayahnya----". Dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam juga menyebutkan pada malam Beliau diisra'kan, kata Beliau; "Musa adalah seorang laki-laki yang berkulit sawo matang seakan dia laki-laki gagah berasal dari Syanu'ah (Yaman) dan Beliau juga berkata bahwa 'Isa adalah seorang yang berambut keriting, berdada bidang. Beliau juga menyebut malaikat Malik penjaga neraka dan juga menyebut ad-Dajjal".

bukhari:3144

Telah bercerita kepadaku [Ishaq bin Ibrahim] telah bercerita kepada kami [Rauh bin 'Ubadah] telah bercerita kepada kami ['Auf] dari [Al Hasan], [Muhammad] dan [Khilas] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Nabi Musa 'Alaihissalam adalah seorang pemuda yang sangat pemalu dan senantiasa badannya tertutup sehingga tidak ada satu pun dari bagian badannya yang terbuka karena sangat pemalunya. Pada suatu hari ada orang-orang dari Bani Isra'il yang mengolok-oloknya. Mereka berkata; "Sesungguhnya tidaklah dia ini menutupi tubuhnya melainkan karena kulit tubuhnya sangat jelek, bisa jadi karena menderita sakit kusta, bisul atau penyakit-penyakit lainnya". Sungguh Allah ingin membebaskan Nabi Musa dari apa yang mereka katakan terhadap Musa, sehingga pada suatu hari dia mandi sendirian dengan talanjang dan meletakkan pakaiannya di atas batu. Maka mandilah dia dan ketika telah selesai dia beranjak untuk mengambil pakaiannya namun batu itu telah melarikan pakaiannya. Maka Musa mengambil tongkatnya dan mengejar batu tersebut sambil memanggil-manggil; "Pakaianku, wahai batu. Pakaianku, wahai batu". Hingga akhirnya dia sampai ke tempat kerumunan para pembesar Bani Isra'il dan mereka melihat Musa dalam keadaan telanjang yang merupakan sebaik-baiknya ciptaan Allah. Dengan kejadian itu Allah membebaskan Musa dari apa yang mereka katakan selama ini. Akhirnya batu itu berhenti lalu Musa mengambil pakaiannya dan memakainya. Kemudian Musa memukuli batu tersebut dengan tongkatnya. Sungguh demi Allah, batu tersebut masih tampak bekas pukulan Musa, tiga, empat atau lima pukulan. Inilah di antara kisah Nabi Musa 'Alaihissalam seperti difirmankan Allah Ta'ala: ("Wahai orang-orang beriman janganlah kalian menjadi seperti orang-orang yang mengolok-olok (menyakiti) Musa lalu Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan") (QS al-Ahzab ayat 69).

bukhari:3152

Telah bercerita kepada kami [Yahya bin Musa] telah bercerita kepada kami ['Abdur Razzaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Ibnu Thawus] dari [bapaknya] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] berkata: "Suatu hari malaikat maut diutus kepada Musa 'Alaihissalam. Ketika menemuinya, (Nabi Mua 'Alaihissalam) memukul matanya. Maka malaikat maut kembali kepada Rabbnya dan berkata: "Engkau mengutusku kepada hamba yang tidak menginginkan mati". Maka Allah berfirman: "Kembalilah dan katakan kepadanya agar dia meletakkan tangannya di atas punggung seekor lembu jantan. Setiap bulu lembu yang ditutupi oleh tangannya berarti umurnya satu tahun baginya". Nabi Musa 'Alaihissalam bertanya: "Wahai Rabb, setelah itu apa?. Allah berfirman:: "Kematian". Maka Nabi Musa 'Alaihissalam berkata: "Sekaranglah waktunya". Kemudian Nabi Musa 'Alaihissalam memohon Allah agar mendekatkannya dengan tanah yang suci (Al Muqaddas) dalam jarak sejauh lemparan batu". Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seandainya aku kesana, pasti akan aku tunjukkan kepada kalian keberadaan quburnya yang ada di pinggir jalan dibawah tumpukan pasir merah". Dia ('Abdur Razzaq) berkata; "Dan telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Hammam] telah bercerita kepada kami [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti hadits ini juga.

bukhari:3155

Telah bercerita kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhriy] berkata telah mengabarkan kepadaku [Abu Salamah bin 'Abdur Rahman] dan [Sa'id bin Al Musayyab] bahwa [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] berkata; "Ada dua orang laki-laki yang sedang saling mencaci, yang satunya seorang Muslim dan satunya lagi orang Yahudi. Berkata la-i-laki Muslim: "Demi Dzat yang telah memilih Muhammad untuk seluruh alam". Dia bersumpah dengan cara sumpah yang semestinya sebagai Muslim. Dan berkata laki-laki Yahudi: "Demi Dzat yang telah memilih Musa untuk seluruh alam". Seketika itu laki-laki muslim mengangkat tangannya dan menampar orang Yahudi itu. Maka orang Yahudi itu pergi menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan mengabarkan peristiwa yang terjadi antara dirinya dan orang Muslim itu. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memanggil orang Muslim itu dan bertanya perihal kejadian itu, lalu orang Muslim itu memberitahu Beliau. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kamu lebihkan aku terhadap Musa karena nanti saat seluruh manusia dimatikan dan akulah orang yang pertama kali dibangkitkan (dihidupkan) namun saat itu aku melihat Musa sedang berpegangan sangat kuat di sisi 'Arsy. Aku tidak tahu apakah dia termasuk orang yang dimatikan lalu bangkit lebih dahulu daripadaku, atau dia termasuk diantara orang-orang yang dikecualikan (tidak dimatikan) ".

bukhari:3156

Telah bercerita kepada kami [Hafsh bin 'Umar] telah bercerita kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] dari [Abu Al 'Aliyah] dari [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak patut bagi seorang hamba berkata bahwa aku (Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam) lebih baik dari pada Yunus bin Matta 'alaihi salam". Beliau menisbatkan pada bapaknya.

bukhari:3161

Telah bercerita kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah bercerita kepada kami [Sufyan] dari ['Amru bin Dinar] dari ['Amru bin Aus ast-Tasaqafiy] dia mendengar ['Abdullah bin 'Amru] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadaku: "Puasa yang paling Allah cintai adalah puasa Nabi Daud 'Alaihissalam, yaitu dia berpuasa satu hari dan berbuka satu hari dan shalat yang paling Allah sukai adalah shalatnya Nabi Daud 'Alaihissalam pula, yaitu dia tidur hingga pertengahan malam lalu bangun mendirikan shalat pada sepertiga malam dan tidur lagi di akhir seperenam malamnya".

bukhari:3167

Telah bercerita kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] telah bercerita kepada kami [Abu Az Zanad] dari ['Abdurrahman] yang bercerita kepadanya bahwa dia mendengar dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] yang mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Perumpamaanku di hadapan manusia bagaikan seseorang yang menyalakan api lalu kupu-kupu dan hewan-hewan ini masuk ke dalam api tersebut". Dan Beliau juga bersabda: "Ada dua orang wanita dengan bayinya masing-masing lalu datang serigala membawa kabur salah satu dari bayi itu. Maka salah seorang dari wanita itu berkata; "Yang dibawa kabur serigala itu adalah anakmu". Dan wanita lainnya berkata; "Justru anakmu yang dibawa kabur serigala itu". Akhirnya keduanya meminta keputusan kepada Nabi Daud 'Alaihissalam lalu Nabi Daud memutuskan bahwa bayi yang ada itu milik wanita yang lebih tua. Namun keduanya pergi menemui Nabi Sulaiman bin Daud 'alahimassalam dan menceritakan peristiwa yang telah terjadi kepadanya. Maka Sulaiman berkata: "Berikan pisau agar aku potong bayi ini menjadi dua". Wanita yang lebih muda berkata; "Jangan kamu lakukan. Semoga Allah merahmatimu, anak itu miliknya". Maka akhirnya Nabi Sulaiman memutuskan bahwa bayi itu milik wanita yang lebih muda". Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; "Demi Allah, aku belum pernah mendengar tentang "sikkin" (pisau) dalam kisah ini kecuali hari ini dan kami tidak pernah mengatakannya kecuali al-Mudyah (golok).

bukhari:3173

Telah bercerita kepada kami [Shadaqah bin Al Fadlal] telah bercerita kepada kami [Al Walid] dari [Al Awza'iy] berkata telah bercerita kepadaku ['Umair bin Hani'] berkata telah bercerita kepadaku [Junadah bin Abu Umayyah] dari ['Ubadah radliallahu 'anhu] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa yang bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak kecuali Allah satu-satunya dengan tidak menyekutukan-Nya dan bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya dan (bersaksi) bahwa 'Isa adalah hamba Allah, utusan-Nya dan firman-Nya yang Allah berikan kepada Maryam dan ruh dari-Nya, dan surga adalah haq (benar adanya), dan neraka adalah haq, maka Allah akan memasukkan orang itu ke dalam surga betapapun keadaan amalnya". [Al Walid] berkata, telah bercerita kapadaku [Ibnu Jabir] dari ['Umair] dari [Junadah] dengan menambahkan: "..maka akan dimasukkan ke dalam surga lewat salah satu dari ke delapan pintu surga yang mana saja yang dia mau".

bukhari:3180

Telah bercerita kepada kami [Muslim bin Ibrahim] telah bercerita kepada kami [Jarir bin Hazim] dari [Muhammad bin Sirin] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada bayi yang bisa berbicara saat masih dalam buaian kecuali tiga orang. (Yang pertama) Nabi 'Isa 'alaihis salam. (Yang kedua), dahulu ada seorang laki-laki Bani Isra'il, yang dipanggil dengan nama Juraij, ketika dia sedang melaksanakan shalat ibunya datang memanggilnya, namun laki-laki itu enggan menjawabnya. Dia berkata dalam hati: "Apakah aku penuhi panggilannya atau aku teruskan shalat?". Akhirnya ibunya berkata: "Ya Allah, janganlah Engkau matikan dia kecuali Engkau perlihatkan kepadanya wanita pezina". Suatu hari Juraij sedang berada di biaranya lalu datang seorang wanita menawarkan dirinya dan mengajaknya berbicara namun Juraij menolaknya. Kemudian wanita itu mendatangi seorang pengembala lalu wanita ini dapat merayu pengembala itu hingga melahirkan seorang anak. Si wanita lantas berkata; "Ini anaknya Juraij". Maka orang-orang mendatangi Juraij dan menghancurkan biaranya dan memaksanya keluar lalu memaki-makinya. Kemudian Juraij berwudlu' lalu shalat. Setelah itu dia mendatangi bayi itu lalu bertanya: "Siapakah bapakmu wahai anak?". Bayi itu menjawab: "Seorang penggembala". Orang-orang berkata: "Kami akan bangun biaramu terbuat dari emas". Juraij berkata: "Tidak, dari tanah saja". Dan (yang ketiga), ada seorang wanita dari kalangan Bani Isra'il yang ketika sedang menyusui bayinya ada seorang laki-laki tampan dan gagah sambil menunggang tunggangannya lewat di hadapan wanita itu. Wanita itu berkata; "Ya Allah, jadikanlah anakku ini seperti pemuda itu". Maka spontan saja bayinya melepaskan puting susu ibunya dan memandang laki-laki tampan itu lalu berkata; "Ya Allah, janganlah Engkau jadikan aku seperti dia". Lalu dia kembali mengisap puting susu ibunya". Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; "Seakan aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengisap jari beliau"."Lalu lewat seorang budak wanita, maka ibunya berkata; "Ya Allah, janganlah Engkau jadikan anakku seperti dia". Maka sang bayi kembali melepaskan putting susu ibunya lalu berkata; Ya Allah, jadikanlah aku seperti dia (budak wanita itu). Ibunya bertanya: "Mengapa kamu berkata begitu?". Bayi itu menjawab: "Sesungguhnya pemuda penunggang itu sebenarnya salah seorang dari orang-orang kejam (diktator) sedangkan budak wanita ini, orang-orang menuduhnya dengan mengatakan; kamu mencuri, kamu berzina", padahal dia tidak pernah melakukannya".

bukhari:3181

Telah bercerita kepada kami [Musa bin Isma'il] telah bercerita kepada kami [Abu 'Awanah] telah bercerita kepada kami ['Abdul Malik] dari [Rab'iy bin Hirasy] berkata, ['Uqbah bin 'Amru] berkata kepada [Hudzaifah]; "Tidakkah kamu bersedia untuk menceritakan apa yang pernah kamu dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?". Hudzaifah berkata; "Sungguh aku pernah mendengar beliau besabda: " Dajjal keluar dengan membawa air dan api. Adapun apa yang dilihat manusia sebagai api sebenarnya adalah air yang dingin, dan yang dilihat manusia sebagai air sesungguhnya dia adalah api yang membakar. Maka siapa di antara kalian yang berjumpa dengannya hendaklah mengambil yang di tangannya yang nampak seperti api karena itu adalah air yang segar lagi dingin". Hudzaifah berkata pula; "Dan aku juga pernah mendengar beliau shallallahu 'alaihi wasallam besabda: "Ada seorang dari kaum sebelum kalian didatangi malaikat untuk mencabut nyawanya lalu ditanyakan kepadanya; "Apakah kamu pernah beramal kebaikan?". Orang itu menjawab; "Aku tidak tahu". Dikatakan kepadanya; "Coba kamu ingat-ingat". Orang itu kembali menjawab; "Aku tidak tahu apapun, kecuali aku pernah melakukan transaksi jual beli sesama manusia, terhadap yang diberi kelonggaran hartanya pun aku memberi toleransi waktu untuk membayar hutangnya, dan terhadap yang kesulitan aku memaafkan. Allah pun kemudian memasukkannya ke surga". Lalu Hudzaifah berkata lagi; "Dan aku juga pernah mendengar beliau shallallahu 'alaihi wasallam: "Ada seseorang ketika kematiannya sudah hampir dekat dan sudah tidak punya harapan untuk bertahan hidup, dia berwasiat kepada keluarganya; "Jika nanti aku meninggal dunia, kumpulkanlah kayu bakar yang banyak lalu nyalakanlah api pada kayu-kayu itu (untuk membakarku) hingga apabila api telah melumat dagingku dan menghancurkan tulang belulangku, hingga setelah menjadi abu maka ambillah, kumpulkanlah abu jasadku itu lalu lihatlah suatu hari ketika angin berhembus kencang, maka kalian hanyutkanlah abu jasadku itu ke sungai. Keluarganya pun melakukan wasiatnya. Pada hari qiyamat Allah memgumpulkan kembali abu jasadnya itu lalu dihidupkan, kemudian dia ditanya: "Mengapa kamu lakukan itu?". Orang itu menjawab: "Karena aku takut kepada-Mu". Maka Allah mengampuni orang itu". 'Uqbah bin 'Amru; "Dan aku mendengar beliau shallallahu 'alaihi wasallam besabda seperti itu dan disebutkan bahwa orang yang dimaksud itu pekerjaannya sebagai tukang penggali kubur".

bukhari:3194

Telah bercerita kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah bercerita kepada kami [Laits] dari [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar radliallahu 'anhu] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya masa hidup kalian dibandingkan masa umat-umat yang dahulu hanyalah bagaikan antara 'Ashar hingga terbenamnya matahari. Dan perumpamaan kalian dibandingkan orang-orang Yahudi dan Nashrani seperti seseorang yang mempekerjakan para pekerja, ia berkata; "Siapa yang mau bekerja untukku hingga pertengahan siang dengan upah satu qirath satu qirath, maka orang-orang Yahudi melaksanakannya dengan upah satu qirath. Kemudian dia berkata lagi; "Siapa yang mau bekerja untukku mulai pertengahan siang hingga waktu shalat 'Ashar dengan upah satu qirath?. Lalu orang-orang Nashrani mengerjakannya dengan upah satu qirath. Kemudian dia berkata lagi; "Siapa yang mau bekerja untukku mulai waktu shalat 'Ashar hingga terbenam matahari dengan dua qirath?. Maka kalianlah yang mengerjakan mulai dari shalat 'Ashar hingga terbenam matahari dengan upah dua qirath. Ketahuilah bahwa kalian mendapatkan pahala dua kali". Maka orang-orang Yahudi dan Nashrani marah seraya berkata: "Kami yang lebih banyak amal namun lebih sedikit upah!". Maka Allah 'azza wajalla bertanya; "Apakah ada yang aku zhalimi dari hak kalian?". Mereka menjawab; "Tidak". Allah berfirman; "Itulah karunia dari-KU yang AKU berikan kepada siapa yang AKU kehendaki".

bukhari:3200

Telah bercerita kepada kami [Isma'il bin Khalil] telah mengabarkan kepada kami ['Ali bin Mushir] dari ['Ubaidullah bin 'Umar] dari [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ada tiga orang dari orang-orang sebelum kalian yang ketika sedang bepergian turun hujan lalu ketiganya masuk kedalam gua namun kemudian gua itu (pintunya) menutup mereka. Kemudian diantara mereka berkata kepada yang lainnya; "Demi Allah, wahai kawan, tidak akan ada yang dapat menolong kalian kecuali kejujuran (kebajikan). Maka masing-masing dari mereka berdo'a dengan apa yang mereka ketahui sebagai suatu kebajikan. Maka seorang diantara mereka berkata; "Ya Allah, sungguh Engkau mengetahui bahwa aku pernah punya seorang pekerja uang bekerja untukku dengan upah satu faraq (tiga sha') berupa beras lalu dia pergi dan meninggalkan upahnya itu kemudian aku sengaja dari beras itu aku jadikan benih dan aku tanam sehingga berkembang lalu dari hasilnya itu aku belikan seekor sapi. Suatu hari dia dating dan memint aupahnya yang dului lalu aku katakan kepadanya; "Lihatlah sapi itu. Itulah upah mu yang satu faraq itu ambil dan giringlah pulang". Orang itu berkata; "Yang menjadi hakku hanyalah satu faraq beras". Aku katakan kepadanya; "Ambillah sapi itu karena dia hasil yang aku kembangkan dari upah berasmu". Ya Allah, seandainya Engkau mengetahui apa yang aku kerjakan itu semata karena takut kepada-Mu, maka bukakanlah celah untuk kami". Maka pintu gua itu terbuka sedikit. Lalu orang yang lain berkata; "Ya Allah, sungguh Engkau telah mengetahui bahwa aku memiliki kedua orangtua yang sudah renta. Dan setiap malam aku membawakan bagi keduanya susu dari kambing milikku. Pada suatu malam, aku terlambat mendatangi keduanya sehingga ketika aku dating keduanya sudah tertidur sementara keluargaku dan anak-anakku menangis karena kelaparan sedangkan aku tidak akan memberi minum kepada mereka sebelum kedua orangtuaku dan aku enggan untuk membangunkan keduanya dan aku juga enggan meninggalkan keduanya dengan meminum jatah susu keduanya. Dan aku terus menunggu dalam keadaan seperti itu hingga terbit fajar. Ya Allah, seandainya Engkau mengetahui apa yang aku kerjakan itu semata karena takut kepada-Mu, maka bukakanlah celah untuk kami". Maka pintu gua itu kembali terbuka sedikit hingga mereka dapat melihat langit. Kemudian orang yang ketiga berkata; "Ya Allah, sungguh Engkau mengetahui bahwa aku mempunyai mempunyai anak pamanku (keponakan) yang merupakan manusia yang paling aku cintai dan aku pernah menginginkan dirinya untukku namun dia menolak kecuali bila aku dapat memberinya uang sebanyak seratus dinar. Maka aku bekerja dan berhasil mengumpulkan uang tersebut. Lalu aku temui dia dan aku berikan uang tersebut dan dia mempersilakan dirinya untukku namun ketika aku sudah berada di antara kedua kakinya dia berkata; "Bertaqwalah kepada Allah, dan janganlah kamu renggut keperawanan kecuali dengan haq". Maka aku berdiri lalu pergi meninggalkan uang seratus dinar tersebut. Ya Allah, seandainya Engkau mengetahui apa yang aku kerjakan itu semata karena takut kepada-Mu, maka bukakanlah celah untuk kami"."Maka Allah membukakan gua itu untuk mereka lalu mereka keluar".

bukhari:3206

Telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Abu 'Adiy] dari [Syu'bah] dari [Qatadah] dari [Abu ash-Shiddiq an-Najiy] dari [Abu Sa'id Al Khudriy radliallahu 'anhu] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ada seorang dari kalangan Bani Isra'il yang telah membunuh sembilan puluh sembilan orang manusia kemudian dia pergi untuk bertanya (tentang peluang ampunan). Maka dia menemui seorang pendeta dan bertanya kepadanya; "Apakah ada pintu taubat buatku'. Pendeta itu menjawab; "Tidak ada". Maka orang ini membunuh pendeta tersebut. Kemudian dia bertanya lagi lalu ada seorang laki-laki yang berkata kepadanya; "Datangilah desa anu". Kemudian orang itu (pergi menuju desa dimaksud) dan ketika hampir menemui ajalnya dia bangkit sambil memegang dadanya namun akhirnya meninggal dunia. Atas kejadian itu malaikat rahmat dan malaikat adzab (siksa) berselisih lalu Allah Ta'ala mewahyukan kepada bumi yang dituju (desa untuk mencari taubat) agar mendekat dan mewahyukan kepada bumi yang ditinggalkan (tempat dia melakukan kejahatan) agar menjauh lalu berfirman kepada kedua malaikat itu: "Ukurlah jarak keduanya". Ternyata orang itu lebih dekat ke desa yang dituju maka dia diampuni".

bukhari:3211

Telah bercerita kepada kami [Ishaq bn Nashr] telah mengabarkan kepada kami ['Abdur Razzaq] dari [Ma'mar] dari [Hammam] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ada seorang laki-laki yang membeli sebidang tanah dari orang lain kemudian laki-laki yang membeli tanah itu mendapatkan sebuah guci yang di dalamnya ada emas. Maka orang yang membeli tanah itu berkata; "Ambillah emas milikmu karena aku hanya membeli tanah dan bukan membeli emas". Lalu orang yang menjual rumahnya berkata; "Yang aku jual adalah tanah ini dan apa yang ada didalamnya". Akhirnya kedua orang itu meminta pendapat kepada seseorang, lalu orang yang dimintai pendapat itu berkata; "Apakah kalian berdua mempunyai anak?. Laki-laki yang satu berkata; "Aku puya anak laki-laki". Dan yang satunya lagi berkata: "Aku punya anak perempuan". Maka orang yang dimintai pendapat berkata; "Nikahkanlah anak laki-laki itu dengan anak perempuan itu dan berilah nafkah untuk keduanya dari emas tadi dan juga shadaqahkanlah".

bukhari:3213

Telah bercerita kepada kami [Yahya bin Bukair] telah bercerita kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari [Ibnu Al Musayyab] dari [Jubair binMuth'im] berkata, Aku dan 'Utsman bin 'Affan berjalan laludia berkata; "Wahai Rasulullah, baginda telah memberi Bani Al Muthallib tapi tidak memberi kami padahal kami dan mereka di hadapan baginda kedudukannya sama". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Bani Hasyim dan Bani Al Muthallib adalah kedudukannya sama (satu) ". Dan berkata Al Laits telah bercerita kepadaku Abu Al Aswad Muhammad dari 'Urwah bin Az Zubair berkata; 'Abdullah bin Az Zubair pergi bersama beberapa orang dari Bani Zuhrah menemui 'Aisyah radliallahu 'anhu yang merupakan orang yang paling lembut kepada mereka karena hubungan kekerabatan mereka dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

bukhari:3241

Telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah bercerita kepada kami [Al Laits] berkata telah bercerita kepadaku [Abu Al Aswad] dari ['Urwah bin Az Zubair] berkata; 'Abdullah bin Az Zubair adalah orang yang paling disayangi oleh ['Aisyah radliallahu 'anhu] setelah Nabi Shallalluhu 'alahi wa salam dan Abu Bakr dan juga orang yang paling banyak berbuat kebajikan kepadanya. 'Aisyah radliallahu 'anha tidak pernah menahan sekalipun rejeki Allah yang diberikan oleh 'Abdullah, melainkan dia pasti menshadaqahkannya. Maka suatu kali Ibnu-Zubair berkata; "Sebaiknya hartanya (dijadwalkan) untuk diambil." Maka 'Aisyah radliallahu 'anha berkata; "Apakah hartaku dijadwalkan diambil? Jika aku terus terang mengucapkan, itu berarti nadzar. Maka Adullah mencoba untuk meminta pertolongan kepada beberapa orang dari kalangan Quraisy terutama paman-paman (dari pihak ibu) Nabi Shallalluhu 'alahi wa salam untuk menekan 'Aisyah. Namun 'Aisyah radliallahu 'anha tetap menahan hartanya. Kaum bani Zuhrah, yaitu paman-paman Nabi Shallalluhu 'alahi wa salam (dari pihak ibu), yang diantaranya adalah 'Abdur Rahman bin Al Aswad bin 'Abdu Yaghuts dan al-Miswar bin Makhramah mengatakan kepada Abdulah bin Zubair "Jika keduanya (Abdurrahman dan Miswar) minta izin menemui Aisyah, suruhlah untuk mengenakan hijab. Selanjutnya Abdurrahman mengirim sepuluh tawanan untuk 'Aisyah radliallahu 'anha lalu 'Aisyah radliallahu 'anha membebaskan kesemuanya. Aisyah terus saja membebaskan mereka hingga jumlahnya mencapai empat puluh orang. lalu 'Aisyah radliallahu 'anha berkata; "Aku senang sekali bila telah mengucapkan sumpah (nadzar) untuk terus menerus mengerjakannya sehingga menyelesaikannya."

bukhari:3243

Telah bercerita kepada kami ['Ali bin 'Ayyasy] telah bercerita kepada kami [Hariz] berkata, telah bercerita kepadaku ['Abdul Wahid bin 'Abdullah an-Nashriy] berkata, aku mendengar [Watsilah bin Al Asyfa'] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya diantara kebohongan yang besar adalah bila seseorang mengaku (sebagai anak) dari orang yang bukan bapaknya atau (seseorang) mengaku kedua matanya melihat sesuatu dalam mimpi padahal tidak bermimpi apapun atau seseorang mengatakan sesuatu atas nama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam apa yang beliau tidak mensabdakannya".

bukhari:3247

Telah bercerita kepada kami [Musaddad] telah bercerita kepada kami [Hammad] dari [Abu Jamrah] berkata, aku mendengar [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma] berkata; 'Telah datang utusan suku 'Abdul Qais kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam lalu berkata: "Wahai Rasulullah, kami ini dari suku Rabi'ah, dan antara tempat tinggal kami dan baginda dipisahkan suku Mudlor yang kafir dan kami tidak dapat mengunjungi baginda kecuali pada bulan haram. Oh, Bila saja baginda dapat memerintahkan kami dengan satu perintah yang kami ambil dari baginda dan kami dapat menyampaikannya kepada orang-orang lain di belakang kami. Maka beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku perintahkan kalian dengan empat perkara dan aku larang dari empat perkara. (Yaitu) Iman kepada Allah dan persaksian (syahadah) tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan kalian mengeluarkan seperlima dari harta rampasan perang". Dan aku larang kalian dari (meminum sesuatu) dari labu kering, guci hijau, pohon kurma (yang diukir) dan tembikar yang dilumuri ter".

bukhari:3248

Telah bercerita kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhriy] berkata, telah bercerita kepadaku [Salim bin 'Abdullah] bahwa ['Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhuma] berkata, aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda saat beliau berdiri di mimbar: "Ketahuilah, sesungguhnya fitnah akan timbul dari sana". Beliau memberi isyarat ke arah timur, tempat terbit tanduk setan.

bukhari:3249

Telah bercerita kepada kami [Muhammad] telah mengabarkan kepada kami [Makhlad bin Yazid] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] berkata, telah mengabarkan kepadaku ['Amru bin Dinar] bahwa dia mendengar [Jabir radliallahu 'anhu] berkata; "Kami pernah berperang bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ketika itu orang-orang Kaum Muhajirin sudah bergabung dan jumlah mereka semakin banyak. Di antara Kaum Muhajirin itu ada seorang laki- laki yang pandai memainkan senjata lalu dia memukul pantat seorang shahabat Anshar sehingga menjadikan orang Anshar ini sangat marah, lalu dia berseru seraya berkata; "Wahai Kaum Anshar". Laki-laki Muhajirin tadi menimpali dan berseru pula; "Wahai Kaum Muhajirin". Akhirnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang dan bersabda: "Mengapa seruan-seruan kaum jahiliyah masih saja terus dipertahankan? '. Kemudian beliau bertanya; "Apa yang terjadi dengan mereka?". Lalu beliau diberitahu bahwa ada seorang shahabat Muhajirin yang memukul pantat seorang shahabat Anshar. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tinggalkanlah seruan itu karena hal semacam itu tercela (buruk) ". Setelah itu 'Abdullah bin Ubbay bin Salul berkata; "Apakah mereka (Kaum Muhajirin) tengah mengumpulkan kekuatan untuk melawan kami?. Seandainya kita kembali ke Madinah maka orang yang kuat pasti akan mengusir orang yang hina" (Allah Subhaanahu wa Ta'ala mengabadikan perkataannya ini dalam QS al-Munafiqun ayat 8). Spontan'Umar berkata; "Tidak sebaiknyakah kita bunuh saja orang tercela ini, wahai Rasulullah!" Yang dimaksudnya adalah 'Abdullah bin Ubay bin Salul. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak, agar orang-orang tidakberdalih bahwa dia (Muhammad) membunuh shahabatnya'.

bukhari:3257

Telah bercerita kepada kami [Zaid, dia adalah anak dari Akhzam] berkata, telah bercerita kepada kami [Abu Qutaibah, Salmu bin Qutaibah] telah bercerita kepadaku [Mutsanna bin Sa'id Al Qashir] berkata, telah bercerita kepadaku [Abu Jamrah] berkata, [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma] berkata kepada kami; "Maukah kalian aku ceritakan tentang masuk Islamnya Abu Dzarr radliallahu 'anhu?". Abu Jamrah berkata; Kami jawab; "Ya, mau". Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata; Abu Dzarr radliallahu 'anhu menuturkan; "Aku adalah seorang laki-laki dari suku Ghifar, kemudian sampai berita kepada kami bahwa ada seorang laki-laki di Makkah yang mengaku sebagai Nabi, kemudian aku katakan kepada saudaraku; "Pergilah kamu menemui laki-laki itu, bicaralah dengannya lalu bawalah kepadaku kabar tentangnya". Maka saudaraku berangkat menemui laki-laki itu kemudian kembali. Aku bertanya; "Apa yang kamu bawa?". Dia menjawab; "Demi Allah, sungguh aku telah melihat dia seseorang yang mengajak kepada kebaikan dan melarang keburukan". Aku katakan kepadanya; "Aku belum puas tentang kebaikan yang kamu sampaikan". Maka aku ambil kantong (terbuat dari kulit) dan sebatang tongkat kemudian aku berangkat menuju Makkah. Sesampainya di sana aku tidak kenal laki-laki yang dimaksud sedang aku enggan bertanya tentangnya. Maka kuminum air zamzam lalu aku duduk di masjid (al-Haram) ". Abu Dzar melanjutkan; "Lalu 'Ali radliallahu 'anhu lewat di dekatku dan berkata; Sepertinya anda orang asing?". Abu Dzarr berkata; "Aku jawab; "Ya, benar". 'Ali berkata; "Mari singgah ke rumah". Abu Dzarr berkata; "Maka aku berangkat bersamanya dan dia tidak bertanya apapun kepadaku dan aku juga tidak menceritakan maksud kedatanganku'. Pada pagi harinya, aku kembali menuju masjid untuk bertanya tentang orang yang mengaku Nabi namun tidak ada seorangpun yang dapat memberi kabar kepadaku". Abu Dzarr melanjutkan; "Lalu 'Ali menghampiriku dan berkata; "Mungkin orang ini (maksud Ali Abu Dzar sendiri) sudah tahu rumah Muhammad!". Abu Dzarr menjawab; "Ah belum". 'Ali berkata; "Mari ikut aku". Abu Dzarr berkata; Lalu 'Ali bertanya; "Apa kepentinganmu dan apa tujuanmu mengunjungi negeri ini?". Abu Dzarr berkata; Aku katakan kepadanya, "Kalau kamu mau merahasiakannya, aku akan memberitahumu!. 'Ali menjawab; "Ya, akan kulakukan!". Abu Dzarr berkata, "lalu aku ceritakan kepadanya; "Telah sampai berita kepada kami bahwa di negeri ini telah datang seseorang yang mengaku sebagai Nabi maka aku mengutus saudaraku untuk berbicara dengannya, lalu dia kembali, namun aku tidak puas dengan kebaikan yang diterangkannya. Maka aku ingin menemuinya". Maka 'Ali berkata kepadanya; "Sungguh kamu telah mendapat petunjuk dan inilah aku orang yang akan menunjukkan jalan untuk menemuinya. Untuk itu, ikutilah aku, dan masuklah saja jika aku masuk, dan jika aku melihat ada orang yang aku khawatiri, aku akan berdiri merapat ke tembok seakan-akan aku sedang membetulkan sandalku, maka saat itu pergilah kamu". Kemudian 'Ali pergi berlalu dan aku ikut pergi bersamanya hingga ketika dia masuk aku pun ikut masuk menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian aku bertanya kepada beliau; "Terangkanlah Islam kepadaku?". Maka beliau menerangkannya kepadaku lalu akhirnya aku masuk Islam dan berganti agama. Kemudian beliau berkata kepadaku; "Wahai Abu Dzarr, rahasiakanlah masalah ini dan kembalilah ke negerimu. Nanti jika sampai berita kepadamu tentang kejayaaan kami datanglah menghadap kemari." Aku berkata; "Demi Dzat yang telah mengutus baginda dengan haq, sungguh aku pasti akan menjelaskan masalah ini di hadapan mereka". Maka dia mendatangi masjid sedangkan orang-orang Quraisy sedang berada di sana lalu dia berkata; 'Wahai sekalian Quraisy, aku bersaksi tidakada yang berhak disembah selain Allah dan aku besaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya. Maka mereka berkata; "Berdirilah kalian untuk (menghajar) orang yang baru saja mengganti agamanya ini". Maka mereka berdiri semuanya lalu aku dipukuli hingga hampir mampus. Kemudian 'Abbas mendapatkan aku, lalu membaringkan badanku, kemudian memandang mereka seraya berkata; "Celaka kalian, kalian hendak membunuh seorang pemuda dari suku Ghifar. Bukankah tempat berdagang kalian dan lalu lalang kalian (menuju Syam) melewati Ghifar?". Akhirnya mereka melepaskanku. Keesokan harinya, aku kembali ke masjid dan kembali mengatakan seperti yang kemarin. Maka mereka kembali berkata; "Berdirilah kalian untuk (menghajar) orang yang baru saja mengganti agamanya ini". Maka aku diperlakukan seperti yang mereka lakukan kemarin dan kembali 'Abbas mendapatkan aku lalu membaringkan badanku seraya berkata kepada Quraisy seperti yang kemarin dia katakan". Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata; "Itulah awal keIslaman Abu Dzarr, semoga Allah merahmatinya".

bukhari:3261

Telah bercerita kepada kami [Abu Al Nu'man] telah bercerita kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Abu Bisyir] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma] berkata; "Jika kamu dapat bergembira dengan mengetahui kejahilan orang Arab, maka bacalah firman Allah Subhaanahu wa Ta'ala mulai dari ("Sungguh telah rugilah orang-orang yang membunuh anak-anak mereka karena kebodohan dan tanpa ilmu...") sampai firman-Nya ("..Sungguh mereka telah sesat dan tidak mendapat petunjuk") (QS al-An'am ayat 140).

bukhari:3262

Telah bercerita kepada kami [Yahya bin Bukair] telah bercerita kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] dari ['Aisyah radliallahu 'anha] bahwa Abu Bakr radliallahu 'anhu datang kepada ('Aisyah radliallahu 'anha) saat di sisinya ada dua orang budak wanita yang sedang bernyanyi pada hari-hari Mina sementara Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menutup wajahnya dengan kainnya. Kemudian Abu Bakar radliallahu 'anhu melarang dan menghardik kedua sahaya itu. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melepas kain yang menutupi wajahnya dan berkata: "Biarkanlah wahai Abu Bakar. Karena ini adalah Hari Raya 'Ied". Hari-hari itu adalah hari-hari Mina (Tasyriq). Dan berkata 'Aisyah radliallahu 'anha; "Aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menutupi aku dengan (badannya) sedangkan aku menyaksikan budak-budak dari Habasyah itu bermain di dalam masjid. Tiba-tiba dia ('Umar radliallahu 'anhu) menghentikan mereka. Maka Nabi Shallallahu'alaihiwasallam berkata: "Biarkanlah mereka dengan jaminan Bani Arfidah, yaitu keamanan".

bukhari:3266

Telah bercerita kepada kami [Muhammad bin 'Ubaidullah] telah bercerita kepada kami [Hatim] dari [Al Ju'aid bin 'Abdur Rahman] berkata; Aku mendengar [As-Sa'ib bin Yazid] berkata; Bibiku pergi bersamaku menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya putra saudariku ini sedang sakit pada kedua kakinya". Maka beliau mengusap kepalaku lalu memohonkan keberkahan untukku. Kemudian beliau berwudlu', maka aku minum sisa air wudlu' beliau dari bejananya lalu aku berdiri di belakang beliau hingga aku melihat di antara pundak beliau ada tanda kenabian". [Ibnu 'Ubaidullah] berkata; 'Al Khujlah artinya tanda kenabian berwarna putih seperti yang ada di antara dua mata kuda". Sedangkan [Ibrahim] berkata; "Seperti telur burung".

bukhari:3277

Telah bercerita kepada kami [Hafsh bin 'Umar] telah bercerita kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] dari [Al Bara' bin 'Azib radliallahu 'anhuma] berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah seorang yang berdada bidang, jarak antara kedua bahunya agak panjang. Beliau mempunyai rambut hingga menyentuh ujung telinga. Dan aku pernah melihat beliau mengenakan baju merah dan tidak pernah kulihat ada yang lebih bagus dari baju itu". [Yusuf bin Abu Ishaq] berkata dari [bapaknya]; "Rambut beliau terjuntai hingga menyentuh pundak beliau".

bukhari:3287

Telah bercerita kepada kami [Isma'il] berkata telah bercerita kepadaku [saudaraku] dari [Sulaiman] dari [Syarik bin Abdullah bin Abu Namir], aku mendengar [Anas bin Malik] bercerita kepada kami tentang perjalanan malam isra' Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dari masjid Kabah (Al Haram). Ketika itu, beliau didatangi oleh tiga orang (malaikat) sebelum beliau diberi wahyu, saat sedang tertidur di Masjidil Haram. Malaikat pertama berkata; "Siapa orang ini diantara kaumnya? '.. Malaikat yang di tengah berkata; "Dia adalah orang yang terbaik di kalangan mereka'. Lalu malaikat yang ketiga berkata; "Ambillah yang terbaik dari mereka." Itulah di antara kisah Isra' dan beliau tidak pernah melihat mereka lagi hingga akhirnya mereka datang berdasarkan penglihatan hati beliau dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam matanya tidur namun hatinya tidaklah tidur, dan demikian pula para Nabi, mata mereka tidur namun hati mereka tidaklah tidur. Kemudian Jibril menghampiri beliau lalu membawanya naik (mi'raj) ke atas langit".

bukhari:3305

Telah bercerita kepada kami [Abu Al Walid] telah bercerita kepada kami [Salm bin Zarir] aku mendengar [Abu Raja'] berkata, telah bercerita kepada kami ['Imran bin Hushain] bahwa mereka pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu perjalanan. Mereka terus berjalan sepanjang malam itu hingga ketika menjelang Shubuh, mereka beristirahat di suatu tempat lalu mereka mengantuk hingga tertidur sampai matahari meninggi. Orang yang pertama kali bangun adalah Abu Bakr, dia tidak membangunkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sampai beliau terbangun sendiri. Kemudian 'Umar terbangun, Abu Bakr duduk dekat kepala beliau shallallahu 'alaihi wasallam lalu bertakbir dengan mengeraskan suaranya hingga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam terbangun. Kemudian beliau keluar (dari tenda) lalu menunaikan shalat Shubuh bersama kami. Sementara itu ada seorang laki-laki dari suatu kaum yang memisahkan diri (mengisolir diri) tidak ikut shalat bersama kami. Setelah selesai, beliau bertanya; "Wahai fulan, apa yang menghalangimu untuk shalat bersama kami?. Orang itu menjawab; "Aku mengalami junub". Beliau memerintahkan orang itu untuk bertayamum dengan debu, orang itu pun melaksanakan shalat. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyertakan aku dalam berkendaraan bersama beliau untuk meneruskan perjalanan hingga kami merasakan haus yang sangat. Ketika kami sedang berjalan itu, ada seorang wanita yang (menunggang untanya) dengan kedua kakinya yang terjuntai bebas diantara kantung besar berisi air yang sering diistilahkan mizadah. Kami bertanya kepadanya; "Dimana ada air?". Wanita itu menjawab; "Tidak ada air". Kami bertanya lagi; "Berapa jarak antara keluargamu (rumahmu) dan air". Wanita itu menjawab; "Sehari semalam". Maka kami berkata; "Ayo kita temui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam". Wanita itu bertanya; "Siapa itu Rasulullah?". (Kami berangkat bersama wanita itu, tapi) kami tidak menceritakan kepadanya perihal Rasulullah kepadanya hingga kami menghadap Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersama wanita itu. Lalu wanita itu bercerita kepada beliau sebagaimana dia bercerita kepada kami hanya saja dia menambahkan bahwa dia adalah seorang ibu dengan anak-anaknya yang yatim. Maka beliau shallallahu 'alaihi wasallam meminta kantong air milik wanita itu, lalu beliau mengusap tali penutup kantong air tersebut. Akhirnya kami yang berjumlah empat puluh orang laki-laki dalam keadaan kehausan dapat minum air hingga puas, dan setiap orang dari kami memenuhi kantong air dan tempat minum lainnya milik masing-masing. Kecuali satu hal yaitu kami belum memberi minum seekor unta yang memang senantiasa masih ada air yang tersisa padanya. Kemudian beliau berkata: "Bawalah kemari apa yang ada pada kalian". Maka dikumpulkanlah untuk wanita itu daging dan kurma-kurma hingga dia menjumpai keluarganya lalu berkata; "Aku telah berjumpa dengan orang yang paling menakjubkan (sihirnya) atau dia seorang nabi sebagaimana mereka mengakuinya". Lalu Alah Ta'ala memberi hidayah kepada kaum tersebut melalui perantaraan wanita itu, wanita itu masuk Islam begitu juga kaumnya di kampung itu".

bukhari:3306

Telah bercerita kepada kami [Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] bahwa dia mendengar [Anas bin Malik] berkata; "Abu Thalhah berkata kepada Ummu Sulaim; "Aku mendengar suara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sangat lemah yang aku mengerti bahwa itu tanda bahwa beliau sedang lapar. Apakah kamu memiliki sesuatu?". Ummu Sulaim berkata; "Ya, ada". Maka Ummu Sulaim keluarkan beberapa potong roti dari gandum, dan ia keluarkan selembar kerudungnya yang sebagian sisinya digunakannya untuk membungkus roti, kemudian dia letakkan di bawah tanganku dan dilingkarkannya bagian tepi yang lain dari kerudungnya kepadaku, lalu dia mengutusku menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam". (Anas bin Malik) berkata; "Maka kuawa pergi roti tersebut dan kudapati Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang berada di masjid bersama beberapa orang. Aku berdiri di hadapan mereka, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepadaku: "Apakah kamu diutus oleh Abu Thalhah?". Aku jawab; "Ya". Beliau bertanya lagi: "Maksudnya membawa makanan?". Aku jawab lagi; "Ya". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang mau bersamanya, berdirilah". Beliau berangkat dan aku juga berangkat bersama mereka hingga kami mendatangi Abu Thalhah lalu aku mengabari Abu Thalhah. Abu Thalhah berkata; "Wahai Ummu Sulaim, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah datang dengan rombongan sedangkan kita tidak memiliki apa-apa untuk dapat memberi makan mereka". Ummu Sulaim berkata; "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu". Maka Abu Thalhah beranjak menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyambutnya, lalu Abu Thalhah masuk bersama beliau, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bawalah kemari apa yang ada padamu, wahai Ummu Sulaim". Maka Ummu Sulaim membawa roti lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan agar menghancurkan roti tersebut. Ummu Sulaim pun meremas-remas roti tesebut sehingga menjadi potongan-potongan kecil dan membuatnya menjadi lauk makanan. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan kalimat sebagaimana Allah menghendakinya untuk diucapkan lalu bersabda: "Berilah ijin masuk untuk sepuluh orang". Maka mereka diijinkan masuk lalu makan hingga kenyang lalu keluar. Kemudian beliau bersabda lagi: "Berilah izin masuk untuk sepuluh orang". Maka mereka diijinkan masuk lalu mereka santap hingga kenyang dan keluar. Kemudian beliau bersabda lagi: "Berilah ijin masuk untuk sepuluh orang". Maka rombongan itu makan semuanya hingga kenyang. Saat itu jumlah rombongan sebanyak tujuh puluh atau delapan puluh orang".

bukhari:3313

Telah bercerita kepada kami [Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik bin Anas] dari [Nafi'] dari [Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhu] bahwa orang-orang Yahudi mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bercerita bahwa ada seseorang laki-laki dari kalangan mereka dan seorang wanita berzina. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepada mereka; "Apa yang kalian dapatkan dalam Kitab Taurah tentang permasalahan hukum rajam?". Mereka menjawab; "Kami mempermalukan (membeberkan aib) mereka dan mencambuk mereka". Maka Abdullah bin Salam berkata; "Kalian berdusta. Sesungguhnya di dalam Kitab Taurat ada hukuman rajam. Coba bawa kemari kitab Taurat. Maka mereka membacanya saecara seksama lalu salah seorang diantara mereka meletakkan tangannya pada ayat rajam, dan dia hanya membaca ayat sebelum dan sesudahnya. Kemudian Abdullah bin Salam berkata; "Coba kamu angkat tanganmu". Maka orang itu mengangkat tangannya, dan ternyata ada ayat tentang rajam hingga akhirnya mereka berkata; "Dia benar, wahai Muhammad. Di dalam Taurat ada ayat tentang rajam". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kedua orang yang berzina itu agar dirajam". Abdullah bin 'Umar berkata; "Dan kulihat laki-laki itu melindungi wanita tersebut agar terhindar dari lemparan batu".

bukhari:3363

Telah bercerita kepada kami ['Ali bin Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] telah bercerita kepada kami [Syabib bin Gharfadah] berkata, aku mendengar [orang-orang dari qabilahku] yang bercerita dari ['Urwah] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memberinya satu dinar untuk dibelikan seekor kambing, dengan uang itu ia beli dua ekor kambing, kemudian salah satunya dijual seharga satu dinar, lalu dia menemui beliau dengan membawa seekor kambing dan uang satu dinar. Maka beliau mendoa'akan dia keberkahan dalam jual belinya itu". Sungguh dia apabila berdagang debu sekalipun, pasti mendapatkan untung". [Sufyan] berkata; "Adalah Al Hasan bin 'Umarah yang datang kepada kami dengan membawa hadits ini darinya (dari Syabib). Katanya (Al Hasan); " [Syabib] mendengar hadits ini dari ['Urwah], maka aku (Sufyan) menemui Syabib lantas dia berkata; "Aku tidak mendengarnya dari 'Urwah". Syabib berkata; "Aku mendengarnya dari orang-orang yang mengabarkan hadits darinya namun aku mendengar dia berkata, Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kebaikan senantiasa terikat dengan ubun-ubun kuda hingga hari qiyamat". Dia Syabib berkata; "Sungguh aku telah melihat di rumahnya ada tujuh puluh ekor kuda". Sufyan berkata; "Dia ('Urwah) membeli seekor kambing untuk beliau shallallahu 'alaihi wasallam sepertinya untuk keperluan hewan kurban".

bukhari:3370

Telah bercerita kepada kami [Musaddad] telah bercerita kepada kami [Yahya] dari ['Ubaidullah] berkata telah mengabarkan kepadaku [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar radliallahu 'anhu] bahwa rsa bersabda: "Kuda, pada ubun-ubunnya senantiasa ada kebaikan hingga hari qiyamat".

bukhari:3371

Telah bercerita kepada kami [Abdullah bin Raja'] telah bercerita kepada kami [Isra'il] dari [Abu Ishaq] dari [Al Bara'] berkata; " [Abu Bakr] membeli dari 'Azib seperangkat pelana unta dengan harga tiga belas dirham lalu Abu Bakr berkata kepada 'Azib; "Perintahanlah Al Bara' untuk membawa pelana ini kepadaku". Tapi 'Azib berkata; "Tidak, kecuali kamu mau bercerita apa yang kamu dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lakukan saat kalian berdua keluar untuk berhijrah dari Makkah sementara orang-orang musyrikin mencari-cari kalian". Abu Bakr berkata; "Baiklah. Kami berangkat dari Makkah lalu kami melalui perjalanan atau menempuh perjalanan siang dan malam hingga ketika di siang hari saat sangat panas aku mencoba mengarahkan pandanganku untuk melihat-lihat apakah ada naungan untuk tempat berteduh. Akhirnya ada sebuah batu lalu aku datangi dan aku lihat dibaliknya ada tempat untuk berteduh. Maka (kami singgah di batu tersebut) lalu aku meratakan tempat dengan tanganku sendiri dan menghamparkan tikar untuk Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu aku katakan kepada beliau; "Berbaringlah, wahai Nabi Allah". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berbaring lalu aku beranjak sejenak untuk mengamati keadaan sekeliling tempat itu apakah ada orang yang membuntuti kami. Ternyata aku bertemu dengan seorang anak kecil pengembala kambing yang sedang menggiring kambingnya menuju batu tersebut untuk bernaung sebagaimana yang kami lakukan. Aku bertanya kepadanya; "Milik siapakah kamu ini wahai ghulam (anak kecil)?". Anak kecil pengembala itu menjawab; "Aku ini milik seseorang dari suku Quraisy". Dia menyebutkan nama bagindanya yang aku mengenalnya. Aku bertanya lagi; "Apakah kambingmu ini menghasilkan air susu?". Anak gembala itu menjawab; "Ya". Aku tanya lagi; "Apakah kamu bersedia memeras susunya?". Anak gembala itu kembali menjawab; "Ya". Maka aku memerintahkannya lalu dia menarik seekor kambing gembalaannya dan kuperintahkan agar dia membersihkan puting susunya dari debu kemudian aku memerintahkannya untuk membersihkan telapak tangannya". Perawi (Abu Ishaq) berkata; "Aku melihat Al Bara' memukulkan salah satu telapak tangannya kepada yang lainnya untuk memberi contoh membersihkan puting. (Abu Bakr) melanjutkan; "Kemudian anak gembala itu memeras sedikit susu dan memasukkannya ke dalam sebuah gelas sedangkan aku membawa wadah kecil yang aku siapkan untuk Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang biasanya beliau gunakan untuk minum. Aku menuangkan (air) ke dalam susu itu agar dingin pada bagian bawahnya lalu aku beranjak menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan aku dapatkan beliau sudah terbangun lalu aku katakan; "Minumlah, wahai Rasulullah". Abu Bakr berkata; "Maka beliau meminumnya hingga aku puas". Kemudian aku bertanya; "Apakah sudah waktunya kita melanjutkan perjalanan, wahai Rasulullah?". Beliau menjawab; "Ya". Maka kami berangkat meneruskan perjalanan sementara kaum musyrikin mencari-cari kami namun tidak seorangpun dari mereka yang mendapatkan kami kecuali Suraqah bin Malik bin Ju'syam yang menunggang kudanya lalu aku berkata; "Itu orang yang mengejar kita, dia akan menangkap kita, wahai Rasulullah". Maka beliau bersabda: "Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita".

bukhari:3379

Telah bercerita kepada kami [Sulaiman bin Harb] telah mengabarkan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dari [Abdullah bin Abu Mulaikah] berkata; "Penduduk Kufah menulis surat kepada [Ibnu Az Zubair] (bertanya) tentang kedudukan kakek (dalam fara'idl/warisan), maka Ibnu Az Zubair berkata; "Adapun yang ada adalah seperti yang disabdakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Seandainya aku diperbolehkan dari ummat ini mengambil seseorang sebagai puncak kekasih, pasti aku mengambilnya (Abu Bakr) ". Beliau menempatkannya sebagai bapak, maksudnya Abu Bakr".

bukhari:3385

Telah bercerita kepadaku [Hisyam bin 'Ammar] telah bercerita kepada kami [Shadaqah bin Khalid] telah bercerita kepada kami [Zaid bin Waqid] dari [Busr bin 'Ubaidullah] dari ['Aidzullah Abu Idris] dari [Abu ad-arda' radliallahu 'anhu] berkata; "Aku duduk di samping Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba Abu Bakr datang sambil memegang tepi baju beliau shallallahu 'alaihi wasallam hingga merapat pada lutut beliau. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Apakah teman kalian telah marah?". Maka Abu Bakr memberi salam lalu berkata; "Aku punya masalah dengan Ibnu Al Khaththab lalu aku terlanjur marah kepadanya namun kemudian aku menyesal, aku pun datang menemuinya untuk meminta maaf namun dia enggan memafkan aku. Maka itu aku datang kepada baginda". Maka beliau bersabda: "Allah akan mengampunimu, wahai Abu Bakr". Beliau mengucapkan kalimat ini tiga kali. Kemudian 'Umar menyesal lalu mendatangi kediaman Abu Bakr dan bertanya; "Apakah ada Abu Bakr?". Orang-orang menjawab; "Tidak ada". Kemudian 'Umar menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang kedatangannya ini membuat wajah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam nampak marah namun ketegangan itu berhenti karena kedatangan Abu bakr yang langsung duduk bersimpuh pada lutut beliau seraya berkata; "Wahai Rasulullah, aku sudah berbuat aniaya dua kali". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah mengutus aku kepada kalian namun kalian mengatakan; "Kamu pendusta" sedangkan Abu Bakr berkata; "Dia orang yang jujur' dan dia berjuang mengorbankan dirinya dan hartanya. Apakah kalian akan meninggalkan kepadaku sahabatku?"-Beliau ulang dua kali--. Maka sejak saat itu Abu Bakr tidak disakiti lagi.

bukhari:3388

Telah bercerita kepada kami [Sa'id bin Abu Maryam] telah mengabarkan kepada kami [Al Laits] berkata, telah bercerita kepadaku ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Sa'id bin Al Musayyab] bahwa [Abu Hurairah Radhiyalahu'anhu] berkata; Ketika kami sedang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Ketika tidur, aku bermimpi diriku berada didalam surga, disana ada seorang wanita yang sedang berwudlu' di samping istana. Aku bertanya: "Untuk siapakah istana itu?". Mereka menjawab; "Untuk 'Umar". Namun aku teringat kecemburuanmu, maka aku berpaling". Seketika 'Umar menangis dan berkata; "Apakah patut aku cemburu kepadamu, wahai Rasulullah?".

bukhari:3404

Telah bercerita kepadaku [Muhammad bin ash-Shalti Abu Ja'far Al Kufiy] telah bercerita kepada kami [Ibnu Al Mubarak] dari [Yunus] dari [Az Zuhriy] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Hamzah] dari [bapaknya] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ketika tidur, aku bermimpi meminum (segelas) susu hingga aku dapat melihat aliran air dari kukuku (dengan bentul tunggal) atau kuku-kukuku (dengan bentuk jamak), kemudian aku berikan (sisanya kepada) 'Umar". Orang-orang bertanya; "Apa maknanya (susu tersebut)?. Beliau menjawab: "Ilmu".

bukhari:3405

Telah bercerita kepada kami [Musaddad] telah bercerita kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah bercerita kepada kami [Sa'ad bin Abu 'Arubah]. Dan diriwayatkan pula, [Khalifah] berkata kepadaku, telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Sawa'] dan [Kahmas bin Al Minhal] keduanya berkata, telah bercerita kepada kami [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Anas bin Malik radliallahu 'anhu] berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendaki bukit Uhud bersama Abu Bakr, 'Umar dan 'Utsman lalu bukit itu bergetar. Maka beliau menghentakkan kakinya seraya berkata; "Tenanglah Uhud, karena di atas kamu sekarang tidak lain kecuali Nabi, Shiddiq (abu Bakar) dan dua orang (yang akan mati) syahid (Umar dan Usman) ".

bukhari:3410

Telah bercerita kepadaku [Ahmad bin Syabib bin Sa'id] berkata, telah bercerita kepadaku [bapakku] dari [Yunus], berkata [Ibnu Syihab] telah mengabarkan kepadaku ['Urwah] bahwa ['Ubaidullah bin 'Adiy bin Al Khiyar] mengabarkan kepadanya bahwa Al Miswar bin Makhramah dan 'Abdur Rahman bin Al Aswad bin 'Abdu Yaghuts keduanya berkata kepadanya ('Ubaidullah); "Apa yang menghalangimu untuk berbicara kepada 'Utsman tentang perkara saudaranya, yaitu Al Walid. Sungguh orang-orang sudah banyak yang menuntutnya". Maka aku sengaja menanti 'Utsman hingga dia keluar untuk shalat lalu aku katakan kepadanya; "Aku punya keperluan dengan anda yaitu nasehat untukmu". 'Utsman berkata; "Wahai laki-laki". [Ma'mar] berkata; "Aku kira dia berkata; "Aku berlindung kepada Allah dari kamu". Maka aku beranjak darinya dan pergi menemui mereka. Sesaat kemudian utusan 'Utsman datang, maka aku menemui ['Utsman] lalu dia bertanya; "Apa nasehat kamu tadi?". Aku katakan; "Allah Subhaanahu wa Ta'ala telah mengutus Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dengan benar dan telah menurunkan Kitab (Al Qur'an) dan kamu termasuk orang yang menyambut seruan Allah dan rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam dan kamu sudah berhijrah dua kali dan telah mendampingi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam serta kamu juga telah melihat petunjuknya. Sungguh banyak orang telah membicarakan persoalan Al Walid". 'Utsman bertanya; "Apakah kamu pernah bertemu dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?". Aku jawab; "Tidak. Akan tetapi ilmu beliau telah sampai kepadaku sebagaimana sampai kepada gadis yang dipingit dalam bilik rumahnya". Dia berkata; "Amma ba'du, Allah telah mengutus Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dengan benar dan aku adalah termasuk diantara orang yang menyambut seruan Allah dan Rasul-Nya. Aku juga beriman dengan apa yang beliau bawa sebagai utusan dan aku juga telah berhijrah ke dua negeri hijrah sebagaimana yang tadi kamu katakan dan aku juga telah mendampigi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berbai'at kepada beliau. Demi Allah, aku tidak pernah membantah dan menipu beliau hingga Allah 'azza wajalla mewafatkan beliau. Kemudian Abu Bakr menjadi khalifah lalu 'Umar, kemudian aku diangkat menjadi khalifah. Apakah aku tidak puya hak sebagaimana mereka memilikinya?". Aku kataka; "Ya, anda punya hak". Dia berkata; "Lalu apa maksud pembicaraan kalian yang telah sampai kepadaku. Adapun persoalan Al Walid, kami akan menegakkan urusannya dengan hak, insya Alah". Kemudian 'Utsman memanggil 'Ali lalu memerintahkanya agar mencambuk Al Walid". Maka 'Ali mencambuknya sebanyak delapan puluh kali".

bukhari:3420

Telah bercerita kepada kami [Musa bin Isma'il] telah bercerita kepada kami [Abu 'Awanah] telah bercerita kepada kami ['Utsman. Dia adalah Ibnu Mawhab] berkata; "Ada seorang laki-laki dari penduduk Mesir menuaikan 'ibadah hajji lalu melihat sekumpulan orang sedang duduk bernajelis lalu bertanya; "Siapakah kaum itu?". Orang-orang menjawab; "Mereka adalah suku Quraisy". Orang Mesir itu bertanya lagi; "Siapakah sesepuh mereka?". Mereka menjawab; " ['Abdullah bin 'Umar] ". Orang itu berkata; "Wahai Ibnu 'Umar, aku bertanya kepadamu tentang sesuatu maka itu jelaskanlah kepadaku; "Apakah kamu tahu bahwa 'Utsman lari dari perag Uhud?". Dia (Ibnu 'Umar) menjawab; "Ya". Orang itu bertanya lagi; "Apakah kamu juga tahu bahwa dia tidak hadir dan tidak ikut perang Badar?". Dia (Ibnu 'Umar) menjawab; "Ya". Orang itu bertanya lagi; "Apakah kamu juga tahu bahwa dia tidak hadir dan tidak ikut Bai'atur Ridlwan?". Dia (Ibnu 'Umar) menjawab; "Ya". Orang itu berkata; "Allahu Akbar". Ibnu 'Umar berkata; "Kamari, aku jelaskan semuanya kepadamu. Kaburnya 'Utsman dalam perang Uhud, sungguh aku bersaksi bahwa Allah telah memaafkan dan mengampuninya. Sedangkan tidak ikutnya dia pada perang Badar, saat itu dia sedang merawat putri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang sedang sakit dan telah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam katakan kepadanya: "Kamu mendapat pahala dan andil sebagaimana mereka yang ikut perang Badar". Sedangkan ketika dia tidak hadir saat Bai'atur Ridlwan, sungguh seandainya ada orang lain di kota Makkah yang lebih mulia dari 'Utsman tentu beliau shallallahu 'alaihi wasallam mengutusnya menggantikan posisinya. Namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus 'Utsman. Apalagi kejadian Bai'atur Ridlwan justru terjadi setelah 'Utsman berangkat menuju Makkah yang ketika itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda dengan membuka telapak tangan kanannya: "Ini tangan 'Utsman" lalu beliau menggenggamkan telapak tagannya yang kanan ke telapak tangan kiri lalu bersabda: "Ini untuk 'Utsman". Kemudian Ibnu 'Umar berkata kepada orang itu; "Sekarang pergilah kamu dengan membawa penjelasan tadi".

bukhari:3422

Telah bercerita kepada kami [Musa bin Isma'il] telah bercerita kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Hushain] dari ['Amru bin Maimun] berkata; Aku melihat ['Umar bin Al Khaththab radliallahu 'anhu] di Madinah beberapa hari sebelum dia ditikam. Ia berdiri di hadapan Hudzaifah bin Al Yaman dan 'Utsman bin Hunaif. 'Umar bertanya; "Bagaimana yang kalian berdua kerjakan?. Apakah kalian berdua khawatir membebani penduduk Sawad (yang mereka terkena pajak) dengan sesuatu yang melebihi kemampuannya?. Keduanya menjawab; "Kami membebaninya dengan kebijakan yang sesuai kemampuannya, tidak ada kelebihan beban yang besar". 'Umar berkata; "Jika Allah Subhaanahu wa Ta'ala menyelamatkan aku, tentu akan kubiarkan janda-janda penduduk 'Iraq tidak membutuhkabn seorang laki-laki setelah aku untuk selama-lamanya". Perawi berkata; "Setelah pembicaraan itu, 'Umar tidak melewati hari-hari kecuali hanya sampai hari ke empat semenjak dia terkena mushibah (tikaman). Perawi ('Amru) berkata; "Aku berdiri dan tidak ada seorangpun antara aku dan dia kecuali 'Abdullah bin 'Abbas pada Shubuh hari saat 'Umar terkena mushibah. Shubuh itu, 'Umar hendak memimpin shalat dengan melewati barisan shaf lalu berkata; "Luruskanlah shaf". Ketika dia sudah tidak melihat lagi pada jama'ah ada celah-celah dalam barisan shaf tersebut, maka 'Umar maju lalu bertakbir. Sepertinya dia membaca surat Yusuf atau an-Nahl atau seperti surat itu pada raka'at pertama hingga memungkinkan semua orang bergabung dalam shalat. Ketika aku tidak mendengar sesuatu darinya kecuali ucapan takbir tiba-tiba terdengar dia berteriak; "Ada orang yang membunuhku, atau katanya; "seekor anjing telah menerkamku", rupanya ada seseorang yang menikamnya dengan sebilah pisau bermata dua. Penikam itu tidaklah melewati orang-orang di sebelah kanan atau kirinya melainkan dia menikamnya pula hingga dia telah menikam sebanyak tiga belas orang yang mengakibatkan tujuh orang diantaranya meninggal dunia. Ketika seseorang dari kaum muslimin melihat kejadian itu, dia melemparkan baju mantelnya dan tepat mengenai si pembunuh itu. Dan ketika dia menyadari bahwa dia musti tertangkap (tak lagi bisa menghindar), dia bunuh diri. 'Umar memegang tangan 'Abdur Rahman bin 'Auf lalu menariknya ke depan. Siapa saja orang yang berada dekat dengan 'Umar pasti dapat melihat apa yang aku lihat. Adapun orang-orang yang berada di sudut-sudut masjid, mereka tidak mengetahui peristiwa yang terjadi, selain hanya tidak mendengar suara 'Umar. Mereka berkata; "Subhaanalah, Subhaanalah (maha suci Allah) ". Maka 'Abdur Rahman melanjutkan shalat jama'ah secara ringan. Setelah shalat selesai, 'Umar bertanya; "Wahai Ibnu 'Abbas, lihatlah siapa yang telah membunuhku". Ibnu 'Abbas berkeliling sesaat lalu kembali dan berkata; "Budaknya Al Mughirah". 'Umar bertanya; "O, si budak yang pandai membuat pisau itu?. Ibnu 'Abbas menjawab; "Ya benar". 'Umar berkata; "Semoga Allah membunuhnya, sungguh aku telah memerintahkan dia berbuat ma'ruf (kebaikan). Segala puji bagi Allah yang tidak menjadikan kematianku di tangan orang yang mengaku beragama Islam. Sungguh dahulu kamu dan bapakmu suka bila orang kafir non arab banyak berkeliaran di Madinah. 'Abbas adalah orang yang paling banyak memiliki budak. Ibnu 'Abbas berkata; "Jika anda menghendaki, aku akan kerjakan apapun. Maksudku, jika kamu menghendaki kami akan membunuhnya". 'Umar berkata; "Kamu berbohong, (sebab mana boleh kalian membunuhnya) padahal mereka telah telanjur bicara dengan bahasa kalian, shalat menghadap qiblat kalian dan naik haji seperti haji kalian". Kemudian 'Umar dibawa ke rumahnya dan kami ikut menyertainya. Saat itu orang-orang seakan-akan tidak pernah terkena mushibah seperti hari itu sebelumnya. Diantara mereka ada yang berkata; "Dia tidak apa-apa". Dan ada juga yang berkata; "Aku sangat mengkhawatirkan nasibnya". Kemudian 'Umar disuguhkan anggur lalu dia memakannya namun makanan itu keluar lewat perutnya. Kemudian diberi susu lalu diapun meminumnya lagi namun susu itu keluar melalui lukanya. Akhirnya orang-orang menyadari bahwa 'Umar segera akan meninggal dunia. Maka kami pun masuk menjenguknya lalu diikuti oleh orang-orang yang datang dan memujinya. Tiba-tiba datang seorang pemuda seraya berkata; "Berbahagialah anda, wahai Amirul Mu'minin dengan kabar gembira dari Allah untuk anda karena telah hidup dengan mendampingi (menjadi shahabat) Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan yang terdahulu menerima Islam berupa ilmu yang anda ketahui. Lalu anda diberi kepercayaan menjadi pemimpin dan anda telah menjalankannya dengan adil lalu anda mati syahid". 'Umar berkata; "Aku sudah merasa senang jika masa kekhilafahanku berakhir netral, aku tidak terkena dosa dan juga tidak mendapat pahala." Ketika pemuda itu berlalu, tampak pakaiannya menyentuh tanah, maka 'Umar berkata; "Bawa kembali pemuda itu kepadaku". 'Umar berkata kepadanya; "Wahai anak saudaraku, angkatlah pakaianmu karena yang demikian itu lebih mengawetkan pakaianmu dan lebih membuatmu taqwa kepada Rabbmu. Wahai 'Abdullah bin 'Umar, lihatlah berapa jumlah hutang yang menjadi kewajibanku". Maka mereka menghitungnya dan mendapatan hasilnya bahwa hutangnya sebesar delapan puluh enam ribu atau sekitar itu. 'Umar berkata; "Jika harta keluarga 'Umar mencukupi bayarlah hutang itu dengan harta mereka. Namun apabila tidak mencukupi maka mintalah kepada Bani 'Adiy bin Ka'ab. Dan apabila harta mereka masih tidak mencukupi, maka mintalah kepada masyarakat Quraisy dan jangan mengesampingkan mereka dengan meminta kepada selain mereka lalu lunasilah hutangku dengan harta-harta itu. Temuilah 'Aisyah, Ummul Mu'minin radliallahu 'anha, dan sampaikan salam dari 'Umar dan jangan kalian katakan dari Amirul Muminin karena hari ini bagi kaum mu'minin aku bukan lagi sebagai pemimpin dan katakan bahwa 'Umar bin Al Khaththab meminta izin untuk dikuburkan di samping kedua shahabatnya". Maka 'Abdullah bin 'Umar memberi salam, meminta izin lalu masuk menemui 'Aisyah radliallahu 'anha. Ternyata 'Abdullah bin 'Umar mendapatkan 'Aisyah radliallahu 'anha sedang menangis. Lalu dia berkata; "'Umar bin Al Khathtab menyampaikan salam buat anda dan meminta ijin agar boleh dikuburkan disamping kedua sahabatnya (Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakr radliallahu 'anhu) ". 'Aisyah radliallahu 'anha berkata; "Sebenarnya aku juga menginginkan hal itu untuk diriku namun hari ini aku tidak akan lebih mementingkan diriku". Ketika 'Abdullah bin 'Umar kembali, dikatakan kepada 'Umar; "Ini dia, 'Abdullah bin 'Umar sudah datang". Maka 'Umar berkata; "Angkatlah aku". Maka seorang laki-laki datang menopangnya. 'Umar bertanya: "Berita apa yang kamu bawa?". Ibnu 'Umar menjawab; "Berita yang anda sukai, wahai Amirul Mu'minin. 'Aisyah telah mengizinkan anda". 'Umar berkata; "Alhamdu lillah. Tidak ada sesuatu yang paling penting bagiku selain hal itu. Jika aku telah meninggal, bawalah jasadku kepadanya dan sampaikan salamku lalu katakan bahwa 'Umar bin Al Khaththab meminta izin. Jka dia mengizinkan maka masukkanlah aku (kuburkan) namun bila dia menolak maka kembalikanlah jasadku ke kuburan Kaum Muslimin. Kemudian Hafshah, Ummul Mu'minin datang dan beberapa wanita ikut bersamanya. Tatkala kami melihatnya, kami segera berdiri. Hafshah kemudian mendekat kepada 'Umar lalu dia menangis sejenak. Kemudian beberapa orang laki-laki meminta izin masuk, maka Hafshah masuk ke kamar karena ada orang yang mau masuk. Maka kami dapat mendengar tangisan Hafshah dari balik kamar. Orang-orang itu berkata; "Berilah wasiat, wahai Amirul Mu'minin. Tentukanlah pengganti anda". 'Umar berkata; "Aku tidak menemukan orang yang paling berhak atas urusan ini daripada mereka atau segolongam mereka yang ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam wafat beliau ridla kepada mereka. Maka dia menyebut nama 'Ali, 'Utsman, Az Zubair, Thalhah, Sa'ad dan 'Abdur Rahman. Selanjutnya dia berkata; "'Abdullah bin 'Umar akan menjadi saksi atas kalian. Namun dia tidak punya peran dalam urusan ini, dan tugas itu hanya sebagai bentuk penghibur baginya. Jika kepemimpinan jatuh ketangan Sa'ad, maka dialah pemimpin urusan ini. Namun apabila bukan dia, maka mintalah bantuan dengannya. Dan siapa saja diantara kalian yang diserahi urusan ini sebagai pemimpin maka aku tidak akan memecatnya karena alasan lemah atau berkhiyanat". Selanjutnya 'Umar berkata; "Aku berwasiat kepada khalifah sesudahku agar memahami hak-hak kaum Muhajirin dan menjaga kehormatan mereka. Aku juga berwasiat kepadanya agar selalu berbuat baik kepada Kaum Anshar yang telah menempati negeri (Madinah) ini dan telah beriman sebelum kedatangan mereka (kaum Muhajirin) agar menerima orang baik, dan memaafkan orang yang keliru dari kalangan mereka. Dan aku juga berwasiat kepadanya agar berbuat baik kepada seluruh penduduk kota ini karena mereka adalah para pembela Islam dan telah menyumbangkan harta (untuk Islam) dan telah bersikap keras terhadap musuh. Dan janganlah mengambil dari mereka kecuali harta lebih mereka dengan kerelaan mereka. Aku juga berwasiat agar berbuat baik kepada orang-orang Arab Badui karena mereka adalah nenek moyang bangsa Arab dan perintis Islam, dan agar diambil dari mereka bukan harta pilihan (utama) mereka (sebagai zakat) lalu dikembalikan (disalurkan) untuk orang-orang fakir dari kalangan mereka. Dan aku juga berwasiat kepadanya agar menunaikan perjanjian kepada ahlu Dzimmah (Warga non muslim yang wajib terkena pajak), yaitu orang-orang yang dibawah perlindungan Allah dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam (asalkan membayar pajak) dan mereka (ahlu dzimmah) yang berniyat memerangi harus diperangi, mereka juga tidak boleh dibebani selain sebatas kemampuan mereka". Ketika 'Umar sudah menghembuskan nafas, kami keluar membawanya lalu kami berangkat dengan berjalan. 'Abdullah bin 'Umar mengucapkan salam (kepada 'Aisyah radliallahu 'anha) lalu berkata; "'Umar bin Al Khaththab meminta izin". 'Aisyah radliallahu 'anha berkata; "Masukkanlah". Maka jasad 'Umar dimasukkan ke dalam liang lahad dan diletakkan berdampingan dengan kedua shahabatnya. Setelah selesai menguburkan jenazah 'Umar, orang-orang (yang telah ditunjuk untuk mencari pengganti khalifah) berkumpul. 'Abdur Rahman bin 'Auf berkata; "Jadikanlah urusan kalian ini kepada tiga orang diantara kalian. Maka Az Zubair berkata; "Aku serahkan urusanku kepada 'Ali. Sementara Thalhah berkata; "Aku serahkan urusanku kepada 'Utsman. Sedangkan Sa'ad berkata; "Aku serahkan urusanku kepada 'Abdur Rahman bin 'Auf. Kemudian 'Abdur Rahman bin 'Auf berkata; "Siapa diantara kalian berdua yang mau melepaskan urusan ini maka kami akan serahkan kepada yang satunya lagi, Allah dan Islam akan mengawasinya Sungguh seseorang dapat melihat siapa yang terbaik diantara mereka menurut pandangannya sendiri. Dua pembesar ('Utsman dan 'Ali) terdiam. Lalu 'Abdur Rahman berkata; "Apakah kalian menyerahkan urusan ini kepadaku. Allah tentu mengawasiku dan aku tidak akan semena-mena dalam memilih siapa yang terbaik diantara kalian". Keduanya berkata; "Baiklah". Maka 'Abdur Rahman memegang tangan salah seorang dari keduanya seraya berkata; "Engkau adalah kerabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan dari kalangan pendahulu dalam Islam (senior) sebagaimana yang kamu ketahui dan Allah akan mengawasimu. Seandainya aku serahkan urusan ini kepadamu tentu kamu akan berbuat adil dan seandainya aku serahkan urusan ini kepada 'Utsman tentu kamu akan mendengar dan menta'atinya". Kemudian dia berbicara menyendiri dengan 'Utsman dan berkata sebagaimana yang dikatakannya kepada 'Ali. Ketika dia mengambil perjanjian bai'at, 'Abdur Rahman berkata; "Angkatlah tanganmu wahai 'Utsman". Maka Abdur Rahman membai'at 'Utsman lalu 'Ali ikut membai'atnya kemudian para penduduk masuk untuk membai'at 'Utsman".

bukhari:3424

Telah bercerita kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah bercerita kepada kami ['Abdul 'Aziz] dari [Abu Hazim] dari [Sahal bin Sa'ad radliallahu 'anhu] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Besok, sungguh aku akan menyerahkan bendera komando ini kepada seorang laki-laki yang lewat tangannya Allah memenangkan peperangan ini". (Sahal) berkata; "Maka orang-orang semalaman memperbin cangkan siapa diantara mereka yang akan diberikan kepercayaan itu". Pada pagi harinya, orang-orang telah berkumpul di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan masing-masing berharap diberikan kepercayaan tersebut. Beliau berkata: "Mana 'Ali bin Abu Thalib?". Orang-orang menjawab; "Dia sedang sakit mata, wahai Rasulullah". Beliau berkata; "Datangilan dan bawa dia kemari". Tatkala 'Ali datang dengan matanya yang bengkak, beliau mendo'akannya maka seketika matanya sembuh seakan tidak ada bekas sakit sebelumnya. Akhirnya beliau menyerahkan bendera komando perang tersebut kepadanya. 'Ali berkata; "Wahai Rasulullah, "Akan kuperangi mereka hingga mereka menjadi seperti kita". Beliau berkata; "Laksanakanlah dengan tenang hingga kamu singgah pada tempat tinggal mereka, lalu ajaklah mereka menerima Islam dan kabarkan kepada mereka apa yang menjadi kewajiban mereka dari hak-hak Allah. Sungguh seandainya Allah memberi hidayah kepada seseorang lewat perantaraan kamu, hal itu lebih baik buatmu dari pada unta merah (harta yang paling baik) ".

bukhari:3425

Telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin Maslamah] telah bercerita kepada kami ['Abdul 'Aziz bin Abu Hazim] dari [bapaknya] bahwa ada seseorang datang kepada [Sahal bin Sa'ad] lalu berkata; "Inilah si fulan, amir kota Madinah, yang memanggil 'Ali di samping mimbar". Sahal bertanya; "Bagaimana dia memanggilnya?". Orang itu berkata; "Dia memanggilnya dengan sebutan Abu Turab". Maka Sahal tertawa lalu berkata; "Demi Allah, tidaklah yang menamakannya begitu kecuali Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan tidak ada nama yang lebih disukainya kecuali panggilan itu". Maka aku ingin sekali menikmati hadits Sahal tersebut lalu aku bertanya; "Wahai Abu 'Abbas, bagaimana ceritanya pemberian nama tersebut?". Sahal menjawab; "'Ali datang menemui Fathimah lalu keluar lagi kemudian tidur di masjid. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Kemana putra pamanmu?. Fathimah menjawab; "Di masjid". Maka beliau shallallahu 'alaihi wasallam pergi menemui 'Ali dan mendapatkan selendang 'Ali terjatuh dari punggungnya sehingga debu mengenai punggungnya. Maka beliau membersihkan debu dari punggung 'Ali seraya berkata: "Duduklah, AbuTurab". Beliau mengatakannya dua kali".

bukhari:3427

Telah bercerita kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhriy] berkata, telah bercerita kepadaku ['Urwah bin Az Zubair] dari ['Aisyah radliallahu 'anha] bahwa Fathimah 'alaihas salam pernah mengutus utusan kepada [Abu Bakr] dengan niyat memintanya bagian harta warisan yang ditinggalkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dari harta fa'i yang Allah karuniakan kepada beliau. Fathimah meminta Abu bakar shadaqah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berupa pekarangan yang berada Madinah dan Fadak dan sisa dari pembagian seperlima harta fa'i perang Khaibar. Maka Abu Bakr berkata kepadanya; "Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam telah bersabda: "Kami tidak mewariskan. Dan apa yang kami tinggalkan semuanya sebagai shadaqah". Sesungguhnya keluarga Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam makan dari harta ini, yakni harta Allah yang tidak ada bagi mereka tambahan lain dari yang dimakannya. Dan aku, sungguh demi Allah, tidak akan merubah sesuatu dari shadaqah-shadaqah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang pernah ada pada zaman Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan aku pasti akan memberlakukan tentang shadaqah ini sebagaimana pernah diberlakukan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam". Kemudian 'Ali bersaksi atas yang disampaikan Abu Bakr dan berkata; "Sungguh kami telah mengetahui keutamaan anda wahai Abu Bakr". Lalu 'Ali menyebut ikatan kekeluargaan mereka terhadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam serta hak-hak mereka. Maka Abu Bakr kembali berbicara dan berkata; "Demi Dzat Yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh keluarga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lebih aku cintai untuk aku jalin hubungan kekeluargaannya dari pada keluargaku sendiri".

bukhari:3435

Telah bercerita kepada kami [Khalid bin Makhlad] telah bercerita kepada kami ['Ali bin Mushir] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [bapaknya] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Marwan bin Al Hakam] berkata; ['Usman bin 'Affan] terkena musibah mimisan yang parah pada tahun musibah mimisan hingga menghalanginya menunaikan hajji dan dia telah memberi wasiat. Kemudian datang kepadanya seorang laki-laki suku Quraisy dan berkata; "Carilah pengganti". 'Utsman bertanya; "Apakah mereka juga mengatakanya begitu?". Laki-laki itu menjawab; "Ya". 'Utsman bertanya lagi; "Siapakah orangnya?". Laki-laki itu terdiam. Kemudian datang lagi seorang laki-laki lain, yang aku kira dia adalah Al Harits, lalu berkata; "Carilah pengganti". 'Utsman bertanya; "Apakah mereka juga mengatakanya begitu?". Laki-laki itu menjawab; "Ya". 'Utsman bertanya lagi; "Siapakah orangnya?". Laki-laki ini pun terdiam. 'Utsman berkata; "Barangkali mereka menyebut Az Zubair?". Laki-laki itu menjawab; "Ya". 'Utsman selanjutnya berkata; "Adapun dia, demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh dia adalah orang terbaik di kalangan mereka sepanjang yang aku ketahui, dan dia merupakan orang yang paling dicintai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di antara mereka".

bukhari:3439

Telah bercerita kepada kami [Ahmad bin Muhammad] telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Hisyam bin 'Urwah] dari [bapaknya] dari ['Abdullah biin Az Zubair] berkata; Pada hari perang Ahzab, aku dan 'Umar bin Abu Salamah berada dekat dengan kaum wanita lalu aku melihat-lihat ternyata aku dapatkan [Zubair] berada di atas kudanya bolak-balik menuju Bani Quraizhah dua atau tiga kali. Setelah kembali aku bertanya; "Wahai ayahku, aku melihatmu berbolak-balik". Dia bertanya; "Apakah benar kamu melihatku, wahai anakku?". Aku jawab; "Ya benar". Dia berkata; "Karena sebelumnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang dapat mendatangi Bani Quraizhah lalu membawa kabar mereka kepadaku?". Maka aku berangkat dan tatkala aku kembali, aku dapati Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyertakan kedua orangtua beliau sebagai tebusan bagiku dengan sabdanya: "Tebusanmu adalah bapak dan ibuku".

bukhari:3442

Telah bercerita kepada kami ['Amru bin 'Aun] telah bercerita kepada kami [Khalid bin ab] dari [Isma'il] dari [Qais] berkata, aku mendengar [Sa'ad radliallahu 'anhu] berkata; 'Sugguh aku adalah orang Arab yang pertama kali melepaskan anak panah di jalan Allah. Kami pernah berperang bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang ketika itu kami tidak memiliki makanan kecuali dedaunan pohon, hingga seorang diantara kami buang air besar bagaikan unta atau kambin g buang air besar. Kotoran kami tak ada campurannya apa-apa sehingga nampak kering. Kemudian Banu Asad datang mengajari kami tentang Islam. Sungguh aku telah rugi dan sia-sia amalku (kalau penduduk Kufah mengatakan sholatku kurang beres). Sa'd katakana yang demikian karena penduduk Kufah mengadukan kepada 'Umar dan menyampaikan bahwa Sa'd tidak bagus cara shalatnya".

bukhari:3449

Telah bercerita kepadaku [Al Hasan bin Muhammad] telah bercerita kepada kami [Abu 'Abbad bin 'Abbad] telah bercerita kepada kami [Al Majisyun] telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah bin Dinar] berkata; " [Ibnu 'Umar] radliallahu 'anhuma pada suatu hari ketika dia berada di masjid melihat seorang laki-laki menjulurkan pakaiannya di sebuah sudut masjid lalu dia berkata; "Lihat, siapakah orang ini?. Mungkin orang ini dekat denganku". Seseorang berkata kepadanya; "Apakah engkau tidak mengenal orang ini, wahai Abu Abdur Rahman?. Dia adalah Muhammad bin Usamah". Perawi (Ibnu Dinar) berkata; "Maka Ibnu 'Umar menundukkan kepala dan memukul-mukulkan tangannya ke tanah kemudian berkata; "Seandainya Rasulullah melihatnya tentu beliau mencintainya".

bukhari:3454

Telah bercerita kepada kami [Ishaq bin Nashr] telah bercerita kepada kami ['Abdur Razzaq] dari [Ma'mar] dari [Az Zuhriy] dari [Salim] dari [Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma] berkata; "; "Seseorang pada masa hidup Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bila bermimpi, biasanya dia menceritakannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Aku pun berharap bermimpi hingga aku dapat mengisahkannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Saat itu aku masih remaja. Pada suatu hati di zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam aku tidur di masjid, lalu aku bermimpi ada dua malaikat memegangku lalu membawaku ke dalam neraka, aku melihat neraka yang teryata ada lubang besar bagaikan lubang sumur (atau jurang). Neraka memiliki tanduk dan aku melihat di dalamnya ada orang-orang yang sebelumnya aku sudah mengenal mereka. Karena melihat mereka membuat aku berkata; "Aku berlindung kepada Allah dari neraka" Dia berkata; "Kemudian kami berjumpa dengan malaikat lain lalu yang berpesan kepadaku; "Janganlah kamu takut". Kemudian aku ceritakan mimpiku itu kepada Hafshah, lalu Hafshah menceritakannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka Beliau pun bersabda: "Sungguh 'Abdullah (bin "Umar) adalah seorang yang beruntung (bahagia) bila dia mendirikan shalat malam". Setelah peristiwa ini 'Abdullah bin 'Umar tidak tidur malam kecuali sedikit".

bukhari:3457

Telah bercerita kepada kami [Malik bin Isma'il] telah bercerita kepada kami [Isra'il] dari [Al Mughirah] dari [Ibrahim] dari ['Alqamah] berkata; "Aku pernah berkunjung ke negeri Syam lalu shalat dua raka'at disana kemudian aku berdo'a; "Ya Allah, mudahkanlah aku untuk dapat bermajelis dengan orang shalih". Kemudian aku mendatangi kaum lalu aku bermajelis bersama mereka. Tiba-tiba datang orang yang sudah tua lalu dia duduk di sampingku. Aku bertanya; "Siapakah orang tua ini?". Mereka menjawab; "Dia adalah [Abu ad-Darda' radliallahu 'anhu] ". Maka aku berkata; "Sungguh aku telah berdo'a kepada Allah agar memudahkanaku bisa bermajelis dengan orang shalih dan ternyata Allah menjadikan anda untukku". Abu ad-Darda' bertanya; "Kamu berasal dari mana?". Aku jawab; "Dari Kufah". Dia berkata lagi; "Bukankah bersama kalian disana ada Ibnu Ummu 'Abd, pembawa sepasang sandal (nabi shallallahu 'alaihi wasallam), pemilik tikar dan bejana? (maksudnya adalah 'Abdullah bin Mas'ud radliallahu 'anhu).. Sungguh bersama kalian disana ada orang yang telah Allah jauhkan dari setan yakni melalui lisan Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wasallam (maksudnya 'Ammar bn Yasir radliallahu 'anhu). Bukankah bersama kalian disana ada orang yang mengetahui detail kehidupan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang tidak ada orang lain yang mengetahuinya kecuali dia". (maksudnya Hudzaifah bin Al Yaman radliallahu 'anhu). Kemudian dia bertanya lagi; "Bagaimana 'Abdullah membaca firman Allah: ("Wal laili idzaa yaghsyaa")?. Maka aku bacakan kepadanya; ('Wal laili idzaa yaghsyaa, wan nahaari idzaa tajallaa, wadz dzkara wal untsaa"). Abu ad-Darda' berkata; "Demi Allah, sungguh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah membacakannya dari mulut beliau langsug kepada mulutku".

bukhari:3459

Telah bercerita kepada kami [Shadaqah] telah bercerita kepada kami [Ibnu 'Uyainah] telah bercerita kepada kami [Abu Musa] dari [Al Hasan] bahwa dia mendengar [Abu Bakrah]; Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di atas mimbar bersabda, ketika itu Al Hasan ada disamping beliau. Sesekali beliau melihat ke arah orang banyak dan sesekali melihat kepadanya: "Sesungguhnya anakku ini adalah sayyid (pemimpin) dan dengan perantaraannya Allah akan mendamaikan dua kelompok besar kaum Muslimin ".

bukhari:3463

Telah bercerita kepada kami [Musaddad] telah bercerita kepada kami ['Abdu Warits] dari [Khalid] dari ['Ikrimah] dari [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma] berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memelukku ke dada beliau seraya berdo'a: "Aaalloohumma 'allimhu alhikmah "Ya Allah, ajarkanlah anak ini hikmah". Telah bercerita kepada kami [Abu Ma'mar] telah bercerita kepada kami ['Abdu Warits]; ".....dan beliau berdoa'a: "Ajarkanlah dia Al Kitab (al-Qur'an) ". Telah bercerita kepada kami [Musa] telah bercerita kepada kami [Wuhaib] dari [Khalid] seperti hadits ini. Dan yang dimaksud dengan Al hikmah adalah kebenaran yang didapat seseorang bukan dari jalan kenabian".

bukhari:3473

Telah bercerita kepada kami [Musa] dari [Abu 'Awanah] dari [Mughirah] dari [Ibrahim] dari ['Alqamah] berkata; "Aku pernah berkunjung ke negeri Syam lalu shalat dua raka'at disana kemudian aku berdo'a; "Ya Allah, mudahkanlah aku untuk bisa memperoleh kawan yang shalih". Kemudian aku melihat [ada orang yag sudah tua datang]. Ketika dia sudah dekat, aku berkata dalam hati; "Kuharap orang ini sebagai jawaban atas do'aku". Orang tua itu bertanya; "Kamu berasal dari mana?". Aku jawab; "Dari Kufah". Dia berkata lagi; "Bukankah bersama kalian disana ada pembawa sepasang sandal (nabi shallallahu 'alaihi wasallam), pemilik tikar dan bejana? (maksudnya adalah 'Abdullah bin Mas'ud radliallahu 'anhu)?. Sungguh bukankah bersama kalian disana ada orang yang telah Allah jauhkan dari setan yakni melalui lisan Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wasallam?. Bukankah bersama kalian disana ada orang yang mengetahui detail kehidupan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang tidak ada orang lain yang mengetahuinya kecuali dia?". Kemudian dia bertanya lagi; "Bagaimana Ummu 'Abd membaca firman Allah: ("Wal laili")?. Maka aku bacakan kepadanya; 'Wal laili idzaa yaghsyaa, wan nahaari idzaa tajallaa, wadz dzakari wal untsaa"-dengan harakat kasrah pada huruf ro' sehingga berbunyi adzdzakari bukan adzdzakaro--. Orang tua itu berkata; "Sungguh Nabi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah membacakannya dari mulut beliau langsung kepada mulutku dan ayat-ayat itu aku masih menghafalnya hingga hampir saja mereka memalingkan aku".

bukhari:3477

Telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah bercerita kepada kami [Ghundar] telah bercerita kepada kami [Syu'bah] dari [Al Hakam], aku mendengar [Abu Wa'il] berkata; "Ketika 'Ali mengutus ['Amar] dan Al Hasan ke kota Kufah untuk mengerahkan mereka berjihad, 'Ammar menyampaikan khuthbah. Katanya; "Sungguh aku mengetahui bahwa dia (maksudnya Aisyah) adalah istri beliau (shallallahu 'alaihi wasallam) di dunia dan akhirat, akan tetapi sekarang Allah menguji kalian apakah akan mentaati-Nya (mentaa'ti 'Ali radliallahu 'anhuma sebagai pemimpin yang berarti mentaati Allah) atau mengikuti dia ('Aisyah radliallahu 'anha) ".

bukhari:3488

Telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin 'Abdul Wahhab] telah bercerita kepada kami [Hammad] telah bercerita kepada kami [Hisyam] dari [bapaknya] berkata; "Orang-orang biasa memilih memberikan hadiah mereka (kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam) saat beliau giliran di rumah 'Aisyah radliallahu 'anha. ['Aisyah radliallahu 'anha] berkata; "Maka shahabat-shahabatku (para istri Nabi yang lain) berkumpul pada Ummu Salamah dan berkata; "Wahai Ummu Salamah, sesungguhnya orang-orang memberikan hadiah kepada beliau shallallahu 'alaihi wasallam saat beliau giliran di rumah 'Aisyah. Dan kami menghendaki kebaikan sebagaimana yang juga 'Aisyah radliallahu 'anha kehendaki. Maka itu mintalah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam agar beliau memerintahkan orang-orang apabila hendak memberi hadiah kepada beliau agar memberikanya kepada beliau saat beliau berada dimana saja dari giliran belau (di rumah istri-istrinya) ". 'Aisyah radliallahu 'anha berkata; "Maka Ummu Salamah menyampaikan hal ini kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam". Ummu Salamah berkata; "Beliau menolak berbicara denganku. Dan ketika beliau datang kembali kepadaku, aku sampaikan lagi hal itu namun beliau tetap menolak berbicara. Ketika untuk yang ketiga kalinya aku sampaikan, beliau berkata kepadaku: "Wahai Ummu Salamah, janganlah kamu sakiti aku dalam masalah 'Aisyah. Karena demi Allah, tidak ada wahyu yang turun kepadaku saat aku dalam selimut seorang istri diantara kalian kecuali dia ('Aisyah) ".

bukhari:3491

Telah bercerita kepada kami [Abu Al Walid] telah bercerita kepada kami [Syu'bah] dari [Abu at-Tayyah] berkata, aku mendengar [Anas radliallahu 'anhu] berkata; Orang-orang Anshar berkata pada hari penaklukan kota Makkah; "Beliau (shallallahu 'alaihi wasallam) memberikan harta rampasan perang (ghanimah) kepada kaum Quraisy. Demi Allah, ini adalah perkara yang mengherankan, karena pedang-pedang kitalah yang telah menumpahkan darah orang-orang Quraisy akan tetapi ghanimah dikembalikan kepada mereka". Kemudian perkataan ini sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Maka beliau memanggil kaum Anshar. Perawi (Anas) berkata; Maka beliau bersabda: "Apa benar berita yang telah sampai kepadaku tentang kalian?". Mereka adalah orang yang tidak berbohong. Mereka menjawab; "Benarlah berita yang telah sampai kepada tuan". Beliau berkata lagi: "Apakah kalian tidak ridla jika orang-orang kembali ke rumah-rumah mereka dengan membawa pulang ghanimah sedangkan kalian kembali ke rumah-rumah kalian dengan membawa pulang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?. Seandainya kaum Anshar melewati lembah atau celah di bebukitan pasti aku akan melewati lembah yang ditempuh kaum Anshar atau celah di bebekitan".

bukhari:3494

Telah bercerita kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim bin Katsir] telah bercerita kepada kami [Bahz bin Asad] telah bercerita kepada kami [Syu'bah] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Hisyam bin Zaid] berkata, aku mendengar [Anas bin Malik radliallahu 'anhu] berkata; Datang seorang wanita Anshar kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersama dengan seorang anaknya lalu beliau berbincang dengan wanita tersebut dan beliau bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya, sungguh kalian adalah manusia yang paling aku cintai". Beliau mengucapkannya dua kali.

bukhari:3502

Telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah bercerita kepada kami [Ghundar] telah bercerita kepada kami [Syu'bah] dari ['Amru], aku mendengar [Abu Hamzah] dari [Zaid bin Arqam]; "Kaum Anshar berkata; "Wahai Rasulullah, setiap nabi memiliki pengikut dan kami telah menjadi pengikut baginda. Maka mohonlah kepada Allah agar menjadikan orang yang mengikuti kami menjadi bagian dari kami". Maka beliau mendo'akannya. Kemudian aku sampaikan hal itu kepada [Ibnu Abu Laila], maka dia berkata; "Zaid telah pula mengatakan hal itu" (bahwa Nabi akan mendo'akan mereka). (Kata za'ama menurut Ahlu Hijaz artinya berkata).

bukhari:3503

Telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin Muhammad] telah bercerita kepada kami [Sufyan] dari [Yahya bin Sa'id], dia mendengar [Anas bin Malik radliallahu 'anhu] ketika dia pergi bersamanya menemui Al Walid, dia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memanggil kaum Anshar untuk memberikan tanah di negeri Bahrain untuk mereka. Mereka berkata; "Tidak, kecuali baginda membaginya juga untuk saudara-saudara kami dari kalangan Muhajirin seperti bagian kami itu". Beliau bersabda: "Laksanakanlah dan bersabarlah kalian hingga kalian bertemu dengan aku, karena sepeninggal aku, kalian akan ditimpa atsarah (sikap egoisme dan individualis).

bukhari:3510

Telah bercerita kepada kami [Musaddad] telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin Daud] dari [Fudlail bin Ghazwan] dari [Abu Hazim] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] bahwa ada seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu beliau datangi istri-istri beliau. Para istri beliau berkata; "Kami tidak punya apa-apa selain air". Maka kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada orang banyak: "Siapakah yang mau mengajak atau menjamu orang ini?". Maka seorang laki-laki dari Anshar berkata; "Aku". Sahabat Anshar itu pulang bersama laki-laki tadi menemui istrinya lalu berkata; "Muliakanlah tamu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ini". Istrinya berkata; "Kita tidak memiliki apa-apa kecuali sepotong roti untuk anakku". Sahabat Anshar itu berkata; Suguhkanlah makanan kamu itu lalu matikanlah lampu dan tidurkanlah anakmu". Ketika mereka hendak menikmati makan malam, maka istrinya menyuguhkan makanan itu lalu mematikan lampu dan menidurkan anaknya kemudian dia berdiri seakan hendak memperbaiki lampunya, lalu dimatikannya kembali. Suami- istri hanya menggerak-gerakkan mulutnya (seperti mengunyah sesuatu) seolah keduanya ikut menikmati hidangan. Kemudian keduanya tidur dalam keadaan lapar karena tidak makan malam. Ketika pagi harinya, pasangan suami istri itu menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka beliau berkata: "Malam ini Allah tertawa atau terkagum-kagum karena perbuatan kalian berdua". Maka kemudian Allah menurunkan firman-Nya dalam QS al-Hasyr ayat 9 yang artinya: ("Dan mereka lebih mengutamakan orang lain (Muhajirin) dari pada diri mereka sendiri sekalipun mereka memerlukan apa yang mereka berikan itu. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung").

bukhari:3514

Telah bercerita kepada kami [Muhammad bin 'Ar'arah] telah bercerita kepada kami [Syu'bah] dari [Sa'ad bin Ibrahim] dari [Abu Umamah bin Sahal bin Hunaif] dari [Abu Sa'id Al Khudriy radliallahu 'anhu] bahwa orang-orang (Bani Quraizhah) setuju dengan ketetapan hukum yang akan diputuskan oleh Sa'ad bin Mu'adz. Maka beliau mengutus orang untuk memanggilnya, dia pun datang dengan menunggang keledai. Ketika sudah dekat dengan masjid, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Berdirilah kalian untuk orang terbaik kalian dan pemimpin kalian". Lalu beliau melanjutkan: "Wahai Sa'ad, mereka telah setuju dengan keputusan yang akan kamu buat". Sa'ad berkata; "Akan kuputuskan mereka bahwa agar para tentara perang mereka harus dibunuh dan anak-anak mereka dijadikan tawanan". Maka Beliau Shallallahu'alaihiwasallam berkata: "Sungguh kamu telah memutuskan hukum mereka dengan hukum Allah (Raja diraja) ".

bukhari:3520

Telah bercerita kepada kami [Abu Ma'mar] telah bercerita kepada kami ['Abdul Warits] telah bercerita kepada kami ['Abdul 'Aziz] dari [Anas radliallahu 'anhu] berkata; Ketika perangUhud orang-orang kabur dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sedangkan Abu Thalhah tetap bertahan di dekat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk melindungi beliau dengan perisainya. Abu Thalhah adalah seorang yang ahli memanah yang apabila mengenai target langsung menembus kulit. Pada perang itu dia telah mematahkan dua atau tiga anak panah karena sangat kerasnya bidikannya. Ada seorang laki-laki lewat di hadapannya dengan membawa sarung anak panah dan berkata; "Berikan ini kepada Abu Thalhah". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendongakkan kepala beliau melihat keberadaan musuh, maka Abu Thalhah berkata; "Wahai Nabi Allah, demi ayah ibuku sebagai tebusannya, janganlah baginda mendongakkan kepala sebab bisa jadi ada panah musuh yang mengenai baginda. Cukup aku saja sebagai taruhannya. Sungguh aku melihat 'Aisyah binti Abu Bakr dan Ummu Sulaim, keduanya mengangkat pakaiannya setinggi mata kakinya sehingga terlihat perhiasan yang ada pada betisnya. Keduanya membawa kendi-kendi air untuk memberi minum kepada mulut-mulut dari orang yang terluka. Sementara itu pedang musuh telah mengenai badan Abu Thalhah dua atau tiga kali.

bukhari:3527

Telah bercerita kepadaku [Muhammad bin Abu Bakr] dari [Fudlail bin Sulaiman] telah bercerita kepada kami [Musa bin 'Uqbah] telah bercerita kepada kami [Salim bin Abdullah] dari ['Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhuma] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertemu dengan Zaid bin 'Amru bin Nufail di suatu jalan di bawah lembah bernama Baldah sebelum Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menerima wahyu. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam disuguhi hidangan makanan namun beliau enggan memakannya. Kata beliau; "Wahai Zaid, aku tidak memakan sesuatu yang kalian sembelih di atas nashab kalian (batu besar yang biasa digunakan untuk menyembelih hewan yang ditujukan untuk behala) dan aku tidak akan memakan sesuatu kecuali yang disembelih dengan menyebut nama Allah". Dan Zaid bin 'Amru pernah mencela Quraisy dalam perkara sembelihan mereka dengan berkata; "Kambing itu diciptakan oleh Allah dan Allah menurunkan air hujan dari langit untuknya, Allah juga menumbuhkan tumbuhan di muka bumi untuknya, kemudian kalian menyembelihnya tanpa menyebut nama Allah". Hal ini diungkapan oleh Zaid sebagai protes atas tindakan mereka sekaligus menganggapnya sebagai perkara yang tidak sepele.

bukhari:3540

(Masih dari jalur periwayatan yang sama dengan hadits sebelumnya), [Musa] berkata, telah menceritakan kepadaku [Salim bin Abdullah], aku tidak mengetahuinya kecuali apa yang diceritakannya dari [Ibnu 'Umar] radliallahu 'anhuma, bahwa Zaid bin Amru bin Nufail pergi ke negeri Syam mencari agama yang hendak dia ikuti. Kemudian dia bertemu dengan seorang 'alim Yahudi (rahib) dan bertanya kepadanya tentang agama mereka. Zaid berkata; "Sungguh barangkali aku dapat memeluk agama kalian. Untuk itu tolong terangkan kepadaku". Maka rahib itu berkata; "Janganlah kamu mengikuti agama kami kecuali jika kamu mau mendapat bagian dari murka Allah". Zaid berkata; "Tidaklah aku lari melainkan karena menghindar dari murka Allah, dan selamanya aku tidak mau menanggung sedikitpun dari murka Allah. Maka bagaimana mungkin aku mampu menanggungnya?. Apakah engkau dapat menunjukkan aku kepada agama yang lain?". Rahib Yahudi itu berkata; "Aku tidak tahu kecuali agama yang hanif". Zaid bertanya; "Apakah yang dimaksud dengan hanif itu?". Rahib itu berkata; "Agama Nabi Ibrahim 'alaihis salam, dan dia tidak beragama Yahudi dan tidak pula Nashrani, dia tidak menyembah kecuali hanya kepada Allah". Maka Zaid pun pergi, kemudian dia bertemu dengan seorang 'alim Nashrani (pendeta) dan menceritakan seperti tadi, tetapi sang pendeta berkata; "sekali-kali tidaklah kamu mengikuti agama kami kecuali kamu akan mendapat bagian dari laknat Allah". Maka Zaid berkata; "Tidaklah aku lari melainkan karena menghindar dari murka Allah, dan selamanya aku tidak mau menanggung sedikitpun dari laknat Allah dan murka Allah. Maka bagaimana mungkin aku mampu menanggungnya? Apakah engkau dapat menunjukkan aku kepada agama yang lain?". Pendeta Nashrani itu berkata; "Aku tidak tahu kecuali agama yang hanif". Zaid bertanya; "Apakah yang dimaksud dengan hanif itu?" Pendeta itu berkata; "Agama Nabi Ibrahim 'alaihis salam, dan dia tidak beragama Yahudi dan tidak pula Nashrani, dia tidak menyembah kecuali hanya kepada Allah". Setelah Zaid merenungkan apa yang mereka katakan tentang Ibrahim 'alaihis salam, Zaid pergi dan setelah nampak dia berdo'a; "Ya Allah, aku bersaksi bahwa aku memeluk agama Ibrahim". Dan Al Laits berkata; Hisyam menulis surat kepadaku dari bapaknya dari Asma' biti Abu Bakr radliallahu 'anhuma berkata; Aku melihat Zaid bin 'Amru bin Nufail berdiri sambil menyandarkan punggungnya di Ka'bah seraya berseru; "Wahai sekalian kaum Quraisy, demi Allah, tidak ada seorangpun dari kalian yang berada di atas agama Ibrahim selain aku". Zaid dahulu adalah orang yang mempertahankan hidup anak perempuan yang biasanya dikubur hidup-hidup dan dia berkata kepada seseorang yang hendak membunuh putrinya; "Janganlah kamu membunuhnya karena aku yang akan mencukupi kebutuhan hidupnya". Maka dia mengambil anak perempuan itu dan apabila anak perempuan itu sudah beranjak menjadi dewasa, Zaid berkata kepada bapak anak perempuan itu; "Jika kamu mau aku serahkan anak ini kepadamu, dan jika kamu mau aku bebaskan kamu dari kebutuhan hidupnya".

bukhari:3541

Telah menceritakan kepadaku [Mahmud] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Juraij] berkata, telah mengabarkan kepadaku ['Amru bin Dinar] dia mendengar [Jabir bin Abdullah] radliallahu 'anhuma berkata; Ketika Ka'bah dibangun (diperbaiki) Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan 'Abbas mengangkut bebatuan. Saat itu Al 'Abbas berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Ikatlah kain sarungmu pada lehermu karena dapat melindungimu dari bebatuan". Tiba-tiba beliau tersungkur ke tanah (jatuh pingsan) dengan kedua matanya terbelalak menengadah ke langit. Kemudian beliau sadar dan berkata: " sarungku, sarungku". Kemudian beliau mengikatkan kain sarungnya kembali (dengan kuat).

bukhari:3542

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Abu Raja'] telah menceritakan kepada kami [an Nadlar] dari [Hisyam] dari ['Ikrimah] dari [Ibnu 'Abbas] radliallahu 'anhuma berkata; "Wahyu diturunkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saat beliau berusia empat puluh tahun, lalu beliau tinggal di Makkah selama tiga belas tahun, kemudian berhijrah ke Madinah dan tinggal disana selama sepuluh tahun hingga shallallahu 'alaihi wasallam diwafatkan".

bukhari:3562

Telah menceritakan kepada kami [Al Humaidi] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] telah menceritakan kepada kami [Bayan] dan [Isma'il] keduanya berkata, kami mendengar [Qais] berkata, aku mendengar [Khabab] berkata; Aku menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika beliau sedang duduk beralaskan selendang di bawah naungan Ka'bah, saat itu kami sedang mengalami siksaan yang sangat keras dari orang-orang Musyrikin. Aku berkata; "Wahai Rasulullah, tidakkah tuan memohon pertolongan?" Seketika itu pula beliau bangun dengan muka merah lalu bersabda: "Sungguh diantara orang-orang sebelum kalian ada yang disisir dengan sisir besi lalu dagingnya terkupas dari tulangnya atau uratnya namun hal itu tidak memalingkannya dari agamanya, dan ada juga yang diletakkan gergaji ditengah kepalanya lalu kepalanya itu digergaji hingga terbelah menjadi dua bagian, namun siksaan itu tidak menyurutkan dia dari agamanya. Sungguh, Allah akan menyempurnakan urusan (Islam) ini hingga ada seorang yang mengendarai tunggangannya berjalan dari Shan'a menuju Hadlramaut tidak ada yang ditakutinya melainkan Allah". Bayan menambahkan; "atau (tidak ada) kekhawatiran kepada serigala atas kambingnya".

bukhari:3563

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Yahya bin Sa'id] berkata, telah mengabarkan kepadaku [kakekku] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu, bahwa dia pernah membawakan sebuah kantung air terbuat dari kulit untuk wudlu' dan hajat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dan dia mengikuti beliau dengan membawa kantung air tersebut, beliau bertanya: "Siapakah ini?". Ia menjawab; "Saya Abu Hurairah". Maka beliau berkata: "Carikanlah aku beberapa batu untuk aku gunakan sebagai alat bersuci dan jangan bawakan aku tulang dan kotoran hewan". Kemudian aku datang dengan membawa beberapa batu dengan menggunakan ujung bajuku dan meletakkannya di samping beliau. Kemudian aku pergi. Ketika beliau telah selesai, aku berjalan bersama beliau bertanya; "kenapa dengan tulang dan kotoran hewan?". Beliau menjawab: "Keduanya termasuk makanan jin. Dan sesungguhnya pernah datang kepadaku utusan jin dari Nashibin, dia adalah sebaik-baik jin, lalu mereka meminta kepadaku tentang bekal. Maka aku memohon kepada Allah untuk mereka agar mereka tidak melewati tulang dan kotoran hewan melainkan mereka mendapatkannya sebagai makanan".

bukhari:3571

Telah menceritakan kepadaku ['Amru bin 'Abbas] telah menceritakan kepada kami ['Abdurrahman bin Mahdi] telah menceritakan kepada kami [Al Mutsanna] dari [Abu Hamzah] dari [Ibnu 'Abbas] radliallahu 'anhuma berkata; Ketika berita pengangkatan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sebagai Nabi sampai kepada Abu Dzar, dia berkata kepada saudaranya; "Berangkatlah kamu menuju lembah (Makkah) itu, dan kabarkan kepadaku tentang laki-laki yang mengaku sebagai Nabi ini dan mengaku berita dari langit datang kepadanya, dengarkanlah ucapannya kemudian kembalilah kepadaku". Maka saudaranya berangkat hingga sampai di Makkah dan mendengarkan apa yang diucapkan laki-laki yang dimaksud (Nabi), lalu dia kembali kepada Abu Dzar, dan berkata; "Aku melihatnya mengajak kepada keluhuran perilaku dan ucapan yang bukan sya'ir". Abu Dzar berkata; "Kamu belum bisa memuaskan apa yang aku cari". Maka Abu Dzar berkemas menyiapkan bekal perjalanan dan membawa kantong (terbuat dari kulit) berisi air hingga dia sampai di Makkah. Dia memasuki Masjidil Haram lalu mencari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam padahal dia tidak mengenalnya, dan dia juga tidak suka bertanya tentang beliau hingga masuk tengah malam. Akhirnya dia berbaring, dan 'Ali radliallahu 'anhu melihatnya dan dia mengetahui bahwa dia orang asing. Tatkala melihat 'Ali, dia mengikutinya namun satu sama lain tidak saling bertanya tentang sesuatu hinga pagi. Kemudian dia membawa kantong air dan bekalnya ke masjid dan berada di sana sepanjang hari itu namun dia belum juga melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam hingga sore hari. Kemudian dia kembali ke tempat pembaringannya, dan 'Ali lewat di hadapannya dan berkata; "apa yang akan diperoleh seorang lelaki jika mengetahui tempat tinggalnya?" Maka 'Ali mengajak tinggal bersamanya kemudian mereka berdua pergi namun satu sama lain tidak saling bertanya tentang sesuatupun. Hingga ketika hari ketiga, 'Ali mengulangi seperti sebelumnya dan mengajak tinggal bersamanya kemudian berkata; "Maukah kamu menceritakan maksud kedatanganmu?". Abu Dzar berkata; "Jika kamu berjanji dan membuat kesepakatan untuk memberikan petunjuk kepadaku maka aku akan menceritakan maksud kedatanganku". Maka 'Ali menyanggupinya dan memberitahukan kepada Abu Dzar, 'Ali berkata; "sungguh itu merupakan kebenaran, dia memang seorang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Besok pagi ikutlah denganku, maka jika aku melihat sesuatu yang mengkhawatir dirimu, aku akan bangun seolah aku menuangkan air, dan jika aku bergegas maka ikutilah aku hingga kamu masuk ke dalam tempat dimana aku masuk." Maka Abu Dzar pun melakukannya. Dia berangkat mengikuti 'Ali hingga 'Ali masuk menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Dzar ikut masuk. Maka dia mendengar ucapan beliau dan menyerahkan kedudukannya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadanya: "Kembalilah kepada kaummu dan sampaikan kabar kepada mereka hingga datang perintahku kepadamu". Maka Abu Dzar berkata; "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh aku akan umumkan kalimat tauhid ini kepada mereka (Musyrikin) secara terang-terangan". Maka dia keluar lalu datang ke Masjidil Haram dan berseru dengan suara yang keras; "Asyhadu an laa ilaaha illallah wa anna Muhammdar rasululah". Seketika itu juga kaum Musyrikin terperangah lalu mereka memukuli Abu Dzar hingga terjatuh. Kemudian Al 'Abbas datang mengangkatnya dan berkata; "Celaka kalian. Bukankah kalian tahu bahwa orang ini berasal dari suku Ghifar dan bukankah jalan perdagangan kalian menuju Syam melewatinya?". Maka 'Abbas menolong Abu Dzar dari perlakuan mereka. Esok harinya Abu Dzar kembali mengulangi keberaniannya seperti itu dan merekapun kembali menyiksa Abu Dzar hingga membuatnya tersungkur dan 'Abbas kembali menolongnya.

bukhari:3572

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad Al Ju'fi] telah menceritakan kepada kami [Hisyam] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar'] dari [Az Zuhri] telah menceritakan kepada kami ['Urwah bin Az Zubair] bahwa [Ubaidullah bin 'Adi bin Al Khiyar] mengabarkan kepadanya, bahwa Al Miswar bin Al Makhramah dan 'Abdurrahman bin Al Aswad bin 'Abdu Yaghuts berkata kepadanya; "Apa yang menghalangimu untuk berbicara kepada pamanmu ['Utsman] tentang perkara saudaranya Al Walid bin Al Uqbah. Padahal dia adalah orang yang paling banyak mengakibatkan 'Utsman di lecehkan". 'Ubaidullah berkata; Maka aku sengaja menanti 'Utsman ketika dia keluar untuk shalat, kemudian aku berkata kepadanya; "Aku punya keperluan dengan anda yaitu nasehat". 'Utsman berkata; "Wahai laki-laki, aku berlindung kepada Allah dari kamu". Maka aku berpaling darinya, setelah aku selesai dari shalat, aku duduk bermajelis dengan Al Miswar dan Ibnu 'Abdi Yaghuts, lalu aku sampaikan apa yang aku katakan kepada 'Utsman dan apa yang dikatakannya kepadaku. Maka keduanya berkata; "Kamu sudah menunaikan apa yang menjadi kewajibanmu". Tatkala aku sedang duduk bermajelis bersama keduanya itu, tiba-tiba utusan 'Utsman datang menemuiku. Saat itu pula keduanya berkata kepadaku; "Allah telah menguji kamu". Maka aku berangkat menemui 'Utsman, kemudian dia bertanya; "Apa nasehat yang hendak kamu sampaikan tadi?". 'Ubaidullah berkata; Maka aku bersaksi dan berkata; "Sesungguhnya Allah Subhaanahu wa Ta'ala telah mengutus Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dan telah menurunkan Kitab kepada beliau, anda termasuk orang yang menyambut seruan Allah Ta'ala dan rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam dan mengimaninya, anda berhijrah sebanyak dua kali dan telah mendampingi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, serta telah melihat petunjuknya. Sungguh banyak orang telah membicarakan persoalan Al Walid bin 'Uqbah. Maka itu sudah sepatutnya anda menegakkan ketentuan hukum kepadanya". Maka 'Utsman berkata kepadaku; "Wahai saudaraku, apakah kamu pernah bertemu dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?". 'Ubaidullah berkata; Aku jawab; "Tidak. Akan tetapi ilmu beliau telah sampai kepadaku sebagaimana sampai kepada gadis yang dipingit dalam bilik rumahnya". 'Ubaidllah berkata; Maka 'Utsman bersaksi lalu berkata; "Sesungguhnya Allah telah mengutus Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dengan benar dan telah menurunkan al Qur'an kepada beliau dan aku adalah termasuk diantara orang yang menyambut seruan Allah dan Rasul-Nya. Aku juga beriman dengan apa yang beliau bawa sebagai utusan dan aku juga telah berhijrah ke dua negeri hijrah sebagaimana yang tadi kamu katakan, aku juga telah mendampingi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berbai'at kepada beliau. Demi Allah, tidaklah aku membangkang dan menipu beliau sampai Allah 'azza wajalla mewafatkan beliau. Kemudian Allah menjadikan Abu Bakar sebagai khalifah dan demi Allah, tidaklah aku membangkang dan menipunya. Kemudian 'Umar diangkat menjadi khalifah dan demi Allah, tidaklah aku membangkang dan menipunya. Kemudian aku diangkat menjadi khalifah. Apakah aku tidak punya hak terhadap kalian sebagaimana mereka punya hak?". 'Ubaidullah menjawab; "Ya, anda punya hak". Dia berkata; "Lalu apa maksud pembicaan kalian yang telah sampai kepadaku. Adapun yang kamu sebutkan tentang persoalan Al Walid, kami akan menegakkan urusannya dengan benar, insya Allah". 'Ubaidullah berkata; Maka 'Utsman mencambuk Al Walid sebanyak empat puluh kali dan memerintahkan 'Ali agar mencambuknya, dan 'Ali mencambuknya. Dan menurut riwayat lain, telah berkata [Yunus] dan [Ibnu Akhi Az Zuhri] dari [Az Zuhri]; "Apakah aku tidak punya hak terhadap kalian sebagaimana mereka punya hak?". Abu Abdullah berkata; "Ini sebagai ujian dari Rabb kalian" berupa ujian kesulitan yang menimpa kalian. Dalam kesempatan lain "al balaa`" ujian dan filter bagi orang yang aku uji dan orang yang hendak aku filter yaitu aku mengeluarkan apa yang ada pada dirinya. Yablu artinya yakhtabir. Mubtaliikum artinya mukhtabirukum (Dzat yang menguji kalian). Sedangkan "cobaan yang sangat besar" yaitu beberapa kenikmatan, dari asal kata; ablaituhu (aku member kenikmatan kepadanya), sedang kata-kata di atas berasal dari ibtalaituhu (aku mengujinya).

bukhari:3583

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al 'Alaa'] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] telah menceritakan kepada kami [Buraid bin Abdullah] dari [Abu Burdah] dari [Abu Musa] radliallahu 'anhu; Telah sampai kepada kami berita tempat hijrahnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam saat kami sedang berada di Yaman. Maka kami berlayar dengan sebuah perahu yang mengantarkan kami sampai kepada raja an Najasyi di negeri Habasy. Kami pun berjumpa dengan Ja'far bin Abu Thalib lalu kami tinggal bersamanya hingga kami kembali ke Madinah dan berjumpa dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika terjadi kemenangan di perang Khaibar. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bagi kalian wahai para penumpang perahu, mendapat (pahala) dua kali hijrah".

bukhari:3587

Telah menceritakan kepada kami [Hudbah bin Khalid] telah menceritakan kepada kami [Hammam bin Yahya] telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [Anas bin Malik] dari [Malik bin Sha'sha'ah] radliallahu 'anhuma, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bercerita kepada mereka tentang malam perjalanan Isra': "Ketika aku berada di al Hathim" -atau beliau menyebutkan di al Hijir- dalam keadaan berbaring, tiba-tiba seseorang datang lalu membelah". Qatadah berkata; Dan aku juga mendengar dia berkata: "lalu dia membelah apa yang ada diantara ini dan ini". Aku bertanya kepada Al Jarud yang saat itu ada di sampingku; "Apa maksudnya?". Dia berkata; "dari lubang leher dada hingga bawah perut" dan aku mendengar dia berkata; "dari atas dadanya sampai tempat tumbuhnya rambut kemaluan."lalu laki-laki itu mengeluarkan kalbuku (hati), kemudian dibawakan kepadaku sebuah baskom terbuat dari emas yang dipenuhi dengan iman, lalu dia mencuci hatiku kemudian diisinya dengan iman dan diulanginya. Kemudian aku didatangkan seekor hewan tunggangan berwarna putih yang lebih kecil dari pada baghal namun lebih besar dibanding keledai." Al Jarud berkata kepadanya; "Apakah itu yang dinamakan al Buraq, wahai Abu HAmzah?". Anas menjawab; "Ya. Al Buraq itu meletakan langkah kakinya pada pandangan mata yang terjauh"."Lalu aku menungganginya kemudian aku berangkat bersama Jibril 'alaihis salam hingga sampai di langit dunia. Lalu Jibril meminta dibukakan pintu langit kemudian dia ditanya; "Siapakah ini". Jibril menjawab; "Jibril". Ditanyakan lagi; "Siapa orang yang bersamamu?". Jibril menjawab; "Muhammad". Ditanyakan lagi; "Apakah dia telah diutus?". Jibril menjawab; "Ya". Maka dikatakan; "Selamat datang baginya dan ini sebaik-baik kedatangan orang yang datang". Maka pintu dibuka dan setelah melewatinya aku berjumpa Adam 'alaihis salam. Jibril AS berkata: "Ini adalah bapakmu, Adas. Berilah salam kepadanya". Maka aku memberi salam kepadanya dan Adam 'alaihis salam membalas salamku lalu dia berkata: "Selamat datang anak yang shalih dan nabi yang shalih". Kemudian aku dibawa naik ke langit kedua, lalu Jibril meminta dibukakan pintu langit kemudian dia ditanya; "Siapakah ini". Jibril menjawab; "Jibril". Ditanyakan lagi; "Siapa orang yang bersamamu?". Jibril menjawab; "Muhammad". Ditanyakan lagi; "Apakah dia telah diutus?". Jibril menjawab; "Ya". Maka dikatakan; "Selamat datang baginya dan ini sebaik-baik kedatangan orang yang datang". Maka pintu dibuka dan setelah aku melewatinya, aku berjumpa dengan Yahya dan 'Isa 'alaihimas salam, keduanya adalah anak dari satu bibi. Jibril berkata; "Ini adalah Yahya dan 'Isa, berilah salam kepada keduanya." Maka aku memberi salam kepada keduanya dan keduanya membalas salamku lalu keduanya berkata; "Selamat datang saudara yang shalih dan nabi yang shalih". Kemudian aku dibawa naik ke langit ketiga lalu Jibril meminta dibukakan pintu langit kemudian dia ditanya; "Siapakah ini". Jibril menjawab; "Jibril". Ditanyakan lagi; "Siapa orang yang bersamamu?". Jibril menjawab; "Muhammad". Ditanyakan lagi; "Apakah dia telah diutus?". Jibril menjawab; "Ya". Maka dikatakan; "Selamat datang baginya dan ini sebaik-baik kedatangan orang yang datang". Maka pintu dibuka dan setelah aku melewatinya, aku berjumpa dengan Yusuf 'alaihis salam. Jibril berkata; "Ini adalah Yusuf. Berilah salam kepadanya". Maka aku memberi salam kepadanya dan Yusuf membalas salamku lalu berkata; "Selamat datang saudara yang shalih dan nabi yang shalih". Kemudian aku dibawa naik ke langit keempat lalu Jibril meminta dibukakan pintu langit kemudian dia ditanya; "Siapakah ini". Jibril menjawab; "Jibril". Ditanyakan lagi; "Siapa orang yang bersamamu?". Jibril menjawab; "Muhammad". Ditanyakan lagi; "Apakah dia telah diutus?". Jibril menjawab; "Ya". Maka dikatakan; "Selamat datang baginya dan ini sebaik-baik kedatangan orang yang datang". Maka pintu dibuka dan setelah aku melewatinya, aku berjumpa dengan Idris 'alaihis salam. Jibril berkata; "Ini adalah Idris, berilah salam kepadanya". Maka aku memberi salam kepadanya dan Idris membalas salamku lalu berkata; "Selamat datang saudar yang shalih dan nabi yang shalih". Kemudian aku dibawa naik ke langit kelima lalu Jibril meminta dibukakan pintu langit kemudian dia ditanya; "Siapakah ini". Jibril menjawab; "Jibril". Ditanyakan lagi; "Siapa orang yang bersamamu?". Jibril menjawab; "Muhammad". Ditanyakan lagi; "Apakah dia telah diutus?". Jibril menjawab; "Ya". Maka dikatakan; "Selamat datang baginya dan ini sebaik-baik kedatangan orang yang datang". Maka pintu dibuka dan setelah aku melewatinya, aku bertemu dengan Harun 'alaihis salam. Jibril berkata; "Ini adalah Harun. Berilah salam kepadanya". Maka aku memberi salam kepadanya dan Harun membalas salamku lalu berkata; "Selamat datang saudara yang shalih dan nabi yang shalih". Kemudian aku dibawa naik ke langit keempat lalu Jibril meminta dibukakan pintu langit kemudian dia ditanya; "Siapakah ini". Jibril menjawab; "Jibril". Ditanyakan lagi; "Siapa orang yang bersamamu?". Jibril menjawab; "Muhammad". Ditanyakan lagi; "Apakah dia telah diutus?". Jibril menjawab; "Ya". Maka dikatakan; "Selamat datang baginya dan ini sebaik-baik kedatangan orang yang datang". Maka pintu dibuka dan setelah aku melewatinya, aku mendapatkan Musa 'alaihis salam. Jibril berkata; "Ini adalah Musa. Berilah salam kepadanya". Maka aku memberi salam kepadanya dan Musa membalas salamku lalu berkata; "Selamat datang saudara yang shalih dan nabi yang shalih". Ketika aku sudah selesai, tiba-tiba dia menangis. Lalu ditanyakan; "Mengapa kamu menangis?". Musa menjawab; "Aku menangis karena anak ini diutus setelah aku namun orang yang masuk surga dari ummatnya lebih banyak dari orang yang masuk surga dari ummatku". Kemudian aku dibawa naik ke langit ketujuh lalu Jibril meminta dibukakan pintu langit kemudian dia ditanya; "Siapakah ini". Jibril menjawab; "Jibril". Ditanyakan lagi; "Siapa orang yang bersamamu?". Jibril menjawab; "Muhammad". Ditanyakan lagi; "Apakah dia telah diutus?". Jibril menjawab; "Ya". Maka dikatakan; "Selamat datang baginya dan ini sebaik-baik kedatangan orang yang datang". Maka pintu dibuka dan setelah aku melewatinya, aku mendapatkan Ibrahim 'alaihis salam. Jibril berkata; "Ini adalah bapakmu. Berilah salam kepadanya". Maka aku memberi salam kepadanya dan Ibrahim membalas salamku lalu berkata; "Selamat datang anak yang shalih dan nabi yang shalih". Kemudian Sidratul Muntaha diangkat/dinampakkan kepadaku yang ternyata buahnya seperti tempayan daerah Hajar dengan daunnya laksana telinga-telinga gajah. Jibril 'alaihis salam berkata; "Ini adalah Sidratul Munahaa." Ternyata di dasarnya ada empat sungai, dua sungai Bathin dan dua sungai Zhahir". Aku bertanya: "Apakah ini wahai Jibril?". Jibril menjawab; "adapun dua sungai Bathian adalah dua sungai yang berada di surge, sedangkan dua sungai Zhahir adalah an Nail dan eufrat". Kemudian aku diangkat ke Baitul Ma'mur, lalu aku diberi satu gelas berisi khamer, satu gelas berisi susu dan satu gelas lagi berisi madu. Aku mengambil gelas yang berisi susu. Maka Jibril berkata; "Ini merupakan fithrah yang kamu dan ummatmu berada di atasnya". Kemudian diwajibkan bagiku shalat lima puluh kali dalam setiap hari. Aku pun kembali dan lewat di hadapan Musa 'alaihis salam. Musa bertanya; "Apa yang telah diperintahkan kepadamu?". aku menjawab: "Aku diperintahkan shalat lima puluh kali setiap hari". Musa berkata; "Sesungguhnya ummatmu tidak akan sanggup melaksanakan lima puluh kali shalat dalam sehari, dan aku, demi Allah, telah mencoba menerapkannya kepada manusia sebelum kamu, dan aku juga telah berusaha keras membenahi Bani Isra'il dengan sungguh-sungguh. Maka kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan untuk umatmu". Maka aku kembali dan Allah memberiku keringanan dengan mengurangi sepuluh shalat, lalu aku kembali menemui Musa. Maka Musa berkata sebagaimana yang dikatakan sebelumnya, lalu aku kembali dan Allah memberiku keringanan dengan mengurangi sepuluh shalat, lalu aku kembali menemui Musa. Maka Musa berkata sebagaimana yang dikatakan sebelumnya, lalu aku kembali dan Allah memberiku keringanan dengan mengurangi sepuluh shalat, lalu aku kembali menemui Musa. Maka Musa berkata sebagaimana yang dikatakan sebelunya. Aku pun kembali, dan aku di perintah dengan sepuluh kali shalat setiap hari. Lalu aku kembali dan Musa kembali berkata seperti sebelumnya. Aku pun kembali, dan akhirnya aku diperintahkan dengan lima kali shalat dalam sehari. Aku kembali kepada Musa dan dia berkata; "Apa yang diperintahkan kepadamu?". Aku jawab: "Aku diperintahkan dengan lima kali shalat dalam sehari". Musa berkata; "Sesungguhnya ummatmu tidak akan sanggup melaksanakan lima kali shalat dalam sehari, dan sesungguhnya aku, telah mencoba menerapkannya kepada manusia sebelum kamu, dan aku juga telah berusaha keras membenahi Bani Isra'il dengan sungguh-sungguh. Maka kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan untuk umatmu". Beliau berkata: "Aku telah banyak memohon (keringanan) kepada Rabbku hingga aku malu. Tetapi aku telah ridla dan menerimanya". Ketika aku telah selesai, terdengar suara orang yang berseru: "Sungguh Aku telah memberikan keputusan kewajiban-Ku dan Aku telah ringankan untuk hamba-hamba-Ku".

bukhari:3598

Telah menceritakan kepada kami [Al Humaidi] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] telah menceritakan kepada kami ['Amru] dari ['Ikrimah] dari [Ibnu 'Abbas] radliallahu 'anhuma tentang firman Allah Ta'ala QS al Isra' ayat 60: ("Dan tidaklah kami jdikan mimpi yang Kami perlihatkann kepadamu melainkan sebagai ujian bagi manusia"). Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata; "Itu adalah penglihatan mata telanjang yang diperlihatkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada malam beliau di Isra' menuju Baitul Maqdis". Dan Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma juga berkata; bahwa lanjutan ayat yang artinya: ("dan begitu pula pohon yang terkutuk di dalam al Qur'an.".) maksudnya adalah pohon zaqqum (di neraka) ".

bukhari:3599

Telah menceritakan kepadaku [Ishaq bin Manshur] telah mengabarkan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Akhi Ibnu Syihab] dari [pamannya] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Abu Idris, A'idzullah] bahwa ['Ubadah bin ash Shamit] Radiallahu 'anhu termasuk orang yang ikut perang Badar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan termasuk diantara orang yang ikut malam bai'at al 'Aqabah. Dia mengabarkan kepada Abu Idris bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di hadapan sekelompok shahabat bersabda: "Kemarilah kalian berbai'at kepadaku, untuk tidak menyekutukan Allah dengan suatu apapun, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anak kalian, tidak berbuat dosa yang didatangkan diantara tangan-tangan dan kaki-kaki kalian, tidak mendurhakaiku dalam perkara yang ma'ruf. Siapa diantara kalian yang menunaikannya maka baginya pahala di sisi Allah, dan siapa yang melanggarnya lalu Allah menghukumnya di dunia ini maka hukuman itu sebagai tebusan, dan siapa yang melanggarnya lalu Allah menutupinya di dunia ini maka perkaranya terserah kepada Allah. Jika Dia menghendaki, akan disiksanya dan jika Dia menghendaki akan diampuinya (di akhirat) ". 'Ubadah bin ash Shamit berkata; "maka aku membai'at beliau atas hal-hal itu.

bukhari:3603

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Yazid bin Abu Habib] dari [Abu Al Khair] dari [ash Shunabihi] dari ['Ubadah bin ash Shamit] radliallahu 'anhu, dia berkata; Aku termasuk orang yang berbai'at kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. dan katanya; "Kami berbai'at kepada beliau untuk tidak menyekutukan Allah dengan suatu apapun, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah, tidak merampok dan tidak berbuat maksiat yang balasannya adalah surga bila kami memenuhi semuanya. Namun bila kami melanggar maka keputusannya ada pada Allah".

bukhari:3604

Telah menceritakan kepadaku ['Ubaid bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Hisyam] dari [bapaknya] berkata; "Khadijah Radiallahu 'anha meninggal dunia sebelum hijrah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ke Madinah selang tiga tahun. Lalu beliau tinggal di Madinah dua tahun atau sekitar masa itu kemudian beliau menikahi 'Aisyah Radiallahu 'anha ketika dia berusia enam tahun. Kemudian tinggal bersamanya ketika dia berusia sembilan tahun".

bukhari:3607

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Hammad], putra dari Zaid, dari [Yahya] dari [Muhammad bin Ibrahim] dari ['Alqamah bin Waqash] berkata, aku mendengar ['Umar] radliallahu 'anhu berkata, aku mendengar Rasululah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:; "Setiap amal tergantung dengan niat. Maka siapa yang hijrahnya untuk dunia uang ingin didapatkannya atau untuk seorang wanita yang akan dinikahinya maka hijrahnya kepada apa yang dia niatkan, dan barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya".

bukhari:3609

Berkata [Yahya bin Hamzah], dan telah menceritakan kepadaku [Al Auza'i] dari ['Atha' bin Abi Rabah] berkata; Aku bersama 'Ubaid bin 'Umair Al Laitsi berkunjung kepada ['Aisyah] radliallahu 'anha, kami bertanya kepadanya tentang hijrah. Maka dia mengatakan; "Hari ini tidak ada lagi hijrah. Dahulu orang-orang beriman, diantara mereka ada yang berlari kepada Allah dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam dengan membawa agamanya karena takut terkena fitnah. Adapun hari ini, Allah 'azza wajalla telah memenangkan Islam, dan hari ini pula seseorang dapat beribadah kepada Rabbnya sesukanya. Dan yang ada sekarang adalah jihad dan niat".

bukhari:3611

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin 'Abdullah] berkata, telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Abu an Nadlar] mantan budak 'Umar bin 'Ubaidullah, dari ['Ubaid], yaitu anak dari Hunain, dari [Abu Sa'id Al Khudri] radliallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam duduk di atas mimbar lalu bersabda: "Sesungguhnya ada seorang hamba yang Allah telah ditawarkan kepadanya untuk memilih antara dunia dan apa yang ada di sisi-Nya, lalu hamba tersebut memilih apa yang ada di sisi Allah". Maka tiba-tiba Abu Bakar menangis lalu berkata; "Kami tebus anda dengan bapak-bapak dan ibu-ibu kami". Kami menjadi heran kepadanya. Orang-orang berkata;; "Perhatikanlah orang tua ini. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengabarkan tentang seorang hamba yang Allah ditawarkan kepadanya perhiasan dunia dan apa yang ada di sisi-Nya lalu orang tua ini berkata; "Kami tebus anda dengan bapak-bapak dan ibu-ibu kami". Dan ternyata hamba yang diminta memilih itu adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Dan Abu Bakar adalah orang yang paling memahami tentang beliau. Dan kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya manusia yang paling terpercaya di hadapanku dalam persahabatannya dan hartanya adalah Abu Bakar. Dan seandainya aku boleh mengambil kekasih selain Rabbku, tentulah Abu Bakar orangnya. Akan tetapi yang ada adalah persaudaraan Islam. Sungguh tidak ada satupun pintu di dalam masjid yang tersisa melainkan akan tertutup kecuali pintunya Abu Bakar".

bukhari:3615

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] berkata [Ibnu Syihab], telah menceritakan kepadaku ['Urwan bin Az Zubair] bahwa ['Aisyah] radliallahu 'anha, istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata; Aku belum baligh ketika kedua orang tuaku sudah memeluk Islam, sejak saat itu tidak ada satu haripun yang kami lalui melainkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang menemui kami di sepanjang hari baik pagi ataupun petang. Ketika Kaum Muslimin mendapat ujian, Abu Bakar keluar berhijrah menuju Habasyah (Ethiopia), ketika sampai di Barkal Ghimad dia didatangi oleh Ibnu Ad Daghinah seorang kepala suku, seraya berkata; "Kamu hendak kemana, wahai Abu Bakar?" Abu Bakar menjawab: "Kaumku telah mengusirku, maka aku ingin keliling dunia agar aku bisa beribadah kepada Tuhanku". Ibnu Ad Daghinah berkata: "Seharusnya orang seperti anda tidak patut keluar dan tidak patut pula diusir, karena anda termasuk orang yang bekerja untuk mereka yang tidak berpunya, menyambung silaturrahim, menanggung orang-orang yang lemah, menjamu tamu dan selalu menolong di jalan kebenaran. Aku akan menjadi pelindung anda. Maka kembali dan sembahlah Tuhanmu di negerimu." Maka Abu Bakar kembali dan berangkat pula Ibnu Ad Daghinah bersamanya. Lalu Ibnu Ad Daghinah pada sore hari berjalan di hadapan para pembesar Quraisy seraya berkata kepada mereka; "Sesungguhnya orang seperti Abu Bakar tidak patut keluar dan tidak patut pula diusir. Apakah kalian mengusir orang yang suka bekerja untuk mereka yang tidak berpunya, menyambung silaturahim, menanggung orang-orang yang lemah, menjamu tamu dan selalu menolong di jalan kebenaran?". Akhirnya orang-orang Quraisy tidak mendustakan perlindungan Ibnu ad Daghimah tehadap Abu Bakar, dan mereka berkata kepada Ibnu Ad Daghinah; "Perintahkanlah kepada Abu Bakar agar beribadah menyembah Tuhannya di rumahnya saja dan shalat serta membaca Al Qur'an sesukanya, dan janganlah dia mengganggu kami dengan kegiatannya itu dan jangan mengeraskannya karena kami khawatir akan menimbulkan fitnah terhadap istri-istri dan anak-anak kami". Ibnu Ad Daghinah menyampaikan hal ini kepada Abu Bakar. Maka Abu Bakar mulai beribadah di rumahnya dan tidak mengeraskan bacaan shalat dan tidak membaca al Qur'an diluar selain di rumahnya. Kemudian muncul ide pada diri Abu Bakar untuk membangun tempat shalat di halaman rumahnya yang melebar keluar, yang dapat dia gunakan untuk shalat disana dan membaca al Qur'an. Tetapi istri-istri dan anak-anak Kaum Musyrikin berkumpul disana dengan penuh keheranan dan menanti selesainya Abu Bakar beribadah. Dan sebagaimana diketahui Abu Bakar adalah seorang yang suka menangis yang tidak sanggup menahan air matanya ketika membaca al Qur'an. Maka kagetlah para pembesar Quraisy dari kalangan Musyrikin yang akhirnya mereka memanggil Ibnu Ad Daghinah ke hadapan mereka dan berkata kepadanya: "Sesungguhnya kami telah memberikan jaminan kepada Abu Bakar dengan jaminan dari anda untuk beribadah di rumahnya, namun dia melanggar hal tersebut dengan membangun tempat shalat di halaman rumahnya serta mengeraskan shalat dan bacaan, padahal kami khawatir hal itu akan dapat mempengaruhi istri-istri dan anak-anak kami, dan ternyata benar-benar terjadi. Maka laranglah dia. Jika dia mau beribadah kepada Rabbanya di rumahnya saja silakan. Namun jika dia menolak dan tetap mengeraskan suaranya, mintalah kepadanya agar dia mengembalikan perlindungan anda, karena kami tidak suka bila kamu melanggar perjanjian dan kami tidak setuju bersepakat dengan Abu Bakar". Berkata 'Aisyah radliallahu 'anha: Maka Ibnu Ad Daghinah menemui Abu Bakar dan berkata: "Kamu telah mengetahui perjanjian yang kamu buat, maka apakah kamu tetap memeliharanya atau mengembalikan perlindunganku kepadaku, karena aku tidak suka bila orang-orang Arab mendengar bahwa aku telah melanggar perjanjian hanya karena seseorang yang telah aku ikat dengannya." Maka Abu Bakar menjawab; "aku mengmbalikan kepadamu jaminan perlindunganmu, dan aku ridla dengan jaminan perlindungan Allah 'azza wajalla." Dan NAbi shallallahu 'alaihi wasallam pada saat itu sedang berada di Makkah, beliau bersabda kepada kaum muslimin: "Sungguh telah di perlihatkan kepadaku negeri tempat hijrah kalian yang memiliki pepohonan kurma diantara dua bukit yang berbatu hitam". Maka berhijrahlah orang yang mau berhijrah menuju Madinah. Begitu pula secara umum mereka yang berhijrah ke Habasyah ikut berhijrah ke Madinah. Lalu Abu Bakar juga bersiap-siap hendak berangkat menuju Madinah. Tetapi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadanya: "Diamlah kamu di tempatmu, sesungguhnya aku berharap semoga aku mendapat izin (untuk berhijrah) ". Abu Bakar berkata: "Sungguh demi bapakku sebagai tebusan, apakah benar Tuan mengharapkan itu?". Beliau bersabda: "Ya benar". Maka Abu Bakar berharap dalam dirinya bahwa dia benar-benar dapat mendampingi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam berhijrah. Maka dia memberi makan dua hewan tunggangan yang dimilikinya dengan dedaunan Samur selama empat bulan. Ibnu Syihab berkata, 'Urwah berkata, 'Aisyah radliallahu 'anha berkata; Pada suatu hari di tengah siang ketika kami sedang duduk di rumah Abu Bakar, tiba-tiba ada orang yang berkata kepada Abu Bakar; "Ini ada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang pada waktu yang sebelumnya tidak pernah beliau datang kepada kami pada waktu seperti ini". Maka Abu Bakar berkata; "Bapak ibuku menjadi tebusan untuk beliau. Demi Allah, tidaklah beliau datang pada waktu seperti ini melainkan pasti ada urusan penting". 'Aisyah radliallahu 'anha berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang kemudian meminta izin lalu beliau dipersilakan masuk. Beliau masuk dan berkata kepada Abu Bakar; "Perintahkan orang-orang yang ada di rumahmu untuk keluar". Abu Bakar berkata; "Mereka itu dari keluarga tuan juga, bapakku sebagai tebusanmu, wahai Rasulullah". Beliau lalu berkata; "Sunnguh aku telah diizinkan untuk keluar berhijrah". Abu Bakar bertanya; "Apakah aku akan menjadi pendamping, demi bapakku sebagai tebusanmu, wahai Rasulullah?". Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Ya benar". Abu Bakar berkata; "Demi bapakku sebagai tebusanmu, ambillah salah satu dari unta tungganganku ini". Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda; "(Harus) dengan harga" 'Aisyah radliallahu 'anha berkata; Maka kami mempersiapkan untuk keduanya dengan baik dan kami buatkan bagi keduanya bekal makanan yang kami simpan dalan kantung kulit. Sementara Asma' binti Abu Bakar memotong kain ikat pingganngnya menjadi dua bagian lalu satu bagiannya digunakan untuk mengikat kantung kulit itu. Dari peristiwa inilah kemudian dia dikenal sebagai Dzatin Nithaqain (Wanita yang mempunyai dua potongan ikat pinggang). -'Aisyah radliallahu 'anha melanjutkan; - Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakar sampai di gua di bukit Tsur. Mereka bersembunyi disana selama tiga malam. 'Abdullah bin Abu Bakar, seorang pemuda yang cerdik lagi cepat tanggap ikut bersama keduanya bermalan disana. Pada waktu sahur (akhir malam) dia keluar meninggalkan keduanya dan pada pagi harinya dia berbaur dengan orang-orang Quraisy seperti layaknya orang yang bermalam di Makkah. Tidaklah dia mendengar suatu rahasia yang dapat memperdaya keduanya melainkan dia akan mengingatnya hingga dia datang menemui keduanya dengan membawa kabar ketika hari sudah mulai gelap. Dan 'Amir bin Fuhairah, mantan budak Abu Bakar menggembalakan kambing untuk diperah susunya dan diberikan kepada keduanya sesaat setelah berlalu waktu 'Isya', Maka keduanya dapat bermalam dengan tenang, dengan mendapat susu segar, yaitu susu hasil perahan kambing itu hingga Amir bin Fuhairah menggiring kambing-kambing tersebut untuk digembalakan saat menjelang pagi. Dia melakukan ini pada setiap malam selama tiga malam persembunyian itu. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakar mengupah seseorang dari suku Bani ad Diil, yaitu suku keturunan Bani 'Abdu 'Adi sebagai pemandu jalan. Orang itu adalah orang yang mengerti tentang jalur perjalanan. Orang ini telah ikut bersumpah dengan keluarga Al 'Ash bin Wa'il as Sahmiy dan juga dia adalah seorang yang beragama dengan agamanya orang-orang Kafir Quraisy. Namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakar menpercayainya dan menyerahkan kedua unta tunggangannya dan membuat perjanjian dengannya untuk membawa kembali unta tunggangan tersebut di gua Tsur setelah tiga malam pada waktu shubuh di malam ketiga. Kemudian 'Amir bin Fuhairah berangkat bersama keduanya dan seorang penunjuk jalan tadi. Pemandu jalan itu mengambil jalan di pesisir bersama mereka. [Ibnu Syihab] berkata; Dan telah mengabarkan kepadaku ['Abdur Rahman bin Malik Al Mudliji], keponakan Suraqah bin Malik bin Ju'syam, bahwa [bapaknya] mengabarkan kepadanya, bahwa dia mendengar [Suraqah bin Ju'syam] berkata; Datang kepada kami beberapa orang utusan Kaum Kafir Quraisy, yang menjadikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakar sebagai sayembara berhadiah bagi orang yang membunuh atau menawan salah seorang dari keduanya. Dan ketika aku sedang duduk bermajelis di tengah majelis kaumku, Bani Mudlij, tiba-tiba datang menghadap seorang dari mereka lalu berdiri di hadapan kami yang sedang duduk bermajelis seraya berkata; "Wahai Suraqah, sungguh barusan aku melihat hitam-hitam di pesisir. Aku kira mereka itu adalah Muhammad dan shahabatnya". Suraqah berkata; Saya tahu bahwa mereka itu adalah yang dimaksud, tetapi aku berkata kepadanya; "sesungguhnya mereka itu bukan mereka (rombongan Rasulullah), akan tetapi kamu telah melihat fulan dan fulan, yang bergerak bersama-sama dengan mata-mata kami." Aku tetap berdiam di majelis itu beberapa saat, kemudian aku pergi pulang dan masuk ke rumah. Kemudian aku perintahkan pembantu wanitaku agar membawa keluar kudaku dari balik bukit dan menahannya hingga aku datang. Aku mengambil tombak lalu keluar dari belakang rumah. Aku menyembunyikan tombakku dengan meletakkan ujung bawah tombak itu ke tanah dan merendahkan ujung atasnya, ketika aku sampai pada kudaku, aku langsung menungganginya. Aku mempercepat lari kudaku itu agar aku dapat mendekati mereka. Ketika aku sudah dekat dengan mereka, kudaku terperosok ke tanah dan aku jatuh tersungkur. Aku bangun lalu aku menggapaikan tanganku ke tempat anak panahku lalu aku keluarkan beberapa anak panah untuk aku jadikan alat mengundi nasib. Aku mencari penjelasan denga cara mengundi anak panah itu, apakah aku akan mencelakai mereka atau tidak. Maka undian yang keluar adalah apa yang tidak aku senangi. Kemudian aku menunggang kudaku lagi tanpa percaya dengan hasil undian tadi agar aku dapat mendekati mereka lagi. Ketika aku (mendekat) sampai dapat mendengar bacaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan pada saat itu beliau tidak menoleh, sedangkan Abu Bakar sering kali menoleh kesana kemari, kaki depan kudaku kembali terperosok di dalam tanah hingga mencapai kedua lututnya dan aku terpelanting dari atasnya. Aku menghalau kudaku, lalu dia bangkit dan hampir saja dia tidak dapat mencabut kedua kakinya. Ketika kudaku sudah berdiri tegak, tiba-tiba pada bekas jejak kakinya keluar asap (yang tidak berasal dari api) lalu membubung ke langit bagaikan awan. Kemudian aku kemabli mencari penjelasan dengan undian dan lagi-lagi undian yag keluar adalah yang aku tidak sukai. Akhirnya aku memanggil mereka dengan jaminan keamanan. Maka mereka berhenti. Lalu aku menunggang kudaku hingga sampai kepada mereka. Ketika aku memperolah kegagalan (membunuh mereka), terbetiklah dalam hatiku bahwa kelak urusan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam akan menang. Aku berkata kepada beliau; "Sesungguhnya kaum anda telah membuat sayembara berhadiah atas engkau". Lalu aku menceritakan kepada mereka apa yang sedang diinginkan oleh orang-orang atas diri beliau. Kemudian aku menawarkan kepada mereka berdua perbekalan dan harta bendaku, namun keduanya tidaklah mengurangi dan meminta apa yang ada padaku. Akan tetapi beliau berkata: "Rahasiakanlah keberadaan kami". Lalu aku meminta kepada beliau agar menulis surat jaminan keamanan, maka beliau menyuruh 'Amir bin Fuhairah untuk menuliskannya pada kulit yang telah disamak. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melanjutkan perjalanan. Ibnu Syihab berkata; telah mengabarkan kepadaku 'Urwah bin Az Zubair, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertemu dengan Az Zubair dalam rombongan kafilah dagang Kaum Muslimin. Mereka adalah para pedagang yang baru kembali dari negeri Syam, Az Zubair memakaikan pakaian berwarna putih kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakar. Kaum Muslimin di Madinah telah mendengar keluarnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari Makkah, dan mereka setiap pagi pergi ke Harrah untuk menyambut kedatangan beliau sampai udara terik tengah hari memaksa mereka untuk pulang. Pada suatu hari, ketika mereka telah kembali kerumah-rumah mereka, setelah menanti dengan lama, seorang laki-laki Yahudi naik ke atas salah satu dari benteng-benteng mereka untuk keperluan yang akan dilihatnya, tetapi dia melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan shahabat-shahabatnya berpakaian putih yang hilang timbul di telan fatamorgana (terik panas). Orang Yahudi itu tidak dapat menguasai dirinya untuk berteriak dengan suaranya yang keras; "Wahai orang-orang Arab, inilah pemimpin kalian yang telah kalian nanti-nantikan". Serta merta Kaum Muslimin berhamburan mengambil senjata-senjata mereka dan menyongsong kedatangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di punggung harrah. Beliau berdiri berjajar dengan mereka di sebelah kanan hingga beliau singgah di Bani 'Amru bin 'Auf. Hari itu adalah hari Senin bulan Rabi'ul Awwal. Abu Bakar berdiri sementara beliau duduk sambil terdiam. Maka mulailah orang-orang Anshar yang belum pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberi ucapan selamat kepada Abu Bakar hingga sinar matahari langsung mengenai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka Abu Bakar menghampiri beliau dan memayungi beliau dengan selendangnya. Saat itulah orang-orang baru tahu mana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tinggal di rumah Bani 'Amru bin 'Auf sekitar sepuluh malam dan beliau membangun sebuah masjid yang dibangun atas dasar ketaqwaan, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat di masjid itu. Selanjutnya beliau mengendarai unta beliau untuk berjalan bersama orang-orang sampai unta beliau menderum di masjid Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di Madinah, masjid dimana Kaum Muslimin mendirikan shalat. Sebelumnya masjid tersebut adalah tempat penjemuran kurma milik Suhail dan Sahal, dua anak yatim di bawah perwalian As'ad bin Zurarah. Kemudian ketika untanya menderum, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Insya Allah, inilah tempat tinggalku". Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memanggil kedua anak yatim itu untuk membeli tempat penjemuran kurma itu, untuk dijadikan masjid. Kedua anak yatim itu berkata; "Tidak. Bahkan kami telah menghibahkannya kepada tuan. Wahai Rasulullah." Tetapi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak mau menerima hibah keduanya sampai akhirnya beliau membelinya dari kedua anak itu. Selanjutnya beliau membangunnya sebagai masjid dan mulailah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersama para shahabat beliau memindahkan batu-batu untuk membangunnya. Sambil memindahkan batu-batu itu beliau bersya'ir: "Barang yang dibawa ini (batu-batuan) bukanlah barang dari Khaibar.Ini adalah lebih baik, wahai Rabb kami, dan lebih suci". Dan beliau juga bersya'ir: "Ya Allah, sesungguhnya pahala itu adalah pahala akhirat. Maka rahmatilah kaum Anshar dan Muhajirin". Perawi membawakan sya'ir seseorang dari Kaum Muslimin namun tidak disebutkannya kepadaku. Ibnu Syihab berkata; Diantara hadits-hadits yang ada, tidak ada satupun hadits yang menerangkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membawakan sya'ir secara sempurna selain dari hadits ini".

bukhari:3616

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sulaiman] telah menceritakan kepadaku [Ibnu Wahb] telah menceritakan kepada kami [Malik] dan telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] ia berkata, telah mengabarkan kepadaku ['Ubaidullah bin Abdullah bin 'Abbas] yang telah mengabarkan kepadanya bahwa [Abdurrahman bin 'Auf] kembali kepada keluarganya di Mina pada haji terakhir yang dilakukan 'Umar bin Al Khaththab. Dia menemui aku, lalu Abdurrahman berkata; aku berkata; "Wahai Amirul Mu'minin, sesungguhnya musim haji telah mempertemukan orang-orang yang papa dan gembel, sedang aku memandang bahwa sebentar lagi mereka akan datang ke kota Madinah, padahal Madinah adalah negeri hijrah, sunnah dan kedamaian dan tempat berdiam para ahli fiqih, orang-orang mulia dan para pemikir." [Umar] menjawab; "Sungguh aku akan berdiri (mencegah mereka) di tempat pertama kali aku berdiri di Madinah."

bukhari:3635

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami ['AbdulWarits]. Dan diriwayatkan pula, telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Manshur] telah mengabarkan kepada kami ['Abdush Shamad] berkata, aku mendengar [Bapakku] bercerita, telah menceritakan kepadaku [Abu At Tayyah. Yazid bin Humaid Adl Dluba'i] berkata, telah menceritakan kepadaku [Anas bin Malik] radliallahu 'anhu berkata; "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tiba di Madinah, beliau singgah di dataran tinggi Madinah, sebuah perkampungan yang mereka kenal sebagai Suku 'Amru bin 'Auf. Anas berkata; "Maka beliau tinggal selama empat belas malam. Kemudian beliau mengutus seseorang untuk menemui pemimpin suku Bani Najjar. Maka mereka datang sambil menyarungkan pedang di badan mereka. Anas melanjutkan; "Aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam diatas tunggangannya, sedangkan Abu Bakar membonceng di belakang beliau, sementara para pembesar suku Najjar mendampingi di sekeliling beliau hingga sampai di sumur milik Abu Ayyub. Anas berkata; "Beliau lalu bersegera mendirikan shalat saat waktu sudah masuk. Beliau shalat di kandang kambing. Kemudian beliau memerintahkan untuk membangun masjid. Lalu Beliau mengutus seseorang untuk menemui pembesar suku Najjar. Utusan itu berkata; "Wahai suku Najjar, sebutkan berapa harga kebun kalian ini?" Mereka berkata; "Tidak, demi Allah. Kami tidak akan menjualnya kecuali kepada Allah!". Anas berkata; "Aku beritahu kepada kalian bahwa kebun itu banyak terdapat kuburan orang-orang musyrik, juga ada sisa-sisa reruntuhan rumah dan pohon-pohon kurma." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan untuk membongkar kuburan-kuburan tersebut. Sedangkan reruntuhan rumah supaya diratakan dan untuk pohon-pohon kurma ditumbangkan, lalu dipindahkan didepan arah qiblat masjid. Anas berkata; "Maka mereka bekerja membuat pintu masjid dari pohon dan mengangkut bebatuan yang besar-besar sambil bersenandung. Sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ikut bekerja bersama mereka sambil mengucapkan: "Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali kebaikan akhirat, maka tolonglah kaum Anshar dan Muhajirin."

bukhari:3639

Bab. Telah menceritakan kepadaku [Hamid bin 'Umar] dari [Bisyir bin Al Mufadlal] telah menceritakan kepada kami [Humaid] telah menceritakan kepada kami [Anas] bahwa telah sampai berita kepada Abdullah bin Salam tentang kedatangan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di Madinah, lalu dia menanyakan beberapa perkara kepada beliau. Katanya; "Aku akan bertanya kepada anda tiga perkara yang tidak akan dapat diketahui kecuali oleh seorang Nabi. Apakah tanda-tanda pertama hari qiyamat?, dan apa makanan pertama yang akan dimakan oleh penghuni surga dan bagaimana seorang anak bisa mirip dengan ayahnya dan bagaimana ia mirip dengan ibunya?. Beliau menjawab: "Jibril baru saja memberitahuku." Abdullah bin Salam berkata; "Dia adalah malaikat yang menjadi musuh orang-orang Yahudi." Beliau bersabda: "Adapun tanda pertama hari qiyamat adalah api yang muncul dan akan menggiring orang-orang dari timur menuju barat. Dan makanan pertama penduduk surga adalah hati ikan hiu, sedangkan (miripnya) seorang anak, apabila sang suami mendatangi istrinya dan air maninya mendahului air mani istrinya, berarti akan lahir anak yang menyerupai bapaknya, namun bila air mani istrinya mendahului air mani suaminya, maka akan lahir anak yang mirip dengan ibunya." Mendengar itu Abdullah bin Salam berkata; "Aku bersaksi tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan engkau adalah Rasulullah." Kemudian dia berkata; "Wahai Rasulullah, sesungguhnya orang-orang Yahudi adalah kaum yang sangat suka berbohong (menuduh). Untuk itu, tanyalah mereka tentang aku sebelum mereka mengetahui keIslamanku." Estela itu orang-orang Yahudi datang, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bagaimana pendapat kalian tentang seorang laki-laki yang bernama Abdullah bin Salam?". Mereka menjawab; "Dia adalah seorang 'alim kami dan putra dari 'alim kami dan orang kepercayaan kami dan putra dari orang kepercayaan kami." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bagaimana pendapat kalian jika Abdullah bin Salam memeluk Islam?." Mereka menjawab; "Semoga dia dilindungi Allah dari perbuatan itu." Beliau mengulangi pertanyaannya kepada mereka, Namur mereka tetap menjawab seperti tadi. Lalu Abdullah bin Salam keluar seraya berkata; "Aku bersaksi tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah." Maka mereka berkata; "Dia ini orang yang paling buruk diantara kami dan putra dari orang yang buruk." Mereka terus saja meremehkan Abdullah bin Salam. Lalu Abdullah bin Salam berkata; "Inilah yang aku khawatirkan tadi, wahai Rasulullah."

bukhari:3645

Telah menceritakan kepadaku [Al Hasan bin 'Umar bin Syaqiq] telah menceritakan kepada kami [Mu'tamir] berkata [bapakku], Dan telah menceritakan kepada kami [Abu 'Utsman] dari [Salman Al Farisiy] bahwa dia telah berpindah-pindah tidak kurang sepuluh kali dari satu tuan ke tuan lain.

bukhari:3652

Telah menceritakan kepadaku ['Abdullah bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Wahb] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Ishaq]; "Aku pernah berada di samping [Zaid bin Arqam] lalu ditanyakan kepadanya; "Berapa kali Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ikut dalam peperangan?". Dia menjawab; "Sembilan belas kali". Lalu ditanyakan lagi; "Berapa kali kamu menyertai beliau berperang?". Dia menjawab; "Tujuh belas kali". Aku bertanya; "Di antara perang-perang itu, mana yang pertama terjadi?". Dia menjawab; "Perang al-'Usairah atau al-'Usyairah". Kemudian aku tanyakan kepada Qatadah, maka dia menjawab; "Perang al-'Usyairah".

bukhari:3655

Telah menceritakan kepadaku [Ahmad bin "Utsman] telah menceritakan kepada kami [Syuraij bin Maslamah] telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Yusuf] dari [bapaknya] dari [Abu Ishaq] berkata, telah menceritakan kepadaku ['Amru bin Maimun] bahwa dia mendengar ['Abdullah bin Mas'ud] radliallahu 'anhu bercerita tentang Sa'ad bin Mu'adz, bahwa dahulu Sa'ad adalah teman dekat Umayyah bin Khalaf, apabila Umayyah datang ke Madinah, dia akan singgah menemui Sa'ad begitu pula bila Sa'ad datang ke Makkah, dia akan singgah menemui Umayyah. Setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hijrah ke Madinah, Sa'ad bin Mu'adz berangkat untuk melaksanakan 'umrah kemudian dia singgah menemui Umayyah di Makkah". Sa'ad berkata kepada Umayyah; "Perhatikanlah suasana sebentar karena aku akan thawaf di Baitullah. Maka dia keluar bersamanya pada tengah hari lalu keduanya berjumpa dengan Abu Jahal. Abu Jahal berkata; "Wahai Abu Shafwan, siapakah orang yang bersamamu ini?". Umayyah berkata; "Dia adalah Sa'ad". Abu Jahal berkata kepada Umayyah; "Mengapa kamu biarkan dia thawaf dengan aman. Sungguh kalian telah membantu orang yang keluar dari agamanya dan kalian juga telah berjanji untuk menolong dan membantu. Sungguh demi Allah, kalau kamu bukan bersama Abu Shafwan, kamu tidak akan bisa kembali kepada keluargamu dengan selamat". Maka Sa'ad berkata kepadanya dengan meninggikan suaranya; "Demi Allah, seandainya engkau menghalangiku thawaf pasti aku akan menghalangimu mengambil jalan ke Madinah dengan cara yang lebih keras". Umayyah berkata kepada Sa'ad; "Jangan kamu tinggikan suaramu di hadapan Abu Al Hakam karena dia adalah pembesarnya penduduk lembah ini (Makkah) ". Sa'ad berkata; "Biarkanlah kami, wahai Umayyah. Demi Allah, sungguh aku telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "sesungguhnya mereka (kaum Muslimin) akan memerangi kamu". Umayyah bertanya; "Di Makkah?". Sa'ad menjawab; "Aku tidak tahu". Hal ini membuat Umayyah sangat kaget. Ketika dia pulang kepada keluarganya, dia berkata; "Wahai Ummu Shafwan, tahukan kamu apa yang dikatakan Sa'ad kepadaku?". Istrinya bertanya; "Apa yang telah dikatakannya kepadamu?". Umayyah berkata; "Dia mengaku bahwa Muhammad telah mengabarkan kepada mereka bahwa mereka akan membunuhku". Aku bertanya kepadanya; "Apakah di Makkah?". Dia menjawab; "Tidak tahu". Umayyah selanjutnya berkata; "Demi Allah, aku tidak akan keluar dari Makkah". Ketika menjelang perang Badar, Abu Jahal mengerahkan manusia seraya berseru; "Persiapkanlah kendaraan kalian". Saat itu Umayyah enggan untuk keluar. MakaAbu Jahal mendatanginya dan berkata; "Wahai Abu Shafwan, kamu ini akan menjadi perhatian manusia. Kamu tidak berangkat padahal kamu adalah pemimpin penduduk Makkah ini. Mereka akan mencontoh kamu untuk tidak berangkat". Abu Jahal terus saja mengajaknya hingga akhirnya Umayyah berkata; "Kalau kamu memaksaku, demi Allah, aku akan membeli unta yang paling bagus di Makkah". Kemudian Umayyah berkata kepada istrinya; "Wahai Ummu Shafwan, persiapkanlah perbekalanku". Istrinya berkata kepadanya; "Apakah kamu telah lupa apa yang telah dikatakan saudaramu dari Yatsrib?". Umayyah berkata; "Tidak. Aku tidak hendak bergabung bersama mereka melainkan sebentar". Ketika keluar, Umayyah tidak singgah di suatu tempat melainkan hanya mengikatkan untanya. Dan dia terus saja memegangi untanya hingga Allah membunuhnya di medan perang Badar.

bukhari:3656

Bab. Telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Musa] telah mengabarkan kepada kami [Hisyam] bahwa [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepada mereka, katanya telah mengabarkan kepadaku ['Abdul Karim] bahwa dia mendengar [Miqsam, maula 'Abdullah bin Al Harits] menceritakan dari [Ibnu 'Abbas] bahwanya dia mendengarnya menjelaskan firman Allah dalam QS an-Nisaa' ayat 97 yang artinya ("Tidak sama orang-orang yang duduk dari orang beriman....".) maksudnya adalah tentang perang Badar dan orang-orang yang keluar ikut perang Badar".

bukhari:3660

Telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah bin 'Amru] telah menceritakan kepada kami [Abu Ishaq] dari [Humaid] berkata, aku mendengar [Anas] radliallahu 'anhu berkata; "Pada perang Badar, Haritsah mendapat luka padahal dia masih kecil. Kemudian ibunya datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; "Wahai Rasulullah, anda mengetahui kedudukan Haritsah di sisiku. Seandainya dia berada di surga aku akan sabar dan berharap memperoleh pahala. Namun kalau keadaannya lain, anda akan lihat apa yang aku lakukan". Maka beliau berkata: "Janganlah begitu. Atau apakah kamu merasa berat ditinggal oleh anakmu atau kamu kira surga itu hanya satu? Sesungguhnya surga itu banyak dan anakmu sekarang berada di dalam surga Firdaus".

bukhari:3683

Telah menceritakan kepadaku [Ishaq bin Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Idris] berkata, aku mendengar [Hushain bin 'Abdur Rahman] dari [Sa'ad bin 'Ubadah] dari [Abu 'Abdur Rahman as-Sulamiy] dari ['Ali] radliallahu 'anhu berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus aku, Abu Martsad Al Ghanawiy dan Az Zubair bin Al 'Awwam, yang mana kami adalah penunggang kuda yang ulung. Beliau berkata: "Berangkatlah kalian hingga sampai di sebuah taman yang bernama Khakh, disana ada seorang wanita dari kaum Musyrikin yang membawa sepucuk surat dari Hathib in Abi Balta'ah yang ditujukan untuk kaum Musyrikin". Maka kami dapati wanita itu sedang berjalan dengan untanya persis seperti apa yang disampaikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka kami bertanya; "Mana surat itu?". Wanita itu menjawab; "Tidak ada surat pada kami". Maka kami memeriksanya, namun kami tidak melihat adanya sepucuk suratpun. Kami katakan; "Tidak mungkin Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdusta. Kamu keluarkan surat itu atau kami akan menggeladah kamu". Setelah wanita melihat kesungguhan kami, dia melirik pada kain ikat pinggangnya, yaitu yang ternyata surat itu disembunyikan dibalik kain ikat pinggangnya. Akhirnya dia mengeluarkan surat itu. Kemudian kami berangkat menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan membawa surat itu. Lalu 'Umar berkata; "Wahai Rasulullah, dia telah berkhianat kepada Allah dan Rasul-Nya dan juga kaum m'uminin. Biarkan aku memenggal leher orang ini". Kemudian beliau bertanya: "Apa yang mendorongmu berbuat seperti?". Hathib menjawab; "Demi Allah, tidaklah aku bermaksud untuk tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Maksudku, hanyalah agar aku memiliki penjamin di tengah kaum (musyrikin) yang dengannya Allah melindungi keluarga dan hartaku. Juga tidak ada satupun dari shahabat anda melainkan dia punya kerabat di sana yang dengannya Allah akan melindungi keluarga dan hartanya". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Dia benar. Dan janganlah kalian katakan padanya kecuali kebaikan". Namun 'Umar tetap berkata; "Dia telah berkhianat kepada Allah dan Rasul-Nya dan juga kaum m'uminin. Biarkan aku memenggal leher orang ini"Maka beliau bersabda: "Bukankan dia termasuk ahlu Badar. Dan Allah telah mendatangi Ahlu Badar dan berfirman: "Silakan kalian berbuat apa yang kalian suka karena telah wajib bagi kalian untuk masuk ke dalam surga" atau: "Sungguh Aku telah mengampuni kalian". Maka air mata 'Umar bercucuran lalu berkata; "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui".

bukhari:3684

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Syihab] berkata, telah mengabarkan kepadaku ['Umar bin Asid bin Jariyah Ats-Tsaqafiy], orang yag membuat perjanjian dengan Bani Zuhrah dan dia termasuk shahabatnya Abu Hurairah radliallahu 'anhu, dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus sepuluh orang sebagai sariyah (pasukan) mata-mata dan beliau mengangkat 'Ashim bin Tsabit Al Anshariy, kakek 'Ashim bin 'Umar bin Al Khaththab sebagai pemimpin pasukan tersebut. (Mereka berangkat) hingga ketika sampai di al-Hada', suatu tempat antara 'Ashfan dan Makkah, keberadaan mereka diceritakan kepada penduduk dari suku Hudzail yang biasa disebut dengan Banu Lahyan. Maka suku tersebut mengerahkan hampir seratus orang yang kesemuanya pemanah yang ahli. Mereka mencari jejak keberadaan pasukan sariyah hingga dapat menemukan tempat makan kurma mereka dimana mereka singgah. Mereka berseru; "Ini kurma Yatsrib". Maka suku itu mengikuti jejak pasukan sariyah. Ketika 'Ashim dan pasukannya merasa ada kehadiran musuh, mereka bersembunyi di balik bukit kecil. Namun suku itu langsung mengepung mereka dan berseru kepada mereka; "Turun dan serahkanlah kepada kami apa yang kalian miliki. Bagi kalian ada jaminan dan perjanjian. Kami tidak akan membunuh seorangpun dari kalian". Maka 'Ashim bin Tsabit berkata: "Aku, demi Allah, Aku tidak akan turun dengan jaminan orang kafir". Lalu dia berdo'a: "Ya Allah, beritahukanlah keadaan kami kepada Nabi-Mu shallallahu 'alaihi wasallam". Maka suku itu menyerang mereka dengan anak panah hingga mereka dapat membunuh 'Ashim (beserta tujuh orang anak buahnya). Akhirnya tiga orang anggota sariyah yang masih hidup turun dengan menyetujui jaminan dan perjanjian. Diantara mereka ada Khubaib Al Anshariy dan Zaid bin ad-Datsinah serta seorang lagi. (Setelah ketiganya turun) mereka menangkapnya dan melepas tali busur panah mereka untuk mengikat ketiganya. Orang ketiga berkata: "Ini merupakan awal pengkhianatan. Demi Allah, aku tidak akan mengikuti kalian. Sungguh mereka bagiku sebagai teladan". Yang dia maksud adalah shahabat mereka yang sudah terbunuh. Mereka menyeretnya dan memaksanya agar mengikuti mereka namun dia menolaknya hingga akhirnya mereka membunuhnya. Kemudian mereka pergi dengan membawa Khubaib dan Zaid bin ad-Datsinah hingga akhirnya mereka menjual keduanya di Makkah sesudah perang Badar. Banu Al Harits bin 'Amir bin Nawfal bin 'Abdu Manaf membeli Khubaib. Sebelumnya Khubaib adalah orang yang telah membunuh Al Harits bin 'Amir saat perang Badar. Maka jadilah Khubaib di tangan mereka sebagai tawanan. Hingga akhirnya mereka sepakat akan membunuhnya. (Pada suatu hari dalam masa tahanannya), Khubaib meminjam kepada salah satu anak perempuan Al Harits sebilah pisau cukur untuk mencukur bulu kemaluannya maka anak perempuan itu meminjamkannya. (Kata Zainab); "Kemudian Khubaib memangku anakku saat aku lengah ketika anakku menghampirinya. Hingga dia menemuinya dan dia dapatkannya sedang dipangku sementara pisau cukur berada di tangan Khubaib." (Zainab) berkata; "Aku sangat terperanjat seketika itu dan Khubaib mengetahui hal itu". Maka dia (Khubaib) berkata: "Kamu khawatir bila aku akan membunuhnya?.. Sungguh aku tidak akan melakukannya". (Zainab berkata); "Demi Allah, belum pernah aku melihat ada seorang tawanan sebaik Khubaib. Demi Allah, aku pernah mendapatkan dia pada suatu hari sedang memakan buah anggur di tangannya padahal tangannya sedang dibelenggu dengan besi dan di Makkah saat itu bukan musim buah-buahan". Dia berkata: "Sungguh itu merupakan rezeki dari Allah yang Dia berikan kepada Khubaib". Ketika mereka hendak keluar dari tanah Haram untuk membunuh Khubaib di daerah halal, Khubaib berkata kepada mereka: "Biarkanlah aku untuk melaksanakan shalat dua raka'at". Maka mereka mempersilahkanya. Khubaib shalat dua reka'at kemudian berkata: "Seandainya bukan karena sangkaan kalian bahwa aku takut, niscaya aku akan memanjangkan shalatku ini". Kemudian dia melanjutkan; "Ya Allah, binasakanlah mereka semuanya dan bunuhlah mereka dan jangan Engkau sisakan seorangpun dari mereka". Kemudian dia bersya'ir; "Aku tidak peduli selama aku dibunuh sebagai muslim. Pada kondisi apapun aku tersungkur yang penting di jalan Allah. Semuanya itu pada Dzat Ilah, jika Dia berkendak. Dia dapat memberkahi urat-urat yang tercabik-cabik". Akhirnya Abu Sirwa'ah 'Uqbah bin Al Harits bangkit dan membunuhnya. Khubaib adalah orang pertama yang mencontohkan shalat dua raka'at bagi setiap muslim yang akan dibunuh sebagai wujud kesabaran. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengabarkan kepada para sahabat beliau tentang berita mereka dan apa yang mereka alami. Orang-orang kafir Quraisy mengirim beberapa orang mendatangi 'Ashim bin Tsabit setelah mereka diberitakan tentang terbunuhnya Khubaib untuk mengambil sesuatu dari bagian jasad 'Ashim, apa yang dapat menjadi pengenal. Sebelumnya memang 'Ashim telah membunuh seorang dari pembesar mereka saat perang Badar. (Ketika mereka hendak membalaskan dendam kepada 'Ashim), Allah mengirim kepada 'Ashim pasukan lebah yang melindunginya dari para utusan kafir Quraisy sehingga mereka tidak mampu untuk mengambil secuilpun daging dari jasad 'Ashim. Dan Ka'ab bin Malik berkata; "Mereka telah menceritakan bahwa Mararah bin ar-Rabi' Al 'Amriy dan Hilal bin Umayyah Al Waqifiy adalah dua orang shalih yang turut serta dalam perang Badar".

bukhari:3690

Telah menceritakan kepadaku [Ishaq bin Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami [Jarir] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Mu'adz bin Rifa'ah bin Rafi' Az Zuraqiy] dari [bapaknya] dimana bapaknya adalah orang yang ikut perangBAdar, berkata; "Jibril 'alaihis salam datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkata; "Siapakah diantara kalian yang kamu siapkan untuk pasukan Badar?"Beliau menjawab: "Mereka adalah kalangan muslim yang terbaik". Atau kalimat serupa itu. Maka Jibril berkata: "Begitu juga yang ikut perang Badar dari kalangan malaikat".

bukhari:3692

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] berkata, telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Sa'id] dari [Al Qasim bin Muhammad] dari [Ibnu Khabbab] bahwa [Abu Sa'id bin Malik Al Khudriy] radliallahu 'anhu baru tiba dari perjalanannya lalu keluarganya membawakan daging hewan qurban untuknya. Maka dia berkata; "Aku tidak akan memakannya sebelum aku bertanya (kehalalannya) ". Maka dia berangkat menemui saudara seibunya yang merupakan Ahlu Badar, yang bernama [Qatadah bin an-Nu'man] lalu dia bertanya kepadanya. Saudaranya itu berkata; "Sesungguhnya telah terjadi suatu hal yang membatalkan apa yang dahulunya dilarang, yaitu memakan daging qurban setelah tiga hari".

bukhari:3696

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] dia berkata, telah mengabarkan kepadaku [Malik bin Aus bin Al Hadatsan] bahwa [Umar bin Al Khattab] radliallahu 'anhu pernah memanggilnya, setelah itu penjaga pintunya, Yarfa, datang melapor, "Apakah anda mengizinkan [Utsman], [Abdurrahman], [Zubair] dan [Sa'd] untuk masuk?" Umar menjawab, "Ya." Kemudian penjaga pintu menyuruh mereka masuk, tidak lama kemudian penjaga pintu datang lagi dan berkata, 'Apakah anda mengizinkan [Abbas] dan [Ali] untuk masuk?" Umar menjawab, "Ya." Ketika keduanya telah masuk, Abbas berkata, "Wahai Amirul Mukminin, putuskanlah antara kami dengan orang ini." Ketika itu mereka tengah berselisih masalah harta yang Allah karuniakan kepada Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam, yakni berupa harta milik Bani Nadlir hingga keduanya saling mencela. Sebagian kelompok berkata, "Wahai Amirul mukminin, buatlah keputusan untuk keduanya, dan legakanlah salah seorang di antara keduanya." 'Umar pun berkata, "Tenanglah kalian! Dan aku minta kepada kalian, demi Allah yang dengan izin-Nya langit dan bumi tegak, apakah kalian mengetahui bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kami tidak mewariskan. Dan apa-apa yang kami tinggalkan menjadi sedekah." Yang beliau maksudkan (dengan kata kami) adalah diri beliau sendiri. Mereka menjawab, "Ya, beliau telah bersabda demikian." Maka 'Umar kembali menghadap dan berbicara kepada 'Ali dan 'Abbas, "Aku minta kepada kalian berdua, demi Allah, apakah kalian berdua mengetahui bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda seperti itu?" Keduanya menjawab, "Ya, beliau telah bersabda seperti itu." Umar kemudian melanjutkan, "Untuk itu aku akan menyampaikan kepada kalian tentang masalah ini. Sesungguhnya Allah telah mengkhususkan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam dalam masalah fa'i ini sebagai sesuatu yang tidak Dia berikan kepada siapapun selain beliau." Lalu Umar membaca firman Allah: '(Dan apa saja yang dikaruniakan Allah berupa fa'i (rampasan perang) kepada Rasul-Nya dari (harta benda) mereka… -hingga firmanNya- dan Allah Maha berkuasa atas segala sesuatu) ' (Qs. Al Hasyr: 6), ayat ini merupakan pengkhususan untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Demi Allah, tidaklah beliau mengumpulkannya dengan tidak memperhatikan kalian dan juga tidak untuk lebih mementingkan diri kalian. Sungguh, beliau telah memberikannya kepada kalian dan menyebarkannya di tengah-tengah kalian (kaum Muslimin) hingga sekarang masih ada yang tersisa dari harta tersebut. Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah memberi nafkah belanja kepada keluarga beliau sebagai nafkah tahunan mereka dari harta fa'i ini, lalu sisanya beliau ambil dan dijadikannya sebagai harta Allah, beliau sudah menerapkan semua ini samasa hidup beliau. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam wafat, lalu Abu Bakr berkata, 'Akulah wali Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.' Maka Abu Bakr pun mewenangi harta itu, kemudian ia mengelolanya seperti apa yang dilaksanakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, saat itu kalian juga ada." Kemudian Umar menghadap ke arah arah Ali dan Abbas, dia berkata, "Kalian berdua juga ingat bahwa dalam mengelola harta itu sebagaimana yang kalian berdua katakan, sungguh Allah juga Maha tahu, bahwa dia adalah orang yang jujur, bijak, lurus dan pengikut kebenaran. Kemudian Allah mewafatkan Abu Bakr, lalu aku berkata, 'Aku adalah pengganti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakr, ' dan aku berwenang untuk mengelola harta tersebut hingga dua tahun dari kepemimpinanku, aku mengelolanya sebagaimana yang dikelola Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakr. Dan Allah juga mengetahui bila aku adalah sosok yang jujur, bijak, lurus dan pengikut kebenaran, lalu kenapa kalian datang kepadaku dan berbicara kepadaku padahal ucapan kalian satu dan maksud urusan kalian juga satu. Engkau, wahai 'Abbas, kau datang kepadaku lalu aku katakan kepada kalian berdua, 'Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kami tidak mewariskan. Apa-apa yang kami tinggalkan menjadi sedekah." Setelah jelas bagiku bahwa aku harus memberikannya kepada kalian berdua, maka aku akan katakan, Jika memang kalian menghendakinya aku akan berikan kepada kalian berdua, namun kalian berdua harus ingat akan janji Allah dan ketentuan-Nya, yaitu kalian harus mengelola sebagaimana yang pernah dikelola Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Abu Bakr lakukan dan juga apa yang telah aku lakukan sejak aku memegang kekuasaan ini, jika tidak, maka kalian jangan mengatakan sesuatu kepadaku, jika kalian berdua mengatakan, "Berikanlah kepada kami, " maka dengan ketentuan seperti itu, aku akan berikan kepada kalian berdua. Apakah kalian berdua hendak merubah ketentuan selain dari itu? Demi Allah, yang dengan izin-Nya langit dan bumi bias tegak, aku tidak akan memutuskan dengan keputusan selain itu sampai tiba hari Kiamat, seandainya kalian berdua tidak sanggup atasnya maka serahkanlah kepadaku karena sungguh aku akan mencukupkan kalian berdua dengannya (harta itu)." Perawi berkata, "Lalu aku sampaikan hadits ini kepada ['Urwah bin Az Zubair], dia menjawab, "Malik bin Aus benar, aku juga pernah mendengar ['Aisyah] radliallahu 'anha, isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, berkata, "Para isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengutus Utsman menemui Abu Bakr untuk meminta seperdelapan dari harta yang telah Allah karuniakan kepada Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam, lalu aku menolak mereka, aku katakan kepada mereka, "Apakah kalian tidak takut kepada Allah? Apakah kalian tidak mengetahui bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda: "Kami tidak mewarisi, dan yang kami tinggalkan adalah sedekah -yang beliau maksud dengan (kami) adalah diri beliau sendiri-, sesungguhnya keluarga Muhammad makan dari harta ini." Maka para isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berhenti pada apa yang telah disampaikan oleh Aisyah kepada mereka." Urwah berkata, "Maka harta sedekah ini ada di tangan Ali, sementara Ali mencegah Abbas dari harta tersebut, dan dapat mengalahkannya, kemudian beralih ditangan Hasan bin Ali, kemudian berpindah ketangan Husain bin Ali, kemudian berpindah ke tangan Ali bin Husain, kemudian Al Hasan bin Al Hasan, keduanya saling bergantian, kemudian berpindah ke tangan Zaid bin Hasan, dan sesungguhnya itu merupakan sedekah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam."

bukhari:3729

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] [Amr] berkata, aku mendengar [Jabir bin Abdullah] radliallahu 'anhuma berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapakah yang akan membunuh Ka'b bin Asyraf yang telah durhaka kepada Allah dan melukai Rasul-Nya?" Maka Muhammad bin Maslamah berdiri dan berkata, "Wahai Rasulullah, sukakah anda jika aku yang akan membunuhnya?" beliau menjawab: "Ya." Muhammad bin Maslamah berkata, "Izinkan aku untuk mengatakan sesuatu." Beliau bersabda: "Katakanlah." Setelah itu Maslamah mendatangi Ka'b, lalu dia berkata, "Sesungguhnya laki-laki itu (maksudnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam -pent) telah meminta sedekah kepada kami padahal kami dalam keadaan susah, oleh karena itu aku datang kepadamu untuk berhutang." Ka'b berkata, "Dan juga -demi Allah- kalian akan bosan kepadanya." Maslamah berkata, "Sesungguhnya kami telah mengikutinya, dan kami tidak suka meninggalkannya hingga kami mengetahui akhir kesudahannya, dan kami hendak meminjam satu atau dua wasaq." 'Amru tidak hanya sekali menceritakan kepada kami, namun ia tidak menyebutkan 'satu atau dua wasaq'. Atau, aku berkata kepadanya, 'satu atau dua wasaq'." Perawi berkata, "Seingatku dalam hadits tersebut disebutkan 'satu atau dua wasaq'." - Ka'b bin Al Asyraf menjawab, "Baiklah, akan tetapi kalian harus memberikan jaminan kepadaku." Mereka menjawab, "Engkau harus kami beri jaminan apa?" Ka'b menjawab, "Gadaikanlah isteri-isteri kalian." Mereka menjawab, "Bagaimana kami harus menggadaikan isteri-isteri kami, sementara kamu adalah orang yang paling rupawan di Arab." Ka'b berkata, "Kalau begitu, gadaikanlah puteri-puteri kalian." Mereka berkata, "Bagaimana kami harus menggadaikan puteri-puteri kami, nantinya mereka akan dihina orang-orang dan dikatakan, 'Mereka telah digadaikan dengan satu atau dua wasaq, ' hal ini akan membuat kami terhina, akan tetapi kami akan menggadaikan la'mah kami." -Sufyan mengatakan; maksudnya adalah senjata- Kemudian mereka membuat perjanjian untuk bertemu kembali, di suatu malam Maslamah bersama Abu Na`ilah -ia adalah saudara sepersusuan Ka'b- datang menemui Ka'b, lalu Ka'b mengundangnya untuk masuk ke dalam benteng, setelah itu Ka'b turun menemui mereka. Isteri Ka'b berkata kepadanya, "Kemana engkau hendak keluar pada saat seperti ini?" Ka'b menjawab, "Dia adalah Muhammad bin Maslamah dan saudaraku Abu Na`ilah." -Selain 'Amru menyebutkan, "Isteri Ka'b berkata, "Aku mendengar suara seperti darah menetes." Ka'b menjawab, "Dia hanyalah saudaraku, Muhammad bin Maslamah dan saudara sepersusuanku Abu Na`ilah. Sesungguhnya sebagai seorang yang terhormat, apabila dipanggil, maka ia akan menemuinya walaupun di malam hari." Perawi berkata, "Kemudian Muhammad bin Maslamah memasukkan (ke dalam benteng) dua orang bersamanya." -Dikatakan kepada Sufyan, "Apakah 'Amru menyebutkan nama mereka?" Ia menjawab, "Amru hanya menyebutkan nama sebagian dari mereka." 'Amru berkata, "Ia datang dengan dua laki-laki." Sementara yang lain mengatakan, "Abu Abs bin Jabr, Al Harits bin Aus dan 'Abbad bin Bisyr." 'Amru mengatakan- Ia datang bersama dua orang laki-laki." Maslamah melanjutkan, "Sungguh, aku akan meraih rambut kepalanya dan menciumnya, jika kalian melihatku telah berhasil menguasai kepalanya, maka mendekatlah dan tebaslah dia." Sesekali Maslamah berkata, "Kemudian aku akan memberikan kesempatan kepada kalian untuk menciumnya." Ketika Ka'b turun untuk menemui mereka, dan bau minyak wanginya mulai tersebar, Maslamah berkata, "Aku belum pernah mencium aroma wangi yang lebih bagus dari ini." Selain 'Amru menyebutkan, "Aku memiliki minyak wangi wanita arab dan lebih sempurna dikalangan Arab." 'Amru mengatakan, "Maslamah berkata, "Apakah engkau mengizinkanku untuk mencium kepalamu?" Ka'b menjawab, "Silahkan." Kemudian Maslamah menciumnya dan diikuti oleh sahabat-sahabatnya." Setelah itu Maslamah berkata lagi, "Apakah engkau mengizinkanku lagi?" Ka'b menjawab, "Silahkan." Ketika ia telah berhasil menguasainya, Maslamah berkata, "Mendekatlah." Maka mereka langsung membuhnya, setelah itu mereka menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan mengabarkan kepada beliau."

bukhari:3731

Telah menceritakan kepadaku [Ishaq bin Nashr] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Adam] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Za`idah] dari [Ayahnya] dari [Abu Ishaq] dari [Al Barra` bin 'Azib] radliallahu 'anhuma, dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengutus sekelompok orang kepada Abu Rafi', kemudian pada malam hari Abdullah bin 'Atik masuk ke dalam rumahnya dan membunuhnya saat ia sedang terlelap tidur."

bukhari:3732

Telah menceritakan kepada kami [Yusuf bin Musa] telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Musa] dari [Israil] dari [Abu Ishaq] dari [Al Barra bin 'Azib] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengutus beberapa sahabat Anshar kepada seorang Yahudi bernama Abu Rafi', dan beliau menunjuk Abdullah bin 'Atik untuk memimpin mereka. Abu Rafi' adalah seorang laki-laki yang selalu menyakiti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan membantu musuh untuk menyerang beliau, dia tengah berada di bentengnya yang berada di wilayah Hijaz. Ketika para sahabat tersebut telah dekat dengan (bentengnya) -yaitu ketika matahari hampir terbenam dan orang-orang telah kembali dari gembalaannya-, maka Abdullah berkata kepada para sahabatnya, "Diamlah kalian di tempat kalian masing-masing, sesungguhnya aku akan berusaha masuk tanpa sepengetahuan penjaga pintu, mudah-mudahan aku bisa masuk." Setelah itu dia pergi hingga mendekati pintu (gerbang), ia menutup kepalanya seolah-olah orang yang sedang buang hajat. Ketika orang-orang telah masuk, maka penjaga pintu berkata kepadanya, "Wahai Abdullah, jika kamu ingin masuk, maka masuklah, sesungguhnya aku akan menutup pintu gerbang." Lalu aku masuk dan bersembunyi, ketika orang-orang telah masuk, pintu gerbang pun ditutup, kemudian kunci pintu gerbang digantungkan di atas gantungan kunci." Abdullah berkata, "Lalu aku bangun ke tempat mereka meletakkan gantungan kunci, aku pun megambilnya, dengan cepat aku membuka pintu gerbang. Sementara itu Abu Rafi' sedang bergadang bersama orang-orang, yaitu dalam sebuah kamar miliknya di tempat yang agak tinggi. Ketika orang-orang yang bergadang bersamanya telah pulang, aku langsung naik ke rumahnya, setiap kali aku membuka pintu, maka aku langsung menutupnya dari dalam, aku berujar, "Jika mereka memergokiku, maka mereka tidak akan menemukanku hingga aku berhasil membunuhnya." Lalu aku mendapatinya ia berada di tengah keluarganya, yaitu di rumah yang sangat gelap, sampai aku tidak tahu dimanakah dia berada." Aku pun berseru, "Wahai Abu Rafi'!" dia berkata, "Siapakah itu?" ia lalu bergerak ke arah suara, dan aku langsung menebasnya dengan pedang, karena saat itu aku sangat gugup, maka tebasanku tidak sampai membunuhnya dan ia berteriak sekeras-kerasnya. Lalu aku keluar dari rumah dan aku menunggu dari luar tidak terlalu jauh, kemudian aku masuk menemuinya kembali. Aku bertanya, "Aku mendengarmu berteriak, ada apa sebenarnya wahai Abu Rafi'?" dia menjawab, "Kecelakaan bagi ibumu! Sungguh, seseorang masuk ke dalam rumahku dan berusaha menebasku dengan pedang." Abdullah berkata, "Kemudian aku kembali menebasnya hingga ia terluka parah, namun aku belum sempat membunuhnya, kemudian aku tusukkan pedang ke perutnya hingga tembus ke punggungnya, setelah itu aku yakin bahwa aku telah membunuhnya. Kemudian aku pergi lewat pintu demi pintu hingga aku sampai ke anak tangga hingga kakiku merasa telah menyentuh permukaan tanah. Dan pada malam itu aku terjatuh di malam yang cahaya bulan sangat terang, dan kakiku pun patah, kemudian aku pun membalutnya dengan kain surbanku. Setelah itu aku pergi perlahan sampai aku duduk di depan pintu gerbang, aku berkata kepada sahabat-sahabatku, "Aku tidak akan keluar dari benteng ini sampai aku tahu bila aku benar-benar telah membunuhnya." Ketika ayam jantan mulai berkokok, seseorang pembawa berita kematian berdiri dan berkata, "Aku umumkan bahwa Abu Rafi', saudagar dari Hijaz telah meninggal dunia." Lalu aku menemui sahabat-sahabatku dan berkata, "Mari kita pergi menyelamatkan diri, karena Allah telah membunuh Abu Rafi'." Setelah sampai di hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam hal itu pun aku beritahukan kepada beliau, lantas beliau pun bersabda: "Bentangkanlah kakimu." Lalu aku membentangkannya, lalu beliau mengusapnya, seakan-akan kakiku tidak merasakan sakit."

bukhari:3733

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Utsman] telah menceritakan kepada kami [Syuraikh] -yaitu Ibnu Maslamah- telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Yusuf] dari [Ayahnya] dari [Abu Ishaq] dia berkata, aku mendengar [Al Barra bin 'Azib] radliallahu 'anhu, dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengutus beberapa orang, sementara Abdullah bin Atik dan Abdullah bin 'Utbah ikut bersama mereka. Kemudian mereka berangkat hingga mendekati benteng pertahanan, Abdullah bin 'Atik lalu berkata kepada mereka, "Diamlah kalian di sini, aku akan berusaha masuk (benteng) dan mengintai mereka." Abdullah bin 'Atik melanjutkan, "Maka aku bergerak mendekati supaya bisa masuk benteng, ternyata mereka kehilangan keledai-keledai mereka, lalu mereka keluar (benteng) sambil membawa lentera untuk mecarinya. Karena khawatir ketahuan, maka aku pun menutup kepalaku dan duduk seolah-olah seperti orang yang sedang buang hajat. Penjaga pintu (mereka) berseru, "Barangsiapa ingin masuk, masuklah, sebelum kami menutup pintu." Aku langsung masuk dan bersembunyi di kandang keledai persis di samping pintu gerbang. Ternyata orang-orang tengah makan malam bersama Abu Rafi', mereka berbincang-bincang hinga larut malam, setelah itu mereka kembali ke rumah mereka masing-masing. Ketika keadaan menjadi lengang dan aku tidak lagi mendengarkan adanya gerakan, akupun keluar." Abdullah melanjutkan, "Aku sempat melihat penjaga pintu meletakkan kunci gerbang di lubang dinding, aku langsung megambilnya dan membuka pintu gerbang." Abdullah berkata, "Aku sempat berkata, "Sekiranya orang-orang memergokiku, maka aku akan bergerak mengendap-endap." Setelah itu aku menuju ke pintu rumah-rumah mereka dan menutup pintu dari dalam, aku lalu naik ke rumah Abu Rafi' melalui tangga, dan ternyata rumahnya sangat gelap sebab lampu-lampunya telah dipadamkan, hingga aku tidak tahu dimanakah posisi Abu Rafi' berada. Aku kemudian berseru, "Wahai Abu Rafi'!" dia menyahut, "Siapa itu?", dia kemudian pergi menuju sumber suara, dan aku pun langsung menebasnya, namun tebasanku tidak berpengaruh apa-apa hingga dia dapat berteriak." Abdullah melanjutkan perkataannya, "Setelah itu aku menemuinya kembali seolah-olah aku baru saja bangun tidur, aku (pura-pura) bertanya, "Kenapa denganmu wahai Abu Rafi'?" -ketika itu aku merubah suaraku- dia menjawab, "Celaka, aku heran ada seseorang yang masuk dan ingin menebasku dengan pedang." Kemudian aku menghadapnya dan langsung menebasnya sekali lagi, namun tidak sampai membunuhnya, dia langsung berteriak hingga isterinya terbangun." Abdullah melanjutkan, "Aku merubah suaraku, seperti orang yang baru saja bangun tidur, ternyata Abu Rafi' telah terlentang, aku langsung menusukkan pedang ke perutnya hingga tembus ke punggungnya, lalu aku putar (pedang tersebut) hingga aku mendengar suara tulangnya, setelah itu aku keluar dengan sempoyongan sampai tiba ditangga. Saat aku hendak turun (lewat anak tangga), aku terjatuh hingga kakiku cidera. Setelah membalut kakiku yang terluka, aku kemudian menemui para sahabatku dengan berjalan pincang, kukatakan kepada mereka, "Pergi dan sampikanlah berita ini kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sungguh aku akan tetap di sini sampai aku mendengar langsung orang yang mengumumkan berita kematian." Ketika waktu subuh tiba, seorang pembawa berita kematian naik ke tempat yang agak tinggi dan berseru, "Aku umumkan kematian Abu Rafi'." Lalu aku berdiri dan berjalan tanpa ada sedikitpun ganjalan di hatiku, aku menjumpai para sahabatku sebelum mereka datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu aku memberitahukan kabar gembira ini kepada beliau."

bukhari:3734

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdurrahim] telah mengabarkan kepada kami [Zakariya bin 'Adi] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Al Mubarrak] dari [Haiwah] dari [Yazid bin Abu Habib] dari [Abu Al Khair] dari ['Uqbah bin 'Amir] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menshalati para korban Uhud setelah delapan tahun, seolah-olah seperti perpisahan antara orang yang hidup dengan orang yang telah mati. Kemudian beliau naik mimbar seraya bersabda: "Sesungguhnya aku mendahului kalian, dan aku adalah saksi atas kalian. Sungguh, yang dijanjikan bagi kalian adalah telaga, dan aku benar-benar telah melihatnya di tempatku ini. Aku tidak lebih khawatir terhadap syirik yang kalian perbuat, akan tetapi aku sangat khawatir terhadap dunia yang akan kalian perebutkan." 'Uqbah berkata, "Dan itu adalah terakhir kali aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam."

bukhari:3736

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Adi bin Tsabit] aku mendengar [Abdullah bin Yazid] bercerita dari [Zaid bin Tsabit] radliallahu 'anhu, dia berkata, "Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berangkat ke medan Uhud, di tengah perjalanan beberapa orang yang ikut bersama beliau kembali pulang, dan sebab itu sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam terpecah menjadi dua kelompok; kelompok yang mengatakan, "Kami akan memerangi mereka, " dan kelompok yang mengatakan, "Kami tidak akan memerangi mereka." Maka turunlah ayat: '(Maka Mengapa kamu (terpecah) menjadi dua golongan dalam (menghadapi) orang-orang munafik, padahal Allah Telah membalikkan mereka kepada kekafiran, disebabkan usaha mereka sendiri?) ' (Qs. An Nisaa: 88), beliau bersabda: "Sesungguhnya hal itu terdapat suatu kebaikan, yang dapat menghapuskan dosa sebagaimana api menghilangkan karat pada perak."

bukhari:3744

Telah menceritakan kepadaku [Ahmad bin Abu Suraij] telah mengabarkan kepada kami ['Ubaidullah bin Musa] telah menceritakan kepada kami [Syaiban] dari [Firas] dari [Asy Sya'bi] dia berkata, telah menceritakan kepadaku [Jabir bin Abdullah] radliallahu 'anhuma, bahwa ayahnya syahid pada perang Uhud dan meninggalkan hutang serta enam orang putri, ketika datang masa panen kurma Jabir berkata, "Aku menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, anda mengetahui bahwa ayahku syahid pada perang Uhud, ia meninggalkan hutang yang banyak, dan aku ingin agar orang-orang yang memberi hutang melihatmu." Beliau bersabda: "Pergi dan kumpulkanlah kurma-kurma disetiap ujung, " lalu saya melakukannya, aku kemudian memanggil beliau, ketika mereka melihat beliau, seakan-akan mereka terus memintaku saat itu, ketika beliau melihat apa yang mereka perbuat, beliau mengelilingkan tempat menebah di sekitar tumpukan kurma yang paling banyak, sebanyak tiga kali, lalu beliau duduk di atasnya dan bersabda: "Panggillah para sahabatmu, " maka beliau masih menakar untuk mereka hingga Allah menunaikan amanat ayahku dan aku ridla jika Allah menunaikan amanat ayahku, (meski) aku kembali ke saudara-saudara perempuanku tanpa membawa kurma, lalu Allah memberikan tumpukan kurma semuanya, sehingga aku melihat pada tumpukan kurma yang ada di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, seakan-akan tidak terkurangi satu kurmapun."

bukhari:3747

Telah menceritakan kepada kami ['Abdan] telah mengabarkan kepada kami [Abu Hamzah] dari ['Utsman bin Mauhab] dia berkata, "Seorang laki-laki pernah pergi haji, kemudian dia melihat orang-orang tengah duduk-duduk, lalu dia berkata, "Siapakah yang tengah duduk-duduk itu?" mereka menjawab, "Mereka adalah orang-orang Quraisy." Laki-laki itu bertanya lagi, "Siapakah syaikh itu?" mereka menjawab, "Dia adalah [Ibnu Umar]." Lantas dia mendatangi Ibnu Umar seraya berkata, "Aku ingin bertanya kepadamu tentang sesuatu, oleh karena itu, jelaskanlah kepadaku. Laki-laki itu berkata, "Aku nasehatkan kepadamu demi kesucian rumah ini (Ka'bah), apakah kamu tahu bahwa 'Utsman lari dari perag Uhud?" Ibnu 'Umar menjawab, "Ya." Orang itu bertanya lagi, "Apakah kamu juga tahu bahwa dia tidak ikut perang Badar?" Ibnu 'Umar menjawab, "Ya." Orang itu bertanya lagi, "Apakah kamu juga tahu bahwa dia tidak hadir dan tidak ikut Bai'atur Ridlwan?" Ibnu 'Umar menjawab, "Ya". Orang itu berkata, "Allahu Akbar." Kemudian Ibnu 'Umar berkata, "Kamarilah, aku akan menjelaskan semua yang kamu tanyakan kepadaku! Mengenai larinya 'Utsman pada perang Uhud, sungguh aku bersaksi bahwa Allah telah memaafkan dan mengampuninya. Sedangkan tidak ikutnya dia pada perang Badar, sebab saat itu dia sedang merawat putri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang tengah sakit, dimana Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Kamu mendapat pahala dan bagian sebagaimana mereka yang ikut perang Badar." Sedangkan tidak hadirnya dia saat Bai'atur Ridlwan, sungguh seandainya ada orang lain di kota Makkah yang lebih mulia dari 'Utsman bin 'Affan, tentu beliau shallallahu 'alaihi wasallam akan mengutusnya untuk menggantikan posisi Utsman. Namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus 'Utsman, sementara peristiwa Bai'atur Ridlwan terjadi setelah 'Utsman berangkat menuju Makkah, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda dengan membuka telapak tanganya yang kanan: "Ini tangannya 'Utsman" lalu beliau menggenggamkan telapak tagannya yang kanan ke telapak tangan kiri, lalu bersabda: "Ini untuk 'Utsman." Kemudian Ibnu 'Umar berkata kepada orang itu, "Sekarang pergilah kamu dengan membawa keterangan tadi."

bukhari:3759

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Abdullah As Sulami] telah mengabarkan kepada kami [Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] telah menceritakan kepadaku [Salim] dari [Ayahnya] bahwa dia mendengar saat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengangkat kepalanya dari rukuk di rakaat terakhir shalat shubuh, beliau mengucapkan: "Ya Allah, laknatlah fulan, fulan dan fulan, " yaitu setelah beliau mengucapkan: "Sami'allahu liman hamidah, rabbanaa walakalhamdu." Setelah itu Allah menurunkan ayat: '(Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu -hingga firmanNya- Sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim) ' (Qs. Ali Imran: 128). Dan dari [Hanzhalah bin Abu Sufyan] aku mendengar [Salim bin Abdullah] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mendo'akan (kejelekkan) kepada Shofwan bin Umayyah, Suhail bin 'Amru dan Harits bin Hisyam, lalu turunlah ayat: '(Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu -hingga firmanNya- Sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim) ' (Qs. Ali Imran: 128).

bukhari:3762

Telah menceritakan kepadaku [Abu Ja'far Muhammad bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Hujain bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Abdullah bin Abu Salamah] dari [Abdullah bin Al Fadl] dari [Sulaiman bin Yasar] dari [Ja'far bin 'Amru bin Umayyah Adl Dlamri] dia berkata, "Aku keluar bersama 'Ubaidullah bin 'Ady bin Hiyar ke Syam. Ketika kami sampai ke Himsh, 'Ubaidullah bin 'Adi berkata kepadaku, "Bagaimana kalau kita menemui [Wahsyi] dan bertanya tentang (peristiwa) terbunuhnya Hamzah?" aku menjawab, "Baiklah." Wahsyi ketika itu tinggal di Himsh, saat kami bertanya tentang dia, maka ditunjukkanlah kepada kami bahwa Wahsyi saat itu berada di bawah bayang-bayang rumahnya, seakan-akan dia adalah seseorang yang berkulit hitam." Ja'far bin 'Amru Ad-Dlamry berkata, "Kami lalu mendatanginya hingga berada di hadapannya, kami mengucapkan salam, dan dia membalasnya. 'Ubaidullah ketika itu melipat penutup kepalanya, sehingga Wahsyi tidak dapat melihatnya kecuali kedua mata Ubaidullah dan kedua kakinya. 'Ubaidullah bertanya, "Wahai Wahsyi, apa engkau mengenaliku?" Wahsyi pun memperhatikannya, lalu dia berkata, "Demi Allah, tidak! Aku tidak mengenalimu, kecuali aku tahu bahwa 'Ady bin Khiyar menikah dengan seorang perempuan yang disebut dengan Ummu Qital, putri Abu Al 'Ish. Darinya lahirlah seorang anak di Makkah, maka dia dimintakan untuk disusukan kepada orang lain lalu aku membawa anak kecil itu sama ibunya, aku pun menyerahkan kepadanya, seakan-akan aku melihatnya sama, jika aku melihat ke kedua kakimu." Ja'far bin 'Amru Ad-Dlamry berkata, setelah itu 'Ubaidullah menyingkapkan wajahnya, lalu dia berkata, "Maukah engkau menceritakan kepada kami tentang terbunuhnya Hamzah?" Wahsyi menjawab, "Baiklah, ketika itu Hamzah membunuh Tu'aimah bin 'Ady pada Perang Badar, lalu tuanku, Zubair bin Muth'im, berkata kepadaku, "Jika kamu berhasil membunuh Hamzah sebagai balas dendam kematian pamanku, maka kamu akan bebas." Ketika orang-orang serentak keluar ke 'Ainain, -suatu gunung kecil di bawah Uhud yang terpisah dengan bukit- saya keluar bersama mereka untuk ikut berperang, ketika pasukan telah berhadap-hadapan untuk berperang, keluarlah Siba' sambil berkata, "Siapakah yang berani bertanding?" mendengar itu Hamzah bin Abdul Al Munthalib keluar sambil berkata, "Wahai anak (yang keluar dari) potongan daging kemaluan perempuan (bahasa celaan dan hinaan terhadap seseorang -pent), apakah kamu akan menantang Allah dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam?" kemudian Hamzah berhasil menghabisinya. Kemudian secara diam-diam aku mengincar Hamzah di balik bebatuan yang besar, hingga ketika dia melewatiku, dan dia sangat dekat denganku, akupun langsung melemparkan tombakku dan tepat mengenai daerah bawah perutnya, hingga keluarlah apa yang di dalam daerah yang terkena lemparan tombak tersebut." Wahsyi melanjutkan, "Dan itulah apa yang akan menjadi janjiku." Ketika orang-orang kembali pulang, akupun kembali bersama mereka." Wahsyi melanjutkan, "Aku tinggal di Makkah sampai Islam tersebar di sana, aku lalu keluar menuju Thaif, ketika penduduk Tha'if mengutus beberapa utusan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka salah seorang utusan berkata kepadaku, "Beliau tidak akan menyakiti utusan." Wahsyi melanajutkan, "Aku pun pergi bersama mereka sampai aku menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ketika beliau melihatku, beliau bertanya: "Apakah engkau wahsyi?" aku menjawab, "Benar." Beliau bersabda: "Apakah kamu yang telah membunuh Hamzah?" Wahsyi menjawab, "Perkara itu sebagaimana yang telah sampai kepada anda." Beliau bersabda: "Dapatkah kamu menjauhkan wajahmu dariku?" Wahsyi berkata, "Lalu aku kembali pulang. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meninggal, muncullah Musailamah Al Kadzab, aku berkata, "Aku akan berusaha mencari Musailamah, semoga aku dapat membunuhnya dan menebus kesalahanku karena membunuh Hamzah, " lalu aku keluar bersama orang-orang yang akan memerangi Musailamah. Sebuah kesempatan yang kutunggu-tunggu. Aku lalu melihat seorang laki-laki berdiri di salah satu dinding rumah seakan-akan unta abu-abu yang berambut kusut." Wahsyi melanjutkan, "Lalu kulemparkan tombakku hingga tepat mengenai di tengah dadanya sampai tembus ke bahunya." Wahsyi berkata, "Kemudian seorang laki-laki Anshar menyerangnya dan berhasil memenggal kepalanya dengan pedang." [Abdullah bin Al Fadl] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Sulaiman bin Yasar] bahwa dia mendengar [Abdullah bin 'Umar] berkata, "Lalu seorang wanita yang berada diloteng rumahnya mengatakan, "Amirul Mukminin telah dibunuh oleh seorang budak hitam (maksdunya Wahsyi -pent)."

bukhari:3764

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Nashr] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] dari [Ma'mar] dari [Hammam] dia mendengar [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu, dia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alahi wasallam bersabda: "Allah sangat murka kepada suatu kaum yang telah memperlakukan Nabi-Nya seperti ini -seraya menunjuk ke gigi serinya-, Allah sangat murka kepada seseorang yang telah diperangi oleh Rasulullah dijalan Allah."

bukhari:3765

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu Syihab] dari [Abdurrahman bin Ka'b bin Malik] bahwa [Jabir bin Abdullah] radliallahu 'anhuma telah mengabarkan kepadanya, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menggabungkan (menghimpun) dua orang yang gugur pada perang Uhud dalam satu kain, kemudian beliau bersabda: "Manakah diantara keduanya yang paling banyak hapalan Al Qur'an?" ketika diisyaratkan kepada salah satu dari keduanya, beliau mendahulukannya ketika memasukkan kedalam lahd, beliau bersabda: "Aku adalah saksi atas mereka." Dan beliau menyuruh mereka untuk menguburkan mereka dengan darah yang ada pada diri mereka, mereka tidak dishalatkan dan tidak dimandikan. [Abu Al Walid] mengatakan dari [Syu'bah] dari [Ibnu Al Munkadir] dia berkata, aku mendengar [Jabir bin Abdullah] dia berkata, "Dihari dibunuhnya ayahku, aku pun menangis sambil menyingkap kain diwajahnya, sementara para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarangku, namun Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak melarangku, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kamu menangisinya -atau kenapa kamu menangisinya? - Para malaikat senantiasa menaungi dengan sayapnya hingga (ruhnya) diangkat."

bukhari:3771

Telah menceritakan kepadaku ['Amru bin Khalid] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Yazid bin Abu Habib] dari [Abu Al Khair] dari ['Uqbah] bahwa suatu hari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam keluar lalu mengerjakan shalat untuk para syuhada perang Uhud, yaitu shalat jenazah, setelah itu beliau menuju mimbar dan bersabda: "Aku akan mendahului kalian dan aku menjadi saksi atas kalian, bahwa aku, demi Allah, sekarang sedang melihat telagaku (di surga) dan sungguh aku telah diberikan kunci-kunci perbendaharaan bumi -atau kekayaan bumi- dan aku demi Allah, tidak lebih takut bahwa kalian akan berbuat syirik sepeninggalku, tapi yang lebih aku takutkan adalah kalian akan saling memperebutkannya (harta dunia)."

bukhari:3776

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa] telah mengabarkan kepada kami [Hisyam bin Yusuf] dari [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari ['Amru bin Abu Sufyan Ats Tsaqafi] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengutus sekelompok pasukan pengintai yang dipimpin oleh 'Ashim bin Tsabit -dia adalah kakek 'Ashim bin Umar- Lalu mereka berangkat, mereka kemudian singgah disuatu tempat antara 'Usfan dan Makkah, keberadaan mereka diberitahukan kepada suatu perkampungan dari suku Hudzail, mereka biasa disebut dengan Bani Lahyan. Maka mereka diikuti oleh orang-orang dari perkampuangan tersebut, yaitu sekitar seratus orang pemanah, mereka mengiuti jejak para sahabat tersebut, sesampainya mereka di suatu persinggahan yang pernah disinggahi oleh para sahabat, mereka mendapati biji kurma Madinah yang dibawa oleh para sahabat sebagai perbekalan mereka, mereka berkata, "Ini adalah kurma Madinah." Mereka terus mengikuti para sahabat sehingga berhasil menyusulnya, ketika 'Ashim bin Tsabit dan para sahabatnya merasakan kehadiran orang-orang itu, para sahabat langsung berlindung dibalik bukit, orang-orang itu datang dan langsung mengepung, mereka berkata, "Turunlah kalian, kalian dapat membuat perjanjian dan kesepakatan, supaya kami tidak membunuh seorangpun dari kalian, " 'Ashim bin Tsabit menimpali; "Demi Allah, aku tidak akan berada dalam lindungan orang kafir, ya Allah beritahukanlah kabar kami kepada Nabi-Mu shallallahu 'alaihi wasallam, " Lalu mereka menyerang para sahabat hingga berhasil membunuh 'Ashim bersama tujuh pemanah lainnya, tinggal tersisa Khubaib, Zaid dan seorang sahabat lagi. Lalu mereka membuat perjanjian dan kesepakatan dengan mereka jika bersedia untuk turun dan menyerahkan diri. Tatkala pasukan tersebut telah menyandera tiga utusan Nabi, mereka memudar tali anak panah mereka untuk mengikat sandra mereka dengan tali itu, maka laki-laki yang ketiga berkata, "Ini adalah pengkhinatan pertama, demi Allah aku tidak akan menjadi teman kalian, " lalu mereka menyeretnya, namun ia tetap berontak, akhirnya mereka membunuhnya dan mereka pergi dengan membawa Khubaib dan Zaid hingga mereka menjualnya di Makkah. Bani Harits bin 'Amir bin Naufal lalu membeli Khubaib. -Khubaib adalah orang yang telah membunuh Al Harits ketika perang badar- Khubaib menjadi tawanan bagi mereka hingga mereka sepakat untuk membunuhnya, lalu Khubaib meminjam pisau kecil dari salah satu anak perempuan Al Harits untuk membersihkan bulu kemaluannya, lalu ia meminjamkannya kepada Khubaib. Wanita itu berkata, "Namun aku lalai dengan anak laki-laki kecilku, anak itu datang kepadanya, lalu ia mengambilnya dan mendudukkanya diatas pangkuannya. Ketika aku melihatnya, aku sangat takut dengan rasa takut yang bisa ia pahami, sedangkan pisau kecil masih ada dalam tangannya. Khubaib berkata, "Apakah kamu takut kalau aku akan membunuhnya?, Insya Allah aku tidak akan melakukan itu." Wanita itu berkata, "Demi Allah aku tidak pernah melihat tawanan yang sangat baik seperti Khubaib, aku pernah melihatnya memakan setangkai anggur di tangannya dalam keadaan terikat dengan rantai besi, padahal di Makkah tidak ada buah anggur, tidaklah hal itu melainkan rizqi yang Allah berikan kepada Khubaib." Lalu mereka membawa Khubaib keluar dari Haram untuk membunuhnya. Khubaib berkata, " "Berikanlah kesempatan kepadaku untuk mengerjakan (shalat) dua raka'at!" Setelah itu Khubaib kembali kepada mereka dan berkata, "Sekiranya aku tidak kuwatir kalian menganggapku takut dari kematian, niscaya aku akan menambah bilangan raka'atku." Dan dialah orang yang pertama kali melakukan shalat dua raka'at sebelum menghadapi kematian, kemudian ia berkata, "Ya Allah hitunglah jumlah mereka, " kemudian dia melanjutkan; "Aku tak peduli bila terbunuh sebagai seorang muslim, di bagian manapun hanya untuk Allah kematianku, yang demikian bagi Sang Ilah, jika Dia berkehendak akan memberkahi semua persendian jasad yang terpisah." Lalu berdirilah 'Uqbah bin Al Harits dan membunuhnya. Orang-orang Quraisy kemudian mengutus utusan kepada 'Ashim untuk mendapatkan sebagian jasadnya sebagai bukti, sebab ia telah membunuh sebagian besar dari para pembesar mereka pada perang badar, ternyata Allah mengutus semacam gulungan debu yang menggulung utusan mereka hingga mereka tidak berhasil mengambil sedikitpun dari jasad Khubaib."

bukhari:3777

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammam] dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] dia berkata, telah menceritakan kepadaku [Anas], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengutus paman beliau, yaitu saudara laki-laki Ummu Sulaim, untuk menyertai tujuh puluh orang sahabatnya yang kemudian terbunuh di Bi'rul Ma'unah. Pemimpin musyrik pada saat itu adalah 'Amir bin Thufail, ia memberikan tiga pilihan. Thufail mengatakan, 'Bagimu penduduk Sahl dan untukku penduduk Madar, atau aku menjadi pemimpin bagimu atau aku akan memerangimu dengan mengerahkan penduduk Ghathafan sebanyak seribu dan seribu.' Amir ditikam di rumah Ummu Fulan, lalu dia berkata, 'Penyakit seperti penyakit unta, di rumah seorang wanita dari keluarga bani fulan, datangkan kudaku kepadaku.' Maka ia meninggal di atas kudanya. Lalu berangkatlah Haram, yaitu saudara Ummu Sulaim -dia adalah seorang laki-laki yang cacat- dan dia berangkat bersama seorang laki-laki dari Bani Fulan, dia berkata, "Hendaknya posisi kalian berada dekat denganku, hingga aku dapat mendatangi mereka, jika mereka memberikan jaminan keamanan kepadaku, kalian dekat, namun jika mereka membunuhku, maka mereka dapat mendatangi sahabat kalian." Haram lalu angkat bicara, "Apakah kalian mempercayaiku jika aku akan menyampaikan risalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" kemudian Haram mengajak bicara mereka, ternyata mereka memberi isyarat kepada salah seorang di antara mereka, lantas laki-laki tersebut mendatangi dari belakang dan menikamnya dengan tombak hingga tembus, " Haram berkata, "Allahu akbar, demi Rabb Ka'bah aku menang." Akhirnya semua sahabat ditangkap dan dibunuh selain laki-laki yang cacat, ketika itu ia tengah berada di puncak gunung, maka Allah menurunkan ayat-Nya kepada kami, kemudian ayat tersebut termasuk yang dimansukh, yaitu ayat: "Sesungguhnya kami telah menemui Rabb kami, maka Dia meridlai kami dan kamipun ridla terhadap-Nya." Setelah itu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendo'akan kebinasaan kaum tersebut selama tigapuluh hari, yaitu terhadap Ri'l, Dzakwan, Lahyan dan 'Ushayyah yang telah mendurhakai Allah dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam."

bukhari:3782

Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Hisyam] dari [Ayahnya] dari ['Aisyah] radliallahu 'anha, dia berkata, "Abu Bakr pernah meminta izin kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk hijrah ketika gangguan (orang-orang Quraisy) semakin menjadi-jadi, lalu beliau bersabda kepadanya: "Berdiam aja dulu." Abu Bakar berkata, "Wahai Rasulullah, apakah anda hendak menunggu perintah?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku berharap hal itu." Aisyah melanjutkan, "Abu Bakr lalu menunggu (perintah hijrah), suatu hari yaitu diwaktu siang, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang menemuinya, beliau lalu menyerunya: "Suruhlah orang-orang yang ada di sisimu untuk keluar." Abu Bakr menjawab, "Sesungguhnya dia adalah kedua puteriku." Beliau bersabda: "Apakah kamu merasa bahwa diriku telah diizinkan untuk berhijrah?" Abu Bakr berkata, "Apa perlu ditemani?" Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Benar, aku perlu ditemani." Abu Bakr berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku memiliki dua ekor unta yang telah aku persiapkan untuk berhijrah." Kemudian Abu Bakr memberi salah satu hewan tunggannya, yaitu al Jad'a`, keduanya pun berangkat hingga sampai di gua Tsur lalu keduanya bersembunyi di dalamnya. Sementara Amir bin Fuhairah adalah seorang budak milik Abdullah bin Thufail bin Sahbarah, saudara seibu 'Aisyah, dan Abu Bakr juga memiliki beberapa ekor kambing perah, yang setiap pagi dan sore dibawa oleh Amir bin Fuhrairah untuk keduanya. Kemudian ia pergi dimalam hari untuk menemui keduanya, selepas itu Amir bin Fuhairah pergi merumput sehingga tak satupun dari para penggembala yang tahu, tatkala Amir bin Fuhairah berangkat, maka Abu Bakr dan Nabi keluar mengikuti dari belakang hingga keduanya tiba di Madinah. Dan Amir bin Fuhairah gugur pada peristiwa Bi'rul Ma'unah." Dan dari Abu Usamah dia berkata, Hisyam bin 'urwah mengatakan; telah mengabarkan kepadaku Ayahku dia berkata, "Ketika para sahabat dibunuh di Bi'rul Ma'unah dan 'Amr bin Umayyah Adh Dlamri ditawan, Amir bin Thufail kemudian berkata kepadanya, "Ini adalah Amir bin Fuhairah." Ia berkata, "Sungguh aku telah melihatnya setelah dibunuh dia diangkat ke langit hingga aku melihat ke langit, dia berada di antara langit dan bumi, lalu dia diturunkan. Ketika berita (kematian) mereka sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau pun mengabarkan berita kematian mereka sambil bersabda: "Sesungguhnya sahabat-sahabat kalian telah terbunuh, mereka meminta kepada Rabb mereka dengan mengatakan, "Wahai Rabb kami, sampaikan berita kami kepada saudara-saudara kami tentang apa yang membuat kami ridla terhadap-Mu dan Engkau ridla terhadap kami, " maka Allah mengabarkan berita mereka." Diantara mereka yang terbunuh pada peristiwa tersebut adalah Urwah bin Asma' bin Ash Shalt, lantas 'Urwah pun diberi nama sesuai dengan namanya, begitu juga dengan Mundzir bin Amir yang kemudian diberikan sebagai nama bagi Mundzir."

bukhari:3784

Telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah bin 'Amru] telah menceritakan kepada kami [Abu Ishaq] dari [Humaid] aku mendengar [Anas] radliallahu 'anhu berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar menuju khandaq (parit), sementara kaum Muhajirin dan Anshar tengah menggali parit dipagi hari yang sangat dingin, sementara mereka tidak memiliki budak-budak yang membantu mereka bekerja, ketika beliau melihat mereka kepayahan dan kelaparan, beliau bersabda: "Ya Allah, sesungguhnya kehidupan (yang hakiki) adalah kehidupan akhirat, maka ampunilah kaum Anshar dan Muhajirin." Mendengar itu, para sahabat menjawab, "Kami adalah orang-orang yang telah berba'iat kepada Muhammad atas Jihad, dan kami masih tetap seperti itu selama-lamanya."

bukhari:3790

Telah menceritakan kepada kami [Khallad bin Yahya] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid bin Aiman] dari [Ayahnya] dia berkata, aku pernah menemui [Jabir] radliallahu 'anhu, "Ketika kami menggali parit pada peristiwa khandaq, sebongkah batu yang sangat keras menghalangi kami, lalu para sahabat menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, mereka berkata, "Batu yang sangat keras ini telah menghalangi kami dalam menggali parit, lalu beliau bersabda: "Aku sendiri yang akan turun." Kemudian beliau berdiri (di dalam parit), semntara perut beliau tengah diganjal dengan batu (karena lapar). Semenjak tiga hari kami lalu tanpa ada makanan yang dapat kami rasakan, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengambil kampak dan memukulkan pada batu tersebut hingga ia menjadi pecah berantakan -atau hancur-. Aku lalu berkata, "Wahai Rasulullah, izinkanlah aku untuk ke rumah." Setelah itu kukatakan kepada isteriku, "Aku melihat pada diri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sesuatu yang aku sendiri tidak tega melihatnya, apakah kamu memiliki sesuatu (makanan)?" isteriku menjawab, "Aku memiliki gandum dan anak kambing." Kemudian ia meyembelih anak kambing tersebut dan membuat adonan gandum hngga menjadi makanan dalam tungku, setelah itu aku menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, sementara adonan mulai matang, dan periuk berada diantara dua tungku api dan hampir masak, maka aku berkata, "Aku memiliki sedikit makanan, " maka berdirilah wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersama dengan satu atau dua orang saja. Beliau bersabda: "Untuk berapa orang?" Lalu aku memberitahukan kepada beliau, beliau bersabda: "Tidak mengapa orang banyak untuk datang." Beliau bersabda lagi: "Katakan kepada isterimu, jangan ia angkat periuknya dan adonan roti dari tungku api hingga aku datang." Setelah itu beliau bersabda: "Bangunlah kalian semua." Bergegas kaum Muhajirin dan Anshar berdiri berangkat, ketika Jabir menemui Isterinya, dia berkata, "Waduh, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah datang bersama kaum Muhajirin dan Anshar serta orang-orang yang bersama mereka." Isteri Jabir berkata, "Memang beliau (Rasulullah) memintamu yang demikian?" Jabir menjawab, "Ya, begitu." Lalu Rasulullah berkata: "Masuklah dan jangan berdesak-desakan." Kemudian Rasulullah mencuil-cuil roti dan ia tambahkan dengan daging, dan ia tutup periuk dan tungku api. Selanjutnya beliau ambil dan beliau dekatkan kepada para sahabatnya. Lantas beliau ambil kembali periuk itu dan terus menerus beliau lakukan antara mencuili roti dan menciduknya hingga semua sahabat kenyang dan masih menyisakan sisa. Setelah itu beliau bersabda: "Sekarang makanlah engkau (maksudnya isteri Jabir) dan kalau bisa, hadiahkanlah kepada yang lain, sebab orang-orang, banyak yang masih kelaparan."

bukhari:3792

Telah menceritakan kepadaku ['Amru bin Ali] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim] telah mengabarkan kepada kami [Hanzhalah bin Abu Sufyan] telah mengabarkan kepada kami [Sa'id bin Mina'] dia berkata, aku mendengar [Jabir bin Abdullah] radliallahu 'anhuma berkata, "Tatkala penggalian parit pertahanan Khandaq sedang dilaksanakan, aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam keadaan lapar. Karena itu aku kembali kepada isteriku, menanyakan kepadanya, 'Apakah engkau mempunyai makanan? Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang lapar.' Maka dikeluarkannya suatu karung, di dalamnya terdapat satu sha' (segantang) gandum. Di samping itu kami mempunyai seekor anak kambing. Lalu aku sembelih kambing itu, sementara isteriku membuat adonan tepung. Ketika aku selesai mengerjakan pekerjaanku, aku lalu memotong-motong kecil daging kambing tersebut dan aku masukkan ke dalam periuk. Setelah itu aku pergi menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Isteriku berkata kepadaku, 'Janganlah kamu mempermalukanku dihadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabat beliau.' Aku langusng menemui beliau seraya berbisik kepadanya, 'Wahai Rasulullah! Aku menyembelih seekor anak kambing milikku, dan isteriku telah membuat adonan segantang gandum yang kami miliki. Karena itu sudilah kiranya anda datang bersama-sama dengan beberapa orang sahabat.' Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berteriak: 'Hai para penggali Khandaq! Jabir telah membuat hidangan untuk kalian semua. Marilah kita makan bersama-sama!" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkata kepada Jabir: 'Jangan kamu menurunkan periukmu dan janganlah kamu memasak adonan rotimu sebelum aku datang.' Lalu aku pulang. Tidak lama kemudian Rasulullah datang mendahului para sahabat. Ketika aku temui isteriku, dia berkata, 'Bagaimana engkau ini! Bagaimana engkau ini! ' Jawabku, 'Aku telah melakukan apa yang engkau pesankan kepadaku.' Maka aku mengeluarkan adonan roti kami, kemudian nabi meludahi adonan itu untuk memberi keberkahan. Setelah itu beliau menuju periuk (tempat memasak kambing), maka beliau meludahi dan mendo'akan keberkahan kepadanya, sesudah itu beliau berkata kepada isteriku: 'Panggillah tukang roti untuk membantumu memasak. Nanti isikan gulai ke mangkok langsung dari kuali dan sekali-kali jangan kamu menurunkan periukmu. 'Kala itu para sahabat semuanya berjumlah seribu orang. Demi Allah, semuanya turut makan dan setelah itu mereka pergi. Tetapi periuk kami masih tetap penuh berisi seperti semula. Sedangkan adonan masih seperti semula."

bukhari:3793

Telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] dari [Hisyam] dari [Bapaknya] dari ['Aisyah radliallahu 'anha], ia berkata; Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kembali dari perang Khandaq, setelah beliau meletakkan senjata dan mandi, malaikat Jibril 'alaihis salam datang menemui beliau seraya berkata: "Apakah anda hendak meletakan senjata? Demi Allah kami tidak akan meletakkannya. Keluarlah anda (untuk memerangi) mereka." Beliau bertanya: "Kemana?" Jibrilmenjawab: "Kesana." Jibril memberi isyarat (untuk pergi memerangi) Bani Quraizhah. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berangkat menyerbu mereka."

bukhari:3808

Telah menceritakan kepada kami [Musa] telah menceritakan kepada kami [Jarir bin Hazim] dari [Humaid bin Hilal] dari [Anas radliallahu 'anhu], ia berkata; "Seolah-olah aku melihat debu-debu beterbangan di lorong-lorong jalan suku Bani Ghanmin. Hal ini sebagi bukti keterlibatan malaikat Jibril -shalawatullah 'alaihi- ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyerbu perkampungan Bani Quraizhah."

bukhari:3809

Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Ghundar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Sa'ad], ia berkata; aku mendengar [Abu Umamah] berkata; aku mendengar [Abu Sa'id Al Khudri radliallahu 'anhu] berkata; "Penduduk Quraizhah setuju dengan ketetapan hukum yang akan diputuskan oleh Sa'ad bin Mu'adz. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengutus seseorang untuk memanggilnya, dia lalu datang dengan mengendarai keledai. Ketika dekat dengan masjid, beliau berkata kepada kaum Anshar: "Berdirilah kalian untuk pemimpin kalian atau orang terbaik kalian". Beliau melanjutkan sabdanya: "Mereka telah setuju dengan keputusanmu." Sa'ad berkata; "Aku akan memutuskan kepada mereka, bunuhlah para tentara perang mereka dan tawanlah anak-anak dan wanita mereka." Beliau bersabda: "Sungguh kamu telah memutuskan hukum kepada mereka dengan hukum Allah." -Atau bersabda- "Dengan hukum Raja diraja".

bukhari:3812

Telah menceritakan kepadaku [Zakariya' bin Yahya] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Numair] telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Bapaknya] dari ['Aisyah radliallahu 'anha], ia berkata; "Sa'ad terluka pada perang Khandaq karena panah seorang Quraisy bernama Hibban bin 'Ariqah, -dia adalah Hibban bin Qais dari Bani Ma'ish bin 'Amir bin Lu'ay- Dia memanahnya tepat mengenai urat bahu Sa'ad. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membuatkan kemah dekat masjid supaya mudah menjenguknya. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kembali dari perang Khandaq, beliau meletakkan senjata lalu mandi, Malaikat Jibril 'alaihis salam datang menemui belaiu sambil mengibaskan debu dari kepalanya seraya berkata: "Apakah anda hendak meletakan senjata? Demi Allah, kami tidak akan meletakkannya. Keluarlah anda (untuk menyerbu) mereka." Beliau bertanya: "Kemana?" Jibril 'alaihis salam memberi isyarat (untuk menyerbu) Bani Quraizhah. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berangkat menyerbu mereka. Akhirnya Bani Quraizhah sepakat tunduk pada hukum beliau. Namun beliau menyerahkannya kepada Sa'ad. Sa'ad lantas berkata; "Aku akan memutuskan (hukuman) kepada mereka, agar tuan membunuh para tentara perang mereka dan menawan wanita dan anak-anak mereka serta membagi-bagikan harta mereka." Hisyam berkata; Bapakku telah mengabarkan kepadaku dari 'Aisyah bahwa Sa'ad berkata; "Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa tidak ada yang lebih aku sukai untuk berjihad (berperang) di jalan-Mu daripada memerangi kaum yang mendustakan Rasul-Mu shallallahu 'alaihi wasallam dan telah mengusir beliau. Ya Allah, aku mengira bahwa Engkau telah menghentikan perang antara kami dan mereka. Seandainya masih ada perang melawan Quraisy, panjangkanlah umurku supaya aku dapat berjihad melawan mereka di jalan-Mu. Sekiranya memang benar Engkau telah menghentikan perang, pancarkanlah lukaku ini dan matikanlah aku karenanya." Maka memancarlah darah dari dadanya. Dan tidak ada yang mencengangkan mereka saat dimasjid di dalam tenda Bani Ghifar, kecuali darah yang mengalir. Mereka berkata; "Wahai penghuni tenda, apakah yang datang kepada kami ini dari arah kalian?." Ternyata luka Sa'ad menyemburkan darah lalu dia meninggal karena lukanya itu. Semoga Allah meridlainya"..

bukhari:3813

Abu Abdullah dan [Abdullah bin Raja'] berkata kepadaku; telah mengabarkan kepada kami ['Imran Al Qaththan] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari [Abu Salamah] dari [Jabir bin Abdullah radliallahu 'anhuma] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan para shahabat beliau merasa khawatir (serangan musuh) pada perang ketujuh yaitu perang Dzatur Riqa'. Ibnu 'Abbas berkata; Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan shalat khauf di Dzi Qarad." [Bakr bin Sawadah] mengatakan; telah menceritakan kepadaku [Ziyad bin Nafi'] dari [Abu Musa] bahwa [Jabir] menceritakan kepada mereka; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan shalat bersama mereka pada perang Muharib dan Tsa'labah". Dan berkata [Ibnu Ishaq] aku mendengar [Wahb bin Kaisan] aku mendengar [Jabir]; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam keluar menuju Dzatur Riqa' dan melewati daerah Nakhl. Beliau bertemu dengan rombongan dari suku Ghathafan namun tidak terjadi peperangan, ternyata satu sama lain dari kedua kelompok saling dihinggapi rasa takut. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan shalat khauf dua raka'at." [Yazid] mengatakan dari [Salamah]; "Aku ikut perang bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam saat perang Al Qard."

bukhari:3815

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id Al Qaththan] dari [Yahya bin Sa'id Al Anshari] dari [Al Qasim bin Muhammad] dari [Shalih bin Khawwat] dari [Sahal bin Abu Hatsmah] ia berkata; "(Dalam shalat khauf), imam berdiri menghadap qiblat, sedangkan satu kelompok shalat bersama imam dan sekelompok lainnya menghadap ke arah musuh. Imam shalat bersama kelompok orang yang bersamanya (kelompok pertama) satu raka'at, setelah itu mereka berdiri dan ruku' untuk diri mereka masing-masing satu kali ruku' dan dua kali sujud ditempatnya. Lalu kelompok yang satu (kelompok kedua) pergi menempati kelompok yang lain (kelompok pertama), seterusnya mereka (kelompok kadua) shalat satu raka'at bersama imam, maka imam telah mengerjakan dua raka'at, kemudian kelompok kedua melanjutkan sekali ruku' dan dua kali sujud." Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Syu'bah] dari [Abdurrahman bin Al Qasim] dari [Bapaknya] dari [Shalih] dari [Sahal bin Abu Hatsmah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti hadits diatas. Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Ubaidullah] ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Ibnu Abu Hazim] dari [Yahya] dia mendengar [Al Qasim] telah mengabarkan kepadaku [Shalih bin Khawwat] dari [Sahal] dia menceritakan kepadanya dengan ucapannya ini. Hadits ini juga diriwayatkan oleh [Al Laits] dari [Hisyam] dari [Zaid bin Aslam] bahwa [Al Qasim bin Muhammad] menceritakan kepadanya bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam malaksanakan shalat (khauf) saat terjadi perang Bani Anmar."

bukhari:3818

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Saudaraku] dari [Sulaiman] dari [Muhammad bin Abu 'Atiq] dari [Ibnu Syihab] dari [Sinan bin Abu Sinan Ad Du`ali] dari [Jabir bin Abdullah radliallahu 'anhuma], dia mengabarkan kepadanya bahwa dia pernah ikut perang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ke arah Najed. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kembali, dia ikut kembali. Sewaktu hari mulai siang, mereka tiba di dekat lembah yang banyak pepohonan berduri. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam singgah, sementara para shahabat berpencar mencari pepohonan untuk berteduh. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sendiri singgah di bawah pohon sambil menggantungkan pedangnya di pohon tersebut. Jabir melanjutkan; "Maka kami tidur sejenak. Tidak lama kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memanggil kami, ketika kami mnemui beliau, ternyata dihadapan beliau ada seorang Arab Badui sedang terduduk. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang ini telah mengambil pedangku saat aku tidur, lalu aku bangun sedangkan tangannya telah memegang pedang yang terhunus, dia berkata kepadaku: "Siapa yang dapat melindungimu dariku?". Aku jawab: "Allah". Namun sekarang dia tengah terduduk lesu." Rasulullah Shallallhu 'alaihi wa salam tidak menghukum orang tersebut. [Aban] berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Abu Katsir] dari [Abu Salamah] dari [Jabir] ia berkata; "Kami pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam perang Dzatur Riqa'. Ketika kami mendapatkan pohon sebagai tempat berteduh, kami peruntukkan pohon itu untuk istirahat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Tiba-tiba seorang laki-laki musyrik datang, sementara pedang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tergantung di pohon tersebut. Laki-laki itu langsung mengambil pedang tersebut sambil berkata; "Apakah engkau tidak takut kepadaku?". Beliau menjawab: "Tidak". Orang i tu berkata lagi; "Siapa yang dapat melindungimu dariku?". Beliau menjawab: "Allah". Kemudian para shahabat mengancam orang itu. Tidak lama kemudian shalat didirikan, maka beliau shalat dengan satu kelompok sebanyak dua raka'at lalu kelompok ini mundur, Kemudian beliau melanjutkan shalat dua raka'at dengan nelompok lain, sehingga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan shalat empat raka'at, sementara masing-masing kelompok shalat dua raka'at." Musaddad mengatakan dari Abu 'Awanah dari Abu Bisyir; "Nama laki-laki musyrik itu adalah Ghawrats bin Al Harits." Saat itu dia tengah mengikuti perang Khashafah." [Abu Az Zubair] mengatakan dari [Jabir]; "Kami bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di daerah Nakhl lalu beliau shalat khauf." Abu Hurairah mengatakan; "Aku shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada perang Najed yaitu shalat Khauf. Padahal Abu Hurairah datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam (masuk Islam) pada saat perang Khaibar."

bukhari:3822

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah mengabarkan kepada kami [Isma'il bin Ja'far] dari [Rabi'ah bin Abu Abdurrahman] dari [Muhammad bin Yahya bin Habban] dari [Ibnu Muhayriz] bahwa dia berkata; "Ketika aku masuk masjid, aku melihat Abu Sa'id Al Khudri, lalu aku duduk di sampingnya. Aku bertanya kepadanya tentang 'azal (senggama terputus). [Abu Sa'id] menjawab; "Kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah keluar pada perang Bani Al Mushtahaliq, kemudian kami berhasil menawan para wanita dari keturunan 'Arab, kami tertarik dengan para wanitanya hingga kami merasa ingin memilikinya, sementara kami lebih menyukai untuk melakukan 'azal. Lalu kami saling berkata; "Kita melakukan 'azal padahal Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berada di tengah-tengah kita, sementara kita belum menyanyakannya kepada beliau." Akhirnya kami bertanya kepada beliau tentang masalah ini. Beliau menjawab: "Tidak sebaiknyakah kalian untuk tidak melakukannya? Sebab tidak ada satu jiwapun yang telah Allah tetapkan akan tercipta hingga hari kiamat kecuali dia pasti akan tercipta."

bukhari:3823

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Busyair bin Yasar] bahwa [Suwaid bin An Nu'man] mengabarkannya bahwa dia pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika perang Khaibar, ketika mereka sampai di Shahba' yaitu pinggiran Khaibar, beliau mengerjakan shalat 'Ashar. Setelah itu beliau minta perbekalan, namun beliau tidak diberi kecuali makanan yang terbuat dari tepung. Maka beliau memintanya lalu memakannya dan kami pun ikut memakannya. Setelah itu beliau berdiri untuk melaksanakan shalat Maghrib, beliau berkumur-kumur, dan kami juga berkumur-kumur, lalu mengerjakan shalat tanpa berwudlu' lagi."

bukhari:3874

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] telah menceritakan kepada kami [Hatim bin Isma'il] dari [Yazid bin Abu 'Ubaid] dari [Salamah bin Al Akwa' radliallahu 'anhu] ia berkata; "Kami mengadakan perjalanan malam bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menuju Khaibar, lalu seorang laki-laki dari rombongan berkata kepada 'Amir; "Wahai 'Amir, apakah tidak sebaiknya engkau perdengarkan kepada kami bait-bait sya'irmu?" -'Amir adalah seorang ahli penyair- Maka dia mulai melantunkan sya'ir kepada rombongan itu. Katanya; "Ya Alah, kalau nukan karena Engkau, tentu kami tidak akan mendapat petunjuk. Kami tidak akan bershadaqah dan juga tidak akan shalat. Berilah ampunan sebagai tebusan untuk-Mu atas apa yang telah kami lalaikan. Teguhkan kaki-kaki kami bila bertemu musuh. Berikanlah ketenangan atas kami. Sesungguhnya jika diserukan kepada kami, niscaya kami enggan mengikutinya Namun dengan seruan itu mereka datang kepada kami." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Siapakah yang sedang bersenandung itu?. Mereka menjawab; "'Amir bin Al Akwa'." Beliau bersabda: "Semoga Alah merahmatinya". Tiba-tiba seorang laki-laki berkata; "Sudah semestinya wahai Nabiyullah. (Bagaimana jadinya) sekiranya engkau tidak menyenangkan kami dengannya." Lalu kami mengepung Khaibar, hingga kami ditimpa rasa lapar yang sangat. Kemudian Allah Ta'ala menaklukannya. Di sore harinya, yaitu di hari (pertama) Khaibar ditaklukkan, orang-orang menyalakan api, melihat itu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Apakah api-apai itu. Untuk apa dinyalakan?". Mereka menjawab; "Untuk memasak daging." Beliau bertanya: "Daging apa?". Mereka menjawab; "Daging keledai jinak." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tumpahkan dan pecahkanlah (periuk-periuknya)." Seorang laki-laki bertanya; "Wahai Rasulullah, tidakkah kita menumpahkannya lalu mencucinya?." Beliau bersabda: "Atau seperti itu". Ketika rombongan pasukan sudah saling berhadapan, saat itu 'Amir membawa pedangnya yang pendek, lalu dia mengayunkannya untuk menebas betis kaki seorang Yahudi. Namun pedangnya berbalik mengenai kakinya dan tepat melukai mata kaki 'Amir hingga menyebabkan dia gugur." Salamah berkata; "Ketika mereka kembali, Salamah berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihatku lalu memegang tanganku seraya berkata; "Ada apa denganmu?." Aku berkata kepada beliau; "Demi bapak ibuku sebagai tebusan tuan. Orang-orang menganggap bahwa 'Amir telah melakukan amalan yang sia-sia." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Mereka berdusta. Siapa yang mengatakannya? Sesungguhnya dia mendapatkan dua pahala." -Beliau mengumpulkan dua jarinya- "Sungguh dia seorang mujahid yang telah berjuang dengan gigih. Sedikit sekali orang Arab yang dapat melakukan seperti yang dia lakukan." Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Hatim] ia berkata; (Dalam riwayat lain menggunakan kalimat) nasya'a bihaa, artinya mencontohkannya.

bukhari:3875

Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Tsabit] dari [Anas bin Malik radliallahu 'anhu] berkata; bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah melaksanakan shalat Shubuh dekat Khaibar ketika hari masih gelap, kemudian bersabda: "Allahu Akbar, hancurlah Khoibar. Sesungguhnya kami apabila mendatangi perkampungan suatu kaum, (maka amat buruklah pagi hari yang dialami orang-orang yang diperingatkan tersebut)." QS Ash Shaffat; 177. Ketika penduduk Khaibar keluar dan berjalan dalam kegelapan. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membunuh para pasukan mereka dan menawan anak-anak mereka. Dan diantara tawanan tersebut terdapat seorang wanita bernama Shafiyah, semula ia tawanan milik Dihyah Al Kalbi lalu diberikan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian beliau menikahinya dan menjadikan pembebasannya sebagai mahar pernikahannya." Abdul 'Aziz berkata kepada Tsabit: "Wahai Abu Muhammad, apakah kamu pernah bertanya kepada Anas, "Apa yang beliau jadikan maharnya?". Maka Tsabit menganggukkan kepalanya tanda membenarkan.

bukhari:3879

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] dari [Abu Hazim] dari [Sahal bin Sa'ad As Sa'idi radliallahu 'anhu] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berhadapan dengan Kaum Musyrikin, kemudian keduanya saling menyerang. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bergabung dengan bala tentara dan musuhnya pun bergabung kepada bala tentara mereka. Dan diantara shahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ada seseorang yang tidak menyisakan musuh pun kecuali terus ia mengejarnya untuk dipenggal dengan pedangnya. Setelah itu seseorang berkata; "Hari ini tidak ada seorangpun dari kita yang mendapat ganjaran pahala sebagaimana yang didapat si fulan orang tadi)." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya orang itu termasuk dari penduduk neraka." Seorang laki-laki dari kaumnya berkata; "Aku adalah sahabatnya." Sahal berkata; "Kemudian dia berangkat bersama orang itu, apabila dia berhenti orang itu pun berhenti dan bilamana dia bergegas maka orang itupun bergegas bersamanya. Sahal melanjutkan; "Kemudian laki-laki itu (orang yang berperang tadi) ditemukan dalam keadaan terluka sangat parah hingga mengharapkan segera mati. Lalu ia itu meletakkan pedangnya di tanah dan ujung pedangnya diletakkah diantara dua dadanya lalu dia membunuh dirinya sendiri. Maka orang yang bersamanya tadi pergi menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sambil berkata; "Aku bersaksi bahwa tuan adalah benar-benar utusan Allah". Beliau bertanya: "Kenapa kamu berkata seperti itu?". Orang itu menjawab; "Orang yang tuan sebutkan tadi benar-benar penghuni neraka." Mendengar perkataanya, para sahabat merasa heran. Aku lalu berkata; "Aku menjadi saksinya. Aku telah keluar bersamanya dimana aku mencarinya kemudian aku dapatkan dia dalam keadaan luka parah, hingga ia berkeinginan supaya cepat mati, lalu dia meletakkan pedangnya di tanah dan ujung pedangnya diletakkah diantara dua dadanya setelah itu dia membunuh dirinya sendiri. Pada kesempatan itu juga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya ada seseorang yang mengamalkan amalan penduduk surga berdasarkan yang nampak oleh manusia padahal dia adalah dari golongan penduduk neraka. Dan ada seseorang yang mengamalkan amalan penduduk neraka berdasarkan yang nampak oleh manusia padahal dia sebenarnya dari golongan penduduk surga."

bukhari:3881

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] ia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Sa'id bin Al Musayyab] bahwa [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] berkata; "Kami ikut perang Khaibar. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada seseorang yang bersama beliau dan mengaku telah memeluk Islam: "Orang ini termasuk penduduk neraka". Ketika terjadi peperangan, orang tadi berperang dengan sangat berani hingga orang-orang ragu (dengan apa yang diucapkan beliau). Ternyata laki-laki itu mendapatkan luka yang sangat serius. Lalu tanganya berusaha menggapai sarung panahnya, kemudian dia mengeluarkan anak panah dan menusuk dirinya sendiri. Lantas para pejuang Muslimin berkumpul dan berkata;; "Wahai Rasulullah, Allah telah membenarkan ucapan tuan. Si fulan membunuh dirinya hinga gugur." Beliau bersabda; "Berdirilah kamu hai fulan dan umumkan bahwa tidak akan masuk surga kecuali orang yang beriman. Sesungguhnya Allah mengokohkan agama ini (diantaranya) dengan perantaraan seorang yang fajir (berdosa)." Hadits ini juga di perkuat oleh [Ma'mar] dari [Az Zuhri]. Dan [Syabib] mengatakan; dari [Yunus] dari [Ibnu Syihab] telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Al Musayyab] dan [Abdurrahman bin Abdullah bin Ka'ab] bahwa [Abu Hurairah] berkata; "Kami ikut bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada perang Hunain." Dan [Ibnu Al Mubarak] mengatakan dari [Yunus] dari [Az Zuhri] dari [Sa'id] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Hadits ini juga diperkuat oleh [Shalih] dari [Az Zuhri]. [Az Zubaidiy] mengatakan; telah mengabarkan kepadaku [Az Zuhri] bahwa [Abdurrahman bin Ka'ab] mengabarkan kepadanya bahwa ['Ubaidullah bin Ka'ab] berkata; telah mengabarkan kepadaku [orang yang] ikut dalam perang Khaibar bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. [Az Zuhri] berkata; dan telah mengabarkan kepadaku ['Ubaidullah bin Abdullah] dan [Sa'id] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam."

bukhari:3882

Telah menceritakan kepada kami [Ismail], katanya; telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Abdul Majid bin Suhail] dari [Said bin Musayyab] dari [Abu Sa'id Al Khudri] dan [Abu Hurairah] radliallahu 'anhuma, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mempekerjakan seseorang untuk mengelola tanah Khaibar, kemudian ia membawa kurma "Janib" (kurma yang berasal bukan dari Khaibar), maka Rasulullah bertanya: 'Apakah kurma Khaibar seperti ini? ' Ia menjawab; 'Tidak, demi Allah ya Rasulullah, kami memperoleh satu sha' kurma Janib ini dengan menukar dua sha' kurma Khaibar atau tiga! ' Nabi mengingatkan: 'Jangan seperti itu kamu lakukan, namun juallah semua dahulu dengan beberapa dirham, kemudian uangnya kau belikan kurma Janib.' Kata [Abdul Aziz bin Muhammad], dari [Abdul Majid] dari [Said], bahwasanya [Abu Said] dan [Abu Hurairah] menceritakan kepadanya, bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengutus saudara Bani 'Adi dari Anshar ke Khaibar, lalu mengangkatnya sebagai pejabat Khaibar, dan dari [Abdul Majid] dari [Abu Shalih As Siman] dari [Abu Hurairah] dan [Abu Sa'id] dengan Hadits yang serupa.

bukhari:3916

Telah menceritakan kepadaku [Ustman bin Abu Syaibah] Telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Mujahid], katanya, aku dan Urwah bin Zubair memasuki sebuah masjid, ternyata [Abdullah bin Umar radliallahu 'anhuma] sedang duduk di sebelah kamar Aisyah, kemudian Urwah bin Zubair bertanya; "Berapa kali Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berumrah? Ibnu Umar menjawab; "Empat kali." [Aisyah] terus berujar "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tak pernah berumrah kecuali Ibnu Umar turut menyertainya, dan beliau sama sekali tidak pernah berumrah pada bulan rajab."

bukhari:3922

Telah menceritakan kepadaku [Amru bin Muhammad] Telah menceritakan kepada kami [Husyaim] Telah mengabarkan kepada kami [Hushain] Telah mengabarkan kepada kami [Abu Zhabyan] katanya, aku mendengar [Usamah bin Zaid] radliallahu 'anhuma mengatakan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengirim kami ke Khurqah, lantas kami melakukan penyerbuan ketika pagi buta, kemudian kami mengobrak abrik mereka. Aku dan seorang laki-laki Anshar kebetulan berhasil memergoki seorang laki-laki dari mereka, ketika kami bisa mengepungnya, tiba-tiba ia mengucapkan syahadat "laa-ilaaha-illallah". Si laki-laki Anshar rupanya menahan diri dari penyerbuannya, namun aku nekad menusuknya dengan tombakku hingga aku berhasil membunuhnya. Ketika kami tiba, berita ini sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Lantas beliau berujar kepadaku: "Wahai Usamah, apakah engkau membunuhnya setelah mengucapkan laa-ilaaha-illallah? Saya jawab; "Dia mengucapkan kalimat itu hanya untuk mencari selamat saja!" Rasul tidak henti melancarkan kritiknya padaku hingga aku berangan-angan kalaulah aku belum masuk Islam sebelum hari itu.

bukhari:3935

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Said] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Amru bin Dinar], katanya telah mengabarkan kepadaku [Al Hasan bin Muhammad] ia mendengar [Ubaidullah bin Abu Rafi'] mengatakan, aku mendengar [Ali] radliallahu 'anhu berujar, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutusku, Zubair, dan Miqdad, pesan beliau: "Berangkatlah kalian hingga kalian sampai "Raudhah Khakh", sebab disana ada seorang wanita penunggang unta yang membawa surat, rebutlah surat itu." Kata Ubaidullah bin Rafi', kami pun berangkat dan kuda kami pacu secepat-cepatnya hingga kami tiba di Raudah Khakh, disana telah ada ada seorang wanita menunggang unta. Kami katakan kepadanya; "Tolong keluarkan suratmu." "Aku tak membawa surat." Jawab si wanita tersebut. Maka terpaksa kami katakana; "Kamu harus keluarkan surat itu, atau kami yang akan menelanjangi pakaianmu!" Kata Ubaidullah, maka si wanita itu akhirnya mau mengeluarkan suratnya dari gelung rambutnya, dan kami bawa surat tersebut kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Ternyata surat tersebut berasal dari Khatib bin Abu Balta'ah Al Ansahri untuk beberapa orang musyrik Makkah, memberitakan mereka beberapa kebijakan Rasulullah yang akan beliau lakukan. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menginterogasi Hatib bin Abu Balta'ah dengan berujar "Wahai Hathib, apa maksudmu menulis surat seperti ini?" Jawab Hathib "Wahai Rasulullah, jangan engkau terburu-buru menghukumku, aku adalah seseorang yang dahulu terdampar di Quraisy, -lantas ia jelaskan, dia adalah sekutunya, namun bukan berasal dari cucu keturunannya-. Orang-orang muhajirin yang bersamamu mempunyai banyak kerabat yang menjaga keluarga dan harta mereka, maka aku juga pingin jika aku tak punya nasab, aku cari pelindung disisi mereka sehingga menjaga keakrabanku. Aku lakukan bukan karena aku murtad dari agamaku, bukan pula berarti aku ridla terhadap kekafiran setelah keIslaman." Rasulullah memberi komentar "Hatib memang telah jujur kepada kalian." Umar namun menyampaikan sikap kerasnya "Wahai Rasulullah, biarkan aku untuk memenggal leher si munafik ini." Rasulullah mencegahnya seraya berujar "Dia, Hatib, telah ikut perang badar, siapa tahu Allah telah mengintip semua pengikut perang Badar dan bertitah "lakukan yang kalian suka, AKU telah mengampuni kalian, maka turunlah ayat: "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian ambil musuh-Ku dan musuh kalian sebagai pelindung, kamu nampakkan kecintaan kepada mereka, padahal, mereka mengkufuri kebenaran yang datang kepada kalian." -sampai ayat "Telah sesat dari jalan yang lurus- (QS. Mumtahanah ayat 1).

bukhari:3939

Telah menceritakan kepadaku [Mahmud], Telah mengabarkan kepada kami ['Abdurrazaq] Telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] katanya, telah mengabarkan kepadaku [Azzuhri] dari [Ubaidullah bin Abdullah] dari [Ibnu Abbas] radliallahu 'anhuma, bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah berangkat di bulan Ramadhan dari Madinah bersama sepuluh ribu sahabatnya, itu terjadi tahun kedelapan setengah semenjak tiba beliau di Madinah. Beliau dan kaum muslimin yang bersamanya berangkat ke Makkah berpuasa dan para sahabat juga turut berpuasa, hingga ketika beliau sampai di Kadid yaitu sebuah sumber mata air antara 'Usfan dan Qudaid beliau membatalkan puasanya dan para sahabat juga turut membatalkan puasanya. Komentar Azzuhri, perintah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang diambil (dijadikan pedoman) adalah yang akhir, maka yang terakhir itulah yang dijadikan pedoman amal.

bukhari:3941

Telah menceritakan kepadaku [Ayyats bin Al Walid] Telah menceritakan kepada kami [Abdul A'la] Telah menceritakan kepada kami [Khalid] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] katanya, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berangkat pada bulan Ramadhan menuju Hunain sedang para sahabat ketika itu terpecah menjadi dua kubu, kubu pertama berpuasa sedang kubu kedua tidak puasa. Ketika beliau sudah siap diatas hewan tunggangannya, beliau meminta sebaskom air dan beliau letakkan diatas untanya atau tempat peristirahatannya, kemudian beliau mencermati pasukannya, lalu para sahabat yang tidak puasa berkata kepada para sahabat yang puasa; "Batalkanlah puasa kalian! [Abdurrazaq] mengatakan, Telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Ayyub] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] radliallahu 'anhuma, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berangkat di tahun penaklukan Makkah, sedang [Hammad bin Zaid] mengatakan dari [Ayyub] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

bukhari:3942

Telah menceritakan kepada kami [Ubaid bin Ismail] Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Hisyam] dari [Ayahnya], katanya, ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melakukan perjalanan pada penaklukan Makkah, orang-orang Quraisy mendengar berita kepergiannya. Maka Abu Sufyan bin Harb, Hakim bin Hizam dan Budail bin Warqa' langsung memburu berita Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Mereka terus melakukan perjalanan hingga sampai Marru Zhahran. Tiba-tiba mereka lihat perapian seolah-olah perapian Arafah. Abu Sufyan berkomentar "Apa ini, rupanya ia adalah perapian Arafah." Sedang Budail bin Warqa' mengtakan "Itu perapian Banu Amru." Sedang Abu Sufyan mengatakan; 'Perapian Banu Amru lebih kecil daripada itu." Para penjaga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian melihat pembesar-pembesar Quraisy ini, mereka memburunya dan menangkapnya, serta meringkusnya ke hadapan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Rupanya Abu Sufyan kemudian masuk Islam. Ketika Rauslullah shallallahu 'alaihi wasallam melakukan inspeksi pasukan, beliau katakan kepada Abbas; "Tolong Abu Sufyan engkau tahan di lokasi unta-unta yang dilubangi hidungnya itu sehingga ia bisa bebas mengamati kegiatan kaum muslimin." Abbas pun menahan Abu Sufyan, selanjutnya beberapa kabilah lewat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, mereka lewat regu demi regu melewati Abu Sufyan. Sebuah regu kemudian melewatinya dan Abu Sufyan bertanya "Wahai Abbas, Siapa ini? Abbas menjawab; "Ini bani Ghifar. Kata Abu Sufyan; Apa urusanku dengan ghifar, aku dan mereka belum pernah terlibat perang." Kemudian bani Juhainah lewat dan Abu Sufyan memberi komentar yang sama, Bani Sa'd bin Hudzaim lewat dan Abu Sufyan berkomentar yang sama, bani Sulaim lewat dan Abu Sufyan berkomentar yang sama, hingga lewatlah sebuah regu yang Abu Sufyan belum pernah melihatnya sama sekali."Dan siapakah ini?" Tanya Abu Sufyan. Jawab Abbas; "Mereka adalah sahabat anshar, yang dipimpin oleh Sa'd bin Ubadah dengan membawa bendera. Sa'd bin Ubadah berujar; "Wahai Abu Sufyan, hari ini adalah hari peperangan, hari ini ka'bah dihalalkan (tercederai karena perang)." Lantas Abu Sufyan mengatakan "Alangkah indah hari pembelaan ini! Kemudian datang sebuah regu yang anggotanya paling sedikit yang diikuti oleh Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, para sahabatnya, dan bendera Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersama Zubair bin Awwam. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melewati Abu Sufyan, Abu Sufyan berujar "Tidakkah engkau dengar ucapan Sa'd bin Ubadah?"Apa yang diucapkannya? Tanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab "Bohong si Sa'd itu, namun yang benar hari ini adalah hari Allah mengagungkan ka'bah, dan hari saat ka'bah agar diberi kiswah (kain penutup ka'bah)." Lantas Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberi intruksi agar bendera kaum muslimin ditancapkan di Hujun. Kata ['Urwah], dan telah mengabarkan kepadaku [Nafi' bin Jubair bin Muth'im] katanya, aku mendengar [Abbas] berujar kepada Zubair bin Awwam; "Wahai Abu Abdullah, disinilah Rasulullah memerintahkanmu agar bendera ditancapkan." Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam perintahkan Khalid bin Walid agar masuk Makkah lewat bagian atas dari Kada", dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam masuk Makkah melewati Kuda -nama tempat-, pasukan berkuda Khalid bin Walid radliallahu 'anhu ketika itu terbunuh dua orang, Hubaisy bin Al Asy'ar dan Kurz bin Jabir Al Fihri.

bukhari:3944

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Syurahbil] Telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Al Maqburi] dari [Abu Syuraikh Al'Adawi], ia berkata kepada Amru bin Said yang ketika itu ia mengirim beberapa utusan ke Makkah; "Wahai Amir, izinkanlah aku mengajakmu bicara suatu hal yang akan diucapkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam besok pada penaklukan Makkah, yang kudengar dengan kedua telingaku dan diperhatikan oleh hatiku serta dilihat oleh kedua mataku ketika beliau mengucapkannya. Beliau memanjatkan pujian dan sanjungan kepada Allah lantas berujar: "Sesungguhnya Makkah telah Allah sucikan dan manusia tidak mensucikannya sebelumnya, tidak halal bagi seseorang yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk menumpahkan darah di sana, tidak pula menebang pohon, kalaulah seorang berkilah bahwa Rasulullah pernah memberi keringanan untuk perang, katakan padanya: 'Allah mengijznkan khusus untuk Rasul-Nya dan tidak mengizinkan untuk kalian, dan Allah pun mengizinkannya hanya beberapa saat ketika siang, dan kesuciannya telah kembali hari ini sebagaimana kesucian kemarin, hendaklah yang menyaksikan untuk menyampaikan yang tidak hadir." Ditanyakan kepada Abu Syuraikh; "Apa yang Amru ucapkan kepadamu? Jawabnya; "Aku lebih tahu terhadapnya wahai Abu Syuraikh, sesungguhnya tanah haram tidak akan melindungi pelaku kemaksiatan dan tidak pula manusia yang lari menumpahkan darah dan tidak pula yang lari melakukan penghancuran-penghancuran." Kata Abu Abdullah, makna Kharibah adalah bencana (kehancuran).

bukhari:3957

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Muqatil] Telah mengabarkan kepada kami [Abdullah] Telah mengabarkan kepada kami [Yunus] dari [Az Zuhri] katanya, Telah mengabarkan kepada kami [Urwah bin Zubair], ada seorang wanita mencuri di masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tepatnya ketika terjadi penaklukan Makkah. Kaumnya merasa gelisah atas kasus ini sehingga melakukan perundingan dengan Usamah bin Zaid dengan harapan mereka bisa minta keringanan hukuman melalui perantaranya. Kata Urwah, ketika Usamah melaporkan kasusnya kepada Rasulullah dan meminta keringanan, wajah Rasulullah nampak berubah (pertanda bangkit emosinya). Lantas Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apakah kalian akan mengajakku melakukan "kompromi" terhadap hukum Allah? Usamah langsung insaf dengan mengatakan "Mintalah ampunan untukku wahai Rasulullah? Sore harinya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpidato, memuji Allah dengan pujian yang semestinya bagi-Nya kemudian berujar: "Hadirin yang dihormati, manusia sebelum kalian telah celaka sebab jika yang mencuri kalangan atas (pejabat, bangsawan, elit politik) maka mereka membiarkannya, sebaliknya jika yang mencuri masyarakat biasa (golongan rendah, borjuis, tak berpangkat), mereka menegakkan hukuman. Demi Dzat yang diri-ku berada di tangan-NYA, kalaulah Fathimah binti Muhammad mencuri, niscaya kupotong tangannya. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan wanita itu sehingga dipotong tangannya, dikemudian hari ia menindaklanjuti taubatnya dengan baik dan menikah. Kata [Aisyah], dikemudian hari si wanita datang dan kulaporkan keperluannya kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam.

bukhari:3965

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu Bakar] Telah menceritakan kepada kami [Fudhail bin Sulaiman] Telah menceritakan kepada kami ['Ashim] dari [Abu Utsman An Nahdi] dari [Mujasyi' bin Mas'ud] aku berangkat bersama Abu Ma'bad menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan niat agar beliau membai'atnya untuk hijrah. Kata Nabi; "Hijrah telah berlalu bagi pelaku-pelakunya, saya memba'iatnya untuk Islam dan jihad." diKemudian hari kutemui [Abu Ma'bad] dan aku menanyainya, lantas ia berujar " [Mujasyi'] benar." Sedang [Khalid] mengatakan dari [Abu Utsman] dari [Mujasyi'], bahwa ia datang bersama saudaranya, Mujalid.

bukhari:3967

Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Basyar] Telah menceritakan kepada kami [Ghundar] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Bisyr] dari [Mujahid] saya berkata kepada [Ibnu Umar] radliallahu 'anhuma, saya ingin hijrah ke Syam, lantas beliau mengatakan; "Tak ada hijrah lagi, namun yang ada adalah jihad, maka pergilah sana siapa tahu engkau mendapat sesuatu yang mengganjal, kalaulah tidak, silahkan kembali." Kata [An Nadhr], Telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] Telah mengabarkan kepada kami [Abu Bisyr] aku mendengar [Mujahid], saya bertanya [Ibnu Umar] dan beliau jawab; "Tak ada hijrah lagi setelah hari ini" atau setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam -semisalnya-.

bukhari:3968

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Yazid] Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Hamzah], katanya, Telah menceritakan kepadaku [Auza'i] dari [Atha" bin Abu Rabah] katanya, aku menemui [Aisyah] bersama Ubaid bin Umair, ia pun bertanya kepada Aisyah tentang hijrah, kata Aisyah; "Tak ada lagi hijrah hari ini, dahulu seorang mukmin lari menyelamatkan agamanya menuju Allah dan Rasul-Nya Shallallahu'alaihiwasallam, karena khawatir terkena fitnah. Adapun hari ini Allah telah memenangkan Islam sehingga setiap mukmin bisa beribadah kepada Rabbnya sekehendaknya sehingga yang ada adalah jihad dan niyat.

bukhari:3970

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq] Telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim] dari [Ibnu Juraij] katanya, Telah menceritakan kepadaku [Hasan bin Muslim] dari [Mujahid] bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada saat penaklukan Makkah berdiri dan berpidato: "Allah Ta'ala telah mensucikan Makkah pada hari ketika Dia mencipta langit dan bumi, maka Makkah adalah suci dengan rekomendasi kesucian Allah hingga kiamat tiba, tidak dihalalkan bagi seorangpun sebelumku maupun sesudahku, dan sama sekali tidak dihalalkan bagiku sama sekali selain hanya beberapa saat siang saja, binatangnya tak boleh diburu, durinya tak boleh dicongkel, rumputnya tak boleh dipotong, dan barang yang hilang tidak dihalalkan kecuali bagi yang mengumumkan. Lantas Abbas bin Abdul Muththalib berujar; "Selain rumput idkhir ya Rasulullah, sebab rumput itu harus dipergunakan untuk kuburan dan rumah?" Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diam dan berujar: "Bolehlah, kecuali idzkhir, sesungguhnya ia halal." Dan dari [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepadaku [Abdul karim] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] dengan hadits semisal ini atau seperti ini, diriwayatkan oleh Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

bukhari:3971

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] Telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Yahya bin Said] dari [Umar bin Katsir bin Aflah] dari [Abu Muhammad, -mantan budak- Abu Qatadah] dari [Abu Qatadah] katanya, kami berangkat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada perang Hunain. Tatkala kami berperang, terjadi perselisihan dikalangan kaum muslimin, namun selanjutnya kulihat seorang musyrikin memburu seorang kaum muslimin. Dengan sigap aku tebas si laki-laki musyrik itu dari belakangnya, tepatnya di urat pundaknya dengan pedang, aku berhasil membelah baju besinya. Tiba-tiba si laki-laki itu menghadapku, mendekapku, namun telah kucium bau kematiannya, dan kematian ia pun mati, sehingga aku terbebas darinya. Kemudian kutemui Umar bin Khattab dan kutanyakan "Bagaimana nasib orang-orang? Jawabnya; 'Itu sudah menjadi Allah azza wa Jalla." Kemudian para sahabat pulang sedang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam duduk dan mengumumkan: "Barangsiapa yang bisa membunuh musuh, dan ia mempunyai bukti, maka baginyalah rampasannya". Maka aku (Abu Qatadah) berkata; "Siapa yang mau memberi kesaksian padaku? Aku lantas duduk. Nabi kemudian mengucapkan seperti semula." Maka aku pun berdiri untuk kedua kalinya dan mengatakan; siapa yang mau memberi kesaksian kepadaku? Lantas aku duduk. Lalu nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda dengan kalimat yang serupa. Aku pun berdiri lagi, namun Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya; "Apa perlumu wahai Abu Qatadah? Maka kuberitakan segala yang kulakukan. Tiba-tiba ada seorang sahabat berdiri dan berujar "Abu Qatadah benar, dan rampasannya ada padaku, tolong bujuklah dia agar meridhai untukku!" Seketika itu pula Abu Bakar tampil dan berujar; "Saya bersumpah, Demi Allah, tidak bisa seperti ini. Tidak bisa orang itu menemui salah satu singa Allah (maksudnya Abu Qatadah) yang ia berperang demi Allah dan rasul-Nya lantas ia berikan salab (rampasannya)!" Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berujar; "Abu Bakar benar, berikan rampasannya kepada Abu Qatadah! Maka si laki-laki pun memberikannya kepadaku. Lalu (Abu Qatadah) dengan rampasan itu aku belikan kebun di bani Salimah, dan itulah harta pertama-tama yang kumiliki semasa Islam. Sedang [Laits] mengatakan, Telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Said] dari [Umar bin Katsir bin Aflah] dari [Abu Muhammad], -maula- Abu Qatadah, [Abu Qatadah] bercerita, ketika perang Hunain, aku mencermati seorang kaum muslimin yang memerangi seorang musyrikin, dan ada musuh musyrikin lain yang mengintainya di belakangnya untuk membunuhnya. Maka aku bergegas memburu si pengintai itu, ia angkat pedangnya untuk menyabetku, namun aku lebih dahulu menyabet tangannya hingga putus. Si laki-laki itu terus memegangku dan mendekapku sangat kuat hingga aku ketakutan juga, namun rupanya kekuatannya berangsur-angsur melemah, dan akhirnya aku sungkurkan dan kubunuh, kaum muslimin kemudian kocar-kacir dan aku kocar kacir bersama mereka, tapi ternyata Umar bin khattab masih ditengah-tengah kaum muslimin dan kutanyakan; "Bagaimana nasib kita? Jawab Umar; "Allah yang akan menentukannya!" kemudian para sahabat menemui Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, dan beliau sampaikan pengumuman; "Barangsiapa yang bisa mengajukan bukti atas korban yang ia bunuh, maka ia peroleh rampasannya." Maka aku segera berdiri untuk mencari bukti atas korban yang kubunuh di perang itu, dan tak kulihat seorang pun yang mau memberi kesaksian atas pembunuhanku. Maka aku duduk, kemudian aku punya inisiatif agar kuutarakan uneg-unegku kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Tiba-tiba salah seseorang berujar; "Senjata orang yang dibunuhnya, yang selalu Abu Qatadah sebut-sebut ada padaku, tolong mintalah keridlaannya!" Maka Abu Bakar kontan berujar; "Sekali-kali tidak, nggak bisa, tidak bakalan Rasulullah memberi senjata itu hanya kepada burung pipit quraisy -ucapan penghinaan Abu bakar kepada si laki-laki- sedang beliau tinggalkan singa Allah (julukan Abu Qatadah) yang telah berperang membela Allah dan Rasul-Nya Shallallahu'alaihiwasallam. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri. Lalu si laki-laki menyerahkan senjatanya kepadaku yang dengannya kubelikan sebidang kebun. Itulah kekayaaan pertama-tama yang kumiliki dalam keIslamanku.

bukhari:3978

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al'Ala'] Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Buraid bin Abdullah] dari [Abu Burdah] dari [Abu Musa] radliallahu 'anhu katanya, selepas Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dari perang Hunain, beliau utus Abu Amir memimpin pasukan ke Authas. Selanjutnya Abu Amir temui Duraid bin Shimah dan Duraid pun terbunuh. Kemudian Allah menghancurkan para pengikutnya. Kata Abu Musa; Rasul mengutusku bersama Abu Amir, Abu umair kemudian terkena lemparan pada lututnya, ia terkena panah yang dibidikkan oleh Jusyami hingga panah itu terus menancap di lututnya. Aku pun menemuinya dan bertanya; "Wahai paman, siapa yang melemparmu? Ia memberi isyarat kepada Abu Musa dan berujar; "Itulah pembunuhku yang telah membidikkan panah kepadaku." Maka aku memburunya dan berusaha kutemui, ketika ia melihatku, ia melarikan diri, maka aku terus menguntitnya dan kuejek; "Apa kamu tidak malu, tidak bisakah engkau bertahan?" Ia pun bertahan, kami bergantian menebas dengan pedang dua kali sabetan yang selanjutnya aku berhasil membunuhnya. Kemudian kukatakan kepada Abu Amir; "Allah telah membunuh kawanmu. Abu Amir kemudian berujar; "Tolong cabutlah panah ini dariku" Maka aku mencabutnya sehingga lukanya mengalirkan air. Kata Abu amir "Wahai anak saudaraku, sampaikanlah salam kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan sampaikan, "Mintakanlah ampunan untukku! Dan Abu Amir menjadikanku sebagai komandan para sahabat. Ia masih bertahan beberapa saat kemudian wafat. Aku pun pulang dan kutemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di rumahnya diatas tempat tidur yang terbuat dari pelepah kurma beralaskan kasur dan pelepah kasurnya membekas di punggung dan pinggangnya. Kusampaikan kepada beliau segala berita kami dan juga berita Abu Amir yang menyampaikan pesan, "Sampaikan kepada Rasulullah, mintakanlah ampunan untukku." Nabi meminta air, dan beliau berwudhu, kemudian beliau tengadahkan kedua tangannya dan berdoa ALLOOHUMMAGHFIR LI'UBAID ABI AMIR" (Ya Allah, berilah ampunan untuk hamba-Mu yang lemah, Abu Amir), dan kulihat ketiaknya yang putih kemudian beliau memanjatkan doa ALLOOHUMMAJ'ALHU YAUMAL QIYAAMATI FAUQO KATSIIRIN MIN KHOLQIKA MINAN NASI' (Ya Allah, jadikanlah ia diatas kebanyakan manusia ciptaan-Mu). Maka aku meminta; "Dan aku juga mintakanlah ampunan." Maka Nabi panjatkan ALLOOHUMMAGH FIR LIABDILLAH BIN QAIS DZANBAHU WA ADKHILHU YAUMAL QIYAMATI MUDKHALAN KARIIMA (Ya Allah, ampunilah Abdullah bin Qais (Abu Musa) atas dosanya, dan masukkanlah pada hari kiamat ke tempat yang terpuji). Kata Abu Burdah, satu doanya untuk Abu Amir dan satunya untuk Abu Musa.

bukhari:3979

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar] Telah menceritakan kepada kami [Ghundar] dari [Syu'bah] dari ['Ashim] katanya; Aku mendengar [Abu Usman] berkata; aku mendengar [Sa'ad] -yang ia adalah sahabat pertama-tama yang melesakkan panah fii sabilillah- dan [Abu Bakrah] yang ketika itu ia mengepung benteng Thaif bersama pasukan sahabat. Lantas menemui nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan keduanya berujar; "Aku dengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang mengaku kepada selain ayahnya padahal ia tahu, maka surga haram baginya. Kata [Hisyam], Telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari ['Ashim] dari [Abu Aliyah] atau [Abu Utsman An Nahdi] katanya, aku mendengar [Sa'd] dan [Abu Bakrah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Kata [Ashim] saya bekomentar; Sudah ada dua orang memberi kesaksian bagimu (Abu Aliyah atau Abu Utsman), cukuplah keduanya sebagai saksi. Kata (Abu Aliyah atau Abu Utsman) "Betul", satunya adalah sahabat pertama-tama yang membidikan panah fi sabilillah dan kedua adalah sahabat yang termasuk dari orang ketiga diantara dua puluh tiga sahabat yang pulang dari Thaif.

bukhari:3982

Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] Telah menceritakan kepada kami [Ismail] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Juraij] katanya, Telah menceritakan kepadaku ['Atha"], bahwasanya [Shafwan bin Ya'la bin Umayyah] mengabarinya, [Ya'la] berujar; "Sekiranya aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika wahyu diturunkan kepadanya! Katanya, maka ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berada di Ji'ranah yang ketika itu beliau dinaungi dengan sebuah kain bersama beberapa orang sahabatnya, tiba-tiba seorang arab pedusunan (badui,) yang memakai jubah beraroma minyak wangi menemuinya dan bertanya; "Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang berihram untuk umrah dengan jubah setelah diberi wewangian? Umar lantas memberi isyarat kepada Ya'la dengan tangannya yang pesannya; "Kemari". Ya'la kemudian datang dan memasukkan kepalanya. Serta merta wajah Rasulullah memerah dan naik darah beberapa saat, kemudian reda. Kata beliau: "Mana si arab badui yang bertanya tentang Umrah? Ia pun kemudian dicari dan didatangkan. Lalu Nabi bersabda: "Wewangian yang ada padamu, tolong cucilah tiga kali, adapun jubah, maka tanggalkanlah, kemudian lakukan dalam umrahmu sebagaimana kamu lakukan dalam hajimu."

bukhari:3984

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Ismail] Telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] Telah menceritakan kepada kami [Amru bin Yahya] dari [Abbad bin Tamim] dari [Abdullah bin Zaid bin Ashim] katanya, ketika Allah memberi Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam rampasan (fai) pada perang Hunain, beliau membagi rampasan itu untuk orang-orang yang hatinya masih perlu ditarbiyah (muallaf), dan beliau sama sekali tidak memberi bagian sahabat anshar. Rupanya sahabat anshar ini emosi karena tidak memperoleh bagian sebagaimana yang lain memperolehnya. Maka kemudian Rasulullah menyampaikan pidato: "Hadirin kaum Anshar, bukankah aku dahulu menjumpai kalian dalam keadaan sesat lantas Allah memberi kalian petunjuk dengan perantaraanku? Dahulu kalian dalam keadaan terpecah-belah lantas Allah mendamaikan kalian dengan perantaraanku? Dan kalian dalam keadaan miskin lantas Allah mengayakan kalian dengan perantaraanku? Setiap kali Nabi menyampaikan sesuatu, mereka jawab; "Allah dan rasul-Nya lebih terpercaya." Beliau meneruskan: "Lantas alasan apa yang menghalangi kalian menerima Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" Kata Zaid, setiap kali Rasulullah mengatakan sesuatu mereka jawab; "Allah dan rasul-Nya lebih terpercaya!" Kata Nabi: "Silahkan kalian mengatakan; Anda datang kepada kami dengan demikian dan demikian." Tidakkah kalian puas manusia membawa kambing dan unta, sedang kalian membawa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kalian shallallahu 'alaihi wasallam ke persinggahan kalian? kalaulah bukan karena hijrah, aku pasti menjadi orang Anshar, kalaulah manusia mengarungi sebuah lembah dan lereng, niscaya aku mengarungi lembah dan lereng Anshar. Anshar adalah pakaian luar -maksudnya primer dan utama- sedang manusia lain hanyalah pakaian dalam -maksudnya sekunder, kurang utama- sepeninggalku, akan kalian temui sikap-sikap egoistis dan individualistis, maka bersabarlah kalian hingga kalian menemuiku di telaga."

bukhari:3985

Telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Muhammad] Telah menceritakan kepada kami [Hisyam] Telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] katanya, telah mengabarkan kepadaku [Anas bin Malik] radliallahu 'anhu, katanya, sejumlah anshar mengatakan; ketika Allah memberi rampasan fai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam Shallallahu'alaihiwasallam, beliau memberi bagian kepada Quraisy dan membiarkan kami-kami, Anshar. Padahal pedang kami masih meneteskan darah mereka. Kata Anas, maka hal itu disampaikan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Seketika itu pula Rasulullah langsung mengutus utusan ke Anshar dan mengumpulkan mereka dalam sebuah kubah yang terbuat dari tanah liat dan tidak beliau undang selain mereka, Anshar. Setelah semua Anshar berkumpul, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri dan bersabda: "Apa maksud protes yang telah kudengar dari kalian? Para pemuka Anshar menjawab; "Adapun para pemimpin-pemimpin kami wahai rasulullah, mereka sama sekali tak menyampaikan protes sepatah katapun, adapun generasi muda kami, memang mereka katakana; "Kiranya Allah mengampuni Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, sebab ia beri Quraisy namun membiarkan kami-kami ini, padahal pedang kami masih meneteskan darah mereka (musuh Quraisy musyrik). Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memberi jawaban "Sungguh aku memberi beberapa orang yang baru saja terentaskan dari kekufuran (baru masuk Islam) dengan maksud aku menjinakkan hati mereka, apakah kalian tidak puas sekiranya manusia membawa harta sedang kalian membawa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ke perumahan kalian? Demi Allah, apa yang kalian bawa pulang, "Jauh lebih istimewa" daripada yang mereka bawa pulang. Mereka lantas berujar; "Wahai Rasulullah, kami semua sekarang telah ridha." "Kalian, kata Nabi selanjutnya, akan menemui sifat-sifat super egoisme, maka bersabarlah kalian hingga kalian temui Allah dan Rasul-Nya Shallallahu'alaihiwasallam, karena aku berada di telaga. Kata Anas, namun mereka tidak bersabar."

bukhari:3986

Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Basyar] Telah menceritakan kepada kami [Ghundar] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] katanya, aku mendengar [Qatadah] dari [Anas bin Malik] radliallahu 'anhu, katanya, suatu kali Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengumpulkan beberapa orang Anshar dan bersabda: "Quraisy adalah kabilah yang baru saja meninggalkan masa-masa kejahiliyahan dan "kerusakan agama", maka aku ingin menjinakkan dan mengayomi mereka, tidakkah kalian puas jika orang-orang pulang dengan membawa harta duniawi sementara kalian pulang dengan membawa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ke rumah-rumah kalian? Jawab mereka: "Tentu." Kata Nabi: "kalaulah manusia mengarungi sebuah lembah dan anshar mengarungi sebuah lereng gunung, niscaya kukarungi lembah anshar atau lereng Anshar."

bukhari:3989

Telah menceritakan kepadaku [Mahmud] Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] Telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] -lewat jalur periwayatan lain-Telah menceritakan kepadaku [Nu'aim] Telah mengabarkan kepada kami [Abdullah] Telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Azzuhri] dari [Salim] dari [Ayahnya] katanya, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam suatu kali mengirim Khalid bin Al Walid ke bani Jidzamah dengan misi mengajak mereka masuk Islam, namun rupanya mereka belum fasih mengucapkan; "Aslamnaa" (kami masuk Islam) sehingga mereka keceplosan mengucapkan Shabba'naa (yang makna secara harfiah kami sembah matahari), mereka terus saja mengucapkan Shabba'na, Shabba'na -sekalipun maksudnya aslamnaa-Maka Khalid membantai diantara mereka dan sebagian lain ia tawan, dan ia serahi masing-masing kami seorang tawanan yang ia perintahkan untuk dibunuh di hari selanjutnya. Saya protes "Demi Allah, saya tak akan membunuh tawananku, dan setiap kawanku juga tak akan membunuh tawanannya." Hingga akhirnya kami menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan kami utarakan kasusnya kepada beliau Shallallahu'alaihiwasallam. Serta merta Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengangkat tangannya sembari bersabda: ALLAAHUMMA INNII ABRA'U ILAIKA MIMMAA SHANA'A KHALID (Ya Allah, saya berlepas diri kepada-MU dari perbuatan-perbuatan Khalid bin Al Walid. Beliau ulang dua kali.

bukhari:3994

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] Telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid] Telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] katanya, Telah menceritakan kepadaku [Sa'd bin Ubaidah] dari [Abu Abdurrahman] dari [Ali] radliallahu 'anhu, katanya, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam suatu kali mengirim sebuah ekspedisi militer dan beliau angkat seorang laki-laki anshar untuk mengomandoi mereka sekaligus beliau perintahkan agar menaatinya. Selanjutnya si laki-laki anshar ini emosi dan berujar; "Bukankah Nabi telah perintahkan kalian untuk menaatiku?"Itu benar" Jawab anggotanya. Kata sang komandan; "Kalau begitu, kumpulkanlah kayu bakar untukku." Mereka pun melaksanakannya. Ia meneruskan intruksinya; "Sekarang, nyalakanlah api!" Mereka pun menyalakan. Ia meneruskan lagi; "Sekarang masuklah kalian ke api itu! Dan sebagian mereka mencegah sebagian lainya seraya berujar "Awas, kita dahulu menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam rangka menghindari api!" Terus mereka dengungkan peringatan ini hingga api padam, kemudian emosi sang komandan mereda. Berita ini sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sehingga beliau bersabda: "Kalaulah mereka memasukinya, niscaya mereka tak bakalan bisa keluar hingga kiamat tiba. Sesungguhnya ketaatan hanya berlaku dalam kebaikan."

bukhari:3995

Telah menceritakan kepada kami [Musa] Telah menceritakan kepada kami [Abu Awanah] Telah menceritakan kepada kami [Abdul Malik] dari [Abu Burdah] katanya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus Abu Musa dan Mu'adz bin Jabal ke negeri Yaman. Dan beliau utus keduanya pada lokasi yang berbeda -sekalipun satu negara, Yaman- sebab Yaman ketika itu dibagi dua negara bagian, kemudian Nabi berpesan: "Tolong kalian permudah, jangan kalian persulit, berilah kabar gembira, jangan kalian jadikan masyarakat alergi (terhadap agama)." Masing-masing pun berangkat mengerjakan tugasnya. Selanjutnya masing-masing diantara keduanya jika berjalan di wilayah temannya, ia berusaha dekat dengan kawannya dan membuat perjanjian (kesepakatan bertemu) lantas mengucapkan salam. Di kemudian hari Mu'adz berjalan di kawasan kawannya, Abu musa, ia datang dengan berkendara diatas bighalnya hingga menemuinya yang ketika itu Mu'adz sedang duduk dikerumuni manusia. Tak tahunya disana ada seseorang yang kedua tangannya diikat diatas tengkuknya. Mu'adz menyapa; "Wahai Abdullah bin Qais (nama lain Abu Musa), orang ini memangnya mengapa?" Kata Abu Musa; "Orang ini telah kufur setelah keIslamannya." Mu'adz menjawab; "Saya tak akan turun hingga ia dibunuh." Abu Musa meneruskan; "Orang ini didatangkan semata-mata karena kemurtadannya, maka turunlah." Muadz menjawab; "Saya tak sudi turun dari hewan tungganganku hingga dibunuh." Maka Abu Musa perintahkan hingga si laki-laki dibunuh. Kemudian Muadz turun. Muadz bertanya; "Wahai Abdullah, bagaimana engkau membaca alquran? Jawab Muadz; "Saya berusaha membaca sebanyak-banyaknya, lalu engkau sendiri bagaimana wahai muadz?" Kalau aku, jawab Muadz, saya tidur diawal malam kemudian bangun, kulaksanakan hak tidurku, dan aku baca apa yang Allah tetapkan bagiku, Aku berharap pahala dari tidurku sebagaimana berharap pahala dari shalat malamku.

bukhari:3996

Telah menceritakan kepadaku [Ishaq] Telah menceritakan kepada kami [Khalid] dari [Asysyaibani] dari [Said bin Abu Burdah] dari [ayahnya] dari [Abu Musa Al'Asy'ari] radliallahu 'anhu, adalah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengutusnya ke negeri Yaman, selanjutnya beliau bertanya minuman yang biasa diminum disana. Tanya Nabi; "Minuman apa yang biasa disana? ia menjawab; kebiasaan minuman disana adalah "Albit'u" dan "Al Mizru", aku mencoba bertanya kepada Abu Burdah? apa maksud minuman Albit'u? Jawabnya, ia adalah rendaman kurma, sedang almizru ialah sebutan untuk minuman dari rendaman tepung. Lantas Rasulullah berujar: "Setiap yang memabukkan adalah haram." [Jarir] dan [Abdul Wahid] meriwayatkan hadits ini dari [Abu Burdah].

bukhari:3997

Telah menceritakan kepada kami [Muslim] Telah menceritakan kepada kami [Syubah] Telah menceritakan kepada kami [Said bin Abu Burdah] dari [ayahnya] katanya, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengutus kakeknya, alias Abu Musa dan Mu'adz ke Yaman dan beliau pesan: "Hendaklah kalian mempermudah, jangan mempersulit, berilah kabar gembira jangan kalian jadikan manusia lari (alergi terhadap agama), dan bersatu padulah." Lantas Abu Musa bertanya; "Wahai Nabiyullah, wilayah kami disana ada minuman dari tepung yang sering diistilahkan almizru dan ada minuman dari kurma yang sering diistilahkan albit"u? Lantas beliau bersabda: "Setiap yang memabukkan adalah haram." Keduanya pun berangkat. lalu Mu'adz berkata kepada Abu Musa; "Bagaimana engkau membaca Al Quran? Jawab Abu Musa; "Baik dalam keadaan berdiri, duduk, atau saat aku diatas hewan tungganganku, namun terkadang aku masih menambah." Sedang Muadz mengatakan; "Jika aku, kadang aku tidur dan shalat malam, aku perkirakan waktu tidurku seperti waktu aku shalat malam, masing-masing terus membuat kemah dan keduanya silih berganti melakukan kunjungan. Suatu kali Mu'adz mengunjungi Abu Musa, tak tahunya ada seorang laki-laki yang diikat. Mu'adz bertanya; "Siapa laki-laki ini sebenarnya? Abu Musa menjawab "Dia seorang yahudi yang masuk Islam, kemudian murtad. Maka Mu'adz menjawab; "Kalau aku, sungguh akan kupenggal tengkuknya." Hadits ini dikuatkan jalur perawinya oleh [Al'Aqdi] dan [Wahab] dari [Syu'bah] dan [Waki'], [Nadhr] dan [Abu Dawud] mengatakan dari [Syu'bah] dari [Said] dari [ayahnya] dari [kakeknya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dan [Jarir bin Abdul Hamid] meriwayatkannya dari [Asy Syaibani] dari [Abu Burdah].

bukhari:3998

Telah menceritakan kepadaku [Abbas bin Al Walid, alias An Narsi] Telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid] dari [Ayyub bin 'Aidz] Telah menceritakan kepada kami [Qais bin Muslim] katanya, aku mendengar [Thariq bin Syihab] mengatakan, Telah menceritakan kepadaku [Abu Musa Al Asy'ary] radliallahu 'anhu, katanya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutusku ke perkampungan kaumku, selanjutnya aku singgah di Abtah. Rasulullah bertanya: "Apa telah engkau lakukan haji wahai Abdullah bin Qais (sebutan Abu Musa)?"Ya Rasulullah" jawabku. Tanya Nabi: "Dan bagaimana engkau ucapkan niyat ihram-mu? Kata Abu Musa; aku ucapkan; "LABBAIKA IHLAALAN KA IHLAALIKA." (Aku penuhi panggilan-Mu, aku berniyat ihram sebagaimana ihrammu (Rasul, maksudnya). Nabi bertanya: "Apa engkau juga membawa binatang kurban?"Saya belum membawa, " jawabku. Kata Nabi: "Kalau begitu, lakukanlah thawaf di Baitullah dan lakukanlah sa'i antara Shafa dan Marwa, kemudian lakukanlah tahallul!" dan aku pun mengerjakannya hingga seorang wanita bani Qais menyisiriku dan kami terus melakukan yang demikian hingga Umar diangkat menjadi khalifah.

bukhari:3999

Telah menceritakan kepadaku [Hibban] Telah mengabarkan kepada kami [Abdullah] dari [Zakaria bin Ishaq] dari [Yahya bin Abdullah bin Shaifi] dari [Abu Ma'bad] -mantan budak [Ibnu Abbas] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada Mu'ad ketika mengutusnya ke Yaman, "Engkau akan mendatangi kaum ahli kitab, Apabilah telah sampai kepada mereka maka serulah mereka untuk bersaksi bahwa tidak Tuhan yang berhak untuk disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya. Jika mereka ta'at untuk itu, maka beritahukanlah bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu sehari semalam. Jika mereka ta'at untuk itu, maka beritahukanlah bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka untuk mengeluarkan zakat harta mereka, di ambil dari orang-orang kaya mereka dan diberikan kepada orang-orang yang miskin dari mereka. Jika mereka taat untuk itu, maka hati-hatilah engkau dari mengambil harta milik mereka yang paling baik, takutlah engkau dengan do`anya orang dizhalimi, sebab antara ia dengan Allah tidak ada yang menghalanginya." Abu Abdullah berkata; 'Thawwa'at, thaa'at, 'Athaa'at secara bahasa adalah 'Ti'tu, dan Tu'tu, serta 'Atha'tu. (Aku ta'at).

bukhari:4000

Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Habib bin Abu Tsabit] dari [Sa'id bin Jubair] dari ['Amru bin Maimun] bahwa ketika [Mu'adz] sampai di Yaman, dia shalat shubuh bersama kaumnya dengan membaca ayat: "Allah telah menjadikan Ibrahim sebagai kekasihnya." Maka berkatalah salah seorang dari kaumnya; 'Mata ibu Ibrahim telah berbinar karena bahagia.' Sedangkan di dalam riwayat lain, [Mu'adz] menambahkan dari [Syu'bah] dari [Habib] dari [Sa'id] dari [Amru] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengutus [Mu'adz bin Jabal] ke Yaman. Lalu pada waktu shalat shubuh Mu'adz bin Jabal membaca surat An Nisa, tatkala sampai ayat; Allah telah menjadikan Ibrahim sebagai kekasih-Nya." Seseorang di belakangnya berkata; 'Mata Ibu Ibrahim telah berbinar karena bahagia.'

bukhari:4001

Telah menceritakan kepadaku [Ahmad bin 'Utsman] Telah menceritakan kepada kami [Syuraih bin Maslamah] Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Yusuf bin Ishaq bin Abu Ishaq] Telah menceritakan kepadaku [Bapakku] dari [Abu Ishaq] Aku mendengar [Al Bara'] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus kami bersama Khalid bin Walid ke Yaman, Al Bara berkata; kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengutus Ali untuk mengganti kepemimpinanya. Beliau berkata kepada Ali; 'Suruhlah tentara Khalid untuk ikut bersama kamu ke Yaman, bagi siapa saja yang mau, dan siapa yang ingin pulang, silahkan!.' Dan aku termasuk orang yang ikut bersama Ali. Al Bara berkata; 'lalu aku mendapatkan ghanimah yang begitu banyak.'

bukhari:4002

Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Basysyar] Telah menceritakan kepada kami [Rauh bin 'Ubadah] Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin Suaid bin Manjuf] dari ['Abdullah bin Buraidah] dari [Bapaknya] dia berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam mengutus 'Ali untuk menemui Khalid bin Al Walid agar mengambil seperlima harta rampasan perang. Aku adalah orang yang membenci Ali yang pada waktu itu dia sudah mandi. Lalu aku berkata kepada Khalid; 'Apa kau tidak melihat apa yang dilakukannya? Tatkala aku menemui Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam aku sampaikan kepada beliau perihal Ali maka beliau bersabda: "Wahai Buraidah! Apakah kau membenci 'Ali?" aku Buraidah menjawab: 'Ya.' Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Jangan membencinya karena ia berhak mendapatkan yang lebih dari itu dari harta rampasan perang."

bukhari:4003

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] Telah menceritakan kepada kami ['Abdul Wahid] dari ['Umarah bin Al Qa'qa' bin Syubrumah]; Telah menceritakan kepada kami ['Abdur Rahman bin Abu Nu'am] dia berkata; Aku mendengar [Abu Sa'id Al Khudri] berkata; Ali bin Abu Thalib mengirimkan sebatang emas yang belum diangkat dari cetakannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membagikannya kepada empat orang: 'Uyainah bin Badr, Aqra bin Habis, Zaid Al Khail, dan yang keempat adalah Alqamah atau 'Amir bin Thufail. Melihat hal itu, salah seorang sahabatnya berkata; "Kami lebih berhak atas emas tersebut daripada orang-orang ini." Ketika kabar itu didengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Tidakkah kalian mempercayaiku padahal aku adalah orang yang terpercaya dari langit (surga)? Aku menerima kabar dari langit, pagi hari maupun sore hari.' Tiba-tiba seorang laki-laki dengan mata cekung, tulang pipi cembung, dahi menonjol, berjanggut tipis, berkepala gundul dan menggunakan ikat pinggang berdiri dan berkata; 'Ya Rasulullah! Takutlah kepada Allah.' Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Celaka kamu.' Bukankah di muka bumi ini akulah yang paling takut kepada Allah? ' Orang itu beranjak dari tempat duduknya. Khalid bin Walid berkata; 'Ya Rasulullah! Izinkan aku menebasnya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Jangan, bisa jadi ia mengerjakan shalat. Khalid berkata; Berapa banyak orang yang shalat berkata dengan lisannya yang tidak sesuai dengan hatinya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Aku tidak diperintah untuk menyelidiki hati seseorang atau mengetahui isi perutnya. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melihat kepada orang itu ketika hendak pergi: sesungguhnya dari keturunannya akan muncul suatu kaum yang membaca Kitabullah tetapi hanya sampai tenggorokannya saja. Mereka lepas dari agama sebagaimana lepasnya anak panah dari busurnya. Aku kira Nabi shallallahu 'alaihi wasallam juga berkata; "Seandainya aku hadir pada masa itu aku akan membunuh mereka sebagaimana bangsa Tsamud dibinasakan."

bukhari:4004

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] Telah menceritakan kepada kami [Yahya] Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] Telah menceritakan kepada kami [Qais] dia berkata; [Jarir] berkata kepadaku; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada saya: "Wahai Jarir, pimpinlah pasukan kaum muslimin ke Dzil Khalashah suatu tempat ibadah orang-orang Khats'am yang disebut Ka'bah Yamaniah." Maka aku segera berangkat bersama seratus lima puluh pasukan penunggang kuda yang tangguh. Namun pada waktu itu aku tidak bisa diam di atas kudaku. Maka beliau memukul dadaku dengan tangannya hingga aku dapat melihat bekas jari-jari beliau di dadaku. Beliau berdo'a: "Ya Allah, kokohkanlah ia dan jadikanlah dia orang yang dapat memberi petunjuk dan ditunjuki." Lalu dia berangkat kemudian menghancurkan dan membakarnya dengan api. Setelah itu Jarir mengutus seseorang untuk mengabarkan kemenangan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Setelah sampai, utusan itu berkata kepada Rasulullah; 'Tidaklah aku menemuimu kecuali aku telah meninggalkan rumah itu dalam keadaan terbakar hingga seakan-akan seekor unta berkudisan (berwarna hitam).' Maka kemudian Rasulullah memberkahi kuda-kuda yang tangguh dan para penunggangnya sebanyak lima kali.

bukhari:4008

Telah menceritakan kepada kami [Yusuf bin Musa] Telah mengabarkan kepada kami [Abu Usamah] dari [Isma'il bin Khalid] dari [Qais] dari [Jarir] dia berkata; Rasulullah berkata kepadaku: ""Wahai Jarir, bisakah kamu menyenangkanku dengan menghancurkan Dzil Khalashah? Aku menjawab: 'Tentu.' Maka aku segera berangkat bersama seratus lima puluh pasukan penunggang kuda yang tangguh. Namun pada waktu itu aku tidak bisa diam di atas kudaku. Maka hal itu aku kabarkan kepada Rasulullah, lalu beliau memukul dadaku dengan tangannya hingga aku dapat melihat bekas tangan beliau di dadaku. Beliau berdo'a: "Ya Allah, kokohkanlah ia dan jadikanlah dia orang yang dapat memberi petunjuk dan ditunjuki." Jabir berkata; setelah itu aku tidak pernah jatuh lagi dari kudaku. Dzil Khalashah adalah suatu tempat ibadah di Yaman milik orang-orang Khats'am dan Bajilah. Di dalamnya banyak patung-patung yang mereka sembah, mereka menyebutnya Ka'bah." Lalu Jarir mendatanginya dan membakarnya dengan api serta menghancurkannya. Setelah Jarir sampai di Yaman di sana dia melihat seseorang yang sedang bersumpah atas nama berhala-berhala. Maka dikatakan kepadanya; Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berada di sini, apabila beliau berkehendak beliau bisa saja memenggal lehermu. Tatkala orang tersebut menghancurkan berhalanya, tiba-tiba Jarir berdiri di hadapannya seraya berkata; 'Apakah kamu mau menghancurkannya dan bersaksi bahwa tidak ada Ilah selain Allah atau aku penggal lehermu.' Jarir berkata; 'maka orang itu menghancurkannya dan bersyahadat. Kemudian Jarir mengutus seorang laki-laki dari Ahmas bernama Abu Arthah untuk mengabarkan kemenangan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Setelah sampai, utusan itu berkata kepada Rasulullah; 'Demi Dzat yang telah mengutus engkau dengan kebenaran, tidaklah aku menemuimu kecuali aku telah meninggalkan rumah itu dalam keadaan terbakar hingga seakan-akan seekor unta berkudisan (berwarna hitam).' Maka kemudian Rasulullah memberkahi kuda-kuda Ahmas dan para penunggangnya sebanyak lima kali.

bukhari:4009

Telah menceritakan kepadaku ['Abdullah bin Abu Syaibah Al 'Absi] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Idris] dari [Isma'il bin Abu Khalid] dari [Qais] dari [Jarir] dia berkata; Ketika aku berada di Yaman, aku bertemu dengan dua orang Yaman yang bernama dzu-Kala dan Dzy-Amr. Kepada mereka berdua kuceritakan perihal Rasulllah Shallallahu'alaihiwasallam. Dzu-Amr berkata kepadaku, "Jika cerita tentang sahabatmu itu (Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam) benar, maka ia telah wafat tiga hari yang lalu."Maka mereka berdua pergi bersamaku ke Madinah dan ketika jarak kami telah dekat dengan Madinah kami melihat sejumlah orang menunggang binatang-binatang mereka datang dari arah Madinah. Kami bertanya kepada mereka dan mereka berkata,: "Rasulullah Shallallahu 'Alaih wa Sallam telah wafat dan Abu Bakar telah ditunjuk sebagai khalifah, sementara orang-orang (Muslim) dalam keadaan baik."Kemudian mereka (berdua) berkata, "Katakan kepada sahabatmu (Abu Bakar) bahwa kami (berniat mengunjunginya) dan insya allah, kami akan kembali ke mari." Maka mereka (berdua) pulang kembali ke Yaman. Maka hal itu aku kabarkan kepada Abu Bakr. Lalu dia berkata; Kenapa kamu tidak datang bersama mereka. Pada keesokan harinya Dzu Amru berkata kepadaku; Ya Jarir, kamu memiliki kemuliaan padaku, Sungguh aku akan mengabarkan kepadamu satu kabar: Sesungguhnya kalian wahai bangsa Arab, akan senantiasa dalam keadaan baik sebagaimana keadaan saat ini. Karena ketika pemimpin kalian meninggal, kalian memilih pemimpin yang lain. Tetapi jika kalian memilihnya dengan memakai pedang (peperangan), maka hal itu tidak beda dengan para raja yang apa bila mereka murka maka kemurkaannya karena kekuasaan dan apabila rela maka kerelaannya pun karena kekuasaan.

bukhari:4011

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Wahb bin Kaisan] dari [Jabir bin 'Abdullah] dia berkata; "Rasulullah Shalla Allahu 'alaihi wa sallam mengutus delegasi menuju ke pantai. Beliau mengangkat Abu Ubaidah bin Jarrah sebagai pemimpin pasukan. Mereka berjumlah tiga ratus orang." Kami berangkat, namun ketika sampai di suatu jalan perbekalan kami habis. Maka Abu Ubaidah memerintahkan untuk mengumpulkan perbekalan pasukan, dan perbekalan pun dikumpulkan. Bekal yang terkumpul berjumlah dua kantung kurma." Bekal itulah yang menjadi makanan pokok kami setiap hari, sedikit demi sedikit hingga habis. Sampai kami tidak mendapatkan jatah lagi kecuali hanyalah sebuah kurma tiap orang. Aku bertanya; 'Apalah artinya sebiji kurma.' Abu 'Ubaidah menjawab; 'Kami memang sudah mendapati tidak ada kurma lagi'." Jabir berkata; "Kemudian kami tiba di sebuah pantai. Ternyata ada ikan paus sebesar anak bukit. Maka pasukan pun memakannya selama delapan belas malam. Abu Ubaidah memerintahkan untuk mengambil dua tulang rusuknya, lalu dipancangkan. Kemudian dia memerintahkan untuk mendatangkan seekor unta tunggangan. Ternyata unta tersebut dapat melewati bawah tulang rusuk ikan itu dan ia tidak mengenainya."

bukhari:4012

Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dia berkata; yang kami hafal dari ['Amru bin Dinar] dia berkata; Aku mendengar [Jabir bin 'Abdullah] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus kami sebanyak tiga ratus penunggang kuda dan pemimpin kami ketika itu adalah Abu Ubaidah bin Jarrah untuk mengintai unta milik orang Qurais. Kemudian kami bermukim di pantai selama setengah bulan. Hingga kami merasa sangat lapar. akhirnya kami memakan daun-daunan yang gugur. Karena itu pasukan kami tersebut dinamai pasukan Khabat (Khabat artinya daun yang gugur). Tiba-tiba laut melemparkan ikan yang disebut Al Anbar. Kami pun makan dari ikan tersebut selama setengah bulan. Dari tubuhnya yang penuh lemak, kami oleskan ke sejujur tubuh kami hingga tubuh kami pulih kembali. Kemudian Abu Ubaidah mengambil tulang rusuk ikan itu, lalu ia pancangkan seukuran orang yang paling tinggi. Sufyan berkata; ia memancangkan tulang rusak itu, lalu memerintahkan seseorang dan untanya melewati dibawahnya. Jabir berkata; di antara pasukan ada yang menyembelih tiga hewan tunggangan, kemudian menyembelih tiga lagi, kemudian menyembelih lagi tiga, lalu hal itu dilarang oleh Abu Ubaidah. Sedangkan 'Amru berkata; Telah mengabarkan kepada kami Abu Shalih bahwa Qais bin Sa'ad berkata kepada Bapaknya; Aku bersama pasukan, lalu mereka kelaparan, kemudian kami disuruh menyembelih binatang, kami pun menyembelih lagi. Namun setelah itu kami kelaparan lagi, hingga kami disuruh menyembelih sampai empat kali. Setelah itu kami dilarang menyembelih lagi.

bukhari:4013

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sulaiman] Telah menceritakan kepadaku [Ibnu Wahb] Telah mengabarkan kepadaku ['Amru] dan berkata [Bakr bin Mudlar] dari ['Amru bin Al Harits] dari [Bukair] bahwa [Kuraib] -budak- Ibnu 'Abbas telah menceritakan kepadanya bahwasanya Abdullah bin Abbas dan Abdurrahman bin Azhar serta Al Miswar bin Makhramah mengirimnya kepada Aisyah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, mereka berkata; sampaikan salam kami kepadanya dan tanyakan kepadanya mengenai dua raka'at setelah Shalat 'Ashar dan katakan bahwa kami telah mendapatkan berita bahwa engkau melakukan kedua raka'at tersebut, sementara telah sampai kepada kami bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarang dari keduanya. Ibnu Abbas berkata; dan dahulu aku bersama Umar bin Al Khathab memukul orang-orang karena melakukan keduanya. Kuraib berkata; kemudian aku menemuinya dan menyampaikan kepadanya apa yang dengannya mereka mengutusku. Kemudian ia berkata; tanyakan kepada Ummu Salamah! Kemudian aku keluar menemui mereka dan mengabarkan kepada mereka mengenai perkataan Aisyah. Kemudian mereka mengembalikanku kepada Ummu Salamah seperti sesuatu yang dengannya mereka mengirimku kepada Aisyah. Kemudian [Ummu Salamah] berkata; aku mendengar Rasulullah shallallahu wa'alaihi wa sallam melarang dari keduanya kemudian aku melihat beliau melakukan keduanya, adapun ketika beliau melakukan keduanya maka sesungguhnya beliau telah melakukan Shalat 'Ashar kemudian beliau masuk dan di sisiku terdapat beberapa orang wanita dari Bani Haram dari kalangan anshar, kemudian beliau melakukan shalat dua raka'at tersebut, lalu aku mengirim seorang budak wanita kepada beliau dan aku katakan; berdirilah di samping beliau dan katakan; Ummu Salamah berkata; wahai Rasulullah, bukankah saya telah mendengar anda melarang dari melakukan dua raka'at ini? Dan saya melihat anda melakukan keduanya? Kemudian apabila beliau memberikan isyarat dengan tangannya maka mundurlah darinya. Ummu Salamah berkata; kemudian budak wanita tersebut melakukannya, kemudian beliau memberikan isyarat dengan tangannya, lalu ia mundur dari beliau. Kemudian tatkala telah berpaling beliau mengatakan: "Wahai anak Abu Umayyah, engkau bertanya mengenai dua raka'at setelah 'Ashar, sesungguhnya beberapa orang dari Bani Abdul Qais telah datang kepadaku dengan membawa keIslaman sebagian dari kaumnya. Kemudian mereka menyibukkanku dari dua raka'at setelah Zhuhur, kedua shalat itu adalah kedua shalat tersebut." Abu Muhammad ditanya mengenai hadits ini, kemudian ia berkata; aku berpendapat dengan hadits Umar dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Tidak ada shalat setelah Shalat 'Ashar hingga matahari tenggelam, dan tidak pula setelah Shalat Subuh hingga matahari terbit."

bukhari:4022

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] Telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Sa'id bin Abu Sa'id] bahwasanya ia mendengar [Abu Hurairah] berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengirim pasukan menuju Nejed, lalu mereka menangkap seseorang dari Bani Hanifah, Tsumamah bin Utsal pemimpin penduduk Yamamah, kemudian mereka mengikatnya pada salah satu tiang masjid, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menemuinya dan bersabda kepadanya: "Apa yang kamu miliki hai Tsumamah?" ia menjawab, "Wahai Muhammad, aku memiliki apa yang lebih baik, jika engkau membunuhnya maka engkau telah membunuh yang memiliki darah, dan jika engkau memberi maka engkau memberi orang yang bersyukur, namun jika engkau menginginkan harta maka mintalah niscaya engkau akan diberi apa saja yang engkau inginkan." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meninggalkannya, hingga keesokan harinya beliau bertanya, "Apa yang engkau miliki wahai Tsumamah?" ia menjawab, "Seperti yang aku katakan, jika engkau memberi maka engkau memberi orang yang bersyukur, jika engkau membunuh maka engkau membunuh yang memiliki darah, jika engkau menginginkan harta maka mintalah niscaya engkau akan diberi apa yang engkau mau." Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meninggalkannya, hingga keesokan harinya beliau bertanya lagi: "Apa yang engkau miliki wahai Tsumamah?" ia menjawab, "Seperti yang aku katakan, jika engkau memberi maka engkau memberi orang yang bersyukur, jika engkau membunuh maka engkau membunuh yang memiliki darah, jika engkau menginginkan harta maka mintalah niscaya engkau akan diberi apa yang engkau mau, " Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda kepada sahabatnya; "Bawalah Tsumamah" lalu mereka pun membawanya ke sebatang pohon kurma di samping masjid, ia pun mandi dan masuk masjid kembali, kemudian berkata; "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang patut disembah melainkan hanya Allah dan bahwasanya Muhammad itu utusan Allah, demi Allah, dahulu tidak ada wajah di atas bumi ini yang lebih aku benci selain wajahmu, namun sekarang wajahmu menjadi wajah yang paling aku cintai dari pada yang lain, dan demi Allah, dahulu tidak ada agama yang lebih aku benci selain dari agamamu, namun saat ini agamamu menjadi agama yang paling aku cintai di antara yang lain, demi Allah dahulu tidak ada wilayah yang paling aku benci selain tempatmu, namun sekarang ia menjadi wilayah yang paling aku cintai di antara yang lain, sesungguhnya utusanmu telah menangkapku dan aku hendak melaksanakan umrah, bagaimana pendapatmu?" Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberinya kabar gembira dan memerintahkannya untuk melakukan umrah, ketika ia sampai di Makkah seseorang berkata kepadanya; "Apakah engkau telah murtad?" Ia menjawab; "Tidak, tetapi aku telah masuk Islam bersama Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, dan demi Allah tidaklah kalian akan mendapatkan gandum dari Yamamah kecuali mendapatkan izin dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam."

bukhari:4024

Telah menceritakan kepada kami [Ash Shalt bin Muhammad] dia berkata; Aku mendengar [Mahdi bin Maimun] berkata; aku mendengar [Abu Raja' Al Atharidi] berkata; dulu kami menyembah batu. Apabila kami mendapatkan batu yang lebih baik, maka kami melemparkannya dan mengambil yang lain. Dan apabila kami tidak menemukan batu, kami mengumpulkan segenggam tanah, lalu kami bawakan seekor kambing kemudian kami peraskan susu untuknya. Lalu kami thawaf dengannya. Apabila datang bulan Rajab, kami mengatakan; tidak ada peperangan. Maka kami tidak membiarkan tombak maupun panah yang tajam kecuali kami cabut dan kami lemparkan sebagai pengagungan terhadap bulan Rajab. Dan aku mendengar Abu Raja berkata; pada hari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam diutus, aku pada waktu itu sebagai seorang anak penggembala unta milik keluargaku. Tatkala kami mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berdakwah, kami lari ke neraka, yaitu ke Musailamah Al Kadzab.

bukhari:4027

Telah menceritakan kepadaku [Abbas bin Husain] Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Adam] dari [Israil] dari [Abu Ishaq] dari [Shilah bin Zufar] dari [Hudzaifah] dia berkata; Seorang baginda dan budak dari Najran mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk melaknat beliau, Hudzaifah berkata; salah satu dari mereka berkata kepada temannya; 'Jangan kamu lakukan, Demi Allah, Seandainya dia benar seorang nabi maka dia yang akan melaknat kita, hingga kita tidak akan pernah beruntung dan tidak punya keturunan lagi setelah kita. Kemudian keduanya berkata: wahai Rasulullah! Kami akan memberikan apa yang engkau minta kepada kami. Oleh karena itu utuslah orang kepercayaan engkau kepada kami. Dan jangan sekali-kali engkau mengutusnya kecuali memang orang itu sangat terpercaya. Maka nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku akan mengutus orang kepercayaan yang sebenar-benarnya." Maka para sahabat merasa penasaran dan akhirnya menunggu-nunggu orang yang dimaksud oleh Rasulullah itu. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Berdirilah wahai Abu Ubaidah bin Jarrah! ' setelah Abu Ubaidah bin Jarrah berdiri, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Dialah orang kepercayaan umat ini.

bukhari:4029

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar] Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dia berkata; AKu mendengar [Abu Ishaq] dari [Shilah bin Zufar] dari [Hudzaifah radliallahu 'anhu] dia berkata; "Orang-orang Najran pernah datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata; 'Ya Rasulullah, utuslah kepada kami seseorang yang jujur dan dipercaya.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh aku akan mengutus kepada kalian seseorang yang sangat jujur dan dapat dipercaya. Para sahabat merasa penasaran dan akhirnya menunggu-nunggu orang yang dimaksud oleh Rasulullah itu. Ternyata Rasulullah mengutus Abu Ubaidah bin Jarrah."

bukhari:4030

Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] Telah menceritakan kepada kami ['Abdus Salam] dari [Ayyub] dari [Abu Qilabah] dari [Zahdam] dia berkata; Tatkala [Abu Musa] datang ke Kufah, dia memuliakan penduduk Jaram. Kami duduk disampingnya ketika ia sedang makan siang dengan daging ayam. Di antara penduduk ada seseorang yang sedang duduk, lalu Abu Musa mengajaknya untuk makan. Tapi orang itu berkata; aku melihatnya makan sesuatu yang tidak aku sukai. Abu Musa berkata; kemarilah, karena aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memakannya. Namun orang itu berkata; Sesungguhnya aku telah bersumpah untuk tidak memakannya. Abu Musa berkata; kemarilah, akan aku kabarkan kepadamu tentang sumpahmu. Kami pernah menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersama beberapa orang Asy'ariyyin. Lalu kami meminta hewan tunggangan, namun beliau menolak memberikan hewan tunggangan. Kemudian kami meminta lagi, tapi beliau bersumpah untuk tidak memberikan hewan tunggangan kepada kami. Tidak lama kemudian, beliau shallallahu 'alaihi wasallam memberikan kepada kami unta ghanimah. Lalu menyuruh kami untuk mengambil beberapa ekor dari unta itu. Tatkala unta itu telah kami bawa, kami berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah lupa dengan sumpahnya. Sungguh, setelah ini kita tidak akan beruntung! Lalu kami menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata; Ya Rasulullah, bukankah engkau telah bersumpah tidak akan memberikan kepada kami hewan tunggangan, tapi kenapa engkau memberikannya kepada kami? Beliau menjawab: "Ya, sebab jika aku bersumpah atas sesuatu dan ternyata di sana ada yang lebih baik dari itu tentu aku akan melakukan yang terbaik."

bukhari:4034

Telah menceritakan kepadaku [Amru bin Ali] Telah menceritakan kepada kami [Abu Ashim] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] Telah menceritakan kepada kami [Abu Shakhrah Jami' bin Syudad] Telah menceritakan kepada kami [Shafwan bin Muhriz Al Mazini] Telah menceritakan kepada kami ['Imran bin Hushain] dia berkata; "Sekelompok orang dari Bani Tamim datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau bersabda: 'Terimalah kabar gembira wahai Bani Tamim.' Mereka menjawab; 'Anda telah memberikan kabar gembira kepada kami, oleh karena itu berikanlah sesuatu kepada kami.' Maka muka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berubah, tidak lama kemudian serombongan dari penduduk Yaman datang kepada beliau, maka beliau bersabda: "Terimalah kabar gembira, karena Bani Tamim tidak mau menerimanya!" Mereka berkata; "Ya Rasulullah, kami telah menerimanya."

bukhari:4035

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad Al Ju'fi] Telah menceritakan kepada kami [Wahab bin Jarir] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Ismail bin Abu Khalid] dari [Qais bin Abu Hazim] dari [Abu Mas'ud] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Iman itu berada di sini, (beliau sambil menunjuk ke arah Yaman dengan tangan beliau) 'Dan sesungguhnya keras dan kasarnya hati ada pada para pemilik unta didekat ekor unta, di tempat dua tanduk setan muncul, yaitu di Rabi'ah dan Mudlar."

bukhari:4036

Telah menceritakan kepada kami ['Abdan] dari [Abu Hamzah] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari ['Alqamah] dia berkata; Kami pernah duduk-duduk bersama [Ibnu Mas'ud]. Tiba-tiba Khabab datang seraya berkata; 'Wahai Abu Abdurrahman, Apakah para pemuda itu bisa membaca sebagaimana anda membaca? Dia menjawab; Kalau kamu ingin, aku suruh sebagian dari mereka untuk membacakan kepadamu? Khabab menjawab; 'Ya.' Ibnu Mas'ud berkata; 'Wahai Alqamah, bacalah! ' maka Zaid bin Hudair -saudara Ziyad bin Hudair- berkata; 'Apakah engkau menyuruh Alqamah untuk membaca padahal dia bukanlah yang terbaik dari kami? Ibnu Mas'ud berkata; Jika kamu mau, akan saya beritahukan kepadamu sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengenai kaummu dan kaumnya. Maka aku membacakan lima puluh ayat dari surat Maryam. Lalu Abdullah berkata; Apa pendapatmu? Zaid berkata; Sungguh bagus. Abdullah berkata; Aku tidak membaca sesuatu kecuali ia pun telah membacanya. Kemudian ia menoleh kepada Khabab ditangannya ada cincin dari emas. Lalu Abdullah berkata; kenapa cincin ini tidak dibuang saja? Khabab berkata; sesungguhnya kamu tidak akan melihatnya lagi ada padaku setelah hari ini. Lalu ia membuangnya. Diriwayatkan oleh [Ghundar] dari [Syu'bah].

bukhari:4040

Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Ibnu Dzakwan] dari [Abdurrahman Al A'raj] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] dia berkata; Thufail bin Amru datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata; Ya Rasulullah, sesungguhnya kabilah Daus telah kafir dan membangkang. Oleh karena itu, berdoalah kepada Allah agar mereka mendapatkan kecelakaan.' Tetapi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdoa: "Ya Allah, berikanlah petunjuk kepada kabilah Daus dan datangkanlah mereka!"

bukhari:4041

Telah menceritakan kepada kami [Ismail bin Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Urwah bin Jubair] dari [Aisyah radliallahu 'anha] dia berkata; "Kami keluar bersama Rasulullah shallaallahu'alaihi wa sallam pada haji wada`, kami bertalbiyah dengan umrah, kemudian Rasulullah shallaallahu'alaihi wa sallam bersabda: "Barang siapa yang memiliki hewan kurban, hendaknya dia berihram untuk haji dan umroh, dan tidak bertahallul hingga dia telah bertahallul dari keduanya." Lalu saya masuk Makkah dalam keadaan haid, saya tidak thowaf di ka`bah dan tidak juga melakukan sai' antara shofa dan marwah. Lalu saya melaporkan hal tersebut kepada Rasulullah shallaallahu'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "lepaskan ikatan rambut kepalamu, bersisirlah, dan niatkanllah untuk berhaji, serta tinggalkan umrah." Aisyah berkata; "Saya melakukannya hingga ketika kami selesai berhaji. Lalu Rasulullah shallaallahu'alaihi wa sallam mengirimku bersama Abdurrahman bin Abu Bakr menuju Tan'im, dan saya berniat umrah." Dia berkata; "Ini adalah tempat berihram untuk umrahmu." Aisyah berkata; "Maka orang-orang yang berihram untuk umrah berthawaf di ka'bah, dan melakukan sai' antara shofa dan marwah. Setelah itu, mereka bertahallul, kemudian thawaf dengan thawaf yang lain setelah mereka kembali dari Mina dalam haji. Adapun orang-orang yang menggabungkan antara haji dan umrah, mereka hanya melakukan thawaf sekali saja."

bukhari:4044

Telah menceritakan kepadaku [Amru bin Ali] Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Juraij] dia berkata; Telah menceritakan kepadaku ['Atha] dari [Ibnu Abbas]; 'Apabila sudah thawaf di Ka'bah maka dia telah bertahallul. Aku bertanya; 'Dari mana perkataan Ibnu Abbas ini? Atha menjawab; Dari firman Allah yang berbunyi: Kemudian tempat penyembelihannya adalah di sekitar Bai'tul 'Atiq. Dan dari perintah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kepada para sahabatnya agar bertahallul di waktu haji Wada.' Aku berkata; Hal itu di lakukan setelah wukuf di Arafah. Atha berkata; 'Ibnu Abbas melihat beliau melakukannya sebelum wukuf maupun setelah wukuf.'

bukhari:4045

Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Al A'laa] Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Buraid bin 'Abdullah bin Abu Burdah] dari [Abu Burdah] dari [Abu Musa] radliallahu 'anhu dia berkata; para sahabatku mengutusku menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk meminta darinya sejumlah hewan tunggangan karena mereka ikut ambil bagian bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam pasukan Al 'Usrah, yaitu perang Tabuk. Aku berkata; Ya Rasulullah! Para sahabatku memintamu memberi mereka hewan tunggangan. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Demi Allah, kalian tidak perlu mengendarai apapun. Itu terjadi ketika aku menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam keadaan marah dan aku tidak mengetahuinya. Maka dengan perasaan sedih karena penolakan itu, aku kembali dan dengan perasaan takut kalau Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam akan marah padaku. Maka aku kembali menemui para sahabatku, dan memberi tahukan apa yang terjadi. Tak berapa lama kemudian, aku mendengar Bilal memanggilku; wahai Abdullah bin Qais! Aku menjawab panggilannya. Bilal berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memanggilmu. Ketika aku berjumpa dengannya, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata; Ambillah dua unta ini, dan dua unta ini. Seraya menunjuk enam ekor unta yang dibawa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dari Sa'ad. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Bawalah unta-unta itu kepada para sahabatmu dan katakan Allah atau Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengizinkanmu mengendarainya, jadi kendarailah. Maka akupun membawa unta-unta itu kepada mereka dan berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengizinkan kalian mengendarai unta-unta ini, aku tidak akan meninggalkan kalian hingga sebagian dari kalian ikut bersamaku menemui seseorang yang mendengar perkataan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Jangan berfikir bahwa aku mengatakan apa yang tidak dikatakan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. mereka berkata kepadaku; menurut kami, kamu benar. Dan kami akan melakukan apa yang kamu inginkan. Maka Abu Musa berangkat bersama sebagian dari mereka menemui orang-orang yang mendengar langsung perkataan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Dan ternyata mereka menginformasikan hal yang sama sebagaimana yang diinformasikan Abu Musa.

bukhari:4063

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] Telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Syu'bah] dari [Al Hakam] dari [Mush'ab bin Sa'ad] dari [Bapaknya] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah menugasi Ali bin Abu Thalib untuk menjaga kaum muslimin ketika terjadi perang Tabuk." Ali berkata; "Ya Rasulullah, mengapa engkau hanya menugasi saya untuk menjaga kaum wanita dan anak-anak?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Tidak inginkah kamu hai Ali memperoleh posisi di sisiku seperti posisi Harun di sisi Musa, padahal sesudahku tidak akan ada nabi lagi?" [Abu Daud] berkata; Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al Hakam] Aku mendengar [Mus'ab].

bukhari:4064

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq] telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] Telah menceritakan kepada kami [Bapakku] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] dia berkata [Ubaidullah bin Abdullah] telah mengabarkan kepadaku, bahwa [Ibnu Abbas] telah mengabarkan kepadanya, Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengirimkan suratnya kepada Kisra yang diantar oleh Abdullah bin Hudzafah As Sahmi, beliau menyuruhnya agar menyerahkannya kepada pembesar Bahrain, lalu ia menyerahkannya kepada pembesar Bahrain setelah itu dia sampaikan ke Kisra. Setelah membacanya, ia merobeknya. Saya mengira Ibnu Syihab berkata; "Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendo'akan untuk mereka agar mereka dicabik-cabik dengan sehancur-hancurnya."

bukhari:4072

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dia berkata; Aku mendengar [Az Zuhri] dari [As Saaib bin Yazid] berkata; Aku ingat bahwa aku pernah keluar bersama anak-anak ke bukit Wada' untuk menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Sufyan berkata di Hadits yang lain dengan lafazh; 'ma'a shibyan.' (bersama anak-anak).

bukhari:4074

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] dari [As Saaib] aku ingat bahwa aku pernah keluar bersama anak-anak menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ke bukit wada' setelah beliau pulang dari perang Tabuk.

bukhari:4075

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad] Telah menceritakan kepada kami [Affan] dari [Shakhr bin Juwairiyah] dari [Abdurrahman bin Al Qasim] dari [Bapaknya] dari [Aisyah] bahwa ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersandar di dadaku, Abdurrahman bin Abu Bakr masuk ke rumah sambil membawa kayu siwak yang biasa dia pakai. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun melihat kepadanya. Aku berkata kepadanya; 'Berikan siwak itu kepadaku wahai Abdurrahman! ' Lalu dia memberikannya kepadaku. Kemudian aku bersihkan, dan aku kunyah setelah itu aku berikan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau pun bersiwak dengannya. Aku tidak pernah melihat sebelumnya beliau bersiwak sebaik itu. Setelah selesai, beliau mengangkat tangannya, atau jarinya seraya berkata; 'Arrafiiqul A'laa, Arrafiiqul A'laa (Ya Allah, sekarang aku memilih kekasihku yang tertinggi sekarang aku memilih kekasihku yang tertinggi) sebanyak tiga kali. Lalu beliau wafat. Aisyah berkata; 'Beliau wafat di antara dagu dan tenggorokanku.'

bukhari:4084

Telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Muhammad] Telah menceritakan kepada kami [Abdullah], [Yunus] berkata; [Az Zuhri] berkata; Telah mengabarkan kepadaku [Sa'id bin Al Musayyab] -di antara orang-orang yang berilmu-, bahwa [Aisyah] istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata; Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berada dalam keadaan sehat wal afiat, beliau pernah bersabda: 'Sesungguhnya seorang nabi tidaklah diwafatkan hingga diperlihatkan kepadanya tempatnya di surga lalu ia dipersilahkan untuk memilih.' Aisyah berkata; "Ketika malaikat pencabut nyawa datang kepada Rasulullah, sementara kepala beliau berada di pangkuan saya, maka Rasulullah pingsan beberapa saat. Tak lama kemudian ia sadar kembali. Setelah itu, beliau menatap pandangannya ke atas sambil mengucapkan: Ya Allah, pertemukanlah aku dengan kekasihku, Allah Yang Maha Tinggi! ' Aisyah berkata; "Dengan demikian, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak memilih untuk hidup Iebih lama lagi bersama kami." Aisyah pernah berkata; "Saya teringat ucapan yang pernah beliau sampaikan kepada kami ketika beliau masih sehat; "Itulah kata-kata terakhir yang pernah beliau ucapkan, yaitu: 'Ya Allah, pertemukanlah aku dengan kekasihku Yang Maha Tinggi.'

bukhari:4104

Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] Telah menceritakan kepada kami [Hisyam] Telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [Anas radliallahu 'anhu] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, dan [Khalifah] berkata kepadaku Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zura'i] Telah menceritakan kepada kami [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Anas radliallahu 'anhu] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Pada hari kiamat orang-orang yang beriman berkumpul lalu mereka berkata; 'Sebaiknya kita meminta syafa'at kepada Rabb kita 'azza wajalla sehingga kita dapat pindah dari tempat kita sekarang juga.' Lalu mereka mendatangi Adam 'Alaihis Salam seraya mengatakan; 'Wahai Adam, engkau adalah bapaknya manusia, Allah menciptakanmu dengan tangan-Nya sendiri dan menjadikan malaikat-malaikat-Nya sujud kepadamu, serta diajarkan pula kepadamu nama-nama segala sesuatu, maka mintakanlah syafa'at kepada Rabb kami 'azza wajalla agar Dia memindahkan kami dari tempat kami ini! ' Maka Adam berkata; 'Bukan aku yang kalian maksud, ' kemudian Adam menyebutkan dosa yang pernah ia lakukan, hingga dosa tersebut membuatnya malu kepada Allah, lalu Adam berkata; 'Datanglah kalian kepada Nuh 'Alaihis Salam karena ia adalah rasul pertama kali yang Allah utus ke muka bumi, ' kemudian mereka pun mendatangi Nuh 'Alaihis Salam, lalu Nuh berkata; 'Bukan aku yang kalian maksud, ' lalu ia menyebutkan kesalahan dan permintaannya kepada Rabbnya dengan tanpa ilmu, hingga membuatnya malu kepada Rabbnya; 'akan tetapi datangilah Ibrahim 'Alaihis Salam kekasih Ar Rahman 'azza wajalla, ' maka mereka pun mendatanginya, lalu Ibrahim mengatakan; 'Bukan aku yang kalian maksud, tapi datanglah kalian kepada Musa 'Alaihis Salam, seorang hamba yang Allah ajak bicara secara langsung dan diberikan Taurat.' Maka mereka pun mendatangi Musa, dan Musa juga berkata; 'Bukan aku yang kalian maksud, ' seraya menyebutkan seseorang yang dia bunuh tanpa alasan yang benar, hingga hal itu membuatnya malu kepada Rabbnya; 'akan tetapi datanglah kalian kepada Isa 'Alaihis Salam, hamba Allah dan Rasul-Nya, kalimat serta ruh-Nya.' Maka mereka pun mendatangi Isa, kemudian Isa mengatakan; 'Bukan aku yang kalian maksud, akan tetapi datanglah kalian kepada Muhammad, seorang hamba yang dosanya telah diampuni Allah, baik yang lalu atau yang akan datang.' Maka mereka pun mendatangiku, maka aku pun pergi sehingga aku meminta izin kepada Rabbku 'azza wajalla, lalu aku pun diizinkan. Maka ketika aku melihat Rabbku, aku langsung jatuh sujud kepada Rabbku 'azza wajalla, kemudian Dia membiarkanku bersujud sekehendak-Nya. Setelah itu dikatakan; 'Bangunlah ya Muhammad! memintalah maka engkau akan diberikan! berkatalah maka engkau akan didengarkan! dan mintalah syafa'at maka engkau akan diberi (hak memberi syafa'at)." Maka aku mengangkat kepalaku dan memuji-Nya dengan pujian yang Dia ajarkan kepadaku, kemudian aku memberikan syafa'at dan Dia memberikan aku batasan, lalu aku memasukkan orang-orang ke dalam surga. Kemudian aku kembali kepada Rabbku 'azza wajalla untuk yang kedua kalinya, dan ketika aku melihat Rabbku aku langsung jatuh sujud kepada Rabbku, kemudian Dia membiarkanku bersujud sekehendak-Nya. Kemudian dikatakan; 'Bangunlah ya Muhammad! berkatalah maka engkau akan didengarkan! memintalah maka engkau akan diberikan! dan mintalah syafa'at maka engkau akan diberi (hak memberi syafa'at)." Maka aku mengangkat kepalaku dan memuji-Nya dengan pujian yang Dia ajarkan kepadaku, kemudian aku memberikan syafa'at dan Dia memberikan aku batasan, lalu aku memasukkan orang-orang ke dalam surga." Kemudian aku kembali kepada Rabbku 'azza wajalla untuk yang ketiga kalinya, dan ketika aku melihat Rabbku aku langsung tersungkur bersujud kepada Rabbku, kemudian Dia membiarkanku bersujud sekehendak-Nya. Kemudian dikatakan; 'Bangunlah ya Muhammad! berkatalah maka engkau akan didengarkan! memintalah maka engkau akan diberikan! dan mintalah syafa'at maka engkau akan diberi (hak memberi syafa'at).' Maka aku mengangkat kepalaku dan memuji-Nya dengan pujian yang Dia ajarkan kepadaku, kemudian aku memberikan syafa'at dan Dia memberikan aku batasan, lalu aku memasukkan orang-orang ke dalam surga." Kemudian aku kembali kepada Rabbku 'azza wajalla untuk yang keempat kalinya, lalu aku berkata: 'Wahai Rabb, tidak ada yang tersisa kecuali orang yang terhalang oleh Al Qur`an dan wajib kekal di neraka.'

bukhari:4116

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Munir] dia mendengar ['Abdullah bin Bakr] Telah menceritakan kepada kami [Humaid] dari [Anas] dia berkata; 'Abdullah bin Salam mendengar kedatangan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi. Maka ia langsung menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata; "Wahai Rasulullah, aku bertanya kepadamu tentang tiga perkara tidak akan ada yang dapat menjawab kecuali seorang Nabi, Apakah yang terjadi pertama kali dari tanda-tanda hari kiamat, apa yang pertama kali dimakan oleh penduduk surga, dan dari mana seseorang dapat menyerupai bapaknya atau ibunya?" Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jibril 'Alaihis Salam baru saja memberiku kabar." Abdullah bertanya; siapakah Jibril? Beliau menjawab: "Ia adalah malaikat yang sangat dimusuhi yahudi." Beliau bersabda: "Tanda hari kiamat yang akan terjadi pertama kali adalah api yang keluar dari timur yang akan menggiring manusia ke barat, adapun sesuatu yang pertama kali dimakan penduduk surga adalah hati ikan hiu, adapun darimana seseorang dapat menyerupai bapak atau ibunya adalah apabila air mani laki-laki dapat mendahului sel telur wanita maka akan keluar laki-laki, dan apabila sel telur wanita dapat mendahului air mani laki-laki maka akan keluar wanita." Kemudian Abdullah bin Salam berkata; "Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak untuk disembah kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa engkau adalah Rasulullah." Kemudian dia berkata lagi; "Wahai Rasulullah, sesungguhnya orang yahudi itu adalah kaum yang pendusta, kalau mereka mengetahui keIslamanku mereka pasti akan menghinaku dihadapanmu. Maka utuslah seseorang agar memanggil mereka dan tanyakan kepada mereka tentang aku." Beliau lalu mengutus seseorang untuk memanggil mereka, lalu beliau bertanya kepada mereka: "Siapakah Abdullah bin Salam di menurut kalian?" Mereka menjawab; "Dia adalah orang terbaik kami dan anak dari orang terbaik dari kami, dia adalah tuan kami dan anak dari tuan kami." Beliau bertanya lagi: "Bagaimana menurut kalian, kalau seandainya dia masuk Islam? Mereka menjawab; "Mudah-mudahan Allah melindunginya dari hal itu (masuk Islam)." Maka Abdullah bin Salam keluar seraya mengatakan; "Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak untuk disembah kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah." Lalu mereka berkata; "Dia adalah orang yang paling jelek di antara kami dan anak dari orang yang paling jelek di antara kami. -Mereka menjelek-jelekkan Abdullah bin Salam.- Setelah itu Abdullah bin Salam berkata; "Inilah yang paling aku khawatirkan."

bukhari:4120

Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] dia mendengar dari [Zuhair] dari [Abu Ishaq] dari [Al Bara' radliallahu 'anhu] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat dengan menghadap ke baitul Maqdis selama enam belas atau tujuh belas bulan. Dan beliau menyukai jika kiblatnya menghadap ke arah ka'bah. Kemudian beliau pun shalat Ashar bersama sekelompok para sahabat dengan menghadap ke arab kiblat. Setelah itu salah seorang dari sahabat tersebut keluar dan melewati kaum muslimin di sebuah masjid yang pada waktu itu mereka sedang ruku. Sahabat tadi berkata; AKu bersaksi kepada Allah, sungguh aku telah shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan menghadap kiblat. Mereka pun segera berputar dalam keadaan shalat menghadap ke arah kiblat. Ada beberapa orang yang telah meninggal dengan menghadap ke arah kiblat pertama yang kami tidak tahu apa yang harus kami katakan mengenai hukumnya bagi mereka tersebut. Maka Allah pun menurunkan ayat; "Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan keimanan kalian, sesungguhnya Allah maha pengasih lagi maha penyayang kepada manusia." (Al Baqarah: 143).

bukhari:4126

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] Telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Sufyan] dari [Abdullah bin Dinar] dari [Ibnu Umar] radliallahu 'anhuma; "Tatkala orang-orang melaksanakan shalat shubuh di Quba`, tiba-tiba ada orang yang datang dan berkata; Allah telah menurunkan wahyu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam agar menghadap kiblat, maka menghadaplah ke sana! lalu mereka berbalik menghadap Ka'bah.

bukhari:4128

Telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Makhlad] Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman] Dan telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Dinar] dari [Ibnu Umar radliallahu 'anhuma]; "Tatkala orang-orang sedang shalat shubuh di Quba', datang seseorang lalu berkata, 'Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam pada malam ini mendapat wahyu, beliau diperintahkan menghadap ke Ka'bah'. Maka menghadaplah ke sana! Mereka pun segera beralih ke Ka'bah, padahal sebelumnya wajah-wajah mereka menghadap ke Syam (Baitul Maqdis) '."

bukhari:4130

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Qaza'ah] Telah menceritakan kepada kami [Malik] dari [Abdullah bin Dinar] dari [Ibnu Umar] dia berkata; "Tatkala orang-orang sedang shalat shubuh di Quba', datang seseorang lalu berkata, 'Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam pada malam ini mendapat wahyu, beliau diperintahkan menghadap ke Ka'bah'. Maka menghadaplah ke sana! Mereka pun segera beralih ke Ka'bah, padahal sebelumnya wajah-wajah mereka menghadap ke Syam (Baitul Maqdis)."

bukhari:4131

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Ismail] Telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Muslim] Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Dinar] dia berkata; Aku mendengar [Ibnu Umar radliallahu 'anhuma] berkata; "Tatkala orang-orang sedang shalat shubuh di Quba', datang seseorang lalu berkata, 'Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam pada malam ini mendapat wahyu, beliau diperintahkan menghadap ke Ka'bah'. Maka menghadaplah ke sana! Mereka pun segera beralih ke Ka'bah dalam keadaan shalat, padahal sebelumnya wajah-wajah mereka menghadap ke Syam (Baitul Maqdis)."

bukhari:4133

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dari [Malik] dari [Abdullah bin Dinar] dari [Ibnu Umar] dia berkata; "Tatkala orang-orang sedang shalat shubuh di Quba', datang seseorang lalu berkata, 'Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam pada malam ini mendapat wahyu, beliau diperintahkan menghadap ke Ka'bah'. Maka menghadaplah ke sana! Mereka pun segera beralih ke Ka'bah, padahal sebelumnya wajah-wajah mereka menghadap ke Syam (Baitul Maqdis)."

bukhari:4134

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] Telah menceritakan kepada kami ['Abdul Wahhab] Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar radliallahu 'anhuma] bahwa dua orang laki-laki mendatangi Ibnu Jubair mengadukan perihal fitnah yang menimpa Ibnu Jubair keduanya berkata; sesungguhnya orang-orang telah berbuat sesuatu kepadanya, sedangkan kamu wahai Ibnu Umar sebagai sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, apa yang menghalangimu tidak ikut campur dalam urusan ini? Ibnu Umar menjawab; 'Yang menghalangiku adalah karena Allah telah mengharamkan darah saudara muslim. Lalu keduanya berkata; 'Bukankah Allah telah berfirman: "Dan perangilah mereka sehingga tidak ada lagi fitnah?" maka Ibnu Umar menjawab: "Kami telah berperang hingga fitnah itu tidak ada lagi dan din ini sudah menjadi milik Allah. Sedangkan kalian menginginkan peperangan hingga terjadi fitnah dan din ini menjadi milik bukan selain Allah. ['Utsman bin Shalih] menambahkan dari [Ibnu Wahhab] dia berkata; Telah mengabarkan kepadaku Fulaan dan [Haiwah bin Syuraih] dari [Bakr bin 'Amru Al Ma'afiri] bahwa [Bukair bin 'Abdullah] Telah menceritakan kepadanya dari [Nafi'] bahwa seseorang menemui Ibnu 'Umar seraya berkata; 'Wahai Abu 'Abdur Rahman apa yang menghalangimu untuk berhaji dan berumrah pada tahun ini dan kamu meninggalkan jihad di jalan Allah padahal kamu tahu bahwa Allah sangat menganjurkan hal itu? [Ibnu Umar] menjawab; 'Wahai anak saudaraku, Islam ini dibangun atas lima dasar; Iman kepada Allah dan Rasul-Nya, shalat lima waktu, puasa dibulan Ramadlan, menunaikan zakat, dan haji ke baitullah. Laki-laki itu berkata; 'Wahai Abu Abdurrahman, apakah kamu tidak mendengar apa yang disebutkan Allah di dalam kitabnya: "Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai kembali pada perintah Allah". Juga firman Allah: "Perangilah mereka hingga tidak ada fitnah." Ibnu Umar menjawab; 'kami telah melakukan hal itu pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika Islam masih sedikit hingga seseorang dari kami difitnah karena agamanya, baik dengan dibunuh maupun disiksa sampai Islam semakin menyebar dan tidak ada lagi fitnah. Orang itu berkata lagi; 'Bagaimana pendapatmu tentang Utsman dan Ali? Ibnu Umar menjawab; 'Adapun Utsman maka Allah telah memaafkannya sedangkan kalian telah membenci untuk memaafkannya. Sedangkan Ali dia adalah sepupu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan menantunya. Lalu dia mengisyaratkan dengan tangannya seraya berkata; 'Inilah rumahnya sebagaimana kamu lihat.'

bukhari:4153

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq] Telah mengabarkan kepada kami [An Nadlr] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Sulaiman] dia berkata; Aku mendengar [Abu Wa'il] dari [Hudzaifah] mengenai ayat; "Dan infaqkanlah hartamu di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan dirimu sendiri kedalam kebinasaan dengan tanganmu sendiri." Ayat ini turun tentang memberi nafkah.

bukhari:4154

Telah menceritakan kepada kami [Adam] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abdurrahman bin Al Ashbahani] dia berkata; Aku mendengar [Abdullah bin Ma'qil] dia berkata; Aku duduk mendekati [Ka'ab bin Ujrah] di masjid Kufah, lalu aku bertanya kepada Ka'ab tentang fidyah puasa. Saya pernah dibawa menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sementara kutu-kutu telah bertebaran di wajahku. Maka beliau berkata: "Saya lihat penyakitmu sudah demikian parah, apakah kamu mempunyai seekor kambing?" saya menjawab; "Tidak." Beliau bersabda: 'Berpuasalah tiga hari, atau memberi makan kepada enam orang miskin yakni sebanyak tetengah sha' untuk setiap orang dan cukurlah rambutmu." Ka'ab berkata; Maka ayat ini turun khusus berkenaan denganku, namun bagi kalian bersifat umum.

bukhari:4155

Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Abu Bakr] Telah menceritakan kepada kami [Fudlail bin Sulaiman] Telah menceritakan kepada kami [Musa bin 'Uqbah] Telah mengabarkan kepadaku [Kuraib] dari [Ibnu 'Abbas] dia berkata; seseorang berthawaf di ka'bah setelah bertahalul hingga dia bertalbiyah untuk haji. Apabila dia hendak pergi ke Arafah, maka hendaklah dia menyembelih unta, atau sapi, atau kambing kapan saja dia kehendaki jika hal itu mudah baginya. Jika hal itu terasa sulit, maka hendaklah dia berpuasa selama tiga hari pada waktu haji, yaitu sebelum hari Arafah. Jika ternyata hari terakhirnya dari tiga hari tersebut adalah hari Arafah, maka hal itu tidak mengapa baginya. Kemudian hendaklah dia berangkat untuk wukuf di Arafah dari waktu Ashar hingga menjelang malam. Lalu berangkat dari Arafah ketika orang-orang keluar darinya hingga sampai di Muzdalifah tempat mereka bermalam. setelah itu hendaklah mereka berdzikir kepada Allah dengan memperbanyak takbir, dan tahlil sebelum subuh tiba. Kemudian bertolaklah kalian dari Arafah karena orang-orang telah bertolak. Allah Ta'ala berfirman: "Kemudian bertolaklah dari tempat bertolaknya orang-orang banyak ('Arafah) dan mohonlah ampun kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Albaqarah 199). Hingga kalian melempar Jumrah.

bukhari:4159

Telah menceritakan kepada kami [Qabisha] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Ibnu Juraij] dari [Ibnu Mulaikah] dari [Aisyah] secara marfu' dia berkata; "Orang yang paling Allah benci adalah orang yang suka membantah dan sengit permusuhannya. [Abdullah] berkata; Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] Telah menceritakan kepadaku [Ibnu Juraij] dari [Ibnu Mulaikah] dari [Aisyah radliallahu 'anha] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

bukhari:4161

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq] Telah mengabarkan kepada kami [An Nadlr bin Syumail] Telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Aun] dari [Nafi'] dia berkata; [Ibnu Umar radliallahu 'anhuma] apabila membaca Al Qur'an, beliau tidak berbicara hingga selesai membacanya. Pada suatu hari aku mengambil mushaf-nya, maka membaca surat Al Baqarah hingga selesai dengan hafalannya. Lalu dia berkata; tahukah kamu tentang apa surat ini turun? Aku menjawab; 'Tidak.' Dia berkata; surat ini turun tentang ini dan itu kemudian dia pergi.' Dan dari [Abdus Shamad] Telah menceritakan kepadaku [ayahku] telah menceritakan kepadaku [Ayyub] dari [Nafi] dari [Ibnu Umar] mengenai ayat; "istri-istrimu adalah ladang bagimu maka datangilah ladang-ladangmu kapan saja sesuai yang kamu sukai".(QS. Albaqarah 223), Ibnu Umar berkata; yaitu mendatanginya dari kemaluannya. Diriwayatkan oleh [Muhammad bin Yahyan bin Sa'id] dari [Bapaknya] dari [Ubaidullah] dari [Nafi] dari [Ibnu Umar].

bukhari:4163

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq] Telah menceritakan kepada kami [Rauh] Telah menceritakan kepada kami [Syibl] dari [Ibnu Abu Najih] dari Mujahid mengenai firman Allah: Dan orang-orang yang mati di antara kamu serta meninggalkan istri-istri (Al Baqarah; 234). Ayat ini menerangkan wajibnya iddah di rumah keluarganya. Lalu Allah menurunkan ayat; Dan orang-orang yang akan mati di antara kami dan meninggalkan istri-istri, hendaklah membuat wasiat untuk istri-istrinya yaitu nafkah sampai setahun tanpa mengeluarkannya dari rumah. Tetapi jika mereka keluar sendiri, maka tidak ada dosa bagimu mengenai apa yang mereka lakukan terhadap diri mereka sendiri dalam hal-hal yang baik. Mujahid berkata; Allah telah menjadikannya sebagai penyempurna dalam hitungan setahun yaitu tujuh bulan dan dua puluh malam sebagai wasiat. Apabila dia ingin, maka dia menempati sesuai wasiat tersebut. Namun jika ia ingin keluar, maka itu sudah menjadi kehendaknya. Itulah yang dimaksud firman Allah Ta'ala: Tetapi jika mereka keluar sendiri, maka tidak ada dosa bagimu. Maka Iddah adalah perkara yang wajib. Perawi mengaku itu dari Mujahid. [Atha] berkata; [Ibnu Abbas] berkata; "Ayat ini telah menghapus 'iddah di rumah keluarganya sehingga ia ber'iddah di tempat yang ia kehendaki, yaitu firman Allah Azza wa Jalla: 'Tanpa keluar rumah.' Atha berkata; 'Jika dia berkehendak, maka dia beriddah di rumah keluarganya dan tinggal sesuai wasiatnya.' Namun jika dia berkehendak, ia keluar darinya. Sebagaimana firman Allah Ta'ala: "Maka tidak ada dosa bagimu mengenai apa yang mereka lakukan terhadap diri mereka senidiri." (QS. Albaqarah 240), Atha berkata; kemudian turun ayat mirats (mengenai warisan) yang menghapus mengenai tempat tinggal, maka dia boleh beriddah sesuai kehendaknya tanpa harus tinggal dirumahnya. Dan dari [Muhammad bin Yusuf] Telah menceritakan kepada kami [Warqa] dari [Ibnu Abu Najih] dari Mujahid dengan redaksi yang serupa. Dan dari Ibnu Abu Najih dari [Atha] dari [Ibnu Abbas] dia berkata; 'ayat ini telah menghapus 'iddahnya di rumah keluarganya sehingga ia ber'iddah di tempat yang ia kehendaki, yaitu firman Allah Azza wa Jalla: 'Tanpa keluar rumah.'

bukhari:4167

Telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Abu Al Aswad] Telah menceritakan kepada kami [Humaid bin Al Aswad] dan [Yazid bin Zurai'i] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Habib bin Syahid] dari [Ibnu Abu Mulaikah] dia berkata; [Ibnu Zubair] berkata; Aku bertanya kepada [Utsman] tentang ayat yang terdapat dalam surah Al Baqarah yaitu: Dan orang-orang yang mati di antara kamu serta meninggalkan istri-istri, -hingga ayat-; 'tanpa keluar rumah. (Al Baqarah; 234). Dia menjawab; Ayat itu telah dinasakh dengan ayat yang lain. Lalu aku bertanya; kenapa kamu menulisnya? Dia menjawab; Wahai anak saudaraku, apakah kamu akan meninggalkannya? aku tidak akan merubahnya sedikitpun dari tempatnya. Humaid berkata; atau perkataan yang serupa dengan ini.

bukhari:4172

Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Minhal] Telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Al A'masy] dari [Abu Wa'il] dari [Abdullah bin Mas'ud radliallahu 'anhu] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa bersumpah palsu atas sesuatu, yang dengannya ingin merampas harta seorang muslim, maka ia akan berjumpa dengan Allah sementara Ia murka kepadanya." Sebagai pembenaran hal itu Allah telah menurunkan ayat: "Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih." (Ali Imran: 77). Maka [Asy'ats bin Qais] masuk seraya bertanya; Apa yang dikatakan Abdurrahman kepada kalian? Kami menjawab; begini dan begitu. Dia berkata; ayat itu berkenaan denganku; Aku mempunyai sebuah sumur disebidang tanah milik sepupuku. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: yang menjadi keputusan sekarang adalah pengakuanmu atau sumpahnya. Aku berkata; 'Kalau begitu dia yang bersumpah ya Rasulullah! Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa bersumpah palsu atas sesuatu, yang dengannya ingin merampas harta seorang muslim, dan dia menjadi pelaku kejahatan karenanya, maka ia akan berjumpa dengan Allah sementara Ia murka kepadanya."

bukhari:4185

Telah menceritakan kepada kami [Ali yaitu Ibnu Abu Hasyim] dia mendengar [Husyaim], Telah mengabarkan kepada kami [Al 'Awwam bin Hausyab] dari [Ibrahim bin Abdurrahman] dari [Abdullah bin Abu Aufa radliallahu 'anhuma] bahwa seorang laki-laki menjual barang di pasar, lalu dia bersumpah bahwa di telah memberikan barangnya padahal belum dia berikan, hal itu dia lakukan untuk merayu seorang muslim agar membeli barangnya. Maka turunlah ayat; "Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih." (Ali Imran: 77).

bukhari:4186

Telah menceritakan kepada kami [Nashr bin 'Ali bin Nashr]; Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Daud] dari [Juraij] dari [Ibnu Abu Mulaikah] bahwa dua orang wanita pernah menjahit kulit di sebuah rumah atau di sebuah kamar. Lalu salah seorang dari mereka keluar seraya membawa alat jahitnya ditelapak tangannya. Lalu dia menuduh temannya yang mengambil. Akhirnya hal itu dilaporkan kepada Ibnu Abbas. [Ibnu Abbas] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kalau orang-orang di benarkan sesuai dengan pengakuannya maka akan hilanglah darah dan harta suatu kaum. Ingatkanlah ia dengan Allah dan bacakanlah kepadanya firman Allah: "Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka..." (Al Imran: 77). Lalu perempuan itu mengakuinya. Kemudian Ibnu Abbas berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya sumpah itu berlaku bagi orang yang dituduh."

bukhari:4187

Telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Al Mundzir] Telah menceritakan kepada kami [Abu Dlamrah]; Telah menceritakan kepada kami [Musa bin 'Uqbah] dari [Nafi'] dari ['Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhu] bahwa orang-orang Yahudi menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan membawa seorang laki-laki dan seorang perempuan yang telah berzina. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepada mereka: 'Apa yang kalian lakukan kepada orang yang berzina? ' Mereka menjawab; 'Kami mencoret-coret wajah keduanya dengan warna hitam dan memukulnya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Apakah kalian tidak menemukan hukuman rajam di dalam Taurat? Mereka menjawab; 'Kami tidak mendapatkannya sedikit pun. Maka Abdullah bin Salam berkata kepada mereka; 'Kalian telah berdusta, datangkanlah Taurat kalian dan bacalah jika kalian orang-orang yang jujur.' Maka mereka pun meletakan kitab yang mereka pelajari dan di antara mereka ada yang menutupinya dengan tangan pada ayat rajam, dengan cepat dia membaca apa yang ada disamping kanan kirinya tanpa membaca ayat rajam. Abdullah Salam pun segera menyingkirkan tangannya, seraya berkata; 'Apa ini? ' Tatkala mereka melihat hal itu, mereka menjawab; 'ini adalah ayat rajam.' Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyuruh untuk merajam keduanya di dekat kuburan samping masjid. Kata Abdullah; 'Aku melihat lelakinya melindungi dan menutupi wanitanya dari lemparan batu dengan cara membungkukkan badannya.'

bukhari:4190

Telah menceritakan kepada kami [Hibban bin Musa] Telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] Telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] berkata; Telah menceritakan kepadaku [Salim] dari [Bapaknya] bahwasanya dia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika beliau mengangkat kepalanya dari ruku pada raka'at terakhir dari shalat subuh beliau berdoa: "Ya Allah laknatlah fulan dan fulan." yaitu setelah beliau membaca; 'Sami'allah hu Liman Hamidah.' maka Allah menurunkan ayat; "Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah menerima taubat mereka, atau mengazab mereka karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim (Ali Imran: 128)." diriwayatkan oleh [Ishaq bin Rasyid] dari [Az Zuhri].

bukhari:4193

Telah menceritakan kepadaku ['Abdullah bin Munir] dia mendengar [Abu An Nadlr] Telah menceritakan kepada kami ['Abdur Rahman] yaitu Ibnu 'Abdullah bin Dinar dari [Bapaknya] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang diberi harta oleh Allah -Azza wa Jalla-, lalu ia tidak menunaikan zakatnya, maka hartanya akan diubah pada hari Kiamat seperti seekor ular berkepala putih (karena banyak racunnya) serta memiliki dua titik hitam di atas matanya atau dua taring, memangsa dengan kedua tulang rahangnya pada hari Kiamat, lalu mengatakan, 'Akulah harta simpananmu, akulah harta simpananmu'." Kemudian beliau membaca ayat ini: 'Janganlah sekali-kali orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka.....' hingga akhir ayat.

bukhari:4199

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] Telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] berkata; Telah mengabarkan kepadaku ['Urwah bin Az Zubair] bahwa [Usamah bin Zaid radliallahu 'anhu] telah mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengendarai seekor keledai, dilengkapi dengan penutup kaki yang dibuat di Fadak dan aku berada di belakangnya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pergi untuk berkunjung kepada Sa'ad bin 'Ubadah di Bani Al Harits bin Al Khazraj; kejadian ini berlangsung sebelum perang Badar. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, melewati sekelompok orang, yang di dalamnya ada 'Abdullah bin 'Ubay bin Salul. Dan itu terjadi sebelum 'Abdullah bin 'Ubay masuk Islam. Di dalam kerumunan itu berkumpul orang-orang dari berbagai agama yaitu: orang-orang Muslim, kafir, para penyembah berhala, dan Yahudi. Di sana juga terlihat 'Abdullah bin Rawahah. Ketika debu yang di timbulkan dari keledai (yang dikendarai Nabi shallallahu 'alaihi wasallam) mengenai kerumunan itu, 'Abdullah bin 'Ubay menutup hidungnya dengan bajunya dan berkata; "Jangan tutupi kami dengan debu." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan salam kepada mereka, lalu turun dan mengajak mereka kepada Allah (memeluk agama Islam) dan membacakan kepada mereka Al Qur'an mulia. Mendengar hal itu 'Abdullah bin 'Ubay berkata; 'Wahai ki sanak! Tak ada yang lebih baik daripada yang engkau ucapkan, jika itu benar, kalau begitu jangan mengganggu pertemuan kami. Pulanglah. Bacakan saja kepada orang-orang yang datang kepadamu.' Mendengar itu 'Abdullah bin Rawahah berkata; 'Ya Rasulullah! Bawalah (apa yang ingin Anda sampaikan) kepada kami dalam pertemuan kami, karena kami menyukainya.' Maka orang-orang Muslim, kafir, dan Yahudi saling mencaci maki satu sama lain hingga mereka mau berkelahi. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menenangkan mereka dan mereka semua kembali tenang. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menaiki kembali keledainya dan melanjutkan perjalanan hingga sampailah dikediaman Sa'ad bin 'Ubadah. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada Sa'ad: 'Apakah engkau mendengar apa yang disampaikan Hubab? ' Yang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam maksudkan adalah 'Abdullah bin 'Ubay. 'Ia berkata ini dan itu.' Mendengar itu Sa'ad bin 'Ubadah berkata; 'Ya Rasulullah! Ampuni dan beri maaf dia, karena demi Allah yang memberimu Al Kitab, Allah memberikan kepadamu Kebenaran (Al Qur'an) pada saat penduduk kota ini (Madinah) tengah mencari seseorang untuk memimpin mereka. Tetapi ketika Allah menentang (keputusan) itu melalui Kebenaran (Al Qur'an) yang diberikan kepada Anda, maka ('Abdullah bin 'Ubay) dengki terhadapmu, seperti kelakuannya yang engkau lihat terhadapmu.' Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memaafkannya, karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya memaafkan orang-orang kafir dan para Ahli Kitab sebagaimana yang diperintahkan Allah, dan mereka bersabar terhadap kesalah pahaman. Dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menegaskan prinsip memberikan ampunan kepada mereka selama Allah memerintahkannya demikian hingga Allah memberikan izin untuk memerangi mereka. Maka ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertempur dalam Perang Badar dan Allah membinasakan orang-orang terkemuka Quraisy, Ibnu Ubay bin Salul dan orang-orang kafir serta para penyembah berhala yang berkelompok dengannya berkata; 'Islam telah muncul.' Lalu mereka memberikan baiat mereka (untuk memeluk agama Islam) kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan menjadi Muslim.

bukhari:4200

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abu Maryam] Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] berkata; Telah menceritakan kepadaku [Zaid bin Aslam] dari ['Atha bin Yasar] dari [Abu Sa'id Al Khudri radliallahu 'anhu] "Bahwa beberapa orang munafik pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam apabila beliau pergi berperang mereka tidak turut berperang dan merasa bangga dengan ketidakpergiannya untuk menyelisihi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah kembali (membawa kemenangan dan harta rampasan perang), mereka mengemukakan alasan mereka masing-masing yang menjadikan mereka tidak turut berperang dan menguatkan alasannya dengan sumpah. Kemudian mereka ingin dipuji (seolah-olah merekalah yang pahlawan) padahal mereka tidak berbuat apa-apa. Karena itu turunlah ayat: 'Janganlah sekali-kali kamu menyangka bahwa orang-orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka ingin dipuji terhadap perbuatan yang tidak mereka kerjakan, janganlah kamu mengira bahwa mereka akan terlepas dari siksa…' (QS Ali Imraan (3): 88).

bukhari:4201

Telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Musa] Telah mengabarkan kepada kami [Hisyam] bahwa [Ibnu Juraij] Telah menceritakan kepada mereka dari [Ibnu Abu Mulaikah] bahwa ['Alqamah bin Waqqash] telah mengabarkan kepadanya bahwasannya Marwan berkata kepada penjaga pintunya; "Wahai Abu Rafi', pergilah menemui Ibnu Abbas, tanyakan kepadanya; 'Apabila setiap orang dari kita akan disiksa karena merasa senang dengan apa yang dia kerjakan dan suka untuk dipuji terhadap apa yang belum dia kerjakan, dengan demikian berarti kita semua akan di adzab? [Ibnu Abbas] berkata; 'Ada apa dengan ayat ini? ' Ayat ini hanya di turunkan mengenai orang Yahudi.." Yaitu ketika nabi shallallahu 'alaihi wasallam menanyakan kepada mereka tentang sesuatu, namun mereka menyembunyikannya dan mengabarkan hal yang lain. Lalu mereka perlihatkan kepada beliau bahwa mereka berhak mendapat pujian dari apa yang telah mereka kabarkan itu dan mereka senang dengan apa yang telah mereka kerjakan, yaitu sikap mereka yang menyembunyikan sesuatu yang beliau tanyakan.' Lalu Ibnu Abbas membaca ayat; "Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi (yaitu), "Hendaklah kamu benar-benar menerangkannya (isi kitab itu) kepada manusia dan janganlah kamu menyembunyikannya." (Ali Imran: 187). Dan Ibnu Abbas membaca ayat; "Dan janganlah sekali-kali kamu mengira bahwa orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka dipuji atas perbuatan yang tidak mereka lakukan. (Ali Imran: 188). Dan diriwayatkan pula oleh ['Abdur Razzaq] dari [Ibnu Juraij] Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Muqatil] Telah mengabarkan kepada kami [Al Hajjaj] dari [Ibnu Juraij] Telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Abu Mulaikah] dari [Humaid bin 'Abdur Rahman bin 'Auf] bahwasanya ia telah mengabarkan kepadanya mengenai kisah Marwan ini.

bukhari:4202

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abu Maryam] Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] berkata; Telah mengabarkan kepadaku [Syarik bin 'Abdullah bin Abu Namir] dari [Kuraib] dari [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma] dia berkata; suatu ketika aku bermalam di rumah bibiku Maimunah, aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berbincang-bincang bersama istrinya sesaat. Kemudian beliau tidur. Tatkala tiba waktu sepertiga malam terakhir, beliau duduk dan melihat ke langit lalu beliau membaca; "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal." (Ali Imran; 190). Lalu beliau berwudlu dan bersiwak, kemudian shalat sebelas raka'at. Setelah mendengar Bilal adzan, beliau shalat dua raka'at kemudian beliau keluar untuk shalat subuh.

bukhari:4203

Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] Telah menceritakan kepada kami ['Abdur Rahman bin Mahdi] dari [Malik bin Anas] dari [Makhramah bin Sulaiman] dari [Kuraib] dari [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma] ia berkata; Suatu ketika aku menginap di rumah Maimunah, lalu aku berkata; Aku akan melihat shalat Rasulullah. Tiba-tiba Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diberi bantal dan beliau tidur di bagian sisi panjang. Setelah itu bangun seraya mengusap kantuk dari wajahnya. Lalu beliau membaca sepuluh ayat terakhir surat Ali Imran hingga selesai. kemudian beliau menuju ke geriba yang tergantung, beliau berwudlu darinya dan beliau shalat. Ibnu 'Abbas berkata; Aku pun bangun dan melaksanakan seperti apa yang beliau kerjakan, kemudian aku berdiri di sampingnya, maka beliau meletakkan tangannya di kepalaku dan memegang telinga kananku lalu memilinnya. Beliau shalat dua raka'at, dua raka'at, dua raka'at, dua raka'at, dua raka'at, dua raka'at kemudian beliau melakukan witir.

bukhari:4204

Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Ma'an bin 'Isa] Telah menceritakan kepada kami [Malik] dari [Makhramah bin Sulaiman] dari [Kuraib] -budak yang dimerdekakan- 'Abdullah bin 'Abbas bahwa ['Abdullah bin 'Abbas] mengabarkan kepadanya bahwasannya dia pernah menginap di rumah Maimunah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, yaitu bibinya. Ia berkata; Aku berbaring di bantal bagian sisi lebar, sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan keluarganya tidur di bantal bagian sisi panjang. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidur hingga pertengahan malam, mendekati atau melewati sedikit, kemudian bangun dan duduk seraya mengusap kantuk dari wajahnya dengan tangannya. Kemudian beliau membaca sepuluh ayat terakhir surat Ali Imran, lalu bangun menuju ke geriba yang tergantung, beliau berwudlu darinya dan menyempurnakan wudlunya kemudian beliau shalat. Ibnu 'Abbas berkata; Aku pun bangun dan melaksanakan seperti apa yang beliau kerjakan, kemudian aku berdiri di sampingnya, maka beliau meletakkan tangannya di kepalaku dan memegang telinga kananku lalu memilinnya. Beliau shalat dua raka'at, dua raka'at, dua raka'at, dua raka'at, dua raka'at, dua raka'at kemudian beliau melakukan witir, setelah selesai beliau tidur kembali hingga datang seruan mu`adzin. Kemudian beliau shalat dua raka'at ringan dan keluar untuk melakukan shalat Subuh."

bukhari:4205

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dari [Malik] dari [Makhramah bin Sulaiman] dari [Kuraib] -budak yang dimerdekakan- Ibnu 'Abbas bahwa [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhu] telah mengabarkan kepadanya bahwasannya dia pernah menginap di rumah Maimunah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, yaitu bibinya. Ia berkata; Aku berbaring di bantal bagian sisi lebar, sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan keluarganya tidur di bantal bagian sisi panjang. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidur hingga pertengahan malam, mendekati atau melewati sedikit, kemudian bangun dan duduk seraya mengusap kantuk dari wajahnya dengan tangannya. Kemudian beliau membaca sepuluh ayat terakhir dari surat Ali Imran, lalu bangun menuju ke geriba yang tergantung, beliau berwudlu darinya dan menyempurnakan wudlunya kemudian beliau shalat. Ibnu 'Abbas berkata; Aku pun bangun dan melaksanakan seperti apa yang beliau kerjakan, kemudian aku berdiri di sampingnya, maka beliau meletakkan tangannya di kepalaku dan memegang telinga kananku lalu memilinnya. Beliau shalat dua raka'at, dua raka'at, dua raka'at, dua raka'at, dua raka'at, dua raka'at kemudian beliau melakukan witir, setelah selesai beliau tidur kembali hingga datang seruan mu`adzin. Kemudian beliau shalat dua raka'at ringan dan keluar untuk melakukan shalat Subuh."

bukhari:4206

Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin 'Abdul 'Aziz] Telah menceritakan kepada kami [Abu 'Umar Hafsh bin Maisarah] dari [Zaid bin Aslam] dari ['Atha bin Yasar] dari [Sa'id Al Khudri radliallahu 'anhu] dia berkata; sejumlah orang pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata; 'Ya Rasulullah, apakah kami dapat melihat Allah pada hari kiamat? Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab. 'Ya, ' apakah kalian merasa kesulitan melihat matahari yang terang benderang serta tidak ada mendung?" Mereka berkata: "Tidak wahai Rasulullah!" lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apakah kalian merasa kesullitan melihat rembulan pada malam purnama yang tidak ada mendung dibawahnya?", mereka berkata; "Tidak, wahai Rasulullah!" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya kalian akan melihat-Nya kelak pada hari kiamat tanpa merasa kesulitan sebagaimana kalian melihat salah satu dari keduanya. Pada hari kiamat, sang penyeru akan mengumumkan, setiap umat mengikuti apa yang mereka sembah. Maka mereka yang menyembah selain Allah seperti berhala dan tuhan-tuhan yang lain akan berjatuhan ke neraka. Hingga yang tinggal hanyalah mereka yang menyembah Allah baik orang-orang yang saleh maupun orang yang jahat dan sejumlah orang dari ahlu kitab. Kemudian orang Yahudi akan dipanggil, Allah akan bertanya kepada mereka: Apa yang kamu sembah? Mereka menjawab; 'Kami menyembah Uzair putra Allah. Maka akan dikatakan kepada mereka; 'Kalian adalah para pendusta! Karena Allah tidak pernah mengambil istri atau memilik anak. Apa yang sekarang kalian inginkan? Mereka menjawab; 'Kami sangat haus ya Rabb, maka berilah kami minum. Maka mereka digiring dan ditunjukan, 'Minumlah. Pada saat itulah mereka akan dikumpulkan di dalam api neraka yang bentuknya seperti fatamorgana yang saling merusak satu sama yang lainnya. Kemudian mereka akan ditenggelamkan ke dalam api neraka. Setelah itu orang-orang Nashrani akan dipanggil, Apa yang kamu sembah? Mereka menjawab; 'Yesus putra Allah. Maka dikatakan kepada mereka: 'Kalian adalah para pendusta! Karena Allah tidak pernah mengambil istri atau memilik anak. Apa yang sekarang kalian inginkan? Maka mereka menjawab sebagaimana orang Yahudi dan akan dilemparkan ke dalam api neraka. Kemudian yang tetap tinggal adalah mereka yang hanya beribadah kepada Allah. Baik itu orang saleh atau orang yang berbuat kejahatan. Allah akan mendatangi mereka dalam bentuk yang mendekati gambaran mereka tentang Dia dalam benak mereka. Akan dikatakan kepada mereka; Apa yang kalian tunggu? Setiap bangsa mengikuti tuhan yang disembahnya didunia. Mereka akan menjawab; Kami meninggalkan orang-orang di dunia ketika kami sedang sangat membutuhkan mereka dan kami tidak mengambil mereka sebagai tandingan. Sekarang kami sedang menunggu Rabb kami yang kami sembah. Maka Allah akan berkata; Akulah Rabb kalian, mereka akan senantiasa berkata, sebanyak dua atau tiga kali; 'Kami tidak menyekutukan Allah.'

bukhari:4215

Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] Telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] berkata; bahwa seorang laki-laki Anshar berselisih dengan Az Zubair mengenai mata air Al Harrah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda: "Alirilah kebunmu wahai Zubair, setelah itu berikanlah kepada tetanggamu." Tetapi laki-laki Anshar itu marah seraya berkata; "Wahai Rasulullah, apakah karena ia anak dari pamanmu!" Maka Wajah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerah, kemudian beliau bersabda: "Wahai Zubair, airilah kebunmu, setelah itu tahanlah hingga airnya kembali ke dalam tanah kemudian berikanlah kepada tetanggamu!" Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berharap agar Zubair bisa memahami mengenai haknya dengan keputusan yang tegas. Padahal sebelumnya beliau memberikan kemudahan untuk Zubair dan orang Anshar, tapi ketika orang Anshar marah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam akhirnya beliau memberikan semua bagian kepada Zubair. [Zubair] radliallahu 'anhu berkata; "Demi Allah, aku mengira bahwa ayat ini tidak turun kecuali berkaitan dengan masalah itu: "Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, Kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (QS; an Nisaa`; 65)."

bukhari:4219

Telah menceritakan kepada kami [Adam bin Abu Iyas] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] Telah menceritakan kepada kami [Mughirah bin An Nu'man] ia berkata; Aku mendengar [Sa'id bin Jubair] berkata; ada sebuah ayat yang menyebabkan penduduk Kufah berselisih tentangnya, maka aku berangkat menemui Ibnu Abbas untuk menanyakan ayat itu. Lalu [Ibnu Abbas] berkata; Yaitu ayat: "Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya." (An Nisa: 93). Ayat ini adalah ayat yang terakhir turun dari surat An Nisa, tidak ada yang menghapusnya sedikitpun.

bukhari:4224

Telah menceritakan kepadaku ['Ali bin 'Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Amru] dari ['Atha] dari [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma] mengenai firman Allah: "Dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan 'salam' kepadamu: 'Kamu bukan seorang mu'min." (An Nisaa: 94) Ibnu Abbas berkata; "Beberapa orang muslim menemui seseorang yang tengah berada dikambing-kambing miliknya lalu ia mengucapkan: Assalaamu 'Alaikum. Namun mereka menangkapnya lalu membunuhnya kemudian mengambil kambing-kambing tersebut, hingga ayat; "dengan harapan kalian mendapatkan kekayaan dunia, yaitu kambing-kambing itu. Ibnu Abbas membacanya; 'As Salaama.'

bukhari:4225

Telah menceritakan kepada kami ['Ubaid bin Isma'il] Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] berkata; Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin 'Urwah] Telah mengabarkan kepadaku [Bapakku] dari ['Aisyah radliallahu 'anhu] mengenai firman Allah: Dan mereka minta fatwa kepadamu tentang para wanita. Katakanlah: "Allah memberi fatwa kepadamu tentang mereka, dan apa yang dibacakan kepadamu dalam Al Quran (juga memfatwakan) tentang para wanita yatim yang kamu tidak memberikan kepada mereka apa yang ditetapkan untuk mereka, sedang kamu ingin mengawini mereka. (An Nisa: 127). Aisyah berkata; (Ayat ini) diturunkan berkaitan dengan wanita yatim yang ada pada seseorang. Wanita yatim itu menyertakannya dalam hartanya hingga dalam urusan kebun kurmanya, lalu ia ingin menikahinya, ia tidak mau menikahkan wanita yatim itu pada lelaki lain lalu disertakanlah ia dalam mengurus hartanya, hingga ia menyusahkannya dengan tidak menikahinya dan tidak menikahkannya pada lelaki lain. Maka turunlah ayat tersebut.

bukhari:4234

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Malik] dari ['Abdur Rahman bin Al Qasim] dari [Bapaknya] dari ['Aisyah radliallahu 'anha] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata; "Kami pernah bersama Rasulullah Shallallahu'alihi wasallam dalam sebagian perjalanannya, dan saat kami sampai di Al Baida -atau di Dzatuljaisy- kalungku hilang, maka Rasulullah Shallallahu'alihi wasallam berhenti untuk mencarinya dan para sahabat juga ikut bersamanya. Mereka tidak mempunyai air dan juga Rasulullah Shallallahu'alihi wasallam. Para sahabat datang kepada Abu Bakar Radliyallhu'anhu dan berkata, 'Apakah kamu tidak melihat apa yang diperbuat Aisyah?! Ia menghentikan (menahan) Rasulullah Shallallahu'alihi wasallam dan para sahabat, padahal mereka tidak pada tempat yang ada airnya dan mereka juga tidak mempunyai air'. Abu Bakar Radliyallahu'anhu lalu datang (kepadaku) dan Rasulullah Shallallahu'alihi wasallam berbaring meletakkan kepalanya diatas pahaku dan beliau tertidur. Ia berkata, 'Kamu menahan Rasulullah Shallallahu'alihi wasallam dan manusia pada tempat yang tidak ada airnya dan mereka juga tidak mempunyai air?" Aisyah berkata, "Abu Bakar mencelaku dan beliau mengatakan sebagaimana yang dikehendaki Allah dan ia menekan lambungku dengan tangannya. Tidak ada yang menghalangiku untuk bergerak kecuali keadaan Rasulullah Shallallahu'alihi wasallam yang berada diatas pahaku! Rasulullah Shallallahu'alihi wasallam tertidur hingga pagi, tanpa ada air. Kemudian Allah Azza wa Jalla menurunkan ayat tayamum, maka mereka pun bertayamum." Usaid bin Hudhair berkata; "Ini bukan keberkahan keluargamu yang pertama wahai keluarga Abu Bakar!" Aisyah berkata, "Lalu kami membangunkan unta yang kami tunggangi, dan kalung tersebut ternyata ada dibawahnya.

bukhari:4241

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sulaiman] dia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Ibnu Wahb] dia berkata; Telah mengabarkan kepadaku ['Amru] bahwa ['Abdur Rahman bin Al Qasim] Telah menceritakan kepadanya dari [Bapaknya] dari ['Aisyah radliallahu 'anha], Kalungku pernah hilang di Baida, yang pada waktu itu kami sudah masuk ke Kota Madinah, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberhentikan untanya dan turun. Lalu beliau menyandarkan kepalanya dipangkuan sambil tiduran. Abu Bakr datang kepadaku seraya marah mencelaku, dia berkata; 'Kamu telah menahan orang-orang dari melanjutkan perjalanan kerena mencari kalung.' Aku diam seperti orang mati, karena takut mengganggu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, padahal Abu Bakr telah menyakitiku. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bangun dari tidurnya dan tibalah waktu shalat shubuh, maka beliau mencari air, namun beliau tidak mendapatkannya. Lalu turunlah ayat: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat…. (Al Maidah: 6). Maka Usaid bin Hudlair berkata; 'Sungguh Allah telah memberkahi orang-orang karena kalian wahai keluarga Abu Bakr. Tidaklah kalian berada kecuali telah memberikan keberkahan kepada mereka.

bukhari:4242

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] Telah mengabarkan kepada kami [Al Mughirah bin An Nu'man] dia berkata; Aku mendengar [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah beliau bersabda: "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian dikumpulkan menuju Allah dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang dan berkulup (tidak dikhitan). Kemudian beliau bersabda: 'Sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti kami tepati; Sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya.' (Al Anbiyaa`: 104) Ketahuilah, sesungguhnya makhluk pertama yang diberi pakaian pada hari kiamat adalah Ibrahim 'alaihis salaam. Ketahuilah, sesungguhnya beberapa orang dari ummatku akan didatangkan lalu mereka diambil ke golongan kiri, aku berkata: 'Wahai Rabb, sahabat-sahabatku.' Dikatakan: 'Sesungguhnya engkau tidak tahu apa yang mereka perbuat sepeninggalmu.' Lalu aku mengucapkan seperti perkataan seorang hamba shalih: 'Aku menjadi saksi atas mereka selagi aku bersama mereka namun tatkala Engkau wafatkan aku, Engkaulah yang mengawasi mereka dan Engkau Maha menyaksikan terhadap segala sesuatu.' (Al Maa`idah: 117-118) lalu dijawab: Mereka senantiasa kembali ke belakang (murtad) sejak kau tinggalkan mereka."

bukhari:4259

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] Telah menceritakan kepada kami [Al Mughirah bin An Nu'man] dia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu 'Abbas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan pada hari kiamat, dan sesungguhnya ada orang-orang yang ditarik kekiri. Maka aku aku mengucapkan seperti perkataan seorang hamba shalih: 'Aku menjadi saksi atas mereka selagi aku bersama mereka namun tatkala Engkau wafatkan aku, Engkaulah yang mengawasi mereka dan Engkau Maha menyaksikan terhadap segala sesuatu.' (Al Maa`idah: 117-118).

bukhari:4260

Telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Musa] Telah mengabarkan kepada kami [Hisyam] bahwa [Ibnu Juraij] mengabarkan kepada mereka seraya berkata; Telah mengabarkan kepadaku [Sulaiman Al Ahwal], [Mujahid] telah mengabarkan kepadanya bahwasanya ia bertanya kepada [Ibnu 'Abbas]; 'Apakah di dalam surat Shaad terdapat ayat sadjah? ' Ibnu Abbas menjawab; 'Ya.' Lalu dia membaca: Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Yaqub kepadanya…, hingga ayat: Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka Al An'am: 84-90). Kemudian Ibnu Abbas berkata; 'Daud termasuk dari mereka. [Yazid bin Harun] dan [Muhammad bin 'Ubaid] serta [Sahl bin Yusuf] menambahkan dari [Al Awwam] dari [Mujahid] Aku bertanya kepada [Ibnu 'Abbas], lalu dia menjawab; 'Nabi kalian shallallahu 'alaihi wasallam adalah termasuk orang yang diperintahkan untuk mengikuti mereka.'

bukhari:4266

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yusuf] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Amru bin Yahya Al Mazini] dari [Bapaknya] dari [Abu Sa'id Al Khudri radliallahu 'anhu] dia berkata; "Seseorang dari yahudi datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan wajah bekas dipukul, lalu ia berkata kepada beliau; "Ya Muhammad, Aku telah dipukul oleh salah seorang dari sahabatmu dari golongan Anshar, " lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda kepadanya panggilkan dia! Mereka pun memanggilnya kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Kenapa engkau pukul dia?" ia menjawab; "Wahai Rasulullah, pada waktu itu aku melewati orang Yahudi, lalu aku mendengar dia berkata; 'Demi Dzat yang telah memilih Musa dari semua manusia.' Maka aku katakan; 'Apakah dari Muhammad juga?, hingga dia membuatku marah, maka aku memukulnya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian melebihkan sebagian nabi dengan sebagian yang lain, sesungguhnya pada hari kiamat manusia dalam keadaan pingsan, lalu aku adalah orang yang pertama kali mengangkat kepalanya dari tanah, namun aku mendapati Musa 'Alaihis Salam telah berada di sisi 'Arsy, aku tidak tahu apakah dia lebih duluan bangun dari pada aku atau dia sudah cukup dengan pingsannya ketika di bukit Thur Al Manna wa Salwa (QS. Al A'raf - 160) hingga tidak pingsan lagi."

bukhari:4272

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin 'Abdul 'Aziz] Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yahya] Telah menceritakan kepada kami [Haiwah] dari [Bakr bin 'Amru] dari [Bukair] dari [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma] bahwa seseorang datang kepadanya seraya berkata; 'Wahai Abu Abdurrahman, apakah anda tidak mendengar apa yang Allah sebutkan di dalam kitabnya: Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya, (Al Hujurat: 9). Lalu apa yang menghalangi anda dari berperang sebagaimana yang telah Allah perintahkan? Ibnu Umar menjawab; 'Wahai anak saudaraku, apakah aku akan menipu dengan ayat ini, tidak berperang bagiku lebih aku sukai dari pada aku harus menipu dengan ayat ini. Bukankah Allah juga berfirman; Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam… (An Nisa: 93). Selanjutnya orang itu berkata; 'Sesungguhnya Allah berfirman; Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah.. (Al Anfal: 39). Ibnu Umar menjawab; 'Kami telah melaksanakannya pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yaitu ketika Islam masih sedikit hingga diantara mereka agamanya terancam dan difitnah baik itu di bunuh atau pun di ikat hingga akhirnya Islam semakin besar dan tidak ada fitnah lagi. Tatkala orang itu melihat Ibnu Umar tidak setuju dengan pendapatnya, orang itu bertanya; 'Lalu apa pendapatmu mengenai Ali dan Utsman? Ibnu Umar menjawab; pendapatku tentang Ali dan Utsman; adapun Utsman ia adalah orang yang telah dimaafkan Allah, sedangkan kalian tidak mau memaafkannya. Adapun Ali, maka dia adalah putra paman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan menantunya -kemudian Ibnu Umar menunjuk dengan tangannya- dan inilah putrinya sebagaimana yang kamu lihat.

bukhari:4283

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] Telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Bapaknya] dari [Ibnu Abu Nu'm] dari [Abu Sa'id radliallahu 'anhu] dia berkata; Beberapa sedekah dikirimkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu beliau membagikannya kepada empat orang seraya berkata; Aku ingin melunakan hati mereka. Seseorang bertanya: 'Engkau tidak adil.' Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Akan datang dari keturunanku suatu kaum, mereka melepaskan din mereka."

bukhari:4299

Telah menceritakan kepadaku ['Ubaid bin Isma'il] dari [Abu Usamah] dari ['Ubaidullah] dari [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma] dia berkata; "Ketika Abdullah bin Ubay meninggal dunia. anak laki-lakinya -yaitu Abdulah bin Abdullah- datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya memohon kepada beIiau agar sudi memberikan baju beliau kepada Abdullah untuk kain kafan ayahnya, Abdullah bin Ubay bin Salul. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberikan bajunya kepada Abdullah. setelah itu, Abdullah juga memohon Rasulullah agar beliau berkenan menshalati jenazah ayahnya. Kemudian Rasulullah pun bersiap-siap untuk menshalati jenazah Abdullah bin Ubay, hingga akhirnya Umar berdiri dan menarik baju Rasulullah seraya berkata, "Ya Rasulullah, apakah engkau akan menshalati jenazah Abdullah bin Ubay sedangkan Allah telah melarang untuk menshalatinya?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memberikan pilihan kepadaku." Lalu beliau membacakan ayat yang berbunyi; "Kamu memohonkun ampun bagi orang-orang munafik atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka, maka hal itu adalah sama saja. sekalipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali (Qs. At-Taubah 9: 80). Oleh karena itu, aku akan menambah istighfar lebih dari tujuh puluh kali untuknya." Umar bin Khaththab berkata, "Ya Rasulullah, sesungguhnya Ia adalah orang munafik?." Tetapi, rupanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tetap saja menshalatinya, hingga Allah menurunkan ayat Al Qur'an: "Janganlah kamu sekali-kali menshalati jenazah seorang di antara orang-orang munafik dan janganlah kamu berdiri di atas kuburnya." (Qs. At-Taubah 9: 84).

bukhari:4302

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] Telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail]. -dan yang lainnya berkata- Telah menceritakan kepadaku Al Laits Telah menceritakan kepadaku Uqail dari [Ibnu Syihab] dia berkata; Telah mengabarkan kepadaku ['Ubaidullah bin 'Abdullah] dari [Ibnu 'Abbas] dari ['Umar bin Al Khaththab radliallahu 'anhu] Tatkala Abdullah bin Ubai bin Salul meninggal dunia, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diundang untuk menshalatinya. Setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri untuk melaksanakan Shalat, aku meloncat ke arah beliau, lalu aku berkata, "Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kenapa engkau menshalati Ibnu Ubay, padahal ia telah mengatakan di hari ini-itu begini dan begitu?! Aku hitung-hitung kejelekannya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tersenyum seraya bersabda: "Tundalah -perkataanmu- dariku wahai Umar!" setelah aku mengulang menyebut-nyebut kejelekannya, beliau bersabda: " Aku telah diberikan pilihan, aku memilih. Andaikata aku tahu kalau aku menambahnya lebih dari tujuh puluh ia akan diampuni, niscaya aku menambahnya!."Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan shalat atasnya, kemudian beliau pergi dan tidak berada di tempat itu kecuali hanya sejenak, hingga turun dua ayat dari surah Bara'ah, "(Dan janganlah kamu sekali-kali menshalatkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendo'akan) di kuburnya. mereka telah kafir kepada Allah dan RasulNya dan mereka mati dalam keadaan fasik." (Qs. At-Taubah: 84). Setelah itu aku heran atas keberanianku terhadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika itu. Dan hanya Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengatahui."

bukhari:4303

Telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Al Mundzir] Telah menceritakan kepada kami [Anas bin 'Iyadl] dari ['Ubaidillah] dari [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma] dia berkata; "Ketika Abdullah bin Ubay meninggal dunia. anak laki-lakinya -yaitu Abdulah bin Abdullah- datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan beliau berikan bajunya dan beliau perintahkannya untuk mengafani ayahnya dengan bajunya tersebut. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menshalati jenazah ayah Abdullah bin Abdullah bin Ubbay. Hingga akhirnya Umar menarik baju Rasulullah seraya berkata; "Ya Rasulullah, apakah engkau akan menshalati jenazah Abdullah bin Ubay sedangkan dia itu orang munafik? Padahal Allah telah melarang engkau memintakan ampun untuknya?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memberikan pilihan kepadaku atau mengabariku." Lalu beliau membacakan ayat yang berbunyi; "Kamu memohonkun ampun bagi orang-orang munafik atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka, maka hal itu adalah sama saja. sekalipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali sekali-kali Allah tidak akan mengampuni mereka (Qs. At-Taubah 9: 80). Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Aku akan menambah istighfar lebih dari tujuh puluh kali untuknya." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tetap saja menshalatinya dan kami pun shalat bersamanya hingga Allah menurunkan ayat Al Qur'an: "Janganlah kamu sekali-kali menshalati jenazah seorang di antara orang-orang munafik dan janganlah kamu berdiri di atas kuburnya, sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan munafiq." (Qs. At-Taubah 9: 84).

bukhari:4304

Telah menceritakan kepada kami [Yahya] Telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari ['Abdur Rahman bin 'Abdullah] sesungguhnya [Abdullah bin Ka'ab bin Malik] berkata; Aku mendengar [Ka'ab bin Malik] ketika dia tertinggal dari perang Tabuk; 'Demi Allah, tidak ada nikmat yang telah di berikan Allah kepada saya, setelah Allah menunjukan kepada saya Islam, yang saya anggap lebih besar daripada kejujuranku kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Seandainya saya berdusta kepada beliau, maka saya akan celaka sebagaimana orang-orang yang telah berdusta ketika diturunkan wahyu yang berbunyi: 'Kelak mereka akan bersumpah kepadamu dengan nama Allah apabila kamu kembali kepada mereka supaya kamu berpaling dari mereka. Maka berpalinglah kamu dari mereka, karena sesungguhnya mereka itu najis dan tempat mereka adalah jahannam sebagai balasan dari apa yang telah mereka kerjakan. Mereka akan bersumpah kepadamu supaya kamu ridla kepada mereka, maka sesungguhnya Allah tidak ridla kepada orang-orang yang fasik itu.' (Qs. At-taubah (9): 95-96).

bukhari:4305

Telah menceritakan kepada kami [Muammal] yaitu Ibnu Hisyam Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ibrahim] Telah menceritakan kepada kami ['Auf] Telah menceritakan kepada kami [Abu Raja'] Telah menceritakan kepada kami [Samurah bin Jundab radliallahu 'anhu] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tadi malam dua orang (tamu) berkunjung kepadaku (dalam mimpiku) dan membawaku ke sebuah kota yang dibangun dari emas dan perak. Di sana kami bertemu sejumlah laki-laki yang setengah tubuhnya terlihat sangat tampan seperti manusia tertampan yang pernah kalian lihat. Dan setengah tubuh yang lainnya sangat buruk seperti manusia yang paling buruk yang pernah kalian lihat. Dua orang tamu itu berkata kepada mereka berdua, pergilah berendam di sungai itu. Maka mereka pun berendam di dalam sungai itu kemudian kembali kepada kami. keburukan mereka lenyap dan mereka sekarang benar-benar tampan. Tamu-tamuku berkata kepadaku; 'Yang pertama (Anda lihat) adalah surga Adn dan itu adalah tempatmu.' Kemudian mereka berkata; sedangkan mereka yang separuh tampan separuh buruk rupa adalah orang yang mencampur adukan perbuatan baik dan perbuatan jahat, namun Allah memberi mereka ampunan.'

bukhari:4306

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] Telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] dia berkata; Telah mengabarkan kepadaku [Ibnu As Sabbaq] bahwa [Zaid bin Tsabit Al Anshari radliallahu 'anhu] -salah seorang penulis wahyu- dia berkata; Abu Bakar As shiddiq datang kepadaku pada waktu perang Yamamah, ketika itu Umar disampingnya. Abu Bakr berkata bahwasanya Umar mendatangiku dan mengatakan; "Sesungguhnya perang Yamamah telah berkecamuk (menimpa) para sahabat, dan aku khawatir akan menimpa para penghafal Qur'an di negeri-negeri lainnya sehingga banyak yang gugur dari mereka kecuali engkau memerintahkan pengumpulan (pendokumentasian) al Qur`an." Abu Bakar berkata kepada Umar; "Bagaimana aku mengerjakan suatu proyek yang tidak pernah dikerjakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" Umar menjawab; "Demi Allah hal itu adalah sesuatu yang baik." Ia terus mengulangi hal itu sampai Allah melapangkan dadaku sebagaimana melapangkan dada Umar dan aku sependapat dengannya. Zaid berkata; Abu Bakar berkata; -pada waktu itu disampingnya ada Umar sedang duduk, dan dia tidak berkata apa-apa.- "Sesungguhnya kamu adalah pemuda yang cerdas, kami tidak meragukanmu, dan kamu juga menulis wahyu untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, karena itu kumpulkanlah al Qur'an (dengan seksama)." Zaid berkata; "Demi Allah, seandainya mereka menyuruhku untuk memindahkan gunung dari gunung-gunung yang ada, maka hal itu tidak lebih berat bagiku dari pada (pengumpulan atau pendokumentasian al Qur'an). kenapa kalian mengerjakan sesuatu yang tidak pernah dikerjakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" Abu Bakar menjawab; "Demi Allah hal itu adalah baik." Aku pun terus mengulanginya, sehingga Allah melapangkan dadaku sebagaimana melapangkan dada keduanya (Abu Bakar dan Umar). Lalu aku kumpulkan al Qur'an (yang ditulis) pada kulit, pelepah kurma, dan batu putih lunak, juga dada (hafalan) para sahabat. Hingga aku mendapatkan dua ayat dari surat Taubah berada pada Khuzaimah yang tidak aku temukan pada sahabat mana pun. Yaitu ayat: Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang agung." (9: 128-129). Dan mushaf yang telah aku kumpulkan itu berada pada Abu Bakr hingga dia wafat, kemudian berada pada Umar hingga dia wafat, setelah itu berada pada Hafshah putri Umar. Diriwiyatkan pula oleh ['Utsman bin 'Umar] dan [Al Laits] dari [Yunus] dari [Ibnu Syihab]; Al Laits berkata; Telah menceritakan kepadaku ['Abdur Rahman bin Khalid] dari [Ibnu Syihab]; dia berkata; ada pada Abu Huzaimah Al Anshari. Sedang [Musa] berkata; Dari [Ibrahim] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Syihab]; 'Ada pada Abu Khuzaimah.' Juga diriwayatkan oleh [Ya'qub bin Ibrahim] dari [Bapaknya]. [Abu Tsabit] berkata; Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim] dia berkata; 'Ada pada Khuzaimah atau Abu Khuzaimah.

bukhari:4311

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Muhammad bin Shabbah] Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] dia berkata; [Ibnu Juraij] berkata; Telah mengabarkan kepadaku [Muhammad bin 'Abbad bin Ja'far] bahwasanya aku mendengar [Ibnu Abbas] membaca; 'Ketahuilah, sesungguhnya mereka memalingkan dada mereka (QS. Hud; 5).' Ibnu Ja'far berkata; Aku bertanya kepadanya mengenai ayat tersebut. Maka Ibnu Abbas menjawab; beberapa dari kalangan orang-orang munafik merasa malu ketika membuang hajat mereka dalam keadaan telanjang dan ketika mereka bersetubuh dengan istri-istri mereka. Maka ayat ini turun kepada mereka.

bukhari:4313

Telah menceritakan kepada kami [Al Humaidi] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Al A'masy] dari [Muslim] dari [Masruq] dari ['Abdullah radliallahu 'anhu] bahwa ketika orang-orang Quraisy menangguhkan untuk memeluk Islam, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendo'akan kebinasaan bagi mereka: "Ya Allah, tolonglah kami dalam menghadapi mereka dengan mengirimkan tujuh tahun (kelaparan) sebagaimana yang telah menimpa Yusuf. Maka kemudian mereka tertimpa tahun paceklik yang menghabiskan segala sesuatu hingga diantara mereka memakan tulang. Dan seseorang dari mereka ketika melihat ke langit, ia melihat antara dia dan langit seakan-akan terhalangi oleh asap (karena rasa lapar). Allah berfirman: Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata. (QS.Ad Dukhan: 10). Allah juga berfirman: Sesungguhnya (kalau) Kami akan melenyapkan siksaan itu agak sedikit sesungguhnya kamu akan kembali ingkar, (QS.Ad Dukhan: 15). Maka bagaimana adzab akan dihentikan pada hari kiamat, padahal telah berlalu bagi mereka kabut dan hantaman keras?.

bukhari:4325

Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Amru] dari ['Atha] dia mendengar [Ibnu 'Abbas] berkata mengenai firman Allah: Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran, mereka adalah orang-orang kafir Makkah.

bukhari:4331

Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdillah] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Amru] dari ['Ikrimah] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Apabila Allah menetapkan satu perkara di atas langit maka para malaikat mengepakkan sayap-sayap mereka karena tunduk kepada firman-Nya, seakan-akan rantai yang berada di atas batu besar. Ali dan yang lainya berkata; hal itu sebagaimana firman Allah: "Apabila hati mereka telah menjadi stabil, mereka berkata; 'Apa yang difirmankan Rabb kita? ' mereka menjawab; 'Al Haq, dan Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar.' Dan para pencuri berita langit (jin) mendengarkannya, (mereka bersusun) sebagian di atas sebagian yang lainnya. -Sufyan seraya memberikan isyarat dengan telunjuknya.- Para pencuri berita langit itu mencuri dengar kalimat lalu menyampaikannya kepada yang berada di bawahnya. Bisa jadi jin itu diterjang bintang sebelum menyampaikannya kepada yang di bawahnya hingga ia terbakar, kemudian mereka menyampaikanya kepada lisan dukun atau tukang sihir. Bisa jadi mereka tidak diterjang oleh bintang sehingga dapat menyampaikannya, kemudian dicampur dengan seratus kebohongan. Maka kalimat yang didengar bisa sesuai (cocok) dengan yang dari langit." Telah menceritakan kepada kami 'Ali bin 'Abdillah Telah menceritakan kepada kami Sufyan Telah menceritakan kepada kami 'Amru dari 'Ikrimah dari Abu Hurairah dia berkata; Apabila Allah memutuskan suatu perkara, -dan dia berkata dengan lafazh; 'kepada mulut tukang sihir.' Aku bertanya kepada Sufyan, Apakah kamu mendengar Amru berkata; Aku mendengar Ikrimah dia berkata; Aku mendengar Abu Hurairah? Sufyan berkata; 'Ya.' Aku bertanya lagi kepada Sufyan Sesungguhnya orang-orang meriwayatkan dari kamu dari Amru dari Abu Hurairah secara marfu' bahwa ia berkata dengan lafazh; 'Furrigha' (bila telah selesai). Sufyan berkata; begitulah Amru membacanya, maka aku tidak tahu apakah dia mendengar Abu Hurairah membaca demikan atau tidak, dan itu menjadi bacaan kami.

bukhari:4332

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] dia berkata; Telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab], [Abu Usamah] berkata; Aku mendengar [Jabir bin 'Abdullah radliallahu 'anhuma] berkata; Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ketika orang-orang Quraisy mendustakan perjalananku ke Baitil Maqdis, saya berdiri di Hijr Isma'il, lalu Allah menampakkan Baitul Maqdis kepadaku hingga saya memberi tahu kepada mereka tentang tanda-tandanya, dan saya dapat melihatnya." [Ya'qub bin Ibrahim] menambahkan; Telah menceritakan kepada kami [anak saudaraku yaitu Ibnu Syihab] dari [pamannya]; Tatkala orang-orang Quraisy mendustakanku pada hari aku diisra'kan ke baitul maqdis -dengan Hadits yang serupa. Arti Qashifan, (Al Isra: 69), yaitu angin yang menghancurkan segala sesuatu.

bukhari:4341

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Muqatil] Telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] Telah mengabarkan kepada kami [Abu Hayyan At Taimi] dari [Abu Zur'ah bin 'Amru bin Jarir] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] bahwa Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam diberi sepotong daging maka beliau pun mengangkat lengannya, dan beliau menyukai daging itu, hingga beliau menggigitnya. Setelah itu beliau bersabda: "Aku pemimpin manusia pada hari kiamat, tahukah kalian kenapa? Allah akan mengumpulkan semua manusia dari yang pertama hingga yang akhir dalam satu tanah lapang, seorang penyeru akan menyeru mereka, pandangan menembus mereka dan matahari mendekat, duka dan kesusahan manusia sampai pada batas yang tidak mampu mereka pikul. Orang-orang saling berkata satu sama lain: Apa kalian tidak melihat yang telah menimpa kalian, apakah kalian tidak melihat siapa yang memberi kalian syafaat kepada Rabb kalian. Orang-orang saling berkata satu sama lain: Hendaklah kalian menemui Adam. Mereka menemui Adam lalu berkata: Engkau adalah bapak seluruh manusia, Allah menciptakanmu dengan tanganNya, meniupkan ruh-Nya padamu dan memerintahkan para malaikat lalu mereka sujud padamu, berilah kami syafaat kepada Rabbmu, apa kau tidak lihat kondisi kami, apa kau tidak melihat yang menimpa kami? Adam berkata kepada mereka: Rabbku saat ini benar-benar marah, Ia tidak pernah marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pernah seperti itu sesudahnya, dulu Ia melarangku mendekati pohon tapi aku durhaka. Oh diriku, Oh diriku, Ohh diriku. Pergilah pada selainku, pergilah ke Nuh. Mereka mendatangi Nuh lalu berkata: Hai Nuh, engkau adalah rasul pertama untuk penduduk bumi, Allah menyebutmu hamba yang sangat bersyukur, berilah kami syafaat kepada Rabbmu, apa kau tidak lihat kondisi kami, apa kau tidak melihat yang menimpa kami? Nuh berkata kepada mereka: Rabbku saat ini benar-benar marah, Ia tidak pernah marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pernah seperti itu sesudahnya, dulu aku pernah berdoa keburukan untuk kaumku, Oh diriku, Oh diriku, Oh diriku, pergilah kepada selainku, pergilah ke Ibrahim. Mereka mendatangi Ibrahim lalu berkata: Wahai Ibrahim, engkau nabi Allah dan kekasihNya dari penduduk bumi, berilah kami syafaat kepada Rabbmu, apa kau tidak lihat kondisi kami, apa kau tidak melihat yang menimpa kami? Ibrahim berkata kepada mereka: Rabbku saat ini benar-benar marah, Ia tidak pernah marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pernah seperti itu sesudahnya, dulu aku pernah bedusta tiga kali -Abu Hayyan menyebut ketiga-tiganya dalam hadits ini- oh diriku, diriku, diriku, pergilah kepada selainku, pergilah ke Musa. Mereka menemui Musa lalu berkata: Wahai Musa, engkau utusan Allah, Allah melebihkanmu dengan risalah dan kalamNya atas seluruh manusia, berilah kami syafaat kepada Rabbmu, apa kau tidak lihat kondisi kami, apa kau tidak melihat yang menimpa kami? Musa berkata kepada mereka: Rabbku saat ini benar-benar marah, Ia tidak pernah marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pernah seperti itu sesudahnya, dulu aku pernah membunuh jiwa padahal aku tidak diperintahkan untuk membunuhnya, oh diriku, diriku, diriku, pergilah kepada selainku, pergilah ke 'Isa. Mereka mendatangi 'Isa lalu berkata: Hai 'Isa, engkau adalah utusan Allah, kalimatNya yang disampaikan ke maryam, ruh dariNya, engkau berbicara pada manusia saat masih berada dalam buaian, berilah kami syafaat kepada Rabbmu, apa kau tidak lihat kondisi kami, apa kau tidak melihat yang menimpa kami? Isa berkata kepada mereka: Rabbku saat ini benar-benar marah, Ia tidak pernah marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pernah seperti itu sesudahnya, namun ia tidak menyebut dosanya, oh diriku, diriku, diriku, pergilah ke selainku, pergilah ke Muhammad. Mereka mendatangi Muhammad lalu berkata: Wahai Muhammad, engkau adalah utusan Allah, penutup para nabi, dosamu yang telah lalu dan yang kemudian telah diampuni, berilah kami syafaat kepada Rabbmu, apa kau tidak lihat kondisi kami. Lalu aku pergi hingga sampai di bawah 'arsy, aku tersungkur sujud pada Rabbku lalu Allah memulai dengan pujian dan sanjungan untukku yang belum pernah disampaikan pada seorang pun sebelumku, kemudian dikatakan: Hai Muhammad, angkatlah kepalamu, mintalah pasti kau diberi, berilah syafaat nicaya kau diizinkan untuk memberi syafaat. Maka aku mengangkat kepalaku, aku berkata: Wahai Rabb, ummatku, wahai Rabb, ummatku, wahai Rabb, ummatku. Ia berkata: Hai Muhammad, masukkan orang yang tidak dihisab dari ummatmu melalui pintu-pintu surga sebelah kanan dan mereka adalah sekutu semua manusia selain pintu-pintu itu." Setelah itu beliau bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada ditanganNya, jarak antara dua daun pintu-pintu surga seperti jarak antara Makkah dan Himyar atau seperti jarak antara Makkah dan Bashrah."

bukhari:4343

Telah menceritakan kepadaku ['Amru bin 'Ali] Telah menceritakan kepada kami [Yahya] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] Telah menceritakan kepadaku [Sulaiman] dari [Ibrahim] dari [Abu Ma'mar] dari ['Abdullah] mengenai firman Allah: Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka.., (Al Isra: 57). Abdullah berkata; Sebagian orang menyembah bangsa Jin. Lalu bangsa jin tersebut masuk Islam, sedangkan orang yang menyembahnya tetap pada keyakinan mereka. [Al Asyaj] menambahkan dari [Sufyan] dari [Al A'masy] yaitu firman Allah: Katakanlah: "Panggillah mereka yang kamu anggap (tuhan) selain Allah.., (Al Isra: 56).

bukhari:4345

Telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Khalid] Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] dari [Syu'bah] dari [Sulaiman] dari [Ibrahim] dari [Abu Ma'mar] dari ['Abdullah radliallahu 'anhu] mengenai firman Allah: Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka.., (Al Isra: 57). Abdullah berkata; 'Sebagian kelompok dari bangsa Jin disembah manusia. Lalu bangsa jin tersebut masuk Islam.'

bukhari:4346

Telah menceritakan kepadaku [Isma'il bin Aban] Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Ahwash] dari [Adam bin 'Ali] dia berkata; Aku mendengar [Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma] berkata; Sesungguhnya pada hari kiamat kelak manusia akan menjadi bangkai. Setiap umat akan mengikuti nabinya hingga mereka saling berkata; 'Ya Fulan, berilah aku syafa'at. ya fulan, berilah aku syafa'at.' Sampai akhirnya mereka mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Itulah hari ketika Allah membangkitkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada kedudukan yang terpuji.

bukhari:4349

Telah menceritakan kepadaku [Qutaibah bin Sa'id] dia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Sufyan bin 'Uyainah] dari ['Amru bin Dinar] dari [Sa'id bin Jubair] dia berkata; "Saya telah berkata kepada [Ibnu Abbas] bahwasanya Nauf Al Bikali mengatakan bahwa Musa 'Alaihis Salam yang berada di tengah kaum Bani Israil bukanlah Musa yang menyertai Nabi Khidhir." Ibnu Abbas berkata; 'Berdustalah musuh Allah. Telah menceritakan kepada kami [Ubay bin Ka'ab] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Suatu ketika Nabi Musa 'Alaihis Salam berdiri untuk berpidato di hadapan kaum Bani israil.' Setalah itu, seseorang bertanya kepadanya; 'Hai Musa, siapakah orang yang paling banyak ilmunya di muka bumi ini? ' Nabi Musa menjawab; 'Akulah orang yang paling banyak ilmunya di muka bumi ini.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: Oleh karena itu, Allah sangat mencela Musa 'Alaihis Salam. Karena ia tidak menyadari bahwa ilmu yang diperolehnya itu adalah pemberian Allah. Lalu Allah mewahyukan kepada Musa; 'Hai Musa, sesungguhnya ada seorang hamba-Ku yang lebih banyak ilmunya dan lebih pandai darimu dan ia sekarang berada di pertemuan dua lautan.' Nabi Musa 'Alaihis Salam bertanya; 'Ya Tuhan, bagaimana caranya saya dapat bertemu dengan hambaMu itu? ' Dijawab; 'bawalah seekor ikan di dalam keranjang dari daun kurma. Manakala ikan tersebut lompat, maka di situlah hambaKu berada.' Kemudian Musa pun berangkat ke tempat itu dengan ditemani seorang muridnya yang bernama Yusya' bin Nun. Nabi Musa sendiri membawa seekor ikan di dalam keranjang yang terbuat dari daun kurma. Keduanya berjalan kaki menuju tempat tersebut. Ketika keduanya sampai di sebuah batu besar, maka keduanya pun tertidur lelap. Sufyan berkata pada hadits selain hadits Amru, dia berkata; Tiba-tiba ikan yang berada di dalam keranjang tersebut berguncang keluar, lalu masuk ke dalam air laut. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: 'Allah telah menahan air yang dilalui ikan tersebut, hingga menjadi terowongan. Ikan itu menempuh jalannya di lautan, sementara Musa dan muridnya kagum melihat pemandangan yang unik itu. Akhirnya mereka berdua melanjutkan perjalanannya siang dan malam. Rupanya murid Nabi Musa lupa untuk memberitahukannya. Pada pagi harinya, Nabi Musa berkata kepada muridnya; 'Bawalah makanan kita kemari! Sesungguhnya kita merasa letih karena perjalanan kita ini.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: 'Belum berapa jauh Musa melewati tempat yang diperintahkan untuk mencarinya, muridnya berkata; 'Tahukah Anda tatkala kita mencari tempat berlindung di batu besar tadi, maka sesungguhnya saya lupa menceritakan tentang ikan itu dan tidak ada yang membuat saya lupa untuk menceritakannya kecuali syetan, sedangkan ikan tersebut mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali.' Musa berkata; 'Itulah tempat yang sedang kita cari.' Lalu keduanya kembali mengikuti jalan mereka semula. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: 'Kemudian keduanya menelusuri jejak mereka semula.' Setelah keduanya tiba di batu besar tadi, maka mereka melihat seorang laki-laki yang sedang tertidur berselimutkan kain. Lalu Nabi Musa 'Alaihis Salam mengucapkan salam kepadanya. Nabi Khidhir bertanya kepada Musa; 'Dari manakah salam di negerimu? ' Musa berkata; 'Saya adalah Musa.' Nabi Khidhir terperanjat dan bertanya; 'Musa Bani Israil.' Nabi Musa menjawab; 'Ya.' Nabi Khidhir berkata kepada Musa; 'Sesungguhnya kamu mendapatkan sebagian ilmu Allah yang diajarkanNya kepadamu yang tidak aku ketahui dan aku mendapatkan sebagian ilmu Allah yang diajarkanNya kepadaku yang kamu tidak ketahui.' Musa berkata kepada Khidhir; 'Bolehkah aku mengikutimu agar kamu dapat mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu? ' Nabi Khidhir menjawab; 'Sesungguhnya sekali-kali kamu tidak akan sanggup dan sabar bersamaku. Bagaimana kamu bisa sabar atas sesuatu yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu? ' Musa berkata; 'Insya Allah kamu akan mendapatiku sebagai orang yang sabar dan aku pun tidak akan menentangmu dalam suatu urusan pun.' Khidhir menjawab; 'Jika kamu tetap mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan sesuatu hingga aku sendiri yang akan menerangkannya kepadamu.' Musa menjawab; 'Baiklah.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: 'Kemudian Musa dan Khidhir berjalan menusuri pantai. Tak lama kemudian ada sebuah perahu yang lewat. Lalu keduanya meminta tumpangan perahu. Ternyata orang-orang perahu itu mengenal baik Nabi Khidhir, hingga akhirnya mereka mengangkut keduanya tanpa meminta upah.' Lalu Nabi Khidhir mendekat ke salah satu papan di bagian perahu itu dan setelah itu mencabutnya. Melihat hal itu, Musa menegur dan memarahinya; 'Mereka ini adalah orang-orang yang mengangkut kita tanpa meminta upah, tetapi mengapa kamu malah melubangi perahu mereka untuk kamu tenggelamkan penumpangnya? ' Khidhir menjawab; 'Bukankah telah aku katakan kepadamu bahwasanya kamu sekali-kali tidak akan sabar ikut bersamaku.' Musa berkata sambil merayu; 'Janganlah kamu menghukumku karena kealpaanku dan janganlah kamu membebaniku dengan suatu kesulitan dalam urusanku.' Tak lama kemudian, keduanya pun turun dari perahu tersebut. Ketika keduanya sedang berjalan-jalan di tepi pantai, tiba-tiba ada seorang anak kecil yang sedang bermain dengan teman-temannya yang lain. Kemudian, Nabi Khidhir segera memegang dan membekuk kepala anak kecil itu dengan tangannya hingga menemui ajalnya. Dengan gusarnya Nabi Musa berupaya menghardik Nabi Khidhir; 'Mengapa kamu bunuh jiwa yang tak berdosa, sedangkan anak kecil itu belum pernah membunuh? Sungguh kamu telah melakukan perbuatan yang munkar? ' Khidhir berkata; 'Bukankah sudah aku katakan bahwasanya kamu tidak akan mampu untuk bersabar dalam mengikutiku. Dan ini melebihi dari yang sebelumnya.' Musa berkata; 'Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu setelah ini, maka janganlah kamu perbolehkan aku untuk menyertaimu. Sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur (maaf) kepadaku.' Selanjutnya Nabi Musa dan Khidhir melanjutkan perjalanannya. Ketika kami berdua tiba di suatu negeri, maka keduanya pun meminta jamuan dari penduduk negeri tersebut, tapi sayangnya mereka enggan menjamu keduanya. Lalu keduanya mendapatkan sebuah dinding rumah yang hampir roboh dan Nabi Khidhir pun langsung menegakkannya (memperbaikinya). Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Dinding itu miring (sambil memberi isyarat dengan tangannya) lalu ditegakkan oleh Khidhir.' Musa berkata kepada Khidhir; 'Kamu telah mengetahui bahwa para penduduk negeri yang kita datangi ini enggan menyambut dan menjamu kita. Kalau kamu mau, sebaiknya kamu minta upah dari hasil perbaikan dinding rumah tersebut. Akhirnya Khidhir berkata; 'Inilah perpisahan antara aku dan kamu. Aku akan beritahukan kepadamu tentang rahasia segala perbuatan yang kamu tidak sabar terhadapnya.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: 'Semoga Allah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada Nabi Musa 'Alaihis Salam. Sebenarnya aku lebih senang jika Musa dapat sedikit bersabar, hingga kisah Musa dan Khidhir bisa diceritakan kepada kita dengan lebih panjang lagi. Ubay bin Ka'ab berkata; 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Penyebab perpisahan tersebut adalah karena Musa alpa.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: 'Tak lama kemudian, datanglah burung kecil tersebut mematuk air laut dengan paruhnya. Lalu Khidhir berkata kepada Musa; 'Sesungguhnya ilmuku dan ilmumu dan ilmu yang kita peroleh dari Allah itu hanyalah seperti seteguk air laut yang diperoleh burung kecil itu di antara hamparan lautan ilmu yang dimiliki Allah.' Sa'id bin Zubair berkata; 'Ibnu Abbas membacakan ayat Al Qur'an yang artinya; 'Di depan mereka ada seorang penguasa yang merampas setiap perahu yang bagus. Dan adapun 'Anak kecil yang dibunuh Nabi Khidhir itu adalah kafir.'

bukhari:4358

Telah menceritakan kepada kami [Yahya] Telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Al A'masy] dari [Abu Adl Dluha] dari [Masruq] dari [Khabbab] dia berkata; "Aku adalah seorang pandai besi yang bekerja untuk Al Ash bin Wa'il, ketika aku datang untuk menagih gajiku, dia berkata; "Tidak, demi Allah aku tidak akan membayarkannya sampai kamu mendustakan Muhammad." Khabab berkata; "Demi Allah, aku tidak akan mendustakan Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sampai kamu mati kemudian kamu dibangkitkan kembali." Al Ash bin Wa`il berkata; "Apabila aku mati dan dibangkitkan serta dapat kembali kepada harta dan anakku, maka baru aku akan membayarmu!" Khabbab berkata; maka turunlah ayat: 'Maka apakah kamu Telah melihat orang yang kafir kepada ayat-ayat kami dan ia mengatakan: "Pasti Aku akan diberi harta dan anak. Adakah ia melihat yang ghaib atau ia telah membuat perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah? sekali-kali tidak, Kami akan menulis apa yang ia katakan, dan benar-benar Kami akan memperpanjang azab untuknya, dan Kami akan mewarisi apa yang ia katakan itu, dan ia akan datang kepada Kami dengan seorang diri. (QS. Maryam: 77-80).

bukhari:4366

Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al Mughirah bin An Nu'man] -salah seorang syaikh dari Nakha.- dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah seraya bersabda: "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian dikumpulkan menuju Allah dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang dan masih berkulup (belum dikhitan), 'Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama begitulah kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti kami tepati; Sesungguhnya Kami-lah yang akan melaksanakannya.' (Al Anbiyaa`: 104) kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya orang pertama yang diberi pakaian pada hari kiamat adalah Ibrahim 'Alaihis Salaam. Ketahuilah, sesungguhnya beberapa orang dari ummatku akan didatangkan lalu mereka diambil ke golongan kiri. Maka aku berkata: 'Wahai Rabb, itu sahabatku.' Dikatakan: 'Sesungguhnya engkau tidak tahu apa yang mereka buat-buat sepeninggalmu.' Lalu aku mengucapkan seperti perkataan seorang hamba shalih: 'Aku menjadi saksi atas mereka selagi aku bersama mereka namun tatkala Engkau wafatkan aku, Engkaulah yang mengawasi mereka dan Engkau Maha menyaksikan terhadap segala sesuatu. Jika Engkau siksa mereka maka sesungguhnya mereka adalah hambaMu.' (Al Maa`idah: 117-118) lalu dijawab: Mereka senantiasa kembali ke belakang (murtad) sejak kau tinggalkan mereka."

bukhari:4371

Telah menceritakan kepada kami ['Umar bin Hafsh] Telah menceritakan kepada kami [Bapakku] Telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] Telah menceritakan kepada kami [Abu Shalih] dari [Abu Sa'id Al Khudri] dia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah Azza Wa Jalla pada hari kiamat berfirman: 'Wahai Adam, lalu Adam berkata; 'Aku penuhi panggilan-Mu dan kebahagian ada di tangan-Mu wahai Rabb. Lalu dikatakan dengan suara; Sesungguhnya Allah memerintahkan kepadamu untuk mengeluarkan dari keturunanmu ba'tsun naar (utusan-utusan ke neraka). Adam berkata; Ya Rabb, apa yang Engkau maksud Ba'tsunnar (utusan-utusan neraka) itu?) Allah berfirman: 'Setiap seribu ambillah sembilan ratus sembilan puluh sembilan.'" Beliau bersabda: "Maka pada saat itu wanita yang hamil gugur kandungannya, anak kecil akan beruban, dan kamu melihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya, (Al Hajj: 2)." hal itu sangat terasa berat bagi umat manusia, hingga wajah mereka berubah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sembilan ratus sembilan puluh sembilan itu adalah dari Ya'juj dan Ma'juj dan satu orangnya dari kalian." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda: "Adapun kalian pada hari kiamat dalam bandingan seluruh manusia seperti selembar bulu hitam pada kulit sapi yang berwarna putih. Atau beliau mengatakan: seperti selembar bulu putih pada kulit sapi yang berwarna hitam. Dan sungguh aku berharap kalian menjadi seperempat dari penduduk surga? Maka kami (para sahabat) bertakbir. Kemudian beliau bersabda: aku berharap kalian adalah sepertiga dari penduduk surga, Maka kami (para sahabat) bertakbir. Kemudian beliau bersabda: "Sungguh aku berharap kalian adalah setengah dari penduduk surga." para sahabat pun bertakbir kembali. [Abu Usamah] berkata; dari [Al A'Masy] mengenai firman Allah: Dan kalian melihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal mereka tidak mabuk. Dia berkata; setiap dari seribu, terdapat Sembilan ratus Sembilan puluh Sembilan.' [Jarir], [Isa bin Yunus] dan [Abu Mu'awiyah] berkata; dengan lafazh 'Sakraa wamaahum bi sakraa.' Bukan 'sukaara.'

bukhari:4372

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq] Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yusuf] Telah menceritakan kepada kami [Al Auza'i] dia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Az Zuhri] dari [Sahl bin Sa'ad] bahwa 'Uwaimir menemui 'Ashim bin 'Adi pemimpin bani 'Ajlan dan berkata; "Apa pendapatmu tentang seorang lelaki yang memergoki lelaki lain tengah bersama istrinya, haruskah ia membunuh lelaki itu atau bagaimana? Tolong tanyakan permasalahan ini kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam atas namaku. Maka Ashim menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata; Ya Rasulullah. Namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak menyukai pertanyaan itu. Ketika Uwaimir bertanya kepada Ashim perihal jawaban Nabi shallallahu 'alaihi wasallam atas persoalan itu, ia menjawab; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak menyukai pertanyaan tersebut dan menganggapnya sangat memalukan. Kemudian 'Uwaimir berkata; 'Demi Allah, aku tidak akan berhenti bertanya sampai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberi jawaban untuk persoalan itu. 'Uwaimir menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; 'Ya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, seorang lelaki menemukan lelaki lain tengah bersama istrinya, haruskah ia membunuh lelaki itu atau bagaimana? Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Allah telah menurunkan ayat yang berhubungan dengan persoalanmu di dalam Al Qur'an." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan mereka melakukan mulaa'anah (saling bersumpah atas tuduhannya) dengan istrinya sesuai yang telah disebutkan Allah dalam kitab-Nya. Maka 'Uwaimir melakukan mulaa'anah dengan istrinya. Kemudian 'Uwaimir berkata; 'Wahai Rasulullah, jika aku menahannya maka aku telah berbuat zhalim terhadapnya. Maka ia menceraikan istrinya, dan begitulah perceraian kemudian menjadi tradisi bagi mereka yang bersangkut mulaa'anah. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Lihatlah! Seandainya ia (istri Uwaimir) melahirkan seorang bayi hitam dengan mata hitam yang lebar dan dalam, pantat besar dan kaki yang gemuk, maka aku akan berpendapat bahwa 'Uwaimir berkata benar. Tetapi jika ia melahirkan seorang bayi berkulit kemerahan mirip tokek maka kita berpendapat bahwa 'Uwaimir berkata dusta. Di kemudian hari ia melahirkan bayi yang ciri-cirinya seperti disebutkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang membuktikan kebenaran pengakuan 'Uwaimir. Maka untuk selanjutnya anak itu dinisbahkan kepada ibunya.

bukhari:4376

Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Basysyar] Telah menceritakan kepada kami [Ghundar] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al Mughirah bin An Nu'man] dari [Sa'id bin Jubair] dia berkata; Penduduk Kufah berselisih pendapat di dalam masalah membunuh orang mukmin. Maka aku pergi menemui Ibnu Abbas untuk menanyakan hal itu. Lalu [Ibnu Abbas] berkata; ayat itu turun terakhir kali, tidak ada yang menasakhnya (menghapusnya) sedikitpun.

bukhari:4391

Telah menceritakan kepada kami [Sa'ad bin Hafsh] Telah menceritakan kepada kami [Syaiban] dari [Manshur] dari [Sa'id bin Jubair] dia berkata; Ibnu Abza berkata; tanyakanlah kepada [Ibnu 'Abbas] mengenai firman Allah: "Dan barangsiapa yang membunuh orang mu'min secara sengaja maka balasannya adalah jahanam, ia kekal didalamnya." (An Nisaa`: 93) dan firman Allah: dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar.. hingga ayat kecuali orang-orang yang bertaubat... (Al Furqan: 68-70). maka aku pun menanyakannya, Ia menjawab: 'Tatkala ayat ini turun, penduduk Makkah berkata; kami telah berpaling dari Allah, kami membunuh jiwa yang diharamkan Allah dan kami telah melakukan perbuatan-perbuatan keji. Lalu Allah 'azza wajalla menurunkan: "Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal shalih..." Hingga akhir ayat.

bukhari:4393

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Muqatil] Telah mengabarkan kepada kami [Ya'la] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan Al 'Ushfuri] dari ['Ikrimah] dari [Ibnu 'Abbas] mengenai firman Allah: Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al Quran, benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali (al Qashshas: 85). Ibnu Abbas berkata; Tempat kembali yang dimaksudkan yaitu Makkah.

bukhari:4400

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] Telah menceritakan kepada kami [Manshur] dan [Al 'Amasy] dari [Abu Dluha] dari [Masruq] dia berkata; Ketika ada seorang laki-laki berpidato di depan suku Kindah seraya berkata; Pada hari kiamat kabut akan menghalangi pendengaran dan pandangan orang-orang munafik, dan orang-orang Mukmin akan diserang hawa dingin. Maka dengan marah [Ibnu Mas'ud] yang tadinya sedang bersandar, merubah posisinya dan duduk lalu berkata; Orang yang mengetahui sesuatu hendaklah ia mengatakan apa yang diketahuinya. Tetapi jika tidak tahu hendaklah ia mengatakan; Allahu 'A'lam. Karena termasuk dari Ilmu adalah mengatakan Allah A'lam terhadap sesuatu yang tidak diketahuinya. Sesungguhnya Allah berfirman kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: Katakanlah (hai Muhammad): "Aku tidak meminta upah sedikitpun padamu atas da'wahku dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang mengada-ada." (Shaad: 86). Dan sesungguhnya orang-orang Quraisy tatkala enggan menerima Islam, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendoakan bagi mereka: Ya Allah, timpakan kepada mereka tujuh tahun kelaparan sebagaimana yang telah menimpa Yusuf. Maka mereka pun ditimpa tahun kelaparan hingga mereka binasa karenanya, mereka makan bangkai, tulang, dan seseorang dari mereka melihat antara dirinya dibumi dan langit seperti ada kabut. Lalu Abu Sufyan datang seraya berkata; 'Ya Muhammad, engkau datang memerintahkan kami untuk menyambung silaturrahmi, namun kaummu sekarang telah binasa, maka mintakanlah kepada Allah keselamatan. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membaca: Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih. Mereka berdoa: "Ya Tuhan kami, lenyapkanlah dari kami azab itu. Sesungguhnya kami akan beriman." Hingga ayat: "Sesungguhnya (kalau) Kami akan melenyapkan siksaan itu agak sedikit sesungguhnya kamu akan kembali ingkar. (QS. Addukhan 10-15), Bagaimana siksa itu akan dilenyapkan dari mereka pada hari kiamat sedangkan mereka kembali kepada kekafiran. Itulah yang dimaksud dengan firman Allah: Ingatlah) hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras. Sesungguhnya Kami adalah Pemberi balasan. (Ad Dukhan: 16). Yaitu pada perang Badar. Sedangkan Lizaaman (Al Furqan: 77), juga berarti perang Badar. Alif Laam Miim. Telah dikalahkan bangsa Rumawi di negeri yang terdekat. dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang. (Ar Ruum: 1-3). Dan kemenangan Ramawi telah berlalu.

bukhari:4401

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] Telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari [Al Qamah] dari [Abdullah radliallahu 'anhu] dia berkata; Tatkala turun ayat: Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman…. (Al An'am: 82). Maka hal itu terasa berat bagi para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, mereka berkata; Siapakah di antara kami yang tidak pernah mencampuri keimanannya dengan kezhaliman? Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bukan itu maksudnya, bukankah kalian pernah mendengar perkataan Lukman kepada anaknya Sesungguhnya kesyirikan itu adalah kezhaliman yang besar?. (Luqman: 13).

bukhari:4403

Telah menceritakan kepada kami [Abul Yaman] Telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] dia berkata; Telah mengabarkan kepadaku [Abu Salamah bin Abdurrahman] bahwa [Aisyah radliallahu 'anha] -istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam- mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mendatangi Aisyah ketika Allah menyuruhnya untuk memilih (cerai atau tetap bersama) para istrinya, beliau memulai denganku. Beliau bersabda: "Saya hendak memberitahukan kepadamu hal yang sangat penting, karena itu, janganlah kamu terburu-buru menjawabnya sebelum kamu bermusyawarah dengan kedua orang tuamu." Dia (Aisyah) berkata; Beliau tahu benar, kedua orang tuaku tidak akan mengizinkanku bercerai dengan beliau. Dia (Aisyah) melanjutkan; Kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah berfirman: 'Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, jika kalian menghendaki kehidupan dunia beserta perhiasannya, marilah kuberikan kepadamu suatu pemberian, kemudian kuceraikan kamu dengan cara yang baik, dan jika kalian menghendaki Allah dan Rasul-Nya serta kampung akhirat, sesungguhnya Allah menyediakan pahala yang besar bagi yang berbuat kebajikan di antara kamu'. Al Ahzab: 28). Aisyah berkata; Apa untuk yang seperti ini saya harus minta musyawarah kepada kedua orang tuaku?, sudah tentu saya menghendaki Allah dan Rasul-Nya serta kampung akhirat.

bukhari:4412

Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] Telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dari [Abu Qilabah], [Anas bin Malik] berkata; Aku orang yang lebih tahu tentang ayat hijab ini, yaitu ketika Zainab binti Jahsy dihadiahkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Suatu ketika Zainab bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di rumahnya, beliau membuat makanan lalu mengundang orang-orang. Kemudian mereka pun duduk-duduk sambil berbincang-bincang. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sengaja keluar masuk, namun mereka masih duduk-duduk sambil berbincang-bincang. Maka Allah Ta'ala menurunkan ayat: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah- rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak makanannya…, hingga ayat: maka mintalah dari belakang tabir. (Al Ahzab: 53). Maka dibuatkanlah tabir dan orang-orang pun beranjak pergi.

bukhari:4418

Telah menceritakan kepada kami [Abu Ma'mar] Telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] Telah menceritakan kepada kami [Abdul 'Aziz bin Shuhaib] dari [Anas radliallahu 'anhu] dia berkata; ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menikah dengan Zaenab binti Jahsy, beliau membuat makanan yang terbuat dari roti dan daging. Lalu aku mengutus penyeru untuk mengundang makan-makan. Kemudian datanglah suatu kaum, mereka makan lalu keluar lagi. Setelah itu datang lagi satu kaum, setelah mereka makan, mereka pulang. Aku terus menyeru hingga tidak ada lagi yang dapat aku undang. Aku berkata; Ya Nabiyullah, aku sudah tidak mendapatkan orang yang dapat aku undang. Beliau bersabda: 'Angkatlah makanan kalian.' Namun disana ada tiga orang yang sedang berbincang-bincang. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam keluar ke kamar Aisyah seraya berkata; Assalamu'alaikum wahai ahlu bait warahmatullah. Aisyah menjawab; Wa 'Alaikassalaam warahmatullah, bagaimana kamu mendapatkan istrimu? Semoga Allah memberkahi anda. Beliau berkeliling ke kamar seluruh istri-istri beliau dan mengucapkan kepada mereka sebagaimana yang beliau ucapkan kepada Aisyah, demikian juga mereka menjawab sebagaimana Aisyah menjawab. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kembali, namun tiga orang itu masih tetap berbincang-bincang di rumah beliau. Padahal Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sangat pemalu. Lalu beliau pergi lagi ke kamar Aisyah, aku tidak tahu apakah aku sudah mengabarkan kepada beliau atau belum bahwa kaum tersebut sudah pulang semua. Lalu beliau kembali hingga tatkala beliau melangkahkan kakinya di pintu kamar, beliau menutupkan tabir antara aku dengan beliau, dan pada waktu itu turun ayat hijab.

bukhari:4419

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Manshur] Telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Bakr As Sahmi] Telah menceritakan kepada kami [Humaid] dari [Anas radliallahu 'anhu] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengadakan walimah ketika menikah dengan Zainab binti Jahsy. Orang-orang pun merasa kenyang dengan roti dan daging. Kemudian beliau keluar ke kamar semua Ummul Mukminin, sebagaimana yang biasa beliau lakukan. Beliau mengucapkan salam kepada mereka dan mereka pun menjawab salam beliau. Beliau mendo'akan mereka, sebaliknya mereka pun mendo'akan beliau. Tatkala beliau kembali ke rumah, beliau melihat dua orang laki-laki sedang berbincang-bincang di rumah beliau. Melihat hal itu, beliau kembali dari rumahnya. Dan tatkala kedua orang itu melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kembali, mereka akhirnya cepat-cepat pulang. Aku tidak tahu, apakah aku telah mengabarkan kepada beliau atau belum, mengenai kepulangan kedua orang itu. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kembali dan masuk ke rumah beliau seraya menutupkan tabir antara aku dan beliau. Pada waktu itu turun ayat hijab. [Ibnu Abu Maryam] berkata; Telah mengabarkan kepada kami [Yahya] Telah menceritakan kepadaku [Humaid] dia mendengar [Anas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

bukhari:4420

Telah menceritakan kepada kami [Al Humaidi] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] Telah menceritakan kepada kami [Amru] dia berkata; Aku mendengar [Ikrimah] berkata; Aku mendengar [Abu Hurairah] berkata; Sesungguhnya Nabiyullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila Allah menetapkan satu perkara di atas langit maka para malaikat mengepakkan sayap-sayap mereka karena tunduk kepada firman-Nya, seakan-akan rantai yang berada di atas batu besar. Apabila hati mereka telah menjadi stabil, mereka berkata; 'Apa yang difirmankan Rabb kalian? ' mereka menjawab; 'Al Haq, dan Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar.' Jin-jin pencuri berita mendengarkannya, (mereka bersusun-susun) sebagian di atas sebagian yang lainnya. Mereka mencuri dengar kalimat lalu menyampaikannya kepada yang berada di bawahnya. Bisa jadi jin itu diterjang bintang sebelum menyampaikannya kepada yang di bawahnya, kemudian mereka menyampaikanya kepada lisan dukun atau tukang sihir. Bisa jadi mereka tidak diterjang oleh bintang sehingga dapat menyampaikannya, kemudian dicampur dengan seratus kebohongan. Maka kalimat yang didengar bisa sesuai dengan yang dari langit."

bukhari:4426

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] Telah menceritakan kepada kami [Rauh] dan [Muhammad bin Ja'far] dari [Syu'bah] dari [Muhammad bin Ziyad] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Sesungguhnya jin ifrit telah meloncatiku semalam -atau beliau bersabda dengan kalimat yang serupa- untuk memutuskan shalatku maka Allah memberi kekuatan kepadaku darinya, dan sungguh aku ingin mengikatnya di salah satu tiang masjid, lalu pada pagi harinya kalian semua bisa melihatnya." Beliau bersabda lagi: "namun aku teringat akan doa saudaraku Sulaiman; 'Tuhanku anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorangpun sesudahku.' Rauh berkata; "Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun melepaskannya dalam keadaan hina."

bukhari:4434

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] Telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Al A'masy] dari [Abu Dluha] dari [Masruq] dia berkata; Ketika aku menemui [Abdullah bin Mas'ud], ia berkata; Barang siapa yang mengetahui sesuatu hendaklah ia mengatakan apa yang diketahuinya. Dan barang siapa yang tidak mengetahuinya maka hendaklah ia mengatakan Allah yang Maha Tahu. Karena termasuk dari ilmu ketika ia tidak mengetahuinya, ia mengatakan; 'Allah Maha tahu.' Allah Azza wa Jalla berfirman kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: Katakanlah (hai Muhammad): "Aku tidak meminta upah sedikitpun padamu atas da'wahku dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan. (Shaad: 86). Dan Aku akan menyampaikan kepada kalian tentang Kabut, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyeru orang-orang Quraisy untuk memeluk Islam, namun menangguhkan untuk menerimanya. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shallallahu 'alaihi wasallam berdo'a: Ya Allah, tolonglah aku menghadapi mereka dengan mengirimkan kepada mereka tujuh tahun kelaparan sebagaimana tujuh tahun Yusuf. Maka mereka diserang tahun kelaparan hingga mereka makan bangkai dan kulit. Seseorang dari mereka melihat ada kabut antara dia dengan langit kerena rasa laparnya. Allah Azza Wa Jalla berfirman: Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih. (Ad Dukhan: 10-11). Abdullah berkata; maka mereka pun berdo'a: "Ya Tuhan kami, lenyapkanlah dari kami azab itu. Sesungguhnya kami akan beriman." Bagaimanakah mereka dapat menerima peringatan, padahal telah datang kepada mereka seorang rasul yang memberi penjelasan, kemudian mereka berpaling daripadanya dan berkata: "Dia adalah seorang yang menerima ajaran (dari orang lain) lagi pula seorang yang gila Sesungguhnya (kalau) Kami akan melenyapkan siksaan itu agak sedikit sesungguhnya kamu akan kembali (ingkar). (Ad Dukhan: 12-15). Apakah Adzab mereka akan dihentikan pada hari kiamat. Ibnu Mas'ud berkata; Maka adzab dihentikan, tetapi mereka kembali kepada kekufuran. Hingga Allah pun menghancurkan mereka pada perang Badar sebagaimana firman-Nya: "(Ingatlah) hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras. Sesungguhnya Kami adalah Pemberi balasan." (Ad Dukhan: 16).

bukhari:4435

Telah menceritakan kepada kami [Adam] Telah menceritakan kepada kami [Syaiban] dari [Manshur] dari [Ibrahim] dari [Abidah] dari [Abdullah radliallahu 'anhu] dia berkata; Seorang rahib datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu dia berkata; 'Ya Muhammad, Kami mendapatkan bahwa Allah Ta'ala memegang langit, bumi, pohon-pohon, air, binatang-binatang, dan seluruh makhluk dengan jari-Nya seraya berkata; 'Akulah Raja (Penguasa)! 'Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun tertawa hingga nampak gigi serinya sebagai pembenaran terhadap perkataan rahib tersebut. Kemudian beliau membaca ayat: 'Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.' (Az Zumar: 67).

bukhari:4437

Telah menceritakan kepada kami [Yahya] Telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Muslim] dari [Masruq] dia berkata; [Abdullah] berkata; sesungguhnya ayat ini adalah bagi orang-orang Quraisy tatkala mereka durhaka kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. lalu beliau mendoakan mereka agar tertimpa kelaparan seperti kaum Yusuf. Mereka tertimpa kemarau dan penderitaan hingga seseorang melihat ke langit, ia melihat seperti wujud kabut antara dirinya dan langit, hingga mereka memakan tulang karena musim kemarau itu. Maka Allah menurunkan ayat: "Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata, yang meliputi manusia." (Ad Dukhaan: 10). Seseorang kemudian mendatangi nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata: Wahai Rasulullah, mintakan hujan pada Allah untuk Mudlar karena mereka telah binasa. Beliau bersabda kepada Mudlar: "Sesungguhnya kau gegabah." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berdoa meminta hujan untuk mereka lalu Allah 'azza wajalla menurunkan hujan, lalu turunlah ayat: "Sesungguhnya (kalau) kami akan melenyapkan siksaan itu agak sedikit. Sesungguhnya kamu akan kembali (ingkar)." (Ad Dukhaan: 10-15). Dan saat mereka mendapatkan kemakmuran, mereka kembali lagi seperti semula. Lalu Allah 'azza wajalla menurunkan: (Ingatlah) hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras. Sesungguhnya Kami adalah Pemberi balasan. (Ad Dukhaan: 16). Abdullah berkata: Maksudnya yaitu perang Badar.

bukhari:4447

Telah menceritakan kepada kami [Yahya] Telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Al A'masy] dari [Abu Ad Dluha] dari [Masruq] dia berkata; ketika aku menemui [Abdullah] dia berkata; Diantara tanda pemahaman (ilmu) seseorang adalah dengan mengatakan Allahu a'lam untuk sesuatu yang tidak ia ketahui. Sesungguhnya Allah berfirman kepada Nabi-Nya: Katakanlah (hai Muhammad): "Aku tidak meminta upah sedikitpun padamu atas da'wahku dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan. (Shaad: 86). Sesunggunya kaum Quraisy tatkala menyerang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan mendurhakai beliau, beliau mendoakan mereka: "Ya Allah timpakan kepada mereka kelaparan seperti kaum Yusuf. Maka mereka tertimpa tahun kekeringan dan penderitaan hingga mereka memakan tulang dan bangkai. Seseorang melihat ke langit, ia melihat seperti wujud kabut antara dirinya dan langit karena kelaparan. Lalu mereka berkata; "Ya Tuhan kami, lenyapkanlah dari kami azab itu. Sesungguhnya kami akan beriman." Maka dikatakan kepada beliau, jika kami lenyapkan adzab dari mereka, mereka akan kembali durhaka. Namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memohon kepada Rabbnya, Allah pun melenyapkannya dari mereka. Kemudian mereka kembali durhaka. Maka Allah membalas mereka pada hari perang Badar, itulah yang dimaksud firman Allah: "Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata, yang meliputi manusia. inilah azab yang pedih." Hingga ayat: Sesungguhnya Kami adalah Pemberi balasan.

bukhari:4448

Telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Khalid] Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Sulaiman] dan [Manshur] dari [Abu Ad Dluha] dari [Masruq] dia berkata; [Abdullah] berkata; Sesungguhnya Allah mengutus Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata; Katakanlah (hai Muhammad): "Aku tidak meminta upah sedikitpun padamu atas da'wahku dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan. (Shaad: 86). Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tatkala melihat kaum Quraisy berbuat durhaka kepada beliau, beliau shallallahu 'alaihi wasallam berdo'a: "Ya Allah timpakan kepada mereka kelaparan seperti kaum Yusuf. Maka mereka tertimpa tahun kelaparan hingga mereka memakan tulang dan kulit. Yang lainnya mengatakan; hingga memakan kulit dan bangkai. Salah seorang dari mereka berdiri melihat ke langit, ia melihat seperti wujud kabut antara dirinya dan langit. Kemudian Abu Sufyan menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata; Wahai Muhammad, sesungguhnya kaummu telah binasa, maka do'akanlah kepada Allah agar Dia melenyapkan adzab dari mereka. Lalu beliau mendoakannya. Kemudian beliau bersabda: 'Apakah kalian akan kembali durhaka setelah ini? Sedangkan di dalam Hadits Manshur disebutkan; Kemudian beliau membaca: "Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata, yang meliputi manusia. inilah azab yang pedih." Hingga ayat: Sesungguhnya (kalau) Kami akan melenyapkan siksaan itu agak sedikit sesungguhnya kamu akan kembali (ingkar). Abdullah berkata; Maka bagaimana siksa itu akan dilenyapkan dari mereka pada hari kiamat? Padahal telah berlalu kabut, hantaman keras dan kematian. Yang lainnya menambahkan; dan terbelahnya bulan. Dan satu lagi menambahkan; dan kekalahan Ramawi.'

bukhari:4450

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Ishaq As Sulami] Telah menceritakan kepada kami [Ya'la] Telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Siyah] dari [Habib bin Abu Tsabit] dia berkata; Aku menemui [Abu Wa'il] untuk menanyakan sesuatu. Katanya; ketika itu kami di Shiffin, lantas seseorang berkata; Tidakkah kamu telah melihat orang-orang yang menyeru kepada kitabullah?. Maka Ali menjawab; 'Ya.' [Sahal bin Hunaif] berkata; Tolong koreksilah diri kalian, sungguh aku pernah melihat kami pada hari perjanjian Hudaibiyah, yang terjadi antara Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan kaum Musyrikin, kalaulah kita berpendapat untuk berperang maka tentu kita akan berperang, hingga Umar datang dan berkata; 'Bukankah kita berada dalam kebenaran sedangkan mereka dalam kebatilan, bukankah orang-orang yang terbunuh dari kami berada di Surga, sedangkan orang-orang yang terbunuh dari mereka berada di Neraka? Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab; 'Ya.' Umar berkata; kalau begitu kenapa kita merendahkan agama kita dan kembali, padahal Allah belum memutuskan untuk kita. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Wahai Ibnu Khaththab; Sesungguhnya aku Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sekali-kali Allah tidak akan menyia-nyiakanku. Maka Umar pun kembali dalam keadaan tidak puas dan tidak sabar, lalu ia menemui Abu Bakr seraya berkata; Wahai Abu Bakr, bukankah kita berada dalam kebenaran dan mereka dalam kebatilan, Abu Bakr menjawab; Wahai Ibnu Khatthab, sesunggunya ia adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Allah pasti tidak akan menyia-nyiakannya untuk selama-lamanya, maka turunlah surat Al Fath.

bukhari:4466

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Muhammad] Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] dari [Ibnu Juraij] dia berkata; Telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Abu Mulaikah] bahwa [Abdullah bin Zubair] mengabarkan kepadanya, ketika datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam utusan Bani Tamim. Abu Bakr berkata; angkatlah Al Qa'qaa' bin Ma'bad. Sedangkan Umar berkata; Angkatlah Al Aqra' bin Habis. Maka Abu Bakar berkata kepada 'Umar, Apakah kamu ingin menyelisihiku? 'Umar berkata, saya tidak menginginkannya, lalu kedua berdebat hingga suaranya meninggi. maka turunlah ayat; Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara nabi.., hingga akhir ayat.

bukhari:4469

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad] Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] Telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Hammam] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] dia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Surga dan neraka berbantah-bantahan. Neraka berkata: 'Orang-orang congkak dan sombong memasukiku. Surga berkata: Sedangkan aku, tidak ada yang memasukiku selain orang-orang lemah, yang hina dalam pandangan manusia. Lalu Allah berfirman kepada surga: 'Kau adalah rahmatKu, denganmu Aku merahmati siapa saja yang Aku kehendaki dari hamba-hambaKu.' Kemudian Allah berfirman kepada neraka: 'Kau adalah siksaKu, denganmu Aku menyiksa siapa pun yang Aku kehendaki. Dan masing-masing dari keduanya ada isinya.' Sedangkan neraka tidak terisi penuh hingga Allah meletakkan kakiNya kemudian neraka berkata: 'Cukup, cukup.' Saat itulah neraka penuh dan sebagiannya menindih sebagaian yang lain. Allah tidak menzhalimi seorang pun dari makhlukNya. Sedangkan surga, Allah menciptakan penghuninya."

bukhari:4472

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dari [Jarir] dari [Ismail] dari [Qais bin Abu Hazim] dari [Jarir bin Abdullah] dia berkata; "Ketika kami duduk-duduk di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di malam hari ke empat belas, beliau melihat bulan, kemudian bersabda: "Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan ini. Kalian tidak akan kesulitan (ragu) ketika melihatnya. Jika kalian mampu untuk tidak ketinggalan shalat sebelum terbitnya fajar dan sebelum terbenamnya matahari maka lakukanlah." Kemudian beliau membaca: "Dan bertasbihlah dengan memuji Rabbmu, sebelum terbit matahari dan terbenamnya." (Qaaf: 39).

bukhari:4473

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] Telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Muhammad bin Abdurrahman bin Naufal] dari [Urwah] dari [Zainab binti Abu Salamah] dari [Ummu Salamah] dia berkata; saya pernah mengadu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bahwa saya sedang sakit. Kemudian beliau bersabda: "Berthawaflah di belakang manusia dalam keadaan berkendaraan." Maka saya melakukan thawaf dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang melakukan shalat di samping Ka'bah membaca; "WATH THUUR WA KITAABIN MASTHUUR."

bukhari:4475

Telah menceritakan kepada kami [Abu An Nu'man] Telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid] Telah menceritakan kepada kami [As Syibani] dia berkata; Aku mendengar [Zirr] dari [Abdullah] mengenai firman Allah: maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan, (An Najm: 9-10). Zirr berkata; Telah menceritakan kepada kami Ibnu Mas'ud bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melihat Jibril mempunyai enam ratus sayap.'

bukhari:4478

Telah menceritakan kepada kami [Thalq bin Ghannam] Telah menceritakan kepada kami [Zaidah] dari [As Syaibani] dia berkata; Aku bertanya kepada [Zirr] tentang firman Allah Ta'ala: maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan, (An Najm: 9-10). Zirr berkata; Telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Mas'ud] bahwa Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam melihat Jibril mempunyai enam ratus sayap.'

bukhari:4479

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Abu Al Aswad] Telah menceritakan kepada kami [Abdul 'Aziz bin Abdus Shamad Al 'Ammi] Telah menceritakan kepada kami [Abu 'Imran Al Jauni] dari [Abu Bakr bin Abdullah bin Qais] dari [Bapaknya] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata; "Dua bagian dari surga yang perabotnya dan segala isi di dalamnya terbuat dari perak. Dan dua bagian dari surga yang perabotnya serta segala isi di dalamnya terbuat dari emas. Tidak ada yang menghalangi suatu kaum untuk melihat Rabb mereka selain selendang keagungan yang ada di wajah-Nya di surga 'Adn."

bukhari:4500

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] Telah menceritakan kepadaku [Abdul Aziz bin Abdush Shamad] Telah menceritakan kepada kami [Abu Imran Al Jauni] dari [Abu Bakr bin Abdullah bin Qais] dari [bapaknya] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dalam surga terdapat kemah yang terbuat dari permata yang berongga dengan luas enam puluh mil. Pada setiap sudutnya terdapat penghuni, namun mereka tidak dapat melihat yang lain, orang-orang mukmin mengelilingi mereka. Dan (di dalam surga juga terdapat) dua kebun yang gelas-gelas, serta segala sesuatu yang berada di dalamnya terbuat dari perak. Tidak ada lagi yang menghalangi antara suatu kaum untuk melihat Rabb mereka kecuali pakaian kesombongan yang melekat di wajah-Nya di dalam Jannah Aden."

bukhari:4501

Telah menceritakan kepadaku [Ya'qub bin Ibrahim bin Katsir] Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] Telah menceritakan kepada kami [Fudlail bin Ghazwan] Telah menceritakan kepada kami [Abu Hazim Al Asyja'i] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] ia berkata; Seorang laki-laki mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, sungguh, aku mengalami kesulitan (tidak mendapatkan makanan)." Maka beliau pun mengutus seseorang kepada isteri-isterinya, namun ternyata utusan itu tidak mendapatkan (sesuatu makanan pun). Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidakkah ada seorang pun yang mau menjamunya untuk malam hari ini, semoga Allah merahmatinya." Kemudian berdirilah seorang laki-laki dari kalangan Anshar seraya berkata, "Aku wahai Rasulullah." Lalu laki-laki itu pun pergi menemui keluarganya dan berkata kepada isterinya, "Ini adalah tamu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, janganlah kamu mengecewakannya barang sedikit pun." Sang isteri pun berkata, "Demi Allah, aku tidak lagi memiliki apa-apa kecuali makanan untuk anak kita yang kecil." Laki-laki itu berkata, "Jika anak-anak ingin makan malam, maka tidurkanlah mereka. Lalu kemarilah dan matikanlah lampu, kemudian kita berpura-pura menyantap makanan." Akhirnya sang isteri pun melakukannya. Pada keesokan harinya, laki-laki itu pun menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan beliau pun bersabda: "Sungguh, Allah merasa ta'ajjub atau tertawa lantaran apa yang dilakukan si Fulan dan si Fulanah." Sehinngga Allah 'azza wajalla pun menurunkan ayat, "Dan mereka lebih mementingkan yang lain, meskipun mereka sendiri sangat kesusahan." (QS. Alhasyr 9).

bukhari:4510

Telah menceritakan kepada kami [Al Humaidi] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] Telah menceritakan kepada kami [Amru bin Dinar] ia berkata, Telah menceritakan kepadaku [Al Hasan bin Muhammad bin Ali] bahwa ia mendengar [Ubaidullah bin Abu Rafi'] sekretaris Ali, berkata, Aku mendengar [Ali radliallahu 'anhu] berkata; Aku, Zubair dan Miqdad pernah diutus oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan bersabda: "Berangkatlah kalian hingga kalian tiba di Raudlah Khakh, sebab di tempat itu ada seorang wanita yang membawa surat, dan ambillah surat itu darinya." Setelah itu, kami pun segera pergi dengan memacu kuda berlari kencang hingga kami sampai di Ar Raudlah, dan ternyata kami pun mendapati seorang wanita yang dimaksud. Kami berkata, "Tolong keluarkan surat itu." Wanita itu menjawab, "Aku tidak membawa surat?" kami katakan, "Kamu keluarkan kitab itu, ataukah kami benar-benar akan melucuti pakaianmu." Akhirnya wanita itu pun mengeluarkan surat dari jalinan rambutnya. Dan kami segera membawanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dan ternyata surat itu ditulis oleh Hathib bin Balta'ah dan akan disampaikan kepada orang-orang musyrik yang bertempat tingga di Makkah. Ia mengabarkan tentang beberapa agenda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Apa-apaan ini wahai Hathib?" Hathib berkata, "Janganlah Anda terburu-buru dalam memberikan putusan atasku wahai Rasulullah. Aku adalah seorang yang berkebangsaan Quraisy, namun aku bukanlah bagian dari diri mereka. Orang-orang yang bersama Anda dari kalangan Muhajirin sesungguhnya memiliki kerabat yang dapat memberikan pengamanan untuk keluarga dan juga harta mereka di Makkah. Karena itulah aku ingin ketika aku tidak lagi memiliki pertalian nasab terhadap mereka untuk berbuat sesuatu yang dengannya mereka mau turut menjaga kerabatku. Tidaklah aku melakukannya karena kekufuran atau lantaran murtad dari agamaku." Akhirnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya, ia telah berkata jujur pada kalian." Tiba-tiba Umar berkata, "Izinkanlah aku untuk menebas lehernya wahai Rasulullah." Beliau bersabda: "Sesungguhnya ia turut dalam peperangan Badar. Apa alasanmu, bukankah Allah telah memberikan kekhususan terhadap Ahlu Badar seraya berfirman: 'Beramallah kalian, sesuka kalian. Sesungguhnya, Aku telah mengampuni kalian.'" Amru berkata; Terkait denga peristiwa ini, maka turun pulalah ayat: "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil musuh-Ku dan musuh kalian sebagai wali." (QS. Almumtahanah 1) Aku tidak tahu, apakah itu adalah ayat yang tercantum di dalam hadis, ataukah ungkapannya Amru. Ali menceritakan kepada kami; Ia berkata; Pernah diceritakan kepada Sufyan bahwa, dalam persoalan ini turunlah ayat: "Janganlah kalian menjadikan musuh-Ku dan musuh kalian sebagai wali." (QS. Almumtahanah 1) Maka Sufyan berkata, "Hal ini terkait dengan peristiwa itu. Aku menghafalnya dari Amru dan aku tidaklah meninggalkan satu huruf pun darinya. Dan aku belum pernah melihat orang yang menghafalnya selain aku."

bukhari:4511

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq] Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim bin Sa'dari] Telah menceritakan kepada kami [Anak saudaraku Ibnu Syihab] dari [pamannya] Telah mengabarkan kepadaku [Urwah] bahwanya [Aisyah radliallahu 'anha] Telah mengabarkan kepadanya, bahwasanya; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menguji kaum wanita yang berhijrah kepadanya dengan ayat ini: "Wahai sang Nabi, apabila wanita-wanita mukminat datang kepadaku hendak berbai'at -hingga firman-Nya- (Allah) Maha Pengampun dan juga Penyayang." (QS. Almumtahanah 2). Urwah berkata; Aisyah berkata; Wanita-wanita mukminat yang mengikrarkan syarat ini, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda padanya: "Sesungguhnya aku telah membai'atmu." Yakni beliau membai'atnya hanya sebatas ungkapan. Dan demi Allah, tangan beliau tidak pernah menyentuh tangan seorang wanita pun dalam berbai'at. Beliau tidak pernah membaiat mereka kecuali dengan ungkapan: "Sungguh, aku telah membai'atmu atas perkataan itu." Hadits ini dikuatkan oleh [Yunus], [Ma'mar] dan [Abdurrahman bin Ishaq] dari [Az Zuhri]. Dan [Ishaq bin Rasyid] berkata; dari [Az Zuhri] dari [Urwah] dan ['Amrah].

bukhari:4512

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] berkata; [Az Zuhri] Telah menceritakannya kepada kami, ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Abu Idris] bahwa telah mendengar [Ubadah bin Shamit radliallahu 'anhu] berkata; Suatu hari, kami berada di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau pun bersabda: "Apakah kalian mau berbai'at kepadaku bahwa kalian tidak akan menyekutukan Allah dengan sesuatu apa pun, dan kalian tidak akan berzina dan tidak pula akan mencuri?" kemudian beliau membaca ayat dari surat An Nisa`. Dan mayoritas redaksi Sufyan "Ia membacakan ayat" (Bukan ayat surat Annisa'). Barangsiapa di antara kalian yang memenuhi janjinya, maka ganjaran pahala ada di sisi Allah. Dan siapa yang melanggar satu darinya lalu ia disiksa, maka hal itu adalah kafarah baginya. Namun, siapa yang melanggar satu darinya lalu Allah menyembunyikan kesalahannya, maka dosa hal itu kembali kepada Allah, bila Dia berkehendak, maka Dia akan menyiksanya, dan bila menghendaki, Dia akan mengampuninya. Hadits ini diperkuat oleh [Abdurrazzaq] dari [Ma'mar], yakni terkait dengan ayat.

bukhari:4515

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Raja`] Telah menceritakan kepada kami [Isra`il] dari [Abu Ishaq] dari [Zaid bin Arqam] ia berkata; Aku berada dalam suatu peperangan, lalu aku mendengar Abdullah bin Ubbay berkata, "Janganlah kalian berinfak atas orang-orang yang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sehingga mereka lari darinya. Dan jika kita kembali dari sisinya, niscaya orang-orang mulia (kuat) akan mengeluarkan orang-orang yang hina darinya." Maka aku pun menuturkan hal itu pada pamanku atau Umar dan ia pun menuturkannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian beliau memanggilku, maka aku menceritakan kejadian tersebut. Akhirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengirimkan utusan kepada Abdullah bin Ubbay dan para sahabatnya, namun mereka bersumpah bahwa mereka tidak mengatakannya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun mendustakanku dan membenarkan Abdullah bin Ubbay beserta sahabat-sahabatnya. Sehingga aku tertimpa kesedihan yang belum pernah kualami sebelumnya. Aku duduk termenung di Ka'bah, kemudian pamanku bertanya padaku, "Apa yang kamu inginkan sehingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendustakanmu dan memarahimu?" Maka Allah menurunkan surat: "IDZAA JAA`AKAL MUNAAFIQUUNA." (QS. Almunafiqun). Akhirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus seseorang kepadaku dan membacakan surat itu, kemudian utusan itu berkata, "Sesungguhnya Allah telah membenarkanmu wahai Zaid."

bukhari:4520

Telah menceritakan kepada kami [Adam bin Abu Iyas] Telah menceritakan kepada kami [Isra`il] dari [Abu Ishaq] dari [Zaid bin Arqam] radliallahu 'anhu, ia berkata; Suatu ketika, aku berada bersama pamanku, lalu aku mendengar Abdullah bin Ubbay bin Salul berkata, "Janganlah kalian memberi infak kepada mereka yang berada di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hingga mereka lari darinya." Dan ia juga mengatakan, "Jika kita kembali ke Madinah, niscaya orang-orang mulia akan mengeluarkan orang-orang yang terhina darinya." Maka aku pun menuturkan hal itu pada pamanku dan ia pun menyampaikannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengirim utusan kepada Abdullah bin Ubbay dan para sahabatnya, dan mereka bersumpah atas apa yang mereka katakan. Dan akhirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membenarkan mereka dan mendustakanku. Aku pun tertimpa rasa sedih yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Aku hanya bisa duduk di dalam rumahku, sehingga Allah menurunkan surat: "IDZAA JAA`AKAL MUNAAFIQUUNA..-hingga firman Allah- HUMULLADZIINA QAALUU LAA TUNFIQUU 'ALAA MAN 'INDA RASULILLAH (mereka itulah orang-orang yang mengtaakan 'Janganlah kalian berinfak kepada orang-orang yang bersama Rasulullah)...-hingga firman Allah- LAYUKHRIJANNAL A'AZZU MINHAL ADZALL." (Niscaya orang yang kuat akan mengusir yang lemah). Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus seseorang padaku dan membacakannya atasku kemudian berkata, "Sesungguhnya Allah telah membenarkanmu."

bukhari:4521

Telah menceritakan kepada kami [Adam] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al Hakam] ia berkata; Aku mendengar [Muhammad bin Ka'ab Al Qurazhi] berkata, Aku mendengar [Zaid bin Arqam radliallahu 'anhu] berkata; Ketika Abdullah bin Ubbay berkata, "Janganlah kalain memberikan infak atas orang-orang yang berada bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Dan ia juga berkata, "Jika kita kembali ke kota Madinah.." Maka aku pun mengbarkan hal itu pada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sehingga orang-orang Anshar pun mencelaku. Kemudian Abdullah bin Ubbay bersumpah bahwa ia tidak mengatakannya. Lalu aku pulang ke rumahku dan tidur. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memanggilku dan aku pun mendatangi beliau. Beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah telah membenarkanmu." Dan turun pula ayat, "HUMULLADZIINA YAQUULU LAA TUNFIQUU 'ALAA MAN 'INDA RASULULLAH." (QS. Almunafiqun 7). [Ibnu Abu Za`idah] berkata; dari [Al A'masy] dari [Amru] dari [Ibnu Abu Laila] dari [Zaid] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

bukhari:4522

Telah menceritakan kepada kami [Amru bin Khalid] Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Mu'awiyah] Telah menceritakan kepada kami [Abu Ishaq] ia berkata; Aku mendengar [Zaid bin Arqam] ia berkata; Kami pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu perjalanan, saat itu orang-orang tertimpa kesulitan, lalu Abdullah bin Ubbay berkata kepada para sahabatnya, "Janganlah kalian memberikan perbekalan kepada orang-orang yang berada di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hingga mereka lari daripadanya." Dan ia juga mengatakan, "Jika kita kembali ke Madinah, niscaya orang-orang mulia akan mengeluarkan orang-orang yang hina darinya." Maka aku pun segera menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan mengabarkan kejadian itu. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengirim utusan kepada Abdullah bin Ubbay untuk menanyakan hal itu, namun ternyata mereka bersumpah dengan sungguh-sungguh bahwa mereka tidak mengatakannya. Mereka katakan, "Zaid telah mendustai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Sejak itu, maka ungkapan mereka itu begitu menyakitkan hatiku hingga Allah 'azza wajalla membenarkanku dalam ayat, "IDZAA JAA`AKAL MUNAAFIQUUNA." Akhirnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memanggil mereka agar beliau memintakan ampunan bagi mereka, namun mereka memalingkan muka. Firman Allah, "KHUSYUBUM MUSYANNADAH." Yakni, maknanya mereka adalah orang-orang yang paling tampan.

bukhari:4523

Telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Musa] dari [Isra`il] dari [Abu Ishaq] dari [Zaid bin Arqam] ia berkata; Suatu ketika, aku bersama pamanku, lalu aku mendengar Abdullah bin Ubbay bin Salul berkata, "Janganlah kalian memberikan perbekalan kepada orang-orang yang berada di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hingga mereka lari daripadanya. Dan jika kita kembali ke Madinah, niscaya orang-orang mulia akan mengeluarkan orang-orang yang hina darinya." Maka aku pun menuturkan hal itu pada pamanku, dan pamanku menyampaikannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian beliau memanggilku, maka aku pun menceritakannya. Lalu beliau mengirim utusan kepada Abdullah bin Ubbay dan para sahabatnya, namun mereka bersumpah bahwa mereka tidak mengatakannya. Akhirnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendustakanku dan membenarkan mereka. Sejak itu, aku pun tertimpa kesedihan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Aku hanya duduk di dalam rumahku. Pamanku berkata, "Apa yang kamu inginkan hingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendustakan dan memarahimu?" Akhirnya Allah Ta'ala menurunkan: "IDZAA JAA`AKAL MUNAAFIQUUNA QAALUU NASYHADU INNAKA RASULULLAH (Ketika orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata, 'Kami bersaksi bahwa Anda adalah Rasulullah)." Dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengutus seseorang padaku dan membacakannya kemudian berkata, "Sesungguhnya Allah telah membenarkanmu."

bukhari:4524

Telah menceritakan kepada kami [Ali] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan], berkata [Amru]; Aku mendengar [Jabir bin Abdullah radliallahu 'anhuma] berkata; Suatu ketika dalam satu peperangan -sekali waktu Sufyan mengatakan; Dalam suatu perkumpulan pasukan- tiba-tiba seorang laki-laki dari kalangan Anshar mendorong seseorang dari Anshar, maka sang Anshar pun menyeru, "Wahai orang-orang Anshar." Dan sang Muhajir pun berkata, "Wahai orang-orang Muhajirin." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun mendengar hal itu, maka beliau bersabda: "Kenapa panggilan-panggilan Jahiliyyah itu masih saja kalian lestarikan?" para sahabat pun berkata, "Wahai Rasulullah, seorang laki-laki dari kalangan Muhajirin mendorong seorang dari Anshar." Akhirnya beliau bersabda: "Tinggalkanlah, karena hal itu adalah sesuatu yang busuk." Abdullah bin Ubbay yang mendengar hal itu berkata, "Lakukanlah hal itu. Demi Allah, jika kita kembali ke Madinah, niscaya orang-orang mulia akan mengusir orang-orang hina darinya." Berita ungkapan itu pun sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian Umar berdiri, "Wahai Rasulullah, izinkanlah aku untuk menebas leher seorang munafik ini." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Biarkanlah ia, sehingga orang-orang tidak berkomentar bahwa Muhammad membunuh sahabatnya." Ketika itu jumlah orang-orang Anshar lebih banyak dari pada jumlah kaum Muhajirin saat mereka datang. Namun, setelah itu jumlah kaum Muhajirin menjadi lebih banyak. Sufyan berkata: Aku menghafalnya dari Amru. Amru berkata; Aku mendengar Jabir berkata; Suatu ketika, kami berada bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

bukhari:4525

Telah menceritakan kepada kami [Al Humaidi] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] ia berkata, Aku menghafalnya dari [Amru bin Dinar] ia berkata; Aku mendengar [Jabir bin Abdullah radliallahu 'anhuma] berkata; Saat kami berada dalam suatu peperangan, tiba-tiba seorang laki-laki dari kaum Muhajirin mendorong seseorang dari kalangan Anshar, maka sang Anshar pun berseru, "Wahai orang-orang Anshar." Dan sang Muhajir pun berseru, "Wahai orang-orang Muhajirin." Maka Allah memperdengarkan ungkapan itu pada Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam. Maka beliau pun bersabda: "Apa-apaan ini?" para sahabat menjawab, "Seorang laki-laki dari kaum Muhajirin mendorong seseorang dari kaum Anshar. Sang Anshar berseru, 'Wahai kaum Anshar.' Dan seorang Muhajir itu pun berseru, 'Wahai kaum Muhajirin.'" Akhirnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tinggalkanlah perbuatan itu, sebab itu adalah kebusukan." Jabir berkata; Jumlah kaum Anshar saat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang lebih banyak, namun setelah itu jumlah kaum Muhajirin menjadi lebih banyak dari jumlah mereka. Kemudian Abdullah bin Ubbay berkata, "Bukankah mereka telah melakukannya? Demi Allah, jika kita kembali ke Madinah, niscaya orang-orang mulia akan mengusir orang-orang hina darinya." Umar bin Al Khaththab radliallahu 'anhu berkata, "Izinkanlah aku wahai Rasulullah untuk menebas leher orang munafik ini." Tetapi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Biarkanlah ia, agar orang-orang tidak berkomentar bahwa Muhammad membunuh sahabatnya sendiri."

bukhari:4527

Telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Bilal] dari [Yahya] dari [Ubaid bin Hunain] bahwa ia mendengar [Ibnu Abbas radliallahu 'anhu] menceritakan, bahwa ia berkata; Aku menahan diri selama satu tahun. Sebenarnya aku ingin bertanya kepada Umar bin Al Khaththab mengenai satu ayat, namun aku tidak bertanya padanya hanya karena perasaan segan. Sampai suatu ketika, ia keluar untuk menunaikan ibadah haji, lalu aku pun keluar bersamanya. Di tengah perjalanan kembali, Umar menyingkir ke arah pepohonan Araq hendak buang hajat, dan aku pun berdiri menungguinya hingga hajatnya selesai. Kemudian aku pun merasa senang dengannya, aku bertanya, "Wahai Amirul Mukminin, siapakah dua orang wanita dari isteri-isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang saling bantu membantu menyusahkan beliau?" Maka [Umar] menjawab, "Keduanya adalah Hafshah dan Aisyah." Aku berkata, "Demi Allah, sesungguhnya sejak setahun yang lalu aku ingin menanyakan hal ini pada, hanya tidak pernah aku lakukan lantaran segan kepada Anda." Umar berkata, "Janganlah kamu melakukan hal itu. Bila kamu menduga bahwa mengetahui tentang sesuatu, maka tanyakanlah. Jika memang aku mengetahuinya, niscaya aku akan mengabarkannya padamu." Kemudian Umar berkata, "Demi Allah, di masa jahiliyah dulu, kami tidak pernah mempertimbangkan ide atau saran yang berasal dari kaum wanita, sehingga Allah menurunkan ayat berkenaan dengan hak mereka, dan Dia membagi hak yang dibagikan-Nya." Umar melanjutkan, "Maka ketika menghadapi suatu persoalan yang hendak aku pertimbangkan, tiba-tiba isteriku berkata, 'Seandainya Anda berbuat seperti ini dan itu! ' Maka kukatakan padanya, 'Ada apa denganmu, kenapa turut campur, dan untuk apa campur tanganmu dalam persoalan yang aku inginkan? ' Isteriku menjawab, 'Sungguh Engkau sangat aneh wahai Ibnul Khathathab! Apakah Anda tidak mau diajak berdiskusi padahal anak wanitamu sendiri mengajak diskusi bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hingga beliau melewati hari-harinya dengan perasan marah? '" Akhirnya Umar bergegas mengambil pakaiannya dan segera menemui Hafshah dan berkata padanya, "Wahai anakku, sesungguhnya kamu mengajak diskusi bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hingga beliau melewati hari-harinya dengan perasaan marah." Hafshah berkata, "Demi Allah, kami benar-benar akan mengajak diskusi bersama beliau." Aku katakan padanya, "Ketahuilah, aku peringatkan padamu akan siksaan Allah dan juga amarah Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam wahai anakku. Jangan sekali-kali engkau merasa rugi, karena kecintaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam padanya." Maksudnya adalah kecintaan beliau pada Aisyah. Umar melanjutkan kisahnya; Kemudian aku keluar hingga aku menemui Ummu Salamah karena dekatnya hubungan kerabatku dengannya, lalu aku membicarakannya padanya. Ummu Salamah berkata, "Sungguh aneh Anda ini wahai Ibnul Khaththab. Kamu telah memasuki semua urusan. Hingga kamu hendak memasuki urusan yang terjadi antara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan para isteri-isterinya." Ummu Salamah membantahku, dengan sebuah bantahan yang telah menghilangkan apa yang menjadi keinginanku sebelumnya. Maka aku pun segera keluar dari kediamannya. Waktu itu, aku memiliki seorang sahabat dari kalangan Anshar, jika aku tidak hadir (dalam majelis Rasulullah) maka ia akan menyampaikan berita yang ada. Dan jika ia yang absen, maka akulah yang menyampaikan berita baru padanya. Saat itu, kami takut terhadap seorang raja dari raja-raja Ghassan. Telah tersebar berita, bahwa ia akan berjalan ke arah kami berada. Sementara bayang-bayangnya telah memenuhi dada-dada kami. Ternyata, salah seorang sahabatku yang Anshar itu mengetuk pintu, seraya berkata, "Bukalah pintu, bukalah pintu." Aku bertanya, "Apakah raja Al Ghassani telah datang?" Ia menjawab, "Bahkan yang lebih dahsyat daripada itu. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menceraikan isteri-isterinya terlebih lagi Hafshah dan Aisyah" Maka aku segera mengambil pakaianku dan keluar hingga bertemu dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di tempat minum miliknya, yang jika beliau menaikinya maka beliau pergunakan tangga. Sementara pembantu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam Aswad berada di tangga. Maka aku katakan kepadanya, "Katakanlah pada beliau bahwa ini Umar bin Al Khaththab." Kemudian beliau pun mengizinkanku. Lalu aku menuturkan kisah kejadian ini pada beliau. Ketika kisahnya sampai pada kejadian bersama Ummu Salamah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun tersenyum. Saat itu beliau berada di atas tikar yang tidak dilapisi sesuatu apa pun. Di bawah kepalanya hanya terdapat bantal yang terbuat dari kulit yang berisikan sabut. Pada kedua kakinya terdapat dedaunan yang dituangkan, sementara di kepalanya terdapat kulit yang telah disamak. Aku melihat bekas tikar itu di sebelah kiri badannya, dan aku pun menangis. Beliau bertanya, "Apa yang menyebabkanmu menangis?" Aku menjawab, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Kisra dan Kaisar keduanya berada dalam kesenangan, sementara Anda wahai Rasulullah.." akhirnya beliau bersabda: "Tidakkah kamu ridla apabila dunia ini menjadi milik mereka, sedangkan akhirat untuk kita?"

bukhari:4532

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa] Telah mengabarkan kepada kami [Hasyim] dari [Ibnu Juraij] dan [Atha`] berkata; dari [Ibnu Abbas radliallahu 'anhuma] bahwanya; Berhala-berhala yang dahulu di agungkan oleh kaum Nabi Nuh, di kemudian hari tersebar di bangsa 'Arab. Wadd menjadi berhala untuk kamu Kalb di Daumah Al Jandal. Suwa' untuk Bani Hudzail. Yaquts untuk Murad dan Bani Ghuthaif di Jauf tepatnya di Saba`. Adapun Ya'uq adalah untuk Bani Hamdan. Sedangkan Nashr untuk Himyar keluarga Dzul Kala'. Itulah nama-nama orang Shalih dari kaum Nabi Nuh. Ketika mereka wafat, syetan membisikkan kepada kaum mereka untuk mendirikan berhala pada majelis mereka dan menamakannya dengan nama-nama mereka. Maka mereka pun melakukan hal itu, dan saat itu berhala-berhala itu belum disembah hingga mereka wafat, sesudah itu, setelah ilmu tiada, maka berhala-berhala itu pun disembah."

bukhari:4539

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] Telah menceritakan kepada kami [Abu Awanah] dari [Abu Bisyr] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah keluar bersama sekelompok orang dari sahabatnya menuju Pasar 'Ukazh. Sedangkan para setan telah dihalangi untuk mencuri berita langit. Bahkan, mereka dilempari dengan bintang (meteor) dan mereka pun kembali. Maka mereka (sahabat setan) pun bertanya, "Ada apa dengan kalian?" Mereka menjawab, "Kami telah dihalangi untuk mencuri berita langit. Dan kami juga dilempari dengan bintang (meteor)." Mereka berkata, "Tidaklah kalian dihalangi untuk mencuri berita langit kecuali karena suatu kejadian. Karena itu, cermatilah ke seluruh penjuru bumi dari barat dan timur, lihatlah peristiwa apa yang sebenarnya telah terjadi." Akhirnya mereka pun pergi menelusuri penjuru bumi, barat dan timur guna melihat peristiwa apa yang telah terjadi sehingga menghalangi antara mereka dan berita langit. Mereka berjalan ke arah Tihamah menuju Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang sedang berada pada sebatang pohon kurma hendak menuju ke pasar 'Ukazh. Saat itu, beliau sedang shalat Fajar (Shalat subuh) bersama para sahabatnya. Maka ketika para setan mendengar Al Qur`an, mereka pun menyimaknya dan berkata, "Inilah yang menghalangi antara kalian dan berita langit." Akhirnya mereka kembali kepada kaumnya dan berkata, "Wahai kamu kami (Sesungguhnya kami telah mendengar Al Qur'an yang begitu menakjubkan, yang memberi petunjuk kepada jalan yang benar, hingga kami pun beriman kepadanya dan kami tidak akan menyekutukan Rabb kami dengan sesuatu apa pun)." (QS. Aljin 1-2). Dan Allah 'azza wajalla pun menurunkan wahyu kepada Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wasallam, "Katakanlah: 'Telah diwahyukan kepadaku, bahwasanya sekelompok jin telah mendengarkan (Al Qur`an).'" (QS. Aljin 1). Yang diwahyukan kepada beliau adalah perkataan Jin.

bukhari:4540

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] Telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Uqail] dan [Ibnu Syihab] berkata; Aku mendengar [Abu Salamah] berkata; Telah mengabarkan kepadaku [Jabir bin Abdullah] bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menceritakan tentang awalnya wahyu turun pada beliau. Beliau berkisah: "Ketika aku tengah berjalan, tiba-tiba aku mendengar suara yang berasal dari langit, maka aku pun mengangkat pandanganku ke arah langit, ternyata di atas terdapat Malaikat yang sebelumnya mendatangiku di gua Hira` tengah duduk di atas kursi antara langit dan bumi. Aku merasa ketakutan hingga aku jatuh tersungkur ke tanah. Lalu aku pun segera menemui keluargaku seraya berkata, 'Selimutilah aku, selimutilah aku.' Maka keluargaku pun segera menyelimutiku. Akhirnya Allah Ta'ala menurunkan ayat: 'YAA AYYUHAL MUDDATSTSIR QUM FA`ANDZIR (Wahai orang yang berselimut, bangkitlah, dan berilah peringatan).'" Hingga firman-Nya: "FAHJUR." Abu Salamah berkata; Ar Rijz artinya adalah berhala-berhala. Setelah itu, turunlah wahyu secara berturut-turut.

bukhari:4545

Telah menceritakan kepada kami [Amru bin Ali] Telah menceritakan kepada kami [Yahya] Telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] Telah menceritakan kepadaku [Abdurrahman bin Abis] Aku mendengar [Ibnu Abbas radliallahu 'anhuma] berkata terkait dengan firman-Nya: "TARMI BISYARARIN KAL QASHR." Ia menjelaskan, "Kami biasanya bersandar pada kayu yang tingginya tiga hasta atau lebih tinggi dari itu. Kami mengangkatnya ketika memasuki musim dingin dan kami pun menamakannyha Al Qashr." Kemudian firman-Nya: "KA`ANNAHU JIMAALAATUN SHUFR." Ia menjelaskan, "Tali-tali bahtera yang dikumpulkan hingga menyerupai cambuk."

bukhari:4552

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Al Mundzir] Telah menceritakan kepada kami [Ma'n] ia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Nafi'] dari [Abdulah bin Umar radliallahu 'anhuma] bahwasanya; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pada hari ketika seluruh manusia bangkit kepada Rabb semesta alam, salah seorang dari mereka tenggelam dengan keringatnya sendiri bahkan genangan keringatnya mencapai pertengahan kedua telinganya."

bukhari:4557

Telah menceritakan kepada kami [Umar bin Hafsh] Telah menceritakan kepada kami [bapakku] Telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Ibrahim] ia berkata; Para sahabat Abdullah datang menemui Abu Darda`. Ia mencari mereka dan akhirnya menemukan mereka. Maka [Abu Darda`] bertanya kepada mereka, "Siapakah di antara kalian yang membaca dengan bacaan [Abdullah]" salah seorang menjawab, "Kami semua membaca dengan bacaannya Abdullah." Ia bertanya lagi, "Lalu siapa di antara kalian yang paling baik bacaannya?" Maka mereka pun menunjuk ke arah 'Alqamah. Abu Darda` pun bertanya padanya, "Bagaimana kamu mendengarnya membaca ayat: 'WAL LAILI IDZAA YAGHSYAA.'?" [Alqamah] menjawab, "WADZ DZAKARI WAL UNTSAA." Abu Darda` berkata, "Demi Allah, aku telah mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membacanya seperti ini. Akan tetapi mereka itu, menginginkan agar aku membacanya: 'WAMAA KHALAQADZ DZAKARA WAL UNTSAA.' Demi Allah, aku tidak akan mengikuti mereka."

bukhari:4563

Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Al A'masy] dari [Sa'd bin Ubaidah] dari [Abu Abdurrahman As Sulami] dari [Ali radliallahu 'anhu] ia berkata; Suatu kami berada dalam kelompok pelayatan jenazah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tepatnya di Baqi' Al Gharqad, maka beliau pun bersabda: "Tidak ada seorang pun dari kalian kecuali tempat duduknya dari surga atau dari neraka telah ditulis." Para sahabat pun bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana kalau kita sebaiknya hanya bertawakkal saja?" beliau menjawab: "Beramallah kalian, sebab setiap orang akan dimudahkan." Kemudian beliau bersabda: "FA`AMMAA MAN `A'THAA WAT TAQAA WA SHADDAQA BIL HUSNAA (Dan barangsiapa yang memberi, dan bertakwa serta membenarkan kebaikan).." hingga firman-Nya: "LIL'USRAA." Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] Telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid] Telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Sa'd bin Ubaidah] dari [Abu Abdurrahman] dari [Ali radliallahu 'anhu] ia berkata; Suatu ketika, kami duduk-duduk di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu ia pun menyebutkan hadits semisalnya.

bukhari:4564

Telah menceritakan kepada kami [Yahya] Telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Al A'masy] dari [Sa'd bin Ubaidah] dari [Abu Abdurrahman] dari [Ali] ia berkata; Suatu ketika, kami duduk-duduk di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau pun bersabda: "Tidak ada seorang pun dari kalian, kecuali tempat duduknya dari surga dan dari neraka telah ditulis." Maka kami pun bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana bila kita sebaiknya hanya bertawakkal saja?" beliau menjawab: "Tidak! Tetapi beramallah kalian, sebab setiap orang akan dimudahkah." Kemudian beliau membacakan ayat: "FA`AMMAA MAN `A'THAA WAT TAQAA WA SHADDAQA BIL HUSNAA FASANUYASSIRUHU LILYUSRAA (Dan barangsiapa yang memberi, dan bertakwa serta membenarkan kebaikan).." hingga firman-Nya, "FASANUYASSIRUHU LIL'USRAA."

bukhari:4566

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] Telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Sa'd bin Ubaidah] dari [Abu Abdurrahman As Sulami] dari [Ali radliallahu 'anhu] ia berkata; Suatu ketika, kami berada dalam pelayatan jenazah di Baqi' Al Gharqad. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang lalu duduk dan kami pun ikut duduk di sekitar beliau. Saat itu, beliau membawa tongkat kecil dan beliau tegakkan dengan kakinya. Kemudian beliau bersabda: Tidak ada seorang pun, dan tidak ada satu jiwa pun yang bernafas, kecuali tempatnya telah ditulis di neraka dan di surga. Dan telah pula di tulis, apakah ia akan hidup sengsara atau bahagia." Maka seorang laki-laki bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana kalau kita bertawakkal saja terhadap kitab kita (catatan yang telah ditetapkan) dan meninggalkan amal? Siapa diantara kita yang termasuk golongan yang beruntung, maka niscaya ia akan berjalan di atas amalan golongan yang beruntung (penghuni surga). Dan siapa yang termasuk Ahlusy Syaqa` (golongan selaka), maka niscaya ia akan berjalan di atas amalan Ahlusy Syaqa (golongan celaka, penghuni neraka)?." Beliau bersabda: "Adapun Ahlus Sa'adah (golongan yang beruntung, penghuni surga), maka ia akan dimudahkan untuk mengerjalan amalan Ahlus Sa'adah (golongan yang beruntung penghuni surga). Dan Ahlusy Syaqa` (golongan celaka) juga akan dimudahkan untuk melakukan amalan Ahlusy Syaqa` (golongan celaka)." Kemudian beliau membaca ayat: "FA`AMMAA MAN `A'THAA WAT TAQAA WA SHADDAQA BIL HUSNAA (Dan barangsiapa yang memberi, dan bertakwa serta membenarkan kebaikan).."

bukhari:4567

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] Telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Uqail] dari [Ibnu Syihab] ia berkata; Aku mendengar [Urwah] berkata; [Aisyah] radliallahu 'anha berkata; Kemudian, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun kembali kepada Khadijah seraya berkata, "Selimutilah aku, selimutilah aku." Lalu ia pun menyebutkan hadits.

bukhari:4575

Telah menceritakan kepada kami [Adam] Telah menceritakan kepada kami [Syaiban] Telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [Anas] radliallahu 'anhu, Ia berkata; Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengalami peristiwa Mi'raj ke langit, beliau pun bersabda: "Aku mendatangi telaga, pada kedua tepinya terdapat Qubah berongga yang terbuat dari mutiara. Maka aku pun bertanya, 'Apa ini wahai Jibril? ' Ia menjawab, 'Ini adalah Al Kautsar.'"

bukhari:4582

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salam] Telah mengabarkan kepada kami [Abu Mu'awiyah] Telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Amru bin Murrah] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] bahwa suatu hari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam keluar menuju Bathha`, kemudian beliau naik ke bukit seraya berseru, "Wahai sekalian manusia." Maka orang-orang Quraisy pun berkumpul. Kemudian beliau bertanya, "Bagaimana, sekiranya aku mengabarkan kepada kalian, bahwa musuh (di balik bukit ini) akan segera menyergap kalian, apakah kalian akan membenarkanku?" mereka menjawab, "Ya." Beliau bersabda lagi: "Sesungguhnya aku adalah seorang pemberi peringatan bagi kalian. Sesungguhnya di hadapanku akan ada adzab yang pedih." Akhirnya Abu Lahab pun berkata, "Apakah hanya karena itu kamu mengumpulkan kami? Sungguh kecelakanlah bagimu." Maka Allah menurunkan firman-Nya: "TABBAT YADAA ABII LAHAB.." Hingga akhir ayat.

bukhari:4590

Telah menceritakan kepada kami [Umar bin Hafsh] Telah menceritakan kepada kami [bapakku] Telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] Telah menceritakan kepadaku [Amru bin Murrah] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] radliallahu 'anhuma, ia berkata; Abu Lahab berkata, "Celaka kamu wahai (Muhammad), apakah hanya lantaran ini kamu mengumpulkan kami." Maka turunlah ayat: "TABBAT YADAA ABII LAHAB.." Hingga akhir ayat.

bukhari:4591

Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] Telah menceritakan kepada kami [Hamam] Telah menceritakan kepada kami ['Atha`] sementara [Musaddad] berkata; Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Ibnu Juraij] ia berkata; Telah mengabarkan kepadaku ['Ahta`] ia berkata; Telah mengabarkan [Shafwan bin Ya'la bin Umayyah] bahwa [Ya'laa] berkata; Duh sekiranya aku dapat melihat gelagat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika wahyu diturunkan pada beliau. Maka ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berada di Ji'ranah, beliau bernaung di bawah kain yang beliau kenakan dan beliau ditemani oleh beberapa orang sahabatnya. Tiba-tiba beliau didatangi oleh seseorang yang telah mengenakan wewangian. Laki-laki itu bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimakah pendapat Anda terhadap seorang laki-laki yang melakukan ihram dengan mengenakan Jubah setelah melumurinya dengan wewangian." Sesaat kemudian, datanglah Ya'la, lalu ia pun memasukkan kepalanya, ternyata ia mendapati wajah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang telah memerah. Keadaan itu berlangsung sesaat, lalu kembali seperti semula. Kemudian beliau bertanya: "Manakah orang yang tadi bertanya kepadaku tentang Umrah?" Maka laki-laki itu pun dicari dan dihadapkan pada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau pun bersabda: "Mengenai wewangiat yang masih melekat pada tubuhmu, maka cucilah sebanyak tiga kali, sedangkan jubah itu lepaskanlah. Lakukanlah pada umrahmu sebagaimana apa kamu lakukan pada ibadah hajimu."

bukhari:4602

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] Telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Yunus] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Syihab] bahwa [Ibnu As Sabbaq] berkata; [Zaid bin Tsabit] berkata; Abu Bakar pernah mengutus seseorang padaku seraya mengatakan, "Sesungguhnya, kamulah yang pernah menulis wahyu untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Karena itu, telusurilah Al Qur`an." Maka aku pun segera menelusurinya, hingga aku mendapati akhir dari surat At Taubah, yakni dua ayat bersama Abu Khuzaimah Al Anshari, yang aku tidak mendapatkannya pada seorang pun selainnya. Yakni, "LAQAD JAA`AKUM RASUULUM MIN ANFUSIKUM 'AZIIZUN 'ALAIHI MAA 'ANITTUM.." Hingga akhir ayat.

bukhari:4605

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Ufair] ia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Al Laits] ia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Uqail] dari [Ibnu Syihab] ia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Ubaidullah] bahwa [Abdullah bin Abbas] radliallahu 'anhuma telah menceritakan kepadanya bahwa; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jibril telah membacakan padaku dengan satu dialek, maka aku pun kembali kepadanya untuk meminta agar ditambahkan, begitu berulang-ulang hingga berakhirlah dengan Sab'atu Ahruf (Tujuh dialek yang berbeda)."

bukhari:4607

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Ufair] ia berkata, Telah menceritakan kepadaku [Al Laits] ia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Uqail] dari [Ibnu Syihab] ia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Urwah bin Zubair] bahwa [Al Miswar bin Makhzamah] dan [Abdurrahman bin Abd Al Qari`] keduanya menceritakan kepadanya bahwa keduanya mendengar [Umar bin Al Khaththab] berkata, "Aku pernah mendengar Hisyam bin Hakim bin Hizam sedang membaca surat Al Furqan di masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, aku pun mendengarkan bacaannya dengan seksama. Maka, ternyata ia membacakan dengan huruf yang banyak yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam belum pernah membacakannya seperti itu padaku. Maka aku hampir saja mencekiknya saat shalat, namun aku pun bersabar menunggu sampai ia selesai salam. Setelah itu, aku langsung meninting lengan bajunya seraya bertanya, "Siapa yang membacakan surat ini yang telah aku dengan ini kepadamu?" Ia menjawab, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang telah membacakannya padaku." Aku katakan, "Kamu telah berdusta. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah membacakannya padaku, namun tidak sebagaimana apa yang engkau baca." Maka aku pun segera menuntunnya untuk menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Selanjutnya, kukatakan kepada beliau, "Sesungguhnya aku mendengar orang ini membaca surat Al Furqan dengan huruf (dialek bacaan) yang belum pernah Anda bacakan kepadaku." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Bacalah wahai Hisyam." Lalu ia pun membaca dengan bacaan yang telah aku dengar sebelumnya. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Begitulah ia diturunkan." Kemudian beliau bersabda: "Bacalah wahai Umar." Maka aku pun membaca dengan bacaan sebagaimana yang dibacakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepadaku. Setelah itu, beliau bersabda: "Seperti itulah surat itu diturunkan. Sesungguhnya Al Qur`an ini diturunkan dengan tujuh huruf (tujuh dialek bacaan). Maka bacalah ia, sesuai dengan dialek bacaan yang kalian bisa."

bukhari:4608

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa] Telah mengabarkan kepada kami [Hisyam bin Yusuf] bahwa [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepada mereka, ia berkata; Dan Telah mengabarkan kepadaku [Yusuf bin Mahik] ia berkata; Suatu ketika, aku berada di tempat Aisyah Ummul Mukminin radliallahu 'anha, tiba-tiba seorang dari Irak menemuinya seraya berkata, "Kain kafan yang bagaimanakah yang lebih baik?" Aisyah menjawab, "Huss kamu, apakah yang menimpamu?" laki-laki itu berkata, "Wahai Ummul Mukminin, tunjukkanlah Mushhaf Anda padaku." [Aisyah] bertanya, "Untuk apa?" Ia menjawab, "Agar aku dapat menyusunnya. Sebab, Al Qur`an itu dibaca secara tidak tersusun." Aisyah berkata, "Lalu apa yang menghalangimu untuk membaca bagian apa saja darinya. Sesungguhnya yang pertama-tama kali turun darinya adalah surat Al Mufashshal yang di dalamnya disebutkan tentang surga dan neraka. Dan ketika manusia telah condong ke Islam, maka turunlah kemudian ayat-ayat tentang halal dan haram. Sekiranya yang pertama kali turun adalah ayat, 'Janganlah kalian minum khamer.' Niscaya mereka akan mengatakan, 'Sekali-kali kami tidak akan bisa meninggalkan khamer selama-lamanya.' Dan sekiranya juga yang pertamakali turun adalah ayat, "Janganlah kalian berzina..' niscaya mereka akan berkomentar, 'Kami tidak akan meniggalkan zina selama-lamanya.' Ayat yang diturunkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di Makkah yang pada saat itu aku masih anak-anak adalah: 'BAL AS SAA'ATU MAU'IDUHUM WAS SAA'ATU ADHAA WA AMARR.(QS. ALqamar 46).' Dan tidaklah surat Al Baqarah dan An Nisa` kecuali aku berada di sisi beliau." Akhirnya, Aisyah mengeluarkan Mushhaf dan mendiktekan kepada orang Irak itu beberapa surat.

bukhari:4609

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] Telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abu Sha'shah] dari [bapaknya] dari [Abu Sa'id Al Khudri] bahwa seorang laki-laki mendengar seseorang yang membaca surat: "QUL HUWALLAHU AHAD." dan orang itu selalu mengulang-ngulangnya. Di pagi harinya, maka laki-laki itu pun segera menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan mengadukan mengenai seseorang yang ia dengar semalam membaca surat yang sepertinya ia menganggap sangat sedikit. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya surat itu benar-benar menyamai sepertiga Al Qur`an." [Abu Ma'mar] menambahkan dan Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ja'far] dari [Malik] dari [Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman bin Sha'sha'ah] dari [bapaknya] dari [Abu S'aid Al Khudri] Telah mengabarkan kepadaku adikku [Qatadah bin An Nu'man] bahwasanya; Ada seorang laki-laki yang berdiri menunaikan shalat di waiktu sahur, dan ia membaca surat, "QUL HUWALLAHU AHAD.." lalu ia tidaklah menambahkan sesuatu pun pada surat itu." Maka ketika pagi, maka seseorang mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Yakni dengan hadists semisalnya.

bukhari:4627

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] Telah menceritakan kepada kami [Al Mufadldlal bin Fadlalah] dari [Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari [Urwah] dari [Aisyah] bahwa biasa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bila hendak beranjak ke tempat tidurnya pada setiap malam, beliau menyatukan kedua telapak tangannya, lalu meniupnya dan membacakan: "QULHUWALLAHU AHAD.." dan, "QUL `A'UUDZU BIRABBIL FALAQ..." serta, "QUL `A'UUDZU BIRABBIN NAAS.." Setelah itu, beliau mengusapkan dengan kedua tangannya pada anggota tubuhnya yang terjangkau olehnya. Beliau memulainya dari kepala, wajah dan pada anggota yang dapat dijangkaunya. Hal itu, beliau ulangi sebanyak tiga kali.

bukhari:4630

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] dari [Yahya] dari [Sufyan] Telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Dinar] ia berkata, Aku mendengar [Ibnu Umar] radliallahu 'anhuma, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya perumpamaan jaman kalian dan jaman umat-umat sebelum kalian, hanyalah bagaikan jarak atara shalat Ashar dan terbenamnya matahari. Sedang perumpamaan kalian dengan ummat Yahudi dan Nashrani, adalah seperti seorang yang memperkerjakan beberapa orang pekerja seraya berkata, 'Siapa yang berkerja untukku hingga pertengahan hari, maka baginya adalah satu Qirath.' Maka kaum Yahudi pun beramal. Kemudian sang juragan itu pun berkata lagi, 'Siapa yang bekerja untukku dan sejak pertengahan hari hingga Ashar, maka baginya satu Qirath.' Maka orang-orang Nashrani pun bekerja. Lalu kalian bekerja dari sejak Ashar hingga Maghrib tiba dengan ganjaran dua Qirath. Maka mereka pun protes, 'Kamilah yang paling banyak bekerja, akan tetapi ganjaran kami paling sedikit.' Sang juragan pun berkata, 'Apakah aku menzhalimi hak kalian barang sedikit pun? ' mereka menjawab, 'Tidak.' Ia berkata, 'Itulah kelebihan-Ku, yang Aku berikan kepada siapa saja yang Aku maui.'"

bukhari:4633

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Abdurrahman] dari [Abu Hazim] dari [Sahl bin Sa'd] bahwasanya, ada seorang wanita mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, aku datang untuk menyerahkan diriku padamu." Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun memandangi wanita dari atas hingga ke bawah lalu beliau menunduk. Dan ketika wanita itu melihat, bahwa beliau belum memberikan keputusan akan dirinya, ia pun duduk. Tiba-tiba seorang laki-laki dari sahabat beliau berdiri dan berkata, "Wahai Rasulullah, jika Anda tidak berhasrat dengannya, maka nikahkanlah aku dengannya." Lalu beliau pun bertanya: "Apakah kamu punya sesuatu (untuk dijadikan sebagai mahar)?" Laki-laki itu menjawab, "Tidak, demi Allah wahai Rasulullah." Kemudian beliau bersabda: "Kembalilah kepada keluargamu dan lihatlah apakah ada sesuatu?" Laki-laki itu pun pergi dan kembali lagi seraya bersabda: "Tidak, demi Allah wahai Rasulullah, aku tidak mendapatkan apa-apa?" beliau bersabda: "Lihatlah kembali, meskipun yang ada hanyalah cincin besi." Laki-laki itu pergi lagi, kemudian kembali dan berkata, "Tidak, demi Allah wahai Rasulullah, meskipun cincin emas aku tak punya, tetapi yang ada hanyalah kainku ini." Sahl berkata, "Tidaklah kain yang ia punyai itu kecuali hanya setengahnya." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bertanya: "Apa yang dapat kamu lakukan dengan kainmu itu? Bila kamu mengenakannya, maka ia tidak akan memperoleh apa-apa dan bila ia memakainya, maka kamu juga tak memperoleh apa-apa." Lalu laki-laki itu pun duduk agak lama dan kemudian beranjak. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihatnya dan beliau pun langsung menyuruh seseorang untuk memanggilkannya. Ia pun dipanggil, dan ketika datang, beliau bertanya, "Apakah kamu punya hafalan Al Qur`an?" laki-laki itu menjawab, "Ya, aku hafal surat ini dan ini." Ia sambil menghitungnya. Beliau bertanya lagi, "Apakah kami benar-benar menghafalnya?" ia menjawab, "Ya." Akhirnya beliau bersabda: "Kalau begitu, perigilah. Sesungguhnya kau telah kunikahkan dengannya dengan mahar apa yang telah kamu hafal dari Al Qur`an."

bukhari:4642

Telah menceritakan kepada kami [Abul Yaman] Telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] ia berkata; Telah mengabarkan kepadaku [Urwah bin Zubair] dari hadits [Al Miswar bin Makhzamah] dan [Abdurrahman bin Abd Al Qari`] bahwa keduanya mendengar [Umar bin Al Khaththab] berkata, Pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, aku pernah mendengar Hisyam bin Hakim bin Hizam membacakan surat Al Furqan, maka aku pun mendengarkan bacaannya dengan seksama. Dan ternyata ia membacanya dengan Huruf (cara bacaan) yang begitu banyak, yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sendiri belum membacakan bacaan seperti itu padaku, maka aku pun ingin segera menyergapnya di dalam shalat, namun aku menunggunya hingga selesai salam dan langsung meninting lengan bajunya seraya bertanya, "Siapa yang membacakan surat ini padamu?" Ia menjawab, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang membacakannya padaku." Maka kukatakan padanya, "Kamu telah berdusta. Demi Allah, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah membacakan surat -yang telah aku dengar ini darimu- padaku." Maka aku pun segera membawanya menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Aku berkata, "Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, aku mendengar orang ini membaca surat Al Furqan dengan cara baca yang belum pernah Anda ajarkan padakku. Dan sungguh, Anda telah membacakan surat Al Furqan padaku." Akhirnya beliau bersabda: "Wahai Hisyam, bacalah surat itu." Maka Hisyam pun membacanya bacaan yang telah aku dengan sebelumnya. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seperti inilah surat itu diturunkan." Kemudian beliau bersabda lagi: "Bacalah wahai Umar." Lalu aku pun membacanya sebagaimana yang telah diajarkan beliau. Kemudian beliau bersabda: "Seperti ini pulalah ia diturunkan." Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda lagi: "Al Qur`an diturunkan dengan Sab'atu Ahruf (tujuh dialek) karena itu bacalah sesuai kemampuan kalian."

bukhari:4653

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yusuf] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari [Abidah] dari [Abdullah bin Mas'ud] ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda kepadaku: "Bacakanlah Al Qur`an untukku." Maka aku pun berkata, "Wahai Rasulullah, apakah aku akan membacanya untuk Anda, padahal kepada Andalah alquran diturunkan?" beliau menjawab: "Ya." Lalu aku pun membacakan surat An Nisa, hingga aku sampai pada ayat: "Dan bagaimanakah sekiranya Kami mendatangkan manusia dari seluruh umat dengan seorang saksi, lalu kami mendatangkanmu sebagai saksi atas mereka." Maka beliau pun bersabda padaku: "Cukuplah." Lalu aku menoleh ke arah beliau dan ternyata kedua matanya meneteskan air.

bukhari:4662

Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abdul Malik bin Maisarah] dari [An Nazzal bin Sabrah] dari [Abdullah] bahwa ia mendengar seorang laki-laki membaca ayat, sementara ia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membacanya tidak seperti itu. Maka aku pun mengambil tanganya dan pergi bersamanya menghadap Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau bersabda: "Bacaan keduanya adalah sama baiknya. Bacalah, 'AKBARU 'ILMI.'" Beliau bersabda: "Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian telah berselisih, sehingga mereka pun binasa."

bukhari:4674

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Amir Abu Maryam] Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] Telah mengabarkan kepada kami [Humaid bin Abu Humaid Ath Thawil] bahwa ia mendengar [Anas bin Malik] radliallahu 'anhu berkata; Ada tiga orang mendatangi rumah isteri-isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya tentang ibadah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dan setelah diberitakan kepada mereka, sepertinya mereka merasa hal itu masih sedikit bagi mereka. Mereka berkata, "Ibadah kita tak ada apa-apanya dibanding Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bukankah beliau sudah diampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan juga yang akan datang?" Salah seorang dari mereka berkata, "Sungguh, aku akan shalat malam selama-lamanya." Kemudian yang lain berkata, "Kalau aku, maka sungguh, aku akan berpuasa Dahr (setahun penuh) dan aku tidak akan berbuka." Dan yang lain lagi berkata, "Aku akan menjauhi wanita dan tidak akan menikah selama-lamanya." Kemudian datanglah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada mereka seraya bertanya: "Kalian berkata begini dan begitu. Ada pun aku, demi Allah, adalah orang yang paling takut kepada Allah di antara kalian, dan juga paling bertakwa. Aku berpuasa dan juga berbuka, aku shalat dan juga tidur serta menikahi wanita. Barangsiapa yang benci sunnahku, maka bukanlah dari golonganku."

bukhari:4675

Telah menceritakan kepada kami [Umar bin Hafsh] Telah menceritakan kepada kami [bapakku] Telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] ia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Ibrahim] dari ['Alqamah] ia berkata; Aku berada bersama [Abdullah], lalu ia pun ditemui oleh Utsman di Mina. Utsman berkata, "Wahai Abu Abdurrahman, sesungguhnya aku memiliki hajat padamu." Maka keduanya berbicara empat mata. Utsman bertanya, "Apakah kamu wahai Abu Abdurrahman kami nikahkan dengan seorang gadis yang akan mengingatkanmu apa yang kamu lakukan?" Maka ketika Abdullah melihat bahwa ia tidak berhasrat akan hal ini, ia pun memberi isyarat padaku seraya berkata, "Wahai 'Alqamah." Maka aku pun segera menuju ke arahnya. Ia berkata, "Kalau Anda berkata seperti itu, maka sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda kepada kita: 'Wahai sekalian pemuda, siapa di antara kalian yang telah mempunyai kemampuan, maka hendaklah ia menikah, dan barangsiapa yang belum mampu, hendaklah ia berpuasa karena hal itu akan lebih bisa meredakan gejolaknya.'"

bukhari:4677

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Qaza'ah] Telah menceritakan kepada kami [Malik] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Muhammad bin Ibrahim bin Al Harits] dari ['Alqamah bin Waqash] dari [Umar bin Al Khaththab] radliallahu 'anhu ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya setiap amal itu tergantung pada niatnya. Dan bagi seseorang adalah apa yang ia niatkan. Barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa yang hijrahnya lantaran dunia yang hendak ia kejar atau wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya itu adalah sekedar kepada apa yang ia inginkan."

bukhari:4682

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] Telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Yazid] dari [Irak] dari [Urwah] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengkhithbah (meminang) Aisyah kepada Abu Bakar. Maka Abu Bakar pun berkata pada beliau, "Sesungguhnya saya adalah saudara Anda." Beliau bersabda: "Yang kumaksudkan kamu adalah saudaraku di dalam Dinullah dan Kitab-Nya, maka Aisyah adalah halal bagiku."

bukhari:4691

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] Telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid] Telah menceritakan kepada kami [Shalih bin Shalih Al Hamdani] Telah menceritakan kepada kami [Asy Sya'bi] ia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Abu Burdah] dari [bapaknya] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah seorang laki-laki memiliki seorang budak wanita, lalu ia mengajarinya dengan sebaik-baiknya, dan mendidiknya dengan didikan yang terbaik, kemudian ia merdekakan dan menikahinya, maka baginya adalah dua pahala. Dan siapa pun dari kalangan ahli kitab yang beriman kepada nabinya dan beriman kepadaku, maka baginya adalah dua pahala. Dan siapa saja dari kalangan budak yang menunaikan hak tuannya dan juga hak Rabb-nya, maka baginya adalah dua pahala." [Abu Bakr] berkata; dari [Abu Al Hashin] dari [Abu Burdah] dari [bapaknya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Ia membebaskan lalu memberinya mahar."

bukhari:4693

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ja'far] dari [Humaid] dari [Anas] radliallahu 'anhu, ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bermukim tiga hari di daerah antara Khaibar dan Madinah, beliau menikahi Shafiyyah binti Huyay. Maka aku pun mengundang kaum muslimin untuk menghadiri walimahnya. Dan di dalam walimahan itu tidak ada roti dan tidak pula daging. Beliau menyuruh agar dibuatkan hamparan kulit lalu di dalamnya diberi kurma, keju dan samin. Seperti itulah acara walimah beliau. Maka kaum muslimin pun berkata, "Ia adalah salah seorang dari Ummahatil Muslimin ataukah sekedar hamba sahayanya." Mereka katakan, "Jika beliau menghijabinya, maka ia adalah termasuk Ummahat Muslimin, namun jika tidak, maka ia adalah hamba sahayanya." Maka ketika berangkat, beliau meletakkannya agak rendah di belakang, lalu beliau membentangkan hijab yang menutupi antara ia dan orang banyak.

bukhari:4695

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] Telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Abu Hazim] dari [bapaknya] dari [Sahl bin Sa'd As Sa'idi] ia berkata; Seorang wanita datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, aku datang untuk menghibahkan diriku untuk Anda." Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memandangi wanita itu, beliau arahkan pandangannya ke atas dan kebawah lalu beliau menundukkkan kepalanya. Maka wanita itu melihat bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak memberi putusan apa-apa terkait dengan dirinya, maka ia pun duduk. Tiba-tiba seorang sahabat berdiri dan berkata, "Wahai Rasulullah, jika Anda tidak berhasrat kepada wanita itu maka nikahkanlah aku dengannya." Maka beliau pun bertanya: "Apakah kamu mempunyai sesuatu (untuk dijadikan mahar)?" sahabat itu menjawab, "Tidak, demi Allah wahai Rasulullah." Beliau bersabda: "Pergilah kepada keluargamu, dan lihatlah apakah ada sesuatu." Laki-laki itu pun pergi dan kembali seraya berkata, "Tidak, demi Allah wahai Rasulullah, aku tidak mendapatkan sesuatu." Beliau bersabda lagi: "Lihatlah, meskipun yang ada hanyalah cincin dari besi." Laki-laki itu pergi laki kemudian kembali dan berkata, "Tidak, demi Allah wahai Rasulullah meskipun hanya cincin besi. Akan tetapi aku mempunya kain ini." Sahl berkata; Ia tidak memiliki kain kecuali setengah. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Apa yang dapat kamu lakukan dengan kainmu itu. Jika kamu memakainya maka ia tidak akan kebagian, dan jika ia memakainya maka tidak akan kebagian." Akhirnya laki-laki itu duduk hingga lama, lalu ia beranjak. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun melihatnya hendak pulang. Maka beliau memerintahkan seseorang agar memanggilnya. Ketika laki-laki itu datang, beliau bertanya: "Surat apa yang kamu hafal dari Al Qur`an." Ia berkata, "Yaitu surat ini." Ia menghitungnya. Beliau bersabda: "Apakah kamu menghafalnya dengan baik?" laki-laki itu menjawab, "Ya." Akhirnya beliau bersabda: "Sesungguhnya aku telah menikahkanmu dengan wanita itu dengan mahar hafalan Al Qur`anmu."

bukhari:4697

Telah menceritakan kepada kami [Abul Yaman] Telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] ia berkata; Telah mengabarkan kepadaku [Urwah bin Zubair] dari [Aisyah] radliallahu 'anha, bahwasanya; Abu Hudzaifah bin Utbah bin Abdu Syamsy -ia adalah seorang ahli Badar bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam- menjadikan Salim sebagai anak angkat dan menikahkannya dengan anak perempuan saudarinya Hindu binti Al Walid bin Utbah bin Rabi'ah. Dan ia adalah bekas budak dari seorang wanita Anshar. Yakni, sebagaimana Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah menjadikan Zaid sebagai anak angkat. Beliau termasuk orang yang mengambil anak angkat pada masa Jahiliyyah hingga orang-orang pun menduga bahwa Zaid nantinya akan mewarisi hartanya, hingga pada akhirnya Allah menurunkan ayat: "UD'UUHUM ILAA `AABAA`IHIM.." hingga firman-Nya, "WA MAWAALIIKUM." Akhinya mereka pun mengembalikan (nasabnya) kepada bapak-bapak mereka. Dan siapa yang tidak diketahui bapaknya, maka ia adalah maula (budak yang dimerdekakan) dan saudara seagama. Kemudian datanglah Sahlah binti Suhail bin Amru Al Qurasyii lalu Al 'Amiri -ia adalah isteri Abu Hudzaifah bin Utbah- kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami menganggap Salim sebagai anak, sementara Allah telah menurunkan sebagaimana apa yang telah Anda kethaui." Kemudian ia pun menyebutkan hadits.

bukhari:4698

Telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Bukair] Telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Uqail] dari [Ibnu Syihab] ia berkata; Telah mengabarkan kepadaku [Urwah] bahwa ia pernah bertanya kepada Aisyah radliallahu 'anha mengenai firman-Nya, "WA IN KHIFTUM ANLAA TUQSITHUU FIL YATAAMAA.." [Aisyah] menjelaskan, "Wahai anak saudaraku, maksudnya adalah anak perempuan yatim yang tinggal di rumah walinya, lalu sang wali pun berhasrat pada kecantikan dan juga hartanya. Namun sang wali itu hendak mengurangi maharnya. Karena itu, mereka pun dilarang untuk menikahi anak-anak perempuan yatim itu kecuali dengan menyempurnakan maharnya. Akhirnya mereka pun diperintahkan untuk menikahi wanita-wanita selain mereka." Aisyah juga menjelaskan, "Setelah itu, orang-orang pun pada meminta fatwa kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka Allah menurunkan ayat, 'WA YASTAFTUUNAKA FIN NISAA`..' hingga firman-Nya, 'WA TARGHABUUNA AN TANKIHUUHUNNA.' Maka Allah pun menurunkan ayat kepada mereka, bahwa jika ada anak perempuan yatim yang memiliki kecantikan wajah dan harta, apabila mereka ingin menikahinya, mereka diminta untuk menyempurnakan mahar. Apabila anak puteri yatim itu tidak mereka senangi lantaran tak memiliki harta dan kecantikan maka mereka pun meninggalkannya dan mencari wanita lain. Karena itu, sebagaimana mereka meninggalkannya ketika mereka tak menyukainya, maka mereka pun tidak diizinkan untuk menikahinya saat mereka berkeinginan kecuali dengan berbuat adil pada mereka dan memberikan haknya yang harus dipenuhi yakni Mahar."

bukhari:4702

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Marhum bin Abdul Aziz bin Mihran] ia berkata; Aku mendengar [Tsabit Al Bunani] berkata; Aku pernah berada di tempat Anas, sedang ia memiliki anak wanita. [Anas] berkata, "Ada seorang wanita datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu menghibahkan dirinya kepada beliau. Wanita itu berkata, 'Wahai Rasulullah, adakah Anda berhasrat padaku?" lalu anak wanita Anas pun berkomentar, "Alangkah sedikitnya rasa malunya.." Anas berkata, "Wanita lebih baik daripada kamu, sebab ia suka pada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, hingga ia menghibahkan dirinya pada beliau."

bukhari:4726

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] dari [Abu Hazim] dari [Sahl bin Sa'd] bahwa ada seorang wanita datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, aku datang untuk menghibahkan diriku untuk Anda." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengamati wanita dengan cermat dan setelah itu beliau menundukkan kepala. Ketika wanita itu melihat, bahwa beliau belum memberikan putusan apa-apa terhadapnya, ia pun duduk. Tiba-tiba berdirilah seorang laki-laki dari sahabat beliau dan berkata, "Wahai Rasulullah, bila Anda tak berhasrat pada wanita itu, maka nikahkanlah aku dengannya." Beliau bertanya: "Apakah kamu punya sesuatu (sebagai mahar)?" ia menjawab, "Tidak, demi Allah wahai Rasulullah." Beliau bersabda: "Kalau begitu, pergilah kepada keluargamu, dan lihatlah apakah ada sesuatu yang kamu dapatkan." Laki-laki itu pun pergi, lalu kembali dan berkata, "Tidak, demi Allah wahai Rasulullah, aku tidak mendapatkan sesuatu." Beliau bersabda: "Lihatlah meskipun itu hanya cincin dari besi." Laki-laki itu pergi lagi, lalu kembali dan berkata, "Tidak ada, demi Allah wahai Rasulullah, meskipun hanya cincin besi. Tetapi, ini adalah kainku." Sahl berkata; Ia tidaklah memiliki baju, maka calon isterinya berilah setengah sarungnya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apa yang bisa kamu lakukan jika kau gunakan setengah sarungmu. Bila kamu memakainya, maka separoh badanmu tak tertutup kain, dan bila calon isterimu memakainya, separoh badannya pun tak tertutup kain." Akhirnya laki-laki itu pun duduk hingga lama, lalu ia beranjak hendak pergi. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihatnya, beliau pun memeritahkan agar orang itu dipanggil. Dan ketika laki-laki itu datang beliau bertanya: "Apa yang kamu hafal dari Al Qur`an?" laki-laki itu menjawab, "Aku menghafal surat ini dan ini." Ia menghitungnya. Kemudian beliau bersabda: "Bacalah dari hafalanmu itu untuknya." Ia menjawab, "Baik." Beliau bersabda: "Pergilah, sesungguhnya aku telah menikahkanmu dengan wanita itu dan hafalan Al Qur`anmu sebagai mahar."

bukhari:4731

Telah berkata [Yahya bin Sulaiman] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] dari [Yunus] -dalam riwayat lain- Dan Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] Telah menceritakan kepada kami [Anbasah] Telah menceritakan kepada kami [Yunus] dari [Ibnu Syihab] ia berkata; Telah mengabarkan kepadaku [Urwah bin Zubair] bahwa [Aisyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah mengabarkan kepadanya bahwa; Sesungguhnya pada masa Jahiliyah ada empat macam bentuk pernikahan. Pertama, adalah pernikahan sebagaimana dilakukan orang-orang pada saat sekarang ini, yaitu seorang laki-laki meminang kepada wali sang wanita, kemudian memberikannya mahar lalu menikahinya. Bentuk kedua yaitu; Seorang suami berkata kepada isterinya pada saat suci (tidak haidl/subur), "Temuilah si Fulan dan bergaullah (bersetubuh) dengannya." Sementara sang suami menjauhinya sementara waktu (tidak menjima'nya) hingga benar-benar ia positif hamil dari hasil persetubuhannya dengan laki-laki itu. Dan jika dinyatakan telah positif hamil, barulah sang suami tadi menggauli isterinya bila ia suka. Ia melakukan hal itu, hanya untuk mendapatkan keturuan yang baik. Istilah nikah ini adalah Nikah Al Istibdlaa'. Kemudian bentuk ketiga; Sekelompok orang (kurang dari sepuluh) menggauli seorang wanita. Dan jika ternyata wanita itu hamil dan melahirkan. Maka setelah masa bersalinnya telah berlalu beberapa hari, wanita itu pun mengirimkan surat kepada sekelompok laki-laki tadi, dan tidak seorang pun yang boleh menolak. Hingga mereka pun berkumpul di tempat sang wanita itu. Lalu wanita itu pun berkata, "Kalian telah tahu apa urusan kalian yang dulu. Dan aku telah melahirnya, maka anak itu adalah anakmu wania Fulan." Yakni, wanita itu memilih nama salah seorang dari mereka yang ia sukai, dan laki-laki yang ditunjuk tidak dapat mengelak. Kemudian bentuk keempat; Orang banyak berkumpul, lalu menggauli seorang wanita, dan tak seorang pun yang dapat menolak bagi yang orang yang telah menggauli sang wanita. Para wanita itu adalah wanita pelacur. Mereka menancapkan tanda pada pintu-pintu rumah mereka sebagai tanda, siapa yang ingin mereka maka ia boleh masuk dan bergaul dengan mereka. Dan ketika salah seorang dari mereka hamil, lalu melahirkan, maka mereka (orang banyak itu) pun dikumpulkan, lalu dipanggilkanlah orang yang ahli seluk beluk nasab (Alqafah), dan Al Qafah inilah yang menyerahkan anak sang wanita itu kepada orang yang dianggapnya sebagai bapaknya, sehingga anak itu dipanggil sebagai anak darinya. Dan orang itu tidak bisa mengelak. Maka ketika Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam diutus dengan membawa kebenaran, beliau pun memusnahkan segala bentuk pernikahan jahiliyah, kecuali pernikahan yang dilakoni oleh orang-orang hari ini.

bukhari:4732

Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Salam] Telah mengabarkan kepada kami [Abu Mu'awiyah] Telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [bapaknya] dari [Aisyah] radliallahu 'anha, yakni terkait dengan firman-Nya: "WA YASTAFTUUNAKA FIN NISAA` QULILLAHU YUFTIIKUM FIIHINNA.." hingga akhir ayat. Aisyah berkata, "Maksudnya adalah seorang anak perempuan yatim yang berada pada asuhan seorang laki-laki, dan sang anak perempuan yatim juga telah berserikat pada hartanya. Lalu laki-laki itu tidak ingin menikahinya dan ia tidak suka bila anak perempuan yatim itu dinikahi oleh orang lain karena dikhawatirkan mencampuri hartanya. Maka Allah melarang mereka untuk melakukan hal itu."

bukhari:4736

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] Telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Abu Hazim] dari [Sahl bin Sa'd] ia berkata; Ada seorang wanita datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Sesungguhnya aku menghibahkan diriku." Wanita itu berdiri agak lama, lalu seorang laki-laki pun berkata, "Nikahkahkanlah aku dengannya, jika memang Anda tidak berhasrat padanya." Beliau bertanya: "Apakah kamu memiliki sesuatu untuk maharnya?" laki-laki itu berkata, "Aku tidak punya apa-apa kecuali kainku ini." Beliau bersabda: "Jika kamu memberikannya dan kamu duduk tak berkain. Carilah sesuatu." Laki-laki itu menjawab, "Aku tidak mendapatkan sesuatu." Beliau bersabda lagi: "Carilah, meskipun hanya berupa cincin emas." Namun laki-laki itu ternyata tak mendapatkan sesuatu, akhirnya beliau bertanya: "Apakah kamu hafal sesuatu dari Al Qur`an?" laki-laki itu menjawab, "Ya, yaitu surat ini dan ini." Ia menyebutkannya. Maka beliau bersabda: "Sesungguhnya aku telah menikahkanmu dengan wanita itu dengan mahar hafalan Al Qur`anmu."

bukhari:4740

Telah menceritakan kepada kami [Abul Yaman] Telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] dan telah berkata [Al Laits] Telah menceritakan kepadaku ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] Telah mengabarkan kepadaku [Urwah bin Zubair] bahwa ia pernah bertanya kepada Aisyah radliallahu 'anha, ia berkata padanya, "Wahai Ummul Mukminin apakah maksud firman-Nya, 'WA IN KHIFTUM ALLAA TUQSITHUU FIL YATAAMAA..' hingga firman-Nya, 'MAA MALAKAT AIMAANUKUM.'" [Aisyah] berkata, "Wahai anak saudaraku, hal ini terkait dengan anak perempuan Yatim yang berada dalam asuhan walinya, lalu sang wali pun tertarik pada kecantikan dan juga hartanya, namun ia ingin mengurangi maharnya. Lalu mereka dilarang untuk menikahi mereka kecuali dengan berlaku adil dan menyempurnakan maharnya, sehingga mereka pun diperintahkan untuk menikahi wanita-wanita lain." Aisyah berkata lagi, "Setelah itu, orang-orang meminta fatwa kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka Allah menurunkan ayat, 'WA YASTAFTUUNAKA FIN NISAA`..' hingga firman-Nya, 'WA TARGHABUUNA AN TANKIHUUHUNNA.' Maka di dalam ayat ini Allah menurunkan bahwa, seorang perempuan yatim itu memiliki harta, dan kecantikan, mereka pun ingin menikahinya, menginginkan nasabnya dan juga maharnya. Namun bila mereka tidak menyukai wanita itu lantaran tak mempunyai hal itu, mereka pun meninggalkan dan menikahi wanita lain." Aisyah melanjutkan, "Sebagaimana mereka meninggalkan mereka ketika mereka tak menyukainya, maka mereka tidak boleh menikahinya saat mereka ingin, kecuali dengan berbuat adil pada mereka dan memberikan haknya yang cukup sebagai mahar."

bukhari:4744

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] Telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Humaid Ath Thawil] dari [Anas bin Malik] radliallahu 'anhu, bahwasnya; Abdurrahman bin Auf datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sementara pada dirinya masih terdapat bekas-bekas warna kuning minyak wangi, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepadanya, ia pun memberitahu bahwa ia telah menikahi seorang wanita dari Anshar. Beliau bertanya: "Seberapa mahar yang kamu berikan?" Abdurrahman menjawab, "satu ons emas." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Adakanlah walimah meskipun dengan seekor kambing."

bukhari:4756

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salam] Telah mengabarkan kepada kami [Isma'il bin Ja'far] dari [Humaid] dari [Anas] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bermukim tiga hari antara Khaibar dan Madinah yaitu ketika menikahi Shafiyyah binti Huyyi. Lalu aku pun mengundang kaum muslimin untuk menghadiri walimahnya. Di dalam walimahan itu tidak ada roti dan tidak pula daging. Beliau menyuruh agar permadani kulit dihamparkan, lalu kurma, tepung dan keju dihidangkan. Seperti itulah walimahnya. Kemudian kaum muslimin bertanya, "Ia adalah ummahatul Mukminin ataukah hamba sahaya?." Dan mereka pun berkata, "Jika beliau menghijabinya, maka ia termasuk Ummatul Mukminin, dan bila tidak, maka ia adalah hamba sahaya." Maka pada saat berangkat, beliau meletakkannya agak rendah di belakang, lalu beliau membentangkan hijab yang menutupi antara dirinya dengan orang banyak.

bukhari:4762

Telah menceritakan kepada kami [Al Fadllu bin Ya'qub] Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sabiq] Telah menceritakan kepada kami [Isra'il] dari [Hisyam bin Urwah] dari [bapaknya] dari [Aisyah] bahwa ia menyerahkan pengantin wanita kepada seorang laki-laki dari kalangan Anshar. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Wahai Aisyah, apakah tidak ada hiburan, sebab orang-orang Anshar senang akan hiburan?."

bukhari:4765

Telah menceritakan kepada kami [Ali] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] ia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Humaid] bahwa ia mendengar [Anas] radliallahu 'anhu berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah bertanya kepada Abdurrahman bin Auf saat ia menikahi seorang wanita Anshriyah, "Berapa mahar kamu berikan padanya?" ia pun menjawab, "Seukuran biji berupa emas." Dan dari Humaid; Aku mendengar Anas berkata; Ketika mereka sampai di kota Madinah, kaum Muhajirin pun singgah di tepat kediaman orang-orang Anshar. Lalu Abdurrahman bin Auf tinggal di kediaman Sa'd bin Ar Rabi'. Sa'd bin Rabi' pun berkata padanya, "Aku akan membagi hartaku kepadaku dan menikahkanmu dengan salah seorang isteriku." Abdurrahman berkata, "Semoga Allah memberi keberkahan pada keluarga dan juga hartamu." Lalu ia pun keluar menuju pasar dan berjual beli hingga ia mendapatkan keuntungan berupa keju dan samin, dan ia pun, menikah. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Adakanlah walimah meskipun hanya dengan seekor kambing."

bukhari:4769

Telah menceritakan kepada kami [Malik bin Isma'il] Telah menceritakan kepada kami [Zuhair] dari [Bayan] ia berkata; Aku mendengar [Anas] berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menikahi seorang wanita, lalu beliau mengutusku hingga aku pun mengundang beberapa orang untuk makan-makan."

bukhari:4772

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bih Yusuf] Telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Nafi'] dari [Abdullah bin Umar] radliallahu 'anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika salah seorang dari kalian diundang ke acara walimahan, hendaklah ia datang."

bukhari:4775

Telah menceritakan kepada kami [Abdan] dari [Abu Hamzah] dari [Al A'masy] dari [Abu Hazim] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Seandainya aku diundang ke penghujung negeri, niscaya aku akan mendatanginya. Dan seandainya aku beri daging bagian kaki, niscaya aku akan menerimanya."

bukhari:4780

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] ia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Nafi'] dari [Al Qasim bin Muhammad] dari [Aisyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa ia telah mengabarkan kepadanya bahwasanya; Ia pernah membeli bantal yang bergambar. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihatnya, beliau pun berdiri di pintu dan tidak mau masuk, maka aku pun tahu akan rona tak suka pada wajahnya, aku berkata, "Wahai Rasulullah, aku bertaubat kepada Allah dan juga kepada Rasul-Nya. Dosa apa yang telah kulakukan?" Selanjutnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Kenapa ada bantal seperti ini?" Aisyah berkata, "Aku membelinya untuk Anda agar Anda pergunakan untuk duduk dan juga berbantal dengannya." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya yang melukis gambar ini akan disiksa kelak pada hari kiamat, dan kepada mereka akan dikatakan, 'Hidupkanlah apa yang telah kalian ciptakan.'" Dan beliau juga bersabda: "Sesungguhnya rumah yang di dalamnya terdapat gambar-gambar, maka rumah itu tidak akan dimasuki malaikat."

bukhari:4783

Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Abdullah bin Dinar] dari [Ibnu Umar] radliallahu 'anhuma, ia berkata; Di masa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, Dahulu kami khawatir untuk menasehati dan memberi arahan pada isteri-isteri kami dan kami juga khawatir jangan-jangan wahyu turun berkenaan dengan kami. Maka ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam wafat, kami pun berani angkat bicara dan memberi arahan pada mereka.

bukhari:4788

Telah menceritakan kepada kami [Abu Yaman] Telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] ia berkata; Telah mengabarkan kepadaku [Ubaidullah bin Abdullah bin Abu Tsaur] dari [Abdullah bin Abbas] radliallahu 'anhuma, ia berkata; Aku selalu bersikeras untuk menanyakan kepada Umar bin Al Khaththab tentang dua orang wanita dari isteri-isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, yang Allah berfirman terhadap mereka berdua: "IN TATUUBAA ILALLAHI FAQAD SHAGHAT QULUUBUKUMAA." Hingga suatu saat, ia menunaikan haji dan aku pun ikut menunaikan haji bersamanya. Dalam perjalanan ia menyingkir hendak buang hajat, lalu aku mengikutinya dengan membawakan kantong air. Ia pun buang air besar, dan ia kembali aku pun menuangkan air pada kedua tangannya, lalu ia pun berwudlu. Saat itulah aku bertanya, "Wahai Amirul Mukminin, siapakah dua orang wanita dari isteri-isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang Allah Ta'ala berfirman kepada keduanya, 'IN TATUUBAA ILALLAHI FAQAD SHAGHAT QULUUBUKUMAA (Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah, Maka Sesungguhnya hati kamu berdua Telah condong (untuk menerima kebaikan..).'" [Umar] pun menjawab, "Sungguhnya mengherankan kamu ini wahai Ibnu Abbas. Kedua wanita itu adalah Aisyah dan Hafshah." Kemudian Umar menceritakan haditsnya dengan lebih luas, ia berkata; Dulu, aku mempunyai seorang tetangga dari kalangan Anshar di Bani Umayyah bin Zaid yang mereka adalah para penduduk Manidah yang fakir. Kami saling bergantian untuk menghadiri majelis Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Aku hadir sehari dan ia pun hadir sehari. Bila aku yang hadir, maka aku akan menyampaikan hal-hal yang disampaikan oleh beliau berupa wahyu atau yang lainnya di hari itu. Dan jika gilirannya yang hadir, ia pun melakukan hal yang sama. Kami adalah bangsa Quraisy yang posisinya selalu di atas kaum wanita. Dan setelah kami bertemu dengan kaum Anshar, ternyata mereka adalah kaum yang banya dipengaruhi oleh kaum wanitanya. Maka para isteri-isteri kami pun mulai meniru dan mengambil adab dan kebiasaan wanita-wanita Anshar. Kemudian aku mengajak isteriku berdiskusi, lalu ia pun mendebat argumentasiku. Aku mengingkari akan perlakuannya itu, ia pun berkata, "Kenapa kamu tidak mengajakku berdiskusi? Demi Allah, sesungguhnya para isteri-isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengajak beliau berdiskusi. Bahkan pada hari ini hingga malam nanti, salah seorang dari mereka mendiamkan beliau." Aku pun kaget akan hal itu. Kukatakan padanya, "Sesungguhnya telah merugilah bagi siapa di antara mereka yang melalukan hal itu." Setelah itu, aku bergegas memberesi pakaianku lalu menemui Hafshah. Kukatakan padanya, "Wahai Hafshah, apakah salah seorang dari kalian telah menyebabkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam marah di hari ini hingga malam?" Ia menjawab, "Ya." Aku berkata, "Sesungguh, kamu telah merugi. Apakah engkau merasa sekiranya Allah menjadi marah lantaran marahnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu kamu akan binasa? Janganlah kamu menuntut banyak kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan jangan pula kamu membantahnya dalam sesuatu apa pun. Dan janganlah kamu mendiamkannya. Pintalah padaku apa yang kamu mau. Janganlah kamu merasa cemburu terhadap madumu yang lebih dicintai oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam -maksudnya adalah Aisyah-." Umar berkata; Sebelumnya, kami telah saling berbincang bahwa Ghassan tengah mempersiapkan pasukan berkuda untuk memerangi kami. Pada hari gilirannya hadir, sahabatku yang Anshari menghadiri majelis lalu kembali menemuiku setelah sahalat Isya'. Ia mengetuk pintu rumahku dengan sangat keras seraya berkata, "Cepatlah buka!" maka aku pun segera keluar menemuinya. Ia berata, "Sesungguhnya pada hari ini telah terjadi perkara yang besar." Aku bertanya, "Peristiwa apa itu? Apakah Ghassan telah datang?" Ia menjawab, "Tidak, bahkan yang lebih besar dari itu. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah menceraikan isteri-isterinya." [Ubaid bin Hunain] berkata; Ia mendengar [Ibnu Abbas], dari [Umar], ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam meninggalkan isteri-isterinya, maka aku pun berakata, "Sungguh, Hafshah telah merugi." Aku telah menduga hal ini akan terjadi. Aku pun segera mengemasi pakaianku, lalu shalat Fajar bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Setelah itu, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memasuki tempat minumnya dan berdiam diri situ. Kemudian aku masuk menemui Hafshah, ternyata ia sedang menangis. Aku berkata padanya, "Apa yang menyebabkanmu menangis. Bukankah aku telah mengingatkanmu akan hal ini? Apakah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah menceraikan kalian?" Ia menjawab, "Aku tidak tahu, itu beliau sedang minggat di tempat minum." Maka aku pun segera keluar dan mendatangi mimbar, ternyata di sekeliling itu ada beberapa orang yang sebagian dari mereka juga sedang menangis, lalu aku pun duduk bersama mereka sebentar kemudian aku tak kuasa lagi akan suasana itu. Maka aku datang ke tempat minum yang dipergunakan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk berdiam. Aku pun berkata kepada budaknya yang hitam, "Mintakanlah izin untuk Umar." Lalu sang budak pun masuk dan berbicara kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kemudian kembali dan berkata, "Aku telah berbica dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan juga telah menyebutmu, namun beliau diam." Akhirnya aku pun kembali dan duduk lagi bersama sekelompok orang yang tadi berada di sekitar mimbar. Setelah itu, aku tak sabaran lagi, maka aku mendatangi sang budak itu lagi dan berkata padanya, "Mintakanlah izin untuk Umar." Ia pun masuk lalu kembali seraya berkata, "Aku telah menyebutmu, namun beliau tetap diam." Aku kembali lagi dan duduk bersama beberapa orang yang ada di mimbar. Namun, aku tak sabaran lagi dan mendatangi sang budak itu lalu berkata, "Mintakanlah ini untuk Umar." Ia pun masuk dan kembali seraya berkata, "Sungguh, aku telah menyebut namamu, namun beliau tetap diam." Maka ketika aku berpaling hendak pergi, tiba-tiba sang budak itu memanggilku seraya berkata, "Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah mengizinkanmu." Akhirnya aku pun menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang sedang berbaring di atas pasir beralaskan tikar tanpa kasur. Pasir-pasir itu telah berbekas pada sisi badan beliau. beliau berbantalkan kulit yang berisikan sabut. Aku mengucapkan salam atasnya dan berkata sambil berdiri, "Wahai Rasulullah, apakah Anda telah menceraikan isteri-isteri Anda?" Maka beliau pun mengangkat pandangannya ke arahku dan menjawab: "Tidak." Maka aku pun berkata, "Allahu Akbar." Kukatakan lagi sambil berdiri, "Aku mendengar wahai Rasulullah, sekiranya Anda melihatku. Kita adalah bangsa Quraisy yang selalu mengatur wanita. Namun, ketika kita mendatangi Madinah, ternyata mereka adalah kaum yang didominasi oleh kaum wanita." Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tersenyum. Lalu aku berkata lagi, "Wahai Rasulullah, sekiranya Anda mau melihatku. Aku telah menemui Hafshah dan berkata padanya, 'Janganlah sekali-kali kamu merasa cemburu bilamana tetanggamu lebih dicintai oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam -maksudnya adalah Aisyah-.'" Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tersenyum lagi. Maka ketika itu, aku pun duduk dan mengangkat pandanganku ke arah rumahnya. Maka demi Allah, aku tidak melihat sedikit pun di rumah beliau kecuali tiga kulit yang telah disamak. Aku berkata pada beliau, "Wahai Rasulullah, berdo'alah kepada Allah untuk ummat Anda. Karena orang-orang Persi dan Romawi telah diberi keleluasaan, dan mereka juga telah diberi dunia, padahal mereka tidak menyembah Allah." Akhirnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam duduk yang sebelumnya berbaring. Kemudian beliau bersabda: "Beginikah sikapmu wahai Ibnul Khaththab? Sesungguhnya mereka itu adalah suatu kaum yang kebaikan mereka disegerakan di dunia." Aku pun berkata, "Mintakanlah ampun untukku." Jadi, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam meninggalkan isteri-isterinya karena perkara itu. Yakni, ketika Hafshah menyebarkannya pada Aisyah, yaitu selama dua puluh sembilan hari. Saat itu, beliau bersabda: "Aku tidak akan masuk menemui mereka selama satu bulan." Demikian itu, karena kerasnya rasa kesal beliau pada mereka, yakni saat Allah menegur dirinya. Dan ketika telah berlalu dua puluh sembilan hari, beliau menemui Aisyah dan beliau memulai darinya. Maka Aisyah pun berkata pada beliau, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Anda telah bersumpah untuk tidak menemui kami selama satu bulan penuh. Sedangkan hari ini Anda baru memasuki hari yang kedua puluh sembilan, sebagaimana yang aku hitung." Kemudian beliau pun bersabda; "Sesungguhnya hitungan bulan itu adalah dua puluh sembilan hari." Dan memang jumlah hari pada bulan itu adalah dua puluh sembilan malam. Aisyah berkata; Kemudian Allah Ta'ala menurunkan ayat At Takhyir (ayat yang berisi pilihan untuk tetap menjadi isteri nabi atau tidak). Beliau memulai dariku, wanita yang pertama dari isteri-isterinya. Dan aku pun lebih memilih beliau. setelah itu, beliau memberi pilihan kepada para isterinya semuanya, dan mereka pun menjawab sebagaimana yang dikatakan Aisyah.

bukhari:4792

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Adi] dari [Syu'bah] dari [Sulaiman] dari [Abu Hazim] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Jika seorang suami mengajak isterinya ke tempat tidur, lalu ia enggan untuk memenuhi ajakan suaminya, maka ia akan dilaknat Malaikat hingga pagi."

bukhari:4794

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] Telah mengabarkan kepada kami [At Taimi] dari [Abu Utsman] dari [Usamah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Aku berdiri di ambang pintu surga, maka aku pun menyaksikan bahwa kebanyakan yang memasukinya adalah orang-orang miskin, sedang orang-orang yang memiliki kekayaaan tertahan. Selain penduduk neraka telah diperintahkan untuk dimasukkan dalam neraka. Aku berdiri di ambang neraka, dan ternyata kebanyakan penghuninya adalah para wanita."

bukhari:4797

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] Telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Zaid bin Aslam] dari [Atha` bin Yasar] dari [Abdullah bin Abbas] bahwa ia berkata; Pernah terjadi gerhana matahari di masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan shalat bersama kaum muslimin. Beliau berdiri dengan berdiri yang sangat panjang sebagaimana panjangnya bacaan surat Al Baqarah. Kemudian beliau ruku' dengan ruku' yang panjang pula. Sesudah itu beliau bangkit dari ruku' lalu berdiri lagi dengan sangat panjang namun tidak sebagaimana panjangnya berdiri beliau yang pertama. Kemudian beliau ruku' dengan panjang, namun tidak sepanjang ruku'nya yang pertama. Lalu beliau teruskan dengan sujud. Setelah itu, beliau bangkit kembali dan berdiri dengan panjang, namun tidak sepanjang berdirinya pertama kali. Kemudian ruku' dengan panjang, tetapi tidak sebagaimana ruku'nya yang pertama. Kemudian beliau bangkit lagi dan berdiri dengan lama, namun tidak selama berdirinya yang pertama. Lalu beliau ruku' kembali dengan lama, tetapi tidak seperti ruku'nya yang pertama. Kemudian beliau bangkit lalu sujud. Setelah beliau selesai shalat matahari pun kembali menampakkan cahaya. Maka beliau pun bersabda: "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda Allah, tidaklah terjadi gerhana pada keduanya karena kematian seseorang atau pun karena kehidupannya. Jika kalian melihat hal itu, maka berdzikirlah kepada Allah." Para sahabat berkata, "Wahai Rasulullah, kamu melihat bahwa Anda sepertinya mendapatkan sesuatu di tempat Anda berdiri, lalu kami melihat bahwa Anda tertahan." Maka beliau pun bersabda: "Sesungguhnya aku melihat surga -atau- surga telah diperlihatkan padaku, lalu aku pun hendak mengambil seranting darinya, sekiranya kau dapat mengambilnya niscaya kalian akan memakannya selama dunia masih ada. Kemudian aku melihat neraka, maka aku tidak pernah melihat pemandangan seperti yang terjadi pada hari ini. Aku melihat kebanyakan penghuninya adalah wanita." Mereka bertanya lagi, "Kenapa wahai Rasulullah." Beliau menjawab: "Karena kekufuran mereka." Para sahabat bertanya lagi, "Apakah lantaran kekafiran mereka kepada Allah?" beliau menjawab: "Mereka mengkufuri perlakuan dan kebaikan suaminya. Sekiranya kamu berbuat baik kepada salah seorang dari mereka selama setahun penuh, lalu ia melihat sesuatu yang tidak baik darimu, ia pun akan berkata, 'Aku tidak melihat kebaikan sedikit pun darimu.'"

bukhari:4798

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Marwan bin Mu'awiyah] Telah menceritakan kepada kami [Abu Ya'fur] ia berkata; Kami bermudzakarah di sisi [Abu Dluha] maka ia pun berkata; Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abbas] ia berkata; Pada suatu hari saat kami memasuki waktu pagi, ternyata isteri-isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menangis, dan di samping setiap orang dari mereka terdapat keluarganya. Lalu aku pun keluar menuju Masjid, ternyata masjid telah dipenuhi oleh kerumunan orang-orang. Kemudian datanglah Umar bin Al Khaththab, dan naik hendak menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang tengah berada di dalam kamarnya. Ia pun mengucapkan salam, namun tak seorang pun yang membalas salamnya, lalu ia mengucapkan salam kembali, namun tak juga ada yang menjawabnya. Akhirnya ia pun dipanggil dan menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya bertanya, "Apakah Anda telah menceraikan isteri-isteri Anda?" beliau menjawab: "Tidak, tetapi aku telah bersumpah untuk tidak menemui mereka selama satu bulan." Setelah dua puluh sembilan hari berlalu, beliau pun menemui mereka.

bukhari:4804

Telah menceritakan kepada kami [Khallad bin Yahya] Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Nafi'] dari [Al Hasan bin Muslim] dari [Shafiyyah] dari [Aisyah] bahwa seorang wanita Anshar menikahkan anak perempuannya, lalu rambut anak itu merontok. Maka wanita itu pun segera mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan mengadukan hal itu, ia berkata, "Suaminya menyuruhku untuk menyambung rambutnya." Maka beliau bersabda: "Tidak. Sesungguhnya Allah telah melaknat Al Muwashilaat (para wanita yang menyambung rambutnya)."

bukhari:4806

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad bin Asma`] Telah menceritakan kepada kami [Juwairiyah] dari [Malik bin Anas] dari [Az Zuhri] dari [Ibnu Muhairiz] dari [Abu Sa'id Al Khudri] ia berkata; Kami mendapatkan tawanan, lalu kami pun melakukan 'Azl, maka kami menanyakannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Apakah kalian benar-benar melakukannya?" beliau mengatakannya sebanyak tiga kali. Beliau meelanjutkan: "Tidak ada sesuatupun yang telah ditetapkan terjadi hingga datangnya hari kiamat, kecuali ia pasti terjadi."

bukhari:4809

Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] Telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid bin Aiman] ia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Ibnu Abu Mulaikah] dari [Al Qasim] dari [Aisyah] bahwasanya; Apabila Nabi shallallahu 'alaihi wasallam hendak keluar mengadakan perjalanan, beliau mengadakan undian antara isteri-isterinya, lalu undian itu pun jatuh pada Aisyah dan Hafshah. Dan pada malam hari, biasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berjalan bersama Aisyah dan berbincang-bincang dengannya. Maka Hafshah berkata, "Maukah malam kamu menaiki kendaraanku dan aku menaiki kendaraanmu kemudian kamu melihat dan pun juga dapat melihat?" Aisyah menjawab, "Ya." Akhirnya ia pun menaikinya. Kemudian datanglah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada kendaraan Aisyah, sementara yang berada di atasnya adalah Hafshah. Beliau pun mengucapkan salam kepadanya, lalu beliau berjalan hingga mereka singgah disuatu tempat, dan ternyata ia kelihangan Aisyah. Saat singgah, Aisyah meletakkan kedua kakinya di antara semak-semak tumbuhan, lalu ia pun berkata, "Wahai Rabbi, binasakanlah kalajengking dan ular yang menyengatku." Maka aku tidak bisa berkata apa-apa pada beliau.

bukhari:4810

Telah menceritakan kepada kami [Yusuf bin Rasyid] Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Sufyan] Telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dan [Khalid] dari [Abu Qilabah] dari [Anas] ia berkata; Termasuk perbuatan sunnah apabilah seseorang menikahi seorang gadis adalah bermukim di tempatnya selama tujuh hari, baru kemudian ia membagi hari-harinya. Dan bila ia menikahi seorang janda atas gadis, maka ia boleh tinggal di tempat wanita itu selama tiga hari, baru kemudian ia membagi-bagi harinya." Abu Qilabah berkata; Jika aku mau, niscaya aku akan mengatakan bahwa Anas telah memarfu'kannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. [Abdurrazzaq] berkata; Telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Ayyub] dan [Khalid] ia berkata; Khalid berkata; Jika aku mau, aku akan mengatakan; Ia memarfu'kannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

bukhari:4813

Telah menceritakan kepada kami [Ali] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Ulayyah] dari [Humaid] dari [Anas] ia berkata; Suatu ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berada di tempat isterinya. Lalu salah seorang Ummahatul Mukminin mengirimkan hidangan berisi makanan. Maka isteri Nabi yang beliau saat itu sedang berada dirumahnya memukul piring yang berisi makanan, maka beliau pun segera mengumpulkan makanan yang tercecer ke dalam piring, lalu beliau bersabda: "Ibu kalian rupanya sedang terbakar cemburu." Kemudian beliau menahan sang Khadim (pembantu) hingga didatangkan piring yang berasal dari rumah isteri yang beliau pergunakan untuk bermukim. Lalu beliau menyerahkan piring yang bagus kepada isteri yang piringnya pecah, dan membiarkan piring yang pecah di rumah isteri yang telah memecahkannya.

bukhari:4824

Telah menceritakan kepada kami [Abdan] Telah mengabarkan kepada kami [Abdullah] dari [Yunus] dari [Az Zuhri] ia berkata; Telah mengabarkan kepadaku [Ibnul Musayyab] dari [Abu Hurairah] ia berkata; Ketika aku duduk-duduk di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ketika aku tidur, diperlihatkanlah surga padaku, dan aku pun melihat seorang wanita yang sedang berwudlu di samping istana. Lalu aku pun bertanya, 'Siapakah ini? ' mereka menjawab, 'Mereka menjawab, ini adalah untuk si Umar.' Kemudian aku teringat akan kecemburuanmu, lalu wanita itu pun berpaling pergi." Maka Umar pun menangis di majelis itu dan bertanya, "Apakah kepadamu aku cemburu wahai Rasulullah?"

bukhari:4826

Telah menceritakan kepadaku [Ahmad bin Abu Raja`] Telah menceritakan kepada kami [An Nadlr] dari [Hisyam] ia berkata; Telah mengabarkan kepadaku [bapakku] dari [Aisyah] bahwa ia pernah berkata, "Aku tidak pernah merasa cemburu terhadap isteri-isteri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, melebihi rasa cemburuku kepada Khadijah, yang demikian karena begitu seringnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebut-nyebut dan memuji kebaikannya. Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk memberi kabar gembira kepadanya dengan rumah yang dipersembahkan untuknya di dalam surga yang terbuat dari marmer."

bukhari:4828

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] Telah menceritakan kepada kami [Ghundar] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Hisyam] ia berkata; Aku mendengar [Anas bin Malik] radliallahu 'anhu berkata; Seorang wanita datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau pun menyendiri dan bersabda: "Demi Allah, kalian adalah manusia yang paling aku cintai."

bukhari:4833

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim Al Hanzhali] dari [Isa] dari [Al Auza'i] dari [Az Zuhri] dari [Urwah] dari [Aisyah] radliallahu 'anha, ia berkata; "Aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menutupiku dengan pakaiannya, sementara aku melihat ke arah orang-orang Habasyah yang sedang bermain di dalam Masjid sampai aku sendirilah yang merasa puas. Karenanya, sebisa mungkin kalian bisa seperti gadis belia yang suka bercanda."

bukhari:4835

Telah menceritakan kepada kami [Farwah bin Abu Al Maghra`] Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Mushir] dari [Hisyam] dari [bapaknya] dari [Aisyah] ia berkata; Pada suatu malam, Saudah binti Zam'ah keluar, lalu Umar pun melihatnya dan mengenalnya, maka ia pun berkata, "Demi Allah, sesungguhnya kamu wahai Saudah tidak akan samar bagi kami." Maka ia pun kembali kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan menuturkan hal itu pada beliau, dan saat itu beliau berada di rumahku dan sedang makan malam, sementara di tangan beliau terdapat keringat, maka Allah menurunkan wahyu kepadanya, lalu keringat itu hilang. Beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah telah mengizin kalian untuk membuang hajat."

bukhari:4836

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] Telah menceritakan kepada kami [Az Zuhri] dari [Salim] dari [bapaknya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Jika salah seorang dari isteri kalian meminta izin ke masjid, maka janganlah ia melarangnya."

bukhari:4837

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Muhammad] Telah mengabarkan kepada kami [Abdullah] Telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Abdurrahman bin Abis] Aku mendengar [Ibnu Abbas] radliallahu 'anhuma, bahwa ia pernah ditanya oleh seorang laki-laki, "Apakah Anda pernah shalat 'Ied Fithri atau Adlha bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" Ia menjawab, "Ya. Sekiranya bukan karena kedudukanku saat itu, aku tidak mungkin melihatnya." Yakni, saat itu ia masih kecil. Ibnu Abbas melanjutkan, "Saat itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar lalu shalat dan melanjutkannya dengan khuthbah. Beliau tidak menyebutkan adzan dan tidak pula iqamah. Sesudah itu, beliau mendatangi kaum wanita dan memberi peringatan bagi mereka dan memerintahkan mereka untuk bersedekah, maka aku melihat mereka mempreteli perhiasan telinga dan leher mereka lalu menyerahkan (anting dan kalung) mereka kepada Bilal." Kemudian ia bersama Bilal mengangkatnya ke rumah beliau.

bukhari:4848

Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Ghasil] dari [Hamzah bin Abu Usaid] dari [Abu Usaid] radliallahu 'anhu, ia berkata; Kami pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hingga sampai pada suatu dinding yang dinamakan Asy Syauth, kami terus berjalan hingga sampai pada dua dinding dan duduk di antara keduanya. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Duduklah kalian di sini." Beliau pun masuk dan ternyata telah didatangkan seorang perempuan bani Jaun dan ditempatkan di rumah yang ada di kebun kurma yaitu rumahnya Ummayyah binti An-Nu'man bin Syarahil yang saat itu sedang bersama pelayan dan perawatnya. Dan ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menemuinya, beliau bersabda: "Serahkanlah dirimu untukku." Wanita itu berkata, "Apakah seorang permaisuri akan menyerahkan dirinya kepada seorang rakyat jelata?" maka beliau pun menjulurkan tangannya dan hendak menyentuh dan menenangkan, akan tetapi wanita itu berkata, "Aku berlindung kepada Allah darimu." Maka beliau bersabda: "Sesungguhnya kamu telah berlindung dengan Dzat Yang Maha Melindungi." Setelah itu, beliau keluar dan berkata, "Wahai Usaid, berilah ia dua helai pakaian dari katun dan kembalikanlah ia kepada keluarganya." Dan [Al Husain bin Al Walid An Naisaburi] berkata; dari [Abdurrahman] dari [Abbas bin Sahl] dari [bapaknya] dan [Abu Usaid] keduanya berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menikahi Umayyah binti Syarahil. Dan ketika wanita itu dipertemukan dengan beliau. beliau pun merangkulkan tangan kepada wanita itu, sepertinya wanita itu tak menyukai hal itu. Maka beliau menyuruh Abu Usaid untuk mempersiapkan bekal untuk wanita itu, kemudian memberinya dua helai pakaian dari katun. Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad] Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Abu Zubair] Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman] dari [Hamzah] dari [bapaknya] dan dari [Abbas bin Sahl bin Sa'd] dari [bapaknya] dengan hadits ini.

bukhari:4853

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] Telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Ibnu Syihab] bahwa [Sahl bin Sa'd As Sa'idi] Telah mengabarkan keadanya bahwa; Uwaimir Al 'Ajlani datang kepada 'Ashim bin Adi Al Anshari dan bertanya, "Wahai 'Ashim, bagaimana pendapatmu bila seorang laki-laki mendapatkan laki-laki lain bersama isterinya, apakah ia boleh membunuhnya hingga kalian pun juga turut membunuh laki-laki itu? Atau apakah yang mesti dilakukannya? Wahai 'Ashim, tanyakanlah pertanyaanku itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Maka 'Ashim pun menanyakan hal itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan ternyata Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membenci persoalan itu dan mencelanya hingga 'Ashim pun merasa keberatan. Ketika ia pulang ke rumah keluarganya, ia pun didatangi oleh 'Uwaimir dan berkata, "Wahai 'Ashim apa yang telah dikatakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepadamu?" Lalu 'Ashim berkata kepada 'Uwaimir, "Kebaikan belum singgah padaku. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sangat membenci persoalan yang aku tanyakan." Maka Uwaimir pun berkata, "Demi Allah, aku tidak akan berhenti sehingga akan aku tanyakan sendiri." Akhirnya Uwaimir menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di tengah kerumunan orang-orang, ia pun berkata, "Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat Anda, bila seorang laki-laki mendapatkan laki-laki lain bersama isterinya, apakah ia harus membunuhnya sehingga kalian juga akan membunuhnya? Atau apakah yang mesti ia lakukan?" Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Sesungguhnya telah diturunkan ayat terkait denganmu dan juga sahabatmu (isterimu). Pergi dan bawalah ia kemari." Sahl berkata; Akhirnya kedua orang suami-isteri itu pun saling meli'an, sementara aku berada bersama orang-orang yang ada di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ketika keduanya usai saling meli'an, maka 'Uwaimir pun berkata, "Aku telah berdusta atasnya wahai Rasulullah bila aku tetap menahannya (tidak menceraikannya)." Akhirnya ia pun meceraikannya dengan talak tiga sebelum ia diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ibnu Syihab berkata; Seperti itulah sunnahnya dua orang suami isteri yang saling meli'an (saling menuduh berbuat serong).

bukhari:4855

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Ufair] Ia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Al Laits] ia berkata; Telah menceritakan kepadaku ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] ia berkata; Telah mengabarkan kepadaku [Urwah bin Zubair] bahwa [Aisyah] Telah mengabarkan kepadanya bahwa isteri Rifa'ah Al Qurazhi datang menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Rifa'ah telah menceraikanku dan mengokohkan perceraian denganku. Setelah itu, aku pun menikah dengan Abdurrahman bin Az Zubair Al Qurazhi, dan ternyata kelelakiannya hanyalah seperti ujung kain." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Sepertinya kamu ingin kembali ruju' dengan Rifa'ah, tidak, hingga laki-laki kedua merasakan madumu dan kamu pun merasakan madunya."

bukhari:4856

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad] Telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Urwah] dari [bapaknya] dari [Aisyah] ia berkata; Ada seorang laki-laki menceraikan isterinya, lalu sang isteri pun menikah dengan laki-laki lain, kemudian laki-laki lain itu juga menceraikannya. Ternyata kemaluan laki-laki itu hanyalah seperti bulu, sehingga wanita itu belum mendapatkan apa yang diinginkan dari laki-laki kedua. Maka wanita itu pun menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya suamiku telah menceraikanku, lalu aku pun menikah dengan laki-laki lain, lalu laki-laki itu memasukiku, namun ia tak memiliki kelelakian kecuali hanya seperti ujung kain, sehingga ia tak mampu mendekatiku, dan juga tak mampu merasakan maduku. Karena itu, halalkanlah suamiku yang pertama." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kamu tidak akan menjadi halal bagi suamimu yang pertama hingga laki-laki itu merasakan madumu dan kamu juga merasakan madunya."

bukhari:4860

Telah menceritakan kepadaku [Al Hasan bin Muhammad bin Shabbah] Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] dari [Ibnu Juraij] ia berkata; [Atha`] berdalih bahwa ia mendengar [Ubaid bin Umair] berkata; Aku mendengar [Aisyah] radliallahu 'anha berkata; Bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah singgah di rumah Zainab binti Jahsy dan beliau juga minum madu di situ. Lalu aku dan Hafshah saling berpesan, bahwa siapa saja di antara kita yang ditemu oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam hendaklah ia berkata, "Sesungguhnya aku mendapatkan bau Maghafir. Apakah Anda habis makan maghafir?" akhirnya beliau pun masuk menemui salah seorang dari keduanya dan ia mengungkapkan kalimat itu pada beliau. Akhirnya beliau bersabda: "Tidak, akan tetapi aku hanya minum madu di tempat Zainab binti Jahsyin dan aku tidak akan mengulanginya lagi." Maka turunlah ayat: "Wahai Nabi, kenapa kamu mengharamkan sesuatu yang telah dihalalkan oleh Allah…" hingga firman-Nya: "Jika kalian berdua bertaubat.." yakni kepada Aisyah dan Hafshah.".. adapun kutipan ayat "Dan ketika Nabi berkata rahasia kepada sebagian isterinya..." yakni terkait dengan sabda beliau: "Bahkan aku hanya minum madu."

bukhari:4862

Telah menceritakan kepada kami [Farwah bin Abu Al Maghra`] Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Mushir] dari [Hisyam bin Urwah] dari [bapaknya] dari [Aisyah] radliallahu 'anha, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah seorang yang menyukai madu dan juga manis-manisan. Biasanya, usai menunaikan shalat Ashar, beliau menemui para isteri-isterinya dan akhirnya mendekat dan menginap di tempat salah seorang dari mereka. Namun beliau selalu berdiam agak lama di tempat Hafshah binti Umar, maka aku merasa cemburu. Aku pun bertanya mencari info hal itu, dan dikatakanlah bahwa ada seorang wanita dari kaumnya yang telah memberikan madu padanya, lalu madu itu ia berikan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Maka aku pun berkata, "Demi Allah, aku bernar-benar akan berbuat sesuatu untuk beliau (mengerjai beliau)." Kemudian, kukatakanlah kepada Saudah binti Zam'ah, "Sesungguhnya beliau akan mendekatimu. Bila beliau hendak mendekatimu, maka tanyakanlah padanya, 'Apakah Anda telah memakan Maghafir? ' dan beliau pasti akan menjawab: 'Tidak.' Karena itu katakanlah pada beliau, 'Lalu bau yang saya dapatkan dari Anda ini bau apa? ' Dan beliau pun pasti akan menjawab: 'Hafshah telah memberiku minuman madu.' Sesudah itu, katakanlah pada beliau, 'Lebah madu itu telah makan pohon bergetah yang baunya menjijikkan.' Dan aku juga akan mengungkapkan seperti itu, dan kamu wahai Shafiyyah ungkapkan pula seperti itu." Saudah berkata, "Demi Allah, tidaklah beliau kecuali berdiri di depan pintu. Dan aku pun ingin mengungkapkan apa yang kamu inginkan karena rasa takutku padamu." Maka ketika beliau telah mendekat kepadanya, Saudah pun berkata, "Wahai Rasulullah, apakah Anda telah makan buah Maghafir?" beliau menjawab: "Tidak." Saudah bertanya lagi, "Lalu bau apa yang aku dapatkan dari Anda ini?" beliau menjawab: "Hafshah telah memberiku minuman madu." Saudah berkata, "Lebah itu telah makan pohon bergetah yang baunya menjijikkan." Dan ketika beliau berkunjung kepadaku, aku pun berkata seperti itu dan begitu pula di tempat Shafiyyah yang juga berkata seperti itu. Maka pada saat beliau menuju ke tempat Hafshah, Hafshah pun berkata, "Wahai Rasulullah, maukah Anda aku beri minuman madu itu?" beliau pun menjawab: "Aku tidak berhajat sedikit pun terhadap madu itu?" Akhirnya Saudah berkata, "Demi Allah, kita telah mengharamkannya." Aku pun berkata padanya, "Diamlah kamu."

bukhari:4863

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq Al Wasithi] Telah menceritakan kepada kami [Khalid] dari [Khalid Al Hadzdza`] dari [Ikrimah] bahwa saudara perempuan Abdullah bin Ubay dengan ini beliau berkata, "Kembalikanlah kebun miliknya." Ia berkata, "Ya." Lalu ia pun mengembalikannya, dan beliau memerintahkan agar menceraikannya. Dan Telah berkata [Ibrahim bin Thahman] dari [Khalid] dari [Ikrimah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Dan ceraikanlah ia." Dan dari [Ayyub bin Abu Tamimah] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] bahwa ia berkata; Isteri Tsabit datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku tidak mencela Tsabit atas agama atau pun akhlaknya. Akan tetapi, aku tak kuasa untuk hidup bersamanya." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kalau begitu, kembalikanlah kebun miliknya." Ia menjawab, "Ya."

bukhari:4868

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Al Mubarak Al Mukharrimi] Telah menceritakan kepada kami [Qurad Abu Nuh] Telah menceritakan kepada kami [Jarir bin Hazim] dari [Ayyub] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] radliallahu 'anhuma, ia berkata; Suatu ketika, isteri Tsabit bin Qais bin Syammas kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, tidaklah aku mencela Tsabit atas agama atau pun akhlaknya, akan tetapi aku khawatirkan akan terjerumus dalam kekufuran." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kalau begitu, kembalikanlah kebun miliknya." Ia berkata, "Ya." Maka ia pun mengembalikan kebun itu pada Tsabit, sehingga Tsabit meninggalkan wanita itu. Telah menceritakan kami [Sulaiman] Telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Ayyub] dari [Ikrimah] bahwasanya Jamilah..lalu ia pun menyebutkan hadits.

bukhari:4869

Telah menceritakan kepada kami [Qabishah] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Abdullah bin Dinar] dari [Ibnu Umar] radliallahu 'anhuma, ia berkata; Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya fitnah itu akan muncul dari sisi." Beliau sambil menunjuk ke ufuk timur.

bukhari:4885

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Jarir bin Abdul Hamid] dari [Abu Ishaq Asy Syaibani] dari [Abdullah bin Abu Aufa] ia berkata; Kami pernah berada dalam suatu perjalanan bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ketika matahari telah tenggelam beliau berkata kepada salah seorang laki-lakir: "Turun dan siapkanlah makanan untukku." Laki-laki itu berkata, "Wahai Rasulullah, seandainya Anda mau menunggu agak sore lagi." Beliau bersabda lagi: "Turun dan siapkanlah makanan untukku." Laki-laki berkomentar lagi, "Wahai Rasulullah, sekiranya Anda mau menunggu agak sore sedikit, sesungguhnya hari masih terang." Beliau bersabda: "Turun dan siapkanlah makanan." Maka laki-laki itu pun turun dan menyiapkan makanan untuk beliau. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun minum. Setelah itu, beliau menunjuk dengan tangannya ke arah timur seraya bersabda: "Jika kalian telah melihat malam mulai menyingsing dari arah ini, maka seorang yang berpuasa sudah boleh berbuka."

bukhari:4886

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] dari [Sulaiman At Taimi] dari [Abu Utsman] dari [Abdullah bin Mas'ud] radliallahu 'anhu, ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah sekali-laki adzan Bilal menghalangi kalian untuk makan dan minum." Atau beliau bersabda: "Adzan Bilal pada waktu sahur. Sesungguhnya ia adzan hanya untuk membangunkan kalian." Al Laits berkata; Telah menceritakan kepadaku Ja'far bin Rabi'ah dari Abdurrahman bin Hurmuz Aku mendengar Abu Hurairah berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Perumpamaan orang yang bakhil dengan orang yang suka berinfak adalah seperti dua orang yang padanya terdapat selendang besi yang terbalut dari dada hingga tulang selangkanya. Maka bagi suka berinfak, tidaklah ia berinfak kecuali besi itu akan semakin longgar dari kulitnya hingga dan menutupi kulit serta menghapus bekasnya. Adapun yang bakhil, maka ia tidaklah ia mau berinfak kecuali selendang besi itu akan semakin menempel pada hampir semua bagian lehernya. Ia berusaha meluaskannya, namun juga tidak bisa lapang." Beliau memberi isyarat dengan jarinya ke arah lehernya.

bukhari:4887

Telah menceritakan kepadaku [Isma'il] Ia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Ibnu Syihab] bahwa [Sahl bin Sa'd As Sa'idi] Telah mengabarkan kepadanya bahwa Uwaimir Al 'Ajlani datang kepada 'Ashim bin Adi Al Anshari dan bertanya, "Wahai 'Ashim, bagaimana pendapatmu bila seorang laki-laki mendapatkan laki-laki lain yang sedang bersama isterinya, apakah ia boleh membunuhnya hingga kalian pun membunuh laki-laki itu?. Atau apakah yang mesti dilakukannya? Wahai 'Ashim, tanyakanlah pertanyaanku itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Maka 'Ashim pun menanyakan hal itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan ternyata Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membenci persoalan itu dan mencelanya hingga Ashim pun merasakan keberatan. Ketika ia pulang ke rumah keluarganya, ia pun didatangi oleh 'Uwaimir dan berkata, "Wahai 'Ashim apa yang telah dikatakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepadamu?" Lalu 'Ashim berkata kepada 'Uwaimir, "Kebaikan belum singgah padaku. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sangat membenci persoalan yang aku tanyakan." Maka Uwaimir pun berkata, "Demi Allah, aku tidak akan berhenti hingga aku akan menanyakannya sendiri." Akhirnya Uwaimir datang menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di tengah kerumunan orang-orang, ia pun berkata, "Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat Anda, bila seorang laki-laki mendapatkan laki-laki lain bersama isterinya, apakah ia harus membunuhnya sehingga kalian juga akan membunuhnya? Atau apakah yang mesti ia lakukan?" Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Sesungguhnya telah diturunkan ayat terkait denganmu dan juga sahabatmu (isterimu). Pergi dan bawalah ia kemari." Sahl berkata; Akhirnya kedua orang suami-isteri itu pun saling meli'an, sementara aku berada bersama orang-orang yang ada di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ketika keduanya telah usai saling meli'an, maka 'Uwaimir pun berkata, "Aku telah berdusta atasnya wahai Rasulullah bila aku tetap menahannya (tidak menceraikannya)." Akhirnya ia pun menceraikannya dengan talak tiga sebelum ia diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ibnu Syihab berkata; Seperti itulah sunnah dua orang suami isteri yang saling meli'an (saling menuduh berbuat selingkuh).

bukhari:4896

Telah menceritakan kepada kami [Yahya] Telah mengabarkan kepada kami [Abdurrazzaq] Telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] ia berkata; Telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Syihab] yakni tentang li'an dan tentang sunnah yang terkait dengannya, dari hadis [Sahl bin Sa'dari] saudara Bani Sa'adah bahwasanya; Seorang laki-laki dari Anshar datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat Anda bilamana seorang laki-laki mendapati laki-laki lain bersama isterinya, bolehkah ia membunuhnya atau apa yang semestinya ia lakukan?" Maka Allah pun menurunkan ayat yang berkenaan dengan Mutala'inain (dua orang suami isteri yang saling meli'an). Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Sesungguhnya Allah telah memberi putusan denganmu terkait dengan isterimu." Lalu dua orang suami-isteri itu saling melaknat di dalam masjid, aku menyaksikannya sendiri. Setelah itu, laki-laki itu berkata, "Aku telah berdusta atasnya wahai Rasulullah bila aku tetap menahannya." Akhirnya laki-laki itu pun mentalaqnya dengan talak tiga sebelum Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyuruhnya. Maka orang itu pun berpisah dengannya di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan beliau bersabda: "Itulah At Tafriq (pemisahan) bagi setiap dua orang suami-isteri yang saling melaknat." Ibnu Juraij berkata; Ibnu Syihab berkata; Maka sunnah setelah itu adalah memisahkan suami isteri yang saling meli'an. Wanita itu sedang hamil dan anaknya pun dipanggil dengan bersandarkan pada ibunya. Begitulah seterusnya. Sang ibu mewarisi anaknya dan anak pun mewarisi ibunya sebagaimana apa yang telah diwajibkan Allah. Ibnu Juraij berkata; Dari Ibnu Syihab dari Sahl bin Sa'd As Sa'idi di dalam hadits ini, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika ia melahirkan anak yang berkulit kemerah-merahan dan berpostur tubuh pendek menyerupai tokek, maka tidak ada dugaan lain, kecuali bahwa wanita itu telah berkata benar. Dan suaminya telah berdusta atasnya. Namun jika ia melahirkan anak yang kedua bola matanya hitam serta pantatnya besar, maka aku tidak pula menduga yang lain kecuali bahwa ia suaminya itu telah benar." Lalu wanita itu pun melahirkan anak yang membenarkan pengakuan 'Uwaimir.

bukhari:4897

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Ufair] ia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Al Laits] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Abdurrahman bin Al Qasim] dari [Al Qasim bin Muhammad] dari [Ibnu Abbas] bahwasanya; Suatu ketika li'an (suami-isteri menuduh berzina pasangannya) dibahas di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Maka Ashim bin Adi mengungkapkan sesuatu dalam masalah itu, kemudian ia beranjak pergi. Kemudian seorang laki-laki dari kaumnya datang dan mengadu padanya bahwa ia mendapati seorang laki-laki bersama isterinya. Maka Ashim berkata, "Aku belum pernah diuji dengan masalah ini kecuali karena kata-kataku sendiri." Akhirnya ia dan laki-laki itu pergi menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu laki-laki itu menuturkan apa yang terjadi pada isterinya. Laki-laki itu kurus dan berambut lurus. Sedangkan laki-laki yang dapati bersama isterinya adalah seorang laki-laki yang gemuk dan berkulit sawo matang. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ya Allah berilah kejelasan." Lalu wanita itu melahirkan bayi yang cirinya seperti laki-laki yang dilukiskan suaminya, yang ia temukan bersama isterinya. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam meli'an antara keduanya. Seorang laki-laki berkata kepada Ibnu Abbas di dalam majelis; Itukah wanita yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sekira aku boleh merajam seseorang dengan tanpa Bayyinah (saksi), niscaya aku akan merajam wanita ini?." Ibnu Abbas berkata; "Oh tidak, yang dimaksudkan wanita yang boleh dirajam tanpa bukti adalah wanita yang menyatakan secara terus terang (vulgar) perzinahannya, bukan wanita yang sekedar dituduh berzina" Abu Shalih dan Abdullah bin Yusuf Adam mengatakan bahwa makna Adam adalah Khadil (gemuk).

bukhari:4898

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] ia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Sulaiman bin Bilal] dari [Yahya bin Sa'id] Telah mengabarkan kepadaku [Abdurrahman bin Al Qasim] dari [Al Qasim bin Muhammad] dari [Ibnu Abbas] bahwa ia berkata; Pernah disebutkan di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, yakni dua orang suami isteri yang saling meli'an. Kemudan Ashim bin Adi mengungkapkan sesuatu terkait perkara itu, lalu ia beranjak pergi. Lalu ia didatangi oleh seseorang dari kaumnya dan menuturkan bahwa ia mendapatkan laki-laki lain yang sedang bersama isterinya. Maka Ashim pun berkata, "Tidaklah aku diuji dengan masalah ini, kecuali karena ungkapanku." Maka ia pun segera pergi bersama laki-laki itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian ia pun menceritakan mengenai seorang laki-laki yang ia dapatkan sedang bersama isterinya. Laki-laki itu berperawakan kurus dan berambut lurus, sedangkan laki-laki yang dapatkan sedang bersama isterinya adalah berkulit sawo matang dan berperawakan gemuk. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ya Allah, jelaskanlah perkara ini." Maka sang isteri pun melahirkan bayi menyerupai laki-laki yang dilukiskan oleh suaminya, yang ia tuduhkan bersama isterinya. Akhirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meli'an keduanya. Kemudian seorang laki-laki bertanya kepada Ibnu Abbas di dalam majelis itu; "Wanita itukah yang dimaksud oleh sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: 'Seandainya aku boleh merajam seseorang tanpa Bayyinah (bukti), niscaya aku akan merajam wanita ini?.'" Maka Ibnu Abbas menjawab, "Tidak, wanita yang dimaksud adalah wanita yang secara vulgar (terang-terangan) menyatakan perselingkuhannya dalam Islam."

bukhari:4904

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] Telah menceritakan kepada kami [Malik] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Al Qasim bin Muhamamd] dan [Sulaiman bin Yasar] bahwa ia mendengar keduanya menyebutkan bahwa Yahya bin Sa'id bin Al 'Ash menceraikan anak wanita Abdurrahman bin Al Hakam, lalu Abdurrahman pun memindahkannya. Maka [Aisyah] Ummul Mukminin mengirim surat kepada Marwan bin Al Hakam yang saat itu sebagai Amir Madinah, "Bertakwalah kepada Allah dan kembalikanlah ia ke rumahnya." Marwan berkata; Di dalam hadits Sulaiman disebutkan: "Sesungguhnya Abdurrahman bin Al Hakam telah mengalahkanku." Al Qasim bin Muhammad berkata, "Tidakkah sampai kepadamu berita tentang Fathimah binti Qais?" Wanita itu berkata, "Tidaklah akan mencelakaimu, kalau kamu tidak menyebutkan hadits Fathimah." Maka Marwan bin Al Hakam berkata, "Sesungguhnya pada dirimu terdapat keburukan. Karena itu, cukuplah keburukanmu antara dua hal itu."

bukhari:4909

Telah menceritakan kepada kami [Amru bin Abbas] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Mahdi] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Abdurrahman bin Al Qasim] dari [bapaknya] bahwa [Urwah bin Az Zubair] berkata kepada Aisyah, "Tidakkah kamu melihat Fulanah binti Hakam yang telah diceraikan oleh suaminya." Maka Aisyah pun keluar seraya berkata, "Alangkah buruk apa yang telah diperbuatnya." Urwah bin Zubair berkata, "Tidakkah Anda mendengar ungkapan Fathimah?" Ia berkata, "Sesungguhnya dalam ungkapan itu tidak ada kebaikan baginya." [Ibnu Abu Zinad] menambahkan dari [Hisyam], dari [bapaknya]; [Aisyah] mencela dengan celaan yang sangat dan berkata, "Sesungguhnya Fathimah saat itu berada di tempat yang tandus, lalu keberadaannya pun dikhawatirkan. Karena itu, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memberikan rukhshah padanya."

bukhari:4911

Dan Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Al Mutsanna] Telah menceritakan kepada kami [Abdul A'la] Telah menceritakan kepada kami [Sa'id] dari [Qatadah] Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan] bahwa saudara perempuan Ma'qil bin Yasar berada di bawah seorang laki-laki, lalu laki-laki itu pun menceraikannya dan berpisah dengannya hingga masa iddahnya habis. Kemudian laki-laki itu meminangnya kembali. Maka Ma'qil pun marah dan menolak pinangan itu dan berkata, "Ia menceraikannya padahal ia mampu. Lalu ia mengkhithbahnya kembali." Akhirnya ia menghalangi ruju' antara keduanya. Maka Allah menurunkan ayat: "WA IDZAA THALLAQTUMUN NISAA` FABALAGHNA AJALAHUNNA FALAA TA'DLULUUHUNNA.." (QS. Albaqarah 232), hingga akhir ayat. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun memanggilnya dan membacakan ayat itu kepadanya. Akhirnya ia pun meninggalkan keangkuhannya dan meneriman ketentuan Allah.

bukhari:4915

(Masih dari jalur periwayatan yang sama dengan hadits sebelumnya) [Zainab] berkata; Aku mendengar [Ummu Salamah] berkata; Seorang wanita pernah datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya anak perempuanku ditinggal mati oleh suaminya, sementara matanya juga terasa perih. Bolehkah ia bercelak?" Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Tidak." Beliau mengulanginya dua atau tiga kali. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Masa berkabungnya adalah empat bulan sepuluh hari. Sesungguhnya pada masa jahiliyah dulu, salah seorang dari kalian melempar kotoran setelah satu tahun." Humaid berkata; Aku bertanya kepada Zainab, "Apa maksud dari pernyataan bahwa, ia melempar kotoran setelah setahun?" Zainab menjawab, "Maksudnya, bila seorang wanita ditinggal mati oleh suaminya, ia masuk ke dalam gubuk, dan memakai pakaian yang paling lusuh miliknya. Ia tidak boleh menyentuh wewangian hingga berlalu satu tahun. Kemudian keledai, kambing atau sebangsa burung didatangkan kepada wanita itu agar ia mengusap kulitnya. Dan amat jarang ia mengusap suatu pun kecuali sesuatu itu akan mati. Setelah itu, ia keluar lalu diberi kotoran hewan dan ia lemparkan, setelah itu ia bebas menyentuh kembali sekehendaknya berupa wewangian atau pun yang lainnya." Malik ditanya, "Apa makna Tanfadldlu bihi?" Ia menjawab, "Yaitu, mengusap kulitnya dengannya."

bukhari:4920

Telah menceritakan kepadaku [Ishaq bin Manshur] Telah mengabarkan kepada kami [Rauh bin Ubadah] Telah menceritakan kepada kami [Syibl] dari [Ibnu Najih] dari [Mujahid] terkait dengan firman Allah: Dan orang-orang yang meninggal diantara kalian dan meninggalkan isteri (QS. Albaqarah 240), dahulu iddah yang dilakukan seorang isteri di rumah suaminya adalah wajib, lantas Allah menurunkan ayat; "WALLADZI YUTAFFAUNA MINKUM WA YADZARUUNA AZWAAJAW WASHIYYATAL LIAZWAAJIHIM MATAA'AN ILAL HAULI GHAIRA IKHRAAJ FAIN KHARAJNA FALAA JUNAAHA 'ALAIKUM FIIMAA FA'ALNAA FII ANFUSIHINNA MIM MA'RUUF." "Dan orang-orang yang meninggal diantara kalian dan meninggalkan isteri, hendaklah menyampaikan wasiat kediaman isteri dan nafkah kepada isterinya selama setahun dengan tidak menyuruh mereka agar keluar, namun jika para isteri yang ditinggal suaminya itu keluar rumah, maka tiada ada dosa bagimu atas perbuatan yang mereka lakukan' (QS. Albaqarah 240). Ia menjelaskan, "Allah menjadikan kesempurnaan sunnah adalah selama empat bulan dua puluh hari, sebagai wasiat. Bila ia mau, maka oleh boleh tetap pada wasiatnya. Dan jika tidak, ia boleh keluar. Itulah yang dimaksud dengan firman Allah, 'GHAIRA IKHRAAJ, FA`IN KHARAJNA FALAA JUNAHA 'ALAIKUM (dengan tidak menyuruh si isteri untuk pergi, jika isteri itu pergi, maka tidak ada dosa atas kalian), Yakni, masa 'Iddah sebagaimana yang diwajibkan atasnya. ['Atha`] berkata; [Ibnu Abbas] berkata; Ayat ini dinasakh (dihapus) bahwa ia melalui masa iddahnya di rumah suaminya. Karena itu, ia boleh melalui masa iddahnya di mana pun ia mau." Dan firman Allah Ta'ala: "Ghaira Ikharaaj" Ahta` berkata; Bila ia mau, maka ia boleh melalui masa iddahnya di rumah suaminya atau berdiam pada washiyatnya. Dan bila ia mau, ia boleh keluar karena firman Allah: "FALAA JUNAAHA 'ALAIKUM FIIMAA FA'ALNA FII ANFUSIHINNA." (Maka tak ada dosa atasmu atas perbuatan yang mereka lakukan) Atha` berkata; Kemudian turunlah ayat warisan dan terhapuslah As Sukna (tempat wanita berdiam), hingga ia pun boleh beriddah di mana pun ia suka, dan tidak ada tempat tinggal baginya.

bukhari:4925

Telah menceritakan kepada kami [Umar bin Hafsh] Telah menceritakan kepada kami [bapakku] Telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] Telah menceritakan kepada kami [Abu Shalih] ia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu, ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sedekah yang paling utama adalah sedekah yang meninggalkan pelakunya dalam kecukupan. Tangan yang di atas adalah lebih baik daripada tangan yang dibawah. Dan mulailah dari orang yang menjadi tanggunganmu." Sebab, seorang isteri akan berkata, "Terserah, kamu memberiku makan, atau kamu menceraikanku." Dan seorang budak juga berkata, "Berilah aku makan dan silahkan engkau menyuruhku bekerja." Kemudian seorang anak juga akan berkata, "Berilah aku makan, kepada siapa lagi engkau meninggalkanku?." Mereka bertanya, "Wahai Abu Hurairah, apakah kamu mendengar hal ini dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" ia menjawab, "Tidak. Hal ini adalah dari Abu Hurairah."

bukhari:4936

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Ufair] ia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Al Laits] ia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Uqail] dari [Ibnu Syihab] ia berkata; Telah mengabarkan kepadaku [Malik bin Aus bin Al Hadatsan] dan bahwasanya [Muhammad bin Jubair bin Muth'im] menyebutkan suatu hadits padaku. Maka aku pun pergi menemui Malik bin Aus dan bertanya padanya. Maka [Malik] berkata; Aku pergi hingga bertemu dengan [Umar]. Lalu pelayannya pun menemuinya dan berkata pada Umar, "Apakah Anda mengizinkan [Utsman], [Abdurrahman], [Az Zubair] dan [Sa'dari] untuk masuk?" Ia menjawab, "Ya." Lalu sang pelayan mengizinkan mereka masuk dan mereka pun mengucapkan salam kemudian duduk. Sang pelayan kembali menutup dan berkata pada Umar, "Apakah Anda juga mengizinkan pada [Ali] dan [Abbas]" Umar menjawab, "Ya." Pelayan itu pun mengizinkan keduanya masuk. Dan ketika kedua masuk, keduanya pun mengucapkan salam dan duduk. Kemudian Abbas berkata, "Wahai Amirul Mukminin, putuskanlah perkara antara aku dan orang ini." lalu Utsman berserta kelompoknya berkata, "Wahai Amirul Mukminin, berilah keputusan antara mereka berdua dan istirahatkanlah yang satu dari yang lainnya." Maka Umar berkata, "Aku menyumpah kalian dengan nama Allah yang dengan-Nya berdirilah langit dan bumi, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Sesungguhnya kami tidaklah mewariskan. Dan apa yang kami tinggalkan adalah harta sedekah.' Yang dimaksud oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah dirinya sendiri. Ar Rahth (sekelompok orang itu) pun berkata, "Sesungguhnya beliau telah mengatakan hal itu." Kemudian Umar menghadap ke arah Ali dan dan Abbas dan berkata, "Aku menyumpahkah kalian dengan nama Allah, apakah kalian berdua tahu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mengatakan hal itu?" keduanya menjawab, "Ya, beliau telah mengatakan hal itu." Selanjutnya Umar berkata, "Aku menceritakan kepada kalian mengenai perkara ini. Sesungguhnya Allah telah mengkhususkan untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di dalam harta ini dengan sesuatu yang belum pernah Dia berikan kepada orang lain selainnya. Allah berfirman: 'MAA AFAA`ALLAHU 'ALAA RASUULIHI MINHUM FAMAA AUJAFTUM 'ALAIHI MIN KHAIL.' (QS. Alhasyr. 6).Hingga firman-Nya: 'QADIIR.' Maka harta ini adalah murni untuk diri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Dan demi Allah, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dahulu tidak pernah memberikannya kepada selain kalian (ahlu bait) dan tidak pula beliau lebih mementingkan dirinya sendiri daripadsa kalian. Sesungguhnya beliau telah memberikannya dan menyerahkannya pada kalian, hingga darinya tersisalah harta ini. Dulu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberi nafkah tahunan kepada keluarganya dari harta ini, kemudian sisanya beliau ambil dan menjadikannya sebagai harta Allah. Begitulah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengisi menjalani kehidupannya. Aku menyumpah kalian dengan nama Allah, apakah kalian mengetahui hal itu?" Mereka menjawab, "Ya." Umar kemudian berkata kepada Ali dan Abbas, "Aku menyumpah kalian dengan nama Allah, apakah kalian juga tahu akan hal itu?" keduanya menjawab: "Ya." Umar melanjutkan, "Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam wafat dan berkatalah Abu Bakar, 'Aku adalah wali Rasulullah.' Maka Abu Bakar pun menanganinya. Ia mengelolanya sebagaimana yang diperbuat oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Dan ada pun kalian berdua -Umar menghadap ke arah Ali dan Abbas- menyangka bahwa Abu Bakar adalah begini dan begitu. Demi Allah, sesungguhnya dala hal itu Abu Bakar adalah telah bertindak benar, berbuat baik dan juga rasyid berada di atas kebenaran. Kemudian setelah Abu Bakar Wafat, aku pun berkata, 'Aku adalah wali Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu bakar.' Sehingga aku pun menanganinya selama dua tahun. Aku mengelolanya sebagaimana yang telah diperbuat oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakar. Kemudian kalian berdua bersepakat mendatangiku. Kamu (Ibn Abbas) mendatangiku untuk meminta bagianmu dari anak saudaramu (maksudnya Rasulullah), dan yang ini (Ali) juga mendatangiku untuk meminta bagian isterinya dari jalur bapaknya (maksudnya Rasulullah). Maka aku katakan, 'Jika kalian mau, maka aku akan menyerahkannya pada kalian berdua dengan satu catatan, bahwa di atas kalian berdua terdapat janji Allah. Kalian berdua benar-benar sadar akan apa yang telah diperbuat oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di dalamnya, dan juga apa yang telah diperbuat oleh Abu Bakar serta apa yang aku perbuat sejak aku menanganinya. Kalau tidak, maka janganlah kalian berdua berkata lagi padaku tentang harta itu, 'Berikanlah harta itu pada kami.' Sehingga aku akan menyerahkan harta itu pada kalian berdua. Aku menyumpah kalian berdua dengan nama Allah, apakakah aku menyerahkannya pada keduanya?" sekelompok orang itu pun menjawab, "Ya." Kemudian Umar berpaling ke arah Ali dan Abbas seraya bertanya, "Aku menyumpah kalian dengan nama Allah, apakah aku menyerahkannya pada kalian berdua?" keduanya menjawab, "Ya." Umar berkata lagi, " Apakah kalian berdua memintaku keputusan selain yang telah kuutarakan tadi? Demi Dzat yang dengan seijin-Nya langit dan bumi tegak, saya tidak akan memutuskan peninggalan Rasulullah tersebut dengan keputusan lain hingga kiamat tiba, seandainya kamu berdua tidak mampu mengelolanya, tolong kalian berdua serahkan, dan saya yang akan menggantikan kalian berdua."

bukhari:4939

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] Telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Syu'bah] ia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Al Hakam] dari [Ibnu Abu Laila] Telah menceritakan kepada kami [Ali] bahwa Fathimah 'Alaihimas Salam datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengadukan tangannya yang mengeras karena menggiling. Fathimah pernah mendengar kabar bahwa nabi pernah mendapatkan budak, sayang, kebetulan ia malah nggak kesana. Fathimah pun menuturkan hal itu pada Aisyah. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang, maka Aisyah pun menuturkannya. Kemudian beliau mendatangi kami yang pada saat itu kami sudah bersiap-siap untuk tidur, maka kami pun segera beranjak. Beliau bersabda: "Tetaplah pada tempat kalian." Beliau datang lalu duduk tepat antara aku dan Fathimah hingga aku merasakan kesejukan kedua kakinya. Dan beliau bersabda: "Maukah aku tunjukkan pada sesuatu yang lebih baik daripada apa yang kalian minta? Bila kalian hendak beranjak ke tempat tidur, maka bertasbihlah tiga puluh tiga kali dan bertahmidlah tiga puluh tiga kali serta bertakbir tiga puluh empat kali. Hal itu adalah lebih baik bagi kalian daripada seorang pembantu."

bukhari:4942

Dan (masih dari jalur periwayatan yang sama dengan hadits sebelumnya) dari [Abu Hazim] dari [Abu Hurairah] ia berkata; Aku pernah tertimpa kesulitan yang sangat, lalu kujumpai Umar bin Al Khaththab dan aku pun memintanya untuk membacakan ayat dari Kitabullah. Maka ia pun masuk ke dalam rumahnya dan membukakan pintu untukku. Kemudian aku berjalan tak jauh dari situ, lalu aku menundukkan wajahku lantaran rasa penat dan lapar. Ternyata Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri tetap di depan kepalaku. Beliau bersabda: "Wahai Abu Hurairah." Aku menjawab, "Labbaik ya Rasulullah wa Sa'daik." Kemudian beliau menggandeng kedua tanganku dan menegakkanku, dan beliau pun tahu apa yang menimpa diriku. Kemudian beliau membawaku menuju kendaraannya, lalu beliau menyuruhku untuk meminum seteguk susu. Maka aku pun meminumnya. Setelah itu beliau bersabda: "Ulangilah wahai Abu Hirr." Aku pun meminumnya kembali. Kemudian beliau bersabda: "Ulangilah." Akhirnya aku minum hingga perutku kenyang seperti gelas. Setelah itu, aku menemui Umar dan menuturkan apa terjadi denganku. Aku berkata padanya, "Maka Allah memberikan urusan itu kepada orang yang lebih berhak dari pada Anda wahai Umar. Demi Allah, aku telah meminta Anda untuk membacakan ayat sementara aku adalah lebih bagus bacaannya daripada Anda." Umar berkata, "Demi Allah, aku memasukkanmu kedalam rumahku adalah lebih aku sukai daripada aku memiliki Unta merah."

bukhari:4956

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] ia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] bahwa ia mendengar [Anas bin Malik] berkata; Abu Thalah berkata kepada Ummu Sulaim, "Aku mendengar suara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah melemah, dan aku tahu bahwa beliau sedang lapar. Apakah kamu mempunyai sesuatu?" Maka Ummu Sulaim pun mengeluarkan beberapa bulatan gandum, dan mengeluarkan tudungnya lalu menutup roti itu dan meletakkannya di balik pakaianku. Ia juga memberikan sebagiannya padaku lalu mengutusku untuk menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Aku pun membawa dan aku dapati Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang berada di dalam masjid yang sedang bersama orang-orang. Aku berdiri di tengah-tengah mereka, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya padaku: "Apakah kamu diutus oleh Abu Thalhah?" Aku menjawab, "Ya." Beliau bertanya lagi: "Dengan membawa makanan?" Aku berkata, "Ya." Akhirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada orang-orang yang saat itu sedang bersamanya: "Beranjaklah." Maka mereka pun segera beranjak pergi (ke tempat Abu Thalhah) dan aku segera bergegas ke hadapan mereka, hingga aku sampai di tempat Abu Thalhah. Maka Abu Thalhah pun berkata, "Wahai Ummu Sulaim. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah datang bersama orang-orang sementara kita tidak memiliki persediaan makanan untuk menjamu mereka." Ummu Sulaim berkata, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui." Akhirnya Abu Thalhah pergi hingga bertemu dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka Abu Thalhah menyambut Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hingga keduanya masuk. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai Ummu Sulaim, keluarkanlah makanan yang kamu punyai." Maka Ummu Sulaim pun mengeluarkan roti itu. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyuruh untuk diremukkan sementara Ummu Sulaim meremas-remas samin untuk lauk roti. Kemudian Rasulullah Shallallah membacakan sesutu padanya sekehendak Allah. Sesudah itu beliau bersabda: "Izinkanlah untuk sepuluh orang." Lalu ia pun mengizinkan mereka dan mereka pun makan hingga kenyang dan keluar. Beliau bersabda lagi: "Izinkan untuk sepuluh orang lagi." Ia pun mengizinkan mereka hingga mereka makan sampai kenyang dan keluar. Beliau bersabda lagi: "Izinkan untuk sepuluh orang lagi." Ia pun mengizinkan mereka hingga mereka semua makan sampai kenyang lalu keluar. Setelah itu, beliau mengizinkan lagi untuk sepuluh orang. Akhirnya mereka semua makan dan kenyang. Padahal jumlah mereka adalah delapan puluh orang.

bukhari:4962

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] Telah berkata [Yahya bin Sa'id] Aku mendengar [Busyair bin Yasar] berkata; Telah menceritakan kepada kami [Suwaid bin An Nu'man] ia berkata; kami pernah keluar ke Khaibar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ketika kami sampai di Shahba` -Yahya berkata; Dari Khaibar adalah perjalanan semalam- Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meminta makanan, namun beliau hanya diberi makanan berupa gandum. Maka kami mengunyah dan memakannya. Setelah itu, beliau meminta air, lalu berkumur dan kami pun ikut berkumur-kumur. Kemudian beliau shalat Maghrib bersama kami dengan tanpa berwudlu lagi. Sufyan berkata; Aku mendengarnya darinya ketika pulang dan ketika awal perjalanan.

bukhari:4965

Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Maryam] Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] Telah mengabarkan kepadaku [Humaid] bahwa ia mendengar [Anas] berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bermukim guna menikahi Shafiyyah, lalu aku pun mengundang kaum muslimin untuk menghadiri walimahnya. Beliau memerintahkan untuk menghidangkan hamparan dari kulit yang diberi kurma, keju dan samin. Dan [Amru] berkata; dari [Anas]; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengadakan walimah dengan makanan itu. Kemudian beliau membuat bubur yang terbuat dari gandum, kurma dan daging, dan meletakkannya dalam hamparan kulit.

bukhari:4968

Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'man] Telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Abu Bisyr] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] bahwa Ummu Hufaid binti Al Harits bin Hazn bibi Ibnu Abbas, memberi hadiah kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berupa samin, keju dan biawak. Maka beliau pun mengundang orang-orang untuk memakannya, hingga makanan itu pun di makan di atas hidangan beliau. Sedangkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam meninggalkannya seperti seorang yang tak berselera. Dan sekiranya semua makanan itu haram, niscaya semua itu tidak dimakan di tempat hidangan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan beliau tidak pula beliau menyuruh untuk memakannya.

bukhari:4970

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Muqatil Abul Hasan] Telah mengabarkan kepada kami [Abdullah] Telah mengabarkan kepada kami [Yunus] dari [Az Zuhri] ia berkata; Telah mengabarkan kepadaku [Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif Al Anshari] bahwa [Ibnu Abbas] telah mengabarkan kepadanya bahwa [Khalid bin Al Khalid] yang juga dijuluki sebagai Saifullah telah mengabarkan kepadanya; Bahwa ia dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah menemui bibinya yaitu Maimunah yang juga bibi daripada Ibnu Abbas. kemudian ia mendapati biawak yang telah terpanggang yang dibawa oleh saudara bibinya yakni, Hudzaifah bintu Al Harits dari Najed. Maka Maimunah pun menyuguhkan Biawak itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Jarang sekali beliau memajukan tangannya untuk mengambil makanan hingga beliau dipersilahkan bahwa makanan itu untuk beliau. Saat itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menggerakkan tangannya ke arah biawak, lalu seorang wanita yang hadir di situ berkata dan memberitahukan kepada beliau tentang makanan yang telah disuguhkan, "Itu adalah Biawak ya Rasulullah?" Maka seketika itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam segera menarik tangannya kembali dari daging Biawak sehingga Khalid bin Al Walid pun bertanya, "Apakah daging Biawak itu haram ya Rasulullah?" beliau menjawab: "Tidak, akan tetapi daging itu tidak terdapat di negeri kaumku, karena itu aku tidak memakannya." Khalid berkata, "Lalu aku pun menarik dan memakannya. Sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihat ke arahku."

bukhari:4972

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] Telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Uqail] dari [Ibnu Syihab] ia berkata; Telah mengabarkan kepadaku [Mahmud bin Ar Rabi' Al Anshari] bahwa ['Itban bin Malik] -ia adalah termasuk salah seorang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan termasuk Ahli Badar- bahwasanya; Ia pernah mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku selalu shalat bersama kaumku, akan tetapi, saat hujan turun dan lembah yang memisahkan antara aku dan kaumku pun membanjir, maka aku tidak bisa lagi mendatangi masjid mereka. Karena itu aku sangat berharap bahwa Anda datang dan shalat di rumahku, hingga aku pun menjadikannya tempat shalat." Beliau pun bersabda: "Aku akan melakukannya Insya Allah." 'Utban berkata; Ketika matahari mulai meninggi, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun berangkat bersama Abu Bakar. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam meminta izin dan aku pun mengizinkannya. Beliau tidak duduk hingga masuk ke dalam rumah dan bertanya padaku: "Di tempat manakah yang kamu sukai aku shalat?" Aku pun memberi isyarat pada bagian di rumah itu. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bangun dan bertakbir, lalu kami pun membentuk shaf. Beliau shalat dua raka'at dan salam. Sesudah itu, kami menahan beliau dengan bambu yang telah kami buat. Lalu berkumpullah beberapa orang di rumah itu, dan salah seorang dari mereka berkata, "Di mana Malik bin Ad Dukhsyun?" sebagian dari mereka menjawab, "Ia adalah seorang munafik yang tidak menyukai Allah dan Rasul-Nya." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kamu berbicara seperti itu. Tidakkah kamu lihat ia mengucapkan 'Laa Ilaaha Illallah' dan ia mengucapkan karena wajah Allah?" laki-laki itu menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui." Kami berkata, "Sesungguhnya kami telah melihat wajah dan nasehatnya kepada orang-orang munafik." Maka beliau pun bersabda: "Sesungguhnya Allah telah mengharamkan neraka atas orang yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah dengan mengharap wajah Allah." [Ibnu Syihab] berkata; Lalu aku bertanya kepada [Al Hushain bin Muhammad Al Anshari] -salah seorang Bani Salim- mengenai hadits Mahmud, lalu ia pun membenarkannya.

bukhari:4982

Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Bisyr] dari [Sa'id] dari [Ibnu Abbas] Radliayallahu 'Anhuma, ia berkata; Bibiku pernah memberi hadiah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berupa daging biawak, keju dan susu. Kemudian daging biawak itu diletakkan di atas hidangan beliau. Sekiranya biawak itu haram, niscaya ia tidak akan diletakkan di situ. Lalu beliau meminum susu dan memakan keju.

bukhari:4983

Telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] dari [Abu Hazim] dari [Abdullah bin Abu Qatadah As Salami] dari [bapaknya] bahwa ia berkata; Pada suatu hari, aku duduk-duduk bersama beberapa orang dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, tepatnya di suatu rumah yang ada di jalan menuju Makkah, sementara Nabi shallallahu 'alaihi wasallam juga singgah di hadapan kami, sedangkan orang-orang dalam keadaan Ihram, kecuali aku. Tiba-tiba mereka melihat keledai liar, sementara aku sedang sibuk menambal sendalku, dan mereka juga tidak memberitahuku. Mereka sangat menginginkan bila aku melihatnya. Aku pun menoleh, lalu melihatnya, maka aku segera beranjak menuju kuda milikku, memasang pelananya dan menaikinya, namun aku lupa untuk membawa cambuk dan tombak. Maka kukatakanlah pada mereka, "Ambilkan cambuk dan tombak." Mereka berkata, "Tidak, Demi Allah, kami tidak akan membantumu dengan sesuatu pun untuk menangkapnya." Aku pun marah dan turun lalu mengambil keduanya lalu segera menuju himar dan menikamnya. Kemudian aku mendatanginya, dan ternyata ia telah mati. Lalu orang-orang yang muhrim pun ikut memakan dagingnya. Sesudah itu, mereka merasa bimbang karena memakannya karena mereka dalam keadaan Muhrim. Kemudian kami pun istirahat dan aku menyimpan daging bagian lengannya. Setelah itu, kami menjumpai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan kami pun menanyakan hal itu pada beliau, maka beliau bersabda: "Apakah kalian masih mempunyai dagingnya?" Maka aku menyerahkan bagian lengannya itu pada beliau dan beliau pun memakannya hingga mengunyahnya sementara beliau sedang muhrim. [Muhammad bin Ja'far] berkata; dan Telah menceritakan kepadaku [Zaid bin Aslam] dari ['Atha` bin Yasar] dari [Abu Qatadah] semisalnya.

bukhari:4987

Telah menceritakan kepada kami [Abul Yaman] Telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] ia berkata; Telah mengabarkan kepada kami [Ja'far bin Amru bin Umayyah] bahwa [bapaknya] yakni Amru bin Umayyah telah mengabarkan kepadanya bahwa ia pernah melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memotong bahu kambing yang ada pada tangannya, lalu masuklah waktu shalat. Maka beliau melepaskannya dan juga meletakkan pisau yang digunakannya memotong kemudian beliau bergegas dan menunaikan shalat dengan tanpa berwudlu lagi.

bukhari:4988

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Muqatil] telah mengabarkan kepada kami [Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Ja'far bin Amru bin Umayyah Adl Dlamri] dari [Bapaknya] ia berkata; "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memotong-motong pundak kambing dan memakannya. Ketika panggilan shalat tiba, beliau langsung meletakkan pisaunya lalu melaksanakan shalat tanpa berwudlu lagi."

bukhari:5002

Telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Muhammad] berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Amru] dari [Atha] dari [Jabir] ia berkata; "Pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kami pernah berbekal dengan daging hadyu hingga sampai Madinah." Hadits ini dikuatkan oleh [Muhammad] dari [Ibnu Uyainah], dan [Ibnu Juraij] berkata; Aku bertanya kepada [Atha]; 'Apakah ia mengatakan; 'Hingga kami tiba Madinah? ' Ia menjawab; 'Tidak.'

bukhari:5004

Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] berkata; telah menceritakan kepada kami [Malik] dari [Sumayy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Safar itu separuh dari siksaan, seseorang dari kalian akan terhalang untuk tidur dan makan. Jika telah selesai dari keperluannya, hendaklah ia segera kembali pada keluarganya."

bukhari:5009

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yusuf] berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Al A'masy] dari [Abu Wail] dari [Abu Mas'ud Al Anshari] ia berkata; "Ada seorang laki-laki yang bernama Abu Syu'aib dari kalangan Anshar, ia mempunyai seorang budak yang pandai memasak daging, ia lalu berkata kepada budaknya; 'Buatlah makanan dengan lima porsi, aku ingin mengundang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.' Ia lalu mengundang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan sejumlah lima porsi tersebut. Lalu ada seorang laki-laki yang mengikuti beliau, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: 'Engkau mengundang kami dengan lima porsi, padahal ini ada seorang laki-laki (lain) yang ingin ikut. Sekarang terserah kamu, memberi izin atau tidak.' Abu Syu'aib menjawab; 'Aku memberinya izin.' Muhammad bin Yusuf berkata; Aku mendengar Muhammad bin Ismail berkata; 'Jika suatu kaum berada dalam suatu meja makan, maka mereka tidak memindahkannya ke meja makan yang lainnya. Namun, sebagian mereka mengambilkan untuk sebagian yang lain dalam satu meja tersebut, atau mereka tidak mengambilnya.'

bukhari:5014

Telah menceritakan kepada kami [Ismail] ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] Bahwasanya ia mendengar [Anas bin Malik] berkata, "Seorang tukang jahit mengundang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menghadiri jamuan makan yang ia buat. Aku lalu berangkat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memenuhi undangan tersebut. Penjahit itu kemudian menyodorkan roti gandum dan kuah yang di dalamnya terdapat buah labu dan daging yang telah dikeringkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Anas berkata, "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memilih-milih buah labu dalam bejana tersebut, maka aku selalu menyukai labu setelah hari itu." [Tsumamah] menyebutkan dari [Anas], "Aku lalu mengumpulkan buah labu ke hadapan beliau."

bukhari:5019

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abu Maryam] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Ghassan] ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Abu Hazim] dari [Ibrahim bin 'Abdurrahman bin Abdullah bin Abu Rabi'ah] dari [Jabir bin Abdullah] radliallahu 'anhuma, ia berkata, "Di Madinah ada seorang Yahudi yang meminjamiku setandan kurma-dan Jabir sendiri memiliki kebun yang ada di jalan menuju Ruumah (nama tempat), namun tidak berbuah selama setahun-, orang Yahudi itu kemudian datang kepadaku meminta pembayaran kurma, namun aku tidak mendapatkannya. Maka aku minta tenggang waktu hingga tahun mendatang tetapi ia menolak. Maka aku mengabarkan hal itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau lalu bersabda kepada para sahabatnya: "Berjalanlah. Kita minta penangguhan kepada Yahudi itu untuk Jabir." Mereka kemudian mendatangiku di kebun milikku, beliau lalu berbicara dengan Yahudi tersebut hingga Yahudi itu pun berkata, "Wahai Abul Qasim, aku tidak akan memberinya tenggang waktu." Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melihat hal itu, beliau lalu bangkit dan mengelilingi kebun kurma tersebut, kemudian beliau mendatangi Yahudi itu dan bernegosisasi, namun Yahudi itu tetap tidak mau (memberi penangguhan). Aku lalu berdiri dan membawakan sedikit kurma dan meletakkan di depan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau pun memakannya. Setelah itu beliau bersabda: "Wahai Jabir, dimana tenda tempat kamu berteduh?" Aku lalu mengabarkannya. Beliau berkata lagi: "Siapkanlah untukku." Maka aku pun menyiapkan tenda tersebut untuk beliau, beliau kemudian masuk dan tidur. Setelah bangun, aku kembali menemui beliau dengan membawa segenggam kurma, beliau lalu memakannya. Kemudian beliau berdiri dan bernegoisasi dengan orang Yahudi tersebut namun ia tetap menolak. Kemudian beliau kembali mengelilingi kebun kurma tersebut dan berkata: "Wahai Jabir, goyangkanlah (pohon kurma) dan gantilah untuknya." Aku lalu menghampiri batang kurma dan menggoyangnya dan mengambil sesuatu yang akan aku gunakan untuk menggantinya. Dan ternyata lebih, aku lalu keluar dan menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk mengabarkan kepadanya. Beliau lalu bersabda: "Sesungguhnya aku bersaksi bahwa aku adalah utusan Allah. lafazh 'Urusy dan 'Arisy bisa berarti sebuah bangunan. Ibnu Abbas berkata mengenai firman Allah: MA'RUSYAAT, (Al An'am: 141): apa saja yang bisa menaungi dari pepohonan.

bukhari:5023

Telah menceritakan kepada kami [Ash Shalt bin Muhammad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Al Ja'd Abu Utsman] dari [Anas]. (dalam jalur lain disebutkan) dan dari [Hisyam] dari [Muhammad] dari [Anas] dari [Sinan Abu Rabi'ah] dari [Anas] bahwa Ummu Sulaim, ibunya, membuat makanan dengan satu mud gandum dan membuatnya semacam adonan, lalu ia memerah susu satu bejana (kecil dari kulit). Kemudian ia menyuruhku menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, aku lalu mendatangi beliau yang saat itu sedang bersama para sahabatnya. Kemudian aku mengundangnya. Beliau bertanya: "Bersama semua (orang) yang bersamaku ini?" aku lalu kembali dan menyampaikan, "Sesungguhnya beliau mengatakan 'Bersama semua orang yang bersamaku? ' Abu Thalhah kemudian keluar menemui Rasulullah, ia berkata, "Wahai Rasulullah, itu hanyalah sesuatu (makanan ala kadarnya) yang dibuat oleh Ummu Sulaim." Beliau lalu masuk dan makanan tersebut dibawa ke hadapan beliau, lalu beliau bersabda: "Suruhlah sepuluh orang untuk masuk bersamaku." Mereka lalu masuk dan makan hingga kenyang. Beliau lalu bersabda lagi: "Suruhlah sepuluh orang untuk masuk bersamaku." Mereka lalu masuk dan makan hingga kenyang. Beliau bersabda lagi: "Suruhlah sepuluh orang untuk masuk bersamaku." Sehingga jumlah mereka mencapai empat puluh orang. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kemudian makan dan setelah itu beliau pergi. Maka aku pun melihat, tapi kenapa tidak ada yang berkurang darinya sedikitpun."

bukhari:5030

Telah menceritakan kepada kami [Ali] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sufyan] aku mendengar [Yahya bin Sa'id] dari [Busyair bin Yasar] dari [Suwaid bin An Nu'man] ia berkata, "Kami keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menuju Khaibar, ketika sampai di Shahba`, beliau minta disiapkan makanan. Dan beliau tidak diberi kecuali hanya sawiq (tepung gandum yang dicampur dengan air), kami lalu memakannya. Beliau kemudian berdiri untuk melaksanakan shalat, beliau berkumur lalu kami pun ikut berkumur." Yahya berkata; Aku mendengar Busyair berkata; telah menceritakan kepada kami Suwaid berkata, "Kami keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menuju Khaibar, ketika kami sampai di Shahba` -Yahya berkata; jaraknya dengan Khaibar hanya beberapa mil-, beliau minta untuk disiapkan makanan. Dan beliau tidak diberi hidangan kecuali hanya sawiq, kami lalu makan bersama beliau. Kemudian beliau minta diambilkan air, beliau lalu berkumur dan kami pun mengikutinya berkumur, kemudian beliau mengimami kami shalat Maghrib dan tidak berwudlu lagi." Sufyan berkata, "Sepertinya kamu mendengarnya dari Yahya."

bukhari:5034

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Abul Aswad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syaqiq] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Mas'ud Al Anshari] ia berkata, "Seorang laki-laki Anshar bernama Abu Syu'aib memiliki seorang budak laki-laki yang pandai memasak daging, suatu ketika ia datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang saat itu sedang bersama para sahabatnya. Ia melihat pada wajah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tanda kelaparan, maka ia segera menemui budak laki-lakinya seraya berkata, "Buatlah makanan untukku yang cukup untuk lima orang, sebab aku ingin mengundang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan makanan yang cukup untuk lima orang." Budak tersebut kemudian membuat sedikit makanan, maka laki-laki Anshar itu mengundang Rasulullah. Beliau lalu datang dengan diikuti oleh seorang laki-laki (selain dari lima orang yang telah disiapkan makanan untuknya), Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lantas bersabda: "Wahai Abu Syu'aib, ada seorang laki-laki yang ikut kami, jika kamu mau kamu boleh memberinya izin, jika tidak maka kamu boleh meninggalkannya?" Abu Syu'aib menjawab, "Tidak, bahkan aku telah memberinya izin."

bukhari:5040

Telah menceritakan kepada kami [Abul Yaman] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri], dan [Laits] berkata, telah menceritakan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] ia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Ja'far bin Amru bin Umayyah] bahwa bapaknya [Amru bin Umayyah] mengabarkan kepadanya, Bahwasanya ia melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memotong-motong daging lengan kambing yang ada di tangannya, ketika panggilan shalat diserukan, beliau meletakkan lengan kambing dan pisau yang beliau gunakan untuk memotong-motong. Beliau kemudian berdiri melaksanakan shalat dan tidak berwudlu lagi."

bukhari:5041

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Syu'bah] ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Hisyam bin Zaid] dari [Anas bin Malik] radliallahu 'anhu, ia berkata, "Kami mengejar kelinci di Marru Zhahran (nama tempat), orang-orang berusaha untuk menangkapnya hingga mereka pun kelelahan. Maka aku pun ikut mengejarnya hingga aku dapat menangkapnya, kemudian kelinci itu aku bawa kepada Abu Thalhah. Setelah itu ia mengirimkan kedua kaki atau paha kelinci tersebut kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan beliau pun menerimanya."

bukhari:5066

Telah menceritakan kepada kami [Abu Ma'mar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ayyub bin Abu Tamimah] dari [Al Qasim] dari [Zahdam] ia berkata, "Aku pernah bersama [Abu Musa Al Asy'ari], sementara kami dengan kaum tersebut sedang menjalin hubungan persaudaraan, kemudian kami di jamu dengan jamuan yang terdapat daging ayam. Di kaum tersebut terdapat seorang laki-laki berkulit merah sedang duduk menyendiri dan tidak mau mendekat, lalu Abu Musa berkata, "Mendekatlah karena aku pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memakannya." Laki-laki itu menjawab, "Sesungguhnya aku pernah melihat beliau memakan sesuatu yang aku merasa jijik dengannya, lalu aku bersumpah untuk tidak memakannya." Abu Musa berkata, "Kemarilah aku akan memberitahukanmu, atau menceritakan kepadamu, Saya pernah mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersama sekelompok orang-orang Asy'ari, ketika itu kami mendapati beliau sedang marah sambil membagi unta sedekah, lalu kami memohon perbelanjaan perang kepada beliau, namun beliau bersumpah untuk tidak memberikan perbelanjaan perang, beliau bersabda: "Sungguh saya tidak dapat memberikan perbelanjaan perang kepada kalian, karena saya tidak memiliki sesuatu untuk membelanjai kalian semua." Selang beberapa saat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diberi beberapa unta (hasil ghanimah), kemudian beliau bersabda: "Kemanakah orang-orang Asy'ariyyin tadi? Kemanakah orang-orang Asy'ariyyin tadi?" Abu Musa melanjutkan, "Lalu beliau menyuruh untuk memberikannya kepada kami, yaitu lima ekor unta berpunuk putih. Belum jauh kami pergi, aku berkata kepada teman-temanku, "Sepertinya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lupa dengan sumpahnya tadi, demi Allah sekiranya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam benar-benar lupa dengan sumpah yang pernah di ucapkan tadi, niscaya kita tidak akan beruntung selama-lamanya." Lalu kami kembali menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami meminta perbelanjaan perang kepada anda, namun anda bersumpah untuk tidak memberikan perbelanjaan perang kepada kami, kami menyangka anda lupa dengan sumpah yang telah anda ucapkan." Beliau menjawab: "Memang, sesungguhnya bukan sayalah yang menanggung perbelanjaan kalian, tetapi Allahlah yang menanggungnya. Demi Allah, sesungguhnya saya -Insya Allah- tidak akan mengucapkan suatu sumpah, bila kemudian saya melihat sesuatu yang lebih baik daripada sumpahku itu, melainkan saya melaksanakan yang lebih baik dari sumpahku, dengan membayar denda sumpahku itu."

bukhari:5094

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Hisyam bin Zaid] dari [Anas] radliallahu 'anhu dia berkata; "Ketika kami lewat di Marr Azh Zhahran, tiba-tiba kami di kagetkan oleh seekor kelinci, lalu kami kejar kelinci tersebut hingga orang-orang kelelahan mengejarnya, namun saya berhasil menangkapnya dan membawanya kepada Abu Thalhah, kemudian dia menyembelihnya dan mengirimkan kedua paha belakangnya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, -atau perawi berkata "kedua paha depannya"- lalu beliau menerimanya."

bukhari:5109

Telah menceritakan kepada kami [Shadaqah] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu 'Ulayyah] dari [Ayyub] dari [Ibnu Sirin] dari [Anas bin Malik] dia berkata; pada hari raya kurban, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda: "Barangsiapa menyembelih binatang kurban sebelum shalat (ied), hendaknya ia mengulangi lagi." Lalu ada seorang laki-laki yang berdiri sambil bertanya; "Wahai Rasulullah, Sesungguhnya hari ini adalah hari di bagi-bagikannya daging kurban, -lalu ia menyebutkan sebagian para tetangganya- sementara aku hanya memiliki jad'ah (anak kambing yang berusia dua tahun) yang lebih banyak dagingnya daripada dua ekor kambing biasa." Maka beliau memberi keringanan kepadanya untuk berkurban dengan kambing tersebut, aku tidak tahu apakah keringanan tersebut juga untuk yang lain atau tidak. Setelah itu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pergi menuju dua ekor kambing dan menyembelihnya, lalu orang-orang pun pergi menuju sekumpulan kambing dan membagi-bagikannya."

bukhari:5123

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahab] telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Abu Qilabah] dari [Anas] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pergi menuju dua ekor domba yang warna putihnya lebih banyak di banding warna hitamnya dan bertanduk, lalu beliau menyembelih domba tersebut dengan tangannya sendiri." Hadits ini juga di kuatkan oleh riwayat [Wuhaib] dari [Ayyub]. [Isma'il] dan [Hatim bin Wardan] juga berkata dari [Ayyub] dari [Ibnu Sirin] dari [Anas].

bukhari:5128

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ibrahim] dari [Ayyub] dari [Muhammad] dari [Anas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Barangsiapa menyembelih binatang kurban sebelum shalat (iedul adlha) hendaknya ia mengulangi kurbannya." Seseorang berdiri dan berkata; "Wahai Rasulullah, sesungguhnya hari ini adalah hari pembagian daging kurban -lalu laki-laki itu menceritakan kesusahan yang di alami tetangganya, seakan-akan dia berharap Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membenarkan perbuatannya- sementara aku hanya masih memiliki jad'ah (anak kambing yang berusia dua tahun) yang lebih aku cintai daripada dua ekor kambing muda." Maka nabi shallallahu 'alaihi wasallam memberi keringanan kepadanya, aku tidak mengetahui apakah keringanan itu berlaku juga kepada orang lain ataukah tidak. Selanjutnya beliau berpaling dan pergi menuju dua ekor domba lalu beliau menyembelihnya, setelah itu orang-orang berpaling dan pergi menuju segerombolan kambing, lalu mereka menyembelihnya."

bukhari:5135

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Muhammad] telah mengabarkan kepada kami [Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Isma'il] dari [Asy Sya'bi] dari [Masruq] bahwa dia pernah menemui [Aisyah] sambil bertanya; "Wahai ummul mukminin, ada seorang laki-laki mengirimkan hewan kurbannya ke Ka'bah, sementara laki-laki yang mengirim binatang kurban itu berada di daerahnya, dia berwasiat (kepada orang yang di serahi binatang kurban) untuk mengalungi binatang kurbannya. Waktu itu laki-laki (yang di serahi binatang kurban) masih dalam keadaan ihram, hingga akhirnya orang-orang melakukan tahallul." Masruq berkata; "Kemudian aku mendengar tepuk tangan Aisyah dari balik tabir sambil berkata; "Sesungguhnya aku juga pernah membuatkan kalung binatang kurban Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian beliau mengirim binatang kurban itu ke Ka'bah, dan segala sesuatu yang halal di lakukan oleh suami kepada isterinya di haramkan atasnya hingga orang-orang kembali pulang (dari menunaikan ibadah haji)."

bukhari:5140

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Sufyan], ['Amru] berkata; telah mengabarkan kepadaku ['Atha`] bahwa dia mendengar [Jabir bin Abdullah] radliallahu 'anhuma berkata; Pada masa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kami biasa menyimpan daging kurban sebagai perbekalan kami menuju Madinah, Jabir juga mengatakan berkali-kali tentang daging binatang kurban."

bukhari:5141

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Abdullah] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [saudaraku] dari [Sulaiman] dari [Yahya bin Sa'id] dari ['Amrah binti Abdurrahman] dari [Aisyah] radliallahu 'anha dia berkata; Kami pernah menggarami daging kurban, lalu kami menyerahkannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di Madinah, maka beliau bersabda: "Janganlah kalian memakannya jika melebihi tiga hari, hal ini bukan karena keharusan, akan tetapi aku hanya hendak membagikannya kepada yang lain." Wallahu a'lam

bukhari:5144

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dan [Abu Sufyan] dari [Jabir bin Abdullah] dia berkata; Abu Humaid datang membawa tempat bersisi susu, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidakkah kau tutupi, bisa jadi itu akan bermanfaat". Telah menceritakan kepada kami [Umar bin Hafsh] telah menceritakan kepada kami [ayahku] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dia berkata; saya mendengar [Abu Shalih] menyebutkan (redaksi hadits), yang saya mengiranya dari [Jabir], yaitu "Bisa jadi hal itu bermanfa'at buatmu." Dan telah menceritakan kepadaku Abu Sufyan dari Jabir dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti ini juga.

bukhari:5176

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Amir] telah menceritakan kepada kami [Fulaih bin Sulaiman] dari [Sa'id bin Al harits] dari [Jabir bin Abdullah] radliallahu 'anhuma bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersama sahabat beliau pernah mendatangi seorang laki-laki dari Anshar. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Apakah kamu memiliki air yang tersisa malam ini dalam griba, jika tidak kami akan menghirupnya secara langsung." Jabir bin Abdullah berkata; laki-laki itu sedang membenahi saluran airnya ke kebunnya, Jabir melanjutkan; lalu laki-laki Anshar tersebut berkata; "Wahai Rasulullah, saya masih memiliki air yang tersisa malam ini, mari kita menuju tenda." Abdullah berkata; "Lalu beliau pergi bersamanya dan menuangkan air kedalam mangkuk, kemudian dia juga memerahkan susu dari kambing piaraannya, Jabir melanjutkan; "Lantas Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meminumnya begitu juga dengan sahabat yang datang bersama beliau."

bukhari:5182

Telah menceritakan kepada kami [Malik bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Salamah] telah mengabarkan kepada kami [Abu An Nadlr] dari ['Umair] bekas budak Ibnu Abbas, dari [Ummu Fadl binti Al Harits] bahwa dia pernah mengirim semangkuk susu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika beliau sedang berhenti di 'Arafah, lalu beliau mengambilnya dan meminumnya." [Malik] menambahkan dari [Abu An Nadlar] " di atas untanya".

bukhari:5187

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Shalih] telah menceritakan kepada kami [Fulaih bin Sulaiman] dari [Sa'id bin Al Harits] dari [Jabir bin Abdullah] radliallahu 'anhuma bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menemui seorang laki-laki Anshar, waktu itu beliau bersama salah seorang sahabatnya, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan sahabat yang menyertainya memberi salam kepada laki-laki Anshar tersebut, laki-laki itu pun menjawab salam beliau dan berkata; "Wahai Rasulullah, demi ayah dan ibumu, ini adalah hari yang sangat panas -sementara laki-laki Anshar itu sedang membenahi saluran air di kebunnya, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apakah kamu memiliki air yang tersisa malam ini dalam griba, jika tidak kami akan menghirupnya langsung (dari saluran air tersebut) " -sementara laki-laki itu masih membenahi saluran air di kebunnya-, maka laki-laki Anshar itu berkata; "Wahai Rasulullah, saya masih memiliki air yang tersisa malam ini dalam griba, kemudian ia menuju tendanya dan menuangkan air ke dalam mangkuk, kemudian dia juga memerahkan susu dari kambing piaraannya, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meminumnya beliau pun mengulanginya lagi, begitu juga dengan sahabat yang datang bersama beliau turut meminumnya."

bukhari:5190

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] dari [Malik] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [ayahnya] dari [Aisyah] dia berkata; "Ketika Rasulullah shallaallahu'alaihi wa sallam sampai di Madinah, Abu Bakar dan Bilal menderita sakit. Lalu Aisyah menjenguk mereka berdua. Aku bertanya; "Wahai ayahku, bagaimana keadaanmu? Dan engkau Bilal, bagaimana keadaanmu?" Aisyah melanjutkan; Dan setiap kali Abu Bakar menderita sakit panas, maka dia akan berkata; "Setiap orang bertanggung jawab terhadap keluarganya dan kematian itu lebih dekat dari pada tali sandalnya." Sedangkan jika Bilal menderita sakit demam, dia akan berkata; "Alangkah baiknya syairku, apakah aku harus bermalam di suatu lembah sementara di sampingku terdapat orang-orang yang membanggakan lagi mulia. Apakah suatu hari mereka akan menginginkan airnya yang melimpah. Apakah sudah tampak olehku gunung Syamah dan Thafil?" Aisyah berkata; Kemudian aku mendatangi Rasulullah shallaallahu'alaihi wa sallam dan mengabarkan keadaan mereka kepada beliau. Lalu beliau berdo'a: ALLAHUMMA HABBIB ILAINAA ALMADINAH KAHUBBINA MAKKATA AW ASYADDA ALLAHUMMA WA SHAHHIHHA WA BAARIK LANAA FI MUDDIHA WA SHAA'IHAA WANQUL HUMMAHA FAJ'ALHA BIL JUHFAH (Ya Allah, jadikanlah kecintaan kami kepada Madinah seperti kecintaan kami kepada Mekkah atau lebih. Ya Allah, perbaikilah ia, Berkahilah kami pada takaran mudnya dan sha'nya dan pindahkanlah wabah penyakitnya ke Juhfah."

bukhari:5222

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] bahwa [Usamah bin Zaid] mengabarkan kepadanya bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengendarai keledai milik beliau, diatasnya ada pelana bersulam beludru Fadaki, sementara Usamah bin Zaid membonceng di belakang beliau ketika hendak menjenguk Sa'ad bin 'Ubadah sebelum peristiwa Badar, lalu beliau berjalan dan sempat melintasi suatu majlis yang di majlis tersebut terdapat Abdullah bin Ubay bin Salul, kejadian itu sebelum Abdullah masuk Islam, dan dalam majlis tersebut terdapat pula beberapa orang kaum Muslimin yang bercampur baur dengan orang-orang musyrik, para penyembah patung, dan orang-orang Yahudi, terdapat pula Abdullah bin Rawahah, saat majlis itu dipenuhi kepulan debu keledai, 'Abdullah bin Ubai menutupi hidungnya dengan selendang sambil berkata: "Jangan mengepuli kami dengan debu, " kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan salam pada mereka lalu berhenti dan turun, setelah itu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengajak mereka menuju Allah lalu beliau membacakan al-Qur'an kepada mereka. 'Abdullah bin Ubay berkata kepada beliau: "Wahai saudara! Sesungguhnya apa yang kamu katakan tidak ada kebaikannya sedikit pun, bila apa yang kau katakan itu benar, maka janganlah kamu mengganggu kami di majlis ini, silahkan kembali ke kendaraan anda, lalu siapa saja dari kami mendatangi anda, silahkan anda bercerita padanya." 'Abdullah bin Rawahah berkata; "Wahai Rasulullah, bergabunglah dengan kami di majlis ini karena kami menyukai hal itu." Kaum muslimin, orang-orang musyrik dan orang-orang Yahudi pun saling mencaci hingga mereka hendak saling menyerang, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam terus menenangkan mereka hingga mereka semuanya diam, kemudian beliau naik kendaraan hingga masuk ke kediaman Sa'd bin 'Ubadah lalu beliau bersabda: "Hai Sa'd! Apa kau tidak mendengar ucapan Abu Hubab?" maksud beliau tentang ucapan 'Abdullah bin Ubay. Sa'ad berkata; "Maafkan dia wahai Rasulullah dan berlapang dadalah kepadanya, demi Allah, Allah telah memberi anda apa yang telah diberikan pada anda. Penduduk telaga ini (penduduk Madinah -red) bersepakat untuk memilihnya dan mengangkatnya, namun karena kebenaran yang diberikan kepada anda itu muncul, sehingga menghalangi ia menjabat sebagai pemimpin, maka seperti itulah perbuatannya sebagaimana yang anda lihat."

bukhari:5231

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya Abu Zakariya`] telah mengabarkan kepada kami [Sulaiman bin Bilal] dari [Yahya bin Sa'id] dia berkata; saya mendengar [Al Qasim bin Muhammad] berkata; [Aisyah] berkata; "Aduh kepalaku pusing." maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kalaulah kematianmu terjadi dan aku masih hidup, tentu aku memintakan ampun untukmu dan mendoakan kebaikan bagimu. Kata 'Aisyah "Duhh,, sungguh aku beranggapan bahwa engkau mencintai kematianku! Dan kalaulah kematian itu terjadi pada dirimu, niscaya engkau harus menjadi pengantin di akhir-akhir harimu (maksudnya 'Aisyah sangat mengimpikan agar akhir-akhir hayat nabi, beliau berada di rumahnya, bukan di rumah isteri nabi yang lain). Lantas Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan: "Bahkan aku merasa sakit kepala, sungguh aku berkeinginan atau ingin mengutus seorang utusan kepada Abu Bakar dan anaknya, dan aku sampaikan washiyat; "Biarlah orang berkomentar apa saja, atau biarlah orang bercita-cita apa saja, yang jelas kemudian aku katakan: 'Allah enggan dan orang-orang mukmin menolak atau dengan redaksi lain Allah menolak dan orang-orang mukmin enggan."

bukhari:5234

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Hamzah] telah menceritakan kepada kami [Hatim yaitu Ibnu Isma'il] dari [Al Ju'aid] dia berkata; aku mendengar [As Sa`ib] berkata; aku bersama bibiku pernah datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu dia berkata; "Wahai Rasulullah, sesungguhnya anak saudaraku ini sedang menderita sakit." Lalu beliau memegang kepalaku dan mendo'akan keberkahan kepadaku, kemudian beliau berwudlu dan aku pun minum dari sisa air wudlu' tersebut, setelah itu aku berdiri di belakang beliau hingga aku sempat melihat setempel kenabiannya berada di antara kedua pundak beliau seperti biji kancing."

bukhari:5238

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Al Mufadlal] dari [Khalid bin Dzakwan] dari [Rubayyi' binti Mu'awwidz bin 'Afra`] dia berkata; Kami pernah ikut perang bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kami bertugas memberi minum kepada pasukan dan membantu menyiapkan keperluan mereka, serta ikut membawa orang-orang yang gugur dan yang terluka ke Madinah."

bukhari:5247

Telah menceritakan kepada kami [Imran bin Maisarah] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Al Fudlail] telah menceritakan kepada kami [Hushain] dari ['Amir] dari [Imran bin Hushain] radliallahu 'anhuma dia berkata; "Tidak ada ruqyah (jampi-jampi dari Qur'an dan Sunnah) kecuali dari penyakit 'Ain atau demam, lalu hal itu kusampaikan kepada [Sa'id bin Jubair], dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abbas] Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Beberapa ummat pernah ditampakkan kepadaku, maka nampaklah seorang nabi dan dua orang nabi lain lewat bersama dengan beberapa orang saja, dan seorang nabi lagi yang tidak bersama seorang pun, hingga tampak olehku segerombolan manusia yang sangat banyak, aku pun bertanya; "Apakah segerombolan manusia itu adalah ummatku?" di beritahukan; "Ini adalah Musa dan kaumnya." Lalu diberitahukan pula kepadaku; "Lihatlah ke ufuk." Ternyata di sana terdapat segerombolan manusia yang memenuhi ufuk, kemduian di beritahukan kepadaku; "Lihatlah di sebelah sini dan di sebelah sana, yaitu di ufuk langit." Ternyata di sana telah di padati dengan segerombolan manusia yang sangat banyak, " di beritahukan kepadaku; "Ini adalah ummatmu, dan di antara mereka terdapat tujuh puluh ribu yang masuk surga tanpa hisab." Setelah itu beliau masuk ke rumah dan belum sempat memberi penjelasan kepada mereka (para sahabat), maka orang-orang menjadi ribut, mereka berkata; "Kita adalah orang-orang yang telah beriman kepada Allah dan mengikuti jejak Rasul-Nya, mungkinkah kelompok tersebut adalah kita ataukah anak-anak kita yang dilahirkan dalam keadaan Islam sementara kita dilahirkan di zaman Jahiliyah." Maka hal itu sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lantas beliau keluar dan bersabda: "Mereka adalah orang-orang yang tidak pernah minta untuk di ruqyah, tidak pernah bertathayur (menganggap sial pada binatang) dan tidak pula melakukan terapi dengan kay (terapi dengan menempelkan besi panas pada daerah yang sakit), sedangkan kepada Rabb mereka bertawakkal." Lalu Ukasah bin Mihshan berkata; "Apakah aku termasuk di antara mereka ya Rasulullah?" beliau menjawab; "Ya." Selanjutnya sahabat yang lain berdiri dan berkata; "Apakah aku termasuk dari mereka?" beliau bersabda: "Ukasah telah mendahuluimu."

bukhari:5270

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] dari [Abu Al Mutawakkil] dari [Abu Sa'id] dia berkata; seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sambil berkata; "Sesungguhnya saudaraku menderita diare." Beliau bersabda: "Minumilah madu." Lalu laki-laki itu meminuminya madu, kemudian dia berkata lagi; "Sesungguhnya aku telah meminuminya madu, ternyata sakitnya tambah parah." Maka beliau bersabda: "Maha benar Allah, dan perut saudaramulah yang berdusta." Hadits ini juga diperkuat oleh riwayat [Nadlr] dari [Syu'bah].

bukhari:5277

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin 'Ufair] telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Abdurrahman Al Qari] dari [Abu Hazim] dari [Sahl bin Sa'd As Sa'idi] dia berkata; Ketika topi baja yang dikenakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pecah hingga menyebabkan wajah beliau mengalirkan darah dan gigi geraham beliau pecah, maka Ali menyiramkan air dari perisai sedangkan Fathimah datang membersihkan wajah beliau dari darah dengan air, ketika Fathimah 'alaihas salam melihat darah semakin bertambah banyak keluar, dia mengambil potongan pelepah kurma lalu dibakarnya sampai menjadi abu, kemudian abu tersebut diletakkan pada luka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hingga darahnya berhenti keluar."

bukhari:5281

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Abdul Hamid bin Abdurrahman bin Zaid bin Al Khatthab] dari [Abdullah bin Abdullah bin Al Harits bin Naufal] dari [Abdullah bin Abbas] bahwa Umar bin Khatthab pernah bepergian menuju Syam, ketika ia sampai di daerah Sargha, dia bertemu dengan panglima pasukan yaitu Abu 'Ubaidah bersama sahabat-sahabatnya, mereka mengabarkan bahwa negeri Syam sedang terserang wabah. Ibnu Abbas berkata; "Lalu Umar bin Khattab berkata; 'Panggilkan untukku orang-orang muhajirin yang pertama kali (hijrah), ' kemudian mereka dipanggil, lalu dia bermusyawarah dengan mereka dan memberitahukan bahwa negeri Syam sedang terserang wabah, merekapun berselisih pendapat. Sebagian dari mereka berkata; 'Engkau telah keluar untuk suatu keperluan, kami berpendapat bahwa engkau tidak perlu menarik diri.' Sebagian lain berkata; 'Engkau bersama sebagian manusia dan beberapa sahabat Rasulullah Shalla Allahu 'alaihi wa sallam. Kami berpendapat agar engkau tidak menghadapkan mereka dengan wabah ini, ' Umar berkata; 'Keluarlah kalian, ' dia berkata; 'Panggilkan untukku orang-orang Anshar'. Lalu mereka pun dipanggil, setelah itu dia bermusyawarah dengan mereka, sedangkan mereka sama seperti halnya orang-orang Muhajirin dan berbeda pendapat seperti halnya mereka berbeda pendapat. Umar berkata; 'keluarlah kalian, ' dia berkata; 'Panggilkan untukku siapa saja di sini yang dulu menjadi tokoh Quraisy dan telah berhijrah ketika Fathul Makkah.' Mereka pun dipanggil dan tidak ada yang berselisih dari mereka kecuali dua orang. Mereka berkata; 'Kami berpendapat agar engkau kembali membawa orang-orang dan tidak menghadapkan mereka kepada wabah ini.' Umar menyeru kepada manusia; 'Sesungguhnya aku akan bangun pagi di atas pelana (maksudnya hendak berangkat pulang di pagi hari), bagunlah kalian pagi hari, ' Abu Ubaidah bin Jarrah bertanya; 'Apakah engkau akan lari dari takdir Allah? ' maka Umar menjawab; 'Kalau saja yang berkata bukan kamu, wahai Abu 'Ubaidah! Ya, kami lari dari takdir Allah menuju takdir Allah yang lain. Bagaimana pendapatmu, jika kamu memiliki unta kemudian tiba di suatu lembah yang mempunyai dua daerah, yang satu subur dan yang lainnya kering, tahukah kamu jika kamu membawanya ke tempat yang subur, niscaya kamu telah membawanya dengan takdir Allah. Apabila kamu membawanya ke tempat yang kering, maka kamu membawanya dengan takdir Allah juga.' Ibnu Abbas berkata; "Kemudian datanglah [Abdurrahman bin 'Auf], dia tidak ikut hadir (dalam musyawarah) karena ada keperluan. Dia berkata; "Saya memiliki kabar tentang ini dari Rasulullah Shalla Allahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Jika kalian mendengar suatu negeri terjangkit wabah, maka janganlah kalian menuju ke sana, namun jika dia menjangkiti suatu negeri dan kalian berada di dalamnya, maka janganlah kalian keluar dan lari darinya." Ibnu 'Abbas berkata; "Lalu Umar memuji Allah kemudian pergi."

bukhari:5288

Telah menceritakan kepada kami [Sidan bin Muddzarib Abu Muhammad Al Bahili] telah menceritakan kepada kami Abu Ma'syar Al Bashri dia adalah seorang yang jujur yaitu [Yusuf bin Yazid Al Barra`] dia berkata; telah menceritakan kepadaku ['Ubaidullah bin Al Ahnas Abu Malik] dari [Ibnu Abu Mulaikah] dari [Ibnu Abbas] bahwa beberapa sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melewati sumber mata air dimana terdapat orang yang tersengat binatang berbisa, lalu salah seorang yang bertempat tinggal di sumber mata air tersebut datang dan berkata; "Adakah di antara kalian seseorang yang pandai menjampi? Karena di tempat tinggal dekat sumber mata air ada seseorang yang tersengat binatang berbisa." Lalu salah seorang sahabat Nabi pergi ke tempat tersebut dan membacakan al fatihah dengan upah seekor kambing. Ternyata orang yang tersengat tadi sembuh, maka sahabat tersebut membawa kambing itu kepada teman-temannya. Namun teman-temannya tidak suka dengan hal itu, mereka berkata; "Kamu mengambil upah atas kitabullah?" setelah mereka tiba di Madinah, mereka berkata; "Wahai Rasulullah, ia ini mengambil upah atas kitabullah." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya upah yang paling berhak kalian ambil adalah upah karena (mengajarkan) kitabullah."

bukhari:5296

Telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Abdullah Al Uwaisi] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman] dari [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah bin Az Zubair] dari ['Aisyah] radliallahu 'anha dia berkata; "Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hendak tidur, maka beliau akan meniupkan ke telapak tangannya sambil membaca QUL HUWALLAHU AHAD (QS Al Ikhlas 1-4) dan Mu'awidzatain (An Nas dan Al Falaq), kemudian beliau mengusapkan ke wajahnya dan seluruh tubuhnya. Aisyah berkata; Ketika beliau sakit, beliau menyuruhku melakukan hal itu." Yunus berkata; aku melihat Ibnu Syihab apabila hendak tidur, ia melakukan hal itu juga."

bukhari:5307

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin 'Ufair] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Abdurrahman bin Khalid] dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah memutuskan perkara antara dua wanita dari Bani Hudzail yang sedang berkelahi, salah seorang melempar lawannya dengan batu dan mengenai perutnya padahal ia sedang hamil, hingga menyebabkan kematian anak yang dikandungnya. Lalu mereka mengadukan peristiwa itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau memutuskan hukuman (bagi wanita pembunuh) untuk membayar diyat janin dengan seorang hamba sahaya laki-laki atau perempuan, lantas wali wanita yang menanggung (diyat) berkata; "Ya Rasulullah, bagaimana saya harus menanggung orang yang belum bisa makan dan minum, bahkan belum bisa berbicara ataupun menjerit sama sekali?, tidakkah hal itu dapat dikatagorikan sebagai kecelakaan yang tidak dapat dihindari?" Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya perkara itu seperti perkara paranormal yang membacakan mantera-mantera."

bukhari:5317

Telah menceritakan kepada kami ['Ubaid bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Hisyam] dari [Ayahnya] dari [Aisyah] dia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam disihir hingga seakan-akan beliau mengangan-angan telah berbuat sesuatu, padahal beliau tidak melakukannya, hingga ketika beliau berada di sampingku, beliau berdo'a kepada Allah dan selalu berdo'a, kemudian beliau bersabda: "Wahai Aisyah, apakah kamu telah merasakan bahwa Allah telah memberikan fatwa (menghukumi) dengan apa yang telah aku fatwakan (hukumi)? Jawabku; "Apa itu wahai Rasulullah?" Beliau bersabda: "Dua orang laki-laki telah datang kepadaku, lalu salah seorang dari keduanya duduk di atas kepalaku dan satunya lagi di kakiku. Kemudian salah seorang berkata kepada yang satunya; "Menderita sakit apakah laki-laki ini?" temannya menjawab; "Terkena sihir.' salah seorang darinya bertanya; "Siapakah yang menyihirnya?" temannya menjawab; "Lubid bin Al A'sham seorang Yahudi dari Bani Zuraiq." Salah satunya bertanya; "Dengan benda apakah dia menyihir?" temannya menjawab; "Dengan rambut yang terjatuh ketika disisir dan seludang mayang kurma." Salah seorang darinya bertanya; "Di manakah benda itu di letakkan?" temannya menjawab; "Di dalam sumur Dzi Arwan." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi sumur tersebut bersama beberapa orang sahabatnya, beliau pun melihat ke dalam ternyata di dalamnya terdapat pohon kurma, lalu beliau kembali menemui 'Aisyah bersabda: "Wahai Aisyah! seakan-akan airnya berubah bagaikan rendaman pohon inai atau seakan-akan pohon kurmanya bagaikan kepala syetan." Aku bertanya; "Wahai Rasulullah, tidakkah anda mengeluarkannya?" beliau menjawab: "Tidak, sesungguhnya Allah telah menyembuhkanku dan aku hanya tidak suka memberikan kesan buruk kepada orang lain dari peristiwa itu." Kemudian beliau memerintahkan seseorang membawanya (barang yang dipakai untuk menyihir) lalu menguburnya."

bukhari:5324

Telah menceritakan kepada kami [Ali] telah menceritakan kepada kami [Marwan] telah mengabarkan kepada kami [Hasyim] telah mengabarkan kepada kami ['Amir bin Sa'd] dari [Ayahnya] radliallahu 'anhu dia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa di pagi hari makan beberapa biji kurma 'ajwah setiap harinya, maka tidak akan membahayakan terhadap dirinya baik itu racun maupun sihir pada hari itu hingga malam hari." Dan yang lain mengatakan tujuh biji kurma."

bukhari:5326

Telah menceritakan kepadaku [Isma'il] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Nafi'] dan [Abdullah bin Dinar] serta [Zaid bin Aslam] mereka telah mengabarkan kepadanya dari [Ibnu Umar] radliallahu 'anhuma bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah tidak akan melihat orang yang menjulurkan pakaiannya dengan sombong."

bukhari:5337

Telah menceritakan kepadaku [Ishaq] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Syumail] telah mengabarkan kepada kami [Umar bin Abu Za`idah] telah mengabarkan kepada kami ['Aun bin Abu Juhaifah] dari ayahnya [Abu Juhaifah] dia berkata; "Lalu aku melihat Bilal datang dengan membawa tongkat (berujung runcing) dan menancapkan tongkat tersebut, kemudian dia mengumandangkan iqamah, setelah itu saya melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar (rumah) dengan menyingsingkan pakaiannya, lalu beliau shalat dua raka'at di hadapan tongkat tersebut, dan saya melihat orang-orang dan binatang pun lewat di hadapan beliau di belakang tongkat tersebut."

bukhari:5340

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Abu Az Zinnad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pada hari kiamat kelak, Allah tidak akan melihat orang yang menjulurkan kain sarungnya karena sombong."

bukhari:5342

Telah menceritakan kepada kami [Adam] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ziyad] dia berkata; saya mendengar [Abu Hurairah] berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda atau Abu Qasim shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ketika seorang lelaki berjalan dengan menggunakan jubah yang ia kenakan, dan berjalan dengan rasa ta'ajub, lalu ia ditelan (oleh bumi), dan ia akan tetap berguncang-guncang (di dalam perut bumi) hingga datang hari kiamat."

bukhari:5343

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin 'Ufair] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Al Laits] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Abdurrahman bin Khalid] dari [Ibnu Syihab] dari [Salim bin Abdullah] bahwa [Ayahnya] telah menceritakan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Katika ada seseorang yang menjulurkan kain sarungnya maka dia akan berguncang-guncang (diadzab) di perut bumi hingga datangnya hari Kiamat." Hadits ini juga diperkuat oleh riwayat [Yunus] dari [Az Zuhri] namun dia tidak merafa'kannya (sanadnya tersambung sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam) yaitu dari [Syu'aib] dari [Az Zuhri]. Telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Wahb bin Jarir] telah mengabarkan kepada kami [Ayahku] dari pamannya [Jarir bin Zaid] dia berkata; saya pernah bersama [Salim bin Abdullah bin Umar] berada di depan pintunya, lalu dia berkata; saya mendengar bahwa [Abu Hurairah] mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda seperti hadits di atas."

bukhari:5344

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] telah mengabarkan kepadaku ['Urwah bin Az Zubair] bahwa [Aisyah] radliallahu 'anha isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata; "Telah datang isteri Rifa'ah Al Qurazhi kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, sementara diriku sedang duduk dan Abu Bakr ada di sisi beliau. Isteri Rifa'ah berkata; "Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya dahulu dibawah naungan Rifa'ah Al Qurazhi, kemudian ia menceraiku sama sekali (talak tiga). Kemudian saya menikah dengan Abdur Rahman bin Az Zubair, dan demi Allah wahai Rasulullah, tidaklah aku bersamanya melainkan ia tidak memiliki kemampuan kecuali seperti ujung pakaian ini." -seraya mengambil ujung jilbabnya, - sementara Khalid bin Sa'id ada di depan pintu, belum di izinkan masuk oleh beliau, Aisyah melanjutkan; "Lantas Khalid berkata; "Wahai Abu Bakr, tidakkah engkau menahan wanita ini berkata keji dengan apa yang ia katakan di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hanya tersenyum mendengarnya, kemudian beliau bersabda: "Sepertinya dirimu ingin kembali kepada Rifa'ah, Tidak, hingga kamu merasakan kenikmatannya dan ia merasakan kenikmatanmu." Maka hal itu menjadi ajaran beliau."

bukhari:5346

Telah menceritakan kepada kami [Shadaqah] telah mengabarkan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari ['Ubaidullah] dia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Nafi'] dari ['Abdullah] dia berkata; Setelah Abdullah bin Ubay meninggal dunia, anaknya datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan berkata; 'Wahai Rasulullah, berikanlah baju engkau kepadaku hingga aku mengkafaninya dengan baju itu, shalatkanlah ia dan mintalah ampunan untuknya!" lalu beliau memberikan baju beliau kepadanya. Kemudian beliau bersabda: "Jika kalian telah selesai, beritahulah aku." Ketika telah selesai, maka anaknya Abdullah bin Ubay memberitahukan kepada beliau, lalu beliau datang untuk menshalatinya. Maka Umar menariknya seraya berkata; 'Tidakkah Allah telah melarang engkau untuk menshalatkan orang-orang munafik'. Namun beliau membaca ayat: "Mintakanlah ampun untuk mereka atau kamu tidak memintakan ampun untuk mereka, sama saja jika kamu memintakan ampun untuk mereka sebanyak tujuh puluh kali maka Allah tidak akan mengampuni mereka." Lalu turunlah ayat, Dan janganlah kamu sekali-kali menshalatkan (jenazah) seorang yang mati diantara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya'. Akhirnya beliaupun tidak lagi menshalatkan mereka."

bukhari:5350

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Amir] telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Nafi'] dari [Al Hasan] dari [Thawus] dari [Abu Hurairah] dia berkata; Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam membuat perumpamaan orang yang bakhil dan orang yang suka bersedekah seperti dua orang yang memakai dua jubah dari besi, mulai dari payudara (dada) sampai tulang selangka mereka berdua. Jika orang tersebut ingin berinfak, maka baju besinya melebar atau bergerak hingga menutupi ujung jarinya dan menghilangkan bekas jalannya. Jika orang yang bakhil ingin berinfak, baju besinya mengerut, dan setiap baju besi tetap di tempatnya (tidak melebar) hingga mengambilnya dengan tulang selangkanya atau dengan lehernya." Abu Hurairah berkata; 'Aku menyaksikan bahwa ia melihat Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam memberi isyarat dengan jari-jarinya dengan melebarkan tameng besi, namun aku melihat baju tersebut tidak melebar.' Hadits ini juga diperkuat oleh [Ibnu Thawus] dari [Ayahnya] dan [Abu Az Zinnad] dari [Al A'raj] mengenai dua jubah, sedangkan [Hanzhalah] mengatakan; aku mendengar [Thawus] saya mendengar [Abu Hurairah] mengatakan dua jubah, [Ja'far bin Hayyan] mengatakan dari [Al A'raj] yaitu dua jubah."

bukhari:5351

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu Abu Mulaikah] dari [Al Miswar bin Makhramah] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah membagi-bagikan aqbiah (sejenis jubah), namun beliau tidak memberi Makhramah sesuatu pun. Makhramah lalu berkata, "Wahai anakku, mari ikut kami pergi menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Maka aku pun pergi bersamanya. Makhramah berkata, "Masuk dan mintakanlah untukku." Miswar berkata, "Aku lalu memintakannya, hingga beliau keluar menemuinya (Makhramah) dengan membawa Quba (sejenis jubah). Beliau bersabda: "Aku sembunyikan ini khusus untukmu." Makhramah pun melihat jubah tersebut dan berkata; "Makhramah telah ridla."

bukhari:5354

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa] telah mengabarkan kepada kami [Hisyam] dari [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] dari [Aisyah] radliallahu 'anha dia berkata; "Kaum Muslimin berhijrah ke negeri Habsyah, sementara Abu Bakar tengah mempersiapkan dirinya untuk berhijrah, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tunggulah, dan aku berharap supaya diizinkan untuk berhijrah." Lantas Abu Bakar berkata; "Demi ayahku, apakah engkau berharap seperti itu?" beliau menjawab; "Ya." Maka Abu Bakr mengurungkan dirinya supaya dapat menyertai Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berhijrah, dia pun memberi makan kedua untanya dengan dedaunan selama empat bulan, Urwah berkata; Aisyah melanjutkan; "Di waktu menjelang siang, ketika kami sedang duduk-duduk di rumah, tiba-tiba seseorang berkata kepada Abu Bakr; "Ini Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ingin bertemu, dan beliau datang sambil menutupi sebagian kepala dan wajah beliau, dan beliau tidak pernah datang kepada kami di saat-saat seperti itu." Abu Bakr berkata; Demi ayah dan ibuku sebagai tebusannya, tidaklah beliau datang di waktu-waktu seperti ini melainkan ada sesuatu yang sangat penting." Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang dan meminta izin, maka Abu Bakr pun mengizinkannya masuk. Ketika beliau masuk, beliau berkata kepada Abu Bakr; "Suruhlah orang-orang yang ada di sini untuk keluar." Abu Bakr menjawab; "Demi ayahmu wahai Rasulullah, mereka semua adalah keluarga anda." Beliau bersabda: "Sesungguhnya aku telah diizinkan untuk keluar (hijrah)." Abu Bakr berkata; "Demi ayah dan ibuku, apakah aku yang menyertai engkau wahai Rasulullah?" beliau menjawab; "Ya." Abu Bakr berkata; "Kalau begitu, demi ayahku, ambillah salah satu tunggangan ini wahai Rasulullah." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Yang terbaik." Aisyah melanjutkan; "Lalu kami mempersiapkan untuknya bekal dengan cepat dan sigap, kami membuat untuk keduanya Sufroh (tempat membawa makanan untuk musafir) dalam Jirab (bejana tempat menaruh perbekalan)." Kemudian Asma' binti Abu Bakr memotong ikat pinggangnya, dan mengikatkan ke bejana tersebut. Dari situlah ia dinamai dengan dzatunnithaq (yang memiliki ikat pinggang). Kemudian, Rasulullah shallaallahu 'alaihi wa sallam dan Abu Bakr berangkat menuju gua di salah satu pegunungan yang dikenal dengan nama Tsur, mereka tinggal di sana selama tiga malam. Sementara Abdullah bin Abu Bakr juga ikut menginap bersama keduanya, dia adalah seorang pemuda yang cerdas dan berwawasan tinggi, ketika menjelang waktu sahur dia keluar (dari gua) dan berbaur dengan orang-orang Quraisy Makkah di pagi harinya untuk mencari informasi, dan tidaklah seseorang mendengar perkara tersebut melainkan ia akan menyimpan rahasia tersebut dan datang kepada keduanya untuk menyampaikan berita ketika malam telah gelap, sementara 'Amir bin Fuhairah bekas budak Abu Bakr sebagai penggembala domba untuk menghilangkan jejak, ia berangkat pada waktu Isya' dan bermalam di tempat penggembalaan sampai 'Amir bin Fuhairah datang membangunkannya di akhir malam (menjelang subuh), hal itu ia lakukan setiap malam hingga berlalu tiga malam."

bukhari:5360

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Abdullah] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] dari [Anas bin Malik] dia berkata; "Saya berjalan bersama Rasulullah Shallallahu'alaihi wa Sallam, ketika itu beliau mengenakan kain (selimut) Najran yang tebal ujungnya, lalu ada seorang Arab badui (dusun) yang menemui beliau. Langsung ditariknya Rasulullah dengan kuat hingga saya melihat permukaan bahu beliau membekas lantaran ujung selimut akibat tarikan Arab badui yang kasar. Arab badui tersebut berkata; "Wahai Muhammad berikan kepadaku dari harta yang diberikan Allah padamu", maka Rasulullah Shallallahu'alaihi wa Sallam menoleh kepadanya diiringi senyum serta menyuruh salah seorang sahabat untuk memberikan sesuatu kepadanya."

bukhari:5362

Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin 'Ashim] telah menceritakan kepada kami [Hammam] dari [Qatadah] dari [Anas], (Qatadah) bertanya kepadanya; "Pakaian apakah yang paling disukai Nabi shallallahu 'alaihi wasallam?" dia menjawab; "Al hibarah (kain yang direnda atau bergaris)."

bukhari:5365

Telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Abu Al Aswad] telah menceritakan kepada kami [Mu'adz] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Ayahku] dari [Qatadah] dari [Anas bin Malik] radliallahu 'anhu dia berkata; "Pakaian yang paling disukai oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah memakai hibarah (kain yang direnda atau bergaris)."

bukhari:5366

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'd] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] dari [Aisyah] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah shalat dengan mengenakan pakaian bercorak (bergaris atau berbatik), lalu beliau melihat corak tersebut (ketika shalat), seusai salam beliau Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: 'Pergilah kalian dengan pakaianku ini kepada Abu Jahm, karena ia telah mengganggu shalatku tadi, dan ambilkan untukku baju lain yang tidak bercorak atau berbatik milik Abu Jahm bin Hudzaifah bin Ghanim dari Bani 'Adi bin Ka'b."

bukhari:5369

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] telah menceritakan kepada kami [AL Laits] dari [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dia berkata; telah mengabarkan kepadaku ['Amir bin Sa'd] bahwa [Abu Sa'id Al khudri] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang mengenakan dua pakaian dan dua transaksi jual beli, melarang mulamasah dan munabadzah dalam jual beli, sedangkan mulamasah adalah seseorang yang memegang pakaian orang lain pada malam hari atau siang hari dan tidak membalikkannya (memeriksanya) kecuali dengan itu, dan Munabadzah ialah seseorang melempar pakaiannya ke orang lain dan sebaliknya, lalu terjadilah transaksi jual beli tanpa boleh memeriksa dan juga kerelaan dari dua belah ihak. dan melarang mengenakan dua pakaian yaitu isytimalus shama', shama' ialah meletakkan (menggantungkan) pakaiannya disalah satu pundaknya dan membuka salah satu betisnya tanpa mengenakan pakaian (dalam) lainnya, dan yang lain adalah menutup (seluruh badannya) dengan kainnya sambil duduk, sementara kemaluannya tidak mengenakan apa-apa."

bukhari:5372

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Ibnu Abu 'Adi] dari [Ibnu 'Aun] dari [Muhammad] dari [Anas] radliallahu 'anhu dia berkata; Ketika Ummu Sulaim melahirkan, dia berkata kepadaku; "Wahai Anas, lihatlah bayi kecil ini, dan jangan sampai ia mendapatkan sesuatu (untuk dimakan) sehingga besok pagi kita menemui nabi shallallahu 'alaihi wasallam supaya beliau mentahniknya (mengunyahkan buah kurma kemudian dimasukkan ke dalam mulut bayi), keesokan harinya aku bersamanya menemui Nabi, ketika itu beliau tengah berada di kebun, beliau mengenakan kain yang ada renda suteranya dan tengah membuat tanda pada binatang yang diberikan kepada beliau di hari penaklukan kota Makkah."

bukhari:5376

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Juwairiyah] dari [Nafi'] dari [Abdullah] bahwa Umar radliallahu 'anhu pernah melihat sejenis mantel yang bersulam sutera dijual, lalu dia berkata; "Wahai Rasulullah, andaikan baginda mau membelinya dan memakainya untuk menemui para utusan ketika berkunjung menemui anda atau untuk dikenakan waktu shalat Jum'at." Beliau lalu bersabda: "Yang memakai pakaian ini hanyalah mereka yang tidak mendapatkan bagian di akhirat." Hari berikutnya beliau memberi Umar sejenis mantel yang terbuat dari sutera, Umar pun protes; "Wahai Rasulullah! Anda memberikannya kepadaku padahal anda berujar tidak boleh memakainya." Beliau menjawab: "Saya memberikan kepadamu bukan untuk dipakai, tetapi agar kamu jual atau kamu berikan kepada istrimu."

bukhari:5393

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid] telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Sa'id bin 'Amru bin Sa'id Al 'Ash] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Ayahku] telah menceritakan kepadaku [Ummu Khalid binti Khalid] dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah diberi baju yang bersulam sutera, lalu beliau bersabda: "Menurut kalian siapa yang paling berhak untuk memakai kain ini?", orang-orang pun diam. Beliau lalu bersabda: "Datangkanlah Ummu Khalid kepadaku." Beliau lantas memberikan kain tersebut dan memakaikannya kepadanya. Setelah itu beliau bersabda: 'Semoga tahan lama hingga Allah menggantinya dengan yang baru (panjang umur).' Beliau mengatakannya hingga dua kali, lalu beliau melihat corak warna baju itu, sambil menunjukkan tangannya kepadaku beliau bersabda: "Wahai Ummu Khalid, ini sanah, wahai Ummu Khalid ini sanah." Sanah bagai orang-orang Habasyah bermakna bagus." Ishaq mengatakan; telah menceritakan kepadaku seorang wanita dari keluargaku bahwa dia pernah melihat Ummu Khalid mengenakan pakaian tersebut."

bukhari:5397

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] telah mengabarkan kepadaku [Anas bin Malik] dan [Al Laits] mengatakan; telah menceritakan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Anas bin Malik] radliallahu 'anhu dia berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyuruh seseorang menemui orang-orang Anshar, sementara mereka tengah berkumpul di dalam kemah besar yang terbuat dari kulit."

bukhari:5412

Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Abu Bakr] telah menceritakan kepada kami [Mu'tamir] dari ['Ubaidullah] dari [Sa'id bin Abu Sa'id] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman] dari [Aisyah] radliallahu 'anha bahwa pada suatu malam Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah membuat sekat (di dalam masjid) dengan tikar lalu shalat di dalamnya, dan menghamparkannya di siang hari untuk duduk, ternyata orang-orang berkumpul di sekeliling Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk mengerjakan shalat sebagaimana beliau shalat, hingga orang-orang semakin banyak, lalu beliau menghadap (kepada mereka) dan bersabda: "Wahai sekalian manusia, beramalah menurut yang kalian sanggupi, sesungguhnya Allah tidak akan bosan sehingga kalian merasa bosan, sesungguhnya amalan yang paling dicintai Allah adalah yang dikerjakan secara kontinyu walaupun sedikit."

bukhari:5413

Telah menceritakan kepada kami ['Abdan] telah mengabarkan kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah mengabarkan kepada kami [Humaid] dia berkata; [Anas] pernah ditanya; "Apakah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah membuat (mengenakan) cincin?” Dia menjawab; 'Beliau pernah mengakhirkan shalat Isya' sampai menjelang tengah malam, kemudian beliau menemui kami, seakan-akan saya melihat kilauan cincin beliau, beliau bersabda: “Orang-orang telah melaksanakan shalat dan tidur, sementara kalian senantiasa dalam keadaan shalat selagi kalian menunggu shalat.'

bukhari:5420

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Abdul Abu Hazim] dari [Ayahnya] bahwa dia mendengar [Sahl] berkata; seorang wanita datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; "Saya datang kepada anda untuk menyerahkan diriku kepada anda, " Beliau lalu berdiri lama dan menelitinya dengan seksama, ketika beliau berdiri lama seorang laki-laki berkata; 'Wahai Rasulullah, jika anda tidak berkenan dengannya, maka nikahkanlah aku dengannya.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepada laki-laki tersebut: 'Apakah kamu mempunyai sesuatu yang dapat dijadikan mahar untuknya? ' Laki-laki itu menjawab; 'Tidak.' Beliau bersabda: 'Carilah terlebih dahulu.' Lalu laki-laki itu pergi, sesaat kemudian dia kembali dan berkata; 'Demi Allah, aku tidak mendapatkan sesuatupun.' Beliau bersabda: 'Pergi dan carilah lagi walaupun hanya dengan cincin dari besi.' Kemudian laki-laki itu pergi, tidak berapa lama dia kembali sambil berkata; 'Aku tidak mendapatkan apa-apa walau cincin dari besi.' -Saat itu laki-laki tersebut tengah mengenakan kain sarung, lantas dia berkata; 'Aku akan menjadikan kain sarung ini sebagai mahar.' Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Jika kamu memakaikan kain sarung itu padanya, maka kamu tidak memakai apa-apa, sementara jika kamu yang memakai sarung tersebut, dia tidak memakai apa-apa.' Laki-laki itu duduk termenung, ternyata Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melihatnya berpaling, lalu beliau memerintahkan seseorang untuk memanggilnya, maka dipanggilah laki-laki tersebut, beliau bertanya: 'Apakah kamu mempunyai hafalan dari Al Qur'an? ' Laki-laki itu menjawab; 'Ya, saya telah hafal surat ini dan ini.' Lalu beliau bersabda: 'Maka aku nikahkan kamu dengan wanita itu, dengan mahar apa yang telah engkau hafal dari surat Al Qur'an.'

bukhari:5422

Telah menceritakan kepada kami [Abdul A'la] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah menceritakan kepada kami [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Anas bin Malik] radliallahu 'anhu bahwa Nabiyullah shallallahu 'alaihi wasallam hendak menulis surat kepada pemuka kaum atau sekelompok orang asing, lantas diberitahukan kepada beliau; "Sesungguhnya mereka tidak akan menerima surat anda kecuali jika surat tersebut dibubuhi stempel, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membuat stempel (cincin) dari perak yang diukir dengan tulisan 'Muhammad Rasulullah', seolah-olah saya melihat kilauan atau kilatan cincin berada di jari tangan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam atau di telapak tangan beliau."

bukhari:5423

Telah menceritakan kepada kami [Adam bin Abu Iyas] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] dari [Anas bin Malik] radliallahu 'anhu dia berkata; "Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam hendak menulis surat ke raja Romawi, maka diberitahukan kepada beliau; 'Sesungguhnya mereka tidak akan mau membaca surat anda karena tidak ada stempel.' Setelah itu beliau membuat cincin (stempel) yang terbuat dari perak dan mengukirnya dengan tulisan 'Muhammad Rasulullah' seakan-akan saya melihat putihnya (cahaya) dari tangan beliau."

bukhari:5426

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Ibnu Abu 'Adi] dari [Ibnu 'Aun] dari [Mujahid] dia berkata; Kami pernah berada di samping [Ibnu Abbas] radliallahu 'anhuma, lalu orang-orang menyebut-nyebut Dajjal, lantas Ibnu Abbas mengatakan; "Sesungguhnya di antara kedua mata Dajjal tertulis "Kafir", Ibnu Abbas mengatakan; "Namun saya belum pernah mendengar beliau (secara langsung) mengatakan hal itu, akan tetapi beliau (Nabi) mengatakan: "Adapun Ibrahim, maka lihatlah pada teman kalian, sedangkan Musa, ia adalah seorang laki-laki (berkulit) kecoklatan dan bertubuh kekar tengah (menunggang) unta merah yang kendalinya terbuat dari sabut kurma, seolah-olah aku melihat kepadanya ketika menuruni lembah sambil bertalbiyah."

bukhari:5458

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid] dan [Abdullah bin Raja'] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al Hakam] dari [Ibrahim] dari [Al Aswad] dari ['Aisyah] radliallahu 'anha berkata; "Seakan-akan saya melihat kilatan minyak yang berada di ubun-ubun (rambut) Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika beliau tengah berihram." Abdullah mengatakan; "Di ubun-ubun (rambut) Nabi."

bukhari:5463

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad] dia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Makhlad] dia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Juraij] dia berkata; telah mengabarkan kepadaku ['Ubaidullah bin Hafsh] bahwa [Umar bin Nafi'] mengabarkan kepadanya dari [Nafi'] bekas budak Abdullah pernah mendengar [Ibnu Umar] radliallahu 'anhuma berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang dari qaza' (mencukur sebagian rambut kepala dan membiarkan sebagian yang lain)." 'Ubaidullah mengatakan; "saya bertanya; "Apakah qaza' itu" 'Ubaidullah lalu mengisyaratkan kepada kami sambil mengatakan; "Jika rambut anak kecil dicukur, lalu membiarkan sebagian yang ini, yang ini dan yang ini." 'Ubaidullah menunjukkan kepada kami pada ubun-ubun dan samping (kanan dan kiri) kepalanya." Ditanyakan kepada 'Ubaidullah; "Apakah hal itu berlaku untuk anak laki-laki dan perempuan?" dia menjawab; "Saya tidak tahu yang seperti ini." Penanya bertanya lagi; "Apakah khusus untuk anak laki-laki." 'Ubaidullah mengatakan (kepada syaikhnya); "Pertanyaan itu pernah juga aku ulangi (kepada syaikhku), lalu dia berkata; "Dan tidak mengapa (membiarkan) rambut depan kepala dan rambut tengkuk bagi anak-anak, akan tetapi maksud qaza' adalah membiarkan sebagian rambut yang ada di ubun-ubun, hingga di kepala hanya tersisa itu, begitu pula dengan memangkas rambut kepalanya ini dan ini."

bukhari:5465

Telah menceritakan kepadaku [Ahmad bin Miqdam] telah menceritakan kepada kami [Fudlail bin Sulaiman] telah menceritakan kepada kami [Manshur bin Abdurrahman] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [ibuku] dari [Asma` binti Abu Bakr] radliallahu 'anhuma bahwa seorang wanita datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata; "Sesungguhnya saya hendak menikahkan putriku, ternyata putriku menderita suatu penyakit yang menyebabkan rambutnya rontok sedangkan calon suaminya sangat kasihan kepadanya, apakah saya boleh menyambung rambutnya?" maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mencela orang yang menyambung rambutnya dan yang minta disambung rambutnya."

bukhari:5479

Telah menceritakan kepadaku [Hajjaj bin Minhal] telah menceritakan kepada kami [Juwairiyah] dari [Nafi'] dari [Al Qasim] dari [Aisyah] radliallahu 'anha bahwa dia telah membeli numruqah (bantal yang digunakan untuk duduk) yang ada gambarnya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallampun berdiri di depan pintu dan tidak masuk ke dalam rumah. maka saya bertanya; "Wahai Rasulullah, aku bertaubat kepada Allah, sebenarnya dosa apa yang telah aku perbuat?" beliau bersabda: "Bantal apakah ini?" Dia menjawab; "Aku telah membelinya agar anda duduk di atasnya atau anda jadikan sebagai bantal." Beliau bersabda: "Sesungguhnya orang yang menggambar gambar ini akan disiksa pada Hari Kiamat. Dikatakan kepada mereka; 'Hidupkan yang telah kalian buat, ' (beliau bersabda): "Sesungguhnya malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang ada gambarnya."

bukhari:5500

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Nafi'] dari [Al Qasim bin Muhammad] dari [Aisyah] radliallahu 'anha isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa dia mengabarkan kepadanya; bahwa dirinya pernah membeli numruqah (bantal yang digunakan untuk duduk) yang ada gambarnya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallampun berdiri di depan pintu dan tidak masuk ke dalam rumah. Seolah-olah Aisyah melihat kemarahan di wajah beliau, maka dia bertanya; "Wahai Rasulullah, aku bertaubat kepada Allah dan kepada Rasul-Nya, sebenarnya dosa apa yang telah aku perbuat?" beliau bersabda: "Ada apa dengan bantal ini?" Dia menjawab; "Aku telah membelinya agar anda duduk di atasnya atau anda jadikan sebagai bantal." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya orang yang menggambar gambar ini akan disiksa pada hari Kiamat. Dikatakan kepada mereka; 'Hidupkan yang telah kalian buat, ' kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang ada gambarnya."

bukhari:5504

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] berkata; [Al Walid bin 'Aizar] telah mengabarkan kepadaku dia berkata; saya mendengar [Abu 'Amru Asy Syaibani] berkata; telah mengabarkan kepada kami pemilik rumah ini, sambil menunjuk kerumah [Abdullah] dia berkata; saya bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam; "Amalan apakah yang paling dicintai Allah? Beliau bersabda: "Shalat tepat pada waktunya." Dia bertanya lagi; "Kemudian apa?" beliau menjawab: "Berbakti kepada kedua orang tua." Dia bertanya; "Kemudian apa lagi?" beliau menjawab: "Berjuang di jalan Allah." Abu 'Amru berkata; "Dia (Abdullah) telah menceritakan kepadaku semuanya, sekiranya aku menambahkan niscaya dia pun akan menambahkan (amalan) tersebut kepadaku."

bukhari:5513

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari ['Umarah bin Al Qa'qa' bin Syubrumah] dari [Abu Zur'ah] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu dia berkata; "Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sambil berkata; "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti kepadanya?" beliau menjawab: "Ibumu." Dia bertanya lagi; "Kemudian siapa?" beliau menjawab: "Ibumu." Dia bertanya lagi; "kemudian siapa lagi?" beliau menjawab: "Ibumu." Dia bertanya lagi; "Kemudian siapa?" dia menjawab: "Kemudian ayahmu." [Ibnu Syubrumah] dan [Yahya bin Ayyub] berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Zur'ah] hadits seperti di atas."

bukhari:5514

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abu Maryam] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ibrahim bin 'Uqbah] dia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Nafi'] dari [Ibnu Umar] radliallahu 'anhuma dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Suatu ketika tiga orang laki-laki sedang berjalan, tiba-tiba hujan turun hingga mereka berlindung ke dalam suatu gua yang terdapat di gunung. Tanpa diduga sebelumnya, ada sebongkah batu besar jatuh menutup mulut goa dan mengurung mereka di dalamnya. Kemudian salah seorang dari mereka berkata kepada temannya yang lain; 'lngat-ingatlah amal shalih yang pernah kalian lakukan hanya karena mengharap ridla Allah semata. Setelah itu, berdoa dan memohonlah pertolongan kepada Allah dengan perantaraan amal shalih tersebut, mudah-mudahan Allah akan menghilangkan kesulitan kalian. Kemudian salah seorang dari mereka berkata; 'Ya Allah ya Tuhanku, dulu saya mempunyai dua orang tua yang sudah lanjut usia. Selain itu, saya juga mempunyai seorang istri dan beberapa orang anak yang masih kecil. Saya menghidupi mereka dengan menggembalakan ternak. Apabila pulang dari menggembala, saya pun segera memerah susu dan saya dahulukan untuk kedua orang tua saya. Lalu saya berikan air susu tersebut kepada kedua orang tua saya sebelum saya berikan kepada anak-anak saya. Pada suatu ketika, tempat penggembalaan saya jauh, hingga saya baru pulang pada sore hari. Ternyata saya dapati kedua orang tua saya sedang tertidur pulas. Lalu, seperti biasa, saya segera memerah susu. Saya berdiri di dekat keduanya karena tidak mau membangunkan dari tidur mereka. Akan tetapi, saya juga tidak ingin memberikan air susu tersebut kepada anak-anak saya sebelum diminum oleh kedua orang tua saya, meskipun mereka, anak-anak saya, telah berkerumun di telapak kaki saya untuk meminta minum karena rasa lapar yang sangat. Keadaan tersebut saya dan anak-anak saya jalankan dengan sepenuh hati hingga terbit fajar. Ya Allah, jika Engkau tahu bahwa saya melakukan perbuatan tersebut hanya untuk mengharap ridla-Mu, maka bukakanlah celah untuk kami hingga kami dapat melihat langit! ' Akhirnya Allah membuka celah lubang gua tersebut, hingga mereka dapat melihat langit. Orang yang kedua dari mereka berdiri sambil berkata; 'Ya Allah, dulu saya mempunyai seorang sepupu perempuan (anak perempuan paman) yang saya cintai sebagaimana cintanya kaum laki-laki yang menggebu-gebu terhadap wanita. Pada suatu ketika saya pernah mengajaknya untuk berbuat mesum, tetapi ia menolak hingga saya dapat memberinya uang seratus dinar. Setelah bersusah payah mengumpulkan uang seratus dinar, akhirnya saya pun mampu memberikan uang tersebut kepadanya. Ketika saya berada diantara kedua pahanya (telah siap untuk menggaulinya), tiba-tiba ia berkata; 'Hai hamba Allah, takutlah kepada Allah dan janganlah kamu membuka cincin (menggauliku) kecuali setelah menjadi hakmu.' Lalu saya bangkit dan meninggalkannya. Ya Allah, sesungguhnya Engkau pun tahu bahwa saya melakukan hal itu hanya untuk mengharapkan ridhla-Mu. Oleh karena itu, bukakanlah suatu celah lubang untuk kami! ' Akhirnya Allah membukakan sedikit celah lubang lagi untuk mereka bertiga. Seorang lagi berdiri dan berkata; 'Ya Allah ya Tuhanku, dulu saya pernah menyuruh seseorang untuk mengerjakan sawah saya dengan cara bagi hasil. Ketika ia telah menyelesaikan pekerjaannya, ia pun berkata; 'Berikanlah hak saya kepada saya! ' Namun saya tidak dapat memberikan kepadanya haknya tersebut hingga ia merasa sangat jengkel. Setelah itu, saya pun menanami sawah saya sendiri hingga hasilnya dapat saya kumpulkan untuk membeli beberapa ekor sapi dan menggaji beberapa penggembalanya. Selang berapa lama kemudian, orang yang haknya dahulu tidak saya berikan datang kepada saya dan berkata; 'Takutlah kamu kepada Allah dan janganlah berbuat zhalim terhadap hak orang lain! ' Lalu saya berkata kepada orang tersebut; 'Pergilah ke beberapa ekor sapi beserta para penggembalanya itu dan ambillah semuanya untukmu! ' Orang tersebut menjawab; 'Takutlah kepada Allah dan janganlah kamu mengolok-olok saya! ' Kemudian saya katakan lagi kepadanya; 'Sungguh saya tidak bermaksud mengolok-olokmu. Oleh karena itu, ambillah semua sapi itu beserta para pengggembalanya untukmu! ' Akhirnya orang tersebut memahaminya dan membawa pergi semua sapi itu. Ya Allah, sesungguhnya Engkau telah mengetahui bahwa apa yang telah saya lakukan dahulu adalah hanya untuk mencari ridla-Mu. Oleh karena itu, bukalah bagian pintu goa yang belum terbuka! ' Akhirnya Allah pun membukakan sisanya untuk mereka."

bukhari:5517

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Muslim] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Dinar] dia berkata; saya mendengar [Ibnu Umar] radliallahu 'anhuma berkata; "Umar pernah melihat baju sutera yang bercorak dijual, lalu dia berkata; "Wahai Rasulullah, Alangkah bagusnya seandainya Anda membelinya untuk Anda pakai berkhutbah pada hari jum'at', dan di saat menerima para utusan." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: 'Yang memakai sutera ini hanyalah orang yang tidak mendapat bagian di akhirat. Tidak berapa lama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam diberi seseorang beberapa helai pakaian diantaranya kain sutera. Lalu beliau kirimkan sehelai kain sutera kepada 'Umar. Maka Umar bertanya; "Ya Rasulullah! Bagaimana anda menyuruhku untuk memakai baju sutera ini? Bukankah kemarin Anda telah berkata kepadaku tentang baju ini?" beliau menjawab: 'Aku tidak mengirimkannya kepadamu untuk kamu pakai, namun untuk kamu jual atau kamu pakaikan kepada orang lain' Lalu Umar memberikan kain itu kepada saudaranya yang masih musyrik di kota Makkah."

bukhari:5523

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Al A'masy], [Hasan bin 'Amru] dan [Fithr] dari [Mujahid] dari [Abdullah bin 'Amru], Sufyan mengatakan; Namun Al A'masy tidak merafa'kannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, sedangkan Hasan dan Fithr merafa'kannya (menyambungkannya) kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Orang yang menyambung silaturrahmi bukanlah orang yang memenuhi (kebutuhan) akan tetapi orang yang menyambung silaturrahmi adalah orang yang menyambungnya kembali ketika tali silaturrahmi itu sempat terputus."

bukhari:5532

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Mahdi] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Ya'qub] dari [Ibnu Abu Nu'm] dia berkata; saya pernah menyaksikan [Ibnu Umar] bahwa dia ditanya seorang laki-laki tentang darah nyamuk, Ibnu Umar bertanya; "Dari manakah kamu?" laki-laki itu menjawab; "Dari negeri Irak." Ibnu Umar berkata; "Lihatlah kepada orang ini, dia bertanya kepadaku tentang darah nyamuk, sementara mereka (penduduk Irak) telah membunuh cucu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan saya mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "keduanya (Hasan dan Husain) adalah kebanggaanku di dunia."

bukhari:5535

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yusuf] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Hisyam] dari ['Urwah] dari ['Aisyah] radliallahu 'anha dia berkata; "Seorang Arab Badui datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; "Kalian menciumi anak-anak kalian, padahal kami tidak pernah menciumi anak-anak kami." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apakah aku memiliki apa yang telah Allah hilangkan dari hatimu berupa sikap kasih sayang?"

bukhari:5539

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Abdullah] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Shafwan bin Sulaim] yang merafa'kan (menyandarkannya) kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Orang yang membantu para janda dan orang-orang miskin seperti orang yang berjihad dijalan Allah atau seperti orang yang selalu berpuasa siang harinya dan selalu shalat malam pada malam harinya." Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Tsaur bin Zaid Ad Daili] dari [Abu Al Ghaits] bekas budak Ibnu Muthi' dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti hadits di atas.

bukhari:5547

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Abu Qilabah] dari [Abu Sulaiman Malik bin Al Huwairits] dia berkata; "Kami datang kepada Nabi Shallallahu'alaihi wasallam sedangkan waktu itu kami adalah pemuda yang sebaya. Kami tinggal bersama beliau selama dua puluh malam. Beliau mengira kalau kami merindukan keluarga kami, maka beliau bertanya tentang keluarga kami yang kami tinggalkan. Kami pun memberitahukannya, beliau adalah seorang yang sangat penyayang dan sangat lembut. Beliau bersabda: "Pulanglah ke keluarga kalian. Tinggallah bersama mereka dan ajari mereka serta perintahkan mereka dan shalatlah kalian sebagaimana kalian melihatku shalat. Jika telah datang waktu shalat, maka hendaklah salah seorang dari kalian mengumandangkan adzan, dan yang paling tua dari kalian hendaknya menjadi imam kalian'."

bukhari:5549

Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Minhal] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Abu 'Imran] dia berkata; saya mendengar [Thalhah] dari [Aisyah] dia berkata; saya bertanya; "Wahai Rasulullah, saya memiliki dua tetangga, lalu manakah yang lebih aku beri hadiah terlebih dahulu?" beliau menjawab: "Yang lebih dekat dengan pintu rumahmu."

bukhari:5561

Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin 'Aun] telah menceritakan kepada kami [Hammad yaitu Ibnu Zaid] dari [Tsabit] dari [Anas] dia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah sosok yang paling baik (perawakannya), orang yang paling dermawan dan pemberani, Pada suatu malam penduduk Madinah dikejutkan oleh suatu suara, lalu orang-orang keluar ke arah datangnya suara itu. Di tengah jalan mereka bertemu dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang hendak pulang. Rupanya beliau telah mendahului mereka ke tempat datangnya suara itu. Beliau mengendarai kuda yang dipinjamnya dari Abu Thalhah, beliau tidak membawa lampu sambil menyandang pedang beliau bersabda: "Jangan takut! Jangan takut!" kata Anas; "Kami dapati beliau tengah menunggang kuda yang berjalan cepat atau sesungguhnya kudanya berlari kencang."

bukhari:5573

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abu Maryam] telah menceritakan kepada kami [Abu Ghassan] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Abu Hazim] dari [Sahl bin Sa'd] dia berkata; "Seorang wanita datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan membawa selimut bersulam. Sahal bertanya: Apa kalian tahu selimut apakah itu? Mereka menjawab; "Ya, ia adalah mantel." Sahal berkata; Ia adalah mantel bersulam yang ada rendanya. Lalu wanita itu berkata; "Wahai Rasulullah! aku membawanya untuk mengenakannya pada anda." Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengambilnya karena beliau sangat memerlukannya. Kemudian beliau mengenakan mantel tersebut ternyata salah seorang dari sahabat melihat beliau mengenakan mantel itu lalu berkata; "Alangkah bagusnya selimut ini, kenakanlah untukku wahai Rasulullah!" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ya." Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beranjak pergi, orang-orang pun mencela sahabat tersebut sambil berkata; "Demi Allah, kau berlaku kurang ajar. Kamu tahu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diberi selimut itu saat beliau memerlukannya, malahan kau memintanya, padahal kau tahu beliau tidak pernah menolak seorang peminta pun." Sahabat itu berkata; "Aku hanya mengharap keberkahannya ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengenakannya semoga kain itu menjadi kafanku pada saat aku meninggal."

bukhari:5576

Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al Hakam] dari [Ibrahim] dari [Al Aswad] dia berkata; saya bertanya kepada [Aisyah] "Apakah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah ikut membantu pekerjaan rumah isterinya?" Aisyah menjawab; "Beliau suka membantu pekerjaan rumah isterinya, apabila tiba waktu shalat, maka beliau beranjak untuk melaksanakan shalat."

bukhari:5579

Telah menceritakan kepada kami [Adam] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] dari [Anas bin Malik] radliallahu 'anhu dia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak akan mendapatkan manisnya iman sehingga ia mencintai seseorang dan ia tidak mencintainya kecuali karena Allah, dan sehingga ia lebih suka dimasukkan ke dalam api dari pada kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya, dan sehingga Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari pada yang lain."

bukhari:5581

Telah menceritakan kepadaku ['Umar bin Hafsh] telah menceritakan kepada kami [Ayahku] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Ma'rur yaitu Ibnu Suwaid] dari [Abu Dzar], (Ma'rur) berkata; "Saya pernah melihat Abu Dzar memakai pakaian serupa dengan sahayanya. Maka saya berkata kepadanya; "Sekiranya kamu mengambil kain tersebut untuk kamu kenakan kemudian kamu memberi kain lagi untuk sahayamu (itu akan lebih baik), Lalu Abu Dzar berkata; "Bahwa dahulu aku dengan seorang laki-laki terjadi percekcokan, sementara ibu laki-laki itu adalah orang 'ajm (non Arab) lalu aku pun menghinakannya. Kemudian laki-laki itu mengadu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau bersabda kepadaku: "Apakah kamu habis menjelekkan fulan?" jawabku; "Benar." Beliau bertanya lagi; "Apakah kamu juga menghinakan ibunya?" jawabku; "Benar." Beliau bersabda: "Sungguh dalam dirimu masih terdapat sifat jahiliyah, " aku pun berkata; "Apakah saya masih memiliki sifat jahiliyahan padahal aku sudah tua?" beliau menjawab: "Ya, benar, mereka adalah saudaramu dan paman-pamanmu yang dititipkan Allah dibawah pengurusanmu, barangsiapa memiliki saudara yang masih dalam pengurusanya, hendaklah dia diberi makan sebagaimana yang dia makan, diberi pakaian sebagaimana ia mengenakan pakaian. Dan janganlah kamu bebaninya diluar batas kemampuannya, dan jika kamu membebaninya, maka bantulah dia dalam menyelesaikan tugasnya."

bukhari:5590

Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Muhammad] dari [Abu Hurairah] "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengimami kami pada waktu shalat zhuhur hanya dua raka'at kemudian salam, lalu beliau mendekat ke sebatang kayu yang tersandar di masjid sambil meletakkan tangan beliau di atas batang kayu tersebut. Pada waktu itu di antara mereka terdapat Abu Bakar dan Umar, keduanya merasa segan untuk menegur Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan orang-orang segera keluar masjid sambil berkata; "Apakah shalat di Qashar (ringkas)?" Di antara mereka juga terdapat seorang laki-laki yang biasa dipanggil oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan sebutan Dzul yadain, ia berkata; "Wahai Nabiyullah, apakah engkau telah lupa atau memang shalatnya diqashar (diringkas)?" Beliau menjawab: "Aku tidak lupa dan shalatnya tidak pula diringkas." Para sahabat berkata; 'Bahkan anda telah lupa wahai Rasulullah." Beliau bersabda: "kalau begitu benar apa kata Dzulyadain." Lalu beliau mengerjakan shalat dua raka'at kemudian salam, kemudian beliau bertakbir dan sujud sebagaimana sujudnya (waktu shalat), atau bahkan lebih lama lagi, kemudian mengangkat kepalanya dan bertakbir, kemudian beliau meletakkan (kepalanya) sebagaimana beliau sujud bahkan lebih lama lagi kemudian beliau mengangkat kepalanya dan bertakbir."

bukhari:5591

Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Manshur] dari [Ibrahim] dari [Hammam] dia berkata; "Kami pernah bersama [Hudzaifah], lalu di beritahukan kepadanya bahwa ada seseorang yang merafa'kan (menyandarkan) hadits kepada Utsman, lantas Hudzaifah berkata kepada orang tersebut; "Saya mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba."

bukhari:5596

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] dia berkata; telah menceritakan kepadaku ['Auf bin Malik bin Ath Thufail] -yaitu Ibnu Al Harits ia adalah anak saudara seibu Aisyah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam- mendapatkan kabar bahwa Abdullah bin Zubair berkata tentang penjualan (rumah) atau pemberian yang di berikan Aisyah kepadanya, Kata Abdullah; "Demi Allah, Aisyah segera membatalkan penjualan (rumah) atau aku akan menjauhi dirinya." Aisyah berkata; "Apakah dia (Ibnu Zubair) mengatakan seperti itu?" mereka berkata; "Ya." [Aisyah] berkata; "Demi Allah, saya bernadzar untuk tidak berbicara kepada Ibnu Zubair selamanya." Maka Ibnu Zubair pun meminta ma'af kepada Aisyah ketika Aisyah lama mendiamkannya. Namun Aisyah tetap berkata; "Tidak, demi Allah, aku tidak akan mema'afkannya dan tidak pula menghentikan nadzarku." Katika hal itu dirasakan Ibnu Zubair cukup lama, maka Ibnu Zubair berkata kepada Miswar bin Makhramah dan Abdurrahman bin Al Aswad bin Abd Yaghuts keduanya dari Kabilah Zuhrah; "Aku bersumpah atas nama Allah, ketika kalian berdua memasukkanku ke rumah Aisyah, sesungguhnya tidak halal baginya bernadzar untuk memutuskan tali silaturrahmi." Lantas Al Miswar dan Abdurrahman pergi menemui Aisyah dengan mengenakan mantelnya, kemudian keduanya meminta izin kepada Aisyah, katanya; "Assalamu 'alaiki warahmatullahi wabarakutuh, apakah aku boleh masuk?" Aisyah menjawab; "Masuklah kalian." Mereka berkata; "Kami semua." Aisyah menjawab; "Ya, kalian semua." Aisyah tidak tahu kalau Ibnu Zubair juga ada bersama mereka berdua, ketika mereka masuk rumah, Ibnu Zubair pun masuk ke dalam ruangan Aisyah, dan langsung memeluknya. Setelah itu Ibnu Zubair pun menasihati Aisyah sambil menangis, kemudian Al Miswar dan Abdurrahman juga ikut menasihatinya. Keduanya berkata, "Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah melarang untuk mendiamkan orang lain sebagaimana yang telah engkau ketahui, sesungguhnya tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya melebihi tiga hari." Ketika nasehat itu mengalir terus kepada Aisyah, Aisyah segera ingat mengenai nadzarnya dan menangis, katanya; "Sesungguhnya aku telah bernadzar, dan nadzar tersebut sangatlah berat, dan keduanya masih saja seperti itu hingga Aisyah berkata kepada Ibnu Zubair. Setelah itu Aisyah membebaskan empat puluh budak karena nadzarnya, dan setelah Aisyah ingat nadzarnya, iapun menangis sehingga air matanya membasahi jilbabnya."

bukhari:5611

Telah menceritakan kepada kami [Hibban bin Musa] telah mengabarkan kepada kami [Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] dari [Aisyah] radliallahu 'anha bahwa Rifa'ah Al Qaradli telah menceraikan isterinya setelah perceraiannya berlalu, Abdurrahman bin Zubair menikahi isterinya Rifa'ah. Lalu isterinya Rifa'ah datang kepada Nabi shallaallahu'alaihi wa sallam, Aisyah melanjutkan; "Wahai Rasulullah! Sesungguhnya wanita tersebut adalah isterinya Rifa'ah, Rifa'ah menceraikannya hingga jatuh talak tiga. Setelah itu, isterinya Rifa'ah menikah dengan Abdurrahman bin Az Zubair. Dan dia, demi Allah wahai Raulullah, tidaklah bersamanya melainkan seperti ujung kain yang ini." -sambil mengambil ujung jilbabnya- Urwah melanjutkan; "waktu itu Abu Bakar duduk di sisi Nabi shallaallahu 'alaihi wa sallam sementara Khalid bin Sa'id duduk di depan pintu kamar, supaya ia diizinkan masuk, segera ia memanggil Abu Bakar dan berkata; "Wahai Abu Bakar, apakah kamu tidak menghardik apa yang telah ia katakan dengan lancang di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" Rasulullah shallaallahu'alaihi wa sallam tersenyum seraya bersabda: "Sepertinya engkau hendak kembali kepada Rifa'ah. Tidak, hingga engkau merasakan madunya Abdurrahman bin Az Zubair dan dia merasakan madumu."

bukhari:5620

Telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Abdullah Al Uwaisi] telah menceritakan kepada kami [Malik] dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] dari [Anas bin Malik] dia berkata; "Saya berjalan bersama Rasulullah Shallallahu'alaihi wa Sallam, ketika itu beliau mengenakan kain (selimut) Najran yang tebal ujungnya, lalu ada seorang Arab badui (dusun) yang menemui beliau. Langsung ditariknya Rasulullah dengan kuat, Anas melanjutkan; "Hingga saya melihat permukaan bahu beliau membekas lantaran ujung selimut akibat tarikan Arab badui yang kasar. Arab badui tersebut berkata; "Wahai Muhammad berikan kepadaku dari harta yang diberikan Allah padamu", maka beliau menoleh kepadanya diiringi senyum serta menyuruh salah seorang sahabat untuk memberikan sesuatu kepadanya."

bukhari:5624

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Mahbub] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Qatadah] dari [Anas]. Dan di riwayatkan dari jalur lain, [Khalifah] pernah berkata kepadaku; telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah menceritakan kepada kami [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Anas] radliallahu 'anhu bahwa seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ketika beliau tengah berkhutbah Jum'at di Madinah, laki-laki itu berkata; "Sudah sekian lama hujan tidak turun, maka mintalah hujan kepada Rabbmu!" lalu Nabi Shallallahu'alaihi wasallam melihat ke langit, dan tidak terlihat banyak awan. Lalu beliau beristisqa' (meminta hujan turun), tiba-tiba awan bermunculan dan saling menyatu antara satu dengan yang lain, hingga hujan pun turun dan mengalirlah aliran-aliran air di Madinah. Hal ini berlangsung sampai Jumat berikutnya dan tidak terhenti. Kemudian laki-laki tersebut atau yang lainnya berdiri saat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tengah berkhutbah, katanya; "Kami semua telah kebanjiran, maka berdo'alah kepada Rabbmu supaya menahan hujan dari kami". Beliaupun tersenyum kemudian berdo'a: "Ya Allah, turunkanlah (hujan) di sekitar kami dan bukan pada kami". Hingga dua atau tiga kali, maka awan-awan pun bergeser dari Madinah ke arah kanan dan kiri, menghujani di sekitarnya dan tidak turun di Madinah sedikitpun, ternyata Allah hendak memperlihatkan karomah kepada Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wasallam dan mengabulkan do'anya."

bukhari:5628

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Abu Wa`il] dari [Abdullah] radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Sesungguhnya kejujuran akan membimbing pada kebaikan, dan kebaikan itu akan membimbing ke surga, sesungguhnya jika seseorang yang senantiasa berlaku jujur hingga ia akan dicatat sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya kedustaan itu akan mengantarkan pada kejahatan, dan sesungguhnya kejahatan itu akan menggiring ke neraka. Dan sesungguhnya jika seseorang yang selalu berdusta sehingga akan dicatat baginya sebagai seorang pendusta."

bukhari:5629

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Jarir] telah menceritakan kepada kami [Abu Raja`] dari [Samurah bin Jundab] radliallahu 'anhu dia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku tadi malam bermimpi ada dua orang yang membawaku, keduanya berkata; "Dan yang kamu lihat seseorang yang dirobek-robek mulutnya adalah seorang pendusta yang selalu berbicara dengan kedustaannya hingga dibawanya sampai ke ufuk (cakrawala) sana, dan ia selalu seperti itu hingga datang hari Kiamat."

bukhari:5631

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dia berkata; saya berkata kepada [Abu Usamah]; Apakah [Al A'masy] pernah menceritakan kepada kalian? Yaitu; saya mendengar [Syaqiq] dia berkata; saya mendengar [Hudzaifah] berkata; "Orang yang paling mirip Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari perilaku dan sifatnya adalah Ibnu Ummi 'Abd (Ibnu Mas'ud), semenjak dia keluar dari rumahnya sampai dia kembali (ke rumahnya) hingga kami tidak mengetahui apa yang diperbuat bersama isterinya."

bukhari:5632

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [Ayahnya] dari [Zainab binti Abu Salamah] dari [Ummu Salamah] radliallahu 'anha dia berkata; "Ummu Sulaim datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu dari kebenaran, apakah seorang wanita wajib mandi jika ia ihtilam (mimpi basah)? Beliau bersabda: "Ya, jika ia melihat air."

bukhari:5656

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Marhum] saya mendengar [Tsabit] bahwa dia mendengar [Anas] radliallahu 'anhu berkata; "Seorang wanita datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menawarkan dirinya, katanya; "Apakah engkau membutuhkanku?" maka anak perempuan (Anas bin Malik) berkata; "Alangkah sedikit malunya perempuan itu." Anas bin Malik berkata; "Ia lebih baik darimu, dia tawarkan dirinya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam."

bukhari:5658

Telah menceritakan kepada kami [Abu An Nu'man] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Al Azraq bin Qais] dia berkata; "Kami pernah berada di tepi sungai di Ahwaz yang airnya sedikit mengering, tiba-tiba [Abu Barzah Al Aslami] datang dengan mengendarai kuda, lalu dia mengerjakan shalat dengan membiarkan kudanya, tiba-tiba kudanya kabur, dia pun membatalkan shalatnya untuk mengejar kudanya yang kabur hingga ia dapat menangkapnya lagi, kemudian dia kembali untuk mengqadla' shalatnya. Ternyata di antara kami ada seorang laki-laki yang memiliki pikiran (lain), ia lalu menghadap dan berkata; "Lihatlah orang tua ini, ia meninggalkan (membatalkan) shalatnya karena seekor kuda." Setelah itu Abu Barzah menemuinya dan berkata; "Tidak ada seorang pun yang sangat mencelaku semenjak saya berpisah dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, " katanya selanjutnya; "Sesungguhnya tempat tinggalku sangatlah jauh, sekiranya aku shalat dan membiarkan kudaku, niscaya aku pulang ke keluarga sampai larut malam." Dan Al Azraq menyebutkan bahwa dia telah menemani Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan ikut berperang bersama beliau."

bukhari:5662

Telah menceritakan kepada kami [Ayyasy bin Al Walid] telah menceritakan kepada kami [Abdul A'la] telah menceritakan kepada kami [Sa'id Al Jurairi] dari [Abu Utsman] dari [Abdurrahman bin Abu Bakr] radliallahu 'anhuma bahwa Abu Bakar kedatangan tamu beberapa orang, lalu dia berkata kepada Abdurrahman; "Layani tamu-tamumu dengan baik, karena aku hendak menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, pergilah untuk menjamu mereka sebelum aku kembali." Lantas Abdurrahman beranjak dan menjamu apa yang dia miliki kepada mereka, lalu dia berkata; "Silahkan makan." Namun mereka berkata; "Kemanakah tuan rumah?" Abdurrahman berkata; "Makanlah." Mereka tetap berkata; "Kami tidak akan menyantap makanan sampai tuan rumah datang." Abdurrahman berkata; "Terimalah jamuan kalian ini, karena bila ia datang, sedangkan kalian belum memakannya, dia akan membuangnya." Namun mereka tetap menolaknya, maka akupun tahu kalau Abu Bakr akan memarahiku, ketika dia datang, aku langsung menghidar darinya, Abu Bakr berkata; "Apakah kalian telah memakannya?" maka mereka mengabarinya (bahwa mereka belum menjamahnya), maka Abu Bakr menyeru; "Wahai Abdurrahman?" aku pun terdiam, kemudian dia berkata lagi; "Wahai Abdurrahman?" aku tetap diam, lalu dia berkata; "Wahai Ghuntsar (sebutan untuk Abdurrahman), aku bersumpah kepadamu, jika kamu mendengar suaraku." Ketika aku datang dan keluar, aku langsung berkata; "Tanyalah kepada para tamumu." Mereka pun menjawab; "Dia benar, dia telah menyodorkannya kepada kami." Abu Bakr berkata; "Apakah kalian menungguku?, demi Allah aku tidak akan makan malam ini." Dan yang lain pun menimpali; "Demi Allah, kami tidak akan memakannya hingga kamu memakannya lebih dulu." Abu Bakr berkata; "Aku sama sekali tidak pernah melihat keburukan seperti yang terjadi malam ini.' Celakalah kalian kenapa kalian tidak mau menerima hidangan kami? Berikanlah makananmu kepadaku, " lalu disodorkanlah makanan tersebut kepadanya kemudian dia meletakkan di tangannya dan berkata; "Dengan nama Allah, (sumpah) yang pertama adalah untuk syetan." Lalu Abu Bakr memakannya dan mereka pun ikut makan."

bukhari:5675

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu 'Adi] dari [Sulaiman] dari [Abu Utsman]. [Abdurrahman bin Abu Bakr] radliallahu 'anhu berkata; "Abu Bakr kedatangan tamu atau kedatangan para tamu, sementara dia bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam hingga larut malam, ketika dia kembali pulang, ibuku berkata kepadanya; "Apa yang menghalangimu tidak menemui tamumu atau para tamumu semalam?" dia berkata; "Apakah kamu telah menjamu mereka?" ibuku menjawab; "Aku telah berusaha menjamunya atau menjamu mereka, namun mereka tetap menolaknya atau dia menolaknya." Abu Bakr pun marah, mencela dan mencaci serta bersumpah untuk tidak memberinya makan." Lalu aku pergi dan bersembunyi, dia berkata; "Wahai Ghuntsar!" maka isterinya pun bersumpah untuk tidak memakannya begitu juga dengan tamu atau para tamu yang bersumpah untuk tidak memakannya." Maka Abu Bakr berkata; "Seakan-akan hal ini dari syetan." Abu Bakr pun meminta diambilkan makanan, lalu dia memakannya dan mereka juga ikut menyantapnya, anehnya tidaklah mereka mengambil sesuap (makanan) melainkan dari bawah makanan tersebut bertambah semakin banyak, maka Abu Bakr berkata; "Wahai saudari Bani Firas, ada apa dengan ini?" isterinya menjawab; "Sungguh menjadi kesejukan pada hatiku, bahwa makanan tersebut sekarang lebih banyak sebelum kita memakannya." Maka para tamu pun ikut menyantapnya dan sebagiannya di kirimkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan Abdurrahman menyebutkan bahwa beliau juga ikut memakannya."

bukhari:5676

Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Hammad] yaitu Ibnu Zaid dari [Yahya bin Sa'id] dari [Busyair bin Yasar] bekas budak Anshar, dari [Rafi' bin Khadij] dan [Sahal bin Abu Hatsmah] bahwa keduanya menceritakan kepadanya bahwa Abdullah bin Sahal dan Muhayishah bin Mas'ud pergi ke Khaibar, kemudian keduanya berpisah di suatu kebun kurma, tiba-tiba Abdullah bin Sahal terbunuh, lantas Abdurrahman bin Sahl Huwayishah dan Muhayishah bin Mas'ud pergi menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk melapor mengenai perkara saudaranya, Abdurrahman angkat bicara padahal dia adalah orang yang paling muda di antara mereka, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Yang lebih tua, yang lebih tua." Yahya berkata; "Maksudnya hendaknya yang paling tua yang lebih dulu angkat bicara." Lalu mereka melaporkan mengenai perkara saudaranya, lantas Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hendaknya lima puluh orang dari kalian bersumpah atas satu orang dari mereka (Yahudi), maka kalian berhak menuntut darah sahabatmu." Mereka berkata; "Perkara ini sama sekali belum pernah kami alami, bagaimana kami akan bersumpah?" beliau bersabda: "Jika demikian, orang-orang Yahudi telah terbebas dari tuduhanmu, dengan lima puluh orang dari mereka yang bersumpah." Mereka berkata; "Wahai Rasulullah, mereka adalah orang-orang kafir." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membayar diyat dari diri beliau sendiri kepada mereka." Sahal berkata; "Maka saya dapati seekor unta dari unta-unta tersebut, lalu saya masukkan ke kandang unta mereka, tiba-tiba saya di tendang oleh kaki unta itu." [Laits] berkata; Telah menceritakan kepadaku [Yahya] dari [Busyair] dari [Sahal]. Yahya berkata; Aku mengira dia berkata bersama dengan Rafi' bin Khadij. [Ibnu 'Uyainah] berkata; Telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Busyair] dari [Sahal] saja.

bukhari:5677

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Hatim bin Isma'il] dari [Yazid bin Abu 'Ubaid] dari [Salamah bin Al Akwa'] dia berkata; "Aku pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menuju Khaibar, maka kami mengadakan perjalanan di malam hari, seorang anggota pasukan dari suatu Kaum berkata kepada 'Amir bin Al Akwa'; "Tidakkah kamu mau memperdengarkan kepada kami sajak-sajakmu? Salamah berkata; 'Amir memang seorang penyair, kemudian dia turun sambil menghalau unta dan berkata; "Ya Allah, kalau bukan karena (Hidayah-Mu) maka tidaklah kami akan mendapat petunjuk, kami tidak akan bersedekah, dan tidak akan mendirikan shalat. Oleh karena itu, ampunilah kami, sebagai tebusan Engkau atas kesalahan kami. Dan teguhkanlah pendirian kami jika bertemu dengan musuh. Tanamkanlah ketenangan di hati kami, apabila di teriaki kami kan datang. Dan dengan teriakan, mereka kan menangis kepada kami." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Siapakah orang yang menghalau unta sambil bersyair itu?" mereka menjawab; "Amir bin Al Akwa'." Beliau bersabda: "Semoga Allah merahmatinya." Lalu seorang anggota pasukan bertanya; "Betulkah begitu ya Rasulullah?, alangkah baiknya sekiranya anda menyuruhnya supaya menghibur kami terus." Salamah berkata; "Kiranya saat itu kami telah sampai di Khaibar, kemudian kami mengepung penduduknya, sehingga perut kami terasa sangat lapar, kemudian Allah menaklukkan negeri itu atas mereka (kaum Muslimin)." Setelah hari mulai petang di hari penaklukan Khaibar, mereka mulai menyalakan api, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Nyala api apakah itu? Dan untuk apakah mereka menyalakan api?" mereka menjawab; "Untuk memasak daging." Beliau bertanya: "Daging apa?" mereka menjawab; "Daging keledai jinak." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tumpahkanlah dan pecahkanlah." Lantas ada seorang laki-laki berkata; "Wahai Rasulullah, atau tumpahkan kemudian di cuci." Beliau menjawab: "atau seperti itu." Tatkala dua pasukan saling berhadapan, ternyata 'Amir hanya mempunyai pedang pendek. Dengan pedang itu maka ia menikamnya di betis orang Yahudi, tetapi malang baginya, ujung pedang itu terus meluncur hingga berbalik mengenai lutut 'Amir, dan 'Amir pun gugur karenanya." Setelah mereka kembali pulang, Salamah mengatakan; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihatku murung, lalu beliau bersabda kepadaku: "Kenapa denganmu?" Aku menjawab; "Ayah dan ibuku menjadi tebusan anda, orang-orang menganggap pahala 'Amir telah terhapus." Beliau bertanya; "Siapa yang mengatakannya?" jawabku; "Fulan, fulan, fulan dan Usaid bin Hudlair Al Anshari." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dusta orang yang mengatakannya, sesungguhnya dia memperoleh pahala ganda -sambil beliau menggabungkan kedua jemarinya- dialah pejuang sesungguhnya, dan sedikit sekali orang Arab yang pergi berperang seperti dia."

bukhari:5682

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Abu An Nadlr] bekas budak Umar bin 'Ubaidullah, bahwa [Abu Murrah] bekas budak Ummu Hani` binti Abu Thalib telah mengabarkan kepadanya bahwa dia mendengar [Ummu Hani` binti Abu Thalib] berkata; "Aku pernah pergi menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada waktu Fathu Makkah, Saya mendapati beliau sedang mandi sedangkan Fathimah, anak perempuannya, menutupinya dengan selembar kain. Lalu saya mengucapkan salam kepadanya." Beliau bertanya: "Siapa itu?" saya menjawab; "Saya Ummu Hani` binti Abu Thalib" beliau bersabda: "Selamat datang, Ummu Hani`." Seusai mandi, beliau berdiri dan shalat delapan rakaat dengan memakai sehelai baju. Saat beliau selesai, saya menuturkan; "Wahai Rasulullah! saudaraku Ali hendak membunuh seorang laki-laki yang telah saya beri perlindungan, dia adalah fulan bin Hubairah." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kami telah memberi perlindungan terhadap orang yang telah kamu lindungi, wahai Ummu Hani`." Ummu Hani` berkata; "Demikian itu terjadi pada waktu dluha."

bukhari:5692

Telah menceritakan kepadaku [Abdurrahman bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Al Walid] dari [Al Auza'i] dari [Az Zuhri] dari [Abu Salamah] dan [Adl Dlahak] dari [Abu Sa'id Al Khudri] dia berkata; Pada suatu hari, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membagi pembagian, tiba-tiba Dzul Huwaishirah seorang laki-laki dari Bani Tamim berkata; "Wahai Rasulullah, hendaknya engkau berbuat adil! Spontan beliau menjawab: "Siapa lagi bisa berbuat adil jika aku tak bisa berbuat adil? 'Umar kemudian mengatakan 'Izinkanlah aku yang memenggal lehernya! Beliau menjawab: 'Biarkan saja dia, sesungguhnya dia mempunyai beberapa kawan yang salah seorang diantara kalian meremehkan shalatnya sekalipun dia shalat, dan meremehkan puasanya sekalipun dia puasa, mereka keluar dari agama sebagaimana anak panah keluar dari busur, ia melihat mata panahnya namun tak ada apa-apa, kemudian memperhatikan kain panahnya namun tidak ditemukan apa-apa, kemudian melihat anak panahnya namun tidak didapatkan apa-apa, kemudian melihat pada bulu anak panahnya namun tidak didapatkan apa-apa, rupanya telah didahulu oleh kotoran dan darah. Mereka muncul ketika manusia mengalami perpecahan. Ciri mereka adalah seorang laki-laki yang salah satu diantara kedua tangannya seperti dada kaum perempuan atau ia seperti daging yang bergerak-gerak." Abu Sa'id mengatakan; "Aku bersaksi bahwa aku mendengar dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan aku bersaksi bahwa 'Ali membunuh mereka dan aku bersamanya ketika didatangkan seseorang yang cirinya seperti yang dicirikan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam."

bukhari:5697

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Al A'masy] dari [Abu Wa`il] dia berkata; [Abdullah bin Mas'ud] radliallahu 'anhu berkata; "Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya bertanya; "Wahai Rasulullah, bagaimana anda mengatakan mengenai seseorang yang mencintai suatu kaum, namun dia sendiri belum pernah bertemu dengan kaum tersebut?" maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seseorang akan bersama dengan yang di cintainya." Hadits ini juga diperkuat oleh [Jarir bin Hazim] dan [Sulaiman bin Qarm] serta [Abu 'Awanah] dari [Al A'masy] dari [Abu Wa`il] dari [Abdullah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

bukhari:5703

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Nashr] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Ibnu Musayyib] dari [Ayahnya] bahwa ayahnya pernah datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau bertanya: "Siapakah namamu?" ayahku menjawab; "(namaku) Hazn (sedih)." Beliau bersabda: "(namamu) adalah Sahl (mudah)." Ayahku berkata; "Tidak, aku tidak akan merubah nama yang pernah diberikan oleh ayahku." Ibnu Musayyib berkata; "Maka ia masih saja terlihat sedih ketika bersama kami, setelah peristiwa itu." Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] dan [Mahmud] yaitu Ibnu Ghailan keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Ibnu Musayyab] dari [Ayahnya] dari [Kakeknya] dengan hadits ini."

bukhari:5722

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abu Maryam] telah menceritakan kepada kami [Abu Ghassan] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Hazim] dari [Sahl] dia berkata; "Al Mundzir bin Abu Usaid di bawa ke hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika ia baru dilahirkan, lalu beliau meletakkannya di pangkuan beliau, sementara Abu Usaid duduk di dekat beliau, tampaknya perhatian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tercurah penuh kepada sesuatu yang berada di hadapannya. Kemudian Abu Usaid menyuruh seorang untuk mengangkat anaknya dari atas paha nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan memindahkannya. Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam selesai dari urusannya, beliau bertanya: 'Mana bayi itu? 'Abu Usaid menjawab; 'Kami telah memulangkannya, wahai Rasulullah.' Beliau bertanya: 'Siapa namanya? ' Abu Usaid menjawab; 'Fulan.' Lalu beliau bersabda: 'Tidak, tetapi namanya adalah Al Mundzir! ' Dengan demikian, beliau telah memberinya nama Al Mundzir pada hari itu."

bukhari:5723

Telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Makhlad] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Abu Hazim] dari [Sahl bin Sa'd] dia berkata; "Bahwa di antara nama-nama yang paling disukai oleh Ali adalah Abu Turab, dan dia lebih suka apabila dipanggil dengan sebutan Abu Turab. Dan tidaklah ia dijuluki Abu Turab melainkan suatu hari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam (mengetahui) bahwa antara dia dengan Fathimah ada sedikit permasalahan, lalu dia keluar dan tidur di masjid, ternyata Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membuntutinya dan hendak menemuinya, lalu beliau bersabda: "ini dia sedang berbaring di masjid." Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menemuinya sementara dirinya tengah berbaring hingga banyak debu menempel di punggungnya, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membersihkan debu dari punggungnya dan bersabda: "Duduklah wahai Abu Turab."

bukhari:5736

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri]. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Saudaraku] dari [Sulaiman] dari [Muhammad bin Abu 'Atiq] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah bin Az Zubair] bahwa [Usamah bin Zaid] radliallahu 'anhuma telah mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengendarai seekor keledai, dilengkapi dengan pelana yang terbuat dari kain Fadak, sementara Usamah berada di belakang beliau. Beliau pergi untuk menjenguk Sa'ad bin 'Ubadah di Bani Al Harits bin Al Khazraj; kejadian ini berlangsung sebelum perang Badar. Kemudian beliau berangkat hingga melewati suatu majlis, yang di dalamnya terdapat 'Abdullah bin 'Ubay bin Salul. Itu terjadi sebelum 'Abdullah bin 'Ubay masuk Islam. Di dalam majlis itu berkumpul pula orang-orang dari kaum Muslimin, orang-orang Musyrik, para penyembah berhala, dan orang-orang Yahudi. Di kalangan kaum Muslimin terdapat 'Abdullah bin Rawahah. Ketika majlis tersebut di kepuli oleh debu yang ditimbulkan dari hewan tunggangan, 'Abdullah bin 'Ubay langsung menutup hidungnya sambil berkata; "Hei, jangan kamu kepuli kami dengan debu." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan salam kepada mereka, lalu beliau berhenti, turun dan mengajak mereka kepada Allah (memeluk agama Islam) dan membacakan kepada mereka Al Qur'an. Mendengar hal itu 'Abdullah bin 'Ubay berkata; 'Hei..! apa tak ada yang lebih baik dari yang engkau ucapkan! jika itu benar, jangan ganggu di pertemuan kami. Kembalilah! Dan bacakan saja kepada orang-orang yang datang kepadamu! ' Mendengar itu 'Abdullah bin Rawahah berkata; 'Ya Rasulullah! sampaikan saja kepada kami dalam pertemuan ini, karena kami menyukai hal itu.' Maka Kaum Muslimin, orang-orang kafir, dan Yahudi saling mencaci-maki satu sama lain hingga hampir saja mereka berkelahi. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak henti-hentinya menenangkan mereka hingga mereka semua kembali tenang. Setelah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menaiki kembali keledainya dan melanjutkan perjalanan hingga sampai di kediaman Sa'ad bin 'Ubadah. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada Sa'ad: 'Wahai Sa'd, tidakkah engkau mendengar apa yang diucapkan Abu Hubab? ' -yang beliau maksudkan adalah 'Abdullah bin 'Ubay- 'Dia telah berkata ini dan itu.' Mendengar itu Sa'ad bin 'Ubadah berkata; Demi ayahku, maafkan dia wahai Rasulullah dan berlapang dadalah kepadanya. Demi dzat yang menurunkan kitab kepada anda, Allah telah datang dengan kebenaran yang diturunkan kepada anda. (dahulu) Penduduk telaga ini (penduduk Madinah -red) bersepakat untuk memilihnya dan mengangkatnya, namun karena kebenaran yang diberikan kepada anda itu muncul, sehingga menghalanginya (Abdullah bin Ubay) menjabat sebagai pemimpin, maka seperti itulah perbuatannya sebagaimana yang anda lihat." Akhirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memaafkannya, karena itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya memaafkan orang-orang kafir dan para Ahli Kitab sebagaimana yang diperintahkan Allah, dan mereka bersabar terhadap gangguan mereka. Allah Ta'ala berfirman: (…kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi Kitab…) QS Ali Imran; 186. dan firman Allah (…Sebahagian besar ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu…) QS Al Baqarah; 109. Dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menafsirkan (ayat di atas) suatu prinsip memberikan ampunan kepada mereka selama Allah memerintahkannya demikian hingga Allah memberikan izin untuk memerangi mereka. Maka ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerangi mereka dalam Perang Badar dan Allah membinasakan orang-orang terkemuka Quraisy, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya pun kembali dengan membawa kemenangan, baik harta ghanimah maupun para tawanan dari pembesar-pembesar Qurasy, Abdullah bin Ubay bin Salul dan orang-orang kafir dari para penyembah berhala yang bersamanya berkata; 'Perkara ini (Islam) telah muncul.' Lalu mereka berbaiat atas Islam kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, akhirnya mereka masuk Islam.

bukhari:5739

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dia berkata; saya mendengar [Abu Salamah bin Abdurrahman] berkata; telah mengabarkan kepadaku [Jabir bin Abdullah] bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kemudian wahyu terhenti dariku, ketika aku berjalan, tiba-tiba aku mendengar suara dari langit, aku langsung memandang ke arah langit, ternyata malaikat yang datang kepadaku ketika di go'a hira' tengah duduk di atas kursi antara langit dan bumi."

bukhari:5746

Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Maryam] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] dia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Syarik] dari [Kuraib] dari [Ibnu Abbas] radliallahu 'anhuma dia berkata; "Aku pernah bermalam di rumah Maimunah, sedangkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berada di sisinya, tatkala di sepertiga malam terakhir atau sebagian malam, beliau duduk dan memandang ke arah langit sambil membaca: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal." QS Ali Imran; 190.

bukhari:5747

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq] telah mengabarkan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Ayahku] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] dia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Urwah bin Az Zubair] bahwa [Aisyah] radliallahu 'anha isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata; "Umar bin Khatthab pernah berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam; "Tolong, perintahkanlah para isteri anda untuk berhijab." Aisyah melanjutkan; "Namun beliau tidak melakukannya, sedangkan isteri-isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam juga biasa keluar pada malam hari ke tempat untuk buang hajat. Maka isteri beliau, Saudah binti Zam'ah keluar, ia adalah wanita yang berpostur tinggi, lalu 'Umar bin Khatthab melihatnya ketika ia berada di Majlis, katanya; 'Hai Saudah! Kami mengenalimu! ' 'Sesungguhnya 'Umar menegurnya hanya karena dia ingin semoga ayat hijab segera turun. Kata 'Aisyah; 'Memang, tidak lama kemudian Allah 'azza wajalla menurunkan ayat hijab.'

bukhari:5771

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Hazim] dari [Ayahnya] dari [Sahl] dia berkata; "(Dahulu) Kami merasa gembira ketika tiba hari Jum'at, aku (Abu Hazm) bertanya; "Kenapa?" Sahl menjawab; "Kami memiliki seorang nenek yang telah tua. Biasanya ia pergi ke Budla'ah -Ibnu Maslamah berkata; yaitu sebuah kebun kurma di Madinah- lalu ia mengambil ubi lalu meletakkannya di dalam periuk miliknya dan menumbuk biji-bijian dari gandum. Setelah shalat Jum'at kami pergi menemuinya, kami memberi salam kepadanya, lalu sang nenek pun menyuguhkannya kepada kami. Karena itu, hari Jum'at adalah hari yang sangat menyenangkan bagi kami. Kami tidak pernah menyantap makan siang dan tidak pula qailulah (tidur siang sebelum dluhur), kecuali setelah Jum'at."

bukhari:5779

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Manshur] telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Numair] telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah] dari [Sa'id bin Abu Sa'id Al Maqbury] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu bahwa seorang laki-laki memasuki masjid, sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tengah duduk di pojok masjid, kemudian laki-laki itu mengerjakan shalat. Seusai shalat ia datang menemui beliau sambil mengucapkan salam, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Wa'alikas salam, Kembalilah dan ulangi shalatmu karena kamu belum mengerjakan shalat! ' lalu ia kembali lagi dan mengulangi shalatnya. Seusai shalat ia datang lagi sambil mengucapkan salam dan beliau bersabda: "Wa'alaikas-salam. Kembali dan ulangi lagi shalatmu karena kamu belum mengerjakan shalat! ' Lalu orang tersebut berkata ketika disuruh mengulangi yang kedua kali atau setelahnya; "Ajarilah aku wahai Rasulullah!" Selanjutnya beliau bersabda: 'Jika kamu hendak mengerjakan shalat, maka sempurnakanlah wudlu', lalu menghadap ke arah Kiblat, setelah itu bertakbirlah, kemudian bacalah Al Qur'an yang mudah bagimu. Kemudian ruku'lah hingga kamu benar-benar ruku' dan bangkitlah dari ruku' hingga kamu berdiri tegak. Lalu sujudlah kamu hingga kamu benar-benar sujud, dan bangkitlah hingga kamu benar-benar duduk, setelah itu sujudlah hingga kamu benar-benar sujud, lalu bangkitlah hingga kamu benar-benar duduk, dan Kerjakanlah semua hal tersebut pada setiap shalatmu." [Abu Usamah] mengatakan di akhir haditsnya; "Sehingga kamu benar-benar berdiri." Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Basyar] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Yahya] dari ['Ubaidullah] telah menceritakan kepadaku [Sa'id] dari [Ayahnya] dari [Abu Hurairah] dia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kemudian bangkitlah (dari sujud) hingga kamu benar-benar duduk."

bukhari:5782

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa] telah mengabarkan kepada kami [Hisyam] dari [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah bin Zubair] dia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Usamah bin Zaid] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengendarai keledai milik beliau, di atasnya ada pelana bersulam beludru Fadaki, sementara Usamah bin Zaid membonceng di belakang beliau ketika hendak menjenguk Sa'ad bin 'Ubadah di Bani Al Harits Al Khazraj, peristiwa itu tersjadi sebelum perang Badar, lalu beliau berjalan hingga melewati suatu majlis yang di majlis tersebut bercampur antara kaum Muslimin, orang-orang musyrik, para penyembah patung, dan orang-orang Yahudi, dan dalam majlis tersebut terdapat pula Abdullah bin Ubay bin Salul dan Abdullah bin Rawahah, saat majlis itu dipenuhi kepulan debu hewan kendaraan, 'Abdullah bin Ubai menutupi hidungnya dengan selendang sambil berkata: "Jangan mengepuli kami dengan debu, " kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan salam pada mereka lalu berhenti dan turun, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengajak mereka menuju Allah sambil membacakan al-Qur'an kepada mereka. 'Abdullah bin Ubay bin Salul berkata kepada beliau: "Wahai saudara! Sesungguhnya apa yang kamu katakan tidak ada kebaikannya sedikit pun, bila apa yang kau katakan itu benar, maka janganlah kamu mengganggu kami di majlis ini, silahkan kembali ke kendaraan anda, lalu siapa saja dari kami mendatangi anda, silahkan anda bercerita padanya." Abdullah bin Rawahah berkata; "Wahai Rasulullah, bergabunglah dengan kami di majlis ini karena kami menyukai hal itu." Maka Kaum muslimin, orang-orang musyrik dan orang-orang Yahudi pun saling mencaci hingga mereka hendak saling menyerang, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam terus menenangkan mereka hingga mereka semuanya diam, kemudian beliau naik kendaraan hingga masuk ke kediaman Sa'd bin 'Ubadah, lalu beliau bersabda: "Hai Sa'd! Apa kau tidak mendengar ucapan Abu Hubab?" maksud beliau tentang ucapan 'Abdullah bin Ubay. Beliau bersabda: "Dia telah mengatakan ini dan ini." Sa'ad berkata; "Maafkan dia wahai Rasulullah dan berlapang dadalah kepadanya, demi Allah, Allah telah memberi anda apa yang telah diberikan pada anda. (dahulu) Penduduk telaga ini (penduduk Madinah -red) bersepakat untuk memilihnya dan mengangkatnya, namun karena kebenaran yang diberikan kepada anda itu muncul, sehingga menghalanginya (Abdullah bin Ubay) menjabat sebagai pemimpin, maka seperti itulah perbuatannya sebagaimana yang anda lihat." Akhirnya beliau pun mema'afkannya.

bukhari:5784

Telah menceritakan kepada kami [Yusuf bin Buhlul] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Idris] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Husain bin Abdurrahman] dari [Sa'd bin 'Ubaidah] dari [Abu Abdurrahman bin As Sulami] dari [Ali] radliallahu 'anhu dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutusku, Zubair serta Abu Martsad Al Ghanawi, sedangkan kami semua adalah para penunggang kuda, lalu beliau bersabda; "Berangkatlah kalian hingga tiba di Raudlah Khakh, karena di sana ada seorang wanita musyrik yang membawa surat dari Hatib Bin Abi Balta'ah untuk orang-orang Musyrik, lalu bawalah surat itu kepadaku, " Ali berkata; "Akhirnya kami menjumpai wanita itu tengah mengendarai untanya sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Ali berkata; "Lantas kami langsung bertanya kepadanya; "Di mana surat yang ada pada kamu?" dia menjawab; "Saya tidak membawa surat." Kemudian kami menderumkan untanya dan menggeledah kendaraannya, namun kami tidak menemukan sesuatu, kedua sahabatku berkata; "Kita tidak menemukan suratnya." Ali melanjutkan; "Akupun menjawab; "Saya yakin bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak mungkin berdusta, demi Dzat yang aku bersumpah dengan-Nya, jika kamu tidak mau mengeluarkan surat tersebut, maka kami akan menelanjangimu!" Ali melanjutkan; "Ketika ia melihat kesungguhanku, dia langsung menggapai ikat pinggangnya -karena ia memakai ikat pinggang dengan secarik kain- dan mengeluarkan surat itu." Ali melanjutkan; "Setelah itu kami membawa surat itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau lalu berabda: "Wahai Hatib, apa yang menyebabkanmu berbuat demikian?" Hatib menjawab; "Tidaklah aku melakukan seperti ini melainkan aku ingin beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, aku tidak akan merubahnya dan tidak pula hendak menggantinya, akan tetapi aku ingin memiliki tangan (orang yang menolong -red) di tengah-tengah suatu kaum, yang dengannya Allah akan membela keluarga dan hartaku, sementara tidak seorangpun dari sahabatmu di sana melainkan ada kaum yang dengannya Allah membela keluarga dan hartanya." Beliau menjawab; "Kamu benar, maka kalian jangan berkata kepadanya kecuali kebaikan." Ali melanjutkan; "Kemudian Umar berkata; "Wahai Rasulullah, sesungguhnya dia telah berkhianat kepada Allah dan Rasul-Nya dan kaum mukminin, izinkanlah saya memenggal lehernya." Ali melanjutkan; "Maka beliau menjawab; "Wahai Umar, apa yang kamu ketahui?, padahal Allah telah melihat amalan ahli Badar dan berfirman; 'lakukan apa yang kalian kehendaki sesungguhnya kalian telah di jamin masuk syurga." Mendengar itu berlinanglah kedua mata Umar sambil berkata; "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui."

bukhari:5789

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Muqatil Abu Al Hasan] telah mengabarkan kepada kami [Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Yunus] dari [Az Zuhri] dia berkata; telah mengabarkan kepadaku ['Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah] bahwa [Ibnu Abbas] telah mengabarkan kepadanya bahwa [Abu Sufyan bin Harb] telah mengabarkan kepadanya bahwa Heraklius (raja Ramawi) pernah mengutusnya kepada sekelompok orang orang Quraisy yaitu para pedagang di Syam, setelah itu para pedagang tersebut menemuinya -lalu perawi menyebutkan riawayat hadits, dia berkata; "Kemudian Heraklius meminta surat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, ketika dibaca ternyata di dalamnya tertulis "BISMILLAHIR RAHMAANIR RAHIIM (dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang), dari Muhammad hamba Allah dan Rasul-Nya kepada Hiraklius raja Ramawi, salam kesejahteraan bagi yang mengikuti petunjuk, amma ba'du."

bukhari:5790

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Sa'd bin Ibrahim] dari [Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif] dari [Abu Sa'id] bahwa penduduk Bani Quraidlah telah menetapkan hukum yang akan diputuskan oleh Sa'ad. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengutus seseorang untuk memanggilnya, ketika dia datang beliau bersabda: "Berdirilah kalian untuk menghormati orang terbaik kalian -atau beliau bersabda- pemimpin kalian." Lalu Sa'd duduk di dekat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, setelah itu beliau melanjutkan: "Sesungguhnya mereka telah setuju dengan keputusan yang akan kamu tetapkan." Sa'ad berkata; "Aku akan memutuskan kepada mereka agar para tentara perang mereka dibunuh dan anak-anak serta wanita mereka dijadikan tawanan." Maka beliau bersabda: "Sungguh kamu telah memutuskan hukum kepada mereka dengan hukum Allah (Raja diraja)." Abu Abdullah berkata; "Sebagian sahabatku telah memahamkanku dari Al Walid dari perkataannya Abu Sa'id hingga perkataan "…dengan keputusan yang kamu putuskan."

bukhari:5791

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Mu'tamir] saya mendengar [Ayahku] bahwa dia menyebutkan dari [Abu Mijlaz] dari [Anas bin Malik] radliallahu 'anhu dia berkata; "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menikah dengan Zainab binti Jahsy, beliau mengundang orang-orang untuk menikmati jamuan, kemudian mereka duduk-duduk dan berbincang-bincang." Anas melanjutkan ceritanya; "Kemudian beliau merubah posisi seakan-akan hendak berdiri, namun orang-orang tidak juga berdiri, ketika beliau berdiri, maka orang-orang pun ikut berdiri bersama beliau, hingga tinggal tiga orang. Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang untuk masuk ke kamar, namun orang-orang masih saja duduk-duduk, selepas itu akhirnya mereka beranjak dan pergi. Tinggalah tiga orang yang masih duduk. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang dan hendak masuk (ke kamar Zainab), namun tiga orang tersebut masih tetap duduk-duduk, setelah itu mereka berdiri dan beranjak pergi. Anas berkata; Lalu saya mengabarkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa mereka sudah beranjak pergi." Kemudian beliau datang dan masuk, maka saya pun mengikuti beliau masuk, lantas beliau menurunkan kain tirainya antara saya dengan beliau." Lalu Allah Ta'ala menurunkan (ayat): Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah- rumah nabi kecuali bila kamu diizinkan -hingga firman Allah- Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah." (Al Ahzab: 53).

bukhari:5800

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Yazid] dari [Syu'bah] dari [Mughirah] dari [Ibrahim] dari ['Alqamah] bahwa dia pernah datang ke negeri Syam. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Mughirah] dari [Ibrahim] dia berkata; [Alqamah] pernah pergi ke Syam, lalu dia masuk Masjid, shalat dua raka'at dan berdo'a; "Ya Allah, limpahkanlah kepadaku untuk mendapatkan teman yang shalih." Kemudian dia bermajelis bersama Abu Ad-Darda', Maka Abu Ad-Darda' bertanya; 'Dari manakah asalmu? ' Alqamah menjawab; 'Dari Kufah.' [Abu Ad-Darda'] berkata; 'Bukankah kalian diantara kalian terdapat orang yang mengetahui rahasia Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang tidak ada orang lain mengetahuinya kecuali dia, yaitu Hudzaifah? Bukankah diantara kalian terdapat juga orang yang telah Allah jauhkan dari setan melalui lisan Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wasallam, yaitu 'Ammar? Bukankah diantara kalian terdapat juga orang yang dikenal sebagai pemilik siwak dan bantal yaitu Ibnu Mas'ud? Bagaimanakah Abdullah membaca firman Allah: ('Wal laili idzaa yaghsyaa')? Maka menjawab; 'Wadz dzkari wal untsaa.' Abu Ad-Darda' berkata; 'Masih saja orang-orang seperti itu hingga mereka membuatku ragu dengan sesuatu yang pernah aku dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.'

bukhari:5806

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] bahwa dia mendengar [Anas bin Malik] radliallahu 'anhu berkata; "Apabila Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pergi ke Quba', maka ia akan menemui Ummu Haram binti Milhan, dan Ummu Haram pun akan menjamunya, -dia adalah isteri dari 'Ubadah bin Shamit-. Suatu hari beliau menemui Ummu Haram, lantas ia menghidangkan makanan untuk beliau. Setelah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tertidur, tiba-tiba beliau terbangun sambil tertawa. Kata Ummu Haram, saya bertanya; 'Apa yang menyebabkanmu tertawa wahai Rasulullah? ' Beliau menjawab: 'Sekelompok umatku diperlihatkan (Allah) kepadaku, mereka berperang di jalan Allah mengarungi lautan seperti para raja di atas singgasana atau bagaikan para raja di atas singgasana.' -Ishaq ragu antara keduanya- Aku berkata; 'Wahai Rasulullah, do'akanlah semoga saya termasuk diantara mereka.' Kemudian beliau mendo'akannya. Setelah itu beliau meletakkan kepalanya hingga tertidur. Tiba-tiba beliau terbangun sambil tertawa. Lalu saya bertanya; 'Wahai Rasulullah, apa yang membuatmu tertawa? ' Beliau menjawab: 'Sekelompok umatku diperlihatkan (Allah) kepadaku, mereka berperang di jalan Allah mengarungi lautan seperti para raja di atas singgasana atau bagaikan para raja di atas singgasana.' Lalu saya berkata; 'Wahai Rasulullah, do'akanlah saya semoga termasuk diantara mereka! ' Beliau bersabda: 'Kamu termasuk dari rombongan pertama.' Pada masa (pemerintahan) Mu'awiyah, Ummu Haram turut dalam pasukan Islam berlayar ke lautan (untuk berperang di jalan Allah), ketika mendarat, dia terjatuh dari kendaraannya hingga meninggal dunia.'

bukhari:5810

Telah menceritakan kepada kami [Qabishah] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Abdul Malik] dari [Rib'i bin Hirasy] dari [Hudzaifah bin Yaman] dia berkata; "Apabila Nabi shallallahu 'alaihi wasallam hendak tidur, beliau mengucapkan: 'Bismika amuutu wa ahya (Dengan nama-Mu aku mati dan aku hidup).' Dan apabila bangun tidur, beliau mengucapkan: "Al Hamdulillahilladzii ahyaana ba'da maa amatana wailaihi nusyur (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada-Nya lah tempat kembali)."

bukhari:5837

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid bin Ziyad] telah menceritakan kepada kami [Al 'Ala` bin Musayyib] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Ayahku] dari [Al Barra` bin Azib] dia berkata; "Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hendak tidur, maka beliau berbaring ke sebelah kanan, kemudian beliau mengucapkan: 'ALLAHUMMA ASLAMTU NAFSI ILAIKA WAFAWADLTU AMRII ILAIKA WA ALJA`TU ZHAHRI ILAIKA RAHBATAN WA RAGHBATAN ILAIKA LAA MALJA`A WALAA MANJAA MINKA ILLA ILAIKA AMANTU BIKITAABIKA ALLADZII ANZALTA WA BINABIYYIKA ALLADZII ARSALTA (Ya AIlah ya Tuhanku, aku berserah diri kepada-Mu, aku serahkan urusanku kepada-Mu dan aku berlindung kepada-Mu dalam keadaan harap dan cemas, karena tidak ada tempat berlindung dan tempat yang aman dari adzab-Mu kecuali dengan berlindung kepada-Mu. Aku beriman kepada kitab-Mu yang telah Engkau turunkan dan aku beriman kepada Nabi-Mu yang telah Engkau utus).' Apabila kamu meninggal pada malam itu, maka kamu meninggal dalam keadaan fitrah (suci). -firman Allah "Istarhabuuhum" QS; Al A'raf; 116, diambil dari kata "rahbah (cemas) " seperti "malakuut" dari kata "mulk (kerajaan) " contoh "rahabuut (harap-harap cemas) " itu lebih baik dari "rahamuut (terlalu mengasihi) " kamu berkata; "Tarhabu" itu lebih baik dari "tarhamu."

bukhari:5840

Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al Hakam] dari [Ibnu Abu Laila] dari [Ali] bahwa Fatimah mengadukan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam perihal tangannya yang lecet akibat mengaduk gandum, maka Fatimah datang kepada beliau dan meminta seorang pelayan, tetapi dia tidak menemui beliau, lalu Fatimah menitipkan pesan kepada Aisyah. Ketika Nabi datang, Aisyah pun menyampaikan pesan kepada beliau. Ali melanjutkan; "Kemudian beliau datang kepada kami ketika kami tengah berbaring (di tempat tidur), maka akupun bangkit berdiri, namun beliau bersabda: 'Tetaplah pada tempat kalian berdua.' kemudian beliau duduk di samping kami sampai aku merasakan dinginnya kedua telapak kaki beliau, lalu beliau bersabda: 'Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang lebih baik bagi kalian berdua daripada seorang pelayan, apabila kalian berdua hendak tidur maka bertakbirlah kepada Allah sebanyak tiga puluh tiga kali, bertasbihlah sebanyak tiga puluh tiga kali dan bertahmidlah sebanyak tiga puluh empat, dan ini semua lebih baik buat kalian berdua dari seorang pelayan.'

bukhari:5843

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Umar] telah menceritakan kepadaku [Sa'id bin Abu Sa'id Al Maqburi] dari [Ayahnya] dari [Abu Hurairah] dia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila seseorang dari kalian hendak tidur, maka hendaklah ia mengibaskan di atas tempat tidurnya dengan kain sarungnya, karena ia tidak tahu apa yang terdapat di atas kasurnya. Lalu mengucapkan doa: BISMIKA RABBII WADHA'TU JANBII WABIKA ARFA'UHU, IN AMSAKTA NAFSII FARHAMHAA, WAIN ARSALTAHAA FAHFAHZH-HAA BIMAA TAHFAZHU BIHI 'IBAADAKASHSHAALIHIIN (Dengan nama-Mu Wahai Tuhanku, aku baringkan punggungku dan atas nama-Mu aku mengangkatnya, dan jika Engkau menahan diriku, maka rahmatilah daku, dan jika Engkau melepaskannya, maka jagalah sebagaimana Engkau menjaga hamba-Mu yang shalih)." Dan hadits ini juga diperkuat oleh [Abu Dlamrah] dan [Isma'il bin Zakariya] dari ['Ubaidullah]. [Yahya] dan [Bisyr] mengatakan; dari ['Ubaidullah] dari [Sa'id] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dan diriwayatkan pula oleh [Malik] dan [Ibnu 'Ajlan] dari [Sa'id] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam."

bukhari:5845

Telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Abdullah Al Aghar] dan [Abu Salamah bin Abdurrahman] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Rabb kita Tabaraka wata'ala setiap malam turun ke langit dunia ketika sepertiga malam terakhir, lantas Dia berfirman; 'Siapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya Aku akan mengijabahinya, siapa yang meminta sesuatu kepada-Ku, niscaya Aku akan memberinya dan siapa yang meminta ampun kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampuninya."

bukhari:5846

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Abu Wa`il] dari [Abdullah] radliallahu 'anhu dia berkata; "Kami biasa membaca (shalawat); 'Assalaamu 'alallahi, assalaamu 'alaa fulaan (Semoga keselamatan terlimpahkan kepada Allah, semoga keselamatan terlimpah kepada fulan)." Maka suatu hari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada kami: 'Sesungguhnya Allah adalah Salam, apabila salah seorang dari kalian duduk dalam shalat (tahiyyat), hendaknya mengucapkan; 'AT-TAHIYYATUT LILLAHI -hingga sabdanya- SHAALIHIIN, (penghormatan, rahmat dan kebaikan hanya milik Allah -hingga sabdanya- hamba-hamba Allah yang shalih). Sesungguhnya jika ia mengucapkannya, maka hal itu sudah mencakup seluruh hamba-hamba yang shalih baik di langit maupun di bumi, ' (lalu melanjutkan); 'ASYHADU ALLAAILAAHA ILLALLAH WA ASYHADU AN NAMUHAMMADAN 'ABDUHU WA RASUULUH (Aku bersaksi bahwa tiada Dzat yang berhak disembah selain Allah, dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya).' Setelah itu ia boleh memilih pujian yang ia kehendaki.'

bukhari:5853

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Al Musayyab bin Rafi'] dari [Warrad] bekas budak [Mughirah bin Syu'bah] dia berkata; "Mughirah pernah menulis surat kepada Mu'awiyah bin Abu Sufyan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selepas shalat, beliau selalu mengucapkan do'a; 'LAA ILAAHA ILLALLAH WAHDAHUU LAA SYARIIKALAH LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU WAHUWA 'ALAA KULLI SYAI`IN QADIIR, ALLAHUMMA LAA MAANI'A LIMAA A'THAITA WALLA MU'THIYA LIMAA MANA'TA WALAA YANFA'U DZAL JADDI MINKAL JADDU (Tiada Dzat yang berhak disembah selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, Dia yang mempunyai kekuasaan dan segala pujian. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tiada yang bisa menghalangi apa yang Engkau berikan dan tiada yang bisa memberi apa yang Engkau halangi. Tidaklah bermanfaat kekayaan dan harta benda dari-Mu bagi pemiliknya)." Dan berkata [Syu'bah] dari [Manshur], dia berkata; saya mendengar [Al Musayyab].

bukhari:5855

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Yazid bin Abu 'Ubaid] bekas budak Salamah telah menceritakan kepada kami [Salamah bin Al Akwa'] dia berkata; "Kami pernah keluar bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menuju Khaibar seorang anggota pasukan dari suatu Kaum berkata; 'Wahai 'Amir, tidakkah kamu mau memperdengarkan kepada kami sajak-sajakmu? ' Kemudian 'Amir turun sambil menghalau unta dan berkata; 'Demi Allah, kalau bukan karena Allah, maka tidaklah kami akan mendapat petunjuk, kemudian Salamah menyebutkan sajak-sajak tersebut, akan tetapi aku tidak hafal, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: 'Siapakah orang yang menghalau unta tadi? ' Mereka menjawab; 'Amir bin Al Akwa'.' Beliau bersabda: 'Semoga Allah merahmatinya.' Lalu seorang anggota pasukan bertanya; 'Alangkah baiknya sekiranya anda menyuruhnya supaya menghibur kami terus.' Ketika pasukan saling berhadapan, maka mereka saling menyerang, ternyata Amir terkena pedangnya sendiri hingga menyebabkan dirinya meninggal. Setelah hari mulai petang, mereka mulai menyalakan api, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: 'Nyala api apakah itu? Dan untuk apakah mereka menyalakan api? ' Mereka menjawab; 'Untuk memasak daging keledai jinak.' Maka beliau bersabda: 'Tumpahkanlah dan pecahkanlah.' Lantas ada seorang laki-laki berkata; 'Wahai Rasulullah, tidakkah kami tumpahkan kemudian kami mencucinya? ' Beliau menjawab: 'Atau seperti itu.'

bukhari:5856

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Mahbub] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Qatadah] dari [Anas] radliallahu 'anhu dia berkata; "Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sedang berkhutbah pada hari Jum'at, tiba-tiba seorang laki-laki berdiri dan berkata; "Wahai Rasulullah, berdo'alah kepada Allah, supaya menurunkan hujan." Maka langitpun menjadi berawan dan hujan pun turun hingga hampir seseorang tidak dapat sampai ke rumahnya, hal ini berlangsung sampai Jumat berikutnya. Kemudian laki-laki tersebut atau yang lainnya berdiri dan berkata; 'Berdo'alah kepada Allah supaya memalingkan hujan dari kami, karena kami semuanya telah kebanjiran.' Beliaupun tersenyum kemudian berdo'a: 'Ya Allah, turunkanlah (hujan) di sekitar kami dan bukan pada kami.' Maka awan-awan pun bergeser dari Madinah dan tidak turun pada penduduk Madinah sedikitpun."

bukhari:5866

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Yahya] dari ['Abbad bin Tamim] dari [Abdullah bin Zaid] dia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam keluar menuju tempat shalat ini untuk meminta hujan, lalu beliau berdo'a miminta hujan dengan menghadap ke Kiblat dan membalikkan selendangnya."

bukhari:5867

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin 'Ufair] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Al Laits] dia berkata; telah menceritakan kepadaku ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] telah mengabarkan kepadaku [Sa'id bin Musayyab] dan ['Urwah bin Zubair] - ia termasuk kalangan ahli ilmu- bahwa [Aisyah] radliallahu 'anha berkata; Ketika Rasulullah Shallallahu 'alahi wasallam masih dalam keadaan sehat wal afiat, beliau bersabda: 'Sesungguhnya seorang nabi tidaklah diwafatkan hingga diperlihatkan kepadanya tempatnya di surga lalu ia dipersilahkan untuk memilih.' Ketika (malaikat pencabut nyawa) datang kepada beliau, sementara kepala beliau berada di pangkuan saya, maka Rasulullah pingsan beberapa saat. Tak lama kemudian ia sadar kembali. Setelah itu, beliau menatap pandangannya ke atas sambil mengucapkan: Ya Allah, pertemukanlah aku dengan kekasihku, Allah Yang Maha Tinggi! ' Aku berkata; "Dengan demikian, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak memilih untuk hidup lebih lama lagi bersama kami dan saya tahu bahwa itu adalah ucapan yang pernah beliau sampaikan kepada kami ketika beliau masih sehat. Aisyah mengatakan; "Itulah kata-kata terakhir yang pernah beliau ucapkan, yaitu: 'Ya Allah, pertemukanlah aku dengan kekasihku Yang Maha Tinggi.'

bukhari:5872

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Hatim] dari [Al Ja'd bin Abdurrahman] dia berkata; saya mendengar [As Sa`ib bin Yazid] berkata; Aku bersama bibiku menemui Rasulullah Shallallahu 'alahi wasallam, lalu dia berkata; "Wahai Rasulullah, Sesungguhnya anak saudaraku ini sedang menderita sakit." Lalu beliau mengusap kepalaku dan mendo'akanku dengan keberkahan, setelah itu beliau berwudlu dan meminum sisa air wudlu, sementara aku berdiri di belakang beliau maka aku sempat melihat stempel (kenabian) antara kedua pundak beliau seperti biji kancing."

bukhari:5875

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abu Ayyub] dari [Abu 'Uqail] bahwa dia bersama kakeknya Abdullah bin Hisyam pernah keluar dari pasar atau menuju pasar, lalu ia membeli makanan. Selang beberapa saat, ia bertemu dengan [Ibnu Zubair] dan [Ibnu Umar], maka keduanya berkata; "Ikutkanlah kami berdua denganmu, karena Nabi Shallallahu 'alahi wasallam dulu pernah mendo'akanmu dengan keberkahan." Lalu mereka pun ikut bersamanya, dan sepertinya ia mendapatkan tunggangan lalu menghantarkannya sampai ke rumah."

bukhari:5876

Telah menceritakan kepada kami [Adam] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] telah menceritakan kepada kami [Abdul Malik] dari [Mush'ab] bahwa [Sa'd] pernah memerintahkan lima perkara, dia menyebutkan perkara itu dari nabi Shallallahu 'alahi wasallam, bahwa beliau memerintahkan hal itu juga, yaitu; "ALLAHUMMA INNI A'UUDZU BIKA MINAL BUKHLI, WA A'UUDZU BIKA MINAL JUBNI, WA A'UUDZU BIKA AN URADDA ILAA ARDZALIL 'UMUR WA A'UUDZU BIKA MIN FITNATID DUNYA -yaitu firnah Dajjal- WA A'UUDZUBIKA MIN 'ADZAABIL QABRI (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sifat kikir, aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut, aku berlindung kepada-Mu kepikunan, aku berlindung dari fitnah dunia -maksudnya adalah fitnah dajjal- dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur."

bukhari:5888

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepadaku [Ghundar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abdul Malik bin Umair] dari [Mush'ab bin Sa'd] dari [Sa'd bin Abu Waqash] radliallahu 'anhu bahwa dia memerintahkan lima perkara, dan dia pernah menceritakan tentang hal itu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, yaitu; "ALLAHUMMA INNI A'UUDZU BIKA MINAL BUKHLI, WA A'UUDZU BIKA MINAL JUBNI, WA A'UUDZU BIKA MIN AN URADDA ILAA ARDZALIL 'UMUR WA A'UUDZU BIKA MIN FITNATID DUNYA, WA A'UUDZUBIKA MIN 'ADZAABIL QABRI (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sifat kikir, aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut, aku berlindung kepada-Mu kepikunan, aku berlindung dari fitnah dunia dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur."

bukhari:5893

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yusuf] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [Ayahnya] dari [Aisyah] radliallahu 'anha dia berkata; Nabi Shallallahu 'alahi wasallam bersabda: "Ya Allah, berilah kecintaan kami terhadap Madinah sebagaimana kecintaan kami terhadap Makkah atau lebih cinta lagi, dan pindahkanlah demamnya ke daerah Juhfah, ya Allah berkahilah kami di mud dan sha' kami."

bukhari:5895

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami [Al Husain] dari [Za`idah] dari [Abdul Malik] dari [Mush'ab bin Sa'd] dari [Ayahnya] dia berkata; "Mohon perlindunganlah kalian dengan beberapa kalimat yang digunakan oleh Nabi Shallallahu 'alahi wasallam, yaitu; "ALLAHUMMA INNII A'UUDZU BIKA MINAL JUBNI, WA A'UUDZU BIKA MINAL BUKHLI, WA A'UUDZU BIKA MIN AN URADDA ILAA ARDZALIL 'UMUR WA A'UUDZU BIKA MIN FITNATID DUNYA WA 'ADZAABIL QABRI (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut, aku berlindung kepada-Mu dari sifat kikir, aku berlindung kepada-Mu kepikunan, aku berlindung dari fitnah dunia dan siksa kubur."

bukhari:5897

Telah menceritakan kepada kami [Farwah bin Abu Al Maghra`] telah menceritakan kepada kami ['Ubaidah bin Humaid] dari [Abdul Malik bin 'Umair] dari [Mush'ab bin Sa'd bin Abu Waqqash] dari [Ayahnya] radliallahu 'anhu dia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengajari kami beberapa kalimat (do'a) sebagaimana beliau kamu belajar menulis, yaitu; "ALLAHUMMA INNI A'UUDZU BIKA MINAL BUKHLI, WA A'UUDZU BIKA MINAL JUBNI, WA A'UUDZU BIKA AN URADDA ILAA ARDZALIL 'UMUR WA A'UUDZU BIKA MIN FITNATID DUNYA WA 'ADZAABIL QABRI Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sifat kikir, aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut, aku berlindung kepada-Mu dari kepikunan, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah dunia dan siksa kubur."

bukhari:5911

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Mundzir] telah menceritakan kepada kami [Anas bin 'Iyadl] dari [Hisyam] dari [ayahnya] dari [Aisyah] radliallahu 'anha bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terkena sihir, sehingga beliau pun dibuat seakan-akan telah melakukan sesuatu pekerjaan yang beliau tidak kerjakan. Sampai beliau selalu berdo'a kepada Rabbnya, kemudian beliau bersabda: "Wahai Aisyah, apakah kamu telah merasakan bahwa Allah telah memberikan fatwa (menghukumi) dengan apa yang telah aku fatwakan (hukumi)?" Aisyah berkata; 'Apa itu wahai Rasulullah? ' Beliau menjawab: 'Dua orang laki-laki telah datang kepadaku, lalu salah seorang dari keduanya duduk di atas kepalaku dan satunya lagi di kakiku. Kemudian salah seorang berkata kepada yang satunya; 'Menderita sakit apakah laki-laki ini? ' temannya menjawab; 'Terkena sihir.' Salah seorang darinya bertanya; 'Siapakah yang menyihirnya? ' Temannya menjawab; 'Labid bin Al A'sham.' Salah seorang darinya bertanya; 'Dengan benda apakah (dia menyihir)? ' Temannya menjawab; 'Dengan rambut yang terjatuh (ketika disisir) dan seludang mayang kurma.' Salah seorang darinya bertanya; 'Di manakah benda itu di letakkan?" Temannya menjawab; 'Di dalam sumur Dzarwan.' -Dzarwan adalah sumur yang terletak di Bani Zuraiq- Aisyah melanjutkan; 'Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendatanginya, lalu beliau kembali menemui Aisyah, beliau lalu bersabda: 'Demi Allah, seakan-akan airnya berubah bagaikan rendaman pohon inai dan seakan-akan pohon kurmanya bagaikan kepala syetan.' Aisyah berkata; 'Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang dan memberitahukan mengenai sumur tersebut, lantas aku bertanya; 'Wahai Rasulullah, tidakkah anda mengeluarkannya? ' Beliau menjawab: 'Tidak, sesungguhnya Allah telah menyembuhkanku dan aku tidak suka bila memberikan kesan buruk kepada orang lain dari peristiwa itu.' [Isa bin Yunus] dan [Al Laits bin Sa'd] menambahkan; dari [Hisyam] dari [Ayahnya] dari [Aisyah] dia berkata; 'Nabi shallallahu 'alaihi wasallam disihir, lalu beliau selalu berdo'a dan berdo'a ….' Kemudian dia melanjutkan hadits tersebut.'

bukhari:5912

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Hisyam] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] dari [Aisyah] radliallahu 'anha dia berkata; "Orang-orang Yahudi menyalami Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan mengatakan; 'Assaamu'alaikum' Semoga kebinasaan atasmu. Ternyata Aisyah memahami ucapan mereka, lalu dia berkata; 'Wa'alaikumus saam wal la'nat Semoga kecelakaan dan laknat tertimpa atas kalian).' Lalu Nabi shallaallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Pelan-pelanlah wahai Aisyah, sesungguhnya Allah mencintai sikap lemah lembut pada setiap perkara.' Aisyah berkata; 'Wahai Rasulullah! Apakah engkau tidak mendengar apa yang telah mereka katakan? ' Beliau menjawab: 'Apakah kamu tidak mendengar bahwa saya telah menjawab ucapan mereka, aku berkata; 'WA 'ALAIKUM' Dan semoga atas kalian juga.'

bukhari:5916

Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Fudlail] dari ['Umarah] dari [Abu Zur'ah] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Dua kalimat ringan dilisan, berat ditimbangan, dan disukai Ar Rahman yaitu Subhaanallahul'azhiim dan Subhanallah wabihamdihi."

bukhari:5927

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah mempunyai para malaikat yang selalu berkeliling di jalan-jalan, dan mencari-cari majelis dzikir, jika mereka mendapati suatu kaum yang berdzikir kepada Allah mereka memanggil teman-temannya seraya berkata; 'Kemarilah terhadap apa yang kalian cari.' Lalu mereka pun datang seraya menaungi kaum tersebut dengan sayapnya sehingga memenuhi langit bumi. Maka Rabb mereka bertanya padahal Dia lebih tahu dari mereka; 'Apa yang dikatakan oleh hamba-Ku? ' Para malaikat menjawab; 'Mereka mensucikan Engkau, memuji Engkau, mengagungkan Engkau.' Allah berfirman: 'Apakah mereka melihat-Ku? ' Para malaikat menjawab; 'Tidak, demi Allah mereka tidak melihat-Mu.' Allah berfirman: 'Bagaimana sekiranya mereka melihat-Ku? ' Para malaikat menjawab; 'Sekiranya mereka dapat melihat-Mu pasti mereka akan lebih giat lagi dalam beribadah, lebih dalam mengagungkan dan memuji Engkau, dan lebih banyak lagi mensucikan Engkau, ' Allah berfirman: 'Lalu apa yang mereka minta? ' Para malaikat menjawab; 'Mereka meminta surge.' Allah berfirman: 'Apakah mereka telah melihatnya? ' Para malaikat menjawab; 'Belum, demi Allah mereka belum pernah melihatnya.' Allah berfirman: 'Bagaimana sekiranya mereka telah melihatnya? ' Para malaikat menjawab; 'Jika mereka melihatnya tentu mereka akan lebih berkeinginan lagi dan antusias serta sangat mengharap.' Allah berfirman: 'Lalu dari apakah mereka meminta berlindung? ' Para malaikat menjawab; 'Dari api neraka.' Allah berfirman: 'Apakah mereka telah melihatnya? ' Para malaikat menjawab; 'Belum, demi Allah wahai Rabb, mereka belum pernah melihatnya sama sekali.' Allah berfirman: 'Bagaimana jika seandainya mereka melihatnya? ' Para malaikat menjawab; 'Tentu mereka akan lari dan lebih takut lagi.'" Beliau melanjutkan: 'Allah berfirman: 'Sesungguhnya Aku telah mempersaksikan kepada kalian bahwa Aku telah mengampuni mereka.' Beliau melanjutkan; 'Salah satu dari malaikat berkata; 'Sesungguhnya diantara mereka ada si fulan yang datang untuk suatu keperluan? ' Allah berfirman: 'Mereka adalah suatu kaum yang majelis mereka tidak ada kesengsaraannya bagi temannya.' Dan telah diriwayatkan pula oleh [Syu'bah] dari [Al A'masy] namun ia tidak merafa'kan hadits tersebut. Dan diriwayatkan pula dari [Suhail] dari [Ayahnya] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

bukhari:5929

Telah menceritakan kepada kami [Shadaqah bin Al Fadll] telah mengabarkan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Sufyan] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Ayahku] dari [Mundzir] dari [Rabi' bin Khutsaim] dari [Abdullah] radliallahu 'anhu dia berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah membuat suatu garis persegi empat, dan menggaris tengah dipersegi empat tersebut, dan satu garis di luar garis segi empat tersebut, serta membuat beberapa garis kecil pada sisi garis tengah dari tengah garis tersebut. Lalu beliau bersabda: 'Ini adalah manusia dan ini adalah ajalnya yang telah mengitarinya atau yang mengelilinginya dan yang di luar ini adalah cita-citanya, sementara garis-garis kecil ini adalah rintangan-rintangannya, jika ia berbuat salah, maka ia akan terkena garis ini, jika berbuat salah lagi maka garis ini akan mengenainya.'"

bukhari:5938

Telah menceritakan kepadaku [Abdus Salam bin Muthahhar] telah menceritakan kepada kami [Umar bin Ali] dari [Ma'an bin Muhammad Al Ghifari] dari [Sa'id bin Abu Sa'id Al Maqburi] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Allah telah memberi udzur kepada seseorang dengan menangguhkan ajalnya hingga umur enam puluh tahun." Hadits ini juga diperkuat oleh [Abu Hazim] dan [Ibnu 'Ajlan] dari [Al Maqburi].

bukhari:5940

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Abdullah] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Isma'il bin Ibrahim bin 'Uqbah] dari [Musa bin 'Uqbah], [Ibnu Syihab] mengatakan; telah menceritakan kepadaku ['Urwah bin Az Zubair] bahwa [Al Miswar bin Makhramah] telah mengabarkan kepadanya, bahwa ['Amru bin 'Auf] -sekutu Bani 'Amru bin Lu`ai dan pernah turut perang Badr bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam- telah mengabarkan kepadanya, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengutus Abu Ubaidah bin Al Jarrah ke Bahrain untuk mengambil jizyahnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membuat perjanjian damai dengan penduduk Bahrain, beliau mengangkat Al Ala` bin Al Hadlrami sebagai pemimpin mereka. Lalu Abu 'Ubaidah datang dengan membawa harta dari Bahrain, kaum Anshar pun mendengar kedatangan Abu 'Ubaidah, lalu mereka shalat shubuh bersama Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam, seusai shalat beliau beranjak pergi, namun mereka menghadang beliau, maka Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam tersenyum saat melihat mereka, setelah itu beliau bersabda: "Aku kira kalian mendengar bahwa Abu 'Ubaidah datang membawa sesuatu." Mereka menjawab: 'Benar, wahai Rasulullah.' Beliau bersabda: 'Bergembiralah dan berharaplah terhadap sesuatu yang dapat memudahkan kalian, demi Allah bukan kemiskinan yang aku takutkan pada kalian, tapi aku takut dunia dibentangkan untuk kalian seperti halnya dibentangkan pada orang sebelum kalian, lalu kalian berlomba-lomba meraihnya sebagaimana mereka berlomba-lomba, lalu dunia itu membinasakan kalian seperti halnya mereka binasa.'

bukhari:5945

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Al Laits bin Sa'd] dari [Yazid bin Abu Habib] dari [Abu Al Khair] dari ['Uqbah bin 'Amir] bahwa suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar dan menyalatkan terhadap para sahabat yang tewas di perang Uhud, lantas beliau menuju mimbar dan bersabda: "Aku lebih dahulu wafat daripada kalian, dan aku menjadi saksi atas kalian, dan aku demi Allah, sungguh telah melihat telagaku sekarang, dan aku diberi kunci-kunci perbendaharaan bumi atau kunci-kunci bumi. Demi Allah, saya tidak mengkhawatirkan kalian akan berbuat syirik sepeninggalku, namun yang justru aku khawatirkan atas kalian adalah kalian bersaing terhadap kekayaan-kekayaan bumi."

bukhari:5946

Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] seperti sepenggal hadits ini; telah menceritakan kepada kami ['Umar bin Dzar] telah menceritakan kepada kami [Mujahid] bahwa [Abu Hurairah] pernah mengatakan; "Demi Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia, aku pernah menempelkan lambungku di atas tanah karena rasa lapar, aku juga pernah mengikatkan beberapa batu diperutku karena rasa lapar. Pada suatu hari aku pernah duduk di jalan yang biasa para sahabat lewati, kemudian lewatlah Abu Bakar, lalu aku bertanya kepadanya tentang ayat dari kitabullah, dan aku tidaklah menanyakannya kecuali hanya agar ia menjamuku namun ia tidak melakukannya. Setelah itu lewatlah Umar, kemudian aku bertanya kepadanya tentang suatu ayat di kitabullah, tidaklah aku bertanya kepadanya kecuali hanya agar ia menjamuku namun ia tidak melakukannya. Setelah itu lewatlah Abul Qasim shallallahu 'alaihi wasallam, ketika melihatku beliau tersenyum dan mengetahui apa yang tergambar dari wajah dan hatiku, beliau lalu bersabda: 'Wahai Abu Hurairah? ' Aku menjawab; 'Aku penuhi panggilanmu wahai wahai Rasulullah.' Beliau bersabda: 'Ikutlah.' Lalu aku mengikuti beliau, aku lalu minta izin untuk masuk dan beliau mengizinkanku, ternyata aku mendapatkan susu di dalam mangkok, beliau bersabda: 'Dari mana kalian mendapatkan susu ini? ' Orang-orang rumah menjawab; 'Fulan atau fulanah menghadiahkannya kepada anda.' Beliau bersabda: 'Wahai Abu Hurairah! ' Aku menjawab; 'Aku penuhi panggilanmu wahai Rasulullah.' Beliau bersabda: 'Temuilah ahli suffah (para sahabat yang tinggal di pelataran masjid) dan ajaklah mereka kemari.' Abu Hurairah berkata; 'Ahli Suffah adalah para tamu kaum muslimin, mereka tidak tinggal bersama keluarga dan tidak memiliki harta, jika Nabi mendapatkan hasil dari sedekah, maka beliau tidak akan memakannya dan akan mengirimnya kepada ahli suffah, dan apabila beliau diberi hadiyah, maka mereka akan mendapatkan bagian dan kadang beliau mengirim sebagiannya untuk mereka.' Lalu aku berkata; 'Hal itu membuatku sedih, lalu aku berkata (dalam hati); 'Apa perlunya ahli suffah dengan susu tersebut, karena akulah yang berhak daripada mereka, aku berharap dapat minum seteguk susu sekedar bisa bertahan dari sisa waktuku, apabila ada kaum yang datang maka akulah yang menyuguhi mereka, (kataku selanjutnya). Apalah artinya susu yang tersisa jika bukan untuk suatu ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, lalu aku pergi dan mengundang mereka, mereka akhirnya datang dan meminta izin, beliau kemudian mengizinkan, sehingga mereka pun mengambil posisi tempat duduk mereka masing-masing, beliau bersabda: 'Hai Abu Hurairah.' Aku menjawab; 'Aku penuhi panggilanmu wahai Rasulullah.' Beliau bersabda: 'Ambil dan berikanlah kepada mereka.' Akupun mengambil mengkok tersebut dan memberikannya kepada seorang laki-laki, maka laki-laki itu meminumnya hingga kenyang, setelah itu ia mengembalikannya kepadaku, kemudian aku berikan kepada yang lain, dan ia pun minum hingga kenyang kemudian ia mengembalikan mangkok tersebut kepadaku hingga aku kembalikan mangkok itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, sehingga mereka semua sudah merasa kenyang. Beliau kemudian mengambil mangkok itu dan menaruhnya di tangan, lalu beliau melihatku sembari tersenyum, beliau bersabda: 'Wahai Abu Hurairah! ' Aku menjawab; 'Aku penuhi panggilanmu wahai Rasulullah.' Beliau bersabda: 'Sekarang tinggal aku dan kamu.' Aku menjawab; 'Benar wahai Rasulullah.' Beliau bersabda: 'Duduk dan minumlah.' Lalu aku duduk dan meminumnya, beliau bersabda kepadaku; 'Minumlah.' Lalu aku minum lagi dan beliau terus menyuruhku untuk minum, hingga aku berkata; 'Tidak, demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, aku sudah tidak sanggup lagi.' Beliau bersabda: 'Berikan bejana itu.' Aku lalu memberikannya kepada beliau, setelah memuji Allah dan menyebut nama-Nya beliau akhirnya meminum sisanya."

bukhari:5971

Telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Abdullah Al Uwaisi] telah menceritakan kepadaku [Ibnu Abu Hazim] dari [Ayahnya] dari [Yazid bin Ruman] dari ['Urwah] dari [Aisyah] bahwa dia berkata; "Wahai Urwah keponakanku, dulu kami pernah melihat hilal hingga tiga kali hilal selama dua bulan, sementara di rumah-rumah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak ada yang menyalakan api. Lalu aku bertanya: 'Wahai bibi, apa yang menghidupi kalian? ' Aisyah menjawab: 'Al Aswadaan, ' yaitu; kurma dan air. Hanya saja Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memiliki tetangga-tetangga dari Anshar, mereka memiliki kambing-kambing perahan. Mereka mengirimkan sebagian susunya untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu beliau memberi kami minum dengan susu itu.

bukhari:5978

Telah menceritakan kepada kami ['Abdan] telah mengabarkan kepada kami [Ayahku] dari [Syu'bah] dari [Asy'ats] dia berkata; saya mendengar [ayahku], dia berkata; saya mendengar [Masruq] berkata; saya bertanya kepada [Aisyah] radliallahu 'anha; "Amalan apakah yang paling dicintai oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam?" Dia menjawab; 'Yaitu amalan yang dikerjakan secara terus menerus.' Masruq berkata; 'Tanyaku lagi; 'Lalu kapankah beliau biasa bangun (pagi)? ' Dia menjawab; 'Beliau bangun (pagi) apabila mendengar ayam berkokok.'

bukhari:5980

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] dari [Malik] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [Ayahnya] dari [Aisyah] bahwa dia berkata; "Amalan yang paling dicintai oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah yang dikerjakan secara terus menerus oleh pelakunya."

bukhari:5981

Telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman] dari [Musa bin 'Uqbah] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman] dari [Aisyah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Beramallah sesuai dengan sunnah dan berlaku imbanglah, dan ketahuilah bahwa salah seorang tidak akan masuk surga karena amalannya, sesungguhnya amalan yang dicintai oleh Allah adalah yang terus menerus walaupun sedikit."

bukhari:5983

Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin 'Ar'arah] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Sa'd bin Ibrahim] dari [Abu Salamah] dari [Aisyah] radliallahu 'anha bahwa dia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah ditanya; "Amalan apakah yang paling dicintai Allah?" Dia menjawab; 'Yang dikerjakan terus menerus walaupun sedikit, lalu beliau bersabda: 'Beramallah sesuai dengan kemampuan kalian.'

bukhari:5984

Telah menceritakan kepadaku [Musa bin Mas'ud] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Manshur] dan [Al A'masy] dari [Abu Wail] dari [Abdullah] radliallahu 'anhu menuturkan, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Surga lebih dekat kepada salah seorang dari kalian daripada tali sandalnya, neraka juga seperti itu."

bukhari:6007

Telah menceritakan kepada kami [Ismail] mengatakan, telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Abu Az Zanad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Jika salah seorang diantara kalian melihat orang yang dilebihkan harta dan fisiknya, maka hendaknya dia melihat orang yang ada dibawahnya."

bukhari:6009

Telah menceritakan kepada kami [Abu Ma'mar] telah menceritakan kepada kami [Abdul warits] telah menceritakan kepada kami [ja'd bin Dinar Abu Utsman] telah menceritakan kepada kami [Abu Raja' Al 'Utharidi] dari [Ibnu Abbas] radhilayyahu'anhuma, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang beliau riwayatkan dari rabbnya (hadis qudsi) Azza wa jalla berfirman, yang beliau sabdakan; "Allah menulis kebaikan dan kejahatan, " selanjutnya beliau jelaskan; "siapa yang berniat kebaikan lantas tidak jadi ia amalkan, Allah mencatat satu kebaikan disisi-Nya secara sempurna, dan jika ia berniat lantas ia amalkan, Allah mencatatnya sepuluh kebaikan, bahkan hingga dilipatgandakan tujuh ratus kali, bahkan lipatganda yang tidak terbatas, sebaliknya barangsiapa yang berniat melakukan kejahatan kemudian tidak jadi ia amalkan, Allah menulis satu kebaikan disisi-Nya secara sempurna, dan jika ia berniat kejahatan dan jadi ia lakukan, Allah menulisnya sebagai satu kejahatan saja."

bukhari:6010

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Ayyats Al Hani Al Himsh] telah menceritakan kepada kami [Abu Ghassan] mengatakan; telah menceritakan kepadaku [Abu Hazim] dari [Sahal bin Sa'd As Sa'idi] mengatakan; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengarahkan pandangannya kepada seseorang yang memerangi kaum musyrikin dan ia merupakan salah seorang prajurit muslimin yang gagah berani, namun anehnya beliau malah berujar; "Siapa yang ingin melihat seorang penduduk neraka, silahkan lihat orang ini." Kontan seseorang menguntitnya, dan terus ia kuntit hingga prajurit tadi terluka dan ingin disegerakan kematiannya. Serta merta ia ambil ujung pedangnya dan ia letakkan di dadanya, lantas ia hunjamkan hingga menembus diantara kedua lengannya. Selanjutnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh ada seorang hamba yang menurut pandangan orang banyak mengamalkan amalan penghuni surga, namun berakhir menjadi penghuni neraka, sebaliknya ada seorang hamba yang menurut pandangan orang melakukan amalan-amalan penduduk neraka, namun berakhir dengan menjadi penghuni surga, sungguh amalan itu dihitung dengan penutupannya."

bukhari:6012

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sinan] telah menceritakan kepada kami [Fulaih bin Sulaiman] telah menceritakan kepada kami [Hilal bin Ali] dari ['Atho' bin yasar] dari [Abu Hurairah] radhilayyahu'anhu mengatakan; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika amanat telah disia-siakan, tunggu saja kehancuran terjadi." Ada seorang sahabat bertanya; 'bagaimana maksud amanat disia-siakan? ' Nabi menjawab; "Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu."

bukhari:6015

Telah menceritakan kepada kami [Abul Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] telah menceritakan kepada kami [Abu Az Zanad] dari [Abdurrahman] dari [Abu Hurairah] radhilayyahu'anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hari kiamat tak akan terjadi hingga matahari terbit dari bagian barat, jika telah terbit, semua manusia beriman, namun ketika itu (seperti kutipan firman Allah) 'Sudah tak lagi bermanfaat bagi seseorang keimanannya yang sebelumnya tidak beriman atau melakukan kebajikan dengan keimanannya', (QS. Al an'am 165) dan hari kiamat terjadi ketika dua orang telah menyerahkan pakaiannya sehingga keduanya tidak lagi melakukan jual beli dan melipatnya, dan hari kiamat terjadi ketika seseorang telah mengambil susu perahannya dan ia tak jadi menyantapnya, dan hari kiamat terjadi ketika seseorang menuju telaganya dan ia tidak jadi meminumnya, dan hari kiamat terjadi ketika seseorang diantara kalian telah mengangkat suapannya ke mulutnya dan ia tidak jadi menyantapnya."

bukhari:6025

Telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Bukair] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Uqail] dari [Ibnu Syihab] telah memberitakan kepadaku [Sa'id bin Musayyab] dan ['Urwah bin Zubair] di kalangan pemuka ahlul 'ilmi, bahwasanya ['Aisyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan 'Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam pernah bersabda ketika beliau sehat; "Tak seorang Nabi pun diwafatkan selain diperlihatkan tempat tinggalnya di surga, kemudian ia disuruh memilih (untuk tetap hidup di dunia atau wafat)." Tatkala beliau sakit dan kepalanya berada di pahaku, beliau pingsan beberapa saat, kemudian sadar dan membelalakkan pandangannya keatap, kemudian berujar; "Ya Allah, pertemukanlah aku dengan kekasih yang tertinggi." Aku berkata dalam hati; Ini berarti beliau tidak lagi memilih untuk tetap bersama kami, dan Aisyah paham bahwa itu adalah ucapan yang beliau perdengarkan kepada kami. Lanjut Aisyah, itulah akhir ucapan yang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam katakan, yaitu; "Ya Allah, pertemukanlah aku dengan kekasihku yang tertinggi."

bukhari:6028

Telah menceritakan kepadaku [Shadaqah], telah memberitakan kepada kami ['Abdah] dari [Hisyam] dari [Ayahnya] dari ['Aisyah] mengatakan, ada beberapa laki-laki arab badui yang keras perangainya mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, mereka bertanya kepada beliau kapan kematian terjadi? Kontan beliau melihat yang paling muda diantara mereka sembari mengatakan: "Jika anak ini hidup, niscaya belum ia lanjut usia, hingga telah kalian temui kematian kalian."

bukhari:6030

Telah menceritakan kepada kami [Ismail] mengatakan, telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Muhammad bin Amru bin Halhalah] dari [Ma'bad bin Ka'b bin malik] dari [Abu Qatadah bin Rib'i Al Anshari], ia menceritakan bahwasanya Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam pernah dilewati jenazah, kemudian beliau bersabda: "Telah tiba gilirannya seorang mendapat kenyamanan atau yang lain menjadi nyaman". Para sahabat bertanya; 'Wahai Rasulullah, apa maksud anda ada orang mendapat kenyamanan atau yang lain menjadi nyaman? ' Jawab Nabi: "seorang hamba yang mukmin akan memperoleh kenyamanan dari kelelahan dunia dan kesulitan-kesulitannya menuju rahmat Allah, sebaliknya hamba yang jahat, manusia, negara, pepohonan atau hewan menjadi nyaman karena kematiannya."

bukhari:6031

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Ja'd] telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] dari [Al A'masy] dari [Mujahid] dari ['Aisyah] mengatakan, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian mencaci orang yang telah mati, sebab mereka telah menghadapi apa yang mereka lakukan."

bukhari:6035

Telah menceritakan kepadaku [Abdul 'Aziz bin Abdullah] mengatakan, telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Sa'd] dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman] dan [Abdurrahman Al A'raj], keduanya menceritakan kepadanya, bahwa [Abu Hurairah] mengatakan; ada dua orang laki-laki saling mencaci, yang pertama muslim dan yang kedua yahudi, si muslim mengatakan; 'Demi Dzat yang telah memilih Muhammad diatas seluruh manusia.' Si yahudi tak mau kalah mengatakan; 'Demi Dzat yang memilih Musa diatas seluruh manusia.' Kata Abu Hurairah, si muslim kontan murka seketika itu dan menampar si yahudi. Si yahudi kontan mengadukan kasusnya kepada Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam, dan memberitahukan seluruh kasusnya bersama si muslim. Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam lalu bersabda: "Jangan kalian memilih aku diatas Musa, sebab manusia pada hari kiamat nanti akan pingsan, dan akulah yang pertama-tama siuman, tak tahunya Musa juga telah siuman namun masih lemah disamping arsy, sehingga aku tak tahu apakah Musa diantara yang pingsan lalu siuman sebelumku, ataukah diantara yang Allah kecualikan (tidak pingsan)."

bukhari:6036

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar] telah menceritakan kepada kami [Ghundar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Mughirah bin Nu'man] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu'Abbas] mengatakan, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah berdiri di tengah-tengah kami menyampaikan orasi, lantas bersabda: "Kalian dikumpulkan dengan keadaan tidak beralas kaki, telanjang dan tidak dikhitan, sambil beliau mengutip firman Allah 'Sebagaimana kami menciptakan awal mula, begitulah kami mengembalikannya' (QS. Anbiya' 104). Manusia pertama-tama yang diberi pakaian adalah Ibrahim 'alaihissalam, dan ia didatangkan dengan beberapa orang umatku, lantas mereka diseret ke sebelah kiri, sehingga aku mengiba-iba; 'Ya rabbi, tolong sahabatku, tolong sahabatku' Namun Allah hanya menjawab; 'engkau tidak tahu, apa yang mereka perbuat setelahnya'. Maka hanya kuutarakan sebagaimana ucapan seorang hamba yang shalih (maksudnya ucapan 'isa), 'Dan aku menjadi saksi mereka ketika aku berada ditengah-tengah mereka' hingga ayat 'sesungguhnya Engkau Maha Perkasa' (QS. Almaidah 118-119). Kata Ibnu 'Abbas, ada berita bahwa mereka murtad di kemudian hari.

bukhari:6045

Telah menceritakan kepada kami [Qais bin Hafsh] telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Al Kharits] telah menceritakan kepada kami [Khatim bin Abi Shaghirah] dari [Abdullah bin Abi Mulaikah] mengatakan, telah menceritakan kepadaku [Al Qasim bin Muhammad bin Abu Bakr] bahwasanya ['Aisyah] radhilayyahu'anhuma menuturkan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kalian dikumpulkan dengan keadaan tidak beralas kaki, telanjang, dan tidak beralas kaki." 'Aisyah menyela; 'Hai Rasulullah, laki-laki dan perempuan, satu sama lain bisa melihat auratnya? ' Nabi menjawab: "Kejadian ketika itu lebih dahsyat sehingga memalingkan mereka dari keinginan seperti itu."

bukhari:6046

Telah menceritakan kepada kami [Ismail bin Abban] telah menceritakan kepada kami ['Isa bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Ibnu 'Aun] dari [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar] radhilayyahu'anhuma, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam perihal firman Allah; 'Pada hari manusia menghadap Allah rabb semesta alam' (QS. Almuthaffifirn 4-5), sabda beliau; "Mereka dihari itu dalam genangan keringatnya hingga pertengahan kedua telinganya."

bukhari:6050

Telah menceritakan kepada kami ['Imran bin Maisarah] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Fudhail] telah menceritakan kepada kami [Hushain] -lewat jalur periwayatan lain, - Abu Abdullah mengatakan; dan telah menceritakan kepadaku [Asid bin Zaid] telah menceritakan kepada kami [Husyaim] dari [Hushain] mengatakan, pernah aku di sisi [Sa'id bin Jubair], selanjutnya ia katakan, [Ibnu 'Abbas] telah menceritakan kepadaku dengan mengatakan, Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Beberapa umat diperlihatkan kepadaku, maka aku melihat ada seorang Nabi lewat bersama umatnya, kemudian lewatlah seorang Nabi bersama beberapa orang, kemudian lewatlah seorang Nabi bersama sepuluh orang, dan Nabi bersama lima orang, dan seorang Nabi yang berjalan sendirian. Tiba-tiba aku melihat ada rombongan besar, maka saya tanyakan kepada Jibril; 'Apakah mereka umatku? ' 'bukan, namun lihatlah ufuk, ' jawab Jibril. Aku melihat, tiba-tiba ada serombongan besar. Kata Jibril; 'Itulah umatmu, dan itu ada tujuh puluh ribu orang mula-mula yang masuk surga dengan tanpa hisab dan tanpa siksa.' Saya bertanya; 'Mengapa mereka bisa seperti itu? ' Jibril menjawab; 'Karena mereka tidak minta di obati (dengan cara) kay (ditempel besi panas), tidak minta diruqyah dan tidak meramal nasib dengan burung, dan kepada rabb-Nya mereka bertawakkal." 'Ukkasyah bin Mihshan berdiri seraya berujar; "doakanlah aku, agar Allah menjadikan diriku diantara mereka!" Nabi berdoa; "Ya Allah, jadikanlah dia supaya diantara mereka!" Lantas laki-laki lainnya berdiri dan berujar; "Jadikanlah aku diantara mereka!" Nabi menjawab; "kamu sudah didahului 'Ukkasyah."

bukhari:6059

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Ismail] telah mengabarkan kepada kami [At Taimi] dari [Abu Utsman] dari [Usamah] dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, beliau bersabda: "Aku berdiri di pintu surga, ternyata kebanyakan yang memasukinya adalah orang-orang miskin, sedang orang-orang yang mempunyai kekayaan tertahan, selain penghuni-penghuni neraka telah diperintahkan ke neraka, dan aku berdiri di pintu neraka, ternyata kebanyakan yang memasukinya adalah wanita."

bukhari:6065

Telah menceritakan kepada kami [Mu'ad bin Asad] telah mengabarkan kepada kami [Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Umar bin Muhammad bin Zaid] dari [Ayahnya] bahwa dia telah menceritakan kepadanya, dari [Ibnu 'Umar] mengatakan, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, bersabda: "Ketika penghuni surga telah memasuki surga, dan penghuni neraka telah memasuki neraka, didatangkan kematian yang diletakkan diantara syurga dan neraka, lantas disembelih. Seorang juru seru menyampaikan pengumuman; 'Hai penghuni surga! Sekarang tidak ada kematian. Hai penghuni neraka, sekarang tak ada lagi kematian. Maka penghuni surga bertambah senang sedangkan penghuni neraka menjadi sangat sedih."

bukhari:6066

Telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah bin Amru] dan telah menceritakan kepada kami [Abu Ishaq] dari [Humaid] mengatakan, aku mendengar [Anas] mengatakan; Haritsah gugur di perang Badar sedang ia masih berusia muda. Kemudian ibunya mendatangi Nabi Shallallahu'alaihiwasallam dan berujar; "Ya Rasulullah, engkau telah tahu tempat tinggal Haritsah daripada aku, kalaulah dia di surga, maka aku akan bersabar dan mengharap pahala, dan jikalau ditempat lain, akan kau lihat apa yang kulakukan". Maka Nabi bersabda: "apakah kamu mengira bahwa surga hanyalah satu tingkatan, sungguh surga mempunyai sekian banyak tingkatan, dan sungguh dia berada di surga Firdaus."

bukhari:6068

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Mas'ud] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Al A'masy] dari [Abu wa`il] dari [Khudzaifah] radliyallahu'anhu mengatakan, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyampaikan khutbah kepada kami, yang dalam khutbah itu tidaklah beliau tinggalkan sesuatu yang terjadi hingga kiamat tiba, selain beliau sebutkan, yang tahu akan mengetahuinya, dan yang bodoh tidak mengetahuinya, sungguh aku telah melihat sesuatu yang pernah kulupakan, lantas aku tahu suatu hal yang tidak diketahui seseorang karena ia belum melihatnya, lantas ia pun melihatnya dan mengetahuinya.

bukhari:6114

Telah menceritakan kepada kami [Hibban bin Musa] Telah mengabarkan kepada kami [Abdullah] Telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Sa'id bin Musayyab] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu berkata; kami menghadiri perang Khaibar bersama Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam, kemudian Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam berkata terhadap seseorang yang turut bersama beliau yang mengaku dirinya muslim: "Orang ini penghuni neraka." Ketika peperangan terjadi, Orang tadi berperang dengan gigih, kemudian orang tersebut terkena luka yang lumayan banyak, dan luka-luka itu pun membuatnya tak bergeming. Seorang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang dan berujar; 'Hai Rasulullah, apakah anda telah melihat lelaki yang engkau katakan bahwa dia termasuk penghuni neraka?, sungguh dia telah berperang sedemikian gigihnya dan mendapat luka sedemikian banyak.'. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tetap mengatakan: "Dia termasuk penghuni neraka." Nyaris sebagian kaum muslimin menjadi ragu terhadap ucapan beliau. Ketika kondisi dalam sedemikian itu, laki-laki tadi merasakan derita luka yang perih, lantas dengan tangannya ia mengambil kantong anak panahnya, ia ambil salah satu panahnya dan ia pergunakan untuk bunuh diri. Dengan serta merta beberapa lelaki dari kaum muslimin menemui Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dan berujar: 'Wahai Rasulullah, Allah telah membenarkan ucapanmu, sungguh fulan melakukan bunuh diri.' Maka Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "ya Bilal, berdirilah, dan umumkanlah, tidak akan masuk surga kecuali mukmin, dan Allah menguatkan agama ini dengan laki-laki yang durhaka."

bukhari:6116

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abi Maryam] telah menceritakan kepada kami [Abu Ghassan] telah menceritakan kepadaku [Abu Hazim] dari [Sahal bin Sa'd] bahwasanya ada seorang muslimin yang gagah berani dalam peperangan ikut serta bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memperhatikan orang itu dan berujar; "Barangsiapa ingin melihat lelaki penghuni neraka, silahkan lihat orang ini." Seorang laki-laki akhirnya menguntitnya, dan rupanya lelaki tersebut merupakan orang yang paling ganas terhadap orang-orang musyrik. akhirnya lelaki tersebut terluka dan dia ingin segera dijemput kematian sebelum waktunya, maka ia ambil pucuk pedangnya dan ia letakkan di dadanya kemudian ia hunjamkan hingga tembus diantara kedua lengannya. Orang yang menguntit lelaki tersebut langsung menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berujar; 'Saya bersaksi bahwa engkau utusan Allah.' 'apa itu? ' Tanya Nabi. Orang tadi menjawab; 'anda berkata terhadap; 'siapa yang ingin melihat penghuni neraka, silahkan lihat orang ini, ' orang itu merupakan orang yang paling pemberani diantara kami, kaum muslimin. Lalu aku tahu, ternyata dia mati tidak diatas keIslaman, sebab dikala ia mendapat luka, ia tak sabar menanti kematian, lalu bunuh diri.' Seketika itu pula Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh ada seorang hamba yang melakukan amalan-amalan penghuni neraka, namun berakhir menjadi penghuni surga, dan ada seorang hamba yang mengamalkan amalan-amalan penghuni surga, namun berakhir menjadi penghuni neraka, sungguh amalan itu ditentukan dengan penutupan."

bukhari:6117

Telah menceritakan kepada kami [Al Humaidi] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] telah menceritakan kepada kami [Amru] dari [Ikrimah] dari [Ibnu 'Abbas] radliallahu 'anhuma, mengenai ayat; 'Dan tidaklah Kami jadikan mimpi yang Kami perlihatkan kepadamu selain sebagai cobaan bagi manusia', dia menuturkan; itu adalah mimpi sorotan mata jahat yang diperlihatkan kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam ketika beliau diisra'kan ke baitul maqdis, dan dia mengatakan mengenai ayat; 'Dan pohon terlaknat dalam alquran' (QS. Al Isra-60), yaitu pohon zaqqum.

bukhari:6123

Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'man] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ghailan bin Jarir] dari [Abu Burdah] dari [ayahnya] menuturkan; aku pernah mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di tengah-tengah rombongan orang-orang asy'ari, saya meminta agar bisa membawa kami. Tapi Nabi mengatakan: "demi Allah kami tidak bisa mengikut sertakan kalian dan kami tidak mempunyai kendaraan untuk mengangkut kalian." Dia melanjutkan; maka kami pun tinggal sekehendak Allah, dan kami diberi tiga unta yang punggungnya putih, sehingga beliau bisa mengangkut kami dengan unta-unta itu. Tatkala kami berjalan, kami atau sebagian kami mengatakan; 'Demi Allah, kita tak akan memperoleh barakah karena kita mendatangi Nabi Shallalahu'alaihi wasallam meminta diikusertakan menumpang, namun beliau terus bersumpah untuk tidak mengikutkan kita menumpang, namun selanjutnya beliau memberi kendaraan untuk mengangkut kami, maka kembalilah sekarang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian kita utarakan kepada beliau! ' Maka kami mendatangi beliau, dan Nabi menjawab: "Bukan kami yang mengangkut kalian, namun Allahlah yang menyediakan kendaraan untuk mengangkut kalian."

bukhari:6133

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] mengatakan; telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Ubaidullah bin Abdillah bin Utbah bin Mas'ud] dari [Abu Hurairah] dan [Zaid bin Khalid] keduanya mengabarkannya, bahwa ada dua orang bersengketa dan mengadukan perkaranya kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Salah satu dari keduanya berujar; 'putuskanlah antara kami dengan kitabullah! ' lalu laki-laki kedua -dan dia lebih pandai agama daripada laki-laki pertama- menjawab; 'Betul ya Rasulullah, putuskanlah antara kami dengan kitabullah dan izinkan bagiku untuk berbicara.' "Bicaralah, " kata Nabi. Lanjutnya; 'sesungguhnya anakku adalah 'asiif (pekerja) orang ini. -Malik menjelaskan bahwa asiif adalah buruh.- Anakku berzina dengan isterinya. Maka orang-orang mengabarkan kepadaku bahwa anakku harus dihukum rajam, aku pun menebusnya dengan seratus ekor unta dan satu hamba sahaya. Lalu aku bertanya para orang alim, dan mereka menjelaskan, bahwa anakku cukup dijilid (dicambuk) seratus kali cambukan dan diasingkan selama satu tahun, dan rajam berlaku bagi isterinya.' Maka Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Ketahuilah, demi Allah, saya putuskan perkara kalian berdua dengan kitabullah, kambing dan hamba sahayamu dikembalikan kepadamu, dan anak laki-lakimu dicambuk seratus kali dan diasingkan setahun." Kemudian beliau memerintahkan Unais Al Aslami untuk mendatangi isteri laki-laki tersebut, jika ia mengaku telah berzina maka dirajam, dan ternyata perempuan laki-laki tersebut mengakui, maka dia pun merajamnya.

bukhari:6143

Telah menceritakan kepada kami [Abul yaman] telah memberitakan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] mengatakan; telah menceritakan kepadaku [Urwah] dari [Abu Humaid As Sa'idi] bahwasanya ia mengabarkan kepadanya, bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam mempekerjakan karyawan zakat ('amil). Setelah selesai dari kerjanya, 'amil tadi mendatangi Nabi dan berujar; 'Wahai Rasulullah, ini untuk kalian dan ini dihadiahkan untukku'. Lantas Nabi bersabda: "tidakkah kamu duduk-duduk saja di rumah ayahmu atau ibumu kemudian kamu cermati, apakah kamu memperoleh hadiah ataukah tidak?" Kemudian Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam berdiri diwaktu sore setelah berdoa, bersyahadat, dan memuji Allah dengan puji-pujian yang semestinya bagi-Nya, kemudian beliau memulai: "Amma ba'du. Ada apa gerangan dengan 'amil zakat yang kami pekerjakan, dia mendatangi kami dan berujar; 'Ini dari pekerjaan kalian dan ini hadiah untukku, tidakkah ia duduk-duduk saja di rumah ayahnya atu ibunya lantas ia cermati, apakah ia memperoleh hadiah ataukah tidak? Demi dzat yang jiwa Muhammad di Tangan-Nya, tidaklah salah seorang diantara kalian mengambil harta tanpa haknya, selain pada hari kiamat nanti harta itu ia pikul diatas tengkuknya, dan jika unta, ia akan memikulnya dan mengeluarkan suara unta, dan jika sapi, maka sapi itu dipikulnya dan melenguh, dan jika harta yang ia ambil berupa kambing, maka kambing itu akan mengembik. Sungguh telah kusampaikan." Kata Abu Humaid; 'kemudian Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam mengangkat tangannya hingga kami melihat warna putih ketiaknya.' Abu Humaid berkata; 'dan telah mendengar hal itu bersamaku adalah Zaid bin Tsabit, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka tanyailah dia.'

bukhari:6145

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahhab] dari [Ayyub] dari [Abu Qilabah] dan [Al Qasim At Tamimi] dari [Zahdam] menuturkan; antara sekelompok dusun kabilah Jarom dan orang-orang asy'ari terdapat kecintaan dan persaudaraan, ketika itu kami berada pada [Abu Musa Al Asy'ari], kemudian didekatkan santapan kepadanya, yang isinya berupa daging ayam. Ketika itu di dekatnya ada seorang laki-laki dari Bani taimullah Ahmar sepertinya dari kalangan mantan budak. Abu Musa kemudian mengundangnya menyantap makanan. Kata Zahdam, ketika itu saya melihatnya menyantap suatu makanan yang aku menganggapnya jijik, sehingga aku bersumpah untuk tidak menyantapnya. Kontan Abu Musa mengatakan; 'Berdirilah engkau, akan saya ceritakan kepadamu tentang hal itu. Dahulu aku pernah mendatangi Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersama sekelompok orang-orang asy'ari meminta beliau agar kami diikutsertakan membawa kami. Nabi menjawab: "Demi Allah, saya tidak bisa membawa kalian, dan saya juga tak punya kendaraan untuk mengangkut kalian." Namun selanjutnya Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam mendapatkan rampasan unta dan bertanya kepada kami: "Mana tadi orang-orang asy'ari?" Beliau perintahkan agar kami mendapat lima ekor unta yang punggungnya putih. Ketika kami sudah berangkat, kami berkata; 'Apa yang harus kita lakukan terhadap sumpah Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, beliau bersumpah untuk tidak membawa kita, yang ketika itu memang beliau tak mempunyai kendaraan untuk mengangkut kita, lantas beliau pun mengikutsertakan kita untuk naik kendaraan dan kita pura-pura lupa terhadap sumpah beliau Shallallahu'alaihiwasallam? demi Allah, kalau begini kita tidak akan untung.' Maka kami kembali menemui beliau dan kami utarakan uneg-uneg kami; ' Dahulu kami pernah mendatangi anda agar mengikutsertakan kami naik kendaraan, lantas anda bersumpah tidak akan mengikutsertakan kami yang ketika itu memang anda tak punya kendaraan untuk mengangkut kami! ' Nabi jawaban: "Bukan sayalah yang mengikusertakan kalian naik kendaraan, namun Allah lah yang menjadikan kalian bisa naik kendaraan. Demi Allah, tidaklah saya melakukan suatu sumpah, lantas saya melihat suatu yang lebih baik, selain kulakukan yang lebih baik, dan kubayar kaffarat sumpahku."

bukhari:6158

Telah menceritakan kepada kami [Adam] telah menceritakan kepada kami [Syaiban] telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [Anas bin Malik] menuturkan; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jahannam tiada henti menuturkan; 'Masihkah ada tambahan? ' (QS. Qaf 30), sampai Allah rabbul 'izzati meletakkan telapak kaki-Nya disana hingga neraka mengatakan; 'Cukup, cukup demi kemuliaan-Mu, ' hingga sebagian penghuni neraka menghimpit sebagian lainnya." [Syu'bah] meriwayatkannya dari [Qatadah].

bukhari:6168

Telah menceritakan kepadaku [Ishaq bin Manshur] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Umar] dari [Said bin Abi Sa'id] dari [Abu Hurairah], ada seorang laki-laki masuk masjid dan shalat, sedang Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam ketika itu berada di pojok masjid. kemudian lelaki tersebut datang menemui Nabi dan memberi salam, tapi beliau berujar: "kembali dan shalaatlah, (karena) kamu belum melakukan shalat!" Orang itu mengulangi shalatnya dan mengucapkan salam. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda lagi; "kembalilah dan lakukan shalat (lagi), sebab engkau belum melakukan shalat!" Pada kali ketiganya, orang itu berujar; 'ajarilah aku! ' Nabi menjawab: "Jika kamu hendak melakukan shalat, sempurnakanlah wudhu dan menghadaplah ke kiblat, kemudian bertakbirlah dan bacalah al qur`an yang mudah bagimu, kemudian ruku'lah hingga kamu lakukan ruku'mu dengan tenang, kemudian angkatlah kepalamu hingga engkau berdiri dengan tenang, kemudian sujudlah hingga engkau sujud dengan tenang, kemudian angkatlah hingga engkau betul-betul duduk lurus dan tenang, kemudian sujudlah hingga engkau sujud dengan tenang, kemudian angkatlah hingga engkau berdiri dengan tenang, lakukanlah yang demikian dalam semua shalatmu semuanya."

bukhari:6174

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Al A'masy] dari [Abu Wa`il] dari [Abdullah] radliallahu 'anhu menuturkan; Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa bersumpah mengada-ada di depan hakim, dengan tujuan untuk memperoleh harta seorang muslim, maka ia berjumpa dengan Allah dan Allah murka kepadanya, " kemudian Allah menurunkan ayat yang membenarkan hal ini dengan ayat; 'Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji Allah dan sumpah mereka dengan harga yang sedikit' (QS. Ali'imran 77) hingga akhir ayat. Maka [Al Asy'ats bin Qais] masuk dan bertanya; 'Apa yang diceritakan Abu Abdurrahman kepada kalian? ' Mereka menjawab; 'begini dan begini'. Maka Al Asy'ats bin Qais berkata; 'ayat itu diturunkan kepada kami, yang ketika itu saya mempunyai sumur di pekarangan keponakanku, maka kudatangi Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam dan beliau bersabda: "Sekarang engkau harus menyertakan bukti kepemiikanmu atau dia melakukan sumpahnya!" Aku menjawab; 'kalau begitu, dia pasti akan bersumpah Ya Rasulullah! ' Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa bersumpah dengan sumpah dusta (diada-adakan), ia melakukan kejahatan dengan sumpahnya itu dengan tujuan untuk merampas harta seorang muslim, ia akan menjumpai Allah sedang Allah dalam keadaan murka kepadanya."

bukhari:6183

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin A'la`] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Buraid] dari [Abu Burdah] dari [Abu Musa] menuturkan; sahabat-shabatku mengutusku menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam agar aku menanyai beliau mengenai kendaraan untuk mengangkut kami. Tetapi beliau bersabda: "Demi Allah, saya tidak bisa mengikutsertakan kalian naik kendaraan." Ketika itu kutemui beliau dalam keadaan marah. Ketika aku mendatangi beliau di waktu selanjutnya, beliau bersabda: "Temuilah kawan-kawanmu, dan katakan kepada mereka bahwa Allah atau Rasulullah mempunyai kendaraan untuk mengangkut kalian."

bukhari:6184

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Fudhail] telah menceritakan kepada kami ['Umarah bin Qa'qa'] dari [Abu Zur'ah] dari [Abu Hurairah] menuturkan; Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Ada dua kalimat yang ringan di lisan, berat di timbangan, dan disukai Arrahman, Subhanallah wabihamdihi dan Subhaanallahul 'azhiim."

bukhari:6188

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] dari [Malik] dari [Ishaq bin Abdullah bin Abi Thalhah], ia mendengar [Anas bin Malik] menuturkan; Abu Thalhah mengatakan kepada Ummu Sulaim; 'Aku mendengar suara Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam yang sedemikian lirih hingga aku tahu bahwa beliau lapar, apakah engkau mempunyai makanan? ' 'Ya aku punya' Jawabnya. Ummu Sulaim kemudian mengeluarkan beberapa kerat roti gandum, kemudian ia ambil sehelai kain dan ia bungkus roti itu dengan sebagian kainnya, Abu Thalhah mengutusku untuk menemui Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Aku bergegas pergi dan kudapati Rasulullah saat itu tengah di masjid bersama para sahabatnya. Aku mendatangi mereka, kemudian Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bertanya: "Sepertinya kamu diutus oleh Abu Thalhah?" 'Benar, Ya Rasulullah' jawabku. Maka Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda kepada para sahabat yang bersamanya: "Berdirilah kalian." Mereka kemudian berangkat dan aku juga berjalan ditengah-tengah mereka hingga kudatangi Abu Thalhah dan kuutarakan kepadanya segala peristiwanya. Abu Thalhah berkata; "ya Ummu Sulaim, Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam dan para sahabatnya datang kepada kita, padahal kita tak punya makanan untuk menjamu mereka." Ummu Sulaim menjawab; 'Allah dan rasul-Nya lebih tahu.' Abu Thalhah keluar untuk menemui Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, kemudian dia dan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam masuk ke dalam rumahnya. Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam berkata kepada Ummu Sulaim: "Bawalah kesini makanan yang kau punyai wahai Ummu Sulaim!" Ummu Sulaim langsung membawa rotinya, dan Rasulullah memerintahkan kepada Ummu Sulaim agar roti itu dicuil-cuil. Ummu Sulaim kemudian memeras geriba yang berisi minyak samin dan dia gunakan untuk membumbui rotinya. Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam kemudian membaca doa-doa yang Allah kehendaki untuk beliau ucapkan, kemudian berkata kepada Abu Thalhah: "Panggil sepuluh orang!" Abu Thalhah memanggil sepuluh orang, mereka masuk dan menyantap hingga kenyang dan keluar. Kemudian Rasulullah berkata lagi: "panggil sepuluh orang, " mereka pun masuk dan menyantap makanan hingga kenyang dan keluar. Kemudian Rasulullah berkata lagi: "panggil sepuluh orang, " mereka pun masuk dan menyantap makanan hingga kenyang dan keluar. Semua sahabat akhirnya bisa makan sampai kenyang, padahal jumlah mereka saat itu sebanyak tujuh atau delapan puluh orang.

bukhari:6194

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahhab] menuturkan; aku mendengar [Yahya bin Sa'id] mengatakan; telah mengabarkan kepadaku [Muhammad bin Ibrahim] bahwasanya ia mendengar ['Alqomah bin Waqqash Al Laitsi] menuturkan; aku mendengar [Umar bin khattab] radliallahu 'anhu menuturkan; aku mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya amalan itu hanyalah tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan apa yang diniatkannya. Barangsiapa yang (berniat) hijrah kepada Allah dan RasulNya, maka hijrahnya kepada Allah dan RasulNya. Dan barangsiapa (berniat) hijrah karena dunia yang bakal diraihnya atau wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya kepada apa yang diniatkannya itu."

bukhari:6195

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Al Hajjaj] dari [Ibnu Juraij] menuturkan; ['Atha`] berangggapan bahwa dirinya pernah mendengar [Ubaid bin Umair] mengatakan; aku pernah mendengar ['Aisyah] menuturkan; bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tinggal di rumah Zainab binti Jahsy dan meminum madu dirumahnya, maka aku dan Hafshah saling berwasiat bahwa siapa saja diantara kami berdua yang didatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, agar kami mengatakan; 'Aku menemukan bau pohon mighfar dimulutmu, apakah engkau telah makan buah mighfar? ' Nabi kemudian menemui salah satu dari keduanya dan dia mengatakan ucapan yang telah disepakati keduanya, namun Nabi justeru menjawab: "Tidak, bahkan aku minum madu di tempat Zainab binti Jahsy, dan sekali-kali aku tidak akan mengulanginya." Maka turunlah ayat yang menegur Nabi; "Wahai Nabi, mengapa kamu mengharamkan sesuatu yang telah Allah halalkan kepadamu' dan surat, 'jika kalian berdua bertaubat kepada Allah, ' ditujukan kepada Aisyah dan Hafshah. Dan firman-Nya; 'Ingatlah ketika Nabi merahasiakan sebuah pembicaraan kepada sebagian isterinya, ' petikan ayat ini untuk ucapan Nabi yang mengatakan: 'Namun aku minum madu.' [Ibrahim bin Musa] berkata kepadaku; dari [Hisyam] dengan tambahan redaksi: "Saya sekali-kali tak akan mengulanginya selama-lamanya, saya telah bersumpah, maka janganlah kalian kabarkan kepada seorang pun."

bukhari:6197

Telah menceritakan kepada kami [Abul Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] telah menceritakan kepada kami [Abu Az zanad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] menuturkan; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Nadzar tidak akan menghantarkan anak adam kepada sesuatu yang tidak ditakdirkan baginya, namun nadzar menghantarkannya kepada takdir yang ditakdirkan baginya, Allah mengeluarkan nadzar dari orang bakhil, sehingga menghantarkannya kepada sesuatu yang belum ia dapatkan sebelumnya."

bukhari:6200

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] mengatakan; telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Tsaur bin Zaid ad Daili] dari [Abul Ghaits maula Ibnu Muthi'] dari [Abu Hurairah] mengatakan: kami berangkat bersama Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam saat perang khaibar. Kami tidak memperoleh ghanimah berupa emas dan perak, hanya kami mendapat harta, pakaian dan perabot. Seorang dari bani dhubaib yang dikenal dengan nama Rifa'ah bin Zaid memberi hadiah Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam berupa seorang pelayan namanya Mid'am. Kemudian Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam mengutus Mid'am ke Wadil qura, hingga ketika ia sampai di Wadil qura, tepatnya ketika Mid'am mengendarai hewan tunggangan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, sebatang anak panah nyasar mengenai dirinya hingga terbunuh. Para sahabat kemudian berseru; 'sungguh bahagia, baginya surga! ' langsung Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam menegur dengan bersabda: "Sekali-kali tidak, demi dzat yang jiwaku berada di tangan-NYA, baju yang diambilnya dari ghanimah yang belum dibagi di hari Khaibar telah menyalakan api baginya." Ketika para sahabat mendengar sabda beliau, tiba-tiba seseorang membawa seutas tali atau sepasang tali kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan Nabi bersabda: "seutas tali neraka, atau sepasang tali neraka."

bukhari:6213

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri], Sufyan berkata; aku mendengarnya dari mulutnya, dari [Humaid bin Abdurrahman] dari [Abu Hurairah] mengatakan, Seorang lelaki menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berujar; 'celaka aku! ' "kenapa denganmu?" Tanya Nabi, dia Jawab; 'Aku menyetubuhi istriku di bulan Ramadhan.' Nabi bertanya; "mampukah kamu membebaskan seorang budak?" 'Tidak, ' Jawabnya. Tanya Nabi: "Apakah kamu bisa berpuasa dua bulan secara berturut-turut?" 'Tidak' jawabnya. Tanya Nabi: "Apakah kamu bisa memberi makan enam puluh orang miskin?" 'Tidak, ' Jawabnya. Nabi bersabda: "Kalau begitu duduklah." Orang itu pun duduk, dan Nabi membawakan segantang penuh kurma dan berujar: "Ambillah kurma ini dan pergunakanlah untuk bersedekah!" Orang tadi menjawab; 'Apakah kepada orang yang lebih miskin dari kami? ' Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun tertawa hingga terlihat gigi serinya dan bersabda: "berilah makan keluargamu dengannya!"

bukhari:6215

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Mahbub] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid] telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Humaid bin Abdurrahman] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu menuturkan; "Seorang lelaki mendatangi Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam dan berujar; 'celaka aku! ' Nabi bertanya; "sebab apa itu? ' laki-laki itu menjawab: 'Aku telah menggauli isteriku di bulan ramadhan! ' Nabi bertanya: "mampukah kamu memerdekakan budak?" 'Tidak' jawabnya. Nabi bertanya lagi: "mampukah kamu berpuasa dua bulan secara berturut-turut?" 'tidak' jawabnya. Nabi bertanya lagi: "mampukah kamu memberi makan enam puluh orang miskin?" 'Tidak' jawabnya. (Datanglah) seorang sahabat anshar membawa segantang kurma. -Dan maksud istilah 'arq adalah rantang yang berisi kurma.- Maka Nabi berkata kepadanya: "Bawalah makanan ini, dan sedekahkanlah!" Lelaki tersebut menjawab; 'Apakah kepada orang yang lebih membutuhkan daripada aku ya Rasulullah? Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, diantara dua lembah ini tidak ada penghuni rumah yang lebih membutuhkan daripada aku.' Lantas Nabi berujar; "Pergilah dan berilah makan keluargamu dengan kurma ini".

bukhari:6216

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] dari [Humaid] dari [Abu Hurairah] mengatakan; seorang lelaki menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berujar; 'celaka aku! ' Nabi bertanya: "ada apa dengan kamu?" jawabnya; 'Aku menggauli isteriku di bulan ramadhan.' Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Apakah engkau mempunyai seorang budak yang bisa kau bebaskan?" 'tidak' jawabnya. Nabi bertanya lagi: "Apakah kamu bisa berpuasa selama dua bulan berturut-turut?" 'Tidak' Jawabnya. Nabi bertanya lagi: "mampukah kamu memberi makan enam puluh orang miskin?" 'tidak' jawabnya. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam diberi segantang kurma dan berujar: "Ambilah kurma ini dan bersedekah dengannya!" ia menjawab; 'Apakah kepada orang yang lebih fakir daripada saya? Sungguh diantara dua gunung ini tidak ada orang yang lebih fakir daripada aku!" maka Nabi berujar: "Ambillah dan berilah makan keluargamu dengannya!"

bukhari:6217

Telah menceritakan kepada kami [Mundzir bin Walid Al Jarudi] telah menceritakan kepada kami [Abu Qutaibah yakni Salam] telah menceritakan kepada kami [Malik] dari [Nafi'] mengatakan, [Ibnu Umar] membayar zakat Ramadhan dengan takaran mud Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, yaitu mud di masa permulaan, dan membayar kaffarat sumpah dengan ukuran mud Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Abu Qutaibah berkata; Malik mengatakan kepada kami; 'mud kami jauh lebih besar daripada mud kalian, dan kami sependapat tak ada tambahan selain pada mud Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.' Sedang Malik mengatakan kepadaku; 'Kalau seorang amir datang kepada kalian, kemudian menetapkan ukuran mudd yang jauh lebih kecil daripada mudd Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dengan takaran mana kalian membayarnya? ' aku menjawab 'kami membayarnya dengan takaran mudd Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.' ia mengatakan; 'Bukankah kamu sependapat bahwa urusan hanyasanya kembali kepada mudd Nabi shallallahu 'alaihi wasallam? '

bukhari:6219

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Hujr] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ibrahim] dari [Ayyub] dari [Al Qasim at Tamimi] dari [Zahdam Al Jarmi] mengatakan; kami pada Abu Musa yang ketika itu antara kami dan penghuni dusun Jarom terjalin hubungan kekeluargaan, kecintaan dan persahabatan. Kata Zahdam; kami diberi hidangan yang berisi daging ayam. Ditengah perkumpulan itu ada seorang laki-laki dari bani taimullah ahmar yang seakan-akan dia adalah dari kalangan mantan budak, yang tidak mendekati hidangan. Maka [Abu musa] memanggilnya; 'Mendekatlah, sebab aku melihat Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam juga menyantapnya.' Kata Zahdam; maka aku melihat ia menyantap suatu makanan yang kuanggap jijik. Maka aku bersumpah untuk tidak menyantapnya selama-lamanya. Seketika itu juga Abu musa memanggilku seraya mengatakan; 'Mendekatlah kesini, kukabarkan kepadamu tentang sumpahmu itu. kami pernah mendatangi Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersama sekelompok orang-orang asy'ari dengan niat untuk meminta beliau agar menyediakan kendaraan untuk mengangkut kami, ketika itu beliau sedang membagi-bagikan unta dari unta sedekah.' -Ayyub mengatakan; dalam ucapan Abu Musa ada tambahan redaksi - 'yang ketika itu beliau dalam keadaan marah. Lantas Nabi mengatakan: "Demi Allah, saya tak menyediakan kendaraan untuk kalian, dan saya tak punya kendaraan kalian." Maka kami pun berangkat, selanjutnya Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam mendapat rampasan berupa sekelompok unta kemudian diserukan: "dimana orang-orang asy'ari yang meminta kendaraan tadi?" Kami pun mendatangi beliau, dan beliau memberi kami kurang lebih tiga puluh puluh ekor hingga seratusan unta yang punggungnya putih. -Kata Zahdam, - kami pun meneruskan perjalanan, kemudian saya katakan kepada sahbat-sahabatku; "kita mula-mula mendatangi Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam untuk meminta kendaraan, tetapi beliau bersumpah tidak menyediakan kendaraan untuk kita, namun selanjutnya beliau mengutus seorang utusan kepada kita dan menyediakan kendaraan bagi kita. Rupanya Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam telah lupa terhadap sumpahnya, demi Allah, kalaulah Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam melupakan sumpahnya terhadap kita, kita tak akan untung. Mari kembali kita temui Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam dan kita ingatkan beliau terhadap sumpahnya.' Kami pun pulang dan kami katakan; 'ya Rasulullah, dahulu kami pernah mendatangimu meminta kendaraan untuk mengangkut kami, tetapi anda bersumpah tidak menyediakan kendaran bagi kami, namun akhirnya anda menyediakan kendaraan juga, maka kami mengira anda telah melupakan sumpah anda.' Nabi pun menjawab: "Teruskan perjalanan kalian, sebab Allah-lah yang menyediakan kendaraan bagi kalian, sesungguhnya aku, demi Allah, insya-Allah, tidak melakukan suatu sumpah kemudian aku melihat selainnya ada yang lebih baik, melainkan akan aku lakukan yang lebih baik dan kubayar kaffarat sumpahku." Hadits ini diperkuat oleh [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dari [Abu Qilabah] dan [Al Qasim bin 'Ashim Al Kalbi]. Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahhab] dari [Ayyub] dari [Abu Qilabah] dan [Al Qasim at Tamimi] dari [Zahdam] dengan hadits ini. Dan Telah menceritakan kepada kami [Abu Ma'mar] telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Al Qasim] dari [Zahdam] dengan hadits ini.

bukhari:6226

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Uqail] dari [Ibnu Syihab] mengatakan, telah mengabarkan kepadaku [Malik bin Aus bin Al Hadatsan] dan [Muhammad bin Jubair bin Muth'im] menyebutkan kepadaku diantara haditsnya; 'maka aku berangkat hingga menemuinya dan bertanya kepadanya, dia menjawab; 'Aku berangkat hingga aku menemui [Umar]. Umar lantas ditemui oleh pengawal rumahnya dan mengucapkan selamat datang, kemudian ia bertanya; 'Apakah anda berkenan memberi izin untuk [Utsman], [Abdurrahman], [Zubai] r, dan [Sa'dari] ' 'Tentu' jawabnya. Penjaga itu pun mengizinkan mereka. kemudian dia bertanya lagi; 'apakah anda memberi izin kepada [Ali] dan [Abbas] ' 'ya' Jawab Umar. Abbas kemudian berkata; 'Wahai amirul mukminin, putuskanlah antara aku dan orang ini! ' Umar menjawab; 'Saya bersumpah kepada kalian dengan nama Allah yang karena- izin-Nya langit dan bumi tegak, bukankah kalian telah tahu bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam telah bersabda: "Kami tidak diwarisian, dan apa yang kami tinggalkan adalah sedekah!" yang Rasulullah maksudkan adalah beliau sendiri.' Sekumpulan sahabat berkata; 'Nabi pernah mengatakan yang demikian.' Umar kemudian menemui Ali dan Abbas dan bertanya; 'bukankah kalian berdua tahu bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam telah menyabdakan yang demikian? ' Keduanya menjawab; 'Betul, Beliau telah bersabda sedemikian itu.' Umar berkata; 'sekarang saya akan menceritakan kepada kalian tentang persoalan ini, sesungguhnya Allah telah memberi pemberian special kepada Rasul-Nya Shallallahu'alaihiwasallam tentang harta fai` ini, dengan sesuatu yang tidak diberikan-Nya kepada seorang pun selainnya. Allah berfirman: 'Apa saja yang Allah berikan kepada Rasul-Nya…hingga firman-Nya Sesungguhnya Allah Maha Berkuasa. (QS. Alhasyr 1). Karenanya harta fai` tersebut adalah murni untuk Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, demi Allah beliau tidak memberikannya secara special untuk kalian dan tidak pula mengutamakannya untuk kalian, sesungguhnya beliau juga telah memberikan harta itu kepada kalian dan meratakannya kepada kalian hingga tersisa dari harta ini, selanjutnya Nabi pergunakan harta itu untuk menafkahi keluarganya selama setahun, beliau mengambil harta sisanya dan beliau salurkan untuk harta Allah. Begitulah Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam memperlakukan harta itu semasa hidupnya. Saya bersumpah kepada kalian atas nama Allah, Bukankah kalian tahu terhadap itu semua? ' Mereka menjawab; 'Iya'. Kemudian Umar mengatakan secara khusus kepada Ali dan Abbas; 'Saya bersumpah kepada kalian berdua atas nama Allah, bukankah kalian berdua tahu itu semua? ' Keduanya menjawab; 'Benar'. Umar melanjutkan; 'Kemudian Allah mewafatkan Nabi-NYA Shallallahu'alaihiwasallam, lantas Abu Bakar berkata; 'Aku adalah wali Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, ' dan dia memegang harta itu kemudian mengelola sebagaimana Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam mengelola, kemudian Allah mewafatkan Abu Bakar, sehingga aku katakan; 'Aku adalah wali dari walinya Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, sehingga aku pegang harta itu selama dua tahun dan aku kelola sebagaimana Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dan Abu Bakar mengelolanya, kemudian kalian berdua mendatangiku sedang ucapan kalian satu, dan perkara kalian berdua sepakat persis, kalian mendatangiku dengan harapan memintaku bagianmu lewat lajur keponakanmu, sedang orang ini memintaku bagian isterinya lewat lajur ayahnya, maka kutegaskan; Jika kalian berkenan, tanah itu akan kuserahkan kepada kalian berdua, sehingga kalian berdua memperoleh keputusan selain itu dariku, demi Allah yang atas seizin-Nya bumi dan langit menjadi tegak, Saya tak akan menetapkan keputusan selain itu hingga kiamat tiba, kalaulah kalian berdua merasa tidak mampu, serahkan padaku, saya akan mengelola harta itu sebagai ganti kalian.'

bukhari:6231

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Urwah] dari [Aisyah] radliallahu 'anha, bahwasanya isteri-isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam meninggal, mereka ingin mengutus Utsman untuk menemui Abu Bakar meminta warisan mereka, maka Aisyah mengatakan; Bukankah Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda: "Kami tidak diwarisi, dan semua yang kami tinggalkan adalah sedekah?."

bukhari:6233

Telah menceritakan kepada kami [Al Humaidi] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] Telah menceritakan kepada kami [Az Zuhri] mengatakan; telah mengabarkan kepadaku [Amir bin Sa'd bin Abi Waqqash] dari [ayahnya] mengatakan; Aku pernah sakit parah di Makkah hingga rasanya berada di ujung kematian. Kemudian Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam menjengukku. Maka Saya bertanya; 'Wahai Rasulullah, saya mempunyai harta yang melimpah ruah, dan tak ada yang mewarisiku selain anak perempuanku bagimana kalau aku sedekahkan dua pertiganya? ' Nabi menjawab: "jangan". Saya bertanya lagi; 'Bagaimana kalau separoh? ' Nabi menjawab: "jangan". Saya tanyakan lagi; 'Bagaimana kalau sepertiganya? ' Nabi menjawab: "Sepertiga itu banyak, Sesunguhnya jika engkau tinggalkan anakmu dalam keadaan berkecukupan, itu lebih baik bagimu daripada kamu tinggalkan mereka dengan kondisi papa sehingga meminta-minta kepada orang lain, dan sekali-kali tidaklah engkau memberi nafkah, melainkan kamu diberi pahala sampai berupa suapan yang engkau angkat kedalam mulut isterimu." Maka saya berkata; 'Wahai Rasulullah, apakah aku tetap tinggal (di Makkah dan meninggalkan) hijrahku? ' Nabi menjawab: "Sekali-kali kamu tidak akan tertinggal setelahku kemudian kamu beramal shalih dengan mengharap wajah Allah kecuali akan menambah bagimu ketinggian dan derajat, Bisa jadi dengan kamu tetap tinggal (di Makkah) setelahku akan mendatangkan manfaat bagi suatu kaum dan mencelakakan yang lainnya." tetapi nasib tragis menimpa Sa'ad bin Khaulah yang menemui ajalnya di Makkah. Rasulullah Shalla Allahu 'alaihi wa sallam sempat memintakan rahmat dan ampunan untuknya. Sufyan mengatakan ' Sa'd bin Khaulah adalah laki-laki dari bani Amir bin Lu`ai.

bukhari:6236

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] Telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Urwah] dari [Aisyah] radliallahu 'anha mengatakan; 'Utbah berpesan kepada saudaranya Sa'd, bahwa 'putra dari hamba sahaya Zam'ah adalah dariku, maka ambilah dia.' Di hari penaklukan Makkah, Sa'd mengambilnya dengan mengatakan; 'Ini adalah putra saudaraku, ia berpesan kepadaku tentangnya.' Maka berdirilah Abd bin Zam'ah seraya mengatakan; '(dia) saudaraku, dan putra dari hamba sahaya ayahku, dilahirkan diatas ranjangnya.' Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dia bagimu wahai Abd bin Zam'ah, anak bagi pemilik ranjang dan bagi pezinah adalah batu (rajam)." Kemudian Nabi bersabda kepada Saudah binti Zam'ah: "hendaklah engkau berhijab darinya, " beliau melihat kemiripannya dengan 'Utbah, sehingga anak laki-laki itu tak pernah lagi melihat Saudah hingga ia meninggal.

bukhari:6252

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim At Taimi] dari [ayahnya] mengatakan, [Ali] radliallahu 'anhu menuturkan; 'Kami tidak mempunyai kitab yang kami baca kecuali kitabullah dan lembaran ini.' ayah At Taimi menerangkan; kemudian Ali mengeluarkannya, yang isinya adalah beberapa benda dari batuan dan gigi unta, yang tertulis: "Kota Madinah adalah haram (suci), yakni daerah antara 'Air dan Tsaur. Maka barangsiapa yang berbuat kejahatan di dalamnya, atau berniat hendak melakukan kejahatan di dalamnya, niscaya laknat Allah, para Malaikat dan laknat seluruh manusia akan tertimpa kepadanya. Allah tidak akan menerima darinya pada hari kiamat amalan wajib atau pun amalan sunnahnya. Dan barangisapa yang berwali kepada tanpa izin walinya, maka laknat Allah, para Malaikat dan laknat seluruh manusia akan tertimpa kepadanya, tidak akan diterima darinya pada hari kiamat amalan wajib atau pun amalan sunnahnya. Dzimmah kaum muslimin adalah satu, yang mana dzimmah tersebut berlaku bagi orang yang paling rendah diantara mereka. Barangsiapa merusak janji seorang muslim, maka laknat Allah, para Malaikat dan laknat seluruh manusia akan tertimpa kepadanya, tidak akan diterima darinya pada hari kiamat amalan wajib atau pun amalan sunnahnya.

bukhari:6258

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu Syihab] dari [Urwah] dari ['Aisyah] radliallahu 'anha mengatakan; Sa'd bin Abu Waqqash bersengketa dengan Abd bin Zam'ah tentang anak laki-laki. Sa'd mengatakan; 'Ya Rasulullah, (dia adalah) anak saudaraku 'Utbah bin Abi Waqash, dia berpesan kepadaku bahwa dia adalah anaknya, lihatlah kemiripannya! ' Sedang 'Abd bin Zam'ah berkata; 'anak ini adalah saudaraku Wahai Rasulullah, ia dilahirkan di atas kasur ayahku dari hamba sahayanya! ' Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam mencermati kemiripannya dan melihat kemiripan yang terang dengan 'Utbah, namun beliau kemudian bersabda: "Anak laki-laki ini untukmu ya Abd bin Zam'ah, anak bagi pemilik ranjang dan bagi pezinah adalah batu, dan berhijablah engkau dari dia wahai Saudah binti Zam'ah." 'Aisyah berkata; maka anak laki-laki itu tak pernah melihat Saudah selama-lamanya.

bukhari:6268

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Khalid] yaitu Ibnu Abdullah, telah menceritakan kepada kami [Khalid] dari [Abu Utsman] dari [Sa'd] radliallahu 'anhu mengatakan, aku menengar Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda; "Barangsiapa menasabkan diri kepada selain ayahnya padahal ia tahu bukan ayahnya maka surga haram baginya." Maka aku sampaikan hadits ini kepada [Abu Bakrah] dan ia berkata; 'Aku mendengarnya dengan kedua telingaku ini dan hatiku juga mencermati betul dari Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam.'

bukhari:6269

Telah menceritakan kepada kami [Abul Yaman] Telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] mengatakan; telah menceritakan kepada kami [Abu Az Zanad] dari [Abdurrahman] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dahulu ada dua wanita bersama kedua anaknya. Seekor serigala datang dan memangsa salah satu dari kedua anak tersebut. Wanita pertama mengatakan; 'Serigala itu memangsa anakmu'. Wanita kedua mengatakan; 'Justeru serigala itu memangsa anakmu, bukan anakku.' Kedua wanita itu terus mengadukan perkaranya kepada Dawud 'alaihissalam, dan Dawud memutuskan bahwa bayi yang masih adalah milik wanita yang tua. Kemudian keduanya menemui Sulaiman alaihissalam dan menceritakan kisahnya. Sulaiman mengatakan; 'beri aku pisau, bayi ini akan kubelah menjadi dua, satu untukmu dan satu untukmu! ' Wanita yang muda berkata; 'jangan kau lakukan, kiranya Allah merahmatimu, bayi ini miliknya.' Maka Sulaiman memberikan bayi itu kepada wanita yang muda." Abu Hurairah mengatakan; 'Demi Allah, saya tak pernah mendengar istilah pisau sama sekali selain hari itu, sebab istilah yang sering kami pakai adalah 'golok'.'

bukhari:6271

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] dari [Aisyah] radliallahu 'anha mengatakan; Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam menemui kami dengan keceriaan wajahnya yang bersinar, lantas beliau bersabda: "Tidakkah tadi engkau lihat, bahwa Mujazzaz memandang Zaid bin haritsah dan Usamah bin Zaid?" beliau bersabda: "Sesungguhnya telapak kaki-telapak kaki ini merupakan bagian satu dengan yang lainnya."

bukhari:6272

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin 'Abdullah] mengatakan; Telah menceritakan kepadaku [Ibnu Wahb] dari [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dari [Urwah] dari ['Aisyah], bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah memotong tangan seorang wanita. 'Aisyah menuturkan; wanita tersebut di kemudian hari datang sehingga kulaporkan keperluannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka ia bertobat dan melakukan taubatnya dengan baik.

bukhari:6302

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Muhammad Al Ju'fi] Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Abu Idris] dari [Ubadah bin Ash Shamit] radliallahu 'anhu mengatakan, aku berbaiat kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersama rombongan beberapa orang, maka Nabi bersabda: "Saya membai'at kalian untuk tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak kalian dan tidak mengada-adakan kebohongan yang kalian ada-adakan diantara tangan dan kaki kalian, dan janganlah kalian bermaksiat kepadaku dalam perkara yang ma'ruf, barangsiapa diantara kalian yang memenuhi bai'atnya, maka pahalanya disisi Allah, dan barangsiapa diantara kalian melanggar kemudian dihukum di dunia, maka hukuman itu sebagai kaffarat baginya di dunia dan pensuci, dan barangsiapa Allah menutupinya, maka yang demikian terserah Allah, jika Allah berkehendak akan menyiksanya dan jika berkehendak akan mengampuninya." Abu Abdullah mengatakan; 'Jika pencuri bertaubat setelah tangannya dipotong, persaksiannya diterima dan setiap orang yang terkena hukuman had juga seperti ini, jika ia bertaubat, kesaksiannya diterima.'

bukhari:6303

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salam] telah mengabarkan kepada kami [Abdullah] dari [Ubaidillah bin Umar] dari [Khubaib bin Abdurrahman] dari [Hafsh bin 'Ashim] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda; "Ada tujuh golongan yang Allah melindungi mereka dalam lindungan-NYA pada hari kiamat, di hari ketika tiada perlindungan selain perlindungan-NYA, yaitu; imam yang adil, pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah, seseorang yang senantiasa mengingat Allah saat sendiri sehingga matanya berlinang, seseorang yang hatinya selalu terkait dengan masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, seseorang yang diajak berkencan oleh wanita bagsawan dan rupawan, namun ia menjawab; 'Saya takut kepada Allah', serta seseorang yang bersedekah secara sembunyi-sembunyi, sehingga tangan kirinya tidak tahu menahu terhadap amalan tangan kanannya."

bukhari:6308

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu Syihab] dari [Humaid bin Abdurrahman] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu; ada seorang laki-laki menyetubuhi isterinya di bulan Ramadhan, maka ia bertanya kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, tetapi Nabi bertanya; 'Apa kamu mempunyai seorang budak? ' 'Tidak' Jawabnya. Tanya Nabi; 'Apa kamu bisa berpuasa dua bulan berturut-turut? ' 'Tidak' jawabnya. Nabi bersabda: "kamu beri makan enam puluh orang miskin." Dan [Al Laits] mengatakan dari ['Amru bin Al Harits] dari ['Abdurrahman bin Al Qasim] dari [Muhammad bin Ja'far bin Zubair] dari ['Abbad bin 'Abdullah bin Zubair] dari ['Aisyah] dengan redaksi; ada seorang laki-laki mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di masjid dan mengatakan; 'Aku terbakar? ' Nabi bertanya: "kenapa bisa demikian?" ia menjawab: 'aku telah menyetubuhi isteriku di siang ramadhan.' Nabi berujar; 'bersedekahlah! ' Orang tadi menjawab; 'Saya tak punya apa-apa! ' Lantas ia duduk dan didatangi seseorang yang menuntun keledai sambil membawa makanan. -Abdurrahman mengatakan 'Saya tidak tahu apakah ia menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ataukah tidak.- maka Nabi berujar; "Mana orang yang terbakar tadi?" Orang itu menjawab: 'aku orangnya! ' Nabi berujar: "Ambil ini dan sedekahkanlah! ' Orang tadi menjawab; 'Untuk orang yang lebih membutuhkan daripada aku? Sungguh keluargaku tak punya makanan! ' maka Nabi bersabda: "makanlah." Abu Abdullah mengatakan, hadits pertama lebih jelas yaitu dengan sabda beliau Shallallahu'alaihiwasallam: "Berilah makanan untuk keluargamu!"

bukhari:6322

Telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz bin Abdullah] telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Sa'd] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] dari ['Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah bin Mas'ud] dari [Ibnu 'Abbas] mengatakan; aku menyampaikan petuah-petuah untuk beberapa orang muhajirin yang diantara mereka adalah 'Abdurrahman bin Auf, ketika aku berada di persinggahannya di Mina dan dia bersama [Umar bin Khattab], di akhir haji yang dilakukannya. Tiba-tiba Abdurrahman bin Auf kembali kepadaku dan mengatakan; 'sekiranya engkau melihat seseorang yang menemui amirul mukminin hari ini, orang itu mengatakan; 'Wahai amirul mukminin, apakah engkau sudah tahu berita si fulan yang mengatakan; 'sekiranya Umar telah meninggal, aku akan berbaiat kepada fulan, pembaiatan Abu Bakar ash Shiddiq tidak lain hanyalah sebuah kekeliruan dan sekarang telah berakhir.' Umar serta merta marah dan berujar; 'Sungguh sore nanti aku akan berdiri menghadapi orang-orang dan memperingatkan mereka, yaitu orang-orang yang hendak mengambil alih wewenang perkara-perkara mereka.' Abdurrahman berkata; maka aku berkata; 'Wahai amirul mukminin, jangan kau lakukan sekarang, sebab musim haji sekarang tengah menghimpun orang-orang jahil dan orang-orang bodoh, merekalah yang lebih dominan didekatmu sehingga aku khawatir engkau menyampaikan sebuah petuah hingga para musafir yang suka menyebarkan berita burung yang menyebarluaskan berita, padahal mereka tidak jeli menerima berita dan tidak pula meletakkannya pada tempatnya, maka tangguhkanlah hingga engkau tiba di Madinah, sebab madinah adalah darul hijrah dan darus sunnah yang sarat dengan ahli fikih para pemuka manusia, sehingga engkau bisa menyampaikan petuah sesukamu secara leluasa dan ahlul ilmi memperhatikan petuah-petuahmu dan meletakkannya pada tempatnya.' Umar menjawab; 'Demi Allah, insya Allah akan aku lakukan hal itu diawal kebijakan yang kulakukan di Madinah.' Kata ibnu Abbas, Maka kami tiba di Madinah setelah bulan Dzulhijjah, begitu hari jumat kami segera berangkat ketika matahari condong hingga kutemui Sa'id bin Zaid bin 'Amru bin Nufail yang duduk ke tiang minbar, aku duduk di sekitarnya yang lututku menyentuh lututnya, tak lama aku menunggu hingga datanglah Umar bin Khattab, begitu aku melihat dia datang, saya katakan kepada Sa'id bin Zaid dan Amru bin Nufail; 'Sore ini sungguh Umar akan menyampaikan sebuah pesan yang belum pernah ia sampaikan sebelumnya semenjak dia diangkat menjadi khalifah,.' Namun Sa'id mengingkariku dengan mengatakan; 'Semoga kamu tidak kecela, Umar menyampaikan pidato yang belum pernah ia sampaikan sebelumnya.' Kemudian Umar duduk diatas minbar. Ketika juru-juru pengumuman telah diam, Umar berdiri memanjatkan pujian yang semestinya bagi-NYA, kemudian dia berkata; 'Amma ba'du, saya sampaikan maklumat kepada kalian yang telah ditakdirkan bagiku untuk menyampaikannya, saya tidak tahu mungkin pidato ini adalah menjelang kematianku, maka barangsiapa mencermatinya dan memperhatikannya dengan baik-baik, hendaklah ia menyampaikannya hingga ke tempat-tempat hewan tunggangannya pergi, dan barangsiapa yang khawatir tidak bisa memahaminya, tidak aku halalkan kepada seorang pun untuk berdusta kepadaku. Sesungguhnya Allah telah mengutus Muhammad Shallallahu'alaihiwasallam dengan membawa kebenaran, dan telah Allah turunkan al Qur`an kepadanya, yang diantara yang Allah turunkan adalah ayat rajam sehingga bisa kita baca, kita pahami dan kita cermati, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam pernah melaksanakan hukum rajam, maka kita pun harus melakukan hukuman rajam sepeninggal beliau, aku sedemikian khawatir jika zaman sekian lama berlalu bagi manusia, ada seseorang yang berkata; 'Demi Allah, kami tidak menemukan ayat rajam dalam kitabullah, ' kemudian mereka tersesat dengan meninggalkan kewajiban yang Allah turunkan, padahal rajam menurut kitabullah adalah hak (benar) bagi orang yang berzina dan ia telah menikah baik laki-laki maupun perempuan dan bukti telah jelas, atau hamil atau ada pengakuan, kemudian kita juga membaca yang kita baca dari kitabullah, janganlah kalian membenci ayah-ayah kalian, sebab membenci ayah kalian adalah kekufuran -atau Umar mengatakan dengan redaksi; 'Sesungguhnya ada pada kalian kekufuran jika membenci ayah-ayah kalian- kemudian Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "janganlah kalian memujiku berlebihan sebagaimana Isa bin maryam dipuji, katakanlah bahwa aku hanyalah hamba Allah dan rasul-NYA, " kemudian sampai berita kepadaku bahwa seseorang diantara kalian berkata; 'Sekiranya Umar telah meninggal maka aku akan berbaiat kepada fulan, janganlah seseorang tertipu dengan yang mengatakan; 'hanyasanya pembaiatan Abu Bakar kebetulan dan sudah selesai, ' ketahuilah, pembaiatan itu memang telah berlalu, namun Allah menjaga keburukannya, ketahuilah bahwa orang yang mempunyai kelebihan diantara kalian, yang tak mungkin terkejar kelebihannya, ia tak akan bisa menyamai kelebihan Abu Bakar, barangsiapa berbaiat kepada seseorang tanpa musyawarah kaum muslimin, berarti ia tidak dianggap dibaiat begitu juga yang membaiatnya, yang demikian karena dikhawatirkan keduanya akan dibunuh. Diantara berita yang beresar di tengah kita adalah, ketika Allah mewafatkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam Shallallahu'alaihiwasallam, orang-orang anshar menyelisihi kami dan mereka semua berkumpul di Saqifah bani Sa'idah, dan Ali serta Zubair menyelisihi kami serta siapa saja yang bersama keduanya, dan orang-orang muhajirin berkumpul kepada Abu Bakar, maka aku katakan kepada Abu Bakar; 'Wahai Abu Bakar, mari kita temui kawan-kawan kita dari Anshar, ' maka kami berangkat untuk menemui mereka, tatkala kami telah mendekati mereka, dua orang shalih diantara mereka menemui kami dan mengutarakan kesepakatan orang-orang, keduanya berkata; 'Kalian mau kemana wahai orang-orang muhajirin? ' kami menjawab; 'Kami akan menemui ikhwan-ikhwan kami dari anshar.' Keduanya berkata; 'Jangan, jangan kalian dekati mereka, putuskanlah urusan kalian.' namun aku katakan; 'Demi Allah, kami harus mendatangi mereka', maka kami pun berangkat hingga mendatangi mereka di Saqifah bani Sa'idah, ternyata disana seorang laki-laki yang berselimut kain ditengah-tengah mereka, saya pun bertanya; 'Siapakah ini? ' Mereka menjawab; 'Ini Sa'd bin Ubadah.' Saya bertanya; 'kenapa dengannya? ' Mereka menjawab; 'Dia tengah sakit dan mengalami demam yang serius.' Tatkala kami duduk sebentar, juru pidato mereka bersaksi dan memanjatkan pujian kepada Allah dengan pujian yang semestinya bagi-NYA, kemudian mengatakan; "Amma ba'd. Kami adalah penolong-penolong Allah (ansharullah) dan laskar Islam, sedang kalian wahai segenap muhajirin hanyalah sekelompok manusia biasa dan golongan minoritas dari bangsa kalian, namun anehnya tiba-tiba kalian ingin mencongkel wewenang kami dan menyingkirkan kami dari akar-akarnya." Tatkala juru pidato itu diam, aku ingin berbicara dan telah aku perindah sebuah ungkapan kata yang menjadikanku terkagum-kagum dan ingin aku ungkapkan di hadapan Abu Bakar, yang dalam beberapa batasan aku sekedar menyindirnya. Tatkala aku ingin bicara, Abu Bakar menegur; 'Sebentar! ' Maka aku tidak suka jika niatku menjadikannya marah! Maka Abu Bakar berbicara yang dia lembut daripadaku dan lebih bersahaja. Demi Allah, tidaklah dia meninggalkan sebuah kata yang aku kagumi dalam susunan yang kubuat indah selain ia ucapkan dalam pidato dadakannya yang semisalnya atau bahkan lebih baik hingga dia diam. Kemudian dia mengatakan; 'Kebaikan yang kalian sebut-sebutkan memang kalian penyandangnya dan sesungguhnya masalah kekhilafahan ini tidak diperuntukkan selain untuk penduduk quraisy ini yang mereka adalah pertengahan dikalangan bangsa arab yang nasab dan keluarganya, dan aku telah meridhai salah satu dari dua orang ini untuk kalian, maka baiatlah salah seorang diantara keduanya yang kalian kehendaki.' Kemudian Abu Bakar menggandeng tanganku dan tangan Abu Ubaidah bin Al Jarrah, dan dia duduk ditengah-tengah kami. Dan tidak ada yang aku benci dari perkataannya selainnya. Demi Allah, kalaulah saya digiring kemudian leherku dipenggal dan itu tidak mendekatkan diriku kepada dosa, itu lebih aku sukai daripada aku memimpin suatu kaum padahal disana masih ada Abu Bakar ash Shiddiq, Ya Allah, kalaulah bukan karena jiwaku membujukku terhadap sesuatu pada saat kematian yang tidak aku dapatkan sekarang, rupanya ada seorang berujar; 'Aku adalah kepercayaan anshar, berpengalaman, cerdas dan tetua yang dihormati, kami punya amir dan kalian juga punya amir tersendiri, wahai segenap quraisy! ' Spontan kegaduhan terjadi seru, suara sangat membisingkan, hingga aku memisahkan diri dari perselisihan dan kukatakan; "Julurkan tanganmu hai Abu Bakar! ' Lantas Abu Bakar menjulurkan tangannya, dan aku berbaiat kepadanya, dan orang-orang muhajirinpun secara bergilir berbaiat, kemudian orang anshar juga berbaiat kepadanya, lantas kami melompat kearah Sa'd bin Ubadah sehingga salah seorang diantara mereka berujar; 'Kalian telah membunuh Sa'd bin Ubadah? ' Kujawab 'Allah yang membunuh Sa'ad bin Ubadah.' Umar melanjutkan; 'Demi Allah, tidaklah kami dapatkan urusan yang kami temui yang jauh lebih kuat daripada pembaiatan Abu Bakar, kami sangat khawatir jika kami tinggalkan suatu kaum sedang mereka belum ada baiat, kemudian mereka membaiat seseorang sepeninggal kami sehingga kami membaiat mereka diatas suatu hal yang tidak kami ridhai, atau kita menyelisihi mereka sehingga terjadi kerusakan, maka barangsiapa yang membaiat seseorang dengan tanpa musyawarah kaum muslimin, janganlah diikuti, begitu juga orang yang di baiatnya, karena dikhawatirkan keduanya terbunuh.'

bukhari:6328

Telah menceritakan kepada kami ['Ashim bin 'Ali] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abi dzi'b] dari [Az Zuhri] dari [Ubaidullah] dari [Abu Hurairah] dan [Zaid bin Khalid]; ada seorang laki-laki dari arab badui menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang ketika itu beliau sedang duduk, ia berseru; 'Ya Rasulullah, Putuskanlah dengan kitabullah! ' berdirilah lawan sengketanya dan berujar; 'Ia benar, putuskanlah baginya ya Rasulullah dengan kitabullah. Anakku menjadi pekerja laki-laki ini, ia kemudian berzina dengan isterinya, orang-orang mengabariku bahwa anakku harus dirajam, maka aku menebusnya dengan seratus ekor kambing dan satu hamba sahaya, kemudian aku bertanya kepada para ahlu ilmu dan mereka nyatakan bahwa anakku harus didera seratus kali dan diasingkan selama setahun.' Maka Nabi bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-NYA, aku akan memutuskan perkara diantara kalian berdua dengan kitabullah, adapun kambing dan hamba sahaya itu, dikembalikan kepadamu, sedang anakmu harus didera seratus kali dan diasingkan selama setahun, adapun engkau hai Unais, datanglah ke istri lelaki ini, dan rajamlah dia." Maka Unais mendatangi (istri lelaki tersebut) dan merajamnya.

bukhari:6332

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Abdullah] telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Nafi'] dari [Abdullah bin umar] radliallahu 'anhuma, bahwasanya ia menuturkan; orang-orang yahudi mendatangi Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dan mengisahkan bahwa ada seorang laki-laki dari mereka dan seorang wanita melakukan perzinahan. Rasulullah bertanya: "Bagaimana yang kalian dapatkan dalam Taurat tentang hukuman rajam?" Mereka menjawab; 'Kami sekedar membongkar kejahatannya di depan umum dan mereka didera.' Serta merta Abdullah bin Salam berdiri dan mengatakan; 'Kalian semua bohong, dalam (Taurat) ada hukuman rajam.' Maka mereka membawa taurat dan membagikannya diantara hadirin. Salah seorang diantara mereka berusaha menutup-nutupi ayat rajam dengan tangannya sehingga ia baca sebelum dan sesudahnya. Dengan tegas Abdullah bin Salam menegur; 'angkat tanganmu! ' Ia pun mengangkat tangannya. Ternyata di sana terdapat ayat hukum rajam. Mereka menjawab; 'Benar engkau Ya Muhammad, sungguh dalam isinya terdapat hukum rajam! ' Maka Rasulullah memerintahkan keduanya untuk dirajam, dan diberlakukanlah hukuman tersebut. Dan kulihat si laki-laki berusaha membungkuk kearah si wanita untuk melindunginya dari lemparan batu.

bukhari:6336

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] Telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Ubaidullah bin Abdullah bin utbah bin Mas'ud] dari [Abu Hurairah] dan [Zaid bin Khalid], keduanya mengabarinya; dua orang laki-laki mengadukan sengketa kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Salah satunya berujar; 'Putuskanlah diantara kami dengan kitabullah.' Satunya lagi berujar -dia lebih faqih daripada laki-laki pertama- 'Benar Ya Rasulullah, putuskanlah diantara kami dengan kitabullah, dan izinkanlah aku berbicara.' Maka ia pun berbicara; 'anakku menjadi pekerja laki-laki ini.' -Malik mengatakan, makna 'asif adalah pekerja.- dan dia berzina dengan isterinya. Maka mereka mengabariku bahwa anakku harus dirajam, maka aku menebusnya dengan seratus kambing dan seorang hamba sahaya. Kemudian aku bertanya kepada ahlu ilmu dan mereka mengabariku bahwa anakku harus dicambuk seratus kali dan diasingkan selama setahun, dan rajam bagi isterinya.' Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda; "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-NYA, saya akan memutuskan kalian berdua dengan kitabullah, kambingmu dan hamba shayamu dikembali kepadamu." dan dia menjilid anaknya seratus kali dan asingkan selama setahun. Dan beliau menyuruh Unais Al Aslami untuk mendatangi si wanita. Jika dia mengaku, "maka rajamlah" dan dia mengaku, maka Unais merajamnya.

bukhari:6337

Telah menceritakan kepadaku ['Ayyasy bin Al Walid] telah menceritakan kepada kami ['Abdul A'la] telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Salim] dari [Abdullah bin Umar]; Di masa Rasulullah Shallallahu' alaihi wa sallam, jika para sahabat membeli makanan yang tak jelas takaran dan timbangannya, mereka dilarang menjualnya ditempat mereka membeli (tempat yang sama) hingga mereka memindahkannya ke kendaraan angkut mereka.

bukhari:6346

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Abdurrahman bin Al Qasim] dari [Al Qasim bin Muhammad] dari [Ibnu 'Abbas] radliallahu 'anhuma, Di majlis Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dibicarakan masalah li'an. Lantas 'Ashim bin 'Adi mengucapkan satu perkataan kemudian pulang. selanjutnya dia didatangi sereorang dari kaumnya yang mengadukan keluh kesahnya bahwa dirinya menemukan isterinya sedang bersama laki-laki lain yang bukan suaminya. Maka 'Ashim bin Adi berujar; 'aku tidak diuji dengan kasus ini selain karena ucapanku sendiri! ' Lalu ia bawa orang tadi menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan memberitahukan kepada beliau tentang kejadian bahwa dia menemukan isterinya bersama laki-laki lai nyang ciri-cirinya berkulit kuning, dagingnya sedikit, rambutnya lurus, sedang laki-laki yang mengaku bahwa dia menemukan isterinya bersama orang lain berwarna coklat, gemuk, dan berbadan gempal berisi. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kemudian berdoa; "Ya allah, berilah kejelasan masalah ini." kemudian si wanita melahirkan bayi yang mirip dengan laki-laki yang dituduhkan suaminya bersama isterinya. Lantas Nabi shallallahu 'alaihi wasallam meli'an keduanya. Ada seseorang bertanya kepada Ibn 'Abbas; 'Wanita itukah yang dimaksud oleh ucapan Nabi: "Sekiranya aku merajam wanita dengan tanpa bukti, niscaya kurajam wanita ini!"? ' Ibn Abbas menjawab; ' bukan! Itu adalah wanita yang menampakkan keburukan (zina) di dalam Islam."

bukhari:6350

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yusuf] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Uyainah] dari [Az Zuhri] dari [Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah] dari [Abu Hurairah] dan [Zaid bin Khalid Al Juhani] mengatakan, Seorang laki-laki mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berujar; 'Saya bersumpah kepadamu dengan nama Allah, hendaknya engkau memutuskan diantara kami dengan kitabullah.' Lantas lawan sengketanya yang lebih faqih darinya berdiri dan berkata; 'Ia benar, putuskanlah diantara kami dengan kitabullah, dan perkenankan saya ya Rasulullah untuk bicara! ' Nabi menjawab; "Silahkan bicara". Ia meneruskan; 'anak saya menjadi pekerja orang ini, kemudian dia berzina dengan isterinya, maka aku menebusnya dengan seratus ekor kambing dan satu pelayan. Aku kemudian bertanya kepada beberapa orang ahlul ilmu dan mereka memberitahukan kepadaku bahwa anakku didera seratus kali dan diasingkan selama setahun dan wanita ini dirajam.' Lantas Nabi bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-NYA, sungguh aku akan putuskan diantara kalian berdua, seratus ekor kambing dan pelayan dikembalikan kepadamu, kemudian anakmu didera seratus kali dan diasingkan selama setahun, dan engkau hai Unais Al Aslami, temuilah si wanita dan tanyailah, jika ia mengakui maka rajamlah!" Si Wanita akhirnya mengaku dan dia merajamnya.

bukhari:6353

Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Zurarah] telah menceritakan kepada kami [Husyaim] telah menceritakan kepada kami [Hushain] telah menceritakan kepada kami [Abu Dhibyan] mengatakan, aku mendengar [Usamah bin Zaid bin haritsah] radliallahu 'anhuma menceritakan dengan mengatakan; 'Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam mengutus kami ke perkampungan Hurqah di bani Juhainah. Kami menyerang mereka di pagi buta dan menjadikan mereka kocar kacir. Saya dan seorang laki-laki anshar berhasil menemukan seseorang dari mereka. Tatkala kami bisa mengepung, ia tiba-tiba mengatakan; 'laa-ilaaha-illallah.' Si laki-laki anshar menahan penyerbuannya, sedang aku meneruskannya hingga kubunuh orang itu. Ketika kami pulang, peristiwa ini disampaikan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sehingga beliau berujar kepadaku: "Apakah kamu membunuhnya setelah ia mengucapkan laa-ilaaha-illallah?" Kujawab; 'betul, Ya Rasulullah, ia mengucapkannya hanya sekedar mencari keselamatan.' Nabi melanjutkan: "Apakah kamu membunuhnya setelah ia mengucapkan laa-ilaaha-illallah?" Nabi berulangkali menegurku dengan ucapan ini hingga aku mengandai-andai kalaulah aku belum masuk Islam sebelum itu.

bukhari:6364

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] telah menceritakan kepada kami [Yazid] dari [Abul khair] dari [Ash Shunabihi] dari ['Ubadah bin Ash Shamit] radliallahu 'anhu mengatakan; "Saya diantara pemuka masyarakat yang berbait kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, kami berbaiat kepadanya untuk tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, tidak mencuri, tidak berzina, dan tidak membunuh jiwa yang Allah haramkan, tidak merampok, kami memperoleh surga jika melakukan janji setia ini, namun jika melanggar satu perkara itu, keputusannya terserah Allah."

bukhari:6365

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad] telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Idris] dari [Syu'bah] dari [Hisyam bin Zaid bin Anas] dari [kakeknya, anas bin Malik] mengatakan, seorang hamba sahaya Madinah keluar dengan menggunakan anting-anting, lantas seorang laki-laki yahudi melemparnya dengan batu. Si yahudi lantas diringkus dan diseret ke hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang ketika itu si hamba sahaya tinggal menyisakan sisa-sisa nyawanya. Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bertanya; 'Apakah fulan yang membunuhmu? ' Si hamba sahaya menjawab; 'tidak' dengan menggelengkan kepalanya. Nabi kembali menanyainya; 'Apakah fulan yang membunuhmu? ' Kembali ia menjawab; 'tidak' dengan menggelengkan kepalanya. Untuk kali ketiganya Nabi bertanya; 'Apakah yang membunuhmu fula? ' Si hamba sahaya mengiyakan dengan menundukkan kepalanya. Nabi terus meminta si yahudi didatangkan, dan beliau membunuhnya dengan menjepitnya diantara dua batu.

bukhari:6369

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Hisyam bin Zaid] dari [Anas] radliallahu 'anhu, seorang laki-laki yahudi membunuh hamba sahaya karena ingin merampas anting-antingnya. Ia membunuhnya dengan batu. Si hamba sahaya dibawa ke hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan sisa-sisa nyawanya. Nabi bertanya; "Apakah yang membunuhmu fulan?" Ia menjawab tidak dengan mengisyaratkan kepalanya. Nabi mengulang pertanyaannya: "Apakah yang membunuhmu fulan?" Ia menjawab tidak dengan mengisyaratkan kepalanya. Nabi bertanya lagi untuk kali ketiganya: "Apakah yang membunuhmu fulan?" ia menjawab 'iya.' Maka Nabi membunuh si yahudi dengan menjepitnya diantara dua batu.

bukhari:6371

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Amru] dari [Mujahid] dari [Ibnu 'Abbas] radliallahu 'anhuma mengatakan; 'Di kalangan bani israil hanya berlaku hukum qisas dan tidak ada hukum tebusan (diyat), sehingga Allah menurunkan ayat ini 'Diwajibkan atas kalian qisas dalam pembunuhan (QS. ALbaqarah 178) Hingga ayat ini; kecuali jika ia mendapat pemaafan dari saudara (QS. Albaqarah 178), kata Ibn Abbas; istilah maaf maksudnya menerima diyat secara tulus. Dan Ibnu Abbas berkata perihal kutipan ayat; 'fattibaa'un bil ma'ruuf (Maka hendaklah ia mengikutinya dengan baik), ' maksudnya hendaklah betu-betul meminta maaf dan melakukannya dengan sebaik-baiknya.

bukhari:6373

Telah menceritakan kepada kami [Abul Yaman] Telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari ['Abdullah bin Abu Husain] telah menceritakan kepada kami [Nafi' bin Jubair] dari [Ibnu Abbas], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Manusia yang paling dimurkai Allah ada tiga, Orang yang melakukan pelanggaran di tanah haram, orang yang mencari-cari perilaku jahiliyah padahal telah masuk Islam, dan memburu darah seseorang tanpa alasan yang dibenarkan untuk menumpahkan darahnya."

bukhari:6374

Telah menceritakan kepada kami [Makki bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Abi 'Ubaid] dari [Salamah bin Al Akwa'] mengatakan, Dahulu kami berangkat bersama Nabi Shallallahu'alaihiwasallam ke Khaibar. Salah seorang pasukan berujar; 'Wahai Amir, perdengarkan syair-syairmu kepada kami! ' Lantas Amir Ibn Al Akwa' memperdengarkan bait-bait syairnya sehingga terdengar oleh mereka. Selanjutnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya; "Siapa yang menggiring unta-unta kita?" 'Sahabat kita, Amir bin Al akwa' Jawab para sahabat. Nabi Terus memanjatkan doa: "Semoga Allah merahmati dia!" Para sahabat berujar; 'Ya Rasulullah, apakah engkau memberi kami kenyamanan lewat perantaraannya' pagi harinya ia meninggal, selanjutnya para sahabat berkomentar (mengenai peristiwa 'Amir); 'Sungguh amir sia-sia amalnya, ia telah membunuh dirinya.' Ketika aku pulang, para sahabat berbincang-bincang dengan mengatakan bahwa Amir bin Al Akwa' sia-sia amalnya karena telah membunuh dirinya sendiri. Maka kudatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan aku berkata; 'ya Nabiyullah, demi ayahku dan ibuku menjadi tebusanmu, orang-orang beranggapan bahwa saudaraku, Amir, sia-sia amalnya! ' maka Beliau bersabda: "Bohong semua yang mengatakan seperti itu, bahkan ia memperoleh dua pahala, sungguh ia orang yang bersungguh-sungguh sekaligus menjadi mujahid, mana ada pembunuhan yang lebih sadis dari seperti yang dialaminya?"

bukhari:6383

Telah menceritakan kepada kami [Adam] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] telah menceritakan kepada kami [Qatadah] mengatakan, aku mendengar [Zurarah bin Awfa] dari ['Imran bin Hushain], berkata; seorang laki-laki menggigit tangan seseorang, yang digigit lantas menarik tangannya dari mulutnya sehingga dua gigi serinya tanggal, lantas mereka mengadukan sengketa ini kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, dan Nabi bersabda: "Salah seorang diantara kalian menggigit saudaranya sebagaimana kambing jantan menggigit, dan tidak ada diyat."

bukhari:6384

Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Ubaid] dari [Busyair bin Yasar], seingatnya ada seorang laki-laki Anshar yang bergelar [Sahl bin Abi Khatsmah] mengabarinya bahwa; Beberapa orang kaumnya berangkat ke Khaibar, setibanya disana mereka berpencar, lantas mereka mendapatkan salah seorang dari mereka terbunuh. Mereka pun berujar kepada penduduk yang kawan mereka terbunuh disana; "kalian telah membunuh kawan kami!" Penduduk tersebut mengelak seraya mengatakan; 'Kami tidak membunuh dan juga tidak tahu si pembunuhnya.' Lantas para sahabat mengadukan perkaranya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam; 'Ya Rasulullah, kami berangkat ke Khaibar, selanjutnya kami dapatkan kawan kami terbunuh.' Nabi menjawab: "yang berbicara yang paling tua, yang berbicara yang paling tua!" Lalu Nabi mengatakan; "kalian harus membawa bukti terhadap si pembunuhnya!" Para sahabat menjawab; 'kalau bukti kami tidak punya! ' Nabi menjawab; "kalau begitu suruhlah kaum yahudi itu untuk bersumpah!" Para sahabat menjawab; 'Kami tidak percaya dengan sumpah orang-orang yahudi.' Rupanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak berkenan jika darah sahabatnya sia-sia sehingga beliau sendiri yang membayar diyatnya dengan sebanyak seratus ekor unta.

bukhari:6389

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Abu Bisyr Isma'il bin Ibrahim Al Asadi] telah menceritakan kepada kami [Al Hajjaj bin Abi 'Utsman] telah menceritakan kepadaku [Abu Raja`] dari keluarga Abu Qilaba, telah menceritakan kepadaku [Abu Qilabah]; Umar bin Abdul aziz suatu hari menghamparkan kasur tamunya untuk umum dan memberi mereka izin, mereka pun masuk. Lantas Umar bin Abdul azis bertanya; 'bagaimana pedapat kalian tentang Qosamah? ' Kami menjawab; 'Qosamah? Qisas karena Qasamah adalah benar, para khalifah pernah memberlakukan qisas karenanya.' Lantas Umar bin Abd aziz bertanya padaku -yang ketika itu dia memberiku kedudukan special untuk membimbing masyarakat- aku menjawab; 'Wahai amirul mukminin, engkau mempunyai panglima-panglima tentara dan pejabat-pejabat elit arab, bagaimana pendapatmu sekiranya lima puluh orang diantara mereka bersaksi bahwa seseorang yang telah menikah di Damaskus melakukan perzinahan padahal mereka tidak melihatnya, apakah anda merajamnya? ' "TIDAK" Jawabnya. Saya bertanya lagi; 'Bagaimana pendapatmu sekiranya lima puluh orang diantara mereka bersaksi bahwa ada seorang laki-laki di Himsh telah mencuri, apakah engkau potong tangannya padahal mereka tidak melihatnya? ' "TIDAK" Jawabnya. Maka saya berkata; 'Demi Allah, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam sama sekali belum pernah membunuh seorang pun kecuali karena salah satu alasan diantara tiga; Seseorang yang membunuh secara sengaja, maka ia harus dibunuh, atau seseorang yang berzina setelah menikah, atau seseorang yang memerangi Allah dan rasul-NYA dan murtad dari Islam.' Lantas orang-orang menyela pembicaraan; 'Bukankah [Anas bin Malik] menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah memotong seseorang karena pencurian dan mencongkel matanya, dan membiarkan mereka terhempas di terik matahari? ' Kujawab; 'akan saya ceritakan kepada kalian hadits Anas yang Anas sendirilah yang menceritakan kepadaku; Bahwasanya sekelompok orang dari kabilah 'Ukl sejumlah delapan orang menemui Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, mereka berbaiat kepada beliau menyatakan keIslaman. Tapi mereka tidak cocok dengan iklim Madinah sehingga tubuh mereka sakit. Lalu mereka mengadukan keluh kesahnya kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Nabi menyarankan: "Tidakkah sebaiknya kalian berangkat bersama penggembala unta-unta kami sehingga kalian bisa memperoleh susunya dan air kencingnya (untuk berobat)?" 'baiklah' Jawab mereka. Mereka pun berangkat dan meminum susu dan air kencingnya sehingga sehat. Tapi mereka malah membunuh penggembala Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dan merampok unta-untanya. Kejadian ini akhirnya sampai kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Nabi pun mengirim pasukan untuk memburu jejak mereka. Mereka berhasil diringkus dan diseret di hadapan Nabi. Maka Nabi pun memerintahkan mereka untuk dipotong tangan dan kaki mereka dan mata mereka dicongkel. Lantas Nabi membuang mereka di terik panas matahari hingga tewas.' Saya bertanya; 'Siapa lagi yang lebih sadis daripada mereka? Mereka murtad dari Islam, membunuh, dan merampok.' Kemudian 'Anbasah bin Sa'id mengatakan; 'Demi Allah, saya belum pernah mendengar seperti hari ini sama sekali.' Saya berkata; 'Apakah engkau menolak haditsku ini hai 'Anbasah? ' 'tidak, engkau telah membawakan hadits seperti apa adanya. 'Demi Allah, tentara ini akan tetap dalam kebaikan selama syaikh ini hidup ditengah-tengah mereka.' Aku terus melanjutkan; dalam kasus seperti ini, juga ada pedoman lain dari Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, kisahnya, Pernah beberapa orang anshar menemui Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Mereka berbincang-bincang bersama beliau, lantas seorang dari mereka keluar dari tengah-tengah mereka, dan ternyata ia dibunuh. Sesudah pembunuhan itu, para sahabat keluar, mereka temukan sahabatnya telah terbunuh bersimbah darah, sehingga mereka laporkan kasusnya kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Kata mereka; ' Ya Rasulullah, kawan kita yang tadi berbincang-bincang bersama kita, kemudian keluar dari tengah-tengah kami, ternyata ia telah bersimbah darah.' Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam keluar dan bertanya: "Menurut kalian, siapa yang kalian terka?" dalam redaksi lain "Siapa yang kalian sangka telah membunuhnya?" Mereka menjawab; 'kami pikir, kaum yahudilah yang telah membunuhnya.' Rasul pun mengutus utusan menemui yahudi, mengundang mereka dan berujar; "apakah kalian telah membunuh kawan kami ini?" Mereka menjawab; 'Tidak'. Nabi kemudian mengatakan kepada para sahabat; "apakah kalian rela jika lima puluh orang yahudi bersumpah bahwa mereka tidak membunuhnya?" Para sahabat menjawab; 'Tentu mereka takkan peduli jika memang benar-benar membunuh kami! ' Kemudian kaum yahudi bersumpah. Lantas Nabi bertanya; "bagaimana kalau kalian memperoleh diyat asalkan lima puluh orang diantara kalian bersumpah?" Namun para sahabat tidak mau bersumpah. Akhirnya Nabi membayar diyatnya dari kantong beliau sendiri. Saya berkata; Dahulu kabilah Hudzail pernah melepaskan (membatalkan) persekutuan (ikrar perjanjian untuk bahagia-sengsara secara bersama) semasa jahiliyah. Tetapi Hudzail menyerang satu keluarga Yamani di malam buta di Bat-ha'. Seorang yamani dari penghuni rumah terjaga sehingga bisa memenggalnya dengan pedang dan berhasil membunuhnya. Kemudian penduduk Hudzail datang dan meringkus keluarga yamani dan mengadukannya kepada Umar di Al Mausim. Hudzail menyampaikan dengan berkata; 'dia telah membunuh sahabat kami.' Dia menjawab; 'sesungguhnya mereka (Hudzail) telah melepaskan perjanjiannya.' Lantas Umar mengatakan; 'Silahkan lima puluh orang Hudzail bersumpah bahwa mereka belum melepaskan perjanjiannya.' Lantas empat puluh sembilan orang Hudzail bersumpah bahwa mereka belum melepas perjanjiannya. Kemudian salah seorang dari mereka datang dari Syam, dan mereka pun meminta orang yang baru datang tersebut untuk bersumpah, namun ia enggan bersumpah sehingga harus menebus keengganan sumpahnya dengan membayar seribu dirham. Lantas Hudzail mencari pengganti lain untuk melengkapi lima puluh orang. Sedang laki-laki yang membayar tebusan tadi, mereka serahkan kepada saudara korban sehingga tangannya bergandengan dengan tangannya. Keduanya terus berjalan bersama lima puluh orang yang telah bersumpah, hingga setibanya mereka di sebuah pohon kurma, hujan mengguyur mereka sehingga mereka terperangkap dalam gua di sebuah gunung. Gua pun runtuh sehingga menimpa kelima puluh orang Hudzail yang bersumpah itu dan mereka semua mati. Kedua orang sisanya bisa lolos, namun tiba-tiba ada sebuah batu yang menggelinding ke arah mereka dan meretakkan kaki saudara yang terbunuh, ia masih bisa hidup setahun kemudian lantas meninggal. Saya berkata; Abdul Malik bin Marwan pernah mengqisas seseorang dengan bukti Qossamah, namun di kemudian hari ia menyesal dari yang dia lakukan, dan ia perintahkan kelima puluh orang yang bersumpah untuk dihilangkan dari catatan Negara dan beliau memutasikan kelima puluh orang tadi ke negeri Syam.

bukhari:6390

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah menceritakan kepada kami [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dari [Ibnul Musayyab] dan [Abu Salamah bin Abdurrahman], [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu mengatakan; Ada dua wnaita Hudzail yang berkelahi sehingga salah satunya melempar yang lain dengan batu sehingga membunuhnya dan menggugurkan kandungannya, lantas orang-orang mengadukan sengketa ini kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan beliau putuskan diyat janin sebesar ghurrah, setara budak laki-laki atau hamba sahaya perempuan, beliau putuskan diyat wanita ditanggung 'aqilah-nya.

bukhari:6399

Telah menceritakan kepadaku [Amru bin Zurarah] Telah mengabarkan kepada kami [Isma'il bin Ibrahim] dari ['Abdul 'Aziz] dari [Anas] mengatakan, dikala Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam datang ke Madinah, Abu Thalhah menggandeng tanganku dan mengajakku menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berujar; 'Wahai Rasulullah, Anas adalah anak belia yang terampil, baik sekali jika ia menjadi pembantumu! ' Kata Anas, maka aku membantu beliau baik ketika beliau di rumah maupun bepergian, dan demi Allah, beliau tidak pernah menggerutu terhadap yang kulakukan dengan mengatakan; 'mengapa kau lakukan seperti ini! ' Dan tidak pernah pula beliau menggerutu terhadapku karena pekerjaan yang tidak kulakukan dengan mengatakan; 'mengapa tidak kau kerjakan ini hah! '

bukhari:6400

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yusuf] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Amru bin Yahya Al Mazini] dari [ayahnya] dari [Abu Sa'id Al Khudzri] mengatakan, seorang laki-laki yahudi mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang ketika itu wajahnya telah ditempeleng, ia berujar; 'Hai Muhammad, salah seorang sahabatmu dari Anshar telah menempeleng wajahku.' Nabi bersabda; "panggil dia!" Lantas para sahabat memanggilnya, dan Nabi bertanya: "Mengapa kau tempeleng wajahnya?" dia menjawab; 'ya Rasulullah, aku melewati orang-orang yahudi, lalu aku mendengar dia mengatakan; 'Demi Dzat yang memilih Musa diatas semua manusia.' Saya berujar; 'Dan diatas Muhammad Shallallahu'alaihiwasallam.' Maka pada saat itu aku terbawa amarah, sehingga aku menempelengnya.' Nabi terus bersabda: "Jangan kalian memilih-memilih aku diantara para nabi, sebab padahari kiamat nanti manusia pingsan, dan aku yang pertama-tama sadarkan diri, namun ternyata Musa telah memegang penyangga arsy, saya tidak tahu, apakah dia siuman sebelumku ataukah ia telah memperoleh pembalasan dari kepingsanannya di bukit Tursina."

bukhari:6406

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari [Alqomah] dari [Abdullah] radliallahu 'anhu, mengatakan; 'Dikala diturunkan ayat; 'Sesungguhnya orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan keimanan mereka dengan kezhaliman' (QS. Al an'am 82), para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam merasa gusar, sehingga bertanya; 'Siapakah diantara kami yang tidak mencampur keimananya dengan kezjhaliman? ' Maka Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam menjawab; "Bukan itu yang dimaksudkan, tidakkah kalian mendengar ucapan Luqman; 'sesungguhnya kesyirikan adalah kezhaliman yang besar" (QS. Luqman 13)

bukhari:6407

telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Al Husain bin Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami [Ubaidullah bin Musa] Telah mengabarkan kepada kami [Syaiban] dari [Firas] dari [Asy Sya'bi] dari [Abdullah bin Amru] mengatakan; Seorang arab badui menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya; 'Waya Rasulullah, apa yang dianggap dosa-dosa besar itu? ' Beliau menjawab: "Menyekutukan Allah" 'Lantas selanjutnya apa? ' Tanyanya. Nabi menjawab: "Mendurhakai orang tua." 'selanjutnya apa? ' Tanyanya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Sumpah ghamus." Kami bertanya; 'apa makna ghamus? ' Beliau jawab; "maknanya sumpah palsu, dusta, yang karena sumpahnya ia bisa menguasai harta seorang muslim, padahal sumpahnya bohong belaka."

bukhari:6409

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Qurrah bin Khalid] telah menceritakan kepadaku [Humaid bin Hilal] telah menceritakan kepada kami [Abu Burdah] dari [Abu Musa] mengatakan, Aku berangkat menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersama dua orang asy'ari, satunya di sebelah kananku dan satunya di sebelah kiriku, sedang Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam tengah bersiwak. Keduanya sama-sama meminta pekerjaan (jabatan). Kemudian Nabi berujar: "Wahai Abu Musa atau hai Abdullah bin Qais" Abu Musa berkata; maka Saya menjawab; 'demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, kedua tamu itu tidak mengungkapkan isi hati mereka, dan aku tidak merasa bahwa keduanya minta pekerjaan (jabatan).' dan seolah-olah aku melihat siwak beliau dibawah bibirnya mengempes. Kemudian Nabi bersabda: "Sekali-kali aku tidak akan mempekerjakan tugas-tugas kita kepada orang yang memintanya (menginginkannya), akan tetapi kamu ya Abu Musa atau ya Abdullah bin Qais, pergilah ke Yaman." kemudian Mu'adz bin jabal menyusulnya. Ketika Mu'adz bin jabal menemuinya, Abu Musa menghamparkan bantal dan berujar; 'Turunlah'. Ternyata disisinya ada seorang laki-laki yang terikat. Muadz bertanya; 'kenapa dengan orang ini? ' Abu Musa menjawab; 'dahulu dia seorang yahudi, lantas masuk Islam dan kembali lagi memeluk agama yahudinya.' Maka Abu Musa berujar; 'Duduklah engkau! ' Mu'adz menjawab; 'Saya tidak akan duduk hingga dia dibunuh untuk menunaikan ketetapan Allah dan rasul-NYA' (ia mengulang tiga kali), maka Abu Musa memerintahkan untuk membunuh yahudi tersebut. Keduanya kemudian berbincang-bincang masalah shalat malam. Satunya mengatakan; 'Adapun aku shalat malam namun juga tidur, dan kuharap dari tidurku (mendapat pahala) sebagaimana aku berharap memperoleh pahala bersama di kaumku.'

bukhari:6412

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Uqail] dari [Ibnu Syihab] telah mengabarkan kepadaku [Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah], bahwasanya [Abu Hurairah] mengatakan; Tatkala Nabi shallallahu 'alaihi wasallam wafat dan Abu Bakar diangkat menjadi khalifah, beberapa orang arab menjadi kafir, lalu [Umar] bertanya; 'Hai Abu bakar, bagaimana engkau memerangi manusia padahal Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda; "Saya diperintahkan memerangi manusia hingga mereka mengucapkan laa-ilaaha-illallah, siapa yang telah mengucapkan laa-ilaaha-illallah, berarti ia telah menjaga kehormatan darahnya dan jiwanya kecuali karena alasan yang dibenarkan dan hisabnya kepada Allah." [Abu Bakar] menjawab; 'Demi Allah, saya akan terus memerangi siapa saja yang memisahkan antara shalat dan zakat, sebab zakat adalah hak harta, Demi Allah, kalaulah mereka menghalangiku dari anak kambing yang pernah mereka bayarkan kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, niscaya aku perangi mereka karena tidak membayarnya.' Umar kemudian berkata; 'Demi Allah, tiada lain kuanggap memang Allah telah melapangkan Abu Bakar untuk memerangi dan aku sadar bahwa yang dilakukannya adalah benar.'

bukhari:6413

Telah menceritakan kepada kami [Umar bin Hafsh] telah menceritakan kepada kami [Ayahku] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] mengatakan, telah menceritakan kepadaku [Syaqiq] mengatakan, [Abdullah] mengatakan, Seakan-akan aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengisahkan seorang Nabi yang ditempeleng oleh kaumnya sambil ia menyeka darah dari wajahnya dan memanjatkan doa; 'ya Rabbi, ampunilah kaumku, sebab mereka adalah orang yang tidak tahu.'

bukhari:6417

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahhab] mengatakan, aku mendengar [Yahya bin Sa'id] mengatakan, Telah mengabarkan kepadaku [Muhammad bin Ibrahim] dari [Abu Salamah] dan ['Atho' bin Yasar] bahwasanya keduanya pernah mendatangi [Abu Sa'id Al Khudri] dan menanyainya tentang sekte Haruriyah; 'apakah engkau mendengar dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam? ' Ia mengatakan; 'Saya tidak tahu menahu tentang haruriyah, hanyasaja Aku mendengar Nabi Shallallahu'alaihi wasalalm bersabda; "Akan muncul di kalangan umat ini -dan ia tidak mengatakan dari umat ini- suatu kaum yang kalian akan meremehkan shalat kalian bila di bandingkan dengan shalat mereka, mereka membaca al Qur`an namun tidak melewati kerongkongan atau tenggorokan mereka, mereka keluar dari agama sebagimana anak panah keluar dari busurnya, lantas sang pelempar melihat anak panahnya, mata panahnya hingga kain panahnya, hingga seolah-olah anak panah itu keluar dalam tempat senar, apakah ada darah yang menempel?"

bukhari:6419

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Hushain] dari [fulan] mengatakan, Abu Abdurrahman dan Hibban bin 'Uthayyah bersengketa. [Abu Abdurrahman] kemudian mengatakan kepada Hibban; 'Aku tahu alasan yang memotivasi kawanmu untuk menumpahkan darah.' Maksudnya [Ali bin Abi Thalib]. 'Apa itu? ' Tanya Hibban. Abu Abdurrahman menjawab; 'Sesuatu yang aku mendengar darinya secara langsung.' 'Apa itu? ' Tanya Hibban. Abu Abdurrahman melanjutkan; dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutusku bersama Zubair dan Abu Murtsad. Masing-masing kami ketika itu menunggang kuda. Nabi berpesan: "Berangkatlah kalian hingga kalian sampai ke Raudah Haj." Kata Abu Salamah demikian, namun Abu Awanah mengatakan dengan redaksi; 'Haj'."disana ada seorang wanita yang membawa surat Hathib bin Abi Baltha'ah kepada kaum musyrikin, bawalah surat itu kepadaku." Lantas kami berangkat menunggang kuda kami hingga kami menemukan wanita itu sebagaimana yang disabdakan Nabi kepada kami, yaitu ia berada diatas untanya. Ketika itu Hathib bin Abi Baltha'ah telah berkirim surat kepada penduduk Makkah yang isinya mengabarkan keberangkatan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam kepada mereka. Maka kami bertanya kepada wanita tersebut; 'Mana surat yang ada bersamamu? ' 'Saya tak membawa surat apapun' Jawab wanita tersebut. Maka kami menderumkan untanya, Kami mencari-cari surat itu di barang-barang bawaannya namun tidak kami dapatkan apa-apa. Kedua kawan kami mengatakan; 'Menurut hemat kami, dia tak membawa surat! ' Saya jawab; 'Kita sama-sama tahu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tak mungkin bohong.' Maka Ali bersumpah dengan mengatakan; 'Demi Dzat yang dijadikan untuk bersumpah, sekarang kamu harus mengeluarkan surat itu, atau kami benar-benar menelanjangimu.' Spontan wanita tersebut meraih ikat pinggangnya dan pada saat itu dia mengenakan ikat pinggang terbuat dari kain, dan mengeluarkan surat tersebut. Kemudian mereka membawa surat itu kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Umar berkata; 'ya Rasulullah, sungguh Hathib telah mengkhianati Allah dan rasul-NYA dan juga orang-orang mukmin, biarkan diriku memenggal lehernya.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepada Hathib: "Hai Hathib, apa yang mendorongmu untuk berbuat seperti itu?" Hathib menjawab; 'ya Rasulullah, Bukan berarti saya tidak beriman kepada Allah dan rasul-NYA, akan tetapi saya ingin mempunyai di tengah-tengah kaum (di Makkah) tangan yang membela keluarga dan hartaku, dan saya berpikir tak ada satupun dari sahabatmu melainkan dia juga disana mempunyai keluarga yang lewat perantaraannya Allah menjaga keluarga dan hartanya dari kaumnya.' Maka Nabi menjawab; "Ia jujur, maka janganlah kalian berkomentar terhadapnya selain kebaikan." Namun Umar belum juga reda kemarahannya sehingga kembali mengatakan; 'ya Rasulullah, ia telah berkhianat kepada Allah dan rasul-Nya dan juga orang-orang mukmin, biarkan aku memenggal kepalanya.' Spontan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menegur: "bukankah dia termasuk orang yang mengikuti perang Badar? apakah kamu tahu, barangkali Allah telah melihat orang-orang yang mengikuti perang badar lantas mengatakan; 'lakukanlah sekehendak kalian, Aku telah mewajibkan surga bagi kalian!" Kedua mata Umar pun berlinang, dan berujar; 'Allah dan Rasul-Nya-lah yang lebih tahu! ' Abu Abdullah mengatakan mengenai tempat diatas; 'Khah adalah lebih sahih, namun beginilah Abu 'Awanah mengatakan, haj. Padahal haj adalah kesalahan tulis. Haj adalah nama tempat, sedang [Husyaim] mengatakan Khah (dengan huruf akhir Kha' bukan jim).'

bukhari:6426

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Qais] dari [Khabbab bin Al Arat] mengatakan, kami pernah mengeluhkan penderitaan kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam yang ketika itu beliau beralaskan kain panjangnya di naungan ka'bah. Maka kami mengadu; 'Tidakkah engkau meminta pertolongan untuk kami? Tidakkah engkau berdoa untuk kami? ' maka beliau bersabda; "Sungguh sebelum kalian ada orang yang diringkus kemudian digalikan lubang baginya dan ia ditimbun disana, lantas didatangkan gergaji dan diletakkan di kepalanya, sehingga kepalanya terbelah menjadi dua, dan ada yang disisir dengan sisir besi sehingga memisahkan tulang dan dagingnya namun semua siksaan itu tidak memalingkannya dari agamanya, demi Allah, perkara ini akan sempurna sehingga seorang pengendara bisa berjalan dari Shan'a hingga Hadramaut, dan ia tidak khawatir selain kepada Allah dan srigala yang akan menerkam kambingnya, namun kalian ini orang yang suka tergesa-gesa."

bukhari:6430

Telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Sa'id Al Maqburi] dari [ayahnya] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu; ketika kami di masjid, tiba-tiba Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menemui kami dan berujar: "Ayo kita pergi ke kaum yahudi, " maka kami berangkat bersama beliau, hingga kami tiba di Baitil Midras, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berdiri dan menyeru mereka; "Wahai sekalian kaum yahudi, masuklah ke dalam Islam, maka kalian akan selamat." 'Telah engkau sampaikan wahai Abul Qasim' Sambut mereka."Itulah yang kuinginkan sebenarnya" Kata Nabi. Nabi mengulang ajakannya dua kali dan mereka memberi jawaban sama; 'Telah engkau sampaikan wahai Abul qasim.' Nabi mengajak mereka untuk kali ketiga, dan berujar kepada mereka: "Ketahuilah, bahwasanya bumi ini adalah milik Allah dan rasul-NYA, dan saya ingin mengusir kalian, maka siapa diantara kalian yang mendapatkan sesuatu dengan hartanya, juallah, kalaulah tidak, ketahuilah bumi hanyalah milik Allah dan rasul-NYA."

bukhari:6431

Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'man] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Muhammad bin Ibrahim] dari [Alqomah bin Waqqash] mengatakan, aku mendengar [Umar bin Khaththab] radliallahu 'anhu berpidato, dia mengatakan, aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hai manusia, hanyasanya amal itu tergantung niyatnya, dan setiap orang mendapatkan sesuai yang diniatkan, barangsiapa hijrahnya karena Allah dan rasul-Nya,, maka hijrahnya dihitung karena Allah dan rasul-Nya, barangsiapa hijrahnya karena dunia yang ingin diperolehnya, atau wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya sekedar mendapat yang diniatkan."

bukhari:6439

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin ja'far] dari [Abu Suhail] dari [ayahnya] dari [Thalhah bin Ubaidullah]; ada seorang arab badui menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan rambut acak-acakan, ia berkata; 'ya Rasulullah, beritahukanlah kepadaku shalat apakah yang Allah wajibkan atasku? ' Nabi menjawab: "shalat lima waktu, kecuali jika engkau mau mengerjakan yang sunnah." Si arab badui bertanya lagi: 'Beritahukanlah kepadaku puasa apakah yang Allah wajibkan bagiku? ' Nabi menjawab: "puasa bulan ramadhan, kecuali jika kamu ingin melaksanakan yang sunnah." Si arab badui bertanya; 'Beritahukanlah kepadaku, zakat apakah yang Allah wajibkan atasku? ' maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberitahukan kepadanya syariat-syariat Islam, dan arab badui tersebut mengatakan; 'Demi Dzat yang memuliakanmu, saya tidak akan melakukan yang sunnah, namun juga tak akan mengurangi sedikitpun yang telah Allah fardhukan atas diriku.' Maka Rasulullah bersabda; "dia beruntung jika ia jujur atau dengan redaksi -ia masuk surga jika jujur." Penulis menuturkan; Sebagian orang mengatakan, bahwa seratus duapuluh unta zakatnya dua hiqqah, dan jika yang punya membelanjakannya secara sengaja, atau meng-hibahkannya atau mencari siasat terhadapnya dengan tujuan untuk tidak berzakat, maka yang demikian dia tak terkena dosa.

bukhari:6442

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Al Qasim]; bahwa seorang wanita dari anak Ja'far merasa ketakutan (waswas) walinya menikahkannya sedang dia tidak suka, maka ia segera mengutus seseorang menemui dua syaikh dari kalangan anshar, [Abdurrahman] dan [Mujamma'], dua anak Jariyah. Maka keduanya berkata; janganlah khawatir, sebab Khansa` binti Khidzam pernah dinikahkan ayahnya sedang dia tidak suka, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menolak pernikahannya. [Sufyan] mengatakan; sedang [Abdurrahman] aku mendengarnya berkata; dari [ayahnya] dengan redaksi; Sesungguhnya Khansa'.

bukhari:6454

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Abdullah bin Amir bin Rabi'ah], Umar bin Khattab radliallahu 'anhu berangkat ke Syam. Ketika dia sampai di suatu kota yang bernama Saragh, dia mendengar berita bahwa wabah sedang menimpa Syam. Maka [Abdurrahman bin Auf] mengabarinya, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika kalian mendengar wabah berada di suatu kawasan, janganlah kalian datang kesana, dan jika terjadi di suatu kawasan yang kalian diami, jangan kalian meninggalkannya." Spontan Umar meninggalkan kota Saragh. Dan dari [Ibnu Syihab] dari [Salim bin Abdullah], bahwasanya Umar pulang karena hadits Abdurrahman ini.

bukhari:6458

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Abu Salamah] dari [Jabir bin Abdullah] mengatakan, 'hanyasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menetapkan syuf'ah untuk suatu yang belum dibagi, namun jika batas-batas tanah dan jalan pekarangan telah ditetapkan, tak ada syuf'ah lagi.' Sebagian orang berpendapat; 'bahwa syuf'ah bagi tetangga', kemudian dia berpegang dengan perkara yang dia perkuat, sehingga ia membatalkannya. Dan dia berkata; Jika seseorang membeli rumah dan khawatir tetangganya menguasainya dengan syuf'ah, maka dia membeli satu saham dari seratus saham yang ada, kemudian ia sendiri membeli saham sisanya, maka si tetangga hanya memperoleh syuf'ah pada satu saham yang pertama, dan tidak berhak syuf'ah pada saham rumah sisanya, dan dia boleh mensiasati hal itu.

bukhari:6461

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Ibrahim bin Maisarah] aku mendengar [Amru bin Syarid] mengatakan, Miswar bin makhramah datang dan meletakkan tangannya di pundakku. Kemudian aku berangkat bersamanya menuju ke Sa'd. Lantas [Abu Rafi'] mengatakan kepada Miswar; 'Tidakkah engkau suruh orang ini untuk membeli rumahku yang berada di pekaranganku? ' ia berkata; 'Saya tidak menambahnya melebihi empat ratus, baik secara kontan atau kredit.' Abu rafi' mengatakan; 'Aku telah diberi lima ratus secara kontan, namun aku menolaknya, kalaulah aku tidak mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tetangga lebih berhak terhadap dinding tetangganya, " niscaya aku tidak akan menjualnya kepadamu, -atau ia mengatakan dengan redaksi; 'niscaya tak akan memberikannya kepadamu'.- Saya berkata kepada Ma'mar; Ma'mar tidak mengatakan demikian, namun dia mengatakan kepadaku sedemikian dan mengatakan; Jika seseorang ingin menjual syuf'ah, maka ia boleh melakukan siasat sehingga membatalkan syuf'ah, dan penjual memberikan rumah kepada si pembeli, memberi batasan (waktu dan nilai) dan menyerahkannya kepada si pembeli, dan si pembeli menggantinya dengan seribu dirham, sehingga orang yang mempunyai syuf'ah tidak mempunyai syuf'ah lagi.

bukhari:6462

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Uqail] dari Ibnu Syihab -lewat jalur periwayatan lain-Dan Telah menceritakan kepadaku ['Abdullah bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami ['Abdurrazaq] telah menceritakan kepada kami [Ma'mar], [Az Zuhri] mengatakan, telah menceritakan kepadaku [Urwah] dari [Aisyah] radliallahu 'anha, ia menceritakan; wahyu pertama-tama yang diturunkan kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam adalah berupa mimpi yang baik ketika tidur, beliau tidak bermimpi selain datang seperti fajar subuh, dan beliau selalu pergi ke goa Hira bertahannus di sana, yaitu beribadah beberapa malam, dan beliau untuk hal tersebut berbekal, kemudian kembali kepada Khadijah agar dia dapat membekali beliau untuk keperluan seperti itu, sampai akhirnya beliau di kejutkan dengan al haq ketika beliau sedang berada di dalam goa Hira`, malaikat datang kepada beliau dan berujar; 'bacalah! ' Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadanya; "maka aku menjawab; 'Saya tidak bisa membaca! ' Lalu dia mendekapku dan menutupiku hingga aku kepayahan. kemudian melepasku dan berkata; 'Bacalah! ' aku menjawab; 'Saya tidak bisa membaca! ' Ia mendekapku lagi dan menutupiku untuk kedua kalinya hingga aku kepayahan, kemudian melepasku lagi seraya mengatakan; 'Bacalah! ' saya menjawab; 'Saya tidak bisa membaca.' Maka ia mendekapku dan menutupiku untuk kali ketiganya hingga aku kepayahan, kemudian melepasku lagi dan mengatakan; 'IQRO' BISMI ROBBIKAL LADZII KHOLAQO sampai ayat 'ALLAMAL INSAANA MAA LAM YA'LAM, '" kemudian beliau pulang dengan menggigil hingga menemui Khadijah dan berkata; "Selimutilah aku, selimutilah aku!" maka keluarganya pun menyelimuti beliau, sampai rasa ketakutan beliau menghilang, kemudian beliau berkata: "ya Khadijah, apa yang terjadi pada diriku?" beliau menceritakan peristiwa tersebut kepadanya dan berkata; "Aku mengkhawatirkan diriku" Maka Khadijah menjawab: 'Sekali-kali tidak, bergembiralah, demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu selama-lamanya, sebab engkau suka menyambung silaturrahim, berkata jujur, menghilangkan kesusahan serta menjamu tamu, serta membela kebenaran! ' Maka Khadijah pergi bersama beliau menemui Waraqah bin naufal bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushshay, anak paman Khadijah, atau saudara ayahnya, ia adalah semasa jahiliyah beragama nashrani dan suka menulis kitab suci arabi, ia menulis injil arabi dengan kehendak Allah, dan dia seorang kakek yang cukup umur dan buta. Maka Khadijah berkata kepadanya; 'Wahai anak paman, dengarlah (apa yang dituturkan) anak saudaramu! ' Waraqah bertanya; 'Hai anak saudaraku, apa yang telah kau lihat? ' Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengabarkan apa yang telah beliau lihat, spontan Waraqah mengatakan; 'Ini adalah Namus yang pernah diturunkan kepada Musa, duhai sekiranya ketika itu aku masih gagah perkasa dan masih hidup, ketika kaummu mengusirmu! ' "Adakah kaumku akan mengusirku?" Tanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Waraqah menjawab; 'Iya, tidak ada seorang pun yang membawa seperti yang kau bawa, melainkan ia akan dimusuhi. Jikalau aku temui hari-harimu, niscaya aku membelamu dengan gigih.' kemudian tak berselang lama Waraqah meninggal dan wahyu berhenti beberapa lama hingga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sedih. Berita yang sampai kepada kami, kesedihan yang beliau alami sedemikian rupa, hingga beliau beberapa kali ingin bunuh diri dengan cara menerjukan diri dari puncak gunung, setiap kali beliau naik puncak gunung untuk menerjunkan dirinya, Jibril menampakkan diri dan mengatakan; 'hai Muhammad, sesungguhnya engkau betul-betul Rasulullah! ' nasehat ini menjadikan hatinya lega dan jiwannya tenang dan pulang. Namun jika sekian lama wahyu tidak turun, jiwanya kembali terguncang, dan setiap kali ia naik puncak gunung untuk bunuh diri, Jibril menampakkan diri dan menasehati semisalnya. Ibnu Abbas mengatakan tentang ayat; 'Faaliqul ishbah' yaitu cahaya matahari ketika siang, dan cahaya bulan ketika malam.

bukhari:6467

Telah menceritakan kepada kami [Mu'alla bin Asad] telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] dari [Ayyub] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] radliallahu 'anhuma, mengatakan; aku bermimpi dalam tidur, seolah-olah di tanganku ada sehelai kain sutera, tidaklah aku berkeinginan menuju suatu tempat dalam surga dengan membawanya melainkan kain itu menerbangkan aku. Maka kukisahkan mimpiku kepada [Hafshah], dan Hafshah mengisahkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan beliau bersabda: "Saudaramu adalah laki-laki Shalih, " atau beliau bersabda: "Sesungguhnya Abdullah laki-laki Shalih."

bukhari:6498

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin 'Ufair] telah menceritakan kepadaku [Al Laits] telah menceritakan kepada kami ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] mengatakan, telah mengabarkan kepadaku [Sa'id bin Musayyab], bahwasanya [Abu Hurairah] menuturkan; ketika kami duduk-duduk di dekat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, beliau mengatakan: "ketika aku tidur, kulihat diriku dalam surga, tiba-tiba ada seorang wanita berwudhu disamping istana. Maka saya bertanya; 'milik siapa istana ini? ' Mereka menjawab; 'Milik Umar bin Khattab! ' maka aku ingat kecemburuannya, sehingga aku berbalik ke belakang." Kata Abu Hurairah; maka Umar spontan menangis lalu berujar; 'apakah kepadamu, bapak dan ibuku sebagai tebusanmu ya Rasulullah, aku cemburu? '

bukhari:6505

Telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Bukair], telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] telah mengabarkan kepadaku [Sa'id bin Musayyab], bahwasanya [Abu Hurairah] menuturkan; ketika kami duduk-duduk di sisi Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, beliau bercerita: "Ketika aku tidur, aku melihat diriku dalam sebuah taman, tak tahunya ada seorang wanita yang sedang berwudhu disamping istana. Maka saya bertanya; 'milik siapakah ini? ' Mereka menjawab; 'Milik Umar bin Khattab, ' aku teringat kecemburuannya, maka aku segera berbalik ke belakang." Umar spontan menangis dan mengatakan; 'apakah kepadamu, bapak dan ibuku sebagai tebusanmu ya Rasulullah, aku cemburu? '

bukhari:6507

Telah mengabrkan kepadaku ['Ubaidullah bin Sa'id], Telah menceritakan kepada kami ['Affan bin Muslim] telah menceritakan kepada kami [Shakhr bin Juwairiyah] telah menceritakan kepada kami [Nafi'] bahwasanya [Ibnu Umar] mengatakan; dahulu sahabat-sahabat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam jika bermimpi, mereka suka sekali mengisahkan mimpinya kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam sehingga Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam menakwilkan mimpinya. Ketika itu umurku masih belia, sedang aku sering tinggal dimasjid, karena aku belum menikah. Maka aku berkata kepada diriku sendiri; 'kalaulah dirimu ada kebaikan, niscaya engkau berimimpi sebagaimana orang-orang bermimpi.' Suatu malam ketika aku berbaring, aku memanjatkan doa; 'Ya Allah, jika Engkau mengetahui pada diriku terdapat kebaikan, maka perlihatkanlah kepadaku dalam mimpi.' Ketika aku dalam kondisi (mimpi) seperti itu, tiba-tiba ada dua malaikat mendatangiku yang di tangan masing-masing memegang palu besi, keduanya membawaku ke jahannam sedang aku diantara keduanya tiada henti memanjatkan doa; 'Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari jahannam, ' Kemudian aku diperlihatkan seorang malaikat menemuiku sedang di tangannya membawa palu besi seraya berujar; 'tidak usah khawatir, sebaik-baik manusia adalah engkau, jika engkau memperbanyak shalat.' Mereka kemudian membawaku hingga menghentikanku di tepi jahannam, ternyata jahannam tergulung seperti gulungan sumur, ia mempunyai emperan sebagaimana emperan sumur, yang diantara kedua emperannya terdapat malaikat yang di tangannya membawa palu besi. Dan kulihat disana ada beberapa orang bergelantungan di rantai-rantai, kepala mereka terjungkir dibawah mereka, aku tahu disana ada beberapa pemuka Quraisy. Kemudian mereka membawaku pergi dari sisi kanan. Maka akub ceritakan mimpiku itu kepada Hafshah, kemudian [Hafshah] menceritakanya kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Abdullah adalah seorang hamba yang shalih, asalkan shalat malam." Kata [Nafi']; 'semenjak itu Abdullah memperbanyak shalat.'

bukhari:6510

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Salim] dari [Ibnu Umar] mengatakan, aku anak muda lajang di masa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan aku tidur di masjid. Dahulu ada satu kebiasan, siapa yang bermimpi, maka ia menceritakan mimpinya kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam. Maka aku panjatkan doa; 'Ya Allah, jikalau aku mempunyai kebaikan disisi-Mu, maka perlihatkanlah kepadaku dalam mimpi sehingga Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dapat mentakwilkan mimpiku.' aku pun tertidur, dan kulihat dua malaikat mendatangiku dan membawaku. kemudian ada malaikat lain menemui keduanya dan berujar keadaku; 'jangan khawatir, sebab kamu laki-laki shalih.' Lantas kedua malaikat itu membawaku ke neraka, ternyata neraka itu digulung seperti gulungan sumur, dan disana ada sebagian orang yang kukenal, lantas keduanya menggandengku ke sebalah kanan. Di pagi hari aku ceritakan mimpiku kepada [Hafshah], dan Hafshah mengaku telah menceritakannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka Nabi bersabda: "Abdullah adalah laki-laki shalih, sekiranya ia memperbanyak shalat malam." Kata Az Zuhri, setelah peristiwa itu, Abdullah memperbanyak shalat malam.

bukhari:6511

Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Al 'Ala`] Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Buraid] dari [kakeknya, Abu Burdah] dari [Abu Musa], setahuku ia dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda; "Aku bermimpi bahwa aku hijrah dari Makkah ke suatu kawasan yang banyak pohon kurmanya. Awal perkiraanku, kawasan itu adalah Yamamah atau Hajar, ternyata itu adalah Madinah atau Yatsrib. Dan aku melihat disana ada sapi, demi Allah, yang bagus sekali. Dan ternyata mereka adalah orang-orang mukmin di hari Uhud. Dan kebaikan yang Allah datangkan serta pahala kejujuran adalah yang Allah berikan kepada kita setelah peperangan badar."

bukhari:6514

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abi Bakar Al Muqaddami] telah menceritakan kepada kami [Fudhail bin Sulaiman] telah menceritakan kepada kami [Musa] telah menceritakan kepadaku [Salim bin Abdullah] dari [Abdullah bin Umar] radliallahu 'anhuma tentang mimpi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di Madinah: "aku melihat wanita hitam berambut acak-acakan keluar dari Madinah hingga singgah di Mahya'ah, maka aku takwilkan bahwa wabah di Madinah telah dipindahkan ke Mahya'ah, yaitu Juhfah."

bukhari:6517

Telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Mundzir] telah menceritakan kepadaku [Abu Bakar bin Abi Uwais] telah menceritakan kepadaku [Sulaiman] dari [Musa bin 'Uqbah] dari [Salim] dari [Ayahnya], bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda; "Aku (bermimpi) melihat seorang wanita hitam berambut acak-acakan keluar dari Madinah hingga berdiri di Mahya'ah, maka aku takwilkan bahwa wabah Madinah telah dipindahkan ke Mahya'ah yaitu Juhfah."

bukhari:6518

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Ayyub] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda; "Barangsiapa menyatakan diri bermimpi padahal tidak, ia dipaksa untuk menyatukan dua biji gandum dan ia tak akan bisa melakukannya, dan barangsiapa mencuri dengar pembicaraan suatu kaum padahal mereka tidak menyukai atau telah menyingkir untuk menghindarinya, maka telinganya akan dialiri cairan tembaga pada hari kiamat, barang siapa menggambar ia akan disiksa dan dipaksa untuk menghidupkannya padahal tidak mampu." [Sufyan] mengatakan; ['Ayyub] menyambungkannya kepada kami. Sedang [Qutaibah] mengatakan; telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Qatadah] dari ['Ikrimah] dari [Abu Hurairah] ucapannya tentang; 'Barangsiapa dusta dalam mimpinya'. Dan [Syu'bah] mengatakan; dari [Abu Hasyim Ar Rumani], aku mendengar [Ikrimah] berkata; [Abu Hurairah] dengan ucapannya; 'Barangsiapa menggambar, dan barangsiapa menyatakan bermimpi, dan barangsiapa mencuri dengar.' Telah menceritakan kepada kami [Ishaq] telah menceritakan kepada kami [Khalid] dari [Khalid] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] mengatakan; "Barangsiapa mencuri dengar, dan barangsiapa menyatakan bermimpi dan barangsiapa menggambar', hadits ini diikutsertakan penguatnya oleh [Hisyam] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] dengan ucapan beliau.

bukhari:6520

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dari [Ubaidullah bin Abdullah] bahwasanya [Ibnu Abbas] radliallahu 'anhuma menceritakan; Ada seorang laki-laki mendatangi Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam mengatakan; 'Tadi malam aku bermimpi melihat segumpal awan yang meneteskan minyak samin dan madu, lantas kulihat orang banyak memintanya, ada yang meminta banyak dan ada yang meminta sedikit, tiba-tiba ada tali yang menghubungkan antara langit dan bumi, kulihat engkau memegangnya kemudian engkau naik, kemudian ada orang lain memegangnya dan ia pergunakan untuk naik, kemudian ada orang yag mengambilnya dan dipergunakannya untuk naik namun tali terputus, kemudian tali tersambung.' Spontan Abu Bakar berujar; 'Wahai Rasulullah, ayah dan ibuku untuk tebusanmu, demi Allah, biarkan aku untuk mentakwilkannya! ' "takwilkanlah" Kata Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Abu Bakar mengatakan; 'Adapun awan, itulah Islam, adapun madu dan minyak samin yang menetes, itulah Alquran, karena alqur'an manisnya menetes, maka silahkan ada yang memperbanyak atau mempersedikit, adapun tali yang menghubungkan langit dan bumi adalah kebenaran yang engkau pegang teguh sekarang ini, yang karenanya Allah meninggikan kedudukanmu, kemudian ada seseorang sepeninggalmu mengambilnya dan ia pun menjadi tinggi kedudukannya, lantas ada orang lain yang mengambilnya dan terputus, kemudian tali itu tersambung kembali sehingga ia menjadi tinggi kedudukannya karenanya, maka beritahulah aku ya Rasulullah, ayah dan ibuku sebagai tebusanmu, saya benar ataukah salah? ' Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Engkau benar sebagian dan salah sebagian!" Abu Bakar mengatakan; 'Demi Allah ya Rasulullah, tolong beritahukanlah kepadaku takwilku yang salah! ' Nabi menjawab: "Janganlah engkau bersumpah!"

bukhari:6524

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Amru bin Yahya bin Sa'id bin Amru bin Sa'id] mengatakan, telah mengabarkan kepadaku [ayahku] mengatakan, pernah aku duduk bersama [Abu Hurairah] di masjid Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di Madinah. Pada saat itu kami juga bersama Marwan. Abu Hurairah mengatakan; 'Aku mendengar seorang yang jujur menyampaikan, dan berita yang dibawanya adalah benar (Muhammad) mengatakan: "Kebinasaan umatku di tangan anak-anak muda Qurays." Spontan Marwan berseru; 'Kiranya laknat Allah tertimpa kepada mereka, anak-anak muda itu! ' Lantas Abu Hurairah mengatakan 'Kalau aku berkenan mengatakan bani fulan, bani fulan, niscaya kulakukan! ' Kemudian aku keluar (mengadakan perjalanan) bersama kakekku ke bani marwan ketika menjadi raja-raja Syam, dan jika ia melihat mereka, mereka adalah anak-anak muda yang masih belia, ia mengatakan kepada kami; 'bisa jadi mereka itu adalah diantara mereka itu (yang disebutkan dalam sabda Nabi).' Maka kami menjawab; 'Engkau lebih tahu! '

bukhari:6534

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] Telah menceritakan kepada kami [Hatim] dari [Yazid bin Abi Ubaid] dari [Salamah bin Al Akwa'] bahwasanya ia menemui Al Hajjaj, maka Al Hajjaj berujar; 'Hai Ibnul akwa', apakah engkau berbalik ke belakang dengan cara pindah ke pelosok pedesaan? ' Ibnul akwa' menjawab; 'tidak, namun Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam telah memberiku izin (untuk tinggal) di pelosok pedesaan." Dan dari [Yazid bin Abi Ubaid] mengatakan, tatkala Utsman bin Affan terbunuh, Salamah bin Al Akwa' pergi mengucilkan diri ke Rabdzah dan menikahi wanita disana sampai melahirkan beberapa anak, dan dia terus bermukim di sana sampai beberapa malam sebelum meninggalnya, kemudian tinggal di Madinah.

bukhari:6560

Telah menceritakan kepada kami [Mu'adz bin Fadhalah] telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Qotadah] dari [Anas] radliallahu 'anhu mengatakan, para sahabat banyak bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sehingga mereka setengah memaksa dengan pertanyaan-pertanyaan. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam suatu hari naik ke mimbar dan bersabda: "Tidaklah kalian bertanya kepadaku mengenai sesuatu, selain kujelaskan kepada kalian, " lantas aku melihat ke kanan-kiri, tak tahunya setiap orang membungkus kepalanya di pakaiannya sambil menangis, muncullah seseorang yang jika berdebat dia dipanggil dengan nasab selain ayahnya, orang itu berujar; 'Wahai Nabiyullah siapakah ayahku? ' Nabi menjawab: "ayahmu adalah Hudzafah." Kontan Umar bergegas mengucapkan; 'RADHIINA BILLAHI RABBAN WABIL ISLAAMI DIINAN WABI MUHAMMADIN RASUULAN NA'UUDZU BILLAH MIN SUUIL FITANI (Kami ridha Allah sebagai rabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai utusan, kami berlindung kepada Allah dari keburukan fitnah), " Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda; "Sama sekali belum pernah kulihat keburukan dan kebaikan seperti hari ini, sebab hari ini surga dan neraka digambarkan kepadaku sehingga aku melihat kedua-duanya dibalik dinding ini." Dan Qatadah selalu menyebutkan hadits ini berkaitan dengan ayat: 'Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian bertanya tentang sesuatu yang sekiranya diungkapkan kepada kalian, justru malah menyusahkan kalian (QS. Almaidah; 101). [Abbas An Narsi] mengatakan, Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah menceritakan kepada kami [Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Qotadah], bahwasanya [Anas] menceritakan kepada mereka; bahwa Nabiyullah Shallallahu'alaihiwasallam besabda masalah ini dengan redaksi: Setiap orang membungkus kepalanya dalam bajunya sambil menangis, dan ia mengatakan dengan redaksi: 'aaidzan billah min suu'il fitan (aku berlindung kepada Allah dari keburukan fitnah) atau ia mengatakan; 'a'uudzu billah min sau`atil fitan (Saya berlindung kepada Allah dari keburukan-keburukan fitnah). Sedang [Khalifah] mengatakan kepadaku Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah menceritakan kepada kami [Sa'id] dan [Mu'tamir] dari [ayahnya] dari [Qotadah], bahwasanya [Anas] menceritakan kepada mereka, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan Hadits ini dan dia mengatakan dengan redaksi; 'aaidzan billah min syarril fitan (berlindung kepada Allah dari keburukan fitnah).

bukhari:6562

telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Yusuf] dari [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Salim] dari [ayahnya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwasanya beliau berdiri ke samping minbar dan bersabda: "Fitnah muncul disini, fitnah muncul disini, (yaitu) dimana tempat tanduk setan muncul, " atau beliau mengatakan: "tanduk matahari."

bukhari:6563

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abu Maryam] Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] dari [Syarik bin Abdullah] dari [Sa'id bin Al Musayyab] dari [Abu Musa Al Asy'ari] menuturkan, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam suatu hari keluar ke sebuah kebun Madinah untuk suatu keperluannya, dan aku mengikuti di belakang beliau. Tatkala beliau masuk kebun, aku duduk di pintunya dan kukatakan dalam hati; 'Hari ini aku menjadi penjaga pintu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sekalipun beliau tidak memerintahkanku.' Nabi shallallahu 'alaihi wasallam terus pergi dan menuntaskan hajatnya, beliau duduk diatas emper sumur dan menyingkap kedua betisnya dan memasukkan keduanya ke dalam sumur (kolam). Abu Bakar datang dan meminta izin kepada beliau untuk masuk, maka aku berkata; 'kamu tetap di tempatmu sampai aku meminta izin untukmu! ' Abu bakar pun berhenti hingga aku menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan kukatakan; 'ya Nabiyullah, Abu Bakar memintamu izin kepadamu.' Nabi menjawab: "berilah dia izin, dan berilah kabar gembira kepadanya dengan surga!" Abu bakar pun masuk kebun dan datang dari sebelah kanan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu ia menyingkap kedua betisnya dan masukkannya kedalam sumur (kolam). Kemudian datanglah Umar, maka aku berkata; 'kamu tetap di tempatmu sampai aku meminta izin untukmu! ' Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lantas berkata; "Berilah dia izin, dan berilah kabar gembira dengan surga, " maka dia pun datang dari sebelah kiri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan menyingkap kedua betisnya kemudian memasukkannya kedalam sumur, maka emperan sumur telah menjadi sesak, sehingga tak ada lagi ruangan sumur yang luang. Kemudian datanglah Utsman, maka aku katakan 'kamu tetap di tempatmu sampai aku meminta izin untukmu! ' Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berilah dia izin, dan berilah kabar gembira dengan surga, dan bersama surga itu terdapat malapetaka yang akan menimpanya." Utsman pun masuk tetapi dia tidak menemukan tempat duduk bersama mereka maka dia pun berputar sehingga datang dari arah depan mereka di mulut sumur (kolam), kemudian dia menyingkap kedua betisnya dan memasukkan kedua kakinya kedalam sumur. Maka aku berkhayal saudaraku, dan aku berdoa kepada Allah agar cepat-cepat datang. Ibnul Musayyab berkata; 'maka aku takwilkan dari peristiwa itu, kuburan mereka akan menyatu disini, sedang kuburan Utsman akan tersendiri.

bukhari:6568

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Adam] telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin 'Iyyasy] telah menceritakan kepada kami [Abu Hashin] telah menceritakan kepada kami [Abu Maryam Abdullah bin Ziyad Al Asadi] menuturkan; Tatkala Thalhah, Zubair dan 'Aisyah berangkat ke Bashrah, Ali mengutus 'Ammar bin Yasir dan Hasan bin Ali mendatangi Kami di Kufah, lantas keduanya naik minbar. Ketika itu Al Hasan bin Ali diatas minbar di tangga paling atas, sedang Ammar berdiri dibawah Al Hasan, kami berkumpul di sekelilingnya, dan aku mendengar ['Ammar] mengatakan; 'Aisyah tengah berangkat ke Bashrah, demi Allah, ia adalah isteri Nabi kalian (Shallallahu'alaihiwasallam) di dunia dan di akherat, namun Allah Tabaraka wata'ala menguji kalian agar Dia mengetahui, apakah kalian taat kepada-NYA atau kepada Aisyah.'

bukhari:6571

Telah menceritakan kepada kami [Badal bin Al Muhabbar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] telah mengabarkan kepada kami ['Amru] aku mendengar [Abu Wa`il] mengatakan; [Abu Musa] dan [Abu Mas'ud] menemui ['Ammar] ketika ia diutus Ali ke Kufah untuk mengajak masyarakat Kufah ikut dalam barisannya, lantas keduanya mengatakan kepada Ammar; 'Kami belum pernah melihatmu melakukan sesuatu yang lebih kami benci daripada kesegeraanmu dalam masalah ini semenjak kamu masuk Islam.' 'Ammar lantas menjawab; 'Dan Saya belum pernah melihat kamu berdua melakukan sesuatu yang lebih saya benci daripada keterlambatan kalian mengikuti urusan ini, ' lantas Ammar memberi keduanya masing-masing satu pakaian, kemudian mereka bertiga pergi ke masjid.

bukhari:6573

Telah menceritakan kepada kami ['Abdan] dari [Abu Hamzah] dari [Al A'masy] dari [Syaqiq bin Salamah], aku pernah duduk bersama [Abu mas'ud] dan [Abu Musa] dan ['Ammar], Abu Mas'ud berkata; 'Tak ada seorangpun dari sahabatmu yang jika aku berkenan pasti aku berkomentar tentangnya kecuali kamu, dan belum pernah kulihat sesuatu darimu yang lebih tercela bagiku semenjak kamu bersahabat dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam daripada kesegeraanmu ikut serta masalah ini.' Ammar menjawab; 'Wahai Abu mas'ud, dan aku tidak pernah melihat sesuatu darimu dan juga dari para sahabatmu sesuatu yang lebih tercela bagiku semenjak engkau bersahabat dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam selain keterlambatanmu ikut serta dalam masalah ini.' Lantas Abu mas'ud mengatakan -yang ketika itu ia lapang rezekinya-; 'hai anak kecil, tolong ambilkan dua pakaian untuk kedua orang ini, ' satunya untuk Abu Musa, dan satunya untuk Ammar, lantas ia berujar; 'Berangkatlah kalian berdua untuk melaksanakan shalat jum'at.'

bukhari:6574

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] telah menceritakan kepada kami [Isra'il Abu Musa] dan aku menemuinya di Kufah, lantas Israil Abu Musa menemui Ibnu Syubrumah dan mengatakan; 'pertemukanlah aku dengan Isa sehingga aku bisa menasehatinya, ' namun seolah-olah Ibnu Syubrumah takut keadanya sehingga tidak dilakukannya. Dia menjelaskan; telah menceritakan kepada kami [Al Hasan] ia menuturkan; tatkala Al Hasan bin Ali radliallahu 'anhuma berangkat menemui Mu'awiyah dengan pasukannya, 'Amru bin 'Ash berkata kepada mu'awiyah; 'Aku melihat pasukan yang tak akan melarikan diri hingga pasukan musuhnya yang justru terpukul mundur.' Kata Mu'awiyah; 'Lantas siapa nanti yang akan mengurus anak-anak kaum muslimin? ' 'Saya' Jawab Amru bin 'ash. Abdullah bin Amir dan Abdurrahman bin Samurah mengatakan; 'Lebih baik kita menemuinya, dan kita katakan kepadanya; 'Mari kita berdamai, ' Al Hasan berkata; telah kudengar [Abu Bakrah] mengatakan; Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah, Al Hasan datang, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Anakku ini adalah penghulu, dan mudah-mudahan Allah mendamaikan dua kubu kaum muslimin yang bersengketa melalui dia."

bukhari:6576

Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] mengatakan, ['Amru] mengatakan, Telah mengabarkan kepadaku [Muhammad bin Ali], bahwasanya [Harmalah] maula Usamah mengabarkan kepadanya. 'Amru berkata; aku pernah melihat Harmalah mengatakan; [Usamah] mengutusku menemui Ali, dan dia mengatakan; 'Sesungguhnya Ali pasti akan bertanya kepadamu sekarang, dia berkata; 'Apa yang menyebabkan kawanmu tidak berangkat bersama aku? ' maka katakan kepadanya; 'kalaulah aku dalam mulut singa, niscaya aku ingin bersamamu, namun ini adalah sebuah masalah yang belum pernah kulihat sama sekali sebelumnya.' Ali tidak memberiku perbekalan apa-apa, karenanya aku pun pergi ke Al Hasan dan Al Husain serta Ibnu Ja'far, dan mereka memberi perbekalan-perbekalan diatas kendaraanku.

bukhari:6577

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Abu Syihab] dari ['Auf] dari [Abu Minhal] mengatakan, tatkala Ibnu Ziyad dan Marwan di Syam, dan Ibnu Zubair membelot di Makkah, dan Al qurra' membelot di Bashrah, Aku berangkat bersama ayahku ke [Abu Barzah Al Aslami] hingga kami menemuinya di rumahnya sedang duduk di tempat tinggi yang terbuat dari kayu, kami pun duduk bersamanya, ayahku lantas meminta petuah-petuah Hadits seraya mengatakan; 'Wahai Abu Barzah, bukankah telah kau lihat sendiri kemelut yang melanda manusia? ' yang pertama-tama kudengar dari yang diucapkannya ialah; 'Saya semata-mata mengharap pahala disisi Allah, sungguh saya sangat marah kepada orang quraisy, sesungguhnya kalian wahai segenap bangsa arab, dahulu keadaan kalian seperti telah kau kenal sendiri sedemikian hina, minoritas dan sesat, kemudian Allah menyelamatkan kalian dengan Islam dan Muhammad Shallallahu'alaihiwasallam hingga kalian memperoleh seperti yang kalian lihat sendiri. Dan inilah dunia yang merusak diantara kalian. Dan sesungguhnya yang terjadi di Syam, demi Allah, tidaklah mereka berperang selain karena duniawi, dan mereka yang berada ditengah-tengah kalian, demi Allah mereka juga tidak berperang selain karena duniawi, dan mereka yang berada di Makkah, demi Allah, mereka tidak berperang selain karena duniawi.'

bukhari:6579

Telah menceritakan kepada kami [Abul Yaman] Telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] telah menceritakan kepada kami [Abu Az Zanad] dari ['Abdurrahman] dari [Abu Hurairah], bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hari kiamat tidak akan terjadi sehingga dua kelompok besar terjadi pembunuhan besar-besaran padahal ajakan keduanya satu, hingga muncul para pendusta yang kurang lebihnya tiga puluh, kesemuanya mengaku ia utusan Allah, hingga ilmu diangkat, banyak keguncangan, zaman terasa singkat, fitnah muncul dimana-mana, dan banyak alharaj, yaitu pembunuhan, hingga ditengah-tengah kalian harta melimpah ruah dan berlebihan, sehingga pemilik harta mencari-cari orang yang mau menerima sedekahnya, sampai ia menawar-nawarkan sedekahnya, namun orang yang ditawari mengelak seraya mengatakan ' Aku tak butuh sedekahmu', sehingga manusia berlomba-lomba meninggikan bangunan, sehingga seseorang melewati kuburan seseorang dan mengatakan; 'Aduhai sekiranya aku menggantikannya', hingga matahari terbit dari sebelah barat, padahal jika matahari telah terbit dari sebelah barat dan manusia melihatnya, mereka semua beriman, pada saat itulah sebagaimana ayat; 'Ketika itu tidak bermanfaat lagi bagi seseorang keimanannya, yang ia belum beriman sebelumnya atau belum mengerjakan kebaikan dengan keimanannya." (QS. Al an'am 158), dan hari kiamat terjadi ketika dua orang telah menyerahkan kedua bajunya tetapi keduanya tidak jadi melakukan jual beli, keduanya tidak jadi melipatnya, dan hari kiamat terjadi sedang seseorang telah pulang membawa susu sapinya tetapi tidak jadi ia meminumnya, dan hari kiamat terjadi ketika seseorang memperbaiki kolam (tempat minum) nya tetai dia tak jadi meminumnya, dan hari kiamat terjadi sedang seseorang telah mengangkat suapannya tetapi dia tidak jadi menyantapnya."

bukhari:6588

Telah menceritakan kepada kami ['Umar bin hafs bin Ghiyats] telah menceritakan kepada kami [Ayahku] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] telah menceritakan kepada kami [Sa'd bin Ubaidah] dari [Abu Abdurrahman] dari ['Ali] radliallahu 'anhu mengatakan, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengutus sebuah ekspedisi dan mengangkat sahabat anshar sebagai pemimpin mereka, dan beliau perintahkan mereka untuk menaatinya. Selanjutnya sahabat anshar marah dan mengatakan; "Bukankah Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam telah memerintahkan kaian untuk mentaatiku?" 'Ya' Jawab mereka. Sahabat anshar meneruskan; "Karena itu, aku ingin jika kalian mengumpulkan kayu bakar dan menyalakan api, kemudian kalian masuk kedalamnya." Mereka pun mengumpulkan kayu bakar dan menyalakan api. Tatkala mereka ingin memasukinya, satu sama lain saling memandang. Sebagian mengatakan; 'bukankah kita ikut Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk menjauhkan diri dari api, apakah (sekarang) kita ingin memasukinya? ' Tatkala mereka dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba api padam dan kemarahannya mereda. Maka hal ini disampaikan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lantas Nabi mengatakan; "Kalaulah mereka memasukinya, niscaya mereka tidak bisa keluar dari api tersebut selama-lamanya".

bukhari:6612

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Manshur] Telah mengabarkan kepada kami [Abdushshamad] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] telah menceritakan kepada kami [Tsabit Al Bunani] mengatakan, aku mendengar [Anas bin Malik] berkata kepada seorang wanita dari keluarganya; 'Apakah kamu kenal si wanita A? ' 'Tahu' Jawabnya. Anas melanjutkan; sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah melewati wanita itu saat ia menangis di suatu kuburan, lantas beliau menasehatinya: 'Bertakwalah kepada Allah, dan bersabarlah! ' Si wanita itu malah menjawab; 'Sana kau menjauh, sebab kamu tidak mengalami seperti musibahku ini! ' Kata Anas, Nabi pun segera menjauh dan pergi. Lantas ada seseorang yang melewati wanita itu seraya mengatakan; 'Apa yang disabdakan Rasulullah kepadamu? ' Si wanita tadi menjawab; 'Saya tidak tahu kalau orang tadi Rasulullah.' laki-laki itu mengatakan; "Orang tadi itu Rasulullah.!" Anas berkata; si wanita terus datang ke pintu rumah Nabi dan ia tidak menemukan seorang penjaga pintunya, lantas mengatakan; 'Wahai Rasulullah, Demi Allah, aku mengenalmu! ' Lantas Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda; "Kesabaran itu terlihat pada saat pertama kali benturan."

bukhari:6621

Telah menceritakan kepada kami [Adam] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] Telah menceritakan kepada kami [Abdul Malik bin Umair], aku mendengar [Abdurrahman bin Abu Bakrah] mengatakan, [Abu Bakrah] menulis surat untuk anaknya yang ketika itu berada di Sijistan yang isinya; 'Jangan engkau mengadili diantara dua orang ketika engkau marah, sebab aku mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Seorang hakim dilarang memutuskan antara dua orang ketika marah."

bukhari:6625

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Muqatil] Telah mengabarkan kepada kami [Abdullah] Telah mengabarkan kepada kami [Ismail bin Abu Khalid] dari [Qais bin Abu hazim] dari [Abu Mas'ud Al Anshari] mengatakan, seorang laki-laki menemui Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dan berujar; "Hai Rasulullah, Demi Allah, sungguh saya memperlambat-lambatkan diri dari shalat subuh karena si fulan yang menjadi imam, ia selalu memanjangkan bacaan shalatnya jika shalat bersama kami." Abu mas'ud Kata; belum pernah kulihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sedemikian marahnya seperti ketika beliau menasehatinya. Lantas Nabi menegur; "Hai manusia, diantara kalian ada yang menjadikan orang lain menjauhkan diri dari (masjid dan ibadah), siapa diantara kalian mengimami orang-orang, lakukanlah secara ringkas (sederhana), sebab disana ada orang-orang tua, orang lemah dan orang yang mempunyai keperluan."

bukhari:6626

Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Basyar] telah menceritakan kepada kami [Ghundar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] mengatakan, aku mendengar [Qatadah] dari [Anas bin Malik] mengatakan, Dikala Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ingin berkirim surat kepada Romawi, mereka ternyata manusia yang tak mau membaca surat selain harus berstempel, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membuat stempel dari perak, seolah-olah aku melihat kilauannya dan ukirannya bertuliskan MUHAMMAD RASULULLAH.

bukhari:6629

Telah menceritakan kepada kami [Abul Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] telah mengabarkan kepadaku [As Sa'ib bin Yazid bin Ukhti Namir], bahwa [Khuwaitib bin Abdul 'uzza] mengabarkan kepadanya, bahwa [Abdullah bin As Sa'di] mengabarkan kepadanya, ia pernah mendatangi Umar dimasa-masa pemerintahannya. [Umar] lantas berujar; "Benarkan berita yang sampai kepadaku bahwa engkau mengurus urusan-urusan sosial, namun jika engkau diberi pesangon (uang lelah) engkau tidak menyukainya?" Saya jawab "Iya". Umar lantas mengatakan; "lalu maumu apa?" Saya menjawab; "Saya sudah punya kuda sekian banyak, demikian pula budak ada beberapa, dan aku dalam keadaan baik (mapan secara ekonomi), maka aku niati kerjaku ini sebagai sedekah (amal cuma-cuma) untuk kaum muslimin." Umar spontan mengatakan: 'jangan kau lakukan, saya sebenarnya juga ingin seperti kehendakmu, namun Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam juga memberiku pemberian, tetapi saya katakan; 'Coba berikan saja pemberian itu kepada orang yang lebih membutuhkan daripada aku! ' Kemudian hari, Nabi juga memberi pemberian yang sama kemudian aku katakan; 'Tolong berikan kepada orang yang lebih membutuhkan daripada aku! ' Lantas Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda; "Ambil saja, kembangkan harta ini, dan jadikanlah untuk bersedekah, harta ini yang datang kepadamu dengan cara yang tidak berlebihan dan engkau sendiri tidak meminta, maka ambil saja, dan terhadap harta, janganlah nafsumu kau perturutkan terhadapnya!" Dan dari [Az Zuhri] berkata; telah menceritakan kepadaku [Salim bin Abdullah] bahwa [Abdullah bin Umar] berkata; saya telah mendengar [Umar bin Khattab] berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memberikan suatu pemberian kepadaku, lalu saya berkata; Berikan kepada orang yang lebih fakir daripadaku, sehingga pada suatu saat beliau memberi lagi dan saya jawab sebagaimana sebelumnya. Lantas Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ambillah! kembangkan harta ini, dan jadikanlah untuk bersedekah, harta ini yang datang kepadamu dengan cara yang tidak berlebihan dan engkau sendiri tidak meminta, maka ambil saja, dan terhadap harta, janganlah nafsumu kau perturutkan terhadapnya!"

bukhari:6630

Telah menceritakan kepada kami [Yahya] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] Telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Syihab] dari [Sahal saudara Bani Sa'idah], seorang laki-laki anshar menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berujar; "bagaimana pendapat anda sekiranya seseorang menemukan laki-laki lain bersama isterinya? Bolehkah ia membunuhnya?" Suami-isteri itu kemudian sama-sama meli'an dan aku menyaksikan.

bukhari:6632

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Al Laits bin Sa'd] dari [Yahya] dari ['Umar bin katsir] dari [Abu Muhammad, maula Abu Qatadah] mengatakan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda pada perang Hunain: "Barangsiapa mempunyai bukti atas korban yang dibunuh dalam perang, maka ia mendapat harta rampasan yang dibawanya." maka aku (Abu Qatadah) langsung berdiri untuk mencari bukti-bukti atas musuh yang telah kubunuh, ternyata tidak aku temukan seorang pun yang menyaksikan pembunuhanku. Maka aku duduk, dan aku punya inisiatif untuk mengadukan persoalanku kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam. Lantas seorang teman duduknya mengatakan: 'Senjata orang yang dibunuh yang selalu disebut-sebut oleh [Abu Qatadah] itu ada padaku? ' Orang tadi meneruskan; 'Tolong suruhlah Abu Qatadah merelakannya untukku! ' Maka Abu Bakar menyela; 'Sekali-kali tidak, tidak mungkin Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam memberikan rampasan itu untuk kamu si burung pipit, dan ia tinggalkan salah satu singa Allah (maksudnya Abu Qatadah) yang ia berperang untuk Allah dan rasul-Nya.' Lantas Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam memberikan rampasan itu untukku, dan selanjutnya kubelikan seekor gibas. Dan itulah harta pertama-tama yang kukembangkan. [Abdullah] mengatakan kepadaku, dari [Al Laits], lantas Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berdiri dan memberikannya untukku. Ulama Hejaz berpendapat; Seorang hakim tak berhak memutuskan keputusan hanya dengan sepengetahuannya yang ia persaksikan ketika melakukan sidang atau sebelumnya, sekalipun yang digugat mengakui bahwa hak memang milik lawan sengketanya di majlis sidang. Sebagian mereka berkomentar bahwa ia tak berhak memutuskannya hingga memanggil dua orang saksi yang kemudian si hakim mengungkapkan keputusannya. Sedang ulama Irak berpendapat, apa yang ia dengar atau yang ia lihat di majlis sidang, hakim memutuskan dengannya, adapun jika di luar majlis sidang, ia tidak boleh memutuskan selain dengan memanggil dua orang saksi. Sedang kelompok lain dari mereka berpendapat 'Sekalipun diluar sidang, tetap ia putuskan (dengan tanpa memanggil dua orang saksi), sebab hakim adalah orang yang terpercaya, dan maksud persaksian adalah sekedar untuk mengetahui kebenaran, padahal ilmu sang hakim jauh lebih banyak daripada persaksian lainnya, namun yang demikian membuka dirinya menjadi sasaran tuduhan di kalangan muslimin dan menjerumuskan mereka dalam prasangka, (padahal Nabi Shallallahu 'alaihi sangat tidak menyukai prasangka, sebagaimana prasangka buruk kedua sahabatnya ketika nabi shallallahu 'alaihi wasallam berjalan dengan seorang perempuan, lantas nabi langsung memangkas prasangka keduanya dengan mengatakan: "ketahuilah, wanita itu Shafiyyah, (isteriku)."

bukhari:6635

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar] telah menceritakan kepada kami [Al 'Aqdi] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Sa'id bin Abu Burdah] mengatakan, aku mendengar [Ayahku] mengatakan; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengutus ayahku dan Mu'adz bin Jabal ke Yaman, Nabi berpesan: "Hendaknya kalian berdua mempermudah, jangan mempersulit, memberi kabar gembira, tidak menjadikan orang menjauh, dan bersatu padulah!" Lantas Abu Musa mengatakan kepadanya; "Di daerah kami sering dibuat fermentasi kurma (Albit'u)." Mu'adz menjawab; "setiap yang memabukkan adalah haram." Sedang [Abu Nadhr], [Abu Daud], [Yazid bin harun] dan [Waki'] mengatakan dari [Syu'bah] dari [Sa'id bin Abu Burdah] dari [ayahnya] dari [kakeknya], dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

bukhari:6637

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rumh bin Al Muhajir Al Mishri] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Laist bin Sa'd] dari [Ibnu Syihab] dari [Urwah bin Az Zubair] bahwasanya [Abdullah bin Az Zubair] menceritakan kepadanya, bahwa seorang laki-laki Anshar mendebat Az Zubair di samping Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang masalah pengairan yang biasa mereka gunakan untuk menyiram pohon kurma. Orang Anshar itu berkata; "Biarkan air itu lewat, " tetapi Az Zubair tidak mengindahkannya. Maka terjadilah perdebatan di antara keduanya di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: " Airilah (kebunmu) wahai Zubair, setelah itu Alirkan air tersebut untuk tetanggamu." Tetapi orang Anshar tersebut marah seraya berkata; "Ya Rasulullah, apakah karena dia anak pamanmu?" Maka berubahlah wajah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau bersabda: "Hai Zubair, airilah (kebunmu), setelah itu tahan airnya agar ia kembali ke asalnya." Abdullah bin Zubair berkata; Maka Zubair berkata: "Demi Allah saya mengira bahwa ayat ini turun dalam kejadian tersebut: "Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya."

ibnu-majah:15

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad binTsabit Al Jadari] dan [Abu 'Amru Hafsh bin Umar] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahhab Ats Tsaqafi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Abdullah bin Mughaffal], bahwa salah seorang dari keponakannya duduk di sampingnya, kemudian ia mengetapel. Maka ia pun mencegahnya seraya berkata; Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah melarangnya. Beliau bersabda: "Tindakan itu tidak dapat memburu buruan, dan tidak pula menghancurkan musuh. Ia hanya memecahkan gigi dan mencungkil mata."

ibnu-majah:17

Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin 'Ammar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Hamzah] berkata, telah menceritakan kepadaku [Burd bin Sinan] dari [Ishaq bin Qabishah] dari [Bapaknya] berkata; [Ubadah bin Shamit Al Anshari] adalah seorang komandan dan sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang ikut berperang bersama Mu'awiyah di bumi Romawi. Dia memperhatikan orang-orang yang sedang melakukan jual beli pecahan emas dengan dinar dan pecahan perak dengan dirham. Kemudian ia berseru; "Hai manusia, sesungguhnya kalian telah memakan riba, aku telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Janganlah kalian menjual emas dengan emas kecuali sebanding, tidak ada kelebihan dan tidak ada penangguhan antara keduanya." Mu'awiyah berkata kepadanya; "Wahai Abul Walid saya tidak memandang riba dalam transaksi ini, kecuali dalam penangguhannya! " Ubadah menjawab; "Aku sampaikan kepadamu hadits dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, namun engkau berpendapat dengan pandanganmu sendiri. Sungguh, sekiranya Allah mengeluarkanku, maka aku tidak akan tinggal di wilayah kekuasaanmu meski aku di bawah perintahmu." Ketika kembali ke Madinah ia bertemu Umar bin Khaththab, lalu Umar berkata kepadanya, "Hai Abul Walid, apa yang membuatmu datang ke sini? Lalu ia ceritakan kisah tersebut kepada Umar, dan ia tidak bercerita tentang tempat tinggalnya. Umar pun berkata: "Hai Abul Walid, kembalilah ke negerimu. Sungguh, Allah akan membuat satu negeri menjadi hina tanpa keberadaanmu dan orang-orang sepertimu." Kemudian Umar menulis surat untuk Mu'awiyah; "Engkau tidak berhak memerintahnya, dan ajaklah manusia mengikuti apa yang dikatakannya, karena dia di atas kebenaran."

ibnu-majah:18

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Abdah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Mujalid] dari [Asy Sya'bi] dari [Qarazhah bin Ka'ab] ia berkata; Umar bin Khaththab mengutus dan mengantar kami ke Kufah. Ia berjalan bersama kami hingga sampai di suatu tempat yang disebut Shirar. Ia lalu berkata; "Apakah kalian tahu kenapa aku berjalan bersama kalian?" Qarazhah bin Ka'ab berkata; Kami menjawab, "Karena hak menemani Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan hak sahabat Anshar." [Umar berkata]; "Aku berjalan bersama kalian karena ada satu hadits yang ingin aku sampaikan kepada kalian, dan aku ingin kalian menghafalnya karena perjalananku bersama kalian, beliau bersabda; "Sesungguhnya kalian datang kepada satu kaum karena Al Qur'an di dalam dada mereka mendidih seperti periuk yang mendidih. Jika mereka melihat kalian mereka akan menjulurkan leher-lehernya kepada kalian seraya berkata; 'Hai para sahabat Muhammad, riwayatkan sedikit saja hadits dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan aku adalah rekan kalian."

ibnu-majah:28

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Yahya bin Sa'id] dari [As Sa`ib bin Yazid] ia berkata; " Aku menemani [Sa'd bin Malik] dari Madinah ke Makkah, dan aku tidak mendengar ia membacakan satu hadits pun dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam."

ibnu-majah:29

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ubaid bin Maimun Al Madani Abu Ubaid] berkata, telah menceritakan kepada kami [bapakku] dari [Muhammad bin Ja'far bin Abu Katsir] dari [Musa bin 'Uqbah] dari [Abu Ishaq] dari [Abul Ahwash] dari [Abdullah bin Mas'ud] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Keduanya merupakan perkataan dan petunjuk. Maka sebaik-baik perkataan adalah kalamullah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad. Ketahuilah, jangan kalian membuat perkara-perkara baru. Sesungguhnya seburuk-buruk perkara adalah hal-hal baru (diada-adakan), dan setiap hal baru adalah bid'ah, dan setiap bid'ah adalah sesat. Ketahuilah, janganlah kalian terlalu panjang dalam berangan-angan, hingga menjadikan hati kalian keras. Ketahuilah, segala sesuatu yang akan datang itu adalah dekat, dan bahwasanya yang jauh itu sesuatu yang tidak datang. Ketahuilah, bahwasanya orang yang sengsara itu adalah orang yang sengsara di perut ibunya, dan orang yang berbahagia adalah orang yang diberi nasehat dengan selainnya. Ketahuilah, sesungguhnya membunuh seorang muslim adalah kekafiran, dan mencercanya adalah kefasikan. Tidak halal bagi seorang muslim untuk tidak mengajak bicara saudaranya di atas tiga hari. Ketahuilah, jauhilah oleh kalian berkata dusta, sesungguhnya dusta itu tidak dibenarkan baik dilakukan dengan serius maupun main-main. Janganlah seseorang berjanji kepada anak kecilnya kemudian dia tidak menepatinya. Sesungguhnya dusta akan menggiring kepada perbuatan dosa dan sesungguhnya perbuatan dosa akan menggiring ke dalam neraka. Sesungguhnya kejujuran akan menunjukkan kepada kebaikan dan kebaikan akan menunjukkan kepada surga. Dan akan dikatakan kepada orang yang jujur; ia telah berlaku jujur dan berbuat baik. Sementara kepada pendusta dikatakan; ia telah berlaku dusta dan dosa. Seorang hamba yang selalu berdusta, akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta."

ibnu-majah:45

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Khalid bin Khidas] berkata, telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin 'Ulaiyah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ayyub]. Dan menurut jalur lain; Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Tsabit Al Jahdari] dan [Yahya bin Hakim], keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahhab] berkata, telah menceritakan kepada [Ayyub] dari [Abdullah bin Abu Mulaikah] dari [Aisyah] ia berkata,; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membaca ayat ini: "Dia-lah yang menurunkan Al-Kitab (Al-Qur'an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamat itulah pokok-pokok isi Al qu`ran dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat" sampai pada firman-Nya: "Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal." Lalu beliau bersabda: "Wahai Aisyah, apabila kalian melihat orang-orang yang memperdebatkannya, maka mereka itulah yang dimaksudkan Allah, maka berhati-hatilah terhadap mereka."

ibnu-majah:46

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Hammad Sajjadah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id Al Umawi] dari [Muhammad bin Sa'id bin Hassan] dari [Ubadah bin Nusai] dari [Abdurrahman bin Ghanim] berkata, telah menceritakan kepada kami [Mu'adz bin Jabal] ia berkata; Tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutusku ke Yaman, beliau bersabda: " Janganlah sekali-kali kamu menetapkan dan memutuskan kecuali dengan apa yang kamu ketahui. Jika kamu mengalami satu permasalahan, maka tahanlah hingga menjadi jelas atau engkau tulis surat kepadaku."

ibnu-majah:54

Telah menceritakan kepada kami Telah [Muhammad bin Yahya] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] berkata, telah memberitakan kepada kami [Ma'mar] dari [Zaid bin Aslam] dari ['Atho` bin Yasar] dari [Abu Sa'id Al Khudri] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika Allah telah mengangkat orang-orang mukmin dari neraka dan mereka telah merasa aman, maka tidaklah perdebatan salah seorang di antara kalian terhadap temannya di dalam perkara yang hak yang terjadi di dunia itu lebih keras dari perdebatan orang-orang mukmin kepada Tuhan mereka tentang saudara-saudara mereka yang dimasukkan ke dalam neraka." Beliau bersabda: "Orang-orang yang beriman berkata; 'Wahai Tuhan kami, saudara-saudara kami dulunya shalat bersama kami, puasa bersama kami, dan melaksanakan haji bersama kami, tapi kenapa Engkau masukkan mereka ke dalam neraka! ' Allah berfirman: ' Pergi dan keluarkanlah orang-orang yang kalian kenal dari mereka.' Maka mereka mendatanginya dan mengenali mereka dengan bentuk-bentuk mereka, bentuk-bentuk mereka tidak dimakan oleh api. Di antara mereka ada yang dimakan api hingga ke sebagian kedua betisnya. Dan ada yang telah dimakan api hingga ke kedua mata kakinya. Maka mereka pun mengeluarkannya. Kemudian mereka berseru; 'Wahai Tuhan kami, kami telah mengeluarkan orang-orang yang telah Engkau perintahkan kepada kami.' Kemudian Dia berfirman: 'Keluarkanlah orang yang dalam hatinya terdapat keimanan seberat satu dinar. Kemudian orang yang dalam hatinya terdapat keimanan seberat setengah dinar. Kemudian orang yang dalam hatinya terdapat keimanan seberat biji sawi.' Abu Sa'id berkata: "Barangsiapa tidak mempercayai ini, maka hendaklah ia membaca: "Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarah, dan jika ada kebajikan sebesar zarah, niscaya Allah akan melipat gandakan dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar."

ibnu-majah:59

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Waki'] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Abdullah bin Murrah] dari [Abul Ahwash] dari [Abdullah] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Ketahuilah, sungguh aku adalah orang yang paling berlaku baik kepada setiap kekasihnya. Sekiranya aku dibolehkan mengambil seorang kekasih, niscaya aku akan menjadikan Abu Bakar sebagai kekasih. Sesungguhnya sahabat kalian ini adalah kekasih Allah". Waki' berkata; "Maksudnya adalah dirinya sendiri."

ibnu-majah:90

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Waki']. Dan menurut jalur yang lain; Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Mu`ammal] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Abdul Malik bin Umair] dari [mantan budak Rib'i bin Hirasy] dari [Rib'i bin Hirasy] dari [Hudzaifah bin Al Yaman] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya aku tidak tahu berapa lama aku akan (hidup) bersama kalian, maka ikutilah dua orang setelahku". Beliau lalu menunjuk kepada Abu Bakr dan Umar.

ibnu-majah:94

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Harits Al Mishri] berkata, telah memberitakan kepada kami [Laits bin Sa'd] berkata, telah menceritakan kepadaku [Uqail] dari [Ibnu Syihab] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Sa'id bin Musayyab] bahwa [Abu Hurairah] berkata; Tatkala kami sedang duduk bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Ketika aku tidur, aku melihat diriku di dalam surga, rupanya di sana ada seorang perempuan yang sedang berwudlu di samping sebuah istana, maka aku bertanya: 'Kepunyaan siapa istana ini? ' Perempuan itu menjawab: 'Milik Umar.' Maka aku teringat kecemburuannya, kemudian aku berbalik memutar." Abu Hurairah berkata; Maka menangislah Umar bin Khaththab sambil berkata: "ayah dan ibuku sebagai tebusanmu, apakah kepadamu aku cemburu?"

ibnu-majah:104

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Waki'] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Laila] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Hakam] dari [Abdurrahman bin Abu Laila] ia berkata; "Abu Laila berbincang-bincang dengan [Ali]. Dan Ali biasa memakai baju musim panas di saat musim dingin dan memakai baju musim dingin di saat musim panas. Maka kami bergumam; "Mari kita bertanya kepadanya." Dia menjawab; "Pada saat perang Khaibar, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutusku, sementara aku sedang sakit mata. Aku berkata kepada Rasulullah; "Ya Rasulullah, sesungguhnya aku sedang sakit mata. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun meniup mataku seraya berdoa: "Ya Allah, jauhkan darinya panas dan dingin." Ali berkata; "Maka aku tidak mengalami panas dan juga dingin semenjak hari itu." Dan beliau bersabda: "Sungguh, aku akan mengutus seorang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, serta bukan seorang yang penakut." Maka orang-orang berdesakan untuk mendapatkannya namun Rasul mengutus serta memberikan bendera kepadanya."

ibnu-majah:114

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Al Azhar] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Utsman] berkata, telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Mu'awiyah] berkata, telah menceritakan kepadaku [Ishaq bin Yahya bin Thalhah] dari [Musa bin Thalhah] dari [Mu'awiyah bin Abu Sufyan] ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melihat Thalhah dan bersabda: "Ia termasuk orang-orang yang akan gugur."

ibnu-majah:123

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin 'Abdah] berkata, telah memberitakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Ubaidullah bin Abu Yazid] dari [Nafi' bin Jubair] dari [Abu Hurairah] Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda untuk Al Hasan: "Ya Allah, sesungguhnya aku mencintainya maka cintailah dia dan cintai orang yang mencintainya." Abu Hurairah berkata; "Beliau lalu mendekapnya ke dalam dadanya.

ibnu-majah:139

Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Humaid bin Kasib] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sulaim] dari [Abdullah bin Utsman bin Khutsaim] dari [Sa'id bin Abu Rasyid] bahwa [Ya'la bin Murrah] menceritakan kepada mereka, bahwasanya mereka keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memenuhi jamuan makan. Tiba-tiba Husain sedang bermain-main di jalan. Ya'la berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu maju mendahului para sahabat sambil membentangkan kedua tangannya. Lalu Husain berlarian kesana-kemari dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mentertawakannya, hingga akhirnya beliau menggendongnya dan meletakkan salah satu tangannya di bawah janggutnya dan yang lainnya di atas kepala. Kemudian beliau menciumnya seraya bersabda: "Husain adalah bagian dariku dan aku bagian darinya. Allah akan mencintai orang yang mencintai Husain. Husain umat dari beberapa umat." Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad] berkata, telah menceritakan kepadaku [Waki'] dari [Sufyan] seperti hadits di atas.

ibnu-majah:141

Telah menceritakan kepada kami [Nashr bin Ali Al Jahdlami] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Atstsam bin Ali] dari [Al A'masy] dari [Abu Ishaq] dari [Hani` bin Hani`] ia berkata; "'Ammar masuk menemui Ali. Maka [Ali] pun berkata: "Selamat datang kepada orang yang baik lagi yang berlaku baik. Aku telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh, 'Ammar telah dipenuhi keimanan hingga ke relung jiwanya."

ibnu-majah:144

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad] dan ['Amru bin Abdullah] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Waki'] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Abu Ishaq] dari [Abu Laila Al Kindi] ia berkata; [Khabbab] datang menemui Umar, lalu Umar pun berkata; "Mendekatlah, tidak ada seorangpun yang berhak dengan majlis ini darimu kecuali 'Ammar. Kemudian Khabbab menampakkan bekas-bekas penyiksaan kaum musyrik di punggungnya."

ibnu-majah:150

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad] dan [Abu Kuraib] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Waki'] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Yahya bin Sa'id] dari ['Abayah bin Rifa'ah] dari kakeknya [Rafi' bin Khadij] ia berkata; "Jibril atau seorang malaikat datang kepada Nabi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata: "Bagaimana kalian memposisikan orang yang gugur di badar?" mereka menjawab: "Mereka adalah manusia pilihan dikalangan kami." Dia berkata: "Seperti mereka juga, yang hadir dari kami adalah para malaikat pilihan."

ibnu-majah:156

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdul Malik bin Abu Syawarib] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim Al Abbadani] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Fadll Ar Raqqasyi] dari [Muhammad Al Munkadir] dari [Jabir bin Abdullah] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tatkala penduduk surga berada dalam kesenangan mereka, tiba-tiba bersinar seberkas cahaya, mereka menengadahkan kepala mereka, ternyata Rabb mereka telah menampakkan diri di atas mereka, lalu berfirman: 'Kesejahteraan tercurah kepada kalian wahai penduduk surga.' Beliau bersabda: "Itulah firman Allah; Salam, sebagai ucapan selamat dari Rabb Yang Maha Penyayang." Beliau bersabda lagi: "Allah melihat mereka dan mereka melihat-Nya, mereka tidak berpaling karena merasa nikmat selama melihat kepada-Nya, hal itu terus berlangsung hingga Allah menghilang dari mereka. Sementara cahaya dan barakah-Nya masih membekas kepada mereka dan di tempat tinggal mereka."

ibnu-majah:180

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Tamim bin Salamah] dari [Urwah bin Zubair] dari [Aisyah] ia berkata; "Segala puji bagi Allah yang pendengaran-Nya meliputi semua suara. Telah datang seorang perempuan mengajukan gugatan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sedang aku berada di samping rumah, ia mengadukan suaminya. Aku tidak mendengar apa yang ia ucapkan, namun Allah menurunkan; "Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan yang memajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya."

ibnu-majah:184

Telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits bin Abdush Shamad bin Abdul Warits] berkata, telah menceritakan kepadaku [Bapakku] berkata, telah menceritakan kepadaku [Bapakku] dari [Ayyub] dari [Muhammad bin Sirin] dari [Abu Hurairah] ia berkata; Seorang lelaki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau memberi motifasi kepadanya (untuk beramal dengan sesuatu). Seorang laki-laki di antara kami berkata; "Aku mempunyai seperti ini dan seperti ini." Abu Hurairah berkata: Maka tidak seorangpun yang ada di majlis tersebut kecuali ia bersedekah kepada Nabi baik sedikit maupun banyak. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Barangsiapa membuat sunnah yang baik, kemudian sunnah itu menjadi teladan, maka ia akan mendapatkan pahala amalnya secara sempurna berserta pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa membuat sunnah yang buruk, kemudian sunnah itu menjadi teladan, maka ia akan mendapatkan dosa dari perbuatannya secara sempurna beserta dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun."

ibnu-majah:200

Telah menceritakan kepada kami [Isa bin Hammad Al Mishri] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Laits bin Sa'd] dari [Yazid bin Abu Habib] dari [Sa'd bin Sinan] dari [Anas bin Malik] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bersabda: "Siapasaja menyeru pada kesesatan, kemudian seruannya diikuti oleh orang lain, maka ia akan mendapatkan dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dari dosa mereka. Dan siapasaja menyeru pada petunjuk, kemudian seruannya diikuti oleh orang lain, maka ia akan mendapatkan pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dari pahala mereka sedikitpun."

ibnu-majah:201

Telah menceritakan kepada kami [Abu Marwan Muhammad bin Utsman Al Utsmani] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Abu Hazim] dari [Al 'Ala` bin Abdurrahman] dari [Bapaknya] dari [Abu Hurairah] Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa mengajak kepada petunjuk, maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Barangsiapa mengajak kepada kesesatan maka baginya dosa seperti dosa yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun."

ibnu-majah:202

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al Laits] dari [Basyir bin Nahik] dari [Abu Hurairah] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pada hari kiamat tidak ada seorang penyeru yang menyeru kepada sesuatu melainkan akan dihadapkan untuk mempertanggung jawabkan seruannya, meskipun seorang lelaki yang mengajak seorang lelaki."

ibnu-majah:204

Telah menceritakan kepada kami [Nashr bin Ali Al Jahdlami] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Daud] dari ['Ashim bin Raja` bin Haiwah] dari [Dawud bin Jamil] dari [Katsir bin Qais] ia berkata; "Ketika aku sedang duduk di samping [Abu Darda] di masjid Damaskus, tiba-tiba datang seseorang seraya berkata; "Hai Abu Darda, aku mendatangi anda dari kota Madinah, kota Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam karena satu hadits yang telah sampai kepadaku, bahwa engkau telah menceritakannya dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam! " Lalu Abu Darda bertanya; "Apakah engkau datang karena berniaga?" Katsir bin Qais menjawab; "Bukan, " Abu Darda` bertanya lagi, "Apakah karena ada urusan yang lainnya?" Katsir bin Qais menjawab; "Bukan, " Katsir bin Qais berkata; "Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa meniti jalan untuk mencari ilmu, Allah akan permudahkan baginya jalan menuju surga. Para Malaikat akan membentangkan sayapnya karena ridla kepada penuntut ilmu. Dan seorang penuntut ilmu akan dimintakan ampunan oleh penghuni langit dan bumi hingga ikan yang ada di air. Sungguh, keutamaan seorang alim dibanding seorang ahli ibadah adalah ibarat bulan purnama atas semua bintang. Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi, dan para Nabi tidak mewariskan dinar maupun dirham, akan tetapi mereka mewariskan ilmu. Barangsiapa mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang sangat besar."

ibnu-majah:219

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Ali bin Muhammad] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa mengilangkan kesusahan seorang muslim di dunia maka Allah akan menghilangkan kesusahannya pada hari kiamat. Barangsiapa menutupi aib seorang muslim di dunia maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Barangsiapa memudahkan seorang muslim maka Allah akan memudahkannya di dunia dan akhirat. Allah akan menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya. Dan barangsiapa meniti jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan jalan baginya ke surga. Dan tidaklah suatu kaum berkumpul di rumah dari rumah-rumah Allah, mereka membaca kitab Allah dan mempelajarinya kecuali para malaikat akan menaungi, ketenangan akan turun, rahmat akan menyertainya dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di hadapan mahluk yang ada di sisi-Nya, dan barangsiapa diperlambat oleh amalnya maka tidak akan bisa dipercepat oleh nasabnya."

ibnu-majah:221

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hatim bin Isma'il] dari [Humaid bin Shakhr] dari [Al Maqburi] dari [Abu Hurairah] ia berkata; Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa mendatangi masjidku ini, ia tidak datang kecuali karena sesuatu yang ia pelajari atau ia ajarkan, maka ia seperti seorang mujahid fi sabillilah. Dan barangsiapa mendatanginya untuk selain itu, maka ia seperti seseorang yang melihat barang milik orang lain."

ibnu-majah:223

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair] dan [Ali bin Muhammad] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Fudlail] berkata, telah menceritakan kepada kami [Laits bin Abu Sulaim] dari [Yahya bin Abbad Abu Hubairah Al Anshari] dari [Bapaknya] dari [Zaid bin Tsabit] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah akan memperindah seseorang yang mendengar perkataanku kemudian menyampaikannya. Berapa banyak orang yang menyampaikan fikih namun tidak paham dengan fikih (tersebut). Dan berapa banyak orang yang menyampaikan fikih kepada orang lain yang lebih faham dengan fikih (tersebut). Ali menambahkan dalam hadits tersebut, "Tiga hal yang hati seorang muslim tidak akan merasa jengkel; ikhlas karena Allah, nasihat untuk para pemimpin kaum muslimin dan komitmen kepada jama'ah mereka."

ibnu-majah:226

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair] berkata, telah menceritakan kepada kami [Bapakku] dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Abdullah Salam] dari [Az Zuhri] dari [Muhammad bin Jubair bin Muth'im] dari [Bapaknya] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri (khutbah) di Khaif Mina, beliau bersabda: "Allah akan memperindah seseorang yang mendengar perkataanku kemudian menyampaikannya. Berapa banyak orang yang menyampaikan fikih namun tidak paham dengan fikih (tersebut). Dan berapa banyak orang yang menyampaikan fikih kepada orang lain yang lebih faham dengan fikih (tersebut)." Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad] berkata, telah menceritakan kepada kami pamanku [Ya'la]. Dan menurut jalur yang lain; Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Ammar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Yahya] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ishaq] dari [Az Zuhri] dari [Muhammad bin Jubair bin Muth'im] dari [Bapaknya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sebagaimana hadits diatas."

ibnu-majah:227

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ibrahim Ad Dimasyqi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Mubasysyir Al Halabi] dari [Mu'an bin Rifa'ah] dari [Abdul Wahhab bin Bukht Al Makki] dari [Anas bin Malik] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah akan memperindah wajah seorang hamba, ia mendengar perkataanku lalu merekamnya dengan hati, kemudian meyampaikannya atas namaku. Berapa banyak pembawa (menyampaikan) fikih namun tidak faham fikih, dan berapa banyak orang yang membawa (menyampaikan) fikih kepada orang lain yang lebih faham fikih darinya."

ibnu-majah:232

Telah menceritakan kepada kami [Abu Marwan Al Utsmani Muhammad bin Utsman] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'd] dari [Al Maqburi] dari [Abdurrahman bin Hurmuz Al A'raj] bahwasanya ia mendengar [Abu Hurairah] berkata; "Demi Allah, kalau bukan karena dua ayat dalam kitabullah aku tidak akan meriwayatkan sesuatu pun darinya, yakni dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam selamanya. Kalau bukan karena firman Allah: "Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Al Kitab.." hingga akhir dua ayat.

ibnu-majah:258

Telah menceritakan kepada kami [Suwaid bin Sa'id] berkata, telah menceritakan kepadaku [Hafsh bin Maisarah] berkata, telah menceritakan kepadaku [Zaid bin Aslam] dari ['Atho` bin Yasar] dari [Abdullah Ash Shunabihi] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Barangsiapa berwudlu lalu berkumur dan memasukkan air ke dalam hidung, maka dosa-dosanya akan keluar dari mulut dan hidungnya. Jika membasuh wajahnya maka dosa-dosanya akan keluar dari wajahnya hingga akan keluar dari ujung bulu matanya. Jika membasuh kedua tangannya maka dosa-dosanya akan keluar dari kedua tangannya. Jika mengusap kepalanya maka dosa-dosanya akan keluar dari kepalanya hingga keluar dari kedua telinganya. Jika membasuh kedua kakinya maka dosa-dosanya akan keluar dari kedua kakinya hingga keluar dari bawah kukunya. Sedangkan shalat dan jalannya menuju masjid adalah nafilah baginya."

ibnu-majah:278

Telah menceritakan kepada kami [Abu Ath Thahir Ahmad bin Amru bin As Sarh] berkata, telah memberitakan kepada kami [Abdullah bin Wahb] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dari ['Atho`] Bahwasanya ia mendengar [Abu Ayyub Al Anshari] berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang orang yang ingin buang hajat menghadap kiblat. Beliau bersabda: "Menghadaplah ke timur atau ke barat."

ibnu-majah:314

Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Humaid bin Kasib] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sulaim] dari [Ibnu Khutsaim] dari [Yunus bin Khabbab] dari [Ya'la bin Murrah] berkata; "Jika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ingin buang hajat beliau selalu pergi menjauh."

ibnu-majah:328

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Al A'masy] dari [Al Minhal bin 'Amru] dari [Ya'la bin Murrah] dari [Bapaknya] berkata; "Aku bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu perjalanan, beliau ingin buang hajat, lalu beliau berkata kepadaku: "Datangilah dua Asa`ah itu, Waki' berkata; "Yakni pohon kurma yang masih kecil, " dan katakan kepada keduanya; 'Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kalian berdua untuk berkumpul." Maka keduanya pun menyatu hingga beliau menggunakannya sebagai sater untuk buang hajat. Setelah itu beliau bersabda kepadaku: "Datanglah kepada keduanya dan katakan kepada mereka; 'Hendaklah setiap kalian kembali ke tempatnya semula, ' lalu aku pun mengatakan hal itu kepada keduanya hingga mereka kembali (ke tempatnya semula)."

ibnu-majah:333

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Aqil bin Khuwailid] berkata, telah menceritakan kepadaku [Hafsh bin Abdul Malik] berkata, telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Thahman] dari [Muhammad bin Dzakwan] dari [Ya'la bin Hakim] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjauh ke suatu lembah kemudian kencing, hingga akupun berpaling ketika beliau kencing."

ibnu-majah:335

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Raja`] berkata, telah memberitakan kepada kami [Ikrimah bin 'Ammar] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari [Hilal bin Iyadl] dari [Abu Sa'id Al Khudri] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah dua orang yang sedang buang hajat bercakap-cakap, hingga setiap dari keduanya melihat aurat yang lain. Sesungguhnya Allah murka dengan yang demikian itu." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya] berkata, telah menceritakan kepada kami [Salm bin Ibrahim Al Warraq] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ikrimah] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari [Iyadl bin Hilal]. Muhammad bin Yahya berkata; "sanad yang Ini yang benar." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Humaid] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abu Bakar bin Sulaiman] dari [Sufyan Ats Tsauri] dari [Ikrimah bin Ammar] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari [Iyadl bin Abdullah] sebagaimana hadits diatas."

ibnu-majah:336

Telah menceritakan kepada kami [Abu Badr Abbad bin Al Walid] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muthahhar bin Al Haitsam] berkata, telah menceritakan kepada kami [Alqamah bin Abu Jamrah Adl Dluba'i] dari Bapaknya [Abu Jamrah Adl Dluba'i] dari [Ibnu Abbas] ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak mewakilkan bersucinya kepada seseorang dan juga tidak dengan sedekahnya, namun beliau sendiri yang mengurusinya."

ibnu-majah:356

Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Ammar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Malik bin Anas] berkata, telah menceritakan kepadaku [Shafwan bin Sulaim] dari [Sa'id bin Salamah] -dari keluarga Ibnu Al Azraq- bahwa [Al Mughirah bin Abu Burdah] -dari bani Abdu Ad Dar- mendengar [Abu Hurairah] berkata; "Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya bertanya; "Wahai Rasulullah, kami berlayar di lautan dan kami hanya membawa sedikit air, jika kami berwudlu dengannya maka kami akan kehausan. Bolehkah kami berwudlu dengan air laut?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Laut itu suci airnya dan halal bangkainya."

ibnu-majah:380

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Ibrahim Ad Dimasyqi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin Muslim] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Auza'i] dari [Al Muththalib bin Abdullah bin Hanthab] dari [Ibnu Umar], bahwasanya ia berwudlu tiga kali-tiga kali, dan memarfu'kan hadits itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam."

ibnu-majah:408

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad] berkata, telah menceritakan kepada kami pamanku [Ya'la] dari [Sufyan] dari [Musa bin Abu Aisyah] dari ['Amru bin Syu'aib] dari [Bapaknya] dari [Kakeknya] ia berkata; "Seorang arab badui datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya tentang wudlu, menurutku beliau berwudlu tiga kali-tiga kali, kemudian beliau bersabda: "seperti Inilah tatacara wudlu, barangsiapa menambahi maka ia telah berbuat keburukan, atau melampaui batas, atau zhalim."

ibnu-majah:416

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Abu Bukair] berkata, telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Muhammad] dari [Abdullah bin Muhammad bin Aqil] dari [Sa'id Ibnul Musayyab] dari [Abu Sa'id Al Khudri] bahwasanya ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang dengannya Allah menghapus dosa dan mengangkat derajat?" mereka menjawab: "Mau wahai Rasulullah, " beliau bersabda: "Menyempurnakan wudlu di saat yang tidak disukai, memperbanyak langkah menuju masjid dan menunggu shalat setelah shalat."

ibnu-majah:421

Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Humaid bin Kasib] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Hamzah] dari [Katsir bin Zaid] dari [Al Walid bin Rabah] dari [Abu Hurairah] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Menyempurnakan wudlu di saat yang tidak di sukai, melangkahkan kaki menuju masjid dan menunggu shalat setelah shalat dapat menghapus kesalahan."

ibnu-majah:422

Telah menceritakan kepada kami [Ar Rabi' bin Sulaiman] dan [Harmalah bin Yahya] keduanya berkata; telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Idris Asy SYafi'i] berkata; telah memberitakan kepada kami [Malik bin Anas] dari ['Amru bin Yahya] dari [Bapaknya] bahwasanya ia berkata kepada [Abdullah bin Zaid] -dia adalah kakek 'Amru bin Yahya- berkata; "Bisakah engkau memperlihatkan kepadaku bagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwudlu?" Abdullah bin Zaid menjawab; "Ya, " lalu ia minta diambilkan air wudlu, kemudian ia menuangkan air ke tangannya seraya membasuh kedua tangannya dua kali, berkumur dan istintsar (mengeluarkan air dari hidung) tiga kali, membasuh wajah tiga kali, membasuh kedua tangan hingga siku dua kali-dua kali, kemudian mengusap kepalanya dengan kedua tangan dimulai dari bagian depan kepala ke belakang lalu kembali lagi ke tempat semula. Setelah itu membasuh kedua kakinya."

ibnu-majah:428

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Idris] dari [Ibnu 'Ajlan] dari [Zaid] dari [Atho` bin Yasar] dari [Ibnu 'Abbas] berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengusap kedua telinganya bagian dalam dengan kedua jari telunjuk, dan bagian belakang dengan dua ibu jarinya, hingga beliau mengusapnya luar dan dalamnya."

ibnu-majah:433

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'id Al Jauhari] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sa'd bin Abdul Hamid bin Ja'far] dari [Ibnu Abu Az Zinad] dari [Musa bin Uqbah] dari [Shalih] mantan budak At Tau`amah, dari [Ibnu 'Abbas] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila kamu ingin mendirikan shalat maka sempurnakanlah wudlu, dan jadikanlah air di antara jari-jari tangan dan kedua kakimu."

ibnu-majah:441

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Al Ahwash] dari [Abu Ishaq] dari [Abu Hayyah] ia berkata; Aku melihat Ali berwudlu, lalu ia membasuh kedua telapak kakinya hingga mata kaki, kemudian ([Ali]) berkata; "Aku ingin memperlihatkan kepada kalian tatacara Nabi kalian shallallahu 'alaihi wasallam dalam bersuci."

ibnu-majah:449

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hammam] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] berkata, telah menceritakan kepadaku [Ali bin Yahya bin Khallad] dari [Bapaknya] dari pamannya [Rifa'ah bin Rafi'] ketika dia duduk di samping Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Shalat seseorang tidak akan sempurna hingga ia menyempurnakan wudlu sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah Ta'ala, membasuh muka dan kedua tangannya hingga siku, lalu mengusap kepala dan membasuh kedua kakinya hingga ke kedua mata kakinya."

ibnu-majah:453

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rumh] berkata, telah memberitakan kepada kami [Al Laits bin Sa'd] dari [Yazid bin Abu Habib] dari [Sa'id bin Abu Hind] bahwa [Abu Murrah] mantan budak Aqil menceritakan kepadanya, bahwa [Ummu Hani` binti Abu Thalib] menceritakan kepadanya, bahwa pada tahun penaklukan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk ke pemandiannya sedang Fatimah menutupi beliau. Kemudian beliau mengambil kain miliknya dan berselimut."

ibnu-majah:458

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Waki'] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Laila] dari [Muhammad bin Abdurrahman bin As'ad bin Zurarah] dari [Muhammad bin Syurahbil] dari [Qais bin Sa'd] ia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi kami, kemudian kami menyiapkan air untuknya hingga beliau pun mandi. Setelah itu kami memberikan kain berwarna merah, lalu beliau berselimut dengannya hingga seakan-akan kami melihat bekas warnanya pada lipatan perutnya."

ibnu-majah:459

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Al Ahwash] dari [Simak bin Harb] dari [Ikrimah] dari [Ibnu 'Abbas], ia menuturkan; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam makan kaki kambing, lalu beliau mengusap kedua tangannya dengan kain yang ada di bawahnya dan bergegas menegakkan shalat."

ibnu-majah:481

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ali bin Mushir] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Busyair bin Yasar] berkata, telah memberitakan kepada kami [Suwaid bin An Nu'man Al Anshari]; bahwasanya para sahabat berangkat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menuju Khaibar, dan ketika mereka sampai Ash Shahba` beliau shalat ashar. Kemudian beliau minta dihidangkan makanan, namun beliau tidak mendapat hidangan kecuali sawiq hingga para sahabat ikut makan dan minum. Setelah itu beliau minta dibawakan air, kemudian beliau berkumur lalu berdiri dan shalat maghrib bersama kami."

ibnu-majah:485

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Ali bin Muhammad] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Waki'] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Habib bin Abu Tsabit] dari [Urwah bin Az Zubair] dari [Aisyah] berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mencium sebagian isterinya kemudian pergi shalat tanpa berwudlu dahulu, " Aku berkata, "Bukankah yang beliau cium engkau sendiri?." Aisyah pun tertawa.

ibnu-majah:495

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yazid Al Muqri`] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Ziyad] dari [Abu Ghuthaif Al Hudzali] ia berkata; "Aku mendengar [Abdullah bin Umar bin Al Khaththab] di majlisnya dalam masjid. Tatkala masuk waktu shalat ia bangun berwudlu dan shalat, kemudian kembali ke majlisnya. Tatkala tiba waktu shalat ashar, ia kembali bangun wudlu dan shalat, kemudian kembali ke majlisnya. Tatkala tiba waktu shalat maghrib, ia kembali bangun wudlu dan shalat, kemudian kembali ke majlisnya. Maka aku bertanya; "Semoga Allah memberikan kemaslahatan kepadamu, sesuatu yang wajib atau sunnah berwudlu dalam setiap waktu shalat?" ia menjawab; "Apakah kamu sudah paham kepadaku dan kepada apa yang datang dariku?" aku menjawab; "Ya." Dia berkata; "Tidak, sekiranya aku berwudlu untuk shalat subuh, sungguh aku akan melakukan semua shalat dengan satu kali wudlu selama aku belum berhadats. Tetapi aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa berwudlu untuk setiap suci maka baginya sepuluh kebaikan, dan aku sangat menyukai kebaikan."

ibnu-majah:505

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ash Shabbah] berkata; telah memberitakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari [Az Zuhri] dari [Sa'id] dan [Abbad bin Tamim] dari [Pamannya] ia berkata; Telah diadukan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam perihal seorang lelaki yang menemui kejanggalan dalam shalatnya, lalu beliau bersabda: "Tidak, hingga ia mencium bau atau mendengar suara."

ibnu-majah:506

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Sinan] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syarik] dari [Tharif bin Syihab] ia berkata; aku mendengar [Abu Nadlrah] menceritakan dari [Jabir bin Abdullah] ia berkata; Kami sampai pada sebuah mata air, ternyata di sana terdapat bangkai keledai. Jabir berkata; Kami menahan diri darinya hingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang. Maka beliau bersabda: "Sesungguhnya air tidak menjadi najis karena sesuatu". Lalu kami mengambil dan meminum serta berbekal dengannya."

ibnu-majah:513

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah] dari [Ubaidullah Al Hudzali], berkata Muhammad bin Yahya -menurut kami dia itu anaknya Abu Humaid-, telah memberitakan kepada kami [Abu Malih Al Hudzali] dari [Watsilah bin Al Asyqa'] ia berkata; Seorang arab badui datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata; "Ya Allah, rahmatilah aku dan Muhammad, dan jangan Engkau sekutukan kami dengan seorang pun dalam rahmat-Mu." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Engkau telah mempersempit sesuatu yang luas, celaka engkau, " atau beliau mengatakan, "malangnya dirimu." Watsilah berkata; "Kemudian arab badui tersebut kencing. Para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menghardiknya; "pergi! " Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Biarkan dia." Kemudian beliau meminta setimba air dan menyiramkan ke atasnya."

ibnu-majah:523

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Abdah bin Sulaiman] dari ['Amru bin Maimun] ia berkata; Aku bertanya kepada [Sulaiman bin Yasar] tentang kain yang terkena mani, apakah kami cukup mencuci bekasnya atau mencuci kain seluruhnya? Maka Sulaiman menjawab; [Aisyah] berkata; "Kain Nabi shallallahu 'alaihi wasallam terkena mani, lalu beliau mencuci bekas mani pada kain tersebut. Setelah itu beliau keluar shalat dan aku masih melihat bekas cuciannya tersebut."

ibnu-majah:529

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mushaffa Al Himshi] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Baqiyyah] dari [Jarir bin Yazid] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Mundzir] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Munkadir] dari [Jabir] ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melewati seorang lelaki yang sedang berwudlu dan mencuci kedua khufnya, maka dengan tangannya seakan-akan mendorongnya beliau bersabda: "Kamu hanya diperintah untuk mengusapnya." Beliau bersabda lagi sambil memperagakan dengan tangannya: "Seperti ini." Mulai dari bagian ujung jari hingga ke pangkal betis, dan menggaris dengan jari-jarinya."

ibnu-majah:544

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yusuf As Sulami] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim] berkata, telah menceritakan kepada kami [Haiwah bin Syuraih] dari [Yazid bin Abu Habib] dari [Al Hakam bin Abdullah Al Balwi] dari [Ali bin Rabah Al Lakhmi] dari [Uqbah bin Amir Al Juhani] bahwasanya ia datang dari Mesir menemui [Umar bin Al Khaththab], lalu bertanya, "Sejak kapan kamu tidak melepas kedua khufmu?" ia menjawab; "Sejak hari Jum'at hingga hari jum'at." Umar berkata, "Engkau telah sesuai sunnah."

ibnu-majah:551

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rumh] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Laits bin Sa'd] dari [Ibnu Syihab] dari [Ubaidullah bin Abdullah] dari ['Ammar bin Yasir] bahwasanya ia berkata; kalung Aisyah jatuh hingga ia tertinggal karena mencarinya. Lalu Abu Bakar menemui Aisyah dengan murka karena pasukan tertahan melanjutkan perjalanan karena sebab dirinya. Maka Allah pun menurunkan ruhshah untuk bertayamum. 'Ammar bin Yasir berkata; "Maka ketika itu kami mengusap hingga pundak-pundak kami." 'Ammar bin Yasir berkata; "Akhirnya Abu Bakar pergi menemui Aisyah dan berkata; "Aku tidak tahu bahwa engkau membawa berkah."

ibnu-majah:558

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu Umar Al Adani] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari ['Amru] dari [Az Zuhri] dari [Ubaidullah bin Abdullah] dari [Bapaknya] dari [Amar bin Yasir] berkata; "Kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwudlu hingga pundak."

ibnu-majah:559

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al Hakam] dari [Dzar] dari [Sa'id bin Abdurrahman bin Abza] dari [Bapaknya] berkata; "Seorang laki-laki datang menemui Umar Ibnul Khaththab dan bertanya; "Aku junub namun tidak mendapatkan air?" maka Umar menjawab; "Janganlah engkau shalat." Lalu ['Ammar bin Yasir] berkata; "Wahai Amirul Mukminin, tidakkah engkau ingat ketika aku dan engkau dalam sebuah ekspedisi mengalami junub dan kita tidak mendapatkan air. Waktu itu engkau tidak shalat sedangkan aku bergulingan di tanah kemudian shalat. Maka ketika aku datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan aku sebutkan hal itu kepada beliau, beliau lalu bersabda: "Sebenarnya cukup bagimu, lalu beliau memukulkan kedua tangannya ke tanah dan meniupnya, lalu beliau mengusapkan kedua tangannya ke wajah dan kedua telapak tangannya."

ibnu-majah:562

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Humaid bin Abdurrahman] dari [Ibnu Abu Laila] dari [Al Hakam] dan [Salamah bin Kuhail] bahwa keduanya bertanya kepada [Abdullah bin Abu Aufa] tentang tayamum, maka ia pun menjawab, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan 'Ammar untuk melakukan seperti ini, lalu ia menepukkan kedua tangannya ke tanah, kemudian mengibaskannya dan mengusap mukanya, [Al Hakam] berkata; "Dan kedua tangannya." Sementara [Salamah] menyebutkan, "Dan kedua sikunya."

ibnu-majah:563

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdul Malik bin Abu Asy Syawarib] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid bin Ziyad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Shodaqoh bin Sa'id Al Hanafi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Jumai' bin Umair At Taimi] ia berkata; "Aku bersama dengan bibiku dari pihak ayah dan ibu menemui Aisyah, lalu kami bertanya kepadanya bagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mandi junub. [Aisyah] menjawab, "Beliau menuangkan air ke dalam telapak tangannya tiga kali baru memasukkan tangannya ke dalam bejana. Dan membasuh kepalanya tiga kali baru menuangkan air ke seluruh tubuhnya. Setelah itu beliau pergi melaksanakan shalat. Adapun kami (isteri-isteri Nabi) mandi dengan membasuh kepala hingga lima kali karena masalah rambut (panjang)."

ibnu-majah:567

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Al Ahwash] dari [Abu Ishaq] dari [Al Aswad] dari [Aisyah] ia berkata; "Jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ingin menyetubuhi isterinya, beliau melakukannya kemudian tidur dalam keadaan seperti itu tanpa menyentuh air."

ibnu-majah:575

Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin 'Ammar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Hamzah] berkata, telah menceritakan kepada saya ['Utbah bin Abu Hakim] berkata, telah menceritakan kepadaku [Thalhah bin Nafi'] berkata, telah menceritakan kepadaku [Abu Ayyub Al Anshari] berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Shalat lima waktu, jum'at ke jum'at berikutnya dan menunaikan amanah adalah penghapus dosa." Aku bertanya; "Apa yang dimaksud dengan menunaikan amanah?" beliau menjawab: "Mandi janabah, sesungguhnya di bawah setiap rambut itu terdapat janabah."

ibnu-majah:590

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Idris Al Audi] dari [Bapaknya] dari [Abu Hurairah], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah salah seorang di antara kalian bangun untuk menegakkan shalat sementara dia terkena kotoran."

ibnu-majah:610

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rumh] berkata, telah memberitakan kepada kami [Al Laits bin Sa'd] dari [Yazid bin Abu Habib] dari [Bukair bin Abdullah] dari [Al Mundzir Ibnul Mughirah] dari ['Urwah bin Az Zubair] bahwa [Fatimah binti Abu Hubaisy] menceritakan kepadanya, bahwasanya ia pernah datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengeluhkan tentang darah, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun menjawab: "Itu hanyalah penyakit, maka tunggulah. Jika tiba waktu Qar` (haidl) mu maka janganlah engkau shalat, jika haidl itu telah usai maka bersucilah, kemudian shalatlah antara haidl hingga berikutnya."

ibnu-majah:612

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah Ibnul Jarrah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid]. Dan menurut jalur yang lain; Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Ali bin Muhammad] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [Bapaknya] dari [Aisyah] ia berkata; Fatimah binti Abu Hubaisy datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya; "Wahai Rasulullah, aku adalah wanita yang keluar darah istihadlah hingga tidak suci, maka apakah aku boleh meninggalkan shalat?" beliau menjawab: "Itu hanyalah penyakit dan bukan haidl. Jika haidl itu tiba maka tinggalkan shalat dan jika telah usai maka bersihkanlah darah dari dirimu (mandi) dan kerjakan shalat." Hadits ini adalah hadits Waki'.

ibnu-majah:613

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad] dan [Abu Bakr bin Abu Syaibah] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Al A'masy] dari [Habib bin Abu Tsabit] dari [Urwah bin Az Zubair] dari [Aisyah] ia berkata; Fatimah binti Hubaisy datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya; "Sesungguhnya aku adalah wanita yang keluar darah istihadlah hingga tidak suci, maka apakah aku boleh meninggalkan shalat?" beliau menjawab: "Tidak, itu hanyalah penyakit dan bukan haidl. Jauhilah shalat di hari-hari haidlmu kemudian shalatlah, dan wudlulah pada setiap shalat meskipun darah menetes di atas tikar."

ibnu-majah:616

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Al Mughirah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Auza'i] dari [Az Zuhri] dari [Urwah bin Az Zubair] dan [Amrah binti Abdurrahman], bahwa [Aisyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menuturkan; Ummu Habibah binti Jahsy -isteri Abdurrahman bin Auf- keluar darah istihadlah selama tujuh tahun, hingga iapun mengadukan hal itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda; "Sesungguhnya ini bukanlah haidl tetapi penyakit, jika haidl tiba maka tinggalkanlah shalat dan jika ia telah usai maka mandi dan kerjakanlah shalat." Aisyah berkata; "Ummu Habibah mandi setiap akan melaksanakan shalat, ia berendam di dalam mirkan (bak besar) milik saudara perempuannya, Zainab binti Jahsy, hingga warna darahnya mengalahkan warna air."

ibnu-majah:618

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Thalhah bin Yahya] dari [Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah] dari [Aisyah] ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat di sampingku yang waktu itu sedang haidl, dan di tubuhku ada kain wol yang sebagiannya mengenai Rasulullah."

ibnu-majah:644

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Zaid bin Al Hubab] dari [Adl Dlahak bin Utsman] berkata, telah menceritakan kepada kami [Zaid bin Aslam] dari [Abdurrahman bin Abu Sa'id Al Khudri] dari [Bapaknya] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah seorang wanita melihat aurat wanita lain, dan janganlah seorang lelaki melihat aurat lelaki lain."

ibnu-majah:653

Telah menceritakan kepada kami [Suwaid bin Sa'id] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abul Ahwash] dari [Muhammad bin Abdullah] dari [Al Hasan bin Sa'd] dari [Bapaknya] dari [Ali] ia berkata; Seorang lelaki datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya; "Aku mandi junub dan shalat fajar, kemudian di pagi harinya aku melihat seukuran tempat kuku yang tidak terkena air?" Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun menjawab: "Sekiranya engkau mengusapnya dengan tanganmu, maka itu telah cukup."

ibnu-majah:656

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] dari [Aisyah] ia berkata; "Para wanita mukminah shalat subuh bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian mereka kembali kepada keluarganya masing-masing dan tidak ada seorangpun yang mengenal mereka karena pagi yang masih gelap."

ibnu-majah:661

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Waki'] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Abu Ishaq] dari [Haritsah bin Mudlarrib Al 'Abdi] dari [Khabbab] ia berkata; Kami mengeluhkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam akan panasnya ramdla` (pasir panas karena sengatan matahari), namun beliau tidak pernah mengeluh kepada kami." Al Qaththan berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Hatim berkata, telah menceritakan kepada kami Al Anshari berkata, telah menceritakan kepada kami Auf sebagaimana hadits diatas.

ibnu-majah:667

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] berkata, telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah bin Hisyam] dari [Sufyan] dari [Zaid bin Jubair] dari [Khisyf bin Malik] dari [Bapaknya] dari [Abdullah bin Mas'ud] ia berkata; "Kami mengeluh kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari panasnya ramdla` (pasir panas karena sengatan matahari), namun beliau tidak pernah mengeluh kepada kami."

ibnu-majah:668

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rumh] berkata, telah memberitakan kepada kami [Al Laits bin Sa'd] dari [Ibnu Syihab] dari [Anas bin Malik] bahwasanya ia telah mengabarkan kepadanya, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melakukan shalat ashar sementara matahari masih tinggi bersinar, dan seseorang pergi ke 'Awali sedang matahari masih tinggi."

ibnu-majah:674

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Ibrahim Ad Dimasyqi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin Muslim] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Auza'i] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu An Najasyi] ia berkata; Aku mendengar [Rafi' bin Khadij] berkata; "Pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kami pernah shalat maghrib, lalu salah seorang dari kami berlalu pergi dan ia masih dapat melihat sasaran anak panahnya." Telah menceritakan kepada kami Abu Yahya Az Za'farani berkata, telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Musa sebagaimana hadits diatas.

ibnu-majah:679

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa] berkata, telah memberitakan kepada kami [Abbad bin Al 'Awwam] dari [Umar bin Ibrahim] dari [Qotadah] dari [Al Hasan] dari [Al Ahnaf bin Qais] dari [Al 'Abbas bin Abdul Muththalib] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Umatku akan senantiasa di atas fitrah selagi mereka tidak mengakhirkan maghrib hingga bintang bermunculan." Abu Abdullah Ibnu Majah berkata; Aku mendengar Muhammad bin Yahya berkata; "Orang-orang di Baghdad menjadi bingung dengan hadits ini, maka aku dan Abu Bakar Al A'yan pergi menemui Al 'Awwam bin Abbad bin Al 'Awwam. Lalu dia mengeluarkan peninggalan bapaknya yang asli, ternyata di sana terdapat hadits.

ibnu-majah:681

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dan [Abdullah bin Numair] dari [Ubaidullah] dari [Sa'id bin Abu Sa'id] dari [Abu Hurairah] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sekiranya tidak memberatkan umatku, sungguh akan aku akhirkan shalat isya hingga sepertiga atau pertengahan malam."

ibnu-majah:683

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad Ibnul Mutsanna] berkata, telah menceritakan kepada kami [Khalid Ibnul Harits] berkata, telah menceritakan kepada kami [Humaid] berkata; [Anas bin Malik] ditanya; "Apakah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengenakan cincin?" ia menjawab; "Ya, beliau mengakhirkan malam shalat isya hingga pertengahan malam, maka ketika selesai shalat beliau menghadap ke arah kami seraya bersabda: "Orang-orang sudah shalat dan tertidur, dan kalian akan tetap dalam hitungan shalat selama kalian menunggunya." Anas berkata; "Seakan-akan aku melihat kilatan cincinnya."

ibnu-majah:684

Telah menceritakan kepada kami [Imran bin Musa Al Laitsi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits bin Sa'id] berkata, telah menceritakan kepada kami [Dawud bin Abu Hind] dari [Abu Nadlrah] dari [Abu Sa'id] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat maghrib bersama kami, kemudian beliau tidak keluar hingga berlalu pertengahan malam, lalu beliau keluar dan shalat bersama mereka. Setelah itu beliau bersabda: "Sesungguhnya orang-orang telah shalat dan tidur, dan kalian akan senantiasa berada dalam hitungan shalat selagi kalian menunggunya. Sekiranya bukan karena orang lemah dan orang sakit, aku menyukai untuk mengakhirkan shalat ini hingga tengah malam."

ibnu-majah:685

Telah menceritakan kepada kami [Harmalah bin Yahya] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Wahb] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dari [Sa'id bin Al Musayyab] dari [Abu Hurairah] berkata; "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kembali dari perang Khaibar, beliau bergerak pada waktu malam hingga akhirnya beliau dihinggapi rasa kantuk, beliau berhenti untuk beristirahat seraya bersabda kepada Bilal: "Jagalah kami pada malam ini." Bilal kemudian melaksanakan shalat semampunya, sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabat lainnya tidur. Ketika waktu fajar telah dekat, Bilal menyandarkan dirinya pada kendaraannya menunggu waktu subuh. Namun rasa kantuk menyerangnya hingga ia tertidur dalam keadaan menyandar pada kendaraannya. Ia dan juga para sahabatnya tidak terbangun hingga sinar matahari menyengat. Dan Rasulullah adalah orang yang pertama kali bangun, beliau lalu melompat dan berseru: "Wahai Bilal! " Bilal menjawab; "Wahai Rasulullah, demi ayah dan ibuku, Allah mengambil jiwaku sebagaimana telah mengambil jiwamu." Rasulullah bersabda: "Tuntunlah." Maka mereka pun menuntun kendaraan-kendaraan mereka beberapa saat. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwudlu dan memerintah Bilal untuk iqamah, hingga Bilal pun mengumandangkan iqamah. Lalu beliau shalat subuh bersama dengan mereka. Setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selesai shalat, beliau bersabda: "Barangsiapa lupa melaksanakan shalat, maka hendaklah ia melaksanakannya ketika mengingatnya, sesungguhnya Allah 'azza wajalla berfirman: (Dan dirikanlah shalat untuk mengingatKu)."

ibnu-majah:689

Telah menceritakan kepada kami [Abu Ubaid Muhammad bin Ubaid bin Maimun Al Madani] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salamah Al Harrani] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ishaq] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ibrahim At Taimi] dari [Muhammad bin Abdullah bin Zaid] dari [Bapaknya] ia berkata; "Diawal mula Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam berkehendak agar (panggilan shalat) menggunakan terompet, dan beliau suruh sahabatnya memukul kentongan. Lalu Abdullah bin Zaid bermimpi. Ia menuturkan; "Aku melihat seseorang mengenakan dua kain hijau membawa kentongan. Lalu aku bertanya; "Wahai hamba Allah, kamu menjual kentongan ini?" Ia bertanya; "Apa perlumu dengan kentongan?" "Akan kupergunakan untuk panggilan shalat" Jawabku. Ia lalu berkata; "Maukah engkau kutunjukkan yang lebih baik dari itu?" Aku menjawab; "Apa itu?" Ia menjawab; "Ucapkanlah; 'ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR - ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAH, ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAH - ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASULULLAH, ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASULULLAH - HAYYA 'ALASH SHALAAH. HAYYA 'ALASH SHALAAH - HAYYA 'ALAL FALAAH HAYYA 'ALAL FALAAH-ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR-LAA ILAAHA ILLALLAH (Allah Maha Besar. Allah Maha Besar. Allah Maha Besar. Allah Maha Besar-Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah-Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah-Mari menuju shalat. Mari menuju shalat-Mari menuju kemenangan. Mari menuju kemenangan-Allah Maha Besar. Allah Maha Besar-Tidak ada Tuhan Yang berhak disembah selain Allah)." Ia berkata; Lalu Abdullah bin Zaid mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan mengabarkan perihal mimpinya, ia berkata; "Wahai Rasulullah, aku melihat seseorang mengenakan dua kain hijau membawa kentongan, " lalu ia menceritakan kabar mimpinya kepada beliau. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Sesungguhnya sahabat kalian telah bermimpi, keluarlah ke masjid bersama Bilal, beritahukanlah kepada Bilal dan hendaklah ia yang menyerukan hal itu, sebab suaranya lebih keras daripada kamu." Abdullah bin Zaid berkata; "Maka aku keluar bersama Bilal menuju masjid, aku ceritakan mimpiku hingga ia menyerukannya. Dan Umar Ibnul Khaththab mendengar suara itu hingga ia mendatangi Rasulullah seraya berkata; "Wahai Rasulullah, Demi Allah aku juga bermimpi sebagaimana yang ia impikan! " Abu Ubaid berkata; "Abu Bakr Al Hakami mengabarkan kepadaku bahwa Abdullah bin Zaid Al Anshari berkata kaitannya dengan mimpi itu; "Aku memuji Allah Dzat pemilik Kebesaran dan Kemuliaan".

ibnu-majah:698

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Khalid bin Abdullah Al Wasithi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Bapakku] dari [Abdurrahman bin Ishaq] dari [Az Zuhri] dari [Salim] dari [Bapaknya] berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam meminta pendapat para sahabat terhadap sesuatu yang membuat mereka berangkat menuju shalat. Maka mereka menyebutkan terompet, tetapi beliau tidak menyukainya karena menyerupai orang-orang Yahudi, kemudian mereka menyebutkan lonceng, tetapi beliau tidak menyukai pula karena menyerupai orang-orang Nasrani. Maka pada malam itu seorang sahabat Anshar bermimpi tentang (lafadz) adzan, sahabat itu dikenal dengan nama Abdullah bin Zaid, dan begitu juga Umar bin Al Khatthab telah memimpikannya. Maka pada saat malam seorang sahabat Anshar mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan Bilal untuk mengumandangkan adzan." Az Zuhri berkata; "Bilal menambah dalam adzan subuh; ASH SHALAATU KHAIRUM MINANNAUM (Shalat itu lebih baik dari pada tidur). Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun menetapkannya. Lantas Umar berkata; "Ya Rasulullah, aku juga bermimpi seperti apa yang dia mimpikan, tetapi dia telah mendahuluiku."

ibnu-majah:699

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Utsman] berkata, telah menceritakan kepada kami [Musa bin A'yun] berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ishaq] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar], ia ditanya tentang dinding (lantai) yang terkena kotoran. Maka Ibnu Umar menjawab; "Jika lantai itu selalu disiram dengan air, maka shalatlah di sana, " ia memarfu'kan hadits ini kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

ibnu-majah:736

Telah menceritakan kepada kami [Abu Marwan Muhammad bin Utsman Al Utsmani] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'd] dari [Ibnu Syihab] dari [Mahmud bin Ar Rabi' Al Anshari] -dia telah menjaga Majjah (air yang dikeluarkan dari dalam mulut) dalam ember yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluarkan (muntahkan) ke dalam sumur milik mereka-, dari ['Itban bin Malik As Salimi] -ia adalah imam bagi kaumnya, bani Salim. Dan ia juga pernah ikut dalam perang badar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.- Ia berkata; Aku mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu aku bertanya kepadanya; "Wahai Rasulullah, mataku sakit dan banjir menghalangiku untuk mendatangi masjid kaumku, hingga aku tidak dapat melaluinya, sekiranya engkau berkehendak datang dan shalat di rumahku yang bisa aku jadikan sebagai tempat shalat, maka lakukanlah." Beliau bersabda: "Aku akan datang." maka di awal siang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakar berangkat, beliau minta izin dan akupun memberinya izin (masuk). Namun beliau tidak langsung duduk hingga beliau bertanya: "Tempat mana yang engkau sukai untuk aku jadikan tempat shalat di rumahmu ini?" lalu aku memberi isyarat kepada beliau tempat yang aku sukai. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian berdiri dan kami membuat shaf di belakangnya, lalu beliau shalat dua raka'at bersama kami. Setelah itu aku menghidangkan daging yang berkuah kepada mereka."

ibnu-majah:746

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Al Fadhl Al Khurqi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Amir] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari ['Ashim] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah], berkata; Seorang lelaki Anshar mengutus seseorang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, agar ia mengatakan; "kunjungilah dan garislah untukku sebuah masjid di rumahku, hingga aku bisa shalat di situ." Dan hal itu ketika ia mengalami kebutaan. Lalu beliau datang dan melakukkannya.

ibnu-majah:747

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Abu Sinan Sa'id bin Sinan] dari [Alqamah bin Martsad] dari [Sulaiman bin Buraidah] dari [Bapaknya] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengerjakan shalat, lalu seorang laki-laki berkata; "siapa yang menemukan unta merah?" maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Engkau tidak akan mendapatkannya, masjid itu dibangun untuk sujud."

ibnu-majah:757

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Abu Bukair] berkata, telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Muhammad] dari [Abdullah bin Muhammad bin 'Aqil] dari [Sa'id Ibnul Musayyab] dari [Abu Sa'id Al Khudri], bahwasanya ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang dengannya Allah menghapus kesalahan dan menambah kebaikan?" para sahabat menjawab; "Tentu, ya Rasulullah, " beliau bersabda: "Menyempurnakan wudlu di saat yang tidak disukai, memperbanyak langkah ke masjid dan menunggu shalat setelah shalat."

ibnu-majah:768

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Ibrahim Al Hajari] dari [Abu Al Ahwash] dari [Abdullah] ia berkata; "Barangsiapa suka bertemu Allah dalam keadaan muslim, maka hendaklah ia menjaga shalat lima waktu setiap ia dipanggil untuk mengerjakannya. Sebab itu adalah jalan menuju petunjuk. Dan Allah telah memerintahkan Nabi kalian untuk mengikuti jalan petunjuk. Demi hidupku, sekiranya kalian semua shalat di rumah masing-masing sungguh kalian telah meninggalkan sunah Nabi kalian. Dan sekiranya kalian meninggalkan sunah Nabi kalian maka kalian akan tersesat. Kami perhatikan bahwa orang-orang yang meninggalkan shalat berjama'ah adalah seorang munafik yang tampak jelas kemunafikannya. Sungguh, aku telah melihat seorang laki-laki yang menyibak antara dua orang hingga ia masuk dalam barisan shalat, tidaklah seorang laki-laki bersuci dan membaguskannya, kemudian menuju masjid untuk shalat, maka tidaklah ia melangkahkan kaki kecuali dengan langkah tersebut Allah akan mengangkat derajatnya dan menghapus dosanya."

ibnu-majah:769

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sa'id bin Yazid bin Ibrahim At Tustari] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Fadhlu Ibnul Muwaffaq Abu Al Jahm] berkata, telah menceritakan kepada kami [Fudlail bin Marzuq] dari [Athiyyah] dari [Abu Sa'id Al Khudzri], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa berjalan menuju masjid lalu mengucapkan; ALAHUMMA INNI AS`ALUKA BI HAQQIS SA`ILIIN 'ALAIKA WA AS`ALUKA BI HAQQI MAMSYAAYA HADZA FA INNI LAM AKHRUJ ASYARAN WA LAA BATHARAN WA LAA RIYA`AN WA LAA SUM'ATAN WA KHARAJTU ITTIQA`A SUKHTHIKA WABTIGHA`A MARDLATIKA FA AS`ALUKA AN TU'IDZANI MINANNAR WA AN TAGHFIRALI DZUNUBI INNAHU LAA YAGHFIRUDZ DZUNUBA ILLA ANTA (Ya Allah, aku meminta kepada-Mu dengan hak peminta kepada-Mu, dan aku juga meminta dengan hak jalanku ini. Sesungguhnya aku keluar bukan untuk keburukan, bukan untuk kesombongan, bukan untuk riya dan bukan untuk dipuji. Aku keluar agar terhindar dari murka-Mu dan mengharap ridla-Mu. Maka, aku meminta agar Engkau melindungiku dari siksa neraka dan mengampuni dosaku, sebab tidak ada yang mengampuni dosa selain-Mu), maka Allah akan menerimanya dengan wajah-Nya, dan tujuh puluh ribu malaikat juga akan memintakan ampunan baginya."

ibnu-majah:770

Telah menceritakan kepada kami [Rasyid bin Sa'id bin Rasyid Ar Ramli] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin Muslim] dari [Abu Rafi' Isma'il bin Rafi'] dari [Sumay] mantan budak Abu Bakr, dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang-orang yang berjalan menuju masjid dalam kegelapan malam, mereka itulah orang-orang yang mendapatkan rahmat Allah."

ibnu-majah:771

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Muhammad Al Hulabi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Al Harits Asy Syirazi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Muhammad At Tamimi] dari [Abu Hazim] dari [Sahl bin Sa'd As Sa'idi] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hendaklah orang-orang yang berjalan kaki dalam kegelapan menuju masjid berbahagia dengan cahaya sempurna pada hari kiamat."

ibnu-majah:772

Telah menceritakan kepada kami [Majza`ah bin Sufyan bin Usaid] -mantan budak Tsabit Al Bunani- berkata, telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Dawud Ash Sha`igh] dari [Tsabit Al Bunani] dari [Anas bin Malik], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berilah kabar gembira bagi orang-orang yang berjalan kaki dalam kegelapan menuju masjid dengan cahaya sempurna pada hari kiamat."

ibnu-majah:773

Telah menceritakan kepada kami [Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna] berkata, telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Al Harits] berkata, telah menceritakan kepada kami [Humaid] dari [Anas bin Malik], ia berkata; Bani Salimah berniat memindahkan rumah mereka dekat dengan masjid, namun Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak menyukai bila mereka memadati Madinah, lalu beliau bersabda: "Wahai Bani Salimah, tidak maukah kalian mendapatkan pahala?" Maka mereka pun tetap tinggal di rumah-rumah mereka."

ibnu-majah:776

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku sangat berkeinginan agar shalat ditegakkan, lalu aku perintahkan seorang laki-laki shalat bersama manusia, sedangkan aku bersama beberapa laki-laki pergi membawa kayu bakar menuju orang-orang yang tidak ikut shalat berjama'ah, hingga aku dapat membakar rumah mereka."

ibnu-majah:783

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Sa'id Ad Darimi] berkata, telah menceritakan kepada kami [An Nadlr bin Syumail] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Tsabit] dari [Abu Ayyub] dari [Abdullah bin Umar], ia berkata; Aku shalat maghrib bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sehingga pulanglah orang yang pulang dan menunggulah orang yang menunggu. Lalu tiba-tiba datanglah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan tergesa-gesa sambil menyingkap lututnya, beliau lantas bersabda: "Berilah kabar gembira, Rabb kalian telah membuka pintu-pintu langit, Ia membanggakan kalian di hadapan para malaikat, Allah berfirman: 'Perhatikanlah para hamba-Ku, mereka telah selesai menunaikan yang fardlu, namun mereka tetap menunggu fardlu yang lain! "

ibnu-majah:793

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad Ath Thanafusi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] berkata, telah menceritakan kepadaku [Abdul Hamid bin Ja'far] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Amru bin 'Atho`] ia berkata; aku mendengar [Abu Humaid As Sa'idi] berkata; "Jika akan mendirikan shalat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menghadap kiblat dan mengangkat kedua tangannya, lalu beliau mengucapkan: "ALLAHU AKBAR (Allah Maha Besar)."

ibnu-majah:795

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ash Shabbah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abbad bin Al Awwam] dari [Auf] dari [Abu Al Minhal] dari [Abu Barzah]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Suwaid] berkata, telah menceritakan kepada kami [Mu'tamir bin Sulaiman] dari [Bapaknya] bahwa [Abu Al Minhal] menceritakan kepadanya dari [Abu Barzah] berkata, "Dalam shalat subuh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membaca antara enam puluh hingga seratus ayat. "

ibnu-majah:810

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Zaid Ibnul Hubab] berkata, telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah bin Shalih] berkata, telah menceritakan kepada kami [Rabi'ah bin Yazid] dari [Qaza'ah] ia berkata; "Aku bertanya kepada [Abu Sa'id Al khudzri] tentang shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu ia menjawab, "Tidak ada kebaikannya bagimu mengetahui hal itu, " aku berkata; "Jelaskanlah, semoga Allah merahmatimu. " Ia berkata; "Shalat zhuhur didirikan ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang, lalu salah seorang dari kami keluar menuju Baqi' untuk buang hajat, setelah itu ia datang dan berwudlu, namun ia masih mendapati Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada raka'at pertama dalam shalat zhuhur. "

ibnu-majah:817

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ash Shabbah] berkata, telah memberitakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] dari [Muhammad bin Jubair bin Muth'im] dari [Bapaknya] ia berkata; "Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam shalat maghrib membaca surat Ath Thuur. " Di selain hadits ini Jubair menyebutkan, "Ketika aku mendengar beliau membaca; AM KHULIQUU MIN GHAIRI SYA`IN AM HUMUL KHAALIQUUN (Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? Hingga ayat; FALYA`TI MUSTAMI'UHUM BISULTHAANIM MUBIIN (Ataukah mereka mempunyai tangga (ke langit) untuk mendengarkan pada tangga itu (hal-hal yang gaib)? Maka hendaklah orang yang mendengarkan di antara mereka mendatangkan suatu keterangan yang nyata), seakan hatiku terbang. "

ibnu-majah:824

Telah menceritakan kepada kami [Jamil Ibnul Husain bin Jamil Al 'Ataki] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdul A'la] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Al Hasan] dari [Samurah bin Jundub] ia berkata, "Ada dua saktah (jeda tidak membaca bacaan) yang aku hafal dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, " namun hal itu diingkari oleh Imran bin Hushain. Maka kami menulis surat kepada [Ubai bin Ka'ab] di Madinah, dan Ubai pun menulis balasan bahwa Samurah telah menghafalnya. " Sa'id berkata; "kami bertanya kepada Qatadah, "Dua saktah itu letaknya di mana saja?" ia menjawab, "Jika ia telah masuk shalat dan ketika selesai dari membaca bacaan (Al Fatihah). " Setelah itu ia berkata lagi, "Jika membaca GHAIRIL MAGHDLUUBI 'ALAIHIM WALADLDLAALLIIN. " Ia berkata; "Yang menjadikannya ta'ajub adalah diam setelah membaca bacaan (Al Fatihah), hingga hatinya merasa ragu. "

ibnu-majah:835

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Khalid bin Khidasy] dan [Ali Ibnul Husain bin Isykab] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ulayyah] dari [Yunus] dari [Al Hasan] ia berkata; [Samurah] berkata, "Dalam shalat aku menghafal ada dua saktah; sebelum bacaan dan ketika rukuk. " Namun Imran Ibnul Hushain mengingkarinya, hingga mereka mengirim surat kepada [Ubai bin Ka'ab] di Madinah, dan Ubai pun membenarkan Samurah. "

ibnu-majah:836

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Amir] berkata, telah menceritakan kepada kami [Fulaih bin Sulaiman] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abbas bin Sahl As Sa'idi] ia berkata; "Abu Humaid As Sa'idi, Abu Usaid As Sa'idi, Sahl bin Sa'd dan Muhammad bin Maslamah berkumpul dan menyebut-nyebut tentang shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. [Abu Humaid] berkata; "Aku adalah orang yang paling tahu shalatnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari kalian semua, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri takbir dan mengangkat kedua tangannya. Kemudian beliau mengangkatnya kembali ketika takbir untuk rukuk dan ketika bangun dari rukuk, beliau angkat secara imbang hingga setiap tulang kembali ke tempatnya semula. "

ibnu-majah:853

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Hudzaifah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Thahman] dari [Abu Zubair] berkata; " [Jabir bin Abdullah] selalu mengangkat kedua tangannya ketika memulai shalat, ketika akan rukuk dan ketika mengangkat kepalanya dari rukuk. Ia lalu berkata; "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melakukan seperti itu. " Ibrahim bin Thahman juga mengangkat kedua tangannya sejajar dengan ke kedua telinganya. "

ibnu-majah:858

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair] berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Bisyr] berkata, telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Abu Khalid] dari [Az Zubair bin Adi] dari [Mush'ab bin Sa'd] ia berkata, "Aku pernah rukuk di sisi [bapakku], lalu aku meletakkan kedua tanganku di antara lutut hingga bapakku memukulku, ia berkata; "Kami pernah melakukan seperti ini, kemudian kami diperintahkan untuk meletakkan pada lutut. "

ibnu-majah:863

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Dawud bin Qais] dari [Ubaidullah bin Abdullah bin Aqram Al Khuza'i] dari [Bapaknya] ia berkata; "Aku bersama bapakku berada di sebuah lembah di wilayah Namirah, tiba-tiba serombongan penunggang kuda melewati kami dan turun di ujung jalan, bapakku lalu berkata kepadaku, "Tetaplah kamu di atas batumu hingga aku mendatangi dan bertanya kepada mereka. " Ia berkata; "Rombongan itu keluar dan aku pun mendekat, ternyata rombongan itu adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ketika waktu shalat tiba aku shalat bersama mereka hingga aku dapat melihat putihnya kedua ketiak Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika beliau sujud. " Ibnu Majah berkata; "Orang-orang berkata; "Ubaidullah bin Abdullah. " Dan [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata; "Abdullah bin Ubaidullah berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Abdurrahman bin Mahdi] dan [Shafwan bin Isa] dan [Abu Dawud] mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Dawud bin Qais] dari [Ubaidullah bin Abdullah bin Arqam] dari [Bapaknya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, sebagaimana dalam hadits. "

ibnu-majah:871

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] berkata, telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin 'Ulayyah] dan [Muhammad bin Fudlail] dan [Abu Yahya At Taimi] dan [Ibnul Ajlah] dari ['Atho` bin As Sa`ib] dari [Bapaknya] dari [Abdullah bin Amru] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ada dua perkara tidaklah seorang muslim menjaganya kecuali ia akan masuk surga, mudah diamalkan namun sedikit yang melakukannya; bertasbih di setiap usai shalat sepuluh kali, bertakbir sepuluh kali dan bertahmid sepuluh kali. " Lalu aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menghitung dengan jarinya, maka yang demikian itu menjadi seratus lima puluh di lisan dan seribu lima ratus dalam timbangan. Apabila beranjak ke tempat pembaringannya (tidur), beliau bertasbih, bertahmid dan bertakbir seratus kali, maka itu seratus di lisan dan seribu dalam timbangan. Siapa di antara kalian yang melakukan dua ribu lima ratus kejahatan! " Mereka berkata, "Bagaimana jika kami tidak menjaga dua perkara tersebut?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, "Setan akan mendatangi salah seorang di antara kalian dalam shalat, lalu setan berkata; 'ingat ini dan itu' hingga seorang hamba terpisah dan tidak ingat shalatnya. Setan juga akan mendatanginya saat di pembaringannya (tidur). Maka setan senantiasa menidurkannya hingga dia tertidur. "

ibnu-majah:916

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Abdah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abbad bin Abbad Al Muhallibi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ashim Al Ahwal] dari [Abdullah Ibnul Harits bin Naifal] bahwa [Ibnu Abbas] memerintahkan kepada mu`adzdzin untuk adzan di hari jum'at yang penuh hujan, lalu ia menyerukan, "ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLA ALLAHU, ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASUULULLAH. " Kemudian Ibnu Abbas berkata, "Serukanlah kepada manusia agar mereka shalat di rumah-rumah mereka. " hingga orang-orang pun berkata kepadanya, "Apa-apaan yang engkau lakukan ini?" Ibnu Abbas menjawab, "Orang yang lebih baik dariku telah melakukan ini, tapi kenapa kalian menyuruhku agar mengeluarkan manusia dari rumah mereka (untuk shalat di hari yang penuh hujan), hingga mereka mendatangiku berjalan di atas tanah yang becek. "

ibnu-majah:929

Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Ammar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Salim Abu An Nadlr] dari [Busr bin Sa'id] berkata; Kaumku mengutusku menemui [Zaid bin Khalid], lalu aku bertanya kepadanya tentang hukum melintas di depan orang yang shalat. Maka ia pun memberiku kabar dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Sekiranya seseorang berdiri selama empat puluh, maka itu lebih baik daripada ia melintas di depan orang yang shalat. " Sufyan berkata, "Aku tidak tahu, apakah itu empat puluh tahun, atau empat puluh bulan, atau empat puluh pagi, atau empat puluh saat. "

ibnu-majah:934

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Waki'] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Salim Abu An Nadlr] dari [Busr bin Sa'id] bahwa Zaid bin Khalid mengutus seseorang kepada [Abu Juhaim Al Anshari] untuk bertanya kepadanya; apa yang engkau dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang seorang laki-laki yang melintas di depan orang yang shalat. Lalu ia menjawab, "Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sekiranya salah seorang dari kalian tahu apa yang akan menimpanya ketika melintas di depan orang yang sedang shalat, maka ia berdiri selama empat puluh -ia berkata, "Aku tidak tahu apakah itu empat puluh tahun, atau empat puluh bulan atau empat puluh hari, "- lebih baik baginya daripada melintas di depannya. "

ibnu-majah:935

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Khalid Al Ahmar] dari [Ibnu 'Ajlan] dari [Zaid bin Aslam] dari ['Abdurrahman bin Abu Sa'id] dari [Bapaknya] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika salah seorang dari kalian shalat, hendaklah menghadap ke sutrah dan mendekatinya. Jangan membiarkan seseorang melintas di depannya, jika ada seseorang yang melintasinya hendaklah ia bunuh sebab dia adalah setan. "

ibnu-majah:944

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Badr Syuja' bin Al Walid] dari [Ziyad bin Khaitsamah] dari [Abu Ishaq] dari [Darim] dari [Sa'id bin Abu Burdah] dari [Abu Burdah] dari [Abu Musa] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya aku telah lanjut usia, jika aku rukuk maka rukuklah, jika aku mengangkat kepala maka angkatlah kepala kalian, dan jika aku sujud maka sujudlah. Aku tidak ingin ada orang yang mendahului aku dalam rukuk dan sujud. "

ibnu-majah:952

Telah menceritakan kepada kami [Alqamah bin Amru Ad Darimi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Ayyasy] dari [Abu Ishaq] dari [Al Bara`] berkata, "Kami shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menghadap Baitul Maqdis selama delapan belas bulan, kemudian kiblat dialihkan ke Ka'bah kira-kira dua bulan setelah beliau di Madinah. Ketika shalat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sering menghadapkan wajahnya ke langit, dan Allah tahu bahwa hati Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wasallam cenderung ke Ka'bah. Lalu Jibril naik ke langit dan beliau terus memandanginya dengan matanya, beliau menunggu apa yang akan Allah perintahkan kepada Jibril. Maka Allah menurunkan ayat: " (Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit). " Lalu datanglah seorang pembawa berita kepada kami, ia mengatakan, "Kiblat telah dialihkan ke Ka'bah, waktu itu kami telah shalat dua raka'at menghadap Baitul Maqdis, maka kami pun mengalihkan kiblat kami dan tetap menyempurnakan shalat (tidak membatalkan). " Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepada Malaikat Jibril: "Wahai Jibril, bagaimana dengan shalat kami ketika masih menghadap Baitul Maqdis?" Maka Allah Azza wa Jala menurunkan ayat: " (dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia). "

ibnu-majah:1000

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ulayyah] dari [Sa'id bin Abu Arubah] dari [Qatadah] dari [Salim bin Abu Al Ju'd Al Ghathafani] dari [Ma'dan bin Abu Thalhah Al Ya'muri] berkata, " [Umar Ibnul Khaththab] berdiri khutbah di hari jum'at, atau berkhutbah pada hari jum'at. Ia bertahmid dan memuji Allah, kemudian berkata, "Wahai manusia, kalian makan dua macam tumbuhan; bawang merah dan bawang putih, aku tidak melihatnya kecuali sesuatu yang kotor. Sungguh, pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam aku pernah mendapati seorang laki-laki yang mengeluarkan bau itu (bawang), lalu tangannya ditarik dan dibawa ke Bagi'. Maka barangsiapa memakannya hendaklah ia menghilangkan baunya dengan memasaknya. "

ibnu-majah:1004

Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Ammar] dan [Muhammad bin Ash Shabbah] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Az Zuhri] dari [Abul Ahwash Al Laitsi] dari [Abu Dzar] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian berdiri melaksanakan shalat, sesungguhnya rahmat sedang menuju kepada dirinya, maka janganlah mengusap kerikil. "

ibnu-majah:1017

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Thalhah bin Yahya] dari [Yunus] dari [Az Zuhri] dari [Salim] dari [Ibnu Umar] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian mengangkat pandangan kalian ke atas langit hingga mata kalian buta. " -Yakni dalam shalat-.

ibnu-majah:1033

Telah menceritakan kepada kami [Nashr bin Ali Al Jahdlami] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdul A'la] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Anas bin Malik] ia berkata, "Pernah suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat bersama sahabatnya, selesai shalat beliau menghadap ke arah orang-orang dan bersabda: "Kenapa orang-orang suka mengangkat mata mereka ke langit -hingga suara beliau meninggi- mereka segera mengakhiri perbuatannya itu atau Allah akan menyambar mata mereka. "

ibnu-majah:1034

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Abdurrahman] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Al A'masy] dari [Al Musayyab bin Rafi'] dari [Tamim bin Tharafah] dari [Jabir bin Samurah] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang-orang itu segera mengakhiri perbuatannya mengangkat mata ke langit atau mata mereka tidak akan kembali lagi. "

ibnu-majah:1035

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Numair] dari [Ubaidullah bin Umar] dari [Sa'id bin Abu Sa'id] dari [Abu Hurairah] berkata, "Seorang laki-laki masuk ke dalam masjid dan shalat, sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berada di sudut masjid. laki-laki itu kemudian datang seraya mengucapkan salam, tetapi Nabi bersabda: "Kembali dan shalatlah, sebab engkau belum shalat. " Laki-laki itu pun kembali shalat, lalu kembali menemui beliau dan mengucapkan shalat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Kembali dan shalatlah, sebab engkau belum shalat. " Dan pada kali ketiganya ia berkata, "Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepadaku. " Beliau bersabda: "Jika engkau shalat maka sempurnakanlah wudlu dan menghadaplah ke arah kiblat. Kemudian takbir dan bacalah ayat al Qur'an yang mudah menurut kamu, kemudian rukuklah hingga engkau tenang, kemudian berdirilah hingga engkau tegak berdiri, kemudian sujudlah hingga engkau tenang, kemudian angkatlah kepalamu hingga engkau tegak duduk. Dan lakukanlah hal seperti dalam semua shalatmu. "

ibnu-majah:1050

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Ashim] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdul Hamid bin Ja'far] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Amru bin 'Atho`] berkata; aku mendengar [Abu Humaid As Sa'idi] -ia adalah seorang dari sepuluh orang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang sedang berkumpul- di antara mereka juga ada [Abu Qatadah], ia berkata, "Aku adalah orang yang paling tahu tentang shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam daripada kalian semua, " mereka bertanya, "Bagaimana bisa! Demi Allah, tidaklah engkau lebih banyak mengikuti Rasulullah ketimbang kami, dan tidak lebih dahulu bertemu dengan beliau daripada kami?" Abu Qatadah menjawab, "Benar. " Mereka berkata, "Maka jelaskanlah (kepada kami), " Abu Qatadah berkata, "Jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri shalat, beliau takbir dan mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan kedua pundak dan setiap organ tubuh kembali ke tempatnya. Kemudian beliau meletakkan dua telapak tangannya dan bertumpu pada lutut, seimbang tidak mengangkat atau pun menurunkan kepalanya. Kemudian beliau mengucapkan; SAMI'A ALLAHU LIMAN HAMIDAHU seraya mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan kedua pundak dan setiap tulang kembali ke tempatnya. Setelah itu beliau turun ke bumi (sujud) dan menjauhkan kedua tangannya dari lambung, kemudian beliau mengangkat kepala dan membentangkan kaki kiri dan duduk di atasnya -beliau juga melenturkan jari-jari kakinya dan mengarahkan menghadap kiblat ketika sujud-, kemudian beliau sujud, kemudian takbir dan duduk di atas kaki kiri hingga setai tulang kembali ke asalnya. Setelah itu beliau bangun dan melakukan seperti itu pada raka'at yang lain. kemudian jika berdiri dari raka'at kedua, beliau mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua pundak sebagaimana ketika beliau memulai shalat (Takbiratul Ikram). Kemudian beliau melakukan sisa shalatnya seperti itu, hingga ketika sampai pada sujud terakhir sebelum salam beliau mengakhirkan salah satu kakinya dan duduk tawarruk pada sisi kiri. " Mereka berkata, "Engkau benar, begitulah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat. "

ibnu-majah:1051

Telah menceritakan kepada kami [Nashr bin Ali Al Jahdlami] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] dan [Abdul A'la] berdua berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Abu Ishaq] dari [Anas] ia berkata, "Kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berangkat dari Madinah menuju Makkah, lalu beliau shalat dua raka'at-dua raka'at hingga kami kembali. " Aku bertanya, "Berapa hari beliau tinggal di Makkah?" ia menjawab, "Sepuluh hari. "

ibnu-majah:1067

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin Bukair Abu Jannab] berkata, telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Muhammad Al 'Adawi] dari [Ali bin Zaid] dari [Sa'id Ibnul Musayyab] dari [Jabir bin Abdullah] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah di hadapan kami, beliau mengatakan: "Wahai manusia, bertaubatlah kepada Allah sebelum kalian mati, bersegeralah beramal shalih sebelum kalian sibuk, dan sambunglah antara kalian dengan Rabb kalian dengan memperbanyak dzikir kepada-Nya, banyak sedekah dengan sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Niscaya kalian akan diberi rizki, ditolong dan dicukupi. Ketahuilah, sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepada kalian shalat jum'at di tempat berdiriku ini, di hariku ini, di bulanku ini dan di tahunku ini hingga hari kiamat. Barangsiapa meninggalkannya di waktu hidupku atau setelahku, dan dia memiliki imam adil atau bejat, kemudian meremehkan atau menolaknya, maka Allah tidak akan menyatukannya dan urusannya tidak akan diberkahi. Ketahuilah, tidak ada shalat, tidak ada zakat, tidak ada haji, tidak ada puasa, dan tidak ada kebaikan baginya hingga ia bertaubat. Maka barangsiapa bertaubat, Allah akan menerima taubatnya. Ketahuilah, tidak boleh seorang perempuan mengimami laki-laki, orang badui mengimami seorang muhajir dan tidak boleh orang fajir mengimami seorang mukmin, kecuali jika ia memaksanya dengan kekuasaan yang ditakuti pedang dan cambuknya. "

ibnu-majah:1071

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Khalaf Abu Salamah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdul A'la] dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Muhamad bin Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif] dari bapaknya [Abu Umamah] dari ['Abdurrahman bin Ka'b bin Malik] ia berkata, "Aku adalah pemandu [bapakku] tatkala penglihatannya telah hilang. Jika aku keluar dengannya untuk shalat Jum'at dan ia mendengar adzan, maka ia memintakan ampun dan berdo`a untuk Abu Umamah As'ad bin Zurarah. Sejenak aku terdiam untuk mendengarkannya, kemudian aku berguman di dalam hatiku, "Demi Allah, ia (bapakku) adalah orang yang lemah, setiap ia mendengar adzan jum'at dan meminta ampun bagi Abu Umamah aku mendengarnya, namun aku tidak pernah bertanya kenapa ia melakukan hal itu. " Lalu aku berangkat bersama untuk shalat jum'at sebagaimana biasa, ketika mendengar adzan ia juga meminta ampun sebagaimana yang biasa dilakukannya. Maka aku pun bertanya kepadanya, "Wahai bapakku, kenapa engkau selalu mendo`akan As'ad bin Zurarah setiap kali engkau mendengar adzan pada hari jum'at?" ia menjawab, "Wahai putraku, dia adalah orang yang pertama kali mengimami kami shalat jum'at sebelum kedatangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari Makkah di Naqi' Al Khadlamat daerah gurun dataran rendah bani Bayadlah. " Aku bertanya kembali, "Berapakah jumlah kalian saat itu?" ia menjawab, "Empat puluh orang. "

ibnu-majah:1072

Telah menceritakan kepada kami [Ali Ibnul Mundzir] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Fudlail] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Malik Al Asyja'i] dari [Rib'I bin Hirasy] dari [Hudzaifah] dan dari [Abu Hazim] dari [Abu Hurairah] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah telah menyesatkan orang-orang sebelum kita di hari jum'at, hari sabtu untuk orang yahudi dan hari ahad untuk orang nashara. Dan mereka akan mengikuti kita hingga hari kiamat, kita terakhir dari penduduk dunia namun pertama dalam penghisaban di akhirat, sebelum mereka. "

ibnu-majah:1073

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Abu Bukair] berkata, telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Muhammad] dari [Abdullah bin Muhammad bin Aqil] dari ['Abdurrahman bin Yazid Al Anshari] dari [Abu Lubabah bin Abdul Mundzir] berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hari jum'at adalah sebaik-baik dan seagung-agung hari. Di sisi Allah ia lebih utama dari iedul adlha dan iedul fithri. Pada hari itu ada lima perkara (besar); pada hari itu Adam dicipta, hari itu ia diturunkan ke bumi, pada hari itu ia diwafatkan, pada hari itu kiamat tiba. Dan pada hari itu tidaklah malaikat, langit, bumi, angin, gunung dan laut kecuali takut karena keagungan hari jum'at. "

ibnu-majah:1074

Telah menceritakan kepada kami [Muhriz bin Salamah Al 'Adani] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Abu Hazim] dari [Al 'Ala] dari [Bapaknya] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jum'at hingga jum'at berikutnya adalah penghapus dosa antara keduanya selama dosa besar dijauhi. "

ibnu-majah:1076

Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Ammar] dan [Sahl bin Abu Sahl] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyaniah] dari [Az Zuhri] dari [Sa'id Ibnul Musayyab] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pada hari jum'at di setiap pintu masjid ada malaikat yang menulis manusia sesuai kedatangan mereka ke masjid, yang pertama dan seterusnya. Jika imam telah tiba mereka menutup buku catatannya dan mendengarkan khutbah. Orang yang pertama datang ke masjid seperti orang yang bersedekah unta, setelahnya seperti orang yang bersedekah sapi, setelahnya seperti orang yang bersedekah domba, " hingga beliau menyebutkan ayam dan telur. " Sahl menambahkan dalam haditsnya, "Barangsiapa datang setelah itu maka ia datang layaknya orang yang datang untuk shalat. "

ibnu-majah:1082

Telah menceritakan kepada kami [Katsir bin Ubaid Al Himshi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdul Majid bin Abdul Aziz] dari [Ma'mar] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari [Alqamah] ia berkata, "Aku bersama [Abdullah] berangkat menuju shalat jum'at, kemudian ia menjumpai tiga orang yang telah mendahuluinya, maka ia pun berkata, "Yang ke empat dari empat, dan tidaklah yang ke empat dari yang empat itu jauh. Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jauh-dekatnya kedudukan manusia di sisi Allah pada hari kiamat sesuai dengan perginya mereka menuju shalat jum'at; yang pertama, kedua dan ketiga. " Kemudian beliau bersabda lagi: "Yang ke empat dari empat, dan tidaklah yang keempat dari empat itu jauh. "

ibnu-majah:1084

Telah menceritakan kepada kami [Ammar bin Khalid Al Wasithi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ali bin Ghurab] dari [Shalih bin Abu Al Akhdlar] dari [Az Zuhri] dari [Ubaid bin As Sabbaq] dari [Ibnu Abbas] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya ini adalah hari raya yang telah Allah jadikan bagi kaum muslimin. Barangsiapa menghadiri shalat jum'at hendaklah mandi, jika mempunyai minyak wangi hendaklah mengoleskannya, dan hendaklah kalian bersiwak. "

ibnu-majah:1088

Telah menceritakan kepada kami [Muhriz bin Salamah Al Adani] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Muhammad Ad Darawardi] dari [Syarik bin Abdullah bin Abu Namir] dari ['Atho` bin Yasar] dari [Ubai bin Ka'b] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada hari jum'at membaca TABAARAKA sementara beliau berdiri. Beliau juga mengingatkan kami dengan hari-hari Allah. Lalu Abu Darda atau Abu Dzar mencubitku seraya berkata, "Kapan ayat ini diturunkan, aku belum pernah mendengarnya kecuali sekarang ini? Namun Ubai memberi isyarat agar ia diam. Ketika orang-orang bubar, Abu Darda berkata, "Aku bertanya kepadamu kapan surat ini diturunkan, namun engkau tidak memberitahukan kepadaku! " Ubai bin Ka'b berkata, "Hari ini engkau tidak mendapatkan pahala shalatmu kecuali sesuatu yang telah engkau sia-siakan itu. " Abu Darda akhirnya menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan mengabarkan kepada beliau dengan apa yang dikatakan oleh Ubai, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Ubai benar. "

ibnu-majah:1101

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] berkata, telah menceritakan kepada kami [Risydin bin Sa'd] dari [Zabban bin Fa`id] dari [Sahl bin Mu'adz bin Anas] dari [Bapaknya] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa di hari jum'at melangkahi pundak orang lain, maka akan dibuatkan baginya jembatan ke jahannam. "

ibnu-majah:1106

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hatim bin Isma'il Al Madani] dari [Ja'far bin Muhammad] dari [Bapaknya] dari [Ubaidullah bin Abu Rafi'] ia berkata, "Marwan mewakilkan kota Madinah kepada Abu Hurairah, pada suatu hari ia keluar menuju Makkah, kemudian di hari jum'at Abu Hurairah shalat bersama kami. Ia membaca surat Al Jumu'ah di raka'at pertama dan membaca IDZAA JAA`AKAL MUNAAFIQUUN di raka'at terakhir. " Ubaidullah berkata, "Ketika Abu Hurairah berlalu pergi aku menjumpainya dan bertanya, "Engkau membaca dua surat yang pernah Ali baca di Kufah?" [Abu Hurairah] berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membaca keduanya. "

ibnu-majah:1108

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ash Shabbah] berkata, telah memberitakan kepada kami [Sufyan] berkata, telah memberitakan kepada kami [Dlamrah bin Sa'id] dari [Ubaidullah bin Abdullah] berkata; Adl Dlahhak bin Qais menulis surat kepada [An Nu'man bin Basyir]; kabarkanlah kepada kami surat apa yang di baca Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada hari jum'at, selain surat Al Jumu'ah?" ia menjawab, "Di hari jum'at beliau membaca HAL ATAAKA HADIITSUL GHAASYIAH (Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan?) "

ibnu-majah:1109

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Makhlad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Katsir bin Abdullah bin Amru bin Auf Al Muzani] dari [Bapaknya] dari [Kakeknya] ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan tentang hari jum'at: "Satu waktu pada siang hari di hari jum'at, tidaklah seorang hamba berdiri memohon sesuatu kepada Allah di dalamnya melainkan Ia akan mengabulkan permintaannya. " Ditanyakan kepada beliau, "Kapan itu?" beliau menjawab: "Ketika shalat didirikan hingga selesai. "

ibnu-majah:1128

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rumh] berkata, telah memberitakan kepada kami [Al Laits bin Sa'd] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dari [Hafsh binti Umar] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam jika diseru untuk melaksanakan shalat subuh, beliau shalat dua raka'at dengan ringan sebelum pergi shalat. "

ibnu-majah:1135

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abul Ahwash] dari [Abu Ishaq] dari [Al Aswad] dari [Aisyah] ia berkata, "Jika berwudlu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shalat dua raka'at, kemudian berangkat shalat. "

ibnu-majah:1136

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Qabus] dari [Bapaknya] berkata; Bapakku mengutus seseorang untuk bertanya kepada ['Aisyah]; shalat apa yang paling disukai oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk dijadikan sebagai kebiasaan?" 'Aisyah menjawab, "Beliau suka mengerjakan empat raka'at sebelum zhuhur, dengan memanjangkan berdiri dan membaguskan rukuk dan sujudnya. "

ibnu-majah:1146

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Idris] dari [Yazid bin Abu Ziyad] dari [Abdullah Ibnul Harits] ia berkata, "Mu'awiyah mengutus seorang utusan menemui Ummu Salamah, maka aku ikut pergi bersama utusan tersebut. Utusan itu bertanya kepada Ummu Salamah, lalu [Ummu Salamah] pun menjawab, "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwudlu di rumahku untuk shalat zhuhur, beliau telah mengirim para pengambil zakat, di sisi beliau juga banyak sahabat Muhajirin hingga persoalan mereka menjadikan beliau sibuk. Ketika pintu diketuk beliau keluar dan shalat zhuhur, kemudian beliau duduk dan membagikan harta zakat yang datang kepada beliau. " Ummu Salamah berkata, "Beliau masih tersibukkan dengan hal itu hingga datang waktu ashar, setelah itu beliau masuk ke dalam rumahku dan shalat dua raka'at. Beliau kemudian bersabda: "Persoalan petugas zakat itu telah menyibukkan aku dari mengerjakan dua raka'at setelah zhuhur, maka aku mengerjakannya setelah ashar. "

ibnu-majah:1149

Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim Ad Dauraqi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Husyaim] dari [Khalid Al Hadda] dari [Abdullah bin Syaqiq] dari ['Aisyah] ia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shalat maghrib kemudian kembali ke rumahku dan mengerjakan shalat dua raka'at. "

ibnu-majah:1154

Telah menceritakan kepada kami [Muhmmad bin Rumh Al Mishri] berkata, telah memberitakan kepada kami [Al Laits bin Sa'd] dari [Yazid bin Abu Habib] dari [Abdullah bin Rasyid Az Zaufi] dari [Abdullah bin Abu Murrah Az Zaufi] dari [Kharijah bin Hudzafah Al 'Adawi] ia berkata "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengunjungi kami, lalu beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah telah menetapkan bagi kalian shalat yang lebih baik kalian dari pada unta merah, yakni shalat witir. Shalat tersebut Allah jadikan bagi kalian antara shalat isya hingga terbit fajar. "

ibnu-majah:1158

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad] berkata; telah menceritakan kepada kami [Waki']. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] berkata; telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] dari [Ashim bin Dlamrah] dari [Ali] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada setiap malamnya witir di awal malam, tengah malam dan berakhir di akhir malam menjelang sahur. "

ibnu-majah:1176

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Ibnu Aun] dari [Ibnu Sirin] dari [Abu Hurairah] ia berkata, "Pernah bersama kami Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan shalat salah satu shalat yang dilakukan di malam hari (antara maghrib dan isya) dua raka'at lalu salam. Kemudian beliau berdiri menghampiri sebuah kayu yang ada di masjid dan bersandar kepadanya. Orang-orang bergegas keluar seraya berkata, "Shalatnya telah diringkas! " sementara di antara orang-orang itu ada Abu Bakar dan Umar. Dan keduanya tidak mungkin menyampaikan hal itu kepada beliau (karena keduanya sangat menghormati beliau). Di antara orang-orang itu juga ada seorang laki-laki yang keduanya tangannya panjang, hingga ia disebut Dzul Yadaini (orang yang kedua tangannya panjang), ia berkata, "Wahai Rasulullah, apakah shalatnya diringkas atau memang engkau lupa?" Beliau menjawab: "Shalatnya tidak diringkas dan aku juga tidak lupa. " Dzul Yadaini berkata, "Tetapi engkau shalat dua raka'at! " beliau bertanya: "Apakah benar yang dikatakan oleh Dzul Yadaini?" para sahabat menjawab, "Ya, " maka beliau pun berdiri dan shalat dua raka'at, kemudian salam dan sujud dua kali, setelah itu beliau kembali salam. "

ibnu-majah:1204

Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Humaid bin Kasib] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Musa At Taimi] dari [Usamah bin Zaid] dari [Abdullah bin Yazid] mantan budak Al Aswad bin Sufyan, dari [Muhammad bin 'Abdurrahman bin Tsauban] dari [Abu Hurairah] ia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam keluar shalat dan takbir, namun beliau memberi isyarat kepada para sahabat agar mereka diam di tempat. Kemudian beliau pergi dan mandi, beliau shalat bersama mereka sementara rambutnya masih basah dengan air. Setelah selesai shalat beliau bersabda: "Aku keluar kepada kalian dalam keadaan junub, namun aku lupa hingga shalat didirikan. "

ibnu-majah:1210

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dan [Waki'] dari [Al A'masy]. (dalam jalur lain disebutkan); Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari [Al Aswad] dari ['Aisyah] ia berkata, "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sakit yang membawanya kepada kematian, Abu Mu'awiyah berkata, "Ketika sakit beliau semakin parah, Bilal datang kepada beliau memberitahukan datangnya waktu shalat, maka beliau bersabda: "Suruhlah Abu Bakar, dan perintahkan kepadanya agar shalat bersama orang-orang. " Kami berkata, "Wahai Rasulullah, Abu Bakar itu seorang laki-laki yang hatinya sangat lembut, jika ia menggantikanmu maka ia pasti menangis, bagaimana jika Umar saja yang engkau perintahkan untuk shalat bersama orang-orang?" beliau bersabda: "Suruhlah Abu Bakar, dan perintahkan kepadanya agar shalat bersama orang-orang. Sesungguhnya kalian (isteri-isteri nabi) seperti sahabat Yusuf, " 'Aisyah berkata, "Lalu kami mengutus seseorang kepada Abu Bakar hingga ia pun shalat bersama manusia. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian mendapatkan sedikit kesegaran pada tubuhnya, beliau keluar untuk shalat dengan dipapah oleh dua orang, sementara kedua kaki beliau berjalan di atas tanah. Ketika Abu bakar merasakan kehadiran beliau, maka ia berniat mundur ke belakang. Namun Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memberi isyarat agar ia tetap shalat pada tempatnya. " Abu Mu'awiyah berkata, "Beliau pun datang, dan beliau didudukkan di sisi Abu Bakar. Abu Bakar bermakmum kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, sementara orang-orang bermakmum kepada Abu Bakar. "

ibnu-majah:1222

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Numair] dari [Hisyam bin Urwah] dari [Bapaknya] dari ['Aisyah] ia berkata, "Di saat sakitnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan Abu Bakar untuk shalat bersama manusia. Abu Bakar pun shalat bersama mereka, ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendapatkan kekuatan pada tubuhnya beliau keluar untuk shalat, sementara Abu Bakar sedang mengimami manusia. Maka tatkala Abu Bakar melihat kehadiran beliau, ia berniat mundur ke belakang, namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberi isyarat agar ia tetap di tempatnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian duduk di sisi Abu Bakar, Abu Bakar mengikuti shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sementara orang-orang mengikuti shalat Abu Bakar. "

ibnu-majah:1223

Telah menceritakan kepada kami [Nashr bin Ali Al Jahdlami] berkata, telah memberitakan kepada kami [Abdullah bin Dawud] -dalam kitabnya yang ada di rumahnya- berkata, telah memberitakan kepada kami [Salamah bin Nubaith] dari [Nu'aim bin Abu Hindun] dari [Nubaith bin Syarith] dari [Salim bin Ubaid] ia berkata, "Di saat sakit Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pingsan kemudian tersadar, beliau bertanya: "Apakah waktu shalat sudah masuk?" Para sahabat menjawab, "Sudah, " beliau bersabda: "Perintahkanlah Bilal mengumandangkan adzan, dan perintahkan Abu Bakar agar mengimami orang-orang. " Kemudian beliau pingsan dan sadar kembali, beliau lalu bertanya: "Apakah waktu shalat sudah masuk?" para sahabat menjawab: "Sudah, " beliau bersabda: "Perintahkanlah Bilal mengumandangkan adzan, dan perintahkan Abu Bakar agar mengimami orang-orang. " Kemudian beliau pingsan dan sadar kembali, beliau lalu bertanya: "Apakah waktu shalat sudah masuk?" para sahabat menjawab: "Sudah, " beliau bersabda: "Perintahkanlah Bilal mengumandangkan adzan, dan perintahkan Abu Bakar agar mengimami orang-orang. " 'Aisyah lalu berkata, "Sesungguhnya ayahku adalah seorang lelaki yang lembut hatinya, jika dia menempati kedudukan itu, dia akan menangis dan tidak mampu (membaca), cobalah engkau perintahkan yang lain". Kemudian beliau pingsan dan tersadar, beliau bersabda: "Perintahkanlah Bilal mengumandangkan adzan, dan perintahkan Abu Bakar untuk mengimami orang-orang. Sesungguhnya kalian adalah sahabat-sahabat Yusuf atau sahabat-sahabat perempuan Yusuf. " Salim bin Ubaid berkata, "Bilal pun diperintahkan hingga ia adzan, dan Abu Bakar juga diperintahkan hingga ia pun mengimami orang-orang. Setelah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam merasa lebih baik, beliau bersabda: "Lihatlah aku, siapa yang bisa aku jadikan sebagai sandaran?" Lalu datanglah Barirah dan seorang laki-laki lain, kemudian beliau bersandar kepada keduanya. Tatkala Abu Bakar melihatnya, dia bergeser ke belakang, tetapi beliau memberi isyarat kepadanya; tetaplah di tempatmu. " Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang dan duduk di samping Abu Bakar, hingga Abu Bakar menyelesaikan shalatnya. Setelah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam wafat. " Abu Abdullah berkata: "Hadits ini gharib, dan tidak ada yang meriwayatkannya selain Nasr bin Ali. "

ibnu-majah:1224

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad Ibnul Mutsanna] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Adi] dari [Humaid] dari [Bukair bin Abdullah] dari [Hamzah Ibnul Mughirah bin Syu'bah] dari [Bapaknya] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang terlambat hingga kami pun terlambat datang pada orang-orang, sementara mereka telah shalat satu raka'at bersama 'Abdurrahman bin Auf. Maka ketika 'Abdurrahman bin Auf merasakan kehadiran Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ia mundur ke belakang, namun Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berisyarat agar ia menyempurnakan shalatnya. Beliau bersabda: "Engkau sudah tepat, lakukanlah seperti itu. "

ibnu-majah:1226

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ghundar] dari [Syu'bah] dari [Ya'la bin Atha] dari [Yazid bin Thalq] dari ['Abdurrahman Ibnul Bailamani] dari [Amru bin Anbasah] ia berkata, "Aku menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya, "Apakah ada satu waktu yang lebih disukai oleh Allah dari waktu yang lain?" beliau menjawab: "Ya, pertengahan malam, maka shalatlah semampumu hingga datang waktu subuh, setelah itu berhentilah (dari mengerjakan shalat) hingga matahari terbit, dan selagi matahari seperti perisai sampai memancar terang (terik menyengat), kemudian shalatlah sekehendak kamu sampai tongkat berdiri tegak diatas bayangnya, kemudian berhentilah sampai matahari bergeser, karena sesungguhnya jahannam di kobarkan pada perengahan hari. Kemudian shalatlah sekehendak kamu sampai kamu melaksanakan shalat ashar, kemudian berhentilah sampai matahari terbenam, karena sesungguhnya matahari terbenam diantara dua tanduk setan dan terbit diantara dua tanduk setan.

ibnu-majah:1241

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id Al Qaththan] berkata, telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Sa'id Al Anshari] dari [Al Qasim bin Muhammad] dari [Sholih bin Khawwat] dari [Sahl bin Abu Hatsmah] Bahwasanya ia pernah berkata tentang shalat khauf, ia mengatakan, "Imam menghadap ke arah kiblat, satu kelompok berdiri bersamanya dan kelompok lain ke arah musuh, sementara wajah mereka menghadap ke arah shaf. Imam rukuk sekali bersama mereka, lalu mereka rukuk dan sujud dua kali di tempat mereka berada secara sendiri-sendiri. Setelah itu mereka pergi menempati tempat kelompok (yang belum shalat), kemudian kelompok yang belum shalat itu datang hingga imam rukuk satu kali, dan sujud dua kali bersama mereka. Dengan demikian maka imam mendapatkan dua kali rukuk sementara mereka satu kali rukuk, lalu mereka rukuk satu kali lagi dan sujud dua kali. " [Muhammad bin Basysyar] berkata, "Aku bertanya kepada [Yahya bin Sa'id Al Qaththan] tentang hadits ini, maka ia menceritakan kepadaku dari [Syu'bah] dari ['Abdurrahman Ibnul Qasim] dari [Bapaknya] dari [Shalih bin Khawwat] dari [Sahl bin Abu Hatsmah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sebagaimana hadits Yahya bin Sa'id. " Ia berkata; Yahya berkata kepadaku, "Tulislah hadits tersebut di sisinya, aku bukan seorang yang hafal hadits, tetapi seperti hadits Yahya. "

ibnu-majah:1249

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Amru bin As Sarh Al Mishri] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Wahb] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Urwah bin Az Zubair] dari ['Aisyah] berkata, "Pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terjadi gerhana matahari, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berangkat menuju masjid. Beliau berdiri dan takbir, sementara orang-orang membuat shaf di belakangnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membaca bacaan yang panjang, kemudian takbir, lalu rukuk dengan rukuk yang panjang, kemudian mengangkat kepalanya. Beliau mengucapkan: "RABBANA WA LAKAL HAMDU. Kemudian beliau kembali berdiri dan membaca bacaan yang panjang, namun lebih pendek dari bacaan yang pertama. Kemudian takbir, lalu rukuk dan memperpanjang rukuknya, namun lebih pendek dari rukuk yang pertama. Kemudian mengucapkan: "SAMI'A ALLAHU LIMAN HAMIDAH RABBANAA WA LAKAL HAMDU. Kemudian beliau mengerjakan raka'at yang lain (kedua) seperti itu. Dengan begitu beliau telah menyempurnakan empat raka'at dan empat sujud, sementara matahari mulai muncul sebelum beliau bergeser. Setelah itu beliau berdiri dan berkhutbah di hadapan orang-orang, beliau memuji Allah sebagaimana mestinya, lalu mengatakan: "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda (kekuasaan) Allah, keduanya tidak gerhana karena kematian atau lahirnya seseorang, jika kalian melihatnya (gerhana) maka laksanakanlah shalat. "

ibnu-majah:1253

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad] dan [Muhammad bin Isma'il] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Sufyan] dari [Hisyam bin Ishaq bin Abdullah bin Kinanah] dari [Bapaknya] ia berkata, "Salah seorang pemimpin mengirimku menemui [Ibnu Abbas] untuk menanyakan kepadanya tentang shalat istisqa`, Ibnu Abbas pun berkata, "Apa yang menghalanginya bertanya langsung kepadaku?" ia berkata lagi: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar dengan penuh tawadlu', memakai baju biasa, khusyu', perlahan-lahan dan menunduk. Lalu Beliau shalat dua raka'at sebagaimana shalat 'ied, namun beliau tidak berkhutbah seperti khutbah kalian ini. "

ibnu-majah:1256

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ash Shabbah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Abdullah bin Bakr] berkata; aku mendengar [Abbad bin Tamim] -menceritakan kepada bapakku- dari [Pamannya] bahwasanya ia bersaksi, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah keluar untuk shalat istisqa`, beliau menghadap kiblat, lalu membalik selendangnya dan shalat dua raka'at. " Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ash Shabbah] berkata, telah memberitakan kepada kami [Sufyan] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Abu Bakr bin Muhammad bin Amru bin Hazm] dari [Abbad bin Tamim] dari [Pamannya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sebagaimana dalam hadits. Sufyan menyebutkan dari Al Mas'udi ia berkata, "Aku bertanya kepada Abu Bakr bin Muhammad bin Amru, "Apakah beliau menjadikan bagian atas pada bagian bawahnya, atau bagian kanan pada bagian kirinya?" ia menjawab, "Tidak, tetapi bagian kanan pada bagian kiri. "

ibnu-majah:1257

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Amru bin Murrah] dari [Salim bin Abul Ju'd] dari [Surahbil bin As Sibth] bahwasanya ia berkata kepada Ka'b, "Wahai Ka'b bin Murrah, ceritakanlah sebuah hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada kami, dan hati-hatilah engkau (dalam menyampaikan hadits), " [Ka'b bin Murrah] berkata, "Seorang laki-laki datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata, "Wahai Rasulullah, beristisqa`lah engkau kepada Allah! " Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu mengangkat keduanya dan mengucapkan: "ALLAHUMMAS QINAA GHAITSAN MARII`AN MARII'AN THABAQAN 'AAJILAN GHAIRA RA`ITSIN NAAFI'AN GHAIRA DLAARRIN (Ya Allah, berilah kepada kami hujan yang tenang dan merata, menyegarkan tubuh dan menyuburkan tanaman, segera dan tidak ditunda-tunda, bermanfaat dan tidak membahayakan). " Ka'b bin Murrah berkata, "Belum genap satu minggu mereka pun mendapatkan hujan. " Ka'b bin Murrah berkata, "Lalu mereka mendatangi beliau lagi dan mengeluhkan perihal hujan, mereka mengatakan, "Wahai Rasulullah, banyak rumah yang hancur (karena hujan)! " maka beliau pun mengucapkan: "ALLAHUMMA HAWAALAINAA WA LAA 'ALAINAA (Ya Allah, hujanilah sekitar kami dan jangan atas kami). " Ka'b bin Murrah berkata, "Maka mendung pun terbelah ke kanan dan ke kiri. "

ibnu-majah:1259

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abul Qasim Abul Ahwash] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Hasan Ibnur Rabi'] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Idris] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hushain] dari [Habib bin Abu Tsabit] dari [Ibnu Abbas] ia berkata, "Seorang arab dusun datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, aku datang dari kaumku, para penggembala tidak bisa lagi membekali mereka (dengan susu), dan unta jantan tidak lagi membahayakan mereka (karena lemah)! " Lalu beliau naik mimbar memuji Allah seraya mengucapkan: "ALLAHUMMASQINAA GHAITSAN MUGHITSAN MARII`AN MARII'AN THABAQAN GHADAQAN 'AAJILAN GHAIRAA`TSIN (Ya Allah, berilah kami hujan yang tenang dan merata, menyegarkan tubuh dan menyuburkan tanaman, melimpah, segera dan tidak ditunda-tunda). " Setelah itu beliau turun dari mimbar, dan tidaklah seseorang datang kecuali mengucapkan, "Kami telah mendapatkan kehidupan. "

ibnu-majah:1260

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad Ibnul Azhar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu An Nadlr] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Aqil] dari [Umar bin Hamzah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Salim] dari [Bapaknya] ia berkata, "Aku ingat perkataan sya'ir ketika memperhatikan wajah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di atas mimbar, dan beliau tidak turun dari atas mimbar kecuali semua saluran air di Madinah penuh dengan air. Aku mengingat perkataan sya'ir, "Orang yang berkulit putih (Rasulullah), dengan wajahnya hujan di minta, penyantun anak yatim dan pelindung kaum janda. " Itu adalah ucapan Abu Thalib.

ibnu-majah:1262

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ash Shabbah] berkata, telah memberitakan kepada kami [Sufyan] dari [Dlamrah bin Sa'id] dari [Ubaidullah bin Abdullah] berkata, "Pada hari ied Umar keluar, lalu ia mengutus utusan kepada Abu Waqid untuk menanyakan surat apa yang dibaca Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di hari ied. [Abu Waqid berkata], "Beliau membaca QAAF dan WAQTARABAT. "

ibnu-majah:1272

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Haitsam bin Jamil] dari [Ubaidullah bin Amru Ar Raqi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad bin Aqil] dari ['Atho` bin Yasar] dari [Abu Sa'id Al Khudri] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak melaksanakan shalat apapun sebelum shalat ied, dan jika telah sampai di rumahnya beliau shalat dua raka'at. "

ibnu-majah:1283

Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin 'Ammar] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Abdurrahman bin Sa'd bin 'Ammar bin Sa'd] berkata, telah menceritakan kepadaku [Bapakku] dari [Bapaknya] dari [Kakeknya] berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berangkat menuju shalat ied dengan berjalan, demikian juga ketika kembali. "

ibnu-majah:1284

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ash Shabbah] berkata, telah memberitakan kepada kami ['Abdurrahman bin Abdullah Al Umari] dari [Bapaknya] dan [Ubaidullah] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berangkat menuju shalat ied dengan berjalan, demikian juga ketika kembali. "

ibnu-majah:1285

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Hakim] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Dawud] berkata, telah menceritakan kepada kami [Zuhair] dari [Abu Ishaq] dari [Al Harits] dari [Ali] ia berkata, "Termasuk dari sunnah adalah berjalan kaki menuju shalat ied. "

ibnu-majah:1286

Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin 'Ammar] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Abdurrahman bin Sa'd bin Ammar bin Sa'd] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Bapakku] dari [Bapaknya] dari [Kakeknya] berkata, "Jika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berangkat menuju shalat iedul fitri dan iedul adlha, beliau melintasi depan rumah Sa'id bin Abu Al 'Ash, kemudian melintasi para penghuni tenda, kemudian pergi ke jalan yang lain, yaitu jalan bani Zuraiq dan keluar melalui rumah Ammar bin Yasir, rumah Abu Hurairah hingga ke Al Balath (nama tempat). "

ibnu-majah:1288

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Hakim] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Qutaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Umar] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] bahwasanya ia berangkat menuju 'ied melalui satu jalan, dan kembali dengan jalan lain. Dan ia meyakini bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melakukan itu. "

ibnu-majah:1289

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Humaid] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Tumailah] dari [Fulaih bin Sulaim] dari [Sa'id bin Al Harits Az Zuraqi] dari [Abu Hurairah] berkata, "Jika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam keluar menuju shalat ied, maka beliau kembali pulang dengan jalur lain. "

ibnu-majah:1291

Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Ammar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Isa bin Yunus]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami ['Abdurrahman bin Ibrahim] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin Muslim] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Auza'i] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Nafi'] dari [Ibnu Umar] berkata, "Di pagi menjelang siang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berangkat melaksanakan shalat ied, sementara beliau membawa tombak kecil. Ketika sampai di tempat lapang, tombak kecil itu ditancapkan di hadapannya kemudian beliau shalat menghadapnya. Hal itu karena tanah lapang adalah tempat yang terbuka dan tidak ada sesuatu yang menutupinya. "

ibnu-majah:1294

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pada malam hari setan mengikat kepala salah seorang dari kalian dengan tiga ikatan, jika ia bangun dan berdzikir kepada Allah akan terlepas satu ikatan. Jika ia bangun dan berwudlu maka akan terlepas satu ikatan lagi. Jika ia berdiri shalat maka akan terbuka semua ikatannya. Dan pada pagi harinya ia akan menjadi bersemangat, berfikir positif dan telah mendapatkan kebaikan. Namun jika tidak, pada pagi harinya ia akan menjadi tidak bersemangat, berfikir negative dan tidak mendapatkan kebaikan. "

ibnu-majah:1319

Telah menceritakan kepada kami [Rasyid bin Sa'id bin Rasyid Ar Ramli] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin Muslim] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Auza'i] berkata, telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ubaidullah] dari [Maisarah] -mantan pelayan Fadlalah bin Ubaid- dari [Fadlalah bin Ubaid] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah lebih mudah dalam memberi izin bagi orang yang bacaan Al Qur`annya bagus untuk mengeraskan suaranya dari seorang pemilik budak kepada budaknya (untuk melagu). "

ibnu-majah:1330

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Khalid Al Ahmar] dari [Abdullah bin 'Abdurrahman bin Ya'la Ath Tha`ifi] dari [Utsman bin Abdullah bin Aus] dari kakeknya [Aus bin Khudzaifah] ia berkata, "Kami mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam rombongan utusan Bani Tsaqif, kemudian rombongan kabilah itu singgah menemui Al Mughirah bin Syu'bah, sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menempatkan Bani Malik di kubah miliknya. Beliau mendatangi kami setiap malam setelah isya, kemudian menceritakan hadits sambil berdiri di atas kedua kakinya sehingga berganti-gantian di antara kedua kakinya. Paling banyak yang beliau ceritakan adalah apa yang ia alami dari kaumnya, Quraisy. Beliau bersabda: "Tidaklah sama, kami orang-orang yang lemah dan terhina, tatkala keluar ke Madinah peperangan silih berganti di antara kami dan mereka, kami mengalahkan mereka dan mereka mengalahkan kami. " Tatkala suatu malam beliau terlambat dari waktu kedatangannya kepada kami, aku pun bertanya, "Wahai Rasulullah, pada malam ini engkau terlambat datang kepada kami. " Beliau bersabda: "Sungguh, telah datang padaku bagianku dari Al Qur'an, maka aku tidak ingin keluar hingga menyempurnakannya. " Aus berkata, "Aku bertanya kepada para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam; bagaimanakah kalian menggolong-golongkan Al Qur'an? Mereka menjawab: "Tiga, lima, tujuh, sembilan, sebelas, tiga belas dan hizbul mufashshal. "

ibnu-majah:1335

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ali bin Hasyim] dari [Ibnu Abu Laila] dari [Tsabit] dari ['Abdurrahman bin Abu Laila] dari [Abu Laila] ia berkata, "Aku shalat di samping Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang sedang shalat malam untuk thathawu', ketika beliau membaca satu ayat yang berkenaan dengan siksa beliau bersabda: "Aku berlindung kepada Allah dari neraka dan dari Wail yang diperuntukkan bagi penghuni neraka. "

ibnu-majah:1342

Telah menceritakan kepada kami ['Abdurrahman bin Umar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Umar bin Yunus Al Yamami] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ikrimah bin Ammar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Abu Katsir] dari [Abu Salamah bin 'Abdurrahman] ia berkata, "Aku tanyakan kepada ['Aisyah]; ketika shalat malam bagaimana Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membuka shalatnya?" ia berkata, "Beliau membaca; ALLAHUMMA RABBA JIBRA`IIL WA MIKAA`IL WA ISRAAFIIL FAATHIRAS SAMAWAATI WAL ARDLI 'AALIMAL GHAIBI WASY SYAHADAHI ANTA TAHKUMU BAINA 'IBAADIKA FIIMAA KAANUU FIIHI YAKHTALIFUUN IHDINII LIMAKHTULIFA FIIHI MINAL HAQQI BI IDZNIKA INNAKA LATAHDI ILAA SHIRAATHIN MUSTAQIIMIN. " 'Abdurrahman bin Umar berkata, "Biarkanlah dengan lafazh JIBRA`IIL (dengan kata kerja mahmuz), sebab seperti itulah lafadz asli dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. "

ibnu-majah:1347

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Khallad Al Bahili] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ma'n bin Isa] berkata, telah menceritakan kepada kami [Malik bin Anas] dari [Makhramah bin Sulaiman] dari [Kuraib] -mantan budak Ibnu Abbas- dari [Ibnu Abbas] ia mengabarkan kepadanya, bahwa ia pernah tidur di rumah Maimunah, isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam -Maimunah adalah bibinya- ia berkata, "Aku berbaring di bantal bagian sisinya, sementara Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan isterinya di bagian tengahnya. Hingga pada pertengahan malam atau kurang sedikit, atau lewat tengah malam atau lebih sedikit, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bangun seraya mengusap mukanya dengan kedua tangan sambil membaca sepuluh ayat terakhir surat Ali Imran. Setelah itu beliau berdiri menuju girbah (bejana) kulit yang tergantung, beliau wudlu darinya dan membaguskan wudlunya kemudian melaksanakan shalat. " Abdullah bin Abbas berkata, "Kemudian aku bangun dan melakukan sebagaimana yang beliau lakukan, aku berjalan dan berdiri di sisinya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian meletakkan tangan kanannya di kepalaku meraih daun telinga, beliau menggeser posisiku. Setelah itu beliau shalat dua raka'at, kemudian dua raka'at, kemudian dua raka'at, kemudian dua raka'at, kemudian dua raka'at, kemudian dua raka'at, kemudian witir. Lalu beliau berbaring hingga tukang adzannya mendatanginya, beliau lalu shalat dua raka'at ringan baru kemudian keluar untuk melaksanakan shalat (subuh). "

ibnu-majah:1353

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Muhammad bin Basysyar] dan [Muhammad Ibnul Walid] mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Ya'la bin 'Atho`] dari [Yazid bin Thalq] dari ['Abdurrahman bin Al Bailani] dari [Amru bin Abasah] ia berkata, "Aku mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan kukatakan kepadanya, "Wahai Rasulullah, siapakah yang akan selamat bersamamu? ' beliau menjawab: "Orang merdeka dan budak, " aku bertanya lagi, "Apakah ada satu waktu yang paling dekat kepada Allah dari waktu yang lainnya?" beliau menjawab: "Ya, pertengahan malam. "

ibnu-majah:1354

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Al Ahwash] dari [Thariq] dari [Ashim bin Amru] berkata, "Sekelompok orang dari Irak mendatangi Umar, ketika mereka telah sampai di hadapannya, Umar berkata, "Dari mana kamu?" mereka menjawab, "Dari penduduk Irak. " Umar bertanya, "Apakah kalian datang dengan izin?" mereka menjawab, "Ya. " Ashim berkata, "Lalu mereka bertanya kepada Umar tentang shalatnya seorang laki-laki yang dilakukan di dalam rumah, [Umar] pun menjawab, "Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Adapun shalatnya seorang laki-laki di dalam rumah adalah cahaya, maka terangilah rumah kalian dengan cahaya. " Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu Al Husain] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Ja'far] berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Amru] dari [Zaid bin Abu Unaisah] dari [Abu Ishaq] dari [Ashim bin Amru] dari [Umair] -mantan budak Umar Ibnul Khaththab- dari [Umar Ibnul Khaththab] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sebagaimana dalam hadits. "

ibnu-majah:1365

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bisyr Bakr bin Khalaf] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Abdurrahman bin Mahdi] dari [Mu'awiyah bin Shalih] dari [Al 'Ala Ibnul Harits] dari [Haram bin Mu'awiyah] dari pamannya [Abdullah bin Sa'd] ia berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam; lebih utama mana shalat di rumahku atau shalat di masjid?" beliau bersabda: "Tidakkah engkau lihat betapa dekatnya rumahku dengan masjid? Sungguh, sekiranya aku shalat di rumahku, maka itu lebih aku sukai daripada shalat di masjid, kecuali shalat wajib. "

ibnu-majah:1368

Telah menceritakan kepada kami [Suwaid bin Sa'id] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim Al 'Abbadani] dari [Fa`id bin 'Abdurrahman] dari [Abdullah bin Abu Aufa Al Aslami] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar mengunjungi kami seraya bersabda: "Barangsiapa memiliki hajat kepada Allah, atau kepada salah seorang dari makhluk-Nya, maka hendaklah ia berwudlu dan shalat dua raka'at, kemudian berdo'a "LAA ILAAHA ILLA ALLAHU AL HALIIMUL KARIIMU SUBHAANAALLAHU RABBAL 'ARSYIL AZHIIMI AL HAMDULILLAHI RABBIL 'AALAMIIN ALLAHUMMA INNI AS`ALUKA MUUJIBAATI RAHMATIKA WA 'AZAA`IMI MAGHFIRATIKA WA GHANIIMATI MIN KULLI BIRRIN WAS SALAAMATA MIN KULLI ITSMIN AS`ALUKA ALLA TADA'A LII ILLA GHAFARTA WA LAA HAMMAN ILLA FARRAJTA WA LAA HAAJATAN HIYA LAKA RIDLAN ILLA QADLAITA LII (Tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah Yang Maha Lembut dan Maha Pemberi. Maha Suci Allah, pemilik 'Arsy yang agung, segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu sesuatu yang mewajibkan datangnya rahmat-Mu dan hal-hal yang menguatkan datangnya ampunan-Mu, mendapatkan semua kebaikan, bersih dari segala dosa. Aku memohon kepada-Mu agar tidak meninggalkan dosa bagiku kecuali Engkau ampuni, dan kesedihan kecuali Engkau hapuskan, dan hajat yang Engkau ridlai kecuali engkau penuhi). " Kemudian ia memohon kepada Allah dari urusan dunia dan akhirat apa yang dia inginkan. Sesungguhnya setiap orang telah ditentukan. "

ibnu-majah:1374

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Manshur bin Sayyar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Umar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Ja'far Al Madani] dari ['Umarah bin Khuzaimah bin Tsabit] dari [Utsman bin Hunaif] berkata, "Seorang lelaki buta datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata, "Do'akanlah aku agar Allah menyembuhkanku. " Beliau bersabda: "Jika kamu mau maka aku tangguhkan bagimu dan itu lebih baik, dan jika kamu mau maka aku akan do'akan kamu, " ia berkata, "Do'akanlah. " Maka beliau menyuruhnya agar berwudlu dan membaguskan wudlunya, kemudian shalat dua raka'at dan berdo'a, "Ya Allah, sesungguhnya aku meminta dan menghadap kepada-Mu dengan perantaraan Muhammad, Nabi pembawa rahmat. Ya Muhammad, aku telah menghadap dengan perantaraanmu kepada Rabbku di dalam hajatku ini agar terpenuhi. Ya Allah, berilah syafa'at kepadanya bagi diriku. " Abu Ishaq berkata, "Ini hadits shahih. "

ibnu-majah:1375

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali Al Khallal] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] berkata, telah memberitakan kepada kami [Ibnu Abu Sabrah] dari [Ibrahim bin Muhammad] dari [Mu'awiyah bin Abdullah bin Ja'far] dari [Bapaknya] dari [Ali bin Abu Thalib] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila malam nisfu Sya'ban (pertengahan bulan Sya'ban), maka shalatlah di malam harinya dan berpuasalah di siang harinya. Sesungguhnya Allah turun ke langit bumi pada saat itu ketika matahari terbenam, kemudian Dia berfirman: "Adakah orang yang meminta ampun kepada-Ku, maka Aku akan mengampuninya? Adakah orang yang meminta rizki maka Aku akan memberinya rizki? Adakah orang yang mendapat cobaan maka Aku akan menyembuhkannya? Adakah yang begini, dan adakah yang begini…hingga terbit fajar. "

ibnu-majah:1378

Telah menceritakan kepada kami [Abdah bin Abdullah Al Khuza'i] dan [Muhammad bin Abdul Malik Abu Bakr] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Yazin bin Harun] berkata, telah memberitakan kepada kami [Hajjaj] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari [Urwah] dari ['Aisyah] ia berkata, "Suatu malam aku kehilangan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, aku pun mencarinya, dan ternyata beliau berada di Baqi' menengadahkan kepalanya ke langit, beliau lalu bersabda: "Wahai 'Aisyah, apakah engkau takut Allah dan Rasul-Nya akan mengurangi (haknya) atasmu?" ia menjawab, "Aku telah mengatakan tidak, hanya saja aku khawatir engkau mendatangi salah seorang dari isterimu. " Maka beliau pun bersabda: "Sesungguhnya pada pertengahan malam Sya'ban Allah turun ke langit dunia lalu mengampuni orang-orang yang jumlahnya lebih banyak dari jumlah bulu kambing. "

ibnu-majah:1379

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rumh] berkata, telah memberitahukan kepada kami [Al Laits bin Sa'ad] dari [Abu Zubair] dari [Sufyan bin Abdullah] aku mengira dari ['Ashim bin Sufyan Ats Tsaqafi] bahwasanya mereka pergi dalam peperangan As-Sulasil, hanya saja mereka ketinggalan (tidak ikut perang). Maka mereka pun ribath (berjaga-jaga di perbatasan), kemudian mereka menemui Mu'awiyah sementara di sampingnya ada Abu Ayyub dan 'Uqbah bin Amir. 'Ashim bertanya, "Wahai Abu Ayyub, tahun ini kami ketinggalan perang, dan telah sampai berita kepada kami bahwasanya barangsiapa shalat di empat masjid maka dosanya akan diampuni! " [Abu Ayyub] berkata, "Wahai anak saudaraku, aku akan tunjukkan kepadamu sesuatu yang lebih mudah dari itu, aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa berwudlu dan shalat sebagaimana diperintahkan maka dosanya yang telah lalu akan diampuni, " bukankah seperti itu wahai 'Uqbah? [Uqbah] menjawab, "Benar. "

ibnu-majah:1386

Telah menceritakan kepada kami [Harmalah bin Yahya Al Mishri] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Wahb] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Yunus bin Yazid] dari [Ibnu Syihab] dari [Anas bin Malik] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah mewajibkan umatku shalat sebanyak lima puluh kali, maka aku meminta keringan dari hal itu hingga aku mendatangi Musa, ia berkata kepadaku, "Apa yang telah diwajibkan oleh Rabbmu kepada umatmu?" aku menjawab, "Ia telah mewajibkan kepadaku shalat sebanyak lima puluh kali. " Musa berkata, "Kembalilah menemui Rabbmu, karena umatmu tidak akan mampu mengerjakan kewajiban itu, " aku pun kembali menemui Rabbku hingga Ia memberikan keringanan hingga setengahnya. Aku kembali menemui Musa dan aku kabarkan hal itu padanya, ia berkata, "Kembalilah menemui Rabbmu, karena umatmu tidak akan mampu melakukan kewajiban itu, " aku pun kembali menemui Rabbku, Ia berfirman: " (Shalat) Lima kali itu akan menyamai (shalat) lima puluh kali, dan tidak ada lagi perubahan di sisi-Ku. " Maka aku kembali menemui Musa, lalu aku katakan kepadanya: "Aku sudah malu kepada Rabbku. "

ibnu-majah:1389

Telah menceritakan kepada kami [Isa bin Hammad Al Mishri] berkata, telah memberitakan kepada kami [Al Laits bin Sa'd] dari [Sa'id Al Maqburi] dari [Syarik bin Abdullah bin Abu Namir] bahwa ia mendengar [Anas bin Malik] ia berkata, "Ketika kami sedang duduk-duduk di masjid seorang laki-laki masuk ke dalam masjid dengan mengendarai unta, lalu ia derumkan untanya dan ia ikat dalam masjid. Setelah itu ia berkata kepada orang-orang, "Manakah dari kalian yang bernama Muhammad! " padahal Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang duduk bersandar di antara mereka. " Anas berkata, "Para sahabat pun menjawab, "Laki-laki berkulit putih yang duduk bersandar inilah orangnya, " laki-laki itu lalu berkata kepada beliau, "Wahai anak Abdul Muthallib! " Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, "Aku telah memenuhi panggilanmu, " laki-laki itu berkata lagi, "Wahai Muhammad, aku ingin bertanya kepadamu dan keras dalam bertanya kepadamu, maka janganlah engkau marah kepadaku, " beliau bersabda: "Tanyakanlah apa yang engkau inginkan?" laki-laki itu berkata, "Aku bersumpah atas Tuhanmu dan Tuhan orang-orang sebelummu, apakah Allah mengutusmu untuk seluruh manusia?" beliau menjawab: "Ya Allah, itu benar, " laki-laki itu berkata, "Aku persaksikan dirimu atas Allah, apakah Allah yang memerintahkan kepadamu kewajiban shalat lima waktu dalam sehari semalam?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Ya Allah, itu benar, " laki-laki itu berkata, "Aku persaksikan dirimu atas Allah, apakah Allah yang memerintahkan kamu puasa di bulan ini dalam setahunnya?" beliau menjawab: "Ya Allah, itu benar, " laki-laki itu berkata, "Aku persaksikan dirimu atas Allah, apakah Allah yang memerintahkan kamu mengambil sedekah ini dari orang-orang kaya kami lalu membagikannya kepada orang-orang miskin kami?" beliau menjawab, "Ya Allah, itu benar, " lalu laki-laki itu berkata, "Aku beriman dengan apa yang engkau bawa, aku adalah utusan dari kaumku, aku Dlimam bin Tsa'labah, saudara bani Sa'd bin Bakr. "

ibnu-majah:1392

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdul A'la] dari [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Sa'id Ibnul Musayyab] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak boleh bersusah payah melakukan perjalanan kecuali pada masjid; masjidil haram, masjidku ini dan masjidil aqsha. "

ibnu-majah:1399

Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Ammar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Syu'aib] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Abu Maryam] dari [Qaza'ah] dari [Abu Sa'id] dan [Abdullah bin Amr bin Al 'Ash] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak boleh bersusah payah melakukan perjalanan kecuali pada masjid; masjidil haram, masjidil aqsha dan masjidku ini. "

ibnu-majah:1400

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Abdullah Ar Raqqi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Amru Ar Raqqi] dari [Abdullah bin Muhammad bin Aqil] dari [Ath Thufail bin Abu Ubai bin Ka'b] dari [Bapaknya] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat menghadap ke arah sebatang kayu kurma, sebab masjid pada masa itu tidak mempunyai dinding, dan beliau juga berkhutbah di atas kayu tersebut. Seorang laki-laki dari sahabatnya berkata, "Bagaimana jika kami buatkan sesuatu (mimbar) yang dapat engkau gunakan berdiri di hari jum'at, hingga orang-orang dapat melihatmu dan mendengar khutbahmu?" beliau menjawab: "Ya, " maka sahabat itu membuatkan Rasulullah mimbar yang mempunyai tiga undakan, ketika para sahabat meletakkan mimbar tersebut pada tempat yang biasa beliau gunakan khutbah, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ingin berdiri di atasnya, beliau melintasi batang kayu yang biasa beliau gunakan untuk berkhutbah. Ketika melintas, batang kayu tersebut mengeluarkan suara dan terbelah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun turun, ketika beliau mendengar suara kayu itu beliau mengusapnya dengan tangan hingga ia menjadi tenang, setelah itu beliau kembali lagi ke atas mimbar. Jika shalat beliau selalu menghadap ke arah batang kayu tersebut, maka ketika masjid dirombak dan di ubah, Ubai bin Ka'b mengambil batang kayu tersebut. Batang kayu tersebut tetap di rumahnya hingga lapuk dan di makan rayap dan menjadi remukan-remukan kecil. "

ibnu-majah:1404

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Khallad Al Bahili] berkata, telah menceritakan kepada kami [Bahz bin Asad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Ammar bin Abu Ammar] dari [Ibnu Abbas] dan dari [Tsabit] dari [Anas] berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah di atas batang kayu kurma, ketika mimbar telah dibuat beliau pindah ke mimbar hingga batang kayu tersebut bersuara. Maka beliau pun mendatangi dan mendekapnya hingga ia menjadi tenang. Beliau lalu bersabda: "Sekiranya tidak aku peluk (menenangkan), sungguh ia akan bersuara hingga hari kiamat. "

ibnu-majah:1405

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Tsabit Al Jahdari] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Abu Hazim] berkata, "Orang-orang saling berselisih mengenai mimbar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, yakni dibuat dari apa mimbar tersebut. Mereka kemudian mendatangi Sahl bin Sa'd dan menanyakan hal itu kepadanya. [Sahl bin Sa'd] lalu berkata, "Tidak seorang (sahabat) pun yang tersisa, yang lebih tahu tentang mimbar itu selain aku, mimbar itu dibuat dari kayu hutan, ia dibuat oleh Fulan mantan budak Fulanah. Tukang kayu itu membawakan mimbar tersebut, ketika diletakkan beliau berdiri di atasnya dan menghadap ke arah kiblat, dan orang-orang berdiri di belakangnya. Beliau membaca surat lalu rukuk, kemudian mengangkat kepalanya seraya mundur ke belakang hingga beliau dapat sujud. Setelah itu beliau kembali lagi ke atas mimbar dan membaca surat, kemudian rukuk dan berdiri, kemudian mundur ke belakang lagi hingga beliau dapat sujud. "

ibnu-majah:1406

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bisyr bin Khalaf] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Adi] dari [Sulaiman At Taimi] dari [Abu Nadlrah] dari [Jabir bin Abdullah] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri di atas batang pohon, atau ia mengatakan, "di atas batang kurma hingga kayu itu dijadikan sebagai mimbar. " Abu Nadlrah berkata, "Batang kurma itu bersuara. " Jabir berkata, "Orang-orang yang di masjid sampai mendengar suaranya, hingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang dan mengusapnya, batang kayu itu pun diam. Sebagian sahabat berkata, "Sekiranya beliau tidak mengusapnya, maka ia akan bersuara hingga hari kiamat. "

ibnu-majah:1407

Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Humaid bin Kasib] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Mughirah bin 'Abdurrahman Al Makhzumi] dari [Yazid bin Abu Ubaid] dari [Salamah Ibnul Akwa'] bahwa ia pernah shalat sunnah dluha. Ia menuju tiang, tidak ke mushhaf Utsmani, lalu ia shalat di dekatnya. Aku tanyakan kepadanya, "Kenapa kamu tidak shalat di sini? Lalu aku menunjuk pada salah satu sujud masjid. Ia menjawab, "Aku pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menghindari tempat ini. "

ibnu-majah:1420

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali Al Khallal] berkata, telah menceritakan kepada kami [Shafwan bin Hubair] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Makin] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seorang yang sakit, beliau lalu bertanya: "Apa yang kamu inginkan?" ia menjawab, "Aku ingin roti gandum. " Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa mempunyai roti gandum hendaklah mengirimkannya pada saudaranya. " Kemudian beliau bersabda lagi: "Apabila di antara kalian ada yang sakit dan menginginkan sesuatu, maka berikanlah. "

ibnu-majah:1429

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Ali bin Muhammad] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Sufyan] dari [Ashim bin Ubaidullah] dari [Al Qasim bin Muhammad] dari ['Aisyah] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mencium Utsman bin Mazh'un, padahal ia telah menjadi mayat. Seakan-akan aku melihat air mata beliau mengalir pada kedua pipinya. "

ibnu-majah:1446

Telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Adam] berkata, telah menceritakan kepada kami [Rauh bin Ubadah] dari [Ibnu Juraij] dari [Habib bin Abu Tsabit] dari [Ashim bin Dlamrah] dari [Ali] ia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadaku: "Jangan engkau perlihatkan pahamu, dan janganlah engkau lihat paha orang yang masih hidup atau yang telah meninggal. "

ibnu-majah:1449

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rumh] berkata, telah memberitakan kepada kami [Al Laits bin Sa'd] dari [Ibnu Syihab] dari ['Abdurrahman bin Ka'b bin Malik] dari [Jabir bin Abdullah] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menggabungkan dua hingga tiga laki-laki yang syahid dalam perang Uhud dalam satu kain kafan. Kemudian beliau bersabda: "Siapakah di antara mereka yang lebih banyak hafalan Al Qur`annya?" ketika beliau diberi isyarat pada salah satu dari mereka, beliau pun mendahulukannya ketika memasukkan ke dalam lahad. Beliau bersabda: "Aku bersaksi atas mereka semua. " Lalu beliau memerintahkan agar mereka dikubur dalam keadaan masih berlumuran darah, tidak dishalatkan dan tidak dimandikan. "

ibnu-majah:1503

Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Ammar] dan [Sahl bin Abu Sahl] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Al Aswad bin Qais] ia mendengar [Nubaih Al 'Anzi] berkata, "Aku mendengar [Jabir bin Abdullah] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan agar orang-orang yang terbunuh dalam perang Uhud dikembalikan ke tempat mereka terbunuh, maka mereka dipindahkan ke Madinah. "

ibnu-majah:1505

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bisyir Bakr bin Khalaf] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Ubaidullah] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] ia berkata, "Ketika Abdullah bin Ubai mati, anaknya datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, berikanlah gamismu kepadaku hingga aku bisa gunakan untuk mengkafaninya, " Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Beritahukanlah aku (jika ia sudah siap). " Maka ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ingin menshalatinya, Umar Ibnul Khtahthab berkata kepada beliau, "Apa yang engkau lakukan?" Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kemudian menshalatinya, setelah itu bersabda: "Aku antara dua pilihan; (Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka (adalah sama saja). Maka Allah Azza Wa Jalla menurunkan: (Dan janganlah kamu sekali-kali menyembahyangkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendo'akan) di kuburnya). "

ibnu-majah:1512

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Amir bin Zurarah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syarik bin Abdullah] dari [Simak bin Harb] dari [Jabir bin Samurah] berkata, "Seorang laki-laki dari sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam terluka hingga membuatnya tersiksa kesakitan, ia lalu merayap menuju sebilah pedang dan bunuh diri dengan pedang tersebut, hingga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak mau menshalatinya. Jabir bin Abdullah berkata, "Itu adalah bentuk pelajaran dari beliau. "

ibnu-majah:1515

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdul A'la] dari [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Sa'id Ibnul Musayyab] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Raja Najasyi telah meninggal. " Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya keluar menuju Baqi', kami membuat shaf di belakangnya sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam maju ke depan dan bertakbir empat kali. "

ibnu-majah:1523

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abbad bin Adam] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ahmad] dari [Sufyan] dari [Alqamah bin Martsad] dari [Sulaiman bin Buraidah] dari [Bapaknya] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengajari do`a ketika mereka akan ke kuburan: "ASSALAAMU 'ALAIKAUM AHLAD DIYAARI MINAL MUKMINIIN WAL MUSLIMIIN. WA INNAA INSYAALLAHU BIKUM LAAHIQUUN NAS`ALU ALLAHA LANAA WA LAKUMUL 'AAFIAH (Semoga keselamatan terlimpahkan kepada kalian wahai penduduk alam barzah, dari kaum mukminin dan muslimin. Sesungguhnya kami akan menyusul kalian insya Allah. Dan kami meminta Allah untuk kami dan kalian agar diberi keselamatan. "

ibnu-majah:1536

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Khalid Al Ahmar] dari [Amru bin Qais] dari [Al Minhal bin Amru] dari [Zadzan] dari [Al Bara bin Azib] berkata, "Kami dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar mengiringi jenazah, ketika sampai kuburan beliau duduk hingga kami pun ikut duduk, dan seakan-akan di atas kepala kami ada burung. "

ibnu-majah:1538

Telah menceritakan kepada kami [Umar bin Syabbah bin Ubaidah bin Zaid] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ubaid bin Thufail Al Muqri] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Abdurrahman bin Abu Mulaikah Al Qurasi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Mulaikah] dari ['Aisyah] ia berkata, "Tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam wafat, para sahabat berselisih seputar lahad dan peti. Sehingga mereka bertengkar dalam perkara itu dan suara mereka mulai meninggi. Umar berkata: "Janganlah kalian berteriak di sisi Rasulullah, baik beliau masih hidup ataupun sudah wafat, " atau dengan kalimat yang semisalnya. Maka mereka pun memanggil tukang pembuat peti dan tukang penggali lubang. Tetapi yang datang adalah tukang penggali lahad. Sehingga ia kemudian membuat lahad untuk Rasulullah, setelah itu shallallahu 'alaihi wasallam dikuburkan. "

ibnu-majah:1547

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Isma'il bin Al Bakhtari Al Wasithi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] dari [Ibrahim bin Sa'd] dari [Az Zuhri] dari [Salim] dari [Bapaknya] ia berkata, "Seorang arab badui datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya, "Ya Rasulullah, sesungguhnya ayahku telah menyambung silaturrahim, dan telah melakukan ini dan ini, lalu di manakah tempatnya?" Rasulullah menjawab: "Di neraka. " Ibnu Umar berkata, "Seakan-akan laki-laki badui itu marah dengan jawaban beliau. Kemudian ia bertanya lagi, "Ya Rasulullah, di mana ayahmu?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Di mana saja kamu melewati kuburan orang musyrik, maka berilah kabar gembira dengan neraka. " Ibnu Umar berkata, "Laki-laki badui itu kemudian masuk Islam, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberiku tugas yang berat, tidaklah aku melewati kuburan orang kafir melainkan aku beri kabar gembira kepadanya dengan neraka. "

ibnu-majah:1562

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdul Malik bin Abu Asy Syawarib] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid bin Ziyad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ashim Al Ahwal] dari [Abu Utsman] dari [Usamah bin Zaid] berkata, "Anak salah seorang isteri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam keadaan sakaratul maut, maka ia mengutus seseorang menemui Rasulullah agar beliau datang (kembali ke rumah). Namun beliau balik mengutus seseorang untuk menyampaikan, bahwa milik Allah lah yang Ia ambil, dan bagi-Nya yang Ia beri, di sisi-Nya segala sesuatu telah ditentukan ajalnya. Maka hendaklah ia (isteri beliau) sabar dan mengharap pahala. Akan tetapi isteri beliau kembali mengutus seseorang dan bersumpah atasnya, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bangkit, demikian juga dengan aku. Beliau bersama Mu'adz bin Jabal, Ubay bin Ka'b dan Ubadah bin Ash Shamit. Ketika kami masuk mereka meraih bayi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sementara ruh bayi itu bergejolak dalam dadanya. " Abu Utsman berkata, "Menurutku Usamah bin Zaid mengatakan, "Seperti air dalam geriba. " Usamah bin Zaid berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun menangis. Sehingga Ubadah bin Ash Shamit berkata kepada beliau, "Kenapa engkau menangis ya Rasulullah?" beliau menjawab: "Ini adalah kasih sayang yang Allah berikan kepada anak cucu Adam, dan Allah akan menyayangi hamba-hamba-Nya yang penyayang. "

ibnu-majah:1577

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] berkata, telah memberitakan kepada kami [Abdul Malik bin Qudamah Al Jumahi] dari [Bapaknya] dari [Umar bin Abu Salamah] dari [Ummu Salamah] bahwa [Abu Salamah] menceritakan kepadanya, bahwa ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah seorang muslim yang tertimpa musibah, kemudian bersegera kepada apa yang diperintahkan Allah berupa ucapan, "INNAA LILLAAHI WA INNAA ILAIHI RAAJI'UUN ALLAHUMMA 'INDAKA IHTASABTU MUSHIIBATII FA`JURNII FIIHAA WA 'AWWIDLNII MINHAA AAJARAHU ALLAHU 'ALAIHAA WA 'AADLAHU KHAIRAN MINHAA (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kami akan kembali kepada-Nya. Ya Allah, di sisi-Mu aku rela dengan musibah yang menimpaku, maka berilah aku pahala dan gantilah dengan yang lebih baik darinya), melainkan Allah pasti akan memberinya pahala dan menggantinya dengan yang lebih baik. " Ummu Salamah berkata, "Ketika Abu Salamah wafat aku teringat dengan yang ia ceritakan kepadaku, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka aku pun mengucapkan, "INNAA LILLAAHI WA INNAA ILAIHI RAAJI'UUN ALLAHUMMA 'INDAKA IHTASABTU MUSHIIBATII HADZIHI FA`JURNII 'ALAIHAA (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kami akan kembali kepada-Nya. Ya Allah, di sisi-Mu aku rela dengan musibah yang menimpaku, maka berilah aku pahala). Dan ketika aku akan mengatakan; WA 'AWWIDLNII KHAIRAN MINHAA (Dan gantilah dengan yang lebih baik darinya). Aku berkata dalam diriku, "Akankah aku minta ganti dengan orang yang lebih baik dari Abu Salamah? Namun aku pun mengucapkannya juga. Setelah itu Allah memberi ganti dengan Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, serta memberi pahala kepadaku atas musibah yang menimpaku. "

ibnu-majah:1587

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Hasyim Marzuq] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abidah bin Humaid] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ubaidullah] dari [Ubaidullah bin Muslim Al Hadlrami] dari [Mu'adz bin Jabal] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, sungguh anak yang meninggal dalam kandungan ibunya akan menarik ibunya dengan talinya pusar ke surga jika ia sabar. "

ibnu-majah:1598

Telah menceritakan kepada kami [Harmalah bin Yahya] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Wahb] berkata, telah menceritakan kepadaku [Huyay bin Abdullah Al Ma'afiri] dari [Abu 'Abdurrahman Al Hubuli] dari [Abdullah bin Amru] ia berkata, "Seorang laki-laki yang terlahir di Madinah meninggal di Madinah, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menshalatkannya. Kemudian beliau bersabda: "Andai saja ia meninggal bukan di tempat kelahirannya. " Salah seorang sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, memang kenapa?" beliau menjawab: "Jika seseorang meninggal bukan di tempat kelahirannya, maka akan diukur dari tempat kelahirannya hingga ujung bekasnya di surga. "

ibnu-majah:1603

Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Ammar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Az-Zuhri] ia mendengar [Anas bin Malik] berkata, "Pandangan terakhir yang aku lemparkan pada diri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah ketika beliau menyingkap satir pada hari senin. Aku lihat wajah beliau putih bersih seakan-akan kertas mushhaf, sementara para sahabat shalat di belakang Abu Bakar. Abu Bakar ingin bergerak (geser), tetapi beliau memberikan isyarat kepadanya agar ia tetap diam di tempat. Lalu beliau melepaskan kain tabir dan meninggal di penghujung hari itu. "

ibnu-majah:1613

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ulayyah] dari [Ibnu Aun] dari [Ibrahim] dari [Al Aswad] ia berkata, "Para sahabat menyebut-nyebut di sisi 'Aisyah bahwa Ali adalah penerima wasiat Nabi. Maka ['Aisyah] pun bertanya, "Kapan beliau berwasiat kepadanya? Padahal Rasulullah bersandar di dadaku, atau di pangkuanku. Beliau minta diambilkan baskom, beliau juga terkulai lemah dalam pangkuanku kemudian meninggal tanpa aku sadari, lalu kapan shallallahu 'alaihi wasallam berwasiat?"

ibnu-majah:1615

Telah menceritakan kepada kami [Nashr bin Ali Al Jahdlami] berkata, telah memberitakan kepada kami [Wahb bin Jarir] berkata, telah menceritakan kepada kami [Bapakku] dari [Muhammad bin Ishaq] berkata, telah menceritakan kepadaku [Husain bin Abdullah] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] ia berkata, "Ketika para sahabat akan membuatkan lubang untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, mereka mengutus seseorang menemui Abu Ubaidah Ibnul Jarrah, dia adalah orang yang membuat lubang bagi penduduk Makkah. Sementara yang lain mengirim utusan menemui Abu Thalhah, dia adalah orang yang membuat lubang bagi penduduk Madinah, tetapi dengan model liang lahad. Lalu mereka mengutus untuk menjemput keduanya, para sahabat berkata, "Ya Allah, berilah mana yang lebih baik bagi Rasul-Mu. " Akhirnya mereka dapat menemukan Abu Thalhah dan membawanya, sementara Abu Ubaidah tidak ditemukan. Kemudian Abu Thalhah membuatkan lubang untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. " Ibnu Abbas berkata, "Ketika persiapan untuk Rasulullah telah selesai pada hari selasa, beliau diletakkan di atas kasur dalam rumahnya. Kemudian orang-orang masuk sekelompok demi sekelompok menshalati jenazah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Setelah mereka selesai, para sahabat mempersilahkan kaum wanita untuk masuk (shalat), Setelah selesai mereka mempersilahkan anak-anak. Dan tidak ada seorang pun yang menjadi imam bagi orang-orang ketika menshalati Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kaum muslimin berselisih di mana lubang Rasulullah akan digali, sebagian mengatakan, "Sebaiknya beliau dikubur dalam masjidnya, " sebagian yang lain berkata, "Sebaiknya beliau dikubur bersama para sahabatnya. " Lalu [Abu Bakar] berkata, "Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada seorang Nabi yang meninggal kecuali dikuburkan pada tempat ia meninggal. " Ibnu Abbas berkata, "Kasur Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang beliau wafat di atasnya diangkat, lalu mereka membuat lubang, setelah itu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dikuburkan pada tengah malam di malam rabu. Sementara yang turun ke kuburan beliau adalah Ali bin Abu Thalib, Al Fadll Ibnul Abbas, Qutsam saudaranya dan Syuqran mantan budak Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Aus bin Khauli -ia adalah Abu Laila- berkata kepada Ali bin Abu Thalib, "Aku bersumpah kepada Allah dan kedudukan kami di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam atas kamu (maksudnya; minta izin turun ke lubang beliau). " Maka Ali pun berkata, "Turunlah. " Syuqran adalah budak beliau, ia mengambil kain kasar yang pernah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kenakan, kemudian ia memasukkannya ke dalam kuburan beliau seraya berkata, "Demi Allah, tidak ada yang akan mengenakannya setelahmu, selamanya! " maka kain itu pun dikubur bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. "

ibnu-majah:1617

Dan -masih dari perawi yang sama dengan hadits sebelumnya (yakni dari [Ali bin Muhammad] dari [Abu Usamah] dari [Hammad bin Zaid]) - telah menceritakan kepada kami [Tsabit] dari [Anas] bahwa [Fatimah] pernah berkata ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam wafat, "Wahai bapakku, kepada Jibril kami memberitahu. Wahai bapakku, engkau dekat dengan Tuhanmu. Wahai bapakku, surga Firdaus tempatmu. Wahai bapakku, Tuhanmu telah menjawab do`amu. " Hammad berkata, "Ketika membacakan hadits ini aku melihat ia menangis, seakan-akan aku melihat tulang rusuknya bersilangan. "

ibnu-majah:1620

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Abdurrahman bin Mahdi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Abdullah bin Dinar] dari [Ibnu Umar] berkata, "Kami sangat berhati-hati untuk berbicara dan bersenang-senang bersama isteri kami di masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka kami berani untuk melakukannya ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meninggal. "

ibnu-majah:1622

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dan [Waki'] dari [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Setiap amal anak Adam akan dilipat gandakan, satu kebaikan menjadi sepuluh hingga tujuh ratus kebaikan sekehendak Allah, Allah berfirman, "Kecuali puasa, puasa adalah untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya, ia tinggalkan makan dan minumnya karena Aku. Orang yang berpuasa itu mempunyai dua kebahagiaan, satu kebahagiaan ketika tiba waktu berbuka, dan satu kebahagiaan lagi ketika berjumpa dengan Rabbnya. Dan sungguh, bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allah lebih harum dari bau minyak kesturi. "

ibnu-majah:1628

Telah menceritakan kepada kami [Amru bin Abdullah Al Audi] dan [Muhammad bin Isma'il] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Za`idah bin Qudamah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Simak bin Harb] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] ia berkata, "Seorang arab badui datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Tadi malam aku melihat hilal. " Nabi bertanya: "Apakah kamu bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah?" ia menjawab, "Ya. " Beliau bersabda: "Wahai Bilal, bangun dan sampaikanlah kepada orang-orang agar besok mereka berpuasa. " Abu Ali berkata, "Seperti ini riwayat Al Walid bin Abu Tsaur dan Al Hasan bin Ali. Hammad bin Salamah juga meriwayatkan, tetapi ia tidak menyebutkan Ibnu Abbas, dan berkata, "Maka ia (Bilal) berseru, "Agar mereka bangun dan berpuasa. "

ibnu-majah:1642

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Husyaim] dari [Abu Bisyr] dari [Abu Umair bin Anas bin Malik] ia berkata; telah menceritakan kepadaku [paman-pamanku] dari kalangan Anshar -mereka adalah para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam- mereka berkata, "Kami tidak dapat melihat hilal bulan Syawal, maka pada pagi harinya kami masih berpuasa, lalu datanglah kafilah di penghujung siang, mereka bersaksi di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa kemarin mereka melihat hilal. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun memerintahkan mereka berbuka, dan keluar untuk merayakan hari rayanya pada hari esok. "

ibnu-majah:1643

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Hisyam Ad Datuwa`i] dari [Qatadah] dari [Anas bin Malik] dari [Zaid bin Tsabit] berkata, "Kami pernah makan sahur bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian kami menegakkan shalat. " Aku bertanya, "Berapa jarak antara keduanya?" ia menjawab, "Sekadar bacaan lima puluh ayat. "

ibnu-majah:1684

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Fudlail] dari [Mutharrif] dari [Asy Sya'bi] dari [Masruq] dari ['Aisyah] ia berkata, "Pernah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidur dalam kondisi junub, lalu datang Bilal memberitahukan bahwa waktu shalat telah tiba. Beliau lalu bangkit dan mandi, sementara aku masih melihat tetesan air pada rambutnya. Kemudian beliau berangkat dan aku mendengar suara bacaannya dalam shalat fajar. " Mutharrif berkata, "Aku berkata kepada Amir, "Apakah ini khusus di bulan ramadlan?" ia menjawab, "Ramadlan atau tidak sama saja. "

ibnu-majah:1693

Telah menceritakan kepada kami [Abu Ishaq Asy Syafi'i Ibrahim bin Muhammad bin Al Abbas] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Amru bin Dinar] berkata; aku mendengar [Amru bin Aus] berkata; aku mendengar [Abdullah bin Amru] berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Puasa yang paling disukai oleh Allah adalah puasa Dawud, ia berpuasa sehari dan berbuka sehari. Dan shalat yang paling disukai oleh Allah adalah shalatnya Nabi Dawud, ia tidur pertengahan malam dan shalat di sepertiga malam, lalu tidur lagi pada seperenam malam akhir. "

ibnu-majah:1702

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Muslim Al Bathin] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada hari-hari yang amal shalih di dalamnya lebih disukai oleh Allah kecuali hari-hari ini, yakni sepuluh hari (di bulan dzulhijjah), " para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, tidak juga dengan jihad di jalan Allah! " beliau menjawab: "Tidak juga dengan jihad di jalan Allah, kecuali seorang laki-laki yang keluar dengan harta dan jiwanya, lalu tidak ada yang kembali lagi. "

ibnu-majah:1717

Telah menceritakan kepada kami [Umar bin Syabbah bin Abidah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Mas'ud bin Washil] dari [Nahhas bin Qahm] dari [Qatadah] dari [Sa'id bin Al Musayyab] dari [Abu Hurairah] ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada hari-hari di dunia ini yang paling Allah sukai untuk beribadah kepada-Nya selain sepuluh hari (di bulan Dzul hijjah). Berpuasa satu hari pada hari itu sebanding dengan puasa satu tahun, dan satu malam pada saat itu menyerupai malam lailatul qadar. "

ibnu-majah:1718

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin fudlail] dari [Hushain] dari [Asy Sya'bi] dari [Muhammad bin Shaifi] ia berkata, "Pada hari Asyura Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada kami: "Apakah pada hari ini kalian ada yang telah makan?" kami menjawab, "Di antara kami ada yang berbuka dan ada yang tidak. " Beliau lalu bersabda: "Bagi yang telah makan hendaklah menyempurnakan puasanya, dan bagi yang belum hendaklah mengutus kepada penduduk Al Arudl agar mereka menyempurnakan puasanya. " Muhammad bin Shaifi berkata, "Penduduk Al Arudl adalah penduduk yang berada di sekitar Madinah. "

ibnu-majah:1725

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Ibnu Abu Dzi`b] dari [Al Qasim bin Abbas] dari [Abdullah bin Umair] mantan budak Ibnu Abbas, dari [Ibnu Abbas] ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika umurku masih sampai tahun depan, sungguh aku akan berpuasa di hari yang kesembilan. " Abu Ali berkata, "Ahmad bin Yunus telah meriwayatkannya dari Ibnu Abu Dzi`b, ia menambahkan di dalamnya, "Khawatir kehilangan hari yang kesepuluh. "

ibnu-majah:1726

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Husain bin Ali] dari [Za`idah] dari [Abdul Malik bin Umair] dari [Muhammad Ibnul Muntasyir] dari [Humaid bin 'Abdurrahman Al Himyari] dari [Abu Hurairah] ia berkata, "Seorang laki-laki datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya, "Puasa apakah yang paling utama setelah puasa ramadlan?" beliau bersabda: "Bulan Allah yang kalian sebut Al Muharram. "

ibnu-majah:1732

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Muhammad bin Ash Shabbah] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Jika salah seorang dari kalian diundang sementara ia dalam keadaan puasa, hendaklah ia mengatakan 'sesungguhnya aku sedang berpuasa'. "

ibnu-majah:1740

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yusuf As Sulami] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Ashim] berkata, telah memberitakan kepada kami [Ibnu Juraij] dari [Abu Az Zubair] dari [Jabir] ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa diundang untuk suatu jamuan sementara ia dalam keadaan berpuasa, maka hendaklah ia memenuhinya. Jika berkenan ia boleh makan dan jika tidak maka tidak harus makan. "

ibnu-majah:1741

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Sa'id] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Khalid Al Ahmar] dari [Al A'masy] dari [Muslim Al Bathin] dan [Al Hakam] dan [Salamah bin Kuhail] dari [Sa'id bin Jubair] dan ['Atho`] dan [Mujahid] dan [Ibnu Abbas] ia berkata, "Seorang wanita datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya, "Wahai Rasulullah, saudara perempuanku telah wafat, sementara ia mempunyai tanggungan puasa dua bulan berturut-turut?" beliau menjawab: "Bagaimana pendapatmu sekiranya saudara wanitamu mempunyai hutang, apakah kamu akan membayarnya?" ia menjawab, "Tentu. " Beliau bersabda: "Maka tanggungan kepada Allah lebih berkah (untuk dibayar). "

ibnu-majah:1748

Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Muhammad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] dari [Sufyan] dari [Abdullah bin 'Atho`] dari [Ibnu Buraidah] dari [Bapaknya] ia berkata, "Seorang wanita datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya, "Wahai Rasulullah, ibuku telah meninggal, dan ia mempunyai tanggungan puasa, apakah aku harus berpuasa untuknya?" beliau menjawab: "Benar. "

ibnu-majah:1749

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim Ibnul Mundzir Al Hizami] berkata, telah menceritakan kepada kami [Umar bin Utsman bin Umar bin Musa bin Ubaidullah bin Ma'mar] dari [Bapaknya] dari [Ibnu Syihab] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Ali Ibnul Husain] dari [Shafiah binti Huyai] -isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam- bahwasanya ia pernah datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ia mengunjungi beliau di masjid yang sedang beri'tikaf pada sepuluh akhir dari bulan ramadlan. Lalu Ia bercakap-cakap dengan beliau sesaat setelah isya, setelah itu bangkit dan berlalu. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian ikut bangkit dan pergi bersamanya. Hingga ketika beliau sampai di pintu masjid dekat tempat (tenda) Ummu Salamah -Isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam-, dua orang sahabat Anshar melintasi beliau berdua, mereka memberi salam kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya berlalu pergi. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada keduanya: "Tetaplah kalian di tempat kalian, sesungguhnya ia adalah Shafiah binti Huyai. " Maka keduanya pun berkata, "Maha Suci Allah ya Rasulullah! " hingga keduanya merasa tidak nyaman dengan keadaan itu. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Sesungguhnya setan masuk pada anak Adam seperti mengalirnya darah dalam tubuh, aku takut ia membubuhi sesuatu dalam hati kalian berdua. "

ibnu-majah:1769

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Waki' Ibnul Jarrah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Zakaria bin Ishaq Al Makki] dari [Yahya bin Abdullah bin Shaifi] dari [Abu Ma'bad] mantan budak Ibnu Abbas, dari [Ibnu Abbas] berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengutus Mu'adz ke Yaman, beliau bersabda: "Engkau akan mendatangi kaum ahli kitab, maka serulah mereka untuk bersaksi bahwa tidak Tuhan yang berhak untuk disembah selain Allah dan aku adalah utusan-Nya. Jika mereka ta'at untuk itu, maka beritahukanlah bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka untuk mengeluarkan zakat harta mereka, di ambil dari orang-orang kaya mereka dan diberikan kepada orang-orang yang miskin dari mereka. Jika mereka ta'at untuk itu, maka hati-hatilah engkau dari mengambil harta milik mereka yang paling baik, takutlah engkau dengan do`anya orang dizhalimi, sebab antara ia dengan Allah tidak ada yang menghalanginya. "

ibnu-majah:1773

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bisyr Bakr bin Khalaf] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Abdurrahman bin Mahdi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Katsir] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Syihab] dari [Salim bin Abdullah] dari [Bapaknya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ia berkata, "Salim membacakan aku sebuah kitab yang ditulis oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang sedekah sebelum Allah mewafatkannya. Lalu aku mendapati di dalamnya bahwa pada setiap lima ekor unta zakatnya adalah satu kambing, setiap sepuluh ekor zakatnya dua kambing, setiap lima belas ekor zakatnya tiga ekor kambing, setiap dua puluh ekor zakatnya empat kambing, setiap dua puluh lima hingga tiga puluh lima ekor zakatnya satu Bintu Mahkadl. Jika tidak didapatkan Bintu Makhadl, maka boleh Ibnu Labun laki-laki. Jika telah lebih dari tiga puluh lima hingga empat puluh ekor, maka zakatnya adalah Bintu Labun. Jika telah lebih dari empat puluh hingga enam puluh ekor, maka zakatnya adalah satu ekor Hiqqah. Jika telah lebih dari enam puluh hingga tujuh puluh lima, maka zakatnya adalah satu ekor Jadz'ah. Jika telah lebih dari tujuh puluh lima hingga sembilan puluh ekor, dua ekor bintu labun. Jika telah lebih dari sembilan puluh hingga seratus dua puluh ekor, maka zakatnya adalah dua ekor Hiqqah. Dan jika terus bertambah banyak, maka setiap kelebihan lima puluh ekor zakatnya adalah satu hiqqah, dan setiap kelebihan empat puluh ekor zakatnya adalah Bintu Labun. "

ibnu-majah:1788

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Aqil bin Khuwailid An Naisaburi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Abdullah As Sulami] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Thahwan] dari [Amru bin Yahya bin Umarah] dari [Bapaknya] dari [Abu Sa'id Al Khudri] ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Unta yang kurang dari lima ekor tidak ada zakatnya, dan jumlah empat ekor tidak ada kewajibannya. Jika telah sampai lima hingga sembilan ekor maka zakatnya adalah satu ekor kambing. Jika telah sampai sepuluh hingga empat belas ekor maka zakatnya adalah dua ekor kambing. Jika telah sampai lima belas hingga sembilan belas ekor maka zakatnya adalah tiga ekor kambing. Jika telah sampai dua puluh hingga dua puluh empat ekor maka zakatnya adalah empat ekor kambing. Jika telah sampai dua puluh lima hingga tiga puluh lima ekor maka zakatnya adalah bintu makhadl. Jika tidak mempunyai bintu makhadl maka boleh dengan bintu labun laki-laki. Jika bertambah lagi satu ekor hingga sejumlah empat puluh lima ekor, maka zakatnya adalah bintu labun. Jika bertambah lagi satu ekor hingga enam puluh ekor, maka zakatnya adalah hiqqah. Jika bertambah lagi satu hingga tujuh puluh lima, maka zakatnya adalah jadz'ah. Jika bertambah lagi satu hingga sembilan puluh ekor, maka zakatnya adalah dua bintu labun. Jika bertambah lagi satu hingga seratus dua puluh ekor, maka zakatnya adalah dua hiqqah. Setelah itu setiap kelipatan lima puluh ekor, zakatnya adalah hiqqah, dan setiap kelipatan empat puluh ekor adalah bintu labun. "

ibnu-majah:1789

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Isa Ar Ramli] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Syaqiq] dari [Masruq] dari [Mu'adz bin Jabal] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutusku ke Yaman dan memerintahkan aku untuk mengambil zakat, setiap empat puluh ekor sapi dengan seekor musinnah, dan setiap tiga puluh ekor sapi dengan seekor tabi' atau tabi'ah. "

ibnu-majah:1793

Telah menceritakan kepada kami [Bakr bin Khalaf] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Abdurrahman bin Mahdi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Katsir] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Syihab] dari [Salim bin Abdullah] dari [Bapaknya] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, ia berkata, "Salim pernah membacakan kepadaku sebuah kitab tentang sedekah yang ditulis oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sebelum Allah Azza Wa Jalla mewafatkannya. Lalu aku mendapatkan di dalamnya bahwa pada setiap empat puluh kambing hingga seratus dua puluh ekor kambing, zakatnya adalah satu ekor kambing. Jika bertambah satu hingga dua ratus ekor, maka zakatnya adalah dua ekor kambing. Jika bertambah satu hingga tiga ratus ekor, maka zakatnya adalah tiga ekor. Jika terus bertambah banyak maka setiap kelipatan seratus zakatnya adalah satu ekor. Dan aku juga mendapatkan di dalamnya bahwa tidak boleh memisahkan perserikatan antara dua orang (hingga dengan jumlah kambing yang sedikit tidak terkena zakat) atau mengumpulkan zakat dari dua orang yang berserikat (hingga jumlah yang dikeluarkan setiap orang menjadi lebih sedikit). Dan aku juga mendapatkan di dalamnya bahwa dalam mengeluarkan zakat, kambing yang sudah tua, tuli, atau kambing gunung, tidak boleh diambil sebagai zakat. "

ibnu-majah:1795

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Utsman bin Hakim Al Audi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdu As Salam bin Harb] dari [Yazid bin 'Abdurrahman] dari [Abu Hind] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Dalam empat puluh sampai seratus dua puluh ekor kambing zakatnya adalah satu ekor. Apabila bertambah satu hingga dua ratus maka zakatnya adalah dua ekor. Apabila bertambah satu hingga tiga ratus ekor maka zakatnya adalah tiga ekor. Apabila lebih, maka setiap kelipatan seratus itu zakatnya adalah satu ekor, dengan tidak memisahkan perserikatan antara dua orang (hingga dengan jumlah kambing yang sedikit tidak terkena zakat) atau mengumpulkan zakat dari dua orang yang berserikat (hingga jumlah yang dikeluarkan setiap orang menjadi lebih sedikit) karena takut zakat. Dan setiap dua kelompok hewan piaraan yang bercampur maka diambil sesuai dengan kadarnya. Dan bagi penarik zakat tidak boleh mengambil kambing yang sudah tua, atau tuli, atau kambing gunung, kecuali jika si penarik zakat menghendakinya. "

ibnu-majah:1797

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdah bin Sulaiman] dan [Muhammad bin fudlail] dan [Yunus bin Bukair] dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Ashim bin Umar bin Qatadah] dari [Mahmud bin Labid] dari [Rafi' bin Khadij] ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Penarik zakat yang bekerja dengan benar seperti pejuang di jalan Allah hingga ia kembali ke rumahnya. "

ibnu-majah:1799

Telah menceritakan kepada kami [Amru bin Sawwad Al Mishri] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Wahb] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Sulaiman bin Bilal] dari [Syarik bin Abu Namir] dari ['Atha bin Yasar] dari [Mu'adz bin Jabal] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutusnya ke Yaman dan bersabda kepadanya: "Ambillah biji dari biji, domba dari kambing, unta dari unta dan sapi dari sapi."

ibnu-majah:1804

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali bin Affan] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Adam] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Ayyasy] dari [Ashim bin Abu An Najud] dari [Abu Wa`il] dari [Masruq] dari [Mu'adz bin Jabal] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutusku ke Yaman dan memerintahkan agar aku mengambil zakat tanaman yang diairi oleh langit atau tanah tadah hujan sebesar sepersepuluh. Sementara yang diairi dengan ember zakatnya adalah seper dua puluh." Yahya bin Adam berkata, "Al Ba'lu, Al 'Atsari dan Al 'Adzyyu adalah sesuatu yang diairi oleh langit.? Lebih khusus, bahwa Al 'Atsari adalah tanaman yang ditanam karena bantuan mendung dan hujan, ia tidak diairi kecuali dengan air hujan. Sementara Al Ba'lu adalah pepohonan yang akarnya menancap jauh ke dasar bumi menembus air, hingga ia tidak butuh disiram meski dalam waktu lima atau enam tahun. Inilah Al ba'lu. Sedangkan As Sail adalah air lembah yang mengalir jika terjadi banjir. Dan ghail adalah air yang selalu mengalir.

ibnu-majah:1808

Telah menceritakan kepada kami [Al Husain bin Junaid Ad Damaghani] berkata, telah menceritakan kepada kami [Attab bin Ziyad Al Murwazi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Hamzah] ia berkata; aku mendengar [Mughirah Al Azdi] menceritakan dari [Muhammad bin Zaid] dari [Hayyan Al A'raj] dari [Al 'Ala Ibnul Hadlrami] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutusku ke Bahrain, atau ke Hajar. Lalu aku mendatangi kebun milik beberapa orang yang bersaudara yang salah seorang dari mereka masuk Islam. Maka aku mengambil sepersepuluh dari orang yang telah masuk Islam dan mengambil pajak dari mereka yang masih musyrik."

ibnu-majah:1821

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Sa'id Al Kindi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ubaid Ath Thanafisi] dari [Idris Al Audi] dari [Amru bin Murrah] dari [Abu Al Bakhtari] dari [Abu Sa'id] ia memarfu'kannya (menyandarkan) kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau mengatakan: "Satu wasaq adalah enam puluh sha'."

ibnu-majah:1822

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Affan] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Ali bin Zaid bin Jud'an] dari [Sa'id Ibnul Musayyab] dari ['Aisyah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sekiranya aku boleh memerintahkan seseorang sujud kepada orang lain, maka akan aku perintahkan seorang isteri sujud kepada suaminya. Sekiranya seorang suami memerintahkan isterinya untuk pindah dari gunung ahmar menuju gunjung aswad, atau dari gunung aswad menuju gunung ahmar, maka ia wajib untuk melakukannya."

ibnu-majah:1842

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Abu Ar Rabi'] berkata, telah memberitakan kepada kami [Abdurrazaq] dari [Ma'mar] dari [Tsabit Al Bunani] dari [Bakr bin Abdullah Al Muzani] dari [Al Mughirah bin Syu'bah] ia berkata, "Aku menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu aku sebutkan perihal wanita yang akan aku pinang. Beliau bersabda: "Pergi dan lihatlah ia, sebab itu akan membuat rumah tanggamu kekal." Setelah itu aku mendatangi dan meminangnya melalui kedua orang tuanya, dan aku sampaikan kepada keduanya tentang sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Namun sepertinya mereka berdua kurang menyukainya." Al Mughirah berkata, "Percakapan itu didengar oleh anak wanitanya yang ada di balik satir, hingga ia berkata, "Jika memang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkanmu untuk melihat, maka lihatlah. Namun jika tidak, maka aku akan menyumpahimu! " seakan wanita itu benar-benar mengaggap besar perkara tersebut. Al Mughirah berkata, "Maka aku pun melihat dan menikahinya." Al Mughirah lalu menyebutkan persetujuannya."

ibnu-majah:1856

Telah menceritakan kepada kami [Hannad bin As Sarri] berkata, telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Kahmas bin Al Hasan] dari [Ibnu Buraidah] dari [Bapaknya] ia berkata; "Ada seorang gadis datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Sesungguhnya ayahku menikahkan aku dengan keponakannya dengan tujuan agar mengangkatnya dari kehinaan." Buraidah berkata, "Maka Beliau menyerahkan urusan itu kepada gadis tersebut. Lalu ia berkata, "Aku telah menerima putusan bapakku, hanya saja aku ingin agar kaum wanita mengetahui, bahwa keputusan bukan ada pada bapak-bapak mereka."

ibnu-majah:1864

Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Amru] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Abdurrahman bin Mahdi] dari [Sufyan] dari [Abu Hazim] dari [Sahl bin Sa'd] berkata, "Seorang wanita datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau bersabda: "Siapa yang ingin menikah dengannya?" seorang laki-laki kemudian berkata, "Saya, " lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Berilah ia meskipun hanya cincin dari besi." Laki-laki itu berkata, "Aku tidak punya, " beliau bersabda: "Aku nikahkah kamu dengan apa yang kamu hafal dari Al Quran."

ibnu-majah:1879

Telah menceritakan kepada kami [Suwaid bin Sa'id] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Mufadldlal bin Abdullah] dari [Jabir] dari [Asy Sya'bi] dari [Masruq] dari ['Aisyah] dan [Ummu Salamah] keduanya berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintah kami untuk mempersiapkan Fathimah hingga kami mempertemukannya dengan Ali. Kami pergi ke rumah dan membentangkan tanah lunak dari sisi saluran air, kemudian kami mengisi dua bantal dengan serabut dan kami ratakan dengan tangan-tangan kami. Setelah itu kami hidangkan kurma dan kismis, kami beri minum dengan air yang segar, lalu kami mengambil sebatang kayu dan kami pasang di sisi rumah untuk mencantelkan baju dan menggantungkan tempat air minum. Kami tidak pernah melihat pesta pernikahan yang seindah dari pesta pernikahan Fathimah."

ibnu-majah:1901

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ash Shabbah] berkata, telah memberitakan kepada kami [Abdul Aziz bin Abu Hazim] berkata, telah menceritakan kepadaku [Bapakku] dari [Sahl bin Sa'd As Sa'idi] ia berkata, "Abu Usaid As Sa'idi mengundang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ke acara walimahannya, sementara Al 'Arus (ibunya) membantu memasak untuk mereka, ia berkata, "Apakah engkau tahu, minuman apa yang aku berikan untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? ia melanjutkan, "Aku telah endapkan kurma-kurma itu sejak tadi malam, ketika pagi aku tuang dan aku berikan kepada beliau."

ibnu-majah:1902

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Manshur] berkata, telah memberitakan kepada kami [Abdullah bin Numair] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika salah seorang dari kalian diundang untuk menghadiri acara walimah hendaklah ia penuhi."

ibnu-majah:1904

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdul Malik bin Abu Asy Syawarib] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz Ibnul Mukhtar] dari [Suhail bin Abu Shalih] dari [Ibnul Harits bin Makhlad] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Allah Azza Wa Jalla tidak akan melihat seorang laki-laki yang menggauli dubur isterinya."

ibnu-majah:1913

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Az Zuhri] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Urwah] dari ['Aisyah] berkata; "Isteri Rifa'ah Al Qurazhi datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Sesungguhnya aku pernah menjadi isteri Rifa'ah, lalu ia menceraikan aku dan telah selesai perceraianku. Kemudian aku menikah dengan 'Abdurrahman bin Az Zubair, namun ia tidak punya apa-apa selain seperti sepotong kain! " maka tersenyumlah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Apakah kamu ingin kembali lagi dengan Rifa'ah? Tidak, hingga engkau merasakan madunya dan ia merasakan madumu."

ibnu-majah:1922

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Alqamah bin Martsad] ia berkata; aku mendengar [Salim bin Razin] menceritakan riwayat dari [Salim bin Abdullah] dari [Sa'id bin Al Musayyab] dari [Ibnu Umar] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam; tentang seorang lelaki yang memiliki seorang isteri, lalu menceraikannya. Kemudian datang lelaki lain menikahinya dan mencerainya sebelum menggaulinya. Maka apakah ia boleh kembali kepada yang pertama?" Beliau menjawab: "Tidak boleh, hingga dia merasakan madunya (menggaulinya)."

ibnu-majah:1923

Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Ammar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari ['Abdurrahman Ibnul Qasim] dari [Bapaknya] dari ['Aisyah] ia berkata, "Sahlah binti Suhail datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya, "Wahai Rasulullah, aku melihat adanya kebencian pada wajah Abu Hudzaifah ketika Salim masuk menemuiku?! Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lantas bersabda: "Susuilah ia." Sahlah binti Suhail bertanya, "Bagaimana aku menyusuinya, padahal ia seorang laki-laki yang telah dewasa! " Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tersenyum, kemudian beliau bersabda: "Aku sudah tahu kalau ia seorang laki-laki yang sudah dewasa." Maka Sahlah binti Suhail pun melakukannya, setelah itu ia mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Aku tidak lagi melihat sesuatu yang aku benci pada wajah Abu Hudzaifah setelah itu." Abu Hudzifah adalah seorang yang pernah ikut dalam perang Badar."

ibnu-majah:1933

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Sa'id Abu Sa'id Al Asyaj] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdah bin Sulaiman] dari [Shalih bin Shalih bin Hay] dari [Asy Sya'bi] dari [Abu Burdah] dari [Abu Musa] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa memiliki budak wanita, ia mendidiknya dengan sebaik-baik pendidikan, ia ajari dengan sebaik-baik pengajaran, kemudian ia merdekakan dan nikahkan, maka ia mendapat dua pahala. Laki-laki mana saja dari ahli kitab, ia beriman kepada Nabi-Nya dan juga kepada Nabi Muhammad, maka ia mendapatkan dua pahala. Budak mana saja yang melaksanakan hak Rabbnya dan hak tuannya, maka ia mendapatkan dua pahala." Shalih berkata; Asy Sya'bi berkata, "Aku telah memberikannya kepadamu tanpa adanya imbalan apapun, walaupun yang menyampaikan itu harus pergi ke Madinah untuk mendapatkan Hadits tersebut. (maka jagalah Hadits tersebut).

ibnu-majah:1946

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdah bin Sulaiman] dari [Abdul Aziz bin Umar] dari [Ar Rabi' bin Sabramah] dari [Bapaknya] ia berkata; "Kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berangkat untuk haji wada', lalu para sahabat berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya hidup membujang telah membuat kami tersiksa! " beliau bersabda: "Bersenang-senanglah (nikah) kalian dengan wanita-wanita ini, " maka kami pun mendatangi mereka, namun kami enggan untuk menikahi mereka kecuali untuk batas waktu tertentu. Lalu para sahabat menceritakan hal itu kepada nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau lantas bersabda: "Buatlah batas waktu antara kalian dengan mereka." aku dan seorang dari sepupuku keluar, ia membawa selendang demikian juga dengan aku. Selendang miliknya lebih bagus dari selendang milikku, namun aku lebih muda darinya. Lalu kami mendatangi seorang wanita, ia berkata, "Selendang kalian sama." Akhirnya aku jadi menikahinya, dan aku tinggal bersamanya pada malam itu. Kemudian di pagi harinya aku keluar sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang berdiri antara rukun dan pintu. Beliau menyampaikan: "Wahai manusia, aku pernah mengizinkan kalian untuk kawin mut'ah, sekarang ketahuilah bahwa Allah telah mengharamkannya hingga hari kiamat. Barangsiapa siapa di antara kalian masih memilikinya hendakah ia membebaskannya, dan jangan kalian ambil apa yang telah kalian berikan untuk mereka."

ibnu-majah:1952

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Muhammad bin Yahya] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami ['Affan] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Tsabit] dari [Sumayyah] dari ['Aisyah] berkata, "Rasulullah marah pada Shafiyyah binti Huyay karena suatu masalah, Shafiyyah lalu berkata, "Wahai 'Aisyah, apakah kamu mempunyai cara agar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meridlaiku, maka hari giliranku akan menjadi milikmu?" 'Aisyah menjawab: "Ya, " Maka 'Aisyah mengambil kerudungnya yang telah dicelup dengan za'faran, dan mencipratinya dengan air agar baunya tercium, kemudian dia duduk di samping Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai 'Aisyah, menjauhlah dariku, karena sekarang bukan giliran harimu." 'Aisyah lalu berkata, "Itu adalah keutamaan Allah yang diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya." 'Aisyah kemudian memberitahukan perkara yang sebenarnya, sehingga beliau ridla kepadanya."

ibnu-majah:1963

Telah menceritakan kepada kami [Abu Badr 'Abbad bin Al Walid] berkata, telah menceritakan kepada kami [Habban bin Hilal] berkata, telah menceritakan kepada kami [Mubarak bin Fadlalah] dari [Ali bin Zaid] dari [Ummu Muhammad] dari ['Aisyah] ia berkata, "Tatkala Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang ke Madinah, dan beliau sedang menjadi pengantin baru dengan Shafiyyah binti Huyay. Datanglah wanita-wanita Anshar menyebarkan kabar tentangnya. Maka aku menyamar dengan memakai cadar lantas pergi. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihat ke mataku dan mengetahuinya. Maka aku berpaling dan mempercepat jalan, tetapi beliau menyusulku seraya mendekapku dan bertanya: "Bagaimana pendapatmu?" Dia berkata, "Aku berkata, "Kirimlah seorang wanita Yahudi pada sekelompok wanita Yahudi."

ibnu-majah:1970

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ash Shabbah] berkata, telah memberitakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Az Zuhri] dari [Abdullah bin Abdullah bin Umar] dari [Iyas bin Abdullah bin Abu Dzubab] ia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah sekali-kali kalian memukul budak-budak perempuan Allah (para isteri)." Lalu Umar datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata, "Ya Rasulullah, kaum wanita telah berani kepada suami-suami mereka, maka perintahkanlah untuk memukulnya." Maka mereka pun dipukul sehingga ada sekelompok wanita mengelilingi keluarga Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Di pagi harinya beliau bersabda: "Tadi malam, keluarga Muhammad telah dikelilingi oleh tujuh puluh wanita, semuanya mengadukan tentang suaminya. Maka kalian tidak mendapati mereka lebih baik dari kalian."

ibnu-majah:1975

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya] dan [Al Hasan bin Mudrik Ath Thahhan] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Hammad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Dawud bin Abdullah Al Audi] dari ['Abdurrahman Al Musli] dari [Al Asy'ats bin Qais] ia berkata, "Pada suatu malam aku bertamu ke rumah [Umar]. Saat menjelang tengah malam, dia bangun menuju isterinya dan memukulnya, hingga aku pun melerai keduanya. Dan ketika akan kembali ke tempat tidurnya ia berkata kepadaku, "Wahai Asy'ats, jagalah dariku sesuatu yang aku dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Seorang lelaki tidak akan ditanya kenapa memukul isterinya, janganlah kamu tidur kecuali sudah melakukan shalat witir, dan aku lupa yang ketiga." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Khalid bin Khidasy] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Abdurrahman bin Mahdi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Awanah] dengan sanadnya sebagaimana dalam hadits."

ibnu-majah:1976

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdah bin Sulaiman] dari [Hisyam bin Urwah] dari [Fathimah] dari [Asma`] ia berkata, "Seorang wanita mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; "Sesungguhnya putriku akan menikah, namun ia terserang penyakit hingga rambutnya rontok, maka bolehkah aku menyambung rambutnya?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Allah melaknat wanita yang menyambung rambut dan wanita yang minta disambung rambutnya."

ibnu-majah:1978

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bisyr bin Bakr bin Khalaf] dan [Muhammad bin Basysyar] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Mahrum bin Abdul Aziz] berkata, telah menceritakan kepada kami [Tsabit] berkata, "Aku pernah duduk bersama [Anas bin Malik], sementara di sisinya adalah puterinya. Anas berkata, "Ada seorang wanita datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menawarkan dirinya kepada beliau, ia berkata, "Wahai Rasulullah, apakah engkau mau menerimaku?" lantas putrinya (Anas) berkata, "Betapa sedikitnya rasa malu yang dimiliki wanita itu! " Anas berkata, "Bahkan ia lebih baik darimu, ia menyukai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu menawarkan dirinya kepada beliau."

ibnu-majah:1991

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Muhammad bin Ash Shabbah] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Az Zuhri] dari [Sa'id Ibnul Musayyab] dari [Abu Hurairah] ia berkata, "Seorang laki-laki dari bani Fazarah datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, isteriku telah melahirkan seorang anak laki-laki yang berkulit hitam! " Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bertanya: "Apakah kamu punya unta?" ia menjawab, "Ya, " beliau bertanya lagi: "Apa warnanya?" ia menjawab, "Merah, " beliau bertanya lagi: "Apakah ada juga yang berwarna abu-abu?" ia menjawab, "Ya, di sana juga ada yang berwarna abu-abu." Beliau bertanya: "Lalu dari mana datangnya warna abu-abu itu?" ia menjawab, "Mungkin warisan." Beliau lantas bersabda: "Mungkin warna kulit anakmu ini juga dari hasil warisan." Lafadz tersebut dari Ibnu Ash Shabbah.

ibnu-majah:1992

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Az Zuhri] dari [Urwah] dari ['Aisyah] ia berkata, "Abdu bin Zam'ah dan Sa'd datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berselisih tentang setatus anak dari budak wanita Zam'ah. Sa'd berkata, "Wahai Rasulullah, saudaraku memberiku wasiat jika aku tiba di Makkah, aku disuruh untuk melihat anak dari budak wanita Zam'ah, maka aku pun menjemputnya." Dan Abdu bin Zam'ah berkata, "Saudaraku dan anak dari budak wanita milik bapakku lahir dari benih bapakku! " Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melihat bahwa ia mirip dengan Utsbah (saudara Sa'd), beliau lalu bersabda: "Dia milikmu wahai Abdu bin Zam'ah, anak itu bagi pemilik kasur (laki-laki), maka berhijablah darinya wahai Saudah."

ibnu-majah:1994

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin 'Abdah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Jumai'] berkata, telah menceritakan kepada kami [Simak] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] berkata, "Seorang wanita datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan masuk Islam, lalu ia dinikahi oleh seorang lelaki. Ibnu Abbas berkata, "Kemudian suaminya yang pertama datang dan berkata, "Ya Rasulullah, sesungguhnya aku telah masuk Islam bersamanya, dan ia juga telah mengetahui keIslamanku." Ibnu Abbas berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian melepaskannya dari suami yang terakhir dan mengembalikan kepada suaminya yang pertama."

ibnu-majah:1998

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Mu`ammal] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Al A'masy] dari [Salim bin Abul Ja'd] dari [Abu Umamah] ia berkata, "Ada seorang wanita datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersama kedua anak kecilnya, dia menggendong seorang dan menuntun yang lainnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "(Mereka adalah) wanita-wanita yang hamil, melahirkan dan penyayang, sekiranya mereka tidak kembali kepada suami-suami mereka, niscaya tempat-tempat shalat mereka juga akan masuk surga."

ibnu-majah:2003

Telah menceritakan kepada kami [Katsir bin Ubaid Al Himshi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Khalid] dari [Ubaidullah bin Al Walid Al Washshafi] dari [Muharib bin Ditsar] dari [Abdullah bin Umar] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Perkara halal yang paling dibenci Allah adalah talak."

ibnu-majah:2008

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rumh] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Laits bin Sa'd] dari [Ishaq bin Abu Farwah] dari [Abu Az Zanad] dari [Amir bin Asy Sya'bi] ia berkata, "Aku berkata kepada [Fathimah binti Qais], "Ceritakanlah kepadaku tentang perceraianmu." Ia berkata, "Suamiku menceraikan aku dengan talak tiga disaat ia keluar menuju Yaman, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memperbolehkannya."

ibnu-majah:2014

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Umar bin Hayyaj] berkata, telah menceritakan kepada kami [Qabishah bin Uqbah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Amr bin Maimun] dari [Bapaknya] dari [Az Zubair bin Al 'Awwam] bahwa waktu itu Ummu Kultsum binti Uqbah adalah sebagai isterinya. Lalu Ummu Kultsum yang sedang hamil berkata kepadanya, "Tentramkan jiwaku dengan perceraian." Lalu ia pun menceraikannya dengan talaq satu, setelah itu ia keluar untuk shalat. Ketika kembali, ternyata isterinya telah melahirkan. Maka Zubair berkata, "Kenapa dia menipuku, semoga Allah menipunya." Kemudian Zubair mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau lantas bersabda: "Al Kitab telah mendahului waktunya (iddahnya telah sempurna), maka pinanglah ia kembali."

ibnu-majah:2016

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ali bin Mushir] dari [Dawud bin Abu Hind] dari [Asy Sya'bi] dari [Masruq] dan [Amru bin Utbah] bahwa keduanya menulis surat kepada [Subai'ah binti Al Harits], menanyakan perihal perkaranya. Lalu ia ganti menulis surat kepada keduanya bahwa ia telah melahirkan dua puluh lima hari setelah wafatnya sang suami. Setelah itu Subai'ah berbenah diri dan mengharap kebaikan (datangnya suami). Maka lewatlah Abu As Sanabil bin Ba'kak di hadapan Subai'ah seraya berkata, "Cepat sekali engkau melakukan iddah, beriddahlah engkau dengan batas terakhir dari dua iddah (iddah kematian dan iddah melahirkan), empat bulan sepuluh hari." Maka aku pun mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, aku katakan kepada beliau, "Wahai Rasulullah, mintakanlah ampun untukku, " beliau bersabda: "Ada apa?" lalu aku ceritakan hal tersebut kepada beliau, hingga beliaupun bersabda: "Jika engkau mendapatkan calon suami yang baik maka nikahlah."

ibnu-majah:2018

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Numair] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ishaq] dari [Muhammad bin Amru bin 'Atha] dari [Sulaiman bin Yasar] dari [Salamah bin Shakhr Al Bayadli] ia berkata, "Aku adalah orang yang paling besar ketertarikannya terhadap wanita, tidak seorang laki-laki pun yang seperti aku dalam hal itu. Ketika masuk bulan ramadlan aku menzhihar isteriku hingga bulan ramadlan berakhir. Ketika pada suatu malam ia berbicara kepadaku, sebagian auratnya tersingkaf hingga aku pun mendekapnya dan menggaulinya. Di pagi harinya aku pergi menemui kaumku dan mengabarkan apa yang telah aku lakukan. Aku katakan kepada mereka, "Temanilah aku untuk menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, " mereka berkata, "Kami tidak akan melakukannya, kami takut akan ada ayat yang Allah 'azza wajalla turunkan atas kami. Atau, akan keluar perkataan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam atas kami. Akan tetapi kami akan menyerahkan kamu beserta dosa-dosamu, maka pergi dan sebutkanlah perkaramu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Salamah bin Shakhr Al Bayadli berkata, "Lalu aku keluar menemui beliau dan aku kabarkan hal itu kepadanya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda: "Kamu berdosa karena hal itu, " aku menjawab, "Aku berdosa karena hal itu! Wahai Rasulullah, aku akan sabar dengan hukum Allah." Beliau bersabda: "Bebaskanlah seorang budak." Salamah bin Shakhr Al Bayadli berkata, "Aku berkata, "Demi yang mengutusmu dengan keberanan, disaat pagi hari aku tidak mempunyai kecuali hanya budak ini." beliau bersabda: "Berpuasalah dua bulan berturut-turut." Salamah bin Shakhr Al Bayadli berkata, "Aku berkata, "Wahai Rasulullah, apakah ada sesuatu yang menjadikan aku tertimpa musibah kecuali puasa?" beliau bersabda: "Bersedekahlah, atau beliau mengatakan, "berilah makan enam puluh orang miskin." Salamah bin Shakhr Al Bayadli berkata, "Aku berkata, "Demi yang mengutusmu dengan kebenaran, malam ini kami telah bermalam dan kami tidak mendapati makan malam." Beliau bersabda: "Temuilah pemegang harta sedekah dari bani Zurai', katakan kepadanya agar ia memberikan harta itu kepadamu. Lalu berilah makan kepada enam puluh orang miskin, dan manfaatkanlah sisanya."

ibnu-majah:2052

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu Ubaidah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Bapakku] dari [Al A'masy] dari [Tamim bin Salamah] dari [Urwah bin Az Zubair] ia berkata, " ['Aisyah] berkata, "Maha Suci Allah yang pendengaran-Nya mencakup segala sesuatu. Sungguh, aku pernah mendengar perkataan Khaulah binti Tsa'labah ketika ia mengadu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang suaminya, namun aku tidak mendengar yang sebagiannya. Ia mengatakan, "Wahai Rasulullah, ia telah memakan masa mudaku dan aku buka rahimku untuknya. Namun ketika umurku telah senja dan tidak bisa lagi memberi anak ia menzhiharku. Ya Allah, aku mengadu kepada-Mu, " ia tetap saja begitu hingga Jibril turun dengan membaya ayat-ayat tersebut: "(Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah..)."

ibnu-majah:2053

Telah menceritakan kepada kami [Abu Marwan Al Utsmani Muhammad bin Utsman] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'd] dari [Ibnu Syihab] dari [Sahl bin Sa'd As Sa'idi] ia berkata, "Uwaimir datang menemui Ashim bin Adi dan berkata, "Sampaikanlah pertanyaanku kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam; apa pendapatmu jika seorang laki-laki marah ketika mendapati isterinya bersama laki-laki lain hingga ia membunuhnya. Apakah ia harus dibunuh (qishash) atau bagaimana?" maka Ashim pun menanyakan hal itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mencela (benci) pertanyaan tersebut. Uwaimir lantas menemui Ashim dan bertanya kepadanya, "Apa yang telah engkau lakukan?" ia menjawab, "Engkau datang kepadaku tidak membawa kebaikan, aku telah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, namun beliau mencela pertanyaan tersebut. Maka Uwaimir pun berkata, "Demi Allah, sungguh aku akan mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan menanyakan hal itu kepadanya." Akhirnya ia datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, ia menemui beliau saat ayat yang berkenaan dengan permasalahannya telah diturunkan. Lalu Rasulullah menyuruhnya untuk saling mengambil sumpah antara keduanya. Uwaimir berkata, "Demi Allah ya Rasulullah, jika aku membawanya pulang ke rumahku, berarti aku berdusta (tidak konsisten dengan ucapanku)?! " Ia (perawi) berkata, "Uwaimir pun berpisah dengan isterinya sebelum Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkannya, hingga itu menjadi hal pertama kali yang terjadi dalam kasus li'an. Setelah itu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tolong awasi dan selidiki wanita itu, jika ia melahirkan bayinya yang berkulit hitam, warna mata yang sangat hitam dan pantat besar, berarti suaminya benar. Namun jika wanita itu melahirkan bayi dengan ciri-ciri warna kemerahan seperti wahrah (binatang semacam tokek), berarti suaminya yang bohong." Ia (perawi) berkata, "Ternyata wanita itu melahirkan bayi yang ciri-cirinya tidak cocok dengan ayahnya ('Uwaimir)."

ibnu-majah:2056

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Salamah An Naisaburi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim bin Sa'd] berkata, telah menceritakan kepada kami [Bapakku] dari [Ibnu Ishaq] ia berkata; [Thalhah bin Nafi'] menyebutkan dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] ia berkata, "Seorang laki-laki Anshar menikahi seorang wanita yang berasal dari Bal'ijlan, lalu ia masuk dan bermalam bersamanya. Ketika datang waktu pagi ia berkata, "Aku tidak mendapatkan kegadisannya! " hingga akhirnya, persoalan tersebut disampaikan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau memanggil wanita tersebut dan menanyainya, wanita itu menjawab, "Benar, aku masih dalam keadaan gadis." Maka beliau pun memerintahkan keduanya untuk saling bersumpah, dan beliau memberikan hak mahar kepadanya."

ibnu-majah:2060

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Usamah bin Yazid] dari [Al Qasim bin Muhammad] dari ['Aisyah] ia berkata, "Telah berlalu bagi Barirah tiga kali haid, dan saat dimerdekakan ia diberi pilihan. Suaminya adalah seorang budak, orang-orang banyak memberi sedekah kepadanya, lalu ia hadiahkan sedekah tersebut kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau kemudian bersabda: "Baginya adalah sedekah, dan bagi kita adalah hadiah." Beliau bersabda lagi: "Loyalitas itu untuk yang memerdekakannya."

ibnu-majah:2066

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Isma'il bin Samurah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Amru bin Rafi' Al Bajali] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Fadll bin Musa] dari [Al Husain bin Waqid] dari [Abdullah bin Buraidah] dari [Bapaknya] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa mengatakan 'aku berlepas diri dari Islam', jika ia mengucapkan hal dengan berbohong, maka hukumnya sebagaimana yang ia ucapkan, namun jika benar maka ia tidak akan kembali ke dalam Islam dengan selamat."

ibnu-majah:2091

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya] dan [Abdullah bin Ishaq Al Jauhari] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Raja] berkata, telah memberitakan kepada kami [Al Mas'udi] dari [Habib bin Abu Tsabit] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas], "Bahwa seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya; "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku pernah bernadzar untuk berkurban di Buwanah!? Beliau bertanya: "Apakah dalam dirimu masih melekat sesuatu dari perkara jahiliyah?" ia menjawab, "Tidak." Beliau bersabda: "Tunaikanlah."

ibnu-majah:2121

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Muhammad Al Farwi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Umar] dari [Ubaidullah bin Umar] dari ['Atha] dari [Ibnu Abbas] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melewati seorang lelaki di Mekkah yang sedang berdiri di bawah terik matahari. Beliau lalu bertanya: "Apa yang sedang dilakukan lelaki ini?" Para sahabat menjawab, "Dia bernadzar untuk berpuasa, tidak berteduh hingga datang malam, tidak berbicara dan akan terus berdiri." Beliau bersabda: "Suruhlah ia agar berbicara, berteduh, duduk dan menyempurnakan puasanya." Telah menceritakan kepada kami [Al Husain bin Muhammad bin Syanbah Al Wasithi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al 'Ala bin Abdul Jabbar] dari [Wuhaib] dari [Ayyub] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sebagaimana dalam hadits. Waallahu A'lam.

ibnu-majah:2127

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Bapakku] dari [Az Zubair bin Ubaid] dari [Nafi'] ia berkata, "Aku pernah mempersiapkan perbekalan untuk pergi ke Syam dan Mesir, namun aku mempersiapkan diri untuk pergi ke Iraq. Lalu aku mendatangi ['Aisyah Ummul Mukminin] dan berkata kepadanya, "Wahai ummul mukminin, aku pernah mempersiapkan diri untuk pergi ke Syam, dan sekarang aku akan berangkat ke Iraq." Maka dia berkata, "Jangan kamu lakukan, apa manfaatnya bagimu dan bagi perniagaanmu, sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika Allah membuat sebab bagi seseorang tentang rizkinya dari satu arah, maka janganlah ia meninggalkannya hingga dia berubah atau hilang darinya."

ibnu-majah:2139

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Fudlail] dari [Al Laits] dari ['Atha] dari ['Attab bin Asid] ia berkata, "Tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutusnya ke Makah, beliau melarangnya (membeli) kain apabila belum ada jaminan."

ibnu-majah:2180

Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Ammar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Isa bin Yunus] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Akhdlar bin Ajlan] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr Al Hanafi] dari [Anas bin Malik] berkata, "Seorang lelaki Anshar datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan meminta kepada Beliau. Maka beliau pun bertanya kepadanya: "Apakah di rumahmu ada sesuatu?" Ia menjawab, "Ya. Sebuah alas pelana yang sebagian kami pakai dan sebagian lagi kami bentangkan, serta sebuah gelas yang kami gunakan untuk minum air." Beliau bersabda: "Berikanlah keduanya itu untukku." Anas berkata, "Orang itu lantas membawa keduanya hingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengambilnya dengan tangannya, kemudian bersabda: "Siapa yang mau membeli dua barang ini?" Seorang laki-laki berkata, "Saya mau membelinya dengan satu dirham! " Beliau bertanya lagi: "Siapa yang mau menambahnya?" Beliau ulangi pertanyaan itu dua atau tiga kali. Lalu seorang laki-laki berkata, "Saya akan membelinya dengan dua dirham." Lalu Beliau memberikan barang tersebut kepadanya, kemudian meminta uang pembayarannya seraya memberikannya kepada sahabat Anshar tadi. Beliau kemudian bersabda: "Belilah makanan dengan satu dirham untuk keluargamu, dan sisanya belikanlah sebuah kapak. Setelah itu bawalah kapak itu kepadaku." Laki-laki itu pun melakukannya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian mengambil kapak dan memasang kayu sebagai gagangnya. Beliau lalu bersabda: "Pergi dan carilah kayu bakar, dan selama lima belas hari ini aku tidak ingin melihatmu." Setelah itu, laki-laki tersebut pergi mencari kayu bakar dan menjualnya. Kemudian ia datang menemui Nabi setelah menghasilkan sepuluh dirham, beliau lalu bersabda: "Belilah makanan dengan separuh uangmu dan belilah pakaian dengan separuh yang lain." Kemudian beliau bersabda: "Ini lebih baik bagimu daripada kamu datang dan meminta-minta. Pada hari kiamat kelak meminta-minta akan menjadi titik hitam di wajahmu, maka tidak boleh meminta-minta kecuali bagi orang yang sangat fakir, atau orang yang terlilit hutang, atau darah yang menyakitkan (untuk membayar denda karena membunuh orang)."

ibnu-majah:2189

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] dari [Al Jurairi] dari [Abu Nadlrah] dari [Jabir bin Abdullah] ia berkata, "Ketika aku bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam satu peperangan, beliau bertanya kepadaku: "Apakah kamu bersedia menjual alat penyiram ini dengan satu dinar, dan Allah akan mengampunimu?" Aku menjawab, "Wahai Rasulullah, alat itu akan menjadi milikmu jika aku telah sampai Madinah." Beliau bersabda: "Apakah kamu bersedia menjualnya dengan dua dinar, dan Allah akan mengampunimu?" Jabir berkata, "Beliau terus saja menambah harga satu dinar demi satu dinar, dan di setiap penambahan satu dinar beliau mengatakan: 'Dan Allah akan mengampunimu', hingga mencapai dua puluh dinar. Ketika aku sampai Madinah, aku mengambil kepala alat penyiram dan membawanya menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau lalu bersabda: "Wahai Bilal, beri dia dua puluh dinar dari harta rampasan perang." Kemudian beliau bersabda lagi: "Ambillah alat penyiram itu, dan bawalah kepada keluargamu."

ibnu-majah:2196

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Al Mustamir Al 'Uruqi] berkata, telah menceritakan kepadaku [Bapakku] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ubais bin Maimun] berkata, telah menceritakan kepada kami [Aun Al Uqaili] dari [Abu Utsman An Nahdi] dari [Salman] ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa keluar di pagi hari untuk shalat subuh, maka ia berangkat dengan membawa bendera iman, dan barangsiapa keluar di pagi hari menuju pasar, maka ia berangkat dengan membawa bendera iblis."

ibnu-majah:2225

Telah menceritakan kepada kami [Al Abbas bin Ja'far] berkata, telah menceritakan kepada kami [Amru bin Aun] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Abu Zaidah] dari [Isra'il] dari [Ar Rukain bin Ar Rabi' bin 'Umailah] dari [Bapaknya] dari [Ibnu Mas'ud] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tidaklah seseorang yang memperbanyak riba, melainkan akhir perkaranya akan merugi."

ibnu-majah:2270

Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Ammar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Najih] dari [Abdullah bin Katsir] dari [Abu Al Minhal] dari [Ibnu Abbas] ia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang sementara para sahabat meminjamkan kurma dalam jangka waktu dua atau tiga tahun. Beliau lalu bersabda: "Barangsiapa memberi pinjaman kurma hendaklah ia lakukan dalam takaran yang jelas, timbangan yang jelas, dan waktu yang jelas."

ibnu-majah:2271

Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Humaid bin Kasib] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin Muslim] dari [Muhammad bin Hamzah bin Yusuf bin Abdullah bin Salam] dari [Bapaknya] dari kakeknya [Abdullah bin Salam] ia berkata, "Seorang laki-laki datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya; "Bani Fulan telah menyerah kepada orang-orang Yahudi, mereka dalam keadaan kelaparan hingga aku merasa khawatir mereka akan murtad." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lantas bersabda: "Siapa yang mempunyai sesuatu? Seorang yahudi lalu berkata, "Saya memiliki seperti ini dan seperti ini." menurutku ia mengatakan, "Tiga ratus dinar dengan harga seperti ini dan seperti ini dari kebun kurma Bani fulan." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Dengan harga seperti ini dan seperti ini sampai waktu seperti ini dan seperti ini, dan bukan dari kebun kurma Bani fulan."

ibnu-majah:2272

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dan ['Abdurrahman bin Mahdi] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Syu'bah]. (dalam jalur lain disebutkan) [Yahya] berkata; dari [Abdullah bin Abu Al Mujalid]. (dalam jalur lain disebutkan) ['Abdurrahman] berkata dari [Ibnu Abu Al Mujalid] ia berkata, "Abdullah bin Syaddad dan Abu Burdah berselisih dalam masalah salam, maka mereka mengutusku menemui [Abdullah bin Abu Aufa]. Lantas aku menanyakan hal itu kepadanya, ia menjawab, "Kami pernah melakukan salam pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Abu Bakar dan Umar dalam tepung, gandum, anggur dan kurma kepada suatu kaum yang tidak memilikinya. Lalu hal itu aku tanyakan juga kepada [Ibnu Abza], dan ia menjawab dengan hal yang sama."

ibnu-majah:2273

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syuja' bin Al Walid] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ziyad bin Khaitsamah] dari [Sa'd] dari ['Atiyyah] dari [Abu Sa'id] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila kamu meminjamkan sesuatu, maka jangan merubahnya kepada sesuatu yang lain." Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Sa'id] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syuja' bin Al Walid] dari [Ziyad bin Khaitsamah] dari ['Atiyyah] dari [Abu Sa'id] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, lalu ia menyebutkan sebagaimana dalam hadits tersebut, hanya saja ia tidak menyebut nama Sa'd."

ibnu-majah:2274

Telah menceritakan kepada kami [Hannad bin As Sari] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abul Ahwash] dari [Abu Ishaq] dari [An Najrani] ia berkata; Aku berkata kepada [Abdullah Ibnu Umar], "Aku melelangkan pohon kurma dengan sistem salam sebelum muncul buahnya! " Ibnu Umar menjawab, "Tidak boleh." Aku bertanya kepadanya, "Kenapa?" ia menjawab, "Pernah seorang laki-laki melelang kebun kurmanya pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sebelum muncul buah kurmanya. Namun pada tahun itu buahnya tidak muncul sama sekali. Kemudian si pembeli berkata, "Dia tetap menjadi milikku hingga pohon itu berbuah. Tetapi si penjual berkata, "Aku hanya menjual pohon kurma ini setahun saja." Hingga keduanya cekcok dan mengadukannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau lantas bertanya kepada si penjual: "Apakah dia mengambil sesuatu dari pohon kurmamu? ia menjawab, "Tidak." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Lalu dengan alasan apa kamu menghalalkan hartanya? Kembalikanlah barang yang telah kamu ambil darinya. Dan janganlah kalian melelang pohon kurma sehingga nampak kematangan buahnya."

ibnu-majah:2275

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali Al Khallal] berkata, telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Tsabit Al Bazzar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Nashr bin Al Qasim] dari ['Abdurrahman bin Dawud] dari [Shalih bin Shuhaib] dari [Bapaknya] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tiga hal yang di dalamnya terdapat barakah; jual beli yang memberi tempo, peminjaman, dan campuran gandum dengan jelai untuk di konsumsi orang-orang rumah bukan untuk dijual."

ibnu-majah:2280

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya] dan [Yahya bin Hakim] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] berkata, telah memberitakan kepada kami [Hajjaj] dari [Amru bin Syu'aib] dari [Bapaknya] dari [Kakeknya] ia berkata, "Seorang laki-laki datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Bapakku meminta hartaku! " beliau bersabda: "Kamu dan hartamu adalah milik bapakmu." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melanjutkan kembali: "Sesungguhnya anak-anak kalian adalah dari hasil usaha kalian yang terbaik, maka makanlah dari hasil usaha mereka."

ibnu-majah:2283

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad] dan [Abu Umar Adl Dlarir] mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Waki'] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Urwah] dari [Bapaknya] dari ['Aisyah] ia berkata, "Hindun datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, Abu Sufyan adalah seorang laki-laki yang pelit, ia tidak memberi nafkah yang bisa mencukupi aku dan anakku, kecuali dengan sesuatu yang aku ambil dari hartanya tanpa sepengetahuannya! " beliau lantas bersabda: "Ambillah uang miliknya yang bisa mencukupi nafkahmu dan juga anakmu dengan ma'ruf."

ibnu-majah:2284

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Bisyr bin Manshur] berkata, telah menceritakan kepada kami [Umar bin Ali] dari [Hajjaj] dari [Salith bin Abdullah Ath Thuhawi] dari [Dzuhail bin 'Auf bin Syammakh Ath Thuhawi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Hurairah] ia berkata, "Tatkala kami sedang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu perjalanan, tiba-tiba kami melihat unta yang terikat di sebatang pohon duri yang besar. Lalu kami mendekatinya, tetapi Rasulullah memanggil kami hingga kami kembali kepadanya. Beliau bersabda: "Sesungguhnya unta ini adalah milik penduduk daerah kaum muslimin, ia adalah makanan pokok mereka dan keberkahan mereka setelah Allah. Apakah kalian senang jika kalian kembali ke tempat perbekalan kalian, kemudian kalian menemukan apa yang kalian letakkan di sana telah hilang? Apakah ini adil menurut kalian?" Mereka menjawab, "Tidak." Beliau bersabda: "Maka demikian pula dengan hal ini." Kami lantas bertanya, "Bagaimana pendapatmu jika kami butuh makan dan minum?" beliau menjawab: "Makan dan minumlah, namun jangan membawanya sebagai bekal."

ibnu-majah:2294

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Idris] dari [Hushain] dari [Amir] dari [Urwah Al Bariqi] dan ia memarfu'kannya, beliau bersabda: "Unta, bagi pemiliknya adalah kemuliaan, kambing adalah keberkahan, dan pada ubun-ubun kuda telah tertulis kebaikan hingga hari kiamat."

ibnu-majah:2296

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad] dan [Muhammad bin Isma'il] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Waki'] berkata, telah menceritakan kepada kami [Isra'il] dari [Abdul A'la] dari [Bilal bin Abu Musa] dari [Anas bin Malik] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa meminta untuk diangkat sebagai hakim maka ia akan ditelantarkan, dan barangsiapa dipaksa menjadi hakim maka malaikat akan turun untuk membantunya."

ibnu-majah:2300

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ya'la] dan [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Amru bin Murrah] dari [Abu Al Bakhtari] dari [Ali] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutusku ke Yaman, maka aku berkata, "Wahai Rasulullah, engkau mengutusku untuk menjadi hakim di tengah manusia sementara aku seorang pemuda dan tidak mengerti bagaimana memberi putusan! " Ali berkata, "Beliau lalu meletakkan tangannya ke dadaku seraya berdoa: "Ya Allah, tunjukilah hatinya dan teguhkanlah lisannya." Ali berkata, "Setelah itu aku tidak ragu-ragu dalam memutuskan antara dua perkara."

ibnu-majah:2301

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Khallad Al Bahili] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id Al Qaththan] berkata, telah menceritakan kepada kami [Mujalid] dari [Amir] dari [Masruq] dari [Abdullah] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah seorang hakim yang mengadili manusia kecuali pada hari kiamat ia akan datang dalam keadaan tengkuknya dipegang oleh malaikat. Kemudian kepalanya akan diangkat ke langit, jika Allah berfirman, 'Lemparkanlah ia' maka malaikat akan melemparnya ke dalam neraka yang dalamnya seperti perjalanan selama tujuh puluh musim."

ibnu-majah:2302

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Sinan] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Bilal] dari [Imran Al Qaththan] dari [Husain yaitu Ibnu Imran] dari [Abu Ishaq Asy Syaibani] dari [Abdullah bin Abu Aufa] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah akan bersama seorang hakim selama ia tidak berbuat curang. Apabila berbuat curang maka akan dibebankan kepada dirinya sendiri."

ibnu-majah:2303

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair] dan [Ali bin Muhammad] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Waki'] dan [Abu Mu'awiyah] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Syaqiq] dari [Al Asy'ats bin Qais] ia berkata, "Antara aku dengan seorang laki-laki yahudi terjadi perselisihan atas sebidang tanah, dan ia ingin mengingkariku. Maka aku serahkan hal itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lantas bersabda: "Apakah kamu mempunyai bukti?" aku menjawab, "Tidak." Beliau lalu bersabda kepada laki-laki yahudi itu, "Silahkan kamu bersumpah! " aku berkata, "Jika demikian, ia akan bersumpah dan hilanglah apa yang menjadi hakku! " maka Allah Subhaanahu menurunkan ayat: (Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit) hingga akhir ayat."

ibnu-majah:2313

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syarik bin Abdullah] dari [Qais bin Wahb] dari [seorang laki-laki] dari Bani Su`ah, ia berkata, "Aku berkata kepada ['Aisyah] beritahukanlah kepadaku bagaimana akhlak Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. 'Aisyah berkata, "Apakah kamu tidak membaca Al Qur'an? (Dan sesungguhnya kamu benar-benar di atas akhlak yang agung)." 'Aisyah kembali menuturkan, "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang bersama-sama para sahabatnya, aku membuatkan makanan untuknya, dan ternyata Hafshah juga membuatkan makanan untuk beliau." 'Aisyah melanjutkan, "Ternyata Hafshah lebih dahulu dalam membuat makanan, maka aku berkata kepada budak perempuanku, "Pergi dan tumpahkanlah mangkuk piringnya! " Budak itu pun menyusul Hafshah, sementara Hafshah telah siap untuk meletakkan makanan itu di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu budak perempuan itu menumpahkannya hingga mangkuknya pecah dan makanannya berhamburan." 'Aisyah berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian mengumpulkan pecahan mangkuk dan makanan yang tertumpah di atas tikar dari kulit, hingga para sahabat dapat memakannya. Setelah itu Rasulullah mengambil mangkuk milikku dan memberikannya kepada Hafshah seraya bersabda: "Ambilah wadah ini sebagai ganti wadah kalian dan makanlah makanan yang ada di dalamnya." 'Aisyah berkata, "Aku tidak melihat tanda emosi itu di wajah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam."

ibnu-majah:2324

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad Ibnul Mutsanna] berkata, telah menceritakan kepada kami [Khalid Ibnul Warits] berkata, telah menceritakan kepada kami [Humaid] dari [Anas bin Malik] ia berkata, "Pernah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersama salah seorang Ummahatul Mukminin. Lalu ada seorang dari isteri beliau yang lain mengirimkan mangkuk berisi makanan. Lalu ia (isteri yang bersama beliau) memukul tangan Rasulullah hingga mangkuk tersebut jatuh dan pecah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian memungut kembali dua belahan mangkuk tersebut seraya menggabungkannya menjadi satu, kemudian beliau meletakkan kembali makanannya di atas mangkuk. Setelah itu beliau bersabda: "Makanlah, ibu kalian sedang cemburu." Para sahabat pun makan, hingga isteri beliau datang dengan membawa mangkuk yang masih utuh dari dalam rumah. Mangkuk yang masih utuh itu lalu ia berikan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sementara mangkuk telah pecah beliau tinggalkan di rumah isterinya yang telah memecahkannya."

ibnu-majah:2325

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ash Shabbah] dan [Ammar bin Khalid Al Wasithi] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Ayyasy] dari [Dahtsam bin Qurran] dari [Nimran bin Jariyah] dari [Bapaknya] berkata; "Suatu kaum mengadukan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang persengketaan mereka atas sebuah gubuk yang terdapat di tengah-tengah mereka. Lalu beliau mengutus Hudzaifah untuk memberikan putusan di antara mereka. Hudzaifah kemudian memberi putusan bahwa gubuk itu adalah milik orang yang ada di sekitar tali pengekang. Ketika Hudzaifah kembali kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan memberitahukan hasil putusan yang ia berikan, beliau lalu bersabda: "Engkau tepat dan benar."

ibnu-majah:2334

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ulayyah] dari [Utsman Al Batti] dari [Abdul Hamid bin Salamah] dari [Bapaknya] dari [Kakeknya] berkata, "Kedua orang tuanya mengadukan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, salah satunya kafir dan yang lain muslim. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu memberi pilihan kepadanya. (Anak itu) menghadap kepada yang masih kafir, beliau lalu berdoa, "Ya Allah berilah petunjuk kepadanya (anak itu)." Kemudian (anak itu) menghadap kepada yang muslim, hingga akhirnya beliau memutuskan bahwa anak itu mengikuti orang tuanya yang muslim."

ibnu-majah:2343

Telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Yusuf Al Jubairi] dan [Jamil bin Al Hasan Al Atiki] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Marwan Al Ijli] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdul Malik bin An Nadlrah] dari [Bapaknya] dari [Abu Sa'id Al Khudri] ia berkata ketika dia membaca ayat ini: ' Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian berhutang piutang untuk waktu tertentu, hendaklah kalian menuliskannya, hingga ayat: ' Akan tetapi jika sebagian kalian percaya kepada sebagian yang lain', ia mengatakan, "Ayat ini menghapus ayat yang sebelumnya."

ibnu-majah:2356

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bisyr Bakr bin Khalaf] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] dari [Dawud bin Abu Hind] dari [Asy Sya'bi] dari [An Nu'man bin Basyir] mengatakan bahwa bapaknya pernah mengajaknya menghadap Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Saksikanlah, sesungguhnya aku telah memberi An Nu'man dari uangku sekian dan sekian! " beliau bersabda: "Apakah ini juga engkau lakukan untuk anakmu yang lain, sebagaimana yang engkau lakukan terhadap Nu'man?" ia menjawab, "Tidak." Beliau bersabda: "Carilah orang lain untuk menjadi saksi." Kemudian beliau melanjutkan: "Tidakkah engkau suka, jika kebaikan mereka untukmu juga sama?" ia menjawab, "Tentu." Beliau bersabda: "Maka janganlah engkau lakukan hal itu."

ibnu-majah:2366

Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Ammar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] dari [Humaid bin 'Abdurrahman] dan [Muhammad bin An Nu'man bin Basyir] keduanya telah mengabarkan kepadanya dari [An Nu'man bin Basyir] bahwa bapaknya memberikan seorang budak kepadanya, lalu bapaknya mengajak menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk menjadi saksi. Beliau lalu bersabda: "Apakah semua anakmu engkau beri?" ia menjawab, "Tidak." Beliau bersabda: "Kembalikanlah budak itu."

ibnu-majah:2367

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] dan [Abu Bakr bin Khallad Al Bahili] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Adi] dari [Husain Al Mu'allim] dari [Amru bin Syu'aib] dari [Thawus] dari [Ibnu Abbas] dan [Ibnu Umar] keduanya memarfu'kan hadits tersebut kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tidak halal seorang laki-laki memberikan suatu pemberian kemudian diminta kembali, kecuali orang tua terhadap sesuatu yang ia berikan kepada anaknya."

ibnu-majah:2368

Telah menceritakan kepada kami [Harmalah bi Yahya] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Wahb] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Al Laits bin Sa'd] dari [Abdullah bin Yahya] -seorang lelaki anak dari Ka'b bin Malik- dari [Bapaknya] dari [Kakeknya] bahwa neneknya Khairah -istri Ka'b bin Malik- datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan membawa perhiasannya, lalu ia berkata, "Aku ingin mensedekahkan perhiasan ini." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda kepadanya: "Seorang istri tidak boleh mensedekahkan hartanya kecuali atas izin suaminya. Apakah kamu sudah meminta izin kepada Ka'b?" ia menjawab: "Ya." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian mengutus seseorang menemui Ka'b bin Malik suaminya untuk menanyakan: "Apakah kamu sudah mengizinkan Khairah untuk bersedekah dengan perhiasan miliknya?" Ka'b menjawab, "Ya." Akhirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun menerima sedekahnya."

ibnu-majah:2380

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Hakim] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sualaiman At Taimi] dari [Abu Utsman An Nahdi] dari [Abdullah bin Amir] dari [Zubair bin Awwam] bahwa dia menaiki seekor kuda yang diberi nama Ghamrun atau Ghamrah, kemudian dia melihat seekor anak kuda jantan atau betina dari beberapa anak kuda yang dijual dan dinisbahkan kepada kudanya, maka dia melarangnya."

ibnu-majah:2384

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Sufyan] dari [Abdullah bin 'Atha] dari [Abdullah bin Buraidah] dari [Bapaknya] ia berkata, "Seorang wanita datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, aku bersedekah kepada ibuku dengan memberikan seorang budak wanita, tetapi ibuku meninggal?" beliau menjawab: "Semoga Allah memberimu pahala, dan Allah akan mengembalikannya kepadamu sebagai warisan."

ibnu-majah:2385

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Ja'far Ar Raqqi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah] dari [Abdul Karim] dari [Amru bin Syu'aib] dari [Bapaknya] dari [Kakeknya] ia berkata, "Seorang laki-laki datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya, "Aku memberikan kebun milikku kepada ibuku, namun ia meninggal. Dan ibuku tidak meninggalkan ahli waris kecuali aku?" maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sedekahmu telah diterima, dan kebun itu akan kembali kepadamu (sebagai warisan)."

ibnu-majah:2386

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ash Shabbah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Muhammad Ad Darawardi] dari [Amru bin Abu Amru] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] berkata, "Pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ada seseorang yang mempunyai tanggungan hutang sebanyak sepuluh dinar kepada orang yang meminjaminya. Lalu ia (peminjam) berkata, "Aku tidak memiliki sesuatu untuk aku berikan kepadamu." Ia (pemilik uang) berkata, "Tidak, demi Allah. Aku tidak akan meninggalkanmu hingga kamu membayarku, atau kamu mendatangkan kepadaku seorang jaminan." Lalu ia membawanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lantas bertanya: "Berapa lama waktu yang kamu berikan untuknya?" ia menjawab, "Satu bulan." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda: "Aku yang akan menjadi penjamin." Maka dia datang di waktu yang telah dikatakan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu bertanya kepadanya: "Dari mana kamu dapatkan ini?" Ia menjawab, "Dari harta temuan (harta karun)." Beliau bersabda: "Tidak ada kebaikan di sana." Lalu beliau pun membayarkan hutangnya."

ibnu-majah:2397

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Abdullah bin Muhammad bin Utsman Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Ubaidah] menurutku ia mengatakan; telah menceritakan kepada kami [Ayahku] dari [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Sa'id Al Khudri] ia berkata, "Seorang arab badui datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam meminta pelunasan hutang dari beliau, badui tersebut memaksa beliau hingga ia berkata kepada beliau, "Aku akan menekanmu hingga engkau membayar kepadaku." Maka para sahabat pun menghardik dan berkata, "Celaka kamu! Tidak tahukah siapa yang kamu ajak bicara?" badui itu menjawab, "Aku hanya menuntut hakku." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda: "Hendaklah kalian membantu pemilik hak hingga ia mendapatkan haknya." Kemudian beliau mengutus seseorang kepada Khaulah binti Qais, beliau mengatakan kepadanya: "Jika kamu mempunyai kurma maka pinjamilah kami, jika kurma kami telah tiba maka akan kami ganti." Khaulah berkata, "Ya, demi bapakku, untukmu wahai Rasulullah." Abu Sa'id berkata, "Khaulah kemudian meminjami Rasulullah hingga beliau melunasi hutangnya pada arab badui itu dan memberinya makan. Badui itu kemudian berkata: "Engkau telah menepati pembayarannya, semoga Allah akan menepatinya bagimu." Beliau lalu bersabda: "Mereka itulah sebaik-baik umat, tidaklah suatu kaum akan dibersihkan dari dosa hingga orang yang lemah dari mereka dapat mengambil haknya tanpa ada rasa takut."

ibnu-majah:2417

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya] dan [Yahya bin Hakim] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Umar] berkata, telah memberitakan kepada kami [Yunus bin Yazid] dari [Az Zuhri] dari [Abdullah bin Ka'b bin Malik] dari [Bapaknya] Bahwasanya ia pernah menagih hutang kepada Ibnu Abu Hadrad di masjid, suara keduanya begitu keras hingga terdengar oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari dalam rumah. Beliau kemudian keluar dan memanggil Ka'b, Ka'b kemudian menjawab, "Aku penuhi panggilanmu wahai Rasulullah! " beliau bersabda: "Lepaskanlah tagihan hutangmu ini." Beliau kemudian memberi isyarat dengan tangannya agar Ka'b membebaskan setengah dari tagihan hutangnya. Ia berkata, "Aku telah lakukan." Beliau bersabda: "Berdiri dan berilah putusan."

ibnu-majah:2420

Telah menceritakan kepada kami ['Abdurrahman bin Ibrahim Ad Dimasyqi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu'aib bin Ishaq] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Urwah] dari [Wahb bin Kaisan] dari [Jabir bin Abdullah] bahwa ayahnya wafat dan meninggalkan hutang tiga puluh wasaq kepada seorang yahudi. Jabir kemudian meminta perpanjangan waktu kepadanya, namun orang yahudi tersebut tidak mau memberi perpanjangan kepadanya. Jabir kemudian berbicara kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam agar beliau bisa membantunya menghadapi yahudi itu. Maka datanglah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menemui orang yahudi itu dan mengatakan kepadanya agar mengambil buah kurma sebagai ganti hutang Jabir kepadanya, tetapi dia menolaknya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun mengajaknya bicara lagi, tetapi dia tetap menolak untuk memberi perpanjangan waktu kepada Jabir. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian masuk ke dalam kebun kurma dan mengitarinya, beliau lantas berkata kepada Jabir: "Petiklah buah itu dan bayarkan kepadanya." Setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kembali ia memetik buah kurma sebanyak tiga puluh wasaq, dan masih mempunyai sisa dua belas wasaq. Jabir kemudian menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk mengabarkan apa yang ia lakukan kepada beliau, namun ia tidak mendapati Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di tempat. Saat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kembali, Jabir kembali datang dan mengabarkan bahwa ia telah membayarkannya, dan mengabarkan kepada beliau kelebihan yang ia dapatkan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda: "Kabarkanlah hal itu kepada Umar Ibnul Khaththab." Jabir lalu pergi menemui Umar dan mengabarkan kepadanya. Umar lantas berkata kepadanya, "Aku telah mengetahui hal itu tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berjalan di sana, Sungguh Allah telah memberkahi kebun kurma itu."

ibnu-majah:2425

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Ghiyats] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim] berkata, telah menceritakan kepadaku [Al Aswad] dari ['Aisyah] berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah membeli makanan dari seorang yahudi dengan tempo, kemudian menggadaikan baju perangnya."

ibnu-majah:2427

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdul A'la Ash Shan'ani] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Mu'tamir bin Sulaiman] dari [Bapaknya] dari [Hanasy] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tertimpa kekurangan, dan sampailah berita itu kepada Ali. Kemudian Ali keluar mencari kerja dan menghasilkan sesuatu hingga ia dapat memberi makanan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu ia datang ke sebuah kebun milik yahudi, dia menyiram tanamannya sebanyak tujuh belas ember dengan perhitungan setiap ember satu kurma. Orang yahudi itu kemudian memilihkan tujuh belas kurma Ajwah untuknya, setelah itu dia membawa kurma tersebut kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam."

ibnu-majah:2437

Telah menceritakan kepada kami [Ali Ibnul Mundzir] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Fudlail] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Sa'id] dari [Kakeknya] dari [Abu Hurairah] ia berkata, "Seorang sahabat Anshar berkata, "Wahai Rasulullah, kenapa aku melihatmu pucat?" Beliau menjawab: "Aku lapar." Sahabat Anshar itu kemudian pergi ke rumahnya tetapi ia juga tidak mendapatkan apa-apa di rumahnya. Kemudian ia pergi mencari (makan), lalu ia menjumpai seorang yahudi yang sedang menyiram kurmanya, lantas sahabat Anshar itu berkata kepada si yahudi, "Bagaimana jika aku yang menyirami kurmamu?" yahudi itu menjawab, "Silahkan." Ia berkata lagi, "Setiap ember dengan satu biji kurma." Dan sahabat Anshar itu memberikan syarat bahwa ia tidak ingin mengambil kurma yang keras, kering, dan rusak. Ia hanya mau mengambil kurma yang bagus. Kemudian ia menyiram sampai kira-kira mendapatkan dua gantang kurma, setelah itu ia datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan membawa kurma."

ibnu-majah:2439

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Tsabit Al Jahdari] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahhab] dari [Khalid] dari [Mujahid] dari [Thawus] berkata, " [Mu'adz bin Jabal] pernah menyewakan tanah pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, demikian juga Abu Bakar, Umar dan Utsman dengan bagi hasil sepertiga atau seperempat, dan hal itu masih dilakukannya sampai harimu ini."

ibnu-majah:2454

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rumh] berkata, telah memberitakan kepada kami [Al Laits bin Sa'd] dari [Ibnu Syihab] dari [Urwah bin Az Zubair] dari [Abdullah bin Az Zubair] bahwa seorang laki-laki Anshar berselisih dengan Az Zubair di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam atas mata air Al Harrah yang biasa mereka gunakan untuk mengairi pohon kurma. Laki-laki Anshar itu berkata, "Biarkan air mengalir! " namun Az Zubair menolak. Akhirnya keduanya mengadukan hal itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda: "Alirilah kebunmu wahai Zubair, setelah itu berikanlah kepada tetanggamu." Tetapi laki-laki Anshar itu marah seraya berkata, "Wahai Rasulullah, apakah karena ia anak dari pamanmu! " Wajah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerah, kemudian beliau bersabda: "Wahai Zubair, airilah kebunmu, setelah itu tahanlah hingga airnya kembali ke dalam tanah! " Abdullah bin Az Zubair berkata, "Az Zubair kemudian berkata, "Sungguh, aku perkirakan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan peristiwa itu: ' Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya'."

ibnu-majah:2471

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Al Mundzir Al Hizami] berkata, telah menceritakan kepada kami [Zakariya bin Manzhur bin Tsa'labah bin Abu Malik] berkata, telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Uqbah bin Abu Malik] dari pamannya [Tsa'labah bin Abu Malik] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberi putusan pada penggunaan aliran air Mahruz bahwa yang di atas harus di dahulukan dari yang berada di bawah, yakni sebatas dua mata kaki kemudian dialirkan untuk orang berada di bawah."

ibnu-majah:2472

Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Mughallis] berkata, telah menceritakan kepada kami [Fudlail bin Sulaiman] berkata, telah menceritakan kepada kami [Musa bin Uqbah] dari [Ishaq bin Yahya bin Al Walid] dari [Ubadah bin Ash Shamit] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberi putusan tentang pembagian jatah penyiraman pohon kurma, bahwa yang di atas didahulukan dari yang bawah secara berurutan, dan air tetap dibiarkan hingga genangannya mencapai batas mata kaki, setelah itu air dialirkan ke tempat yang ada di bawahnya. Begitu seterusnya hingga semua kebun mendapatkan bagiannya atau airnya habis."

ibnu-majah:2474

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Khalid bin Atsmah] berkata, telah menceritakan kepadaku [Musa bin Ya'qub Az Zam'i] berkata, telah menceritakan kepadaku bibiku [Quraibah binti Abdullah] bahwa ibunya [Karimah binti Al Miqdad bin Amru] mengabarkan kepadanya, dari [Dluba'ah binti Az Zubair] dari [Al Miqdad bin Amru] bahwa suatu hari ia keluar menuju pekuburan Baqi', yaitu pekuburan yang biasa ia gunakan untuk buang hajat. Biasanya orang-orang tidak buang hajat kecuali setelah dua atau tiga hari. Dan ia buang hajat layaknya unta, setelah itu ia masuk ke dalam reruntuhan. Saat ia jonggkok buang hajat, ia melihat seekor tikus mengeluarkan uang satu dinar dari dalam lubang, kemudian tikus itu masuk dan mengeluarkan lagi uang yang lainnya sehingga genap tujuh belas dinar. Setelah itu, tikus tersebut mengeluarkan sepucuk kain berwarna merah. Al Miqdad berkata, "Aku lalu menarik potongan kain itu, dan ternyata di sana masih satu dinar lagi hingga genaplah delapan belas dinar. Lalu aku keluar membawa uang tersebut menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan aku kabarkan hal itu kepada beliau. Aku katakan kepada beliau, "Ambillah zakatnya wahai Rasulullah! " Beliau bersabda: "Bawalah pulang uangnya, tidak ada zakat padanya. Dan semoga Allah memberkatimu di dalam dinar itu." Kemudian beliau bertanya: "Apakah kamu memasukkan tanganmu ke dalam lubang?" aku menjawab, "Tidak, demi Dzat yang telah memuliakanmu dengan kebenaran! " Ia (perawi) berkata, "Uang itu tidak habis hingga ia meninggal."

ibnu-majah:2499

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Tsabit Al Jahdari], telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ishaq Al Hadlrami], telah menceritakan kepada kami [Salim bin Hayyan], aku mendengar [Ayahku] menceritakan dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Sebelum kalian ada, terdapat seorang laki-laki membeli bangunan, di dalamnya laki-laki ini menemukan bejana besar yang terbuat dari emas. la berkata kepada pemilik rumah 'Aku hanya membeli rumah darimu dan tidak membeli emas ini." Pemilik rumah berkata; sungguh aku menjual tanah beserta segala yang ada di dalamnya." Keduanya lalu menemui seorang hakim, hakim tersebut berkata, "Apakah kalian berdua memilki anak?" Salah satu dari keduanya menjawab, "Aku memiliki seorang anak laki-laki, dan yang lain menjawab, "Aku memiliki seorang anak perempuan." Hakim tadi berkata, "Kalian nikahkan saja anak yang lelaki kamu dengan anak perempuan tadi dan berikanlah mereka nafkah dari bejana emas tersebut, serta sedekahkan sisanya."

ibnu-majah:2502

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah], telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Bahz bin Hakim] dari [Ayahnya] dari [Kakeknya] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah subhanahu wata'ala tidak menerima amal seorang musyrik yang menyekutukan Allah setelah sebelumnya masuk Islam, sampai ia memisahkan diri dengan orang-orang musyrik dan bergabung dengan kaum muslimin."

ibnu-majah:2527

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah], telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Numair], telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ishaq] dari [Muhammad bin Thalhah bin Rukanah] dari Ibunya [Aisyah binti Mas'ud bin Al Aswad] dari [Ayahnya] berkata; ketika ada seorang wanita dari kaumnya yang mencuri di rumah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka kami membesarkannya dan ternyata wanita itu dari Quraisy, kamipun mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk melaporkannya kami berkata; "Kami menebusnya dengan empat puluh uqiyah." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Mensucikan diri lebih baik baginya." Ketika kami mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menolaknya, kami pun mendatangi Usamah, kami berkata; "Rayulah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam wahai Usamah!." Hingga akhirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri sambil berpidato, beliau bersabda: "Apa yang menyebabkan kalian mencegahku dari menegakkan hukum hukum Allah yang terjadi pada seorang budak dari budak-budak Allah? Demi yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, seandainya saja Fatimah putri Muhammad mencuri, niscaya Muhammad sendiri yang memotong tangannya."

ibnu-majah:2538

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah], telah menceritakan kepada kami [Abbad bin Al Awwam] dari [Muhammad bin Amru] dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah], ia berkata; "Maiz bin Malik datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, 'Wahai Rasulullah aku telah berzina.' Akan tetapi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengacuhkannya. Lalu ia berkata kembali, "Aku telah berzina." Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun mengacuhkannya. Kemudian ia berkata lagi, "Aku telah berzina." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tetap mengacuhkannya. Lalu ia berkata kembali, "Aku telah berzina." Namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tetap tidak memperdulikannya sampai ia mengikrarkan perihal tersebut sebanyak empat kali. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan agar ia dihukum rajam. Di saat tubuhnya terkena lemparan batu, ia pun melarikan diri karena kesakitan. Kemudian bertemu dengan seorang yang membawa tulang rahang unta di tangannya, laki-laki ini akhirnya memukul Maiz sampai pingsan. Perihal larinya Maiz saat terkena lemparan batu itu diceritakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau bersabda: "Tidakkah sebaiknya kalian membiarkannya?"

ibnu-majah:2544

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah], telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Numair], telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ishaq] dari [Ya'qub bin Abdullah bin Al Asyajj] dari [Abu Umamah bin Sahal bin Hunaif] dari [Sa'id bin Sa'd bin Ubadah], ia berkata; "Di sekitar rumah kami ada seorang laki-laki pendek dan sudah tua, kami tidak memperhatikan dirinya kecuali di saat ia telah melakukan perbuatan zina dengan seorang budak rumahan, peristiwa itu diadukan oleh [Sa'd bin Ubadah] kepada Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa salam, lalu beliau bersabda: "Hukumlah dengan hukuman dera sebanyak seratus kali dera. " Mereka menjawab, "Wahai Nabi Allah! Laki-laki itu sangat lemah, seandainya kita mencambuknya seratus kali, niscaya akan mati, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, "Ambillah oleh kalian satu batang yang terdapat seratus dahan kurma, lalu pukulkanlah ia dengannya sekali saja." Telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Waki'], telah menceritakan kepada kami [Al Muharibi] dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Ya'qub bin Abdullah] dari [Abu Umamah bin Sahal] dari [Sa'd bin Ubadah] dari Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam dengan Hadits yang serupa.

ibnu-majah:2564

Telah menceritakan kepada kami [Nashr bin Ali Al Jahdlami], telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahab], telah menceritakan kepada kami [Humaid] dari [Anas bin Malik] bahwa sekelompok manusia dari Urainah datang ke Madinah di zaman Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa salam karena sakit perut, Anas bin Malik berkata, "Alangkah baiknya kalian keluar menuju hewan ternak unta, lalu kalian minum susu dan air seni unta-unta tersebut. Maka mereka melakukan tersebut lalu keluar dari Islam dan membunuh pengembala Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa salam dan menyembelih hewan ternak tersebut. Maka Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa salam mengirimkan utusan untuk mencari mereka. Kemudian mendatangi mereka dan memotong tangan, kaki serta membutakan mata mereka kemudian membiarkan mereka di kawasan panas bebatuan sampai mereka mati."

ibnu-majah:2568

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya], telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Maryam], telah memberitakan kepada kami [Ibnu Lahi'ah] dari [Yazid bin Abu Habib] dari [Abdurrahman bin Tsa'labah Al Anshari] dari [Ayahnya]; bahwa Amru bin Samurah bin Habib bin Abdu Syams mendatangi Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa salam dan berkata; "Wahai Rasulullah, aku telah mencuri seekor unta milik bani Fulan, bersihkanlah aku!." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengirim kepada bani Fulan, dan mereka berkata; " kami telah kehilangan unta kami". Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan untuk menegakkan hukuman kepadanya, sehingga tangannya dipotong. Berkata Tsa'labah; "Aku melihatnya tatkala tangannya jatuh dan dia berkata; " segala puji bagi Allah yang telah mensucikanku dari dirimu (tangan) yang ingin memasukkan jasadku ke neraka."

ibnu-majah:2578

Telah menceritakan kepada kami [Jubarah bin Al Mughallas], telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Tamim] dari [Maimun bin Mihran] dari [Ibnu 'Abbas]; sesungguhnya seorang budak dari kalangan budak seperlima harta rampasan perang mencuri sesuatu dari seperlima harta rampasan perang, maka dihadapkanlah kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan beliau tidak memotongnya, beliau bersabda: "Harta Allah Azza wa Jalla, sebagian mencuri sebagian yang lain."

ibnu-majah:2580

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah], telah menceritakan kepada kami [Syababah] dari [Malik bin Anas] dari [Az Zuhri] dari [Abdullah bin Shafwan], dari [Bapaknya] bahwa Ia sedang tidur di sebuah masjid berbantalkan selendangnya, lalu selendang tersebut diambil oleh seseorang dari bawah kepalanya. Kemudian ia datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan membawa pencuri selendangnya itu. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan agar tangan si pencuri dipotong, Shafwan berkata; "Wahai Rasulullah! Aku tidak menginginkan hal ini. Biarlah selendangku sebagai sedekah untuknya." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Mengapa tidak kau lakukan itu sebelum kau bawa permasalahan ini padaku! "

ibnu-majah:2585

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Mutsanna], telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahab] dan [Ibnu Abu Adi] dari [Khalid Al Khadza`] dari [Abu Qilabah] dari [Abul `Asy'ats] dari [Ubadah bin Shamit], ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa diantara kalian terkena hukum hudud maka mempercepat hukuman adalah kafaratnya. Sementara apabila tidak dipercepat, maka urusannya dikembalikan kepada Allah."

ibnu-majah:2593

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad], telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Fadhal bin Dalham] dari [Al Hasan] dari [Qubishah bin Huraits] dari [Salamah bin Al Muhabbiq] berkata; Telah dikatakan kepada Abu Tsabit, Sa'd Bin 'Ubadah, tatkala turun ayat hudud, dan ia adalah seorang lelaki yang pencemburu; "Apa pandanganmu jika kamu mendapati seorang lelaki bersama istrimu? Apa yang akan kamu lakukan?" Ia menjawab; "Aku akan memukul keduanya dengan pedang sampai aku mendatangkan empat orang hingga dia menyelesaikan hajatnya dan pergi atau aku akan berkata; "aku melihat seperti ini dan seperti ini kemudian kalian melaksanakan had kepadaku dan kalian jangan menerima persaksianku selamanya." Ia berkata; maka hal itu disampaikan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau bersabda: "Cukuplah dengan pedang sebagai saksi." Kemudian beliau bersabda: "Tidak, sesungguhnya aku khawatir itu merupakan pengaruh dari mabuk atau cemburu." Telah menceritakan kepada kami Abu Abdullah Ibnu Majah; aku mendengar Abu Zur'ah mengatakan hadits ini dari Ali bin Muhammad Ath Thanafisi.

ibnu-majah:2596

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Musa], telah menceritakan kepada kami [Husyaim], telah menceritakan kepada kami [Sahal bin Abu Sahal], telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Ghiyats] semuanya dari [`Asy'ats] dari [Adi bin Tsabit] dari [Al Barra` bin 'Azib], ia berkata, "Aku bertemu dengan [Pamanku] yang disebut oleh Husyaim dalam haditsnya dengan nama Al Harits bin Amru, dan dia telah ditetapkan oleh Nabi sebagai pemegang bendera. Aku bertanya kepadanya, "Anda hendak kemana?" la menjawab, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutusku untuk menemui seorang laki-laki yang menikahi isteri ayahnya, lalu memerintahkanku untuk memenggal lehernya."

ibnu-majah:2597

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdurrahman bin Akhi Al Husain Al Ju'fi], telah menceritakan kepada kami [Yusuf bin Manazil At Ataimi], telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Idris] dari [Khalid bin Abu Karimah] dari [Mu'awiyah bin Qurrah], dari [Bapaknya] ia berkata, "Aku diutus oleh Rasululllah shallallahu 'alaihi wasallam untuk menjumpai seorang laki-laki yang menikah dengan isteri ayahnya, agar aku memenggal lehernya dan menyita hartanya."

ibnu-majah:2598

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bisyr Bakar bin Khalaf], telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Dlaif], telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Utsman bin Khutsaim] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas], ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang menghubungkan nasabnya kepada selain ayahnya atau seorang budak mengaku sebagai budak kepada selain majikannya, maka laknat dari Allah, para malaikat dan manusia secara keseluruhan ditimpakan kepadanya'."

ibnu-majah:2599

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad], telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Ashim Al Ahwal] dari [Abu Utsman An Nahdi] berkata; Aku mendengar [Sa'd] dan [Abu Bakrah], masing-masing dari keduanya berkata, "Kedua telingaku mendengar dan hatiku memperhatikan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang mengaku-ngaku memiliki hubungan nasab kepada selain ayahnya, padahal ia tahu bahwa orang tersebut memang bukan ayahnya, maka surga menjadi haram baginya."

ibnu-majah:2600

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Shabah], telah memberitakan kepada kami [Sufyan] dari [Abdul Karim] dari [Mujahid] dari [Abdullah bin Amru] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang mengaku-ngaku memiliki hubungan nasab kepada selain ayahnya, maka surga menjadi haram baginya, padahal bau surga dapat dicium sepanjang jarak perjalanan lima ratus tahun."

ibnu-majah:2601

Telah menceritakan kepada kami [Hasan bin Abu Rabi'Al Jurhani], telah memberitakan kepada kami [Abdurrazak], telah mengkabarkan kepadaku [Yahya bin 'Ala'] bahwa ia mendengar [Bisyr bin Numair], ia mendengar dari [Makhul], ia berkata; bahwa ia mendengar [Yazid bin Abdullah], ia mendengar dari [Shafwan bin Umaiyah], ia berkata; "Ketika kami sedang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, datanglah 'Amru bin Murrah dan berkata; "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah telah menentukan kemalangan kepada diriku, dan aku menganggap tidak akan mendapat rizki kecuali dari menabuh rebana dengan telapak tanganku, maka izinkanlah aku bernyanyi bukan di dalam hal yang keji". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku tidak akan mengizinkanmu, dan tidak ada kemuliaan, serta kesejukan mata, engkau telah berdusta wahai musuh Allah. Sungguh Allah telah memberimu rizki yang baik dan halal, kemudian kamu memilih rizki yang diharamkan Allah kepadamu untuk mengganti sesuatu yang halal yang telah dihalalkan Allah untukmu, kalau saja aku mendekati dirimu, sungguh aku akan memukulmu dan memukulmu, bangun, pergi dariku dan bertaubatlah kepada Allah, dan jika kamu masih melakukan setelah kedatanganmu ini kepadaku, aku akan memukulmu dengan pukulan yang menyakitkan, aku akan mencukur rambutmu sebagai hukuman, aku akan mengusirmu dari keluargamu, dan aku halalkan merampas hartamu sebagai harta rampasan untuk pemuda-pemuda penduduk Madinah." Maka bangunlah 'Amru, keburukan dan hinaan, meskipun tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah Azza wa Jalla. Tatkala dia pergi, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Mereka itu adalah orang-orang yang durhaka, jika di antara mereka mati sebelum bertaubah, Allah akan merugikannya di hari kiamat kelak sebagaimana dia ketika di dunianya menjadi bencong yang telanjang tidak dapat menutupi diri dari manusia meski dengan bulu mata pun, setiap kali dia bangun dia akan terbanting, "

ibnu-majah:2603

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah], telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun], telah memberitakan kepada kami [Hammam bin Yahya] dari [Qatadah] dari [Abu Shiddiq An Naji] dari [Abu Sa'id Al Khudri], ia berkata; "Tidakkah ingin aku beritahukan kepada kalian sesuatu yang keluar dari mulut Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? Aku mendengar dengan kedua telingaku dan hatiku menyimaknya, beliau bersabda: "Sesungguhnya terdapat seseorang yang telah membunuh sembilan puluh sembilan orang, kemudian ia ingin bertaubat, lalu ia bertanya tentang seseorang yang paling alim di muka bumi ini. Kemudian ia ditunjukkan kepada seseorang. Ia pun mendatanginya dan berkata; "Aku telah membunuh sembilan puluh sembilan orang, apakah masih ada taubat untukku? Orang tersebut berkata dengan nada terkejut, "Apa? Telah membunuh sembilan puluh sembilan orang?" Beliau melanjutkan; "Akhimya pembunuh itu mengeluarkan pedangnya dan membunuh orang tersebut. Dengan demikian genaplah seratus orang yang dia bunuh. Dia pun masih berkeinginan taubat dan bertanya tentang orang paling alim di muka bumi. Kemudian ia ditunjukkan kepada seseorang dan ia pun mendatanginya. la bertanya; "Aku telah membunuh seratus orang, maka apakah masih ada taubat untukku?" Orang alim itu menjawab; "Celakalah kau! Siapakah yang dapat menghalangimu untuk bertaubat? Keluarlah dari perkampungan yang buruk yang engkau telah diami dan pindahlah ke perkampungan yang baik, yaitu di kampung ini dan ini. Beribadahlah kepada Tuhanmu di sana. " Lalu pembunuh itu pun keluar menuju perkampungan yang baik tersebut, namun ajal menjeputnya di tengah perjalanan. Kemudian malaikat rahmat dan malaikat azab saling berselisih. Iblis berkata; "Akulah yang lebih berhak terhadap orang ini, ia tidak pernah menentang perintahku sama sekali. Malaikat rahmat menjawab, "la telah keluar dalam rangka taubat." [Hammam] berkata; telah menceritakan kepadaku [Humaid At Thawil], telah menceritakan kepadaku dari [Bakar bin Abdullah] dari [Abu Rafi'], ia meriwayatkan; "Allah subhanahu wata'ala mengutus para malaikat, mereka berseteru mengenai hal ini lalu mereka kembali. Allah subhanahu wata'ala lalu berfirman, "Lihatlah, mana dintara dua perkampungan itu yang lebih dekat padanya (kampung maksiat atau kampung yang baik)?" lalu golongkanlah ia pada penghuni kampung tersebut." [Qatadah] berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Hasan], ia berkata, "Saat ajal menjemputnya, ia melompat hingga lebih dekat kepada perkampungan yang baik, dan perkampungan yang buruk lebih jauh, Kemudian ia dianggap sebagai penduduk kampung yang baik." Telah menceritakan kepada kami Abu Al Abbas bin Abdullah bin Isma'il Al Baghdadi, telah menceritakan kepada kami 'Affan, telah menceritakan kepada kami Hammam, ia menyebutkan yang semisalnya.

ibnu-majah:2612

Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Khalid Ad Dimasyqi], telah menceritakan kepada kami [Ayahku], telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rasyid] dari [Sulaiman bin Musa] dari [Amru bin Syu'aib] dari [Ayahnya] dari [Kakeknya] ia berkata; Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: "Barangsiapa membunuh secara sengaja, maka urusannya diserahkan kepada keluarga orang yang terbunuh. Apabila menginginkan, maka mereka bisa membunuh atau mengambil sejumlah tiga puluh unta hiqqah (unta betina yang berusia pada tahun ke empat), tiga puluh unta jad'ah (unta berusia lima tahun), dan empat unta khalifah (unta yang sedang mengandung). Itu adalah diyat karena sengaja apabila mereka mau berdamai kepadanya, dan itu adalah diyat yang paling berat."

ibnu-majah:2616

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Manshur Al Mawarzi], telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun], telah memberitakan kepada kami [Muhammad bin Rasyid] dari [Sulaiman bin Musa] dari [Amru bin Syu'aib] dari [Ayahnya] dari [Kakeknya] sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa membunuh seseorang karena kesalahan, dendanya adalah tiga puluh ekor unta binta makhad (unta betina yang berusia satu tahun), tiga puluh ekor unta binta labun (unta betina yang berusia dua tahun), tiga puluh unta hiqqah dan sepuluh unta bani labun (unta jantan yang berusia dua tahun) Rasulullah menilai harga unta tersebut kepada masyarakat kampung dengan nilai empat ratus Dinar atau senilai dengan uang perak. Beliau menilainya dengan kondisi harga unta, apabila harganya sedang tinggi, maka ia menaikkan nilainya dan apabila sedang rendah, maka ia menurunkan nilainya sesuai dengan kondisi yang ada. Oleh karena itu nilai harga unta pada masa Rasulullah berada di antara empat ratus sampai delapan ratus dinar atau sebanding dengan uang perak sejumlah delapan ribu Dirham. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menetapkan bahwa barangsiapa dendanya berupa sapi, maka ia harus membayar dengan dua ratus ekor sapi, barangsiapa dendanya berupa kambing, maka ia harus membayar dengan dua ribu ekor kambing."

ibnu-majah:2620

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ma'mar], telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir], telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Katsir] dari [Amru bin Dinar] dari [Thawus] dari [Ibnu Abbas], la meriwayatkannya dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam secara marfu', beliau bersabda: "Barangsiapa yang membunuh seseorang secara serampangan (membabi buta) atau karena menahan batu atau tongkat, atau cambuk maka ia dikenakan hukuman diyat membunuh karena kesalahan. Dan barangsiapa yang membunuh secara segaja, maka ia dikenakan hukum qishash. Dan Barangsiapa yang menghalang-halangi antara diyat dan hukum qishash, maka laknat Allah, para malaikat dan seluruh manusia atasnya, serta tidak diterima darinya pertaubatan dan fidyah."

ibnu-majah:2625

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah], telah menceritakan kepada kami [Abdurrahim bin Sulaiman] dari [Muhammad bin Ishaq] dari ['Atha`] dari [Shafwan bin Abdullah] dari kedua pamannya [Ya'la] dan [Salamah bin Umayah], keduanya berkata; "Kami keluar rumah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk perang Tabuk, satu teman kami ikut bersama kami. Lalu dia dan seorang laki-laki lain bertengkar ketika kami sedang diperjalanan. Perawi berkata; "Laki-laki tadi menggigit tangan temannya lalu temannya menarik tangannya dari mulutnya, hingga gigi depannya terjatuh, lalu ia datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meminta diyat gigi depannya yang patah. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seseorang dari kalian meminta tanggung jawab kepada saudaranya, karena ia telah menggigitnya sebagaimana gigitan hewan jantan. Setelah itu ia datang meminta diyat! Tidak ada diyat baginya. Perawi berkata; "Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membatalkan hal tersebut."

ibnu-majah:2646

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad], telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Numair] dari [Sa'id bin Abu 'Arubah] dari [Qatadah] dari [Zurarah bin `Aufa] dari [Imran bin Hushain], sesungguhnya ada seseorang menggigit lengan orang lain, kemudian ia menarik lengannya, maka gigi depan orang tersebut tanggal dan ia mengadukannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membatalkannya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Salah seorang dari kalian menggigit orang lain layaknya hewan jantan yang saling menggigit."

ibnu-majah:2647

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Hakim], telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Umar], aku mendengar [Malik bin Anas], telah menceritakan kepadaku [Abu Laila bin Abdullah bin Abdurrahman bin Sahal] dari [Sahl bin Abu Hatsmah], dari [para pembesar] kaum mereka, "Sesungguhnya Abdullah bin Sahl dan Muhayishah, keduanya keluar dari kediamannya menuju kawasan Khaibar karena kesulitan yang menimpa mereka. Lalu Muhayishah didatangi dan diberitahu bahwa Abdullah bin Sahl telah terbunuh dan dilemparkan di sebuah sumur yang biasa disebut Faqir atau Ain di kawasan Khaibar. Orang-orang Yahudi datang lalu Muhayishah berkata kepada mereka, "Sungguh kalian telah membunuhnya! Demi Allah! Kalian telah membunuhnya." Mereka menjawab, "Demi Allah! kami tidak membunuhnya." Lalu ia kembali dan datang menemui kaumnya. Ia mengemukakan hal yang terjadi kepada mereka. Kemudian Muhayishah dan saudara laki-lakinya Huwayishah yang lebih besar darinya serta Abdurrahman bin Sahl berangkat kembali. Muhayishah pergi lalu berbicara, sebab dialah yang ada di kawasan Khaibar, namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada Muhayishah, "Yang besar, yang besar." Maksudkan yang paling dewasa usianya. Maka Huwayishah berbicara kemudian diikuti oleh Muhayishah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata; "Mereka akan membayar diyat pada teman kalian atau mereka memberi isyarat untuk berperang." Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menulis surat dalam hal ini. kemudian mereka membalas dengan pernyataan: "Sungguh Demi Allah! Kami tidak membunuhnya." lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada Huwayishah, Muhayishah dan Abdurrahman: "Apakah kalian bersedia bersumpah dengan benar hingga kalian mendapat hak darah saudara kalian?" Mereka menjawab, "Tidak." Rasulullah bersabda; "Jika demikian berarti orang-orang Yahudi yang akan bersumpah pada kalian." Mereka menjawab; "Mereka bukan kaum Muslimin." Rasulullah pun membayar diyat dari pribadinya. Rasulullah mengirimkan seratus ekor unta kepada mereka sampai dimasukan ke dalam rumah. Sahl berkata; "Sungguh seekor unta merah darinya telah menyepakku."

ibnu-majah:2667

Telah menceritakan kepada kami [Raja`bin Muraja` As Samarqandi], telah menceritakan kepada kami [Nadlar bin Syumail], telah menceritakan kepada kami [Abu Hamzah Ash Shairafi], telah menceritakan kepadaku [Amru bin Syu'aib] dari [Ayahnya] dari [Kakeknya] berkata; "Seorang laki-laki mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sambil berteriak, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadanya, "Ada apa denganmu?" Ia menjawab, "Tuanku telah melihatku mencium hamba sahaya perempuannya, maka ia memotong kemaluanku." Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Datangkanlah padaku tuanmu itu!." Lalu dicarinya, tetapi ia tidak kuasa untuk membawanya, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pergilah, kamu telah bebas." Ia bertanya; "Siapakah yang akan menolongku, wahai Rasulullah?" Ia berkata; "Bagaimana jika ia mencariku dan mengembalikanku padanya?"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Yang bertanggung jawab kepadamu adalah setiap orang mukmin atau muslim."

ibnu-majah:2670

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Ali bin Muhammad], keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al `A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah], ia berkata; "Seorang laki-laki di masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah melakukan pembunuhan, hal ini diadukan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu diserahkan kepada keluarga terbunuh. Si pembunuh berkata; "Wahai Rasulullah! Demi Allah! Aku sebenarnya tidak bermaksud membunuhnya." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada wali korban, "Jika ia (pembunuh) benar lalu kamu membunuhnya, maka kamu akan masuk neraka. " Maka ia pun berkata; "Sudah, lepaskanlah ia." perawi berkata; "Terdakwa diikat dengan tali yang terbuat dari kulit lalu ia keluar menariknya dengan tali tersebut hingga ia dijuluki dengan panggilan si pemilik tali kulit."

ibnu-majah:2680

Telah menceritakan kepada kami [Abu Umair Isa bin Muhammd bin Nahas] dan [Isa bin Yunus] serta [Husain bin Abu Sari Al 'Asqalani], semuanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Dlamrah bin Rabi'ah] dari [Ibnu Syaudzab] dari [Tsabit Al Bunani] dari [Anas bin Malik], ia berkata; "Seseorang membawa pembunuh salah satu keluarganya dan menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau bersabda: "Maafkanlah. " Lalu ia menolak. Rasulullah bersabda kembali; "Ambillah diyat untukmu." ia tetap menolak. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pergilah dan bunuhlah, sesungguhnya kamu seperti dirinya." perawi berkata; "Lalu diikuti olehnya." Kemudian dikatakan kepadanya, Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Bunuhlah sesungguhnya kamu seperti dirinya." Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membiarkannya. perawi berkata; "Kemudian ia menarik pembunuh tersebut dan mengikatnya dengan tali hingga menemui keluarganya." Perawi berkata; "Seakan-akan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah percaya kepadanya." Abu Umair berkata di dalam Haditsnya, Ibnu Syaudzab berkata; dari Abdurrahman bin Al Qasim, ia berkata; "Tidak ada seorang pun yang layak berbicara setelah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bunuhlah karena sesungguhnya kamu sepertinya." Ibnu Majah berkata; Hadits ini adalah dari suku Ramli, tiada yang lain kecuali dari mereka."

ibnu-majah:2681

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Manshur], telah memberitakan kepada kami [Habban bin Hilal], telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Bukair Al Muzanni] dari ['Atha`bin Abu Maimunah] berkata; Aku tidak mengetahuinya kecuali dari jalur [Anas bin Malik], ia berkata; "Tidak pernah suatu perkara diajukan kepada Rasulullah yang di dalamnya terdapat masalah qishash kecuali beliau memerintahkan untuk memberi pengampunan."

ibnu-majah:2682

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Azhar], telah menceritakan kepada kami [Abdurrazak bin Hammam], telah memberitakan kepada kami [Ma'mar] dari [`Asy'ats bin Abdullah] dari [Syahr bin Hausyab] dari [Abu Hurairah], dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya seorang lelaki beramal dengan amalan ahlul khair (kebaikan) selama tujuh puluh tahun kemudian apabila dia berwasiat dan dia bertindak lalim di dalam wasiatnya, maka dia diakhiri dengan perbuatannya yang buruk sehingga dia masuk neraka. Dan sesungguhnya seorang lelaki beramal dengan amalan pelaku keburukan selama tujuh puluh tahun kemudian dia bersikap adil di dalam wasiatnya maka dia diakhiri dengan perbuatan yang baik sehingga dia masuk syurga." Abu Hurairah Berkata; Bacalah jika kalian kehendaki: " Itulah ketentuan-ketentuan dari Allah sampai firmanNya adzab yang hina." An Nisa: 13-14.

ibnu-majah:2695

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah], telah menceritakan kepada kami [Syarik] dari [Umarah bin Qa'qa bin Syubrumah] dari [Abu Zur'ah] dari [Abu Hurairah], ia berkata; "Seseorang datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; 'Wahai Rasulullah! Beritahukanlah kepadaku, siapakah orang yang paling berhak aku temani?" Beliau menjawab: "Baiklah, demi Allah aku akan memberitahu kepadamu, (ia adalah) ibumu. " Orang tersebut berkata; "Kemudian siapa?" beliau menjawab, "Ibumu." Orang tersebut berkata; "Kemudian siapa?" beliau menjawab, "Ibumu. " Orang tersebut berkata lagi, "Kemudian siapa?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, "Kemudian ayahmu."Orang tersebut berkata lagi, "Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku, bagaimana sebaiknya aku menyedekahkan hartaku." Beliau bersabda: "Baiklah, demi Allah, aku akan memberitahu kepadamu, hendaklah kau bersedekah pada saat kau sehat dan kikir, mengharapkan kebaikan kehidupan dunia dan takut akan kemiskinan, dan janganlah kau menundanya hingga nafasmu sampai di sini, dan kau akan mengatakan, "Sungguh hartaku untuk si fulan, hartaku untuk si fulan, padahal ia pasti menjadi milik mereka sekalipun kau tidak menyukainya."

ibnu-majah:2697

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah], telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun], telah memberitakan kepada kami [Hariz bin Utsman], telah menceritakan kepadaku [Abdurrahman bin Maisarah] dari [Jubair bin Nufair] dari [Busr bin Jahasy Al Qurasyi], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meludah di telapak tangannya lalu ia menegakkan jari telunjuknya dan berkata; "Allah subhanahu wata'ala berfirman: 'Bagaimana kau dapat memperdayaku wahai anak Adam! Padahal Aku telah menciptakanmu dari sesuatu seperti ini. Apabila nyawamu telah sampai disini -beliau memberi isyarat pada tenggorokkannya- engkau mengatakan; 'Aku akan bersedekah! " Lalu apakah masih ada waktu untuk bersedekah?."

ibnu-majah:2698

Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin Muhamad]; telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [Ayahnya] dari [Ibnu Abbas], ia berkata; "Aku menginginkan manusia agar mereka mengurangi dari sepertiga menjadi seperempat karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Sepertiga itu besar -atau banyak-.'

ibnu-majah:2702

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah]; telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun]; telah memberitakan kepada kami [Sa'id bin Abu 'Arubah] dari [Qatadah] dari [Syahr bin Hausyab] dari [Abdurrahman bin Ghanam] dari ['Amru bin Kharijah], sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berpidato kepada masyarakat, dan beliau tengah berada di atas kendaraannya. Dan pada waktu itu kendaraannya (yang berupa unta) sedang mengunyah makanan, sementara air liurnya mengalir di antara kedua bahuku. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah membagi harta warisan dengan bagian masing-masing kepada ahli waris tersebut. Seorang ahli waris tidak boleh mendapatkan harta wasiat. Anak adalah hak pemilik tempat tidur (suami), sedangkan bagi pezina adalah lemparan batu (hukuman rajam), barangsiapa menisbatkan keturunannya kepada orang lain atau budak kepada selain majikannya, maka atasnya laknat Allah Subhanahu Wa Ta'ala, para malaikat dan seluruh manusia, Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak menerima taubat dan tebusan." Atau Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Tebusan atau taubat.'

ibnu-majah:2703

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Al Azhar]; telah menceritakan kepada kami [Rauh bin 'Ubadah]; telah menceritakan kepada kami [Husain Al Mu'allim] dari [Amru bin Syu'aib] dari [Ayahnya] dari [Kakeknya], ia berkata; "Seseorang datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; 'Aku tidak memiliki apa-apa, aku tidak memiliki harta, tetapi aku memiliki seorang anak yatim dan ia memiliki harta.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Makanlah dari sebagian harta anak yatimmu tanpa berlebihan dan tidak menguasainya." Perawi berkata; 'Aku mengira beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Dan janganlah engkau campur hartamu dengan hartanya.'

ibnu-majah:2709

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu Umar Al 'Adani]; telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari [Abdullah bin Muhammad bin 'Aqil] dari [Jabir bin Abdullah], ia berkata; "Isteri Sa'd bin Rabi' datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan membawa kedua anak perempuannnya, lalu berkata; 'Wahai Rasulullah! Ini dua anak perempuan dari Sa'd. la terbunuh di saat perang Uhud bersamamu. Sesungguhnya pamannya telah mengambil seluruh peninggalan ayah mereka. Padahal seorang wanita yang menikah pasti memiliki harta. Rasulullah terdiam sampai ayat tentang warisan diturunkan. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memanggil saudara laki-laki dari Sa'd bin Rabi', lalu berkata; 'Berikanlah dua pertiga dari harta Sa'd untuk kedua anak perempuannya, seperdelapan untuk isterinya dan sisanya untukmu.'"

ibnu-majah:2711

Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin Muhammad]; telah menceritakan kepada kami [Waki']; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Abu Qais Al Audi] dari [Al Huzail bin Syurahbil], ia berkata; "Seorang laki-laki datang menemui Abu Musa AI Asy'ari dan Salman bin Rabi'ah Al Bahili lalu ia bertanya pada keduanya mengenai harta warisan untuk seorang anak perempuan, cucu perempuan dan saudara perempuan sekandung?" Keduanya menjawab; 'Anak perempuan mendapat setengah dan sisanya untuk saudara perempuan si mayit. Temuilah Ibnu Mas'ud, maka ia pasti mengikuti fatwa kita.' Laki-laki tadi datang menemui [Ibnu Mas'ud] lalu bertanya dan memberitahukan apa yang dikatakan oleh kedua orang tersebut. Abdullah berkata; 'Aku telah sesat jika demikian, aku bukan termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk, tetapi aku menetapkan hukum sesuai dengan yang ditetapkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yaitu: Anak perempuan mendapat setengah, cucu perempuan mendapat seperenam menyempurnakan pembagian dua pertiga dan sisanya untuk saudara perempuan si mayit.'

ibnu-majah:2712

Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin 'Amar] dan [Muhammad bin Ash Shabah], keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Az Zuhri] dari [Ali bin Al Husain] dari ['Amru bin 'Utsman] dari [Usamah bin Zaid], ia berkata; -secara marfu- Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seorang muslim tidak berhak memberikan harta warisannya kepada orang kafir, demikian pula seorang kafir tidak diperkenankan memberikan harta warisannya kepada seorang muslim."

ibnu-majah:2719

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah]; telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah]; telah menceritakan kepada kami [Husain Al Mua'llim] dari [Amru bin Syu'aib] dari [Ayahnya] dari [Kakeknya] berkata; "Rabab bin Hudzaifah bin Sa'id bin Sahm, ibu dari Wail binti Ma'mar Al Jumahiyah menikah. Rubab melahirkan tiga orang anak, kemudian ibu mereka meninggal dunia. Anak-anaknya menjadi ahli waris dari ibunya, berupa rumah dan hamba sahaya. Amru bin Ash lalu keluar bersama mereka menuju Syam, tetapi mereka meninggal dunia terkena penyakit kusta di kawasan Amwas. Maka Amru menjadi ahli waris mereka karena Amru termasuk keluarga mereka, ketika Amru bin Ash kembali, Bani Ma'mar datang memprotes mengenai keberadaan hamba sahaya saudara perempuan mereka kepada Umar." [Umar] berkata; 'Aku menetapkan hukum dengan sesuatu yang aku dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Harta yang diperoleh dari seorang anak dan seorang ayah, maka ia untuk keturunannya, siapa saja. (Umar) menetapkan hukum tersebut kepada kami. Umar juga menulis kepada kami suatu tulisan yang di dalamnya terdapat kesaksian Abdurrahman bin Auf dan Zaid bin Tsabit dan yang lainnya sehingga ketika Abdul Malik bin Marwan menjadi khalifah, seorang hamba sahaya meninggal dunia. Hamba sahaya tersebut meninggalkan dua ribu dinar. Lalu aku mendengar bahwa keputusan hukum tersebut telah diubah. Mereka lalu mengadu kepada Hisyam bin Ismail kemudian kami adukan kepada Abdul Malik, kami mendatanginya dengan membawa tulisan Umar. Abdul Malik berkata; 'Aku memandang bahwa ini adalah keputusan hukum yang tidak diragukan lagi, aku tidak melihat penduduk kota Madinah yang telah sampai kepada mereka hukum ini kemudian akan meragukannya, lalu ia menetapkan hukum ini kepada kami dan setelahnya terus seperti itu.'

ibnu-majah:2722

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah]; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Fudlail] dari [Umarah bin Al Qa'qa] dari [Abu Zur'ah] dari [Abu Hurairah], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah menyiapkan bagi orang yang keluar di jalan-Nya dimana tidak ada yang mengeluarkannya kecuali tujuan jihad di jalan-Ku, beriman dengan-Ku dan mempercayai para rasul-Ku. maka ia Aku jamin akan Aku masukkan ke dalam surga atau Aku kembalikan dirinya menuju kediamannya dimana ia telah keluar darinya dengan memperoleh pahala atau ghanimah." Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Demi Allah! Seandainya aku tidak memberatkan umat Islam, maka niscaya aku senantiasa akan duduk dibalik pasukan militer yang keluar di jalan Allah untuk selamanya.-Tetapi aku tidak memiliki keluasan waktu untuk membawa mereka dan mereka tidak memiliki keluasan untuk mengikutiku dan diri mereka tidak akan mampu untuk selalu berada dibelakangku. Demi Dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya! Aku ingin berperang di jalan Allah kemudian aku terbunuh lalu aku berperang kemudian terbunuh lagi dan berperang lalu terbunuh lagi.'

ibnu-majah:2743

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Abu Kuraib], keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Ubaidillah bin Musa] dari [Syaiban] dari [Firas] dari ['Athiyyah] dari [Abu Said Al Khudri], dari Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, ia bersabda: "Seorang yang berjihad di jalan Allah sudah dijamin oleh Allah, baik Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberikan kepadanya ampunan dan rahmat-Nya atau mengembalikannya menuju kekediamannya dengan membawa upah dan harta ghanimah. Perumpamaan orang yang berjihad di jalan Allah bagaikan orang yang berpuasa sambil melaksanakan shalat malam yang tidak pernah bosan, sampai ia kembali ke rumahnya."

ibnu-majah:2744

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Isma'il bin Samurah]; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ya'la bin As Sulami]; telah menceritakan kepada kami [Umar bin Shubh] dari [Abdurrahman bin Amru] dari [Makhul] dari [Ubay bin Ka'b] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh ribath (menjaga perbatasan) satu hari di jalan Allah dari perbatasan kaum muslimin karena semata-mata mengharap ridla dari Allah, bukan pada bulan Ramadlan, maka pahalanya lebih besar ketimbang ibadah selama seratus tahun, baik puasanya maupun qiyamul lailnya. Dan ribath sehari di jalan Allah pada perbatasan kaum muslimin karena semata-mata mengharap ridla dari Allah pada bulan Ramadlan itu lebih utama di sisi Allah dan lebih besar pahalanya." Aku melihat beliau bersabda: 'Dari ibadah selama seribu tahun, baik puasanya maupun shalat malamnya, jika Allah mengembalikannya kepada keluarganya dalam keadaan selamat, tidak akan ditulis kejelekannya selama seribu tahun dan akan ditulis kebaikannya dan dialirkan pahala ribathnya sampai hari kiamat."

ibnu-majah:2758

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin 'Abdah]; telah memberitakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Tsabit] dari [Anas bin Malik], ia berkata; Disebutkan tentang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Anas bin Malik berkata; "Beliau adalah manusia terbaik, manusia paling dermawan dan manusia paling berani. Di suatu malam penduduk kota Madinah dikejutkan oleh suara sebuah suara, lalu mereka pergi mencari asal usul suara tersebut. Rasulullah menjumpai mereka dan beliau lebih dahulu daripada mereka dalam mencari asal suara tersebut, saat itu Rasulullah berada di atas kuda milik Abu Thalhah yang polos, tidak menggunakan pelana sedang di lehernya terdapat pedang. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai manusia! Janganlah kalian cemas, -beliau menyuruh mereka kembali.- kemudian beliau bersabda kepada kuda: 'Kami mendapatkan kuda ini cepat sekali. atau sesungguhnya kuda ini sangat cepat.' Hammad berkata; Tsabit dan lainnya menceritakan kepadaku, ia berkata; 'Kuda milik Abu Thalhah adalah kuda yang lambat, namun setelah hari itu ia tidak pernah terkalahkan lagi.'

ibnu-majah:2762

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syabah], telah menceritakan kepada kami [Abul `Ahwash] dari [Syabib bin Gharqadah] dari [Urwah Al Bariqi], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kebaikan terikat di ubun-ubun kuda sampai hari kiamat."

ibnu-majah:2776

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rumh], telah memberitakan kepada kami [Laits bin Sa'ad] dari [Nafi'] dari [Abdullah bin Umar], dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sesungguhnya ia bersabda: "Pada ubun-ubun kuda terdapat kebaikan (surga) hingga hari kiamat."

ibnu-majah:2777

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdul Malik bin Abu Syawarib], telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz Al Mukhtar], telah menceritakan kepada kami [Suhail] dari [Ayahnya] dari [Abu Hurairah], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pada ubun-ubun kuda terdapat kebaikan (surga)." atau Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kuda diikat pada ubun-ubunnya dengan kebaikan (surga). " Suhail berkata; Aku ragu: kebaikan (surga) -sampai hari kiamat-. Kuda terbagi tiga kategori: kuda memberikan pahala kepada pemiliknya, kuda yang menjaga perbuatan dosa pemiliknya dan kuda yang mengakibatkan dosa pada pemiliknya. Adapun kuda yang memberikan pahala, yaitu seseorang yang membawa serta menyiapkannya di jalan Allah. Hal yang demikian tidak ada yang hilang sama sekali dari perutnya kecuali ditulis bagi pemiliknya pahala. Seandainya ia menggembalakannya di tempat penggembalaan, maka tidak ada yang ia makan kecuali ditulis baginya pahala. Seandainya ia memberikannya minum dari air sungai yang mengalir, maka pahala baginya untuk setiap tetes air yang hilang dari perutnya hingga ia menyebutkan pahala juga ada pada air seni dan kotorannya. Dan apabila ia bergerak satu atau dua langkah, maka ditulis baginya pahala bagi setiap langkahnya. Adapun kuda yang bagi pemiliknya dapat menutupinya dari perbuatan dosa, yaitu seseorang yang membawa seekor kuda untuk dimuliakan dan dipercantik. la tidak melupakan hak punggung dan perutnya, baik di saat sulit atau di saat mendapatkan kemudahan. Adapun kuda yang bagi pemiliknya memberikan dosa, yaitu seseorang yang memiliki kuda untuk kesombongan, berbangga-bangga, kecongkakan dan riya kepada manusia, maka hal seperti itu membuat pemiliknya berdosa."

ibnu-majah:2778

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad], telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah], telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Abdullah bin Murrah] dari [Masruq] dari [Abdullah] mengenai firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala: " Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki." la berkata; "Dapatkah kita bertanya tentang hal itu? Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ruh-ruh mereka seperti burung hijau yang melebarkan sayapnya di surga mana saja yang ia kehendaki, kemudian ia bernaung di atas lentera yang tergantung di Arasy. Di saat mereka seperti itu, Tuhanmu muncul kepada mereka, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: Mintalah kepadaku apa yang kalian inginkan! Mereka berkata; Tuhan kami! apa yang akan kami minta kepada-Mu, sementara kami sedang melebarkan sayap di surga sesuka hati kami? Ketika mereka melihat bahwa mereka tidak dibiarkan untuk tidak meminta, maka mereka berkata; 'Kami meminta agar ruh kami dikembalikan kepada jasad kami di dunia, kemudian kami terbunuh kembali di jalan-Mu. Ketika Allah Subhanahu Wa Ta'ala melihat bahwa mereka tidak meminta hal lainnya kecuali hal itu, maka mereka ditinggalkan."

ibnu-majah:2791

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah]; telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Musawir]; telah menceritakan kepadaku [Ja'far bin Amru bin Huraits] dari [Ayahnya], ia berkata; seakan-akan aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan di atas kepala beliau ada sorban hitam yang kedua ujungnya menjulur diantara pundaknya.

ibnu-majah:2811

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah]; telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Sufyan] dari [Abu Az Zinad] dari [Al Muraqqi' bin Abdullah bin Shaifi] dari [Hanzhalah] seorang penulis, ia berkata; "Kami telah berperang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba kami menjumpai seorang wanita yang terbunuh dan telah dikerumuni masyarakat kemudian mereka memberi jalan untuk beliau. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Wanita ini tidak ikut berperang dengan mereka yang perang.' Lalu Rasulullah bersabda kepada seorang laki-laki: 'Berangkatlah menuju Khalid bin Walid dan katakan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkanmu seraya bersabda: 'Janganlah engkau bunuh keturunan-keturunannya dan para buruh kerja (tukang).' Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah]; telah menceritakan kepada kami [Qutaibah]; telah menceritakan kepada kami [Al Mughirah bin Abdurrahman] dari [Abu Az Zinad] dari [Al Muraqqi'] dari [Kakeknya, Rabah bin Ar Rabi'] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti itu. [Abu Bakar bin Abu Syaibah] berkata; 'Ats Tsauri menyalahkannya.'

ibnu-majah:2832

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ismail bin Samurah]; telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Shalih bin Abu Al Akhdlar] dari [Az Zuhri] dari [Urwah bin Az Zubair] dari [Usamah bin Zaid], ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutusku ke suatu perkampungan disebut dengan 'Abnaa', dan bersabda: 'Datangilah Abnaa di waktu pagi, kemudian bakarlah.'"

ibnu-majah:2833

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad]; telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Abu Sinan Isa bin Sinan] dari [Ya'la bin Syadad] dari [Ubadah bin Ash Shamit], ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat bersama kami pada saat peristiwa perang Hunain, beliau berada di samping unta hasil pembagian harta rampasan perang, kemudian beliau mengambil sesuatu dari unta tersebut dan meletakkannya di antara dua jari beliau, lalu bersabda: 'Wahai manusia! Sesungguhnya ini adalah bagian dari harta rampasan perang kalian, janganlah kalian berlaku curang dalam pembagian harta rampasan perang sekalipun hanya berupa kain, atau yang kurang dari itu, karena sesungguhnya pengkhianatan akan menjadi cela bagi pelakunya pada hari Kiamat kelak, (juga akan menjadi) aib dan api neraka.'

ibnu-majah:2840

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya]; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yusuf Al Firyabi]; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Alqamah bin Martsad] dari [Ibnu Buraidah] dari [Ayahnya] berkata; Apabila Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam mengangkat komandan pasukan atau mengutus ekspedisi pasukan, secara khusus beliau berwasiat kepada panglima pasukan untuk bertakwa kepada Allah dan beliau berwasiat kepada kaum muslimin yang bersamanya agar menegakkan kebaikan-kebaikan, lantas beliau bersabda: "Berperanglah dengan nama Allah di jalan Allah, perangilah orang yang kafir terhadap Allah, berperanglah dan janganlah berkhianat, jangan memutilasi dan jangan membunuh anak kecil, bila kau bertemu musuhmu dari kalangan orang-orang musyrik, serulah mereka pada satu dari tiga hal, mana saja diantaranya yang mereka terima maka terimalah dari mereka; serulah mereka menuju Islam, bila mereka menerimamu maka terimalah dari mereka kemudian ajaklah mereka untuk pindah dari tempat mereka ke tempat kaum muhajirin. Beritahukan kepada mereka bila mereka mengerjakannya, bahwa mereka mendapatkan hak dan kewajiban yang sama seperti kaum muhajirin lainnya, bila mereka enggan dan lebih memilih tempat mereka, beritahukan pada mereka bahwa mereka seperti kaum badui kalangan muslimin, mereka berkewajiban melaksanakan hukum Allah yang berlaku bagi kaum mu`minin dan mereka tidak mendapatkan fai` dan ghanimah sama sekali kecuali bila mereka berjihad bersama kaum muslimin, bila mereka enggan maka serulah mereka untuk membayar jizyah, bila mereka menerima maka terimalah dari mereka dan tahanlah dirimu (untuk menyerang mereka), bila mereka enggan maka memintalah pertolongan pada Allah kemudian perangilah mereka. Bila kau mengepung penghuni benteng lalu mereka berkeinginan agar engkau membuat jaminan Allah dan nabi-Nya untuk mereka, jangan kalian lakukan tapi buatlah saja jaminanmu, jaminan ayahmu dan jaminan teman-temanmu untuk mereka, karena bila kalian melanggar jaminanmu dan jaminan ayah-ayahmu itu lebih ringan dari pada kalian melanggar jaminan Allah dan Rasul-Nya, bila kau mengepung penghuni benteng lalu mereka menginginkanmu agar engkau memutuskan hukum Allah atas mereka, jangan kau turuti, tapi berilah mereka keputusan dengan hukummu, karena kau tidak tahu apakah kau sesuai dengan hukum Allah tentang mereka ataukah tidak." Berkata ['Alqamah]; lalu aku menceritakana hal itu kepada [Muqatil bin Hayyan] lalu ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Muslim bin Haidlam] dari [An Nu'man bin Muqarrin] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan Hadits yang serupa.

ibnu-majah:2849

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar]; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far]; telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu 'Imaran Al Jauni] dari ['Abdullah bin Ash Shamit] dari [Abu Dzar], sesungguhnya ia telah sampai di kawasan Rabdah, pada saat itu telah dilaksanakan shalat dan yang menjadi imam mereka adalah seorang hamba sahaya, maka dikatakan kepadanya; ini Abu Dzar datang, "lalu hamba sahaya itu mundur kebelakang. Namun Abu Dzar berkata; kekasihku shallallahu 'alaihi wasallam telah berwasiat kepadaku agar aku mendengarkan dan taat sekalipun pemimpinku adalah seorang hamba sahaya dari Habsy yang cacat anggota tubuhnya.'

ibnu-majah:2853

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah]; telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun]; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Amru] dari ['Umar bin Al Hakam bin Tsauban] dari [Abu Said Al Khudri], sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus Alqamah bin Mujazir dalam satu rombongan dan aku di dalamnya. Ketika telah sampai di penghujung perang atau di pertengahan jalan, sekelompok bala tentara meminta izin. Rasulullah memberikan izin kepada mereka, lalu pasukan dipimpin oleh Abdullah Hudzafah bin Qais As-Sahmi. Aku termasuk orang yang ikut berperang bersama dengannya. Setelah sampai di pertengahan jalan, sekelompok kaum menyalakan api untuk menghangatkan tubuh atau untuk membuat sesuatu. Abdullah berkata; -untuk sekedar bercanda-; bukankah kalian harus mendengarkan dan taat kepadaku?" Mereka berkata; 'Tentu.' la berkata; 'Tidakkah yang aku perintahkan tentang sesuatu kepada kalian, pasti kalian lakukan? ' Mereka menjawab; 'Tentu.' Abdullah berkata; 'Aku ingin kalian meloncati api ini.' Sekelompok orang berdiri dan saling bersiap-siap. Ketika ia mengira bahwa mereka akan melompat, ia berkata; 'Berhentilah kalian, karena sesungguhnya aku hanya bergurau kepada kalian.' Ketika kami tiba dan mengemukakannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Barangsiapa yang memerintahkan kalian untuk bermaksiat kepada Allah, maka janganlah kalian taat kepadanya.'

ibnu-majah:2854

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin 'Amru bin As Sarh Al Mishri]; telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Wahab], ia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab]; telah mengabarkan kepadaku ['Urwah bin Az Zubair] bahwa ['Aisyah], isteri Nabi Shallallahu 'Aalihi Wa Sallam, ia berkata; "Wanita-wanita mukmin apabila mereka melakukan hijrah kepada Rasulullah, maka mereka diuji dengan firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala: 'Wahai Nabi apabila wanita-wanita mukmin datang kepadamu melakukan bai'at.'" Aisyah berkata; 'Barangsiapa yang telah berikrar dari wanita-wanita mukmin tersebut, maka ia telah berikrar dengan ujian tersebut. Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mendengar mereka berikrar dengan ucapan mereka, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Bergegaslah pergi aku telah membai'at kalian.' Tidak, demi Allah! Tangan Rasulullah tidak pernah menyentuh tangan wanita manapun sama sekali, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membai'at mereka dengan ucapan.' Aisyah berkata; 'Demi Allah! Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah melakukan apa-apa terhadap kaum wanita kecuali apa yang telah diperintahkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Telapak tangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah menyentuh telapak tangan seorang wanita sama sekali. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada mereka apabila beliau telah membaiat mereka: 'Aku telah membai'at kalian dengan ucapan.'

ibnu-majah:2866

Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin Muhammad]; telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Numair] dari ['Ubaidullah] dari [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar], ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mempersiapkan kuda-kuda (untuk berperang), beliau mengirim kuda yang telah siap dari kawasan Al Hafya (suatu kawasan yang jaraknya beberapa mil dari kota Madinah) menuju bukit Tsaniyatil Wada' dan (untuk kuda) yang belum siap, diberangkatkan dari bukit Tsaniyatil Wada menuju masjid Bani Zuraiq.

ibnu-majah:2868

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Sinan] dan [Abu 'Umar], keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami ['Abdurrahman bin Mahdi] dari [Malik bin Anas] dari [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar], ia berkata; "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang seseorang bepergian membawa Al Qur'an ke kawasan musuh karena khawatir akan diambil oleh musuh."

ibnu-majah:2870

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rumh]; telah memberitakan kepada kami [Al Laits bin Sa'ad] dari [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar], dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, ia bersabda: "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang seseorang bepergian membawa Al Qur'an menuju kawasan musuh karena khawatir akan diambil oleh musuh."

ibnu-majah:2871

Telah menceritakan kepada kami [Yunus bin Abdul `A'la]; telah menceritakan kepada kami [Ayyub bin Suwaid] dari [Yunus bin Yazid] dari [Ibnu Syihab] dari [Sa'id bin Al Musayyab] bahwa [Jubair bin Muth'im] mengabarinya, sesungguhnya ia dan 'Utsman bin Affan datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di mana keduanya berbicara tentang pembagian seperlima dari harta rampasan perang Khaibar kepada Bani Hasyim dan Bani Al Muththalib, keduanya berkata; "Engkau telah memberi bagian kepada saudara-saudara kami dari Bani Hasyim dan Bani Muththalib sedangkan kami masih satu kerabat." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Sesungguhnya aku melihat Bani Hasyim dan Bani Muththalib sebagai satu kesatuan.'

ibnu-majah:2872

Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin 'Ammar], [Abu Mush'ab Az Zuhri] dan [Suwaid bin Sa'id], semuanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Malik bin Anas] dari [Sumay] maula Abu Bakar bin Abdurrahman dari [Abu Shalih As Samman] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berpergian jauh (safar) itu bagian dari adzab yang dapat menghalangi seseorang dari kalian dari tidur, makan dan minum. Maka, jika salah seorang kalian telah menyelesaikan tujuan perjalanannya, hendaklah ia lekas kembali kepada keluarganya." Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Humaid bin Kasib]; telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Muhammad] dari [Suhail] dari [Ayahnya] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan Hadits yang serupa.

ibnu-majah:2873

Telah menceritakan kepada kami [Abu Mush'ab]; telah menceritakan kepada kami [Malik bin Anas] dari [Sumay] -mantan budak- Abu Bakar bin Abdurrahmandari [Abu Shalih As Samman] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Antara sebuah umrah hingga umrah berikutnya dapat menjadi kafarat (penghapus dosa) diantara keduanya. Dan Haji yang mabrur tidaklah dibalas kecuali dengan surga."

ibnu-majah:2879

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bisyr Bakar bin Khalaf]; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu 'Adi] dari [Dawud bin Abu Hindin] dari [Abu Al 'Aliyah] dari [Ibnu Abbas] radliallahu 'anhu, ia berkata; "Kami pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saat berada di antara Makkah dan Madinah. Lalu kami melintasi sebuah lembah, dan beliau bertanya: 'Lembah apakah ini? ' Para sahabat menjawab; 'Lembah Al Azraq.' Lalu beliau bersabda: 'Seakan-akan aku melihat Nabi Musa 'Alaihis Salam (beliau lalu menyebutkan tentang panjangnya rambut Nabi Musa 'Alaihis Salam, namun Daud tidak menghapalnya) yang sedang meletakan dua jari ditelinganya dan mengeraskan suaranya meminta pertolongan kepada Allah dengan talbiyah sambil melintasi lembah itu'." Ibnu Abbas radliallahu 'anhu berkata; 'Kemudian kami meneruskan perjalanan hingga kami tiba di sebuah bukit, lalu beliau bertanya: 'Bukit apakah ini? ' Para sahabat menjawab; 'Bukit Harsya atau Bukit Laft.' Lantas beliau bersabda: 'Seakan-akan aku melihat Nabi Yunus 'Alaihis Salam sedang mengendarai unta merah, mengenakan jubah wol (domba), dengan tali kekang untanya terbuat dari serat, ia tengah melintasi lembah ini sambil bertalbiyah.'

ibnu-majah:2882

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah]; telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] dari [Abdul Malik bin Abu Sulaiman] dari [Abu Az Zubair] dari [Shafwan bin Abdullah bin Shafwan] -suami dari putri Abu Darda-, ia berkata; "Suatu ketika ia mendatanginya, namun ia hanya mendapati [Ummu Darda'] dan tidak mendapati Abu Darda'. Ummu Darda pun berkata; 'Apakah kamu mau berangkat haji tahun ini? ' Shafwan menjawab; 'Ya' lalu Ummu Darda berkata; 'Doakan kebaikan untuk kami, karena Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Doa seseorang untuk saudaranya yang sedang tidak bersamanya adalah mustajab (terkabul). Karena di atas kepalanya terdapat malaikat yang akan mengamini doanya setiap kali ia berdoa untuk kebaikan saudaranya. Malaikat itu akan berucap: 'Amin, dan untukmu kebaikan yang serupa'. Shafwan berkata; 'Kemudian aku pergi ke pasar, dan di sana aku bertemu dengan [Abu Darda], ia lantas membacakan hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang sama kepadaku'.

ibnu-majah:2886

Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin 'Ammar]; telah menceritakan kepada kami [Marwan bin Mu'awiyah]; Demikian juga telah menceritakan dari jalur yang lainnya, dan telah menceritakan kepada kami ['Ali bin Muhammad] dan ['Amru bin 'Abdullah], keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Waki']; telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Yazid Al Makki] dari [Muhammad bin 'Abbad bin Ja'far Al Makhzumi] dari [Ibnu 'Umar], ia berkata; "Seseorang berdiri di hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; 'Wahai Rasulullah, apa yang mewajibkan haji? ' Beliau menjawab: 'Bekal dan kendaraan.' Dia berkata; 'Wahai Rasulullah, bagaimana orang yang haji itu? ' Beliau menjawab: 'Orang yang rambutnya kusut dan berbau apek.' Yang lain bangun dan bertanya; 'Wahai Rasulullah, apakah haji itu? ' Beliau menjawab: 'Berteriak dan mengalirkan.' Waki' berkata; 'Yang dimaksud dengan berteriak adalah berteriak dengan talbiyah dan mengalirkan adalah berkurban unta.'

ibnu-majah:2887

Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin 'Ammar]; telah menceritakan kepada kami [Syu'aib bin Ishaq]; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Juraij]; telah menceritakan kepadaku ['Amru bin Dinar] bahwa ia mendengar [Abu Ma'bad] -mantan budak- Ibnu Abbas dari [Ibnu Abbas] radliallahu 'anhu, ia berkata; "Seorang Arab Badui datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lantas berkata; 'Aku telah ditugaskan dalam sebuah peperangan ini dan itu, sedangkan (saat itu) istriku tengah punya hajat (yang harus dipenuhi).' Maka beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Kembalilah kamu bersamanya'."

ibnu-majah:2891

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdul `A'la Ash Shan'ani]; telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzak]; telah memberitakan kepada kami [Sufyan Ats Tsauri] dari [Sulaiman Asy Syaibani] dari [Yazid bin Al Asham] dari [Ibnu Abbas] radliallahu 'anhu, ia berkata; "Seorang lelaki mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya bertanya; 'Apakah aku boleh menghajikan bapakku? ' Beliau menjawab: 'Ya, berhajilah untuk bapakmu. Karena jika kamu tidak menambahkannya kebaikan, maka kamu juga tidak menambahkannya dengan keburukan.'"

ibnu-majah:2895

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad] dan [Muhammad bin Tharif]; keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah]; telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Suqah] dari [Muhammad bin Al Munkadir] dari [Jabir bin Abdullah] radliallahu 'anhu, ia berkata; "Seorang wanita memperlihatkan anaknya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam saat beliau mengerjakan sebuah ibadah haji, wanita itu bertanya; 'Wahai Rasulullah apakah anak ini boleh mengerjakan haji? ' Beliau menjawab: 'Ya (boleh). Dan kamu akan mendapatkan ganjaran pahalanya.'

ibnu-majah:2901

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad]; telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Adam] dari [Sufyan] dari [Ja'far bin Muhammad] dari [Ayahnya] dari [Jabir] radliallahu 'anhu, ia berkata; "Asma binti Umais melahirkan Muhammad bin Abu Bakar, lalu kabarnya disampaikan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau memerintahkannya untuk mandi dan mengikat farajnya dengan kain (pembalut), lalu berniat untuk mengerjakan haji."

ibnu-majah:2904

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad]; telah menceritakan kepada kami [Waki']; telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Abu Adl Dluha] dari [Masruq] dari [Aisyah] radliallahu 'anha, ia berkata; "Seakan-akan aku melihat kilauan minyak wangi pada belahan rambut Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika beliau sedang bertalbiyah."

ibnu-majah:2918

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah]; telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Idris] dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Yahya bin Abbad bin Abdullah bin Az Zubair] dari [Ayahnya] dari [Asma binti Abu Bakar] radliallahu 'anha, ia berkata; "Kami pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan ketika tiba di daerah 'Ara', kamipun singgah. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam duduk (beristirahat) dan Aisyah duduk di sisi beliau, sedangkan aku duduk di samping Abu Bakar. Kendaraan kami dan kendaraan Abu Bakar satu, yang dibawa oleh budak Abu Bakar." (Perawi) berkata; 'Budak itupun muncul tanpa ditemani untanya (kendaraan). Lantas Abu Bakar bertanya; 'Mana untamu? ' Budak itu menjawab; 'Aku kehilangan semalam.' Abu Bakar berujar; 'Kamu hanya memiliki seekor unta lalu kamu hilangkan? ' (Perawi) berkata; 'Maka Abu Bakar pun memukulnya, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Perhatikanlah orang yang tengah berihram ini? Apa yang ia perbuat! '

ibnu-majah:2924

Telah menceritakan kepada kami [Abu Mush'ab]; telah menceritakan kepada kami [Malik] dari [Zaid bin Aslam] dari [Ibrahim bin Abdullah bin Hunain] dari [Ayahnya] bahwa Abdullah bin Abbas dan Al Miswar bin Makramah berselisih pendapat di daerah Abwa'. Abdullah bin Abbas berkata; "Orang berihram boleh mencuci kepalanya. Sedangkan Al Miswar mengatakan; 'Orang yang berihram tidak boleh mencuci kepalanya.' Maka Ibnu Abbas radliallahu 'anhu mengutusku untuk menemui [Abu Ayub Al Anshari] guna menanyakan tentang hal tersebut, dan aku mendapatkannya (Abu Ayyub) sedang mandi diantara dua tanduk dan ia menutupinya dengan pakaian. Lalu kuucapkan salam kepadanya, dan ia pun bertanya; 'Siapakah itu? ' Aku menjawab; 'Aku Abdullah bin Hunain. Abdullah bin Abbas telah mengutusku kepadamu untuk menanyakan tentang bagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membasuh kepalanya saat berihram.' Abdullah bin Hunain berkata; Abu Ayyub lalu meletakan tangannya di atas pakaian, lalu mengangguk-anggukkan kepalanya, sehingga nampak olehku kepalanya, kemudian dia berkata kepada seseorang yang tengah menyirami kepalanya; 'Siramilah'. Maka iapun menyirami kepalanya, lalu menggerakan kepalanya dengan kedua tangannya ke depan dan ke belakang. Kemudian Abu Ayyub berkata; 'Begitulah aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melakukannya.'

ibnu-majah:2925

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair]; telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Basyir]; Demikian juga telah diriwayatkan dari jalur yang lainnya, dan telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad]; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ubaid], keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Umar] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] radliallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam jika melakukan thawaf pertama, maka beliau akan berlari kecil tiga kali dan berjalan empat kali dari Hijr Isma'il sampai kembali ke Hijr Isma'il (satu putaran). Dan Ibnu Umar juga mengerjakannya.

ibnu-majah:2941

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad]; telah menceritakan kepada kami [Abu Husain Al 'Ukli] dari [Malik bin Anas] dari [Ja'far bin Muhammad] dari [Ayahnya] dari [Jabir] radliallahu 'anhu, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berlari-lari kecil tiga kali dari Hijr Isma'il sampai ke Hijr Ismai'il (satu putaran) dan berjalan empat kali.

ibnu-majah:2942

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya]; telah menceritakan kepada kami [Abdurrazak]; telah memberitakan kepada kami [Ma'mar] dari [Ibnu Khutsaim] dari [Abu Ath Thufail] dari [Ibnu Abbas] radliallahu 'anhu, ia berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada para sahabatnya ketika hendak memasuki kota Makkah guna mengerjakan umrah setelah dilakukannya perjanjian Hudaibiyah, 'Sesungguhnya kaum kalian besok akan melihat kalian. Maka perlihatkanlah kekuatan kalian pada mereka.' Ketika mereka memasuki Masjidil Haram, mereka lantas mengusap rukun (Hajar Aswad) dan berlari-lari kecil disertai Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang bersama mereka. Dan ketika sampai pada rukun Yamani, mereka berjalan sampai rukun Hajar Aswad, kemudian berlari-lari kecil lagi hingga mencapai rukun Yamani. Kemudian mereka berjalan lagi Hingga Hajar Aswad. Dan itu dilakukan tiga kali. Kemudian mereka berjalan di empat putaran yang tersisa."

ibnu-majah:2944

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad] dan [Amru bin Abdullah], keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Muhammad bin Tsabit Al 'Abdi] dari [Amru bin Dinar] dari [Ibnu Umar] radliallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang ke Makkah, lantas mengerjakan Thawaf di Baitullah tujuh putaran, kemudian mengerjakan shalat dua rakaat. Waki' berkata; "Shalat ini dilakukan di maqam Ibrahim." Kemudian beliau keluar menuju Shafa (untuk bersa'i)."

ibnu-majah:2950

Telah menceritakan kepada kami [Nashr bin Ali Al Jahdlami]; telah menceritakan kepada kami [Abdul `A'la bin 'Abdul A'la]; telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Abu Ishaq] dari [Anas bin Malik] radliallahu 'anhu, ia berkata; "Kami keluar bersama Rasulullah Shallallahu 'Alahi Wa Sallam menuju Makkah, kudengar beliau bersabda: "Aku penuhi panggilan-Mu. Dengan melaksanakan umrah dan haji."

ibnu-majah:2959

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Ali bin Muhammad], keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Mis'ar] dari [Abdul Malik bin Maisarah] dari [Thawus] dari [Suraqah bin Ju'tsam], ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bangkit untuk berkhutbah di lembah yang diberkahi ini, seraya bersabda: "Ingatlah bahwa haji Tamattu' (telah disyari'atkan) hingga hari kiamat."

ibnu-majah:2968

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Ibrahim Ad Dimasyqi]; telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin Muslim]; telah menceritakan kepada kami [Al Auza'i] dari ['Atha`] dari [Jabir bin Abdullah], ia berkata; "Kami mengeraskan suara bacaan niat untuk mengerjakan haji saja bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tanpa mencampurnya dengan niat umrah. Dan kami tiba di Makkah pada malam keempat bulan Dzulhijjah. Maka ketika kami thawaf di Baitullah, dan Sa'i antara Shafa dan Marwa, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lantas memerintahkan kami untuk menjadikannya sebagai umrah dan segera berkumpul dengan para istri kami. Maka kami saling berkata; 'Antara kita kini dari hari Arafah hanya tersisa lima hari. Apakah kita harus pergi ke sana (Arafah) sedangkan kemaluan kita mengucurkan mani (kita tengah berhadast)? ' Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Sesungguhnya aku adalah orang yang paling baik dan jujur di antara kalian, seandainya tidak ada (al hadyu), niscaya akan kubolehkan (untuk melakukannya).' Suraqah bin Malik bertanya; 'Apakah haji Tamattu' kami hanya diwajibkan untuk tahun ini saja atau untuk selamanya? ' Beliau menjawab: 'Tidak tetapi untuk selamanya'.

ibnu-majah:2971

Telah menceritakan kepada kami [Bakar bin Khalaf Abu Bisyr]; telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim]; telah memberitakan kepada kami [Ibnu Juraij]; telah mengabarkan kepadaku [Manshur bin Abdurrahman] dari ibunya [Shafiyyah] dari [Asma` binti Abu Bakar] ia berkata; "Kami pergi (berangkat haji) bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam keadaan berihram. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Barang siapa membawa hewan sesembelihan, maka tetaplah memakai ihram. Dan barang siapa tidak membawa hewan sesembelihan, maka ia hendaknya bertahalul'." Asma berkata; 'Saat itu aku tidak membawa hewan sembelihan, maka akupun bertahalul. Dan Zubair membawa hewan sembelihan maka ia tidak bertahalul. Lantas kupakai pakaianku dan aku datang menemui Zubair, lalu Zubair berkata; 'Pergilah dariku! ' Akupun berkata; 'Apakah kamu takut aku akan menerkammu?.

ibnu-majah:2974

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah]; telah menceritakan kepada kami ['Abdah bin Sulaiman] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [Ayahnya] dari [Aisyah] radliallahu 'anha, ia berkata; "Kami berangkat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam haji Wada'. Kami menyempurnakan awal bulan Dzulhijjah, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Barang siapa diantara kalian ingin berniat umrah, maka segera lakukanlah. Seandainya aku tidak membawa Al Hadyu (hewan kurban) niscaya akupun berniat untuk umrah'." Aisyah berkata; 'Maka diantara para sahabat ada pula yang berniat umrah, dan diantara mereka ada yang berniat haji. Aku termasuk dikalangan orang yang berniat umrah.' Aisyah berkata lagi; 'Lalu kami berangkat hingga sampai di Makkah. Saat datang hari Arafah, ternyata aku haid, sedangkan belum tiba waktuku untuk bertahallul dari umrahku. Maka kuadukan hal itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Lantas beliau bersabda: 'Tinggalkanlah umrahmu. Lerailah (ikatan) rambutmu, dan sisirlah, lalu berniatlah haji'. Aisyah berkata; 'Maka aku melaksanakan perintah beliau. Dan ketika datang malam melempar Jumrah, dan Allah telah menyempurnakan ibadah haji kami, Beliau shallallahu 'alaihi wasallam mengutus Abdurrahman bin Abu Bakar kepadaku, lalu mengiringiku keluar menuju Tan'im, kemudian aku bertahalul untuk umrah. Maka Allah telah menyempurnakan haji dan umrah kami. Dalam pelaksanaan haji tersebut, tidak ada hadyu, sedekah ataupun puasa.'

ibnu-majah:2991

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad]; telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Isma'il] dari ['Atha`] dari [Ibnu Abbas] radliallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berada di Mina pada hari Tarwiyah dan shalat Zhuhur, Ashar, Maghrib, Isya', dan Shubuh di sana. Kemudian (selepas itu) beliau pergi ke Arafah.

ibnu-majah:2995

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu Umar Al 'Adani]; telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari [Muhammad bin Uqbah] dari [Muhammad bin Abu Bakar] dari [Anas] radliallahu 'anhu, ia berkata; "Kami berangkat pagi-pagi bersama Rasulullah dihari ini dari Mina menuju Arafah. (Dalam perjalanan) diantara kami ada yang bertakbir, ada pula yang membaca Talbiyah, dan tidak terjadi kelompok yang bertakbir mencela kelompok yang bertalbiyah, demikian juga kelompok yang bertalbiyah tidak mencela kelompok yang bertakbir." Atau Perawi berkata; 'Mereka (kelompok) ini (tidak mencela) kelompok ini, dan kelompok ini (tidak mencela) kelompok ini.'

ibnu-majah:2999

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad] dan [Amru bin Abdullah], keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Waki']; telah memberitakan kepada kami [Nafi' bin Umar Al Jumahi] dari [Sa'id bin Hassan] dari [Ibnu Umar] radliallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam singgah di Arafah di lembah Namirah. Ia Perawi berkata; "Ketika Al Hajjaj membunuh 'Abdullah bin Zubair, ia pernah mengutus seorang (utusan) untuk menemui Ibnu Umar radliallahu 'anhu (untuk melihat) kapankah dulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berangkat ke Arafah pada hari ini? Ia berkata; 'Jika (sudah diketahui waktunya) maka kami akan berangkat.' Maka Al Hajjaj mengutus seseorang untuk melihat kapan Ibnu Umar bergegas berangkat. Ketika Ibnu Umar hendak berangkat, Ibnu Umar radliallahu 'anhu bertanya; 'Apakah matahari sudah tergelincir? ' Mereka menjawab; 'Belum'. Maka ia duduk. (Beberapa saat) kemudian ia bertanya lagi; 'Apakah matahari sudah tergelincir? ' Mereka menjawab; 'Belum'. Maka ia pun duduk kembali. (Beberapa saat) kemudian ia bertanya lagi; 'Apakah matahari sudah tergelincir? ' Mereka menjawab; 'Belum'. Maka ia pun duduk kembali. (Beberapa saat kemudian) ia bertanya lagi; 'Apakah matahari sudah tergelincir? ' Mereka menjawab; 'Ya'. Ketika mereka mengatakan bahwa matahari sudah tergelincir, maka Ibnu Umar segera bergegas berangkat. Waki' berkata; 'Yang dimaksud berangkat adalah berangkat di sore hari.'

ibnu-majah:3000

Telah menceritakan kepada kami [Ayyub bin Muhammad Al Hasyimi]; telah menceritakan kepada kami [Abdul Qahir bin Sari As Sulami]; telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Kinanah bin Abbas bin Mirdas As Sulami] bahwa [Ayahnya]; telah mengabarkan kepadanya dari [ayahnya], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berdoa untuk kebahagiaan dan ampunan, maka Allah menjawab: "Aku mengampuni mereka kecuali orang yang berbuat kezhaliman maka aku memberikannya kepada yang dizhalimi." Beliau bertanya: 'Kenapa wahai Rabbku, bukankah Engkau dapat memasukan yang terzhalimi ke dalam surga dan mengampuni yang berbuat kezhaliman? ' Maka Allah tidak menjawabnya, hingga ketika Nabi berada di Muzdalifah beliau kembali mengulangi doanya, maka dijawab apa yang beliau minta, Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tertawa atau tersenyum, Abu Bakar dan Umar pun berkata; 'Demi bapak ibuku, sungguh pada saat ini, apa yang membuat engkau tertawa, siapa lagi yang bukan menjadikan tertawa kecuali Allah menjadikanmu tertawa dengan gigi-gigimu.' Beliau menjawab: 'Sesungguhnya musuh Allah, Iblis, ketika mengetahui Allah mengabulkan doaku, dan mengampuni umatku maka ia mengambil tanah dan di letakkan di kepalanya seraya mendoakan dengan kecelakaan dan kebinasaan, maka itu menjadikanku tertawa dari sikapnya itu.'

ibnu-majah:3004

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar]; telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Mahdi]; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Ibrahim bin Uqbah] dari [Kuraib] dari [Usamah bin Zaid] radliallahu 'anhu, ia berkata; "Aku bertolak bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, ketika sampai di lembah tempat para penguasa biasa singgah, beliau turun lalu membuang air kecil dan berwudlu. Aku berkata; 'Waktu shalat sudah masuk? ' Beliau bersabda: 'Sebentar lagi kita akan melaksanakan shalat.' Ketika beliau tiba di Muzdalifah, maka dikumandangkanlah adzan dan Iqamat, lalu beliau mengerjakan shalat Maghrib. Dan tidak seorangpun beranjak sampai beliau berdiri dan mengerjakan shalat Isya'."

ibnu-majah:3010

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair]; telah menceritakan kepada kami [Ayahku] dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Abdussalam] dari [Az Zuhri] dari [Muhammad Jubair bin Muth'im] dari [Bapaknya], ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri di kaki bukit Mina seraya bersabda: 'Semoga Allah menyenangkan seseorang yang mendengarkan perkataanku lalu menyampaikannya. Berapa banyak orang yang membawa berita ilmu tetapi ia bukanlah orang yang berilmu, dan beberapa banyak orang yang membawa ilmu kepada orang yang lebih berilmu darinya.' Tiga perkara dimana hati orang beriman tidak akan berkhianat kepadanya: mengikhlaskan perbuatannya hanya karena Allah, memberi nasehat kepada penguasa kaum muslimin dan bergabung dengan jama'ah (kelompok) mereka. Karena doa mereka akan selalu menyelimuti (meliputi) dibelakang mereka."

ibnu-majah:3047

Telah menceritakan kepada kami [Bakar bin Khalaf Abu Bisyr]; telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id]; telah menceritakan kepada kami [Sufyan]; telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Thariq] dari [Thawush] dan [Abu Zubair] dari [Aisyah] dan [Ibnu Abbas] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengakhirkan thawaf ziyarah hingga malam hari.

ibnu-majah:3050

Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Ammar]; telah menceritakan kepada kami [Hatim bin Isma'il]; telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin Muhammad] dari [Ayahnya], ia berkata; "Aku pernah datang menemui [Jabir bin Abdullah]. Ketika kami menjumpainya, ia bertanya tentang kabar orang-orang, hingga ia bertanya tentang diriku. Maka aku menjawab; 'Aku Muhammad bin Ali bin Husain.' Maka ia letakkan tangannya di atas kepalaku sambil membuka kancing atas dan bawahku, lalu meletakkan pundaknya diantara dadaku dan saat itu aku masih kecil yang menginjak dewasa. Ia berkata; 'Selamat datang, tanyakanlah apa saja yang kamu ingini.' Aku bertanya kepadanya sedang ia seorang yang buta. Hingga tiba waktu shalat sedang ia berdiri di atas sajadahnya, yang apabila ia meletakkan tumitnya pada sisi-sisi sajadah maka akan tertarik karena kecilnya sajadah tersebut, adapun selendangnya menggantung di pundaknya dan ia pun shalat mengimami kami.' Lalu aku bertanya; 'Beritahukan pada kami bagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berhaji! ' Maka ia mengisyaratkan dengan tangannya dan ia menjulurkan sembilan (jari jemarinya), dan berkata; 'Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiam tidak berangkat haji selama sembilan tahun, lalu beliau menyerukan orang-orang untuk menunaikan ibadah haji pada tahun kesepuluh. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berangkat haji, lalu datanglah banyak orang ke Madinah, mereka semua ingin berkumpul dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan mengerjakan seperti yang beliau kerjakan. Maka beliaupun berangkat, dan kamipun berangkat bersama beliau. Sesampainya kami di Dzul Hulaifah, Asma' binti Umais melahirkan Muhammad bin Abu Bakar, maka diutuslah kepada beliau untuk menanyakan; 'Apa yang patut aku perbuat? ' Lalu beliau bersabda kepada Asma: 'Mandilah dan ikatlah kencang-kencang dengan kain dan berihramlah.' Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat di masjid lalu mengendarai unta Qashwa, dan untanya pun berdiri tegak membawa beliau di atas padang Sahara.' Jabir berkata; 'Aku melihat sejauh pandanganku banyak orang yang berada di depan beliau, antara penunggang kendaraan dan pejalan kaki, juga yang berada di sisi kanan dan kiri serta belakang beliau (terlihat banyak orang). Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berada di tengah-tengah kami, sedangkan Al Qur'an turun kepada beliau, dan beliau sangat tahu akan takwilnya. Apa saja yang beliau kerjakan, maka kami turut mengerjakannya. Beliau mengeraskan suara tauhid dengan mengucapkan: 'Aku penuhi panggilan-Mu, ya Allah. Aku penuhi panggilan-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu, Aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya pujian, kenikmatan dan kerajaan hanya milik-Mu, yang tiada sekutu bagi-Mu.' Orang-orang juga mengeraskan suara dengan bacaan yang mereka ucapkan, dan beliau shallallahu 'alaihi wasallam tidak mengatakan apapun atas tindakan mereka itu. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam terus membaca talbiyahnya.' Jabir radliallahu 'anhu berkata lagi; 'Kami tidak berniat kecuali menunaikan haji saja, dan kami belum mengenal umrah. Sesampainya kami di Baitullah bersama beliau, beliau segera mengusap (mencium) Rukun (awal Thawaf), lalu berlari kecil tiga putaran dan berjalan biasa pada empat putaran (lainnya). Kemudian beliau pergi menuju maqam Ibrahim, seraya membaca ayat: ' Dan jadikanlah Maqam Ibrahim sebagai tempat shalat.' Beliaupun memposisikan dirinya antara Maqam Ibrahim dengan Baitullah (Ka'bah). -Bapakku berkata; - 'dan aku tidak mengetahui kecuali ia menyebutkannya dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa Nabi membaca surah Al Kaafiruun dan Al Ikhlaash dalam shalat dua rakaat (di Maqam Ibrahim). Kemudian beliau kembali ke Baitullah, lalu mengusap (mencium atau menyalami) Rukun (awal thawaf), lantas beliau keluar dari pintu (Ka'bah) menuju bukit Shafa. Dan ketika mendekati Shafa, beliau membaca: ' Sesungguhnya Shafa dan Marwa termasuk syiar-syiar Allah, kita memulai (sa'i) dengan apa yang telah Allah Subhanahu Wa Ta'ala mulai.' Beliau mulai bersa'i dari Shafa, lalu menaiki (bukit itu) hingga dapat melihat Ka'bah, kemudian beliau bertakbir, bertahlil dan bertahmid seraya mengucapkan: 'Tidak ada Tuhan selain Allah semata yang tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala pujian. (Dia) yang maha menghidupkan dan maha mematikan, serta Dia maha kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada Tuhan selain Allah semata, yang tiada sekutu baginya, yang melaksanakan janji-Nya, menolong hamba-Nya dan mengalahkan seluruh golongan dengan sendirian.' Kemudian beliau berdoa diantara bacaan itu, lalu mengucapkan bacaan seperti itu tiga kali. Beliau lantas turun ke Marwa, sambil berjalan sehingga jika kedua kakinya telah tegak, beliau berlari kecil di tengah lembah. Tatkala kedua kakinya telah mendaki, beliau berjalan sampai tiba di Marwa. Di Marwa beliau melakukan seperti yang beliau lakukan di Shafa. Dan ketika Thawafnya berakhir di Marwa, beliaupun bersabda: 'Seandainya aku menghadap apa yang aku belakangi, maka aku tidak menggiring hewan sembelihan (al hadyu), dan aku menjadikannya umrah. Barang siapa diantara kalian tidak membawa hewan sembelihan, maka bertahllul-lah dan jadikanlah ia sebagai ibadah.' Maka seluruh orangpun bertahallul dan memendekan rambut kecuali Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan orang-orang yang membawa hewan sembelihan. Lalu Suraqah bin Malik bin Ju'syum berdiri seraya berkata; 'Wahai Rasulullah apakah ini berlaku untuk tahun ini, ataukah untuk selamanya'." (Perawi) berkata; 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun merangkai jemarinya dengan jari jemari seraya menjawab: 'Umrah masuk ke dalam haji (haji tamattu') beginilah caranya.' Beliau mengucapkan dua kali lantas bersabda: 'Tidak (ini hanya berlaku untuk tahun ini saja), tetapi untuk selamanya'.' (Perawi) berkata; 'Ali radliallahu 'anhu datang membawa unta (al hadyu) Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka ia mendapatkan Fathimah termasuk orang yang bertahallul tengah memakai pakaian berwarna dan memakai sipat mata. Ali pun menyalahkannya, maka Fatimah pun berkata; 'Bapakku (Nabi shallallahu 'alaihi wasallam) telah memberitahuku berbuat begini.' Ali radliallahu 'anhu mengatakannya saat di Irak: 'Lalu aku pergi meminta nasehat kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan mengeluhkan perbuatan Fatimah yang aku ingkari itu. Maka beliau menjawab: 'Ia (Fatimah) benar, ia benar. Apa yang telah aku katakan ketika kamu ingin melakukan ibadah haji dulu? ' Ali menjawab; 'Aku berkata; 'Ya Allah, aku mengeraskan suara yang dikeraskan oleh Rasul-Mu shallallahu 'alaihi wasallam.' Beliau bersabda: 'Sesungguhnya aku membawa hewan kurban, maka janganlah kamu ikut bertahallul'. (Perawi) berkata; 'Hewan kurban yang dibawa Ali dari Yaman dan yang dibawa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari Madinah berjumlah seratus ekor. Kemudian semua orang bertahallul dan memendekan rambutnya kecuali Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan orang-orang yang membawa hewan kurban. Ketika hari Tarwiyah datang mereka semua menuju Mina dan meneriakkan niat haji. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam naik kendaraan, dan di sana beliau mengerjakan shalat Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya', dan Subuh. Kemudian menunggu sebentar sampai matahari terbit, lalu memerintahkan untuk mendirikan Kubah di Masy'aril haram maka ditancapkan di Namirah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian berjalan seperti yang biasa kaum Quraisy kerjakan, tetapi beliau berhenti di Masy'aril Haram atau Muzdalifah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membolehkannya sampai tiba di Arafah. Dan ketika mendekati kubah yang telah didirikan di Namirah, beliau singgah di sana. Ketika matahari tergelincir, beliau memerintahkan agar untanya (Qashwa) didatangkan, lalu beliau mengendarainya hingga tiba di perut lembah. Lantas beliau berkhutbah pada khalayak: 'Sesungguhnya darah kalian, harta, kehormatan dan kebahagiaan (kemuliaan) kalian adalah haram sebagaimana keharaman hari kalian ini, dibulan dan negeri kalian ini, camkanlah, sesungguhnya segala perkara jahiliyyah adalah terhina di bawah kakiku ini, darah-darah jahiliyyah telah dihinakan dan darah yang pertama kali aku hinakan adalah darah Rabi'ah bin Harits (yang dahulu meminta susuan dari bani Sa'ad lalu ia dibunuh Hudzail), riba jahiliyyah telah dihapuskan sedang riba yang pertama kali aku hapuskan adalah riba kami, yaitu riba yang dilakukan Abbas bin Abdul Muthallib, semuanya telah dihapuskan. Maka bertakwalah kepada Allah dari para wanita, karena kalian telah menjadikan mereka isteri dengan amanat Allah dan kalian halalkan farji dengan kalimat Allah. Sesungguhnya hak kalian atas mereka adalah agar mereka tidak membiarkan orang lain yang kalian benci tidur di atas ranjang kalian. Jika isteri-isteri kalian melakukannya, maka pukullah mereka dengan pukulan yang tidak melukai. Dan bagi mereka atas kalian untuk dinafkahi dan diberi pakaian dengan jalan yang baik. Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara yang jika kalian berpegang teguh pada keduanya maka kalian tidak akan tersesat yaitu Kitabullah. Dan kalian bertanggung jawab kepadaku. Lalu apa yang ingin kalian katakan? ' Mereka menjawab; 'Kami bersaksi bahwa engkau telah menyampaikan, melaksanakan tugas dan memberikan nasehat. Maka beliau bersabda sambil menunjukan jarinya ke langit: 'Ya Allah, saksikanlah! Ya Allah saksikanlah.' Beliau mengucapkannya sampai tiga kali. Kemudian Bilal mengumandangkan adzan, lalu iqamat, maka beliau mendirikan shalat Zhuhur. (Selepas itu) Bilal kembali beriqamat, lalu beliau mendirikan shalat Ashar dan tidak melakukan shalat apapun diantara keduanya. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengendarai kendaraannya sehingga sampai ke tempat wukuf. Lalu beliau mendudukkan untanya (menjadikan perut untanya menyentuh padang) dan menjadikan tali pejalan kaki di depannya, lalu beliau menghadap kiblat. Beliau terus berwukuf sampai terbenamnya matahari dan sinar kekuning-kuningan sedikit sirna serta tenggelamnya bola matahari. Lalu beliau membonceng Usamah bin Said dan bertolak. Beliau pun mengikat Qashwa dengan kendali, hingga kepalanya nyaris menyentuh pangkal kaki kendaraan yang beliau tunggangi. Sambil mengisyaratkan dengan tangan kanannya, beliau bersabda: 'Wahai manusia, tenang, tenang! ' Setiap kali beliau mengulurkan tali kendali untanya, maka beliau menenangkan sedikit sehingga untanya agak naik. Kemudian tibalah beliau di Muzdalifah, lalu mengerjakan shalat Maghrib dan Isya' di sana dengan sekali adzan dan dua kali iqamat. Dan beliau tidak melakukan shalat apapun diantara keduanya. Kemudian beliau shallallahu 'alaihi wasallam berbaring sampai terbit fajar. Beliau mendirikan shalat fajar ketika nampak jelas baginya waktu subuh, dengan sekali adzan dan sekali iqamat. Kemudian beliau mengendarai Qashwa sampai tiba di Masy'aril Haram, lalu beliau menaiki bukitnya lantas memuji Allah (bertahmid), mengagungkan-Nya (bertakbir) dan mengesakan-Nya (bertahlil). Beliau terus melakukan Wukuf sampai matahari benar-benar terang, lalu bertolak sebelum terbit matahari. Beliau membonceng Fadl bin Abbas (seorang laki-laki berambut bagus, putih kulitnya dan ganteng). Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertolak, beliau melintasi para wanita yang sedang berlari, maka beliau memandang kepada mereka lalu meletakkan tangannya ke sisi lain. Sementara Fadl pun memalingkan mukanya ke sisi lain. Sesampainya di Muhassar, beliau bergerak sedikit kemudian mengambil jalan pintas menuju jumrah Kubra (Aqabah), dan langsung sampai di jumrah yang berada di sisi pohon. Lalu beliau melontar tujuh kerikil dengan bertakbir pada setiap lemparan, (dengan) kerikil yang besarnya seperti kerikil ketapel. Dan beliau melontarnya dari perut lembah. Lalu ia bertolak ke tempat menyembelih hewan kurban. Di sana beliau menyembelih sendiri enam puluh tiga ekor hewan kurban, dan menyerahkan kepada Ali sisanya berikut hewan kurbannya. Kemudian beliau memerintahkan dari setiap hewan kurban yang disembelihnya agar sepotong dagingnya disisihkan lalu di letakan di kuali, lantas dimasak. Rasulullah dan Ali pun memakan dan menghirup kuahnya. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertolak menuju Ka'bah (untuk mengerjakan Thawaf Ifadhah), lalu beliau mengerjakan Shalat Zhuhur di Makkah dan mendatangi Bani Abdul Muththalib yang sedang mengambil air Zamzam. Beliau seraya bersabda: 'Rebutlah wahai Bani Muththalib. Seandainya orang-orang tidak mengungguli kalian dalam pemberian minuman kalian, tentu akan kuperebutkannya bersama kalian.' Lalu mereka pun memberi beliau shallallahu 'alaihi wasallam ember, dan beliau meminum darinya.'

ibnu-majah:3065

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] dan [Muhammad bin Al Walid], keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far]; telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abdurrahman bin Al Ashbahani] dari [Abdullah bin Ma'qil], ia berkata; "Aku duduk di samping [Ka'ab bin 'Ujrah] di dalam masjid, lalu kutanyai tentang firman Allah; '..maka wajiblah atasnya berfidyah, yaitu berpuasa atau bersedekah atau berkurban…' (Qs Albaqarah 2: 196), Ka'ab pun menjawab; 'Ayat itu diturunkan tentang diriku. Karena dulu aku pernah terserang penyakit di kepalaku, lalu aku dibawa kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang kutu busuk berhamburan di wajahku.' Maka beliau bersabda: 'Aku tidak seharusnya melihat keletihan yang menimpamu seperti yang kulihat ini. Apakah kamu memiliki seekor kambing? ' Aku menjawab; 'Tidak.' (Perawi berkata); 'Maka turunlah ayat ini, '..maka wajiblah atasnya berfidyah, yaitu berpuasa, atau bersedekah atau berkurban..' (Perawi) berkata; 'Puasa tiga hari, sedekah untuk enam orang miskin dan setiap satu orang miskin diberi setengah sha' makanan pokok, serta berkurban dengan seekor kambing.'

ibnu-majah:3070

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Ali bin Muhammad] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari [Al Aswad] dari [Aisyah] dia berkata, "Suatu kali Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mempersembahkan hewan kurban seekor kambing menuju Batiullah, beliau lalu memberi kalung pada leher hewan tersebut."

ibnu-majah:3087

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair] telah menceritakan kepada kami [Yunus bin Bukair] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ishaq] telah menceritakan kepada kami [Aban bin Shalih] dari [Al Hasan bin Muslim bin Yannaq] dari [Shafiyyah binti Syaibah] dia berkata, "Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah pada saat penaklukan kota Makkah, beliau bersabda: "Wahai manusia, sesungguhnya Allah telah mengharamkan (mensucikan) Makkah semenjak mencipatakan langit dan bumi, dan dia suci sampai hari kiamat; tidak dicabut pohonnya, tidak diusir hewan buruannya dan tidak diambil barang temuannya kecuali orang yang hendak mengumumkannya." 'Abbas berkata, "Kecuali idzkhir, sesungguhnya ia untuk rumah-rumah dan kuburan." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kecuali idzkhir."

ibnu-majah:3100

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Numair] dan [Abu Usamah] dari ['Ubaidullah bin Umar] dari [Khubaib bin Abdurrahman] dari [Hafsh bin 'Ashim] dari [Abu Hurairah] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Sesungguhnya keimanan akan masuk ke dalam kota Madinah seperti seekor ular yang masuk ke dalam sarangnya."

ibnu-majah:3102

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Al Muharibi] dari [As Syaibani] dari [Washil Al Ahdab] dari [Syaqiq] dia berkata, "Seorang laki-laki menitipkan dirham kepadaku untuk dihadiahkan kepada Ka'bah, ternyata Syaibah tengah duduk-duduk di atas kursi, lalu kuserahkan uang itu kepadanya, Syaibah pun bertanya, "Apakah uang ini milikmu?" aku menjawab, "Bukan, seandainya itu milikku, niscaya tidak akan kuserahkan kepadamu." [Syaibah] berkata, "Jika kamu mengatakan hal itu, sungguh Umar bin Khatthab pernah duduk di tempat yang engkau duduki, ia mengatakan, 'Aku tidak akan keluar hingga kubagi-bagikan harta Ka'bah kepada orang-orang fakir kaum Muslimin.' Aku (Syu'bah) pun bertanya, "Kenapa kamu melakukannya?" Umar menjawab, "Sungguh aku akan tetap melakukannya." Umar melanjutkan, "Memang ada apa?" Aku (Syu'bah) menjawab, "Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melihat keadaannya, begitu juga Abu Bakar, keduanya lebih membutuhkan uang tersebut daripada kamu, sehingga keduanya tidak melakukannya." Lalu Syu'bah berdiri dan pergi keluar."

ibnu-majah:3107

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Hafsh Al Ubulli] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yaman] dari [Hamzah bin Habib Az Zayyat] dari [Humran bin A'yan] dari [Abu At Thufail] dari [Abu Sa'id] dia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya menunaikan haji dengan berjalan kaki dari Madinah sampai ke Makkah, lalu beliau bersabda: 'Ikatlah tengah-tengah kalian dengan sarung-sarung kalian.' Kemudian beliau berjalan cepat."

ibnu-majah:3110

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Ibrahim Ad Dimasyqi] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Nafi'] telah menceritakan kepadaku [Abu Al Mutsanna] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [Ayahnya] dari [Aisyah], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada amalan yang dikerjakan anak Adam ketika hari (raya) kurban yang lebih dicintai oleh Allah Azza Wa Jalla dari mengalirkan darah, sesungguhnya pada hari kiamat ia akan datang dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya dan bulu-bulunya. Dan sesungguhnya darah tersebut akan sampai kepada Allah Azza Wa Jalla sebelum jatuh ke tanah, maka perbaguslah jiwa kalian dengannya."

ibnu-majah:3117

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Syu'aib] telah mengabarkan kepadaku [Sa'id bin Abdul Aziz] telah menceritakan kepada kami [Yunus bin Maisarah bin Halbas] dia berkata, "Aku pergi bersama [Abu Sa'id Az Zuraqi] seorang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, untuk membeli beberapa hewan kurban." Yunus melanjutkan, "Abu Sa'id lalu menunjuk ke arah seekor kambing kibas yang sedikit warna hitamnya, yang tidak tinggi dan tidak kurus badannya, lalu ia berkata kepadaku, 'Belikanlah saya yang seperti ini.' Sepertinya dia menyamakan dengan kibas Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam."

ibnu-majah:3120

Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Isra`il] dari [Simak] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] firman Allah: '(Sesungguhnya syetan membisikkan kepada kawan-kawannya supaya mereka membantah kamu) ' (QS Al An'aam; 121), Ibnu Abbas berkata, "Dahulu orang-orang berkata, "Sesuatu (sembelihan) yang disebutkan nama Allah padanya, maka janganlah kalian memakannya, dan sesuatu (sembelihan) yang tidak disebut nama Allah padanya, maka makanlah." Karena itulah Allah Azza Wa Jalla berfirman: '(Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya) ' (QS Al An'aam; 121).

ibnu-majah:3164

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah menceritakan kepada kami [Marwan bin Mu'awiyah] telah menceritakan kepada kami [Hilal bin Maimun Al Juhani] dari ['Atha bin Yazid Al Laitsi] -'Atha mengatakan; saya tidak mengetahuinya selain dari- [Abu Sa'id Al Khudri], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melewati seorang anak muda yang sedang menguliti seekor kambing, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Minggirlah agar aku dapat memperlihatkan caranya kepadamu." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memasukkan tangannya di antara kulit dan daging kemudian mengupasnya hingga belakang ketiak seraya bersabda: "Wahai anak muda begitulah caranya, maka kulitilah." Kemudian beliau berlalu dan shalat bersama orang-orang tanpa berwudlu terlebih dahulu."

ibnu-majah:3170

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Al Muharibi] dari [Yahya bin 'Ubaidullah] dari [Ayahnya] dari [Abu Hurairah] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Abu Bakar bin Abu Quhafah], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya dan kepada Umar: 'Pergilah kalian berdua bersama kami menemui Al Waqifi (yaitu Abu Al Hitsam Al Anshari)." Abu Bakar berkata, "Lalu kami pergi menemuinya di bawah sinar rembulan hingga kami menemuinya di suatu kebun." Maka Al Waqifi berkata, "Selamat datang." Kemudian dia mengambil pisau dan menyembelih seekor kambing. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Janganlah kamu menyembelih (kambing) yang bersusu." Atau beliau bersabda: "Yang memiliki banyak susu."

ibnu-majah:3172

Telah memberitakan kepada kami [Muhammad bin Al Mushaffa Al Himshi] telah memberitakan kepada kami [Muhammad bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Walid Az Zubaidi] dari [Az Zuhri] dari [Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif] dari [Abdullah bin 'Abbas] dari [Khalid bin Walid], bahwa telah di hidangkan untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam daging biawak yang di panggang, kemudian beliau mendekatinya dan merentangkan tangan untuk memakannya, lalu salah seorang yang ikut serta berkata kepada beliau, 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya itu adalah daging biawak.' Maka beliau menarik kembali tangannya. Khalid lalu berkata kepada beliau, "Wahai Rasulullah, apakah daging biawak itu haram?" beliau menjawab: "Tidak, akan tetapi di negeriku tidak ada biawak sehingga aku enggan memakannya." Abdullah bin Abbas berkata, "Kemudian Khalid mendekati daging biawak tersebut dan memakannya, sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihat kepadanya."

ibnu-majah:3232

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] dan [Abdurrahman bin Mahdi] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Hisyam bin Zaid] dari [Anas bin Malik] dia berkata, "Kami pergi melewati Marra Dzahran, kemudian kami di kejutkan dengan lompatan seekor kelinci, maka orang-orang berusaha menangkapnya namun tidak mendapatkannya. Maka aku pun ikut menangkapnya dan berhasil, lalu kelinci itu kuserahkan kepada Abu Thalhah, dia menyembelihnya dan mengirim daging paha depan dan paha belakang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan beliau pun menerimanya."

ibnu-majah:3234

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu 'Adi] dari [Humaid] dari [Anas] dia berkata, "Ummu Sulaim mengutusku kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk memberikan keranjang yang di dalamnya ada buah kurma muda, namun aku tidak menjumpai beliau. Sebab saat itu beliau sedang pergi ke tempat mantan budak yang ia merdekakan, budak itu mengundang beliau makan dan telah menyediakan makanan untuknya. Kemudian aku menemui beliau ketika sedang menyantap makanan." Anas berkata, "Beliau lalu memanggilku supaya makan bersamanya. Mantan budak beliau tersebut membuatkan bubur dari daging dan buah labu. Dan sungguh beliau sangat menyukai buah labu." Anas melanjutkan, "Maka aku pun mengumpulkan (mencari-cari) potongan buah labu dan aku berikan kepada beliau. Selesai makan beliau kembali pulang, aku lalu meletakkan keranjang kurma di hadapan beliau, beliau lalu memakannya sampai selesai."

ibnu-majah:3294

Telah menceritakan kepada kami [Al Abbas bin Al Walid Al Khallal Ad Dimasyqi] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Shalih] telah menceritakan kepadaku [Sulaiman bin 'Atha Al Jazari] telah menceritakan kepada kami [Maslamah bin Abdullah Al Juhani] dari pamannya [Abu Masyja'ah] dari [Abu Darda] dia berkata, "Tidaklah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diundang untuk makan daging kecuali beliau akan memenuhinya, dan tidak pula beliau diberi hadiah berupa daging melainkan beliau akan menerimanya."

ibnu-majah:3297

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin 'Abdah] telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abdurrahman] telah menceritakan kepada kami [Humaid Ath Thawil] dari [Anas bin Malik] dia berkata, "Ummu Sulaim membuatkan sepotong roti yang diberi minyak samin untuk Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian dia berkata, "Pergilah kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan undanglah beliau untuk makan." Anas berkata, "Maka aku mendatangi beliau dan aku katakan, "Ibuku mengundang anda makan." Anas berkata, "Maka beliau berdiri dan berkata kepada orang-orang yang bersamanya: "Mari kita berangkat! " Anas melanjutkan, "Aku lalu segera mendahului mereka untuk menemui Ummu Sulaim dan memberitahukan kepadanya (perihal kedatangan Rasulullah dan para sahabatnya). Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang dan bersabda: "Hidangkanlah apa yang telah kamu buat." Ummu Sulaim menjawab, "Aku hanya membuatkan untukmu saja." Beliau bersabda: "Hidangkanlah." Kemudian beliau bersabda lagi: "Wahai Anas, suruhlah mereka masuk sepuluh orang-sepuluh orang." Anas berkata, "Aku terus saja memasukkan bersama dengannya sepuluh orang-sepuluh orang, sehingga mereka makan semua sampai kenyang, dan waktu itu mereka berjumlah delapan puluh orang."

ibnu-majah:3333

Telah menceritakan kepada kami [Jubarah bin Al Mughallis] telah menceritakan kepada kami [Katsir bin Sulaim] dari [Anas bin Malik] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kebaikan itu lebih cepat masuk ke dalam rumah yang di dalamnya tamu dijamu, dari cepatnya pisau ke punuk unta, "

ibnu-majah:3347

Telah menceritakan kepada kami [Jubarah bin Al Mughallis] telah menceritakan kepada kami [Al Muharibi] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Nahsyal] dari [Adl Dlahak bin Muzahim] dari [Ibnu Abbas] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kebaikan itu lebih cepat masuk ke dalam rumah yang di dalamnya tamu dijamu, dari cepatnya pisau ke punuk unta, "

ibnu-majah:3348

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Maimun Ar Raqi] telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abdurrahman] dari [Ali bin 'Urwah] dari [Abdul Malik] dari ['Atha] dari [Abu Hurairah] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya termasuk dari perkara yang sunnah adalah seseorang keluar bersama tamunya sampai ke pintu rumah."

ibnu-majah:3349

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Abdurrahman Al Arhabi] telah menceritakan kepada kami [Yunus bin Abu Al Ya'fur] dari [Ayahnya] dari [Ibnu Umar] mengatakan, bahwa Umar datang kepadanya saat ia berada di meja makannya. Ia lalu memberi tempat duduk kepadanya, Umar lalu mengucapkan 'Bismillah' seraya mengambil satu suapan dan mengambil lagi. Kemudian Umar berkata, "Sesungguhnya aku merasakan rasa lemak, tetapi bukan lemak daging." Abdullah berkata, "Wahai Amirul Mukminin, tadi aku keluar ke pasar untuk membeli minyak samin, namun aku mendapatkan harganya terlalu mahal, maka aku membeli tulang yang ada sedikit daging dengan harga satu dirham dan mencampurnya dengan sedirham samin, karena aku ingin anak-anakku bergantian mendapatkan satu tulang-satu tulang." Maka [Umar] berkata, "Tidak pernah sama sekali Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendapatkan ini kecuali beliau memakan salah satunya dan bersedekah dengan yang lainnya." Maka Abdullah berkata, "Ambillah wahai Amirul Mukminin, sekali-kali tidak akan menjadi satu di hadapanku kecuali aku akan melakukan seperti itu." Umar berkata, "Aku tidak akan melakukannya."

ibnu-majah:3352

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin 'Ulayyah] dari [Sa'id bin Abu 'Arubah] dari [Qatadah] dari [Salim bin Abu Al Ja'd Al Ghathafani] dari [Ma'dan bin Abu Thalhah Al Ya'mari], bahwa [Umar bin Al Khaththab] berkhutbah pada hari Jum'at, setelah memuji Allah dan mengagungkan-Nya dia berkata, "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian kerap memakan dua pohon yang aku kira keduanya adalah pohon yang buruk. Pohon tersebut adalah bawang putih dan bawang merah. Dan aku pernah menyaksikan seorang laki-laki pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang tercium darinya aroma pohon tersebut, sehingga ia ditarik dan dikeluarkan dari Baqi'. Oleh sebab itu, barangsiapa hendak makan keduanya, hendaknya ia memasaknya terlebih dahulu hingga keduanya benar-benar masak, "

ibnu-majah:3354

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Amir] telah menceritakan kepada kami [Zam'ah bin Shalih] dari [Salamah bin Wahram] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang minum langsung dari mulut bejana. Setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang perbuatan itu, ada seorang laki-laki bangun di waktu malam dan minum langsung dari mulut bejana, tiba-tiba keluar seekor ular dari mulut bejana tersebut ke arahnya."

ibnu-majah:3410

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Manshur Abu Bakar] telah menceritakan kepada kami [Yunus bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Fulaih bin Sulaiman] dari [Sa'id bin Al Harits] dari [Jabir bin Abdullah] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi seorang laki-laki Anshar yang sedang membenahi aliran air di kebunnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda kepadanya: "Jika kamu memiliki air yang yang ada dalam wadah maka berilah kami minum, jika tidak memiliki maka biarkanlah kami meminumnya langsung dari dalam aliran air yang ada." Laki-laki itu menjawab, "Aku memiliki air yang ada dalam wadah." Laki-laki itu kemudian berlalu dan kami mengikutinya menuju sebuah gubuk (tempat berteduh), lalu ia memerah susu domba sebagai ganti air yang ada dalam bejana, beliau lalu meminumnya. Dan laki-laki itu juga melakukan hal yang serupa untuk sahabat yang bersama beliau."

ibnu-majah:3423

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali Al Khallal] telah menceritakan kepada kami [Shafwan bin Hubairah] telah menceritakan kepada kami [Abu Makin] dari ['Ikrimah] dari [Ibnu Abbas], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjenguk seorang laki-laki, beliau lalu bersabda kepadanya: "Apa yang kamu inginkan?" laki-laki itu menjawab, "Saya menginginkan roti gandum." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa memiliki roti gandum, hendaknya ia memberikan kepada saudaranya." Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika ada salah seorang di antara kalian sakit dan menginginkan sesuatu, hendaknya ia memberinya makan apa yang ia inginkan."

ibnu-majah:3431

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Abdush Shamad] telah menceritakan kepada kami [Mathar Al Warraq] dari [Syahr bin Hausyab] dari [Abu Hurairah] dia berkata, "Kami berbincang-bincang di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu kami menyebutkan tentang Al Kam`ah, sebagian sahabat mengatakan, "Kam`ah adalah penyakit cacar di bumi." Ternyata pembicaraan tersebut sampai kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau bersabda: "Kam`ah (sejenis tumbuhan) adalah dari Al Manna dan Ajwah adalah (kurma) dari surga, ia merupakan penawar racun."

ibnu-majah:3446

Telah menceritakan kepada kami [Nashr bin Ali Al Jahdlami] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahhab] telah menceritakan kepada kami [Humaid] dari [Anas], bahwa sekelompok orang dari penduduk 'Urainah datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan singgah di kota Madinah (beberapa saat), maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Jika kalian pergi ke tempat unta-unta kami, maka minumlah susu dan air kencingnya.' Dan mereka pun melakukannya."

ibnu-majah:3494

Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin 'Ammar] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] dari [Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif] dia berkata, "'Amir bin Rabi'ah melintasi Sahl bin Hunaif yang sedang mandi, lalu dia berkata, "Aku tidak pernah melihat seperti hari ini dan tidak ada kulit yang di sembunyikan." Maka tidak lama kemudian Sahl bin Hunaif pun pingsan. Kemudian ia di bawa ke hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan di katakan kepada beliau, "Sahl pingsan! " Beliau pun bertanya: "Siapakah yang menyerangnya?" Mereka menjawab, "'Amir bin Rabi'ah." Beliau bersabda: "Atas perkara apa seseorang dari kalian menyakiti saudaranya? Jika salah seorang dari kalian melihat sesuatu yang menakjubkan dari saudaranya, maka hendaknya ia mendo'akan keberkahan padanya." Kemudian beliau meminta air dan memerintahkan 'Amir untuk berwudlu, maka 'Amir lantas membasuh muka dan kedua tangannya sampai siku, kedua mata kaki dan apa yang ada di dalam bajunya. Setelah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan untuk menyiram Sahl (dengan bekas air wudlu 'Amir)." [Sufyan] berkata; [Ma'mar] berkata dari [Az Zuhri], "Beliau memerintahkan supaya menuangkan tempat air tersebut dari belakang tubuh 'Amir."

ibnu-majah:3500

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Idris] dari [Muhammad bin 'Umarah] dari [Abu Bakar bin Muhammad] bahwa [Khalidah binti Anas Ummu bani Hazm As Sa'idi] datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dia meminta pertimbangan kepada beliau untuk diruqyah, maka beliau memerintahkan terapi dengan ruqyah."

ibnu-majah:3505

Telah menceritakan kepada kami [Ayyub bin Muhammad Ar Raqi] telah menceritakan kepada kami [Mu'ammar bin Sulaiman] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Bisyr] dari [Al A'masy] dari ['Amru bin Murrah] dari [Yahya bin Al Jazzar] dari puteri saudarinya [Zainab] isterinya Abdullah, dari [Zainab] dia berkata, "Seorang wanita tua menemui kami hendak menjampi-jampi dari penyakit demam. Dan kami memiliki dipan yang panjang kaki-kakinya, dan apabila Abdullah hendak masuk maka ia akan berdehem dan bersuara. Suatu hari ia masuk, ketika wanita tua itu mendengar suaranya, maka ia bersembunyi. Kemudian Abdullah datang dan duduk di sampingku dan membelaiku, ternyata ia menyentuh suatu jahitan benang, maka dia berkata, 'Apa ini? ' aku lalu menjawab, 'Jimat, di dalamnya terdapat jampi-jampiku untuk pengobatan penyakit demam." [Abdullah] lalu menariknya dengan paksa, kemudian ia putus dan membuangnya seraya berkata, "Sungguh saat ini keluarga Abdullah telah melakukan praktek kesyirikkan, saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya jampi-jampi, jimat dan pelet adalah syirik." Aku berkata, "Suatu hari aku keluar, lantas si fulan memandangiku hingga mataku selalu berair, jika mataku di jampi maka air matanya akan berhenti, namun jika tidak di jampi maka ia akan selalu berair." Abdullah berkata, "Itu adalah (perbuatan) setan, jika kamu mentaatinya maka setan akan meninggalkanmu, tapi jika kamu tidak mentaatinya maka ia akan menusuk matamu dengan jari-jarinya. Akan tetapi sekiranya kamu melakukan apa yang pernah di lakukan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam maka itu akan lebih baik bagimu dan lebih layak mendapatkan kesembuhan, kamu mengguyur kedua matamu dengan air sambil membaca: 'ADZHIBIL BA`SA RABBANNASI ISYFI ANTA SYAAFI LAA SYIFAA`A ILLA SYIFAA`UKA SYIFAA`AN LAA YUGHAADIRU SAQAMA (Hilangkanlah kesusahan, wahai Rabb manusia, sembuhkanlah. Sebab Engkaulah Maha penyembuh, yang tidak ada kesembuhan melainkan kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan rasa sakit) '."

ibnu-majah:3521

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah Al Anshari] telah menceritakan kepadaku ['Uyainah bin Abdurrahman] telah menceritakan kepadaku [Ayahku] dari [Utsman bin Abu Al 'Ash] dia berkata, "Tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menugaskan aku di Tha`if, tiba-tiba ada sesuatu yang selalu menggangguku di dalam shalat sehingga aku tidak menyadari shalat yang aku kerjakan. Ketika aku sadari, maka aku lekas pergi kembali menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau lalu bertanya: "Ibnu Abu Al 'Ash?" Aku menjawab, Ya, wahai Rasulullah." Beliau bertanya lagi: "Kabar apa yang kamu bawa?" Aku menjawab, "Ada sesuatu yang mengganguku di dalam shalat, sehingga aku tidak menyadari shalat yang aku kerjakan." Beliau bersabda: "Itu adalah setan, mendekatlah kamu." Maka aku pun mendekat kepada beliau, dan aku duduk di atas kedua telapak kakiku. Dia melanjutkan, "Kemudian beliau menyentuh dadaku dengan tangannya, lalu meludah di mulutku dan bersabda: "Keluarlah wahai musuh Allah." Beliau melakukan hal itu hingga tiga kali, kemudian bersabda: "Kembalilah kepada tugasmu semula." (Perawi) berkata, "Utsman berkata, "Demi Dzat yang menghidupkan aku, aku tidak pernah lagi merasakan ada yang menggangguku."

ibnu-majah:3538

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] dari [Aisyah] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat dengan mengenakan kain wool yang bergaris, maka beliau bersabda: "Aku merasa terganggu dengan garis-garis ini, bawalah ia kepada Abu Jahm dan bawakan kepadaku baju wool yang tidak bergaris."

ibnu-majah:3540

Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin 'Ammar] Telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Abu Hazim] dari [Ayahnya] dari [Sahl bin Sa'd As Sa'idi], bahwa seorang wanita datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan membawa kain burdah -perawai berkata, 'Apakah kain burdah itu? Ia Dijawab, 'Yaitu kain mantel.'- Wanita itu berkata, "Wahai Rasulullah, sungguh aku telah merajut sendiri jubah ini supaya anda memakainya." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengambilnya karena beliau butuh jubah tersebut, kemudian beliau memperlihatkan jubah tersebut kepada kami yang bentuknya seperti kain. Lalu datanglah fulan bin fulan -seorang laki-laki yang di kenal masa itu- seraya berkata, "Wahai Rasulullah, sungguh sangat indah jubah ini, pakaikanlah untukku! " Beliau menjawab: "Baiklah." Beliau kemudian masuk dan melipat kain tersebut, lalu mengirimkannya kepada laki-laki tersebut, orang-orang lalu berkata kepadanya, "Demi Allah, sungguh beruntung kamu, (padahal) Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memakainya karena butuh terhadap jubah itu, kemudian kamu memintanya. Kamu sebenarnya sangat tahu bahwa beliau tidak pernah bisa menolak orang yang meminta." Laki-laki itu berkata, "Demi Allah, sesungguhnya aku tidaklah meminta jubah itu untuk aku pakai, tetapi aku minta itu untuk aku pakai sebagai kain kafanku." Sahl berkata, "Maka jubah itu pun menjadi kain kafan lelaki tersebut ketika ia meninggal dunia."

ibnu-majah:3545

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Ashbagh bin Zaid] Telah menceritakan kepada kami [Abu Al 'Ala] dari [Abu Umamah] dia berkata, " [Umar bin Al Khaththab] memakai baju baru, kemudian dia mengucapkan, 'ALHAMDULILLAHILLADZII KASAANI MAA UWAARIBIHI 'AURATII WA ATAJAMMALU BIHI FII HAYAATI (Segala puji bagi Allah yang telah memberiku pakaian untuk menutupi 'auratku dan menghiasi diriku didalam kehidupanku) '. Kemudian dia berkata, "Aku mendengar RAsulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa memakai baju baru lalu mengucapkan 'ALHAMDULILLAHILLADZII KASAANI MAA UWAARIBIHI 'AURATII WA ATAJAMMALU BIHI FII HAYAATI (Segala puji bagi Allah yang telah memberiku pakaian untuk menutupi auratku dan menghiasi diriku didalam kehidupanku) ', kemudian dia mengambil pakaian yang telah usang atau yang sudah di tinggalkan, dan menyedekahkannya, maka hidup dan matinya, ia akan selalu berada dalam naungan Allah dan perlindungan Allah serta di dalam penjagaan Allah baik." Beliau mengulanginya hingga tiga kali."

ibnu-majah:3547

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Numair] dan [Abu Usamah] dari ['Ubaidillah bin Umar] dari [Khubaib bin Abdurrahman] dari [Hafsh bin 'Ashim] dari [Abu Hurairah], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang mengenakan dua jenis pakaian; pakaian shama` dan ikhtiba` dengan satu kain seraya menengadahkan kemaluannya ke langit."

ibnu-majah:3550

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Numair] dan [Abu Usamah] dari [Sa'id bin Sa'id] dari ['Amrah] dari [Aisyah] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah melarang dua jenis pakaian; shama` dan ikhtiba` dengan satu kain seraya menengadahkan kemaluannya ke langit." Ket; shama` adalah seseorang yang menyelimutui seluruh tubuhnya dan tidak ada yang terlihat; dan ihtiba` adalah duduk di atas bokong sementara kedua tangan mendekap kedua lututnya menempel dada.

ibnu-majah:3551

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari ['Athiyah] dari [Abu Sa'id] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa memanjangkan kainnya dengan sombong, niscaya Allah tidak akan memandangnya pada hari Kiamat." 'Athiyah berkata, "Lalu aku bertemu dengan [Ibnu Umar] di Balath, kemudian aku menyebutkan hadits yang di riwayatkan oleh Abu Sa'id dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tersebut, maka sambil memberi isyarat ke telinganya, Ibnu Umar berkata, "Kedua telingaku telah mendengarnya dan hatiku juga telah meyakininya."

ibnu-majah:3560

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari [Al 'Ala bin Abdurrahman] dari [Ayahnya] dia berkata, "Saya berkata kepada [Abu Sa'id], "Apakah kamu pernah mendengar sesuatu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengenai kain sarung?" dia menjawab, "Ya. Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kain sarung seorang mukmin itu hingga (menutupi) kedua betisnya, dan tidak ada larangan baginya antara betis tersebut hingga kedua mata kaki, sedangkan yang melebihi mata kaki maka tempatnya di dalam neraka." Beliau mengatakannya hingga tiga kali, (kemudian bersabda): "Allah tidak akan memandang seseorang yang memanjangkan kain sarungnya dengan sombong."

ibnu-majah:3563

Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim Ad Dauraqi] telah menceritakan kepada kami [Abu Tumailah] dari [Abdul Mukmin bin Khalid] dari [Ibnu Buraidah] dari [Ibunya] dari [Ummu Salamah] dia berkata, "Tidak ada pakaian yang lebih dicintai oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selain gamis."

ibnu-majah:3565

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Musawir] telah menceritakan kepadaku [Ja'far bin 'Amru bin Huraits] dari [Ayahnya] dia berkata, "Seakan aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengenakan surban hitam yang kedua ujungnya dibiarkan menjuntai antara kedua pundak beliau."

ibnu-majah:3577

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin 'Ulayyah] dari [Laits] dari [Abu Az Zubair] dari [Jabir] dia berkata, "Ketika penaklukan kota Makkah Abu Quhafah di datangkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan seakan-akan rambutnya seperti pohon tsaghamah (sejenis pohon yang buah dan bunganya berwarna putih). Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda: "Bawalah ia menemui salah seorang dari isterinya supaya ia menyemir rambutnya, dan hindarilah warna hitam."

ibnu-majah:3614

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Numair] dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Yahya bin 'Abbad bin Abdullah bin Az Zubair] dari [Ayahnya] dari [Aisyah] Ummul Mukminin, dia berkata, "Raja Najasyi menghadiahkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam perhiasan yang di antaranya ada cincin emas yang batu cincinnya dari Habasyah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu mengambilnya dengan sebatang kayu dan beliau berpaling darinya -atau mengambilnya dengan jari-jari tangannya-, kemudian beliau memanggil cucu perempuannya, Umamah binti Al 'Ash, sambil bersabda: "Berhiaslah kamu dengan ini wahai puteriku."

ibnu-majah:3634

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami ['Affan] telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin 'Utsman bin Khutsaim] dari [Sa'id bin Abu Rasyid] dari [Ya'la Al 'Amiri] bahwa dia berkata, "Al Hasan dan Al Husain berusaha datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian beliau memeluk mereka berdua sambil bersabda: "Sesungguhnya anak adalah tempat kebakhilan dan kekhawatiran."

ibnu-majah:3656

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari ['Amru bin Dinar] dia mendengar [Nafi' bin Jubair] mengabarkan dari [Abu Syuraih Al Khuza'i], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa beriman pada Allah dan hari Akhir hendaknya ia berbuat baik terhadap tetangganya, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaknya ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaknya ia berbicara baik atau diam."

ibnu-majah:3662

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Yazid bin Abu Habib] dari [Martsad bin Abdullah Al Yazani] dari [Abu Abdurrahman Al Juhani] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya besok aku akan datang menemui orang-orang Yahudi, maka janganlah kalian mendahului mereka dengan salam, dan apabila mereka mengucapkan salam kepada kalian, maka ucapkanlah, 'Wa 'alaikum'."

ibnu-majah:3689

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Waki'] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Ibnu Juraij] dari [Ibnu Mina`] dari [Judan] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Barang siapa yang mengajukan permintaan maaf kepada saudaranya, tetapi dia tidak menerimanya, maka baginya adalah seperti kesalahan pemungut bea cukai (yang memungut sesuatu tanpa hak)." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Sufyan] dari [Ibnu Juraij] dari [Al Abbas bin Abdurrahman yaitu Ibnu Mina`] dari [Judan] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti hadits di atas.

ibnu-majah:3708

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar] telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Makhlad] telah menceritakan kepada kami [Al 'Umari] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Nama yang paling di cintai oleh Allah Azza Wa Jalla ialah Abdullah dan Abdurrahman."

ibnu-majah:3718

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin 'Amir bin Zurarah] telah menceritakan kepada kami [Syarik] dari [Muhammad bin 'Amru] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman] dari ['Aisyah] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melihat seseorang yang mengikuti burung, maka beliau bersabda: "Ada setan yang mengikuti setan."

ibnu-majah:3754

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Ali bin Muhammad] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [waki'] dari [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak sukakah jika salah seorang dari kalian kembali kepada keluarganya ingin mendapatkan tiga ekor unta betina yang hamil lagi kuat dan gemuk di rumahnya?" Kami menjawab; "Ya, tentu." Beliau bersabda: "Tiga ayat yang dibaca seseorang dari kalian dalam shalatnya, itu lebih baik baginya dari tiga ekor unta betina yang hamil, gemuk dan bertuang (kuat)."

ibnu-majah:3772

Telah menceritakan kepada kami [Abdul Hamid bin Bayan Al Wasithi] telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Abdullah] dari [Yunus] dari [Humaid bin Hilal] dari [Hishan bin Kahil] dari [Abdurrahman bin Samurah] dari [Mu'adz bin Jabal] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah jiwa yang meninggal dunia dengan bersaksi bahwa tidak ada ilah selain Allah dan saya adalah utusan Allah, serta ucapannya itu muncul dari hati yang yakin, melainkan Allah akan mengampuninya."

ibnu-majah:3786

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar] telah menceritakan kepada kami [Zaid bin Hubab] dari [Malik bin Anas] telah mengabarkan kepadaku [Sumayy bekas budak Abu Bakr] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa setiap harinya membaca Tidak ada ilah selain Allah yang Maha Esa, yang tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala pujian, dan Dia atas segala sesuatu berkuasa, " sebanyak seratus kali, maka pahalanya seperti memerdekakan sepuluh orang budak, akan di tulis baginya seratus kebaikan, dan dihapuskan darinya seratus kesalahan, dan kalimat tersebut akan menjadi pelindung baginya dari setan di sepanjang hari sampai malamnya. Dan tidaklah seorangpun yang akan (datang mengalahkannya) dengan membawa amalan yang lebih utama dari amalan yang dibacanya kecuali jika ia membaca kalimat tersebut lebih banyak lagi."

ibnu-majah:3788

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar] dan [Ali bin Muhammad] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Fudlail] dari ['Amarah bin Al Qa'qa'] dari [Abu Zur'ah] dari [Abu Hurairah] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dua kalimat yang ringan di ucapkan dengan lisan, berat dalam timbangan dan sangat di cintai oleh Dzat yang Maha pengasih adalah Subhanallah wa bihamdihi subhanallahil 'adzim (Maha suci Allah dan segala puji bagi-Nya, Maha suci Allah dan Maha Agung)."

ibnu-majah:3796

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Al Mundzir Al Hizami] telah menceritakan kepada kami [Abu Yahya Zakariya bin Mandzur] telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin 'Uqbah bin Abu Malik] dari [Ummu Hani`] dia berkata; "Saya mengunjungi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya; "Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku tentang suatu amalan, karena sesungguhnya usiaku telah lanjut dan saya telah melemah serta badanku pun telah menggemuk." Beliau bersabda: "Bertakbirlah kepada Allah seratus kali, dan bertahmidlah kepada Allah sebanyak seratus kali, dan bertasbihlah kepada Allah seratus sekali, maka semua itu lebih baik dari seratus kuda yang bertali kekang serta berpelana yang di infakkan untuk berperang di jalan Allah. Dan lebih baik dari seratus unta yang gemuk, serta lebih baik dari membebaskan seratus hamba sahaya."

ibnu-majah:3800

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin 'Ayyasy] dari [Abu Ishaq] dari [Abu Al Mughirah] dari [Hudzaifah] dia berkata; "Dilidahku ada kata-kata kotor terhadap keluargaku, dan itu tidak menularkan mereka pada yang lain, lalu saya melaporkan hal itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Kemana kamu dari istighfar hai Hudzaifah? Sesungguhnya aku beristighfar kepada Allah tujuh puluh kali dalam sehari."

ibnu-majah:3807

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dan [Waki'] dari [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Setiap perbuatan (pahala) anak Adam akan digandakan baginya, satu kebaikan di balas dengan sepuluh kebaikan serupa sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Subhanahu berfirman; "Kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu milik-Ku dan Akulah yang akan membalasnya."

ibnu-majah:3813

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya] telah menceritakan kepada kami [Abu Salamah] telah menceritakan kepada kami [Hubabah putrinya 'Ajlan] dari [ibunya yaitu Ummu Hafsh] dari [Shafiyah binti Jarir] dari [Ummu Hakim binti Wadda' al Khuza'iyyah] dia berkata; "Aku mendengar Rosulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Do'a orang tua itu membuka hijab."

ibnu-majah:3853

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdul Malik bin Abu As Syawarib] telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Muhtar] telah menceritakan kepada kami [Suhail] dari [ayahnya] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa apabila beliau hendak berbaring ke tempat tidurnya, maka beliau membaca: "Ya Allah, Rabb langit dan bumi, Rabb segala sesuatu, yang Maha menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan, dzat yang telah menurunkan Taurat, Injil dan Al Qur`an yang agung. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan semua binatang merayap yang Engkau pegang ubun-ubunnya. Engkau Maha terdahulu yang tidak ada sesuatu sebelum-Mu. Engkau Maha terakhir yang tiada sesuatu setelah-Mu. Engkau Maha nyata yang tidak ada sesuatu yang lebih nyata dari-Mu. Dan Engkau Maha tersembunyi yang tidak ada sesuatu yang lebih tersembunyi dari-Mu. Lunasilah dariku segala hutang-hutangku dan cukupkanlah aku dari kefakiran."

ibnu-majah:3863

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Waki'] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Abu Ishaq] dari [Al Barra` bin 'Azib] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada seorang laki-laki: "Jika kamu hendak pergi ke tempat pembaringanmu atau kamu hendak pergi tidur ke tempat tidurmu, maka ucapkanlah; "Ya Allah, aku hadapkan wajahku kepada-Mu dan aku serahkan punggungku kepada-Mu. Aku titipkan kepada-Mu dalam keadaan suka dan senag terhadap-Mu, tiada tempat bergantung dan berlindung melainkan hanya kepada-Mu. Aku beriman kepada kitab-Mu yang telah Engkau turunkan kepada Nabi-Mu yang telah Engkau utus." Maka jika kamu meninggal dunia pada malam itu, kamu akan meninggal dalam keadaan suci. Dan jika kamu bangun di pagi hari, maka kamu akan hidup di pagi hari dengan mendapatkan kebaikan yang berlimpah."

ibnu-majah:3866

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Isra`il] dari [Abu Ishaq] dari [Abu 'Ubaidah] dari [Abdullah] bahwa apabila Nabi shallallahu 'alaihi wasallam hendak pergi ke tempat tidurnya, beliau meletakkan tangannya -yaitu yang kanan- di bawah pipinya, lalu beliau mengucapkan: "Allahumma qinii 'adzaabaka yauma tab'ats au tajma' 'ibadaka (Ya Allah, lindungilah aku dari adzab-Mu pada hari saat Engkau bangkitkan -atau kumpulkan- para hamba-Mu."

ibnu-majah:3867

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Az Zubair] dari [Umar bin Sa'id bin Abu Husain] telah menceritakan kepadaku ['Atha bin Abu Rabah] dari [Abu Hurairah] dia berkata, "Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata, "Saya pernah mimpi bahwa kepalaku di pukul sehingga terputus, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lantas bersabda: "Setan sengaja berbuat demikian kepada salah seorang dari kalian, sehingga membuatnya takut dan kemudian di pagi harinya menceritakan kepada orang-orang."

ibnu-majah:3901

Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Humaid bin Kasib Al Madani] telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari [Az Zuhri] dari ['Ubaidullah bin Abdullah] dari [Ibnu Abbas] dia berkata, "Seorang laki-laki datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika beliau kembali dari perang Uhud, laki-laki itu berkata, "Wahai Rasulullah, aku bermimpi melihat awan menaungi dan menurunkan hujan minyak samin dan madu. Aku juga melihat orang-orang menadahinya dengan kedua telapak tangan mereka, maka ada yang mendapat banyak dan ada pula yang mendapat sedikit. Aku juga melihat tangga yang menghubungkan ke langit, kulihat anda menaikinya sampai ke atas. Kemudian ada seorang laki-laki menaikinya setelah anda, sehingga ia sampai ke atas. Lalu seorang laki-laki setelahnya pun turut menaikinya namun terputus dan diperbaiki untuknya sehingga ia pun sampai ka atas." Abu Bakar berkata, "Izinkanlah aku untuk menta'birkannya, wahai Rasulullah." Beliau menjawab: "Ta'birkanlah." Abu Bakar berkata, "Adapun awan itu adalah Islam, sedangkan hujan minyak samin dan madu yang turun darinya adalah Al Quran dengan kenikmatan dan kelembutannya. Adapun yang ditadahi oleh orang-orang dengan kedua telapak tangan mereka adalah orang-orang yang mengambil Al Quran, ada yang mendapat banyak dan ada pula yang mendapat sedikit. Sedangkan tangga yang sampai ke langit adalah kebenaran yang ada pada dirimu, dan kamu mempertahankannya sehingga kamu dapat mencapai kemualiaan. Setelah itu seorang laki-laki setelahmu juga mempertahankannya dan membuat dirinya juga mulia. Setelah itu datang laki-laki lain dan ia juga mendapatkan kemuliaan dengannya, dan yang lain ada yang terputus, namun disambungkan lagi untuknya sehingga dengannya ia juga mendapatkan kemuliaan." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apa yang kamu ta'birkan itu sebagiannya benar, dan sebagiannya lagi ada yang keliru." Abu Bakar berkata, "Aku bersumpah atas namamu wahai Rasulullah, sekiranya anda berkenan untuk memberitahukan sebagian yang benar dan sebagian yang keliru kepadaku." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai Abu Bakar, janganlah kamu bersumpah dengan urusan seperti ini." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah memberitakan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari ['Ubaidullah] dari [Ibnu Abbas] dia berkata; [Abu Hurairah] pernah bercerita bahwa seorang laki-laki datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata, "Wahai Rasulullah, saya pernah bermimpi melihat naungan awan yang berada antara langit dan bumi, ia menurunkan minyak samin dan madu…kemudian dia menyebutkan hadits seperti di atas."

ibnu-majah:3908

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Al Mundzir Al Hizami] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Mu'adz Ash Shan'ani] dari [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Salim] dari [Ibnu Umar] dia berkata, "Di masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam aku adalah seorang remaja yang tumbuh dengan gagah, aku biasa bermalam di masjid, ketika ada yang bermimpi maka pastilah mimpi tersebut diceritakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Dalam hati aku berkata, "Ya Allah, seandainya aku memiliki kebaikan pada-Mu, maka perlihatkan kepadaku suatu mimpi yang akan dita'birkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untukku." Setelah itu aku tidur, tiba-tiba aku bermimpi melihat dua malaikat yang datang menghampiriku. Keduanya membawaku dan bertemu dengan malaikat yang lain. Malaikat itu berkata, 'Jangan diteruskan.' Akhirnya keduanya membawaku ke neraka, ternyata neraka itu dipasangi dengan bebatuan bagaikan sumur di tembok batu. Dan ternyata di dalamnya terdapat orang-orang yang sebagiannya telah aku kenal, dan mereka mengambil beberapa sumpah dariku. Ketika aku bangun di pagi harinya, aku langsung memberitahukannya kepada [Hafshah], maka Hafshah mengaku telah menceritakannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau pun bersabda: "Abdullah itu seorang yang shalih sekiranya mau memperbanyak shalat malam." Perawi berkata, "Maka sejak saat itu Abdullah menjadi seorang yang banyak mengerjakan shalat malam."

ibnu-majah:3909

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Musa Al Asyaib] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari ['Ashim bin Bahdalah] dari [Al Musayyab bin Rafi'] dari [Kharasyah bin Al Hur] dia berkata, "Saya tiba di Madinah, lalu duduk-duduk bersama dengan beberapa orang tua di masjid Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Tiba-tiba seorang yang telah lanjut usia datang dengan bersandar pada tongkatnya, lalu orang-orang berkata, "Barangsiapa ingin melihat seorang penghuni surga maka lihatlah orang ini! " Orang itu kemudian berdiri dan shalat dua rakaat di belakang tiang masjid. Aku lalu mendekat dan berkata kepadanya, "Sebagian orang telah menceritakan tentang dirimu begini dan begini." Orang itu menjawab, "Segala puji bagi Allah, surga adalah milik Allah dan Dia memasukkan ke dalamnya siapa saja yang di kehendaki-Nya. Ketahuilah, bahwa pada zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam aku telah bermimpi, kulihat seakan-akan seorang laki-laki telah menjumpaiku dan berkata kepadaku, 'Berangkatlah! ' Lalu aku berangkat bersamanya dan ia membawaku menelusuri tempat yang terang dan besar, lantas ditampakkan kepadaku jalan yang berada di sisi kiriku, dan aku ingin berjalan mengikuti jalan tersebut. Maka laki-laki yang bersamaku berkata, 'Sesungguhnya kamu bukan termasuk dari golongan mereka." Kemudian di tampakkan kepadaku jalan yang berada di sebelah kananku, maka aku berjalan mengikuti jalan tersebut hingga sampailah ke suatu gunung yang tidak dapat ditapaki kaki. Tiba-tiba lelaki itu memegang tanganku lantas mendorongku, dan tak disangka ternyata aku telah berada di puncaknya hingga aku tidak dapat bersandar dan berpegangan. Ternyata ada suatu tiang dari besi di atas puncak tersebut yang terbuat dari emas, maka ia pegang tanganku dan melemparkanku sehingga aku berpegangan pada seutas tali. Lalu dia bertanya, 'Sudahkah kamu berpegangan? ' Aku menjawab, 'Sudah.' Kemudian dia menghempaskan tiang tersebut dan aku pun berpegangan pada tali tersebut.' Orang itu berkata, 'Kemudian aku menceritakannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: 'Kamu telah bermimpi dengan mimpi yang baik. Adapun tempat yang terang dan besar itu adalah padang Mahsyar. Sedangkan jalan yang di perlihatkan di sisi kirimu adalah jalan penghuni neraka, dan kamu bukan termasuk dari penghuninya. Sedangkan jalan yang di perlihatkan di sisi kananmu adalah jalan kananmu adalah jalan penghuni surga. Adapun gunung yang tidak dapat ditapaki kaki itu adalah kediaman para syuhada, dan tali yang kamu berpegang padanya adalah Islam. Maka berpeganglah kamu erat-erat sampai ajal menjemputmu.' Oleh sebab itu, aku berharap menjadi penghuni surga." Ternyata orang tua itu adalah [Abdullah bin Salam]."

ibnu-majah:3910

Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] telah menceritakan kepada kami [Buraidah] dari [Abu Burdah] dari [Abu Musa] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Aku bermimpi bahwa aku berhijrah dari Makkah ke bumi yang banyak terdapat pohon kurma, maka aku mengira bahwa itu adalah Yamamah atau Hajar, ternyata daerah itu adalah Madinah, Yatsrib. Dan di dalam mimpiku itu, kulihat aku menebaskan pedang namun tengah-tengahnya patah, ternyata itu pertanda musibah yang menimpa kaum mukminin di perang Uhud. Kemudian aku memukulkannya kembali dan dia kembali lebih bagus dari sebelumnya, dan ternyata itu pertanda sesuatu kemenangan yang diberikan oleh Allah dan bersatunya kaum mukminin. Demi Allah, dalam mimpiku tersebut aku juga melihat seekor lembu dan kebaikan yang diberikan Allah, dan ternyata itu pertanda sekelompok orang dari kaum mukminin pada perang Uhud, dan ternyata kebaikan itu adalah semua yang telah dianugerahkan oleh Allah dari kebaikan yang datang setelahnya, sebagai balasan atas kesungguhan yang di anugerahkan oleh Allah pada perang badar."

ibnu-majah:3911

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar] telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah bin Hisyam] telah menceritakan kepada kami [Ali bin Shalih] dari [Simak] dari [Qabus] dia berkata; [Ummul Fadll] berkata, "Wahai Rasulullah, aku bermimpi seakan-akan di dalam rumahku ada anggota tubuh dari tubuhmu." Beliau menjawab: "Itu pertanda baik, kamu akan menyaksikan Fatimah melahirkan seorang anak laki-laki, kemudian kamu yang akan menyusuinya." Maka Fatimah melahirkan Husain atau Hasan, dan Ummu Fadll menyusuinya. Dia berkata, "Maka aku datang membawanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian aku letakkan di pangkuan beliau, ternyata dia kencing hingga aku pun menepuk pundaknya, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Kamu telah menyakiti anakku, semoga Allah merahmatimu."

ibnu-majah:3913

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim] telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepadaku [Musa bin 'Uqbah] telah mengabarkan kepadaku [Salim bin Abdullah] dari [Abdullah bin Umar] mengenai mimpi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Aku pernah mimpi melihat seorang perempuan hitam yang tidak memakai penutup kepala keluar dari kota Madinah dan singgah di Al Mahya'ah (daerah dekat Juhfah). Maka aku ta'wilkan bahwa wabah penyakit di Kota Madinah telah dipindahkan ke daerah Juhfah."

ibnu-majah:3914

Telah menceritakan kepada kami [Suwaid bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Ali bin Mushir] dari ['Ashim] dari [As Sumaith bin As Samir] dari ['Imran bin Al Hushin] dia berkata, "Nafi' bin Al Azraq bersama para sahabatnya, mereka berkata, "Celaka kamu wahai 'Imran! " Imran pun bertanya, "Aku celaka! " mereka menjawab, "Ya." Imran bertanya lagi, "Apa yang mencelakakanku?" mereka menjawab, "Allah telah berfirman '(dan perangilah mereka sehingga tidak ada fitnah dan yang ada hanya agama milik Allah saja) ' (Qs. Al Anfal: 39). Imran berkata, "Kami telah memerangi mereka dan memberangusnya, sehingga din ini hanya milik Allah saja. Kalau kalian kehendaki, aku akan ceritakan kepada kalian suatu hadits yang aku dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Mereka berkata, "Dan kamu (benar-benar) mendengarnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?." Imran menjawab, "Ya. Aku menyaksikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus pasukan kaum muslimin untuk menyerang kaum musyrikin, tatkala mereka bertemu musuh, mereka pun memeranginya dengan pertempuran sengit hingga berhasil mengalahkan musuh. Lalu salah seorang dari familiku dapat menodong seorang dari kaum musyrikin dengan tombak, ketika saudaraku mendatanginya ia berkata, "Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah, aku adalah seorang muslim." Tetapi familiku itu tetap menikamnya sehingga ia mati. Kemudian saudaraku datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Celaka aku wahai Rasulullah! " Beliau bertanya sekali atau dua kali: "Apa yang telah kamu lakukan?" Dia memberitahukan kepada beliau apa yang dia perbuat. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda kepadanya: "Apakah kamu harus membelah perutnya sehingga kamu dapat mengetahui apa yang ada di dalam hatinya?" Dia menjawab, "Ya Rasulullah, kalau seandainya aku (memang harus) membelah perutnya niscaya aku mengetahui apa yang ada di dalam hatinya." Beliau bertanya: "Lalu kenapa kamu tidak terima apa yang dia ucapkan sedang kamu tidak mengetahui apa yang ada dalam hatinya?" 'Imran berkata, "Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendiamkannya. Dan tidak lama kemudian, orang itu pun meninggal dunia. Maka kami menguburkannya. Di pagi harinya (jenazahnya) telah berada di atas permukaan tanah. Mereka berkata, "Jangan-jangan ada musuh yang sengaja mengeluarkannya." Maka kami menguburnya kemudian memerintahkan kepada budak-budak kami untuk menjaganya, tetapi (jenazahnya) kembali berada di atas permukaan tanah. Maka kami berkata, "Jangan-jangan budak-budak itu telah ngantuk." Kemudian kami menjaganya sendiri tetapi (jenazahnya) tetap berada di atas permukaan tanah sehingga kami melemparkannya di celah yang terletak di antara dua bukit." Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Hafsh Al Aili] telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Ghiyats] dari ['Ashim] dari [As Sumaith] dari ['Imran bin AL Hushain] dia berkata, 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus kami di suatu ekspedisi. Kemudian ada seorang dari kaum muslimin menyerang seseorang dari kaum musyrikin…. Kemudian perawi menyebutkan hadits seperti yang di atas, dan dia menambahkan di dalam haditsnya, "Tetapi bumi membuangnya (mengeluarkannya), kemudian kejadian itu diberitahukan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau pun bersabda: "Sesungguhnya bumi menerima orang yang lebih buruk dari dia, tetapi Allah ingin memperlihatkan kepada kalian pengagungan terhadap kehormatan kalimat Laa Ilaaha Illallah."

ibnu-majah:3920

Telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Hilal As Shawaf] telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Ghailan bin Jarir] dari [Ziyad bin Riyyah] dari [Abu Hurairah] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa berperang di bawah bendera kefanatikan dan menyeru kepada fanatisme, atau marah karena fanatisme, maka matinya menyerupai mati jahiliyyah."

ibnu-majah:3938

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dan [Abdurrahman Al Muharibi] serta [Waki'] dari [Al A'masy] dari [Zaid bin Wahb] dari [Abdurahman bin Abd Rabbil Ka'bah] dia berkata, "Aku melewati [Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash] yang sedang duduk-duduk di bawah naungan Ka'bah, sementara itu orang-orang tengah berkumpul di sekelilingnya. Maka aku mendengar dia berkata, "Ketika kami sedang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu perjalanan, tiba-tiba beliau singgah di suatu tempat. Karena itu, di antara kami ada yang mendirikan tenda, dan ada yang melakukan perlombaan serta ada juga yang pergi entah ke mana. Tiba-tiba seorang penyeru berseru, 'Shalat Jama'ah.' Maka kami berkumpul, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri berkhutbah di hadapan kami, beliau katakan: "Sesungguhnya tidak ada Nabi sebelumku kecuali dia berkewajiban untuk menunjuki kaumnya kepada suatu kebaikan yang telah di ketahuinya untuk diri mereka, dan memperingatkan kaumnya dari kejelekan yang telah mereka ketahui. Sesungguhnya ummat kalian ini telah di tetapkan kebaikannya di awal, sedangkan orang-orang yang datang belakangan akan ditimpa bencana dan perkara yang banyak dipungkiri, kemudian menyusul fitnah yang saling memberatkan antara satu dengan yang lain sehingga seorang mukmin berkata, 'Inilah saat kehancuranku'. Setelahitu fitnah tersebut di angkat. Maka barangsiapa ingin dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, hendaknya ia menjumpai kematiannya sedangkan dirinya dalam keadaan beriman kepada Allah dan hari Kiamat. Dan hendaknya ia mendatangi orang yang dicintainya untuk selalu datang berkunjung. Barangsiapa telah berbai'at kepada seorang pemimpin dan memberi kesaksian dan suara hatinya, maka hendaknya ia menta'ati semampunya. Dan jika datang orang lain yang menentangnya, maka bunuhlah ia." Abdurrahman bin Abdur Rabbil Ka'bah berkata, "Kemudian aku julurkan kepalaku di antara kerumunan orang-orang seraya berkata, 'Aku memintamu bersaksi kepada Allah, (apakah) kamu benar-benar telah mendengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? ' Abdurrahman berkata, "Kemudian Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash mengisyaratkan dengan jari tangannya pada kedua telinganya sambil berkata, 'Aku telah mendengar dengan kedua telingaku dan dengan keterbuakaan hatiku'."

ibnu-majah:3946

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin 'Abddah] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Abu 'Imran Al Jauni] dari [Al Muysa'ats] dari [Abdullah bin As Shamit] dari [Abu Dzar] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bagaimana keadaanmu wahai Abbu Dzar, disaat kematian menimpa manusia sehingga rumah ditegakkan di kuburan." Aku berkata, "Allah dan Rasul-Nya tidak mengungkapkan untukku." Atau, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu." Beliau bersabda: "Bersabarlah." Beliau kembali bersabda: "Apa yang akan kamu lakukan sedangkan orang-orang tengah tertimpa kelaparan, sehingga kamu datang ke masjidmu lalu kamu tidak bisa lagi kembali ke kasurmu, dan kamu juga tidak bisa berdiri dari tempat tidurmu menuju ke masjidmu?" Abu Dzar berkata, "Aku berkata, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu." Atau, "Allah dan Rasul-Nya tidak mengabarkan untukku." Beliau bersabda: "Hendaklah kamu menjaga kebersihan dirimu." Kemudian beliau bersabda lagi: "Apa yang akan kamu lakukan sementara pembunuhan telah menimpa manusia sehingga Hijrah Az Zait (nama tempat di Madinah) di banjiri oleh darah." Aku menjawab, "Allah dan Rasul-Nya tidak mengabarkannya untukku." Beliau bersabda: "Bergabunglah kamu dengan orang-orang yang kamu berasal darinya." Abu Dzar berkata, "Aku berkata, "Wahai Rasulullah, bolehkan kuambil pedangku lalu aku tebas orang-orang yang demikian (memerangi kaum muslimin)? ' Beliau menjawab: "Kalau begitu, kamu telah ikut serta dengan kaum itu. Tetapi masuklah (diamlah) di rumahmu." Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana jika rumahku di masuki (mereka)? Beliau menjawab: "Jika kamu disilaukan oleh sinar pedang, maka lemparlah (tutuplah) ujung selendangmu di mukamu, sehingga ia akan menanggung dosanya dan dosamu, dan ia termasuk dari penghuni Neraka."

ibnu-majah:3948

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Bisyr] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Amru] telah menceritakan kepadaku [Ayahku] dari ayahnya ['Alqamah bin Waqash] dia berkata, "Seorang laki-laki bangsawan melintas di hadapannya, lalu 'Alqamah berkata kepadanya, 'Sesungguhnya kamu memiliki hubungan silaturrahim dan hak, dan sungguh aku melihatmu mendatangi para pejabat lalu kamu berbicara dengan apa yang telah Allah kehendaki dari pembicaraanmu. Sungguh, aku telah mendengar [Bilal bin Al Harits Al Muzani] -seorang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam- berkata, 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh salah seorang dari kalian akan mengatakan suatu ucapan yang diridlai oleh dan ia tidak mengira akan balasannya, lalu Allah 'azza wajalla mencatatnya dalam keridlaan-Nya sampai Hari Kiamat. Dan sungguh, salah seorang dari kalian akan mengucapkan suatu perkataan yang dimurkai oleh Allah dan ia tidak mengira akan akibatnya, lalu Allah mencatat dalam kemurkaan-Nya hari ketika bertemu dengan-Nya" Bilal bin Al Harits Al Muzni berkata, "'Alqamah berkata, 'Berapa banyak perkataan yang saya tahan karena hadits Bilal bin Al Harits tersebut'."

ibnu-majah:3959

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Umar bin Ali Al Muqaddimi] telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin 'Amir] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Amir Al Khazzaz] dari [Humaid bin Hilal] dari [Abdurrahman bin Qurth] dari [Hudzaifah bin Al Yaman] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Akan datang berbagai fitnah yang di depannya adalah para penyeru ke neraka, jika kamu mati dalam keadaan menggigit akar suatu pohon itu lebih baik daripada harus mengikuti seseorang dari mereka (para penyeru ke neraka)."

ibnu-majah:3971

Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Mubarak] dari [Zakaria bin Abu Za`idah] dari [Asy Sya'bi] dia berkata; saya mendengar [An Nu'man bin Basyir] berkata di atas mimbar dan mengisyaratkan dengan jari-jarinya di kedua telinganya, "Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "(Sesuatu) yang halal telah jelas dan yangharam juga telah jelas, dan di antara keduanya ada perkara Syubhat (samar-samar) yang kebanyakan orang tidak mengetahuinya. Barangsiapa dapat menjaga diri dari perkara syubhat itu berarti ia telah menjaga agama dan kehormatannya, dan barangsiapa terjatuh ke dalam perkara syubhat berarti ia telah terjatuh dalam keharaman. Seperti penggembala yang menggembala hewan ternaknya di sekitar daerah terlarang, dikhawatirkan hewannya akan masuk ke wilayah yang terlarang itu. Ketahuilah, bahwa setiap raja memiliki larangan, dan larangan Allah adalah sesuatu yang di haramkannya. Ketahuilah, di dalam tubuh terdapat segumpal darah, jika ia baik maka akan baiklah seluruh tubuh. Namun jika ia rusak maka akan rusak pulalah seluruh tubuh, ketahuilah bahwa segumpal darah tersebut adalah hati."

ibnu-majah:3974

Telah menceritakan kepada kami [Harmalah bin Yahya] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Lahi'ah] dari [Isa bin Abdurrahman] dari [Zaid bin Aslam] dari [Aslam] dari [Umar bin Khattab], bahwa suatu ketika dia keluar menuju masjid Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu berjumpa dengan Mu'adz bin Jabal yang sedang duduk di sisi Kuburan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sambil menangis. Maka ia pun bertanya, "Apa yang membuatmu manangis?" [Mu'adz] menjawab, "Aku menangis karena sesuatu yang aku dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya riya' yang paling ringan pun sudah terhitung syirik, dan sesungguhnya orang yang memusuhi wali Allah maka dia telah menantang bertarung dengan Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang baik lagi bertakwa dan tidak dikenal, yaitu orang-orang yang apabila menghilang maka mereka tidak dicari-cari, dan jika mereka hadir maka mereka tidak di kenal, hati mereka ibarat lentera-lentera petunjuk yang muncul dari setiap bumi yang gelap."

ibnu-majah:3979

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari ['Ashim] dari bekas budak Abu Ruhm yang bernama ['Ubaid] bahwa [Abu Hurairah] pernah berpapasan dengan seorang wanita yang memakai minyak wangi dan ingin pergi ke masjid, maka dia pun bertanya, "Wahai hamba wanita Al Jabbar, kemanakah kamu hendak pergi?" wanita itu menjawab, "Ke masjid." Abu Hurairah berkata, "Untuk Allah juga engkau kenakan wewangian?" wanita itu menjawab, Ya." Abu Hurairah berkata, "Sungguh, aku telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Perempuan mana saja yang memakai minyak wangi kemudian keluar ke masjid, maka tidak akan diterima shalatnya sehingga dia mandi terlebih dahulu."

ibnu-majah:3992

Telah menceritakan kepada kami [Suwaid bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sulaim] dari [Abdullah bin Utsman bin Khutsaim] dari [Abu Az Zubair] dari [Jabir] dia berkata, "Tatkala rombongan Muhajirin yang menyeberangi lautan kembali kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Maukah kalian menceritakan kepada kami hal-hal yang mengagumkan yang pernah kalian lihat di bumi Habasyah?" Sekelompok pemuda dari mereka berkata, "Baik ya Rasulullah, ketika kami sedang duduk-duduk, lewatlah seorang wanita tua dari biarawati mereka sedang memanggul tempayan air di atas kepala. Kemudian wanita tua itu melewati seorang pemuda dari kaumnya, hingga pemuda itu meletakkan salah satu tangannya di antara pundak wanita tersebut, lalu pemuda itu mendorongnya sehingga nenek itu tersungkur di atas kedua lututnya dan tempayan airnya pecah. Ketika wanita tua itu berdiri, dia menoleh ke pemuda dan berkata, 'Suatu saat kamu akan mengetahui wahai pengkhianat, di saat Allah meletakkan kursi-Nya dan mengumpulkan orang yang terdahulu dan yang terakhir, tangan-tangan dan kaki-kaki akan berbicara bersaksi terhadap apa yang mereka kerjakan. Dan kamu akan mengetahui bagaimana urusanku dan urusanmu di sisi-Nya kelak'." Jabir berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wanita tua itu benar, wanita tua itu benar, bagaimana mungkin Allah akan memberkati suatu kaum dimana yang lemah tidak dibela oleh yang kuat! "

ibnu-majah:4000

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair] telah menceritakan kepada kami [Waki'] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Syaqiq] dari [Abdullah] dia berkata, "Seakan aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam -saat itu beliau menceritakan seorang Nabi dari para Nabi yang pernah di sakiti oleh kaumnya-, beliau mengusap darah dari wajahnya sambil bersabda: 'Wahai Rabbku, ampunilah kaumku karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui'."

ibnu-majah:4015

Telah menceritakan kepada kami [Harmalah bin Yahya] dan [Yunus bin Abdul A'la] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus bin Yazid] dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman bin 'Auf] dan [Sa'id bin Al Musayyab] dari [Abu Hurairah] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kami lebih berhak ragu daripada Ibrahim, ketika dia berkata, '(Dan (Ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati." Allah berfirman: "Belum yakinkah kamu?" Ibrahim menjawab: "Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku) ' (Qs. Al Baqarah: 260). Dan Allah telah merahmati Nabi Luth karena beliau telah berlindung kepada keluarga yang kuat. Dan sekiranya aku dipenjara selama Nabi Yusuf dipenjara, pastilah aku tetap menunaikan panggilan."

ibnu-majah:4016

Telah menceritakan kepada kami [Nahsr bin Ali Al Jahdlami] dan [Muhammad bin Al Mutsanna] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahb] telah menceritakan kepada kami [Humaid] dari [Anas bin Malik] dia berkata, "Ketika terjadi perang Uhud, antara gigi geraham Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pecah sehingga darah mengalir ke wajahnya. Sambil mengusap darah yang mengalir di wajahnya, Rasulullah bersabda: "Bagaimana suatu kaum akan beruntung sedangkan mereka telah melumuri wajah nabinya darah! Padahal dia menyeru mereka kembali kepada Allah Azza wa Jalla '(Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan…) ' (Qs. Ali Imaran: 128).

ibnu-majah:4017

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair] dan [Ali bin Muhammad] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Syaqiq] dari [Hudzaifah] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hitunglah untukku setiap orang yang mengucapkan (pengakuan) Islam." Kami bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah anda khawatir kepada kami, sedangkan kami berjumlah antara enam ratus sampai tujuh ratus orang?" Beliau bersabda: "Kalian tidak mengetahui ujian yang akan menimpa kalian." Hudzaifah berkata, "Maka kami benar-benar diuji, sehingga salah seorang dari kami tidak melakukan shalat kecuali secara sembunyi-sembunyi."

ibnu-majah:4019

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Waki'] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Salim bin Abu Al Ja'd] dari [Ziyad bin Labid] dia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah menyebutkan sesuatu, lalu beliau bersabda: "Dan itulah saat hilangnya ilmu." Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana ilmu bisa hilang? Sedangkan kami masih membaca Al Qur'an dan kami juga membacakannya (mengajarkannya) kepada anak-anak kami, dan anak-anak kami juga akan membacakannya kepada keturunannya sampai hari kiamat datang." Beliau bersabda: "Kebangetan kamu ini wahai Ziyad, padahal aku melihatmu adalah orang yang paling memahami agama di Madinah ini! Bukankah orang-orang Yahudi dan Nashrani juga membaca Taurat dan Injil, namun mereka tidak mengamalkan sedikitpun apa yang terkandung di dalamnya."

ibnu-majah:4038

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Waki'] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Farrat Al Qazzaz] dari ['Amir bin Wastsilah Abu At Thufail Al Kinani] dari [Hudzaifah bin Asid Abu Sarihah] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah melongok dari suatu ruangan ketika kami sedang berdiskusi mengenai hari Kiamat. Lalu beliau bersabda: "Hari kiamat tidak akan terjadi sampai terjadinya sepuluh dari tanda-tandanya, yatiu terbitnya matahari dari barat, munculnya Dajjal, munculnya awan, keluarnya binatang melata, datangnya Ya'juj dan Ma'juj, keluarnya Isa putera Maryam 'Alaihi salam, terjadinya tiga gerhana, yaitu; gerhana di timur, gerhana di barat dan gerhana di Jazirah Arab, dan api yang keluar dari Qar' adn yang menggiring mereka ke padang Mahsyar. Api tersebut akan berhenti bersama mereka jika mereka berhenti, dan akan bicara dengan mereka jika mereka bicara."

ibnu-majah:4045

Telah menceritakan kepada kami [Nahsr bin Ali Al Jahdlami] telah menceritakan kepada kami [Nuh bin Qais] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Ma'qil] dari [Yazid Ar Raqasyi] dari [Anas bin Malik] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Umatku akan terbagi menjadi lima tingkatan, empat puluh tahun adalah orang yang berprilaku baik dan bertakwa, kemudian setelah mereka sampai ke seratus dua puluh tahun adalah orang-orang yang suka menyayangi dan menyambung silaturrahim, kemudian setelah mereka sampai seratus enam puluh tahun adalah orang-orang yang suka bermusuhan dan saling memutus hubungan, kemudian pembunuhan, kemudian pembunuhan, kemudian keselamatan, kemudian keselamatan." Telah menceritakan kepada kami [Nahsr bin Ali] telah menceritakan kepada kami [Khazim Abu Muhammad Al 'Anazi] telah menceritakan kepada kami [Al Miswar bin Al Hasan] dari [Abu Ma'an] dari [Anas bin Malik] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ummatku berada dilima tingkatan, dari setiap tingkatan berjarak empat puluh tahun. Adapun tingkatanku adalah tingkatan sahabat-sahabatku, mereka adalah ahli ilmu dan iman. Tingkatan yang kedua adalah antara empat puluh sampai delapan puluh, mereka adalah pelaku kebaikan dan ketakwaan…kemudian ia menyebutkan seperti yang di atas."

ibnu-majah:4048

Telah menceritakan kepada kami [Abu Ghassan Muhammad bin 'Amru Zunaij] telah menceritakan kepada kami [Abu Tumailah] telah menceritakan kepada kami [Khalid bin 'Ubaid] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Buraidah] dari [ayahnya] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bepergian denganku ke suatu perkampungan dekat kota Makkah -ternyata ia adalah tanah tandus dan di sekitarnya hanya bebatuan kecil-, lantas Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Binatang malata akan muncul dari tempat ini yang ternyata (tanahnya) lembek dengan kedalaman sejengkal." Ibnu Buraidah berkata, "Setelah beberapa tahun, saya melaksanakan haji dan kami melihat tongkat milik beliau seperti tongkatku ini seperti ini dan ini."

ibnu-majah:4057

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair] telah menceritakan kepada kami [Ayahku] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Abu Khalid] dari [Mujalid] dari [As Sya'bi] dari [Fatimah binti Qais] dia berkata, "Suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat lalu naik mimbar, padahal biasanya beliau tidak langsung naik mimbar sebelum itu, kecuali pada hari Jum'at. Sehingga hal itu menjadikan suasana tampak serius bagi mereka. Ketika itu ada yang hendak beranjak pergi dan ada pula yang masih duduk, lantas beliau mengisyaratkan dengan tangannya kepada orang-orang supaya mereka duduk kembali. Beliau bersabda: "Demi Allah, sesungguhnya aku duduk di tempatku ini tidaklah karena ada sesuatu yang bermanfaat buat kalian semua, untuk mengagetkan dan mencemaskan kalian. Akan tetapi Tamim Ad Dari telah datang kepadaku mengabarkan suatu berita yang mencegahku dari tidur siang, karena rasa senang dan gembira. Oleh karena itu, aku ingin sebarkan kepada kalian kebahagiaan Nabi kalian. Ketahuilah bahwa anak paman Tamim Ad Dari mengabariku bahwa angin telah mengarahkan (kapal) mereka menuju pulau yang tidak mereka kenal. Lalu mereka duduk-duduk di sampan kecil miliki perahu induknya. Lalu mereka keluar dengan sampan tersebut. Tiba-tiba mereka berhadapan dengan sosok yang berbulu lebat dan hitam, lantas mereka berkata kepada makhluk itu, 'Siapakah dirimu? ' ia menjawab, 'Aku adalah Al Jasasah.' Mereka bertanya lagi, 'Kabarkanlah kepada kami tentang dirimu! ' ia menjawab, 'Bukankah aku orang yang akan memberitahu kepada kalian dan juga menanyai kalian tentang sesuatu, namun di sana terdapat gua dan kalian telah melihatnya sepintas. Maka datangilah, karena di sana ada seorang laki-laki yang sangat merindukan kabar dari kalian dan ia pun akan mengabari kalian." Lantas mereka mendatangi gua tersebut dan menemui laki-laki yang dimaksud. Tiba-tiba mereka melihat seorang yang terbelenggu dengan ikatan yang kuat dan menampakkan kesedihan yang sangat. Orang tersebut berkata kepada mereka, 'Dari manakah kalian? ' mereka menjawab, 'Dari negeri Syam.' Ia bertanya lagi, 'Apa yang telah diperbuat oleh bangsa Arab? ' Mereka menjawab, 'Kami adalah suatu kaum dari bangsa Arab. Lantas apa yang hendak kamu tanyakan? ' Ia berkata, 'Apa yang telah diperbuat oleh seorang laki-laki yang diutus dari lingkungan kalian? mereka menjawab, 'Baiklah, ia telah menentang kaumnya, maka Allah memenangkan dirinya atas mereka. Kini, segala urusan mereka sama (satu), tuhan mereka satu dan agama mereka pun satu." laki-laki yang ada dalam gua itu bertanya, 'Apa yang diperbuat oleh 'Ain Zaghar (mata air di negeri Syam)? ' mereka menjawab, 'Mata air tersebut dipergunakan untuk menyirami tumbuh-tumbuhan mereka dan menghilangkan dahaga mereka.' Ia bertanya lagi, 'Apa yang diperbuat terhadap pohon yang terletak antara Amman dan Baisan? ' mereka menjawab, 'Pohon tersebut berbuah setiap tahunnya.' Ia bertanya lagi, 'Bagaimana keadaan danau At Thabariyah? ' mereka menjawab, '(airnya) melimpah sampai ke sisi-sisinya karena banyaknya air. Dan menghembuskan tiga kali semburan.' Lelaki itu berkata, 'Seandainya aku lepas dari ikatanku ini, maka tidaklah akan aku tinggalkan satu daratan pun melainkan akan aku singgahi dengan kedua kakiku ini, kecuali Thayyibah, sebab aku tidak kuasa menyinggahinya.' Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sampai di sini habislah kegembiraanku. Dan inilah negeri yang baik (suci). Demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, di dalamnya tidak ada jalan yang sempit atau luas, dataran atau pun pegunungan melainkan di atasnya terdapat Malaikat yang menghunuskan pedangnya sampai hari Kiamat."

ibnu-majah:4064

Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin 'Ammar] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Hamzah] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Yazid bin Jabir] telah menceritakan kepadaku [Abdurrahman bin Jubair bin Nufair] telah menceritakan kepadaku [Ayahku] bahwa dia pernah mendengar [An Nawwas bin Sam'an Al Kilabi] berkata, "Di pagi hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan Dajjal, kemudian beliau merendahkan dan meninggikan (suara) sehingga kami mengira bahwa sudah berada di kebun kurma. Tatkala kami mendekat kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau mengetahui maksud kami, maka beliau pun bertanya: "Ada apa dengan kalian?" kami menjawab, "Wahai Rasulullah, anda menyebutkan Dajjal pada waktu pagi, kemudian anda merendahkan dan meninggikan sehingga kami mengira bahwa dia sudah berada di kebun kurma." Beliau bersabda: "Bukan Dajjal yang aku takuti terhadap kalian, (karena) jika dia keluar sedang aku masih berada di tengah-tengah kalian, maka aku akan menghadangnya hingga ia tidak sampai kepada kalian, dan apabila dia keluar sedang aku tidak ada di tengah-tengah kalian, maka setiap orang harus membentengi dirinya sendiri, dan Allah adalah khalifahku (penggantiku) atas setiap orang muslim. Dajjal adalah seorang pemuda yang rambutnya keriting, matanya juling, seakan-akan kalau aku serupakan dia seperti Abdul 'Uzza bin Qathan. Barangsiapa dari kalian melihatnya, maka bacakanlah kepadanya permulaan surat Al Kahfi, sesungguhnya dia keluar dari celah antara Syam dan Irak, dia berjalan sempoyongan ke kanan dan ke kiri. Wahai hamba Allah, teguhkanlah diri kalian." Kami bertanya, "Wahai Rasulullah, berapa lamakah dia tinggal di bumi?" Beliau menjawab: "Empat puluh hari, sehari seperti setahun, sehari seperti sebulan, sehari seperti sepekan dan seluruh hari-harinya seperti hari-hari kalian." Kami bertanya, "Wahai Rasulullah, saat itu yang satu hari sama dengan satu tahun apakah shalat kita sati hari bisa mencukupinya?" beliau menjawab: "Perkirakanlah sesuai dengan ukurannya." Kami bertanya, "Bagaimana kecepatannya di bumi?" beliau menjawab: "Seperti awan yang tertiup angin." Beliau melanjutkan: "Kemudian dia datang pada suatu kaum dan mengajak mereka, dan mereka pun mengikuti seruannya dan beriman kepadanya. Dajjal lalu memerintahkan langit untuk menurunkan hujan maka langitpun menurunkan hujan, dia juga memerintahkan bumi menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, dan bumipun menumbuhkan tumbuihannya, binatang ternak mereka kembali sendiri pada sore hari dengan punggung yang sangat tinggi yang penuh dengan daging dan susu. Kemudian Dajjal mendatangi kaum yang lain dan mengajak mereka, akan tetapi mereka menolak seruannya, lantas dia meninggalkan kaum tersebut. Tiba-tiba mereka jatuh miskin dan lumpuh. Dajjal lalu berkata kepada bumi, "Keluarkanlah kekayaanmu." Maka kekayaan yang di bumi akhirnya keluar dan mengikutinya sebagaimana sekawanan lebah mengikuti ratunya. Kemudian dia memanggil seorang laki-laki dan menebasnya dengan pedang, maka laki-laki tersebut terbelah menjadi dua sejauh lemparan. Kemudian Dajjal memanggil laki-laki yang terbelah tersebut, maka wajah orang tersebut terlihat gembira dan tertawa. Ketika mereka dalam keadaan seperti itu, maka Allah mengutus Isa bin Maryam, ia turun di menara putih yang terletak di negeri Damaskus dengan mengenakan dua pakaian, sambil meletakkan kedua tangannya di atas pundak dua Malaikat. Jika ia menganggukkan kepala, maka akan nampak juman berbentuk mutiara. Tidak ada seorang kafir pun yang menemui angin nafasnya, kecuali ia akan binasa. Lalu Isa bin Maryam mencari Dajjal dan menemukannya di pintu Ludd (suatu tempat di dekat Baitul Maqdis), lalu ia membunuhnya. Kemudian Nabi Allah Isa mendatangi suatu kaum yang telah Allah lindungi. Maka ia mengusap wajah mereka dan menceritakan derajat mereka di surga. Ketika mereka dalam keadaan seperti itu, Allah mewahyukan kepada Isa bin Maryam: 'Wahai Isa, sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba-Ku tanpa ada kekuatan manapun yang dapat memeranginya, maka bawalah hamba-hamba-Ku ke bukit Tursina." Lalu Allah mengirimkan Ya'juj dan Ma'juj sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah: '(Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang Tinggi) ' (Qs. Al Anbiyaa: 96), Orang yang pertama dari mereka berjalan dan melintasi danau At Thabariyah dan meminum semua, kemudian kelompok yang lain datang dan melintasi daerah itu, lalu berkata, 'Dahulu tempat ini pernah mengalirkan airnya'. Nabi Isa dan para sahabatnya lalu datang dan mendapati harga satu kepala lembu lebih berharga bagi mereka daripada seratus dinar yang ada pada kalian hari ini. Maka Nabi Allah Isa dan para sahabatnya dengan sangat memohon kepada Allah, maka Allah mengutus sekawanan naghaf (sejenis ulat yang berada dihidung kambing atau unta) pada leher mereka, maka di pagi harinya mereka mati bergelimpangan seperti matinya satu jiwa. Kemudian Nabi Allah Isa dan para sahabatnya sampai ke suatu tempat, akan tetapi tempat tersebut telah dipenuhi (oleh pengikut Dajjal), bau nafas mereka pun memenuhi tempat tersebut. Lantas mereka (Nabi Isa dan sahabatnya) memohon kepada Allah, maka Allah mengutus sekawanan burung seperti unta yang berleher panjang, supaya melemparkan mereka (pengikut Dajjal) ke berbagai tempat yang dikehendaki Allah. Setelah itu, Allah mengirim hujan kepada mereka sehingga tidak tersisa satu rumahpun yang keras atau tenda-tenda hingga air hujan tersebut membersihkannya sehingga menjadikannya seperti cermin yang bening. Kemudian dikatakan kepada bumi, 'Keluarkanlah tumbuhan-tumbuhanmu dan kembalikanlah keberkahanmu.' Pada hari itu, sekelompok manusia makan buah delima dan dapat berlindung dengan kulitnya. Allah memberikan keberkahan pada susu, sehingga seekor unta yang sebentar lagi beranak dapat mencukupi untuk dimakan orang banyak, seekor lembu yang hendak beranak juga dapat mencukupi untuk dimakan satu kabilah, dan seekor kambing yang hendak beranak juga dapat mencukupi untuk dimakan sekelompok manusia. Dan ketika mereka tengah dalam kondisi demikian, lantas Allah mengirimkan hembusan angin yang baik dan harum, lalu dicabutlah seluruh ruh orang Muslim. Dan yang tersisa adalah orang-orang yang jahat dan berkelakuan seperti keledai, serta kepada merekalah hari Kiamat pun datang."

ibnu-majah:4065

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman Al Muharibi] dari [Isma'il bin Rafi' Abu Rafi'] dari [Abu Zur'ah As Saibani] -yaitu Yahya bin Abu 'Amru- dari ['Amru bin Abdullah] dari [Abu Umamah Al Bahili] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah berkhutbah di hadapan kami, dan kebanyakan isi khutbah beliau selalu menceritakan kepada kami tentang Dajjal supaya kami berhati-hati. dan di antara isi khutbah beliau adalah: "Sungguh, semenjak Allah menciptakan anak cucu Adam, tidak ada fitnah yang lebih besar dari Dajjal, dan tidak ada satu Nabi pun yang diutus oleh Allah melainkan ia akan memperingatkan kepada umatnya mengenai fitnah Dajjal. Sedangkan Aku adalah Nabi yang paling terakhir dan kamu juga ummat yang paling terakhir, maka tidak dapat dipungkiri lagi bahwa Dajjal akan keluar di tengah-tengah kalian. Sekiranya ia keluar, sedang aku masih berada di tengah-tengah kalian, maka Aku adalah pembela setiap orang muslim. Namun jika ia keluar setelah (kematian) ku, maka tiap-tiap kalian adalah penyelamat bagi dirinya sendiri, dan Allah sebagai penggantiku dalam menyelamatkan setiap muslim. Sesungguhnya ia akan keluar dari suatu celah yang terletak antara Syam dan Irak. Lalu ia akan berbuat kerusakan di sebelah kirinya dan kanannya. Wahai hamba Allah, wahai para manusia, teguhkanlah diri kalian, karena aku akan menerangkan sifat-sifatnya yang belum pernah diterangkan oleh seorang Nabi pun sebelumku. Pertama kali ia akan mendakwakan dirinya dengan mengatakan, 'Aku adalah seorang Nabi.' Padahal tidak ada Nabi setelahku, kemudian ia juga akan mendakwakan dirinya dengan mengataka, 'Aku adalah Rabb kalian.' Sedangkan kalian tidak akan bisa melihat Allah kecuali setelah kalian meninggal. Dan ia hanya memiliki satu mata, padahal Allah tidaklah bermata sebelah. Dan diantara kedua matanya tertulis kata 'kafir' yang hanya dapat dibaca oleh setiap muslim baik yang dapat menulis maupun yang tidak dapat menulis. Diantara fitnah-fitnahnya adalah, bahwa bersamanya ada surga dan neraka, namun pada hakekatnya nerakanya adalah surga dan surganya adalah neraka. Barangsiapa mendapatkan cobaan dengan nerakanya, hendaklah ia berlindung kepada Allah dan hendaklah ia membaca ayat di awal-awal surat Al Kahfi. Dan diantara fitnahnya juga adalah, ia akan berkata kepada seorang Arab, 'Pikirkanlah olehmu, sekiranya aku dapat membangkitkan ayah dan ibumu yang telah mati, apakah kamu akan bersaksi bahwa aku adalah Rabbmu? ' Laki-laki arab tersebut menjawab, 'Ya.' Kemudian muncullah setan yang menjelma di hadapannya dalam bentuk ayah dan ibunya, maka keduanya berkata, 'Wahai anakku, ikutilah ia, sesungguhnya dia adalah Rabbmu.' Dan di antara firnah-fitnahnya adalah ia akan memaksa manusia lalu membunuhnya dan memotongnya dengan gergaji. Maka terbelahlah orang tersebut menjadi dua bagian. Kemudian Dajjal berkata, 'Lihatlah oleh kalian kepada hamabku ini, sesungguhnya aku akan membangkitkannya, lalu dia akan mendakwakan bahwa Rabbnya adalah selain aku.' Maka Allah pun membangkitkan orang yang terbelah tersebut. Lalu Dajjal berkata kepadanya, 'Siapakah Rabbmu? ' ia menjawab, 'Rabbku adalah Allah, dan kamu adalah musuh Allah. Kamu adalah Dajjal. Demi Allah, mulai hari ini, tidak ada hal yang lebih aku yakini selain dari (kedustaan) mu'." [Abu Hasan Ath Thanafisi] berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Muharibi] telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Al Walid Al Washafi] dari ['Athiyah] dari [Abu Sa'id] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Laki-laki itu adalah dari ummatku yang mendapatkan derajat yang paling tinggi di surga." Perawi berkata; Abu Sa'id berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Allah, kami tidak melihat laki-laki tersebut melainkan Umar bin Khattab sehingga dia menyelesaikan segala urusannya." Al Muharibi berkata, "Kemudian kembali ke hadits riwayat Abu Rafi', dia berkata, "Dan termasuk dari fitnahnya (Dajjal) adalah memerintahkan langit supaya menurunkan air hujan, maka turunkah hujan, dan memerintahkan bumi supaya menumbuhkan tumbuhannya, maka bumi pun menumbuhkan tumbuhannya. Termasuk dari fitnahnya adalah ia melintasi suatu negeri, namun penduduknya mendustakannya, maka tidak satu binatang ternak pun yang tersisa melainkan akan binasa. Dan diantara fitnah-fitnahnya adalah bahwa ia akan melintasi suatu negeri, kemudian penduduknya membenarkannya, maka ia memerintahkan langit untuk menurunkan hujan, maka turunkah hujan dan memerintahkan bumi supaya menumbuhkan tumbuhannya, maka tumbuhlah tumbuhannya. Sehingga binatang pada saat itu menjadi lebih besar dan lebih gemuk dibanding dengan masa-masa yang telah lalu, paling besar lambungnya dan paling banyak air susunya. Sungguh, tidak ada satu negeri pun di muka bumi ini yang tidak dimasuki dan dikuasai oleh Dajjal kecuali Makkah dan Madinah, dan dia tidak akan mampu memasukinya dari setiap celah-celah itu melainkan ia akan bertemu dengan menjaga tempat tersebut dengan pedang yang terhunus, sehingga ia akan singgah di suatu tempat yang kosong dan belum pernah diolah. Maka kota Madinah bergetar dengan tiga kali guncangan, sehingga tidak akan tersisa dalam kota tersebut seorang munafik baik laki-laki maupun perempuan kecuali keluar menemui Dajjal, kota Madinah pun terbebas dari orang-orang keji sebagaimana alat pompa besi menghilangkan karat pada besi, dan hari itu disebut dengan hari pembersihan." Ummu Syuraik binti Abu Al 'Akr berkata, "Wahai Rasulullah, dimanakah orang-orang Arab saat itu?" beliau menjawab: "Pada saat itu jumlah mereka sangatlah sedikit dan mereka berada di Baitul Maqdis sedangkan imam mereka adalah seorang laki-laki yang shalih. Ketika pemimpin mereka hendak maju ke hadapan untuk mengimami dalam shalat subuh, tiba-tiba turunlah Isa bin Maryam, maka mundurlah imam merka ke belakang supaya Isa maju untuk mengimami shalat. Isa lalu meletakkan tangannya di antara dua bahunya (pemimpin mereka) sambil berkata, 'Majulah kamu dan pimpinlah shalat, karena sesungguhnya ia ditegakkan untuk kamu.' Akhirnya pemimpin mereka pun mengimami mereka shalat, dan ketika shalat telah usai, Isa berkata, 'Bukalah pintu.' Mereka pun membukakan pintu, ternyata di belakangnya Dajjal telah menunggu bersama dengan tujuh puluh ribu orang Yahudi, masing-masig dari mereka memiliki pedang terhunus yang terbuat dari emas dan berjubah besar berwarna hijau. Ketika ia (Isa) memandang Dajjal, Dajjal pun meleleh (hancur) sebagaimana garam yang meleleh di dalam air. Kemudian dia lari dan dihadang oleh Isa di pintu timur kota Lud, kemudian Isa membunuhnya. Maka Allah menjadikan kekalahan terhadap orang-orang Yahudi, dimana tidak ada satu makhlukpun yang diciptakan Allah yang dijadikan perlindungan oleh mereka melainkan Allah akan menjadikannya berbicara, mulai dari batu, pohon, dinding dan binatang ternak kecuali pohon Gharqadah. Sebab ia termasuk dari pohonnya mereka yang tidak mau bicara. Lalu makhluk Allah yang lain angkat bicara, "Wahai hamba Allah yang Muslim, di sini ada orang Yahudi, kemarilah dan bunuhlah dia." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya hari-harinya (Dajjal hidup) ialah selama empat puluh tahun, setahun bagaikan setengah tahun, dan setahun berikutnya seperti sebulan, dan sebulan seperti sepekan dan sisa hari-hari tersebut seperti percikan api (yang cepat terbangnya), salah seorang berada di pintu Madinah di pagi hari, maka belum sampai pintu yang lain ia telah berada di sore hari." Lalu dikatakan kepada beliau, "Wahai Rasulullah, bagaimana kami shalat di hari-hari yang sangat pendek tersebut?" beliau menjawab: "Perkirakanlah hari-hari kalian untuk melaksanakan shalat sebagaimana kalian memperkirakan pada hari-hari yang panjang ini, kemudian tunaikanlah shalat." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda lagi: "Kemudian Isa bin Maryam akan menjadi seorang hakim yang adil dikalangan ummatku dan seorang pemimpin yang bijaksana, ia akan menghancurkan salib, membunuh babi, menghapus pajak dan membiarkan sedekah, maka ia tidak akan mencari seekor kambing atau seekor unta zakatpun, kedengkian dan permusuhan dihapus, bisa (racun) dari setiap makhluk yang berbisa diangkat sehingga apabila ada seorang bayi perempuan memasukkan tangannya ke dalam mulut ular, maka ular tersebut tidak akan membahayakannya, dan bayi perempuan itu juga dapat menyakiti seekor singa, sedangkan singa tersebut tidak akan membahayakan bayi itu. Dan serigala akan berada di tengah gerombolan kambing seakan-akan ia adalah anjingnya. Dunia akan dipenuhi oleh kedamaian sebagaimana bejana yang bersisi air (karena sangat ratanya), agama akan menjadi satu, maka tidak ada yang disembah selain Allah, terhapusnya seluruh hal yang menyebabkan peperangan, suku Quraiys kembali mengambil kekuasaannya, dan bumi seakan-akan seperti bintangan perak, dan tumbuh-tumbuhannya akan tumbuh seperti zamannya Nabi Adam, sehingga apabila ada sekelompok orang berkumpul untuk makan setangkai anggur, maka hal itu akan membuatnya senang, dan apabila sekelompok orang tersebut berkumpul untuk memakan sebuah delima, maka hal itu juga akan membuat mereka senang. Seekor sapi pada saat itu harganya sangatlah murah dan seekor kuda hanya seharga beberapa dirham." Para sahabat berkata, "Wahai Rasulullah, kenapa kuda menjadi murah?" beliau bersabda: "Ia tidak digunakan untuk berperang selamanya." Dikatakan kepada beliau, "Kenapa sapi jantan harganya mahal?" Beliau bersabda: "Sebab ia digunakan untuk membajak bumi semuanya. Sesungguhnya tiga tahun sebelum munculnya Dajjal, adalah waktu yang sangat sulit, dimana manusia akan ditimpa oleh kelaparan yang sangat, Allah akan memerintahkan kepada langit pada tahun pertama untuk menahan sepertiga dari hujannya, dan memerintahkan kepada bumi untuk menahan sepertiga dari tanaman-tanamannya. Dan pada tahun kedua Allah akan memerintahkan kepada langit untuk menahan dua pertiga dari hujannya dan memerintahkan kepada bumi untuk menahan duapertiga dari tumbuh-tumbuhannya. Kemudian di tahun yang ketiga, Allah memerintahkan kepada langit untuk menahan semua air hujannya, maka ia tidak meneteskan setetes air pun dan Allah memerintahkan kepada bumi untuk menahan semua tanaman-tanamannya, maka setelah itu tidak dijumpai satu tanaman hijau yang tumbuh dan semua binatang yang berkuku akan mati, kecuali yang tidak dikehendaki oleh Allah." kemudian para sahabat bertanya, "Dengan apakah manusia akan hidup pada saat itu?" Beliau menjawab: "Tahlil, takbir dan tahmid akan sama artinya bagi mereka dengan makanan." Abu Abdullah berkata; saya mendengar Abu Al Hasan Ath Thanafisi berkata; saya mendengar Abdurrahman Al Muharibi berkata, "Selayaknya hadits ini diajarkan kepada para pengajar sehingga ia dapat mengajari anak-anak didiknya dalam beberapa kitab."

ibnu-majah:4067

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah menceritakan kepada kami [Yunus bin Bukair] dari [Muhammad bin Ishaq] telah menceritakan kepadaku ['Ashim bin Umar bin Qatadah] dari [Mahmud bin Labid] dari [Abu Sa'id Al Khudri], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ya'juj dan Ma'juj akan dibukakan (jalan keluarnya), lantas mereka keluar sebagaimana yang difirmankan oleh Allah: '(Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi) ' (Qs. Al Anbiyaa; 96). Kemudian mereka menguasai bumi seluruhnya dan sebagian kaum Muslimin berpihak ke golongan mereka, sehingga sisanya berada di kota-kota dan benteng-benteng beserta hewan ternak mereka. Ketika mereka melintasi sungai, maka mereka minum dari air sungai tersebut, sehingga mereka tidak menyisakan sesuatu pun di dalamnya. Lalu kelompok yang terakhir dari mereka melintas, maka salah seorang dari kelompok tersebut berkata, 'Sungguh, dahulu tempat ini mengalirkan banyak air! ' Kemudian muncullah seorang dari mereka di atas bumi sambil berkata, 'Mereka semua adalah penguasa bumi, dan kami telah selesai (mengalahkan) mereka, dan sungguh kami akan menantang penduduk langit.' Sehingga seorang dari mereka melemparkan tombaknya ke langit, maka tombak tersebut kembali dengan lumuran darah." Lalu mereka berkata, 'Kita telah membunuh penghuni langit.' Ketika mereka dalam keadaan seperti ini, Allah mengutus sekawanan binatang seperti ulat (belatung) pada belalang, lalu menyerang leher-leher mereka sehingga mereka mati bergelimpangan layaknya matinya belalang, dan mereka saling bertumpukan. Pada pagi harinya, kaum muslimin tidak mendengar suara mereka, maka mereka bertanya, 'Siapakah kiranya seorang laki-laki yang menggadaikan dirinya dan melihat apa yang mereka perbuat? ' maka turunlah seorang laki-laki dari mereka yang menyiapkan dirinya untuk mereka bunuh, namun laki-laki itu mendapati mereka telah mati terbunuh, maka ia pun berseru kepada mereka (kaum Muslimin), 'Bergembiralah, musuh kalian telah binasa! ' Maka orang-orang pun keluar dan melepaskan ternak-ternak mereka. Tidaklah mereka memiliki binatang ternak kecuali hanya tersisa daging-dagingnya saja, lantas ia bersyukur atasnya sebagaimana sebaik-baiknya syukur dari tumbuh-tumbuhan yang tidak pernah mendapatkan siraman air."

ibnu-majah:4069

Telah menceritakan kepada kami [Azhar bin Marwan] telah menceritakan kepada kami [Abdul A'la] telah menceritakan kepada kami [Sa'id] dari [Qatadah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Rafi'] dari [Abu Hurairah] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj menggali lubang setiap harinya. Ketika mereka nyaris melihat cahaya matahari, maka yang mengusai mereka berseru, 'Kembalilah, kita akan menggalinya esok hari.' Maka Allah mengembalikannya melebihi dari yang sebelumnya. Dan ketika masa mereka telah sampai, dan Allah hendak mengirim mereka kepada manusia, maka mereka kembali menggali sampai ketika mereka nyaris melihat cahaya matahari, maka salah satu dari yang mengusai mereka berseru, 'Kembalilah, kalian akan menggalinya esok hari, jika Allah mengizinkan.' Maka mereka menunggu, lalu mereka kembali lagi ke tempat penggalian yang bentuknya masih seperti semula disaat mereka meninggalkannya. Maka mereka terus menggalinya dan akhirnya mereka dapat keluar kepada manusia. Lantas mereka menghirup air, dan manusia pun berlindung dari mereka di benteng-benteng. Lalu mereka melemparkan anak panah mereka ke langit, maka anak panah itu kembali dengan berlumuran darah. Maka mereka berkata, 'Kami telah menundukkan penduduk bumi, dan kami juga telah menguasai penduduk langit.' Setelah itu Allah mengutus sekelompok ulat di kepala mereka, lalu Allah membunuh mereka dengan binatang tersebut." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya bintang-binatang bumi akan menjadi gemuk dan bersyukur berkat daging-daging mereka."

ibnu-majah:4070

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] telah menceritakan kepada kami [Al 'Awam bin Hausyab] telah menceritakan kepadaku [Jabalah bin Suhaim] dari [Mu`tsir bin 'Afarah] dari [Abdullah bin Mas'ud] dia berkata, "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di isra'kan di malam isra'nya, beliau bertemu dengan Ibrahim, Musa dan Isa, lantas mereka menyebutkan mengenai hari Kiamat. Dimulai dari Ibrahim, kemudian mereka bertanya kepadanya mengenai terjadinya hari Kiamat namun Ibrahim tidak mengetahuinya, kemudian mereka bertanya kepada Musa namun Musa juga tidak mengetahuinya, kemudian pembicaraan mereka kembali kepada Isa bin Maryam, maka Isa berkata, "Sungguh telah diikrarkan kepadaku segala hal selain kejadian Kiamat, adapun kejadiannya maka tidak seorang pun yang mengetahuinya kecuali Allah, setelah itu Isa menyebutkan tentang munculnya Dajjal, dia berkata, "Kemudian saya diturunkan dan berhasil membunuhnya, sehingga kebanyakan manusia kembali ke negaranya masing-masing. Ternyata mereka bertemu dengan Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka (Ya'juj dan Ma'juj) turun dengan cepat dari tempat yang tinggi, mereka tidak melintasi mata air (sungai) melainkan akan meminum habis airnya, dan tidak pula (melintasi) sesuatu melainkan mereka akan membuat kerusakan. Maka saya memohon kepada Allah dengan mengangkat suara supaya mereka dibinasakan, lantas bumi berbau busuk (karena bangkainya), maka saya memohon kepada Allah dengan penuh harap dan mengangkat suara, lantas Allah menurunkan air hujan dan membawa (bangkai) mereka dan melemparkan (bangkai) mereka di lautan. Kemudian gunung-gunung diratakan dan bumi dibentangkan sebagaimana kulit (binatang) sehabis disamak, lalu diberitahukan kepadaku, sekiranya hal itu telah terjadi, maka Kiamat oleh manusia ibarat seorang wanita hamil yang keluarganya tidak mengetahui kapan kelahirannya akan tiba." Al 'Awam berkata, "Ternyata kebenaran hal itu didapati dalam Kitabullah Ta'ala: '(Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi) ' (Qs. Al Anbiyaa; 96).

ibnu-majah:4071

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah bin Hisyam] telah menceritakan kepada kami [Ali bin Shalih] dari [Yazid bin Abu Ziyad] dari [Ibrahim] dari ['Alqamah] dari [Abdullah] dia berkata, "Ketika kami berada di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba seorang pemuda dari Bani Hasyim datang, ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melihat mereka, maka kedua mata beliau terlihat berbinar-binar dan berubah wajahnya." Abdullah berkata, "Lalu saya bertanya, "Kenapa kami masih melihat di wajah anda ada sesuatu yang kami benci?" beliau menjawab: "Sesungguhnya kami adalah ahli bait yang Allah memilihkan akhirat buat kami atas dunia. Dan sungguh, sepeninggalku nanti ahli baitku akan menemui musibah, bencana dan pengusiran, sehingga suatu kaum dari timur datang dengan membawa bendera-bendera hitam, mereka meminta (diterapkannya) kebaikan namun ditolak. Kemudian mereka berperang dan mendapatkan kemenangan, akhirnya mereka diberi apa yang mereka minta, lalu kaum tersebut tidak mau menerima sehingga mereka menyerahkan urusan tersebut kepada seorang laki-laki dari ahli baitku, lantas ia memenuhinya dengan keadilan sebagaimana (sebelumnya) bumi dipenuhi dengan kejatahan. Barangsiapa dari kalian mendapatinya, maka berbaiatlah walau dalam keadaan merangkak di atas salju."

ibnu-majah:4072

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya] dan [Ahmad bin Yusuf] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] dari [Sufyan At Tsauri] dari [Khalid bin Al Khadza] dari [Abu Qilabah] dari [Abu Asma Ar Rahabi] dari [Tsauban] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kelak tiga orang akan berperang didekat perbendaharaan kalian ini (yaitu Ka'bah), dan kesemuanya adalah anak khalifah. Dan tidak ada yang menang melainkan satu orang, lalu muncullah bendera-bendera hitam dari wilayah timur, mereka lantas memerangi kalian dengan peperangan sengit yang sama sekali belum pernah dilakukan kaum manapun. Jika kalian melihatnya, maka berbaiatlah kepadanya walaupun sambil merangkak di atas salju, karena sesungguhnya dia adalah khalifah Allah Al Mahdi."

ibnu-majah:4074

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Isa bin Yunus] dari [Al Auza'i] dari [Al Hasan bin 'Athiyah] dia berkata, "Makhul dan Ibnu Abu Zakaria pergi menemui Khalid bin Ma'dan, dan aku pun ikut bersama mereka berdua, lantas [Khalid bin Ma'dan] menceritakan kepada kami dari [Jubair bin Nufair] ia berkata, "Jubair bin Nufair pernah berkata kepadaku, "Mari kita pergi menemui [Dzul Mikhmar] -salah seorang dari sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam-, maka aku pun pergi bersamanya. Aku lalu bertanya kepadanya tentang kejadian malahim (peperangan yang besar). Dia menjawab, "Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bangsa Romawi akan berdamai dengan kalian, setelah itu mereka bersama kalian akan berperang melawan musuh hingga kalian menang dan mendapatkan harta rampasan, dan mereka akhirnya menyerah. Setelah itu, kalian akan pergi menuju padang rumput yang berbukit. Lalu ada seorang tentara salib mengangkat salib sambil berkata, '(Tentara) salib telah menang.' Maka salah seorang Muslim marah ketika mendengarnya, lalu ia mendekati laki-laki tersebut dan memukulnya. Maka saat itulah bangsa Romawi berkhianat (dari perdamaian), hingga mereka berkumpul untuk melakukan peperangan besar-besaran." Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Ibrahim Ad Dimasyqi] telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin Muslim] telah menceritakan kepada kami [Al Auza'i] dari [Hasan bin 'Athiyah] dengan isnad seperti hadits di atas, namun dia menambahkan, "Lantas mereka berkumpul untuk melakukan peperangan besar-besaran, sehingga saat itu mereka datang di bawah delapan puluh bendera (komandan), dan setiap bendera membawahi dua belas ribu tentara."

ibnu-majah:4079

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Manshur] telah memberitakan kepada kami [Abu Ghasan Bahlul] telah menceritakan kepada kami [Musa bin 'Ubaidah] dari [Abdullah bin Dinar] dari [Abdullah bin Umar] dia berkata, "Orang-orang fakir Muhajirin mengadu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam atas karunia Allah yang diberikan kepada orang-orang kaya, beliau bersabda: "Wahai orang-orang miskin, maukah aku beri kabar gembira kepada kalian? Sesungguhnya orang-orang fakir miskin dari kaum Mukminin akan masuk surga sebelum orang-orang kaya dengan jarak setengah hari yang setara dengan lima ratus tahun." Kemudian Musa membaca ayat ini: '(Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu menurut perhitunganmu) ' (Qs. Al Hajj: 47).

ibnu-majah:4114

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Muhammad bin Yahya bin Sa'id Al Qatthan] telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Muhammad Al 'Anqazi] telah menceritakan kepada kami [Asbath bin Nashr] dari [As Suddi] dari [Abu Sa'd Al Azdi] salah seorang ahli Qira'ah penduduk Azad, dari [Abu Al Kanud] dari [Khabbab] tentang firman Allah Ta'ala: '(Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan petang hari) ' hingga firman-Nya, '(sehingga kamu termasuk orang-orang yang zalim) ' (Qs. Al An'aam: 52). Khabbab berkata, "Al Aqra' bin Habis At Tamimi dan 'Uyainah bin Hishn Al Fazari datang dan keduanya mendapati Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang duduk bermajlis bersama-sama dengan Shuhaib, Bilal, 'Ammar dan Khabbab dari kalangan orang-orang mukmin yang lemah. Ketika keduanya melihat mereka berada di sekeliling Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka keduanya mendatanginya seraya mencela beliau, katanya, "Sesungguhnya kami ingin agar kamu membuat majlis khusus buat kami, supaya orang-orang Arab tahu keutamaan yang kami miliki, karena delegasi Arab akan datang kepadamu, dan mereka malu jika orang-orang Arab tahu mereka bermajlis dengan para hamba sahaya. Oleh karena itu, apabila kami datang kepadamu, maka halaulah mereka dari kami, jika kami telah selesai barulah kamu bermajlis dengan mereka sekehendakmu." Beliau menjawab: "Ya." Mereka berkata, "Tulislah perjanjian terhadap kami atas kamu." Perawi berkata, "Kemudian beliau meminta lembaran kertas dan menyuruh Ali supaya menulisnya, sementara itu kami duduk di pojok masjid. Maka Jibril 'Alaihi salam datang dan berkata menyampaikan firman Allah: '(Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan petang hari, sedang mereka menghendaki keridlaan-Nya, kamu tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatan mereka dan merekapun tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatanmu, yang menyebabkan kamu (berhak) mengusir mereka, (sehingga kamu termasuk orang-orang yang zalim) ' (Qs. Al An'aam; 52). Kemudian Jibril menyebutkan mengenai diri Al Aqra' bin Habis dan 'Uyainah bin Hishn, katanya: '(Dan Demikianlah Telah kami uji sebahagian mereka (orang-orang kaya) dengan sebahagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang Kaya itu) berkata: "Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah Allah kepada mereka?" (Allah berfirman): "Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepadaNya)?" QS Al An'am; 63. kemudian dia juga berkata; "Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat kami itu datang kepadamu, Maka Katakanlah: "Salaamun alaikum. Tuhanmu telah menetapkan atas Diri-Nya kasih sayang, …) ' (Qs. Al An'aam; 54). Khabab berkata, "Setelah itu kami mendekati beliau sehingga lutut kami dengan lutut beliau saling bersentuhan, dan saat itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam duduk bermajlis bersama kami, ketika beliau hendak berdiri dan meninggalkan kami, maka Allah menurunkan: '(Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka…) ' (Qs. Al Kahfi: 28). Yakni, janganlah kamu bermajlis dengan orang-orang kaya (di antara mereka). '(karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah kami lalaikan dari mengingati kami…) ' (Qs. Al Kahfi: 28), yaitu 'Uyainah dan Al Aqra' '(…Serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas) ' (Qs. Al Kahfi: 28). Khabab berkata, "Yaitu kebinasaan." Khabab berkata lagi, "Sungguh buruk perkara Al Aqra' dan 'Uyainah ini. Kemudian Allah membuat sebuah permisalan atas mereka dua orang dan kehidupan dunia dan akhirat." Khabbab berkata, "Maka kami duduk bermajlis bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ketika telah sampai waktunya beliau hendak berdiri, maka kami pun berdiri meninggalkan beliau, sebelum beliau berdiri."

ibnu-majah:4117

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami ['Affan] telah menceritakan kepada kami [Ghassan bin Burzin]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Mu'awiyah Al Jumahi] telah menceritakan kepada kami [Ghassan bin Burzin] telah menceritakan kepada kami [Sayyar bin Salamah] dari [Al Barra As Salithi] dari [Nuqadah Al Asadi] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutusku menemui seorang laki-laki untuk meminta seekor unta (sebagai zakatnya), namun laki-laki itu menolaknya. Beliau kemudian mengutusku untuk menemui laki-laki yang lain, lantas laki-laki (yang kedua) mengirim seekor unta kepada beliau, ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihat unta tersebut, beliau berdo'a: "Ya Allah, berkahilah ia dan orang yang diutus dengannya." Nuqadah berkata, "Lalu saya berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Begitu juga dengan orang yang datang bersamanya." Setelah itu beliau memerintahkan supaya air susunya diperah hingga melimpah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdo'a: "Ya Allah, perbanyaklah harta si fulan -yaitu seseorang yang pertama menolak- dan jadikanlah rizki si fulan itu disetiap harinya (beralih) kepada orang yang telah memberi unta."

ibnu-majah:4124

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rumh] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Lahi'ah] dari ['Ubaidullah bin Abu Ja'far] dan [Humaid bin Hani` Al Khaulani] bahwa keduanya mendengar [Abu Abdurrahman Al Hubuli] mengabarkan dari [Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda: "Sungguh beruntung orang yang telah diberikan petunjuk Islam, diberi rizki yang sekedar mencukupinya, dan ia pun ridla menerimanya."

ibnu-majah:4128

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dan [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Lihatlah kepada orang yang lebih rendah dari kalian, dan janganlah kalian melihat orang yang lebih tinggi dari kalian, sesungguhnya hal itu lebih baik agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah." Abu Mu'awiyah menyebutkan dengan redaksi, "(nikmat Allah) atas kalian."

ibnu-majah:4132

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Sinan] telah menceritakan kepada kami [Katsir bin Hisyam] telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin Burqan] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Al Asham] dari [Abu Hurairah] yang dimarfu'kan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta benda kalian, tetapi Dia hanya memandang kepada amal dan hati kalian."

ibnu-majah:4133

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin As Shabah] telah memberitakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari [Ibnu 'Ajlan] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] dan sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Seorang mukmin yang kuat itu lebih baik dari lebih dicintai oleh Allah daripada seorang mukmin yang lemah, dan dalam masing-masing keduanya itu terdapat kebaikan. Bersungguh-sungguhlah terhadap sesuatu yang bermanfaat bagimu dan jangan lemah semangat. Jika suatu perkara mengalahkanmu maka katakanlah, 'Ketentuan Allah telah ditetapkan, dan suatu yang telah Dia kehendaki maka akan terjadi. Dan jauhilah olehmu dari ucapan 'Seandainya', karena sesungguhnya ungkapan 'Seandainya' membuka peluang masuknya setan."

ibnu-majah:4158

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ziyad] telah menceritakan kepada kami [Al Fudlail bin Sulaiman] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Utsman bin Haitsam] telah menceritakan kepadaku [Utsman bin Jubair] bekas budak Abu Ayyub, dari [Abu Ayyub] dia berkata, "Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata, "Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepadaku (ilmu) yang singkat padat." Beliau bersabda: "Apabila kamu (hendak) mendirikan shalat maka shalatlah seperti shalatnya orang yang hendak berpisah. Janganlah kamu mengatakan suatu perkataan yang akan kamu sesali. Dan kumpulkan rasa keputus asaan dari apa yang di miliki orang lain."

ibnu-majah:4161

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib Muhammad bin Al 'Ala Al Hamdani] telah menceritakan kepada kami [Yunus bin Bukair] telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Dinar As Syaibani] dari ['Umarah Al 'Abdi] telah menceritakan kepada kami [Abu Sa'id Al Khudri] dia berkata, "Kami pernah duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau lalu bersabda: "Delegasi Abdul Qais telah datang kepada kalian." Namun tidak seorang pun dari kami yang melihatnya, ketika kami masih seperti itu tiba-tiba mereka datang dan datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kecuali Al Asyaj Al 'Ashri yang masih di belakang (tertinggal). Lalu ia pun datang, setelah menambatkan unta dan meletakkan pakaiannya ia datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda kepadanya: "Wahai Asyaj, sesungguhnya dalam dirimu terdapat dua sikap yang dicintai Allah; sikap santun dan tidak tergesa-gesa." Asyaj berkata, "Wahai Rasulullah, itu sifat yang telah ditetapkan untukku, atau sesuatu yang bermula dariku?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Itu sifat yang ditetapkan untukmu."

ibnu-majah:4177

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah memberitakan kepada kami ['Ubaidullah bin Musa] telah memberitakan kepada kami [Israil] dari [Ibrahim bin Muhajir] dari [Mujahid] dari [Muwariq Al 'Ijli] dari [Abu Dzar] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya saya mengetahui sesuatu yang tidak kalian ketahui, dan mendengar apa yang tidak kalian dengar. Sesungguhnya langit merintih dan diberikan kepadanya hak untuk merintih. Karena tidaklah dalam posisi empat jari kecuali ada Malaikat yang meletakkan keningnya bersujud kepada Allah. Demi Allah, seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis, dan kalian tidak akan merasakan enaknya di atas kasur bersama isteri, dan kalian akan keluar menuju bukit-bukit untuk berdo'a dengan suara keras kepada Allah. Demi Allah, aku sangat ingin seandainya aku menjadi sebatang pohon yang ditebang."

ibnu-majah:4180

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bisyir Bakar bin Khalaf] dan [Abu Bakar bin Khallad Al Bahili] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] telah menceritakan kepadaku [ayahku] dari [Abu Ya'la] dari [Ar Rabi' bin Hutsaim] dari [Abdullah bin Mas'ud] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau membuat garis persegi empat dan menggaris tengah di persegi empat tersebut, dan membuat beberapa garis pada sisi garis tengah dari tengah garis tersebut serta satu garis di luar garis segi empat tersebut. Lalu beliau bersabda: "Tahukah kalian apakah ini?" para sahabat menjawab; "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui." Beliau bersabda: "Ini adalah manusia berada di garis tengah, sementara garis-garis ini (yang berada di sisinya) adalah rintangan-rintangan yang menghimpit -atau yang menggigitnya- dari segala tempat. Jika ia berbuat salah, maka ia akan terkena garis ini. Adapun garis segi empat yang mengitarinya adalah ajal yang mengelilinya. Dan garis yang berada di luar adalah cita-citanya."

ibnu-majah:4221

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin 'Arafah] telah menceritakan kepadaku [Abdurrahman bin Muhammad Al Muharibi] dari [Muhammad bin 'Amru] dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Usia ummatku berkisar antara enam puluh sampai tujuh puluh tahun, dan sedikit sekali mereka yang melebihi (usia) tersebut."

ibnu-majah:4226

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Al Fadl bin Dukain] dari [Sufyan] dari [Al Jurairi] dari [Abu 'Utsman] dari [Handlalah Al Katib At Tamimi Al Usaiyidi] dia berkata; "Kami pernah berada di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau pun menceritakan kepada kami tentang surga dan neraka sehingga seakan-akan kamui melihatnya dengan mata kepala saya sendiri. Namun setelah kami menemui istri dan anak-anakku, maka akupun kembali tertawa dan bercanda." Handlalah berkata; Lalu kuingat suasana ketika kami bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lantas aku segera keluar dan bertemu dengan Abu Bakar, saya berkata; "Aku telah berbuat kemunafikan, aku telah berbuat kemunafikan." Abu Bakar berkata; "Sungguh kita memang pernah melakukannya." Kemudian Handlalah pergi dan menceritakan hal itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau bersabda: "Wahai Handlalah, seandainya kamu dapat terus berada pada kondisimu seperti saat kamu berada di sisiku, niscara para Malaikat akan selalu menyalamimu di setiap jalanmu -atau di setiap jalan-jalanmu- wahai Handlalah, sedikit demi sedikitlah (dalam beramal)."

ibnu-majah:4229

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Syababah] dari [Ibnu Abu Dzi`b] dari [Muhammad bin 'Amru bin 'Atha`] dari [Sa'id bin Yasar] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Mayit akan didatangi Malaikat, jika ia seorang yang shalih, maka para Malaikat akan berkata; "Keluarlah wahai jiwa yang baik yang berada dalam tubuh yang baik. Keluarlah dengan terpuji dan bergembiralah dengan kenyamanan serta wewangian, dan dengan Rabb yang tidak akan murka." dan seruan itu terus di serukan kepadanya sampai jiwanya keluar. Kemudian dia akan diangkat ke langit dan ditanya; "Siapakah orang ini? Mereka (para Malaikat) menjawab; "Fulan." maka di katakan kepadanya; "Selamat datang wahai jiwa yang baik, yang berada dalam tubuh yang baik Keluarlah dengan terpuji dan bergembiralah dengan kenyamanan serta wewangian, dan dengan Rabb yang tidak akan murka." dan seruan itu terus di serukan kepadanya sampai ia tiba di langit yang terdapat Allah 'azza wajalla di sana. Namun jika mayit tersebut dari orang yang jahat, maka akan di katakan (kepadanya); "Keluarlan wahai jiwa yang jahat yang ada dalam tubuh yang jahat, keluarlah dengan tercela dan terimalah air yang panas dan bau yang busuk, serta siksaan lainnya yang berlipat ganda." seruan itu terus saja di serukan sampai jiwanya keluar. Kemudian dia akan di angkat ke langit, maka (pintu langit) tidak akan di bukakan untuknya. Di tanyakan kepadanya; "Siapakah orang ini?" di jawab; "Fulan." lalu di katakan; "Tidak ada ucapan selamat untuk jiwa yang jawat yang terdapat pada tubuh yang jahat, kembalilah dengan tercela, karena tidak akan di bukakan pintu-pintu langit untukmu." kemudian dia di turunkan dari langit, maka ia kembali ke dalam kubur."

ibnu-majah:4252

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Syababah] dari [Ibnu Abu Dzi`b] dari [Muhammad bin 'Amru bin Al 'Atha`] dari [Sa'id bin Yasar] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Sesungguhnya (ketika) mayit masuk ke dalam kuburnya, maka seorang yang shalih akan di di dudukkan dalam kuburnya tanpa rasa takut dan rasa kekhawatiran. Lalu akan di katakan kepadanya; "Bagaimana keadaan akhir hayatmu?" maka ia akan menjawab; "Aku dalam keadaan Islam (berserah diri)." kemudian ditanyakan lagi; "siapakah lelaki ini?" ia akan menjawab; "Muhammad Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dia telah datang kepada kami dengan membawa keterangan-keterangan dari sisi Allah, lalu kami membenarkannya." di tanyakan lagi kepadanya; "Apakah kamu melihat Allah?" Ia menjawab; "Tidak layak bagi seseorang untuk melihat Allah." maka di singkapkanlah baginya celah yang membatasi neraka, ia melihat gejolak apinya yang saling menghantam satu sama lainnya. Dan di katakan kepadanya; "Lihatlah apa yang telah Allah perbuat untuk menyelamatkanmu." kemudian di singkapkan baginya celah yang menghalangi surga dan ia melihat hiasan dan seluruh keindahan yang terdapat di dalamnya. Maka di katakan kepadanya; "Inilah tempatmu." dan di katakan kepadanya; "atas keyakinan yang kamu jalankan, dan karenanya kamu di matikan serta dengannya pula kamu di bangkitkan Insya Allah." Dan seorang yang jahat akan didudukkan di dalam kuburnya dengan penuuh rasa takut dan kekhawatiran. Lalu di tanyakan kepadanya; "Bagaimana keadaan akhir hayatmu?" ia menjawab; "Aku tidak tahu." di tanyakan kepadanya; "Siapakah laki-laki ini?" ia menjawab; "Aku mendengar orang-orang membicarakan sesuatu dan aku pun mengikutinya." lalu di bukakan celah yang membatasi surga, dan ia melihat keindahan yang terdapat di dalamnya, maka di katakan kepadanya; "Lihatlah kepada orang-orang yang Allah jauhkan dirimu darinya." kemudian di bukakan celah yang membatasi neraka dan ia melihat apinya saling menghantam satu sama lain, maka di katakan kepadanya; "Inilah tempatmu, atas keraguan yang ada pada dirimu. Karenanya pula kamu mati dan dengannya pula kamu di bangkitkan Insya Allah Ta'ala."

ibnu-majah:4258

Telah menceritakan kepada kami [Suwaid bin Sa'id] telah memberitakan kepada kami [Mlaik bin Anas] dari [Ibnu Syihab] dari [Abdulla bin Ka'ab Al Anshari] bahwa dirinya telah mengabarkan kepadanya, bahwa [ayahnya] pernah bercerita bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya jiwa seorang mukmin bagaikan burung yang bergelayutan di pohon surga sampai ia kembali ke jasadnya pada hari Kiamat."

ibnu-majah:4261

Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin 'Ammar] dan [Muhammad bin As Shabah] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz Abu Abu Hazim] telah menceritakan kepadaku [ayahku] dari [Abdullah bin Miqsam] dari [Abdullah bin Umar] dia berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda di atas mimbar: "Alla Al Jabbar akan mengambil langit dan bumi-Nya dengan tangan-Nya, Dia menggenggam dan mengepalkannya kemudian melebarkannya, lalu Dia berfirman: "Aku adalah Al Jabbar (Yang Maha Perkasa), dan Akulah raja. Di manakah orang-orang (yang pernah) mengaku perkasa? Di manaka orang-orang yang sombong?" Abdullah bin Umar berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menoleh ke kanan dan ke kiri, hingga ku lihat mimbar itu bawahnya bergoyang, sampai saya berkata apakah ia akan roboh bersama dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam."

ibnu-majah:4265

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu Khalid Al Ahmar] dari [Hatim bin Abu Shaghirah] dari [Ibnu Abu Mulaikah] dari [Qasim] dia berkata; ['Asiyah] berkata; saya bertanya; "Wahai Rasulullah, bagaimanakah keadaan manusia ketika mereka di padang mahsyar?" Beliau menjawab: "Mereka telanjang tanpa pakaian." saya bertanya; "Begitu juga dengan para wanita?" Beliau menjawab: "Begitu juga dengan wanita." saya bertanya; "Wahai Rasulullah, apakah mereka tidak merasa malu?" Beliau menjawab: "Wahai 'Aisyah, perkara pada hari itu lebih penting daripada saling pandang di antara sesama mereka."

ibnu-majah:4266

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Isa bin Yunus] dan [Abu Khalid Al Ahmar] dari [Ibnu 'Aun] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengenai (firman Allah): (Yaitu) Ketika manusia berdiri menghadap Rabb semesta alam." (QS Al Muthafifin; 6). Beliau bersabda: "Setiap orang dari mereka akan berdiri dengan keringat yang mencapai kedua telinganya."

ibnu-majah:4268

Telah menceritakan kepada kami [Jubbarah bin Al Mughallas] telah menceritakan kepada kami [Katsir bin Sulaim] dari [Anas bin Malik] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya ummat ini adalah ummat yang dikasihi, Adzab-Nya berada di antara kedua tangan-Nya, jika hari Kiamat tiba, maka seorang muslim akan mendorong seorang dari orang Musyrik seraya di katakan; "Ini adalah tebusanmu dari api neraka."

ibnu-majah:4282

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] dan [Ahmad bin Sinan] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Sa'id] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah 'azza wajalla telah menciptakan seratus rahmat di hari saat Dia menciptakan langit dan bumi. Dan Dia meletakkan satu rahmat di muka bumi, yang dengannya seorang ibu dapat menyayangi anaknya, para binatang saling mengasihi dengan sesamanya, begitu juga dengan burung. Dan Dia menyisakan sembilan puluh sembilan rahmat sampai hari Kiamat. Maka jika hari Kiamat telah tiba, Allah akan menyempurnakan dengan rahmat tersebut."

ibnu-majah:4284

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Zaid bin Aslam] dari ['Atho` bin Yasar], dia berkata; seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bertanya tentang waktu shalat subuh. ('Atho` bin Yasar) berkata; lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diam, hingga esok harinya beliau shalat subuh ketika terbit fajar, besoknya beliau shalat ketika langit telah menguning. lalu (Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam) bertanya: "Dimana laki-laki yang bertanya kepadaku tentang waktu shalat subuh?" (Laki-laki itu) menjawab; "Saya, Wahai Rasulullah, " maka beliau bersabda: " waktu shalat subuh diantara dua waktu ini."

malik:2

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Nafi'] mantan budak Abdullah bin Umar; [Umar bin Al Khatthab] pernah menulis surat kepada para pegawainya, "Menurutku yang paling penting dari urusan kalian adalah shalat. Barangsiapa yang menjaganya dan memeliharanya maka dia telah menjaga agamanya. Barangsiapa menyia-nyiakannya, maka amalan yang lainnya akan lebih terabaikan, " lalu dia menulis; "Hendaklah kalian shalat zhuhur ketika bayangan kalian sehasta hingga bayangan kalian seukuran persis dengan tubuh kalian. Hendaklah kalian shalat ashar ketika matahari masih tinggi dan putih jernih dengan ukuran perjalanan berkendara sekitar dua atau tiga farsakh sebelum matahari terbenam. laksanakanlah shalat maghrib ketika terbenamnya matahari, dan isya` ketika syafaq (mega merah di langit setelah terbenamnya matahari) telah hilang hingga sepertiga malam. Barangsiapa yang tidur, maka tidak terlelap matanya, barangsiapa yang tidur, tidak terlelap matanya. Dan laksanakanlah shalat subuh ketika bintang-bintang terlihat saling bercampur."

malik:5

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari pamannya - [Abu Suhail] - dari [bapaknya], bahwa [Umar bin Al Khathab] menulis kepada Abu Musa Al Asya'ri: laksanakanlah shalat zhuhur ketika matahari tergelincir dan shalat ashar ketika matahari terlihat putih jernih sebelum menguning. Laksanakanlah Shalat maghrib ketika matahari terbenam, dan akhirkan shalat Isya' selagi kamu belum tidur, dan laksanakanlah shalat subuh ketika bintang-bintang terlihat saling bersusun, dan bacalah di dalamnya dua surat panjang yang termasuk kategori dari surat-surat Al Mufasshal (surat yang dimulai dari surat Al Hujurat sampai akhir) .

malik:6

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Hisyam bin Urwah] dari [bapaknya]; [Umar bin Al Khatthab] pernah menulis kepada Abu Musa Al Asy'ari, bahwa laksanakanlah shalat ashar ketika matahari terlihat putih jernih dengan kadar perjalanan tiga farsakh, dan laksanakanlah shalat Isya' antara kamu shalat hingga sepertiga malam, jika kamu ingin mengakhirkannya maka hingga separuh malam dan janganlah termasuk orang-orang yang lalai.

malik:7

Telah menceritakan kepadaku dari dari Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Anas bin Malik], dia berkata; "kami shalat asar, lalu salah seorang dari kami pergi menuju Quba`, dan sesampainya di sana matahari masih terlihat tinggi."

malik:10

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari pamannya - [Abu Suhail bin Malik] - dari [bapaknya], dia berkata; "Saya melihat permadani milik 'Uqail bin Abu Thalib pada Hari Jum'at diletakkan di dinding masjid arah barat, maka ketika bayang-bayang permadani tersebut telah menutupi seluruh permadani, [Umar bin Al Khatthab] keluar dan shalat Jum'at." Malik berkata; "Lalu kami pulang setelah shalat Jum'at dan tidur qailulah di waktu siang."

malik:12

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Sa'id bin Musayyab] ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menaklukan Khaibar, beliau berjalan hingga akhir malam lalu berhenti istirahat, kemudian berkata kepada Bilal; "Jagalah subuh untuk dapat membangunkan kami", lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya tidur, sedang Bilal berjaga-jaga dengan dikuat-kuatkan, ketika menjelang fajar dia menyandarkan diri ke kendaraannya, dan akhirnya dia pun terlelap tidur. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Bilal dan para sahabat lainnya tidak ada yang bangun hingga matahari membangunkan mereka, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terkejut, dan Bilal berkata kepadanya; "Wahai Rasulullah, telah terjadi sesuatu padaku sebagaimana yang terjadi pada diri anda, " lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tuntunlah tunggangan kalian ", maka mereka bangkit dan menuntun tunggangan mereka beberapa saat, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyuruh Bilal untuk mengumandangkan iqamah, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat subuh bersama mereka, ketika selesai shalat beliau bersabda, "Barangsiapa yang lupa shalat maka shalatlah ketika dia mengingatnya. Karena Allah Ta'ala berfirman dalam kitab-Nya: 'tegakkanlah shalat untuk mengingat-Ku. '"

malik:22

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Zaid bin Aslam] dia berkata; "Pada suatu malam Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah berhenti istirahat di sebuah jalan di Makkah, menugaskan Bilal untuk membangunkan mereka pada waktu shalat, lalu Bilal tertidur dan mereka juga sehingga terbit matahari. Mereka bangun dalam keadaan terkejut, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyuruh mereka untuk mengendarai kendaraan mereka hingga keluar dari lembah itu. Lalu (Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam) bersabda: "Sesungguhnya lembah ini di dalamnya ada setannya, " lalu mereka berjalan sampai meninggalkan tempat tersebut, kemudian beliau memerintahkan agar mereka singgah untuk berwudlu dan menyuruh Bilal mengumandangkan adzan atau iqamah, kemudian Rasulullah shalat bersama orang-orang, setelah itu beliau berbalik melihat ketakutan pada mereka, lalu bersabda: "Wahai para manusia, Allah telah mengambil ruh kita, jika Dia berkehendak niscaya Dia akan mengambil ruh kita di selain waktu ini, jika salah satu dari kalian tertidur dari shalat atau lupa kemudian ingat maka kerjakanlah sebagaimana dia mengerjakannya pada waktunya." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menoleh kepada Abu Bakar dan bersabda: "Sesungguhnya setan datang kepada Bilal saat dia sedang berdiri shalat lalu membuatnya tertidur, dan dia masih meninabobokannya sebagaimana seorang ibu yang meninabobokan bayinya hingga dia tertidur", kemudian beliau memanggil Bilal dan dia memberitahukan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sebagaimana yang beliau kabarkan kepada Abu Bakar, maka Abu Bakar berkata; "Aku bersaksi sesungguh engkau adalah Rasulullah."

malik:23

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Zaid bin Aslam] dari ['Atho` bin Yasar], Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya panas yang menyengat itu berasal dari hembusan Jahannam, maka jika panas menyengat, tundalah shalat hingga teduh." Dan beliau bersabda: "Neraka mengadu kepada Rabbnya, dan berkata; 'Wahai Rabbku, sebagian dariku memakan sebagian yang lain' lalu (Allah 'azza wajalla) mengizinkannya dengan dua nafas pada setiap tahun, satu nafas di musim dingin dan satu nafas lagi di musim panas."

malik:24

Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Abdullah bin Yazid] mantan budak Al Aswad bin Sufyan, dari [Abu Salamah bin Abdurrahman], dan dari [Muhammad bin Abdurrahman bin Tsauban] dari [Abu Hurairah], Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika panas telah menyengat, maka tunggulah shalat hingga teduh, karena terik panas yang menyengat itu berasal dari hembusan Jahannam, " dan beliau menuturkan, "bahwa neraka mengadu kepada Rabb-Nya, lalu Allah mengizinkannya dalam setiap tahun dengan dua nafas, satu nafas di musim dingin dan satu nafas di musim panas."

malik:25

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari ['Amru bin Yahya Al Mazini] dari [bapaknya], dia berkata kepada Abdullah Zaid bin Ashim dan dia adalah kakek 'Amru bin Yahya Al Mazini, salah seorang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam; "Apakah kamu bisa memperlihatkan kepadaku, bagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwudlu?" Abdullah bin Zaid bin 'Ashim berkata; "Ya." maka dia meminta air wudlu, lalu menuangkannya di atas tangannya, dan mencuci kedua tangannya dua kali dua kali. kemudian dia berkumur-kumur dan beristintsar sebanyak tiga kali. Kemudian membasuh wajahnya tiga kali, kemudian dia membasuh kedua tangannya hingga ke siku dua kali-dua kali. Lalu mengusap kepalanya dengan kedua tangannya, ke depan dan ke belakang, dia memulai dari depan kepala lalu meneruskannya ke tengkuknya dan mengembalikannya ke tempat dia memulainya kemudian dia membasuh kedua kakinya.

malik:29

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Zaid bin Aslam], tentang tafsir ayat: "Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak mendirikan shalat maka basuhlah wajah-wajah kalian dan tangan-tangan kalian hingga ke siku, dan usaplah kepala dan kaki kalian hingga kedua mata kaki" yang demikian itu adalah apabila kalian telah bangun dari tidur.

malik:35

Perawi menerangkan; telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Shafwan bin Sulaim] dari [Sa'id bin Salamah] kalangan bani Al Arzaq, dari [Al Mughirah bin Abu Burdah] kalangan Bani Abdud Dar, bahwa dia mendengar [Abu Hurairah] berkata; seseorang datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; "Wahai Rasulullah, kami berlayar di laut sedangkan kami hanya membawa air sedikit. Jika kami berwudlu dengannya maka kami akan kehausan, apakah kami boleh berwudlu dengannya?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Air laut itu suci, halal bangkainya."

malik:37

Perawi menerangkan; telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Said] dari [Busyair bin Yasar] mantan budak Bani Haritsah, dari [Suwaid bin An Nu'man], bahwasanya dia mengabarinya, dia pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada Perang Khaibar, ketika mereka berada di Shahba`, suatu tempat di tepian Khaibar, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam singgah dan shalat ashar, lalu beliau meminta perbekalan, tetapi tidak ada yang didapatkan kecuali sawiq, maka beliau menyuruh untuk mencampurnya dengan air. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memakannya, dan kami juga memakannya. Setelah itu beliau bangkit ke arah barat dan berkumur-kumur, dan kami pun berkumur-kumur, kemudian shalat tanpa berwudlu.

malik:45

Perawi menerangkan; telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Al 'Ala` bin Abdurrahman] dari [bapaknya] dari [Abu Hurairah]; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar menuju pekuburan lalu beliau membaca; "(Keselamatan bagi kalian, Wahai para penghuni kubur orang-orang mukmin. Jika Allah berkehendak, kami akan menyusul kalian.) Sungguh saya ingin melihat saudara-saudara kami." Maka para sahabat bertanya; "Wahai Rasulullah, bukankah kami adalah saudara anda." Beliau menjawab: "bahkan kalian adalah sahabat-sahabatku, tetapi saudara-saudaraku adalah yang akan datang nanti, pada saat aku menunggu mereka di tepi telaga" mereka berkata; "Wahai Rasulullah, bagaimana engkau bisa mengenal orang yang datang sepeninggalmu dari umatmu?" Rasulullah menjawab: "bagaimana pendapatmu jika ada seorang lelaki yang memiliki kuda putih cemerlang di antara kuda hitam yang pekat, bukankah dia mengetahuinya?" mereka menjawab; "Ya benar wahai Rasulullah." Beliau bersabda: "Sesungguhnya mereka datang pada Hari Kiamat dengan putih bersinar karena wudlu, saya yang akan menyambut mereka di telaga. Maka jangan sampai ada yang terusir dari telagaku, sebagaimana unta tersesat yang terusir, saya memanggil mereka; 'Ayolah ke sini, ayolah ke sini! ayolah kesini! " tiba-tiba ada yang menegur; 'Sesungguhnya mereka telah mengganti (agamanya) sepeninggalmu' maka saya berkata; 'Menjauhlah, menjauhlah, menjauhlah'."

malik:53

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Zaid bin Aslam] dari ['Atho` bin Yasar] dari [Abdullah Shunabihi]; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila seorang hamba mukmin berwudlu, lalu dia berkumur-kumur maka keluar dosa-dosa dari mulutnya. Apabila dia menyemburkan air yang telah dimasukkan ke hidung, maka dosa-dosa keluar dari hidungnya, jika dia membasuh wajahnya, maka dosa-dosa keluar dari wajahnya hingga keluar dari kedua kelopak matanya. Jika dia membasuh kedua tangannya, maka dosa-dosa keluar dari kedua tangannya hingga keluar dari kuku-kukunya, jika dia mengusap kepalanya, dosa-dosa keluar dari kepalanya hingga keluar dari kedua telinganya. Jika dia membasuh kedua kakinya, maka dosa-dosa keluar dari kedua kakinya hingga keluar dari bawah kuku-kukunya." Beliau bersabda: "Adapun perjalanan dia ke masjid dan shalatnya adalah tambahan baginya."

malik:55

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Nu'aim bin Abdullah Al Madani Al Mujmir], bahwa dia mendengar [Abu Hurairah] berkata; "Barangsiapa menyempurnakan wudlunya, lalu sengaja keluar untuk shalat, maka dia terhitung dalam shalat selagi dia terkonsentrasi untuk shalat. Sesungguhnya telah ditulis baginya, dari setiap langkahnya satu kebaikan dan dihapus dengannya satu kejelekan. Jika salah seorang dari kalian mendengar iqamah, namun tidak pergi, maka orang yang paling banyak pahalanya adalah orang yang paling jauh rumahnya, " mereka bertanya; "Kenapa Wahai Abu Hurairah?" dia menjawab; "Karena banyaknya langkah."

malik:58

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Sa'id bin Abdurrahman bin Ruqaisy] berkata; "Saya melihat [Anas bin Malik] datang ke Quba`, dia buang air kecil, kemudian diberikan kepadanya air wudlu, maka dia berwudlu dengan membasuh wajah dan kedua tangannya hingga ke siku-siku, mengusap kepala dan khufnya kemudian datang ke masjid dan shalat."

malik:67

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Nafi'] bahwa apabila [Abdullah bin Umar] hendak tidur atau makan, sedang dia junub, dia membasuh wajah dan kedua tangannya hingga ke siku-sikunya. Mengusap kepalanya kemudian makan atau tidur.

malik:99

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Hisyam bin Urwah] dari [Bapaknya] dari [Zubaid bin As Shalt] dia berkata, "Saya berangkat bersama [Umar bin Katthab] ke Jurf." Tiba-tiba dia sadar bahwa dirinya telah mimpi basah dan shalat dalam keadaan belum mandi. Dia lalu berkata, "Demi Allah, saya tidak tahu kalau saya telah mimpi basah, namun saya tidak sadar, sehingga shalat dan belum mandi." Perawi berkata, "Kemudian ia mandi mandi dan mencuci apa yang terlihat pada pakaiannya dan memercikkan pada sesuatu yang ang tidak terlihat. Setelah itu ia adzan atau iqamat, lantas shalat tatkala waktu dluha."

malik:101

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Isma'il bin Abu Hakim] dari [Sulaiman bin Yasar] bahwa [Umar bin Khatthab] pergi ke ladangnya di wilayah Juruf pada waktu pagi hari. Lalu ia mendapatkan pada bajunya bekas mimpi basah, maka ia pun berkata, "Saya telah dicoba dengan mimpi basah, sejak saya menjabat kepemimpinan." Kemudian dia mandi dan mencuci bekas mimpi basah pada bajunya yang terlihat, kemudian shalat setelah terbit matahari."

malik:102

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] dari [Sulaiman bin Yasar] bahwa [Umar bin Khatthab] pernah shalat subuh bersama para sahabat, kemudian pagi menjelang siang ia berangkat ke ladangnya di daerah Juruf, lalu ia mendapati bekas mimpi basah pada bajunya. Maka ia pun berkata; "Tatkala kami banyak lemak, maka akan mudah berkeringat." Umar kemudian mandi dan mencuci bekas mimpi basah pada bajunya, setelah itu mengulangi shalatnya."

malik:103

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Hisyam bin Urwah] dari [Bapaknya] dari [Zainab binti Abu Salamah] dari [Ummu Salamah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dia berkata, "Ummu Sulaim, isteri Abu Thalhah Al Anshari menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; 'Wahai Rasulullah, Allah tidak malu dari yang haq, apakah seorang wanita wajib mandi jika mimpi basah? ' Maka beliau menjawab: "Ya. Jika dia melihat air."

malik:106

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Abdurrahman bin Al Qasim] dari [Bapaknya] dari [Aisyah] Ummul Mukminin berkata, "Kami keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam sebuah perjalanan. Ketika kami berada di Baida`atau Dzatul Jaisy, kalungku terputus dan jatuh. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam singgah untuk mencarinya dan orang-orang mengikuti beliau. Sementara beliau dan mereka tidak membawa air. Mereka kemudian menemui Abu Bakar As Shiddiq dan menuturkan; "Tidakkah engkau tahu apa yang telah terjadi pada Aisyah? Dia singgah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabat, sedangkan mereka tidak berada di tempat air dan juga tidak membawanya." Aisyah berkata; "Abu Bakar datang ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidur dengan meletakkan kepalanya di atas pahaku. Abu Bakar berkata; "Kamu telah menghambat perjalanan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabat, padahal mereka tidak berada di tempat air dan tidak juga membawanya! ' Abu Bakar mencelaku dan mengatakan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Allah untuk mengatakannya. Dia menyodok pinggangku dengan tangannya, dan tidak ada yang mencegahku bergerak kecuali posisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang sedang tidur di atas pahaku. Sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masih terlelap tidur hingga pagi tanpa air, lalu Allah Tabaraka Wa Ta'ala menurunkan ayat tayamum, hingga mereka pun melakukan tayamum. Usaid bin Khudlair berkata, "Wahai keluarga Abu Bakar, tidaklah ia kecuali berkah pertama yang Allah berikan kepada kalian." 'Aisyah berkata, "Kemudian kami membangunkan unta yang kami naiki, ternyata kami menemukan kalung itu di bawahnya."

malik:110

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Nafi'] Bahwasanya ia dan [Abdullah bin Umar] kembali dari Juruf. Ketika mereka sampai di Mirbad, Abdullah singgah dan bertayamum dengan tanah yang suci. Dia mengusap wajah dan kedua-tangannya sampai pada sikunya, kemudian shalat."

malik:111

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Nafi'] bahwa [Abdullah bin Umar] bertayamum hingga ke siku-sikunya.

malik:112

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Rabi'ah bin Abdurrahman] berkata, "Aisyah, isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berbaring bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam satu kain. Tiba-tiba dia melompat dengan cepat, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bertanya: "Ada apa denganmu? Apakah kamu haid?" 'Aisyah menjawab, "Benar." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda: "Kencangkan ikatan sarungmu, kemudian kembalilah ke tempat tidurmu."

malik:115

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abdullah bin Abu Bakar] dari [Bibinya] dari [Anak perempuan Zaid bin Tsabit] telah sampai kepadanya, bahwa para wanita meminta lampu di penghujung malam untuk melihat masa suci. Anak wanita Zaid mencela mereka dengan mengatakan; "Kenapa para wanita melakukan hal ini."

malik:118

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Nafi'] dari [Sulaiman bin Yasar] dari [Umu Salamah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ada seorang wanita yang terus menerus mengucurkan darah. Ummu Salamah lalu meminta fatwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau menjawab: "Hendaklah mereka memperhatikan berapa hari mereka biasa mengalami haid dalam sebulan, sebelum apa yang ia alami sekarang ini. Hendaklah ia meninggalkan jumlah hari yang biasa mengamali haid dalam bulan itu, setelah itu hendaklah ia mandi, mengganti pakaian dan mengerjakan shalat."

malik:123

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Sumayya] mantan budak Abu Bakar bin Abdurrahman, bahwa Al Qa'qa' bin Hakim dan Zaid bin Aslam mengutusnya kepada [Sa'id bin Musayyab] untuk bertanya 'Bagaimana cara seorang wanita istihadlah mandi? ' Sa'id bin Musayyab menjawab; "Dia mandi dari suci ke suci lagi, dan tetap berwudlu dalam setiap shalat. Jika darah banyak keluar, hendaklah ia menyumbatnya."

malik:125

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah bin Mas'ud] dari [Ummu Qais binti Mihshan] Bahwasanya ia pernah datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan membawa bayinya yang belum mengkonsumsi makanan. Lalu ia meletakkan bayinya di pangkuan beliau, sehingga kecingnya mengenai baju beliau. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian meminta air dan memercikkannya tanpa mencucinya."

malik:128

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Al 'Ala` bin Abdurrahman bin Ya'qub] dari [bapaknya] dan [Ishaq bin Abdullah] keduanya mengabarinya, mereka berdua telah mendengar [Abu Hurairah] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila shalat telah dimulai, maka jangan mendatanginya dengan berlari. Datangilah shalat dengan tenang. Shalatlah pada rakaat yang kalian dapati. Dan sempurnakan yang kalian tertinggal. Karena salah seorang dari kalian dalam hitungan shalat selama ia munuju shalat."

malik:137

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Nafi'] [Abdullah bin Umar] mendengar iqamat ketika berada di Baqi', lalu dia bersegera menuju masjid."

malik:142

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abdullah bin Dinar] Bahwasanya ia mendengar, ada seorang laki-laki yang shalat di sisi [Abdullah bin Umar] . Takala laki-laki itu duduk di rakaat ke empat, dia duduk dengan kaki bersilang di bawah paha dan menjongkokkan kedua kakinya. Tatkala Abdullah telah selesai, dia mencela perbuatan laki-laki itu. Orang itu berkata; "Kamu juga melakukan itu." Abdullah bin Umar menjawab, "Karena kakiku sakit."

malik:185

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Alqamah bin Abu Alqamah] dari [Ibunya], bahwa [Aisyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata, "Abu Jahm bin Hudzaifah menghadiahkan baju dari Syam yang ada gambarnya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau melihatnya dalam shalat. Tatkala selesai shalat beliau bersabda: "Kembalikan baju ini kepada Abu Jahm, karena aku melihat gambarnya dalam shalat dan hampir menjadi fitnah bagiku."

malik:204

Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Hisyam bin Urwah] dari [Bapaknya], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memakai baju yang ada lukisannya, kemudian beliau memberikannya kepada Abu Jahm dan mengambil jaket kulit milik Abu Jahm. Abu Jahm bertanya, "Kenapa Wahai Rasulullah?" beliau menjawab: "Saya melihat lukisannya dalam shalat."

malik:205

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abdullah bin Abu Bakar] bahwa [Abu Thalhah Al Anshari] pernah shalat di kebunnya, maka ada belalang yang terbang dan bingung mencari jalan keluar hingga Abu Thalhah terheran-heran dan matanya tertuju padanya sesaat. Dia kembali pada shalatnya dan dia tidak tahu berapa rakaat yang telah ia kerjakan?" Dia lalu berujar, "Sungguh, saya telah sibuk dengan hartaku, ini adalah fitnah." Kemudian dia menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan menceritakan tentang fitnah yang telah menimpanya di kebun. Dia katakan, "Wahai Rasulullah! Kebun ini saya sedekahkan untuk Allah. Aturlah sesesuai kemauan anda."

malik:206

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abdullah bin Abu Bakar], bahwa ada seorang laki-laki Anshar yang shalat di kebunnya di Al Quf -sebuah lembah yang ada di Madinah- pada musim kurma yang menjulang buahnya dan layak panen. Laki-laki itu memperhatikan buah kurma tersebut hingga membuatnya taajub, kemudian ia kembali pada konsentrasi shalatnya, namun ternyata dia tidak tahu berapa rakaat yang telah dia kerjakan?" Kemudian dia berkata, "Sungguh, saya telah tertimpa musibah dengan hartaku, ini adalah fitnah." Laki-laki itu kemudian menemui [Utsman bin Affan] yang waktu itu menjadi Khalifah. Dia menceritakan hal itu, dia katakan, "Kebun itu saya sedekahkan, maka gunakanlah di jalan kebenaran." Utsman bin Affan menjualnya dengan lima puluh ribu, hingga harta itu diberi nama Al khamsin (limapluh ribu) ."

malik:207

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dia bertanya kepada [Ibnu Syihab] tentang firman Allah Azza Wa Jalla: '(Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian dipanggil untuk shalat di hari Jumat maka bersegerlah menuju dzikir kepada Allah..) " Qs. Al Jumu'ah: 9) Ibnu Syihab berkata; " [Umar bin Al Khattahab] membacanya dengan; 'Apabila kalian dipanggil untuk shalat maka berlalulah menuju Dzikir kepada Allah'."

malik:220

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yazid bin Abdullah bin Al Had] dari [Muhammad bin Ibrahim bin Al Harits At Taim] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman bin Auf] dari [Abu Hurairah] dia berkata; "Aku keluar menuju bukit Thur, lalu aku bertemu dengan [Ka'b Al Ahbar] dan duduk bersamanya. Ka'b menceritakan kepadaku tentang Taurat, sedangkan aku menceritakan kepadanya apa yang aku dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Di antara yang aku ceritakan adalah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sebaik-baik hari yang matahari terbit di dalamnya adalah hari Jum'at. Pada hari tersebut Adam diciptakan dan diturunkan dari surga. Pada hari itu Adam diterima taubatnya. Pada hari itu Adam meninggal dunia, dan pada hari itu akan terjadi kiamat. Tiada seekor binatang melatapun kecuali akan mendengar, dari pagi sampai matahari terbit karena takut dengan Hari Kiamat, kecuali jin dan manusia. Di dalamnya ada satu waktu, tiada seorang hamba muslim yang menepatinya dengan berdiri shalat, memohon sesuatu pada Allah, melainkan Allah pasti akan memberikan kepadanya apa yang dipinta." Ka'b bertanya, "Apakah hal itu terjadi hanya sekali saja dalam setahun?" Aku menjawab, "Bahkan terjadi dalam setiap Jum'at." Lalu Ka'b membaca Taurat dan berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam benar." Abu Hurairah berkata, "Aku kemudian bertemu [Bashrah bin Abu Bashrah Al Ghifari], dia bertanya, "Dari mana kamu? ' Aku menjawab, "Dari bukit Thur." Dia berkata, "Kalau saja aku mendapatimu sebelum kamu keluar ke Thur, niscaya kamu tidak akan pergi. Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Tidaklah hewan tunggangan digunakan untuk perjalanan jauh kecuali menuju tiga masjid; Masjidil Haram, masjidku ini dan masjid Iliya`, atau Baitul Maqdis." Abu Hurairah berkata, "Kemudian aku bertemu [Abdullah bin Salam] dan aku ceritakan kepadanya tentang pertemuanku dengan Ka'b Al Ahbar dan apa yang kami perbincangkan di hari Jumat. Saya katakan, "Ka'b berkata, "Hal itu terjadi hanya sekali saja dalam setahun." Abdullah bin Salam berkata, "Ka'b telah berbohong! " Aku berkata, "Kemudian Ka'b membaca Taurat, lalu berkata, "Ya benar, yang demikian itu terjadi dalam setiap Jumat." Abdullah bin Salam berkata, "Ka'b benar." Kemudian dia berkata; "Sungguh saya tahu kapan itu?" Abu Hurairah berkata; "Saya meminta kepadanya, "Kabarkanlah kepadaku kapan itu terjadi dan jangan sembunyikan?" Abdullah bin Salam menjawab; "Itu adalah waktu terakhir di hari Jumat" Abu Hurairah berkata; "Lalu aku bertanya, "Bagaimana mungkin terjadi pada saat itu, sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah seorang hamba muslim menepatinya dengan berdiri shalat', padahal di saat itu tidak boleh shalat di dalamnya? Abdullah bin Salam menjawab: "Bukankah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga bersabda: "Barangsiapa duduk menunggu shalat, maka dia dalam keadaan shalat hingga dia melaksanakan shalat'. Abu Hurairah menjawab; "Aku pun berkata, "Ya benar." Abdullah bin Salam berkata, "Itulah maksudnya."

malik:222

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Nafi'], bahwa [Abdullah bin Umar] tidak berangkat shalat Jumat meliankan ia telah memakai minyak dan wewangian terlebih dahulu, kecuali jika wewanian itu haram."

malik:224

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Urwah bin Az Zubair] dari [Abdurrahman bin Abdul Al-Qari] dia berkata; "Saya keluar bersama Umar bin Khattab ke masjid pada bulan Ramadlan. Ternyata orang-orang berpencar dalam beberapa kelompok. Ada yang shalat sendirian, ada juga yang shalat dengan diikuti jamaah. [Umar] berkata, "Demi Allah, sesungguhnya saya berpendapat, jika saya kumpulkan mereka dengan satu Qari', niscaya akan lebih utama." Akhirnya Umar pun memerintahkan agar mereka shalat bersama Ubay bin Ka'b (sebagai imam) . Abdurrahman berkata; "Saya keluar bersama Umar bin Khatthab pada hari yang lain, sedang orang-orang telah shalat dengan satu Qari' mereka. Umar berkata; "Sebaik-baik bid'ah adalah ini. Waktu yang kalian gunakan untuk tidur di dalamnya (maksudnya akhir malam) adalah lebih baik daripada yang kalian pergunakan untuk shalat (sekarang ini) . Saat itu orang-orang shalat pada awal malam."

malik:231

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Mahramah bin Sulaiman] dari [Kuraib] budak Ibnu 'Abbas, bahwa [Abdullah bin Abbas] mengabarkan kepadanya, bahwa ia pernah bermalam di tempat Maimunah, isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, yaitu bibi dari pihak ibunya. Abdullah bin Abbas berkata; "Saya berbaring di atas bantal pada bagian sisinya, sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan isterinya berbaring pada bagian sisi panjangnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidur hingga ketika sampai pertengahan malam, atau kurang sedikit, atau lewat sedikit, beliau bangun. Beliau kemudian duduk sambil mengusap rasa kantuk dari wajah dengan tangan. Dan beliau membaca sepuluh ayat terakhir dari surat Ali Imran, lalu berdiri menuju geriba yang tergantung. Beliau berwudlu dengan menyempurnakan wudlunya, setelahitu berdiri shalat. Ibnu Abbas berkata, "Kemudian aku bangun dan melakukan sebagaimana yang dilakukan oleh beliau, lalu aku pergi dan shalat di sisinya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu meletakkan tangan kanannya di atas kepalaku seraya memegang telinga kananku dan menariknya (memalingkan) . Beliau lalu shalat dua rakaat, dua rakaat, dua rakaat, dua rakaat, dua rakaat, dan dua rakaat. Kemudian beliau shalat witir. Setelah itu beliau berbaring hingga muaddzin datang kepadanya. Beliau shalat ringan dua rakaat kemudian keluar shalat subuh."

malik:245

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] dari [Muhammad bin Yahya bin Habban] dari [Ibnu Muhairiz], bahwa ada seorang laki-laki Bani Kinanah yang bernama [Al-Mukhdaji], mendengar seorang laki-laki yang diberi julukan Abu Muhammad berkata di wilayah Syam, "Witir itu wajib." Al-Mukhdaji berkata; "Aku kemudian menemui Ubadah bin Shamit, aku mencegatnya saat ia berangkat ke masjid. Aku lalu kabarkan kepadanya dengan apa yang dikatakan oleh Abu Muhammad. [Ubadah] pun berkata, "Abu Muhammad telah berdusta. Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Lima shalat Allah Azza Wa Jalla telah mewajibkannya kepada-Nya. Barangsiapa melaksanakan dan tidak meninggalkan satupun darinya karena meremehkan kewajiban, niscaya baginya janji Allah untuk memasukkannya ke surga. Barangsiapa tidak melakukannya, niscaya dia tidak mendapatkan janji Allah (untuk memasukkannya ke surga) . Jika berkehendak Allah akan menyiksanya, dan jika berkehendak maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga."

malik:248

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] dia berkata; " [Ubadah bin Shamit] adalah imam bagi suatu kaum. Pada suatu hari, dia keluar untuk shalat subuh. Muaddzin lalu mengkumandangkan iqamat, maka Ubadah menghentikan iqamahnya hingga ia menerjakan shalat witir. Setelah itu ia shalat subuh bersama mereka."

malik:257

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya. Sungguh, saya sangat berkeinginan memerintahkan seseorang untuk mengumpulkan kayu bakar, kemudian aku perintahkan seseorang mengumandangkan adzan, kemudian iqmah dikumandangkan. Setelah itu aku perintahkan seseorang untuk menjadi imam bagi manusia, sementara aku pergi menuju beberapa laki-laki, sehingga aku bisa membakar rumah-rumah mereka. Demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalau saja salah seorang dari mereka tahu bahwa mereka akan mendapatkan tulang kambing yang gemuk (banyak sisa dagingnya), atau dua tulang rusuk yang enak, niscaya dia akan mengikuti shalat Isya."

malik:266

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Bakar bin Sulaiman bin Abu Hatsmah], bahwa [Umar bin Khatthab] pernah kehilangan (tidak melihat) Sulaiman bin Abu Hatsmah dalam shalat subuh. Maka pada gai menjelang siang Umar bin Khatthab pagi menuju pasar, sementara tempat tinggal Sulaiman terletak antara pasar dan Masjid Nabawi. Umar lalu bertemu dengan Asy Syifa, ibu Sulaiman. Umar lalu berkata, "Saya tidak melihat Sulaiman saat shalat subuh?" Wanita itu menjawab, "Dia telah shalat semalaman, hingga dia terlelap tidur." Umar berkata; "Mengikuti shalat subuh berjama'ah lebih saya sukai daripada shalat semalam suntuk."

malik:270

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] dari [Muhammad bin Ibrahim] dari [Abdurrahman bin Abu 'Amrah Al Anshari] dia berkata; " [Utsman bin Affan] mendatangi shalat Isya, namun ia melihat orang-orang yang hadir hanya sedikit sekali, maka ia pun berbaring di tepi masjid menunggu agar yang datang lebih banyak. Ibnu Abu 'Amrah lalu menghampirinya dan duduk di dekatnya. Abu Amrah lalu bertanya diri Utsman, lalu Utsman pun mengebarkan kepadanya. Lalu Amrah bertanya kembali, "Apa saja yang kamu ketahui dari al qur'an? ' Utsman kembali menagabarkan kepadanya. Setelah itu Utsman berkata kepadanya, "Barangsiapa mengikuti shalat isya seakan dia telah shalat separuh malam. Barangsiapa mengikuti shalat subuh, seakan-akan dia telah shalat seluruh malam."

malik:271

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Nafi'], bahwa ada seorang laki-laki bertanya kepada Abdullah bin Umar, "Saya sudah shalat di rumah, lalu saya mendapati shalat bersama imam. Apakah saya harus shalat lagi bersama mereka?" [Abdullah bin 'Umar] menjawab, "Ya." Laki-laki itu berkata, "Mana di antara keduanya yang menggugurkan kewajibanku?" Ibnu Umar menjawab, "Apakah itu urusanmu? Yang demikian itu adalah urusan Allah. Dia yang berhak dalam menentukannya."

malik:273

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] bahwa ada seorang laki-laki yang bertanya kepada [Sa'id bin Musayyab]; "Saya sudah shalat di rumahku. Kemudian saya mendatangi masjid, maka saya mendapati imam sedang shalat. Apakah saya harus shalat bersamanya?" Lalu Sa'id menjawab; "Ya" laki-laki itu bertanya; "Mana dari keduanya yang menggugurkan kewajibanku?" Sa'id menjawab, "Apakah itu hak kamu? Itu adalah hak Allah."

malik:274

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Hisyam bin Urwah] dari [Bapaknya], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar untuk melaksanakan shalat ketika sedang sakit. Saat datang, beliau mendapati Abu Bakar sedang shalat mengimami orang-orang, maka Abu Bakar pun mundur ke belakang. Tetapi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berisyarat kepadanya, agar tetap pada posisinya." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian duduk di sebelah Abu Bakar. Abu Bakar shalat dengan mengikuti shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sedang beliau duduk. Dan orang-orang mengikuti shalat Abu Bakar."

malik:282

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Daud bin Al Hushain] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjamak shalat zhuhur dan asar ketika dalam perjalanan menuju Tabuk."

malik:297

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ibnu Syihab] Bahwasanya ia pernah bertanya kepada [Salim bin Abdullah], "Apakah dalam perjalanan shalat zhuhur dan asar boleh dijamak?" dia menjawab, "Ya. Yang demikian itu tidak masalah. Tidakkah kamu melihat bagaimana shalatnya orang-orang di Arafah?"

malik:302

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Salim bin Abdullah] dari [Bapaknya] bahwa dia berangkat ke Rim. Lalu ia mengqashar shalat dalam perjalanan tersebut." Malik berkata, "Jarak perjalanannya sekitar empat Burud."

malik:307

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Nafi'] dari [Salim bin Abdullah] bahwa [Abdullah bin Umar] berkendara menuju Dzatin Nushub. Lalu ia mengqashar shalat dalam perjalanan tersebut." Malik berkata, "Jarak Dzatin Nushub dan Madinah sekitar empat Burud."

malik:308

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar], bahwa dia pernah melakukan perjalanan ke Khaibar dengan mengqasar shalat."

malik:309

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari ['Amru bin Yahya Al Mazini] dari [Abu Al Hubab Sa'id bin Yasar] dari [Abdullah bin Umar], bahwasanya ia berkata; "Saya melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat di atas keledai menghadap ke arah Khaibar".

malik:319

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] berkata; "Saya melihat [Anas bin Malik] ketika dalam perjalanan, mengerjakan shalat di atas keledai, padahal keledai tersebut menghadap ke selain kiblat. Dia rukuk dan sujud dengan berisyarat tanpa meletakkan wajahnya di atas sesuatu."

malik:321

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abu Nadlr] mantan budak Umar bin Ubaidullah, bahwa [Abu Murrah] mantan budak Uqail bin Abu Thalib, mengabarkan kepadanya, bahwa ia mendengar [Umu Hani binti Abu Thalib] berkata; "Saya menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika terjadi Fathu Makkah. Saya mendapati beliau sedang mandi, sementara Fathimah, anak perempuannya, menutupinya dengan satu kain." Ummu Hani binti Abu Thalib berkata; "Saya lalu mengucapkan salam kepada beliau." Beliau balik bertanya: "Siapa itu?" saya menjawab; "Ummu Hani binti Abu Thalib." Beliau bersabda: "Selamat datang, wahai Ummu Hani." Selesai mandi, beliau berdiri dan shalat delapan rekaat dengan memakai sehelai baju. Saat beliau selesai, saya berkata, "Wahai Rasulullah! saudaraku Ali hendak membunuh seorang laki-laki yang telah saya beri perlindungan, laki-laki itu itu adalah fulan bin Hubairah." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda: "Wahai Ummu Hani, kami memberi perlindungan terhadap orang yang telah kamu lindungi." Ummu Hani berkata; "Hal ini terjadi pada waktu dluha."

malik:323

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] dari [Anas bin Malik], bahwa neneknya, Mulaikah, mengundang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk menghadiri hidangan makanan. Beliau kemudian menyantap hidangan tersebut dan bersabda: "Hendaklah kalian bangun (untuk shalat), aku akan mengimami kalian." Anas berkata; "Aku kemudian berdiri menuju tikar milik kami yang telah hitam karena sering dipakai. Aku lalu memercikinya dengan air. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian berdiri di atas tikar tersebut, aku dan seorang anak yatim berbaris di belakang beliau, sementara orang yang tua renta berdiri di belakang kami. Kemudian beliau shalat bersama kami dua rekaat, setelah itu pergi."

malik:326

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Hisyam bin Urwah], bahwa [Bapaknya] shalat di padang pasir tanpa adanya pembatas."

malik:334

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Salah seorang dari kalian akan tetap dalam hitungan shalat selama shalatlah yang menahannya. Tidak ada yang menghalanginya untuk pulang kepada kelurganya selain shalat."

malik:345

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Sumayya] mantan budak Abu Bakar, Bahwasanya [Abu Bakar bin Abdurrahman] berkata; "Barangsiapa berangkat di waktu pagi atau sore menuju masjid, ia tidak mempunyai niat lain kecuali masjid, untuk belajar kebaikan atau mengajarkannya, kemudian dia kembali ke rumahnya. Maka dia seperti orang yang berjihad di jalan Allah; pulang dengan mendapatkan ghanimah."

malik:346

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Al 'Ala` bin Abdurrahman bin Ya'qub] dari [Bapaknya] dari [Abu Hurairah], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang bisa menghapus dosa dan mengangkat derajat? Menyempurnakan wudlu di saat susah, memperbanyak langkah ke masjid serta menunggu shalat setelah shalat. Demikian itu seperti ribath, demikian itu seperti ribath, demikian itu seperti ribath."

malik:348

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Abu Hazim Salamah bin Dinar] dari [Sahal bin Sa'd As Sa'idi], bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pergi ke Bani 'Amru bin Auf untuk mendamaikan mereka. Lalu datanglah waktu shalat, kemudian seorang tukang adzan datang menemui Abu Bakar seraya bertanya, "Apakah engkau bersedia untuk mengimami orang-orang jika aku kumandangkan iqamah?" Abu Bakar berkata; "Ya." Abu Bakar kemudian mengimami orang-orang shalat, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang ketika orang-orang sedang shalat. Kemudian beliau masuk dan berdiri di dalam barisan shaf. Orang-orang pun bertepuk (memberi isyarat), namun Abu bakar masih belum menoleh hingga ketika banyak orang yang bertepuk, Abu Bakar menoleh ke belakang dan melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberi isyarat agar Abu Bakar tetap di tempatnya. Abu Bakar mengangkat kedua tangannya seraya memuji Allah atas perintah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepadanya. Kemudian dia mundur hingga lurus bersama shaf, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun maju dan shalat. Tatkala selesai, beliau bertanya: "Wahai Abu Bakar, apa yang menghalangimu untuk tetap pada posisimu ketika saya suruh?" Abu Bakar menjawab; "Tidaklah pantas bagi anak Abu Quhafah untuk memimpin shalat di depan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lantas bersabda: "Kenapa saya melihat kalian banyak yang bertepuk tangan. Barangsiapa yang tertimpa sesuatu dalam shalatnya, hendaklah dia bertasbih. Jika diingatkan dengan tasbih, dia akan menoleh. Tepuk tangan itu untuk para wanita."

malik:353

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Nafi'] bahwa [Abdullah bin Umar] berkata; "Apabila orang yang sakit tidak mampu sujud, hendaklah dia berisyarat dengan kepalanya dan tidak mengangkat apapun ke keningnya."

malik:365

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Mahmud bin Ar Rabi' Al Anshari] bahwa ['Itban bin Malik] mengimami kaumnya padahal dia buta. Lalu dia berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam; "Hari telah gelap, hujan dan banjir, sedangkan saya adalah orang yang buta. Wahai Rasulullah! Aku mohon engkau shalat di rumahku, di suatu tempat yang akan aku jadikan sebagai tempat shalat." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu mendatanginya dan bersabda: "Tempat mana yang kamu suka untuk aku shalat di dalamnya?" Dia menunjukkan kepada beliau sebuah tempat di rumahnya hingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun shalat di dalamnya."

malik:377

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Hisyam bin Urwah] dari [Bapaknya] dari [Aisyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ia berkata; "Amalan yang paling dicintai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah amalan yang dilakukan secara rutin."

malik:381

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari pamannya [Abu Suhail bin Malik] dari [Bapaknya] bahwa dia mendengar [Thalhah bin Ubaidullah] berkata; "Seorang laki-laki dari penduduk Najd menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan rambut terkoyak dan suara terputus-putus. Kami tidak bisa mendengar dan faham apa yang dia katakan sehingga dia mendekat. Dan ternyata dia bertanya tentang Islam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Lima shalat dalam sehari semalam." Orang itu bertanya lagi, "Apakah selain itu masih ada lagi?" Beliau menjawab: "Tidak. Kecuali jika engaku mau mengamalkan yang sunah." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu meneruskan bersabdanya: "Dan puasa pada bulan Ramadlan." Orang itu bertanya lagi, "Apakah selain itu masih ada lagi?" beliau menjawab: "Tidak, kecuali jika engkau mau mengamalkan yang sunah." Perawi berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian menyebutkan tentang zakat, orang itu bertanya lagi, "Apakah selain itu masih ada lagi?" beliau menjawab: "Tidak, kecuali jika engkau mau mengamalkan yang sunah." Perawi berkata, "Laki-laki itu lalu mundur ke belakang dan berkata; "Demi Allah, saya tidak akan menambah atau mengurangi dari ini." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh telah beruntung laki-laki itu jika dia jujur."

malik:382

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Nafi'] bahwa [Abdullah bin Umar] mandi pada Hari Raya Idul Fitri sebelum pergi ke tempat shalat Ied."

malik:384

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Abdurrahman bin Al Qasim], bahwa bapaknya [Al Qasim] shalat empat rekaat sebelum berangkat ke tempat shalat Ied."

malik:392

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Zaid bin Aslam] dari [Atha` bin Yasar] dari [Abdullah bin Abbas] bahwa dia berkata; "Telah terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau lalu shalat dan orang-orang ikut bersamanya. Beliau berdiri dalam waktu yang panjang seperti panjangnya bacaan surat Al Baqarah." Ibnu Abbas berkata; "Kemudian beliau rukuk dengan rukuk yang panjang, lalu beliau bangkit dari rukuk. Beliau berdir bangun dengan berdiri yang panjang, namun tidak sepanjang yang pertama. Kemudian beliau rukuk dengan rukuk yang panjang, namun tidak sepanjang rukuk yang sebelumnya. Kemudian beliau bersujud, lalu berdiri lama namun tidak selama berdirinya yang pertama. Kemudian beliau rukuk dengan panjang namun tidak selama rukuk yang pertama. Beliau bangkit dari rukuk dan berdiri dengan panjang, namun tidak sepanjang yang pertama. Kemudian rukuk dengan rukuk yang panjang, namun tidak sepanjang rukuk yang sebelumnya. Setelah itu sujud dan berlalu pergi (selesai) . Sementara matahari sudah mulai nampak, beliau kemudian bersabda: "Matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda Kebesaran Allah. Terjadinya gerhana pada keduanya bukan karena kematian atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihat itu, maka berdzikirlah kepada Allah" Mereka bertanya; "Wahai Rasulullah! kami melihat anda menjulurkan tangan kepada sesuatu di tempat anda berdiri. Lalu kami melihat anda mundur ke belakang." Beliau menjawab: "Saya telah melihat surga. Lalu saya meraih buah dari surga, sekiranya aku mengambilnya, niscaya kalian akan memakannya selama dunia masih ada. Saya juga melihat neraka, saya tidak pernah melihat pemandangan seperti itu. Dan saya lihat paling banyak penghuninya adalah para wanita." Mereka bertanya; "Kenapa wahai Rasulullah! " beliau menjawab: "Karena keingkaran mereka." Mereka bertanya: "Apakah karena mereka ingkar terhadap Allah?" beliau menjawab; "Mereka ingkar terhadap suami dan ingkar terhadap kebaikan. Jika kamu berbuat kepadanya dalam waktu yang lama, lalu mereka melihat sesuatu darimu, dia berkata; 'Saya tidak pernah melihat kebaikanmu sedikitpun'."

malik:399

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Abdullah bin Abu Bakar bin 'Amru bin Hazm] ia mendengar ['Abbad bin Tamim] berkata; Aku mendengar [Abdullah bin Zaid Al Mazini] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar menuju tempat shalat. Beliau shalat istisqa' dan membalikkan selendangnya ketika menghadap kiblat."

malik:402

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Syarik bin Abdullah bin Abu Namir] dari [Anas bin Malik] ia berkata, "Seorang laki-laki menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, binatang ternak telah rusak, jalan telah terputus, berdoalah untuk Allah." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu berdoa hingga kami disiram hujan dari hari Jumat sampai Jumat berikutnya." Anas bin Malik berkata, "Laki-laki itu kemudian menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lagi dan berkata, "Wahai Rasulullah, rumah-rumah telah hancur, jalan-jalan telah terputus serta binatang-binatang telah rusak! " Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lantas berdoa: "ALLAHUMMA ZHUHUURAL JIBAALI WAL AAKAAMI WA BUTHUUNAL AUDIYATI WA MANAABITAS SYAJAR" (Ya Allah, lindungilah permukaan gunung-gunung, bukit-bukit, dasar-dasar lembah dan pepohonan) ." Anas bin Malik berkata, "Maka banjir air tersebut lepas dari Madinah sebagaimana baju yang terlepas dari pemakainya."

malik:404

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Abdullah bin Dinar] dari [Abdullah bin Umar] bahwasanya ia berkata, "Tatkala orang-orang melaksanakan shalat subuh di Quba, ada orang yang datang dan berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam semalam telah menerima wahyu. Beliau diperintahkan untuk menghadap Ka'bah, Maka menghadaplah kepadanya." Sedang saat itu mereka sedang menghadap Syam, lalu mereka berbalik menghadap Ka'bah."

malik:411

Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Yahya bin Sa'id] dari ['Atikah binti Zaid bin 'Amru bin Nufail] isteri Umar bin Khatthab, bahwa ia pernah meminta izin kepada Umar bin Khattab untuk pergi ke masjid, namun Umar terdiam. Atikah pun berkata, 'Demi Allah, aku akan tetap pergi kecuali jika kamu melarangku.' Namun Umar tidak melarangnya."

malik:417

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Daud bin Al Hushain] dari [Al A'raj] dari [Abdurrahman bin Abdu Al Qari] bahwa [Umar bin Khatthab] berkata, "Barangsiapa terlewatkan (zikir) pada waktu malam, lalu dia membacanya saat matahari telah tergelincir hingga shalat zhuhur, maka dia tidak kehilangan waktu malamnya, atau seakan-akan dia telah mendapatinya."

malik:421

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Hisyam bin Urwah] dari [Bapaknya] Bahwasanya ia berkata, "Surat 'ABASA WA TAWALLA turun berkenaan dengan Abdullah bin Ummi Maktum. Ia datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Muhammad, ajarkanlah kepadaku tentang agamaku." Sementara di dekat beliau terdapat beberapa pembesar Quraisy. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak pun tidak menghiraukannya, dan bahkan berpaling pada yang lain." Beliau bertanya, 'Wahai Abu fulan, apa pendapatmu tentang apa yang barusan aku katakan." Orang itu pun menyahut, "Tidak, demi darah, tidak apa-apa." Maka turunlah: '(Dia (Muhammad) bermuka masam dab berpaling, karena telah datang seorang buta kepadanya) ' (Qs. Abasa: 1-2) .

malik:426

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Abdurrahman bin Abdullah bin Abu Sha'sha'ah] dari [Bapaknya] dari [Abu Sa'id Al Khudri], bahwa dia mendengar seseorang membaca 'QUL HUWALLAHU AHAD' (Qs. Al Ikhlash: 1), dan mengulanginya berkali-kali. Saat pagi tiba, ia bergegas menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan mengabarkan hal tersebut kepada beliau. Dan seakan-akan laki-laki itu meremehkan bacaan tersebut. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku ada ditangan-Nya, sungguh hal itu menyamai sepertiga Qur'an."

malik:434

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari ['Ubaidullah bin Abdurrahman] dari ['Ubaid bin Hunain] mantan budak keluarga Zaid bin Khattab, dia berkata; Aku mendengar [Abu Hurairah] berkata, "Ketika aku bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, terdengarlah seseorang membaca 'QUL HUWALLAHU AHAD'. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Telah wajib." Aku lantas bertanya, "Wahai Rasulullah, apa?" Rasulullah menjawab: "Masuk surga." Abu Hurairah berkata, "Lalu aku berkeinginan menemui orang tersebut dan menyampaikan kabar gembira ini. Tetapi aku tidak mau kehilangan kesempatan makan siang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, hingga aku pun akhirnya lebih mengutamakan makan siang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Setelah itu aku pergi menemui laki-laki (beruntung) itu, namun ternyata ia telah pergi."

malik:435

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Abdullah Al Aghar] dan dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Rabb Tabaraka Wa Ta'ala turun ke langit dunia setiap malam pada sepertiga malam terakhir. Dia berfirman: 'Barangsiapa memohon kepada-Ku, niscaya akan aku penuhi, barangsiapa meminta kepada-Ku niscaya akan aku beri, dan barangsiapa memohon ampunan kepada-Ku niscaya akan aku ampuni."

malik:447

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Said] dari [Muhammad bin Ibrahim bin Al Harits At Taimi] bahwa [Aisyah] Ummul Mukminin berkata, "Tatkala aku tidur di samping Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, aku merasa kehilangan beliau. Aku mencoba mencarinya dengan tanganku, sehingga tanganku memegang kedua kaki beliau yang sedang sujud. Beliau mengucapkan: 'A'UUDZU BIRIDLAAKA MIN SAKHATIKA, WA BI MU'AAFATIKA MIN 'UQUUBATIKA, WA BIKA MINKA, LAA UHSHI TSANAA`AN 'ALAIKA ANTA KAMAA ATSNAITA 'ALAA NAFSIKA (Aku berlindung dengan ridla-Mu dari kemurkaan-Mu. Dari maaf-Mu dan hukuman-Mu, dengan-Mu dan dari-Mu, aku tidak menghitung pujian atas Mu sebagaimana Engkau puji atas diri-Mu) "

malik:448

Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Abdullah bin Abdullah bin Jabir bin 'Atik] bahwa dia berkata, " [Abdullah bin Umar] mendatangi kami di Bani Mu'awiyah, salah satu desa orang Anshar. Dia bertanya, "Apakah kalian tahu di sebelah mana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat di masjid kalian ini?" Aku menjawab, "Ya." Lalu aku tunjukkan kepadanya pada salah satu sisi masjid. Dia bertanya lagi; "Apakah kamu tahu tiga hal yang Rasul minta dalam doanya?" Aku lalu menjawab; "Ya." Ibnu Umar berkata, "Kabarkanlah itu kepadaku?" Aku berkata, "Beliau berdoa agar umat ini tidak hancur oleh musuh dari luar. Meminta agar umat ini tidak hancur ditelan masa, dan Allah pun mengabulkan keduanya. Lalu beliau meminta agar umat ini tidak terpecah belah, namun ini tidak dikabulkan." Ibnu Umar berkata, "Kamu benar." Ibnu Umar berkata lagi, "Petaka ini akan tetap berlanjut hingga Hari Kiamat."

malik:452

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Said] bahwa dia berkata; telah sampai kepadaku bahwa [Abu Bakar Ash-Shiddiq] bertanya pada Aisyah saat dirinya merasakan sakit, 'Dalam berapa lembar kain Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dikafani?" [Aisyah] menjawab; "Beliau dikafani dengan tiga lembar kain putih dari katun." Abu Bakar berkata, "Ambillah kain ini sebagai kain kafan, cucilah terlebih dahulu karena telah terkena tanah merah, atau minyak za'faran. Kafanilah aku dengannya dan dua lembar kain yang lain." Aisyah bertanya, "Apa ini! " Abu Bakar menjawab; "Orang yang masih hidup lebih memerlukan yang baru dari pada orang yang telah mati. Ini hanya untuk nanah yang mengalir pada jasad."

malik:468

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Sa'id bin Musayyab] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyampaikan kabar kematian Najasyi kepada orang-orang pada hari kematiannya. Beliau keluar bersama mereka ke tempat shalat, kemudian mengatur mereka dalam shaf. Lantas bertakbir sebanyak empat kali."

malik:476

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Hisyam bin Urwah] dari ['Abbad Abdullah bin Az Zubair] bahwa [Aisyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengabarkan kepadanya, bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, yaitu saat sebelum beliau meninggal dan bersandar pada dadanya, beliau berdoa: "ALLAHUMMAAGHFIRLII WARHAMNII WA ALHIQNII BIRRAFiiQIL A'lAA (Ya Allah, ampuni dan rahmatilah aku, serta pertemukanlah aku dengan Ar Rafiqul A'la.) "

malik:501

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Nafi'] bahwa [Abdullah bin 'Umar] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika salah seorang dari kalian meninggal dunia, maka akan ditampakkan baginya tempat tinggalnya setiap pagi dan sore. Jika dia termasuk penduduk surga, akan ditampakkan surga baginya. Jika dia termasuk penduduk neraka, akan ditampakkan neraka baginya. Dikatakan padanya; 'Ini adalah tempat tinggalmu hingga Allah menghidupkanmu kembali pada Hari Kiamat'."

malik:502

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Abdurrahman bin Ka'b bin Malik Al Anshari] Bahwasanya ia mengabarkan kepadanya, bahwa bapaknya [Ka'b bin Malik] menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ruh seorang mukmin itu ada di dalam burung yang bertengger di pohon surga, hingga Allah mengembalikannya ke jasadnya pada hari (Allah) menghidupkannya kembali."

malik:504

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Muhammad bin 'Amr bin Halhalah Ad Dailami] dari [Ma'bad bin Malik] dari [Abu Qatadah bin Rib'i] bahwa dia menceritakan; "Suatu ketika ada jenazah yang lewat di depan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau berkata; 'Orang itu beristirahat (dengan kematiannya) dan ada yang beristirahat darinya (karena kematiannya) .' Mereka bertanya; "Apa maksudnya, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: 'Seorang hamba yang beriman, akan beristirahat (dengan kematiannya) dari kehidupan dunia dan kesusahannya menuju rahmat Allah (surga), sedangkan hamba yang fajir maka para manusia, negeri, pepohonan dan hewan-hewan beristirahat darinya (karena kematiannya) '."

malik:509

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Rabi'ah bin Abu Abdurrahman] dari [Beberapa orang], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menetapkan barang tambang Al Qabiliyyah untuk Bilal bin Al Harits Al Muzani, yakni tempat yang berada di tepi pantai, dan hingga hari ini barang tambang tersebut tidak diambil kecuali untuk zakat."

malik:519

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ayyub bin Abu Tamimah As Sahtiyani] bahwa [Umar bin Abdul Aziz] pernah menetapkan ketentuan tentang harta yang diambil oleh para pemimpin secara aniaya. Ia memerintahkan agar harta tersebut dikembalikan kepada pemiliknya. lalu diambil zakatnya dari masa-masa yang telah lalu." Kemudian ia juga menetapkan bahwa harta tidak boleh diambil sebagai zakat kecuali hanya sekali, karena harta tersebut tidak ada di tangan pemiliknya."

malik:526

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] dari [Zuraiq bin Hayyan] -Zuraiq adalah petugas di Mesir pada masa Al Walid, Sulaiman dan 'Umar bin Abdul Aziz- Ia menyebutkan bahwa [Umar bin Abdul Aziz] pernah menulis surat kepadanya; 'Hendaklah engkau periksa setiap kaum muslimin yang lewat, lalu ambillah (zakat) dari barang yang akan mereka perdagangkan. Yaitu setiap empat puluh dinar diambil satu dinar. Kalau kurang dari itu, maka hitunglah hingga mencapai dua puluh dinar. Jika hartanya kurang dari sepertiga dinar maka biarkanlah dan jangan engkau ambil sedikitpun. Adapun jika yang lewat adalah ahli dzimmah, maka ambillah (zakat) dari barang dagangan mereka, yaitu satu dinar untuk setiap dua puluh dinar. Kalau kurang dari itu, maka hitunglah hingga mencapai sepuluh dinar. Jika hartanya kurang dari sepertiga dinar, maka biarkanlah dan jangan engkau ambil sedikitpun. Berilah catatan kepada mereka, tentang apa yang telah kamu ambil dari mereka dan copiannya untuk memperhitungkan haul (genap satu tahun) ."

malik:528

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Sulaiman bin Yasar] Bahwasanya penduduk Syam berkata kepada [Abu Ubaidah bin Jarrah], "Ambillah zakat kuda dan budak kami! " Tetapi Abu Ubaidah menolaknya. Setelah itu Ia menulis surat kepada kepada Umar bin Khatthab, dan ternyata Umar juga menolak. Penduduk Syam kembali menyampaikan permintaannya kepada Abu Ubaidah, hingga akhirnya Abu Ubaidah kembali menulis surat kepada Umar. Umar kemudian menulis balasan, "Jika mereka mau, maka ambillah zakat dari mereka lalu kembalikanlah kepada mereka, kemudian berilah budak-budak mereka bagian." Malik berkata, "Maksud dari ucapan Umar 'kembalikanlah kepada mereka', adalah kepada orang-orang fakir mereka."

malik:540

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abdullah bin Abu Bakar bin 'Amru bin Hazm] ia berkata, "Saat ayahku berada di Mina, surat dari [Umar bin Abdul Aziz] untuk ayahku datang, yaitu agar madu dan kuda tidak diambil zakatnya."

malik:541

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Zaid bin Aslam] dari [Bapaknya] Bahwasanya ia berkata kepada [Umar bin Khattab], "Di bukit ada seekor unta buta." Umar lalu berkata, "Serahkan kepada keluarga yang bisa memanfaatkannya." Aku berkata lagi, "Tetapi itu unta buta! " Umar berkata, "Mereka harus menuntun unta itu." Aku bertanya, "Bagaimana unta itu makan?" Umar balik bertanya, "Apakah unta itu termasuk unta jizyah atau unta zakat?" Aku menjawab, "Itu adalah unta jizyah." Umar bertanya, "Demi Allah, apakah kalian mau memakannya?" Aku berkata, "Pada punggungnya ada tanda jizyah." Umar kemudian memerintahkan agar unta tersebut disembelih, sementara Umar mempunyai sembilan piring, tidak ada buah atau pun sayur kecuali ia sertakan pada piring-piring tersebut. Lalu dikirimlah piring-piring tersebut kepada para isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan yang terakhir dikirim adalah puterinya, Hafshah. Sehingga jika memang ada kekurangan, maka itu akan menjadi bagian Hafshah." Aslam berkata, "Setelah daging tersebut dibagi-bagi pada piring-piring tersebut dan dikirim kepada para isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka Umar memerintahkan agar sisa daging dimasak, kemudian ia mengundang kaum muhajirin dan Anshar diundang."

malik:546

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Salim bin Abdullah] dari [Bapaknya], bahwa [Umar bin Khatthab] mengambil pajak dari petani non Arab yang berupa gandum dan minyak sebesar seperdua puluh. Hal itu dimaksudkan agar hasil yang dibawa ke Madinah jumlahnya menjadi banyak. Lalu ia mengambil dari biji-bijian sebesar sepersepuluh."

malik:547

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Nafi'] bahwa [Abdullah bin Umar] memberikan zakat fitrah atas apa yang menjadi tanggungannya dua atau tiga hari sebelum shalat hari raya Idul Fitri."

malik:556

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Humaid bin Abdurrahman] bahwa [Umar bin al Khatthab] dan [Utsman bin Affan] keduanya shalat maghrib sebelum berbuka saat keduanya melihat bahwa malam sudah gelap. Kemudian mereka berbuka setelah shalat, itu dilakukan pada bulan Ramadan."

malik:563

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Zaid bin Aslam] dari ['Atha bin Yasar], bahwa ada seorang laki-laki yang mencium isterinya, padahal dia sedang berpuasa pada bulan Ramadan. Setelah itu dia sangat tertekan, lalu dia mengutus isterinya agar menanyakan tentang hal itu. Isterinya kemudian menemui Ummu Salamah, isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan menceritakan hal itu padanya. Ummu Salamah lantas memberitahukan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga pernah mencium padahal beliau sedang berpuasa. Sang isteri tersebut kemudian memberitahu suaminya tentang hal itu, namun dia tidak terima dan berkata, "Kita tidak seperti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam! Allah menghalalkan bagi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam apa yang Dia kehendaki." Isterinya kemudian kembali menemui Ummu Salamah, sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang bersamanya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya; "Ada apa dengan perempuan ini?" Ummu Salamah menceritakan tentangnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda: "Tidakkah kamu kabarkan kepadanya? Sesungguhnya aku juga melakukannya." Ummu Salamah menjawab, "Aku telah memberitahunya." Wanita itu lalu pergi menemui suaminya dan menceritakan kepadanya, namun suaminya tidak terima dan berkata; "Kami tidak seperti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Allah telah menghalalkan baginya apa yang Dia mau." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam marah dan bersabda: "Demi Allah, aku adalah orang yang paling bertakwa kepada Allah di antara kalian. Aku adalah orang yang paling tahu tentang batasan-batasan-Nya di antara kalian! "

malik:568

Telah berkata Yahya; Malik berkata; [Hisyam bin Urwah] berkata; [Urwah bin az Zubair] berkata, "Menurutku ciuman bagi orang yang berpuasa itu tidak mendatangkan kebaikan."

malik:573

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Ibnu Syihab] dari ['Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah bin Mas'ud] dari [Abdullah bin Ibnu Abbas], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar menuju Makkah pada peristiwa Fathu Makkah, pada bulan Ramadan. Saat itu beliau berpuasa, hingga ketika sampai di Al Kadid (nama tempat) beliau berbuka. Maka orang-orang pun ikut berbuka. Mereka selalu mengambil sesuatu yang paling baru dari amalan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam."

malik:576

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari ['Atha bin Abdullah Al Khurasani] dari [Sa'id bin Musayyab] ia berkata, "Seorang Badui menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan memukul leher dan menarik-narik rambutnya, lalu berkata, "Celakalah Al Ab'ad! " Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Ada apa?" Laki-laki itu menjawab, "Aku telah menggauli isteriku, padahal aku sedang berpuasa Ramadan." Rasulullah pun bertanya: "Apakah kamu sanggup membebaskan seorang budak?" Laki-laki itu menjawab, "Tidak." Beliau bertanya lagi: "Apakah kamu mampu mensedekahkan seekor unta betina?" Laki-laki itu menjawab, "Tidak." Rasulullah berkata: "Duduklah.'" Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengambil sekarung kurma dan bersabda: "Ambillah ini dan bersedekahlah dengannya." Laki-laki itu berkata, "Tidak ada orang yang lebih membutuhkannya selain diriku.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kalau begitu ambillah dan berpuasalah satu hari untuk mengganti yang telah kamu batalkan." Malik berkata; Atha' berkata; "Aku bertanya kepada Sa'id bin Musayyab; "Berapakah isi satu karung kurma tersebut?" dia menjawab; "Sekitar lima belas sampai dua puluh sha' kurma."

malik:583

telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku ada ditangan-Nya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah dari minyak kesturi. Sesungguhnya dia menahan syahwat, makanan dan minumannya demi Aku. Maka puasa itu adalah milik-Ku, Aku-lah yang akan memberikan pahalanya. Setiap kebaikan itu senilai dengan sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat, kecuali puasa. Puasa adalah milik-Ku dan Akulah yang akan membalasnya."

malik:603

telah menceritakan kepadaku Ziyad dari Malik dari [Ibnu Syihab] dari ['Amrah binti Abdurrahman] dari [Aisyah], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hendak beri'tikaf. Tatkala beliau beranjak menuju tempat yang beliau ingin beri'tikaf di dalamnya, beliau mendapatkan di dalamnya ada banyak tenda; tenda Aisyah, tenda Hafshah dan tenda Zainab. Tatkala melihat hal itu, beliau pun bertanya. Lalu ada yang menjawab bahwa itu adalah tenda Aisyah, Hafshah dan Zainab. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda: "Apakah kalian akan mengatakan bahwa yang mereka lakukan adalah kebaikan?" Beliau pergi dan tidak melakukan i'tikaf, lalu beliau menggantinya selama sepuluh hari pada bulan Syawal."

malik:609

telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Zaid bin Aslam] dari [Ibrahim bin Abdullah bin Hunain] dari [Bapaknya], bahwa Abdullah bin Abbas dan Al Mishwar bin Makhramah berbeda pendapat saat berada di Abwa'. [Abdullah bin Abbas] berkata, "Orang yang ihram itu boleh membasuh kepalanya." Sementara [Al Mishwar bin Makhramah] berkata, "Orang yang ihram itu tidak boleh membasuh kepalanya." Perawi berkata, "Abdullah bin Abbas mengutusku untuk menemui [Abu Ayyub Al Anshari] . Aku mendapatinya sedang mandi di antara dua pembatas serta ditutup dengan selembar kain. Aku lalu mengucapkan salam padanya. Dia bertanya; "Siapa itu?" Aku menjawab, "Aku adalah Abdullah bin Hunain yang diutus Abdullah bin Abbas kepadamu untuk menanyakan; bagaimanakah cara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membasuh kepala saat beliau ihram." Abu Ayyub kemudian meletakkan tangannya di atas pakaiannya, kemudian menggerak-gerakkannya hingga terlihat kepalanya. Kemudian ia berkata kepada orang yang akan mengguyurkan air padanya, 'Guyurkanlah! ' Orang itu pun mengguyurkan air ke kepalanya. Lalu Abu Ayyub menyela-nyela kepalanya dengan kedua tangannya, kemudian menggerakkannya dari depan ke belakang. Setelah itu berkata, "Beginilah aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melakukannya."

malik:620

telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] Bahwasanya ia mendengar [Sa'id bin Musayyab] berkata tentang ikat pinggang yang terpasang di bawah baju, yang dipakai oleh orang yang sedang ihram. Bahwa lal itu tidak mengapa, jika dia menjadikan kedua ujungnya sebagai ikat pinggang yang mengikat satu sama lain." Malik berkata; "Ini adalah riwayat yang paling aku sukai mendengarnya dalam masalah ini."

malik:629

telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Humaid bin Qais] dari ['Atha bin Abu Rabah], bahwa ada seorang badui menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saat beliau berada di Hunain. Orang badui tersebut mengenakan baju yang ada bekas warna kuning dari wewangian. Baduai tersebut berkata; "Wahai Rasulullah! Aku berniat melaksanakan umrah, maka apa yang anda perintahkan untuk aku kerjakan?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Tanggalkanlah pakaianmu, cucilah bekas warna kuning tersebut, kemudian lakukanlah dalam umrahmu sebagaimana yang kamu lakukan dalam hajimu."

malik:636

telah menceritakan kepadaku dari Malik dari Shalt bin Zubaid dari [beberapa orang keluarganya] bahwa [Umar bin al Khatthab] mencium bau wangi saat dia sedang berteduh di bawah pohon, sementara di sampingnya ada Katsir bin as Shalt. Umar lalu bertanya, "Dari siapakah bau wangi ini?" Katsir berkata; "Dariku, wahai Amirul Mukminin. Aku telah mengumpulkan rambutku, aku berniat tidak mencukurnya." 'Umar berkata; "Pergilah menuju syarabah dan cucilah rambutmu sampai bersih." Katsir bin as Shalt lalu melakukannya." Malik berkata; "Asy Syarabah adalah sumur yang terletak pada pangkal pohon kurma."

malik:638

telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Muhammad bin Abdurrahman] dari [Sulaiman bin Yasar] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada saat haji wada' keluar untuk berhaji. Di antara para sahabatnya ada yang berihram untuk haji, ada yang berihram untuk berhaji dan umrah, dan ada pula yang berihram untuk umrah saja. Mereka yang berihram untuk haji atau untuk haji dan umrah tidak bertahallul, sedang mereka yang berihram untuk umrah mereka bertahallul."

malik:653

telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Muhammad bin Abu Bakar Ats Tsaqafi] Bahwasanya dia bertanya kepada [Anas bin Malik] saat mereka berdua dalam perjalanan dari Mina ke Arafah; "Apa saja yang kalian lakukan bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada hari ini?" Anas menjawab, "Di antara kami ada yang membaca talbiyah dan beliau tidak mengingkari, di antara kami juga ada yang bertakbir dan beliau tidak mengingkarinya."

malik:654

telah menceritakan kepadaku dengan Malik dari [Abdurrahman bin Al Qasim] dari [Bapaknya] dari [Aisyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, Bahwasanya dia menghentikan talbiyah jika pulang ke tempat wukuf."

malik:656

telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Nafi'] bahwa [Abdullah bin 'Umar] menghentikan talbiyah dalam haji jika sudah sampai di Masjidil Haram hingga dia thawaf dan sa'i dari Shafa ke Marwa. Kemudian dia bertalbiyah sampai dia siap berangkat dari Mina menuju Arafah. Jika dia telah berangkat, dia menghentikan talbiyahnya. Dan dia akan meninggalkan talbiyah saat umrah jika telah memasuki tanah Haram."

malik:657

telah menceritakan kepadaku dari Malik dari ['Alqamah bin Abu 'Alqamah] dari [Ibunya] dari [Aisyah] Ummul Mukminin, bahwa dia bermalam di Namirah pada hari Arafah, kemudian berputar menuju al Arak. Ibu 'Alqamah bin Abu 'Alqamah berkata; "Aisyah bertalbiyah selama berada di sana, begitu juga dengan orang-orang yang bersamanya. Apabila ia telah menaiki kendarannya dan berjalan menuju ke tempat wukuf, maka ia meninggalkan talbiyah." Dia menambahkan; "Aisyah melakukan umrah setelah haji dari Makkah pada bulan Dzul Hijjah, lalu dia meninggalkan hal itu. 'Aisyah keluar sebelum kelihatan hilal bulan Muharram, sehingga ia sampai di Juhfah. Lalu ia tetap menetap di sana hingga ia melihat hilal. Jika ia telah melihat hilal, maka ia muai ihram untuk umrah."

malik:659

telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Sa'id bin Musayyab], bahwa Umar bin Abu Salamah meminta izin kepada [Umar bin al Khatthab] untuk berumrah pada bulan Syawal, dan dia mengizinkannya. Dia berumrah kemudian kembali pada keluarganya dan tidak berhaji."

malik:669

telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Sumayya] mantan budak Abu Bakar bin Abdurrahman, dari [Abu Shalih As Saman] dari [Abu Hurairah], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Umrah satu ke umrah selanjutnya adalah penghapus dosa antara keduanya. Dan tidak ada pahala haji yang Mabrur kecuali surga."

malik:675

telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Sumayya] mantan budak Abu Bakar bin Abdurrahman, Bahwasanya ia mendengar [Abu Bakar bin Abdurrahman] berkata, "Seorang wanita menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya, "Aku telah siap untuk menunaikan haji, namun belum mendapat halangan untuk mengerjakannya?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda; "Berumrahlah pada bulan Ramadan, karena umrah pada bulan itu (pahalannya) seperti haji."

malik:676

telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Nafi'] dari [Nubiah bin Wahb] saudara Bani Abdudar, bahwa Umar bin Ubaidullah mengutus (utusan) kepada [Aban bin Utsman], saat itu dia sebagai pemimpin rombongan haji. Keduanya dalam keadaan ihram, "Aku berniat untuk menikahkan Thalhah bin Umar dengan puteri Syaibah bin Jubair. Aku ingin agar kamu hadir." Namun Aban mengingkari hal itu seraya berkata, "Aku telah mendengar [Utsman bin Affan] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang yang sedang ihram tidak boleh menikah, atau menikahkan, atau meminang"."

malik:679

telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Sa'id Al Anshari] ia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Muhammad bin Ibrahim bin Al Harits At Taimi] dari [Isa bin Thalhah bin 'Ubaidullah] dari ['Umair bin Salamah Adl-Dlamri] dari [Al Bahzi], bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berangkat menuju Makkah dalam keadaan ihram. Ketika beliau sampai di Rauha, ada seekor keledai jinak. Hal itu disampaikan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau lalu bersabda: "Tinggalkanlah, sesungguhnya orang yang memilikinya akan segera datang." Lalu datanglah Al Bahzi, pemilik hewan tersebut, menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya bertanya, "Wahai Rasulullah, terserah anda mengenai keledai ini." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu menyuruh Abu Bakar membagikannya kepada anggota rombongan. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan, hingga ketika sampai di Utsabah, daerah antara Ruwaitsah dan 'Araj, ada seekor kijang yang tergeletak bekas terkena anak panah. Tidak ada seorang sahabat pun yang merasa ragu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam akan memerintahkan seorang laki-laki untuk menghampiri keledai tersebut, hingga beliau melewatinya (tanpa berhenti) ."

malik:687

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Sulaiman bin Yasar] dari [Abdullah bin 'Abbas] berkata; "Al Fadll bin Abbas membonceng Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu ada seorang wanita dari Khat'am datang kepada beliau meminta fatwa beliau." Al Fadll lalu memandang wanita tersebut dan wanita itu juga memandangnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lantas memalingkan wajah Al Fadll ke arah lain. Wanita tersebut bertanya; "Wahai Rasulullah, ayahku baru mampu melaksanakan haji saat dia dalam keadaan tua renta. Namun ia tidak mampu berkendaraan lagi, apakah saya boleh berhaji untuknya?" beliau menjawab; "Ya." hal itu terjadi saat Haji Wada'.

malik:703

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Nafi'] dari [Abdullah bin 'Umar] berkata ketika menuju Makkah untuk umrah pada masa fitnah (yaitu fitnah Hajjaj), "Jika saya dihalangi dari Ka'bah, maka kami akan melakukan sebagaimana yang pernah kami lakukan bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian Abdullah melakukan ihram untuk umrah, karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada peristiwa Hudaibiyah juga melakukan ihram umrah. Abdullah lalu mencermati persoalan tersebut, lalu ia berkata, "Dua hal ini sebenarnya sama, " ia kemudian menoleh kepada para sahabatnya dan berkata, "Dua hal ini sebenarnya sama. Saya bersumpah atas kalian bahwa aku telah gabungkan haji dan umrah secara bersama." Kemudian segera melakukannya, hingga ketika tiba di Ka'bah, ia pun thawaf sekali dan ia memandang bahwa hal itu telah cukup. Setelah itu ia menyembelih kurban." Malik berkata; "Menurut kami, pendapat ini dipakai jika keadaannya dalam keadaan dikepung musuh, sebagaimana Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya dikepung. Namun jika tidak dikepung oleh musuh, maka tidak boleh bertahallul sebelum ke Ka'bah."

malik:704

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Salim bin Abdullah] dari [Abdullah bin Umar] berkata; "Orang yang tertimpa penyakit tidak boleh bertahallul hingga dia thawaf dan melakukan sa'i antara Shafa dan Marwa. Jika terpaksa harus mengenakan pakaian tertentu atau meminum obat untuk sakitnya, hendaklah ia melakukannya lalu membayar fidyah."

malik:705

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ayub bin Abu Tamimah As Sakhtiyani] dari [salah seorang penduduk Bashrah] berkata; "Saya berangkat ke Makkah, hingga ketika saya sampai di salah satu jalan, tulang pahaku patah. Saya mengirim seseorang ke Makkah untuk minta fatwa, di sana telah ada [Abdullah bin Abbas], [Abdullah bin Umar] dan yang lainnya. Namun tidak ada seorang pun yang memberiku keringanan untuk bertahallul. Maka aku bermukim di mata air tersebut selama tujuh bulan, hingga saya bertahallul dengan umrah."

malik:707

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Nafi'] berkata, "[Abdullah bin Umar] berlari-lari kecil dari Hajar Aswad ke Hajar Aswad lagi sebanyak tiga putaran, dan berjalan sebanyak empat putaran.

malik:714

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Nafi'] dari [Abdullah bin Umar] berkata, " [Umar bin al Khatthab] berkata; "Jangan sekali-kali seseorang itu pulang dari haji hingga dia mengerjakan thawaf di Ka'bah, karena akhir manasik itu adalah thawaf di Ka'bah." Berkenaan dengan perkataan Umar 'Akhir manasik itu adalah thawaf di Ka'bah', Malik berkata, "Itu adalah pendapat yang kami pegang, wallahu a'lam. Hal ini sesuai dengan firman Allah Tabaraka Wa Ta'ala: 'Dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, Maka Sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.' -Qs. Al Haj; 32- dan firman Allah: 'Kemudian tempat wajib (serta akhir masa) menyembelihnya ialah setelah sampai ke Baitul Atiq (Baitullah) ' -Qs. Al haj; 33- maka selesai dan batas akhir dari semua itu adalah baitul 'atiq (baitullah) ."

malik:725

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Abu Aswad Muhammad bin Abdurrahman bin Nufail] dari ['Urwah bin Zubair] dari [Zainab binti Abu Salamah] dari [Ummu Salamah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ia berkata; "Saya mengadu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bahwa saya sakit." Beliau bersabda: "Hendaklah kamu melaksanakan thawaf di belakang orang-orang dengan berkendara." Ummu Salamah berkata; "Maka aku pun melaksanakan thawaf dengan mengendarai untaku." sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saat itu sedang melaksanakan shalat di samping Ka'bah dengan membaca: 'WA THUUR WA KITAABIM MASTHUUR' ."

malik:728

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Hisyam bin Urwah] bahwa [Bapaknya] berkata, "Jika kamu membutuhkan untamu, kendarailah tanpa membuatnya lelah. Jika kamu membutuhkan susunya, minumlah setelah anaknya minum darinya. Jika kamu menyembelihnya, maka sembelihlah anaknya bersama induknya."

malik:748

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Nafi'] dari [Abdullah bin 'Umar] Bahwasanya jika dia memotong hewan sembelihan dari Madinah, maka dia me nuntunnya dan memberinya tanda di Dzul Hulaifah. Dia menuntunnya sebelum menandainya dalam satu tempat dengan menghadap kiblat; menuntunnya dengan mengenakan kedua sandal, lalu memberinya tanda dari sebelah kirinya. Setelah itu ia menggiringnya hingga tiba di Arafah berkumpul bersama orang-orang. Kemudian bertolak ke mina jika orang-orang bertolak, ketika telah tiba di Mina pada pagi hari, maka ia memotong sembelihan tersebut sebelum mencukur kepala dan memendekkannya. Kemudian ia sembelih sembelihan tersebut kedua tangannya menghadap kiblat, lalu memakan dagingnya dan memberikan sebagiannya kepada orang lain."

malik:749

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Nafi'] berkata, " [Abdullah bin Umar] menghiasi untanya dengan kain tipis putih dari Mesir, kain sutra dan kain campuran, kemudian mengirimkannya ke Ka'bah dan menyelimutinya dengan kain yang sama."

malik:752

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Nafi'] bahwa [Abdullah bin Umar] tidak merabek atau melepas kain penutup punggung untanya sehingga ia berangkat dari Mina menuju Arafah."

malik:755

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] Bahwasanya ia mendengar [Sa'id Ibnul Musayyab] bertanya, "Apa pendapat kalian tentang seorang laki-laki yang menggauli isterinya saat sedang ihram?" Orang-orang tidak ada yang menjawabnya. Sa'id lalu berkata, "Ada seorang laki-laki menggauli isterinya saat sedang ihram, lalu ia mengutus seseorang ke Madinah untuk menanyakan hal tersebut. Sebagian orang menjawab, 'Dia harus dipisahkan dari isterinya hingga tahun depan." Sa'id Ibnul Musayyab berkata; "Mereka berdua harus melaksanakan niatnya yang semula dan menuntaskan haji mereka yang telah mereka rusak. Jika telah selesai, mereka boleh kembali. Jika mereka masih menjumpai musim haji tahun depan, maka mereka harus menunaikan haji dan menyembelih sembelihan, serta berniat sebagaimana niat haji mereka sebelumnya yang telah mereka rusak. Mereka harus berpisah sehingga mereka selesai mengerjakan haji mereka." Malik berkata; "Keduanya harus menyembelih masing-masing seekor unta."

malik:761

Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Nafi'] dari [Sulaiman bin Yasar] berkata, "Habbar bin al Aswad datang pada hari penyembelihan, sementara Umar bin al Khatthab waktu itu sedang menyembelih hewan sembelihannya. Habbar berkata, "Wahai Amirul Mukminin, kami salah menghitung, kami kira hari ini adalah hari Arafah?" [Umar] berkata, "Pergilah kamu ke Makkah bersama orang-orang yang ikut denganmu, dan lakukanlah thawaf. Lalu sembelihlah sembelihan jika kalian membawanya. Cukur atau pendekkanlah rambut, setelah itu pulanglah. Jika tahun depan kalian menemui musim haji lagi, maka berhaji dan sembelihlah sembelihan. Bagi yang tidak mendapatkannya, maka hendaknya ia berpuasa tiga hari saat haji dan tujuh hari jika telah kembali."

malik:763

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] dari [Ya'qub bin Khalid Al Makhzumi] dari [Abu Asma] mantan budak Abdullah bin Ja'far, Bahwasanya ia mengabarkan kepadanya, bahwa ia pernah bersama Abdullah bin Ja'far berangkat dari Madinah. Mereka melewati Husain bin Ali yang sedang sakit di Suqya, Abdullah bin Ja'far pun singgah hingga ketika ia khawatir tertinggal, maka ia berangkat dan mengutus seseorang menemui Ali bin Abu Thalib dan Asma binti 'Umais yang sedang di Madinah. Ali bin Abu Thalib dan Asma lalu mendatangi Husain, Husain kemudian menunjuk ke arah kepalanya (agar rambutnya dicukur) . Maka [Ali] menyuruh seseorang agar memotong rambutnya, lantas rambutnya pun dicukur. Setelah itu Ali menghajikan Husain di Sugya dan memotong unta sebagai hadyu." Yahya bin Sa'id berkata, "Husain berangkat bersama 'Utsman bin 'Affan dalam perjalanannya ke Makkah."

malik:771

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Nafi'] dari [Salim] dan ['Ubaidullah] -keduanya adalah anak Abdullah bin 'Umar- bahwa bapak keduanya [Abdullah bin 'Umar] mendahulukan (mempercepat) isteri dan dan anak-anaknya dari Muzdalifah menuju Mina agar mereka dapat melaksanakan shalat subuh di Mina dan melempar sebelum orang-orang sampai."

malik:775

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Hisyam bin Urwah] dari [Fathimah binti Al Mundzir] ia mengabarkan kepadanya, bahwa ia pernah melihat [Asma binti Abu Bakar] di Muzdalifah menyuruh seseorang untuk menjadi imam shalat subuh baginya dan para sahabatnya ketika matahari telah terbit, lalu ia naik kendaraannya dan bertolak menuju Mina tanpa berhenti."

malik:777

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abdurrahman bin Al Qasim] dari [Bapaknya] bahwa dia memasuki Makkah pada malam hari untuk umrah, lalu dia melaksanakan thawaf di Ka'bah dan sa'i antara Shafa dan Marwa, lalu menunda mencukur rambut hingga pagi hari." Abdurrahman bin Al Qasim berkata, "Tapi dia tidak kembali ke Ka'bah untuk thawaf hingga memotong rambutnya." 'Abdurrahman menambahkan, "Mungkin dia masuk masjid lalu shalat witir di dalamnya tanpa mendekati Ka'bah."

malik:786

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Rabi'ah bin Abu Abdurrahman] bahwa ada seorang laki-laki datang kepada [Al Qasim bin Muhammad] dan berkata, "Saya telah selesai melaksanakan thawaf ifadlah bersama isteriku, kemudian saya pergi menuju ke salah satu jalan di gunung agar saya dapat mendekati isteriku. Isteriku lalu berkata, "Aku belum memendekkan rambutku." Maka aku memotong rambutnya dengan gigiku, setelah itu aku menggaulinya?" Al Qasim pun tertawa dan berkata, "Perintahkan kepada isterimu agar memotong rambutnya dengan gunting." Malik berkata, "Menurutku untuk kasus seperti ini, semestinya menyembelih hewan kurban. Hal itu karena Abdullah bin 'Abbas berkata, "Barangsiapa yang terlupakan dengan salah satu rangkaian hajinya maka tumpahkanlah darah."

malik:789

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Nafi'] dari [Abdullah bin 'Umar] bahwa ia pernah bertemu dengan salah satu keluarganya yang bernama Al Mujabbar, ia telah melakukan thawaf ifadlah namun belum mencukur ataupun memendekkan rambutnya karena tidak tahu. Abdullah lalu menyuruhnya agar mencukur atau memendekkan rambutnya, kemudian kembali ke Ka'bah untuk melaksanakan thawaf ifadlah." Telah menceritakan kepadaku dari Malik sampai kaliannya, bahwa jika Salim bin Abdullah hendak ihram dia akan meminta pemotong, lalu dia mencukur kumisnya dan memangkas jenggotnya sebelum naik kendaraannya dan sebelum berniat untuk umrah.

malik:790

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Salim bin Abdullah] berkata, "Abdullah bin Malik bin Marwan menulis surat kepada Al Hajjaj bin Yusuf agar dia tidak menyelisihi Abdullah bin 'Umar dalam masalah haji sedikitpun." Salim bin Abdullah berkata, "Pada hari Arafah, Abdullah bin 'Umar mendatanginya ketika matahari telah condong, dan saat itu aku sedang bersamanya. Kemudian dari dalam sekedup ia berseru, "Sekarang sampai mana?" Al Hajjaj keluar dengan memakai selimut yang dicelup warna kuning, lalu berkata, "Ada apa denganmu Wahai Abu Abdurrahman?" Abdullah bin 'Umar berkata, "Segeralah berangkat, jika kamu hendak melaksanakan sunah." Al Hajjaj bertanya, "Apakah pada waktu seperti ini?" Dia menjawab, "Ya." Al Hajjaj berkata, "Tunggulah hingga aku mengguyur rambutku dengan air dan keluar lagi." Abdullah kemudian turun hingga Al Hajjaj keluar. Lalu ia berjalan antara aku dengan bapakku. Aku lantas berkata kepadanya, "Jika hari ini engkau ingin beramal sesuai dengan sunah, maka pendekanlah khutbah dan segerakan shalat." Salim berkata, "Setelah mendengar itu, Al Hajjaj menoleh ke arah [Abdullah bin 'Umar], maka tatkala Abdullah menyadari hal itu, dia berkata; "Salim benar."

malik:794

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Nafi'] berkata, "[Abdullah bin Umar] shalat zhuhur, ashar, maghrib, isya' dan subuh di Mina lalu berangkat pada awal siang, ketika matahari telah terbit ke Arafah."

malik:795

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] dari ['Atha bin Abu Rabah] bahwa ia mendengarnya menyebutkan, bahwa para pengembala unta telah diberikan keringanan untuk melempar Jumrah pada malam hari, ia berkata; "Pada awal-awal waktu." Malik berkata; "Tafsir hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang rukhshah bagi para penggembala unta dalam mengakhirkan lempar Jumrah, menurut kami wallahu a'lam; mereka boleh melempar pada hari penyembelihan. Jika hari-hari setelah Hari Raya sudah berlalu, mereka melempar Jumrah pada keesokan harinya, yaitu pada Hari Nafar Awal. Jadi mereka melempar Jumrah untuk hari-hari sebelumnya, lalu melempar Jumrah untuk hari itu, karena tidaklah seseorang itu mengganti sesuatu kecuali hal yang wajib baginya. Jika ada kewajiban atasnya yang tidak terselesaikan, maka dia harus mengqadla setelahnya. Setelah tiba saat nafar, maka mereka telah selesai. Jika mereka tetap tinggal sampai besok, mereka melempar bersama orang-orang pada hari nafar akhir, setelah itu pergi."

malik:816

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Abdurrahman bin Al Qasim] dari [Bapaknya] dari [Aisyah] Ummul Mukminin, ia berkata, "Kami berangkat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada tahun terjadinya Haji Wada'. Kami melakukan ihram untuk umrah, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Barangsiapa membawa sembelihan, maka hendaklah ia berihram untuk haji dan umrah, dan dia tidak boleh bertahallul sehingga selesai dari keduanya.' Aisyah berkata; "Saya tiba di Makkah dalam keadaan haid, padahal saya belum thawaf di Ka'bah ataupun sa'i antara Shafa dan Marwa. Lalu hal itu saya adukan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lantas beliau bersabda: 'Uraikanlah rambutmu dan bersisirlah, lalu berihramlah untuk haji dan tinggalkanlah umrah'." Aisyah berkata; "Aku kemudian melaksanakannya. Tatkala kami telah melakukan haji, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutusku bersama Abdurrahman bin Abu Bakar ash Shidiq ke Tan'im, lalu saya melakukan umrah." Beliau bersabda: "Ini adalah tempat umrah kamu." Orang-orang yang berihram untuk umrah melakukan thawaf di Ka'bah dan sa'i antara Shofa dan Marwa, lalu mereka bertahallul darinya. Kemudian mereka melakukan thawaf lagi untuk haji mereka sekembalinya mereka dari Mina. Sedangkan mereka yang berihram untuk haji saja, atau yang mengumpulkan haji dan umrah, maka cukup dengan satu thawaf." Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Urwah bin Az Zubair] dari [Aisyah] seperti di atas.

malik:820

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abdurrahman bin Al Qasim] dari [Bapaknya] dari [Aisyah] berkata, "Saat aku tiba di Makkah, aku dalam kondisi haid hingga aku tidak bisa thawaf di Ka'bah ataupun sa'i antara Shafa dan Marwah. Lalu hal itu aku sampaikan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: 'Kerjakanlah semua yang dilakukan oleh orang yang sedang haji, kecuali thawaf di Ka'bah dan sa'i antara Shafa dan Marwah sehingga kamu suci."

malik:821

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abdul Malik bin Qurair] dari [Muhammmad bin Sirin] berkata, "Seorang laki-laki menemui [Umar bin Khattab] dan bertanya, "Saya dan sahabatku lomba berpacu dengan dua ekor kuda, lalu kami menambrak kijang, sementara kami dalam keadaan ihram. Lalu apa pendapatmu?" Umar berkata kepada [seseorang] yang berada di sampingnya, "Mari kita bermusyawarah untuk menghukumi kejadian tersebut! " Muhammmad bin Sirin berkata; "Kemudian keduanya menghukumi mereka dengan membayar denda satu ekor kambing. Penanya tadi pergi sambil berkata, "Amirul mukminin kok tidak bisa memberi putusan dalam masalah seekor kijang kecuali harus bersama orang lain! " Umar mendengar ucapan orang tadi, lalu memanggilnya dan bertanya kepadanya, "Apakah kamu telah membaca Surat Al Maidah?" laki-laki itu menjawab, "Tidak." Umar bertanya lagi, "Tahukah kamu siapa laki-laki tadi yang telah bermusyawarah untuk menghukumi kejadian tersebut bersamaku?" orang tadi menjawab, "Saya tidak tahu." 'Umar bin Khattab berkata; "Seandainya kamu memberitahuku bahwa kamu telah membaca Surat Al Maidah, niscaya saya akan memukulmu." Kemudian Umar berkata, "Allah Tabaraka Wa Ta'ala berfirman dalam Kitab-Nya: '(Menurut putusan dua orang yang adil di antara kamu sebagai hadyu (ialah: binatang unta, lembu, kambing, biri-biri) yang dibawa ke Ka'bah untuk mendekatkan diri kepada Allah, disembelih di tanah Haram dan dagingnya dihadiahkan kepada fakir miskin dalam rangka ibadat haji) yang dibawa sampai ke Ka'bah) ' -Qs. Al Maidah: 95- Dan orang itu adalah Abdurrahman bin Auf.

malik:828

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Urwah bin Zubair] dari [Aisyah] Ummul Mukminin, ia berkata, "Puasa itu bagi orang yang haji tamattu'; dengan umrah lalu berhaji, dan tidak mendapatkan hewan sembelihan antara waktu bertahallul haji sampai waktu 'Arafah. Jika dia belum berpuasa, dia harus berpuasa pada waktu di Mina." Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Salim bin Abdullah] dari [Abdullah bin 'Umar] berkata dalam masalah itu sebagaimana perkataan Aisyah radliallahu 'anha.

malik:848

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah menjamin orang yang berjihad di jalan-Nya; ia tidak keluar dari rumahnya kecuali berjihad di jalan-Nya dan membenarkan kalimat-Nya, untuk memasukkannya ke dalam surga. Atau mengembalikannya ke tempat asalnya saat ia berangkat dengan memperoleh dan atau ghanimah."

malik:850

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Nafi'] dari [Abdullah bin Umar] ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang seseorang bepergian dengan membawa Al Qur'an ke tempat musuh." Malik berkata; "Yang demikian itu dikhawatirkan bahwa musuh akan mengambilnya."

malik:855

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] bahwa [Abu Bakar Ash Shiddiq] mengirim pasukan ke negeri Syam, lalu dia ikut keluar bersama Yazid bin Abu Sufyan yang saat itu memimpin seperempat dari tentara tersebut. Orang-orang berkeyakinan bahwa Yazid pernah berkata kepada Abu Bakar, "Engkau naik, atau aku yang turun." Abu Bakar berkata; "Janganlah kamu turun agar saya mengendarai kendaraan. Saya telah meniatkan langkah-langkahku ini hanya di jalan Allah." Kemudian Abu Bakar berkata kepadanya; "Kalian akan mendapatkan suatu kaum yang mengklaim bahwa mereka telah menahan dirinya untuk Allah, maka jauhilah mereka dan apa yang mereka sangkakan. Kamu juga akan mendapatkan suatu kaum yang menggunduli bagian tengah kepala mereka, maka pukullah apa yang mereka cukur tersebut dengan pedang. Sungguh saya berwasiat kepadamu dengan sepuluh perkara: jangan sekali-kali kamu membunuh wanita, anak-anak dan orang yang sudah tua. Jangan memotong pohon yang sedang berbuah, jangan merobohkan bangunan, jangan menyembelih kambing ataupun unta kecuali hanya untuk dimakan, jangan membakar pohon kurma atau menenggelamkannya. Dan janganlah berbuat ghulul atau menjadi seorang yang penakut."

malik:858

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] dari ['Amru bin Katsir bin Aflah] dari [Abu Muhammad] mantan budak Abu Qatadah bin Rib'i, dari [Abu Qatadah bin Rib'i] ia berkata; "Kami berangkat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada perang Hunain, tatkala kami bertemu (dengan musuh), kaum muslimin bercerai-berai." Abu Qatadah berkata; "Aku melihat seorang musyrik tengah mengincar seorang muslim, maka aku mencarinya hingga mendapatinya dari arah belakang. Aku lalu menebasnya dengan pedang tepat pada bagian leher. Orang musyrik tadi menghadap ke arahku dan merangkulku dengan kuat hingga aku dapat merasakan hawa kematiannya. Dan tidak lama kemudian iapun mati. Lalu saya pergi membawanya." Abu Qatadah berkata; "Lalu aku bertemu Umar bin Khattab, maka aku pun berkata, "Apa yang terjadi dengan orang-orang musyrik? ' Umar menjawab; "Ini sudah menjadi ketentuan Allah Ta'ala." Kemudian orang-orang muslim kembali pulang. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Barangsiapa membunuh musuh dan bisa membuktikannya, maka baginya harta yang dibawa musuh itu." Abu Qatadah berkata; "Aku lalu berdiri dan bertanya; 'Siapa yang bisa menjadi saksi bagiku?" Kemudian aku duduk kembali. Beliau bersabda lagi: 'Barangsiapa membunuh musuh dan bisa membuktikannya, maka baginya harta yang dibawa musuh itu.'" Abu Qatadah berkata; "Aku lalu berdiri dan berkata; 'Siapa yang bisa menjadi saksi bagiku?" Kemudian aku duduk kembali. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda untuk yang ketiga kalinya, lalu aku berdiri, ketika itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: 'Apa yang terjadi padamu wahai Abu Qatadah? '." Abu Qatadah berkata, "Lalu aku ceritakan kisah tersebut. Tiba-tiba ada seorang laki-laki berdiri dan berkata; "Benar wahai Rasulullah, dan harta rampasan yang dibunuh itu ada padaku. Relakankan barang itu untukku, wahai Rasulullah! ' Abu Bakar berkata; 'Tidak, demi Allah. Kalau begitu caranya, itu berarti ada salah satu dari singa-singa Allah berperang karena Allah dan Rasul-Nya, tetapi hartanya diberikan kepada kamu! " Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Benar kata dia, berikanlah kepadanya harta itu, ' laki-laki tersebut lalu memberikan harta rampasannya kepadaku. Maka senjata-senjata tersebut aku jual dan aku belikan sebidang kebun yang hendak panen di Bani Salimah. Harta itu adalah harta pertama yang saya peroleh dalam Islam."

malik:863

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Tsaur bin Zaid Ad-Dili] dari [Abu Al Ghaits Salim] mantan budak Ibnu Muthi', dari [Abu Hurairah] ia berkata; "Kami berangkat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada Perang Khaibar, namun kami tidak mendapatkan ghanimah yang berupa emas ataupun uang. Kami hanya mendapatkan harta berupa pakaian dan perkakas." Abu Hurairah berkata, "Rifa'ah bin Zaid lalu memberi hadiah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seorang budak hitam yang bernama Mid'am. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian menuju Wadil Qura. Ketika kami tiba di Wadil Qura, tiba-tiba muncul anak panah yang tidak diketahui pemiliknya mengenai Mid'am yang sedang menuntun unta Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hingga tewas. Orang-orang berkata; "Mudah-mudahan dia masuk surga." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sekali-kali tidak, demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, mantel yang telah dia ambil pada Perang Khaibar itu adalah termasuk ghanimah yang belum dibagi, dan itu akan akan menyalakan api pada dirinya." Abu Hurairah berkata; "Tatkala orang-orang mendengar ucapan Rasulullah, datang seseorang dengan membawa satu tali sandal atau dua tali sandal kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Satu tali sandal atau dua (yang belum dibagi) bagian dari neraka."

malik:869

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah Ta'ala tertawa terhadap dua orang laki-laki, salah satu di antara keduanya membunuh yang lain. Tapi keduanya masuk syurga. Yang satu berperang di jalan Allah lalu terbunuh, kemudian Allah menerima taubat seorang pembunuh, lalu pembunuh tersebut berjihad dan terbunuh."

malik:872

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] dari [Sa'id bin Abu Sa'id Al Maqburi] dari [Abdullah bin Abu Qatadah] dari [Bapaknya] berkata; "Seorang laki-laki menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya, "Wahai Rasulullah, jika saya terbunuh di jalan Allah dalam keadaan sabar mengharap ridla-Nya, terus maju tanpa lari dari peperangan, apakah Allah akan mengampuni dosa-dosaku'. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Ya benar'. Tatkala lelaki tadi pergi, Rasulullah memanggilnya kembali, atau memerintahkan seseorang untuk memanggilnya. Beliau bertanya kepadanya: "Apa yang telah kamu katakan tad?" laki-laki itu lalu mengulangi ucapannya. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ya, kecuali hutang. Hal itulah yang dikatakan JIbril kepadaku'."

malik:875

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] bahwa [Umar bin Khattab] berkata; "Kemuliaan seorang mukmin adalah ketakwaannya, agamanya adalah kehormatannya, wibawanya adalah akhlaknya, sedangkan keberanian dan jiwa pengecut adalah adalah naluri yang Allah tanamkan kepada siapa yang Ia kehendaki. Orang yang takut akan lari dari membela bapak dan ibunya, sedang orang yang berani akan berperang membela sesuatu yang tidak akan dibawa ke dalam rumahnya. Gugur dalam peperangan adalah salah satu jenis kematian, sedangkan syahid adalah orang yang menyerahkan jiwanya kepada Allah."

malik:879

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] berkata, "Dalam setahun [Umar bin Khattab] bisa membawa empat puluh ribu unta, yang mana seekor unta membawa seorang lelaki ke syam, dan seekor unta membawa dua orang laki-laki ke Irak. Lalu seorang warga Irak mendatanginya dan berkata; "Bawalah aku dan Suhaim." Maka Umar bin Khattab berkata; "Aku bersumpah dengan nama Allah atas kamu, apakah suhaim itu tempat air yang terbuat dari kulit?" laki-laki itu menjawab; "Ya."

malik:881

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] dari [Anas bin Malik] berkata, "Jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pergi ke Quba, beliau menemui Ummu Haram binti Milhan, lalu Ummu Haram menyuguhi beliau makanan, Ummu Haram adalah isteri 'Ubadah bin Shamit. Pada suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menemuinya, lalu ia memberi makanan kepada beliau. Ummu Haram kemudian duduk menyangga kepala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hingga beliau tertidur. Kemudian beliau bangun sambil tertawa, Ummu Haram berkata, "Aku lalu bertanya, "Wahai Rasulullah, apa yang membuat anda tertawa?" Beliau menjawab: "Telah diperlihatkan kepadaku beberapa orang dari umatku yang berperang di jalan Allah, mereka unggul di atas lautan laksana para raja di atas dipan." atau "Seperti raja-raja di atas dipan." -Ishaq ragu akan hal ini- Ummu Haram berkata; "Aku lalu bertanya kepada Rasulullah, 'Wahai Rasulullah, doakanlah agar aku termasuk dari mereka." Beliau lantas mendoakan Ummu Haram dan kembali melerakkan kepalanya untuk tidur. Kemudian beliau bangun dan tertawa, Ummu Haram bertanya, "Wahai Rasulullah, apa yang membuat anda tertawa?" beliau menjawab; "Telah diperlihatkan kepadaku sekelompok orang dari umatku yang berjuang di jalan Allah, mereka seperti para raja di atas dipan." atau "Seperti raja-raja yang berada di atas dipan…sebagaimana yang disabdakan pertama tadi. Ummu Haram berkata; "Wahai Rasulullah, berdoalah agar aku termasuk dari mereka." Beliau bersabda: "Kamu termasuk orang-orang yang pertama dari mereka." Anas bin Malik berkata; "Ummu Haram mengarungi lautan pada masa Mu'awiyah, lalu ketika hendak menepi ke pantai, dia terlempar dari kendaraannya dan meninggal dunia."

malik:882

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Nafi'] dari [Abdullah bin Umar] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pada ubun-ubun kuda terdapat kebaikan hingga Hari Kiamat."

malik:887

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Nafi'] dari [Abdullah bin Umar] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mempertandingkan kuda yang telah dipersiapkan untuk pacuan dari Haifa' hingga Tsaniyyatul Wada'. Beliau juga pernah mempertandingkan kuda yang tidak dipersiapkan untuk pacuan, dimulai dari Tsaniyyah sampai ke masjid Bani Zuraiq. Dan Abdullah bin Umar termasuk salah seorang pemenangnya."

malik:888

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Humaid Ath Thawil] dari [Anas bin Malik] berkata, "Tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar ke Khaibar, beliau memasuki kota itu pada waktu malam. Jika beliau mendatangi suatu kaum pada malam hari, beliau tidak akan menyerang mereka hingga terbit fajar. Tatkala pagi hari, orang-orang Yahudi keluar membawa cangkul dan keranjang mereka. Ketika mereka melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, mereka berkata; "Muhammad! Demi Allah, Muhammad dan tentaranya (datang)! " Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allahu Akbar, hancurlah Khaibar, jika kami memasuki halaman suatu kaum niscaya '(…Maka amat buruklah pagi hari yang dialami oleh orang-orang yang diperingatkan itu) '." (Qs. Ash Shaffaat: 177)

malik:891

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abdullah bin Abu Bakar] dari bibinya bahwa ia menceritakan dari Neneknya bahwasanya ia pernah bernadzar untuk berjalan hingga ke masjid Quba, namun ia meninggal sebelum menunaikan nadzarnya. Lalu [Abdullah bin Abbas] memerintahkan anak perempuannya untuk berjalan hingga ke masjid Quba menggantikan ibunya." Yahya berkata, "Aku mendengar Malik berkata; "Seseorang tidak layak berjalan untuk menggantikan (nadzar) orang lain."

malik:896

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abdullah bin Abu Habibah] berkata; "Aku berkata kepada seseorang, padahal waktu itu aku masih kecil, "Tidak boleh seseorang mengatakan 'Saya wajibkan atas diriku untuk berjalan ke Baitullah', dan tidak mengatakan 'Saya bernadzar untuk berjalan'." Lalu ada seorang laki-laki berkata kepadaku, "Apakah kamu bersedia menerima buah ini -sambil menunjukkan buah mentimun-, dengan syarat kamu mengatakan 'Wajib bagiku untuk berjalan hingga ke Baitullah'?" Abdullah bin Abu Habibah berkata; "Ya." Hal itu saya katakan ketika aku masih kecil, ketika aku telah dewasa dan bisa berfikir, maka dikatakanlah kepadaku, "Engkau mempunyai kewajiban untuk berjalan (menepati nadzar) ." Maka aku pun mendatangi [Sa'id Ibnul Musayyab] dan bertanya mengenai hal itu. Dia menjawab; 'Wajib bagimu untuk menepati nadzarmu', maka aku pun berjalan hingga ke Baitullah." Malik berkata; "Inilah pendapat kami."

malik:897

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Urwah bin Udzainah Al Laitsi] berkata; "Saya keluar bersama nenekku yang mempunyai hutang nadzar berjalan hingga ke Baitullah, hingga ketika sampai setengah perjalanan ia merasa lemah. Lalu ia mengutus budaknya untuk bertanya kepada Abdullah bin Umar, dan aku ikut bersama budak itu menemui Abdullah bin Umar. [Abdullah bin Umar] menjawab; 'Suruhlah nenek tadi berkendaraan, setelah itu ulangilah pada waktu lain dengan berjalan dari tempat di mana dia berhenti." Yahya berkata; "Saya mendengar Malik berkata; 'Menurut pendapat kami, di samping itu dia harus menggantinya dengan sembelihan." Telah menceritakan kepadaku dari Malik bahwa telah sampai berita kepadanya, bahwa Sa'id bin Musayyab dan Abu Salamah berpendapat sebagaimana pendapat Abdullah bin 'Umar.

malik:898

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] berkata; "Aku bernadzar untuk berjalan kaki, tetapi kemudian aku terkena sakit pinggang sehingga aku naik kendaraan sampai tiba di Makkah. Aku lalu bertanya kepada [Atha bin Abu Rabah] dan yang lainnya. Mereka menjawab; 'Kamu wajib menyembelih hewan." Ketika tiba di Madinah, aku bertanya kepada para ulama' yang ada di sana. Mereka juga menyuruhku untuk berjalan sekali lagi dari tempat di mana aku berhenti karena kelelahan. Maka aku lalu melaksanakan perintah tersebut." Yahya berkata; "Saya telah mendengar Malik berkata, "Menurut pendapat kami tentang orang yang berkata 'Wajib bagiku untuk berjalan ke Ka'bah', maka jika memang ia tidak mampu, ia boleh berkendaraan. Kemudian ia kembali dan berjalan dari tempat semua saat ia merasakan kelelahan. Jika dia tidak mampu berjalan lagi maka hendaknya ia tetap berjalan semampunya, lalu berkendaraan. Baru kemudian ia wajib menyembelih unta, atau sapi atau kambing jika memang tidak mampu kecuali hanya itu."

malik:899

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Thalhah bin Abdul Malik Al Aili] dari [Al Qasim bin Muhammad bin Ash-Shiddiq] dari [Aisyah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa bernadzar untuk taat kepada Allah, maka hendaklah ia lakukan. Barangsiapa bernadzar untuk bermaksiat kepada-Nya, maka janganlah ia dilakukan." Yahya berkata; "Saya mendengar Malik berkata; Makna sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam "Barangsiapa bernadzar untuk bermaksiat kepada-Nya, maka janganlah ia melakukannya, " yakni jika seseorang bernadzar untuk berjalan ke negeri Syam, atau ke Mesir, atau ke Rabadzah, atau ke tempat lain yang tidak ada nilai ketaatan kepada Allah, atau jika dia mengajak bicara kepada seseorang atau selainnya. Maka tidak ada kewajiban baginya dari hal itu; jika dia memberi tahu seseorang atau mengingkari janji tersebut, karena hal ini tidak ada nilai ketaatan. Janji Allah itu harus ditepati jika ada nilai ketaatan di dalamnya."

malik:902

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari ['Utsman bin Hafsh bin 'Umar bin Khaldah] dari [Ibnu Syihab] bahwa telah sampai kepadanya, bahwa tatkala Allah menerima taubat Abu Lubabah bin Abdul Mundzir, ia berkata; "Wahai Rasulullah, aku akan meninggalkan kampungku yang penuh dengan dosa, aku ingin tinggal dekat anda, dan aku akan menyerahkan hartaku sebagai bentuk sedekah kepada Allah dan rasul-Nya." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Cukuplah kamu bersedekah dengan sepertiga."

malik:910

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Nafi'] bahwa [Abdullah bin Umar] pernah menyembelih binatang kurban di Madinah. Nafi' berkata; "Dia lalu menyuruhku untuk membelikan kambing jantan yang bertanduk. Kemudian aku menyembelihnya pada hari Idul Adlha di tempat shalat orang-orang." Nafi' melanjutkan, "Kemudian aku melaksanakannya, binatang tersebut lalu dibawa kepada Abdullah bin Umar. Dia memotong rambutnya saat kambing tersebut disembelih, sebab waktu itu ia sedang sakit hingga tidak bisa mengikuti shalat idul adlha bersama orang-orang. Nafi' berkata; "Abdullah bin Umar pernah berkata; 'Orang yang berkurban tidak wajib mencukur rambutnya." Namun Ibnu Umar melakuakannya.

malik:914

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Nafi'] bahwa Abdurrahman bin Abu Hurairah bertanya kepada [Abdullah bin Umar] tentang binatang yang dimuntahkan dari laut. Ibnu Umar melarang untuk dimakan. Nafi' berkata; "Abdullah minta untuk diambilkan sebuah mushaf lantas dia membaca sebuah ayat, "Telah dihalalkan bagimu buruan laut beserta makanannya." Nafi' berkata; "Abdullah bin Umar mengutusku kepada Abdurrahman bin Abu Hurairah untuk mengatakan bahwa binatang tersebut halal dimakan."

malik:936

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Ibnu Syihab] dari ['Utsman bin Ishaq bin Kharasyah] dari [Qabishah bin Dzu`aib] ia berkata, "Seorang nenek menemui Abu Bakar Ash Shidiq untuk menanyakan tentang harta waris yang menjadi bagiannya. Abu Bakar lalu berkata kepadanya; "Saya tidak mendapatkan dalam Al Qur'an atau As Sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bagian untukmu, maka kembalilah sehingga saya bertanya kepada kaum muslimin." Kemudian Abu Bakar bertanya kepada orang-orang, lalu [Al Mughirah bin Syu'bah] berkata; "Saya pernah hadir dalam majelis Rasulullah Shalla Allahu 'alaihi wa sallam, Beliau memberikan bagian untuk seorang nenek seperenam dari harta warisan." Abu Bakar bertanya; "Apakah ada saksi yang lain selain kamu?" [Muhammad bin Maslamah Al Anshari] berdiri seraya mengatakan sebagaimana yang diucapkan Al Mughirah. Abu Bakar Ash Shiddiq lalu memberlakukan hal itu kepada nenek tersebut. Lalu seorang nenek yang lainnya datang menemui Umar bin Khattab dan menanyakan harta warisan yang menjadi bagiannya. Umar pun berkata kepada nenek tersebut, "Tidak ada bagian untukmu dalam kitab Allah dan juga tidak ada ketentuan yang telah diputuskan kecuali untuk selainmu. Saya tidak ingin menambah sesuatupun bagian untuk seseorang dalam masalah waris, tapi saya kira bagiannya adalah seperenam. Jika kamu berdua, maka harus membagi di antara keduanya, namun jika salah satu di antara kamu meninggal dunia maka semua bagian itu untuk dia yang masih hidup."

malik:953

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Sa'id bin Musayyab] ia berkata; "Yang dimaksud dengan '(Perempuan-perempuan yang menjaga kehormatan) ' adalah perempuan-perempuan yang memiliki suami. Demikian ini karena Allah mengharamkan hukum zina."

malik:992

Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Ibnu Syihab] telah sampai kepadanya, bahwa para wanita pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah masuk Islam di tanah kelahirannya dan mereka tidak termasuk orang yang berhijrah. Ketika mereka masuk Islam, suami-suami mereka masih dalam keadaan kafir. Di antara mereka adalah puteri Al Walid bin Mughirah. Ia adalah isteri Shafwan bin Umayyah, lalu ia masuk Islam pada waktu Fathu Makkah, sedangkan suaminya, Shafwan bin Umayyah belum mau masuk Islam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus keponakannya, Wahab bin Umair kepadanya dengan membawa selendang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sebagai bentuk jaminan keamanan untuk Shafwan bin Umayyah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian mengajaknya masuk Islam dan menginginkan agar ia menemui beliau. Jika ia setuju dengan hal itu maka ia akan menerimanya, jika tidak setuju maka beliau akan memberi waktu dua bulan." Tatkala Shafwan menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan membawa selendang beliau, dia memanggil Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di depan para tokoh. Ia mengatakan, "Wahai Muhammad, Wahab bin Umair telah menemuiku dengan membawa selendangmu, dia menyatakan bahwa engkau menyuruh agar aku menghadapmu, jika aku menyetujui hal tersebut maka pasti aku terima. Jika tidak, kamu akan memberi waktu penangguhan selama dua bulan?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai Abu Wahab, turunlah (dari kendaraan) ." Dia menjawab; "Tidak, Demi Allah, saya tidak akan turun hingga engkau menjelaskannya kepadaku." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Bahkan penangguhanmu selama empat bulan." Selanjutnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berangkat menghadapi Hawazin di daerah Hunain. Beliau mengirim utusan kepada Shafwan bin Umayyah untuk meminjam peralatan perang dan senjata miliknya." Shafwan berkata; "Berdasarkan paksaan atau kerelaan." Beliau menjawab; "Kerelaan." Lalu Shafwan meminjamkan peralatan perang dan senjata miliknya. Kemudian Shafwan pun ikut berangkat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sementara ia masih dalam keadaan kafir. Ia pernah mengikuti peperangan Hunain dan Tha'if. Waktu itu dia masih kafir sedang isterinya telah masuk Islam, tetapi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak memisahkan antara ia dan isterinya hingga Shafwan masuk Islam, dan isterinya masih mengakuinya dengan pernikahan yang lama." Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari Ibnu Syihab berkata; "Jarak waktu antara Islamnya Shafwan dan Islamnya isterinya itu sekitar dua bulan." Ibnu Syihab berkata; "Tidak ada kabar yang sampai kepada kami, bahwa jika seorang perempuan berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya sedang suaminya kafir dan masih menetap di Darul Kufr, kecuali hijrahnya akan menjadi pemisah antara dirinya dengan suaminya, kecuali jika suaminya datang untuk berhijrah sebelum habis masa iddah isterinya."

malik:997

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ibnu Syihab] ia bahwa: "Ummu Hakim binti Al Harits bin Hisyam adalah isteri Ikrimah bin Abu Jahl, lalu dia masuk Islam pada waktu Fathu Makkah sedang suaminya, Ikrimah bin Abu Jahl kabur karena tidak mau masuk Islam, sehingga ia (Ikrimah) sampai ke kota Yaman. Ummu Hakim lantas menyusulnya hingga ke Yaman, lalu ia mengajak suaminya masuk ke dalam Islam. Akhirnya Ikrimah pun masuk Islam, ia lalu menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saat terjadi pembukaan kota Makkah. Tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihatnya, beliau menyambutnya dengan gembira, sementara Ikrimah tidak membawa selendang (sebagai tanda jaminan) hingga ia membaiat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Setelah itu beliau menetapkan kembali pernikahan mereka berdua."

malik:998

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Humaid Ath Thawil] dari [Anas bin Malik] berkata, "Abdurrahman bin 'Auf menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sementara pada dirinya terdapat waran kuning bekas za'faran. Sehingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menanyakan sebabnya, lalu dia memberitahukan bahwa dirinya baru saja menikah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Berapa mahar yang kamu berikan kepadanya?" 'Abdurrahman menjawab; "Emas sebesar biji kurma." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Adakanlah walimah walau hanya dengan menyembelih seekor kambing".

malik:999

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Nafi'] dari [Abdullah bin 'Umar] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika salah seorang di antara kalian diundang untuk mendatangi acara walimah, hendaklah dia mendatanginya."

malik:1001

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] Bahwasanya ia mendengar [Anas bin Malik] ia berkata; "Seorang penjahit mengundang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menghadiri masakan yang telah buat." Anas berkata; "Aku lalu pergi bersama beliau menghadiri undangan tersebut. Beliau dipersilahkan menikmati hidangan berupa roti dari gandum beserta kuah yang di dalamnya terdapat sejenis labu." Anas melanjutkan, "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mencari-cari labu tersebut di dalam nampan kuah tersebut. Maka semenjak hari itu, sayapun menyukai sejenis labu."

malik:1003

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abu Az Zubair Al Maki] berkata, "Seorang lelaki melamar seorang wanita melalui saudaranya. Saudara wanita itu memberitahukan bahwa saudara wanitanya dahulu pernah berzina. Hal itu disampaikan kepada [Umar bin Khattab], maka dipukullah saudara laki-laki perempuan itu, atau hampir saja dia dipukul. Kemudian Umar berkata; "Apa urusanmu memberi kabar itu?"

malik:1005

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abdurrahman bin Al Qasim] dari [Bapaknya] ia berkata, "Seorang lelaki dari suku Tsaqif menyerahkan keputusan talak kepada isterinya. Isterinya llau berkata; "Kamu saya ceraikan." laki-laki dari Tsaqif itu terdiam. Isterinya berkata lagi, "Kamu saya ceraikan." laki-laki itu berkata; "Di mulutmu ada batu." Kemudian isterinya berkata lagi, "Kamu saya ceraikan." laki-laki itu berkata; "Di mulutmu ada batu." Lalu keduanya mengadu dan meminta Marwan bin Hakam untuk memutuskan perselisihan mereka. [Marwan] kemudian meminta laki-laki tersebut bersumpah bahwa yang dia inginkan hanyalah talak satu. Lalu Marwan menyerahkan wanita tersebut kepada suaminya." Malik berkata; Abdurrahman berkata; "Al Qasim sangat menyukai keputusan itu. Dia memandangnya sebagai keputusan yang paling baik." Malik berkata; "Ini adalah pendapat yang paling baik, dan pandapat yang saya pilih."

malik:1016

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Abdurrahman bin Al Qasim] dari [Bapaknya] dari ['Aisyah] Ummul Mukminin, Bahwasanya ia pernah melamar Qaribah binti Umayyah untuk Abdurrahman bin Abu Bakar. Mereka lalu menikahkan 'Abdurrahman (dengan wanita tersebut), tetapi kemudian mereka mencela 'Abdurrahman bin Abu Bakr. Mereka berkata, "Kami tidak menikahkannya kecuali karena (kedudukan) 'Aisyah." 'Aisyah lalu mengirim (utusan) kepada Abdurrahman untuk menceritakan hal tersebut, kemudian Abdurrahman menyerahkan keputusan talaknya pada isterinya. Lantas isterinya memutuskan untuk memilih suaminya, sehingga hal itu tidak dianggap sebagai talak.

malik:1017

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] dari ['Amrah binti Abdurrahman] Bahwasanya ia mengabarkan kepadanya, dari [Habibah binti Sahl Al Anshari] bahwasanya ia adalah isteri Tsabit bin Qais bin Syammas. Suatu kali Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar rumah hendak menunaikan shalat subuh, lalu beliau mendapati Habibah binti Sahl berada di depan pintu rumah beliau, padahal saat itu hari masih gelap. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bertanya kepadanya: "Siapa itu?" Habibah menjawab; "Wahai Rasulullah, saya Habibah binti Sahl." Beliau bertanya lagi: "Apa keperluanmu?" Habibah menjawab; "Bukan salahku juga bukan salah Tsabit bin Qais." -Ketika itu Tsabit bin Qais masih menjadi suaminya- Saat Tsabit bin Qais datang, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lantas bertanya kepadanya: "Ini Habibah binti Sahl telah mengadukan permasalahannya, sesuai kehendak Allah apa yang dia sebutkan." Habibah lalu berkata; "Wahai Rasulullah, semua yang diberikannya kepadaku masih ada padaku." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian berkata kepada Tsabit bin Qais: "Ambillah darinya." Maka Tsabit bin Qais mengambil darinya, sehingga hari itu Habibah binti Sahl tinggal bersama keluarganya."

malik:1032

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Ibnu Syihab] bahwa [Sahl bin Sa'id As Sa'idi] mengabarkan kepadanya, bahwa 'Uwaimir Al 'Ajlani menemui 'Ashim bin 'Adi Al Anshari dan berkata; "Wahai 'Ashim, bagaimana pendapatmu jika ada seorang laki-laki mendapati isterinya berselingkuh dengan lelaki lain. apakah ia boleh membunuhnya sehingga mereka membunuhnya (sebagai qishah) . Atau apa yang harus dilakukannya? Wahai 'Ashim, tolong tanyakan hal ini kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." 'Ashim lalu menanyakan hal itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tapi beliau malah membenci pertanyaan tersebut dan mencelanya sehingga apa yang didengarnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membuatnya semakin berat. Ketika 'Ashim pulang kepada isterinya, Uwaimir menemuinya dan bertanya; "Wahai 'Ashim, apa jawaban Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepadamu?" 'Ashim menjawab; "Tidak ada yang baik, bahkan beliau malah membenci pertanyaan yang saya lontarkan kepada beliau." 'Uwaimir berkata; "Demi Allah, saya tidak akan puas sampai saya menanyakan sendiri kepada beliau! " Kemudian Uwaimir segera beranjak menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang sedang berada di tengah-tengah kerumunan orang-orang. Ia lalu bertanya; "Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat anda, jika ada seorang suami yang mendapati isterinya berselingkuh dengan lelaki lain. Bolehkah dia membunuhnya, sehingga keluarga iipihak isteri membujuhnya sebagai qishah, atau bagaimana?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lantas menjawab; "Telah diturunkan ayat yang berkenaan dengan dirimu dan isterimu. Maka pergi dan bawalah isterimu kemari." Sahl berkata; "Mereka berdua akhirnya saling melaknat, sementara aku bersama orang-orang berada di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ketika mereka selesai dari mula'anah (saling laknat), Uwaimir pun berkata, "Wahai Rasulullah, saya telah berbohong atasnya jika saya tetap mempertahankannya." Uwaimi lalu menjatuhkan talak tiga kali kepada isterinya sebelum Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkannya." Malik berkata; Ibnu Syihab berkata, "Peristiwa itu terjadi setelah turun wahyu tentang bermula'anah (saling laknat bahwa dirinya tidak berzina) ."

malik:1035

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] dari [Bukair bin Abdullah bin Al Asyaj] Bahwasanya ia mengabarkan kepadanya, dari [Mua'wiyah bin Abu 'Ayyasy Al Anshari] bahwasanya ia pernah duduk-duduk bersama Abdullah bin Zubair dan 'Ashim bin Umar bin Khattab." Mua'wiyah berkata; "Muhammad bin Iyas bin Al Bukair menghampiri mereka berdua dan bertanya; "Ada seorang lelaki Badui menceraikan isterinya tiga kali, padahal dia belum pernah menyetubuhinya. Bagaimana pendapat kalian berdua? ' Abdullah bin Zubair pun menjawab; 'Dalam masalah ini, kami belum mempunyai pendapat. Temuilah [Abdullah bin 'Abbas] dan [Abu Hurairah], aku telah meninggalkan mereka berdua di tempat 'Aisyah. Bertanyalah kalian berdua kepada kepada mereka, setelah itu kembalilah dan kabarkan kepada kami! ' Muhammad bin Iyas lalu pergi dan menanyakan hal itu kepada mereka berdua, Ibnu Abbas lalu berkata kepada Abu Hurairah; "Wahai Abu Hurairah, berilah fatwa kepadanya. Ia telah datang kepadamu dengan membawa suatu persoalan yang rumit." Abu Hurairah lantas menjawab; 'Talak sekali bagi isteri yang masih gadis berarti talak ba'in, dan talak tiga kali dapat mengharamkannya untuk dinikahi sampai dia menikah dengan lelaki lain.' Dan Ibnu Abbas juga mengatakan seperti itu." Malik berkata; "Itulah yang kami gunakan dalam pendapat kami."

malik:1039

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] dari [Muhammad bin Yahya bin Habban] ia berkata; "Kakekku, Habban memiliki dua orang isteri, yang satu dari keturunan bani Hasyim dan yang lain dari kaum Anshar. Dia menceraikan isterinya yang berasal dari Anshar, padahal isterinya sedang menyusui. Setelah setahun berlalu Habban meninggal dunia dan isterinya belum haid sama sekali. Isteri itu berkata; "Saya berhak mewarisi hartanya karena aku belum pernah haid sejak diceraikannya." Kedua isteri itupun berselisih pendapat dan mengadukannya kepada Utsman bin 'Affan. [Utsman bin 'Affan] memutuskan untuk memberikan warisan itu pada wanita Anshar, hingga isteri dari keturunan bani Hasyim mencelanya. Utsman bin 'Affan berkata; " [Anak pamanmu] juga melakukan hal yang sama, bahkan dia menyarankan kepada kami untuk melakukannya." Yang dia maksud ialah 'Ali bin Abu Thalib.

malik:1043

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Nafi'] dan [Zaid bin Aslam] dari [Sulaiman bin Yasar] berkata, "Al Ahwash meninggal dunia di Syam, sementara isterinya telah memasuki masa haid yang ketiga dari masa iddahnya, karena ia telah menceraikannya." Mu'awiyah bin Abu Sufyan lantas mengirim surat kepada Zaid bin Tsabit menanyakan tentang hal itu, [Zaid bin Tsabit] kemudian membalas dan mengatakan bahwa bila wanita tersebut telah memasuki haid yang ketiga dari masa iddah, berarti dia telah bercerai dari suaminya dan suaminya pun telah bercerai darinya, dia tidak mewarisi harta suaminya, dan suaminya tidak mewarisi hartanya."

malik:1055

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] dari [Al Qasim bin Muhammad] dan [Sulaiman bin Yasar] bahwasanya ia mendengar keduanya menyebutkan bahwa Yahya bin Sa'id bin 'Ash menceraikan puteri Abdurrahman bin Hakam dengan talak ba'in, lalu Abdurrahman bin Hakam menyuruh puterinya untuk pindah rumah." ['Aisyah], Ummul Mukminin lalu mengirim utusan kepada Marwan bin Al Hakam yang ketika itu menjabat sebagai gubernur Madinah, ia mengatakan, "Bertakwalah kepada Allah dan kembalikan wanita itu ke rumahnya." Dalam hadits Sulaiman, Marwan menjawab, "Abdurrahman telah mengalahkanku (tidak taat) ." Atau dalam hadits Al Qasim Marwan memberi jawaban, "Tidakkah kamu telah mendengar peristiwa yang terjadi pada Fatimah binti Qais?" 'Aisyah menjawab; "Tidak penting engkau sebutkan hadits Fatimah." Marwan berkata; "Jika pada pendapatmu ada keburukkan, maka cukuplah bagimu pada dua permasalah itu saja."

malik:1060

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Nafi'] bahwa [Abdullah bin Umar] mencerai salah satu isterinya di kediaman Hafshah, isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, padahal di situ adalah jalan yang biasa dilewatinya menuju masjid. Setelah itu dia menempuh jalan lain di belakang perumahan karena dia tidak mau harus selalu izin kepadanya (Hafshah) hingga ia meruju'nya."

malik:1062

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Abdullah bin Yazid] mantan budak Al Aswad bin Sufyan, dari [Abu Salamah bin Abdurrahman bin Auf] dari [Fatimah binti Qais] bahwa Abu 'Amru bin Hafsh menjatuhkan talak ba'in kepadanya, padahal dia sedang berada di Syam. Lalu Abu Amru mengutus wakilnya untuk mengirimkan gandum kepadanya, hingga menjadikan Fatimah marah kepada. Abu Amru berkata, "Demi Allah, kamu tidak berhak atas apapun dariku." Fatimah bin Qais lantas mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan mengkisahkan kejadian itu kepada beliau. Beliau lalu bersabda: "Kamu tidak berhak mendapatkan nafkah darinya." Kemudian beliau menyuruhnya untuk menunggu masa iddahnya di rumah Ummu Syarik. setelah itu beliau bersabda: "Dia adalah wanita yang sering dikunjungi oleh para sahabatku. Maka tunggulah masa iddahmu di rumah Abdullah bin Ummi Maktum, dia adalah seorang yang buta, sehingga kamu dapat meletakkan pakaianmu di sisinya. Jika masa iddahmu telah selesai maka beritahukanlah kepadaku." Fatimah berkata, "Ketika masa iddahku telah selesai, aku ceritakan kepada beliau bahwa Mu'awiyah bin Abu Sufyan dan Abu Jahm bin Hisyam telah melamarku. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Jahm itu seorang laki-laki yang tidak pernah meletakkan tongkat dari pundaknya, sedangkan Mu'awiyah adalah seorang laki-laki miskin yang tidak mempunyai harta. Nikahlah dengan Usamah bin Zaid." Fatimah berkata, "Sebenarnya aku tidak menyukainya." Kemudian beliau berkata lagi: "Nikahlah dengan Usaman bin Zaid." Maka aku pun menikah dengannya, dan ternyata Allah menjadikan kebaikan di dalam pernikahan itu, hingga aku merasa bahagia."

malik:1064

Telah menceritakan kepadaku Malik dia bertanya kepada [Ibnu Syihab], "Semenjak kapan masa tenggang suami dihitung, sejak hari pertama tinggal satu rumah dengannya? Atau sejak hari ia diajukan kepada penguasa?" Ibnu Syihab menjawab; "Sejak diajukan kepada penguasa." Malik berkata; "Adapun suami yang tadinya mampu menyetubuhi isterinya kemudian terhalangi (tidak mampu), maka dalam hal ini aku belum pernah mendengar pendapat yang menyatakan bahwa laki-laki tersebut diberi waktu tenggang, atau dipisahkan dari isterinya."

malik:1070

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Tsabit bin Al Ahnaf] bahwa dia menikahi ummu walad milik Abdurrahman bin Zaid bin Khattab. Tsabit berkata, "Abdullah bin Abdurrahman bin Zaid bin Khattab memanggilku, lalu aku datang dan masuk menemuinya. Dan ternyata di dalam telah ada cambuk tergeletak, dua rantai besi dan dua budak miliknya yang didudukkan. Abdullah bin 'Abdurrahman lalu berkata, "Ceraikanlah isterimu, jika tidak maka demi Dzat yang nama-Nya digunakan untuk bersumpah, aku akan memperlakukanmu begini dan begini." Aku lantas berkata, "Dia aku ceraikan seribu kali! " kemudian aku keluar dari kediamannya, dan di jalanan Makkah aku bertemu dengan [Abdullah bin Umar] . Kemudian aku ceritakan kepadanya peristiwa yang baru aku alami. Maka Abdullah bin Umar pun marah dan berkata, 'Itu bukanlah talak, dan dia masih halal bagimu. Maka pulanglah kepada isterimu'." Tsabit bin Al Ahnaf berkata; "Namun hatiku belum tenang, maka aku pun menemui Abdullah bin Zubair, yang ketika itu menjadi gubernur Makkah. Aku lalu menceritakan peritiwa yang terjadi padaku serta respon Abdullah bin Umar akan hal itu. [Abdullah bin Zubair] lalu berkata; "Dia masih halal bagimu. Kembalilah kepada isterimu." Kemudian ia menulis surat kepada Jabir bin Aswad Az Zuhri yang ketika itu menjabat sebagai gubernur Madinah, ia meminta kepadanya agar menghukum Abdullah bin Abdurrahman dan membiarkan aku kembali kepada isteriku." Setelahitu aku kembali ke Madinah, lalu Shafiyyah, isteri Abdullah bin Umar, menyiapkan isteriku untuk diserahkan kepadaku atas sepengetahuan Abdullah bin Umar. Lalu aku mengundang Abdullah bin Umar pada hari pernikahanku, dan ia pun datang."

malik:1073

Telah menceritakan kepada kami dari Malik dari [Hisyam bin Urwah] dari [Bapaknya] berkata; "Jika seorang laki-laki menceraikan isterinya, dia berhak ruju' lagi kepadanya selagi masa iddahnya belum habis, meski dia menceraikannya sampai seribu kali. Seorang laki-laki sengaja menceraikan isterinya, hingga ketika masa iddahnya akan selesai ia kembali meruju'nya, lalu kembali menceraikannya. Setelah itu ia berkata, "Tidak, demi Allah, aku tidak akan menggaulimu dan kamu selamanya tidak akan menjadi halal (tidak pernah habis masa iddahnya karena selalu diruju') ." Kemudian Allah Tabaraka Wa Ta'ala menurunkan ayat: '(Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu, boleh ruju' lagi dengan cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik) ' (Qs. Al Baqarah: 231) Semenjak turunnya ayat ini, orang-orang menghitung talak dari awal lagi, baik yang sudah pernah mentalak ataupun yang belum pernah."

malik:1075

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Sa'ad bin Ishaq bin Ka'b bin 'Ujrah] dari bibinya [Zainab binti Ka'b bin 'Ujrah] bahwa [Furai'ah binti Malik bin Sinan] -yaitu saudara perempuan Abu Sa'id Al Khudri- mengabarkan kepadanya, bahwa ia pernah menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meminta izin agar ia dibolehkan pulang ke rumah keluarganya di Bani Khudrah. Sebab ketika suaminya pergi mencari budak-budaknya yang melarikan, sampai di perbatasan dan menemukan mereka, justru mereka beramai-ramai membunuhnya." Furai'ah binti Malik berkata; "Aku minta izin Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pulang ke rumah keluargaku di bani Khudrah, karena suamiku tidak meninggalkanku di rumah miliknya dan tidak memberi nafkah." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian mengatakan: "Ya." aku kemudian kembali, dan ketika aku sedang berada di kamar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memanggilku atau mengutus seseorang untuk memanggilku. Beliau lalu bertanya: "Apa yang kamu katakan tadi? ' aku lalu mengulang kisah tentang suamiku tadi, lantas beliau bersabda: 'Berdiamlah di rumahmu sampai masa yang diwajibkan atasmu selesai'." Furai'ah binti Malik berkata; "Aku menjalani masa iddah selama empat bulan sepuluh hari." Maka saat pemerintahan Utsman bin Affan, ia mengutus seseorang menemuiku untuk menanyakan hal tersebut, lalu aku kabarkan kepadanya, sehingga Utsman pun mengikutinya dan memutuskan seperti ini."

malik:1081

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Rabi'ah bin Abu Abdurrahman] dari [Muhammad bin Yahya bin Habban] dari [Ibnu Muhairiz] ia berkata; "Suatu hari aku memasuki masjid dan melihat Abu Sa'id Al Khudri. Aku lalu duduk bersamanya dan bertanya tentang 'azl. [Abu Sa'id Al Khudri] lalu menjawab; 'Kami pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada saat perang Bani Musthaliq. Lalu kami mendapat tawanan (anak-anak dan para wanita) Arab, lalu kami berhasrat kepada para wanita tersebut, dan hasrat kami semakin kuat hingga kami ingin menebus (membeli) mereka. Lalu kami merencanakan 'azl, kemudian kami berkata, "Apakah kita akan melakukan 'azl sebelum bertanya, sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ada di antara kita? kemudian kami menanyakan kepada beliau tentang hal itu. Beliau bersabda: "Kenapa kalian tidak melakukannya, tidak ada jiwa yang ditakdirkan hidup kecuali dia akan hidup hingga Hari Kiamat."

malik:1090

(Masih dari jalur periwayatan yang sama dengan hadits sebelumnya), [Zainab] berkata; " [Ummu Salamah], isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata, "Ada seorang wanita datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bertanya: 'Wahai Rasulullah, suami anak perempuanku meninggal dunia hingga kedua matanya sakit (karena banyak nangis), apakah dia boleh memakai celak? ' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Jangan, " -dua atau tiga kali-, dan setiap ditanya beliau menjawab: "Jangan." Kemudian beliau bersabda: "Berkabung itu hanya selama empat bulan sepuluh hari. Sungguh, pada masa Jahilliyah dahulu salaj seorang dari kalian melempar kotoran unta di awal tahun." Humaid bin Nafi' berkata; "Aku lalu bertanya kepada Zainab, 'Apa maksud 'melempar kotoran unta pada awal tahun?" Zainab menjawab; "Dahulu jika seorang wanita ditinggal mati oleh suaminya, ia masuk ke rumah jelek dan mengenakan seburuk-buruk pakaian serta tidak menyentuh wewangian selama setahun. Setelah itu akan didatangkan kepadanya seekor keledai, atau kambing, atau burung, lalu ia menyentuh kulitnya sebagai bentuk terapi, dan tidak ada yang ia sentuh kecuali akan mati. Kemudian ia keluar dan diberikan kepadanya kotoran unta, ia lalu melemparkan kotoran tersebut sebagai tanda habisnya masa penantian. Kemudian ia kembali menjalani kehidupan seperti biasa, memakai wewangia dan selainnya." Malik berkata; "Al Hifsy ialah rumah kecil yang jelek atau gubug reot, dan taftadldlu ialah mengusap kulitnya semacam jampi."

malik:1098

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Nafi'] bahwa [Salim bin Abdullah bin Umar] mengabarkan kepadanya, bahwa [Aisyah] Ummul Mukminin mengirimkan Salim bin Abdillah untuk menyusu kepada saudara wanitanya, Ummu Kultsum binti Abu Bakar, lalu ia berkata; "Susuilah dia sampai sepuluh kali hingga dia boleh menemuiku." Salim berkata; "Ummu Kultsum menyusuiku hanya tiga kali, sebab setelah itu dia sakit hingga tidak bisa menyusuiku lagi. Saya pun tidak bisa menemui 'Aisyah karena Ummu Kultsum menyusuiku tidak sampai genap sepuluh kali."

malik:1107

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Nafi'] bahwa [Shafiyyah binti Abu 'Ubaid] mengabarkan kepadanya bahwa [Hafshah] Ummul Mukminin mengirim 'Ashim bin Abdullah bin Sa'd kepada saudara wanitanya, Fathimah binti Umar bin Khattab untuk menyusuinya sebanyak sepuluh kali, sehingga dia dapat bertemu muka dengannya -Ashim saat itu masih kecil-, Fatimah binti 'Umar lalu menyusuinya sehingga dia bisa bertemu muka dengana Hafshah."

malik:1108

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Ibnu Syihab] bahwa dia pernah ditanya tentang hukum menyusui orang yang sudah dewasa. Lalu ia berkata, " [Urwah bin Zubair] mengabarkan kepadaku bahwa Abu Hudzaifah bin 'Utbah bin Rabi'ah -salah seorang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang ikut perang Badar-, dia telah mengadopsi Salim yang biasa dipanggil 'Salim mantan budak Abu Hudzaifah' sebagai anaknya, yaitu sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengadopsi Zaid bin Haritsah sebagai anak angkat beliau. Abu Hudzaifah menganggap Salim sudah seperti anaknya sendiri, oleh karenanya dia menikahkan Salim dengan anak saudaranya, yaitu Fathimah binti Al Walid bin 'Utbah bin Rabi'ah. Ketika itu Fatimah termasuk orang-orang yang pertama-tama ikut berhijrah, dia juga termasuk janda dari kalangan Quraisy yang utama. Tatkala Allah Ta'ala menurunkan ayat dalam kitab-Nya berkenaan dengan kasus Zaid bin Haritsah, yaitu: '(Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; itulah yang lebih adil pada sisi Allah Ta'ala, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggillah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maula-mu) ' maka setiap anak yang diadopsi dikembalikan kepada bapaknya masing-masing. Jika tidak diketahui siapa bapakanya, maka dikembalikan kepada para walinya. Sahlah binti Suhail, isteri Abu Hudzaifah dari Bani 'Amir bin Lu`ai menemui Rasulullah Shalla Allahu 'alaihi wa sallam dan berkata; "Wahai Rasulullah, kami dulu melihat Salim sebagai anak yang masih kecil, dia sering memasuki kediamanku, sedang saya memakai pakaian sehari-hari dan kami tidak mempunyai rumah kecuali hanya satu. Menurutmu bagaimana kami harus menyiasatinya?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Susuilah dia sebanyak lima kali susuan, sehingga dengan itu dia menjadi anak dari jalan persusuan." Aisyah Ummul Mukminin lalu melakukannya terhadap orang-orang yang ia ingin bertemu dengannya. Maka ia menyuruh saudara wanitanya, Ummu Kultsum binti Abu Bakar Ash Shiddiq dan anak-anak perempuan dari saudaranya untuk menyusui orang yang dia sukai untuk bertemu dia. Namun seluruh isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menolak menjadikan penyusuan sebagai sarana agar seseorang boleh bertemu dengan salah satu di antara mereka. Mereka lalu berkata; "Tidak, demi Allah, menurut pendapat kami perintah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada Sahlah binti Suhail tidak diberikan kepadanya kecuali sebagai keringanan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan itu khusus baginya. Tidak, demi Allah, seseorang tidak boleh bertemu dengan kami hanya lantaran penyusuan semacam ini." Begitulah pandangan isteri-isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengenai penyusuan anak dewasa atau yang beranjak besar."

malik:1113

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abdullah bin Dinar] berkata; "Ketika saya bersama [Abdullah bin Umar] di darul qadhla', ada seorang lelaki yang mendatanginya dan bertanya mengenai hukum menyusui orang dewasa. Abdullah bin Umar lalu menjawab; 'Suatu ketika ada seorang lelaki mendatangi [Umar bin Khattab] dan berkata; 'Saya memiliki seorang budak wanita yang selalu saya setubuhi, lalu isteriku dengan sengaja menyusui budak wanita tersebut. Maka ketika aku ingin menyetubuhi budak itu isteriku berkata; 'Jangan kau lakukan, demi Allah aku telah menyusuinya'?" Lantas Umar berkata; 'Hukumlah isterimu dan gaulilah budak perempuanmu, sebab persusuan itu untuk yang masih kecil."

malik:1114

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] dari [Salim bin Abdullah] bahwa [Abdullah bin Umar] menjual budak lelakinya dengan harga delapan ratus dirham. Dia menjualnya dalam keadaan tidak ada cacat. Orang yang membeli budak darinya berkata; "Budak yang kamu jual kemarin ternyata ada cacatnya dan kamu tidak memberitahukannya kepadaku." Maka mereka berdua membawa perkara ini kepada khalifah Utsman bin Affan. Sang pembeli berkata; "Dia telah menjual budak kepadaku, sementara ada cacat padanya yang tidak ia beritahukan kepadaku." Abdullah bin Umar membantah, "Saya menjualnya dalam keadaan baik dan tidak ada cacat." Utsman bin 'Affan lalu memberi putusan; ia meminta Abdullah bin Umar untuk bersumpah bahwa dia telah menjual seorang budak dalam keadaan tidak cacat. Namun Abdullah bin Umar menolak dan tidak mau bersumpah, sehingga budak itu dikembalikan lagi kepadanya. Dan ternyata budak tersebut kembali sembuh saat berada di sisinya, Abdullah menjual lantas menjualnya dengan harga seribu lima ratus dirham."

malik:1121

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Abu Ar Rijal Muhammad bin Abdurrahman] dari Ibunya [Amrah binti Abdurrahman] Bahwasanya ia mendengar Amrah berkata, "Pada masa Rasulullah ada seorang lelaki membeli buah dari sebuah kebun. Laki-laki itu kemudian memeriksa dan menelitinya hingga mengetahui cacat yang terdapat pada buah tersebut. Laki-laki itu kemudian meminta kepada pemilik kebun untuk membatalkannya atau mengurangi harganya. Pemilik kebun itu lalu bersumpah bahwa dia tidak akan melakukannya. Maka Ibu laki-laki itu mendatangi Rasulullah Shalla Allahu 'alaihi wa sallam dan mengadukan hal itu kepada beliau. Rasulullah Shalla Allahu 'alaihi wa sallam kemudian bersabda: "Dia telah bersumpah tidak akan melakukan kebaikan." Pemilik kebun itu mendengar ucapan beliau, lalu ia segera bergegas menemui Rasulullah Shalla Allahu 'alaihi wa sallam dan berkata; "Saya bersedia mengembalikan kepadanya."

malik:1133

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Zaid bin Aslam] dari ['Atha bin Yasar] berkata, "Mu'awiyah bin Abu Sufyan telah menjual bejana dari emas atau perak dengan lebih banyak dari beratnya. Maka [Abu Darda'] pun berkata; "Saya telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang jual beli seperti ini kecuali jika sama timbangannya." Lalu Mu'awiyah membantah dengan mengatakan; "Saya menganggap hal ini tidak apa-apa! " Lalu Abu Darda bertanya; "Siapa yang akan membantuku memberi alasan dari yang dilakukan Mu'awiyah? Saya mengabarinya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dia malah membantahnya dengan pendapatnya. Saya tidak akan mendiami suatu wilayah yang engkau ada di dalamnya." Kemudian Abu Darda menemui Umar bin Khattab dan melaporkan perihal tersebut, maka [Umar bin Khattab] menulis surat kepada Mu'awiyah; "Janganlah kamu menjualnya kecuali jika serupa dan beratnya sama! "

malik:1147

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Nafi'] dari [Abdullah bin Umar] bahwa [Umar bin Khattab] berkata; "Janganlah kalian menjual emas dengan emas kecuali sebanding, dan janganlah kalian melebihkan sebagian atas sebagian yang lain. Janganlah kalian menjual perak dengan perak kecuali sebanding, dan janganlah kalian melebihkan sebagian atas sebagian yang lain. Janganlah kalian menjual perak dengan emas, yang satu kredit dan yang lain cash. Jika ada seseorang yang meminta penangguhan kepadamu hingga ia masuk ke dalam rumahnya maka janganlah engkau beri penangguhan, karena aku khawatir kalian akan mendapat tambahan, sebab tambahan adalah riba."

malik:1148

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abdullah bin Dinar] dari [Abdullah bin 'Umar] bahwa [Umar bin Khattab] berkata; "Janganlah kalian menjual emas dengan emas kecuali sebanding, dan jangan kalian lebihkan sebagian dengan sebagian yang lain. Janganlah kalian menjual perak dengan perak kecuali sebanding, dan jangan kalian lebihkan sebagian dengan sebagian yang lain. Janganlah kalian menjual sesuatu; yang satu ada sementara yang lain tidak ada (di tempat) . Jika ada seseorang yang meminta penangguhan kepadamu hingga ia masuk ke dalam rumahnya maka janganlah engkau beri penangguhan, karena aku khawatir kalian akan mendapat tambahan, sebab tambahan adalah riba."

malik:1149

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Nafi'] dari [Abdullah bin Umar] berkata; "Pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kami pernah membeli makanan, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus seseorang kepada kami untuk memerintahkan agar kami memindahkan makanan dari tempat kami membelinya ke tempat lain sebelum kami menjualnya."

malik:1156

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] bahwa dia telah mendengar Jamil bin Abdurrahman Al muadzin berkata kepada [Sa'id bin Musayyab]; "Saya adalah orang yang membeli rezeki-rezeki yang diberikan kepada orang-orang di Al Jar berkat kehendak Allah. Saya hendak menjual makanan yang dititipkan kepadaku dengan penangguhan." Sa'id pun bertanya kepadanya; "Apakah kamu akan memberi (harga) penuh dari barang yang telah engkau beli?" dia menjawab; "Ya." Maka Sa'id melarangnya.

malik:1158

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Abu Az Zinad] bahwa dia mendengar [Sa'id bin Musayyab] dan [Sulaiman bin Yasar] bahwa mereka berdua melarang seseorang menjual gandum dengan emas dengan penangguhan, lalu membeli kurma dengan emas sebelum menerima emas tersebut.

malik:1159

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Katsir bin Farqad] Bahwasanya ia bertanya kepada [Abu Bakar bin Muhammad bin 'Amru bin Hazm] tentang seorang lelaki yang menjual makanan dengan emas kepada lelaki lain dengan penangguhan, lalu dia membeli kurma dengan emas sebelum emas tersebut diterima. Lalu Abu Bakar bin Muhammad membenci hal tersebut dan melarangnya." Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ibnu Syihab] seperti hadits tersebut.

malik:1160

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Nafi'] dari [Abdullah bin Umar] berkata; "Seseorang boleh menghutangkan makanan tertentu kepada orang lain, dengan harga yang telah diketahui, dan dengan tempo pembayaran yang telah ditentukan, selama hal itu bukan berupa tanaman yang belum jelas kematangannya atau kurma yang belum tampak matang."

malik:1161

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Shalih bin Kaisan] dari [Hasan bin Muhammad bin 'Ali bin Abu Thalib] bahwa ['Ali bin Abu Thalib] menjual untanya yang diberi nama 'Ushaifir dengan dua puluh unta secara tempo."

malik:1165

Telah menceritakan kepadaku dari Malik ia bertanya kepada [Ibnu Syihab] tentang hukum menjual dua ekor hewan dengan satu ekor secara tempo. Ibnu Syihab menjawab; "Tidak apa-apa."

malik:1167

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Nafi'] dari [Abdullah bin Umar] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang menjual anak yang masih janin. Itu adalah model perdagangan orang-orang Jahiliyah, seseorang yang membeli unta hingga unta itu melahirkan anak, lalu anaknya itu melahirkan anak lagi."

malik:1168

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Muhammad bin Yahya bin Habban] dan dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang jual beli dengan cara mulamasah dan munabadzah. Malik berkata; "Mulamasah ialah seseorang menyentuh pakaian, tidak membentangkannya, tidak memperjelas apa yang ada dalam pakaian itu, atau membelinya pada malam hari, hingga dia tidak tahu bagaimana pakaian itu. Sedangkan munabadzah yaitu seseorang melemparkan bajunya kepada orang lain, dan orang lain juga melemparkan bajunya kepadanya tanpa pertimbangan sama sekali dari keduanya, dan setiap mereka mengatakan; 'ini dijual dengan ini'. Mulamasah dan munabadzah dengan cara inilah yang dilarang."

malik:1176

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Abu Az Zinad] dari [Busr bin Sa'id] dari ['Ubaid Abu Shalih] mantan budak As Saffah, ia berkata; "Aku menjual kain daganganku dengan tempo kepada penduduk dar nakhlah. Kemudian aku ingin pergi ke Kufah, namun mereka memintaku untuk mengurangi harga hingga mereka dapat membayarnya secara tunai. Maka hal itu aku tanyakan kepada [Zaid bin Tsabit] . Dia menjawab; 'Saya tidak menyuruhmu untuk memakan harta itu dan tidak memberi makan dengan harta itu'."

malik:1178

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari ['Utsman bin Hafsh bin Khaldah] dari [Ibnu Syihab] dari [Salim bin Abdullah] dari [Abdullah bin Umar] bahwa ia pernah ditanya tentang seorang laki-laki yang berhutang kepada laki-laki lain dengan pembayaran tempo. Kemudian pemilik hak menguranginya dan pihak lain minta untuk disegerakan. Maa Abdullah bin Umar membenci hal itu dan melarangnya."

malik:1179

Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Zaid bin Aslam] ia berkata; "Riba jahiliyah ialah seseorang memberikan pinjaman kepada orang lain dalam jangka waktu tertentu. Lalu jika telah jatuh tempo, dia berkata; 'Apakah kamu mau membayar sekarang atau memberikan bunga? ' Jika dia membayarnya saat itu, maka dia akan mengambilnya. Namun jika tidak, hutangnya akan bertambah dan dia akan mengakhirkan pembayarannya pada lain waktu."

malik:1180

Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Musa bin Maisarah] ia mendengar seorang laki-laki bertanya kepada [Sa'id bin Musayyab]; "Saya adalah orang yang biasa berjualan dengan cara kredit." Sa'id menjawab; "Janganlah kamu menjual barang kecuali apa yang kamu bawa ke rumahmu."

malik:1182

Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Zaid bin Aslam] dari [Bapaknya] ia berkata; "Abdullah dan Ubaidullah, keduanya anak Umar bin Khattab, pernah bergabung dalam sebuah pasukan menuju Irak. Tatkala kembali, mereka berdua melewati Abu Musa Al Asy'ari yang pada saat itu menjadi gubernur Bashrah. Abu Musa kemudian menyambut keduanya dengan senang hati seraya berkata; "Sekiranya aku bisa memberikan sesuatu yang dapat bermanfaat kepada kalian di hari kemudian, niscaya akan aku lakukan." [Abu Musa] berkata lagi, "Oh ya, ini ada harta dari harta Allah, saya ingin menyerahkannya kepada Amirul Mukminin, saya pinjamkan harta ini kepada kalian berdua sehingga kalian bisa berbelanja barang dagangan di Irak dan menjualnya kembali sesampai di Madinah. Nanti serahkanlah modalnya kepada Amirul Mukiminin, dan keuntungannya untuk kalian berdua. Mereka berdua berkata; 'Kami senang dengan hal itu.' Maka Abu Musa melakukannya dan menulis pesan untuk Amirul Mukminin agar dia mengambil harta darinya yang dititipkan kepada kedua anaknya. Tatkala mereka berdua tiba (di Madinah) mereka menjual dagangannya hingga mendapatkan keuntungan. Namun tatkala hendak menyerahkan harta tersebut kepada 'Umar, Umar bertanya; 'Apakah Abu Musa meminjami setiap pasukan sebagaimana dia meminjamkannya kepada kalian berdua? ' Mereka berdua menjawab; 'Tidak'. [Umar bin Khattab] berkata; 'Jadi karena kalian anak dari Amirul Mukminin sehingga dia meminjamkannya?! Serahkan semua harta serta keuntungannya! ' Mendengar hal itu, Abdullah hanya bisa diam. Sedangkan Ubaidullah berkata; 'Tidak sepatutnya engkau bersikap demikian, wahai Amirul Mukminin, bukankah jika harta itu berkurang atau hilang, kami harus menanggungnya? ' Umar masih bersikukuh; 'Serahkan, ' Abdullah juga masih terus diam, sedang Ubaidullah masih terus berusaha mendesaknya. Lalu ada seorang lelaki yang berada di majelis itu berusaha untuk menengahi dan berkata; 'Wahai Amirul Mukminin, bagaimana jika harta itu engkau pinjamkan kepada mereka berdua? ' 'Aku telah meminjamkannya kepada mereka berdua', jawab Umar bin Khattab. Kemudian Umar mengambil harta itu ditambah setengah dari keuntungan, sedang Abdullah dan Ubaidullah juga mendapat setengah dari keuntungan."

malik:1195

Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Sulaiman bin Yasar] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus Abdullah bin Rawahah ke Khaibar, dia menentukan pembagian antara beliau dengan kaum Yahudi Khaibar. Sulaiman bin Yasar berkata; "Mereka mengumpulkan perhiasan isteri-isteri mereka, kemudian mengatakan kepada Abdullah bin Rawahah; "Semua perhiasan ini untuk kamu, tapi berilah keringanan kepada kami dan berilah tambahan pada bagian kami." Abdullah bin Rawahah pun menjawab; "Wahai kaum Yahudi! Demi Allah, kalian adalah makhluk ciptaan Allah yang paling saya benci, meski demikian itu bukan alasan bagiku untuk berbuat lalim kepada kalian. Adapun semua perhiasan yang kalian berikan kepadaku sebagai suap, itu semua adalah haram, kami tidak akan pernah memakannya." Mereka pun berkata; "Dengan kebenaran ini, tegaklah langit dan bumi."

malik:1198

Dan dari Malik dari [Abu Zinad] bahwa [Umar bin Abdul Aziz] mengirim surat kepada Abdul Hamid bin Abdurrahman bin Zaid bin Khattab, seorang pegawai di Kufah; "Putuskanlah urusan dengan sumpah disertai saksi."

malik:1211

Yahya berkata; Malik berkata; dari [Daud bin Al Husain] bahwa ia mendengar [Abu Ghatafan bin Thariq Al Muri] berkata; "Zaid bin Tsabit Al Anshari dan Ibnu Muthi' berselisih tentang sebuah rumah, kemudian mereka mengadukan perkara tersebut kepada Marwan bin Hakam, yang saat itu menjabat sebagai gubernur Madinah. Lalu ia memberi putusan agar Zaid bin Tsabit bersumpah di atas mimbar, [Zaid bin Tsabit] pun berkata; "Saya akan bersumpah di tempatku." Marwan bin Al Hakam berkata; 'Tidak! Demi Allah, kecuali di tempat terjadinya pemutusan hak." Abu Ghathafan berkata, "Zaid bin Tsabit pun bersumpah bahwa haknya adalah benar, dan menolak bersumpah di atas mimbar." Sikap Zaid bin Tsabit tersebut membuat Marwan bin Al Hakam heran." Malik berkata; "Menurut pendapat kami, seorang tidak diminta bersumpah di atas mimbar atas dakwaan uang yang kurang dari seperempat dinar atau tiga dirham."

malik:1216

Yahya berkata; telah menceritakan kepadaku Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Sa'id bin Musayyab] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jaminan utang tidak boleh di miliki." Malik berkata; "Tafsir dari sabda beliau -Wa allah 'alam- bahwa seorang laki-laki menggadaikan barangnya kepada pihak lain, sementara barang gadaian tersebut nilainya lebih besar dari jumlah hutang. Lalu orang yang menggadaikan berkata kepada pihak penerima gadai, "Saya akan datang kepadamu membawa hakmu sampai waktu yang ditentukan, tetapi jika tidak maka barang gadaian itu menjadi milikmu." Malik berkata; "Inilah tidak benar dan tidak halal, praktik semacam inilah yang dilarang. Yakni, jika pemilik barang tersebut melebihi waktu yang telah ditentukan maka ba rang yang digadaikan tersebut menjadi milik si penerima gadai. Dan aku melihat bahwa bahwa syarat seperti ini tidak sah."

malik:1217

Telah menceritakan kepada kami Yahya dari Malik dari [Zaid bin Aslam] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa mengganti agamanya (murtad), maka penggallah lehernya." Waallahu A'lam, menurut yang kami ketahui bahwa makna sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Barangsiapa mengganti agamanya, penggallah lehernya" yaitu orang yang keluar dari agama Islam dan masuk ke dalam agama selainnya, seperti zindiq dan yang semisalnya. Jika mereka menampakkan diri mereka, maka mereka boleh dibunuh dan tidak perlu untuk diminta taubat. Karena taubatnya tidak diakui, dan mereka mungkin dapat menyembunyikan kekufuran dan menampakkan keIslamannya. Jadi menurut kami, orang-orang seperti itu tidak perlu diberi kesempatan bertaubat, dan ucapannya tidak diterima. Adapun orang yang keluar dari Islam dan masuk ke dalam agama lain kemudian menampakkannya, maka hendaklah ia diminta untuk bertaubat, jika tidak bertaubat maka dibunuh. Kemudian, jika suatu kaum dalam keadaan seperti itu, maka menurutku mereka diajak masuk Islam, jika mereka tidak menerima maka diperangi. Dan bukan maksud hadits tersebut adalah berpindahnya seorang Yahudi ke dalam agama Nasrani atau seorang Nasrani ke dalam agama Yahudi. Atau, bukan dari agama lain ke agama lain. Kecuali Islam, sebab maksud dari hadits tersebut adalah orang yang keluar dari agama Islam dan masuk ke dalam agama lain, lalu menampakkannya." Waallahu A'lam.

malik:1219

Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Yahya bin Sa'id] dari [Said bin Musayab] berkata, "Seorang penduduk Syam yang bernama Ibnu Khaibari mendapati seorang laki-laki sedang bersama isterinya, maka ia pun membunuhnya atau membunuh mereka berdua. Sehingga hal itu menyulitkan Mu'awiyah bin Abu Sufyan dalam memutuskan perkaranya, dia kemudian menulis surat kepada Abu Musa Al Asy'ari agar bertanya kepada [Ali bin Abu Thalib] tentang hal itu. Kemudian Abu Musa bertanya kepada Ali bin Abu Thalib tentang hal itu, Ali lantas berkata kepadanya; "Perkara ini tidak terjadi di wilayahku, maka saya ingin kamu memberikan memberikan informasi kepadaku dengan benar." Maka Abu Musa Al Asy'ari lalu berkata; "Mu'awiyah bin Abu Sufyan menulis surat kepadaku agar aku menanyakan hal ini kepadamu! " Ali pun menjawab; "Aku, Abu Hasan! Jika dia tidak mendatangkan empat orang saksi maka berikan hukuman kepadanya."

malik:1222

Yahya berkata Malik berkata; dari [Ibnu Syihab] dari [Sunain Abu Jamilah] seorang pemuda dari Bani Sulaim, dia menemukan seorang anak dari hasil zina yang dibuang pada masa Umar bin Khattab. Sunain berkata; "Saya membawanya kepada Umar bin Khattab." Lantas [Umar] bertanya; "Apa yang menyebabkanmu mengambil anak ini?" Sunain menjawab; "Saya menemukannya terlantar sehingga saya mengambilnya." Orang yang mengenal anak itu berkata; "Wahai Amirul Mukminin, dia anak yang shalih." Umar berkata kepadanya; "Benarkah?" Orang itu menjawab; "Ya." Umar bin Khattab kemudian berkata; "Pergilah! anak itu telah bebas, engkau mendapatkan hak perwaliannya, sedang kamilah yang akan menafkahinya."

malik:1223

Yahya berkata; dari Malik dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah bin Az Zubair] dari [Aisyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ia berkata; "Utbah bin Abu Waqqas berjanji kepada saudaranya, Sa'd bin Abu Waqqash, "Anak budak wanita Zam'ah adalah darah dagingku, maka rawatlah dia." Aisyah berkata; "Tatkala terjadi pembukaan kota Makkah, Sa'd mengambil anak tersebut dan berkata; 'Ini adalah anak saudaraku, ia telah berpesan kepadaku agar aku mengambilnya." Tetapi kemudian 'Abd bin Zam'ah berkata, "Ini adalah saudaraku, ia anak budak wanita bapakku, yang lahir di atas kasurnya." Lalu keduanya sepakat untuk mengadukan hal itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Sa'd berkata; 'Wahai Rasulullah, ini adalah anak saudaraku, ia telah berpesan agar aku mengambilnya." Abd bin Zam'ah berkata; 'Ini adalah saudaraku, ia anak budak wanita bapakku yang lahir di atas kasurnya." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda: "Wahai Abd bin Zam'ah, dia adalah milikmu." Beliau lalu bersabda lagi: "Anak itu adalah untuk pemilik kasur, sedangkan bagi pezina adalah hukuman rajam." Setelah itu beliau berkata kepada Saudah binti Zam'ah; "Berhijablah darinya." Karena wajahnya yang hampir sama dengan Utbah bin Abu Waqqash. Aisyah berkata; "Maka dia tidak pernah melihatnya hingga bertemu Allah Azza Wa Jalla."

malik:1224

Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Yazid bin Abdullah bin Al Hadi] dari [Muhammad bin Ibrahim bin Al Harits At Taimi] dari [Sulaiman bin Yasar] dari [Abdullah bin Abu Umayyah] berkata, "Seorang wanita ditalak suaminya, lalu dia melakukan iddah selama empat bulan sepuluh hari. Setelah selesai ia menikah lagi, lalu ia melahirkan seorang anak laki-laki yang sempurna setelah empat bulan setengah hidup serumah (dengan suami keduanya) . Maka suami (kedua) nya menemui [Umar bin Khattab] mengadukan hal tersebut, lalu Umar memanggil para wanita dari wanita-wanita jahiliyah pada masa dahulu dan menanyakan hal itu. Salah seorang di antara mereka lantas bercerita, "Saya beritahukan kepadamu tentang wanita ini. Ia ditinggal mati suaminya saat dalam keadaan hamil, dan anak itu pun berkembang dalam perutnya. Ketika suaminya yang keduanya menggaulinya, dan sepermanya mengenai anak itu, maka anak yang ada di dalam perut itu pun bergerak dan menjadi besar." Umar bin Khattab membenarkan wanita itu lalu memisahkan mereka berdua. 'Umar berkata; "Tidaklah sampai kepadaku dari kalian berdua kecuali kebaikan." lalu dia menetapkan anak itu kepada suami pertama.

malik:1225

Telah menceritakan kepadaku Malik dari ['Amru bin Yahya Al Muzani] dari [Bapaknya] dia berkata; "Pada kebun kakeknya terdapat sungai kecil milik Abdurrahman bin 'auf, lalu Abdurrahman bin 'auf ingin memindahkan sungai kecil tersebut ke pojok kebun hingga lebih mendekati tanahnya. Namun pemilik kebun itu melarangnya. Abdurrahman bin 'auf mengadukan hal itu kepada [Umar bin Khattab], lalu Umar memberi putusan bahwa Abdurrahman bin 'auf boleh memindahkannya."

malik:1237

Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [Bapaknya] dari [Yahya bin Abdurrahman bin Hathib] bahwa budak milik Hatib mencuri seekor unta milik seorang dari Muzainah dan menyembelihnya. Hal itu diadukan kepada Umar bin Khattab, kemudian [Umar bin Khattab] menyuruh Katsir bin Shalt memotong tangan mereka. setelah itu Umar berkata; "Kulihat kamu sengaja membuat mereka lapar?" Demi Allah aku akan mendendamu dengan denda yang berat." Umar lalu berkata kepada orang yang untanya dicuri, "Berapa harga untamu?" dia menjawab; "Demi Allah, saat untaku ditawar empat ratus dirham aku tidak membolehkannya." Umar lalu berkata; "Bayarlah seharga delapan ratus dirham."

malik:1240

Telah menceritakan kepada kami Yahya dari Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Humaid bin Abdurrahman bin Auf] dan dari [Muhammad bin Nu'man bin Basyir] bahwa keduanya menceritakan kepadanya, dari [Nu'man bin Basyir] ia mengatakan bahwa bapaknya, Basyir, membawa dirinya datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Saya telah memberi anakku seorang pelayan." Rasulullah Shalla Allahu 'alaihi wa sallam lantas bertanya: "Apakah setiap anakmu telah kamu beri juga?" dia menjawab; "Tidak." Rasulullah Shalla Allahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kalau begitu, ambil kembali pemberian itu."

malik:1241

Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman bin Auf] dari [Jabir bin Abdullah Al Anshari] bahwa Rasulullah Shalla Allahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Siapa saja yang diberi tempat tinggal untuk dirinya maupun keturunannya, maka hal itu menjadi milik si penerima, dan selamanya tidak bisa kembali kepada si pemberi. Karena dia telah memberi pemberian yang ada hak pewarisan di dalamnya."

malik:1245

Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Rabi'ah bin Abu Abdurrahman] dari [Yazid] budak Al Munba'its, dari [Zaid bin Khalid AL Juhani] ia berkata; "Seorang laki-laki menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya tentang Luqathah (barang temuan), beliau lalu bersabda: 'Kenalilah tutup dan talinya, lalu umumkan selama satu tahun. Jika pemiliknya datang maka berikanlah, dan jika tidak maka itu menjadi milikmu." laki-laki itu bertanya lagi, "Wahai Rasulullah, bagaimana dengan kambing yang tersesat?" Beliau menjawab: "Kambing itu untukmu, atau untuk saudaramu, atau untuk serigala." Laki-laki itu bertanya lagi; "Bagaimana dengan unta yang tersesat? ' beliau menjawab: "Apa urusanmu dengan unta, ia bisa minum dan punya kaki! Ia akan mencari minum dan makannya sendiri hingga bertemu dengan pemiliknya."

malik:1248

Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Yahya bin Sa'id] bahwa [Abu Darda] pernah menulis surat kepada Salman Al Farisi agar kembali ke tanah yang di sucikan. Salman membalasnya; "Tanah itu tidak mensucikan seseorangpun, namun yang mensucikan seseorang itu hanyalah amalannya. Saya telah mendapatkan kabar bahwa engkau telah diangkat menjadi tabib (hakim), jika engkau bisa menyelesaikan perkara maka itu adalah kebaikan untukmu. Jika engkau telah menjadi penentu penyelesaian masalah, maka berhati-hatilah engkau dari membunuh manusia (salah dalam memberi putusan) hingga menjadikanmu masuk neraka. Maka jika Abu Darda sedang memutuskan suatu perkara di antara dua orang, kemudian kedua orang tersebut meninggalkannya, diapun melihat mereka berdua seraya berkata; "Kembalilah dan ulangi perkara kalian." Demi Allah, (setelah itu) ia pun dapat menyelesaikan perkara."

malik:1261

Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Umar bin Abdurrahman bin Dalaf Al Muzani] dari [Bapaknya] bahwa seorang laki-laki dari Juhainah suatu ketika pernah pergi haji, lalu membeli beberapa unta yang layak ditunggangi secara berlebihan. Dia mempercepat perjalanannya untuk mengejar orang yang pergi berhaji, namun mengalami kepailitan. Kemudian perkaranya diadukan kepada [Umar bin Khattab] dan dia pun berkata; "Amma badu, Wahai para manusia, kebinasaan itu adalah kebinasaan Juhainah, dia telah merelakan agamanya dan amanatnya dengan tindakannya sendiri. Ketahuilah, sesungguhnya dia telah berani mendekat dengan bahaya sehingga diapun terjebak dalam perangkap yang sulit lepas darinya. Barangsiapa yang memiliki piutang kepadanya hendaknya dia datang kepada kami besok pagi, kami akan membagi hartanya, dan jauhilah berhutang karena awalnya adalah kesedihan dan akhirnya adalah kefakiran dan kerugian."

malik:1262

Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah bin Mas'ud] berkata, "Seorang lelaki Anshar menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membawa budak wanitanya yang hitam, kemudian dia bertanya; "Wahai Rasulullah, saya mempunyai budak yang mukmin, jika anda melihatnya benar-benar beriman, maka akan saya bebaskan." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bertanya: "Apakah engkau bersaksi bahwa tiada tuhan yang patut di sembah kecuali hanya Allah?" dia menjawab, "Ya." Beliau bertanya lagi: "Apakah engkau bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah?" dia menjawab; "Ya." Beliau bertanya lagi: "Apakah engkau percaya akan ada hari berbangkit setelah mati?" dia menjawab; "Ya." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Bebaskan dia! "

malik:1270

Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [Bapaknya] dari [Aisyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata; "Barirah datang dan berkata; "Saya telah memerdekakan diriku dari majikanku secara mukatabah dan membayar sembilan uqiyah, dengan cicilan setiap satu tahun satu uqiyah. Maka bantulah aku." Aisyah berkata; "Jika keluarga (majikan) mu setuju, maka saya akan membayarkannya kepada mereka atas nama kamu, tetapi perwalianmu harus kepadaku." Barirah lantas pergi menemui keluarganya dan menyampaikan hal itu kepada mereka, namun mereka menolaknya. Tidak lama kemudian dia datang dari keluarganya, sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam duduk mendengarkan. Barirah berkata kepada Aisyah; "Saya telah tawarkan kepada mereka tapi mereka menolaknya, kecuali jika hak perwalian tetap pada mereka." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang mendengar percakapan tersebut langsung bertanya, lalu 'Aisyah memberitahukan kepada beliau. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Ambillah dia dan tetapkanlah persyaratan kepada mereka, karena perwalian adalah hak bagi orang yang membebaskannya." Aisyah kemudian melakukan saran beliau, setelah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri di hadapan orang banyak lalu bertahmid dan memuji Allah. Beliau lantas bersabda: "Amma ba'du, kenapa orang-orang memberi persyaratan yang tidak berdasarkan kitab Allah. Syarat apapun yang tidak terdapat pada kitab Allah adalah itu adalah batil, meskipun itu seratus syarat. Ketetapan Allah-lah yang lebih berhak dan syarat Allah adalah lebih kuat. Perwalian itu bagi orang yang membebaskan."

malik:1275

Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Rabi'ah bin Abu Abdurrahman] berkata, "Zubair bin Al 'Awwam membeli seorang budak kemudian membebaskannya, sementara budak tersebut memiliki anak-anak dari wanita yang merdeka. Maka ketika Zubair membebaskannya, ia pun berkata; "Anak-anak itu di bawah perwalianku." Lalu para wali dari pihak ibu mereka berkata; "Tidak, mereka ada di bawah perwalian kami." Kemudian mereka mengadukan permasalahan tersebut kepada [Utsman bin Affan], lalu Utsman memutuskan bahwa hak perwalian itu kepada Zubair."

malik:1279

Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Abdullah bin Abu Bakar bin Muhammad bin 'Amru bin Hazm] dari [Abdul Malik bin Abu Bakar bin Abdurrahman bin Al Harits bin Hisyam] dari [Bapaknya] bahwa ia mengabarkan kepadanya, bahwa Al 'Ashi bin Hisyam wafat dan meninggalkan tiga orang anak, dua anak seibu dan seorang anak tiri. Kemudian salah satu dari dua saudara seibu tersebut wafat dengan meninggalkan harta dan beberapa budak. Lalu saudara sebapak dan seibu mewarisi harta dan perwalian budak-budaknya. Kemudian orang yang mewarisi harta dan perwalian budak-budak tersebut wafat dengan meninggalkan seorang anak dan saudaranya sebapak. Sang anak lalu berkata, "Saya memperoleh harta dan perwalian budak-budak yang ditinggalkan oleh bapakku." Dan saudaranya seayah berkata, "Bukan begitu, kamu hanya berhak mendapatkan harta, adapun perwalian budak-budak tersebut bukan menjadi hakmu. Tidakkah kamu tahu, jika saudaraku wafat hari ini maka akulah yang akan mewarisinya?" keduanya lalu menghadap kepada Utsman mencari putusan hukum, [Utsman] lalu memutuskan bahwa hak perwalian budak tersebut diberikan kepada saudaranya."

malik:1280

Telah menceritakan kepada kami Malik dari [Nafi'] dari [Abdullah bin Umar] berkata; "Orang-orang Yahudi menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan menyebutkan bahwa ada seorang laki-laki dan wanita dari mereka telah berbuat berzina. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: 'Apa yang kalian dapatkan dalam Taurat tentang rajam? ' Mereka menjawab, "Kami akan membuka aib mereka dan menjilidnya." Abdullah bin Salam pun berkata; "Kalian dusta! Sesungguhnya di dalamnya ada hukum rajam.' Maka mereka pun menghadirkan kitab Taurat seraya membukanya, namun salah seorang dari mereka meletakkan tangannya pada ayat rajam. Kamuidan ia membaca ayat yang sebelumnya dan sesudahnya. Abdullah bin Salam lalu berkata orang itu, "Angkatlah tanganmu! ' Orang Yahudi itu lantas mengangkat tangannya dan ternyata di dalamnya ada ayat rajam. Mereka berkata; 'Wahai Muhammad, ia benar. Dalam Taurat memang ada ayat rajam." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan untuk merajam mereka berdua." Abdullah bin Umar berkata; "Saya melihat lelaki itu membungkuk ke arah wanita untuk melindunginya dari lemparan batu." Malik berkata; "Laki-laki itu melindungi wanita tersebut dengan tubuhnya hingga batu yang dilempar mengenai tubuhnya sendiri."

malik:1288

Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Yahya bin Sa'id] dari [Sa'id bin Musayyab] bahwa seorang pemuda Aslam menemui Abu Bakar As Shiddiq. Dia berkata; "Sungguh Al Akhir telah berzina." Abu Bakar bertanya; "Apakah engkau telah mengatakan hal itu kepada selainku?" dia menjawab; "Tidak." Abu Bakar berkata kepadanya; "Bertaubatlah kepada Allah dan tutupilah dengan penjagaan Allah. Allah menerima taubat hamba-hamba Nya." Namun hatinya belum puas hingga dia menemui Umar bin Khattab, lalu dia mengatakan seperti yang dikatakannya kepada Abu Bakar, dan dia pun menjawab seperti yang dikatakan Abu Bakar. Hati laki-laki itu tetap belum puas hingga dia mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ia sampaikan, "Al Akhir berzina! " Sa'id kembali menceritakan; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpaling darinya sampai tiga kali. Setiap dia mengatakan maka beliau berpaling darinya, sampai beberapa kali. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu mengutus kepada keluarganya dan bertanya: "Apakah dia suka mengadu atau dia memang sudah gila?" Mereka berkata: "Ya Rasulullah, demi Allah dia adalah orang yang sehat." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apakah dia masih bujang atau sudah menikah?" mereka menjawab; "Sudah menikah, wahai Rasulullah." Maka beliau memerintahkan untuk merajamnya."

malik:1289

Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Ya'qub bin Zaid bin Thalhah] dari papaknya [Zaid bin Thalhah] dari [Abdullah bin Abu Mulaikah] Bahwasanya ia mengabarkan kepadanya, bahwa ada seorang wanita menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, mengabarkan bahwa dirinya telah berzina dan hamil. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kamudian bersabda: "Pergilah hingga engkau melahirkannya! " ketika telah melahirkan, ia kembali datang kepada beliau. Beliau lalu bersabda: "Pergilah hingga engkau menyusuinya." Ketika telah menyusui, ia kembali menemui beliau lagi. Beliau pun bersabda: "Pergi dan titipkanlah anak itu." Wanita itu lalu menitipkan anaknya, setelah itu ia mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian beliau memerintahkan untuk merajamnya dan ia pun dirajam."

malik:1292

Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Ibnu Syihab] dari ['Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah bin Mas'ud] dari [Abu Hurairah] dan [Zaid bin Khalid Al Juhani] mereka berdua mengabarkan, bahwa ada dua orang yang mengadukan perkaranya kepada Rasulullah Shalla Allahu 'alaihi wa sallam. Salah seorang dari mereka berkata; "Wahai Rasulullah, putuskanlah perkara kami sesuai kitab Allah, " sedang yang lainnya -dan dia lebih fakih- berkata; "Benar, ya Rasulullah! Putuskanlah perkara kami ini sesuai dengan kitabullah, namun ijinkan saya untuk berbicara." Beliau bersabda: "Bicaralah." Laki-laki itu lantas berkata; "Sesungguhnya anakku adalah buruh yang bekerja kepada orang ini, lalu dia berzina dengan isterinya. Lalu ia mengabarkan kepadaku bahwa anakku harus dirajam. Maka aku segera menebusnya dengan membayar seratus ekor kambing, dan membebaskan budakku. Setelah itu aku bertanya beberapa ahli ilmu mengenai hal itu, mereka mengatakan bahwa seharusnya anakku didera seratus kali dan diasingkan selama setahun, sedangkan wanita itu harus dirajam." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi yang jiwaku berada ditangan-Nya, sungguh akan saya putuskan perkara kalian dengan kitabullah. Kambing dan budakmu, maka akan dikembalikan." Beliau kemudian mendera anak orang itu seratus kali dan diasingkan selama satu tahu. Kemudian beliau menyuruh Unais Al Aslami agar mendatangkan isteri tersebut, jika mengakuinya maka ia akan dirajam. Wanita itu lalu mengakuinya, maka Unais pun merajamnya. Malik berkata; "'Asif adalah pekerja."

malik:1293

Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Yahya bin Sa'id] dari [Sulaiman bin Yasar] dari [Abu Waqid Al Laitsi] bahwa ada seseorang menemui Umar bin Khattab ketika sedang berada di Syam. Laki-laki itu menuturkan bahwa dia telah mendapati isterinya bersama laki-laki lain. Umar bin Khattab kemudian mengirim Abu Waqid Al Laitsi kepada isteri orang itu untuk menanyakan perihal tersebut. Abu Waqid lalu menemui wanita tersebut saat ia sedang bersama beberapa orang wanita. Kemudian Abu Waqid menuturkan semua yang dikatakan suaminya kepada [Umar bin Khattab], dan bahwa dia tidak akan dihukum hanya dengan perkataan suaminya. Abu Waqid lalu mengatakan sesuatu agar wanita itu membela diri, tapi wanita itu menolaknya. Bahkan akhirnya justru ia mengakui perbuatannya. Umar kemudian memerintahkan untuk merajamnya, wanita itupun dirajam."

malik:1296

Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Yahya bin Sa'id] dari [Sa'id bin Musayyab] bahwa ia mendengarnya berkata; "Ketika [Umar bin Khattab] tiba dari Mina, ia menderumkan untanya di Abtah. Umar kemudian mengumpulkan kerikil dan menumpuknya. Ia lalu menutupi kerikil-kerikil tersebut dengan jubahnya sambil berbaring, ia menjulurkan tangannya ke langit dan berkata; 'Ya Allah, usiaku telah lanjut, kekuatanku telah melemah, dan rakyatku mulai bertebaran, maka jemputlah diriku ke hadirat-Mu tanpa menyia-nyiakan dan berlebih-lebihan.' Kemudian dia berangkat ke Madinah dan berkhutbah di hadapan manusia, dia berkata 'Wahai manusia, sungguh telah berlaku bagi kalian aturan-aturan yang ada dan telah diikrarkan untuk kalian kewajiban yang musti dilakukan. Kalian ditinggalkan diatas aturan yang terang benderang, kecuali jika kalian menyesatkan manusia ke kiri dan kanan.' -Sambil Umar mendemontrasikannya dengan menepukkan salah satu tangannya ke tangan yang lain-- seraya berkata, "Jangan kalian binasa dengan meninggalkan ayat rajam, yaitu seseorang berkata; kita tidak mendapatkan dua buah hukuman dalam kitabullah.' Rasulullah Shalla Allahu 'alaihi wa sallam telah melakukan rajam, dan kami pun telah melakukannya. Demi yang jiwaku berada ditangan-Nya, seandainya manusia tidak mengatakan Umar bin Khattab menambah sesuatu dalam kitabullah Ta'ala, niscaya akan saya tulis (dalam alquran); 'Seorang yang tua laki-laki atau perempuan (jika berzina) maka rajamlah kedua-duanya sekaligus, " karena kami telah membacanya." Malik berkata; Yahya bin Sa'id berkata; Sa'id bin Musayyab berkata; "Belum berlalu bulan Dzulhijjah, Umar bin Khattab telah terbunuh." Yahya berkata; "Aku mendengar firman Allah Ta'ala (Laki-laki dan perempuan yang telah menikah, maka rajamlah) ."

malik:1297

Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Nafi'] bahwa [Shafiyah binti 'Ubaid] mengabarkan kepadanya, bahwa pernah dihadapkan kepada [Abu Bakar As Shiddiq] seorang laki-laki yang menggauli budak wanita yang masih perawan hingga hamil, Laki-laki itu mengakui perbuatannya, padahal ia belum menikah. Abu Bakar lalu memerintahkan untuk menjilidnya kemudian mengasingkannya ke Fadak."

malik:1300

Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Zuraiq bin Hakim Al Aili] seorang laki-laki yang bernama Misbah meminta pertolongan kepada anaknya, namun seakan-akan anaknya tersebut memperlambat diri. Ketika anaknya datang ia berkata, "Dasar pezina! " Zuraiq (perawi) berkata; "Anaknya lalu minta pertolongan kepadaku (berkenaan dengan tuduhan bapaknya kepada dirinya) . Ketika aku akan mendera bapaknya, anaknya berkata; "Demi Allah, jika engkau menderanya, maka aku akan mengaku berbuat zina." Ketika dia mengatakan hal itu, maka perkaranya kian sulit bagiku. Aku kemudian menulis surat kepada Umar bin Abdul Azis yang saat itu menjadi khalifah. [Umar bin Abdul Aziz] kemudian menulis balasan agar aku mengabulkan permaafan anaknya kepada sang bapak." Zuraiq berkata; "Aku kemudian kembali menulis surat kepadanya, 'Apa pendapatmu tentang seorang laki-laki atau kedua orang tuanya dituduh telah berzina, sedangkan keduanya atau salah satu dari orang tuanya meninggal dunia? ' Zuraiq berkata; "Maka Umar menjawab; "Jika laki-laki (yang tertuduh) itu memberi maaf kepada penuduh, maka kabulkanlah maafyang ia berikan. Dan jika yang dituduh adalah kedua orang tuanya, sementara keduanya atau salah seorang dari keduanya telah meninggal, maka putuskanlah sesuai dengan Kitabullah, kecuali jika ia ingin merahasiakannya."

malik:1305

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abdullah bin Abu Bakar bin Hazm] dari ['Amrah binti Abdurrahman] berkata; " [Aisyah], isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pergi ke Makkah bersama dua budak wanitanya, serta seorang pelayan laki-laki dari Bani Abdullah bin Abu Bakar As Shiddiq. Kemudian Aisyah mengirim kain selimut bergambar yang telah dijahit dengan sobekan kain hijau, lewat kedua budak wanitanya." 'Amrah binti Abdurrahman berkata; "Pelayan laki-laki yang bersamanya mengambil selimut itu dan merusak jahitan lalu mengeluarkan isinya, budak laki-laki itu kemudian menggantinya dengan kain alas pelana atau sejenis jubah yang berlapis kulit, lalu ia menjahitnya. Ketika dua budak wanita itu sampai di Madinah, mereka menyerahkannya kepada keluarga Aisyah. Dan saat mereka membukanya, mereka menemukan al labd dan tidak menemukan selimut. Mereka lalu menanyakannya kepada dua budak wanita tersebut, hingga akhirnya keduanya menyampaikan hal itu kepada Aisyah, isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, atau mereka berdua mengirim surat kepadanya. Kedua budak wanita itu menduga bahwa budak laki-laki itulah yang telah melakukannya. Maka budak laki-laki tersebut ditanya dan dia mengakuinya. Aisyah, isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan untuk memotong tangannya dan berkata; "Potong tangan dilakukan jika mencapai seperempat dinar atau lebih."

malik:1313

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Nafi'] bahwa budak Abdullah bin Umar mencuri lalu dia kabur, kemudian Abdullah bin Umar menyerahkan (perkara ini) kepada Sa'id bin Al Ash yang menjabat Gubernur Madinah agar memotong tangannya. Sa'id menolaknya dan berkata; "Tangan seorang pencuri yang kabur, tidak dipotong." [Abdullah bin Umar] bertanya; "Di kitabullah yang mana, kamu menemukan hal ini?" Abdullah bin Umar lalu memerintahkan untuk memotong tangannya."

malik:1314

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Shafwan bin Abdullah bin Shafwan] dikatakan kepada Shafwan bin Umayyah; "Barangsiapa tidak berhijrah maka akan binasa." Saat Shafwan bin Umayyah tiba di Madinah, dia tidur di masjid dengan menggunakan selendangnya sebagai bantal. Lalu ada seorang pencuri yang mengambil selendangnya tersebut, Shafwan langsung menangkapnya dan membawanya menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau lalu menyuruh untuk memotong tangannya, namun Shafwan berkata; "Wahai Rasulullah, saya tidak bermaksud demikian. Pakaian ini saya anggap sedekah untuknya." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lantas bersabda: "Kenapa tidak kamu katakan sebelum kamu membawanya kepadaku?"

malik:1316

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Rabi'ah bin Abu Abdurrahman] bahwa [Zubair bin Al Awwam] pernah menjumpai seorang laki-laki menangkap seorang pencuri dan ingin membawanya kepada penguasa. Zubair lalu meminta agar pencuri itu diampuni dan melepaskannya. Namun laki-laki itu berkata; "Tidak, hingga aku membawanya kepada penguasa." Zubair berkata; "Jika kamu telah sampai kepada pihak penguasa, maka Allah akan melaknat orang yang memberi maaf dan yang diberi maaf."

malik:1317

Telah menceritakan kepadaku dari Malik bahwa [Abu Zinad] mengabarkan kepadanya, bahwa pekerja Umar bin Abdul Aziz menangkap beberapa perampok dan tidak membunuh seorang pun. Dan ia berkeinginan untuk memotong tyangan mereka atau membunuhnya, lalu dia menulis surat kepada Umar bin Abdul Aziz tentang perkara itu. [Umar bin Abdul Aziz] menjawab; "Sekiranya engkau hukum dengan yang lebih ringan dari itu."

malik:1319

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] dari [Muhammad bin Yahya bin Habban] bahwa seorang budak laki-laki mencuri pohon kurma yang masih kecil dari kebun seseorang, lalu dia menanamnya di kebun tuannya. Pemilik pohon tadi keluar mencari pohon kurmanya dan mendapatkannya. Dia lantas mengadukan kepada Marwan bin Al Hakam atas tindakan budak tersebut. Maka Marwan pun memenjarakan budak itu, dan berkeinginan untuk memotong tangannya. Majikan budak itu lalu pergi menemui Rafi' bin Khadij dan menanyakan tentang permasalahan itu. [Rafi'] kemudian mengabarkan kepadanya bahwa ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada potong tangan dalam kurma dan katsar, dan katsar adalah bejana dari mayang (pohon kurma) ." Orang itu berkata; "Marwan bin Al Hakam menangkap pelayanku dan dia ingin memotong tangannya. Maka aku berharap jika engkau sudi untuk pergi bersamaku menemuinya, agar engkau bisa menyampaikan apa yang telah engkau dengar dari Rasulullah Shalla Allahu 'alaihi wa sallam." Maka Rafi' pergi bersamanya menghadap Marwan bin Al Hakam, kemudian dia bertanya kepada Marwan; "Apakah kamu telah menangkap budak orang ini?" dia menjawab; "Ya." Rafi' bertanya lagi; "Apa yang akan kamu perbuat terhadapnya?" Dia menjawab; "Aku hendak memotong tangannya." Kemudian Rafi' berkata; kepadanya; "Saya telah mendengar Rasulullah Shalla Allahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Tidak ada potong tangan dalam kurma dan katsar.' lalu dia menyuruh agar membebaskan budak itu, dan (budak itupun) dibebaskan.

malik:1320

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ibnu Syihab] dari [As Sa`ib bin Yazid] bahwa Abdullah bin Amru bin Al Hadlrami datang dengan pembantunya kepada Umar bin Khattab, seraya berkata; "Potonglah tangan pembantuku ini, dia telah mencuri! " Umar bertanya; "Apa yang dia curi?" dia menjawab; "Dia mencuri cermin isteriku yang harganya enam puluh dirham." [Umar] berkata; "Bebaskan dia, karena tidak ada potong tangan untuk pembantumu yang mencuri hartamu."

malik:1321

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ibnu Syihab] bahwa seorang pencopet dibawa ke hadapan Marwan bin Al Hakam, sehingga Marwan berkeinginan untuk memotong tangannya. Namun kemudian dia mengirim surat kepada Zaid bin Tsabit menanyakan hal itu, maka [Zaid bin Tsabit] menjawab; "Tidak ada potong tangan dalam hal pencopetan."

malik:1322

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Zaid bin Aslam] dari [Ibnu Wa'lah Al Mishri] ia bertanya kepada Abdullah bin 'Abbas tentang perasan buah anggur. [Abdullah bin 'Abbas] menjawab; "Pernah seorang pemuda memberi hadiah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam segelas arak, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya; "Tidakkah kamu tahu bahwa Allah telah mengharamkannya." Dia menjawab; "Tidak." Lalu laki-laki itu menyembunyikan wadah itu di sampingnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Kenapa engkau menyembunyikannya?" Dia menjawab; "Saya menyuruhnya untuk menjualnya." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya apa yang telah diharamkan untuk diminum maka diharamkan untuk dijual, " pemuda itu lalu membuka dua wadahnya dan membuang apa yang ada di dalamnya.

malik:1334

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] dari [Anas bin Malik] berkata; "Aku menyuguhkan air minum dari perasan kurma muda dan kurma matang kepada Abu Ubaidah bin Al Jarrah, Abu Thalhah Al Anshari dan Ubay bin Ka'ab." Anas berkata; "Maka datang seseorang dan mengatakan bahwa arak telah diharamkan, Abu Thalhah berkata; "Wahai Anas, berdiri dan hancurkanlah bejana-bejana ini." Anas berkata; "Maka aku berdiri menuju gentong milik kami dan memukulnya dari bagian bawahnya sampai pecah."

malik:1335

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] dari [Sa'id bin Musayyab] berkata; "Seorang wanita membayar atas laki-laki dengan sepertiga diyat, jari dengan jari, gigi dengan gigi, luka yang sampai kelihatan tulangnya dengan luka yang sama, dan tulang yang pecah dengan tulang yang pecah." Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Ibnu Syihab] telah sampai kepadanya dari ['Urwah bin Az Zubair] bahwa keduanya berpendapat seperti pendapat Sa'id bin Musayyab tentang perempuan yang membayar sepertiga diyat atas laki-laki, jika telah sampai sepertiga diyat laki-laki maka naik menjadi setengahnya. Malik berkata; "Tafsiran hal itu bahwa perempuan itu membayar diyat pada luka yang hingga terlihat tulangnya, atau pada luka yang menyebabkan tulangnya pecah, atau luka-luka yang tidak sampai menembus tulang kepala atau perut, atau yang semisalnya, maka masih dalam sepertiga diyat lebih, jika telah melebihinya maka membayar setengah dari diyat laki-laki."

malik:1343

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Daud bin Al Hushain] dari [Abu Ghathafan bin Tharif Al Muri] Bahwasanya ia mengabarkan kepadanya, bahwa Marwan bin Hakam mengutusnya kepada Abdullah bin 'Abbas, untuk menanyakan diyat gigi geraham. Lalu [Abdullah bin Abbas] menjawab; "Diyatnya adalah lima ekor unta." Abu Ghathafan berkata; "Lalu Marwan kembali menyuruhku menmui Abdullah bin Abbas untuk menanyakan; "Apakah engkau menyamakan antara mulut bagian depan dengan diyat gigi geraham? ' Abdullah bin Abbas menjawab; "Jika engkau tidak membandingkan (melogikanya) selain dengan jari jemari, maka diyatnya pun sama."

malik:1359

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Abu Az Zinad] dari [Sulaiman bin Yasar] bahwa seorang budak telah dibebaskan oleh beberapa orang yang berhaji. Lalu dia membunuh seorang anak dari Bani 'A`idz. Kemudian bapak laki-laki korban pembunuhan itu menemui Umar bin Khattab meminta diyat anaknya. [Umar] berkata; "Tidak ada diyat untuknya." Orang tua korban itu berkata, "Bagaimana pendapatmu jika anakku yang membunuhnya?" Umar berkata; "Kalau begitu, kalianlah yang harus mengeluarkan diyatnya." 'Umar bin Khattab berkata; "Kalau begitu, ini seperti ular berbisa, jika dibiarkan akan menelan, jika dibunuh akan membalas."

malik:1371

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Abu Laila bin Abdullah bin Abdurrahman bin Sahl] dari [Sahl bin Abu Hatsmah] bahwa ada beberapa orang petinggi kaumnya mengabarkan kepadanya, bahwa Abdullah bin Sahl dan Muhayyishah berangkat ke Khaibar karena sebab kesengsaraan yang menimpa mereka. Lalu seseorang menemui Muhayyishah dan mengabarkan bahwa Abdullah bin Sahl telah dibunuh dan dibuang di samping sumur atau mata air. Muhayyishah kemudian menemui orang-orang Yahudi dan berkata; "Demi Allah, kalianlah yang telah membunuhnya! " Mereka menjawab; "Demi Allah, kami tidak membunuhnya." Muhayyishah kemudian pergi mendatangi kaumnya, lantas dia mengabarkan perihal pembunuhan itu kepada mereka. Kemudian ia pergi bersama saudaranya, Huwaishah yang lebih besar darinya, dan Abdurrahman. Muhaiyishah lalu pergi untuk membicarakan hal itu, karena dialah yang di Khaibar. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Yang besar, yang besar! " -maksudnya orang yang umurnya lebih tua-. Akhirnya Huwaishah berbicara dan dibantu oleh Muhaiyishah. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Mereka membayar diat untuk saudara kalian, atau mereka mengumumkan perang." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian menulis surat kepada mereka tentang persoalan tersebut. Lalu orang-orang Yahudi membalas surat tersebut, "Demi Allah, kami tidak membunuhnya." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepada Huwaishah, Muhaiyishah dan Abdurrahman: "Apakah kalian mau bersumpah sehingga kalian berhak atas darah teman kalian, " Mereka menjawab; "Tidak." Beliau bertanya: "Apakah orang-orang Yahudi itu saja yang bersumpah untuk kalian?" Mereka menjawab; "Mereka itu bukan orang Islam." Akhirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membayar diyat dari harta beliau, dan beliau mengirimkan kepada mereka seratus unta sehingga mereka memasukkan ke rumah mereka. Sahl berkata; "Sampai ada seekor unta merah yang menendangku." Malik berkata; "Al Faqir adalah sumur."

malik:1372

Yahya berkata; dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] dari [Busyair bin Yasar] bahwa ia mengabarkan kepadanya, bahwa Abdullah bin Sahl Al Anshari dan Muhaiyishah bin Mas'ud berangkat ke khaibar, mereka berpisah untuk memenuhi kebutuhan masing-masing. Hingga akhirnya Abdullah bin Sahl dibunuh oleh seseorang. Maka datanglah Muhayyishah (ke Madinah), lalu ia bersama saudaranya Huwayyishah dan 'Abdurrahman bin Sahl menghadap Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Abdurrahman karena merasa sebagai saudara korban, ia pun memulai pembicaraan. Tetapi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda: "Yang besar, yang besar." Lalu Huwaishah dan Muhaiyishah menceritakan kejadian yang menimpa Abdullah bin Sahl. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepada mereka: "Maukah kalian bersumpah lima puluh kali dan kalian berhak atas darah teman kalian?" Mereka menjawab; "Wahai Rasulullah, kami tidak menyaksikannya dan juga tidak hadir ketika itu." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya lagi: "Apakah orang-orang Yahudi akan berlepas diri dari kalian dengan bersumpah lima puluh kali! " Mereka menjawab; "Wahai Rasulullah, bagaimana kami menerima sumpah kaum kafir?" Yahya bin Said berkata; "Lalu lalu Busyair bin Yasar mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membayarkan diyat dari harta beliau."

malik:1373

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Suhail bin Abu Shalih] dari [Bapaknya] dari [Abu Hurairah] berkata; "Dahulu jika orang-orang melihat awal musim buah, mereka membawanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengambilnya, beliau berdoa: "Ya Allah, berkahilah buah-buah kami, berkahilah Madinah kami, berkahilah kami dalam takaran kami dan berkahilah kami dalam mud kami. Ya Allah, sesungguhnya Ibrahim adalah hamba-Mu, kekasih-Mu dan Nabi-Mu. Sesungguhnya aku adalah hamba-Mu dan Nabi-mu. Ibrahim berdoa kepada-Mu untuk Makkah dan aku berdoa kepada-Mu untuk Madinah seperti apa yang dia doakan untuk Makkah." Kemudian beliau mendoakan seorang anak yang paling kecil yang beliau lihat, lalu beliau memberi anak itu dari buah tersebut.

malik:1375

Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Yunus bin Yusuf] dari ['Atha bin Yasar] dari [Abu Ayub Al Anshari] bahwasanya ia pernah mendapati beberapa anak yang menggiring dan mengusir seekor serigala." Malik berkata; "Aku tidak mengetahui kecuali Abu Hurairah mengatakan; 'Apakah ini dilakukan di wilayah haramnya (Madinah) Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? '

malik:1384

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] dari [Abdurrahman bin Al Qasim] bahwa [Aslam] bekas budak Umar bin Khattab, mengabarkan kepadanya, bahwa ia pernah mengunjungi Abdullah bin 'Ayasy Al Makhzumy. Ketika sedang di jalanan Makkah ia melihatnya membawa perasan nabids. Aslam lalu berkata kepadanya; "Ini adalah minuman yang disukai Umar bin Khattab." Maka Abdullah bin 'Ayasy mengambil segelas besar dan membawanya kepada Umar bin Khattab. Umar kemudian meletakkannya pada tangan dan mendekatkannya ke mulut, lalu mengangkat kepalanya seraya berkata, "Sungguh ini adalah minuman yang enak." Umar kemudian minum dan memberikannya kepada seorang laki-laki yang ada di sisi kanannya. Ketika Abdullah beranjak pergi, [Umar bin Khattab] memanggilnya dan bertanya; "Apakah engkau yang mengatakan bahwa Makkah lebih baik daripada Madinah." [Abdullah] berkata; "Maka aku menjawab; 'Itu adalah tanah haram Allah, Dia yang menjamin keamanannya, dan di dalamnya juga ada rumah-Nya'. Umar berkata; "Aku tidak mengatakan bahwa dalam rumah Allah dan tanah haram-Nya ada suatu (kemuliaan) ." kemudian Umar bertanya; 'Apakah engkau yang mengatakan bahwa Makkah lebih baik daripada Madinah? ' maka aku menjawab; 'Itu adalah tanah haram Allah, Dia yang menjamin keamanannya, dan di dalamnya ada rumah-Nya." Umar lalu berkata lagi; 'Aku tidak mengatakan bahwa dalam rumah Allah dan tanah Haram-Nya ada suatu (kemuliaan) ." Setelah itu ia pun pergi."

malik:1390

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Abdullah bin 'Amir bin Rabi'ah] bahwa Umar bin Khattab keluar menuju Syam, ketika dia sampai di Sargha, terdengar kabar bahwa wabah penyakit menyebar di Syam. Lalu [Abdurrahman bin Auf] mengabarinya bahwa Rasulullah Shalla Allahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika kalian mendengar (wabah) di suatu daerah maka janganlah kalian memasukinya. Jika (wabah itu) berada di suatu negeri, dan kalian berada di dalamnya maka janganlah kalian keluar melarikan diri darinya." Lalu Umar bin Khattab meninggalkan Sargha. Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Salim bin Abdullah] bahwa Umar bin Khattab kembali bersama orang-orang meninggalkan Sargha karena perkataan Abdurrahman bin Auf.

malik:1393

Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Humaid bin Abdurrahman bin Auf] berkata, "Seorang laki-laki menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; "Wahai Rasulullah, ajari aku kalimat-kalimat yang bisa aku jadikan pegangan dalam hidup, namun jangan terlalu banyak hingga aku melupakannya! " Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kamu marah."

malik:1408

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Zaid bin Aslam] dari [Jabir bin Abdullah Al Anshari] berkata; "Kami berangkat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam Perang Bani Anmar." Jabir berkata; "Ketika aku duduk di bawah pohon, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang. Aku lalu berkata; 'Wahai Rasulullah, kemarilah berteduh di bawah pohon.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lantas turun, sementara aku bangkit dan menuju karung milik kami. Aku merogoh sesuatu di dalamnya, dan aku mendapatkan mentimun kecil. Mentimun itu kemudian aku belah dan aku berikan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau bertanya: "Dari mana ini?" Jabir berkata; "Aku menjawab; 'Wahai Rasulullah, kami membawanya dari Madinah." Jabir melanjutkan, "Kami memiliki seorang teman, dan kami menyiapkan bekal untuk ia bawa saat mengembalakan hewan tunggangan kami." Jabir berkata; "Aku persiapkan bekal itu untuknya, kemudian dia berbalik dan pergi saat zhuhur dengan mengenakan dua buah kain yang telah usang. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu melihatnya dan bertanya: 'Apakah dia memiliki dua pakaian lagi selain ini? ' aku menjawab; "Benar, wahai Rasulullah! Ia punya dua kain di tasnya yang aku berikan untuknya." Beliau bersabda: 'Panggillah dia dan suruh dia mengenakannya." Aku lalu memanggil dan menyuruhnya memakai kain tersebut. Sahabatku itu kemudian berpaling dan pergi." Jabir berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Semoga Allah menebas lehernya. Bukankah itu lebih baik baginya?" Sahabatku mendengar ucapan Rasulullah tersebut, lalu ia berkata, "Wahai Rasulullah, apakah ini di jalan Allah? ' Beliau menjawabnya: "Di jalan Allah." Jabir berkata; "Kemudian sahabatku terbunuh di jalan Allah." Telah menceritakan kepadaku Malik telah sampai kabar kepadanya bahwa Umar bin Khattab berkata; "Sungguh aku lebih senang melihat seorang Qari' yang mengenakan pakaian warna putih."

malik:1416

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pada hari kiamat kelak Allah Tabaraka wa Ta'ala tidak melihat orang yang menjulurkan pakaiannya dengan sombong."

malik:1424

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Nafi'] dan [Abdullah bin Dinar] dan [Zaid bin Aslam] semuanya mengabarkan kepadanya, dari [Abdullah bin Umar] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pada hari kiamat kelak Allah tidak akan melihat orang yang menjulurkan pakaiannya karena sombong."

malik:1425

Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Al 'Ala bin Abdurrahman] dari [Bapaknya] berkata; Aku bertanya kepada [Abu Sa'id Al Khudri] tentang pakaian. Dia menjawab; "Aku akan mengabarkan kepadamu dengan berdasarkan ilmu. Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: 'Panjang sarung seorang mukmin adalah setengah betisnya, dan tidak mengapa jika panjangnya antara betis hingga kedua mata kaki. Jika di bawah itu maka tempatnya adalah neraka, jika di bawah itu maka tempatnya adalah neraka. Pada hari kiamat Allah tidak akan melihat orang yang menjulurkan sarungnya dengan sombong."

malik:1426

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] telah mendengar [Anas bin Malik] berkata, "Abu Thalhah berkata kepada Ummu Sulaim, "Aku mendengar suara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sangat lemah dan lirih, aku tahu bahwa beliau merasa lapar. Apakah kamu mempunyai sesuatu?" Ummu Sulain menjawab, "Ya." Kemudian Ummu Sulaim mengeluarkan beberapa roti pipih dari gandum seraya meraih kerudung miliknya. Ummu SUlaim lantas memasukkan roti itu ke dalam kain kerudung dan menyelempangkannya di bawah tanganku. Ia lalu mengutusku untuk mengantar makanan itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Anas berkata; "Aku membawanya menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Saya mendapati beliau sedang duduk di masjid bersama para sahabat, lalu aku berdiri di hadapan mereka. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Apakah Abu Thalhah yang telah menyuruhmu?" Anas berkata, "Aku menjawab; "Ya." Beliau bertanya: "Untuk membawakan makanan? ' Aku menjawab, "Ya." maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada orang-orang yang sedang bersamanya: "Berdirilah! '" Anas berkata, "Beliau berangkat dan saya berada di bagian depan mereka, hingga aku menemui Abu Thalhah dan mengabarkan hal itu." Abu Thalhah berkata, "Wahai Ummu Sulaim, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang bersama orang-orang, sedangkan kita tidak memiliki makanan yang cukup untuk menyuguh mereka! " Ummu Sulaim menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui." Anas berkata; "Abu Thalhah menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu beliau dan Abu Thalhah memasuki rumahnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai Ummu Sulaim, kemarilah! apa yang kau miliki?" Ummu Sulaim kemudian datang dengan membawa roti, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan agar roti tersebut dilumatkan. Maka roti pun dilumatkan dan Ummu Sulaim menuangkan minyak samin pada wadah tersebut hingga menjadi lauk. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan sesuatu ucapan sebagaimana yang dikehendaki Allah untuk beliau ucapkan. Setelah itu beliau bersabda: "Persilahkanlah sepuluh orang untuk masuk." Abu Thalhah lantas mempersilahkan sepuluh orang untuk masuk, lalu mereka masuk dan menyantap makanan hingga merasa kenyang, kemudian keluar. Beliau bersabda lagi: "Persilahkanlah sepuluh orang untuk masuk." Abu Thalhah lantas mempersilahkan sepuluh orang untuk masuk, lalu mereka masuk dan menyantap makanan hingga merasa kenyang, kemudian keluar. Beliau bersabda lagi: "Persilahkanlah sepuluh orang untuk masuk." Abu Thalhah lantas mempersilahkan sepuluh orang untuk masuk, lalu mereka masuk dan menyantap makanan hingga merasa kenyang, kemudian keluar. Beliau bersabda lagi: "Persilahkanlah sepuluh orang untuk masuk." Abu Thalhah lantas mempersilahkan sepuluh orang untuk masuk, lalu mereka masuk dan menyantap makanan hingga merasa kenyang, kemudian keluar. Beliau bersabda lagi: "Persilahkanlah sepuluh orang untuk masuk." Sehingga seluruh kaum semua makan dan kenyang. Jumlah mereka ada tujuh puluh orang atau delapan puluh orang."

malik:1451

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Wahab bin Kaisan] dari [Jabir bin Abdullah] ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus delegasi menuju ke arah pantai. Beliau mengangkat Abu Ubaidah bin Jarrah sebagai pemimpin pasukan, sementara jumlah mereka adalah tiga ratus orang." Jabir berkata; "Dan aku termasuk dari mereka. Kami lalu berangkat, hingga ketika sampai di suatu jalan kami hampir kahabisan bekal. Abu Ubaidah memerintahkan untuk mengumpulkan perbekalan pasukan yang tersisa, dan perbekalanpun dikumpulkan. Bekal yang terkumpul berjumlah dua kantung kurma." Jabir berkata; "(Bekal itulah) yang menjadi makanan pokok kami setiap hari, maka sedikit demi sedikit makanan itu pun habis. Dan kami tidak mendapatkan jatah lagi kecuali hanyalah sebuah kurma tiap orang. Aku bertanya; 'Apalah artinya sebiji kurma.' Abu 'Ubaidah menjawab; 'Kita telah mendapatkan pengganti perbekalan kita yang habis." Jabir berkata; "Kemudian tibalah kami di sebuah pantai, dan ternyata di sana telah ada ikan paus sebesar anak bukit. Maka pasukanpun memakannya selama delapan belas malam. Abu Ubaidah memerintahkan untuk mengambil dua tulang rusuknya, lalu dipancangkan. Dia memerintahkan untuk mendatangkan seekor unta tunggangan. Ternyata unta tersebut dapat melewati bawah tulang rusuk ikan itu dan ia tidak mengenainya." Malik berkata; "Azh Zharb adalah gunung kecil."

malik:1456

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Muhammad bin 'Amru bin Halhalah] dari [Humaid bin Hasyim bin Khutsaim] berkata; "Aku duduk bersama Abu Hurairah di daerahnya yaitu 'Aqiq. Lalu datanglah beberapa orang dari penduduk Madinah dengan mengendarai tunggangan dan berhenti di sisinya." Humaid berkata; [Abu Hurairah] berkata; "Pergilah ke ibuku, dan katakan 'Anakmu menyampaikan salam'." Orang itu berkata, "Berilah kami sedikit makan." Humaid bin Hasyim berkata; "Ibunya menaruh tiga potong roti pipih dalam piring besar dan sedikit minyak dan garam. Ia meletakkannya di atas kepalaku, aku lantas membawanya kepada mereka. Ketika aku letakkan di hadapan mereka, serta merta Abu Hurairah bertakbir dan berkata; 'Segala puji bagi Allah yang telah mengenyangkan kita dengan roti setelah kami tidak makan kecuali Al Aswadain; air putih dan kurma." Dan orang-orang itu belum makan sama sekali. Ketika mereka pergi, ia berkata; "Wahai anak saudaraku, berbuat baiklah dengan kambingmu, hapuslah ingusnya, dan harumkan baunya serta shalatlah di sampingnya karena hewan itu adalah salah satu hewan syurga. Demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh hampir-hampir akan datang suatu zaman kepada manusia, yang mana sekelompok kambing lebih disukai pemiliknya daripada rumah Marwan."

malik:1462

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] bahwa [Umar bin Khattab] bertemu Jabir bin Abdullah yang sedang membawa daging. Lalu Umar bertanya; "Apa ini?" Jabir menjawab, "Wahai Amirul Mukminin, kami sedang berselera untuk makan daging, lalu aku membelinya dengan satu dirham." Umar bertanya; 'Apakah salah seorang dari kalian mengisi perutnya dengan mengabaikan tetangga atau anak pamannya? Lalu akan kalian apakan ayat Allah ini: '(Kalian jauhkan kebaikan-kebaikan kalian pada kehidupan dunia sedang kalian bersenang-senang dengannya) ' (Qs. Al Ahqaaf: 20) .

malik:1467

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Zaid bin Aslam] dari ['Atha bin Yasar] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika seorang hamba sakit, Allah Ta'ala mengirim kepadanya dua orang Malaikat seraya berfirman; 'Lihatlah apa yang ia katakan terhadap para penjenguknya, jika ia bertahmid dan memuji Allah, ' maka mereka berdua akan mengangkatnya ke hadapan Allah 'azza wajalla -dan Dia Maha Tahu-, lalu Allah berfirman; 'Aku berjanji kepada hamba-Ku, jika Aku mewafatkannya, maka Aku akan memasukkan ia ke surga. Jika Aku menyembuhkannya, niscaya Aku akan mengganti untuknya daging yang lebih baik dari dagingnya, dan darah yang lebih baik dari darahnya. Dan Aku akan ampuni keburukan-keburukan dirinya."

malik:1475

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ziyad bin Sa'd] dari [Ibnu Syihab] ia mendengarnya berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melepas uraian rambutnya hingga ke dahi, atas kehendak Allah kemudian beliau membelah rambutnya." Malik berkata; "Tidaklah mengapa seorang laki-laki melihat rambut menantu wanitanya atau rambut ibu mertuanya."

malik:1490

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Wahab bin Kaisan] dari [Muhammad bin 'Amru bin Atha] berkata; "Aku duduk di samping Abdullah bin 'Abbas, lalu seorang penduduk Yaman menemuinya dan mengucapkan; 'ASSALAAMU 'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WA BARAKAATUHU (semoga keselamatan dan rahmat Allah serta barakah-Nya tercurah kepada kalian), ' kemudian dia menambahinya dengan sesuatu." Ibnu 'Abbas yang ketika itu sudah buta matanya bertanya; "Siapakah orang itu?" Mereka menjawab; "Ini adalah orang Yaman yang hendak menemuimu." Kemudian mereka mengenalkannya. Muhammad bin 'Amru berkata: " [Ibnu 'Abbas] berkata 'Salam itu terhenti pada kata AL BARAKAH."

malik:1513

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] dari [Abu Murrah] mantan budak 'Aqil bin Abu Thalib, dari [Abu Waqid Al Laitsi] bahwa ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam duduk di masjid bersama orang-orang. Datanglah tiga orang, dua orang menuju ke Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan yang satu keluar. Ketika mereka berdua berdiri di majlis Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, mereka mengucapkan salam. Salah seorang dari mereka melihat ada tempat yang kosong di kumpulan orang lalu dia mendudukinya. Orang kedua duduk di belakang mereka, sedangkan yang ketiga mundur dan pergi. Setelah selesai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku kabarkan kepada kalian tentang tiga orang tadi; yang pertama dia telah berlindung kepada Allah, maka Allah pun melindunginya. Orang yang kedua, dia merasa malu, maka Allah pun malu darinya, sedangkan yang ketiga, dia berpaling maka Allah pun berpaling darinya."

malik:1515

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] bahwa [Thufail bin Ubay bin Ka'b] mengabarkan kepadanya, bahwa dia pernah mendatangi [Abdullah bin Umar] lalu dia pergi ke pasar bersamanya. Thufail bin Ubay berkata; "Ketika kami pergi ke pasar, tidaklah Abdullah bin Umar melewati rakyat jelata, atau para penjual atau orang miskin atau siapa pun kecuali dia memberinya salam." Thufail berkata; "Pada suatu hari aku menemui Abdullah bin Umar, lalu dia mengajakku pergi ke pasar, aku bertanya kepadanya, "Apa yang engkau kerjakan di pasar padahal engkau tidak berhenti ke sebuah toko, atau menanyakan barang, tidak menawar sesuatu, atau duduk di tempat penjualan?" dia menjawab, "Aku katakan, "Duduklah di sini kita bicarakan sesuatu." lalu Abdullah bin Umar berkata kepadaku, "Wahai Abu Bathn (perut besar)! -karena ketika itu Thufail perutnya besar-, kita pergi ke pasar hanya untuk mengucapkan salam kepada siapapun yang kita temui'."

malik:1517

Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Nafi'] dari [Al Qasim bin Muhammad] dari [Aisyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwasanya ia telah membeli numruqah yang ada gambarnya. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihatnya, beliau berdiri di depan pintu dan tidak masuk ke dalam rumah. Aisyah melihat pada wajah beliau ada rona kebencian, maka dia bertanya; "Wahai Rasulullah, aku bertaubat kepada Allah dan Rasul-Nya, dosa apa yang telah aku perbuat?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ada apa dengan bantal ini?" Dia menjawab; "Aku telah membelinya agar anda duduk dengannya atau anda jadikan sebagai bantal." Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya orang yang menggambar gambar ini akan disiksa pada Hari Kiamat. Dikatakan kepada mereka; 'Hidupkan yang telah kalian buat, ' kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang ada gambarnya."

malik:1525

Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Yahya bin Sa'id] berkata; "Seorang wanita datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; 'Wahai Rasulullah, kami tinggal di sebuah rumah, jumlahnya (penghuninya) banyak, dan harta melimpah. Kemudian jumlahnya (penghuninya menjadi) berkurang dan hartapun habis, ' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Biarkanlah rumah itu terhina."

malik:1539

Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Abdullah bin Dinar] dari [Abdullah bin Umar] berkata; "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menunjuk ke arah timur dan bersabda: 'Sesungguhnya fitnah itu dari sana, sesungguhnya fitnah itu dari sana, dari tempat munculnya tanduk setan'."

malik:1544

Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Shaifi] mantan budak Ibnu Aflah, dari [Abu Sa`ib] mantan budak Hisyam bin Zuhrah, ia berkata; "Aku menemui Abu Sa'id Al Khudri, tetapi saat itu ia sedang melaksanakan shalat. Aku lalu duduk menunggunya hingga dia selesai, kemudian aku mendengar ada suara dari sesuatu yang bergerak di bawah kasur di rumahnya. Ternyata itu adalah ular, lalu aku bangkit untuk membunuhnya. Abu Said mengisyaratkan agar aku tetap duduk. Ketika selesai, dia menunjukkan sebuah rumah dan bertanya; "Apakah engkau melihat ruangan ini?" Aku menjawab, "Ya." [Abu Sa'id] lalu menuturkan, "Dahulu ada seorang pemuda yang baru menikah, kemudian pemuda itu berangkat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menuju Khandaq. Ketika dia masih bersama beliau, pemuda itu mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meminta izin. Dia berkata; "Wahai Rasulullah, izinkan aku untuk menemui istriku karena saya baru saja menikah." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun memberinya izin. Kemudian beliau bersabda kepada pemuda itu: "Ambillah senjatamu, aku kawatir kamu dihadang Bani Quraizhah." Maka pulanglah pemuda itu menemui isterinya. Namun ia mendapati isterinya berada di depan pintu, hingga ia ampir saja melemparkan tombaknya kepada sang isteri karena rasa cemburu. Tapi isterinya berkata; "Jangan terburu-buru hingga engkau masuk dan lihat apa yang terjadi di rumahmu." Maka dia masuk dan ternyata ada ular yang melingkar di atas kasurnya. Lalu dia tancapkan tombaknya pada ular itu dan keluar dengan membawanya dan menggantungnya di rumah. Ular itupun menggerakkan ujung tombak dan pemuda tadi tersungkur meninggal dunia. Tidak diketahui, manakah yang lebih dulu mati, pemuda itu ataukah ular tersebut. Hal itu disampaikan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya di Madinah ada sekelompok jin yang telah masuk Islam, jika kalian melihatnya berbuat sesuatu maka izinkanlah selama tiga hari. Jika (setelah tiga hari) masih nampak maka bunuhlah karena itu adalah setan."

malik:1547

Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Sumayya] mantan budak Abu Bakar, dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Perjalanan itu bagian dari siksaan, seseorang akan terhalang tidurnya, makannya dan minum. Maka jika salah seorang di antara kalian telah menyelesaikan kebutuhan yang ada padanya, segeralah kembali kepada keluarganya."

malik:1552

Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Abdullah bin Dinar] bahwa [Abdullah bin Umar] menulis surat kepada Abdul Malik bin Marwan untuk membaiatnya, dia menulis; "Bismillahhi arrahman arrahim; amma ba'du, untuk Abdullah, Abdul Malik Amirul mukminin, semoga kesejahteraan atasmu, aku memuji Allah untukmu, yang tidak ada ilah yang patut disembah kecuali Dia, dan aku nyatakan untuk mendengar dan taat kepadamu di atas sunnah Allah dan sunnah Rasul-Nya semampuku."

malik:1557

Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Muhammad bin 'Amru bin 'Alqamah] dari [Bapaknya] dari [Bilal bin Al Haris Al Muzani] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seorang laki-laki mengatakan suatu kalimat yang diridlai Allah, sementara ia tidak tahu betapa besar kalimat itu, sehingga dengan kalimat itu Allah mencatat untuknya keridlaan-Nya sampai hari kiamat. Ada juga seorang laki-laki mengatakan suatu kalimat yang Allah murkai Allah, sementara ia tidak tahu betapa besar kalimat itu, sehingga Allah mencatat untuknya kemurkaan-Nya sampai hari kiamat."

malik:1562

Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Zaid bin Aslam] dari [Atha bin Yasar] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang Allah jaga dari dua hal, maka dia akan masuk surga." Lalu ada seorang laki-laki berkata; "Wahai Rasulullah, jangan engkau beritahu kami! " Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terdiam, kemudian beliau mengatakan kembali seperti yang beliau katakan tadi. Laki-laki itu berkata; "Jangan engkau beritahu kami, Wahai Rasulullah! " Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diam. Beliau mengulanginya lagi, kemudian laki-laki itu berkata lagi; "Jangan engkau beritahu kami, Wahai Rasulullah! " Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengatakannya lagi. Laki-laki itu pergi dan mengatakan seperti yang dia katakan sebelumnya, maka ada seorang laki-laki lain yang mendiamkannya. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa dipelihara Allah dari keburukan dua hal, niscaya dia akan masuk surga: apa yang ada di antara dua janggutnya (lisan) dan apa yang ada di antara dua kakinya. Apa yang ada di antara dua janggutnya dan apa yang ada di antara dua kakinya. Apa yang ada di antara dua janggutnya dan apa yang ada di antara dua kakinya."

malik:1566

Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah bin Zubair] dari [Aisyah] Ummul Mukminin, bahwa isteri-isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam wafat, mereka ingin mengutus Utsman bin Affan kepada Abu Bakar As Shiddiq untuk menanyakan tentang warisan mereka dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka Aisyah mengatakan kepada mereka; "Bukankah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Tidak diwarisi, apa yang kami tinggalkan. Apa yang kami tinggalkan adalah adalah sedekah."

malik:1577

Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] Bahwasanya ia mendengar [Anas bin Malik] berkata, "Abu Thalhah adalah orang Anshar yang paling banyak hartanya di Madinah yang berupa kurma. Adapun harta yang paling dia sukai ialah Bairuha yang berada di depan masjid. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam biasa memasukinya dan minum dari airnya yang jernih." Anas berkata; "Ketika ayat ini diturunkan: '(Kalian sekali-kali tidak akan mendapatkan kebaikan (yang sempurna) sehingga kalian menginfakkan sebagian harta yang kalian sukai) .' (Qs. Ali Imran: 92) Abu Thalhah berdiri menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian berkata; 'Wahai Rasulullah, Allah Tabaraka Wa Ta'ala berfirman: '(Kalian sekali-kali tidak akan mendapatkan kebaikan (yang sempurna) sehingga kalian menginfakkan sebagian harta yang kalian sukai) ', sungguh harta yang paling aku sukai adalah Bairuha, kebun itu saya infakkan karena Allah, aku harap kebaikannya dan penyimpanannya di sisi Allah. Wahai Rasulullah, pergunakanlah harta tersebut sebagaimana anda kehendaki." Anas berkata, "Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hebat…! Itu adalah harta yang menguntungkan, itu adalah harta yang menguntungkan. Aku telah mendengar apa yang engkau katakan. Menurutku sebaiknya kamu memberikannya kepada karib kerabat.' Maka Abu Thalhah berkata, "Wahai Rasulullah, akan aku lakukan." Kemudian dia membaginya untuk keluarga dan anak pamannya."

malik:1582

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Zaid bin Aslam] dari [Atha bin Yasar] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengirim sesuatu kepada Umar bin Khattab, lalu Umar mengembalikannya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepadanya: "Kenapa engkau mengembalikannya?" Umar menjawab, "Wahai Rasulullah, bukankah anda telah mengabarkan kepada kami bahwa kebaikan seseorang adalah tidak mengambil sesuatu dari orang lain?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Maksud hal itu adalah jika dia meminta. Jika bukan dengan meminta minta, maka itu adalah rizki yang Allah berikan kepadamu." Umar bin Khattab berkata; "Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, aku tidak akan meminta sesuatu kepada seorangpun, dan tidaklah seseorang memberiku sesuatu yang tidak aku minta kecuali aku akan mengambilnya."

malik:1587

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id bin Jamil bin Tharif bin Abdullah ats-Tsaqafi] dari [Malik bin Anas] dalam riwayat yang dibacakan atasnya, dari [Abu Suhail] dari [bapaknya] bahwa dia mendengar [Thalhah bin Ubaidullah] berkata, "Seorang laki-laki dari penduduk Nejd yang rambutnya berdiri datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kami mendengar gumaman suaranya, namun kami tidak dapat memahami sesuatu yang dia ucapkan hingga dia dekat dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, ternyata dia bertanya tentang Islam. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: 'Islam adalah shalat lima waktu siang dan malam.' Dia bertanya lagi, 'Apakah saya masih mempunyai kewajiban selain-Nya? ' Beliau menjawab: 'Tidak, kecuali kamu melakukan shalat sunnah dan puasa Ramadlan.' Dia bertanya, 'Apakah saya masih mempunyai kewajiban selain-Nya? ' Beliau menjawab: 'Tidak, kecuali kamu melakukan puasa sunnah, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan (kewajiban) zakat kepadanya.' Dia bertanya lagi, 'Apakah saya masih mempunyai kewajiban selain-Nya? ' Beliau menjawab: 'Tidak, kecuali kamu melakukan sedekah sunnah'." Perawi berkata, "Lalu laki-laki tersebut mengundurkan diri pamit sedangkan dia berkata, 'Demi Allah, aku tidak akan menambahkan lebih dari ini dan tidak pula mengurangi darinya'. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dia akan bahagia jika benar (melakukan-Nya) '." Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ayyub] dan [Qutaibah bin Sa'id] semuanya dari [Ismail bin Ja'far] dari [Abu Suhail] dari [bapaknya] dari [Thalhah bin Ubaidullah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan hadits ini seperti hadits Malik, hanya saja dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dia akan bahagia, -demi bapaknya- jika dia benar', atau dia akan masuk surga, -demi bapaknya- jika dia benar'."

muslim:12

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya at-Tamimi] telah mengabarkan kepada kami [Abu al-Ahwash]. (dalam riwayat lain disebutkan) Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu al-Ahwash] dari [Abu Ishaq] dari [Musa bin Thalhah] dari [Abu Ayyub] dia berkata, "Seorang laki-laki mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, seraya bertanya, 'Tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang mendekatkanku dari surga dan menjauhkanku dari neraka? ' Beliau menjawab: 'Kamu menyembah Allah, tidak mensyirikkan-Nya dengan sesuatu apa pun, mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyambung silaturrahim dengan keluarga." Ketika dia pamit maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika dia berpegang teguh pada sesuatu yang diperintahkan kepadanya niscaya dia masuk surga'." Dan dalam suatu riwayat [Ibnu Abu Syaibah], "Jika dia berpegang teguh dengannya."

muslim:15

Dan telah menceritakan kepadaku [Abu Bakar bin Ishaq] telah menceritakan kepada kami [Affan] telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Abu Zur'ah] dari [Abu Hurairah] bahwa seorang Badui mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata, 'Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tunjukkanlah kepadaku pada suatu amalan yang mana jika aku mengamalkannya niscaya aku masuk surga? ' Beliau menjawab: 'Kamu menyembah Allah, tidak mensyirikkan-Nya dengan sesuatu apa pun, mendirikan shalat yang wajib, menunaikan zakat yang fardlu, dan berpuasa Ramadlan.' Dia berkata, 'Demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, aku tidak akan menambah atas ini sedikit pun selamanya dan tidak pula mengurangi darinya.' Ketika dia pamit pergi, maka Rasulullah bersabda: "Barangsiapa ingin melihat seorang laki-laki dari penduduk surga maka hendaklah dia melihat kepadanya'."

muslim:16

Telah menceritakan kepada kami [Umayyah bin Bistham al-Aisyi] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zura'i`] telah menceritakan kepada kami [Rauh] -yaitu Ibnu al-Qasim- dari [Ismail bin Umayyah] dari [Yahya bin Abdullah bin Shaifi] dari [Abu Ma'bad] dari [Ibnu Abbas] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika mengutus Mu'adz ke Yaman, beliau bersabda: "Sesungguhnya kamu menghadapi suatu kaum Ahli Kitab, maka hendakah pertama kali yang kalian dakwahkan kepada mereka adalah penyembahan kepada Allah azza wa jalla, apabila mereka mengenal Allah, maka beritahukanlah bahwa Allah mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu pada siang dan malam mereka, apabila mereka melakukannya maka beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan zakat atas mereka yang diambil dari orang kaya mereka lalu dibagikan kepada orang fakir mereka. Jika mereka menaatimu dengan hal tersebut, maka ambillah zakat dari mereka dan takutlah dari harta mulia mereka."

muslim:28

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Laits bin Sa'ad] dari [Uqail] dari [az-Zuhri] dia berkata, telah mengabarkan kepada kami [Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah bin Mas'ud] dari [Abu Hurairah] dia berkata, "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meninggal dunia, dan Abu Bakar diangkat sebagai khalifah setelahnya, serta orang-orang kafir dari kalangan Arab melakukan kekufuran, maka [Umar bin al-Khaththab] berkata kepada Abu Bakar, 'Bagaimana mungkin kamu akan memerangi manusia, sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan, 'Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah', maka barangsiapa yang mengucapkan, 'Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah', maka sungguh dia telah menjaga harta dan jiwanya dari (seranganku) kecuali dengan hak Islam, dan hisabnya diserahkan kepada Allah.' Maka [Abu Bakar] berkata, 'Demi Allah, sungguh aku akan memerangi orang yang membedakan antara shalat dan zakat, karena zakat adalah (tuntuan) hak terhadap harta. Demi Allah, kalau mereka menghalangiku karena keengganan mereka sedangkan mereka pernah membayarnya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, aku tetap akan memerangi mereka karena keengganan mereka.' Maka [Umar bin al-Khaththab] berkata, 'Demi Allah tidaklah dia melainkan bahwa aku melihat Allah telah melapangkan dada Abu Bakar untuk memerangi (mereka) lalu aku mengetahui bahwa ia adalah kebenaran'."

muslim:29

Telah menceritakan kepada kami [Dawud bin Rusyaid] telah menceritakan kepada kami [al-Walid] -yaitu Ibnu Muslim- dari [Ibnu Jabir] dia berkata, telah menceritakan kepada kami [Umair bin Hani'] dia berkata, telah menceritakan kepada kami [Junadah bin Abu Umayyah] telah menceritakan kepada kami [Ubadah bin ash-Shamit] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Barangsiapa mengucapkan dua Kalimah Syahadat yaitu: tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bahwa Muhammad hamba dan Rasul-Nya, bersaksi bahwa Nabi Isa adalah hamba Allah, anak hamba-Nya dan kalimah Allah (Nabi Isa As) yang Dia letakkan pada Maryam dan ruh dari-Nya, surga itu benar adanya dan neraka itu juga benar adanya, di mana Allah akan memasukkan mereka yang dikehendaki ke dalam Surga melalui salah satu dari delapan pintu Surga yang dia kehendaki." Dan telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Ibrahim ad-Dauraqi] telah menceritakan kepada kami [Mubasysyir bin Ismail] dari [al-Auza'i] dari [Umair bin Hani'] dalam sanad ini dengan semisalnya, hanya saja dia menyebutkan, 'Allah memasukkannya sesuai dengan amalnya' tanpa menyebutkan, 'masuk dari pintu surga yang delapan yang dia kehendaki'."

muslim:41

Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Umar bin Yunus al-Hanafi] telah menceritakan kepada kami [Ikrimah bin Ammar] dia berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Katsir] dia berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Hurairah] dia berkata, "Dalam sebuah peperangan kami pernah duduk-duduk mengitari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan bersama kami ada Abu Bakar dan Umar. Lalu beliau beranjak pergi dari sekeliling kami dan terlambat untuk kembali sampai-sampai kami khawatir kalau beliau tertangkap oleh musuh atau tertimpa musibah. Kami semua sangat khawatir, dan orang yang paling mengkhawatirkan keadaan beliau adalah aku. Maka aku pun berdiri dan keluar untuk mencari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hingga sampai pada sebuah kebun milik kaum anshar dari bani Najjar. Akupun mengitarinya dengan harapan akan mendapatkan sebuah pintu masuk, namun aku tidak mendapatkannya. Dan ternyata ada sebuah aliran sungai dari luar kebun yang masuk dari sebuah pojok kebun. Maka akupun berusaha masuk sebagaimana seekor musang berusaha masuk melalui sebuah lobang sempit. Dan aku pun menemukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau berseru: 'Abu Hurairah! ' Akupun menjawab, 'Ya, wahai Rasulullah."Ada apa?", tanya beliau. Aku menjawab, "Begini wahai Rasul, engkau tadi sedang bersama-sama dengan kami, lalu tiba-tiba engkau pergi meninggalkan kami dan lama tidak kembali hingga kami pun sangat khawatir akan keselamatanmu, terutama aku wahai Rasul. Maka akupun berusaha memasuki kebun ini dari sebuah lobang yang sangat sempit sebagaimana seekor musang, dan mereka (para sahabat yang lain) ada di belakangku. Sambil berkata beliau memberikan kedua sandalnya kepadaku: 'Wahai Abu Hurairah, bawalah kedua sandalku ini, dan siapapun yang kau temui di balik kebun ini ia bersaksi bahwa tidak tuhan (yang berhak disembah) selain Allah dan ia menancapkan keyakinan ini dalam hatinya, maka berilah kabar gembira kepadanya dengan surga.' Dan kebetulan orang yang pertama kali bertemu denganku ialah Umar, maka iapun bertanya, 'Ada apa dengan kedua sandal itu wahai Abu Hurairah? ' Aku menjawab, 'Ini adalah kedua sandal Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau menyuruhku untuk membawanya dan menyampaikan kabar gembira surga kepada orang yang pertama kali bertemu denganku sedang ia bersaksi bahwa tiada tuhan (yang berhak disembah) selain Allah, dan ia menyakininya dengan hatinya.' Maka Umar pun memukulku dengan tangannya tepat di tengah-tengah dadaku (ulu hati-pent) hingga aku jatuh duduk, lalu berkata, 'Kembalilah wahai Abu Hurairah! ' Maka akupun kembali menemui Rasulullah dengan wajah menahan tangis, dan ternyata Umar saat itu juga mengikutiku. Seketika itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: 'Ada apa denganmu wahai Abu Hurairah? ' Aku menjawab, 'Aku telah bertemu dengan Umar, lalu aku kabarkan kepadanya mengenai apa yang telah engkau perintahkan kepadaku namun tiba-tiba ia memukulku dengan keras tepat di ulu hatiku hingga aku jatuh lunglai, setelah itu dia berkata, 'Kembalilah! ' Maka Rasul pun berkata: 'Wahai Umar, kenapa kamu berbuat demikian? ' Umar menjawab, 'Wahai Rasulullah, apa benar engkau telah mengutus Abu Hurairah dengan kedua sandalmu itu dan menyuruhnya memberi kabar gembira dengan surga bagi orang yang pertama kali ditemuinya sedang ia bersaksi bahwa tiada tuhan (yang berhak disembah) selain Allah dengan keyakinan yang mantap dalam hatinya? ' Beliau menjawab: 'Ya, benar.' Umar berkata, 'Sebaiknya engkau tidak berbuat demikian wahai Rasulullah, karena sesungguhnya aku sangat khawatir kalau-kalau manusia akan bergantung padanya, dan biarkanlah mereka melaksanakan amalan-amalan yang baik.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata (kepada Abu Hurairah-pent): 'Biarkanlah mereka (tidak mengetahui hadits ini) '."

muslim:46

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu al-Ahwash] dari [Abu Hushain] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah dia menyakiti tetangganya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia mengucapkan perkataan yang baik atau diam." Dan telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami [Isa bin Yunus] dari [al-A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda seperti hadits Abu Hushain, hanya dia menyebutkan, 'Dan hendaklah dia berbuat baik kepada tetangganya'."

muslim:68

Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] dan [Muhammad bin Abdullah bin Numair] semuanya dari [Ibnu Uyainah] berkata [Numair] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Amru] bahwa dia mendengar [Nafi' bin Jubair] mengabarkan dari [Abu Syuraih al-Khuza'i] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berbuat baik kepada tetangganya. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia memuliakan tamunya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia mengucapkan perkataan yang baik atau diam."

muslim:69

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Zakariya bin Abu Zaidah] dan [Abu Muawiyah] dari [Ashim] dari [Abu Utsman] dari [Sa'd] dan [Abu Bakrah] keduanya berkata, "Telingaku mendengarnya dan hatiku meresapinya dari Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda: "Barangsiapa mengklaim orang lain sebagai bapaknya, padahal dia mengetahui bahwa dia bukan bapaknya, maka surga haram atasnya'."

muslim:96

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu Umar al-Makki] telah menceritakan kepada kami [Marwan al-Fazari] telah menceritakan kepada kami [Abu Ya'fur] dari [al-Walid bin al-Aizar] dari [Abu Amru asy-Syaibani] dari [Abdullah bin Mas'ud] dia berkata, "Saya bertanya, 'Wahai Nabi Allah, amal apakah yang paling dekat kepada surga? ' Beliau menjawab: 'Shalat pada waktunya.' Aku bertanya lagi, 'Dan apalagi wahai Nabi Allah? ' Beliau menjawab: 'Berbakti kepada kedua orang tua.' Aku bertanya lagi, 'Dan apa wahai Nabi Allah? ' Beliau menjawab: 'Jihad di jalan Allah'."

muslim:121

Dan telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Mu'adz al-Anbari] telah menceritakan kepada kami [bapakku] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [al-Walid bin al-Aizar] bahwa dia mendengar [Abu Amru asy-Syaibani] dia berkata, telah menceritakan kepadaku pemilik rumah ini -dan dia menunjuk pada rumah [Abdullah]-, dia berkata, "Saya bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, 'Amalah apakah yang paling dicintai Allah? ' Beliau menjawab: "Shalat pada waktunya." Aku bertanya, "Kemudian apa?" Beliau menjawab: "Berbakti kepada kedua orang tua." Saya bertanya, "Kemudian apa lagi?" Beliau menjawab: "Jihad di jalan Allah." Abdulah bin Mas'ud berkata, "Beliau menceritakan itu semua kepadaku, sekiranya aku minta tambah, pasti akan beliau tambah." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dengan sanad ini semisalnya. Dan dia menambahkan, "Dan dia menunjuk kepada rumah Abdullah, " namun dia tidak menyebutkan namanya untuk kami."

muslim:122

Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub ad-Dauraqi] telah menceritakan kepada kami [Husyaim] telah mengabarkan kepada kami [Hushain] telah menceritakan kepada kami [Abu Dlibyan] dia berkata, aku mendengar [Usamah bin Zaid bin Haritsah] menceritakan, dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mengutus kami ke al-Huraqah, salah satu daerah Juhainah. Lalu saat pagi hari kami menyerang mereka hingga dapat mengalahkannya, setelah itu aku dan seorang laki-laki Anshar bertemu dengan seorang laki-laki dari mereka. Ketika kami mendekatinya, maka dia mengucapkan, 'LAA ILAAHA ILLAALLAHU (Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah). Maka laki-laki Anshar itu menahan diri untuk tidak membunuhnya, sedangkan aku menusuknya dengan tombakku, hingga aku membunuhnya'. Usamah berkata, 'Ketika kami sampai, maka peristiwa itu sampai pada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau berkata kepadaku, 'Wahai Usamah, apakah kamu membunuhnya setelah dia mengucapkan, "LAA ILAAHA ILLAALLAHU (Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah)? ' Aku menjawab, 'Wahai Rasulullah, dia mengucapkan hal tersebut hanya sebagai tameng.' Perawi berkata, "Rasulullah bersabda: "Apakah kamu membunuhnya setalah dia mengucapkan kalimat tersebut? ' Usamah menjawab, "Dan beliau masih saja mengulanginya atasku hingga aku berandai-andai bahwa aku belum masuk Islam pada saat itu'."

muslim:141

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin al-Hasan bin Khirasy] telah menceritakan kepada kami [Amru bin Ashim] telah menceritakan kepada kami [Mu'tamir] dia berkata, aku mendengar [bapakku] menceritakan bahwa [Khalid al-Atsbaj] putera saudaraku, Shafwan bin Muhriz, telah menceritakan dari [Shafan bin Muhriz] bahwa ia telah menceritakan, bahwa pada saat fitnah Ibnu Zubair terjadi, [Jundab bin Abdullah Al-Bajali] pernah mengirim utusan kepada 'As'as bin Salamah seraya berkata, "Kumpulkanlah beberapa orang dari saudara-saudara kalian hingga aku bisa menceritakan suatu kabar kepada mereka. Maka diutuslah salah seorang kepada mereka, dan ketika mereka telah berkumpul, datanglah Jundab dengan memakai penutup kepala berwarna kuning seraya berkata, 'Bicarakanlah apa yang selama ini selalu kalian bicarakan', hingga terjadilah pembicaraan tersebut di antara mereka. Dan ketika telah sampai pembicaraan padanya, dia menyingkap penutup kepalanya dan berkata, 'Aku mendatangi kalian, bukan bermaksud untuk menyampaikan kabar dari Nabi kalian. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengutus seorang utusan dari kaum muslimin kepada kaum musyrikin. Dan mereka benar-benar berhadap-hadapan sampai-sampai jikalau ada salah seorang dari kaum musyrikin yang ingin mengincar salah seorang dari kaum muslimin untuk dibunuh, niscaya dia bisa membunuhnya, dan demikian pun seorang dari kaum muslimin, dia bisa mengincarnya saat dia lengah.' Dia berkata, 'Dan kami saat itu diberitahukan peristiwa Usamah bin Zaid, yang mana ketika dia telah mengangkat pedangnya, tiba-tiba orang musyrik itu mengucap, 'Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah', namun dia tetap saja membunuhnya. Maka Basyir pun mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk mengadukan dan menanyakan hal itu kepada beliau. Dia menceritakannya kepada beliau dan apa yang diperbuat oleh lelaki tadi. Maka beliau pun memanggil Usamah dan menanyainya, 'Kenapa kamu membunuhnya? ' Dia menjawab, 'Wahai Rasulullah, dia telah melukai kaum muslimin, dia telah membunuh si fulan dan si fulan, dan dia menyebutkan sebuah nama kepadanya, dan sungguh telah menyimpan dendam terhadapnya, namun ketika dia melihat pedangku ini, dia mengucap, 'Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah'. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya lagi: 'Apakah kamu yang telah membunuhnya? ' Dia menjawabnya, 'Ya.' Beliau bertanya lagi: 'Lalu apa yang hendak kamu perbuat dengan kalimat, 'Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah', jika di hari kiamat kelak ia datang (untuk minta pertanggung jawaban) pada hari kiamat nanti? '

muslim:142

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Hujr as-Sa'di] dan [Ishaq bin Ibrahim] berkata [Ishaq] telah mengabarkan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Ibrahim] dari [Hammam bin al-Harits] dia berkata, "Seorang laki-laki menukil pembicaraan kepada seorang amir, sedangkan kami sedang duduk di masjid. Maka orang-orang pun berkata, "Ini orang yang menukilkan pembicaraan kepada amir tersebut." Perawi berkata, "Maka dia datang hingga duduk menghadap kami, [Hudzaifah] lantas berkata, 'Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak akan masuk surga pengadu domba'."

muslim:152

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah], dan [Waki'] dari [al-A'masy]. (dalam riwayat lain disebutkan) Dan telah menceritakan kepada kami [Minjab bin al-Harits at-Tamimi] dan lafazh tersebut miliknya, telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Mushir] dari [al-A'masy] dari [Ibrahim] dari [Hammam bin al-Harits] dia berkata, "Kami pernah duduk-duduk bersama Hudzaifah di masjid, maka seorang laki-laki datang hingga duduk menghadap kami. Lalu dikatakan kepada Hudzaifah, 'Sesungguhnya orang ini mengangkat suatu berita kepada penguasa.' Maka [Hudzaifah] berkata dengan maksud agar dia mendengarnya, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak masuk surga orang yang suka mengadu domba'."

muslim:153

Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rafi'] dan [Abd bin Humaid] semuanya dari [Abdurrazzaq], [Ibnu Rafi'] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [az-Zuhri] dari [Ibnu al-Musayyab] dari [Abu Hurairah] dia berkata, "Kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang melakukan peperangan terhadap Hunain, maka beliau bersabda kepada seorang lelaki yang diakui sebagai seorang muslim: 'Orang ini termasuk ke dalam golongan ahli Neraka'. Saat kami sedang dalam kancah, kami lihat lelaki itu berperang dengan bersungguh-sungguh hingga menyebabkan dia terluka parah. Lalu ada yang melaporkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, 'Wahai Rasulullah! Lelaki yang tuan katakan sebelum ini, bahwa dia merupakan ahli Neraka, pada hari ini ia telah berjuang dengan penuh semangat dan dia telah mati'. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dia akan ke Neraka'. Sebagian kaum muslimin berada dalam keraguan tersebut. Tiba-tiba datang seseorang melaporkan bahwa dia tidak mati karena berjuang, tetapi luka parah. Pada malam itu, dia tidak sabar menghadapi kesakitan lukanya, maka dia membunuh dirinya sendiri, maka hal itu dilaporkan kepada Rasulullah. Rasulullah terus bertakbir: 'Allahu Akbar, aku bersaksi bahwa aku adalah hamba Allah dan Rasul-Nya.' Lalu Rasulullah menyuruh Bilal memberitahu semua orang bahwasanya tidak akan masuk Surga kecuali jiwa atau orang yang berserah diri (kepada Allah). Dan bahwa Allah telah menguatkan lagi agama ini dengan seorang lelaki yang gagah perkasa'."

muslim:162

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] -yaitu Ibnu Abdurrahman al-Qari- (nama sebuah desa di Arab) dari [Abu Hazim] dari [Sahal bin Sa'id as-Saidi] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertemu dengan orang-orang musyrik, maka terjadilah peperangan. Semasa Rasulullah kembali ke pasukan muslimin, dan orang kafir kembali ke pasukan mereka terdapat seorang lelaki dari kalangan Sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang tidak membiarkan musuh berlalu begitu saja. Dia mengejar dan menyerang musuh dengan pedangnya. Sahabat Rasulullah yang lain berkata, 'Pada hari ini tiada di kalangan kita yang benar-benar berpuas hati seperti yang dilakukan oleh fulan.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terus bersabda: "Ketahuilah! Dia tergolong dalam golongan ahli Neraka'. Seorang lelaki dari kaum muslimin berkata, 'Aku akan mengikutnya sepanjang masa.' Sahl bin Sa'ad berkata lagi, 'Lelaki itu telah keluar bersama-sama dengan fulan, jika Si fulan berhenti ketika berperang maka dia turut berhenti, ketika fulan bergerak cepat, maka dia pun sama bergerak cepat. Lelaki itu berkata, 'Fulan mengalami luka parah. Karena tidak tahan dengan sakit yang dialami, maka dia ingin segera mati, lalu dia meletakkan gagang pedangnya ke tanah lalu menikam dirinya sendiri. Lelaki itu keluar bertemu Rasulullah lalu berkata, 'Aku bersaksi bahwa kamu Muhammad, adalah utusan Allah'. Rasulullah bertanya, 'Ada apa dengan kamu ini? ' Lelaki itu berkata, 'Lelaki yang kamu sebut-sebut sebagai ahli Neraka sedangkan kebanyakan manusia merasa keberatan dengan hal ini, maka aku bersaksi kepadamu, wahai Rasulullah tentang fulan, aku telah keluar mengikutnya sepanjang peperangan sehingga aku dapati dia telah luka parah, dia ingin cepat mati, lalu dia telah meletakkan gagang pedangnya ke tanah dan mata pedang di antara dua dadanya kemudian dia menekankanya pada dirinya sehingga membunuh dirinya sendiri.' Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya ada lelaki yang beramal seperti amalan ahli Surga dalam pandangan manusia, padahal dia adalah ahli Neraka. Dan ada juga lelaki yang beramal dengan amalan ahli Neraka dalam pandangan manusia, padahal dia adalah ahli Surga'."

muslim:163

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami [az-Zubairi] -yaitu Muhammad bin Abdullah bin az-Zubair- telah menceritakan kepada kami [Syaiban] dia berkata, aku mendengar [al-Hasan] berkata, "Sungguh, ada seorang laki-laki sebelum kalian mengeluarkan nanah, dan ketika nanah itu membuatnya menderita maka dia melapaskan anak panah dari tempatnya, lalu dia mengulitinya hingga darah mengalir tanpa henti hingga dia meninggal. Rabb kalian berfirman: 'Aku telah mengharamkan surga atasnya.' Kemudian al-Hasan menengadahkan tangannya ke arah masjid seraya berkata, 'Demi Allah, [Jundub] telah menceritakan hadits ini kepada kami dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di masjid ini." Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu Bakar al-Muqaddami] telah menceritakan kepada kami [Wahab bin Jarir] telah menceritakan kepada kami [bapakku] dia berkata, saya mendengar [al-Hasan] berkata, telah menceritakan kepada kami [Jundub bin Abdullah al-Bajali] di dalam masjid ini, maka tidak lupa dan tidak khawatir Jundub berdusta atas nama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Jundub mengatakan, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seorang laki-laki sebelum kalian timbul bisul padanya…lalu dia menyebutkan hadits semisalnya."

muslim:164

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Ishaq bin Ibrahim] semuanya dari [Sulaiman], [Abu Bakar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Hajjaj ash-Shawwaf] dari [Abu az-Zubair] dari [Jabir] bahwa Ath Thufail bin Amru Ad Dausi mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata, "Wahai Rasulullah, apakah engkau mau untuk tinggal di sebuah benteng yang kokoh dan dapat melindungi?" perawi berkata, "Benteng tersebut adalah milik orang-orang Daus semasa jahiliyiah." Namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menolak karena lebih memilih dengan apa Allah janjikan untuk orang-orang Anshar. Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam hijrah ke Madinah, Abu Thufail bin Amru ikut hijrah dengan disertai oleh seorang laki-laki dari kaumnya. Namun teman Abu Thufail tersebut tidak kuat dengan (iklim) Madinah dan jatuh sakit, lalu ia mengambil gunting dan memotong ruas jemarinya hingga tangannya berlumuran darah, dan bahkan ia pun meninggal. Namun dalam mimpinya, Abu thufail melihat laki-laki tersebut dalam kondisi yang sangat bagus, sementara ia menutupi kedua tangannya. Lalu Abu Thufal bertanya kepada laki-laki tersebut, 'Apa yang tuhanmu lakukan kepadamu? ' Laki-laki itu menjawab, 'Dia mengampuniku karena hijraku kepada-Nya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.' Lalu Abu thufail bertanya lagi, 'Tapi kenapa aku lihat kamu menutupi kedua tanganmu? ' Laki-laki itu menjawab, 'Dikatakan kepadaku 'Kami tidak akan memperbaiki apa yang telah kamu rusak'. Abu Thufail kemudian menceritakan mimpi tersebut kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda: "Ya Allah, ampunilah kedua tangannya."

muslim:167

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Musa] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Tsabit Al Bunani] dari [Anas bin Malik] bahwa dia berkata, "Ketika ayat ini diturunkan: '(Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suara kamu melebihi suara Nabi) ' (Qs. Al Hujurat: 2) hingga akhir ayat, Tsabit bin Qais yang sedang duduk di rumahnya dan berkata, 'Aku ini termasuk dari ahli Neraka! Dan ia selalu mengindar dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sehingga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menanyakn itu kepada Sa'ad bin Mu'adz. Tanya beliau: "Wahai Abu Amru, bagaimanakah keadaan Tsabit? Apakah dia sakit? ' Sa'd menjawab, "Keadaannya seperti biasa dan aku tidak mendengar berita yang menyatakan dia sakit." Anas berkata, 'Lalu Sa'd pun mengunjunginya dan memberitahu kepadanya tentang pembicaraannya dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Tsabit berkata, 'Ayat ini diturunkan, sedangkan kamu semua mengetahui bahwa aku adalah orang yang paling keras bersuara, melebihi suara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kalau begitu aku ini termasuk dari ahli Neraka.' Maka Sa'd menceritakan hal itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Bahkan ia termasuk dari kalangan ahli Surga." Telah menceritakan kepada kami [Qathan bin Nusyair] Telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin Sulaiman] telah menceritakan kepada kami [Tsabit] dari [Anas bin Malik] ia berkata, "Tsabit bin Qais adalah seorang orator di kalangan kaum Anshar, ketika ayat ini turun, yakni seperti dalam hadits Hammad. namun dalam haditsnya tidak disebutkan nama Sa'd bin Mu'adz." Dan telah menceritakannya kepada kami [Ahmad bin Sa'id bin Shakr Ad-Darimi] telah menceritakan kepada kami [Habban] telah menceritakan kepada kami [Sualiman Ibnul Mughirah] dari [Tsabit] dari [Anas] ia berkata, "Ketika turun ayat (...janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi), dan ia tidak menyebutkan nama Sa'd bin Mu'adz dalam hadits tersebut." Dan telah menceritakan kepada kami [Huraim bin Abdul A'la al Asadi] telah menceritakan kepada kami [al Mu'tamir bin Sualiman] ia berkata, "Aku mendengar [ayahku] menyebutkan dari [Tsabit] dari [Anas] ia berkata, "Ketika ayat ini diturunkan ia mengisahkan hadits tersebut tanpa menyebutkan nama Sa'd bin Mu'adz..." Kemudian ia menambahkan, "Seorang laki-laki dari penduduk surga berjalan di antara kami."

muslim:170

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ayyub] dan [Qutaibah] serta [Ibnu Hujr] mereka berkata, telah menceritakan kepada kami [Ismail] -yaitu Ibnu Ja'far- dari [al-Ala'] dari [bapaknya] dari [Abu Hurairah] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Allah berfirman: 'Apabila hamba-Ku berkeinginan untuk kebaikan namun belum melakukannya maka Aku menulisnya sebagai satu kebaikan, maka jika dia melakukannya maka Aku menuliskannya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat. Dan apabila dia berkeinginan untuk kejelekan dan dia melakukannya maka Aku tidak mencatatnya sebagai dosa, namun jika dia mengamalkannya maka Aku menuliskannya sebagai satu kejelekan'."

muslim:184

Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Hisyam bin Munabbih] dia berkata, "Inilah sesuatu yang diceritakan kepada kami oleh [Abu Hurairah] dari Muhammad, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu dia menyebutkan hadits-hadits darinya, dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah berfirman: 'Apabila hamba-Ku berkeinginan untuk mengerjakan kebaikan maka Aku menulisnya sebagai satu kebaikan selama dia belum melakukannya, maka jika dia melakukannya maka Aku menuliskannya sebagai sepuluh kebaikan. Dan apabila dia berkeinginan untuk kejelekan maka Aku akan mengampuninya selama dia belum melakukannya, namun jika dia mengamalkannya maka Aku menuliskannya sebagai satu kejelekan -dan Dia lebih mengetahuinya- seraya Dia berfirman, 'Kalian awasilah dia. Jika dia mengerjakan kejelekan maka kalian tulisnya dengan semisalnya, dan apabila dia meninggalkannya maka tulislah untuknya satu kebaikan. Karena dia meninggalkannya karena Aku'." Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian memperbagus Islamnya maka setiap kebaikan yang dia kerjakan akan dicatat sepuluh semisalnya hingga tujuh ratus kali lipat. Dan setiap kejelekan yang dia kerjakan niscaya dicatat dengan semisalnya hingga dia menemui Allah."

muslim:185

Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah menceritakan kepada kami [Abu Khalid al-Ahmar] dari [Hisyam] dari [Ibnu Sirin] dari [Abu Hurairah] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa berkeinginan untuk kebaikan namun belum melakukannya maka dicatatlah untuknya sebagai satu kebaikan, dan barangsiapa berkeinginan untuk suatu kebaikan lalu melakukannya maka dicatatlah untuknya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat. Dan barangsiapa berkeinginan untuk kejelekan namun belum mengerjakannya, maka tidak dicatat sebagai dosa, namun jika dia mengamalkannya maka ditulislah sebagai satu dosa untuknya."

muslim:186

Telah menceritakan kepada kami [Syaiban bin Farrukh] telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] dari [al-Ja'd Abu Utsman] telah menceritakan kepada kami [Abu Raja' al-Utharidi] dari [Ibnu Abbas] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dari sesuatu yang diriwayatkan dari Rabbnya, beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah menuliskan kebaikan dan kejelekan, kemudian menerangkan hal tersebut, 'Barangsiapa berkeinginan untuk kebaikan namun belum melakukannya maka Allah mencatatnya sebagai satu kebaikan yang sempurna untuknya, dan barangsiapa berkeinginan untuk suatu kebaikan lalu melakukannya maka Allah mencatat untuknya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat hingga beberapa kali lipat. Dan jika dia berkeinginan untuk kejelekan namun dia belum mengerjakannya, maka Allah akan mencatatnya sebagai kebaikan yang sempurna untuknya, namun jika dia mengamalkannya maka Allah mencatatnya sebagai satu dosanya'." Dan telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin Sulaiman] dari [al-Ja'd Abu Utsman] dalam sanad ini dengan makna hadits Abdul Warits, dan dia menambahkan, 'Dan Allah menghapusnya, dan tidaklah celaka (karena durhaka) kepada Allah melainkan orang yang celaka'."

muslim:187

Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Waki']. (dalam riwayat lain disebutkan) Dan telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [Abu Muawiyah] dan [Waki']. (dalam riwayat lain disebutkan) Dan telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim al-Hanzhali] dan lafazh tersebut miliknya, telah mengabarkan kepada kami [Waki'] telah menceritakan kepada kami [al-A'masy] dari [Abu Wail] dari [Abdullah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Barangsiapa bersumpah atas untuk mengambil harta seorang muslim, maka karena itu ia menjadi seorang yang durhaka, dia akan bertemu Allah sementara Allah murka kepadanya." Perawi berkata, "Lalu [al-Ats'asy bin Qais] masuk seraya bertanya, "Apa yang diceritakan Abu Abdurrahman kepada kalian?" Mereka menjawab, "Demikian dan demikian." Asy'ats berkata, "Abu Abdurrahman benar, hadits tersebut turun berkenaan denganku. Ada perselisihan antara aku dengan seorang laki-laki tentang tanah di Yaman, lalu aku mengajukan hal itu ke hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau bertanya: 'Apakah kamu mempunyai bukti'. Aku menjawab, 'Tidak.' Beliau bersabda: "Maka sumpahnya (dijadikan sebagai alat hukum).' Aku berkata, 'Jadi dia bersumpah? ' Saat itu juga beliau langsung bersabda: "Barangsiapa bersumpah untuk mengambil harta seorang Muslim, maka karena itu ia menjadi seorang yang durhaka, dia akan bertemu Allah sementara Allah murka kepadanya." Lalu turunlah ayat: '(Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih) ' (Qs. Ali Imran: 77). Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Abu Wail] dari [Abdullah] dia berkata, 'Barangsiapa bersumpah untuk mendapatkan harta (orang lain), maka karena itu ia menjadi seorang yang durhaka, dan ia akan berjumpa dengan Allah sementara Allah dalam kondisi murka kepadanya." Kemudian dia menyebutkan semisal hadits al-A'masy, hanya saja dia menyebutkan, "Pernah terjadi perselisihan antara aku dengan seorang laki-laki dalam masalah sumur. Maka kami mengadukannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau lalu bersabda: "Hendaklah kamu menghadirkan dua saksi, atau dia bersumpah'."

muslim:197

Dan telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar al-Makki] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Jami' bin Abu Rasyid] dan [Abdul Malik bin A'yan] keduanya mendengar [Syaqiq bin Salamah] berkata, saya mendengar [Ibnu Mas'ud] berkata, "Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa bersumpah atas harta seorang muslim tanpa haknya, niscaya dia menemui Allah, sedangkan Dia dalam keadaan marah kepadanya." Abdullah berkata, "Kemudian Rasulullah membacakan untuk kami dalilnya dari Kitabullah: '(Sesungguhnya orang-orang yang menjual janji Allah dan sumpah mereka dengan harga yang murah…) ' (Qs. Ali Imran: 77), hingga akhir ayat."

muslim:198

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dan [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Hannad bin as-Sari] dan [Abu Ashim al-Hanafi] sementara lafazh hadits ini milik Qutaibah, mereka berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu al-Ahwash] dari [Simak] dari [Alqamah bin Wail] dari [bapaknya] dia berkata, "Seorang laki-laki dari Hadlramaut dan seorang laki-laki dari Kindah mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu orang Hadlramaut itu berkata, 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya orang ini telah mengalahkanku atas tanah milikku yang dahulu milik bapakku.' Maka orang Kindi pun berkata, 'Itu adalah tanahku yang berada dalam genggamanku, dan aku telah menanaminya, maka dia tidak memiliki hak atasnya." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bertanya kepada orang Hadlrami tersebut: 'Apakah kamu memiliki bukti? ' Dia menjawab, 'Tidak'. Beliau bersabda: 'Kamu mendapatkan sumpahnya (rivalnya).' Lelaki dari Hadlramaut itu pun berkata, 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya seorang laki-laki durhaka tidak akan mengindahkan atas sesuatu yang dia sumpahi, dia tidak akan takut terhadap sesuatu pun.' Maka Beliau bersabda: 'Kamu tidak mendapatkan darinya kecuali sumpahnya itu.' Ketika laki-laki dari Kindi itu akan bersumpah, ketika itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Ketahuilah, jika dia bersumpah untuk menguasai hartanya dengan zhalim, maka ia akan bertemu Allah dalam keadaan Allah murka kepadanya'."

muslim:199

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib Muhammad bin al-'Ala'] telah menceritakan kepada kami [Khalid] -yaitu Ibnu Makhlad- telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] dari [al-Ala' bin Abdurrahman] dari [bapaknya] dari [Abu Hurairah] dia berkata, "Seorang laki-laki mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata, 'Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika ada seorang lelaki yang ingin merampas harta bendaku? ' Beliau menjawab: 'Jangan kamu berikan hartamu kepadanya! ' Laki-laki itu bertanya lagi, 'Lalu bagaimana jika dia hendak membunuhku? ' Beliau menjawab: 'Bunuhlah dia! ' Laki-laki itu bertanya lagi, 'Lalu bagaimana pendapatmu kalau dia berhasil membunuhku? ' Beliau menjawab: 'Maka kamu syahid'. Dia bertanya lagi, 'Bagaimana pendapatmu jika aku yang berhasil membunuhnya? ' Beliau menjawab: 'Dia yang akan masuk ke dalam api neraka'."

muslim:201

Telah menceritakan kepada kami [al-Hasan bin Ali al-Hulwani] dan [Ishaq bin Manshur] serta [Muhammad bin Rafi'] dan lafazh mereka berdekatan, Ishaq berkata, telah mengabarkan kepada kami, sedangkan dua orang lainnya berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] dia berkata, telah mengabarkan kepadaku [Sulaiman al-Ahwal] bahwa [Tsabit] mantan budak Umar bin Abdurrahman, mengabarkan kepadanya, bahwa ketika antara [Abdullah bin Amru] dan Anbasah bin Abu Sufyan bersiap-siap untuk saling membunuh, maka Khalid bin al-Ash berkendaraan menuju Abdullah bin Amru, lalu Khalid menasihatinya, maka Abdullah bin Amru berkata, "Apakah kamu tidak mengetahui bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa dibunuh untuk membela hartanya, maka dia mati syahid'." Dan telah menceritakan kepada kami tentangnya [Muhammad bin Hatim] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Bakar]. (dalam riwayat lain disebutkan) Dan telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Utsman an-Naufali] telah menceritakan kepada kami [Abu Ashim] keduanya dari [Ibnu Juraij] dengan sanad ini semisalnya."

muslim:202

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Muhammad bin Abdullah bin Numair] serta [Abu Kuraib] dan lafazh tersebut milik Abu Kuraib, mereka berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Mua'wiyah] dari [al-A'masy] dari [Syaqiq] dari [Hudzaifah] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda ketika kami bersamanya: "Kumpulkan untukku beberapa orang sahabat yang bisa menyatakan Islam." Hudzaifah berkata, "Kami menjawab, "Wahai Rasulullah! Apakah tuan meragukan kami, sedangkan kami berjumlah antara enam hingga tujuh ratus orang? ' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kamu tidak dapat menyangka bahwa suatu hari nanti kamu akan diuji." Hudzaifah berkata, "Ujilah kami walaupun hingga sahabat-sahabat kami terpaksa mendirikan shalat secara sembunyi."

muslim:213

Telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Akhi Ibnu Syihab] dari [pamannya] dia berkata, telah mengabarkan kepadaku [Amir bin Sa'd bin Abu Waqqash] dari bapaknya [Sa'd] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberikan (pembagian) kepada sekelompok kaum, saat itu sedang Sa'd duduk di antara mereka. Sa'd berkata, 'Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meninggalkan sebagian dari mereka yang belum beliau beri sedekah, tindakan itu adalah yang paling membuat saya terkejut, maka saya bertanya, 'Wahai Rasulullah, mengapa kamu berpaling (dari bersedekah) kepada fulan. Demi Allah, sesungguhnya aku melihatnya sebagai seorang mukmin.' Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Ataukah dia (hanya) seorang muslim.' Sa'd berkata, 'Lalu aku terdiam sebentar, namun aku lebih yakin dengan apa yang aku ketahui, maka aku pun bertanya, 'Wahai Rasulullah, mengapa tuan berpaling (dari bersedekah) kepada fulan. Demi Allah, sesungguhnya aku melihatnya sebagai seorang mukmin.' Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Atau dia (hanya) seorang muslim.' Sa'd berkata, 'Lalu aku terdiam sebentar, namun aku lebih yakin dengan apa yang aku ketahui, maka aku pun bertanya, 'Wahai Rasulullah, mengapa tuan berpaling (dari bersedekah) kepada fulan. Demi Allah, sesungguhnya aku melihatnya sebagai seorang mukmin.' Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Atau dia (hanya) seorang muslim? Sungguh aku akan memberikan sedekah kepada seorang tersebut, namun ada orang lain yang aku lebih sukai untuk tidak memberikan kepadanya, karena khawatir Alah akan melemparkan wajahnya ke neraka'." Telah menceritakan kepada kami [al-Hasan bin Ali al-Hulwani] dan [Abd bin Humaid] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] -yaitu Ibnu Ibrahim bin Sa'd- telah menceritakan kepada kami [bapakku] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] dia berkata, telah menceritakan kepadaku [Amir bin Sa'ad] dari [bapaknya, Sa'ad] bahwa dia berkata, 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberikan sedekah kepada sekelompok kaum, sedangkan aku duduk di antara mereka' sebagaimana hadits Ibnu Akhi Ibnu Syihab, dari pamannya, dan dia menambahkan, 'Lalu aku mendatangi Rasulullah seraya membisikinya, lalu aku bertanya kepadanya, 'Mengapa tuan berpaling (dari bersedekah) kepada fulan'." Dan telah menceritakan kepada kami [al-Hasan al-Hulwani] telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] telah menceritakan kepada kami [bapakku] dari [Shalih] dari [Ismail bin Muhammad] dia berkata, saya mendengar [Muhammad bin Sa'ad] menceritakan ini seraya menyebutkan dalam haditsnya, 'Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memukul dengan tangannya antara leher dan pundakku, kemudian beliau bersabda: "Apakah karena peperangan wahai Sa'ad, sesungguhnya aku (berkehendak) memberikan sedekah kepada laki-laki tersebut'."

muslim:215

Dan telah menceritakan kepada kami [Harmalah bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahab] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman] dan [Sa'id bin al-Musayyab] dari [Abu Hurairah] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kami lebih berhak merasa ragu daripada Nabi Ibrahim Alaihissalam ketika dia berkata: '(Wahai Tuhanku, tunjukkanlah kepadaku bagaimana Kamu menghidupkan orang mati? ' Allah berfirman, 'Apakah kamu tidak percaya kepada kekuasaanKu? ' Nabi Ibrahim menjawab, 'Aku tetap percaya dan yakin, tetapi agar hatiku tenteram) ' (Qs. Al Baqarah: 260). Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terus bersabda: "Semoga Allah memberikan rahmat kepada Nabi Lut'. Dia benar-benar telah berlindung kepada suatu kuasa yang kuat (Allah subhanahu wata'ala). Andaikata aku tinggal di penjara selama masa yang dilalui Nabi Yusuf berada di dalamnya niscaya aku akan memenuhi keinginan orang yang meminta'." Dan telah menceritakan kepada kami insya Allah [Abdullah bin Muhammad bin Asma' adl-Dluba'i] telah menceritakan kepada kami [Juwairiyah] dari [Malik] dari [az-Zuhri] bahwa [Sa'id bin al-Musayyab] dan [Abu Ubaid] telah mengabarkan kepadanya, dari [Abu Hurairah] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan semisal hadits Yunus dari az-Zuhri. Dan dalam hadits Malik disebutkan, '(Akan tetapi agar hatiku menjadi tenang) ' (Qs. Al Baqarah: 260). Perawi berkata, "Kemudian beliau membaca ayat ini hingga selesai." Dan telah menceritakan kepada kami [Abd bin Humaid] dia berkata, telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] -yaitu Ibnu Ibrahim bin Sa'd- telah menceritakan kepada kami [Abu Uwais] dari [az-Zuhri] seperti riwayat Malik dengan sanadnya, dia menyebutkan, 'Kemudian beliau membaca ayat ini hingga menyelesaikan-Nya."

muslim:216

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepadakami [Laits] dari [Sa'id bin Abu Said] dari ['Atha' bin Mina'] dari [Abu Hurairah] bahwa dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Allah, sungguh Ibnu Maryam akan turun sebagai hakim yang adil, lalu dia mematahkan salib, membunuh babi, menghapuskan jizyah (dari orang kafir), meninggalkan unta muda, tidak berusaha mendapatkannya, hilanglah permusuhan, saling melakukan kebencian dan hasad, dan akan mengajak untuk menerima harta (sedekah) namun tidak ada seorang pun yang menerimanya."

muslim:221

Telah menceritakan kepada kami [al-Walid bin Syuja'] dan [Harun bin Abdullah] serta [Hajjaj bin asy-Sya'ir] mereka berkata, telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] -yaitu Ibnu Muhammad- dari [Ibnu Juraij] dia berkata, " [Abu az-Zubair] telah mengabarkan kepadaku, bahwa ia mendengar [Jabir bin Abdullah] berkata, "Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Akan senantiasa ada dari umatku sekelompok orang yang berperang di atas kebenaran, mereka akan selalu nampak hingga hari kiamat." Beliau bersabda lagi: "Lalu turunlah Isa putra Maryam, lalu pemimpin mereka berkata, 'Kemarilah, pimpinlah kami shalat." Isa lalu berkata, 'Tidak, sesungguhnya sebagaian kalian atas sebagian yang lain adalah pemimpin, sebagai bentuk pemuliaan Allah terhadap umat ini'."

muslim:225

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ayyub] dan [Ishaq bin Ibrahim] semuanya dari [Ibnu Ulayyah], [Ibnu Ayyub] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Ulayyah] telah menceritakan kepada kami [Yunus] dari [Ibrahim bin Yazid at-Tamimi] dia mendengarnya pada sesuatu yang paling diketahui dari [bapaknya] dari [Abu Dzar] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda suatu hari: "Apakah kalian tahu, ke mana matahari ini pergi?" Mereka menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih tahu." Beliau bersabda: "Sesungguhnya ini lari beredar hingga berhenti pada tempatnya di bawah Arsy lalu menyungkur sujud, ia tetap demikian hingga dikatakan kepadanya, 'Kamu naiklah dan kembalilah pada tempat dari mana kamu datang.' Lalu ia kembali sehingga menjadi terbit dari tempat terbitnya, kemudian lari beredar di mana ia membuat manusia tidak mengingkarinya sedikit pun hingga ia berhenti pada tempat beredarnya yaitu di bawah Arsy, lalu dikatakan kepadanya, 'Naiklah dan terbitlah pagi hari dari barat'. Lalu ia terbit dari barat." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda: "Apakah kalian tahu, kapankah itu terjadi, itu terjadi ketika iman seseorang tidak berguna bagi dirinya selama dia tidak beriman sebelumnya, atau berbuat baik dalam imannya'." Dan telah menceritakan kepada kami [Abd al-Hamid bin Bayan al-Wasithi] telah mengabarkan kepada kami [Khalid] -yaitu Ibnu Abdullah- dari [Yunus] dari [Ibrahim at-Taimi] dari [bapaknya] dari [Abu Dzar] bahwa suatu hari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apakah kalian tahu ke mana matahari ini pergi'....sebagaimana makna hadits Ibnu Ulayyah."

muslim:228

Telah menceritakan kepada kami [Abu ath-Thahir Ahmad bin Amru bin Abdullah bin Amru bin Sarh] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] dia berkata, telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dia berkata, telah menceritakan kepada kami [Urwah bin az-Zubair] bahwa [Aisyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, telah mengabarkan kepadanya bahwa, dia berkata, "Wahyu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang pertama kali terjadi adalah dalam bentuk mimpi yang benar dalam tidur beliau. Tidaklah beliau mendapati mimpi tersebut melainkan sebagaimana munculnya keheningan fajar subuh, kemudian beliau suka menyepi sendiri. Beliau biasanya menyepi di gua Hira'. Di sana beliau menghabiskan beberapa malam untuk beribadah kepada Allah sebelum kembali ke rumah. Untuk tujuan tersebut, beliau membawa sedikit perbekalan. (Setelah beberapa hari berada di sana) beliau pulang kepada Khadijah, mengambil perbekalan untuk beberapa malam. Keadaan ini terus berlarut, sehingga beliau dibawakan wahyu ketika beliau berada di gua Hira'. Wahyu tersebut disampaikan oleh Malaikat Jibril dengan berkata, 'Bacalah wahai Muhammad! ' Beliau bersabda: "Aku tidak pandai membaca." Rasulullah bersabda: "Lalu malaikat memegang dan memelukku erat-erat, ketika aku merasakan kepayahan ia pun melepasku. Kemudian dia berkata, 'Bacalah wahai Muhammad! ' Beliau bersabda: 'Aku lalu menjawab, 'Aku tidak bisa membaca'. Beliau melanjutkan: 'Jibril kemudian memegang dan memelukku erat-erat lagi, hingga ketika aku merasakan kepayahan ia pun melepasnya kembali. Kemudian ia berkata, 'Bacalah wahai Muhammad! ' Beliau bersabda: "Aku lalu menjawab: 'Aku tidak pandai membaca.' Beliau melanjutkan: 'Jibril kembali memegang dan memelukku erat-erat, sehingga ketika aku merasakan kepayahan, ia pun melepaskanku. Kemudian dia membaca firman Allah: '(Bacalah wahai Muhammad dengan nama Rabbmu yang menciptakan sekalian makhluk. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah, bacalah, dan Rabbmu Yang Maha Pemurah yang mengajar manusia melalui pena. Dia mengajar manusia sesuatu yang tidak diketahui) ' (Qs. Al 'Alaq: 1-5). Setelah kejadian itu beliau pulang dalam keadaan ketakutan hingga menemui Khadijah, seraya beliau berkata: 'Selimutilah aku! Selimutilah aku.' Lalu Khadijah memberi beliau selimut hingga hilang rasa gementar dari diri beliau. Beliau kemudian bersabda kepada Khadijah: 'Wahai Khadijah! Apakah yang telah terjadi kepadaku? ' Beliau pun menceritakan seluruh peristiwa yang telah terjadi. Beliau bersabda lagi: 'Aku benar-benar khawatir pada diriku.' Khadijah terus menghibur beliau dengan berkata, 'Janganlah begitu, bergembiralah! Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu, selama-lamanya. Demi Allah! Sesungguhnya, kamu telah menyambung tali persaudaraan, berbicara jujur, memikul beban orang lain, suka mengusahakan sesuatu yang tidak ada, menjamu tamu dan sentiasa membela faktor-faktor kebenaran.' Khadijah beranjak seketika menemui Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza, sepupu Khadijah. Dia pernah menjadi Nashrani pada zaman Jahiliyah. Dia suka menulis dengan tulisan Arab dan cukup banyak menulis kitab Injil dalam tulisan Arab. Ketika itu dia telah tua dan buta. Khadijah berkata kepadanya, 'Paman! (Paman adalah panggilan yang biasa digunakan oleh bangsa Arab bagi sepupu dan sebagainya karena menghormati mereka atas dasar lebih tua) Dengarlah cerita anak saudaramu ini.' Waraqah bin Naufal berkata, 'Wahai anak saudaraku! Apakah yang telah terjadi? ' maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menceritakan semua peristiwa yang beliau telah alami. Mendengar peristiwa itu, Waraqah berkata, 'Ini adalah undang-undang yang dahulu pernah diturunkan kepada Nabi Musa. Alangkah baik seandainya aku masih muda di saat-saat kamu dibangkitkan menjadi Nabi. Juga alangkah baik kiranya aku masih hidup di saat-saat kamu diusir oleh kaummu.' Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menegaskan: 'Apakah mereka akan mengusirku? ' Waraqah menjawab, "Ya, tidaklah setiap Nabi yang bangkit membawa tugas sepertimu, melainkan pasti akan dimusuhi. Seandainya aku masih hidup di zamanmu, niscaya aku akan tetap menolong dan membelamu'." Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dia berkata, [az-Zuhri] berkata, Dan telah mengabarkan kepada kami [Urwah] dari [Aisyah] bahwa dia berkata, "Wahyu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang pertama kali terjadi adalah…lalu dia melansirkan hadits seperti hadits Yunus, hanya saja dia berkata, "Demi Allah, Allah tidak akan membuatmu sedih selamanya." Dan dia berkata, "Khadijah berjakah, 'Wahai pamanku, dengarkan dari anak saudaramu ini'." Dan telah menceritakan kepada kami [Abdul Malik bin Syu'aib bin al-Laits] dia berkata, telah menceritakan kepada kami [bapakku] dari [kakekku] dia berkata, telah menceritakan kepada kami [Uqail bin Khalid] berkata [Ibnu Syihab] saya mendengar [Urwah bin az-Zubair] berkata, [Aisyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata, "Lalu beliau kembali pada Khadijah dalam keadaan hatinya ketakutan, " lalu menceritakan hadits seperti hadits Yunus dan Ma'mar. Hanya saja dia tidak menyebutkan awal dari hadits keduanya, "Wahyu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang pertama kali terjadi adalah mimpi yang benar." Dan dia mengikuti perkataan Yunus, "Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu selamanya." Lalu dia menyebutkan perkataan Khadijah, "Wahai pamanku, dengarkan dari anak saudaramu."

muslim:231

Telah menceritakan kepada kami [Syaiban bin Farrukh] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] telah menceritakan kepada kami [Tsabit al-Bunani] dari [Anas bin Malik] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku telah didatangi Buraq. Yaitu seekor binatang yang berwarna putih, lebih besar dari keledai tetapi lebih kecil dari bighal. Ia merendahkan tubuhnya sehingga perut buraq tersebut mencapai ujungnya." Beliau bersabda lagi: "Maka aku segera menungganginya sehingga sampai ke Baitul Maqdis." Beliau bersabda lagi: "Kemudian aku mengikatnya pada tiang masjid sebagaimana yang biasa dilakukan oleh para Nabi. Sejurus kemudian aku masuk ke dalam masjid dan mendirikan shalat sebanyak dua rakaat. Setelah selesai aku terus keluar, tiba-tiba aku didatangi oleh Jibril dengan membawa semangkuk arak dan semangkuk susu. Dan aku pun memilih susu. Lalu Jibril berkata, 'Kamu telah memilih fitrah'. Lalu Jibril membawaku naik ke langit. Ketika Jibril meminta agar dibukakan pintu, maka ditanyakan, 'Siapakah kamu? ' Jibril menjawab, 'Jibril'. Ditanyakan lagi, 'Siapa yang bersamamu? ' Jibril menjawab, 'Muhammad.' Jibril ditanya lagi, 'Apakah dia telah diutus? ' Jibril menjawab, 'Ya, dia telah diutus.' Maka dibukalah pintu untuk kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Adam, dia menyambutku serta mendoakanku dengan kebaikan. Lalu aku dibawa naik ke langit kedua. Jibril lalu minta supaya dibukakan pintu. Lalu ditanyakan lagi, 'Siapakah kamu? ' Jibril menjawab, 'Jibril'. Jibril ditanya lagi, 'Siapa yang bersamamu? ' Jibril menjawab, 'Muhammad.' Jibril ditanya lagi, 'Apakah dia telah diutuskan? ' Jibril menjawab, 'Ya, dia telah diutuskan'. Pintu pun dibukakan kepada kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Isa bin Maryam dan Yahya bin Zakaria, mereka berdua menyambutku dan mendoakan aku dengan kebaikan. Aku dibawa lagi naik langit ketiga. Jibril pun meminta supaya dibukakan pintu. Lalu ditanyakan, 'Siapakah kamu? ' Jibril menjawab, 'Jibril'. Jibril ditanya lagi, 'Siapakah bersamamu? ' Jibril menjawab, 'Muhammad'. Jibril ditanya lagi, 'Apakah dia telah diutuskan? ' Jibril menjawab, 'Ya, dia telah diutuskan'. Pintu pun dibukakan kepada kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Yusuf Alaihis Salam, ternyata dia telah dikaruniakan dengan kedudukan yang sangat tinggi. Dia terus menyambut aku dan mendoakan aku dengan kebaikan. Aku dibawa lagi naik ke langit keempat. Jibril pun meminta supaya dibukakan pintu. Kedengaran suara bertanya lagi, 'Siapakah kamu? ' Jibril menjawab, 'Jibril'. Jibril ditanya lagi, 'Siapakah bersamamu? ' Jibril menjawab, 'Muhammad'. Jibril ditanya lagi, 'Apakah dia telah diutuskan? ' Jibril menjawab, 'Ya, dia telah diutuskan'. Pintu pun dibukakan kepada kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Idris Alaihis Salam, dia terus menyambutku dan mendoakan aku dengan kebaikan. Allah berfirman: '(Dan kami telah menganggkat ke tempat yang tinggi darjatnya) '. Aku dibawa lagi naik ke langit kelima. Jibril lalu meminta supaya dibukakan pintu. Kedengaran suara bertanya lagi, 'Siapakah kamu? ' Jibril menjawab, 'Jibril'. Jibril ditanya lagi, 'Siapakah bersamamu? ' Jibril menjawab, 'Muhammad'. Jibril ditanya lagi, 'Apakah dia telah diutuskan? ' Jibril menjawab, 'Ya, dia telah diutuskan'. Pintu pun dibukakan kepada kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Harun Alaihissalam, dia terus menyambutku dan mendoakan aku dengan kebaikan. Aku dibawa lagi naik ke langit keenam. Jibril lalu meminta supaya dibukakan pintu. Kedengaran suara bertanya lagi, 'Siapakah kamu? ' Jibril menjawab, 'Jibril'. Jibril ditanya lagi, 'Siapakah bersamamu? ' Jibril menjawab, 'Muhammad'. Jibril ditanya lagi, 'Apakah dia telah diutuskan? ' Jibril menjawab, 'Ya, dia telah diutuskan'. Pintu pun dibukakan kepada kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Musa, dia terus menyambutku dan mendoakan aku dengan kebaikan. Aku dibawa lagi naik ke langit ketujuh. Jibril meminta supaya dibukakan. Kedengaran suara bertanya lagi, 'Siapakah kamu? ' Jibril menjawabnya, 'Jibril'. Jibril ditanya lagi, 'Siapakah bersamamu? ' Jibril menjawab, 'Muhammad'. Jibril ditanya lagi, 'Apakah dia telah diutuskan? ' Jibril menjawab, 'Ya, dia telah diutuskan'. Pintu pun dibukakan kepada kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Ibrahim Alaihissalam, dia sedang berada dalam keadaan menyandar di Baitul Makmur. Keluasannya setiap hari bisa memasukkan tujuh puluh ribu malaikat. Setelah keluar, mereka tidak kembali lagi kepadanya (Baitul Makmur). Kemudian aku dibawa ke Sidratul Muntaha. Daun-daunnya besar seperti telinga gajah dan ternyata buahnya sebesar tempayan." Beliau bersabda: "Ketika beliau menaikinya dengan perintah Allah, maka sidrah muntaha berubah. Tidak seorang pun dari makhluk Allah yang mampu menggambarkan keindahannya karena indahnya. Lalu Allah memberikan wahyu kepada beliau dengan mewajibkan shalat lima puluh waktu sehari semalam. Lalu aku turun dan bertemu Nabi Musa Alaihissalam, dia bertanya, 'Apakah yang telah difardukan oleh Tuhanmu kepada umatmu? ' Beliau bersabda: "Shalat lima puluh waktu'. Nabi Musa berkata, 'Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan karena umatmu tidak akan mampu melaksanakannya. Aku pernah mencoba Bani Israel dan menguji mereka'. Beliau bersabda: "Aku kembali kepada Tuhan seraya berkata, 'Wahai Tuhanku, berilah keringanan kepada umatku'. Lalu Allah subhanahu wata'ala. mengurangkan lima waktu shalat dari beliau'. Lalu aku kembali kepada Nabi Musa dan berkata, 'Allah telah mengurangkan lima waktu shalat dariku'. Nabi Musa berkata, 'Umatmu tidak akan mampu melaksanakannya. Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan lagi'. Beliau bersabda: "Aku masih saja bolak-balik antara Tuhanku dan Nabi Musa, sehingga Allah berfirman: 'Wahai Muhammad! Sesungguhnya aku fardukan lima waktu sehari semalam. Setiap shalat fardu dilipatgandakan dengan sepuluh kali lipat. Maka itulah lima puluh shalat fardu. Begitu juga barangsiapa yang berniat, untuk melakukan kebaikan tetapi tidak melakukanya, niscaya akan dicatat baginya satu kebaikan. Jika dia melaksanakannya, maka dicatat sepuluh kebaikan baginya. Sebaliknya barangsiapa yang berniat ingin melakukan kejahatan, tetapi tidak melakukannya, niscaya tidak dicatat baginya sesuatu pun. Lalu jika dia mengerjakannya, maka dicatat sebagai satu kejahatan baginya'. Aku turun hingga sampai kepada Nabi Musa, lalu aku memberitahu kepadanya. Dia masih saja berkata, 'Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan'. Aku menjawab, 'Aku terlalu banyak berulang-ulang kembali kepada Tuhanku, sehingga menyebabkanku malu kepada-Nya'."

muslim:234

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Hasyim al-Abdi] telah menceritakan kepada kami [Bahz bin Asad] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin al-Mughirah] telah menceritakan kepada kami [Tsabit] dari [Anas bin Malik] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Saya didatangi (malaikat) lalu mereka membawaku ke sumur Zamzam, lalu dadaku dibelah dan dicuci dengan air Zamzam, kemudian aku ditinggalkan."

muslim:235

Telah menceritakan kepada kami [Syaiban bin Farrukh] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] telah menceritakan kepada kami [Tsabit al-Bunani] dari [Anas bin Malik] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam didatangi Jibril shallallahu 'alaihi wasallam, saat beliau sedang bermain bersama anak-anak. Malaikat itu kemudian mengambil lalu merebahkan beliau, lalu membelah hatinya, mengeluarkan hati dan mengeluarkan segumpal darah darinya seraya berkata, 'Ini bagian setan darimu kemudian mencucinya dalam bejana dari emas dengan air Zamzam', kemudian malaikat menjahitnya dan kemudian mengembalikannya ke tempat semula. Anak-anak lalu datang dan mengadu kepada ibu susuannya, mereka berkata, 'Sesungguhnya Muhammad telah dibunuh.' Orang-orang lalu menyambut beliau dengan wajah pucat pasi (karena ketakutan) '." Anas berkata, "Aku telah melihat bekas jahitan tersebut pada dada beliau." Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Sa'id al-Aili] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahab] dia berkata, telah mengabarkan kepada kami [Sulaiman] -yaitu Ibnu Bilal- dia berkata, telah menceritakan kepada kami [Syarik bin Abdullah bin Abu Namir] dia berkata, aku mendengar [Anas bin Malik] menceritakan kepada kami tentang malam Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diisra'kan dari masjid al-Ka'bah, bahwa dia didatangi oleh tiga orang sebelum beliau diberikan wahyu, saat beliau sedang tidur di masjid haram." Perawi lalu melansirkan hadits tersebut dengan kisahnya seperti hadits Tsabit al-Bunani, lalu dia mengajukan suatu kalimat padanya, mengakhirkan, menambahkan, dan mengurangi."

muslim:236

Telah menceritakan kepada kami [Harmalah bin Yahya at-Tujibi] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahab] dia berkata, telah mengabarkan kepada kami [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dari [Anas bin Malik] dia berkata, " [Abu Dzar] pernah menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Atap rumahku dilubangi, sedangkan aku berada di Makkah, lalu Jibril turun dan melubangi dadaku, kemudian dia mencucinya dengan air zamzam, kemudian dia membawa wadah dari emas yang penuh dengan hikmah dan iman, lalu dia menuangkannya pada dadaku. Setelahitu dia menutupnya dan menggandeng tanganku, naik ke langit. Ketika kami sampai pada langit dunia, maka Jibril berkata kepada malaikat penjaga langit dunia, 'Bukalah.' Dia menjawab, 'Siapa ini? ' Jibril menjawab, 'Ini Jibril.' Dia bertanya, 'Apakah ada seseorang bersamamu? ' Jibril menjawab, 'Ya. Aku bersama Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.' Dia bertanya, 'Apakah dia telah diutuskan? ' Jibril menjawab, 'Ya.' Lalu malaikat penjaga membukakan pintu." Beliau melanjutkan sabdanya: 'Ketika kami telah menaiki langit dunia, tiba-tiba ada seorang laki-laki dari sampingnya hitam dan samping kanannya juga hitam. Apabila dia melihat sebelah kanannya maka dia tertawa, dan apabila dia melihat sebelah kirinya maka dia menangis." Rasulullah melanjutkan: 'Laki-laki itu lalu berkata, 'Selamat datang wahai Nabi yang shalih dan putera yang shalih'. Aku bertanya, 'Siapa ini wahai Jibril? ' Jibril menjawab, 'Ini Adam shallallahu 'alaihi wasallam, dan ini al-Aswidah di sebalah kanannya, dan di sebelah kirinya Nasam para puteranya. Di sebelah kanan adalah penduduk surga, sedangkan al-Aswidah yang di sebelah kirinya adalah penduduk neraka, sehingga apabila dia menoleh ke sebelah kanan niscaya dia tertawa, dan apabila dia melihat ke sebelah kirinya niscaya dia menangis." Beliau melanjutkan sabdanya: "Jibril naik bersamaku hingga mendatangi langit kedua, lalu dia berkata kepada penjaganya, 'Bukakanlah'. Maka penjaganya berkata sebagaimana penjaga langit dunia (pertama). Lalu dia membukanya." Anas bin Malik berkata, "Lalu dia menyebutkan bahwa dia mendapati pada langit-langit tersebut Adam, Idris, Isa, Musa, dan Ibrahim -semoga keselamatan terlimpahkan kepada mereka semuanya- dan dia tidak menyebutkan secara pasti bagaimana kedudukan mereka, hanya saja dia menyebutkan bahwa beliau menjumpai Adam di langit dunia, dan Ibrahim di langit keenam. Dia berkata, "Ketika Jibril dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melewati Idris Alaihissalam, maka Idris berkata, 'Selamat datang wahai Nabi yang shalih dan saudara yang shalih.' Kemudian dia lewat, maka aku bertanya, 'Siapakah ini? ' Jibril menjawab, 'Ini Idris'. Beliau bersabda lagi, 'Kemudian aku melewati Musa As, maka dia berkata, 'Selamat datang pada Nabi yang shalih dan saudara yang shalih.' Beliau bersabda: "Aku bertanya, 'Siapakah ini? ' Jibril menjawab, 'Ini Musa'. Beliau bersabda: "Kemudian aku melewati Isa, maka dia berkata, 'Selamat datang pada Nabi yang shalih dan saudara yang shalih.' Aku bertanya, 'Siapakah ini? ' Jibril menjawab, 'Ini Isa putera Maryam.' Beliau bersabda: "Kemudian aku melewati Ibrahim Alaihissalam, maka dia berkata, 'Selamat datang pada Nabi yang shalih dan putera yang shalih.' Beliau bersabda: "Aku bertanya, 'Siapakah ini? ' Jibril menjawab, 'Ini Ibrahim'." Ibnu Syihab berkata; Dan telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Hazm] bahwa [Ibnu Abbas] dan [Abu Habbah al-Anshari] keduanya berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kemudian Jibril naik bersamaku hingga aku menaiki tempat datar di mana aku mendengar suara pena." [Ibnu Hazm] dan [Anas bin Malik] berkata, "Rasululah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Lalu Allah memfardlukan shalat lima puluh waktu atas umatku.' Beliau bersabda lagi, 'Lalu aku kembali dengan perintah tersebut hingga aku melewat Musa, maka dia berkata, 'Apa sesuatu yang diwajibkan oleh Rabbmu atas umatmu? ' Beliau berkata, 'Aku menjawab, 'Allah mewajibkan shalat lima puluh waktu atas mereka.' Maka Musa berkata kepadaku, 'Maka kembalilah kepada Rabbmu, karena umatmu tidak akan mampu melakukannya.' Lalu aku kembali para Rabbku, lalu Dia membebaskan setengahnya.' Lalu aku kembali pada Musa, lalu aku memberitahukannya hingga ia pun berkata, 'Kembalilah kepada Rabbmu, karena umatmu tidak akan mampu melakukannya.' Beliau bersabda: "Lalu aku kembali pada Rabbku.' Maka Allah berkata, 'Ia lima waktu, dan ia lima puluh waktu. Perkataan tersebut tidak diganti di sisiku.' Lalu beliau bersabda: "Maka aku kembali kepada Musa, maka dia berkata, 'Kembalilah pada Rabbmu.' Maka aku berkata, 'Sungguh aku telah malu terhadap Rabbku.' Beliau bersabda lagi, 'Kemudian Jibril beranjak pergi bersamaku hingga kami mendatangi Sidrah al-Muntaha, lalu berbagai warna menutupinya hingga aku tidak mengetahui apakah hakikatnya.' Beliau bersabda lagi, 'Kemudian aku dimasukkan ke surga, ternyata di dalamnya berkubah permata dan tanahnya adalah misik'."

muslim:237

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin al-Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Adi] dari [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Anas bin Malik] boleh jadi dia berkata, dari [Malik bin Sha'sha'ah] seorang laki-laki dari kaumnya, dia berkata, Nabi "shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ketika aku berada di tepi Baitullah dalam keadaan separuh tidur, tiba-tiba aku mendengar pembicaraan salah seorang dari tiga lelaki yang berada di tengah-tengah. Lalu mereka menghampiri aku dan membawa aku ke suatu tempat. Kemudian mereka membawa sebuah wadah dari emas yang berisi air Zamzam. Setelah itu dadaku dibedah dari sini dan sini." Qatadah berkata, "Aku telah bertanya kepada orang yang bersamaku, 'Apakah yang beliau maksudkan? ' Dia menjawab, 'Hingga ke bawah perut beliau'. Beliau melanjutkan sabdanya: 'Hatiku telah dikeluarkan dan dibersihkan dengan air Zamzam, kemudian diletakkan kembali di tempat asal. Setelah itu diisi pula dengan iman dan hikmah, lalu dibawa pula kepadaku seekor binatang tunggangan berwarna putih yang disebut Buraq, ia lebih besar daripada keledai dan lebih kecil daripada bighal. Ia mengatur langkahnya sejauh mata memandang, sementara itu aku dibawa di atas punggungnya. Kemudian kami pun memulai perjalanan hingga sampai ke langit dunia, setelah itu Jibril meminta agar dibukakan pintunya, lalu ditanyakan kepadanya, 'Siapa? ' Jawabnya, 'Jibril'. Kemudian ditanya lagi, 'Siapakah bersamamu? ' Lalu Jibril menjawab, 'Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam'. Lalu ditanya lagi, 'Apakah dia orang yang telah diutuskan? ' Jawabnya, 'Ya. Lalu malaikat yang menjaga pintu tersebut membuka pintu sambil berkata, 'Selamat datang, sungguh tamu utama telah tiba'. Lalu kami mengunjungi Nabi Adam." Lalu perawai membawakan hadits tersebut dengan kisahnya, dia menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertemu dengan Nabi Isa dan Nabi Yahya di langit kedua, dan pada langit ketiga, beliau berjumpa dengan Nabi Yusuf. Lalu di langit keempat bertemu dengan Nabi Idris. Setelah sampai di langit kelima beliau bertemu dengan Nabi Harun. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda: "Kemudian kami meneruskan perjalanan sehingga sampai di langit keenam, lalu aku menemui Nabi Musa dan memberi salam kepadanya. Dia segera menjawab, 'Selamat datang wahai saudara yang dan nabi yang shalih.' Ketika aku meningalkannya, dia terus menangis. Lalu dia ditanya, 'Apakah yang menyebabkan kamu menangis? ' dia menjawab, 'Wahai Tuhanku! Kamu telah mengutus pemuda ini setelahku, tetapi umatnya lebih banyak memasuki Surga daripada umatku'. Beliau bersabda lagi, "Kami meneruskan lagi perjalanan sehingga sampai di langit ketujuh, lalu aku mengunjungi Nabi Ibrahim." Lalu perawi berkata dalam hadits tersebut, "Dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menceritakan bahwa dia melihat empat sungai yang keluar dari sumbernya dua sungai yang jelas kelihatan, dan dua sungai yang samar-samar. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya, 'Wahai Jibril! Sungai-sungai apakah ini? ' Jibril menjawab, 'Dua sungai yang samar-samar itu merupakan sungai Surga, sedangkan sungai yang jelas kelihatan adalah sungai Nil dan Euphrat.' Lalu aku dibawa naik ke Baitul Makmur, lalu aku bertanya, 'Wahai Jibril, apakah ini? ' Lalu Jibril menjawab, 'Ini adalah Baitul Makmur yang mana dalam setiap hari, tujuh puluh ribu Malaikat akan memasukinya. Setelah mereka keluar, mereka tidak akan memasukinya lagi, karena itu merupakan terakhir kali mereka memasukinya'. Kemudian dibawakan dua wadah kepadaku, yang satunya berisi arak dan satu lagi berisi susu. Keduanya ditawarkan kepadaku, lalu aku memilih susu. Maka dikatakan kepadaku, 'Kamu membuat pilihan yang tepat! Allah menghendakimu dan umatmu dalam keadaan fitrah (kebaikan dan keutamaan). Kemudian difardukan pula kepadaku shalat lima puluh waktu pada setiap hari.' Kemudian dia (Perawi) menyebutkan kisahnya hingga akhir Hadits." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin al-Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Mu'adz bin Hisyam] dia berkata, telah menceritakan kepada kami [bapakku] dari [Qatadah] telah menceritakan kepada kami [Anas bin Malik] dari [Malik bin Sha'sha'ah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda…lalu dia menyebutkan riwayat semisalnya, dan dia menambahkan di dalamnya, 'Lalu aku dibawakan wadah dari emas yang penuh dengan hikmah dan iman.' Lalu beliau dibelah dari dada atas hingga perut bawah, lalu beliau dicuci dengan air zamzam, kemudian diisi dengan hikmah dan iman."

muslim:238

Dan telah menceritakan kepada kami [Abd bin Humaid] telah mengabarkan kepada kami [Yunus bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Syaiban bin Abdurrahman] dari [Qatadah] dari [Abu al-Aliyah] telah menceritakan kepada kami putra paman Nabi kalian shallallahu 'alaihi wasallam [Ibnu Abbas] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Saya melewati Musa bin Imran pada malam aku diisra'kan, dia adalah seorang laki-laki sawo matang tinggi, gempal seakan-akan beliau adalah seorang laki-laki dari kaum Syanu'ah. Dan aku melihat Isa bin Maryam, berbadan sedang berwarna merah dan putih, rambutnya terurai, lalu diperlihatkan kepadaku Malik, malaikat penjaga neraka, dan Dajjal dalam beberapa ayat yang mana Allah hanya menunjukkan kepadanya, sehingga kalian tidak ragu-ragu dalam bertemu dengannya." Perawi berkata, "Qatadah menafsirkannya bahwa Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam sungguh telah bertemu Musa."

muslim:240

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal] dan [Suraij bin Yunus] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Husyaim] telah mengabarkan kepada kami [Dawud bin Abu Hind] dari [Abu al-Aliyah] dari [Ibnu Abbas] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berjalan melalui sebuah Lembah al-Azraq. Beliau bertanya: "Lembah apakah ini?" Para Sahabat menjawab, "Inilah Lembah al-Azraq." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku seakan-akan memandang kepada Nabi Musa yang sedang menuruni sebuah bukit sambil memohon dari Allah dengan suara yang keras melalui talbiyah." Kemudian ketika sampai di Bukit Harsya beliau pun bertanya: "Bukit apa ini?" Para Sahabat menjawab, "Bukit Harsya." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seolah-olah aku melihat Yunus bin Matta berada di atas seekor unta gemuk berwarna merah yang dilengkapi dengan kain bulu dan tali kekang untanya sementara dia sentiasa bertalbiah." Ibnu Hanbal berkata dalam haditsnya, "Husyaim berkata, 'Yaitu sabut spons'."

muslim:241

Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin al-Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Adi] dari [Ibnu Aun] dari [Mujahid] dia berkata, "Kami berada di sisi [Ibnu Abbas], lalu mereka menyebutkan Dajjal, ia mengatakan, 'Sesungguhnya dia tertulis pada antara dua matanya kata 'Kafir'. Perawi berkata, "Ibnu Abbas berkata, 'Saya belum mendengarnya bersabda demikian, akan tetapi beliau bersabda: "Adapun Ibrahim maka kalian lihatlah kepada sahabat kalian, sedangkan Musa maka dia seorang yang berkulit sawo matang bertubuh kekar berada di atas unta merah tertutup dengan sabut, seakan-akan aku melihat kepadanya ketika turun pada lembah tersebut sambil bertalbiyah'."

muslim:243

Dan telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Ismail bin Ibrahim] dari [Dawud] dari [asy-Sya'bi] dari [Masruq] dia berkata, "Ketika aku duduk bersandar di samping [Aisyah], maka dia berkata, 'Wahai Abu Aisyah (Masruq)! Ada tiga perkara, barangsiapa yang memperbincangkan salah satu darinya, berarti dia telah melakukan pembohongan yang amat besar terhadap Allah.' Aku bertanya, 'Apakah tiga perkara itu? ' Aisyah menjawab, 'Pertama, barangsiapa mengklaim bahwa Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam melihat Tuhannya maka sungguh dia telah membesarkan kebohongannya terhadap Allah.' Aku yang duduk bersandar dari tadi, maka aku mulai duduk dengan baik, lalu aku berkata, 'Wahai Ummul Mukminin! Berilah aku tempo, dan janganlah kamu membuatku terburu-buru, (dengarlah kata-kataku ini terlebih dahulu), bukankah Allah telah berfirman: '(Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain) ' (Qs. Al Takwir: 23). Dan Firman Allah lagi: '(Dan sungguh Muhammad telah melihat 'dia' dalam bentuk rupanya yang asal sekali lagi) ' (Qs. An Najm: 13). Maka Aisyah menjawab, 'Aku adalah orang yang pertama bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. mengenai perkara ini dari kalangan umat ini. Beliau telah menjawab dengan bersabda: "Yang dimaksud 'dia' dalam ayat itu adalah Jibril (bukan Allah), aku tidak pernah melihat Jibril dalam bentuk asalnya kecuali dua kali saja, yaitu semasa dia turun dari langit dalam keadaan yang terlalu besar sehingga memenuhi di antara lagit dan bumi.' Kemudian Aisyah berkata lagi, 'Apakah kamu tidak pernah mendengar bahwa Allah: '(Dia tidak dapat dilihat oleh penglihatan mata, sedangkan Dia dapat melihat dan mengetahui hakikat segala penglihatan mata, dan Dialah Yang Maha Bersifat Lemah Lembut lagi Maha Mendalam pengetahuannya) ' (Qs. Al An'am: 103). Atau, apakah kamu tidak pernah mendengar firman Allah: '(Dan tidaklah layak bagi seorang manusia, bahwa Allah mengajaknya berbicara kecuali berupa wahyu (dengan diberi mimpi) atau dari balik dinding (dengan mendengar suara saja) atau dengan mengutuskan utusan (Malaikat), lalu utusan itu menyampaikan wahyu kepadanya dengan izin Allah sesuatu yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi, lagi Maha Bijaksana) '. (Qs. Asy Syura: 51). Kemudian Aisyah berkata lagi, 'Barangsiapa yang mengklaim bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menyembunyikan sebagian dari kitab Allah, maka sungguh dia telah membesarkan pendustaan terhadap Allah, sebagaimana firman Allah: '(Wahai Rasulullah, sampaikanlah sesuatu yang diturunkan kepadamu, dan jika kamu tidak melakukannya, maka berarti kamu tidak menyampaikan risalah-Nya) ' (Qs. Al Maidah: 67). Kemudian Aisyah berkata, "Barangsiapa mengklaim bahwa dia mampu mengabarkan tentang takdir yang akan terjadi besok, maka sungguh dia telah membesarkan kebohongan terhadap Allah. Allah berfirman: '(Katakanlah (hai Muhammad), tidak satu pun makhluk yang di langit dan bumiyang mengetahui kegaiban kecuali Allah) '. (Qs. An Naml: 65). Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin al-Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahhab] telah menceritakan kepada kami [Dawud] dengan sanad ini semisal hadits Ibnu Ulayyah, dan dia menambahkan, "Aisyah berkata, 'Kalau seandainya Muhammad telah menyembunyikan sebagian dari wahyu yang diturunkan kepadanya, niscaya dia menyembunyikan ayat ini: '(Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang mana Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya, 'Tahanlah terus isterimu dan bertaqwalah kepada Allah', sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu sesuatu yang mana Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti) ' (Qs. al-Ahzab: 37). Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [bapakku] telah menceritakan kepada kami [Ismail] dari [asy-Sya'bi] dari [Masruq] dia berkata, "Aku bertanya kepada [Aisyah], 'Apakah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam melihat Rabbnya? ' Dia menjawab, 'Mahasuci Allah, sungguh bulu kuduku merinding karena perkataan yang kamu ucapkan tadi'." Lalu dia membawakan hadits tersebut dengan kisahnya. Dan hadits Dawud lebih sempurna dan panjang."

muslim:259

Dan telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] telah menceritakan kepada kami [Zakariya'] dari [Ibnu Asywa'] dari [Amir] dari [Masruq] dia berkata, "Aku berkata kepada [Aisyah], 'Lalu kita apakah firman Allah: '(Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi, maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). Lalu dia menyampaikan kepada hambaNya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan) ' (Qs. an-Najm: 8-10). Aisyah menjawab, '(Yang dimaksud ayat tersebut) adalah Jibril. Dia mendatangi Rasulullah dalam bentuk seorang laki-laki, dan pada kesempatan ini, dia mendatangi beliau dalam bentuknya yang sesungguhnya, sehingga dia menutupi ufuk langit'."

muslim:260

Telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Maisarah] dia berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Mahdi] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Tsabit al-Bunani] dari [Abdurrahman bin Abu Laila] dari [Shuhaib] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Bila penduduk surga telah masuk ke surga, maka Allah berfirman: 'Apakah kalian ingin sesuatu yang perlu Aku tambahkan kepada kalian? ' Mereka menjawab, 'Bukankah Engkau telah membuat wajah-wajah kami putih? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke dalam surga dan menyelamatkan kami dari neraka? ' Beliau bersabda: "Lalu Allah membukakan hijab pembatas, lalu tidak ada satu pun yang dianugerahkan kepada mereka yang lebih dicintai daripada anugrah (dapat) memandang Rabb mereka." Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] dari [Hammad bin Salamah] dengan sanad ini, dan dia menambahkan, 'Kemudian beliau membaca Firman Allah: '(Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya) ' (Qs.Yunus: 26)

muslim:266

Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Bapakku] dari [Ibnu Syihab] dari [Atha' bin Yazid al-Laitsi] bahwa [Abu Hurairah] mengabarkan kepadanya, bahwa manusia berkata, "Wahai Rasulullah! Apakah kami (bisa) melihat Rabb kami pada Hari Kiamat?" Beliau pun balik bertanya: "Apakah kalian akan mendapatkan bahaya ketika melihat bulan di malam purnama yang tidak ada awan?" Mereka menjawab, "Tidak wahai Rasulullah." Beliau bertanya lagi: " Apakah kalian akan mendapatkan bahaya ketika melihat matahari di siang hari yang terang tanpa awan di bawahnya?" Mereka menjawab, "Tidak wahai Rasulullah." Lalu beliau bersabda: "Sesungguhnya kalian bisa melihatNya seperti itu juga. Allah akan mengumpulkan manusia pada hari kiamat seraya berkata; 'Barangsiapa yang menyembah sesuatu, hendaklah dia mengikuti sesuatu tersebut, barangsiapa menyembah matahari, maka hendaklah ia mengikuti matahari, barangsiapa menyembah bulan, maka hendaklah ia mengikuti bulan dan barangsiapa menyembah thaghut, maka hendaklah ia mengikuti thaghut, dan tersisalah ummat ini yang di dalamnya masih terdapat orang-orang munafiknya. Lantas Allah Tabaraka wa Ta'ala menemui mereka dengan bentuk yang tidak mereka kenali, kemudian Dia berfirman; "Aku adalah Rabb kalian." Namun mereka menjawab; "Aku berlindung kepada Allah darimu, ini adalah tempat kami hingga Rabb kami benar-benar menemui kami, jika Rabb kami menemui kami, maka kami akan mengenalinya." Setelah itu Alalh Ta'ala menemui mereka dengan bentuk yang mereka kenali, Allah berfirman; "Aku adalah Rabb kalian." Mereka menjawab; "Ya benar, Kamu adalah Rabb kami." Maka mereka mengikutinya. Dan shirath (jembatan) pun dibentangkan di dua sisi Jahannam, sementara aku dan ummatkulah yang pertama kali menyebranginya, tidak ada seorangpun yang angkat bicara selain para rasul, sedangkan do'a para rasul waktu itu adalah "Ya Allah, selamtakanlah, selamatkanlah." Dan di neraka jahannam terdapat besi-besi pengait seperti duri pohon Sa'dan. Tahukah kalian tahu pohon Sa'dan? Para sahabat menjawab; "Ya, wahai Rasulullah." Beliau bersabda: "Sesungguhnya pengait-pengait tersebut seperti pohon Sa'dan, hanya tidak ada yang tahu ukuran besarnya selain Allah. Ia akan menyambar siapa saja menurut amalan mereka, diantara mereka ada yang mukmin dan selamat karena amalannya, dan diantara mereka ada yang melampaui batas sampai amalannya yang akan menyelamatkan dirinya, hingga jika Allah selesai memutuskan nasib para hamba-Nya dan ingin mengeluarkan penduduk neraka dari neraka dengan rahmat-Nya, maka Dia akan memerintahkan para malaikat untuk mengeluarkan penghuni neraka siapa saja yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatupun, yaitu mereka yang Allah Ta'ala kehendaki untuk merahmati-Nya, dari orang-orang yang mengatakan; "Tiada sesembahan yang hak selain Allah." Para malaikat akan mengenali mereka yang ada di neraka dari tanda bekas sujud, sebab neraka akan melahap anak Adam kecuali tanda bekas sujud. Allah mengharamkan neraka untuk melahap tanda bekas sujud, sehingga mereka keluar dari neraka dengan badan yang hangus terbakar, kemudian mereka disiram dengan nahrul hayyah (air kehidupan), hingga mereka tumbuh sebagaimana biji-bijian tumbuh di aliran sungai. Setelah Allah selesai memutuskan perkara di antara para hamba-Nya, dan tersisa diantara mereka seseorang yang menghadapkan wajahnya ke neraka, dialah penghuni surga yang terakhir kali masuk surga, ia berdoa; 'Ya Rabb, palingkanlah wajahku dari neraka, sebab baunya telah menggangguku dan jilatan apinya telah membakarku." Ia kemudian memohon kepada Allah sesuai yang di kehendakinya, kemudian Allah berfirman; 'Apakah kamu akan meminta yang lain jika aku memenuhi permintaanmu?, " Ia menjawab; "Tidak, demi kemuliaan-Mu, saya tidak akan meminta yang lain." Dan Rabbnya pun mengambil janji dan ikrar sekehendak-Nya, lalu Dia memalingkan wajahnya dari nereka. Ketika ia menghadap surga dan melihat keindahannya, ia lantas terdiam beberapa saat dan memohon; 'Ya Allah, letakkanlah aku berada di pintu surga." Allah bertanya; 'Bukankah engkau telah menyerahkan janji-Mu dan ikrarmu untuk tidak meminta-KU selama-lamanya selain yang telah Aku berikan?, wahai Anak Adam, alangkah senangnya kamu berkhianat. Hamba itu berkata; " Hamba itu berkata; "Ya rabbku…!" Dan dia masih saja memohon, hingga Allah bertanya kepadanya: 'Apakah kamu akan meminta yang lain, bila aku mengambulkan permintaanmu? Ia menjawab; 'Tidak, demi kemuliaan-Mu, saya tidak akan meminta-Mu lagi dengan permintaan yang lain." Lantas orang itu menyerahkan janji dan ikrarnya sehingga Allah meletakkannya di pintu surga. Ketika hamba itu telah berdiri di pintu surga, surga terbuka baginya sehingga ia melihat kenikmatan hidup dan kegembiraan di dalamnya, lalu ia terdiam sesaat, dan memohon; 'Ya Rabbku, masukkanlah aku ke dalam surga." Allah berfirman; "Bukankah telah engkau serahkan janji-Mu untuk tidak meminta yang lain selain yang telah Aku berikan?, wahai Anak Adam, alangkah cepatnya engkau berkhianat." Hamba tadi berkata; "Wahai Rabbku, janganlah Engkau menjadikanku termasuk hamba-Mu yang paling sengsara." Dan tidak henti-hentinya dia memohon kepada Allah hingga Allah Tabaraka wa Ta'ala tertawa karenanya. Dan jika Allah telah tertawa kepada seorang hamba, maka Allah pasti berkata kepadanya; 'Masuklah kamu ke dalam surga'. Jika seorang hamba telah memasukinya, Allah mengatakan kepadanya; 'Berangan-anganlah." Maka seorang hamba akan meminta Tuhannya dan berangan-angan, hingga Allah mengingatkannya dengan berfirman demikian-demikian hingga angan-angan seorang hamba sudah sampai puncaknya, Allah berfirman kepadanya; 'Itu bagimu dan bagimu bahkan bagimu semisalnya lagi." ['Atha` bin Yazid] berkata; [Abu Sa'id Al Khudri] bersama Abu Hurairah tidak menolak sedikitpun haditsnya, hingga jika Abu Hurairah menyampaikan hadits bahwa Allah berfirman kepada seorang hamba tersebut "Dan untukmu yang seperti itu, " maka Abu Sa'id mengatakan; "Dan sepuluh kali lipat seperti itu wahai Abu Hurairah." Abu Hurairah berkata; "Aku tidak menghafal kecuali perkataan seperti itu yaitu "Untukmu yang seperti itu, " Abu Sa'id berkata; "Aku bersaksi bahwa aku menghafal kalimat itu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, yaitu sabdanya; "Dan sepuluh kali lipat seperti itu wahai Abu Hurairah." Abu Hurairah mengatakan; "Dan hamba itu adalah penghuni surga yang terakhir kali masuk surga." Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Abdurrahman Ad Darimi] telah mengabarkan kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] dia berkata; telah mengabarkan kepada kami [Sa'id bin Al Musayyab] dan ['Atha` bin Yazid Al Laitsi] bahwa [Abu Hurairah] telah mengabarkan kepada keduanya, bahwa para sahabat bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam; "Wahai Rasulullah, apakah kami nanti akan melihat Rabb kami pada hari Kiamat?." Lalu perawi melanjutkan hadits tersebut sebagaimana hadits Ibrahim bin Sa'd.

muslim:267

Dan telah menceritakan kepadaku [Suwaid bin Sa'id] dia berkata, telah menceritakan kepadaku [Hafsh bin maisarah] dari [Zaid bin Aslam] dari ['Atha' bin Yasar] dari [Abu Sa'id Al Khudri] bahwa sekelompok manusia pada zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya, 'Wahai Rasulullah! Apakah kami melihat Rabb kami pada Hari Kiamat?" Beliau menjawab, "Apakah kalian berdesak-desakan dalam melihat matahari di siang hari yang terang tanpa awan?" Mereka menjawab, "Tidak wahai Rasulullah." Beliau pun berkata, "Apakah kalian berdesak-desakan dalam melihat bulan di malam purnama yang tidak ada awannya?" Mereka menjawab, "Tidak." Lalu beliau bersabda: "Tidaklah kalian berdesak-desakan dalam melihat Rabb kalian, melainkan sebagaimana kalian (tidak) berdesak-desakan dalam melihat salah satu dari keduanya. Pada hari kiamat, seorang penyeru akan menyerukan 'Hendaklah setiap umat mengikuti sesuatu yang dahulu mereka sembah', hingga tidaklah ada seorang pun yang menyembah selain Allah berupa berhala, dan patung melainkan mereka akan terjerumus ke dalam neraka, hingga tidak ada yang tersisa seorang pun kecuali orang yang menyembah Allah; baik itu orang yang baik dan buruk, dan sisa Ahli Kitab, lalu orang Yahudi dipanggil dan ditanyakan kepada mereka, 'Apa yang dahulu kalian sembah? ' Mereka menjawab, 'Kami dahulu menyembah Uzair, putera Allah.' Maka dikatakan, 'Kalian telah berdusta, Allah tidak menjadikan isteri dan anak. Lalu apa yang kalian inginkan? ' Mereka menjawab, 'Kami haus wahai Rabb kami, maka berilah kami minum.' Lalu mereka diberi isyarat pada sesuatu yang membuat mereka hilang dahaganya, mereka kemudian digiring hingga ke neraka, seakan-akan fatamorgana, sebagian memukul sebagian yang lain, lalu mereka terjerumus ke dalam neraka.' Kemudian kaum Nashrani dipanggil, lalu mereka ditanya, 'Apa yang dahulu kalian sembah? ' mereka menjawab, 'Kami dahulu menyembah al-Masih, putera Allah.' Lalu dikatakan kepada mereka, 'Kalian telah berbohong. Allah tidak mengambil istri dan anak.' Maka dikatakan kepada mereka, 'Apa yang kalian inginkan? ' Mereka menjawab, 'Kami haus wahai Rabb kami, berilah kami minum.' Beliau bersabda: "Lalu diisyaratkan kepada mereka. 'Tidakkah kalian minum.' dan mereka dikumpulkan di neraka Jahannam, seakan-akan neraka tersebut fatamorgana yang mana sebagian mereka memukul sebagian yang lain, lalu jatuh ke dalam neraka, hingga tidak tersisa melainkan orang yang menyembah Allah dari kalangan orang baik dan orang fajir. Allah lalu mendatangi mereka dalam bentuk yang paling ringan yang dapat mereka lihat. Allah berfirman; “apa yang kalian tunggu, padahal setiap umat mengikuti apa yang mereka sembah?.” Mereka berkata; “wahai Rabb kami, kami memisahkan diri dari manusia di dunia ketika kami membutuhkan apa yang kami butuhkan kepada mereka, akan tetapi kami tidak berteman dengan mereka.” Maka Allah berfirman; “aku adalah rabb kalian.” Maka mereka berkata; “aku berlindung kepada Allah dari-Mu, kami tidak akan menyekutukan Allah dengan sesuatupun.” Mereka ucapakan dua kalia atau tiga kali, sehingga sebagian mereka hampir-hampir berbalik, maka Allah bertanya; “apakah diantara kalian dan Dia mempunyai tanda-tanda, yang dapat kalian kenal dengan tanda-tanda itu?” mereka menjawab; “ya” maka di singkaplah betis-Nya, sehingga tidak tersisa orang yang sebelumnya bersujud kepada Allah dari dalam dirinya (ikhlas) kecuali Allah izinkan baginya untuk bersujud. Dan tidak tersisa orang yang sebelumnya bersujud karena ego dan riya` kecuali Allah jadikan punggungnya menjadi satu lipatan, setiap kali hendak bersujud maka dia tersungkur diatas tengkuknya. Kemudian mereka mengangkat kepala mereka dan Allah telah berubah ke bentuk yang dapat mereka lihat pertama kalinya, Allah berfirman:v “aku adalah Rabb kalian.” Maka mereka berkata; “Engkau Rabb kami.” Kemudian di bentangkan jembatan di atas Jahannam, dan berlakulah syafa'at pada saat itu, mereka berguman; “ya Allah, selamatkanlah, selamatkanlah.” Ada yang bertanya; 'wahai Rasulullah, apakah jembatan itu?” beliau menjawab; “tempat yang licin yang dapat menggelincirkan, disana terdapat besi-besi pencakar, besi-besi pengait dan duri besi yang terbuat dari pohon-pohon berduri. Maka orang-orang mu'min akan melewatinya seperti kedipan mata, seperti kilat, seperti angin, seperti burung, seperti kuda-kuda yang berlari kencang, dan hewan tunggangan. Maka orang muslim akan ada yang selamat, ada yang tercabik-cabik tertunda dan ada yang terlempar kedalam neraka jahannam. Sehingga ketika orang-orang mu'min terbebas dari neraka, maka demi Dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya, tidaklah salah seorang dari kalian yang begitu gigih memohon kepada Allah didalam menuntut al haq pada hari kiamat untuk saudara-saudaranya yang berada di dalam neraka, mereka berseru; wahai rabb kami, mereka selalu berpuasa bersama kami, salat bersama kami, dan berhaji bersama kami.” Maka dikatakan kepada mereka; “keluarkanlah orang-orang yang kalian ketahui.” Maka bentuk-bentuk mereka hitam kelam karena terpanggang api neraka, kemudian mereka mengeluarkan begitu banyak orang yang telah di makan neraka sampai pada pertengahan betisnya dan sampai kedua lututnya. Kemudian mereka berkata; “ wahai rabb kami tidak tersisa lagi seseorang pun yang telah engkau perintahkan kepada kami.” Kemudian Allah berfirman; “kembalilah kalian, maka barangsiapa yang kalian temukan didalam hatinya kebaikan seberat dinar, maka keluarkanlah dia.” Mereka pun mengeluarkan jumlah yang begitu banyak, kemudian mereka berkata; “wahai rabb kami, kami tidak meninggalkan di dalamnya seorangpun yang telah Engkau perintahkan kepada kami.” Kemudian Allah berfirman; “kembalilah kalian, maka barangsiapa yang kalian temukan didalam hatinya kebaikan seberat setengah dinar, maka keluarkanlah dia.” Maka mereka pun mengeluarkan jumlah yang banyak. Kemudian mereka berkata lagi; “wahai Rabb kami, kami tidak menyisakan di dalamnya seorang pun yang telah Engkau perintahkan kepada kami.” Kemudian Allah berfirman; “kembalilah kalian, maka siapa saja yang kalian temukan didalam hatinya kebaikan seberat biji jagung, keluarkanlah.” Maka merekapun kembali mengeluarkan jumlah yang begitu banyak. Kemudian mereka berkata; “wahai Rabb kami, kami tidak menyisakan di dalamnya kebaikan sama sekali.” Abu Sa'id al Khudri berkata, "Jika kalian tidak mempercayai hadits ini silahkan kalian baca ayat: (Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar.) (Qs. An Nisa: 40). Allah lantas berfirman: "Para Malaikat, Nabi dan orang-orang yang beriman telah memberi syafaat, sekarang yang belum memberikan syafaat adalah Dzat Yang Maha Pengasih." Kemudian Allah menggenggam satu genggaman dari dalam neraka, dari dalam tersebut Allah mengeluarkan suatu kaum yang sama sekali tidak melakukan kebaikan, dan mereka pun sudah berbentuk seperti arang hitam. Allah kemudian melemparkan mereka ke dalam sungai di depan surga yang disebut dengan sungai kehidupan. Mereka kemudian keluar dari dalam sungai layaknya biji yang tumbuh di aliran sungai, tidakkah kalian lihat ia tumbuh (merambat) di bebatuan atau pepohonan mengejar (sinar) matahari. Kemudian mereka (yang tumbuh layaknya biji) ada yang berwarna kekuningan dan kehijauan, sementara yang berada di bawah bayangan akan berwarna putih." Para sahabat kemudian bertanya, "Seakan-akan baginda sedang menggembala di daerah orang-orang badui?' Beliau melanjutkan: "Mereka kemudian keluar seperti mutiara, sementara di lutut-lutut mereka terdapat cincin yang bisa diketahui oleh penduduk surga. Dan mereka adalah orang-orang yang Allah merdekakan dan Allah masukkan ke dalam surga tanpa dengan amalan dan kebaikan sama sekali. Allah kemudian berkata: "Masuklah kalian ke dalam surga. Apa yang kalian lihat maka itu akan kalian miliki." Mereka pun menjawab, "Wahai Rabb kami, sungguh Engkau telah memberikan kepada kami sesuatu yang belum pernah Engkau berikan kepada seorang pun dari penduduk bumi." Allah kemudian berkata: "(Bahkan) apa yang telah Kami siapkan untuk kalian lebih baik dari ini semua." Mereka kembali berkata, "Wahai Rabb, apa yang lebih baik dari ini semua!" Allah menjawab: "Ridla-Ku, selamanya Aku tidak akan pernah murka kepada kalian." Muslim berkata, "Aku membacakan hadits ini di hadapan [Isa bin Hammad Zughbah al Mishri] berkenaan dengan syafaat. Aku katakan kepadanya, "Aku sampaikan hadits ini darimu, bahwa engkau pernah mendengar dari [Laits bin Sa'd] dari [Khalid bin Yazid] dari [Sa'id bin Abu Hilal] dari [Zaid bin Aslam] dari [Atha bin Yasar] dari [Abu Sa'id Al Khudri] bahwasanya ia berkata, "Wahai Rasulullah, apakah kami akan melihat Rabb kami?" Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam balik bertanya: "Apakah kalian mendapatkan bahaya dalam melihat matahari di hari yang cerah?" kami menjawab; 'Tidak." Kemudian aku melanjutkan hadits tersebut hingga selesai. Dan hadits tersebut semisal hadits Hafsh bin Maisarah." Dan ia menambahkan setelah perkataannya, "tanpa dengan amalan dan kebaikan sama sekali." Kemudian dikatakan kepada mereka, "Bagi kalian apa yang kalian lihat dan seperti itu bersamanya." Abu Sa'id berkata, "telah sampai kepadaku bahwa jembatan lebih kecil dari rambut dan lebih tajam dari pedang." Dan dalam hadits Laits tidak ada redaksi: "Mereka berkata, 'Wahai rabb kami, engkau telah memberikan kepada kami sesuatu yang tidak diberikan kepada seorang pun di atas alam." Dan kalimat setelahnya. Dan Isa bin Hammad menyepakatinya." Telah menceritakannya kepada kami [Abu bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin Aun] telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Sa'd] telah menceritakan kepada kami [Zaid bin Aslam] sama dengan isnad keduanya seperti hadits Hafsh bin Maisarah, sampai kepada kalimat yang terakhir, dan di sana terdapat penambahan dan pengurangan."

muslim:269

Dan telah menceritakan kepadaku [Harun bin Sa'id al-Aili] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] dia berkata, telah mengabarkan kepada kami [Malik bin Anas] dari [Amru bin Yahya bin Umarah] dia berkata, telah menceritakan kepadaku [bapakku] dari [Abu Sa'id al-Khudri] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah memasukkan penduduk surga ke surga, Dia memasukkan siapa pun yang Dia kehendaki dengan rahmatNya, dan memasukkan penduduk neraka ke neraka. Kemudian Allah berfirman: 'Lihatlah oleh kalian, siapa yang kalian dapati dari mereka terdapat sebiji sawi keimanan dalam hatinya maka keluarkanlah.' Lalu mereka dikeluarkan dari neraka dalam keadaan hangus terbakar. Mereka telah terbakar, lalu dilemparkan ke sungai kehidupan, atau hidup. Lalu mereka tumbuh sebagaimana benih tumbuh di sisi buih. Tidakkah kalian melihat bagaimana dia keluar kuning bengkok." Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami ['Affan] telah menceritakan kepada kami [Wuhaib]. (dalam riwayat lain disebutkan) Dan telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin asy-Syair] telah menceritakan kepada kami [Amr bin 'Aun] telah mengabarkan kepada kami [Khalid] keduanya meriwayatkan dari [Amru bin Yahya] dengan isnad ini, dan keduanya berkata, "Lalu mereka dilemparkan ke sungai yang disebut sungai kehidupan." Dan keduanya tidak ragu. Dan dalam hadits Khalid, "Sebagaimana benih tumbuh di samping buih." Dan dalam hadits Wuhaib, "Sebagaimana biji tumbuh dalam bawaan buih banjir."

muslim:270

Dan telah menceritakan kepadaku [Nashr bin Ali al-Jahdlami] telah menceritakan kepada kami [Bisyr] -yaitu Ibnu al-Mufadldlal- dari [Abu Maslamah] dari [Abu Nadlrah] dari [Abu Sa'id] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Adapun penduduk neraka yang mana mereka adalah penduduknya, maka mereka tidak akan mati di dalamnya dan tidak pula hidup. Tetapi orang yang terkena siksa neraka karena dosa mereka atau kesalahan mereka maka Allah mematikan mereka hingga apabila mereka telah hangus terbakar, maka diizinkanlah pemberian syafa'at, lalu dibawalah mereka sekeompok demi sekelompok, lalu mereka disebarkan di atas sungai surga, kemudian dikatakan kepada mereka, 'Wahai penduduk surga. Limpahkanlah air kepada mereka. Lalu mereka tumbuh sebagaimana tumbuhnya biji-bijian menjadi seperti buih banjir'." Lalu salah seorang lelaki dari suatu kaum berkata, 'Seakan-akan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam benar-benar berada di gurun sahara." Dan telah menceritakannya kepada kami [Muhammad bin al-Mutsanna] dan [Ibnu Basysyar] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Maslamah] dia berkata, "Saya mendengar [Abu Nadlrah] dari [Abu Sa'id al-Khudri] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan hadits semisalnya sampai perkataannya, "Dalam buih banjir." Dan dia tidak menyebutkan kalimat setelahnya.

muslim:271

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Abu Bukair] telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Muhammad] dari [Suhail bin Abu Shalih] dari [an-Nu'man bin Abu 'Ayyasy] dari [Abu Sa'id al-Khudri] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya penghuni surga yang paling rendah kedudukannya adalah orang yang dipalingkan wajahnya dari neraka ke arah surga, dan Allah menggambarkan baginya keberadaan sebuah pohon yang memiliki naungan. Lalu orang itu mengatakan, 'Wahai Rabbku, dekatkanlah aku ke pohon itu supaya aku berada dalam naungannya'." Lalu beliau menyebutkan hadits ini tentang masuknya dia ke surga serta keinginan-keinginannya, sampai akhirnya beliau mengatakan: 'Apabila dia tidak lagi memiliki keinginan, maka Allah berfirman kepadanya, 'Ini untukmu dan yang sepuluh kali ini.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melanjutkan: 'Lalu orang itu masuk rumahnya (di surga), dan setelah itu dua istrinya dari kalangan dua bidadari masuk menemuinya. Keduanya mengatakan, 'Segala puji bagi Allah, Dzat Yang telah menghidupkanmu buat kami, dan menghidupkan kami buatmu.' Rasulullah mengatakan: 'Orang itu mengatakan, 'Tidak ada seorang pun yang mendapatkan pemberian sebagaimana pemberian yang Allah berikan buatku'."

muslim:275

Dan telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin asy-Syair] telah menceritakan kepada kami [al-Fadll bin Dukain] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim] -yaitu Muhammad bin Abu Ayyub- dia berkata, telah menceritakan kepadaku [Yazid al-Faqir] dia berkata, "Dahulu aku telah terpengaruh dengan pemikiran Khawarij, kemudian kami keluar dalam sebuah rombongan besar untuk melaksanakan haji. Ketika kami keluar dan melewati madinah, ternyata [Jabir bin Abdullah] sedang menceritakan hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada suatu kaum sambil bersandar pada sebuah tiang." Yazil al Faqir berkata lagi, "Tiba-tiba dia menyebutkan al-Jahannamiyyin." Maka aku pun berkata kepadanya, 'Wahai sahabat Rasulullah, apa-apaan yang kau ceritakan! Padahal Allah berfirman: '(Sesungguhnya barangsiapa yang Kamu masukkan ke dalam neraka, maka sungguh kamu telah menghinakannya) ' (Qs. Ali Imran: 192), dan ayat: '(Setiap kali mereka berkeinginan untuk keluar darinya, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya) ' (Qs. As-Sajadah: 20). Apa yang kalian katakan ini? ' Jabir menjawab, 'Apakah kalian membaca al-Qur'an? ' Kami menjawab, 'Ya.' Jabir bertanya lagi, 'Apakah kamu mendengar kedudukan Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, yaitu memberikan syafa'at yang mana Allah mengutusnya di dalamnya? ' Aku menjawab, 'Ya.' Jbir lalu berkata, 'Maka itulah kedudukan Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yang terpuji, dengannya Allah mengeluarkan orang yang dia keluarkan (dari neraka).' Yazid berkata, 'Kemudian Jabir memperagakan peletakan shirath, dan manusia lewat di atasnya.' Kata Yazid, 'Dan aku sangat khawatir tidak selamat dari hal tersebut. Hanya saja Jabir tetap berkeyakinan bahwa sekelompok kaum pasti akan keluar dari neraka, setelah mereka tinggal beberapa lama.' Kata Jabir, 'Maksudnya mereka keluar seakan-akan tongkat arang yang hitam kelam.' Kata Jabir meneruskan, 'Lalu mereka masuki salah satu sungai surga, mereka mandi di dalamnya, mereka keluar dari sungai seakan-akan kertas (putih), dan kami pun pulang.' Kami berkata, 'Celaka kalian, apakah kalian taksir bahwa syaikh ini berdusta atas nama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam!.' Kami pun kembali, demi Allah, tidak ada yang keluar dari kami melainkan hanya satu orang atau sebagaimana yang diucapkan Abu Na'im."

muslim:282

Telah menceritakan kepada kami [Yunus bin Abdul A'la ash-Shadafi] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] dia berkata, telah mengabarkan kepada kami [Amru bin al-Harits] bahwa [Bakr bin Sawadah] telah menceritakan kepadanya dari [Abdurrahman bin Jubair] dari [Abdullah bin Amr bin al-'Ash] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah membaca firman Allah mengenai Ibrahim: '(Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia, maka barangsiapa yang mengikutiku, Maka Sesungguhnya orang itu termasuk golonganku) ' (Qs. Ibrahim: 36) hingga akhir ayat. Dan mengenai Isa Alaihissalam: '(Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana) ' (Qs. Al Maidah: 118), kemudian beliau mengangkat kedua tangannya seraya berdo'a: "Ya Allah, selamatkanlah umatku, selamatkanlah umatku, " dengan bercucuran air mata. Kemudian Allah 'azza wajalla berkata kepada malaikat Jibril: "Temuilah Muhammad -dan Rabbmulah yang lebih tahu- dan tanyakan kepadanya, 'Apa yang membuatmu menangis? ' Maka malaikat Jibril pun bertanya kepada beliau, dan beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawabnya dengan apa yang dikatakan Allah-dan Allah lebih mengetahui hal itu-. Kemudian Allah berkata: 'Wahai Jibril, temuilah Muhammad dan katakan bahwa Kami akan membuatmu senang dengan umatmu dan tidak akan membuatmu sedih karenanya (Kami akan menyelamatkan semua umatmu-pent) '."

muslim:301

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kamil al-Jahdari] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah menceritakan kepada kami [at-Taimi] dari [Abu Utsman] dari [Qabishah bin al-Mukhariq] dan [Zuhair bin Amru] keduanya berkata, "Ketika turun ayat: '(Dan berilah peringatan kepada keluargamu yang dekat) ' (Qs. Asy Syu'ara`: 214). Dia berkata, 'Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertolak ke bebatuan di gunung, lalu menaiki batu yang paling tinggi, kemudian berseru: 'Wahai bani Abd Manaf, sesungguhnya aku pemberi peringatan, sesungguhnya perumpamaanku dan kalian adalah seperti perumpamaan seorang laki-laki melihat musuh, lalu beranjak menjaga keluarganya, lalu dia khawatir musuhnya mendahuluinya, lalu dia mulai berteriak, 'Wahai sahabat-sahabatku'." Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Abd al-A'la] telah menceritakan kepadaku [al-Mu'tamir] dari [bapaknya] telah menceritakan kepadaku [Abu Utsman] dari [Zuhair bin Amru] dan [Qabishah bin Mukhariq] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan semisalnya."

muslim:306

Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib Muhammad bin al-'Ala] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [al-A'masy] dari [Amru bin Murrah] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] dia berkata, "Tatakala turun ayat: '(Berilah peringatan kepada kaum kerabatmu yang terdekat yaitu kaum kerabatmu yang benar-benar ikhlas) ' (Qs. Asy Syu'ara`: 214). Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar dan menaiki Bukit Soffa lalu berteriak seolah-olah memanggil: 'Wahai para sahabatku'. Sebagian mereka tertanya-tanya siapakah yang berteriak. Sebagian mereka menjawab, 'Muhammad'. Maka mereka pun mulai berkumpul ke arah beliau. Lalu Beliau pun bersabda: "Wahai Bani Fulan! Bani Fulan! Bani Fulan! Wahai Bani Abdul Manaf! Wahai Bani Abdul Muththalib! ' Maka mereka semua pun menghampiri beliau. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudan bersabda: "Apakah pendapat kamu seandainya aku kabarkan kepada kamu bahwa satu pasukan tentera berkuda akan keluar melalui kaki bukit ini untuk menyerang kamu. Apakah kamu akan mempercayaiku? ' Mereka menjawab, 'Kami tidak pernah mendapati kamu berdusta'. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda lagi: 'Sesungguhnya aku membawa berita ancaman kepadamu tentang azab yang pedih'." Ibnu Abbas berkata, "Abu Lahab mencela, 'Celaka kamu! Apakah kamu minta kami berkumpul hanya untuk mendengar perkara ini (yaitu memberitahu berita ancaman azab).' Lantas Abu Lahab berlalu pergi. Maka turunlah surat: '(Binasalah kedua tangan Abu Lahab, dan sesungguhnya dia akan celaka) ' Demikianlah al-A'masy membaca hingga akhir surat." Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Abu Kuraib] dia berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Muawiyah] dari [al-A'masy] dengan sanad ini. Dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam naik ke atas Shafa pada suatu hari seraya berkata, 'Wahai sahabat-sahabatku', sebagaimana hadits Abu Usamah, dan dia tidak menyebutkan turunya ayat, '(Berilah peringatan kepada kaum kerabatmu yang terdekat)."

muslim:307

Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Abdul Malik bin Umair] dari [Abdullah bin al-Harits] dia berkata, "Saya mendengar [al-Abbas] berkata, 'Saya berkata, 'Wahai Rasulullah, dahulu Abu Thalib melindungimu dan menolongmu, apakah hal tersebut memberikan kemanfaatan kepanya? ' Beliau menjawab: 'Ya. Aku mendapatinya dalam kobaran neraka lalu aku mengeluarkannya ke dalam neraka yang paling landai'." Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Hatim] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Sufyan] dia berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdul Malik bin Umair] dia berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin al-Harits] dia berkata, telah mengabarkan kepadaku [al-Abbas bin Abdul Muththalib]. (dalam riwayat lain disebutkan) Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Sufyan] dengan sanad ini, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan semisal hadits Abu Awanah."

muslim:309

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair] telah menceritakan kepada kami [bapakku] telah menceritakan kepada kami [Malik dan dia Ibnu Mighwal] dari [Abu Ishaq] dari [Amru bin Maimun] dari [Abdullah] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberi khutbah kepada kami, lalu beliau menyandarkan punggungnya ke kubah yang terbuat dari kulit seraya bersabda: "Ketahuilah, tidak akan masuk surga melainkan jiwa yang berserah diri. Ya Allah, apakah aku telah menyampaikan, ya Allah persaksikanlah. Apakah kalian rela menjadi seperempat dari penduduk surga? ' Kami menjawab, 'Ya.' Lalu beliau bertanya lagi: 'Apakah kalian rela menjadi sepertiga dari penduduk surga? ' Kami menjawab, 'Ya.' Maka beliau bersabda: "Sesungguhnya aku mengharap kalian menjadi setengah dari penduduk surga. Dan tidaklah kalian berada pada ahli syirik melainkan seperti bulu putih pada kulit sapi hitam, atau seperti bulu hitam pada kulit sapi yang merah'."

muslim:326

Dan telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [bapakku] dari [Ibnu syihab] dari ['Atha' bin Yazid al-Laitsi] dari [Humran] budak Utsman, bahwa dia melihat [Utsman] meminta air wudlu, lalu dia menuangkannya pada kedua telapak tangannya tiga kali lalu mencuci kedua tangannya. Kemudian ia memasukkan tangan kanannya ke wadah air, lalu berkumur, memasukkan air ke dalam hidung dan membuangnya, kemudian membasuh wajahnya tiga kali, kemudian membasuh dua tangan kanannya sampai siku tiga kali, kemudian mengusap kepalanya, kemudian membasuh kedua kakinya sampai mata kaki tiga kali. Kemudian dia berkata, 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa berwudlu seperti wudluku ini, kemudian melakukan shalat dua raka'at, di mana dia tidak berbicara di dalamnya pada dirinya (tentang perkara dunia), niscaya dia diampuni dosa-dosanya yang terdahulu'."

muslim:332

Dan telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin harb] telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [bapakku] dari [Shalih], [Ibnu Syihab] berkata, "Akan tetapi [Urwah] menceritakan dari [Humran] bahwa dia berkata, 'Ketika [Utsman] berwudlu, maka dia berkata, 'Demi Allah, sungguh aku akan menceritakan kepada kalian sebuah hadits. Demi Allah, kalau bukan suatu ayat dalam Kitabullah niscaya aku tidak akan menceritakannya kepada kalian. Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah seorang laki-laki berwudlu, lalu memperbagus wudlunya kemudian melakukan shalat melainkan pasti diampuni dosanya antara dia dan shalat setelahnya'." Urwah berkata, "Ayat tersebut adalah: '(Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkan-Nya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dila'nati Allah dan dila'nati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati…) ' (Qs. Al-Baqarah: 159).

muslim:334

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dan [Ahmad bin 'Abdahadl-Dlabbi] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz] -yaitu ad-Darawardi- dari [Zaid bin Aslam] dari [Humran] budak Utsman, dia berkata, "Saya membawakan [Utsman bin Affan] air wudlu, lalu dia berwudlu, kemudian berkata, 'Sesungguhnya manusia menceritakan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beberapa hadits yang mana aku tidak mengetahui hakikatnya, hanya saja aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwudlu seperti wudluku ini, kemudian beliau berkata, 'Barangsiapa berwudlu demikian niscaya dia diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Sedangkan shalat dan berjalannya dia ke masjid adalah sebagai sunnah." Dan dalam suatu riwayat Ibnu Abdah, "Aku mendatangi Utsman, lalu dia berwudlu."

muslim:336

Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Sa'id al-Aili] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahab] dia berkata, telah menceritakan kepadaku [Makhramah bin Bukari] dari [bapaknya] dari [Humran] mantan budak Utsman, dia berkata, "Suatu hari [Utsman bin Affan] berwudlu dengan wudlu yang bagus kemudian dia berkata, 'Saya melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwudlu, lalu membaguskan wudlunya, kemudian beliau bersabda: 'Barangsiapa berwudlu demikian, kemudian keluar pergi ke masjid, tidak ada yang membangkitkannya kecuali shalat itu niscaya akan diampuni dosanya yang masih ada'."

muslim:340

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ayyub] dan [Qutaibah bin Sa'id] serta [Ali bin Hujr] semuanya dari [Ismail], [Ibnu Ayyub] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ismail bin Ja'far] telah mengabarkanku [al-Ala' bin Abdurrahman bin Ya'qub] mantan budak al-Huraqah, dari [bapaknya] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Shalat lima waktu dan shalat Jum'at ke Jum'at berikutnya adalah penghapus untuk dosa antara keduanya selama tidak melakukan dosa besar."

muslim:342

Telah menceritakan kepadaku [Nashr bin Ali al-Jahdlami] telah mengabarkan kepada kami [Abdul A'la] telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Muhammad] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Shalat lima waktu dan shalat Jum'at ke Jum'at berikutnya adalah penghapus untuk dosa antara keduanya."

muslim:343

Telah menceritakan kepada kami [Abu ath-Thahir] dan [Harun bin Sa'id al-Aili] keduanya berkata, telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahab] dari [Abu Shakhr] bahwa [Umar bin Ishaq] mantan budak Zaidah, telah menceritakan kepadanya, dari [bapaknya] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Shalat lima waktu dan shalat Jum'at ke Jum'at berikutnya, dan Ramadlan ke Ramadlan berikutnya adalah penghapus untuk dosa antara keduanya apabila dia menjauhi dosa besar."

muslim:344

Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin ash-Shabbah] telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Abdullah] dari [Amru bin Yahya bin Umarah] dari [bapaknya] dari [Abdullah bin Zaid bin 'Ashim al-Anshari] salah seorangh sahabat, ia mengatakan bahwa ia pernha ditanya, 'Tunjukkan kepada kami cara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwudlu! ' Abdullah lalu minta satu wadah air, ia lalu menuangkan sedikit air ke atas kedua tapak tangan dan membasuhnya sebanyak tiga kali. Kemudian dia memasukkan tangan ke dalam wadah untuk menciduk air (dengan tangannya) dan berkumur-kumur serta memasukkan air ke dalam hidung dengan air yang sama sebanyak tiga kali dari satu telapak tangan. Kemudian dia menciduk air sekali lagi lalu membasuh muka sebanyak tiga kali. Selepas itu, dia menciduk lagi dengan tangannya lalu membasuh tangan hingga ke siku dua kali-dua kali. Kemudian dia menciduk lagi lalu mengusap kepala dengan cara menyapu tangannya dari arah depan kepala ke arah belakang, kemudian dia membasuh kedua kakinya hingga ke mata kaki. Selepas itu, dia berkata, 'Beginilah cara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam wudlu'." Dan telah menceritakan kepadaku [al-Qasim bin Zakariya] telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Makhlad] dari [Sulaiman] dia adalah Ibnu Bilal, dari [Amru bin Yahya] dengan isnad ini hadits, seperti hadits tersebut, dan tidak menyebutkan kata 'al-Ka'bain'." Dan telah menceritakan kepadaku [Ishaq bin Musa al-Anshari] telah menceritakan kepada kami [Ma'n] telah menceritakan kepada kami [Malik bin Anas] dari [Amru bin Yahya] dengan isnad ini, dan dia menyebutkan, "Abdullah berkumur dan beristintsar sebanyak tiga kali, ' dan tidak mengatakan 'dari satu tangan'." Dan dia menambahkan setelah perkataannya, "Lalu dia menyapunya dari depan dan belakang, dan memulainya dari arah depan kepalanya. Kemudian dia mulai dengan keduanya kepada jambulnya, kemudian mengembalikannya hingga kembali ke tampat semula yang mana dia memulai darinya. Lalu dia membasuh kedua kakinya." Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Bisyr al-'Abdi] telah menceritakan kepada kami [Bahz] telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] telah menceritakan kepada kami [Amru bin Yahya] dengan semisal isnad mereka, lalu menceritakan hadits tersebut. Dan dia menyebutkan di dalamnya, "Lalu dia berkumur-kumur dan beristinsaq (memasukkan air ke dalam hidung) lalu beristintsar (mengelurkan air dari dalam hidung) tiga kali cidukan." Dan dia juga menyebutkan, "Lalu dia mengusap kepalanya, lalu memulainya dengan cara dari depan ke belakang satu kali." Bahz berkata, "Wuhaib mendektekan hadits ini kepadaku." Dan Wuhaib berkata, "Amru bin Yahya mendektekan hadits ini kepadaku dua kali."

muslim:346

Dan telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Jarir]. (dalam riwayat lain disebutkan) Dan telah menceritakan kepada kami [Ishaq] telah mengabarkan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Hilal bin Yisaf] dari [Abu Yahya] dari [Abdullah bin Amru] dia berkata, "Suatu hari, kami pulang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari Makkah menuju Madinah. Di pertengahan jalan, ketika kami tiba di suatu tempat yang mempunyai air, maka kami dapati sekelompok manusia dalam keadaan tergesa-gesa mengambil wudlu karena waktu Ashar hampir habis. Ketika kami menghampiri mereka, kami dapati tumit-tumit mereka kering tidak dibasahi air. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Celakalah bagi tumit-tumit (yang tidak terbasuh dengan air wudlu) dengan api Neraka. Sempurnakanlah wudlu kalian dengan baik." Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Sufyan]. (dalam riwayat lain disebutkan) Dan telah menceritakan kepada kami [Ibnu al-Mutsanna] dan [Ibnu Basysyar] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] dia berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] keduanya dari [Manshur] dengan sanad ini, dan pada hadits Syu'bah tidak ada lafazh, "Sempurnakanlah wudlu kalian." Dan dalam haditsnya dari [Abu Yahya al-A'raj].

muslim:354

Dan telah menceritakan kepadaku [Harun bin Sa'id al-Aili] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepada kami [Amru bin al-Harits] dari [Sa'id bin Abu Hilal] dari [Nu'aim bin Abdullah] bahwa dia melihat [Abu Hurairah] berwudlu, lalu membasuh wajahnya dan kedua tangannya hingga hampir mencapai lengan, kemudian membasuh kedua kakinya hingga meninggi sampai pada kedua betisnya, kemudian dia berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya umatku datang pada hari kiamat dalam keadaan putih bercahaya disebabkan bekas wudlu. Maka barangsiapa di antara kalian mampu untuk memanjangkan putih pada wajahnya maka hendaklah dia melakukannya'."

muslim:363

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ayyub] dan [Suraij bin Yunus] dan [Qutaibah bin Sa'id] dan [Ali bin Hujr] semuanya meriwayatkan dari [Ismail bin Ja'far], [Ibnu Ayyub] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ismail] telah mengabarkan kepadaku [al-'Ala'] dari [bapaknya] dari [Abu Hurairah], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mendatangi pekuburan lalu bersabda: "Semoga keselamatan terlimpahkah atas kalian penghuni kuburan kaum mukminin, dan sesungguhnya insya Allah kami akan bertemu kalian, " sungguh aku sangat gembira seandainya kita dapat melihat saudara-saudara kita." Para Sahabat bertanya, 'Tidakkah kami semua saudara-saudaramu wahai Rasulullah? ' Beliau menjawab dengan bersabda: "Kamu semua adalah sahabatku, sedangkan saudara-saudara kita ialah mereka yang belum berwujud." Sahabat bertanya lagi, 'Bagaimana kamu dapat mengenali mereka yang belum berwujud dari kalangan umatmu wahai Rasulullah? ' Beliau menjawab dengan bersabda: "Apa pendapat kalian, seandainya seorang lelaki mempunyai seekor kuda yang berbulu putih di dahi serta di kakinya, dan kuda itu berada di tengah-tengah sekelompok kuda yang hitam legam. Apakah dia akan mengenali kudanya itu? ' Para Sahabat menjawab, 'Sudah tentu wahai Rasulullah.' Beliau bersabda lagi: 'Maka mereka datang dalam keadaan muka dan kaki mereka putih bercahaya karena bekas wudlu. Aku mendahului mereka ke telaga. Ingatlah! Ada golongan lelaki yang dihalangi dari datang ke telagaku sebagaimana dihalaunya unta-unta sesat'. Aku memanggil mereka, 'Kemarilah kamu semua'. Maka dikatakan, 'Sesungguhnya mereka telah menukar ajaranmu selepas kamu wafat'. Maka aku bersabda: "Pergilah jauh-jauh dari sini." Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz] -yaitu ad-darawardi. (dalam riwayat lain disebutkan) Dan telah menceritakan kepadaku [Ishaq bin Musa al-Anshari] telah menceritakan kepada kami [Ma'n] telah menceritakan kepada kami [Malik] semuanya meriwayatkan dari [al-'Ala' bin Abdurrahman] dari [bapaknya] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar menuju pekuburan seraya berkata, "Semoga keselamatan terlimpahkan kepada kalian wahai penduduk kuburan kaum mukminin. Dan sesungguhnya insya Allah kita pasti bertemu, " sebagaimana hadits Ismail bin Ja'far, hanya saja hadits Malik menyebutkan, "Sungguh, sekelompok laki-laki akan dihalau dari telagaku."

muslim:367

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ayyub] dan [Qutaibah] serta [Ibnu Hujr] semuanya dari [Ismail bin Ja'far], [Ibnu Ayyub] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ismail] telah mengabarkan kepada kami [Al Ala'] dari [bapaknya] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Maukah kalian untuk aku tunjukkan atas sesuatu yang dengannya Allah menghapus kesalahan-kesalahan dan mengangkat derajat?" Mereka menjawab, "Tentu, wahai Rasulullah." Beliau bersabda: "Menyempurnakan wudlu pada sesuatu yang dibenci (seperti keadaan yang sangat dingin pent), banyak berjalan ke masjid, dan menunggu shalat berikutnya setelah shalat. Maka itulah ribath." Telah menceritakan kepadaku [Ishaq bin Musa Al Anshari] telah menceritakan kepada kami [Ma'n] telah menceritakan kepada kami [Malik]. (dalam riwayat lain disebutkan) Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin al-Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] semuanya dari [Al Ala' bin Abdurrahman] dengan sanad ini. Hanya saja dalam hadits Syu'bah tidak disebutkan, 'ribath'. Sedangkan dalam hadits Malik disebutkan dua kali, 'Itulah ribath, itulah ribath'."

muslim:369

Telah menceritakan kepada kami [Abd bin Humaid] telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] telah menceritakan kepada kami [Ismail bin Muslim] telah menceritakan kepada kami [Abu al-Mutawakkil] bahwa [Ibnu Abbas] telah menceritakan kepadanya, bahwa dia bermalam di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada suatu malam, maka Rasulullah bangun di akhir malam dan keluar, lalu beliau melihat di langit seraya membaca ayat ini pada surat Ali Imran: '(Sesungguhnya dalam penciptaan langit langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), 'Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka) ' (Qs. Ali Imran: 191-192). Kemudian beliau kembali pulang ke rumah, beliau lalu bersiwak, berwudlu, lalu berdiri shalat. Setelah itu beliau berbaring, kemudian berdiri keluar melihat langit lalu membaca ayat ini lagi. Kemudian beliau kembali bersiwak dan wudlu, lalu berdiri melaksanakan shalat."

muslim:376

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya at-Tamimi] telah mengabarkan kepada kami [Abu Khaitsamah] dari [al-A'masy] dari [Syaqiq] dari [Hudzaifah] dia berkata, "Aku pernah berjalan bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, saat kami sampai di suatu tempat pembuangan sampah suatu kaum beliau kencing sambil berdiri, maka aku pun menjauh dari tempat tersebut. Setelah itu beliau bersabda: 'Kemarilah.' Aku pun menghampiri beliau hingga aku berdiri di samping kedua tumitnya. Beliau lalu berwudlu dengan menyapu atas sepasang khuf beliau."

muslim:402

Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Abdullah bin Bazi'] telah menceritakan kepada kami [Yazid] -yaitu anak Zurai'- telah menceritakan kepada kami [Humaid ath-Thawil] telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abdullah al-Muzani] dari [Urwah bin al-Mughirah bin Syu'bah] dari [Bapaknya] dia berkata, "Rasulullah pergi ke belakang, dan aku pergi ke belakang bersama beliau. Ketika beliau menunaikan hajatnya, maka beliau bersabda: "Apakah kamu memiliki air? ' Lalu aku memberikan air suci kepada beliau, lalu beliau membasuh kedua telapak tangannya dan wajahnya. Saat beliau ingin membuka kedua lengannya, ternyata lengan jubahnya sempit, maka beliau pun mengeluarkan tangannya dari bawah jubah, dan meletakkan jubahnya di atas kedua bahunya. Beliau kemudian mencuci kedua lengannya, mengusap ubun-ubunnya dan bagian atas surban serta mengusap bagian atas kedua khufnya. Kemudian beliau menaiki kendaraan, dan aku pun juga naik, hingga kita sampai pada suatu kaum, sedangkan mereka dalam keadaan mendirikan shalat yang diimami oleh Abdurrahman bin Auf, sedangkan dia telah rukuk bersama mereka satu rukuk. Ketika dia merasakan kedatangan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka dia mulai mundur, lalu beliau memberikan isyarat kepadanya (agar melanjutkan), maka dia terus mengimami mereka. Tatkala dia telah mengucapkan salam, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berdiri, dan aku pun berdiri bersama beliau, lalu kami rukuk pada rakaat yang mana kami telah ketinggalan padanya."

muslim:410

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Bisyr] dari [Amru bin Maimun] dia berkata, "Saya bertanya kepada [Sulaiman bin Yasar] tentang mani yang mengenai baju seorang laki-laki, apakah dia harus mencucinya (bekasnya) atau mencuci bajunya?" Maka dia menjawab, " [Aisyah] telah mengabarkan kepadaku, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dahulu mencuci mani kemudian keluar menuju shalat dengan mengenakan baju tersebut, sedangkan saya melihat bekas cuciannya itu." Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Kamil al-Jahdari] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid] -yaitu Ibnu Ziyad-. (dalam riwayat lain disebutkan) Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu al-Mubarak] dan [Ibnu Abu Zaidah] mereka semua meriwayatkan dari [Amru bin Maimun] dengan isnad ini, sedangkan Ibnu Abu Zaidah maka haditsnya sebagaimana Ibnu Bisyr mengatakan, "Bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mencuci mani." Sedangkan Ibnu al-Mubarak dan Abdul Wahid, maka dalam hadits mereka berdua Aisyah berkata, "Saya dahulu mencuci mani dari baju Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam."

muslim:436

Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Waki'] telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Urwah]. (dalam riwayat lain disebutkan) Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Hatim] dan lafazh tersebut miliknya, telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Hisyam bin Urwah] dia berkata, telah menceritakan kepada kami [Fatimah] dari [Asma'] dia berkata, "Seorang perempuan datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata, 'Pakaian salah seorang dari kalangan kami terkena darah haid. Apa yang harus dia lakukan? ' Beliau bersabda: "Keriklah darah itu (terlebih dahulu), kemudian bilaslah ia dengan air, kemudian siramlah ia. Setelah itu (kamu boleh) menggunakannya untuk mendirikan shalat." Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair]. (dalam riwayat lain disebutkan) Dan telah menceritakan kepada kami [Abu ath-Thahir] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahab] telah mengabarkan kepada kami [Yahya bin Abdullah bin Salim] dan [Malik bin Anas] serta [Amru bin al-Harits] semuanya dari [Hisyam bin Urwah] dengan sanad ini seperti hadits Yahya bin Sa'id."

muslim:438

Telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Mahdi] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] telah menceritakan kepada kami [Tsabit] dari [Anas] bahwa kaum Yahudi dahulu apabila kaum wanita mereka, mereka tidak memberinya makan dan tidak mempergaulinya di rumah. Maka para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam. Lalu Allah menurunkan, "Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah, 'Haidh itu adalah suatu kotoran'. Oleh sebab itu, hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri." (al-Baqarah: 222) maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Perbuatlah segala sesuatu kecuali nikah". Maka hal tersebut sampai kepada kaum Yahudi, maka mereka berkata, "Laki-laki ini tidak ingin meninggalkan sesuatu dari perkara kita melainkan dia menyelisihi kita padanya." Lalu Usaid bin Hudhair dan Abbad bin Bisyr berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya kaum Yahudi berkata demikian dan demikian, maka kami tidak menyenggamai kaum wanita." Raut wajah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam spontan berubah hingga kami mengira bahwa beliau telah marah pada keduanya, lalu keduanya keluar, keduanya pergi bertepatan ada hadiah susu yang diperuntukkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, Maka beliau kirim utusan untuk menyusul kepergian keduanya, dan beliau suguhkan minuman untuk keduanya. Keduanya pun sadar bahwa beliau tidak marah atas keduanya."

muslim:455

Telah menceritakan kepadaku [Harun bin Sa'id al-Aili] dan [Ahmad bin Isa] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Makhramah bin Bukair] dari [bapaknya] dari [Sulaiman bin Yasar] dari [Ibnu Abbas] dia berkata, " [Ali bin Abi Thalib] berkata, 'Kami mengutus al-Miqdad bin al-Aswad kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, lalu dia menanyakan beliau tentang madzi yang keluar dari manusia, apa yang (harus) ia perbuat? ' Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Berwudhulah, dan siramlah kemaluanmu'."

muslim:458

Dan telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Umar bin Yunus al-Hanafi] telah menceritakan kepada kami [Ikrimah bin Ammar] dia berkata, [Ishaq bin Abi Thalhah] berkata, telah menceritakan kepadaku [Anas bin Malik] dia berkata, "Ummu Sulaim mendatangi -dan dia adalah nenek Ishaq- Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata kepadanya -sedangkan aisyah berada di sisi beliau, 'Wahai Rasulullah, seorang wanita bermimpi sesuatu yang juga dimimpikan seorang laki-laki dalam tidurnya, lalu dia bermimpi dirinya (melakukan sesuatu) sebagaimana laki-laki bermimpi dirinya (melakukan sesuatu).' Maka Aisyah berkata, 'Kamu telah membuka (aib) wanita, serius itu." Maka beliau bersabda kepada Aisyah, 'Bahkan kamu juga, aku juga serius." Ya benar, (wanita juga bermimpi seperti laki-laki), maka hendaklah kamu mandi wahai Ummu Sulaim apabila kamu bermimpi bersenggama'."

muslim:468

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya at-Tamimi] telah mengabarkan kepada kami [Abu Muawiyah] dari [Hisyam bin Urwah] dari [Bapaknya] dari [Zainab binti Abi Salamah] dari [Ummu Salamah], dia berkata, "Ummu Sulaim mengunjungi Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, dia berkata; 'Wahai Rasulullah! Allah tidak malu terhadap kebenaran. Apakah seorang wanita wajib mandi bila dia bermimpi? ' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Ya, apabila dia melihat air (mani).' Ummu Salamah berkata; 'Apakah Seorang wanita juga bermimpi (dan keluar mani)? ' Beliau bersabda: 'Bagaimana kamu, lantas dengan apa anaknya bisa menyerupai dirinya?" telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Zuhair bin Harb] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Waki']. (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Hisyam bin 'Urwah] dengan sanad dan maksud yang sama, dan dia menambahkan; "Ummu Salamah berkata; aku berkata; "Kamu telah membuka aib wanita." Dan telah menceritakan kepada kami [Abdul Malik bin Syu'aib bin Al Laits] telah menceritakan kepadaku [Ayahku] dari [Kakekku] telah menceritakan kepadaku ['Uqail bin Khalid] dari [Ibnu Syihab] bahwa dia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Urwah bin Az Zubair] bahwa ['Aisyah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam] telah mengabarkan kepadanya, bahwa Ummu Sulaim yaitu Ummu Bani Thalhah menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam…" semakna dengan hadits Hisyam, namun dalam hadits Hisyam terdapat tambahan; 'Aisyah berkata; lalu aku berkata kepadanya; "Cukup, apakah seorang wanita juga bermimpi seperti itu?."

muslim:471

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Mis'ar] dari [Ibnu Jabr] dari [Anas] dia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berwudhu dengan satu mud dan mandi dengan satu sha' (empat mud) hingga lima mud."

muslim:490

Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abi Syaibah] dan [Abu Kuraib] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Hisyam bin Urwah] dari [bapaknya] dari [Aisyah] dia berkata, "Fathimah binti Abi Hubaisy mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata, 'Wahai Rasulullah, aku adalah seorang perempuan berdarah istihadhah, maka aku tidak suci, apakah aku harus meninggalkan shalat? ' Maka beliau bersabda, "Darah tersebut ialah darah penyakit bukan haid, apabila kamu didatangi haid hendaklah kamu meninggalkan shalat. Apabila darah haid berhenti dari keluar, hendaklah kamu mandi dan mendirikan shalat." Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Abdul Aziz bin Muhammad] dan [Abu Mu'awiyah] --lewat jalur periwayatan lain--, dan telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Jarir] --lewat jalur periwayatan lain-- dan telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [bapakku] --lewat jalur periwayatan lain-- dan telah menceritakan kepada kami [Khalaf bin Hisyam] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] semuanya dari [Hisyam bin Urwah] dengan semisal hadits Waki' dan sanadnya, sedangkan dalam hadits Qutaibah dari Jarir, Fathimah binti Abi Hubais bin Abdul Muththalib bin Asad datang, sedangkan dia adalah perempuan dari kalangan kami. Perawi berkata, dan dalam hadits Hammad bin Zaid ada tambahan huruf yang tidak kami sebutkan.

muslim:501

Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salamah al-Muradi] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Wahb] dari [Amr bin al-Harits] dari [Ibnu Syihab] dari [Urwah bin az-Zubair] dan [Amrah binti Abdurrahman] dari [Aisyah istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam] bahwa Ummu Habibah binti Jahsy (kerabat dekat dari pihak istri) Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam -sedangkan ketika itu dia berada di bawah tali pernikahan dengan Abdurrahman bin Auf- sedang istihadhah tujuh tahun, lalu dia meminta fatwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam masalah hal tersebut. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, " ini bukanlah darah haid, akan tetapi darah penyakit, maka mandilah dan shalatlah." Aisyah berkata, "Maka dia mandi di baskom besar di kamar saudarinya, Zainab bintu Jahsy hingga merahnya darah naik ke permukaan air." Ibnu Syihab berkata, "Lalu aku menceritakan hal tersebut kepada Abu Bakar bin Abdurrahman bin al-Harits bin Hisyam maka dia berkata, 'Semoga Allah merahmati Hindun kalau dia mendengar fatwa ini. Demi Allah, jika dia dulu mendengar, niscaya dia akan menangis karena dia tidak melakukan shalat'." Dan telah menceritakan kepadaku [Abu Imran Muhammad bin Ja'far bin Ziyad] telah mengabarkan kepada kami [Ibrahim yaitu Ibnu Sa'ad] dari [Ibnu Syihab] dari [Amrah binti Abdurrahman] dari [Aisyah radhiyallahu'anhu] dia berkata, "Ummu Habibah bintu Jahsy mendatangi Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, dan dia dalam keadaan istihadhah selama tujuh tahun" sebagaimana hadits Amru bin al-Harits hingga perkataannya, "Merahnya naik naik ke permukaan air." Dan dia tidak menyebutkan kalimat sesudahnya. Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin al-Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [az-Zuhri] dari [Amrah] dari [Aisyah] "bahwa putrid Jahsy dahulu mengalami istihadhah selama tujuh tahun" sebagaimana hadits mereka.

muslim:503

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Quraisy at-Tamimi] telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Bakar bin Mudhar] telah menceritakan kepada kami [bapakku] telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin Rabi'ah] dari ['Irak bin Malik] dari [Urwah bin az-Zubair] dari [Aisyah, istri Nabi Shallallahu'alaihiwasallam] bahwa dia berkata, " Ummu Habibah binta Jahsy yang menjadi istri Abdurrahman bin Auf mengadu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang darah. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya, 'Diamlah sejarak waktu ketika haid menghalangimu (untuk shalat), kemudian mandilah.' Maka dia mandi ketika setiap waktu shalat."

muslim:505

Dan telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] dia berkata, saya membaca di hadapan [Malik] dari [Abu an-Nadhar] bahwa [Abu Murrah, maula Ummu Hani' bintu Abi Thalib] telah mengabarkan kepadanya bahwa dia mendengar [Ummu Hani' bintu Abi Thalib] berkata, "Aku pergi menuju Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada tahun Fath al-Makkah, maka aku mendapatkannya sedang mandi, sedangkan Fathimah, putrinya menutupinya dengan baju."

muslim:509

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rumh bin al-Muhajir] telah mengabarkan kepada kami [al-Laits] dari [Yazid bin Abi Habib] dari [Sa'id bin Abi Hind] bahwa [Abu Murrah, maula 'Aqil] telah menceritakan kepadanya "Bahwa [Ummu Hani' bintu Abi Thalib] telah menceritakan kepadanya bahwa dia ketika tahun Fath al-Makkah mendatangi Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, sedangkan beliau di bagian dataran teratas dari Makkah, Rasulullah sedang mandi, lalu Fathimah menutupinya, kemudian beliau mengambil bajunya, lalu berselimut dengannya, kemudian shalat delapan raka'at pada pagi dhuha." Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [al-Walid bin Katsir] dari [Sa'id bin Abi Hind] dengan sanad ini, seraya dia berkata, 'Lalu putrinya, Fathimah menutupinya dengan bajunya, ketika beliau telah mandi maka beliau mengambil bajunya dan berselimut dengannya, kemudian melakukan shalat delapan sujud, dan itulah shalat dhuha."

muslim:510

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abi Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Zaid bin al-Hubab] dari [adh-Dhahhak bin Utsman] dia berkata, telah mengabarkan kepadaku [Zaid bin Aslam] dari [Abdurrahman bin Abi Sa'id al-Khudri] dari [bapaknya] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Tidaklah (boleh) seorang laki-laki melihat aurat laki-laki, dan perempuan melihat aurat perempuan, dan tidaklah (boleh) seorang laki-laki bersatu dengan laki-laki lain dalam satu baju. Dan tidaklah (boleh) seorang wanita bersatu dengan wanita lain dalam satu baju." Dan telah menceritakannya kepadaku tentangnya [Harun bin Abdullah] dan [Muhammad bin Rafi'] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abi Fudhaik] telah mengabarkan kepada kami [adh-Dhahhak bin Utsman] dengan isnad ini dan keduanya berkata dengan menggantikan kata "aurat" dengan "telanjang" seorang laki-laki dan perempuan.

muslim:512

Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Hammam bin Munabbih] dia berkata, ini adalah sesuatu yang diceritakan [Abu Hurairah] dari Muhammad, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam maka dia menyebutkan beberapa hadits darinya. Dan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam pernah bersabda, "Dahulu, orang-orang Bani Israil mandi telanjang. Sebagian mereka melihat aurat sebagian yang lain. Dahulu Musa 'Alaihissalam juga mandi sendirian. Lalu Mereka berkata, 'Demi Allah, sesuatu yang menyebabkan Musa tidak mau mandi bersama dengan kita ialah karena penyakit pada zakar yang menjadikannya mengembang.' Suatu ketika Musa mandi. Dia letakkan pakaiannya di atas sebuah batu. Tiba-tiba batu tadi bergerak dengan membawa pakaiannya. Musa berlari mengejarnya sambil berteriak, 'Hai batu! Tinggalkan pakaianku! Hai batu! Tinggalkan pakaianku! Sehingga orang-orang Bani Israil dapat melihat aurat Musa.' Kemudian mereka berkata, 'Demi Allah ternyata Musa tiada sedikit pun aib penyakit.' Setelah itu batu tersebut berhenti lalu Musa mengambil pakaiannya kemudian memukul batu tadi'." Abu Hurairah berkata, "Demi Allah, pada batu tadi terdapat bekas pukulan Musa, tujuh atau enam kali pukulan."

muslim:513

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Yahya al-Umawi] telah menceritakan kepada kami [bapakku] telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Hakim bin Abbad bin Hunaif al-Anshari] telah mengabarkan kepadaku [Abu Umamah bin Sahal bin Hunaif] dari [al-Miswar bin Makhramah] dia berkata, "Aku pernah menghadap batu yang sangat berat untuk membawanya sedang saat itu aku memakai sehelai sarung yang ringan dan tipis." Dia berkata lagi, "Lalu sarung yang aku pakai itu terlepas dariku tapi aku tidak bisa meletakkan batu itu dan harus terus membawanya sampai ke tempatnya.' Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Kembalilah ke pakaianmu (sarungmu), pakailah ia dan janganlah kamu berjalan sambil telanjang".

muslim:516

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Isa] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahab] telah mengabarkan kepadaku [Amru bin al-Harits] dari [Ibnu Syihab] dari [Ja'far bin Amru bin Umayyah adh-Dhamri] dari [bapaknya] dia berkata, "Saya melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memotong sebagian pundak kambing, lalu beliau makan sebagiannya, lalu shalat diserukan, maka beliau berdiri dan membuang pisau, dan shalat tanpa berwudhu. [Ibnu Syihab] berkata, dan telah menceritakan kepadaku [Ali bin Abdullah bin Abbas] dari [bapaknya] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan hal tersebut.

muslim:534

Dan telah menceritakan kepada kami [Ali bin Hujr] telah menceritakan kepada kami [Ismail bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Amru bin Halhalah] dari [Muhammad bin Amru bin Atha'] dari [Ibnu Abbas] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengumpulkan pakaiannya kemudian pergi menuju shalat, lalu beliau dibawakan hadiah roti dan daging, maka beliau memakannya tiga suap, kemudian shalat mengimami manusia, dan beliau tidak menyentuh air. Dan telah menceritakan kepada kami tentangnya [Abu Kuraib] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [al-Walid bin Katsir] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Amru bin 'Atha'] dia berkata, "Saya bersama [Ibnu Abbas] ", lalu dia membawakan hadits tersebut dengan makna hadits Ibnu Halhalah, dan di dalamnya disebutkan bahwa Ibnu Abbas menyaksikan hal tersebut dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, seraya dia berkata, "Beliau shalat dan tidak berbicara dengan manusia."

muslim:538

Dan telah menceritakan kepadaku [Amru an-Naqid] dan [Zuhair bin Harb] (tahwilSanad) dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abi Syaibah] semuanya meriwayatkan dari [Ibnu Uyainah] berkata [Amru], telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [az-Zuhri] dari [Sa'id] dan ['Abbad bin Tamim] dari [pamannya] Seorang lelaki mengadukan kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam. bahwa dia seolah-olah mendapati sesuatu (kentut) ketika shalatnya. Beliau bersabda, "Dia tidak perlu membatalkan shalatnya sehingga dia mendengar suara atau mencium bau." [Abu Bakar] dan [Zuhair bin Harb] berkata dalam riwayat keduanya, "Dia adalah Abdullah bin Zaid."

muslim:540

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] dia berkata, "Saya membaca di hadapan [Malik] dari [Abdurrahman bin al-Qasim] dari [bapaknya] dari [Aisyah radhiyallahu'anha] bahwa dia berkata, "Kami pernah keluar bersama-sama Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dalam sebagian perjalanan beliau. Hingga ketika kami tiba di al-Baida' atau di Zatul Jaisy, kalung leherku terputus dan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam pun mulai mencarinya. Orang-orang juga turut mencarinya bersama Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam sedangkan mereka tidak di tempat yang ada airnya dan mereka tidak mempunyai air sedikit pun. Kemudian orang-orang datang menemui Abu Bakar lalu berkata, 'Tidakkah kamu melihat sesuatu yang telah dilakukan oleh Aisyah? ' Dia telah menyebabkan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, dan orang-orang mencari kalung lehernya sedangkan mereka tidak di tempat yang ada airnya dan mereka juga tidak mempunyai air sedikit pun? Kemudian Abu Bakar mendatangiku dan ketika itu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. sedang tidur dengan meletakkan kepala beliau di atas pahaku. Dia berkata, 'Kamu telah menahan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dan orang-orang, sedangkan mereka semuanya tidak berada di tempat yang ada airnya dan mereka juga tidak mempunyai air sedikit pun'. Aisyah berkata, 'Abu bakar mencelaku dengan kata-kata "Maa-syaa-Allaah" hingga dia memencet pangkal pahaku dengan tangannya. Aku tidak dapat bergerak karena Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam berada di atas pahaku. Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam tidur hingga keesokan harinya bangun tanpa ada air sedikit pun. Kemudian Allah menurunkan ayat tayamum. Mereka pun bertayamum. Sehubungan dengan itu, Usaid bin al-Hudhair, salah seorang pemimpin berkata, "Ini bukanlah keberkatan yang pertama kali bagi kamu, wahai keluarga Abu Bakar! Lalu Aisyah pun berkata, "Kemudian kami mencari unta yang aku naiki maka kami menemui kalung itu di bawahnya".

muslim:550

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya], [Abu Bakar bin Abi Syaibah] dan [Ibnu Numair] semuanya meriwayatkan dari [Abu Muawiyah] [Abu Bakar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Muawiyah] dari [al-A'masy] dari [Syaqiq] dia berkata, dia berkata, "Aku duduk bersama Abdullah dan Abu Musa al-Asy'ari. Kemudian [Abu Musa] berkata kepada [Abdullah], 'Wahai ayah Abdurrahman, seandainya seorang lelaki berjunub lalu dia tidak mendapatkan air selama sebulan, bagaimanakah yang harus dia lakukan dengan shalatnya? ' Maka Abdullah berkata, 'Dia tidak boleh bertayamum, sekalipun dia tidak mendapati air selama sebulan'. Abu Musa berkata, 'Bagaimana dengan ayat di dalam surah al-Maidah, "Lalu kamu tidak mendapat air (untuk berwudhu dan mandi) maka hendaklah kamu bertayamum dengan tanah yang suci." (QS. Almaidah; 6), Abdullah berkata, 'Andai mereka diberi keringanan dengan ayat tersebut, niscaya apabila mereka merasakan air itu dingin maka mereka akan bertayamum dengan tanah.' Maka Abu Musa berkata kepada Abdullah, 'Tidakkah kamu telah mendengar kata-kata Ammar, 'Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam telah mengutusku untuk suatu keperluan kemudian aku berjunub, lalu aku tidak mendapati air, maka aku menggulingkan badan ke tanah sebagaimana binatang melata menggulingkan badannya?. Kemudian kutemui Nabi Shallallahu'alaihiwasallam dan kuceritakan perkara tersebut kepada beliau Shallallahu'alaihiwasallam. Maka Beliau bersabda, 'Sudah cukup memadai bagi kamu dengan kamu menepukkan tangan kamu begini, kemudian beliau menepukkan tangan beliau ke tanah dengan satu tepukan, kemudian beliau menyapu tangan kiri beliau pada tangan kanan dan belakang kedua tapak tangan serta wajah beliau." Abdullah berkata, "Apakah kamu tidak melihat bahwa Umar tidak puas dengan perkataan [Ammar]?." Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Kamil al-Jahdari] telah menceritakan kepada kami [Abdu Wahid] telah menceritakan kepada kami [al-A'masy] dari [Syaqiq] dia berkata, [Abu Musa] berkata kepada Abdullah, dan ia menggiring hadits tersebut dengan kisahnya semisal hadits Abu Mu'awiyah, hanya saja dia berkata, "Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Cukup memadai bagi kamu untuk mengatakan demikian, lalu beliau memukulkan kedua tangannya pada tanah, lalu mengibaskan kedua tangannya, lalu dia mengusap wajah dan kedua telapak tangannya'."

muslim:552

Dan telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Muslim ath-Thaifi] dari [Amru bin Dinar] dari [Sa'id bin al-Huwairits, maula Ali as-Sa'ib] bahwa dia mendengar [Abdullah bin Abbas] berkata, "Rasulullah pernah ke WC, ketika beliau datang, maka dibawakanlah makanan kepadanya, maka dikatakan kepada beliau, 'Wahai Rasulullah, tidakkah kamu berwudhu? ' Beliau menjawab, 'Kenapa, apakah untuk shalat? '."

muslim:561

Telah menceritakan kepada kami [Umayyah bin Bistham] telah menceritakan kepada kami [Yazid, yaitu Ibnu Zurai'] telah menceritakan kepada kami [Rauh] dari [Suhail] dia berkata, "[Bapakku] telah mengutusku kepada bani Haritsah", dia berkata lagi, "Saya pergi bersama budak kami -atau sahabat kami- lalu seorang penyeru menyeru dari kebun dengan namanya." Dia berkata lagi, "Orang yang bersama kami memeriksa kebun, namun dia tidak melihat sesuatu pun, maka aku menyebutkan hal itu kepada bapakku, maka dia berkata, "Kalau saya merasa bahwa kamu menemui ini, niscaya aku tidak akan mengutusmu, akan tetapi apabila kamu mendengar suara, lalu penyeru menyeru untuk shalat maka aku mendengar [Abu Hurairah] menceritakan dari Rasululah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, ' setan apabila seorang muadzdzin mengumandangkan adzan shalat, maka dia berpaling, dan dia memiliki kentut'."

muslim:584

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Syihab] dari [Abu Bakar bin Abdurrahman] bahwa dia mendengar [Abu Hurairah] berkata, "Rasulullah apabila mendirikan shalat, maka beliau bertakbir ketika berdiri kemudian bertakbir ketika rukuk kemudian mengucapkan, 'Semoga Allah mendengar orang yang memujinya' ketika mengangkat tulang rusuknya dari rukuk, kemudian dia membaca -dalam keadaan berdiri-, 'Wahai Rabb kami, bagiMu segala puji' kemudian beliau bertakbir ketika turun sujud, kemudian bertakbir ketika mengangkat kepalanya kemudian bertakbir ketika sujud kemudian bertakbir ketika mengangkat kepalanya, kemudian melakukan seperti itu dalam shalat semuanya hingga menyelesaikannya, dan bertakbir ketika berdiri dari rakaat kedua setelah duduk. Kemudian Abu Hurairah berkata, 'aku adalah orang yang paling mirip shalatnya dengan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam.' Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami [Hujain] telah menceritakan kepada kami [al-Laits] dari [Uqail] dari [Ibnu Syihab] telah mengabarkan kepadaku [Abu Bakar bin Abdurrahman bin al-Harits] bahwa dia mendengar [Abu Hurairah] berkata, "Rasululah shallallahu 'alaihi wasallam apabila mendirikan shalat, maka bertakbir ketika berdiri" seperti hadits Ibnu Juraij, namun dia tidak menyebutkan perkataan Abu Hurairah, 'aku adalah orang yang shalatnya paling mirip dengan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam.' Dan telah menceritakan kepada kami [Harmalah bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahab] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] telah mengabarkan kepadaku [Abu Salamah bin Abdurrahman] bahwa [Abu Hurairah] ketika Marwan mengangkatnya sebagai pengganti imam pada Madinah, apabila dia mendirikan shalat wajib maka dia bertakbir. Lalu dia menyebutkan semisal hadits Ibnu Juraij. Dan dalam haditsnya, 'Ketika dia menyelesaikannya dan mengucapkan salam maka dia menghadap penghuni masjid seraya berkata, 'Demi Dzat yang jiwaku berada di TanganNya, aku adalah orang yang paling mirip shalatnya dengan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam'."

muslim:591

Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin al-Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Ubaidullah] dia berkata, telah menceritakan kepadaku [Sa'id bin Abi Sa'id] dari [bapaknya] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memasuki sebuah masjid, lalu seorang laki-laki masuk, lalu shalat, kemudian dia datang, lalu mengucapkan salam kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membalas salamnya seraya berkata, 'Kembalilah, lalu shalatlah, karena kamu belum shalat. Lalu laki-laki tersebut kembali, lalu shalat sebagaimana sebelumnya dia shalat, kemudian mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya mengucapkan salam kepada beliau. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, 'Semoga keselamatan terlimpahkan kepadamu' kemudian beliau bersabda lagi, 'Kembalilah dan shalatlah lagi, karena kamu belum shalat', hingga dia melakukan hal tersebut tiga kali. Lalu laki-laki tersebut berkata, 'Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak dapat melakukan yang lebih baik selain daripada ini, ajarkanlah kepadaku.' Beliau bersabda, 'Apabila kamu mendirikan shalat, maka bertakbirlah, kemudian bacalah sesuatu yang mudah dari al-Qur'an, kemudian ruku'lah hingga bertuma'ninah dalam keadaan ruku'. Kemudian angkatlah (kepalamu dari ruku') hingga lurus berdiri, kemudian sujudlah hingga bertuma'ninah dalam keadaan sujud, kemudian angkatlah hingga bertuma'ninah dalam duduk, kemudian lakukan hal tersebut dalam shalatmu semuanya'." Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abi Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dan [Abdullah bin Numair] --lewat jalur periwayatan lain-- dan telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [bapakku] dia berkata, telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah] dari [Sa'id bin Abi Sa'id] dari [Abu Hurairah] 'bahwa seorang laki-laki masuk masjid, lalu mendirikan shalat sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di suatu sudut masjid, ' lalu dia membawakan hadits seperti kisah ini, dan dia menambahkan, 'Apabila kamu mendirikan shalat, maka sempurnakanlah wudhu, kemudian menghadaplah kiblat, lalu bertakbirlah'."

muslim:602

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Abdullah bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Zaidah] telah menceritakan kepada kami [Musa bin Abi Aisyah] dari [Ubaidullah bin Abdullah] dia berkata, "Saya mengunjungi [Aisyah], lalu saya berkata kepadanya, 'Maukah kamu untuk menceritakan kepadaku tentang sakitnya Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam? ' Dia menjawab, 'Ya saya mau. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam merasa payah (karena sakit) lalu beliau bersabda, 'Apakah orang-orang shalat berjamaah? ' Kami menjawab, 'Tidak, karena mereka menunggumu wahai Rasulullah.' Beliau bersabda, 'Letakkanlah air untukku di wadah.' Lalu kami melakukannya, maka beliau mandi kemudian mulai berdiri, lalu beliau pingsan kemudian sadar kembali, lalu beliau bertanya, 'Apakah manusia telah shalat berjamaah? ' Kami menjawab, 'Belum, mereka menunggumu wahai Rasulullah.' Beliau bersabda lagi, 'Letakkanlah air untukku di wadah tersebut.' Lalu kami melakukannya, maka beliau mandi, kemudian mulai bangkit, lalu beliau pingsan lagi, kemudian bangun tersadar. Lalu beliau bersabda, 'Apakah manusia telah shalat? ' Kami menjwab, 'Belum, mereka menunggumu wahai Rasulullah.' Beliau bersabda lagi, 'Letakkanlah air untukku di wadah tersebut.' Lalu kami melakukannya, maka beliau mandi, kemudian mulai bangkit, lalu beliau pingsan lagi, kemudian bangun tersadar.' Lalu beliau bersabda, 'Apakah manusia telah shalat? ' Kami menjawab, 'Belum, mereka menunggumu wahai Rasulullah.' Beliau bersabda lagi, 'Letakkanlah air untukku di wadah tersebut.' Lalu kami melakukannya, maka beliau mandi, kemudian mulai bangkit, lalu beliau pingsan lagi, kemudian bangun tersadar." Aisyah berkata, "Orang-orang berkumpul menunggu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di masjid untuk shalat isya' yang akhir." Aisyah berkata lagi, "Lalu Rasulullah mengirimkan utusan kepada Abu Bakar agar shalat mengimami orang-orang. Lalu orang tersebut mendatangi Abu Bakar seraya berkata, ' Rasulullah menyuruhmu untuk shalat mengimami manusia.' Maka Abu Bakar berkata -sedangkan dia seorang lelaki yang lemah (maksudnya sensitif), 'Wahai Umar, shalatlah mengimami manusia.' Aisyah berkata lagi, 'Umar pun berkata, 'Kamu lebih berhak dengan hal tersebut." Aisyah berkata, Lalu Abu Bakar shalat mengimami mereka pada hari itu, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendapatkan rasa khawatir dalam dirinya, lalu beliau keluar dengan dipapah dua orang laki-laki, salah satunya adalah al-Abbas untuk shalat zhuhur sedangkan Abu Bakar dalam keadaan mengimami manusia. Tatkala Abu Bakar melihatnya, maka dia segera mundur. Lalu Nabi memberikan isyarat kepadanya agar tidak mundur. Dan Rasulullah berkata kepada dua orang yang memapahnya, 'Dudukkanlah aku di sampingnya'. Lalu keduanya mendudukkan beliau di samping Abu Bakar, ketika itu Abu Bakar shalat makmum pada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sedangkan orang-orang bermakmum pada shalat Abu Bakar, dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shalat dalam keadaan duduk." [Ubaidullah] berkata, "Aku menemui [Abdullah bin Abbas], lalu aku berkata kepadanya, "Maukah aku paparkan kepadamu hadits yang diceritakan Aisyah kepadaku tentang sakitnya Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam." Maka dia berkata, "Ceritakanlah kepadaku." Lalu aku memaparkan haditsnya kepadanya. Maka ternyata dia tidak mengingkari sedikit pun hadits Aisyah. Hanya saja dia bertanya, "Apakah Aisyah menyebutkan nama laki-laki yang memapah Nabi bersama al-Abbas?" Aku menjawab, "Tidak." Dia berkata, "Dia adalah Ali."

muslim:629

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abi Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dan [Waki'] --lewat jalur periwayatan lain-- dan telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] dan lafazh tersebut miliknya, dia berkata, telah mengabarkan kepada kami [Abu Muawiyah] dari [al-A'masy] dari [Ibrahim] dari [al-Aswad] dari [Aisyah] dia berkata, "Ketika Rasulullah telah merasa berat, maka datanglah Bilal mengajaknya shalat, maka beliau bersabda, 'Kalian perintahkanlah Abu Bakar agar shalat mengimami manusia'." Maka Aisyah berkata, 'Lalu aku berkata, 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya Abu Bakar adalah seorang laki-laki yang cepet menangis, dan sesungguhnya dia ketika berdiri mengantikan kedudukanmu, niscaya dia tidak bisa memperdengarkannya kepada manusia. Kalau seandainya kamu memerintahkan Umar. Aisyah berkata kepadanya, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, ' kamu adalah sahabat Yusuf (dalam menampakkan zhahir kebalikan dari batinnya). Perintahkanlah Abu Bakar agar shalat mengimami manusia.' Aisyah berkata, "Kalian perintahkanlah Abu Bakar agar shalat mengimami manusia." Aisyah berkata lagi, "Ketika dia telah masuk shalat, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendapatkan rasa takut pada dirinya, maka beliau berdiri dengan dipapah di antara dua orang laki-laki, sedangkan kedua kakinya tidak bisa melangkah di tanah." Dia berkata, "Ketika beliau masuk masjid, maka Abu Bakar mendengar langkahnya, maka dia mulai mundur, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberikan isyarat kepadanya, 'Berdirilah di tempatmu.' Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dating hingga duduk di samping kiri Abu Bakar." Aisyah berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat mengimami manusia dengan cara duduk, sedangkan Abu Bakar berdiri. Abu Bakar mengikuti shalat Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, sedangkan orang-orang mengikuti shalat Abu Bakar." Telah menceritakan kepada kami [Minjab bin al-Harits at-Tamimi] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Mushir] --lewat jalur periwayatan lain-- Dan telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami [Isa bin Yunus] keduanya meriwayatkan dari [al-A'masy] dengan isnad ini hadits semisalnya, dan dalam hadits keduanya, "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menderita sakit yang membuatnya meninggal di dalamnya." Dan dalam Ibnu Mushir, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam didatangkan hingga duduk di sampingnya, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengimami manusia sedangkan Abu Bakar memperdengarkan takbir kepada mereka." Dan dalam hadits Isa, "Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam duduk shalat, sedangkan Abu Bakar pindah ke sampingnya, sedangkan Abu Bakar memperdengarkan takbir kepada manusia."

muslim:634

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abi Syaibah] dan [Abu Kuraib] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] dari [Hisyam] --lewat jalur periwayatan lain-- dan telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] sedang lafazh mereka berdekatan, dia berkata, telah menceritakan kepada kami [Bapakku] dia berkata, telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Bapaknya] dari [Aisyah ra] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan Abu Bakar untuk shalat mengimami manusia pada saat sakitnya, lalu dia shalat mengimami mereka." Urwah berkata, "Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendapatkan rasa khawatir pada dirinya, lalu beliau keluar, ternyata Abu Bakar sedang mengimami orang-orang, tatkala Abu Bakar melihat beliau, maka dia mundur, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberikan isyarat kepadanya, 'Tetaplah di tempatmu, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam duduk di samping Abu Bakar sejajar. Abu Bakar shalat mengikuti shalat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, sedangkan manusia shalat mengikuti shalat Abu Bakar'."

muslim:635

Telah menceritakan kepadaku [Amru an-Naqid] dan [Hasan al-Hulwani] serta ['Abd bin Humaid] 'Abd berkata, telah mengabarkan kepadaku, sedangkan dua orang yang lainnya berkata, telah menceritakan kepada kami [Ya'qub], dan dia adalah Ibnu Ibrahim bin Sa'ad dan telah menceritakan kepadaku [Bapakku] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] dia berkata, telah mengabarkan kepadaku [Anas bin Malik] bahwa Abu Bakar shalat mengimami mereka pada saat sakit Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang menghantarkan wafatnya, hingga ketika hari Senin, sedangkan mereka berbaris dalam shalat, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membuka tirai kamar, lalu melihat kepada kami dalam keadaan berdiri, seakan-akan wajah beliau adalah lembaran mushaf (putih cemerlang), kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tersenyum tertawa." Perawi berkata, "Maka kami tercengang bingung, dan kami berada dalam shalat karena bahagia dengan keluarnya Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, dan Abu Bakar mundur kembali untuk mencapai shaf (barisan), dan dia menduga bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar untuk shalat. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberi isyarat kepada mereka dengan tangannya untuk menyempurnakan shalat mereka." Perawi berkata, "Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk, lalu menurunkan tirai tersebut." Perawi berkata, "Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam wafat pada hari tersebut." Dan telah menceritakannya kepadaku [Amru an-Naqid] dan [Zuhair bin Harb] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [az-Zuhri] dari [Anas] dia berkata, "Pandangan terakhir aku melihat pada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah ketika beliau membuka tabir pada hari Senin dengan kisah ini." Dan hadits Shalih lebih sempurna dan lebih lengkap. Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Rafi'] dan ['Abd bin Humaid] semuanya meriwayatkan dari [Abdurrazzaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [az-Zuhri] dia berkata, telah mengabarkan kepadaku [Anas bin Malik] dia berkata, "Ketika pada hari Senin" dengan semisal hadits keduanya.

muslim:636

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin al-Mutsanna] dan [Harun bin Abdullah] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdushshamad] dia berkata, "Saya mendengar [bapakku] bercerita, dia berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz] dari [Anas] dia berkata, "Nabi Allah subhanahu wata'ala tidak keluar mengimami kami tiga hari, lalu shalat diiqamatkan, lalu Abu Bakar mulai maju. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda di balik hijab, lalu mengangkatnya. Ketika wajah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam jelas pada kami, kami tidak pernah melihat pemandangan sama sekali yang lebih mengagumkan untuk kami daripada wajah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika menampakkan diri pada kami." Perawi berkata, "Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memberikan isyarat dengan tangannya kepada Abu Bakar agar maju, dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menutup tirai tersebut, dan kami tidak dapat melihatnya lagi hingga beliau meninggal."

muslim:637

Telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Yahya] dia berkata, Aku membaca di hadapan [Malik] dari [Abu Hazim] dari [Sahl bin Sa'd as-Sa'idi] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pergi kepada Bani Amru bin Auf untuk mendamaikan antara mereka, lalu tibalah waktu shalat, lalu mu'adzdzin datang kepada Abu Bakar, 'Apakah kamu hendak shalat mengimami manusia, sehingga aku bisa mengumandangkan iqamat? ' Dia menjawab, 'Ya.' Dia berkata, 'Lalu Abu Bakar shalat, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang, sedangkan manusia berada dalam shalat, lalu beliau melangkah hingga berhenti di shaf, lalu orang-orang menepuk tangan. Dan Abu Bakar tidak menoleh dalam shalat. Namun ketika orang-orang terus menerus menepuk, maka dia menoleh, lalu dia melihat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, lalu Rasulullah memberikan isyarat kepadanya agar tetap diam menetap di tempatmu.' Lalu Abu Bakar mengangkat kedua tangannya, lalu memuji Allah sesuai dengan yang diperintahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepadanya dari hal tersebut. Kemudian Abu Bakar mundur hingga lurus pada shaf, dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam maju, lalu shalat. Kemudian (setelah selesai) beliau berpaling seraya berkata, 'Wahai Abu Bakar, apa yang menghalangimu untuk menetap di tempatmu ketika aku memerintahkanmu? ' Abu Bakar menjawab, 'Tidaklah layak bagi Ibnu Abi Quhafah untuk shalat di hadapan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam.' Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Mengapa aku melihat kalian memperbanyak menepuk tangan, barangsiapa yang mengingatkan sesuatu dalam shalatnya maka hendaklah dia bertasbih, karena barangsiapa jika bertasbih, niscaya dia ditengok, sedangkan menepuk tangan adalah untuk kaum wanita." Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz, yaitu Ibnu Abi Hazim], dan [Qutaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ya'qub, yaitu Ibnu Abdurrahman al-Qari] keduanya meriwayatkan dari [Abu Hazim] dari [Sahl bin Sa'd] dengan hadits semisal hadits Malik, dan dalam hadits keduanya terdapat, "Lalu Abu Bakar mengangkat kedua tangannya, lalu memuji Allah, dan dia kembali mundur ke belakangnya hingga dia berdiri pada shaf (makmum)." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Bazi'] telah mengabarkan kepada kami [Abdul 'A'la] telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah] dari [Abu Hazim] dari [Sahl bin Sa'd as-Sa'idi] dia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pergi mendamaikan antara Bani Amru bin Auf" sebagaimana hadits mereka. Dan dia menambahkan, "Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang, lalu menyibak (menerobos) barisan hingga berdiri di samping shaf yang terdepan." Dan di dalamnya ada keterangan bahwa Abu Bakar kembali mundur.

muslim:639

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abi Syaibah] dan [Abu Kuraib] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Muawiyah] dari [al-A'masy] dari [al-Musayyab] dari [Tamim bin Tharafah] dari [Jabir bin Samurah] dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Hendaklah suatu kaum menghentikan untuk mengangkat pandangan mereka ke langit dalam shalat atau (kalau tidak), niscaya pandangan tersebut tidak kembali kepada mereka (buta)."

muslim:649

Telah menceritakan kepadaku [ath-Thahir] dan [Amru bin Sawwad] keduanya berkata, telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah menceritakan kepadaku [al-Laits bin Sa'd] dari [Ja'far bin Rabi'ah] dari [Abdurrahman al-A'raj] dari [Abu Hurairah radhiyallahu'anhu] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Hendaklah suatu kaum menghentikan untuk mengangkat pandangan mereka ke langit ketika berdoa dalam shalat atau (kalau tidak), niscaya pandangan mereka akan dicabut (dibutakan)."

muslim:650

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abi Syaibah] dia berkata, telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Mis'ar] --lewat jalur periwayatan lain-- dan telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] dan lafazh tersebut miliknya. Dia berkata, telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Abi Zaidah] dari [Mis'ar] telah menceritakan kepadaku [Ubaidullah bin al-Qibthiyyah] dari [Jabir bin Samurah] dia berkata, "Dahulu kami apabila shalat bersama Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, maka kami mengucapkan, 'Assalamu'alaikum Warahmatullahi (Semoga keselamatan dan rahmat Allah terlimpahkan kepadamu) ' dan dia mengisyaratkan dengan tangannya ke arah dua sisi.' Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Berdasarkan apa kami beriman dengan tangan-tangan kalian, seakan-akan ia adalah ekor kuda yang tidak bisa berhenti. Cukuplah bagi kalian untuk meletakkan tangan kalian pada paha kalian, kemudian mengucapkan salam atas saudaranya yang di sebelah kanannya dan sebelah kirinya'."

muslim:652

Dan telah menceritakan kepada kami [al-Qasim bin Zakariya'] telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Musa] dari [Israil] dari [Furat, yaitu al-Qazzaz] dari [Ubaidullah] dari [Jabir bin Samurah] dia berkata, "Saya shalat bersama Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Dahulu kami apabila mengucapkan dengan tangan kami, 'Assalamu'alaikum' Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihat kepada kita seraya bersabda, 'Apa yang membuat kalian menunjuk dengan tangan kalian seakan-akan ia adalah ekor kuda yang tidak bisa berhenti. Apabila kalian mengucapkan salam, maka hendaklah kalian menoleh kepada temannya, dan bukan mengisyaratkan dengan tangannya'."

muslim:653

Telah menceritakan kepada kami [Amru an-Naqid] dan [Zuhair bin Harb] semuanya meriwayatkan dari [Ibnu Uyainah], [Zuhair] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [az-Zuhri] dia mendengar [Salim] bercerita dari [Bapaknya] yang merafa'kan kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, beliau bersabda, "Apabila istri salah seorang dari kalian meminta izin kepada kalian ke masjid maka janganlah dia melarangnya'."

muslim:666

Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [Bapakku] telah menceritakan kepada kami [Hanzhalah] dia berkata, "Saya mendengar [Salim] berkata, Saya mendengar [Ibnu Umar] berkata, Saya mendengarRasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Apabila wanita-wanita kalian meminta izin kepada kalian untuk pergi ke masjid, maka berikanlah izin kepada mereka."

muslim:669

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah menceritakan kepada kami [Abu Muawiyah] dari [al-A'masy] dari [Mujahid] dari [Ibnu Umar] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Janganlah kalian menghalangi kaum wanita keluar ke masjid pada malam hari." Lalu putera Ibnu Umar berkata, "Kami tidak akan membiarkan mereka keluar, sehingga mereka jadikan moment untuk melakukan kejahatan." Lalu Ibnu Umar menghardiknya seraya berkata, "Aku mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, tapi kamu malahan berkata kami tidak akan membiarkan mereka." Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Khasyram] telah mengabarkan kepada kami [Isa bin Yunus] dari [al-A'masy] dengan isnad ini hadits semisalnya.

muslim:670

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Hatim] dan [Ibnu Rafi'] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Syababah] telah menceritakan kepadaku [Warqa'] dari [Amru] dari [Mujahid] dari [Ibnu Umar] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Berikanlah izin kepada wanita pada malam hari ke masjid.' Putranya, Waqid berkata kepadanya, 'Kalau dibolehkan, siapa tahu dijadikan kesempatan melakukan kejahatan'." Perawi berkata, "Lalu Ibn Umar memukul dada puteranya atas pembangkangannya. Dan dia berkata, 'Aku menceritakan kepadamu hadits dari Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, namun kamu malahan mengatakan tidak'."

muslim:671

Telah menceritakan kepada kami [Syaiban bin Farrukh] telah menceritakan kepada kami [Abu Awanah] dari [Abu Bisyr] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] dia berkata, "Rasulullah tidak membaca di hadapan jin, dan tidak melihat mereka. Hanya dahulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertolak pergi kepada sejumlah sahabatnya bermaksud ke pasar Ukazh, sedangkan ketika itu antara setan dan kabar langit telah diberi penghalang, dan dikirimlah meteor api kepada mereka. Lalu setan pulang kepada kaum mereka seraya berkata, 'Ada apa dengan kalian? ' Mereka menjawab, 'Kami telah diberi penghalang antara kami dan khabar langit, dan kami dikirimi dengan meteor api.' Mereka berkata, 'Tidaklah hal tersebut terjadi melainkan karena sesuatu yang terjadi, maka lakukanlah perjalanan ke bagian timur bumi dan barat. Lalu lihatlah apa yang menghalangi antara kami dan khabar langit.' Lalu mereka bertolak memukul bagian timur dan barat bumi. Lalu sejumlah jin yang mulai menuju dataran Hijaz berjalan, sedangkan beliau di Nakhlah (tempat antara Makkah dan Thaif) bermaksud ke Ukazh. Ketika itu beliau sedang shalat shubuh mengimami para sahabatnya. Ketika para jin mendengarkan al-Qur'an, maka mereka menyimak kepadanya seraya berkata, 'Inilah yang menghalangi antara kami dan khabar langit.' Lalu mereka kembali kepada kaum mereka seraya mereka berkata, 'Wahai kaum kami, ' kami telah mendengarkan al-Qur'an yang menakjubkan, (QS. 72: 1) (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorangpun dengan Rabb kami, (QS. 72: 2) Lalu Allah menurunkan atas nabiNya, Muhammad, 'Katakanlah (hai Muhammad), 'Telah diwahyukan kepadaku bahwa sekumpulan jin telah mendengarkan (al-Qur'an) '."

muslim:681

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al-Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Abdul 'A'la] dari [Dawud] dari [Amir] dia berkata, "Saya bertanya kepada [Alqamah], 'Apakah dahulu [Ibnu Mas'ud] menyaksikan bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam malam jin? ' Perawi berkata, 'Lalu Alqamah berkata, 'Aku bertanya Ibnu Mas'ud, lalu aku berkata, 'Apakah salah seorang dari kalian hadir bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada malam jin? ' Dia menjawab, 'Tidak, akan tetapi kami pernah pada suatu malam bersama Rasulullah, lalu kami kehilangan beliau sehingga kami mencarinya di lembah dan setapak jelan ke gunung. Maka kami berkata, 'Jin membawanya pergi atau membunuhnya secara sembunyi-sembunyi.' Maka kami bermalam dengan malam yang jelek yang para sahabat turut bersama melalui malam itu. Pada pagi harinya, tiba-tiba beliau datang dari arah Hira'. Perawi berkata, "Kami berkata, 'Wahai Rasulullah, kami telah kehilanganmu, lalu mencarimu, maka kami tidak mendapatkanmu hingga kami bermalam pada malam yang jelek yang para sahabat turut bersama melalui malam-malam itu.' Beliau menjawab, 'Seorang dai dari kalangan jin mendatangiku, maka aku pergi bersamanya, lalu aku membaca al-Qur'an di hadapan mereka.' Perawi berkata, 'Lalu beliau beranjak pergi bersama kami untuk menunjukkan jejak-jejak mereka dan jejak perapian mereka. Dan mereka meminta kepadanya bekal, maka beliau bersabda, 'Kamu mendapatkan setiap tulang yang disebutkan nama Allah atasnya (ketika disembelih), yang mana di tangan kalian lebih banyak menjadi daging dan setiap kotoran hewan adalah makanan untuk hewan tunggangan kalian.' Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Maka janganlah kalian beristinjak dengan keduanya (maksudnya kotoran hewan dan tulang), karena keduanya adalah makanan saudara kalian'." Dan telah menceritakan kepadaku tentangnya [Ali bin Hujr as-Sa'di] telah menceritakan kepada kami [Ismail bin Ibrahim] dari [Dawud] dengan sanad ini hingga sabda beliau, "Dan jejak perapian mereka." [Asy-Sya'bi] berkata, "Mereka meminta bekal kepada beliau, dan mereka adalah berasal dari kalangan jin al-Jazirah." Hingga akhir hadits dari perkataan asy-Sya'bi secara terperinci dari hadits Abdullah. Dan telah menceritakannya kepada kami [Abu Bakar bin Abi Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Idris] dari [Dawud] dari [asy-Sya'bi] dari [Alqamah] dari [Abdullah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam hingga sabda beliau, "Dan jejek api mereka." Dan dia tidak menyebutkan kalimat sesudahnya.

muslim:682

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Husyaim] dari [Abdul Malik bin Umair] dari [Jabir bin Samurah] "Bahwa penduduk Kufah mengadukan [Sa'ad] kepada Umar bin al-Khaththab lalu mereka menyebutkan sebagian dari (kejelekan) shalatnya. Lalu Umar mengirim utusan kepadanya. Utusan tersebut menghadapnya dan menceritakan celaan penduduk Kufah tentang shalatnya. Maka Sa'ad menjawab, 'aku shalat mengimami mereka dengan shalat (yang dilakukan) Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Saya tidak menguranginya. aku memanjangkannya pada dua rakaat pertama, dan memendekkan dua rakaat lainnya.' Dia berkata, '(Berarti) itu hanyalah prasangka buruk mereka terhadapmu wahai Abu Ishaq'." Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dan [Ishaq bin Ibrahim] dari [Jarir] dari [Abdul Malik bin Umair] dengan isnad ini.

muslim:689

Telah menceritakan kepada kami [Dawud bin Rusyaid] telah menceritakan kepada kami [al-Walid, yaitu Ibnu Muslim] dari [Sa'id yaitu Ibnu Abdul Aziz] dari [Athiyyah bin Qais] dari [Qaz'ah] dari [Abu Sa'id al-Khudri] dia berkata, "Sungguh shalat zhuhur dikumandangkan iqamah, maka seseorang pergi ke al-Baqi', lalu menunaikan hajatnya, kemudian berwudhu, kemudian dia mendatangi (shalat jama'ah) sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masih pada raka'at pertama yang beliau panjangkan."

muslim:691

Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Hatim] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Mahdi] dari [Muawiyah bin Shalih] dari [Rabi'ah] dia berkata, telah menceritakan kepadaku [Qaz'ah] dia berkata, "Saya mendatangi [Abu Sa'id al-Khudri], dan dia dalam keadaan dikelilingi banyak orang. Ketika manusia telah berpencar darinya, maka aku berkata, ' aku tidak akan menanyakan kepadamu sesuatu yang ditanyakan oleh manusia lainnya.' Aku berkata lagi, 'Aku menanyakan kepadamu tentang shalat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam.' Maka dia menjawab, 'Kamu tidak memiliki kebaikan sedikit pun dalam masalah shalat (bila dibandingkan dengan shalat beliau karena panjangnya shalat tersebut) '. Lalu dia mengulangi pertanyaan tersebut kepadanya, maka dia menjawab, "Dahulu shalat zhuhur diiqamatkan, lalu salah seorang dari kami pergi ke al-Baqi' (tempat buang hajat dekat Madinah) lalu dia menunaikan hajatnya, kemudian dia mendatangi keluarganya, lalu berwudhu, kemudian dia kembali ke masjid Nabawi, tetapi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masih berada pada rakaat pertama'."

muslim:692

Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Sufyan] dari [Khalid al-Hadzdza'] dari [Abu al-Minhal] dari [Abu Barzahal-Aslami] dia berkata, "Dahulu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam membaca dalam shalat shubuh antara enam puluh hingga seratus ayat."

muslim:703

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Husyaim] dari [Manshur] dari [Amru bin Dinar] dari [Jabir bin Abdullah] bahwa Muadz bin Jabal shalat Isya akhir bersama Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam kemudian kembali pulang kepada kaumnya, lalu shalat mengimami mereka dengan shalat tersebut.

muslim:711

Dan telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Husyaim] dari [Ismail bin Abi Khalid] dari [Qais] dari [Abu Mas'ud al-Anshari] dia berkata, "Seorang laki-laki mendatangi Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam seraya berkata, 'Aku mengundurkan diri dari shalat shubuh karena (tindakan) fulan berupa memanjang-manjangkan shalat dalam mengimami kami.' Tidaklah aku melihat Nabi Shallallahu'alaihiwasallam marah dalam suatu nasihat satu kali pun daripada kemarahannya pada waktu itu, seraya beliau bersabda, 'Wahai manusia, sesungguhnya di antara kalian ada yang membuat lari orang lain. Siapapun di antara kalian mengimami manusia, maka hendaklah dia meringkasnya, karena di belakangnya ada orang yang sudah tua, lemah, dan orang yang memiliki hajat'." Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abi Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Husyaim] dan [Waki'] dia berkata, --Lewat jalur periwayatan lain-- dan telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [Bapakku] --Lewat jalur periwayatan lain-- dan telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abi Umar] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] semuanya meriwayatkan dari [Ismail] dalam isnad ini semisal hadits Husyaim.

muslim:713

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abi Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Husyaim bin Basyir] telah mengabarkan kepada kami [Hisyam bin Hassan] dari [Qais bin Sa'ad] dari ['Atha'] dari [Ibnu Abbas] "Bahwa Nabi shallallahu'alaihiwasallam dahulu apabila mengangkat kepalanya dari rukuk maka mengucapkan, 'ALLOOHUMMA ROBBANAA LAKAL HAMDU MIL"US SAMAAWAATI WA MIL"UL ARDHI WAMAA BAINAHUMAA, WAMIL"U MAA SYI"TA MIN SYAI"IN BA'DU, AHLATS TSANAA"I WAL MAJDI, LAA MAANI'A LIMAA A'THOITA, WALAA MU'THIYA LIMAA MANA'TA WALAA YANFA'U DZAL JADDI MINKAL JADDI"'Ya Allah, Rabb kami, segala puji bagimu sepenuh langit dan bumi serta sepenuh sesuatu yang Engkau kehendaki setelah itu, wahai Pemilik pujian dan kemulian. Ya Allah, tidak ada penghalang untuk sesuatu yang Engkau beri, dan tidak ada pemberi untuk sesuatu yang Engkau halangi. Tidaklah bermanfaat harta orang yang kaya dari adzabmu'." Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [Hafsh] telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Hassan] telah menceritakan kepada kami [Qais bin Sa'ad] dari ['Atha'] dari [Ibnu Abbas] dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam hingga sabdanya, "Dan sepenuh sesuatu yang Engkau kehendaki setelah itu." Dan tidak menyebutkan kalimat setelahnya.

muslim:737

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abi Syaibah] dan [Abu Kuraib] keduanya berkata, "Telah menceritakan kepada kami [Abu Muawiyah] dari [al-A'masy] dari [Muslim] dari [Masruq] dari [Aisyah] dia berkata, "Dahulu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam sebelum meninggal memperbanyak membaca doa, 'SUBHAANAKA WABIHAMDIKA ASTAGHFIRUKA WA ATUUBU ILAIKA Mahasuci Engkau, dan dengan memujiMu, aku meminta ampun dan bertaubat kepadaMu'." Aisyah berkata, "Aku berkata, 'Wahai Rasulullah, kalimat inikah yang aku melihatmu barusan membacanya? ' Beliau menjawab, 'Telah dijadikan suatu tanda untukku dalam umatku, apabila aku melihatnya niscaya aku mengucapkannya, 'Idza Ja'a Nashrullah wa al-Fath…hingga akhir surat'."

muslim:747

Telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [al-Walid bin Muslim] dia berkata, "Saya mendengar [al-Auza'i] berkata, telah menceritakan kepadaku [al-Walid bin Hisyam al-Mu'aithi] telah menceritakan kepadaku [Ma'dan bin Abi Thalhah al-Ya'mari] dia berkata, "Aku bertemu [Tsauban], maula Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, lalu aku bertanya, 'Kabarkanlah kepadaku dengan suatu amal yang jika kukerjakan niscaya Allah akan memasukkanku ke dalam surga disebabkan amal tersebut, -atau dia berkata, aku berkata, 'Dengan amalan yang paling disukai Allah-, lalu dia diam, kemudian aku bertanya kepadanya, lalu dia diam kemudian dia bertanya kepadanya yang ketiga kalinya.' Dia menjawab, 'Aku telah menanyakan hal tersebut kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, maka dia menjawab, 'Hendaklah kamu memperbanyak sujud kepada Allah, karena tidaklah kamu bersujud kepada Allah dengan suatu sujud melainkan Allah akan mengangkatmu satu derajat dengannya, dan menghapuskan dosa darimu dengannya'." [Ma'dan] berkata, "Kemudian aku bertemu [Abu ad-Darda'], lalu aku bertanya kepadanya, maka dia menjawabku seperti sesuatu yang dikatakan Tsauban kepadaku."

muslim:753

Telah menceritakan kepada kami [Amru bin Sawwad al-Amiri] telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Wahb] telah mengabarkan kepada kami [Amru bin al-Harits] bahwa [Bukair] telah menceritakan kepadanya bahwa [Kuraib, maula Ibnu Abbas] telah menceritakan kepadanya dari [Abdullah bin Abbas] bahwa dia melihat Abdullah bin al-Harits shalat sedangkan kepalanya terikat dari belakangnya, maka dia berdiri, lalu mulai melepaskannya. Ketika dia berpaling, maka dia menghadap pada Ibnu Abbas seraya berkata, "Mengapa kamu memperlakukan kepalaku demikian?" Dia menjawab, "Aku mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda, 'Permisalan ini adalah sebagaimana permisalan orang yang shalat dalam keadaan tangannya terikat di tengkuk."

muslim:761

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abi Syaibah] dan [Zuhair bin Harb] semuanya meriwayatkan dari [Waki'] berkata [Zuhair], telah menceritakan kepada kami [Waki'] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] telah menceritakan kepada kami ['Aun bin Abi Juhaifah] dari [Bapaknya] dia berkata, "Saya mendatangi Nabi shallallahu'alaihiwasallam di Makkah, ketika itu beliau berada di Abthah, dalam jubah merah terbuat dari kulit. Sekonyong-konyong Bilal datang membawakan air wudhu untuk beliau. Dari sisa air itu ada orang yang mendapatkannya dan ada pula yang hanya mendapat percikannya saja. Kemudian Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, keluar memakai pakaian merah. Seolah-olah aku masih melihat (bagaimana) putihnya betis Nabi." Perawi berkata, "Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, wudhu, dan Bilal adzan. Aku mengikuti gerak-gerik mulut Bilal berseru ke kanan dan ke kiri mengucapkan, 'Hayya 'alash shalah, hayya 'alal falah.' Kemudian, Bilal menancapkan sebuah tongkat berujung besi, lalu Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, maju ke depan mengimami shalat qasar Zhuhur dua rakaat. (Ketika Nabi sedang shalat), keledai dan anjing digiring lewat di depan beliau (di balik tongkat itu), tetapi ia tidak dicegah (oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam), kemudian shalat Ashar dua rakaat, kemudian tetap shalat dua rakaat hingga (tiba) kembali di Madinah'."

muslim:777

Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Hatim] telah menceritakan kepada kami [Bahz] telah menceritakan kepada kami [Umar bin Abi Zaidah] telah menceritakan kepada kami ['Aun bin Abi Juhaifah] bahwa [bapaknya] melihat Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam memakai jubah merah dari kulit, dan aku melihat Bilal mengeluarkan air wudhu, lalu aku melihat orang-orang bersegera mendatangi air wudhu itu (berebutan). Maka barangsiapa mendapatkan sedikit darinya maka dia mengusap dengannya, dan barangsiapa yang tidak mendapatkannya maka dia mengambil air tersebut dari basahan tangan temannya. Kemudian aku melihat Bilal mengeluarkan tombak, lalu menancapkannya. Dan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam memakai mantel merah yang lengannya dilipat, lalu beliau shalat mengimami orang-orang menghadap tombak tersebut dua rakaat. Dan aku melihat orang-orang dan hewan ternak berjalan di depan tombak." Telah menceritakan kepadaku [Ishaq bin Manshur] dan ['Abd bin Humaid] keduanya berkata, telah mengabarkan kepada kami [Ja'far bin 'Aun] telah mengabarkan kepada kami [Abu Umais] dia berkata, --Lewat jalur periwayatan lain-- dan telah menceritakan kepadaku [al-Qasim bin Zakariya'] telah menceritakan kepada kami [Husain bin Ali] dari [Zaidah] dia berkata, telah menceritakan kepada kami [Malik bin Mighwal] keduanya meriwayatkan dari ['Aun bin Abi Juhaifah] dari [Bapaknya] dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam dengan semisal hadits Sufyan. Dan Umar bin Abi Zaidah menambahkan, "Sebagian mereka atas sebagian yang lain." Dan dalam Hadits Malik bin Mighwal, "Ketika beliau berada pada terik siang, maka Bilal keluar lalu melakukan adzan untuk shalat."

muslim:778

Telah menceritakan kepada kami [Syaiban bin Farrukh] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin al-Mughirah] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Hilal, yaitu Humaid] dia berkata, "Ketika aku dan temanku menghafal sebuah hadits, tiba-tiba [Abu Shalih as-Samman] berkata, 'Aku akan menceritakan kepadamu sesuatu yang aku dengar dari [Abu Sa'id] dan aku lihat sebagian darinya.' Dia berkata lagi, 'Ketika aku bersama Abu Sa'id shalat pada hari Jum'at menghadap sesuatu yang menjadi sutrah dari manusia, tiba-tiba seorang laki-laki muda dari bani Abi Mu'aith datang bermaksud untuk lewat di depannya, lalu dia mendorong dadanya, lalu dia melihat (sekeliling), namun dia tidak mendapatkan jalan keluar melainkan lewat di hadapan Abu Sa'id, lalu dia kembali mendorong dadanya lebih keras daripada dorongan yang pertama, lalu dia diam berdiri, lalu dia mendapatkan jalan dari Abu Sa'id kemudian masuk mendesak orang-orang, lalu dia keluar, lalu mengunjungi Marwan, lalu mengadu kepadanya tentang sesuatu yang dia dapati." Perawi berkata, "Dan Abu Sa'id mengunjungi Marwan, maka Marwan berkata kepadanya, 'Ada apa denganmu, dan keponakanmu datang mengadukanmu? ' Maka Abu Sa'id berkata, 'Aku mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda, 'Apabila salah seorang dari kalian shalat menghadap suatu sutrah dari manusia, lalu ada seseorang yang bermaksud lewat di depannya, maka hendaklah dia mendorong dadanya, jika dia menolak, hendaklah dia memeranginya karena dia adalah setan'."

muslim:783

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abi Syaibah] dan [Zuhair bin Harb] [Zuhair] berkata, telah menceritakan kepada kami [Waki'] telah menceritakan kepada kami [Thalhah bin Yahya] dari [Ubaidullah bin Abdullah] dia berkata, "Saya mendengarnya dari [Aisyah] radhiyallahu'anhu, dia berkata, "Dahulu Nabi Shallallahu'alaihiwasallam shalat pada sebagian malam, sedangkan aku berada di sampingnya dalam keadaan haid, aku sedang memakai baju wool dan beliau terkena sebagian kainnya di sampingnya."

muslim:798

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Husyaim] dari [Sayyar] dari [Yazid al-Faqir] dari [Jabir bin Abdullah al-Anshari] dia berkata, Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam bersabda, "Aku diberikan lima perkara yang mana belum pernah diberikan kepada seorang pun sebelumku. Pertama, Dahulu setiap nabi diutus kepada kaumnya secara khusus, sedangkan aku diutus kepada setiap bangsa merah dan hitam. Kedua, ghanimah dihalalkan untukku, namun tidak dihalalkan untuk seorang pun sebelumku. Ketiga, dan bumi itu dijadikan untukku dalam keadaan suci dan mensucikan dan (sebagai) masjid juga, maka siapa pun laki-laki yang mana waktu shalat mendapatinya maka dia bisa shalat di mana pun dia berada. Keempat, aku ditolong dengan rasa takut (yang merasuk pada musuh di hadapanku) sejauh jarak perjalanan satu bulan. Kelima, aku diberi syafaat'." Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abi Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Husyaim] telah mengabarkan kepada kami [Sayyar] telah menceritakan kepada kami [Yazid al-Faqir] telah mengabarkan kepada kami [Jabir bin Abdullah] bahwa Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam bersabda, lalu dia menyebutkan hadits semisalnya.

muslim:810

Dan telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ayyub] dan [Qutaibah bin Sa'id] serta [Ali bin Hujr] mereka berkata, telah menceritakan kepada kami [Ismail, dan dia adalah Ibnu Ja'far] dari [al-'Ala'] dari [Bapaknya] dari [Abu Hurairah ra] bahwa Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam telah bersabda, "Aku diberi keutamaan atas para nabi dengan enam perkara: pertama, aku diberi Jawami' al-Kalim. Kedua, aku ditolong dengan rasa takut (yang dihunjamkan di dada-dada musuhku). Ketiga, ghanimah dihalalkan untukku. Keempat, bumi dijadikan suci untukku dan juga sebagai masjid. Kelima, aku diutus kepada seluruh makhluk. Keenam, para nabi ditutup dengan kerasulanku."

muslim:812

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] dan [Syaiban bin Farrukh] keduanya meriwayatkan dari [Abdul Warits] berkata [Yahya], telah mengabarkan kepada kami [Abdul Warits bin Sa'id] dari [Abu at-Tayyah adh-Dhuba'i] telah menceritakan kepada kami [Anas bin Malik] "Bahwa Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam tiba di dataran tinggi Madinah pada perkampungan Bani 'Amr bin 'Auf. Beliau tinggal di sana empat belas malam. Kemudian beliau mengirim utusan kepada pemimpin-pemimpin Bani Najjar, maka mereka datang dengan menyandang pedang." Kata Anas, "Seolah-olah aku melihat Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam di atas kendaraannya sedangkan Abu Bakar berada di boncengannya, sedang para pemimpin Bani Najjar mengelilinginya di halaman Abu Ayyub." Pada masa itu Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam shalat karena waktu shalat telah tiba, dan beliau shalat di tempat peristirahatan kambing. Kemudian beliau memerintahkan membangun masjid. Untuk itulah beliau mengundang para pemimpin Bani an-Najjar, sehingga mereka datang. Lalu Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam bersabda, "Hai, Bani Najjar! Juallah kepadaku kebun Anda ini!" Mereka menjawab, "Tidak! Demi Allah! Kami tidak akan meminta harga ganti rugi, melainkan hanya kepada Allah." Anas berkata, "Di kebun itu ada pohon-pohon kurma, kuburan orang-orang musyrik, dan runtuhan bangun-bangunan. Karena itu Rasululah memerintahkan supaya menebang pohon-pohon kurma, membongkar kuburan, dan meratakan runtuhan bangunan-bangunan itu." Dia berkata lagi, "Sesudah itu mereka susun pohon-pohon kurma (menjadi bangunan) menurut arah kiblat, dan pinggiran pintunya dibuat dari batu." Kata Anas selanjutnya, "Mereka melantunkan syair sedangkan Rasulullah bersama mereka, "Ya Allah! Tidak ada kebaikan melainkan kebaikan di akhirat. Karena itu tolonglah kaum Anshar dan kaum Muhajirin."

muslim:816

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abi Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu al-Ahwash] dari [Abu Ishaq] dari [al-Bara' bin 'Azib] dia berkata, "Aku shalat bersama Nabi Shallallahu'alaihiwasallam menghadap Baitul Maqdis selama enam belas bulan hingga turun ayat tersebut yang ada dalam surat al-Baqarah, "Dan di mana pun kamu berada maka palingkanlah wajah-wajahmu ke arahnya." (QS.Albaqarah 124), ayat tersebut turun setelah Nabi Shallallahu'alaihiwasallam shalat, lalu seorang laki-laki dari suatu kaum bertolak pergi, lalu dia berjalan bersama beberapa manusia dari kalangan Anshar, dan mereka shalat, lalu beliau menceritakannya kepada mereka, maka mereka menghadapkan wajah-wajah mereka ke Baitullah."

muslim:818

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dan [Abu Kamil al-Jahdari] dan lafazh tersebut milik Qutaibah, keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Awanah] dari [Abu Ya'fur] dari [Mush'ab bin Sa'd] dia berkata, "Aku shalat di samping [bapakku]." Dia berkata lagi, "Dan aku meletakkan kedua tanganku antara kedua lutut, lalu bapakku berkata kepadaku, 'Pukullah dengan kedua telapak tanganmu pada lututmu'." Dia berkata lagi, "Kemudian aku melakukan hal tersebut pada kesempatan lain, lalu dia memukul tanganku, seraya dia berkata, 'Kami dilarang Rasulullah seperti ini, dan kami diperintahkan meletakkan telapak tangan di atas lutut'." Telah menceritakan kepada kami [Khalaf bin Hisyam] telah menceritakan kepada kami [Abu al-Ahwash] dia berkata, --Lewat jalur periwayatan lain-- dan telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abi Umar] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] keduanya meriwayatkan dari [Abu Ya'fur] dengan isnad ini sampai dengan perkataannya, 'Kami dilarang darinya', dan keduanya belum menyebutkan sesuatu sesudahnya."

muslim:832

Telah menceritakan kepadaku [al-Hakam bin Musa] telah menceritakan kepada kami [Isa bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Ismail bin Abi Khalid] dari [az-Zubair bin 'Adi] dari [Mush'ab bin Sa'ad bin Abi Waqqash] dia berkata, "Aku shalat di samping [bapakku]. Ketika aku rukuk, aku mempersilangkan jari-jari tanganku dan aku meletakkannya di antara kedua lututku, maka dia memukul tanganku. Setelah selesai shalat, maka bapak berkata, 'Dahulu kami melakukan demikian. Tetapi kemudian kami disuruh Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, meletakkannya di atas lutut'."

muslim:834

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Husyaim] dari [Ismail bin Abi Khalid] dari [al-Harits bin Syubail] dari [Abu Amru asy-Syaibani] dari [Zaid bin Arqam] dia berkata, "Dahulu kami bercakap-cakap dalam shalat. Seorang laki-laki bercakap-cakap dengan teman di sampingnya dalam keadaan shalat, hingga turun ayat, '...Shalatlah kamu karena Allah dengan khusyu'. (Al-Baqarah: 238). Lalu kami disuruh diam, dan dilarang bercakap-cakap'." Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abi Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Numair] dan [Waki'] dia berkata, --Lewat jalur periwayatan lain-- dan telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami [Isa bin Yunus] mereka meriwayatkan dari [Ismail bin Abi Khalid] dengan isnad ini hadits semisalnya.

muslim:838

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah menceritakan kepadaku [Abu az-Zubair] dari [Jabir] dia berkata, "Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam mengutusku dalam keadaan beliau bertolak pergi ke bani al-Mushthaliq, lalu aku mendatanginya dalam keadaan beliau shalat di atas untanya. Lalu aku mengajaknya berbicara, lalu beliau berkata dengan memberikan isyarat tangannya demikian.' Dan Zuhair memberikan isyarat dengan tangannya, 'Kemudian aku mengajaknya berbicara, maka beliau berkata kepadaku demikian.' Zuhair juga memberikan isyarat dengan tangannya menunjuk bumi, 'Dan saya mendengarkannya membaca memberikan isyarat dengan kepalanya. Ketika beliau selesai, maka beliau bersabda, 'Apa yang telah kamu lakukan dalam misi yang karenanya aku mengutusmu? Karena tidak ada yang menghalangiku untuk mengajakmu bicara melainkan karena aku dalam keadaan shalat'." Zuhair dan Abu az-Zubair berkata, "Beliau duduk menghadap kiblat." Lalu Abu az-Zubair berkata dengan memberikan isyarat tangan, "Kepada Bani al-Mushthaliq", seraya dia berkata dengan isyarat tangannya, "Kepada selain ka'bah."

muslim:840

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dan [Ishaq bin Manshur] keduanya berkata, telah mengabarkan kepada kami [an-Nadhar bin Syumail] telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] telah mengabarkan kepada kami [Muhammad, dan dia adalah Ibnu Ziyad] dia berkata, "Saya mendengar [Abu Hurairah] radhiyallahu'anhu berkata, Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam bersabda, "Sesungguhnya Ifrit dari kalangan jin berusaha mencopet dariku semalam untuk memutuskan shalatku. Dan Allah memberikan kemampuan kepadaku untuk menolaknya, lalu aku mendorongnya. Sungguh aku bermaksud mengikatkan di sisi pelataran masjid hingga kalian masuk waktu shubuh agar kalian dapat melihatnya semuanya atau setiap kalian. Namun aku teringat perkataan saudaraku, Sulaiman, 'Rabbigh firlii wahab lii mulkan laa yanbaghii li-ahadin min ba'dii" "Ya Allah, ampunilah aku, dan berikanlah kekuasaan kepadaku yang tidak layak bagi seseorang sesudahku (untuk mendapatkannya).' Lalu Allah mengembalikannya dalam keadaan terhina." Dan [Ibnu Manshur] berkata; [Syu'bah] berkata dari [Muhammad bin Ziyad] --Lewat jalur periwayatan lain-- telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Muhammad, dia adalah Ibnu Ja'far] dia berkata, --Lewat jalur periwayatan lain-- dan telah menceritakannya kepada kami [Abu Bakar bin Abi Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Syababah] keduanya meriwayatkan dari [Syu'bah] dalam isnad ini, dan tidak ada dalam hadits Ibnu Ja'far perkataannya, 'Lalu aku mendorongnya.' Sedangkan Ibnu Abi Syaibah berkata dalam riwayatnya, 'Lalu aku mendorongnya'."

muslim:842

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] dan [Qutaibah bin Sa'id] keduanya meriwayatkan dari [Abdul Aziz] berkata [Yahya], telah mengabarkan kepada kami [Abdul Aziz bin Abi Hazim] dari [Bapaknya] "Bahwa sejumlah orang datang kepada [Sahl bin Sa'd] karena mereka bertengkar mengenai mimbar Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam terbuat dari kayu apakah mimbar itu? Sahal menjawab, 'Demi Allah, aku tahu betul dari kayu apa mimbar itu dibuat, siapa yang membuatnya, bahkan aku melihat Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam duduk di situ pada hari pertama mimbar itu selesai dibuat.' Kata Abu Hazim, 'Hai Abu Abbas (Sahl)! Ceritakanlah kepada kami! ' Lalu Sahal bercerita, 'Pada suatu hari Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam menyuruh (untuk memanggil) seorang perempuan -Abu Hazim berkata, 'Beliau menyebutkan namanya pada waktu itu'.- lalu beliau bersabda kepadanya, 'Suruhlah anakmu yang tukang kayu itu membuatkan sebuah mimbar kayu untuk tempatku berpidato kepada orang-orang'. Maka dia membuat tiga tingkat ini. Kemudian Rasulullah memerintahkan supaya meletakkan mimbar itu di tempat ini. Mimbar itu terbuat dari kayu hutan. Aku melihat Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam shalat di atas mimbar itu. Lalu beliau bertakbir, maka orang-orang pun bertakbir pula di belakangnya, sedangkan beliau masih di atas mimbar. Kemudian beliau bangkit dari rukuk, lalu turun sambil mundur sehingga beliau sujud di kaki mimbar. Kemudian beliau kembali pula ke atas mimbar hingga selesai shalat. Sesudah itu beliau menghadap kepada orang-orang lalu bersabda, 'Wahai sekalian manusia, aku melalukan ini supaya kalian semua mengikutiku, dan supaya kalian belajar cara shalatku'." Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Abdurrahman bin Muhammad bin Abdullah bin Abdul Qari al-Qurasyi] telah menceritakan kepadaku [Abu Hazim] bahwa beberapa laki-laki datang kepada [Sahl bin Sa'd] dia berkata, --Lewat jalur periwayatan lain-- dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abi Syaibah] dan [Zuhair bin Harb] serta [Ibnu Abi Umar] mereka berkata, telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Abu Hazim] dia berkata, "Mereka mendatangi [Sahl bin Sa'ad], lalu mereka menanyakan kepadanya, 'Terbuat dari apa mimbar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ' lalu mereka membawakan hadits tersebut semisal hadits Ibnu Abi Hazim."

muslim:847

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abi Syaibah] dan [Zuhair bin Harb] semuanya meriwayatkan dari [Ibnu Ulayyah] berkata [Zuhair], telah menceritakan kepada kami [Ibnu Ulayyah] dari [al-Qasim bin Mihran] dari [Abu Rafi'] dari [Abu Hurairah radhiyallahu'anhu] "Bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam melihat dahak pada dinding arah kiblat masjid. Lalu beliau menghadap kepada orang-orang seraya bersabda, 'Bagaimana pendapat kamu semua, ada orang sedang shalat menghadapi Rabbnya, lalu dia meludah ke hadapanNya? Senangkah kamu jika kamu sedang dihadapi seseorang, lalu orang itu meludahi mukamu? Karena itu jika salah seorang dari kalian meludah ketika shalat, maka hendaklah dia meludah ke kiri atau ke bawah kakimu. Jika itu tidak mungkin, maka hendaklah dia mengatakan demikian, lalu al-Qasim memberikan gambaran contohnya, lalu dia meludah ke sapu tanganmu, kemudian mengusap sebagiannya pada sebagian yang lain." Dan telah menceritakan kepada kami [Syaiban bin Farrukh] telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] dia berkata, --Lewat jalur periwayatan lain-- dan telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Husyaim] dia berkata, --Lewat jalur periwayatan lain-- dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin al-Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] semuanya meriwayatkan dari [al-Qasim bin Mihran] dari [Abu Rafi'] dari [Abu Hurairah radhiyallahu'anhu] dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam semisal hadits Ibnu Ulayyah, dan dalam hadits Husyaim dia menambahkan, "Abu Hurairah berkata, 'Seakan-akan aku melihat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam mengusapkan sebagian bajunya kepada sebagian lainnya'."

muslim:855

Telah menceritakan kepadaku [Amru an-Naqid] dan [Zuhair bin Harb] dia berkata, --Lewat jalur periwayatan lain-- dan telah menceritakan kepadaku [Abu Bakar bin Abi Syaibah] dan lafazh tersebut milik Zuhair, mereka berkata, telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [az-Zuhri] dari [Urwah] dari [Aisyah] bahwa Nabi Shallallahu'alaihiwasallam pernah shalat memakai baju memiliki gambar tanda. Lalu beliau bersabda, 'Gambar corak tanda baju ini menggangguku (dalam hal khusyu') ketika sedang shalat, karena itu bawalah baju ini kepada Abu Jahm, dan bawakan untukku baju yang polos'."

muslim:863

Telah menceritakan kepada kami [Harmalah bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dia berkata, telah mengabarkan kepadaku [Urwah bin az-Zubair] dari [Aisyah radhiyallahu'anhu] dia berkata, "Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam pernah berdiri untuk shalat dengan memakai baju yang bergambar tanda (bercorak-corak), lalu beliau melihat kepada corak itu. Setelah selesai shalat, maka beliau bersabda, 'Bawalah baju ini kepada Abu Jahm bin Hudzaifah, dan bawakanlah untukku baju yang polos. Karena baju itu melalaikanku (dari kekhusyu'an) shalatku barusan'."

muslim:864

Dan telah menceritakan kepadaku [Abu ath-Thahir] dan [Harmalah] keduanya berkata, telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dia berkata, telah menceritakan kepadaku ['Atha' bin Abi Rabah] bahwa [Jabir bin Abdullah] berkata, dan dalam riwayat Harmalah, "Dan dia mengklaim bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda, 'Barangsiapa yang makan bawang putih atau bawang merah, maka hendaklah dia memisahkan diri dari kami atau memisahkan diri dari masjid kami, dan hendaklah dia duduk di rumahnya, dan beliau pernah dibawakan satu keranjang berisi sayur mayur berupa bawang merah, lalu beliau mendapatkan ia mempunyai bau, lalu beliau bertanya, maka beliau diberitahu sebab di dalamnya berisi bawang merah. Maka beliau bersabda, 'Dekatkanlah ia kepada sebagian pemiliknya. Ketika beliau melihatnya, maka beliau membenci untuk memakannya. Beliau bersabda, 'Makanlah, karena aku membisiki malaikat yang mana kamu tidak membisikinya'."

muslim:875

Dan telah menceritakan kepadaku [Amru an-Naqid] telah menceritakan kepada kami [Ismail bin Ulayyah] dari [al-Jurairi] dari [Abu Nadhrah] dari [Abu Sa'id] dia berkata, "Kami belum berperang hingga Khaibar telah ditaklukkan, lalu kami menjumpai para sahabat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, pada sayur mayur itu terdapat bawang putih, sedangkan orang-orang kelaparan. Maka kami memakan sebagian darinya sangat banyak, kemudian kami pergi ke masjid. Lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam mendapatkan bau tidak sedap, maka beliau bertanya, 'Siapa yang makan sedikit dari pohon bau ini, maka janganlah dia mendekati masjid kami!.' Lalu sekelompok orang berkata, 'Pohon ini telah diharamkan, pohon ini telah diharamkan.' Lalu hal tersebut sampai pada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, maka beliau bersabda, 'Wahai sekalian manusia, sesungguhnya aku tidak berhak mengharamkan sesuatu yang dihalalkan oleh Allah untukku. Akan tetapi ia adalah pohon yang aku membenci baunya'."

muslim:877

Dan telah menceritakan kepadaku [Hajjaj bin asy-Syair] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] telah mengabarkan kepada kami [ats-Tsauri] dari [Alqamah bin Martsad] dari [Sulaiman bin Buraidah] dari [Bapaknya] "Bahwa seorang laki-laki mengumumkan (barang hilang) di masjid, maka dia berkata, 'Siapa yang menunjukkan kepada unta merah (yang hilang)? ' Lalu Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda, 'Semoga kamu tidak mendapatkannya, karena masjid hanya dibangun untuk manfaat yang khusus diperuntukkan baginya'."

muslim:881

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abi Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Abu Sinan] dari [Alqamah bin Martsad] dari [Sulaiman bin Buraidah] dari [Bapaknya] bahwa Nabi Shallallahu'alaihiwasallam ketika shalat, maka seorang laki-laki berdiri seraya berkata, 'Barangsiapa yang bisa menunjukkan kepadaku kepada unta merah (yang hilang)? ' Maka Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda, 'Semoga kamu tidak mendapatkannya, karena masjid hanya dibangun untuk manfaat yang khusus diperuntukkan baginya'." Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Muhammad bin Syaibah] dari [Alqamah bin Martsad] dari [Ibnu Buraidah] dari [Bapaknya] dia berkata, "Seorang Badui datang setelah Nabi Shallallahu'alaihiwasallam shalat shubuh, lalu dia memasukkan kepalanya dari pintu masjid." Lalu dia menyebutkan hadits seperti hadits keduanya. Muslim berkata, "Dia adalah Syaibah bin Na'amah, Abu Na'amah. Mis'ar, Husyaim, Jarir dan selain mereka dari kalangan perawi Kufah meriwayatkan darinya."

muslim:882

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Muhammad bin Basyar], keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] dia berkata; aku mendengar [Al Aswad] menceritakan dari [Abdullah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau pernah membaca wannajmi (surat annajm) lalu beliau sujud dan para sahabat yang bersamanya pun ikut sujud, kecuali seorang laki-laki tua, dia hanya mengambil sejumput kerikil atau tanah, dan mengangkat ke keningnya sambil berujar; "Aku cukup begini saja." Abdullah berkomentar; "Seingatku, dikemudian hari laki-laki tua itu mati dalam keadaan kafir."

muslim:902

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya], dia berkata; Aku pernah membacakan pada [Malik] dari [Muslim bin Abu Maryam] dari [Ali bin Abdurrahman Al Mu'awi], dia berkata; [Abdullah bin Umar] pernah melihatku bermain-main kerikil ketika shalat. Seusai shalat, dia langsung melarangku sambil berujar; "Lakukanlah sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lakukan." Tanyaku; "Bagaimana Rasulullah melakukan?" Katanya; "Jika beliau duduk dalam shalat, beliau meletakkan telapak tangan kanannya diatas paha kanannya dan beliau genggam semua jari jemarinya sambil memberi isyarat dengan jari sebelah jempol (telunjuk), beliau juga meletakkan telapak tangan kirinya diatas paha kirinya." Telah menceritakan kepada kami [Ibnn Abu Umar] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Muslim bin Abu Maryam] dari [Ali bin Abdurrahman Al Mu'awi], katanya; "Aku pernah shalat disamping [Ibn Umar], lantas dia menyebutkan seperti hadis Malik dengan sedikit tambahan, kata Sufyan, [Yahya bin Said] menceritakan kepada kami, kemudian dari [Muslim] menceritakannya kepadaku.

muslim:913

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Musayyab bin Rafi'] dari [Warrad] mantan budak Mughirah bin Syu'bah, dia berkata; [Mughirah bin Syu'bah] pernah berkirim surat kepada Muawiyah, bahwa apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selesai shalat dan mengucapkan salam, beliau memanjatkan doa: "LAA ILAAHA ILLALLAAH WAHDAHU LAA SYARIIKA LAH, LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU WAHUWA 'ALAA KULLI SYAI'IN QADIIR, ALLAAHUMMA LAA MAANI'A LIMAA A'THAITA WALAA MU'THIYA LIMAA MANA'TA WALAA YANFA'U DZAL JADDI MINKAL JADD (Tiada sesembahan selain Allah semata yang tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nyalah segala kerajaan dan milik-Nyalah segala pujian, dan Dia Maha kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tiada yang bisa menghalangi apa yang Engkau berikan, dan tidak ada yang bisa memberi apa yang Engkau cegah, dan tidak bermanfaat pemilik kekayaan, dan dari-Mulah segala kekayaan)." Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Abu Kuraib] dan [Ahmad bin Sinan] mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Muawiyah] dari [Al A'masy] dari [Musayyab bin Rafi'] dari [Warrad] mantan budak Mughirah bin Syu'bah dari [Al Mughirah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti hadits di atas. Abu Bakr dan Abu Kuraib berkata dalam riwayatnya; "Lalu Mughirah mendiktekannya kepadaku dan aku tulis untuk Muawiyah." Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Hatim] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Bakr] telah mengabarkan kepada kami [Ibn Juraij] telah mengabarkan kepadaku [Abdah bin Abu Lubabah], bahwa [Warrad] mantan budak Mughirah bin Syu'bah mengatakan; [Mughirah bin Syu'bah] berkirim surat kepada Mu'awiyah. Yang menulis surat tersebut adalah Warrad, (bunyinya) aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seusai mengucapkan salam mengucapkan… seperti hadis keduanya, hanya ia tidak menyebutkan sabdanya "WAHUWA 'ALAA KULLI SYAI'IN QADIIR. Dan telah menceritakan kepada kami [Hamid bin Umar Al Bakrawi] telah menceritakan kepada kami [Bisyr yaitu Ibnu Mufadldlal] katanya, (Diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepadaku [Azhar], semuanya dari [Ibnu 'Aun] dari [Abu Sa'id] dari [Warrad] sekretaris Mughirah bin Syu'bah, katanya; Muawiyah berkirim surat kepada [Mughirah] … seperti hadis Manshur dan Al A'masy.

muslim:933

Dan telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar Al Makki] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] telah menceritakan kepada kami ['Abdah bin Abu Lubabah] dan [Abdul Malik bin Umair], keduanya mendengar [Warrad] juru tulis Mughirah bin Syu'bah berkata; Muawiyah berkirim surat kepada [Mughirah], katanya; "Tulislah untukku sesuatu yang engkau dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam!." Lantas Mughirah menulis untuknya; "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seusai shalat memanjatkan doa; "LAA ILAAHA ILLALLAAH WAHDAHU LAA SYARIIKA LAH, LAHUL MULKU WLAHUL HAMDU WAHUWA ALAA KULLI SYAI'IN QADIIR, ALLAAHUMMA LAA MAANI'A LIMAA A'THAITA WALAA MU'THIYA LIMAA MANA'TA WALAA YANFA'U DZAL JADDI MINKAL JADDU (Tiada sesembahan selain Allah semata yang tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nyalah segala kerajaan dan milik-Nyalah segala pujian, dan Dia Maha kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tiada yang bisa menghalangi apa yang Engkau berikan, dan tidak ada yang bisa memberi apa yang Engkau cegah, dan tidak bermanfaat pemilik kekayaan, dan dari-Mulah segala kekayaan)."

muslim:934

Telah menceritakan kepada kami [Ashim bin Nadhr At Tamimi] telah menceritakan kepada kami [Al Mu'tamir] telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah] dia berkata, (Dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Laits] dari [Ibn 'Ajlan], keduanya dari [Sumay] dari [Ibnu Shalih] dari [Abu Hurairah] -dan ini adalah hadis Qutaibah- Bahwa orang-orang fakir Muhajirin menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sambil berkata; "Orang-orang kaya telah memborong derajat-derajat ketinggian dan kenikmatan yang abadi." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Maksud kalian?" Mereka menjawab: "Orang-orang kaya shalat sebagaimana kami shalat, dan mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, namun mereka bersedekah dan kami tidak bisa melakukannya, mereka bisa membebaskan tawanan dan kami tidak bisa melakukannya." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Maukah aku ajarkan kepada kalian sesuatu yang karenanya kalian bisa menyusul orang-orang yang mendahului kebaikan kalian, dan kalian bisa mendahului kebaikan orang-orang sesudah kalian, dan tak seorang pun lebih utama daripada kalian selain yang berbuat seperti yang kalian lakukan?" Mereka menjawab; "Baiklah wahai Rasulullah?" Beliau bersabda: "Kalian bertasbih, bertakbir, dan bertahmid setiap habis shalat sebanyak tiga puluh tiga kali." [Abu shalih] berkata; "Tidak lama kemudian para fuqara' Muhajirin kembali ke Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; "Ternyata teman-teman kami yang banyak harta telah mendengar yang kami kerjakan, lalu mereka mengerjakan seperti itu!" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Itu adalah keutamaan Allah yang diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya!" Dan selain Qutaibah menambahkan dalam hadis ini dari [Al Laits] dari [Ibn 'Ajlan]. [Sumay] mengatakan; "Lalu aku ceritakan hadits ini kepada beberapa keluargaku, maka keluargaku berkata; "Engkau salah, yang benar beliau bersabda: "Engkau bertasbih kepada Allah sebanyak tiga puluh tiga kali, bertahmid kepada Allah sebanyak tiga puluh tiga kali, bertakbir kepada Allah sebanyak tiga puluh tiga kali." Aku lalu kembali menemui Abu Shalih dan aku katakan kepadanya, Abu Shalih menarik tanganku dan berkata; "Allahu akbar, subhanallah, Alhamdulillah, dan Allahu akbar, subhanallah, Alhamdulillah, hingga semuanya berjumlah tiga puluh tiga." Kata [Ibn 'Ajlan]; "Lalu kuceritakan hadis ini kepada [Raja` bin Haiwah], ia menceritakan kepadaku hadits seperti di atas dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam Dan telah menceritakan kepadaku [Umayyah bin Bustham Al 'Aisyi], telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah menceritakan kepada kami [Rauh] dari [Suhail] dari [Ayahnya] dari [Abu Hurairah] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa para sahbat berkata; "Wahai Rasulullah, orang-orang kaya telah memborong derajat tinggi dan kenikmatan yang tiada habis…" seperti hadis Qutaibah dari Al Laits, hanya ia memudrajkan ucapan Abu Shalih dalam hadis Abu Hurairah."Kemudian orang faqir muhajirin kembali, hingga akhir hadis." Dalam hadis itu ia tambahkan, Suhail mengatakan; "Sebelas sebelas, hingga semuanya berjumlah tiga puluh tiga."

muslim:936

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ayyub] dan [Qutaibah bin Sa'id] dan [Ibn Hujr] dari [Ismail bin Ja'far]. [Ibnu Ayyub] mengatakan; telah menceritakan kepada kami [Ismail] telah mengabarkan kepadaku [Al 'Ala`] dari [Ayahnya] dari [Abu Hurairah], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika iqamat shalat telah dikumandangkan, maka janganlah kalian datang sambil berlari, namun datanglah dengan tenang, apa yang kalian dapatkan dari shalat maka ikutilah, dan apa yang kalian tertinggal maka sempurnakanlah, sebab bila salah seorang diantara kalian pergi untuk mendirikan shalat, maka hal itu telah dihitung dalam shalat."

muslim:945

Telah menceritakan kepadaku [Ishaq bin Manshur] telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Mubarak Ash Shuri] telah menceritakan kepada kami [Muawiyah bin Salam] dari [Yahya bin Abu Katsir] telah mengabarkan kepadaku [Abdullah bin Abu Qatadah], bahwa [Ayahnya] telah mengabarkan kepadanya, dia berkata; "Ketika kami hendak mengerjakan shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau mendengar suara gaduh, lalu beliau bertanya: "Ada apa dengan kalian?" Mereka menjawab; "Kami tergesa-gesa untuk mengerjakan shalat." Beliau bersabda: "Janganlah kalian melakukan seperti itu, jika kalian mendatangi shalat, lakukanlah dengan tenang, apa yang kalian dapatkan dari shalat maka ikutilah, dan apa yang kalian tertinggal maka sempurnakanlah." Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah bin Hisyam] telah menceritakan kepada kami [Syaiban] dengan sanad seperti ini.

muslim:948

Telah menceritakan kepada kami [Abu Ghassan Al Misma'i] dan [Muhammad bin Al Mutsanna] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Mu'adz yaitu Ibnu Hisyam] telah menceritakan kepadaku [Ayahku] dari [Qatadah] dari [Abu Ayyub] dari [Abdullah bin 'Amru] bahwa Nabiyullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda; "Jika kalian melaksanakan shalat fajar, maka waktunya hingga muncul tanduk setan pertama, jika kalian shalat zhuhur, maka waktunya hingga tiba waktu shalat ashar, dan jika kalian melaksanakan shalat ashar, makwa waktunya hingga matahari menguning, jika kalian melaksanakan shalat maghrib, maka waktunya hingga syafaq (mega merah) menghilang, dan jika kalian shalat isya', maka waktunya hingga tengah malam."

muslim:964

Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Mu'adz Al 'Anbari] telah menceritakan kepada kami [Ayahku] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] dari [Abu Ayyub] yang namanya adalah Yahya bin Malik Al Azadi dan dijuluki juga dengan Al Maraghi, -Maragh adalah suatu perkampungan di Azad- dari [Abdullah bin 'Amru] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Waktu shalat zhuhur selama belum tiba waktu shalat ashar, dan waktu shalat ashar selama matahari belum menguning, dan waktu shalat maghrib selama tebaran syafaq (mega merah) belum menghilang, dan waktu shalat isya` hingga tengah malam, dan waktu shalat fajar selama matahari belum terbit." Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Abu Amir Al 'Aqadi] dia berkata, (Dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Abu Bukair], keduanya dari [Syu'bah] dengan sanad ini dan dalam hadis keduanya, sesekali Syu'bah memarfu'kannya dan sesekali dia tidak memarfu'kannya.

muslim:965

Telah menceritakan kepadaku [Ahmad bin Ibrahim Ad Duraqi] telah menceritakan kepada kami [Abdushshamad] telah menceritakan kepada kami [Hammam] telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [Abu Ayyub] dari [Abdullah bin 'Amru] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Waktu shalat zhuhur adalah jika matahari telah concong dan bayangan sesorang seperti panjangnya selama belum tiba waktu shalat ashar, dan waktu shalat ashar selama matahari belum menguning, dan waktu shalat maghrib selama mega merah (syafaq) belum menghilang, dan waktu shalat isya` hingga tengah malam, dan waktu shalat shubuh semenjak terbit fajar selama matahari belum terbit, jika matahari terbit, maka janganlah melaksanakan shalat, sebab ia terbit diantara dua tanduk setan."

muslim:966

Dan telah menceritakan kepadaku ['Amru bin Sawwad] dan [Harmalah bin Yahya] sedangkan lafadznya dari Harmalah, telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Abu Salamah bin Abdurrahman] bahwa dia mendengar [Abu Hurairah] mengatakan; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Neraka menyampaikan keluh kesahnya kepada Rabbinya dan berujar; "Wahai rabb, mengapa kami satu sama lain saling memakan?. Allah pun mengijinkan neraka untuk bernapas dua kali, bernapas ketika musim dingin dan bernapas ketika musim panas, kedua napas itulah yang kalian dapatkan ketika panas menyengat dan dingin membeku."

muslim:977

Dan telah menceritakan kepadaku [Ishaq bin Musa Al Anshari] telah menceritakan kepada kami [Ma'an] telah menceritakan kepada kami [Malik] dari [Abdullah bin Yazid] mantan budak Aswad bin Sufyan dari [Abu Salamah bin Abdurrahman] dan [Muhammad bin Abdurrahman bin Tsauban] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika panas menyengat, tangguhkanlah shalat hingga suhu agak dingin, sebab panas yang menyengat berasal dari uap neraka jahannam, " -dan beliau juga menyebutkan bahwa; "Neraka berkeluh kesah kepada Rabbnya, lalu Allah mengijinkan untuk bernapas dua kali dalam setahun, napas ketika musim dingin dan napas ketika musim panas."

muslim:978

Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abul Ahwash Salam bin Sulaim] dari [Abu Ishaq] dari [Said bin Wahb] dari [Khabbab] dia berkata; "Kami berkeluh kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam perihal shalat diatas kerikil yang sangat panas, namun beliau tidak menggubris keluh kesah kami."

muslim:981

Dan telah menceritakan kepada kami [Qutaibnah bin Said] telah menceritakan kepada kami [Laits] katanya; (dan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rumh] telah mengabarkan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu Syihab] dari [Anas bin Malik] dia mengabarkan kepanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah shalat ashar ketika matahari tengah naik, panas dan warnanya belum berubah, lantas seseorang yang pergi ke 'Awali dan ia sampai ke Awali ketika matahari juga masih meninggi." Namun Qutaibah tidak menyebutkan; "Lantas ia datang ke 'Awali." Dan telah menceritakan kepadaku [Harun bin Said Al Ail] telah menceritakan kepada kami [Ibn Wahb] telah mengabarkan kepadaku ['Amru] dari [Ibnu Syihab] dari [Anas] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah shalat ashar seperti hadits di atas.

muslim:984

Dan telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] katanya; aku bacakan di hadapan [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Anas bin Malik] katanya; "Kami mengerjakan shalat Ashar, kemudian seseorang pergi ke Quba' dan menemui mereka sementara matahari masih meninggi."

muslim:985

Dan telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] katanya; Aku bacakan kepada [Malik] dari [Ishaq bin Abdulah bin Abu Thalhah] dari [Anas bin Malik], katanya; kami shalat Ashar, kemudian seseorang pergi ke Bani 'Amru bin 'Auf dan ia mendapati mereka masih melakukan shalat Ashar."

muslim:986

Dan telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Marwan bin Muawiyah Al Fizari] telah mengabarkan kepada kami [Ismail bin Abu Khalid] telah menceritakan kepada kami [Qais bin Abu Hazim] katanya; aku mendengar [Jarir bin Abdullah] berkata; "Kami pernah duduk-duduk disisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba beliau melihat bulan di malam purnama dan berujar; "Ketahuilah, kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan ini, kalian tidak kesulitan melihatnya, sekiranya kalian mampu untuk tidak keberatan mendirikan shalat sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya, maksudnya shalat ashar dan shubuh (fajar)." Kemudian Jarir membacakan ayat "Dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya." QS.Toha 130, Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Numair] dan [Abu Usamah] dan [Waki'] dengan sanad seperti ini, dan beliau juga bersabda; "Kalian akan dihadapkan kepada Rabb kalian sehingga kalian melihat-Nya sebagaimana kalian melihat bulan ini, " Qais mengatakan; "Kemudian Beliau membaca (ayat tersebut), dan tidak mengatakan "Jarir."

muslim:1002

Dan telah menceritakan kepadaku [Abu Bakr bin Nafi' Al 'Abdi] telah menceritakan kepada kami [Bahz bin Asad Al 'Ammi] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Tsabit] bahwa mereka bertanya kepada [Anas] tentang cincin Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu dia menjawab; "Suatu malam Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengakhirkan shalat isya` hingga separah malam atau nyaris separah malam berlalu, lalu beliau datang dan bersabda: "Orang-orang telah shalat dan tidur, sementara kalian terus dihitung dalam shalat selama kalian menunggu shalat." Kata Anas; "Seolah-olah aku melihat mata cincinnya dari perak dan beliau angkat telunjuk kirinya dengan kelingking."

muslim:1012

Dan telah menceritakan kepadaku [Harmalah bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] bahwa [Ibnu Syihab] mengabarkan kepadanya, dia berkata; telah menceritakan kepadaku ['Urwah biun Zubair], bahwa ['Aisyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata; "Dahulu para wanita mukminat menghadiri shalat fajar (subuh) bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan mengerudungi kepala dengan kain, kemudian mereka kembali ke rumah masing-masing, mereka tidak dikenal karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendirikan shalat subuh ketika keadaan masih pagi buta."

muslim:1021

Dan telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Habib Al Haritsi] telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Al Harits] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] telah mengabarkan kepadaku [Sayyar bin Salamah] katanya; aku mendengar Ayahku bertanya [Abu Barzah] tentang shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Sayyar menjawab, aku pernah bertanya kepada ayahku; 'Apakah engkau mendengarnya dari Abu Barzah? Ayahku menjawab; "Seperti aku memperdengarkan kepadamu saat ini." Kata Sayyar; aku dengar ayahku bertanya kepada Abu Barzah tentang shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kata ayahku; Rasulullah tidak mempedulikan, sebagian beliau akhirkan, kata ayahku, yakni shalat isya` hingga pertengahan malam, dan beliau tidak suka tidur sebelum isya`, tidak suka bicara setelah isya`." Kata Syu'bah; Kemudian aku menanyainya dan ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyukai zhuhur ketika matahari tergelincir dan ashar ketika seseorang pergi ke penghujung Madinah dan matahari masih meninggi." Syu'bah melanjutkan; "Dan waktu shalat maghrib, aku tidak mengetahuinya, bagaimana ia menyebutkan, setelah itu aku menemui Abu Barzah dan bertanya kepadanya, dia menjawab; "Dan beliau melaksanakan shalat shubuh dan beranjak pergi ketika seseorang mengenal wajah teman duduknya, dan beliau membaca enam puluh sampai seratus ayat (dalam shalat shubuh)."

muslim:1024

Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Mu'adz] telah menceritakan kepada kami [Ayahku] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Sayyar bin Salamah] katanya; aku mendengar [Abu Barzah] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak mempedulikan untuk mengakhirkan sebagian shalat isya` hingga pertengahan malam, dan beliau tidak menyukai tidur sebelum isya` dan tidak menyukai pembicaraan sesudahnya." Syu'bah mengatakan; "Suatu kali aku menjumpai Sayyar dan ia berkata; "Sepertiga malam."

muslim:1025

Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah menceritakan kepada kami [Suwaid bin 'Amru Al Kalbi] dari [Hammad bin Salamah] dari [Sayyar bin Salamah Abu Al Minhal], katanya; aku menengar [Abu Barzah Al Aslami] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengakhirkan shalat isya` hingga sepertiga malam, dan beliau tidak menyukai tidur sebelum isya` dan pembicaraan sesudahnya. Terkadang beliau membaca enampuluh hingga ayat dalam shalat shubuh, dan beliau beranjak ketika kami satu sama lain bisa mengenal wajahnya."

muslim:1026

Dan telah menceritakan kepadaku ['Amru An Naqid] telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari [Abu Zanad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak menjumpai beberapa orang dalam beberapa shalat, maka komentar beliau "Sungguh aku berkeinginan kuat menyuruh seseorang untuk mengimami orang-orang, kemudian aku pergi untuk menemui orang-orang yang tidak menghadirinya dan kusuruh mereka untuk membakari rumah-rumah mereka dengan sebongkah kayu. Kalaulah seorang dari mereka tahu bahwa akan mereka dapatkan unta yang gemuk, niscaya akan mereka hadiri shalat isya`."

muslim:1040

Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [Ayahku] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] (Dan diriwayatkan dari jalan lain) telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Abu Kuraib] sedangkan lafadz hadits darinya, keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Muawiyah] dari [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] katanya; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Shalat yang dirasakan berat bagi orang-orang munafik adalah shalat isya` dan shalat subuh, sekiranya mereka mengetahui keutamaannya, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak. Sungguh aku berkeinginan untuk menyuruh seseorang sehingga shalat didirikan, kemudian kusuruh seseorang dan ia mengimami manusia, lalu aku bersama beberapa orang membawa kayu bakar untuk menjumpai suatu kaum yang tidak menghadiri shalat, lantas aku baker rumah mereka."

muslim:1041

Dan telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dan [Ishaq bin Ibrahim] dan [Suwaid bin Sa'id] dan [Ya'kub Ad Dauraqi], semuanya dari [Marwan Al Fizari]. [Qutaibah] mengatakan; telah menceritakan kepada kami [Al Fizari] dari ['Ubaidullah bin Al Asham], dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Al Asham] dari [Abu Hurairah] dia berkata; "Seorang buta (tuna netra) pernah menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berujar "Wahai Rasulullah, saya tidak memiliki seseorang yang akan menuntunku ke masjid." Lalu dia meminta keringanan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk shalat di rumah. Ketika sahabat itu berpaling, beliau kembali bertanya: "Apakah engkau mendengar panggilan shalat (adzan)?" laki-laki itu menjawab; "Benar." Beliau bersabda: "Penuhilah seruan tersebut (hadiri jamaah shalat)."

muslim:1044

Telah menceritakan kepadaku [Harmalah bin Yahya At Tujibi] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] bahwa [Mahmud bin Rabi' Al Anshari] menceritakan kepadanya; bahwa ['Utban bin Malik] -seorang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang turut serta dalam perang badar, dari kaum Anshar- pernah menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata; "Wahai Rasulullah, aku tidak lagi percaya terhadap penglihatanku (pandangan sudah kabur) dan aku terbiasa shalat mengimami kaumku, jika hujan turun, maka lembah yang berada antara aku dan mereka mengalir deras, sehingga aku tak bisa mendatangi masjid mereka dan shalat mengimami mereka. Aku sangat berkeinginan sekiranya anda datang dan shalat di mushalla kaumku, sehingga aku menjadikannya sebagai mushalla. Beliau bersabda: "Baiklah, saya akan datang insya Allah." Itban berkata; "Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berangkat bersama Abu Bakr As sidiq ketika hari agak siang. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meminta izin, setelah aku memberinya izin, beliau tidak duduk hingga masuk rumah, kemudian beliau bertanya: "Dimanakah engkau menginginkan supaya aku shalat di rumahmu?" Maka aku tunjukan ke sudut rumah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun berdiri dan bertakbir, lalu kami berdiri di belakangnya dan beliau mendirikan shalat dua rakaat, kemudian beliau mengucapkan salam." Itban berkata; lalu kami menahan beliau karena ada masakan khazir yaitu daging yang dicampur tepung berkuahyang sengaja kami masak untuk beliau. Kata Itban selanjutknya; Lalu beberapa laki-laki dari tetangga yang ikut berkumpul di sekitar kami, lalu seseorang berkata; "Dimanakah Malik bin Dukhsyun?" sebagian mereka menjawab; "Dia adalah seorang munafik yang tidak mencintai Allah dan Rasul-Nya." Seketika itu pula Rasulullah Shallallahu 'alahi wasallam menegur: "Janganlah kamu mengatakan seperti itu, bukankah engkau tahu bahwa ia telah mengucapkan laa ilaaha illallah yang ia niyatkan untuk memperoleh wajah Allah?" [Ibn Syihab] berkata; kemudian aku bertanya [Al Hushain bin Muhammad Al Anshari] yaitu salah seorang bani Salim -ia adalah sosok manusia yang paling mulia di kalangan mereka- tentang hadis Mahmud bin Rabi', lantas dia membenarkannya. Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rafi'] dan [Abd bin Humaid], keduanya dari [Abdurrazaq] katanya; telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] katanya; telah menceritakan kepadaku [Mahmud bin Rabi'] dari [Itban bin Malik], katanya; Aku mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian beliau membawakan hadits seperti hadits Yunus, hanyasaja ia mengatakan; "Lantas seseorang bertanya; 'Dimanakah Malik bin Duhsyun? atau dengan redaksi Dukhaisyin?" Dan ia tambahkan dalam hadisnya, Mahmud berkata; dan aku menyampaikan hadits ini kepada sejumlah orang yang diantara mereka adalah Abu Ayyub Al Anshari, katanya; "Setahuku bukan Rasulullah Shallallahu 'alahi wasallam yang berkata. Mahmud berkata; "Maka aku bersumpah jika aku kembali kepada Itban, aku akan menanyainya." Mahmud melanjutkan; "Aku pun kembali menemuinya dan aku menemuinya ketika ia telah lanjut usia dan pandangannya telah buta, ketika itu ia menjadi imam kaumnya. Lalu aku duduk disampingnya, aku bertanya kepadanya tentang hadits ini, ia lalu mnceritakannya sebagaimana dahulu ia menceritakan kepadaku pertama kali. [Az Zuhri] berkata; "Setelah itu, diturunkan beberapa fardhu dan masalah yang kami lihat segala urusan telah selesai, oleh karena itu siapa yang bisa untuk tidak tertipu, maka lakukanlah." Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami [Al Walid bin Muslim] dari [Auza'i], katanya; telah menceritakan kepadaku [Az Zuhri] dari [Mahmud bin Rabi'] katanya; aku masih teringat semprotan yang dilakukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari suatu ember milik kampungku." Mahmud berkata; telah menceritakan kepadaku [Itban bin Malik], katanya; aku berkata; "Wahai Rasulullah, penglihatanku telah memburuk, lalu ia menyampaikan suatu hadis hingga ucapannya; "Maka beliau shalat dua raka'at mengimami kami, setelah itu kami menahan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam karena masakan Khasyisyah, yaitu bubur tepung bercampur daging yang kami masak untuk beliau." Namun sesudah itu Mahmud bin Rabi' tidak menyebut tambahan Yunus dan Ma'mar.

muslim:1052

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya], katanya; aku pernah menyetorkan hapalan kepada [Malik] dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] dari [Anas bin Malik], bahwa neneknya Mulaikah pernah mengundang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam karena hidangan yang aku buat. Beliau pun memakannya, setelah itu beliau bersabda: "Berdirilah kalian, aku akan mengimami untuk kalian." Anas bin Malik berkata; "Aku lalu berdiri menuju sebuah tikar yang warnanya telah menghitam, karena sekian lama dipakai, lalu kuperciki dengan air, saementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri diatasnya. Aku lalu membuat shaff bersama seorang anak yatim yang berada di belakang beliau dan seorang wanita tua di belakang kami. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian shalat dua raka'at mengimami kami, selanjutnya beliau beranjak pergi."

muslim:1053

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] katanya; aku pernah menyetorkan hapalan kepada [Malik] dari [Abu Zanad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Salah seorang diantara kalian masih dihitung dalam shalat selama ia tertahan oleh shalat, dan tidak ada yang menhannya untuk kembali ke keluarganya selain shalat."

muslim:1062

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Abtsar] dari [Sulaiman At Tamimi] dari [Abu Usman An Nahdi] dari [Ubay bin Ka'b] katanya; seseorang yang setahuku tak ada lagi yang lebih jauh (rumahnya) dari masjid, dan ia tak pernah ketinggalan dari shalat. Ubay berkata; maka ia diberi saran atau kusarankan; "Bagaimana sekiranya jika kamu membeli keledai untuk kamu kendarai saat gelap atau saat panas terik? laki-lakiitu menjawab; "Aku tidak ingin rumahku disamping masjid, sebab aku ingin jalanku ke masjid dan kepulanganku ke rumah semua dicatat." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Telah Allah himpun untukmu semuanya tadi." Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdul A'la] telah menceritakan kepada kami [Al Mu'tamir] (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] katanya; telah mengabarkan kepada kami [Jarir], keduanya dari [At Taimi] dengan sanad seperti ini.

muslim:1065

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Abdusshamad bin Abdul Warits] katanya; aku mendengar [Ayahku] menceritakan, katanya; telah menceritakan kepadaku [Al Jurairi] dari [Abu Nadlrah] dari [Jabir bin Abdullah] katanya; "Di sekitar masjid ada beberapa bidang tanah yang masih kosong, maka Bani Salamah berinisiatif untuk pindah dekat masjid. Ketika berita ini sampai ke telinga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda; "Rupanya telah sampai berita kepadaku bahwa kalian ingin pindah dekat masjid." Mereka menjawab; "Benar wahai Rasulullah, kami memang ingin seperti itu." Beliau lalu bersabda: "Wahai Bani Salamah, pertahankanlah rumah kalian, sebab langkah kalian akan dicatat, pertahankanlah rumah kalian, sebab langkah kalian akan dicatat."

muslim:1068

Telah menceritakan kepada kami ['Ashim bin Nadar At Taimi] telah menceritakan kepada kami [Mu'tamir] katanya; Aku mendengar [Kahmas] menceritakan dari [Abu Nadlrah] dari [Jabir bin Abdullah] katanya; Bani Salamah berkeinginan pindah ke dekat masjid. Jabir melanjutkan; "Ketika itu, ada beberapa lahan yang masih kosong. Ketika berita ini sampai ke Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau lalu bersabda; "Wahai Bani Salamah, Pertahankanlah rumah kalian, sebab langkah kalian akan dicatat." Selanjutnya mereka berkata; "Setelah itu kami tak ingin lagi pindah rumah."

muslim:1069

Telah menceritakan kepadaku [Ishaq bin Manshur] telah mengabarkan kepada kami [Zakariya bin 'Adi], telah mengabarkan kepada kami ['Ubaidullah yaitu Ibnu 'Amru] dari [Zaid bin Abu Unaisah] dari ['Adi bin Tsabit] dari [Abu Hazim Al Asyaj] dari [Abu Hurairah] katanya; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa bersuci di rumahnya, kemudian berjalan ke salah satu rumah Allah (masjid) untuk melaksanakan kewajiban yang Allah tetapkan, maka kedua langkahnya, yang satu menghapus kesalahan dan satunya lagi meninggikan derajat."

muslim:1070

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Zuhair bin Harb] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Mutharrif] dari [Zaid bin Aslam] dari ['Atha` bin Yasar] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Barangsiapa berangkat pagi atau sore hari ke masjid, maka Allah akan mempersiapkan persinggahan baginya di surga, Itu dilakukan-Nya setiapkali keberangkatan pagi atau sore hari."

muslim:1073

Dan telah menceritakan kepada kami [Harun bin Ma'ruf] dan [Ishaq bin musa Al Anshari] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Anas bin Iyadl] telah menceritakan kepadaku [Ibnu Abu Dzubab] dalam periwayatan Harun dan dalam hadis Al Anshari, telah menceritakan kepadaku [Al Harits] dari [Abdurrahman bin Mihran], mantan budak [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Lokasi yang paling Allah cintai adalah masjid, dan Lokasi yang paling Allah benci adalah pasar."

muslim:1076

Dan telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Ismail bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Abu Qilabah] dari [Malik bin Huwairits] katanya; kami menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika kami masih remaja sebaya, lalu kami menginap di rumah beliau selama dua puluh malam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah sosok yang berhati pengasih dan lembut. Beliau sadar bahwa kami telah merindukan keluarga kami, dan beliau menanyakan kepada kami mengenai orang yang telah kami tinggal dari keluarga-keluarga kami, dan kami pun memberitahukan kepada beliau. Selanjutnya beliau bersabda: "Sekarang kembalilah kepada keluarga kalian, dan diamlah bersama mereka, ajarilah mereka dan suruhlah mereka. Jika waktu shalat tiba, hendaknya salah seorang diantara kalian mengumandangkan adzan dan yang paling dewasa menjadi imam." Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Rabi' Az Zahrani] dan [Khalaf bin Hisyam], keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Ayyub] dengan sanad ini. Dan telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahhab] dari [Ayyub] katanya; [Abu Qilabah] mengatakan kepadaku; telah menceritakan kepada kami [Malik bin Huwairits Abu Sulaiman], katanya; Aku pernah menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, ketika itu beliau berada di tengah-tengah orang dan kami waktu itu masih remaja sebaya, lalu keduanya mengisahkan hadis seperti hadis Ibnu 'Ulayyah.

muslim:1080

Telah menceritakan kepadaku [Abu At Thahir] dan [Harmalah bin Yahya], keduanya berkata; telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus bin Yazid] dari [Ibnu Syihab] katanya; telah mengabarkan kepadaku [Said bin Musayyab] dan [Abu Salamah bin Abdurrahman bin 'Auf], keduanya mendengar [Abu Hurairah] berkata; "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat fajar (subuh), yaitu setelah membaca, bertakbir dan mengangkat kepalanya, beliau membaca "Sami'allahu liman hamidah. Rabbanaa walakal hamdu." Kemudian beliau membaca lagi dan beliau masih berdiri, yaitu; ALLAAHUMMA ANJI ALWALID BIN WALID WA SALAMAH BIN HISYAM, WA AYYASY BIN ABU RABIAH, WAL MUSTADH'AFIINA MINAL MUL'MINIINA, ALLAAHUMMASY DUD WATH'ATHAKA 'ALAA MUDHARR WAJ'ALHAA 'ALIHIM KASINII YUUSUFA, ALLAAHUMMAL'AN LIHYAANA WARI'LAN WADZAKWAAANA WA'USHAYYAH ASHATALLAAHA WARASUULAHU (Ya Allah, selamatkanlah Walid bin walid, Salamah bin Hisyam, Ayyasy bin Abu Rabiah dan orang-orang mukmin yang lemah, Ya Allah, perkuatlah hukumanmu kepada Mudharr dan jadikanlah untuk mereka masa-masa paceklik sebagaimana paceklik Yusuf, Ya Allah, laknatilah Lihyan, Ri'l, dan Dzakwan, mereka yang telah membangkang Allah dan Rasul-Nya." Kemudian sampai berita kepada kami, bahwa beliau meninggakan doa (qunut) tersebut, tepatnya ketika turun ayat "Tidak ada urusanmu entah Allah mengampuni mereka atau menyiksa mereka, sesungguhnya mereka orang-orang yang zhalim (QS. Ali Imran 128), Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan ['Amru An Naqid], keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibn 'Uyainah] dari [Az Zuhri] dari [Sa'id bin Musayyab] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam hingga sabdanya: "Ya Allah, jadikanlah untuk mereka tahun-tahun paceklik sebagaimana tahun-tahun paceklik Yusuf." Dan ia tidak menyebutkan kalimat sesudahnya.

muslim:1082

Telah menceritakan kepadaku [Harmalah bin Yahya At Tujibi] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dari [Sa'id bin Musayyab] dari [Abu Hurairah], bahwa ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kembali dari perang Khaibar, beliau terus berjalan di malam hari, ketika beliau diserang kantuk, maka beliau singgah. Beliau bersabda kepada Bilal "Hendaknya kamu yang mengawasi tidur kami malam ini!." Bilal pun shalat sekemampuan yang ditakdirkan, sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidur. Begitu juga dengan para sahabatnya. Ketika mendekati fajar, Bilal bersandar kepada unta tunggangannya, rupanya kedua mata Bilal terasa berat hingga ketiduran, dengan posisi bersandar kepada untanya. Di pagi harinya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam belum juga bangun, demikian juga Bilal, dan tak satupun dari sahabatnya yang bangun hingga mereka terbangun oleh sinar matahari yang menyengat. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam akhirnya yang pertama-tama bangun. Rasulullah Shallallahu 'alahi wasallam merasa kaget dan menyeru: "Hei Bilal!" Bilal Menjawab; "Wahai Rasulullah, tadi nyawaku telah dipegang Dzat yang memegang nyawamu, demi ayah dan ibuku sebagai tebusanmu! Beliau lalu bersabda: "Mari tuntunlah hewan tunggangan kalian." Para sahabat pun menuntun hewan tunggangannya, sesaat kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwudhu". Beliau lalu memerintahkan Bilal supaya mengumandangkan iqamat shalat. Setelah itu Beliau mengimami shalat subuh bersama mereka. Selesai shalat, beliau bersabda: "Siapa yang terlupa shalat, lakukanlah ketika ingat, sebab Allah ta'ala berfirman "Dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku." QS. Toha 14. Yunus berkata; sedangkan Ibnu Syihab membacanya dengan lidzdzikraa.

muslim:1097

Dan telah menceritakan kepada kami [Syaiban bin Farukh] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman yaitu Ibnu Al Mughirah], telah menceritakan kepada kami [Tsabit] dari [Abdullah bin Rabah] dari [Abu Qatadah] katanya; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah menyampaikan pidato kepada kami, sabdanya; "Ingatlah, sesungguhnya kalian sekarang berangkat mengarungi waktu sore dan malam kalian, dan kalian akan sampai mata air esok hari, insya Allah." Lalu para sahabat berangkat dan tak satupun para sahabat yang bersandarkan (berboncengan) dengan temannya. Abu Qatadah berkata; "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berangkat hingga pertengahan malam, -ketika itu aku berada disampingnya- ternyata Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mulai terserang kantuk sehingga badan beliau kelihatan oleng dari hewan kendaraannya. Maka aku mendatangi beliau, aku luruskan badannya dan kutopang dari bawahnya dengan harapan tidak membangunkannya sampai beliau duduk diatas hewan kendaraannya secara normal." Abu Qatadah melanjutkan; Setelah itu beliau berangkat, ketika sebagian besar malam telah berlalu, badan beliau kembali oleng dari kendaraannya, dan aku kembali meluruskan badan beliau dengan menopang dari bawah, supaya tidak membangunkannya. Beliau terus menyusuri perjalanan, ketika waktu sahur (waktu sebelum terbitnya fajar -pent) tiba, badan beliau oleng jauh lebih dahsyat daripada oleng yang pertama dan kedua, hingga beliau nyaris terjatuh. Lalu aku mendatangi beliau, kubenarkan tidurnya dan kutopang dari bawahnya. Sesaat kemudian beliau angkat kepalanya dan bertanya: "Siapakah ini?" Aku menjawab; "Aku Abu Qatadah" beliau bertanya: "Semenjak kapan engkau mengawasiku dalam perjalanan?" Aku menjawab; "Semenjak tadi malam, " Beliau bersabda: "Semoga Allah selalu menjagamu karena engkau menjaga nabi-Nya, " Kemudian beliau bertanya: "Apakah anda mengira kita tidak terlihat oleh orang lain?" kemudian beliau bertanya lagi: "Apakah engkau melihat yang lain?" Aku menjawab; "Ini ada seorang pengendara, " aku berkata lagi; "Ini datang lagi seorang pengendara, " hingga kami berkumpul dan berjumlah tujuh pengendara." Abu Qatadah berkata; Rupanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mencoba untuk menikung dari jalan sambil menyandarkan kepalanya, kemudian beliau berpesan: "Tolong jaga shalat kami!" Dan yang pertama kali bangun adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, ketika sinar matahari nampak nyata di punggungnya. Abu Qatadah mengatakan; kami lalu bangun sambil terkejut. Beliau bersabda: "Naiklah kalian semua." Kami lalu meneruskan perjalanan sambil menaiki kendaraan kami, ketika matahari agak meninggi, beliau turun dan meminta bejana berisi sedikit air yang aku bawa untuk wudlu', Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun berwudlu' dengan wudlu' tidak seperti biasanya, namun airnya masih tersisa sedikit. Setelah itu beliau berpesan kepada Abu Qatadah: "Jagalah bejana wudlu'mu, sebab suatu saat bejanamu akan menjadi legenda!" Bilal lantas mengumandangkan adzan untuk shalat. Setelah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat dua rakaat, dan diteruskan dengan shalat subuh, beliau melakukan hal itu sebagaimana beliau melakukan di setiap harinya." Abu Qatadah melanjutkan; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lantas berkendara dan kami pun berkendara bersamanya, ketika kami satu sama lain saling berbisik; "Apa kaffarat kami karena telah mengakhirkan shalat dari waktunya?" Beliau kemudian bersabda: "Bukanlah aku teladan bagi kalian?" kemudian beliau bersabda: "Tidaklah dikatakan mengakhirkan (meremehkan) shalat karena ketiduran, hanyasanya meremehkan (shalat) itu bagi orang yang tidak menunaikan shalat hingga tiba waktu shalat yang lain. Oleh kerena itu, siapa yang melakukan hal ini, hendaknya ia shalat ketika sadar. Dan hendaknya esok hari sebisa mungkin ia melakukan tepat pada waktunya." Kemudian Abdullah bertanya: "Menurutmu, apa yang di lakukan oleh para sahabat?" Abu Qatadah menjawab; "Setelah itu para sahabat kehilangan nabi mereka." Abu Bakr dan Umar lalu berseru; 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berada di belakang kalian, dan beliau tidak meninggalkan kalian!" Justeru sebagian sahabat mengatakan; "Tidak, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ada di depan kalian." Sekiranya mereka menta'ati Abu Bakr dan Umar, mereka tidak akan tersesat. Abu Qatadah melanjutkan; "Maka kami dapat menyusul semua sahabat ketika terik matahari sangat panas dan segala-galanya menjadi panas, lalu mereka berkeluh; "Wahai Rasulullah, celaka kita kehausan." Beliau menjawab: "Tidak, kalian tidak akan celaka!" Beliau lalu bersabda: "Berikan wadah kecilku padaku!" kemudian beliau meminta bejana untuk berwudlu'. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu mengucurkan air, sementara Abu Qatadah memberi minum para sahabat. Ketika para sahabat melihat air dikucurkan dari bejana, maka mereka berdesak-desakan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Berbuat baiklah, sebab kalian semua akan minum hingga puas." Mereka akhirnya melakukan perintah beliau, sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terus mengucurkan air sedang Abu Qatadah membagi minuman kepada para sahabat hingga tidak tersisa selain aku dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengucurkan sambil berujar kepadaku: "Silahkan kamu meminumnya." Aku menjawab; "Saya tidak akan minum hingga engkau minum wahai Rasulullah!." Beliau bersabda: "Yang memberi minum seharusnya yang terakhir kali minum." Abu Qatadah berkata; "Maka aku pun minum dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga minum." Abu Qatadah melanjutkan; "Kemudian para sahabat mendatangi air dan mereka merasa puas karena kenyang minum." Kata Abdullah bin Rabah; "Sungguh akan aku sampaikan hadits ini di masjid agung. Tiba-tiba [Imran bin Hushain] berkata; "Telitilah terlebih dahulu wahai anak muda, bagaimana engkau akan menyampaikannya, sebab aku adalah salah satu dari pengendara di malam itu." Abdullah bin Rabah berkata; "Aku bertanya; "Kalau begitu, anda lebih tahu tentang hadits ini." Imran bertanya; "Dari manakah asalmu?" Aku menjawab; "Dari Anshar." Imran berkata; "Baiklah, sampaikanlah hadits itu, sebab engkau lebih tahu dengan haditsmu." Abdullah berkata; "Setelah itu aku menyampaikan hadits itu kepada orang-orang." Imran berkata: "Aku menyaksikan peristiwa malam itu, dan tidak ada seorangpun yang lebih bisa mengingatnya, sebagaimana aku mengingatnya."

muslim:1099

Dan telah menceritakan kepadaku [Ahmad bin Said bin Sakhr Ad Darimi] telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Abdul Majid], telah menceritakan kepada kami [Salam bin Zarir Al 'Utharidi], katanya; aku mendengar [Abu Raja' Al 'Utharidi] dari [Imran bin Hushain] katanya; aku bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu perjalanan, hingga kami masuki malam kami. Menjelang subuh, kami singgah dalam perjalanan, rupanya kami tak kuasa menahan mata kami yang kelelahan (ketiduran) hingga matahari terbit." Imran melanjutkan; "Dan yang pertama kali bangun adalah Abu Bakr. Dan kami tidak pernah membangunkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari tidurnya hingga beliau bangun sendiri. Setelah itu Umar bangun, ia berdiri di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan bertakbir sambil mengeraskan suaranya hingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terbangun. Ketika beliau mengangkat kepalanya, beliau melihat ternyata matahari telah terbit, beliau lalu bersabda: "Berangkatlah kalian." Maka beliau meneruskan perjalanan bersama kami, setelah matahari memutih, beliau singgah dan shalat subuh bersama kami. Ternyata ada seseorang yang mengisolir diri dari para sahabat. Ia tidak ikut shalat bersama kami. Selesai shalat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepada sahabat tersebut: "Wahai Fulan, apa yang menghalangimu untuk shalat bersama kami?" Dia menjawab; "Wahai Nabiyullah, aku tengah junub." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu memerintahkan supaya dia bertayammum dengan permukaan tanah. Setelah itu dia mengerjakan shalat. Kemudian beliau memrintahkanku supaya bersegera menaiki kendaraan guna mencari air. Ketika itu kami merasa kehausan. Saat kami tengah berjalan, tiba-tiba seorang wanita menjulurkan kedua kakinya diantara mizadah yaitu geriba air bersusun. Kami berkata kepada wanita itu; "Dimana ada air?" wanita itu menjawab; "Wah, wah, kalian tak punya air?" kami menjawab; "Berapa jarak antara keluargamu dan sumber mata air?" dia menjawab; "Perjalanan sehari-semalam." Kami berkata; "Pergilah menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam!" Dia menjawab; "Siapa itu Rasulullah?" Kami belum bias mengendalikan urusan wanita itu, hingga kami mengajaknya dan menghadapkannya ke Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian beliau bertanya kepada wanita itu, lalu wanita itu mengabarkan asal usulnya sebagaimana ia mengabarkan kepada kami. Dirinya mengebarkan kepada beliau bahwa ia adalah pengasuh beberapa anak yatim. Lantas beliau memerintahkan supaya unta pembawa air itu diderumkan. Dengan mulutnya, beliau lalu menyemprotkan air ke air yang dikucurkan dari dua geriba kulit bagian atas, kemudian beliau sebarkan ke unta pembawa air. Ketika itu kami bergegas untuk minum, ketika itu jumlah kami sebanyak empat puluh orang yang semuanya merasa kehausan, hingga kami pun puas, kami juga sempat memenuhi setiap geriba dan jerigen kami (dengan air tersebut), kami juga dapat memandikan teman kami. Hanya kami tidak memberi minum unta kami karena nyaris mau pecah. Maksud kami, air yang berasal dari dua mizadah. Kemudian beliau bersabda: "Kumpulkan bawaan yang kalian bawa!" Maka kami mengumpulkan bekal yang kami bawa sebagai hadiah untuk wanita itu, yaitu berupa kurma, tali, dan daging. Beliau lalu bersabda kepada wanita itu: "Pulanglah, dan pergunakanlah bekal ini untuk keluargamu, ketahuilah bahwa kami sama sekali tidak mengurangi sedikitpun air yang kamu bawa!" Ketika wanita itu menemui keluarganya, ia berkata; "Sungguh telah menemukan manusia paling penyihir di muka bumi, ataukah dia seorang nabi sebagaimana ia akui? Diantara kisahnya adalah demikian-demikian." Rupanya Allah memberikan hidayah kepada penghuni kampung lewat wanita itu, sehingga ia masuk Islam, dan mereka pun masuk Islam." Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim Al Hanzhali] telah mengabarkan kepada kami [An nadlr bin Syumail] telah menceritakan kepada kami [Auf bin Abu Jamilah Al A'rabi] dari [Abu Raja' Al 'Atharidi] dari [Imran bin Hushain], katanya; kami pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu perjalanan. Suatu malam, kami menyusuri perjalanan hingga akhir malam, beberapa saat menjelang subuh, kami singgah. Dan tidak ada persinggahan (istirahat) bagi seorang musafir yang lebih enak daripada persinggahan (istirahat) ketika itu. Pada saat itu, tidak ada seorangpun yang membangunkan kami selain sinar panas matahari." Lalu dia membawakan hadits itu sebagaimana hadits Salam bin Zarir dengan adanya tambahan dan pengurangan. Ia berkata dalam hadisnya; "Ketika Umar bin Khattab bangun, ia menemukan musibah yang menimpa para sahabatnya. Dia adalah sosok yang beliau berbadan besar dan kuat, dia langsung memekikkan takbir hingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terbangun karena suara takbirnya yang keras. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bangun, para sahabat mengeluhkan kepada beliau perihal sesuatu yang telah mereka alami. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hanya bersabda: "Tidak masalah, teruskanlah perjalanan kalian…" lalu perawi mengisahkan hadits tersebut."

muslim:1100

Dan telah menceritakan kepadaku ['Ubaidullah bin Umar Al Qawariri] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Said] dari [Abdul Malik bin Abu Sulaiman] katanya; telah menceritakan kepada kami [Said bin Jubair] dari [Ibnu Umar] katanya; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah shalat diatas kendarannya ke arah mana saja beliau menghadap, yaitu ketika berangkat dari Makkah menuju Madinah. Dan pada saat itu diturunkan pula ayat " Kearah manapun engkau menghadap, maka engkau menghadap wajah Allah QS. Albaqarah; 115, Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Al Mubarak] dan [Ibnu Zaidah] (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [ayahku], semuanya dari [Abdul Malik] dengan sanad seperti ini, namun dalam hadis Ibnu Al Mubarak dan Ibnu Abi Zaidah disebutkan; "Kemudian Ibnu Umar membacakan ayat "Kearah manapun engkau menghadap, maka engkau menghadap wajah Allah. QS. Albaqarah; 115, Dia lalu berkata; "Tentang masalah inilah ayat ini diturunkan."

muslim:1131

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] katanya; "Aku pernah menyetorkan hapalan di hadapan [Malik] dari ['Amru bin Yahya Al Mazini] dari [Said bin Yasar] dari [Ibnu Umar], katanya; "Aku pernah menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika beliau tengah shalat diatas keledai dan menghadap ke Khaibar."

muslim:1132

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Said] Telah menceritakan kepada kami [Almufadhdhal] yakni Ibnu fadhalah dari [Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari [Anas bin Malik] katanya, Dahulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam jika melakukan safar (perjalanan) sebelum matahari miring, maka beliau mengakhirkan shalat zhuhur hingga waktu ashar, kemudian singgah dan beliau jamak antara keduanya. Namun jika melakukan perjalanan dan matahari telah miring, beliau lakuakn shalat zhuhur terlebih dahulu kemudian beliau naik kendarannya.

muslim:1143

Dan telah menceritakan kepadaku [Abu Thahir] dan ['Amru bin Sawwad] keduanya berkata; telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah menceritakan kepadaku [Jabir bin Ismail] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari [Anas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, apabila beliau menyegerakan safarnya, maka beliau mengakhirkan shalat zhuhur hingga awal waktu ashar, lalu beliau menjamak antara keduanya, beliau juga akhirkan Maghrib hingga beliau menjamak dengan isya` sampai mega merah menghilang."

muslim:1145

Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [Hafs] dari [Ibnu Juraij] dari ['Atha`] dari [Ubaid bin Umair] dari ['Aisyah] katanya; "Aku belum pernah melihat shalat sunnah yang lebih disegerakan untuk dikerjakan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam daripada dua rakaat sebelum fajar."

muslim:1192

Dan telah menceritakan kepadaku [Harmalah bin Yahya] telah menceritakan kepada kami [Ibn Wahb] telah mengabarkan kepadaku ['Amru bin Al Harits] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah bin Zubair] dari ['Aisyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah shalat antara habis shalat isya' yang biasa disebut 'atamah hingga waktu fajar. Beliau melakukan sebelas rakaat, setiap dua rakaat beliau salam, dan beliau juga melakukan witir satu rakaat. Jika muadzin shalat fajar telah diam, dan fajar telah jelas, sementara muadzin telah menemui beliau, maka beliau melakukan dua kali raka'at ringan, kemudian beliau berbaring diatas lambung sebelah kanan hingga datang muadzin untuk iqamat." Dan telah menceritakan kepadaku [Harmalah] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dengan sanad hadits ini. Harmalah juga membawakan hadits semisalnya, hanya saja ia tidak menyebutkan redaksi "Ketika fajar telah jelas, dan muadzin menemui beliau." Dia juga tidak menyebutkan "iqamat" dan semuanya sama seperti haditsnya 'Amru.

muslim:1216

Dan telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah menceritakan kepada kami [Abu Ishaq], (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Abu Khaitsamah] dari [Abu Ishaq] katanya; Aku bertanya kepada [Al Aswad bin Yazid] dari segala yang diceritakan oleh ['Aisyah] tentang shalat (malam) Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidur di awal malam, dan beliau hidupkan (beliau lakukan aktivitas) di akhir malamnya, jika beliau mempunyai hajat kepada isterinya, beliau lakukan hajatnya, kemudian beliau tidur. Jika panggilan (adzan) pertama telah diserukan, Aisyah melanjutkan; beliau langsung bergegas." Demi Allah, Aisyah tidak menggunakan menyebutkan "Sambil berdiri", setelah itu beliau mengguyurkan air. Demi Allah, Aisyah tidak menyebutkan dengan redaksi "Mandi." Dan aku mengetahui apa yang kamu inginkan, kalaulah beliau tidak junub, maka beliau berwudlu sebagaimana wudlu seseorang untuk shalat, kemudian beliau mengerjakan shalat dua rakaat."

muslim:1223

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] ia berkata, saya telah membacakan kepada [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Abdullah Al Agharr] dan dari [Abu Salamah bin Abdurrahman] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Rabb Tabaraka wa Ta'la turun ke langit dunia pada setiap malam, yakni saat sepertiga malam terakhir seraya berfirman, 'Siapa yang berdo'a kepadaKu niscaya akan Aku kabulkan dan siapa yang meminta kepadaKu niscaya akan Aku berikan dan siapa yang memohon ampun kepadaKu, niscaya akan Aku ampuni.'"

muslim:1261

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] ia dalah Ibnu Abdurrahman Al Qariy, dari [Suhail bin Abu Shalih] dari [bapaknya] dari [Abu Hurairah] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Allah turun ke langit dunia pada setiap malamnya, yaitu saat sepertiga malam terakhir seraya berfirman, 'Aku adalah Raja, Aku adalah Raja, Siapa yang berdo'a padaKu niscaya akan Aku kabulkan dan siapa yang meminta kepadaKu niscaya akan Aku berikan dan siapa yang meminta ampun kepadaKu, niscaya akan Aku ampuni.' Keadaan itu berlangsung hingga tiba waktu."

muslim:1262

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Manshur] telah mengabarkan kepada kami [Abul Mughirah] telah menceritakan kepada kami [Al Auza'i] telah menceritakan kepada kami [Yahya] telah menceritakan kepada kami [Abu Salamah bin Abdurrahman] dari [Abu Hurairah] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika pertengahan malam atau sepertiga malam telah berlalu, Allah Tabaraka wa Ta'ala turun ke langit dunia dan berfirman, 'Adakah orang yang meminta hingga diberi, adakah orang yang berdo'a hingga dikabulkan, dan adakah orang yang memohon ampun hingga dosanya diampuni.' Demikian itu terjadi hingga waktu Shubuh datang."

muslim:1263

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] ia berkata: Aku telah membacakan kepada [Malik] dari [Makhramah bin Sulaiman] dari [Kuraib] Maula Ibnu Abbas, bahwa [Ibnu Abbas] telah mengabarkan kepadanya bahwasanya; Pada suatu malam dia tidur di rumah bibinya, Maimunah, Ummul Mukminin. Dia tidur melintang kasur, sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan isterinya memanjang kasur. Beliau tidur hingga lebih kurang sampai pertengan malam. Setelah itu, beliau bangun sambil menyapu kantuk dari mukanya. Kemudian beliau membaca sepuluh ayat penghabisan dari surat Ali Imran. Sesudah itu, beliau pergi ke tempat air, lalu beliau berwudlu dengan menyempurnakan wudlunya, dan sesudah itu beliau shalat. Ibnu Abbas berkata, "Aku pun bangun kemudian melakukan sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian aku berdiri di samping kiri beliau. Tetapi beliau memegang kepalaku dengan tangannya dan memindahkanku ke sebelah kanannya. Mula-mula beliau shalat dua raka'at, kemudian dua raka'at, kemudian dua raka'at, kemudian dua raka'at, kemudian dua raka'at, kemudian dua raka'at dan kemudian witir satu raka'at. Sesudah itu, beliau berbaring hingga terdengar muadzin mengumandangkan adzan Shubuh. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bangun, lalu shalat ringkas dua raka'at, sesudah itu beliau pergi ke (masjid) untuk mengerjakan shalat Shubuh." Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Salamah Al Muradi] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Wahb] dari [Iyadl bin Abdullah Al Fihri] dari [Makhramah bin Sulaiman] dengan isnad ini. dan ia menambahkan; "Kemudian beliau pergi ke tempat air, bersiwak dan berwudlu dengan menyempurnakan wudlunya. Dan beliau tidaklah menggunakan air kecuali hanya sedikit. Sesudah itu, beliau menggerakkanku, hingga aku pun bangun." Semua hadits (tentang ini) menyerupai haditsnya Malik.

muslim:1275

Dan Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rafi'] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Fudaik] telah mengabarkan kepada kami [Adl Dlahak] dari [Makhramah bin Sulaiman] dari [Kuraib] Maula Ibnu Abbas, dari [Ibnu Abbas] ia berkata; "Pada suatu malam saya nginap di rumah bibiku Maimunah binti Al Harits. Saya berkata kepadanya, 'Jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bangun (malam), maka bangunkanlah aku.' Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bangun (menunaikan shalat malam), dan aku pun ikut bangun dan shalat di sisi kirinya. Namun beliau memegang tanganku dan memindahkanku ke sebelah kanannya. Jika kantuk menyerangku, beliau memegang cuping telingaku. (pada malam itu) beliau shalat sebanyak sebelas raka'at. Sesudah itu beliau berbaring hingga saya mendengar hembusan nafasnya saat beliau tidur. Ketika waktu Fajar tiba, beliau mengerjakan shalat dua raka'at ringan.

muslim:1277

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Muhammad] yaitu anak Ja'far, telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Salamah] dari [Kuraib] dari [Ibnu Abbas] ia berkata; "Saya bermalan di rumah bibiku, Maimunah. Maka saya pun ingin melihat bagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menunaikan shalat malam. (Maka pada malam itu) beliau bangun dan kencing. Kemudian beliau membasuh wajahnya, kedua tangannya dan tidur kembali. Kemudian beliau bangun dan langsung beranjak menuju qirbah (tempat air). Beliau membuka tutupnya dan menuangkannya ke dalam mangkuk kecil. Kemudian beliau menciduk dengan tangannya dan berwudlu dengan menyempurnakan wudlunya. Setelah itu beliau shalat, dan saya pun ikut shalat bersama beliau dengan berdiri di sebelah kirinya. Namun beliau memegang dan memindahkanku ke sebelah kanannya. (Pada malam itu) shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sempurna tiga belas raka'at. Sesudah itu beliau tidur hingga mendengku. Dan kami tahu jika tidur beliau mendengkur. Setelah itu, beliau keluar untuk menunaikan shalat Subuh. Kemudian beliau membaca di dalam shalat atau di dalam sujudnya: "ALLAHUMMAJ'AL FII QALBII NUURAN WA FII SAM'II NUURAN WA FII BASHARII NUURAN WA 'AN YAMIINII NUURAN WA 'AN SYIMAALII NUURAN WA AMAAMII NUURAN WA KHALFII NUURAN WA FAUQII NUURAN WA TAHTII NUURAN WAJ'AL LII NUURAN -atau beliau mengatakan- WAJ'ALNII NUURAN (Ya Allah, berilah cahaya pada hatiku, cahaya dalam pendengaranku, cahaya dalam penglihatanku, cahaya dari sebelah kananku, cahaya dari sebelah kiriku, cahaya dari depanku, cahaya dari belakangku, cahanya dari atasku, cahaya dari bawahku, dan berilah aku cahaya)." Dan telah menceritakan kepadaku [Ishaq bin Manshur] telah menceritakan kepada kami [An Nadlru bin Syumail] telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] Telah menceritakan kepada kami [Salamah bin Kuhail] dari [Bukair] dari [Kuraib] dari [Ibnu Abbas]. [Salamah berkata]; Saya menjumpai [Kuraib] maka ia pun berkata, [Ibnu Abbas] berkata; Saya berada di rumah bibiku, Maimunah kemudian datanglah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian ia pun menyebutkan hadits serupa dengan hadits Ghundar, dan ia mengatakan; "WAJ'ALNII NUURAN (Dan berilah aku cahaya)." Tanpa keraguan. Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Hannad bin As Sariya] keduanya berkata, Telah menceritakan kepada kami [Abu Ahwash] dari [Sa'id bin Masruq] dari [Salamah bin Kuhail] dari [Abu Risydin] Maula Ibnu Abbas, dari [Ibnu Abbas] ia berkata; Saya bermalam di rumah bibiku, Maimunah. Ia pun mengkisahkan hadits, namun ia tidak menyebutkan Ghaslul Wajh wal Kaffain (membasuh wajah dan kedua telapak tangan). Hanya saja ia mengatakan; "Kemudian beliau mendatangi qirbah dan membuka tutupnya, lalu beliau berwudlu di antara dua wudlu, kemudian beliau beranjak ke tempat tidurnya dan tidur. Setelah itu, beliau bangun kembali, lalu beranjak menuju qirbah (tempat air) lalu membuka tutupnya, kemudian berwudlu." Kemudian beliau membaca: "A'ZHIM LII NUURA (Ya Allah, perbesarlah cahaya untukku)." Dan ia tidak mengatakan; "WAJ'AlNII NUURA." Dan telah menceritakan kepadaku [Abu Thahir] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] dari [Abdurrahman bin Salman Al Hajri] dari [Uqail bin Khalid] bahwa [Salamah bin Kuhail] telah menceritakan kepadanya bahwa [Kuraib] telah menceritakan kepadanya bahwa [Ibnu Abbas] pernah bermalam bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beranjak menuju qirbah (tempat air), menuangkan air darinya dan berwudlu dengan tidak banyak menggunakan air, namun beliau juga tidak mengurangi wudlunya. Ia pun menyebutkan hadits. Kemudian di dalam hadits itu ia mengatakan; Pada malam itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdo'a dengan sembilan belas kata. Salamah berkata, telah menceritakannya kepadaku Kuraib, dan saya menghafal darinya dua belas kata dan sisanya lupa. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdo'a: "ALLAHUMMAJ'AL LII FI QALBII NUURAN WA FII LISAANII NUURAN, WA FII SAM'II NUURAN WA FII BASHARI NUURAN WA MIN FAUQII NUURAN WA MIN TAHTII NUURAN WA 'AN YAMIINII NUURAN WA 'AN SYIMAALII NUURAN WA MIN BAINI YADAYYA NUURAN WA MIN KHALFII NUURAN WAJ'AL FII NAFSII NUURAN WA A'ZHIM LII NUURAAN (Ya Allah jadikanlah cahaya di dalam hatiku, cahaya di dalam lisanku, cahaya dalam pendengaranku, cahaya dalam penglihatanku, cahaya dari atasku, cahaya dari bawahku, cahaya dari arah kananku, cahaya dari sebelah kiriku, cahaya dari arah depanku, cahaya dari belakangku, dan berilah cahaya di dalam jiwaku dan perbesarlah cahaya untukku)." Dan telah menceritakan kepadaku [Abu Bakr bin Ishaq] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Abu Maryam] telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah mengabarkan kepadaku [Syarik bin Abu Namir] dari [Kuraib] dari [Ibnu Abbas] bahwa ia berkata; "Saya bermalam di rumah Maimunah, yang saat itu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berada di rumahnya. Demikian itu, agar saya dapat melihat bagaimana shalat malam Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berbincang-bincang bersama isterinya sejenak, kemudian beliau tidur." Ia pun menuturkan hadits. Dan di dalamnya ia mengatakan; "Kemudian beliau bangun lalu berwudlu dan bersiwak."

muslim:1279

Telah menceritakan kepada kami [Washil bin Abdul A'la] Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Fudlail] dari [Hushain bin Abdurrahman] dari [Habib bin Abu Tsabit] dari [Muhammad bin Abu 'Ali bin Abdullah bin Abbas] dari [bapaknya] dari [Abdullah bin Abbas] bahwa ia pernah bermalam di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian beliau bangun dan langsung bersiwak kemudian berwudlu. Lalu beliau membaca: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal." Beliau membaca ayat itu hingga selesai satu surat (Ali Imran). Kemudian beliau shalat dua raka'at dengan memanjangkannya berdirinya, ruku', dan sujudnya. Sesudah itu beliau tidur hingga terdengar hembusan nafasnya. Beliau melakukan hal itu hingga tiga kali yakni enam raka'at, dan setiap kalinya beliau mesti bersiwak dan berwudlu dan membaca ayat tadi, kemudian beliau shalat witir dengan tiga raka'at. Hingga sang muadzin mengumandangkan adzan. Maka beliau pun keluar untuk menunaikan shalat Shubuh seraya berdo'a: "ALLAHUMMAJ 'AL FII QALBII NUURAN WA FII LISAANII NUURAN WAJ'AL FII SAM'I NUURAN WAJ'AL FII BASHARII NUURAN WAJ'AL MIN KHALFII NUURAN, WA MIN AMAAMII NUURAN, WAJ'AL MIN FAUQII NUURAN, WA MIN TAHTI NUURAAN, ALLAHUMMA'THINII NUURAN (Ya Allah berilah cahaya dalam hatiku, cahaya di lisanku, berilah cahaya dalam pendengaranku, berilah cahaya dalam penglihatanku, berilah aku cahaya dari belakangku, dari arah depanku, dan berikanlah cahaya dari atasku, dan arah bawahku. Ya Allah berilah aku cahaya)."

muslim:1280

Dan telah menceritakan kepadaku [Harun bin Abdullah] dan [Muhammad bin Rafi'] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Wahb bin Jarir] telah mengabarkan kepadaku [bapakku] ia berkata, saya mendengar [Qais bin Sa'd] ia menceritakan dari ['Atha`] dari [Ibnu Abbas] ia berkata; "Al Abbas mengutusku menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, sementara beliau berada di rumah bibiku Maimunah. Maka pada malam itu aku menginap bersama beliau. Kemudian beliau bangun dan menunaikan shalat malam. Lalu saya ikut shalat di sebelah kiri beliau, namun beliau memindahkanku dari arah belakangnya dan menempatkanku di samping kanannya." Dan telah menceritakan kepadaku [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [bapakku] telah menceritakan kepada kami [Abdul Malik] dari [Atha`] dari [Ibnu Abbas] ia berkata; Saya bermalan di rumah bibiku, Maimunah. Yakni sebagaimana hadits Ibnu Juraij dan Qais bin Sa'd.

muslim:1282

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dari [Malik bin Anas] dari [Abu Zubair] dari [Thawus] dari [Ibnu Abbas] bahwa; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam jika bangun untuk mengerjakan shalat di tengah malam, beliau membaca: "ALLAHUMMA LAKAL HAMDU ANTA NUURUS SAMAAWAATI WAL ARDLI WALAKAL HAMDU ANTA QAYYAMUS SAMAAWAATI WAL ARDLI WALAKAL HAMDU ANTA RABBUS SAMAAWAATI WAL ARDLI WA MAN FIIHINNA ANTAL HAQQU WA WA'DUKAL HAQQU WA QAULUKAL HAQQU WA LIQAA`UKA HAQQU WAL JANNATU HAQQU WAN NAARU HAQQU WAS SAA'ATU HAQQU. ALLAHUMMA LAKA ASLAMTU WA BIKA AAMANTU WA 'ALAIKA TAWAKKALTU WA ILAIKA ANABTU WA BIKA KHAASHAMTU WA ILAIKA HAAKAMTU FAGHFIRLII MAA QADDAMTU WA AKHKHARTU WA ASRARTU WA A'LANTU ANTA ILAAHI LAA ILAAHA ILLAA ANTA (Ya Allah, untukMu segala puji; Engkau cahaya langit dan bumi; untukMu segala puji, Engkau pendiri langit dan bumi; dan untukMu segala puji, Engkau Tuhan langit dan bumi dan segala isinya. Engkau Maha Benar! JanjiMu benar, firmanMu benar, hari perjumpaan denganMu benar, surga benar, neraka benar dan hari kiamat adalah benar. Ya Allah, kepadaMulah aku berserah diri, denganMu aku beriman, kepadaMu au bertawakkal, dan kepadaMu aku kembali; karena membela agamaMu aku bermusuhan, dan kepadaMu aku bertahkim (memohon keadilan). Karena itu, ampunilah segala dosa-dosaku, yang lama dan yang baru, yang rahasia dan yang nyata; Engkaulah ilahku, tidak ada ilah yang berhak disembah selain Engkau)." Telah menceritakan kepada kami [Amru An Naqid] dan [Ibnu Numair] dan [Ibnu Abu Umar] mereka berkata, telah menceritakan kepada kami [Sufyan] -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rafi'] ia berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] keduanya dari [Sulaiman Al Ahwali] dari [Thawus] dari [Ibnu Abbas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Adapun hadits Ibnu Juraij, maka lafazhnya sama dengan hadits Malik kecuali pada dua huruf. Kalau Ibnu Juraij kata Qayyam menjadi Qayyim. Dan ia juga menyebutkan, "WA MAA ASRARTU (dan juga dosa yang aku sembunyikan). Adapun hadits Ibnu 'Uyainah, maka di dalamnya terdapat tambahan dan menyelisihi Malik dan Ibnu Juraid pada banyak kata. Dan Telah menceritakan kepada kami [Syaiban bin Farrukh] telah menceritakan kepada kami [Mahdi] ia adalah Ibnu Maimun, telah menceritakan kepada kami [Imran Al Qashir] dari [Qais bin Sa'd] dari [Thawus] dari [Ibnu Abbas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan hadits ini, sedangkan lafazhnya hampir sama dengan lafazh mereka.

muslim:1288

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Bukair Al Muqaddami] telah menceritakan kepada kami [Yusuf Al Majisyun] telah menceritakan kepadaku [bapakku] dari [Abdurrahman Al A'raj] dari [Ubaidullah bin Abu Rafi'] dari [Ali bin Abu Thalib] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam; Biasanya apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat, beliau membaca (do'a iftitah) sebagai berikut: "WAJJAHTU WAJHIYA LILLADZII FATHARAS SAMAAWAATI WAL ARDLA HANIIFAN WAMAA ANAA MINAL MUSYRIKIIN, INNA SHALAATII WA NUSUKII WA MAHYAAYA WA MAMAATII LILLAHI RABBIL 'AALAMIIN LAA SYARIIKA LAHU WA BIDZAALIKA UMIRTU WA ANAA MINAL MUSLIMIIN ALLAHUMMA ANTAL MALIKU LAA ILAAHA ILLAA ANTA, ANTA RABBII WA ANAA 'ABDUKA ZHALAMTU NAFSII WA'TARAFTU BI DZANBII FAGHFIL LII DZUNUUBII JAMII'AN INNAHU LAA YAGHFIRUDZ DZUNUUB ILLAA ANTA WAH DINII LIAHSANAIL AKHLAAQ LAA YAHDII LIAHSANIHAA ILLAA ANTA WASHRIF 'ANNII SAYYI`AHAA LAA YASHRIFU 'ANNII SAYYI`AHAA ILLAA ANTA LABBAIKA WA SA'DAIKA WAL KHAIRU KULLUHU FII YADAIK WASY SYARRU LAISA ILAIKA ANAA BIKA WA ILAIKA TABAARAKTA WA TA'AALAITA ASTAGHFIRUKA WA ATUUBU ILAIKA (Aku hadapkan wajahku kepada Allah, Maha pencipta langit dan bumi dengan keadaan ikhlas dan tidak mempersekutukanNya. Sesungguhnya shalatku, segala ibadahku, hidupku dan matiku, hanya semata-mata untuk Allah Rabb semesta alam. Tidak ada sekutu bagiNya, dan karena itu aku patuh kepada perintahNya, dan berserah diri kepadaNya. Ya Allah, Engkaulah Maha Penguasa. Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Engkau. Engkaulah Tuhanku dan aku adalah hambaMu. Aku telah menzhalimi diriku dan aku mengakui dosa-dosaku. Karena itu ampunilah dosa-dosaku semuanya. Sesungguhnya tidak ada yang berwenang untuk mengampuni segala dosa melainkan Engkau. Dan tunjukilah kepadaku akhlak yang paling bagus. Sesungguhnya tidak ada yang dapat menunjukkannya melainkan hanya Engkau. Dan jauhkanlah akhlak yang buruk dariku, karena sesungguhnya tidak ada yang sanggup menjauhkannya melainkan hanya Engkau. Labbaik wa sa'daik (Aku patuhi segala perintahMu, dan aku tolong agamaMu). Segala kebaikan berada di tanganMu. Sedangkan kejahatan tidak datang daripadaMu. Aku berpegang teguh denganMu dan kepadaMu. Maha Suci Engkau dan Maha Tinggi. Kumohon ampun dariMu dan aku bertobat kepadaMu)." Dan jika beliau ruku' beliau membaca: "ALLAHUMMA LAKA RAKA'TU WA BIKA AAMANTU WA LAKA ASLAMTU KHASYA'A LAKA SAM'II WA BASHARII WA MUKHKHII WA 'AZHMII WA 'ASHABII (Ya Allah, kepadaMu aku ruku', denganMu aku beriman, kepadaMu aku berserah diri, patuh dan tunduk kepadau pendengaranku, penglihatanku, otakku, tulang-tulangku dan otot-ototku semuanya)." Kemudian bila beliau bangkit dari ruku' beliau membaca: "ALLAHUMMA RABBANAA LAKAL HAMDU MIL`AS SAMAAWAATI WA MIL`AL ARDLI WA MIL`A MAA BAINAHUMAA WA MIL`A MAAS YI`TA MIN SYAI`IN BA'DU (Ya Allah, Tuhan kami, untuk-Mulah segala puji sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh ruang antara keduanya, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki setelah itu)." Kemudian apabila beliau sujud beliau membaca: "ALLAHUMMA LAKA SAJADTU WA BIKA AAMANTU WA LAKA ASLAMTU SAJADA WAJHIY LILLADZII KHALAQAHU WA SHAWWARAHU WA SYAQQA SYAM'AHU WA BASHARAHU TABAARAKALLAHU AHSANUL KHALIQIIN (Ya Allah, kepada Engkau aku sujud, dengan Engkau aku beriman, dan kepada Engkau aku berserah diri. Mukaku sujud kepada Tuhan yang menciptakan dan membentuknya, yang membukakan pendengaran dan penglihatannya. Maha suci Allah sebaik-baik Maha pencipta)." Kemudian pada akhir tasyahud sebelum memberi salam beliau membaca: "ALLAHUMMAGH FIRLII MAA QADDAMTU WA MAA AKHKHARTU WAMAA ASRARTU WA MAA A'LANTU WA ASRAFTU WA MAA ANTA A'LAMU BIHI MINNII ANTAL MUQADDiMU WA ANTAL MU`AKHKHIRU LAA ILAAHA ILLAA ANTA (Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang lama dan yang baru yang tersembunyi dan nyata, yang aku lakukan keterlaluan dan engkau lebih tahu daripadaku. Engkaulah yang memajukan dan memundurkan. Tidak ada ilah selain Engkau)." Dan telah menceritakannya kepada kami [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Mahdi] -dalam jalur periwayatan yang lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami [Abu An Nadlr] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Abdullah bin Abu Salamah] dari [pamannya] Al Majisyuna bin Abu Salamah dari [Al A'raj] dengan isnad ini, dan ia berkata; Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memulai shalat, beliau bertakbir dan membaca (do'a iftitah): "WAJJAHTU WAJHIYA." Beliau juga membaca: "WA ANA AWWALUL MUSLIMIN." Dan ketika beliau bangkit dari ruku', beliau membaca: "ALLAHUMMA RABBANAA LAKAL HAMDU." Beliau juga melanjutkan: "WA SHAWWARAHU FAAHSANA SHUWARAHU." Dan setelah setelah salam beliau membaca: "ALLAHUMMAGHFIR LII MAA QADAMTU." hingga akhir hadits. Dan ia tidak mengatakan; "Antara tasyahud dan salam."

muslim:1290

Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahhab] yakni Ats Tsaqafi, telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah] dari [Sa'id bin Abu Sa'id] dari [Abu Salamah] dari [Aisyah] bahwa ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mempunyai sehelai tikar yang dibentangkannya pada malam hari, sehingga merupakan tabir sebuah kamar tempat beliau shalat. Lalu orang-orang pun shalat pula bersama beliau. Dan dibentangkannya di siang hari. Pada suatu malam mereka kembali berkumpul mengikuti beliau. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: 'Wahai sekalian manusia, hendaklah kalian beramal menurut kemampuan kalian, sebab Allah tidak akan pernah bosan hingga kalian bosan sendiri. Sesungguhnya amalan yang paling disukai Allah, adalah amalan yang dikerjakan secara terus menerus meskipun sedikit. Dan bila keluarga Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam melakukan suatu amalan, maka mereka akan menekuninya.'"

muslim:1302

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Sa'id bin Ibrahim] bahwa ia mendengar [Abu Salamah] menceritakan dari [Aisyah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah ditanya, "Amal yang bagaimanakah yang paling dicintai oleh Allah?" Aisyah menjawab, "Amalan yang dikerjakan secara kontinyu meskipun sedikit."

muslim:1303

Dan telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [bapakku] telah menceritakan kepada kami [Sa'd bin Sa'id] telah mengabarkan kepadaku [Al Qasim bin Muhammad] dari [Aisyah] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang terus-menerus (dilakukan) meskipun sedikit." Al Qasim berkata; Dan Aisyah, bila ia mengerjakan suatu amalan, maka ia kan menekuninya.

muslim:1305

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Abu Kuraib] semuanya dari [Hafsh] -[Abu Bakr]- berkata, telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Ghiyats] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari [Abidah] dari [Abdullah] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadaku: "Bacakanlah Al Qur`an kepadaku." Abdullah berkata; saya bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah saya membacakannya kepada Anda, sementara Al Qur`an diturunkan kepada Anda?" beliau bersabda: "Saya suka untuk mendengarnya dari orang lain." Maka saya pun membaca surat An Nisa`, hingga (bacaanku) sampai pada ayat: "Dan kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu)." Aku mengangkat kepalaku -atau- seorang laki-laki datang ke sampingku, dan aku pun mengangkat kepala, maka aku melihat air mata beliau menetes. Telah menceritakan kepada kami [Hannad bin As Sariy] dan [Mindab bin Harits At Tamimi] semuanya dari [Ali bin Mushir] dari [Al A'masy] dengan isnad ini. Hannad menambahkan dalam riwayatnya; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadaku sementara beliau berada di atas mimbar: "Bacakanlah (Al Qur`an) untukku."

muslim:1332

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Abu Kuraib] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] telah menceritakan kepadaku [Mis'ar] - [Abu Kuraib] - berkata, dari [Mis'ari] dari [Amru bin Murrah] dari [Ibrahim] ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada [Abdullah bin Mas'ud]: "Bacakanlah Al Qur`an kepadaku." Abdullah bertanya, "Apakah saya akan membacakannya kepada Anda, sementara Al Qur`an diturunkan kepada Anda?" beliau bersabda: "Saya suka untuk mendengarnya dari orang lain." Maka Abdullah bin Mas'ud pun membaca ayat pertama surat An Nisa` hingga ayat: "Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu)." Maka beliau pun menangis. [Mis'ar] berkata; telah menceritakan kepadaku [Ma'n] dari [Ja'far bin Amru bin Huraits] dari [bapaknya] dari [Ibnu Mas'ud] ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada: "(Saya) menjadi saksi, selama aku hidup di tengah-tengah mereka. -atau- selama aku masih berada di tengah-tengah mereka." Mis'ar ragu (diantara dua pernyataan tersebut).

muslim:1333

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Abu Sa'id Al Asyaj] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apakah salah seorang dari kalian suka, bila ia kembali kepada isterinya akan mendapatkan tiga ekor unta yang sedang bunting lagi gemuk-gemuk?" kami menjawab, "Ya." Beliau bersabda: "Tiga ayat yang dibaca oleh salah seorang dari kalian di dalam shalatnya adalah lebih baik daripada ketiga ekor unta yang bunting dan gemuk itu."

muslim:1335

Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Al Fadlu bin Dukain] dari [Musa bin Ulay] ia berkata, saya mendengar [bapakku] menceritakan dari [Uqbah bin Amir] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar sementara kami sedang berada di Shuffah (tempat berteduhnya para Fuqara dari kalangan muhajirin), kemudian beliau bertanya: "Siapakah di antara kalian yang suka pergi ke Buthhan atau ke Aqiq, lalu ia pulang dengan membawa dua ekor unta yang gemuk-gemuk dengan tanpa membawa dosa dan tidak pula memutuskan silaturahmi?" Maka kami pun menjawab, "Kami semua menyukai hal itu." beliau melanjutkan sabdanya: "Sungguh, salah seorang dari kalian pergi ke masjid lalu ia mempelajari atau membaca dua ayat dari kitabullah 'azza wajalla adalah lebih baik baginya daripada dua unta. Tiga (ayat) lebih baik dari tiga ekot unta, empat ayat lebih baik daripada empat ekor unta. Dan berapa pun jumlah unta."

muslim:1336

Telah menceritakan kepada kami [Hasan bin Rabi'] dan [Ahmad bin Jawwas Al Hanfi] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Abul Ahwash] dari [Ammar bin Ruzaiq] dari [Abdullah bin Isa] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] ia berkata; Ketika malaikat Jibril sedang duduk di samping Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tiba-tiba ia mendengar suara pintu dibuka dari arah atas kepalanya. Lalu malaikat Jibril berkata: "Itu adalah suara salah satu pintu langit yang dibuka, sebelumnya ia belum pernah dibuka sama sekali kecuali pada hari ini." Lalu keluarlah daripadanya malaikat. Jibril berkata: "Ini adalah malaikat yang hendak turun ke bumi, sebelumnya ia belum pernah turun ke bumi sama sekali kecuali pada hari ini saja." Lalu ia memberi salam dan berkata: "Bergembiralah atas dua cahaya yang diberikan kepadamu dan belum pernah diberikan kepada seorang Nabipun sebelummu, yaitu pembuka Al Kitab (surat Al Fatihah) dan penutup surat Al Baqarah. Tidaklah kamu membaca satu huruf dari kedua surat itu kecuali pasti akan diberikan kepadamu."

muslim:1339

Dan telah menceritakan kepadaku [Harmalah bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] telah menceritakan kepadaku [Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah] bahwa [Ibnu Abbas] telah menceritakan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Mula-mula Jibril membacakan Al Qur`an padaku dengan satu huruf (bacaan dengan satu lahjah) saja. Lalu saya memohon agar ditambahkan. Maka Jibril pun menambahkannya hingga menjadi tujuh huruf (lahjah bacaan)." Ibnu Syihab berkata; "Telah sampai khabar kepadaku bahwa tujuh huruf itu, dalam masalah hukum adalah satu, tidak ada pertentangan di dalamnya mengenai halal dan haram." Dan telah menceritakannya kepada kami [Abdu bin Humaid] telah mengabarkan kepada kami [Abdur Razaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dengan Isnad ini.

muslim:1355

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair] telah menceritakan kepada kami [bapakku] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Abu Khalid] dari [Abdullah bin Isa bin Abdurrahman bin Abu Laila] dari [kakeknya] dari [Ubay bin Ka'ab] ia berkata; Suatu ketika saya sedang berada di dalam Masjid, tiba-tiba datanglah seorang laki-laki dan shalat. Lalu ia membaca (Al Qur`an) dengan dengan qiraah (bacaan) yang saya ingkari. Kemudian datanglah seorang laki-laki lain dan membaca (Al Qur`an) dengan qiraah yang lain lagi. Usai menunaikan shalat, kami semua menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ujarku, "Sesungguhnya orang ini membaca (Al Qur`an) dengan qiraah yang saya ingkari. kemudian datanglah laki-laki lain lalu ia membaca (Al Qur`an) dengan qiraah yang lain lagi." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun memerintahkan keduanya untuk mengulangi bacaannya masing-masing, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membenarkannya. Setelah itu, hilanglah prasangka dusta di dalam hatiku dan juga perasaan saat aku masih jahiliyah dulu. Maka ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihat sesuatu yang telah menimpaku, beliau menepuk-nepuk dadaku, dan terbukalah bagiku suatu pengetahuan yang seakan-akan aku melihat Allah dengan penuh ketakutan. Kemudian beliau bersabda: "Wahai Ubay, (Jibril) telah diutus kepadaku agar aku membaca Al Qur`an dengan satu huruf (lahjah bacaan) saja, maka saya pun terus mendesaknya agar memberikan keringanan atas umatku. Maka ia pun kembali kepadaku agar aku membacanya dengan dua huruf. Aku masih terus mendesaknya lagi agar memberikan keringanan atas umatku. Maka ia pun kembali lagi (dan memberikan keringanan) agar aku membacanya dengan tujuh huruf. Jibril berkata, 'Begitulah setiap kamu kembali, kuperkenankan permintaanmu.' Maka aku pun berdo'a: 'ALLAHUMMAGHFIR LI UMMATII (Ya Allah ampunilah umatku).' Dan saya mengakhirkan yang ketiga untuk suatu hari, dimana seluruh makhluk mengharap padaku, hingga Ibrahim shallallahu 'alaihi wasallam." Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Bisyr] telah menceritakan kepadaku [Isma'il bin Abu Khalid] telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Isa] dari [Abdurrahman bin Abu Laila] telah mengabarkan kepadaku [Ubay bin Ka'ab] bahwa suatu ketika ia duduk di dalam masjid, tiba-tiba masuklah seorang laki-laki kemudian shalat dan membaca (Al Qur`an) dengan sebuah qiraah. Ia pun mengkisahkan hadits yang serupa dengan hadits Ibnu Numair.

muslim:1356

Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Abu Kuraib] -sedang lafazhnya dari Abu Bakr- keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari [Alqamah] ia berkata; Kami mendatangi negeri Syam, lalu [Abu Darda] menjumpai kami seraya bertanya, "Adakah di antara kalian yang membaca dengan qiraahnya Abdullah bin Mas'ud?" Saya menjawab, "Ya. Sayalah orangnya." Ia bertanya, "Lalu bagaimana engkau mendengar Ibnu Mas'ud membaca ayat ini: 'WAL LAILI IDZAA YAGHSYAA.'?" Saya menjawab, "Saya mendengarnya membaca; 'WAL LAILI IDZAA YAGHSYAA WADZDZAKARI WAL UNTSAA.'" Ia (Abu Darda') berkata, adapun saya, demi Allah, saya telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membacanya seperti itu. Akan tetapi mereka menginginkan agar aku membaca; 'WA MAA KHALAQA', namun saya tidak menuruti mereka." Dan telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Mughirah] dari [Ibrahim] ia berkata; [Alqamah] mendatangi negeri Syam, lalu ia masuk Masjid, dan shalat di dalamnya. Kemudian ia berdiri menuju Halaqah dan duduk di situ. Kemudian datanglah [seorang laki-laki] dan saya pun tahu akan reaksi dan sikap orang-orang padanya. Lalu laki-laki itu duduk di sampingku dan bertanya, "Apakah kamu hafal sebagaimana Abdullah membaca (Al Qur`an)?" maka ia pun menyebutkan hadits semisalnya.

muslim:1364

Telah menceritakan kepadaku [Harmalah bin Yahya At Tujibi] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Amru bin Harits] dari [Bukair] dari [Kuraib] Maula Ibnu Abbas, bahwa Abdullah bin Abbas dan Abdurrahman bin Azhar dan Al Miswar bin Makhramah mereka mengutusnya agar menemui Aisyah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya berpesan, "Sampaikan salam kami kepadanya dan tanyakan mengenai dua raka'at setelah Ashar kemudian katakanlah bahwa kami telah mendengar kabar bahwa Anda menunaikannya padahal telah sampai kepada kami bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah melarang dua raka'at itu." Ibnu Abbas berkata, "Saya dan Umar pernah memukul beberapa orang karena menunaikan dua raka'at setelah Ashar." Kuraib berkata; Maka saya pun menemui Aisyah dan menyampaikan pesan-pesan mereka. Lalu Aisyah pun berkata, "Tanyakanlah kepada [Ummu Salamah]." Akhirnya aku pun kembali kepada mereka, dan menyampaikan komentar Aisyah. Kemudian mereka kembali mengutusku untuk menemui Ummu Aisyah dan menanyakan pertanyaan yang sama. Ummu Salamah menjawab, "Saya telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang shalat dua raka'at sesudah Ashar itu. Namun setelah itu, saya melihat beliau melakukannya. Dan memang sebelum menunaikannya, terlebih dahulu menunaikan shalat Ashar. Sesudah itu, beliau masuk menemuiku, sementara di sisiku terdapat beberapa orang wanita Anshar dari Bani Haram, kemudian beliau melaksanakan dua raka'at (Setelah Ashar itu). Lalu saya mengutus seorang budak wanita seraya berkata padanya, "Berdirilah kamu di samping beliau, dan katakanlah padanya, 'Ummu Salamah berkata; Wahai Rasulullah, saya telah mendengar tuan melarang dua raka'at ini, namun saya melihat Anda melakukannya.' Dan jika ia memberi isyarat dengan tangannya, maka mundurlah." Budak wanita itu pun melakukannya, kemudian beliau memberi isyarat, maka budak wanita itu pun mundur. Usai menunaikan shalat, beliau bersabda: "Wahai binti Abu Umayyah, kamu tadi menanyakan tentang dua raka'at setelah Ashar. Sesungguhnya saya telah didatangi oleh beberapa orang dari Bani Abdul Qais dengan menyatakan keIslaman kaumnya hingga mereka menyibukkanku untuk menunaikan dua raka'at setelah Zhuhur, maka dua raka'at ini sebagai penggantinya."

muslim:1377

Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] dan [Washil bin Abdul A'la] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Fudlail] dari [Abu Malik Al Asyja'i] dari [Abu Hazim] dari [Abu Hurairah] dari [Rab'i bin Hirasy] dari [Hudzaifah] keduanya berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah menyesatkan orang-orang yang sebelum kita tentang hari Jumat. Bagi orang Yahudi jatuhnya pada hari Sabtu, dan bagi orang Nasrani jatuhnya pada hari Ahad. Lalu Allah menunjuki kita yaitu pada hari Jum'at. Karena itu, terjadilah berturut-turut tiga hari berkumpul (hari besar), yaitu Jum'at, Sabtu dan Ahad. Hari kiamat kelak, mereka pun mengikuti kita juga, kita yang terakhir ke dunia, tetapi kitalah yang lebih dahulu diadili sebelum umat-umat yang lain." Sementara dalam riwayat Washil; "Yang diadili di antara mereka." Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Abu Za`idah] dari [Sa'd bin Thariq] telah menceritakan kepadaku [Rib'i bin Hirasy] dari [Hudzaifah] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kita ditunjukkan dengan hari Jum'at, sementara Allah telah menyesatkan umat-umat sebelum kita darinya." Dan ia pun menyebutkan hadits yang semakna dengan hadits Ibnu Fudlail.

muslim:1415

Dan telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Abdurrahman] dari [Suhail] dari [bapaknya] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Di setiap pintu Masjid terdapat Malaikat yang akan mencatat orang yang pertama kali datang dan seterusnya. Beliau mempermisalkan mereka seperti orang berkurban dengan seekor unta, kemudian diturunkannya lagi hingga seperti seorang yang berkurban dengan sebutir telur. Dan ketika Imam telah duduk, maka shuhuf (lembaran catatan) ditutup, dan para Malaikat pun menyimak khutbah."

muslim:1417

Dan Telah menceritakan kepada kami [Rifa'ah bin Al Haitsam Al Wasithi] telah menceritakan kepada kami [Khalid] yakni Ath Thahhan, dari [Hushain] dari [Salim] dan [Abu Sufyan] dari [Jabir bin Abdullah] ia berkata; Kami sedang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada hari Jum'at, tiba-tiba datanglah suatu Kafilah dagang sehingga para jama'ah pun keluar menjemputnya hingga tidak tersisa lagi kecuali dua belas orang dan saya adalah salah seorang dari mereka. Maka Allah menurunkan ayat: "Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah)." Hingga akhir ayat.

muslim:1429

Dan telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Salim] telah mengabarkan kepada kami [Husyaim] telah mengabarkan kepada kami [Hushaim] dari [Abu Sufyan] dan [Salim bin Abul Ja'di] dari [Jabir bin Abdullah] ia berkata; Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berdiri menyampaikan khutbah pada hari Jum'at, tiba-tiba datanglah suatu Kafilah dagang ke Madinah, maka para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bergegas mendatanginya hingga tidak tersisa lagi orang yang bersamanya kecuali dua belas orang. Di antara mereka ada Abu Bakar dan Umar. Maka turunlah ayat ini: "Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya.,."

muslim:1430

Dan Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Ibnu Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Manshur] dari ['Amru bin Murrah] dari [Abu 'Ubaidah] dari [Ka'ab bin 'Ujrah], bahwa ia pernah memasuki sebuah masjid dan ketika itu Abdur Rahman bin Ummi Al Hakam menyampaikan khutbah sambil duduk, maka iapun berkata, "Lihatlah orang yang buruk ini, ia berkhutbah sambil duduk padahal Allah Ta'ala telah berfirman: 'Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah) …'"

muslim:1431

Dan Telah menceritakan kepada kami [Syaiban bin Farrukh] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Al Mughirah] telah menceritakan kepada kami [Humaid bin Hilal] ia berkata, [Abu Rifa'ah] berkata; "Aku tiba di tempat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saat beliau sedang berkhutbah. Lalu aku berkata kepada beliau, "Wahai Rasulullah, ada orang asing yang sengaja datang kepada Anda untuk bertanya tentang agama, ia tidak tahu apa agamanya." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun mendatangiku dan memutuskan khutbahnya. Ketika beliau sampai di dekatku, diberikanlah sebuah kursi -aku memperkirakan kaki-kakinya terbuat dari besi- untuk beliau duduki. Selanjutnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam duduk di kursi tersebut dan mengajarkan kepadaku perihal agama yang telah diajarkan Allah kepada beliau. Setelah itu, beliau meneruskan khutbahnya hingga selesai."

muslim:1450

Dan Telah menceritakan kepada kami [Amru An Naqid] telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Dlamrah bin Sa'id] dari [Ubaidullah bin Abdullah] ia berkata, Adl Dlahak bin Qais menulis surat kepada [An Nu'man bin Basyir] menanyakan tentang surat yang apa yang dibaca oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada hari Jum'at selain surat Jumu'ah. Maka ia menjawab, "Beliau membaca surat Al Ghasyiah."

muslim:1453

Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepadaku [Atha`] bahwasanya; [Ibnu Abbas] mengirim seseorang kepada Ibnu Zubiar ketika pertama kali keluar (untuk menunaikan shalat Ied), "Bahwa shalat Ied (ditunaikan) tanpa adzan. Karena itu, jangankan kamu mengumandangkan adzan." Maka Ibnu Zubair pun tidak menyuruh untuk mengumandangkan adzan. Kemudian para hari itu, ia juga mengutus kepadanya, bahwa penyampaian khutbah adalah sesudah shalat. Dan bahwa hal itu sebelumnya telah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Akhirnya Ibnu Zubair pun shalat Ied sebelum khutbah.

muslim:1469

Telah menceritakan kepadaku [Harun bin Sa'id Al `Aili] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Amru] bahwa [Ibnu Syihab] telah menceritakan kepadanya dari [Urwah] dari [Aisyah] bahwa pada hari-hari di Mina Abu Bakar masuk ke dalam rumahnya, sementara di tempatnya terdapat dua orang budak wanita yang sedang bernyanyi dan memukul rebana, sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menutup diri dengan kainnya. Kemudian Abu Bakar pun menghentikan keduanya, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun menyingkap kainnya dan bersabda: "Biarkanlah keduanya, wahai Abu Bakar. Karena hari-hari ini adalah hari raya." Aisyah berkata; "Saya melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menutupiku dengan kainnya, sementara saya sedang melihat kepada orang-orang Habasyah yang sedang bermain. Saya adalah seorang anak wanita, karena itu berilah kesempatan kepada para anak wanita untuk bermain."

muslim:1480

Dan telah menceritakan kepadaku [Abu Thahir] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dari [Urwah bin Zubair] ia berkata, [Aisyah] berkata; "Saya melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri di pintu kamarku, sementara orang-orang Habasyah sedang bermain tombak di masjid Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau menutupiku dengan kainnya agar aku dapat melihat permainan mereka. Kemudian beliau berdiri (agar aku lebih leluasa melihat), sampai saya sendiri yang berhenti (setelah bosan) melihatnya. Karena itu, berilah keleluasaan kepada anak-anak wanita untuk bermain."

muslim:1481

Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Hisyam] dari [bapaknya] dari [Aisyah] ia berkata; Orang-orang Habasyah sedang bermain-main di Masjid pada hari raya. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memanggilku, aku pun meletakkan kepala di atas pundaknya untuk melihat permainan mereka sampai aku sendiri yang berhenti melihat mereka. Dan telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Yahya bin Zakariya bin Abu Za`idah] -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Bisyr] keduanya dari [Hisyam] dengan isnad ini, namun ia tidak menyebutkan; "Di dalam masjid."

muslim:1483

Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Rafi'] dan [Abdu bin Humaid] -Abdu berkata- telah mengabarkan kepada kami -Ibnu Rafi' berkata- telah menceritakan kepada kami [Abdur Razaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Ibnul Musayyab] dari [Abu Hurairah] ia berkata; Ketika orang-orang Habasyah bermain-main tombak di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba Umar bin Al Khathab masuk dan segera mengulurkan tangannya mengambil tombak kecil untuk melempar mereka. Namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam segera bersabda: "Biarkanlah mereka wahai Umar."

muslim:1485

Dan telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] ia berkata, saya telah membacakan kepada [Malik] dari [Abdullah bin Bakar] bahwa ia mendengar ['Abbad bin Tamim] berkata, saya mendengar [Abdullah bin Zaid Al Mazani] berkata; "Suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar ke tanah lapang untuk menunaikan shalat Istisqa`, kemudian beliau membalik pakaiannya ketika menghadap kiblat.

muslim:1486

Dan Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Abdullah bin Abu Bakar] dari [Abbad bin Tamim] dari [pamannya] ia berkata; "Suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar menuju Mushalla (tanah lapang untuk shalat) hendak menunaikan shalat Istisqa`, maka beliau pun menghadap kiblat dan membalik pakaiannya kemudian shalat dua raka'at."

muslim:1487

Dan Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Sulaiman bin Bilal] dari [Yahya bin Sa'id] ia berkata, telah mengabarkan kepadaku [Abu Bakar bin Muhammad bin Amru] bahwa [Abbad bin Tamim] telah mengabarkan kepadanya, bahwa [Abdullah bin Zaid Al Anshari] telah mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar ke tanah lapang untuk menunaikan shalat Istisqa`. Dan ketika beliau hendak berdo'a, beliau menghadap kiblat dan membalik pakaiannya.

muslim:1488

Dan telah menceritakan kepadaku [Abu Thahir] dan [Harmalah] keduanya berkata, telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] ia berkata, telah mengabarkan kepadaku [Abbad bin Tamim Al Mazini] bahwa ia mendengar [pamannya] yang termasuk salah seorang dari sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata; "Suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar untuk menunaikan shalat Istisqa`, lalu beliau membelakangi para jama'ah seraya berdo'a kepada Allah dengan menghadap kiblat. Kemudian beliau membalik pakaiannya lalu shalat dua raka'at."

muslim:1489

Dan telah menceritakan kepada kami [Abdu bin Humaid] telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Musa] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Tsabit] dari [Anas bin Malik] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shalat Istisqa, lalu beliau memberi isyarat ke langit dengan punggung kedua telapak tangannya.

muslim:1492

Dan Telah meceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] dan [Yahya bin Ayyub] dan [Qutaibah] dan [Ibnu Hujr] -Yahya berkata- telah mengabarkan kepada kami -sementara yang lain berkata- Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ja'far] dari [Syarik bin Abu Namir] dari [Anas bin Malik] bahwasanya; Ada seorang laki-laki yang masuk Masjid pada hari Jum'at dari pintu yang menghadap Darul Qadla`, sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri sedang menyampaikan khutbah. Kemudian laki-laki itu segera menghadap ke arah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, harta benda telah binasa dan jalan pun telah terputus. Karena itu, berdo'alah kepada Allah agar menurunkan hujan." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengangkat kedua tangannya seraya berdo'a: "ALLAHUMMA AGHITSNAA ALLAHUMMA AGHITSNAA, ALLAHUMMA AGHITSNAA (Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami. Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami, Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami). Anas berkata, "Tidak, demi Allah, kami tidak melihat mendung maupun gumpalan awan sedikitpun di langit, juga tidak ada di antara kami ataupun di antara celah meski satu rumah maupun tempat tinggal." Ia berkata, "Maka datanglah dari arah belakangnya segumpalan awan yang menyerupai sebuah perisai. Setelah memenuhi langit, awan tersebut menyebar lalu turunlah hujan." Ia berkata, "Tidak, demi Allah kami tidak dapat melihat matahari kala itu." Ia berkata, "Kemudian ada seorang laki-laki yang masuk melalui pintu tersebut pada hari Jum'at selanjutnya, sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang berdiri menyampaikan khutbah, maka ia menghampiri beliau dengan berdiri dan mengatakan, "Wahai Rasulullah, harta benda kami telah lenyap dan jalan-jalan pun sudah buntu, maka berdo'alah kepada Allah supaya Dia menetapkannya bagi kami." Ia mengatakan, "Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengangkat kedua tangannya lalu berdo'a, "Ya Allah! Hujanilah di sekitar kami, jangan kepada kami. Ya, Allah! Berilah hujan ke daratan tinggi, beberapa anak bukit, perut lembah dan beberapa tanah yang menumbuhkan pepohonan." Maka kami segera berdiri dan keluar berjalan di bawah sinar matahari." Syarik berkata; Lalu aku pun bertanya kepada Anas bin Malik, "Apakah laki-laki itu adalah laki-laki yang pertama?" Ia menjawab, "Saya tidak tahu." Dan telah meceritakan kepada kami [Dawud bin Rusyaidin] telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin Muslim] dari [Al Auza'i] telah menceritakan kepadaku [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] dari [Anas bin Malik] ia berkata; Orang-orang tertimpa musim paceklik pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang menyampaikan khutbah kepada orang banyak di atas mimbar pada hari Jum'at, tiba-tiba berdirilah seorang Arab pegunungan dan berkata, "Wahai Rasulullah, harta telah binasa dan sanak keluarga kami pun kelaparan." Ia pun menuturkan hadits yang semakna dengan hadits di atas. Dan di dalamnya ia menyebutkan do'a: "ALLAHUMMA HAWAALAINAA WALAA 'ALAINAA (Ya Allah, hujanilah sekitar kami dan jangan kepada kami)." Dan tidaklah beliau memberi isyarat dengan tangannya, kecuali terlihat (gumpalan awan), hingga aku melihat kota Madinah bagaikan lobang. Dan lembah Qanath mengalirkan airnya selama satu bulan, dan tidaklah seseorang datang dari seberang, kecuali dengan membawa berita terjadinya hujan yang lebat. Dan telah menceritakan kepadaku [Abdul A'la bin Hammad] dan [Muhammad bin Abu Bakar Al Muqaddami] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Mu'tamir] telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah] dari [Tsabit Al Bunani] dari [Anas bin Malik] ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyampaikan khutbah pada hari Jum'at, kemudian orang-orang datang kepada beliau dengan berteriak seraya berkata, "Wahai Nabi Allah, hujan tak lagi turun, pepohonan telah memerah dan hewan ternak pun telah binasa." Ia pun menuturkan hadits. Dan di dalamnya -dari riwayatnya Abdul A'la- tercantum; "Kemudian (awan itu pun) menyebar dari Madinah, hingga hujan pun turun membasahi sekelilingnya, sementara di kota Madinah tak turun hujan setetes pun. Sesudah itu, aku melihat Madinah, ternyata kota Madinah saat itu benar-benar seperti mahkota (lantaran hujan telah merata membasahinya)." Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Sulaiman bin Al Mughirah] dari [Tsabit] dari [Anas] semisalnya. Dan ia menambahkan; "Maka Allah menyatukan gumpalan-gumpalan awan itu, lalu kami tinggal di situ sejenak hingga aku melihat laki-laki itu tak sanggup lagi menahan keinginannya untuk segera mendatangi keluarganya." Dan Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Sa'id Al Aili] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahab] telah menceritakan kepadaku [Usamah] bahwa [Hafsh bin Ubaidullah bin Anas bin Malik] telah menceritakan kepadanya, bahwa ia mendengar [Anas bin Malik] berkata; "Ada seorang A'rabi (Arab pegunungan) datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada hari Jum'at saat beliau berada di atas mimbar." Ia pun menuturkan hadits itu, dan ia menambahkan; "Maka aku pun melihat awan yang saling memisah bagaikan air saat dituangkan."

muslim:1493

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah Al Qa'nabi] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Bilal] dari [Yahya] dari [Amrah] bahwa seorang wanita Yahudi mendatangi [Aisyah] seraya berkata, "Semoga Allah melindungimu dari siksa kubur." Aisyah berkata; Maka saya pun bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah Allah akan menyiksa manusia di alam kubur?" Amrah berkata; Aisyah berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Mintalah perlindungan kepada Allah." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pergi dengan berkendaraan di siang hari, tiba-tiba terjadilah gerhana matahari. Aisyah berkata; Maka saya pun keluar melewati pintu rumah yang berada di dalam masjid bersama beberapa orang wanita. Kemudian datanglah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari kendaraannya, beliau berjalan hingga sampai di Mushalla (tanah lapang) tempat beliau shalat. Lalu beliau berdiri (shalat) dan kaum muslimin pun ikut berdiri (shalat) di belakangnya. Aisyah berkata; Beliau berdiri lama sekali, kemudian beliau ruku' dengan ruku' yang lama sekali, setelah itu beliau bangkit dan berdiri lama sekali, namun tidak seperti berdirinya yang pertama. Kemudian beliau ruku' dengan sangat lama, namun tidak selama ruku'nya yang pertama, lalu beliau bangkit sementara matahari telah bersinar kembali. Akhirnya beliau bersabda: "Sungguh, saya telah melihat bahwa kalian akan diuji di alam kubur nanti sebagaimana fitnah Dajjal." Amrah berkat; Saya mendengar Aisyah berkata, "Setelah itu, saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meminta perlindungan dari adzab neraka dan adzab kubur." Dan telah menceritakannya kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahhab] -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] semuanya dari [Yahya bin Sa'id] dengan isnad ini, dan sesuai dengan makna haditsnya Sulaiman bin Bilal.

muslim:1506

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Numair] -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair] -yang lafazhnya hampir sama- ia berkata, telah menceritakan kepada kami [bapakku] telah menceritakan kepada kami [Abdul Malik] dari [Atha`] dari [Jabir] ia berkata; Pernah terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertepatan dengan hari wafatnya Ibrahim bin Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka orang-orang pun mengatakan, "Terjadinya gerhana matahari adalah karena kematiannya Ibrahim." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri menunaikan shalat (gerhana) bersama para sahabat sebanyak enam raka'at dengan empat kali sujud. Mula-mula beliau bertakbir, dan membaca ayat dan memanjangkan bacaannya itu. Kemudian beliau ruku' lama, lamanya kira-kira selama beliau berdiri itu. Kemudian beliau mengangkat kepala dari ruku' (I'tidal), lalu beliau membaca ayat, namun tidak sepanjang yang pertama. Kemudian beliau ruku', lamanya kira-kira seperti lamanya beliau berdiri. Kemudian I'tidal, lalu membaca ayat, tetapi panjangnya tidak sepanjang yang kedua. Kemudian beliau ruku', seperti lamanya beliau berdiri. Kemudian beliau mengangkat kepalanya dari ruku' kemudian langsung turun untuk sujud, dan beliau sujud dua kali. Kemudian beliau berdiri, dan sesudah itu ruku' pula tiga kali; dan bacaannya setiap raka'at yang dahulu lebih panjang daripada yang setelahnya. Begitu pula lama ruku' hampir sama dengan lamanya sujud. Kemudian beliau mundur, maka mundur pula seluruh shaf di belakang beliau hingga sampai dekat shafnya kaum wanita. Kemudian beliau maju, dan maju pula seluruh jama'ah mengikuti beliau, hingga sampai ke tempatnya semula. Sesudah itu, shalat gerhana selesai, dan matahari telah terang kembali. Di dalam khutbahnya antara lain beliau bersabda: "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua ayat (bukti) di antara sekian banyak bukti kebesaran Allah. Dan gerhana pada keduanya itu terjadi bukan karena kematian seseorang. Karena itu, apabila kalian melihat gerhana, maka shalatlah, hingga ia terang kembali. Segala yang dijanjikan Allah telah diperlihatkan kepadaku dalam shalatku yang sebentar ini. Diperlihatkannya kepadaku neraka; yaitu ketika kalian melihat aku mundur, karena aku takut terkena jilatannya. Sehingga tampak olehku seorang pemilik tongkat (yang ujungnya bengkok) sedang menyeret ususnya di neraka, karena ia (dahulu) pernah mencuri harta jama'ah haji dengan tongkatya tersebut. Jika ada orang bertanya kepadanya, kenapa kamu mencuri? Ia menjawab, aku tak sengaja karena menyangkut pada tombakku. Tetapi jika orang lengah, dia mencuri lagi. Kulihat juga di dalam neraka ada seorang wanita pemilik kucing. Dia mengikat kucing itu namun tidak diberinya makan, dan tidak pula dilepaskannya agar kucing tersebut bisa mencari makannya sendiri seperti rumput-rumput kering, hingga akhirnya kucing itu mati kelaparan. Kemudian diperlihatkan pula kepadaku surga; yaitu ketika kalian melihatku maju, sehingga meski aku berdiri di tempatku ini aku ulurkan tanganku untuk memetik buah-buahannya, supaya kamu semua dapat melihatnya. Tapi ternyata aku tak dapat melakukannya. Tidak ada sesuatupun yang dijanjikan Allah, melainkan kulihat nyata di dalam shalatku ini."

muslim:1508

Telah menceritakan kepada kami [Muhamamd bin Ala` Al Hamdani] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Fathimah] dari [Asma`] ia berkata; Pernah terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu aku pergi menemui Aisyah, dan kudapati dia sedang shalat. Aku bertanya kepadanya, "Kenapa orang-orang sedang melaksanakan shalat?" Dia memberi isyarat dengan kepalanya ke langit. Tanyaku, "Ayat (tanda kebesaran Allah)?" Aisyah menjawab, "Ya, tanda kebesaran Allah." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lama sekali berdiri di dalam shalat, sehingga aku pusing. Lalu kuambil air satu qirbah dan kubawa kedekatku. Kemudian kubasahi kepala dan mukaku. Kata Asma` selanjutnya; ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah usai menunaikan shalat, dan matahari telah terang kembali, beliau berkhutbah di hadapan manusia. Mula-mula beliau memuji dan menyanjung Allah. Sesudah itu, beliau bersabda antara lain: "Tidak ada satupun yang belum pernah aku lihat, melainkan telah kusaksikan dalam shalatku ini, sampai-sampai surga dan neraka. Sesungguhnya telah diwahyukan kepadaku bahwa kalian akan segera ditanyai di dalam kubur, atau seperti fitnah bencana Dajja. Masing-masing kalian akan didatangi dan ditanyai, 'Apa pengetahuanmu tentang orang (Muhammad) ini? ' adapun orang-orang yang beriman dan meyakini akan menjawab, 'Dia adalah Muhammad Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau datang kepada kami dengan membawa keterangan-keterangan dan petunjuk, lalu kami terima dan kami patuhi.' Pertanyaan itu berulang-ulang hingga tiga kali. Sesudah itu, ia disuruh tidur. Katanya, 'Kami sudah tahu bahwa kamu betu-betul beriman dengannya. Karena itu, tidurlah dengan nyenyak.' Adapun orang-orang yang munafik dan orang-orang yang ragu dalam kepercayaannya, maka jawabnya, 'Aku tidak apakah itu. Kudengar orang banyak mengatakan begini dan begitu, lalu kuucapkan pula.'" Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Abu Kuraib] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Hisyam] dari [Fathimah] dari [Asma`] ia berkata; Saya mendatangi Aisyah, ternyata orang-orang sedang berdiri (menunaikan shalat), maka saya pun bertanya, "Kenapa orang-orang pada shalat?" ia pun mengkisahkan hadits sebagaimana hadits Ibnu Numair dari Hisyam telah mengabarkan kepada kami Yahya bin Yahya telah mengabarkan kepada kami Sufyan bin Uyainah dari Az Zuhri dari Urwah ia berkata; Janganlah kalian mengatakan; "KASAFAT ASY SYAMSU." Tetapi katakanlah, "KHASAFAT ASY SYAMSU (terjadi gerhana matahari)."

muslim:1509

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Habib Al Haritsi] telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Al Harits] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Juraij] telah menceritakan kepadaku [Manshur bin Abdurrahman] dari [Ibunya, Shafiyyah binti Syaibah] dari [Asma` bin Abu Bakar] bahwa ia berkata; Pada hari terjadinya gerhana matahari, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam terkejut. Maka beliau pun segera mengambil baju besi hingga memakaikannya dengan bajunya. Kemudian beliau berdiri menunaikan shalat bersama orang banyak. Beliau berdiri dengan sangat lama yang seandainya ada seseorang yang datang, maka di tidak akan menduga bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam akan ruku', karena memang begitu lamanya beliau berdiri." Dan telah menceritakan kepadaku [Sa'id bin Yahya Al Umawi] telah menceritakan kepadaku [bapakku] telah menceritakans kepada kami [Ibnu Juraij] dengan isnad ini, hadits yang semisalnya. Dan ia menyebutkan; "Bediri yang lama. Beliau berdiri, kemudian ruku'." Dan ia juga menambahkan; "Lalu aku melihat ke arah wanita yang lebih muda usianya dariku dan juga kepada wanita lain yang lebih kurus dariku."

muslim:1510

Dan telah menceritakan kepadaku [Ahmad bin Sa'id Ad Darimi] telah menceritakan kepada kami [Habban] telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] telah menceritakan kepada kami [Manshur] dari [Ibunya] dari [Asma` binti Abu Bakar] ia berkata; Pernah terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau bergegas dan keliru mengambil baju besi hingga beliau ditunjukkan letak pakaiannya. Kemudian aku buang hajat, kemudian datang dan masuk masjid. Lalu aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang berdiri dan aku pun ikut berdiri (shalat) bersama beliau. Beliau memperpanjang berdirinya hingga aku ingin duduk, kemudian aku menoleh ke arah perempuan yang lemah, aku pun berkata, 'Perempuan ini adalah lebih lemah dariku.' Akhirnya aku pun berdiri. Kemudian beliau ruku' dan memperpanjang ruku'nya. Lalu beliau mengangkat kepalanya dan kembali memperpanjang berdirinya hingga sekiranya ada seorang laki-laki datang niscaya ia akan menyangka bahwa beliau tidak akan ruku'.

muslim:1511

Telah menceritakan kepada kami [Suwaid bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Maisarah] telah menceritakan kepadaku [Zaid bin Aslam] dari [Atha` bin Yasar] dari [Ibnu Abbas] ia berkata; Pernah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menunaikan shalat dan para sahabat pun ikut menyertainya. Kemudian beliau berdiri sangat lama kira-kira selama pembacaan surat Al Baqarah, lalu beliau ruku' dengan ruku' yang sangat lama. Kemudian beliau bangkit (dari ruku') dan berdiri dengan sangat lama namun tidak selama berdirinya yang pertama, lalu beliau ruku' lama sekali, namun tidak selama ruku'nya yang pertama, kemudian beliau sujud. setelah itu, beliau berdiri kembali dan berdirinya sangat lama, namun tidak selama berdirinya yang pertama. Lalu beliau ruku' dengan ruku' yang lama pula, namun tidak selama ruku'nya yang pertama. Kemudian beliau bangkit dan berdiri sangat lama, namun tidak sebagaimana berdirinya yang pertama, lalu beliau ruku' sangat lama, tetapi tidak selama ruku'nya yang pertama. Kemudian beliau sujud, hingga kemudian beliau beranjak (setelah usai menunaikan shalat) sementara matahari telah terang kembali. Maka beliau pun bersabda: "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua ayat dari ayat-ayat Allah. Tidaklah terjadi gerhana pada keduanya karena kematian seseorang atau pun kelahirannya. Jika kalian melihatnya, maka berdzikirlah kepada Allah." Para sahabat berkata, "Wahai Rasulullah, kami melihat Anda sepertinya mendapatkan sesuatu di tempat Anda berdiri ini, dan kami juga melihat Anda menahan kedua tangan." Maka beliau pun menjelaskan: "Sesungguhnya saya telah melihat surga, lalu saya mendapati satu tandan, sekiranya saya mengambilnya, niscaya kalian akan makan darinya selama dunia ini ada. Kemudian saya juga melihat neraka, maka saya belum pernah melihat pemandangan yang dahsyat seperti hari ini, dan saya melihat bahwa kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita." Para sahabat bertanya, "Apakah penyebabnya wahai Rasulullah?" beliau menjawab: "Lantaran kekufuran mereka." kemudian ditanyakan lagi kepada beliau: "Apakah mereka kufur kepada Allah?" beliau menjawab: "Yaitu kufur (tidak menerima) kelebihan suami, dan mengkufuri kebaikannya. Sekiranya kamu berbuat baik kepada salah seorang dari mereka sepanjang masa, lalu ia mendapati satu keburukan darimu, niscaya ia akan mengatakan, 'Saya tidak pernah mendapati satu kebaikan pun darimu.'" Dan telah menceritakannya kepada kami [Muhammad bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami [Ishaq] yakni Ibnu Isa, telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Zaid bin Aslam] dalam isnad ini semisalnya. Hanya saja ia menyebutkan; "Kemudian kami melihat Anda menahan diri sejenak."

muslim:1512

Telah menceritakan kepada kami [Abu Amir Al Asy'ari Abdullah bin Barrad] dan [Muhammad bin Al Ala`] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Buraid] dari [Abu Burdah] dari [Abu Musa] ia berkata; Pada zaman Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah terjadi gerhana matahari, beliau terkejut dan bergegas berdiri karena takut kalau-kalau akan terjadi kiamat. Sampai beliau masuk ke masjid dan melaksanakan shalat dengan berdiri, ruku dan sujud yang panjang sekali, aku belum pernah melihat beliau memanjangkan bacaan sedemikian lama sebelumnya, kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya semua tanda-tanda yang dikirimkan Allah ini bukanlah disebabkan oleh meninggalnya atau lahirnya seseorang, akan tetapi Allah mengirimnya untuk menakut-nakuti para hamba-Nya. Oleh sebab itu jika kalian melihatnya maka bersegeralah berdzikir mengingat Allah, memanjatkan do'a padaNya, serta memohon ampunan-Nya." Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Al 'Alaa' disebutkan: "Terjadi gerhana matahari…" dan dia berkata; "Untuk menakut-nakuti hambaNya".

muslim:1518

Telah menceritakan kepadaku [Ubaidullah bin Umar Al Qawariri] telah menceritakan kepada kami [Bisyr Al Mufadldlal] telah menceritakan kepada kami [Al Jurairi] dari [Abul Ala` Hayyan bin Umair] dari [Abdurrahman bin Samurah] ia berkata; "Pada suatu waktu di masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika aku sedang bermain panah, tiba-tiba terjadi gerhana matahari. Lalu kulemparkan semua alat permainanku itu. Aku berkata; Aku akan melihat apakah gerangan yang dilakukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bila terjadi gerhana matahari seperti itu. Setelah aku sampai ke tempat beliau, kudapati beliau sedang mengangkat tangannya berdo'a, takbir, tahmid dan tahlil sampai matahari terang kembali. Beliau membaca dua surat dan shalat dua raka'at."

muslim:1519

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] Telah menceritakan kepada kami [Abdul A'la bin Abdul A'la] dari [Al Jurairi] dari [Hayyan bin Umair] dari [Abdurrahman bin Samurah] -ia adalah salah seorang dari sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam- ia berkata; Aku sedang bermain panah di Madinah pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba terjadilah gerhana matahari, maka aku pun langsung membuangnya dan berkata, "Demi Allah, aku benar-benar akan melihat apa yang hendak dikerjakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saat terjadi gerhana matahari. Lalu aku pun mendatangi beliau, dan ternyata beliau sedang berdiri untuk menunaikan shalat dengan mengangkat kedua tangannya. Beliau membaca tasbih, tahmid, tahlil dan takbir serta berdo'a hingga matahari bersinar kembali. Setelah matahari bersinar kembali, beliau membaca dua surat dan shalat dua raka'at. Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] Telah menceritakan kepada kami [Salim bin Nuh] telah mengabarkan kepada kami [Al Jurairi] dari [Hayyan bin Umair] dari [Abdurrahman bin Samurah] ia berkata; Ketika aku sedang melempar panah di masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba terjadi gerhana matahari. Lalu ia pun menyebutkan hadits yang serupa dengan hadits keduanya.

muslim:1520

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ayyub] dan [Qutaibah] dan [Ibnu Hujr] semuanya dari [Isma'il bin Ja'far] - [Ibnu Ayyub] berkata- telah menceritakan kepada kami [Isma'il] telah mengabarkan kepadaku [Sa'd bin Sa'id] dari [Umar bin Katsir bin Aflah] dari [Ibnu Safinah] dari [Ummu Salamah] bahwa ia berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah seorang mukmin tertimpa musibah lalu ia membaca apa yang telah diperintahkan oleh Allah, 'INAA LILLAHI WAINNAA ILAIHI RAAJI'UUN ALLAHUMMA`JURNII FII MUSHIIBATI WA AKHLIF LII KHAIRAN MINHAA (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah. Ya Allah, berilah kami pahala karena mushibah ini dan tukarlah bagiku dengan yang lebih baik daripadanya).' melainkan Allah menukar baginya dengan yang lebih baik." Ummu Salamah berkata; Ketika Abu Salamah telah meninggal, saya bertanya, "Orang muslim manakan yang lebih baik daripada Abu Salamah? Dia adalah orang-orang yang pertama-tama hijrah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian akupun mengucapkan doa tersebut. Maka Allah pun menggantikannya bagiku Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Ummu Salamah mengkisahkan; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus Hatib bin Abu Balta'ah melamarku untuk beliau sendiri. Maka saya pun menjawab, "Bagaimana mungkin, aku telah mempunyai seorang anak wanita, dan aku sendiri adalah seorang pencemburu." Selanjutnya beliau pun menjawab: "Adapun anaknya, maka kita do'akan semoga Allah mencukupkan kebutuhannya, dan aku mendo'akan pula semoga Allah menghilangkan rasa cemburunya itu."

muslim:1525

Telah menceritakan kepada kami [Yunus bin Abdul A'la Ash Shadafi] dan [Amru bin Sawwad Al Amiri] keduanya berkata, telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Amru bin Harits] dari [Sa'd bin Al Harits Al Anshari] dari [Abdullah bin Umar] ia berkata; Sa'ad bin Ubadah pernah mengeluhkan rasa sakit yang dideritanya, sehingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersama Abdur Rahman bin 'Auf, Sa'ad bin Abi Waqqash, dan Abdullah bin Mas'ud menjenguknya. Ketika beliau hendak masuk ternyata ia sedang dikerumuni keluarganya, maka beliau pun bertanya: "Apakah ia telah meninggal dunia?" Para sahabat menjawab, "Belum wahai Rasulullah." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meneteskan air mata. Melihat beliau menangis, para sahabatpun ikut menangis. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dengarkanlah oleh kalian, sesungguhnya Allah tidak mengadzab seseorang karena disebabkan tangisan atau perasaan sedih (dari orang yang ditinggalkannya) akan tetapi Dia mengadzab karena disebabkan oleh ini (beliau memberi isyarat pada lisannya), atau Dia akan mengasihinya."

muslim:1532

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rafi'] dan [Abdu bin Humaid] - [Ibnu Rafi'] berkata- telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepadaku [Abdullah bin Abu Mulaikah] ia berkata; Ketika puteri Utsman bin 'Affan meninggal di Makkah, kami datang menjenguknya. Hadir juga ketika itu antara lain, Ibnu Umar dan Ibnu Abbas. Dan aku duduk di antara keduanya. Kemudian datanglah orang lain lalu ia duduk di sampingku. Kemudian [Abdullah bin Umar] bertanya kepada Amru bin Utsman yang duduk berhadapan dengan Abdullah, "Kenapa Anda tidak melarang orang-orang yang menangis? Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda: 'Sesungguhnya mayit benar-benar akan disiksa lantara tangisan keluarganya atasnya.'" Maka [Ibnu Abbas] pun menjawab, "Memang [Umar] pernah berkata demikian." Kemudian Ibnu Abbas melanjutkan; Aku pernah datang dari Makkah bersama Umar, dan ketika kami sampai di Baida`, tiba-tiba kami bertemu dengan suatu rombongan kendaraan yang sedang berhenti di bawah naungan pohon. Umar berkata, "Coba periksa siapakah pemimpin rombongan itu." Setelah aku lihat, ternyata pemimpin rombongan itu adalah Shuhaib. Lalu kuberitahukan kepada Umar. Umar memerintahkan, "Panggillah ia kemari." Aku kembali menemui Shuhaib dan kuperintahkan kepadanya, "Turun dan temuilah Amirul mukminin sekarangan juga." Ketika Umar mendapat musibah ditikam orang, Shuhaib datang sambil menangis dan berkata, "Wahai saudaraku, wahai saudaraku…" maka Umar pun berkata, "Shuhaib, apakah kamu menangisiku? padahal Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda bahwa mayit itu akan disiksa karena ditangisi oleh keluarganya." [Ibnu Abbas] berkata, "Ketika Umar telah meninggal dunia, maka hadits yang diceritakan Umar itu aku sampaikan kepada 'Aisyah. Maka [Aisyah] pun berkata, "Semoga Allah merahmati Umar. Tidak, demi Allah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah mengatakan bahwa Allah menyiksa orang mukmin karena tangisan seseorang. Yang sebenarnya, beliau bersabda seperti ini; 'Sesungguhnya Allah menambah siksaan terhadap orang kafir, karena tangisan keluarganya atasnya.'" Abdullah berkata; Selanjutnya Aisyah berkata; Cukuplah firman Allah ini sebagai dalil bagi kalian, "Dan orang yang berdosa, tidak akan memikul dosa orang lain." Ibnu Abbas berkata, "Kalau demikian Allah membuat kamu tertawa dan menangis." Ibnu Mulaikah berkata, "Demi Allah, Ibnu Umar tidak berkata apa-apa (mendengar penjelasan 'Aisyah itu)." Dan [Abdurrahman bin Bisyr] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] telah berkata [Amru] dari [Ibnu Abu Mulaikah] ia berkata; Kami berkumpul pada jenazah Ummu Aban binti Utsman. Ia pun menuturkan hadits, namun ia tidak menyatakan marfu'nya hadits dari Ibnu Umar dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sebagaimana yang dinyatakan Ayyub dan Ibnu Juraij. Dan kedua hadits mereka adalah lebih lengkap daripada haditsnya Amru.

muslim:1544

Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Abdullah] dan [Hajjaj bin Asy Sya'ir] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Muhammad] ia berkata, [Ibnu Juraij] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Abu Zubair] bahwa ia mendengar [Jabir bin Abdullah] menceritakan bahwa pada suatu hari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah lalu menyebutkan kisah tentang salah seorang sahabatnya yang meninggal dan dikafani dengan kain yang tidak menutupi seluruh badannya, kemudian dimakamkan di malam hari. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang untuk menguburkannya di malam hari sampai dishalatkan, kecuali jika keadaannya sangat terpaksa, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika salah seorang dari kalian mengkafani saudaranya, maka hendaknya ia memperbagus kafannya."

muslim:1567

Telah menceritakan kepada kami [Syaiban bin Farukh] telah menceritakan kepada kami [Jarir bin Hazim] telah menceritakan kepada kami [Nafi'] ia berkata; telah dikatakan kepada Ibnu Umar, bahwa [Abu Hurairah] berkata; Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang mengikuti jenazah, maka baginya satu qirath pahala." Ibnu Umar berkata, "Yang paling banyak (menceritakan hadits kepada kita) adalah Abu Hurairah." Lalu ia pun mengutus seseorang kepada Aisyah dan menanyakan hal itu padanya, maka [Aisyah] pun membenarkan Abu Hurairah. Maka Ibnu Umar pun berkata, "Sungguh, kita telah melewatkan qirath yang banyak."

muslim:1573

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dari [Malik bin Anas] -terkait dengan hadits yang telah dibacakan kepadanya- dari [Muhammad bin Amru bin Halhalah] dari [Ma'bad bin Ka'ab bin Malik] dari [Abu Qatadah bin Rabi'i] bahwa ia menceritakan bahwasanya; Suatu ketika iringan jenazah lewat di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau bersabda: "MUTARIIH dan MUSTARAAH." Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah itu MUSTARIIH dan MUSTARAAH?" beliau menjawab, "Seorang hamba yang mukmin YASTARIH (akan beristirahat) dari memakmurkan dunia, sementara seorang hamba yang fajir, justru seluruh hamba, negeri, pepohonan dan binatang melata akan YASTARIH (beristirahat) dari (kezhalimannya) " Dan Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami [Abdurrazaq] semuanya dari [Abdullah bin Sa'id bin Abu Hind] dari [Muhammad bin Amru] dari [Ibnu Ka'ab bin Malik] dari [Abu Qatadah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dan di dalam hadits Yahya bin Sa'id: "(Seorang hamba mukmin) akan beristirahat dari kesulitan dan kepenatan dunia menuju rahmat Allah."

muslim:1579

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] ia berkata, saya telah membacakan kepada [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Sa'id bin Al Musayyab] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memanggil kaum muslimin untuk menunaikan (shalat ghaib) untuk raja Najasyi, pada hari wafatnya. Maka beliau pun keluar menuju mushalla (tanah lapang) bersama mereka dan bertakbir sebanyak empat kali takbir.

muslim:1580

Telah menceritakan kepada kami [Hasan bin Rabi'] dan [Muhammad bin Abdullah bin Numair] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Idris] dari [Asy Syaiban] dari [Asy Sya'bi] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah menshalatkan jenazah di atas kuburan setelah dikebumikannya mayit. Beliau bertakbir atasnya empat kali. [Asy Syaibani] berkata; Saya bertanya kepada [Asy Sya'bi], "Siapa yang menceritakanmu hadits ini?" ia menjawab, "Yaitu seorang yang tsiqqah (terpercaya), [Abdullah bin Abbas]. Dan ini adalah lafazh haditsnya Hasan." Dan dalam riwayat Ibnu Numair ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sampai pada kuburan yang masih lembab, maka beliau pun menshalatinya, kemudian para sahabat berbaris di belakangnya. Lalu beliau bertakbir empat kali. Saya bertanya kepada [Amir], "Siapa yang menceritakan hadits ini kepadamu?" ia menjawab, "Dari seorang yang terpercaya yaitu [Ibnu Abbas]." Dan Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Husyaim] -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Hasan bin Rabi'] dan [Abu Kamil] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid bin Ziyad] -dalam jalur lain- Telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid bin Ziyad] -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami [Jarir] -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Hatim] telah menceritakan kepada kami [Waki'] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Mu'adz] telah menceritakan kepada kami [bapakku] -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] ia berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] semuanya dari [Asy Syaibani] dari [Asy Sya'bi] dari [Ibnu Abbas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan hadits semisalnya. Dan di antara hadits mereka itu, tidak ada satu pun yang menyatakan; Bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertakbir atasnya empat kali. Dan Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dan [Harun bin Abdullah] semuanya dari [Wahb bin Jarir] dari [Syu'bah] dari [Isma'il bin Abu Khalid] -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepadaku [Abu Ghassan Muhammad bin Amr Ar Razi] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Adl Dlurais] telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Thahman] dari [Abu Hashin] keduanya dari [Asy Sya'bi] dari [Ibnu Abbas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, mengenai shalat (jenazah) di kuburan, sebagaimana hadits Asy Syaibani, namun di dalam hadits mereka tidak tercantum; "Beliau bertakbir sebanyak empat kali."

muslim:1586

Dan telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] Telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Suhail] dari [bapaknya] dari [Abu Hurairah] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika salah seorang dari kalian duduk di atas bara api, lalu terbakar baju dan kulitnya adalah lebih baik baginya daripada ia harus duduk di atas kuburan." Dan telah menceritakannya kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz Ad Darawardi] -dalam jalur lain- Dan telah menceritakannya kepadaku [Amru An Naqid] Telah menceritakan kepada kami [Abu Ahmad Az Zubaidi] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] keduanya dari [Suhail] dengan isnad ini, hadits yang semisalnya.

muslim:1612

Dan telah menceritakan kepada kami [Hasan bin Rabi' Al Bajali] Telah menceritakan kepada kami [Ibnul Mubarak] dari [Abdurrahman bin Yazid] dari [Busr bin Ubaidullah] dari [Abu Idris Al Khaulani] dari [Watsilah bin Al Asyqa'] dari [Abu Martsad Al Ghanawi] ia berkata; Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian shalat dengan menghadap kuburan dan jangan pula kalian duduk di atasnya."

muslim:1614

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya At Tamimi] dan [Yahya bin Ayyub] dan [Qutaibah bin Sa'id] -Yahya berkata- telah mengabarkan kepada kami -sementara dua orang yang lain berkata- Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ja'far] dari [Syarik, yaitu anaknya Abu Namir] dari [Atha` bin Yasar] dari [Aisyah] bahwa ia berkata; Pada malam gilirannya bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, di akhir malam beliau keluar ke Bagi' dan mengucapkan: "Semoga keselamatan atas kalian wahai para penghuni (kuburan) dari kaum mukminin. Apa yang dijanjikan Allah kepada kalian niscaya akan kalian dapati esok (pada hari kiamat), dan kami Insya Allah akan menyusul kalian. Ya Allah ampunilah penduduk Baqi' yang mati tenggelam." Qutaibah tidak menyebutkan; "Wa Ataakum."

muslim:1618

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Zuhair bin Harb] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah Al Asadi] dari [Sufyan] dari [Alqamah bin Martsad] dari [Sulaiman bin Buraidah] dari [bapaknya] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengajarkan kepada mereka apa yang mesti mereka kerjakan apabila mereka hendak keluar ziarah kubur. Maka salah seorang dari mereka membaca do'a sebagaimana yang tertera dalam riwayat Abu Bakar; "AS SALAAMU 'ALA AHLID DIYAAR -sementara dalam riwayat Zuhair- AS SALAAMU 'ALAIKUM AHLAD DIYAARI MINAL MUKMINIIN WAL MUSLIMIIN WA INNAA INSYAA`ALLAHU BIKUM LAAHIQUUN ASALULLAHA LANAA WALAKUMUL 'AAFIYAH (Semoga keselamatan tercurah bagi penghuni (kubur) dari kalangan orang-orang mukmin dan muslim dan kami insya Allah akan menyulul kalian semua. Saya memohon kepada Allah bagi kami dan bagi kalian Al 'Afiyah (keselamatan)."

muslim:1620

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Abu Khaitsamah] dari [Musa bin Uqbah] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan agar membayar zakat fithrah sebelum manusia berangkat menunaikan shalat Ied.

muslim:1645

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rafi'] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Fudaik] telah mengabarkan kepada kami [Adl Dlahak] dari [Nafi'] dari [Abdullah bin Umar] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan agar membayar zakat fithrah sebelum manusia berangkat untuk menunaikan shalat Ied.

muslim:1646

Dan telah menceritakan kepadaku [Suwaid bin Sa'id] Telah menceritakan kepada kami [Hafsh yaitu putra Maisarah Ash Shan'ani] dari [Zaid bin Aslam] bahwa [Abu Shalih Dzakwan] bahwa ia mendengar [Abu Hurairah] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang mempunyai emas dan perak, tetapi dia tidak membayar zakatnya, maka di hari kiamat akan dibuatkan untuknya seterika api yang dinyalakan di dalam neraka, lalu diseterikakan ke perut, dahi dan punggungnya. Setiap seterika itu dingin, maka akan dipanaskan kembali lalu diseterikakan pula padanya setiap hari -sehari setara lima puluh tahun (di dunia) - hingga perkaranya diputuskan. Setelah itu, barulah ia melihat jalannya keluar, adakalanya ke surga dan adakalanya ke neraka." Kemudian ditanyakan kepada beliau, "Wahai Rasulullah, lantas bagaimana dengan unta?" beliau menjawab: "Begitu pula unta, jika pemiliknya tidak membayarkan zakatnya. Diantara zakatnya adalah membayar shadaqah dengan susu yang diperah darinya pada hari ketika ia mendatangi air untuk meminumnya. Maka pada hari kiamat kelak, orang itu akan ditelentangkan di tempat yang rata agar diinjak-injak oleh unta-unta yang paling besar dan gemuk-gemuk, serta anak-anaknya yang paling kecil. Semuanya menginjak-injak dengan kukunya serta menggigit dengan giginya yang tajam. Setiap yang pertama lewat, datang pula yang lain menginjak-injaknya. Demikianlah hal itu berlangsung setiap hari hingga perkaranya selesai diadili. Satu hari di sana sama dengan lima puluh ribu tahun di dunia. Setelah itu, barulah ia dapat melihat jalannya keluar, mungkin ke surga dan mungkin pula ke neraka." Kemudian ditanyakan kembali pada beliau, "Wahai Rasulullah, lantas bagaimana dengan sapi dan kambing?" Beliau menjawab: "Ya, tidak ketinggalan pula pemilik sapi dan kambing yang tidak membayar zakatnya. Niscaya pada hari kiamat kelak, dia akan ditelentangkan di suatu tempat yang rata, supaya diinjak-injak oleh sapi dan kambing itu dengan kukunya yang tajam dan juga menanduknya dengan tanduk-tanduknya, baik kambing tersebut bengkok tanduknya atau tidak bertanduk ataupun pecah tanduknya. Bila yang pertama telah lewat, maka akan diikuti pula oleh yang kedua dan seterusnya, hingga perkaranya selesai diputuskan. Satu hari di dunia sama dengan lima puluh ribu tahun di dunia. Setelah itu, ia baru bisa melihat jalannya keluar, apakah dia ke surga ataukah ke neraka." Kemudian ditanyakan lagi kepada beliau, "Jika kuda bagaimana ya Rasulullah?" beliau menjawab: "Kuda itu ada tiga macam, yaitu; (Pertama), yang bisa mendatangkan dosa, (kedua) sebagai penghalang dan (ketiga) yang bisa mendatangkan pahala. Sedangkan kuda yang mendatangkan dosa adalah apabila orang memeliharanya karena riya`, untuk kemegahan dan kebanggaan serta untuk memerangi Islam. Maka kuda bagi orang itu menjadi sumber dosa. (Kedua), kuda sebagai penghalang, yaitu kuda yang dipersiapkan untuk jihad di jalan Allah, kemudian pemiliknya tidak lupa akan hak Allah dengan cara memeliharanya dan mempergunakannya untuk berjihad, maka kuda bagi orang itu adalah sebagai pelindung baginya. (Ketiga), kuda sebagai ladang pahala. Yaitu kuda yang dipersiapkan untuk berjihad di jalan Allah dan membela kepentingan umat Islam di ladang-ladang penggembalaan mereka. Maka apa-apa yang dimakan kuda itu di ladang tersebut, dituliskan bagi pemilik kebun kebajikan sebanyak apa yang dimakan kuda tersebut dan dituliskan pula kebajikan sebanyak kotoran dan air kencing yang dikeluarkan kuda tersebut. Bila tali kuda itu terputus, kemudian kuda itu lari jauh, maka dituliskan untuk pemiliknya kebajikan sebanyak jejak dan tahi kuda itu. Setiap kuda itu melewati sungai, lalu ia minum tanpa sengaja atau diberi minum oleh pemiliknya, maka Allah akan menuliskan kebajikan bagi pemiliknya sebanyak air yang diminum kudanya itu." Setelah itu, ditanyakan lagi kepada beliau, "Bagaimana kalau himar (keledai) wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Allah tiada menurunkan wahyu apa-apa kepadaku mengenai himar, selain ayat yang pendek tetapi mencakup yaitu, 'Barangsiapa yang mengerjakan kebajikan sebesar zarrah (biji sawi), niscaya ia akan melihat (pahala) nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan keburukan seberat zarrah, niscaya ia akan melihat pula balasannya.'" Dan telah menceritakan kepadaku [Yunus bin Abdul A'la Ash Shadafi] telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Wahb] telah menceritakan kepadaku [Hisyam bin Sa'd] dari [Zaid bin Aslam] dalam isnad ini, dan semakna dengan hadits Hafsh bin Maisarah hingga akhirnya. Hanya saja ia mengatakan; "Siapa pun pemilik Unta yang tidak membayar haknya (zakatnya)." Dia tidak mengatakan; "Minhaa haqqihaa" (dari haknya)." Dan ia menyebutkan didalamnya: "laa yafqidu minhaa fashiilan waahidan", ia berkata: "yukwa bihaa janbahu wa jabhatuhu wa dhahruhu" (lalu diseterikakan ke perut, dahi dan punggungnya).

muslim:1647

Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Abdul Malik Al Umawi] Telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Al Mukhtar] Telah menceritakan kepada kami [Suhail bin Abu Shalih] dari [bapaknya] dari [Abu Hurairah] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah seorang pemilik harta benda yang tidak membayar zakatnya, melainkan pada hari kiamat akan dibuatkan untuknya seterika api yang dipanaskan di neraka Jahannam, kemudian disetrikakan pada lambungnya, dahinya dan punggungya. Hingga Allah memutuskan diantara hamba-hambaNya di suatu hari yang lamanya sama dengan lima puluh ribu tahun dibanding hari di dunia. Kemudian barulah dilihatkan jalannya ke surga atau ke neraka. Dan tidak ada seorang pemilik unta pun yang enggan mengeluarkan haknya (zakat dari untanya) melainkan (pada hari kiamat kelak) ia dilentangkan di suatu tempat yang datar, lalu ia diinjak dan digigit oleh unta-unta itu. Setiap kali unta yang terakhir telah melaluinya, maka unta yang pertama kembali melaluinya. Demikianlah hingga Allah memutuskan perkara di antara para manusia pada suatu hari, dimana waktu itu sama dengan lima puluh ribu tahun (di dunia), dan baru ia akan melihat jalannya, apakah ke surga ataukah ke neraka. Dan tidak seorang pemilik kambing yang tidak menunaikan zakatnya melainkan pada hari kiamat ia akan dilentangkan pada tempat yang datar, lalu kambing-kambing itu menginjaknya dengan kukunya dan menanduknya dengan tanduk-tanduknya. Di antara kambing itu tidak ada yang bengkok tanduknya dan tidak ada pula yang tidak bertanduk. Setiap kali kambing yang terakhir telah melaluinya, maka kambing yang pertama kembali melaluinya. Demikianlah hingga Allah memutuskan perkara di antara para manusia pada suatu hari, dimana waktu itu sama dengan lima puluh ribu tahun (di dunia), dan baru ia akan melihat jalannya, apakah ke surga ataukah ke neraka." Suhail berkata; "Aku tidak tahu, apakah beliau menyebutkan sapi atau tidak." Kemudian para sahabat bertanya, "Bagaimana dengan kuda, ya Rasulullah?" beliau bersabda: "Pada ubun-ubun kuda itu, padanya terikat kebaikan hingga hari kiamat. Kuda itu tiga macam; yaitu kuda yang pemiliknya akan mendapatkan pahala, kuda yang menjadi perisai, dan kuda yang pemiliknya mendapatkan dosa. Adapun kuda yang pemiliknya mendapat pahala adalah kuda yang dipersiapkan untuk membela agama Allah, dan untuk berjihad di jalan Allah. Maka apa-apa yang dimakan kuda itu dituliskan bagi pemiliknya kebajikan sebanyak apa yang dimakan kuda tersebut. Jika ia menggembalakannya di padang gembalaan maka akan ditulis bagi pemiliknya kebajikan sebanyak yang dimakannya. Bila kuda tersebut diberi air minum dari sungai maka akan dituliskan kebajikan bagi pemiliknya sebanyak air yang diminumnya. Bila tali kuda itu terputus, kemudian kuda itu lari ke tempat yang tinggi maka dituliskan untuk pemiliknya kebajikan sebanyak jejak yang dilalui kuda itu. Sedangkan kuda yang menjadi perisai bagi pemiliknya adalah orang yang memelihara kuda untuk kemuliaan dan perhiasan dengan tidak melupakan hak Allah, yaitu dijadikan sebagai tunggangan dan diperhatikan pula makanannya, baik di masa mudah atau sulit. Sedangkan kuda yang pemiliknya akan mendapat dosa ialah apabila orang memeliharanya untuk menyombongkan diri dan karena riya`, maka kuda bagi orang itu menjadi sumber dosa." Para sahabat bertanya lagi, "Bagaimana dengan keledai wahai Rasulullah?" Beliau bersabda: "Tidak ada sesuatu yang diturunkan oleh Allah tentang himar kecuali ayat ini yang pendek namun menyeluruh; 'Barangsiapa yang mengerjakan kebajikan sebesar zarrah (biji sawi), niscaya ia akan melihat (pahala) nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan keburukan seberat zarrah, niscaya ia akan melihat pula balasannya.'" Dan telah menceritakannya kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] Telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz Ad Darawardi] dari [Suhail] dengan isnad ini, dan ia pun menuturkan hadits itu. Dan telah menceritakannya kepadaku [Muhammad bin Abdullah bin Bazi'] Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] Telah menceritakan kepada kami [Rauh bin Al Qasim] Telah menceritakan kepada kami [Shuhail bin Abu Shalih] dengan isnad ini dan ia berkata; Ia mengganti AQSHAA` dengan ADLBAA`. Dan ia juga menyebutkan; "Lalu disetrikakan pada lambung dan punggungnya." dan ia tidak menyebutkan "JABINUHU (keningnya)." Dan telah menceritakan kepadaku [Harun bin Sa'id Al Aili] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Amru bin Harits] bahwa [Bukair] telah menceritakan kepadanya dari [Dzakwan] dari [Abu Hurairah] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau bersabda: "Jika seorang hamba tidak menunaikan hak Allah atau Shadaqah (zakat) untanya…" Lalu ia menuturkan hadits sebagaimana hadits Suhail dari bapaknya.

muslim:1648

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kamil Fudlail bin Husain Al Jahdari] Telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid bin Ziyad] Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu Isma'il] Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Hilal Al Absi] dari [Jarir bin Abdullah] ia berkata; Beberapa orang Arab dusun datang mengadu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Mereka berkata, "Beberapa petugas zakat mendatangi kami, lalu mereka bertindak aniaya terhadap kami." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Layanilah para petugas zakat itu dengan baik." Jarir berkata, "Semenjak itu aku tidak pernah lagi mendengar para petugas zakat pulang melainkan dengan puas dan senang." Dan Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abi Syaibah] Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahim bin Sulaiman] -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Ishaq] telah mengabarkan kepada kami [Abu Usamah] semuanya dari [Muhammad bin Abu Isma'il] dengan isnad ini, hadits yang semisal.

muslim:1651

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abi Syaibah] Telah menceritakan kepada kami [Waki'] Telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Al Ma'rur bin Suwaid] dari [Abu Dzarr] ia berkata; Aku tiba di dekat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika beliau sedang duduk di bawah naungan Ka'bah. Ketika beliau melihatku, beliau bersabda: "Demi Tuhannya Ka'bah, mereka itu adalah orang-orang yang merugi." Lalu kudekati beliau, seraya aku duduk dan bertanya kepada beliau, "Wahai Rasulullah, siapakah mereka?" beliau menjawab: "Mereka adalah orang-orang memiliki harta yag melimpah. Kecuali mereka (yang menghitung-hitung amal kebaikan mereka dengan) mengatakan; Sebegini, sebegini, sebegini (sambil beliau memberi isyarat ke muka dan ke belakang, ke kanan dan ke kiri). Tetapi mereka ini jumlahnya hanya sedikit. Tidak seorang pun pemilik unta, pemilik sapi, dan pemilik kambing yang tidak membayar zakat ternaknya, melainkan pada hari kiamat kelak hewan-hewan ternaknya yang paling besar dan gemuk datang kepadanya menanduk dengan tanduknya dan menginjak-nginjak orang itu dengan kukunya. Setiap yang terakhir selesai menginjak-injaknya, yang pertama datang pula kembali. demikianlah siksa itu berlaku sehingga perkaranya diputuskan." Dan telah menceritakannya kepada kami [Abu Kuraib Muhammad bin Al Ala`] Telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Al Ma'rur] dari [Abu Dzarr] ia berkata; Saya sampi di dekat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, yang saat itu sedang berlindung di bawah naungan Ka'bah. Maka ia pun menyebutkan hadits yang serupa dengan hadits Waki'. Hanya saja ia mengatakan; "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak seorang pun di dunia ini mati dengan meninggalkan unta atau sapi ataupun kambing yang belum ia tunaikan zakatnya."

muslim:1652

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] dan [Abu Bakar bin Abi Syaibah] dan [Ibnu Numair] dan [Abu Kuraib] semuanya dari [Abu Mu'awiyah] - [Yahya] berkata- telah mengabarkan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Zaid bin Wahb] dari [Abu Dzarr] ia berkata; Pada suatu senja, aku berjalan bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di tanah berbatu-batu hitam sambil kami memandang ke arah bukit Uhud. Tiba-tiba Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memanggilku dan bersabda: "Wahai Abu Dzar." Saya menjawab, "Ya, wahai Rasulullah." Beliau bersabda: "Seandainya bukit uhud itu menjadi emas bagiku, maka hal itu tidaklah akan mengembirakanku, jika pada hari ketiga emas itu masih ada di tanganku satu dinar, selain satu dinar yang kupersiapkan untuk membayar hutang. Tetapi akan kupanggil para hamba Allah, dan kukatakan kepada mereka -sambil beliau melempar ke depan, ke kanan dan kekiri, seolah-olah beliau sedang membagi-bagi.-" Sementara itu kami terus berjalan, kemudian beliau memanggilku lagi: "Wahai Abu Dzar!" Saya menjawab, "Ya, Wahai Rasulullah." Beliau bersabda: "Orang-orang yang kaya harta kelak mereka akan menjadi miskin pada hari kiamat, kecuali orang-orang yang berkata: Ini, ini (membagikan hartanya, seperti yang dilakukan Nabi mula-mula)." Kemudian Abu Dzar melanjutkan; Sementara itu, kami terus berjalan, dan tiba-tiba beliau memanggilku lagi: "Hai Abu Dzar, tetaplah kamu di sini, hingga aku kembali." Lalu beliau pergi hingga hilang dari pandanganku. Tidak lama kemudian terdengar olehku suara gaduh, mungkin Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendapat kesulitan, pikirku. Dan aku pun bermaksud hendak menyusul beliau. Tetapi aku ingat perintah beliau, jangan kemana-mana sampai aku kembali. Karena itu, kutunggu saja beliau. Ketika beliau tiba, kuceritakan kepada beliau tentang suara gaduh yang kudengar. Maka beliau pun bersabda: "Itu adalah Jibril, dia datang kepadaku. Jibril berkata, 'Siapa saja di antara umatmu yang mati dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun, niscaya dia masuk surga.'" Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Sekalipun dia berzina dan mencuri?" Jibril menjawab, "Ya, sekalipun dia berzina dan mencuri."

muslim:1654

Dan telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ibrahim] dari [Al Jurairi] dari [Abul Ala`] dari [Al Ahnaf bin Qais] ia berkata; Ketika aku berada di Madinah dan berada dalam sekelompok orang Quraisy, tiba-tiba datanglah [seorang laki-laki] yang berpakaian dari bahan yang kasar, kulit serta wajahnya juga kasar. Kemudian laki-laki itu berdiri seraya berkata, "Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang menumpuk harta (tidak membayar zakat), bahwa mereka akan disiksa dengan batu yang dipanaskan di dalam neraka jahannam. Lalu diletakkan di atas dada salah seorang dari mereka hingga batu itu keluar dari pundak mereka. Kemudian batu itu diletakkan di tengah-tengah kedua pundaknya hingga keluar dari dadanya dengan mendidih." (Mendengar hal itu) orang-orang pun menundukkan kepala. Dan aku tidak melihat seorang pun dari mereka kembali memandangnya. Kemudian laki-laki itu berbalik, lalu kuikuti sampai ia duduk di rombongannya. Maka kukatakan padanya, "Tidaklah aku melihat mereka, melainkan benci terhadap apa yang telah Anda katakan." Ia berkata, "Sesungguhnya orang-orang itu tidak memahami sedikitpun. Sesungguhnya kekasihku Abu Al Qasim shallallahu 'alaihi wasallam pernah memanggilku, lalu aku pun menjawab panggilannya. Kemudian beliau bertanya: 'Apakah kamu melihat bukit gunung Uhud? ' Lalu aku melihat matahari yang menyinariku, dan aku menyangka bahwa beliau akan mengutusku untuk suatu keperluan, lalu aku jawab, "Ya, aku lihat." Maka beliau bersabda: 'Tidaklah membahagiakanku jika aku memiliki emas sebesar bukit itu, bahkan aku akan menginfakkannya seluruhnya, kecuali tiga Dinar.' Namun mereka itu mengumpulkan harta benda dunia dan mereka tidak berakal sedikitpun." Aku bertanya, "Kenapa Anda dan saudara perempuan Anda dari Quraisy tidak mendatangi dan meminta kepada mereka?" Ia menjawab, "Tidak, dan demi Rabb-mu, aku tidak akan meminta dunia pada mereka dan tidak pula akan meminta fatwa pada mereka hingga aku berjumpa dengan Allah dan Rasul-Nya."

muslim:1656

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] ia berkata, saya telah membacakan kepada [Malik] dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] bahwa ia mendengar [Anas bin Malik] berkata; Abu Thalhah adalah orang Anshar yang terkaya di Madinah. Dan harta yang paling di sukainya ialah sebuah kebun yang di beri nama 'Bairaha`, yang letaknya berhadapan dengan masjid. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah masuk ke dalam taman itu dan meminum air yang terdapat di dalamnya, yang ternyata manis. Kata Anas selanjutnya; Ketika turun ayat; "Sekali-kali kamu tidak akan mencapai kebaikan (yang sempurna), sehingga kamu menafkahkan sebagian hartamu yang kamu cintai." Maka Abu Thalhah pergi menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata, "Sesungguhnya Allah telah berfirman di dalam kitab-Nya, 'Sekali-kali kamu tidak akan mencapai kebaikan (yang sempurna), sehingga kamu menafkahkan sebagian hartamu yang kamu cintai.' Maka hartaku yang paling aku cintai adalah Bairaha`. Mulai saat ini aku sedekahkan karena Allah, yang mana aku mengharapkan pahala dan tabungan di sisi Allah. Karena itu manfaatkanlah taman itu sesuai dengan keinginan Anda wahai Rasulullah." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bagus, harta yang betul-betul menguntungkan. Harta yang betul-betul menguntungkan. Aku telah mendengar apa yang kamu ucapkan mengenai harta itu. Namun, aku berpendapat sebaiknya kebun tersebut kamu bagikan kepada familimu yang terdekat." Lalu Abu Thalhah membagi-bagikan tamannya itu kepada famili-familinya yang dekat, termasuk anak-anak pamannya.

muslim:1664

Telah menceritakan kepada kami [Hasan bin Rabi'] Telah menceritakan kepada kami [Abul Ahwash] dari [Al A'masy] dari [Abu Wa`il] dari [Amru bin Harits] dari [Zainab] isteri dari Abdullah, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bersedekahlah wahai kaum wanita! Bersedekahlah sekalipun dengan perhiasanmu." Zainab berkata; Mendengar sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tersebut, lalu aku pulang menemui Abdullah -suamiku- seraya berkata kepadanya, "Anda adalah seorang laki-laki yang miskin. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kepada kami kaum wanita agar bersedekah. Cobalah datangi beliau dan tanyakan bolehkah jika aku bersedekah kepada keluarga? Jika tidak akan aku kualihkan kepada yang lain." Abdullah menjawab, "Sebaiknya kamu sajalah yang mendatangi beliau." Maka pergilah aku. Lalu di pintu rumah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kudapati wanita Anshar yang bermaksud sama denganku. Sebagaimana biasa, orang-orang yang ingin bertemu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selalu diliputi rasa gentar. Kebetulan Bilal keluar mendapatkan kami. Kata kami kepada Bilal, "Tolonglah kamu sampaikan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa dua wanita sedang berdiri di pintu hendak bertanya, 'Apakah dianggap cukup, jikalau kami berdua bersedekah kepada suami kami masing-masing dan kepada anak-anak yatim yang berada dalam pemeliharaan kami? Dan sekali-kali jangan engkau beritahukan siapa kami.'" Maka masuklah Bilal menanyakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tetapi beliau balik bertanya: "Siapa kedua wanita itu?" Bilal menjawab, "Seorang wanita Anshar bersama-sama dengan Zainab." Beliau bertanya, "Zainab yang mana?" Bial menjawab, "Zainab isterinya Abdullah." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Masing-masing mereka mendapat dua pahala. Yaitu pahala (menyambung) karib kerabat dan pahala karena sedekah." Telah menceritakan kepadaku [Ahmad bin Yusuf Al Azdi] Telah menceritakan kepada kami [Umar bin Hafsh bin Ghiyats] Telah menceritakan kepada kami [bapakku] Telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] telah menceritakan kepadaku [Syaqiq] dari [Amru bin Harits] dari [Zainab] isteri Abdullah. Ia berkata; lalu saya menyebutkannya kepada [Ibrahim], maka ia pun menceritakan kepadaku dari [Abu Ubaidah] dari [Amru bin Harits] dari [Zainab] isteri Abdullah dengan hadits semisalnya. Zainab berkata; Suatu ketika saya berada di masjid, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melihatku dan bersabda: "Bersedekahlah, meskipun dengan perhiasan kalian." Ia pun menuturkan hadits sebagaimana hadits Abul Ahwash.

muslim:1667

Dan Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rafi'] Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq bin Hammam] Telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Hammam bin Munabbih] ia berkata, ini adalah hadits yang telah diceritakan kepada kami oleh [Abu Hurairah] dari Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. ia pun menyebutkan beberapa hadits, di antaranya adalah; Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Setiap anggota tubuh manusia memiliki keharusan sedekah pada setiap harinya. Yaitu seperti mendamaikan dua orang yang berselisih, adalah sedekah. Menolong orang yang naik kendaraan, atau menolong mengangkatkan barangnya ke atas kendaraan, itu pun termasuk sedekah. Ucapan atau tutur kata yang baik, juga sedekah. Setiap langkah yang Anda ayunkan untuk menunaikan shalat, juga sedekah. Dan menyingkirkan sesuatu yang membahayakan di jalanan umum, adalah sedekah."

muslim:1677

Dan telah menceritakan kepadaku [Abu Kuraib Muhammad bin Al Ala`] Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] Telah menceritakan kepada kami [Fudlail bin Marzuq] telah menceritakan kepadaku [Adi bin Tsabit] dari [Abu Hazim] dari [Abu Hurairah] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu baik. Dia tidak akan menerima sesuatu melainkan yang baik pula. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin seperti yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul. Firman-Nya: 'Wahai para Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.' Dan Allah juga berfirman: 'Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang Telah menceritakan kepada kami telah kami rezekikan kepadamu.'" Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menceritakan tentang seroang laki-laki yang telah lama berjalan karena jauhnya jarak yang ditempuhnya. Sehingga rambutnya kusut, masai dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdo'a: "Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku." Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dengan makanan yang haram, maka bagaimanakah Allah akan memperkenankan do'anya?."

muslim:1686

Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Al Mutsanna Al Anazi] telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Aun bin Abu Juhaifah] dari [Al Mundzir bin Jarir] dari [Jarir] ia berkata; Pada suatu pagi, ketika kami berada dekat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba datang segerombongan orang tanpa sepatu, dan berpaiakan selembar kain yang diselimutkan ke badan mereka sambil menyandang pedang. Kebanyakan mereka, mungkin seluruhnya berasal dari suku Mudlar. Ketika melihat mereka, wajah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terharu lantaran kemiskinan mereka. Beliau masuk ke rumahnya dan keluar lagi. Maka disuruhnya Bilal adzan dan iqamah, sesudah itu beliau shalat. Sesudah shalat, beliau berpidato. Beliau membacakan firman Allah: "Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang Telah menciptakan kamu dari seorang diri…, " hingga akhir ayat, "Sesungguhnya Allah selalu mengawasi kalian." kemudian ayat yang terdapat dalam surat Al Hasyr: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah..., " Mendengar khutbah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam itu, serta merta seorang laki-laki menyedekahkan dinar dan dirhamnya, pakaiannya, satu sha' gandum, satu sha' kurma sehingga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Meskipun hanya dengan setengah biji kurma." Maka datang pula seorang laki-laki Anshar membawa sekantong yang hampir tak tergenggam oleh tangannya, bahkan tidak terangkat. Demikianlah, akhirnya orang-orang lain pun mengikuti pula memberikan sedekah mereka, sehingga kelihatan olehku sudah terkumpul dua tumpuk makanan dan pakaian, sehingga kelihatan olehku wajah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berubah menjadi bersinar bagaikan emas. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Barangsiapa yang memulai mengerjakan perbuatan baik dalam Islam, maka dia akan memperoleh pahalanya dan pahala orang yang mencontoh perbuatan itu, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa yang memulai kebiasaan buruk, maka dia akan mendapatkan dosanya, dan dosa orang yang mengikutinya dengan tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun." Dan Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abi Syaibah] Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] -dalam jalur lain- Dan Telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Mu'adz Al Anbari] Telah menceritakan kepada kami [bapakku] ia berkata, Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] telah menceritakan kepadaku [Aun bin Abu Juhaifah] ia berkata, saya mendengar [Al Mundziri bin Jarir] dari [bapaknya] ia berkata; Suatu hari, kami berada di dekat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Yakni sebagaimana hadits Ibnu Ja'far. Dan di dalam hadits Ibnu Mu'adz terdapat tambahan, yakni; Kemudian beliau shalat Zhuhur dan kemudian berkhutbah." Telah menceritakan kepadaku [Ubaidullah bin Umar Al Qawariri] dan [Abu Kami] dan [Muhammad bin Abdul Malik Al Umawi] mereka berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Abdul Malik bin Umair] dari [Al Mundziri bin Jarir] dari [bapaknya] ia berkata; Kami duduk di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu datanglah suatu rombongan yang tak beralas kaki. Ia pun menyebutkan hadits, dan didalamnya; Kemudian beliau shalat Zhuhur lalu naik mimbar kecil, memuji Allah dan menyanjung-Nya dan kemudian bersabda: "Amma Ba'du, sesungguhnya Allah 'azza wajalla telah menurunkan di dalam kitab-Nya; 'Wahai sekalian manusia, bertakwalah kalian kepada Rabb kalian.." Dan telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] Telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Al A'masy] dari [Musa bin Abdullah bin Yazid] dan [Abu Dluha] dari [Abdurrahman bin Hilal Al Absi] dari [Jarir bin Abdullah] ia berkata; Sekelompok orang Arab pegunungan mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan mengenakan sehelai kain Shuf (wool), dan beliau melihat keadaan mereka yang memprihatinkan, bahwa mereka benar-benar membutuhkan bantuan. Ia pun menyebutkan hadits yang semakna dengan hadits mereka.

muslim:1691

Telah menceritakan kepadaku [Sulaiman bin Ubaidullah Abu Ayyub Al Ghailan] Telah menceritakan kepada kami [Abu Amir] yakni Al 'Aqadi, Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Nafi'] dari [Al Hasan bin Muslim] dari [Thawus] dari [Abu Hurairah] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membuat perumpamaan: "Perumpamaan orang yang bakhil dan orang yang menafkahkan hartanya bagaikan dua orang yang memakai baju besi, tetapi baju besi itu telah menghimpit kedua tangannya dan buah dadanya hingga tulang selangkanya. Adapun baju besi yang dipakai oleh orang yang bersedekah, setiap kali ia bersedekah maka baju besinya akan melonggar, hingga akhirnya menutupi seluruh badan hingga jari-jari kakinya, bahkan dapat menghapus bekas jejak kakinya. Sedangkan jubah besi yang dipakai oleh orang yang bakhil, maka setiap kali ia menolak untuk menafkahkan hartanya, niscaya baju besi itu akan menyempit sehingga menempel ketat di kulitnya." Abu Hurairah berkata; Saya melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda dengan memberi isyarat menggunakan jari-jemarinya di dalam kantong bajunyunya: "Sekiranya kalian melihatnya ia berusaha untuk meluaskannya, namun perisai itu tetap saja tidak dapat melonggar."

muslim:1696

Dan Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abi Syaibah] Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Ishaq Al Hadlrami] dari [Wuhaib] Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Thawus] dari [bapaknya] dari [Abu Hurairah] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Perumpamaan orang yang bakhil dan orang yang menafkahkan hartanya bagaikan dua orang yang memakai baju besi, tetapi baju besi itu hanya menutupi buah dadanya hingga tulang selangkanya. Adapun baju besi yang dipakai oleh orang yang bersedekah, setiap kali ia bersedekah maka baju besinya akan melonggar sehingga akhirnya menutupi seluruh badan hingga jari-jari kakinya, bahkan dapat menghapus bekas jejak kakinya. Sedangkan jubah besi yang dipakai oleh orang yang bakhil, maka setiap kali ia menolak untuk menafkahkan hartanya, niscaya baju besi itu akan menyempit sehingga menempel ketat di kulitnya." Abu Hurairah berkata; Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Setiap kali ia berusaha untuk melonggarkannya, maka ia tidak mampu melonggarkannya."

muslim:1697

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abi Syaibah] dan [Abu Amir Al Asy'ari] dan [Ibnu Numair] dan [Abu Kuraib] semuanya dari [Abu Usamah] - [Abu Amir] berkata- Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] Telah menceritakan kepada kami [Buraid] dari [kakeknya] Abu Burdah, dari [Abu Musa] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Seorang bendahara muslim yang melaksanakan tugasnya dengan jujur, dan membayar sedekah kepada orang yang diperintahkan oleh majikannya secara sempurna, dengan segera dan dengan pelayanan yang baik, maka ia mendapat pahala yang sama seperti orang yang bersedekah."

muslim:1699

Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Ibnu Numair] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Fudlail] dari [Umarah] dari [Abu Zur'ah] dari [Abu Hurairah] ia berkata; Seorang laki-laki menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya, "Wahai Rasulullah, sedekah yang bagaimanakah yang paling besar pahalanya?" Maka beliau menjawab: "Demi bapakmu, kamu benar-benar akan diberitahu. Yaitu, kamu bersedekah pada saat kamu sehat, kikir, khawatir akan miskin dan kamu berangan-angan harta tersebut akan kekal bersamamu. Dan janganlah kamu lalai hingga nyawamu sampai di tenggorokan dan barulah kamu bagi-bagikan sedekahmu, ini untuk si Fulan dan ini untuk Fulan. Dan ingatlah, bahwa harta itu, memang untuk si Fulan." Telah menceritakan kepada kami [Abu Kamil Al Jahdari] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid] telah menceritakan kepada kami [Umarah bin Al Qa'qa'] dengan isnad ini sebagaimana hadits Jarir. Hanya saja ia mengatakan; "Sedekah yang bagaimanakah yang paling utama?"

muslim:1714

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Laits] dari [Ibnu Abu Mulaikah] dari [Miswar bin Makhramah] bahwa ia berkata; Suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membagi-bagikan beberapa baju (sejenis jaket) kepada para sahabat, namun beliau tidak memberi apa-apa kepada Makhramah. Sehingga Makhramah pun berkata, "Hai anakku, marilah kita pergi menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Maka aku pun pergi bersama ayahku. Ayahku berkata, "Silahkan kamu masuk terlebih dahulu, sampaikan kepada beliau bahwa aku ingin bertemu dengan beliau." Miswar berkata; Aku pun masuk dan menyampaikan kepada beliau. Maka beliau pun keluar sambil membawa sehelai baju untuk Makhramah. Beliau bersabda: "Ini kusimpan untuk Anda." Ia berkata; Makhromah lantas melihat baju tersebut. Kemudian Nabi bersabda; "Apakah Makhramah sudah puas?."

muslim:1750

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali Al Hulwani] dan [Abdu bin Humaid] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim bin Sa'd] telah menceritakan kepada kami [bapakku] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] telah mengabarkan kepadaku [Amir bin Sa'd] dari [bapaknya] Sa'd, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membagi-bagikan sedekah kepada suatu kaum, dan aku duduk di antara mereka menyaksikannya. Sa'd berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meninggalkan seorang laki-laki, beliau tidak memberinya sesuatu pun. Padahal ia adalah salah seorang yang paling aku kagumi diantara mereka. Lantas aku mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, kenapa Tuan tidak memberikan sedekah kepada si Fulan? Padahal Demi Allah, menurut sepengetahuanku ia adalah seorang mukmin." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam balik bertanya: "Ataukah dia itu seorang muslim?" Saya tidak mengerti maksud beliau, maka aku pun bertanya lagi, "Wahai Rasulullah, kenapa Anda tidak memberi sedekah kepada si Fulan itu? padahal demi Allah, menurut sepengetahuanku ia adalah seorang mukmin." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kembali betanya: "Ataukah dia adalah seorang muslim?" maka aku pun terdiam sejenak, kemudian aku tambah penasaran dan akhirnya bertanya, "Wahai Rasulullah, kenapa Tuan tidak memberi kepada si Fulan itu, padahal demi Allah, menurut sepengetahuanku ia adalah seorang mukmin." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kembali bertanya: "Ataukah dia adalah seorang muslim?" kemudian beliau melanjutkan sabdanya: "Sesungguhnya aku memberi seseorang, padalah yang lain sebenarnya lebih aku cintai. Kulakukan yang demikian, karena aku khawatir muka yang kuberi itu akan ditengkurapkan Allah ke dalam neraka." Sedang dalam hadits Al Hulwani pengulangannya sebanyak dua kali. Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] -dalam jalur lain- Dan telah menceritakannya kepadaku [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim bin Sa'd] telah menceritakan kepada kami [Anak saudara Ibnu Syihab] -dalam jalur lain- Dan telah menceritakannya kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dan [Abdu bin Humaid] ia berkata, telah mengabarkan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] semuanya dari [Az Zuhri] dengan isnad ini dan semakna dengan haditsnya Shalih dari Zuhri. Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali Al Hulwani] telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim bin Sa'd] telah menceritakan kepada kami [bapakku] dari [Shalih] dari [Isma'il bin Muhammad bin Sa'd] ia berkata, saya mendengar [Muhammad bin Sa'd] menceritakan hadits ini, yakni hadits Az Zuhri yang telah kami sebutkan. Kemudian ia berkata dalam haditsnya; Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun menepuk antara pundak dan leherku kemudian bersabda: "Apakah karena peperangan wahai Sa'ad? Aku benar-benar akan memberi laki-laki itu."

muslim:1752

Telah menceritakan kepadaku [Harmalah bin Yahya At Tujibi] telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] telah mengabarkan kepadaku [Anas bin Malik] ia berkata; Ketika perang Hunain, Allah memberikan harta rampasan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari harta kaum Hawazin. Kemudian beliau membagikannya kepada kaum Quraisy berupa seratus ekor unta. Karena itu, beberapa kaum Anshar berujar, "Semoga Allah mengampuni Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang telah memberi kaum Quraisy sedangkan kita dibiarkan saja oleh beliau, padahal perang kita masih basah oleh darah musuh." Anas berkata; Kemudian ucapan mereka itu sampai kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, karena itu beliau memerintahkan kaum Anshar agar berkumpul di kemah kulit. Setelah mereka berkumpul, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi mereka dan bertanya: "Benarkah berita yang datang kepadaku mengenai ucapan kalian?" Orang yang paling pandai diantara kaum Ansahr menjawab, "Kami tidak pernah berkata demikian ya Rasulullah! Tetapi pemuda-pemuda kamilah yang mengatakan, 'Semoga Allah mengampuni Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang telah memberi orang Quraisy, sedangkan kita dibiarkannya saja. Padahal pedang kita masih basah oleh darah musuh.'" Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Sebenarnya, aku hanya memberi kepada orang-orang yang belum lama masuk Islam, sekedar untuk melunakkan hati mereka. Apakah kalian tidak rela kalau mereka pergi dengan harta benda dunia, sedangkan kalian pulang ke rumah masing-masing bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? Demi Allah, sesungguhnya apa yang kalian bawa pulang adalah lebih berarti daripada apa yang mereka bawa." Mereka pun menjawab, "Benar ya Rasulullah! Kami rela ya Rasulullah." Kemudian beliau bersabda lagi: "Kalian semua akan mendapatkan orang-orang yang sangat mementingkan pribadinya masing-masing; karena itu, bersabarlah hingga kalian menjumpai Allah dan Rasul-Nya. Aku akan menunggu kalian di telaga (kelak pada hari kiamat)." Mereka menjawab, "Kami akan bersabar wahai Rasulullah." Telah menceritakan kepada kami [Hasan Al Hulwani] dan [Abdu Humaid] keduanya berkata, Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim bin Sa'd] telah menceritakan kepada kami [bapakku] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] telah menceritakan kepadaku [Anas bin Malik] bahwa ia berkata; "Ketika Allah memberikan harta rampasan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari harta Hawazin." Ia pun mengkisahkan hadits yang serupa. Hanya saja ia mengatakan; Anas berkata, "Kami tidak bersabar lagi." Ia juga berkata; "Adapun anak-anak muda." Dan telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Anak saudara Ibnu Syihab] dari [pamannya] ia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Anas bin Malik], ia pun menuturkan hadits yang serupa, hanya saja ia berkata; Anas berkata; "Kami akan bersabar." Yakni sebagaimana riwayat Yunus dari Zuhri.

muslim:1753

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Muhammad bin Basysyar] - [Ibnul Mutsanna] berkata- telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] ia berkata, saya mendengar [Qatadah] dari [Anas bin Malik] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengumpulkan orang-orang Anshar, kemudian beliau bersabda: "Adakah orang lain yang ikut berkumpul bersama kalian?" mereka menjawab, "Tidak, kecuali anak-anak perempuan kami." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Anak saudara perempuan suatu kaum adalah termasuk kaum itu sendiri." Kemudian beliau melanjutkan sabdanya: "Sesungguhnya orang-orang Quraisy itu baru saja keluar dari masa Jahiliyah dan musibah. Karena itu, aku bermaksud untuk menghibur dan mengikat hati mereka. Apakah kalian tidak rela mereka pulang dengan harta benda dunia, sedangkan kalian pulang bersama-sama dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? kalaulah mereka melewati suatu lembah, dan orang-orang Anshar melewati bukit lain, niscaya aku akan mengikuti jalan bukit yang dilalui oleh kaum Anshar."

muslim:1754

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Walid] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Tayyah] ia berkata; Saya mendengar [Anas bin Malik] berkata; Ketika Makkah telah ditaklukkan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membagi-bagikan harta rampasan kepada orang-orang Quraisy. Maka orang-orang Anshar pun berujar, "Ini sungguh-sungguh mengherankan. Pedang kita masih basah oleh darah musuh, tetapi harta rampasan kita diberikan kepada mereka (orang-orang Quraisy)." Lalu ungkapan itu sampai kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Akhirnya beliau pun mengumpulkan mereka. Beliau bertanya: "Benarkah berita yang sampai padaku tentang ucapan kalian?" Mereka menjawab: "Apa yang mereka sampaikan itu benar ya Rasulullah! Mereka tidak berdusta." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apakah kalian tidak rela kalau mereka pulang dengan membawa harta benda dunia, sedangkan kalian semua pulang ke rumah masing-masing bersama dengan Rasulullah? Seandainya manusia berjalan di suatu lembah dan bukit, sedangkan orang-orang Anshar melewati lembah dan bukit yang lain, niscaya saya akan mengikuti lembah dan bukit yang ditempuh kaum Anshar."

muslim:1755

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Ibrahim bin Muhammad bin 'Ar'arah] -salah seorang dari keduanya menambahkan huruf demi huruf kepada yang lain- keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Mu'adz bin Mu'adz] telah menceritakan kepada kami [Ibnu 'Aun] dari [Hisyam bin Zaid bin Anas] dari [Anas bin Malik] ia berkata; Pada saat perang Hunain, suku Hawazin, Ghathafan dan lainnya menghadapi kaum muslimin dengan mengajak anak cucu dan membawa hewan ternak mereka (sebagai perbekalan). Sedangkan di pihak Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ada sepuluh ribu pasukan beserta para Thulaqa` (orang-orang yang baru memeluk agama Islam saat Fathu Makkah). Mereka kemudian meninggalkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, hingga beliau berdiri sendirian. Anas berkata; Kemudian pada waktu itu, beliau berseru dua kali tanpa diselingi dengan kata-kata lain, beliau menoleh ke kanan dan berseru: "Wahai kaum Anshar!" mereka menjawab, "Labbaik, ya Rasulullah, jangan khawatir kami bersama Tuan." Kemudian beliau menoleh ke kiri dan berseru: "Wahai kaum Anshar?" mereka menjawab: "Labbaik ya Rasulullah! Jangan khawatir kami bersama Tuan." Anas berkata; Saat itu beliau sedang menaiki kuda putih, lalu turun dan bersabda: "Aku adalah hamba Allah dan utusan-Nya." Akhirnya orang-orang musyrik pun menyerah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendapat harta rampasan yang banyak sekali, kemudian beliau berikan kepada kaum muhajirin dan para Thaulaqa` tanpa memberikan sedikit pun kepada kaum Anshar. Maka kaum Anshar pun berkata, "Pada saat genting kami dipanggil, sedangkan hasil rampasan perang diberikan kepada selain kami." Kemudian ucapan itu terdengar oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau pun mengumpulkan mereka di suatu kemah dan bertanya: "Wahai kaum Anshar benarkah perkataan kalian yang sampai kepadaku itu?" Mereka terdiam, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai kaum Anshar! Tidakkah kalian rela, Orang-orang pulang membawa harta benda sedangkan kalian pulang membawa Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yang akan bergaul bersama kalian sampai ke rumah-rumah kalian?" mereka menjawab, "Tentu ya Rasulullah, kami rela." Anas berkata; Kemudian beliau bersabda: "Seandainya orang-orang itu menempuh suatu lembah, kemudian kaum Anshar menempuh jalan setapak, pasti akau akan ikuti jalannya kaum Anshar." Hisyam berkata; Saya bertanya, "Wahai Abu Hamzah, apakah Anda turut menyaksikan peristiwa itu?" Abu Hamzah menjawab, "Lalu, kemanakah gerangan aku menghilang." Telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Mu'adz] dan [Hamid bin Umar] dan [Muhammad bin Abdul A'la] Telah berkata [Ibnu Mu'adz] Telah menceritakan kepada kami [Al Mu'tamir bin Sulaiman] dari [bapaknya] ia berkata, Telah menceritakan kepadaku [As Sumaith] dari [Anas bin Malik] ia berkata; Kami menaklukkan kota Makkah, setelah itu kami memerangi Hunain, maka datanglah kaum musyirikin dengan barisan tersusun baik. Pasukan berkuda berbaris di depan, setelah itu para pasukan perang, dan di belakang mereka barisan para wanita baru kemudian kambing-kambing serta harta benda mereka. Sedangkan jumlah kami saat itu adalah banyak, bahkan mencapai enam ribu orang. Komando sayap kanan adalah Khalid bin Walid. Lalu pasukan berkuda kami melingkar di belakang punggung kami, dan tak lama kemudian pasukan kuda itu pun tersingkap dan orang-orang Arab pun kabur beserta orang-orang yang kami kenal. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berseru: "Wahai kamu Muhajirin..wahai kaum Muhajirin.." kemudian beliau berseru lagi: "Wahai kaum Anshar..wahai kaum Anshar." Anas berkata; Ini adalah hadits 'Immiyyah. Kami berkata, "Labbaik wahai Rasulullah." Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam maju. Demi Allah, tidaklah kami mendatangi mereka hingga Allah mengalahkan mereka. Dan akhirnya kami pun mengambil harta itu, lalu berangkat ke Tha`if dan mengepung mereka selama empat puluh malam lalu kembali ke Makkah dan singgah di sana. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberi seratus ekor Unta kepada satu orang. -Kemudian ia menyebutkan sisa hadits sebagaimana haditsnya Qatadah dan Abu At Tayyah dan Hisyam bin Zaid.-

muslim:1756

Telah menceritakan kepada kami [Syuraij bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ja'far] dari [Amru bin Yahya bin Umarah] dari [Abbad bin Tamim] dari [Abdullah bin Zaid] bahwasanya ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menaklukkan Hunain, beliau membagi-bagikan harta ghanimah, lalu beliau pun memberikannya kepada para Muallaf. Kemudian sampailah kabar kepada beliau bahwa kaum Anshar juga ingin mendapatkan bagian sebagaimana yang diperoleh umumnya orang-orang. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun berdiri dan berkhutbah kepada mereka. Beliau memuji Allah dan membaca sanjungan atas-Nya, kemudian beliau bersabda: "Wahai kaum Anshar, bukankah aku telah mendapati kalian dalam keadaan sesat lalu Allah memberikan hidayah kepada kalian melalui perantaraku? Bukankah dulu kalian dalam keadaan miskin lalu Allah mencukupi kalian melalui aku? Dan bukanlah dulu kalian dalam keadaan bercerai-berai lalu Allah mempersatukan kalian lantaranku?" Maka mereka pun berkata, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih menentramkan." Kemudian beliau bersabda lagi: "Tidakkah kalian mencintaiku?" mereka berkata, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih menentramkan (hati kami)." Beliau bersabda lagi: "Sesungguhnya, jika kalian mau mengatakan begini dan begitu." Amru menduga bahwa ia tidak menghafalnya. Kemudian beliau bersabda lagi: "Tidakkah kalian ridla, bila orang-orang pergi dengan membawa kambing dan unta-unta sedangkan kalian pulang dengan membawa Rasulullah ke rumah-rumah kalian? Kaum Anshar adalah syi'ar (baju dalam) sedangkan umumnya manusia adalah ditsar (baju luar). Sekiranya bukan karena Hijrah, niscaya aku termasuk golongan Anshar. Dan seandainya orang-orang menempuh suatu lembah dan jalan bukit, niscaya aku akan melalui lembah dan jalan bukit yang dilalui kaum Anshar. Sesungguhnya sepeninggalku nanti, kalian akan menemui atsarah (keutamaan), karena itu bersabarlah hingga kalian menemuiku di telagaku (Al Haudl)."

muslim:1758

Telah menceritakan kepada kami [Hannad bin As Sari] telah menceritakan kepada kami [Abul Ahwash] dari [Sa'id bin Masruq] dari [Abdurrahman bin Abu Nu'm] dari [Abu Sa'id Al Khudri] ia berkata; Ketika Ali bin Abi Thalib berada di Yaman, dia pernah mengirimkan emas yang masih kotor kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu emas itu dibagi-bagikan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada empat kelompok. Yaitu kepada Aqra` bin Habis Al Hanzhali, Uyainah bin Badar Al Fazari, Alqamah bin Ulatsah Al Amiri, termasuk Bani Kilab dan Zaid Al Khair Ath Thay dan salah satu Bani Nabhan. Abu Sa'id berkata; Orang-orang Quraisy marah dengan adanya pembagian itu. kata mereka, "Kenapa pemimpin-pemimpin Najed yang diberi pembagian oleh Rasulullah, dan kita tidak dibaginya?" maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun menjawab: "Sesungguhnya aku lakukan yang demikian itu, untuk membujuk hati mereka." Sementara itu, datanglah laki-laki berjenggot tebal, pelipis menonjol, mata cekung, dahi menjorok dan kepalanya digundul. Ia berkata, "Wahai Muhammad! Takutlah Anda kepada Allah!" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa pulakah lagi yang akan mentaati Allah, jika aku sendiri telah mendurhakai-Nya? Allah memberikan ketenangan bagiku atas semua penduduk bumi, maka apakah kamu tidak mau memberikan ketenangan bagiku?" Abu Sa'id berkata; Setelah orang itu berlaku, maka seorang sahabat (Khalid bin Al Walid) meminta izin kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk membunuh orang itu. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Dari kelompok orang ini, akan muncul nanti orang-orang yang pandai membaca Al Qur`an tetapi tidak sampai melewati kerongkongan mereka, bahkan mereka membunuh orang-orang Islam, dan membiarkan para penyembah berhala; mereka keluar dari Islam seperti panah yang meluncur dari busurnya. Seandainya aku masih mendapati mereka, akan kumusnahkan mereka seperti musnahnya kaum 'Ad."

muslim:1762

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid] dari [Umarah bin Al Qa'qa'] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Abu Nu'm] ia berkata, saya mendengar [Abu Sa'id Al Khudri] berkata; Ali bin Abu Thalib pernah mengirim emas -yang diletakkan dalam tas yang kotor- kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari Yaman. kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membagikannya kepada empat orang, yaitu; Uyainah bin Hisn, Al Aqra bin Habis, dan Zaid Al Khalil. Sedangkah yang keempat antara Alqamah bin Ulatsah atau Amir bin Ath Thufail. Maka ada seorang sahabat yang mengatakan bahwa kami lebih berhak atas pemberian ini daripada mereka. kemudian peristiwa ini sampai kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau pun bersabda: "Mengapa kalian tidak mempercayaiku? Padahal aku adalah kepercayaan penghuni langit, dan aku selalu mendapat berita dari langit setiap saat." Abu Sa'id berkata; Lalu seorang laki-laki bermata cekung yang pipinya bagian atas menonjol, jenggotnya lebat, rambutnya pendek dan pakaiannya disingkingkan berkata, "Ya Rasululah, bertakwalah kepada Allah!" maka beliau menjawab: "Celaka kamu! Bukankah aku ini penduduk bumi yang paling bertakwa kepada Allah?" kemudian laki-laki tersebut berpaling, lalu Khalid bin Al Walid berkata, "Ya Rasulullah, izinkan aku untuk memenggal lehernya." Beliau bersabda: "Jangan, mungkin dia juga shalat." Khalid berkata, "Banyak orang shalat, hanya lisannya yang berucap tapi hatinya tidak." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya aku tidak diperintahkan untuk menyakiti hati manusia, tidak pula untuk merobek perut mereka." Abu Sa'id berkata; Kemudian beliau memandanginya, dan ketika dia datang, beliau bersabda: "Sesungguhnya dari kelompok orang ini akan muncul orang-orang yang mulutnya senantiasa membaca Kitabullah, tetapi tidak sampai melewati kerongkongan mereka. mereka keluar dari agama Allah sebagaimana meluncurnya anak panah dari busurnya." Abu Sa'id berkata; "Sekiranya kau menemui orang-orang itu, sungguhnya akan aku binasakan mereka, sebagaimana binasanya kaum Tsamud." Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Umarah bin Al Qa'qa'] dengan isnad ini. ia berkata; Dan Alqamah bin Ulatsah. Dan ia tidak menyebutkan Amir bin Ath Thufail. Dan ia menyebutkan; "NAATI`UL JABHAH" tapi ia tidak menyebut, "NAASYIZ". Kemudian ia juga menambahkan: "Kemudian Umar bin Al Khaththab beranjak dan berkata, "Wahai Rasulullah, haruskah aku memenggal lehernya?" Nabi menjawab: "Jangan." Kemudian ia mundur kembalil. Lalu Khalid bin Al Walid sang pedang Allah berdiri dan berkata, "Wahai Rasulullah, haruskah aku memenggal lehernya?" beliau menjawab: "Jangan. Dari keturunan orang ini akan muncul suatu kaum, mereka pandai membaca Kitabullah.." Umarah berkata; (Khalid) berkata, "Sekiranya saya menjumpai mereka, niscaya akan kubunuh mereka sebagai pembunuhan atas kaum Tsamud." Dan Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Fudlail] dari [Umarah bin Al Qa'qa'] dengan isnad ini, dan ia mengatakan; Di antara empat orang, yaitu; Zaid Al Khalil, Al Aqra bin Habis, Uyainah bin Hisn dan Alqamah bin Ulatsah atau Amir bin Ath Thufail. Kemudian ia juga menyebutkan; "NAATI`UL JABHAH" sebagaimana riwayat Abdul Wahid. Ia juga menyebutkan; "Sesungguhnya akan keluar dari keturunan orang ini, suatu kaum…" tapi ia tidak menyebutkan; "Sekiranya aku mendapati mereka, niscaya akan kubunuh mereka sebagaimana pembunuhan atas kaum Tsamud."

muslim:1763

Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Adi] dari [Sulaiman] dari [Abu Nadlrah] dari [Abu Sa'id] bahwa suatu ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan suatu kaum yang akan muncul di tengah-tengah umatnya. Mereka keluar dari suatu kelompok manusia. Cirri-ciri mereka adalah berkepala botak. Beliau bersabda: "Mereka adalah seburuk-buruk makhluk -atau dari kalangan seburuk-buruk makhluk- yang akan membunuh mereka adalah salah satu dari dua kelompok yang paling dekat dengan kebenaran." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memberikan permisalan bagi mereka -atau beliau mengungkapkan-: "Seorang laki-laki melepas lemparan -atau- Al Gharadl (sasaran) lalu ia melihat pada ujung anak panahnya, namun ia tidak melihat sesuatu, dan ia melihat pada pangkal panahnya tidak juga melihat sesuatu. Lalu ia melihat pada Al Fuq (tempat tali busur), juga tidak melihat sesuatu." Abu Sa'id berkata, "Dan kalianlah yang membunuh mereka wahai penduduk Irak."

muslim:1766

Telah menceritakan kepada kami [Abdu bin Humaid] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq bin Hammam] telah menceritakan kepada kami [Abdul Malik bin Abu Sulaiman] telah menceritakan kepada kami [Salamah bin Kuhail] telah menceritakan kepada kami [Zaid bin Harb Al Juhani] bahwasanya; Ia pernah bergabung di dalam suatu pasukan bersama [Ali] radliallahu 'anhu yang tengah berjalan menuju kaum Khawarij. Kemudian berkatalah Ali radliallahu 'anhu; Sungguh, aku telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Akan muncul suatu kaum dari umatku yang pandai membaca Al Qur`an. Dimana, bacaan kalian tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan bacaan mereka. Demikian pula shalat kalian daripada shalat mereka. Juga puasa mereka dibandingkan dengan puasa kalian. Mereka membaca Al Qur`an dan mereka menyangka bahwa Al Qur`an itu adalah (hujjah) bagi mereka, namun ternyata Al Qur`an itu adalah (bencana) atas mereka. Shalat mereka tidak sampai melewati batas tenggorokan. Mereka keluar dari Islam sebagaimana anak panah meluncur dari busurnya. Sekiranya pasukan yang memerangi mereka tahu pahala yang telah ditetapkan bagi mereka atas lisan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, niscaya mereka akan berhenti beramal. Ciri-cirinya adalah bahwa di antara mereka ada seorang laki-laki yang memiliki lengan tak berhasta dan di atasnya terdapat biji seperti putting susu dan juga berbulu-bulu putih." Pergilah kalian ke Mu'awiyah dan penduduk Syam dan kalian meninggalkan mereka. Sebab, mereka akan mendatangi keluarga dan harta-harta kalian. Demi Allah, aku benar-benar mengharap bahwa mereka itulah kaum yang dimaksud Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, karena mereka telah menumpahkan darah yang haram dan mengelabui manusia. Maka, berangkatlah kalian atas nama Allah. Salamah bin Kuhail berkata; Maka Zaid bin Wahb terus mengkisahkannya padaku peristiwa demi peristiwa hingga ia berkata; Kami melewati suatu jembatan. Sedangkan saat itu kaum Khawarij dipinpin oleh Abdullah bin Wahb, maka ketika kami berjumpa, ia pun berkata kepada mereka, "Lemparlah tombak dan hunuslah pedang-pedang kalian dari sarungnya, karena saya khawatir mereka akan mencari-cari kalian sebagaimana yang terjadi pada Hari Harura." Akhirnya mereka pun kembali dengan melemparkan tombak dan menguhunuskan pedang-pedang mereka. Dan orang-orang pun merintangi mereka juga dengan tombak sehingga terbunuhlah sebagian mereka atas sebagian yang lain, namun tidak ada yang terbunuh kecuali dua orang. Ali bin Abu Thalib berkata, "Carilah seorang yang pendek dari mereka." Lalu mereka mencarinya, namun tidak mereka temukan. Maka Ali radliallahu 'anhu berusaha mencari sendiri hingga ia mendapati orang-orang yang sebagiannya telah terbunuh atas sebagian yang lain. Ali berkata, "Akhirkanlah mereka." Akhirnya Al Mukhdaj (seorang yang laki-laki pendek) itu pun mereka temukan dibalik tumpukan tanah. Sahabat Ali bertakbir kemudian berkata, "Maha Benar Allah, dan Rasul-Nya pun telah menyampaikan." Kemudian Ubaid As Salmani mendekat kepadanya dan berkata, "Wahai Amirul Mukminin, demi Allah Yang Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Dia, apakah Anda benar-benar mendengar hadits itu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" Ali menjawab, "Ya, Demi Dzat Yang Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Dia." Ubaid As Salmani sampai memintanya bersumpah hingga empat kali.

muslim:1773

Telah menceritakan kepadaku [Harun bin Sa'id Al Aili] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Amru] bahwa [Abu Yunus] Maula Abu Hurairah, menceritakan dari [Abu Hurairah] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda: "Pada suatu hari, aku pulang ke rumah isteriku, lalu kudapati sebuah kurma jatuh di lantai. Kurma itu kuambil hendak kumakan, tapi tiba-tiba aku ingat kalau-kalau kurma itu kurma sedekah, maka kuletakkan saja kembali."

muslim:1779

Dan Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq bin Hammam] telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Hammam bin Munabbih] ia berkata; Ini adalah di antara hadits yang diceritakan kepada kami oleh [Abu Hurairah] dari Muhammad Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. kemudian ia pun menyebutkan beberapa hadits, yang diantara adalah, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pada suatu hari, aku pulang ke rumah isteriku, lalu kudapati sebuah kurma jatuh di lantai. Kurma itu kuambil hendak kumakan, tapi tiba-tiba aku ingat kalau-kalau kurma itu kurma sedekah, maka kuletakkan saja kembali."

muslim:1780

telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Muhammad bin Asma Adl Dluba'i] telah menceritakan kepada kami [Juwairiyah] dari [Malik] dari [Az Zuhri] bahwa [Abdullah bin Naufal bin Al Harits bin Abdul Muthalib] telah menceritakan kepadanya bahwa [Abdul Muthallib bin Rabi'ah bin Al Harits] telah menceritakan kepadanya, ia berkata; Rabi'ah bin Al Harits dan Al Abbas bin Abdul Muthalib, maka keduanya berkata, "Demi Allah, sebaiknya kita utus dua anak ini (kata Abdul Muthalib bin Rabi'ah. Dua anak tersebut adalah aku dan Al Fadl bin Abbas) kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, agar keduanya memohon kepada beliau untuk diperintahkan memungut zakat. Lalu keduanya melaksanakan tugasnya sebagaimana orang lain, dan memperoleh apa yang diperoleh oleh orang lain." Ketika mereka masih berbincang-bincang, tiba-tiba Ali bin Abu Thalib datang dan berhenti di dekat keduanya. Lalu kedua orang itu pun menuturkannya kepada Ali bin Abi Thalib. Maka Ali berkata, "Jangan lakukan itu, demi Allah beliau tidak akan memperkenankan hal itu." kemudian Rabi'ah bin Al Harits berpaling dari Ali dan berkata, "Demi Allah, kamu tidaklah melakukan ini (larangan ini), kecuali kamu merasa bersaing dengan kami. Demi Allah, kami tidak bersaing denganmu, karena kamu telah diambil menantu oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Ali berkata, "Silahkan utus kedua anak itu." lalu kedua anak itu pun pergi, sementara Ali berbaring. Abdul Muthalib bin Rabi'ah berkata; Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat Zhuhur, kami mendahului beliau menuju kamar, lalu kami berdiri di balik kamar itu, hingga beliau datang, kemudian beliau mempersilahkan kami masuk, lalu bersabda: "Ungkapkan apa saja yang kalian inginkan dalam hati kalian." kemudian beliau masuk, kami pun turut masuk, yang saat itu, beliau berada di tempat Zainab binti Jahsyi. Maka kami pun saling diam, lalu salah seorang dari kami berkata, "Wahai Rasulullah, Anda adalah orang yang paling baik dan paling akrab dengan orang lain. Kami sudah saatnya menikah, kami datang agar Anda menugaskan kami untuk menarik sebagian zakat, lalu kami laksanakan dan kami mendapat jatah seperti orang lain." Abdul Muthalib bin Rabi'ah berkata; Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terdiam lama, sehingga kami ingin bicara kepada beliau. Dan tiba-tiba Zainab muncul di antara kami dari balik tabir, (katanya), "Janganlah kalian berdua berbicara pada beliau." Setelah itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya zakat itu tidak diperkenankan untuk keluarga Muhammad, karena Zakat adalah kotoran manusia, panggilkan Mahmiyyah (mengurus seperlima dari harta rampasan perang) dan Naufal bin Al Harits bin Abdul Muthalib!" Abdul Muthalib bin Rabi'ah berkata; Lalu keduanya pun datang menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan beliau bersabda kepada keduanya: "Nikahkanlah anak perempuanmu dengan laki-laki ini (yang dimaksud adalah Fadl bin Abbas)." Maka Mahmiyah pun menikahkannya. Kemudian beliau bersabda kepada Naufal bin Harits, "Nikahkahkanlah anak perempuanmu dengan anak laki-laki ini (maksudnya Abdul Muthalib bin Rabi'ah)." maka Naufal menikahkanku. Beliau berkata kepada kepada Mahmiyah: "Berikanlah sebagian dari jatah seperlima harta rampasan perang kepada dua anak laki-laki ini sekian dan sekian." [Az Zuhri] berkata; "Ia tidak menyebutkannya." Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Ma'ruf] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus bin Yazid] dari [Ibnu Syihab] dari [Abdullah bin Harits bin Naufal Al Hasyimi] bahwa [Abdul Muthalib bin Rabi'ah bin Al Harits bin Abdul Muthalib] telah mengabarkan kepadanya bahwa bapaknya Rabi'ah bin Al Harits bin Abdul Muthalib dan Al Abbas bin Abdul Muthalib berkata kepada Abdul Muthalib bin Rabi'ah dan juga kepada Al Fadll bin Abbas, "Datangilah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam…" dan ia pun menyebutkan hadits sebagaimana hadits Malik. Dan di dalamnya ia juga mengatkan;

muslim:1784

Telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ibrahim] dari [Khalid] dari [Hafshah] dari [Ummu 'Athiyyah] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengirimkan seekor kambing dari hasil sedekah kepadaku, lalu aku mengirim sebahagian darinya kepada 'Aisyah. Dan ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang ke rumah 'Aisyah, beliau bertanya: "Apakah kalian mempunyai sesuatu untuk dimakan?" 'Aisyah menjawab, "Tidak ada, kecuali sedikit daging kambing yang telah engkau kirimkan kepadanya (Ummu 'Athiyyah)." Beliau berkata: "Ia telah menjadi halal untuk dimakan."

muslim:1789

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Ghundar] dari [Syu'bah] -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Ibnul Mutsanna] dan [Ibnu Basysyar] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] dari [Amru bin Murrah] ia berkata, saya mendengar [Abul Bakhtari] ia berkata; Ketika kami berada di Dzat 'Irq, kami melihat Hilal bulan Ramadlan. Lalu kami utus seorang laki-laki kepada [Ibnu Abbas] untuk menanyakannya. Maka Ibnu Abbas pun berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Sesungguhnya Allah telah membentangkannya untuk dilihat. Jika bulan itu tertutup dari pandanganmu, maka sempurnakanlah bilangannya (tiga puluh)."

muslim:1821

Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ibrahim] dari [Sulaiman At Taimi] dari [Abu Utsman] dari [Ibnu Mas'ud] radliallahu 'anhu, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kamu terhalang dari makan sahur karena adzan Bilal; sebab, ia menyeru -atau- mengumandangkan adzan di tengah malam, sehingga orang-orang yang qiyamullail segera pulang dan orang-orang yang masih tidur segera bangun." Dan beliau bersabda: "Dan tidaklah ia mengucapkan seperti ini dan ini." Beliau merendahkan tangannya dan mengangkatnya hingga beliau mengatakan seperti ini. -beliau merenggangkan antara jari-jari tangannya.- Dan Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] Telah menceritakan kepada kami [Abu Khalid] yakni Al Ahmar, dari [Sulaiman At Taimi] dengan isnad ini, hanya saja menyebutkan; "Sesungguhnya waktu fajar adalah ketika ia tidak mengatakan seperti ini." Beliau menyatukan jari-jemarinya lalu membalikkannya ke tanah. Beliau melanjutkan: "Akan tetapi (waktu Fajar itu) adalah saat ia mengatakan seperti ini." Beliau meletakkan jari telunjuk di atas jari telunjuk dan menjulurkan kedua tangannya. Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] Telah menceritakan kepada kami [Mu'tamir bin Sulaiman] -Dalam riwayat lain- Dan Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] Telah menceritakan kepada kami [Jarir] dan [Al Mu'tamir bin Sulaiman] keduanya dari [Sulaiman At Taimi] dengan isnad ini. Dan hadits Al Mu'tamir berhenti pada pada ungkapan beliau: "Untuk membangunkan orang-orang yang masih tidur di antara kalian dan agar orang-orang qiyamullail kembali (bersiap-siap untuk menyambut fajar)." Dan Ishaq berkata; Jarir berkata di dalam haditsnya terkat dengan sabda beliau: "(Waktu fajar) bukanlah saat Bilal mengatakan seperti ini, akan tetapi ketika ia mengatakan seperti ini." Maksudnya adalah waktu Fajar adalah Al Mu'taridl (cahaya fajar yang menyebar/merata) dan bukanlah Al Mustathil (saat cayahaya fajar masih memanjang).

muslim:1830

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah mengabarkan kepada kami [Waki'] dari [Hisyam] dari [Qatadah] dari [Anas] dari [Zaid bin Tsabit] radliallahu 'anhu, ia berkata; "Kami makan sahur bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan sesudah itu kami beranjak untuk menunaikan shalat." saya bertanya, "Kira-kira berapa lama jarak antara makan sahur dan shalat." Ia menjawab, "Kira-kira selama pembacaan lima puluh ayat." Dan telah menceritakan kepada kami [Amru An Naqid] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] telah mengabarkan kepada kami [Hammam] -dalam jalur lain- Telah menceritakan kepada kami [Ibnul Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Salim bin Nuh] telah menceritakan kepada kami [Umar bin Amir] keduanya dari [Qatadah] dengan isnad ini.

muslim:1837

Telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Abu Nadlr, Hasyim bin Qasim] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman] dari [Tsabit] dari [Anas] radliallahu 'anhu ia berkata; pada suatu malam di bulan Ramadlan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat. Kemudian aku datang dan berdiri di samping beliau. Lalu datang pula sahabat yang lain dan berdiri pula, sehingga akhirnya kami menjadi satu rombongan. Tatkala Nabi shallallahu 'alaihi wasallam merasa bahwa kami shalat di belakang beliau, maka beliau pendekkan shalatnya, kemudian beliau masuk ke rumahnya, dan di sana beliau shalat sendirian. Anas berkata; Pagi-pagi kami bertanya kepada beliau, "Apakah Anda tahu apa yang kami perbuat semalam?" Beliau menjawab: "Ya, aku tahu. Itulah yang menyebabkan aku masuk ke rumah dan di sana aku shalat sendirian." Anas berkata; Beberapa hari di akhir bulan Ramadlan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melakukan puasa wishal. Karena itu, beberapa orang sahabat melakukannya, maka beliau pun bersabda: "Kenapa orang-orang ini ikut-ikutan puasa wishal? Sesungguhnya kalian tidaklah sebagaimana aku. Demi Allah, sekiranya bulan ini bertambah panjang, aku akan terus berpuasa wishal sehingga orang-orang yang memberati dirinya (dengan puasa wishal) akan kewalahan sendiri."

muslim:1848

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Abu Ashim] ia berkata, saya mendengar [Ibnu Aun] dari [Ibrahim] dari [Al Aswad] ia berkata; Saya dan Masruq pernah menemui [Aisyah], kemudian kami pun bertanya kepadanya, "Apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mencumbui isterinya saat beliau sedang berpuasa?" Aisyah menjawab, "Ya, akan tetapi beliau adalah seorang paling kuat menahan nafsunya di antara kalian -atau- beliau adalah seorang yang paling kuat menahan nafsunya dari kalian." Abu Ashim agak ragu. Dan telah menceritakannya kepadaku [Ya'qub Ad Dauraqi] telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dari [Ibnu Aun] dari [Ibrahim] dari [Al Aswad] dan [Masruq] bahwa keduanya menemui Ummul Mukminin untuk bertanya. Maka beliau pun menyebutkan hadits semisalnya.

muslim:1857

Telah menceritakan kepadaku [Harun bin Sa'id Al `Aili] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Amru, yaitu anaknya Al Harits] dari [Abdu Rabbihi] dari [Abdullah bin Ka'b Al Himyari] bahwa [Abu Bakar] telah menceritakan kepadanya bahwa ia pernah diutus oleh Marwan kepada [Ummu Salamah] radliallahu 'anha untuk menanyakan tentang seorang laki-laki yang mendapati waktu pagi dalam keadaan junub, apakah ia boleh berpuasa. Maka Ummu Salamah menjawab: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mendapati waktu subuh dalam keadaan junub karena jima', bukan karena mimpi. Namun beliau tidak Ifthar (berbuka) dan tidak pula meng-qadla` (mengganti) puasanya."

muslim:1866

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rumh bin Muhajir] telah mengabarkan kepada kami [Laits] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Abdurrahman bin Qasim] dari [Muhamamd bin Ja'far bin Zubair] dari [Abbad bin Abdullah bin Zubair] dari [Aisyah] radliallahu 'anha, bahwa ia berkata; Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, aku telah binasa." Beliau bertanya: "Kenapa?" laki-laki itu menjawab: "Saya telah menyetubuhi isteriku pada siang hari di bulan Ramadlan." Maka beliau bersabda: "Kalau begitu, bersedekahlah, bersedekahlah." Laki-laki itu menjawab, "Saya tidak mempunyai sesuatu pun (untuk disedekahkan)." Maka beliau mempersilahkannya duduk. Kemudian didatangkan kepada beliau dua keranjang (berupa takaran) berisi makanan, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun memerintahkannya untuk bersedekah dengan makanan itu. Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah mengabarkan kepada kami [Abdul Wahhab Ats Tsaqafi] ia berkata, saya mendengar [Yahya bin Sa'id] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Abdurrahman bin Qasim] bahwa [Muhammad bin Ja'far bin Zubair] telah mengabarkan kepadanya bahwa [Abbad bin Abdullah bin Zubair] telah menceritakan kepadanya, bahwa ia telah mendengar [Aisyah] radliallahu 'anha berkata; Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu ia pun menyebutkan hadits. Dan di awal hadits tidak ada ungkapan; "Bersedakahlah, bersedekahlah." Dan tidak pula ungkapan, "Siang hari."

muslim:1873

Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahhab] yakni Ibnu Abdul Majid, telah menceritakan kepada kami [Ja'far] dari [bapaknya] dari [Jabir bin Abdullah] radliallahu 'anhuma, bahwa pada tahun Fathu Makkah (pembebasan kota Mekkah) Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar menuju Makkah, yakni tepatnya pada bulan Ramadhan. Saat itu, beliau berpuasa hingga sampai di Kura' Al Ghamim, dan para sahabat pun ikut berpuasa. Kemudian beliau meminta segayung air, lalu beliau mengangkatnya hingga terlihat oleh para sahabat kemudian beliau meminumnya. Setelah itu dikatakanlah kepada beliau, "Sesungguhnya sebahagian sahabat ada yang terus berpuasa." Maka beliau bersabda: "Mereka adalah orang-orang yang bermaksiat (kepadaku), mereka adalah orang-orang yang bermaksiat (kepadaku)." Dan telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz] yakni Ad Darawardi, dari [Ja'far] dengan isnad ini, dan ia menambahkan; Lalu dikatakan kepada beliau; "Sebenarnya orang-orang merasa berat untuk melaksanakan puasa, tapi berhubung mereka melihat Tuan melaksanakannya maka merekapun berpuasa." Akhirnya beliau meminta segayung air setelah shalat 'Ashar.

muslim:1878

Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Hatim] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Mahdi] dari [Mu'awiyah bin Shalih] dari [Rabi'ah] ia berkata, telah menceritakan kepadaku [Qaza'ah] ia berkata; Aku pernah mendatangi [Abu Sa'id Al Khudriy] yang saat itu sedang dikerumuni oleh orang banyak. Ketika mereka telah membubarkan diri aku berkata kepadanya, "Aku tidak ingin menanyakan apa yang telah mereka tanyakan. Aku hanya ingin menanyakan perihal puasa dalam safar." Maka ia pun menjawab, "Kami dulu pernah bepergian ke kota Makkah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan kami saat itu sedang berpuasa. Lalu kami singgah di suatu tempat, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jarak kalian dengan musuh kalian sudah semakin dekat, dan makan (tidak berpuasa) akan dapat membuat kalian lebih kuat, dan ini adalah sebuah rukhshah (keringanan)." Maka di antara kamipun ada yang masih berpuasa dan ada pula yang tidak berpuasa. Setelah itu, kami singgah lagi pada sebuah tempat, lalu beliau bersabda: "Sesungguhnya kalian besok pagi kalian akan menghadapi musuh sedangkan berbuka akan membuat kalian lebih kuat, maka berbukalah kalian, ini adalah suatu ketetapan." Maka sesudah itu, kami pun berbuka. Abu Sa'id berkata; Sungguh, semenjak itu aku telah melihat kami berpuasa bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam perjalanan.

muslim:1888

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Abu Kuraib] semuanya dari [Abu Mu'awiyah] - [Abu Kuraib] berkata- Telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Umarah] dari [Abdurrahman bin Yazid] ia berkata; Al Asy'ats bin Qais pernah datang ke rumah Abdullah ketika dia sedang makan. Maka [Abdullah] pun berkata, "Ya Abu Muhammad! Mari silahkan makan." Asy'ats menjawab, "Bukankah hari ini adalah hari 'Asyura`?" Abdullah balik bertanya, "Tahukah kamu, apakah hari 'Asyura` itu?" kemudian ia melanjutkan, "Hari 'Asyura` adalah hari yang dijadikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk berpuasa sebelum diwajibkannya puasa Ramadlan. Maka ketika puasa Ramadlan diwajibkan, maka puasa hari 'Asyura itu pun ditinggalkannya." Abu Kuraib mengatakan; "Beliau meninggalkannya." Dan Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] dasn [Utsman bin Abu Syaibah] keduanya berkata, Telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Al A'masy] dengan isnad ini, dan keduanya menyebutkan; "Maka ketika kewajiban puasa Ramadlan turun, beliau pun meninggalkannya."

muslim:1905

Dan Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Abu Kuraib] keduanya berkata, Telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Ibnu Abu Dzi`b] dari [Al Qasim bin Al Abbas] dari [Abdullah bin Umair] -sepertinya dia berkata- dari [Ibnu Abbas] radliallahu 'anhuma, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seandainya tahun depan aku masih hidup, niscaya saya benar-benar akan berpuasa pada hari ke sembilan (Muharram)." Sementara dalam riwayat Abu Bakr ia berkata; Yakni pada hari 'Asyura`.

muslim:1917

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Hatim bin Isma'il] dari [Yazid bin Abu Ubaid] dari [Salamah bin Al Akwa'] radliallahu 'anhu, bahwa ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus seorang laki-laki suku Aslam pada hari 'Asyura`dan memerintahkan padanya untuk mengumumkan kepada orang banyak; "Siapa yang belum puasa di hari ini, hendaklah ia berpuasa. Dan siapa yang telah terlanjur makan, hendaklah ia juga menyempurnakan puasanya sampai malam tiba."

muslim:1918

Dan telah menceritakan kepadaku [Abu Bakr bin Nafi' Al Abdi] telah menceritakan kepada kami [Bisyr Al Mufadldlal bin Lahiq] telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Dzakwan] dari [Rabi' binti Mu'awwidz bin Afran] ia berkata; Suatu pagi di hari 'Asyura`, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengirim petugas ke perkampungan orang Anshar yang berada di sekitar Madinah, untuk menyampaikan pengumuman; "Siapa yang berpuasa sejak pagi hari, hendaklah ia menyempurnakan puasanya, dan siapa yang tidak berpuasa hendaklah ia puasa sejak mendengar pengumuman ini." Semenjak itu, kami berpuasa di hari 'Asyura`, dan kami suruh pula anak-anak kecil kami, insya Allah. Kami bawa mereka ke Masjid dan kami buatkan mereka main-mainan dari bulu. Apabila ada yang menangis minta makan, kami berikan setelah waktu berbuka tiba. Dan Telah meceritakannya kepada kami [Yahya bin Yahya] dan [Abu Ma'syar Al 'Aththar] dari [Khalid bin Dzakwan] ia berkata, saya bertanya kepada [Rabi' binti Mu'awwidz] tentang puasa di hari 'Asyura`, maka ia menjawab: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengirim petugas ke perkampungan orang Anshar." Ia pun menyebutkan hadits sebagaimana hadits Bisyr, hanya saja ia menyebutkan; "Dan kami membuatkan mereka main-mainan dari bulu, kemudian kami membawa mereka. Dan apabila mereka meminta makanan kepada kami, maka kami memberi mereka main-mainan untuk melalaikan mereka (dari rasa lapar) hingga puasa mereka sempurna."

muslim:1919

Dan Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Ibnu 'Aun] dari [Ziyad bin Jubair] ia berkata; Seorang laki-laki bertanya kepada [Ibnu Umar], "Aku telah benadzar untuk berpuasa sehari, dan ternyata puasa itu bertepatan dengan hari raya Iedul Adlha atau Iedul Fithri." Maka Ibnu Umar menjawab: "Allah Ta'ala telah memerintahkan untuk menunaikan Nadzar, namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah melarang untuk berpuasa di hari ini."

muslim:1924

Dan telah menceritakan kepadaku [Ahmad bin Umar Al Waki'i] telah menceritakan kepada kami [Husain bin Ali] dari [Za`idah] dari [Sulaiman] dari [Muslim Al Bathin] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] radliallahu 'anhuma, ia berkata; Seorang laki-laki mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Sesungguhnya ibuku telah meninggal, padahal ia memiliki hutang puasa selama satu bulan. Apakah saya harus membayarkan untuknya?" beliau menjawab: "Sekiranya ibumu memiliki hutang uang, apakah kamu harus membayarnya?" laki-laki itu menjawab, "Ya, tentu." Beliau bersabda: "Kalau begitu, maka hutang kepada Allah adalah lebih berhak untuk dilunasi." Sualaiman berkata; Dan juga telah berkata; Al Hakam dan Salamah bin Kuhail semuanya. Dan kami dalam posisi duduk saat Muslim menceritakan hadits ini. Keduanya berkata, kami mendengar Mujahid menyebutkan hadits ini dari Ibnu Abbas. Dan Telah menceritakan kepada kami [Abu Sa'id Al Asyajj] telah menceritakan kepada kami [Abu Khalid Al Ahmar] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Salamah bin Kuhail] dan [Al Hakam bin Utaibah] dan [Muslim Al Bathin] dari [Sa'id bin Jubair] dan [Mujahid] dan [Atha`] dari [Ibnu Abbas] radliallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan hadits ini.

muslim:1937

Dan telah menceritakan kepadaku [Ali bin Hujr As Sa'di] telah menceritakan kepada kami [Ali bin Mushir Abul Hasan] dari [Abdullah bin 'Atha`] dari [Abdullah bin Buraidah] dari [bapaknya] radliallahu 'anhu, ia berkata; Ketika saya sedang duduk di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba datanglah seorang wanita dan berkata, "Aku pernah memberikan seorang budak wanita kepada ibuku, dan kini ibuku telah meninggal. Bagaimana dengan hal itu?" beliau menjawab, "Kamu telah mendapatkan pahala atas pemberianmu itu, dan sekarang pemberianmu itu telah kembali kepadamu sebagai pusaka." Wanita itu bertanya lagi, "Wahai Rasulullah, Ibuku punya hutang puasa satu bulan, bolehkah saya membayar puasanya?" beliau menjawab: "Ya, bayarlah puasanya itu." wanita itu berkata lagi, "Ibuku juga belum menunaikan haji, bolehkah aku yang menghajikannya?" beliau menjawab: "Ya, hajikanlah ia." Dan Telah meceritakannya kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Numair] dari [Abdullah bin 'Atha`] dari [Abdullah bin Buraidah] dari [bapaknya] radliallahu 'anhu, ia berkata; Saya pernah duduk di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. yakni serupa dengan haditsnya Ibnu Mushir, hanyanya saja ia mengatakan; "Puasa selama dua bulan." Dan Telah menceritakan kepada kami [Abdu bin Humaid] telah mengabarkan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ats Tsauri] dari [Abdullah bin Atha`] dari [Ibnu Buraidah] dari [bapaknya] radliallahu 'anhu ia berkata; Seorang wanita mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Maka ia pun menyebutkan hadits semisalnya. Dan ia juga mengatakan; "Puasa selama satu bulan." Dan telah meceritakannya kepadaku [Ishaq bin Manshur] telah mengabarkan kepada kami [Ubaidullah bin Musa] dari [Sufyan] dengan isnad ini, dan ia mengatakan; "(Hutang) Puasa selama dua bulan." Dan telah menceritakan kepadaku [Ibnu Abu Khalaf] Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Yusuf] telah menceritakan kepada kami [Abdul Malik bin Abu Sulaiman] dari [Abdullah bin Atha` Al Makki] dari [Sulaiman bin Buraidah] dari [bapaknya] radliallahu 'anhu, ia berkata; Seorang wanita mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, yakni serupa dengan hadits mereka, dan ia juga mengatakan; "Puasa satu bulan."

muslim:1939

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami [Mu'adz bin Hisyam] telah menceritakan kepadaku [bapakku] dari [Yahya bin Abu Katsir] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Aisyah] radliallahu 'anha, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah berpuasa banyak di bulan tertentu dalam satu tahun, melebihi puasa beliau ketika pada bulan Sya'ban. Dan beliau bersabda: "Lakukanlah amalan yang mampu kalian lakukan, karena Allah tidak akan bosan hingga kalian sendirilah yang bosan. Dan Amalah yang paling disukai Allah adalah amalan yang terus-menerus dilakukan meskipun sedikit."

muslim:1958

Dan Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad bin Ar Rumi] telah menceritakan kepada kami [An Nadlr bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Ikrimah bin Ammar] Telah menceritakan kepada kami [Yahya] ia berkata, saya berangkat bersama Abdullah bin Yazid hingga kami menemui [Abu Salamah], lalu kami mengutus seseorang kepadanya. kemudian ia pun keluar menemui kami, dan tepat dekat pintu rumahnya ternya ada Masjid, maka kami pun menunggu di masjid itu hingga keluar menemui kami. Lalu ia berkata, "Jika kalian mau, masuklah, namun bila kalian memilih duduk (di situ), maka duduklah." Kami menjawab, "Kami duduk di sini saja. Ceritakanlah hadits kepada kami!" Ia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Amru bin Ash] radliallahu 'anhuma, ia berkata; Saya biasa melakukan puasa Ad Dahr (sepanjang masa) dan membaca (mengkhatamkan) Al Qur`an setiap malam sekali. Mungkin telah disampaikan berita kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengenai diriku atau mungkin juga beliau yang mengutus seseorang kepadaku. Lalu aku mendatangi beliau, maka beliau pun bertanya kepadaku: "Benarkah berita bahwa kamu berpuasa sepanjang masa dan membaca (mengkhatamkan) Al Qur`an sekali setiap malam?" saya menjawab, "Benar wahai Nabiyullah, namun tidaklah saya menginginkan dari perbuatan itu kecuali kebaikan." Beliau bersabda: "Sungguh, bagimu cukup berpuasa tiga hari dalam setiap bulannya." Saya berkata, "Wahai Nabiyullah, sungguh saya masih kuat lebih dari itu." beliau bersabda: "Sesunguhnya isteri juga mempunyai hak atasmu, tamumu punya hak atasmu dan jasadmu juga punya hak atasmu. Karena itu, lakukanlah puasa Dawud Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam, sebab ia adalah hamba yang paling banyak beribadah." Saya bertanya, "Wahai Nabiyullah, bagaimanakah puasa Dawud itu?" beliau menjawab: "Nabi Dawud berpuasa sehari dan berbuka sehari." Kemudian beliau bersabda: "Bacalah (khatamkanlah) Al Qur`an sekali dalam setiap bulannya." Saya berkata, "Wahai Nabiyullah, sesungguhnya saya masih kuat kurang dari itu." beliau bersabda: "Kalau begitu, pada setiap dua puluh hari sekali." Saya berkata, "Wahai Nabiyullah, sesungguhnya saya masih kuat kurang dari itu." beliau bersabda: "Kalau begitu, setiap sepuluh hari sekali." Saya berkata, "Wahai Nabiyullah, sungguh, saya masih kuat kurang dari itu." beliau bersabda: "Kalau begitu, bacalah (khatamkanlah) Al Qur`an setiap tujuh hari sekali, janganlah kamu menambahnya lagi, sebab, isterimu juga punya hak atasmu, dan jasadmu juga punya hak atasmu." Abdullah berkata; Aku telah berlebih-lebihan, hingga aku pun diberatkan sendiri. Dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadaku: "Sesunguhnya kamu tidak tahu, apakah umurmu masih panjang." Abdullah berkata; "Maka aku pun lebih memilih dan melakukan apa yang disabdakan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam padaku. setelah lanjut usia, aku pun berangan-angann, sekiranya dahulu aku menerima rukhshah (keringanan) Nabi shallallahu 'alaihi wasallam." Dan telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Rauh bin Ubadah] telah menceritakan kepada kami [Husain Al Mu'allim] dari [Yahya bin Abu Katsir] dengan isnad ini, dan ia menambahkan setelah ungkapan; "Tiga hari dalam setiap bulannya, karena setiap kebaikan maka ganjarannya untukmu akan menjadi sepuluh kali lipat, maka itulah puasa Ad Dahr (sepanjang masa)." Dan di dalam hadits diungkapkan; Saya berkata, "Bagaimana puasa Nabiyullah Dawud?" beliau menjawab: "Yaitu setengah masa." Dan ia tidak menyebutkan sesuatu pun terkait dengan bacaan Al Qur`an. Dan ia juga tidak menyebutkan; "Sesungguhnya tamumu juga punya hak atasmu." Namun ia menyebutkan; "Sesungguhnya anakmu juga punya hak atasmu."

muslim:1963

Dan Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Zuhair bin Harb] -Zuhair berkata- Telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Amru bin Dinar] dari [Amru bin Aus] dan [Abdullah bin Amru] radliallahu 'anhuma, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Puasa yang paling dicintai Allah adalah puasa Dawud, sedangkan shalat yang paling disukai Allah adalah juga shalat Nabi Dawud 'Alaihis Salam, ia tidur hingga pertengahan malam, kemudian bangun (shalat lail) pada waktu seperti malam, lalu ia tidur pada seperenamnya. Kemudian ia berpuasa sehari dan berbuka sehari."

muslim:1969

Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepadaku [Amru bin Dinar] bahwa [Amru bin Aus] telah mengabarkan kepadanya dari [Abdullah bin Amru bin Ash] radliallahu 'anhuma bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Puasa yang paling disukai Allah adalah puasa Dawud, yang beliau berpuasa setengah masa (tahun), dan shalat yang paling disukai Allah 'azza wajalla adalah shalat Nabi Dawud 'Alaihis Salam, beliau tidur setengah malam kemudian bangun (menunaikan shalat lail) lalu tidur di akhir malam, kemudian ia bangun lagi disepertiga malam setelah setengah dari waktu malam berlalu." Saya bertanya kepada Amru bin Dinar, "Apakah Amru bin Aus yang mengatakan; "Ia bangun pada sepertiga malam setelah setengah dari waktu malam berlalu?." Ia menjawab, "Ya."

muslim:1970

Dan Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya At Tamimi] dan [Qutaibah bin Sa'id] semuanya dari [Hammad] - [Yahya] berkata- telah mengabarkan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ghailan] dari [Abdullah bin Ma'bad Az Zimani] dari [Abu Qatadah] bahwa seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya, "Bagaimanakah Anda berpuasa?" Mendengar pertanyaan itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam marah. Dan ketika Umar menyaksikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam marah, ia berkata, "Kami rela Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama dan Muhammad sebagai Rasul. Kami berlindung kepada Allah, dari murka Allah dan Rasul-Nya." Umar mengulang ucapan tersebut hingga kemarahan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam reda. Kemudian ia bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana dengan orang yang berpuasa sepanjang tahun?" Beliau menjawab: "Dia tidak berpuasa dan tidak juga berbuka." -atau beliau katakan dengan redaksi 'Selamanya ia tak dianggap berpuasa dan tidak pula dianggap berbuka-- Umar bertanya lagi, "Bagaimana dengan orang yang berpuasa sehari dan berbuka sehari?" beliau menjawab: "Itu adalah puasa Dawud 'Alaihis Salam." Umar bertanya lagi, "Bagaimana dengan orang yang berpuasa sehari dan berbuka dua hari?" beliau menjawab: "Aku senang, jika diberi kekuatan untuk itu." kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Puasa tiga hari setiap bulan, puasa dari Ramadlan ke Ramadlan sama dengan puasa setahun penuh. Sedangkan puasa pada hari Arafah, aku memohon pula kepada Allah, agar puasa itu bisa menghapus dosa setahun setahun penuh sebelumnya dan setahun sesudahnya. Adapun puasa pada hari 'Asyura`, aku memohon kepada Allah agar puasa tersebut bisa menghapus dosa setahun sebelumnya."

muslim:1976

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Muhammad bin Basysyar] -lafazhnya dari Ibnul Mutsanna- keduanya berkata, Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Ghailan bin Jarir] bahwa mendengar [Abdullah bin Ma'bad Az Zimani] dari [Abu Qatadah Al Anshari] radliallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah ditanya mengenai puasanya, maka serta merta Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam marah, lalu umar pun mengucapkan, "Kami rela Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama dan Muhammad sebagai Rasul. Kami berlindung kepada Allah, dari murka Allah dan Rasul-Nya dan Bai'at kami sebagai suatu Bai'at." kemudian beliau ditanya tentang puasa sepanjang masa, maka beliau menjawab: "Sebenarnya, ia tidak berpuasa dan tidak pula berbuka." Kemudian beliau ditanya lagi mengenai puasa sehari dan berbuka dua hari, beliau menjawab: "Semoga Allah memberikan kekuatan pada kita untuk melakukannya." Lalu beliau ditanya mengenai puasa pada hari senin, beliau menjawab: "Itu adalah hari, ketika aku dilahirkan dan aku diutus (sebagai Rasul) atau pada hari itulah wahyu diturunkan atasku." Kemudian beliau bersabda: “Puasa tiga hari pada setiap bulan dan ramadan hingga ramadan berikutnya adalah puasa dahr.” Kemudian beliau ditanya tentang puasa pada Arafah, maka beliau menjawab: "Puasa itu akan menghapus dosa-dosa satu tahun yang lalu dan yang akan datang." Kemudian beliau ditanya tentang puasa pada hari 'Asyura`, beliau menjawab: "Ia akan menghapus dosa-dosa sepanjang tahun yang telah berlalu." Dan di dalam hadits ini, yakni dari riwayat Syu'bah, ia berkata; "Dan beliau ditanya tentang puasa hari senin dan kamis." Namun kami tidak menyebutkan puasa kamis, karena menurut kami padanya terdapat Wahm (kekurang akuratan berita). Dan Telah meceritakannya kepada kami [Ubaidullah bin Mu'adz] telah menceritakan kepada kami [bapakku] -dalam riwayat lain- Dan Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Syababah] -dalam riwayat lain- Dan Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami [An Nadlr bin Syumail] semuanya dari [Syu'bah] dengan isnad ini. Dan Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Sa'id Ad Darimi] telah menceritakan kepada kami [Habban bin Hilal] telah menceritakan kepada kami [Aban Al 'Aththar] telah menceritakan kepada kami [Ghailan bin Jarir] dalam isnad ini, sebagaimana haditsnya Syu'bah, hanya saja ia menyebutkan hari Senin, namun tidak menyebutkan hari kamis.

muslim:1977

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Bakr bin Mudlar] dari [Ibnul Hadi] dari [Muhammad bin Ibrahim] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman] dari [Abu Sa'id Al Khudri] radliallahu 'anhu, ia berkata; Dulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melakukan I'tikaf pada sepuluh hari pertengahan bulan Ramadlan, dan ketika dua puluh hari dari bulan Ramadlan telah berlalu dan hari ke dua puluh satu akan segera masuk, beliau kembali ke tempat tinggalnya dan orang-orang yang ikut beri'tikaf bersamanya pun ikut pulang. Namun pada malam ke dua puluh satu Ramadlan, beliau kembali beri'tikaf dan menyuruh orang-orang agar ikut beri'tikaf bersamanya: "Barangsiapa yang ingin beri'tikaf bersamaku, hendaklah ia bermalam di tempat I'tikafnya. Dan sesungguhnya, aku telah melihat (bahwa) malam ini (adalah malam lalaitul Qadar), namun aku dilupakan kembali. Karena itu, carilah (Lailatul Qadar itu) pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadlan. Yakni pada setiap malam ganjil. Dan aku juga telah bermimpi sujud di tanah yang basah." Abu Sa'id berkata, "Hujan pun turun pada malam ke dua puluh satu hingga air hujan itu merambat ke tempat shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Aku melihat ke tempat itu, ternyata beliau telah beranjak usai menunaikan shalat Shubuh, sementara di wajah beliau basah dengan tanah bercampur air." Dan Telah mennceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar] telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz] yakni Ad Darawardi, dari [Yazid] dari [Muhammad bin Ibrahim] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman] dari [Abu Sa'id Al Khudri] radliallahu 'anhu, bahwa ia berkata; "Dulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melakukan I'tikaf pada sepuluh hari pertengahan bulan Ramadlan." Maka ia pun menyebutkan hadits yang semisalnya, hanya saja ia menyebutkan; "FALYUTSBIT FI MU'TAKAFIHI (Hendaklah ia menetap di tempat I'tikafnya)." Dan ia juga menyebutkan; "WA JABIINUHU MUMTALI`AN THIINAN WA MAA`AN (Dan pada keningnya terdapat tanah dan air)."

muslim:1993

Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Abdul A'la] telah menceritakan kepada kami [Al Mu'tamir] telah menceritakan kepada kami [Umarah bin Ghaziyyah Al Anshari] ia berkata, saya mendengar [Muhammad bin Ibrahim] menceritakan dari [Abu Salamah] dari [Abu Sa'id Al Khudri] radliallahu 'anhu, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melakukan I'tikaf pada sepuluh awal bulan Ramadlan, kemudian dilanjutkannya pada sepuluh pertengahan, dalam sebuah kubah kecil yang terbuat dari permadani dan pintunya ditutup dengan tikar. Lalu beliau ambil tikar itu, dan diletakkannya di sudut kubah. Kemudian diulurkannya kepalanya seraya berujar memanggil orang banyak. Maka mendekatlah mereka pada beliau, beliau bersabda: "Aku telah I'tikaf sejak sepuluh awal bulan untuk mendapatkan Lailatul Qadr, kemudian sepuluh yang pertengahan. Kemudian dikatakan kepadaku bahwa Lailatul Qadr itu terdapat pada sepuluh akhir Ramadlan. Karena itu, siapa yang suka I'tikaf, maka silahkan." Maka para sahabat pun ikut I'tikaf bersama-sama dengan beliau. Dan beliau juga bersabda: "Aku bermimpi melihat Lailatul Qadr di malam ganjil, yang pada pagi harinya aku sujud di tanah yang basah." Memang, pagi-pagi malam kedua puluh satu beliau shalat Shubuh sedangkan hari hujan sehingga masjid tergenang air. Aku melihat tanah dan air. Setelah selesai shalat Shubuh, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam keluar, sedangkan di kening dan hidungnya ada tanah basah. Malam itu adalah malam ke dua puluh satu dari sepuluh yang akhir bulan Ramadlan.

muslim:1994

Telah menceritakan kepada kami [Syaiban bin Farrukh] telah menceritakan kepada kami [Hammam] telah menceritakan kepada kami [Atha` bin Abu Rabah] dari [Shafwan bin Ya'la bin Umayyah] dari [bapaknya] radliallahu 'anhu, ia berkata; Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam saat beliau berada di Ji'ranah. Laki-laki tersebut mengenakan jubah yang ada bekas Khaluq (sejenis minyak wangi dari Za'faran). Kemudian laki-laki itu bertanya, "Apa yang mesti saya lakukan dalam Umrahku?" Shwan berkata; Ketika itu, turunlah wahyu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau diselimuti dengan kain. Saat itu, Ya'la berkata, "Aku ingin melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika sedang menerima wahyu." Kemudian Umar pun bertanya, "Apkah kamu ingin melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika beliau sedang menerima wahyu." Ya'la berkata; Maka Umar pun menyingkap sedikit ujung kain (yang ditutupkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam), sehingga aku pun melihat beliau bernafas keras terengah-engah seperti terengah-engahnya Unta. Setelah menerima wahyu, beliau bertanya: "Di mana orang yang tadi menanyakan tentang Umrah? Cucilah bekas khaluq di rambut dan jenggotmu, serta lepaskanlah jubahmu. Kemudian lakukanlah umrah sebagaimana kamu melakukan haji."

muslim:2017

Dan Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Zuhair bin Harb] dan [Abu Sa'id Al Asyajj] mereka berkata, Telah menceritakan kepada kami [Waki'] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Abu Dluha] dari [Masruq] dari [Aisyah] radliallahu 'anha, ia berkata; "Aku seolah-olah masih melihat kemilau harum-haruman di kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika beliau sedang membaca Talbiyah." Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari [Al Aswad] dan [Muslim] dari [Masruq] dari [Aisyah] radliallahu 'anha, ia berkata; Aku seolah-olah melihat…, yakni sebagaimana haditsnya Waki'.

muslim:2050

Dan Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Muhammad bin Basysyar] keduanya berkata, Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al Hakam] ia berkata, saya mendengar [Ibrahim] menceritakan dari [Al Aswad] dari [Aisyah] radliallahu 'anha, ia berkata; "Aku seolah-olah masih melihat kemilau harum-haruman di garis sisiran kepala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saat beliau sedang melakukan Ihram."

muslim:2051

Dan Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [bapakku] telah menceritakan kepada kami [Malik bin Mighwal] dari [Abdurrahman bin Al Aswad] dari [bapaknya] dari [Aisyah] radliallahu 'anha, ia berkata; "Saya benar-benar melihat kemilau harum-haruman di kepala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saat beliau sedang melakukan Ihram."

muslim:2052

Dan Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Abu Kuraib] keduanya berkata, Telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Habib bin Abu Tsabit] dari [Sa'd bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] radliallahu 'anhuma, ia berkata; Ash Sha'b bin Jutsamah pernah menghadiahkan seekor keledai liar kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang ketika itu sedang berihram, maka beliaupun mengembalikannya kepadanya seraya bersabda: "Kalaulah bukan karena kami sedang Ihram, niscaya kami akan menerimanya darimu." Dan Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Al Mu'tamir bin Sulaiman] ia berkata, saya mendengar [Manshur] menceritakan dari [Al Hakam] -dalam riwayat lain- Dan Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Muhammad bin Basysyar] keduanya berkata, Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al Hakam] -dalam riwayat lain- Dan Telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Mu'adz] telah menceritakan kepada kami [bapakku] dari [Syu'bah] semuanya dari [Habib] dari [Sa'd bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] radliallahu 'anhuma. Dalam riwayat Manshur, dari Al Hakam; Ash Sha'b bin Jatstsamah menghadiahkan sebuah kaki keledai liar kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dan dalam riwayat Syu'bah dari Al Hakam disebutkan: Ash Sha'b bin Jatstsamah menghadiahkan sempol/pantat keledai liar yang masih meneteskan darah segar. Dan dalam riwayat Syu'bah, dari Habib disebutkan; Ia menghadiahkan setengah tubuh keledai liar kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu beliau mengembalikannya kepadanya.

muslim:2060

Dan telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Ibnu Juraij] ia berkata, telah mengabarkan kepadaku [Al Hasan bin Muslim] dari [Thawus] dari [Ibnu Abbas] radliallahu 'anhuma, ia berkata; Ketika [Zaid bin Arqam] datang, Abdullah bin Abbas berkata kepadanya minta diingatkan, "Bagaimana dengan hadits yang telah Anda kabarkan kepadaku terkait dengan daging hewan buruan yang dihadiahkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saat beliau ihram?" Zaid berkata; Beliau diberi hadiah sepotong daging buruan, namun beliau mengembalikannya seraya bersabda: "Kami tidak memakannya, karena kami sedang ihram."

muslim:2061

Dan Telah menceritakan kepada Kami [Shalih bin Mismar As Sulami] telah menceritakan kepada kami [Mu'adz bin Hisyam] telah menceritakan kepada kami [bapakku] dari [Yahya bin Abu Katsir] telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Abu Qatadah] ia berkata; Pada tahun Hudaibiyyah, bapakku berangkat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau dan para sahabatnya berihram namun bapakku tidak. Kemudian diberitakan kepada beliau bahwa pasukan musuh telah berada di Ghaiqah, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun segera berangkat. Ketika aku sedang bersama para sahabatku yang lagi tertawa satu sama lain, tiba-tiba aku melihat seekor Himar liar, maka aku pun segera memburunya. Aku meminta bantuan mereka, namun mereka enggan untuk membantuku. Akhirnya kami pun memakan daging himar liar tersebut. Namun, kami khawatir bahwa ihram yang dilakukan batal. Maka aku pun pergi mencari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu kupacu kudaku dengan kencang. Kemudian di akhir malam, aku bertemu dengan seorang laki-laki dari Bani Ghifar, maka aku pun bertanya, "Di manakah kamu berjumpa dengan Rasululllah shallallahu 'alaihi wasallam?" Ia menjawab, "Di Ta'hin, dan saat itu, beliau sedang tidur siang." Maka segeralah aku menjumpai beliau. Kukatakan, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya para sahabat Anda menyampaikan AS SALAAM WA RAHMATULLAH kepada Anda. Dan mereka khawatir bahwa (ihram yang mereka lakukan) batal. Karena itu tunggulah mereka." Maka beliau pun menunggu mereka tiba. Aku berkata lagi, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku telah memburu (himar liar) dan sisa dagingnya masih ada padaku." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada mereka yang sedang ihram: "Makanlah."

muslim:2064

Dan Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Muhammad bin Basysyar] - [Ibnul Mutsanna] berkata- Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abdurrahman bin Al Ashbahani] dari [Abdullah bin Ma'qil] ia berkata; Saya duduk bersama [Ka'ab radliallahu 'anhu] yang saat itu ia sedang berada di masjid. Lalu saya bertanya kepadanya tentang ayat ini; "Maka wajiblah atasnya berfid-yah, yaitu: berpuasa atau bersedekah atau berkorban." (QS. Albaqarah; 196), Maka Ka'ab bin Ujrah radliallahu 'anhu menjawab; Ayat itu turun berkenaan dengan diriku. Aku pernah menderita sakit di kulit kepalaku (ketika sedang ihram), lalu aku dibawa menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sedangkan kutu telah bertebaran di wajahku. Maka beliau bersabda: "Aku tidak pernah melihat penderitaan seperti yang menimpamu. Apakah kamu mampu mendapatkan seekor kambing?" aku menjawab, "Tidak." Maka turunlah ayat ini; "Maka wajiblah atasnya berfid-yah, yaitu: berpuasa atau bersedekah atau berkorban." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kalau begitu, berpuasalah tiga hari, atau berilah makan kepada enam orang miskin, yakni setengah sha' untuk setiap orangnya." Ka'ab bin Ujrah berkata; Ayat tersebut turun khusus berkenaan dengan diriku, namun berlaku umum untuk kalian semua.

muslim:2085

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Amru An Naqid] dan [Zuhair bin Harb] semuanya dari [Ibnu Uyainah] - [Abu Bakr] berkata- Telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] telah menceritakan kepada kami [Ayyub bin Musa] dari [Nubaih bin Wahb] ia berkata; Kami naik haji besama-sama dengan [Aban bin Utsman]. Setelah sampai di Malal, Umar bin Ubaidullah sakit kedua matanya, dan ketika tiba di Rauha`, sakit matanya bertambah parah. Lalu ditanyakannya obatnya kepada Aban bin Utsman. Aban menyarankan supaya mengobatinya dengan daun sabir, karena ia ingat bahwa [Utsman] radliallahu 'anhu pernah mengabarkan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam perihal seorang laki-laki yang sakit mata ketika ihram, lalu diobatinya dengan daun Sabir.

muslim:2089

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya At Tamimi] ia berkata, saya telah membacakan kepada [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Urwah] dari [Aisyah] radliallahu 'anha, bahwa ia berkata; Kami pergi haji bersama-sama dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada tahun haji Wada', lalu kami ihram untuk umrah. Kemudian beliau bersabda: "Siapa yang membawa hadya (hewan kurban) boleh ihram untuk haji dan umrah dan tidak boleh tahallul sebelum keduanya selesai." Aisyah berkata; Setibanya aku di Makkah, kebetulan aku haid, sehingga aku tidak thawaf di Baitullah dan tidak sa'i antara Shafa dan Marwa. Hal itu kulaporkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau pun bersabda: "Lepas sanggulmu dan bersisirlah. Kemudian teruskan ihrammu untuk haji dan tinggalkan umrah." Apa yang diperintahkan beliau kulaksanakan semuanya. Setelah kami selesai mengerjakan haji, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyuruhku bersama-sama Abdurrahman bin Abu Bakr pergi ke Tan'im untuk melakukan umrah. Beliau bersabda: "Itulah ganti umrahmu yang gagal." Orang-orang yang tadinya ihram untuk umrah, setibanya di Makkah mereka terus thawaf dan Baitullah dan sa'i antara Shafa dan Marwa. Kemudian sekembalinya di mereka dari Mina, mereka thawaf kembali selaku thawaf akhir. Ada pun orang-orang yang menggabungkan niat haji dan umrah, mereka thawaf satu kali saja.

muslim:2108

Telah menceritakan kepadaku [Sulaiman bin Ubaidullah Abu Ayyub Al Ghailani] Telah menceritakan kepada kami [Abu Amir Abdul Malik bin Amru] Telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Abu Salamah Al Majisyun] dari [Abdurrahman bin Al Qasim] dari [bapaknya] dari [Aisyah] radliallahu 'anha, ia berkata; Kami pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan tidak ada maksud lain kecuali untuk haji. Dan ketika sampai di Sarif, aku mengalami haid, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menemuiku yang pada saat itu aku sedang menangis. Maka beliau pun bertanya: "Apa yang menyebabkanmu menangis?" aku menjawab, "Demi Allah, sekiranya aku tidak keluar (untuk haji) di tahun ini." Beliau bertanya lagi, "Ada apa denganmu, sepertinya kamu sedang haid?" Aku menjawab, "Ya." Beliau bersabda: "Ini adalah sesuatu yang telah ditetapkan Allah atas kaum wanita dari anak keturunan Adam. Karena itu, lakukanlah sebagaimana apa yang biasanya dilakukan oleh seorang yang haji, hanya saja kamu tidak boleh thawaf di Baitullah hingga suci kembali." Aisyah berkata; Ketika sampai di Makkah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada para sahabatnya: "Jadikanlah ihram kalian sebagai umrah." Maka orang-orang pun melakukan ihram untuk umrah kecuali bagi mereka yang membawa hadyu (hewan kurban). Yang termasuk membawa hadyu adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Abu Bakar, Umar dan mereka yang memiliki kendaraan. Maka saat istirahat, mereka pun membaca talbiyah. Ketika hari Nahar tiba, aku pun suci dari haidku, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkanku untuk ikut berangkat. Lalu kami diberikan daging sapi, maka aku pun bertanya, "Daging apa ini?" mereka menjawab, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyembelih hewan kurban berupa sapi untuk isteri-isterinya." Pada hari Hashabah, aku berkata, "Ya Rasulullah, orang-orang pulang dengan membawa pahala haji dan umrah, sementara aku hanya membawa pahala haji." Akhirnya beliau memerintahkan Abdurrahman bin Abu Bakar (untuk menemaniku umrah). Maka Abdurrahman kemudian pun memboncengku di atas untanya. Saat itu, aku benar-masih teringat bahwa usiaku masih sangat muda belia. Bahkan aku mengantuk higga wajahku tertunduk di atas unta hingga kami sampai di Tan'im. Kemudian aku pun segera bertalbiyah (membulai ihram) untuk umrah, sebagaimana yang telah dikerjakan para sahabat yang lain. Dan telah menceritakan kepadaku [Abu Ayyub Al Ghailani] Telah menceritakan kepada kami [Bahz] telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Abdurrahman] dari [bapaknya] dari [Aisyah] radliallahu 'anha, ia berkata; Kami membaca talbiyah (memulai ihram) untuk haji. Dan ketika kami sampai di Sarif aku mengalami haid. Kemudian Rasulullah Shallallahu 'Alai wa Sallam menemuiku dan ketika itu aku sedang mengangis. Maka ia pun menyebutkan hadits sebagaimana haditsnya Al Majisyuna. Hanya di dalam haditsnya Hammad, tidak tercantum; "Yang membawa hadyu adalah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, Abu Bakar, Umar dan mereka yang memiliki kendaraan. Kemudian mereka pun membaca Talbiyah saat mereka istirahat." Dan tidak juga terdapat ungkapan Aisyah; "Dan saat itu, aku masih sangat muda belia. Aku mengantuk hingga wajahtu terkelungkup di atas punggung kendaraan."

muslim:2115

Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair] Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Sulaiman] dari [Aflah bin Humaid] dari [Al Qasim] dari [Aisyah] radliallahu 'anha, ia berkata; Kami pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di bulan-bulan haji untuk menunaikan Ibadah haji, melewati hari dan malam-malam haji hingga kami singgah di Saraf. Kemudian beliau pun keluar menemui para sahabatnya dan bersabda: "Siapa yang tidak membawa Hadyu (hewan kurban) dan ia suka bila menjadikan (ihramnya) sebagai Umrah, maka hendaklah ia melakukannya. Sedangkan siapa yang mempunyai hadyu (hewan kurban) maka janganlah ia melakukannya." Maka sebagian sahabat pun ada yang melakukannya, dan sebagian yang lain ada juga yang tidak, yakni mereka yang tidak membawa hadyu. Adapun Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau membawa hadyu, demikian juga beberapa sahabatnya yang kuat. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk menemuiku (ke dalam kemahku), sementara saat itu aku sedang menangis, maka beliau pun bertanya: "Apa yang menyebabkanmu menangis?" Aku menjawab, "Aku telah mendengar ungkapan Anda dengan para sahabat, maka aku pu mendengar ucapan umrah." Beliau bertanya lagi: "Ada apa denganmu?" Aku menjawab, "(Sekatang) aku tidak shalat (karena sedang haidl)." Akhirnya beliau bersabda: "Hal itu tidaklah merugikanmu, lakukanlah ibadah hajimu. Semoga Allah memberimu pahala umrah. Kamu hanyalah anak ketururan Adam yang Allah telah tetapkan sebagaimana apa yang ditetapkan pada kaum wanita." Lalu aku pun keluar untuk haji hingga kami singgah di Mina. Kemudian aku bersuci dan melakukan thawaf di Baitullah, dan Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam singgah di Al Muhashshab. Lalu beliau memanggil Abdurrahman bin Abu Bakar dan bersabda: "Keluarlah bersama saudara perempuanmu dari Al Haram hingga ia dapat melakukan ihram untuk umrah dan thawaf di Baitullah, sedangkan aku menunggu kalian berdua di tempat ini." Akhirnya kami segera keluar, lalu aku berihram (untuk umrah) dan melakukan thawaf di Baitullah serta Sa'i antara Shafa dan Marwa. Sesudah itu, kami kembali menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di tempat persinggahannya yakni di malam hari. Lalu beliau bertanya: "Apakah kamu telah selesai (mengerjakan umrah)?" Aku menjawab, "Ya." Akhirnya beliau mengungumkan kepada para sahabatnya untuk melanjutkan perjalanan. Kemudian beliau melewati Baitulalh, maka beliau pun thawaf di Ka'bah sebelum shalat Shubuh dan barulah beliau keluar menuju Madinah.

muslim:2117

Dan Telah meceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Ulayyah] dari [Ibnu Aun] dari [Ibrahim] dari [Al Aswad] dari [Ummul mukminin] -dalam riwayat lain- dan dari [Al Qasim] dari [Ummul mukminin] ia berkata; Saya berkata, "Wahai Rasulullah, orang-orang menunaikan dua nusuk sementara saya hanya satu nusuk." Beliau bersabda: "Jika kamu telah suci, maka keluarlah ke Tan'im dan berihramlah (untuk umrah), kemudian temuilah kami di tempat ini dan ini -saya menduga bahwa beliau mengatakan- esok hari, tetapi hendaklah sesuai dengan bagianmu -atau beliau berkata- nafkahmu." Dan Telah meceritakan kepada kami [Ibnul Mutsanna] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Adi] dari [Ibnu Aun] dari [Al Qasim] dan [Ibrahim] ia berkata; -saya tidak dapat membedakan hadits salah satu dari keduanya daripada yang lain- bahwa [Ummul Mukminin] radliallahu 'anha berkata; "Wahai Rasulullah, orang-orang menunaikan dua nusuk,.." Ia pun menyebutkan hadits.

muslim:2120

Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] dan [Ishaq bin Ibrahim] -Zuhair berkata- Telah menceritakan kepada kami -Ishaq berkata- telah mengabarkan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Ibrahim] dari [Al Aswad] dari [Aisyah] radliallahu 'anha ia berkata; Kami pernah keluar bersama-sama dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan tidak maksud keculali untuk haji. Sesampainya di Makkah, kami melakukan thwaf di Baitullah, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan: "Siapa yang membawa hadya (hewan kurban), maka ia boleh bertahallul." Maka orang-orang yang tidak membawa hadya pun bertahallul, isteri-isteri beliau juga tida membawa hadya, maka mereka pun bertahallul. Aisyah berkata; Tiba-tiba aku haid hingga aku tidak melakukan thawaf di Baitullah. Pada malam Hashbah saya berkata, "Wahai Rasulullah, orang-orang pada pulang dengan (membawa pahala) umrah dan haji, sementara aku pulang hanya (membawa pahala) haji." Beliau bertanya: "Apakah kamu tidak melakukan thawaf di malam hari saat kita sampai di Makkah?" Aisyah menjawab, "Tidak." Beliau bersabda: "Berangkatlah bersama saudaramu ke Tan'im, lalu berihramlah untuk umrah dan kita akan bertemu di tempat ini dan ini." Shafiyah berkata, "Saya tidak menyangka, kecuali kalian menunggu aku suci dan selesai melakukan thawaf, tetapi aku haid sehingga tidak mungkin aku thawaf." Beliau bersabda: "AQRA HALQA (semoga Allah menjadikannya mandul tidak beranak) bukankah kamu telah melaukan thawaf pada hari Nahr?" Shafiyyah menjawab, "Ya, benar." Beliau bersabda: "Tidak mengapa, berangkatlah." Aisyah berkata; Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun menjumpaiku saat beliau pergi dari Makkah sementara aku datang. Ishaq berkata; Mutahabbithatun wa Mutahabbithun (berpaspasan di jalan). Dan Telah meceritakanny6a kepada kami [Suwaid bin Sa'id] dari [Ali bin Mushir] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari [Al Aswad] dari [Aisyah] radliallahu 'anha, ia berkata; Kami keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan kami bertalbiyah dengan tidak menyebutkan haji dan umrah. Lalu ia pun menyebutkan hadits yang semakna dengan haditsnya Manshur.

muslim:2121

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Muhammad bin Basysyar] -[Ibnul Mutsanna] berkata- Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] ia berkata, saya mendengar [Qatadah] menceritakan dari [Abu Nadlrah] ia berkata; Ibnu Abbas memerintahkan untuk berhaji dengan tamattu' sedang Ibnu Zubair melarangnya. Lalu aku menyebutkan hal itu kepada [Jabir bin Abdillah], dan iapun berkata; Perbincangan ini berkisar antara aku. Dulu kami melaksanakan haji tamattu' bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan ketika Umar berdiri, ia berkata, "Sesungguhnya Allah telah menghalalkan bagi Rasul-Nya apa yang dikehendaki-Nya, dan sesungguhnya Al Qur'an telah diturunkan maka; 'Sempurnakanlah haji dan umrah untuk Allah semata.' sebagaimana yang telah Allah perintahkan kepada kalian, dan langsungkanlah pernikahan wanita ini, sebab sekali-kali tidaklah didatangkan kepadaku seorang lelaki yang menikahi seorang wanita untuk jangka waktu tertentu (nikah mut'ah) kecuali pasti aku akan merajamnya dengan batu." Dan telah meceritakannya kepadaku [Zuhair bin Harb] Telah menceritakan kepada kami ['Affan] Telah menceritakan kepada kami [Hammam] Telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dengan isnad ini, dan ia menyebutkan di dalam hadits; "Oleh sebab itu pisahkanlah haji kalian dari umrah kalian, karena yang demikian itu akan membuat haji dan umrah kalian lebih sempurna."

muslim:2135

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Ishaq bin Ibrahim] semuanya dari [Hatim] ia berkata, - [Abu Bakr] berkata- Telah menceritakan kepada kami [Hatim bin Isma'il Al Madani] dari [Ja'far bin Muhammad] dari [bapaknya] ia berkata; Kami datang ke rumah [Jabir bin Abdullah], lalu ia menanyai kami satu persatu, siapa nama kami masing-masing. Sampai giliranku, kusebutkan namaku Muhammad bin Ali bin Husain. Lalu dibukanya kancing bajuku yang atas dan yang bawah. Kemudian diletakkannya telapak tangannya antara kedua susuku. Ketika itu, aku masih muda belia. Lalu dia berkata, "Selamat datang wahai anak saudaraku, tanyakanlah apa yang hendak kamu tanyakan." Maka aku pun bertanya kepadanya. Dia telah buta. Ketika waktu shalat tiba, dia berdiri di atas sehelai sajadah yang selalu dibawanya. Tiap kali sajadah itu diletakkannya ke bahunya, pinggirnya selalu lekat padanya karena kecilnya sajadah itu. Aku bertanya kepadanya, "Terangkanlah kepadaku bagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melakukan ibadah haji." Lalu ia bicara dengan isyarat tangannya sambil memegang sembilan anak jarinya. Katanya; Sembilan tahun lamanya beliau menetap di Madinah, namun beliau belum haji. Kemudian beliau memberitahukan bahwa tahun kesepuluh beliau akan naik haji. Karena itu, berbondong-bondonglah orang datang ke Madinah, hendak ikut bersama-sama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk beramal seperti amalan beliau. Lalu kami berangkat bersama-sama dengan beliau. Ketika sampai di Dzulhulaifah, Asma` binti Humais melahirkan puteranya, Muhammad bin Abu Bakar. Dia menyuruh untuk menanyakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam apa yang harus dilakukannya (karena melahirkan itu). Maka beliau pun bersabda: "Mandi dan pakai kain pembalutmu. Kemudian pakai pakaian ihrammu kembali." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat dua raka'at di masjid Dzulhulaifah, kemudian beliau naiki untanya yang bernama Qashwa. Setelah sampai di Baida`, kulihat sekelilingku, alangkah banyaknya orang yang mengiringi beliau, yang berkendaraan dan yang berjalan kaki, di kanan-kiri dan di belakang beliau. Ketika itu turun Al Qur`an (wahyu), dimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengerti maksudnya, yaitu sebagaimana petunjuk amal yang harus kami amalkan. Lalu beliau teriakan bacaan talbiyah: "LABBAIKA ALLAHUMMA LABBAIKA LABBAIKA LAA SYARIIKA LAKA LABBAIKA INNALHAMDA WAN NI'MATA LAKA WALMULKU LAA SYARIIKA LAKA (Aku patuhi perintah-Mu ya Allah, aku patuhi, aku patuhi. Tiada sekutu bagi-Mu, aku patuhi perintah-Mu; sesungguhnya puji dan nikmat adalah milik-Mu, begitu pula kerajaan, tiada sekutu bagi-Mu, aku patuhi perintah-Mu)." Maka talbiyah pula orang banyak seperti talbiyah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam itu. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak melarang mereka membacanya, bahkan senantiasa membaca terus-menerus. Niat kami hanya untuk mengerjakan haji, dan kami belum mengenal umrah. Setelah sampai di Baitullah, beliau cium salah satu sudutnya (hajar Aswad), kemudian beliau thawaf, lari-lari kecil tiga kali dan berjalan biasa empat kali. Kemudian beliau terus menuju ke Maqam. Ibrahim 'Alais Salam, lalu beliau baca ayat: "Jadikanlah maqam Ibrahim sebagai tempat shalat..." (Al Baqarah: 125). Lalu ditempatkannya maqam itu diantaranya dengan Baitullah. Sementara itu ayahku berkata bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membaca dalam shalatnya: "QUL HUWALLAHU AHADL…" (Al Ikhlas: 1-4). Dan: "QUL YAA AYYUHAL KAAFIRUUN.." (Al Kafirun: 1-6). Kemudian beliau kembali ke sudut Bait (hajar Aswad) lalu diciumnya pula. Kemudian melalui pintu, beliau pergi ke Shafa. Setelah dekat ke bukit Shafa beliau membaca ayat: "Sesungguhnya Sa'i antara Shafa dan Marwah termasuk lambang-lambang kebesaran Agama Allah..." (Al Baqarah: 1589). Kemudian mulailah dia melaksanakan perintah Allah. Maka dinaikinya bukit shafa. Setelah kelihatan Baitullah, lalu beliau menghadap ke kiblat seraya mentauhidkan Allah dan mengagungkan-Nya. Dan beliau membaca: "LAA ILAAHA ILAALLAH WAHDAHU LAA SYARIIKA LAHU LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA 'ALAA KULLI SYAI`IN QADIIR LAA ILAAHA ILLALLAH WAHDAHU ANJAZA WA'DAHU WANASHARA 'ABDAHU WAHAZAMAL AHZABA WAHDAH (Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah satu-satu-Nya, tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nyalah kerajaan dan segala puji, sedangkan Dia Maha Kuasa atas segala-galanya. Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah satu-satu-Nya, Yang Maha Menepati janji-Nya dan menolong hamba-hamaba-Nya dan menghancurkan musuh-musuh-Nya sendiri-Nya)." Kemudian beliau berdo'a. Ucapakan tahlil itu diulanginya sampai tiga kali. Kemudian beliau turun di Marwa. Ketika sampai di lembah, beliau berlari-lari kecil. Dan sesudah itu, beliau menuju bukit Marwa sambil berjalan kembali. setelah sampai di bukit Marwa, beliau berbuat apa yang diperbuatnya di bukit Shafa. Tatkala beliau mengakhiri sa'i-nya di bukit Marwa, beliau berujar: "Kalau aku belum lakukan apa yang telah kuperbuat, niscaya aku tidak membawa hadya dan menjadikannya umrah." Lalu Suraqah bin Malik bin Ju'tsyum, "Ya, Rasulullah! Apakah untuk tahun ini saja ataukah untuk selama-lamanya?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memperpanjangkan jari-jari tangannya yang lain seraya bersabda: "Memasukkan umrah ke dalam haji. Memasukkan umrah ke dalam haji, tidak! Bahkan untuk selama-lamanya." Sementara itu Ali datang dari Yaman membawa hewan kurban Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. didapatinya Fathimah termasuk orang yang tahallul; dia mengenakan pakaian bercelup dan bercelak mata. Ali melarangnya berbuat demikian. Fathimah menjawab, "Ayahku sendiri yang menyuruhku berbuat begini." Ali berkata; Maka aku pergi menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk meminta fatwa terhadap perbuatan Fathimah tersebut. Kujelaskan kepada beliau bahwa aku mencegahnya berbuat demikian. Beliau pun bersabda: "Fathimah benar." Kemudian beliau bertanya: "Apa yang kamu baca ketika hendak menunaikan haji?" Ali berkata; Aku menjawab: "Ya Allah, aku aku niat menunaikan ibadah haji seperti yang dicontohkan oleh Rasul Engkau." Kemudian Ali bertanya, "Tetapi aku membawa hwankurban, bagaimana itu?" Beliau menjawab: "Kamu jangan tahallul." Ja'far berkata; Jumlah hadya yang dibawa Ali dari Yaman dan yang dibawa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ada seratus ekor. Para jama'ah telah tahallul dan bercukur semuanya, melainkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan orang-orang yang membawa hadya beserta beliau. Ketika hari Tarwiyah (delapan Dzulhijjah) tiba, mereka berangkat menuju Mina untuk melakukan ibadah haji. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menunggang kendaraannya. Di sana beliau shalat Zhuhur, 'Ashar, Maghrib, Isya dan Shubuh. Kemudian beliau menanti sebentar hingga terbit matahari; sementara itu beliau menyuruh orang lebih dahulu ke Namirah untuk mendirikan kemah di sana. Sedangkan Orang Quraisy mengira bahwa beliau tentu akan berhenti di Masy'aril Haram (sebuah bukit di Muzdalifah) sebagaimana biasanya orang-orang jahililiyah. Tetapi ternyata beliau terus saja menuju Arafah. Sampai ke Namirah, didapatinya tenda-tenda telah didirikan orang. Lalu beliau berhenti untuk istirahat di situ. Ketika matahari telah condong, beliau menaiki untanya meneruskan. Sampai di tengah-tengah lebah beliau berpidato: "Sesungguhnya menumpahkan darah, merampas harta sesamamu adalah haram sebagaimana haramnya berperang pada hari ini, pada bulan ini, dan di negeri ini. Ketahuilah, semua yang berbau Jahiliyah telah dihapuskan di bawah undang-undangku, termasuk tebusan darah masa jahilijyah. Tebusan darah yang pertama-tama kuhapuskan adalah darah Ibnu Rabi'ah bin Harits yang disusukan oleh Bani Sa'ad, lalu ia dibunuh oleh Huzail. Begitu pula telah kuhapuskan riba jahiliyah; yang mula-mula kuhapuskan ialah riba yang ditetapkan Abbas bin Abdul Muthalib. Sesungguhnya riba itu kuhapuskan semuanya. Kemudian jangalah dirimu terhadap wanita. Kamu boleh mengambil mereka sebagai amanah Allah, dan mereka halal bagimu dengan mematuhi peraturan-peraturan Allah. Setelah itu, kamu punya hak atas mereka, yaitu supaya mereka tidak membolehkan orang lain menduduki tikarmu. Jika mereka melanggar, pukullah mereka dengan cara yang tidak membahayakan. Sebaliknya mereka punya hak atasmu. Yaitu nafkah dan pakaian yang pantas. Kuwariskan kepadamu sekalian suatu pedoman hidup, yang jika kalian berpegang teguh kepadanya yaitu Al Qur`an. Kalian semua akan ditanya mengenai diriku, lalu bagaimana nanti jawab kalian?" mereka menjawab: "Kami bersaksi bahwa Anda benar-benar telah menyampaikan risalah, Anda telah menunaikan tugas dan telah memberi nasehat kepada kami." Kemudian beliau bersabda sambil mengangkat jari telunjuknya ke atas langit dan menunjuk kepada orang banyak: "Ya, Allah saksikanlah, Ya Allah saksikanlah, ya Allah saksikanlah." Sesudah itu, beliau adzan kemudian qamat, lalu shalat Zhuhur. Lalu qamat lagi dan shalat Ashar tanpa shalat sunnah antara keduanya. Setelah itu, beliau meneruskan perjalanan menuju tempat wukuf. Sampai di sana, dihentikannya unta Qashwa di tempat berbatu-batu dan orang-orang yang berjalan kaki berada di hadapannya. Beliau menghadap ke kiblat, dan senantiasa wukuf sampai matahari terbenam dan mega merah hilang. Kemudian beliau teruskan pula perjalanan dengan membonceng Usamah di belakangnya, sedang beliau sendiri memegang kendali. Beliau tarik tali kekang Unta Qashwa, hingga kepalanya hampir menyentuh bantal pelana. Beliau bersabda dengan isyarat tangannya: "Saudara-saudara, tenanglah, tenanglah." Setiap beliau sampai di bukit, beliau dikendorkannya tali unta sedikit, untuk memudahkannya mendaki. Sampai di Muzdalifah beliau shalat Maghrib dan Isya`dengan satu kali adzan dan dua qamat tanpa shalat sunnah antara keduanya. Kemudian beliau tidur hingga terbit fajar. Setelah tiba waktu Shubuh, beliau shalat Shubuh dengan satu Adzan dan satu qamat. Kemudian beliau tunggangi pula unta Qaswa meneruskan perjalanan sampai ke Masy'aril Haram. Sampai di sana beliau menghadap ke kiblat, berdo'a, takbir, tahlil dan membaca kaliamat tauhid. Beliau wukuf di sana hingga langit kekuning-kuningan dan berangkat sebelum matahari terbit sambil membonceng Fadlal bin Abbas. Fadlal adalah seorang laki-laki berambut indah dan berwajah putih. Ketika beliau berangkat, berangkat pulalah orang-orang besertanya. Fadlal menengok pada mereka, lalu mukanya ditutup oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan tangannya. Tetapi Fadlal menoleh ke arah lain untuk melihat. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menutup pula mukanya dengan tangan lain, sehingga Fadlala mengarahkan pandangannya ke tempat lain. Sampai di tengah lembah Muhassir, dipercepatnya untanya melalui jalan tengah yang langsung menembus ke Jumratul Kubra. Sampai di Jumrah yang dekat dengan sebatang pohon, beliau melempar dengan tujuh buah batu kerikil sambil membaca takbir pada setiap lemparan. Kemudian beliau terus ke tempat penyembelihan kurban. Di sana beliau menyembelih enam puluh tiga hewan kurban dengan tangannya dan sisanya diserahkannya kepada Ali untuk menyembelihnya, yaitu hewan kurban bersama-sama dengan anggota jama'ah yang lain. Kemudian beliau suruh ambil dari setiap hewan kurban itu sepotong kecil, lalu disuruhnya masak dan kemudian beliau makan dagingnya serta beliau minum kuahnya. Sesudah itu, beliau naiki kendaraan beliau menuju ke Baitullah untuk tawaf. Beliau shalat Zhuhur di Makkah. Sesudah itu, beliau datangi Bani Abdul Muthalib yang sedang menimba sumur zamzam. Beliau bersabda kepada mereka: "Wahai Bani Abdul Muthalib, berilah kami minum. Kalaulah orang banyak tidak akan salah tangkap, tentu akan kutolong kamu menimba bersama-sama." Lalu mereka timbakan seember, dan beliau pun minum daripadanya. Dan Telah meceritakan kepada kami [Umar bin Hafsh bin Ghiyats] Telah menceritakan kepada kami [bapakku] Telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin Muhammad] telah menceritakan kepadaku [bapakku] ia berkata; Saya mendatangi [Jabir bin Abdullah] dan bertanya kepadanya tentang haji Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. lalu ia pun menyebutkan hadits yang serupa dengan haditsnya Hatim bin Isma'il, dan ia menambahkan di dalamnya; Dulu orang-orang disuruh oleh Abu Sayyarah untuk menaiki Himar telanjang. Dan ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melewati Muzdalifah di Masy'aril Haram, orang-orang Quraisy tidak ragu sedikit pun bahwa beliau akan berhenti di situ dan akan menjadi tempat persinggahannya nanti. Namun beliau melewatinya dan tidak singgah hingga beliau sampai di Arafah dan singgah di sana.

muslim:2137

Dan Telah meceritakan kepada kami [Abu Kuraib] Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] Telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [bapaknya] ia berkata; Orang-orang Arab zaman dahulu thawaf di Baitullah dalam keadaan telanjang bulat, kecuali Al Hums. Al Hums ialah orang-orang Quraisy dan turunannya. Orang-orang Arab itu thawaf dalam keadaan telanjang, kecuali apabila mereka diberi pakaian oleh orang Quraisy, yang laki-laki memberi pakaian kepada yang laki-laki dan perempuan kepada perempuan. Orang-orang Quraisy tidak berangkat dari Muzdalifah, tetapi orang banyak semuanya pergi ke 'Arafah. Hisyam berkata; telah menceritakan kepadaku bapakku, dari [Aisyah] radliallahu 'anha, ia berkata; Al Hums adalah orang-orang Quraisy yang menyebabkan Allah menurunkan ayat pada mereka, "Kemudian berangkatlah kamu dari tempat berangkatnya orang banyak..." (Al Baqarah: 199). Aisyah berkata; Orang banyak berangkat dari Arafah, sedangkan mereka (Al Hums) berangkat dari Muzdalifah. Kata mereka, "Kami tidak akan berangkat melainkan dari tanah haram." Maka ketika ayat di atas turun, mereka sama-sama pergi ke Arafah.

muslim:2141

Dan Telah meceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Mahdi] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Qais] dari [Thariq bin Syihab] dari [Abu Musa] radliallahu 'anhu, ia berkata; Aku mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saat beliau menambatkan kendaraannya di Bathha`. Beliau bertanya kepadaku: "Dengan bacaan apa kamu melakukan Ihlal (bacaan niat untuk ihram)." Saya menjawab, "Dengan Ihlal sebagaimana Ihlal-nya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam." beliau bertanya lagi: "Apakah kamu membawa Hadyu (hewan kurban)?" saya menjawab, "Tidak." Beliau bersabda: "Kalau begitu, lakukanlah thawaf di Baitullah, dan sa'i antara Shafa dan Marwa kemudian kamu bertahallul." Maka aku pun melakukan thawaf di Baitullah dan Sa'i antara Shafa dan Marwah. Setelah itu, aku mendatangi seorang wanita dari kaummu, lalu wanita itu mengeramasi dan menyisir rambutku. Akhirnya aku menyampaikan hal itu kepada manusia pada masa pemerintahan Abu Bakar dan Umar radliallahu 'anhuma. Saat aku berdiri di pasar Al Mausim, tiba-tiba seorang laki-laki datang dan berkata, "Sesungguhnya Anda tidak tahu kebijakan apa yang akan diberikan Amirul mukminin mengenai tatara cara Manasik Haji." Maka aku pun berkata, "Wahai sekalian manusia, barangsiapa yang telah melaksanakan dari apa yang telah aku fatwakan, maka hendaklah dia tangguhkan karena amirul mukminin akan segera datang, karena itu sempurnakanlah haji kalian bersamanya." Ketika Umar datang aku bertanya padanya, "Wahai Amirul Mukminin, kebijakan apa yang telah Anda ambil terkait dengan tata cara Nusuk?" Umar menjawab, "Jika kita mengambil (hukum) dari Kitabullah, maka Allah telah berfirman: 'Sempurnakanlah haji dan umrah untuk Allah...' Namun, bila kita mengambil dari sunnah Nabi kita shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau tidaklah bertahallul hingga beliau menyembelih hadyu." Dan telah meceritakan kepadaku [Ishaq bin Manshur] dan [Abdu bin Humaid] keduanya berkata, telah mengabarkan kepada kami [Ja'far bin Aun] telah mengabarkan kepada kami [Abu Umais] dari [Qais bin Muslim] dari [Thariq bin Syihab] dari [Abu Musa] radliallahu 'anhu, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutusku ke negeri Yaman, dan waktu itu bertepatan dengan musim haji. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepadaku: "Wahai Abu Musa, apa yang kamu baca ketika kamu memulai ihram?" saya menjawab, "LABBAIKA IHLAALAN KAIHLAALIN NABI SHALLALLAHU 'ALAIHI WASALLAM (Dengan Ihlal sebagaimana Ihlal-nya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam)." beliau bertanya lagi: "Apakah kamu membawa hadya (hewan kurban)?" saya menjawab, "Tidak." Beliau bersabda: "Berangkat dan lakukanlah thawaf di Baitullah, dan Sa'i antara Shafa dan Marwa, kemudian kamu bertahallul." Dan ia pun menyebutkan hadits sebagaiaman haditsnya Syu'bah dan Sufyan.

muslim:2144

Dan Telah meceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Muhammad bin Basysyar] keduanya berkata, Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Amru bin Murrah] dari [Sa'id bin Al Musayyab] ia berkata; Pada suatu ketika [Ali] dan [Utsman radliallahu 'anhuma] bertemu di 'Usfan. Utsman melarang melakukan haji tamattu' atau umrah. Kata Ali, "Apa maksud Anda melarang orang mengerjakan ibadah yang pernah diperbuat oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" Utsman menjawab, "Biarkan kami dengan urusan kami!" Ali berkata, "Aku tidak dapat membiarkan Anda begitu saja." Setelah Ali melihat yang demikian, lalu ia ihram untuk keduanya (haji dan umrah) sekaligus.

muslim:2147

Telah menceritakan kepada kami [Abdul Malik bin Syu'aib bin Laits] telah menceritakan kepadaku [bapakku] dari [kakekku] telah menceritakan kepadaku [Uqail bin Khalid] dari [Ibnu Syihab] dari [Salim bin Abdullah] bahwa [Abdullah bin Umar] radliallahu 'anhuma, berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengerjakan haji tamattu' ketika haji wada', yaitu dengan mengerjakan umrah sebelum haji. Kemudian beliau bayar denda dengan hewan kurban yang dibawanya dari Zulhulaifah, tempat beliau memulai ihram untuk umrahnya itu. sesudah itu, barulah beliau ihram pula untuk haji, dan orang banyak umrah pula bersama-sama dengan beliau. Di antara mereka ada yang membawa hadyu dan ada pula yang tidak membawa. Setibanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di Makkah, beliau bersabda kepada orang banyak: "Barangsiapa yang membawa hadyu, dia boleh bertahallul (berhenti ihram) hingga selesai haji. Dan siapa yang tidak membawa hadyu, hendaklah thawaf di Baitullah, kemudian sa'i antara Shafa dan Marwa, setelah itu ia boleh bercukur dan tahallul. Kemudian ia harus ihram kembali untuk haji dan harus membayar denda dengan menyembelih kurban. Siapa yang tidak membawa hewan kurban, dia harus puasa tiga hari di tempat haji dan tujuh hari apabila dia telah tiba di kampungnya." Sesampainya di Makkah, lebih dahulu beliau jamah hajar Aswad, kemudian beliau berlari-lari kecil tiga kali putaran keliling Ka'bah, beliau shalat dua raka'at di maqam Ibrahim. Selesai shalat beliau pergi ke Shafa dan Marwa, lalu Sa'i antara Shafa dan Marwa tujuh kali. Beliau tidak tahallul sampai selesai haji dan menyembelih kurban di hari Nahr (tanggal sepuluh Dzulhijjjah). Sesudah itu, beliau kembali ke Makkah, lalu thawaf di Bait, kemudian tahallul atau menghalalkan segala sesuatu yang tadinya haram dikerjakan selama ibadah haji. Apa yang diperbuat beliau itu, dicontoh pula oleh orang-orang yang membawa hewan kurban.

muslim:2159

Dan telah meceritakannya kepadaku [Abdul Malik bin Syu'aib] telah menceritakan kepadaku [bapakku] dari [kakekku] telah menceritakan kepadaku [Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari [Urwah bin Zubair] bahwa [Aisyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah mengabarkan kepadanya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkenaan dengan haji tamattu' yang juga diikutsertai oleh para sahabatnya. Yakni sebagaimana yang telah dikabarkan kepadaku oleh Salim bin Abdullah dari Abdullah radliallahu 'anhu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

muslim:2160

Dan Telah meceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] ia berkata, saya telah membacakan kepada [Malik] dari [Nafi'] bahwa [Abdullah bin Umar] radliallahu 'anhuma keluar untuk menunaikan Umrah pada saat terjadinya fitnah. Dan ia pun berkata, "Jika aku dihalangi dari Baitullah, maka kami akan berbuat sebagaimana yang kami perbuat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Lalu ia pun berangkat, dan memulai Ihram untuk Umrah dan berjalan terus. Ketika mendekati Baida`, Abdullah bin Umar menoleh ke arah para sahabatnya seraya berkata, "Tidaklah keduanya (umrah dan haji) kecuali merupakan satu perkara. Saya saksikan kepada kalian, bahwa aku telah mewajibkan haji bersama umrahku." Lalu Ibnu Umar pun keluar, dan ketika ia sampai di Baitullah, ia pun melakukan thawaf dan Sa'i antara Shafa dan Marwa sebanyak tujuh kali. Dan ia tidak lagi menambahkannya. Menurutnya, haji telah cukup, dan ia pun menyembelih hewan kurban.

muslim:2164

Dan telah meceritakan kepadaku [Umayyah bin Bistham Al 'Aisyi] Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] Telah menceritakan kepada kami [Habib bin Asy Syahid] dari [Bakr bin Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Anas] radliallahu 'anhu bahwa ia pernah melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menggabungkan antata keduanya (haji dan umrah)." Bakr berkata; Lalu aku bertanya kepada [Ibnu Umar], maka ia pun berkata, "Kami Ihlal (memulai ihram) untuk haji." Kemudian aku pun kembali kepada Anas dan menyampaikan apa yang telah dikatakan oleh Ibnu Umar, maka ia pun berkata, "Sepertinya (saat itu), kami masih anak-anak."

muslim:2169

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Muhammad bin Basysyar] keduanya berkata, Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] ia berkata, saya mendengar [Abu Jamrah Adl Dluba'i] berkata; Aku melakukan haji tamattu', lalu orang-orang pun melarangku untuk melakukannya. Maka aku menemui [Ibnu Abbas] dan menanyakan hal itu padanya. Lalu beliau memerintahkanku untuk tetap melakukannya. Kemudian aku pulang ke rumah dan tidur. Lalu aku bermimpi didatangi oleh seseorang dan berkata, "Umrah Mutaqabbalah (diterima) dan haji mabrur." Sesudah itu, akau menemui Ibnu Abbas dan mengabarkan kepadanya tentang apa yang kulihat dalam mimpiku, maka ia pun berkata; "ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar) itulah sunnah Abul Qasim shallallahu 'alaihi wasallam."

muslim:2183

Telah menceritakan kepadaku [Ubaidullah bin Umar Al Qawariri] Telah menceritakan kepada kami [Abdul A'la bin Abdul A'la] Telah menceritakan kepada kami [Dawud] dari [Abu Nadlrah] dari [Abu Sa'id] ia berkata; Kami keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan menyuarakan ihram untuk haji. Dan ketika kami sampai di Makkah, beliau memerintahkan kami untuk menjadikannya sebagai Umrah, kecuali bagi mereka yang membawa hadya (hewan kurban). Ketika hari Tarwiyah tiba dan kami pergi ke Mina, maka kami pun ihram untuk haji."

muslim:2190

Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Bakr Al Bursani] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] ia berkata, saya mendengar [Atha`] mengabarkan, ia berkata, telah mengabarkan kepadaku [Urwah bin Zubair] ia berkata; Saya dan Ibnu Zubair bersandar ke dinding kamar Aisyah, dan saat itu kami mendengar bunyi siwaknya. Kemudian aku bertanya kepada [Ibnu Umar], "Wahai Abu Abdurrahman, apakah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengerjakan umrah di bulan Rajab? ' Ia menjawab, "Ya, pernah." Lalu aku bertanya kepada Aisyah, "Wahai Ummul Mukminin, tidakkah Anda mendengar apa yang dikatakan oleh Abu Abdurrahman?" [Aisyah] balik bertanya, "Memangnya apa yang ia katakan?" Saya menjawab, "Ia berkata bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengerjakan umrah di bulan Rajab." Maka Aisyah pun berkata, "Semoga Allah mengampuni Abu Abdurrahman. Beliau tidak pernah umrah di bulan Rajab, dan tidaklah beliau mengerjakan umrah kecuali selalu bersamanya." Atha` berkata, "Ibnu Umar pasti mendengarnya, lalu apa komentarnya?" Urwah bin Zubair menjawab, "Ia tidak membantah dan tidak pula mengiyakan. Ia hanya terdiam."

muslim:2199

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Ibnu Abu Umar] semuanya dari [Ibnu Uyainah] - [Ibnul Mutsanna] berkata- Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Hisyam bin Urwah] dari [bapaknya] dari [Aisyah] radliallahu 'anha, katanya; "Bila Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang ke Makkah, beliau masuk kota dari tempat ketinggian dan keluar dari tempat kerendahan."

muslim:2204

Dan Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Umar bin Aban Al Ju'fi] Telah menceritakan kepada kami [Ibnul Mubarak] telah mengabarkan kepada kami [Ubaidullah] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] radliallahu 'anhuma, ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berlari-lari kecil dari Hajar Aswad ke Hajar Aswad sebanyak tiga kali putaran dan berjalan empat kali putaran."

muslim:2213

Dan Telah menceritakan kepada kami [Abu Kamil Al Jahdari] Telah menceritakan kepada kami [Sulaim bin Akhdlar] Telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Umar] dari [Nafi'] bahwasanya; " [Ibnu Umar] berlari-lari kecil dari Hajar Aswad ke Hajar Aswad, dan ia menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah berbuat demikian."

muslim:2214

Dan Telah menceritakan kepada kami [Abu Thahir] telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Malik] dan [Ibnu Juraij] dari [Ja'far bin Muhammad] dari [bapaknya] dari [Jabir bin Abdullah] bahwa "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berlari-lari kecil sebanyak tiga kalian putaran, yakni dari Hajar Aswad ke Hajar Aswad."

muslim:2216

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] ia berkata, saya telah membacakan kepada [Malik] dari [Muhammad bin Abdurrahman bin Naufal] dari [Urwah] dari [Zainab binti Abu Salamah] dari [Ummu Salamah] bahwa ia berkata; "Aku mengadu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bahwa aku sakit. Maka beliau pun bersabda: "Thawaflah di belakang orang banyak sambil berkendaraan." Lalu aku melakukan thawaf, sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saat itu shalat di sisi Baitullah, beliau membaca surat Ath Thur."

muslim:2238

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] Telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Hisyam bin Urwah] dari [bapaknya] dari [Aisyah] radliallahu 'anha. Urwah berkata; Aku berkata kepada Aisyah, "Aku berpendapat, jika seseorang tidak sa'i antara Shafa dan Marwah tidak membatalkan hajinya." Tanya Aisyah, "Apa alasanmu?" Aku menjawab, "Yaitu firman Allah yang berbunyi: 'Sesugguhnya Shafa dan Marwa merupakan sebagian dari syi'ar-syi'ar agama Allah….'" (Al Baqarah: 158), Aisyah berkata, "Tidak sempurna haji dan umrah seseorang tanpa sa'i dan antara Shafa dan Marwa. Kalau benar apa yang kamu katakan, tentu firman Allah itu seharusnya berbunyi: 'Tidaklah berdosa orang yang tidak sa'i antara keduanya.' Tahukah kamu apa sebabnya? Sebabnya ialah; Di zaman Jahiliyah orang-orang Anshar menyembah dua berhala yang terletak di tepi pantai, yaitu berhala yang disebut Isaf dan Nailah. Sesudah mereka mendatangi kedua berhala tersebut, mereka sa'i antara Shafa dan Marwa dan sesudah itu, mereka bercukur. Setelah Islam datang, mereka enggan Sa'i antara keduanya, karena mereka tidak ingin mengingat perbuatan mereka semasa jahiliyah. Kemudian Allah menurunkan ayat: 'Sesungguhnya Shafa dan Marwa adalah sebagian dari syi'ar agama Allah….' (Al Baqarah: 158), Maka sejak itulah mereka sa'i antara keduanya."

muslim:2239

Dan Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] ia berkata, saya telah membacakan kepada [Malik] dari [Muhammad bin Abu Bakr Ats Tsaqafi] bahwa ia pernah bertanya kepada [Anas bin Malik], yakni di waktu pagi saat keduanya berada berangkat dari Mina ke Arafah, "Apa yang dulu kalian lakukan di hari ini bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" Anas menjawab, "Dari rombongan kami ada yang membaca tahlil dan ia tidak diingkari, kemudian ada pula yang membaca takbir, dan ia pun tidak diingkari (oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam)."

muslim:2254

Dan Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rumh] telah mengabarkan kepada kami [Laits] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Musa bin Uqbah] Maula Az Zubair, dari [Kuraib] Maula Ibnu Abbas, dari [Usamah bin Zaid] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beranjak dari Arafah. Dan setelah sampai di suatu bukit, beliau pergi untuk buang hajat. Sesudah itu, aku pun menuangkan air untuk beliau. Lalu aku bertanya, "Apakah Anda akan menunaikan shalat?" maka beliau menjawab: "Tempat shalat masih di depanmu."

muslim:2257

Dan Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] Telah menceritakan kepada kami [Amru bin Dinar] -dalam riwayat lain- Dan Telah menceritakan kepada kami [Amru An Naqid] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Amru bin Dinar] dari [Salim bin Syawwal] dari [Ummu Habibah] ia berkata; Kami melakukannya di masa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, yaitu; Kami berangkat di akhir malam dari Jam' ke Mina. Sementara di dalam riwayatnya Naqid; Kami berangkat di akhir malam dari Muzdalifah.

muslim:2276

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Hafsh bin Ghiyats] dari [Hisyam] dari [Muhammad bin Sirin] dari [Anas bin Malik] bahwasanya; Setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sampai di Mina, beliau datang ke Jamratul 'Aqabah lalu melontarnya. Kemudian beliau pergi ke tempatnya di Mina, di sana beliau menyembelih hewan kurban. Sesudah itu, beliau bersabda kepada tukang cukur: "Cukurlah rambutku." Sambil beliau memberi isyarat ke kepalanya sebelah kanan dan kiri. Sesudah itu, diberikannya rambutnya kepada orang banyak. Dan Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Ibnu Numair] dan [Abu Kuraib] mereka berkata, telah mengabarkan kepada kami [Hafsh bin Ghiyats] dari [Hisyam] dengan isnad ini. Adapun Abu Bakr, maka ia berkata dalam riwayatnya; (Beliau bersabda kepada tukang cukur): "HAA (cukurlah rambutku)." Beliau sambil memberi isyarat ke arah kepala bagian kanannya seperti ini. Lalu beliau membagi-bagikan rambutnya kepada mereka yang berada di dekat beliau. Setelah itu beliau memberi isyarat kembali ke arah kepadala bagian kiri, maka tukang cukur itu pun mencukurnya, dan beliau pun memberikan rambut itu kepada Ummu Sulaim. Adapun dalam riwayat Abu Kuraib ia menyebutkan; Tukang cukur itu pun memulainya dari rambut sebelah kanan seraya membagikannya kepada orang-orang, baru pindah ke sebelah kiri dan juga berbuat seperti itu. Kemudian beliau bersabda: "Ambilah ini wahai Abu Thalhah." Akhirnya beliau pun memberikannya kepada Abu Thalhah.

muslim:2298

Dan Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] Telah menceritakan kepada kami [Abdul A'la] Telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Muhammad] dari [Anas bin Malik] bahwasanya; Setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melempar Jamratul 'Aqabah, beliau langsung bergegas menuju Unta (hewan kurbannya) dan menyembelihnya. Sementarara tukang bekam sedang duduk di sekitar itu. Maka beliau memberi isyarat dengan tangannya ke arah kepala (agar ia mencukurnya). Lalu tukang cukur itu pun mencukur rambut beliau yang sebelah kanan dan kemudian beliau membagikannya kepada orang yang berada di dekatnya. Setelah itu, rambut yang sebelahnya lagi, kemudian beliau bertanya, "Mana Abu Thalhah?" maka beliau pun memberikan rambut itu padanya.

muslim:2299

Dan telah menceritakan kepadaku [Harmalah bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] telah menceritakan kepadaku [Isa bin Thalhah At Taimi] bahwa ia mendengar [Abdullah bin Amru bin Ash] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berhenti di atas kendaraannya, lalu orang-orang pun mulai bertanya kepada beliau. Salah seorang dari mereka bertanya, "Sungguh, saya tidak mengerti, bahwa melempar jumrah itu sebelum menyembelih hewan kurban, sehingga saya menyembelih hewan kurban sebelum melontar jumrah." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Tidak mengapa, sekarang melontarlah." Abdullah bin Amru berkata; Orang lain mulai bertanya, "Sungguhnya saya tidak mengerti bahwa penyembelihan kurban itu sebelum mencukur rambut, sehingga saya mencukur rambut sebelum menyembelih kurban?" beliau menjawab: "Tidak mengapa, sekarang sembelihlah hewan kurbanmu." Abdullah bin Amru berkata; Pada hari itu, tidaklah aku mendengar beliau ditanya tentang sesuatu yang dilupakan atau tidak dimengerti oleh seseorang (seperti mendahulukan sebagian amalan sebelum amalan lain dan sebagainya) melainkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Tidaklah mengapa, lakukanlah itu sekarang." Telah menceritakan kepada kami [Hasan Al Hulwani] Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] Telah menceritakan kepada kami [bapakku] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] sebagaimana hadits Yunus, dari Zuhri hingga akhir sanad.

muslim:2302

Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Abdullah bin Quhzadz] Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Hasan] dari [Abdullah bin Mubarak] telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Hafshah] dari [Az Zuhri] dari [Isa bin Thalhah] dari [Abdullah bin Amru bin Ash] ia berkata; Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika beliau didatangi oleh seseorang pada hari Nahr (kurban) dan saat itu beliau sedang berada di tempat melontar jumrah. Orang tersebut bertanya, "Wahai Rasulullah, sungguh saya telah mencukur rambut sebelum melontar jumrah?" beliau bersabda: "Tidak apa-apa, sekarang melontarlah." Kemudian datanglah yang lain lagi dan bertanya, "Sungguh, saya telah beranjak ke Baitullah sebelum melontar?" beliau bersabda: "Tidak apa-apa, sekarang melontarlah." Abdullah bin Amru berkata; Pada hari itu, aku tidak melihat beliau ditanya tentang sesuatu melainkan beliau menjawab: "Tidak apa-apa, sekarang lakukanlah."

muslim:2305

Dan Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah bin Qa'nab] Telah menceritakan kepada kami [Aflah] dari [Al Qasim] dari [Aisyah] ia berkata; "Aku mengalungkan tanda pada Unta (hewan kurban) milik Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan tanganku sendiri, lalu aku menyisirinya. Sesudah itu, beliau membawa dan mengirimkannya ke Baitullah. Lalu beliau bermukim di Madinah, sehingga tidak lagi sesuatu yang haram, apa yang sebelumnya halal bagi beliau."

muslim:2333

Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Hatim] telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Sa'id] dari [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepadaku [Al Hasan bin Muslim] dari [Thawus] ia berkata; Aku pernah bersama-sama dengan [Ibnu Abbas], tiba-tiba Zaid bin Tsabit berakata, "Apakah Anda berfatwa bahwa seorang wanita yang sedang haid boleh pulang sebelum melakukan thawaf wada' di Baitullah?" Ibnu Abbas menjawab, "Kalau kamu tidak percaya, maka tanyakanlah kepada Si Fulanah Al Anshariyah. Apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyuruhnya untuk berbuat seperti itu?" Maka Zaid bin Tsabit pun kembali kepada Ibnu Abbas seraya tertawa dan berkata, "Tidaklah aku melihatmu, kecuali pasti Anda telah berkata benar."

muslim:2352

Telah menceritakan kepada kami [Abu Rabi' Az Zahrani] dan [Qutaibah bin Sa'id] dan [Abu Kamil Al Jahdari] semuanya dari [Hammad bin Zaid] - [Abu Kamil] berkata- Telah menceritakan kepada kami [Hammad] Telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] ia berkata; Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tiba di Makkah di hari penaklukannya, beliau turun di halaman Ka'bah dan menyuruh Utsman bin Thalhah mengambil kunci, lalu dibukanya pintu Ka'bah. Kemudian masuklah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam disusul Bilal, Zaid dan Utsman bin Thalhah. Kemudian pintu Ka'bah pun di tutup, lalu mereka tinggal di dalam beberapa saat lamanya. Dan setelah Usman membuka pintu, kata Abdullah, aku segera mendahului orang banyak menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau keluar dengan diiringi Bilal, maka aku pun bertanya kepada [Bilal], "Apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menunaikan shalat di dalam?" Bilal menjawab, "Ya." Aku bertanya lagi, "Di mana?" Bilal menjawab, "Di antara dua tiang." Ibnu Umar berkata; Aku lupa untuk menanyakan berapa lama beliau shalat. Dan Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Ayyub As Sakhtiyani] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] ia berkata; Pada saat Fathu Makkah (pembebasana kota Makkah) Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang dengan mengendarai Unta milik Usamah bin Zaid hingga beliau menambatkan untanya di halaman Ka'bah. Kemudian beliau memanggil Utsman bin Thalhah dan bersabda: "Berikanlah kunci (Ka'bah) padaku." Ia pun pergi menemui ibunya, namun ibunya enggan untuk memberikan, maka ia pun berkata, "Demi Allah, ibu menyerahkan kunci itu, atau aku akan menghunuskan pedang ini." Lalu wanita itu pun memberikan kuncinya. Utsman bin Thalhah kemudian menghadap Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan beliau langsung membuka pintu Ka'bah. Lalu ia pun menyebutkan hadits sebagaimana haditsnya Hammad bin Zaid.

muslim:2359

Dan telah menceritakan kepadaku [Humaid bin Mas'adah] Telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Al Harits] Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Aun] dari [Nafi'] dari [Abdullah bin Umar] bahwasanya; Ketika ia sampai di Ka'bah, ternyata Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah masuk ke dalamnya beserta [Bilal], [Usamah] dan yang terakhir dan menutup pintu adalah [Utsman bin Thalhah]. Lalu mereka berdiam diri beberapa lama di dalamnya. Kemudian pintu Ka'bah di buka kembali, dan keluarlah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu aku pun segera naik dan masuk ke dalam Baitullah kemudian aku tanyakan, "Di manakah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shalat?" Mereka menjawab, "Di sini (yakni di atara dua tiang)." Dan aku lupa untuk menanyakan kepada mereka, berapa raka'atkah beliau shalat.

muslim:2361

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] ia berkata, saya telah membacakan kepada [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Sulaiman bin Yasar] dari [Abdullah bin Abbas] bahwa ia berkata; Fadl bin Abbas pernah membonceng di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba seorang wanita dari Khats'am meminta fatwa kepada beliau. Fadll menengok kepada perempuan itu dan perempuan itu pun menengok Fadll. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memalingkan wajah Fadll ke arah lain. Perempuan itu berkata, "Wahai Rasulullah! Kewajiban untuk menunaikan haji terpikul atas bapakku yang sudah tua renta. Ia tidak lagi sanggup duduk di atas kendaraan. Bolehkah aku menggantikannya?" beliau menjawab: "Boleh." Dan hal itu terjadi pada saat haji wada'.

muslim:2375

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dan [Utsman bin Abu Syaibah] semuanya dari [Jarir] - [Qutaibah] berkata- Telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Abdullah bin Umair] dari [Qaza'ah] dari [Abu Sa'id] ia berkata; Saya mendengar suatu hadits darinya, lalu aku pun terkagum dan bertanya kepadanya, "Apakah Anda mendengar hadits ini langsung dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" Ia pun menjawab, "Apakah aku akan mengatakan sesuatu yang belum pernah aku dengar?" Aku mendengarnya berkata; Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian bersusah payah mempersiapkan perjalanan kecuali ke tiga Masjid. Yaitu; Masjidku ini (Masjid Nabawi), Masjidil Haram, dan Masjid Al Aqsha." Dan saya juga mendengar beliau bersabda: "Seorang wanita tidak boleh bersafar selama dua hari, kecuali disertai mahramnya atau pun suaminya." Dan Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abdul Malik bin Umair] ia berkata, saya mendengar [Qaza'ah] ia berkata, saya mendengar [Abu Sa'id Al Khudri] berkata; Saya mendengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam empat hal, lalu aku pun begitu terkesan. Beliau melarang seorang wanita untuk mengadakan perjalanan selama dua hari, kecuali disertai suaminya atau mahramnya. Dan ia pun mengisahkan hadits itu.

muslim:2383

Telah menceritakan kepadaku [Harun bin Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Muhammad] ia berkata, [Ibnu Juraij] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Abu Zubair] bahwa [Ali Al Azdi] telah mengabarkan kepadanya, bahwa [Ibnu Umar], telah mengajarkan kepada mereka, bahwasanya; Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah berada di atas kendaraan hendak bepergian, maka terlebih dahulu beliau bertakbir sebanyak tiga kali. Kemudian beliau membaca do'a sebagai berikut: "SUBHAANALLADZI SAKHKHARA LANAA HAADZA WAMAA KUNNAA LAHU MUQRINIIN WA INAA ILAA RABBINAA LAMUNQALIBUUN. ALLAHUMMA INNAA NASALUKA FI SAFARINAA HADZAL BIRRA WAT TAQWA WA MINAL 'AMALI MAA TARDLA ALLAHUMMA HAWWIN 'ALAINAA SAFARANAA HADZA WATHWI 'ANNAA BU'DAHU ALLAHUMMA ANTASH SHAAHIBU FIS SAFARI WAL KHALIIFATU FIL AHLI ALLAHUMMA INNI `A'UUDZU BIKA MIN WA'TSAA`IS SAFAR WAKA`AABATIL MANZHARI WA SUU`IL MUNQALABI FIL MAAL WAL AHLI (Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kebaikan dan takwa dalam perjalanan ini, kami mohon perbuatan yang Engkau ridloi. Ya Allah, permudahkanlah perjalanan kami ini, dan dekatkanlah jaraknya bagi kami. Ya Allah, Engkaulah pendampingku dalam bepergian dan mengurusi keluarga. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelelahan dalam bepergian, pemandangan yang menyedihkan dan kepulangan yang buruk dalam harta dan keluarga)." Dan jika beliau kembali pulang, beliau membaca do'a itu lagi dan beliau menambahkan di dalamnya, "AAYIBUUNA TAA`IBNUUNA 'AABIDUUNA LIRABBINAA HAAMIDUUNA (Kami kembali dengan bertaubat, tetap beribadah dan selalu memuji Rabb kami)."

muslim:2392

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] ia berkata, saya telah membacakan kepada [Malik] dari [Summi] Maula Abu Bakr bin Abdurrahman, dari [Abu Shalih As Samman] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Umrah demi umrah berikutnya adalah masa penghapusan dosa. Dan tidak ada ganjaran bagi ibadah haji yang mabrur kecuali surga." Dan Telah menceritakannya kepada kami [Sa'id bin Manshur] dan [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Amru An Naqid] dan [Zuhair bin Harb] mereka berkata, Telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] -dalam riwayat lain- Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Abdul Malik Al Umawi] telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Al Mukhtar] dari [Suhail] -dalam riwayat lain- Dan Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [bapakku] telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah] -dalam riwayat lain- Dan Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah menceritakan kepada kami [Waki'] -dalam riwayat lain- Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman] semuanya dari [Sufyan] semua mereka itu dari [Summi] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, yakni sebagaimana haditsnya Malik.

muslim:2403

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim Al Hanzhali] telah mengabarkan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Mujahid] dari [Thawus] dari [Ibnu Abbas] ia berkata; Pada hari penaklukan kota Makkah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Makkah telah ditaklukkan. Mulai sekarang tidak ada lagi hijrah. Yang ada hanyalah jihad dan niat menegakkan agama Allah. Bila kamu diperintahkan berangkat, maka berangkatlah. Makkah telah ditaklukkan. Sesungguhnya tanah ini diharamkan Allah sejak terciptanya langit dan bumi. Maka negeri ini negeri haram, karena diharamkannya Allah hingga hari kiamat. Siapa pun tidak boleh berperang di negeri ini, baik orang yang sebelumku maupun aku sendiri, kecuali hanya satu saat di siang hari bagiku. Negeri adalah negeri haram karena diharamkan Allah sampai hari kiamat. Di negeri ini tidak boleh seseorang memotong pohon berduri, tidak boleh memburu binatang-binatangnya, tidak boleh memungut barang hilang karena tercecer, kecuali untuk diumumkan, dan tidak boleh memotong rerumputnya." Kemudian berkatalah Abbas, "Wahai Rasulullah, selain Idzkhir, karena Idzkhir diperlukan untuk tukang pencelup dan pembangun rumah." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Melainkan Idzkhir." Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Adam] telah menceritakan kepada kami [Al Mufadldlal] dari [Manshur] dalam isnad ini, semisalnya. Dan ia tidak menyebutkan; Pada hari, ketika Dia menciptakan langit dan bumi." Kemudian ia menggantikan kata Al Qital dengan Al Qatlu dan ia juga menyebutkan; "Tidak boleh memungut barang hilang karena tercecer, kecuali untuk diumumkan."

muslim:2412

.Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Laits] dari [Sa'id bin Abu Sa'id] dari [Abu Syuraih Al Adawi] bahwa ia berkata kepada Amru bin Sa'id yang sedang mengutus pasukan ke Makkah; Perkenanlah kepadaku wahai Amirul Mukminin untuk menceritakan kepada Anda suatu ungkapan yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri saat menyampaikannya di hari Fathu Makkah. Aku mendengarnya dengan kedua telingaku, dan hatiku pun juga telah menghafalnya serta kedua mataku juta turut melihat beliau tatkala mengungkapkannya. Waktu itu, beliau memuji Allah dan membaca sanjungan atas-Nya, kemduan beliau bersabda: "Allah telah menjadikan Makkah sebagai tanah haram, namun orang-orang belum mengharamkannya. Maka tidak lagi boleh bagi seorang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat untuk menumpahkan darah di dalamnya dan menebang pepohonannya. Jika ada seseorang yang berdalih dengan peperangan yang dilakukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di dalamnya, maka katakanlah padanya, 'Sesungguhnya Allah telah memberikan izin kepada Rasul-Nya, namun tidak kepada kalian.' Dan sungguh, Allah memberikan izin kepadaku hanya beberapa saat dari waktu siang. Dan pada hari ini, ia telah kembali menjadi haram, sebagaimana keharamannya di hari kemarin. Maka hendaklah orang yang hadir menyampaikan kepada orang yang ghaib." Kemudian dikatakanlah kepada Abu Syuraih, "Apa yang dikatakan Amru padamu?" Ia menjawab, "Aku lebih tahu tentang hal itu daripada kamu wahai Abu Syuraih. Sesungguhnya keharaman itu tidaklah melindungi seorang yang berdosa, tidak pula seorang yang kabur karena menumpahkan darah (membunuh) atau karena mencuri dan berbuat kerusakan (perampokan)."

muslim:2413

Dan Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Al Hasan Al Hulwani] keduanya berkata, Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Musawir Al Warraq] ia berkata, telah menceritakan kepadaku -sementara di dalam riwayat Al Hulwani ia berkata- saya mendengar [Ja'far bin Amru bin Huraits] dari [bapaknya] ia berkata; "Sepertinya aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di atas mimbar dengan mengenakan surban hitam yang kedua ujungnya telah beliau turunkan di antara kedua pundak." Sementara Abu Bakr tidak menyebutkan; "Di atas mimbar."

muslim:2421

Dan Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dan [Abdu bin Humaid] semuanya dari [Al 'Aqadi] - [Abdu] berkata- telah mengabarkan kepada kami [Abdul Malik bin Amru] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Ja'far] dari [Isma'il bin Muhammad] dari [Amir bin Sa'dari] bahwa [Sa'd] naik kendaraan menuju tempatnya di Aqiq, lalu ia mendapati seorang budak yang sedang menebang pohon atau menjadikannya sebagai kayu bakar, maka ia pun segera merampasnya. Dan ketika Sa'd kembali, tuan budak itu pun datang dan meminta kepadanya agar ia sudi mengembalikan apa yang telah dirampasnya dari budak mereka. Maka Sa'd pun berkata, "Aku berlindung kepada Allah, untuk mengembalikan sesuatu yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menugaskanku untuk mengambilnya." Ia pun enggan untuk mengembalikannya pada mereka.

muslim:2427

Dan telah menceritakan kepadaku [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Zuhair bin Harb] dan [Abu Kuraib] semuanya dari [Abu Mu'awiyah] - [Abu Kuraib] berkata- Telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Ibrahim At Taimi] dari [bapaknya] ia berkata; [Ali bin Abi Thalib] pernah berkhutbah di hadapan kami, lalu dia berkata; Barangsiapa yang mengatakan bahwa kami memiliki sesuatu yang kami baca selain Kitabullah dan Shahifah ini (kata Abu Ibrahim; lembaran yang digantungkan di sarung pedangnya), maka sungguh dia pendusta. Di dalamnya juga tertulis Unta dan hewan-hewan sesembelihan lain (sebagai diyat). Juga tertulis bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda mengenai Madinah: "Madinah adalah tanah haram antara wilayah 'Air hingga Tsaur. Jadi barangsiapa yang membuat pelanggaran di Madinah atau melindungi orang yang berbuat pelanggaran, maka dia akan mendapatkan kutukan Allah, kutukan Malaikat dan semua manusia, serta Allah tidak menerima taubat dan tebusan orang tersebut kelak pada hari kiamat. Jaminan perlindungan kaum muslimin adalah satu, orang paling rendah mereka (budak), bisa memberi perlindungan dengan jaminan itu. Barangsiapa yang mengakui orang lain yang bukan bapaknya sebagai bapaknya, maka dia akan mendapat laknat Allah, laknat para Malaikat dan laknat semua umat manusia, serta Allah tidak akan menerima tebusan orang tersebut kelak pada hari kiamat." Demikian akhir hadits Abu Bakar dan Zuhair, yaitu pada perkataan; "….orang paling rendah mereka (budak), bisa memberi perlindungan dengan jaminan itu…" keduanya tidak menyebutkan lafad setelahnya, juga dalam hadits keduanya tidak ada kata; "lembaran yang digantungkan di sarung pedangnya" Telah menceritakan kepadaku [Ali bin Hujr As Sa'di] telah memngabarkan kepada kami [Ali bin Masruh] -dalam riwayat lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Sa'id Al Asyaj] telah menceritakan kepada kami [Waki'] semuanya dari [Al A'masy] dengan sanad ini, sebagaimana hadits Abu Kuraib dari Abu Muawiyah, sampai akhir dengan sedikit tambahan; "Barangsiapa melanggar janji pada orang muslim maka dia akan mendapat laknat Allah, laknat para Malaikat dan laknat semua umat manusia, serta Allah tidak akan menerima tebusan orang tersebut kelak pada hari kiamat." Dan pada hadits keduanya lafad; barangsiapa menasabkan pada selain bapaknya. Sedang pada riwayat waki' tidak disebutkan hari kiamat." Dan telah menceritakan kepadaku [Ubidullah bin Umar Al Qawariri] dan [Muhammad bin Abu Bakar Al Muqaddami] berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Mahdi] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Al A'masy] dengan sanad ini sebagaimana hadits Ibnu Mushir dan Waki' kecuali lafad; "…barangsiapa berwali kepada selain walinya.." dengan tetap menyebutkan laknat padanya.

muslim:2433

Telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Isma'il bin Ulayyah] telah menceritakan kepada kami [bapakku] dasri [Wuhaib] dari [Yahya bin Abu Ishaq] bahwa ia menceritakan dari [Abu Sa'id, Maula Al Mahri], Di Madinah ia mendapatkan kesusahan dan kepayahan, sehingga ia utarakan keluh kesahnya kepada [Abu Sa'id AL-khudzri]. Kata Abu Sa'id maula Mahri; "Keluarga saya banyak, dan kami tertimpa kesusahan yang sedemikian rupa, maka saya berinisiatif untuk mengungsikan keluargaku ke sebuah dusun. Abu Sa'id alkhudzri memberi pesan; " Hei, jangan kau lakukan, tetaplah engkau di Madinah, sebab kami pernah bepergian bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam Shallallahu'alaihiwasallam --setahuku ia katakan "hingga kami tiba di 'Usfan-- dan beliau berdiam disana beberapa malam, lantas penduduk Usfan berkeuh juga "Disini kami tak bisa mendapat apa-apa, padahal keluarga kami tak punya lagi pelindung dan harta yang menjaga kelangsungan hidup mereka" Lantas keluah kesah penduudk Usfan ini didengar Nabi sehingga beliau berujar "Oh begitu berita yang sampai kepadaku tentang keluh kesah kalian! -saya tidak tahu persis berita apa yang beliau sampaikan-Demi Dzat yang kepada-Nya aku bersumpah, - atau dengan redaksi "Demi Dzat yang diriku berada di tangan-Nya, sungguh aku berkeinginan -atau dengan redaksi jika kalian berkenan-saya tidak ingat kepastiannya-untuk kusuruh untaku dikendarakan kemudian aku tidak melepas kalungnya, hingga aku tiba di Madinah, kata Nabi selanjutnya "Sesungguhnya Ibrahim telah mengharamkan Makkah sehingga dijadikannya tanah haram, maka sekarang aku haramkan Madinah apa yang diantara dua jalannya, disana darah tak boeh ditumpahkan, senjata tak boleh dihunus untuk peperangan, pohon tak boleh ditebang kecuali untuk makanan ternak, Ya Allah, berilah kami barakah kami pada Madinah kami, Ya Allah, berilah kami Barakah pada takaran sha' kami, Ya Allah, berilah kami barakah pada takaran mud kami, Ya Allah, berilah kami Barakah pada takaran sha' kami, Ya Alalh, berilah kami barakah pada takaran mud kami, Ya Allah berilah kami pada Madinah kami, Ya Allah jadikanlah bersama keberkahan ini dua keberkatan lain, demi Dzat yang diriku berada di tangan-Nya, tidaklah ada lereng gunung atau jalan di gunung Madinah, selain ada dua malaikat yang selalu menjaganya hingga kalian mendatangi Madinah. Kemudian beliau berujar kepada orang-orang "Ayo kalian berangkat! Kami pun berangkat menuju di Madinah. Demi Dzat yang kepada-Nya kami bersumpah atau Dzat yang dijadikan bersumpah -keraguan ini pada Hamad-belum sempat kami letakkan kuda tunggangan kami ketika memasuki Madinah, hingga kami diserang oleh Banu Abdullah bin Ghatafan, padahal sebelumnya mereka tak sedikitpun berani melakukan hal itu.

muslim:2439

Dan Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Ali bin Mushir] dari [Asy Syaibani] dari [Yusair bin Amru] dari [Sahl bin Hunaif] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah menunjuk dengan tangannya ke Madinah seraya bersabda: "Sesungguhnya Madinah itu termasuk tanah haram yang aman."

muslim:2443

Dan Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abdah] dari [Hisyam] dari [bapaknya] dari [Aisyah] ia berkata; Dulu aku datang ke Madinah ketika kota ini banyak penyakitnya. Sehingga Abu Bakar dan Bilal jatuh sakit. Maka beliau pun berdo'a: "Ya Allah, berikanlah kecintaan kepada kami terhadap kota Madinah sebagaimana Engkau memberikan kepada kami kecintaan terhadap Makkah, atau bahkan lebih dari Makkah. Jadikanlah Madinah sebagai kota yang sehat, dan berikanlah keberkahan pada takaran Sha' dan takaran Mudd kami, serta pindahkan penyakitnya ke Juhfah." Dan Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dan [Ibnu Numair] dari [Hisyam bin Urwah] dengan isnad ini, semisalnya.

muslim:2444

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz Ad Darawardi] dari [Al 'Ala] dari [bapaknya] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Akan datang suatu masa yang ketika itu seseorang mengajak keponakannya dan kerabatnya untuk meninggalkan Madinah dengan berkata, 'Marilah kita mencari kemakmuran hidup, marilah kita mencari kemakmuran hidup.' Padahal Madinah lebih baik bagi mereka kalau mereka mengetahuinya. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang keluar dari Madinah karena tidak senang melainkan Allah akan memberikan pengganti dengan orang yang lebih baik darinya. Ketahuilah bahwa Madinah itu bagaikan tukang pandai besi yang mengeluarkan kotoran. Kiamat tidak akan terjadi sehingga Madinah menghilangkan para penjahatnya, sebagaimana tukang pandai besi menghilangkan kotoran besi."

muslim:2451

Dan telah menceritakannya kepadaku [Ubaidullah bin Umar Al Qawariri] telah menceritakan kepadaku [Harami bin Umarah] telah menceritakan kepada kami [Qurrah] dari [Qatadah] dari [Anas] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memandang gunung Uhud kemudian bersabda: "Sesungguhnya Uhud adalah bukit yang mencintai kita dan kita pun mencintainya."

muslim:2468

Telah menceritakan kepadaku [Amru An Naqid] dan [Zuhair bin Harb] semuanya dari [Ibnu Uyainah] - [Amru] berkata- Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] dari [Sa'id] dari [Abu Hurairah] hingga sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Janganlah kalian bersusah payah melakukan perjalanan jauh, kecuali ke tiga Masjid. Yaitu; Masjidku ini (Masjid Madinah), Masjidil Haram (di Makkah) dan Masjid Al Aqsha." Dan Telah menceritakannya kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abdul A'la] dari [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dengan isnad ini, hanya saja ia menyebutkan; "Diperbolehkan untuk bersusah payah mengadakan perjalanan jauh ke tiga Masjid."

muslim:2475

Dan Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Sa'id Al Aili] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah menceritakan kepadaku [Abdul Hamid bin Ja'far] bahwa [Imran bin Abu Anas] telah menceritakan kepadanya bahwa [Salman Al Agharr] telah menceritakan kepadanya, bahwa ia mendengar [Abu Hurairah] mengabarkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tempat yang layak dijadikan tujuan safar hanyalah tiga masjid. Yaitu; Masjid Ka'bah, Masjidku (masjid Nabawi) dan Masjid Iliya (masjidil Aqsha)."

muslim:2476

Telah menceritakan kepada kami [Amru bin Ali] telah menceritakan kepada kami [Abdul A'la] telah menceritakan kepada kami [Hisyam bn Abu Abdullah] dari [Abu Zubair] dari [Jabir] bahwasanya; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah melihat seorang wanita, lalu beliau mendatangi isterinya, yaitu Zainab yang sedang menyamak kulit, guna melepaskan rasa rindunya. Sesudah itu, beliau pergi menemui para sahabatnya, lalu beliau bersabda: "Sesungguhnya wanita itu datang dan pergi bagaikan syetan. Maka bila kamu melihat seorang wanita, datangilah isterimu, karena yang demikian itu dapat menentramkan gejolak hatimu." Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Abdush Shamad bin Abdul Warits] telah menceritakan kepada kami [Harb bin Abu 'Aliyah] telah menceritakan kepada kami [Abu Zubair] dari [Jabir bin Abdullah] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah melihat seorang wanita. Maka ia pun menyebutkan hadits yang semisalnya. Hanya saja ia menyebutkan; "Lalu beliau segera mendatangi isterinya, yaitu Zainab yang sedang menyamak kulit." Dan ia tidak menyebutkan; "Pergi seperti syetan."

muslim:2491

Dan telah menceritakan kepadaku [Salamah bin Syabib] telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin A'yan] telah menceritakan kepada kami [Ma'qil] dari [Abu Zubair] ia berkata, [Jabir] berkata; Saya mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika salah seorang dari kalian terpikat oleh wanita lain dan menimbulkan gejolak dalam hatinya, maka segeralah ia menumpahkan hasratnya pada isterinya. Karena yang demikian itu dapat menentramkan gejolak hatinya."

muslim:2492

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair Al Hamdani] telah menceritakan kepada kami [bapakku] dan [Waki'] dan [Ibnu Bisyr] dari [Isma'il] dari [Qais] ia berkata, saya mendengar [Abdullah] berkata; Kami pernah berperang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tanpa membawa isteri, lalu kami berkata, "Apakah sebaiknya kita mengebiri kemaluan kita?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang kami berbuat demikian, dan beliau memberikan keringanan pada kami untuk menikahi perempuan sampai pada batas waktu tertentu dengan mas kawin pakaian. Kemudian Abdullah bin Mas'ud membaca ayat: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang Telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." (QS. Almaidah; 87). Dan Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Isma'il bin Abu Khalid] dengan isnad ini, semisalnya. Dan ia menyebutkan; "Kemudian ia membacakan ayat ini kepada kami." Ia tidak menyebutkan; (Abdullah) membaca.." Dan Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dan [Isma'il] dengan isnad ini. ia berkata; Dulu kami adalah para pemuda, dan kami pun bertanya, "Wahai Rasulullah bolehkan kami mengebiri?" Namun ia tidak menyebutkan; "NAGHZUU (kami berperang)."

muslim:2493

Dan telah menceritakan kepadaku [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Laits] dari [Ar Rabi' bin Sabrah Al Juhani] dari [bapaknya] Sabrah, bahwa ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengizinkan kami untuk nikah mut'ah. Maka aku beserta seorang temanku mendatangi seorang wanita dari Bani Amir, sepertinya wanita itu masih gadis dan cantik jelita. Maka kami pun menyerahkan diri kami padanya, lalu wanita itu berkata, "Mahar apa yang akan kalian berikan?" Aku menjawab, "Pakaianku." Dan temanku juga berkata, "Pakaian milikku." Pakaian temanku sebenar lebih bagus dari pakaianku, namun usiaku lebih muda darinya. Bila wanita itu melirik pakaian milik temanku, ia pun terkagum olehnya. Dan ketika melirik kepadaku, aku pun membuatnya terkagum-kagum. Kemudian wanita itu pun berkata, "Kamu dan pakaianmu telah mencukupiku." Maka aku pun tinggal bersamanya selama tiga hari. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang masih memiliki isteri dengan cara mut'ah, maka ceraikanlah."

muslim:2500

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kamil Fudlail bin Husain Al Jahdari] telah menceritakan kepada kami [Bisyr yaitu Ibnu Mufadldlal] telah menceritakan kepada kami [Umarah bin Ghaziyyah] dari [Ar Rabi' bin Sabrah] bahwa [ayahnya] pernah ikut perang Fathu Makkah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dia berkata; Kami tinggal di Makkah selama lima belas hari dan malam, lantas Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberikan izin kepada kami melakukan nikah mut'ah. Lalu saya bersama seorang dari kaumku pergi mencari seorang wanita untuk kami nikahi secara mut'ah, saya lebih tampan dari saudaraku yang memang dia agak jelek daripadaku. Masing-masing dari kami membawa kain baju (untuk mas kawin); tetapi baju telah usang, sedangkan baju sepupuku masih baru dan halus. Sesampainya kami di bawah kota Makkah atau di atasnya, kami bertemu seorang wanita muda yang cantik dan berleher panjang. Lantas kami bertanya kepadanya; "Maukah kamu menerima salah satu dari kami untuk kawin mut'ah denganmu?" Dia menjawab; "Apa ganti (maskawin) yang akan kalian berikan?" Lalu masing-masing dari kami memperlihatkan baju yang telah kami siapkan sebelumnya, sementara itu, wanita tersebut sedang memperhatikan kami berdua, saudara sepupuku melihat kepadanya sambil berkata; "Sesungguhnya baju yang ini sudah usang, sedangkan bajuku masih bagus dan halus." Wanita tersebut berkata; "Baju usang ini juga tak masalah." Dia mengatakannya sampai tiga kali atau dua kali. Kemudian saya nikah mut'ah dengannya. Saya tidak keluar dari (Makkah) sehingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengharamkannya (untuk selamanya)." Dan telah menceritakan kepadaku [Ahmad bin Sa'id bin Shakhr Ad Darimi] telah menceritakan kepada kami [Abu An Nu'man] telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] telah menceritakan kepada kami ['Umarah bin Ghaziyyah] telah menceritakan kepadaku [Ar Rabi' bin Sabrah Al Juhani] dari [Ayahnya] dia berkata; Kami pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada hari penaklukan kota Makkah menuju Makkah, kemudian dia menyebutkan seperti haditsnya Bisyr dengan menambahkan; Gadis itu berkata; "Apakah hal itu bolah?" dan ada juga tambahan (kata sepupu Sabrah); "Sesungguhnya kain burdah yang ini sudah usang."

muslim:2501

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair] telah menceritakan kepada kami [ayahku] telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Umar] telah menceritakan kepadaku [Ar Rabi' bin Sabrah Al Juhani] bahwa [ayahnya] telah menceritakan kepadanya bahwa dia pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam (dalam Fathu Makkah), beliau bersabda: "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya saya pernah mengizinkan kepada kalian nikah mut'ah terhadap wanita, dan sesungguhnya (mulai saat ini) Allah telah mengharamkannya sampai Hari Kiamat, oleh karena itu barangsiapa yang masih memiliki (wanita yang dimut'ah), maka ceraikanlah dia dan jangan kamu ambil kembali apa yang telah kamu berikan padanya." Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abi Syaibah] telah menceritakan kepada kami ['Abdah bin Sulaiman] dari [Abdul Aziz bin Umar] dengan isnad ini, dia berkata; saya pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri di antara rukun (Ka'bah) dan pintu (Ka'bah) seraya bersabda seperti hadits Ibnu Numair.

muslim:2502

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Abdul Aziz bin Ar-Rabi' bin Sabrah bin Ma'bad] dia berkata; Saya telah mendengar [ayahku, Ar-Rabi' bin Sabrah] menceritakan dari [ayahnya, Sabrah bin Ma'bad] bahwa pada saat penaklukan kota Makkah, Nabiyallah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kepada para sahabatnya supaya nikah mut'ah, lantas dia (Sabrah) berkata, kemudian saya bersama temanku dari Bani Sulaim keluar sampai kami bertemu dengan seorang budak perempuan dari Bani 'Amir, sepertinya dia adalah seorang perawan, lantas kami meminangnya sambil memperlihatkan kain burdah kami (sebagai maskawin), lalu dia memandangi kami, dia melihatku, dan ternyata wajahku lebih tampan daripada temanku, namun dia melihat kain burdah temanku lebih bagus daripada kain burdahku, setelah dia meminta izin untuk bermusyawarah beberapa saat, dia memilihku daripada temanku, lalu kami tinggal bersamanya selama tiga hari, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kami untuk menceraikannya.

muslim:2504

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ma'in] telah menceritakan kepada kami [Marwan bin Mu'awiyah Al Fazari] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Kaisan] dari [Abu Hazim] dari [Abu Hurairah] dia berkata; "Seorang laki-laki datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata; "Sesungguhnya saya akan menikahi wanita dari Anshar." Lantas Nabi shallallahu 'alaihi wasallam balik bertanya kepadanya: "Apakah kamu telah melihatnya? karena di mata orang-orang Anshar ada sesuatu. Dia menjawab; "Ya saya telah melihatnya." Beliau bertanya lagi; "Dengan maskawin berapa kamu menikahinya?" Dia mejawab; "Dengan empat uqiyah". Lantas Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Dengan empat uqiyyah? seakan-akan kalian memahat perak dari sisi gunung ini. Kami tidak memiliki sebanyak itu untuak diberikan kepadamu, namun suatu saat kami akan mengutusmu mengikuti suatu peperangan sehingga kamu bisa mendapatkan ghanimah." Maka tatkala beliau mengutus rombongan perang ke Bani Abs, beliau mengutus orang itu bersama mereka.

muslim:2553

Dan telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id Ats Tsaqafi] telah menceritakan kepada kami [Ya'qub yaitu Ibnu Abdirrahman Al Qari] dari [Abu Hazim] dari [Sahl bin Sa'd]. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Abi Hazim] dari [ayahnya] dari [Sahl bin Sa'd As Sa'idi] dia berkata; Seorang wanita datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata; "Wahai Rasulullah, saya datang untuk menyerahkan diriku kepadamu." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihat wanita tersebut dari atas sampai ke bawah lalu menundukkan kepalanya. Kemudian wanita tersebut duduk setelah melihat beliau tidak memberi tanggapan apa-apa, maka berdirilah salah seorang sahabatnya sambil berkata; "Wahai Rasulullah, jika anda tidak berminat dengannya, maka nikahkanlah saya dengannya." Beliau bersabda: "Adakah kamu memiliki sesuatu sebagai maskawinnya?" Jawab orang itu; "Tidak, demi Allah wahai Rasulullah." Beliau bersabda: "Temuilah keluargamu, barangkali kamu mendapati sesuatu (sebagai maskawin)." Lantas dia pergi menemui keluarganya, kemudian dia kembali dan berkata; "Demi Allah, saya tidak mendapatkan sesuatu pun." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Cobalah kamu cari, walaupun hanya cincin dari besi." Lantas dia pergi lagi dan kembali seraya berkata; "Demi Allah wahai Rasulullah, saya tidak mendapatkan apa pun walau hanya cincin dari besi, akan tetapi, ini kain sarungku. -Kata Sahl; Dia tidak memiliki kain sarung kecuali yang dipakainya-. Ini akan kuberikan kepadanya setengahnya (sebagai maskawin) ". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apa yang dapat kamu perbuat dengan kain sarungmu? Jika kamu memakainya, dia tidak dapat memakainya, dan jika dia memakainya, kamu tidak dapat memakainya." Oleh karena itu, laki-laki tersebut duduk termenung, setelah agak lama duduk, dia berdiri, ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihat dia hendak pergi, beliau menyuruh agar dia dipanggil untuk menemuinya. Tatkala dia datang, beliau bersabda: "Apakah kamu hafal sesuatu dari Al Qur'an?" Dia menjawab; "Saya hafal surat ini dan ini -sambil menyebutkannya- beliau bersabda: "Apakah kamu hafal di luar kepala?" Dia menjawab; "Ya". Beliau bersabda: "Bawalah dia, saya telah nikahkan kamu dengannya, dengan maskawin mengajarkan Al Qur'an yang kamu hafal." Ini adalah hadits Ibnu Abi Hazim dan hadits Ya'qub lafazhnya hampir sama dengan hadits ini. Dan telah menceritakan kepada kami [Khalf bin Hisyam] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid]. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah]. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dari [Ad Darawardi]. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abi Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Husain bin Ali] dari [Za`idah] semuanya dari [Abu Hazim] dari [Sahl bin Sa'd] dengan hadits ini, sebagian yang satu menambahkan atas sebagian yang lain. Namun dalam hadits Za`idah dia menyebutkan sabda beliau; "Pergilah kepadanya, saya telah nikahkan kamu kepadanya, maka ajarilah dia surat dari Al Qur'an."

muslim:2554

Telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Isma'il] yaitu Ibnu 'Ulayyah dari [Abdul Aziz] dari [Anas] bahwasannya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah memerangi Khaibar, dia berkata; Lalu kami Shalat Shubuh dekat negeri tersebut, setelah shalat beliau mengendarai kendaraannya, Abu Thalhah juga mengendarai kendaraannya sedangkan saya membonceng Abu Thalhah, ketika beliau melewati gang di Khaibar, beliau memacu kendaraannya sampai lututku bersentuhan dengan paha Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan saya melihat putihnya paha Nabiyullah shallallahu 'alaihi wasallam. Tatkala beliau memasuki perkampungan, beliau mengucapkan: "Allahu akbar, takluklah Khaibar, 'maka apabila siksaan itu turun di halaman mereka, maka amat buruklah pagi hari yang dialami oleh orang-orang yang beri peringatan itu',." Beliau mengulangi ucapannya itu sampai tiga kali. Anas melanjutkan; Penduduk (Khaibar) mulai keluar menuju tempat mereka bekerja, lantas mereka berteriak; "Muhammad! Demi Allah (pasukannya telah datang)." Abdul Aziz berkata; Sebagian dari sahabat kami menyebutkan; (mereka berteriak); Muhammad dan bala tentaranya (telah datang)!. Dia (Anas) berkata; Mereka kami taklukkan dengan kekuatan dan seluruh tawanan telah kami kumpulan. Tiba-tiba Dihyah datang kepada beliau dan berkata; "Wahai Rasulullah, berilah saya budak perempuan dari tawanan tersebut!" beliau bersabda: "Pergilah dan ambilah budak perempuan darinya." Lantas dia membawa Shafiyah binti Huyay, kemudian datanglah seorang laki-laki kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; "Wahai Nabiyallah, kenapa anda mengasihkan Shafiyah kepada dihyah? Padahal dia adalah putri Huyay tokoh Bani Quraidlah dan Nadlir, dan dia tidaklah pantas untuk orang lain selain anda." Beliau bersabda: "Suruh dia kembali." Anas melanjutkan; Lalu Dihyah datang dengan membawa Shafiyah, tatkala Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melihatnya, beliau bersabda: "Ambillah budak perempuan yang lain dari tawanan tersebut." Anas berkata; Lantas beliau memerdekannya dan menikahinya. Tsabit berkata kepadanya; "Wahai Abu Hamzah, apakah maskawin beliau kepadanya?" Dia menjawab; "Diri Shafiyah sendiri, yaitu dengan memerdekannya kemudian menikahinya." Dalam perjalanan pulang, Ummu Sulaim mempersiapkannya dan menyerahkannya malam itu kepada beliau. Di pagi harinya, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengadakan pesta pernikahan seraya bersabda: "Siapa yang memiliki sesuatu, bawalah kesini." Anas berkata; "Kemudian beliau membentangkan tikar dari kulit, maka ada orang yang membawa susu kering, ada yang membawa kurma dan ada pula yang membawa minyak samin, kemudian mereka mencampurnya, itulah jamuan walimah pernikahan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam."

muslim:2561

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abi Syaibah] telah menceritakan kepada kami ['Affan] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] telah menceritakan kepada kami [Tsabit] dari [Anas] dia berkata; "Saya membonceng Abu Thalhah pada waktu perang Khaibar, sedangkan kakiku bersentuhan dengan kaki Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Anas melanjutkan; Kemudian kami mendatangi mereka (penduduk Khaibar) sebelum matahari terbit, sedangkan mereka (penduduknya) telah keluar ke jalan-jalan mereka dan ke tempat-tempat mereka bekerja, maka mereka berteriak; "Muhammad dan tentaranya telah datang!?." Anas melanjutkan; Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila siksaan itu turun di halaman mereka, maka amat buruklah pagi hari yang dialami oleh orang-orang yang beri peringatan itu." Anas melanjutkan; Kemudian Allah Azza Wa Jalla mengalahkan mereka, dan Dihyah menawan seorang budak perempuan yang cantik, Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membeli budak tersebut dengan tujuh sahaya, lalu beliau menyerahkannya kepada Ummu Sulaim supaya dia melayaninya dan mempersiapkannya. Tsabit berkata; Saya kira Anas berkata; Lalu dia menunggu masa iddah di rumahnya, dia adalah Shafiyah putri Huyay. Anas berkata; Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengadakan walimah (pesta pernikahan) dengan kurma, susu kering dan minyak samin, lalu dibentangkannya tikar yang terbuat dari kulit di atas bumi, dan dihidangkannya susu kering dan minyak samin, maka orang-orang merasa kenyang dengannya. Anas berkata; Orang-orang sama berkata; "Kami tidak tahu, apakah beliau menikahinya atau hanya sekedar menjadikannya sebagai Ummu Walad (yaitu budak perempuan yang lahir dari hasil hubungan ibunya dan tuannya), sebagian mereka menjawab; "Jika beliau menutupinya (mengenakannya hijab), berarti dia adalah istrinya, tapi jika beliau tidak menutupinya, berarti statsusnya adalah Ummu Walad." Tatkala beliau hendak menaiki kendaraannya, beliau menutupi Shafiyah, kemudian dia duduk di belakang punggung kendaraannya, lantas orang-orang tahu bahwa beliau telah menikahinya. Ketika sudah dekat dengan Madinah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendahului kami. Anas berkata; Tiba-tiba unta beliau yang bernama Al 'Adlba` tergelincir, sehingga posisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bergeser, dan (Shafiyah) pun terjatuh, lantas beliau bangun dan menutupi Shafiyah. Dan para wanita memanjangkan lehernya sambil mengatakan; "Semoga Allah menjauhkan wanita Yahudi ini." Tsabit berkata; Saya bertanya; "Wahai Abu Hamzah, apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menggaulinya?" Dia menjawab; "Demi Allah, beliau telah menggaulinya."

muslim:2564

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Hatim bin Maimun] telah menceritakan kepada kami [Bahz]. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami [Abu An Nadlr Hasyim bin Al Qasim] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Mughirah] dari [Tsabit] dari [Anas] -hadits ini diriwayatkan pula oleh Bahz - ketika iddah Zainab telah habis, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada Zaid: "Pergilah melamar Zainab untukku." Anas berkata; Lantas Zaid pergi menemuinya, didapatinya Zaenab sedang membuat adonan. Zaid berkata; "Ketika saya melihatnya, hatiku berdebar-debar, sehingga saya tak kuasa untuk melihatnya untuk menyampaikan pesan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepadanya. Oleh karena itu, saya membelakanginya sambil mundur dan berkata kepadanya; "Wahai Zaenab, saya diutus Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melamarmu untuk beliau, bagaimana tanggapanmu?" Dia menjawab; "Saya belum dapat membuat keputusan sebelum mendapat petunjuk dari Rabbku." Lalu dia pergi ke tempat shalatnya. Sementara itu, Al Qur'an (wahyu) turun kepada beliau, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam langsung masuk ke rumah Zainab tanpa meminta izin terlebih dahulu." Anas berkata; "Kami masih ingat, ketika itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjamu kami dengan roti dan daging, maka tatkala hari sudah beranjak siang, para tamu sudah banyak yang pulang, hanya tinggal beberapa orang bercakap-cakap di dalam rumah sesudah makan. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar menuju ke rumah para istrinya, sedangkan saya mengikuti di belakang beliau. Kemudian beliau memberi salam kepada mereka, mereka pun menjawab salam beliau sambil bertanya; "Wahai Rasulullah, bagaimana kabarnya istri baru anda?" Anas berkata; "Saya tidak ingat, apakah saya mengabarkan kepada beliau atau beliau sendiri yang memberitahuku bahwa para tamu sudah pulang semuanya." Maka beliau kembali ke rumah Zainab, dan saya masuk bersama beliau, tiba-tiba beliau menutup tirai antara saya dengan beliau. Maka turunlah (ayat) hijab." Anas berkata; "Hal itu untuk memberikan pelajaran (peringatan) kepada orang-orang." Ibnu Rafi' menambahkan dalam haditsnya; (yaitu firman Allah) "Janganlah kamu masuk ke rumah Nabi kecuali bila kamu telah diizinkan masuk untuk makan, tanpa menunggu makanan tersebut terhidang -hingga firman-Nya- Allah tidak malu mengatakan yang benar." (QS: Al Ahzab: 53).

muslim:2567

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Habib Al Haritsi], ['Ashim bin Nadlr At Taimi] dan [Muhammad bin Abdul A'la] semuanya dari [Mu`tamir bin Sulaiman] dia berkata; Saya mendengar [ayahku] telah menceritakan kepada kami [Abu Mijlaz] dari [Anas bin Malik] dia berkata; "Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menikahi Zainab binti Jahsy, beliau mengundang orang-orang, lalu beliau menjamu mereka, mereka pun menikmati hidangan tersebut, kemudian mereka duduk dan berbincang-bincang." Anas berkata; "Lalu beliau merubah posisi seakan-akan ingin berdiri, namun orang-orang tidak juga berdiri, ketika beliau berdiri maka orang-orang pun ikut beridiri." Ashim dan Ibnu Abdil A'la menambahkan dalam haditsnya, Anas berkata; Lantas beliau berulang-ulang duduk sampai tiga kali, sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang dan hendak masuk ke kamar Zainab, namun orang-orang masih tetap duduk-duduk, setelah itu mereka berdiri dan beranjak pergi, Anas berkata; Lalu saya mengabarkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa mereka sudah beranjak pergi." Anas berkata; "Kemudian beliau masuk dan saya mengikuti beliau masuk, lantas beliau menurunkan kain tirainya antara saya dengan beliau." Anas berkata; "Lalu Allah Azza Wa Jalla menurunkan (ayat): "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian masuk ke rumah Nabi kecuali kecuali bila kamu telah diizinkan masuk untuk makan, tanpa menunggu makanan tersebut terhidang -hingga firman-Nya- Sesungguhnya yang demikian itu sangatlah besar di sisi Allah."

muslim:2570

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Ja'far] yaitu Ibnu Sulaiman dari [Al Ja'd Abu Utsman] dari [Anas bin Malik] dia berkata; "Setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menikah (dengan Zainab) beliau pergi ke rumah istrinya. Anas berkata; Sementara itu ibuku Ummu Sulaim membuat adonan kue yang diletakkan dalam mangkok, dia berkata; Wahai Anas, bawalah ini kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan katakanlah kepada beliau bahwa ini sedikit kiriman dari ibu wahai Rasulullah, dan sampaikan salam ibu untuk beliau. Dia (Anas) berkata; Saya segera mengantar kue terebut kepada beliau, dan berujar; Ibu menyuruhku untuk mengantar sedikit kue ini kepada anda, dan dia menitip salam untuk anda. Beliau menjawab: "Letakkanlah di situ, setelah itu, pergilah kamu untuk mengundang orang-orang supaya datang ke sini yaitu fulan, fulan dan fulan, dan siapa saja yang bertemu denganmu." Lalu saya pergi mengundang orang yang disebutkan beliau dan siapa saja yang bertemu denganku." Abu Utsman berkata; Saya bertanya kepada Anas; "Berapa kira-kira jumlah undangan itu?" Anas menjawab; "Kira-kira tiga ratus orang. Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadaku: "Wahai Anas, Bawalah kue tersebut kemari." Sementara itu, para undangan pun sudah banyak yang datang, sehingga memadati pelataran dan ruangan dalam, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Buatlah kelompok-kelompok, setiap kelompok berjumlah sepuluh orang, dan masing-masing kelompok menyantap hidangan yang ada di dekatnya." Anas berkata; "Para tamu pun makan hidangan tersebut sampai kenyang." Anas melanjutkan; "Setiap satu kelompok selesai makan dan keluar, maka digantikan oleh kelompok yang lain, sehingga mereka semuanya makan." Beliau bersabda kepadaku: "Wahai Anas, angkatlah!" Anas berkata; "Lantas saya mengangkat (sisa hidangan itu), saya tidak tahu apakah hidangan itu memang banyak ketika dihidangkan atau mungkin bertambah ketika saya mengangkatnya." Anas melanjutkan; "Ternyata masih ada sebagian kelompok orang yang bercakap-cakap di rumah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam duduk dan istri beliau memalingkan wajahnya ke dinding. Sepertinya mereka telah menyusahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Anas berkata; "Kemudian beliau keluar menuju ke rumah para istrinya yang lain, setelah beberapa lama beliau kembali, ketika mereka melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah kembali, barulah mereka merasa bahwa mereka telah menyusahkan beliau." Anas berkata; "Lantas mereka beranjak pergi dan akhirnya mereka semua keluar, barulah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk dan menutupkan tabir, sedangkan saya masih duduk di ruangan, tidak lama kemudian, beliau keluar menemuiku, ketika itu turunlah ayat: "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu masuk ke rumah Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasalam, kecuali bila kamu telah dipersilahkan masuk untuk makan, tanpa menunggu lama makanan terhidang. Tetapi jika kamu diundang, maka masuklah. Dan apabila kamu selesai makan, keluarlah tanpa memperpanjang percakapan, karena yang demikian itu telah mengganggu Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasalam…-hingga akhir ayat- (Al Ahzab: 53). Al Ja'd berkata; Anas bin Malik berkata; "Saya kemudian menceritakan ayat ini kepada orang-orang, lalu para istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengenakan hijab."

muslim:2572

Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami [Abdur Razzaq] telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Abu Utsman] dari [Anas] dia berkata; Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menikahi Zainab, Ummu Sulaim menghadiahkan kepada beliau adonan kue di dalam mangkok yang terbuat dari batu. Anas berkata; Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pergilah dan undanglah orang-orang Islam yang kamu temui." Lantas saya pergi dan mengundang siapa saja yang saya temui, kemudian mereka masuk (ke rumah beliau) dan menyantap makanan, lalu mereka kembali pulang. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam meletakkan tangannya ke dalam adonan tersebut sambil berdo'a Anas berkata; (meletakkan tangannya) ke dalam adonan tersebut dan mengucapkan do'a sebagaimana yang telah dikehendaki Allah. Saya tidak meninggalkan seorang pun yang saya temui melainkan saya mengundangnya, lantas mereka makan hidangan tersebut sampai kenyang, kemudian mereka kembali pulang. Kecuali sekelompok orang yang masih tetap bercakap-cakap, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam malu jika menegur mereka, sehingga beliau keluar dan meninggalkan mereka ke dalam rumah, maka Allah Azza Wa Jalla menurunkan ayat: " Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu masuk ke rumah Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasalam, kecuali bila kamu telah dipersilahkan masuk untuk makan, Qatadah menambahkan; "Tanpa menunggu lama makanan terhidang, tetapi jika kamu diundang, maka masuklah… - sampai kepada firman-Nya - yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka." (Al Ahzab: 53).

muslim:2573

Dan telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] dia berkata; Saya membaca di hadapan [Malik] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika salah seorang dari kalian diundang ke pesta perkawinan, maka hendaknya ia mendatanginya."

muslim:2574

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Harits] dari [Ubaidillah] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Jika salah seorang dari kalian diundang ke pesta pernikahan, hendaknya ia memenuhi undangan tersebut." Khalid berkata; 'Ubaidullah juga selalu memenuhi undangan pernikahan."

muslim:2575

Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [ayahku] telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] bahwasannya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Jika salah seorang dari kalian diundang ke pesta pernikahan, hendaklah ia penuhi undangan tersebut."

muslim:2576

Dan telah menceritakan kepadaku [Ishaq bin Manshur] telah menceritakan kepadaku [Isa bin Mundzir] telah menceritakan kepada kami [Baqiyyah] telah menceritakan kepada kami [Az Zubaidi] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang diundang ke pesta pernikahan atau semisalnya, hendaknya ia mendatanginya."

muslim:2579

Dan telah menceritakan kepadaku [Harmalah bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah menceritakan kepadaku [Umar bin Muhammad] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] bahwasannya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika kalian diundang ke kura' (hidangan kambing), maka penuhilah undangan tersebut."

muslim:2582

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Mahdi]. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair] telah menceritakan kepada kami [ayahku] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Abu Az Zubair] dari [Jabir] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika kalian diundang ke jamuan makan, hendaknya ia mendatanginya, jika ia menghendaki, silakan makan, dan jika ia tidak menghendaki, ia boleh meninggalkannya." (Ibnu Mutsanna) tidak menyebutkan ke jamuan makanan. Dan telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim] dari [Ibnu Juraij] dari [Abu Az Zubair] dengan isnad seperti ini.

muslim:2583

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abi Syaibah] dan [Amru An Naqid] sedangkan lafazhnya dari Amru keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] dari ['Aisyah] dia berkata; Suatu ketika istri Rifa'ah menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dia berkata; Saya adalah istri Rifa'ah, kemudian dia menceraikanku dengan talak tiga, kemudian saya menikah dengan Abdurrahman bin Az Zabir, tapi anunya seperti ujung kain (impotent)." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tersenyum mendengarnya, lantas beliau bersabda: "Apakah kamu ingin kembali kepada Rifa'ah? itu tidak mungkin, sebelum kamu merasakan madunya dan dia merasakan madumu (yaitu bersenggama dengannya)." 'Aisyah berkata; Waktu itu Abu Bakar berada di samping Rasulullah, sedangkan Khalid berada di pintu sedang menunggu untuk diizinkan, maka dia berseru; "Wahai Abu Bakar, apakah kamu tidak mendengar perempuan ini berkata dengan keras di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?"

muslim:2587

Telah menceritakan kepadaku [Abu At Thahir] dan [Harmalah bin Yahya] sedangkan lafazhnya dari Harmalah, [Abu At Thahir] mengatakan; Telah menceritakan kepada kami, sedangkan [Harmalah] mengatakan; Telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] telah menceritakan kepadaku [Urwah bin Az Zubair] bahwa ['Aisyah] istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah mengabarkan kepadanya bahwa Rifa'ah Al Qurazhi telah menceraikan istrinya dengan tala tiga, setelah itu dia (istrinya) menikah dengan Abdurrahman bin Az Zabir, kemudian 'Aisyah datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata; "Wahai Rasulullah, sesunguhnya ia pernah menjadi istri Rifa'ah, kemudian ia menceraikannya dengan talak tiga." Setelah itu, saya (istrinya Rifa'ah) menikah dengan Abdurrahman bin Az Zabir, demi Allah, sesungguhnya anunya seperti ujung kain (maksudnya impotent), -dia memperagakan dengan memegang ujung jilbabnya- mendengar hal itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tersenyum sambil bersabda: "Sepertinya kamu ingin kembali kepada Rifa'ah, itu tidak mungkin, sampai Abdurrahman merasakan madumu dan kamu merasakan madunya (bersenggama)." Waktu itu, Abu Bakar sedang duduk di samping Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan Khalid bin Sa'id bin Al 'Ash duduk di samping pintu, dia tidak di izinkan masuk. Perawi berkata; Maka Khalid menyeru Abu Bakar, kenapa kamu melarangku, padahal wanita itu berkata dengan keras di samping Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? Telah menceritakan kepada kami [Abd bin Humaid] telah mengabarkan kepada kami [Abdur Razzaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] dari ['Aisyah] bahwasannya Rifa'ah Al Qurazhi telah menceraikan istrinya, lantas ia dinikahi oleh Abdurrahman bin Az Zabir, lalu dia datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan berkata; Wahai Rasulullah, sesungguhnya Rifa'ah telah menceraikannya dengan talak tiga, seperti hadits Yunus.

muslim:2588

Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abi Umar] telah menceritakan kepada kami [Marwan] dari [Yazid yaitu Ibnu Kaisan] dari [Abu Hazim] dari [Abu Hurairah] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, tidaklah seorang suami mengajak istrinya ke ranjang (untuk bersenggama) sedangkan dia enggan, melainkan yang ada di langit murka kepadanya sampai suaminya mema'afkannya."

muslim:2595

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abi Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Marwan bin Mu'awiyah] dari [Umar bin Hamzah Al 'Amari] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Sa'd] dia berkata; Saya mendengar [Abu Sa'id Al Khudri] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya manusia yang paling jelek kedudukannya di sisi Allah pada Hari Kiamat ialah seseorang yang menyetubuhi istrinya dan istri bersetubuh dengan suaminya, kemudian suami menyebarkan rahasia istrinya."

muslim:2597

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair] dan [Abu Kuraib] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Umar bin Hamzah] dari [Abdurrahman bin Sa'd] dia berkata; Saya mendengar [Abu Sa'id Al Khudri] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya amanat yang paling besar di sisi Allah pada Hari Kiamat adalah seseorang yang bersetubuh dengan istrinya dan istri bersetubuh dengan suaminya, kemudian dia (suami) menyebarkan rahasianya." Ibnu Numair berkata; "Sesungguhnya (amanat) yang paling besar."

muslim:2598

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ayyub], [Qutaibah bin Sa'id] dan ['Ali bin Hujr] mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ja'far] telah mengabarkan kepadaku [Rabi'ah] dari [Muhammad bin Yahya bin Hibban] dari [Ibnu Muhairiz] bahwa dia berkata; Saya bersama Abu Shirmah menemui [Abu Sa'id Al Khudri], lantas Abu Shirmah bertanya; Wahai Abu Sa'id, apakah engkau pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan tentang azl (mengeluarkan air mani di luar kemaluan istri? Dia menjawab; Ya, kami pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerangi Bani Mushtaliq, dan kami berhasil menawan wanita-wanita arab yang cantik. Saat itu kami sudah lama kesepian, sedangkan kami menginginkan tebusan dari tawanan-tawanan tersebut, oleh karena itu, kami bermaksud bersenang-senang dengan tawanan wanita tersebut tapi dengan cara 'azl, maka kami sama berkata; Apakah kita melakukan hal ini tanpa menanyakan terlebih dahulu, padahal Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berada di tengah-tengah kita? Lantas kami menanyakan hal itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau menjawab: "Tidak ada mudharat jika kalian tidak melakukan hal itu, sebab sesuatu yang telah di tetapkan oleh Allah Azza wa Jalla harus tercipta, maka ia akan tetap ada hingga Hari Kiamat." Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Al Farj] budak bani Hasyim, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Az Zabriqan] telah menceritakan kepada kami [Musa bin Uqbah] dari [Muhammad bin Yahya bin Habban] dengan isnad ini, sesuai dengan makna hadits Rabi'ah, namun (dalam haditsnya) dia menyebutkan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Sesungguhnya Allah telah menetapkan apa yang diciptakannya hingga hari Kiamat."

muslim:2599

Telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Muhammad bin Asma` Ad Dluba'i] telah menceritakan kepada kami [Juwairiyah] dari [Malik] dari [Az Zuhri] dari [Ibnu Muhairiz] dari [Abu Sa'id Al Khudri] bahwa dia telah mengabarkan kepadanya, dia berkata; Kami mendapatkan tawanan wanita, dan kami hendak menyetubuhinya dengan cara 'azl, lalu kami tanyakan hal itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau pun bersabda kepada kami: "Apakah kalian benar-benar melakukannya? Apakah kalian benar-benar melakukannya? Apakah kalian benar-benar melakukannya? Tidaklah ruh yang tercipta sampai Hari Kiamat, melainkan ia akan tetap tercipta."

muslim:2600

Telah menceritakan kepada kami [Abu Ar Rabi' Az Zahrani] dan [Abu Kamil Al Jahdari] sedangkan lafalzhnya dari Abu Kamil, keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Hammad dia adalah Ibnu Zaid] telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Muhammad] dari [Abdurrahman bin Bisyr bin Mas'ud] yang ia kembalikan (sampaikan) riwayatnya kepada [Abu Sa'id Al Khudri] dia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah ditanya mengenai Azl (yaitu mengeluarkan mani diluar kemaluan istri waktu besenggama), beliau bersabda: "Tidak ada mudharat jika kalian tidak melakukan azl, karena sesungguhnya hal itu hanyalah berkenaan dengan takdir Allah." Muhammad berkata; Dan sabda beliau: "Tidak ada mudharat jika kalian tidak melakukannya", itu lebih mendekati kepada larangan.

muslim:2602

Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Mu'adz bin Mu'adz] telah menceritakan kepada kami [Ibnu 'Aun] dari [Muhammad] dari [Abdurrahman bin Bisyr Al Anshari] dia berkata; Hadits ini dikembalikan riwayatnya sampai kepada [Abu Sa'id Al Khudri] dia berkata; Seseorang menyebutkan Azl di hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lantas beliau bertanya: "Apa yang kalian maksudkan?" mereka menjawab; Seorang suami memiliki istri yang sedang menyusui, lalu laki-laki tersebut menyetubuhi istrinya tetapi ia tidak menginginkan istrinya hamil (lantas ia melakukan azl), dan seseorang memiliki budak perempuan, lalu laki-laki tersebut tidak ingin dia hamil. Maka beliau bersabda: "Tidak ada mudharat jika kalian tidak melakukan hal itu, karena itu hanyalah berkenaan dengan takdir Allah." Ibnu 'Aun berkata; Saya ceritakan hal itu kepada Al Hasan, maka ia berkata; Demi Allah, sepertinya hal itu merupakan suatu peringatan keras. Dan telah menceritakan kepadaku [Hajjaj bin As Sya'ir] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ibnu 'Aun] dia berkata; Saya telah menceritakan kepada [Muhammad] dari [Ibrahim] dengan hadits Abdurrahman bin Bisyr yaitu hadits mengenai Azl, maka dia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Abdurrahman bin Bisyr] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Abdul A'la] telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Muhammad] dari [Ma'bad bin Sirin] dia berkata; Kami berkata kepada [Abu Sa'id] apakah engkau pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan tentang Azl? Dia menjawab; Ya. Kemudian dia menyebutan hadits yang semakna dengan hadits Ibnu 'Aun sampai sabda beliau: "Takdir Allah."

muslim:2603

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Amru Al Asy'atsi] telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Sa'id bin Hasan] dari [Urwah bin Iyadl] dari [Jabir bin Abdullah] dia berkata; Seorang laki-laki bertanya kepada Nabi Shalallahu 'alaihi Wasallam; "Sesungguhnya saya memiliki seorang budak perempuan, dan saya melakukan azl saat berhubungan dengannya?" Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Sesungguhnya yang demikian itu tidak akan mampu mencegah sesuatu yang telah ditetapkan Allah." Dia (Jabir) berkata; Maka laki-laki tersebut menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; "Wahai Rasulullah, sesungguhnya budak perempuan yang pernah saya ceritakan kepadamu telah hamil." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Saya adalah hamba Allah dan Rasul-Nya." Dan telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Sya'ir] telah menceritakan kepada kami [Abu Ahmad Az Zubairi] telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Hasan] seorang yang menceritakan penduduk Makkah, telah mengabarkan kepadaku ['Urwah bin 'Iyadl bin 'Adi bin Al Khiyar An Naufali] dari [Jabir bin Abdullah] dia berkata; Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, semakna dengan hadits Sufyan.

muslim:2607

Telah menceritakan kepada kami ['Amru An Naqid] dan [Ibnu Abi Umar] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari [Abdurrahman bin Qasim] dari [ayahnya] dari [Aisyah] dia berkata; Sahlah binti Suhail datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dia berkata; "Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya melihat di wajah Abu Hudzaifah (ada sesuatu) karena keluar masuknya Salim ke rumah, padahal dia adalah pelayannya." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Susuilah dia." Dia (Sahlah) berkata; "Bagaimana mungkin saya menyusuinya, padahal dia telah dewasa?" Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terenyum sambil bersabda: "Sungguh saya telah mengetahuinya kalau dia telah dewasa." Dalam haditsnya 'Amru menambahkan; Bahwa dia telah ikut serta dalam perang Badr. Dan dalam riwayatnya Ibnu Abu Umar lantas Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tertawa.

muslim:2636

Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Umar bin Maisarah Al Qawariri] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abu 'Arubah] dari [Qatadah] dari [Shalih Abu Al Khalil] dari [Abu Alqamah Al Hasyimi] dari [Abu Sa'id Al Khudri] bahwa pada saat perang Hunain, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengirim ekspedisi ke wilayah Authas, kemudian mereka bertemu dengan musuh dan terjadilah pertempuran, akhirnya mereka dapat mengalahkan musuh dan berhasil menawan musuh, di antaranya adalah tawanan wanita, seakan-akan para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keberatan menggauli mereka, karena mereka memiliki suami-suami yang masih musyrik. Maka Allah menurunkan ayat mengenai hal itu "Dan di haramkan bagi kamu mengawini wanita-wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kalian miliki, (Allah telah menetapkan hukum itu) sebgai ketetapan-Nya atas kamu." (An Nisaa': 24). Maksudnya, mereka halal bagimu setelah 'iddah mereka habis. Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abi Syaibah] dan [Muhammad bin Al Mutsanna] serta [Ibnu Basysyar] mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami [Abdul A'la] dari [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Abu Khalil] bahwa [Abu Alqamah Al Hasyimi] telah bercerita bahwa [Abu Sa'id Al Khudri] telah menceritakan kepada mereka, bahwa pada saat perang Hunain, Nabi yullah shallallahu 'alaihi wasallam mengirim suatu ekspedisi, dengan makna hadits Yazid bin Zurai' namun dia menyebutkan; "Kecuali budak-budak perempuan yang kalian miliki, maka mereka halal bagi kalian." Dan tidak menyebutkan; "Jika telah usai masa 'iddah mereka." Dan telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Habib Al Haritsi] telah menceritakan kepada kami [Khalid yaitu Ibnu Al Harits] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] dengan isnad seperti ini.

muslim:2643

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Al Laits]. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rumh] telah mengabarkan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu Syihab] dari [Urwah] dari [Aisyah] bahwa dia berata; Sa'ad bin Abu Waqqash bersengketa dengan Abd bin Zam'ah mengenai seorang anak laki-laki, Sa'ad berkata; Wahai Rasulullah, ini adalah anak dari saudaraku, Utbah bin Abi Waqash, dia telah berpesan kepadaku bahwa ini memang anaknya, lihatlah kemiripannya (dengan saudaraku). 'Abd bin Zam'ah berkata; Wahai Rasulullah, anak ini adalah saudaraku, karena dia dilahirkan di ranjang ayahku dari budak perempuan ayahku. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memperhatikan kemiripannya, ternyata dia persis seperti 'Utbah, lalu beliau bersabda: "Ini adalah milikmu, wahai Abd, yaitu untuk orang yang punya ranjang, di mana anak tersebut di lahirkan. Sedangkan laki-laki yang menzinahi ibunya tidak memiliki hak apa-apa terhadapnya. Karena itu, tetaplah kamu menutupkan tabirmu terhadapnya wahai Saudah binti Zam'ah." Dan Saudah pun tidak pernah melihatnya lagi. Dan Muhmmad bin Rumh tidak menyebutkan perkataan beliau: "Wahai Abd." Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Manshur], [Abu Bakar bin Abi Syaibah] dan [Amru An Naqid] mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah]. Dan diriwayatkan dari jalur lain, Dan telah menceritakan kepada kami [Abd bin Humaid] telah mengabarkan kepada kami [Abdur Razaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] keduanya dari [Az Zuhri] dengan isnad seperti ini, namun Ma'mar dan Ibnu 'Uyainah berkata dalam haditsnya; "Untuk pemilik ranjang." Dan tidak menyebutkan; "Bagi yang menzinahi."

muslim:2645

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] dan [Muhammad bin Rumh] dia berkata; Telah mengabarkan kepada kami [Al Laits]. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] dari ['Aisyah] dia berkata; Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menemuiku dalam keadaan riang seakan-akan wajahnya bersinar sambil bersabda: "Tidakkah kamu tadi melihat Mujazziz Al Mudallij (ahli identifikasi) melihat Zaid bin Haritsah dan Usamah bin Zaid, lalu dia berkata; 'Sesungguhnya pemilik kaki ini serupa satu sama yang lain'." (Maksudnya; karena keduanya memiliki hubungan darah, penerj.).

muslim:2647

Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami [Abdur Razaq] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Ayyub] dan [Khalid Al Hadzdza`] dari [Abu Qilabah] dari [Anas] dia berkata; Termasuk sunnah (Nabi shallallahu 'alaihi wasallam) adalah tinggal (di malam pertama) bersama istri yang masih gadis selama tujuh hari. Khalid berkata; Seandainya saya mau, saya akan mengatakan; Anas memarfu'kan (hadits tersebut) kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

muslim:2655

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Syababah bin Sawwar] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Mughirah] dari [Tsabit] dari [Anas] dia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memiliki sembilan istri, jika beliau menggilir mereka, beliau tidak kembali ke istri pertamanya kecuali setelah hari ke sembilan, biasanya mereka berkumpul setiap malam di rumah istri yang sedang beliau datangi. Ketika beliau sedang di giliran Aisyah, datanglah Zainab, lalu beliau mengulurkan tangan kepadanya, lantas Aisyah berkata; Ini Zainab! Karena itu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam manarik tangannya, maka terjadilah adu mulut antara keduanya, padahal iqamat telah dikumandangkan, kebetulan Abu Bakar lewat dan mendengar suara keduanya (sedang adu mulut), dia berkata; Wahai Rasulullah, keluarlah (untuk Shalat), dan tutuplah mulut mereka dengan tanah! Lantas Nabi shallallahu 'alaihi wasallam keluar, Aisyah berkata; Sekarang, setelah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam selesai mengerjakan shalat, tentu Abu Bakar akan datang dan memarahiku. Betul saja, tatkala Nabi shallallahu 'alaihi wasallam selesai mengerjakan shalat, Abu Bakar mendatangi (Aisyah), dan berkata kepadanya dengan nada yang keras sambil berkata; Biginikah perbuatanmu!

muslim:2656

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] dan [Abu Rabi' Az Zahrani]. Yahya mengatakan; Telah mengabarkan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari ['Amru bin Dinar] dari [Jabir bin Abdullah] dia berkata; Bahwasanya Abdullah telah meninggal dunia dan meninggalkan sembilan anak perempuan, atau dia berkata; Tujuh. Lantas saya menikah dengan seorang janda. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepadaku: "Wahai Jabir, apakah kamu sudah menikah? Dia (Jabir) berkata; Saya menjawab; Ya. Beliau bertanya kembali: "Dengan seorang gadis atau janda?" Dia (Jabir) berkata; Saya menjawab; Dengan seorang janda, wahai Rasulullah! Beliau bersabda: "Kenapa tidak dengan seorang gadis, agar kamu bisa bercumbu rayu dengannya dan dia bisa bercumbu rayu denganmu? -Atau beliau bersabda: - Kamu bisa bersenda gurau dengannya dan dia bisa bersenda gurau denganmu?" Dia (Jabir) berkata; Saya berkata; Sesungguhnya Abdullah (ayah Jabir) telah meninggal dunia dengan meninggalkan sembilan anak perempuan atau tujuh anak perempuan, dan saya tidak suka jika saya menikah dengan orang yang sepadan dengan mereka, namun saya lebih suka menikah dengan wanita yang bisa mengurus mereka dan bisa membuat mereka baik. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadaku: "Semoga Allah memberkahimu." atau beliau mendo'akan kebaikan kepadaku. Dan dalam riwayatnya Abu Rabi'; "Agar kamu dapat mencumbunya dan dia dapat mencumbumu atau kamu dapat bersenda gurau dengannya dan dia dapat bersenda gurau denganmu." Dan telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Amru] dari [Jabir bin Abdullah] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadaku; "Wahai Jabir, apakah kamu telah menikah?" Kemudian dia meyebutkan hadits ini hingga perkataan Jabir; Seorang wanita yang dapat bisa mengurus mereka dan menisir rambut mereka. Beliau bersabda: "Kamu benar." Dan dia tidak menyebutkan setelahnya.

muslim:2664

Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Hatim] telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Muhammad] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepadaku ['Atha`] bahwa dia mendengar ['Ubaid bin 'Umair] mengabarkan bahwa dia mendengar ['Aisyah] mengabarkan bahwa ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tinggal di rumahnya Zainab binti Jahsyi, beliau minum madu, (Aisyah) melanjutkan; Kemudian saya dan Hafshah saling berpesan, yaitu kepada siapa di antara kami yang didatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lebih dulu, maka ia harus mengatakan; Sesungguhnya saya mencium darimu bau maghafir (yaitu jenis buah yang manis dan berbau tidak sedap), apakah anda memakan buah Maghafir? Lalu beliau menemui salah satu dari mereka, maka salah satu dari mereka mengatakan (pesan yang telah disepakati), jawab beliau: "Tidak, akan tetapi saya meminum madu di sisi Zainab binti Jahsy, dan saya tidak akan mengulanginya lagi." Maka turunlah ayat: "Mengapa kamu mengharamkan apa yang d halalkan Allah untukmu-sampai Firman-Nya- jika kamu berdua bertaubat -yaitu Aisyah dan Hafshah- dan ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang dari istri-istrinya suatu peristiwa." (At Tahrim: 1-3). Yaitu berkenaan dengan sabda beliau: "Tetapi saya meminum madu."

muslim:2694

Dan telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Rauh bin Ubadah] telah menceritakan kepada kami [Zakariya` bin Ishaq] telah menceritakan kepada kami [Abu Az Zubair] dari [Jabir bin Abdillah], dia berkata; Suatu ketika Abu Bakar pernah meminta izin kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk memasuki rumah beliau dan dia mendapati beberapa orang sedang duduk di depan pintu rumah beliau dan tidak satu pun dari mereka yang diizinkan masuk. Dia berkata: Lalu Abu Bakar pun diizinkan masuk, maka dia pun masuk ke rumah beliau. Setelah itu Umar datang dan meminta izin, dan dia pun diizinkan masuk. Di dalam rumah Umar mendapati Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sedang duduk, dan di sekeliling beliau nampak isteri-isteri beliau sedang terdiam dan bersedih. Ia berkata: Lalu Umar berkata; Sungguh saya akan mengucapkan satu perkataan yang dapat membuat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tertawa. Dia berkata: Wahai Rasulullah, jika engkau melihat anak perempuan Khorijah meminta nafkah (berlebihan) kepadaku niscaya akan saya hadapi dia dan saya pukul tengkuknya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun tertawa seraya berkata: Mereka semua ada di sekelilingku, seperti yang kau lihat mereka semua sedang meminta nafkah (lebih) dariku. Maka Abu Bakar pun segera berdiri menghampiri 'Aisyah dan memukulnya. Demikian juga dengan Umar, dia berdiri menghampiri Hafshah dan memukulnya. Lantas keduanya berkata: Mengapa kalian meminta kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sesuatu yang tidak dimilikinya? Lalu keduanya menjawab: Demi Allah, kami tidak akan meminta kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sesuatu yang tidak dimilikinya. Lalu beliau ber'uzlah dari mereka selama sebulan atau selama dua puluh sembilan hari. Kemudian turunlah ayat: "Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, -sampai Firman-Nya- Bagi orang-orang yang baik di antara kalian pahala yang besar". Dia berkata: Beliau memulainya dari 'Aisyah, beliau berkata kepadanya: "Wahai 'Aisyah, sesungguhnya saya hendak menawarkan suatu perkara kepadamu, dan saya harap kamu tidak tergesa-gesa dalam memutuskannya hingga kamu meminta persetujuan dari kedua orang tuamu." Aisyah berkata: Apa itu wahai Rasulullah? Maka beliau pun membacakan ayat tersebut di atas kepadanya. Aisyah berkata: Apakah terhadap anda, saya mesti meminta persetujuan kepada orang tuaku?! Tidak, bahkan saya lebih memilih Allah, Rasul-Nya dan Hari Akhir, dan saya mohon kepada anda untuk tidak memberitahukan pernyataanku ini kepada isteri-isterimu yang lain. Beliau menjawab: "Tidaklah salah seorang di antara mereka meminta hal itu kepadaku kecuali saya pasti memberitahukan hal ini kepadanya. Sesungguhnya Allah Ta'ala tidak mengutusku untuk memaksa orang atau menjerumuskannya, akan tetapi Dia mengutusku sebagai seorang pengajar dan orang memudahkan urusan".

muslim:2703

Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami ['Umar bin Yunus Al Hanafi] telah menceritakan kepada kami [Ikrimah bin 'Ammar] dari [Simak Abu Zumail] telah menceritakan kepadaku ['Abdullah bin Abbas] telah menceritakan kepadaku [Umar bin Al Khaththab] dia berkata; Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengasingkan diri dari para istrinya. Dia (umar) melanjutkan; Lalu saya memasuki masjid dan saya lihat orang-orang sedang memain-mainkan kerikil. Mereka semua berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menceraikan para istrinya, kejadian itu terjadi sebelum ada perintah hijab, maka Umar berkata; Kemudian saya berkata; Saya ingin tahu kepastiannya sekarang juga. Dia melanjutkan; Lalu saya menemui Aisyah sambil bertanya; Wahai putri Abu Bakar, belum puas jugakah kamu menyakiti hati Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? Dia menjawab; Apa urusanku denganmu wahai Ibnul Khaththab! Sebaiknya kamu mengurusi tempatmu sendiri (maksudnya disuruh untuk menasehati Hafshah putrinya), dia (Umar) melanjutkan; Kemudian saya menemui Hafshah binti Umar, lantas saya berkata kepadanya; Wahai Hafshah, sudah puaskah kamu menyakiti hati Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sungguh kamu telah mengerahui bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak mencintaimu, kalau bukan karenaku, niscaya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menceraikanmu, karena itu dia (Hafshah) menangis sejadi-jadinya. Lalu saya bertanya kepadanya; Di manakah sekarang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? Dia menjawab; Beliau ada di ruangan pribadinya. Kemudian saya pergi untuk menemui beliau, tiba-tiba saya bertemu dengan Rabah, seorang pelayan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sedang duduk dengan menjulurkan kakinya di atas kayu yang berada di depan pintu ruangan, yaitu kayu yang dibuat tangga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk naik, lantas saya memanggilnya; wahai Rabah, mintakanlah saya izin untuk bertemu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam! Kemudian Rabah menengok ke ruangan lalu memandangku tanpa mengatakan suatu apa pun, lalu saya memanggilnya dengan agak keras; Wahai rabah, mintakanlah saya izin untuk menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sebab saya mengira, bahwasannya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tahu jika kedatanganku karena Hafshah, demi Allah seandainya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkanku untuk memenggal lehernya, sungguh saya akan memenggal lehernya! Perkataanku itu saya katakan dengan nada yang keras. Kemudian dia memberi isyarat supaya saya naik. Saya langsung menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan beliau sedang berbaring di atas tikar, lantas saya duduk di dekat beliau, sewaktu beliau membetulkan sarungnya, terlihat olehku bekas tikar di tulang rusuk beliau, kuperhatikan di tempat penyimpanan barang, ternyata saya tidak mendapati apa-apa, kecuali sekantong gandum kira-kira satu sha' dan seukuran qarazh berada di sudut ruangan dan sehelai kulit yang menggantung, (Umar) melanjutkan; (Melihat keadaan seperti itu) air mataku menetes, lalu beliau bertanya: "Kenapa kamu menangis wahai Ibnul Khaththab?" Saya menjawab; Wahai Nabiyullah, bagaimana saya tidak menangis, sebab saya melihat tikar ini membekas di rusuk anda, dan saya tidak melihat sesuatu pun di tempat penyimpanan barang anda ini selain apa yang telah saya lihat, padahal istana Persia dan kekaisaran Romawi berlimpah-limpah dengan buah-buahan dan sungai-sungai, sedangkan anda adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan orang pilihan-Nya, hanya beginilah tempat penyimpanan barang anda! Beliau bersabda: "Hai Ibnul Khaththab, tidak sukakah kamu jika akhirat untuk kita sedangkan dunia untuk mereka?" Saya menjawab; Tentu. Ketika saya masuk menemui beliau, seakan-akan wajah beliau sedang marah, lantas saya bertanya; Wahai Rasulullah, apakah yang menyusahkan anda perihal istri-istri anda? Jika anda menceraikan mereka, maka Allah dan sekalian Malaikat-Nya, Jibril, Mika`il, saya sendiri dan Abu Bakar serta orang-orang yang beriman akan tetap bersama anda. Dan saya belum pernah mengucapkan kata-kata seperti itu kepada beliau sambil memuji Allah, kecuali saya berharap semoga Allah membenarkan ucapanku kepada beliau, kemudian turunlah ayat pilhan berikut ini: "Jika Nabi menceraikanmu sekalian, mungkin Rabbnya akan mengganti baginya dengan istri-istri yang lebih baik dari kalian." "Dan jika kamu berdua saling membantu untuk menyusahkan Nabi, maka sesungguhnya Allah adalah Pelindungnya, begitu pula Jibril dan orang-orang Mukmin yang shalih serta seluruh Malaikat adalah penolongnya pula." Sedangkan Aisyah dan Hafshahlah yang bekerja sama berdemo dan mempengaruhi istri-istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang lain, lalu saya berkata; Wahai Rasulullah, apakah anda menceraikan mereka? Beliau menjawab: "Tidak." Saya melanjutkan; Wahai Rasulullah, ketika saya memasuki masjid, saya melihat kaum Muslimin sedang mempermainkan kerikil sambil berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menceraikan para istrinya. Apakah saya harus turun dan menjelaskan kepada mereka bahwa anda tida menceraikan mereka? Beliau menjawab; "Ya, jika kamu mau." Saya senantiasa berbicara dengan beliau, hingga hilang kesan marah dari wajah beliau dan berganti dengan senyuman. Dan beliau adalah manusia yang mimiliki deretan gigi paling baik. Kemudian Nabiyullah shallallahu 'alaihi wasallam turun, saya pun turun dengan berpegangan batang pohon kurma, sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam turun layaknya berjalan di atas bumi, tidak berpegangan dengan apapun, lalu saya berkata; Wahai Rasulullah, padahal anda di ruangan itu baru dua puluh sembilan hari! beliau bersabda: "Sesungguhnya hari itu hanya dua puluh sembilan hari." Lantas saya berdiri di depan pintu masjid sambil menyeru dengan suara yang lantang bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak menceraikan para istri beliau. Kemudian turunlah ayat: "Dan apabila datang kepada mereka suatu berita yang menyenangkan dan menakutkan, mereka langsung menyiarkannya. Padahal, apabila mereka menyerahkannya kepada Allah dan pemimpin (ulil Amri) di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin suatu kepastian tentang kebenarannya akan mengetahuinya dari mereka." Dan sayalah yang memastikan kebenaran berita tersebut, kemudian Allah Azza Wa Jalla menurunkan ayat pilihan (yaitu Al Ahzab: 28-29).

muslim:2704

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abi Syaibah] dan [Zuhair bin Harb] sedangkan laflaznya dari Abu Bakar keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Yahya bin Sa'id] bahwa dia mendengar [Ubaid bin Hunain] dia adalah mantan sahaya Abbas, dia berkata; Saya mendengar [Ibnu Abbas] berkata; Saya hendak bertanya kepada [Umar] mengenai dua orang wanita (istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam) yang pernah membuat makar kepada beliau pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan telah setahun lamanya saya belum mendapatkan jawaban hingga akhirnya saya menemani Umar ke Makkah, tatkala sampai Marru Dzahran, dia pergi ke suatu tempat untuk buang hajat, dia berkata; Siapkanlah untukku bejana yang berisi air, lantas saya memberinya, setelah dia selesai menunaikan hajatnya, dia pun kembali dan saya pergi untuk menyusulnya, kemudian saya bertanya kepadanya; Wahai amirul mukminin, siapakah dua istri (Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam) yang … belum sempat saya meneruskan pembicaraanku, hingga dia berkata; 'Aisyah dan Hafshah.

muslim:2706

Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami [Husain bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Syaiban] dari [Yahya], dia adalah Ibnu Abi Katsir, telah menceritakan kepadaku [Abu Salamah] bahwa [Fathimah binti Qais] saudara perempuan Ad Dhahak bin Qais, telah mengabarkan kepadanya; Bahwa Abu Hafsh bin Mughirah Al Mahzumi telah menceraikannya dengan talak tiga, kemudian dia pergi ke Yaman, lantas keluarga (Al Mahzumi) berkata kepada istrinya; Kamu tidak berhak lagi menerima nafkah darinya. Kemudian Khalid bin Walid bersama suatu rombongan mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, mereka berkata; Sesungguhnya Abu Hafsh telah menceraikan istrinya dengan talak tiga, apakah istrinya masih berhak menerima nafkah darinya? Jawab Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Dia tidak berhak lagi menerima nafkah (dari mantan suaminya), suruhlah dia menunggu masa iddahnya." Lantas beliau mengutus seseorang untuk menemuinya yaitu agar tidak tergesa-gesa (sebelum beliau memutuskan perkaranya) dan menyuruhnya untuk tinggal di rumah Ummu Syarik, tidak lama setelah itu, beliau mengutus seseorang untuk menemuinya lagi bahwa Ummu Syarik sering kedatangan tamu dari orang-orang Muhajirin yang pertama, maka pindahlah ke rumah Ibnu Ummi Maktum yang telah buta matanya, sebab jika kamu menanggalkan kerudungmu, dia tidak akan melihatmu. Kemudian dia pindah ke rumah (Ibnu Ummi Maktum), setelah masa iddahnya habis, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menikahkannya dengan Usamah bin Zaid bin Haritsah. Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ayyub], [Qutaibah bin Sa'id] dan [Ibnu Hujr] mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami [Isma'il yaitu Ibnu Ja'far] dari [Muhammad bin Amru] dari [Abu Salamah] dari [Fathimah bnti Qais]. Dan diriwayatkan dari jalur lain; Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abi Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Bisyr] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Amru] telah menceritakan kepada kami [Abu Salamah] dari [Fathimah binti Qais] dia berkata; Saya menulis hal itu dalam sebuah kitab, (Fathimah) berkata; Saya berada dalam tanggungan seorang laki-laki dari Bani Mahzum, lalu dia menceraikanku dengan talak tiga, kemudian saya mengutus seseorang untuk pergi kepada keluarganya untuk meminta nafkah bagiku. Kemudian mereka menceritakan hadits tersebut dengan makna hadits Yahya bin Abi Katsir dari Abu Salamah, namun dalam hadits Muhammad bin 'Amru disebutkan; "Janganlah kamu mendahului kami (dalam memutuskan urusanmu)."

muslim:2712

Telah menceritakan kepada kami [Hasan bin Ali Al Hulwani] dan [Abd bin Humaid] semuanya dari [Ya'qub bin Ibrahim bin Sa'ad] telah menceritakan kepada kami [Ayahku] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] bahwasannya [Abu Salamah bin Abdurrahman bin 'Auf] telah mengabarkan kepadanya, bahwa [Fathimah binti Qais] telah mengabarkan kepadanya, bahwa dirinya pernah menjadi istri Abu 'Amru bin Hafsh bin Mughirah, kemudian dia menceraikan istrinya yang terakhir kali dengan talak tiga, lalu dia (istrinya) berniat akan mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk meminta fatwa tentang apakah dia boleh keluar dari rumahnya (karena merasa tidak aman). Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyuruhnya untuk tinggal di rumah Ibnu Ummi Maktum yang buta. Akan tetapi Marwan menolak membenarkan berita tentang wanita yang ditalak tiga diperbolehkan keluar meninggalkan rumahnya. 'Urwah berkata; Sesungguhnya 'Aisyah mengingkari hal itu terjadi pada Fathimah binti Qais. Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami [Hujain] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dengan isnad yang seperti ini, dengan perkataannya 'Urwah; "Bahwa 'Aisyah mengingkari hal itu terjadi pada diri Fathimah."

muslim:2713

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dan [Abd bin Humaid] sedangkan lafazhnya dari 'Abd keduanya berkata; Telah mengabarkan kepada kami [Abdur Razzaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari ['Ubaidillah bin Abdullah bin 'Utbah] bahwa Abu 'Amru bin Hafsh bin Al Mughirah pernah pergi bersama Ali bin Abi Thalib menuju Yaman, kemudian dia mengutus seseorang untuk menceraikan istrinya yaitu [Fathimah binti Qais] dengan talak yang tersisa (yaitu talak tiga), lalu mantan suaminya menyuruh Al Harits bin Hisyam dan 'Ayyasy bin Abi Rabi'ah untuk memberi nafkah, maka keduanya berkata kepada mantan istri Abu 'Amru; "Demi Allah, kamu tidak berhak lagi untuk mendapatkan nafkah kecuali jika dirimu hamil." Kemudian mantan istrinya mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan memberitahukan perkataan dua orang saudara Amru kepadanya, beliau pun bersabda: "Memang, kamu sudah tidak berhak lagi mendapatkan nafkah." Dia pun meminta izin kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk pindah rumah, beliau pun mengizinkannya. Dia berkata; "Di mana saya harus tinggal wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Di rumah Ibnu Ummi Maktum, karena dia adalah laki-laki yang buta." Di rumah Ibnu Ummi Maktum dia bisa menanggalkan pakaiannya dan Ibnu Ummi Maktum tidak melihat. Ketika masa iddahnya habis, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menikahkannya dengan Usamah bin Zaid. Kemudian Marwan menyuruh Qabishah bin Dzu`aib untuk menanyakan tentang hadits ini, lalu Fathimah menyampaikan hadits ini, Marwan pun berkata; "Saya belum pernah mendengar hadits ini melainkan dari seorang wanita yang akan kami minta untuk menguatkan beritanya sebagaimana yang dikabarkan orang-orang kepadaku." Ketika berita Marwan sampai kepada Fathimah yang mengatakan bahwa antara saya dan kamu ada Al Qur`an, di mana Allah 'azza wajalla telah berfirman: "Janganlah kamu perbolehkan mereka keluar dari rumah-rumah mereka". Maka Fathimah menjawab; Ini bagi seorang wanita yang di talak raj'i (yaitu talak yang boleh diruju'), lalu apa yang terjadi setelah talak tiga, bagaimana kamu mengatakan tidak berhak mendapatkan nafkah melainkan jika hamil. Maka atas dasar apa kamu mencegahnya (keluar rumah untuk mencari penghidupan -pent)?.

muslim:2714

Dan telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] dia berkata; Saya membaca di depan [Malik] dari [Abdullah bin Abu Bakar] dari [Humaid bin Nafi'] dari [Zaenab] berkata; Saya mendengar [Ibuku yaitu Ummu Salamah] berkata; Seorang wanita datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sambil berkata; "Wahai Rasulullah, sesungguhnya anak perempuanku telah ditinggal wafat oleh suaminya, hingga matanya menjadi bengkak, bolehkan saya mencelakinya?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Tidak boleh, " beliau mengucapkan sampai dua kali atau tiga kali. Dengan mengatakan: "Tidak boleh, hal itu hanya di perbolehkan setelah empat bulan sepuluh hari, sungguh di masa Jahiliyah salah seorang dari kalian ada yang melemparkan kotoran di penghujung tahun." Humaid mengatakan; Saya bertanya kepada Zainab; Kenapa dia melemparkan kotoran di penghujung tahun?." Maka Zainab menjawab; "Dulu seorang perempuan apabila suaminya meninggal, dia tidak keluar rumah dan mengenakan pakaian yang jelek-jelek serta tidak memakai wewangian ataupun perhiasan apapun sampai setahun lamanya. Setelah itu, perempuan tersebut diberi seekor hewan-keledai, kambing atau burung- lalu dia menjatuhkan sesuatu pada hewan tersebut sampai hewan tersebut kebanyakan mati, setelah itu perempuan tersebut diberi kotoran hewan, kemudian dia melemparkannya. Setelah itu dia diperkenankan memakai wewangian yang ia suka atau selainnya.

muslim:2732

Dan telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] dia berkata; Saya membaca di hadapan [Malik] dari [Ibnu Syihab] bahwa [Sahl bin Sa'd As Sa'idi] telah mengabarkan kepadanya bahwa 'Uwaimir Al 'Ajlani bertanya kepada 'Ashim bin 'Adi Al Anshari; "Wahai 'Ashim, bagaimana pendapatmu jika seorang suami memergoki laki-laki lain yang sedang berkencan dengan istrinya? Apakah sang suami membunuh laki-laki tersebut kemudian kalian membunuhnya (sebagai qishah) atau bagaimana seharusnya yang akan diperbuatnya? Wahai 'Ashim, coba tanyakan hal ini kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam!" Kemudian 'Ashim bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak menyukai pertanyaan itu, bahkan beliau mencelanya, sehingga 'Ashim merasa sangat bersalah dengan apa yang didengarnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Tatkala 'Ashim kembali ke keluarganya, tiba-tiba 'Uwaimir datang, lalu dia bertanya; "Wahai 'Ashim, apa yang telah dikatakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terhadapmu?" 'Ashim menjawab; "Justru persoalan tersebut tidak membawa kebaikan bagiku sama sekali, sungguh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak menyukai pertanyaan yang saya ajukan kepadanya." 'Uwaimir berkata; "Demi Allah, saya tidak akan berhenti sampai saya sendiri yang akan menanyakannya kepada beliau." 'Uwaimir lalu pergi hingga dia datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang sedang berada di kerumunan orang banyak. 'Uwaimir bertanya; "Wahai Rasulullah, bagaimana menurutmu, jika ada seorang suami yang mendapati istrinya sedang bersama laki-laki lain? Apakah sang suami boleh membunuh laki-laki tersebut kemudian kalian membunuhnya (sebagai qishash), atau dia harus berbuat apa?" Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Telah turun ayat mengenai dirimu dan istrimu, maka bawalah istrimu kemari!" Sahal berkata; Kemudian 'Uwaimir dan istrinya melontarkan li'an (saling mela'nat). Setelah keduanya selesai melontarkan li'an, maka 'Uwaimir berkata; "Wahai Rasulullah, jika saya tetap memperistrinya, berarti saya berdusta." Kemudian dia metalaknya dengan talak tiga, sebelum dirinya diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Ibnu Syihab berkata; "Seperti itulah cara penyelesaian antara suami istri yang saling melaknat." Telah menceritakan kepada kami [Harmalah bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] telah mengabarkan kepadaku [Sahl bin Sa'd Al Anshari] bahwa 'Uwaimir Al Anshari dari Bani 'Ajlan menemui 'Ashim bin 'Adi, kemudian dia melanjutkan teks hadits seperti hadits Malik dan dia mengidrajkan (memasukkan lafazh yang bukan termasuk dari lafazh hadits) dalam hadits tersebut dengan perataannya; "Kemudian beliau memisahkan dia dengan istrinya, begitulah sunnah mengajarkan suami istri yang saling melaknat." Dan dia menambahkan pula; Sahl berkata; "Setelah itu istrinya hamil, sedangkan anaknya dipanggil dengan nama ibunya, kemudian sunnah berlaku kepadanya bahwa anaknya mewarisi sifat ibunya, begitu juga dengan ibnunya mewarisi sifat anaknya sebagaimana yang telah diputuskan Allah terhadap dirinya." Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami [Abdur Razzaq] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Syihab] mengenai orang yang saling melaknat, dan ketetapan sunnah terhadapnya dari hadits Sahl bin Sa'd saudara Bani Sa'idah bahwa ada seorang laki-laki dari Anshar datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dia bertanya; "Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu, jika ada seorang suami mendapati istrinya sedang bersama laki-laki lain?" Lalu dia menyebutkan hadits tersebut dengan kisahnya. Dan dia menambahkan; "Kemudian keduanya saling melaknat di dalam masjid, waktu itu saya ikut menyaksikan." Dan dia berkata dalam hadits tersebut; "Kemudian 'Uwaimir menceraikannya dengan talak tiga sebelum dia diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu dia menceraikannya di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, selanjutnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demikianlah seharusnya kalian memisahkan antara dua orang (suami istri) yang saling melaknat."

muslim:2741

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdulalh bin Numair] telah menceritakan kepada kami [ayahku], dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abi Syaibah] sedangkan lafazhnya dari dia, telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Numair] telah menceritakan kepada kami [Abdul Malik bin Abu Sulaiman] dari [Sa'id bin Jubair] dia berkata; Saya pernah ditanya mengenai suami istri yang saling tuduh pada zaman pemerintahan Mush'ab, apakah keduanya diceraikan? Ibnu Jubair berkata; Saya tidak menjawabnya, sebab saya tidak mengetahui tentang hukumnya, maka saya langsung datang ke rumah [Ibnu Umar] di Makkah. Saya berkata kepada pelayannya; Izinkanlah saya bertemu dengannya. Dia menjawab; Sesungguhnya Ibnu Umar sedang istirahat siang. Namun rupanya Ibnu Umar mendengar dan mengenal suaraku, lalu dia berkata; "Ibnu Jabirkah itu?" Saya menjawab; "Ya." Dia berkata; "Masuklah, demi Allah tidaklah kamu datang pada saat-saat seperti ini melainkan ada urusan yang penting." Kemudian saya masuk ke rumahnya, sedangkan dia duduk bertelekan di atas pelana dan bantal yang terbuat dari serabut. Lalu saya bertanya; "Wahai Abu Abdurrahman, apakah harus dipisahkan jika ada suami istri yang saling li'an?" Dia menjawab; "Subhanallah, ya, dia harus dipisahkan. Sesungguhnya orang yang pertama kali bertanya masalah ini adalah fulan bin fulan, dia bertanya; Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat anda seandainya salah seorang dari kami mendapati istrinya berbuat serong? Apa yang harus diperbuatnya? Jika dia membicarakannya, maka dia akan membicarakan sesuatu yang menghebohkan, namun jika diam, dia diam terhadap masalah yang sangat besar." Ibnu Umar melanjutkan; Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam diam, tidak menjawab apa-apa. Tidak lama kemudian, dia datang lagi kepada beliau, katanya; Sesungguhnya masalah yang pernah kutanyakan kepada anda tempo hari adalah masalah pribadiku, dan saya baru diuji dengan masalah tersebut. Mengenai kasus mereka, lalu Allah Azza Wa Jalla menurunkan ayat yang tersebut dalam surat An Nur: "Dan orang-orang yang menuduh istrinya berzina …." Kemudian beliau membacakan ayat itu kepadanya, memberinya pengajaran, memperingatkannya dengan keras dan mengabarkan bahwa siksa dunia lebih ringan daripada siksa akhirat. Laki-laki itu berkata; "Demi Allah yang mengutus anda dengan kebenaran, saya tidak berbohong." Kemudian beliau memanggil istrinya, lalu beliau memberi pengajaran, memperingatkannya dengan keras, serta mengabarkan kepadanya bahwa siksa dunia lebih ringan dari siks akhirat." Perempuan itu menjawab; "Demi Allah yang mengutus anda dengan kebenaran, sesungguhnya laki-laki itu dusta." Kemudian beliau menyuruh laki-laki tersebut bersaksi atas nama Allah sebanyak empat kali bahwa dia termasuk orang-orang yang jujur, dan yang kelima mangatakan bahwa Laknat Allah akan menimpanya jika dia berdusta. Kemudian beliau menyuruh yang perempuan untuk bersaksi atas nama Allah empat kali sumpah bahwa suaminya termasuk orang-orang yang berdusta, dan yang kelima dengan mengucapkan bahwa murka Allah atasnya jika suaminya yang benar. Kemudian beliau memisahkan antara keduanya. Dan telah menceritakan kepadaku [Ali bin Hujr As Sa'di] telah menceritakan kepada kami [Isa bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Abdul Malik bin Abi Sulaiman] dia berkata; Saya pernah mendengar [Sa'id bin Jubair] berkata; Saya pernah ditanya mengenai seorang suami istri yang saling meli'an di zaman Mush'ab bin Zubair, dan saya tidak tahu harus menjawab apa, lalu saya menemui [Abdullah bin Umar], saya bertanya; "Bagaimana pendapatmu jika ada suami istri yang saling meli'an, apakah keduanya harus dipisahkan?" Kemudian dia menyebutkan seperti haditsnya Ibnu Umar.

muslim:2742

Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] dan [Utsman bin Abi Syaibah] serta [Ishaq bin Ibrahim] sedangkan lafazhnya dari Zuhair. Ishaq mengatakan; Telah mengabarkan kepada kami, sedangkan yang dua mengatakan; Telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari [Alqamah] dari [Abdullah] dia berkata; Pada malam Jum'at kami berada di Masjid, tiba-tiba datang seorang laki-laki dari Anshar sambil berkata; "Bagaimana jika seorang suami mendapati istrinya sedang berkencan dengan laki-laki lain, apakah sang suami boleh menceritakannya kemudian kalian menderanya, ataukah sang suami membunuh laki-laki tersebut kemudian kalian mengqishahnya, atau haruskah suami diam saja, namun jika dia diam, demi Allah, dia diam dalam kemarahan! Sungguh saya akan menanyakan permasalahan ini kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam." Di esok harinya, dia datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu dia bertanya, dia berkata; "Bagaimana jika seorang suami mendapati istrinya sedang berkencan dengan laki-laki lain, apakah sang suami boleh bercerita kemudian kalian menderanya, ataukah sang suami membunuh laki-laki tersebut lalu kalian mengqishashnya, atau haruskah dia diam saja, namun jika suami diam berarti diam dalam kemarahan yang sangat!" Lalu beliau mengucapkan: "Ya Allah, bukakanlah (jelaskanlah hukum ini kepada kami)." Dan beliau pun berdo'a, lalu turunlah ayat li'an: "Dan orang-orang yang menuduh istrinya (berzina) padahal mereka tidak mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri." Laki-laki tersebut telah diuji dengan perkara ini di antara manusia. Maka dia dan istrinya datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan melakukan li'an, lelaki tersebut mengucapkan empat kali sumpah dengan nama Allah bahwa dia termasuk dari golongan yang benar, dan yang kelima kali dia melaknat dirinya bahwa laknat Allah siap ditimpakan kepadanya jika dia termasuk pendusta. Setelah itu ganti istrinya yang mengucapkan li'an, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Tahanlah (jangan kamu lakukan)." Namun dia enggan dan mengucapkan li'an, setelah keduanya pergi, beliau bersabda: "Barangkali dia akan melahirkan anak yang berkulit hitam dan berambut keriting." Tidak lama kemudian dia melahirkan anak berkulit hitam dan berambut keriting. Dan telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami [Isa bin Yunus]. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abi Syaibah] telah menceritakan kepada kami ['Abdah bin Sulaiman] semuanya dari [A'masy] dengan isnad seperti ini.

muslim:2748

Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rumh bin Al Muhajir] dan [Isa bin Hammad] keduanya dari negri Mesir, sedangkan lafazhnya dari Ibnu Rumh, keduanya berkata; Telah mengabarkan kepada kami [Al Laits] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Abdurrahman bin Qasim] dari [Qasim bin Muhammad] dari [Ibnu Abbas] bahwa dia berkata; Pernah disebutkan orang yang melakukan li'an di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu 'Ashim bin 'Adi berkata tentang hal itu dengan suatu ungkapan, setelah dia beranjak pergi, tiba-tiba seorang laki-laki dari kaumnya mengadu kepadanya bahwa dirinya mendapati istrinya sedang berkencan dengan laki-laki lain. 'Ashim pun menjawab; Saya belum pernah diuji dengan kasus seperti ini kecuali seperti apa yang telah saya katakan tadi. Lalu dia dengan laki-laki tersebut datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan memberitahukan tentang apa yang telah dia dapati dari istrinya, laki-laki tersebut berperawakan kurus, agak kekuning-kuningan dan berambut keriting. Sedangkan laki-laki yang dituduhnya bersama istrinya adalah gemuk dan berbadan besar. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ya Allah, berilah kejelasan." Lalu perempuan tersbeut melahirkan anak yang mirip dengan llai-laki yang dituduh oleh suaminya bahwa ia berkencan dengan istrinya, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melakukan li'an terhadap pasangan suami istri. Ada seseorang yang berada di majlis Ibnu Abbas bertanya; "Apakah wanita tersebut yang telah dikatakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bahwa: "Sekiranya saya diperbolehkan merajam seseorang tanpa ada bukti yang jelas, maka saya akan merajamnya." Ibnu Abbas menjawab; "Tidak, akan tetapi wanita tersebut adalah yang berita perbuatan kejinya telah menyebar." Dan telah menceritakan kepadaku [Ahmad bin Yusuf Al Azdi] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Abi Uwais] telah menceritakan kepadaku [Sulaiman yaitu Ibnu Bilal] dari [Yahya] telah menceritakan kepadaku [Abdurrahman bin Qasim] dari [Qasim bin Muhammad] dari [Ibnu Abbas] bahwa dia berkata; Pernah disebutkan berita tentang pasangan suami istri yang saling meli'an di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seperti haditsnya Al Laits, dan dalam haditsnya ada sedikit tambahan di perkataanya; "Banyak dagingnya (gemuk)." Dia berkata; "Berambut keriting (tebal)."

muslim:2750

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz yaitu Ad Darawardi] dari [Suhail] dari [ayahnya] dari [Abu Hurairah] bahwa Sa'ad bin 'Ubadah Al Anshari pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam; "Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika ada seorang suami mendapati lelaki lain sedang berkencan dengan isterinya, bolehkah dia membunuhnya?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Tidak." Lantas Sa'ad berkata: "Justru dia melakukannya (membunuhnya), demi Dzat yang telah mengutusmu dengan Al Haq." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Dengarlah apa yang telah dikatakan oleh pemuka kalian ini!"

muslim:2752

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] dari ['Aisyah] telah mengabarkan kepadanya bahwa Barirah datang kepada 'Aisyah untuk meminta bantuan dalam hal penebusan dirinya, sedangkan dia belum membayar tebusannya sama sekali, lalu 'Aisyah berkata kepadanya; "Kembalilah kepada keluargamu, jika mereka mau saya akan membayar tebusanmu, dan hak perwalianmu padaku, maka saya akan melunasinya." Lalu Barirah menyampaikan hal itu kepada tuannya, namun tuannya tidak menyetujuinya, justru mereka berkata; "Silahkan jika Aisyah ingin menebusmu, namun hak perwalianmu tetap pada kami." Kemudian Aisyah memberitahukan hal itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lantas Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Tebuslah dan merdekakanlah dia, karena hak perwalian itu bagi orang yang memerdekakan." Setelah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri sambil bersabda: "Apa urusan orang-orang yang memberikan persyaratan yang tidak pernah ada pada Kitabullah. Barangsiapa yang mensyaratkan suatu syarat yang tidak terdapat dalam Kitabullah, maka ia tidak berhak mendapatkannya, walaupun dia mensyaratkan seratus kali, kerana syarat Allah lebih berhak untuk dilaksanakan dan lebih kuat." Telah menceritakan kepada kami [Abu Thahir] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah bin Zubair] dari ['Aisyah, istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam] telah mengabarkan.

muslim:2762

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Ibrahim At Taimi] dari [ayahnya] dia berkata; " [Ali bin Abi Thalib] berkhutbah, seraya mengatakan; "Barangsiapa yang mengira bahwa di sisi kami ada sesuatu yang kami baca selain Kitabullah dan lembaran ini -ayah Ibrahim berkata; saat itu lembaran tesebut menggantung di sarungnya- sungguh dia telah berdusta, di dalamnya terdapat penjelasan tentang umur-rumu unta dan hukum-hukum melukai, dan di dalamnya juga tertulis bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kota Madinah dijadikan kota Haram (suci) yaitu antara 'Air hingga Tsaur. Barangsiapa yang berbuat kejahatan padanya atau melindungi pelaku kejahatan, maka ia berhak mendapat laknat Allah, Maliakat dan seluruh manusia, tidak diterima amalan fardhu maupun amalan sunnahnya. Jaminan (perlindungan) kaum Muslimin adalah satu, di mana bisa diusahakan oleh orang yang paling rendah dari mereka sekalipun. Barangsiapa yang menisbatkan diri kepada selain ayahnya, atau kepada selain walinya, maka ia berhak mendapatkan laknat dari Allah, para Malaikat dan manusia seluruhnya, Allah tidak akan menerima amalan fardhunya maupun amalam sunnahnya kelak di Hari Kiamat."

muslim:2774

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami [Abdur Razzaq] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepadaku [Amru bin Dinar] dari ['Atha` bin Mina`] bahwa dia mendengarnya telah menceritakan dari [Abu Hurairah] bahwa dia berkata; "Telah dilarang dua system jual beli, yaitu Mulamasah dan Munabadzah, adapun Mulamasah ialah salah seorang menyentuh pakaian saudaranya tanpa melihat terlebih dahulu. Sedangkan Munabadzah ialah salah seorang melempar pakaian ke temannya dengan maksud menjual, sedangkan temannya tidak perlu melihat pakaian saudaranya tersebut."

muslim:2781

Dan telah menceritakan kepadaku [Abu Ath Thahir] dan [Harmalah bin Yahya] sedangkan lafazhnya dari Harmalah, keduanya berkata; Telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] telah mengabarkan kepadaku [Amir bin Sa'ad bin Abi Waqqash] bahwa [Abu Sa'id Al Khudri] pernah berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang dua traksaksi dan dua pakain, beliau melarang Mulamasah dan Munabadzah dalam jual beli, Mulamazah ialah seseorang menyentuh pakaian penjual di siang atau malam hari dan tidak membolik-baliknya dengan teliti, sedangkan Munabadzah ialah seseorang melemparkan kainnya kepada orang lain, dan ia melempar kainnya kepada orang tersebut, maka dengan begitu terjadilah jual beli tanpa meneliti dan tanpa adanya persetujuan." Dan telah menceritakan kepadaku [Amru An Naqid] telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim bin Sa'd] telah menceritakan kepada kami [bapakku] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] dengan sanad ini.

muslim:2782

Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] dan [Muhammad bin Al Mutsanna] sedangkan lafazhnya dari Zuhair, keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Yahya] dia adalah Al Qaththan, dari [Ubaidillah] telah mengabarkan kepadaku [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dia berkata; "Dahulu orang-orang Jahiliyah terbiasa melakukan jual beli daging unta dengan habalul habalah, maksud habalul habalah ialah seekor unta betina disetubuhi unta jantan, kemudian unta betina mengandung (janin yang dikandung tersebutlah yang dijadikan transaksi), maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang mereka jual beli seperti itu."

muslim:2785

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] dia berkata; Saya membaca di hadapan [Malik] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dia berkata; Kami di zaman Rasulullah Shallallu 'alaihi wa sallam pernah membeli makanan, lantas beliau mengutus seseorang untuk memerintahkan kami agar pindah dari tempat jualan kami, menuju tempat lain sebelum kami memasarkannya.

muslim:2811

Telah menceritakan kepada kami [Harmalah bin Yahya] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] telah mengabarkan kepadaku [Salim bin Abdullah] bahwa [ayahnya] berkata; Saya telah melihat orang-orang pada zaman Rasulullah Shallallu 'alaihi wa sallam dipukul, jika mereka membeli makanan secara taksiran kemudian mereka menjualnya di tempat itu juga, dan yang demikian itu seharusnya mereka membawanya terlebih dahulu." Ibnu Syihab mengatakan; Dan telah menceritakan kepadaku 'Ubaidullah bin Abdullah bin Umar bahwa ayahnya pernah membeli bahan makanan secara taksiran, kemudian dia membawanya kepada keluarganya."

muslim:2816

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim Al Handlali] telah mengabarkan kepada kami [Makhlad bin Yazid Al Jazari] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepadaku ['Atha`] dari [Jabir bin Abdullah] bahwa Rasulullah Shallallu 'alaihi wa sallam melarang jual beli mukhabarah, muhaqalah, muzabanah, melarang menjual buah hingga layak untuk dimakan, dan melarang membeli melainkan dengan dinar atau dirham kecuali jual beli 'araya. 'Atha` berkata; "Jabir menjelaskan kepada kami, bahwa Mukhabarah adalah menyewakan tanah gersang dengan hasil tanaman dari tanah tersebut, Muzabanah ialah jual beli kurma basah dengan kurma kering dengan takaran yang sama, Muhaqalah ialah jual beli tanaman yang masih di pohon dengan biji-bijian yang ditakar."

muslim:2856

Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Rumh] telah mengabarkan kepada kami [Al Laits] dari [Muhammad bin Abdurrahman] dari [Nafi'] dari [Abdullah bin Umar] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bahwa Beliau pernah menyerahkan kebun kurma kepada orang-orang yahudi Khaibar supaya mereka garap dengan biaya mereka sendiri, dengan ketentuan; separuh dari hasil tanaman yang mereka hasilkan untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

muslim:2898

Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Rafi'] dan [Ishaq bin Manshur] sedangkan lafazhnya dari Ibnu Rafi' keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Abdur Razzaq] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] telah menceritakan kepadaku [Musa bin 'Uqbah] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] bahwa Umar bin Khaththab telah mengusir orang-orang Yahudi dan Nashrani dari tanah hijaz. Sesungguhnya setelah penaklukan Khaibar, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bermaksud mengusir orang-orang Yahudi dari negeri itu, sebab setelah dikuasai, negeri tersebut milik Allah dan Rasul-Nya serta milik kaum Muslimin seluruhnya. Karena itulah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bermaksud hendak mengusir orang-orang Yahudi dari negeri itu, tetapi orang-orang Yahudi memohon kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam agar beliau membolehkan mereka tetap tinggal di sana untuk meneruskan usaha (pertanian) mereka, dengan ketentuan; bagi mereka seperdua dari hasil buah-buahan yang mereka kerjakan. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada mereka: "Kami izinkan kalian menetap dengan ketentuan seperti itu sampai batas waktu yang kami kehendaki." Maka mereka pun menetap di situ sampai datang waktunya Umar mengusir mereka ke Taima` dan Ariha`.

muslim:2899

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Sa'id bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Rauh bin Ubadah] telah menceritakan kepada kami [Zakaria bin Ishaq] telah mengabarkan kepadaku [Amru bin Dinar] bahwa dia mendengar [Jabir bin Abdullah] berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menemui Ummu Ma'bad di kebun, lalu beliau bersabda: "Wahai Ummu Ma'bad, siapakah yang menanam pohon kurma ini? Apakah dia seorang muslim ataukah kafir?" Ummu Ma'bad menjawab, "Seorang muslim." Lantas beliau bersabda: "Tidaklah seorang muslim menanam tanaman, lalu tanaman tersebut dimakan oleh manusia atau binatang melata atau burung kecuali hal itu bernilai sedekah baginya pada hari Kiamat." Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abi Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Ghiyats]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] dan [Ishaq bin Ibrahim] semuanya dari [Abu Mu'awiyah]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Amru An Naqid] telah menceritakan kepada kami [Ammar bin Muhammad]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abi Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Fudlail] mereka semua dari [Al A'masy] dari [Abu Sufyan] dari [Jabir] sedangkan [Amru] menambahkan dalam riwayatnya dari [Ammar]. (dalam jalur lain disebutkan). [Abu Kuraib] dalam riwayatnya menyebutkan dari [Abu Mu'awiyah] keduanya berkata; dari [Ummu Mubasir], dan dalam riwayat [Ibnu Fudlail] dari [isteri Zaid bin Haritsah], juga dalam riwayat [Ishaq] dari [Abu Mu'awiyah] dia berkata, "Bisa jadi ia mengatakan dari [Ummu Mubasyir] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan bisa jadi ia juga tidak mengatakannya. Namun semuanya mengatakan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti hadits 'Atha dan Ibnu Zubair dan Amru bin Dinar."

muslim:2903

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Abu Kuraib] dan [Ishaq bin Ibrahim] dan ini adalah lafadz Abu Kuraib -Ishaq berkata; telah mengabarkan kepada kami, sedangkan yang dua berkata; telah menceritakan kepada kami- [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Muslim] dari [Masruq] dari ['Aisyah] dia berkata, "Tatkala akhir ayat dari surat Al Baqarah yang mengenai riba turun, " dia melanjutkan, "Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar menuju masjid dan mengharamkan jual beli khamer."

muslim:2959

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Laits]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rumh] telah mengabarkan kepada kami [Laits] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar], bahwa seorang laki-laki dari Bani Laits memberitahukan kepadanya, bahwa Abu Sa'id Al Khudri telah meriwayatkan hadits ini (melarang seseorang menjual perak dengan perak) dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang terdapat dalam riwayatnya Qutaibah. Setelah itu Abdullah dan Nafi' pergi bersamanya. Dan dalam hadits Ibnu Rumh, Nafi' berkata, "Kemudian saya, Nafi' dan Al Laitsi pergi menemui Abu Sa'id Al Khudri, kemudian Nafi' berkata, "Sesungguhnya dia (Al Laitsi) memberitahukanku bahwa kamu telah meriwayatkan, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang jual beli perak dengan perak kecuali jika sama berat, dan melarang jual beli emas dengan emas kecuali jika sama berat?" Lantas Abu Sa'id menunjuk kedua mata dan telinganya dengan jari-jarinya sambil berkata, "Sungguh, mataku telah melihat dan telingaku juga mendengar bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda: "Janganlah kalian jual beli emas dengan emas atau perak dengan perak kecuali jika sama berat, dan janganlah kalian melebihkan antara satu dengan yang lain. Dan jangan pula salah seorang dari kalian melakukan transaksi sedangkan yang lain tidak ada di tempat, kecuali jika dengan tunai." Telah menceritakan kepada kami [Syaiban bin Farruh] telah menceritakan kepada kami [Jarir] -yaitu Ibnu Hazim-. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahhab] ia berkata; aku mendengar [Yahya bin Sa'id]. (dalam jalur lain disebutkan) [Muhammad Ibnul Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu 'Adi] dari [Ibnu 'Aun] semuanya dari [Nafi'] seperti haditsnya [Laits] dari [Nafi'] dari [Abu Sa'id Al Khudri] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam."

muslim:2965

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Hatim bin Maimun] telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari ['Amru] dari [Abu Minhal] dia berkata, "Syarik telah menjual perak kepadaku dengan penundaan bayarannya sampai musim haji tiba, kemudian dia memberitahukan kepadaku, lalu sayapun berkata kepadanya, "Ini adalah perkara yang tidak benar." Dia menjawab, "Saya telah menjualnya di pasar, namun tidak ada seorangpun yang mengingkarinya." Akhirnya saya pergi menemui [Al Barra bin 'Azib] dan menanyakannya, dia lantas menjawab, "Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tiba di Madinah, kami biasa melakukan praktek jual beli seperti itu, lalu beliau bersabda: "Jika itu dilakukan dengan tunai maka tidak mengapa, tetapi jika dengan penundaan maka itu adalah riba." Coba kamu datangi [Zaid bin Arqam], karena dia lebih besar usaha dagangnya daripadaku. Lantas saya mendatanginya dan menanyakan hal yang serupa, dan dia juga menjawab seperti itu."

muslim:2975

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair Al Hamdani] telah menceritakan kepada kami [Ayahku] telah menceritakan kepada kami [Zakaria] dari [As Sya'bi] dari [An Nu'man bin Basyir] dia berkata, "Saya mendengar dia berkata, "Saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda -Nu'man sambil menujukkan dengan dua jarinya kearah telinganya-: "Sesungguhnya yang halal telah nyata (jelas) dan yang haram telah nyata. Dan di antara keduanya ada perkara yang tidak jelas, yang tidak diketahui kebanyakan orang, maka barangsiapa menjaga dirinya dari melakukan perkara yang meragukan, maka selamatlah agama dan harga dirinya, tetapi siapa yang terjatuh dalam perkara syubhat, maka dia terjatuh kepada keharaman. Tak ubahnya seperti gembala yang menggembala di tepi pekarangan, dikhawatirkan ternaknya akan masuk ke dalamnya. Ketahuilah, setiap raja itu memiliki larangan, dan larangan Allah adalah sesuatu yang diharamkannya. Ketahuilah, bahwa dalam setiap tubuh manusia terdapat segumpal daging, jika segumpal daging itu baik maka baik pula seluruh badannya, namun jika segumpal daging tersebut rusak, maka rusaklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah, gumpalan darah itu adalah hati." Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Waki']. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami [Isa bin Yunus] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Zakaria] dengan isnad seperti ini." Dan telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami [Jarir] dari [Mutharif] dan [Abu Farwah Al Hamdani]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] yaitu Ibnu Abdurrahman Al Qari, dari [Ibnu Ajlan] dari [Abdurrahman bin Sa'id] semuanya dari [As Sya'bi] dari [An Nu'man bin Basyir] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan hadits ini, hanya saja hadits Zakaria lebih sempurna dan lebih banyak daripada hadits mereka." Telah menceritakan kepada kami [Abdul Malik bin Syu'aib bin Laits bin Sa'd] telah menceritakan kepadaku [Ayahku] dari [Kakekku] telah menceritakan kepadaku [Khalid bin Yazid] telah menceritakan kepadaku [Sa'id bin Abu Hilal] dari ['Aun bin Abdullah] dari ['Amir Asy Sya'bi] bahwa dia pernah mendengar [Nu'man bin Basyir bin Sa'd] salah seorang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, saat ia berkhutbah di hadapan manusia di daerah Himsh, dia berkata, "Saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesuatu yang halal telah jelas dan yang haram juga telah jelas…." Kemudian dia menyebutkan seperti hadits Zakaria dari Asy Sya'bi, sampai sabdanya: "Dikhawatirkan akan terjatuh di dalamnya."

muslim:2996

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair] telah menceritakan kepada kami [Ayahku] telah menceritakan kepada kami [Zakaria] dari ['Amir] telah menceritakan kepadaku [Jabir bin Abdullah], bahwa saat itu dia sedang dalam perjalanan dengan mengendarai unta miliknya, ternyata hewan tunggannya telah kelelahan dan hampir tidak bisa berjalan. Jabir melanjutkan, "Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjumpaiku, beliau mendo'akan dan memukul untaku, sehingga untaku berjalan dengan cepat seperti biasa." Beliau bersabda: "Juallah untamu kepadaku dengan beberapa uqiyah." Saya menjawab, "Tidak." Beliau bersabda lagi: "Juallah kepadaku dengan beberapa uqiyah." Kemudian saya menjualnya dengan beberapa uqiyah dan saya mengecualikan muatannya untuk keluargaku, setelah saya tiba, lalu saya menemui beliau dengan membawa unta. Kemudian beliau membayarnya dengan tunai, dan setelah menerima uangnya saya kembali pulang. Kemudian beliau mengutus seseorang untuk mengikuti jejakku, utusan itu berkata, "Apakah kamu mengira kedatanganku ini untuk menawarkan harga yang lebih rendah dari itu untuk mengambil untamu? Ambillah unta dan uang dirhammu, ia telah menjadi hakmu." Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Khasyram] telah mengabarkan kepada kami [Isa] -yaitu Ibnu Yunus- dari [Zakaria] dari ['Amir] telah menceritakan kepadaku [Jabir bin Abdullah] seperti hadits Ibnu Numair."

muslim:2997

Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] dan [Ishaq bin Ibrahim] dan ini adalah lafadz Utsman. [Ishaq] berkata; telah mengabarkan kepada kami, dan [Utsman] berkata; telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Mughirah] dari [Asy Sya'bi] dari [Jabir bin Abdullah] dia berkata, "Dulu ketika saya berperang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beliau menemuiku, sedangkan saya tengah mengendarai untaku yang kelelahan dan hampir tidak dapat berjalan. Setelah itu beliau bertanya kepadaku: "Ada apa dengan untamu wahai Jabir?" Saya menjawab, "Sedang sakit wahai Rasulullah." Kemudian beliau mundur ke belakang, lalu menghentak dan mendo'akan unta saya. Setelah itu unta saya selalu berjalan di depan. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya lagi: "Bagaimana kamu sekarang melihat untamu wahai Jabir?" saya menjawab, "Wah, sekarang untaku terlihat kuat dan sehat kembali." Lalu beliau bertanya lagi: "Maukah kamu menjual untamu kepadaku?" Sebenarnya saya merasa sungkan dan malu mendengar tawaran Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sebab saya tidak memiliki kendaraan selain untaku ini, namun akhirnya saya menjawab, "Baiklah." Namun saya menjual unta tersebut dengan syarat saya boleh mengendarainya hingga tiba di Madinah. Setelah itu saya berkata kepada beliau, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya adalah pengantin baru, oleh karena itu saya hendak meminta izin kepada anda untuk pulang terlebih dahulu." Ternyata Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberikan izin kepada saya, maka saya pun mendahului para sahabat untuk pulang ke Madinah. Sesampainya di rumah, paman saya langsung menemui saya seraya menanyakan unta kepunyaanku. Lalu saya menceritakan kepadanya tentang apa yang telah terjadi." Jabir melanjutkan, "Pada saat saya meminta izin kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk pulang terlebih dahulu -karena saya berstatus masih pengantin baru- maka beliau bertanya kepada saya: "Wahai Jabir, siapakah yang kamu nikahi, gadis ataukah janda?" saya menjawab, "Saya menikahi seorang janda." Beliau melanjutkan sabdanya: "Mengapa kamu tidak menikahi gadis saja, sehingga dia dapat mengajakmu bercumbu dan kamu dapat mengajaknya bercumbu juga?" saya menjawab, "Wahai Rasulullah, ayahku telah meninggal dunia, sedangkan saya memiliki beberapa orang saudara perempuan yang masih muda, dan saya tidak menyukai jika menikahi seorang gadis yang seumuran dengan mereka, sehingga dia tidak bisa mendidik dan mengayomi mereka. Oleh karena itulah saya menikah dengan seorang janda supaya dia dapat mengayomi dan mendidik mereka." Jabir melanjutkan, "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sampai di Madinah, maka saya langsung pergi menemui beliau dengan membawa unta, kemudian beliau membayarnya dan mengembalikan unta tersebut kepada saya." Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Al A'masy] dari [Salim bin Abu Al Ja'd] dari [Jabir] dia berkata, "Kami kembali dari Makkah ke Madinah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba untaku sakit." Kemudian dia melanjutkan hadits dengan ceritanya. Dan dalam riwayatnya dikatakan, "Kemudian beliau bersabda kepadaku: "Jualah untamu kepadaku!" Jabir berkata, "Saya menjawab, "Tidak, akan tetapi saya hadiahkan kepada anda." Beliau bersabda: "Tidak, juallah kepadaku." Jabir berkata, "Saya menjawab, "Tidak, akan tetapi saya hadiahkan kepada anda, wahai Rasulullah." Beliau bersabda: "Tidak, juallah kepadaku!" Saya menjawab, "Saya punya hutang kepada seseorang satu uqiyah emas, maka sebanyak itulah anda bayar." Beliau bersabda: "Baiklah. Bawalah unta itu sampai ke Madinah." Setibanya di Madinah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kepada Bilal: "Hai Bilal, bayarlah kepada Jabir uang harga untanya satu uqiyah emas, dan tambahi sedikit." Lalu Bilal memberikan kepadaku satu uqiyah emas, ditambahnya dengan beberapa qirath." Jabir melanjutkan, "Maka saya berkata, "Dan tambahan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tersebut selalu saya bawa dan berada dalam kantung uangku, ketika terjadi perang harrah penduduk Syam mengambilnya dariku." Telah menceritakan kepada kami [Abu Kamil Al Jahdari] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid bin Ziyad] telah menceritakan kepada kami [Al Jurairi] dari [Abu Nadlrah] dari [Jabir bin Abdullah] dia berkata, "Kami bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di suatu perjalanan, tiba-tiba hewan tungganganku lambat jalannya …, " kemudian dia melanjutkan haditsnya. Dia berkata, "Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menghardiknya seraya bersabda kepadaku: "Naikilah dengan menyebut nama Allah." Dan ditambahkan pula: "Dan beliau senantiasa memberikan tambahan kepadaku sambil berkata: "Semoga Allah mengampunimu."

muslim:2998

Telah menceritakan kepadaku [Abu Ar Rabi' Al 'Ataki] telah menceritakan kepada kami [Hammad] telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Abu Az Zubair] dari [Jabir] dia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menemuiku saat hewan tungganganku kelelahan." Jabir melanjutkan, "Maka beliau menghardiknya, dan tiba-tiba hewan itu meloncat dan saya berusaha mengendalikan tali kekangnya agar saya dapat mendengar perkataan beliau, namun saya tidak kuasa mendengarnya. Setelah itu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menemuiku dan bersabda: "Jual saja untamu kepadaku." Lalu saya menjualnya seharga lima uqiyah." Jabir melanjutkan, "Saya berkata, "Dengan syarat saya menaikinya sampai Madinah." Beliau bersabda: "Naikilah sampai tiba di Madinah." Jabir berkata, "Setibanya di Madinah, saya memberikannya kepada beliau dan beliaupun memberiku beberapa uqiyah dan sedikit tambahan, lalu beliau memberikan unta tersebut kepadaku." Telah menceritakan kepada kami [Uqbah bin Mukram Al 'Ammi] telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ishaq] telah menceritakan kepada kami [Basyir bin 'Uqbah] dari [Abu Al Mutawakil An Naji] dari [Jabir bin Abdullah] dia berkata, "Saya pernah pergi bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di salah satu perjalanannya -saya kira dia (Jabir) berkata; salah satu peperangan-, kemudian dia menceritakan hadits tersebut dengan tambahan, "Beliau bersabda: "Wahai Jabir, apakah harganya sudah cukup?" saya menjawab, "Ya." Beliau bersabda: "Untukmu harganya (uangnya) dan untukmu pula untanya. Untukmu harganya (uangnya) dan untukmu pula untanya."

muslim:2999

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Zaidah] dari [Ibnu Juraij] dari ['Atha] dari [Jabir], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Saya telah membeli untamu seharga empat dinar, dan kamu boleh menaikinya sampai tiba di Madinah."

muslim:3001

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim Al Hanzhali] telah mengabarkan kepada kami [Al Mahzumi] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid bin Ziyad] dari [Al A'masy] dia berkata, "Kami menyebutkan gadai dalam salam (jual beli dengan membayar terlebih dahulu sebelum ada barangnya) di hadapan [Ibrahim An Nakha'i] lalu dia berkata, " [Al Aswad bin Yazid] telah menceritakan kepada dari ['Aisyah], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah membeli makanan dari orang Yahudi sampai batas waktu yang ditentukan, dan beliau menggadaikan baju besi miliknya." Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Ghiyats] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Al Aswad] dari ['Aisyah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti itu, dan ia tidak menyebutkan, "Dari besi."

muslim:3009

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] dan [Amru An Naqid] dan ini adalah lafadz Yahya, Amru berkata; telah menceritakan kepada kami, dan Yahya berkata; telah mengabarkan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Ibnu Abu Najih] dari [Abdullah bin Katsir] dari [Abu Al Minhal] dari [Ibnu Abbas] dia berkata, "Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tiba di Madinah, penduduk Madinah menjual buah-buahan dengan pembayaran di muka, sedangkan buah-buahan yang dijualnya dijanjikan mereka dalam tempo setahun atau dua tahun kemudian. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang menjual kurma dengan berjanji, hendaklah dengan takaran tertentu, timbangan tertentu dan jangka waktu tertentu."

muslim:3010

Telah menceritakan kepada kami [Syaiban bin Farruh] telah menceritakan kepada kami [Abdul Waris] dari [Ibnu Najih] telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Katsir] dari [Abu Minhal] dari [Ibnu Abbas] dia berkata, "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tiba di Madinah, orang-orang di sana terbiasa jual beli dengan sistem pembayaran dimuka, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa memesan barang, maka janganlah memesan kecuali dengan takaran tertentu dan timbangan tertentu." Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] dan [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Isma'il bin Salim] semuanya dari [Ibnu Uyainah] dari [Ibnu Abu Najih] dengan isnad seperti hadits Abdul Warits, namun tidak disebutkan, "Sampai waktu yang ditentukan." Sedangkan [Abu Kuraib] dan [Ibnu Abu Umar] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Waki']. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Mahdi] keduanya dari [Sufyan] dari [Ibnu Abu Najih] dengan isnad mereka, seperti hadits Ibnu Uyainah, dalam hadits tersebut disebutkan, "Sampai batas waktu yang ditentukan."

muslim:3011

Telah menceritakan kepada kami [Abu Ar Rabi' Al 'Ataki] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [Ayahnya], bahwa Arwa binti Uwais menuduh [Sa'id bin Zaid] telah mengambil sebagian dari tanahnya, lantas dia mengadukan kepada Marwan bin Hakam, maka Sa'id berkata, "Mungkinkah saya mengambil sebagian tanah miliknya setelah saya mendengar sesuatu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" Marwan berkata, "Apa yang kamu dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" Sa'id menjawab, "Saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa mengambil sejengkal tanah dengan cara zhalim, maka pada hari kiamat ia akan dihimpit dengan tujuh lapis bumi." Lalu Marwan berkata kepadanya, "Saya tidak akan menanyakan bukti lagi kepadamu setelah mendengar (sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam) ini. Kemudian Sa'id berdo'a, "Ya Allah, jika ia (wanita) berdusta, maka butakanlah matanya dan bunuhlah dia di tanahnya sendiri." Urwah berkata, "Ternyata dia (Arwa) tidak meninggal kecuali dalam keadaan buta, dan tatkala dia berjalan-jalan di tanah pekarangannya, tiba-tiba dia terpeleset ke dalam lubang dan meninggal dunia."

muslim:3022

Telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Suhail] dari [Ayahnya] dari [Abu Hurairah] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah salah seorang dari kamu mengambil sejengkal tanah tanpa hak, melainkan Allah akan menghimpitnya dengan tujuh lapis bumi pada hari Kiamat kelak."

muslim:3024

Dan telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Ibrahim bin Sa'd] dari [Ibnu Syihab] dari [Humaid bin Abdurrahman] dan [Muhammad bin An Nu'man] dari [An Nu'man bin Basyir] dia berkata, "Ayahku mengajak aku menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu ia berkata, "Sesungguhnya saya telah memberi anakku ini seorang budak kepunyaanku." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Apakah setiap anakmu kamu beri seorang budak seperti dia?" Ayahku menjawab, "Tidak." Beliau bersabda: "Kalau begitu, mintalah kembali." Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Ishaq bin Ibrahim] dan [Ibnu Abu Umar] dari [Ibnu Uyainah]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] dan [Ibnu Rumh] dari [Laits bin Sa'd]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepadaku [Harmalah bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] dia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Yunus]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dan [Abd bin Humaid] keduanya berkata; telah mengabarkan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] semuanya dari [Az Zuhri] dengan sanad ini. Dalam haditsnya Yunus dan Ma'mar disebutkan, "Apakah setiap anak-anakmu." Sedangkan dalam hadits Laits dan Ibnu 'Uyainah disebutkan, "Apakah setiap anakmu." Adapun riwayatnya Laits dari Muhummad bin An Nu'man dan Humaid bin Abdurrahman, bahwa Basyir datang dengan Nu'man."

muslim:3053

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Utsman An Naufali] telah menceritakan kepada kami [Azhar] telah menceritakan kepada kami [Ibnu 'Aun] dari [Asy Sya'bi] dari [An Nu'man bin Basyir] dia berkata, "Ayahku pernah memberikan kepadaku suatu pemberian, kemudian dia membawaku menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam supaya beliau mau menjadi saksinya." Lalu beliau bersabda: "Apakah setiap anakmu kamu memberinya seperti dia?" Ayahku menjawab, "Tidak." Beliau bersabda: "Apakah kamu tidak menginginkan mereka berbakti kepadamu sebagaimana kamu menginginkan dia berbakti kepadamu?" Ayahku menjawab, "Tentu." Beliau bersabda: "Oleh karena itu saya tidak mau menjadi saksi atas ini." [Ibnu 'Aun] berkata, "Kemudian saya menceritakan hal ini kepada [Muhammad], lalu dia berkata, "Hanyasannya yang kami riwayatkan adalah, bahwa beliau bersabda: "Samakanlah (pembagian) antara anak-anak kalian."

muslim:3060

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] dia berkata; saya membacakannya di hadapan [Malik]; dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman] dari [Jabir bin Abdullah], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda: "Lelaki manapun yang diberi suatu pemberian 'Umra untuknya dan keturunannya, maka pemberian tersebut menjadi milik orang yang diberikan, tidak dapat kembali kepada orang yang memberinya. Sebab dia telah memberikan suatu pemberian yang langsung terkait dengan hukum waris."

muslim:3062

Telah menceritakan kepadaku [Abdurrahman bin Bisyr Al 'Abdi] telah mengabarkan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Syihab] mengenai 'Umra dan hukumnya, dari hadits [Abu Salamah bin Abdurrahman] bahwa [Jabir bin Abdullah Al Anshari] telah mengabarkan, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa saja yang memberi 'Umra kepada orang lain, maka harta tersebut telah menjadi hak miliknya dan juga keturunannya dengan mengatakan, 'Pemberian ini telah saya berikan kepadamu dan untuk keturunanmu selama kalian masih hidup'. Sungguh dia telah memberikan harta tersebut dan tidak akan bisa kembali kepada si pemberi, sebab dia telah memberi suatu pemberian yang langsung terkait dengan hukum waris."

muslim:3064

telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dan [Abd bin Humaid] dan ini adalah lafadznya, keduanya berkata; telah mengabarkan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Abu Salamah] dari [Jabir] dia berkata, "Hanyasanya 'Umra yang diperbolehkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah seseorang mengatakan, 'Ini untuk anda dan keturunan anda.' Namun jika si pemberi berkata 'Ini untukmu selagi kamu masih hidup.' Maka harta pemberian itu akan kembali kepada si pemberi." [Ma'mar] berkata, "Zuhri memberi fatwa dengan seperti itu."

muslim:3065

Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Umar Al Qawariri] telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Al Harits] telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Yahya bin Abu Katsir] telah menceritakan kepadaku [Abu Salamah bin Abdurrahman] dia berkata; saya pernah mendengar [Jabir bin Abdullah] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Umra itu untuk orang yang telah menerimanya." Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Mu'adz bin Hisyam] telah menceritakan kepadaku [Ayahku] dari [Yahya bin Abu Katsir] telah menceritakan kepada kami [Abu Salamah bin Abdurrahman] dari [Jabir bin Abdullah], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda seperti itu." Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah menceritakan kepada kami [Abu Az Zubair] dari [Jabir] yang merafa'kan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam."

muslim:3067

Dan telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Musa] telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah menceritakan kepada kami [Simak bin Harb] telah menceritakan kepadaku [Mush'ab bin Sa'd] dari [Ayahnya] dia berkata, "Ketika saya sakit, maka saya mengutus seseorang untuk menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Saya berkata, "Biarkanlah saya membagi hartaku sekehendakku." Namun beliau tidak membolehkannya, saya berkata lagi, "Bagaimana jika setengahnya." Beliau pun tetap tidak membolehkannya, saya berkata lagi, "Bagaimana jika sepertiganya." Sa'd berkata, "Beliau diam setelah saya mengatakan sepertiganya." Dia melanjutkan, "Dan sepertinya beliau membolehkan sepertiganya." Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Ibnu Basysyar] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Simak] dengan sanad-sanad seperti ini, namun dia tidak menyebutkan, "Dan sepertinya beliau membolehkan sepertiga."

muslim:3077

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya At Tamimi] telah mengabarkan kepada kami [Sulaim bin Ahdlar] dari [Ibnu 'Aun] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dia berkata, "Umar mendapatkan bagian tanah perkebunan di Khaibar, lalu dia datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan meminta saran mengenai bagian tersebut, dia berkata, "Wahai Rasulullah, saya mendapat bagian tanah perkebunan di Khaibar, dan saya belum pernah mendapatkan harta yang sangat saya banggakan seperti kebun itu, maka apa yang anda perintahkan mengenai kebun tersebut?" beliau menjawab: "Jika kamu mau, peliharalah pohonnya dan sedekahkanlah hasilnya." Ibnu Umar berkata, "Kemudian Umar mensedekahkannya, tidak dijual pohonnya dan hasilnya, tidak diwariskan dan tidak dihibahkan." Ibnu Umar melanjutkan, "Umar menyedekahkan hasilnya kepada orang-orang fakir, karib kerabat, pemerdekaan budak, dana perjuangan di jalan Allah, untuk pejuang-pejuang dan untuk menjamu tamu. Dan dia juga membolehkan orang lain untuk mengolah kebun tersebut dan memakan dari hasil tanamannya dengan sepantasnya, atau memberi makan temannya dengan tidak menyimpannya." Ibnu Umar berkata lagi, "Dan saya telah menceritakan hadits ini kepada Muhammad, ketika saya sampai kepada perkataan; 'Dan tidak menyimpannya', maka Muhammad mengatakan, "Dan tidak mengumpul-ngumpulkan hartanya." [Ibnu 'Aun] berkata, "Dan telah memberitakan kepadaku orang yang telah membaca kitab ini, bahwa di dalamnya tertulis, 'Dan tidak mengumpul-ngumpulkan hartanya.' Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Zaidah]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Ishaq] telah mengabarkan kepada kami [Azhar As Saman]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu 'Adi] semuanya dari [Ibnu 'Aun] dengan sanad-sanad ini, hanya saja hadits Ibnu Abu Zaidah dan Azhar selesai pada lafadz, 'atau memberi makan kepada temannya tanpa menyimpannya', dan tidak disebutkan sesuatu setelahnya. Sedangkan hadits Ibnu Abu 'Adi, di dalamnya seperti yang disebutkan oleh Sulaim, yaitu perkataanya (Ibnu Umar), 'Kemudian hadits ini saya sampaikan kepada Muhammad' dan seterusnya." Dan telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Abu Daud Al Hafari Umar bin Sa'd] dari [Sufyan] dari [Ibnu 'Aun] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dari [Umar] dia berkata, "Saya mendapatkan bagian tanah perkebunan di Khaibar, lantas saya menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata, "Saya telah mendapatkan tanah perkebunan, dan tidak ada yang lebih saya sukai selain tanah tersebut….kemudian dia melanjutkan hadits sebagaimana hadits mereka semua, namun dia tidak menyebutkan 'Kemudian saya menyampaikan hadits ini kepada Muhammad', dan juga setelahnya."

muslim:3085

Dan telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] dan [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan ini adalah lafadz Yahya, dia berkata; telah mengabarkan kepada kami [Isma'il bin 'Ulayah] dari [Ibnu 'Aun] dari [Ibrahim] dari [Al Aswad bin Yazid] dia berkata, "Orang-orang sama berbicara di samping ['Aisyah], bahwa 'Ali menerima wasiat dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka dia berkata, "Kapankah beliau berwasiat kepadanya? Padahal ketika beliau sakit, beliau bersandar di dadaku -atau berkata- di pangkuanku. Kemudian beliau meminta bejana, sesudah itu beliau rebahan di pangkuanku dan saya tidak sadar jika beliau telah tiada. Maka kapankah beliau berwasiat kepadanya?!

muslim:3088

Dan telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] dan [Ali bin ujr As Sa'di] sedangkan lafadznya dari Zuhair keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Abu Qilabah] dari [Abu Al Muhallib] dari ['Imran bin Hushain] dia berkata, bahwa Tsaqif adalah pelayan Bani 'Uqail, lalu bani Tsaqif menawan dua sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, sementara sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menawan seseorang dari bani 'Uqail bersama dengan seekor untanya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian mendatanginya sementara ia dalam keadaan terikat, laki-laki tawanan itu berkata, "Wahai Muhammad!" Beliau menimpalinya: "Ada apa denganmu?" laki-laki itu berkata, "Apa alasanmu menawanku, dan apa alasanmu menawan unta pacuanku yang larinya cepat?" beliau menjawab: "Itu aku lakukan sebagai pembalasan karena dosa sekutumu, Tsaqif!" Kemudian beliau beranjak pergi. Laki-laki itu kembali menyeru beliau seraya mengatakan, "Wahai Muhammad, wahai Muhammad!" -Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah sosok yang pengasih lagi santun- lalu beliau kembali menemuinya dan bersabda: "Apa keperluanmu?" laki-laki itu menjawab, "Sekarang saya muslim." Beliau bersabda: "Sekiranya yang kamu katakan benar, sedangkan kamu dapat mengendalikan urusanmu, sungguh kamu akan mendapatkan segala keberuntungan." Kemudian beliau beranjak pergi, namun laki-laki itu menyerunya sambil berkata, "Wahai Muhammad, wahai Muhammad." Beliau lalu menemuinya sambil bersabda: "Apa keperluanmu?" laki-laki itu berkata, "Aku lapar maka berilah makan kepadaku, dan aku juga haus maka berilah aku minum!" Beliau bersabda: "Ini kebutuhanmu." Dikemudian hari, laki-laki itu ditebus dengan dua orang (sahabat Nabi)." Imran berkata, "Lalu seorang wanita Anshar tertawan (musuh) bersama dengan unta beliau yang biasa disebut dengan Adlba`, wanita Anshar tersebut dalam keadaan terikat, sedangkan waktu itu orang-orang (para perampok) tengah beristirahat, sementara unta-unta (hasil curian) mereka kandangkan di depan persinggahan-persinggahan mereka. Kemudian wanita Anshar tersebut dapat melepaskan dari ikatannya, dan segera mendatangi kandang unta, namun setiap kali ia datangi unta untuk dikendarai, unta itu mendengus-dengus, ia pun meninggalkannya hingga ia temui 'adlba'. Jadilah ia mengendarai unta penurut yang sudah terlatih itu di bagian belakangnya. Lalu ia menghardiknya hingga berlari kencang. Orang-orang yang ketiduran pun kaget dengan kaburnya wanita Anshar tersebut, lalu mereka mengejarnya, namun mereka tidak dapat menagkapnya. Wanita itu sempat bernadzar, bahwa jika Allah menyelamatkannya, maka ia akan sembelih unta 'adlba' itu. Sesampainya di Madinah, orang-orang melihat unta tersebut, lalu mereka berkata, "Ini adalah Al Adlba', unta Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam!." Wanita itu berkata (dengan redaksi), "Apabila Allah menyelamatkannya, sungguh unta tersebut akan disembelihnya." Lalu orang-orang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan memberitahukan kepada beliau tentang nadzarnya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkomentar: "Subhanallah, alangkah jahatnya pembalasan ia kepadanya, ia bernadzar kepada Allah apabila Allah menyelamatkannya, maka ia akan menyembelihnya, tidak ada kewajiban melaksanakan nadzar dalam kemaksiatan kepada Allah dan tidak pula terhadap sesuatu yang tidak dimiliki oleh seorang hamba." Dalam riwayat Ibnu Hujr, di sebutkan; "Tidak ada nadzar dalam bermaksiat kepada Allah." Telah menceritakan kepada kami [Abu Ar Rabi' Al 'Ataki] telah menceritakan kepada kami [Hammad] -yaitu Ibnu Zaid-. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dan [Ibnu Abu Umar] dari [Abdul Wahhab Ats Tsaqafi] keduanya dari [Ayyub] dengan sanad seperti ini. Dan dalam hadits Hammad, dia menyebutkan, "Adlba' adalah unta milik seorang dari Bani 'Uqail, dan ia termasuk dari unta yang sangat cepat larinya." Dan dalam haditsnya juga disebutkan, "Lalu wanita (Anshar) itu mendatangi seekor unta yang sangat terlatih." Dan dalam hadits At Tsaqafi disebutkan dengan redaksi, "Naqatun Mudarrabatun (Unta yang terlatih)."

muslim:3099

Dan telah menceritakan kepada kami [Zakaria bin Yahya bin Shalih Al Mishri] telah menceritakan kepada kami [Al Mufadlal] -yaitu Ibnu Fadlalah- telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin 'Ayyasy] dari [Yazid bin Abu Habib] dari [Abu Al Khair] dari ['Uqbah bin Amir] bahwa dia berkata, "Saudara perempuanku pernah bernadzar pergi ke Baitullah dengan berjalan kaki tanpa beralas kaki, lalu dia menyuruhku untuk memintakan fatwa kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam perihal itu." Maka beliau bersabda: "Dia boleh berjalan kaki dan boleh pula naik kendaraan." Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepada kami [Sa'id bin Abu Ayyub] bahwa [Yazid bin Abu Habib] telah mengabarkan bahwa [Abu Al Khair] telah mengabarkan kepadanya dari ['Uqbah bin 'Amir Al Juhani] dia berkata, "Saudara perempuanku pernah bernadzar…" kemudian dia menyebutkan redaksi hadist seperti hadits Mufadlal, namun dalam haditsnya dia tidak menyebutkan, "Dengan tanpa beralas kaki." Dan dia menambahkan, "Abu Al Khair tidak membedakan antara haditsnya 'Uqbah. Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Hatim] dan [Ibnu Abu Khalaf] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Rauh bin 'Ubadah] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepadaku [Yahya bin Ayyub] bahwa [Yazid bin Abu Habib] telah mengabarkan kepadanya dengan isnad seperti hadist Abdurrazaq."

muslim:3102

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Barrad Al Asy'ari] dan [Muhammad bin Al 'Ala' Al Hamdani] dan lafadznya saling berdekatan, keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Buraid] dari [Abu Burdah] dari [Abu Musa] dia berkata, "Para sahabatku pernah mengutusku menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk memintakan kepada beliau kendaraan buat membawa mereka, saat itu mereka bergabung bersama beliau dalam tentara usrah (perang dimasa sulit), yaitu perang Tabuk. Aku lalu berkata kepada beliau, "Wahai Nabi Allah, sesungguhnya teman-temanku mengutusku menemui anda untuk memintakan bagi mereka, supaya anda dapat menanggung perlengkapan perang mereka." Beliau menjawab: "Demi Allah, aku tidak dapat menanggung apa-apa buat kalian semua." Saat itu, aku melihat beliau dalam keadaan marah, dan aku tidak mengetahui sebabnya. Karena penolakan beliau, aku akhirnya kembali dengan perasaan sedih, sebab aku khawatir kalau beliau tidak senang kepadaku. Setelah aku bertemu dengan teman-temanku, lalu aku sampaikan jawaban Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepadaku. Tidak lama kemudian, terdengar suara Bilal yang sedang memanggilku, "Wahai Abdullah bin Qais!" Lalu aku jawab seruannya. Bilal berkata, "Datanglah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sebab beliau sedang memanggilmu." Ketika aku sampai di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Ambillah ini, satu untuk dua orang, satu untuk dua orang, satu untuk dua orang -sambil menunjuk kepada enam ekor unta yang habis beliau beli dari Sa'ad-. Bawalah unta ini semuanya kepada teman-temanmu, dan katakan kepada mereka, 'Sesungguhnya Allah jualah yang menanggung penyediaan kendaraan ini bagi kamu semua.' Naikilah mereka." Abu Musa melanjutkan, "Unta-unta itu aku bawa semuanya kepada teman-temanku, seraya berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyuruh membawa kendaraan ini semuanya untuk kalian semua, tetapi demi Allah, aku tidak akan meninggalkan kalian sebelum beberapa orang di antara kalian pergi bersama-sama denganku menemui orang-orang yang mendengarkan ucapan (jawaban) Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, ketika aku meminta kendaraan ini untuk kalian dan penolakan beliau di awal mulanya, namun kemudian beliau memberikannya kepadaku, supaya kalian tidak menyangka bahwa aku tidak mengada-ada apa yang telah dikatakan beliau." Mereka menjawab, "Demi Allah, sesungguhnya kamu orang yang kami percayai, kendati begitu, akan kami lakukan juga apa yang kamu kehendaki." Lalu pergilah Abu Musa beserta beberapa orang teman-temannya, sehingga mereka bertemu dengan orang-orang yang mendengar ucapan dan penolakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada mereka, tetapi kemudian beliau penuhi juga permintaan mereka. Orang-orang itu bercerita kepada mereka sebagaimana cerita Abu Musa."

muslim:3110

Telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Marwan bin Mu'awiyah Al Fazari] telah mengabarkan kepada kami [Yazid bin Kaisan] dari [Abu Hazim] dari [Abu Hurairah] dia berkata, "Seorang laki-laki berada di rumah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam hingga larut malam, setelah itu dia pulang ke rumahnya, ternyata dia mendapati anak-anaknya lelap tertidur. Lalu isterinya datang kepadanya dengan membawa makanan, namun dia bersumpah untuk tidak makan demi anak-anaknya. Selang beberapa saat, dia berubah pikiran, akhirnya dia memakan makanan itu. Kemudian dia mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan menceritakan hal itu kepada beliau. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Barangsiapa bersumpah kemudian dia melihat ada sesuatu yang lebih baik daripadanya maka hendaklah dia melakukan hal itu dan membayar kafarah atas sumpahnya".

muslim:3113

Dan telah menceritakan kepadaku [Abu At Thahir] telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Wahb] telah menceritakan kepada kami [Jarir bin Hazim] bahwa [Ayyub] telah menceritakan kepadanya bahwa [Nafi'] telah menceritakan kepadanya bahwa [Abdullah bin Umar] telah menceritakan kepadanya, bahwa [Umar bin Khattab] pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika berada di Ji'ranah, sekembalinya dari Tha`if dia berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya ketika masih Jahiliyyah aku pernah bernadzar untuk beri'tikaf sehari di Masjidil Haram, bagaimana pendapatmu?" beliau bersabda: "Pergilah dan beri'tikaflah sehari." Abdullah bin Umar melanjutkan, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah memberi seorang sahaya perempuan kepada Umar bin Khattab, yang merupakan bagian seperlima dari harta rampasan perang. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerdekakan para tawanan perang, maka Umar bin Khattab mendengar suara mereka yang menyatakan, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah memerdekakan kami." Umar akhirnya bertanya-tanya, "Ada apa ini?" mereka menjawab, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah memerdekakan para tawanan perang." Lalu Umar berkata, 'Wahai Abdullah, pergi dan temuilah sahaya perempuan itu dan merdekakanlah dia." Dan telah menceritakan kepada kami ['Abd bin Humaid] telah mengabarkan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Ayyub] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dia berkata, "Sekembalinya Nabi dari perang Hunain, Umar bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengenai nadzar yang pernah dia nadzarkan ketika masih Jahiliyah, yaitu untuk beri'tikaf sehari…", kemudian dia menyebutkan seperti makna hadits Jarir bin Hazim'." Dan telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin 'Abdah Adl Dlabbi] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] telah menceritakan kepada kami [Ayyub] d ari [Nafi'] dia berkata, "Suatu ketik, disebutkan di sisi Ibnu Umar perihal 'Umrah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari Ji'ranah, maka dia berkata, "Beliau belum pernah 'umrah darinya." Dia melanjutkan, "Ketika itu Umar pernah bernadzar di waktu Jahiliyah untuk beri'tikaf semalam…", kemudian dia menyebutkan seperti hadits Jarir bin Hazim dan Ma'mar dari Ayyub." Dan telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Abdurrahman Ad Darimi] telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Minhal] telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Ayyub]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Khalaf] telah menceritakan kepada kami [Abdul A'la] dari [Muhammad bin Ishaq] keduanya dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dengan hadits ini, yaitu mengenai nadzar. Dan dalam hadits keduanya disebutkan, "I'tikaf sehari."

muslim:3129

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Laits] dari [Yahya] -yaitu Ibnu Sa'id- dari [Busyair bin Yasar] dari [Sahal bin Abu Hatsmah] - [Yahya] berkata; dan aku mengira dia berkata- dari [Rafi' bin Khadij] bahwa keduanya berkata, "Abdullah bin Sahl bin Zaid dan Muhayishah bin Mas'ud bin Zaid pernah melakukan safar, hingga ketika mereka sampai di Khaibar, mereka berdua berpisah, Tidak beberapa lama Muhayishah mendapati Abdullah telah terbunuh, dia pun menguburkannya. Sesudah itu dia datang menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersama-sama dengan Huwaishah bin Mas'ud dan Abdurrahman bin Sahl. Sedangkan Abdurrahman adalah yang paling muda di antara mereka, tetapi Abdurrahman yang lebih dahulu berbicara daripada saudara sepupunya itu. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dahulukanlah yang lebih tua umurnya." Maka ia pun diam dan kedua saudaranya lalu angkat bicara. Keduanya menceritakan kepada beliau bahwa Abdullah bin Sahal telah terbunuh, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepada mereka: "Maukah kalian bersumpah lima puluh kali? Jika kalian mau bersumpah, maka kalian berhak menuntut balas atas kematian saudara kalian." Mereka menjawab, "Bagaimana kami harus bersumpah, sedangkan kami tidak menyaksikan terjadinya pembunuhan itu." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika begitu maka orang-orang Yahudi akan bebas dari kalian dengan lima puluh sumpah yang mereka lakukan." Mereka menjawab, "Bagaimana mungin kami dapat menerima sumpah orang kafir itu?" melihat kondisi seperti itu, akhirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberikan diyatnya (tebusannya)."

muslim:3157

telah menceritakan kepadaku ['Ubaidullah bin Umar Al Qawariri] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Busyair bin Yasar] dari [Sahl bin Abu Hatsmah] dan [Rafi' bin Khadij], bahwa Muhayishah bin Mas'ud dan Abdullah bin Sahal pergi ke arah Khaibar, kemudian keduanya berpisah di suatu kebun kurma, tiba-tiba Abdullah terbunuh dan mereka menyangkan orang Yahudi lah pembunuhnya. Lantas saudaranya, Abdurrahman dan kedua anak pamannya, Huwayishah dan Muhayishah, pergi menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Abdurrahman lalu angkat bicara mengenai permasalahan saudaranya, padahal dia adalah orang yang paling muda di antara mereka, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Hendaknya yang paling tua di antara kalian yang angkat bicara terlebih dahulu." Atau beliau bersabda: "Hendaknya yang paling tua yang mulai bicara." Lalu keduanya angkat bicara mengenai perkara saudaranya, lantas Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hendaknya lima puluh orang dari kalian bersumpah atas satu orang dari mereka (Yahudi), maka dia akan tertuduh." Mereka berkata, "Perkara ini sama sekali belum pernah kami alami, bagaimana kami akan bersumpah?" beliau bersabda: "Jika demikian, maka orang-orang Yahudi akan bebas dari tuduhan kalian dengan sumpah yang mereka lakukan." Mereka berkata, "Wahai Rasulullah, mereka adalah orang-orang kafir." Rafi' melanjutkan, "Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membayar diyat kepada mereka." Sahal berkata; "Suatu hari aku pernah masuk ke kandang unta mereka, tiba-tiba aku di tendang seekor unta dengan kaki. [Hammad] berkata, "Ini, atau seperti itu." Dan telah menceritakan kepada kami [Al Qawariri] telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Al Mufadlal] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Busyair bin Yasar] dari [Sahal bin Abu Khatsmah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti itu. Dan dalam haditsnya ia menyebutkan, "Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membayat diyatnya dengan menggunakan uang pribadinya. Dan dalam haditsnya ia tidak menyebutkan, "Kemudian aku ditendang oleh seekor unta." Telah menceritakan kepada kami ['Amru An Naqid] telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahab] -yaitu Ats Tsaqafi- semuanya dari [Yahya bin Sa'id] dari [Busyair bin Yasar] dari [Sahal bin Abu Khatsmah] seperti hadits mereka."

muslim:3158

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah bin Qa'nab] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Bialal] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Busyair bin Yasar], bahwa Abdullah bin Sahal bin Zaid dan Muhaishah bin Mas'ud bin Zaid Al Anshari dari penduduk Bani Hartsah, kedua-duanya keluar menuju Khaibar di masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Saat itu (Khaibar) masih dalam tahap perdamaian dan penduduknya adalah orang-orang Yahudi. Kemudian keduanya berpisah untuk melaksanakan kebutuhan masing-masing. Tidak beberapa lama, dia mendapati Abdullah bin Sahal mati terbunuh, lantas dia menguburkannya dan kembali ke Madinah. Kemudian saudara terbunuh; Abdurrahman bin Sahal, Muhayishah dan Huwaishah, memberitahukan perkara Abdullah yang terbunuh kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Busyair -dia pernah meriwayatkan dari sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang mengetahui perkara tersebut- menyakini bahwa beliau bersabda kepada mereka: "Hendaknya kalian mengucapkan lima puluh kali sumpah, barulah kalian berhak (mengqishash) orang yang membunuh saudara kalian." Mereka berkata, "Wahai Rasulullah, saat itu kami tidak menyaksikan pembunuhan tersebut." Busyair menyakini bahwa beliau menjawab: "Jika demikian, maka orang Yahudi itu telah terbebas dari tuduhan kalian dengan lima puluh sumpahnya." Mereka berkata, "Wahai Rasulullah, bagaimana mungkin kami menerima sumpah kaum yang masih kafir?" Busyair menyakini bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membayar diyat dari sisi beliau sendiri." Dan telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Husyaim] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Busyair bin Yasar] bahwa seorang laki-laki Anshar dari penduduk Bani Haritsah yang bernama Abdullah bin Sahl bin Zaid pergi bersama anak pamannya yang bernama Muhayishah bin Mas'ud bin Zaid…", kemudian dia melanjutkan hadits tersebut seperti haditsnya Laits, hingga sampai pada perkataannya, "Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membayar diyatnya dengan menggunakan uang pribadinya." [Yahya] berkata; telah menceritakan kepadaku [Busyair bin Yasar] dia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Sahl bin Abu Hatsmah] dia berkata, "Sungguh aku pernah di tendang (unta) yang dibayarkan untuk diat, di kandangnya." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair] telah menceritakan kepada kami [Ayahku] telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin 'Ubaid] telah menceritakan kepada kami [Busyair bin Yasar Al Anshari] dari [Sahal bin Abu Hatsmah Al Anshari], bahwa dia pernah mengabarkan, bahwa sekelompok orang dari mereka pergi menuju Khaibar, sesampainya (di Khaibar) mereka berpisah, tiba-tiba mereka menemukan salah seorang dari mereka telah mati terbunuh …", kemudian dia melanjutkan hadits tersebut. Dalam hadits tersebut dia juga menyebutkan, "Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak suka jika membiarkan darah kehormatannya, lantas beliau mengganti diyatnya dengan seratus unta dari hasil sedekah."

muslim:3159

Telah menceritakan kepadaku [Ishaq bin Manshur] telah mengabarkan kepada kami [Bisr bin Umar] dia berkta; aku pernah mendengar [Malik bin Anas] berkata; telah menceritakan kepadaku [Abu Laila Abdullah bin Abdurrahman bin Sahal] dari [Sahal bin Abu Hatsmah], bahwa dia mengabarkan kepadanya dari beberapa tokoh lelaki dari kaumnya, bahwa Abdulah bin Sahal dan Muhayishah pergi menuju Khaibar untuk melaksanakan suatu tugas yang diembannya. Seseorang memberitahukan Muhayishah bahwa Abdullah bin Sahal telah terbunuh dan mayatnya dilempar ke sumur yang dangkal. Akhirnya Muhayishah mendatangi orang-orang Yahudi dan berkata, "Demi Allah, pasti kalian yang membunuh Abdullah bin Sahal." Orang-orang Yahudi membantah sambil berkata, "Tidak, kami tidak membunuhnya." Lalu Muhayishah pulang ke madinah untuk menemui kaumnya, dan menceritakan peristiwa itu kepada mereka. Dengan ditemani Huwayishah dan Abdurrahman, mereka pergi menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Karena yang berangkat ke Khaibar adalah Muwayishah, maka dia pun bermaksud membuka pembicaraan. Akan tetapi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Yang lebih besar, yang lebih besar." -(beliau menginginkan yang lebih tua) - Maka Huwayishah pun memulai pembicaraan, setelah itu baru Muhayishah yang angkat bicara. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada mereka: "Baiklah, kalian boleh meminta kepada orang-orang Yahudi untuk membayar diyat atau mereka kita perangi." Akhirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengirim surat kepada orang-orang Yahudi tentang hal itu, lalu mereka membalasnya, "Demi Allah, kami benar-benar tidak membunuhnya." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada Huwayishah, Muhayishah dan Abdurrahman: "Apakah kalian mau bersumpah, dan setelah itu kalian berhak atas diyat saudara kalian yang terbunuh?" mereka menjawab, "Tidak." Beliau bersabda: "Orang-orang Yahudi telah bersumpah atas kalian." Mereka berkata, "Bukankah mereka dari golongan non-Islam?" lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberikan diyat dari harta yang dimilikinya, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengirim seratus ekor unta dan dimasukkan ke dalam rumahnya." Sahal berkomentar, "Aku pernah ditendang seekor unta dari unta-unta tebusan itu."

muslim:3160

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya At Tamimi] dab [Abu Bakar bin Abu Syaibah] keduanya dari [Husyaim] dan ini adalah lafadz Yahya, dia berkata; telah mengabarkan kepada kami Husyaim dari [Abdul Aziz bin Shuhaib] dan [Humaid] dari [Anas bin Malik], bahwa beberapa orang dari kabilah 'Urainah pergi ke Madinah untuk menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Setibanya di Madinah, mereka sakit karena udara Madinah tidak sesuai dengan kesehatan mereka. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada mereka "Jika kalian mau, pergilah kepada unta-unta sedekah (unta zakat), lalu minum air susu dan kencingnya." Lalu mereka melakukan apa yang dianjurkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, sehingga mereka sehat kembali. Tetapi selang beberapa saat, mereka menyerang para penggembala unta dan mereka membunuhnya. Sesudah itu mereka murtad dari agama Islam, mereka juga rampas unta-unta Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Peristiwa tersebut dilaporkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian beliau memerintahkan supaya mengejar mereka sampai dapat. Setelah mereka di hadapan beliau, beliau memerintahkan supaya tangan dan kaki mereka dipotong, lalu mata mereka dicukil, sesudah itu mereka dibiarkan diterik matahari yang panas sampai mati."

muslim:3162

Telah menceritakan kepada kami [Abu Ja'far Muhammad bin As Shabah] dan [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan ini adalah lafadz Abu Bakar, dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu 'Ulayyah] dari [Hajjaj bin Abu Utsman] telah menceritakan kepadaku [Abu Raja`] bekas budak Abu Qilabah, dari [Abu Qilabah] telah menceritakan kepadaku [Anas], bahwa sekelompok orang dari Bani 'Ukl yang berjumlah delapan orang datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu mereka membai'at beliau atas Islam. Tidak beberapa lama mereka sakit karena tidak terbiasa dengan iklim Kota Madinah. Mereka kemudian mengadu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Maukah kamu pergi ke unta-unta yang sedang digembalakan, lalu kamu meminum susu dan air kencingnya?" mereka menjawab, "Tentu." Kemudian mereka pergi ke unta-unta tersebut dan meminum susu dan air kencingnya hingga mereka sehat seperti biasa, setelah itu mereka membunuh pengembala dan merampas unta-untanya. Setelah peristiwa tersebut sampai kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau mengutus untuk mengejar mereka sampai dapat, setelah mereka tertangkap dan dibawa ke hadapan beliau, maka beliau memerintahkan supaya tangan dan kaki mereka dipotong dan dicongkel mata mereka. Setelah itu, mereka kemudian dilemparkan di bawah terik matahari yang sangat panas, sehingga mereka mati terkapar." [Ibnu Shabah] menyebutkan dalam riwayatnya, "Mereka merampas unta-untanya." Dan ia juga menyebutkan, "Kemudian mata mereka dicongkel." Dan telah menceritakan kepada kami [Harun bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dari [Abu Raja`] bekas budak Abu Qilabah, dia berkata; [Abu Qiabah] berkata; telah menceritakan kepada kami [Anas bin Malik] dia berkata, "Beberapa orang dari kaum 'Ukl atau 'Urainah datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu mereka sakit karena udara Madinah sangat dingin. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian memerintahkan mereka supaya pergi ke sekumpulan unta (zakat) untuk meminum susu dan air kencingnya …", semakna dengan hadits Hajjaj bin Abu Utsman, dia menyebutkan, "Kemudian mata mereka di congkel dan badan mereka dilemparkan di bawah terik matahari hingga mereka meminta disirami air, dan tidak ada seorang pun yang diberi air." Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Mua'dz bin Mu'adz]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Utsman An Naufali] telah menceritakan kepada kami [Azhar As Saman] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu 'Aun] telah menceritakan kepada kami [Abu Raja`] bekas budak Abu Qilabah, dari [Abu Qilabah] dia berkata, "Aku penah duduk di belakang Umar bin Abdul Aziz, lalu dia berkata kepada orang-orang, "Apa pendapat kalian tentang qasamah?" ['Anbasah] menjawab, "Sungguh telah menceritakan kepada kami [Anas bin Malik] seperti ini dan ini, maka suya pun berkata; Anas juga pernah bercerita kepadaku bahwa sekelompok kaum datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam …", kemudian dia meneruskan hadits tersebut sebagaimana hadits Ayyub dan Hajjaj." Abu Qilabah berkata, "Ketika aku selesai, Anbasah mengucapkan, "Subhanallah!" Abu Qilabah melanjutkan, "Lalu aku berkata, "Apakah kamu meragukan haditsku wahai 'Anbasah?" dia menjawab, "Tidak, seperti ini jugalah Anas bin Malik menceritakan kepada kami. Wahai penduduk Syam, kalian senantiasa dalam kebaikan selagi di antara kalian masih ada orang ini -atau- orang seperti ini." Dan telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Abu Syua'ib Al Harrani] telah menceritakan kepada kami [Miskin] -yaitu Ibnu Bukair Al Harrani- telah mengabarkan kepada kami [Al Auza'i]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Abdurrahman Ad Darimi] telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Yusuf] dari [Al Auza'i] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari [Abu Qilabah] dari [Anas bin Malik] dia berkata, "Sekelompok kaum dari 'Ukl yang berjumlah delapan orang datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam …', seperti hadits mereka. Dan dalam haditsnya ada tambahan, "Dan mereka dibiarkan darahnya mengucur." Dan telah menceritakan kepada kami [Harun bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Malik bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah menceritakan kepada kami [Simak bin Harb] dari [Mu'awiyah bin Qurrah] dari [Anas] dia berkata, "Sekelompok orang dari 'Urainah datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian mereka masuk Islam dan membai'at beliau. Selama tinggal di Madinah mereka sakit kepala dan sesak nafas…', kemudian dia menyebutkan seperti hadits mereka. Dan ada tambahan, "Dan di samping beliau ada pemuda-pemuda Anshar yang jumlahnya sekitar dua puluh orang, kemudian beliau mengutus mereka dan juga seorang Qaif (orang yang ahli dalam mencari jejak) untuk mengejar para perampok." Telah menceritakan kepada kami [Haddab bin Khalid] telah menceritakan kepada kami [Hammam] telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [Anas]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Abdul A'la] telah menceritakan kepada kami [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Anas] dan dalam haditsnya [Hammam] disebutkan, "Sekelompok pemuda dari 'Urainah datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam." Sedangan dalam haditsnya Sa'id disebutkan, 'Dari 'Ukl dan 'Urainah', seperti dalam hadits mereka."

muslim:3163

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Muhammad bin Basyar] dan ini adalah lafadz Ibnu Mutsanna, keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Hisyam bin Zaid] dari [Anas bin Malik], bahwa seorang Yahudi membunuh seorang budak perempuan dengan memukul kepalanya pakai batu karena hendak merampas perhiasannya. Lalu budak wanita tersebut dihadapakan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam keadaan sekarat, maka beliau bertanya kepada wanita tersebut: "Apakah fulan yang hendak membunuhmu?" Wanita itu menggelengkan kepalanya sebagai tanda tidak, kemudian beliau bertanya untuk yang kedua kali: "Apakah fulan yang hendak membunuhmu?" wanita itu tetap menggelengkan kepala sebagai tanda tidak, beliau pun bertanya untuk yang ketiga kalinya: "Apakah si fulan yang hendak membunuhmu?" wanita itu menjawab, "Ya, benar." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membunuh laki-laki Yahudi tadi dengan dua bongkah batu." Dan telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Habib Al Haritsi] telah menceritakan kepada kami [Khalid] -yaitu Ibnu Al Harits-. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Idris] keduanya dari [Syu'bah] dengan sanad seperti ini. Dan dalam riwayat Ibnu Idris disebutkan dengan redaksi, "Kemudian beliau memukul kepala yahudi tersebut dengan dua bongkah batu."

muslim:3165

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Ibnu Basyar] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] dari [Zurarah] dari ['Imran bin Hushain] dia berkata, "Ya'la bin Munabbih atau Ibnu Umayyah berkelahi dengan seorang laki-laki, lalu salah seorang dari keduanya menggigit tangan lawannya, ketika orang yang tangannya digigit melepaskan tangannya (dengan menarik), maka gigi orang yang mengigit itu pun tanggal. Kemudian kedua-duanya mengadu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau pun bersabda: "Mengapa kamu menggigitnya seperti kuda jantan? Tidak ada diyat dari gigitanmu itu." Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Ibnu Basysyar] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] dari ['Atha] dari [Ibnu Ya'la] dari [Ya'la] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti itu."

muslim:3168

Telah menceritakan kepadaku [Abu Ghassan Al Misma'i] telah menceritakan kepada kami [Mu'adz] -yaitu Ibnu Hisyam- telah menceritakan kepadaku [Ayahku] dari [Qatadah] dari [Zurarah bin Aufa] dari ['Imran bin Hushain], bahwa seorang laki-laki menggigit lengan laki-laki lain, lalu laki-laki yang digigit menarik lengannya hingga orang yang menggigit tanggal gigi depannya. Permasalahan itu kemudian sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, namun beliau tidak mengambil diat, bahkan beliau bersabda: "Apakah kamu ingin memakan dagingnya?"

muslim:3169

Telah menceritakan kepadaku [Abu Ghassan Al Misma'i] telah menceritakan kepada kami [Mu'adz bin Hisyam] telah menceritakan kepadaku [Ayahku] dari [Qatadah] dari [Budail] dari ['Atha bin Abu Rabah] dari [Shafwan bin Ya'la], bahwa seorang laki-laki pernah menggigit lengan pembantu milik Ya'la bin Munabbih, lalu dia berusaha menarik tangannya, sehingga gigi orang yang mengigit itu pun tanggal. Ketika permasalahan itu sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau tidak mengambil diyatnya, bahkan beliau bersabda: "Apakah kamu ingin menggigitnya sebagaimana kuda pejantan menggigit?"

muslim:3170

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami ['Affan bin Muslim] telah menceritakan kepada kami [Hammad] telah menceritakan kepada kami [Tsabit] dari [Anas], bahwa saudara perempuan Rubai', ibunya Haritsah, pernah melukai seseorang. Lalu semua keluarganya pergi mengadukan hal itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lantas Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Laksanakanlah hukum qishash, laksanakanlah hukum qishash." Tetapi Ummu Rubayyi' merasa keberatan dengan hukuman ini seraya berkata, "Ya Rasulullah, apakah anda akan menjatuhkan hukuman qishash terhadap fulanah? Demi Allah, janganlah anda menjatuhkan hukuman qishash terhadapanya." Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Subhanallah wahai Ummu Rubayyi', bukankah hukuman qishash itu sudah merupakan suatu ketentuan dari Allah?" Ummu Rubayi' menjawab, "Demi Allah wahai Rasulullah, janganlah dia dijatuhi hukuman qishah untuk selama-lamanya." Sementara itu, Ummu Rubayyi' terus mendesak, sampai pihak keluarga kurban mau menerima diyat. Akhirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah ada orang yang apabila bersumpah atas nama Allah, maka dia akan berbuat baik kepada-Nya."

muslim:3174

Telah menceritakan kepada kami [Nashr bin Ali Al Jahdlami] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin 'Aun] dari [Muhammad bin Sirin] dari [Abdurrahman bin Abu Bakrah] dari [Ayahnya] dia berkata, "Di hari itu beliau pernah duduk di atas keledainya, lalu ada seseorang yang memegang tali kekangnya, beliau bersabada: "Tahukah kalian, hari apakah ini?" mereka menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui." Hingga kami semua mengira bahwa beliau akan menyebutnya dengan nama yang lain, lalu beliau bersabda: "Tidakkah hari ini adalah hari nahr (Kurban)?" mereka menjawab, "Benar wahai Rasulullah." Beliau bertanya lagi: "Bulan apakah ini?" mereka menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui." Beliau bersabda: "Tidakkah sekarang bulan Dzul Hijjah?" kami menjawab, "Benar wahai Rasulullah." Kemudian beliau bertanya: "Negeri apakah ini?" kami menjawab, "Allah dan rasul-Nya lebih tahu." Abu Bakrah melanjutkan, "Hingga kami menduga bahwa beliau akan menyebutnya dengan selain namanya." Beliau bersabda: "Bukankah ini Baldah?" Kami menjawab, "Benar wahai Rasulullah." Beliau bersabda: "Sesungguhnya darah kalian, harta benda kalian dan kehormatan kalian adalah haram atas diri kalian, seperti haramnya hari kalian sekarang ini, dan di bulan ini, di negeri kalian ini. Hendaknya orang yang hadir pada saat ini menyampaikan kepada orang yang tidak hadir!" Abu Bakrah melanjutkan, "Kemudian beliau pergi menuju (tempat penyembelihan) dua ekor domba putih, dan menyembelihnya. Setelah itu beliau menuju beberapa ekor kambing dan membagikannya kepada kami." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Mas'adah] dari [Ibnu 'Aun] dia berkata; [Muhammad] berkata; [Abdurrahman bin Abu Bakrah] berkata; dari [Ayahnya] dia berkata, "Ketika hari itu beliau duduk di atas keledainya, Abu Bakrah berkata, "Lalu ada seorang laki-laki memegangi tali kekang keledainya -atau mengatakan; tali kekangnya-." Selanjutnya dia menyebutkan seperti hadits Yazid bin Zurai'. Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Hatim bin Maimun] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Qurrah bin Khalid] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sirin] dari [Abdurrahman bin Abu Bakrah], dan dari [seorang laki-laki] yang menurutku dia lebih utama dari Abdurrahman bin Abu Bakrah." Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Amru bin Jabalah] dan [Ahmad bin Hirasy] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu 'Amir Abdul Malik bin 'Amru] telah menceritakan kepada kami [Qurrah] -dengan sanadnya Yahya bin Sa'id, dan ia menamakan laki-laki itu dengan- [Humaid bin Abdurrahman] dari [Abu Bakrah] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah ketika hari raya kurban, sabdanya: "Hari apakah ini?" lalu dia melanjutkan hadits tersebut seperti halnya hadits Ibnu 'Aun. Hanya saja ia tidak menyebutkan, "Kehormatan kalian." Tidak menyebutkan, "Kemudian beliau pergi menuju dua ekor domba dan seterusnya." Dan dalam hadits tersebut hanya di sebutkan, "Sebagaimana kesucian hari kalian ini, dalam bulan kalian ini dan di negeri kalian ini sampai kalian bertemu dengan Rabb kalian. Tidakkah aku telah menyampaikan?" Mereka menjawab, "Ya, tentu." Beliau bersabda lagi: "Ya Allah, saksikanlah."

muslim:3180

Telah menceritakan kepadaku [Abu At Thahir] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Harmalah bin Yahya At Tajibi] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah menceritakan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dari [Ibnu Musayyab] dan [Abu Salamah bin Abdurrahman] bahwa [Abu Hurairah] berkata, "Dua wanita Bani Hudzail sedang berkelahi, yang satu melempar lawannya dengan batu sehingga menyebabkan kamatiannya dan kematian anak yang dikandungnya. Lalu mereka mengadukan peristiwa itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau lalu memberi putusan bahwa denda bagi janin tersebut adalah membebaskan seorang budak yang mahal, baik itu budak laki-laki atau perempuan. Sementara tebusan untuk wanita (terbunuh) dibebankan kepada kerabat terdekat wanita (si pembunuh). Dan menetapkan bahwa harta warisan (wanita yang membunuh) untuk anak-anaknya dan orang yang bersama mereka." Hamal bin Nabighah Al Hudzali berkata, "Ya Rasulullah, bagaimana aku harus menanggung orang yang belum bisa makan dan minum, bahkan belum bisa berbicara ataupun menjerit sama sekali? Bukankah itu sebuah kesia-siaan belaka?" Mendegar hal itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Hanyasanya ini seperti saudara-saudaranya setan, karena sajak yang ia ucapkan." Dan telah menceritakan kepada kami [Abd bin Humaid] telah mengabarkan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] dia berkata, "Dua wanita Yahudi sedang berkelahi…lalu dia menyebutkan redaksi haditsnya, namun dia tidak menyebutkan, "Dan menetapkan bahwa harta warisan (wanita yang membunuh) untuk anak-anaknya dan orang yang bersama mereka." Perawi berkata, "Maka ada seseorang yang bertanya, "Bagaimana mungkin kami bisa mengetahuinya padahal ia tidak dinamakan Haml bin Malik."

muslim:3185

Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Adam] telah menceritakan kepada kami [Mufadlal] dari [Manshur] dari [Ibrahim] dari ['Ubaid bin Nushailah] dari [Mughirah bin Syu'bah], bahwa ada seorang wanita memukul madunya (isteri dari suaminya) dengan tiang pasak tenda sehingga meninggal, padahal madu suaminya tengah hamil. Kemudian persoalan tersebut dihadapkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau memutuskan bahwa 'ashabah wanita yang membunuh agar membayar diyah, beliau juga memutuskan bahwa denda janin yang ada dalam perutnya dengan memerdekakan seorang budak mahal. Lantas 'ashabah wanita tersebut protes, "Apakah aku harus menanggung denda untuk orang yang belum bisa makan, minum dan menangis saat dilahirkan? Itu adalah suatu kesia-siaan!" Syu'bah berkata, "Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ini adalah sajak seperti sajaknya orang-orang badui." Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Al hatim] dan [Muhammad bin Basyar] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Mahdi] dari [Sufyan] dari [Manshur] dengan isnad ini seperti makna haditsnya Jarir dan Mufadlal." Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Ibnu Basyar] mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] dari [Syu'bah] dari [Manshur] dengan sanad hadits mereka dan ceritanya, hanya saja dalam hadits tersebut disebutkan, "Hingga wanita tersebut terjatuh. Persoalan tersebut kemudian diangkat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lantas beliau memutuskan dengan membayar denda berupa seorang budak, dan beliau membebankan diyatnya kepada walinya." Dan dalam hadits itu tidak disebutkan, "Diyatnya seorang wanita."

muslim:3187

Dan telah menceritakan kepadaku [Abu At Thahir] dan [Harmalah bin Yahya] dan ini adalah lafadz Harmalah, keduanya berkata; telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] dia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Yunus bin Yazid] dari [Ibnu Syihab] dia berkata; telah mengabarkan kepadaku ['Urwah bin Az Zubair] dari ['Aisyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa saat penaklukan Kota Makkah di masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, orang-orang Quraisy pernah kebingungan mengenai masalahnya seorang wanita (mereka) yang ketahuan mencuri. Maka mereka berkata, "Siapa kiranya yang berani mengadukan permasalahan ini kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" maka sebagian mereka mengusulkan, "Siapa lagi kalau bukan Usamah bin Zaid, orang yang paling dicintai oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Lalu wanita itu dihadapkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Usamah bin Zaid pun mengadukan permasalahannya kepada beliau, tiba-tiba wajah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berubah menjadi merah seraya bersabda: "Apakah kamu hendak meminta syafa'at (keringanan) dalam hukum Allah (yang telah ditetapkan)!" Maka Usamah berkata kepada beliau, "Mohonkanlah ampuanan bagiku wahai Rasulullah." Sore harinya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri dan berkhutbah, setelah memuji Allah dengan ujian yang layak untuk-Nya, beliau bersabda: "Amma Ba'du. Sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah manakala ada orang yang terpandang (terhormat) dari mereka mencuri, maka merekapun membiarkannya. Namun jika ada orang yang lemah dan hina di antara mereka ketahuan mencuri, maka dengan segera mereka melaksanakan hukuman atasnya. Demi Dzat yang jiwaku berada tangan-Nya, sekiranya Fatimah binti Muhammad mencuri, sungguh aku sendiri yang akan memotong tangannya." Akhirnya beliau memerintahkan terhadap wanita yang mencuri, lalu dipotonglah tangan wanita tersebut." [Yunus] berkata; [Ibnu Syihab] berkata; [Urwah] berkata; ['Aisyah] berkata, "Setelah peristiwa itu, wanita tersebut malakukan taubat nasuha dan menikah, hingga pada suatu ketika ia datang kepadaku untuk meminta tolong mengajukan permintaannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu aku memnuhi permintaannya tersebut." Dan telah menceritakan kepada kami ['Abd bin Humaid] telah mengabarkan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] dari ['Aisyah] dia berkata, "Seorang wanita Makhzumiyah pernah meminjam suatu barang, setelah itu dia mengaku barang tersebut adalah miliknya. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyuruh supaya tangannya dipotong, hingga keluarga wanita tersebut menemui Usamah bin Zaid dan mengadukan permasalahan wanita itu. Usamah lalu mengadukannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam …', kemudian dia menyebutkan seperti hadits Laits dan Yunus."

muslim:3197

Telah menceritakan kepadaku [Abu Kamil Fudlail bin Hushain Al Jahdari] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Simak bin Harb] dari [Jabir bin Samurah] dia berkata, "Aku melihat Ma'iz bin Malik ketika dia datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kelihatan olehku bahwa dia adalah orang yang pendek betisnya dan tidak memakai mantel, lalu dia mengaku sampai empat kali bahwa dirinya telah berzina. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Barangkali kamu hanya sekedar mencium." Namun dia memperkuat pengakuannya dengan diserati sumpah, bahwa dia memang telah berzina." Jabir melanjutkan, "Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan supaya merajamnya. Setelah itu beliau berkhutbah: "Ketika kami akan berangkat perang di jalan Allah, ternyata salah seorang dari kalian ada yang tidak ikut serta, lalu dia mempunyai desahan seperti kambing jantan mendesah (saat kawin), lalu dia memberikan sedikit sesuatu (kepada wanita tersebut). Demi Allah, sekiranya aku diberikan kesempatan, niscaya aku akan memberikan hukuman kepadanya sebagai suatu pelajaran."

muslim:3203

Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepadaku [Abdul A'la] telah menceritakan kepada kami [Daud] dari [Abu Nadlrah] dari [Abu Sa'id], bahwa seorang laki-laki dari Bani Aslam yang bernama Ma'iz bin Malik mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sambil berkata, "Sesungguhnya aku telah berbuat keji, oleh karena itu luruskanlah daku!" Namun Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berpaling darinya, hal itu terjadi sampai berkali-kali." Abu Sa'id berkata, "Kemudian beliau bertanya kepada kaumnya, mereka menjawab, "Kami tidak melihatnya berbuat keji melainkan dia telah melakukan sesuatu, dan dia tidak bisa keluar dari permasalahan itu kecuali jika telah ditegakkan had atasnya." Abu Sa'id melanjutkan, "Lalu dia kembali kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lantas beliau memerintahkan kami untuk merajamnya." Abu Sa'id melanjutkan, "Setelah itu kami pergi ke Baqi' Gharqad, kami tidak mengikatnya dan tidak pula memendamnya." Abu Sa'id melanjutkan, "Lalu kami melemparinya dengan tulang belulang dan tanah liat yang keras." Abu Sa'id berkata, "Ma'iz berusaha lari hingga sampai dekat Hurrah, namun kami mengejarnya dan mendapatkannya kembali, lalu kami melemparinya dengan bebatuan yang besar hingga dia diam (mati)." Di sore harinya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri dan berkhutbah, sabdanya: "Kenapa ketika kami berangkat perang untuk berjihad di jalan Allah, salah seorang dari kalian ada yang tidak ikut berangkat dan bersama keluarga kami, ia memiliki desahan seperti kambing jantan (saat kawin). Maka tidaklah kalian menghadapkan kepadaku orang yang melakukan perbuatan itu melainkan aku akan memberinya sanksi." Abu Sa'id berkata, "Maka beliau tidak memintakan ampun untuknya dan tidak pula mencacinya." Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Hatim] telah menceritakan kepada kami [Bahz] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah menceritakan kepada kami [Daud] dengan sanad ini, seperti makna hadits tersebut. Dalam hadits tersebut ia menyebutkan, "Di sore harinya, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berdiri dan memuji Allah dan mengagungkan-Nya, lalu bersabda: "Amma Ba'du. Kenapa sekelompok orang ketika kami berangkat perang lalu salah seorang dari mereka mundur (tidak ikut) bersama kami, ia memiliki desahan seperti desahan kambing jantan (saat kawin) '. dan ia tidak menyebutkan, 'bersama keluarga kami'." Dan telah menceritakan kepada kami [Suraij bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Zakaria bin Abu Zaidah]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah bin Hisyam] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] keduanya dari [Daud] dengan isnad sebagian hadits ini, namun dalam hadits Sufyan disebutkan, 'Jika ia mengakui telah berzina sebanyak tiga kali'."

muslim:3206

Dqan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Al 'Ala Al Hamdani] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ya'la] -yaitu Ibnu Al Harits Al Muharibi- dari [Ghailan] -yaitu Ibnu Jami' Al Muharibi- dari ['Alqamah bin Murtsad] dari [Sulaiman bin Buraidah] dari [ayahnya] dia berkata, "Ma'iz bin Malik datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata, "Wahai Rasulullah, sucikanlah diriku." Rasulullah menjawab: "Celaka kamu! Pulang dan mintalah ampun kepada Allah, dan bertaubatlah kepada-Nya." Kemudian Ma'iz pergi, tidak lama kemudian dia kembali lagi sambil berkata: "Wahai Rasulullah, sucikanlah daku." Beliau menjawab: "Celaka kamu! Pulang dan mintalah ampun kepada Allah, dan bertaubatlah kepada-Nya." Lalu Ma'iz pergi, tetapi belum begitu jauh dia pergi, dia kembali lagi dan berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Wahai Rasulullah, sucikanlah daku." Beliau menjawab sebagaimana jawabannya yang pertama, dan hal itu berulang-ulang sampai empat kali. Pada kali yang ke empat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Dari hal apakah kamu harus aku sucikan?" Ma'iz menjawab, "Dari dosa zina." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepada para sahabat yang ada di sekitar beliau: "Apakah Ma'iz ini mengidap penyakit gila?" lalu beliau diberitahu bahwa dia tidaklah gila." Beliau bertanya lagi: "Apakah dia habis minum Khamr?" lantas seorang laki-laki langsung berdiri untuk mencium bau mulutnya, namun dia tidak mendapapti bau khamr darinya." Buraidah melanjutkan, "Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Betulkah kamu telah berzina?" Dia menjawab, "Ya, benar." Lantas beliau memerintahkan untuk ditegakkan hukuman rajam atas dirinya, lalu dia pun dirajam. Dalam permasalahan ini, orang-orang berbeda menjadi dua pendapat, yaitu; Ma'iz meninggal dan dosanya terhapuskan karena hukuman itu dijalaninya dengan ikhlas. Dan yang lain mengatakan bahwa Ma'iz bertaubat dengan sebenar-benarnya taubat, tiada taubat yang melebihi taubatnya Ma'iz. Dia datang menghadap Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu tangannya diletakkan di atas tangan beliau kemudian dia berkata, "Wahai Rasulullah, rajamlah aku dengan batu." Dan mereka senantiasa dalam perbedaan pendapat seperti itu selama dua atau tiga hari. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang, setelah memberi salam beliau duduk bersama-sama dengan mereka, lalu beliau bersabda: "Mintakanlah ampun bagi Ma'iz bin Malik." Lalu mereka memohonkan ampun untuknya, "Semoga Allah mengampuni Ma'iz bin Malik." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh Ma'iz telah betaubat dengan sempurna, dan seandainya taubat Ma'iz dapat dibagi di antara satu kaum, pasti taubatnya akan mencukupi mereka semua."

muslim:3207

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Laits]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rumh] telah mengabarkan kepada kami [Laits] dari [Ibnu Syihab] dari ['Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah bin Mas'ud] dari [Abu Hurairah] dan [Zaid bin Khalid Al Juhani] bahwa keduanya berkata, "Seorang laki-laki dari desa datang menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata, "Ya Rasulullah, aku memohon supaya anda bersumpah dengan nama Allah, bahwa anda tidak akan menjatuhkan hukuman kepadaku kecuali sesuai dengan Kitabullah." Lawan bicara laki-laki tersebut angkat bicara -dan dia lebih pandai dari laki-laki pertama-, "Ya betul, putuskanlah perkara kami sesuai dengan Kitabullah, dan izinkanlah aku bicara lebih dahulu." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Katakanlah." Dia berbicara, "Anak laki-lakiku bekerja menjadi pegawai orang ini, lalu dia menuduh anakku berzina dengan isterinya. Sesungguhnya aku tahu, bahwa anakku harus dihukum rajam, lalu aku tebus dia dengan seratus ekor kambing dan seorang sahaya perempuan, kemudian aku bertanya kepada alim ulama, mereka mengatakan kalau anakku harus dihukum dera seratus kali dan diasingkan selama setahun, sedangkan yang perempuan mendapatkan hukuman rajam." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, aku akan menjatuhkan hukuman bagi kalian berdua sesuai dengan kitabullah, hamba sahaya dan kambing akan dikembalikan, sementara anakmu harus didera seratus kali lalu diasingkan selama satu tahun. Wahai Unais, besok pagi pergilah kamu kepada isteri orang ini, lalu periksa, apakah dia memang benar berzina, jika dia mengaku berzina, maka rajamlah dia." Abu Hurairah berkata, "Pagilah Unais memeriksa wanita itu, ternyata dia mengaku telah berzina, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memrintnahkan supaya dirajam, akhirnya dia pun dirajam." Dan telah menceritakan kepada kami [Abu At Thahir] dan [Harmalah] keduanya berkata; telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepadaku ['Amru An Naqid] telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim bin Sa'd] telah menceritakan kepada kami [ayahku] dari [Shalih]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Abd bin Humaid] telah mengabarkan kepada kami [Abdurrazaq] dari [Ma'mar] semuanya dari [Az Zuhri] dengan isnad seperti ini."

muslim:3210

Telah menceritakan kepadaku [Al Hakam bin Musa Abu Shalih] telah menceritakan kepada kami [Syua'ib bin Ishaq] telah mengabarkan kepada kami ['Ubaidullah] dari [Nafi'] bahwa [Abdullah bin Umar] telah mengabarkan kepadanya, bahwa seorang laki-laki dan seorang wanita dihadapkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam karena keduanya dituduh telah berbuat zina. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lantas pergi hingga menemui orang-orang Yahudi, beliau kemudian bertanya: "Apa yang kalian ketahui dalam Taurat tentang hukuman bagi orang yang telah berzina?" mereka menjawab: "Kami lumuri muka mereka dengan arang, kemudian kami naikkan kedua orang tersebut ke atas kendaraan dengan posisi berbelakang-belakangan lalu diarak keliling kota." Beliau bersabda: "Jika kalian benar, coba perlihatkan kitab Tauratmu." Lalu mereka bawa kitab Taurat dan mereka membacanya di hadapan beliau. Ketika bacaannya sampai kepada ayat rajam, pemuda yang membacanya meletakkan tangannya agar bisa menutupi ayat tersebut hingga lewat sampai ayat berikutnya. Tetapi Abdullah bin Salam, yang ketika itu mendampingi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata, "Wahai Rasulullah, suruhlah dia mengangkat tangannya." Ketika pemuda itu mengangkat tangannya, ternyata di bawah tangannya terdapat ayat rajam. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan supaya keduanya dihukum rajam, akhirnya keduanya dihukum rajam." Abdullah bin Umar berkata, "Aku ikut serta merajam keduanya, aku lihat yang laki-laki berusaha melindungi wanita (ya) dengan tubuhnya dari lemparan-lemparan batu." Dan telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Isma'il] -yaitu Ibnu 'Ulayyah- dari [Ayyub]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepadaku [Abu At Thahir] telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Wahb] telah mengabarkan kepadaku tokoh laki-laki dari alim ulama, di antaranya adalah [Malik bin Anas], bahwa [Nafi'] telah mengabarkan kepada mereka dari [Ibnu Umar], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah merajam laki-laki dan wanita Yahudi yang ketahuan berzina, lalu orang-orang Yahudi menyerahkan keduanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam …lalu mereka melanjutkan hadits seperti hadits di atas." Dan telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah menceritakan kepada kami [Musa bin 'Uqbah] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar], bahwa orang-orang Yahudi datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan membawa seorang laki-laki dan seorang wanita yang telah berzina…lalu dia menyebutkan sebagaimana hadits Ubaidullah dari Nafi'."

muslim:3211

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] dan [Abu Bakar bin Abu Syaibah] keduanya dari [Abu Mu'awiyah], [Yahya] berkata; telah mengabarkan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Abdullah bin Murrah] dari [Al Barra` bin 'Azib] dia berkata, "Suatu ketika seorang Yahudi yang dicat hitam dan didera lewat di hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian beliau memanggil mereka seraya bersabda: "Beginikah hukuman zina yang kalian dapati dalam kitab Taurat kalian?" mereka menjawab, "Ya benar." Lalu beliau memanggil seorang laki-laki yang tergolong dari ulama mereka, beliau bertanya: "Aku mengharap kamu mau bersumpah dengan nama Allah yang telah menurunkan kitab Taurat kepada Musa, betulkah begini caranya hukuman zina yang kalian dapati dalam kitab tauratmu?" dia menjawab, "Tidak, seandainya anda tidak menyumpahku dengan nama Allah, aku tidak akan mengatakan yang sebenarnya kepada anda. Dan yang kami ketahui dalam kitab Taurat, hukumannya adalah rajam, akan tetapi biasanya hukuman itu tidak berlaku bagi pembesar-pembesar kami, jika yang tertangkap itu dari pembesar, maka kami biarkan begitu saja, akan tetapi jika yang tertangkap rakyat kecil maka kami tegakkan hukum sesuai Taurat. Akhirnya kami bermusyawarah, membicarakan hukum yang dapat kami tegakkan bagi pembesar dan rakyat biasa. Lalu kami putuskan untuk membuat hitam tubuh dan mendera pelaku zina sebagai pengganti hukum rajam." Setelah laki-laki itu selesai bicara, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ya Allah, sesungguhnya akulah orang yang pertama-tama menghidupkan kembali sunnah-Mu setelah mereka hapus perintah tersebut." Setelah itu, beliau memerintahkan supaya Yahudi yang berzina itu dihukum rajam, lalu Allah 'azza wajalla menurunkan ayat: '(Wahai rasul, janganlah kamu merasa sedih, karena orang-orang yang bersegera menuju kekafiran -hingga firman-Nya- Jika diberikan ini kepadamu, maka terimalah) ' (Qs. Al Maidah: 41). Orang-orang Yahudi berkata, "Datanglah kalian kepada Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, jika beliau memutuskan hukuman kepadamu dengan menghitamkan tubuh dan didera, maka terimalah, namun jika dia berfatwa kepadamu dengan hukuman rajam, maka waspadalah. Maka Allah Ta'ala menurunkan ayat: '(Barangsiapa tidak berhukum dengan sesuatu yang telah di turunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. Dan barangsiapa tidak berhukum dengan sesuatu yang telah diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang Zhalim. Dan barangsiapa tidak berhukum dengan sesuatu yang telah di turunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik' (Qs. Al Maidah: 44- 47). Hal ini juga berlaku kepada orang-orang kafir semuanya." Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] dan [Abu Sa'id Al Asyaj] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Waki'] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dengan isnad seperti ini sampai kepada perkataannya, "Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan untuk merajmanya, akhirnya dia pun dirajam." Dan tidak menyebutkan sesuatu setelahnya seperti turunnya ayat."

muslim:3212

Dan telah menceritakan kepadaku [Ismail bin Salim] telah mengabarkan kepada kami [Husyaim] telah mengabarkan kepada kami [Khalid] dari [Abu Qilabah] dari [Abu Al Asy'ats Ash Shan'ani] dari ['Ubadah bin Shamit] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengambil sumpah setia kepada kami sebagaimana beliau mengambil sumpah setia terhadap kaum wanita, yaitu; hendaknya kami tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anak kami, dan tidak melemparkan kedustaan antara satu dengan yang lain. Barangsiapa menepati janji tersebut maka pahalanya ada bersama Allah, dan barangsiapa melanggar batasan tersebut maka akan ditegakkan had atasnya, yaitu sebagai kafarah (denda). Namun siapa yang Allah tutupi perbuatan tersebut (tidak diperlihatkan kepada orang-orang), maka urusannya terserah kepada Allah; jika menghendaki Allah akan menyiksanya, namun jika menghendaki Allah juga akan mengampuninya."

muslim:3224

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Laits]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rumh] telah mengabarkan kepada kami [Laits] dari [Yazid bin Abu Habib] dari [Abu Al Khair] dari [Ash Shunabihi] dari ['Ubadah bin Shamit] bahwa dia berkata, "Kami termasuk dari pembesar tokoh yang pernah ikut berbaiat kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dia berkata, "Lalu kami membaiat beliau supaya kami tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, tidak berzina, tidak mencuri, tidak membunuh jiwa yang telah diharamkan Allah kecuali dengan hak (dibenarkan Agama), tidak merampok dan tidak bermaksiat, maka surgalah pahalanya jika kami menepati janji tersebut, namun jika kami melanggar hal itu, maka keputusannya terserah Allah." Ibnu Rumh berkata, "Dan keputusannya terserah kepada Allah."

muslim:3225

Dan telah menceritakan kepada kami [Abd bin Humaid] telah mengabarkan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] dari ['Aisyah] dia berkata, "Suatu ketika Hindun datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, Demi Allah, dahulu tidak ada ahli bait di muka bumi ini yang lebih aku sukai supaya Allah menghinakannya daripada ahli baitmu, namun sekarang tidak ada ahli bait di muka bumi ini yang lebih aku sukai supaya Allah memuliakannya selain ahli baitmu." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, mungkin kamu ingin mengatakan sesuatu yang lain?" Kemudian dia berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Abu Sufyan adalah laki-laki yang bakhil, apakah aku berdosa jika aku memebelanjakan hartanya untuk keluarganya tanpa sepengetahuan darinya?" maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kamu tidak berdosa jika mengemabil untuk menafkahi keluarganya dengan sekedarnya (tidak berlebihan)."

muslim:3234

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Ismail bin Ulayyah] dari [Khalid Al Khaddza`] telah menceritakan kepadaku [Ibnu Asywa'] dari [As Sya'bi] telah menceritakan kepadaku [Sekretaris Mughirah bin Syu'bah] dia berkata, "Mu'awiyah pernah mengirim surat kepada [Mughirah], 'Tulislah untukku sesuatu yang pernah kamu dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam! ' Lantas dia membalas suratnya, 'Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah membenci atas kalian tiga perkara; mengatakan sesuatu yang tidak jelas sumbernya, menyia-nyiakan harta dan banyak bertanya."

muslim:3238

Dan telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar] telah menceritakan kepada kami [Marwan bin Mu'awiyah Al Fazari] dari [Muhammad bin Suqah] telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin 'Ubaidullah At Tsaqafi] dari [Warrad] dia berkata, " [Mughirah] pernah berkirim surat kepada Mu'wiyah, "Semoga engkau mendapat keselamatan. Amma ba'du, sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah mengharamkan tiga perkara dan melarang dari tiga perkara; Allah mengharamkan durhaka terhadap orang tua, mengubur anak perempuan hidup-hidup dan tidak mau memberi. Dan Allah melarang dari tiga perkara; mengatakan sesuatu yang tidak jelas sumbernya, banyak bertanya dan menyia-nyiakan harta."

muslim:3239

Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepadaku [Syababah] telah menceritakan kepadaku [Warqa`] dari [Abu Az Zinnad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Dahulu ada dua orang wanita yang sedang bermain bersama anak mereka masing-masing. Tiba-tiba datang seekor serigala yang menerkam dan membawa anak salah seorang dari mereka berdua. Seorang dari mereka berkata kepada yang lain, 'sebenarnya yang dimangsa serigala tadi adalah anakmu'. Rupanya wanita yang satunya menyangkal seraya berkata, 'Tidak, yang dimangsa oleh serigala tersebut adalah anakmu'. Akhirnya kedua wanita meminta keputusan dari Daud, namun Daud menetapkan bahwa anak yang masih hidup itu milik wanita yang usianya lebih tua. Kemudian keduanya pergi menemui Sulaiman bin Daud 'alaihima salam, lantas kedua wanita tersebut menceritakan apa yang sebenarnya terjadi, setelah mendengar ceritanya, Sulaiman berkata, 'Baiklah, sekarang tolong ambilkan aku pisau, aku akan membelah dan membagi dua anak ini untuk kalian berdua'. Tiba-tiba wanita yang lebih muda berkata, 'Tidak, semoga Allah merahmati anda, berikanlah anak tersebut untuknya'. Maka Sulaiman pun menetapkan anak itu untuk wanita yang lebih muda umurnya." Al A'raj melanjutkan, "Lalu Abu Hurairah memberi komentar terhadap hadits ini, 'Sungguh, baru kali ini aku mendengar kata sikkin (pisau) dari cerita hadits ini, karena biasanya kami menyebutnya dengan mudyah (pisau)." Dan telah menceritakan kepada kami [Suwaid bin Sa'id] telah menceritakan kepadaku [Hafsh] -yaitu Ibnu Maisarah Ash Shan'ani- dari [Musa bin 'Uqbah]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Umayyah bin Bistham] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah menceritakan kepada kami [Rauh] -yaitu Ibnu Al Qasim- dari [Muhammad bin 'Ajlan] semuanya dari [Abu Zinnad] dengan isnad ini, dan semakna dengan haditsnya Warqa`."

muslim:3245

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Hammam bin Munabbih] dia berkata; ini adalah sesuatu yang pernah diceritakan oleh [Abu Hurairah] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu dia menyebutkan beberapa hadits yang di antaranya adalah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ada seseorang yang membeli tanah dari orang lain, lalu orang yang membeli tanah itu menemukan guci berisi emas dari dalam tanah yang telah dibelinya. Orang yang membeli tanah itu berkata kepada yang menjualnya, 'Ambillah emasmu dari tanah yang aku beli ini, sebab aku hanya membeli tanah darimu, dan tidak membeli emasmu.' Sedangkan orang yang menjual tanah berkata, 'Yang aku jual kepadamu adalah tanah berikut isinya, oleh karena itu, jika kamu mendapati emas, maka itu sudah menjadi hakmu.' Akhirnya kedua orang tersebut pergi menemui seseorang untuk meminta keputusan antara mereka berdua. Lalu orang yang dimintai keputusan bertanya kepada keduanya, 'Apakah kalian berdua memiliki anak? ' seorang di antara mereka menjawab, 'Ya, aku memiliki anak laki-laki', dan yang satunya menjawab, 'Ya, aku juga memiliki anak perempuan'. Kemudian orang yang dimintai keputusan itu berkata, 'Sebaiknya nikahkan saja anak laki-laki dan anak perempuan kelian berdua. Setelah itu, belanjakanlah emas tersebut untuk kepentingan kalian, dan bersedekahlah untuk diri kalian berdua."

muslim:3246

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya At Tamimi] dia berkata; aku bacakan di hadapan [Malik]; dari [Rabi'ah bin Abu Abdurrahman] dari [Yazid] bekas budak Al Munba'is, dari [Zaid bin Khalid Al Juhani] bahwa dia berkata, "Seseorang datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan menanyakan mengenai barang temuan." Lalu beliau bersabda: "Kenalilah wadah dan talinya, setelah itu umumkanlah kepada khalayak ramai, apabila pemiliknya datang maka berikanlah barang tersebut kepadanya." Kemudian orang itu juga bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana jika yang ditemukan adalah kambing?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Mungkin ia dapat menjadi milikmu atau milik saudaramu atau bahkan menjadi milik serigala." Dia berkata, "Wahai Rasulullah, bagaimana jika yang ditemukan adalah unta?" beliau menjawab: "Apa urusanmu dengan unta yang hilang? Ia telah membawa sepatu (punya kaki) dan wadah airnya sendiri. Ia dapat mendatangi mata air dan makan dedaunan sampai ia bertemu pemiliknya." Yahya berkata, "Sepertinya aku membaca 'iffashaha (wadahnya)."

muslim:3247

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Syu'bah] dari [Sa'id bin Abu Burdah] dari [ayahnya] dari [kakeknya], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengutus kakeknya dan Mu'adz ke negeri Yaman, maka beliau bersabda: "Hendaklah kalian mudahkan dan jangan persulit, beri kabar gembira dan jangan membuat orang lari, saling patuhlah kalian berdua dan jangan saling bersengketa." Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Abbad] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Amru]. Dan di diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dan [Ibnu Abu Khalaf] dari [Zakaria bin 'Adi] telah mengabarkan kepada kami ['Ubaidullah] dari [Zaid bin Abu Unaisah] keduanya dari [Sa'id bin Abu Burdah] dari [ayahnya] dari [kakeknya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, seperti hadits Syu'bah, namun dalam hadits Zaid bin Abu Unaisah tidak disebutkan, 'Saling patuhlah kalian berdua dan jangan berselisih'."

muslim:3263

Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepadaku [Musa bin Uqbah] dari [Abu An Nadlr], bahwa dia pernah menerima sepucuk surat dari suku Aslam yang bernama [Abdullah bin Abu Aufa] -termasuk salah seorang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam-, maka dia menulis surat kepada Umar bin Ubaidullah ketika ia berangkat untuk memerangi orang-orang Haruriyah, dan memberitahukan kepadanya bahwa, suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bertemu dengan para musuh, lalu beliau menunggu hingga matahari condong ke arah barat. Setelah itu, beliau berdiri di antara para sahabat seraya bersabda: "Wahai kaum Muslimin, janganlah kalian mengharap bertemu dengan musuh, dan mohonlah kesehatan kepada Allah, namun apabila kalian bertemu dengan mereka maka bersabarlah. Ketahuilah oleh kalian semua, bahwa surga berada di bawah naungan pedang." Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berdiri sambil bermunajat: "Ya Allah, dzat yang menurunkan Al Qur'an, dzat yang menggerakkan awan, dzat yang dapat mengalahkan pasukan Ahzab, hancurkanlah mereka semua dan berikanlah kemenangan atas kami."

muslim:3276

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Ali bin Mushir] dan [Abdurrahim bin Sulaiman] dari [Ubaidullah bin Umar] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengirim suatu utusan ke negeri Najd, dan aku termasuk dari prajurit tersebut, saat itu kami mendapatkan ghanimah banyak sekali sehingga setiap kita mendapatkan dua belas ekor unta, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masih menambahkan lagi satu ekor unta untuk setiap prajurit." Dan telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] dan [Muhammad bin Al Mutsanna] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya] -yaitu Al Qatthan- dari [Ubaidullah] dengan isnad ini." Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Ar Rabi'] dan [Abu Kamil] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Ayyub]. (dalam riwayat lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu 'Adi] dari [Ibnu 'Aun] dia berkata, "Aku pernah menulis surat kepada Nafi' untuk menanyakan perihal bagian dari harta rampasan perang, lalu dia membalas suratku bahwa Ibnu Umar pernah ikut dalam suatu pasukan. (dalam riwayat lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Rafi'] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepadaku [Musa]. (dalam riwayat lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Sa'id Al Aili] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Usamah bin Zaid] mereka semua dari [Nafi'] dengan sanad ini, seperti hadits mereka."

muslim:3292

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya At Tamimi] telah mengabarkan kepada kami [Yusuf bin Al Majisyun] dari [Shalih bin Ibrahim bin Abdurrahman bin Auf] dari [ayahnya] dari [Abdurrahman bin Auf] bahwa dia berkata, "Ketika aku berdiri dalam barisan tentara pada saat perang Badar, aku melihat ke samping kanan dan kiriku, ternyata aku berada di antara dua anak muda dari kaum anshar, padahal sebelumnya aku berangan-angan berada di antara dua orang yang lebih kuat daripada mereka berdua. Kemudian salah seorang dari keduanya memberi isyarat kepadaku dengan matanya seraya berkata, "Wahai paman, apakah paman mengetahui orang yang bernama Abu Jahal?" Aku menjawab, "Ya, lantas apa keperluanmu dengannya wahai anak saudaraku?" dia menjawab, "Aku mendapat kabar bahwa ia telah mencela Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, jika aku melihatnya maka aku tidak akan berpisah darinya sampai ada di antara kami yang menemui ajalnya." Abdurrahman melanjutkan, "Aku pun terkejut mendengarnya. Lalu seorang lainnya memberi isyarat kepadaku dengan matanya seraya bertanya dengan pertanyaan yang sama. Tidak lama setelah itu, aku melihat Abu Jahal bergerak di antara kerumunan orang-orang sehingga aku berkata kepada keduanya, "Tidakkah kalian lihat, itulah orang yang kalian tanyakan kepadaku tadi." Abdurrahman melanjutkan, "Setelah itu mereka berdua segera memburunya dan memukulkan pedang mereka hingga akhirnya mereka berdua dapat membunuh Abu Jahal. Setelah membunhnya, keduanya kembali menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan memberitahukan kepada beliau, maka beliau pun bertanya: 'Siapakah di antara kalian berdua yang telah membunuhnya? ' masing-masing dari mereka menjawab, 'Akulah yang telah membunuhnya! ' Beliau bersabda: 'Apakah kalian berdua telah membersihkan pedang kalian? ' Mereka berkata, 'Belum.' Beliaupun melihat kedua pedang itu sambil bersabda: 'Kalian berdua telah membunuhnya.' Kemudian beliau memberikan harta yang diambil dari musuh yang terbunuh kepada Mu'adz bin 'Amru bin Jamuh. Sedangkan kedua anak muda itu adalah Mu'adz bin 'Amru bin Jamuh dan Mu'adz bin 'Afra."

muslim:3296

Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Umar bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Ikrimah bin 'Ammar] telah menceritakan kepadaku [Iyas bin Salamah] telah menceritakan kepadaku [ayahku] dia berkata, "Aku pernah ikut berperang di wilayah Fazarah di bawah komando Abu Bakar yang telah diangkat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk memimpin kami. Ketika jarak ke mata air hanya membutuhkan waktu beberapa saat, maka Abu Bakar memerintahkan kami agar beristirahat sejenak sambil mengarahkan strategi penyerangan, bagaimana seharusnya mendekati mata air tersebut dan menyerang serta menawan tawanan. Lalu aku sempat melihat di antara mereka (musuh) ada tawanan dari anak-anak dan wanita. Karena merasa khawatir mereka akan mendaki gunung terlebih dahulu, maka aku menghujani dengan anak panah ke arah rombongan musuh yang berada di sekitar gunung. Begitu melihat anah panah melesat ke arah mereka, mereka pun berhenti dan aku pun meringkus mereka. Ternyata di antara mereka terdapat seorang wanita dari Bani Fazarah yang mengenakan penutup kepala yang terbuat dari kulit, ditemani dengan anak gadisnya yang cantik rupawan di antara bangsa Arab. Kemudian aku menyerahkannya kepada Abu Bakar, lalu Abu Bakar memberikan anak gadisnya kepadaku sebagai harta ghanimah. Setelah itu kami pulang dan tiba di Madinah, dan aku juga belum sempat menggauli gadis tersebut. Ketika aku berada di pasar, aku berjumpa dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau langsung bersabda kepadaku: "Wahai Abu Salamah, berikanlah anak gadis kemarin kepadaku!" Maka aku menjawab, "Wahai Rasulullah, demi Allah sungguh ia telah menakjubkanku, namun aku belum sempat menggaulinya." Kemudian di esok harinya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menemuiku di pasar seraya bersabda kepadaku: "Wahai Salamah, berikanlah anak gadis kemarin kepadaku!" Maka aku berkata, "Dia untukmu wahai Rasulullah, demi Allah aku belum pernah menggaulinya." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengirimkan gadis tersebut ke Makkah sebagai tebusan pasukan kaum Muslimin yang tengah ditawan di sana."

muslim:3299

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] dia berkata; aku telah membacakan di hadapan [Malik]; dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] dari ['Aisyah] bahwa dia berkata, "Setelah wafatnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, para isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah hendak mengutus Utsman bin Affan untuk menemui Abu Bakar dan meminta bagian dari harta peninggalan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka 'Aisyah berkata kepada mereka, "Tidakkah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda: "Kami tidak meninggalkan harta peninggalan kecuali hal itu hanya sebagai sedekah."

muslim:3303

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Laits] dari [Sa'id bin Abu Sa'id] bahwa dia pernah mendengar [Abu Hurairah] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengirim pasukan berkuda ke negeri Najd, lantas mereka dapat menawan dan membawa seorang laki-laki dari Bani Hanifah yang bernama Tsumamah bin Utsal seorang tokoh penduduk Yamamah. Mereka mengikat tawanan tersebut di salah satu tiang masjid, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar menemuinya seraya bersabda: "Apa kabarmu wahai Tsumamah?" dia menjawab, "Kabarku baik-baik saja wahai Muhammad, jika kamu membunuhku berarti kamu telah menumpahkan darah, namun jika kamu membebaskanku, berarti kamu telah membebaskan orang yang pandai berterima kasih. Jika kamu menginginkan harta katakan saja, aku akan berikan berapa yang kamu kehendaki." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meninggalkannya. Keesokan harinya, beliau bertanya lagi: "Apa kabar wahai Tsumamah?" dia menjawab, "Kabarku sebagaimana yang telah kukabarkan kepadamu, jika kamu membunuhku berarti kamu telah menumpahkan darah, namun jika kamu membebaskanku, berarti kamu telah membebaskan orang yang pandai berterima kasih. Jika kamu menginginkan harta katakan saja, aku akan berikan berapa yang kamu kehendaki." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meninggalkannya. Keesokan harinya, beliau bertanya lagi: "Apa kabar wahai Tsumamah?" dia menjawab, "Kabarku sebagaimana yang telah kukatakan kepadamu, jika kamu membunuhku berarti kamu telah menumpahkan darah, namun jika kamu membebaskanku, berarti kamu telah membebaskan orang yang pandai berterima kasih. Jika kamu menginginkan harta katakan saja, aku akan berikan berapa yang kamu kehendaki." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bebaskanlah Tsumamah!" Kemudian dia pergi ke suatu batang pohon kurma dekat masjid, lalu dia mandi dan masuk masjid seraya berkata, "Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Wahai Muhammad, demi Allah, tadinya tidak ada seraut wajah yang paling aku benci di muka bumi ini selain wajahmu, akan tetapi kini wajahmulah yang paling aku cintai di antara seluruh wajah. Demi Allah, tadinya tidak ada agama yang paling aku benci selain agamamu, akan tetapi kini agamamulah yang paling aku cintai daripada seluruh agama. Dulunya tidak ada negeri yang paling aku benci selain negerimu, akan tetapi kini tidak ada negeri yang paling aku cintai daripada negeri ini. Ketika pasukan berkuda menangkapku, aku bermaksud hendak pergi umrah, sekarang bagaimana pendapatmu?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyampaikan berita gembira kepadanya, sesudah itu beliau menyuruhnya pergi umrah. Sesampainya tiba di Makkah, orang-orang bertanya kepadanya, "Apakah kamu telah pindah agama?" dia menjawab, "Tidak, akan tetapi aku memeluk agama Islam bersama-sama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Demi Allah janganlah kalian mengharap, sebiji gandumpun tidak akan datang kepada kalian dari Yamamah sebelum kalian mendapat izin dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar Al Hanafi] telah menceritakan kepadaku [Abdul Hamid bin Ja'far] telah menceritakan kepadaku [Sa'id bin Abu Sa'id Al Maqburi] bahwa dia mendengar [Abu Hurairah] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengirim pasukan berkuda menuju ke arah Najd, lalu tentara tersebut membawa seorang laki-laki yang bernama Tsumamah bin Utsal Al Hanafi, seorang tokoh penduduk Yamamah…lalu dia melanjutkan hadits tersebut seperti hadits riwayat Laits, namun dia menyebutkan, "Jika kamu membunuhku, berarti kamu telah menumpahkan darah."

muslim:3310

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Laits] dari [Sa'id bin Abu Sa'id] dari [ayahnya] dari [Abu Hurairah] bahwa dia berkata, "Ketika kami berada dalam masjid, tiba-tiba Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar dan bersabda: "Mari kita pergi ke pemukiman orang-orang Yahudi." Lalu kami pergi bersama beliau, setelah kami sampai di pemukiman mereka, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri di hadapan mereka dan berseru: "Wahai kaum Yahudi, masuk Islamlah kalian niscaya kalian akan selamat." Mereka lalu menjawab, "Wahai Abu Qasim, kamu telah sampaikan itu." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menimpali: "Itu yang aku inginkan. Masuk Islamlah kalian akan selamat. Mereka menjawab, "Kamu telah sampaikan itu wahai Abu Qasim." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Begitulah yang kami inginkan." Beliau mengulang seruan tersebut sampai tiga kali. Sesudah itu, beliau bersabda: "Ketahuilah, sesungguhnya bumi ini kepunyaan Allah dan Rasul-Nya, oleh karena itu aku mengusir kalian dari negeri ini, barangsiapa masih memiliki harta di antara kalian, hendaknya dijual, jika tidak maka ketahuilah, bahwa bumi ini adalah milik Allah dan Rasul-Nya."

muslim:3311

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Muhammad bin Al 'Ala Al Hamdani] keduanya dari [Ibnu Numair], [Ibnu 'Ala] berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [ayahnya] dari ['Aisyah] dia berkata, "Pada waktu perang Khandaq Sa'd dipanah oleh seorang laki-laki Quraisy bernama Ibnu 'Ariqah, dia terkena panah tepat pada urat nadinya. Akhirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendirikan kemah untuknya yang letaknya berdekatan dengan masjid, sehingga sewaktu-waktu beliau dapat menjenguknya. Sekembalinya dari perang Khandaq, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam langsung meletakkan senjatanya, saat beliau mandi dan membersihkan badannya, Jibril datang dan meniup kepala beliau dari debu. Jibril bertanya, "Apakah anda meletakkan senjata (untuk berdamai)? Demi Allah, kita tidak boleh meletakkan senjata, keluar dan perangilah mereka." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda: "Kemana aku harus keluar?" Jibril lalu memberikan isyarat kepada beliau untuk pergi ke perkampungan kaum Yahudi Bani Quraizhah. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersama dengan kaum Muslimin memerangi mereka. Akhirnya mereka takluk dan tunduk kepada keputusan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, akan tetapi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyerahkan keputusan tersebut kepada Sa'd. Selanjutnya Sa'd berkata, "Sesungguhnya aku memutuskan untuk membunuh semua yang turut serta dalam peperangan, menawan anak-anak dan kaum wanita, serta membagi-bagikan harta benda mereka." Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dia berkata; [ayahku] berkata, "Aku lalu kabarkan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh, kamu telah menghukumi perkara mereka dengan hukum Allah."

muslim:3315

Dan telah menceritakan kepadaku [Abu At Thahir] dan [Harmalah] keduanya; telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dari [Anas bin Malik] dia berkata, "Ketika kaum muhajirin tiba dari Makkah ke Madinah, mereka datang dengan tidak membawa sesuatupun, sedangkan kaum Anshar mempunyai tanah dan kebun kurma yang luas. Maka orang-orang Anshar membagikan sebagiannya kepada Sahabat Muhajirin dengan syarat mereka memberikan setengah dari hasil penennya setiap tahun. Maka orang-orang Muhajirin pun membayar kepada orang-orang Anshar dengan kerja dan makanan." Ibu Anas bin Malik atau yang biasa dipanggil Ummu Sulaim, dan Ibu Abdullah bin Abu Thalhah - saudara seibu Anas-, Ibu Anas memberikan kebun kurma miliknya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau memberikannya kepada Ummu Aiman, budak Ibu Usamah bin Zaid." Ibnu Syihab berkata, "Lalu Anas bin Malik mengabarkan kepadaku, bahwa ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kembali dari perang Khaibar beliau pulang ke Madinah, lalu kaum muhajirin mengembalikan kebun kurma pemberian kaum anshar kepada mereka." Ibnu Syihab berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga mengembalikan kebun kurmanya kepada ibuku, dan beliau shallallahu 'alaihi wasallam juga memberikan bagian dari kebun kurmanya kepada Ummu Aiman." Ibnu Syihab berkata, "Yang menjadi permasalahan Ummu Aiman ialah, bahwa Ibu Usamah bin Zaid dulunya seorang pelayan milik Abdullah bin Abdul Muththallib yang berasal dari Habasyah. Ketika Aminah (Ibu Rasul) melahirkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, setelah ditinggal wafat oleh ayahnya, maka Ummu Aimanlah yang merawat beliau hingga beliau shallallahu 'alaihi wasallam dewasa, kemudian ia dimerdekakan dan dinikahi oleh Zaid bin Haritsah. Ummu Aiman meninggal dunia lima tahun setelah meninggalnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam."

muslim:3318

Telah menceritakan kepadaku [Yusuf bin Hammad Al Ma'ni] telah menceritakan kepada kami [Abdul A'la] dari [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Anas], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengirim surat kepada Kisra (raja persi), Qaishar (raja Romawi), raja Najasyi, dan kepada semua penguasa diktator. Beliau mengajak mereka untuk beriman kepada Allah Ta'ala. Bukankah raja Najasyi pernah dishalatkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam (ktika wafat)?." Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah Ar Ruzzi] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahhab bin 'Atha] dari [Sa'id] dari [Qatadah], telah menceritakan kepada kami [Anas bin Malik] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti hadits di atas, namun ia tidak menyebutkan, 'Dan bukankah raja najasyi pernah dishalatkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam? '" Dan telah menceritakan kepadaku [Nashr bin Ali Al Jahdlami] telah mengabarkan kepadaku [ayahku] telah menceritakan kepadaku [Khalid bin Qais] dari [Qatadah] dari [Anas], dan ia juga tidak menyebutkan, 'Dan bukankah raja Najasyi pernah dishalatkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam? '."

muslim:3323

Dan telah menceritakan kepadaku [Abu At Thahir Ahmad bin 'Amru bin Sarh] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Katsir bin Abbas bin Abdul Mutthalib] dia berkata; [Abbas] mengatakan, "Aku pernah ikut perang Hunain bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka aku dan Abu Sufyan bin Harits bin Abdul Mutthalib selalu mendampingi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan tidak pernah berpisah dengan beliau. Ketika itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengendarai bighal putih miliknya, hadiah dari Farwah bin Nufatsah Al Judzami. Tatkala kamu Muslimin dan tentara Kafir saling berhadapan, kaum Muslimin mundur ke belakang, karena itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memacu bighalnya ke arah kaum Kufar." Abbas mengatakan, "Namun aku pegangi tali kekang bighal beliau, menahannya jangan sampai ia berlari kencang. Sedangkan Abu Sufyan memegangi pula pelana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai Abbas, serulah regu Samurah!" Abbas -dia adalah orang yang mempunyai suara yang keras- berkata, "Lalu aku panggil mereka dengan suaraku yang lantang, 'Manakah regu Samurah…! ' maka demi Allah, alangkah cepatnya mereka datang setelah mendengar panggilanku, bagaikan larinya induk sapi ketika mendengar suara anaknya. Mereka kemudian berkata, "Ya, kami datang, kami datang." Abbas berkata, "Lalu mereka berperang melawan kaum kafir. Kemudian panggilan tertuju kepada kaum Anshar, "Wahai kaum Anshar, wahai kaum Anshar!" Abbas melanjutkan, "Kemudian seruan dialihkan kepada Bani Harits bin Khazraj, "Wahai Bani Al Harits bin Khazraj, Wahai Bani Al Harits bin Khazraj!" Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihat jalannya pertempuran dari atas bighal beliau, seperti menggelorakan semangat pasukan yang sedang bertempur. Beliau bersabda: "Beginilah kalau pertempuran sedang berkecamuk." Abbas berkata, "Lalu beliau mengambil beberapa butir kerikil dan melemparkannya ke arah orang-orang kafir sambil bersabda: "Demi Rabb Muhammad, kalian telah kalah…!" Abbas berkata, "Demi Allah, aku menyaksikan jalannya pertempuran, dan tidaklah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melempar mereka melainkan beliau melempar dengan beberapa kerikil saja, dan aku terus menyaksikan mereka berangsur-angsur kalah dan lari kocar kacir." Dan telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dan [Muhammad bin Rafi'] serta [Abd bin Humaid] semuanya dari [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dengan isnad seperti ini, namun dia menyebutkan, "Farwah bin Nu'amah Al Judzami berkata, "Beliau bersabda: "Demi Rabbul Ka'bah, Hancurlah kalian semua." Dan dalam hadits ia menambahkan, "Sehingga Allah menghancurkan mereka." Abbas berkata, "Seakan-akan aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memberikan semangat (juang) di belakang pasukan dari atas bighalnya." Dan telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar] telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari [Az Zuhri] dia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Katsir bin Al Abbas] dari [ayahnya] dia berkata, "Aku pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika perang Hunain…kemudian dia melanjutkan hadits tersebut, namun dalam hadits Yunus dan haditsnya Ma'mar lebih panjang dan lebih sempurna daripada hadits tersebut."

muslim:3324

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Abu Khaitsamah] dari [Abu Ishaq] dia berkata; seorang laki-laki bertanya kepada [Barra], "Wahai Abu 'Umarah, apakah kalian pernah lari dari perang Hunain?" dia menjawab, "Tidak, demi Allah (pasukan) Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah lari, namun ketika itu beliau dan beberapa pemuda dari sahabat beliau, serta orang-orang yang ikut bersama beliau, pergi berperang dengan tergesa-gesa tanpa membawa persenjataan dan perlengkapan dengan sempurna. Kebetulan mereka bertemu dengan pasukan pemanah dari pihak musuh, ketika mereka memanah hampir tidak meleset sedikitpun dari sasaran. Yaitu pasukan gabungan Bani Hawazin dan Bani Nashr. Lantas pasukan pemanah itu serta merta memanah mereka (kaum Muslimin) sehingga mereka terpaksa berbalik kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sedangkan saat itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berada di atas bighal putih beliau, dan Abu Sufyan bin Harits bin Abdul Mutthalib mengawal beliau. Kemudian beliau turun dari bighal beliau dan memohon pertolongan kepada Allah, beliau bersabda: "Aku adalah seorang Nabi, bukan seorang pendusta, aku adalah putra Ibnu Abdul Mutthalib." Setelah itu beliau merapikan barisan mereka.

muslim:3325

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Jannab Al Mishishi] telah menceritakan kepada kami [Isa bin Yunus] dari [Zakaria] dari [Abu Ishaq] dia berkata, "Seorang laki-laki datang kepada [Al Barra] seraya bertanya, "Wahai Abu 'Umarah, apakah kalian pernah lari dari peperangan Hunain?" maka dia menjawab, "Aku bersaksi atas Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam, (pasukan) beliau tidaklah lari, akan tetapi saat itu orang-orang (yang ikut serta) tergesa-gesa tanpa membawa persenjataan yang lengkap menuju perkampungan Bani Hawazin ini, padahal mereka adalah pasukan pemanah, lantas orang-orang kafir melemparinya dengan anak panah, seakan-akan mereka (kaum Muslimin) seperti sekumpulan belalang. Sehingga kaum Muslimin pun kocar-kacir dan terpaksa berbalik kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sementara itu Abu Sufyan sedang mengawal dengan memegang bighal beliau. Kemudian beliau turun dan berdo'a dengan memohon pertolongan, beliau bersabda: "Aku adalah seorang Nabi, tidak seorang pendusta, aku adalah putra Abdul Mutthalib. Ya Allah…turunkanlah bala bantuan-Mu." Barra berkata, "Demi Allah, kami saat itu sangat mengkhawatirkan karena dahsyatnya peperangan, dan orang yang paling pemberani adalah orang yang paling dekat dengan peperangan, yaitu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam."

muslim:3326

Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami ['Umar bin Yunus Al Hanafi] telah menceritakan kepada kami [Ikrimah bin 'Ammar] telah menceritakan kepadaku [Iyas bin Salamah] telah menceritakan kepadaku [ayahku] dia berkata, "Kami pernah ikut perang Hunain bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ketika kami telah berhadapan dengan musuh, aku maju lebih dahulu dengan mendaki bukit, tiba-tiba aku bertemu dengan seorang musuh lalu ku panah dia dengan panahku, tetapi dia menghilang seketika sehingga aku tidak tahu apa yang sedang dibuatnya. Ketika aku melihat musuh, ternyata mereka telah berada di atas bukit yang lain. Lalu mereka bertempur dengan para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Para sahabat mundur dan aku juga ikut mundur dengan kocar kacir. Sa'at itu aku mengenakan dua kain burdah, yang satu kupakai sebagai sarung dan yang lain aku selempangkan. Tiba-tiba sarungku lepas, lalu aku ikatkan dua kain tersebut menjadi satu. Aku lewat di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sambil berlari, sedangkan beliau berada di atas bighal putihnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Rupanya Ibnu Akwa' melihat sesuatu yang menakutkan." Tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terkepung, beliau turun dari bighalnya, kemudian beliau mengambil segenggam tanah dan melemparkannya ke arah musuh sambil bersabda: "Muka-muka buruk." Maka tidaklah Allah menyisakan dari mereka melainkan wajah-wajah mereka telah dipenuhi dengan segenggam tanah. Lalu mereka lari tunggang langgang. Allah Azza Wa Jalla telah mengalahkan mereka. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membagikan ghanimah kepada kaum Muslimin."

muslim:3328

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami ['Affan] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Tsabit] dari [Anas], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengadakan musywarah ketika sampai kepada beliau kabar mengenai kedatangan kafilah Abu Sufyan. Anas berkata, "Maka Abu Bakar berbicara, namun beliau tidak memperdulikannya, kemudian Umar angkat bicara, dan beliau pun tidak memperdulikannya, lantas Sa'd bin Ubadah berdiri sambil berkata, "Kamikah yang anda kehendaki wahai Rasulullah, demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya anda memerintahkan kami mengarungi lautan, pasti akan kami arungi, dan seandainya anda memerintahkan kami pergi ke ujung bumi, pasti kami akan pergi." Anas melanjutkan, "Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengajak orang-orang untuk berkumpul, setelah itu mereka berangkat hingga sampai Badar. Di sana mereka bertemu dengan para pencari air untuk orang-orang Quraisy. Di antara mereka terdapat seorang budak hitam kepunyaan Bani Hajjaj, kemudian mereka mengangkapnya. Lantas para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengintrogasinya perihal Abu Sufyan dan pasukannya. Dia menjawab, "Aku tidak tahu perihal Abu Sufyan, tetapi yang aku tahu adalah Abu Jahal, 'Utbah, Syaibah dan Umayyah bin Khalaf bersama dengan rombongan manusia (tentara)." Setiap kali ia mengatakan hal yang serupa, maka mereka memukulinya, hingga ia berkata, "Ya, aku memberitahukan kepada kalian, Abu Sufyan juga ada." Kemudian mereka membiarkan budak tersebut, tidak lama setelah itu mereka tanya kembali perihal Abu Sufyan, lalu dia menjawab, "Aku tidak tahu dimana Abu Sufyan, yang ada adalah Abu Jahal, 'Utbah, Syaibah dan Umayyah bin Khalaf bersama dengan rombongan manusia (tentara)." Setiap kali ia menjawab seperti itu, maka mereka memukuli budak tersebut." Saat itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang berdiri menunaikan shalat, ketika selesai shalat dan beliau melihat peristiwa itu, beliau bersabda: "Demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, mengapa kalian memukulnya jika dia berkata benar, dan kalian biarkan jika ia berdusta?" Selanjutnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Di situlah tempat terbunuhnya si fulan -sambil menunjukkan ke tanah- di sini, dan di sini." Anas berkata, "Dan tidak satupun tempat-tempat yang di tunjukkan beliau itu berjauhan dengan tempat tewasnya orang-orang yang ditunjukkan dengan tangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam."

muslim:3330

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan ['Amru An Naqid] serta [Ibnu Abu Umar] sedangkan lafadznya dari Ibnu Abu Syaibah, mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari [Ibnu Abu Najih] dari [Mujahid] dari [Abu Ma'mar] dari [Abdullah] dia berkata, "Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam masuk Makkah, saat itu terdapat tiga ratus enam puluh patung di sekitar Ka'bah. Lantas dengan tongkatnya beliau memukul patung tersebut sambil membaca: "Telah datang kebenaran dan lenyaplah kebatilan, sesungguhnya kebatilan pasti lenyap…) ' (Qs. Al Israa: 81) '(Kebenaran telah datang dan yang batil itu tidak akan memulai dan tidak (pula) akan mengulangi) ' (Qs. Sabaa: 49). Ibnu Abu Umar menambahkan, "Ketika hari penaklukan Kota Makkah." Dan telah menceritakan kepada kami [Hasan bin Ali Al Khulwani] dan [Abd bin Humaid] keduanya dari [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [At Tsauri] dari [Ibnu Abu Najih] dengan isnad ini hingga perkataan, "(dan kebatilan) itu pasti lenyap." Dan tidak menyebutkan ayat yang lain, dia juga berkata, "Arca" sebagai ganti dari "Patung."

muslim:3333

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Ali bin Mushir] dan [Waki'] dari [Zakaria] dari [As Sya'bi] dia mengatakan; telah mengabarkan kepadaku [Abdullah bin Muthi'] dari [ayahnya] dia berkata, "Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda ketika penaklukan kota Makkah: "Orang-orang Quraisy tidak akan dibunuh dengan cara diikat dan dilempari batu sampai mati, setelah hari ini hingga hari kiamat." Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [ayahku] telah menceritakan kepada kami [Zakaria] dengan isnad ini, dengan tambahan, "Dan tidak ada seorang pun yang selamat dari orang-orang Quraisy yang keras permusuhannya dengan beliau selain Muthi', dan asal namanya adalah Al 'Ashi (pelaku maksiat), lantas Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menamainya Muthi' (orang yang taat) "

muslim:3334

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Numair]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] sedangkan lafadznya saling berdekatan, telah menceritakan kepada kami [ayahku] telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Siyah] telah menceritakan kepada kami [Habib bin Abu Tsabit] dari [Abu Wa`il] dia berkata, " [Sahal bin Hunaif] pernah berdiri ketika terjadi perang Shifin, dia berseru, "Wahai manusia, koreksilah diri kalian masing-masing. Ketika terjadi perjanjian Hudaibiyyah, kami bersama-sama dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Seandainya waktu itu kami melihat adanya pembunuhan, pasti kami telah berperang. Hal ini terjadi ketika terjadi perjanjian damai antara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan orang-orang Musyrik. Maka umar bin Khatthab datang menghampiri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata, "Wahai Rasulullah, tidakkah kita dalam kebenaran dan mereka dalam kebathilan?" beliau bersabda: "Ya." Dia berkata, "Bukankah jika kita terbunuh akan masuk surga? sedangkan jika mereka terbunuh, mereka akan masuk neraka?" beliau menjawab: "Ya benar." Umar bertanya, "Mengapakah kita harus mengalah mengenai agama kita, dan pulang begitu saja? Padahal Allah belum memberikan keputusan apa-apa antara kita dengan mereka?" Beliau menjawab: "Wahai Ibnul Khattab, sesungguhnya aku adalah Rasulullah, dan sekali-kali Allah tidak akan menyia-nyiakan aku selama-lamanya." Abu Wa'il berkata, "Umar lalu pergi dalam keadaan tidak puas, bahkan terlihat marah. Lalu dia mendatangi Abu Bakar seraya berkata, "Wahai Abu Bakar, bukankah kita di atas yang hak dan mereka dalam kebathilan." Dia menjawab, "Ya, benar." Umar bertanya, "Tidakkah jika kita terbunuh, maka kita akan masuk surga, sedangkan jika mereka yang terbunuh, maka mereka akan masuk neraka?" Abu Bakar menjawab, "Ya, benar." Umar bertanya lagi, "Mengapakah kita harus mengalah mengenai agama kita, dan pulang begitu saja? Padahal Allah belum memberikan keputusan apa-apa antara kita dengan mereka?" Maka Abu Bakar berkata, "Wahai Ibnul Khattab, sesungguhnya beliau adalah Rasulullah, dan sekali-kali Allah tidak akan menyia-nyiakan beliau selama-lamanya." Suhail berkata, "Maka turunlah ayat Al Qur'an kepada Rasulullah, yaitu surat Al Fath. Maka beliau menyuruh seseorang untuk membacakan kepada Umar, lantas dia bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah itu yang dimaksud dengan kemenangan?" beliau bersabda: "Ya, benar." Barulah dia bertaubat dan kembali."

muslim:3338

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib Muhammad bin Al 'Ala] dan [Muhammad bin Abdullah bin Numair] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Syaqiq] dia berkata; aku mendengar [Sahal bin Hunaif] berkata ketika di Shifin, "Wahai para manusia, koreksilah diri kalian masing-masing, demi Allah, aku telah mengalami sendiri ketika peristiwa Abu Jandal, sekiranya aku mampu menolak perintah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sungguh aku akan menolaknya (untuk tidak berperang). Demi Allah, ketika itu kami tidak melakukan peperangan sedikitpun, melainkan Allah memudahkan urusan kami, sangat berbeda dengan peristiwa kalian saat ini!" Ibnu Numair tidak menyebutkan, "Hingga suatu perkara yang mengkhawatirkan." Dan telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] dan [Ishaq] semuanya dari [Jarir]. Dan telah diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepadaku [Abu Sa'id Al Asyaj] telah menceritakan kepada kami [Waki'] keduanya dari [Al A'masy] dengan isnad in, dan dalam hadits keduanya di sebutkan, "Sampai kepada peristiwa yang menagerikan."

muslim:3339

Telah menceritakan kepada kami [Nashr bin Ali Al Jahzhami] telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Al Harits] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abu 'Arubah] dari [Qatadah] bahwa [Anas bin Malik] telah menceritakan kepada mereka, dia berkata, "Ketika turun ayat: '(Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata, supaya Allah memberikan ampunan kepadamu terhadap dosamu -hingga firmanNya- dengan pertolongan yang kuat (banyak).' (Qs. Al Fath: 1-3), ketika itu mereka baru pulang dari Hudaibiyyah dengan diliputi perasaan jengkel dan kesal, padahal mereka telah menyembelih binatang kurban. Maka beliau bersabda: "Sungguh telah turun kepadaku suatu ayat yang lebih aku cintai daripada dunia dan isinya." Dan telah menceritakan kepada kami ['Ashim bin An Nadlr At Taimi] telah menceritakan kepada kami [Mu'tamir] dia berkata; aku mendengar [ayahku] telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dia berkata; aku pernah mendengar [Anas bin Malik]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Abu Daud] telah menceritakan kepada kami [Hammam] (dalam jalur lain disebutkan) telah menceritakan kepada kami [Abd bin Humaid] telah menceritakan kepada kami [Yunus bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Syaiban] semuanya dari [Qatadah] dari [Anas] sebagaimana hadits Ibnu Abu 'Arubah."

muslim:3341

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Al Walid bin Jumai'] telah menceritakan kepada kami [Abu At Thufail] telah menceritakan kepada kami [Hudzaifah bin Yaman] dia berkata, "Tidak ada yang menghalangiku untuk turut bertempur di Badar kecuali karena aku dan ayahku yaitu Husail tertangkap oleh orang-orang Quraisy ketika kami keluar dari Makkah. Mereka bertanya, "Apakah kalian hendak pergi menemui Muhammad? Kami menjawab, "Tidak, kami hanya akan berjalan-jalan ke Madinah." Lalu mereka membuat perjanjian dengan kami, bahwa kami boleh pergi ke Madinah akan tetapi tidak boleh berperang memihak beliau. Lalu kami mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan memberitahukan kepada beliau akan peristiwa kami tersebut. Maka beliau bersabda: "Pergilah kalian, dan pegang teguhlah janji kalian dengan mereka, kita akan memohon pertolongan kepada Allah untuk mengalahkan mereka."

muslim:3342

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah bin Qa'nab] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Tsabit] dari [Anas], bahwa gigi geraham Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pecah ketika perang Uhud, dan kepala beliau juga terluka hingga mengalirkan darah, beliau lalu bersabda: "Bagaimana mungkin suatu kaum akan beruntung, sedangkan mereka melukai nabinya dan mematahkan gigi gerahamnya." Oleh karena itu beliau memohon kepada Allah untuk mengutuk mereka, lalu Allah Azza wa jalla menurunkan ayat: '(Kamu tidak memiliki wewenang apa-apa terhadap urusan mereka…) ' (Qs. Ali Imran: 128).

muslim:3346

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair] telah menceritakan kepada kami [Waki'] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Syaqiq] dari [Abdullah] dia berkata, "Aku seakan-akan masih melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menceritakan seorang Nabi dari para Nabi yang dilukai oleh kaumnya, lalu beliau mengusap darah dari mukanya sambil mengatakan: "Wahai Rabbku, ampunilah kaumku, karena mereka tidak mengetahui." Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dan [Muhammad bin Bisyr] dari [Al A'masy] dengan isnad ini, namun dia menyebutkan, "Dan beliau mengusap darah yang mengalir di pelipisnya."

muslim:3347

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Hammam bin Munabbih] dia berkata, "Ini seperti sesuatu yang pernah diceritakan oleh [Abu Hurairah] kepada kami dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian dia menyebutkan di antaranya, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah sangat marah terhadap suatu kaum yang melakukan perbuatan ini terhadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Dan ketika itu beliau sambil menunjuk taringnya yang patah. Dan beliau juga bersabda: "Allah sangat marah terhadap orang yang dibunuh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam perang fi sabilillah Azza Wa Jalla."

muslim:3348

Dan telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Umar bin Muhammad bin Aban Al Ja'fi] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahim] -yaitu Ibnu Sulaiman- dari [Zakaria] dari [Abu Ishaq] dari ['Amru bin Maimun Al Audi] dari [Ibnu Mas'ud] dia berkata, "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat dekat Ka'bah, Abu Jahal dan kawan-kawannya sedang duduk-duduk, sementara ada bekas unta yang disembelih pada hari sebelumnya. Abu Jahal berkata, "Siapa di antara kalian yang sanggup mengambil perut unta sembelihan bani Fulan itu, lalu meletakkannya di bahu Muhammad apabila dia sujud." Dan orang yang paling jahat di antara mereka pergi mengambil isi perut unta tersebut, ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sujud, dia meletakkannya di bahu beliau." Ibnu Mas'ud berkata, "Setelah itu mereka tertawa terbahak-bahak, dan dorong-mendorong antara satu sama lain. Aku berdiri saja melihat peristiwa tersebut. Sekiranya aku anggup, tentu aku akan membuang isi perut unta tersebut dari sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam terus saja sujud, beliau tidak mengangkat kepalanya hingga ada orang yang lewat, lalu orang tersebut memberitahukannya kepada Fathimah -ketika itu dia masih gadis kecil-. Fatimah datang dan membuang isi perut unta itu dari punggung beliau, sesudah itu Fatimah menghampiri mereka dan memaki-makinya. Seusainya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shalat, beliau mengeraskan suaranya dan mendo'akan kejelekan terhadap mereka. Apabila beliau berdo'a, biasanya beliau mengulanginya sampai tiga kali, dan apabila beliau meminta, beliau juga mengucapkan tiga kali, kemudian beliau berucap: "Allahumma 'alaika bi Quraisy (Ya Allah, binasakanlah orang-orang Quraisy)." Beliau mengucapkannya tiga kali. Tatkala mereka mendengar suara beliau, mereka berhenti tertawa dan merasa khawatir dengan do'a beliau, kemudian beliau melanjutkan do'anya: "ALLAHUMMA 'ALAIKA BI ABI JAHAL BIN HISYAM, WA 'UTBAH BIN RABI'AH WA SYAIBAH BIN RABI'AH WA WALID BIN 'UQBAH WA 'UMAYYAH BIN KHALAF WA 'UQBAH BIN ABI MU'ITH." (Ya Allah, binasakanlah Abu Jahal bin Hisyam, 'Utbah bin Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah, Walid bin 'Uqbah, 'Umayyah bin Khalaf dan 'Uqbah bin Abu Mu'ith)." -Ibnu Mas'ud menyebutkan yang ketujuh, namun perawi lupa namanya- Maka demi dzat yang telah mengutus Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dengan kebenaran, sungguh aku telah melihat orang-orang yang namanya disebut oleh beliau, mereka mati tergeletak dalam perang Badar. Kemudian mereka diseret ke sumur Badar." Abu Ishaq berkata, "Al Walid bin 'Uqbah masih ada kekeliruan dalam hadits ini."

muslim:3349

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim Al Hanzhali] dan [Muhammad bin Rafi'] serta [Abd bin Humaid] sedangkan lafadznya dari Ibnu Rafi', [Ibnu Rafi'] berkata; telah menceritakan kepada kami, sedangkan yang dua mengatakan; telah mengabarkan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] bahwa [Usamah bin Zaid] telah mengabarkan kepadanya, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menaiki keledai yang berpelana dan di bawahnya ada kain selimut usang hasil produksi Fadakiyah. Sedangkan Usamah membonceng di belakang beliau. Ketika itu beliau pergi hendak menjenguk Sa'd bin Ubadah di perkampungan Bani Harits bin Khazraj sebelum terjadi perang Badar. (Di tengah perjalanan) beliau melewati suatu majlis yang terdiri dari orang-orang Muslim, orang-orang Musyrik penyembah berhala dan orang-orang Yahudi, dan di antara mereka terdapat Abdullah bin Ubay dan Abdullah bin Rawahah. Ketika melihat debu bekas derap langkah kami, maka Abdullah bin Ubay menutup hidungnya dengan kain cadar, sambil berkata, "Janganlah kalian taburkan debu kepada kami." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memberi salam kepada mereka, kemudian berhenti dan turun. Beliau mengajak mereka kepada Allah dengan membacakan ayat-ayat Al Qur'an kepada mereka, justru Abdullah bin Ubay berkata, "Heh...tidak adakah yang lebih baik daripada ini?" jika apa yang kamu katakan benar, maka kalian jangan mengganggu dalam majlis kami, pulanglah ke rumahmu, dan bacakanlah kepada orang yang datang kepadamu." Maka Abdullah bin Rawahah angkat bicara, "Datanglah ke Majlis kami, sesungguhnya kami menyukai hal itu." Usamah mengatakan, "Maka terjadilah perang mulut antara orang-orang Muslim, orang-orang Musyrik dan orang-orang Yahudi, hingga hampir terjadi perkelahian. Akan tetapi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dapat menenangkan mereka, lalu beliau menaiki kendaraannya dan pergi ke rumah Sa'ad bin Ubadah. Kemudan beliau bersabda: "Hai Sa'd, tahukah kamu apa yang baru diucapkan oleh Abu Hubab? -maksudnya adalah Abdullah bin Ubay- dia telah mengatakan begini dan begini." Sa'd lalu berkata, "Ma'afkanlah dia wahai Rasulullah, demi Allah, sesungguhnya Allah telah memberi Anda apa yang telah diberi-Nya, sebelum kedatangan Anda, penduduk negeri ini telah sepakat hendak memakaikan mahkota dan melilitkan surban kepadanya. Tetapi Allah menggagalkannya dengan kebenaran yang diberikan-Nya kepada Anda. Karena itu, dia merasa iri terhadap anda. Itulah sebabnya dia banyak membuat ulah seperti yang anda saksikan." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memaafkannya." Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami [Hujjain] -yaitu Ibnu Al Mutsanna- telah menceritakan kepada kami [Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dengan isnad seperti ini, dengan sedikit tambahan, "Hal itu terjadi sebelum Abdullah masuk Islam."

muslim:3356

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim Al hanzhali] dan [Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Miswar Az Zuhri] keduanya dari [Ibnu 'Uyainah] sedangkan lafadznya dari Az Zuhri, telah menceritakan kepada kami Sufyan dari ['Amru] aku mendengar [Jabir] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapakah di antara kalian yang sanggup membunuh Ka'ab bin Ashraf? Sebab dia telah menyakiti Allah dan Rasul-Nya." Maka Muhammad bin Maslamah berkata, "Wahai Rasulullah, setujukah anda jika aku yang akan membunuhnya?" beliau bersabda: "Ya, setuju." Maslamah berkata, "Tetapi, izinkanlah aku terlebih dahulu untuk mengatakan sesuatu kepada anda." Beliau menjawab: "Silahkan." Kemudian Dia mendekati beliau untuk menyampaikan sesuatu, akhirnya keduanya terlibat dengan pembicaraan yang serius. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sebenarnya Ka'ab memang pernah berniat untuk bersedekah, akan tetapi ia justru menyusahkan kami." Mendengar keterangan beliau, Muhammad bin Maslamah berkata, "Demi Allah sungguh aku tidak merasa lebih geram daripada kejengkelanku ini." Muhammad bin Maslamah berkata, "Kami sekarang akan membuntutinya, dan kami tidak suka membiarkan begitu saja sehingga kami mengetahui akhir kesudahannya." Maslamah berkata (kepada Ka'ab), "Wahai Ka'ab, aku hendak meminjam sesuatu darimu!" Ka'ab bertanya, "Lalu apa yang hendak kamu gadaikan kepadaku sebagai jaminanannya?" Ibnu Maslamah balik bertanya, "Apa yang kamu inginkan?" Ka'ab berkata, "Bagaimana menurutmu jika aku ingin agar kamu menggadaikan isteri-isterimu kepadaku?" Ibnu Maslamah menjawab, "Kamu adalah orang arab yang berpenampilan sangat menarik dan gagah, jadi bagaimana mungkin aku akan menggadaikan isteri-isteriku?" Ka'ab kembali bertanya, "kalau begitu, bagaimana kalau kamu gadaikan anak-anakmu kepadaku." Ibnu Maslamah menjawab, "Itu tidak mungkin aku lakukan, tetapi aku akan menggadaikan senjataku kepadamu." Ka'ab menjawab, "Baiklah aku setuju." Kemudian Muhammad bin Maslamah berjanji akan datang ke rumah Ka'ab bin Al Ashraf dengan ditemani Al Harits, Abu Abbas bin Jabr dan Abbad bin Bisyr. Akhirnya keempat orang tersebut datang ke rumah Ka'ab pada malam hari. Sufyan berkata; selain 'Amru berkata, "Lalu isterinya Ka'ab berkata, "Sepertinya aku mendengar suara orang yang akan menumpahkan darah." Ka'ab menjawab, "Itu hanya suara Muhammad bin Maslamah dan Abu Nailah, saudara sesusuanku. Sebagai seorang yang terhormat maka aku akan menemuinya walaupun di malam hari." Sementara itu Muhammad bin Maslamah berkata (kepada temanya), "Apabila di keluar, maka aku akan mengulurkan tanganku ke kepalanya, apabila aku telah berhasil membekuknya, maka kamu maju untuk membunuhnya." Maslamah berkata, "Ketika Ka'ab keluar dengan meletakkan senjatanya, mereka (temannya Maslamah) berkata, "Sepertinya kami mencium bau harum darimu." Ka'ab menjawab, "Memang, sebab isteriku adalah wanita yang pandai berhias dan merawat diri." Muhammad bin Maslamah berkata, "Kalau kamu berkenan, bolehkah aku mencium bau harum yang ada pada dirimu?" Ka'ab berkata, "Silahkan." Kemudian Muhammad menciumnya dan berusaha menciumnya lagi, lalu dia berkata, "Kalau kamu berkenan, bolehkah aku mengulanginya lagi?" rupanya Ka'ab tidak merasa keberatan dan menyodorkan kepalanya kepada Muhammad bin Maslamah. Kemudian Muhammad bin Maslamah berkata kepada temannya, "Giliran kalian." Dia berkata, "Kemudian mereka membunuh Ka'ab bin Al Ashraf."

muslim:3359

Dan telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Isma'il] -yaitu Ibnu 'Ulayyah- dari [Abdul 'Aziz bin Shuhaib] dari [Anas], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hendak memerangi Khaibar, ketika kami hampir tiba di kota terebut, kami melaksanakan shalat subuh sementara hari masih agak gelap. Lantas Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menaiki kendaraannya kemudian diikuti oleh Abu Thalhah, sedangkan aku membonceng di belakang Abu Thalhah. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam terus saja berjalan memasuki jalan-jalan kecil di Khaibar, sehingga lututku bersentuhan dengan paha Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahkan pernah kain beliau sampai tersingkap, sehingga kelihatan olehku putih paha Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Ketika memasuki perkampungan, beliau bersabda: "Allahu Akbar, takluklah Khaibar, takluklah Khaibar, apabila kami menduduki suatu negeri, '(maka amat buruklah pagi hari yang di alami oleh orang-orang yang di peringatkan itu)." Beliau mengulanginya hingga tiga kali." Anas berkata, "Ketika orang-orang kampung keluar menuju tempat mereka bekerja, mereka lalu berteriak, "Muhammad telah tiba." Abdul Aziz berkata, "Sebagian sahabat kami menyebutkan, "Dan tentaranya." Anas mengatakan, "(Khaibar) kami rebut dengan kekerasan."

muslim:3360

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dan [Muhammad bin 'Abbad] sedangkan lafadznya dari Ibnu 'Abbad, keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Hatim] -yaitu Ibnu Isma'il- dari [Yazid bin Abu 'Ubaid] bekas budak Salamh bin Al Akwa', dari [Salamah bin Al Akwa'] dia berkata, "Kami pergi berperang ke khaibar bersama-sama dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka kami mengadakan perjalanan di malam hari. Seorang anggota pasukan lalu berkata kepada 'Amir bin Al Akwa', "Bacakanlah kepada kami sajak-sajakmu!" -'Amir memang seorang penyair- kemudian dia turun sambil menghalau unta dan berkata, "Ya Allah, kalau bukan karena (Hidayah-Mu) maka tidaklah kami akan mendapat petunjuk, kami tidak akan bersedekah, dan kami tidak akan mendirikan shalat. Oleh karena itu, ampunilah kami sebagai, selaku tebusan Engkau atas kesalahan kami. Dan teguhkanlah pendirian kami jika bertemu denga musuh. Tanamkanlah ketenangan di hati kami, apabila di teriaki kami kan datang. Dan dengan teriakan, mereka kan menangis kepada kami." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Siapakah orang yang menghalau unta sambil bersyair itu?" mereka menjawab, "Amir." Beliau bersabda: "Semoga Allah memberinya rahmat." Lalu seorang anggota pasukan bertanya, "Betulkah begitu ya Rasulullah? alangkah baiknya sekiranya anda menyuruhnya supaya menghibur kami terus." Kiranya saat itu kami telah sampa di Khaibar, kemudian kami mengepung penduduknya, sehingga perut kami terasa sangat lapar, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah menaklukkan negeri itu kepada kalian." Salamah berkata, "Setelah hari mulai petang di hari penaklukan Khaibar, mereka mulai menyalakan api, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Nyala api apakah itu? Dan untuk apakah mereka menyalakan api tersebut?" mereka menjawab, "Untuk membakar daging." Beliau bertanya: "Daging apa?" mereka menjawab, "Daging keledai jinak." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tumpahkan dan pecahkanlah (periuknya)." Lantas ada seorang laki-laki berkata, "Tumpahkan lalu di cuci." Beliau menjawab: "Atau seperti itu." Tatkala dua pasukan saling berhadapan, ternyata 'Amir hanya mempunyai pedang pendek. Dengan pedang itu maka ia menikamkannya di betis orang Yahudi, tetapi malang baginya, ujung pedang itu terus meluncur hingga berbalik mengenai lutut 'Amir, dan 'Amir pun gugur karenanya." Salamah berkata, "Tatkala mereka telah kembali pulang, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memegang tanganku, ketika beliau melihat aku diam." Beliau bertanya: "Ada apa denganmu?" Aku menjawab, "Ayah dan ibuku menjadi tebusan anda, mereka mengatakan, 'Pahala 'Amir telah terhapus'." Beliau bertanya: "Siapa yang mengatakannya?" Aku menjawab, "Fulan, fulan dan Usaid bin Hudlair Al Anshari." Beliau bersabda: "Orang yang telah mengatakannya telah berdusta, sesungguhnya dia memperoleh pahala ganda -sambil beliau memberi isyarat dengan jemarinya- dialah pejuang sesungguhnya, dan sedikit sekali orang Arab yang pergi berperang seperti dia."

muslim:3363

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Abdurrahman Ad Darimi] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin 'Amru] -yaitu Abu Ma'mar Al Minqari- telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz] -yaitu Ibnu Shuhaib- dari [Anas bin Malik] dia berkata, "Ketika perang Uhud berkecamuk, beberapa orang dari pasukan Islam lari meninggalkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, sedangkan Abu Thalhah adalah seorang pamanah yang terampil. Pada hari itu, dia sampai mematahkan dua atau tiga busur panah." Anas mengatakan, "Saat itu ada seseorang yang lewat di hadapan temannya dengan membawa panah, maka temanya berkata, "Berikanlah itu kepada Abu Thalhah!" Anas melanjutkan, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sendiri berdiri tegak memperhatikan seluruh pasukan. Lalu Abu Thalhah berkata, "Wahai Nabi Allah, demi ayah dan ibuku sebagai tebusannya, aku memohon anda tidak berdiri tegak supaya tidak terkena panah musuh, biarlah leherku yang terkena asal bukan leher anda." Kata Anas selanjutnya, "Sungguh, aku melihat 'Aisyah binti Abu Bakar dan Ummu Sulaim, keduanya menyingsingkan pakainnya sehingga terlihat olehku gelang kakinya, keduanya membawa geribah di punggung mereka, kemudian dituangkannya di mulut kaum Muslimin. Sesudah itu mereka pergi lagi mengisi geribah mereka dan datang lagi untuk menuangkannya ke mulut anggota pasukan. Seusai pertempuran, pedang Abu Thalhah sampai terjatuh dua hingga tiga kali karena sangat mengantuknya."

muslim:3376

Telah menceritakan kepada kami [Haddab bin Khalid Al Azdi] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Simak bin Harb] dia berkata; aku mendengar [Jabir bin Samurah] berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Islam senantiasa kuat dan berkuasa sampai kedua belas khalifah." Kemudian beliau mengucapkan kata-kata yang tidak aku fahami, lantas aku bertanya kepada [ayahku], "Apa yang dikatakan beliau?" dia menjawab, "Mereka semua dari bangsa Quraisy."

muslim:3395

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Daud] dari [As Sya'bi] dari [Jabir bin Samurah] dia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Perkara (kepemimpinan) ini akan senantiasa kuat sampai kedua belas khilafah (pemimpin)." Jabir berkata, "Kemudian beliau mengucapkan kata-kata yang tidak aku fahami, maka aku bertanya kepada [ayahku], "Apa yang dikatakan beliau?" dia menjawab, "Mereka semua dari bangsa Quraisy."

muslim:3396

Telah menceritakan kepada kami [Nahsr bin Ali Al Jahdlami] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah menceritakan kepada kami [Ibnu 'Aun]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Utsman An Naufali] sedangkan lafadznya dari dia, telah menceritakan kepada kami [Azhar] telah menceritakan kepada kami [Ibnu 'Aun] dari [Asy Sya'bi] dari [Jabir bin Samurah] dia berkata, "Aku pernah datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersama dengan [ayahku], lalu aku mendengar beliau bersabda: "Agama ini akan senantiasa kuat dan kokoh hingga kedua belas khalifah (pemipin)." Kemudian beliau mengucapkan kata-kata yang lirih hingga tidak terdengar oleh orang-orang, maka aku bertanya kepada ayahku, "Apa yang dikatakan beliau?" dia menjawab, "Mereka semua dari suku Quraisy."

muslim:3397

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dan [Abu Bakar bin Abu Syaibah] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Hatim] -yaitu Ibnu Isma'il- dari [Al Muhajir bin Mismar] dari ['Amir bin Sa'd bin Abu Waqahs] dia berkata, "Aku mengirim surat kepada [Jabir bin Samurah] melalui pelayanku, Nafi', supaya dia mengabarkan kepadaku hadits yang pernah didengarnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." 'Amir berkata, "Kemudian dia membalas suratku: "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda pada hari Jum'at petang, yaitu ketika seorang suku Aslam sedang dirajam, beliau bersabda: "Agama ini (Islam) akan senantiasa tegak hingga hari Kiamat atau sampai habis dua belas khalifah memerintah kalian, semuanya dari suku Quraisy." Dan saya juga mnendengar beliau bersabda: "Sekelompok kaum Muslimin akan menaklukkan istana putih Kisra (Persia)." Dan aku juga mendengar beliau bersabda: "Sebelum terjadi hari Kiamat, akan muncul para pembohong (Dajjal), maka waspadalah terhadap mereka." Aku mendengar pula beliau bersabda: "Jika Allah mengaruniaimu suatu kebaikan (kekayaan), pertama-tama manfaatkanlah untuk dirimu sendiri dan keluargamu." Aku mendengar pula beliau bersabda: "Aku lebih dahulu dan menunggu di telaga." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Fudaik] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Dzi`b] dari [Muhajir bin Mismar] dari ['Amir bin Sa'd] bahwa dia pernah mengirim surat kepada [Ibnu Samurah Al 'Adawi]: "Ceritakanlah kepada kami apa yang pernah kamu dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam!." Maka dia menjawab: "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda…seperti hadit Hatim."

muslim:3398

Telah menceritakan kepada kami [Ubaidillah bin Sa'id] dan [Muhammad bin Hatim] dan ini adalah lafadz Ibnu Hatim, keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id Al Qatthan] telah menceritakan kepada kami [Qurrah bin Khalid] telah menceritakan kepada kami [Humaid bin Hilal] telah menceritakan kepadaku [Abu Burdah] dia berkata, [Abu Musa] berkata, "Saya menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersama dengan dua orang dari bani Al Asy'ariyin, seorang berada di sisi kananku dan seorang lagi di sisi kiriku. Keduanya meminta diberi jabatan, sementara saat itu beliau sedang bersiwak. Beliau lalu bersabda: "Wahai Abu Musa, atau Abdullah bin Qais, bagaimana menurutmu mengenai hal ini?" Abu Musa berkata, "Saya menjawab, "Demi dzat yang menutusmu dengan kebenaran, sungguh saya tidak tahu apa yang ada dalam hati mereka berdua, dan saya tidak menduga bahwa keduanya akan meminta jabatan dari anda wahai Rasulullah." Abu Musa berkata, "Seakan-akan saya melihat siwak beliau yang sudah usang berada di bawah bibirnya." Kemudian beliau bersabda: "Ketahuilah, sesungguhnya saya tidak akan memberikan jabatan kepada orang yang justru menginginkannya, sekarang pergilah kamu wahai Abu Musa atau Abdullah bin Qais!" Akhirnya beliau mengutusnya ke negeri Yaman diikuti oleh Mu'adz bin Jabal. Ketika Mu'adz menemui Abu Musa, maka -sambil memberikan bantal kepadanya- Abu Musa berkata, "Silahkan duduk!" Ketika hendak duduk, Mu'adz bin Jabal melihat seorang laki-laki yang terikat, lalu Mu'dz berkata, "Siapakah laki-laki ini?" Abu Musa menjawab, "Dulunya dia adalah seorang Yahudi yang telah masuk Islam, tetapi setelah itu ia kembali lagi kepada agamanya yang semula, agama Yahudi." Mu'adz langsung berkata, "Saya tidak akan duduk sebelum orang ini dibunuh sesuai dengan ketentuan hukum Allah dan rasul-Nya." Abu Musa berkata, "Duduklah dulu." Mu'az menjawab, "Saya tidak akan duduk sebelum orang ini dibunuh sesuai dengan ketentuan hukum Allah dan rasul-Nya." Abu Musa tetap berkata, "Duduklah terlebih dahulu." Mu'adz tetap bersikeras menjawab, "Saya tidak akan duduk sebelum orang ini dibunuh sesuai dengan ketentuan hukum Allah dan rasul-Nya." Hingga ia mengulanginya tiga kali. Akhirnya Abu Musa memerintahkan supaya laki-laki Yahudi itu dibunuh, kemudian keduanya saling mengingatkan untuk selalu melakukan shalat malam. Salah satu dari keduanya, yaitu Mu'adz berkata, "Kalau saya sendiri tetap akan tidur dan juga akan melaksanakan shalat, saya berharap bahwa dalam tidurku ini saya akan memperoleh pahala yang sama seperti saya melakukan shalat."

muslim:3403

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abi Syaibah] dan ['Amru An Naqid] serta [Ibnu Abi Umar] sedangkan lafadznya dari Abu Bakar, mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] dari [Abu Humaid As Sa'idi] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memperkerjakan seorang laki-laki dari suku Al Asad bernama Ibnu Luthbiyah -Amru dan Ibnu Abu 'Umar berkata- untuk mengumpulkan harta sedekat (zakat). Ketika menyetorkan zakat yang dipungutnya, dia berkata, "Zakat ini kuserahkan kepada anda, dan ini pemberian orang kepadaku." Abu Humaid berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu berpidato di atas mimbar, setelah beliau memuji dan menyanjung Allah, beliau sampaikan: "Ada seorang petugas yang aku tugaskan memungut zakat, dia berkata, 'Zakat ini yang kuberikan (setorkan) kepada anda, dan ini pemberian orang kepadaku.' Mengapa dia tidak duduk saja di rumah ibu bapaknya menunggu orang mengantarkan hadiah kepadanya? Demi Allah yang jiwa Muhammad berada di tangannya, tidak ada seorangpun di antara kalian yang menggelapkan zakat ketika ia ditugaskan untuk memungutnya, melainkan pada hari kiamat kelak dia akan memikul unta yang digelapkannya itu melenguh-lenguh di lehernya, atau sapi (lembu) yang melenguh, atau kambing yang mengembek-embek." Kemudian beliau mengangkat kedua tangannya sehingga kami melihat putih kedua ketiaknya, kemudian beliau bersabda: 'Ya Allah, telah aku sampaikan.' Beliau mengatakannya dua kali." Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dan [Abd bin Humaid] keduanya berkata; telah mengabarkan kepada kami [Abdurrazaq] telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] dari [Abu Humaid As Sa'idi] dia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengangkat Ibnu Lutbiyah, yaitu seorang laki-laki dari Asd (menjadi seorang pegawai), untuk memungut zakat, kemudian dia datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan menyerahkan zakat yang di pungutnya, lalu dia berkata, "Ini adalah zakat yang aku setorkan kepada anda, dan ini adalah pemberian orang kepadaku." Kemudian beliau bersabda: "Mengapa dia tidak duduk saja di rumah ibu bapaknya sambil menunggu apakah ada orang yang hendak mengantarkan hadiah kepadanya ataukah tidak." Setelah itu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berdiri berkhutbah." Kemudian dia menyebutkan hadits seperti Sufyan."

muslim:3413

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib, Muhammad bin Al 'Ala'] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [ayahnya] dari [Abu Humaid As Sa'idi] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengangkat seorang laki-laki dari Azd yang bernama Ibnu Al Atbiyah untuk memungut zakat Bani Sulaim, ketika sekretarisnya datang dia berkata, "Ini adalah harta kalian sedangkan ini adalah hadiah untukku." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidakkah kamu duduk-duduk saja di rumah ibu atau bapakmu sehingga datang orang yang memberi hadiah kepadamu, jika kamu benar demikian." Setelah itu beliau berkhutbah, setelah beliau memuji dan menyanjung Allah, beliau sampaikan: "Amma ba'du. Sesungguhnya saya telah meemngangkat seseorang dari kalian sebagai pegawai untuk suatu pekerjaan yang Allah bebankan kepadaku, kemudian dia datang seraya berkata, 'Ini adalah hartamu, sedangkan yang ini adalah hadiah yang diberikan kepadaku, tidakkah dia duduk-duduk saja di rumah ayah atau ibunya menunggu sampai ada orang yang memberi hadiah kepadanya, jika dia orang yang benar. Demi Allah, tidaklah salah seorang dari kalian mengambil sesuatu darinta tanpa hak, kecuali ia akan bertemu Allah Ta'ala pada hari Kiamat dengan membawa (harta tersebut). Dan sungguh saya akan mengenal salah seorang dari kalian saat ia datang menemui Allah dengan membawa unta atau sapi yang melenguh-lenguh, atau kambing yang mengembek-embek." Setelah itu beliau mengangkat kedua tangannya hingga terlihat putih kedua ketiaknya, kemudian beliau mengucapkan: "Ya Allah, telah saya sampaikan. Mataku telah melihatnya dan kedua telingaku telah mendengarnya." Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah menceritakan kepada kami ['Abdah] dan [Ibnu Numair] serta [Abu Mu'awiyah]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahim bin Sulaiman]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu 'Umar] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] mereka semua dari [Hisyam] dengan isnad ini, dan dalam hadits 'Abdah dan Ibnu Numair disebutkan, 'Kemudian pencatatnya (sekretarisnya) datang, ' seperti yang disebutkan oleh Abu Usamah. Dan dalam hadits Ibnu Numair disebutkan, 'Sungguh kalian telah mengetahuinya, demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah salah seorang dari kalian mengambil sesuatupun darinya …', dan dalam hadits Sufyan ditambahkan, 'Beliau bersabda: "Mataku telah melihatnya dan kedua telingaku juga telah mendengarnya." Kemudian mereka bertanya kepada Zaid bin Tsabit yang saat itu dia menyaksikan peristiwa tersebut bersamaku." Dan telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami [Jarir] dari [Asy Syaibani] dari [Abdullah bin Dzakwan] -yaitu Abu Az Zinnad- dari ['Urwah bin Zubair] dari [Abu Humaid As Sa'idi] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengangkat seorang laki-laki untuk memungut zakat, tidak lama kemudian dia datang dengan membawa hasil yang banyak, lalu dia berkata, 'Ini adalah harta anda sedangkan yang ini adalah hadiah untukku…kemudian dia menyebutkan hadits seperti itu." 'Urwah berkata, "Lalu saya bertanya kepada Abu Humaid As Sa'idi, "Apakah kamu mendengarnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" dia menjawab, "Dari mulut beliau ke kedua telingaku."

muslim:3414

Dan telah menceritakan kepadaku [Harmalah bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] telah mengabarkan kepadanya, ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Salamah bin Abdurrahman] dari [Abu Hurairah] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda: "Barangsiapa mentaatiku sungguh dia telah mentaati Allah, barangsiapa bermaksiat kepadaku maka dia telah bermaksiat kepada Allah. Dan barangsiapa mentaati pemimpinku sungguh dia telah mentaatiku, barangsiapa bermaksiat kepada pemimpinku maka dia telah bermaksiat kepadaku." Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Hatim] telah menceritakan kepada kami [Makki bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Juraij] dari [Ziyad] dari [Ibnu Syihab] bahwa [Abu Salamah bin Abdurrahman] telah mengabarkan kepadanya, bahwa dia pernah mendengar [Abu Hurairah] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda seperti hadits di atas." Dan telah menceritakan kepadaku [Abu Kamil Al Jahdari] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Ya'la bin 'Atha'] dari [Abu 'Alqamah] dia berkata, telah menceritakan kepadaku, dari mulutnya ke mulutku (secara lisan), dia berkata, "Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam…" (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepadaku ['Ubaidullah bin Mu'adz] telah menceritakan kepada kami [ayahku]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] dia berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Ya'la bin 'Atha] bahwa dia pernah mendengar [Abu 'Alqamah] mendengar dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti hadits mereka." Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami [Abdur Razaq] telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Hammam bin Munabbih] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti hadits mereka." Dan telah menceritakan kepadaku [Abu At Thahir] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] dari [Haiwah] bahwa [Abu Yunus] budak Abu Hurairah, telah bercerita kepadanya, dia berkata; saya pernah mendengar [Abu Hurairah] berkata, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seperti itu. Beliau bersabda: 'Barangsiapa mentaati seorang pemimpin…', tidak mengatakan, 'Barangsiapa mentaati kepemimpinanku'. begitu juga dalam hadits riwayat Hammam dari Abu Hurairah."

muslim:3418

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Mutsanna] dan [Ibnu Basyar] sedangkan lafadznya dari Ibnu Mutsanna, keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Zubaid] dari [Sa'd bin 'Ubaidah] dari [Abu Abdurrahman] dari [Ali], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengirim suatu pasukan dan mengangkat seorang laki-laki menjadi komandannya. Kemudian ia menyalakan api (unggun) seraya berkata, "Masuklah kalian ke dalam api tersebut." Maka sebagian anak buahnya hendak masuk ke dalam api tersebut, sedangkan sebagian anak buahnya yang lain mengatakan, "Kita harus menjauhi api tersebut." Kemudian peristiwa tersebut dilaporkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lantas beliau bersabda kepada orang-orang yang hendak melompat ke dalam api tersebut: "Sekiranya kalian masuk ke dalam api tersebut, maka kalian akan senantiasa di dalamnya hingga hari Kiamat." Kemudian beliau berkata pula kepada yang lain dengan lemah lembut, sabdanya: "Tidak ada ketaatan dalam kemaksiatan kepada Allah, hanyasanya ketaatan itu di dalam kebajikan."

muslim:3424

Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair] dan [Zuhair bin Harb] dan [Abu Sa'id Al Asyaj] sedangkan lafadznya saling berdekatan, mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Waki'] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Sa'd bin 'Ubaidah] dari [Abu Abdurrahman] dari ['Ali] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengutus suatu ekspedisi dan mengangkat seorang laki-laki dari Anshar sebagai pemimpinnya, mereka diperintahkan untuk taat dan mendengar kepadanya, suatu ketikan pemimpinnya marah terhadap anak buahnya karena suatu perkara, dia berkata, "Kumpulkanlah kayu bakar." Setelah kayu bakar terkumpul dia berkata, "Bukankah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah memerintahkan kepada kalian untuk mendengarkanku dan mentaatiku?" mereka menjawab, "Ya." Dia berkata, "Oleh karena itu, masuklah kalian ke dalam api tersebut." Ali berkata, "Lalu sebagian yang lain saling memandang kepada yang lainnya, sambil berkata, "Kita harus lari kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari api tersebut." Anak buahnya masih saja (dalam kebimbangan) seperti itu, hingga kemarahannya mereda dan api dimatikan. Ketika mereka kembali, mereka memberitahukan peristiwa itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau bersabda: "Sekiranya kalian masuk ke dalamnya, niscaya kalian tidak akan dapat keluar dari api tersebut, ketaatan itu hanya dalam kebajikan." Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dan [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dengan isnad seperti ini."

muslim:3425

Telah menceritakan kepada kami [Syaiban bin Farruh] telah menceritakan kepada kami [Jarir] -yaitu Ibnu Hazim- telah menceritakan kepada kami [Ghailan bin Jarir] dari [Abu Qais bin Riyah] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda: "Barangsiapa keluar dari ketaatan dan tidak mau bergabung dengan Jama'ah kemudian ia mati, maka matinya seperti mati jahiliyah. Dan barangsiapa mati di bawah bendera kefanatikan, dia marah karena fanatik kesukuan atau karena ingin menolong kebangsaan kemudian dia mati, maka matinya seperti mati jahiliyah. Dan barangsiapa keluar dari ummatku, kemudian menyerang orang-orang yang baik maupun yang fajir tanpa memperdulikan orang mukmin, dan tidak pernah mengindahkan janji yang telah di buatnya, maka dia tidak termasuk dari golonganku dan saya tidak termasuk dari golongannya." Dan telah menceritakan kepadaku ['Ubaidullah bin Umar Al Qawariri] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Ghailan bin Jarir] dari [Ziyad bin Riyah Al Qaisi] dari [Abu Hurairah] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda seperti hadits Jarir, dia berkata, "Dan tidak memperdulikan orang mukminnya."

muslim:3436

Dan telah menceritakan kepada kami [Suwaid bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami ['Ali bin Mushir] dari ['Ashim] dari [Abu Utsman] dia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Mujasyi' bin Masy'ud As Sulami] dia berkata, "Aku datang bersama saudaraku, Abu Ma'bad, kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam setelah penaklukan Makkah. Aku berkata kepada beliau, "Ya Rasulullah! Bai'atlah dia untuk hijrah." Beliau lalu menjawab: "Hijrah telah selesai bagi penduduknya." Aku lalu bertanya, "Lalu atas apa ia harus berbai'at?" Beliau menjawab: "Untuk Islam, Jihad, dan Kebajikan." [Abu Utsman] berkata, "Kemudian aku menemui [Abu Ma'bad] dan memberitahukan kepadanya apa yang dikatakan Mujasyi'. Maka ia pun berkata, "Dia benar." Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Fudlail] dari ['Ashim] dengan isnad, dia menyebutkan, 'Kemudian saya menemui saudaranya, saudaranya pun menjawab, 'Majasyi' benar.' Namun ia tidak menyebutkan Abu Ma'bad."

muslim:3466

Telah menceritakan kepadaku [Abu At Thahir Ahmad bin 'Amru bin Sarh] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus bin Yazid] dia berkata; [Ibnu Syihab] berkata; telah mengabarkan kepadaku ['Urwah bin Az Zubair] bahwa ['Aisyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bertanya, "Apabila para wanita yang beriman hijrah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, mereka selalu diuji sebagaimana dalam firman Allah 'azza wajalla: '(Hai nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan 'janji setia, bahwa mereka tiada akan menyekutukan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina …) ' (Qs. Mumtahanah: 12). 'Aisyah berkata, "Siapa yang memegang teguh janji-janji tersebut dengan setia, berarti mereka lulus dari ujian, dan apabila mereka telah mengingrarkan janji tersebut dengan ucapan mereka di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada mereka: "Pergilah, sesungguhnya kalian telah berbai'at kepadaku." Demi Allah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah memegang tangan seorang wanita pun, beliau membaiat mereka dengan ucapan. Aisyah melanjutkan, "Demi Allah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah mengambil sumpah kepada kaum wanita kecuali atas apa yang diperintahkan oleh Allah, dan beliau tidak pernah menyentuh telapak seorang wanita pun, apabila beliau membai'at mereka, beliau hanya mengucapkan; "Sesungguhnya saya telah membai'at kalian."

muslim:3470

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair] telah menceritakan kepada kami [ayahku] telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memeriksaku ketika hendak berangkat perang Uhud, ketika itu saya baru berusai empat belas tahun, sehingga beliau pun tidak membolehkan aku ikut pergi berperang. ketika hendak berangkat ke medan perang (Khandaq), beliau memeriksaku pula. Ketika itu saya telah berusai lima belas tahun, dan beliau membolehkanku ikut berperang." Nafi' berkata, "Maka saya mendatangi 'Umar bin Abdul Aziz -ketika itu dia telah menjabat sebagai Khalifah-, lalu saya menyampaikan kepadanya hadits tersebut. dia berkata, "Sesungguhnya itu adalah batas antara usia kecil dan usia dewasa." Lalu dia menulis surat kepada pegawainya supaya mereka mewajibkan pelaksanaan tugas-tugas agama (Mukallaf) bagi setiap anak yang telah mencapai usia lima belas tahun. Anak yang kurang dari usia tersebut menjadi tanggung jawab keluarganya." Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Idris] dan [Abdurrahim bin Sulaiman]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahab] -yaitu At Tsaqafi- semuanya dari ['Ubaidullah] dengan isnad ini, namun dalam hadits mereka disebutkan, "Sedangkan saya berusia empat belas tahun, maka beliau menganggapku masih kecil."

muslim:3473

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] dia berkata; saya membacakan di hadapan [Malik]; dari [Nafi'] dari [Abdullah bin Umar] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang membawa mushaf Al Qur'an ke daerah musuh."

muslim:3474

Dan telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Laits]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Rumh] telah mengabarkan kepada kami [Al Laits] dari [Nafi'] dari [Abdullah bin Umar] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa beliau melarang membawa Mushaf Al Qur'an ke negeri musuh, karena beliau khawatir apabila nantinya akan diambil musuh."

muslim:3475

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya At Tamimi] dia berkata; saya membacakan di hadapan [Malik]; dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengadakan lomba pacuan kuda yang telah mengkabarkan kepada kamilah dilatih dari Haifa sampai ke Tsaniyatul Wada', dankuda yang belum dilatih dari Tsaniyah hingga Masjid Bani zurai'. Dan Ibnu'Umar sendiri turut dalam perlombaan itu." Dan telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] dan [Muhammad bin Rumh] dan [Qutaibah bin Sa'id] dari [Al Laits bin Sa'd]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Khalaf bin Hisyam] dan [Abu Ar Rabi'] dan [Abu Kamil] mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Hammad] -yaitu Ibnu Zaid- dari [Ayyub]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dari [Ayyub]. (Dalam jalur lain disebutkan) telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [ayahku]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan ['Ubaidullah bin Sa'id] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya] -yaitu Al Qatthan- semuanya dari ['Ubaidullah]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepadaku [Ali bin Hujr] dan [Ahmad bin 'Abdah] dan [Ibnu Abu Umar] mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Isma'il bin Umayyah]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepadaku [Musa bin 'Uqbah]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Sa'id Al Aili] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Usamah] -yaitu Ibnu Zaid- semuanya dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] semakna dengan hadits Malik dari Nafi'. Dan ia menambahkan dalam hadits Ayyub dari riwayatnya Hammad dan Ibnu Ulayyah. Abdullah menyebutkan, "Akhirnya aku sebagai pemenang, kuda itu sedemikian cepat menghantarkanku ke masjid dengan kecepatan langkah dan lompatnya."

muslim:3477

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] dia berkata; saya membacakan di hadapan [Malik]; dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pada ubun-ubun setiap kuda tertulis kebaikan hingga hari kiamat." Dan telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] dan [Ibnu Rumh] dari [Al Laits bin Sa'd]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Ali bin Mushir] dan [Abdullah bin Numair]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [ayahku]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Yahya] semuanya dari ['Ubaidullah]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Sa'id Al Aili] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah menceritakan kepadaku [Usamah] semuanya dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti hadits Malik dari Nafi'."

muslim:3478

Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair] telah menceritakan kepada kami [ayahku] telah menceritakan kepada kami [Zakaria] dari ['Amir] dari ['Urwah Al Bariqi] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pada ubun-ubun kuda telah ditulis kebaikan hingga datangnya hari kiamat; pahala dan ghanimah."

muslim:3480

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Fudlail] dan [Ibnu Idris] dari [Hushain] dari [As Sya'bi] dari ['Urwah Al Bariqi] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Keberkahan itu tertulis pada ubun-ubun kuda." Beliau ditanya, "Wahai Rasulullah, kebaikan yang bagaimana itu?" beliau menjawab: "Berupa pahala dan ghanimah hingga hari Kiamat." Dan telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami [Jarir] dari [Hushain] dengan isnad ini, namun 'Urwah bin Ja'd berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] dan [Khalaf bin Hisyam] serta [Abu Bakar bin Abu Syaibah] semuanya dari [Abu Al Ahwash]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dan [Ibnu Abu Umar] keduanya dari [Sufyan] semuanya dari [Syabib bin Ghurqadah] dari ['Urwah Al Bariqi] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan dia tidak menyebutkan, "Berupa pahala dan ghanimah." Dan dalam hadits Sufyan dia mendengar Urwah Al Bariqi, bahwa dia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam." Dan telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Mu'adz] telah menceritakan kepada kami [ayahku]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Al Mutsanna] dan [Ibnu Basyar] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] keduanya dari [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] dari [Al 'Aizar bin Huraits] dari ['Urwah bin Al Ja'd] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dengan tidak menyebutkan, "Berupa pahala dan ghanimah."

muslim:3481

Dan telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari ['Amarah] -yaitu Ibnu Al Qa'qa'- dari [Abu Zur'ah] dari [Abu Hurairah] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah menjamin bagi orang yang berperang di jalan-Nya, tidak ada yang mendorongnya keluar kecuali karena ingin jihad di jalan-Ku, ia iman dengan Aku dan membenarkan para rasul-Ku, maka Aku menjamin akan memasukkannya ke dalam surga atau mengembalikannya pulang ke rumahnya dengan membawa kemenangan berupa pahala dan ghanimah. Demi dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidak ada seseorang pun yang terluka dalam perang fi sabilillah, melainkan kelak di hari Kiamat ia akan datang dalam keadaan luka seperti semula, warna warna darah dan baunya bau minyak kesturi. Demi dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sekiranya tidak memberatkan kaum Muslimin, sungguh selamanya aku tidak ingin tertinggal di belakang ekspedisi berperang menegakkan agama Allah, namun saya tidak mampu untuk menanggung biaya mereka, sedangkan mereka juga tidak memiliki kelapangan, padahal mereka merasa kecewa tidak ikut berperang bersamaku. Demi dzat yang jiwa Muhammad berada ditangan-Nya, sesungguhnya saya ingin sekali berperang fi sabilillah, kemudian saya terbunuh, lalu saya berperang lagi lalu saya terbunuh, setelah itu saya berperang lagi dan terbunuh." Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Abu Kuraib] berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Fudlail] dari ['Umarah] dengan sanad diatas.

muslim:3484

Dan telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Al Mughirah bin Abdurrahman Al Hizami] dari [Abu Az Zinnad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Allah akan menjamin bagi siapa yang berjihad (berjuang) di jalan-Nya, ia tidak keluar dari rumahnya kecuali untuk berjuang di jalan-Nya dan menegakkan kalimat-Nya, (maka Saya menjamin baginya) untuk masuk kedalam surga atau mengembalikannya pulang ke rumahnya dengan membawa sesuatu yang ia dapat berupa pahala dan ghanimah."

muslim:3485

Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Hammam bin Munabbih] dia berkata; hadits ini seperti yang telah diceritakan kepada kami oleh [Abu Hurairah] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam -kemudian dia menyebutkan beberapa hadits darinya-, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Setiap luka yang menimpa seorang Muslim dalam jihad fi sabilillah, maka di hari Kiamat ia akan mengucurkan darah berwarna merah dan baunya bau kesturi." Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya, sekiranya tidak memberatkan terhadap orang-orang mukmin, niscaya saya tidak akan membolehkan seseorang untuk tidak ikut berperang fi sabilillah, akan tetapi saya tidak mampu memberi kelapangan dan membawa mereka, begitu pula mereka tidak memiliki kelapangan untuk ikut bersamaku (berparang), dan jiwa mereka tidak nyaman untuk duduk-duduk (tidak ikut perang) sepeninggalku." Dan telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Abu Az Zinnad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sekiranya tidak memberatkan terhadap orang-orang Mukmin, niscaya saya tidak akan tertinggal di belakang ekspedisi …sebagaimana hadits mereka dengan isnad ini, "Demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh saya ingin sekali terbunuh kemudian di hidupkan… seperti hadits Abu Zur'ah dari Abu Hurairah." Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahhab] -yaitu At Tsaqafi-. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar] telah menceritakan kepada kami [Marwan bin Mu'awiyah] semuanya dari [Yahya bin Sa'id] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sekiranya tidak memberatkan terhadap ummatku, sungguh saya lebih suka tidak tertinggal dari ekspedisi…..sebagaimana hadits mereka." Telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Suhail] dari [ayahnya] dari [Abu Hurairah] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah akan menjamin bagi siapa yang keluar berperang fi sabilillah… hingga sabdanya: "Saya tidak akan tertinggal di belakang ekspedisi di jalan Allah."

muslim:3487

Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu Khalid Al Ahmar] dari [Syu'bah] dari [Qatadah] dan [Humaid] dari [Anas bin Malik] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tidak seorang pun yang meninggal dunia, dan di sisi Allah ia memiliki kebaikan yang membuatnya bahagia, lalu ia ingin kembali ke dunia selain orang yang mati syahid. Sesungguhnya ia berangan-anagn untuk kembali (ke dunia) kemudian terbunuh lagi di dunia karena ia melihat keutamaan mati syahid."

muslim:3488

Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Ibnu Basyar] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] dia berkata, "Saya mendengar [Anas bin Malik] menceritakan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tidak satupun seseorang yang masuk surga ingin kembali ke dunia, sekalipun seluruh dunia dan isinya diberikan kepadanya, kecuali orang yang mati syahid. Sesungguhnya ia berangan-angan hendak kembali (ke dunia) kemudian terbunuh hingga sepuluh kali, karena ia melihat mulianya mati syahid."

muslim:3489

Telah menceritakan kepadaku [Hasan bin Ali Al Khulwani] telah menceritakan kepada kami [Abu Taubah] telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah bin Salam] dari [Zaid bin Salam] bahwa dia mendengar [Abu Salam] berkata; telah menceritakan kepadaku [An Nu'man bin Basyir] dia berkata, "Saya pernah berada di sisi mimbar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba saya mendengar seorang laki-laki berkata, "Saya tidak mementingkan suatu amalan setelah saya masuk Islam kecuali menjamu para Jama'ah haji." Sedangkan yang lain mengatakan, "Saya tidak mementingkan suatu amalan setelah saya masuk Islam kecuali memakmurkan Masjidil Haram." Dan yang lainnya lagi mengatakan, "Jihad fi sabilillah itu lebih baik dari apa yang kalian katakan tadi." Lalu mereka ditegur oleh Umar saraya berkata, "Janganlah kalian meninggikan suara kalian di sisi mimbar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bukankah hari ini adalah hari Jum'at?" Setelah selesai shalat Jum'at, saya datang menemui beliau untuk meminta fatwa tentang apa yang diperselisihkan mereka, maka turunkah ayat: '(Apakah (orang-orang) yang memberi minuman orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidilharam kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian serta bejihad di jalan Allah? …) ' (Qs. At Taubah: 19) sampai akhir ayat." Dan telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Abdurrahman Ad Darimi] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Hasan] telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah] telah mengabarkan kepadaku [Zaid] bahwa dia mendengar [Abu Salam] berkata; telah menceritakan kepadaku [An Nu'man bin Basyir] dia berkata, "Ketika saya berada di sisi mimbar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam…seperti hadits Abu Taubah."

muslim:3491

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Laits] dari [Sa'id bin Abu Sa'id] dari [Abdullah bin Abu Qatadah] dari [Abu Qatadah] bahwa dia mendengarnya menceritakan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa suatu ketika beliau berdiri di tengah-tengah para sahabat, lalu beliau bersabda: "Sesungguhnya jihad fi sabilillah serta iman kepada Allah, adalah amalan yang paling utama." Maka seorang laki-laki berdiri seraya bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana jika saya terbunuh dalam jihad fi sabilillah, apakah dosa-dosaku akan terampuni?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Ya, jika kamu terbunuh di jalan Allah, sabar dan mengharap pahala, maju ke depan dan tidak lari ke belakang." Kemudian beliau bertanya: "Apa yang kamu tanyakan tadi?" dia mengulangi pertanyaannya, "Bagaimana jika saya terbunuh dalam jihad fi sabilillah, apakah dosa-dosaku akan terampuni?" beliau menjawab: "Ya, jika kamu sabar dan mengharap pahala, maju ke depan dan tidak lari ke belakang. Begitulah Jibril mengatakannya kepadaku." Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Muhammad bin Al Mutsanna] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] telah mengabarkan kepada kami [Yahya] -yaitu Ibnu Sa'id- dari [Sa'id bin Abu Sa'id Al Muqbiri] dari [Abdullah bin Abu Qatadah] dari [ayahnya] dia berkata, "Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata, "Bagaimana pendapatmu jika saya terbunuh di jalan Allah…semakna dengan hadits Laits." Dan telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Manshur] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Amru bin Dinar] dari [Muhammad bin Qais]. (dalam jalur lain disebutkan) Perawi berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Ajlan] dari [Muhammad bin Qais] dari [Abdullah bin Abu Qatadah] dari [ayahnya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam… lalu salah seorang dari keduanya menambahkan riwayat temannya, bahwa seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika beliau berada di atas mimbar, dia bertanya, "Bagaimana pendapat anda jika saya menghunus pedangku (berperang) …semakna dengan hadits Al Maqburi."

muslim:3497

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu Umar Al Maki] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah tertawa terhadap dua orang yang saling membunuh, dan kedua-duanya masuk surga." Maka para sahabat bertanya; "Bagaimana hal itu bisa terjadi wahai Rasulullah?" beliau menjawab: "Salah seorang darinya berperang di jalan Allah 'azza wajalla lalu dia mati syahid, kemudian Allah menerima taubat si pembunuh, lalu ia masuk Islam dan berperang di jalan Allah 'azza wajalla hingga mati syahid." Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Zuhair bin Harb] dan [Abu Kuraib] mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Sufyan] dari [Abu Az Zinad] dengan sanad seperti ini."

muslim:3504

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Hammam bin Munabbih] dia berkata; ini sebagaimana yang pernah diceritakan oleh [Abu Hurairah] kepada kami dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu dia menyebutkan beberapa hadits yang di antaranya adalah, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah tertawa terhadap dua orang yang saling membunuh, namun keduanya masuk surga." Para sahabat bertanya, "Bagaimana hal itu bisa terjadi wahai Rasulullah?" beliau menjawab: "Seseorang terbunuh kemudian dia masuk surga, kemudian Allah menerima taubatnya si pembunuh dan menunjukinya untuk masuk Islam, setelah itu dia berjihad di jalan Allah dan akhirnya mati syahid."

muslim:3505

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Abu Kuraib] dan [Ibnu Abu Umar] dan ini adalah lafadz Abu Kuraib, mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Abu 'Amru As Syaibani] dari [Abu Mas'ud Al Anshari] dia berkata, "Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata, "Wahai Rasulullah, jalan kami telah terputus karena hewan tungganganku telah mati, oleh karena itu bawalah saya dengan hewan tunggangan yang lain." Maka beliau bersabda: "Saya tidak memiliki (hewan tunggangan yang lain)." Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang berkata, "Wahai Rasulullah, saya dapat menunjukkan seseorang yang dapat membawanya (memperoleh penggantinya)." Maka beliau bersabda: "Barangsiapa dapat menunjukkan suatu kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti orang yang melakukannya." Dan telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami [Isa bin Yunus]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepadaku [Bisyr bin Khalid] telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] dari [Syu'bah]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] semuanya dari [Al A'masy] dengan sanad ini."

muslim:3509

Dan telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin 'Ulayyah] dari [Ali bin Mubarak] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Abu Katsir] telah menceritakan kepadaku [Abu Sa'id] bekas budak Al Mahri, dari [Abu Sa'id Al Khudri], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengirim utusan Bani Lahyan dari suku Hudzail, lalu beliau bersabda: "Hendaknya setiap dua orang (dalam keluarga) keluar salah satunya, sedangkan pahala antara keduanya sama." Dan telah menceritakan kepadaku [Ishaq bin Manshur] telah mengabarkan kepada kami [Abdush Shamad] -yaitu Ibnu Abdul Warits- dia berkata; saya pernah mendengar [ayahku] berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Husain] dari [Yahya] telah menceritakan kepadaku [Abu Sa'id] bekas budak Al Mahri, telah menceritakan kepadaku [Abu Sa'id Al Khudri], bahwa Rasulullah pernah mengirim suatu pasukan…, seperti makna hadits di atas." Dan telah menceritakan kepadaku [Ishaq bin Manshur] telah mengabarkan kepada kami ['Ubaidullah] -yaitu Ibnu Musa- dari [Syaiban] dari [Yahya] dengan sanad seperti ini."

muslim:3513

Dan telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Manshur] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Amru bin Harits] dari [Yazid bin Abu Habib] dari [Yazid bin Abu Sa'id bekas budak Al Mahri] dari [ayahnya] dari [Abu Sa'id Al Khudri], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengirim utusan ke Bani Lahyan, agar setiap dua orang laki-laki (dari satu rumah) keluar satu orang laki-laki (untuk berperang), kemudian beliau bersabda kepada orang yang tidak ikut berperang: "Kalian yang tidak ikut berperang, hendaknya mengurusi keluarga dan harta orang yang ikut berperang dengan baik, maka ia akan mendapatkan pahala setengah dari orang yang ikut berperang."

muslim:3514

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Nadlr bin Abu Nadlr] dan [Harun bin Abdullah] dan [Muhammad bin Rafi'] dan [Abd bin Humaid] dan lafadz mereka saling berdekatan, mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Hasyim bin Al Qasim] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman] -yaitu Ibnu Al Mughirah- dari [Tsabit] dari [Anas bin Malik] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengutus Busaisah sebagai mata-mata, mengintai gerak-gerik kafilah Abu Sufyan. Busaisah lalu datang sedangkan di rumah tidak ada seorangpun selain saya dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Anas berkata, "Saya tidak tahu apakah beliau mengistimewakan sebagian dari isterinya (untuk mendengar berita rahasia)." Anas melanjutkan, "Lantas Busaisah menyampaikan laporannya. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar sambil bersabda: "Kita berangkat sekarang untuk suatu tujuan, siapa yang telah siap kendaraannya, maka berangkatlah bersama kami." Lantas beberapa orang laki-laki meminta izin kepada beliau untuk mengambil kendaraannya di luar kota Madinah, namun beliau bersabda: "Tidak, cukup orang-orang yang kendaraanya telah siap saja." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya berangkat sehingga mereka lebih dahulu tiba di Badar daripada kaum Musyrikin. Tidak lama kemudian kaum Musyrikin tiba, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian bertindak sebelum ada perintah dariku." Ketika kaum Musyrikin semakin dekat, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Majulah kalian ke surga, yang luasnya seluas langit dan bumi." Anas berkata, "Tiba-tiba 'Umair bin Al Hammam Al Anshari berkata, "Ya Rasulullah, surga yang luasnya seluas langit dan bumi!" Beliau menjawab: "Ya." 'Umair berkata, "Wah, wah..!" Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Mengapa kamu mengatakan wah...wah..?" Umair menjawab, "Tidak, demi Allah wahai Rasulullah, saya mengharap semoga saya menjadi penghuninya." Beliau bersabda: "Ya, sesungguhnya kamu termasuk dari penghuninya." Kemudian dia mengeluarkan kurma dari dalam sakunya dan memakannya sebagian. Sesudah itu dia berkata, "Sungguh kehidupan yang lama bagiku, seandainya aku menghabiskan kurmaku ini." Anas berkata, "Maka kurma yang masih tersisa di tangannya ia lemparkan begitu saja kemudian dia bertempur hingga gugur."

muslim:3520

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Hatim] telah menceritakan kepada kami ['Affan] telah menceritakan kepada kami [Hammad] telah mengabarkan kepada kami [Tsabit] dari [Anas bin Malik] dia berkata, "Serombongan orang datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu mereka berkata, "Kirimkanlah bersama kami beberapa orang untuk mengajarkan Al Qur'an dan As Sunnah kepada kami." Maka beliau mengirim tujuh puluh orang laki-laki dari golongan Anshar, mereka di namakan Al Qurra (ahli dalam membaca Al-Qur'an). Mereka adalah orang-orang yang menjauhi perkara haram, selalu membaca dan mempelajari Al-Qur'an di malam hari, sedangkan di siang hari mereka mengangkut air ke masjid sehingga bisa digunakan untuk bersuci. Selain itu mereka juga mencari kayu bakar, setelah dijual, mereka gunakan uangnya untuk membeli makanan untuk ahli suffah dan orang-orang fakir. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu mengutus mereka menyertai rombongan tersebut. Di tengah perjalanan mereka diserang oleh rombongan tersebut, dan akhirnya mereka dibunuh sebelum sampai ke tempat tujuan. Namun mereka sempat berdo'a: "Ya Allah, sampaikanlah kabar kami kepada Nabi kami, bahwa kami telah bertemu dengan-Mu. Kami ridla dengan-Mu dan Engkau ridla dengan kami." Anas melanjutkan, "Ketika itu ada seseorang yang membuntuti Haram -paman Anas- dari belakang, rupanya Haram dapat menikamnya dengan tombak hingga ia berhasil membunuhnya. Setelah itu Haram berkata, "Saya telah menang demi Rabb pemilik Ka'bah." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada para sahabatnya: "Sesungguhnya saudara-saudara kalian telah terbunuh, dan (sebelum terbunuh) mereka sempat berkata, "Ya Allah, sampaikanlah kabar kami kepada Nabi kami, bahwa kami telah bertemu dengan-Mu. Kami ridla dengan-Mu dan Engkau ridla dengan kami'."

muslim:3522

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah bin Qa'nab] telah menceritakan kepada kami [Malik] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Muhammad bin Ibrahim] dari ['Alqamah bin Waqash] dari [Umar bin Khattab] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya amalan itu tergantung dengan niatnya, dan sesungguhnya ia akan mendapatkan sesuatu yang diniatkannya, barangsiapa hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa hijrahnya untuk memperoleh dunia atau seorang wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya sesuai dengan apa yang diniatkannya." Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rumh bin Muhajir] telah mengabarkan kepada kami [Laits]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Abu Ar Rabi' Al Ataki] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahhab] -yaitu Ats Tsaqafi-. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami [Abu Khalid Al Ahmar Sulaiman bin Hayyan]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair] telah menceritakan kepada kami [Hafsh] -yaitu Ibnu Ghiyats- dan [Zaid bin Harun]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al 'Ala Al Hamdani] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Mubarak]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] semuanya dari [Yahya bin Sa'id] dengan sanad makna seperti riwayat Malik. Dan dalam haditsnya Sufyan disebutkan, 'Saya mendengar Umar bin Khattab di atas mimbar mengabarkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam."

muslim:3530

Telah menceritakan kepadaku [Harun bin Abdullah] dan [Hajjaj bin As Sya'ir] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Muhammad] dia berkata; [Ibnu Juraij] berkata; telah mengabarkan kepadaku [Abu Az Zubair] bahwa dia pernah mendengar [Jabir bin Abdullah] berkata, "Saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Senantiasa ada sekelompok dari ummatku yang selalu menang memperjuangkan kebenaran sampai hari Kiamat."

muslim:3547

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah menceritakan kepada kami [Abu Az Zubair] dari [Jabir]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Abu Khaitsamah] dari [Abu Az Zubair] dari [Jabir] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengirim kami dengan Abu Ubaidah sebagai komandannya, untuk menghadang kafilah dagang Quraisy. Kami hanya dibekali dengan sekarung kurma, dan tidak ada lagi selain itu. Karena itu, Abu Ubaidah membagi-bagikannya kepada kami sebuah demi sebuah." Abu Az Zubair berkata, "Lantas saya berkata, "Apa yang dapat kalian perbuat dengan sebuah kurma itu?" Jabir menjawab, "Kami menghisap-hisapnya seperti bayi. Kemudian kami meminum air. Hal itu sudah cukup bagi kami untuk sehari sampai malam. Pernah juga kami gugurkan dedaunan dengan tongkat, kemudian kami siram dengan air lalu kami memakannya. Setelah kami sampai di pantai lautan, kami dihadapkan dengan suatu pemandangan yang tampaknya seperti gundukan air, ketika kami hampiri ternyata itu adalah hewan laut yang disebut 'anbar (sejenis ikan yang panjang dan besar kepalanya)." Jabir berkata, "Lalu Abu Ubaidah berkata, "Itu adalah bangkai." kemudian dia melanjutkan, "Namun tidak mengapa, kita adalah utusan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang mengembang tugas fi sabilillah dan kalian dalam keadaan terpaksa, karena itu kalian boleh memakannya." Jabir berkata, "Kami menetap di tempat itu selama sebulan, dan jumlah kami semuanya ada tiga ratus orang, dan kami menjadi gemuk semuanya (karena makan daging itu)." Jabir melanjutkan, "Sungguh kami telah mengetahui, saat itu kami mengambil minyaknya dari rongga matanya dan menampungnya dengan tempayan besar. Kemudian kami potong-potong dagingnya seperti memotong seekor lembu. Kemudian Abu Ubaidah memanggil tiga belas prajurit untuk masuk ke rongga mata ikan, lalu mereka mengambil kerangkanya dan menegakkannya, kemudian unta kami yang paling besar disuruh berjalan di bawah kerangka ikan tersebut. Kami lalu ambil daging ikan itu sebagai perbekalan kami dan untuk kami masak. Setelah kami tiba di Madinah, kami menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan memberitahukan hal itu kepada beliau, maka beliau bersabda: "Itu adalah rizki yang diberikan Allah kepada kalian, apakah kalian membawa sedikit dagingnya untuk kami makan?" Jabir berkata, "Lantas kami kirimkan daging tersebut kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu beliau memakannya."

muslim:3576

Telah menceritakan kepada kami [Abdul Jabbar bin Al 'Ala] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dia berkata; ['Amru] pernah mendengar [Jabir bin Abdullah] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengirim kami beserta tiga ratus prajurit penunggang kuda yang dipimpin oleh Abu 'Ubaidah bin Jarrah untuk mengintai kafilah dagang orang-orang Quraisy, maka kami bermukim di pantai selama setengah bulan hingga kami kelaparan. Kami kemudian memakan al Khabath (dedaunan) yang terjatuh dari pohonnya, sehingga kami pun disebut dengan pasukan al Khabath. Kemudian laut mendamparkan seekor ikan besar yang disebut Al 'Anbar kepada kami, kami lalu memakannya dan mengambil minyaknya hingga stamina kami pulih dan kuat kembali." Jabir menurutkan, "Kemudian Abu Ubaidah mengambil tulang rusuknya dan mendirikannya, setelah itu dia menyuruh orang yang paling tinggi di antara kami dan yang paling tinggi untanya untuk berjalan lewat bawah rongga tersebut (tulang ikan tersebut)." Jabir melanjutkan, "Beberapa orang juga ada yang masuk ke rongga matanya." Jabir berkata, "kemudian kami mengambil daging dari rongga matanya tersebut begini dan begini, yaitu sedikit dari minyaknya." Jabir berkata, "Ketika itu kami juga membawa sekantong kurma, dan Abu 'Ubaidah memberi kurma segenggam-segenggam kepada setiap prajurit, hingga pernah hanya memberi kami satu biji kurma-satu biji kurma, ketika kurma tersebut habis kamipun mendapatkan gantinya (bangkai ikan)."

muslim:3577

Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Hatim] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Mahdi] dari [Malik bin Anas] dari [Abu Nu'aim Wahb bin Kaisan] bahwa [Jabir bin Abdullah] telah mengabarkan kepadanya, dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengirim kami beserta tiga ratus prajurit yang dipimpin oleh Abu 'Ubaidah bin Jarrah. Ketika kehabisan bekal, maka Abu 'Ubaidah mengumpulkan perbekalan mereka dalam satu wadah, kemudian ia memberi makan kami dengan satu biji kurma setiap harinya." Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] telah menceritakan kepada kami [Al Walid] -yaitu Ibnu Katsir- dia berkata; saya mendengar [Wahb bin Kaisan] berkata; saya mendengar [Jabir bin Abdullah] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengirim pasukan untuk suatu ekspedisi, sedangkan kami termasuk dari tentara tersebut, hingga kami tiba di pantai… kemudian mereka melanjutkan hadits tersebut sebagaimana hadits 'Amru bin Dinar dan Abu Az Zubair, namun dalam hadits Wahb bin Kaisan disebutkan, 'Kemudian tentara tersebut makan (dari daging binatang itu) selama delapan belas hari." Dan telah menceritakan kepadaku [Hajjaj bin As Sya'ir] telah menceritakan kepada kami [Utsman bin 'Umar]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami [Abu Al Mundzir Al Qazzaz] keduanya dari [Daud bin Qais] dari ['Ubaidullah bin Miqsam] dari [Jabir bin Abdullah] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengirim (pasukan) menuju negeri Juhainah dengan dipimpin oleh seorang laki-laki…kemudian dia melanjutkan hadits tersebut sebagaimana hadits mereka."

muslim:3580

Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] dan [Abu Bakar bin Nafi'], [Ibnu Nafi'] berkata; telah mengabarkan kepada kami [Ghundar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Bisyr] dari [Sa'id bin Jubair] dia berkata; saya mendengar [Ibnu Abbas] berkata, "Bibiku, Ummu Hufaid, pernah menghadiahkan minyak samin, susu kering dan daging biawak kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau memakan minyak samin dan susu kering, dan meninggalkan daging biawak karena merasa jijik. Namun daging tersebut pernah dihidangkan (dimakan) di atas meja makan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, seandainya hal itu haram, tentu ia tidak akan terhidang (dimakan) di meja makan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam."

muslim:3604

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Hisyam bin Zaid] dari [Anas bin Malik] dia berkata, "Pada suatu ketika kami lewat di Marru Zhahran (nama tempat), tiba-tiba kami dikagetkan oleh seekor kelinci, lalu kami kejar kelinci tersebut sampai mereka kelelahan." Anas melanjutkan, "Saya juga turut mengejarnya sampai dapat, lantas saya membawanya kepada Abu Thalhah, kemudian dia menyembelihnya dan mengirimkan kedua pahanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Aku lalu membawanya ke hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan beliau pun menerimanya." Dan telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Habib] telah menceritakan kepada kami [Khalid] -yaitu Ibnu Al Harits- keduanya dari [Syu'bah] dengan isnad ini. Dan dalam hadits Yahya disebutkan, "Dengan kedua pahanya."

muslim:3611

Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu Al Ahwash Sallam bin Sulaim] dari [Al Aswad bin Qais] dari [Jundab bin Sufyan] dia berkata, "Saya pernah ikut shalat Iedul Adlha bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Setelah beliau selesai shalat bersama orang-orang, beliau melihat ada seekor kambing yang telah disembelih, lantas beliau bersabda: "Barangsiapa menyembelih sebelum shalat, hendaknya ia mengulangi sembelihannya lagi sebagai pengganti. Dan barangsiapa belum menyembelih hendaknya menyembelih dengan nama Allah." Dan telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dan [Ibnu Abu Umar] dari [Ibnu 'Uyainah] keduanya dari [Al Aswad bin Qais] dengan isnad ini, keduanya menyebutkan, 'Atas nama Allah, ' seperti hadits Abu Al Ahwash."

muslim:3622

Dan telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Ayyub] dan ['Amru An Naqid] serta [Zuhair bin Harb] semuanya dari [Ibnu 'Ulayyah] sedangkan lafadznya dari Amru, dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ibrahim] dari [Ayyub] dari [Muhammad] dari [Anas] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda pada hari Iedul Adlha: "Barangsiapa menyembelih hewan kurban sebelum shalat Ied, hendaknya ia mengulanginya lagi." Tiba-tiba seorang laki-laki berdiri seraya berkata, "Wahai Rasulullah, bukannya ini adalah hari-hari dibagikannya daging kurban!" Kemudian menyebutkan kebutuhan tetangganya akan daging, dan seakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun membenarkannya." Laki-laki itu berkata, "Saya memiliki Jad'ah yang lebih saya sukai dari pada dua ekor kambing biasa, maka apakah saya harus menyembelihnya?" Anas berkata, "Maka beliau memberi keringanan kepadanya (untuk berkurban dengan Jad'ah)." Anas berkata, "Saya tidak tahu, apakah keringanan tersebut khusus untuk dirinya atau untuk yang lain juga." Anas berkata lagi, "Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kembali menuju dua ekor kambing dan menyembelihnya, maka orang-orang sama mengambil kambingnya masing-masing, setelah itu mereka membagi-bagikan dagingnya." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Ubaid Al 'Ubari] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dan [Hisyam] dari [Muhammad] dari [Anas bin Malik], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat kemudian berkhutbah, lalu beliau memerintahkan bagi siapa yang telah berkurban sebelum shalat ied, untuk mengulangi kurbannya…kemudian dia menyebutkan seperti hadits Ibnu 'Ulayyah." Dan telah menceritakan kepadaku [Ziyad bin Yahya Al Hassani] telah menceritakan kepada kami [Hatim] -yaitu Ibnu Wardan- telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Muhammad bin Sirin] dari [Anas bin Malik] dia berkata, "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang berkhutbah pada hari raya Adlha, tiba-tiba beliau mencium bau daging (yang baru disembelih), maka beliau melarang mereka untuk menyembelih terlebih dahulu, sabdanya: "Barang siapa terlanjur berkurban, hendaknya ia mengulangi kurbannya..., kemudian dia menyebutkan seperti hadits keduanya."

muslim:3630

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna Al 'Anazi] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Sufyan] telah menceritakan kepadaku [ayahku] dari ['Abayah bin Rifa'ah bin Rafi' bin Khadij] dari [Rafi' bin Khadij] ia berkata, "Aku berkata kepada Rasulullah, 'Besok kita akan bertemu musuh, sementara kita tidak lagi mempunyai pisau tajam? ' Beliau menjawab: "Sembelihlah dengan sesuatu yang dapat mengalirkan darah, sebutlah nama Allah lalu makanlah, kecuali dengan gigi dan kuku. Aku jelaskan kepada kalian; gigi itu sejenis tulang, sedangkan kuku adalah alat yang biasa digunakan oleh bangsa Habsyah (untuk menyembelih)." Kami lalu mendapatkan rampasan unta dan kambing, saat ada salah satu unta tersebut yang kabur, maka seorang laki-laki melemparnya dengan anak panah, hingga dapat menangkapnya kembali. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya di antara unta-unta ini ada yang liar sebagaimana binatang buas, jika kalian merasa susah dibuatnya, maka lakukanlah seperti itu." Dan telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami [Waki'] telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Sa'id bin Masruq] dari [ayahnya] dari ['Abayah bin Rifa'ah bin Rafi' bin Khadij] dari [Rafi' bin Khadij] dia berkata, "Saya pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika di Dzul Khulaifah, dari arah Tihamah, lalu kami mendapatkan rampasan kambing dan unta, maka orang-orang pun bersegera mendidihkan air dalam kuwali, namun beliau memerintahkan supaya kuwali tersebut ditumpahkan, kemudian beliau menjadikan sepuluh kambing setara dengan satu ekor unta...kemudian perawi menyebutkan sisa hadits tersebut sebagaimana hadits Yahya bin Sa'id." Dan telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Isma'il bin Muslim] dari [Sa'id bin Masruq] dari ['Abayah] dari kakeknya [Rafi'] kemudian menceritakan kepadaku [Umar bin Sa'id bin Masruq] dari [Ayahnya] dari [Abayah bin Rifa'ah bin Rafi' bin Khadij] dari [Kakeknya] dia berkata, "Kami berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya esok hari kita akan bertemu musuh, sementara kami tidak memiliki pisau, maka kami menyembelihnya dengan dahan (yang tajam)...Kemudian ia menyebutkan hadits tersebut dengan kisahnya, ia menambahkan, "Kemudian seekor unta kami kabur, kami pun langsung melesatkan anak panah hingga unta tersebut terjatuh." Dan telah menceritakan kepadaku [Al Qasim bin Zakaria] telah menceritakan kepada kami [Husain bin Ali] dari [Za`idah] dari [Sa'id bin Masruq] dengan sanad hadits ini hingga yang terakhir secara sempurna, ia menyebutkan dalam haditsnya, "Sementara kami tidak memiliki pisau, apakah kami boleh menyembelihnya dengan kayu?" Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Walid bin Abdul hamid] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Sa'id bin Masruq] dari ['Abayah bin Rifa'ah bin Rafi'] dari [Rafi' bi Khadij] bahwa dia berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya esok hari kita akan bertemu musuh, sementara kita tidak memiliki pisau (untuk menyembelih hewan sembelihan).... lalu ia menyebutkan hadits tersebut, namun ia tidak menyebutkan, "Lalu para sahabat bersegera untuk mendidihkan air dalam kuwali, namun beliau memerintahkan supaya kuwali tersebut di tumpahkan...lalu ia menyebutkan semua kisah dalam hadits tersebut."

muslim:3638

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami [Zakaria bin 'Adi] dari [Ubaidillah bin 'Amru] dari [Zaid bin Abu Unaisah] dari ['Atha bin Abu Rabah] dari [Jabir bin Abdullah] dia berkata, "Kami tidak menyimpan daging kurban setelah tiga hari, lantas Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kami untuk menyimpannya sebagai perbekalan, dan kami pun memakan daging tersebut setelah tiga hari." Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari ['Amru] dari ['Atha] dari [Jabir] dia berkata, "Kami menyimpannya untuk perbekalan ke Madinah pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam."

muslim:3646

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya At Tamimi] telah mengabarkan kepada kami [Hajjaj bin Muhammad] dari [Ibnu Juraij] telah menceritakan kepadaku [Ibnu Syihab] dari [Ali bin Husain bin Ali] dari ayahnya [Husain bin Ali] dari [Ali bin Abu Thalib] dia berkata, "Dahulu saya pernah mendapatkan satu ekor unta dari hasil rampasan perang Badr bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menambahku lagi dengan satu ekor unta. Suatu hari saya menambatkan kedua hewan tersebut di depan pintu rumah milik orang Anshar, aku ingin membawa idzkhir dan meletakkannya di atas kedua punggung hewan tersebut untuk saya jual, sedangkan aku bersama seorang laki-laki penjual emas dari Bani Qainuqa`. Dan hasil dari penjualan itu akan aku pergunakan untuk menyelenggarakan pesta pernikahan Fatimah. Ternyata dalam rumah tersebut terdapat Hamzah bin Abdul Mutthalib sedang meminum minuman keras, dia sedang dihibur oleh seorang penyanyi perempuan yang dalam salah satu nyanyiannya terselip kata-kata, "Wahai Hamzah, ingatlah pada unta-unta yang montok." Maka Hamzah pun berdiri dengan membawa pedang terhunus. Lalu dia memotong punuk kedua unta tersebut, lalu membelah perutnya dan mengambil hati yang ada di dalamnya." Saya lalu bertanya kepada Ibnu Syihab, "Dan dua punuknya?" dia menjawab, "Dan dia telah memotong kedua punuk unta tersebut." Ibnu Syihab berkata, "Ali berkata, "Saya melihat pemandangan yang mengejutkan bagiku, lantas saya langsung mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan di samping beliau terdapat Zaid bin Haritsah. Lalu saya memberitahukan kepada beliau apa yang terjadi. Setelah itu beliau keluar bersama Zaid bin Tsabit, dan saya pun ikut bersama beliau. Kemudian beliau menemui Hamzah dan memarahinya. Ternyata Hamzah memandangi beliau sambil berkata, "Kalian ini tidak lain hanyalah para budak bapakku." Akhirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kembali pulang dan meninggalkan mereka." Dan telah menceritakan kepada kami ['Abd bin Humaid] telah mengabarkan kepadaku [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Juraij] dengan isnad seperti ini."

muslim:3660

Dan telah menceritakan kepadaku [Abu At Thahir] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Malik bin Anas] dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] dari [Anas bin Malik] bahwa dia berkata, "Saya pernah menuangkan minuman dari Fadlikh (minuman yang terbuat dari campuran kurma muda) dan Tamr (minuman yang terbuat dari kurma) kepada Abu Ubaidah bin Jarrah, Abu Thalhah dan Ubay bin Ka'ab, tiba-tiba seseorang datang kepada mereka sambil berkata, "Sesungguhnya khamer telah diharamkan." Lantas Abu Thalhah berkata, "Wahai Anas, berdirilah! Ambil dan pecahlah bejana (khamer) ini." Kemudian saya mengambil gentong milik kami dan saya pukul bawahnya hingga pecah."

muslim:3667

Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Ali bin Mushir] dari [As Syaibani] dari [Habib] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang (membuat perasan) dengan mencampur antara kurma masak dengan anggur, atau kurma muda dengan kurma masak. Kemudian beliau menulis surat kepada penduduk Jurasy melarang mereka mencampur kurma masak dengan anggur menjadi satu." Dan telah menceritakan kepadaku [Wahb bin Baqiyah] telah mengabarkan kepada kami [Khalid] -yaitu At Thahan- dari [As Syaibani] dengan sanad ini tentang (mencampur) kurma masak dengan anggur, dan ia tidak menyebutkan 'kurma muda dengan kurma masak'."

muslim:3685

Dan telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dan [Ishaq bin Ibrahim] dan ini adalah lafadz Qutaibah, keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Syu'bah] dari [Sa'id bin Abi Burdah] dari [Ayahnya] dari [Abu Musa] dia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengutusku bersama Mu'adz bin Jabal ke Negeri Yaman, lalu saya berkata, "Wahai Rasulullah, bagaimana dengan minuman yang dibuat di negeri kami yang biasa disebut dengan miizr dari (perasan) gandum dan minuman yang biasa disebut dengan bit'u (yang terbuat) dari madu?" Beliau menjawab: "Setiap minuman yang memabukkan adalah haram."

muslim:3729

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Abbad] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Amru] ia mendengar dari [Sa'id bin Abu Burdah] dari [ayahnya] dari [kakeknya], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengutusnya bersama Mu'adz ke negeri Yaman, lalu beliau bersabda kepada keduanya: "Berilah kabar gembira dan mudahkanlah setiap urusannya, ajarilah dan jangan kamu membuatnya lari." Dan sepertinya beliau juga bersabda: "Dan janganlah kalian berdua saling berselisih." Ketika Abu Musa kembali, maka dia berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya mereka (penduduk Yaman) terbiasa membuat minuman dari madu yang direbus hingga mengental dan minuman keras yang terbuat dari tepung?" Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Setiap sesuatu yang memabukkan (menghalangi dari) shalat, maka hukumnya haram."

muslim:3730

Telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Mu'adz Al Anbari] telah menceritakan kepada kami [ayahku] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Yahya bin Ubaid Abu Umar Al Bahrani] dia berkata; saya mendengar [Ibnu Abbas] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dibuatkan perasan nabidz di awal malam, kemudian beliau meminumnya di pagi harinya, kemudian malam harinya, kemudian lusa dan malam harinya serta keesokan harinya lagi sampai menjelang ashar. Jika perasannya tersebut masih, beliau memerintahkan pelayannya untuk menumpahkannya, atau menyuruhnya untuk ditumpahkan."

muslim:3739

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Yahya Al Bahrani] dia berkata, "Mereka menyebut-nyebut nabidz (perasan buah) di sisi [Ibnu Abbas], lantas dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam biasa dibuatkan perasan dalam wadah air minum -Syu'bah berkata; dari malam senin-, kemudian beliau meminumnya pada hari senin dan selasa sampai ashar, jika masih terdapat perasan yang tersisa, maka beliau menyuruh pelayannya untuk menumpahkan."

muslim:3740

Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abi Syaibah] dan [Abu Kuraib] dan [Ishaq bin Ibrahim] sedangkan lafadz dari Abu Bakar dan Abu Kuraib. Ishaq berkata; telah mengabarkan kepada kami, sedangkan yang kedua berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Abu Umar] dari [Ibnu Abbas] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam biasa dibuatkan perasan zabib (buah kismis), kemudian beliau meminumnya pada hari itu, esok hari dan lusa sampai sore di hari ketiga. Kemudian beliau menyuruh untuk membuangnya atau menumpahkannya."

muslim:3741

Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Mu'adz Al 'Anbari] telah menceritakan kepada kami [ayahku] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] dari [Al Barra`] dia berkata, " [Abu Bakar As Shidiq] berkata, "Ketika kami keluar bersama-sama dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dari Makkah menuju Madinah, kami melewati seorang penggembala, ketika itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sangat kehausan." Abu Bakar berkata, "Lalu saya memeraskan untuk beliau sedikit dari air susu (kambing milik pengembala), kemudian saya membawanya ke hadapan beliau lalu beliau meminumnya sampai saya merasa puas."

muslim:3749

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Ibnu Basysyar] sedangkan lafadznya dari Ibnu Mutsanna, keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dia berkata; saya mendengar [Abu Ishaq Al Hamdani] dia berkata; saya mendengar [Al Barra`] berkata, "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berangkat dari kota Makkah menuju Madinah, Suraqah bin Malik bin Ju'syum mengejarnya dari belakang." Al Barra` mengatakan, "Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendoakannya hingga kaki kudanya terperosok ke dalam tanah, Suraqah lalu berkata, "Mohonkanlah kepada Allah agar saya dapat terlepas dari kecelakaan ini dan saya tidak akan mengganggu anda lagi." Al Barra` berkata, "Lantas beliau berdo'a kepada Allah." Al Barra` melanjutkan ceritanya, "Tidak lama kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam merasa kehausan dan kebetulan beliau melewati seorang penggembala kambing. Maka [Abu Bakar] berkata, "Kemudian saya mengambil mangkuk dan memerah sedikit susu untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu saya membawanya kepada beliau dan beliau pun meminumnya hingga saya merasa puas."

muslim:3750

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Abu Kuraib] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Khaitsamah] dari [Abu Hudzaifah] dari [Hudzaifah] dia berkata; Bila kami menghadiri jamuan makan bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wa Salam, kami tidak meletakkan tangan kami hingga beliau memulai meletakkan tangan beliau. ketika kami menghadiri jamuan makan bersama beliau, tiba-tiba datang seorang budak perempuan yang ingin meletakkan tangannya pada makanan itu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wa Salam meraih tangannya (menyingkirkannya), kemudian seorang badui datang yang ingin meletakkan tangannya diatas makanan itu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Salam pun meraih tangannya. Beliau lalu bersabda: "Sesungguhnya Setan akan mendapatkan makanan yang tidak disebut nama Allah dan ia datang bersama anak perempuan ini untuk mendapatkannya, lalu aku meraih tangannya, ia juga datang bersama orang badui ini untuk mendapatkannya lalu aku meraih tangannya. Demi Dzat Yang jiwaku berada ditanganNya, Sesungguhnya tangan setan itu berada di tanganku seperti ia ada di dalam tangan keduanya (orang badui dan budak perempuan)." Dan telah menceritakan pula kepada kami [Ishaq bin Ibrahim Al Hanzhali], telah mengabarkan kepada kami [Isa bin Yunus], telah mengabarkan kepada kami [Al 'Amasy] dari [Khaitsamah bin Abdurrahman] dari [Abu Hudzaifah Al Arhabi] dari [Khudzaifah bin Al Yaman] dia berkata; Bila kami diundang untuk menghadiri jamuan makan bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wa Salam, - lalu dia menyebutkan Hadits yang semakna dengan Hadits Abu Mu'awiyah, dan dia berkata; dengan lafazh; 'Ka annama Yuthradu', sedangkan pada budak perempuan dengan lafazh 'Ka annama tuthradu'. Dalam Haditsnya dia mendahulukan kedatangan orang badui daripada budak perempuan. Dan di akhir Haditsnya dia menambahkan; 'Beliau menyebut nama Allah lalu makan.' Dan telah menceritakan kepadaku pula [Abu Bakr bin Nafi'], telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman], telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Al A'Masy] dengan sanad ini. Dan dia mendahulukan datangnya budak perempuan dari pada orang badui.

muslim:3761

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah]; Telah menceritakan kepada kami [Zaid bin Al Hubab] dari ['Ikrimah bin 'Ammar]; Telah menceritakan kepadaku [Iyas bin Salamah bin Al Akwa']; [Bapaknya] telah menceritakan kepadanya, bahwa seorang laki-laki makan di samping Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan tangan kirinya, Lalu Rasulullah bersabda: "Makanlah dengan tangan kananmu! Dia menjawab; 'Aku tidak bisa.' Beliau bersabda: "Apakah kamu tidak bisa?" -dia menolaknya karena sombong-. Setelah itu tangannya tidak bisa sampai ke mulutnya.

muslim:3766

Telah menceritakan kepada kami ['Utsman bin Abu Syaibah]; Telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Al A'masy] dari [Abu Sufyan] dari [Jabir] ia berkata; Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya setan akan mendatangi salah seorang diantara kalian setiap saat, hingga dalam masalah makan. Apabila suapan makanan salah seorang diantara kalian jatuh, ambillah kembali lalu buang bagian yang kotor dan makanlah bagian yang bersih. Jangan dibiarkannya dimakan setan, apabila telah selesai hendaklah dia jilati jari-jemarinya. Karena dia tidak tahu makanan mana yang membawa berkah." Telah menceritakannya pula kepada kami [Abu Kuraib] dan [Ishaq bin Ibrahim] -secara keseluruhan- dari [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dengan sanad ini, namun mereka tidak menyebutkan redaksi awal Hadits yang berbunyi; 'Sesungguhnya setan akan mendatangi salah seorang diantara kalian…" dst. Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Fudlail] dari [Al 'Amasy] dari [Abu Shalih] dan [Abu Sufyan] dari [Jabir] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam-mengenai menjilati jari-. Dan dari Abu Sufyan dari Jabir dari Nabi dengan menyebutkan -suapan- sebagaimana Hadist di atas.

muslim:3794

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah]; Telah menceritakan kepada kami [Khalaf bin Khalifah] dari [Yazid bin Kaisan] dari [Abu Hazim] dari [Abu Hurairah] ia berkata; Pada suatu hari atau suatu malam Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pergi keluar rumah, tiba-tiba beliau bertemu dengan Abu Bakar dan 'Umar. Lalu beliau bertanya: "Mengapa kalian keluar rumah malam-malam begini?" Mereka menjawab; 'Kami lapar, ya Rasulullah! ' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Allah yang jiwaku dalam Tangan-Nya, aku juga keluar karena lapar seperti kalian. Marilah!" Mereka pergi mengikuti beliau ke rumah shahabat Anshar (Abu Haitsam bin At Taihan). Namun sayang dia sedang tidak di rumah. Tetapi tatkala istrinya melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang, dia mengucapkan; "Marhaban wa Ahlan (selamat datang)." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Kemana si Fulan (Abu Haitsam)?"' Isterinya menjawab; 'Dia sedang mengambil air tawar untuk kami.' Tiba-tiba suaminya datang dan melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beserta dua sahabat beliau, maka dia berkata; 'Alhamdulillah, tidak ada orang yang lebih bahagia dariku hari ini, karena kedatangan tamu yang mulia.' Lalu dia mengambil setandan kurma, di antaranya ada yang masih muda, yang mulai masak, dan yang sudah masak betul. Katanya; 'Silakan dimakan ini.' Sambil dia mengambil pisau. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Jangan disembelih yang lagi mempunyai susu.' Maka dipotongnya seekor kambing, lalu mereka makan kambing, makan kurma setandan, dan minum. Setelah semuanya kenyang dan puas makan dan minum, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada Abu Bakar dan 'Umar: 'Demi Allah yang jiwaku berada dalam Tangan-Nya, kalian akan ditanya pada hari kiamat tentang nikmat yang kalian peroleh ini. Kalian keluar dari rumah karena lapar dan pulang sesudah memperoleh nikmat ini.' Telah menceritakan kepadaku [Ishaq bin Manshur]; Telah mengabarkan kepada kami [Abu Hisyam] yaitu Al Mughirah bin Salamah; Telah menceritakan kepada kami ['Abdul Wahid bin Ziyad]; Telah menceritakan kepada kami [Yazid]; Telah menceritakan kepada kami [Abu Hazim] ia berkata; Aku mendengar [Abu Hurairah] berkata; Tatkala Abu Bakr dan Umar sedang duduk-duduk, tiba-tiba Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang kepada mereka, beliau bertanya: "Kenapa kalian duduk-duduk di sini?" Mereka menjawab; 'Kami lapar hingga kami keluar rumah.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Demi Allah yang jiwaku dalam Tangan-Nya, …" kemudian dia menyebutkan Hadits yang serupa dengan Hadits Khalfa bin Khalifah.

muslim:3799

Telah menceritakan kepadaku [Hajjaj bin Asy Sya'iri]; Telah menceritakan kepadaku [Adl Dlahak bin Makhlad] dari selembar kertas yang dia perlihatkan kepadaku, kemudian dia membacakannya kepadaku, dia berkata; Telah mengabarkannya kepada kami [Handzalah bin Abu Sufyan]; Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Mina] ia berkata; Aku mendengar [Jabir bin Abdullah] berkata; "Tatkala penggalian parit pertahanan Khandaq sedang dilaksanakan, aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam keadaan lapar. Karena itu aku kembali kepada isteriku, menanyakan kepadanya; 'Adakah engkau mempunyai makanan? Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang lapar.' Maka dikeluarkannya sebuah karung, di dalamnya terdapat satu sha' (segantang) gandum. Di samping itu kami mempunyai seekor kambing ternak. Maka aku sembelih kambing itu, sementara istriku menumbuk tepung. Ketika aku selesai menyembelih, ia pun telah selesai menumbuk. Lalu aku potong-potong kambing itu dan aku masukkan ke dalam kuali. Kemudian aku pergi kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam (mengundangnya datang untuk makan ke rumah). Sementara itu istriku berkata kepadaku; 'Engkau jangan memalukan aku kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabat beliau.' Maka aku temui beliau seraya berbisik kepadanya; 'Ya, Rasulullah! Aku menyembelih seekor kambing ternak kepunyaan kami, dan isteriku telah menumbuk satu sha' (segantang) gandum yang kami miliki. Karena itu sudilah Anda datang makan bersama-sama dengan beberapa sahabat.' Maka berteriaklah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Hai orang-orang Khandaq! Jabir membuat hidangan untuk kamu semua. Marilah kita makan bersama-sama!" Sementara itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada Jabir: "Jangan kamu turunkan kualimu dan jangan dimasak dulu adonan rotimu sebelum aku datang"' Lalu aku pulang. Tidak lama kemudian Rasulullah pun datang mendahului para sahabat. Ketika aku temui isteriku, dia menyesaliku, katanya; 'Bagaimana engkau! Bagaimana engkau! ' Jawabku; 'Aku telah lakukan apa yang engkau pesankan kepadaku.' Maka aku keluarkan adonan roti kami, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meludahi adonan itu untuk memberi keberkahan. Kemudian beliau menuju kuali (tempat memasak kambing), maka beliau pun memohonkan keberkahan untuknya. Sesudah itu beliau berkata kepada isteriku: "Panggillah tukang roti untuk membantumu memasak. Nanti isikan gulai ke mangkok langsung dari kuali dan sekali-kali jangan diturunkan kualimu itu." Kala itu para sahabat semuanya berjumlah seribu orang. Demi Allah, semuanya turut makan dan setelah itu mereka pergi. Tetapi kuali kami masih tetap penuh berisi seperti semula. Sedangkan adonan -sebagaimana kata Ad Dlahak- masih tersedia pula sebanyak semula.

muslim:3800

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] dia berkata; Aku mebaca Hadits [Malik bin Anas] dari [Ishaq bin 'Abdullah bin Abu Thalhah]; Bahwasanya dia mendengar [Anas bin Malik] berkata; Abu Thalhah berkata kepada Ummu Sulaim; "Aku mendengar suara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sangat lemah, yang aku tahu bahwa beliau sangat lapar. Apakah kamu mempunyai sesuatu?" Dia menjawab; 'Ya.' Kemudian dia mengeluarkan beberapa roti pipih dari gandum, lalu meraih kerudungnya. Kemudian dia menyusupkan ke bawah tanganku, dan menyelendangkan kerudungnya (yang berisi roti). Dia mengutusku kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Anas berkata; 'Aku membawanya menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Aku mendapati beliau sedang duduk di masjid bersama para sahabat. Aku berdiri di hadapan mereka. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: 'Apakah Abu Thalhah yang menyuruhmu? ' Anas menjawab; 'Ya', Beliau bertanya: 'Untuk membawakan makanan? ' Aku menjawab; 'Ya, ' maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada orang-orang yang sedang bersamanya; 'Berdirilah! ' Anas berkata; 'Beliau berangkat dan aku berada di bagian depan mereka, hingga aku menemui Abu Thalhah dan mengabarkan hal itu.' Abu Thalhah berkata; 'Wahai Ummu Sulaim, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang bersama orang-orang, sedangkan kita tidak memiliki makanan yang cukup untuk menjamu mereka? ' Ummu Sulaim menjawab; 'Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.' Anas berkata; 'Abu Thalhah menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau tiba dan Abu Thalhah menghampiri beliau hingga memasuki rumahnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Kemarilah, Wahai Ummu Sulaim, apa yang kau miliki? ' Dia datang dengan membawa roti itu, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan agar roti tersebut dilumatkan. Roti pun dilumatkan dan Ummu Sulaim menuangkan minyak samin pada wadah tersebut. Sehingga menjadi lauk. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan beberapa kalimat lalu bersabda: 'Persilahkan sepuluh orang untuk masuk.' Abu Thalhah mempersilahkan mereka. Mereka menyantapnya hingga kenyang kemudian keluar. Beliau bersabda: 'Persilahkan sepuluh orang untuk masuk.' Abu Thalhah mempersilahkan mereka, dan mereka menyantapnya hingga kenyang kemudian keluar. Kemudian beliau bersabda: 'Persilahkan sepuluh orang untuk masuk.' Hingga mereka mereka bisa makan dan kenyang. Jumlah mereka ada tujuh puluh orang atau delapan puluh orang."

muslim:3801

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah], Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Numair], demikian juga diriwayatkan dari jalur lain, dan Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] lafazh ini miliknya, telah menceritakan kepada kami [Bapakku], Telah menceritakan kepada kami [Sa'd bin Sa'id], Telah menceritakan kepadaku [Anas bin Malik radliallahu 'anhu] dia berkata; "Abu Thalhah menyuruhku mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk mengundang beliau makan ke rumahnya, dan Abu Thalhah telah menyediakan hidangan. Lalu aku pergi mengundang beliau. Aku dapati beliau sedang bersama orang banyak. Beliau menengok kepadaku sehingga aku malu karenanya. Lalu aku katakan; 'Abu Thalhah mengundang anda makan ke rumahnya, sudilah Anda berkenaan (memenuhinya)! ' Maka beliau berkata: 'Berdirilah semuanya! ' Kata Abu Thalhah; 'Ya, Rasulullah! Aku hanya menyediakan makanan untuk Anda seorang.' Lalu beliau menyentuh makanan yang tersedia itu dan mendoakan keberkahan bagi makanan tersebut. Kemudian beliau bersabda: 'Suruh masuk kawan-kawan itu sepuluh orang.' Kata beliau: 'Silahkan Makanlah! ' Dari sela-sela jari beliau keluar sesuatu (berupa makanan), maka makanlah mereka sampai kenyang, sesudah itu mereka keluar. Kata beliau: 'Suruh masuk sepuluh orang lagi.' Mereka makan pula sampai kenyang. Begitulah seterusnya secara bergantian mereka masuk sepuluh orang, sehingga tidak seorangpun yang ketinggalan, semuanya masuk dan makan sampai kenyang. Kemudian ternyata makanan masih tersisa sebanyak semula." Dan Telah menceritakan kepadaku [Said bin Yahya Al Umawi] Telah menceritakan kepadaku [Bapakku] Telah menceritakan kepada kami [Sa'd bin Sa'id] dia berkata; Aku mendengar [Anas bin Malik] berkata; Abu Thalhah mengutusku untuk mengundang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam…dan seterusnya seperti Hadits yang diriwayatkan Ibnu Numair, tapi dia berkata pada akhir hadisnya; 'Kemudian beliau mengambil sisa makanan dan mengumpulkannya lalu mendo'akan keberkahan untuknya hingga makanan tersebut kembali (banyak) seperti semula, kemudian beliau bersabda: 'Yang ini bukan untuk kalian.' Dan Telah menceritakan kepadaku [Amru An Naqid], Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Ja'far Ar Raqi], Telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Amru] dari [Abdul Malik bin Umair] dari [Abdurrahman bin Abu Laila], dari [Anas bin Malik] dia berkata; 'Abu Thalhah menyuruh Ummu Sulaim agar membuat makanan yang khusus untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saja. Kemudian dia mengutusku untuk mengundang beliau shallallahu 'alaihi wasallam…… dan seterusnya dengan Hadits yang serupa. Namun disebutkan di dalamnya, 'Lalu beliau shallallahu 'alaihi wasallam meletakan tangannya sambil menyebut nama Allah kemudian berkata; 'Persilahkan sepuluh orang masuk, lalu mereka masuk.' Beliau bersabda: 'Makanlah dan ucapkanlah basmalah.' Mereka pun kemudian makan hingga jumlah mereka mencapai tujuh puluh orang laki-laki. Setelah itu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan yang menjamunya makan hingga habis. Dan Telah menceritakan kepada kami [Abbad bin Humaid] Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah], Telah menceritakan kepada kami [Abdul 'Aziz bin Muhammad] dari [Amru bin Yahya] dari [Bapaknya] dari [Anas bin Malik] -dengan kisah ini- (kisah Abu Thalhah menjamu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam). -Dari Nabi Shallallah 'Alaihi Wa Sallam.- Dan disebutkan di dalamnya; 'Lalu Abu Thalhah berdiri di depan pintu hingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang. Kemudian dia berkata; 'Wahai Rasulullah Shallallah 'Alaihi Wa Sallam, kami hanya memiliki sedikit makanan.' Rasulullah menjawab: 'Bawa kesini, sesungguhnya Allah akan memberikan keberkahan.' Dan telah menceritakan kepada kami ['Abad bin Humaid], Telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Makhlad Al Bajali], Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Musa], Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Abdullah bin Abu Thalhah] dari [Anas bin Malik] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan Hadits ini. Dan di dalamnya disebutkan, 'Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan tuan rumahnya makan. Namun makanan itu tetap tersisa yang dapat mencukupi untuk tetangganya.' Dan telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali Al Hulwani], Telah menceritakan kepada kami [Wahab bin Jarir], Telah menceritakan kepada kami [Bapakku] dia berkata; 'Aku mendengar [Jarir bin Zaid] menceritakan dari ['Amru bin Abdullah bin Abu Thalhah] dari [Anas bin Malik] dia berkata; 'Abu Thalhah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam keadaan tidur di masjid dengan membolak-balikkan tubuhnya, kemudian Abu Thalhah menemui Ummu Sulaim dan berkata; 'Aku melihat Rasulullah Shallallah 'Alaihi Wa Sallam tidur di masjid dengan membolak-balikkan tubuhnya, sepertinya beliau sedang lapar.' -Kemudian perawi menyebutkan Hadits diatas.- Dan disebutkan di dalamnya; 'Lalu Rasulullah Shallallah 'Alaihi Wa Sallam, Abu Thalhah, Ummu Sulaim dan Anas bin Malik makan, namun makanan itu tetap tersisa. Maka kami membagikannya kepada tetangga kami.' Dan telah menceritakan kepadaku [Harmalah bin Yahya At Tujibi], Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Wahab], Telah mengabarkan kepadaku [Usamah] bahwa [Ya'qub bin Abdullah bin Abu Thalhah Al Anshari] telah menceritakan kepadanya, dia mendengar [Anas bin Malik] berkata; 'Pada suatu hari aku mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Aku mendapatkan beliau sedang duduk berbincang-bincang dengan para sahabatnya, sedangkan perut beliau dalam keadaan di ikat. Seingatku beliau mengikatkan batu pada perutnya. Lalu aku bertanya kepada para sahabatnya; 'Kenapa Rasulullahu Shallallah 'Alaihi Wa Sallam mengikat perutnya? ' Mereka menjawab; 'Beliau sedang lapar.' Akupun segara pergi menemui Abu Thalhah suami Ummu Sulaim binti Milhan, Aku katakan kepadanya; 'Wahai Bapak, Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengikat perutnya, lalu aku tanyakan kepada para sahabatnya, mereka menjawab; 'Beliau sedang lapar.' Abu Thalhah pun masuk menemui ibuku, dia bertanya kepadanya; 'Apakah ada makanan? ' Dia menjawab; 'Ya aku punya sepotong roti dan beberapa kurma, apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang kepada kita sendirian, kita bisa membuat beliau menjadi kenyang. Namun jika ada orang lain bersama beliau, maka makanan itu tidak cukup untuk mereka.' -Kemudian perawi menyebutkan semua kisah Hadits di atas. Dan telah menceritakan kepadaku [Hajjaj bin As Syaa'ir], Telah menceritakan kepada kami [Yunus bin Muhammad] Telah menceritakan kepada kami [Harb bin Maimun] dari [An Nadhr bin Anas] dari [Anas bin Malik] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam -mengenai Abu Thalhah menjamu makanan kepada Rasulullah sebagaimana Hadits mereka.'

muslim:3802

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dari [Malik bin Anas] seperti yang telah dibacakan kepadanya, dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] bahwa dia mendengar [Anas bin Malik] berkata; "Seorang tukang jahit (pakaian) mengundang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk makan yang telah dibuatnya sendiri. Aku ikut pergi bersama Rasulullah Shallallah 'Alaihi Wa Sallam. Roti dari gandum dan kuah pun di hidangkan dan didekatkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, yang di dalamnya ada labu dan dendeng daging. Anas berkata; 'Aku melihat Rasulullah terus menerus mencari-cari labu yang berada di sekeliling piring besar, sehingga sejak saat itu aku menjadi senang dengan labu.

muslim:3803

Telah menceritakan kepadaku [Ya'qub bin Ibrahim Ad Dauraqi], Telah menceritakan kepada kami [Ismail] yaitu Ibnu 'Ulayyah dari [Al Mutsanna bin Sa'id], Telah menceritakan kepadaku [Thalhah bin Nafi'] bahwa dia mendengar [Jabir bin Abdullah] berkata; 'Suatu hari aku diajak Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ke rumahnya, kemudian beliau mengeluarkan sepotong roti. Beliau bertanya kepada istri-istrinya: "Apakah ada lauk pauk?" Mereka menjawab; 'Tidak ada, kecuali sedikit cuka. Lalu beliau bersabda: 'Sesungguhnya cuka adalah sebaik-baik lauk.' Jabir berkata; 'Aku menyukai cuka sejak aku mendengarnya dari Nabiyullah shallallahu 'alaihi wasallam. Dan Thalhah berkata; Aku menyukai cuka sejak aku mendengarnya dari JabirTelah menceritakan kepada kami [Nashr bin Ali Al Jahdlami] Telah menceritakan kepadaku [Bapaku], Telah menceritakan kepada kami [Al Mutsanna bin Sa'id] dari [Thalhah bin Nafi'], Telah menceritakan kepada kami [Jabir bin Abdullah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, mengajak dia ke rumahnya seperti yang disebutkan pada Hadits 'Ulayyah hingga sabda beliau: 'Sebaik-baik lauk adalah cuka.' Tanpa menyebutkan kalimat lain sesudah itu.

muslim:3825

Telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb], Telah menceritakan kepada kami [Jarir bin Abdul Hamid] dari [Fudhail bin Ghazawan] dari [Abu Hazim Al Asyja'i] dari [Abu Hurairah] dia berkata; "Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu dia berkata: 'Aku berada dalam kesulitan (susah hidup dan lapar).' Maka beliau bawa orang itu ke rumah sebagian istri-istri beliau, menanyakan kalau-kalau mereka memiliki makanan. Para isteri beliau menjawab; 'Demi Allah yang mengutus Anda dengan kebenaran, Aku tidak sedia apa-apa selain air.' Begitulah jawaban mereka masing-masing hingga seluruh istri beliau mengatakan dengan jawaban yang sama. Lalu beliau bersabda kepada para sahabat: 'Siapa bersedia menjamu tamu malam ini niscaya dia diberi rahmat oleh Allah Ta'ala.' Maka berdirilah seorang laki-laki Anshar seraya berkata; 'Aku, ya Rasulullah! ' kemudian dibawalah orang itu ke rumahnya. Dia bertanya kepada isterinya; 'Adakah engkau sedia makanan? ' Jawab isterinya; 'Tidak ada, kecuali makanan anak-anak.' Katanya; 'Alihkan perhatian mereka dengan apa saja. Dan bila tamu kita telah datang, matikanlah lampu dan tunjukkan kepadanya bahwa kita seolah-olah ikut makan bersamanya. Caranya bila dia telah mulai makan, berdirilah ke dekat lampu lalu padamkan. Maka duduklah mereka, dan sang tamu pun makan. Setelah Subuh, sahabat tersebut bertemu dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu kata beliau: 'Sungguh Allah kagum dengan cara kamu berdua melayani tamu kalian tadi malam'.

muslim:3829

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib Muhammad bin Al 'Allaa'i], Telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Fudhail bin Ghazawan] dari [Abu Hazim] dari [Abu Hurairah]; "Seorang laki-laki Anshar kedatangan tamu dan bermalam di rumahnya. Padahal dia tidak mempunyai makanan selain makanan anak-anaknya. Maka dia berkata kepada isterinya; 'Tidurkan anak-anak dan padamkan lampu. Sesudah itu suguhkan kepada tamu kita apa adanya.' Kata Abu Hurairah; 'Karena peristiwa itu maka turunlah ayat: 'Dan mereka lebih mementingkan tamu dari diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam keadaan kesusahan……………' (Al Hasyr 59: 9).' Dan telah menceritakannya kepada kami [Abu Kuraib], Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Fudhail] dari [bapaknya] dari [Ibnu Hazim] dari [Abu Hurairah] dia berkata; Seorang laki-laki datang ke rumah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hendak bertamu, namun beliau shallallahu 'alaihi wasallam tidak memiliki sesuatupun untuk menjamunya. Kemudian beliau bersabda kepada para sahabatnya: 'Siapa bersedia menjamu tamu malam ini niscaya dia diberi rahmat oleh Allah Ta'ala.' Maka berdirilah seorang laki-laki Anshar yang bernama Abu Thalhah seraya berkata; 'Aku, ya Rasulullah! ' kemudian dibawalah orang itu ke rumahnya. Kemudian dia menyebutkan Hadits yang serupa dengan Hadits Ibnu Jarir. Dan di dalamnya disebutkan mengenai turunnya ayat sebagaimana disebutkan oleh Waki'.

muslim:3830

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah]; Telah menceritakan kepada kami [Syababah bin Sawwar]; Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Al Mughirah] dari [Tsabit] dari ['Abdurrahman bin Abu Laila] dari [Al Miqdad] ia berkata; "Saya dan dua orang teman saya datang -sedangkan pada saat itu pendengaran dan penglihatan saya sudah tidak berfungsi lagi karena sakit yang pernah saya alami." Al Miqdad berkata; "Kami mulai menyerahkan diri kami (memohon bantuan) kepada para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tapi tidak seorang pun dari mereka yang sudi menerima kami. Akhirnya, kami mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan beliau pun mengajak pergi menuju keluarga beliau. Ternyata di rumah beliau ada tiga ekor kambing. Lalu beliau berkata: "Perahlah susu kambing itu untuk kita minum bersama!" Al Miqdad berkata; "Lalu kami memerah susu kambing itu dan setiap orang dari kami pun meminum jatahnya masing-masing. Setelah itu, kami menyimpan susu jatah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kata Al Miqdad; "Sebagian malam telah berlalu, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan salam yang tidak sampai membangunkan orang tidur, tetapi dapat didengar oleh orang yang terjaga." Al Miqdad berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang ke masjid lalu beliau melaksanakan shalat. Setelah itu, beliau mendekati minumannya untuk diminum." Pada malam itu, ketika saya telah meminum jatah minuman saya, tiba-tiba saya tergoda oleh bisikan syetan yang selalu terngiang di telinga saya; "Muhammad mendatangi orang-orang Anshar dan mereka pun menjamunya. Setelah itu, ia (Muhammad) mendapat jamuan di tengah mereka, hingga ia (Muhammad) tidak membutuhkan minumannya yang tersisa." Lalu saya dekati minuman beliau yang tersisa itu dan langsung saya meminumnya. Setelah minuman Rasulullah itu masuk ke dalam perut saya, dan tentunya tidak mungkin bagi saya untuk mengeluarkannya kembali, maka syetan membisikkan rasa penyesalan ke dalam hati saya; "Hai celaka sekali kamu ini, " seru syetan." Apa yang telah kamu lakukan? Mengapa kamu meminum habis minuman Muhammad itu? Bagaimana nanti, apabila Muhammad datang dan ia tidak mendapatkan lagi minumannya, hingga akhirnya ia mendo'akan kecelakaan bagimu dan kamu akan celaka di dunia dan akhirat?" kebetulan pada saat itu saya tengah mengenakan jubah, yang apabila saya tutupkan sampai kedua telapak kaki saya pasti akan nampak kepala saya. Sebaliknya, apabila saya tutupkan kepala saya, maka kedua telapak kaki saya pasti akan nampak. Oleh karena itu, saya tidak dapat tidur dengan tenang. Sementara kedua teman saya, sepertinya mereka berdua dapat tidur dengan nyenyak karena mereka tidak berbuat seperti apa yang telah saya perbuat. Al Miqdad berkata; "Tak lama kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang dan memberi salam seperti biasanya. Setelah itu, beliau pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat. Usai melaksanakan shalat, beliau pun langsung menghampiri minumannya untuk diminumnya. Tetapi, beliau mendapatkan minuman yang ada di dalam gelas itu telah habis. Akhirnya, beliau menengadahkan wajahnya ke langit. Batin saya mengatakan; "Mungkin Rasulullah sekarang akan mendo'akan kecelakaan untuk saya, selaku orang yang telah menghabiskan minumannya itu." Tetapi, ternyata beliau malah berdo'a: "Ya Allah, berilah makan orang yang telah memberiku makan dan berilah minum orang yang telah memberiku minum." Al Miqdad berkata; "Akhirnya saya singsingkan jubah saya, lalu saya ambil pisau, dan saya pergi menuju kandang kambing saya. Saya pilih kambing yang paling gemuk untuk saya sembelih sebagai makanan bagi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ketika saya sembelih, ternyata kambing-kambing itu mengandung susu yang sangat banyak, hingga saya segera meminjam wadah kepada keluarga Rasulullah, yang sebelumnya mereka jarang sekali mempergunakan wadah tersebut untuk memerah kambing. Akhirnya saya perah susu kambing itu hingga memenuhi wadah-wadah tersebut. Setelah itu, saya pun menghampiri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu beliau berkata: "Apakah kalian telah meminum minuman kalian tadi malam?" Saya berkata; "Ya Rasulullah, silahkan Anda mencicipi susu kambing ini!" Kemudian beliau pun meminumnya dengan senang. Setelah itu beliau minta minum lagi. Lalu saya mempersilahkan beliau untuk meminum susu tersebut. Maka beliau pun meminumnya dan setelah itu beliau masih minta lagi. Setelah saya tahu Rasulullah telah merasa lega dan saya telah dapat memenuhi permintaannya, maka saya pun merasa senang hingga saya terjatuh ke tanah. Rasulullah bertanya; "Hai Miqdad, apakah ada salah satu perbuatanmu yang buruk?" Saya menjawab; "Ya, sebenarnya tadi malam saya begini dan begitu, hingga akhirnya saya telah melakukan ini dan itu." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sebenarnya hal itu merupakan rahmat dari Allah. Sayangnya, mengapa kamu tidak memberitahu kepadaku hingga kita dapat membangunkan kedua teman kita dan turut serta pula minum bersama kita?" Al Miqdad berkata; "Demi Dzat yang telah mengutus engkau, aku tidak peduli jika engkau telah mencicipi air susu ini bersama saya, kemudian ingin bersama para sahabat lainnya lagi." Dan telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim], telah mengabarkan kepada kami [An Nadhr bin Syumail] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Al Mughirah] dengan sanad yang serupa.

muslim:3831

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna]; Telah menceritakan kepada kami [Salim bin Nuh Al 'Aththar] dari [Al Jurairi] dari [Abu 'Utsman] dari ['Abdurrahman bin Abu Bakr] ia berkata; 'Beberapa tamu kami singgah di rumah kami.' Abdurrahman berkata; 'Sedangkan pada malam itu Ayahku ada janji untuk berbincang-bincang dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka Abu Bakr berajak pergi seraya mengatakan; 'Wahai Abdurrahman, layani tamu-tamumu dengan baik! ' Abdurrahman berkata; 'Pada sore harinya, aku melayani tamu-tamu dengan menyuguhkan hidangan untuk mereka, namun mereka menolaknya seraya berkata; 'Tunggulah, sampai tuan rumah ini datang, hingga dia bisa makan bersama kami.' Abdurrahman berkata; 'Maka aku katakan kepada mereka; 'Dia itu orangnya keras, apabila kalian tidak menyantap apa yang aku hidangkan, aku takut ayahku memarahiku. Abdurrahman berkata; 'Namun mereka tetap menolaknya.' Tatkala Abu Bakr datang, sedangkan di antara mereka belum ada yang menyentuhnya sama sekali. Abu Bakr bertanya kepada mereka; 'Apakah kalian sudah selesai menikmati hidangan kami? ' Abdurrahman berkata; maka mereka menjawab; 'Demi Allah, belum.' Abu Bakr berkata; Bukankah aku telah menyuruh Abdurrahman? Abdurrahman berkata; 'Maka akupun menjauh dari Abu Bakr, namun dia segera memanggilku; 'Wahai Abdurrahman! ' Abdurrahman berkata; 'namun aku terus menghindar darinya.' Maka Abu Bakr memanggilku; Ya Guntsar! (kalimat menghardik) 'Saya bersumpah kepadamu jika kamu mendengar suaraku, maka datanglah! Abdurrahman berkata; Maka aku pun datang seraya kukatakan; 'Demi Allah, aku tidak bersalah, mereka itu tamu Ayah, maka tanyalah mereka. Aku telah melayani dan menjamu mereka, namun mereka menolak menyantap hidangan sampai ayah datang.' Abdurrahman berkata; Maka Abu Bakr bertanya; 'Kenapa kalian tidak mau menyantap hindangan yang kami berikan kepada kalian? ' Abdurrahman berkata; Maka Abu Bakr berkata; 'Demi Allah, Aku tidak akan makan malam ini! ' Abdurrahman berkata; lalu mereka berkata; 'Demi Allah, kami tidak memakannya sampai anda memakannya.' Abu Bakr berkata; 'Aku sama sekali tidak pernah melihat keburukan seperti yang terjadi malam ini.' Celakalah kalian kenapa kalian tidak mau menerima hidangan kami? Abdurrahman berkata; kemudian Abu Bakr berkata; 'Sumpah kalian tadi itu adalah dari syetan, ayo santaplah hidangan kalian.' Maka makananpun disodorkan kepada mereka. Abu Bakr berdo'a terlebih dahulu lalu makan, kemudian mereka pun ikut makan. Abdurrahman berkata; 'Di pagi harinya Abu Bakr menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata; 'Ya Rasulullah, para tamuku telah berbuat kebaikan dengan menepati sumpahnya. Sedangkan aku telah melanggar sumpahku.Abdurrahman berkata; Abu Bakr menceritakan kejadian tadi malam kepada Rasulullah, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Tidak, bahkan kamu yang paling baik dan lebih utama dari mereka. Abdurrahman berkata; 'Aku tidak mendengar ada kafarah (penebus) terhadap sumpah tersebut.'

muslim:3834

Telah menceritakan kepada kami [Syaiban bin Farrukh]; Telah menceritakan kepada kami [Jarir bin Hazim]; Telah menceritakan kepada kami [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar] ia berkata; "Umar bin Khattab melihat 'Utharid At Tamimi berdiri di pasar memamerkan sebuah baju sutera. 'Uthraid adalah seorang laki-laki yang berdekatan dengan para raja dan memperoleh baju itu dari mereka. Kata 'Umar: "Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam aku melihat si 'Utharid berdiri di pasar memamerkan sebuah baju sutera. Alangkah bagusnya seandainya Anda beli untuk memakainya di saat menerima para utusan 'Arab yang datang menghadap Anda, -sepertinya dia mengatakan pula; 'dan untuk Anda pakai berkhutbah pada hari jum'at'.- Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Yang memakai sutera di dunia hanyalah orang yang tidak dapat bagian di akhirat." Tidak berapa lama sesudah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diberi orang beberapa helai pakaian sutera. Lalu beliau kirimkan kepada 'Umar sehelai, juga beliau berikan kepada Usamah bin Zaid sehelai, dan beliau berikan kepada 'Ali bin Abi Thalib sehelai, seraya beliau berkata kepada 'Ali: "Potong baju itu untuk selendang isterimu!" Umar datang kepada beliau membawa baju sutera yang dikirimkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuknya. Kata 'Umar; "Ya Rasulullah! untuk apa anda kirimi aku baju sutera ini? Bukankah kemarin Anda telah berkata kepadaku tentang baju yang dipamerkan 'Utharid?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Aku tidak mengirimkannya kepadamu untuk kamu pakai, tetapi kukirimkan supaya engkau manfaatkan dalam memenuhi kebutuhanmu." Adapun Usamah, dengan gembira dipakainya baju itu. Karena itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memandang kepadanya dengan pandangan yang menunjukkan beliau tidak setuju degan perbuatan Usamah itu. Kata Usamah; "Ya Rasulullah! mengapa Anda memandangku seperti itu, bukankah Anda yang mengirimiku baju ini?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Aku tidak mengirimkannya untuk kamu pakai sendiri, tetapi supaya engkau potong kembali menjadi selendang isterimu.

muslim:3852

Telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb]; Telah menceritakan kepada kami ['Affan]; Telah menceritakan kepada kami [Hammam]; Telah menceritakan kepada kami [Qatadah]; Bahwa [Anas]; Telah mengabarkan kepadanya bahwa 'Abdurrahman bin 'Auf dan Az Zubair bin Al 'Awwam mengeluhkan adanya kutu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberi keringanan kepada mereka untuk memakai sutera di dalam peperangan mereka.

muslim:3871

Telah menceritakan kepada kami [Haddab bin Khalid]; Telah menceritakan kepada kami [Hammam]; Telah menceritakan kepada kami [Qatadah] ia berkata; "Aku bertanya kepada [Anas bin Malik] pakaian apakah yang disukai atau di kagumi oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? Dia menjawab; 'Hibarah' (Pakaian yang terbuat dari kapas atau katun)."

muslim:3877

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna]; Telah menceritakan kepada kami [Mu'adz bin Hisyam]; Telah menceritakan kepadaku [Bapakku] dari [Qatadah] dari [Anas] ia berkata; "Pakaian yang paling di sukai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah Hibarah (Pakaian yang terbuat dari kapas atau katun."

muslim:3878

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] ia berkata; Aku membaca Hadits [Malik] dari [Nafi'] dan ['Abdullah bin Dinar] dan [Zaid bin Aslam] mereka semua mengabarkannya; dari [Ibnu 'Umar] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah tidak akan melihat orang yang memanjangkan pakaiannya karena sombong." Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah]; Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Numair] dan [Abu Usamah]; Demikian juga telah diriwayatkan dari jalur yang lain; Dan Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair]; Telah menceritakan kepada kami [Bapakku]; Demikian juga telah diriwayatkan dari jalur yang lain; Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan ['Ubaidullah bin Sa'id] mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami [Yahya] yaitu Al Qathan, seluruhnya dari ['Ubaidillah]; Demikian juga telah diriwayatkan dari jalur yang lain; Telah menceritakan kepada kami [Abu Ar Rabi'] dan [Abu Kaamil] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Hammad]; Demikian juga telah diriwayatkan dari jalur yang lain; Telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb]; Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] keduanya; Dari [Ayyub]; Demikian juga telah diriwayatkan dari jalur yang lain; Dan telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] dan [Ibnu Rumh] dari [Al Laits bin Sa'd]; Demikian juga telah diriwayatkan dari jalur yang lain; Dan telah menceritakan kepada kami [Harun Al Aili]; Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb]; Telah menceritakan kepadaku [Usamah] mereka semuanya dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sebagaimana Hadits Malik, namun di dalamnya ada tambahan 'hari kiamat'.

muslim:3887

Telah menceritakan kepadaku [Abu Ath Thahir]; Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb]; Telah mengabarkan kepadaku ['Umar bin Muhammad] dari ['Abdullah bin Waqid] dari [Ibnu 'Umar] ia berkata; "Aku pernah melewati Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sementara kain (pakaian) saya terjurai sampai ke tanah." Maka beliau berkata; 'Hai Abdullah, naikkan kainmu! ' lalu akupun langsung menaikkan kainku. Setelah itu Rasulullah berkata; 'Naikkan lagi.' Maka akupun menaikan lagi. Dan setelah itu aku selalu memperhatikan kainku. Sementara itu ada beberapa orang yang bertanya; 'Sampai di mana batasnya? ' Ibnu Umar menjawab; 'Sampai pertengahan kedua betis.'

muslim:3892

Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Mu'adz]; Telah menceritakan kepada kami [Bapakku]; Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Muhammad] yaitu Ibnu Ziyad ia berkata; Aku pernah mendengar [Abu Hurairah], ketika dia melihat seorang lelaki yang menyeret kainnya sambil menghentakkan kakinya ke tanah dan ternyata orang tersebut adalah seorang penguasa Bahrain, dia berkata; 'Amir datang! Amir datang! Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah tidak akan melihat kepada orang yang memanjangkan kainnya karena sombong." Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar], Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakannya kepada kami [Ibnu Al Mutsanna], Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Adi] keduanya dari [Syu'bah] dengan sanad ini juga. Dan di dalam Hadits Ibnu Ja'far di sebutkan, bahwa Marwan pernah mengangkat Abu Hurairah… sedangkan di dalam Hadits Al Mutsanna disebutkan, bahwa Abu Hurairah diangkat menjadi wali di kota Madinah.

muslim:3893

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id]; Telah menceritakan kepada kami [Al Mughirah] yaitu Al Hizami dari [Abu Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah]; Bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dahulu Ketika ada seseorang yang berjalan dan ia merasa bangga dengan mantelnya yang indah, tiba-tiba bumi beserta isinya ditenggelamkan, dan diapun ikut terbenam ke dalam perut bumi sembari meronta-ronta hingga hari kiamat nanti. Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rafi']; Telah menceritakan kepada kami ['Abdurrazaq]; Telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Hammam bin Munabbih] ia berkata; 'Inilah Hadits yang di ceritakan kepada kami oleh [Abu Hurairah] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian dia menyebutkan beberapa Hadits di antaranya; "Dahulu Ketika ada seseorang yang berjalan dan ia merasa bangga dengan mantelnya yang indah, kemudian di menyebutkan Hadits yang serupa. Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah]; Telah menceritakan kepada kami ['Affan]; Telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Tsabit] dari [Abu Rafi'] dari [Abu Hurairah] dia berkata; 'Aku mendengar Rasulullah Shallalllahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya dahulu ada orang sebelum kalian yang berjalan dan ia merasa bangga dengan pakaiannya yang indah…(kemudian dia menyebutkan Hadits yang serupa)."

muslim:3895

Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Sahl At Tamimi]; Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Maryam]; Telah mengabarkan kepadaku [Muhammad bin Ja'far]; Telah mengabarkan kepadaku [Ibrahim bin 'Uqbah] dari [Kuraib] -budak- Ibnu 'Abbas dari ['Abdullah bin 'Abbas]; Bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah melihat sebuah cincin emas di tangan seorang laki-laki. Lalu beliau mencopot cincin tersebut dan langsung melemparnya seraya bersabda: "Salah seorang di antara kalian menginginkan bara api neraka dan meletakkannya di tangannya?." Setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pergi, seseorang berkata kepada laki-laki itu; 'Ambilah cincin itu untuk kamu ambil manfaat darinya.' Lelaki tersebut menjawab; 'Tidak, Demi Allah aku tidak akan mengambil cincin itu selamanya, karena cincin itu telah di buang oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

muslim:3897

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Ibnu Basysyar], [Ibnu Al Mutsanna] berkata; Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far]; Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] ia berkata; Aku telah mendengar [Qatadah] berkata; dari Anas bin Malik dia berkata; "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hendak mengirim surat kepada Raja Ramawi, [Anas] berkata; 'Para sahabat mengatakan bahwa mereka (orang-orang Ramawi) tidak mau membaca surat tanpa stempel. Anas berkata; 'Karena itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membuat sebuah cincin dari perak.' Aku seolah-olah masih melihat bagaimana cemerlangnya cincin itu di tangan beliau, tulisannya adalah 'Muhammad Rasulullah'.

muslim:3902

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna]; Telah menceritakan kepada kami [Mu'adz bin Hisyam]; Telah menceritakan kepadaku [Bapakku] dari [Qatadah] dari [Anas] bahwa ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hendak mengirim surat kepada orang-orang 'Ajam (selain orang Arab), dikatakan kepada beliau bahwa mereka (orang-orang 'Ajam) tidak mau membaca surat tanpa ada stempelnya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membuat sebuah cincin dari perak.' Aku seolah-olah masih melihat bagaimana cemerlangnya cincin itu di tangan beliau.

muslim:3903

Telah menceritakan kepada kami [Nashr bin 'Ali Al Jahdhami]; Telah menceritakan kepada kami [Nuh bin Qais] dari [Saudara laki-lakinya Khalid bin Qais] dari [Qatadah] dari [Anas] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ingin menulis surat kepada Raja Kisra, Qaishar, dan Najasyi. Lalu di katakan kepada beliau, bahwa mereka tidak mau menerima surat kecuali yang ada stempelnya. Maka kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membuat cincin dari perak, tulisannya adalah 'Muhammad Rasulullah.'

muslim:3904

Dan telah menceritakan kepadaku [Abu Bakr bin Khallad Al Bahili]; Telah menceritakan kepada kami ['Abdurrahman bin Mahdi]; Telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Tsabit] dari [Anas] ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memakai cincinnya di sebelah sini. (sambil menunjukkan ke jari kelingking tangan sebelah kirinya).

muslim:3909

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya]; Telah mengabarkan kepada kami [Abu Al Ahwash] dari ['Ashim bin Kulaib] dari [Abu Burdah] ia berkata; ['Ali] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarangku memakai cincin pada jari yang ini dan ini. Abu Burdah berkata; Ali menunjuk jari tengah dan jari setelahnya.

muslim:3911

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya]; Telah mengabarkan kepada kami [Abu Khaitsamah] dari [Abu Az Zubair] dari [Jabir] ia berkata; dia berkata; "Pada tahun atau pada hari penaklukan Makkah, Abu Quhafah dibawa ke hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan rambut dan jenggotnya yang memutih seperti pohon Tsaghamah (pohon yang daun dan buahnya putih). Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyuruh kepada istrinya seraya bersabda: "Celuplah (rambut dan jenggot ini) dengan warna lain."

muslim:3924

Telah menceritakan kepada kami [Manshur bin Abu Muzahim]; Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'd] dari [Az Zuhri] dari [Al Qasim bin Muhammad] dari ['Aisyah] ia berkata; "Pada suatu ketika, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk ke kamar saya, sedangkan pada saat itu saya menutupi kamar dengan kain tipis yang bergambar. Maka berubahlah raut wajah beliau dan langsung mengambilnya kemudian merobeknya. Lalu beliau bersabda: "Sesungguhnya orang yang paling pedih siksaannya pada hari kiamat kelak adalah orang yang membuat sesuatu yang serupa dengan ciptaan Allah. Dan telah menceritakan kepadaku [Harmalah bin Yahya]; Telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb]; Telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dari [Al Qasim bin Muhammad] bahwa ['Aisyah] Telah menceritakan kepadanya; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam suatu ketika masuk ke kamar Aisyah -sebagaimana Hadits- Ibrahim bin Sa'd hanya saja dia menggunakan lafazh; 'kemudian beliau langsung menyambar kain tersebut dan merobeknya dengan tangan beliau. Dan telah menceritakannya kepada kami [Yahya bin Yahya] dan [Abu Bakr bin Abu Syaibah] serta [Zuhair bin Harb] seluruhnya dari [Ibnu 'Uyainah]; Demikian juga telah diriwayatkan dari jalur yang lain; Dan telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dan ['Abad bin Humaid] mereka berkata; Telah mengabarkan kepada kami ['Abdur Razaq]; Telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] melalui jalur ini, namun di dalam Hadits keduanya tidak menggunakan kalimat 'min' tapi langsung 'Inna Asyaddan Nasi; Adzaban' (manusia yang paling keras siksanya)

muslim:3936

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna]; Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far]; Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Abdurrahman bin Al Qasim] ia berkata; Aku mendengar [Al Qasim] bercerita dari ['Aisyah] bahwa Aisyah memiliki kain bergambar yang membentang sampai ke raknya. Dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah hendak shalat menghadapnya, maka kemudian beliau bersabda: "Singkirkanlah dariku. Aisyah berkata; 'Kemudian aku menyingkirkannya.' Setelah itu aku jadikan kain itu menjadi bantal-bantal. Dan telah menceritakannya kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dan ['Uqbah bin Mukram] dari [Sa'id bin 'Amir]; Demikian juga telah diriwayatkan dari jalur yang lain; Dan telah menceritakannya kepada kami [Ishaq bin Ibrahim]; Telah mengabarkan kepada kami [Abu 'Amir Al 'Aqadi] seluruhnya dari [Syu'bah] melalui jalur ini.

muslim:3938

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna]; Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Abu 'Adi] dari [Ibnu 'Aun] dari [Muhammad] dari [Anas] dia berkata; "Ketika Ummu Sulaim melahirkan dia berkata kepadaku; "Hai Anas lihatlah bayi ini! Jangan ia menelan sesuatu apapun sebelum kamu pergi membawanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, agar beliau mentahniknya (mengunyahkan ke mulutnya dengan kurma sebelum di susui). Anas berkata; 'Lalu aku pun pergi ke rumah Rasulullah. Namun ternyata beliau sedang berada di kebun, dan beliau mengenakan pakaian dari bulu berwarna hitam sedang memberi tanda pada punggung unta yang diperolehnya pada saat pembebasan kota Makkah.

muslim:3955

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna]; Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far]; Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Hisyam bin Zaid] dia berkata; 'Aku mendengar [Anas] bercerita; bahwa ketika ibunya melahirkan, mereka segera membawa bayinya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam agar beliau mentahniknya (mengolesi mulut bayi dengan manisan atau kurma sebelum di susui). Anas berkata; 'Namun ternyata Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sedang berada di kandang sambil memberi tanda pada kambing.' Syu'bah berkata; 'Sepengetahuanku dia berkata; 'pada telinganya'.

muslim:3956

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya]; Telah mengabarkan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [Fatimah binti Al Mundzir] dari [Asma' binti Abu Bakr] ia berkata; Ada seorang wanita datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu dia berkata kepada beliau; "Aku mempunyai seorang anak gadis yang akan menjadi penganten mempelai. Dia terkena penyakit campak sehingga rambutnya gugur. Bolehkah aku sambung rambutnya?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Allah Ta'ala mengutuk orang yang menyambung rambut dan yang meminta supaya rambutnya disambung.' Telah menceritakannya kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah]; Telah menceritakan kepada kami ['Abdah]; Demikian juga telah diriwayatkan dari jalur yang lain; Dan telah menceritakannya kepada kami [Ibnu Numair]; Telah menceritakan kepada kami [Bapakku] dan ['Abdah]; Demikian juga telah diriwayatkan dari jalur yang lain; Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib]; Telah menceritakan kepada kami [Waki']; Demikian juga telah diriwayatkan dari jalur yang lain; Dan telah menceritakan kepada kami ['Amru An Naqid]; Telah mengabarkan kepada kami [Aswad bin 'Amir]; Telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] seluruhnya dari [Hisyam bin 'Urwah] melalui sanad ini seperti Hadits [Abu Mu'awiyah] hanya saja waki' dan syu'bah mengatakan dengan lafazh 'Fatamarratha' (berjatuhan) rambutnya.

muslim:3961

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Abdillah bin Numair]; Telah menceritakan kepada kami ['Abdah]; Telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Fathimah] dari [Asma'] katanya; "Seorang wanita datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata; 'Aku mempunyai madu (isteri suaminya yang lain). Berdosakah kalau aku menampak-nampakkan kepuasan diri dengan harta suamiku yang sebenarnya tidak diberikan kepadaku? ' Jawab Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: 'Orang yang menampak-nampakkan kepuasan dengan apa yang tidak diberikan suaminya, sama dengan memakai dua helai baju palsu (penuh dosa).' Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah], demikian juga telah diriwayat dari jalur lainnya, telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami [Abu Mu'awiyah] keduanya dari [Hisyam] melalui sanad ini.

muslim:3973

Telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Ziyad] dan dia di juluki dengan nama Sabalan, Telah mengabarkan kepada kami ['Abbad bin 'Abbad] dari ['Ubaidullah bin 'Umar] dan saudara laki-lakinya ['Abdullah] yang dia dengar dari keduanya sejak tahun 144H, keduanya menceritakan dari [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya nama-nama yang paling disukai Allah Ta'ala ialah nama-nama seperti: 'Abdullah, 'Abdurrahman."

muslim:3975

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin 'Abdullah bin Yunus]; Telah menceritakan kepada kami [Zuhair]; Telah menceritakan kepada kami [Manshur] dari [Hilal bin Yasaf] dari [Rabi' bin 'Umailah] dari [Samurah bin Jundab] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ada empat ucapan yang paling di sukai Allah Subhanahu Wa Ta'ala; 1) Subhanallah, 2) Al Hamdulillah, 3) Laa ilaaha illallah, 3) Allahu Akbar. Tidak berdosa bagimu dengan mana saja kamu memulai. Selain itu, janganlah kamu memberi nama anakmu dengan nama; Yasar, Rabah, Najih, atau Aflah. Karena, jika kamu bertanya; 'Apakah memang demikian (keadaanmu sesuai dengan namamu) dan ternyata tidak seperti itu, maka ia akan menjawab; 'Tidak.' Hanya empat itulah kalimat yang saya dengar maka janganlah sekali-kali kamu menambahkannya atas namaku.' Dan telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim]; Telah mengabarkan kepadaku [Jarir]; Demikian juga telah diriwayatkan dari jalur yang lain; Dan telah menceritakan kepada kami [Umayyah bin Bistham]; Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai']; Telah menceritakan kepada kami [Rauh] yaitu Ibnu Al Qasim; Demikian juga telah diriwayatkan dari jalur yang lain; Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Ibnu Basysyar] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far]; Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] seluruhnya dari [Manshur] dari jalur Zuhair. Adapun Hadits Jarir dan Rauh isinya sebagaimana Hadits Zuhair. Sedangkan Hadits Syu'bah isinya hanya menyebutkan empat nama yang dilarang, tanpa menyebutkan empat kalimat yang disukai Allah.

muslim:3985

Telah menceritakan kepada kami ['Abdul A'la bin Hammad]; Telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Tsabit Al Bunani] dari [Anas bin Malik] ia berkata; "Saya pergi bersama Abdullah Bin Abu Thalhah al Anshari menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika dia baru dilahirkan. Aku mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, yang ketika itu beliau sedang di 'ab'ah (kandang unta) memberi minum untanya. Maka (Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam) bertanya padaku; "Apakah kamu membawa kurma?". Saya menjawab; ya. Beliau kemudian mengambil beberapa kurma lalu dimasukkan ke dalam mulut beliau dan melembutkannya. Setelah itu beliau membuka mulut bayi dan disuapkan padanya, bayi itu mulai menjilatinya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kesukaan orang Anshar adalah kurma." kemudian (Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam) memberinya nama Abdullah.

muslim:3995

Telah menceritakan kepada kami [Al Hakam bin Musa Abu Shalih]; Telah menceritakan kepada kami [Syu'aib] yaitu Ibnu Ishaq; Telah mengabarkan kepadaku [Hisyam bin 'Urwah]; Telah menceritakan kepadaku ['Urwah bin Az Zubair] dan [Fathimah binti Al Mundzir bin Az Zubair] keduanya berkata; "Pada suatu hari ketika Asma' binti Abu Bakar keluar untuk berhijrah. Kebetulan saat itu ia sedang mengandung Abdullah bin Zubair. Sesampainya di Quba' ia pun melahirkan bayinya di sana. Setelah melahirkan, ia pun pergi menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam agar beliau berkenan mentahnik bayi laki-lakinya itu. Lalu beliau mengambil bayi tersebut dan meletakkannya dalam pangkuan beliau. Setelah itu, beliau meminta kurma. [Aisyah] berkata; 'Kami harus mencarinya beberapa saat sebelum akhirnya kami temukan.' Tak lama kemudian Rasulullah mulai mengunyah kurma itu dan meludahkannya ke dalam si mulut bayi, hingga yang pertama-tama masuk ke dalam perutnya adalah ludah beliau. Selanjutnya, [Asma] berkata; 'Kemudian Rasulullah mengusap, mendoakan, dan memberinya nama 'Abdullah.' Kemudian ketika berumur tujuh atau delapan tahun, anak lelaki itu datang untuk berbai'at kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ayah anak tersebutlah, yaitu Zubair, yang telah menganjurkannya seperti itu. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tersenyum bangga saat melihat anak itu datang menghadap beliau untuk berbai'at, maka kemudian beliau membai'atnya."

muslim:3998

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib Muhammad bin Al A'la]; Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Hisyam] dari [Bapaknya] dari [Asma'], Ketika dia mengandung anaknya 'Abdullah bin Zubair, dia masih berada di Mekkah. Dia berkata; "Kemudian aku hijrah ke Madinah, padahal aku sudah hamil tua. Kemudian aku berhenti di Quba, dan aku melahirkan di sana. Lalu aku bawa anakku kepada Rasulullah dan meletakkannya di pangkuan beliau. Rasulullah meminta sebuah kurma lalu dikunyahnya. Sesudah itu disuapkannya ke mulut bayiku. Itulah makanan yang pertama kali masuk ke mulut bayi itu, kurma yang telah bercampur dengan air ludah beliau. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendoakan keberkahan baginya. Dialah bayi yang pertama-tama lahir dalam Islam." Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah]; Telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Makhlad] dari ['Ali bin Mushir] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [Bapaknya] dari [A'sma binti Abu Bakr] bahwa dia berhijrah menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di Madinah sedangkan dia sedang hamil anaknya 'Abdullah bin Jubair'…kemudian dia menyebutkan Hadits seperti Hadits Abu Usamah.

muslim:3999

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah]; Telah menceritakan kepada kami [Abu Khalid Al Ahmar] dari [Hisyam] dari [Bapaknya] dari ['Aisyah] ia berkata; 'Aku bersama Abdullah bin Jubair menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk mentahniknya (mengunyahkan makanan untuk bayi), lalu beliau meminta kepada kami sebuah kurma. Pada waktu itu permintaan beliau tersebut sangat sulit didapatkan.'

muslim:4001

Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Sahl At Tamimi] dan [Abu Bakr bin Ishaq] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Maryam]; Telah menceritakan kepada kami [Muhammad]; yaitu Ibnu Mutharrif Abu Ghassan; Telah menceritakan kepadaku [Abu Hazim] dari [Sahl bin Sa'd] ia berkata; "Ketika baru dilahirkan, Al Mundzir bin Abu Usaid pernah di bawa ke hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu beliau meletakkannya di pangkuan beliau, sedangkan Abu Usaid duduk di samping beliau. Tampaknya perhatian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tercurah penuh kepada sesuatu yang berada di hadapannya. Kemudian Abu Usaid menyuruh seorang sahabat untuk mengangkat anaknya dari atas paha Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan memindahkannya. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: 'Mana bayi itu? ' Abu Usaid menjawab; 'Kami telah memindahkannya dari atas paha engkau, ya Rasulullah? ' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: 'Siapa nama bayi itu? ' Abu Usaid menjawab; 'Fulan ya Rasulullah.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: 'Janganlah beri nama itu. Tetapi berilah nama Al Mundzir! ' Dengan demikian, Rasulullah telah memberinya nama Al Mundzir pada hari itu."

muslim:4002

Telah menceritakan kepadaku ['Amru bin Muhammad bin Bukair An Naqid]; Telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah]; Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Khushaifah] dari [Busr bin Sa'id] dia berkata; Aku mendengar [Abu Sa'id Al Khudri] berkata; "Ketika aku duduk di suatu majelis Anshar di Madinah, tiba-tiba Abu Musa datang tergopoh-gopoh dalam keadaan takut. Lalu kami tanyai dia, "Ada apa dengan anda?" jawab [Abu Musa]; "Umar (bin khaththab) memanggilku supaya aku datang menemuinya. Setelah aku tiba di muka pintu, aku memberi salam sampai tiga kali, tetapi tidak ada jawaban. Karena itu aku pulang lagi. Kemudian 'Umar menanyaiku; "Mengapa engkau tidak datang, apa yang menghalangimu?" jawabku; "Aku telah mendatangi anda dan memberi salam di muka pintu rumah Anda tiga kali, tetapi tidak ada jawaban. Karena itu aku pulang saja kembali. Karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Apabila kamu telah minta izin (memberi salam) tiga kali tetapi tidak dijawab, maka kembalilah!" 'Umar berkata; "Berikan aku saksi atas keteranganmu itu. Kalau tidak aku akan menghukumimu!" maka Ubay bin Ka'ab berkata; Hendaklah yang menjadi saksi baginya adalah orang yang paling muda. [Abu Sa'id] berkata; 'Akulah orang yang paling muda.' Ubay berkata; 'Berangkatlah bersamanya menemui Umar! ' Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dan [Ibnu Abu 'Umar] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Yazid bin Khushaifah] melalui jalur ini. Ibnu Abu 'Umar menambahkan dalam Haditsnya; 'Abu Sa'id berkata; 'Maka kemudian aku berdiri dan berangkat bersamanya menemui Umar untuk bersaksi.'

muslim:4006

Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Hatim]; Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id Al Qaththan] dari [Ibnu Juraij]; Telah menceritakan kepada kami ['Atha] dari ['Ubaid bin 'Umair] bahwa [Abu Musa] pernah meminta izin kepada Umar bin Khaththab sebanyak tiga kali. Namun sepertinya dia mendapati Umar lagi sibuk hingga akhirnya dia pulang kembali. Kemudian Umar berkata kepada sahabat yang lain; apakah kamu mendengar suara Abdullah bin Qais? Izinkanlah ia untuk masuk. Maka kemudian Abu Musa dipanggil lagi. Umar berkata kepadanya; kenapa kamu melakukan hal itu (pulang kembali)? Abu Musa menjawab; kami melakukan itu sesuai dengan perintah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Umar berkata; Sungguh kamu harus membawakan saksi atas Hadits ini, jika tidak, saya akan menghukummu! Maka Abu Musa pergi ke salah satu majlis orang-orang Anshar dan menceritakan kejadian itu kepada mereka. Lalu mereka berkata kepada Abu Musa; Tidak akan bersaksi mengenai Hadits ini kecuali orang yang paling muda di antara kita. Kemudian berangkatlah [Abu Sa'id] kepada Umar dan mengatakan; Kami memang diperintahkan Rasulullah seperti itu. Umar berkata; Ternyata saya tidak mengetahui hal ini dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.' Berdagang di pasar-pasar telah melalaikanku dari Hadits tersebut. Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar]; Telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim]; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya; Dan telah menceritakan kepada kami [Husain bin Huraits]; Telah menceritakan kepada kami [An Nadhr bin Syumail] keduanya berkata secara keseluruhan; Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Juraij] melalui jalur ini dengan Hadits yang serupa, namun di dalam Hadits An Nadhr tidak menyebutkan lafazh; 'Berdagang di pasar-pasar telah melalaikanku dari Hadits tersebut.'

muslim:4009

Telah menceritakan kepada kami [Husain bin Huraits Abu 'Ammar]; Telah menceritakan kepada kami [Al Fadhl bin Musa]; Telah mengabarkan kepada kami [Thalhah bin Yahya] dari [Abu Burdah] dari [Abu Musa Al Asy'ari] dia berkata; Abu datang menemui 'Umar bin Khaththab. Lalu dia memberi salam, "Assalamu'alaikum, saya 'Abdullah bin Qais (nama Abu Musa)." Tetapi tidak ada yang menjawab salamnya. Kemudian diulangnya memberi salam sampai tiga kali, tetapi tetap tidak ada yang menyahut. Karena itu dia pulang saja kembali. Kata 'Umar sesudah itu; "panggil, panggil dia ke mari." Setelah Abu Musa datang, 'Umar berkata, "Wahai Abu Musa, kenapa anda pulang? Engkau kan maklum, bahwa kami sedang sibuk." Kata Abu Musa; "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Minta izin (memberi salam) hanya tiga kali. Jika diizinkan silakan masuk. Jika tidak, maka kembalilah." Kata 'Umar; "Engkau harus mandatangkan saksi ke hadapanku mengenai hadits itu. Jika tidak, aku akan menghukum kamu." Lalu pergilah Abu Musa. Kata 'Umar, "Jika dia mendapatkan saksi, kalian akan menemuinya sore nanti dekat mimbar. Jika tidak, kalian tidak akan menemuinya." Tatkala hari telah petang, mereka mendatangi 'Umar, kata 'Umar; "Bagaimana, hai Abu Musa? Apakah kamu sudah mendapatkan saksi?" kata Abu Musa, "Sudah! Yaitu Ubay bin Ka'ab!" kata 'Umar; "Boleh! Dia adalah saksi yang adil. Hai, Abu Thufail! Bagaimana pendapatmu (kesaksianmu) mengenai masalah ini?". Jawab [Ubay bin Ka'ab]; "Memang, aku telah mendengar pula Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda seperti yang dikatakan Abu Musa. Karena itu janganlah Anda sekali-kali menjatuhkan hukuman terhadap para sahabat Rasulullah!" jawab 'Umar; "Subhanallah! Sesungguhnya jika aku mendengar sesuatu yang baru, aku lebih suka menyelidiki kebenarannya." Dan telah menceritakannya kepada kami ['Abdullah bin 'Umar bin Muhammad bin Aban]; Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin Hasyim] dari [Thalhah bin Yahya] melalui jalur ini. Namun dia berkata di dalam Haditsnya; 'Wahai Abu Mundzir, apakah kamu mendengar Hadits ini dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? Dia menjawab; 'Ya.' Oleh karena itu anda wahai Ibnu Khattab jangan menjatuhkan hukuman pada para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.' (dia tidak menyebutkan perkataan Umar; 'Subhaanallah dan seterusnya.'

muslim:4010

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya], [Abu Kamil Fudhail bin Husain] dan [Qutaibah bin Sa'id] lafazh ini miliknya [Yahya] dan [Abu Kamil] berkata [Yahya]; Telah mengabarkan kepada kami. dan yang lainnya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari ['Ubaidillah bin Abu Bakr] dari [Anas bin Malik] bahwa seorang laki-laki mengintip ke dalam rumah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dari salah satu kamar beliau. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri menghampirinya sambil membawa busur panah yang tajam atau beberapa busur panah. Seakan-akan aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melakukan tipu daya hendak menusuknya.

muslim:4015

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib]; Telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Muslim] dari [Masruq] dari ['Aisyah] ia berkata; "Serombongan orang-orang Yahudi menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu mereka mengucapkan: Assaamu 'alaika (kematian bagimu) wahai Abu Al Qasim." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab; 'Wa Alaikum.' 'Aisyah menjawab; 'Bal 'alaikumus saam wal la'nah (bahkan kematian bagi kalian dan kehinaan).' Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata; 'Ya, 'Aisyah! Kamu jangan mengucapkan perkataan yang jelek.' 'Aisyah menjawab; 'Tidakkah Anda mendengar ucapan mereka? ' Jawab beliau: 'Bukankah aku telah menjawabnya atas apa yang mereka ucapkan, aku katakan kepada mereka; Wa Alaikum.' Telah menceritakannya kepada kami [Ishaq bin Ibrahim]; Telah mengabarkan kepada kami [Ya'la bin 'Ubaid]; Telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] melalui sanad ini. Tapi dia berkata dengan sedikit tambahan; 'Maka dengan cerdasnya Aisyah langsung mengerti apa yang mereka ucapkan dan langsung membalas celaan mereka. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata; 'Cukup Aisyah! Sesungguhnya Allah tidak menyukai keburukan di balas dengan keburukan.' Juga dia menambahkan; maka Allah menurunkan ayat; 'Dan Apabila mereka mendatangimu dan mengucapkan ucapan selamat dengan sesuatu yang tidak Allah perintahkan….dan seterusnya hingga akhir ayat. (QS. Al Mujaadalah: 8).

muslim:4028

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id]; Telah menceritakan kepada kami ['Abdul'Aziz] yaitu Ad Daraawardi dari [Suhail] dari [Bapaknya] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian mendahului orang-orang Yahudi dan Nasrani memberi salam. Apabila kalian berpapasan dengan salah seorang di antara mereka di jalan, maka desaklah dia ke jalan yang paling sempit." Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna]; Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far]; Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah]; Demikian juga diriwayatkan dari jalur yang lain; Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Abu Kuraib] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Sufyan]; Demikian juga diriwayatkan dari jalur yang lain; Dan telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb]; Telah menceritakan kepada kami [Jarir] seluruhnya dari [Suhail] melalui sanad ini. Dan di dalam Hadits Waki' disebutkan; 'Apabila kalian bertemu dengan orang Yahudi.' Sedangkan dalam Hadits Ibnu Ja'far dari Syu'bah dia berkata mengenai ahlu kitab juga di dalam Hadits Jarir dengan lafazh; 'Apabila kalian bertemu dengan mereka.' (tanpa menyebutkan salah seorang di antara mereka).

muslim:4030

Telah menceritakan kepada kami ['Abdul Malik bin Syu'aib bin Al Laits]; Telah menceritakan kepadaku [Bapakku] dari [Kakekku]; Telah menceritakan kepadaku ['Uqail bin Khalid] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah bin Az Zubair] dari ['Aisyah] bahwa para isteri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar di waktu malam apabila mereka hendak buang hajat ke tempat yang telah disediakan di lapangan. Lalu 'Umar bin Khaththab mengusulkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam supaya para isteri beliau memakai hijab. Tetapi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diam saja, tidak melakukan apa yang diusulkan 'Umar. Maka pada suatu malam keluar isteri beliau, Saudah binti Zam'ah, lalu ditegur oleh 'Umar; 'Hai Saudah! Kami mengenali engkau! ' Kata 'Umar; 'Sesungguhnya 'Umar menegurnya hanya karena dia ingin semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala menurunkan ayat yang memerintahkan hijab. Kata 'Aisyah; 'Memang, tidak lama kemudian maka turunlah ayat hijab.' Telah menceritakan kepada kami ['Amru An Naqid]; Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim bin Sa'd]; Telah menceritakan kepada kami [Bapakku] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] melalui jalur ini dengan Hadits yang serupa.

muslim:4035

Dan telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dan ['Abad bin Humaid] lafazh keduanya tidak jauh berbeda; Telah mengabarkan kepada kami ['Abdur Razaq]; Telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari ['Ali bin Husain] dari [Shafiyyah binti Huyay] ia berkata; "Pada suatu ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sedang I'tikaf. Aku mendatangi beliau malam hari, lalu aku berbicara kepadanya. Sesudah itu aku berdiri hendak pulang, dan beliau berdiri pula mengantarku ketika itu Shafiyah tinggal di rumah Usamah bin Zaid. Tiba-tiba lewat dua orang laki-laki Anshar. Tatkala mereka melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mereka kemudian mempercepat langkahnya. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada mereka: 'Hai, pelan-pelan sajalah kalian. Ini adalah isteriku, Shafiyah binti Huyay.' Mereka menjawab; 'Subhanallah, ya Rasulullah! ' Beliau bersabda: 'Sesungguhnya setan berjalan dalam tubuh manusia melalui aliran darah. Aku khawatir kalau-kalau setan membisikkan sesuatu yang jahat ke dalam hati kalian.' Dan telah menceritakannya kepada kami ['Abdullah bin 'Abdur Rahman Ad Darimi]; Telah mengabarkan kepada kami [Abu Al Yaman]; Telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri]; Telah mengabarkan kepada kami ['Ali bin Husain] bahwa [Shafiyyah] istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengabarkan kepadanya, bahwasannya dia pernah datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk menjenguknya ketika beliau sedang I'tikaf di Masjid pada kesepuluh terakhir dari bulan RamAdhan. Lalu dia berbincang-bincang dengan beliau sejenak, lalu dia berdiri hendak pulang dan Nabi pun ikut berdiri hendak mengantarkannya. (dan seterusnya) sebagaimana yang di ceritakan di dalam Hadits Ma'mar hanya saja di dalam Hadits tersebut Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menggunakan lafazh 'yablagh' bukan 'yajri' (mengalir).

muslim:4041

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dari [Malik bin Anas] sebagaimana yang telah di bacakan kepadanya dari [Ishaq bin 'Abdullah bin Abu Thalhah] bahwa [Abu Murrah] -budak dari- 'Aqil bin Abu Thalib; Telah mengabarkan kepadanya dari [Abu Waqid Al Laitsi] "Bahwa pada saat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang duduk di masjid beserta para sahabatnya, tiba-tiba datang tiga orang. Yang dua orang mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sedang yang seorang lagi terus pergi begitu saja. Salah seorang di antara yang berdua tadi kemudian mencari-cari tempat kosong dalam halaqah tersebut, lalu dia duduk di situ. Sedangkan seorang lagi mencari-cari tempat dan duduk di bagian belakang. Adapun orang yang ketiga dia pergi begitu saja. Setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selesai memberikan pengajian beliau bersabda: 'Perhatikanlah, maukah kuberitahukan kepada kalian tentang orang yang bertiga itu? Satu di antaranya mencari tempat di sisi Allah, maka Allah melapangkan tempat baginya. Orang yang kedua malu-malu, maka Allah pun malu pula kepadanya. Dan orang yang ketiga jelas dia berpaling, maka Allah berpaling pula daripadanya.' Dan telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Al Mundzir]; Telah menceritakan kepada kami ['Abdush Shamad]; Telah menceritakan kepada kami [Harb] yaitu Ibnu Syadad; Demikian juga telah diriwayatkan dari jalur yang lain; Dan telah menceritakan kepadaku [Ishaq bin Manshur]; Telah mengabarkan kepada kami [Habban]; Telah menceritakan kepada kami [Aban] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Abu Katsir] bahwa [Ishaq bin 'Abdullah bin Abu Thalhah]; Telah menceritakan kepadanya melalui sanad ini dengan Hadits yang semakna.

muslim:4042

Dan telah menceritakan kepada kami [Salamah bin Syabib]; Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin A'yan]; Telah menceritakan kepada kami [Ma'qil] yaitu 'Ubaidillah dari [Abu Az Zubair] dari [Jabir] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Janganlah kamu menyuruh saudaramu berdiri pada hari Jum'at dari tempat duduknya untuk kamu gantikan tempatnya itu, tetapi katakanlah kepadanya; 'Marilah kita berlapang-lapang!"

muslim:4046

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Ubaid Al Ghurbari]; Telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dari [Ibnu Abu Mulaikah] bahwa [Asma'] berkata; Aku membantu suamiku Zubair dalam urusan pekerjaan di rumah. Dia memiliki sesekor kuda, dan akulah yang merawatnya. Tidak ada yang lebih berat bagiku untuk membantunya selain merawat seekor kuda. Akulah yang mencarikan rumputnya dan membersihkannya. (perawi) berkata; kemudian pada suatu ketika dia mendapatkan seorang pembantu -dia adalah tawanan yang datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.- lalu nabi memberikannya kepada Asma' sebagai pembantu. Asma' berkata; dia telah membantuku merawat seekor kuda hingga akhirnya telah meringankanku. Pada suatu ketika seorang laki-laki datang kepadaku seraya berkata; wahai Ummu Abdullah! Aku ini seorang yang fakir, bolehkah aku berjualan di bawah naungan atap rumahmu? Asma' menjawab; jika suamiku, Zubair mengizinkanmu Maka datanglah kembali, ketika Zubair sudah ada di rumah. pada saat yang lain orang itu datang kembali seraya berkata; 'Wahai Ummu Abdullah, aku ini seorang yang fakir, aku ingin berjualan di bawah naungan rumahmu maka izinkanlah! Asma' menjawab; 'Ada apa denganmu, apakah di Madinah ini tidak ada rumah lagi selain rumahku? Mendengar hal itu Zubair berkata kepada Asma'; kenapa kamu melarang seorang yang fakir berjualan? Akhirnya orang tersebut berjualan hingga mendapatkan hasilnya. Akupun bisa menjual kepadanya seorang budak. Hingga pada suatu ketika Zubair berkata kepadaku menanyakan uang hasil penjualannya yang pernah aku simpan. Zubair berkata; berikanlah uang itu padaku. Lalu Asma' menjawab; 'Aku telah menginfakkan uang tersebut.'

muslim:4051

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib]; Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] dari [Hisyam] dari [Bapaknya] dari ['Aisyah] ia berkata; "Seorang Yahudi dari Bani Zuraiq, bernama Labid bin A'sham, menyihir Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sehingga beliau mengigau karenanya. Beliau rasanya melakukan sesuatu yang sesungguhnya tidak dilakukannya. Karena itu pada suatu hari atau suatu malam beliau berdo'a, kemudian berdo'a dan berdo'a. Sesudah itu beliau bertanya kepada 'Aisyah: 'Ya, 'Aisyah! Ingatkah engkau bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala pernah memberitakan kepadaku tentang kedatangan dua orang laki-laki, yang satu duduk dekat kepalaku dan yang satu lagi dekat kedua kakiku. Lalu orang yang dekat kepalaku bertanya kepada orang yang dekat kakiku, atau sebaliknya; 'Apakah sakit orang ini? ' Jawabnya; 'Kena sihir! ' dia bertanya; 'Siapa yang menyihirnya? ' yang satunya menjawab; 'Labid bin A'sham! ' dia bertanya lagi; 'Dengan apa disihirnya? ' dia menjawab; 'Pakai sisir serta mayang kurma kering.' Dia bertanya lagi; Di mana sekarang? ' dia jawab; 'Di sumur Dzi Arwan.' Kata 'Aisyah; 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pergi mencari barang-barang itu ditemani beberapa orang sahabat. Kemudian beliau bersabda: 'Ya, 'Aisyah. Kulihat air sumur itu kemerah-merahan warnanya, sedang pohan kurmanya kelihatan bagaikan kepala setan.' Lalu aku bertanya; 'Apakah Anda tidak membakarnya? ' Jawab Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: 'Tidak! Karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah menyembuhkanku, dan aku tidak ingin membalas kejahatan dengan kejahatan, oleh sebab itu kusuruh kuburkan saja! ' Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib]; Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah]; Telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Bapaknya] dari ['Aisyah] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di sihir…(lalu Abu Kuraib menyebutkan seluruh kisah Hadits seperti Hadits Ibnu Numair dan di dalamnya dia menyebutkan; 'lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pergi ke sumur dan melihat ke dalamnya yang di atasnya ada lebah. Aisyah berkata; 'Ya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluarkanlah. (Aisyah tidak menyebutkan, kenapa tidak anda bakar saja). Di dalam Hadits tersebut beliau juga tidak menyebutkan kalimat; 'Aku suruh kuburkan saja.'

muslim:4059

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Habib Al Haritsi]; Telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Al Harits]; Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Hisyam bin Zaid] dari [Anas] bahwa seorang perempuan Yahudi mengantarkan daging yang telah dibubuhi racun kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau makan sebagian. Kemudian perempuan itu dipanggil ke hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau menanya kepadanya tentang racun itu. Jawabnya; 'Aku sengaja hendak membunuh Anda.' Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: 'Tidak mungkin Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan memberi wewenang kepadamu untuk berbuat demikian.' Para sahabat bertanya; 'Bolehkah kami membunuh perempuan itu? ' Jawab beliau: 'Jangan! ' Kata Anas selanjutnya; 'Kami melihat jelas bekas racun itu kelihatan di leher Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.' Dan telah menceritakan kepada kami [Harun bin 'Abdullah]; Telah menceritakan kepada kami [Rauh bin 'Ubadah]; Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] Aku mendengar; [Hisyam bin Zaid] Aku mendengar; [Anas bin Malik] berkata; bahwa seorang perempuan Yahudi menaruh racun dalam sepotong daging lalu dia membawanya kehadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sebagaimana Hadits Khalid.

muslim:4060

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib]; Telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah]; Telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Abu Sufyan] dari [Jabir]; dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah melarang melakukan mantera. Lalu datang keluarga 'Amru bin Hazm kepada beliau seraya berkata; 'Ya Rasulullah! Kami mempunyai mantera untuk gigitan kalajengking. Tetapi Anda melarang melakukan mantera. Bagaimana itu? ' Lalu mereka peragakan mantera mereka di hadapan beliau. Sabda beliau: 'Ini tidak apa-apa. Barangsiapa di antara kalian yang bisa memberi manfaat kepada temannya hendaklah dia melakukannya.'

muslim:4078

Telah menceritakan kepadaku [Abu Ath Thahir] dan [Harmalah bin Yahya] keduanya berkata; Telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb]; Telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab]; Telah mengabarkan kepadaku [Nafi' bin Jubair bin Muth'im] dari ['Utsman bin Abu Al 'Ash Ats Tsaqafi] bahwa dia mengadukan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam suatu penyakit yang dideritanya sejak ia masuk Islam. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Letakkan tanganmu di tubuhmu yang terasa sakit, kemudian ucapkan Bismillah tiga kali, sesudah itu baca tujuh kali: A'udzu billahi wa qudratihi min syarri ma ajidu wa uhadziru." (Aku berlindung kepada Allah dan kekuasaanNya dari penyakit yang aku derita dan aku cemaskan).

muslim:4082

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] dan [Abu Bakr bin Abu Syaibah] serta [Abu Kuraib]. Berkata; [Yahya] dan lafazh ini miliknya; Telah mengabarkan kepada kami. Sedangkan yang lainnya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Abu Sufyan] dari [Jabir] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengirim seorang tabib kepada Ubay bin Ka'ab. Kemudian tabib tersebut membedah uratnya dan menyundutnya dengan besi panas.' Dan telah menceritakan kepada kami ['Utsman bin Abu Syaibah]; Telah menceritakan kepada kami [Jarir]; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepadaku [Ishaq bin Manshur]; Telah mengabarkan kepada kami ['Abdur Rahman]; Telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] keduanya dari [Al A'masy] melalui jalur ini, namun keduanya tidak menyebutkan; 'kemudian tabib tersebut membedah uratnya.'

muslim:4088

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Muhammad bin Basysyar]; Dan lafazh ini miliknya Ibnu Al Mutsanna dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far]; Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] dari [Abu Al Mutawakkil] dari [Abu Sa'id Al Khudri] dia berkata; "Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu dia berkata; 'Saudaraku sakit perut sehingga dia buang-buang air.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Minumkan madu kepadanya! ' Lalu diminumkan madu kepadanya. Kemudian dia datang lagi kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu katanya: 'Telah kuminumkan madu kepadanya, tetapi sakitnya bertambah.' Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyuruhnya pula meminumkan madu sampai berulang tiga kali. Dia datang untuk keempat kalinya, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tetap menyuruhnya meminumkan madu. Kata orang itu; 'Aku telah meminumkannya, ya Rasulullah, namun sakitnya bertambah juga.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Allah Maha Benar! Perut saudaramu itulah yang dusta.' Lalu diminumkannya pula madu dan sembuhlah dia.' Dan telah menceritakannya kepada kami ['Amru bin Zurarah]; Telah mengabarkan kepada kami ['Abdul Wahhab] yaitu Ibnu 'Atha dari [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Abu Al Mutawakkil An Naji] dari [Abu Sa'id Al Khudri] bahwa seseorang datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata; 'Saudaraku perutnya sakit, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: 'Minumkanlah kepadanya madu.' (yang semakna dengan Hadits Syu'bah).

muslim:4107

Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Rumh]; Telah mengabarkan kepada kami [Al Laits]; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dan lafazh ini miliknya; Telah menceritakan kepada kami [Laits] dari [Nafi'] bahwa [Abu Lubabah] berkata kepada Ibnu Umar agar dia membuka pintu rumah miliknya supaya lebih dekat pergi ke Masjid. Namun tiba-tiba beberapa anak kecil melihat kulit ular. Maka Abdullah berkata; "Cari dan ikut ia! Lalu bunuhlah oleh kalian!" Abu Lubabah berkata; 'Jangan kalian bunuh, karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah melarang membunuh ular-ular yang berada di rumah.'

muslim:4142

Dan telah menceritakan kepadaku [Abu Ath Thahir Ahmad bin 'Amru bin Sarh]; Telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah bin Wahb]; Telah mengabarkan kepadaku [Malik bin Anas] dari [Shaifi] yaitu budak dari Ibnu Aflah; Telah mengabarkan kepadaku [Abu As Saib] -budak- Hisyam bin Zuhrah bahwa suatu ketika dia menemui [Abu Sa'id Al Khudri] di rumahnya. Abu Saib berkata; "Ketika itu saya mendapatkan Abu Said sedang shalat. Lalu saya menungguinya hingga ia selesai shalat. Tiba-tiba saya mendengar sesuatu yang bergerak di pelepah kurma di sudut rumah, lalu saya pun menoleh kepadanya. Ternyata di sana ada seekor ular, maka saya meloncat dari tempat duduk saya untuk membunuhnya. Namun, tak di duga sebelumnya, Abu Sa'id Al Khudri malah memberi isyarat kepada saya agar tetap duduk. Akhirnya saya pun kembali ke tempat duduk saya. Selesai shalat, Abu Sa'id menunjuk sebuah rumah di perkampungan itu seraya berkata; 'Kamu melihat rumah itu hai sahabatku? ' Saya menjawab; 'Ya, saya melihatnya.' Abu Sa'id melanjutkan ucapannya; 'Di rumah itu dulu ada seorang pemuda yang termasuk keluarga kami dan baru saja melangsungkan pernikahannya (pengantin baru). Dulu kami berangkat menuju medan perang Khandak bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ketika itu pemuda tersebut meminta izin kepada Rasulullah, pada tengah hari, untuk segera pulang menemui isterinya. Akhirnya Rasulullah memberinya izin seraya berkata kepadanya: 'Bawalah senjatamu, karena aku khawatir orang-orang Bani Quraizhah akan menyerangmu! ' Tak lama kemudian, lelaki itu mengambil senjatanya dan pulang ke rumahnya. Setibanya di rumah, ia mendapati isterinya sedang berdiri di tengah pintu. Tak ayal lagi, ia pun langsung mengarahkan tombaknya ke arah isterinya (karena rasa cemburu). Namun isterinya malah berkata kepadanya; 'Tahanlah tombakmu dan masuklah ke dalam rumah agar kamu tahu mengapa aku berada di luar! ' Laki-laki itu masuk ke dalam rumah dan ternyata di dalamnya ada seekor ular besar yang sedang melingkar di atas tempat tidur. Tanpa berkata-kata lagi, langsung ia tikam ular tersebut dengan tombak yang di pegangnya. Setelah itu ia keluar seraya menancapkan tombaknya di depan rumah. Tiba-tiba ular tersebut menghantamnya. Tidak dapat diketahui dengan pasti, siapakah yang mati terlebih dahulu, ular atau pemuda itu? ' Abu Sa'id Al Khudri berkata; 'Akhirnya kami mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk melaporkan peristiwa tersebut kepada beliau. Lalu kami berkata; "Ya Rasulullah, mohonkanlah kepada Allah agar dia dapat hidup! ' Rasulullah pun menjawab: 'Sesungguhnya di kota Madinah ini ada sekelompok jin yang telah masuk Islam. Apabila kamu melihat sesuatu yang aneh dari mereka, maka berilah izin kepada mereka untuk menetap di rumah selama tiga hari. Tetapi, jika setelah tiga hari tidak mau pergi juga, maka bunuhlah ia! Karena ia itu adalah syetan! ' Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Rafi'] Telah menceritakan kepada kami [Wahab bin Jarir bin Hazim] Telah menceritakan kepada kami [Bapakku] dia berkata; Aku mendengar [Asma' bin Ubaid] bercerita dari seorang laki-laki yang biasa dipanggil dengan As Saib, menurut kami dia adalah [Abu As Saib] dia berkata; kami menemui [Abu Sa'id Al Khudzri], tatkala kami sedang duduk, kami mendengar gerakan suara di bawah tempat tidurnya, lalu kami lihat ternyata seekor ular. -dan seterusnya sebagaimana Hadits Malik dari Shaifi. Dan di dalamnya disebutkan; kemudian Rasulullah bersabda: 'Sesungguhnya di kota Madinah ini ada sekelompok jin. Apabila kamu melihat sesuatu yang aneh dari mereka, maka berilah izin kepada mereka untuk menetap di rumah selama tiga hari. Tetapi, jika setelah tiga hari tidak mau pergi juga, maka bunuhlah ia! Karena ia itu adalah kafir! ' Beliau juga bersabda: 'pergilah kalian untuk menguburkan teman kalian.'

muslim:4150

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Maslamah bin Qa'nab]; Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman] yaitu Ibnu Bilal dari [Yahya bin Sa'id] dia berkata; Aku mendengar [Abu Salamah bin Abdurrahman] berkata; 'Aku mendengar [Abu Qatadah] berkata; Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Mimpi yang baik datang dari Allah dan mimpi yang buruk datang dari setan. Maka apabila kamu bermimpi sesuatu yang kalian benci, meludahlah ke kiri tiga kali, kemudian berlindung kepada Allah dari bahaya kejahatannya, niscaya dia tidak akan membahayakan." Abu Qatadah berkata; 'Jika Aku bermimpi buruk yang lebih berat dari memikul gunung, maka aku tidak peduli dengannya setelah aku mendengar Hadits ini.' Dan telah menceritakannya kepada kami [Qutaibah] dan [Muhammad bin Rumh] dari [Al Laits bin Sa'd]; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] Telah menceritakan kepada kami ['Abdul Wahhab] yaitu Ats Tsaqafi; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah]; Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Numair] seluruhnya dari [Yahya bin Sa'id] melalui jalur ini. Dan di dalam Hadits Ats Tsaqafi juga, ada perkataan Abu Salamah; 'Jika aku bermimpi…' sedangkan di dalam Hadits Laits dan Ibnu Numair tidak ada perkataan tersebut. Dan Ibnu Rumh menambahkan dalam riwayatnya dengan lafazh; 'dan hendaklah merubah tidurnya dari posisi semula.'

muslim:4196

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu 'Umar Al Makki]; Telah menceritakan kepada kami ['Abdul Wahhab Ats Tsaqafi] dari [Ayyub As Sakhtiyani] dari [Muhammad bin Sirin] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila hari kiamat telah dekat, maka jarang sekali mimpi seorang Muslim yang tidak benar. Dan mimpi yang paling paling benar adalah mimpi yang selalu bicara benar. Mimpi seorang muslim adalah sebagian dari empat puluh lima macam Nubuwwah (wahyu). Mimpi itu ada tiga macam: (1) Mimpi yang baik sebagai kabar gembira dari Allah. (2) mimpi yang menakutkan atau menyedihkan, datangnya dari syetan. (3) dan mimpi yang timbul karena ilusi angan-angan, atau khayal seseorang. Karena itu, jika kamu bermimpi yang tidak kamu senangi, bangunlah, kemudian Shalatlah, dan jangan menceritakannya kepada orang lain." Ibnu Sirin berkata; 'Aku lebih suka ikatan di kaki, dari pada ikatan di leher.' Karena ikatan di kaki menunjukan keteguhan seseorang di dalam agamanya.' Perawi lain mengatakan; 'Aku tidak tahu apakah perkataan itu termasuk dalam Hadits tersebut atau hanya perkataannya Ibnu Sirin. Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Rafi']; Telah menceritakan kepada kami ['Abdur Razzaq]; Telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Ayyub] melalui jalur ini, dan dia berkata di dalam Hadits tersebut; Abu Hurairah berkata; Aku mengagumi ikatan di kaki, dan membenci ikatan di leher.' Karena ikatan di kaki menunjukan keteguhan seseorang di dalam agamanya.' Dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Mimpinya orang beriman adalah bagian dari empat puluh enam kenabian.' Telah menceritakan kepadaku [Abu Ar Rabi']; Telah menceritakan kepada kami [Hammad] yaitu Ibnu Zaid; Telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dan [Hisyam] dari [Muhammad] dari [Abu Hurairah] berkata; 'Apabila hari kiamat sudah dekat……(dan seterusnya). -dia tidak menyebutkan Hadits tersebut dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.- Dan telah menceritakannya kepada kami [Ishaq bin Ibrahim]; Telah mengabarkan kepada kami [Mu'adz bin Hisyam]; Telah menceritakan kepada kami [Bapakku] dari [Qatadah] dari [Muhammad bin Sirin] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dan Abu Hurairah menambahkan di dalam Hadits tersebut perkataaan; 'Dan Aku membenci 'Al Ghull' (ikatan di kaki) … -dan seterusnya-. Tanpa menyebutkan kalimat; 'Mimpi adalah bagian dari empat puluh enam kenabian.'

muslim:4200

Dan telah menceritakan kepada kami ['Utsman bin Abu Syaibah]; Telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Al A'masy] dari [Abu Sufyan] dari [Jabir] dia berkata; "Seorang Arab dusun datang bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Ya Rasulullah! Aku bermimpi dalam tidurku, kepalaku di penggal hingga menggelinding lalu aku mengejarnya, bagaimana itu? jawab Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Janganlah kamu menceritakan kepada orang lain permainan setan denganmu kaetika kamu tidur." Kata jabir; 'kemudian aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam Berkhutbah sesudah itu, sabdanya: "Janganlah sekali-kali seseorang dari kalian menceritakan permainan syetan dengannya ketika tidur."

muslim:4212

Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Abu Sa'id Al Asyaj] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Al A'masy] dari [Abu Sufyan] dari [Jabir] dia berkata; Seseorang datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata; "Ya Rasulullah! Aku bermimpi dalam tidurku, kepalaku di penggal, bagaimana itu?" Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun tertawa, beliau bersabda: 'Apabila setan mempermainkan salah seorang dari kalian di dalam tidurnya, maka janganlah dia menceritakannya kepada orang lain. Dan di dalam riwayat Abu Bakr; 'Apabila seseorang dari kalian dipermainkan…) -tanpa menyebutkan lafazh syetan.-

muslim:4213

Dan telah menceritakan kepada kami [Nashr bin Ali Al Jahdhami] Telah mengabarkan kepadaku [Bapakku] Telah menceritakan kepada kami [Shakhr bin Juwairiyah] dari [nafi'], bahwa [Abdullah bin 'Umar] bercerita kepadanya; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda: "Aku bermimpi dalam tidurku. Bahwa aku sedang menggosok gigi dengan siwak (sejenis kayu). Lalu siwak itu diminta oleh dua orang laki-laki, yang satu lebih tua dari yang lain. Maka kemudian kuberikan kepada yang muda. Tetapi ada orang berkata kepadaku; "Berikan kepada yang tua!" Lalu kuberikan kepada yang tua."

muslim:4216

Telah menceritakan kepada kami [Abu 'Amir Abdullah bin Barrad Al Asy'ari] dan [Abu Kuraib Muhammad bin Al 'Allaa] lafazh keduanya tidak jauh berbeda. Keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Buraid] dari [Abu Burdah] -kakeknya- dari [Abu Musa] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Aku bermimpi dalam tidurku bahwa aku berhijrah dari mekkah ke suatu negri yang yang banyak pohon kurmanya. Aku menduga bahwa negri itu adalah Yamamah atau Hajar, tetapi ternyata itu adalah kota Madinah (Yatsrib). Dalam mimpi itu, aku juga terlihat menghunus pedang. Tiba-tiba bagian tengah pedang itu patah dan ternyata itu adalah musibah yang menimpa orang-orang mukmin pada perang uhud. Setelah itu aku aku pun terlihat menghunus pedang lagi dan ternyata pedang itu lebih baik dari yang pertama. Itulah kemenangan yang diberikan Allah dan bersatunya orang-orang Mukmin. Selain itu dalam mimpi itu pula, aku melihat sapi -dan Allah Maha Baik-. Ternyata tafsiran mimpi itu adalah bahwa orang-orang mukmin yang mati syahid dalam perang Uhud dan pahala yang diberikan Allah sesudah itu, serta pahala kejujuran pada perang Badar yang diberikan Allah setelahnya."

muslim:4217

Dan telah menceritakan kepadaku [Abu Rabi' Sulaiman bin Daud Al 'Ataki] Telah menceritakan kepada kami [Hammad] yaitu Ibnu Zaid Telah menceritakan kepada kami [Tsabit] dari [Anas radliallahu 'anhu] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah meminta air, lalu diberikan kepada beliau sebaskom air. Maka berwudhulah kaum muslimin dengan air itu. Aku memperkirakan jumlah mereka berkisar antara enam puluh sampai delapan puluh orang. Dan aku meyaksikan sendiri air itu keluar dari sela-sela jari beliau."

muslim:4224

Telah menceritakan kepadaku [Salamah bin Syabib] Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin A'yan] Telah menceritakan kepada kami [Ma'qil] dari [Abu Az Zubair] dari [Jabir radliallahu 'anhu] katanya: "Ummu Malik pernah memberikan minyak samin kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam sebuah bejana. Kemudian anak-anak Ummu Malik datang meminta lauk pauk karena mereka tidak mempunyai lauk pauk untuk makanannya. Lalu Ummu Malik mencari wadah yang pernah ia pergunakan untuk memberikan samin kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Dan didapatinya di situ masih ada minyak seperti semula. Ummu Malik selalu membuat lauk dengan minyak itu di rumahnya setiap hari. Setelah tempat minyak itu dibersihkannya, dia datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau bertanya: "Apakah kamu peras habis wadah itu?" Jawab Ummu Malik, "Ya." Sabda beliau: "Andaikata engkau tinggalkan sedikit, tentu engkau masih dapat mempergunakan seterusnya."

muslim:4227

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah bin Qa'nab] Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Bilal] dari [Amru bin Yahya] dari [Abbas bin Sahal bin Sa'id As Sa'idi] dari [Abu Humaid] dia berkata; "Kami pernah menyertai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk berangkat ke medan perang Tabuk. Ketika kami tiba di wadi (lembah) Al Qura, dekat sebuah kebun milik seorang wanita Arab, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepada kami: 'Cobalah kalian terka, berapa takarkah buah kurma itu? ' Lalu mereka pun menerka, sementara Rasulullah menerkanya bahwa jumlah buah kurma itu sebanyak sepuluh gantang. Kemudian Rasulullah berkata kepada wanita Arab itu: 'Hitunglah berapa takar buah kurma tersebut dan Insya Allah kami akan kembali lagi ke sini di hari yang lain.' Setelah itu, kami pun berangkat kembali hingga tiba di Tabuk. Tak lama kemudian Rasulullah berkata kepada kami: 'Wahai para sahabat, pada malam ini akan ada angin dahsyat yang menerpa kalian. Oleh karena itu, janganlah ada seorang pun di antara kalian yang berdiri nanti malam ketika angin dahsyat datang. Dan barang siapa membawa unta, maka ikatlah untanya kuat-kuat! ' Memang benar, pada malam harinya angin dahsyat bertiup dengan kencangnya. Ada seorang laki-laki yang mencoba untuk berdiri, namun tiba-tiba angin dahsyat menerpa dan melemparkannya ke dua gunung Thayyi. Utusan Ibnu 'Alma, penguasa Ailah, pernah datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan membawa sepucuk surat dan seekor bighal putih yang dihadiahkan untuk Rasulullah. Setelah menerima kiriman itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam langsung membalas suratnya seraya menghadiahkan kain selendang kepadanya. Kemudian kami berangkat lagi hingga tiba di Wadi Al Qura. Lalu Rasulullah bertanya kepada wanita pemilik kebun kurma itu: 'Berapa banyak buah kurma yang dihasilkan? ' Wanita pemilik kebun itu menjawab; 'Ada sepuluh gantang ya Rasulullah.' Setelah itu, Rasulullah pun bersabda: 'Sesungguhnnya aku akan segera berangkat pulang ke Madinah. Barang siapa yang ingin pulang bersamaku, maka bersiap-siaplah dan barang siapa yang ingin lebih lama tinggal di sini, maka menetaplah! lalu kamipun berangkat pulang hingga sampai pinggiran kota Madinah. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Inilah kota Madinah, kota yang baik. Dan ini adalah gunung Uhud yaitu gunung yang mencintai kita dan kita pun mencintainya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda: 'Sesungguhnya perkampungan kaum Anshar yang terbaik adalah perkampungan bani Najjar. Setelah itu baru perkampungan Bani Abdul Asyhal. Kemudian perkampungan Bani Al Harits bin Al Khazraj. Lalu perkampungan Bani Sa'idah. Di setiap perkampungan kaum Anshar itu pasti ada kebaikan. Kami menemui Sa'ad bin Ubadah dan Abu Usaid berkata; Tahukah kamu bahwasannya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menyatakan kebaikan perkampungan kaum Anshar dengan menjadikan kita berada pada urutan terakhir? Kemudian Sa'ad bin Ubadah menemui Rasulullah seraya berkata; 'Ya Rasulullah, engkau telah menyatakan tentang kebaikan perkampungan kaum Anshar, tapi mengapa engkau meletakkan kami pada urutan terakhir? Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: 'Tidak cukupkah bagimu menjadi gologan yang baik? Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] Telah menceritakan kepada kami [Affan] Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] Telah mengabarkan kepada kami [Al Mughirah bin Salamah Al Makhzumi] keduanya Telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] Telah menceritakan kepada kami [Amru bin Yahya] melalui jalur ini, hingga perkataannya; 'Di setiap perkampungan kaum Anshar itu pasti ada kebaikan.' Dan tidak ada ada lagi kisah Sa'ad bin Ubadadah setelah itu. Sedangkan di dalam Hadits Wuhaib ada tambahan; 'Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkirim surat kepadanya di negeri mereka.'

muslim:4230

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] Telah menceritakan kepada kami [Laits] dari [Yazid bin Abu Habib] dari [Abu Khair] dari [Uqbah bin 'Amir] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah keluar untuk mendo'akan para syuhada perang Uhud, sebagaimana do'a yang beliau baca untuk orang yang meninggal. Setelah itu beliau kembali menuju mimbar dan bersabda: "Sesungguhnya aku orang pertama yang akan tiba di telagaku untuk menyaksikan kalian. Demi Allah sekarang aku benar-benar telah melihat telagaku dan aku diberi kunci-kunci kekayaan bumi. Demi Allah, sungguh aku tidak khawatir kalau kalian akan menjadi musyrik sepeninggalku, tetapi yang aku khawatirkan adalah bahwa kalian akan berlomba-lomba dalam urusan duniawi."

muslim:4248

Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] Telah menceritakan kepada kami [Wahab] yaitu Ibnu Jarir Telah menceritakan kepada kami [Bapakku] dia berkata; Aku mendengar [Yahya bin Ayyub] bercerita dari [Yazid bin Abu Habib] dari [Martsad] dari ['Uqbah bin 'Amir radliallahu 'anhu] Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda mengenai para korban perang Uhud. Beliau naik ke mimbar seolah-olah memberi amanat kepada yang masih hidup dan yang telah syahid. Sabda beliau: "Aku mendahului kalian ke telaga. Lebar telaga itu sejauh antara Ailah ke Juhfah. Aku tidak khawatir bahwa kalian akan kembali musyrik sepeninggalku. Tetapi yang aku takutkan ialah kamu terpengaruh oleh dunia. Kalian berlomba-lomba untuk mendapatkannya kemudian berbunuh-bunuhan, dan akhirnya kalian musnah seperti kemusnahan umat sebelum kalian." Kata 'Uqbah; "Itulah yang terakhir kali aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpidato di mimbar."

muslim:4249

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya At Tamimi] dan [Sa'id bin Manshur], [Abu Rabi' Al 'Ataki] serta [Abu Kamil] lafazh ini dari milik Yahya. [Yahya] berkata; Telah mengabarkan kepada kami. Sedangkan yang lainnya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Tsabit] dari [Anas bin Malik] dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah orang yang paling baik, paling pemurah, dan paling berani. Pada suatu malam penduduk Madinah dikejutkan oleh suatu suara, lalu orang banyak keluar ke arah datangnya suara itu. Di tengah jalan mereka bertemu dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam justru telah hendak pulang (dari suara itu). Rupanya beliau telah mendahului mereka ke tempat datangnya suara itu. Beliau mengendarai kuda yang dipinjamnya dari Abu Thalhah, sambil menyandang pedang. Beliau bersabda; "Sungguh kudapati kuda ini sedemikian kencang larinya bagaikan ombak menggulung lautan." Atau dengan redaksi "Sungguh kuda ini bagaikan ombak menggulung lautan." Kata Anas, padahal kuda itu sebelumnya sangat pelan jalannya."

muslim:4266

Telah menceritakannya kepada kami [Ahmad bin Hanbal] dan [Zuhair bin Harb] seluruhnya dari [Ismail] lafazh ini milik Ahmad keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Ismail bin Ibrahim] Telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz] dari [Anas] dia berkata; 'Tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sampai di Madinah, Abu Thalhah menuntunku menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu dia berkata; 'Ya Rasulullah, Anas ini adalah anak yang cerdik, Jadikanlah ia sebagai pembantumu. Anas berkata; 'Lalu aku selalu membantu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam baik ketika di rumah maupun ketika pepergian. Demi Allah, tidak pernah aku dapatkan beliau menegurku atas apa yang aku kerjakan dengan ucapan; 'Mengapa kamu tidak melakukan ini dengan begini.' ataupun terhadap apa yang tidak aku laksanakan, dengan perkataan; 'Kenapa kamu belum lakukan ini seperti ini.'

muslim:4270

Dan telah menceritakan kepada kami ['Ashim bin NAdhir At Taimi] Telah menceritakan kepada kami [Khalid] yaitu Ibnu Al Harits Telah menceritakan kepada kami [Humaid] dari [Musa bin Anas] dari [bapaknya] radliallahu 'anhu dia berkata; "Tidak pernah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dimintai sesuatu karena Islam, melainkan selalu dipenuhinya. Pada suatu hari datang kepada beliau seorang laki-laki, lalu diberinya seekor kambing di antara dua bukit. Kemudian orang itu pulang ke kampungnya dan berseru kepada kaumnya; "Hai, kaumku! Masuk Islamlah kalian semuanya! Sesungguhnya Muhammad telah memberiku suatu pemberian yang dia sendiri tidak takut miskin."

muslim:4275

Telah menceritakan kepada kami [Haddab bin Khalid] dan [Syaiban bin Farrukh] keduanya dari [Sulaiman] dan lafazh ini milik Syaiban; Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Al Mughirah]; Telah menceritakan kepada kami [Tsabit Al Bunani] dari [Anas bin Malik] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda: "Pada suatu malam anakku lahir, yaitu seorang bayi laki-laki, lalu kuberi nama dengan nama bapakku, Ibrahim. Kemudian anak itu beliau berikan kepada Ummu Saif, isteri seorang pandai besi, yang bernama Abu Saif. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendatanginya dan aku ikut menyertai beliau. Ketika kami sampai di rumah Abu Saif, aku dapatkan dia sedang meniup Kirnya (alat pemadam besi) sehingga rumah itu penuh dengan asap. Maka aku segera berjalan di depan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu kuberi tahu Abu Saif; "Hai, Abu Saif! Berhentilah! Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah datang!" Maka dia pun berhenti. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menanyakan bayinya, lalu diserahkan ke pangkuan beliau. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan kata-kata sayang apa saja yang Allah kehendaki. Kata Anas; "Kulihat bayi itu begitu tenang di pangkuan beliau saat ajal datang kepadanya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menangis mengucurkan air mata. Kata beliau: "Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi kita tidak boleh berkata-kata kecuali yang diridlai Rabb kita. Demi Allah, wahai Ibrahim, kami sungguh sedih karenamu!"

muslim:4279

Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] dan ['Utsman bin Abu Syaibah] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Al A'masy] dari [Syaqiq] dari [Masruq] dia berkata; 'Kami menemui [Abdullah bin Amru] ketika Mu'awiyah datang ke Kufah, kemudian dia ingat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata; "Beliau tidak pernah berbuat kejelekan dan tidak menyuruh untuk berbuat kejelekan." Lalu Abdullah bin Amru berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya orang-orang pilihan di antara kamu ialah yang paling indah budi pekertinya." [Utsman] berkata; 'Ketika dia datang bersama Mu'awiyah ke Kufah.' Dan telah menceritakannya kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah]; Telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dan [Waki']; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair]; Telah menceritakan kepada kami [Bapakku]; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Sa'id Al Asyaj]; Telah menceritakan kepada kami [Abu Khalid] yaitu Al Ahmar seluruhnya dari [Al A'masy] melalui jalur ini dengan Hadits yang serupa.

muslim:4285

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib]; Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Hisyam] dari [Bapaknya] dari ['Aisyah] dia berkata; "Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diberi pilihan dari dua urusan atau pekerjaan, yang salah satunya lebih mudah dari pada yang lainnya, maka beliau memilih yang termudah, selama yang termudah itu tidak mengandung dosa. Jika perkara itu mengandung dosa, maka beliau adalah orang yang paling menjauhkan diri dari padanya. Dan Telah menceritakannya kepada kami [Abu Kuraib] dan [Ibnu Numair] seluruhnya dari [Abdullah bin Numair] dari [Hisyam] melalui jalur ini, dia hanya menyebutkan sampai perkataan; 'Maka beliau akan memilih yang termudah.' Dan tidak ada kalimat lain setelah itu.

muslim:4295

Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Hammad bin Thalhah Al Qannad]; Telah menceritakan kepada kami [Asbath] yaitu Ibnu Nashr Al Mahdani dari [Simak] dari [Jabir bin Samurah] dia berkata; "Saya pernah ikut shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada shalat zhuhur. Setelah itu beliau keluar untuk menemui istrinya dan saya pun turut menyertainya. Kemudian beliau disambut oleh beberapa anak kecil dan beliau pun segera mengusap kedua pipi mereka secara bergantian." Jabir berkata; 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun mengusap pipi saya dan saya merasakan tangan beliau yang dingin dan harum seolah-olah baru keluar dari tempat minyak wangi.'

muslim:4297

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Muhammad bin Basysyar] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far]; Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dia berkata; Aku mendengar [Abu Ishaq] berkata; Aku mendengar [Al Barra'] dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam itu berperawakan sedang, perpundak bidang, rambutnya lebat terurai ke bahu hingga sampai kedua cuping telinganya. Pada suatu ketika, beliau pernah mengenakan pakaian berwarna merah, tidak ada seorangpun yang lebih tampan dari beliau.'

muslim:4308

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] dan [Abu Kuraib] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin 'Ulayyah] dari [Humaid] dari [Anas] dia berkata; Rambut Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sampai melewati kedua daun telinganya.

muslim:4313

Dan telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dan [Muhammad bin 'Abbad] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Hatim] yaitu Ibnu Isma'il dari [Al Ja'ad bin 'Abdur Rahman] dia berkata; Aku mendengar [As Saib bin Yazid] berkata; "Aku dan Bibiku pergi bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu bibi berkata kepada beliau; "Ya Rasulullah, keponakanku sakit." Maka beliau mengusap kepalaku, kemudian beliau mendoakan keberkahan bagiku. Sesudah itu beliau berwudlu lalu kuminum sisa air wudlunya. Kemudian aku berdiri di belakang beliau. Aku melihat cap kenabian beliau terletak antara kedua bahu kira-kira sebesar telor burung."

muslim:4328

Dan telah menceritakan kepadaku [Ibnu Minhal Adh Dharir]; Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai']; Telah menceritakan kepada kami [Yunus bin 'Ubaid] dari ['Ammar] budak Bani Hasyim dia berkata; "Saya pernah bertanya kepada [Ibnu Abbas], berapa usia Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika wafat? Ibnu Abbas menjawab; Saya tidak menduga bahwasannya orang yang sepertimu ini tidak mengetahui hal itu. Saya berkata; Sebenarnya saya pernah bertanya kepada para sahabat yang lain. Tetapi, jawaban mereka saling berbeda. oleh karena itu, saya ingin mengetahui jawaban tersebut darimu? Ibnu Abbas bertanya lagi, benarkah seperti itu? Saya menjawab; 'Ya benar.' Ibnu Abbas berkata; 'Baiklah.' Sekarang hitunglah! Beliau diutus sebagai Nabi pada usia empat puluh tahun. Setelah itu, selama lima belas tahun, beliau menetap di kota Makkah dengan perasaan harap-harap cemas. Akhirnya, beliau menetap dikota Madinah selama sepuluh tahun Hijrah. Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Rafi']; Telah menceritakan kepada kami [Syababah bin Sawwar]; Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Yunus] melalui jalur ini yang serupa dengan Hadits Yazid bin Zurai'.

muslim:4339

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id]; Telah menceritakan kepada kami [Laits]; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rumh]; Telah mengabarkan kepada kami [All Laits] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah bin Az Zubair] bahwa ['Abdullah bin Az Zubair]; Telah menceritakan kepadanya bahwa seorang laki-laki Anshar berselisih dengan Az Zubair di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam atas mata air Al Harrah yang biasa mereka gunakan untuk mengairi pohon kurma. Laki-laki Anshar itu berkata; "Biarkan air mengalir!" namun Az Zubair menolak. Akhirnya keduanya mengadukan hal itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda: "Alirilah kebunmu wahai Zubair, setelah itu berikanlah kepada tetanggamu." Tetapi laki-laki Anshar itu marah seraya berkata; "Wahai Rasulullah, apakah karena ia anak dari pamanmu!" Wajah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerah, kemudian beliau bersabda: "Wahai Zubair, airilah kebunmu, setelah itu tahanlah hingga airnya kembali ke dalam tanah!" Abdullah bin Az Zubair berkata; "Az Zubair kemudian berkata; "Sungguh, aku perkirakan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan peristiwa itu: 'Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya'."

muslim:4347

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Barrad Al Asy'ari] dan [Muhammad bin Al A'laa Al Hamdani] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Buraidah] dari [Abu Burdah] dari [Abu Musa] dia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah ditanyai mengenai beberapa hal yang sebenarnya beliau membencinya. Dan ketika hal itu selalu ditanyakan kepada beliau, maka beliaupun marah lantas berdiri dan berkata kepada orang-orang: 'Tanyakanlah kepadaku semau kalian? Maka ada seorang lelaki berkata: Siapakah bapakku? Beliau menjawab: 'bapakmu adalah Hudzafah.' Lalu ada lagi seorang lelaki yang berdiri dan berkata: Wahai Rasulullah, siapakah bapakku? Beliau menjawab: 'bapakmu adalah Salim budak dari Syaibah.' Dan ketika Umar melihat kemarahan pada wajah Rasulullah, ia berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami bertaubat kepada Allah. Dan dalam riwayat Abu Kuraib disebutkan: siapakah bapakku wahai Rasulullah? Lantas beliau menjawab: 'bapakmu adalah Salim budak dari Syaibah.'

muslim:4355

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Mushir] dan [Ibnu Fudhail] dari [Al Mukhtar] Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepadaku [Ali bin Hujr As Sa'idi] lafazh ini miliknya Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Mushir] Telah mengabarkan kepada kami [Al Mukhtar bin Fulful] dari [Anas bin Malik] dia berkata; Ada seseorang datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata; Wahai sebaik-baik makhluk! Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkata kepadanya; Itu adalah Ibrahim Alaihis Salam. Dan telah menceritakannya kepada kami [Abu Kuraib] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Idris] dia berkata; Aku mendengar [Mukhtar bin Fulful] -budak dari- Amru bin Huraits dia berkata; Aku mendengar [Anas] berkata; Seseorang berkata: Ya Rasulullah…dengan Hadits yang serupa. Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Al Mutsanna] Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman] dari [Sufyan] dari [Al Mukhtar] dia berkata; Aku mendengar [Anas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan Hadits yang serupa.

muslim:4367

Dan telah menceritakan kepadaku [Harmalah bin Yahya] Telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahab] Telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman] dan [Sa'id bin Musayyab] dari [Abu Hurairah], dia berkata; Bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam Bersabda: "Aku lebih berhak untuk ragu dari pada Ibrahim 'Alaihis Salam ketika ia berkata; "Wahai Tuhanku perlihatkanlah kepada saya bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang yang telah mati, " Allah berfirman: "Apakah kamu tidak beriman?" Ibrahim berkata; "Tentu, akan tetapi agar hatiku mantap. Dan rahmat Allah semoga terlimpah kepada Luth sungguh ia telah berlindung kepada keluarga yang kuat. Sekiranya aku masuk penjara dan mendekam selama mendekamnya Yusuf, tentu aku akan menuruti ajakan penggoda." Dan telah menceritakannya kepada kami -Insya Allah- [Abdullah bin Muhammad bin Asma] Telah menceritakan kepada kami [Juwairiyah] dari [Malik] dari [Az Zuhri] bahwa [Sa'id Al Musayyab] dan [Abu Ubaid] keduanya mengabarkan kepadanya dari [Abu Hurairah] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan Hadits yang semakna Hadits Yunus dari Az Zuhri.

muslim:4369

Dan telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] Telah menceritakan kepada kami [Syababah] Telah menceritakan kepada kami [Warqa] dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Semoga Allah mengampuni Nabi Luth, Sungguh dia berlindung kepada keluarga yang kuat."

muslim:4370

Dan telah menceritakan kepadaku [Abu Ath Thahir]; Telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah bin Wahb]; Telah mengabarkan kepadaku [Jarir bin Hazim] dari [Ayyub As Sakhtiyani] dari [Muhammad bin Sirin] dari [Abu Hurairah] bahwasannya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Sesungguhnya Nabi Ibrahim Alaihis Salam tidak pernah berdusta sama sekali, kecuali pada tiga kali kesempatan saja. Dua kali dusta yang berkaitan dengan dzat Allah, yaitu ucapan Nabi Ibrahim yang berbunyi; Sesungguhnya Aku sakit (QS Ash Shafaat: 89). Dan ucapannya yang berbunyi; ………tapi berhala yang paling besar inilah yang telah melakukannya. (Al Anbiya: 63) serta dusta tentang siti Sarah yang ceritanya sebagai berikut; Pada suatu ketika Nabi Ibrahim Alaihis Salam beserta istrinya yang cantik, Siti Sarah, pergi ke suatu wilayah yang dikuasai oleh raja yang kejam. Nabi Ibrahim berkata kepada istrinya; 'Wahai Istriku, ketahuilah jika raja yang kejam itu bahwa kamu adalah istriku, tentu ia akan membunuhku dan merebutmu dariku. Oleh karena itu, jika ia bertanya kepadamu, maka katakanlah kepadanya bahwa kamu adalah saudara perempuanku -dan kamu memang saudara perempuanku seagama (sama-sama Islam) dan lagi pula di bumi ini tidak aku temui seorang muslim kecuali aku dan kamu.' Ketika Nabi Ibrahim dan Siti Sarah memasuki wilayah raja yang kejam itu, maka seorang punggawa kerajaan melihat Siti Sarah. Kemudian punggawa kerajaan tersebut melaporkan hal itu kepada rajanya yang lalim. 'Wahai tuan paduka raja, sesungguhnya saya melihat seorang wanita datang ke wilayah kekuasaan paduka raja dan sepertinya tidak ada seorang pun yang pantas memiliki wanita tersebut selain paduka raja.' Akhirnya raja lalim itu mengutus para punggawa kerajaan untuk menemui Siti Sarah sekaligus membawanya ke istana sang raja, sedangkan Nabi Ibrahim segera melaksanakan shalat dan berdo'a kepada Allah demi keselamatan istrinya, Siti sarah. Tetapi, tiba-tiba tangannya terasa terbelenggu dengan kuat. Lalu raja lalim itu memohon kepada Siti Sarah seraya berkata; 'Wahai wanita cantik, berdo'alah kepada Tuhan agar Dia membebaskan tanganku dan aku berjanji tidak akan berbuat keji kepadamu.' Lalu Siti Sarah pun berdo'a kepada Allah agar membebaskan tangan raja itu. Tetapi, begitu terlepas, ternyata raja itu ingin menjamahnya lagi, hingga tangannya terasa terbelenggu lebih kuat lagi dari yang sebelumnya. Kemudian raja lalim itu memohon kepada Siti Sarah untuk berdo'a seperti permohonan yang sebelumnya. Tetapi, begitu terlepas, ternyata raja itu ingin menjamahnya lagi, hingga tangannya terasa terbelenggu lebih kuat lagi dari yang pertama dan yang kedua. Lalu raja lalim itu berkata kepada Siti Sarah; 'Wahai wanita cantik, berdo'alah kepada Tuhan agar Dia membebaskan tanganku dari belenggu ini. Demi Tuhan, aku berjanji tidak akan pernah lagi berbuat keji kepadamu.' Kemudian Siti Sarah pun berdo'a hingga tangan raja itu terbebas dari belenggu tersebut. Setelah itu, raja pun memanggil punggawa kerajaan yang telah membawa Siti Sarah seraya berkata kepadanya; 'Hai punggawa, ketahuilah bahwa wanita yang kamu bawa kepadaku itu adalah syetan dan bukan manusia. Oleh karena itu, bawalah ia keluar dari wilayah kekuasaanku dan berikanlah Hajar kepadanya sebagai pelayan.' Rasulullah bersabda: 'Lalu Siti Sarah pergi dari istana raja itu dengan berjalan kaki. Ketika Nabi Ibrahim melihatnya, maka ia pun langsung menyambut dan mendekati seraya berkata; 'Bagaimana keadaanmu? ' Siti Sarah menjawab; 'Alhamdulillah. Aku baik-baik saja. Allah pun telah menghalangi tangan raja yang lalim itu untuk menjamahku dan ia pun memberiku seorang pelayan.' Abu Hurairah berkata; 'Ia (Hajar) itu adalah ibu kalian wahai Bani Mai's-Samaa'! '

muslim:4371

Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Rafi'] Telah menceritakan kepada kami [Abdur Razaq] Telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Hammam bin Munabih] dia berkata; 'Inilah yang telah di ceritakan oleh [Abu Hurairah] kepada kami dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, -kemudian dia menyebutkan beberapa Hadits yang di antaranya-; dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Dahulu orang-orang bani Isra`il mandi dengan telanjang sehingga sebagian dapat melihat aurat sebagaian yang lain, sedangkan Musa 'Alaihis Salam selalu mandi sendirian, lalu orang-orang berkata; 'Demi Allah tidaklah ada yang menghalangi Musa untuk mandi bersama kita kecuali karena dia memiliki cacat pada auratnya.'" Rasulullah Bersabda: "Suatu kali Musa pergi untuk mandi, lalu ia meletakkan pakaiannya di atas sebuah batu, namun batu tersebut hanyut membawa pakaiannya, " Rasulullah Bersabda lagi: "Lalu Musa segera mengejar batu tersebut untuk mengambilnya, ia berkata; 'Wahai batu kembalikanlah pakaianku, wahai batu kembalikanlah pakaianku.' Sehingga orang-orang bani Isra`il bisa melihat aurat Musa, lalu mereka berkata; 'Demi Allah, ternyata pada aurat Musa tidak ada kejanggalan, ' kemudian setelah itu batu tersebut bangun sehingga bisa terlihat oleh Musa. Lalu Musa mengambil pakaiannya dan memukul batu tersebut, " Abu Hurairah berkata; "Demi Allah, pada batu tersebut masih ada bekas pukulan Musa enam atau tujuh tempat."

muslim:4372

Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Rafi'] dan [Abad bin Humaid]. [Abad] berkata; Telah mengabarkan kepada kami sedangkan [Ibnu Rafi'] berkata; Telah menceritakan kepada kami [Abdur Razaq] Telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Ibnu Thawus] dari [Bapaknya] dari [Abu Hurairah], dia berkata; "Malaikat maut diutus (oleh Allah Allah Azza Wa Jalla) kepada Musa, maka ketika ia tiba dihadapannya, Musa langsung memukulnya hingga dia mencongkel matanya, lalu ia kembali kepada Tuhannya Allah Azza Wa Jalla seraya berkata; 'Engkau telah mengutusku kepada seorang hamba yang tidak menginginkan (disegerakan) kematiannya.'" Abu Hurairah berkata; "Maka Allah Azza Wa Jalla mengembalikan matanya dan berfirman: 'Kembalilah dan katakan padanya agar ia meletakkan tangannya di atas punggung sapi, maka pada setiap bulu yang ia sentuh dengan tangannya akan ditangguhkan satu tahun dari umurnya, ' maka Musa berkata; 'Wahai Tuhanku kemudian apa lagi setelah itu? ' Allah Azza Wa Jalla berfirman: 'Kemudian akan datang kematian.' Musa berkata; 'Kalau begitu sekarang saja.' Lalu iapun memohon kepada Allah agar (kuburnya) didekatkan dengan bumi Qudus dengan jarak sejauh lemparan batu." Abu Hurairah berkata; Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Jika saya ada di sana niscaya akan saya beritahukan kepada kalian letak kuburannya, yaitu pada sisi jalan di bawah pasir yang merah."

muslim:4374

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rafi']; Telah menceritakan kepada kami ['Abdur Razzaq]; Telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Hamam bin Munabbih] dia berkata; 'Inilah yang telah di ceritakan oleh [Abu Hurairah] kepada kami dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, -kemudian dia menyebutkan beberapa Hadits yang di antaranya-; dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Malaikat maut datang menemui Musa 'Alaihis Salam, lalu ia berkata kepadanya; 'Penuhilah panggilan Rabbmu, ' Rasulullah Bersabda: "Lalu Musa menampar mata malaikat maut dan mencukilnya, " Rasulullah Bersabda: "Lalu malaikat maut pulang menemui Allah 'azza wajalla seraya berkata; 'Engkau telah mengutusku kepada seorang hamba-Mu yang tidak memenginginkan kematian, dan sungguh ia telah mencukil mataku.'" Rasulullah Bersabda: "Lalu Allah mengembalikan matanya, dan Allah berfirman: 'Kembalilah kepada hamba-Ku dan katakan kepadanya; 'Apakah kehidupan yang engkau inginkan? Jika engkau menginginkan kehidupan maka letakkanlah tanganmu di atas bulu sapi, maka setiap bulu yang tertutup oleh tanganmu, dengannya engkau akan mendapatkan tambahan satu tahun.' Musa berkata; 'Lalu apa setelah itu? ' malaikat maut berkata; 'Kematian.' Musa berkata; 'Maka segerakanlah, ' lalu ia berdoa; 'Ya Allah, dekatkanlah kuburku dengan tanah suci sejauh lemparan batu.'" Abu Hurairah berkata; dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam Bersabda: "Jika aku ada di sana sungguh akan aku tunjukkan kepada kalian, yaitu di sisi jalan dekat pasir merah." Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yahya; Telah menceritakan kepada kami 'Abdur Razzaq; Telah mengabarkan kepada kami Ma'mar melalui jalur ini dengan Hadits yang serupa.

muslim:4375

Telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb]; Telah menceritakan kepada kami [Hujain bin Al Mutsanna]; Telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz bin 'Abdullah bin Abi Salamh] dari ['Abdullah bin Al Fadhl Al Hasyimi] dari ['Abdur Rahman Al A'raj] dari [Abu Hurairah] dia berkata; "Pada suatu ketika ada seorang Yahudi yang menawarkan barang dagangannya, tetapi ia mendapat penawaran yang tidak disepakatinya ('Abdul 'Aziz merasa ragu; atau ada yang tidak disukainya), hingga dia berkata; 'Demi Dzat yang telah mengutamakan Musa dari semua manusia, tidak boleh kalau penawarannya seperti itu.' Abu Hurairah berkata; 'Ternyata ucapan orang Yahudi itu didengar oleh seorang sahabat Anshar. Maka tanpa banyak komentar, ditamparnya muka orang Yahudi tersebut.' 'Mengapa kamu berani berkata, ' hujat sahabat Anshar itu. 'Demi Dzat yang telah mengutamakan Musa dari semua manusia, sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masih berada di antara kami? ' Abu Hurairah berkata; 'Akhirnya orang Yahudi itu datang menemui Rasulullah dan berkata; 'Wahai Abu Qasim, saya ini adalah orang kafir dzimmi yang dilindungi dan mempunyai hak, sebagaimana kaum muslimin lainnya. Ketahuilah bahwasanya si fulan telah menampar muka saya.' Lalu Rasulullah memanggil sahabat Anshar itu dan bertanya; 'Hai sahabat Anshar, mengapa kamu tampar muka orang Yahudi ini? ' Sahabat Anshar pun menjawab; 'Ya, Rasulullah, saya menampar muka orang Yahudi ini lantaran dia berkata; 'Demi Dzat yang telah mengutamakan Musa dari semua manusia.' Mendengar penjelasan sahabat Anshar itu, maka marahlah Rasulullah dan kemarahannya itu tampak raut muka hingga beliau bersabda: 'Janganlah kamu mengutamakan seorang nabi daripada nabi yang lain. Sesungguhnya, ketika sangkakala mulai ditiup, maka pada saat itu pula semua makhluk yang ada di langit dan di muka bumi akan mati, terlebih dahulu. Setelah itu, sangkakala pun ditiup kembali. Maka aku adalah orang yang pertama kali dibangkitkan atau: aku termasuk salah seorang makhluk Allah yang pertama kali dibangkitkan dan ternyata Musa telah tiba di 'Arsy. Sebenarnya saya juga tidak tahu apakah pingsannya Musa pada peristiwa Thur itu sudah dianggap sebagai kematiannya ataukah (Ibnu Abbas) dibangkitkan lebih dariku. Aku sendiri tidak berani mengatakan bahwa ada seorang manusia yang lebih utama dan mulia dari pada Yunus bin Matta Alaihis Salam. Dan telah menceritakannya kepadaku [Muhammad bin Hatim]; Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun]; Telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz bin Abu Salamah] melalui jalur ini.

muslim:4376

Telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] dan [Abu Bakr bin An Nadhr] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim]; Telah menceritakan kepada kami [Bapakku] dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Salamah bin 'Abdur Rahman] dan ['Abdur Rahman Al A'raj] dari [Abu Hurairah] dia berkata; dua orang laki-laki saling mencela, satu orang dari muslim dan satu orang lagi dari yahudi. Laki-laki muslim berkata; "Dan demi Dzat yang telah memilih Muhammad di atas penduduk alam." Dan laki-laki dari yahudi berkata; "dan demi Dzat yang telah memilih Musa di atas penduduk alam." Maka marahlah laki-laki muslim tersebut seraya memukul wajahnya, lalu laki-laki yahudi tersebut mendatangi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam dan mengabarkan dengan apa yang telah terjadi di antara keduanya, Kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Janganlah engkau mengutamakan aku atas Musa, sesungguhnya pada hari kiamat kelak manusia akan pingsan dan akulah orang yang pertama kali tersadar, tetapi aku dapati Musa tengah berdiri di dekat `Arsy, hingga aku tidak tahu apakah ia termasuk orang yang pingsan kemudian ia tersadar sebelum aku, atau memang ia termasuk yang Allah Azza Wa Jalla kecualikan untuk tidak pingsan." Dan telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin 'Abdur Rahman Ad Darimi] dan [Abu Bakr bin Ishaq] keduanya berkata; Telah mengabarkan kepada kami [Abu Al Yaman]; Telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri]; Telah mengabarkan kepadaku [Abu Salamah bin 'Abdur Rahman] dan [Sa'id bin Al Musayyab] dari [Abu Hurairah] dia berkata; dua orang laki-laki saling mencela, satu orang dari muslim dan satu orang lagi dari yahudi. -sebagaimana Hadits Ibrahim bin Sa'ad dari Ibnu Syihab Dan telah menceritakan kepadaku [Amru An Naqid] Telah menceritakan kepada kami [Abu Ahmad Az Zubaidi] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Amru bin Yahya] dari [Bapaknya] dari [Abu Sa'id Al Khudri] dia berkata; seorang Yahudi yang telah dipukul wajahnya datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam -dan seterusnya yang semakna dengan Hadits Az Zuhri, hanya saja dia berkata dengan kalimat; 'hingga aku tidak tahu apakah ia termasuk orang yang pingsan kemudian ia tersadar sebelum aku, atau memang ia sudah cukup dengan pingsannya ketika di bukit Thur hingga tidak pingsan lagi.'

muslim:4377

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Ibnu Basyar] lafazh ini milik Ibnu Al Mutsanna keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] berkata; Aku mendengar [Abu 'Aliyah] berkata; Telah menceritakan kepadaku anak paman Nabi kalian shallallahu 'alaihi wasallam yaitu [Ibnu Abbas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: Tidak sepantasnya bagi seorang hamba mengatakan bahwa aku lebih baik dari Yunus bin Matta Alaihis Salam. Dan padahal dia menasabkan dirinya kepada bapaknya."

muslim:4382

Telah menceritakan kepadaku [Harmalah bin Yahya]; Telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb]; Telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dari ['Ubaidillah bin 'Abdullah bin 'Utbah bin Mas'ud] dari ['Abdullah bin Abbas] bahwa dia dan Al Hurr bin Qais bin Hisn Al Fazari berdebat tentang sahabat Musa 'alaihissalam yang bertanya tentang jalan untuk bertemu dengannya, Ibnu Abbas mengatakan bahwa kawan yang dimaksud itu ialah Khidhir, sedangkan Hurr mengatakan bukan. Kemudian lewatlah [Ubay bin Ka'ab al-Anshari] di depan mereka. Ibnu Abbas lalu memanggilnya kemudian berkata, "Hai Abu Thufail kemarilah, sesungguhnya aku berselisih pendapat dengan sahabatku ini siapa kawan Musa yang olehnya ditanyakan mengenai jalan untuk menuju tempatnya itu, agar dapat bertemu dengannya. Apakah kamu pernah mendengar hal-ihwalnya yang kamu dengar sendiri dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam?" Ubay bin Ka'ab menjawab, "Ya, saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Ketika Musa duduk bersama beberapa orang Bani Israel, tiba-tiba seorang laki-laki datang dan bertanya kepadanya (Musa), 'Adakah seseorang yang lebih pandai daripada kamu? ' Musa menjawab, 'Tidak." Maka, Allah menurunkan wahyu kepada Musa, "Ada, yaitu hamba Kami Khidhir." Musa bertanya kepada (Allah) bagaimana jalan ke sana. Maka, Allah menjadikan ikan sebagai sebuah tanda baginya dan dikatakan kepadanya, 'Apabila ikan itu hilang darimu, maka kembalilah (ke tempat di mana ikan itu hilang) karena engkau akan bertemu dengannya (Khidhir). 'Maka, Musa pun mengikuti jejak ikan laut dengan kehendak Allah. Lalu Musa berkata kepada muridnya; Ayolah kita makan siang dulu, mana makanannya. Murid Musa berkata kepadanya ketika dia menanyakan makan siang, 'Adakah kamu melihat Ikan itu ketika kita beristirahat di batu besar. Sesungguhnya aku terlupa kepada ikan hiu itu dan tiada yang membuat aku lupa tentang hal itu, melainkan setan.' Musa berkata, 'Kalau demikian, memang itulah tempat yang kita cari.' Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula. Kemudian mereka bertemu dengan Khidhir. Maka, apa yang terjadi pada mereka selanjutnya telah diceritakan Allah Azza wa Jalla di dalam Kitab-Nya." Hanya saja Yunus berkata dengan lafazh; 'lalu Musa mengikuti jejak ikan Hiu di laut.'

muslim:4388

Dan telah menceritakan kepadaku [Al Hasan bin Ali Al Hulwani] Telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin 'Aun] dari [Abu Umais] Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami [Abad bin Humaid] lafazh ini miliknya. Telah mengabarkan kepada kami [Ja'far bin 'Aun] Telah mengabarkan kepada kami [Abu Umais] dari [Ibnu Abu Mulaikah], dia berkata; Aku pernah mendengar [Aisyah] menjawab pertanyaan sebagai berikut; 'Siapakah orang yang akan ditunjuk sebagai khalifah, seandainya beliau menghendaki untuk menunjuk seorang khalifah? Aisyah menjawab; 'Abu Bakr.' Aisyah ditanya lagi; lalu siapa lagi? Aisyah menjawab; 'Umar bin Khaththab.' Ditanya lagi, kemudian siapa lagi? Dia menjawab; Abu Ubaidah bin Jarrah. Kemudian Aisyah mengakhirnya sampai di situ.

muslim:4397

Dan telah menceritakan kepadaku [Harmalah bin Yahya]; Telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb]; Telah mengabarkan kepadaku [Yunus] bahwa [Ibnu Syihab] Telah mengabarkan kepadanya dari [Sa'id bin Al Musayyab] dari [Abu Hurairah] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sesungguhnya beliau bersabda: "Ketika aku sedang tidur, tiba-tiba aku melihat diriku di surga lalu ada seorang wanita yang sedang membersihkan dirinya dengan air di sebelah istana. Kemudian aku pun bertanya kepadanya; 'Siapa yang memiliki istana ini? Mereka menjawab, istana ini milik Umar bin Khaththab.' Lalu aku tuturkan kecemburuan Umar itu dan akhirnya aku pun berpaling darinya." Abu Hurairah berkata, "Kemudian Umar menangis, sedangkan kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang berada di majelis tersebut. Tak lama kemudian Umar bin Khaththab berkata; Ya Rasulullah, demi ayah dan ibuku apakah mungkin saya cemburu kepada engkau." Dan telah menceritakannya kepadaku ['Amru An Naqid] dan [Hasan Al Hulwani] serta ['Abad bin Humaid] mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim]; Telah menceritakan kepada kami [Bapakku] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] melalui jalur ini dengan Hadits yang serupa.

muslim:4409

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah]; Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah]; Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah] dari [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar] dia berkata; "Ketika Abdullah bin Ubay bin Salul meninggal dunia. anak laki-lakinya -yaitu Abdulah bin Abdullah- datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya memohon kepada beIiau agar sudi memberikan baju beliau kepada Abdullah untuk kain kafan ayahnya, Abdullah bin Ubay bin Salul. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberikan bajunya kepada Abdullah. Setelah itu, Abdullah juga memohon Rasulullah agar beliau berkenan menshalati jenazah ayahnya. Kemudian Rasulullah pun bersiap-siap untuk menshalati jenazah Abdullah bin Ubay, hingga akhirnya Umar berdiri dan menarik baju Rasulullah seraya berkata, "Ya Rasulullah, apakah engkau akan menshalati jenazah Abdullah bin Ubay sedangkan Allah telah melarang untuk menshalatinya?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memberikan pilihan kepadaku." Lalu beliau membacakan ayat yang berbunyi; "Kamu memohonkun ampun bagi orang-orang munafik atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka, maka hal itu adalah sama saja. sekalipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali (Qs. At-Taubah 9: 80). Oleh karena itu, aku akan menambah istighfar lebih dari tujuh puluh kali untuknya." Umar bin Khaththab berkata, "Ya Rasulullah, sesungguhnya Ia adalah orang munafik?." Tetapi, rupanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tetap saja menshalatinya, hingga Allah menurunkan ayat Al Qur'an: "Janganlah kamu sekali-kali menshalati jenazah seorang di antara orang-orang munafik dan janganlah kamu berdiri di atas kuburnya." (Qs. At-Taubah 9: 84). Dan telah menceritakannya kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan ['Ubaidullah bin Sa'id] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Yahya] yaitu Al Qaththan dari ['Ubaidillah] melalui jalur ini mengenai Hadits yang semakna dengan Abu Usamah namun ada tambahan; 'Kemudian beliau meninggalkan shalat untuk mereka (orang-orang munafik).

muslim:4413

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Miskin Al Yamami]; Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Hassan]; Telah menceritakan kepada kami [Sulaimam] yaitu Ibnu Bilal dari [Syarik bin Abu Namir] dari [Sa'id Al Musayyab]; Telah mengabarkan kepadaku [Abu Musa Al Asy'ari] bahwasanya ia pernah berwudhu di rumahnya. Setelah itu ia keluar dari rumah sambil berkata; "Pada hari ini saya berniat untuk selalu berada di dekat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Lalu Abu Musa pergi ke masjid dan menanyakan keberadaan Rasulullah kepada para sahabat yang kebetulan sedang berada di sana."Beliau telah pergi ke arah sana, " jawab para sahabat. kemudian Abu Musa pun keluar dan masjid seraya mengikuti jejak Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk menanyakannya hingga beliau tiba di sumur Aris. Abu Musa berkata, "Lalu saya duduk di sisi pintu yang terbuat dari pelepah kurma. Setelah Rasulullah selesai membuang hajat dan wudlu, maka saya pun berupaya untuk mendekati beliau. Ternyata Rasulullah sedang duduk di atas sumur Aris di tengah alas duduk sambil menyisingkan pakaian pada kedua betisnya dan menjulurkan keduanya ke dalam sumur. Lalu saya ucapkan salam kepada beliau dan kembali duduk di sisi pintu seraya berkata, "Hari ini saya akan setia menjadi penjaga pintu Rasulullah.' Tak lama kemudian datanglah Abu Bakar sambil mendorong pintu sumur. Lalu saya bertanya, "Siapa itu di luar? Ia menjawab, "Saya, Abu Bakar." Saya berujar kepadanya, "Tunggu sebentar hai Abu Bakar!" Abu Bakar menjawab."Ya." Aku menghampiri Rasulullah sambil berkata, "Ya Rasulullah, ada Abu Bakar yang datang dan minta izin untuk masuk ke sini?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menajwab, "Suruh ia masuk dan beritahukan kabar gembira tentang surga kepadanya!" Lalu saya kembali menemui Abu Bakar dan saya katakan kepadanya; "Hai Abu Bakar, silahkan masuk dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyampaikan kabar gembira tentang surga kepadamu." Abu Bakar masuk ke dalam dan langsung duduk di sebelah kanan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada alas duduk yang sama sambil menjulurkan kedua kakinya ke dalam sumur, sebagaimana yang dilakukan Rasulullah dengan menyingsingkan pakaian di kedua betisnya. Lalu saya duduk kembali di sisi pintu masuk sumur. Ketika itu, sebenarnya saya telah meninggalkan saudara saya yang sedang berwudlu dan akan menyusul saya. Kata saya dalam hati; 'Kalau Allah menghendaki kebaikan baginya, niscaya Allah akan mendatangkannya kepada saya.' Tak lama kemudian, ada seseorang yang menggerak-gerakkan pintu. Lalu saya bertanya kepadanya, Siapa di luar sana?" Orang di luar yang sedang menggerak-gerakkan pintu tersebut menjawab; "Umar bin Khaththab." Saya berkata; 'Tunggu sebentar hai Umar!" Lalu saya menghampiri Rasulullah sambil berkata; 'Ya Rasulullah, ada Umar di luar dan minta izin untuk masuk ke dalam." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: 'Suruh ia masuk dan beritahukan kabar gembira tentang surga kepadanya!" Kemudian saya temui seraya berkata, "Hai Umar, Rasulullah mengizinkanmu masuk ke dalam dan menyampaikan berita gembira tentang surga kepadamu." Maka Umar bin Khaththab pun masuk ke dalam, lalu duduk di sebelah kiri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sambil menjulurkan kedua kakinya ke dalam sumur. Setelah itu saya duduk kembali sambil berkata, "Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi saudara saya, niscaya Dia akan mendatangkannya ke sini. Tak lama kemudian ada seseorang yang datang dan menggerak-gerakkan pintu. Maka saya pun berseru kepadanya, "Siapakah di luar sana?" Orang tersebut menjawab, "Utsman bin Affan." Lalu saya berkata kepadanya, "Tunggu sebentar hai Utsman!" Saya menghampiri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sambil memberitahukan tentang kedatangan Utsman. Rasulullah pun menjawab."Suruh dia masuk dan beritahukan kepadanya kabar tentang surga kepadanya serta cobaan-cobaan yang sedang di rasakannya. Maka saya temui Utsman bin Affan sambil berkata, Silahkan masuk hai Utsman dan Rasulullah menyampaikan kabar gembira tentang surga kepadamu serta cobaan-cobaan yang sedang engkau rasakan!" Lalu Utsman pun masuk ke dalam tetapi ia mendapati alas duduk 'Alaihis Salam telah penuh. Akhirnya ia duduk berhadapan dengan mereka di sisi yang lain. Syarik berkata; "Said bin Al Musayyab berkormentar, Menurut saya itu adalah tentang kuburan mereka bersama." Dan telah menceritakannya kepadaku [Abu Bakr bin Ishaq]; Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin 'Ufair]; Telah menceritakan kepadaku [Sulaiman bin Bilal] Telah menceritakan kepada kami [Syarik bin Abdullah bin Namr]; Aku mendengar [Sa'id bin Musayyab] berkata; Telah menceritakan kepadaku [Abu Musa Al Asy'ari] di sebelah sini, -Sulaiman menunjukkan kepadaku tempat majlisnya Sa'id.- Abu Musa berkata; 'Aku keluar untuk menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, namun aku dapatkan beliau telah pergi ke sebuah kandang ternak dan masuk ke dalamnya. Beliau duduk di atas sebuah sumur, seraya menyingsingkan kain celananya dan menjulurkan kakinya ke sumur. -demikianlah seterusnya yang semakna dengan Hadits Yahya bin Hasan namun dia tidak menyebutkan perkataan Sa'id; 'Aku menafsirkan bahwa hal itu menunjukan kuburan mereka.' Telah menceritakan kepada kami [Hasan bin 'Ali Al Hulwani] dan [Abu Bakr bin Ishaq] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Maryam]; Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far bin Abu Katsir]; Telah mengabarkan kepadaku [Syarik bin 'Abdullah bin Abu Namir] dari [Sa'id bin Al Musayyab] dari [Abu Musa Al Asy'ari] dia berkata; 'Suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pergi ke salah satu dinding Madinah untuk sebuah keperluan, maka akupun mengikuti jejak beliau…-dan seterusnya sebagaimana Hadits yang semakna dengan Hadits Sulaiman bin Bilal. Di dalamnya di sebutkan perkataan Ibnu Musayyab; 'Aku menafsirkan, bahwa hal itu menunjukan kuburan mereka, yang artinya mereka akan dikumpulkan di satu tempat, kecuali Utsman bin 'Affan.'

muslim:4417

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id]; Telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz] yaitu [Ibnu Hazim] dari Abu Hazim dari [Sahl]; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dan lafazhnya adalah yang ini; Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] yaitu Ibnu 'Abdur Rahman dari [Abu Hazim]; Telah mengabarkan kepadaku [Sahl bin Sa'ad] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda ketika terjadi perang Khaibar: "Sesungguhnya akan aku serahkan bendera perang ini kepada seorang laki-laki yang di tangannya Allah akan memberikan kemenangan bagi kaum muslimin. Ia mencintai Allah dan Rasulnya, serta sebaliknya yaitu bahwasanya Allah dan Rasulnya pun mencintainya." Sahal berkata; "Satu malam lamanya para sahabat bertanya-tanya; 'siapa di antara mereka yang ditugasi membawa bendera perang." Esok harinya, para sahabat dan kaum muslimin Iainnya datang menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Setiap orang dari mereka ingin diberi tugas untuk membawa bendera perang tersebut. Lalu Rasulullah bertanya; "Di mana Ali bin Abu Thalib?" Para sahabat menjawab; "Ia sedang menderita sakit mata ya Rasulullah." Rasulullah berkata, "Bawalah ia kemari!" Tak lama kemudian, Ali bin Abu Thalib datang menemui Rasulullah. Lalu Rasulullah meludahi kedua matanya dan berdoa untuk kesembuhannya. Tak lama kemudian kedua mata Ali sembuh tanpa ada rasa sakit lagi. Kemudian Rasulullah menyerahkan bendera perang itu kepadanya. Ali bin Abu Thalib bertanya; 'Ya Rasulullah, apakah saya harus memerangi kaum musyrikin hingga mereka menjadi orang-orang muslim seperiti kita? Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Hai Ali, laksanakanlah tugasmu dengan baik dan tidak tergesa-gesa, hingga kamu tiba di wilayah mereka'. Setelah itu, serulah mereka untuk masuk ke dalam agama Islam beritahukan kepada mereka tentang kewajiban-kewajihan yang harus mereka lakukan di dalam ajaran Islam! Demi Allah, sungguh petunjuk Allah yang diberikan kepada seseorang (hingga Ia masuk Islam) melalui perantaraanmu, adalah lebih baik bagimu daripada kamu memperoleh nikmat yang melimpah ruah dari unta merah."

muslim:4423

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Abbad]; Telah menceritakan kepada kami [Hatim] yaitu Ibnu Isma'il dari [Bukair bin Mismar] dari ['Amir bin Sa'ad] dari [Bapaknya] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menggabungkan kedua orang tuanya sebagai tebusan baginya pada perang Uhud." Saad bin Abi Waqqash berkata; "Seorang laki-laki musyrik telah memanas-manasi kaum muslimin." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada Sa'ad: "Panahlah dia!" Sa'ad berkata; Lalu saya membidiknya dengan sebuah anak panah tanpa mata panah yang tajam hingga tepat mengenai Iambungnya. kemudian orang tersebut tersungkur dan terbukalah auratnya. Melihat itu, Rasulullah tersenyum puas hingga terlihat gigi rahamnya."

muslim:4431

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Zuhair bin Harb] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Musa]; Telah menceritakan kepada kami [Zuhair]; Telah menceritakan kepada kami [Simak bin Harb]; Telah menceritakan kepadaku [Mush'ab bin Sa'ad] dari [Bapaknya] bahwa ada beberapa ayat Al Qur'an yang turun berkenaan dengan Sa'ad. Mush'ab berkata; "Ibu Sa'ad bersumpah tidak akan mau berbicara dengan Sa'ad selama-lamanya hingga ia (Sa'ad) meninggalkan ajaran Islam. Selain itu, ibunya juga tidak mau makan dan minum." Ibu Sa'ad berkata kepada Sa'ad; "Hai Sa'ad, kamu pernah mengatakan bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memerintahkanmu agar kamu selalu berbuat baik kepada kedua orang tuamu?. Sekarang aku adalah ibumu, maka aku perintahkan kepadamu agar meninggalkan Islam." Mush'ab berkata; 'Ibu Sa'ad bertahan untuk tidak makan dan minum selama tiga hari tiga malam hingga jatuh pingsan karena lemah. Kemudian Umarah, anak laki-Iakinya, memberinya minum. Lalu ibunya itu selalu memanggil Sa'ad. kemudian turunlah firman Allah yang berbunyi: 'Kami wasiatkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya' (Qs. Al Ankabuut(29): 8). Sedangkan ayat yang lain berbunyi: Jika kedua orang tuamu memaksamu untuk menyekutukan-Ku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mematuhi keduanya dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.' (Qs. Luqmaan (31): 15). Saad berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah memperoleh rampasan perang yang sangat banyak dan ternyata di dalamnya ada sebilah pedang. Lalu saya ambil pedang itu dan membawanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata; "Ya Rasulullah, berikanlah pedang tersebut kepada saya, karena saya adalah orang yang telah engkau kenal perangainya." Tetapi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam malah berkata: "Hai Sa'ad, kembalikanlah pedang itu ke tempat semula, di tempat kamu mengambilnya.'" Lalu saya pergi, hingga ketika saya ingin mengambilnya kembali, maka saya pun mencela diri saya sendiri. Setelah itu saya menghampiri Rasulullah sambil berkata; "Ya Rasulullah, berikanlah pedang itu kepada saya!" Namun Rasulullah tetap pada pendiriannya semula dan menjawabnya dengan suara yang keras: "Hai Sa'ad, sudah 'kukatakan kepadamu kembalikan pedang itu ke tempat di mana kamu mengambilnya!" Setelah itu, Allah Subhanahu wa Ta'ala menurunkan firmannya berbunyi: 'Mereka bertanya kepadamu tentang harta rampasan perang' (Qs. Al Anfaal(8): 1). Sa'ad berkata; "Ketika saya jatuh sakit, saya mengutus seseorang untuk menemui Rasulullah. Setelah itu, beliau pun mendatangi saya. Lalu saya berkata kepada beliau; 'Ya Rasulullah, izinkahlah saya membagikan harta sebagai wasiat sesuka hati. Tetapi, rupanya Rasulullah melarangnya. Saya katakan lagi; "Bagaimana kalau separuhnya?" Beliau tetap melarangnya. Kemudian saya berkata lagi; "Bagaimana kalau sepertiganya?" BeIiau terdiam sesaat dan setelah itu memperbolehkan wasiat sepertiga harta. Saad berkata; "Saya pernah mendatangi beberapa orang Anshar dan Muhajirin. Kemudian mereka berkata; 'Kemarilah hai Sa'ad, kami akan memberimu makanan dan minuman keras (khamer).' (Saat itu khamar memang belum diharamkan). Lalu saya mendatangi untuk bergabung dengan mereka di suatu kebun. Ternyata di sana ada kepala unta yang telah dipanggang dan satu wadah minuman keras. Kemudian saya makan dan minum dengan sepuasnya bersama mereka. Kebetulan pada saat itu sedang didiskusikan dan dibicarakan antara mereka tentang keutamaan kaum Anshar dan kaum Muhajirin. Maka saya pun menyatakan bahwa kaum Muhajirin Iebih baik dan utama daripada kaum Anshar. Tentu saja pernyataan saya itu sangat kontroversial dan menyinggung banyak orang yang hadir pada saat itu. Hingga ada salah seorang dari mereka mengambil salah satu dagu dan kepala unta lalu memukulkannya kepada saya hingga mencederai hidung saya. Lalu saya datang menemui Rasulullah dan menceritakan apa yang telah terjadi pada diri saya. Akhirnya turunlah firman Allah yang berbunyi: "Sesungguhnya minuman Khamr, berjudi, berkorban untuk berhala, dan mengundi nasib dengan panah adalah terbuat keji yang termasuk perbuatan syetan." (Al Maidah: 90) Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Muhammad bin Basysyar] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far]; Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Simak bin Harb] dari [Mush'ab bin Sa'ad] dari [Bapaknya] dia berkata; "Ada empat ayat Al Qur'an yang turun berkenaan dengan ku, dan seterusnya sebagaimana yang semakna dengan Hadits Zuhair dari Simak. Di dalam Hadist Syu'bah ada tambahan; 'Apabila mereka ingin memberi makan kepada ibunya, mereka membuka dengan tongkat, lalu menuangkan makanan ke dalamnya. Juga di sebutkan di dalam Hadits tersebut; 'lalu salah seorang dari mereka memukul hidung Sa'ad hingga sobek.'

muslim:4432

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Al Khalil] dan [Suwaid bin Sa'id] keduanya dari [Ibnu Mushir] dia berkata; [Isma'il] Telah mengabarkan kepada kami ['Ali bin Mushir] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [Bapaknya] dari ['Abdullah bin Az Zubair] dia berkata; "Pada saat terjadi perang Khandak, saya dan Umar bin Abu Salamah berada di benteng Hassan bersama kaum wanita. Suatu ketika ia merundukkan kepalanya kepada saya dan saya memperhatikannya. Lalu saya pun merundukkan kepala saya kepadanya dan ia pun memperhatikannya. Saya mengenali ayah saya dengan baik ketika ia lewat dengan mengendarai kuda sambil menyandang senjata menuju Bani Quraizhah. Perawi hadits berkata, "Saya diberitahu oleh [Abdullah bin Urwah] dari [Abdullah bin Zubair] dia berkata, lalu saya tuturkan hal itu kepada [ayahku] dan ia pun berkata, Apakah kamu melihatku hai anakku?" Saya menjawab; "Ya, hai ayah!" Ayah saya berkata; "Demi Allah, pada hari itu Rasulullah mengumpulkan kedua orang tuanya untukku seraya berkata: 'Tebusanmu adalah bapak dan ibuku! Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib]; Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Hisyam] dari [Bapaknya] dari ['Abdillah bin Az Zubair] dia berkata; "Pada saat terjadi perang Khandak, saya dan Umar bin Abu Salamah berada di sebuah benteng yang disana ada beberapa istri Rasulullah. (dan seterusnya sebagaimana yang semakna dengan Hadits Ibnu Mushir melalui jalur ini. Tetapi di dalamnya tidak menyebutkan Abdullah bin Urwah, dia menyisipkannya di dalam Hadits Hisyam dari Bapaknya dari Ibnu Zubair.

muslim:4437

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Ibnu Basysyar] dan lafazh ini milik Ibnu Al Mutsanna dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far]; Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dia berkata; Aku mendengar [Abu Ishaq] bercerita dari [Shilah bin Zufar] dari [Hudzaifah] dia berkata; "Pada suatu ketika orang-orang Najran pernah datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata; 'Ya Rasulullah, utuslah kepada kami seseorang yang jujur dan dipercaya.' LaIu Rasulullah pun berkata: 'Sungguh aku akan mengutus kepada kalian seseorang yang sangat jujur dan dapat dipercaya.' Hudzaifah berkata; 'Para sahabat merasa penasaran dan akhirnya menunggu-nunggu orang yang dimaksud oleh Rasulullah itu. Ternyata Rasulullah mengutus Abu Ubaidah bin Jarrah." Abu 'Ubaidah bin Al Jarrah; Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim]; Telah mengabarkan kepada kami [Abu Dawud Al Hafari]; Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Abu Ishaq] melalui jalur ini dengan Hadits yang serupa.

muslim:4444

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib Muhammad Al A'laa]; Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah]; Telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Bapaknya] dari ['Aisyah] dia berkata; Saya tidak cemburu kepada seorang wanitapun, melebihi cemburuku kepada Khadijah, sungguh dia telah wafat tiga tahun sebelum beliau menikahiku. Menurut apa yang aku dengar ketika beliau menceritakannya. Sungguh, Allah Azza wa jalla telah memerintahkan kepada beliau agar memberi kabar gembira kepadanya dengan sebuah rumah dari permata di surga. Apabila beliau menyembelih seekor kambing, maka beliau suka menghadiahkannya kepada para sahabat-sahabat Khadijah."

muslim:4463

Telah menceritakan kepada kami [Sahl bin 'Utsman]; Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Ghiyats] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [Bapaknya] dari ['Aisyah] dia berkata; Saya tidak pernah merasa cemburu kepada para istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang lain kecuali kepada Khadijah, meskipun ia tidak hidup semasa dengan saya. Pernah, pada suatu hari, ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyembelih seekor kambing, beliau berkata: 'Berikanlah sebagian daging kambing kepada teman-teman Khadijah! ' maka saya marah kepada Rasulullah sambil berkata; Khadijah?" Lalu beliau menjawab: "Sesungguhnya aku benar-benar telah dianugerahi cinta Khadijah." Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] dan [Abu Kuraib] seluruhnya dari [Abu Mu'awiyah]; Telah menceritakan kepada kami [Hisyam] melalui jalur ini dengan Hadits yang serupa dengan Abu Usamah. Namun hanya sampai kisah seekor kambing, tidak ada tambahan setelah itu.

muslim:4464

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dia berkata; Aku mendapatkan Hadits di dalam bukuku dari [Abu Usamah]; Telah menceritakan kepada kami [Hisyam]; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib Muhammad bin Al A'laa]; Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Hisyam] dari [Bapaknya] dari ['Aisyah] dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah berkata: "Sesungguhnya aku tahu kapan kamu suka kepadaku dan kapan kamu marah kepadaku.' Aisyah bertanya; 'Dari mana engkau mengetahui itu, ya Rasulullah? ' Rasulullah menjawab: "Ketika kamu sedang suka kepadaku, maka kamu akan mengatakan; Demi Tuhan Muhammad'. Dan ketika kamu sedang marah kepadaku, maka kamu akan mengatakan; 'Demi Tuhan Ibrahim.' Aisyah berkata, "Demi Allah ya Rasulullah, memang yang tidak saya sebut ketika saya sedang marah hanyalah nama engkau."Dan telah menceritakannya kepada kami [Ibnu Numair]; Telah menceritakan kepada kami ['Abdah] dari [Hisyam bin 'Urwah] melalui jalur ini, sampai perkataannya; 'Demi Tuhan Ibrahim.' (tidak ada tambahan setelah itu).

muslim:4469

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dari [Malik bin Anas] dari apa yang telah di bacakan kepadanya dari [Hisyam bin 'Urwah] dari ['Abbad bin 'Abdullah bin Az Zubair] dari ['Aisyah] bahwa dia telah mengabarkan kepadanya, dia mendengar Rasulullab shallallahu 'alaihi wasallam berkata sebelum beliau wafat di pangkuan Aisyah dan ia pun mendengar ucapan beliau; "Ya Allah, berikanlah rahmat kepadaku dan pertemukanlah aku dengan kekasihku!" Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Abu Kuraib] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah]; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair]; Telah menceritakan kepada kami [Bapakku]; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim]; Telah mengabarkan kepada kami ['Abdah bin Sulaiman] seluruhnya dari [Hisyam] melalui jalur ini dengan Hadits yang serupa.

muslim:4474

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim Al Hanzhali]; Dan telah menceritakan kepada kami ['Abad bin Humaid] seluruhnya dari [Abu Nu'aim] berkata; ['Abad] Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim]; Telah menceritakan kepada kami ['Abdul Wahid bin Aiman]; Telah menceritakan kepadaku [Ibnu Abu Mulaikah] dari [Al Qasim bin Muhammad] dari ['Aisyah] dia berkata; "Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hendak bepergian, maka beliau pun mengundi para isterinya. Pada suatu ketika, undian tersebut jatuh kepada Aisyah dan Hafshah. Akhirnya kami pun bertiga pergi bersama-sama. Ketika malam tiba, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam biasanya menempuh perjalanan bersama Aisyah sambil berbincang-bincang dengannya. Hingga suatu saat Hafshah berkata kepada Aisyah; 'Hai Aisyah, bagaimana jika malam ini kamu mengendarai untaku dan aku mengendarai untamu. Setelah itu, kita akan memperhatikan apa yang akan terjadi nanti.' Aisyah menjawab; "Baiklah!" Lalu Aisyah mengendarai unta milik Hafshah dan Hafshah sendiri mengendarai unta milik Aisyah. Tak lama kemudian Rasulullah mendatangi unta milik Aisyah yang kini dikendarai Hafshah. Rasulullah mengucapkan salam kepadanya dan menempuh perjalanan bersamanya hingga mereka singgah di suatu tempat. Sementara itu, Aisyah merasa kehilangan Rasulullah hingga ia merasa cemburu. Oleh karena itu, ketika mereka singgah di suatu tempat, maka Aisyah menjulurkan kedua kakinya di antara pohon idzkhir sambil berkata; Ya Allah perintahkanlah kalajengking atau ular untuk menggigitku, karena aku tidak kuasa untuk mengatakan sesuatu kepada Rasul-Mu.'

muslim:4477

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib Muhammad bin Al A'laa]; Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Sulaiman bin Al Mughirah] dari [Tsabit] dari [Anas] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah pergi ke rumah Ummu Aiman, dan aku pergi bersama beliau. Lalu Ummu Aiman memberikan kepada beliau sebuah bejana yang di dalamnya terdapat air minum. Ia berkata; Aku tidak tahu, apakah Ummu Aiman memberinya bertepatan pada sa'at beliau berpuasa atau memang beliau tidak menginginkannya. Lalu Ummu Aiman pun mengomel dan marah-marah.

muslim:4491

Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb]; Telah mengabarkan kepadaku ['Amru bin 'Ashim Al Kilabi]; Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Al Mughirah] dari [Tsabit] dari [Anas] dia berkata; Tidak lama setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam wafat, Abu Bakar berkata kepada Umar; 'Ikutlah dengan kami menuju ke rumah Ummu Aiman untuk mengunjunginya sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selalu mengunjunginya. Dan ketika kami telah sampai di tempatnya, Ummu Aiman pun menangis. Lalu mereka berdua berkata kepadanya; Kenapa kau menangisi beliau, bukankah apa yang ada di sisi Allah itu lebih baik bagi RasulNya shallallahu 'alaihi wasallam? Ia menjawab: Bukanlah aku menangis karena aku tidak tahu bahwa apa yang ada di sisi Allah itu lebih baik bagi RasulNya, akan tetapi aku menangis karena dengan wafatnya beliau berarti wahyu dari langit telah terputus. Ummu Aiman pun membuat mereka berdua bersedih dan akhirnya mereka berduapun menangis bersamanya.

muslim:4492

Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Hatim bin Maimun]; Telah menceritakan kepada kami [Bahz]; Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Al Mughirah] dari [Tsabit] dari [Anas] dia berkata; "Pada suatu ketika seorang putra Abu Thalhah dan istrinya yang bernama Ummu Sulaim, meninggal dunia Kemudian Ummu Sulaim berkata kepada keluarganya; 'Janganlah kalian memberitahukan musibah ini kepada Abu Thalhah sehingga saya sendiri yang akan memberitahukannya." Anas berkata; "Tak lama kemudian Abu Thalhah tiba di rumah. Seperti biasa, Ummu Sulaim menghidangkan makan malam untuk suaminya. Lalu Abu Thalhah makan dan minum dengan senangnya. Kemudian Ummu Sulaim mulai berhias Iebih cantik daripada hari biasanya hingga Abu Thalhah menggaulinya. Setelah mengetahui bahwasanya Abu Thalhah telah merasa puas dan lega, maka Ummu Sulaim berkata; 'Wahai Abu Thalhah, bagaimana menurut pendapat engkau apabila ada sekelompok orang memberikan pinjaman kepada suatu keluarga. Kemudian, ternyata pinjaman tersebut mereka minta kembali. Apakah boleh keluarga itu menolak permintaannya? Dengan mantap Ahu Thalhah menjawab; "Tentu saja keluarga itu tidak boleh menolak permintaan kelompok itu." Lalu Ummu Sulaim berkata; "Maka demikian dengan anak kita, ketahuilah bahwasanya anak kita yang tercinta telah diminta oleh Dzat yang telah mencipta dan memilikinya. Oleb karena itu. relakanlah kematian putera kita tersebut". Betapa terkejut dan marahnya Abu Thalhah mendengar informasi yang disampaikan istrinya itu. Lalu ia pun berkata kepada istrinya; "Mengapa kamu tidak memberitahukanku terlebih dahulu berita ini? Tetapi kamu malah memberitahukannya kepadaku setelah aku menggaulimu.' Keesokan harinya Abu Thalhah pergi menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk menceritakan kepada beliau tentang apa yang telah terjadi pada keluarganya. Mendengar cerita sedih tersebut, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Semoga Allah memberkahi kalian berdua dalam menjalani malam kalian." Anas berkata; 'Beberapa bulan kemudian, Ummu Sulaim mulai memperlihatkan tanda-tanda kehamiIan. Suatu ketika. Rasulullah sedang bepergian dan Ummu Sulaim turut serta dalam perjalanan tersebut. Biasanya, apabila Rasulullah datang dari bepergian - setibanya di Madinah- maka beliau tidak langsung masuk ke kampung. Sesampainya di dekat kota Madinah, Ummu Sulaim mulai merasakan saat-saat kelahiran hingga Abu Thalhah berhenti untuk mendampinginya. sementara Rasulullah telah pergi. Abu Thalhah berkata; 'Ya Allah ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau Maha Tahu bahwasanya saya merasa senang keluar untuk menyertai Rasul-Mu ketika beliau keluar. Begitu pula saya merasa senang masuk untuk menyertainya, ketika beliau akan masuk (kota madinah). Tapi sekarang saya terhenti seperti yang Engkau lihat." Anas berkata; 'Ummu Sulaim berkata; Hai Abu Thalhah, saya sudah tidak tahan lagi. Ayolah terus percepat perjalanan! ' Anas berkata; 'Akhirnya kami terus melanjutkan perjalanan." Anas berkata; "Ketika tiba di kota Madinah, maka Ummu Sulaim pun melahirkan seorang anak laki-laki dengan selamat. Ibu saya (Ummu Sulaim) berkata kepada saya; Hai Anas, janganlah ada seorang pun yang menyusui bayi ini hingga kamu membawanya ke hadapan Rasulullah.' Esok harinya, saya membawa bayi tersebut kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Saya temui beliau yang pada saat itu sedang memegang alat untuk memberi tanda pada hewan. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihat saya, beliau berkata; "Hai Unais, apakah Ummu Sulaim telah melahirkan?" Maka saya dengan senang hati menjawab pertanyaan beliau; "Ya, " ia telah melahirkan, ya Rasulullah." Kemudian beliau letakkan alat untuk memberi tanda pada hewan itu. Lalu saya pun membawa bayi itu ke hadapan Rasulullah dan meletakkannya di atas pangkuan beliau. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam minta dibawakan kurma ajwa Madinah. Lalu beliau lumatkan kurma tersebut dengan mulut beliau dan disuapkannya ke dalam mulut bayi itu. Maka bayi itu segera mengunyahnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata; "Lihatlah, memang kaum Anshar itu sangat menyukai kurma!" Anas berkata; "Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengusap wajah bayi itu dengan penuh kasih sayang serta memberinya nama Abdullah." Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Al Hasan bin Khirasy]; Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin 'Ashim]; Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Al Mughirah]; Telah menceritakan kepada kami [Tsabit]; Telah menceritakan kepadaku [Anas bin Malik] dia berkata; 'Putra Abu Thalhah meninggal……-dan seterusnya dengan Hadits yang serupa.-

muslim:4496

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin 'Umar bin Salith]; Telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Tsabit] dari [Kinanah bin Nu'aim] dari [Abu Barzah] bahwa pada suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan kaum muslimin bertempur melawan musuh hingga memperoIeh harta rampasan perang. Usai pertempuran, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepada para sahabat: "Apakah kalian kehilangan seorang sahabat kalian?" Para sahabat menjawab; "Ya. Kami telah kehilangan fulan, fulan, dan fulan." Rasulullah bertanya lagi: "Apakah kalian kehilangan seorang sahabat kalian?" Para sahabat menjawab, "Ya, kami telah kehilangan Fulan, fulan, dan fulan.' Sekali lagi Rasulullah bertanya; "Apakah kalian merasa kehilangan seorang dari sahabat kalian?" Para sahabat menjawab; "Ya, Kami telah kehilangan fulan, fulan dan fulan." Kemudian Rasulullah melanjutkan pernyataannya dan berkata: "Tapi aku sungguh telah kehilangan Julaibib. Oleh karena itu, tolong cari di manakah ia?" Lalu para sahabat berupaya mencari jasad Julaibib di tengah-tengah korban pertempuran. Akhirnya mereka menemukan jasadnya di sebelah tujuh orang kafir yang telah dibunuhnya, hingga ia sendiri gugur sebagai syahid di tangan orang-orang kafir. Tak lama kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi mayat Julaibib dan berdiri di atasnya seraya berkata: "Sesungguhnya Julaibib telah membunuh tujuh orang kafir dan mereka membunuhnya. Julaibib ini termasuk dalam kelompokku dan aku termasuk dalam kelompoknya. Julaibib ini termasuk dalam kelompokku dan aku termasuk dalam kelompoknya." Abu Barzah berkata, "Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meletakkan mayat Julaibib di atas kedua Iengannya. Tidak ada alas bagi jasad Julaibib kala itu selain kedua lengan Rasulullah. Lalu para sahabat menggali kubur untuk jasad Julaibib dan dimasukkan ke dalamnya serta tidak disebutkan tentang mandi."

muslim:4519

Telah menceritakan kepada kami [Haddab bin Khalid Al Azdi]; Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Al Mughirah]; Telah mengabarkan kepada kami [Humaid bin Hilal] dari ['Abdullah bin Ash Shamit] dia berkata; [Abu Dzar] pernah berkata; 'Dahulu kami telah keluar dari suku kami, suku Ghifar. Mereka sering menghalalkan bulan haram, hingga saya, saudara laki-laki saya Unais, dan ibu saya keluar meninggalkan suku kami. Setelah itu, kami tinggal di rumah saudara laki-laki ibu kami (paman). Saudara laki-laki ibu (paman) kami sangatlah menghormati dan memperlakukan kami dengan baik, tetapi akhirnya suku saudara laki-laki ibu kami merasa iri kepada kami. Mereka berkata kepada saudara laki-laki ibu kami; 'Apabila kamu tidak ada di rumah, Unais sering bertengkar dengan keluargamu.' Ketika saudara laki-laki ibu kami datang, ia menceritakan kepada kami apa yang telah dikatakan sukunya tersebut, maka kami pun berpendapat; 'Sesungguhnya paman telah mengotori kebaikan yang telah paman Iimpahkan kepada kami selama ini. OIeh karena itu, untuk selanjutnya, sebaiknya kita berpisah saja.' Kemudian kami mulai menyiapkan perbekalan untuk keberangkatan kami, sementara saudara laki-laki ibu kami terlihat sedih dan mengusap wajahnya yang basah oleh air mata dengan bajunya sambil menangis tersedu-sedu. Akhirnya kami pergi meninggalkan rumah saudara laki-laki ibu kami hingga kami tiba di dekat Makkah. Pada suatu hari Unais berselisih pendapat dengan kami. Lalu ia dan ibu kami pergi mendatangi seorang dukun. Ternyata dukun tersebut memuji Unais. Tak lama kemudian, Unais dan ibu kami datang kembali untuk berkumpul dengan kami. Abu Dzar berkata; 'Hai kemenakanku, ketahuilah bahwasanya aku ini telah melaksanakan shalat selama tiga tahun sebelum aku bertemu dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.' Saya (Abdullah bin Ash-Shamit) bertanya; 'Paman melaksanakan shalat kepada siapa? ' Abu Dzar menjawab; 'Aku melaksanakan shalat kepada Allah.' Lalu saya (Abdullah bin Ash-Shamit) bertanya lagi; 'Kalau begitu, lantas paman menghadap ke arah mana ketika shalatnya? ' Abu Dzar menjawab; 'Aku menghadap ke arah yang dikehendaki Allah Subhanahu wa Ta'ala ketika shalat. Bahkan aku melaksanakan shalat lsya hingga akhir malam. Lalu aku terbaring sampai matahari menyinariku.' Unais berkata kepada saya; 'Saya ingin masuk ke kota Makkah. Oleh karena itu, izinkanlah saya pergi." Lalu Unais berangkat pergi hingga ia tiba di kota Makkah. Agak lama ia tidak kembali kepada saya. Setelah kembali dari kota Makkah, maka saya pun bertanya kepadanya; 'Apa yang telah kamu kerjakan di sana hai Unais? ' Unais menjawab; 'Saya telah bertemu dengan seorang laki-laki di kota Makkah yang seagama denganmu hai Abu Dzar. Selain itu, ia juga menyatakan bahwa ia diutus oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.' Saya bertanya kepadanya; 'Hai Unais, bagaimana pendapat orang-orang tentang dirinya? ' Unais menjawab; 'Kata orang-orang bahwasanya ia adalah seorang penyair, seorang juru ramal, dan seorang tukang sihir.' Sedangkan Unais sendiri adalah tukang syair. Unais berkata; 'Saya pernah mendengar mantera dukun dan tukang ramal, tetapi tidak seperti apa yang dikatakan oleh orang itu. Dan saya sendiri pernah mencoba menyamakan ucapannya itu dengan karya para penyair kenamaan. Tetapi, bagaimana pun, ucapannya itu bukanlah sebuah syair, baik itu menurut pandangan saya ataupun pandangan orang lain. Demi Allah, sesungguhnya ucapan orang itu benar, dan merekalah yang telah berdusta.' Kemudian Abu Dzar berkata; 'Izinkanlah aku pergi untuk dapat melihat orang yang kamu sebutkan itu! ' Kemudian saya pergi ke Makkah. Di tengah jalan, saya bertemu dengan salah seorang dari penduduk kota Makkah dan bertanya; 'Di manakah orang yang telah berpindah agama (Ash-Shabi) itu? ' Orang yang saya tanya tadi menuding saya sambil berkata; 'Apa katamu hai orang asing? Ash-Shabi? ' Lalu orang itu melempari saya dengan tanah liat dan tuIang belulang hingga saya tersungkur dan pingsan. Abu Dzar berkata; 'Beberapa lama kemudian saya bangun dan tersadar seperti patung merah. Kemudian saya mendatangi sumur zamzam untuk membersihkan darah akibat luka-luka lemparan tanah liat dan tulang tersebut. Setelah itu, barulah saya meminum air zam-zam. Ketahuilah hai kemenakanku, bahwasanya saya tinggal di sana selama tiga puluh hari, siang malam tanpa adanya makanan kecuali air zam-zam. OIeh karena itu, tidaklah mengherankan jika kala itu tubuh saya menjadi gemuk dan perut saya agak gendut tanpa adanya rasa lapar. Abu Dzar berkata; 'Pada suatu malam bulan purnama, kota Makkah terasa lenggang dan tak ada seorang pun yang melakukan thawaf di sekitar Ka'bah, hanya ada dua orang wanita yang berdoa kepada berhala lsaf dan Nailah. Kedua wanita itu menghampiri saya ketika thawaf dan saya katakan; 'Nikahi saja salah satu dari dua berhala itu untuk kalian berdua! ' Ternyata keduanya marah dan datang menghampiri saya. Lalu saya katakan lagi kepada keduanya; 'Bukankah berhala ini hanya terbuat dari kayu dan saya sendiri pun tidak perlu untuk mengetahui namanya.' Akhirnya kedua wanita itu segera pergi sambil berkata; 'Seandainya saja ada beberapa orang dari kaum kita di sekitar sini, niscaya kita meminta bantuan untuk memberi pelajaran kepada laki-laki itu.' Abu Dzar berkata; 'Tak lama kemudian, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakar yang baru tiba di tempat tersebut, berpapasan dengan dua wanita itu. Rasulullah bertanya kepada kedua wanita tersebut: 'Ada apa dengan kalian berdua? ' Kedua wanita itu menjawab; 'Ada orang yang berpindah agama (Ash-Shabi') berdiri di antara Ka'bah dan tirainya.' Selanjutnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: 'Apa yang ia katakan kepada kalian berdua? ' Keduanya menjawab; 'Orang tersebut berkata kepada kami dengan perkataan yang sangat menyedihkan hati.' Kemudian Rasulullah datang dan langsung mencium hajar aswad. Setelah itu, beliau melakukan thawaf dan shalat bersama Abu Bakar. Selesai shalat, Abu Dzar datang menghampiri Rasulullah dan mengucapkan; 'Assalamu 'Alaikum ya Rasulullah.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab salamnya: 'Wa 'Alaika wa Rahmatullah.' Abu Dzar berkata; 'Sayalah orang pertama yang menyapa beliau dengan sapaan Islam.' Kemudian Rasulullah bertanya: 'Siapakah engkau hai saudaraku? ' Abu Dzar menjawab; 'Saya berasal dari suku Ghifar ya Rasulullah.' Kemudian Rasulullah menjabat tangan saya. Setelah itu beliau meletakkan jari-jari beliau di atas dahi beliau. Saya pun berkata dalam hati; 'Mungkin beliau tidak suka karena saya berasal dari suku Ghifar.' Lalu saya ingin memegang tangan beliau, tetapi Abu Bakar malah mencegahnya. Sesungguhnya, ia Iebih tahu tentang Rasulullah daripada saya sendiri. Setelah itu Rasulullah mengangkat kepala sambil bertanya kepada saya: 'Sejak kapan engkau berada di tempat ini hai saudaraku? ' Saya menjawab; 'Sudah tiga puluh hari lamanya saya berada di sini ya Rasulullah.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya lagi: 'Siapakah yang memberimu makan? ' Saya menjawab; 'Tidak ada makanan untuk saya kecuali air zamzam. OIeh karena itu, maka saya terlihat gemuk dan perut saya sedikit gendut serta tidak merasa lapar.' Rasulullah berkata: 'Air zam-zam memang penuh dengan keberkahan dan lebih banyak mengandung protein daripada makanan biasa.' Selanjutnya Abu Bakar berkata; 'Ya Rasulullah, izinkanlah saya memberi makanan malam ini kepadanya.' Kemudian Rasulullah dan Abu Bakar berangkat pergi menuju rumahnya dan saya pun turut pula bersama mereka. Abu Bakar membuka rumahnya dan segera mengambilkan anggur Thaif untuk kami. ltulah makanan pertama yang saya santap. Lalu saya mohon pamit kepada Abu Bakar untuk pulang dan saya langsung menemui Rasulullah. Beliau berkata: 'Sesungguhnya telah dihadapkan kepadaku sebuah negeri yang banyak pohon kurmanya, yaitu Yatsrib (Madinah). Hai Abu Dzar apakah kamu bersedia untuk menyampaikan ajaranku kepada kaummu? Semoga Allah memberikan manfaat kepada kaummu melalui usahamu dan memberimu pahala karena penyampaian dakwahmu kepada mereka.' Setelah itu, Abu Dzar mendatangi Unais. Lalu Unais bertanya kepadanya; 'Apa yang telah kamu lakukan di sana hai Abu Dzar? ' Abu Dzar menjawab; 'Aku telah masuk Islam dan beriman kepada ajaran Muhammad hai Unais.' Unais berkata; 'Sebenarnya saya juga tidak membenci ajaran agama itu. Dan ketahuilah, sesungguhnya saya telah masuk Islam dan beriman kepada Allah.' Kemudian kami mendatangi ibu kami. Lalu ia berkata; 'Sungguh aku menyukai agama kalian. Oleh karena itu, aku pun ingin masuk Islam dan beriman kepada Allah.' Selanjutnya kami pulang ke kampung halaman suku kami, suku Ghifar. Di sana kami menyampaikan dakwah Islamiyah kepada penduduk suku kami hingga separuh dari mereka masuk ke dalam agama Islam. Pemimpin mereka adalah Aima bin Rahadhah Al Ghifari. Sementara itu, separuh dari suku Ghifar berkata; 'Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah tiba di Madinah, maka kami baru akan masuk Islam.' Ketika Rasulullah tiba di Madinah, maka separuh dari mereka akhirnya masuk ke dalam agama Islam. Tak lama kemudian suku Aslam masuk Islam seraya berkata; 'Ya Rasulullah, saudara-saudara kami dari suku Ghifar telah masuk Islam. Oleh karena itu, maka kami pun ingin masuk Islam.' Mendengar pernyataan itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Semoga Allah mengampuni suku Ghifar dan memberikan keselamatan dan kedamaian kepada suku Aslam.' Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim Al Hanzhali]; Telah mengabarkan kepada kami [An Nadhr bin Syumail]; Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Al Mughirah]; Telah menceritakan kepada kami [Humaid bin Hilal] melalui jalur ini namun ada tambahan setelah ucapanya; 'Izinkanlah aku pergi untuk dapat melihat orang yang kamu sebutkan itu! ' Unais menjawab; 'Silahkan saja, tapi hati-hatilah dari penduduk Makkah, karena mereka telah memusuhi orang itu dan membencinya.' Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna Al 'Anbari]; Telah menceritakan kepadaku [Ibnu Abu 'Adi] dia berkata; Telah memberitakan kepada kami [Ibnu 'Aun] dari [Humaid bin Hilal] dari ['Abdullah bin Ash Shamit] dia berkata; [Abu Dzar] berkata; Wahai kemenakaku, Aku telah melaksanakan shalat selama dua tahun sebelum diutusnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Unais berkata; 'Lalu kemanakah kamu menghadapnya ketika shalat? Abu Dzar menjawab; kearah yang Allah kehendaki.' -lalu perawi menceritakan Haditsnya sebagaimana Hadits Sulaiman bin Al Mughirah. Di dalam Hadits tersebut juga disebutkan; 'Lalu keduanya menemui seorang dukun, untuk menanyakan tentang orang yang berada di Makkah tersebut. Namun Unais selalu memuji-muji kelebihan orang tersebut hingga dukun tersebut kalah pendapat. Unais berkata; hingga kami mengambil unta-untanya dan menggambungkannya dengan unta-unta kami. Di dalam Hadits tersebut disebutkan; lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shallallahu 'alaihi wasallam datang dan bertawaf di Ka'bah kemudian shalat di belakang maqam Ibrahim. Abu Dzar berkata; akupun menemui beliau shallallahu 'alaihi wasallam seraya mengucapkan salam. Akulah orang yang pertama kali mengucapkan salam kepada beliau dengan perkataan; Assalaamu 'Alaika ya Rasulullah.' Beliau menjawab: 'Wa Alaikas Salam, siapakah kamu? Juga disebutkan perkataan beliau; 'Sejak kapan kamu tinggal di sini? ' Abu Dzar menjawab; 'Sudah lima belas hari.' Lalu Abu Bakar berkata; 'Izinkanlah aku menjamunya malam ini.

muslim:4520

Dan telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Muhammad bin 'Ar'arah As Sami] dan [Muhammad bin Hatim] lafazh keduanya tidak jauh berbeda, dan lafazh ini milik Ibnu Hatim keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami ['Abdur Rahman bin Mahdi]; Telah menceritakan kepada kami [Al Mutsanna bin Sa'id] dari [Abu Jamrah] dari [Ibnu Abbas] dia berkata; "Ketika Abu Dzar mendengar berita bahwasanya ada seorang nabi yang diutus di Makkah, maka ia berkata kepada Unais; 'Hai Unais pergilah ke Makkah! Setelah itu, beritahukanlah kepadaku tentang laki-laki yang menyatakan bahwa ia adalah seorang rasul Tuhan yang mendapat wahyu dari langit. Dengarkanlah apa yang diucapkannya lalu sampaikan hal itu kepadaku!" Kemudian Unais berangkat hingga ia tiba di Makkah dan mendengarkan apa yang diucapkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Setelah itu, Unais kembali kepada Abu Dzar seraya berkata; 'Menurut pengamatanku, nabi utusan Tuhan tersebut mengajarkan budi pekerti yang luhur dan menyampaikan firman-Nya yang tidak sama dengan syair.' Abu Dzar berkata; 'Sepertinya aku belum puas dengan apa yang kamu katakan hai Unais dan aku ingin mengetahui informasinya Iebih banyak. OIeh karena itu, sebaiknya aku berangkat sendiri ke sana.' Lalu Abu Dzar menyiapkan berbagai perbekalan dan membawa kantung berisi air minum. Setelah itu ia pun pergi berangkat menuju Makkah. Setibanya di Makkah, ia langsung pergi ke Masjidil Haram untuk menemui Rasulullah. Namun karena ia belum mengenalnya dan enggan untuk bertanya, maka ia pun mengalami kesulitan untuk bertemu dengan beliau. Setelah malam tiba, Ia tidur berbaring di dekat Ka'bah. Sementara Ali melihatnya dan ia tahu bahwa orang yang berbaring itu adaIah orang asing. Maka Ali menemani orang tersebut tanpa ada yang bertanya di antara keduanya sampai pagi. Kemudian Abu Dzar membawa kantung air dan perbekalannya ke masjid. Seharian lamanya ia berada di tempat itu, namun ia tidak melihat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sampai sore. Lalu ia kembali ke tempat peristirahatannya. Tak lama kemudian Ali melewati tempat itu seraya berkata; 'Mengapa orang ini belum pulang juga? ' Akhirnya Ali mengajaknya untuk tinggal bersamanya tanpa ada yang bertanya tentang sesuatu di antara mereka berdua. Pada hari yang ketiga, Abu Dzar melakukan hal yang sama seperti hari sebelumnya. Lalu Ali mengajaknya lagi untuk tinggal bersamanya. Ali bertanya kepada Abu Dzar; 'Mengapa engkau datang ke kota Makkah ini? ' Abu Dzar menjawab; 'Jika engkau berjanji untuk membimbing saya, maka saya akan mengerjakannya.' Lalu Abu Dzar pun menuturkan maksudnya itu kepada Ali. Mendengar penuturannya itu, maka Ali berkata; 'Sebenarnya Muhammad itu memang benar dan ia adalah utusan Allah. Sebaiknya, besok pagi engkau ikut saya. Karena jika saya mencemaskan sesuatu padamu, maka saya akan bangkit, seolah-olah saya menuangkan air. Oleh karena itu, ikutilah kemana saya pergi! ' Abu Dzar pergi mengikuti kepergian Ali, hingga keduanya masuk ke dalam rumah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian Abu Dzar mendengarkan penjelasan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, hingga ia langsung masuk Islam seketika itu juga. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada Abu Dzar: 'Pulanglah kamu ke kaummu dan sampaikanlah ajaran Islam kepada mereka hingga kamu mendapatkan kemenangan agama Islam.' Abu Dzar berkata; 'Demi Allah yang menguasai diriku, sungguh akan aku sampaikan Islam kepada mereka dengan sejelas mungkin.' Kemudian Abu Dzar keluar dari rumah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pergi menuju Masjid Haram. Sesampainya di sana ia berseru dengan sekuat tenaganya mengucapkan; 'Aku bersaksi bahwasanya tiada sesembahan yang hak selain Allah semata dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad itu adalah utusan Allah.' Mendengar seruan itu, maka para penduduk kota Makkah terkejut dan saling berdatangan ke tempat sumber suara tersebut. Setelah mengetahui bahwa yang mengumandangkan suara itu adalah orang asing dan bukan penduduk Makkah, maka mereka pun langsung memukulinya hingga ia terjatuh. Tak lama kemudian Abbas bin Abdul Muththalib datang melindunginya seraya berkata; 'Celaka kalian ini! Tidak tahukah kalian bahwa orang yang kalian pukuli itu adalah dari suku Ghifar? Dan tidak sadarkah kalian bahwa jalur perdagangan kalian ke negeri Syam pasti akan melalui wilayah suku Ghifar? ' Lalu Abbas pun langsung menyelamatkan Abu Dzar dari amukan orang-orang Quraisyy. Keesokan harinya Abu Dzar tetap melakukan perbuatan seperti itu, hingga orang-orang Quraisyy Makkah berdatangan untuk memukulinya. Kemudian Abbas pun datang untuk melindungi dan menyelamatkannya dari amukan mereka.

muslim:4521

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim]; Telah mengabarkan kepada kami [Jarir] dari [Isma'il bin Abu Khalid] dari [Qays bin Abu Hazim] dari [Jarir bin 'Abdullah Al Bajali] dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada saya: "Wahai Jarir, pimpinlah pasukan kaum muslimin ke Dzil Khalashah suatu tempat ibadah orang-orang Khats'am yang disebut Ka'bah Yamaniah." Jarir berkata; Maka aku segera berangkat bersama seratus lima puluh pasukan penunggang kuda. Namun pada waktu itu aku tidak bisa diam di atas kudaku. Lalu aku ceritakan hal itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka beliau memukul dadaku dengan tangannya seraya bersabda: "Ya Allah, kokohkanlah ia dan jadikanlah dia orang yang dapat memberi petunjuk dan ditunjuki." Qais berkata; Lalu dia berangkat dan membakarnya dengan api. Setelah itu Jarir mengutus seseorang yang biasa dipanggil dengan Abu Arthah untuk mengabarkan kemenangan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Setelah sampai, Abu Arthah berkata kepada Rasulullah; Tidaklah aku datang kecuali aku telah meninggalkan rumah itu dalam keadaan terbakar hingga seakan-akan seekor unta berkudisan (berwarna hitam). Maka kemudian Rasulullah memberkahi kuda-kuda yang tangguh dan para penunggangnya sebanyak lima kali. Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Waki']; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair]; Telah menceritakan kepada kami [Bapakku]; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Abbad]; Telah menceritakan kepada kami [Sufyan]; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu 'Umar]; Telah menceritakan kepada kami [Marwan] yaitu Al Fazari; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Rafi']; Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] seluruhnya dari [Isma'il] melalui jalur ini. Di dalam Hadits Marwan di sebutkan; 'maka datanglah utusan Jarir yaitu Abu Arthah bin Hushain bin Rabi'ah mengabarkan kemenangan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.'

muslim:4525

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dan ['Abad bin Humaid] dan lafazh ini milik 'Abad dia berkata; Telah mengabarkan kepada kami ['Abdur Razzaq]; Telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Salim] dari [Ibnu 'Umar] dia berkata; 'Apabila ada seseorang yang bermimpi, pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka ia pun akan menceritakan mimpi itu kepada Rasulullah, hingga saya juga ingin sekali bermimpi dan menceritakannya kepada beliau. Ketika remaja, pada masa Rasulullah, saya pernah tertidur di masjid. Dalam tidur itu saya bermimpi bahwa ada dua malaikat yang menangkap saya dan membawa saya ke neraka yang tepinya berdinding seperti sumur dengan dua tali seperti tali sumur. Ternyata di dalam sumur tersebut ada beberapa orang yang saya kenal dan segera saya ucapkan: 'Aku berlindung kepada Allah dari siksa neraka. Aku berlindung kepada Allah dari siksa neraka. Aku berlindung kepada Allah dari siksa neraka.' Tak lama kemudian, kedua malaikat tersebut ditemui oleh satu malaikat lain dan ia berkata kepada saya; 'Kamu akan aman.' Lalu saya ceritakan mimpi saya itu kepada Hafshah dan Hafshah menceritakannya kepada Rasulullah. Kemudian Rasulullah bersabda: 'Sebaik-baik orang adalah Abdullah bin 'Amru, jika ia berkenan melaksanakan shalat di sebagian malam.' Salim berkata; 'Setelah itu Abdullah bin 'Amru tidak pernah tidur di malam hari kecuali sebentar.' Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin 'Abdur Rahman Ad Darimi]; Telah mengabarkan kepada kami [Musa bin Khalid Khatan Al Firyabi] dari [Abu Ishaq Al Fazari] dari ['Ubaidillah bin 'Umar] dari [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar] dia berkata; Aku bermalam di masjid, waktu itu aku tidak mempunyai keluarga yang dapat aku tempati. Lalu aku bermimpi seakan-akan aku di bawa ke sebuah sumur…-lalu dia menyebutkan Hadits dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang semakna dengan Hadits Az Zuhri dari Salim dari Bapaknya.-

muslim:4528

Telah menceritakan kepadaku [Abu Ma'an Ar Raqasyi]; Telah menceritakan kepada kami ['Umar bin Yunus]; Telah menceritakan kepada kami ['Ikrimah]; Telah menceritakan kepada kami [Ishaq]; Telah menceritakan kepada kami [Anas] dia berkata; Pada suatu hari saya bersama ibuku datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ibuku menyelimutiku dengan separuh kerudungnya dan separuhnya lagi untuk menyelendangi saya. Ibuku berkata; 'Ya Rasulullah, inilah Unais (panggilan Anas ketika masih kecil), putra saya. Saya ajak ia kemari agar kelak membantu engkau. OIeh karena itu, doakanlah untuknya! Kemudian Rasulullah berdoa untuk Anas; "Ya Allah, perbanyaklah harta dan anaknya!" Di kemudian hari Anas berkata; Demi Allah, harta saya sekarang sungguh banyak sekali, anak dan cucu saya kini telah mencapai seratus orang lebih."

muslim:4531

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Nafi']; Telah menceritakan kepada kami [Bahz]; Telah menceritakan kepada kami [Hammad]; Telah mengabarkan kepada kami [Tsabit] dari [Anas] dia berkata; Saya pernah didatangi oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika saya sedang bermain dengan teman-teman yang lain. Kemudian beliau mengucapkan salam kepada kami dan menyuruh saya untuk suatu keperluan hingga saya terlambat pulang ke rumah. Sesampainya di rumah. ibu bertanya kepada saya; 'Mengapa kamu terlambat pulang? Maka saya pun menjawab; 'Tadi saya disuruh oleh Rasulullah untuk suatu keperluan.' Ibu saya terus bertanya; 'Keperluan apa? ' Saya menjawab; 'Itu rahasia.' Ibu saya berkata; "Baiklah, Janganlah kamu ceritakan rahasia Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada siapapun." Anas berkata; "Demi Allah, kalau saya boleh menceritakan rahasia tersebut kepada seseorang, niscaya saya pun akan menceritakannya pula kepadamu hai Tsabit!"

muslim:4533

Telah menceritakan kepada kami ['Abdul Malik bin Syu'aib bin Al Laits]; Telah menceritakan kepadaku [Bapakku] dari [Kakekku]; Telah menceritakan kepadaku [Khalid bin Yazid]; Telah menceritakan kepadaku [Sa'id bin Abu Hilal] dari ['Umarah bin Ghaziyyah] dari [Muhammad bin Ibrahim] dari [Abu Salamah bin 'Abdur Rahman] dari ['Aisyah] bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Cacilah kaum kafir Quraisyy dengan syair, Karena yang demikian itu lebih pedih daripada bidikan panah." Pada suatu ketika, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengutus seseorang kepada lbnu Rawahah untuk menyampaikan pesan beliau yang berbunyi; Cacilah kaum kafir Quraisyy dengan syairmu!" Kemudian lbnu Rawahah melancarkan serangan kepada mereka dengan syairnya, tetapi sepertinya Rasulullah belum merasa puas. Setelah itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengirim seorang utusan kepada Ka'ab bin Malik. Lalu juga mengutus seorang utusan kepada Hassan bin Tsabit. Ketika utusan tersebut datang kepadanya, Hassan berkata; "Telah tiba saatnya engkau mengutus singa yang mengipas-ngipaskan ekornya, menjulurkan dan menggerak-gerakkan Iidahnya. Demi Dzat yang telah mengutus engkau dengan membawa kebenaran, saya akan menyayat-nyayat hati kaum kafir Quraisyy dengan syair saya ini seperti sayatan kulit." Tetapi Rasulullah memperingatkannya terlebih dahulu: "Hai Hassan, janganlah kamu tergesa-gesa, karena sesungguhnya Abu Bakar itu lebih tahu tentang nasab orang-orang Quraisyy. Sementara nasab Quraisyy itu sendiri ada pada diriku." Kemudian Hassan bin Tsabit pergi mengunjungi Abu Bakar Setelah itu, ia pun kembali menemui Rasulullah dan berkata; Ya Rasulullah, nasab engkau telah saya ketahui silsilahnya. Demi Dzat yang telah mengutus engkau dengan kebenaran, saya pasti akan mampu mencabut engkau dan kelompok mereka sebagaimana tercabutnya sebutir gandum dari adonannya." Aisyah berkata; "Lalu saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Jibril Alahis Salam senantiasa akan mendukungmu hai Hassan selama kamu menghinakan orang-orang kafir dengan syairmu untuk membela Allah dan Rasul-Nya." Aisyah berkata; Hassan bin Tsabit melontarkan syair-syair hinaan kepada kaum Quraisyy dengan dahsyatnya." Hassan bin Tsabit berkata; dalam syairnya; 'Kau hina Muhammad, maka aku balas hinaanmu itu, # dan dengan itu maka aku raih pahala di sisi Allah. # Kau hina Muhammad, orang yang baik dan tulus, # utusan Allah yang tidak pernah ingkar janji. # Ayahku, nenekku, dan kehormatanku akan, aku persembahkan demi kehormatan Muhammad dan seranganmu. # Aku akan pacu kudaku yang tak terkejar olehmu menerjang musuh dan terus mendaki. # Pasukan berkuda kami melesat ke atas bukit, dengan menyanding anak panah yang siap diluncurkan. # Kuda-kuda kami terus berlari, dengan panji-panji yang ditata oleh kaum wanita.# Tantanganmu pasti kami hadapi, sampai kemenangan berada di tangan kami. # Jika tidak, maka tunggulah saat pertempuran # yang Allah akan berikan # kejayaan kepada orang yang dikehendaki-Nya. # Allah berfirman: "Telah Aku utus seorang hamba, # yang menyampaikan kebenaran tanpa tersembunyi." # Allah berfirman: "Telah Aku siapkan bala bantuan, # yaitu pasukan Anshar yang merindukan musuh. # Setiap hari kami siap menghadapi cacian, # pertempuran, ataupun hinaan. # Hinaan, pujianmu dan pertolonganmu kepada Rasulullah, semua itu bagi beliau tiada artinya. # Jibril yang diutus oleh Allah untuk membantu kami, dialah Ruhul Qudus yang tak tertandingi.

muslim:4545

Telah menceritakan kepada kami ['Amru An Naqid]; Telah menceritakan kepada kami ['Umar bin Yunus Al Yamami]; Telah menceritakan kepada kami ['Ikrimah bin 'Ammar] dari [Abu Katsir Yazid bin 'Abdur Rahman]; Telah menceritakan kepadaku [Abu Hurairah] dia berkata; 'Dulu, saya sering mengajak ibu saya untuk masuk Islam, ketika ia masih musyrik. Pada suatu hari saya mengajaknya untuk masuk ke dalam Islam, tetapi ia mengutarakan kata-kata yang tidak saya sukai tentang diri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian saya datang menemui Rasulullah sambil menangis dan berkata; Ya Rasulullah, saya sering mengajak ibu saya untuk masuk Islam, tetapi ia selalu menolak dan malah mengucapkan kepada saya kata-kata yang tidak saya sukai tentang engkau. Oleh karena itu mohonkanlah kepada Allah agar ibu saya mendapatkan petunjuk dan hidayah-Nya.' Setelah mendengar penjelasan saya. Rasulullah langsung berdo'a: 'Ya Allah, berikanlah hidayah kepada ibu Abu Hurairah! ' Lalu saya kembali ke rumah dengan perasaan gembira karena doa Rasulullah tersebut. Setibanya di rumah, saya mendapati pintu rumah masih tertutup. lbu saya mendengar derap langkah saya lalu berkata; Hai Abu Hurairah, berhentilah sejenak! ' Kemudian saya mendengar suara tumpahan air. Ternyata ibu saya sedang mandi. Ia segera berpakaian dan mengenakan kerudung. Ia membuka pintu seraya berkata; Hai Abu Hurairah, sekarang aku bersaksi bahwasanya tiada tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul-Nya.' Abu Hurairah berkata; "Lalu saya kembali lagi kepada RasuluIlah shallallahu 'alaihi wasallam. Saya datangi beliau sambil menangis karena perasaan gembira. Saya berkata; 'Ya Rasulullah, saya sungguh senang dan gembira, AIIah telah mengabulkan doa engkau. Dan Allah telah memberikan hidayah-Nya kepada ibu saya." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memuji Allah dan mengucapkan syukur kepadaNya. Saya berkata; 'Ya Rasulullah, mohonkanlah kepada Allah agar saya dan ibu saya mencintai orang-orang mukmin dan mereka juga mencintai kami! ' Kemudian Rasulullah berdoa; 'Ya Allah, jadikanlah hamba-Mu yang kecil ini (yaitu Abu Hurairah dan ibunya) cinta kepada orang-orang mukmin serta jadikanlah mereka cinta kepada keduanya! ' Maka tidak ada seorang mukmin yang mendengar nama saya dan tidak bertemu dengan saya melainkan ia cinta kepada saya."

muslim:4546

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dan [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Zuhair bin Harb] seluruhnya dari [Sufyan] dia berkata; [Zuhair] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari [Az Zuhri] dari [Al A'raj] dia berkata; aku mendengar [Abu Hurairah] berkata; "Kalian mengira bahwa Abu Hurairah adalah orang yang paling banyak meriwayatkan hadits dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam, dan Allahlah Dzat yang Maha menepati janji. Dulu aku adalah orang yang miskin yang selalu membantu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam yang makan sekedar makanan pokok saja, sedangkan orang-orang muhajirin disibukkan dengan perniagaan di pasar-pasar, dan orang-orang anshar disibukkan dengan harta benda mereka, lalu Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Siapa yang mau membentangkan bajunya maka dia tidak akan pernah lupa terhadap apa yang ia dengar dariku?" Maka aku pun membentangkan bajuku hingga beliau selesai mengucapkan sabda-sabdanya lalu aku menempelkan bajuku ketubuhku. Setelah itu aku tidak pernah lupa akan hadits-hadits yang aku dengar dari beliau." Telah menceritakan kepadaku ['Abdullah bin Ja'far bin Yahya bin Khalid]; Telah mengabarkan kepada kami [Ma'an]; Telah mengabarkan kepada kami [Malik]; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami ['Abad bin Humaid]; Telah mengabarkan kepada kami ['Abdur Razzaq]; Telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] seluruhnya dari [Az Zuhri] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] dengan Hadits ini. Namun Malik menyebutkan Hadits tersebut hanya sampai perkataan Abu Hurairah saja. Tanpa menyebutkan Hadits dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

muslim:4547

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Barrad Abu 'Amir Al Asy'ari] dan [Abu Kuraib Muhammad bin Al A'laa] lafazh ini milik Abu 'Amir dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Buraid] dari [Abu Burdah] dari [Bapaknya] dia berkata; "Usai perang Hunain, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menugaskan Abu Amir untuk memimpin pasukan kaum muslimin ke Authas. Kemudian Abu Amir menyerang Duraid bin Ash-Shimmah hingga Duraid tewas terbunuh dalam peperangan itu dan Allah pun menghancurkan musuh-musuh-Nya." Abu Musa berkata; 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengutus saya dan Abu Amir ke medan pertempuran. Pada suatu ketika, Abu Amir terkena panah yang tepat mengenai lututnya. Seorang laki-laki dari Bani Jusyam membidiknya hingga mengenai lututnya tersebut. Kemudian saya mendekatinya sambil bertanya; 'Paman, siapakah yang membidikmu? ' Abu Amir memberi isyarat kepada Abu Musa; 'Musuh yang kamu lihat di sana itulah yang telah membidikku.' Lalu saya mengejar orang tersebut hingga berhasil menyusulnya. Ketika laki-laki itu melihat saya, maka ia pun Iari menghindar. Tetapi saya terus mengejarnya dan kemudian saya katakan kepadanya; 'Tidak malukah kamu menghindar dariku? Bukankah kamu laki-laki Arab? Berhentilah dan mari kita bertarung! ' Tak lama kemudian orang tersebut berhenti dan saya pun bertarung dengannya. Setelah menyerang dua kali, maka saya berhasil membunuhnya dengan tebasan pedang saya. Setelah itu saya kembali kepada Abu Amir sambil berkata; 'Wahai paman, sesungguhnya Allah telah membunuh orang yang telah membidik paman.' Abu Amir berkata; 'Hai Abdullah (nama asli Abu Musa), cabutlah anak panah ini! ' Lalu saya mencabut anak panah yang menancap pada lutut Abu Amir itu hingga darah terus mengucur dari Iututnya. Abu Amir berkata; 'Hai kemenakanku, pergilah kamu kepada Rasulullah dan sampaikan salamku kepada beliau serta katakan kepada beliau; 'Abu Amir berpesan agar engkau mendoakannya.' Abu Musa berkata; 'SeteIah itu Abu Amir menugaskan saya untuk menggantikannya dalam memimpin pasukan kaum muslimin. Tak Iama kemudian, Abu Amir meninggal dunia.' Setelah kembali ke Madinah, saya pun langsung menemui Rasulullah di rumahnya. Pada saat itu beliau sedang berada di atas tempat tidur yang beralas tanah dengan dilapisi tikar, sementara butir-butir pasir dan debu menempel di punggung dan lambung beliau. Kemudian saya memberitahukan kepada beliau tentang berita pasukan kaum muslimin dan berita Abu Amir. Lalu saya berkata; 'Abu Amir berpesan agar Rasuluhlah bersedia mendoakan dirinya.' Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam minta air dan langsung berwudlu. Setelah itu beliau mengangkat kedua tangannya sambil berdoa: 'Ya AlIah, ampunilah Ubaid dan Abu Amir! ' (saya melihat putih ketiak Rasulullah ketika mengangkat tangannya). Selanjutnya beliau berdoa: 'Ya Allah, tempatkanlah Abu Amir, pada hari kiamat kelak, di atas kebanyakan makhluk-Mu! ' Aku berkata kepada Rasuluhlah; 'Ya Rasulullah, mohonkanlah ampunan untuk saya juga! ' Lalu Rasulullah berdoa: 'Ya Allah, ampunilah dosa Abdullah bin Qais (nama asli Abu Musa) dan masukkanlah ia ke tempat yang mulia pada hari kiamat! ' Abu Burdah berkata; 'Doa yang pertama untuk Abu Amir dan doa selanjutnya adalah untuk Abu Musa.'

muslim:4554

Telah menceritakan kepadaku [Abbas bin Abdul Adhim Al Anbari] dan [Ahmad bin Ja'far Al Ma'qiri] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [An Nadhr] yaitu Ibnu Muhammad Al Yamami Telah menceritakan kepada kami [Ikrimah] Telah menceritakan kepada kami [Abu Zumail] Telah menceritakan kepadaku [Ibnu Abbas] dia berkata; 'Dulu kaum muslimin tidak menghargai dan tidak memberikan kedudukan yang layak bagi Abu Sufyan. Oleh karena itu, pada suatu hari ia (Abu Sufyan) berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam; 'Ya Rasulullah, berilah aku tiga permintaan! Rasulullah menjawab: 'Ya.' Abu Sufyan melanjutkan pembicaraannya; 'Pertama, saya mempunyai seorang puteri yang terbaik dan tercantik di negeri Arab, yaitu Ummu Habibah. Saya ingin menikahkannya dengan engkau.' Rasulullah menjawab: 'Ya.' 'Kedua, lanjut Abu Sufyan; 'Saya berharap engkau menjadikan Muawiyah bin Abu Sufyan sebagai juru tulis engkau yang selalu mendampingi engkau.' Rasulullah menjawab: 'Ya.' Abu Sufyan mengakhiri permintaannya; 'Ketiga, saya harap engkau menugaskan saya untuk bertempur di medan perang melawan orang-orang kafir, sebagaimana dulu -sebelum masuk Islam- saya memerangi kaum muslimin.' Rasulullah pun menjawab: 'Ya.' Abu Zumail berkata; 'Seandainya saja Abu Sufyan tidak meminta hal tersebut kepada Rasulullah, maka Rasulullah pasti tidak akan memberikannya. Karena, bagaimana pun juga, Rasulullah tidak pernah menjawab selain 'ya' jika beliau diminta tentang sesuatu.'

muslim:4557

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Barrad Al Asy'ari] dan [Muhammad bin Al Allaa Al Hamdani] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] Telah menceritakan kepadaku [Buraid] dari [Abu Burdah] dari [Abu Musa] dia berkata; "Ketika kami sedang berada di Yaman, kami mendapat informasi tentang tujuan hijrah yang diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu kami pun turut pergi untuk berhijrah ke wilayah tersebut (Habasyah). Pada saat itu kami terdiri dari diri saya sendiri dan dua orang saudara laki-laki saya. Saya adalah orang yang paling kecil, sementara saudara saya yang satu bernama Abu Burdah dan yang lainnya bernama Abu Ruhm." Abu Musa berkata; 'Mereka terdiri dari beberapa orang atau Iima puluh tiga orang atau lima puluh dua orang dari kaum kami.' Abu Musa berkata; 'Kami berlayar hingga terbawa oleh perahu kami ke Raja Najasyi di Habasyah. Kemudian kami bergabung dengan Ja'far bin Abu Thalib beserta rombongannya di sisi Raja Najasyi. Ja'far berkata; 'Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mengutus kami kemari. Selain itu, beliau juga menyuruh kami untuk menetap sini. OIeh karena itu, menetaplah kalian bersama kami.' Abu Musa berkata; 'Lalu kami tinggal bersama Ja'far hingga kami semua datang.' Abu Musa berkata; 'Kami semua bertemu dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika beliau telah memenangkan perang Khaibar. Beliau memberikan jatah rampasan perang kepada kami. Beliau tidak memberikan jatah rampasan perang sedikitpun kepada orang yang tidak ikut dalam penaklukan Khaibar, kecuali kepada orang yang ikut berperang bersama beliau dan kepada orang yang ikut dalam rombongan kami bersama Ja'far dan kawan-kawannya.' Abu Musa berkata; 'Ada sebagian orang yang mengatakan kepada kami yang bergabung dalam pelayaran hijrah ke Habasyah; 'Kami mengungguli kalian dalam masalah hijrah.' Abu Musa berkata; 'Asma' binti Umais, yang termasuk dalam rombongan pelayaran kami, pernah berkunjung ke rumah Hafshah, istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Asma' pernah turut hijrah ke Raja Najasyi.' Pada suatu ketika Umar bin Khaththab masuk ke rumah Hafshah, kebetulan Asma' sedang berada di situ. Ketika Umar melihat Asma' ada di dalam rumah, maka ia pun bertanya; 'Siapa ini hai Hafshah? ' Hafshah menjawab; 'Dia adalah Asma' binti Umais! ' Umar bertanya lagi; 'Apakah ia pernah ikut hijrah ke Habasyah dengan berlayar? ' Asma' binti Umais menjawab; 'Ya, saya turut hijrah ke Habasyah.' Umar melanjutkan ucapannya; 'Kalau begitu, kami lebih berhak terhadap Rasulullah daripada kalian.' Asma' menjadi marah dan berkata; 'Kamu berdusta hai Umar! Demi Allah, kalian memang menyertai hijrah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Tapi beliau memberi makan orang yang lapar di antara kalian dan memberi nasihat orang yang tidak mengerti di antara kalian, sedangkan kami berhijrah ke suatu negeri yang amat jauh di Habasyah yang penuh dengan tantangan karena Allah dan Rasul-Nya. Demi Allah, saya tidak akan makan dan minum sebelum saya laporkan ucapanmu itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Karena kami merasa dihina dan dicemaskan. Oleh karena itu, akan saya adukan persoalan ini kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Demi Allah. saya tidak berdusta dan tidak mengada-ada.' Abu Musa berkata; 'Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang ke rumah Hafshah, maka Asma' pun langsung menghadap beliau dan mengadukan persoalan yang mengganjal hatinya; 'Ya Rasulullah, Umar bin Khaththab tadi mengutarakan begini dan begitu.' Mendengar pengaduan Asma binti Umais itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: 'Ketahuilah oleh mu hai Asma, Umar bukanlah orang yang lebih berhak daripada kalian terhadapku. Umar dan para sahabatnya hanya mendapat ganjaran pahala sekali hijrah. Sebaliknya kalian yang tergabung dalam hijrah dengan mengendarai perahu itu mendapat dua kali pahala hijrah.' Asma' binti Umais berkata; 'Setelah itu, saya melihat Abu Musa dan para sahabat yang tergabung dalam hijrah ke Habasyah dengan mengendarai perahu datang berbondong-bondong untuk bertanya kepada saya tentang hadits ini. Di dunia ini tidak ada yang Iebih menyenangkan dan membesarkan jiwa mereka dan apa yang disabdakan Rasulullah kepada mereka.' Abu Burdah berkata; 'Asma' berkata; 'Sungguh saya lihat Abu Musa dan ia meminta saya mengulangi lagi hadits itu."

muslim:4558

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] ban [Ibnu Basysyar] seluruhnya dari [Ghundar], [Ibnu Al Mutsanna] berkata; Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Hisyam bin Zaid] Aku mendengar [Anas bin Malik] berkata; "Ada seorang wanita Anshar datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Anas berkata; Kemudian beliau pun menemuinya empat mata. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Demi Dzat yang jiwaku ditangan-Nya, sungguh kalian adalah orang-orang yang paling aku cintai." Beliau ucapkan kalimat tersebut sebanyak tiga kali. Dan telah menceritakannya kepadaku [Yahya bin Habib]; Telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Al Harits]; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Abu Kuraib] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Idris] keduanya dari [Syu'bah] melalui jalur ini.

muslim:4564

Telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb]; Telah menceritakan kepada kami [Hasyim bin Al Qasim]; Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Al Mughirah]; Telah menceritakan kepadaku [Sa'id Al Jurairi] dari [Abu Nadhrah] dari [Usair bin Jabir] bahwa penduduk Kufah mengutus beberapa utusan kepada [Umar bin Khaththab], dan di antara mereka ada seseorang yang biasa mencela Uwais. Maka Umar berkata; "Apakah di sini ada yang berasal dari Qaran. Lalu orang itu menghadap Umar. Kemudian Umar berkata: 'Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Sesungguhnya akan datang kepadamu seorang laki-laki dari Yaman yang biasa dipanggil dengan Uwais. Dia tinggal di Yaman bersama Ibunya. Dahulu pada kulitnya ada penyakit belang (berwarna putih). Lalu dia berdo'a kepada Allah, dan Allahpun menghilangkan penyakit itu, kecuali tinggal sebesar uang dinar atau dirham saja. Barang siapa di antara kalian yang menemuinya, maka mintalah kepadanya untuk memohonkan ampun kepada Allah untuk kalian." Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] dan [Muhammad bin Al Mutsanna] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami ['Affan bin Muslim]; Telah menceritakan kepada kami [Hammad] yaitu Ibnu Salamah dari [Sa'id Al Jurairi] melalui jalur ini dari ['Umar bin Al Khaththab] dia berkata; Sungguh aku telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sebaik-baik tabi'in, adalah seorang laki-laki yang dibiasa dipanggil Uwais, dia memiliki ibu, dan dulu dia memiliki penyakit belang ditubuhnya. Carilah ia, dan mintalah kepadanya agar memohonkan ampun untuk kalian.'

muslim:4612

Telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] dan ['Ubaidullah bin Sa'id] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Wahb bin Jarir]; Telah menceritakan kepada kami [Bapakku]; Aku mendengar [Harmalah Al Mishri] bercerita dari ['Abdur Rahman bin Syimamah] dari [Abu Bashrah] dari [Abu Dzar] dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: 'Sesungguhnya kamu sekalian (kaum Muslimin) pasti akan dapat menaklukkan negeri Mesir, yaitu suatu wilayah yang terkadang dinamakan Al Qirath. Apabila kalian telah dapat menguasai negeri Mesir, maka berbuat baiklah kepada para penduduknya! Karena, bagaimanapun, mereka memiliki hak untuk dilindungi, sebagaimana kaum kafir dzimmi ataupun karena hubungan tali saudara (atau sebagai dzimmi dan hubungan keluarga dari jalur pernikahan). Apabila kalian melihat dua orang yang sedang bertikai di Mesir pada lokasi batu bata, maka keluarlah dari tempat itu! ' Abu Dzar berkata; 'Ternyata saya melihat Abdurrahman bin Syurahbil bin Hasanah dan saudaranya yang laki-laki, yaitu Rabi'ah sedang bertengkar di tempat batu bata, maka saya pun keluar dan tempat itu.'

muslim:4615

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id Al Manshur]; Telah menceritakan kepada kami [Mahdi bin Maimun] dari [Abu Al Wazi' Jabir bin 'Amru Ar Rabisi]; Aku mendengar [Abu Barzah] berkata; "RasuIuIlah shallallahu 'alaihi wasallam menugaskan seorang sahabat untuk berdakwah ke salah satu perkampungan Arab. Tetapi, sesampainya di sana para penduduk kampung tersebut malah mencaci dan memukulinya. Kemudian sahabat tersebut kembali kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menceritakan kejadiannya. Setelah itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Seandainya yang kamu datangi itu adalah para penduduk negeri Oman, niscaya mereka tidak akan mencaci ataupun memukulimu.'

muslim:4616

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id bin Jamil bin Tharif Ats Tsaqafi] dan [Zuhair bin Harb] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari ['Umarah bin Al Qa'qa'] dari [Abu Zur'ah] dari [Abu Hurairah] berkata; "Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu dia bertanya, "Siapakah orang yang paling berhak dengan kebaktianku?" Jawab Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Ibumu!" dia bertanya lagi; "Kemudian siapa?" beliau menjawab: "Ibumu!" dia bertanya lagi; "Kemudian siapa?" beliau menjawab: "Kemudian Ibumu!" dia bertanya lagi; "Kemudian siapa?" dijawab: "Kemudian bapakmu!" sedangkan di dalam Hadits Qutaibah disebutkan; 'Siapakah yang paling berhak dengan kebaktianku? -tanpa menyebutkan kalimat; 'An Nas.'

muslim:4621

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib Muhammad bin Al A'laa Al Mahdani]; Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Fudhail] dari [Bapaknya] dari ['Umarah bin Al Qa'qa'] dari [Abu Zur'ah] dari [Abu Hurairah] seorang laki-laki seraya berkata; 'Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak dengan kebaktianku? Beliau menjawab: 'Ibumu, lalu Ibumu, lalu Ibumu, kemudian bapakmu, kemudian orang yang terdekat denganmu dan seterusnya.' Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] Telah menceritakan kepada kami [Syarik] dari ['Ammarah] dari [Ibnu Syubrumah] dari [Abu Zur'ah] dari [Abu Hurairah] dia berkata; Seseorang berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam -lalu Abu Hurairah menyebutkah Hadits yang serupa dengan Hadits Jarir dengan sedikit tambahan; 'beliau bersabda: 'Ya, dan bapakmu, sungguh aku akan memberitakan kepadamu.' Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Hatim] Telah menceritakan kepada kami [Syababah] Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Thalhah] Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Telah menceritakan kepadaku [Ahmad bin Khirasy] Telah menceritakan kepada kami [Habban] Telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] keduanya dari [Ibnu Syubrumah] melalui jalur ini. Di dalam Hadits Wuhaib disebutkan dengan lafazh; 'Man Abarru.' (Siapakah yang paling baik). Sedangkan di dalam Hadits Muhammad bin Thalhah dengan lafazh; 'Ayyun nas ahaqqu minni bihusnis shahbah.' -lalu dia menyebutkan lafazh yang sama dengan Hadits Jarir.-

muslim:4622

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Manshur]; Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Wahb]; Telah mengabarkan kepadaku ['Amru bin Al Harits] dari [Yazid bin Abu Habib] bahwa [Na'im] -budak- Ummu Salamah menceritakan kepadannya, ['Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash] berkata; "Seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu dia berkata: Aku bai'at (berjanji setia) dengan Anda akan ikut hijrah dan jihad, karena aku mengingini pahala dari Allah." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Apakah kedua orang tuamu masih hidup?" Jawab orang itu; "Bahkan keduanya masih hidup." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya lagi: "Apakah kamu mengharapkan pahala dari Allah?" Jawabnya; "Ya!" Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam; "Pulanglah kamu kepada kedua orang tuamu, lalu berbaktilah pada keduanya dengan sebaik-baiknya."

muslim:4624

Telah menceritakan kepada kami [Syaiban bin Farrukh]; Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Al Mughirah]; Telah menceritakan kepada kami [Humaid bin Hilal] dari [Abu Rafi'] dari [Abu Hurairah] dia berkata; "Suatu ketika Juraij beribadah di tempat ibadahnya." Lalu ibunya datang -Hamid berkata; Abu Rafi menggambarkan sifat Abu Hurairah ketika mencontohkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tatkala ibunya memanggil Juraij seraya meletakkan tangannya pada bulu matanya lalu mengangkat kepalanya memanggil Juraij; 'Wahai Juraij, saya ibumu jawablah!"Ternyata ibunya mendapati Juraij sedang shalat. Juraij pun berkata; 'Ya Allah, ibuku atau shalatku yang harus aku penuhi? ' maka Juraij memilih untuk meneruskan shalatnya. Kemudian ibunya kembali mendatanginya (di tempat shalat), dan masih mendapati Juraij sedang shalat, ia berkata; 'Wahai Juraij, aku ini ibumu, jawablah.' Juraij berkata dalam hatinya; 'Ya Allah, ibuku atau shalatku, ' maka ia tetap memilih shalatnya. Lalu ibunya mendatanginya dan mendapatinya sedang shalat, ia berkata; 'Wahai Juraij, aku ini ibumu, jawablah aku, ' Juraij berkata dalam hatinya; 'Ya Allah, ibuku atau shalatku, ' maka ia tetap memilih shalatnya. Dan akhirnya Ibunya berkata; 'Ya Allah, Juraij ini adalah anakku, aku telah mengajaknya berbicara (memanggilnya) tetapi ia tidak menjawabku, Ya Allah, janganlah Engkau matikan ia sebelum ia bertemu dengan seorang wanita pelacur.' sekiranya ia berdoa supaya Juraij mendapatkan fitnah, maka Juraij pasti akan mendapatkan fitnah itu." Abu Hurairah berkata; "Ada seorang penggembala kambing yang bernaung di rumah ibadahnya, " Abu Hurairah berkata; "lalu wanita pelacur itu keluar dan berzina dengan penggembala kambing tersebut hingga melahirkan seorang bayi laki-laki, " maka ditanyakan kepada wanita tersebut; 'Bayi ini anak siapa? ' wanita pelacur itu menjawab; 'Anak pemilik rumah ibadah.' lalu orang-orang pun mendatangi rumah ibadah Juraij dengan membawa kapak dan sekop mereka, mereka memanggil Juraij namun ia ternyata sedang shalat dan enggan untuk menjawabnya. Akhirnya mereka menghancurkan rumah ibadahnya. Melihat hal itu, maka turunlah Juraij menemui mereka, mereka berkata; 'Bertanyalah kepada wanita ini.'" Abu Hurairah berkata; "Juraij tersenyum, lalu mengusap kepala bayi itu seraya bertanya; 'Siapa bapakmu? ' maka bayi itu menjawab; 'Bapakku adalah penggembala kambing.' Setelah mendengar hal itu dengan serta merta mereka berkata; 'Wahai Juraij, kami akan membangun kembali rumah ibadahmu yang telah hancur dengan emas dan perak, ' tetapi Juraij menjawab; 'Tidak, bangunlah dengan tanah kembali, ' lalu mereka pun melakukannya."

muslim:4625

Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb]; Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun]; Telah mengabarkan kepada kami [Jarir bin Hazim]; Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sirin] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau telah bersabda: "Tidak ada bayi yang dapat berbicara ketika masih berada dalam buaian kecuali tiga bayi: bayi Isa bin Maryam, dan bayi dalam perkara Juraij." Juraij adalah seorang laki-laki yang rajin beribadah. Ia membangun tempat peribadatan dan senantiasa beribadah di tempat itu. Ketika sedang melaksanakan shalat sunnah, tiba-tiba ibunya datang dan memanggilnya; 'Hai Juraij! ' Juraij bertanya dalam hati; 'Ya Allah, manakah yang lebih aku utamakan, melanjutkan shalatku ataukah memenuhi panggilan ibuku? ' Akhirnya ia pun meneruskan shalatnya itu hingga ibunya merasa kecewa dan beranjak darinya. Keesokan harinya, ibunya datang lagi kepadanya sedangkan Juraij sedang melakukan shalat sunnah. Kemudian ibunya memanggilnya; 'Hai Juraij! ' Kata Juraij dalam hati; 'Ya Allah, manakah yang lebih aku utamakan, memenuhi seruan ibuku ataukah shalatku? ' Lalu Juraij tetap meneruskan shalatnya hingga ibunya merasa kecewa dan beranjak darinya. Hari berikutnya, ibunya datang lagi ketika Juraij sedang melaksanakan shalat sunnah. Seperti biasa ibunya memanggil; 'Hai Juraij! ' Kata Juraij dalam hati; 'Ya Allah, manakah yang harus aku utamakan, meneruskan shalatku ataukah memenuhi seruan ibuku? ' Namun Juraij tetap meneruskan shalatnya dan mengabaikan seruan ibunya. Tentunya hal ini membuat kecewa hati ibunya. Hingga tak lama kemudian ibunya pun berdoa kepada Allah; 'Ya Allah, janganlah Engkau matikan ia sebelum ia mendapat fitnah dari perempuan pelacur! ' Kaum Bani Israil selalu memperbincangkan tentang Juraij dan ibadahnya, hingga ada seorang wanita pelacur yang cantik berkata; 'Jika kalian menginginkan popularitas Juraij hancur di mata masyarakat, maka aku dapat memfitnahnya demi kalian.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun meneruskan sabdanya: 'Maka mulailah pelacur itu menggoda dan membujuk Juraij, tetapi Juraij tidak mudah terpedaya dengan godaan pelacur tersebut. Kemudian pelacur itu pergi mendatangi seorang penggembala ternak yang kebetulan sering berteduh di tempat peribadatan Juraij. Ternyata wanita tersebut berhasil memperdayainya hingga laki-laki penggembala itu melakukan perzinaan dengannya sampai akhirnya hamil. Setelah melahirkan, wanita pelacur itu berkata kepada masyarakat sekitarnya bahwa; 'Bayi ini adalah hasil perbuatan aku dengan Juraij.' Mendengar pengakuan wanita itu, masyarakat pun menjadi marah dan benci kepada Juraij. Kemudian mendatangi rumah peribadatan Juraij dan bahkan menghancurkannya. Selain itu, mereka pun bersama-sama menghakimi Juraij tanpa bertanya terlebih dahulu kepadanya. Lalu Juraij bertanya kepada mereka; 'Mengapa kalian lakukan hal ini kepadaku? ' Mereka menjawab; 'Kami lakukan hal ini kepadamu karena kamu telah berbuat zina dengan pelacur ini hingga ia melahirkan bayi dari hasil perbuatanmu.' Juraij berseru; 'Dimanakah bayi itu? ' Kemudian mereka menghadirkan bayi hasil perbuatan zina itu dan menyentuh perutnya dengan jari tangannya seraya bertanya; 'Hai bayi kecil, siapakah sebenarnya ayahmu itu? ' Ajaibnya, sang bayi langsung menjawab; 'Ayah saya adalah si fulan, seorang penggembala.' Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: 'Akhirnya mereka menaruh hormat kepada Juraij. Mereka menciuminya dan mengharap berkah darinya. Setelah itu mereka pun berkata; 'Kami akan membangun kembali tempat ibadahmu ini dengan bahan yang terbuat dari emas.' Namun Juraij menolak dan berkata; 'Tidak usah, tetapi kembalikan saja rumah ibadah seperti semula yang terbuat dari tanah liat.' Akhirnya mereka pun mulai melaksanakan pembangunan rumah ibadah itu seperti semula. Dan bayi ketiga, Ada seorang bayi sedang menyusu kepada ibunya, tiba-tiba ada seorang laki-laki yang gagah dan berpakaian yang bagus pula. Lalu ibu bayi tersebut berkata; 'Ya Allah ya Tuhanku, jadikanlah anakku ini seperti laki-laki yang sedang mengendarai hewan tunggangan itu! ' Ajaibnya, bayi itu berhenti dari susuannya, lalu menghadap dan memandang kepada laki-laki tersebut sambil berkata; 'Ya Allah ya Tuhanku, janganlah Engkau jadikan aku seperti laki-laki itu! ' Setelah itu, bayi tersebut langsung menyusu kembali kepada ibunya. Abu Hurairah berkata; 'Sepertinya saya melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menceritakan susuan bayi itu dengan memperagakan jari telunjuk beliau yang dihisap dengan mulut beliau.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meneruskan sabdanya: 'Pada suatu ketika, ada beberapa orang yang menyeret dan memukuli seorang wanita seraya berkata; 'Kamu wanita tidak tahu diuntung. Kamu telah berzina dan mencuri.' Tetapi wanita itu tetap tegar dan berkata; 'Hanya Allah lah penolongku. Sesungguhnya Dialah sebaik-baik penolongku.' Kemudian ibu bayi itu berkata; 'Ya Allah, janganlah Engkau jadikan anakku seperti wanita itu! ' Tiba-tiba bayi tersebut berhenti dari susuan ibunya, lalu memandang wanita tersebut seraya berkata; 'Ya Allah ya Tuhanku, jadikanlah aku sepertinya! ' Demikian pernyataan ibu dan bayinya itu terus berlawanan, hingga ibu tersebut berkata kepada bayinya; 'Celaka kamu hai anakku! Tadi, ada seorang laki-laki yang gagah dan menawan lewat di depan kita, lalu kamu berdoa kepada Allah; 'Ya Allah, jadikanlah anakku seperti laki-laki itu! Namun kamu malah mengatakan; 'Ya Allah, janganlah Engkau jadikan aku seperti laki-laki itu! Kemudian tadi, ketika ada beberapa orang menyeret dan memukuli seorang wanita sambil berkata; 'Ya Allah, janganlah Engkau jadikan anakku seperti wanita itu! ' Tetapi kamu malah berkata; 'Ya Allah, jadikanlah aku seperti wanita itu! ' Mendengar pernyataan ibunya itu, sang bayi pun menjawab; 'Sesungguhnya laki-laki yang gagah itu seorang diktator hingga aku mengucapkan; 'Ya Allah, janganlah Engkau jadikan aku seperti laki-laki itu! ' Sementara wanita yang dituduh mencuri dan berzina itu tadi sebenarnya adalah seorang wanita yang shalihah, tidak pernah berzina, ataupun mencuri. Oleh karena itu, aku pun berdoa; 'Ya Allah, jadikanlah aku seperti wanita itu! '

muslim:4626

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Maslamah bin Qa'nab]; Telah menceritakan kepada kami [Dawud] yaitu Ibnu Qais dari [Abu Sa'id] budak 'Amir bin Kuraiz dari [Abu Hurairah] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Janganlah kalian saling mendengki, saling memfitnah, saling membenci, dan saling memusuhi. Janganlah ada seseorang di antara kalian yang berjual beli sesuatu yang masih dalam penawaran muslim lainnya dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara. Muslim yang satu dengan muslim yang lainnya adalah bersaudara tidak boleh menyakiti, merendahkan, ataupun menghina. Takwa itu ada di sini (Rasulullah menunjuk dadanya), Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali. Seseorang telah dianggap berbuat jahat apabila ia menghina saudaranya sesama muslim. Muslim yang satu dengan yang Iainnya haram darahnya. hartanya, dan kehormatannya." Telah menceritakan kepadaku [Abu At Thahir Ahmad bin Amru bin Sarh] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahab] dari [Usamah] yaitu Ibnu Zaid Bahwa dia mendengar [Abu Sa'id] -budak- dari Abdullah bin Amir bin Kuraiz berkata; aku mendengar [Abu Hurairah] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: -kemudian perawi menyebutkan Hadits yang serupa dengan Hadits Daud, dengan sedikit penambahan dan pengurangan. Diantara tambahannya adalah; "Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh dan rupa kalian, akan tetapi Allah melihat kepada hati kalian. (seraya mengisyaratkan telunjuknya ke dada beliau).

muslim:4650

Telah menceritakan kepada kami ['Amru An Naqid]; Telah menceritakan kepada kami [Katsir bin Hisyam]; Telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin Burqan] dari [Yazid bin Al Asham] dari [Abu Hurairah] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, tetapi Allah melihat kepada hati dan amal kalian."

muslim:4651

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ayyub] dan [Qutaibah] dan [Ibnu Hujr] mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] yaitu Ibnu Ja'far dari [Al A'laa] dari [Bapaknya] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Semua hak itu pasti akan dipenuhi pada hari kiamat kelak, hingga kambing bertanduk pun akan dituntut untuk dibalas oleh kambing yang tidak bertanduk."

muslim:4679

Telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] dan [Abu Ma'an Ar Raqasyi] dan lafazh ini milik Zuhair. Dia berkata; Telah menceritakan kepada kami ['Umar bin Yunus]; Telah menceritakan kepada kami ['Ikrimah bin 'Ammar]; Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Abu Thalhah]; Telah menceritakan kepadaku [Anas bin Malik] dia berkata; "Ummu Sulaim, yaitu ibu Anas, mempunyai seorang anak yatim perempuan. Pada suatu ketika, Rasulullah melihat anak yatim tersebut dan berkata: 'Oh kamu rupanya! Kamu memang sudah besar tapi belum dewasa.' Mendengar ucapan tersebut, anak yatim perempuan itu kembali kepada Ummu Sulaim sambil menangis. Kemudian Ummu Sulaim bertanya; 'Ada apa denganmu hai anakku? ' Anak perempuannya itu menjawab; 'Rasulullah telah mengatakan kepada saya bahwasanya saya belum dewasa dan saya tidak akan menjadi dewasa selamanya.' Mendengar pengaduan anak perempuannya itu, akhirnya Ummu Sulaim pun segera keluar dari rumah dengan mengenakan kerudungnya untuk bertemu Rasulullah. Setelah bertemu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam Iangsung bertanya: 'Ada apa denganmu ya Ummu Sulaim? ' Ummu Sulaim menjawab; 'Anak perempuan saya mengadu kepada saya bahwasanya engkau mengucapkan kata-kata yang menyedihkan hati anak perempuan saya yang yatim.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam balik bertanya: 'Apakah maksudmu hai Ummu Sulaim? ' Ummu Sulaim mulai menjelaskan; 'Kata anak perempuan saya, engkau telah mengatakan bahwasanya ia tidak akan menjadi dewasa.' Mendengar keterangan itu, Rasulullah pun tertawa dan berkata: 'Hai Ummu Sulaim, tidak tahukah kamu apa yang pernah aku syaratkan kepada Tuhanku? Sesungguhnya ada syarat yang harus aku penuhi terhadap Tuhanku. Aku berkata; 'Ya Tuhanku, aku hanyalah seorang manusia. Aku dapat bersikap ridha sebagaimana orang lain dan aku juga dapat marah, sebagaimana orang lain. Apabila ada seseorang dari umatku yang tersakiti oleh kata-kata ku yang semestinya tidak layak aku ucapkan kepadanya, maka jadikanlah hal tersebut sebagai pelebur dosa dan sebagai pahala yang dapat mendekatkannya kepada-Mu di hari kiamat kelak.' Abu Ma'an berkata; 'Lafazh yatimah yang disebutkan tiga kali dalam hadits ini seharusnya diucapkan dalam bentuk tashgir (panggilan untuk makna kecil), yaitu dengan bunyi yutaimah (si yatim kecil).'

muslim:4712

Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] dan ['Utsman bin Abu Syaibah] serta [Ishaq bin Ibrahim]. [Ishaq] berkata; Telah mengabarkan kepada kami Sedangkan yang lainnya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Abu Wail] dari ['Abdullah] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya kejujuran itu akan membimbing pada kebaikan. Dan kebaikan itu akan membimbing ke surga. Seseorang yang senantiasa berlaku jujur maka ia akan dicatat sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya dusta itu akan mengantarkan pada kejahatan. Dan sesungguhnya kejahatan itu akan menggiring ke neraka. Seseorang yang memelihara kedustaan, maka ia akan dicatat sebagai pendusta."

muslim:4719

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Hannad Bin As Sari] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Ahwash] dari [Manshur] dari [Abu Wail] dari ['Abdullah bin Mas'ud] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya kejujuran itu adalah kebaikan. Dan kebaikan itu akan membimbing ke surga. Seseorang yang senantiasa berlaku jujur dan memelihara kejujuran, maka ia akan dicatat sebagai orang yang jujur di sisi Allah. Dan sesungguhnya dusta itu adalah kejahatan. Dan sesungguhnya kedustaan itu akan menggiring ke neraka. Seseorang yang memelihara kedustaan, maka ia akan dicatat sebagai pendusta di sisi Allah." Ibnu Abu Syaibah berkata dalam meriwayatkan Hadits tersebut; dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

muslim:4720

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Abdullah bin Numair]; Telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dan [Waki'] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Al A'masy]; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib]; Telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah]; Telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Syaqiq] dari ['Abdullah] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Kalian harus berlaku jujur, karena kejujuran itu akan membimbing kepada kebaikan. Dan kebaikan itu akan membimbing ke surga. Seseorang yang senantiasa berlaku jujur dan memelihara kejujuran, maka ia akan dicatat sebagai orang yang jujur di sisi Allah. Dan hindarilah dusta, karena kedustaan itu akan menggiring kepada kejahatan dan kejahatan itu akan menjerumuskan ke neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan memelihara kedustaan, maka ia akan dicatat sebagai pendusta di sisi Allah.'" Telah menceritakan kepada kami [Minjab bin Al Harits At Tamimi]; Telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Mushir]; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim Al Hanzhali]; Telah mengabarkan kepada kami ['Isa bin Yunus] keduanya dari [Al A'masy] melalui jalur ini. Namun di dalam Hadits Isa tidak disebutkan lafazh; 'memelihara kejujuran dan memelihara kedustaan.' Sedangkan di dalam Hadits Ibnu Mushir disebutkan dengan lafazh; Hatta yuktabahullah.' (hingga Allah mencatatnya sebagai pendusta).

muslim:4721

Telah menceritakan kepada kami [Nashr bin 'Ali Al Jahdhami]; Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] Aku mendengar [Al A'masy] berkata; Aku mendengar ['Adi bin Tsabit] berkata; Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Shurad] dia berkata; "Pada suatu hari ada dua orang laki-laki yang saling mencaci maki di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian salah seorang di antara keduanya marah dan merah mukanva. Lalu Rasulullah melihatnya dan berkata: 'Sungguh aku mengetahui satu kalimat yang seandainya diucapkan, maka marahnya akan hilang. Audzu billahi minasy-syaithaainir rajiim (Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk).' Setelah itu, orang yang marah itu didekati oleh seseorang yang telah mendengar ucapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan ia berkata kepadanya; 'Mengertikah kamu apa yang telah diucapkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tadi? Sesungguhnya Rasulullah telah bersabda: 'Sungguh aku mengetahui satu kalimat yang seandainya diucapkan, maka nafsu amarahnya akan hilang. Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk.' Orang laki-laki yang marah tersebut berkata; 'Apakah kamu menganggap saya sudah gila? ' Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah]; Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Ghiyats] dari [Al A'masy] melalui jalur ini.

muslim:4726

Telah menceritakan kepadaku ['Amru An Naqid] dan [Ibnu Abu 'Umar], ['Amru] berkata; Telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari [Ayyub] dari [Ibnu Sirin] Aku mendengar [Abu Hurairah] berkata; Abu Qasim shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa yang mengacungkan senjata kepada saudaranya, maka malaikat akan melaknatinya hingga ia menurunkannya kembali. Walaupun dia saudara sebapak atau saudara seibu. Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah]; Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] dari [Ibnu 'Aun] dari [Muhammad] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan Hadits yang serupa.

muslim:4741

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rafi']; Telah menceritakan kepada kami ['Abdur Razzaq]; Telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Hammam bin Munabbih] dia berkata; Inilah yang telah diceritakan [Abu Hurairah] kepada kami dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam -lalu dia menyebutkan beberapa Hadits di antaranya; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Janganlah kamu mengacungkan senjata kepada saudaramu karena seseorang di antara kamu tidak dapat mengetahui kemungkinan syetan akan melemparkan apa yang ada ditangannya sehingga ia terjerumus ke dalam jurang neraka."

muslim:4742

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id]; Telah menceritakan kepada kami [Bakr] yaitu Ibnu Mudhar dari [Ibnu Al Had] bahwa [Ziyad bin Abu Ziyad] -budak- dari Ibnu 'Ayyasy; Telah menceritakan kepadanya dari ['Irak bin Malik] Aku mendengarnya bercerita kepada 'Umar bin 'Abdul 'Aziz dari ['Aisyah] dia berkata; "Telah datang kepadaku seorang wanita miskin yang membawa dua anak perempuan, lalu saya memberinya makan dengan tiga buah kurma, wanita tersebut memberikan kurmanya satu persatu kepada kedua anaknya, kemudian wanita tersebut mengangkat satu kurma ke mulutnya untuk dia makan. Tapi, kedua anaknya meminta kurma tersebut, akhirnya dia pun memberikan (kurma) yang ingin ia makan kepada anaknya dengan membelahnya menjadi dua. Saya sangat kagum dengan kepribadiannya. Lalu saya menceritakan apa yang diperbuat oleh wanita tersebut kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepadanya untuk masuk surga atau membebaskannya dari neraka."

muslim:4764

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kamil Al Jahdari Fudhail bin Husain]; Telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari ['Abdur Rahman bin Al Ashbahani] dari [Abu Shalih Dzakwan] dari [Abu Sa'id Al Khudri] dia berkata; Bahwasanya para wanita datang kepada Rasulullah seraya berkata; "Wahai Rasulullah, kaum laki-laki telah biasa mendengarkan petuah-petuahmu, maka berilah kami satu hari, sehingga kami bisa bermajlis denganmu, engkau ajarkan kepada kami dari ilmu yang telah Allah sampaikan kepadamu. Beliau bersabda: 'Baiklah, berkumpullah kalian pada hari ini dan ini.' Lalu mereka pun berkumpul pada hari yang telah ditentukan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengajari mereka ilmu yang telah Allah berikan kepada beliau. Kemudian beliau bersabda: "Tidak ada seorang dari kalian yang ditinggal mati oleh tiga orang dari anaknya kecuali mereka akan menjadi hijab (penghalang) baginya dari neraka." Maka berkatalah salah satu dari mereka; 'Bagaimana kalau dua orang? ' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Atau dua orang.' Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Ibnu Basysyar] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far]; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Mu'adz]; Telah menceritakan kepada kami [Bapakku]; Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Abdur Rahman bin Al Ashbahani] melalui jalur ini dengan Hadits yang semakna. Namun ada tambahan; -seluruhnya- dari [Syubah] dari [Abdurrahman bin Al Ashbahani] dia berkata; Aku mendengar [Abu Hazim] bercerita dari [Abu Hurairah] dia berkata; 'Tiga anak yang belum baligh.'

muslim:4768

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dan [Zuhair bin Harb] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Thalq bin Mu'awiyah An Nakha'i Abu Ghiyats] dari [Abu Zur'ah bin 'Amru bin Jarir] dari [Abu Hurairah] dia berkata; "Seorang wanita datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan membawa anaknya yang sedang sakit dan mengeluh seraya berkata; 'Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, aku khawatir terhadapnya, dan sungguh aku telah mempersembahkan (mengubur) tiga anak'. maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh engkau telah terhalang dengan tabir yang kuat dari api neraka'." Zuhair berkata; dari Thalq -tanpa menyebutkan nama julukannya.-

muslim:4771

Telah menceritakan kepadaku [Abu Ar Rabi' Al 'Ataki]; Telah menceritakan kepada kami [Hammad] yaitu Ibnu Zaid; Telah menceritakan kepada kami [Tsabit Al Bunani] dari [Anas bin Malik] dia berkata; "Pada suatu hari seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya bertanya; 'Ya RasululIah, kapankah kiamat itu akan datang? ' Mendengar pertanyaan laki-laki itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam balik bertanya: 'Apa yang telah kamu siapkan untuk menghadapi kiamat? ' Laki-laki itu menjawab; 'Kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya.' Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Sesungguhnya kamu akan bersama orang yang kamu cintai.' Anas berkata; 'Tidak ada yang lebih menyenangkan hati kami setelah masuk Islam selain sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang berbunyi: 'Sesungguhnya kamu akan bersama orang yang kamu cintai.' Anas berkata; 'Karena saya mencintai Allah, Rasulullah, Abu Bakar, dan Umar, maka saya berharap kelak akan bersama mereka meskipun saya tidak dapat beramal seperti mereka.' Telah menceritakannya kepada kami [Muhammad bin 'Ubaid Al Ghubari]; Telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin Sulaiman]; Telah menceritakan kepada kami [Tsabit Al Bunani] dari [Anas bin Malik] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Namun di dalamnya tidak disebutkan perkataan Anas.

muslim:4777

Telah menceritakan kepada kami ['Utsman bin Abu Syaibah] dan [Ishaq bin Ibrahim], [Ishaq] berkata; Telah mengabarkan kepada kami. Sedangkan ['Utsman] berkata; Telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Al A'masy] dari [Abu Wail] dari ['Abdullah] dia berkata; seorang laki datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya bertanya; Ya Rasulullah, bagaimana menurut anda tentang seseorang yang mencintai suatu kaum namun dia tidak bisa bertemu dengan mereka? Maka jawab Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Seseorang itu akan bersama dengan orang yang dia cintai." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Ibnu Basysyar] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu 'Adi]; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakannya kepadaku [Bisyr bin Khalid]; Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad] yaitu Ibnu Ja'far keduanya dari [Syu'bah]; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair]; Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Jawwab]; Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Qarm] -secara keseluruhan- dari [Sulaiman] dari [Abu Wail] dari ['Abdullah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan Hadits yang serupa. Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Abu Kuraib] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah]; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair]; Telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dan [Muhammad bin 'Ubaid] dari [Al A'masy] dari [Syaqiq] dari [Abu Musa] dia berkata; seseorang datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, -lalu dia menyebutkan Hadits yang serupa dengan Hadits Jarir dari Al A'masy.

muslim:4779

Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Ahmad bin Abu Khalaf]; Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Abu Bukair]; Telah menceritakan kepada kami [Zuhair Abu Khaitsamah]; Telah menceritakan kepadaku ['Abdullah bin 'Athaa] bahwa ['Ikrimah bin Khalid]; Telah menceritakan kepadanya bahwa [Abu Ath Thufail] Telah menceritakan kepadanya dia berkata; Aku menemui [Abu Sarihah Hudzaifah bin Asid Al Ghifari] lalu dia berkata; Aku mendengar dengan kedua telingaku ini Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sesunggunya nuthfah disimpan di dalam rahim setelah empat puluh malam. Lalu datanglah malaikat -aku kira beliau berkata; - yang akan membentuknya seraya berkata; Ya Rabb, apakah dia laki-laki atau perempuan? Lalu Allah menjadikannya laki-laki atau perempuan. Kemudian malaikat itu berkata; Ya Rabb, apakah dia menyimpang ataukah tidak? Lalu Allah menetapkan dia menyimpang dan tidaknya. Lalu malaikat berkata; Ya Rabb, bagaimana rizkinya, ajalnya, akhlaknya? Kemudian Allah menetapkan dia bahagia atau celaka. Telah menceritakan kepada kami ['Abdul Warits bin 'Abdush Shamad]; Telah menceritakan kepadaku [Bapakku]; Telah menceritakan kepada kami [Rabi'ah bin Kultsum]; Telah menceritakan kepadaku bapakku [Kultsum] dari [Abu At Thufail] dari [Hudzaifah bin Asid Al Ghifari] sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam -secara marfu'-; bahwa apabila Allah ingin menciptakan sesuatu dengan izin-Nya, Dia mengutus Malaikat ke dalam rahim, setelah lebih dari empat puluh malam. -kemudian dia menyebutkan Hadits yang serupa.-

muslim:4784

Telah menceritakan kepada kami ['Utsman bin Abu Syaibah] dan [Zuhair bin Harb] dan [Ishaq bin Ibrahim] lafazh ini milik Zuhair. [Ishaq] berkata; Telah mengabarkan kepada kami. Sedangkan yang lainnya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Sa'ad bin 'Ubaidah] dari [Abu 'Abdur Rahman] dari ['Ali] dia berkata; "Kami pernah menguburkan jenazah di pemakaman Baqi Al Gharqad. Tak lama kemudian, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang kepada kami. Lalu beliau duduk dan kami pun duduk mengelilingi beliau. Setelah itu Rasulullah memegang sebuah batang kayu pendek dan beliau menggaris-gariskan dan memukul-mukulkannya diatas tanah seraya berkata: 'Tidaklah seseorang diciptakan melainkan Allah telah menentukan tempatnya di surga ataupun di neraka, serta ditentukan pula sengsaranya atau bahagianya.' Ali bin Abu Thalib berkata; 'Kemudian seseorang bertanya; 'Ya Rasulullah, kalau begitu apakah sebaiknya kami berdiam diri saja tanpa harus berbuat apa-apa? ' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: 'Barang siapa termasuk dalam golongan orang-orang yang beruntung, maka ia pasti akan mengerjakan amal perbuatan orang-orang yang beruntung. Sebaliknya barang siapa termasuk dalam golongan orang-orang yang sengsara, maka ia pasti akan mengerjakan amal perbuatan orang-orang yang sengsara.' Selanjutnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Berbuatlah! Karena masing-masing telah dipermudah untuk berbuat sesuai dengan ketentuan sengsara dan bahagianya. Orang yang termasuk dalam golongan orang-orang yang berbahagia akan dimudahkan untuk mengerjakan amal perbuatan orang-orang yang beruntung. Dan orang yang termasuk dalam golongan orang-orang yang sengsara akan dimudahkan untuk mengerjakan amal perbuatan orang-orang yang sengsara.' Setelah itu Rasulullah pun membacakan ayat Al Qur'an: 'Adapun orang yang memberikan hartanya di jalan Allah dan bertakwa serta membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Adapun orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup serta mendustakan adanya pahala yang terbaik, maka Kami akan menyiapkan baginya jalan yang sukar.' (Qs. A1-LaiI (92): 5-10). Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Hannad bin As Sari] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Ahwash] dari [Manshur] melalui jalur ini dengan Hadits yang semakna dan dia berkata; 'Lalu beliau mengambil 'Uud.' (sebatang kayu), ' -bukan mikhsharah.- Ibnu Abu Syaibah berkata di dalam Haditsnya dari Abul Ahwash; lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membaca…

muslim:4786

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Musa bin 'Abdullah bin Musa bin 'Abdullah bin Yazid Al Anshari]; Telah menceritakan kepada kami [Anas bin 'Iyadh]; Telah menceritakan kepadaku [Al Harits bin Abu Dzubab] dari [Yazid] yaitu Ibnu Hurmuz dan ['Abdur Rahman Al A'raj] keduanya berkata; Kami mendengar [Abu Hurairah] berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: 'Adam dan Musa alaihimas salam pernah berdebat di sisi Allah. Namun akhirnya Adam dapat mengalahkan Musa alaihi salam." Musa berkata; 'Kamulah Adam yang telah diciptakan Allah dengan kekuasaan-Nya. Kemudian Allah menghembuskan ruh-Nya ke dalam dirimu. Setelah itu, Allah memerintahkan semua malaikat-Nya untuk bersujud kepadamu dan Dia menempatkanmu di dalam surga-Nya, tetapi kemudian kamu membuat manusia turun ke bumi karena kesalahanmu.' Adam menjawab; 'Kamulah Musa yang telah dipilih Allah dengan risalah dan firman-Nya. Allah juga telah memberimu beberapa lembaran yang berisi penjelasan tentang segala sesuatu dan mendekatkanmu untuk menerima firman-Nya. Berapa tahunkah Allah telah menulis kitab Taurat sebelum aku diciptakan? ' Musa menjawab; 'Empat puluh tahun.' Adam bertanya lagi; 'Apakah kamu dapatkan, di dalam kitab Taurat, ayat yang berbunyi: '…dan durhakalah Adam kepada Tuhannya serta sesatlah ia.' (Qs. Thaahaa (20): 12 1)." Musa menjawab; 'Ya.' Adam bertanya lagi; 'Mengapa kamu mencelaku karena suatu perbuatan yang telah ditetapkan Allah Azza wa Jalla empat puluh tahun sebelum Allah menciptakanku? ' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Akhirnya Adam dapat memberikan jawaban kepada Musa.'

muslim:4795

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Thalhah bin Yahya] dari [bibinya, 'Aisyah binti Thalhah] dari ['Aisyah ummul Mu'minin] dia berkata; "Pada suatu ketika, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah diundang untuk melayat jenazah seorang bayi dari kaum Anshar. Kemudian saya (Aisyah) berkata kepada beliau; 'Ya Rasulullah, sungguh berbahagia bayi kecil ini! Ia seperti seekor burung dari sekian burung surga yang belum pernah berbuat dosa dan belum pernah ternodai oleh dosa.' Mendengar pernyataan tersebut, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Mungkin juga tidak seperti itu hai Aisyah. Sebenarnya Allah telah menciptakan orang-orang yang akan menjadi penghuni surga ketika mereka masih berada dalam tulang rusuk (sulbi) bapak-bapak mereka. Dan sebaliknya, Allah pun telah menciptakan orang-orang yang akan menjadi penghuni neraka ketika mereka masih berada dalam tulang rusuk bapak-bapak mereka.' Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ash Shabbah] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Zakaria] dari [Thalhah bin Yahya] Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, dan telah menceritakan kepadaku [Sulaiman bin Ma'bad] telah menceritakan kepada kami [Al Husain bin Hafsh] Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, dan telah menceritakan kepadaku [Ishaq bin Manshur] telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Yusuf] keduanya dari [Sufyan Ats Tsauri] dari [Thalhah bin Yahya] dengan sanad Waki' seperti haditsnya.

muslim:4813

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Ibnu Numair] mereka berdua berkata; telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Idris] dari [Rabi'ah bin 'Utsman] dari [Muhammad bin Yahya bin Habban] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta 'ala daripada orang mukmin yang lemah. Pada masing-masing memang terdapat kebaikan. Capailah dengan sungguh-sungguh apa yang berguna bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah Azza wa Jalla dan janganlah kamu menjadi orang yang lemah. Apabila kamu tertimpa suatu kemalangan, maka janganlah kamu mengatakan; 'Seandainya tadi saya berbuat begini dan begitu, niscaya tidak akan menjadi begini dan begitu'. Tetapi katakanlah; 'lni sudah takdir Allah dan apa yang dikehendaki-Nya pasti akan dilaksanakan-Nya. Karena sesungguhnya ungkapan kata 'law' (seandainya) akan membukakan jalan bagi godaan syetan.'"

muslim:4816

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kamil Fudhail bin Husain Al Jahdari] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Imran Al Jauni] dia berkata; ['Abdullah bin Rabbah Al Anshari] menulis kepadaku bahwa [Abdullah bin 'Amru] berkata; dipagi hari aku pergi menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu terdengar ada dua orang sahabat yang berselisih tentang ayat Allah, Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menemui kami dalam keadaan marah seraya bersabda: "Sesungguhnya umat-umat sebelum kalian dahulu celaka karena mereka berselisih tentang isi kitab."

muslim:4818

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Ibnu Juraij] dari [Ibnu Abi Mulaikah] dari ['Aisyah] dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang yang paling Allah benci adalah orang yang keras kepala lagi suka bermusuhan."

muslim:4821

Telah menceritakan kepada kami [Harmalah bin Yahya At Tujibi]; telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah bin Wahb] telah menceritakan kepadaku [Abu Syuraih] bahwasanya [Abul Aswad] bercerita kepadanya dari ['Urwah bin Az Zubair] dia berkata; 'Aisyah berkata kepadaku; wahai anak saudariku, telah sampai kepadaku bahwasanya ['Abdullah bin 'Amr] akan melewati kita untuk berhaji, maka temuilah ia dan bertanyalah kepadanya, karena dia membawa ilmu yang banyak dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. 'Urwah berkata; kemudian aku menemuinya dan bertanya kepadanya mengenai beberapa perkara yang dia menyebutkannya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Urwah berkata; di antara yang dia sebutkan; bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengangkat ilmu dari manusia setelah Ia berikan kepada mereka. Akan tetapi Allah akan mengambil (mewafatkan) para ulama`, hingga jika setiap seorang Alim pergi, akan pergi pula ilmu yang ia miliki. Sehingga di dunia ini hanya tersisa orang-orang bodoh, mereka memberi fatwa tanpa tanpa landasan ilmu, hingga mereka sesat dan menyesatkan." Urwah berkata; ketika aku menceritakan Hadits tersebut kepada Aisyah, tiba-tiba Aisyah mengingkarinya dan berkata; Apakah benar dia mendengar Hadits ini dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam? Urwah menjawab; iya, sampai dia datang kembali, kita tanyakan lagi. Kemudian tak lama Aisyah berkata lagi kepada Urwah; Ibnu Amru telah datang, maka temuilah dia, dan sambutlah dia hingga kamu dapat menanyakannya Hadits tentang ilmu yang telah disebutkannya kepadamu. Lalu aku menemuinya dan menanyakannya, dan diapun menyebutkan apa yang telah diceritakannya kepadaku pada waktu lalu. Urwah berkata; tatkala aku kabarkan Hal itu kepada Aisyah, dia berkata; aku tidak mengiranya kecuali dia telah jujur meriwayatkan Hadits itu yang tidak tambahnya, dan tidak pula dikurangi.

muslim:4829

Telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Jarir bin 'Abdul Hamid] dari [Al A'masy] dari [Musa bin 'Abdullah bin Yazid] dan [Abu Adh Dhuha] dari ['Abdurrahman bin Hilal Al 'Absi] dari [Jarir bin 'Abdullah] dia berkata; "Pada suatu ketika, beberapa orang Arab badui datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan mengenakan pakaian dari bulu domba (wol). Lalu Rasulullah memperhatikan kondisi mereka yang menyedihkan. Selain itu, mereka pun sangat membutuhkan pertolongan. Akhirnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menganjurkan para sahabat untuk memberikan sedekahnya kepada mereka. Tetapi sayangnya, para sahabat sangat lamban untuk melaksanakan anjuran Rasulullah itu, hingga kekecewaan terlihat pada wajah beliau." Jarir berkata; 'Tak lama kemudian seorang sahabat dari kaum Anshar datang memberikan bantuan sesuatu yang dibungkus dengan daun dan kemudian diikuti oleh beberapa orang sahabat lainnya. Setelah itu, datanglah beberapa orang sahabat yang turut serta menyumbangkan sedekahnya (untuk diserahkan kepada orang-orang Arab badui tersebut) hingga tampaklah keceriaan pada wajah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.' Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Barang siapa dapat memberikan suri tauladan yang baik dalam Islam, lalu suri tauladan tersebut dapat diikuti oleh orang-orang sesudahnya, maka akan dicatat untuknya pahala sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi sedikitpun pahala yang mereka peroleh. Sebaliknya, barang siapa memberikan suri tauladan yang buruk dalam Islam, lalu suri tauladan tersebut diikuti oleh orang-orang sesudahnya, maka akan dicatat baginya dosa sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa yang mereka peroleh sedikitpun.' Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] dan [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Abu Kuraib] semuanya dari [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Muslim] dari ['Abdurrahman bin Hilal] dari [Jarir] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkhuthbah, lalu beliau menganjurkan untuk bersedakah -sebagaimana Hadits Jarir.- Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu Isma'il] telah menceritakan kepada kami ['Abdurrahman bin Hilal Al 'Absi] dia berkata; berkata [Jarir bin 'Abdullah] Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda; 'Tidaklah seorang hamba melakukan suri tauladan yang baik yang kemudian diikuti oleh orang lain, ' -lalu dia menyempurnakan Haditsnya.- Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin 'Umar Al Qawariri] dan [Abu Kamil] dan [Muhammad bin 'Abdul Malik Al Umawi] mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari ['Abdul Malik bin 'Umair] dari [Al Mundzir bin Jarir] dari [bapaknya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, dan telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Mu'adz] telah menceritakan kepada kami [bapakku], mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Aun bin Abu Juhaifah] dari [Al Mundzir bin Jarir] dari [bapaknya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan hadits ini.

muslim:4830

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ayyub] dan [Qutaibah bin Sa'id] dan [Ibnu Hujr], mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Isma'il] yaitu Ibnu Ja'far dari [Al 'Ala] dari [bapaknya] dari [Abu Hurairah] bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Barang siapa mengajak kepada kebaikan, maka ia akan mendapat pahala sebanyak pahala yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Sebaliknya, barang siapa mengajak kepada kesesatan, maka ia akan mendapat dosa sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun."

muslim:4831

Telah menceritakan kepada kami [Abul Khaththab Ziyad bin Yahya Al Hassani] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu 'Adi] dari [Humaid] dari [Tsabit] dari [Anas] bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah menjenguk seorang laki-laki muslim yang sedang sakit parah sampai kurus dan lemah seperti seekor burung kecil. Kemudian Rasulullah bertanya kepadanya: "Apakah kamu pernah berdoa ataupun memohon sesuatu kepada Allah?" Sahabat tersebut menjawab; 'Ya, saya pernah berdoa; 'Ya Allah ya Tuhanku, apa yang akan Engkau siksakan kepadaku di akhirat kelak, maka segerakanlah siksa tersebut di dunia ini! ' Mendengar pengakuannya itu, Rasulullah pun berkata: 'Subhanallah, mengapa kamu berdoa seperti itu. Tentu kamu tidak akan tahan. Mengapa kamu tidak berdoa: 'Ya Allah, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta peliharalah kami dari siksa neraka.' Anas berkata; 'Lalu Rasulullah berdoa kepada Allah untuk sahabat tersebut dan akhirnya Allah pun menyembuhkannya.' Telah menceritakannya kepada kami ['Ashim bin An Nadhr At Taimi] telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Al Harits] telah menceritakan kepada kami [Humaid] dengan sanad ini sampai perkataannya 'dan selamatkan kami dari api neraka' dan tidak menyebutkan tambahannya. Dan telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami ['Affan] telah menceritakan kepada kami [Hammad] telah mengabarkan kepada kami [Tsabit] dari [Anas] bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah menjenguk seseorang dari para sahabatnya yang sakit, hingga orang itu seakan-akan seperti burung kecil. -sebagaimana yang semakna dengan Hadits Humaid.- hanya ada sedikit tambahan, beliau bersabda: 'kamu tidak akan mampu menghadapi adzab Allah, ' -tanpa menyebutkan kalimat; 'lalu beliau mendo'akannya hingga dia sembuh kembali.' Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Ibnu Basysyar] mereka berdua berkata; telah menceritakan kepada kami [Salim bin Nuh Al 'Aththar] dari [Sa'id bin Abu 'Arubah] dari [Qatadah] dari [Anas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan hadits ini.

muslim:4853

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Hatim bin Maimun] telah menceritakan kepada kami [Bahz] telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] telah menceritakan kepada kami [Suhail] dari [bapaknya] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: 'Sesungguhnya Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi mempunyai beberapa malaikat yang terus berkeliling mencari majelis dzikir. Apabila mereka telah menemukan majelis dzikir tersebut, maka mereka terus duduk di situ dengan menyelimutkan sayap sesama mereka hingga memenuhi ruang antara mereka dan langit yang paling bawah. Apabila majelis dzikir itu telah usai, maka mereka juga berpisah dan naik ke langit.' Kemudian Rasulullah meneruskan sabdanya: 'Selanjutnya mereka ditanya Allah Subhanahu wa Ta'ala, Dzat Yang sebenarnya Maha Tahu tentang mereka: 'Kalian datang dari mana? ' Mereka menjawab; 'Kami datang dari sisi hamba-hamba-Mu di bumi yang selalu bertasbih, bertakbir, bertahmid, dan memohon kepada-Mu ya Allah.' Lalu Allah Subhanahu wa Ta'ala bertanya: 'Apa yang mereka minta? ' Para malaikat menjawab; 'Mereka memohon surga-Mu ya Allah.' Allah Subhanahu wa Ta'ala bertanya lagi: 'Apakah mereka pernah melihat surga-Ku? ' Para malaikat menjawab; 'Belum. Mereka belum pernah melihatnya ya Allah.' Allah Subhanahu wa Ta'ala berkata: 'Bagaimana seandainya mereka pernah melihat surga-Ku? ' Para malaikat berkata; 'Mereka juga memohon perlindungan kepada-Mu ya Allah.' Allah Subhanahu wa Ta'ala balik bertanya: 'Dari apa mereka meminta perlindungan kepada-Ku? ' Para malaikat menjawab; 'Mereka meminta perlindungan kepada-Mu dari neraka-Mu ya Allah.' Allah Subhanahu wa Ta'ala bertanya: 'Apakah mereka pernah melihat neraka-Ku? ' Para malaikat menjawab; 'Belum. Mereka belum pernah melihat neraka-Mu ya Allah.' Allah Subhanahu wa Ta'ala berkata: 'Bagaimana seandainya mereka pernah melihat neraka-Ku? ' Para malaikat berkata; 'Ya Allah, sepertinya mereka juga memohon ampun (beristighfar) kepada-Mu? ' Maka Allah Subhanahu wa Ta'ala menjawab: 'Ketahuilah hai para malaikat-Ku, sesungguhnya Aku telah mengampuni mereka, memberikan apa yang mereka minta, dan melindungi mereka dari neraka.' Para malaikat berkata; 'Ya Allah, di dalam majelis mereka itu ada seorang hamba yang berdosa dan kebetulan hanya lewat lalu duduk bersama mereka.' Maka Allah menjawab: 'Ketahuilah bahwa sesungguhnya Aku akan mengampuni orang tersebut. Sesungguhnya mereka itu adalah suatu kaum yang teman duduknya tak bakalan celaka karena mereka.'

muslim:4854

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Abdullah bin Numair] dan [Zuhair bin Harb] dan [Abu Kuraib] dan [Muhammad bin Tharif Al Bajali] mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Fudhail] dari ['Umarah bin Al Qa'qa'] dari [Abu Zur'ah] dari [Abu Hurairah] dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: 'Dua kalimat yang ringan diucapkan tetapi berat timbangannya dan disenangi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala Yang Maha Pengasih yaitu, Subhanallah wa bihamdihi subhaanallaahil azhim (Maha Suci Allah dengan segala pujian-Nya dan Maha Suci Allah Yang Maha Agung)."

muslim:4860

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya At Tamimi] dan [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Muhammad bin Al 'Ala Al Hamdani] -dan lafadh ini milik Yahya- dia berkata; telah mengabarkan kepada kami, dan berkata yang lainnya, telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: 'Barang siapa membebaskan seorang mukmin dari suatu kesulitan dunia, maka Allah akan membebaskannya dari suatu kesulitan pada hari kiamat. Barang siapa memberi kemudahan kepada orang yang berada dalam kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan di dunia dan akhirat. Barang siapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba tersebut menolong saudaranya sesama muslim. Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan jalan ke surga baginya. Tidaklah sekelompok orang berkumpul di suatu masjid (rumah Allah) untuk membaca Al Qur'an, melainkan mereka akan diliputi ketenangan, rahmat, dan dikelilingi para malaikat, serta Allah akan menyebut-nyebut mereka pada malaikat-malaikat yang berada di sisi-Nya. Barang siapa yang ketinggalan amalnya, maka nasabnya tidak juga meninggikannya.' Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Abdullah bin Numair] telah menceritakan kepada kami [Bapakku] Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, dan telah menceritakannya kepada kami [Nashr bin 'Ali Al Jahdhami] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] -telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair- dari [Abu Shalih]. Sebagaimana di dalam hadits Abu Usamah Telah menceritakan kepada kami Abu Shalih dari [Abu Hurairah] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata dengan lantang, -sebagaimana Hadits Abu Mu'awiyah, hanya saja di dalam Hadits Abu Usamah tidak disebutkan; memberi kemudahan kepada orang yang kesusahan.'

muslim:4867

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Ghundar] dari [Syu'bah] dari ['Amru bin Murrah] dari [Abu Burdah] dia berkata; "Saya pernah mendengar [Al Agharr], salah seorang sahabat Rasulullah, memberitahukan Ibnu Umar, bahwasanya Rasulullah bersabda: 'Wahai manusia, bertaubatlah kepada Allah, karena aku bertaubat seratus kali dalam sehari.' " Telah menceritakannya kepada kami ['Ubaidullah bin Mu'adz] telah menceritakan kepadaku [Bapakku]. Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, dan telah menceritakan kepada kami [Ibnul Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Abu Dawud] dan ['Abdurrahman bin Mahdi] semuanya dari [Syu'bah] dengan sanad ini.

muslim:4871

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kamil Fudhail bin Husain] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah menceritakan kepada kami [At Taimi] dari [Abu 'Utsman] dari [Abu Musa] bahwa para sahabat pernah menyertai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan ketika para sahabat sedang menaiki jalan setapak di antara dua gunung, salah seorang dari mereka setiap naik keatas berseru; 'Laa Ilaaha Illa Allah wallahu Akbar.' (tidak ada Ilah selain Allah yang maha Agung). Abu Musa berkata; lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: 'Sesungguhnya kalian tidak berseru kepada Dzat yang tuli dan jauh.' Abu Musa berkata; kemudian beliau berseru; 'Hai Abu Musa atau hai Abdullah bin Qais, inginkah aku tunjukkan kepadamu salah satu perbendaharaan surga? ' Saya menjawab; 'Apa itu ya Rasulullah? ' Rasulullah bersabda: Laa haula wala quwwata illaa billaah' (Tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan AIIah)." Dan telah menceritakannya kepada kami [Muhammad bin 'Abdul A'la] telah menceritakan kepada kami [Al Mu'tamir] dari [Bapaknya] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Utsman] dari [Abu Musa] dia berkata; 'ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, -lalu dia menyebutkan Hadits yang serupa.- telah menceritakan kepada kami [Khalaf bin Hisyam] dan [Abu Ar Rabi'] mereka berdua berkata; telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dari [Abu 'Utsman] dari [Abu Musa] dia berkata; kami pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu perjalanan, -lalu dia menyebutkan seperti hadits 'Ashim.- Dan telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami [Ats Tsaqafi] telah menceritakan kepada kami [Khalid Al Hadza] dari [Abu 'Utsman] dari [Abu Musa] dia berkata; kami pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu peperangan, -kemudian dia menyebutkan hadits tersebut, dan di dalamnya berkata; Dzat yang kamu seru itu lebih dekat dari leher hewan yang tunggangi salah seorang kalian. Dan di dalamnya tidak menyebutkan kalimat; 'Laa haula wala quwwata illaa billaah' (Tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan AIIah)."

muslim:4874

(Dan telah menceritakan kepada kami [Harun bin Ma'ruf] dan [Abu Ath Thahir] keduanya dari [Ibnu Wahb] -dan lafadh ini milik Harun-; telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Wahb dia berkata; dan telah mengabarkan kepada kami ['Amru bin Al Harits] bahwasanya [Yazid bin Abu Habib] dan [Al Harits bin Ya'qub] menceritakannya kepada kami dari) [Ya'qub] dan berkata [Al Qa'qa' bin Hakim] dari [Dzakwan Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] bahwasanya ia berkata; 'ada seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata; "Ketika aku tidur tadi malam ada seekor kalajengking yang menyengatku, " maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sekiranya diwaktu sore kamu mengucapkan: 'A'AUUDZU BI KALIMAATILLAHIT TAAMMAH MIN SYARRI MAA KHALAQ (AKu berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejelekan apa saja yang Dia ciptakan), ' niscaya tidak akan ada yang membahayakanmu." Dan telah menceritakan kepadaku ['Isa bin Hammad Al Mishri] telah mengabarkan kepadaku [Al Laits] dari [Yazid bin Abu Habib] dari [Ja'far] dari [Ya'qub] bahwasanya dia menyebutkan kepadanya bahwa [Abu Shalih] -budak- Ghatafan mengabarkan kepadanya, ia mendengar [Abu Hurairah] berkata; seseorang berkata; Ya Rasulullah, seekor kalajengking menyengatku, -sebagaimana Hadits Ibnu Wahab.

muslim:4883

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Abu Dawud] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, dan telah menceritakan kepada kami [Ibnu Basysyar] telah menceritakan kepada kami ['Abdurrahman] dan [Abu Dawud] mereka berdua berkata; telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Amru bin Murrah] dia berkata; aku mendengar [Sa'd bin 'Ubaidah] menceritakan dari [Al Barra' bin 'Azib] bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah menyuruh seseorang apabila dia hendak tidur, untuk mengucapkan; "ALLOOHUMMA ASLAMTU NAFSII ILAIKA, WAWAJJAHTU WAJHII ILAIKA, WA-ALJA'TU ZHOHRII ILAIKA, WAFAWWADHTU AMRII ILAIKA ROGHBATAN WAROHBATAN ILAIKA, LAA MALJA'A WALAA MANJAA MINKA ILLAA ILAIKA, AAMANTU BIKITAABIKALLADZII ANZALTA WABIROSUULIKALLADZII ARSALTA "Ya AIlah ya Tuhanku, aku berserah diri kepada-Mu, aku serahkan urusanku kepada-Mu dengan berharap-harap cemas, karena tidak ada tempat berlindung dan tempat yang aman dari adzab-Mu kecuali dengan berlindung kepada-Mu. Aku beriman kepada kitab-Mu yang telah Engkau turunkan dan aku beriman kepada Rasul-Mu yang telah Engkau utus." Apabila dia meninggal dunia pada malam itu, maka dia meninggal dalam kesucian diri (fitrah). Namun [Ibnu Basyar] di dalam Haditsnya tidak menyebutkan lafazh; 'di waktu malam.' Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Abul Ahwash] dari [Abu Ishaq] dari [Al Barra' bin 'Azib] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada seseorang: Hai fulan, apabila kamu hendak tidur -sebagaimana Hadits Amru bin Murrah- namun dia menggunakan lafazh; dan aku beriman kepada Nabi-Mu yang telah Engkau utus.' Apabila kamu meninggal dunia pada malam itu, maka kamu meninggal dalam kesucian diri (fitrah). 'Dan apabila kamu bangun kembali di pagi hari, maka kamu telah memperoleh kebaikan.' Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Al Mutsanna] dan [Ibnu Basysyar] mereka berdua berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] bahwasanya ia mendengar [Al Barra' bin 'Azib] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyuruh seseorang, -dengan Hadits yang serupa.- namun dia tidak menyebutkan kalimat; 'Dan apabila kamu bangun kembali di pagi hari, maka kamu telah memperoleh kebaikan.'

muslim:4885

Dan telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Musa Al Anshari] telah menceritakan kepada kami [Anas bin 'Iyadh] telah menceritakan kepada kami ['Ubaidulah] telah menceritakan kepadaku [Sa'id bin Abu Sa'id Al Maqburi] dari [Bapaknya] dari [Abu Hurairah] bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Apabila seseorang hendak berbaring, maka hendaklah ia mengambil alat pembersih untuk membersihkan alas tidurnya dan sebutlah nama Allah, karena ia tidak tahu apa yang terdapat di atas kasurnya setelah dipakai tidur. Apabila seseorang hendak tidur, maka hendaknya ia tidur dengan miring ke kanan dan mengucapkan doa: "SUBHAANAKA, ALLOOHUMMA ROBBII, BIKA WADHO'TU JANBII, WABIKA ARFA'UHU, IN AMSAKTA NAFSII FAGHFIR LAHAA WAIN ARSALTAHAA, FAHFAZH-HAA BIMAA TAHFAZHU BIHI 'IBAADAKASH SHOOLIHIINA' 'Maha suci Engkau ya Allah, Tuhanku. Dengan nama-Mu aku baringkan tubuhku dan karena-Mu lah aku bangun dari tidur. Apabila Engkau mematikanku, maka berilah ampunan dan apabila Engkau menghidupkanku, maka peliharalah sebagaimana Engkau memelihara hamba-hamba-Mu yang shalih.' Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah menceritakan kepada kami ['Abdah] dari ['Ubaidullah bin 'Umar] dengan sanad ini. Dan beliau bersabda: kemudian ucapkanlah; "BISMIKA ROBBII WADHO'TU JANBII FAIN AHYAITA NAFSII FARHAMHAA 'Dengan menyebut nama-Mu, ya Rabbku aku letakkan pinggangku ini, apabila Engkau hendak menghidupkan jiwaku, maka rahmatilah ia.'

muslim:4889

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] dari [Hammad bin Salamah] dari [Tsabit] dari [Anas] bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam apabila berbaring di tempat tidur, maka beliau mengucapkan doa: " ALHAMDU LIILAAHIL LADZII ATH'AMANAA WASAQOONAA WAKFAAANAA WA-A-WAANAA WASAQOONAA WAKAFAANAA WA-AWAANAA, FAKAM MIMMAN LAA KAAFIYA LAHU WALAA MU"WIYA Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makan dan minum, serta mencukupi kebutuhan kami dan memberikan kami tempat berlindung, karena masih banyak orang yang tidak mempunyai kecukupan dan tempat berlindung."

muslim:4890

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Abu Bukair] dari [Syu'bah] dari [Al Jurairi] dari [Abu 'Abdullah Al Jisri] dari 'Anazah dari ['Abdullah bin Ash Shamit] dari [Abu Dzar] dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bertanya kepada saya: 'Hai Abu Dzarr, maukah kamu aku beritahukan tentang ucapan yang disenangi Allah? ' Saya menjawab; 'Ya, saya mau ya Rasulullah. Beritahukanlah kepada saya tentang ucapan yang disenangi Allah.' Kemudian beliau bersabda: 'Sesungguhnya ucapan yang paling disukai Allah Azza Wa Jalla adalah Subhaanallahu wa bihamdih' (Mahasuci Allah dengan segala puji bagi-Nya).'

muslim:4911

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami ['Isa bin Yunus] telah menceritakan kepada kami ['Abdul Malik bin Abu Sulaiman] dari [Abu Az Zubair] dari [Shafwan bin 'Abdullah bin Shafwan] dan riwayat selanjutnya adalah dari [Ummu Darda'], dia berkata; "Saya pernah pergi ke Syam dan mengunjungi Abu Darda' di rumahnya. Namun saya tidak bertemu dengannya, lalu saya pergi menjumpai Ummu Darda'. Setelah itu, Ummu Darda' bertanya kepada saya; 'Hai Shafwan, apakah kamu akan pergi haji pada tahun ini? ' Saya pun menjawab; 'Ya.' Ummu Darda' berkata; 'Mohonkanlah kepada Allah kebaikan untuk kami, karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: 'Doa seorang muslim untuk saudaranya sesama muslim dari kejauhan tanpa diketahui olehnya akan dikabulkan. Di atas kepalanya ada malaikat yang telah diutus, dan setiap kali ia berdoa untuk kebaikan, maka malaikat yang diutus tersebut akan mengucapkan 'Amin dan kamu juga akan mendapatkan seperti itu.' Shafwan berkata; 'Setelah itu saya pergi ke pasar dan di sana saya bertemu dengan [Abu Darda']. Ternyata ia pun mengatakan seperti itu kepada saya yang diriwayatkannya dari Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Dan telah menceritakannya kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] dari ['Abdul Malik bin Abu Sulaiman] melalui sanad ini dengan Hadits yang serupa. dia berkata; dari Shafwan bin 'Abdullah bin Shafwan.

muslim:4914

Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Ishaq Al Musayyabi]; telah menceritakan kepadaku [Anas bin 'Iyadl Abu Dlamrah] dari [Musa bin 'Uqbah] dari [Nafi'] dari ['Abdullah bin 'Umar] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Ketika tiga orang laki-laki sedang berjalan, tiba-tiba hujan turun hingga mereka berlindung ke dalam sebuah gua yang terdapat di suatu gunung. Tanpa diduga sebelumnya, ada sebuah batu besar jatuh menutup mulut goa dan mengurung mereka di dalamnya. Kemudian salah seorang dari mereka berkata kepada temannya yang lain; 'lngat-ingatlah amal shalih yang pernah kalian lakukan hanya karena mencari ridla Allah semata. Setelah itu, berdoa dan memohonlah pertolongan kepada Allah dengan perantaraan amal shalih tersebut, mudah-mudahan Allah akan menghilangkan kesulitan kalian. Tak lama kemudian salah seorang dari mereka berkata; 'Ya Allah ya Tuhanku, dulu saya mempunyai dua orang tua yang sudah lanjut usia. Selain itu, saya juga mempunyai seorang istri dan beberapa orang anak yang masih kecil. Saya menghidupi mereka dengan menggembalakan ternak. Apabila pulang dari menggembala, saya pun segera memerah susu dan saya dahulukan untuk kedua orang tua saya. Lalu saya berikan air susu tersebut kepada kedua orang tua saya sebelum saya berikan kepada anak-anak saya. Pada suatu ketika, tempat penggembalaan saya jauh, hingga saya pun baru pulang pada sore hari. Kemudian saya dapati kedua orang tua saya sedang tertidur pulas. Lalu, seperti biasa, saya segera memerah susu dan setelah itu saya membawanya ke kamar kedua orang tua saya. Saya berdiri di dekat keduanya serta tidak membangunkan mereka dari tidur. Akan tetapi, saya juga tidak ingin memberikan air susu tersebut kepada anak-anak saya sebelum diminum oleh kedua orang tua saya, meskipun mereka, anak-anak saya, telah berkerumun di telapak kaki saya untuk meminta minum karena rasa lapar yang sangat. Keadaan tersebut saya dan anak-anak saya jalankan dengan sepenuh hati hingga terbit fajar. Ya Allah, jika Engkau tahu bahwasanya saya melakukan perbuatan tersebut hanya untuk mengharap ridla-Mu, maka bukakanlah suatu celah untuk kami hingga kami dapat melihat cahaya! ' Akhirnya Allah Subhanahu wa Ta'ala membuka celah lubang gua tersebut, berkat adanya amal perbuatan baik tersebut, hingga mereka dapat melihat langit. Salah seorang dari mereka berdiri sambil berkata; 'Ya Allah ya Tuhanku, dulu saya mempunyai seorang sepupu perempuan (anak perempuan paman) yang saya sukai sebagaimana sukanya kaum laki-laki yang menggebu-gebu terhadap kaum wanita. Pada suatu ketika saya pernah mengajaknya untuk berbuat mesum, tetapi ia menolak hingga saya dapat memberinya uang seratus dinar. Setelah bersusah payah mengumpulkan uang seratus dinar, akhirnya saya pun mampu memberikan uang tersebut kepadanya. Ketika saya berada diantara kedua pahanya (telah siap untuk menggaulinya), tiba-tiba ia berkata; 'Hai hamba Allah, takutlah kepada Allah dan janganlah kamu membuka cincin (menggauliku) kecuali setelah menjadi hakmu.' Lalu saya bangkit dan meninggalkannya. Ya Allah ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau pun tahu bahwasanya saya melakukan hal itu hanya untuk mengharapkan ridhla-Mu. Oleh karena itu, bukakanlah suatu celah lubang untuk kami! ' Akhirnya Allah Subhanahu wa Ta'ala membukakan sedikit celah lubang lagi untuk mereka bertiga. Seorang lagi berdiri dan berkata; 'Ya Allah ya Tuhanku, dulu saya pernah menyuruh seseorang untuk mengerjakan sawah saya dengan cara bagi hasil. Ketika ia telah menyelesaikan pekerjaannya, ia pun berkata; 'Berikanlah hak saya kepada saya! ' Namun saya tidak dapat memberikan kepadanya haknya tersebut hingga ia merasa sangat jengkel. Setelah itu, saya pun menanami sawah saya sendiri hingga hasilnya dapat saya kumpulkan untuk membeli beberapa ekor sapi dan menggaji beberapa penggembalanya. Selang berapa lama kemudian, orang yang haknya dahulu tidak saya berikan datang kepada saya dan berkata; 'Takutlah kamu kepada Allah dan janganlah berbuat zhalim terhadap hak orang lain! ' Lalu saya berkata kepada orang tersebut; 'Pergilah ke beberapa ekor sapi beserta para penggembalanya itu dan ambillah semuanya untukmu! ' Orang tersebut menjawab; 'Takutlah kepada Allah dan janganlah kamu mengolok-olok saya! ' Kemudian saya katakan lagi kepadanya; 'Sungguh saya tidak bermaksud mengolok-olokmu. Oleh karena itu, ambillah semua sapi itu beserta para pengggembalanya untukmu! ' Akhirnya orang tersebut memahaminya dan membawa pergi semua sapi itu. Ya Allah, sesungguhnya Engkau telah mengetahui bahwa apa yang telah saya lakukan dahulu adalah hanya untuk mencari ridla-Mu. Oleh karena itu, bukalah bagian pintu goa yang belum terbuka! ' Akhirnya Allah pun membukakan sisanya, hingga mereka dapat keluar dari dalam goa yang tertutup oleh batu besar tersebut." Dan telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Manshur] dan [Abad bin Humaid] keduanya berkata; Telah mengabarkan kepada kami [Abu 'Ashim] dari [Ibnu Juraij] Telah mengabarkan kepadaku [Musa bin Uqbah] Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepadaku [Suwaid bin Sa'id] Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Mushir] dari [Ubaidullah] Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepadaku [Abu Kuraib] dan [Muhammad bin Tharif Al Bajali] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Fudlail] Telah menceritakan kepada kami [Bapakku] dan [Raqabahh bin Masqalah] Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] dan [Hasan Al Hulwani] dan [Abad bin Humaid] mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] yaitu Ibnu Ibrahim bin Sa'ad, telah menceritakan kepada kami [Bapakku] dari [Shalih bin Kaisan] semuanya dari [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang semakna dengan Hadits Abu Dlamrah dari Musa bin Uqbah, dan mereka menambahkan di dalam Haditsnya; 'kemudian mereka berjalan keluar.' Sedangkan di dalam Hadits Abu Shalih dengan menggunakan lafazh; 'Yatamasyauna' (saling berjalan). Kecuali Ubaidullah yang di dalam Haditsnya hanya menggunakan lafazh; wa kharaju saja tanpa ada kalimat setelahnya. Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Sahl At Tamimi] dan ['Abdullah bin 'Abdurrahman bin Bihram] dan [Abu Bakr bin Ishaq]; [Ibnu Sahl] berkata; telah menceritakan kepada kami, dan berkata yang lain; telah mengabarkan kepada kami [Abul Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] telah mengabarkan kepadaku [Salim bin 'Abdullah] bahwasanya ['Abdullah bin 'Umar] berkata; aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Ada tiga orang utusan sebelum kalian, hingga akhirnya mereka bermalam di sebuah gua.' Lalu dia menceritakan Hadits tersebut yang semakna dengan Hadits Nafi dari Ibnu Umar. Namun dia berkata dengan redaksi; 'salah seorang dari mereka berkata; Ya Allah, aku mempunya kedua orang tua yang sudah tua renta, aku tidak pernah memberikan air minum disore hari kepada keluargaku atau hewan ternakku sebelum memberikan kepada keduanya terlebih dahulu. -Juga dengan redaksi; - lalu wanita itu menolakku hingga suatu ketika terjadi musim paceklik, dan wanita itu datang kembali kepadaku, kemudian aku memberinya uang sebesar seratus dua puluh dinar.' -Juga dengan redaksi; - 'lalu aku mengumpulkan upahnya, hingga aku merasa kaget, karena uang tersebut sudah berkembang menjadi banyak. -Juga dengan redaksi; - 'kemudian mereka berjalan keluar dari gua.'

muslim:4926

Telah menceritakan kepada kami ['Utsman bin Abu Syaibah] dan [Ishaq bin Ibrahim] -dan lafadh ini milik 'Utsman- Ishaq berkata; telah mengabarkan kepada kami, dan 'Utsman berkata; telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Al A'masy] dari ['Umarah bin 'Umair] dari [Al Harits bin Suwaid] dia berkata; "Saya pernah datang berkunjung ke rumah Abdullah untuk menjenguknya ketika ia sedang sakit. Lalu ia menuturkan kepada saya tentang dua hal: yang satu tentang dirinya dan yang satu lagi mengenai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." [Abdullah] berkata; 'Saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Allah merasa bergembira karena taubatnya seorang hamba yang beriman melebihi kegembiraan seseorang berada di gurun sahara yang mencekam dengan ditemani hewan tunggangannya serta perbekalan makanan dan minuman, kemudian ia tertidur. Ketika ia terbangun dari tidurnya, ternyata hewan tunggangannya terlepas dengan membawa perbekalan makanan dan minumannya. Kemudian orang tersebut mencari hewan tunggangannya tersebut ke sana kemari hingga ia merasa haus. Setelah itu, ia pun berkata; 'Sebaiknya aku kembali saja ke tempat tidurku semula sampai aku mati.' Tak lama kemudian orang tersebut telah membaringkan tubuhnya dengan meletakkan kepalanya di atas lengannya dan bersiap-siap untuk mati. Ketika ia terbangun, ternyata hewan tunggangannya itu telah berada di sisinya dengan membawa bekal makanan dan minumannya. Sunguh ke gembiraan Allah karena taubatnya seorang hamba-Nya yang beriman melebihi kegembiraan orang yang hewan tunggangannya terlepas lalu kembali dengan membawa perbekalan makanan dan minumannya ini." Dan telah menceritakannya kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Adam] dari [Quthbah bin 'Abdul 'Aziz] dari [Al A'masy] dengan sanad ini, dan dia berkata; dari seorang laki-laki yang berada di sebuah gurun yang mencekam.' Dan telah menceritakan kepadaku [Ishaq bin Manshur] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] telah menceritakan kepada kami ['Umarah bin 'Umair] dia berkata; aku mendengar [Al Harits bin Suwaid] dia berkata; telah menceritakan kepadaku ['Abdullah] mengenai dua buah hadits. Salah satunya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sedangkan yang satu lagi tentang dirinya. Dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Allah sangat gembira dengan taubatnya seorang hamba yang beriman'. -yang serupa dengan Hadits Jarir.-

muslim:4929

Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Mu'adz Al 'Anbari] telah menceritakan kepada kami [bapakku] telah menceritakan kepada kami [Abu Yunus] dari [Simak] dia berkata; [An Nu'man bin Basyir] berkhuthbah, maka dia berkata; Sungguh kegembiraan Allah karena taubatnya hamba-Nya melebihi kegembiraan salah seorang dari kalian yang pada suatu ketika dia membawa perbekalan dan minumannya di atas unta lalu dia berjalan di padang pasir yang luas. kemudian dia beristirahat sejenak dan tidur di bawah pohon. Tiba-tiba untanya lepas, dia pun mencarinya ke perbukitan, namun dia tidak melihat sesuatu sama sekali, kemudian ia mencari lagi di perbukitan yang lain, namun juga tidak melihatnya, ia pun naik lagi keperbukitan yang lain, tapi tetap tidak menemukan sesuatupun. Akhirnya dia kembali ke tempat istirahatnya. Tatkala dia sedang duduk, tiba-tiba untanya datang kepadanya seraya menyerahkan tali kekangnya ke tangannya. Maka sungguh kegembiraan Allah dengan taubatnya seorang hambanya melebihi kegembiraan orang ini ketika dia mendapatkan untanya kembali dalam keadaan seperti semula. [Simak] berkata; [Sya'bi] mengira bahwa Nu'man telah menyandarkan Hadits ini kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, adapun saya belum pernah mendengarnya demikian.

muslim:4930

Telah mengabarkan kepada kami [Amru bin Ali] telah menceritakan kepada kami [Yahya -Yaitu Ibnu Sa'id] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Qurrah bin bin Khalid] berkata; telah menceritakan kepada kami [Humaid bin Hilal] berkata; telah menceritakan kepadaku [Abu Burdah] dari [Abu Musa] dia berkata, "Aku pernah menghadap kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan bersamaku dua laki-laki dari bani Asy'ari; satu di sebelah kananku dan yang satu lagi di sebelah kiriku, sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang bersiwak. Lalu kedua laki-laki tadi meminta jabatan kepegawaian kepada beliau, maka aku Abu Musa berkata, 'demi Dzat yang mengutus engkau sebagai Nabi pembawa kebenaran, dua orang laki-laki tadi tidak mengungkapkan uneg-unegnya kepadaku dan aku juga tidak sadar kalau keduanya meminta jabatan kepegawaian, kemudian seolah-olah aku melihat siwak beliau yang berada di bawah bibirnya sehingga menyatu dan naik. Lalu beliau bersabda, 'kami tidak -atau tidak akan - meminta pertolongan orang yang menginginkan jabatan kepegawaian, maka pergilah kamu'. Beliau mengutusnya ke Yaman, dan diboncengkan oleh Mu'adz bin Jabal Radliyallahu'anhuma

nasai:4

Telah mengabarkan kepada kami [Amru bin Ali] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Abu Ja'far Al Khathmi Umair bin Yazid] berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Harits bin Fudhail] dan ['Umarah bin Huzaimah bin Tsabit] dari [Abdurrahman bin Abu Qurrad] dia berkata; "Aku pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ke tempat yang sepi, apabila beliau ingin buang hajat, beliau menjauh."

nasai:16

Telah mengabarkan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dia berkata; Telah memberitakan kepada kami [Isa bin Yunus] berkata; Telah memberitakan kepada kami [Al A'masy] dari [Syaqiq] dari [Hudzaifah] dia berkata: "Aku pernah berjalan bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ketika sampai di tempat pembuangan sampah suatu kaum, beliau kencing sambil berdiri, maka aku segera menjauh darinya. Beliau kemudian memanggilku, dan aku di belakangnya hingga beliau selesai. Beliau lalu berwudlu dan mengusap kedua sepatunya (khuf)."

nasai:18

Telah mengabarkan kepada kami [Sulaiman bin 'Ubaidillah] dia berkata; Telah memberitakan kepada kami [Bahzun] berkata; Telah memberitakan kepada kami [Syu'bah] dari [Sulaiman] dan [Manshur] dari [Abu Wa'il] dari [Hudzaifah] bahwasannya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah berjalan menuju tempat pembuangan sampah suatu kaum, lalu ia buang air kecil dengan berdiri. Sulaiman berkata dalam hadisnya; "dan Beliau mengusap kedua khufnya (kedua sepatunya) sedangkan Manshur tidak menyebutkan tentang mengusap khuf sepatu."

nasai:28

Telah mengabarkan kepada kami [Amr bin Ali] dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Azhar] telah memberitakan kepada kami [Ibnu 'Aun] dari [Ibrahim] dari [Al Aswad] dari [Aisyah] dia berkata; " Orang-orang berkata, 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mewasiatkan kepada Ali. Beliau meminta sebuah baskom yang beliau pergunakan untuk buang air kecil, lalu anggota tubuh beliau perlahan-lahan lemah karena mendekati ajal, aku tidak merasakan hal itu, dan kepada siapakah ia berwasiat?" Amr bin Ali mengatakan; yang dimaksud Syaikh Azhar adalah Ibnu Sa'id bin Saman.

nasai:33

Telah mengabarkan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya yaitu Ibnu Sa'id] dari [Muhammad bin Ajlan] berkata; telah mengabarkan kepadaku [Al Qa'qa'] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Aku bagi kalian seperti seorang ayah. Aku mengajari kalian apabila kalian hendak pergi ke WC janganlah menghadap kiblat dan jangan membelakanginya, serta jangan bersuci dengan tangan kanan." Beliau juga memerintahkan untuk bersuci dengan tiga batu. Beliau melarang bersuci dengan kotoran hewan dan tulang."

nasai:40

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Abu Hazim] dari [Ayahnya] dari [Muslim bin Qurath] dari [Urwah] dari [Aisyah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, " Bila salah seorang dari kalian pergi ke WC, maka bawalah tiga buah batu dan bersucilah dengannya. Itu telah mencukupi."

nasai:44

Telah mengabarkan kepada kami [Suwaid bin Nashr] dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Abdullah] dari [Yahya bin Sa'id] dia berkata; saya mendengar [Anas] berkata; "Seorang Badui datang ke masjid lalu buang air kecil, maka orang-orang berteriak. Hanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda ' Biarkanlah'. Dia pun dibiarkan hingga selesai hajatnya. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyuruh untuk dibawakan seember air yang selanjutnya disiramkannya."

nasai:55

Telah mengabarkan kepada kami [Suwaid bin Nashr] dia berkata; Telah memberitakan kepada kami [Abdulllah bin Al Mubarak] dia berkata; Telah memberitakan kepada kami [Al Auza'i] dia berkata; telah menceritakan kepada ku [Al Muthallib bin Abdullah bin Hanthab] bahwa [Abdullah bin Umar], berwudlu tiga kali-tiga kali. Dia menyandarkan hal itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

nasai:80

Telah mengabarkan kepada kami [Suwaid bin Nashr] dia berkata; Telah memberitakan kepada kami [Abdullah] dari [Ma'mar] dari [Az-Zuhri] dari [Atha bin Yazid Al Laitsi] dari [Humran bin Abban] dia berkata; "Aku melihat [Utsman bin Affan] Radliyallahu'anhu berwudlu; dia menuangkan air ke dua tangannya tiga kali, lalu membasuhnya, kemudian berkumur dan memasukkan air ke dalam hidung. Setelah itu ia membasuh mukanya tiga kali, kemudian membasuh tangan kanannya sampai siku sebanyak tiga kali, kemudian tangan kirinya, lalu mengusap kepalanya. Setelah itu membasuh kaki kanannya tiga kali dan kaki kirinya tiga kali. Ketika selesai, beliau berkata, 'Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwudlu seperti wudluku tadi. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa berwudlu seperti wudluku ini, kemudian shalat dua raka'at -tanpa berbicara terhadap dirinya diantara keduanya- Allah mengampuni dosa-dosanya yang lalu."

nasai:83

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin Muhammad bin Al Mughirah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Utsman yaitu Ibnu Sa'id bin Katsir bin Dinar Al Hamshi] dari [Syu'aib yaitu Ibnu Abu Hamzah] dari [Az-Zuhri] telah mengabarkan kepadaku ['Atha bin Yazid] dari [Humran], bahwa dia melihat [Utsman bin Affan] meminta air wudlu. Lalu dituangkanlah kepada kedua tangannya dari bejananya, maka beliau membasuh kedua tangannya tiga kali, kemudian dia memasukkan tangan kanannya kedalam air wudlu. Setelah itu berkumur dan memasukkan air ke hidung, membasuh mukanya tiga kali, membasuh kedua tangannya sampai ke siku-sikunya tiga kali, mengusap kepalanya, membasuh kakinya tiga kali, kemudian berkata, "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwudlu seperti wudluku ini, kemudian shalat dua raka'at -tanpa berbicara terhadap dirinya diantara keduanya- maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu."

nasai:84

Telah mengabarkan kepada kami [Suwaid bin Nashr] dia berkata; Telah memberitakan kepada kami [Abdullah yaitu Ibnu Mubarak] dari [Syu'bah] dari Malik bin 'Urfuthah dari [Abdu Khair] dari [Ali Radliyallahu'anhu], bahwa ia dibawakan sebuah kursi, ia segera duduk di kursi tersebut. Kemudian ia meminta bejana kecil berisi air, ia tuangkan ke telapak tangannya tiga kali kemudian berkumur tiga kali dan menghisapnya ke dalam hidung dengan satu telapak tangan sebanyak tiga kali. Lalu membasuh wajahnya tiga kali, membasuh kedua lengannya tiga-tiga kali, kemudian mengambil dan mengusap kepalanya- Syu'bah - (perawi hadits ini) menunjukkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengusap kepalanya sekali dari ujung ubun-ubun sampai tengkuknya, ia (Syu'bah) berkata, 'Aku tidak tahu apakah beliau mengembalikan kedua tangannya atau tidak (dari tengkuk sampai ubun-ubun)?"-dan beliau membasuh kedua kakinya masing-masing tiga kali. Setelah itu ia berkata, "Barangsiapa senang melihat cara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersuci, inilah cara beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersuci." Dan Abu Abdurrahman berkata; "Jalur periwayatan di atas ada yang salah, yang benar adalah [Khalid bin Alqamah] bukan Malik bin 'Urfuthah.

nasai:92

Telah mengabarkan kepada kami [Amru bin Ali] dan [Humaid bin Mas'adah] dari [Yazid yaitu Ibnu Zura'i] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Syu'bah] dari [Malik bin 'Urfuthah] dari [Abdi Khair], dia berkata, "Aku melihat [Ali] meminta kursi, dan didudukinya. Kemudian ia meminta air dalam bejana kecil. Ia lalu membasuh kedua tangannya, berkumur tiga kali dan menghisap air ke dalam hidung dengan satu telapak tangan sebanyak tiga kali, membasuh wajahnya tiga kali, membasuh kedua tangannya tiga kali-tiga kali, kemudian mencelupkan tangannya ke dalam bejana dan mengusap kepalanya sekali. Beliau juga membasuh kedua kakinya masing-masing tiga kali. Setelah itu beliau berkata, 'Barangsiapa senang melihat cara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwudlu, inilah cara beliau shallallahu 'alaihi wasallam berwudlu."

nasai:93

Telah mengabarkan kepada kami [Ibrahim bin Hasan Al Miqsami] dia berkata; Telah memberitakan kepada kami [Hajjaj] dia berkata; [Ibnu Juraij] berkata; telah menceritakan kepadaku [Syaibah] bahwa [Muhammad bin Ali] Telah mengabarkan kepadanya dia berkata; Telah mengabarkan kepadaku bapakku ([Ali]) bahwa [Husain bin Ali], berkata, " Bapakku ([Ali]) memintaku air wudlu, maka aku bawakan kepadanya. Lalu ia mulai membasuh kedua telapak tangannya tiga kali-sebelum memulai wudlunya-, berkumur tiga kali dan menghirup air ke hidung lalu mengeluarkannya, kemudian membasuh wajahnya tiga kali, membasuh tangan kanannya sampai siku-siku tiga kali, membasuh tangan kirinya tiga kali, mengusap kepalanya satu kali usapan, lalu membasuh kaki kanannya sampai mata kaki tiga kali dan kaki kirinya tiga kali. Setelah itu ia berdiri dan berkata, 'Terima ini'. Aku segera menerima bejana yang masih ada sisa wudlunya, dan ia meminum air dari sisa wudlunya sambil berdiri. Akupun heran! Setelah melihatku terheran-heran, ia berkata, 'Jangan heran! Aku pernah melihat kakekmu (Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melakukan apa yang kamu lihat dari perbuatanku ini." Ali bin Abu Thalib mengatakan tentang wudlunya dan minum air sisa wudlunya sambil berdiri.

nasai:94

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Al Ahwash] dari [Abu Ishaq] dari [Abu Hayyah yaitu Ibnu Qais] dia berkata; "Aku melihat [Ali] Radliyallahu'anhu berwudlu; ia membasuh kedua telapak tangannya hingga beliau mencucinya, kemudian berkumur tiga kali dan memasukkan air kedalam hidungnya juga tiga kali, kemudian membasuh mukanya tiga kali serta membasuh kedua lengannya tiga kali-tiga kali, lalu mengusap kepalanya, selanjutnya beliau membasuh kedua telapak kakinya sampai kedua mata kakinya. Setelah itu berdiri dengan mengambil sisa wudlunya, dan meminumnya sambil berdiri. dia lalu berkata, 'Aku senang memperlihatkan cara wudlunya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada kalian."

nasai:95

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Salamah] dan [Al Harits bin Miskin] telah di bacakan kepadanya dan saya mendengar lafazhnya dari dia, dari [Ibnu Qasim] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Malik] dari ['Amru bin Yahya Al Mazini] dari [Bapaknya] bahwa dia berkata kepada [Abdullah bin Zaid bin 'Ashim] - sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan kakeknya Amru bin Yahya-, "Bisakah engkau memperlihatkan kepadaku cara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwudlu?" Abdullah bin Zaid berkata, "Ya." Lalu ia meminta air wudlu, kemudian menuangkan air kedua tangannya dan membasuhnya dua kali-dua kali. Kemudian berkumur dan memasukkan air ke dalam hidungnya tiga kali, membasuh mukanya tiga kali, membasuh kedua tangannya dua kali sampai kedua sikunya, mengusap kepalanya dengan kedua tangannya. Ia jalankan kedua tangannya ke depan lalu ke belakang, ia mulai dari ujung kepalanya lalu ditarik ke belakang sampai tengkuknya, lantas mengembalikannya ke tempat semula, kemudian membasuh kedua kakinya."

nasai:96

Telah mengabarkan kepada kami ['Utbah bin Abdullah] dari [Malik yaitu Ibnu Anas] dari [Amr bin Yahya] dari [Bapaknya], bahwa dia pernah berkata kepada [Abdullah bin Zaid bin Ashim] -kakek Amru bin Yahya-, "Bisakah memperlihatkan kepadaku cara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwudlu?" Abdullah bin Zaid berkata, "Ya." Lantas ia meminta air wudlu. Ia menuangkannya ke kedua tangannya dan membasuhnya dua kali, kemudian berkumur dan memasukkan air kedalam hidungnya tiga kali. Lalu membasuh mukanya tiga kali, membasuh kedua tangannya dua kali sampai kedua sikunya, mengusap kepalanya ke belakang, ia mulai dari ujung kepalanya lalu ditarik ke belakang sampai ke tengkuknya, lantas mengembalikannya ke tempat semula. Setelah itu membasuh kedua kakinya."

nasai:97

Telah mengabarkan kepada kami [Al Husain bin Huraits] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Fadhlu bin Musa] dari [Ju'aid bin Abdurrahman] dia berkata; Telah mengabarkan kepadaku [Abdul Malik bin Marwan bin Al Harits bin Abu Dzunab] dia berkata; Telah mengabarkan kepadaku [Abu Abdullah Salim Sabalan] dia berkata; " [Aisyah] sangat kagum dengan sifat amanahnya dan ia menyewanya. Lalu Aisyah memperlihatkan kepadaku cara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwudlu; dia berkumur dan menghirup air ke hidung dan mengeluarkannya kembali tiga kali, membasuh mukanya tiga kali, membasuh tangan kanannya tiga kali dan tangan kirinya tiga kali, lalu meletakkan tangannya di bagian depan kepalanya dan mengusapkannya dengan sekali usapan sampai ke belakang. Kemudian ia menjalankan (mengusapkan) tangannya di kedua telinga dan kedua pipinya." Salim berkata; "Aku pernah datang kepada 'Aisyah dalam keadaan masih mukatab (budak yang dijanjikan untuk dimerdekakan dengan pembayaran secara diangsur). Hingga tidak ada yang tertutup dariku. Ia duduk di depanku dan berbincang-bincang denganku. Pada suatu hari aku berkata, 'wahai ummul mukminin, do'akan aku dengan keberkahan! ' 'Aisyah berkata; ada apa ini? ' aku menjawab, 'Allah memerdekakan diriku'. Ia mendo'akanku dan berkata; 'semoga Allah memberkahimu'. Ia segera menutupkan hijab di hadapanku dan setelah itu aku tidak pernah melihatnya lagi."

nasai:99

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dan [Uthbah bin Abdullah] dari [Malik] dari [Zaid bin Aslam] dari [Atha' bin Yasar] dari [Abdullah As Shunabihi], bahwasannya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Apabila seorang hamba yang beriman berwudlu lalu ia berkumur-kumur, maka keluarlah kesalahan mulutnya (maksudnya kesalahan yang diperbuat oleh mulutnya). Bila dia menghirup air ke dalam hidung lalu mengeluarkannya, maka keluarlah kesalahan dari hidungnya. Bila membasuh muka, keluarlah kesalahan dari mukanya hingga keluar dari kedua kelopak matanya. Jika ia membasuh kedua tangannya, maka keluarlah kesalahannya dari kedua tangannya hingga keluar dari bawah kuku-kuku kedua tangannya. Apabila mengusap kepalanya, maka keluarlah kesalahannya dari kepalanya hingga keluar dari kedua telinganya, dan apabila membasuh kedua kakinya, maka keluarlah kesalahan dari kedua kakinya hingga dari bawah kedua kuku-kuku kedua kakinya. Kemudian berjalannya ke masjid menjadi ibadah sunnah baginya." Qutaibah berkata; dari As-Sunabihi; Demikian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan.

nasai:102

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin 'Amr bin As Sarh] dan [Al Harits bin Miskin] yang dibacakan kepadanya dan saya mendengar lafazhnya dari dia, dari [Ibnu Wahab] dari [Yunus] dari [Ibnu Syihab], bahwasannya ['Atha bin Yazid Al Laitsi] telah mengabarkan kepadanya, sesungguhnya [Humran] -budak Usman- telah mengabarkan kepadanya, bahwa [Usman] meminta air Wudlu dan dipakai untuk berwudlu. Dia mencuci kedua telapak tangannya tiga kali, berkumur, dan memasukkan air ke hidung, membasuh mukanya tiga kali, membasuh tangan kanannya sampai siku tiga kali, membasuh tangan kiri seperti itu juga, mengusap kepalanya, kemudian membasuh kaki kanan sampai mata kaki tiga kali, dan membasuh kaki kiri seperti itu juga. Kemudian dia berkata: "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwudlu seperti wudluku ini." Dia menambahkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa berwudlu seperti wudluku ini, kemudian shalat dua raka'at -sedang ia dalam dua raka'at itu tidak mengajak hati bicara selain konsentrasi shalat-maka akan diampuni dosa-dosanya yang lalu."

nasai:115

Telah mengabarkan kepada kami [Ziyad bin Ayyub] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu 'Ulayyah] berkata; telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Ibnu Abu Mulaikah] dari [Ibnu Abbas], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar dari WC lalu dihidangkanlah makanan kepadanya. Kemudian orang-orang berkata; "Maukah kami bawakan air wudlu untuk Anda?" Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: " Aku hanya di perintahkan untuk berwudlu bila hendak menegakkan shalat."

nasai:132

Telah mengabarkan kepada kami [Mahmud bin Ghailan] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ya'la] berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Musa bin Abu Aisyah] dari [Amru bin Syu'aib] dari [ayahnya] dari [kakeknya] berkata; "Seorang Badui datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk bertanya perihal wudlu. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memperlihatkan kepadanya cara berwudlu yang semuanya tiga kali - tiga kali. Kemudian Beliau bersabda, 'Beginilah cara berwudlu'."Barang siapa menambah lebih dari ini, dia berbuat kejelekan dan berlebihan, serta berbuat dzalim'."

nasai:140

Telah mengabarkan kepada kami [Yahya bin Habib bin 'Arabi] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hammad] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Jahdlam] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Ubaidillah bin Abbas], dia berkata, " Kami pernah duduk bersama [Abdullah bin Abbas], lalu ia berkata, 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak mengkhususkan sesuatupun bagi kita ahlul bait kecuali dalam tiga hal, yaitu: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kita untuk menyempurnakan wudlu, tidak makan sedekah, dan tidak mengawinkan keledai dengan kuda."

nasai:141

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dari [Malik] dari [Al 'Alla bin Abdurrahman] dari [Bapaknya] dari [Abu Hurairah], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Maukah kalian ku kabarkan tentang hal-hal yang membuat Allah menghapus kesalahan serta mengangkat derajat kalian? Yaitu menyempurnakan Wudlu meskipun dalam kondisi saat engkau tidak suka (karena cuaca dingin atau kemalasan), banyak langkah ke mesjid, menunggu shalat setelah shalat, dan diketahui itulah Ribath, itulah Ribath, itulah Ribath."

nasai:143

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Allaits] dari [Abu Zubair] dari [Sufyan bin Abdurrahman] dari [Ashim bin Sufyan Ats-Tsaqafi], bahwa mereka ikut perang Sulasil namun perang telah usai, sehingga mereka berjaga-jaga. Kemudian mereka kembali ke Mu'awiyyah, dan di sisinya ada Abu Ayyub dan Uqbah bin Amir Lalu Ashim berkata, "Wahai [Abu Ayyub]! Kami ketinggalan perang tahun ini! Padahal Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberitahukan orang yang shalat di masjid yang empat dosa-dosanya akan diampuni? Ia berkata, 'Wahai keponakanku, maukah ku tunjukkan hal yang lebih mudah dari itu? Aku mendengar Rasulullah bersabda, " Barangsiapa berwudlu sebagaimana diperintahkan, maka dosa-dosanya yang lalu diampuni." Bukankah begitu wahai [Uqbah]? ' Dia menjawab, 'ya', "

nasai:144

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dari [Malik] dari [Al 'Alla bin Abdurrahman] dari [Bapaknya] dari [Abu Hurairah Radliyallahu'anhu] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar dari pekuburan, lantas beliau mengucapkan, " Assalamu'alaikum wahai penghuni negeri kaum mukmin. Kami insya Allah akan menyusul kalian. Aku ingin melihat saudara-saudaraku!" mereka berkata, "Wahai Rasulullah, Bukankah kita semua ini bersaudara?" beliau menjawab, "Ya, kalian adalah sahabat dan saudaraku dan tidak akan datang lagi setelah ini. Aku akan mendahului kalian menuju Haudl." Mereka berkata, Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam! bagaimana engkau tahu orang-orang setelah engkau dari umatmu?" beliau bersabda: "Apakah kamu tahu kalau seseorang mempunyai seekor kuda yang ada putih-putihnya di ujung kepalanya yang berada di antara kuda-kuda yang hitam pekat? Bukankah ia akan mengenali kuda-kudanya?" mereka berkata, "Ya, tentu." Beliau meneruskan sabdanya: "Mereka akan datang pada hari kiamat dengan wajah bersinar di wajahnya dari bekas wudlu, dan aku tidak mendahului mereka masuk ke dalam telaga (Haudl)."

nasai:150

Telah mengabarkan kepada kami [Hannad bin As Sari] dari [Abu Bakr bin 'Ayyasy] dari [Abu Hashin] dari [Abu Abdurrahman] dia berkata; [Ali] berkata, "Aku laki-laki yang gampang keluar Madzi-nya, dan anak perempuan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah istriku, maka aku malu bertanya kepada beliau. Lalu aku bertanya kepada orang yang berada di sampingku, 'Tanyakanlah hal tersebut kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam" lantas diapun bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan beliau berkata: ' Harus wudlu'."

nasai:152

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dari [Sufyan] dari [Az-Zuhri]. Dari jalur periwayatan yang lain juga disebutkan; dan Telah mengabarkan kepadaku [Muhammad bin Manshur] dari [Sufyan] berkata; telah menceritakan kepada kami [Az-Zuhri] berkata; Telah mengabarkan kepada ku [Sa'id yaitu Ibnu Musayyab] dan ['Abbad bin Tamim] dari pamannya yaitu [Abdullah bin Zaid] dia berkata; "Diadukan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang seorang laki-laki yang mendapati sesuatu ketika sedang shalat?" Beliau bersabda: " Janganlah keluar (dari shalat) hingga ia mencium bau atau mendengar suara (kentut)."

nasai:160

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Ja'far bin Muhammad] dari [Bapaknya] dari [Ali bin Husain] dari [Zainab bin Ummu Salamah] dari [Ummu Salamah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah makan daging bagian paha, lalu datang Bilal, kemudian beliau keluar untuk shalat dan beliau tidak berwudlu lagi.

nasai:182

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Abdul A'la] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Khalid] berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Juraij] dari [Muhammad bin Yusuf] dari [Sulaiman bin Yasar] dia berkata; "Aku pernah menemui [Ummu Salamah] lalu beliau menceritakan kepadaku bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bangun subuh dalam keadaan junub bukan karena mimpi. Beliau lalu berpuasa -selain Sulaiman bin Yasar menceritai kami hadits ini, namun Ummu Salamah memberitahukan kepadanya- bahwa dia menghidangkan kepada beliau shallallahu 'alaihi wasallam daging bagian pundak (paha) yang di bakar. Beliau memakannya, lalu beliau shalat tanpa berwudlu lagi."

nasai:183

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Abdul A'la] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Khalid] berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Juraij] berkata; telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Yusuf] dari [Ibnu Yasar] dari [Ibnu Abbas] dia berkata; "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memakan roti dan daging, kemudian melaksanakan shalat tanpa berwudlu lagi."

nasai:184

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Salamah] dan [Al Harits bin Miskin] telah dibacakan kepadanya dan saya mendengarnya lafazh ini darinya, dari [Ibnu Al Qasim] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Busyair bin Yasar] -budak Bani Haritsah- bahwa [Suwaid bin Nu'man] telah mengabarkan kepadanya, bahwa ia pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada tahun perang khaibar ke daerah Shahban' - daerah di Khaibar yang paling rendah - lalu beliau mengerjakan shalat Ashar. Kemudian beliau minta dibawakan perbekalan, maka tidak ada yang bisa dibawa kecuali sawiq. Lalu beliau menyuruh untuk melunakkannya, beliau segera berdiri untuk melaksanakan shalat maghrib, lalu beliau berkumur dan kamipun ikut berkumur, kemudian beliau shalat tanpa berwudlu.

nasai:186

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al-Laits] dari [Sa'id bin Abu Sa'id] bahwa beliau mendengar [Abu Hurairah] berkata; " Tsumamah bin Utsal Al Hanafi pergi ke tempat air mengalir dekat masjid untuk mandi, kemudian masuk ke dalam masjid dan berkata " Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang diibadahi selain Allah, tidak ada sekutu baginya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Wahai Muhammad! Demi Allah di muka bumi ini, dulu tidak ada wajah yang paling aku benci melainkan wajahmu, dan sekarang wajahmu menjadi wajah yang paling aku cintai. Kudamu akan membawaku dan aku ingin umrah. Bagaimana pendapatmu?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberikan kabar gembira kepadanya dan menyuruhnya umrah."-Demikian cerita ini secara ringkas-

nasai:189

Telah mengabarkan kepada kami ['Imran bin Yazid] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Ismail bin Abdullah] berkata; Telah menceritakan kepada kami [Al Auza'i] berkata; Telah menceritakan kepada kami [Az-Zuhri] dari ['Urwah] dan ['Amrah] dari [Aisyah] dia berkata; "Ummu Habibah binti Jahsyi mengalami istihadhah selama tujuh tahun maka ia mengadu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang hal tersebut. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: " Ini bukan haid, tetapi darah penyakit. Maka mandilah kemudian shalatlah."

nasai:203

Telah mengabarkan kepada kami [Isa bin Hammad] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Yazid bin Abu Habib] dari [Bukair bin Abdullah] dari [Al Mundziri bin Al Mughirah] dari ['Urwah] bahwa [Fatimah binti Hubaisy] menceritakan dirinya pernah datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk mengadukan pendarahannya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda kepadanya: " Itu darah penyakit. Perhatikan waktu kebiasaan haidmu, jika datang maka jangan shalat dan jika Telah berlalu maka bersuci dan shalatlah antara waktu haid yang satu ke waktu haid yang lain." Ini adalah dalil bahwa Haidh itu memiliki waktu-waktu tertentu. Abu Abdurrahman berkata; dan telah meriwayatkan pula terhadap hadits ini Hisyam bin 'Urwah dari 'Urwah tetapi dia tidak menyebutkan sebagaimana yang telah disebutkan oleh Al Mundzir.

nasai:211

Telah mengabarkan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dia berkata; Telah mengabarkan kepada kami [Abdah], [Waki'] dan [Abu Mu'awiyah] mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin 'Urwah] dari [Ayahnya] dari [Aisyah] dia berkata: "Fatimah binti Abu Hubaisy datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Aku perempuan yang sedang mengalami istihadhah, dan aku tidak bersuci. Apakah aku harus meninggalkan shalat?" Beliau bersabda, " Tidak, itu darah penyakit, bukan haid. Bila datang haid, tinggalkanlah shalat, dan jika sudah selesai haid maka cucilah darah itu darimu dan shalatlah."

nasai:212

Telah mengabarkan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] dari [Abdurrahman] dari [Malik] dari [Salim] dari [Abu Murrah] -budak Aqil bin Abu Thalib- dari [Ummu Hani Radliyallhu'anha] bahwa dia pernah pergi kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada hari penaklukkan kota Makkah dan aku mendapati beliau sedang mandi, sedangkan Fatimah menutupinya dengan kain, lantas dia memberi salam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkata, "Siapa?" Aku katakana, "Ummu Hani." Setelah selesai mandi beliau bangkit lalu shalat delapan raka'at dengan kain yang diselimutkan di badannya."

nasai:225

Telah mengabarkan kepada kami [Yunus bin Abdul A'la] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Asyhab] dari [Malik] bahwa [Ibnu Syihab] dan [Hisyam bin Urwah] keduanya berkata kepadanya; dari [Urwah] dari [Aisyah] Radliyallahu'anha, dia berkata; "Kami keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada tahun haji wada'. Aku berihram untuk umrah, lalu datang ke Makkah padahal aku sedang haid, maka aku tidak thawaf di Ka'bah dan tidak sa'i antara Shafa dan Marwah. Kemudian aku mengadu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan beliau pun bersabda, ' Lepaskan kepangan rambut kepalamu, lalu sisirlah. Kemudian berihram untuk haji dan tinggalkan umrah'. Akupun melakukannya, dan setelah selesai haji beliau mengutusku dan Abdurrahman bin Abu Bakar (saudaraku) ke Tan'im, lalu aku berihram. Beliau kemudian berkata kepadaku, 'Ini tempat umrahmu." Abu Abdurrahman berkata; "Ini Hadits gharib (asing), hadits Malik dari Hisyam bin Urwah tidak seorangpun yang meriwayatkannya kecuali Asyhab.

nasai:242

Telah mengabarkan kepada kami [Amr bin Ali] dia berkata; Telah memberitakan kepada kami [Yahya] dia berkata; Telah memberitakan kepada kami [Hisyam bin Urwah] dia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Bapakku] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Aisyah] Radliyallahu'anha tentang mandi junub Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, 'Beliau mencuci tangannya lalu berwudlu dan menyela-nyela kepalanya hingga rambutnya, kemudian menyiramkan air ke seluruh badannya."

nasai:248

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Manshur] dari [Sufyan] dari [Manbudz] dari [Ibunya] bahwa [Maimunah] berkata; " Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meletakkan kepalanya di kamar salah satu dari kami (istri-istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan beliau membaca Al-Qur'an, dan Maimunah sedang haid. Salah satu dari kami (istri-istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bangkit membawa tikar ke masjid, lalu menggelarnya, padahal dia sedang haid."

nasai:272

Telah mengabarkan kepada kami [Amr bin Ali] dan [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Ya'qub bin Ibrahim] lafazh ini darinya, mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin Muhammad] dia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Bapakku] dia berkata; "Kami datang kepada [Jabir bin Abdullah] dan menanyakan tentang hajinya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam? Dia lalu menceritakan kepada kami bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar pada tanggal dua puluh lima Dzul Qa'dah, "Kami keluar bersama beliau hingga Dzul Hulaifah dan di situ Asma bin Umais melahirkan Muhammad bin Abu Bakar. Lalu ia mengirim seseorang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk bertanya, 'Apa yang harus kuperbuat? ' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata, ' Mandilah dan letakkan kain di tempat keluarnya darah, kemudian ihramlah."

nasai:289

Telah mengabarkan kepada kami [Suwaid bin Nashr] dia berkata; Telah memberitakan kepada kami [Abdullah] dari [Amr bin Maimun Al Jazari] dari [Sulaiman bin Yasar] dari [Aisyah] dia berkata, " Aku mencuci bekas junub (mani) dari baju Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau keluar untuk shalat dan baju tersebut masih ada bekas air mani."

nasai:293

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah] dari [Ummu Qais binti Mihshan] bahwa dia pernah datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersama anak laki-lakinya yang masih kecil dan belum makan makanan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu mendudukkan anak laki-laki tersebut di pangkuannya, lalu anak kecil tersebut kencing, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam minta air, lalu memercikannya dengan air tersebut, dan tidak mencucinya.

nasai:300

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Wahab] Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salamah] dari [Abu Abdurrahim] dia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Zaid bin Abu Unaisah] dari [Thalhah bin Musharrif] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Anas bin Malik] dia berkata; "Sekelompok Arab Badui dari suku Urainah datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, mereka masuk Islam dan tidak suka tinggal di Madinah -karena wabah demam yang menjangkitnya- hingga menguninglah warna mereka dan perut mereka membesar. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengirimkan seekor unta perahannya kepada mereka, dan menyuruh mereka minum susu dan air kencingnya sampai mereka sehat. -Namun- kemudian mereka membunuh penggembala unta tersebut dan menggiring unta tersebut. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu mengirim orang untuk mencarinya, dan mereka dapat diseret kepada beliau. Kemudian beliau memotong tangan dan kaki mereka serta menusuk mata mereka dengan paku." Amir Mukminin Abdul Malik bertanya kepada Anas; Apakah karena kesalahan mereka atau karena kekufuran? Anas menjawab; karena kekufuran. Abu Abdurrahman berkata; kami tidak mengetahui seorangpun mengenai hadits ini yang mengatakan dari Yahya dari Anas kecuali Thalhah. Menurut saya yang benar adalah -Wallahu A'lam- dari Yahya dari Sa'id bin Al Musayyab dengan bentuk mursal.

nasai:304

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Basyar] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Muhammad] berkata; Telah menceritakan kepada kami [Syubah] dari [Salamah] dari [Dzar] dari [Ibnu Abdurrahman bin Abza] dari [bapaknya], bahwa ada seseorang yang datang kepada Umar dan berkata, "Aku junub dan aku tidak mendapati air?" Umar berkata, "Jangan shalat." [Ammar bin Yasir] berkata; "Wahai Amirul Mukminin, apa kamu tidak ingat saat kita dalam pasukan dan kita sama-sama junub, kemudian engkau tidak shalat sedangkan aku berguling di debu lalu aku shalat. Lantas kita datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan menceritakan hal tersebut kepala beliau, dan beliau bersabda: "Cukuplah bagimu (tayamum) ". Lalu beliau menepukkan kedua tangannya ke tanah dan meniup keduanya, lalu mengusap wajah dan kedua telapak tangannya -perawi ragu, sampai siku-siku atau kedua telapak tangan-?" Umar berkata."Aku memasrahkan kepadamu untuk berfatwa dengan ilmu yang kamu ketahui."

nasai:310

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Yahya bin Abdullah] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Bapaku] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] berkata; Telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah] dari [Ibnu Abbas] dari [Ammar] dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengistirahatkan pasukannya dan beliau bersama Aisyah -istrinya- dan ternyata kalungnya yang dari Akik Zhifar (daerah di Yaman), terputus, maka orang-orang mencari kalung tersebut hingga terbit fajar, sedangkan orang-orang tidak mempunyai air. Abu Bakar marah kepada Aisyah dan berkata, "Kamu menyebabkan manusia tertahan, padahal mereka tidak mempunyai air!" Lalu Allah Azza wa Jalla menurunkan keringanan tayamum dengan debu. Ammar berkata, "Lalu orang-orang berdiri bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, mereka menepukkan kedua tangan ke tanah, kemudian mengangkat tangan tanpa menghilangkan debu sedikitpun, dan mengusapkannya ke wajah dan tangan sampai siku-siku, dan dari telapak tangan mereka sampai ke ketiak."

nasai:312

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Basyar] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman] berkata; Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Salamah] dari [Abu Malik] dan [Abdullah bin Abdurrahman bin Abza] dari [Abdurrahman bin Abza] berkata; "Kami sedang di sisi Umar, lalu datang laki-laki dan berkata, 'Wahai Amirul Mukminin, kadang kita melakukan perjalanan selama satu atau dua bulan dan tidak mendapatkan air? ' Umar menjawab, "Jika aku tidak mendapatkan air maka aku tidak shalat hingga mendapatkannya" [Ammar] berkata, "Wahai Amirul Mukminin, apakah kamu ingat tatkala berada di suatu daerah dan kita sedang menggembala unta, engkau mengetahui bahwa kita junub?" Ia menjawab, "Ya" Maka aku berguling-guling di tanah, lalu kita datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan beliau tertawa lantas bersabda, 'Bila itu debu, maka itu telah mencukupi kalian'. Kemudian beliau menepukkan kedua telapak tangannya ke tanah lalu meniupkannya, dan mengusapkannya ke wajah dan sebagian lengannya?" Umar berkata, "Ya Ammar, bertakwalah kepada Allah!" Ammar menjawab, "Wahai Amirul Mukminin, bila engkau mau maka aku tidak akan menyebutkannya." Umar berkata, "Tidak, tetapi kita memasrahkan hal tersebut kepadamu."

nasai:314

Telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Muhammad bin Tamim] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al Hakam] dan [Salamah] dari [Dzar] dari [Ibnu Abdurrahman bin Abza] dari [Bapaknya], seorang laki-kaki datang kepada Umar bin Khattab Radliyallahu'anhu dan berkata, "Bagaimana aku junub dan tidak mendapatkan air?" Umar berkata kepadanya, "Jangan shalat!" [Ammar] lalu berkata, "Wahai Amirul Mukminin, apakah kamu tidak ingat ketika kita dalam suatu pasukan dan kita sama-sama junub dan tidak mendapatkan air? Engkau tidak shalat, sedangkan aku berguling-guling di tanah lalu shalat. Kemudian kita datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan menceritakan hal tersebut kepada beliau shallallahu 'alaihi wasallam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu menepukkan kedua tangannya ke tanah dan meniupnya, kemudian mengusapkannya ke muka dan kedua telapak tangannya." -perawi ragu, maka ia berkata, 'Aku tidak tahu, apakah sampai siku atau telapak tangan?" -Umar berkata, "Kami pasrahkan hal ini kepadamu." Syu'bah berkata; -perawi-itu mengatakan kedua telapak tangan, wajah dan kedua siku. Maka kemudian Manshur berkata kepadanya; "Apa kata mu! Tidak ada yang menyebutkan kedua siku seorangpun kecuali engkau. Maka Salamah pun merasa ragu dan berkata; saya tidak mengetahui apakah dia menyebutkan kedua siku atau tidak.

nasai:317

Telah mengabarkan kepada kami ['Isa bin Hammad] dia berkata; Telah memberitakan kepada kami [Al-Laits] dari [Yazid bin Abu Habib] dari [Bukair bin Abdullah] dari [Al Mundzir bin Al Mughirah] dari [Urwah] bahwa [Fatimah binti Abu Hubaisy] berkata kepadanya, dirinya pernah datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk mengadukan darahnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda kepadanya: "Itu darah penyakit. Perhatikanlah jadwal haidlmu. Jika datang maka jangan shalat dan jika telah berlalu jadwal haidlnya maka bersucilah, kemudian shalatlah antara waktu haidl yang satu ke waktu haidl yang lain."

nasai:355

Telah mengabarkan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami ['Abdah], [Waki'] dan [Abu Mu'awiyah] mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Urwah] dari [Bapaknya] dari [Aisyah] dia berkata, " Fatimah binti Hubaisy datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, 'Aku sedang mengalami istihadhah dan aku tidak suci, jadi apakah aku harus meninggalkan shalat? ' Beliau bersabda: 'Tidak, itu darah penyakit, bukan haidl. Bila datang haidl maka tinggalkanlah shalat, dan jika sudah selesai haidl maka cucilah darah itu dan shalatlah."

nasai:356

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Manshur] dari [Syufyan] dari [Manbudz] dari [Ibunya] bahwasanya [Maimunah] berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meletakkan kepalanya di pangkuan salah seorang dari kami (istri-istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam), dan beliau membaca Al Qur'an, sedangkan ia sedang haidl. Salah seorang dari kami (istri-istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam) bangkit menggelar untuk tikar di masjid, padahal ia sedang haidl."

nasai:382

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Ayyub] dari [Ibnu Sirin] dari [Abu Hurairah] mengatakan; "Janganlah salah seorang kalian kencing di air menggenang, tidak mengalir, kemudian mandi di sana." Sufyan mengatakan; mereka mengatakan kepada Hasyim yakni Ibnu Hasan, bahwa Ayyub membawakan hadits ini hingga Abu Hurairah. Lalu ia mengatakan; Ayyub sekiranya bisa untuk tidak memarfu'kan hadits, maka ia tidak memarfu'kannya.

nasai:397

Telah mengabarkan kepada kami [Amr bin Ali] dan [Muhammad bin Al Mutsanna] serta [Ya'qub bin Ibrahim] lafazh ini dari dia, dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin Muhammad] dia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Bapakku] dia berkata; " Kami datang kepada [Jabir bin Abdullah] untuk bertanya tentang haji Wada. Dia lalu bercerita kepada kami bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar pada tanggal dua puluh lima Dzul Qa'dah dan beberapa sahabat ikut bersama beliau shallallahu 'alaihi wasallam. Tatkala kami sampai ke Dzul Hulaifah, Asma' binti 'Umais melahirkan Muhammad bin Abu Bakar maka dia mengirim orang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk menanyakan apa yang harus diperbuat. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Suruh ia mandi dan meletakkan kain pada tempat keluarnya darah, lalu berihramlah."

nasai:426

Telah mengabarkan kepada kami [Al Hasan bin Ismail bin Sulaiman] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Husyaim] berkata; Telah memberitakan kepada kami [Sayyar] dari [Yazid Al Faqir] dari [Jabir bin Abdullah] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku diberi lima perkara yang tidak pernah diberikan kepada nabi-nabi sebelumku, yaitu, aku ditolong (oleh Allah) dengan rasa takut yang dicampakkan pada musuh-musuhku selama satu bulan, dijadikannya bumi sebagai tempat bersujud dan bersuci, maka di manapun seseorang dari kalangan umatku mendapati (waktu) shalat, shalatlah di situ, dan aku beri syafa'at yang tidak diberikan kepada nabi sebelumku, dan aku juga diutus kepada seluruh manusia, sedangkan nabi-nabi sebelumku khusus diutus hanya kepada kaumnya."

nasai:429

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin Isa] dari [Ibnu Wahab] dan dia menyebutkan satu kalimat yang maksudnya adalah telah mengabarkan kepadaku [Makhramah bin Bukair] dari [Bapaknya] dari [Sulaiman bin Yasar] dari [Ibnu Abbas] dia berkata; [Ali] Radliyallahu'anhu berkata; "Aku mengutus Miqdad kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk bertanya tentang madzi? lalu beliau bersabda: Berwudlulah dan basahi atau perciki kemaluanmu." Abu Abdurrahman berkata; Makhramah tidak pernah mendengar dari Bapaknya sedikitpun.

nasai:434

Telah mengabarkan kepada kami [Suwaid bin Nashr] dia berkata; Telah memberitakan kepada kami [Abdullah] dari [Laits bin Sa'ad] dari [Bukair bin Al-Asyaj] dari [Sulaiman bin Yasar] dia berkata; "Ali bin Abu Thalib Radliyallahu'anhu mengutus Miqdad kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk menyatakan seorang laki-laki yang mengeluarkan madzi. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Hendaklah ia mencuci kemaluannya kemudian berwudlu."

nasai:435

Telah mengabarkan kepada kami ['Imran bin Musa] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sawa] dari [Syu'bah] dari [Ma'mar] dari [Az-Zuhri] dari [Urwah bin Jubair] dari [Busrah binti Shafwan] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian menyentuh kemaluannya dengan tangannya, hendaklah berwudlu.

nasai:441

Telah mengabarkan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Hisyam Ad-Dastawaa'i] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [Anas bin Malik] dari [Malik bin Sha'sha'ah] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ketika saya di depan Ka'bah antara tidur dan terjaga, tiba-tiba datang salah satu dari tiga orang yang ada di tengah-tengah dengan membawa ember emas yang isinya penuh hikmah dan iman, maka ia membelahku dari kerongkongan sampai perut, kemudian mencuci hati dengan air zamzam, lalu diisi hikmah dan iman. Lantas aku didatangkan seekor hewan tunggangan yang lebih kecil dari baghal (hewan hasil perkawinan silang antara kuda dan keledai-penerj) dan lebih besar dari keledai. Selanjutnya aku diajak pergi oleh Jibril Alaihis Salam. Kami sampai ke langit dunia, lalu kami ditanya, Siapa ini? 'dia menjawab, Jibril. Lalu ditanya lagi, "siapa yang bersamamu?" Jibril menjawab, 'Muhammad'. Dia ditanya lagi, dia sudah diutus kepada-Nya? Selamat datang, tamu mulia telah datang! Lalu aku mendatangi Adam? laihis Salam dan mengucapkan salam kepadanya, dia berkata, Selamat datang putra dan nabiku! Kemudian kami datang ke langit kedua dan ditanya, Siapa ini? Jibril menjawab, 'Jibril'. Ditanya lagi, 'Siapa yang bersamamu? Ia menjawab, 'Muhammad'. Lalu terjadilah apa yang terjadi saat bersama Adam. Aku datang kepada Yahya dan Isa dan mengucapkan salam kepada keduanya, lalu keduanya menjawab, Selamat datang wahai saudara dan nabi yang mulia! Selanjutnya kami datang ke langit yang ketiga, dan dia (Jibril) ditanya, 'Siapa ini? Ia menjawab, 'Jibril'. Lalu ditanya lagi, 'Siapa yang bersamamu? Ia menjawab 'Muhammad'. Lalu terjadilah hal yang sama dengan yang sebelumnya. Lalu aku bertemu dengan Yusuf Alaihis Salam, dan kuucapkan salam kepadanya, lalu ia menjawab; 'Selamat datang wahai saudaraku dan Nabi yang mulia! Kemudian kami sampai ke langit yang keempat dan terjadi seperti yang terjadi pada sebelumnya, aku datang kepada Idris Alaihis Salam, dan kuucapkan salam kepadanya, lalu ia menjawab, 'Selamat datang wahai saudaraku dan nabi yang mulia. Kemudian kami datang ke langit yang kelima dan terjadi seperti yang sebelumnya, aku datang kepada Harun Alaihis Salam dan kuucapkan salam kepadanya, lalu dia menjawab. Selamat datang saudara dan nabiku! Lalu kami datang ke langit yang ke enam, dan terjadi seperti itu juga, dan aku datang kepada Musa? laihis Salam dan aku ucapkan salam kepadanya, lalu ia menjawab, 'Selamat datang wahai saudaraku dan nabi yang mulia!. Setelah aku melewatinya, ia menangis, maka ia ditanya, 'Kenapa kamu menangis? 'Ia menjawab, 'Wahai Tuhanku, pemuda ini diutus setelah masaku, namun umatnya yang masuk surga lebih banyak dan lebih utama dari pada umatku. Kemudian kami datang ke langit ke tujuh dan juga terjadi seperti yang sebelumnya, aku datang kepada Ibrahim? laihis Salam dan kuucapkan salam kepadanya, lalu ia menjawab, 'Selamat datang wahai puteraku dan nabi yang mulia! Kemudian aku diangkat ke Baitul Makmur. Aku bertanya kepada Jibril tentang hal itu, dan ia menjawab, 'Inilah Baitul Makmur. Pada tiap hari ada tujuh puluh ribu malaikat yang shalat di dalamnya. Bila mereka keluar daripadanya, mereka tak kembali lagi. Kemudian aku diangkat ke Sidratul Muntaha, dan aku mendapati pohon yang buahnya besar seperti tempayan, daunnya seperti telinga gajah, dan di dasarnya ada empat sungai. Dua sungai yang tersembunyi dan dua sungai yang nampak jelas. Maka aku bertanya kepada Jibril, diapun menjawab; Adapun dua sungai yang tersembunyi dia adalah sungai dalam surga, sedangkan dua sungai yang nampak jelas adalah sungai Eufrat dan sungai Nil. Kemudian diwajibkan shalat lima puluh kali kepadaku. Aku kemudian datang kepada Musa, dan dia berkata, 'Apa yang engkau perbuat? Aku menjawab, 'Telah diwajibkan kepadaku shalat lima puluh kali. 'Dia berkata, 'Aku lebih mengetahui keadaan manusia dari pada kamu. Aku telah mencoba sekuat tenaga pada Bani Israil. Umatmu tidak akan mampu mengembannya, maka kembalilah ke Rabbmu dan mintalah keringanan kepada-Nya'. Maka Aku kembali lagi ke Rabbku dan aku meminta keringanan kepada-Nya, dan Allah menguranginya menjadi empat puluh kali. Kemudian aku kembali ke Musa? laihis Salam dan ia berkata, 'Apa yang kamu perbuat? 'Aku menjawab, 'Dia menguranginya menjadi empat puluh kali. Lalu dia berkata seperti perkataannya yang pertama kali, maka aku kembali lagi ke Rabbku Azza wa Jalla. Dan Dia menguranginya menjadi tiga puluh. Lantas aku datang kepada Musa Alaihis salam untuk memberitahukannya, dan dia berkata seperti perkataan yang semula. Aku lalu kembali lagi ke Rabbku dan Dia menguranginya menjadi dua puluh kali. Kemudian sepuluh kali, dan terakhir menjadi lima kali. Lalu aku datang kepada Musa Alaihis salam, dan beliau berkata seperti perkataannya yang pertama, namun aku malu untuk kembali kepada Allah Azza wa Jalla." Lalu dia (Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam) diseru "Telah kutetapkan kewajiban-Ku, telah kuringankan hamba-Ku, dan akan dibalas tiap kebaikan dengan sepuluh pahala.

nasai:444

Telah mengabarkan kepada kami [Yunus bin Abdul A'la] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahab] dia berkata; Telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab], [Anas bin Malik] dan [Ibnu Hazm] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah Azza wa Jalla mewajibkan umatku shalat lima puluh kali, lalu aku kembali melewati nabi Musa? laihis Salam dan berkata apa yang Allah wajibkan kepada umatmu? ` aku menjawab `Allah mewajibkan mereka shalat lima puluh kali`. Musa berkata kepadaku kembalilah ke Rabbmu Azza wa Jalla, karena umatmu tidak akan mampu mengembannya`. Lalu aku kembali kepada Rabbku, dan dia memotong separuhnya. Kemudian aku kembali kepada Musa? laihis Salam dan kuberitahu hasilnya. Ia berkata, `kembali ke Rabb-mu, karena umatmu tidak akan mampu mengembannya`. Lalu aku kembali lagi ke Rabbku Azza wa Jalla dan Allah berfirman: ` (shalat) itu lima kali dan itu (sama dengan) lima puluh kali. Ini ketetapan-Ku yang tidak akan Ku-ganti lagi kemudian aku kembali lagi ke Musa? laihis Salam dan dia berkata; kembali lagi ke Rabbmu dan aku berkata, `Aku malu terhadap Rabbku Azza Wa Jalla.

nasai:445

Telah mengabarkan kepada kami [Amr bin Hisyam] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Makhlad] dari [Sa'id bin Abdul Aziz] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Abu Malik] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Anas bin Malik] bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda: "Aku diberi seekor hewan tunggangan yang lebih kecil dari baghal (hewan hasil perkawinan silang antara kuda dan keledai - penerj) dan lebih besar dari keledai yang langkahnya secepat mata memandang. Aku dan Jibril? laihis Salam naik ke atasnya, dan kamipun berjalan. Kemudian Jibril? laihis Salam berkata; 'Turun dan shalatlah!. Lalu akupun shalat. Dia (Jibril? laihis Salam) bertanya; Tahukah kamu di mana kamu shalat?. kamu shalat di Thaibah, yang ke sanalah orang-orang hendaknya pergi berhijrah. Kemudian Jibril? laihis Salam berkata lagi; "Turun dan shalatlah!". Lalu akupun shalat. Jibril? laihis Salam bertanya, Tahukah kamu dimana kamu shalat?, sesungguhnya kamu shalat di Tursina', yang di situlah Allah berbicara kepada Musa? laihis Salam. Kemudian Jibril? laihis Salam berkata; "Turun dan Shalatlah!. Maka aku turun dan shalat. Dia bertanya lagi tahukah kamu dimana kamu shalat?, kamu shalat di Baitul Lahm, yang di situlah Isa? laihis Salam dilahirkan. Kemudian aku masuk ke Baitul Maqdis, dan dikumpulkanlah para Nabi 'Alaihimus Salam bagiku. Lalu aku disuruh Jibril? laihis Salam untuk maju mengimami mereka. Selanjutnya aku diajak naik ke langit dunia dan di sana ada Adam? laihis Salam. Lalu aku diajak naik ke langit yang kedua, dan ternyata di sana ada Isa dan Yahya Alaihimus Salam. Lalu aku diajak ke langit yang ketiga, dan ternyata di sana ada Yusuf? laihis Salam. Kemudian aku diajak ke langit yang ke empat, dan ternyata di sana ada Harun? laihis Salam. Lalu aku diajak ke langit yang ke lima, dan ternyata di sana ada Idris? laihis Salam. Selanjutnya aku diajak ke langit yang ke enam, dan ternyata di sana ada Musa? laihis Salam. Lalu aku diajak ke langit yang ke tujuh, dan ternyata di sana ada Ibrahim? laihis Salam. Kemudian aku diangkat ke atas tujuh langit hingga kami sampai di Sidratul Muntaha, dan tiba-tiba awan menutupiku akupun tersungkur sujud, lalu dikatakan kepadaku: Sesungguhnya pada hari Aku menciptakan langit dan bumi, Aku mewajibkan shalat lima puluh kali kepadamu dan kepada umatmu, maka kerjakanlah olehmu dan oleh umatmu, lalu aku kembali menemui Ibrahim, namun dia tidak memintaku sesuatupun, kemudian aku menemui Musa, dan dia bertanya kepadaku; 'Berapa jumlah kewajiban yang Allah tetapkan kepadamu dan umatmu, aku menjawab: Shalat lima puluh kali. Musa berkata; engkau dan umatmu tidak akan mampu melaksanakannya, kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah kepada-Nya keringanan. Aku pun kembali kepada Rabbku, lalu Dia menguranginya sepuluh, lalu aku menemui Musa, namun ia menyuruhku kembali, aku pun kembali dan Allah mengurangi lagi sepuluh, hal itu terjadi berulang-ulang hingga akhirnya menjadi lima kali. Tapi Musa tetap menyuruhku kembali meminta keringanan, sebagaimana Allah wajibkan kepada bani Israil dua kali shalat, itupun mereka tidak mampu melaksanakannya, lalu aku kembali kepada Rabbku agar menguranginya lagi, Allah menjawab: Sesungguhnya ketika aku menciptakan langit dan bumi, Aku mewajibkan shalat lima puluh kali kepadamu dan umatmu, maka yang lima kali ini sama nilainya dengan lima puluh kali, kerjakanlah olehmu dan umatmu. Akupun menyadari bahwa perintah itu dari Allah Tabaraka wa Ta'ala. Lalu Aku kembali kepada Musa? laihis Salam, Ia pun berkata; Kembalilah. Tapi aku tidak kembali lagi karena itu adalah ketetapan Allah yang sudah pasti."

nasai:446

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin Sulaiman] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Adam] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Malik bin Mighwal] dari [Zubair bin 'Adi] dari [Thalhah bin Musharrif] dari [Murrah] dari [Abdulah] dia berkata; " Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diisra'kan beliau sampai ke Sidratul Muntaha, yaitu satu tempat di langit yang ke enam dan sampai di situlah berakhirnya semua yang naik dari bawah dan sampai di situ pula semua yang turun dari atas hingga dapat terpegang. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kemudian membacakan ayat: "Ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya" (Qs. An-Najm (53): 16) Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " (Yang meliputi Sidratul Muntaha) adalah kupu-kupu dari emas, lalu aku diberi tiga hal, yaitu shalat lima waktu, akhir-akhir surat Al Baqarah, dan orang yang mati dari umatku diampuni, asalkan tidak menyekutukan Allah Azza Wa Jalla dengan sesuatupun."

nasai:447

Telah mengabarkan kepada kami [Sulaiman bin Daud] dari [Ibnu Wahab] dia berkata; Telah mengabarkan kepadaku [Amr bin Al Haritst] bahwa seorang budak tuannya - [Ibnu Sa'id] - berkata kepadanya; Sesungguhnya [Al Bunani] berkata kepadanya, dari [Anas bin Malik] bahwa shalat diwajibkan di Makkah, dan ada dua Malaikat datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Keduanya pergi membawa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ke sumur zamzam, lalu membelah perutnya dan mencuci dengan air zamzam. Setelah itu memasukkan ke dalam hatinya hikmah dan ilmu.

nasai:448

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Hasyim AlBa'labaki] dia berkata; Telah memberitakan kepada kami [Al Walid] dia berkata; Telah mengabarkan kepadaku [Abu Amr yaitu Al Auza`i] bahwa ia pernah bertanya kepada Az-Zuhri cara shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saat di Makkah (sebelum hijrah ke Madinah). [Az-Zuhri] menjawab; Telah mengabarkanku [Urwah] dari [Aisyah] Radliyallahu'anha dia berkata; " Allah Azza Wa Jalla mewajibkan shalat kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang pertama kalinya sebanyak dua raka'at, kemudian disempurnakan menjadi empat raka'at bagi yang menetap, dan ditetapkan shalat safar dua raka'at seperti awal mulanya.

nasai:450

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dari [Malik] dari [Abu Suhail] dari [Bapaknya] bahwa dia mendengar [Thalhah bin Ubaidillah] berkata; Seseorang yang rambutnya acak-acakan -dari penduduk Najed- datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kami mendengar logat suaranya, tetapi kami tidak paham dengan perkataannya hingga dia mendekat dan ternyata dia bertanya tentang Islam. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadanya: Shalat lima kali sehari semalam. Dia bertanya lagi; Apakah ada kewajiban bagiku selainnya? Rasulullah menjawab: Tidak ada kecuali kamu mau melakukan sunnah-sunnahnya. Rasulullah menambahkan puasa bulan Ramadhan, dia berkata apakah ada kewajiban lain bagiku? Rasulullah menjawab; Tidak ada kecuali kamu mau melakukannya secara sukarela (puasa sunnah). Selanjutnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan tentang zakat dan dia berkata; Apakah ada kewajiban yang lain bagiku? Rasul shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: Tidak, kecuali kamu mau melakukannya secara sukarela. Kemudian dia mundur ke belakang sambil berkata; Demi Allah aku tidak akan menambah atau mengurangi hal tersebut. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dia selamat jika jujur."

nasai:454

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dari [Malik] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Muhammad bin Yahya bin Habban] dari [Ibnu Muhairiz] bahwa seorang dari Bani Kinanah -biasa dipanggil [Al-Mukhdaji] - telah mendengar seseorang di Syam -yang dijuluki Abu Muhammad- dia berkata; "Shalat witir adalah wajib."Al Mukhdaji berkata: "Kontan aku segera datang ke Ubadah bin Shamit, kupaparkan kepadanya, juga kuberitahukan apa yang dikatakan oleh Abu Muhammad, sementara dia sedang istirahat di Masjid. ['Ubadah] lalu berkata, "Abu Muhammad berdusta! Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Lima waktu shalat yang telah diwajibkan kepada para hamba-Nya, barangsiapa mengerjakannya tanpa meremehkan hak shalat ini sedikitpun, maka baginya di sisi Allah suatu perjanjian untuk dimasukkan ke surga, dan barangsiapa tidak mengerjakan, dia tidak mempunyai perjanjian dengan Allah sedikitpun. Jika Allah berkehendak, Dia menyiksanya, dan jika berkehendak maka Dia akan memasukkannya ke surga."

nasai:457

Telah mengabarkan kepada kami [Abu Daud] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Harun yaitu Ibnu Ismail Al Khazaz] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Hammam] dari [Qatadah] dari [Al Hasan] dari [Huraits bin Qabishah] dia berkata; "Aku datang ke Madinah dan berdoa, 'Ya Allah, mudahkanlah bagiku -untuk mendapatkan- teman yang shalih. 'Lalu aku duduk dengan [Abu Hurairah Radliyallahu'anhu], maka aku berkata kepadanya, 'Aku pernah berdoa kepada Allah Azza wa Jalla agar Dia memudahkanku untuk mendapat teman duduk yang shalih, maka ceritakanlah kepadaku hadits yang engkau dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Semoga Allah memberikan manfaat kepadaku dengan ilmu tersebut. 'Abu Hurairah berkata, 'Aku mendengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. bersabda: " Yang pertama kali dihisab (dihitung) dari perbuatan seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat; jika shalatnya baik maka dia beruntung dan selamat, dan jika shalatnya rusak maka dia merugi." Hammam (salah satu perawi hadits tersebut) berkata; "Aku tidak tahu, apakah ini ucapan Qatadah (salah satu perawinya) atau termasuk matan, dia berkata, "Apabila ada sesuatu yang kurang dari shalat wajibnya, Allah berfirman; maka lihatlah apakah hamba-Ku mempunyai shalat sunnah?" Lalu kekurangannya dalam shalat fardlu disempurnakan dengannya. Kemudian semua amalan ibadahnya juga seperti itu." Abul 'Awwam menyelisihi redaksi ini.

nasai:461

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Muhammad bin Basyar] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al Hakam bin 'Utaibah] dia berkata; Saya mendengar [Abu Juhaifah] berkata; " Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah keluar -pada tengah hari (setelah matahari condong) - Ibnu Mutsanna berkata; ke Bathha, lalu beliau berwudlu dan mengerjakan shalat Zhuhur dua raka'at, juga shalat Ashar dua raka'at, dan dihadapannya ada tombak."

nasai:466

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Basyar] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Abu Ishaq] dari [Al Bara'] dia berkata; " Kami shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam (menghadap) ke arah Baitul Maqdis selama enam belas bulan atau tujuh belas bulan -Sufyan merasa ragu-, lalu dialihkan ke kiblat (Ka'bah).

nasai:484

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ismail bin Ibrahim] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bi yusuf Al Azraq] dari [Zakariyya bin Abu Zaidah] dari [Abu Ishaq] dari [Al Bara' bin 'Azib] dia berkata; " Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang ke Madinah lalu shalat (menghadap) ke arah Baitul Maqdis selama enam belas bulan, kemudian dialihkan ke Ka'bah. Ada seorang -yang pernah shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam- melewati golongan kaum Anshar, lalu berkata, 'Aku bersaksi bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah dihadapkan ke Ka'bah. Lalu mereka beralih (menghadap) ke Ka'bah."

nasai:485

Telah mengabarkan kepada kami [Amr bin Ali] dan [Muhammad bin Al Mutsanna] dari [Yahya] dari [Abdul Malik] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Umar] dia berkata; "Dahulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat di atas hewan kendaraannya dan beliau dari arah Makkah ke arah Madinah, dan di situlah turun ayat, 'Maka kemana pun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui."

nasai:487

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dari [Malik] dari [Abdullah bin Dinar] dari [Ibnu Umar] dia berkata; "Tatkala orang-orang berada di Quba saat shalat Subuh, datanglah seseorang, lalu berkata, " Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada malam ini mendapat wahyu, dan beliau diperintahkan menghadap ke Ka'bah', maka beralihlah kalian menghadap ke Ka'bah. Sebelumnya wajah-wajah mereka menghadap ke Syam (Baitul Maqdis), lalu mereka berputar (menghadap) ke Ka'bah."

nasai:489

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Abdul A'la] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Khalid] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Sayyar bin Salamah] dia berkata; Saya mendengar Bapakku bertanya kepada [Abu Barzah] tentang shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Aku berkata, "Apakah kamu mendengarnya?" dia (Sayar) menjawab, "Sebagaimana aku mengabarkan tentang waktu (shalat) kepadamu, aku mendengar ayahku bertanya tentang shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam -Ayahku menjawab, " Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak menghiraukan sebagian tindakannya mengakhirkan shalat- (yakni shalat Isya' sampai tengah malam). Beliau shallallahu 'alaihi wasallam tidak suka tidur sebelum melakukan shalat Isya' dan beliau shallallahu 'alaihi wasallam tidak suka bercakap-cakap sesudahnya. Syu'bah berkata; "Kemudian aku menemui Abu Barzah dan bertanya kepadanya. Ia menjawab, "Beliau shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan shalat Zhuhur ketika matahari telah tergelincir, sedangkan beliau shalat Ashar ketika seseorang memulai perjalanannya ke ujung Madinah dan matahari masih bersinar terang'. Adapun shalat Maghrib, aku tidak mengetahui secara pasti pada waktu mana yang telah disebutkan oleh Abu Barzah. Setelah itu aku menemuinya kembali dan bertanya kepadanya. Dia (Abu Barzah) menjawab, "Beliau shallallahu 'alaihi wasallam shalat Subuh ketika lelaki dari kalangan mereka dapat mengenali teman yang berada di sampingnya. Beliau biasanya membaca enam puluh ayat hingga seratus ayat ketika shalat Subuh."

nasai:491

Telah mengabarkan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Humaid bin Abdurrahman] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Zuhair] dari [Abu Ishaq] dari [Sa'id bin Wahab] dari [Khabab] dia berkata; "Kami mengadu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari teriknya panas, tetapi beliau shallallahu 'alaihi wasallam tidak menanggapi aduan kami." Abu Ishaq pernah ditanya tentang menyegerakannya (shalat Zhuhur) lalu ia menjawab, "Ya".

nasai:493

Telah mengabarkan kepada kami [Abu Abdurrahman Abdullah bin Muhammad Al Adzrami] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Abidah bin Humaid] dari [Abu Malik Al Asyja'i Sa'ad bin Thariq] dari [Katsir bin Mudrik] dari [Al Aswad bin Yazid] dari [Abdullah bin Mas'ud] dia berkata; " Ukuran shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada waktu Zhuhur ketika musim panas tiga sampai lima (bayangan) telapak kaki, dan musim dingin lima sampai tujuh (bayangan) telapak kaki."

nasai:499

Telah mengabarkan kepada kami [Ubaidullah bin Sa'id] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Al Harits] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Tsaur] Telah menceritakan kepadaku [Sulaiman bin Musa] dari [Atha bin Abu Rabah] dari [Jabir] dia berkata; "Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang waktu shalat. Lalu beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab " Shalatlah bersamaku". Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat Zhuhur saat matahari tergelincir, Shalat Ashar ketika bayangan setiap benda seperti aslinya, shalat Maghrib tatkala matahari telah terbenam, dan shalat Isya' ketika mega merah di langit telah lenyap. Laki-laki tersebut berkata, "Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. shalat Zhuhur ketika bayangan manusia seperti aslinya, shalat Ashar ketika bayangan orang menjadi dua kali lipat, dan shalat Maghrib ketika menjelang hilangnya mega merah." Abdullah bin Al Harits berkata; kemudian laki-laki tersebut berkata tentang shalat Isya 'kutaksir hingga sepertiga malam. '

nasai:500

Telah mengabarkan kepada kami [Suwaid bin Nashr] dia berkata; Telah memberitakan kepada kami [Abdullah] dari [Malik] dia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Az Zuhri] dan [Ishaq bin Abdullah] dari [Anas] bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam shalat Ashar, dan kemudian seseorang pergi ke Quba.' -Salah seorang perawi- berkata; Lalu dia sampai ke Masjid Quba' dan ia dapati mereka (orang di masjid Quba) sedang mengerjakan shalat. Dan --perawi yang satunya lagi- berkata;..dan matahari masih meninggi.

nasai:502

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] Telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu Syihab] dari [Anas bin Malik] bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam shalat Ashar dan matahari masih tinggi dan bersinar, lalu seseorang pergi ke sekitar Madinah sedangkan matahari masih tinggi.

nasai:503

Telah mengabarkan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Qamah Al Madani] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Amr] dari [Abu Salamah] dia berkata; "Kami shalat pada masa Umar bin Abdul Aziz, kemudian kami pergi menemui [Anas bin Malik], dan ternyata dia sedang shalat. Setelah selesai dia berkata kepada kami, "Kalian sudah shalat?" Kami menjawab, "Ya, sudah shalat Dzuhur". Dia berkata, "Aku shalat Ashar.". Mereka bertanya kepadanya, 'engkau menyegerakannya'. Dia menjawab, ' Aku hanya shalat sebagaimana aku melihat para sahabatku melakukan shalat".

nasai:506

Telah mengabarkan kepada kami [Amr bin Hisyam] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Makhlad bin Yazid] dari [Sufyan Ats Tsauri] dari [Al Qamah bin Martsad] dari [Sulaiman bin Buraidah] dari [Bapaknya] dia berkata; Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam dan bertanya tentang waktu shalat. Beliau Shallallahu'alaihi wasallam menjawab, "Ikutlah shalat bersama kami dalam dua hari ini'. Beliau Shallallahu'alaihi wasallam lalu memerintahkan Bilal untuk mengumandangkan i iqamat ketika fajar, kemudian mereka mengerjakan shalat Fajar (Subuh). Kemudian beliau Shallallahu'alaihi wasallam memerintahkan Bilal (untuk i iqamat) ketika matahari tergelincir lalu mengerjakan shalat Zhuhur. Lalu beliau memerintahkannya untuk i iqamat ketika melihat matahari sudah putih lalu mengejar shalat Ashar. Beliau juga memerintahkan i iqamat ketika matahari terbenam, lalu beliau shalat Maghrib. Kemudian beliau memerintahkannya untuk i iqamat ketika megah merah telah hilang, lalu mengerjakan shalat Isya'. Besoknya beliau memeintahkannya untuk i iqamat, mengakhirkan shalat Subuh hingga cahaya pagi menyebar. Kemudian beliau menunda shalat Zhuhur sampai cuaca dingin dan alangkah nikmatnya penundaan - cuaca dingin - ini. Lalu shalat Ashar tatkala matahari putih dan beliau juga mengakhirkan hal itu sampai kemudian shalat Maghrib sebelum hilangnya mega merah, kemudian memerintahkan lagi i iqamat shalat Isya' ketika lewat sepertiganya, lalu beliau shalat Isya. Kemudian beliau Shallallahu'alaihi wasallam berkata; "Mana orang yang bertanya tentang waktu shalat. Waktu shalat kalian adalah sebagaimana yang telah kalian lihat.

nasai:516

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Basyar] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Muhammad] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Bisyir] dia berkata; Saya mendengar [Hasan bin Bilal] dari [seorang Bani Aslam] -dari kalangan sahabat Nabi Shallallahu'alaihi wasallam- bahwa mereka shalat Maghrib bersama Nabi Shallallahu'alaihi wasallam kemudian mereka pulang ke keluarga mereka di ujung Madinah, mereka melempar anak panah mereka dan mereka masih melihat tempat jatuhnya anak panah itu.

nasai:517

Telah mengabarkan kepada kami [Abdah bin Abdullah] dan [Ahmad bin Sulaiman] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Daud] dari [Badar bin Utsman] berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Musa] dari [Bapaknya] dia berkata; "Seorang laki-laki datang kepada nabi Shallallahu'alaihi wasallam dan bertanya tantang waktu shalat, namun beliau tidak menjawabnya sedikitpun. Tetapi beliau Shallallahu'alaihi wasallam menyuruh Bilal untuk iqamat lalu beliau mengerjakan shalat Subuh ketika Fajar terbit. Kemudian beliau menyuruh Bilal untuk iqamat ketika matahari sudah tergelincir, lalu mengerjakan shalat Zhuhur - perawi berkata, "Ketika tengah hari" Bilal lebih tahu -. Kemudian beliau menyuruh bilal untuk iqamat tatkala matahari masih tinggi untuk shalat Ashar. Kemudian menyuruh bilal untuk iqamat ketika matahari telah terbenam untuk shalat Maghrib. Kemudian menyuruhnya untuk iqamat lalu shalat Isya ketika mega merah telah lenyap. Kemudian beliau mengakhirkan shalat Fajar pada esoknya ketika beliau selesai - perawi berkata, "matahari menjelang terbit"-.Kemudian beliau juga mengakhirkan Zhuhur hingga menjelang shalat Ashar hingga beliau selesai shalat-perawi berkata, "matahari sudah memerah"-. Kemudian beliau Shallallahu'alaihi wasallam shalat maghrib hingga hampir hilangnya mega merah, dan beliau mengakhirkan shalat Isya sampai sepertiga malam. Lalu beliau Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: 'Waktu shalat adalah yang ada di antara keduanya'.

nasai:520

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin Sulaiman] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Zaid bin Al Hubab] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Kharijah bin Abdullah bin Sulaiman bin Zaid bin Tsabit] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Al Husain bin Basyir bin Salam] dari [bapaknya], dia berkata; "Aku dan Muhammad bin Ali masuk ke rumah [Jabir bin Abdullah Al Anshari] lalu kami berkata kepadanya, 'kabarkanlah kepada kami tentang shalat Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam -saat itu masa pemerintahan Hajjaj bin Yusuf-' Ia menjawab, 'Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam pernah keluar lalu shalat Zhuhur ketika matahari telah tergelincir dan bayangannya saat itu seukuran tali sandal. Kemudian beliau shalat Ashar ketika bayangan telah menjadi seukuran tali sandal dan bayangan orang. Kemudian beliau shalat Maghrib ketika matahari telah terbenam, lalu beliau shalat Isya ketika mega merah telah lenyap. Selanjutnya beliau Shalat Subuh ketika terbit fajar. Kemudian besoknya beliau shalat Zhuhur ketika bayangan setinggi orang, kemudian shalat Ashar ketika bayangan seseorang menjadi dua kali lipatnya, seukuran perjalanan pengendara yang berlalu dengan cepat ke Dzul Hulaifah. Kemudian shalat Maghrib ketika matahari terbenam dan shalat Isya sampai sepertiga malam atau pertengahan malam. Lalu shalat subuh ketika sudah kelihatan agak menguning'.

nasai:521

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Basyar] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya] dia berkata; telah menceritakan kepada kami ['Auf] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sayyar bin Salamah] berkata; "Aku datang ke [Abu Barzah] lalu bertanya kepadanya. Bagaimana cara Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam mengerjakan shalat wajib? Ia (Sayyar) menjawab, 'Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam shalat ketika cuaca sangat panas-kalian menyebutnya shalat yang pertama-ketika matahari condong ke barat, dan beliau shalat Ashar ketika salah seorang dari kita pulang kerumahnya di ujung madinah dan matahari masih bersinar. Aku lupa apa yang dikatakan pada shalat Maghrib. Beliau suka menangguhkan shalat Isya-yang biasa kalian sebut shalat 'atamah-. Beliau tidak suka tidur sebelum Isya dan bercakap-cakap sesudahnya. Beliau shalat Subuh ketika seseorang bisa mengenali orang yang duduk di sebelahnya, dan beliau biasa membaca enam puluh sampai seratus ayat'.

nasai:522

Telah mengabarkan kepada kami [Suwaid bin Nashr] dia berkata; Telah memberitakan kepada kami [Abdullah bin Al Mubarak] dari [Husain bin Ali bin Husain] dia berkata; Telah mengabarkan kepadaku [Wahab bin Kaisan] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Jabir bin Abdullah] dia berkata, "Jibril 'alaihissalam datang kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam ketika matahari telah condong ke barat, ia berkata.'Wahai Muhammad, bangkitlah dan tegakkanlah shalat! ' Lalu beliau shalat Zhuhur-ketika matahari condong ke barat-. Kemudian dia menetap hingga tatkala bayangan seseorang seperti aslinya. Ia datang pada waktu Ashar, lantas berkata, 'Wahai Muhammad, bangkitlah dan tegakkanlah shalat! ' Lalu beliau shalat Ashar, Kemudian dia menetap. Ia datang lagi ketika matahari telah terbenam dan berkata, 'Bangkit dan tegakkan shalat Maghrib! ' lalu beliau shalat Maghrib ketika matahari terbenam. Kemudian dia menetap dan tatkala awan merah telah hilang Jibril datang dan berkata 'bangkitlah dan tegakkan shalat Isya! ' Lalu beliau shalat Isya, dan saat fajar terbit pada waktu pagi, ia berkata, 'Bangkitlah dan tegakkan shalat! 'Lalu beliau shalat Subuh. Kemudian besoknya ia datang lagi ketika bayangan orang sama seperti aslinya dan berkata, 'Wahai Muhammad, bangkitlah dan tegakkanlah shalat!, lalu beliau shalat Zhuhur. Kemudian Jibril datang lagi tatkala bayangan (benda) seperti dua kali lipatnya, ia berkata, 'Wahai Muhammad, tagakkanlah shalat! lalu beliau shalat Ashar. Kemudian Jibril datang lagi untuk shalat saat matahari terbenam dan hanya satu waktu. Ia berkata, 'Wahai Muhammad, tegakkanlah shalat! 'Lalu beliau shalat Maghrib. Ia juga datang untuk shalat Isya ketika sepertiga malam berlalu, 'Wahai Muhammad, tegakkanlah shalat!, lalu beliau shalat Isya. Kemudian Jibril datang untuk shalat Subuh ketika sudah terang sekali, ia berkata, 'Wahai Muhammad, tegakkanlah shalat! lalu beliau shalat subuh. Lalu beliau Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Semua waktu shalat adalah diantara dua waktu ini."

nasai:523

Telah mengabarkan kepada kami [Suwaid bin Nashr] dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Abdullah] dari [Auf] dari [Sayyar bin Salamah] dia berkata; "Aku dan bapakku menemui [Abu Barzah Al Aslami] lalu bapakku bertanya kepadanya, 'Bagaimana cara Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam mengerjakan shalat wajib?, dia (Sayyar) menjawab, 'Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam shalat Zhuhur -kalian menyebutnya pertama- ketika matahari bergeser ke barat, dan beliau shalat Ashar ketika salah seorang dari kita pulang ke rumahnya diujung madinah dan matahari masih bersinar. -Aku lupa apa yang dikatakan shalat Maghrib- dan beliau suka mengakhirkan shalat Isya -shalat ini biasa kalian sebut shalat 'Atamah-. Beliau tidak suka tidur sebelum shalat Isya dan bercakap-cakap sesudahnya, dan beliau selesai shalat Subuh ketika seseorang bisa mengenali orang yang duduk di sebelahnya. Beliau biasanya membaca enam puluh sampai seratus ayat'.

nasai:527

Telah mengabarkan kepada kami [Ibrahim bin Hasan] dan [Yusuf bin Sa'id] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] dari [Ibnu Juraij], dia berkata; "Aku berkata kepada [Atha], "kapan waktu yang paling engkau sukai untuk mengerjakan shalat Atamah (Isya) baik berjamaah maupun sendiri? ' dia menjawab, 'Aku mendengar [Ibnu Abbas] berkata, "Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam shalat Isya pada malam itu setelah lewat sepertiganya, hingga orang-orang telah tidur dan terbangun kembali kemudian tidur lagi dan bangun lagi, lalu Umar bangun dan meneriakkan, 'shalat, shalat! Atha mengatakan bahwa Ibnu Abbas berkata, 'Lalu Nabi Shallallahu'alaihi wasallam Keluar, dan saat itu aku seolah-olah melihat kepala Nabi Shallallahu'alaihi wasallam meneteskan air dengan meletakkan tangannya di atas kepalanya'. Ibnu Abbas mengisyaratkan, " Lalu Ibnu Juraij berkata; "Lantas aku memastikan kepada Atha dengan berkata, 'Bagaimana cara Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam meletakkan tangannya dibagian kepalanya? ' Ia mengisyaratkan kepadaku sebagaimana yang dilakukan oleh Ibnu Abbas; Atha meletakkan sesuatu di antara celah-celah jarinya, kemudian meletakkan telapak tangannya di atas ubun-ubun kepala, membasahi kepalanya dan menyapu tangannya di atas kepala, wajah seterusnya menyapu pelipis, yaitu bagian di antara mata dan telinga, serta menyapu bagian janggut, tidak lebih dan tidak kurang sedikitpun, melainkan beginilah caranya." Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, "Seandainya aku tidak khawatir akan memberatkan umatku, maka aku pasti menyuruh mereka mengerjakan shalat Isya seperti pada waktu ini."

nasai:528

Telah mengabarkan kepada kami [Amr bin Utsman] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Himyar] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu 'Ablah] dari [Az Zuhri] dan Telah mengabarkan kepadaku [Amr bin Utsman] dia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Bapakku] dari [Syu'aib] dari [Az Zuhri] dari [Urwah] dari [Aisyah] Radliyallahu'anha, dia berkata; "Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam pada suatu malam mengakhirkan shalat Isya, lalu Umar Radliyallahu'anhu memanggil beliau, para wanita dan anak-anak telah tidur'. Lalu keluarlah Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam dan bersabda: "Tidak ada yang menunggunya selain kalian". Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam tidak melakukan shalat yang demikian, kecuali di Madinah. Kemudian beliau bersabda: "Kerjakanlah shalat Isya di antara lenyapnya mega merah sampai sepertiga malam." lafazh ini dari Ibnu Himyar.

nasai:532

Telah mengabarkan kepada kami [Imran bin Musa] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Daud] dari [Abu Nadlrah] dari [Abu Sa'id Al Khudri] dia berkata; "Kami shalat Maghrib bersama Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam, kemudian beliau Shallallahu'alaihi wasallam keluar kepada kami hingga telah lewat separuh malam. Lalu beliau keluar dan shalat bersama mereka, lantas bersabda: "Orang-orang sudah shalat dan mereka telah tidur dan kalian selalu dalam keadaan orang yang shalat selama masih menunggu shalat. Seandainya tidak menambah lemah orang yang lemah dan tidak menambah sakit orang yang sakit, maka aku pasti memerintahkan mereka untuk mengakhirkan shalat ini sampai pertengahan malam."

nasai:535

Telah mengabarkan kepada kami [Ali bin Hujr] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Ismail]. Dari jalur lain, Telah memberitakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Khalid] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Humaid] dia berkata; "Anas pernah ditanya, 'Apakah Nabi Shallallahu'alaihi wasallam memakai cincin? [Anas] menjawab, 'ya, beliau Shallallahu'alaihi wasallam pernah mengakhirkan shalat Isya sampai menjelang tengah malam, dan setelah selesai shalat beliau menghadap kepada kami dengan wajahnya, lalu bersabda: "Kalian senantiasa dalam keadaan shalat selagi kalian menunggu shalat." Anas berkata; 'Seolah-olah aku melihat kilauan cincin beliau Shallallahu'alaihi wasallam '. Pada lafazh lain: Sampai pertengahan malam.

nasai:536

Telah mengabarkan kepada kami [Ismail bin Mas'ud] dan [Muhammad bin Abdul A'la] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Khalid] dia berkata; [Syu'bah] dari [Abu Shadaqah] dari [Anas bin Malik], dia berkata; "Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam Shalat Zhuhur ketika matahari telah condong, dan shalat Ashar diantara dua shalat kalian ini. Lalu shalat Maghrib ketika matahari terbenam dan shalat Isya ketika mega merah sudah tidak nampak."

nasai:549

Telah mengabarkan kepada kami [Utsman bin Abdullah] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Mu'adz] dia berkata; Telah memberitakan kepada kami [Bapakku] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Imran bin Hudair] dia berkata; Aku bertanya kepada [Lahiq] tentang seseorang yang mengerjakan shalat dua rakaat sebelum matahari terbenam, maka dia mengatakan bahwa Abdullah bin Zubair mengerjakan dua rakaat ini. Lalu Muawiyah mengutus seseorang kepada Abdullah bin Zubair dan berkata, "Apakah shalat dua rakaat ketika matahari terbenam?" Abdullah bin Zubair mengembalikan hadis tersebut kepada [Ummu Salamah], maka dia berkata, "Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam shalat dua rakaat sebelum Ashar, lalu beliau sibuk sehingga akhirnya beliau mengerjakannya ketika matahari terbenam. Aku tidak pernah melihat beliau mengerjakan shalat dua rakaat sebelum dan sesudah ini."

nasai:577

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Mufadlal] dari [Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari [Anas bin Malik], dia berkata; "Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bila hendak melakukan perjalanan sebelum matahari condong ke barat beliau mengakhirkan Zhuhur sampai waktu shalat Ashar, kemudian singgah dan shalat dengan menjama' (menggabungkan) dua shalat tersebut. Jika matahari telah condong ke barat sebelum berangkat beliau shalat Zhuhur dulu, baru kemudian berangkat."

nasai:582

Telah mengabarkan kepadaku [Ishaq bin Ibrahim] dia berkata; Telah memberitakan kepada kami [Sufyan] dari [Ibnu Abu Najih] dari [Ismail bin Abdurahman] -pemuka Quraisy- dia berkata, "Aku menemani [Ibnu Umar] ke perbatasan, dan tatkala matahari terbenam aku berkata kepadanya, "Shalat dulu". Namun beliau tetap berjalan hingga lenyap cahaya putih di ufuk dan kegelapan Isya'. Kemudian beliau singgah dan mengerjakan shalat Maghrib tiga rakaat. Lalu shalat dua rakaat setelahnya dan berkata; 'Dulu aku melihat Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam melakukannya seperti ini'."

nasai:587

Telah mengabarkan kepada kami [Amr bin Sawwad bin Al Aswad bin Amr] dia berkata; Telah memberitakan kepada kami [Ibnu Wahab] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Jabir bin Ismail] dari [Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari [Anas] dari Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bahwa apabila Beliau Shallallahu'alaihi wasallam sedang tergesa-gesa dalam perjalanannya maka beliau mengakhirkan Zhuhur sampai waktu shalat Ashar, lalu menjama' keduanya. Beliau juga mengakhirkan shalat Maghrib hingga beliau menjama' antara Maghrib dan Isya' hingga mega merah menghilang.

nasai:590

Telah mengabarkan kepada kami [Ibrahim bin Harun] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Hatim bin Ismail] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin Muhammad] dari [Bapaknya] bahwa [Jabir bin Abdullah] berkata; "Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam berjalan hingga ke Arafah, lalu beliau mendapati kemah telah didirikan untuk dirinya di daerah Namirah, maka beliau singgah sampai matahari terbenam. Beliau mempersiapkan untanya untuk segera berangkat. Sesampainya di Bathn Al Wadi beliau berkhutbah dihadapan manusia, lalu Bilal mengumandangkan adzan, dan shalat Zhuhur. Kemudian iqamat lagi dan mengerjakan shalat Ashar. Beliau tidak mengerjakan shalat apapun diantara keduanya."

nasai:600

Telah mengabarkan kepada kami ['Amr bin 'Ali] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Al-Walid bin Al-'Aizar] dia berkata; aku mendengar [Abu 'Amr Asy-Syaibani] berkata; telah menceritakan kepada kami penghuni rumah ini -dan mengisyaratkan ke arah rumah ['Abdullah] - dia berkata; 'Aku pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam, "Apakah amalan yang paling dicintai Allah Azza wa Jalla? Beliau menjawab."Shalat pada waktunya, berbakti kepada orang tua, dan jihad di jalan Allah Azza wa Jalla."

nasai:606

Telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah bin Muhammad bin 'Abdurrahman] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah An-Nakha'i] yang mendengarnya dari [Abu 'Amr] dari ['Abdullah bin Mas'ud] dia berkata; "Aku bertanya kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam, 'Apakah amalan yang paling dicintai Allah Azza wa Jalla? Beliau menjawab: "Mendirikan shalat pada waktunnya."

nasai:607

Telah mengabarkan kepadaku [Ziyad bin Ayyub] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Abu Qibalah] dari [Malik bin Al-Huwairits] dia berkata; "Kami datang kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam dan kami pemuda yang sebaya. Kami tinggal bersama Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam selama dua puluh malam. Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam adalah seorang yang sangat penyayang dan sangat lembut. Beliau mengira kalau kami merindukan keluarga kami, maka beliau bertanya tentang keluarga kami yang ditinggalkan. Kami pun memberitahukannya, lalu beliau Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, "Pulanglah ke keluarga kalian. Tinggallah bersama mereka dan ajari mereka serta perintahkan mereka untuk shalat. Jika telah datang waktu shalat, maka hendaklah salah seorang dari kalian mengumandangkan adzan, dan yang paling tua menjadi imam'."

nasai:631

Telah mengabarkan kepada kami [Ibrahim bin Harun] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hatim bin Isma'il] dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Ja'far bin Muhammad] dari [bapaknya] bahwasanya [Jabir bin 'Abdullah] berkata; "Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam berjalan hingga ke Arafah, dan beliau mendapati kemah telah didirikan untuknya di Namirah, maka beliau singgah sampai saatnya matahari terbenam. Lantas beliau mempersiapkan untanya untuk segera berangkat. Sesampainya di Bathn Al Wadi beliau berkhutbah di hadapan manusia, lalu Bilal mengumandangkan adzan dan melakukan iqamah. lalu shalat Zhuhur, kemudian melakukan iqamah lagi dan mengerjakan shalat Ashar, dan beliau tidak mengerjakan shalat apapun diantara keduanva."

nasai:649

Telah mengabarkan kepadaku [Ibrahim bin Harun] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hatim bin Isma'il] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin Muhammad] dari [bapaknya] bahwasanya [Jabir bin 'Abdullah] berkata; "Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam berangkat hingga ke Muzdalifah, lalu shalat Maghrib dan Isya' dengan satu kali adzan dan dua iqamah tanpa ada shalat apapun di antara keduanya."

nasai:650

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Salamah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] dari ['Amr bin Al-Harits] bahwasanya [Abu 'Usysyanah Al-Ma'afiri] menceritakan kepadanya dari ['Uqbah bin 'Amir] dia berkata; "Aku mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Rabbrnu kagum kepada seorang pengembala kambing yang berada di puncak gunung, dia mengumandangkan adzan untuk shalal lalu dia shalat, maka Allah Azza wa Jalla berfirman, "Lihatlah kepada hamba-Ku ini, dia mengumandangkan adzan dan iqamah lalu shalat karena takut kepada-Ku. Aku telah mengampuni hamba-Ku ini dan memasukkannya ke surga."

nasai:660

Telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah bin Muhammad bin Tamim] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] dari [Syu'bah] dia berkata; aku mendengar [Abu Ja'far] - mu'adzin masjid Al 'Uryan- dari [Abu Al Mutsanna] -mu'adzin masjid jami'- dia berkata; "Aku pernah bertanya kepada [Ibnu 'Umar] tentang adzan, lalu beliau menjawab, 'Adzan pada zaman Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam adalah dua-dua dan iqamah sekali-sekali, kecuali ketika mengucapkan, "Qad qaamatish-shalah".' -diucapkannya dua kali-. Ketika kami mendengar 'Qad qaamatish-shalah" kami telah berwudhu, kemudian segera shalat."

nasai:662

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin 'Amr bin As-Sarh] dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Ibnu Wahb] dia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Abu Dzi'b] dan [Yunus] dan ['Amr bin Al-Harits] bahwasanya [Ibnu Syihab] mengabarkan kepada mereka dari ['Urwah] dari ['Aisyah] dia berkata; "Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam shalat sebelas rakaat diantara setelah lsya' sampai Fajar. Beliau salam pada setiap dua rakaat dan witir satu rakaat. Beliau sujud selama ukuran salah seorang dari kalian membaca lima puluh ayat, kemudian beliau mengangkat kepalanya. Bila muadzin telah diam dari shalat (adzan) Fajar dan Fajar telah jelas, maka beliau shalat dua rakaat yang ringan, kemudian berbaring dengan posisi miring ke kanan hingga muadzin mendatangi beliau untuk iqamah, lalu beliau keluar bersamanya." Dan sebagian perawi ada yang saling menambahkan dalam hadis ini dari satu orang ke yang lainnya.

nasai:678

Telah mengabarkan kepada kami [Katsir bin 'Ubaid] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Harb] dari [Az-Zubaidi] dari [Az-Zuhri] dari [Abu Salamah bin 'Abdurrahman] dan [Abu 'Abdullah Al-Agharr] -budak Al Juhaniyyin dan keduanya termasuk sahabat Abu Hurairah- bahwasanya keduanya mendengar [Abu Hurairah] berkata; "Shalat di masjid Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam lebih utama daripada shalat seribu kali di masjid lain, kecuali Masjidil Haram. Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam adalah rasul terakhir dan masjidnya adalah masjid yang terakhir." Abu Salamah dan Abu Abdullah berkata, "Kami tidak ragu bahwa Abu Hurairah mengatakan demikian dari hadis Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam, dan kami dilarang untuk mengecek kepada Abu Hurairah dalam hal hadis ini hingga beliau wafat baru kami sebutkan hadis ini. Kami saling mencela agar kami tidak berbicara kepada Abu Hurairah dalam hal itu, sehingga hadis tersebut disandarkan kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam kendati dia memang mendengarnya dari Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam. Ketika dalam keadaan demikian tiba-tiba [Abdullah bin Ibrahim bin Qarizh] duduk bersama kami lalu menyebutkan hadis tersebut dari nash Abu Hurairah yang kami tinggalkan. dia berkata kepada kami, "Aku bersaksi bahwa aku mendengar [Abu Hurairah] berkata, 'Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, "...Aku adalah nabi yang paling akhir, dan masjid tersebut juga masjid yang paling akhir."

nasai:687

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Manshur] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] dari [Sa'id] dari [Abu Hurairah] dari Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam, beliau Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, "Tidak dianjurkan mempersiapkan perjalanan untuk mengagungkan masjid khusus, kecuali ke tiga masjid, yaitu Masjidil Haram, Masjidku (Nabawi) ini, dan Masjidil Aqsha."

nasai:693

Telah mengabarkan kepada kami [Hunnad bin As-Sariy] dari [Mulazim] dia berkata; telah menceritakan kepadaku ['Abdullah bin Badr] dari [Qais bin Thalaq] dari Bapaknya [Thalaq bin 'Ali] dia berkata; "Kami datang kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam sebagai utusan, lalu kami berbaiat kepadanya dan shalat bersamanya. Aku kabarkan kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bahwa di daerah kami ada tempat ibadah (kuil) milik kita, maka aku hendak meminta sisa air bersucinya. Beliaupun meminta air lalu berwudhu dan berkumur, kemudian menuangkan air ke dalam ember dan menyuruh kami untuk mengambilnya. Beliau lalu bersabda, `Keluarlah (pulanglah) kalian. Bila telah sampai ke negeri kalian, maka hancurkan kuil itu dan siramlah Puing-puingnya dengan air ini, lalu jadikanlah sebagai masjid'. Kami berkata, "Negeri kami jauh dan sangat panas sekali, sedangkan air ini akan mengering'. Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda. 'Perbanyaklah airnya. Air ini tidak akan menambah apa-apa kecuali kebaikan'. Kamipun keluar hingga ke negeri kami, lalu kami menghancurkan kuil itu dan menyiramkan air tersebut ke puing-puing bangunannya. Kemudian kami jadikan sebagai masjid dan kami mengumandangkan adzan." la berkata lagi, "Pendetanya adalah laki-laki dari Thayyi'. Ketika mendengar adzan, ia berkata, `Ini dakwah yang hak'. Kemudian ia pergi ke tempat yang tinggi yang ada di daerah kami, dan kami tidak pernah melihatnya lagi setelah itu."

nasai:694

Telah mengabarkan kepada kami ['Imran bin Musa] dia berkata; telah menceritakan kepada kami ['Abdul Warits] dari [Abu At-Tayyah] dari [Anas bin Malik] dia berkata; Anas bin Malik, dia berkata, "Ketika Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam datang ke Madinah, beliau singgah di tanah lapang di perkampungan yang dinamakan Bani Amru bin Auf. Beliau Shallallahu'alaihi wasallam tinggal selama empat belas hari. Kemudian beliau mengutus orang kepada pembesar Bani Najjar, lalu mereka datang dengan menghunus pedang-pedang mereka. Aku melihat Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam berada di atas unta kendaraannya dan Abu Bakar Radliyallahu'anhu naik di belakangnya, sedangkan pembesar Bani Najjar berada di sekelilingnya hingga beliau sampai ke pekarangan Abu Ayub, dan beliau Shallallahu'alaihi wasallam mengerjakan shalat kapansaja datang waktu shalat. Lantas beliau Shallallahu'alaihi wasallam mengerjakan shalat di tempat pengikatan kambing, dan beliau menyuruh untuk membuat masjid. Kemudian beliau mengirim orang ke pembesar Bani Najjar dan mereka pun datang, maka Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda kepada mereka, 'Wahai Bani Najjar, tentukan harga pekarangan ini? ' Mereka menjawab, 'Demi Allah, kami tidak menjualnya kecuali kepada Allah Azza wa Jalla'." Anas berkata, "Dulu di tempat itu ada kuburan orang-orang musyrik, reruntuhan bangunan, dan pohon kurma. Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam menyuruh untuk membongkar kuburan orang-orang musyrik dan memotong pangkal pohon kurma, serta meratakan bekas bangunan. Lalu beliau menjadikan pohon kurma sebagai arah kiblat masjid dan sebuah batu besar sebagai dua batu masjid. Mulailah mereka memindahkan batu besar dengan kerja keras sambil mendendangkan lantunan syair -Sedang Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersama mereka- yang berbunyi: 'Ya Allah, tiada kebaikan yang lebih baik daripada kebaikan akhirat. Ya Allah, tolonglah orang-orang Anshar dan Muhajirin '."

nasai:695

Telah mengabarkan kepada kami ['Amr bin 'Ali] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Dzi'b] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Aswad bin Al-'Alaa' bin Jariyah Ats-Tsaqafi] dari [Abu Salamah bin 'Abdurrahman] dari [Abu Hurairah] dari Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam, beliau Shallallahu'alaihi wasallam bersabda "Ketika seseorang keluar dari rumahnya menuju masjid, maka tiap langkah satu kakinya dicatat satu kebaikan dan dari kakinya yang satu lagi sebagai penghapus satu kejelekan."

nasai:698

Telah mengabarkan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Sufyan] dari [Az-Zuhri] dari [Salim] dari [bapaknya], dia berkata; bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, "Apabila istri salah seorang dari kalian minta izin untuk ke masjid, janganlah ia mencegahnya."

nasai:699

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [Salim bin Abu Ja'ad] dari [Ma'dan bin Abu Thalhah] dari [Umar bin Khaththab], dia berkata, "Wahai manusia, kalian makan dari dua pohon ini, aku tidak berpendapat melainkan keduanya tidak menyedapkan, yang pertama bawang merah dan yang kedua bawang putih. Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bila mencium bau keduanya dari seseorang maka beliau memerintahkan agar ia diasingkan di Baqi'. Siapa saja yang ingin memakannya maka hilangkan bau itu dengan memasaknya."

nasai:701

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] dari [Sa'id bin Al Musayyab] dia berkata; "Umar pernah melewati Hasan bin Tsabit yang sedang membaca syair di dalam masjid, maka Umar memperingatkannya. [Hasan] berkata, Aku pernah pernah membaca syair dalam masjid padahal orang yang lebih baik daripada kamu (maksudnya nabi shallallahu 'alaihi wasallam) berada di dalam masjid tersebut. Kemudian dia menoleh kepada [Abu Hurairah] sambil berkata, 'Apakah engkau mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam memohon Ya Allah, kabulkanlah untukku, kuatkanlah ia dengan Ruhul Qudus (Jibril). Maka Hasan menjawab, 'Ya Allah, benar'.

nasai:709

Telah mengabarkan kepada kami [Sulaiman bin Daud] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahab] dari [Yunus], [Ibnu Syihab] berkata; Telah mengabarkan kepadaku [Abdurrahman bin Ka'ab bin Malik] bahwa [Abdullah bin Ka'ab] berkata; "Aku mendengar [Ka'ab bin Malik] menceritakan peristiwanya ketika tertinggal dalam perang Tabuk, dia berkata, 'Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam datang dengan wajah berseri-seri dan kebiasaan beliau jika datang dari perjalanan, beliau langsung ke masjid, lalu shalat dua rakaat. Kemudian duduk-duduk bersama para sahabat. Setelah beliau melakukan hal tersebut. datanglah orang-orang yang tertinggal (dari perang Tabuk ini). Mereka menyampaikan alasannya dan bersumpah kepadanya. Jumlah mereka ada sekitar delapan puluh lebih laki-laki. Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam menerima keterus terangan mereka, membai'atnya, memintakan ampun untuk mereka, serta menyerahkan rahasia (yang ada dalam hati mereka) kepada Allah Azza wa Jalla hingga kemudian aku datang. Setelah aku memberikan salam dan beliau tersenyum dengan senyuman orang yang marah, beliau Shallallahu'alaihi wasallam memanggilku, "Kemarilah." Aku lalu mendekat dan duduk di hadapannya, lantas beliau bertanya lagi kepadaku, "Apa yang menyebabkanmu tertinggal? Bukankah kamu telah membeli hewan tungganganmu?" Aku menjawab, "Wahai Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam, demi Allah, aku kalau duduk bersama selain dirimu dari penduduk bumi ini, pasti aku berkeyakinan bahwa aku bisa terbebas dari murkanya karena aku mempunyai kemampuan berdebat. Akan tetapi, demi Allah, aku mengetahui kalau aku pada hari ini menceritakan suatu cerita dusta agar engkau ridha kepadaku, pasti Allah menciptakan suatu hal yang menjadikan engkau marah kepadaku, sebaliknya seandainya aku ceritakan hal sebenarnya secara blak-blakan yang ada padaku, maka hal itu karena aku sangat mengharap ampunan Allah. Demi Allah, saat aku tertinggal dari engkau, belum pernah aku sekuat dan selapang saat itu." Lantas Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda."Orang ini berbuat jujur, hanya pergilah hingga Allah memutuskan perkaramu." Lalu aku berdiri dan pergi'." (Secara ringkas)

nasai:723

Telah mengabarkan kepada kami [Sa'id bin Yahya bin Sa'id Al Umawi] dia berkata; [bapakku] telah menceritakan kepada kami, dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] dari [Anas bin Malik] bahwasanya Ummu Sulaim pernah meminta Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam untuk datang kepadanya dan shalat di rumahnya, maka dia menyiapkan tempat shalat untuk Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam. Lalu Rasulullah datang kepada Ummu Sulaim, dan Ummu Sulaim segera menuju tikar, lalu menyiramnya dengan air, maka beliau shalat di atasnya dan mereka (keluarga Ummu Sulaim) shalat bersamanya.

nasai:729

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin 'Abdurrahman] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Abu Hazim bin Dinar] bahwasanya beberapa orang laki-laki mendatangi Sahl bin Sa'd As-Sa'idi dan mereka berdebat tentang kayu yang digunakan untuk membuat mimbar; Mereka bertanya tentang hal itu. [Sahal bin Sa'ad] berkata, "Demi Allah, aku mengetahui jenis kayu yang digunakan untuk membuat mimbar itu. Aku pernah melihat pada hari pembuatannya dan pada hari pertama Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam duduk di atasnya. Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam pernah mengutus seseorang kepada Fulanah -perempuan yang namanya disebutkan oleh Sahal- dan dikatakan kepadanya, 'Suruh budakmu si tukang kayu agar membuatkan kayu-kayu untuk tempat dudukku bila sedang berbicara dengan orang banyak'. Lalu perempuan itu menyuruhnya membuatnya dari kayu hutan. Kemudian orang ini membawanya kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam, dan beliau Shallallahu'alaihi wasallam menyuruhnya meletakkannya di sini. Setelah itu aku melihat Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam naik ke atas mimbar tersebut lalu shalat di atasnya. Beliau bertakbir di atas mimbar kemudian ruku', juga masih di atasnya. Lantas beliau turun sambil mundur, kemudian sujud di dasar mimbar, dan kembali lagi. Setelah selesai shalat beliau menghadap kepada manusia dan bersabda, 'Wahai manusia, aku berbuat demikian agar kalian mengikutiku dan mempelajari shalatku '."

nasai:731

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dari [Malik] dari ['Amr bin Yahya] dari [Sa'id bin Yasar] dari [Ibnu 'Umar] dia berkata; "Aku melihat Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam shalat di atas keledai saat beliau menuju Khaibar."

nasai:732

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Manshur] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin 'Umar] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Dawud bin Qais] dari [Muhammad bin 'Ajlan] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Anas bin Malik] bahwa dia pernah melihat Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam shalat di atas keledai saat beliau mengendarainya ke arah Khaibar, sedangkan kiblat di belakangnya. Abu Abdurrahman berkata; kami tidak mengetahui seorangpun yang mengikuti Amr bin Yahya atas ucapannya "Beliau shalat di atas keledai" dan mengenai Hadis Yahya bin Sa'id yang benar adalah Hadisnya mauquf. Wallahu Subhanahu wa Ta'ala A'lam.

nasai:733

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Isma'il bin Ibrahim] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Yusuf Al Azraq] dari [Zakaria bin Abu Zaidah] dari [Abu Ishaq] dari [Al Barra bin 'Azib] dia berkata; -'Ketika Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam baru datang ke Madinah, beliau Shallallahu'alaihi wasallam shalat menghadap ke arah Baitul Maqdis sekitar enam belas bulan, lalu dialihkan ke kiblat (Ka'bah). Ada seseorang yang (selesai shalat bersama Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam) melewati sekelompok kalangan Anshar, kemudian ia berkata, 'Aku menyaksikan Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam telah dialihkan kiblatnya ke Ka'bah'. Lalu orang-orang segera beralih ke Ka' bah."

nasai:734

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dari [Malik] dari [Abdullah bin Dinar] dari [Ibnu 'Umar] dia berkata, "Tatkala orang-orang berada di Quba' saat shalat Subuh, datang seseorang lalu berkata, 'Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam pada malam ini mendapat wahyu, beliau diperintahkan menghadap ke Ka'bah'. Mereka pun segera beralih ke Ka'bah, padahal sebelumnya wajah-wajah mereka menghadap ke Syam (Baitul Maqdis) '."

nasai:737

Telah mengabarkan kepada kami ['Ali bin Hujr] dan [Ishaq bin Manshur] mereka berdua berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Shafwan bin Sulaim] dari [Nafi' bin Jubair] dari [Sahl bin Abu Hatsmah] dia berkata; bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Jika salah seorang dari kalian shalat menghadap ke arah Sutrah (pembatas) maka mendekatlah kepadanya, agar setan tidak memutus shalatnya."

nasai:740

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dari [Malik] dari [Abu An Nadhr] dari [Busr bin Sa'id] bahwasanya Zaid bin Khalid mengutusnya kepada Abu Juhaim, ia lalu bertanya, "Apa yang kamu dengar dari Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam tentang orang yang lewat di depan orang yang sedang shalat?" [Abu Juhaim] mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda; "Andai orang yang lewat di depan orang yang sedang shalat mengetahui akibatnya, maka ia pasti akan berdiri empat puluh lebih baik daripada berlalu di hadapan orang yang sedang shalat.

nasai:748

Telah mengabarkan kepada kami ['Ali bin Hujr] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Walid] dari [Ibnu Jabir] dari [Busr bin 'Ubaidulah] dari [Watsilah bin Al Asqa'] dari [Abu Martsad Al Ghanawi] dia berkata; bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian shalat menghadap kuburan dan janganlah kalian duduk di atasnya."

nasai:752

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Abdul A'la Ash-Shan'ani] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Khalid] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Abdurrahman bin Al Qasim] dia berkata; aku mendengar [Al Qasim] menceritakan dari ['Aisyah] Radliyallahu'anha, dia berkata; "Dahulu di rumahku ada kain yang bergambar, maka aku jadikan sebagai gorden/tirai. Namun ketika Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam shalat menghadap ke arahnya, beliau berkata, 'Wahai Aisyah, palingkan dariku dan lepaslah'. Kemudian aku melepaskan kain itu dan aku jadikan bantal."

nasai:753

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu 'Ajlan] dari [Sa'id Al Maqburi] dari [Abu Salamah] dari ['Aisyah] dia berkata; "Dahulu Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam mempunyai sebuah tikar yang biasa beliau bentangkan pada siang hari dan beliau jadikan seperti kamar (agar beliau bisa shalat seleluasa panjangnya dan tidak ditiru sahabatnya) pada malam hari, lalu beliau shalat padanya. Kemudian para sahabatnya paham hal ini (shalat beliau yang sedemikian dahsyat panjangnya), maka mereka shalat dan diantara beliau Shallallahu'alaihi wasallam dengan mereka ada tikar. Hingga beliau bersabda, 'Kerjakanlah amalan itu sesuai yang kalian mampu. Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla tidak pernah jenuh hingga kalian merasa jenuh. Sesungguhnya perbuatan yang paling disukai Allah Azza wa Jalla adalah yang berkesinambungan, walaupun sedikit'. Kemudian beliau meninggalkan tempat shalat tersebut dan tidak kembali lagi hingga beliau Shallallahu'alaihi wasallam wafat. Adalah Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam jika melakukan suatu perbuatan maka beliau melakukannya secara terus-menerus".

nasai:754

Telah mengkabarkan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Waki'] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Thalhah bin Yahya] dari ['Ubaidullah bin Abdullah] dari ['Aisyah] dia berkata; "Dulu Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam shalat pada malam hari dan aku berada di sampingnya, padahal saat itu aku sedang haid dan aku memakai kain tanpa jahitan yang sebagiannya ada pada Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam."

nasai:760

Telah mengkabarkan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dan [Qutaibah bin Sa'id] -dan lafadz ini baginya- dari [Sufyan] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah bin Az-Zubair] dari ['Aisyah] dia berkata, "Nabi Shallallahu'alaihi wasallam pernah shalat dengan memakai pakaian bercorak/berbatik. Kemudian beliau Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Aku merasa terganggu dengan corak baju ini. Bawalah baju ini kepada Abu Jahm dan ambilkan untukku baju lain yang tidak bercorak/berbatik."

nasai:763

Telah mengkabarkan kepada kami ['Amr bin Manshur] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Abdul Malik] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Jabir bin Shubh] dia berkata; aku mendengar [Khilash bin 'Amr] berkata; aku mendengar ['Aisyah] berkata; "Aku pernah tidur bersama Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam -alias Abu Al Qasim- dalam satu selimut, sedangkan aku sedang haid. Jika beliau terkena sesuatu dariku, maka beliau membasuh tempat yang terkena tadi dan tidak melebihinya, kemudian beliau shalat dengan selimut tadi. Lalu beliau kembali lagi, dan jika beliau terkena sesuatu dariku maka beliau melakukan hal seperti sebelumnya dan tidak melebihinya, lalu shalat dengan selimut tersebut."

nasai:765

Telah mengkabarkan kepada kami [Qutaibah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin 'Abdurrahman] dari [Abu Hazim] dari [Sahl bin Sa'd] bahwa telah sampai kabar kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bahwa Bani Amru bin Auf mempunyai suatu masalah. Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam dan beberapa orang lalu datang mendamaikan mereka. Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam tertahan (oleh urusan mereka) sampai tibalah waktu shalat pertama (Zhuhur). Kemudian Bilal datang kepada Abu Bakar dan berkata, "Wahai Abu Bakar, Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam tertahan sedangkan waktu shalat sudah tiba. Apakah engkau sudi menjadi imam bagi orang-orang?" la menjawab, "Ya, jika kamu mau." Lalu Bilal menyerukan iqamah dan Abu Bakar maju lantas bertakbir bersama kaum muslim. Kemudian datang Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam di celah-celah barisan shalat hingga beliau Shallallahu'alaihi wasallam berdiri di barisan shalat. Orang-orang lalu mulai menepukkan tangannya, tetapi Abu Bakar tidak menoleh dalam shalatnya. Setelah orang-orang banyak yang menepukkan tangannya (sebagai isyarat), Abu Bakar menoleh dan mendapati Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam, maka Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam mengisyaratkan kepadanya untuk terus melanjutkan shalatnya, namun Abu Bakar mengangkat kedua tangannya dan memuji Allah Azza wa Jalla lantas mundur ke belakang hingga berdiri pada barisan makmum. Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam lalu maju untuk menjadi imam. Setelah selesai beliau Shallallahu'alaihi wasallam menghadap kepada orang-orang dan bersabda, "Wahai manusia sekalian, Kenapa kalian ketika shalat bertepuk tangan? Tepuk langan hanya untuk perempuan. Barangsiapa mendapati sesuatu yang kurang beres pada shalalnya, maka ucapkan. 'Subhanallah (Maha Suci Allah), karena tidak seorangpun yang mendengar ketika ada yang mengucapkan subhanallah (Maha Suci Allah) kecuali pasli menolehnya. Wahai Abu Bakar, apakah yang menghalangimu untuk shalat menjadi imam bagi orang-orang saat kuisyaratkan demikian?" Abu Bakar berkata, "Tidaklah panlas bagi Ibnu Quhafah untuk shalat -menjadi imam- di depan Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam."

nasai:776

Telah mengkabarkan kepada kami [Harun bin Abdullah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ma'an] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Malik] dia berkata; dan telah menceritakan kepada kami [Al Harits bin Miskin] dalam bentuk bacaan kepadanya dan saya mendengar lafazhnya dari dia dari [Ibnul Qasim] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Mahmud bin Ar-Rabi'] bahwasanya ['Itban bin Malik] pernah menjadi imam bagi kaumnya, padahal dia buta. Dia berkata kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam, "Saat ini gelap, turun hujan, serta banjir, sementara aku orang buta, maka shalatlah di rumahku yang telah kujadikan masjid wahai Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam." Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam lalu berkata, "Di mana yang kamu inginkan agar aku shalat bersamamu?" la menunjukkan tempat yang ada di rumahnya, lalu Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam shalat di sana.

nasai:780

Telah mengkabarkan kepada kami [Ziyad bin Ayyub] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdul 'Aziz] dari [Anas] dia berkata; "Tatkala iqamah dikumandangkan, Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam berbicara dengan seseorang yang membutuhkannya, maka beliau menunda shalat hingga orang-orang tertidur."

nasai:783

Telah mengkabarkan kepada kami ['Amr bin 'Utsman bin Sa'id bin Katsir] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Harb] dari [Az-Zubaidi] dari [Az-Zuhri] dan [Al Walid] dari [Al Auza'i] dari [Az-Zuhri] dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] dia berkata; "Setelah iqamah dikumandangkan, orang-orang segera merapikan barisan mereka, kemudian Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam keluar hingga tatkala beliau sampai di tempat shalatnya beliau ingat bahwa dirinya belum mandi. Lantas beliau Shallallahu'alaihi wasallam bersabda kepada jamaah, 'Tolong tetaplah kalian di tempat". Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam segera kembali ke rumahnya dan keluar lagi kepada kami dalam keadaan rambut yang masih basah, saat beliau mandi kami tetap dalam barisan."

nasai:784

Telah mengabarkan kepada kami ['Abdah bin Abdullah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Zaid bin Al Hubab] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Aflah bin Sa'id] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Buraidah bin Sufyan bin Farwah Al Aslami] dari seorang cucu kakeknya yang bernama [Mas'ud] dia berkata; Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam dan Abu Bakr melewatiku. Lalu Abu Bakar berkata kepadaku; Wahai Mas'ud, panggil Abu Tamim (yaitu budaknya) dan katakan kepadanya agar ia bersedia membawa kami dengan Untanya dan membawakan bekal perjalanan untuk kami sekaligus menjadi petunjuk jalan. Maka aku pun menemui budakku dan mengabarkan kepadanya. Kemudian aku kembali dengan membawa unta dan sekantong susu. Lalu Aku membawa keduanya melalui jalan yang belum mereka kenal, tiba-tiba datang waktu shalat, maka Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam berdiri untuk shalat dan Abu Bakr berdiri di sebelah kanannya. Waktu itu aku sudah masuk Islam, akupun berdiri dibelakang mereka berdua, kemudian Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam mendorong dada Abu Bakar kebelakang hingga kami berdua shalat dibelakangnya. Abu Abdurrahman berkata; 'Buraidah orangnya lemah dalam meriwayatkan Hadis.'

nasai:791

Telah mengkabarkan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dari [Malik] dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] dari [Anas bin Malik] bahwasanya neneknya Mulaikah pernah mengundang Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam untuk jamuan makan yang telah ia buat khusus untuk Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam, dan Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam menyantap jamuan tersebut. Kemudian beliau Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, "Berdirilah kalian, aku akan shalat bersama kalian." Anas berkata; "Lalu aku berdiri di tikar kami yang sudah berubah warnanya jadi hitam karena lama tidak dipakai, maka aku menyiramnya dengan air. Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam segera berdiri dan aku berbaris dengan seorang anak yatim di belakangnya serta seorang perempuan tua (Mulaikah) di belakang kami. Beliau shalat dua rakaat kemudian pergi."

nasai:792

Telah mengkabarkan kepada kami [Muhammad bin Isma'il bin Ibrahim] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] dia berkata; [Ibnu Juraij] berkata; telah mengkabarkan kepadaku [Ziyad] bahwasanya [Qaza'ah] -budak 'Abdu Qais- mengkabarkan kepadanya bahwasanya dia mendengar ['Ikrimah] -budak Ibnu 'Abbas- berkata; [Ibnu 'Abbas] berkata; "Aku pernah shalat di samping Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam dan Aisyah juga ikut shalat bersama kami di belakang, adapun aku di samping Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam shalat bersama beliau Shallallahu'alaihi wasallam.

nasai:795

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Al Ahwash] dari [Manshur] dari [Thalhah bin Musharrif] dari [Abdurrahman bin 'Ausajah] dari [Al Barra' bin 'Azib] dia berkata; "Dahulu Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam memeriksa barisan shalat dari satu sisi ke sisi lain dan mengusap pundak serta dada kami, lalu bersabda, "Janganlah kalian berbeda (bengkok, tidak lurus) sehingga hati kalian akan berselisih'. Beliau Shallallahu'alaihi wasallam juga bersabda, "Allah dan para malaikat bershalawat (mendoakan) kepada orang yang berada dibarisan terdepan."

nasai:802

Telah mengabarkan kepada kami ['Ali bin Hujr]; telah memberitakan kepada kami [Isma'il] dari [Humaid] dari [Anas] Radliyallahu'anhu, dia berkata; "Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam menghadap kepada kami dengan wajahnya ketika iqamah telah dikumandangkan sebelum beliau Shallallahu'alaihi wasallam bertakbir, lalu bersabda: "Luruskan barisan kalian dan rapatkanlah. Aku melihat kalian dari balik punggungku."

nasai:805

Telah mengabarkan kepada kami [Al 'Abbas bin Abdul 'Azhim Al 'Anbari] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Mahdi] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Zaidah] dari [Musa bin Abu 'Aisyah] dari ['Ubaidullah bin Abdullah] dia berkata; aku masuk menemui 'Aisyah, maka aku berkata; Sudilah kiranya engkau memberitahukanku sakitnya Rasulullah Shallallahu'alihiwasallam. [Aisyah] menjawab. 'Ketika Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam sakit berat, beliau Shallallahu'alaihi wasallam bersabda."Apakah orang-orang telah shalat?" Kami menjawab, "Belum wahai Rasulullah Shallallahu'alihiwasallam, mereka menunggu engkau." Beliau bersabda, "Letakkan air untukku di dalam bak": Aisyah berkata, 'Lantas kami mengerjakannya. Lalu beliau mandi, kemudian bangkit dengan susah payah. Tiba-tiba beliau Shallallahu'alaihi wasallam pingsan 'dan tersadar kembali, lalu beliau Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Apakah orang-orang sudah shalat?" Kami menjawab, "Belum wahai Rasulullah Shallallahu'alihiwasallam mereka menunggu engkau." Beliau bersabda; "Letakkan air untukku di dalam bak": Aisyah berkata, 'Lantas kami mengerjakannya. Beliau lalu mandi dan bangkit dengan susah payah. Tiba-tiba beliau Shallallahu'alaihi wasallam pingsan dan tersadar kembali lalu bersabda."Apakah orang-orang sudah shalat?" Kami menjawab, "Belum wahai Rasulullah Shallallahu'alihiwasallam mereka menunggu engkau." Kemudian beliau berkata yang ketiga kalinya seperti perkataan tadi. Orang-orang tinggal di masjid untuk menunggu Nabi Shallallahu'alaihi wasallam untuk shalat Isya Kemudian Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam mengutus seseorang kepada Abu Bakar agar menyuruh dia untuk shalat mengimami orang-orang. Ketika utusan Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam datang kepada Abu Bakar, ia berkata, "Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam memerintahkanmu untuk shalat bersama (mengimami) kaum orang-orang." Abu Bakar adalah orang yang sangat lembut hatinya (mudah menangis), maka ia berkata kepada Umar, "Wahai Umar, shalatlah bersama (mengimami) orang-orang." Umar menjawab, "Kamu lebih berhak untuk itu." Kemudian Abu Bakar shalat bersama (megimami) kaum muslim pada hari-hari itu. Kemudian Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam merasa enak badan, maka beliau Shallallahu'alaihi wasallam datang dengan dipapah oleh dua orang laki-laki -salah satunya adalah Abbas- untuk shalat Zhuhur. Tatkala Abu Bakar melihat beliau, ia segera mundur, tetapi Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam mengisyaratkan kepadanya agar tidak mundur. Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam memerintahkan dua orang yang memapahnya untuk mendudukkannya di samping Abu Bakar. Kemudian Abu Bakar shalat sambil berdiri dan oreng-orang shalat dengan mengikuti shalatnya Abu Bakar, sedangkan Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam shalat dengan duduk.' Kemudian aku masuk ke tempat Ibnu Abbas dan aku katakan kepadanya, 'Maukah aku ceritakan kepadamu apa yang diceritakan oleh Aisyah kepadaku tentang sakit Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam? ' [Ibnu Abbas] menjawab, 'Ya'. Maka aku memaparkan cerita Aisyah tadi, dan ia tidak mengingkari sedikitpun. la bertanya kepadaku, 'Apakah ia menyebutkan nama laki-laki yang bersama Abbas? ' Aku menjawab, Tidak'. Ibnu Abbas berkata, 'Dia adalah Ali bin Abu Thalib'."

nasai:825

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Manshur] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Amr] dia berkata; aku mendengar [Jabir bin Abdullah] dia berkata; "Mua'dz shalat bersama Nabi Shallallahu'alihiwasallam, kemudian ia kembali kepada kaumnya dan mengimami shalat mereka di malam hari dan ia (Mua'dz) memanjangkan shalatnya. Kemudian Muadz shalat bersama Rasulullah, lalu ia kembali kepada kaumnya dan mengimami shalat mereka, dan ia membaca surat Al Baqarah. Ketika salah seorang kaumnya mendengar Muadz lama dalam shalat, ia keluar dari shalat dan shalat sendiri, maka kaumnya berkata kepadanya, 'Kamu munafik wahai fulan'. Orang itu menjawab, 'Demi Allah, aku tidak munafik. Aku akan mendatangi dan menceritakan hal ini pada Nabi Shallallahu'alihiwasallam. Lalu orang itu mendatangi Nabi Shallallahu'alaihi wasallam dan berkata, 'Wahai Rasulullah, Muadz shalat bersama Anda. kemudian ia kembali dan mengimami shalat kami. Anda melamakan shalat kemarin malam, lalu Muadz shalat dengan Anda, kemudian dia kembali dan mengimami kami, dan ia memulai shalat dengan membaca surat Albaqarah. Ketika aku mendengarnya membaca surat Albaqarah. maka aku mundur dan shalat sendiri, karena kami pekerja keras yang bekerja dengan tangan kami. Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam lalu bersabda, 'Wahai Muadz, apakah kamu ingin menimbulkan fitnah? Bacalah surat ini dan surat ini (maksudnya surat yang pendek) '."

nasai:826

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Isma'il bin Ib Radliyallahu'anha im] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] dia berkata; [Ibnu Juraij] berkata; telah mengabarkan kepadaku [Ziyad] bahwasanya [Qaza'ah] -seorang budak Abdul Qais- mengabarkan kepadanya bahwasanya ia mendengar ['Ikrimah] berkata; [Ibnu 'Abbas] berkata; "Aku pernah shalat di samping Rasulullah Shallallahu'alihiwasallam. Aisyah juga shalat bersama kami di belakang, sedangkan aku di samping Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam.

nasai:832

Telah mengabarkan kepada kami [Nashr bin 'Ali] dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Abdul A'la] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Mahmud] dari ['Itban bin Malik] bahwasanya dia berkata; "Wahai Rasulullah Shallallahu'alihiwasallam banjir, menghalangi kami dengan masjid kaumku. Maka aku senang jika engkau shalat di suatu tempat di rumahku yang aku jadikan masjid." Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam menjawab, "Akan aku lakukan." Setelah Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam masuk ke rumahnya, beliau bertanya, "Di sebelah mana kamu ingin aku shalat?" Lalu dia ditunjukkan ke arah pojok rumah. Kemudian Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam berdiri dan mereka berbaris di belakang beliau, lalu beliau Shallallahu'alaihi wasallam shalat bersama kami dua rakaat.

nasai:835

Telah memberitakan kepada kami ['Ali bin Hujr] dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Isma'il] dari [Humaid] dari [Anas] dia berkata; "Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam menghadap kepada kami dengan wajahnya ketika berdiri sebelum beliau Shallallahu'alaihi wasallam bertakbir, lalu beliau bersabda: "Luruskan barisan kalian dan rapatkanlah. Karena aku melihat kalian dari balik punggungku."

nasai:836

Telah mengabarkan kepada kami [Hannad bin As Sari] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Zubaid 'Abtsar bin Al Qasim] dari [Hushain] dari [Abdullah bin Abu Qatadah] dari [Bapaknya], dia berkata; "Kami bersama Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam lalu ada sebagian orang yang berkata, 'Wahai Rasulullah Shallallahu'alihiwasallam seandainya engkau shalat bersama kami pada akhir malam (pasti itu lebih baik) '. Kemudian beliau bersabda, 'Aku khawatir kalian tertidur sehingga tidak shalat'. Bilal berkata, 'Aku akan menjaga kalian". Lalu mereka berbaring dan terlelap dalam tidurnya. Sedang Bilal menyandarkan punggungnya ke untanya. Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam terbangun ketika matahari sudah terbit, maka beliau bersabda, 'Wahai Bilal. mana yang kamu katakan? ' la menjawab,; Aku belum pernah tertidur selelap ini'. Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, "Allah Azza wa Jalla menggenggam nyawa kalian ketika menghendaki dan mengembalikannya lagi ketika Dia menghendakinya. Hai Bilal, adzanlah untuk shalat'. Lalu Bilal bangkit (dan mengumandangkan adzan, lantas orang-orang segera berwudhu - yakni saat matahari sudah mulai tinggi- kemudian beliau Shallallahu'alaihi wasallam shalat bersama mereka."

nasai:837

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dari [Malik] dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, aku ingin sekali memerintahkan untuk mengumpulkan kayu bakar, lalu aku perintahkan untuk shalat dengan dikumandangkan adzan, lantas aku juga menyuruh seseorang untuk menjadi imam shalat orang-orang. Sedangkan aku akan mendatangi orang-orang (yang tidak ikut berjamaah) dan membakar rumah mereka. Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, kalau saja salah seorang dari mereka mengetahui bahwa dia akan mendapatkan daging gemuk atau dua potong daging bagian punggung yang bagus, ia pasti mendatangi shalat Isya berjamaah."

nasai:839

Telah mengabarkan kepada kami [Suwaid bin Nashr] dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Abdullah bin Al Mubarak] dari [Al Mas'udi] dari ['Ali bin Al Aqmar] dari [Abul Ahwash] dari [Abdullah] bahwasanya ia pernah berkata; "Barangsiapa ingin berjumpa dengan Allah Azza wa Jalla dalam keadaan muslim, jagalah shalat lima waktu tatkala diseru untuk mengerjakannya. Allah Azza wa Jalla telah mensyariatkan jalan-jalan petunjuk kepada Nabi Shallallahu'alaihi wasallam. Dan shalat lima waktu termasuk jalan petunjuk itu. Aku tidak menaksir salah seorang dari kalian kecuali pasti memiliki masjid dalam rumahnya yang digunakan untuk shalat. Ingat, andaikan engkau shalat di rumah kalian dan meninggalkan masjid kalian, berarti kalian meninggalkan sunnah Nabi kalian. Seandainya kalian meninggalkan Sunnah nabi kalian, kalian pasti tersesat. Tidak ada orang muslim yang berwudhu' dan memperbaiki wudhunya kemudian pergi ke masjid, kecuali Allah Azza wa Jalla menuliskan satu kebaikan bagi setiap langkahnya atau mengangkatnya satu derajat, atau menghapus satu kesalahan darinya dengan langkah tersebut. Aku menyaksikan diri kami merapatkan langkahnya dan Aku bersaksi bahwa tidak ada yang ketinggalan dari shalat berjamaah kecuali orang munafik yang sudah populer kemunafikannya. Aku juga menyaksikan seorang laki-laki yang dipapah oleh dua orang hingga ia berdiri di shaf (barisan) shalat."

nasai:840

Telah mengabarkan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Marwan bin Mu'awiyah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Abdullah bin Al Asham] dari pamannya [Yazid bin Al Asham] dari [Abu Hurairah] dia berkata; "Seorang laki-laki buta datang kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam lalu berkata, 'Aku tidak mempunyai penuntun untuk menuntunku ke masjid'. Kemudian ia meminta keringanan untuk shalat di rumahnya, dan beliau Shallallahu'alaihi wasallam mengizinkannya. Namun setelah dia pergi Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam segera memanggilnya dan bertanya, "Apakah engkau mendengar panggilan shalat? ' la menjawab, 'Kalau adzan sih mendengar'. Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam lalu bersabda; 'Kamu wajib mendatanginya (shalat berjamaah)."

nasai:841

Telah mengabarkan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdul 'Aziz bin Muhammad] dari [Ibnu Thalha'] dari [Muhshin bin 'Ali Al Fihri] dari ['Auf bin Al Harits] dari [Abu Hurairah] dari Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam beliau bersabda: "Barang siapa berwudhu dan memperbaiki wudhunya kemudian keluar dengan sengaja menuju masjid, lalu mendapati orang-orang sudah mengerjakan shalat, Allah menuliskan pahala baginya seperti pahala orang yang menghadirinya, dan hal itu tidak mengurangi pahala mereka sedikitpun."

nasai:846

Telah mengabarkan kepada kami ['Amr bin Sawwad bin Al Aswad bin 'Amr] dia berkata; Telah memberitakan kepada kami [Ibnu Wahb] dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Ibnu Juraij] dari [Manbudz] dari [Al Fadhl bin 'Ubaidullah] dari [Abu Rafi'] dia berkata; "Dahulu jika Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam telah shalat Ashar maka beliau pergi ke Bani Abdul Asyhal, lalu bercakap-cakap hingga hampir Maghrib." Abu Rafi' berkata; "Tatkala Nabi Shallallahu'alaihi wasallam terburu-buru mendatangi shalat Maghrib, kami melewati kuburan Baqi', maka Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: Celaka kamu, celaka kamu (Beliau maksudkan untuk penghuni kubur). Ucapan nabi shallallahu 'alaihi wasallam itu menjadikanku khawatir, maka aku menghentikan jalanku, karena aku mengira beliau tujukan ucapannya kepadaku. Lantas beliau bersabda: 'Ada apa dengan kamu? Berjalanlah'. Aku berkata, 'Anda baru saja berbicara sesuatu'. Beliau berkata, 'Apa itu? Aku menjawab, 'Anda mengatakan kepadaku celaka kamu celaka kamu'. Beliau menimpalinya, 'Tidak, Ucapan itu bukan kumaksudkan untukmu, tetapi aku pernah mengutus penghuni kuburan ini kepada Bani Fulan untuk menarik zakat, namun ia berkhianat dengan mencuri kain wool, maka ia sekarang sedang dipakaikan pakaian sejenisnya dari api neraka." Telah mengabarkan kepada kami [Harun bin Abdullah] ia berkata, telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah bin 'Amru] ia berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Ishaq] dari [Ibnu Juraij] ia berkata, telah mengabarkan kepadaku [Manbudz] -ia dari keluarga Abu Rafi'- dari [Al Fadhl bin 'Ubaidillah bin Abu Rafi'] dari [Abu Rafi'] dengan hadits yang senada.

nasai:853

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin Muhammad bin Al Mughirah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami ['Utsman] dari [Syu'aib] dari [Az Zuhri] dia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Abu Salamah bin 'Abdurrahman] dan [Abu Abdullah Al Agharr] bahwasanya [Abu Hurairah] menceritakan kepada keduanya bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Perumpamaan orang yang bersegera ke masjid seperti orang yang berkurban seekor unta, kemudian yang datang selanjutnya seperti orang yang berkurban sapi, orang lain yang datang setelahnya seperti orang yang berkurban kambing, dan yang datang selanjutnya seperti orang yang berkurban ayam, kemudian yang datang setelahnya seperti orang yang berkurban telur."

nasai:854

Telah mengabarkan kepada kami [Suwaid bin Nashr] dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Abdullah bin Al Mubarak] dari [Yunus] dari [Az Zuhri] dia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Salim] dari [Ibnu 'Umar] dia berkata; "Aku melihat Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam jika berdiri untuk shalat maka beliau mengangkat kedua tangannya sampai lurus dengan pundaknya, lalu bertakbir." Ibnu Umar lalu berkata; 'Beliau Shallallahu'alaihi wasallam juga melakukan hal tersebut saat takbir untuk ruku' dan saat mengangkat kepala dari ruku', sambil mengucapkan 'Sami'allahu liman Hamidah (Allah Maha Mendengar siapa yang memuji-Nya) ', dan beliau Shallallahu'alaihi wasallam tidak melakukannya saat sujud."

nasai:867

Telah mengabarkan kepada kami ['Amr bin 'Ali] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Dzi'b] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Sam'an] dia berkata; [Abu Hurairah] datang ke Masjid Bani Zuraiq, kemudian ia berkata, 'Ada tiga hal yang dulu selalu dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam tetapi banyak ditinggalkan oleh manusia, yaitu beliau mengangkat kedua tangan saat memulai shalat dan terlihat jelas, diam beberapa saat saat mengawali shalat, dan bertakbir bila hendak sujud dan ketika hendak mengangkat kepala dari sujud'."

nasai:873

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya] dia berkata; ['Ubaidullah bin 'Umar] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Sa'id bin Abu Sa'id] dari [Bapaknya] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasululluh Shallallahu'alaihi wasallam masuk ke dalam masjid, lalu ada seorang laki-laki yang ikut masuk kemudian shalat. Setelah itu ia datang kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam dengan mengucapkan salam kepada Rasulullah Shallallahu'alihiwasallam dan beliau Shallallahu'alaihi wasallam membalas salamnya sambil berkata, 'Kembalilah dan ulangi shalatmu karena kamu belum mengerjakan shalat! ' la lalu kembali lagi dan mengulangi shalatnya seperti shalat pertamanya. Kemudian ia datang lagi kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam dengan mengucapkan salam kepada beliau Shallallahu'alihiwasallam dan Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam berkata, "Wa'alaikas-salam. Kembali dan ulangi lagi shalatmu karena kamu belum mengerjakan shalat! ' Lalu orang tersebut shalat seperti itu sampai tiga kali. Setelah itu orang tersebut berkata, "Demi Dzat yang mengutus engkau dengan membawa kebenaran, aku tidak bisa shalat lebih baik lagi dari yang seperti ini, maka ajarilah aku!" Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam lalu bersabda: 'Jika kamu telah berdiri untuk shalat, maka bertakbirlah, kemudian bacalah A! Qur'an yang mudah bagimu. Kemudian ruku'lah hingga kamu tenang (thuma 'ninah) dalam rukumu dan bangkitlah dari ruku' hingga kamu berdiri tegak. Lalu sujudlah kamu hingga kamu tenang (thuma 'ninah) dalam sujudmu, dan bangkitlah dari sujud hingga kamu tenang (Thuma'ninah) dalam keadaan duduk. Kerjakanlah semua hal tersebut pada setiap shalatmu."

nasai:874

Telah mengabarkan kepada kami [Suwaid bin Nashr] dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Abdullah bin Al Mubarak] dari [Zaidah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami ['Ashim bin Kulaib] dia berkata; [bapakku] telah menceritakan kepadaku bahwasanya [Wa'il bin Hujr] mengabarkan kepadanya, dia berkata; "Aku melihat cara shalat Rasulullah Shallallahu'alihiwasallam. Aku melihat beliau Shallallahu'alaihi wasallam berdiri untuk shalat, kemudian takbir dengan mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua telinganya. Lantas beliau Shallallahu'alaihi wasallam meletakkan tangan kanannya di atas telapak kirinya, juga di atas pergelangan tangannya, dan meletakkannya di atas lengannya. Ketika hendak ruku' beliau Shallallahu'alaihi wasallam mengangkat kedua tangannya sama seperti tadi (sejajar dengan kedua telinganya). Beliau Shallallahu'alaihi wasallam meletakkan kedua tangannya di kedua lututnya, kemudian mengangkat kepalanya sambil mengangkat kedua tangannya, sejajar dengan kedua telinganya, kemudian sujud. Beliau Shallallahu'alaihi wasallam meletakkan kedua tangannya sejajar dengan kedua telinganya, kemudian duduk di atas kaki kiri. Beliau juga meletakkan telapak tangan kiri diantara paha dan lutut kiri. Lalu beliau Shallallahu'alaihi wasallam meletakkan ujung lengan kanan di atas paha kanan. Kemudian ia menggenggam dua jarinya serta membentuk lingkaran, lantas mengangkat jarinya. Aku melihat beliau Shallallahu'alaihi wasallam menggerak-gerakkannya dan berdoa dengannya."

nasai:879

Telah mengabarkan kepada kami [Humaid bin Mas'adah] dari [Sufyan bin Habib] dari [Sa'id bin Ziyad] dari [Ziyad bin Shubaih] dia berkata; "Aku shalat di samping [Ibnu Umar], dan aku meletakkan tanganku di atas pinggangku, maka ia berkata kepadaku, 'Begini yang benar' sambil memukulku dengan tangannya. Setelah selesai shalat aku bertanya kepada seseorang, "Siapa ini? ' la menjawab, "la adalah Abdullah bin Umar'. Lalu aku berkata, 'Wahai Abu Abdurrahman, apa yang membuatmu tidak suka denganku? ' la menjawab, 'Ini adalah penyilangan (salib), dan Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam melarang kami dari hal tersebut.

nasai:881

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin 'Abdullah bin Al Mubarak Al Mukharrimi] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Adam] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abul Ahwash] dari ['Ammar bin Ruzaiq] dari [Abdullah bin 'Isa] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu 'Abbas] dia berkata; "Tatkala Rasulullah Shallallallahu'alaihi wasallam bersama malaikat Jibril, tiba-tiba beliau mendengar suara dari atasnya, maka Jibril mengangkat pandangannya ke langit, kemudian berkata, 'Pintu ini telah dibuka dari langit, yang sebelumnya belum pernah dibuka'." Ibnu Abbasn berkata; "Lalu turun malaikat dan datang kepada Nabi Shallallahu'alaihi wasallam, lantas berkata. 'Berbahagialah dengan dua cahaya yang diberikan kepadamu, dan dua cahaya tersebut belum pernah diberikan kepada seorang nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun sebelummu, yakni: Fatihah Al Kitab dan akhir surat Al Baqarah. Kamu tidak membaca satu hurufpun dari keduanya kecuali kamu pasti akan diberi'."

nasai:903

Telah mengabarkan kepada kami [Yusuf bin 'Isa] dan [Mahmud bin Ghailan] dari [Al Fadhl bin Musa] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Mis'ar] dari [Ibrahim As-Saksaki] dari [Ibnu Abu Aufa] dia berkata; "Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi Shallallahu'alaihi wasallam, lantas dia berkata, 'Aku tidak mampu membaca apa pun dari Al Qur'an, maka ajarilah aku beberapa ayat Al Qur'an yang mencukupiku! ' Lantas beliau Shallallallahu'alaihi wasallam bersabda: 'Ucapkanlah, "Subhanallah, walhamdulillah, Walaa Ilaaha Illallallah, Waallahu Akbar, Walaa Haula Wala Quwwata Ilia billahi (Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Dzat yang berhak disembah selain Allah, Allah Maha Besar dan tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah)."

nasai:915

Telah mengabarkan kepada kami [Nashr bin Ali] dia berkata; Telah memberitakan kepada kami [Abdul A'la] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Urwah] dari [Ibnu Makhramah] bahwa [Umar bin Khatthab] Radliyallahu'anhu berkata; "Aku mendengar Hisyam bin Hakim bin Hizam membaca surat Al Furqaan, ia membaca huruf-huruf yang tidak pernah dibaca oleh Nabi Shallallahu'alaihi wasallam. Aku berkata kepadanya; 'Siapakah yang membacakan surat ini kepadamu? ' la menjawab, 'Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam'. Aku berkata, 'Kamu dusta, Rasulullah Shallallallahu'alaihi wasallam tidak membacakan kepadamu seperti itu! ' Lalu aku pegang tangannya dan aku bawa dia kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam, lalu aku berkata, 'Wahai Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam, sesungguhnya engkau membacakan surat Al Furqaan kepadaku, sedangkan aku tadi mendengar orang ini membaca huruf-huruf yang tidak pernah engkau bacakan kepadaku! Rasulullah Shallallallahu'alaihi wasallam lalu bersabda: 'Bacalah wahai Hisyam'. lapun membacanya seperti bacaannya (yang didengar oleh Umar), maka Rasulullah Shallallallahu'alaihi wasallam bersabda: 'Begitulah Al Qur'an diturunkan. Kemudian beliau berkata kepada Umar, 'Wahai Umar, bacalah'. Lalu akupun membacanya, kemudian Rasulullah Shallallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Begitulah Al Qur'an diturunkan. Lalu beliau Shallallallahu'alaihi wasallam bersabda: 'Sesungguhnya Al Qur'an diturunkan dengan tujuh huruf (dialek) '."

nasai:927

Telah mengabarkan kepada kami [Yunus bin Abdul A'la] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahab] dia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dia berkata; Telah mengabarkan kepadaku [Urwah bin Zubair] bahwa [Miswar bin Makhramah] dan [Abdurrahman bin Abdul Qari] keduanya telah mengabarkan kepadanya, bahwa keduanya telah mendengar [Umar bin Khatthab] berkata; "Aku mendengar Hisyam bin Hakim membaca surat Al Furqaan pada masa hidup Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam, lalu aku perhatikan bacaannya. Maka aku dapati ia membacanya dengan dialek yang banyak (yang berbeda) dan bacaannya tidak sama dengan bacaan yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallallahu'alaihi wasallam kepadaku. Aku hampir mencelanya ketika masih dalam shalat, namun aku bersabar hingga ia selesai shalat. Ketika selesai shalat, kain serbannya kupegang lalu kukatakan kepadanya; 'Siapakah yang membacakan kepadamu surat ini seperti yang kamu baca? ' la menjawab, 'Rasulullah Shallallallahu'alaihi wasallam membacakannya kepadaku'. Aku berkata, 'Kamu dusta. Demi Allah, Rasulullah Shallallallahu'alaihi wasallam telah membacakan surat ini, dan bacaannya tidak seperti yang kamu baca'. Kemudian aku mengajak dan menuntunnya menghadap Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam. Aku berkata kepada Rasulullah; 'Wahai Rasulullah, tadi aku mendengar orang ini membaca surat Al Furqaan dengan dialek yang tidak seperti engkau bacakan kepadaku! ' Rasulullah Shallallallahu'alaihi wasallam kemudian bersabda: 'Lepaskanlah dia wahai Umar. Bacalah wahai Hisyam! ' Hisyam lalu membacanya seperti yang kudengar sebelumnya. Lantas beliau bersabda: 'Begitulah Al Qur'an diturunkan.' Kemudian Rasulullah Shallallallahu'alaihi wasallam berkata: 'Wahai Umar, bacalah'. Lalu aku membacanya seperti yang Rasulullah Shallallallahu'alaihi wasallam bacakan kepadaku. Beliau Shallallallahu'alaihi wasallam lantas bersabda: 'Demikianlah surat itu diturunkan.' Al Qur'an diturunkan dengan tujuh huruf (dialek), maka bacalah yang mudah bagimu'."

nasai:929

Telah mengabarkan kepada kami ['Imran bin Yazid] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Marwan bin Mu'awiyah Al Fazari] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Hakim] dia berkata; Telah mengabarkan kepadaku [Sa'id bin Yasar] bahwa [Ibnu Abbas] Telah mengabarkan kepadanya, Rasulullah Shallallallahu'alaihi wasallam membaca (ayat) pada dua rakaat shalat Subuh. Pada rakaat pertama beliau membaca ayat dalam surat Al Baqarah, "Katakanlah (Hai orang-orang mukmin), 'Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami." (Qs. Al Baqarah (2): 136) sampai akhir ayat tersebut, sedangkan pada rakaat kedua beliau membaca, "Kami telah beriman dan saksikanlah (wahai rasul) bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang patut (kepada seruanmu) (Qs. Al Maa'idah (5): 111)."

nasai:935

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ismail bin Ibrahim] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Yazid] dia berkata; Telah memberitakan kepada kami [Sulaiman At-Taimi] dari [Sayyar Yaitu Ibnu Salamah] dari [Abu Barzah] bahwa; Rasulullah Shallallallahu'alaihi wasallam pernah membaca enam puluh sampai seratus ayat pada shalat Subuh.

nasai:939

Telah mengabarkan kepada kami [Amr bin Utsman] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Walid] dari [Sa'id bin Abdul Aziz] dari ['Athiyah bin Qays] dari [Qaza'ah] dari [Abu Sa'id Al Khudri] dia berkata, "Ketika shalat Zhuhur ditegakkan, ada seseorang yang pergi ke Baqi' lalu ia menyelesaikan hajatnya lalu berwudhu. Kemudian ia datang lagi dan Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam masih pada rakaat pertama; beliau melamakannya."

nasai:963

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dari [Malik] dari [Abdurrahman bin Abdullah bin Abu Sha'sha'ah] dari [Bapaknya] dari [Abu Sa'id Al Khudri] bahwa seorang laki-laki mendengar seseorang membaca qul huwallahu ahad dengan mengulang-ulangnya. Pada pagi harinya, laki-laki itu menemui Rasulullah Shallallallahu'alaihi wasallam dan menceritakan hal itu kepada beliau. Rasulullah Shallallallahu'alaihi wasallam lalu berkata: "Demi Dzat yang jiwaku ada di Tangan-Nya, surat itu sepadan dengan sepertiga Al Qur'an."

nasai:985

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Basyar] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya] dan [Abdurrahman] dan [Ibnu Abu 'Adi] dari [syu'bah] dari [Sulaiman] dari [Sa'd bin Ubaidah] dari [Al Mustaurid bin Al Ahnaf] dari [Shilah bin Zufar] dari [Hudzaifah] dia berkata; bahwa pada suatu malam ia pernah mengerjakan shalat di samping Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam, dan beliau membaca surat. Jika beliau melalui bacaan yang berkenaan tentang adzab maka ia berhenti dan ber-ta'awudz (berlindung), sedangkan jika ia melalui ayat yang berkenaan dengan rahmat maka ia berhenti serta berdoa. Beliau saat ruku' membaca."Subhana rabbiyal 'adziim (Maha suci Tuhan yang Maha Agung) " dan saat sujud membaca, "Subbhana rabbiyal a'laa (Maha Suci Allah, Tuhan yang Maha Tinggi)."

nasai:998

Telah mengabarkan kepada kami [Suaid bin Nashr] dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Abdullah bin Al Mubarak] dari [Yunus] dari [Az Zuhri] dari [Abu Salamah bin 'Abdurrahman] bahwasanya [Abu Hurairah] ketika menggantikan (kepemimpinan imam) Marwan di Madinah, jika ia berdiri untuk shalat wajib maka ia bertakbir dan bila hendak ruku' ia juga bertakbir. Jika ia mengangkat kepalanya dari ruku' maka ia mengucapkan, "Sami'alluhu liman hamidah rabbana lakal hamdu (Allah Mendengar semua yang memuji-Nya. Ya Allah, hanya untuk-Mu segala pujian)." Kemudian ia bertakbir ketika turun untuk sujud dan bertakbir ketika hendak bangun dari dua rakaat setelah tasyahhud. la melakukan semua itu sampai selesai shalat. Jika ia selesai shalat dan telah mengucapkan salam, maka ia menghadap kepada jamaah masjid, lalu berkata, "Demi Dzat yang jiwaku ada di Tangan-Nya, aku adalah orang yang paling serupa shalatnya dengan shalat Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam diantara kalian."

nasai:1013

Telah mengabarkan kepada kami [Isma'il bin Mas'ud] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Al Harits] dari [Syu'bah] dari [Sulaiman] dia berkata; aku mendengar [Ibrahim] menceritakan dari ['Alqamah] dan [Al Aswad] bahwasanya keduanya pernah bersama Abdullah di rumahnya, lalu [Abdullah] bertanya; "Apakah kalian sudah shalat?" Kami menjawab; "Ya." Lalu dia mengimami keduanya dan dia berdiri di antara keduanya tanpa adzan dan iqamah. la berkata; "Jika kalian bertiga, maka berbuatlah seperti ini, dan jika kalian lebih banyak lagi maka salah seorang dari kalian menjadi imam, dan bentangkan kedua telapak tangannya di atas kedua pahanya -seolah-olah aku melihat rapatnya jari-jari Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam-."

nasai:1019

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Abu Ya'fur] dari [Mush'ab bin Sa'ad] dia berkata; "Aku pernah shalat di sisi ayahku, dan aku meletakkan tanganku di antara kedua lututku. Lalu [ayahku] berkata kepadaku; 'Rapatkan kedua telapak tanganmu pada lututmu'. Kemudian aku melakukan hal itu sekali lagi, dan ayahku memukul tanganku sambil berkata; 'Kita dilarang melakukannya - yaitu meletakkan tangan di antara dua lutut - dan kita diperintahkan meletakkan telapak tangan di atas lutut'."

nasai:1022

Telah mengabarkan kepada kami ['Amr bin 'Ali] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Isma'il bin Abu Khalid] dari [Az Zubair bin 'Adiy] dari [Mush'ab bin Sa'ad] dia berkata; "Aku pernah ruku' dan merapatkan tanganku, lalu [ayahku] berkata kepadaku, 'Hal ini pernah kami lakukan, kemudian kami mengangkatnya di atas lutut'.'

nasai:1023

Telah mengabarkan kepada kami [Suwaid bin Nashr] dia berkata; telah memberitakan kepada kami ['Abdullah bin Al Mubarak] dari [Qais bin Salim Al 'Anbariy] dia berkata; telah menceritakan kepada kami ['Alqamah bin Wa'il] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [bapakku], dia berkata; "Aku pernah shalat di belakang Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam, dan aku melihat beliau Shallallahu'alaihi wasallam mengangkat kedua tangannya ketika mengawali shalat dan ketika hendak ruku'. Dan saat mengucapkan, 'Sami'allahu liman hamidah", seperti ini." -Qais (perawi) mengisyaratkan dengan mengangkat kedua tangannya hingga sejajar kedua telinganya-.

nasai:1045

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dia berkata; telah menceritakan kepada kami ['Abdul Humaid bin Ja'far] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Atha] dari [Abu Humaid As Sa'idi] dia berkata; "Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam apabila hendak turun untuk sujud maka beliau shallallahu 'alaihi wasallam merenggangkan lengan dari kedua ketiaknya dan menancapkan (menegakkan) jari-jemari kedua kakinya." (diringkas).

nasai:1089

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin Nashih] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Idris] dia berkata; aku mendengar ['Ashim bin Kulaib] menyebutkan dari [bapaknya] dari [Wa'il bin Hujr] dia berkata; "Aku datang ke Madinah, lalu aku berkata; 'Aku benar-benar pernah melihat shalatnya Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam, beliau Shallallahu'alaihi wasallam bertakbir dengan mengangkat kedua tangan hingga' aku melihat kedua jempolnya berdekatan dengan kedua telinganya, dan ketika hendak ruku' beliau bertakbir dan mengangkat kedua tangannya, kemudian mengangkat kepalanya sambil mengucapkan, "Sami'allahu liman Hamidah." Kemudian ia bertakbir dan sujud. Kedua tanganya sejajar dengan kedua telinganya, seperti posisi saat menghadap kiblat'."

nasai:1090

Telah mengabarkan kepada kami ['Abdurrahman bin Muhammad bin Sallam] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Jarir bin Hazim] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu Ya'qub Al Bashri] dari ['Abdullah bin Syaddad] dari [bapaknya], dia berkata; "Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam pergi kepada kami didalam salah satu shalat 'Isya', ia membawa Hasan atau Husain. Kemudian Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam ke depan dan meletakkan (Hasan dan Husain), kemudian beliau bertakbir untuk shalat lalu mengerjakan shalat. Saat shalat beliau sujud yang lama, maka ayahku berkata, 'Lalu aku mengangkat kepalaku, dan ternyata ada anak kecil di atas punggung Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam yang sedang sujud, lalu aku kembali sujud'. Setelah Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam selesai shalat, orang-orang berkata, 'Wahai Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam saat shalat engkau memperlama sujud, hingga kami mengira bahwa ada sesuatu yang telah terjadi atau ada wahyu yang diturunkan kepadamu? ' Beliau Shallallahu'alaihiwasallam menjawab, 'Bukan karena semua itu, tetapi cucuku (Hasan dan Husain) menjadikanku sebagai kendaraan, maka aku tidak mau" membuatnya terburu-buru, (aku biarkan) hingga ia selesai dari bermainnya'."

nasai:1129

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin 'Abdul A'la] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Khalid] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Amr bin Murrah] dari [Abu Hamzah], dari [seseorang] dari 'Abs dari [Hudzaifah] bahwa ia menemui Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, lalu ia berdiri di sampingnya, kemudian beliau mengucapkan: "Allahu akbar dzul malaakuti wal jabaruuti wal kibriya'ai wal 'adzamati (Allah Maha Besar, Dzat yang memiliki kerajaan dan keperkasaan, serta yang memiliki kesombongan dan keagungan)." Kemudian beliau membaca Al Baqarah, lalu ruku' dan-lama-ruku'nya seperti berdirinya. Saat ruku' beliau mengucapkan, "Subhana Rabbiyal 'Azhiimi, Subhana Rabbiyal 'Azhiimi (Maha Suci Tuhanku yang Maha Agung, Maha Suci Tuhanku yang Maha Agung)." Jika beliau mengangkat kepala dari ruku', maka beliau mengucapkan, "Lirabbil hamdu lirabbil hamdu (Segala pujian bagi Tuhanku, segala pujian bagi Tuhanku)." Saat sujud beliau mengucapkan, "Subhana Rabbiyal A'laa (Maha Suci Tuhanku yang Maha Tinggi)." Sedangkan diantara dua sujud beliau membaca, "Rabbighfirlii, rahhighfirlii (Wahai Rabbku ampunilah aku, wahai Rabbku ampunilah aku)."

nasai:1133

Telah mengabarkan kepada kami [Musa bin 'Abdullah bin Musa Al Bashri] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [An Nadlr bin Katsir Abu Sahl Al Azdi] dia berkata; "Abdullah bin Thawus shalat di sampingku saat di Mina, di dalam masjid AI Khaif. Jika ia sujud pada rakaat pertama maka ia mengangkat kepalanya dari sujud dengan mengangkat kedua tangannya di hadapan wajahnya, dan aku mengingkari hal itu. Lalu aku berkata kepada Wuhaib bin Khalid, 'Orang ini telah berbuat sesuatu yang tidak pernah kulihat ada orang yang melakukannya'. Lalu Wuhaib berkata kepadanya, 'Kamu telah berbuat sesuatu yang tidak pernah kami lihat ada orang yang melakukannya! ' [Abdullah bin Thawus] berkata; 'Aku melihat ayahku melakukannya. [Ayahku] juga mengatakan bahwa dirinya melihat Ibnu Abbas melakukannya, dan [Ibnu Abbas] juga mengatakan bahwa ia pernah melihat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam melakukan hal itu'."

nasai:1134

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Rafi'] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hujain bin Al Mutsanna] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dia berkata; Telah mengabarkan kepadaku [Abu Bakr bin Abdurrahman bin Al Harits bin Hisyam] bahwasanya ia mendengar [Abu Hurairah] dia berkata; "Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam jika bangun untuk shalat maka beliau bertakbir dan bila hendak ruku' maka beliau juga bertakbir. Kemudian beliau mengucapkan, 'Sami'allahu liman hamidah' ketika mengangkat punggungnya dari ruku'. Lalu sambil berdiri beliau mengucapkan, 'Rabbana lakal hamdu. ' Kemudian ia bertakbir ketika turun untuk sujud, lalu bertakbir ketika mengangkat kepalanya. Lantas beliau bertakbir ketika sujud, kemudian bertakbir lagi saat mengangkat kepalanya. Beliau melakukan semua hal itu sampai selesai shalat. Beliau juga bertakbir ketika bangun dari dua rakaat setelah duduk."

nasai:1138

Telah mengabarkan kepada kami [Ziyad bin Ayyub] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Abu Qilabah] dia berkata; [Abu Sulaiman Malik bin Al Huwairits] datang ke masjid kami, lalu berkata; "Aku ingin memperlihatkan cara shalat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam kepada kalian'." Abu Qilabah berkata lagi; "Beliau duduk pada rakaat pertama ketika mengangkat kepalanya saat sujud terakhir."

nasai:1139

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami ['Abtsar] dari [Al A'masy] dari [Abu Ishaq] dari [Abu Al Ahwash] dari ['Abdullah] dia berkata; "Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam mengajari kami tasyahud dalam shalat dan tasyahud dalam (khutbah) Hajah. Tasyahud dalam shalat adalah, 'At-tahiyyatut lillahi wash-shalawaatu wath-thayyibaatu, assalaamu 'alaika ayyuhan-nabiyyu wa rahmatullahi wa barakaatuh, assalaamu 'alainaa wa 'ala 'ibadillaahish-shaalihiin, asyhadu allaa ilaah illallaah wa asyhadu anna muhammadan Abduhu wa rasuuluh' (penghormatan, rahmat dan kebaikan hanya milik yang baik dan Allah. Semoga keselamatan, rahmat, dan keberkahan tetap ada pada engkau wahai Nabi. Keselamatan juga semoga ada pada hamba-hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tiada Dzat yang berhak disembah kecuali Allah, dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya) ' sampai akhir tasyahud." Telah mengabarkan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya yaitu Ibnu Adam] dia berkata; 'Aku mendengar [Sufyan] bertasyahud dengan lafazh ini dalam shalat wajib maupun sunnah, dan dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Ishaq] dari [Abu Ahwash] dari [Abdullah] dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam. Dan pada jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Manshur] dan [Hammad] dari [Abu Wa'il] dari [Abdullah] dari Nabi Shallallahu'alaihi wasallam.

nasai:1152

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin 'Abdullah bin Bazi'] dia berkata; telah menceritakan kepada kami ['Abdul A'la bin 'Abdul A'la] dia berkata; telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin 'Umar] dari [Abu Hazim] dari [Sahl bin Sa'ad] dia berkata; Pernah Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam pergi untuk mendamaikan Bani Amru bin Auf yang mempunyai suatu masalah. Ketika' tiba waktu shalat, muadzin datang kepada Abu Bakar dan menyuruhnya mengumpulkan orang-orang dan mengimami mereka. Kemudian datang Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam melalui celah-celah barisan shalat hingga beliau Shallallahu'alaihiwasallam berdiri di barisan terdepan. Orang-orang lalu mulai menepukkan tangannya kepada Abu Bakar untuk memberitahu keberadaan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, namun Abu Bakar tidak menoleh dalam shalatnya. Setelah orang-orang banyak yang menepukkan tangannya (sebagai isyarat), Abu Bakar tahu bahwa mereka mengingatkan sesuatu, maka ia menoleh dan mendapati Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam mengisyaratkan kepadanya untuk terus melanjutkan shalatnya. Maka Abu Bakar mengangkat kedua tangannya dan memuji Allah dengan ucapan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam lantas mundur ke belakang, maka Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam maju untuk menjadi imam. Setelah selesai shalat beliau Shallallahu'alaihiwasallam bertanya kepada Abu Bakar, 'Wahai Abu Bakar, apakah yang menghalangimu untuk shalat menjadi imam bagi manusia saat kuisyaratkan demikian? ' Abu Bakar berkata; 'Tidaklah pantas bagi Ibnu Quhafah untuk mengimami shalat Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam'. Kemudian beliau Shallallahu'alaihiwasallam bersabda kepada orang-orang: 'Wahai manusia sekalian, kenapa kalian bertepuk tangan. Tepuk tangan hanya untuk wanita. Jika terjadi sesuatu dalam shalat kalian, maka ucapkan, "Subhanallah (Maha suci Allah)."

nasai:1170

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Abu Az Zubair] dari [Jabir] dia berkata; "Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam pernah mengutusku untuk suatu keperluan beliau, dan kudapati beliau sedang shalat. Aku mengucapkan salam kepada beliau dan beliau memberi isyarat kepadaku. Ketika selesai shalat beliau memanggilku dan berkata: 'Kamu tadi mengucapkan salam kepadaku sementara aku sedang shalat'. Ketika itu beliau menghadap timur."

nasai:1176

Telah mengabarkan kepada kami ['Ubaidullah bin Sa'id] dan [Syu'aib bin Yusuf] dari [Yahya bin Sa'id Al Qaththan] dari [Ibnu Abu 'Arubah] dari [Qatadah] dari [Anas bin Malik] bahwasanya Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Kenapa orang-orang mengangkat pandangan ke langit saat shalat?" Suara beliau meninggi ketika mengucapkan hal itu, hingga beliau berkata, "Berhentilah dari hal itu, atau pandangan mereka akan hilang."

nasai:1180

Telah mengabarkan kepada kami [Suwaid bin Nashr] dia berkata; telah memberitakan kepada kami ['Abdullah] dari [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dari ['Ubaidullah bin 'Abdullah] bahwasanya [seorang laki-laki] sahabat nabi Shallallahu'alaihiwasallam bercerita kepadanya ia mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Jika salah seorang dari kalian shalat, janganlah memandang ke langil (ke atas) dikhawatirkun pandangannya akan tersambar.

nasai:1181

Telah mengabarkan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hatim bin Wardan] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Burd bin Sinan Abu Al 'Alaa] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] dari ['Aisyah] dia berkata; "Aku membuka pintu dan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam sedang shalat sunnah, sedangkan pintu-berada-di arah kiblat, lalu beliau berjalan ke kanan atau ke kirinya, lantas beliau membuka pintu kemudian kembali ke tempat shalatnya."

nasai:1191

Telah mengabarkan kepada kami [Al Qasim bin Zakariya bin Dinar] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Syurahbil bin Mudrik] dia berkata; ['Abdullah bin Nujayyi] dari [bapaknya] dia berkata; ['Ali] berkata kepadaku; "Aku mempunyai kedudukan di sisi Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam yang tidak dimiliki oleh siapapun. Aku selalu menemuinya di waktu sahur dengan mengucapkan, 'Assalaamu 'Alaika ya Nabiyullah'. Apabila beliau berdehem, aku kembali kerumahku. Jika tidak, maka akupun masuk."

nasai:1198

Telah mengabarkan kepada kami [Katsir bin 'Ubaid] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Harb] dari [Az Zubaidi] dari [Az Zuhri] dari [Abu Salamah] bahwasanya [Abu Hurairah] berkata; "Rasulullah Shalallah 'Alaihi Wa Sallam berdiri untuk shalat dan kami ikut berdiri dengannya, lalu ada seorang Badui yang berbicara dalam shalat; 'Ya Allah, kasihanilah aku dan Muhammad, janganlah Engkau kasihani seorangpun bersama kami! ' Setelah Rasulullah Shalallah 'Alaihi Wa Sallam mengucapkan salam, beliau bersabda kepada orang Badui tersebut: 'Engkau telah menyempitkan sesuatu yang luas! ' Maksudnya adalah rahmat Allah Azza wa Jalla."

nasai:1201

Telah mengabarkan kepada kami [Ishaq bin Manshur] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yusuf] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Auza'i] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Abu Katsir] dari [Hilal bin Abu Maimunah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami ['Atha bin Yasar] dari [Mu'awiyah bin Al Hakam As Salami] dia berkata; bahwa ia pernah berkata kepada Rasulullah Shalallah 'Alaihi Wa Sallam; "Wahai Rasulullah Shalallah 'Alaihi Wa Sallam, kami baru saja meninggalkan masa Jahiliyah, lalu Allah menurunkan Islam dan beberapa orang dari kami melakukan thathayyur!" Beliau Shallallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Itu hanyalah bisikan hati, maka jangan menghalangi niatan mereka." Kami berkata; "Di antara kita juga ada yang mendatangi dukun-dukun." Nabi Shallallallahu'alaihi wasallam berkata: "Jangan kalian datangi mereka." la berkata; "Wahai Rasulullah, di antara kita ada yang membuat garis ramal." Lalu Nabi berkata: "Dulu juga ada salah satu nabi yang membuat garis petunjuk. Jadi barangsiapa garisnya sama dengan garis yang dibuat olehnya, maka hal itu boleh." Ketika kami bersama Rasulullah dalam suatu shalat, tiba-tiba ada seseorang yang bersin, maka aku spontan mengucapkan; "Yarhamukallah (semoga Allah merahmati-Mu)." Orang-orangpun melototiku, maka aku berkata; "Celakalah kalian, kenapa kalian melototiku?" la berkata; "Lalu orang-orang menepukkan tangan ke paha mereka. Setelah aku lihat mereka menyuruhku diam yang (sebenarnya aku ingin mendebatnya), aku akhirnya diam. Setelah Rasulullah selesai shalat, beliau memanggiku - demi ibu dan bapakku yang menjadi jaminan - beliau tidak memukulku, tidak menghardikku, dan tidak mencelaku. Aku belum pernah melihat seorang guru pun sebelum ataupun setelah beliau yang pengajarannya lebih baik daripada beliau. Lantas Rasulullah sekedar bersabda; 'Shalat kita ini tidak boleh ada ucapan sesuatupun dari pembicaraan manusia. Shalat adalah bertasbih, bertakbir, dan membaca Al Qur'an." la berkata, "Kemudian aku melihat kambingku yang digembalakan oleh seorang budak perempuanku di daerah antara Uhud dan Jawaniyyah, dan aku melihat seekor srigala membawa kabur salah satu kambing - aku seorang manusia yang kecewa sebagaimana umumnya orang yang kecewa - maka aku menampar budak itu sekali. Kemudian aku datang kepada Rasulullah dan mengabarkan hal itu. Beliau anggap perlakuanku itu keterlaluan, sehingga aku berkata; "Bagaimana kalau dia kumerdekakan?" Beliau menjawab: "Panggillah dia." Lantas Rasulullah bersabda kepadanya: "Di mana Allah 'azza wajalla?" la - budak tersebut -menjawab; "Di langit." Beliau bertanya lagi, "Lalu siapa aku?" la - budak tersebut-menjawab: "Engkau utusan Allah." Beliau berkata: "Dia perempuan yang beriman. maka merdekakanlah."

nasai:1203

Telah mengabarkan kepada kami [Humaid bin Mas'adah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu 'Aun] dari [Muhammad bin Sirin] dia berkata; [Abu Hurairah] berkata; "Rasulullah Shalallah 'Alaihi Wa Sallam mendirikan salah satu dari dua shalat senja(maghrib atau isyak) bersama kami-Abu Hurairah berkata; "Akan tetapi aku lupa pastinya-. la meneruskan; "Beliau Shallallallahu'alaihi wasallam shalat dua rakaat bersama kami, kemudian salam dan pergi ke papan yang terhampar di masjid. Rasulullah Shalallah 'Alaihi Wa Sallam lalu bersabda ke arah papan itu dengan telunjuknya, seolah-olah ia marah, maka orang-orang pun buru-buru keluar dari pintu-pintu masjid sambil berkata, 'Shalat telah diqashar'. Diantara mereka ada Abu Bakar dan Umar Radliyallahu'anhu, dan keduanya segan untuk berbicara kepada beliau Shallallalahu'alaihi wasallam. Disitu ada seseorang yang mempunyai tangan panjang, sehingga ia dijuluki dzul yadain (orang yang mempunyai tangan panjang). la berkata kepada Rasulullah Shalallah 'Alaihi Wa Sallam, 'Wahai Rasulullah Shalallah 'Alaihi Wa Sallam, apakah engkau lupa ataukah engkau sengaja mengqashar shalat? ' Beliau menjawab: 'Aku tidak lupa dan aku juga tidak mengqashar shalat'. Lalu Rasulullah Shalallah 'Alaihi Wa Sallam bersabda kepada orang banyak, 'Apakah keadaannya seperti yang dikatakan oleh-, Dzul Yadain': " Mereka menjawab, 'Ya'. Lalu beliau datang dan mengerjakan shalat yang ketinggalan lalu salam. kemudian takbir dan sujud seperti sujud biasanya atau lebih lama, kemudian mengangkat kepalanya dan bertakbir. Lalu bertakbir dan sujud lagi seperti sujud biasanya atau lebih lama, kemudian mengangkat kepalanya lalu bertakbir."

nasai:1209

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Rafi'] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Adam] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Mufadhdhal bin Muhalhal] dari [Manshur] dari [Ibrahim] dari ['Alqamah] dari ['Abdullah] dia menisbatkan hadits ini sampai kepada Nabi Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam, beliau bersabda: "Jika salah seorang seorang dari kalian ragu dalam shalatnya, maka pedomanilah yang diyakini, yang dianggapnya benar, lalu sempurnakanlah, kemudian -yakni- sujudlah dua kali." Aku -perawi- tidak mengerti lagi kepastian redaksinya sebagaimana yang aku inginkan.

nasai:1223

Telah mengabarkan kepada kami [Isma'il bin Mas'ud] dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Bisyr bin Al Mufadhdhal] dia berkata; telah menceritakan kepada kami ['Ashim bin Kulaib] dari [Bapaknya] dari [Wa'il bin Hujr] dia berkata; "Sungguh Aku akan melihat bagaimana Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam melaksanakan shalat. Beliau berdiri menghadap kiblat, lalu mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua telinganya, kemudian memegang tangan kiri dengan tangan kanannya. Apabila hendak ruku beliau mengangkat kedua tangannya seperti hendak takbir. Ketika sujud, beliau meletakkan kepalanya sejajar dengan kedua tangannya. Kemudian beliau duduk dengan menghamparkan kaki kirinya, meletakkan tangan kiri di atas paha kiri, dan meletakkan siku lengan kanan diatas paha kanan. lalu beliau menggenggam kedua jari dan melingkarkannya. Aku melihat beliau berkata; 'Begini'. Bisyir mengisyaratkan dengan telunjuk kanannya dan melingkarkan ibu jari dan jari tengah.

nasai:1248

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Manshur] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Muslim bin Abu Maryam] -seorang Syaikh dari Madinah-, kemudian saya bertemu dengan syaikh, maka dia berkata; aku mendengar ['Ali bin 'Abdurrahman] berkata; aku shalat di belakang [Ibnu 'Umar] dan aku membalik-balikkan kerikil, lalu Ibnu Umar berkata kepadaku; "Kenapa kamu membolak-balikkan kerikil, itu adalah perbuatan syaithan!. Lakukanlah sebagaimana yang telah aku lihat dari Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam. Aku berkata kepadanya; 'Bagaimana Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam melakukannya? Ibnu Umar menjawab, begini; lalu dia menegakkan kaki kanan, dan menghamparkan kaki kiri, meletakkan tangan kanan diatas paha sebelah kanan dan tangan kiri di paha sebelah kiri dan mengisyaratkan dengan telunjuknya.

nasai:1249

Telah mengabarkan kepada kami [Suwaid bin Nashr] dia berkata; telah memberitakan kepada kami ['Abdullah bin Al Mubarak] dari [Zaidah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami ['Ashim bin Kulaib] dia berkata; [bapakku] telah menceritakan kepadaku bahwasanya [Wa'il bin Hujr] berkata; "Aku akan melihat cara shalat Rasulullah Shalallah 'Alaihi Wa Sallam. Kemudian aku melihat beliau Shallallallahu'alaihi wasallam shalat." -dia menyifatinya dengan berkata-; 'Beliau duduk diatas kaki kiri serta meletakkan telapak tangan kiri diatas paha dan lutut bagian kiri. Lalu beliau Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam meletakkan siku lengan kanan diatas paha kanan, lalu menggenggam dua jari sehingga menjadi melingkar, kemudian beliau mengangkat telunjuknya, aku melihat beliau mengerak-gerakannya dan berdoa dengannya." (secara ringkas).

nasai:1251

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin 'Amr bin As-Sarh] dari [Ibnu Wahb] dia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Al Laits] dari [Ja'far bin Rabi'ah] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah Shalallah 'Alaihi Wa Sallam bersabda: "Berhentilah kaum-kaum itu dari mengangkat pandangan mereka keatas saat berdoa dalam shalat, atau pandangan mereka disambar."

nasai:1259

Telah mengabarkan kepada kami ['Ubaid bin Waki' bin Al Jarrah] saudara Sufyan bin Waki', dia berkata; [bapakku] telah menceritakan kepada kami, dari ['Ikrimah bin 'Ammar] dari [Ishaq bin 'Abdullah bin Abu Thalhah] dari [Anas bin Malik] dia berkata; "Ummu Sulaim datang kepada Nabi Shallallahu'alaihi wasallam, lalu berkata; 'Wahai Rasulullah Shalallah 'Alaihi Wa Sallam, ajari aku beberapa kalimat yang digunakan untuk berdoa saat shalat'. Beliau Shallallallahu'alaihi wasallam bersabda: 'Bertasbih (mengucapkan subhanallah) sepuluh kali, bertahmid (mengucapkan alhamdulillah) sepuluh kali, dan bertakbir (mengucapkan allahu akbar) sepuluh kali. Kemudian mintalah keperluanmu, maka Dia (Allah) akan berkata: 'Ya, ya".

nasai:1282

Telah mengabarkan kepada kami [Yahya bin Hubaib bin 'Arabi] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hammad] dia berkata; telah menceritakan kepada kami ['Atha bin As Saib] dari [Bapaknya], dia berkata; " [Ammar bin Yasir] pernah shalat bersama (mengimami) kami, dan ia mempersingkat shalatnya. Lalu sebagian orang bertanya kepadanya, 'Engkau telah meringankan -mempersingkat- shalat? ' Ia menjawab, 'Dalam shalat tadi aku memanjatkan doa dengan doa yang kudengar dari Rasulullah Shalallah 'Alaihi Wa Sallam.' Lalu ia bangkit dan diikuti oleh seseorang -dia adalah Ubay, tetapi ia menyamarkan dirinya- lalu ia bertanya kepadanya tentang doa. Kemudian ia datang dan memberitahukan doa tersebut kepada kaumnya, 'Ya Allah dengan ilmu-Mu terhadap hal gaib dan kekuasaan-Mu atas makhluk, hidupkanlah aku selagi Engkau mengetahui bahwa hidup itu lebih baik bagiku, dan matikanlah aku jika Engkau mengetahui bahwa mati lebih baik bagiku. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu rasa takut kepada-Mu saat nampak ataupun saat tidak nampak. Aku memohon kesederhanaan saat fakir dan kaya. Aku memohon kenikmatan tanpa habis dan kesenangan tanpa henti. Aku memohon keridhaan setelah adanya keputusan, dan kenyamanan hidup setelah mati dan kelezatan memandang kepada wajah-Mu serta keridhaan berjumpa dengan-Mu tanpa ada bahaya yang membahayakan dan tanpa fitnah yang menyesatkan. Ya Allah, hiasilah kami dengan hiasan iman dan jadikanlah kami orang yang menyampaikan hidayah dan yang mendapatkan hidayah."

nasai:1288

Telah mengabarkan kepada kami ['Ubaidullah bin Sa'd bin Ibrahim bin Sa'd] dia berkata; [pamanku] telah menceritakan kepada kami, dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Syarik] dari [Abu Hasyim Al Wasithi] dari [Abu Mijlaz] dari [Qais bin 'Ubad] dia berkata; " [Ammar bin Yasir] pernah shalat bersama kaumnya dan dia meringankannya, seolah-olah kaumnya mengingkarinya. Lalu ia berkata, "Tidaklah aku telah menyempurnakan ruku dan sujud? ' Mereka menjawab, 'Ya'. Ia menjelaskannya, 'Aku saat itu memanjatkan doa yang dipergunakan Nabi Shallallallahu'alaihi wasallam dalam doanya, 'Ya Allah dengan ilmu-Mu terhadap hal gaib dan kekuasaan-Mu atas makhluk, hidupkanlah aku selagi Engkau mengetahui bahwa hidup itu lebih baik bagiku, dan matikanlah aku jika Engkau mengetahui bahwa mati lebih baik bagiku. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu rasa takut kepada-Mu saat nampak atau saat tidak nampak. Aku memohon kalimat ikhlas saat ridla dan saat marah. Aku memohon kenikmatan tanpa habis dan kesenangan tanpa henti. Aku memohon keridhaan setelah adanya keputusan dan kenyamanan hidup setelah mati dan kelezatan memandang kepada wajah-Mu serta keridaan berjumpa dengan-Mu tanpa ada bahaya yang membahayakan dan tanpa fitnah yang menyesatkan. Ya Allah, hiasilah kami dengan hiasan iman dan jadikanlah kami orang yang menyampaikan hidayah dan yang mendapatkan hidayah."

nasai:1289

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu 'Ajlan] dari ['Ali bin Yahya] dari [Bapaknya] dari pamannya - [Badri] -, ia menceritakan bahwa seorang laki-laki masuk masjid lalu shalat. Ternyata Rasulullah Shalallah 'Alaihi Wa Sallam selalu memperhatikannya, tetapi kami tidak menyadarinya. Seusai shalat ia datang dengan memberi salam kepada Rasulullah Shalallah 'Alaihi Wa Sallam, lantas beliau bersabda kepadanya: "Kembalilah dan shalatlah lagi karena engkau belum shalat." Iapun kembali lagi, kemudian menghadap kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lagi, namun beliau Shallallallahu'alaihi wasallam masih berkata: "Kembalilah dan shalatlah lagi karena engkau belum shalat." Beliau mengulanginya sebanyak dua atau tiga kali. Kemudian orang tersebut berkata, "Demi Dzat yang memuliakan engkau wahai Rasulullah Shalallah 'Alaihi Wa Sallam, aku telah bersungguh-sungguh. Maka ajarilah aku." Rasulullah Shalallah 'Alaihi Wa Sallam bersabda: "Jika kamu hendak shalat, maka berwudhulah dan perbaikilah wudhumu. Kemudian berdiri dan menghadaplah kiblat. Lalu takbir dan bacalah (Al Qur'an). Kemudian ruku'lah hingga kamu tenang (thuma'ninah) dalam ruku'mu. Lalu bangkitlah dari ruku' hingga kamu berdiri tegak, kemudian sujudlah hingga kamu tenang (thuma'ninah) dalam sujudmu, lalu bangkitlah dari sujud. Kerjakanlah semuanya seperti itu hingga kamu selesai dari shalatmu."

nasai:1296

Telah mengabarkan kepada kami [Zaid bin Akhzam] dari [Ibnu Dawud 'Abdullah bin Dawud Al Khuraibi] dari ['Ali bin Shalih] dari [Abu Ishaq] dari [Abul Ahwash] dari ['Abdullah] dari Nabi Shallallahu 'Alahi Wa Sallam, dia berkata; "Seolah-olah aku melihat pipinya yang putih disebelah kanannya -saat mengucapkan- assalamu'alaikum wa rahmatullah. Dan disebelah kirinya -saat mengucapkan- assalamu'alaikum wa rahmatullah.

nasai:1305

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin Sulaiman] dia berkata; telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Musa] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Israil] dari [Furat Al Qazzaz] dari ['Ubaidullah bin Al Qibthiyyah] dari [Jabir bin Samurah] dia berkata; "Aku shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan jika salam maka kami mengucapkan, 'Assalamu'alaikum, assalamau'alaikum' dengan kedua tangan kami." Ia berkata; "Lalu Rasulullah memandang kami sambil berkata: 'Kenapa kalian mengisyaratkan dengan kedua tangan kalian laksana ekor kuda liar? Bila salah seorang dari kalian mengucapkan salam, maka menolehlah ke temannya dan jangan mengisyaratkan dengan tangannya."

nasai:1309

Telah mengabarkan kepada kami [Suwaid bin Nashr] dia berkata; telah memberitakan kepada kami ['Abdullah bin Al Mubarak] dari [Ma'mar] dari [Az Zuhri]; telah mengabarkan kepadanya, dia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Mahmud bin Ar Rabi'] dia berkata; aku mendengar ['Itban bin Malik] berkata; "Aku pernah shalat bersama kaumku -Bani Salim- lalu aku datang kepada Rasulullah Shallallahu 'Alahi Wa Sallam dan kukatakan kepadanya, 'penglihatanku sudah kabur, dan banjir menghalangiku antara aku dan masjid kaumku. Jadi aku ingin engkau datang dan shalat di rumahku, ditempat yang kujadikan sebagai masjid'. Lalu Nabi Shallallahu 'Alahi Wa Sallam bersabda: 'Aku akan melakukannya, Insya Allah'. Lalu Rasulullah Shallallahu 'Alahi Wa Sallam dan Abu Bakar Radliyallahu'anhu datang ke tempatku pada pertengahan siang, kemudian beliau Shallallahu 'Alahi Wa Sallam minta izin dan aku mengizinkannya. Belum sampai duduk, beliau bertanya kepadaku, 'Dibagian mana dari rumahmu yang kamu sukai untuk tempat shalatku? ' Lantas aku menunjukkan tempat yang kusukai untuk tempat shalat beliau Shallallahu 'Alahi Wa Sallam. Setelah itu beliau Shallallahu 'Alahi Wa Sallam berdiri dan kami berbaris dibelakangnya. Kemudian beliau Shallallahu 'Alahi Wa Sallam mengucapkan salam dan kami ikut mengucapkan salam tatkala beliau mengucapkan salam."

nasai:1310

Telah mengabarkan kepada kami [Sulaiman bin Dawud bin Hammad bin Sa'd] dari [Ibnu Wahb] dia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Abu Dzi'b] dan ['Amr bin Al Harits] dan [Yunus bin Yazid] bahwasanya [Ibnu Syihab] mengabarkan kepada mereka dari ['Urwah] dia berkata; ['Aisyah] berkata; "Rasulullah Shallallahu 'Alahi Wa Sallam mengerjakan shalat sebelas rakaat diantara setelah shalat Isya sampai dengan shalat Fajar, dan shalat witir satu rakaat. Beliau sujud satu kali yang lamanya sama dengan seseorang dari kalian membaca lima puluh ayat Al Qur'an sebelum mengangkat kepalanya." Dan sebagian perawi lain ada yang menambahkannya dalam hadits ini. (Secara ringkas).

nasai:1311

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Manshur] dari [Sufyan] dia berkata; aku mendengarnya dari ['Abdah bin Abu Lubabah] dan dari ['Abdul Malik bin A'yan] keduanya mendengar dari [Warrad] -seorang juru tulis Al Mughirah bin Syu'bah- dia berkata; Mu'awiyah menulis surat kepada [Al Mughirah bin Syu'bah]; 'kabarkan kepadaku tentang sesuatu yang engkau dengar dari Rasulullah Shallallahu 'Alahi Wa Sallam', Lalu ia menjawab; "Bila Rasulullah Shallallahu 'Alahi Wa Sallam selesai shalat, maka beliau Shallallahu 'Alahi Wa Sallam mengucapkan -doa yang artinya-: 'Tiada Dzat yang berhak disembah selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya. Dia yang mempunyai kekuasaan dan segala pujian. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tiada yang bisa menghalangi apa yang Engkau berikan dan tiada yang bisa memberi apa yang Engkau halangi. Tidaklah bermanfaat kekayaan dan harta benda dari-Mu bagi pemiliknya."

nasai:1324

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Qudamah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Al Musayyab Abul Ala'] dari [Warrad] dia berkata; [Al Mughirah bin Syu'bah] menulis surat kepada Mu'awiyah bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alahi Wa Sallam ketika selesai shalat, setelah salam senantiasa mengucapkan, 'Tiada Dzat yang berhak disembah selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya. Dia yang mempunyai kekuasaan dan segala pujian. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tiada yang bisa menghalangi apa yang Engkau berikan dan tiada yang bisa memberi apa yang Engkau halangi. Tidaklah bermanfaat kekayaan dan harta benda dari-Mu bagi pemiliknya."

nasai:1325

Telah mengabarkan kepada kami [Al Hasan bin Isma'il Al Mujalidi] dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Husyaim] dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Al Mughirah] dan yang lain menyebutkan dari jalur lainnya, telah memberitakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Husyaim] dia berkata; telah memberitakan kepada kami tidak hanya satu orang salah satunya adalah [Al Mughirah] dari [Asy Sya'bi] dari [Warrad] -juru tulis Al Mughirah- bahwasanya Mu'awiyah menulis surat kepada Al Mughirah untuk menuliskan kepadanya hadits yang dia dengar dari Rasulullah Shallallahu 'Alahi Wa Sallam maka [Al Mughirah] menulis; "Aku mendengar Rasulullah ketika selesai shalat, mengucapkan: 'Tiada Dzat yang berhak disembah selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya. Dia yang mempunyai kekuasaan dan segala pujian. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Sebanyak tiga kali.

nasai:1326

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ishaq Ash Shaghani] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Salamah Al Khuza'i Manshur bin Salamah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Khallad bin Sulaiman], -Abu Salamah berkomentar (tentang Khallad); Dia termasuk orang yang penakut- dari [Khalid bin 'Imran] dari ['Urwah] dari ['Aisyah] bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alahi Wa Sallam apabila duduk disuatu majelis atau ketika shalat maka beliau mengucapkan beberapa kalimat. Lalu aku bertanya kepada Aisyah tentang kalimat tersebut, dan dia menjawab; "Jika bicara baik maka itu sebagai tanda (stempel) sampai hari kiamat dan jika bicara yang tidak baik maka itu sebagai kafarat/penghapusnya: 'Subhaanakallahumma wa bihamdika astaghfiruka wa atuubu ilaika (Ya Allah, Maha Suci Engkau dan segala pujian bagi-Mu. Aku mohon ampunan dan bertaubat kepada-Mu)."

nasai:1327

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin Sulaiman] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ya'la] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Qudamah] dari [Jasrah] dia berkata; telah menceritakan kepadaku ['Aisyah] Radliallah anha, dia berkata; "Seorang wanita Yahudi menemuiku dan berkata; 'Adzab kubur itu bisa terjadi karena air kencing (yang tidak sempurna disucikan), aku pun berkata; 'Kamu berdusta! ' dia berkata; 'Benar, bahkan jika salah kami siap untuk memotong kulit dan pakaian kami. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar hendak shalat, beliau mendengar suara kami yang keras, maka beliau bertanya: 'Ada apa ini? Lalu aku memberitahu apa yang dia katakan, Nabipun bersabda: 'dia (orang Yahudi) benar. Maka setelah itu beliau tidaklah melaksanakan shalat kecuali beliau mengucapkan di akhir shalatnya: 'Ya Allah pemelihara Jibril dan Mikail dan Israfil, lindungilah aku dari panasnya api neraka dan adzab kubur.'

nasai:1328

Telah mengabarkan kepada kami [Yahya bin Habib bin 'Arabi] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari ['Atha bin As Saib] dari [bapaknya] dari ['Abdullah bin 'Amru] dia berkata; Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda, "Ada dua perkara yang jika dilakukan oleh orang muslim maka ia masuk surga. Kedua perkara tersebut ringan, namun jarang yang mengamalkannya." Abdullah bin 'Amru melanjutkan, "Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda lagi: 'Shalat lima waktu lalu setiap selesai shalat bertasbih sepuluh kali, bertahmid sepuluh kali, dan bertakbir sepuluh kali. Semua hal tersebut bernilai seratus lima puluh di lisan dan seribu lima ratus di mizan (timbangan amal di akhirat). Aku melihat Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam menghitung dzikir dengan jari-jarinya, lalu bersabda: 'Jika kalian hendak menuju kasur atau tempat tidur, hendaklah bertasbih tiga puluh tiga kali, bertahmid tiga puluh tiga kali, serta bertakbir tiga puluh empat kali, maka hal itu bernilai seratus kali di lisan dan seribu di mizan." Abdullah bin Amru melanjutkan lagi, "Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda: 'Siapakah diantara kalian yang berbuat dua ribu lima ratus kejelekan setiap siang dan malam hari? ' Lalu beliau Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam ditanya, 'Wahai Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam, bagaimana kami tidak menghitungnya? ' Beliau Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam menjawab: 'Syetan mendatangi kalian yang sedang shalat sambil membisikkan, "Ingatlah ini dan ingatlah itu". Syetan juga datang ketika tidurnya dan membiusnya."

nasai:1331

Telah mengabarkan kepada kami ['Ali bin Hujr] dia berkata; telah menceritakan kepada kami ['Attab bin Basyir] dari [Khushaif] dari ['Ikrimah] dan [Mujahid] dari [Ibnu 'Abbas] dia berkata; "Orang-orang fakir mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu mereka berkata; 'Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, orang-orang kaya shalat seperti kami shalat, mereka puasa sebagaimana kami puasa, dan mereka mempunyai kelebihan dari hartanya yang dapat mereka sedekahkan. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Apabila kalian telah mengerjakan shalat maka ucapkanlah 'Subhaanallah' tigapuluh tiga kali, 'Alhamdulillah' tigapuluh tiga kali, 'Allahu Akbar' tigapuluh tiga kali, dan Laailaaha Illallah sepuluh kali maka dengan semua itu kalian dapat mengejar orang-orang yang telah mendahului kalian dan mendahului orang-orang setelah kalian.

nasai:1336

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Bakr bin Mudlar] dari [Ibnul Had] dari [Muhammad bin Ibrahim] dari [Abu Salamah bin 'Abdurrahman] dari [Abu Sa'id Al Khudri] dia berkata; "Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam beri'tikaf pada tanggal sepuluh di pertengahan bulan (Ramadhan), dan bila telah lewat dua puluh malam dan menjelang dua puluh satu maka beliau kembali ke rumahnya. Orang yang beri'tikaf dengannya juga ikut kembali. Kemudian beliau bangun malam di bulan tersebut dan beri'tikaf di malam yang ia pulang saat itu. Lalu beliau memberikan ceramah kepada orang-orang dan memerintahkan mereka dengan apa yang Allah kehendaki, kemudian beliau Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda: 'Aku I'tikaf pada sepuluh malam ini, kemudian nampak bagiku untuk I'tikaf pada sepuluh terakhir. Barangsiapa I'tikaf bersamaku, maka tetaplah ia ditempat I'tikafnya, dan aku melihat malam ini kemudian aku dilupakan, maka carilah (lailatul qadar) pada sepuluh terakhir tiap malam ganjil. Aku melihat diriku sujud diatas air dan lumpur." Abu Sa'id berkata; "Pada malam dua puluh satu kami diguyur hujan, dan masjid (Nabawi) saat itu bocor tepat pada tempat shalatnya Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam. Lalu aku melihatnya dan beliau telah usai dari shalat Subuh dengan wajah berlumpur dan berair."

nasai:1339

Telah mengabarkan kepada kami [Isma'il bin Mas'ud] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Al Mufadhdhal] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Dawud bin Abu Hind] dari [Al Walid bin 'Abdurrahman] dari [Jubair bin Nufair] dari [Abu Dzarr] dia berkata; "Kami puasa Ramadlan bersama Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam. Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam tidak bangun (shalat malam) bersama kami hingga tinggal tujuh hari dari bulan Ramadhan, lalu beliau bangun bersama kami hingga sepertiga malam. Kemudian pada malam keenam akhir Ramadhan, beliau tidak bangun (shalat malam). Setelah malam kelima beliau bangun (shalat malam) bersama kami hingga hampir lewat separuh malam. Lalu kami berkata kepada beliau, 'Wahai Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam, bagaimana jika engkau ikut shalat sunah bersama kami malam ini? ' Beliau menjawab, "Jika seseorang shalat bersama imam hingga usai, berarti ia telah menegakkan shalat malam." Ia berkata lagi, "Pada malam keempat (menjelang berakhirnya Ramadhan) beliau tidak bangun (shalat malam) bersama kami. Setelah tinggal sepertiga dari bulan (Ramadhan) beliau mengutus seseorang kepada anak-anak perempuannya dan para istrinya, serta mengumpulkan orang-orang, lalu beliau shalat bersama kami hingga kami khawatir kehilangan waktu falah. Beliau tidak melakukan itu lagi pada bulan Ramadhan." Daud berkata; aku bertanya, apakah yang di maksud dengan falah? Al Walid menjawab; yaitu waktu sahur.

nasai:1347

Telah mengabarkan kepada kami [Isma'il bin Mas'ud] dan [Muhammad bin 'Abdul A'la] mereka berdua berkata; telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Al Harits] dari [Hisyam] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari [Abu Salamah bin 'Abdurrahman] dari [Jabir bin 'Abdullah] bahwasa 'Umar bin Al Khaththab saat perang Khandaq -setelah matahari terbenam- mencela orang-orang kafir Quraisy, dia berkata kepada Rasulullah Shallallahu 'Alahi Wa Sallam, "Wahai Rasulullah Shallallahu 'Alahi Wa Sallam, aku belum shalat hingga matahari hampir terbenam!" Lalu Rasulullah Shallallahu 'Alahi Wa Sallam menjawab; "Demi Allah, aku juga belum shalat!" Kemudian aku bersama Rasulullah Shallallahu 'Alahi Wa Sallam turun ke Buthhan untuk mengambil air wudhu dan shalat. Beliau shalat Ashar setelah matahari terbenam, kemudian shalat Maghrib."

nasai:1349

Telah mengabarkan kepada kami [Nashr bin 'Ali bin Nashr] dari ['Abdul A'la] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Aghar Abu 'Abdullah] dari [Abu Hurairah] bahwa Nabi Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda: "Bila datang hari Jum'at, para malaikat duduk di pintu-pintu masjid untuk mencatat siapa yang menghadiri shalat Jum'at. Bila imam telah keluar (berkhutbah), maka malaikat menutup lembaran-lembarannya (buku catatan amal kebaikan)." Abu Hurairah berkata; "Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda: 'Orang yang bersegera ke masjid seperti orang yang berkurban dengan seekor unta, yang datang setelahnya seperti berkurban dengan seekor sapi, orang yang datang setelahnya seperti berkurban dengan seekor kambing, yang datang setelahnya seperti berkurban dengan seekor bebek, yang datang setelahnya seperti berkurban dengan seekor ayam, dan yang datang setelahnya seperti berkurban dengan sebutir telur."

nasai:1368

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Manshur] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] telah menceritakan kepada kami [Az Zuhri] dari [Sa'id] dari [Abu Hurairah] -sampai kepada Nabi Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam- "Pada hari Jum'at tiap-tiap pintu masjid ada malaikatnya yang mencatat orang-orang sesuai posisi mereka, yang pertama kemudian selanjutnya. Bila imam keluar (dari rumah lalu masuk masjid) maka malaikat menutup lembaran-lembarannya. Lalu mereka mendengarkan khutbah, maka orang yang bersegera ke masjid seperti orang yang berkurban dengan seekor unta, kemudian yang datang selanjutnya seperti orang yang berkurban dengan seekor sapi, lalu yang datang setelahnya seperti orang yang berkurban dengan seekor kambing.. hingga beliau menyebutkan ayam dan telur."

nasai:1369

Telah mengabarkan kepada kami ['Amr bin Sawwad bin Al Aswad] dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Ibnu Wahb] dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Ibnu Juraij] bahwasanya [Abu Az Zubair] mengabarkan kepadanya bahwasanya ia mendengar [Jabir bin 'Abdullah] berkata; "Pada awal mulanya Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam apabila menyampaikan khutbah, beliau bersandar ke batang pohon kurma yang termasuk tiang masjid. Setelah dibuatkan mimbar dan beliau jadikan tempat berdiri, merintihlah pohon kurma tersebut seperti suara rintihan unta betina, hingga didengar oleh orang-orang yang ada di masjid. Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam lantas menghampirinya, memeluknya, maka ia pun terdiam."

nasai:1379

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin 'Abdullah bin Al Hakam] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Manshur] dari ['Amr bin Murrah] dari [Abu 'Ubaidah] dari [Ka'b bin 'Ujrah] dia berkata; "Aku masuk ke masjid, dan Abdurrahman bin Ummu Hakam sedang khutbah sambil duduk." Lalu Ka'ab berkata; "Lihatlah orang ini yang sedang khutbah sambil duduk! Padahal Allah Azza wa Jalla berfirman: "Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhutbah) '. (Qs. Al Jumu'ah (62): 11)."

nasai:1380

Telah mengabarkan kepada kami [Wahb bin Bayan] dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Ibnu Wahb] dia berkata; aku mendengar [Mu'awiyah bin Shalih] dari [Abu Az Zahiriyah] dari ['Abdullah bin Busr] dia berkata; "Aku pernah duduk disampingnya pada hari Jum'at, lalu ia berkata; 'Ada seorang laki-laki datang dengan melangkahi pundak orang-orang (jamaah), maka Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda: 'Duduklah, kamu telah mengganggu."

nasai:1382

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al Hakam] dari [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar] dia berkata; "Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam berkhutbah kepada kami, 'Apabila salah seorang dari kalian hendak pergi shalat jum'at, hendaklah dia mandi'."

nasai:1388

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin 'Abdul 'Aziz] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Fadhl bin Musa] dari [Husain bin Waqid] dari ['Abdullah bin Buraidah] dari [bapaknya] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang khutbah, lalu datang Hasan dan Husain radliallahu 'anhuma yang memakai baju merah. Keduanya lalu terjatuh, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam turun dari mimbar dan menggendong keduanya lalu kembali ke mimbar dengan berkata: "Maha benar Allah atas firman-Nya: 'Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah sebagai cobaan'. (Qs. Al Anfaal (8): 28). Aku melihat kedua anak ini terjatuh dalam kedua bajunya, maka aku tidak sabar hingga aku memotong pembicaraanku lalu aku menggendong keduanya."

nasai:1396

Telah mengabarkan kepadaku [Muhammad bin 'Ali bin Maimun] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Firyabi] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Jarir bin Hazim] dari [Tsabit Al Bannani] dari [Anas] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah turun dari mimbar, tiba-tiba seseorang menghadangnya dan berbicara kepada beliau, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengajaknya berbicara dan menyelesaikan kebutuhannya, setelah itu beliau maju ketempat shalatnya dan shalat.

nasai:1402

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Bakr bin Mudhar] dari [Ibnul Had] dari [Muhammad bin Ibrahim] dari [Abu Salamah bin 'Abdurrahman] dari [Abu Hurairah] dia berkata; "Aku pernah datang ke (bukit) Thur dan aku mendapati Ka'ab di sana. Lalu aku dan dia menginap di sana selama satu hari. Aku menceritakan hadits dari Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam kepadanya, sementara dia menceritakan Taurat kepadaku. Aku berkata kepadanya 'Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam pernah bersabda: "Sebaik-baik hari selama matahari terbit adalah hari Jum'at. Pada hari itu nabi Adam diciptakan, pada hari itu beliau diturunkan, pada hari itu beliau diterima taubatnya, pada hari itu pula beliau wafat, dan pada hari itu pula kiamat akan terjadi. Semua hewan di muka bumi berada di pagi hari Jum'at dalam keadaan mengoptimalkan pendengarannya hingga terbitnya matahari karena takut akan datangnya hari kiamat kecuali manusia. Pada hari Jum 'at ada suatu waktu yang tidaklah seorang mukmin pun yang berdoa ketika shalatnya meminta sesuatu kepada Allah bertepatan waktu itu, kecuali Allah akan mengabulkannya".' Ka'ab lalu berkata; 'Waktu itu hanya ada dalam satu hari di setiap tahun'. Lalu kukatakan, 'Bahkan waktu itu ada pada setiap hari Jum'at'. Lantas Ka'ab membaca Taurat. Kemudian berkata; 'Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam benar, hari itu ada pada setiap hari Jum'at'. Lalu aku keluar dan berjumpa dengan [Bashrah bin Abu Bashrah Al Ghifari], dan dia berkata; 'Kamu datang dari mana? ' Aku menjawab, 'Dari thur'. Ia berkata; 'Kalau saja aku berjumpa denganmu sebelum kamu datang ke Thur, maka kamu tidak akan mendatanginya'. Aku bertanya kepadanya; 'Mengapa bisa begitu? ' Ia menjelaskan; 'Aku pernah mendengar Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda: "Tidak dipersiapkan kendaraan (perjalanan) kecuali ketiga masjid, yaitu Masjidil Haram, masjidku ini, dan masjid Baitul Maqdis". Aku juga berjumpa dengan Abdullah bin Salam, kukatakan bahwa aku keluar dari Thur dan berjumpa dengan Ka'ab, lalu aku dan dan dia menginap di sana selama satu hari, dan aku menceritakan hadits dari Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam kepadanya, sedangkan dia menceritakan Taurat kepadaku, kemudian aku berkata kepadanya bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam pernah bersabda: 'Sebaik-baik hari matahari terbit adalah hari Jum'at. Pada hari itu nabi Adam diciptakan, pada hari itu beliau diturunkan, pada hari itu beliau diterima taubatnya, pada hari itu beliau wafat, dan pada hari itu pula kiamat terjadi. Semua hewan di muka bumi berada di pagi hari Jum'at dalam keadaan mengoptimalkan pendengarannya hingga terbitnya matahari kecuali manusia. Di hari Jum'at ada suatu waktu, yang ketika itu tidaklah seorang mukmin pun yang berdoa di dalam shalatnya dan meminta sesuatu kepada Allah bertepatan dengan waktu itu kecuali Allah akan mengabulkannya".'Ka'ab lalu berkata, 'Waktu ada pada satu hari di setiap tahun'. [Abdullah bin Salam] kemudian mengatakan bahwa Ka'ab telah berdusta, maka kukatakan bahwa Ka'ab membaca Taurat kemudian berkata, 'Rasulullah benar, hari itu ada pada setiap Jum'at'. kemudian Abdullah bin Salam berkata, 'Ka'ab benar, dan aku sangat mengetahui tentang waktu itu! Aku memohon kepadanya, 'Wahai saudaraku, beritakanlah hal itu kepadaku? ' Ia menjawab, 'Waktu itu adalah waktu terakhir pada hari Jum'at, sebelum matahari terbenam'. Kemudian aku menyanggahnya dengan bertanya, Bukankah kamu mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Tidaklah seorang mukmin berdoa bertepatan dengan waktu tersebut dalam shalatnya?" Bukankah waktu itu adalah saat masih shalat? ' dia menjawab dengan bertanya juga, 'Bukankah kamu juga mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Barangsiapa shalat lalu duduk untuk menunggu shalat, maka ia senantiasa dihitung dalam keadaan shalat hingga datang waktu shalat berikutnya?" 'Aku menjawab 'Ya'. Ia berkata, 'Maka hal tersebut juga seperti itu.'

nasai:1413

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Husyaim] dari [Manshur bin Zadzan] dari [Ibnu Sirin] dari [Ibnu 'Abbas] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar dari Makkah menuju Madinah tanpa takut kecuali kepada Tuhan semesta alam, dan beliau mengerjakan shalat dua raka'at.

nasai:1418

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Yahya bin Abu Ishaq] dari [Anas] dia berkata; "Aku pernah berangkat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari Madinah menuju Makkah, dan beliau senantiasa mengqashar/meringkas shalat hingga beliau kembali. Kemudian beliau menetap di Makkah selama sepuluh hari."

nasai:1421

Telah mengabarkan kepada kami [Humaid bin Mas'adah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yazid] dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Yahya bin Abu Ishaq] dari [Anas bin Malik] dia berkata; "Kami pernah berangkat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari Madinah ke Makkah, dan beliau mengerjakan shalat dua raka'at hingga kami pulang." Saya bertanya, "Apakah beliau bermukim di Makkah?" Anas menjawab; "Ya, kami menetap di Makkah selama sepuluh hari.

nasai:1435

Telah mengabarkan kepadaku [Ahmad bin Yahya Ash Shufi] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al 'Alaa bin Zuhair Al Azdi] dia berkata; telah menceritakan kepada kami ['Abdurrahman bin Al Aswad] dari ['Aisyah] bahwasanya ia melaksanakan umrah bersama Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam dari Madinah ke Makkah. Tatkala sampai di Makkah Aisyah berkata; Wahai Rasulullah, demi Bapak dan Ibuku, bagaimana engkau mengqashar shalat padahal aku menyempurnakan shalatku, dan engkau berbuka sedangkan aku berpuasa? Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam menjawab: Engkau telah berbuat baik wahai ' Aisyah, namun aku pun tidak tercela.

nasai:1439

Telah mengabarkan kepadaku [Nuh bin Habib] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dia berkata; telah menceritakan kepada kami ['Isa bin Hafsh bin 'Ashim] dia berkata; [bapakku] telah menceritakan kepadaku, dia berkata; "Aku pernah bersama [Ibnu Umar] dalam suatu perjalanan. Dia mengerjakan shalat Zhuhur dan Ashar dua raka'at, kemudian pergi ke tikarnya. Setelah itu ia melihat suatu kaum yang sedang bertasbih, maka dia berkata, 'Apa yang sedang mereka perbuat? ' Aku menjawab, 'Mereka sedang bertasbih'. Dia berkata lagi, 'Seandainya aku shalat sebelum dan sesudahnya, maka aku pasti menyempurnakannya. Aku pernah menemani Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan beliau dalam perjalanan tidak pernah shalat lebih dari dua raka'at. Begitu pula Abu Bakar hingga wafat, Umar, serta Utsman Radliallahu? nhum'."

nasai:1441

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Khalid bin Khali] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Syu'aib] dari [bapaknya] dari [Az Zuhri] dia berkata; telah mengabarkan kepadaku ['Urwah bin Az Zubair] bahwasanya ['Aisyah] -istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam- berkata; "-Ketika- terjadi gerhana pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau keluar menuju Masjid, kemudian berdiri dan bertakbir, maka orang-orang membuat shaf di belakang beliau. Beliau shalat empat kali ruku' dan empat kali sujud, sementara gerhana telah terang (usai) sebelum beliau selesai shalat."

nasai:1449

Telah mengabarkan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Ibnu 'Ulayyah] dia berkata; Telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Juraij] dari ['Atha] dia berkata; Aku mendengar ['Ubaid bin 'Umair] bercerita, dia berkata; Telah menceritakan kepadaku orang yang aku percayai, -aku mengira dia adalah [Aisyah] - dia berkata; "Pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah terjadi gerhana matahari. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shalat bersama orang-orang dengan berdiri yang lama sekali, lalu beliau ruku', berdiri lagi, ruku lagi, berdiri lagi lalu ruku lagi. Beliau mengerjakan shalat dua raka'at dimana setiap rakaat tiga kali ruku'. Beliau ruku pada ketiga kalinya, lalu sujud. Beberapa orang ketika itu jatuh tidak sadarkan diri, karena lamanya beliau berdiri bersama mereka, sehingga dituangkan air seember keatas tubuh mereka. Apabila beliau ruku' maka beliau mengucapkan Allahu Akbar, dan apabila beliau bangkit dari ruku beliau mengucapkan: 'Sami'allah huliman hamidah'. Beliau tidak bangkit sampai matahari terang kembali. Lalu beliau berdiri, bertahmid dan memuji Allah kemudian bersabda: 'Matahari dan bulan tidak terjadi gerhana karena kematian atau kelahiran seseorang akan tetapi keduanya adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah Ta'ala, yang dengannya Allah memberi peringatan kepada kalian. Apabila keduanya mengalami gerhana maka segeralah kalian mengingat Allah Azza Wa Jalla (Shalat) hingga terang kembali.'

nasai:1453

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Salamah] dari [Ibnu Wahab] dari ['Amru bin Al Harits] dari [Yahya bin Sa'id] bahwasanya ['Amrah] menceritakan kepadanya bahwasanya ['Aisyah] menceritakan kepadanya bahwa ada orang Yahudi datang kepadanya, lalu ia berkata kepadanya; "Semoga Allah melindungimu dari siksa kubur!" Kemudian Aisyah berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: 'Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, apakah pada saat didalam kubur manusia akan disiksa? ' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: 'Berlindunglah kepada Allah! ' Aisyah berkata; 'Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam keluar, -ternyata- terjadi gerhana matahari, maka kami masuk ke kamar, dan para wanita berkumpul kepada kami. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam muncul dengan menghadap kepada kami, dan hal itu saat waktu Dluha.' Lalu beliau berdiri lama, kemudian ruku' dengan ruku' yang lama juga. Lalu mengangkat kepalanya dan berdiri tapi lebih singkat dari berdiri yang pertama. Kemudian ruku' lebih singkat dari ruku' yang pertama, lalu sujud. Kemudian berdiri yang kedua dan melakukan hal yang sama, kecuali ruku' dan berdirinya lebih singkat dari yang pertama, kemudian sujud, dan matahari telah terang kembali. Setelah selesai beliau duduk di atas mimbar, lalu bersabda: 'Manusia diuji dalam kubur mereka, seperti fitnah Dajjal'."Lalu Aisyah berkata; 'Kami mendengar beliau meminta perlindungan dari siksa kubur setelah itu.'

nasai:1458

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin 'Ubaidullah bin 'Abdul 'Azhim] dia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Ibrahim Sabalan] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami ['Abbad bin 'Abbad Al Muhallabi] dari [Muhammad bin 'Amru] dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] dia berkata; "Pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah terjadi gerhana matahari, lalu Rasulullah shalat bersama orang orang. Beliau berdiri dan memperlama berdirinya, kemudian ruku' dan memperlama ruku'nya. Kemudian bangkit lagi dan memperlama berdirinya, namun lebih singkat dari berdiri yang pertama. Kemudian ruku' dan memperlama ruku'nya, namun lebih singkat dari ruku' yang pertama. Kemudian sujud dan memperlama sujudnya, lalu mengangkat (kepalanya dari ruku'), lalu sujud namun lebih singkat dari sujud yang pertama. Kemudian berdiri shalat dua rakaat. Beliau melakukan hal yang lama pada rakaat berikutnya, sampai selesai shalatnya. Setelah itu Beliau bersabda: 'Matahari dan bulan adalah dua tanda diantara tanda-tanda kebesaran Allah Ta'ala. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian atau kelahiran seseorang. Jika kalian melihat kedua gerhana tersebut, maka segeralah berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla dan kerjakanlah shalat '."

nasai:1466

Telah mengabarkan kepada kami [Hilal bin Al 'Ala bin Hilal] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Al Husain bin 'Ayyasy] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Zuhair] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Al Aswad bin Qais] dia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Tsa'labah bin 'Abbad Al 'Abdi] -dari penduduk Bashrah- bahwasanya suatu hari ia menyaksikan khutbah [Samurah bin Jundub], didalam khutbahnya dia menyebutkan sebuah Hadits dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dia berkata; "Tatkala kami dan seorang anak kecil melemparkan tombak kami pada dua sasaran di masa Rasulullah, tiba-tiba matahari -yang kelihatannya berada seukuran dua tombak atau tiga tombak- diatas kami berwarna hitam. Lalu salah seorang diantara kami berkata; 'Mari kita pergi ke masjid bersama kami, demi Allah kita akan melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam menyikapi keadaan seperti ini. Samurah berkata; 'Maka kami pun ingin pergi ke masjid'. Dia berkata lagi; 'Kami mendapatkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang keluar menuju sekumpulan manusia. Kemudian beliau maju, lalu shalat dengan memperlama berdirinya, sepertinya shalat ini yang paling paling panjang beliau lakukan bersama kami, dan kami tidak mendengar suara dari beliau. Kemudian beliau ruku' dengan ruku' yang panjang dan kami tidak mendengar suara dari beliau, kemudian beliau sujud dengan sujud yang panjang yang belum pernah beliau lakukan sebelumnya bersama kami, dan kamipun tidak mendengar suara dari beliau. Dan beliau melakukan hal yang sama pada raka'at kedua. Dia berkata; 'Duduk beliau pada raka'at kedua bersamaan dengan terangnya matahari.' Kemudian beliau mengucapkan salam dan memuji Allah, bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah selainNya dan bersaksi bahwa beliau utusanNya. (secara ringkas).

nasai:1467

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Salamah] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Ibnul Qasim] dari [Malik] dia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Zaid bin Aslam] dari ['Atha bin Yasar] dari ['Abdullah bin 'Abbas] dia berkata; "Telah terjadi gerhana matahari, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat bersama orang-orang. Beliau berdiri lama dengan membaca surat yang sepadan dengan surah Al Baqarah." Kemudian Abdullah berkata lagi; 'Kemudian beliau ruku' dengan ruku' yang lama, lalu mengangkat kepalanya dan berdiri (lagi), tapi lebih singkat dari yang pertama. Kemudian ruku' dengan ruku' yang lama tapi lebih singkat dari ruku' yang pertama. Lalu beliau mengangkat (kepalanya) dan berdiri lagi dengan lama, namun lebih singkat dari yang pertama. Kemudian beliau ruku' dengan ruku' yang lama, namun lebih singkat dari ruku' yang pertama. Lalu beliau sujud dan pergi sedangkan matahari telah terang. Setelah itu beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Matahari dan Bulan adalah dua tanda diantara tanda-tanda kebesaran Allah Ta'ala. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian atau kelahiran seseorang. Jika kalian melihat gerhana tersebut, maka berdzikirlah kepada Allah Azza Wa Jalla.' Para sahabat berkata; 'Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kami melihat engkau menggapai sesuatu pada posisimu ini, kemudian kami melihatmu juga mundur? ' Beliau bersabda: 'Aku melihat surga -atau diperlihatkan kepadaku surga. Seandainya aku mengambil sesuatu dari surga, maka kamu pasti akan memakannya, lalu tak akan tersisa lagi dunia ini. Aku juga melihat neraka. Aku belum melihat pandangan yang lebih menakutkan dari ini dan aku melihat kebanyakan penghuninya adalah wanita.' Para sahabat berkata; 'Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kenapa bisa begitu? ' Beliau menjawab: 'Karena kekufuran mereka'. -Dalam riwayat lain: Karena mereka kufur kepada Allah? - Beliau meneruskan lagi: 'Mereka juga kufur terhadap kebaikan suami dan kufur terhadap kebaikan. Seandainya kamu berbuat baik kepada salah seorang dari mereka (wanita) sepanjang masa, Lalu dia melihat suatu (keburukan) pada dirimu', Maka dia akan berkata: 'Aku tidak melihat suatu kebaikanpun pada dirimu! '

nasai:1476

Telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah bin Muhammad bin 'Abdurrahman bin Al Miswar Az Zuhri] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ghundar] dari [Syu'bah] dari ['Atha bin As Saib] dari [bapaknya] dari ['Abdullah bin 'Amru] dia berkata; "Saat terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau mengerjakan shalat. Beliau memperlama berdirinya, kemudian ruku' dan memperlama ruku'nya, kemudian berdiri lagi dan memperlama berdirinya." Syu'bah (perawi) berkata; "Aku mengira bahwa dia mengatakan tentang sujud Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga demikian. Beliau menangis saat sujud dan meniup sambil mengucapkan, 'Wahai Rabbku, ini jangan terjadi sedangkan kami masih memohon ampun kepada-Mu! Janganlah hal ini terjadi di saat aku masih berada di tengah-tengah mereka! ' Setelah selesai shalat beliau bersabda: 'Surga diperlihatkan kepadaku, hingga kalau tanganku dijulurkan maka aku pasti bisa memetik sesuatu darinya. Neraka juga telah diperlihatkan kepadaku, maka aku meniupnya karena khawatir panasnya akan menimpa kalian. Di dalamnya aku melihat seorang pencuri dua unta betina Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan melihat saudaranya Bani Du'du', orang yang mencuri orang yang haji, dan jika ia ditanya tentang curiannya maka ia berkata; "Ini perbuatan tongkat ". Aku juga melihat seorang perempuan yang tinggi dan hitam, yang disiksa karena seekor kucing yang diikatnya, tanpa memberinya makan dan minum, serta tidak membiarkannya mencari makan sendiri dari serangga-serangga bumi, sehingga akhirnya kucing itu mati'. Beliau bersabda: `Matahari dan bulan tidak mengalami gerhana karena kematian atau kelahiran seseorang. Jika kalian melihat salah satunya - atau beliau berkata: Salah satunya mengalami gerhana maka segeralah berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla '."

nasai:1479

Telah mengabarkan kepada kami ['Amru bin 'Utsman bin Sa'id bin Katsir] dari [Al Walid] dari ['Abdurrahman bin Namir] bahwasanya ia bertanya kepada [Az Zuhri] mengenai sunnah shalat Kusuf, maka dia berkata; telah mengabarkan kepadaku ['Urwah bin Az Zubair] dari ['Aisyah] dia berkata; "Pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah terjadi gerhana matahari, beliau berwudlu lalu memerintahkan untuk menyeru, "Ash-shalaatu Jami'ah."Orang-orang pun segera berkumpul, dan Rasulullah shalat bersama mereka. Beliau takbir, kemudian membaca bacaan yang lama. Beliau takbir lagi, kemudian ruku' dengan ruku' yang lama, seperti lamanya berdiri atau lebih. Kemudian beliau mengangkat kepalanya dari ruku' sambil mengucapkan: "Sami'allahu liman hamidah." Kemudian beliau membaca bacaan yang lama, namun lebih pendek dari yang pertama. Lalu takbir lagi, kemudian ruku' dengan ruku' yang lama, namun lebih pendek dari yang pertama. Kemudian mengangkat kepalanya dari ruku' sambil mengucapkan, "Sami'allahu liman hamidah." Kemudian takbir lagi dan sujud dengan sujud yang lama, seperti lamanya ruku' atau lebih. Kemudian takbir dan mengangkat kepalanya, lalu takbir dan sujud lagi, kemudian takbir lagi dan berdiri dengan membaca bacaan yang panjang, namun lebih pendek dari yang pertama. Kemudian takbir lagi dan ruku' dengan ruku' yang lama, namun lebih pendek dari yang pertama. Kemudian mengangkat kepalanya dari ruku' sambil mengucapkan, "Sami'allahu liman hamidah." Kemudian beliau membaca bacaan yang panjang, namun lebih pendek dari yang pertama saat berdiri yang kedua. Kemudian beliau takbir lalu ruku' dengan ruku' yang panjang, namun masih lebih pendek dari ruku' yang pertama. Kemudian takbir lagi dan mengangkat kepalanya sambil mengucapkan, "Sami'allahu liman hamidah." Lalu takbir lagi dan sujud lagi dengan sujud yang lebih pendek dari yang pertama, kemudian tasyahhud (membaca dua kalimat syahadat) dan mengucapkan salam. Setelah itu beliau bangkit ketengah-tengah mereka dan memuji Allah. lalu bersabda: "Matahari dan bulan tidak mengalami gerhana karena kematian atau kelahiran seseorang, tetapi keduanya adalah tanda diantara tanda-tanda kebesaran Allah. Jadi mana saja dari keduanya mengalami gerhana, maka segeralah mengingat Allah Azza wa Jalla dengan shalat."

nasai:1480

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Salamah] dari [Ibnu Wahb] dari ['Amru bin Al Harits] dari [Yahya bin Sa'id] bahwasanya ['Amrah] menceritakan kepadanya bahwasanya ['Aisyah] berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah keluar tiba-tiba terjadi gerhana matahari. Kami lalu keluar menuju kamar, dan para wanita berkumpul di sekitar kami. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang kepada kami, dan saat itu pada waktu Dluha. Lalu beliau berdiri lama, kemudian ruku' dengan ruku' yang lama, lalu mengangkat kepalanya dan berdiri lagi tapi lebih singkat dari berdiri yang pertama. Kemudian ruku' dengan ruku' yang lebih singkat dari ruku' yang pertama, lalu sujud. Kemudian berdiri yang kedua, dan melakukan hal yang sama, namun ruku' dan berdirinya lebih pendek dari rakaat pertama. Kemudian sujud, dan matahari telah terang kembali. Setelah selesai beliau duduk di atas mimbar lalu bersabda: 'Manusia diuji dalam kubur mereka, seperti fitnah Dajjal '." (secara ringkas).

nasai:1482

Telah mengabarkan kepada kami ['Amru bin 'Ali] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yunus] dari [Al Hasan] dari [Abu Bakrah] dia berkata; "Kami berada di samping Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba terjadi gerhana matahari, maka beliau segera berdiri menuju masjid, dan menarik selendangnya karena tergesa-gesa. Lalu orang-orang pun segera berdiri di sisinya dan beliau mengerjakan shalat dua rakaat sebagaimana mereka juga melakukannya. Setelah matahari terang, beliau berkhutbah di hadapan kami seraya bersabda: "Matahari dan bulan tidak mengalami gerhana karena kematian atau kelahiran seseorang, tetapi keduanya merupakan tanda diantara tanda-tanda kebesaran Allah untuk menakut-nakuti hamba-Nya. Jika kalian melihat kedua gerhana tersebut, maka shalatlah dan berdoalah hingga gerhana tersingkap dari kalian (nampak kembali)."

nasai:1485

Telah mengabarkan kepada kami [Musa bin 'Abdurrahman Al Masruqi] dari [Abu Usamah] dari [Buraid] dari [Abu Burdah] dari [Abu Musa] dia berkata; "Saat terjadi gerhana matahari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berdiri dengan rasa takut, beliau khawatir akan terjadi kiamat. Beliau mendatangi masjid, lalu berdiri, ruku', dan sujud dengan waktu yang lama. Aku belum pernah melihat beliau melakukan hal itu dalam shalatnya. Kemudian beliau bersabda: "Ini adalah tanda-tanda kebesaran Allah yang Dia kirimkan bukan karena kematian ataupun kelahiran seseorang, telapi Allah mengirimnya untuk menakut-nakuti hamba-Nya. Jika kalian melihatnya, maka segeralah berdzikir dan berdoa serta meminta ampunan kepada-Nya."

nasai:1486

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dari [Malik] dari [Syarik bin 'Abdullah bin Abu Namir] dari [Anas bin Malik] dia berkata; "Ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam, lalu berkata; 'Wahai Rasulullah, binatang ternak telah binasa dan jalan-jalan telah terputus, maka berdoalah kepada Allah Azza wa Jalla. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdoa, maka turunlah hujan dari hari Jum'at ke Jum'at berikutnya." Lalu datang seorang lelaki kepada Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam dan berkata; ' Wahai Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam, rumah-rumah telah hancur. jalan-jalan telah terputus, dan binatang ternak telah binasa'. Kemudian Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam berdoa: ' Ya Allah, turunkan hujan itu di atas puncak gunung, bukit, di tengah-tengah lembah, serta di tempat tumbuhnya pepohonan'. Maka awan pun menjauh dari Madinah bagaikan lepasnya baju (dari badan)."

nasai:1487

Telah mengabarkan kepada kami [Ishaq bin Manshur] dan [Muhammad bin Al Mutsanna] dari ['Abdurrahman] dari [Sufyan] dari [Hisyam bin Ishaq bin 'Abdullah bin Kinanah] dari [Bapaknya] dia berkata; "Seseorang mengutusku menemui [Ibnu Abbas], dan aku bertanya kepadanya tentang cara shalat Istisqa' Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam?, maka ia menjawab; 'Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam keluar dengan merendahkan diri, tawadlu, serta berpakaian sederhana. Beliau tidak berkhutbah seperti kalian. Lalu beliau shalat dua rakaat'."

nasai:1489

Telah mengabarkan kepada kami ['Isa bin Hammad] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Sa'id Al Maqburi] dari [Syarik bin 'Abdullah bin Abu Namir] dari [Anas bin Malik], bahwasanya dia (Syarik) mendengar Anas berkata; "Ketika kami sedang di masjid pada hari Jum'at dan Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam sedang menyampaikan khutbah kepada manusia, tiba-tiba ada seorang lelaki yang berdiri dan berkata; 'Wahai Rasulullah, jalan-jalan telah terputus, harta benda telah binasa, dan negeri telah paceklik, maka berdoalah kepada Allah agar Dia menurunkan hujan kepada kami'. Lalu Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam mengangkat kedua tangannya sejajar dengan wajahnya sambil mengucapkan: 'Ya Alllah, turunkan hujan kepada kami'. Demi Allah, sebelum Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sempat turun dari mimbarnya, kami sudah diguyur hujan. Kami diberi hujan pada hari itu sampai Jum'at berikutnya. Lalu ada orang lelaki, -aku tidak tahu apakah dia yang telah berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam 'Berilah kami hujan' atau bukan- berkata; 'Wahai Rasulullah, jalan-jalan telah terputus dan harta benda telah hancur karena melimpahnya air, maka berdoalah kepada Allah agar Dia menahan air itu dari kami'. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdoa: 'Ya Allah (turunkanlah hujan) di sekitar kami dan jangan atas kami, tetapi di gunung-gunung dan di tempat-tempat tumbuhnya pepohonan'." Anas berkata; "Demi Allah, tidaklah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan demikian kecuali awan itu telah berpencar hingga kami tidak melihatnya sedikitpun."

nasai:1498

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad ibn 'Abdul A'la] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Mu'tamir] dia berkata; aku mendengar ['Ubaidullah bin 'Umar Al 'Umari] dari [Tsabit] dari [Anas bin Malik] dia berkata; "Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam pernah khutbah pada hari Jum'at, maka orang-orang segera berkumpul dan berteriak kepadanya dengan berkata; 'Wahai Nabi Allah, hujan telah terputus dan binatang ternak telah binasa, maka berdoalah kepada Allah agar Dia menurunkan hujan kepada kami'. Beliau Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam lalu berdoa: `Ya Allah, berilah kami hujan. Ya Allah, berilah kami hujan'. Anas berkata; "Demi Allah, kami tidak melihat setitik awan pun di langit." Dia melanjutkan lagi, "Lalu awan muncul dan bertebaran, kemudian menurunkan hujan. Setelah itu Rasulullah turun dari mimbar, kemudian shalat. Manusia pun bubar, sedangkan hujan belum reda sampai dengan Jum'at berikutnya. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri untuk khutbah, orang-orang berteriak kepadanya dengan berkata; 'Wahai Nabi Allah, rumah-rumah telah hancur dan jalan-jalan telah terputus, maka berdoalah agar Dia menahan hujan dari kami'. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tersenyum, lalu berdoa: `Ya Allah (berilah hujan) di sekitar kami dan jangan di atas kami'. Maka terhentilah hujan itu di Madinah, dan hujan hanya turun di sekitarnya. Di Madinah tidak turun setetes pun, aku melihat Madinah laksana di kelilingi awan."

nasai:1500

Telah berkata [Al Harits bin Miskin] dalam bentuk baca dan aku mendengarnya dari [Ibnu Wahb] dari [Ibnu Abu Dzi'b] dan [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dia berkata; telah mengabarkan kepadaku ['Abbad bin Tamim] bahwasanya ia mendengar [pamannya] -seorang sahabat Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam- dia berkata; "Pada suatu hari Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam keluar untuk meminta hujan, lalu beliau membalik punggungnya (membelakangi manusia) dan berdoa sambil menghadap kiblat. Beliau juga membalik selendangnya, kemudian shalat dua rakaat." Ibnu Abu Dzi'ib berkata; 'Dan membaca surat dalam dua rakaat tersebut.'

nasai:1502

Telah mengabarkan kepada kami [Mahmud bin Ghailan] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Waki'] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Hisyam bin Ishaq bin 'Abdullah bin Kinanah] dari [bapaknya] dia berkata; "Seorang amir mengutusku kepada Ibnu 'Abbas untuk menanyakan tentang shalat Istisqa, maka [Ibnu 'Abbas] berkata; "Seorang amir (pemimpin) mengutusku kepada Ibnu Abbas, untuk bertanya kepadanya tentang cara shalat lstisqa' Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam? la menjawab, 'Apa yang menghalanginya untuk bertanya kepadaku? Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam keluar dengan tawadhu', berpakaian sederhana, khusyu', dan merendahkan diri. Lalu shalat dua rakaat sebagaimana shalat dua hari raya, dan beliau tidak berkhutbah seperti khutbah kalian ini'."

nasai:1504

Telah mengabarkan kepada kami ['Ali bin Hujr] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Humaid] dari [Anas] dia berkata; '"Hujan pernah tidak turun selama satu tahun, maka sebagian kaum muslim datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada hari Jum'at. Mereka berkata; 'Wahai Rasulullah, hujan telah terhenti, bumi telah menjadi tandus, dan harta benda telah hancur'. Lalu Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam mengangkat kedua tangannya. Kami tidak melihat awan di langit. Lalu beliau menjulurkan tangannya (hingga kami melihat putihnya ketiak beliau Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam) untuk meminta hujan kepada Allah Azza wa Jalla." Anas berkata; "Kami belum (selesai) shalat Jum'at, namun seseorang yang tinggal dekat dengan masjid sudah merasa sulit untuk pulang ke keluarganya (karena derasnya hujan penerj). Hal tersebut berlangsung sampai hari Jum'at berikutnya. Pada hari Jum'at berikutnya orang-orang berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, 'Wahai Rasulullah, rumah-rumah telah hancur dan kendaraan tak bisa berjalan Anas berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tersenyum karena cepatnya rasa bosan anak Adam, lalu beliau bersabda: `Ya Allah (turunkanlah hujan) disekitar kami dan jangan di atas kami'. Lalu awan atau hujan itu menjauh dari Madinah."

nasai:1510

Telah mengabarkan kepada kami [Mahmud bin Khalid] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin Muslim] dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Abu 'Amr Al Auza'i] dari [Ishaq bin 'Abdullah] dari [Anas bin Malik] dia berkata; "Pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terjadi paceklik selama satu tahun. Ketika Rasulullah sedang khutbah pada hari Jum'at, tiba-tiba seorang Badui berdiri lalu berkata; 'Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, harta benda hancur dan keluarga kelaparan, maka berdoalah kepada Allah untuk kami'. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengangkat kedua tangannya, dan saat itu kami tidak melihat gumpalan awan di langit. Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam belum meletakkan tangannya kembali, namun awan telah menggumpal laksana gunung. Ketika beliau masih di mimbarnya, kami melihat hujan telah turun hingga menetes ke jenggotnya. Kami diguyur hujan pada hari itu dan besoknya, hingga sampai hari Jum'at berikutnya. Lalu orang Badui itu berdiri atau orang lain kemudian berkata; Wahai Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam, bangunan telah hancur dan harta benda telah tenggelam, maka berdoalah kepada Allah untuk kami. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengangkat kedua tangannya sambil mengucapkan, Ya Allah (turunkanlah hujan) di sekitar kami dan jangan di atas kami'. Tidaklah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengisyaratkan dengan tangannya ke sudut awan itu, melainkan awan itu berpencar sehingga Madinah menjadi cerah laksana kota yang dikelilingi suatu lingkaran. Lembah-lembah telah mengalir airnya dan tak ada orang yang datang ke Madinah dari arah mana saja melainkan ia akan menceritakan tentang hujan yang telah turun dengan sangat lebat."

nasai:1511

Telah mengabarkan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Waqi'] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Al Asy'ats bin Abu Asy Sya'tsa] dari [Al Aswad bin Hilal] dari [Tsa'labah bin Zahdam] dia berkata; kami bersama Sa'id bin Al 'Ashi di Thabristan dan bersama kami [Hudzaifah bin Al Yaman], Sa'id bertanya; 'Siapakah diantara kalian yang pernah shalat khauf bersama Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam? ' Hudzaifah menjawab; 'Aku', Lalu dia menggambarkan shalat Khaufnya Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam dengan berkata; 'Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam mengerjakan shalat Khauf bersama suatu kelompok satu rakaat dengan satu shaf jamaah di belakangnya, dan kelompok yang lain berhadapan dengan musuh. Lalu beliau shalat dengan kelompok lainnya (yang tadi berhadapan dengan musuh) satu rakaat juga. Kemudian mereka (yang shalat bersama beliau) mundur dan menuju kelompok yang tadinya berhadapan dengan musuh, lalu kelompok tadi datang kemudian shalat bersama Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam satu rakaat."

nasai:1512

Telah mengabarkan kepada kami ['Amr bin 'Ali] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Asy'ats bin Sulaim] dari [Al Aswad bin Hilal] dari [Tsa'labah bin Zahdam] dia berkata; "Kami pernah bersama Said bin Al Ash di Thibristan. Aku berkata, `Siapakah di antara kalian yang pernah shalat Khauf bersama Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam? ' [Hudzaifah bin Al Yaman] berkata; 'Aku'. lalu ia berdiri dan menyuruh jamaah untuk berbaris menjadi dua baris di belakangnya. Satu baris di belakangnya dan yang satu lagi berhadapan dengan musuh. Dia mengerjakan shalat satu rakaat dengan barisan yang berada di belakangnya, kemudian mereka (yang di belakangnya) pergi menuju barisan yang berhadapan dengan musuh, dan mereka datang kepadanya lalu shalat satu rakaat, dan mereka tidak mengqadhanya'." Telah mengabarkan kepada kami ['Amru bin Ali] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Ar Rukain bin Rabi'] dari [Al Qasim bin Hasan] dari [Zaid bin Tsabit] dari Nabi Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam, sebagaimana shalatnya Hudzaifah.'

nasai:1513

Telah mengabarkan kepadaku ['Amr bin 'Utsman bin Sa'id bin Katsir] dari [Muhammad] dari [Az Zubaidi] dari [Az Zuhri] dari ['Ubaidullah bin 'Abdullah bin 'Utbah] bahwasanya ['Abdullah bin 'Abbas] berkata; "Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam berdiri dan orang-orang ikut berdiri bersamanya. Beliau lalu bertakbir dan mereka pun ikut bertakbir bersamanya. Lalu beliau ruku', dan sebagian ikut ruku'. Kemudian beliau sujud, dan (sebagian) juga ikut sujud. Kemudian beliau berdiri ke rakaat yang kedua, dan orang-orang yang ikut sujud tadi mundur lalu menjaga saudara-saudara mereka yang sedang shalat. Setelah itu datang barisan yang lain, mereka segera ruku' dan sujud bersama Nabi Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam. Semuanya mengerjakan shalat bersama-sama; mereka bertakbir, namun sebagian mereka menjaga sebagian yang lain.

nasai:1516

Telah mengabarkan kepada kami ['Amr bin 'Ali] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Bisyr] dari [Abu 'Umair bin Anas] dari [bibinya], bahwa ada suatu kaum yang melihat hilal (bulan Sabit, masuknya bulan Syawal), lalu mereka datang kepada Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam. Kemudian beliau Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam memerintahkan mereka untuk berbuka puasa setelah hari agak siang dan keluar ke tempat shalat Id (hari raya) besoknya.

nasai:1539

Telah mengabarkan kepada kami ['Amr bin 'Ali] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dia berkata; telah menceritakan kepada kami ['Abdul Malik bin Abu Sulaiman] dia berkata; telah menceritakan kepada kami ['Atha] dari [Jabir] dia berkata; "Aku pernah shalat Id bersama Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam. Beliau memulainya dengan shalat, sebelum khutbah tanpa adzan dan iqamah Setelah selesai shalat beliau berdiri dengan bersandar kepada Bilal, lalu beliau memuji Allah dan menyanjung-Nya, kemudian menasihati, memperingatkan, dan menganjurkan mereka untuk menaatinya. Selanjutnya beliau dan bilal bergeser dan beralih ke arah para perempuan, lalu memerintahkan mereka untuk bertakwa kepada Allah, dan menasihati serta memperingatkannya. kemudian beliau memuji dan menyanjung-Nya, serta menganjurkan mereka untuk menaatinya. Setelah itu beliau bersabda: "Bersedekahlah kalian, karena sebagian besar kalian adalah bahan bakar api neraka." Lalu ada seorang perempuan biasa bangkit berdiri -dengan pipi yang memerah- berkata; "Apa penyebabnya wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" Beliau bersabda: "Kalian banyak mengeluh dan mengingkari kebaikan suami." Lalu mereka segera melepaskan kalung, anting, serta cincin mereka dan melemparkannya ke kain (yang dibentangkan) Bilal sebagai sedekah.

nasai:1557

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz] dari [Dawud] dari ['Iyadh bin 'Abdullah] dari [Abu Sa'id Al Khudri] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada hari Idul Fitri dan Idul Adha ke Mushalla (lapangan tempat shalat) lalu Beliau shalat bersama manusia. Bila beliau telah duduk pada rakaat kedua maka beliau mengucapkan salam, kemudian menghadap kepada manusia dengan wajahnya, sedangkan manusia duduk. Bila beliau mempunyai suatu keperluan, yakni hendak mengutus pasukan, maka beliau menyebutkannya, dan jika tidak ada keperluan maka beliau memerintahkan manusia untuk sedekah dengan bersabda "Bersedekahlah." Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali. Sebagian besar yang bersedekah adalah wanita.

nasai:1558

Telah mengabarkan kepada kami ['Ali bin Hujr] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Humaid] dari [Al Hasan] bahwasanya [Ibnu 'Abbas] pernah khutbah di Bashrah, dia berkata; "Tunaikanlah zakat puasa kalian." Orang-orangpun saling melihat satu sama lain. Lalu ia pun berkata; "Siapakah orang Madinah yang bersama kalian di sini? Bangkitlah kepada saudara kalian lalu ajarilah, karena mereka tidak mengetahui bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mewajibkan zakat fitri atas anak kecil dan orang dewasa, yang merdeka dan hamba sahaya, lelaki dan perempuan, sebanyak setengah Sha' gandum atau satu Sha' kurma atau sya'ir (jenis gandum)."

nasai:1562

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abul Ahwash] dari [Manshur] dari [Asy Sya'bi] dari [Al Barra'] dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam khutbah pada hari raya Kurban setelah shalat, lalu bersabda: 'Barangsiapa shalat (seperti) shalat kami, dan berkurban (seperti) kurban kami, maka ia telah berkurban dengan benar, dan barangsiapa berkurban sebelum shalat, maka itu hanya daging kambing (bukan kurban) '. Abu Burdah bin Niyar berkata, 'Wahai Rasulullah demi Allah, aku telah menyembelih (kurban) sebelum keluar untuk shalat (id), karena aku mengetahui bahwa hari ini adalah hari (untuk) makan dan minum, maka aku menyegerakan menyembelih (kurban) lalu aku makan dan aku berikan kepada keluarga dan tetanggaku, " maka Rasulullah bersabda: "Itu adalah daging kambing (bukan kurban) '." Abu Burdah berkata; "Sesungguhnya aku mempunyai jadza'ah yang lebih baik dari dua kambing daging, maka apakah itu mencukupi bagiku (sebagai gantinya)? Nabi menjawab: "Ya, " tetapi ia tidak mencukupi bagi seorang setelahmu."

nasai:1563

Telah mengabarkan kepada kami ['Amr bin 'Ali] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dia berkata; telah menceritakan kepada kami ['Abdurrahman bin 'Abis] dia berkata; "Aku pernah mendengar seseorang berkata kepada [lbnu Abbas], 'Apakah engkau pernah ikut keluar bersama Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam? ' la menjawab, `Ya pernah, kalaulah bukan karena posisiku (yang masih kerabat) dan usiaku yang masih kecil, maka aku tidak bisa ikut. Beliau mendatangi bendera yang berada di rumah Katsir bin Ash-Shalt, lalu beliau mengerjakan shalat kemudian menyampaikan khutbah. -Beliau- lalu mendatangi, menasihati, mengingatkan, dan memerintahkan para wanita untuk bersedekah. Maka para wanita pun melepaskan kalung-kalungnya dan melemparkannya ke baju (kain) Bilal'."

nasai:1568

Telah mengabarkan kepada kami [Isma'il bin Mas'ud] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hatim bin Wardan] dari [Ayyub] dari [Muhammad bin Sirin] dari [Anas bin Malik], dia berkata; "Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam menyampaikan khutbah kepada kami pada hari raya Kurban, lalu beliau menuju kepada dua kambing yang putih, kemudian menyembelihnya."

nasai:1570

Telah mengabarkan kepada kami ['Ali bin Khasyram] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Walid] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Auza'i] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] dari ['Aisyah] dia berkata; "Aku pernah melihat Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam menutupiku dengan serbannya, dan aku melihat orang-orang Habasyah bermain di masjid, hingga aku merasa bosan. Maka, lihatlah dan jagalah dua anak perempuan kecil yang senang bermain."

nasai:1577

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin Sulaiman] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Zaid bin Al Hubab] dia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Mu'awiyah bin Shalih] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Nu'aim bin Ziyad Abu Thalhah] dia berkata; "Aku mendengar [Nu'man bin Basyir] berkata di atas mimbar di daerah Himsh, 'Kami bangun untuk shalat malam bersama Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam di bulan Ramadlan pada malam dua puluh tiga sampai sepertiga malam pertama. Kemudian kami bangun (shalat malam) lagi bersama beliau pada malam kedua puluh lima sampai pertengahan malam. Kemudian kami bangun (shalat malam) lagi bersama beliau pada malam kedua puluh tujuh hingga kami mengira bahwa kami tidak mendapatkan kemenangan itu'. Mereka menamakan kemenangan (Al Falah) itu dengan sahur."

nasai:1588

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ibrahim Al Bashri] dari [Bisyr bin Al Mufadldlal] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Asy'ats bin Muslim] dari [bapaknya] dari [Masruq] dia berkata; Aku berkata kepada ['Aisyah] 'Amalan apakah yang paling disukai Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam? ' la menjawab; `Yang terus menerus (dilakukan) '. Aku bertanya lagi; 'Kapan (waktu) Rasulullah bangun untuk shalat malam? ' Ia menjawab; `Bila mendengar ayam berkokok'."

nasai:1598

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Salamah] dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Ibnul Qasim] dari [Malik] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Makhramah bin Sulaiman] dari [Kuraib] bahwasanya ['Abdullah bin 'Abbas] mengabarkan kepadanya, bahwa dia pernah bermalam di rumah bibinya Maimunah (istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam), lalu dia berbaring di atas bantal, sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan keluarganya berbaring di (tikar) yang panjang. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidur hingga tengah malam -sebelum atau sesudahnya sedikit-, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bangun, terus duduk dan mengusap mukanya dengan tangan, lalu membaca sepuluh ayat terakhir surah Ali Imran. Setelah itu beliau pergi ke bejana air yang tergantung, lalu berwudlu dengan air itu. Beliau memperbagus wudlunya, kemudian mengerjakan shalat. Abdullah bin Abbas berkata; 'Aku berdiri, lalu aku mengerjakan seperti apa yang dikerjakan beliau. Kemudian aku pergi ke samping beliau, beliau memegang kepalaku dengan tangan kanannya seraya menyentil telingaku. Setelah itu beliau shalat dua raka'at, lalu dua raka'at, dua raka'at, dua raka'at, lalu dua raka'at, dan dua raka'at lagi. Kemudian mengerjakan shalat witir. Setelah itu beliau berbaring, sampai datang muadzin, lalu berdiri mengerjakan shalat dua raka'at yang ringan.

nasai:1602

Telah mengabarkan kepada kami [Al 'Abbas bin 'Abdul 'Azhim] dia berkata; telah memberitakan kepada kami ['Umar bin Yunus] dia berkata; telah menceritakan kepada kami ['Ikrimah bin 'Ammar] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Abu Katsir] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Abu Salamah bin 'Abdurrahman] dia berkata; "Aku pernah bertanya kepada [Aisyah]; `Dengan apa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam memulai shalat malam? ' la menjawab; `Apabila bangun malam maka beliau memulai shalat dengan mengucapkan doa: `Ya Allah, Tuhan Jibril, Mikail, dan Israfil, Sang pencipta langit dan bumi, Maha mengetahui hal-hal yang gaib dan yang nampak, Engkau menghukumi di antara hamba-hambaMu dalam perselisihan mereka. Ya Allah, tunjukilah aku kepada kebenaran yang banyak diperselisihkan. Sesungguhnya Engkau memberi petunjuk kepada siapa saja yang Engkau kehendaki menuju jalan yang benar'.

nasai:1607

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Salamah] dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Ibnu Wahb] dari [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Humaid bin 'Abdurrahman bin 'Auf] bahwa [seseorang dari shahabat] Nabi Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam berkata; "Aku pernah berkata -ketika aku dalam suatu perjalanan bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam- `Demi Allah, aku akan mengawasi shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hingga aku bisa melihat -cara shalat beliau. Setelah Rasulullah mengerjakan shalat lsya' -yakni shalat 'Atamah beliau berbaring beberapa lama pada malam itu, kemudian bangun lalu memandang ke ufuk (langit), sambil membaca ayat: 'Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan hal ini dengan sia-sia...hingga ayat, 'Sesungguhnva engkau tidak mengingkari janji" (Qs. Ali `lmraan (3): 191-194). Kemudian beliau menjulurkan tangannya ke kasur lalu mengeluarkan siwak. lalu beliau menuangkan air dari ember yang ada padanya, kemudian bersiwak. Selanjutnya beliau berdiri dan mengerjakan shalat. Sampai aku berkata; `Beliau mengerjakan shalat seukuran tidurnya'. Kemudian berbaring hingga aku berkata, 'Beliau tidur seukuran shalatnva'. Kemudian beliau bangun lalu mengerjakan seperti yang dikerjakan pada pertama kali, lalu bersabda seperti yang beliau sabdakan sebelumnya. Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam mengerjakan hal tersebut tiga kali sebelum terbit Fajar.

nasai:1608

Telah mengabarkan kepada kami [Harun bin 'Abdullah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] dia berkata; berkata [Ibnu Juraij] dari [bapaknya], telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Abu Mulaikah] bahwasanya [Ya'la bin Mamlak] mengabarkan kepadanya bahwasanya ia bertanya kepada [Ummu Salamah] tentang shalat Nabi Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam, maka ia menjawab; "Beliau Shalallahu 'Alaihi Wa Sallaw shalat isya' kemudian bertasbih. Setelah itu beliau shalat lagi sebagaimana yang dikehendaki-Nya di waktu malam, lalu beliau pulang dan tidur yang lamanya sebagaimana beliau shalat. Kemudian beliau bangun kembali dan shalat yang lamanya sebagaimana beliau tidur tadi. Shalat ini adalah shalat malam beliau yang terakhir hingga subuh."

nasai:1610

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Amr bin Dinar] dari ['Amru bin Aus] bahwasanya ia mendengar ['Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash] berkata; Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda: "Puasa yang paling dicintai Allah Azza wa Jalla adalah puasa Nabi Daud? laihis Salam, beliau berpuasa sehari dan berbuka sehari. Shalat yang paling dicintai Allah Azza wa Jalla adalah shalat Nabi Daud, beliau tidur separuh malam lalu bangun (untuk shalat) pada sepertiganya, lalu tidur lagi pada seperenamnya."

nasai:1612

Telah mengabarkan kepada kami ['Amru bin 'Ali] dari ['Abdul A'la] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Al Hasan] dari [Sa'ad bin Hisyam bin 'Amir] dia berkata; "Aku datang ke Madinah lalu aku menemui [Aisyah] Radliallahu? nha, kemudian ia berkata; 'Siapa kamu? ' Aku menjawab; 'Sa'ad bin Hisyam bin Amir'. ia lalu berkata; 'Semoga Allah memberikan rahmat kepada ayahmu! ' Aku berkata lagi, 'Kabarkanlah kepadaku tentang cara shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? ' la menjawab; `Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dulu begini dan begitu'. Aku berkata; "Tentu'. Aisyah berkata; 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat Isya' pada malam hari, kemudian kembali ke tempat tidurnya, lalu tidur. Pada tengah malam beliau bangun untuk hajatnya dan bersuci, lalu berwudlu dan masuk ke masjid, kemudian shalat delapan rakaat. Terbayang olehku bahwa beliau menyamakan (lama) bacaannya dan ruku' serta sujudnya. Setelah itu shalat witir satu rakaat, kemudian shalat dua rakaat sambil duduk. Kemudian beliau berbaring miring. Kadangkala Bilal datang dan mengumandangkan adzan untuk shalat sebelum beliau tidur atau sedang tidur. Mungkin juga aku ragu apakah beliau sudah tidur atau belum tidur! hingga Bilal mengumandangkan adzan untuk shalat. Begitulah cara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat hingga beliau tua dan bertambah gemuk.' Aisyah menceritakan daging (gemuk) nya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masya Allah. dia berkata; 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat Isya' bersama para sahabat kemudian kembali ke tempat tidurnya. Pada tengah malam beliau bangun ke tempat bersucinya dan hajatnya, lalu berwudhu, kemudian masuk ke masjid lalu shalat enam rakaat. Terbayang olehku bahwa beliau menyamakan bacaannya, ruku'nya, serta sujudnya. Beliau juga shalat witir satu rakaat. Kemudian shalat dua rakaat sambil duduk, lalu berbaring miring. Kadangkala Bilal datang lalu mengumandangkan adzan untuk shalat sebelum beliau tidur atau sedang tidur. Aku juga ragu apakah beliau sudah tidur? Hingga Bilal mengumandangkan adzan untuk shalat.' Aisyah berkata; 'Maka senantiasa seperti itulah cara shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.'

nasai:1633

Telah mengabarkan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dia berkata; telah memberitakan kepada kami [An Nadlar bin Muhammad Al Marwazi] -seorang yang tsiqah- dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al 'Ala bin Al Musayyab] dari ['Amru bin Murrah] dari [Thalhah bin Yazid Al Anshari] dari [Hudzaifah] bahwa ia pernah shalat dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di bulan Ramadlan, beliau ruku' dengan membaca subhana rabbiyal 'azhimi (Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung), yang (lamanya) ruku' beliau sama dengan (lamanya) berdiri beliau. Kemudian beliau duduk dan membaca rabbighfirli, rabighfirli (Ya Tuhanku, ampunilah aku. Ya Tuhanku, ampunilah aku), yang (lamanya) duduk beliau sama dengan (lamanya) berdiri. Kemudian beliau sujud dan membaca subhana rabbiyal a'laa (Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi), yang (lamanya) sujud beliau sama dengan (lamanya) berdiri. Tidaklah beliau shalat kecuali hanya empat rakaat, hingga Bilal datang untuk shalat Subuh." Abu Abdurrahman berkata; 'Menurutku Hadist ini mursal, aku tidak mengetahui bahwa Thalhah bin Yazid telah mendengar dari Hudzaifah. Karena telah berkata Al 'Alla bin Musayyab mengenai Hadist ini dari seseorang, dari Hudzaifah.'

nasai:1647

Telah mengabarkan kepada kami [Hannad bin As Sari] dari [Mulazim bin 'Amr] dia berkata; telah menceritakan kepadaku ['Abdullah bin Badr] dari [Qais bin Thalq] dia berkata; "Ayahku [Thalq bin Ali] mengunjungi kami pada bulan Ramadlan, dan dia bersama kami sampai sore. Pada hari itu dia shalat malam bersama kami, lalu shalat witir bersama kami. Kemudian berangkat ke masjid dan shalat bersama para sahabatnya hingga sisa shalat witir saja. Kemudian dia memerintahkan seseorang untuk maju sambil berkata kepadanya; 'Shalatlah witir bersama mereka, karena aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada dua witir dalam satu malam."

nasai:1661

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] dari [Al Aswad bin Yazid] dia berkata; Aku bertanya kepada ['Aisyah] tentang -cara- shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? Lalu ia menjawab; 'Beliau tidur pada permulaan malam, kemudian bangun. Jika waktu sudah mendekati Subuh maka beliau mengerjakan shalat witir, kemudian kembali ke tempat tidurnya. Bila beliau punya hajat terhadap istrinya maka beliau bersetubuh dengan istrinya, dan jika beliau mendengar adzan maka beliau segera beranjak. Jika beliau dalam keadaan junub, beliau menyiram diri dengan air (mandi) sedangkan jika tidak junub maka beliau hanya berwudlu kemudian keluar untuk shalat'."

nasai:1662

Telah mengabarkan kepada kami [Ishaq bin Manshur] dia berkata; telah menceritakan kepada kami ['Abdurrahman] dari [Sufyan] dari [Abu Hishn] dari [Yahya bin Watstsab] dari [Masruq] dari ['Aisyah] dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengerjakan shalat witir pada permulaan malam, akhir, dan pertengahan malam. Beliau selesai shalat witir setelah menjelang Subuh."

nasai:1663

Telah mengabarkan kepada kami [Yusuf bin Sa'id] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Laits] dia berkata; telah menceritakan kepadaku ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] dari ['Aisyah] dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengerjakan shalat sebelas rakaat antara selesai shalat Isya' sampai dengan waktu shalat Fajar, selain dua rakaar sebelum fajar. Beliau juga shalat witir satu rakaat, dan sujud yang lamanya seukuran dengan salah seorang dari kalian membaca lima puluh ayat."

nasai:1729

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar] dari [Hafshah] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bahwa apabila adzan shalat Subuh telah dikumandangkan, maka beliau shalat dua rakaat yang ringan, sebelum berdiri untuk shalat Subuh.

nasai:1739

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar] dari [Hafshah] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa jika adzan shalat Subuh telah dikumandangkan maka beliau mengerjakan shalat dua rakaat ringan sebelum berdiri untuk shalat. Dan telah meriwayatkan pula Salim dari Ibnu Umar dari Hafshah.

nasai:1756

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Rafi'] dia berkata; telah menceritakan kepada kami ['Abdurrazzaq] dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari ['Abdurrahman bin 'Abdul Qari] bahwasanya ['Umar bin Al Khaththab] berkata; "Barangsiapa tertidur dari shalat sunnah malam, lalu ia mengqadlanya diantara waktu shalat Fajar dan shalat Zhuhur, maka seolah-olah ia mengerjakannya pada malam hari tersebut'."

nasai:1768

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dari [Malik] dari [Dawud bin Al Hushain] dari [Al A'raj] dari ['Abdurrahman bin 'Abdul Qari] bahwasanya ['Umar bin Al Khaththab] berkata; dia berkata; "Barangsiapa kehilangan kesempatan pada malam hari, lalu ia mengqadlanya ketika matahari tergelincir sampai shalat Zhuhur, maka ia tidak kehilangannya atau seolah-olah ia mendapatkannya." Abdurrahman bin Auf telah meriwayatkannya secara mauquf.

nasai:1769

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] dari [Anas] dia berkata; "Terakhir aku memandang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika tabir terbuka dan orang-orang berbaris di belakang Abu Bakar -radliallahu 'anhu-, ketika Abu Bakar hendak mundur, beliau memberi isyarat kepada mereka agar tetap berada di tempat. Beliau melemparkan tabir dan wafat di penghujung hari itu, yaitu hari Senin."

nasai:1808

Telah mengabarkan kepada kami [Yunus bin 'Abdul A'la] dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Ibnu Wahb] dia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Huyay bin 'Abdullah] dari [Abu 'Abdurrahman Al Hubuli] dari ['Abdullah bin 'Amru] dia berkata; "Ada salah seorang meninggal dunia di Madinah, ia adalah orang yang terlahir di kota tersebut. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menshalatkannya, kamudian bersabda: 'Duhai, andaikata ia meninggal dunia tidak ditempat kelahirannya! ' Mereka bertanya; 'Mengapa demikian, wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? ' beliau bersabda: 'Jika seseorang meninggal dunia tidak di tempat kelahirannya maka ia akan diukur di tempat kelahirannya sampai ajal terakhirnya di dalam surga'."

nasai:1809

Telah mengabarkan kepada kami ['Ubaidullah bin Sa'id] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Mu'adz bin Hisyam] dia berkata; [bapakku] telah menceritakan kepadaku dari [Qatadah] dari [Qasamah bin Zuhair] dari [Abu Hurairah] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Apabila seorang mukmin telah mendekati ajalnya, para malaikat rahmat datang menemuinya dengan membawa sutera putih. Mereka berkata; 'kaluarlah kamu (ruh) dengan ridla dan diridlai menuju rahmat Allah, bau harum dan Rabb yang tidak murka'. Lalu ia keluar dengan bau misik yang paling harum, hingga sebagian mereka berebut dengan sebagian yang lain untuk mendapatkannya, kemudian mereka membawanya hingga pintu langit. Mereka (penduduk langit) berkata; 'Alangkah harumnya bau yang kalian bahwa ini dari bumi! '. Lalu mereka datang dengannya menemui ruh-ruh kaum mukminin. Mereka lebih bergembira (kedatangan) nya daripada seorang di antara kalian yang di datangi orang yang sudah lama tidak bertemu. Lalu mereka bertanya kepadanya; 'Apa yang telah dilakukan oleh si Fulan? Apa yang telah dilakukan si Fulan? ' Mereka berkata; 'Biarlah ia, karena dahulu ia terlena dengan kehidupan di dunia'. Jika ada yang bertanya, 'Tidakkah ia datang menemui kalian? ' mereka menjawab; 'Ia dibawa ke tempat asalnya yang dalam (Neraka Hawiyah), dan seorang yang kafir jika telah datang ajalnya, para malaikat Adzab datang membawa kain kasar. Mereka berkata; 'keluarlah kamu dengan murka dan dimurkai menuju siksa Allah -Azza wa Jalla-. Lalu ia keluar seperti bau bangkai yang paling busuk, kemudian mereka membawanya hingga pintu bumi. Lalu mereka berkata; 'Alangkah busuknya bau ini! ' lalu mereka membawanya menemui ruh orang-orang kafir."

nasai:1810

Telah mengabarkan kepada kami [Hannad bin As Sari] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abul Ahwash] dari ['Atha bin As Saib] dari ['Ikrimah] dari [Ibnu 'Abbas] dia berkata; Ketika puteri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang masih kecil mendekati ajalnya, Rasulullah mengambilnya lalu mendekapnya di dada beliau, kemudian meletakan tangan beliau pada tubuhnya, lalu meninggal dunia dan ia berada di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ummu Aiman pun menangis, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Wahai Ummu Aiman! Apakah kamu menangis, padahal Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berada di samping kamu?!" lalu ia berkata; "Mengapa aku tidak -boleh- menangis padahal Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menangis?! Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku tidak menangis, tetapi adalah rahmat." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bagaimanapun juga, seorang mukmin harus dalam keadaan baik, ruhnya akan dicabut diantara dua pinggulnya dan ia sedang memuji Allah -Azza wa Jalla-."

nasai:1820

Telah mengabarkan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dia berkata; telah memberitakan kepada kami ['Abdurrazzaq] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Tsabit] dari [Anas] Bahwa Fatimah menangisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika meninggal dunia. Lalu ia berkata; "Wahai bapakku, apa yang menjadikannya dekat dengan Rabbnya! Wahai bapakku, kepada Jibril kami memberitahu kematiannya! Wahai bapakku, Surga Firdaus tempat kembalinya!

nasai:1821

Telah mengabarkan kepada kami [Suwaid bin Nashr] dia berkata; telah memberitakan kepada kami ['Abdullah] dari ['Ashim bin Sulaiman] dari [Abu 'Utsman] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Usamah bin Zaid] dia berkata; "Putri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengutus seseorang kepada beliau, 'Bahwa anaku telah meninggal dunia, maka datanglah kepada kami! ' lalu beliau mengirim seseorang untuk mengucapkan salam dan mengatakan: " milik Allah apa yang telah ia ambil dan miliknya apa yang telah diberikan, segala sesuatu telah ditentukan ajalnya disisi Allah, maka hendaknya bersabar dan berharap pahala." Lalu ia mengutus seseorang kepada beliau agar bersumpah akan mendatanginya. Kemudian beliau bangkit dan bersamanya Sa'd bin Ubadah, Mu'adz bin Jabal, Ubay bin Ka'b, Zaid bin Tsabit dan beberapa orang laki-laki. Lalu anak kecil itu dibawa ke hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, jiwanya berdetak dan kedua matanya meneteskan air mata. Kemudian Sa'd berkata; "Wahai Rasulullah, apa ini?" beliau bersabda: "Ini adalah rahmat yang Allah tumbuhkan didalam hati hamba-hamba-Nya, Allah mengasihi hamba-hamba-Nya yang berbelas kasih."

nasai:1845

Telah mengabarkan kepada kami [Ishaq] dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Jarir] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Thalq bin Mu'awiyah] dan [Hafsh bin Ghiyats] dia berkata; kakekku [Thalq bin Mu'awiyah] menceritakan kepadaku dari [Abu Zur'ah] dari [Abu Hurairah] dia berkata; Seorang wanita datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan membawa anaknya yang sedang sakit dan mengeluh. Lalu ia berkata; 'Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, aku khawatir terhadapnya, dan sungguh aku telah mempersembahkan tiga anak'. maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh engkau telah terhalang dengan tabir yang kuat dari api neraka'."

nasai:1854

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Yazid bin Abu Habib] dari [Abul Hasan] -budak Ummu Qais bintu Mihshan- dari [Ummu Qais] dia berkata; "Anakku meninggal maka aku sangat bersedih, aku katakan kepada yang memandikannya; 'Jangan kamu mandikan anakku dengan air dingin, karena jika demikan berarti kamu berarti telah membunuhnya. Ukasyah bin Mihsan lalu pergi menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengabarkan perkataannya Ummu Qais. Rasulullah pun tersenyum kemudian bersabda: 'Apa yang dikatakannya akan memanjangkan umurnya.' maka kami tidak mengetahui seorang wanita yang lebih panjang umurnya dari dia.'

nasai:1859

Telah mengabarkan kepada kami ['Abdurrahman bin Khalid Ar Raqqi Al Qaththan] dan [Yusuf bin Sa'id] -dan lafadz ini miliknya- dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Hajjaj] dari [Ibnu Juraij] dia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Abu Az Zubair] bahwasanya ia mendengar [Jabir] berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah, beliau menyebutkan salah seorang dari sahabatnya yang meninggal, lalu dikubur pada malam hari dan dikafani dengan kain kafan yang tidak besar, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mencegah seseorang di kubur di malam hari, kecuali jika mendesak. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila salah seorang di antara kalian mengurusi saudaranya (yang meninggal), maka hendaknya ia membaguskan kain kafannya'."

nasai:1869

Telah mengabarkan kepada kami ['Amru bin 'Ali] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya] dia berkata; telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Nafi'] dari ['Abdullah bin 'Umar] dia berkata; Setelah Abdullah bin Ubai meninggal dunia, anaknya datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu ia berkata; 'Berikanlah baju engkau kepadaku hingga aku mengkafaninya dengan baju itu, shalatkanlah ia dan mintalah ampunan untuknya!"lalu beliau memberikan bajunya kepada anak tersebut. Kemudian beliau bersabda: "Jika kalian telah selesai, beritahulah aku, aku akan menshalatkannya. Lalu Umar menariknya seraya berkata; 'Sungguh Allah telah melarang engkau untuk menshalatkan orang-orang munafik'. Maka beliau bersabda: "Aku berada diantara dua pilihan 'mintalah ampunan untuk mereka atau engkau tidak meminta ampunan untuk mereka', maka beliau menshalatkannya. Kemudian Allah Ta'ala menurunkan ayat, Dan janganlah kamu sekali-kali menshalatkan (jenazah) seorang yang mati diantara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya'. maka beliaupun akhirnya tidak lagi menshalatkan mereka."

nasai:1874

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Sa'id bin Abu Sa'id] dari [bapaknya] bahwasanya ia mendengar [Abu Sa'id Al Khudri] dia berkata; "Jika jenazah telah diletakkan, maka orang-orang membawanya diatas pundak-pundak mereka. Jika orang baik maka akan berkata; "Segeralah aku, Segeralah aku! Jika jenazah itu bukan orang shalih ia akan mengatakan, 'celakalah aku! Kemanakah kalian akan membawanya?! ' segala sesuatu akan mendengar suaranya kecuali manusia! andaikata manusia mendengarnya, pasti akan pingsan."

nasai:1883

Telah mengabarkan kepada kami [Suwaid] dia berkata; telah menceritakan kepada kami ['Abdullah] dari [Yunus] dari [Az Zuhri] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Umamah bin Sahl] bahwasanya [Abu Hurairah] berkata; Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bergegaslah dalam membawa jenazah -menuju kuburan-, jika jenazahnya orang shalih maka menyegerakannya itu lebih baik. Namun jika bukan orang shalih, maka sungguh buruk jika kalian meletakkannya di pundak kalian."

nasai:1885

Telah mengabarkan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin 'Abdul Malik] dan ['Abdullah bin Yazid] mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Dawud bin Abul Furat] dia berkata; telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Buraidah] dari [Abul Aswad Ad Daili] dia berkata; Aku datang ke madinah, lalu aku duduk di hadapan [Umar Al Khattab], kemudian ada jenazah diusung -lewat- di hadapannya dan jenazah itu dipuji dengan kebaikan, Umar lalu berkata; "Wajib". Kemudian ada jenazah lain yang di usung -lewat- di hadapannya dan jenazah itu dikecam dengan keburukan, umar lalu berkata; "Wajib." Kemudian ada jenazah ketiga -diusung- lewat di hadapannya dan jenazah tersebut dicekam dengan keburukan, Umar lalu berkata; "Wajib." Aku bertanya, "Apa yang wajib, wahai amirul mukminin?" ia menjawab, "Aku mengatakan sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang muslim mana saja yang disaksikan untuk dirinya oleh empat orang, dan mereka mengatakan kebaikan, Allah akan memasukannya ke dalam surga, " kami berkata, "Atau tiga." Beliau bersabda: "Atau tiga." Kami berkata; "Atau dua." Beliau bersabda: "Atau dua."

nasai:1908

Telah mengabarkan kepada kami [Humaid bin Mas'adah] dari [Bisyr bin Al Mufadldlal] dari [Syu'bah] dari [Sulaiman Al A'masy] dari [Mujahid] dari ['Aisyah] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian mencela orang-orang yang telah meninggal dunia, karena mereka telah sampai kepada apa yang mereka lakukan (pembalasan amal)."

nasai:1910

Telah mengabarkan kepada kami [Suwaid bin Nashr] dia berkata; telah memberitakan kepada kami ['Abdullah] dari [Ibnu Juraij] dia berkata; telah mengabarkan kepadaku ['Ikrimah bin Khalid] bahwasanya [Ibnu Abu 'Ammar] mengabarkan kepadanya dari [Syaddad bin Al Had] bahwa seorang laki-laki dari seorang badui datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu ia beriman dan mengikuti beliau. Kemudian dia berkata, "Aku akan berhijrah bersama engkau?" beliau berwasiat dengan orang tersebut kepada sebagian sahabat beliau. Setelah terjadi perang, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendapatkan ghanimah (harta rampasan perang) berupa tawanan, beliau membagikan dan membagi untuknya, lalu beliau memberikan kepada para sahabat beliau sesuatu yang beliau bagi untuknya dan ia sendiri sedang mengatur urusan mereka. Setelah ia datang, ia memberikannya kepada orang itu, lalu ia berkata; "Apa ini?" mereka menjawab; "Bagian yang telah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bagi untukmu." Kemudian ia mengambilnya dan membawanya menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu bertanya; "Apa ini?" beliau bersabda: 'Aku telah membaginya untukmu.' Ia berkata; "Bukan untuk hal ini aku mengikuti engkau. Tapi aku mengikuti engkau agar aku dilemparkan ke sini -ia mengisyaratkan tombaknya ke tenggorokannya- lalu aku mati dan masuk surga." beliau bersabda: "Jika jujur kepada Allah, niscaya Allah akan membalas sikap kejujuranmu." Lalu mereka diam sejenak, kemudian bangkit melawan musuh, orang tersebut dibawa ke tempat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan cara diangkut, ia terkena tombak yang diisyaratkan, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apakah ia orangnya?!" mereka menjawab; "ya." Beliau bersabda: "Dia benar dalam berjanji kepada Allah, Allah membalasnya dengan kebenaran." Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengkafaninya dengan jubah beliau shallallahu 'alaihi wasallam, beliau mengajukan dan menshalatkannya. Do'a yang nampak dalam Shalat beliau yaitu, "Ya Allah, inilah hamba-Mu, ia telah keluar jihad di jalan-Mu, lalu ia terbunuh dalam keadaan Syahid, aku menjadi saksi atas hal tersebut."

nasai:1927

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Yazid] dari [Abul Khair] dari ['Uqbah] bahwa suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar untuk menshalatkan para sahabat yang gugur dalam perang Uhud, beliau menshalatinya sebagaimana menshalati mayit, kemudian beliau naik mimbar, lalu bersabda: " Aku pendahulu bagi kalian dan aku sebagai saksi atas kalian."

nasai:1928

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu Syihab] dari ['Abdurrahman bin Ka'b bin Malik], [Jabir bin 'Abdullah] mengabarkan kepadanya; bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menggabungkan (menghimpun) dua orang yang gugur pada perang Uhud dalam satu kain, kemudian beliau bersabda: "Manakah diantara keduanya yang paling banyak hapalan Al-Qur'an?" ketika diisyaratkan kepada salah satu dari keduanya, beliau mendahulukannya ketika memasukkan kedalam lahd, beliau bersabda: "Aku adalah saksi atas mereka." Dan beliau menyuruh mereka untuk menguburkan mereka dengan darah yang ada pada diri mereka, mereka tidak dishalatkan dan tidak dimandikan.

nasai:1929

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Yahya] dan [Nuh bin Habib] mereka berkata; telah menceritakan kepada kami ['Abdurrazzaq] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Abu Salamah bin 'Abdurrahman] dari [Jabir bin 'Abdullah] bahwa ada seorang laki-laki dari suku Aslam datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ia mengaku telah berbuat zina, beliau berpaling darinya. Kemudian ia mengaku lagi, dan beliau berpaling darinya. Kemudian ia mengaku lagi-telah melakukan zina-, dan beliau berpaling darinya hingga dia bersaksi atas dirinya empat kali. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Apakah kamu gila?"ia menjawab, "tidak." Beliau bertanya: "Apakah kamu telah menikah?" ia menjawab; "Ya." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyuruh orang tersebut untuk dirajam. Setelah batu-batu menimpanya dan ia merasa tidak sanggup dan lemah, ia berlari, lalu ditangkap dan dirajam lagi, lalu ia meninggal dunia. kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkoemntar kebaikan terhadapnya dan tidak menshalatkannya.

nasai:1930

Telah mengabarkan kepada kami [Isma'il bin Mas'ud] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Khalid] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari [Abu Qilabah] dari [Abul Muhallab] dari ['Imran bin Hushain] bahwa seorang wanita dari Juhainah datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkata; "Sungguh aku telah berzina!" sedangkan ia dalam keadaan hamil, lalu beliau menyerahkan wanita tersebut kepada walinya seraya bersabda: "Berbuatlah baiknya terhadapnya, jika ia telah melahirkan, datanglah engkau kepadaku bersamanya." Setelah ia melahirkan, walinya datang bersamanya, lalu beliau memerintahkan (untuk merajamnya), dan beliau menshalatinya. Lalu Umar berkata pada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Apakah engkau menshalatinya padahal dia berbuat zina?" beliau bersabda: "Sungguh ia telah bertaubat, andaikata taubatnya dibagikan antara tujuh puluh penduduk Madinah, niscaya akan mencukupi mereka. Apakah engkau menemukan taubat yang lebih mulia darinya yang telah mendern dirinya kepada Allah -Azza wa Jalla? -"

nasai:1931

Telah mengabarkan kepada kami [Yunus bin 'Abdul A'la] dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Ibnu Wahb] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif] bahwasanya dia berkata; "Ada seorang wanita -miskin- yang tinggal di dataran tinggi mengadu kesakitan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepada mereka tentang keadaannya dan bersabda: "Jika ia meninggal dunia, janganlah kalian menguburkannya hingga aku menshalatinya." Kemudian ia meninggal dunia dan mereka membawanya ke Madinah setelah hari nampak gelap (setelah shalat 'Isya), saat itu mereka mendapatkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah tidur, mereka enggan untuk membangunkan beliau, lalu mereka menshalatinya dan menguburkannya di Baqi' Al Gharqad. Saat pagi harinya mereka datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau bertanya kepada mereka tentang wanita itu. Mereka menjawab; "Ia telah dikuburkan wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sungguh kami telah datang untuk menemui engkau, namun kami mendapatkan engkau sedang tidur, kami tidak ingin membangunkan engkau, beliau bersabda: "Berangkatlah." Lalu beliau berangkat dengan berjalan kaki dan mereka berjalan bersama beliau, hingga mereka memperlihatkan kuburannya kepada Nabi. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri dan mereka berdiri di belakang beliau, kemudian beliau melaksanakan shalat atasnya dan bertakbir empat kali."

nasai:1943

Telah mengabarkan kepada kami [Suwaid bin Naslr] dia berkata; telah memberitakan kepada kami ['Abdullah] dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Sa'id bin Al Musayyab] dari [Abu Hurairah] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memberitahukan kematian An Najazyi kepada orang-orang di hari kematiannya, beliau keluar bersama mereka ke tempat shalat, lalu berbaris, kemudian melaksanakan shalat atasnya dan bertakbir empat kali takbir."

nasai:1945

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Rafi'] dia berkata; telah memberitakan kepada kami ['Abdurrazzaq] dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Ibnu Juraij] dia berkata; Aku mendengar [Nafi'] menganggap bahwa [Ibnu Umar] pernah menshalati Sembilan orang jenazah secara bersama. Mereka meletakkan jenazah laki-laki di dekat Imam dan jenazah wanita di dekat kiblat, lalu mensejajarkan jenazah wanita menjadi satu barisan sambil diletakkan jenazah Ummu Kulstum binti Ali istri Umar bin Al Khattab dan anaknya yang bernama Zaid, keduanya diletakkan secara bersamaan. Dan yang menjadi Imam pada saat itu adalah Sa'id bin Al Ash sedangkan di antara para makmum terdapat Ibnu Umar, Abu Hurairah, Abu Sa'id dan Abu Qatadah. Lalu diletakan anak kecil tersebut di dekat imam. Ada seorang yang mengatakan; " Aku mengingkari hal itu, kamudian aku melihat kearah [Ibnu Abbas], [Abu Hurairah], [Abu Sa'id] dan [Abu Qatadah]. Lalu aku berkata."Apa-apaan ini!" mereka mengatakan; "Inilah sunnah."

nasai:1952

Telah mengabarkan kepada kami [Harun bin Ishaq] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Khalid Al Ahmar] dari ['Amru bin Qais] dari [Al Minhal bin 'Amru] dari [Zadzan] dari [Al Barra'] dia berkata; "Kami keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam -rangka mengiringi- jenazah. Setelah kami berhenti di kuburan -namun kuburan belum di gali-, beliau duduk dan kami pun duduk di sekitar beliau, seolah-olah di kepala kami ada burung."

nasai:1974

Telah mengabarkan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Waki'] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin As Saib] dari seorang lelaki yang bernama ['Ubaidullah bin Mu'ayyah] dia berkata; "Dua orang dari kaum Muslimin gugur pada perang Thaif, lalu mereka berdua dibawa kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau memerintahkan agar mereka dikubur sebagaimana mereka meninggal, dan Ibnu Mu'ayyah dilahirkan pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam."

nasai:1976

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Manshur] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Aswad bin Qais] dari [Nubaih Al 'Anazi] dari [Jabir bin 'Abdullah] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan orang-orang yang terbunuh dalam perang Uhud agar dikembalikan ke tempat mereka terbunuh, padahal mereka telah dipindahkan ke Madinah."

nasai:1977

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Yusuf] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Ayyub] dari [Humaid bin Hilal] dari [Hisyam bin 'Amir] dia berkata; kami mengadu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada perang Uhud, kami berkata ya Rasulullah perintah untuk membuat kuburan setiap seorang diantara kami teramat sulit, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Buatlah kuburan, perdalam dan perbaguslah lalu kuburkan dua atau tiga orang pada satu kubur, " mereka bertanya siapa yang kami dahulukan ya Rasulullah, beliau menjawab: "Dahulukan diantara mereka yang paling banyak hafalan Qur'annya, " ia berkata dan ayahku adalah yang ketiga dari tiga orang yang dikubur di satu kuburan.Hisyam berkata; "Bapakku adalah orang ketiga dari tiga orang yang dimasukkan dalam satu lahd."

nasai:1983

Telah mengabarkan kepadaku ['Abdurrahman bin Khalid Al Qaththan Ar Raqqi] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hajjaj]; berkata [Ibnu Juraij]; telah mengabarkan kepadaku [Abu Az Zubair] bahwasanya ia mendengar [Jabir] berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah berkhutbah, lalu menyebutkan salah seorang dari sahabatnya yang meninggal dunia, kemudian di kubur pada malam hari yang dikafani dengan kain kafan yang tidak besar, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mencegah jenazah dikubur di malam hari, kecuali terpaksa melakukan hal itu."

nasai:1987

Telah mengabarkan kepadaku [Ibrahim bin Ya'qub] dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dari [Humaid bin Hilal] dari [Sa'd bin Hisyam bin 'Amir] dari [bapaknya], dia berkata; "Luka semakin parah pada saat perang Uhud, hal itu diadukan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau lalu bersabda: "Gali, perluas, baguskan dan kuburkanlah dua dan tiga orang dalam satu kuburan, serta dahulukan di antara mereka yang paling banyak hafalan Al Qur'annya."

nasai:1989

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Salamah] dan [Al Harits bin Miskin] secara baca, dan aku mendengarnya, lafazh ini miliknya, dari [Ibnu Al Qasim] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Malik] dari ['Alqamah bin Abu 'Alqamah] dari [ibunya] bahwasanya ia mendengar ['Aisyah] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bangun pada suatu malam, lalu beliau mengenakan pakaiannya kemudian keluar, lalu aku menyuruh budakku Barirah untuk membuntutinya, iapun mengikutinya hingga beliau sampai di Baqi' kemudian beliau berdiri didekatnya sebagaimana yang Allah kehendaki, lalu beliau kembali, namun Barirah telah mendahului beliau dan mengabarkan kepadaku, aku tidak menceritakan sesuatupun kepada beliau hingga pagi, kemudian aku bertanya kepada beliau akan hal itu dan beliau bersabda: " Aku diutus kepada penduduk Baqi' agar aku shalat untuk mereka."

nasai:2011

Telah mengabarkan kepada kami ['Ali bin Hujr] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Syarik bin Abu Namir] dari ['Atha] dari ['Aisyah] dia berkata; "Setiap kali Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bermalam di tempat Aisyah, beliau keluar ketika malam telah berlalu menuju ke Baqi', lalu berdoa: Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepada penghuni rumah kaum mukminin, bagi kami dan kalian apa yang telah dijanjikan kelak, atau saling memberi syafa'at dan persaksian, dan kami insya Allah akan menyusul kalian. Ya Allah, ampunilah penghuni kubur Baqi' Al Gharqad."

nasai:2012

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin 'Abdullah bin Al Mubarak] dan [Ibrahim bin Ya'qub bin Ishaq] mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Yunus bin Muhammad] dari [Syaiban] dari [Qatadah]; telah memberitakan kepada kami [Anas bin Malik] dia berkata; Nabiyullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Seorang hamba jika telah diletakkan di dalam kuburannya dan para sahabatnya telah berpaling, ia benar-benar mendengar suara terompah mereka." Beliau bersabda lagi: "Lalu dua malaikat mendatanginya, keduanya mendudukkan orang tersebut lalu berkata kepadanya; 'Apa yang kamu katakan tentang orang ini? ' Adapun orang Mukmin, maka ia menjawab; 'Aku bersaksi bahwa ia adalah hamba Allah dan rasul-Nya', lalu dikatakan kepada orang tersebut, 'Lihatlah tempat tinggalmu di neraka, sungguh Allah telah menggantikannya dengan tempat tinggal di surga'." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Maka ia sekaligus melihat kedua-duanya."

nasai:2023

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin Abu 'Ubaidullah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] dari [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Anas] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Seorang hamba jika telah di letakkan di dalam kuburannya dan para sahabatnya telah berpaling darinya, ia benar-benar mendengar suara terompah mereka." Beliau bersabda lagi: "Lalu dua malaikat mendatanginya, keduanya mendudukkan orang tersebut lalu bertanya kepadanya, 'Apa yang kamu katakan tentang orang ini - yaitu Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam? - "Adapun orang mukmin ia akan menjawab; 'Aku bersaksi bahwa ia adalah hamba Allah dan rasul-Nya', lalu dikatakan kepada orang tersebut, 'Lihatlah kepada tempat tinggalmu berupa Neraka, sungguh Allah telah menggantikan dengannya tempat tinggal berupa surga'." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Maka dia melihat keduanya." Adapun orang kafir atau munafik, maka dikatakan kepadanya; "Apa yang kamu katakan tentang orang ini?" maka ia akan menjawab; "Aku tidak tahu. Dahulu aku hanya mengatakan sebagaimana yang dikatakan oleh banyak orang." Lalu dikatakan kepadanya; "Engkau tidak tahu dan engkau tidak membaca." Kemudian ia dipukul dengan sekali pukulan dibagian antara kedua telinganya, hingga ia menjerit dengan jeritan yang dapat didengar oleh makhluk lain selain jin dan manusia."

nasai:2024

Telah mengabarkan kepada kami ['Ubaidullah bin Sa'id] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [At Taimi] dari [Abu 'Utsman] dari ['Amir bin Malik] dari [Shafwan bin Umayyah] dia berkata; "Orang yang mati terkena penyakit wabah pes, sakit perut, tenggelam dan wanita-wanita yang sedang nifas adalah Syahid." Dan telah menceritakan kepada kami Abu Utsman berulang kali, dan dia pernah menyandarkannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sekali.

nasai:2027

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Qudamah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Mujahid] dari [Ibnu 'Abbas] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah melewati salah satu perkebunan di Mekkah atau Madinah, beliau mendengar dua orang sedang di siksa di dalam kubur mereka, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Keduanya sedang disiksa dan keduanya tidak disiksa karena dosa besar." Kemudian beliau bersabda: "Benar, salah seorang di antara keduanya tidak membersihkan dari kencingnya dan yang lainnya melakukan adu domba." Kemudian beliau meminta pelepah (kurma) lalu memecahnya menjadi dua dan meletakkan di atas kuburan masing-masing satu pecahan pelepah. Ditanyakan, "Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, mengapa engkau melakukan hal ini?" Beliau menjawab: "Barangkali itu bisa meringankan - adzab - dari mereka berdua selama dua pelepah ini belum kering. Atau sampai dua pelepah ini kering."

nasai:2041

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari ['Abdurrahman bin Ka'b] bahwasanya bapaknya [Ka'b bin Malik] pernah bercerita dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: " Ruh seorang mukmin beterbangan di pepohonan surga hingga Allah Azza wa Jalla membangkitkannya ke dalam jasadnya pada hari kiamat."

nasai:2046

Telah mengabarkan kepada kami ['Amru bin 'Ali] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Yunus Al Qusyairi] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Ibnu Abu Mulaikah] dari [Al Qasim bin Muhammad] dari ['Aisyah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: " Kalian dihimpun dalam keadaan tidak beralas kaki serta telanjang." Aku bertanya; "Laki-laki dan wanita sebagian mereka melihat sebagian yang lain?" Beliau bersabda: " Urusan sat itu lebih berat daripada disibukkan dengan hal itu."

nasai:2057

Telah mengabarkan kepada kami [Mahmud bin Ghailan] dia berkata; telah mengabarkan kepada kami [Waki'] dari [Wahb bin Jarir] dan [Abu Dawud] dari [Syu'bah] dari [Al Mughirah bin An Nu'man] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu 'Abbas] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri untuk memberikan nasihat, lalu beliau bersabda: "Wahai manusia, kalian akan dihimpun menuju kepada Allah Azza wa Jalla - dalam keadaan telanjang-. Abu Daud berkata; "Dalam keadaan tidak beralas kaki serta tidak berkhitan." Waki' dan Wahab berkata dengan redaksi; "Dalam keadaan telanjang serta tidak berkhitan. Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya." Beliau bersabda: "Orang yang pertama kali diberi pakaian pada hari kiamat adalah Ibrahim -Alaihis Salam- dan pakaian tersebut akan diberikan. [Abu Daud] berkata; beliau bersabda: "Didatangkan" [Wahab] dan [Waki'] berkata; "Mereka dikenai hukuman sebagai golongan sebelah kiri (karena kemurtadan setelah masa kenabian). Aku lalu berkata; "Wahai Rabbku! Sahabatku". Lantas ada suara; "Kamu tidak tahu apa yang mereka lakukan setelahmu" lantas kuucapkan sebagaimana ucapan seorang hambna yang shalih; "Dan aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku..." (Qs. Al Maaidah 4: 117) sampai firman-Nya, "dan jika Engkau mengampuni mereka…" (Qs. Al Maaidah 4: 118). Dan seterusnya. Lalu dikatakan, " mereka masih tetap berpaling." Abu Daud berkata; "Mereka murtad semenjak engkau berpisah dengan mereka-."

nasai:2060

Telah mengabarkan kepada kami [Harun bin Zaid bin Abu Az Zarqa] dia berkata; [bapakku] telah menceritakan kepada kami, dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Maisarah] dia berkata; aku mendengar [Mu'awiyah bin Qurrah] dari [bapaknya], dia berkata; "Adalah kebiasaan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam jika sedang duduk, beberapa orang dari sahabatnya duduk menemaninya. Diantara mereka ada seorang yang memiliki anak kecil yang mendatangi beliau dari belakang punggungnya, lalu beliau mendudukkan di depannya. Pada suatu hari anak itu meninggal dunia. Maka orang tersebut berhalangan untuk menghadiri majelis karena ingat anaknya, ia bersedih atas kematiannya. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam merasa kehilangan dan bertanya: "Mengapa aku tidak melihat si fulan?" mereka menjawab, "Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Anak kecilnya yang engkau lihat telah meninggal dunia, " lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertemu dengannya dan bertanya tentang anaknya? Ia memberitahukan bahwa anaknya telah meninggal dunia, lalu beliau melawatnya, kemudian bersabda: "Wahai fulan, manakah yang lebih engkau cintai, engkau menikmati umurmu bersama anakmu? Atau kelak engkau tidak mendatangi salah satu pintu surga kecuali engkau mendapatkan anakmu telah mendahuluimu lalu membukakannya untukmu?" ia menjawab; "Wahai Nabi Allah, bahkan jika ia mendahuluiku menuju pintu surga lalu ia membukakannya untukku lebih aku cintai." Beliau bersabda: "Itulah bagianmu."

nasai:2061

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Rafi'] dari ['Abdurrazzaq] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Ibnu Thawus] dari [bapaknya] dari [Abu Hurairah] dia berkata; "Malaikat yang diberi tugas mengurus kematian pernah diutus untuk menemui Musa Alaihis Salam. Setelah malaikat datang menemuinya, Musa memukulnya, lalu matanya buta sebelah dan ia kembali menemui Rabbnya seraya berkata; "Engkau telah mengutusku untuk menemui seorang hamba yang tidak menginginkan kematiannya." Maka Allah Azza wa Jalla mengembalikan matanya dan berfirman: "Kembalilah dan katakan kepadanya; "Hendaklah Musa meletakkan tangannya di atas punggung sapi jantan, maka yang ditutup oleh tangannya adalah bagian umurnya dan setiap rambut -yang ditutup oleh tangannya sama dengan masa- satu tahun." Ia bertanya; "Wahai Rabbku, kemudian apa?" Dia berfirman: "Itulah kematiannya." Malaikat berkata; "Sekarang akan beres", lalu ia memohon kepada Allah Azza Wa Jalla agar didekatkan dari bumi yang disucikan sejauh lemparan batu." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Andai aku berada di sana, niscaya akan aku perlihatkan kuburannya kepada kalian di samping jalan di bawah bukit merah."

nasai:2062

Telah mengabarkan kepada kami ['Ali bin Hujr] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ja'far] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Suhail] dari [Bapaknya] dari [Thalhah bin 'Ubaidullah] bahwa seorang Badui menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan rambur kusut, lalu bertanya; "Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beritahukanlah kepadaku shalat apa yang Allah wajibkan atas diriku?" beliau menjawab: "Shalat lima waktu, kecuali jika engkau sedikit mengerjakan yang sunnah." Ia bertanya; "Beritahukanlah kepadaku puasa apa yang Allah wajibkan atas diriku?" beliau menjawab: "Puasa di bulan Ramadhan, kecuali jika engkau sedikit mengerjakan yang sunnah." Ia bertanya; "Beritahukanlah kepadaku apa yang Allah wajibkan atas diriku berupa zakat?" maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberitahukan kepadanya tentang syari'at Islam, lalu ia berkata; "Demi Dzat yang telah memuliakanmu, aku tidak mengerjakan yang sunnah sedikit pun, serta tidak akan mengurangi dari apa yang Allah wajibkan atas diriku sedikit pun! Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ia beruntung jika benar, atau ia akan masuk surga jika benar."

nasai:2063

Telah mengabarkan kepada kami ['Isa bin Hammad] dari [Al Laits] dari [Sa'id] dari [Syarik bin Abu Namir] bahwasanya dia mendengar [Anas bin Malik] berkata; "Ketika kami sedang duduk di masjid, datanglah seseorang dengan menaiki seekor unta, ia menderumkannya di masjid, kemudian mengikatnya lalu bertanya kepada mereka, "Manakah di antara kalian yang bernama Muhammad?" padahal Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang bersandar di antara mereka. Kami berkata kepadanya; "Orang putih yang sedang bersandar ini." Orang tersebut berkata kepada beliau; "Wahai anak Abdul Muththallib." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku telah menjawab panggilanmu." Orang itu berkata; "Sungguh aku akan bertanya kepadamu wahai Muhammad, dan mendesakmu dalam bertanya, maka janganlah engkau marah! Beliau bersabda: "Tanyakanlah apa yang terlintas dalam pikiranmu." Lalu orang itu bertanya; "Aku bersumpah atas nama Rabbmu dan Rabb orang-orang sebelum kamu, apakah Allah telah mengutusmu kepada seluruh manusia?" maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Ya Allah, ya." Ia bertanya, "Aku bersumpah atas nama Allah, apakah Allah telah memerintahkanmu untuk mengerjakan shalat lima waktu dalam sehari semalam? Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Ya Allah, ya." Ia bertanya; "Aku bersumpah atas nama Allah, apakah Allah telah memerintahkanmu untuk berpuasa pada bulan ini setiap tahun." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Ya Allah, Ya." Ia bertanya; "Aku bersumpah atas nama Allah, apakah Allah telah memerintahkanmu untuk mengambil zakat ini dari orang-orang kaya di antara kami, lalu dibagikan kepada orang-orang fakir di antara kami? Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Ya Allah, Ya." Orang itu berkata; "Aku beriman dengan apa yang telah engkau bawa dan aku adalah utusan kaumku yang mereka berada di belakangku. Aku adalah Dhimam bin Tsa'labah berasal dari Bani Sa'd bin Bakr." Ya'qub bin Ibrahim menyelisihi Hadits ini.

nasai:2065

Telah mengabarkan kepada kami ['Ali bin Hujr] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu Harmalah] dia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Kuraib] bahwa Ummul Fadhl mengutusnya untuk menemui Mu'awiyah di Syam, ia menuturkan; "Maka aku datang ke Syam, lalu menyelesaikan keperluannya. Hilal Ramadlan nampak jelas atas diriku ketika aku berada di Syam, dan aku melihat hilal pada malam jum'at. Kemudian aku datang ke Madinah di akhir bulan, lalu aku bertanya kepada [Abdullah bin Abbas], kemudian ia menyebutkan tentang hilal dan bertanya; "Kapan kalian melihatnya?" Aku menjawab, "Kami melihatnya pada malam jum'at." Ia bertanya; "Kamu melihatnya pada malam jum'at?" aku menjawab; "Ya, dan orang-orang melihatnya lalu mereka berpuasa dan Mu'awiyah pun berpuasa." Dia berkata; "Tetapi kami melihatnya pada malam sabtu! Maka kita tetap berpuasa hingga kita menggenapkan tiga puluh hari atau ketika kita melihatnya lagi. Aku bertanya; "Tidakkah kita merasa cukup dengan ru'yah Mu'awiyah dan sahabatnya?" ia menjawab; "Tidak, demikianlah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kita."

nasai:2084

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin 'Abdul 'Aziz bin Abu Rizmah] dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Al Fadhl bin Musa] dari [Sufyan] dari [Simak] dari ['Ikrimah] dari [Ibnu 'Abbas] dia berkata; "Seorang Badui datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ia berkata aku melihat hilal, beliau bersabda: 'Apakah engkau bersaksi bahwa tiada tuhan yang patut disembah selain Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusanNya? ' ia menjawab iya, kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengumumkan agar berpuasa."

nasai:2085

Telah mengabarkan kepada kami [Musa bin 'Abdurrahman] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Husain] dari [Zaidah] dari [Simak] dari ['Ikrimah] dari [Ibnu 'Abbas] dia berkata; "Seorang Badui datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ia berkata aku telah melihat hilal malam ini, beliau bersabda: 'Apakah engkau bersaksi bahwa tiada tuhan yang patut disembah selain Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusanNya? ' ia menjawab iya, kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Wahai Bilal! Umumkanlah kepada manusia bahwa besok berpuasa." Telah mengabarkan [Ahmad bin Sulaiman] dari [Abu Daud] dari [Sufyan] dari [Simak] dari [Ikrimah] secara mursal. Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Hatim bin Nu'aim Mishishi] dia berkata; Telah memberitakan kepada kami [Hibban bin Musa Al Marwazi] dia berkata; Telah memberitakan kepada kami [Abdullah] dari [Sufyan] dari [Simak] dari [Ikrimah] secara mursal.

nasai:2086

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Adi] dia berkata; Aku mendengar [Zirr bin Hubaisy] dia berkata; "Aku pernah makan sahur bersama [Hudzaifah], kemudian kami keluar untuk melaksanakan shalat, setelah sampai di masjid, kami shalat dua rakaat, lalu shalat didirikan dan tidak ada di antara keduanya kecuali waktu yang sangat pendek."

nasai:2124

Telah mengabarkan kepada kami ['Amru bin 'Ali] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Fudhail] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Ya'fur] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibrahim] dari [Shilah bin Zufar] dia berkata; "Aku pernah makan sahur bersama [Hudzaifah], kemudian kami keluar ke masjid, lalu kami shalat dua rakaat, kemudian shalat didirikan, dan kamipun melaksanakan shalat."

nasai:2125

Telah mengabarkan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Waki'] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Qatadah] dari [Anas] dari [Zaid bin Tsabit] dia berkata; "Kami makan sahur bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian kami berdiri untuk melaksanakan shalat." Aku bertanya; "Berapa jarak antara keduanya? Ia menjawab, "Seukuran orang membaca lima puluh ayat."

nasai:2126

Telah mengabarkan kepada kami [Isma'il bin Mas'ud] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Khalid] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [Anas] dari [Zaid bin Tsabit] dia berkata; "Kami pernah makan sahur bersama Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam, kemudian kami berdiri untuk melaksanakan shalat." Aku bertanya; (ada anggapan bahwa yang bertanya adalah Anas), 'Berapa jarak diantara hal tersebut? Ia menjawab; 'Seukuran orang membaca lima puluh ayat.'

nasai:2127

Telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib bin Yusuf Al Bashri] dia berkata; telah menceritakan kepada kami ['Abdurrahman] dari [Mu'awiyah bin Shalih] dari [Yunus bin Saif] dari [Al Harits bin Ziyad] dari [Abu Ruhm] dari [Al 'Irbadh bin Sariyah] dia berkata; "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di mana beliau mengajak makan sahur di bulan Ramadlan, beliau bersabda: "Kemarilah kalian menuju makan yang diberkahi."

nasai:2134

Telah mengabarkan kepada kami ['Amr bin 'Ali] dia berkata; telah menceritakan kepada kami ['Abdurrahman] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Tsaur] dari [Khalid bin Ma'dan] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada seseorang, "Kemarilah kamu menuju makan yang diberkahi." -yaitu; sahur.-

nasai:2136

Telah mengabarkan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dia berkata; telah memberitakan kepada kami ['Abdurrazzaq] dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Ma'mar] dari [Qatadah] dari [Anas] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda -ketika sahur-: "Wahai Anas, aku ingin berpuasa, berilah sedikit makanan." Lalu aku datang dengan membawa kurma dan wadah yang berisi air -yaitu setelah Bilal adzan-. Lalu beliau bersabda: "Wahai Anas, lihatlah seorang yang -mau- makan bersamaku." Maka aku memenggil Zaid bin Tsabit, lalu ia datang dan berkata; "Aku sudah minum seteguk minuman yang terbuat dari tepung dan aku ingin berpuasa." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku juga ingin berpuasa." Lalu beliau sahur bersamanya, kemudian berdiri lalu shalat dua rakaat, kemudian keluar untuk melaksanakan shalat."

nasai:2138

Telah mengabarkan kepadaku [Hilal bin Al 'Ala bin Hilal] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Husain bin 'Ayyasy] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Zuhair] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Ishaq] dari [Al Barra' bin 'Azib] bahwa salah seorang dari mereka jika tidur sebelum makan malam, maka tidak boleh baginya makan apapun, dan tidak boleh minum pada malam itu serta pada hari itu, mulai pagi sampai matahari terbenam. Hingga turun ayat ini: "Dan makan serta minumlah." Sampai firman Allah "benang hitam." Dia mengatakan; "Ayat ini turun berkenaan dengan masalah Abu Qais bin Amru, saat ia menemui istrinya setelah maghrib, sedangkan ia dalam keadaan berpuasa, lalu ia bertanya; "Apakah ada sesuatu?" Istrinya menjawab; "Kita tidak memiliki apa-apa, tetapi aku keluar mencari makan malam untukmu", lalu ia keluar, sementara Abu Qais merebahkan kepalanya lalu tidur. Kemudian istrinya pulang dan mendapatinya sedang tidur, lalu ia membangunkannya, namun ia tidak makan sedikitpun, ia melalui waktu malam dan pagi dalam keadaan berpuasa, hingga pertengahan siang, lalu ia pingsan. Kejadian tersebut sebelum ayat ini turun, lalu Allah menurunkan ayat tersebut tentang dirinya."

nasai:2139

Telah mengabarkan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Jarir] dari [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Tidak ada kebaikan yang dikerjakan anak Adam kecuali akan ditulis untuknya sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat. Allah -Azza wa Jalla- berfirman: 'Kecuali puasa, maka sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku akan membalasnya, ia meninggalkan syahwat dan makanannya hanya karena Aku. Puasa itu perisai. Orang yang berpuasa mempunyai dua kegembiraan; satu kegembiraan ketika berbuka dan kegembiraan ketika bertemu Rabb-nya. Dan aroma mulut orang yang berpuasa sungguh lebih harum di sisi Allah daripada aroma minyak kesturi."

nasai:2185

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin 'Abdullah bin 'Abdul Hakam] dari [Syu'aib] dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnul Had] dari [Ja'far bin Muhammad] dari [Bapaknya] dari [Jabir] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berangkat ke Mekkah pada tahun kemenangan kota Mekkah di bulan Ramadlan, lalu beliau berpuasa hingga sampai di Kura' Al Ghamim dan orang-orang ikut berpuasa, kemudian berita sampai kepada beliau, bahwa orang-orang merasa berat untuk berpuasa, lalu setelah Ashar beliau meminta segelas air, kemudian minum dan orang-orang melihatnya, maka sebagian orang berbuka dan sebagian lainnya berpuasa, setelah sampai berita kepada beliau bahwa -ada sebagian- orang yang berpuasa, beliau bersabda: "Mereka adalah orang-orang yang durhaka."

nasai:2230

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Hatim] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Habban] dia berkata; telah memberitakan kepada kami ['Abdullah] dari [Ibnu 'Uyainah] dari [Ayyub] dari [seorang Syaikh yang berasal dari Qusyair], dari [pamannya], dia menceritakan kepada kami, -kemudian kami mengikutinya yang pada waktu itu dia berada diatas untanya-, Maka Abu Qilabah berkata kepadanya; Ceritakanlah kepadanya, syaikh itu berkata; 'Pamanku telah menceritakan kepadaku bahwa ia pernah pergi dengan menaiki untanya yang berakhir di tempat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sedangkan beliau sedang makan -atau ia mengatakan, "Beliau sedang makan"-. Maka beliau bersabda: "Kemari dan makanlah", atau beliau bersabda: "Kemari dan makanlah." Aku berkata; " aku sedang berpuasa!" lalu beliau bersabda: " Allah -Azza Wa Jalla- telah membebaskan setengah shalat dan puasa dari orang yang bepergian dan dari wanita yang sedang hamil serta menyusui."

nasai:2238

Telah mengabarkan kepada kami [Suwaid bin Nashr] dia berkata; telah memberitakan kepada kami ['Abdullah] dari [Khalid Al Hadza'] dari [Abu Qilabah] dari [seseorang], ia berkata: "Aku pernah menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam karena suatu kebutuhan, ternyata beliau sedang makan siang, beliau bersabda: "Marilah makan siang." Maka aku berkata, " aku sedang berpuasa." Beliau bersabda: "Kemarilah, kuberitahukan kepadamu tentang puasa, Allah telah membebaskan setengah shalat dan puasa dari orang yang bepergian memberikan keringanan kepada wanita hamil yang sedang menyusui." Telah mengabarkan kepada kami [Suwaid bin Nashr] dia berkata; Telah memberitakan kepada kami [Abdullah] dari [Khalid Al Hadza'] dari [Abu Al 'Allaa'i bin As Syakhir] dari [seseorang] seperti itu juga.

nasai:2240

Telah mengabarkan kepada kami [Isma'il bin Mas'ud] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Khalid] dari [Syu'bah] dari [Manshur] dari [Mujahid] dari [Ibnu 'Abbas] dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah keluar ke Makkah, lalu beliau berpuasa hingga sampai Usfan, kemudian beliau meminta segelas susu dan meminumnya pada -bulan- Ramadlan. Ibnu Abbas berkata; "Barangsiapa yang ingih (berpuasa), boleh berpuasa dan barangsiapa yang ingin (berbuka), boleh berbuka."

nasai:2252

Telah mengabarkan kepada kami ['Amru bin Manshur] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] dari [Wuhaib bin Khalid] dia berkata; telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Suwadah Al Qusyairi] dari [Bapaknya] dari [Anas bin Malik] -salah seorang dari mereka- ia datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di Madinah, saat beliau sedang makan siang, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Marilah, makan siang." Lalu ia berkata; "Aku sedang berpuasa." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Allah -Azza wa Jalla- membebaskan berpuasa dan setengah shalat dari orang yang bepergian dan dari wanita yang sedang hamil dan yang menyusui."

nasai:2276

Telah mengabarkan kepada kami ['Ubaidullah bin Ahmad bin 'Abdullah bin Yunus Abu Hashin] dia berkata; telah menceritakan kepada kami ['Abtsar] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hushain] dari [Asy Sya'bi] dari [Muhammad bin Shaifi] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda pada hari Asyura: "Apakah ada salah seorang di antara kalian yang makan pada hari ini?" Mereka menjawab; "Di antara kami ada yang berpuasa dan ada yang tidak berpuasa." Beliau bersabda: "Maka sempurnakanlah waktu yang tersisa dari hari kalian ini dan pergilah kepada penduduk (Makkah dan Madinah serta sekitarnya) hendaklah mereka menyempurnakan waktu yang masih tersisa dari hari mereka."

nasai:2281

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Amru bin Dinar] dari ['Amru bin Aus] bahwasanya ia mendengar ['Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash] berkata; "Puasa yang paling dicintai oleh Allah -Azza wa Jalla- yaitu puasa Nabi Daud Alaihis Salam, ia berpuasa sehari dan berbuka sehari, dan shalat yang paling dicintai oleh Allah -Azza wa Jalla- yaitu shalat Nabi Daud Alaihis Salam, ia tidur setengah malamnya, bangun sepertiganya dan tidur seperenamnya."

nasai:2304

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Ghailan bin Jarir] dari ['Abdullah bin Ma'bad Az Zamani] dari [Abu Qatadah] dia berkata; [Umar] bertanya; "Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bagaimana dengan orang yang berpuasa Dahr (puasa sepanjang hari)?" Beliau Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Ia -dianggap- tidak berpuasa dan tidak berbuka, atau belum berpuasa dan belum berbuka." Ia bertanya; "Bagaimana dengan orang yang berpuasa dua hari dan berbuka sehari?" Beliau menjawab: "Apakah ada seorang yang mampu melakukan hal itu?" Ia bertanya; "Lalu bagaimana dengan orang yang berpuasa sehari dan berbuka sehari?" Beliau menjawab: "Itu adalah puasa Nabi Daud -alahissalam-." Ia bertanya; "Bagaimana orang yang berpuasa sehari dan berbuka dua hari?" Beliau menjawab: "Aku senang jika aku mampu melakukan hal itu." Ia berkata; "Kemudian beliau bersabda: "Tiga hari setiap bulan dan Ramadlan hingga Ramadlan berikutnya, ini adalah -sama dengan- puasa Dahr."

nasai:2346

Telah mengabarkan kepada kami [Abu Hushain 'Abdullah bin Ahmad bin 'Abdullah bin Yunus] dia berkata; telah menceritakan kepada kami ['Abtsar] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hushain] dari [Mujahid] dari ['Abdullah bin 'Amru] dia berkata; Bapakku menikahkanku dengan seorang wanita, lalu ia datang mengunjunginya (wanita itu), kemudian ia bertanya; "Bagaimana pendapatmu tentang suamimu?" Wanita itu menjawab; "Sebaik-baik laki-laki adalah dari seorang laki-laki yang ia tidak pernah tidur malam dan tidak pernah berbuka di siang hari." Lalu ia berbicara dengan suara tinggi kepadaku. Ia berkata; "Aku nikahkan kamu dengan seorang wanita dari kaum muslimin, namun kamu menyepelekan -tidak menggauli layaknya seorang istri-." Ia berkata; "Kemudian aku tidak memperhatikan perkataannya, karena aku melihat kekuatan dan kesungguhan pada diriku. Lalu berita itu sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, hingga beliau menegur seraya bersabda: "Tetapi aku bangun malam dan tidur, berpuasa dan berbuka, bangun malam dan tidurlah, berpuasa dan berbukalah." Beliau bersabda: "Berpuasalah tiga hari setiap bulan." Aku berkata; "Aku masih kuat -melakukan- lebih dari itu." Beliau bersabda: "Berpuasalah seperti puasanya Nabi Daud -alaihis-salam-, berpuasalah sehari dan berbukalah sehari." Aku berkata; "Aku masih kuat -melakukan- lebih dari itu!" Beliau bersabda: "Bacalah Al Qur'an setiap bulan." Kemudian selepas dari lima belas hari aku berkata; "Aku masih kuat melakukan lebih dari itu."

nasai:2349

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Amru bin Dinar] dari [Abul 'Abbas] dari ['Abdullah bin 'Amru] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bacalah Al Qur'an dalam sebulan." Aku berkata; ' aku mampu melakukan lebih dari itu.' Aku selalu meminta kepada beliau, hingga beliau bersabda setelah lima hari, beliau bersabda: 'Berpuasalah tiga hari dalam sebulan.' Aku meminta kepada beliau, hingga akhirnya beliau bersabda: 'Berpuasalah dengan puasa yang paling dicintai oleh Allah -Azza wa Jalla-; yaitu puasa Nabi Daud, ia berpuasa sehari dan berbuka sehari.'

nasai:2358

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ma'mar] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Habban] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari ['Abdul Malik bin 'Umair] dari [Musa bin Thalhah] dari [Abu Hurairah] dia berkata; "Seorang Badui datang kepada Nabi Shallallahu 'Alahi Wa Sallam dengan membawa seekor kelinci yang di panggang, dia meletakkannya di hadapan Rasulullah Shallallahu 'Alahi Wa Sallam, namun Rasulullah Shallallahu 'Alahi Wa Sallam diam dan tidak memakannya, beliau menyuruh orang-orang untuk memakannya, demikian juga orang badui itu tidak memakannya. Kemudian Rasulullah Shallallahu 'Alahi Wa Sallam bersabda kepadanya: 'Apa yang melarang kamu untuk memakannya? Dia menjdawab; 'Aku sedang berpuasa tiga hari dalam sebulan.' Beliau bersabda: 'Apabila kamu berpuasa berpuasalah pada hari - hari Bidl (tanggal 13, 14, 15).

nasai:2378

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin 'Utsman bin Hakim] dari [Bakr] dari ['Isa] dari [Muhammad] dari [Al Hakam] dari [Musa bin Thalhah] dari [Ibnul Hautakiyyah] dia berkata; [bapakku] berkata; "Seorang Badui datang kepada Nabi Shallallahu 'Alahi Wa Sallam dengan membawa seekor kelinci yang telah di panggang dan roti, lalu dia meletakkannya di hadapan Rasulullah Shallallahu 'Alahi Wa Sallam sambil berkata; 'Aku mendapatkannya dalam keadaan berdarah, kemudian Rasulullah Shallallahu 'Alahi Wa Sallam bersabda kepada para sahabatnya, tidak mengapa, makanlah oleh kalian semua, juga beliau berkata kepada orang badui: 'makanlah' dia berkata; 'Aku sedang puasa.' Beliau bertanya: 'Puasa apa? ' dia menjawab; 'Puasa tiga hari dalam sebulan. Beliau bersabda: "Apabila kamu berpuasa, berpuasalah pada hari-hari Bidl yaitu tanggal 13, 14, dan 15." Abu Abdurrahman berkata; 'Yang benar adalah dari Abu Dzar, sepertinya telah jatuh dari para juru tulis kalimat Dzar, menjadi (Bapakku).

nasai:2384

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin 'Abdullah bin 'Ammar Al Maushuli] dari [Al Mu'afa] dari [Zakariy bin Ishaq Al Makki] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya bin 'Abdullah bin Shafiy] dari [Abu Ma'bad] dari [Ibnu 'Abbas] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada Mu'adz ketika beliau mengutusnya ke Yaman: "Engkau akan menemui kaum ahli kitab. Jika engkau datang kepada mereka, serulah agar mereka bersaksi bahwa tiada ilah (sesembahan) yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Jika mereka menaati dalam hal itu, beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah -Azza wa Jalla- telah mewajibkan atas mereka shalat lima waktu dalam sehari semalam. Jika mereka -artinya: menaatimu- dalam hal itu, beritahukanlah bahwa Allah -Azza wa Jalla- telah mewajibkan atas mereka sedekah yang diambil dari orang-orang kaya di antara mereka, lalu diberikan kepada orang-orang fakir di antara mereka. Jika mereka menaati dalam hal itu, takutlah terhadap doa orang yang dizhalimi."

nasai:2392

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin 'Abdul A'la] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Mu'tamir] dia berkata; Aku mendengar [Bahz bin Hakim] menceritakan dari [bapaknya] dari [kakeknya], dia berkata; Aku berkata; "Wahai Nabi Allah, tidaklah aku datang menemuimu hingga aku bersumpah lebih dari bilangan mereka (jari-jari tangannya), untuk tidak mendatangimu dan tidak memeluk agamamu. Sungguh, dahulu aku adalah seorang yang tidak mengetahui sedikit pun kecuali apa yang Allah -Azza wa Jalla- dan Rasul-Nya ajarkan kepadaku, dan sungguh aku bertanya kepadamu atas nama wahyu Allah, dengan apa Rabbmu mengutusmu kepada kami?" Beliau menjawab: 'Dengan Islam.' Aku bertanya; 'Apakah tanda-tanda Islam? ' Beliau bersabda: 'Hendaklah engkau mengucapkan; 'Aku menyerahkan wajahku kepada Allah dan membuang semua bentuk sesembahan selain kepada-Nya', mendirikan shalat dan menunaikan zakat.'

nasai:2393

Telah mengabarkan kepada kami [Hannad bin As Sari] dalam haditsnya dari [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Al Ma'rur bin Suwaid] dari [Abu Dzarr] dia berkata; Aku pernah datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan beliau sedang duduk di bawah naungan Ka'bah. Setelah melihatku datang, beliau bersabda: "Mereka adalah orang-orang yang merugi, demi Pemelihara Ka'bah." aku bertanya-tanya; 'Apa yang terjadi padaku? Barangkali telah diturunkan sesuatu tentang diriku! ' Aku bertanya; 'Siapakah mereka, sungguh bapak dan ibuku sebagai tebusannya? ' Beliau bersabda: 'Orang yang banyak hartanya, kecuali orang yang mengatakan begini, begini dan begini, hingga di hadapannya, samping kanan dan samping kirinya.' Kemudian beliau bersabda: 'Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya. Tidaklah seorang meninggal, lalu ia meninggalkan unta atau sapi yang belum ditunaikan zakatnya, kecuali akan datang pada hari Kiamat lebih besar dan lebih gemuk dari sebelumnya, menginjakkan dengan tapak kakinya dan menyeruduknya dengan tanduknya. Setiap kali yang terakhir selesai, diulang lagi yang pertama, hingga diputuskan perkara di hadapan manusia.'

nasai:2397

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Az Zuhri] dia berkata; telah mengabarkan kepadaku ['Ubaidullah bin 'Abdullah bin 'Utbah bin Mas'ud] dari [Abu Hurairah] dia berkata; Setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam wafat, lalu -kekhalifahan- sesudahnya digantikan oleh Abu Bakar, namun orang kafir dari bangsa Arab mengingkarinya. [Umar] berkata kepada Abu Bakar; "Bagaimana caramu memerangi manusia, sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: 'Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengatakan, La Ilaaha Ilallah (tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Allah) '. Barangsiapa yang mengatakan, 'La Ilaaha Ilallah', berarti ia telah memelihara harta dan jiwanya dariku kecuali dengan haknya dan hisabnya atas Allah'.' [Abu Bakar] -radliallahu 'anhu- berkata; 'Sungguh benar-benar aku akan perangi orang yang memisahkan antara shalat dan zakat. zakat adalah hak harta. Demi Allah, andaikata mereka menghalangiku untuk mengambil zakat unta yang dahulu mereka berikan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, niscaya akan aku perangi mereka karena hal itu.' Umar -radliallahu 'anhu- berkata; 'Demi Allah, tidak ada hal lain kecuali aku melihat Allah telah melapangkan dada Abu Bakar untuk berperang, aku mengetahui bahwa hal itu adalah suatu kebenaran.'

nasai:2400

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Rafi'] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Adam] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Mufadldlal bin Muhalhal] dari [Al A'masy] dari [Syaqiq] dari [Masruq] dari [Mu'adz] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutusnya ke negeri Yaman, dan memerintahkannya untuk mengambil (zakat) dari setiap orang yang telah baligh sebesar satu dinar, atau yang sebanding dengan nilai itu berupa kain dari Yaman, dan dari setiap tiga puluh ekor sapi -zakatnya- seekor sapi yang berumur satu tahun lebih yang jantan atau betina, dan setiap empat puluh ekor sapi -zakatnya- seekor sapi betina berumur dua tahun lebih.

nasai:2407

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin Sulaiman] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Ya'la bin 'Ubaid] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Syaqiq] dari [Masruq] dan [Al A'masy] dari [Ibrahim] mereka berdua berkata; [Mu'adz] berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutusku ke negeri Yaman, lalu beliau memerintahku untuk mengambil dari setiap empat puluh ekor sapi -zakatnya- seekor anak sapi betina berumur dua tahun lebih, dari setiap tiga puluh ekor sapi -zakatnya- seekor sapi jantan yang berumur setahun lebih, serta dari setiap orang yang baligh diambil (jizyah) satu dinar atau yang sebanding dengan nilai pakaian dari Yaman."

nasai:2408

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin Harb] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari [Masruq] dari [Mu'adz] dia berkata; "Setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutusnya ke negeri Yaman, beliau memerintahnya untuk mengambil (zakat) dari setiap tiga puluh ekor sapi seekor anak sapi yang berumur setahun lebih yang jantan atau yang betina, dan setiap empat puluh ekor sapi, seekor sapi betina berumur dua tahun lebih serta dari setiap orang yang telah baligh diambil (jizyah) satu dinar atau yang sebanding dengan nilai pakaian dari Yaman."

nasai:2409

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Manshur Ath Thusi] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] dia berkata; [Bapakku] telah menceritakan kepada kami dari [Ibnu Ishaq] dia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Sulaiman Al A'masy] dari [Abu Wa'il bin Salamah] dari [Mu'adz bin Jabal] dia berkata; "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutusku ke negeri Yaman, beliau menyuruhku untuk tidak mengambil (zakat) dari sapi sedikitpun hingga mencapai tiga puluh ekor. Jika sudah mencapai tiga puluh ekor, maka zakatnya seekor anak sapi yang berumur satu tahun lebih, baik yang jantan atau betina. Apabila mencapai empat puluh, maka zakatnya satu ekor sapi yang sudah berumur dua tahun lebih."

nasai:2410

Telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah bin Fadhalah bin Ibrahim An Nasaa'i] dia berkata; Telah memberitakan kepada kami [Syuraih bin An Nu'man] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Tsumamah bin 'Abdullah bin Anas bin Malik] dari [Anas bin Malik] bahwasanya [Abu Bakr] -radliallahu 'anhu- menulis untuknya; " ini adalah kewajiban zakat yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam wajibkan atas kaum muslimin, yang Allah perintahkan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam untuk menunaikannya. Barangsiapa di antara kaum muslimin yang dimintai zakat tersebut berdasarkan aturannya, hendaklah ia memberikannya; dan barangsiapa yang dimintai lebih dari itu, janganlah ia memberikannya: Unta yang kurang dari dua puluh lima ekor, pada setiap kelipatan lima ekor zakatnya satu ekor kambing. Jika mencapai dua puluh lima ekor hingga tiga puluh lima ekor, zakatnya seekor unta betina yang umurnya telah menginjak tahun kedua. Jika tidak ada, zakatnya seekor unta jantan yang umurnya telah menginjak tahun ketiga. Jika mencapai tiga puluh enam hingga empat puluh lima ekor unta, zakatnya seekor anak unta betina yang umurnya telah menginjak tahun ketiga. Jika telah mencapai empat puluh enam sampai enam puluh ekor unta, zakatnya seekor anak unta betina yang umurnya telah masuk tahun keempat dan bisa dikawini unta jantan. Jika telah mencapai enam puluh satu hingga tujuh puluh lima ekor unta, zakatnya seekor unta betina yang umurnya telah masuk tahun kelima. Jika telah mencapai tujuh puluh enam hingga sembilan puluh ekor unta, zakatnya dua ekor anak unta betina yang umurnya telah menginjak tahun kedua. Jika telah mencapai sembilan puluh satu hingga seratus dua puluh ekor unta, zakatnya dua ekor unta betina yang umurnya telah masuk tahun keempat dan dapat dikawini unta jantan. Jika telah melebihi seratus dua puluh ekor unta, maka setiap empat puluh ekor zakatnya seekor anak unta betina yang umurnya masuk tahun ketiga; dan setiap lima puluh ekor, zakatnya seekor unta betina yang umurnya masuk tahun keempat. Jika umur unta-unta yang menjadi kewajiban zakat berbeda-beda, barangsiapa yang jumlah untanya telah wajib mengeluarkan seekor unta betina yang umurnya masuk tahun kelima, namun ia tidak memilikinya dan ia hanya memiliki unta betina yang umurnya masuk tahun keempat, maka ia boleh mengeluarkan seekor anak unta yang umurnya masuk tahun keempat ditambah dua ekor kambing jika hal itu -dirasa- mudah baginya, atau ditambah dua puluh dirham. Barangsiapa yang jumlah untanya telah wajib mengeluarkan seekor unta betina yang umurnya masuk tahun keempat, padahal ia tidak memilikinya dan ia memiliki unta betina yang umurnya masuk tahun kelima, maka ia boleh mengeluarkan seekor anak unta yang umurnya masuk tahun kelima dan petugas zakat memberikan kepadanya dua puluh dirham atau dua ekor kambing jika hal itu -dirasa- mudah baginya. Barangsiapa yang jumlah untanya telah wajib mengeluarkan zakat seekor unta betina yang umurnya masuk tahun keempat, namun ia tidak memilikinya dan ia memiliki unta betina yang umurnya masuk tahun ketiga, maka ia boleh mengeluarkan seekor anak unta yang umurnya masuk tahun ketiga ditambah dua ekor kambing jika hal itu -dirasa- mudah baginya, atau ditambah dua puluh dirham. Barangsiapa yang jumlah untanya telah wajib mengeluarkan zakat seekor unta betina yang umurnya masuk tahun ketiga, padahal ia tidak memilikinya dan ia memiliki unta betina yang umurnya masuk tahun keempat, maka ia boleh mengeluarkan seekor anak unta yang umurnya masuk tahun keempat dan petugas zakat memberikan kepadanya dua puluh dirham atau dua ekor kambing. Barangsiapa yang jumlah untanya telah mewajibkan mengeluarkan seekor unta betina yang umurnya masuk tahun ketiga, padahal ia tidak memilikinya dan ia memiliki unta betina yang umurnya masuk tahun kedua, maka ia boleh mengeluarkan seekor unta yang umurnya masuk tahun kedua ditambah dua ekor kambing jika hal itu -dirasa- mudah baginya, atau ditambah dua puluh dirham. Barangsiapa yang jumlah untanya telah mewajibkannya mengeluarkan seekor unta betina yang umurnya masuk tahun kedua, padahal ia tidak memilikinya dan ia memiliki unta jantan yang umurnya masuk tahun ketiga, maka ia boleh mengeluarkan seekor unta jantan yang umurnya masuk tahun ketiga dan tidak perlu ditambah yang lain. Barangsiapa yang tidak memiliki unta kecuali hanya empat ekor, tidak wajib atasnya zakat kecuali bila pemiliknya. Mengenai zakat kambing yang dilepas mencari makan sendiri, jika mencapai empat puluh ekor hingga seratus dua puluh ekor kambing, zakatnya satu ekor kambing. Jika lebih dari seratus dua puluh hingga dua ratus ekor kambing, zakatnya dua ekor kambing. Jika lebih dua ratus hingga tiga ratus ekor kambing, zakatnya tiga ekor kambing. Jika lebih dari tiga ratus ekor kambing, maka setiap seratus ekor zakatnya seekor kambing. Tidak boleh dikeluarkan untuk zakat hewan yang tua dan cacat dan tidak boleh dikeluarkan yang jantan, kecuali jika pemiliknya menghendaki. Tidak boleh dikumpulkan antara hewan-hewan ternak yang terpisah dan tidak boleh dipisahkan antara hewan-hewan ternak yang terkumpul karena takut mengeluarkan zakat. Hewan ternak kumpulan dari dua orang, pada waktu zakat haru kembali di bagi rata antara keduanya. Jika kambing yang dilepas mencari makan sendiri kurang satu ekor dari empat puluh ekor, maka tidak ada zakatnya, kecuali jika pemiliknya menghendaki. Tentang zakat perak, setiap dua ratus dirham zakatnya seperempat puluhnya (dua setengah persen). Jika hanya seratus sembilan ratus dirham, maka tidak ada zakatnya, kecuali jika pemiliknya menghendakinya."

nasai:2412

Telah mengabarkan kepada kami [Harun bin Zaid bin Yazid bin Abu Az Zarqa'] dia berkata; [Bapakku] telah menceritakan kepada kami, dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Ashim bin Kulaib] dari [bapaknya] dari [Wail bin Hujr] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengutus seorang petugas pengambil zakat, lalu ia mendatangi seseorang dan orang itu memberikan seekor anak unta sapihan yang kurus, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kami telah mengutus seorang petugas pengambil zakat utusan Allah dan Rasul-Nya, dan sungguh si fulan telah memberikan kepadanya seekor anak unta sapihan yang kurus. Ya Allah, janganlah Engkau berikan berkah kepadanya dan jangan pula kepada untanya." Lalu berita itu sampai kepada orang tersebut, maka ia datang dengan membawa unta yang baik seraya berkata; 'Aku bertaubat kepada Allah -Azza wa Jalla- dan kepada Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wasallam, ' Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Ya Allah, berikan berkah kepadanya dan kepada untanya.'

nasai:2415

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin 'Abdullah bin Al Mubarak] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Waki'] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Zakariya bin Ishaq] dari ['Amru bin Abu Sufyan] dari [Muslim bin Tsafinah] dia berkata; Ibnu Al Qomah menugaskan bapakku untuk menjadi pemimpin kaumnya dan menyuruhnya untuk mengambil zakat mereka. Muslim berkata; 'Lalu ayahku mengutusku kepada sebuah kaum agar aku mengambil zakat mereka.' Kemudian aku keluar hingga menemui seorang yang telah tua bernama [Si'ir], aku katakan; ayahku mengutusku kepadamu agar kamu menunaikan zakat kambingmu. (orang tua itu) berkata; wahai anak saudaraku! kambing seperti apa yang akan kalian ambil? aku berkata; Biarkan aku memilih sampai aku bisa mengukur susu kambingmu. Dia berkata; 'Wahai anak saudaraku, aku akan memberitahumu bahwa ketika aku berada di sebuah bukit bersama kambing-kambingku pada masa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba datang kepadaku dua orang laki-laki yang mengendarai unta dan berkata; 'Kami adalah utusan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang datang kepadamu agar kamu menunaikan zakat kambingmu, aku berkata; 'Apa yang wajib aku keluarkan darinya? ' (Keduanya) berkata; 'Seekor kambing.' Lalu aku pergi menuju seekor kambing, yang aku melihatnya telah mengandung dan gemuk, lalu aku mengeluarkannya kepada mereka. [Keduanya] berkata; 'Ini adalah kambing yang sedang hamil, padahal Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang kami untuk mengambil kambing yang hamil. (orang tua itu) berkata; 'Lalu aku menuju 'anaq (kambing betina yang berumur enam bulan hingga satu tahun) yang mu'tath, dia berkata; Mu'tath adalah kambing yang tidak bisa melahirkan anak (karena gemuk) padahal sudah masanya untuk bisa melahirkan anak, lalu aku mengeluarkannya kepada mereka dan keduanya berkata; 'Berikan kepada kami, maka aku memberikannya kepada mereka hingga keduanya menaikkannya ke atas unta mereka lalu keduanya pergi. Telah mengabarkan kepada kami [Harun bin Abdullah] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Rauh] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Zakaria bin Ishaq] dia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Amru bin Abu Sufyan] dia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Muslim bin Tsafinah] bahwa Ibnu Al Qomah menugaskan bapakku untuk menjadi pemimpin kaumnya dan menyuruhnya untuk mengambil zakat mereka.- kemudian dia menyampaikan hadits diatas.-

nasai:2419

Telah mengabarkan kepada kami ['Amru bin Manshur] dan [Mahmud bin Ghailan] mereka berdua berkata; Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Ibrahim bin Maisarah] dari ['Utsman bin 'Abdullah bin Al Aswad] dari ['Abdullah bin Hilal Ats Tsaqafi] dia berkata; Seseorang datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu ia berkata hampir saja aku terbunuh setelahmu karena zakat seekor kambing betina, lalu beliau bersabda: "Kalau bukan karena (untuk diberikan) orang-orang Muhajirin yang fakir maka aku tidak akan mengambilnya."

nasai:2421

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Manshur] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Ayyub bin Musa] dari [Makhul] dari [Sulaiman bin Yasar] dari ['Irak bin Malik] dari [Abu Hurairah] dia menyandarkannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tidak wajib zakat atas seseorang muslim pada budak dan kudanya."

nasai:2424

Telah mengabarkan kepada kami [Isma'il bin Mas'ud] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Khalid] dari [Husain] dari ['Amru bin Syu'aib] dari [bapaknya] dari [kakeknya] bahwa seorang wanita dari negeri Yaman datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersama puterinya yang mengenakan dua gelang ditangannya berukuran besar terbuat dari emas, lalu beliau bertanya: "Apakah kamu telah mengeluarkan zakat gelang ini?" Ia menjawab; 'Tidak.' Beliau bersabda: 'Apakah kamu senang pada hari Kiamat nanti Allah -Azza wa Jalla- akan menggelangimu dengan dua gelang dari api neraka? ' Ibnu Amru berkata; 'Maka ia segera melepas kedua gelang tersebut dan melemparkannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, seraya berkata; 'Kedua gelang itu untuk Allah dan Rasul-Nya.' Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Abdul A'la dia berkata; telah menceritakan kepada kami Al Mu'tamir bin Sulaiman dia berkata; Aku mendengar Husain berkata; Telah menceritakan kepada kami Amru bin Syu'aib dia berkata; Telah datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seorang wanita bersama puterinya yang mengenakan dua gelang ditangannya, -sebagaimana Hadits di atas secara mursal. Abu Abdurrahman berkata; Khalid lebih kuat dibanding Al Mu'tamir.

nasai:2434

Telah mengabarkan kepada kami [Hannad bin As Sari] dari [Abu Bakr bin 'Ayyasy] dari ['Ashim] dari [Abu Wa'il] dari [Mu'adz] dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutusku ke negeri Yaman, lalu beliau memerintahkanku untuk mengambil sepersepuluh hasil tanaman yang disiram dengan air hujan dan separuh dari sepersepuluh (seperduapuluh) hasil tanaman yang disiram dengan tenaga manusia."

nasai:2444

Telah mengabarkan kepadaku [Al Mughirah bin 'Abdurrahman] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Abu Syu'aib] dari [Musa bin A'yan] dari ['Amr bin Al Harits] dari ['Amru bin Syuaib] dari [ayahnya] dari [kakeknya] ia berkata; "Hilal datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan membawa sepersepuluh madunya dan meminta kepada beliau untuk menjaga lembah -yang dinamakan Salabah-, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjaga lembah tersebut untuknya. Saat Umar bin Khaththab menjadi khalifah, Sufyan bin Wahb menulis surat kepada Umar menanyakan tentangnya, " maka Umar menulis; 'Jika dia memberikan kepadaku zakat yang dahulu ia berikan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berupa seperpuluh kurmanya, maka jagalah lebah Salabah tersebut untuknya. Jika tidak, maka itu hanyalah kurma yang mengikuti curah hujan dan yang dimakan oleh orang yang menginginkannya."

nasai:2452

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Ayyub] dari [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mewajibkan zakat fitrah atas laki-laki, wanita, orang merdeka dan budak sebesar satu sha' kurma atau satu sha' gandum." Ibnu Umar berkata; 'Lalu orang-orang menyamakannya dengan setengah sha' burr.'

nasai:2454

Telah mengabarkan kepada kami [Yahya bin Muhammad bin As Sakan] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Jahdham] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ja'far] dari ['Umar bin Nafi'] dari [bapaknya] dari [Ibnu 'Umar] dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mewajibkan zakat fitrah sebesar satu sha' kurma atau satu sha' gandum atas orang merdeka dan budak, laki-laki dan wanita, anak kecil dan orang tua dari kaum muslimin dan memerintahkannya agar ditunaikan sebelum orang-orang berangkat melaksanakan shalat."

nasai:2457

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Al Harits] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Humaid] dari [Al Hasan] dia berkata; Pada akhir bulan [Ibnu 'Abbas] -yang waktu itu dia memimpin kota Bashrah- berkata; "Keluarkanlah zakat puasa kalian!". Orang-orang pun saling memandang satu sama lainnya, Ibnu Abbas melanjutkan; 'Adakah disini penduduk Madinah, berdirilah kalian dan beritahukanlah kepada sahabat-sahabat kalian karena mereka tidak mengetahui bahwa zakat ini adalah zakat yang diwajibkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada setiap laki-laki maupun perempuan, orang merdeka ataupun budak, satu sha' gandum atau kurma, atau setengah sha' tepung, maka tunaikanlah. Hisyam menyelisihinya, dia berkata; 'Dari Muhammad bin Sirin.'

nasai:2461

Telah mengabarkan kepada kami ['Ali bin Hujr] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Humaid] dari [Al Hasan] bahwasanya [Ibnu 'Abbas] berkhutbah di Bashrah dia berkata; "Tunaikanlah zakat puasa kalian!". Orang-orangpun saling memandang satu sama lainnya, Ibnu Abbas melanjutkan; 'Adakah disini penduduk Madinah?, berdirilah kalian dan beritahukanlah kepada sahabat-sahabat kalian karena mereka tidak mengetahui bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mewajibkan zakat fitrah kepada yang kecil maupun yang dewasa, orang merdeka ataupun budak, laki-laki maupun perempuan setengah sha' tepung atau satu sha' kurma, atau gandum. Al Hasan berkata; Ali berkata; 'Adapun Jika Allah melapangkan kalian, berbuat lapangkanlah kalian, keluarkanlah satu sha' tepung atau yang lainnya.'

nasai:2468

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ma'dan bin 'Isa] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan]; Telah menceritakan kepada kami [Zuhair]; Telah menceritakan kepada kami [Musa]. Demikian juga diriwiyatkan dari jalur lainnya, dia berkata; Dan telah memberitakan kepada kami [Muhammad bin 'Abdullah bin Bazi'] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Al Fudlail] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Musa] dari [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan untuk menunaikan zakat fitrah sebelum orang-orang berangkat untuk melaksanakan shalat. Ibnu Bazi' berkata; 'Zakat Fitrah'.

nasai:2474

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin 'Abdullah bin Al Mubarak] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Waki'] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Zakaria bin Ishaq] - dan dia adalah seorang yang tsiqah - dari [Yahya bin 'Abdullah bin Shaifi] dari [Abu Ma'bad] dari [Ibnu 'Abbas] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengutus Mu'adz bin Jabal ke negeri Yaman, lalu beliau bersabda: " Engkau akan mendatangi kaum Ahli Kitab, maka ajaklah mereka untuk bersaksi bahwa tiada ilah (sesembahan) yang berhak disembah kecuali Allah dan bersaksi bahwa aku adalah utusan Allah. Jika mereka menaatimu, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah -Azza Wa Jalla- mewajibkan atas mereka shalat lima waktu dalam sehari semalam. Jika mereka menaatimu, beritahukanlah bahwa Allah -Azza Wa Jalla- mewajibkan atas mereka sedekah pada harta mereka yang diambil dari orang-orang kaya di antara mereka lalu diberikan kepada orang-orang fakir diantara mereka. Jika mereka menaatimu dalam hal itu, jauhilah oleh kamu dari harta mereka yang paling berharga, dan takutlah terhadap do'a orang yang dizhalimi, karena tidak ada penghalang di antara doa tersebut dan Allah -Azza Wa Jalla-."

nasai:2475

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu 'Ajlan] dari [Sa'id bin Abu Sa'id] dan [Al Qa'qa'] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda: "Satu Dirham -pahalanya- bisa mendahului seratus ribu Dirham." Mereka bertanya; 'Bagaimana hal itu? ' Beliau bersabda: 'Seseorang memiliki uang dua Dirham, lalu mensedekahkan satu Dirham; dan seseorang pergi ke tempat hartanya yang melimpah ruah, ia mengambil darinya seratus ribu Dirham, lalu ia bersedekah dengannya."

nasai:2480

Telah mengabarkan kepada kami [Al Husain bin Huraits] dia berkata; Telah memberitakan kepada kami [Al Fadhl bin Musa] dari [Al Husain] dari [Manshur] dari [Syaqiq] dari [Abu Mas'ud] dia berkata; "Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam memerintahkan kami untuk bersedekah, lalu salah seorang di antara kami tidak mendapatkan sesuatu yang bisa disedekahkan, hingga ia pergi ke pasar dan membawa sesuatu di atas punggungnya, lalu datang dengan membawa satu mud -hasil kerja kerasnya- yang ia berikan kepada Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam. Sungguh sekarang aku mengetahui seseorang yang memiliki seratus ribu yang sebelumnya ia tidak memiliki satu dirhampun."

nasai:2482

Telah mengabarkan kepada kami ['Amru bin 'Ali] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Yahya] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Ibnu 'Ajlan] dari ['Iyadl] dari [Abu Sa'id] bahwa seseorang masuk ke masjid pada hari Jum'at dan Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam sedang berkhutbah, lalu beliau bersabda: "Shalatlah dua rakaat!" Kemudian orang itu datang pada Jum'at kedua dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sedang berkhutbah, lalu beliau bersabda: 'Shalatlah dua rakaat! ' Kemudian orang itu datang pada Jum'at ketiga dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sedang berkhutbah, lalu beliau bersabda: 'Shalatlah dua rakaat! ' Kemudian bersabda: 'Bersedekahlah kalian! ' Lalu mereka bersedekah dan beliau memberikannya dua pakaian, kemudian bersabda: 'Bersedekahlah kalian! ' Lalu ia melemparkan salah satu pakaiannya, maka Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda: 'Tidakkah kalian melihat orang ini bahwa ia masuk ke masjid dengan kondisi yang kusut, aku berharap kalian memahaminya lalu kalian mau bersedekah kepadanya, tetapi kalian tidak melakukannya'. Lalu kukatakan, 'Bersedekahlah kalian! ' Lalu kalian bersedekah dan kuberikan dia dua pakaian. Kemudian kukatakan, 'Bersedekahlah kalian! ' Lalu ia melemparkan salah satu pakaiannya. 'Ambillah pakaianmu'. Dan beliau membentaknya.

nasai:2489

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Manshur] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Ibnu Juraij] dari [Al Hasan bin Muslim] dari [Thawus] dia berkata; Aku mendengar [Abu Hurairah], kemudian dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] dia berkata; Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda: " Perumpamaan orang yang berinfak serta bersedekah dan orang yang bakhil adalah seperti dua orang yang memakai dua jubah -atau dua tameng dari besi-, mulai dari payudara (dada) sampai tulang selangka mereka berdua. Jika orang tersebut ingin berinfak, maka baju besinya melebar atau bergerak hingga menutupi ujung jarinya dan menghilangkan bekas-jalan-nya. Jika orang yang bakhil ingin berinfak, baju besinya mengerut, dan setiap baju besi tetap di tempatnya (tidak melebar) hingga mengambilnya dengan tulang selangkanya atau dengan lehernya." Abu Hurairah berkata; 'Aku menyaksikan bahwa ia melihat Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam melebarkan tameng besi tetapi tidak melebar.' Thawus berkata; 'Aku mendengar Abu Hurairah -ia memberikan isyarat dengan tangannya- dan beliau melebarkan tameng besi tetapi tidak melebar.'

nasai:2500

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin Sulaiman] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami ['Affan] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Thawus] dari [Bapaknya] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Permisalan orang bakhil dengan orang yang suka berinfaq adalah seperti dua orang laki-laki yang mengenakan baju besi yang membungkus tulang dadanya. Adapun orang yang suka berinfaq, setiap ia ingin berinfaq baju besi itu seakan akan membesar dan memberikan kelonggaran baginya sehingga dosanya dihapuskan, sedangkan bagi orang yang bakhil setiap ia ingin berinfaq baju besi tersebut mengecil dan menghimpitnya." Abu Hurairah berkata; aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ia berusaha agar baju besinya lapang, namun tidak bisa lapang."

nasai:2501

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin 'Abdullah bin 'Abdul Hakam] dari [Syu'aib]; Telah menceritakan kepadaku [Al Laits] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Khalid] dari [Ibnu Abu Hilal] dari [Umayyah bin Hind] dari [Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif] dia berkata; "Pada suatu hari kami duduk-duduk di masjid dengan beberapa orang dari Muhajirin dan Anshar, lalu kami menyuruh seseorang untuk meminta ijin masuk ke rumah 'Aisyah, lalu kami masuk ke rumahnya. [Aisyah] berkata; suatu kali seseorang masuk ke rumahku dan disisiku ada Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam, aku menyuruhnya dan aku memanggilnya lalu melarangnya, kemudian Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda: "Apakah engkau mau agar seseorang tidak masuk ke rumahmu dan ia tidak keluar kecuali dengan sepegetahuanmu?" Aku menjawab; 'Ya, beliau bersabda: "Tenanglah ya 'Aisyah janganlah engkau menghitung-hitung pemberianmu, maka Allah pun akan memperhitungkan apa yang telah kamu perbuat."

nasai:2502

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin 'Abdul A'la] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Al Mu'tamir] dia berkata; Aku mendengar [Bahz bin Hakim] dia bercerita dari [Bapaknya] dari [Kakeknya] dia berkata; Aku berkata; 'Wahai Nabiyullah, Aku tidak mendatangimu hingga aku bersumpah sebanyak (jumlah jari-jari tangannya), bahwa aku tidak akan mendatangimu dan tidak pula memeluk agamamu, dan sesungguhnya aku sekarang adalah seseorang yang tidak mengetahui sesuatupun kecuali apa yang telah Allah dan Rasul-Nya ajarkan kepadaku, Aku bertanya kepadamu karena Allah Azza wa Jalla, dengan apa Allah mengutusmu kepada kami? Rasul menjawab: "Dengan Islam." Ia berkata; Aku bertanya lagi; Apa tanda-tanda Islam itu? Beliau bersabda: "Hendaklah kamu mengucapkan; 'Aku telah berserah diri dengan wajahku kepada Allah Azza Wa Jalla dan melepaskan semua bentuk penyekutuan, lalu kamu mengerjakan shalat, mengeluarkan zakat. Setiap muslim dengan muslim yang lainnya adalah haram darahnya karena mereka menjadi saling bersaudara. Allah Azza wa Jalla tidak akan menerima amal seorang musyrik yang telah masuk Islam hingga ia meninggalkan negri kaum musyirikin dan pindah ke negri Islam."

nasai:2521

Telah mengabarkan kepada kami [Hannad bin As Sari] dari [Abu Al Ahwash] dari [Sa'id bin Masruq] dari ['Abdurrahman bin bin Abu Nu'am] dari [Abu Sa'id Al Khudri] dia berkata; "Ali yang sedang berada di Yaman mengirimkan emas yang masih kotor dengan tanah kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau membagi-bagikannya kepada empat orang, yaitu; Al Aqra` bin Habis Al Hanzhali, 'Uyainah bin Badr Al Fazari, 'Alqamah bin Ulatsah Al 'Amiri, seorang dari bani Kilab, dan Zaid Al Khair Ath Tha`i, dan seorang dari bani Nabhan." Abu Sa'id berkata; "Maka marahlah orang-orang Quraisy -atau di saat lain ia berkata; 'para pemuka Quraisy'- mereka berkata; "Beliau memberikan kepada para pembesar penduduk Najed dan membiarkan kita semua." Beliau bersabda: "Sesungguhnya aku berbuat demikian karena ingin melunakkan hati mereka." Kemudian datanglah seorang laki-laki yang berjanggot lebat, dahinya menonjol keluar, kedua matanya cekung, tulang pipinya tebal dan berkepala botak." Laki-laki itu berkata; "Wahai Muhammad, takutlah engkau kepada Allah, " Beliau bersabda: "Lalu siapakah yang takut kepada Allah jika aku melakukan maksiat kepada-Nya, bagaimana penduduk bumi mempercayaiku tapi kenapa kalian tidak mempercayaiku?" kemudian orang itu mundur ke belakang. Lalu ada seorang sahabat yang meminta izin kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk membunuhnya, mereka menganggap ia adalah Khalid bin Al Walid. Setelah itu beliau bersabda: "Sesungguhnya dari keturunan orang itu akan muncul suatu kaum yang membaca Al Qur`an namun tidak pernah sampai pada tenggorokan mereka, mereka membunuh orang-orang Islam dan membiarkan para penyembah berhala, mereka keluar dari Islam sebagaimana meluncurnya anak panah dari busurnya, sekiranya aku menjumpai mereka sungguh akan aku bunuh mereka sebagaimana pembunuhan kaum 'Aad."

nasai:2531

Telah mengabarkan kepada kami [Bisyr bin Khalid] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Ghundar] dari [Syu'bah] dari [Sulaiman] dari [Abu Wail] dari ['Amru bin Al Harits] dari [Zainab] istri 'Abdullah dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda pada para wanita: "Bersedekahlah walaupun dengan perhiasan kalian dia berkata." Zainab berkata; Abdullah adalah seseorang yang ringan tangannya (sedikit harta), maka Zainabberkata kepadanya; Bolehkah jika aku memberikan sedekahku kepadamu dan kepada anak saudaraku yang yatim. Abdullah berkata; 'Tanyakanlah hal itu pada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.' lalu saya pergi menuju rumah beliau, ternyata di pintu rumah beliau ada seorang wanita Anshar yang namanya Zainab, dia ingin menanyakan seperti yang akan aku tanyakan. Kemudian Bilal keluar menemui kami, maka kami berkata kepadanya; "Tolong tanyakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang hal itu dan jangan beritahukan kepada beliau siapa kami. Maka ia pun pergi menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Siapakah dua orang itu? Bilal menjawab; 'Zainab.' Rasulullah bertanya lagi: 'Zainab yang mana? ' Bilal menjawab; 'Zainab istri Abdullah dan Zainab wanita Anshar, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ya bagi mereka dua pahala, pahala karib kerabat dan pahala sedekah."

nasai:2536

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin 'Utsman bin abu Shafwan Ats Tsaqafi], ia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Umayyah bin Khalid], ia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Bistham bin Muslim] dari [Abdullah bin Khalifah] dari ['Aidz bin 'Amru], seseorang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu ia meminta sesuatu kepada beliau. Beliau memberinya. Tatkala ia meletakkan kakinya didepan pintu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Jika kalian tahu resiko meminta-minta, tidak ada seorang pun yang pergi kepada seseorang untuk meminta sesuatu kepadanya."

nasai:2539

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah], ia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abi Ar Rijal] dari ['Umarah bin Ghazziyah] dari [Abdurrahman bin Abu Sa'id Al Khudri] dari [bapaknya], ia berkata; Ibuku mengutusku datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian aku menemuinya dan duduk, maka beliau menghadap kepadaku dan bersabda: "Barang siapa yang merasa cukup, Allah Azza wa Jalla memberinya kecukupan, dan barang siapa yang menjaga kehormatan dirinya, Allah 'azza wajalla menjaga kehormatannya, dan barang siapa yang menahan diri dari meminta, Allah 'azza wajalla memberikan kecukupan, dan barang siapa yang meminta-minta sedangkan ia memiliki harta senilai satu uqiyah maka sungguh ia telah meminta dengan setengah paksaan." Maka aku katakan; untaku lebih baik dari pada satu uqiyah, kemudian aku kembali dan tidak lagi bertanya kepada beliau.

nasai:2548

Telah berkata [Al Harits bin Miskin] dengan membacakan riwayat dan aku mendengar dari [Ibnu Al Qasim], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Malik] dari [Zaid bin Aslam] dari ['Atho` bin Yasar] dari [seorang laki-laki] dari kalangan Bani Asad berkata; aku dan isteriku singgah di sebuah tempat yang terdapat padanya Pohon Ghorqod, kemudian isteriku berkata kepadaku; pergilah kepada Rasulullah shallallah 'alahi wa sallam kemudian mintalah kepada beliau sesuatu yang dapat kita makan. Maka saya pergi kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Saya dapati di sisi beliau terdapat seseorang yang meminta kepadanya, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Saya tidak mendapatkan sesuatu yang dapat saya berikan kepadamu." Maka orang tersebut berpaling dari beliau dalam keadaan marah seraya berkata; demi umurku, engkau hanya memberi kepada orang yang engkau kehendaki. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh ia marah kepadaku karena saya tidak mendapatkan sesuatu yang dapat aku berikan kepadanya, barang siapa yang meminta-minta sedangkan ia memiliki satu uqiyah atau yang setara dengannya maka sungguh ia telah meminta dengan setengah memaksa." Al Asadi berkata, "Sungguh satu ekor unta perah kami lebih baik daripada satu uqiyah, sedangkan satu uqiyah adalah empat puluh dirham. Kemudian aku kembali dan tidak bertanya kepada beliau, lalu datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam setelah itu gandum dan kismis, maka kemudian beliau membagikan sebagiannya kepada kami hingga Allah 'azza wajalla memberikan kecukupan kepada kami.

nasai:2549

Telah? mengabarkan kepada kami [Katsir bin 'Ubaid], ia berkata; telah? menceritakan kepada kami [Muhammad bin Harb] dari [Az Zubaidy] dari [Az Zuhri] dari [As Saib bin Yazid] bahwa [Huwaithib bin Abdul 'Uzza] telah mengabarkan kepadanya bahwa [Abdullah bin As Sa'di] telah mengabarkan kepadanya bahwa ia datang kepada Umar bin Al Khathab pada masa kekhilafahannya, lalu [Umar] berkata kepadanya; Benarkah berita yang sampai padaku, bahwa engkau mengurusi beberapa pekerjaan manusia, kemudian apabila engkau diberi uang maka engkau menolaknya?. Maka aku katakan; benar. Lalu Umar radliallahu 'anhu berkata; "apa yang kamu inginkan dengan melakukan hal tersebut?" Maka saya katakan; "saya memiliki beberapa ekor kuda, serta beberapa sahaya dan aku dalam keadaan baik. Saya ingin amalanku menjadi sedekah kepada orang-orang muslim". Maka Umar berkata kepadanya; "Janganlah engkau melakukan hal tersebut, sesungguhnya aku pernah berkeinginan seperti yang engkau inginkan. Dahulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberikan pemberian kepadaku lalu aku katakan; berikan kepada orang yang lebih membutuhkannya daripada diriku. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ambillah kemudian kembangkan atau sedekahkan, apa yang datang kepadamu dari harta ini sedang kamu tidak tamak dan tidak meminta maka ambillah dan yang tidak demikian maka janganlah engkau perturutkan dirimu."

nasai:2559

Telah mengabarkan kepada kami ['Amr bin Manshur] dan [Ishaq bin Manshur] dari [Al Hakam bin Nafi'], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri], ia berkata; telah mengabarkan kepadaku [As Saib bin Yazid] bahwa [Huwaithib bin Abdul 'Uzza] telah mengabarkan kepadanya [Abdullah bin As Sa'di] telah mengabarkan kepadanya bahwa ia telah datang kepada Umar bin Al Khathab pada masa kekhilafahannya, lalu [Umar] berkata; Benarkah berita yang sampai kepadaku, bahwa engkau mengurusi beberapa pekerjaan manusia, kemudian apabila engkau diberi uang, maka engkau tidak menginginkannya. Ia berkata; maka aku katakan; "Iya". Umar bertanya; "Apa yang kamu inginkan dengan melakukan hal tersebut?" Maka saya katakan; "Saya memiliki beberapa ekor kuda, serta beberapa sahaya dan aku dalam keadaan baik. Saya ingin amalanku menjadi sedekah kepada orang-orang muslim. Maka Umar berkata kepadanya; "Janganlah engkau melakukan hal tersebut, sesungguhnya aku pernah berkeinginan seperti yang engkau inginkan. Dahulu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memberikan pemberian kepadaku lalu aku katakan; berikan kepada orang yang lebih membutuhkannya daripada diriku. Hingga beliau suatu kali beliau memberiku harta, lalu saya katakan; berikan kepada orang yang lebih membutuhkannya daripada diriku. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ambillah kemudian kembangkan dan sedekahkan, apa yang datang kepadamu dari harta ini sedang engkau tidak tamak dan tidak meminta maka ambillah dan yang tidak demikian maka jangan engkau perturutkan dirimu."

nasai:2560

Telah mengabarkan kepada kami [Abdah bin Abdullah Ash Shaffar Al Bashri], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Suwaid yaitu Ibnu 'Amr Al Kalbi] dari [Zuhair], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Suhail] dari [Sumay] dari [Abu Shaleh] dari [Abu Hurairah], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Haji yang mabrur tidak ada balasan baginya kecuali Surga, dan umrah satu hingga umrah yang lain merupakan penghapus dosa diantara keduanya."

nasai:2575

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaiabah bin Sa'id] dari [Malik] dari [Sumay] dari [Abu Shaleh] dari [Abu Hurairah], ia berkata Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda; "Umrah satu hingga umrah yang lain adalah penghapus dosa antara keduanya, dan haji mabrur tidak ada balasan baginya kecuali Surga."

nasai:2582

Telah mengabarkan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Mujahid] dari [Yusuf bin Az Zubair] dari [Abdullah bin Az Zubair], ia berkata; "Seorang laki-laki dari Suku Khats'am menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata; ayahku adalah orang yang sudah tua, tidak mampu untuk berkendaraan, dan ia telah mendapatkan kewajiban Allah untuk berhaji. Maka sahkah saya berhaji untuknya? Beliau menjawab: "Apakah engkau adalah anaknya yang paling tua?" Orang tersebut berkata; "Iya". Maka beliau bersabda: "Bagaimana pendapatmu seandainya ia memiliki hutang, apakah engkau akan membayarnya?" Orang tersebut menjawab; "Iya". Beliau bersabda: "Maka berhajilah untuknya."

nasai:2590

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Salamah] serta [Al Harits bin Miskin] dengan membacakan riwayat dan saya mendengar, dari [Ibnu Al Qasim], ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Sulaiman bin Yasar] dari [Abdullah bin Abbas], ia berkata; dahulu Al Fadhl bin Abbas pernah membonceng Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian datanglah seorang wanita dari Suku Khats'am yang bertanya kepada beliau, dan Al Fadhl melihat kepada wanita tersebut, dan iapun melihat kepadanya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memalingkan wajah Al Fadhl ke sisi yang lain. Wanita tersebut berkata; "Wahai Rasulullah, sesungguhnya kewajiban berhaji yang Allah wajibkan kepada para hambanya telah menjumpai ayahku yang tua renta, tidak mampu untuk tegar di atas kendaraan. Maka apakah boleh saya berhaji untuknya? beliau menjawab: "Ya." Dan hal tersebut terjadi di saat haji wada'.

nasai:2593

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Muhammad bin 'Uqbah] dari [Kuraib] dari [Ibnu Abbas] bahwa terdapat seorang wanita yang mengangkat bayinya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata; wahai Rasulullah, apakah anak ini boleh melakukan haji? Maka beliau bersabda: "Iya dan engkau mendapatkan pahala."

nasai:2597

Telah telah mengabarkan kepada kami ['Amr bin Manshur], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Ibrahim bin 'Uqbah] dari [Kuraib] dari [Ibnu Abbas], ia berkata; terdapat seorang wanita mengangkat seorang bayi kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata; apakah anak ini boleh untuk melakukan haji? Maka beliau bersabda: "Iya, dan engkau mendapatkan pahala."

nasai:2599

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dari [Malik] dari [Zaid bin Aslam] dari [Ibrahim bin Abdullah bin Hunain] dari [bapaknya] dari Abdullah bin Abbas serta Al Miswar bin Makhramah bahwa keduanya berselisih di Abwa`. Ibnu Abbas berkata; orang yang berihram membasuh kepalanya, sedangkan Al Miswar mengatakan; ia tidak membasuh kepalanya. Kemudian Ibnu Abbas mengirimku untuk pergi menemui Abu Ayyub Al Anshari untuk menanyakan mengenai hal tersebut, lalu aku mendapatinya sedang mandi di antara dua sisi sumur, bertutupkan kain. Kemudian saya mengucapkan salam kepadanya, dan berkata; Ibnu Abbas telah mengirimku kepada anda untuk bertanya kepada anda bagaimana dahulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membasuh kepalanya sedang beliau dalam keadaan melakukan ihram. Maka [Abu Ayyub] meletakkan tangannya pada kain lalu merendahkannya hingga kepalanya kelihatan, kemudian berkata kepada seseorang agar menyiram kepalanya kemudian ia menggerakkan kepadanya dengan kedua tangannya, lalu menggerakkan keduanya ke depan dan ke belakang, dan berkata; beginilah saya melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melakukan.

nasai:2617

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Qudamah], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Ibrahim] dari [Al Aswad] dari [Aisyah], ia berkata; "Sepertinya saya melihat kilauan minyak wangi pada kepala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang beliau dalam keadaan berihram.

nasai:2647

Telah mengabarkan kepada kami [Mahmud bin Ghailan], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Daud], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Syu'bah] dari [Manshur] dari [Ibrahim] dari [Al Aswad] dari [Aisyah], ia berkata; saya pernah melihat kilauan minyak wangi pada pangkal rambut Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang beliau dalam keadaan berihram.

nasai:2648

Telah mengabarkan kepada kami [Humaid bin Mas'adah], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Bisyr yaitu Ibnu Al Mufadhdhal], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al Hakam] dari [Ibrahim] dari [Al Aswad] dari [Aisyah], ia berkata; sepertinya saya melihat kilauan minyak wangi pada tempat belahan rambut kepala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang beliau dalam keadaan berihram.

nasai:2649

Telah mengabarkan kepada kami [Hannad bin As Sari] dari [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari [Al Aswad] dari [Aisyah], ia berkata; sepertinya saya melihat kilauan minyak wangi pada tempat belahan rambut Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang beliau dalam keadaan mengucapkan do'a talbiyah.

nasai:2651

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Al Mubarak Al Mukharrimi], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hujain bin Al Mutsanna], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari [Salim bin Abdullah] bahwa [Abdullah bin Umar] radliallahu 'anhuma berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melakukan haji tamattu' pada saat haji wada' dengan umrah hingga haji, dan beliau berkorban dan mengikutsertakan hewan kurbannya di Dzul Hulaifah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam muncul kemudian mengucapkan do'a talbiyah untuk melakukan umrah kemudian mengucapkan do'a talbiyah untuk melakukan haji, dan orang-orang melakukan haji tamattu' bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan umrah haji. Diantara manusia ada yang berkorban dan membawa hewan kurban, dan diantara mereka ada yang tidak berkorban, kemudian tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tiba di Makkah, beliau bersabda kepada manusia: "Siapa diantara kalian membawa binatang kurban, segala yang diharamkan baginya belum halal hingga ia menuntaskan hajinya. Sebaliknya siapa yang tidak membawa binatang kurban, hendaklah ia thawaf di baitullah dan sai antara shafa-marwa, memendekkan rambutnya dan bertahallul, kemudian mengucapkan talbiyah untuk haji, kemudian berkurban. Siapa yang tidak mendapat binatang kurban, berpuasalah tiga hari saat haji dan tujuh hari saat pulang menemui keluarganya. Lantas Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam melakukan thawaf saat tiba di Makkah, dan pertama-tama yang beliau lakukan adalah meng-istilami rukun Yamani. Kemudian beliau berlari-lari kecil tiga putaran dari ketujuh putaran yang ada, dan beliau berjalan biasa pada empat putaran berikutnya. Kemudian ia ruku` saat menyelesaikan thawafnya di baitullah. Lantas ia shalat dua rakaat di maqam Ibrahim, kemudian mengucapkan salam, dan berangkat mendatangi shafa-marwa tujuh kali. Lantas ia belum menghalalkan segala yang diharamkannya hingga menuntaskan hajinya dan menyembelih binatang kurban dihari idul adha. Lantas ia keluar untuk thawaf ifadhah, dan thawaf di baitullah. Kemudian menghalalkan segala yang diharamkan baginya, Kemudian orang-orang yang telah menyembelih binatang kurban atau menuntun binatang kurban mengerjakan seperti yang dikerjakan Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam.

nasai:2682

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Muhammad bin Abdullah bin Al Harits bin Naufal bin Al Harits bin Abdul Muththalib] bahwa ia menceritakan kepadanya bahwa ia pernah mendengar Sa'd bin Abi Waqqash serta Adh Dhahak bin Qais pada tahun Mu'awiyah bin Abi Sufyan menunaikan haji, mereka berdua menyebutkan haji tamattu' dengan melakukan umrah hingga haji. Adh Dhahak berkata; tidak ada yang melakukan hal tersebut kecuali orang yang jahil terhadap perintah Allah ta'ala, maka Sa'd berkata; betapa buruknya apa yang engkau katakan wahai anak saudaraku. Adh Dhahak berkata; Umar bin Al Khathab melarang hal tersebut. Maka [Sa'ad] berkata; hal itu dilakukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan telah kami lakukan bersamanya.

nasai:2684

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Abdul Hakam] dari [Syu'aib], telah memberitakan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu Al Had] dari [Ja'far bin Muhammad] dari [bapaknya] dari [Jabir bin Abdullah], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bermukim sembilan tahun dan belum melakukan haji, kemudian mengumumkan diantara manusia untuk melakukan haji. Maka tidak ada seorangpun yang mampu untuk datang dengan berkendaraan serta berjalan kaki kecuali ia akan datang, maka manusia saling bertemu untuk berangkat bersamanya hingga beliau sampai di Dzul Hulaifah. Kemudian Asma` binti 'Umais melahirkan Muhammad bin Abu Bakr. Lalu Asma` mengirim utusan untuk bertanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Mandi, dan balutlah dengan kain, kemudian mengucapkan doa talbiyah lah." Lalu Asma`pun melakukannya.

nasai:2711

Telah mengabarkan kepada kami [Ali bin Hujr], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Isma'il yaitu Ibnu Ja'far], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin Muhammad] dari [bapaknya] dari [Jabir] radliallahu 'anhu, ia berkata; Asma` binti 'Umais melahirkan Muhammad bn Abu Bakr, kemudian ia mengutus utusan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk menanyakan kepadanya, bagaimana ia berbuat. Lalu beliau memerintahkannya untuk mandi dan membalut dengan kainnya dan mengucapkan doa talbiyah.

nasai:2712

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Abu Az Zubair] dari [Jabir bin Abdullah], ia berkata; kami datang dengan mengucapkan doa talbiyah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk melakukan haji tersendiri, dan Aisyah mengucapkan doa talbiyah untuk melakukan umrah hingga ketika kami berada di Sarif, ia mengalami haid hingga setelah datang kami melakukan thawaf di Ka'bah, serta Shafa dan Marwah. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kami agar diantara kami yang belum membawa hewan kurban untuk bertahallul. Jabir berkata; lalu katakan; tahallul apa? Maka beliau menjawab: "Tahallul menyeluruh." Kemudian kami melakukan hubungan dengan isteri-isteri kami dan memakai minyak wangi serta memakai pakaian. Dan tidak ada jarak antara kami dan Arafah kecuali empat malam, lalu kami mengucapkan doa talbiyah pada hari Tarwiyah, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menemui Aisyah dan mendapatinya dalam keadaan menangis. Lalu beliau bertanya: "Ada apa dengan dirimu?" Aisyah menjawab; saya mengalami haid, sedangkan orang-orang telah bertahallul, dan saya belum bertahallul dan belum melakukan thawaf di Ka'bah. Orang-orang telah pergi melakukan haji sekarang. Maka beliau bersabda: "Ini adalah perkara yang Allah tetapkan kepada anak-anak wanita Adam, maka mandilah dan mengucapkan doa talbiyah lah untuk melakukan haji. Lalu Aisyah melakukannya dan berhenti di beberapa tempat berhenti hingga setelah suci ia melakukan thawaf di Ka'bah, serta Shafa dan Marwah. Kemudian beliau bersabda: "Engkau telah bertahallul dari haji dan umrahmu secara bersama." Kemudian ia berkata; wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, saya merasakan dalam diriku bahwa saya belum melakukan thawaf di Ka'bah, hingga melakukan haji. Maka beliau bersabda: "Wahai Abdur Rahman, pergilah bersamanya dan umrahkanlah ia dari Tan'im." Dan hal itu terjadi pada malam ketika mereka bermalam di tempat yang berkerikil.

nasai:2713

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Salamah] serta [Al Harits bin Miskin] dan lafazhnya adalah lafazh Al Harits, dari [Ibnu Al Qasim], ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah bin Az Zubair] dari [Aisyah], ia berkata; kami berangkat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada saat haji Wada`, lalu kami mengucapkan doa talbiyah untuk melakukan umrah, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa yang memiliki hewan kurban, hendaknya ia mengucapkan doa talbiyah untuk melakukan haji dan umrah, kemudian tidak bertahallul hingga bertahallul dari keduanya secara bersama. Lalu saya datang ke Mekkah dalam keadaan mengalami haid, sehingga saya tidak melakukan thawaf di Ka'bah dan antara Shafa serta Marwah. Kemudian saya melaporkan hal tersebut kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau bersabda: "Uraikan rambutmu dan sisirlah serta mengucapkan doa talbiyah lah untuk melakukan haji dan tinggalkan umrah." Lalu saya melakukannya, kemudian setelah saya menyelesaikan haji Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengirimku bersama Abdur Rahman bin Abu Bakr menuju Tan'im, lalu saya melakukan umrah. Beliau bersabda: "Ini adalah tempat umrahmu." Lalu orang-orang yang telah mengucapkan doa talbiyah untuk melakukan umrah melakukan thawaf di Ka'bah serta diantara Shafa dan Marwah. Kemudian mereka bertahallul, dan melakukan thawaf yang lain setelah kembali dari Mina untuk melakukan haji mereka. Adapun orang yang telah menggabung antara haji dan umrah, maka mereka melakukan satu Thawaf.

nasai:2714

Telah mengabarkan kepadaku [Imran bin Yazid], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Syu'aib], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Ibnu Juraij], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Abu Az Zubair] bahwa ia telah mendengar [Thawus] serta [Ikrimah], mereka mengabarkan dari [Ibnu Abbas], ia berkata; Dhuba'ah binti Az Zubair datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata; wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sesungguhnya saya adalah wanita yang berat, dan saya hendak melakukan haji. Maka bagaimana anda memerintahkan saya untuk mengucapkan doa talbiyah? Maka beliau menjawab: " mengucapkan doa talbiyah lah, dan ucapkan syarat: inna mahallii haitsu habasanii.

nasai:2717

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin Harb], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Qasim yaitu Ibnu Yazid], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Aflah] dari [Al Qasim bin Muhammad] dari [Aisyah], ia berkata; menganyam beberapa kalung budn Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan kedua tanganku, kemudian beliau mengalunginya dan melukainya sebagai pertanda hewan kurban serta menghadapkannya ke Ka'bah, serta mengirimkannya. Beliau bermukim dan tidak ada sesuatupun yang haram baginya yang dahulunya halal baginya.

nasai:2733

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Qudamah] dari [Jarir] dari [Manshur] dari [Ibrahim] dari [Al Aswad] dari [Aisyah], ia berkata; kami pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan tidak terlihat kecuali melakukan haji, kemudian tatkala telah sampai di Mekkah, kami melakukan thawaf di Ka'bah, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan orang yang belium membawa hewan kurban untuk bertahallul, maka bertahallullah orang yang belum membawa hewan kurban, dan para isteri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam belum membawa hewan kurban sehingga mereka bertahallul. Aisyah berkata; lalu saya mengalami haid, sehingga tidak melakukan thawaf di Ka'bah. Kemudian ketika pada malam bermalam di daerah yang berkerikil saya berkata; wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam orang-orang pulang dengan membawa umrah dan haji, sedang saya pulang hanya dengan membawa haji. Maka beliau bersabda: "Apakah engkau tidak melakukan thawaf pada malam-malam kita datang di Mekkah?" Saya katakan; tidak. Beliau bersabda: "Pergilah bersama saudaramu menuju Tan'im kemudian mengucapkan doa talbiyah lah untuk melakukan umrah, dan tempat yang dijanjikan bagimu adalah ini, dan ini."

nasai:2753

Telah mengabarkan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu 'Ulaiyyah] dari [Ibnu Juraij], ia berkata; telah mengabarkan kepadaku ['Atho`] dari [Jabir], ia berkata; kami para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan do'a talbiyah untuk melakukan haji secara murni tidak disertai yang lainnya, murni hanya itu semata. Kemudian kami sampai di Mekkah pada pagi keempat dari Dzul Hijjah. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kami, beliau bersabda: "Bertahallullah, dan jadikan haji tersebut sebagai umrah." Kemudian sampai kepada beliau bahwa kami mengatakan suatu hal. Setelah tidak ada jarak antara kita dengan Arafah kecuali lima, beliau memerintahkan kita untuk bertahallul, sehingga kita kembali ke Mina dan kemaluan-kemaluan kita meneteskan mani. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berdiri kemudian berkhutbah kepada kami, lalu beliau bersabda: "Sungguh telah sampai berita kepadaku apa yang kalian katakan, dan sesungguhnya saya adalah orang yang paling berbakti dan paling bertakwa diantara kalian. Seandainya tidak ada hewan kurban maka niscaya aku akan bertahallul, jika nampak bagiku perkaraku ini sebelumnya maka saya tidak membawa hewan kurban." Jabir berkata; dan kemudian Ali datang dari Yaman, lalu beliau bersabda: "Bagaimana engkau mengucapkan doa talbiyah?" Ia menjawab; dengan do'a talbiyah yang dilakukan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Maka beliau bersabda: "Berkurbanlah dan tinggallah dalam keadaan tetap berihram sebagaimana engkau sekarang." Jabir berkata; dan Suraqah bin Malik bin Ju'syam berkata; "Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bagaimana pendapat anda, apakah umrah kami ini hanya untuk tahun ini saja atau untuk selamanya?" Beliau menjawab: "Untuk selamanya."

nasai:2755

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Qudamah], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Al Hakam] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas], ia berkata; Ash Sha'b bin Jatstsamah telah memberi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hadiah kaki keledai liar yang masih meneteskan darah, sedang beliau dalam keadaan berihram dan berada di Qudaid, kemudian beliau mengembalikannya.

nasai:2773

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Abdul A'la], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Khalid], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari [Abdullah bin Abu Qatadah], ia berkata; [ayahku] pernah pergi bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada tahun Al Hudaibiyah, kemudian para sahabatnya melakukan ihram dan ia tidak berihram. Ia berkata; di saat saya bersama para sahabatku, sebagian mereka tertawa kepada sebagian yang lain, kemudian saya lihat ternyata terdapat keledai liar. Maka saya menusuknya dan meminta bantuan kepada mereka, namun mereka menolak untuk membantuku. Lalu kami memakan sebagian dagingnya dan khawatir tertinggal, maka saya mencari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sesekali saya larikan kudaku dengan cepat dan sesekali saya berjalan. Lalu saya berjumpa dengan seorang laki-laki dari Suku Ghifar pada tengah malam, kemudian saya katakan; dimana engkau tinggalkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? Ia berkata; saya meninggalkannya dalam keadaan minum di tengah hari. Lalu saya menyusulnya, dan mengatakan; wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, para sahabatmu mengucapkan salam dan rahmat Allah kepadamu, dan mereka khawatir terputus darimu, maka tungguhlah mereka. Kemudian saya katakan; wahai Rasulullah, saya telah mendapatkan keledai liar dan sebagiannya ada padaku. Kemudian beliau bersabda kepada orang-orang: "Makanlah!" sedang mereka dalam keadaan berihram.

nasai:2775

Telah memberitakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Yazid] dari [Sufyan] dari [Ayyub bin Musa] dari [Nubaih bin Wahb], ia berkata; Umar bin 'Ubaidullah bin Ma'mar mengirim utusan kepada Aban bin Usman bertanya kepadanya; apakah orang yang berihram boleh menikah? Kemudian [Aban] menjawab; [Usman bin Affan] telah menceritakan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak boleh orang yang berihram menikah, dan melamar."

nasai:2795

Telah mengabarkan kepada kami ['Abdah bin Abdullah], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Suwaid], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Zuhair], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Musa bin 'Uqbah], ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Nafi'] bahwa [Abdullah bin Umar] menceritakan kepadanya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah singgah di Dzu Thuwa dan bermalam padanya hingga melakukan shalat Subuh di saat datang ke Mekkah. Dan tempat shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tersebut berada di atas anak bukit yang keras, bukan di masjid yang dibangun di sana, akan tetapi lebih rendah dari hal itu di atas anak bukit kasar dan keras.

nasai:2813

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Qudamah] dari [Jarir] dari [Manshur] dari [Mujahid] dari [Thawus] dari [Ibnu Abbas], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada saat penaklukan Mekkah bersabda: "Negeri ini telah Allah haramkan semenjak Dia menciptakan langit dan bumi, ia adalah haram dengan keharaman dari Allah hingga Hari Kiamat, tidak boleh durinya dicabut, tidak boleh hewan buruannya diusir, barang temuannya tidak boleh diambil kecuali bagi orang yang hendak mengumumkannya, dan tidak boleh dicabut tanamannya." Ibnu Abbas berkata; wahai Rasulullah, kecuali Idzkhir. Maka beliau menyebutkan suatu kata yang maknanya adalah kecuali Idzkhir.

nasai:2825

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Sa'id bin Abi Sa'id] dari [Abu Syuraih] bahwa ia berkata kepada 'Amr bin Sa'id, ia mengirim beberapa utusan ke Mekkah; izinkan saya wahai panglima untuk bercerita kepadamu suatu perkataan yang dikatakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sehari setelah hari penaklukan Mekkah yang telah didengar kedua telingaku, difahami oleh hatiku, dan dilihat oleh kedua mataku, di saat mengatakannya beliau memuji Allah, kemudian bersabda: "Sesungguhnya Mekkah telah Allah haramkan dan tidak diharamkan oleh manusia, dan tidak halal bagi seorangpun yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir untuk menumpahkan darah padanya, dan memotong pohon, apabila ada seseorang yang beralasan dengan peperangan yang dilakukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam padanya maka katakan kepadanya; sesungguhnya Allah telah mengizinkan bagi rasul-Nya dan tidak mengizinkan bagi kalian. Sesungguhnya Allah telah mengizinkan bagiku sesaat pada waktu siang, dan sekarang keharamannya telah kembali seperti keharamannya pada hari kemarin. Hendaknya orang yang hadir menyampaikan kepada orang yang tidak hadir."

nasai:2827

Telah mengabarkan kepada kami [Sa'id bin Abdur Rahman], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Amr] dari ['Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Mekkah ini telah Allah 'azza wajalla haramkan pada hari Dia menciptakan langit dan bumi, tidak halal bagi seorangpun sebelumku dan sesudahku. Ia halal bagiku sesaat pada waktu siang dan ia pada saat ini adalah haram dengan keharaman dari Allah hingga Hari Kiamat, tidak boleh dipotong rumputnya dan tidak boleh ditebang pohonnya, tidak boleh diusir hewan buruannya, dan tidak halal barang temuannya kecuali bagi orang yang akan mengumumkannya." Kemudian Al Abbas yang merupakan orang yang berpengalaman berdiri kemudian berkata; kecuali Al Idzkhir, sesungguhnya ia untuk rumah dan kuburan kami. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kecuali Al Idzkhir."

nasai:2843

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Abdullah Al A'la], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Khalid], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu 'Aun] dari [Nafi'] dari [Abdullah bin Umar] bahwa ia telah sampai ke Ka'bah, sedang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, [Bilal], [Usamah bin Zaid] telah memasukinya, dan [Usman bin Thalhah] menutup mereka, maka mereka tinggal di Ka'bah beberapa saat. Kemudian ia membuka pintu lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam keluar, saya menaiki anak tangga dan memasuki Ka'bah, kemudian berkata; dimanakah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melakukan shalat? Mereka menjawab; di sini. Dan saya lupa untuk bertanya kepada mereka berapa rekaat beliau melakukan shalat di Ka'bah.

nasai:2856

Telah mengabarkan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdul Malik bin Abi Sulaiman], ia berkata; telah menceritakan kepada kami ['Atho`] dari [Usamah bin Zaid] bahwa ia pernah memasuki Ka'bah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian beliau memerintahkan Bilal untuk menutup pintu, pada saat itu Ka'bah berada di atas enam tiang, kemudian beliau berjalan hingga setelah sampai tempat diantara dua tiang yang terletak setelah pintu Ka'bah beliau duduk kemudian memuji Allah dan memohon serta beristighfar. Kemudian beliau berdiri hingga setelah sampai bagian belakang Ka'bah dihadapannya beliau meletakkan wajah, serta pipinya di atasnya, dan memuji Allah, memohon kepada-Nya serta beristighfar. Kemudian beliau menuju setiap rukun Ka'bah, lalu menghadap kepadanya dengan mengucapkan takbir, mengucapkan talbiyah, tasbih, memuji kepada Allah, memohon serta beristighfar, kemudian beliau keluar lalu melakukan shalat dua rekaat menghadap ke arah Ka'bah lalu pergi dan mengatakan: "Ini adalah Kiblat, ini adalah Kiblat."

nasai:2865

Telah mengabarkan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Husyaim], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Abdul Malik] dari ['Atho`] dari [Usamah bin Zaid], ia berkata; saya pernah memasuki Ka'bah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian beliau duduk dan memuji Allah, bertakbir serta mengucapkan talbiyah. Kemudian beliau pergi kesisi Ka'bah di depannya, lalu meletakkan dada, pipi, serta kedua tangannya diatasnya. Kemudian beliau bertakbir, mengucapkan talbiyah, serta berdoa, beliau melakukan hal tersebut pada seluruh rukun. Kemudian beliau keluar dan menghadap Kiblat, sedangkan beliau berada di depan pintu. Lalu beliau bersabda: "Ini adalah Kiblat, ini adalah Kiblat."

nasai:2866

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Salamah] serta [Al Harits bin Miskin] dengan membacakan riwayat dan saya mendengar, dari [Ibnul Qasim], ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Muhammad bin Abdur Rahman bin Naufal] dari ['Urwah] dari [Zainab binti Abi Salamah] dari [Ummu Salamah], ia berkata; saya pernah mengadu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bahwa saya sedang sakit. Kemudian beliau bersabda: "Berthawaflah di belakang manusia dalam keadaan berkendaraan." Maka saya melakukan thawaf dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang melakukan shalat di samping Ka'bah membaca WATH THUUR WA KITAABIN MASTHUUR."

nasai:2876

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin Al Azhar], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah Al Anshari], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Asy'ats] dari [Al Hasan] dari [Anas], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar dan kami keluar bersamanya, tatkala sampai di Dzal Hulaifah, beliau melakukan shalat Zhuhur kemudian mengendarai kendaraannya. Dan setelah berada di atas Al Baida` beliau mengucapkan talbiyah untuk melakukan haji, serta umrah bersamaan. Lalu kami mengucapkan talbiyah bersamanya, kemudian setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sampai Mekkah dan kami telah melakukan thawaf, beliau memerintahkan manusia untuk bertahallul. Lalu orang-orang merasa enggan, maka beliau bersabda: "Seandainya saya tidak membawa hewan kurban niscaya saya akan bertahallul." Lalu orang-orangpun bertahallul hingga halal untuk mendatangi isteri-isteri mereka, sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam belum halal dan belum memotong rambut hingga hari penyembelihan kurban.

nasai:2882

Telah mengabarkan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Isa bin Yunus] serta [Jarir] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari ['Abis bin Rabi'ah], ia berkata; saya pernah melihat [Umar] mendatangi Hajar Aswad kemudian berkata; sungguh saya mengetahui bahwa engkau hanyalah batu, dan seandainya saya tidak melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menciummu maka saya tidak akan menciummu. Kemudian ia mendekatinya dan menciumnya.

nasai:2888

Telah mengabarkan kepada kami [Abdul A'la bin Washil bin Abdul A'la], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Adam] dari [Sufyan] dari [Ja'far bin Muhammad] dari [ayahnya] dari [Jabir], ia berkata; tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang ke Mekkah, beliau memasuki masjid lalu meng-istilami Hajar Aswad, kemudian berjalan ke kanannya dan berjalan cepat tiga kali, serta berjalan biasa empat kali, kemudian beliau mendatangi Maqam seraya mengucapkan: "Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim tempat shalat." Kemudian beliau melakukan shalat dua rekaat, sedangkan Maqam berada diantara beliau dan Ka'bah, kemudian beliau mendatangi Ka'bah setelah melakukan shalat dua rekaat, lalu meng-istilami Hajar kemudian keluar menuju Shafa.

nasai:2890

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Salamah] serta [Al Harits bin Miskin] dengan membaca riwayat dan saya mendengar, dari [Ibnu Al Qasim], ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Ja'far bin Muhammad] dari [ayahnya] dari [Jabir bin Abdullah], ia berkata; saya melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berjalan cepat dari satu Hijir kepada Hijir yang lain hingga sampai kepadanya sebanyak tiga kali putaran.

nasai:2895

Telah mengabarkan kepada kami [Bisyr bin Hilal], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Abdul Warits] dari [Khalid] dari ['Ikrimah] dari [Abdullah bin Abbas] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melakukan thawaf di Ka'bah di atas kendaraan, apabila telah sampai di rukun beliau memberi isyarat kepadanya.

nasai:2906

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Basysyar], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad] serta [Utsman bin Umar] mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al Mughirah] dari [Asy Sya'bi] dari [Al Muaharrar bin Abu Hurairah] dari [ayahnya], ia berkata; saya pernah datang bersama Ali bin Abi Thalib ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengirimnya kepada penduduk Mekkah untuk membacarakan ayat Bara-ah. Al Muharrar berkata; apa yang dahulu kalian serukan? Abu Hurairah berkata; kami menyeru bahwa tidak akan masuk Surga kecuali jiwa yang beriman, dan tidak boleh melakukan thawaf di Ka'bah orang yang telanjang, dan barang siapa yang antara dirinya dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terdapat perjanjian maka masanya hingga empat bulan, kemudian apabila telah berlalu empat bulan maka Allah dan Rasulullah -Nya berlepas diri dari orang-orang musyrik. Dan tidak boleh orang musyrik melakukan haji setelah tahun ini. Saya menyeru hingga suaraku menjadi serak.

nasai:2909

Telah mengabarkan kepada kami ['Amr bin Utsman bin Sa'id bin Katsir bin Dinar] dari [Al Walid] dari [Malik] dari [Ja'far bin Muhammad] dari [ayahnya] dari [Jabir bin Abdullah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tatkala sampai ke Maqam Ibrahim beliau membaca: WATTAKHIDZUU MIN MAQAAMI IBRAAHIIMA MUSHALLAA, kemudian beliau melakukan shalat dua rakaat dan membaca surat Al Fatihah, dan QUL WUHALLAAHU AHAD. Kemudian beliau kembali ke rukun dan meng-istilaminya lalu keluar menuju Shafa.

nasai:2914

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Basysyar], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Amr bin Dinar], ia berkata; saya mendengar [Ibnu Umar] berkata; tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang ke Mekkah beliau melakukan thawaf di Ka'bah tujuh kali, kemudian melakukan shalat di belakang Maqam dua rakaat, lalu berangkat ke Shafa melalui pintu keluar maqam Ibrahim, dan melakukan thawaf di Shafa-Marwah. [Syu'bah] berkata; telah memberitakan kepadaku [Ayyub] dari ['Amr bin Dinar] dari [Ibnu Umar] bahwa ia berkata; sunnah.

nasai:2917

Telah mengabarkan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Ja'far bin Muhammad], ia berkata; telah menceritakan kepadaku [ayahku], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Jabir], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar menuju Shafa dan mengatakan: "Kita memulai dengan apa yang dimulai Allah." Kemudian beliau membaca INNASH SHAFAA WAL MARWATA MIN SYA'AAIRILLAAH.

nasai:2921

Telah mengabarkan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin Muhammad], ia berkata; telah menceritakan kepadaku [ayahku], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Jabir] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menaiki Shafa dan Marwah hingga dapat melihat Ka'bah, dan beliau bertakbir.

nasai:2922

Telah mengabarkan kepada kami [Ali bin Hujr], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Isma'il], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Ja'far bin Muhammad] dari [ayahnya] dari [Jabir] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pergi ke Shafa lalu menaikinya hingga nampak baginya Ka'bah, kemudian mentauhidkan Allah 'azza wajalla, dan bertakbir, beliau mengucapkan: LAA ILAAHA ILLALLAAHU WAHDAHU LAA SYARIIKA LAHU LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU YUHYII WA YUMIITU WA HUWA 'ALAA KULLI SYAI IN QADIIR, kemudian berjalan hingga setelah kedua telapak kakinya turun, beliau melakukan sa'i hingga apabila kedua telapak kakinya telah naik beliau berjalan hingga sampai ke Marwah, lalu melakukan padanya sebagaimana yang telah beliau lakukan di Shafa hingga menyelesaikan thawafnya.

nasai:2935

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Al Mubarak], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Hisyam], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Wuhaib bin Khalid] dari [Manshur bin Abdur Rahman] dari [ibunya] dari [Asma` binti Abu Bakr], ia berkata; kami datang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan mengucapkan do'a talbiyah untuk melakukan haji. Kemudian setelah mendekati Mekkah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa yang tidak membawa hewan kurban maka hendaknya ia bertahallul dan barang siapa yang membawa hewan kurban maka hendaknya ia tetap berada dalam ihramnya." Aisyah berkata; dan Az Zubair membawa hewan kurban, sehingga ia tetap berada dalam ihramnya sedang saya tidak membawa hewan kurban, sehingga saya bertahallul lalu memakai pakaianku, dan memakai minyak wangiku. Kemudian saya duduk dekat dengan Az Zubair, lalu ia berkata; mundurlah dariku. Maka saya katakan; apakah engkau khawatir saya meloncat kepadamu?

nasai:2942

Telah mengabarkan kepada kami [Yahya bin Habib bin 'Arabi], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Yahya bin Sa'id Al Anshari] dari [Abdullah bin Abu Salamah] dari [Ibnu Umar], ia berkata; kami pergi bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari Mina menuju Arafah, kemudian diantara kami ada yang mengucapkan talbiyah dan ada yang bertakbir.

nasai:2948

Telah mengabarkan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim Ad Dauraqi], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Husyaim], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Abdullah bin Abi Salamah] dari [Ibnu Umar], ia berkata; kami pergi bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menuju Arafah, kemudian diantara kami ada yang mengucapkan talbiyah dan ada yang bertakbir.

nasai:2949

Telah mengabarkan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Al Mulai yaitu Abu Nu'aim Al Fadhl bin Dukain], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Malik], ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Bakr Ats Tsaqafi], ia berkata; saya berkata kepada [Anas] dan kami sedang pergi dari Mina menuju Arafah; apakah yang dahulu kalian lakukan di saat bertalbiyah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada hari ini? Ia berkata; dahulu orang yang bertalbiyah mengucapkan talbiyah dan tidak diingkari dan orang yang bertakbir mengucapkan takbir pun tidak diingkari.

nasai:2950

Telah mengabarkan kepada kami [Yunus bin Abdul A'la] emngatakan, telah mengabariku [Asyhab] mengatakan, telah mengabariku [Malik], bahwa [Ibnu Syihab] menceritainya dari [Salim bin Abdullah] ia berkata; Pernah Abdul Malik bin Marwan mengirim surat kepada Hajjaj bin Yusuf memerintahkannya agar ia tidak menyelisihi [Ibnu Umar] pada masalah haji. Ketika hari Arafah Ibnu Umar mendatanginya ketika matahari tergelincir dan aku bersamanya, lalu ia menyeru disisi kemahnya 'dimana ini'?, lalu Hajjaj keluar kepadanya dengan selimut tebal dan berkata 'apa yang terjadi denganmu hai Abu Abdurrahman? ', ia menjawab 'Beranjaklah jika engkau ingin menjalankan sunnah! ', ia berkata kepadanya, 'saat ini? ' Ia menjawab 'iya'. Lalu Ibnu Umar mengatakan 'Aku akan mengguyurkan air lalu keluar bersamamu'. Kemudian ia menunggunya hingga ia keluar lalu berjalan diantara aku dan ayahku, aku berkata 'Jika engkau ingin sesuai sunnah maka pendekkan khutbah dan bersegeralah wukuf', lalu ia menoleh kepada Ibn Umar agar ia mendengar hal itu, ketika Ibnu Umar melihatnya ia berkata 'ia benar.'

nasai:2955

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin 'Amr bin As Sarh], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Salim bin Abdullah] bahwa [Abdullah bin Umar] datang kepada Al Hajjaj bin Yusuf pada hari Arafah ketika matahari telah tergelincir, dan saya bersamanya. Kemudian ia berkata; pergilah apabila engkau menghendaki sunnah. Kemudian Al Hajjaj berkata; apakah pada saat ini? Ibnu Umar berkata; ya. Salim berkata; kemudian saya katakan kepada Al Hajjaj; apabila engkau ingin mendapatkan Sunnah pada hari ini, maka persingkatlah khutbah dan segerakan shalat. Kemudian Abdullah bin Umar berkata; ia benar.

nasai:2959

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Hatim], Ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hibban], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Abdullah] dari [Abdul Malik bin Abi Sulaiman] dari ['Atho`] dari [Ibnu Abbas] dari [Al Fadhl bin Abbas], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertolak dari Arafah memboncengkan Usamah bin Zaid, kemudian untanya berkeliling dan beliau mengangkat kedua tangannya tidak melebihi kepala, dan beliau terus berjalan dengan pelan hingga sampai Muzdalifah.

nasai:2967

Telah mengabarkan kepada kami [Abu Daud], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dari [Abu Az Zubair] dari [Jabir] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertolak dari 'Arafah dan bersabda: "Tenanglah wahai hamba Allah." Dan beliau berbicara dengan tangannya demikian, dan Ayyub memberikan isyarat dengan bagian dalam telapak tangannya menuju langit.

nasai:2972

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Ibrahim bin 'Uqbah] dari [Kuraib] dari [Usamah bin Zaid] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika bertolak dari Arafah beliau condong ke jalan bukit. Usamah berkata; maka saya katakan kepadanya; apakah anda melakukan shalat Maghrib? Beliau menjawab: "Mushalla ada di depanmu."

nasai:2974

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Hatim], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Hibban], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Abdullah] dari [Ibrahim bin 'Uqbah] bahwa [Kuraib] berkata; saya pernah bertanya kepada [Usamah bin Zaid], dan ia adalah orang yang dibonceng Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada sore Hari Arafah. Lalu saya katakan; bagaimana kalian berbuat? Ia berkata; kami datang dengan berjalan hingga sampai Muzdalifah, lalu beliau turun, dan melakukan shalat Maghrib kemudian mengirim utusan kepada manusia agar turun maka mereka turun di tempat-tempat mereka turun, dan tidak benar-benar turun hingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melakukan shalat Isya`akhir, kemudian orang-orang mereka benar-benar turun. Tatkala pagi hari saya pergi berjalan kaki diantara orang-orang Quraisy yang berjalan cepat dan beliau dibonceng Al Fadhl.

nasai:2981

Telah mengabarkan kepada kami ['Amru bin Ali], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Juraij], ia berkata; telah menceritakan kepada kami ['Atho`] dari [Salim bin Syawwal] bahwa [Ummu Habibah] mengabarkan kepadanya bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkannya untuk pergi pada malam hari dari Muzdalifah menuju Mina.

nasai:2985

Telah mengabarkan kepada kami [Abdul Jabbar bin Al 'Ala`] dari [Sufyan] dari ['Amr] dari [Salim bin Syawwal] dari [Ummu Habibah], ia berkata; kami pergi pada malam hari pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari Muzdalifah menuju Mina.

nasai:2986

Telah mengabarkan kepada kami [Ibrahim bin Harun], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hatim bin Isma'il], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin Muhammad bin Ali bin Husain] dari [ayahnya], ia berkata; kami pernah menemui [Jabir bin Abdullah], kemudian saya katakan; kabarkan kepadaku mengenai haji Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melempar Jumrah yang ada di sisi pohon dengan tujuh kerikil, dan beliau bertakbir bersamaan dengan setiap kerikil dari kerikil-kerikil tersebut yaitu kerikil untuk melempar, beliau melempar dari tengah bukit, kemudian bertolak menuju tempat penyembelihan kemudian beliau menyembelih.

nasai:3026

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ali bin Al Hasan bin Syaqiq], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [ayahku], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Al Husain bin Waqid] dari ['Amr bin Dinar] dari ['Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] bahwa Abdurrahman bin Auf dan beberapa temannya mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di Mekkah, mereka berkata; wahai Rasulullah, kami dahulu berada dalam kemuliaan ketika kami musyrik, kemudian tatkala kami beriman kami menjadi hina. Beliau bersabda: "Sesungguhnya saya diperintah untuk memaafkan maka janganlah kalian saling membunuh, ". Kemudian setelah Allah memindahkan kami ke Madinah beliau memerintah kami untuk berperang namun mereka enggan, lalu Allah 'azza wajalla menurunkan ayat ALAM TARA ILALLADZIINA QIILA LAHUM KUFFUU AIDIYAKUM WA AQIIMUSH SHALAAH.

nasai:3036

Telah mengabarkan kepada kami [Katsir bin 'Ubaid] dari [Muhammad bin Harb] dari [Az Zubaidi], dari [Az Zuhri] dari ['Ubaidullah bin Abdillah] dari [Abu Hurairah], ia berkata; tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meninggal dan Abu Bakr ditunjuk menjadi khalifah, serta telah kafir orang yang kafir dari kalangan orang-orang Arab, maka [Umar] berkata; wahai Abu Bakr, bagaimana engkau memerangi manusia sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Saya diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH barang siapa yang mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH, maka ia telah melindungi jiwa dan hartanya dariku kecuali dengan haknya dan perhitungannya kepada Allah." Maka [Abu Bakr] berkata; sungguh saya akan memerangi orang yang memisahkan antara shalat dan zakat, karena zakat adalah haknya harta. Demi Allah seandainya mereka menolak memberikan kepadaku satu anak kambing saja yang dahulunya mereka tunaikan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam niscaya saya memerangi mereka karena penolakan tersebut. Demi Allah, tidak lain kecuali saya melihat Allah 'azza wajalla telah melapangkan hati Abu Bakr untuk memerangi mereka dan saya tahu bahwa ia adalah yang benar.

nasai:3040

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Sufyan] serta [Syu'bah] mereka berdua berkata; telah menceritakan kepada kami [Habib bin Abi Tsabit] dari [Abu Al Abbas] dari [Abdullah bin 'Amr], ia berkata; telah datang seorang laki-laki kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meminta izin kepadanya untuk berjihad, lalu beliau bertanya: "Apakah kedua orang tuamu masih hidup?" Ia berkata; ya. Beliau bersabda: "Berjihadlah pada keduanya."

nasai:3052

Telah mengabarkan kepada kami ['Abdul Wahhab bin Abdul Hakam Al Warraq], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] dari [Ibnu Juraij], ia berkata; telah memberitakan kepadaku [Muhammad bin Thalhah yaitu Ibnu Abdullah bin Abdur Rahman] dari ayahnya yaitu [Thalhah] dari [Muawiyah bin Jahimah As Salami] bahwa Jahimah datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; wahai Rasulullah, saya ingin berperang dan datang untuk minta petunjukmu, beliau bertanya: "Apakah engkau masih memiliki ibu?" ia menjawab; ya, beliau bersabda: "Jagalah ia, karena surga itu dibawah kakinya."

nasai:3053

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Yazid bin Abi Habib] dari [Abu Al Khair] dari [Abul Khaththab] dari [Abu Sa'id Al Khudri], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada saat perang Tabuk berkhutbah kepada manusia, dan beliau menyandarkan punggungnya ke kendaraannya seraya bersabda: "Maukah saya kabarkan kepada kalian mengenai orang terbaik dan orang terburuk? Diantara orang terbaik adalah seorang laki-laki yang beramal di jalan Allah di atas kudanya atau untanya, atau berjalan kaki hingga datang kepadanya kematian. Dan diantara orang terburuk adalah pelaku dosa yang membaca Kitab Allah, namun ia tidak mau menghentikan keburukannya, atau menyesali atas kekhilafannya lalu meninggalkannya."

nasai:3055

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Salamah] serta [Al Harits bin Miskin] dengan membacakan riwayat dan saya mendengar, dari [Ibnu Al Qasim], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Malik] dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah 'azza wajalla menjamin orang yang berjuang di jalan-Nya, yang faktor keberangkatannya semata-mata berjuang di jalan-Nya serta membenarkan kalimat-Nya, untuk memasukkannya ke dalam Surga atau mengembalikannya ke tempat tinggalnya bersama pahala yang ia peroleh atau rampasan perang."

nasai:3071

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Sa'id] dari ['Atho` bin Mina`] sahaya Ibnu Abi Dzubab, ia telah mendengar [Abu Hurairah] berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah 'azza wajalla menjamin bagi orang yang berangkat di jalan-Nya, tidak ada yang memberangkatnya kecuali keimanan kepada-Ku, serta berjihad di jalan-Ku bahwa ia mendapatkan jaminan hingga Aku memasukkannya ke Surga karena salah satu dari dua tersebut. Baik ia terbunuh atau meninggal, atau Aku kembalikan dia ke tempat tinggalnya yang ia tinggalkan, dan mendapatkan pahala atau rampasan perang."

nasai:3072

Telah mengabarkan kepada kami ['Ubaidullah bin Sa'id], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Affan], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hammam], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Juhadah], ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Abu Hushain] bahwa [Dzakwan] menceritakan kepadanya bahwa [Abu Hurairah] telah menceritakan kepadanya, ia berkata; seorang laki-laki menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian berujar; Tunjukkan kepadaku suatu amalan yang sebanding dengan jihad. Beliau bersabda: "Saya tidak mendapatkannya, apakah engkau mampu apabila orang yang berjuang berangkat, engkau masuk ke dalam masjid kemudian melakukan shalat dan tidak berhenti, serta berpuasa dan tidak berbuka? Orang tersebut berkata; siapa yang mampu melakukan hal tersebut?

nasai:3077

Telah mengabarkan kepada kami [Isma'il bin Mas'ud], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Khalid], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] bahwa ['Amr bin Murrah] telah mengabarkan kepada mereka, ia berkata; saya mendengar [Abu Wail], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Musa Al Asy'ari], ia berkata; seorang badui menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkata; ada orang yang berperang agar ia disebut-sebut namanya, dan berperang agar mendapatkan rampasan perang, serta berperang agar terlihat kedudukannya, maka siapakah orang yang di jalan Allah? Beliau bersabda: "Barang siapa yang berperang agar kalimat Allah menjadi tinggi, ia di jalan Allah 'azza wajalla."

nasai:3085

Telah mengabarkan kepada kami [Isa bin Hilal Al Himshi], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Humair], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah bin Sallam] dari ['Ikrimah bin 'Ammar] dari [Syaddad bin Abi 'Ammar] dari [Abu Umamah Al Bahili], ia berkata; telah datang seorang laki-laki kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkata; bagaimana pendapat anda mengenai seseorang yang berjihad mengharapkan upah dan sanjungan, apakah yang ia peroleh? Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Ia tidak mendapatkan apa-apa, " lalu ia mengulanginya tiga kali, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Ia tidak mendapatkan apa-apa". Kemudian beliau bersabda: " Allah tidak menerima amalan kecuali jika dilakukan dengan ikhlas dan mengharapkan wajahNya."

nasai:3089

Telah mengkhabarkan kepada kami [Muhammad bin Basysyar], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Ajlan] dari [Sa'id Al Maqburi] dari [Abu Hurairah], ia berkata; telah datang seorang laki-laki kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan beliau sedang berkhutbah di atas mimbar, lalu orang tersebut berkata; bagaimana pendapat anda jika saya berperang di jalan Allah dengan bersabar, mengharapkan pahala dan maju tidak mundur, apakah Allah akan mengampuni dosa-dosaku? Beliau menjawab: "Ya, kecuali hutang. Tadi Jibril telah mengkhabarkannya kepadaku."

nasai:3104

Telah mengkhabarkan kepada kami [Muhammad bin Salamah] serta [Al Harits bin Miskin] dengan membacakan riwayat dan saya mendengar, dari [Ibnu Al Qasim], ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Sa'id bin Abi Sa'id] dari [Abdullah bin Abi Qatadah] dari [ayahnya], ia berkata; telah datang seorang laki-laki kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian berkata; wahai Rasulullah, bagaimana pendapat anda apabila saya terbunuh di jalan Allah dengan bersabar, mengharapkan pahala, dan maju tidak mundur, apakah Allah akan mengampuni dosa-dosaku? Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Ya." Kemudian setelah orang tersebut berpaling, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memanggilnya atau beliau memerintahkan untuk memanggil orang tersebut maka orang itupun dipanggil. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Apa yang kamu katakan?" Maka orang tersebut mengulanginya, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ya, kecuali hutang. Demikianlah Jibril 'alaihissalam mengatakan kepadaku."

nasai:3105

Telah mengkhabarkan kepada kami [Abdul Jabbar bin Al 'Ala`], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Amr], ia telah mendengar [Muhammad bin Qais] dari [Abdullah bin Abi Qatadah] dari [ayahnya], ia berkata; telah datang seorang laki-laki kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan beliau sedang berada di atas mimbar, kemudian orang tersebut berkata; wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bagaimana pendapat anda apabila saya menyabetkan pedangku di jalan Allah dalam keadan bersabar, mengharapkan pahala dan maju tidak mundur hingga terbunuh, apakah Allah menghapus dosa-dosaku? Beliau menjawab: "Ya." Kemudian setelah ia berpaling beliau memanggilnya, beliau bersabda: "Ini Jibril, ia berkata; kecuali engkau memiliki hutang."

nasai:3107

Telah mengkhabarkan kepada kami [Abu Bakr bin Nafi'], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Bahz], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Tsabit] dari [Anas], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Didatangkan seorang laki-laki dari penghuni Surga, kemudian Allah 'azza wajalla berfirman: wahai anak Adam, bagaimana engkau mendapati tempat tinggalmu? Maka orang tersebut berkata; wahai Tuhanku, tempat yang terbaik. Kemudian Allah berfirman: Mintalah dan berharaplah. Maka orang tersebut berkata; saya memohon agar Engkau mengembalikanku ke dunia, kemudian terbunuh di jalanMu sepuluh kali. Karena ia melihat sebagian keutamaan mati syahid."

nasai:3109

Telah mengkhabarkan kepada kami ['Amr bin Utsman], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Baqiyah], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Bahir] dari [Khalid] dari [Ibnu Abi Bilal] dari [Al 'Irbadh bin Sariyah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang-orang yang syahid serta orang-orang yang meninggal di atas kasur mereka saling berselisih kepada Allah mengenai orang-orang yang meninggal karena wabah pes. Orang-orang yang syahid berkata; mereka adalah saudara-saudara kami, mereka terbunuh sebagaimana kami terbunuh. Sedangkan orang-orang yang meninggal di atas kasur mereka berkata; mereka adalah saudara-saudara kami, mereka meninggal di atas kasur mereka sebagaimana kami meninggal. Kemudian Tuhan mereka berfirman: Lihatlah kepada luka mereka, apabila luka mereka serupa dengan luka orang-orang yang terbunuh maka mereka termasuk orang-orang yang terbunuh, dan bersama mereka, dan ternyata luka mereka serupa dengan luka orang-orang yang terbunuh."

nasai:3113

Telah mengkhabarkan kepada kami [Muhammad bin Salamah] serta [Al Harits bin Miskin] dengan membacakan riwayat dan saya mendengar, dari [Ibnu Al Qasim], ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah tertawa kepada dua orang, salah seorang dari mereka membunuh yang lain, keduanya masuk ke dalam Surga. Orang yang ini berperang di jalan Allah hingga terbunuh, kemudian Allah memberikan taubat kepada orang yang membunuh, hingga ia mati syahid."

nasai:3115

Telah mengkhabarkan kepada kami [Muhammad bin Salamah] serta [Al Harits bin Miskin] dengan membacakan riwayat dan saya mendengar, dari [Ibnu Al Qasim], ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Ishaq bin Abdullah bin Abi Thalhah] dari [Anas bin Malik], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam apabila pergi ke Quba, beliau menemui Ummu Haram binti Milhan, lalu ia memberinya makan. Ummu Haram binti Milhan adalah isteri Ubadah bin Shamit. Pada suatu hari beliau menemuinya, lalu ia memberi makan beliau, dan duduk serta membersihkan kepala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tertidur kemudian terbangun sambil tertawa. Ummu Haran berkata; lalu saya katakan; apakah yang menyebabkanmu tertawa wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? Beliau menjawab: "Ada orang-orang dari kalangan umatku diperlihatkan kepadaku sebagai orang-orang yang berperang di jalan Allah, mereka mengarungi tengah laut ini, mereka adalah para raja di atas ranjang-ranjang atau seperti raja-raja di atas ranjang-ranjang." Sebagaimana pertama beliau berbicara. Kemudian saya katakan; wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar menjadikanku bagian dari mereka. Beliau bersabda: "Engkau bagian dari mereka." Beliau bersabda: "Engkau termasuk orang-orang yang pertama." Lalu Ummu Haran mengarungi lautan pada zaman Mu'awiyah, kemudian ia terjatuh dari kendaraannya ketika keluar dari laut hingga meninggal.

nasai:3120

Telah mengkhabarkan kepada kami [Isma'il bin Mas'ud], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Al Mufadhdhal] dari [Yunus] dari [Al Hasan] dari [Sha'sha'ah bin Mu'awiyah], ia berkata; saya pernah bertemu dengan [Abu Dzar], ia berkata; saya berkata; ceritakan kepadaku! Ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah seorang hamba muslim yang menginfakkan satu pasang dari setiap hartanya di jalan Allah kecuali seluruh penjaga Surga akan menyambutnya, mereka menyerunya agar datang ke sisinya. Saya berkata; bagaimana hal tersebut terjadi? Abu Dzar berkata; apabila unta maka dengan ia mengingakkan dua unta, apabila sapi maka ia menginfakkan dua sapi.

nasai:3134

Telah mengkhabarkan kepada kami [Abdullah bin Muhammad bin Abdur Rahman], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Qa'nab Kufi] dari ['Al Qamah bin Martsad] dari [Ibnu Buraidah] dari [ayahnya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Kehormatan isteri-isteri orang yang berjihad atas orang-orang yang tidak berjihad seperti ibu-ibu kalian. Tidakalh seorang laki-laki yang tidak berjihad menggantikan seseorang dalam diri isterinya kecuali akan diangkat baginya pada Hari Kiamat, kemudian dikatakan; wahai Fulan, inilah si Fulan. Ambillah kebaikan-kebaikanmu semaumu." Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menoleh kepada para sahabatnya, kemudian bersabda: "Bagaimana perkiraan kalian? Apakah kalian mengira ia akan membiarkan sedikit kebaikan-kebaikannya?"

nasai:3140

Telah mengkhabarkan kepada kami [Katsir bin 'Ubaid], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Harb] dari [Az Zubaidi] dari [Az Zuhri] dari ['Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah] bahwa Abdullah bin 'Amr bin Utsman mencerai sama sekali anak wanita Sa'id bin Zaid pada masa pemerintahan Marwan dan ia adalah seorang pemuda, dan ibu wanita tersebut adalah anak wanita Qais, lalu bibinya yaitu [Fathimah binti Qais] mengirim utusan memerintahkannya agar pindah dari rumah Abdullah bin 'Amr. Marwan mendengar hal tersebut, kemudian mengirim utusan kepada anak wanita Sa'id dan memerintahkannya agar kembali ke tempat tinggalnya, serta bertanya kepadanya apa yang mendorongnya untuk pindah sebelum ia ber'iddah di tempat tinggalnya hingga selesai 'iddahnya? Lalu ia mengirimkan utusan kepadanya mengkhabarkannya bahwa bibinya memerintahkannya untuk melakukan hal tersebut. Maka Fathimah biti Qais berdalih bahwa ia dahulu di bawah naungan 'Amr bin Hafsh, kemudian tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengangkat Ali menjadi amir di Yaman 'Amr bin Hafsh keluar bersama Ali, dan mengirimkan utusan untuk mencerainya yang merupakan perceraiannya yang terakhir, dan ia memerintahkan Al Harits bin Hisyam serta 'Ayyash bin Abi Rabi'ah untuk memberikan nafkah kepadanya. Kemudian Fathimah mengirimkan utusan kepada Al Harits serta 'Ayyash menanyakan kepada mereka perkara yang diperintahkan suaminya untuk dirinya. Maka mereka berdua mengatakan; demi Allah, ia tidak memiliki nafkah pada kami, kecuali ia hamil. Dan mereka tidak berhak tinggal di tempat tinggal kami kecuali dengan seizing kami. Kemudian Fathimah datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan menyebutkan hal tersebut kepadanya, lalu beliau membenarkan mereka berdua. Fathimah berkata; kemanakah saya pindah wahai Rasulullah? Beliau bersabda: "Pindahlah ke rumah Ibnu Ummi Maktum orang yang buta yang telah Allah 'azza wajalla sebutkan dalam kitabNya." Fathimah berkata; kemudian saya ber'iddah di rumahnya, dan ia adalah orang yang telah hilang pandangannya, dan saya melepaskan baju di rumahnya hingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menikahkanku dengan Usamah bin Zaid. Kemudian hal tersebut diingkari oleh Marwan, dan ia berkata; saya belum mendengar hadits ini dari seorangpun sebelummu, dan saya akan mengambil permasalahan yang telah kami dapati manusia ada padanya.

nasai:3170

Telah mengkhabarkan kepada kami [Abdur Rahman bin Khalid], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Al Mustalim bin Sa'id] dari [Manshur bin Zadzan] dari [Mu'awiyah bin Qurrah] dari [Ma'qil bin Yasar], ia berkata; telah datang seorang laki-laki kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata sesungguhnya aku mendapati seorang wanita yang memiliki kedudukan dan harta hanya saja ia mandul, apakah aku boleh menikahinya? Maka beliau melarangnya, kemudian ia mendatangi beliau untuk kedua kalinya dan beliau melarangnya, kemudian ia mendatangi beliau ketiga kalinya, lalu beliau melarangnya dan bersabda: " Nikahilah wanita yang subur dan pengasih, karena aku bangga dengan banyak anak kalian."

nasai:3175

Telah mengkhabarkan kepada kami [Ibrahim bin Muhammad At Taimi], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya yaitu Ibnu Sa'id] dari ['Ubaidullah bin Al Akhnas] dari ['Amr bin Syu'aib] dari [ayahnya] dari [kakeknya] bahwa Martsad bin Abi Martsad Al Ghanawi ia adalah orang yang keras, dan membawa tawanan dari Mekkah ke Madinah, ia berkata; lalu aku memanggil seseorang agar aku membawanya, dan di Makkah ada seorang pelacur yang bernama 'Anaq yang ia dahulu adalah temannya, wanita tersebut keluar lalu melihat warna hitamku dibawah bayangan dinding, ia berkata siapa ini? Martsad? Selamat datang wahai Martsad datanglah malam ini dan bermalamlah dirumahku. Saya katakan; wahai 'Anaq sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mengharamkan zina. Wanita tersebut berkata; wahai orang-orang yang ada dikemah, ini ada seekor landak yang membawa tawanan kalian dari Mekkah ke Madinah, lalu aku berjalan di gunung kemudian terdapat delapan orang yang mencariku, mereka datang dan berdiri diatas kepalaku lalu kencing, dan kencing mereka beterbangan mengenaiku dan Allah membutakan mereka dari melihatku, kemudian aku mendatangi temanku dan membawanya, ketika aku sampai di dipan aku melepas ikatannya, lalu aku menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; wahai Rasulullah; bolehkan saya menikahi 'Anaq, lalu beliau diam dan turunlah ayat perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik. lalu beliau mamanggilku dan bersabda: " Janganlah engkau menikahinya."

nasai:3176

Telah mengkhabarkan kepada kami [Muhammad bin Adam], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ali bin Hasyim bin Al Barid] dari [Yazid bin Kaisan] dari [Abu Hazim] dari [Abu Hurairah], ia berkata; telah datang seorang laki-laki dari kalangan Anshar kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata; sesungguhnya saya telah menikah dengan seorang wanita. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidakkah engkau melihat kepadanya? Karena sesungguhnya pada mata orang-orang Anshar terdapat sesuatu." Abu Abdur Rahman berkata; saya mendapatkan hadits ini pada tempat yang lain dari Yazid bin Kaisan bahwa Jabir bin Abdullah telah menceritakan…. Dan yang benar adalah Abu Hurairah.

nasai:3194

Telah mengkhabarkan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna], ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Marhum bin Abdul Aziz Al 'Aththar Abu Abdush Shamad], ia berkata; saya pernah mendengar [Tsabit Al Bunani] berkata; saya pernah berada di sisi [Anas bin Malik], dan di sisinya terdapat anak wanitanya. Kemudian ia berkata; telah datang seorang wanita kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian menawarkan dirinya kepada beliau. Ia berkata; wahai Rasulullah, apakah engkau menginginkan diriku?"

nasai:3197

Telah mengkhabarkan kepada kami [Suwaid bin Nashr], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Abdullah], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Al Mughirah] dari [Tsabit] dari [Anas], ia berkata; tatkala telah habis 'iddah Zainab, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada Zaid: "Sebutkan saya kepadanya." Zaid berkata; kemudian saya pergi dan berkata; wahai Zainab, bergembiralah. Saya diutus Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepadamu, beliau menyebut dirimu. Kemudian ia berkata; saya tidak dapat berbuat sesuatupun hingga meminta petunjuk kepada Tuhanku. Kemudian ia beranjak menuju Masjidnya dan turunlah Al Qur'an. Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang kemudian masuk tanpa perintah.

nasai:3199

Telah mengabarkan kepada kami [Ziyad bin Ayyub], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ali bin Ghurab], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Kahmas bin Al Hasan] dari [Abudullah bin Buraidah] dari [Aisyah] bahwa terdapat seorang wanita muda menemuinya, kemudian berkata; ayahku menikahkanku dengan anak saudaranya agar dapat mengangkat kedudukannya, padahal saya tidak suka. Aisyah berkata; duduklah hingga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang, dan Aisyah mengabarkan kepadanya. Lalu beliau mengirim utusan kepada ayahnya dan memanggilnya lalu menjadikan urusannya kepada wanita tersebut. Kemudian wanita tersebut berkata; wahai Rasulullah, saya telah mengizinkan apa yang telah diperbuat ayahku terhadap diriku. Akan tetapi saya hanya ingin mengetahui (mencek), benarkah wanita memiliki hak dalam memilih pasangan?

nasai:3217

Telah mengabarkan kepada kami [Usman bin Abdullah], ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Al Hajjaj], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] dari [Ibnu Juraij] dari ['Atho`] dari [Ibnu Abbas] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menikahi Maimunah dan beliau sedang berihram. Maimunah menyerahkan urusannya kepada Ibnu Abbas, kemudian ia menikahkannya dengan beliau.

nasai:3221

Telah mengabarkan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] dari [Aisyah], ia berkata; telah datang isteri Rifa'ah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian berkata; Rifa'ah menceraikanku sama sekali, setelah itu saya menikah dengan Abdur Rahman bin Az Zubair dan ia tidak memiliki kemampuan kecuali seperti ujung baju. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tertawa dan bersabda: "Kemungkinan engkau ingin kembali kepada Rifa'ah ataukah tidak, hingga ia merasakan kenikmatanmu dan engkau merasakan kenikmatannya?."

nasai:3231

Telah mengabarkan kepada kami [Yunus bin Abdul A'la], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb], ia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Makhramah bin Bukair] dari [ayahnya], ia berkata; saya mendengar [Humaid bin Nafi'], ia berkata; saya mendengar [Zainab binti Abu Salamah] berkata; saya mendengar ['Aisyah] istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata; Sahlah binti Suhail menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; wahai Rasulullah, saya melihat kemarahan di wajah Abu Hudzaifah karena Salim masuk kerumahku, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Susuilah dia, " ia menjawab ia sudah memiliki jenggot, beliau bersabda: "Susuilah ia dan akan pergi kemarahan yang ada diwajah Abi Hudzaifah, " ia berkata demi Allah aku tidak mengetahuinya diwajah Abi Hudzaifah setelah itu.

nasai:3267

Telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Muhammad bin Abdur Rahman], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan], ia berkata; kami mendengarnya dari [Abdur Rahman yaitu Ibnu Al Qasim] dari [ayahnya] dari [Aisyah], ia berkata; Sahlah binti Suhail menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; saya melihat kemarahan di wajah Abu Hudzaifah karena Salim masuk rumahku. Beliau bersabda: "Susuilah dia." Ia berkata; bagaimana saya menyusuinya, sedangkan dia adalah laki-laki dewasa. Kemudian beliau bersabda: "Bukankah saya tahu bahwa ia adalah laki-laki dewasa?" kemudian ia datang setelah itu, dan berkata; demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran sebagai Nabi. Saya tidak melihat sesuatupun di wajah Abu Hudzaifah setelah itu yang tidak saya suka.

nasai:3268

Telah mengabarkan kepada kami [Humaid bin Mas'adah] dari [Sufyan yaitu Ibnu Habib] dari [Ibnu Juraij] dari [Ibnu Abi Mulaikah] dari [Al Qasim bin Muhammad] dari [Aisyah], ia berkata; Sahlah menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; wahai Rasulullah, sesungguhnya Salim memasuki rumah kami, dan ia telah berfikiran seperti yang difikirkan para lelaki dewasa, dan telah mengetahui apa yang diketahui laki-laki dewasa. Maka beliau bersabda: "Susuilah dia, maka engkau akan menjadi haram baginya dengan hal tersebut." Kemudian saya tinggal satu tahun tidak menceritakan hadis tersebut, dan bertemu Al Qasim kemudian ia berkata; ceritakan hadis tersebut dan engkau tidak akan takut.

nasai:3270

Telah mengabarkan kepada kami ['Amr bin Ali] dari [Abdul Wahhab], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Ayyub] dari [Ibnu Abi Mulaikah] dari [Al Qasim] dari [Aisyah] bahwa Salim maula Abu Hudzaifah dahulu tinggal bersama Abu Hudzaifah dan isterinya di rumah mereka. Kemudian datang anak wanita Suhail kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; Salim telah mencapai seperti yang dicapai laki-laki dewasa, dan berfikir seperti yang mereka fikirkan. Dan ia masuk ke rumah kami, dan saya mengetahui ada sesuatu yang "kurang sreg" dalam hati Abu Hudzaifah Karena hal tersebut. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Susuilah dia, engkau menjadi haram baginya." Maka saya menyusuinya dan hilanglah kejengkelan yang ada dalam hati Abu Hudzaifah. Kemudian saya kembali kepada beliau dan saya katakan; sungguh saya telah menyusuinya, kemudian hilanglah apa yang ada pada hati Abu Hudzaifah.

nasai:3271

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin Usman bin Hakim], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Shalih] dari [As Suddi] dari [Adi bin Tsabit] dari [Al Barra`], ia berkata; saya berjumpa dengan [pamanku], dan ia membawa bendera. Kemudian saya katakan; engkau hendak pergi kemana? Ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutusku kepada seorang laki-laki yang menikahi isteri ayahnya setelah kematiannya, agar saya penggal lehernya atau saya membunuhnya.

nasai:3279

Telah mengabarkan kepada kami ['Amr bin Manshur], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Ja'far], ia berkata; telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin 'Amr] dari [Zaid] dari [Adi bin Tsabit] dari [Yazid bin Al Barra`] dari [ayahnya], ia berkata; saya menjumpai pamanku dan ia membawa bendera, kemudian saya berkata; engkau hendak kemana? Lalu ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutusku kepada seorang laki-laki yang menikahi isteri ayahnya, beliau memerintahkanku untuk memenggal lehernya dan mengambil hartanya.

nasai:3280

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Abdul A'la], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Al Khalil] dari [Abu 'Alqamah Al Hasyimi] dari [Abu Sa'id Al Khudri], Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengutus pasukan ke Authas, kemudian mereka bertemu dengan musuh lalu bertempur dan menang. Mereka mendapatkan beberapa orang tawanan wanita yang memiliki suami dari kalangan orang-orang musyrik. Pasukan muslimin merasa enggan untuk menggauli mereka. Lalu Allah 'azza wajalla menurunkan ayat: Dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki, Yaitu hal ini adalah halal bagi kalian, apabila telah selesai 'iddah mereka.

nasai:3281

Telah mengabarkan kepada kami [Yunus bin Abdul A'la] dan [Sulaiman bin Daud] dari [Ibnu Wahb], telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibn Syihab], ia berkata; [Urwah bin Zubair] mengabarkan kepadaku bahwa ia bertanya kepada ['Aisyah] mengenai firman Allah Azza wa Jalla: 'Jika kalian takut tidak berbuat adil kepada anak yatim maka nikahilah apa yang kalian suka dari wanita', ia berkata 'wahai anak saudariku yang dimaksud adalah seorang gadis yatim, yang berada di peliharaan walinya, ia membantu dengan hartanya, lalu walinya takjub dengan harta dan kecantikannya dan ia ingin menikahinya namun tidakdisertai berbuat adil dalam maharnya seperti adat yang berlaku dengan memberinya seperti yang diberikan oleh orang selainnya. Maka mereka dilarang untuk menikahi gadis-gadis itu kecuali jika berbuat adil dan memberi sebaik-baik mahar kepada mereka, sehingga mereka bisa memperoleh setinggi-tinggi mahar seukuran kondisi yang berlaku. Maka mereka diperintahkan untuk menikahi wanita yang baik selain anak-anak perempuan yatim itu, Urwah berkata; lalu 'Aisyah berkata; kemudian orang-orang meminta fatwa kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam setelah hal itu mengenai wanita-wanita tersebut, lalu Allah Azza wa Jalla menurunkan: dan mereka meminta fatwa kepadamu tentang wanita-wanita, katakanlah bahwa Allah memberi fatwa kepada kalian sampai firman Allah: dan kalian ingin menikahi mereka. 'Aisyah berkata; maksud firman Allah "jika kalian takut tidak berbuat adil kepada anak yatim maka nikahilah apa yang kalian suka dari wanita." dan firman Allah "Dan kalian ingin menikahi mereka" maksudnya, ketika terjadi ketidak senangan seseorang diantara kalian kepada anak yatim yang ia pelihara ketika harta dan kecantikannya sedikit, maka mereka dilarang untuk menikahinya karena dorongan niyat untuk menguasai harta gadis-gadis yatim itu. Kecuali jika bisa menegakkan keadilan meskipun ada ketidak senangan kepada mereka.

nasai:3294

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Salamah] dan [Al Harits bin Miskin] dengan membacakan riwayat dan saya mendengar, lafazhnya adalah lafazh Muhammad, dari [Ibnu Al Qasim] dari [Malik] dari [Humaid Ath Thawil] dari [Anas bin Malik] bahwa, Abdur Rahman bin 'Auf menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan terlihat padanya bekas warna kuning. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepadanya, ia pun mengabarkan beliau bahwa ia telah menikahi seorang wanita Anshar. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Berapa engkau memberi mahar untuknya?" Ia berkata; emas seberat biji kurma. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Rayakan walaupun hanya dengan seekor kambing."

nasai:3299

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ma'mar], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Habban], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Aban] dari [Qatadah] dari [Khalid bin 'Urfuthah] dari [Habib bin Salim] dari [An Nu'man bin Basyir] bahwa seorang laki-laki yang biasa dipanggil Abdur Rahman bin Hunain dan Yunbaz Qurquran menggauli sahaya isterinya, kemudian kasus tersebut diadukan kepada An Nu'man bin Basyir. Ia berkata; sungguh saya akan memutuskan dengan keputusan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, yaitu apabila ia menghalalkan untukmu, saya mencambukmu dan jika ia tidak menghalalkan untukmu, saya merajammu dengan bebatuan. Kemudian isterinya menghalalkan untuknya, lalu ia dicambuk seratus kali. Qatadah berkata; saya pernah menulis surat kepada Habib bin Salim, kemudian ia menulis surat kepadaku dengan hadis ini.

nasai:3308

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Bazi'], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yazid], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Al Hasan] dari [Salamah bin Al Muhabbaq] bahwa seorang laki-laki menggauli sahaya isterinya, kemudian hal tersebut diadukan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan beliau bersabda: "Apabila ia memaksanya maka sahaya tersebut merdeka dengan biaya dari harta orang tersebut, dan ia wajib mengganti untuk tuannya dengan yang semisalnya. Dan jika sahaya tersebut menyerahkan diri dengan suka rela, maka sahaya tersebut menjadi miliknya dan ia wajib mengganti untuk tuannya dengan yang semisalnya."

nasai:3311

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Ar Rabi' bin Sabrah Al Juhani] dari [ayahnya], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengizinkan nikah mut'ah, kemudian saya pergi bersama seorang laki-laki menuju seorang wanita dari Bani 'Amir. Kemudian kami menawarkan diri kami, wanita tersebut berkata; apa yang akan engkau berikan kepadaku? saya berujar; selendangku. Sedangkan sahabatku berkata; selendangku aja. Kebetulan selendang sahabatku lebih bagus daripada selendangku, dan saya lebih muda darinya. Kemudian disaat wanita tersebut melihat kepada selendang sahabatku ia tertarik kepadanya, dan di saat ia melihat kepadaku maka ia kagum kepadaku. Kemudian wanita tersebut berkata; engkau dan selendangmu cukup bagiku. Maka saya tinggal bersamanya selama tiga hari, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa yang memiliki wanita yang ia mut'ah maka hendaknya ia melepaskannya."

nasai:3315

Telah mengabarkan kepada kami [Ziyad bin Ayyub], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin 'Ulayyah], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Shuhaib] dari [Anas] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerangi Khaibar, kemudian kami melakukan shalat subuh padanya disaat masih gelap. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengendarai kendaraannya, dan Abu Thalhah mengendarai kendaraannya sedang saya membonceng Abu Thalhah. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengambil jalan di lorong Khaibar, dan kedua lututku menyentuh paha Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan sungguh saya melihat putih paha Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Tatkala beliau memasuki kampung beliau mengucapkan: "Allahu akbar, khaibar hancur. Sesungguhnya bila kita singgah di halaman orang-orang, maka amat buruklah pagi hari yang dialami oleh orang-orang yang diperingatkan itu." Beliau mengucapkan hal tersebut sebanyak tiga kali, dan orang-orang berangkat menuju pekerjaan mereka. --Abdul Aziz berkata; kemudian mereka berkata; Muhammad. Abdul Aziz berkata; dan sebagian sahabat kami berkata; tibalah hari kamis, kami melumpuhkan Khaibar secara paksa--. Beliau mengumpulkan tawanan, lalu Dihyah berkata; wahai Nabi Allah, berikan kepadaku budak wanita diantara tawanan tersebut! Beliau bersabda: "Pergi dan ambillah seorang budak wanita." Ia mengambil Shafiyyah binti Huyai. Kemudian seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; wahai Nabi Allah, engkau telah memberikan Shafiyyah binti Huyai pemimpin Quraidzhah dan An Nazhir kepada Dihyah. Ia tidak layak kecuali untukmu. Maka beliau bersabda: "Panggilah dia dengan membawanya." Setelah melihat Shafiyyah beliau bersabda: "Ambillah budak dari tawanan selain dia." Anas berkata; dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membebaskannya dan menikahinya. Kemudian Tsabit berkata; wahai Abu Hamzah, mahar apakah yang beliau berikan kepadanya? Ia mengatakan; dirinya, beliau telah membebaskannya dan menikahinya. Ibnu Abbas berkata; hingga setelah berada di suatu jalan Ummu Sulaim mempersiapkan Shafiyyah, dan menghadiahkannya kepada beliau pada malam hari. Dan pada pagi harinya beliau menjadi pengantin. Beliau bersabda: "Barang siapa yang memiliki sesuatu, bawa kemari." Ibnu Abbas berkata; dan beliau menghamparkan permadani dari kulit, kemudian seorang laki-laki datang membawa keju, laki-laki lain membawa kurma, laki-laki lain membawa mentega, kemudian mereka membuat makanan dari campuran kurma, keju dan mentega. Itulah pesta perkawinan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

nasai:3327

Telah mengabarkan kepada kami [Ali bin Hujr], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Isma'il], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Humaid] dari [Anas], ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tinggal diantara Khaibar dan Madinah selama tiga hari, beliau tinggal bersama Shafiyyah binti Huyai. Kemudian saya memanggil orang-orang muslim untuk menghadiri pesta perkawinan beliau, padahal beliau tak mempunyai roti, dan daging. Beliau memerintahkan untuk menghamparkan permadani dari kulit, dan beliau letakkan padanya kurma, keju dan mentega. Itulah pesta pernikahan beliau. Kemudian orang-orang muslim bertanya-tanya; apakah ia ummahatul muslimin ataukah sekedar sahaya yang beliau miliki?. Mereka berkata; apabila beliau memberinya hijab tentu ia termasuk ummahatul mukminin, dan jika beliau tidak memberinya hijab maka ia sekedar sahaya yang beliau miliki. Setelah beliau berangkat beliau menempatkannya dibelakang beliau dan membentangkan hijab antara Shafiyyah dan orang-orang.

nasai:3329

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Ja'far yaitu Ibnu Sulaiman] dari [Al Ja'd Abu 'Utsman] dari [Anas bin Malik], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menikah, lalu beliau masuk menemui istrinya Anas berkata; sedangkan ibuku Ummu Sulaim membuat makan dari kurma, keju dan mentega. Ia berkata; lalu ia membawanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian saya berkata; ibuku menyampaikan salam kepadamu dan berkata ini ada sedikit sesuatu dari kami untukmu. Beliau bersabda: "Letakkanlah", kemudian beliau bersabda: "Pergilah dan panggillah fulan, fulan dan siapa yang engkau temui, " beliau menyebut nama beberapa orang, lalu saya memanggil orang-orang yang beliau sebutkan dan siapa saja yang saya temui. Saya berkata kepada Anas; berapa jumlahnya? Ia menjawab; yakni sekitar tiga ratusan. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Buatlah kelompok sepuluh orang-sepuluh orang dan setiap orang agar makan dengan yang didekatnya." Lalu mereka makan hingga kenyang, satu rombongan keluar dan rombongan lain masuk, beliau bersabda kepadaku: " Wahai Anas, angkatlah." Lalu saya mengangatnya, saya tidak mengetahui apakah lebih banyak ketika saya angkat atau saya turunkan.

nasai:3334

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Salamah], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Al Qasim] dari [Malik], ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Ibnu Syihab] bahwa [Sahl bin Sa'd As Sa'idi] telah mengabarkan kepadanya bahwa 'Uwaimir Al 'Ajalani datang kepada 'Ashim bin Adi kemudian berkata; bagaimana pendapatmu wahai 'Ashim, seandainya seorang laki-laki mendapatkan bersama isterinya terdapat seorang laki-laki? Apakah ia membunuhnya kemudian orang-orang membunuhnya, atau bagaimana ia berbuat? Wahai 'Ashim, Tanyakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengenai hal tersebut. Kemudian 'Ashim bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau tidak menyukai masalah-masalah tersebut, dan mencelanya, hingga terasa berat hal tersebut bagi 'Ashim apa yang ia dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian tatkala 'Ashim kembali kepada keluarganya datanglah 'Uwaimir kepadanya dan berkata; wahai 'Ashim, apa yang dikatakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepadamu? Kemudian 'Ashim berkata kepada 'Uwaimir; engkau tidak datang kepadaku dengan kebaikan, sungguh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak menyukai permasalahan yang engkau tanyakan. Kemudian 'Uwaimir berkata; demi Allah, saya tidak akan berhenti hingga menanyakannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian 'Uwaimir datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di tengah orang-orang. Kemudian ia berkata; wahai Rasulullah, bagaimana pendapat anda mengenai seorang laki-laki yang mendapatkan bersama isterinya terdapat laki-laki yang lain, apakah ia membunuhnya dan orang-orang membunuhnya atau bagaimana ia berbuat? Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh telah turun wahyu mengenaimu dan isterimu. Pergi dan bawalah dia." Sahl berkata; kemudian mereka berdua saling melaknat, dan saya bersama orang-orang yang lain berada di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian tatkala 'Uwaimir selesai, ia berkata; wahai Rasulullah, saya telah berdusta apabila saya menahannya. Kemudian ia menceraikan isterinya sebanyak tiga kali talak sebelum Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkannya.

nasai:3349

Telah mengabarkan kepada kami ['Amr bin Utsman], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Baqiyyah] dari [Abu 'Amr yaitu Al Auza'i], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya], ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Abu Salamah], ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Fathimah binti Qais] bahwa Abu 'Amr bin Hafsh Al Makhzumi telah menceraikannya sebanyak tiga kali, kemudian Khalid bin Walid pergi bersama beberapa orang dari Bani Makhzum kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan berkata; wahai Rasulullah, sesungguhnya Abu 'Amr bin Hafsh telah menceraikan Fathimah tiga kali, apakah ia mendapatkan nafkah? Kemudian beliau bersabda: "Ia tidak mendapatkan nafkah dan tempat tinggal."

nasai:3352

Telah mengabarkan kepada kami [Abu Daud Sulaiman bin Saif], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim] dari [Ibnu Juraij] dari [Ibnu Thawus] dari [ayahnya] bahwa Abu Shohba' datang menemui [Ibnu Abbas] dan berkata; wahai Ibnu Abbas, tidakkah engkau tahu bahwa tiga kali cerai terjadi dimasa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Abu Bakr dan awal-awal masa kekhilafahan Umar radliallahu 'anhuma dikembalikan kepada sekali talak? Ia menjawab; ya.

nasai:3353

Telah mengabarkan kepada kami [Abdur Rahman bin Abdullah bi Abdul Hakam], Ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Syu'aib bin Al Laits] dari [ayahnya], ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Ayyub bin Musa] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] dari [Aisyah], ia berkata; telah datang isteri Rifa'ah Al Qurazhi kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; wahai Rasulullah, saya menikah dengan Abdur Rahman bin Az Zubair, demi Allah ia tidak memiliki kemampuan kecuali seperti ujung baju ini. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kemungkinan engkau ingin kembali kepada Rifa'ah. Tidak, hingga ia merasakan kenikmatanmu dan engkau merasakan kenikmatannya."

nasai:3355

Telah mengabarkan kepada kami ['Amr bin Ali], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] dari [Aisyah], ia berkata; telah datang isteri Rifa'ah Al Qurazhi kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakr ada di sisi beliau. Ia berkata; wahai Rasulullah, sesungguhnya saya dahulu dibawah naungan Rifa'ah Al Qurazhi, kemudian ia menceraiku sama sekali. Kemudian saya menikah dengan Abdur Rahman bin Az Zubair, dan demi Allah wahai Rasulullah, ia tidak memiliki kemampuan kecuali seperti ujung pakaian ini. Dan ia mengambil ujung jilbabnya, dan Khalid bin Sa'id ada di depan pintu, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak mengizinkannya masuk. Kemudian beliau bersabda: "wahai Abu Bakr, tidakkah engkau mendengar wanita ini berkata keji dengan apa yang ia katakan di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" Kemudian beliau bersabda: "Apakah engkau ingin kembali kepada Rifa'ah? Tidak, hingga engkau merasakan kenikmatannya dan ia merasakan kenikmatanmu."

nasai:3356

Telah mengabarkan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] dari [Aisyah], ia berkata; telah datang isteri Rifa'ah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan berkata; sesungguhnya suamiku telah menceraiku sama sekali, dan saya menikah dengan Abdur Rahman bin Az Zubair setelahnya, dan ia tidak memiliki kemampuan kecuali seperti ujung pakaian ini. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tertawa, dan bersabda: "Kemungkinan engkau ingin kembali kepada Rifa'ah, tidak hingga ia merasakan kenikmatanmu dan engkau merasakan kenikmatannya."

nasai:3358

Telah mengabarkan kepada kami [Ali bin Hujr], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Husyaim], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Yahya bin Abi Ishaq] dari [Sulaiman bin Yasar] dari ['Ubaidullah bin Abbas] bahwa Ar Rumaisha` datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengeluhkan suaminya bahwa ia tidak menghubunginya. Tidak lama kemudian suaminya datang dan berkata; wahai Rasulullah, ia berdusta. Suaminya menghubunginya akan tetapi ia ingin kembali kepada suaminya yang pertama. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak boleh demikian, hingga engkau merasakan kenikmatannya."

nasai:3360

Telah mengabarkan kepada kami ['Amr bin Ali], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Alqamah bin Martsad], ia berkata; saya mendengar [Salim bin Razin] menceritakan dari [Salim bin Abdullah] dari [Sa'id bin Al Musayyab] dari [Ibnu] Umar dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengenai seseorang yang memiliki isteri yang ia ceraikan kemudian wanita tersebut dinikahi laki-laki yang lain, lalu ia mencerainya sebelum menggaulinya dan ia kembali ke suaminya yang pertama. Beliau bersabda: " Tidak boleh, sampai ia merasakan kenikmatan."

nasai:3361

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dari [Hajjaj] dari [Ibnu Juraij] dari ['Atho`] bahwa ia mendengar ['Ubaid bin 'Umair], ia berkata; saya mendengar [Aisyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah tinggal di rumah Zainab, dan minum madu di rumahnya. Kemudian saya dan Hafshah bersepakat apabila Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menemui salah seorang dari kami maka hendaknya ia mengatakan; sesungguhnya saya mendapatkan bau Maghafir. Lalu beliau menemui salah seorang dari mereka berdua, kemudian ia mengatakan hal tersebut kepadanya. Kemudian beliau bersabda: "Melainkan saya minum madu di rumah Zainab." Dan beliau bersabda: "Saya tidak akan kembali untuk melakukannya." Kemudian turunlah ayat: 'Hai Nabi kenapa engkau haramkan apa yang Allah halalkan kepadamu'. 'Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah' untuk Aisyah dan Hafshah. Dan Allah menurunkan ayat 'Dan ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang isterinya (Hafsah) suatu peristiwa' atas ucapan beliau: "Melainkan saya minum madu." Seluruhnya ada dalam hadis 'Atho`.

nasai:3367

Telah mengabarkan kepada kami [Yusuf bin Sa'id], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Muhammad], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Laits bin Sa'd], ia berkata; telah menceritakan kepadaku ['Uqail] dari [Ibnu Syihab], ia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Abdur Rahman bin Abdullah bin Ka'b] bahwa [Abdullah bin Ka'b] berkata; saya mendengar [Ka'ab] menceritakan peristiwanya ketika tertinggal dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada perang Tabuk, dan ia berkata mengenainya; tiba-tiba utusan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang kepadaku dan berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkanmu agar menjauhi isterimu. Lalu saya katakan; saya menceraikannya atau apa yang saya lakukan? Ia berkata; melainkan jauhilah ia dan jangan engkau dekati. Dan beliau mengirim kepada kedua sahabatku dengan hal seperti itu. Kemudian saya katakan kepada isteri saya; kembalilah kepada keluargamu, dan tinggallah bersama mereka hingga Allah 'azza wajalla memberikan keputusan mengenai perkara ini. Ma'qil bin 'Ubaidullah menyelisihi mereka.

nasai:3370

Telah mengabarkan kepada kami [Abu Bakr bin Nafi'], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Bahz], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Tsabit] dari [Anas], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah memiliki tetangga orang Persia yang pandai memasak, kemudian ia datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada suatu hari, dan di sisinya terdapat Aisyah. Lalu orang tersebut memberi isyarat kepadanya dengan tangan agar beliau datang, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan jarinya memberi isyarat menunjuk Aisyah yang maksudnya apakah dengan Aisyah? Maka yang lain memberikan isyarat demikian dengan tangannya yanga maksudnya: tidak. Hal tersebut berlangsung dua atau tiga kali.

nasai:3382

Telah mengabarkan kepada kami [Yunus bin Abdul A'la], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb], ia berkata; telah mengabarkan kepada kami [Yunus bin Yazid] dan [Musa bin Ali] dari [Ibnu Syihab], ia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Abu Salamah bin Abdur Rahman] bahwa [Aisyah] isteri nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata; tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diperintahkan untuk memberikan pilihan kepada para isterinya, maka beliau memulai terhadapku. Beliau bersabda: "Saya mengingatkan engkau kepada suatu perkara, maka tidak mengapa engkau tidak menyegerakan hingga engkau meminta petunjuk kepada kedua orang tuamu." Aisyah berkata; beliau telah mengetahui bahwa kedua orang tuaku tidak memerintahkanku untuk berpisah dengannya. Ia berkata; kemudian beliau membaca ayat ini: "Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu: "Jika kamu sekalian mengingini kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan kepadamu mut'ah dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik." Maka saya katakan apakah mengenai hal ini saya meminta petunjuk kepada kedua orang tuaku? Sesungguhnya saya menginginkan Allah 'azza wajalla dan rasulNya, serta kampung Akherat. Aisyah berkata; kemudian isteri-isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melakukan seperti apa yang saya lakukan. Perceraian itu betul-betul tidak terjadi, saat nabi shallallahu 'alaihi wasallam memberi mereka kebebasan memilih dan mereka bebas menentukan pilihan, sebab memang mereka memilih beliau.

nasai:3385

Telah mengabarkan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Jarir] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [ayahnya] dari [Aisyah], ia berkata; Barirah mengadakan perjanjian pembebasan dirinya dengan membayar sembilan uqiyah, setiap tahun satu uqiyah. Kemudian ia datang kepada Aisyah, dan meminta bantuan kepadanya. Ia berkata; tidak, kecuali apabila mereka menghendaki saya menghitungnya satu hitungan untuk mereka, dan perwaliannya adalah untukku. Kemudian Barirah pergi dan membicarakan hal tersebut dengan tuannya. Maka mereka menolak hal tersebut kecuali perwaliannya adalah untuk mereka. Kemudian ia datang kepada Aisyah, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada saat itu datang, lalu Barirah mengatakan apa yang dikatakan tuannya. Maka Aisyah berkata; demi Allah kalau demikian tidak. Kecuali perwalian adalah untukku. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ada apa ini?" kemudian Aisyah berkata; wahai Rasulullah, Barirah datang kepadaku meminta bantuan menyelesaikan perjanjian pembebasannya, kemudian saya katakan; tidak, kecuali mereka menghendaki saya menghitung bagi mereka satu hitungan dan perwaliannya adalah untukku. Kemudian ia menyebutkan hal tersebut kepada tuannya, lalu mereka menolak kecuali perwalian untuk mereka. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Belilah dia dan mintalah syarat perwalian kepada mereka. Dan perwalian hanyalah untuk orang yang memerdekakan." Kemudian beliau berdiri dan berkhutbah kepada manusia, beliau memuji Allah kemudian bersabda: "Bagaimana keadaan orang-orang, mereka memberikan berbagai syarat yang tidak ada dalam Kitab Allah 'azza wajalla. Mereka mengatakan; bebaskan Fulan, dan perwaliannya untukku." Kitab Allah lebih berhak dan syarat Allah lebih kuat, dan segala syarat yang tidak ada di dalam Kitab Allah adalah batil walaupun seratus syarat. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberikan pilihan kepada Barirah.

nasai:3397

Telah mengabarkan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Jarir] dari [Al A'masy] dari [Tamim bin Salamah] dari ['Urwah] dari ['Aisyah] bahwa ia berkata, "Segala puji bagi Allah yang Maha luas pendengaran-Nya terhadap segala suara. Sungguh Khaulah telah datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengadukan suaminya, namun perkataannya kepadaku tidak jelas bagiku. Kemudian Allah Azza wa Jalla menurunkan ayat: '(Sesungguhnya Allah Telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua…) ' (Qs. Al Mujadilah: 1).

nasai:3406

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Salamah] ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Ibnu Al Qasim] dari [Malik] dari [Yahya bin Sa'id] dari ['Amrah binti Abdurrahman] bahwa ia telah mengabarkan kepadanya dari [Habibah binti Sahl], bahwa ia pernah menjadi isteri Tsabit bin Qais bin Syammas. Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar untuk shalat Subuh, kemudian mendapati Habibah binti Sahl ada di depan pintunya di waktu yang masih gelap malam. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Siapakah ini?" Ia menjawab, "Aku Habibah binti Sahl, wahai Rasulullah." Beliau bersabda: "Apa urusanmu?" Ia menjawab, "Aku dab Tsabit bin Qais tidak ada kecocokkan." Kemudian setelah Tsabit bin Qais datang, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Ini Habibah binti Sahl. Ia telah menyebutkan apa yang Allah kehendaki untuk ia sebutkan." Kemudian Habibah berkata, "Wahai Rasulullah, seluruh apa yang ia berikan ada padaku." Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada Tsabit: "Ambillah darinya." Kemudian iapun mengambil darinya, dan Habibah tinggal bersama keluarganya."

nasai:3408

Telah mengabarkan kepada kami [Al Husain bin Huraits] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Fadll bin Musa] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Husain bin Waqid] dari ['Umarah bin Abi Hafshah] dari ['Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] ia berkata, "Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Sesungguhnya isteriku tidak menolak tangan orang yang menyentuhnya!" Maka beliau bersabda: "Asingkan dia apabila engkau mau." Laki-laki itu berkata, "Aku khawatir hatiku akan mengikutinya." Beliau bersabda: "Bersenang-senanglah dengannya."

nasai:3410

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ma'mar] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Daud] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Abu Salamah] dan [Ibrahim bin Sa'd] dari [Az Zuhri] dari [Sahl bin Sa'd] dari ['Ashim bin Adi] ia berkata, "Uwaimir, seorang laki-laki dari Bani Al 'Ajlan, datang kepadaku. Ia berkata, "Wahai 'Ashim, bagaimana pendapatmu mengenai seorang laki-laki yang melihat seorang laki-laki bersama isterinya? Apakah ia boleh membunuhnya sehingga mereka (wali kurban) membunuhnya (sebagai qishash) atau bagaimana ia berbuat? Wahai 'Ashim, tanyakanlah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Kemudian 'Ashim bertanya mengenai hal tersebut kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mencela permasalahan-permasalahan tersebut, dan beliau tidak menyukainya. Kemudian 'Uwaimir datang dan berkata, "Apa yang telah engkau perbuat wahai 'Ashim? Ashim menjawab, "Aku berbuat bahwa engkau tidak datang kepadaku dengan kebaikan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak menyukai permasalahan-permasalahan tersebut, dan mencelanya." 'Uwaimir berkata, "Demi Allah, sungguh aku akan menanyakan hal tersebut kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Kemudian ia datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya kepadanya. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Sungguh Allah 'azza wajalla telah menurunkan mengenai dirimu dan isterimu. Maka datangkanlah dia." Sahl berkata, "Aku bersama orang-orang berada di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian ia datang membawa isterinya. Keduanya lalu saling melaknat, 'Uwaimir kemudian berkata, "Wahai Rasulullah, demi Allah, seandainya aku menahannya sungguh aku telah berdusta terhadapnya." Kemudian ia menceraikannya sebelum Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkannya untuk menceraikannya. Kemudian hal tersebut menjadi hukum dua orang yang saling melaknat."

nasai:3412

Telah mengabarkan kepada kami ['Imran bin Yazid] Ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Makhlad bin Husain Al Azdi] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Hassan] dari [Muhammad bin Sirin] dari [Anas bin Malik] ia berkata, "Peristiwa li'an yang pertama dalam Islam adalah ketika Hilal bin Umayyah menuduh Syarik bin As Sahma` bezina dengan isterinya. Kemudian ia datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan mengabarkan hal tersebut. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Datangkanlah empat orang saksi, jika tidak maka hukuman had di punggungmu." Beliau mengulang-ulang perkataan itu kepadanya. Kemudian Hilal berkata kepadanya, "Demi Allah! Wahai Rasulullah, sungguh Allah 'azza wajalla mengetahui bahwa aku benar, dan Allah pasti akan menurunkan kepadamu sesuatu yang akan membebaskan punggungku dari cambukan." Kemudian ketika mereka dalam keadaan demikian tiba-tiba turun ayat li'an: '(Dan orang-orang yang menuduh isterinya (berzina) ….) ' (Qs. An Nuur: 6). Kemudian beliau memanggil Hilal, lalu ia bersumpah empat kali sumpah dengan nama Allah bahwa ia termasuk orang-orang yang benar, dan yang kelimanya bahwa laknat Allah akan menimpanya jika ia termasuk orang-orang yang berdusta. Kemudian wanita tersebut dipanggil dan bersumpah empat kali sumpah dengan nama Allah bahwa suaminya termasuk orang-orang yang berdusta. Kemudian setelah keempat atau kelimanya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berdirikanlah dia, sesungguhnya sumpah itu telah terjadi." Kemudian ia tertunda, hingga kami tidak ragu bahwa ia akan mengaku. Kemudian wanita tersebut berkata, "Aku tidak akan mencemarkan kaumku sepanjang hari." Lalu ia terus bersumpah, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Lihatlah dia, apabila ia melahirkan anak yang putih, berambut lurus dan bermata rusak, maka ia milik Hilal bin Umayyah. Dan apabila ia melahirkan anak berkulit sawo matang, berambut keriting, kedua betisnya kecil maka ia milik Syarik bin As Sahma`." Kemudian wanita tersebut melahirkan anak yang berkulit sawo matang, berambut keriting, dan kedua betisnya kecil. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seandainya tidak ada ketentuan yang telah berlalu mengenainya dari Kitab Allah, niscaya aku memiliki urusan dengan wanita tersebut." Syaikh berkata, "Qadli` adalah rambut kedua matanya panjang, dan matanya tidak terbuka, serta tidak melotot. Waallahu A'lam."

nasai:3415

Telah mengabarkan kepada kami [Isa bin Hammad] ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Al Laits] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Abdurrahman bin Al Qasim] dari [Al Qasim bin Muhammad] dari [Ibnu Abbas] bahwa ia berkata, "Telah disebutkan li'an di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian, 'Ashim bin 'Adi lalu berkata dengan suatu perkataan mengenai hal tersebut kemudian pergi. Lalu seorang laki-laki dari kaumnya datang mengadu kepadanya bahwa ia mendapati seseorang bersama isterinya. 'Ashim berkata, "Aku tidak mendapatkan ujian dengan hal ini kecuali karena perkataanku." Kemudian ia pergi bersamanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan mengabarkan kepada beliau mengenai seseorang yang mendapati isterinya berada di atasnya. Laki-laki tersebut adalah orang yang kuning, sedikit dagingnya, dan berambut lurus. Sedangkan orang yang ia tuduh, bahwa ia mendapatinya di sisi isterinya adalah orang yang berkulit sawo matang, gempal, dan banyak dagingnya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ya Allah, berilah kejelasan." Kemudian wanita tersebut melahirkan anak yang serupa dengan orang yang disebutkan suaminya, bahwa ia mendapatinya di sisi isterinya. Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan antara keduanya untuk saling laknat (sumpah). Kemudian seorang laki-laki berkata kepada Ibnu Abbas dalam suatu majelis, "Apakah wanita tersebut adalah yang dikatakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: 'Seandainya aku boleh merajam seseorang tanpa ada bukti maka aku akan merajam wanita ini'? Ibnu Abbas menjawab, "Tidak. Itu adalah wanita yang menampakkan keburukan dalam Islam."

nasai:3416

Telah mengabarkan kepada kami [Yahya bin Muhammad bin As Sakan] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Jahdlam] dari [Isma'il bin Ja'far] dari [Yahya] ia berkata; aku mendengar [Abdurrahman bin Al Qasim] menceritakan dari [ayahnya] dari [Abdullah bin Abbas] bahwa ia berkata, "Telah disebutkan li'an di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian 'Ashim bin 'Adi menyebutkan suatu perkataan mengenai hal tersebut, kemudian ia pergi. Lalu seorang laki-laki dari kaumnya berjumpa dengannya kemudian menyebutkan, bahwa ia mendapati seorang laki-laki sedang bersama dengan isterinya. Maka 'Ashim mengajaknya pergi bersamanya menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu ia mengabarkan kepada beliau mengenai seseorang yang mendapati orang lainsedang bersama isterinya. Laki-laki tersebut adalah orang yang kuning, sedikit dagingnya, dan berambut lurus. Sedangkan orang yang ia tuduh bahwa ia mendapatinya di sisi isterinya adalah orang yang berkulit sawo matang, gempal, banyak dagingnya berambut keriting dan sangat kaku. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ya Allah, berilah kejelasan." Kemudian wanita tersebut melahirkan anak yang serupa dengan orang yang disebutkan suaminya bahwa ia mendapatinya di sisi isterinya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu memerintahkan kepada keduanya untuk saling laknat (sumpah). Kemudian seorang laki-laki berkata kepada Ibnu Abbas dalam suatu majelis, 'Apakah wanita tersebut adalah yang dikatakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: 'Seandainya aku boleh merajam seseorang tanpa ada bukti maka aku akan merajam wanita ini? ' Ibnu Abbas menjawab, "Tidak. Itu adalah wanita yang menampakkan keburukan dalam Islam."

nasai:3417

Telah mengabarkan kepada kami ['Amru bin Ali] dan [Muhammad bin Al Mutsanna] mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdul Malik bin Abu Sulaiman] ia berkata; aku mendengar [Sa'id bin Jubair] berkata, "Aku ditanya mengenai dua orang yang saling melakukan li'an (sumpah) pada masa pemerintahan Ibnu Az Zubair, apakah keduanya dipisahkan? Maka aku tidak mengetahui apa yang akan aku katakan. Kemudian aku berdiri dari tempatku menuju rumah [Ibnu Umar] dan berkata, "Wahai Abu Abdurrahman, apakah dua orang yang melakukan li'an dipisahkan antara keduanya? Ia menjawab, "Ya, subhanallah. Sesungguhnya orang pertama yang bertanya mengenai hal tersebut adalah Fulan bin Fulan. Ia berkata, "Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat anda… -'Amru tidak berkata; bagaimana pendapatmu- seorang lelaki di antara kami melihat perbuatan keji pada isterinya, apabila ia berbicara maka hal itu adalah suatu perkara yang besar, -sedangkan 'Amru berkata; ia telah melakukan perkara yang besar-, dan apabila ia diam maka ia diam dalam kondisi seperti itu." Kemudian beliau tidak menjawabnya. Setelah itu, orang tersebut datang kepada beliau dan berkata, "Sesungguhnya perkara yang telah aku tanyakan kepada anda, telah diujikan kepadaku (membuat penderitaan). Kemudian Allah 'azza wajalla menurunkan ayat-ayat tersebut pada Surat An Nuur: '(Dan orang-orang yang menuduh isterinya (berzina), hingga firman Allah (dan (sumpah) yang kelima bahwa kemurkaan Allah akan menimpanya (isteri), jika dia (suami) termasuk orang yang berkata benar) ' (Qs. An Nuur: 6-9). Maka beliau memulai dari laki-laki, menasehati, mengingatkan dan mengabarkan kepadanya, bahwa adzab dunia lebih ringan daripada 'adzab akhirat. Kemudian orang tersebut berkata, 'Demi Dzat yang telah mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak berdusta.' Kemudian kepada wanita, beliau nasehati dan mengingatkannya. Kemudian wanita tersebut berkata, 'Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, sesungguhnya ia telah berdusta.' Kemudian beliau memulai dari yang laki-laki (untuk bersumpah). Maka laki-laki itu pun bersumpah empat kali dengan nama Allah, bahwa ia termasuk di antara orang-orang yang benar, dan yang kelimanya bahwa laknat Allah tertimpa kepadanya apabila ia termasuk orang yang berdusta. Kemudian kepada yang wanita, maka ia bersumpah sebanyak empat kali dengan nama Allah, bahwa suaminya merupakan di antara orang-orang yang berdusta, dan yang kelimanya bahwa kemurkaan Allah tertimpa kepadanya apabila suaminya termasuk di antara orang-orang yang benar. Kemudian beliau memisahkan di antara mereka berdua."

nasai:3419

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Bazi'] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Sa'id bin Al Musayyab] dari [Abu Hurairah] ia berkata, "Seorang laki-laki dari Bani Fazarah datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kemudian berkata, 'Sesungguhnya isteriku melahirkan anak berkulit hitam? ', dan ia ingin mengingkari asalnya dari dirinya. Beliau bersabda: "Apakah engkau memiliki unta?" Laki-laki itu menjawab, "Ya." Beliau bersabda: "Apakah warnanya?" Ia menjawab, "Merah." Beliau bersabda: "Apakah padanya terdapat warna putih kehitaman?" orang tersebut menjawab, "Ya, padanya terdapat unta coklat." Beliau bersabda: "Bagaimana pendapatmu?" Ia berkata, "Kemungkinan hal itu ditimbulkan oleh keturunan." Beliau bersabda: "Kemungkinan anakmu juga ditimbulkan oleh keturunan." Abu Hurairah berkata, "Maka beliau tidak memberikan keringanan untuk mengingkari asalnya dari dirinya."

nasai:3425

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] dari [Aisyah] ia berkata, "Sa'd bin Abu Waqqash dan Abd bin Zam'ah berselisih mengenai seorang anak. Sa'd berkata, "Wahai Rasulullah, ini adalah anak saudara laki-lakiku, 'Utbah bin Abu Waqqash, ia bersumpah kepadaku bahwa anak ini adalah anaknya. Lihatlah kepada kemiripannya." Sedangkan Abd bin Zam'ah berkata, "Ia saudaraku, ia terlahirkan di atas ranjang ayahku dari sahaya wanitanya." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihat kemiripannya. Maka beliau melihat kemiripan jelas dengan 'Utbah, maka beliau bersabda: "Anak ini untukmu (wahai Sa'd). Wahai 'Abd, anak itu milik pemilik ranjang dan bagi pezina adalah hukuman rajam, dan berhijablah darinya (anak tersebut) wahai Saudah binti Zam'ah." Dan beliau tidak menghitung Saudah sebagai mahram sama sekali."

nasai:3430

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] dari [Aisyah] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menemuiku dalam keadaan senang dan guratan-guratan dahinya bersinar. Kemudian beliau bersabda: "Tidakkah engkau melihat bahwa Mujazziz melihat kepada Zaid bin Haritsah dan Usamah? Kemudian ia berkata; sesungguhnya sebagian telapak-telapak ini mengikuti sebagian yang lain."

nasai:3436

Telah mengabarkan kepada kami [Mahmud bin Ghailan] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Utsman Al Batti] dari [Abdul Hamid bin Salamah Al Anshari] dari [ayahnya] dari [kakeknya], bahwa ia masuk Islam namun isterinya menolak untuk masuk Islam. Kemudian anak kecil mereka berdua yang belum baligh datang, kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendudukkan ayah di sini dan ibu di sini, kemudian menyuruh anak tersebut untuk memilih. Kemudian beliau mengucapkan: "Ya Allah, berilah ia petunjuk menuju ayahnya."

nasai:3438

Telah mengabarkan kepada kami [Yunus bin Abdul A'la] berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] berkata; telah memberitakan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] bahwa ['Ubaidullah bin Abdullah] menceritakan kepadanya bahwa [ayahnya] mengirim surat kepada [Umar bin Abdulllah bin Arqam Az Zuhri] memerintahkan kepadanya agar menemui Subai'ah binti Al Harits Al Aslamiyah. Kemudian iapun bertanya kepada [Subai'ah] mengenai kisahnya dan apa yang dikatakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepadanya saat minta fatwa. Kemudian Umar bin Abdullah mengirim surat kepada Abdullah bin 'Utbah mengabarkan kepadanya, bahwa Subai'ah mengabarkan kepadanya bahwa ia pernah menjadi isteri Sa'd bin Khaulah dari Bani 'Amir bin Luai, seorang ahli badar. Kemudian suaminya meninggal saat haji Wada', sementara dirinya dalam keadaan hamil. Dan tak lama kemudian iua melahirkan anak. Setelah selesai nifas ia berhias untuk orang yang meminang. Lalu ia ditemui Abu As Sanabil bin Ba'kak seorang laki-laki dari Bani Abdu Ad Dar. Abu Sanabil lalu berkata kepadanya, "Kenapa aku lihat engkau berhias? Apakah engkau akan menikah? Sungguh, demi Allah engkau tidak halal menikah hingga lewat empat bulan sepuluh hari." Subai'ah berkata, "Setelah ia mengatakan itu kepadaku, maka aku pun mengumpulkan pakaianku, kemudian di sore harinya aku menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan menanyakan hal tersebut. Beliau kemudian memberikan fatwa bahwa aku telah halal ketika melahirkan kandunganku. Dan beliau memerintahkanku untuk menikah apabila aku menghendaki."

nasai:3460

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Al 'Ala] berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Idris] dari [Syu'bah] dan [Ibnu Juraij] dan [Yahya bin Sa'id] dan [Muhammad bin Ishaq] dari [Sa'd bin Ishaq] dari [Zainab binti Ka'b] dari [Al Fari'ah binti Malik], bahwa suaminya keluar untuk mencari pekerja yang kuat, kemudian mereka membunuhnya." [Syu'bah] dan [Ibnu Juraij] berkata, "Al Fari'ah berada di kampung yang jauh, kemudian ia datang bersama saudara laki-lakinya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian mereka menceritakan kepada beliau dan beliau memberikan keringanan untuknya, hingga ketika Fari'ah kembali, beliau memanggilnya dan bersabda: "Duduklah di rumahmu hingga selesai masa 'iddah."

nasai:3470

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Yazid bin Abu Habib] dari [Yazid bin Muhammad] dari [Sa'd bin Ishaq] dari bibinya [Zainab binti Ka'b] dari [Al Furai'ah binti Malik], bahwa suaminya menyewa pekerja kuat agar bekerja kepadanya, kemudian mereka membunuhnya. Lalu ia menyebutkan hal tersebut kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Sesungguhnya aku tidak berada di rumahnya dan aku tidak mendapatkan nafkah darinya. Apakah boleh aku pindah kepada keluargaku dan mengurusi anak-anak yatimku? Beliau bersabda: "Lakukanlah." Kemudian beliau bersabda: "Apa yang kamu katakan?" Kemudian ia mengulangi perkataannya lagi. Beliau bersabda: "Lakukanlah Iddah di tempat kamu mendengar kabar (kematian itu)."

nasai:3471

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] berkata; telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Sa'd bin Ishaq] dari [Zainab] dari [Furai'ah], bahwa suaminya keluar untuk mencari budak miliknya. Kemudian ia terbunuh di Tharafi Al Qaddum. Furai'ah berkata, "Kemudian aku datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan menceritakan kepada beliau bahwa aku ingin pindah kepada keluargaku." Kemudian Furai'ah menyebutkan kondisinya. Furai'ah berkata, "Beliau lalu memberiku keringanan, namun saat aku berbalik (ingin berlalu pergi) beliau memanggilku dan bersabda: "Tinggallah di rumah keluargamu hingga selesai masa 'iddah."

nasai:3472

(Masih dari jalur periwayatan yang sama dengan hadits sebelumnya), [Zainab] berkata, "Aku mendengar [Ummu Salamah] berkata, "Seorang wanita datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya anak wanitaku telah ditinggal mati suaminya dan ia mengeluhkan matanya, apakah aku boleh memberinya celak? Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak." Kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya 'iddahnya adalah empat bulan sepuluh hari, dan sungguh salah seorang di antara kalian pada masa jahiliyah melempar kotoran binatang di penghujung tahun." Humaid berkata, "Kemudian aku katakan kepada Zainab, "Kenapa ia melempar kotoran binatang pada penghujung tahun? Zainab menjawab, "Seorang wanita apabila ditinggal mati suaminya ia masuk ke rumah kecil dan buruk, memakai pakaian yang terburuk serta tidak mengusap minyak wangi atau apapun hingga lewat satu tahun. Kemudian didatangkan kepadanya binatang, keledai atau kambing atau burung kemudian ia memegangnya, jarang sekali ia menyentuh sesuatu kecuali sesuatu tersebut akan mati. Kemudian ia keluar dan diberi kotoran binatang, setelah itu ia melemparkannya dan kembali mengenakan minyak wangi atau yang lainnya." Malik berkata, "Taftadldlu adalah mengusapnya." Dalam hadits Muhammad, Malik berkata, "Al Hifsyu adalah rumah dari bambu."

nasai:3477

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin 'Amru bin As Sarh] berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] berkata; telah mengabarkan kepada kami [Makhramah] dari [ayahnya] berkata; aku mendengar [Mughirah bin Adl Dlahhak] berkata; telah menceritakan kepadaku [Ummu Hakim binti Asid] dari [Ibunya], bahwa suaminya meninggal dan ia mengeluhkan matanya, lalu ia mengenakan celak pada matanya. Setelah itu ia mengirim budak wanitanya menemui [Ummu Salamah] agar bertanya kepadanya mengenai celak mata. Ummu Salamah lalu menjawab, "Janganlah ia memakai celak kecuali pada perkara yang penting, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menemuiku ketika Abu Salamah meninggal dan aku telah memakai perasan pohon yang pahit dimataku, beliau bersabda: "Apa ini hai Ummu Salamah?" aku menjawab, "Itu perasan pohon yang pahit wahai Rasulullah." Beliau lalu bersabda: "Sesungguhnya ia memperindah wajah, maka janganlah engkau memakainya kecuali diwaktu malam, jangan engkau menyisir rambut dengan parfum dan inai, karena itu adalah cat." Aku lalu bertanya, "Lantas dengan apa aku bersisir wahai Rasulullah? Beliau menjawab: "Olesilah kepalamu dengan daun bidara."

nasai:3481

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ma'dan bin Isa bin Ma'dan] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu A'yan] berkata; telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Mu'awiyah] berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Humaid bin Nafi'] mantan budak kaum Anshar dari [Zainab binti Abu Salamah] dari [Ummu Salamah], bahwa seorang wanita Quraisy datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Sesungguhnya anak wanitaku ditinggal mati suaminya dan aku mengkhawatirkan matanya, maka aku ia ingin memakai celak?" Beliau lalu bersabda: "Sungguh, dahulu seseorang di antara kalian melempar kotoran hewan pada penghujung tahun. Sesungguhnya masa 'iddah adalah empat bulan sepuluh hari." Kemudian aku berkata kepada Zainab, "Apakah penghujung tahun itu? Ia menjawab, "Di masa jahiliyah dulu seorang wanita jika suaminya meninggal maka ia menuju rumahnya yang paling buruk dan tinggal di sana hingga berlalu satu tahun, kemudian ia keluar dan melempar kotoran hewan di belakangnya."

nasai:3484

Telah mengabarkan kepada kami [Yahya bin Habib bin 'Arabi] berkata; telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Humaid bin Nafi'] dari [Zainab], bahwa seorang wanita bertanya kepada [Ummu Salamah] dan [Ummu Habibah], "Apakah seorang wanita boleh memakai celak pada masa 'iddahnya karena kematian suaminya? Maka ia menjawab, "Pernah seorang wanita datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya mengenai hal tersebut. Beliau kemudian bersabda: "Pada masa jahiliyah dulu, jika salah seorang dari kalian ditinggal mati suaminya, maka ia tinggal selama satu tahun kemudian melempar kotoran ke belakangnya kemudian keluar. Sesungguhnya masa 'iddah adalah empat bulan sepuluh hari hingga selesai masa 'iddah."

nasai:3485

Telah mengabarkan kepada kami [Zakaria bin Yahya As Sijzi Khayyath As Sunnah] berkata; telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] berkata; telah menceritakan kepada kami [Ali bin Al Husain bin Waqid] berkata; telah memberitakan kepadaku [ayahku] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yazid An Nahwi] dari ['Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] mengenai firman Allah: '(Dan orang-orang yang akan meninggal dunia di antara kamu dan meninggalkan isteri, hendaklah berwasiat untuk isteri-isterinya, (yaitu) diberi nafkah hingga setahun lamanya dan tidak disuruh pindah (dari rumahnya) ' (Qs. Al Baqarah: 240), telah dihapus dengan ayat mengenai ayat warisan di antara yang ditetapkan baginya dari seperempat dan seperdelapan, dan Allah juga menghapus masa 'iddah satu tahun dan dijadikan empat bulan sepuluh hari."

nasai:3487

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Al Ahwash] dari [Simak] dari ['Ikrimah] mengenai firman Allah 'azza wajalla: '(Dan orang-orang yang akan meninggal dunia di antara kamu dan meninggalkan isteri, hendaklah berwasiat untuk isteri-isterinya, (yaitu) diberi nafkah hingga setahun lamanya dan tidak disuruh pindah (dari rumahnya) ' (Qs. Al Baqarah: 240). 'Ikrimah berkata, "Ayat tersebut dihapus oleh ayat: '(Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan isteri-isteri (hendaklah para isteri itu) menangguhkan dirinya (ber'iddah) empat bulan sepuluh hari) ' (Qs. Al Baqarah: 234).

nasai:3488

Telah mengabarkan kepada kami [Abdul Hamid bin Muhammad] berkata; telah menceritakan kepada kami [Makhlad] berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Juraij] dari ['Atha] berkata; telah mengabarkan kepadaku [Abdurrahman bin 'Ashim] bahwa [Fatimah binti Qais] mengabarkan kepadanya, bahwa ia pernah menjadi isteri seorang laki-laki Bani Makhzum, dan dia telah menceraikannya dengan tiga talak. Laki-laki itu kemudian keluar kesebagian peperangan dan memerintahkan wakilnya agar memberikan nafkah kepadanya, namun ia menolak pemberian itu. Setelah itu ia pergi menemui sebagian isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk ia sedang bersama salah seorang isterinya. Isteri beliau kemudian berkata, "Wahai Rasulullah, ini Fatimah binti Qais, ia telah dicerai oleh Fulan. Kemudian Fulan mengirimkan kepadanya sebagian nafkah, namun ia menolak pemberian itu. Dan Fulan mengaku bahwa hal tersebut merupakan sesuatu yang ia berikan sebagai kebaikan darinya. Beliau bersabda: "Ia benar". Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pindahlah kamu ke rumah Ummu Kultsum, dan lakukanlah iddah di sana." Kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya Ummu Kultsum banyak orang yang mengunjunginya, maka pindahlah kepada Abdullah Ibnu Ummi Maktum, sesungguhnya ia adalah orang yang buta." Kemudian Fatimah pindah ke rumah Abdullah dan ber'iddah di rumahnya hingga selesai 'iddahnya, lalu ia dilamar Abu Al Jahm dan Mu'awiyah bin Abu Sufyan. Maka ia pun datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meminta petunjuk mengenai keduanya. Beliau bersabda: "Abu Al Jahm itu seorang laki-laki yang aku khawatir dirimu terhadap pukulan tongkatnya. Adapun Mu'awiyah ia adalah laki-laki yang miskin tidak memiliki harta. Maka menikahlah dengan Usamah bin Zaid."

nasai:3489

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Rafi'] berkata; telah menceritakan kepada kami [Hujain bin Al Mutsanna] berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman] dari [Fatimah binti Qais] ia mengabarkan kepadanya, bahwa dirinya pernah menjadi isteri Abu 'Amru bin Hafsh bin Al Mughirah, kemudian ia mencerainya dengan talak ketiga. Kemudian Fatimah mengaku bahwa ia datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan meminta fatwa untuk keluar dari rumahnya. Maka beliau memerintahkannya untuk pindah ke rumah Ibnu Ummi Maktum, seorang laki-laki orang yang buta. Namun Marwan menolak untuk mempercayai Fatimah mengenai keluarnya orang yang dicerai dari rumahnya." 'Urwah berkata, "Aisyah mengingkari perbuatan Fatimah tersebut."

nasai:3490

Telah mengabarkan kepada kami [Ya'qub bin Mahan Bashri] dari [Husyaim] berkata; telah menceritakan kepada kami [Sayyar] dan [Hushain] [Mughirah] [Daud bin Abu Hindun] dan [Isma'il bin Abu Khalid] dan ia menyebutkan beberapa orang yang lain dari [Asy Sya'bi] berkata, "Aku menemui [Fatimah binti Qais] bertanya kepadanya mengenai keputusan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terhadapnya. Kemudian ia berkata, bahwa suaminya telah menceraikannya dengan talak tiga, lalu ia mengadu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam perihal tempat tinggal dan nafkah. Ia berkata, "Beliau tidak memberiku tempat tinggal dan nafkah. Dan beliau memerintahkanku untuk ber'iddah di rumah Ibnu Ummi Maktum."

nasai:3492

Telah mengabarkan kepada kami [Abu Bakr bin Ishaq Ash Shaghani] berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Al Jawwab] berkata; telah menceritakan kepada kami ['Ammar] -yaitu Ibnu Ruzaiq- dari [Abu Ishaq] dari [Asy Sya'bi] dari [Fatimah binti Qais] ia berkata, "Suamiku telah menceraiku, kemudian aku ingin pindah. Lalu aku datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau pun bersabda: "Pindahlah ke rumah anak pamanmu, 'Amru bin Ummi Maktum, dan lakukanlah iddah di sana." Kemudian Al Aswad melempar Asy Sya'bi dan berkata, "Celaka engkau! Kenapa engkau berfatwa dengan hal ini?" Umar berkata, "Apabila engkau mendatangkan dua saksi yang bisa bersaksi bahwa mereka mendengarnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan jika tidak maka kami tidak akan meninggalkan Kitab Allah demi perkataan seorang wanita: '(Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka (diizinkan) ke luar kecuali mereka mengerjakan perbuatan keji yang terang) ' (Qs. Ath Thalaq: 1).

nasai:3493

Telah mengabarkan kepada kami [Abdul Hamid bin Muhammad] berkata; telah menceritakan kepada kami [Makhlad] berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Juraij] dari [Az Zubair] dari [Jabir] ia berkata, bahwa bibinya telah dicerai kemudian ia (bibinya) ingin keluar menuju kebun kurmanya, saat bertemu dengan seorang laki-laki, laki-laki itu lalu melarangnya. Maka ia pun datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda: "Kemungkinan engkau ingin bersedekah dan melakukan suatu kebaikan."

nasai:3494

Telah mengabarkan kepada kami ['Amr bin Utsman bin Sa'id bin Katsir] telah menceritakan kepada kami [ayahku] dari [Syu'aib] berkata; [Az Zuhri] berkata; telah memberitakan kepadaku ['Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah] bahwa Abdullah bin 'Amru bin Utsman menceraikan anak Sa'id bin Zaid dengan talak tiga, sedang ibunya adalah Hamnah binti Qais. Kemudian bibinya, [Fatimah binti Qais], memerintahkan kepadanya untuk pindah dari rumah Abdullah bin 'Amru, dan hal tersebut didengar oleh Marwan. Kemudian Marwan mengirimkan utusan kepada wanita tersebut agar kembali ke tempatnya hingga selesai 'iddahnya. Kemudian wanita itu ganti mengutus seseorang untuk mengabarkan kepadanya, bahwa bibinya, Fatimah, telah memberinya fatwa untuk pindah. Dan bibinya juga mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah berfatwa kepadanya untuk pindah ketika Abu 'Amru bin Hafsh Al Makhzumi menceraikannya. Kemudian Marwan mengirimkan Qabishah bin Dzuaib kepada Fatimah dan bertanya kepadanya mengenai hal tersebut. Fatimah kemudian mengaku bahwa ia dahulu pernah menjadi isteri Abu 'Amru. Tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengangkat Ali bin Abu Thalib sebagai amir di Yaman, maka ia keluar bersamanya dan mengirimkan utusan kepadanya untuk mencerainya dan itu adalah sisa cerainya. Kemudian memerintahkan Al Harits bin Hisyam dan 'Ayyasy bin Abu Rabi'ah agar memberinya nafkah. Lalu Fatimah mengirim utusan kepada Al Harits dan 'Ayyasy meminta nafkah kepada mereka berdua yang diperintahkan oleh suaminya agar diberikan kepadanya. Kemudian mereka berdua berkata, "Demi Allah, ia tidak punya nafkah atas kami kecuali apabila ia sedang hamil. Dan ia tidak berhak tinggal di tempat tinggal kami kecuali dengan izin kami." Kemudian Fatimah mengaku bahwa ia pernah datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan meceritakan hal tersebut, kemudian beliau membenarkan mereka berdua." Fatimah berkata, "Kemudian aku katakan, 'Kemanakah aku berpindah wahai Rasulullah? Kemudian beliau bersabda: 'Pindahlah di rumah Ibnu Ummi Maktum, ia adalah orang yang buta yang Allah 'azza wajalla sebutkan dalam Kitab-Nya.' Kemudian aku pindah ke rumah Ibnu Ummi Maktum, dan aku meletakkan pakaian di rumahnya.' Hingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menikahkannya dengan Usamah bin Zaid."

nasai:3496

Telah mengabarkan kepada kami [Zakaria bin Yahya] berkata; telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ali bin Al Husain bin Waqid] berkata; telah menceritakan kepadaku [ayahku] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yazid An Nahwi] dari ['Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] mengenai firman Allah: '(ayat mana saja yang kami nasakhkan atau kami jadikan lupa kepadanya maka kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding darinya) ' (Qs. Al Baqarah: 106), dan firman Allah: '(Dan apabila kami letakkan suatu ayat di tempat ayat yang lain sebagai penggantinya padahal Allah lebih mengetahui apa yang diturunkan-Nya) ' (Qs. An Nahl: 1o1), dan firman Allah: '(Allah menghapuskan apa yang dia kehendaki dan menetapkan (apa yang dia kehendaki, dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh mahfuzh)) ' (Qs. Ar Ra'd: 39). Yang pertama kali dinasakh dalam Al Qur'an adalah tentang kiblat, dan firman: '(Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru'. Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka (para suami) menghendaki ishlah) ' (Qs. Al Baqarah: 228). Hal itu karena jika seorang laki-laki mencerai isterinya, maka ia lebih berhak untuk kembali kepadanya walaupun telah mencerainya tiga kali, kemudian Allah menghapus hal tersebut dan berfirman: '(Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik) ' (Qs. Al Baqarah: 229).

nasai:3498

Telah mengabarkan kepada kami ['Amru bin Yahya bin Al Harits] berkata; telah menceritakan kepada kami [Mahbub bin Musa] berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Ishaq] -yaitu Al Fazari- dari [Suhail bin Abi Shalih] dari [ayahnya] dari [Abu Hurairah] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pada setiap ubun-ubun kuda telah tertulis kebaikan hingga hari kiamat. Dan kuda perang ada tiga; ia bisa menjadi pahala bagi seseorang, bisa menjadi tabir bagi seseorang dan bisa menjadi dosa bagi seseorang. Yang menjadikan pahala bagi seseorang adalah, orang yang menahannya di jalan Allah dan menjadikannya untuk Allah dan tidaklah kuda tersebut makan sesuatu dalam perutnya kecuali telah ditetapkan baginya dengan setiap yang dimakan dalam perutnya sebagai pahala, meskipun itu pada rumput yang dilaluinya…..dan seterusnya."

nasai:3506

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin Hafsh] berkata; telah menceritakan kepadaku [ayahku] berkata; telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Thahman] dari [Sa'id bin Abu 'Urwah] dari [Qatadah] dari [Anas] ia berkata, "Tidak ada sesuatu yang lebih dicintai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam setelah isteri kecuali kuda perang."

nasai:3508

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Rafi'] berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Ahmad Al Bazzar Hisyam bin Sa'id Ath Thalaqani] berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Muhajir Al Anshari] dari ['Aqil bin Syabib] dari [Abu Wahb] dan ia pernah menyertai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Namailah diri kalian dengan nama para nabi, dan nama yang paling disukai Allah 'azza wajalla adalah Abdullah dan 'Abdurrahman. Ikatlah kuda perang dan usaplah ubun-ubunnya dan pahanya, siapkanlah ia dan gunakanlah untuk kebaikan. Dan hendaknya kalian memiliki kuda hitam kemerah-merahan yang dahinya berwarna putih, atau yang berwarna blonde dahi dan kakinya berwarna putih, atau kuda hitam yang dahi dan kakinya berwarna putih."

nasai:3509

Telah mengabarkan kepada kami [Imran bin Musa] berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] berkata; telah menceritakan kepada kami [Yunus] dari ['Amru bin Sa'id] dari [Abu Zur'ah bin 'Amru bin Jarir] dari [Jarir] berkata, "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menganyam rambut jambul kuda di antara kedua jarinya, dan beliau bersabda: "Pada ubun-ubun kuda telah tertulis kebaikan hingga Hari Kiamat; yaitu pahala dan rampasan perang."

nasai:3516

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Pada ubun-ubun kuda telah tertulis padanya kebaikan hingga Hari Kiamat."

nasai:3517

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Al 'Ala Abu Kuraib] berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Idris] dari [Hushain] dari ['Amir] dari ['Urwah Al Bariqi] Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pada ubun-ubun kuda telah tertulis padanya kebaikan hingga Hari Kiamat."

nasai:3518

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Muhammad bin Basysyar] mereka berdua berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu 'Adi] dari [Syu'bah] dari [Hushain] dari [Asy Sya'bi] dari ['Urwah bin Abu Al Ja'd] bahwa ia telah mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pada ubun-ubun kuda perang telah tertulis kebaikan hingga Hari Kiamat; yaitu pahala dan rampasan perang."

nasai:3519

Telah mengabarkan kepada kami ['Amru bin Ali] berkata; telah memberitakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] berkata; telah memberitakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abdullah bin Abu As Safar] dari [Asy Sya'bi] dari ['Urwah] berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pada ubun-ubun kuda perang telah tertulis kebaikan hingga Hari Kiamat; yaitu pahala dan rampasan perang."

nasai:3520

Telah mengabarkan kepada kami ['Amru bin Ali] berkata; telah menceritakan kepada kami ['Abdurrahman] berkata; telah memberitakan kepada kami [Syu'bah] ia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Hushain] dan [Abdullah bin Abu As Safar] bahwa keduanya mendengar [Asy Sya'bi] menceritakan dari ['Urwah bin Abu Al Ja'd] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Pada ubun-ubun kuda perang telah tertulis kebaikan hingga Hari Kiamat; yaitu pahala dan rampasan perang."

nasai:3521

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Yazid bin Abu Habib] dari [Abu Al Khair] dari [Ibnu Zurair] dari [Ali bin Abu Thalib] radliallahu 'anhu berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diberi hadiah seekor bighal, kemudian beliau menaikinya. Kemudian Ali berkata, "Seandainya kita kawinkan keledai dengan kuda niscaya kita memiliki yang seperti ini. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya yang melakukan hal itu adalah orang-orang yang tidak mengetahui."

nasai:3524

Telah mengabarkan kepada kami [Isma'il bin Mas'ud] berkata; telah menceritakan kepada kami [Khalid] dari [Ibnu Abu Dzi`b] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengadakan lomba antara kuda perang, beliau melepasnya dari Al Hafya` dan berakhir di Tsaniyah Al Wada'. Sementara kuda yang belum dipersiapkan untuk lomba dari Ats Tsaniyah hingga Masjid Bani Zuraiq."

nasai:3527

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Salamah] dan [Al Harits bin Miskin] dengan membacakan riwayat dan aku mendengar, dari [Ibnu Al Qasim] berkata; telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melombakan antara kuda yang sudah dipersiapkan untuk lomba dari Al Hafya` dan berakhir hingga Tsaniyah Al Wada`, dan melombakan antara kuda yang belum dipersiapkan untuk lomba dari Ats Tsaniyah hingga masjid Bani Zura'iq, dan Abdullah adalah termasuk di antara orang yang berlomba."

nasai:3528

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Abdullah Al Khalanji] di Baitul Maqdis, ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Ubaidullah bin Umar] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dari [Umar] radliallahu 'anhu, ia berkata, "Umar datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian berkata, "Wahai Rasulullah, sungguh aku mendapatkan harta yang belum pernah aku dapatkan yang semisalnya. Aku memiliki seratus budak, kemudian aku membeli dengannya seratus saham Khaibar dari pemiliknya, dan aku ingin mendekatkan diri dengannya kepada Allah 'azza wajalla." Maka beliau bersabda: "Tahan pokoknya dan jadikan buahnya di jalan Allah."

nasai:3547

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin Harb] berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Fudlail] dari ['Umarah] dari [Abu Zur'ah] dari [Abu Hurairah] ia berkata, "Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kemudian berkata, "Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling besar pahalanya?" Beliau bersabda: "Engkau bersedekah sedang engkau dalam keadaan sehat, pelit dan takut miskin dan ingin hidup kekal, engkau tidak menunda (untuk sedekah) hingga nyawa telah sampai pada leher. Engkau katakan 'Ini untuk fulan sekian dan ini untuk si fulan sekian'."

nasai:3553

Telah mengabarkan kepada kami ['Amru bin Ali] berkata; telah menceritakan kepada kami [Azhar] berkata; telah memberitakan kepada kami [Ibnu 'Aun] dari [Ibrahim] dari [Al Aswad] dari [Aisyah] berkata, "Mereka berkata, "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah berwasiat kepada Ali radliallahu 'anhu, beliau minta diambilkan bejana untuk buang air kecil, kemudian beliau bergetar (akan meninggal) dan aku tidak merasakan. Maka kepada siapa beliau berwasiat?"

nasai:3565

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [ayahnya] dari [Ibnu Abbas] berkata, "Orang-orang mengurangi wasiat hingga seperempat karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sepertiga, dan sepertiga itu banyak atau besar."

nasai:3574

Telah mengabarkan kepada kami [Harun bin Ishaq Al Hamdani] dari ['Abdah] dari [Hisyam] -yaitu Ibnu 'Urwah- dari [Bakr bin Wail] dari [Az Zuhri] dari ['Ubaidullah bin Abdullah] dari [Ibnu Abbas] berkata, "Sa'd bin 'Ubadah datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkata, "Sesungguhnya ibuku meninggal dan ia memiliki kewajiban nadzar dan belum menunaikannya? ' Beliau bersabda: "Tunaikanlah untuknya."

nasai:3603

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin Utsman bin Hakim] berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ash Shalt] berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Kudainah] dari ['Atha] -yaitu Ibnu As Saib- dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] berkata, "Tatkala turun ayat: '(Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat) ' (Qs. Al Israa': 34), serta '(sesungguhnya orang-orang yang memakan harta orang yatim secara zhalim) ' (Qs. An Nisaa: 10). Ibnu Abbas berkata, "Maka orang-orang menjauhi harta anak yatim dan makanannya, sehingga hal tersebut terasa berat atas orang-orang muslim. Maka mereka mengadukan hal tersebut kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian Allah menurunkan ayat: '(Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakalah: "Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka mereka adalah saudaramu; dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang mengadakan perbaikan. Dan jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan kesulitan kepadamu) ' (Qs. Al Baqarah: 220).

nasai:3609

Telah mengabarkan kepada kami ['Ubaidullah bin Sa'id] dari [Yahya] dari [Fithr] berkata; telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Shubaih] berkata; aku mendengar [An Nu'man bin Basyir] berkata, "Ayahku pergi membawa aku menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ia meminta Rasulullah untuk bersaksi terhadap sesuatu yang ia berikan kepadaku. Kemudian beliau bertanya: "Apakah engkau memiliki anak selainnya?" Ia menjawab, "Ya." Lalu -seraya membariskan seluruh telapaknya demikian- beliau bersabda: "Tidakkah engkau samakan antara mereka (seperti ini)?"

nasai:3625

Telah mengabarkan kepada kami ['Amru bin Yazid] berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu 'Adi] berkata; telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Muhammad bin Ishaq] dari ['Amru bin Syu'aib] dari [ayahnya] dari [kakeknya] ia berkata, "Kami pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba datanglah kepada beliau utusan dari Hawazin. Mereka lalu berkata, "Wahai Muhammad, sesungguhnya kami adalah berkeluarga, kami mendapatkan musibah yang tidak tersembunyi bagimu, maka berilah kami sesuatu semoga Allah memberimu." Kemudian beliau bersabda: "Pilihlah antara harta, atau wanita dan anak-anak kalian." Mereka lalu berkata, "Engkau memberi kami pilihan antara keturunan dan harta, akan tetapi kami memilih isteri dan anak-anak kami." Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Adapun yang dulu milikku dan milik Bani Abdul Muthalib adalah menjadi milik kalian, jika aku shalat zhuhur maka berdiri dan katakanlah 'sesungguhnya kami meminta tolong kepada Rasulullah atas kaum Mukminin dan Muslimin akan para wanita dan anak-anak kami'." Ketika mereka shalat zhuhur, mereka berdiri dan mengucapkan hal itu, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Adapun yang dulu milikku dan milik bani Abdul Muthalib adalah milik kalian." Kemudian orang-orang Muhajirin berkata, "Adapun yang dulu milik kami maka itu adalah milik Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Dan orang-orang Anshar berkata, "Dan yang dulu milik kami maka itu adalah milik Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Lalu Al Aqra` bin Habis berkata, "Adapun aku dan bani Tamim tidak seperti itu." Uyainah bin Hishn berkata, "Adapun aku dan bani Fazarah tidak seperti itu." Al Abbas bin Mirdas berkata, "Sedangkan aku dan Bani Sulaim tidak seperti itu." Lalu berdirilah Bani Sulaim dan berkata, "Engkau dusta! Apa yang dulu milik kami maka itu adalah milik Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai manusia, kembalikan kepada mereka wanita-wanita dan anak-anak mereka, maka barangsiapa memegang harta fai` ini maka ia mendapatkan enam ekor unta, dari sejak pertama Allah Azza wa jalla memberikan harta fai` ini kepadanya." Lalu beliau naik kendaraan beliau dan orang-orang menaiki kendaraan mereka, mereka berkata 'Beri kami harta fai`'. Mereka lalu membawa beliau ke sebuah pohon dan selendang beliau terjatuh, beliau bersabda: "Wahai manusia kembalikan selendangku, demi Allah seandainya kalian mendapatkan nikmat seluas Makkah, maka aku akan membaginya untuk kalian, lalu kalian tidak akan mendapatiku sebagai orang yang bakhil atau pengecut atau berdusta." Kemudian beliau mendatangi seekor unta dan mengambil sebuah rambut dari punuknya di antara dua jarinya seraya bersabda: "Sesungguhnya tidak ada sedikitpun harta fai` untukku atau rambut ini, kecuali seperlima, dan seperlima akan kembali kepada kalian." Lalu seorang laki-laki berdiri dengan membawa segenggam rambut dan berkata, "Wahai Rasulullah, aku mengambil ini agar aku bisa memperbaiki barda'ah (lampu penerang di atas unta) unta milikku." Beliau bersabda: "Adapun yang dulu milikku dan milik bani Abdul Muththalib adalah untukmu." Ia berkata, 'Apakah hal ini telah disampaikan, aku tidak butuh lagi padanya', lalu ia pun membuangnya. Beliau bersabda: "Wahai manusia kembalikanlah meskipun itu sebuah jarum dan seutas benang. Sesungguhnya ghulul (harta ghanimah yang dicuri sebelum dibagi), akan menjadi keburukan dan aib bagi pelakunya pada hari kiamat."

nasai:3628

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu 'Adi] dari [Husain] dari ['Amru bin Syu'aib] berkata; telah menceritakan kepadaku [Thawus] dari [Ibnu Umar] dan [Ibnu Abbas] mereka berdua memarfu'kan hadits tersebut kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tidak halal bagi seseorang yang memberi suatu pemberian kemudian mengambilnya kembali, kecuali orang tua atas apa yang ia berikan kepada anaknya. Dan permisalan orang yang memberi suatu pemberian kemudian mengambilnya kembali seperti anjing yang makan hingga kenyang dan muntah kemudian ia memakan muntahannya kembali."

nasai:3630

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Salamah] dan [Al Harits bin Miskin] dia membacakan dan aku yang mendengar, dari [Ibnu Al Qasim] dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Salamah] dari [Jabir] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapapun laki-laki yang diberi umra untuknya dan orang setelahnya, maka ia adalah milik orang yang diberi, tidak akan kembali kepada orang yang memberinya. Karena ia telah memberikan suatu pemberian, dan berlaku padanya pewarisan."

nasai:3685

Telah mengabarkan kepada kami [Abu Daud Sulaiman bin Saif] berkata; telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] berkata; telah menceritakan kepada kami [ayahku] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] bahwa [Abu Salamah] telah mengabarkan kepadanya dari [Jabir], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapapun laki-laki yang memberikan umra, maka umra tersebut menjadi miliknya dan milik orang yang setelahnya. Ia berkata, 'Aku telah memberikannya kepadamu dan orang setelahmu', maka ia milik orang yang diberinya dan tidak kembali kepada pemiliknya karena ia telah memberikannya sebagai suatu pemberian, dan berlaku padanya (hukum) pewarisan."

nasai:3688

Telah mengabarkan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] berkata; telah memberitakan kepada kami [Al Fadll bin Musa] berkata; telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin 'Amru] berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tatkala Allah menciptakan Surga dan Neraka Dia mengirim Jibril 'alaihissalam ke Surga seraya berfirman: 'Lihatlah ke dalamnya dan apa yang telah Aku persiapkan untuk penghuninya' Kemudian Jibril melihat ke surga dan kembali seraya berkata, 'Demi kemuliaan-Mu, sungguh tidak ada seorangpun yang mendengarnya kecuali ia akan memasukinya.' Kemudian Allah memerintahkan (untuk menutupi surga dengan sesuatu yang dibenci), maka ditutupilah surga dengan sesuatu yang dibenci (oleh manusia). Allah lalu berfirman: 'Pergilah ke Surga dan lihatlah kepadanya dan apa yang telah Aku persiapkan untuk penghuninya.' Kemudian Jibril melihat kepadanya, ternyata Surga telah dikelilingi dengan perkara-perkara yang tidak menyenangkan. Jibril lalu berkata, "Demi kemulian-Mu, sungguh aku khawatir tidak akan ada seorangpun yang akan memasukinya.' Allah kemudian berfirman: 'Pergi dan lihatlah ke dalam neraka dan kepada apa yang telah Aku persiapkan untuk penghuninya.' Kemudian ia melihat kepadanya dan ternyata sebagiannya berada di atas sebagian yang lain. Kemudian Jibril kembali dan berkata, 'Demi kemulian-Mu, tidak akan ada seorangpun yang memasukinya.' Kemudian Allah memerintahkan (untuk menutupi neraka dengan sesuatu yang menyenangkan), lalu ditutupilah neraka dengan hal yang menyenangkan nafsu syahwat. Lalu Allah berfirman; 'Lihatlah ke dalamnya.' Ternyata ia dikelilingi dengan nafsu syahwat, kemudian Jibril kembali dan berkata, 'Demi kemuliaan-Mu, sungguh aku khawatir tidak akan ada seorangpun yang selamat darinya kecuali ia pasti akan memasukinya'."

nasai:3703

Telah mengabarkan kepada kami [Al Hasan bin Huraits] berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Fadll bin Musa] dari [Husain bin Waqid] dari [Abdullah bin Buraidah] dari [ayahnya] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa mengatakan, 'Aku berlepas diri dari Islam', apabila ia berdusta maka berlaku seperti apa yang ia katakan, dan apabila berkata benar maka ia tidak akan kembali kepada Islam dalam keadaan selamat."

nasai:3712

Telah mengabarkan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] berkata; telah memberitakan kepada kami [Sulaiman bin Hayyan] berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Muhammad bin Ibrahim] dari ['Alqamah bin Waqqash] dari [Umar bin Al Khathab] dari Nabi shallallahu 'alahi wa sallam, beliau bersabda: "Hanyasanya amalan itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sebagaimana yang ia niatkan. Barangsiapa hijrahnya kepada Allah dan rasul-Nya maka hijrahnya kepada Allah dan rasul-Nya, dan barangsiapa hijrahnya untuk dunia atau wanita yang akan dinikahinya maka hijrahnya kepada apa yang hijrah kepadanya."

nasai:3734

Telah mengabarkan kepada kami [Al Hasan bin Muhammad Az Za'farani] berkata; telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] dari [Ibnu Juraij] berkata; ['Atha] mengaku bahwa ia mendengar ['Ubaid bin 'Umair] berkata; aku mendengar [Aisyah] mengaku, bahwa Nabi shallallahu 'alahi wa sallam pernah tinggal di rumah Zainab binti Jahsy kemudian minum madu di rumahnya. Lalu aku dan Hafshah bersepakat bahwa siapapun di antara kami yang ditemui Nabi shallallahu 'alahi wa sallam maka hendaknya ia berkata, 'Sesungguhnya aku mencium bau Maghafir (sejenis tumbuhan), engkau telah makan Maghafir.' Kemudian beliau menemui salah seorang di antara mereka berdua sehingga salah seorang dari mereka mengatakan perkataan tersebut kepada beliau. Kemudian beliau bersabda: "Tidak, melainkan aku minum madu di rumah Zainab binti Jahsy, dan aku tidak akan mengulanginya." Kemudian turunlah ayat: '(Hai Nabi kenapa engkau haramkan apa yang Allah halalkan kepadamu) hingga firman-Nya (Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah…) ' (Qs. AT Tahriim: 1-4), yaitu Aisyah dan Hafshah, serta ayat: '(Dan ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang isterinya (Hafsah) suatu peristiwa…) ' (Qs. At Tahriim: 3), yaitu karena perkataan beliau: 'melainkan aku minum madu'."

nasai:3735

Telah mengabarkan kepada kami [Yusuf bin Sa'id] berkata; telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] dari [Ibnu Juraij] berkata; telah menceritakan kepadaku [Sa'id bin Abu Ayyub] dari [Yazid bin Abu Habib] ia telah mengabarkan kepadanya, bahwa [Abu Al Khair] menceritakan kepadanya dari ['Uqbah bin 'Amir] ia berkata, "Saudara perempuanku bernadzar untuk berjalan menuju Ka'bah dan memerintahkan aku agar memintakan fatwa kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian aku memintakan fatwa kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau pun bersabda: "Hendaknya ia berjalan dan berkendaraan."

nasai:3754

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Adam] dan [Harun bin Ishaq Al Hamdani] dari ['Abdah] dari [Hisyam] -yaitu Ibnu 'Urwah- dari [Bakr bin Wail] dari [Az Zuhri] dari ['Ubaidullah bin Abdullah] dari [Ibnu Abbas] berkata, "Sa'd bin 'Ubadah datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kemudian berkata, "Sesungguhnya ibuku telah meninggal dan ia memiliki kewajiban nadzar yang belum sempat ia kerjakan. Maka beliau bersabda mengenai nadzar yang menjadi kewajiban ibunya dan belum sempat dikerjakan hingga meninggal, beliau katakan: "Tunaikanlah nadzar tersebut untuknya."

nasai:3759

Telah mengabarkan kepada kami [Yunus bin Abdul A'la] berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] berkata; telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] berkata; telah mengabarkan kepadaku [Abdullah bin Ka'b] dari [ayahnya], bahwa ia berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika ia mendapatkan taubat, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku memberikan hartaku sebagai sedekah kepada Allah dan Rasul-Nya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Tahanlah sebagian hartamu, hal itu lebih baik bagimu." Abu 'Abdurrahman berkata, "Sepertinya Az Zuhri mendengar hadits ini dari Abdullah bin Ka'b dan dari 'Abdurrahman, dalam hadits yang panjang ini terdapat taubat Ka'b."

nasai:3763

Telah mengabarkan kepada kami [Sulaiman bin Daud] berkata; telah memberitakan kepada kami [Ibnu Wahb] dari [Yunus] berkata; [Ibnu Syihab] berkata; telah mengabarkan kepadaku ['Abdurrahman bin Ka'b bin Malik] bahwa [Abdullah bin Ka'b] berkata; aku mendengar [Ka'b bin Malik] menceritakan peristiwanya ketika tertinggal dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam perang Tabuk. Ia berkata, "Tatkala aku duduk di hadapannya, aku katakan, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya taubatku adalah melepaskan diri dari hartaku sebagai sedekah kepada Allah dan Rasul-Nya." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Tahanlah sebagian hartamu, hal tersebut lebih baik bagimu." Kemudian aku katakan, "Sesungguhnya aku menahan sahamku yang ada di Khaibar."

nasai:3764

Telah mengabarkan kepada kami [Al Harits bin Miskin] dengan membaca riwayat dan aku mendengar, dari [Ibnu Al Qasim] berkata; telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Tsaur bin Zaid] dari [Abu Al Ghaits] mantan budak Ibnu Muthi', dari [Abu Hurairah] ia berkata, "Kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika perang Khaibar, dan kami tidak mendapatkan harta rampasan kecuali harta benda, barang-barang, dan pakaian. Kemudian seorang laki-laki dari Bani Adl Dlubaib yang dipanggil Rifa'ah bin Zaid memberikan hadiah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berupa budak berkulit hitam yang dipanggil Mid'am. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu menuju ke lembah Al Qura hingga ketika kami sampai di lembah Al Qura, tatkala Mid'am menurunkan kendaraan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba meluncurlah panah hingga mengenai dan membunuhnya, orang-orang pun berkata, "Selamat, bagimu Surga." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Sekali-kali tidak! Demi jiwaku yang berada ditangan-Nya, sesungguhnya pakaian yang ia ambil ketika perang Khaibar akan menyala dengan api." Ketika orang-orang mendengar hal itu, seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan membawa satu atau dua pasang sandal, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Satu atau dua sandal dari neraka."

nasai:3767

Telah mengabarkan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] berkata; telah memberitakan kepada kami [Hammad bin Mas'adah] dari [Humaid] dari [Tsabit] dari [Anas] berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melihat seorang laki-laki yang berjalan dengan diapit antara dua orang, kemudian beliau bertanya: "Apa ini?" mereka menjawab, "Ia nadzar untuk berjalan menuju Ka'bah." Beliau bersabda: "Sungguh, Allah tidak butuh kepada penyiksaan orang ini terhadap dirinya, perintahkan dia agar naik kendaraan."

nasai:3792

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin Hafsh] berkata; telah menceritakan kepadaku [ayahku] berkata; telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Thahman] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Humaid Ath Thawil] dari [Anas bin Malik] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang kepada seorang laki-laki yang berjalan di antara dua orang anaknya dengan cara diapit, kemudian beliau bertanya: "Ada apa orang ini?" Maka dikatakan, "Ia bernadzar untuk berjalan menuju Ka'bah." Kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak berbuat sesuatupun dengan penyiksaan yang dilakukan orang ini terhadap dirinya." Kemudian beliau memerintahkan kepadanya agar naik kendaraan."

nasai:3794

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hibban] ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Abdullah] dari [Ma'mar] dari [Hammad] dan [Qatadah] mengenai seorang laki-laki yang berkata kepada orang yang lain, 'Aku ingin menyewa kamu (untuk mengantar) menuju Makkah dengan upah sekian dan sekian, jika aku pergi selama sebulan. Atau sekian dan sekian -lalu ia menyebutkan lama waktunya-, maka kamu akan mendapatkan tambahan sekian dan sekian.' Mereka berdua memandang hal tersebut tidak mengapa, dan mereka tidak menyukai untuk mengatakan, 'Aku akan menyewa darimu dengan upah sekian dan sekian, jika aku berjalan lebih dari satu bulan maka aku akan mengurangi sewaanmu sekian dan sekian'."

nasai:3800

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ibrahim] telah memberitakan kepada kami [Khalid yaitu Ibnu Al Harits], dia berkata; "Saya membacakan riwayat kepada [Abdul Hamid bin Ja'far], telah mengabarkan kepadaku [ayahku] dari [Rafi' bin Usaid bin Zhuhair] dari [ayahnya yaitu Usaid bin Zhuhair] bahwa dia keluar kepada kaumnya yaitu Bani Haritsah, lalu berkata; "Wahai Bani Haritsah, sesungguhnya musibah telah menimpa kalian." Mereka bertanya; "Apa itu?" Dia menjawab; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang dari menyewakan tanah, kami berkata; wahai Rasulullah bagaimana jika kami menyewakan dengan sedikit biji-bijian, beliau menjawab: " Tidak, " ia berkata dan kami dahulu menyewakannya dengan jerami, beliau menjawab: " Tidak, " kami menyewakannya dengan sesuatu yang ditanam dengan pengairan sungai kecil, beliau bersabda: " Tidak, tanamilah tanah tersebut atau berikan kepada saudaramu." Mujahid menyelisihi hadits tersebut.

nasai:3802

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Qudamah] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Mujahid] dari [Usaid bin Zhuhair], dia berkata; telah datang kepada kami [Rafi' bin Khadij] kemudian berbicara dan saya belum faham, dia berkata; "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah melarang kalian dari perkara yang dahulu memberikan manfaat bagi kalian, dan mentaati Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah lebih baik bagi kalian daripada sesuatu yang memberikan manfaat kepada kalian. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang kalian dari haql dan haql adalah mempekerjakan orang menggarap tanah dengan bagian sepertiga atau seperempat. Maka barang siapa yang memiliki tanah kemudian dia tidak membutuhkannya maka hendaknya dia memberikannya kepada saudaranya atau membiarkannya. Dan beliau melarang dari muzabanah, muzabanah adalah seseorang datang ke pohon kurma yang banyak dengan membawa harta yang banyak kemudian berkata; "Ambillah dengan sekian dan sekian wasaq kurma tahun tersebut."

nasai:3805

Telah mengabarkan kepada kami ['Amru bin Zurarah] telah memberitakan kepada kami [Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Ibnu 'Aun], dia berkata; [Muhammad] pernah berkata; "Tanahku seperti harta Mudharabah (kerjasama dagang dengan memberikan saham harta atau jasa), apa yang layak untuk harta mudharabah maka layak untuk tanahku dan apa yang tidak layak untuk harta mudharabah maka tak layak pula untuk tanahku. Dia memandang tidak mengapa jika dia menyerahkan tanahnya kepada pembajak tanah agar dikerjakan oleh pembajak tanah sendiri, anaknya dan orang-orang yang membantunya serta sapinya, pembajak tidak memberikan biaya sedikitpun, dan pembiayaannya semua dari pemilik tanah."

nasai:3867

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Muhammad bin Abdur Rahman] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar radliallahu 'anhuma] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyerahkan pohon kurma Khaibar dan tanahnya kepada orang-orang Yahudi agar mereka mengerjakannya dari harta mereka sedang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendapatkan setengah dari apa yang keluar darinya.

nasai:3868

Telah mengabarkan kepada kami [Abdur Rahman bin Abdullah bin Abdul Hakam] telah menceritakan kepada kami [Syu'aib bin Al Laits] telah menceritakan kepada kami [ayahku] dari [Muhammad bin Abdur Rahman] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyerahkan pohon kurma Khaibar dan tanahnya kepada orang-orang Yahudi agar mereka menggarapnya dari harta mereka sedang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendapatkan setengah dari buahnya.

nasai:3869

Telah mengabarkan kepada kami ['Ali bin Hujr] telah menceritakan kepada kami [Syarik] dari [Thariq] dari [Sa'id bin Al Musayyab], dia berkata; "Tidak mengapa menyewakan tanah kosong dengan upah emas atau perak." Dia juga berkata; "Jika seseorang membayar harta kepada orang lain dengan qirod (pemberian modal untuk berdagang dengan memperoleh bagian laba) dan dia ingin menuliskannya dalam surat lalu dia menulis; Ini adalah surat yang ditulis oleh fulan bin fulan dengan kerelaan darinya dalam keadaan sehat dan lisensinya untuk Fulan bin Fulan, bahwa engkau telah menyerahkan kepadaku pada permulaan bulan dari tahun ini, sebanyak sepuluh ribu dirham secara jelas dan baik dengan berat tujuh qiradh atas dasar ketakwaan kepada Allah baik dalam keadaan tersembunyi ataupun terang-terangan, serta menunaikan amanah agar saya membeli dengannya menurut kehendakku segala apa yang ingin saya beli, dan aku akan mengaturnya sekiranya saya pandang perlu untuk mengaturnya dari berbagai jenis perdagangan, dan akan aku keluarkan apa yang saya kehendaki kemana saja yang saya kehendaki dan menjual apa yang ingin saya jual dari barang yang telah saya beli, baik secara kontan atau kredit, baik dengan uang atau dengan barang dengan dasar saya mengerjakan semua itu sesuai pendapatku, dan saya akan mewakilkan dalam itu kepada orang yang kehendaki, dan setiap apa yang dirizqikan Allah dalam hal itu berupa kelebihan dan keuntungan diluar modal tersebut yang telah engkau serahkan kepadaku yang tertera banyaknya, didalam surat ini, maka hal itu dibagi antara saya dan engkau menjadi dua bagian, untukmu setengah sesuai dengan bagian modalmu, dan untukku setengah sesuai dengan pekerjaanku secara penuh, jika ada sesuatu yang hilang maka hal itu menjadi tanggungan modal. Saya terima sebanyak sepuluh ribu dirham secara jelas dan baik pada permulaan bulan ini pada tahun ini, dan menjadi qiradh milikmu yang ada padaku dengan persyaratan yang tercantum dalam surat ini. Telah menyatakan Fulan dan Fulan. Jika ia ingin membebaskannya untuk membeli dan menjual secara kredit, maka ia menulis; dan engkau telah melarangku untuk membeli dan menjualnya dengan kredit."

nasai:3875

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin Hafsh bin Abdullah] telah menceritakan kepadaku [ayahku] telah menceritakan kepadaku [Ibarahim bin Thahman] dari [Sa'id bin Abi 'Arubah] dari [Qatadah] dari [Anas bin Malik], dia berkata; "Tidak ada sesuatu yang lebih disukai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam setelah para isteri daripada kuda perang."

nasai:3880

Telah mengabarkan kepada kami ['Ubaidullah bin Sa'd bin Ibrahim bin Sa'd] telah menceritakan kepada kami [pamanku] telah menceritakan kepada kami [ayahku] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] telah mengabarkan kepadaku [Muhammad bin Abdur Rahman bin Al Harits bin Hisyam] bahwa [Aisyah] berkata; "Para isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengirim Fathimah binti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian dia meminta izin kepada beiau sedang beliau dalam keadaan berbaring bersamaku dalam pakaian buluku. Kemudian beliau memberikan izin kepadanya, lalu Fatimah berkata; "Wahai Rasulullah, sesungguhnya para isteri Tuan mengirimku kepada Tuan, mereka meminta keadilan mengenai anak Abu Quhafah. Dan saya dalam keadaan diam, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Wahai anakku, bukankah engkau mencintai orang yang saya cintai?" Dia berkata; "Ya.' Beliau bersabda: "Maka cintailah orang ini." Kemudian Fathimah bangkit ketika dia mendengar hal tersebut dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian dia kembali kepada para isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan mengabarkan kepada mereka apa yang telah dia katakan dan apa yang beliau sabdakan kepadanya. Kemudian mereka berkata; kami tidak melihat dirimu memuaskan kami sedikitpun, maka kembalilah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan katakan kepada beliau; sesungguhnya isteri-isteri Tuan menuntut keadilan mengenai anak Abu Quhafah." Fathimah berkata; "Tidak. Demi Allah saya tidak akan berbicara dengan beliau mengenainya selamanya. 'Aisyah berkata; "Kemudian isteri-isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengirim Zainab binti Jahsy kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan dia adalah orang yang menjadi sainganku di antara isteri-isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di dalam kedudukan di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, saya tidak melihat seorang wanita yang paling baik dalam agama lebih baik daripada Zainab dan lebih bertakwa kepada Allah 'azza wajalla, lebih jujur perkataannya, lebih sering menyambung ikatan kekerabatan, lebih besar sedekahnya, dan lebih rendah diri dalam hal amalan yang dia sedekahkan dan dia gunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah selain cepat marah karena keras budi pekertinya, namun dia cepat menarik diri dari kemarahan. Dia meminta izin kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sedang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tengah bersama Aisyah dalam baju bulunya sebagaimana ketika Fathimah menemui beliau. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberikan izin kepadanya, kemudian dia berkata; "Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sesungguhnya isteri-isteri Tuan mengirimku, mereka meminta keadilan mengenai anak Abu Quhafah." Dan dia mencelaku, dia berbicara lama sedang saya memperhatikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan memperhatikan ujung matanya, apakah beliau mengizinkan saya (membalas) ucapannya. Zainab tidak kunjung pergi hingga saya mengetahui bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak membenci saya jika saya membalasnya Kemudian tatkala saya mencelanya saya tidak diam begitu saja (mendengar celaannya) hingga (kemudian) saya menyerangnya. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya dia adalah anak Abu Bakar." [Imran bin Bakkar Al Himshi] telah mengabarkan kepadaku, dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] telah memberitakan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] telah mengabarkan kepadaku [Muhammad bin Abdur Rahman bin Al Harits bin Hisyam] bahwa [Aisyah] berkata;...(dia menyebutkan seperti di atas). Dan dia berkata; "Para isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengirim Zainab kemudian dia meminta izin dan beliau mengizinkannya kemudian dia masuk dan berkata seperti itu. Ma'mar menyelisihi keduanya, dia meriwayatkannya dari Az Zuhri dari 'Urwah dari 'Aisyah."

nasai:3883

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Rafi' An Naisaburi Ats Tsiqqah Al Makmun] telah menceritakan kepada kami [Abdur Razzaq] dari [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] dari [Aisyah], dia berkata; "Isteri-isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkumpul dan mengirim Fathimah kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Mereka berkata; "Sesungguhnya isteri-isterimu..dan Az Zuhri menyebutkan suatu kalimat yang maknanya adalah; meminta keadilan mengenai anak Abi Quhafah. Aisyah berkata; kemudian Fathimah menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika beliau tengah bersama Aisyah dalam pakaian bulunya, kemudian dia berkata; "Sesungguhnya para isteri Tuan mengirimku kepada Tuan, mereka meminta keadilan mengenai anak Abu Quhafah." Kemudian beliau bersabda kepadanya: "Apakah engkau mencintaiku?" Dia berkata; "Ya." Beliau bersabda: "Maka cintailah dia." Aisyah berkata; "Kemudian Fathimah kembali kepada para isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan mengabarkan kepada mereka apa yang beliau sabdakan. Kemudian mereka berkata; "Sesungguhnya engkau belum melakukan apa-apa, maka kembalilah kepadanya." Fathimah berkata; "Demi Allah, saya tidak akan kembali kepada beliau mengadukan tentang hal ini selamanya." dia adalah benar-benar puteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang sejati. Kemudian mereka mengirim Zainab binti Jahsy. Aisyah berkata; "Dia adalah orang yang menjadi sainganku di antara isteri-isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian dia berkata; "Sesungguhnya isteri-isteri Tuan mengirimku, mereka meminta keadilan mengenai anak Abu Quhafah. Kemudian dia menghadap kepadaku dan mencelaku, saya memperhatikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan memperhatikan sudut matanya, apakah beliau mengizinkan saya untuk menanggapinya? Aisyah berkata; kemudian dia mencelaku hingga saya yakin bahwa beliau tidak membenci saya ketika saya menanggapinya. Kemudian saya menghadapinya dan tidak lama sayapun membuatnya tak berkutik. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya dia adalah anak Abu Bakar." Aisyah berkata; "Saya belum melihat wanita yang lebih baik dan lebih banyak bersedekah, lebih sering menyambung hubungan kekerabatan, dan merendahkan diri dalam segala sesuatu untuk mendekatkan diri kepada Allah ta'ala dari Zainab selain sikap cepat marah karena kerasnya budi pekertinya, dan dia bersegera menarik diri darinya. Abu Abdur Rahman berkata; "Ini adalah suatu kesalahan dan yang benar adalah yang sebelumnya."

nasai:3884

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Adam] dari ['Abdah] dari [Hisyam] dari [Shalih bin Rabi'ah bin Hudair] dari [Aisyah], dia berkata; "Allah mewahyukan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika saya tengah bersama beliau kemudian saya berdiri dan menutup pintu antara diriku dan beliau, kemudian tatkala beliau beristirahat darinya (selesai menerima wahyu) beliau bersabda kepadaku: "Wahai Aisyah, sesungguhnya Jibril mengucapkan salam kepadamu."

nasai:3890

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Khalid] telah menceritakan kepada kami [Humaid] telah menceritakan kepada kami [Anas], dia berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah berada pada salah satu Ummul mukminin, kemudian ummul mukminin yang lain mengirimkan nampan yang berisi makanan. Kemudian dia memukul tangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sehingga nampan tersebut terjatuh dan pecah. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengambil dua pecahan tersebut dan menggabungkan satu dengan yang lainnya. Kemudian beliau mengumpulkan makanan yang ada dalamnya dan bersabda: "Ibu kalian telah cemburu, makanlah, makanlah." Kemudian beliau memegang hingga ummul mukminin datang membawa nampan yang ada di rumahnya. Kemudian beliau menyerahkan nampan yang baik kepada seorang utusan dan meninggalkan nampan yang pecah di rumah isteri beliau yang memecahkannya."

nasai:3893

Telah mengabarkan kepada kami [Ar Rabi' bin Sulaiman] telah menceritakan kepada kami [Asad bin Musa] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Tsabit] dari [Abu Al Mutawakkil] dari [Ummu Salamah] bahwa dia datang dengan membawa makanan di atas piringnya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabat beliau, lalu datanglah 'Aisyah dengan bersarungkan pakaian, dia datang membawa batu, lalu memecah piring itu dengannya, kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengumpulkan dua pecahan piring dan bersabda: " Makanlah, ibu kalian telah cemburu, " dua kali, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengambil piring 'Aisyah dan mengirimnya kepada Ummu Salamah dan memberikan piring Ummu Salamah kepada 'Aisyah.

nasai:3894

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dari [Abdurrahman] dari [Sufyan] dari [Fulait] dari [Jasrah binti Dajajah] dari [Aisyah], dia berkata; "Saya tidak melihat seorang wanita pembuat makanan seperti Shafiyah, dia memberikan hadiah kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bejana yang berisi makanan, kemudian saya tidak dapat menahan diriku untuk memecahkannya. Lalu saya bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengenai kafarah hal tersebut maka beliau bersabda: "Bejana seperti bejana dan makanan seperti makanan."

nasai:3895

Telah mengabarkan kepada kami [Al Hasan bin Muhammad Az Za'farani] telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] dari [Ibnu Juraij] dari ['Atho`] bahwa dia mendengar ['Ubaid bin 'Umair] berkata; "Saya mendengar [Aisyah] mengaku bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah tinggal di rumah Zainab binti Jahsy dan beliau minum madu di rumahnya. Kemudian saya dan Hafshah bersepakat bahwa siapapun diantara kami yang ditemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam hendaknya dia mengatakan; "Sesungguhnya saya mendapatkan bau maghafir (tumbuhan bergetah yang manis rasanya tapi baunya tak sedap), Tuan telah memakan maghafir. Kemudian beliau menemui salah seorang dari mereka, kemudian dia mengatakan hal tersebut kepada beliau. Kemudian beliau bersabda: "Tidak, melainkan saya minum madu di rumah Zainab binti Jahsy, dan saya tidak akan mengulanginya lagi." Kemudian turunlah ayat: "Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah halalkan bagimu' dan ayat 'Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah..' untuk Aisyah dan Hafshah, serta ayat: 'Dan ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang isterinya (Hafsah) suatu peristiwa. Karena sabda beliau: melainkan saya minum madu.

nasai:3896

Telah mengabarkan kepada kami [Ibrahim bin Yunus bin Muhammad Harami] itu adalah julukannya, ia berkata; telah menceritakan kepada kami [ayahku], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Tsabit] dari [Anas] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memiliki budak yang beliau gauli, dan 'Aisyah serta Hafshoh masih berada bersama beliau hingga beliau mengharamkan atas diri beliau, kemudian Allah Azza wa jalla menurunkan ayat: Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah halalkan bagimu... sampai akhir ayat.

nasai:3897

Telah mengabarkan kepada kami [Ibrahim bin Al Hasan Al Miqsami] dari [Hajjaj] dari [Ibnu Juraij] dari ['Atho`], telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Abi Mulaikah] dari [Aisyah], ia berkata; saya kehilangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada suatu malam, dan saya mengira bahwa beliau pergi kepada sebagian isterinya kemudian saya meraba-raba, ternyata beliau sedang melakukan ruku' atau sujud. Beliau mengucapkan: Subhaanaka wa bihamdika laa ilaaha illaa anta." Dan saya katakan; dengan ayah dan ibuku, sesungguhnya engkau berada dalam suatu keadaan dan saya dalam keadaan yang lain."

nasai:3899

Telah mengabarkan kepada kami [Ishaq bin Manshur], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdur Razzaq], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Ibnu Juraij], ia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Mulaikah] bahwa [Aisyah] berkata; saya mencari-cari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada suatu malam, dan saya mengira bahwa beliau pergi kepada sebagian isterinya kemudian saya meraba-raba kemudian kembali, ternyata beliau sedang melakukan ruku' atau sujud. Beliau mengucapkan: Subhaanaka wa bihamdika laa ilaaha illaa anta." Dan saya katakan; dengan ayah dan ibuku, sesungguhnya engkau berada dalam suatu keadaan dan saya dalam keadaan yang lain."

nasai:3900

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Az Zuhri] telah mengabarkan kepadaku ['Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah] dari [Abu Hurairah], ia berkata; tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam wafat dan Abu Bakar dipilih menjadi penggantinya, telah kafirlah orang yang kafir dari kalangan orang-orang Arab. [Umar] berkata kepada Abu Bakar; bagaimana engkau memerangi manusia sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Saya diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH, barang siapa yang mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH, maka ia telah melindungi jiwa dan hartanya dariku kecuali dengan haknya dan perhitungannya kepada Allah." Maka [Abu Bakar] berkata; sungguh saya akan memerangi orang yang memisahkan antara shalat dan zakat, karena sesungguhnya zakat adalah haknya harta. Demi Allah seandainya mereka menahanku mengambil satu tali pengikat unta saja yang dahulunya mereka menunaikannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam niscaya saya akan memerangi mereka karena menolak untuk memberikannya. Umar berkata; Demi Allah tidak lain kecuali saya melihat Allah 'azza wajalla telah melapangkan hati Abu Bakar untuk memerangi mereka dan saya tahu bahwa ia adalah yang benar.

nasai:3907

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin Muhammad bin Al Mughirah], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Utsman] dari [Syu'aib] dari [Az Zuhri], ia berkata; telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah] bahwa [Abu Hurairah] berkata; tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam wafat dan Abu Bakar menggantikan setelahnya serta telah kafir orang yang kafir dari kalangan orang-orang Arab, [Umar] berkata; wahai Abu Bakar, bagaimana engkau memerangi manusia sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Saya diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH barang siapa yang mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH, maka ia telah melindungi harta dan jiwanya kecuali dengan haknya dan perhitungannya kepada Allah 'azza wajalla." Maka [Abu Bakar] berkata; sungguh saya akan memerangi orang yang memisahkan antara shalat dan zakat, karena sesungguhnya zakat adalah haknya harta. Demi Allah seandainya mereka menolak memberikan kepadaku satu anak kambing saja yang dahulunya mereka menunaikannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam niscaya saya akan memerangi mereka karena penolakan tersebut. Demi Allah tidak lain kecuali saya melihat Allah telah melapangkan hati Abu Bakar untuk memerangi mereka dan saya tahu bahwa ia adalah yang benar.

nasai:3910

Telah mengabarkan kepada kami [Isma'il bin Mas'ud], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] dari [Hajjaj Ash Shawwaf], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Raja`] maula Abu Qilabah, ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Abu Qilabah], ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Anas bin Malik] bahwa beberapa orang dari 'ukl yang berjumlah delapan orang datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kemudian mereka memandang udaranya tidak cocok dan tubuh mereka menjadi sakit, lalu mereka mengadukan hal tersebut kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka beliau bersabda: "Tidakkah kalian keluar bersama penggembala kita dalam untanya? Kemudian kalian meminum susunya, dan air kencingnya? Mereka berkata; ya. Kemudian mereka keluar dan meminum sebagian susunya dan kencingnya sehingga mereka menjadi sembuh. Lalu mereka membunuh penggembala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu beliau mengirim utusan kemudian mereka menangkap orang-orang tersebut dan mereka didatangkan kepada beliau. Kemudian beliau memotong tangan dan kaki mereka serta mencungkil mata mreka, serta mencampakkan mereka dalam terik matahari hingga mati.

nasai:3958

Telah mengabarkan kepada kami ['Amr bin Utsman bin Sa'id bin Katsir bin Dinar] dari [Al Walid] dari [Al Auza'i] dari [Yahya] dari [Abu Qilabah] dari [Anas] bahwa beberapa orang dari 'ukl datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kemudian mereka terkena penyakit paru-paru di Madinah. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan mereka agar mendatangi unta shadaqah, dan meminum sebagian kencingnya, serta susunya. Kemudian mereka melakukannya dan membunuh orang yang menggembalanya serta menggiring unta tersebut. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengirimkan utusan untuk mencari mereka. Anas berkata; kemudian mereka dihadapkan kepada beliau. Lalu beliau memotong tangan dan kaki mereka serta mencungkil mata mereka, tidak memenggal mereka dan beliau meninggalkan mereka hingga mati. Kemudian Allah 'azza wajalla menurunkan ayat: Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya hingga akhir Ayat. Telah mengabarkan kepada kami [Ishaq bin Manshur], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yusuf], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Auza'i], ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Abu Katsir], ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Abu Qilabah] dari [Anas], ia berkata; telah datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam delapan orang dari 'ukl.. kemudian ia menyebutkan hadits sama seperti itu hingga perkataannya tidak memenggal mereka. Dan ia berkata; mereka telah membunuh penggembala tersebut.

nasai:3959

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin 'Amr bin As Sarh], ia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Wahb], ia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Abdullah bin Umar] dan yang lainnya dari [Humaid Ath Thawil] dari [Anas bin Malik] bahwa beberapa orang dari 'Urainah datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian mereka terkena penyakit paru-paru di Madinah. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengirim mereka untuk mendatangi unta beliau dan minum sebagian susunya serta air kencingnya. Kemudian setelah sembuh mereka keluar dari Islam dan membunuh penggembala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang beriman, dan menggiring unta tersebut. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengirim utusan untuk mengejar mereka, hingga mereka tertangkap kemudian beliau memotong tangan dan kaki mereka serta mencongkel mata mereka dan menyelip mereka.

nasai:3961

Telah mengabarkan kepada kami [Ali bin Hujr], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Isma'il] dari [Humaid] dari [Anas], ia berkata; telah datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beberapa orang dari 'Urainah. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada mereka: "Seandainya kalian keluar menuju unta kami dan kalian berada padanya serta minum sebagian susunya dan air kencingnya." Maka mereka melakukannya. Kemudian setelah sehat, mereka bangkit menuju penggembala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan membubuhnya serta menggiring unta Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Maka beliau mengirim utusan untuk mencari mereka hingga mereka didatangkan, kemudian beliau memotong tangan dan kaki mereka serta mencongkel mata mereka.

nasai:3962

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Khalid], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Humaid] dari [Anas], ia berkata; telah datang beberapa orang dari 'Urainah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian mereka terkena penyakit paru-paru di Madinah. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada mereka: "Seandainya kalian keluar menuju unta kami dan meminum sebagian susunya dan kencingnya." Qatadah berkata; dan air kencingnya. Kemudian mereka keluar menuju unta Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian setelah mereka sehat maka mereka kafir setelah masuk Islam dan membunuh penggembala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang mukmin dan menggiring unta Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam serta pergi memerangi beliau. Maka beliau mengirim utusan untuk mencari mereka hingga mereka tertangkap kemudian beliau memotong tangan dan kaki mereka serta mencongkel mata mereka.

nasai:3963

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu 'Adi], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Humaid] dari [Anas], ia berkata; beberapa orang dari 'Urainah telah masuk Islam kemudian mereka terkena penyakit paru-paru di Madinah. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada mereka: "Seandainya kalian keluar menunu unta kami dan meminum sebagian susunya." Humaid berkata; Qatadan berkata; dari Anas; dan kencingnya... lalu mereka melakukannya. Kemudian setelah sembuh maka mereka kafir setelah masuk Islam, dan membunuh penggembala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan melarikan diri sebagai orang yang memerangi. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus orang yang dapat membawa mereka, hingga mereka tertangkap. Kemudian beliau memotong tangan dan kaki mereka serta mencongkel mata mereka dan meninggalkan mereka di daerah Al Harrah hingga mati.

nasai:3964

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Wahb], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salamah], ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Abu Abdur Rahim], ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Zaid bin Abi Unaisah] dari [Thalhah bin Musharrif] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Anas bin Malik], ia berkata; telah datang orang-orang badui dari 'Urainah kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kemudian masuk Islam, lalu mereka terkena penyakit paru-paru di Madinah hingga warna kulit mereka menguning, dan perut mereka membesar. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengirim mereka menuju unta beliau dan memerintahkan mereka agar minum sebagian susu dan kencingnya hingga mereka sehat. Lalu mereka membunuh penggembala unta tersebut dan menggiringnya. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengirim utusan untuk mencari mereka hingga mereka dapat didatangkan. Kemudian beliau memotong tangan dan kaki mereka serta mencongkel mata mereka. Berkata Amirul mukminin Abdul Malik kepada Anas yang menceritakan hadits ini; karena kekafiran atau dosa? Anas berkata; karena kekafiran.

nasai:3967

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin 'Amr bin As Sarh], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Ibnu Wahb], ia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Yahya bin Ayyub] dan [Mu'awiyah bin Shalih] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Sa'id bin Al Musayyab], ia berkata; telah datang beberapa orang Arab kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu mereka masuk Islam, kemudian sakit. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus mereka untuk mendatangi unta agar meminum susunya, dan mereka berada padanya kemudian mereka mendatangi penggembalanya, ia adalah pembantu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, mereka membunuhnya dan menggiring unta. Mereka mengaku bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Ya Allah hauskanlah orang yang menghauskan keluarga Muhammad pada malam ini, " Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengirimkan orang untuk mencari mereka, lalu mereka ditangkap dan beliau memotong tangan dan kaki mereka, beliau mencukil mata mereka, sebagian mereka menambah atas sebagian yang lain. Hanya saja Mua'awiyah berkata dalam hadits ini mereka menggiring menuju negeri syirik.

nasai:3968

Telah mengabarkan kepada kami [Mahmud bin Ghailan], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Daud], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Syu'bah] dari [Manshur] dari [Asy Sya'bi] dari [Jarir], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Jika seorang budak kabur maka tidak akan diterima sholatnya hingga ia kembali kepada majikannya."

nasai:3981

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin Sulaiman], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Musa], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Israil] dari [Mughirah] dari [Asy Sya'bi] dari [Jarir bin Abdullah], ia berkata; apabila seorang budak kabur menuju negeri syirik maka ia tidak memiliki perlindungan.

nasai:3983

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Humaid bin Abdurrahman] dari [ayahnya] dari [Abu Ishaq] dari [Asy Sya'bi] dari [Jarir], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila seorang budak kabur menuju negeri syirik maka telah halal darahnya."

nasai:3984

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin Harb], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Qasim], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Israil] dari [Abu Ishaq] dari [Jarir] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Apabila seorang budak kabur menuju negeri syirik maka telah halal darahnya."

nasai:3985

Telah mengabarkan kepada kami [Ar Rabi' bin Sulaiman], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Abdurrahman] dari [Israil] dari [Abu Ishaq] dari [Asy Sya'bi] dari [Jarir], ia berkata; siapapun budak yang kabur menuju negeri syirik maka telah halal darahnya.

nasai:3986

Telah mengabarkan kepada kami [Shafwan bin 'Amr], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Khalid], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Israil] dari [Abu Ishaq] dari [Asy Sya'bi] dari [Jarir], ia berkata; siapapun budak yang kabur menuju negeri syirik maka telah halal darahnya.

nasai:3987

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] dan telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Mas'adah] mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Qurrah bin Khalid] dari [Humaid bin Hilal] dari [Abu Burdah bin Abu Musa Al Asy'ari] dari [ayahnya] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengutusnya ke Yaman kemudian mengirimkan Mu'adz bin Jabal setelah itu. Kemudian setelah sampai ia berkata; wahai manusia, sesungguhnya saya adalah utusan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada kalian. Kemudian Abu Musa melemparkan bantal untuknya agar ia duduk padanya. Kemudian didatangkan seorang laki-laki Yahudi yang masuk Islam kemudian kafir. Maka Mu'adz berkata; saya tidak akan duduk hingga ia dibunuh, inilah keputusan Allah dan RasulullahNya. Sebanyak tiga kali, kemudian setelah dibunuh iapun duduk.

nasai:3998

Telah mengabarkan kepada kami [Al Qasim bin Zakariya bin Dinar], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Mufadhdhal], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Asbath], ia berkata; [As Suddi] mengaku dari [Mush'ab bin Sa'd] dari [ayahnya], ia berkata; pada saat hari penaklukan Mekkah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberi keamanan kepada orang-orang kecuali empat orang dan dua wanita, beliau bersabda: "Bunuh mereka walaupun engkau dapati mereka bergantungan dikain penutup Ka'bah yaitu Ikrimah bin Abi Jahl, Abdullah bin Khathal, Maqis bin Shubabah, dan abdullah bin Sa'd bin Abi Sarh. Adapun Abdullah bin Khathal ketahuilah bahwa ia didapati bergantungan dikain penutup Ka'bah, lalu Sa'id bin Huraits dan Ammar bin Yasir bersaing untuk mendapatkannya, dan Sa'id bin Huraits mendahului Ammar karena ia lebih muda lalu ia membunuhnya, adapun Maqis bin Shubabah diketemukan orang-orang dipasar lalu mereka membunuhnya, adapun ikrimah ia berlayar lalu datanglah angin kencang, para awak kapal berkata ikhlaskan niat kalian karena tuhan-tuhan kalian tidak akan mampu menolong kalian disini, lalu Ikrimah berkata demi Allah jika tidak ada yang bisa menyelamatkanku dilaut kecuali ikhlas maka tidak ada yang bisa menyelamatkanku didaratan kecuali ikhlas, ya Allah sesungguhnya engkau memiliki janji atasku, jika engkau memaafkanku dari apa yang aku lakukan didalamnya maka aku akan mendatangi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dan meletakkan tanganku ditangannya dan aku akan mendapatinya sebagai orang yang pemaaf dan bermurah hati, lalu ia datang dan masuk Islam, sedangkan Abdullah bin Sa'd bin Abi Sarh sesungguhnya ia sembunyi dirumah Utsman bin Affan, ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyeru orang-orang untuk berbaiat, ia datang bersamanya, hingga ia dibawa kesisi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ia berkata; wahai Rasulullah, baiatlah Abdullah, lalu beliau mengangkat kepala beliau dan melihatnya tiga kali setiap kali melihat beliau enggan lalu beliau membaiatnya setelah ketiga kalinya, lalu beliau bertemu dengan sahabatnya dan bersabda: "Adakah diantara kalian orang yang berakal, berdiri di sisi orang ini di tempat ia melihatku menahan tanganku untuk berbaiat kepadanya, lalu ia membunuhnya?" para sahabat berkata; bagaimana kami tahu apa yang ada didalam hatimu wahai Rasulullah, tidakkah anda memberikan isyarat kepada kami? Beliau bersabda: "Sesungguhnya tidak layak bagi seorang Nabi memiliki mata penipu."

nasai:3999

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Bazi'], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yazid yaitu Ibnu Zurai'], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Daud] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas], ia berkata; ada seorang Anshor yang masuk Islam lalu ia murtad dan kembali begabung dengan kesyirikan, kemudian ia menyesal dan pergi menemui kaumnya tanyakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam apakah saya bisa bertaubat? Lalu kaumnya datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata sesungguhnya Fulan menyesal dan ia menyuruh kami untuk bertanya kepadamu apakah ia masih bisa bertaubat, lalu turunlah ayat Bagaimana Allah akan menunjuki suatu kaum yang kafir sesudah mereka beriman hingga firmanNya Maha pengampun lagi Penyayang lalu beliau mengutus seseorang kepadanya dan iapun masuk Islam.

nasai:4000

Telah mengabarkan kepada kami [Zakariya bin Yahya], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Ali bin Al Hasan bin Waqid], ia berkata; telah mengabarkan kepadaku [ayahku] dari [Yazid An Nahwi] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas], ia berkata mengenai Surat Nahl: Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir hingga firmanNya baginya azab yang besar kemudian dihapus dan Allah mengecualikan dari hal tersebut, Allah berfirman: Dan sesungguhnya Tuhanmu (pelindung) bagi orang-orang yang berhijrah sesudah menderita cobaan, kemudian mereka berjihad dan sabar; sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Ia adalah abdullah bin Sa'd bin Abi Sarh yang dahulu berada di Mesir, ia menulis untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu syetan menghilangkannya dan ia kembali kepada kekafiran, maka beliau menyuruh untuk membunuhnya pada hari penaklukan Mekkah lalu Utsman bin Affan meminta untuk dilindungi dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melindunginya.

nasai:4001

Telah mengabarkan kepada kami [Utsman bin Abdullah], ia berkata; telah menceritakan kepada kami ['Abbad bin Musa], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ja'far], ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Israil] dari [Utsman Asy Syahham] ia berkata; aku menuntun seorang yang buta dan sampai kepada [Ikrimah], ia mulai mengajak kami bicara, ia berkata [Ibnu Abbas] menceritakan kepadaku bahwa dahulu ada orang buta dimasa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang memiliki budak wanita, ia memiliki dua orang anak dari hubungan dengannya, budak tersebut banyak mencela Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, ia selalu menghina beliau dan orang buta tersebut mencegahnya namun ia tetap tidak dapat dicegah dan ia melarangnya namun budak tersebut tidak berhenti, pada suatu malam aku menyebutkan Nabi Shallallahu Alaihi wa sallam lalu ia mencela beliau maka saya tidak sabar untuk mengambil sebuah cangkul dan aku letakkan di keperutnya dan menyandarinya hingga saya membunuhnya dan terbunuhlah ia, kemudian hal itu disampaikan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu beliau mengumpulkan manusia dan bersabda: " Aku bersumpah kepada Allah dan meminta seseorang yang aku memiliki hak atasnya, ia melakukan apa yang telah ia lakukan agar ia berdiri kemudian menghadaplah orang yang buta dan berjalan gontai dan berkata; wahai Rasulullah akulah pemiliknya, ia dulu adalah ibu dari anakku, ia adalah wanita yang lembut dan mesra terhadapku, aku memiliki dua anak seperti permata darinya, namun ia sering mencela dan menghinamu, aku melarangnya namun ia tidak berhenti dan aku mencegahnya tapi ia tetap dapat dicegah, tadi malam aku menyebut dirimu lalu ia mencelamu lalu aku bangkit untuk mengambil cangkul dan meletakkan diperutnya dan menyandarinya hingga aku membunuhnya, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Saksikanlah bahwa darah wanita itu adalah sia-sia."

nasai:4002

Telah mengabarkan kepada kami [Abu Daud], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Affan], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yunus bin 'Ubaid] dari [Humaid bin Hilal] dari [Abdullah bin Mutharrif bin Asy Syakhir] dari [Abu Barzah Al Aslami] bahwa Ia berkata kami pernah bersama [Abu Bakar Ash Shiddiq] kemudian ia marah kepada seseorang dari orang-orang muslim, dan kemarahannya sangat keras. Tatkala saya melihat hal tersebut saya katakan; wahai khalifah Rasulullah, bolehkah saya penggal lehernya? Kemudian tatkala saya menyebutkan pembunuhan maka ia berpaling dari peristiwa tersebut dan berniat untuk mengarah ke selain hal tersebut. Kemudian setelah kami bubar ia mengirim utusan kepadaku dan berkata; wahai Abu Barzah, apa yang engkau katakan? Dan saya lupa yang saya katakan, saya katakan; inggatkan saya. Ia berkata; tidakkah engkau ingat apa yang engkau katakan? Saya katakan; tidak, demi Allah. Ia berkata; tidakkah engkau melihat ketika engkau melihatku marah kepada seseorang kemudian engkau mengatakan; bolehkan saya memenggal lehernya wahai khalifah Rasulullah? Apakah engkau mengingat hal tersebut atau engkau akan melakukan hal tersebut? Saya katakan; ya, demi Allah. Dan sekarang jika engkau memerintahkan saya maka saya akan melakukannya. Ia berkata; demi Allah hal tersebut tidak boleh bagi seseorang setelah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Abu Abdurrahman berkata; hadits ini adalah hadits yang terbaik. Allah ta'ala a'lam.

nasai:4009

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Al 'Ala`] dari [Ibnu Idris], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Amr bin Murrah] dari [Abdullah bin Salamah] dari [Shafwan bin 'Assal] ia berkata; seorang Yahudi berkata kepada temannya; pergilah bersama kami kepada Nabi ini. Lalu temannya berkata kepadanya; jangan engkau katakan Nabi, jika ia mendengarmu ia memiliki empat mata. Lalu mereka berdua mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya mengenai sembilan ayat yang jelas, lalu beliau bersabda kepada mereka: "Janganlah kalian menyekutukan Allah dengan sesuatupun, janganlah kalian mencuri, janganlah kalian berzina, janganlah kalian membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan haq, janganlah kalian berjalan membawa orang yang tidak bersalah kepada yang penguasa, janganlah kalian berbuat sihir, janganlah kalian makan harta riba, janganlah kalian menuduh seorang yang suci berbuat zina, janganlah kalian berpaling dihari bertemu dengan musuh, dan wajib khusus bagi kalian hai orang yahudi agar tidak melampaui batas pada hari sabtu. Lalu mereka mencium tangan dan kaki beliau dan berkata; kami bersaksi bahwa engkau adalah Nabi, kemudian beliau bersabda: " Lalu apa yang menghalangi kalian untuk mengikutiku, " mereka menjawab karena Dawud menyeru bahwa masih ada Nabi dari keturunannya, dan kami khawatir jika kami mengikutimu maka orang-orang yahudi akan membunuh kami.

nasai:4010

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu Al Had] dari ['Amr bin Quhaid Al Ghifari] dari [Abu Hurairah], ia berkata; telah datang seseorang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu apabila hartaku diganggu? Beliau bersabda: "Bersumpahlah dengan nama Allah dan mintalah kepadanya. Ia berkata; Apabila mereka menolak? Beliau bersabda: " Bersumpahlah dengan nama Allah dan mintalah kepadanya." Ia berkata; Apabila mereka menolak? Beliau bersabda: " Bersumpahlah dengan nama Allah dan mintalah kepadanya." Ia berkata; Apabila mereka menolak? Beliau bersabda: "Perangilah mereka, apabila engkau terbunuh maka engkau di Surga dan jika engkau membunuh maka mereka berada di Neraka.

nasai:4014

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Abdul Hakam] dari [Syu'bah bin Al Laits], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu Al Had] dari [Quhaid bin Muthorrif Al Ghifari] dari [Abu Hurairah] bahwa Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu apabila hartaku diganggu? Beliau bersabda: "Bersumpahlah dengan nama Allah dan mintalah kepadanya. Ia berkata; Apabila mereka menolak? Beliau bersabda: " Bersumpahlah dengan nama Allah dan mintalah kepadanya." Ia berkata; Apabila mereka menolak? Beliau bersabda: " Bersumpahlah dengan nama Allah dan mintalah kepadanya." Ia berkata; Apabila mereka menolak? Beliau bersabda: "Perangilah mereka, apabila engkau terbunuh maka engkau di Surga dan jika engkau membunuh maka mereka berada di Neraka.

nasai:4015

Telah mengabarkan kepada kami [Mahmud bin Ghailan], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdur Razzaq], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Ats Tsauri] dari [ayahnya] dari [Ibnu Abu Nu'aim] dari [Abu Sa'id Al Khudri], ia berkata; Ali mengirim seseorang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sedangkan ia berada di Yaman membawa emas yang masih dalam tanahnya, kemudian beliau membaginya antara Al Aqra` bin Habis Al Hanzhali kemudian salah seorang dari Bani Mujasyim dan antara 'Uyainah bin Badr Al Fazari dan 'Alqamah bin 'Ulatsah Al 'Amiri, kemudian salah seorang dari Bani Kilab dan antara Zaid Al Khail Ath Thai, kemudian salah seorang dari Bani Nabhan. Abu Sa'id berkata; kemudian orang-orang Quraisy dan Anshar marah dan berkata; beliau memberikan kepada pembesar-pembesar Najed dan meninggalkan kita. Maka beliau bersabda: "Sesungguhnya saya melunakkan hati mereka." Kemudian terdapat seorang laki-laki yang cekung matanya, bagian atas pipinya menonjol, lebat jenggotnya, dan gundul rambutnya, kemudian ia berkata; wahai Muhammad, bertakwalah kepada Allah! Beliau bersabda: "Siapakah yang taat kepada Allah apabila aku durhaka kepadaNya? Apakah Dia mempercayaiku atas penduduk bumi dan kalian tidak mempercayaiku?" kemudian terdapat seseorang dari orang-orang tersebut yang meminta untuk membunuhnya. Lalu beliau melarangnya, kemudian setelah ia pergi beliau bersabda: "Sesungguhnya dari keturunan orang ini akan ada orang-orang yang keluar membaca Al Qur'an dan tidak melewati tenggorokan mereka, mereka melesat dari agama seperti melesatnya anak panah dari busur. Mereka akan membunuh orang Islam, dan membiarkan penyembah berhala, sungguh apabila aku menjumpai mereka niscaya akan aku perangi mereka seperti membunuh kaum 'Ad.

nasai:4032

Telah mengabarkan kepada kami [Bisyr bin Hilal Ash Shawwaf], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Ghailan bin Jarir] dari [Ziyad bin Riyah] dari [Abu Hurairah], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa yang keluar dari ketaatan dan memisahkan diri dari jama'ah kemudian mati maka ia mati dengan kematian jahiliyah, dan barang siapa yang menyerang umatku dan membunuh orang yang baik dan pelaku dosa dan tidak menjauhi orang mukminnya dan tidak menepati janji orang yang memiliki janki maka ia bukan dari golonganku, dan barang siapa yang berperang dibawah bendera ketidak jelasan dan menyeru kepada kefanatikan atau marah karena fanatik kemudian terbunuh maka terbunuhnya adalah terbunuh secara jahiliyah."

nasai:4045

Telah mengabarkan kepada kami ['Amr bin Ali], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yazid yaitu Ibnu Harun], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Muhammad bin Ishaq] dari [Az Zuhri] dan [Muhammad bin Ali] dari [Yazid bin Hurmuz], ia berkata; Najdah menulis surat kepada [Ibnu Abbas] bertanya mengenai saham kaum kerabat, untuk siapakah saham tersebut? Yazid bin Hurmuz berkata; dan saya yang menulis surat Ibnu Abbas kepada Najdah. Ia berkata; saya menulis kepadanya; engkau telah menulis surat kepadaku menanyakan mengenai saham kaum kerabat, untuk siapa saham tersebut? Saham tersebut untuk kami ahli bait. Dahulu Umar mengajak kami agar ia menikahkan janda kami dan memberi sebagian rampasan perang kepada orang miskin kami, serta membayar hutang orang yang memberi hutang diantara kami, kemudian kami menolak kecuali ia menyerahkannya kepada kami. Namun ia menolak sehingga kami meninggalkannya seperti itu.

nasai:4065

Telah mengabarkan kepada kami ['Amr bin Yahya], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Mahbub yaitu Ibnu Musa], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Abu Ishaq yaitu Al Fazari] dari [Al Auza'I], ia berkata; [Umar bin Abdul Aziz] mengirim surat kepada Umar bin Walid yang isinya adalah: dan pembagian ayahmu kepadamu seperlima seluruhnya, sesungguhnya bagian ayahmu seperti bagian seseorang dari kaum muslimin dan didalamnya ada haq Allah dan haq rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan Ibn Sabil, maka betapa banyak penuntut ayahmu pada hari kiamat kelak, dan bagaimana ia bisa selamat orang yang banyak penututnya, dan engkau menampakkan alat musik dan seruling adalah bid'ah didalam Islam dan sungguh aku ingin mengirim seseorang kepadamu untuk memotong rambutmu yaitu rambut yang buruk.

nasai:4066

Telah mengabarkan kepada kami ['Amr bin Yahya bin Al Harits], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Mahbub yaitu Ibnu Musa], Ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Abu Ishaq yaitu Al Fazari] dari [Syu'aib bin Abu Hamzah] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah bin Az Zubair] dari [Aisyah] bahwa Fathimah mengirim surat kepada Abu Bakar menanyakan warisannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dari nafkahnya dan sebagian dari apa yang beliau tinggalkan dari bagian seperlima dari Khaibar. [Abu Bakar] berkata; sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kami tidak diwarisi."

nasai:4072

Telah mengabarkan kepada kami ['Ubaidullah bin Sa'd bin Ibrahim bin Sa'd], ia berkata; telah menceritakan kepadaku [pamanku], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [ayahku] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab], ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Abu Idris Al Khaulani] bahwa ['Ubadah bin Ash Shamit] berkata; sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda dan disekitarnya terdapat beberapa orang sahabatnya: "Apakah kalian membaitku untuk tidka mensekutukan Sesuatu dengan Allah, tidak mencuri, tidak berzina tidak membunuh anak kalian, tidak berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki kalian, tidak mendurhakaiku dalam perkara yang ma'ruf. Dan barang siapa yang melakukan sebagian dari hal tersebut kemudian Allah menutupinya maka perkaranya kembali kepada Allah, apabila Allah menghendaki maka Allah memaafkannya dan apabila Allah menghendaki maka Allah menghukumnya." Ahmad bin Sa'id menyelisihi hal tersebut.

nasai:4091

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin Sa'id], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ya'qub], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [ayahku] dari [Shaleh bin Kaisan] dari [Al Harits bin Fudhail] bahwa [Ibnu Syihab] menceritakan kepadanya dari ['Ubadah bin Ash Shamit] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidakkah kalian membaitku sebagaimana para wanita membaitku, agar tidak akan menyekutukan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anak kalian, tidak akan berbuat dusta yang kalian ada-adakan antara tangan dan kaki kalian dan tidak akan mendurhakaiku dalam urusan yang baik." Maka kami mengatakan; ya, wahai Rasulullah. Kemudian kami membait beliau untuk hal tersebut. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa yang setelah itu melakukan sesuatu kemudian mendapatkan hukuman maka hal tersebut merupakan kafarah, dan barang siapa yang belum mendapatkan hukuman maka urusannya kembali kepada Allah, apabila Allah menghendaki maka Allah akan mengampuninya dan apabila Allah menghendaki maka Allah menghukumnya."

nasai:4092

Telah mengabarkan kepada kami [Al Husain bin Manshur], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Mubasysyir bin Abdullah], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Husain] dari [Ya'la bin Muslim] dari [Jabir bin Zaid], ia berkata; [Ibnu Abbas] berkata; sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Abu Bakar dan Umar adalah termasuk kaum Muhajirin karena mereka meninggalkan kaum musyrikin, dan diantara kaum Anshar ada kaum Muhajirin karena Madinah dahulu adalah wilayah syirik, lalu mereka menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika malam Aqobah.

nasai:4096

Telah mengabarkan kepada kami [Abdul Malik bin Syu'aib bin Al Laits] dari [ayahnya] dari [kakeknya], ia berkata; telah menceritakan kepadaku ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari ['Amr bin Abdurrahman bin Umayyah] bahwa [ayahnya] telah memberitakan kepadanya bahwa [Ya'la] berkata; saya datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersama ayahku pada saat penaklukan Mekkah kemudian saya katakan; wahai Rasulullah baitlah ayahku untuk berhijrah! Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Saya baiat dia untuk berhijrah Karena hijrah telah terputus."

nasai:4098

Telah mengabarkan kepada kami [Isa bin Musawir], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Walid] dari [Abdullah bin Al 'Ala` bin Zabr] dari [Busr bin 'Ubaidullah] dari [Abu Idris Al Khaulani] dari [Abdullah bin Waqdan As Sa'dan As Sa'di], ia berkata; saya menjadi utusan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam sekelompok utusan yang semuanya menuntut suatu kebutuhan, dan saya adalah orang terakhir yang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian saya katakan; wahai Rasulullah, sesungguhnya saya meninggalkan orang-orang di belakangku dan mereka mengklaim bahwa hijrah telah terputus. beliau bersabda: " Hijrah tidak terputus selama orang-orang kafir masih diperangi."

nasai:4102

Telah mengabarkan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim], ia berkata; telah menceritakan kepada kami telah menceritakan kepada kami [Ghundar], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Ma'mar], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Ibnu Syihab] dari [Abu Idris Al Khaulani], ia berkata; saya mendengar ['Ubadah bin Ash Shamit], ia berkata; saya membai'at Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam sekelompok orang, kemudian beliau bersabda: "Saya membai'at kalian untuk tidak mensekutukan Allah dengan sesuatu. Tidak mencuri, tidak berzina tidak membunuh anak-anak kalian tidak melakukan kedustaan yang kalian ada- adakan diantara ke dua tangannya di antara kedua tangan dan kaki kami dan tidak berbuat durha kepadaku dalam perkara yang baik, barang siapa diantara kalian menunaikannya maka pahala kepada Allah. Barang siapa yang melakukan sesuatu dari hal tersebut kemudian dihukum maka hal tersebut merupakan pencuci baginya, dan barang siapa Allah tutupi dirinya maka hal tersebut kembali kepada Allah, apabila Allah menghendaki maka Allah akan mengadzabnya dan apabila Allah menghendaki maka Allah mengampuninya."

nasai:4107

Telah mengabarkan kepada kami [Abdurrahman bin Muhammad bin Sallam], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Umar bin Yunus] dari [Ikrimah bin 'Ammar] dari [Al Hirmas bin Ziyad], ia berkata; saya mengulurkan tanganku kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan ketika itu saya adalah seorang anak kecil, agar saya membai'at beliau namun beliau tidak menerimaku.

nasai:4112

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dari [Malik] dari [Muhammad bin Al Munkadir] dari [Jabir bin Abdullah] bahwa seorang badui membai'at Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk masuk Islam. Kemudian orang badui tersebut tertimpa penyakit demam di Madinah kemudian orang badui tersebut kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; wahai Rasulullah, batalkan bai'atku, kemudian beliau menolak, kemudian ia datang kepada beliau dan berkata; batalkan bai'atku. Kemudian beliau menolak, lalu orang badui tersebut keluar. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Madinah seperti alat peniup api tukang besi yang menghilangkan kotoran serta memurnikan yang baiknya."

nasai:4114

Telah mengabarkan kepada kami [Hannad bin As Sarri] dari [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Zaid bin wahb] dari [Abdurrahman bin Abdu Rabbil Ka'bah], ia berkata; saya sampai kepada [Abdullah bin 'Amr] dan ia dalam keadaan duduk di bawah naungan Ka'bah dan orang-orang berkumpul mengerumuninya. Abdurrahman berkata; saya mendengar ia berkata; ketika kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu safar kemudian kami singgah disuatu tempat, diantara kami ada yang mendirikan tenda, dan diantara kami ada yang berlomba memanah, serta diantara kami ada yang sedang mengeluarkan kuda menuju tempat merumput, tiba- tiba penyeru Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyeru; shalat berjama'ah! Maka kami berkumpul lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri dan berkhutbah kepada kami, beliau bersabda: "Sesungguhnya sesungguhnya tidak ada seorangpun nabi sebelumku melainkan ia akan menunjukkan umatnya kepada apa yang ia ketahui sebagai kebaikan untuk mereka, dan memperingatkan mereka terhadap apa yang ia ketahui sebagai keburukan bagi mereka dan umat kalian ini dijadikan keselamatannya dari apa yang membahakan agama ada dipermulaan mereka dan orang terakhir diantara mereka akan tertimpa bencana dan perkara-perkara yang mereka ingkari. Akan datang berbagai fitnah kemudian sebagian mereka mendorong sebagian yang lain, kemudian datang sebuah fitnah lalu seorang mukmin akan mengatakan; inilah kebinasaanku, kemudian fitnah tersebut hilang kemudian datang lalu ia berkata; ini adalah kebinasaanku, kemudian fitnah tersebut hilang. Barang siapa diantara kalian yang ingin dijauhkan dari Neraka dan masuk Surga maka hendaknya kematian menjemputnya dalam keadaan beriman kepada Allah dan Hari Akhir, dan hendaknya ia memberikan kepada manusia apa yang ia senang untuk diberikan kepadanya. Barang siapa yang membai'at seorang imam kemudian ia memberikan tangannya serta buah hatinya maka hendaknya ia mentaatinya sesuai dengan kemampuannya, kemudian apabila ada orang yang merebutnya maka penggallahnya." Kemudian saya mendekat kepada beliau dan berkata; apakah engkau mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan hal ini? Maka ia berkata; ya. Dan ia menyebutkan hadits tersebut.

nasai:4120

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Muhammad bin Basysyar] mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Zubaid Al Iyami] dari [Sa'd bin 'Ubaidah] dari [Abu Abdurrahman] dari [Ali] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mengirim pasukan dan menunjuk seseorang menjadi pemimpin bagi mereka. Kemudian orang tersebut membakar api dan mengatakan; masuklah kalian ke dalamnya, kemudian ada beberapa orang yang hendak memasukinya sedang yang lainnya berkata; sesungguhnya kita lari dari api. Kemudian mereka menyebutkan hal tersebut kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau bersabda kepada orang yang hendak memasukinya: "Apabila kalian memasukinya maka kalian akan tetap ada padanya hingga hari Kiamat." Dan beliau mengatakan kebaikan kepada orang yang lain. Abu Musa dalam haditsnya mengatakan; perkataan yang baik. Beliau bersabda: "Tidak ada ketaatan dalam bermaksiat kepada Allah, sesungguhnya ketaatan hanya dalam perkara yang baik."

nasai:4134

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] dari [Abu Idris Al Khaulani] dari ['Ubadah bin Ash Shamit], ia berkata; kami pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu majelis kemudian beliau bersabda: "Berbai'atlah kepadaku untuk tidak mensekutukan Allah dengan sesuatu, tidak mencuri, dan tidak berzina." Kemudian beliau membacakan sebuah ayat. Barang siapa yang memenuhinya diantara kalian maka pahalanya menjadi tanggungan Allah dan barang siapa yang melakukan sesuatu dari hal tersebut kemudian Allah 'azza wajalla menutupinya maka apabila Allah menghendaki maka Allah akan mengampuninya."

nasai:4139

Telah mengabarkan kepada kami [Ali bin Hujr], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Syarik] dari [Hilal Al Wazzan] dari [Abdullah bin 'Ukaim], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menulis surat kepada penduduk Juhainah: "Janganlah kalian memanfaatkan dari bangkai baik kulit baik kulit yang belum disamak ataupun uratnya." Abdurrahman berkata; yang paling shahih dalam bab ini mengenai kulit bangkai yang telah disamak adalah hadits Az Zuhri dari 'Ubaidullah bin Abdullah dari Ibnu Abbas dari Maimunah. Wallahu a'lam.

nasai:4178

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ma'mar Al Bahrani], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Habban yaitu Ibnu Hilal], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Abdul Malik bin 'Umair] dari [Musa bin Thalhah] dari [Abu Hurairah], ia berkata; telah datang seorang badui kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membawa kelinci yang telah ia baker, kemudian ia meletakkannya dihadapan beliau. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menahan diri tidak memakannya, dan beliau memerintahkan orang-orang agar memakannya, dan orang badui tersebut menahan untuk makan. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Apa yang menghalangimu untuk makan?" Ia berkata; sesungguhnya Saya sedang berpuasa tiga hari dari setiap bulan. Beliau bersabda: "Apabila engkau berpuasa maka berpuasalah tanggal tiga belas, empat belas dan lima belas."

nasai:4236

Telah mengabarkan kepada kami [Isma'il bin Mas'ud], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Khalid] dari [Syu'bah] dari [Hisyam yaitu Ibnu Zaid], ia berkata; saya mendengar [Anas] berkata; kami mengeluarkan kelinci dari tempatnya di Marrizh Zhahran, kemudian Saya mengambilnya, lalu saya bewa kepada Abu Thalhah dan ia menyembelihnya. Kemudian ia mengutusku membawa dua paha kelinci tersebut serta dua pangkal pahanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan beliau menerimanya.

nasai:4238

Telah mengabarkan kepada kami [Katsir bin 'Ubaid] dari [Muhammad bin Harb] dari [Az Zubaidi], ia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Az Zuhri] dari [Abu Umamah bin Sahl] dari [Abdullah bin 'Abbas] dari [Khalid bin Al Walid] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diberi biawak bakar kemudian didekatkan kepadanya, kemudian beliau mengulurkan tangannya untuk makan sebagian darinya. Orang yang hadir berkata; wahai Rasulullah, sesungguhnya itu adalah daging biawak. Kemudian beliau mengangkat tangannya, kemudian Khalid bin Al Walid berkata; wahai Rasulullah, apakah biawak itu haram? Beliau bersabda: "Tidak, akan tetapi itu tidak ada di negeri kaumku Sehingga saya dapati diriku tidak menyukainya." Kemudian Khalid mengulurkan tangannya ke biawak tersebut dan memakan sebagian darinya, sedang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihat.

nasai:4242

Telah mengabarkan kepada kami [Abu Daud], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ayahku] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Umamah bin Sahl] dari [Ibnu Abbas] bahwa ia telah mengabarkan kepadanya bahwa [Khalid bin Al Walid] telah mengabarkan kepadanya bahwa ia bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menemui Maimunah binti Al Harits dan ia adalah bibi Khalid. Kemudian dipersembahkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam daging biawak, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak memakan sedikitpunn hingga beliau mengetahui apakah itu. Kemudian sebagian isteri mengatakan; tidakkah kalian mengabarkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam apa yang beliau makan? Kemudian Maimunah mengabarkan kepadanya bahwa itu adalah daging biawak. Lalu beliau meninggalkannya, Khalid berkata; saya telah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam; apakah daging biawak itu haram? Maka beliau bersabda: "Tidak, akan tetapi itu adalah makanan yang tidak ada di negeri kaumku sehingga saya dapati diriku tidak menyukainya. Khalid berkata; kemudian saya menariknya kepadaku dan memakannya dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihat. Dan hadits tersebut telah diriwayatkan Ibnu Al Asham dari Maimunah dan ia adalah orang yang berada dalam asuhannya.

nasai:4243

Telah mengabarkan kepada kami [Isma'il bin Mas'ud], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Khalid], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Bisyr] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas], ia berkata; bibiku telah menghadiahkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keju, mentega dan biawak. Kemudian beliau makan sebagian mentega serta keju dan meninggalkan biawak Karena merasa tidak senang. Dan daging tersebut dimakan dalam hidangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, seandainya hal itu adalah haram maka tidak akan dimakan dalam hidangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

nasai:4244

Telah mengabarkan kepada kami [Ziyad bin Ayyub], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Husyaim], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Abu Bisyr] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] bahwa ia ditanya mengenai makan biawak, kemudian berkata; Ummu Hufaid telah menghadiahkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mentega, keju dan biawak, kemudian beliau makan sebagian dari mentega dan keju dan meninggalkan biawak, karena merasa tidak senang. Seandainya hal itu adalah haram maka tidak akan dimakan pada hidangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan tidak memerintahkan untuk memakannya.

nasai:4245

Telah mengabarkan kepada kami ['Amr bin Yazid], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Bahz bin Asad], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Syu'bah], ia berkata; telah menceritakan kepadaku ['Adi bin Tsabit], ia berkata; saya mendengar [Zaid bin Wahb] menceritakan dari [Tsabit bin Wadi'ah], ia berkata; telah datang seorang laki-laki kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membawa seekor biawak kemudian beliau melihatnya dan membaliknya serta bersabda: "Sesungguhnya sebuah umat telah dirubah bentuknya, tidak diketahui apa yang mereka lakukan dan saya tidak tahu barangkali ini sebagian dari mereka."

nasai:4247

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Yazid], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Ayyub] dari [Muhammad] dari [Anas], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyerang Khaibar pada pagi hari kemudian mereka keluar kepada kami membawa sekop, kemudian tatkala melihat kami maka mereka mengatakan; Muhammad bersama dengan pasukan. Dan mereka kembali menuju benteng dengan setengah berlari. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengangkat kedua tangannya dan bersabda: "Allahu akbar, Allahu akbar, Khaibar telah hancur. Sesungguhnya kami apabila turun turun dihalaman mereka, maka amat buruklah pagi hari yang dialami oleh orang-orang yang diperingatkan itu." Kemudian kami mendapatkan keledai lalu kami memasaknya. Kemudian penyeru Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyeru; sesungguhnya Allah 'azza wajalla dan RasulullahNya melarang kalian dari daging keledai sesungguhnya hal itu adalah najis.

nasai:4265

Telah mengabarkan kepada kami ['Amr bin Utsman] telah memberitakan kepada kami [Baqiyah] dari [Bahir] dari [Khalid bin Ma'dan] dari [Jubair bin Nufair] dari [Abu Tsa'labah Al Khusyani] bahwa ia menceritakan kepada mereka bahwa mereka berperang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menuju Khaibar dan orang-orang dalam keadaan lapar. Kemudian mereka mendapatkan keledai jinak padanya, kemudian mereka menyembelih sebagiannya kemudian hal tersebut diceritakan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian beliau memerintahkan Abdurrahman bin 'Auf kemudian ia mengumumkan diantara manusia; ketahuilah bahwa daging keledai jinak, keledai tersebut tidak halal bagi orang yang bersaksi bahwa aku adalah Rasulullah.

nasai:4266

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Manshur] dari [Sufyan] dari ['Amr], ia berkata; saya mendengar [Jabir] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus kami dan jumlah kami adalah tiga ratus orang, pemimpin kami adalah Abu 'Ubaidah bin Al Jarrah, kami mengintai kelompok dagang orang-orang Quraisy. Kemudian kami bermukim di tepi laut lalu kami tertimpa kelaparan yang sangat hingga kami makan daun yang terjatuh. Ia berkata; kemudian laut mendamparkan seekor binatang yang disebut ikan paus. Lalu kami memakan darinya selama setengah bulan. Dan kami berminyakan dari lemaknya, dan tubuh kami menjadi kuat. Kemudian Abu 'Ubaidah mengambil satu dari tulang-tulang rusuknya. Kemudian ia melihat kepada unta yang terpanjang serta orang yang tertinggi diantara pasukan. Lalu unta tersebut melewati di bawah tulang rusuk tersebut kemudian mereka merasa lapar, lalu seseorang menyembelih sebanyak tiga sembelihan kemudian mereka merasa lapar, lalu seseorang menyembelih tiga sembelihan kemudian mereka merasa lapar, lalu seseorang menyembelih tiga sembelihan kemudian Abu 'Ubaidah melarangnya. [Sufyan] berkata; telah berkata [Abu Az Zubair] dari [Jabir], kemudian kami bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu beliau bersabda: "Apakah kalian membawa sebagiannya?" ia berkata; kemudian kami mengeluarkan dari kedua mata ikan tersebut sekian dan sekian kendi dari lemak. Dan telah singgan di daerah Hajjaj 'ainih empat orang dan Abu 'Ubaidah memabawa kantong yang berisi kurma, dan ia memberi kami satu genggam hingga menjadi satu biji kurma, kemudian tatkala kami kehilangan kurma tersebut maka mendapatkannya.

nasai:4277

Telah mengabarkan kepada kami [Isma'il bin Mas'ud], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hatim bin Wardan] dari [Ayyub] dari [Muhammad bin Sirin] dari [Anas bin Malik], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah kepada kami pada idul Adhha dan beliau menuju kepada dua kambing kibasnya yang gemuk kemudian menyembelihnya.

nasai:4312

Telah mengabarkan kepada kami [Humaid bin Mas'adah] dalam haditsnya dari [Yazid bin Zurai'] dari [Ibnu 'Aun] dari [Muhammad] dari [Abdurrahman bin Abu Bakarah] dari [ayahnya], ia berkata; kemudian beliau pergi yakni Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada hari Qurban, menuju ke dua ekor kambing kibas yang gemuk, lalu beliau menyembelih keduanya, dan menuju pada potongan daging kambing dan membagi untuk kami.

nasai:4313

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Al Ahwash] dari [Manshur] dari [Asy Sya'bi] dari [Al Bara` bin 'Azib], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah kepada kami pada hari Kurban setelah melakukan shalat kemudian bersabda: "Barang siapa yang melakukan shalat kami dan menyembelih sembelihan kami sungguh ia telah benar dalam menyembelih dan barang siapa yang menyembelih sebelum shalat maka itu adalah kambing yang dimanfaatkan dagingnya bukan kurban." Kemudian Abu Burdah berkata; wahai Rasulullah, demi Allah saya telah menyembelih sebelum keluar melakukan shalat dan saya tahu bahwa hari ini adalah hari makan dan minum, sehingga saya mempercepat, kemudian saya makan dan memberikan makan kepada keluarga dan tetanggaku. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Itu adalah kambing yang dimanfaatkan dagingnya." Ia berkata; saya memiliki anak kambing betina, kambing yang berumur satu tahun lebih baik daripada dua kambing yang dimanfaatkan dagingnya saja, apakah itu mencukupi untukku? Beliau bersabda: "ya, dan tidak mencukupi untuk seorangpun setelahmu."

nasai:4319

Telah mengabarkan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Ulayyah], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Muhammad] dari [Anas], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda pada hari Kurban: "Barang siapa yang menyembelih sebelum shalat maka hendaknya ia mengulangi." Kemudian terdapat seorang laki-laki yang berdiri dan berkata; wahai Rasulullah, ini adalah hari memakan daging..... kemudian ia menyebutkan kebutuhan dari tetangganya, sepertinya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membenarkannya. Ia berkata; saya memiliki anak kambing yang berumur satu tahun itu lebih saya senangi daripada dua kambing yang hanya dimanfaatkan dagingnya saja bukan kurban. Kemudian beliau memberikan keringanan baginya. Saya tidak tahu apakah keringanan yang beliau berikan itu sampai kepada orang selainnya atau tidak. Kemudian beliau menuju kepada dua kambing kibasnya dan menyembelihnya.

nasai:4320

Telah mengabarkan kepada kami [Isa bin Hammad Zughbah], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Al Laits] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Al Qasim bin Muhammad] dari [Ibnu Khabbab yaitu Abdullah bin Khabbab] bahwa [Abu Sa'id Al Khudri] datang dari perjalanan kemudian keluarganya menghidangkan kepadanya daging kurban. Kemudian ia berkata; saya tidak akan memakannya hingga bertanya. Kemudian ia pergi kepada saudara seibunya [Qatadah bin An Nu'man] ia adalah orang Badr. Lalu ia bertanya kepadanya mengenai hal tersebut, kemudian Qatadah berakta; sesungguhnya telah terjadi setelahmu suatu perkara sebagai pembatal apa yang dahulu mereka dilarang darinya yaitu memakan daging kurban setelah tiga hari.

nasai:4351

Telah mengabarkan kepada kami [Ibrahim bin Ya'qub bin Ishaq], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab], ia berkata; telah memberitakan kepadaku ['Amir bin Sa'd bin Abu Waqqash] dari [Abu Sa'id Al Khudri] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang dari mulamasah yaitu menyentuh pakaian dan tidak melihatnya. Dan beliau melarang dari munabadzah yaitu seseorang melempar pakaiannya kepada seseorang untuk dijual kepadanya sebelum ia membalik baju tersebut atau melihat kepadanya.

nasai:4434

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Al Mushaffa bin Bahlul] dari [Muhammad bin Harb] dari [Az Zubaidi] dari [Az Zuhri], ia berkata; saya mendengar [Sa'id] berkata; saya mendengar [Abu Hurairah] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang dari mulamasah dan menabadzah. Dan mulamasah adalah dua orang melakukan jual beli dengan dua pakaian dimalam hari setiap orang dari mereka menyentuh pakaian temannya dengan tangannya, sedangkan munabadzah adalah seseorang melemparkan pakaian kepada orang lain dan orang yang lain melemparkan baju kepadanya dan mereka berjual beli atas dasar seperti itu.

nasai:4437

Telah mengabarkan kepada kami [Abu Daud], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [ayahku] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] bahwa ['Amir bin Sa'd] telah mengabarkan kepadanya bahwa [Abu Sa'id Al Khudri] radliallahu 'anhu berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang dari mulamasah, dan mulamasah adalah menyentuh baju dan tidak melihat kepadanya, dan dari munabadzah. Munabadzah adalah seseorang melemparkan baju kepada orang lain sebelum ia membaliknya.

nasai:4438

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Abdul A'la], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Mu'tamir], ia berkata; saya mendengar ['Ubaidullah] dari [Khubaib] dari [Hafsh bin 'Ashim] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau melarang dari dua macam jual beli, yaitu munabadzah dan mulamasah. Dan ia mengatakan bahwa mulamasah adalah seseorang berkata kepada orang lain; saya jual kepadamu bajuku dengan bajumu dan setiap mereka tidak melihat kepada baju orang lain akan tetapi ia menyentuhnya sekali. Adapun munabadzah adalah mengatakan saya lemparkan apa yang ada padaku dan engkau melemparkan apa yang ada padamu, agar keduanya saling membeli dari yang lainnya, dan setiap mereka tidak mengetahui berapa yang ada pada orang lain. Dan yang serupa dengan sifat ini.

nasai:4441

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Salamah] dan [Al Harits bin Miskin] dengan membacakan riwayat dan saya mendengar, dari [Ibnu Al Qasim], ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Nafi'] dari [Abdullah bin Umar], ia berkata; kami pada zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membeli makanan kemudian diutus kepada kami orang yang memerintahkan kami untuk memindahnya dari tempat kami membelinya ke tempat lainnya sebelum menjualnya.

nasai:4526

Telah mengabarkan kepada kami [Abdur Rahman bin Abdullah bin Abdullah bin Abdul Hakam], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Syu'aib bin Al Laits] dari [ayahnya] dari [Muhammad bin Abdur Rahman] dari [Nafi'] bahwa [Ibnu Umar] telah menceritakan kepada mereka bahwa mereka membeli makanan pada zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari orang-orang membawa dagangan ke pasar kemudian beliau melarang mereka untuk menjual di tempat mereka membelinya hingga memindahnya ke pasar makanan.

nasai:4528

Telah mengabarkan kepada kami [Nashr bin Ali], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yazid] dari [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Salim] dari [ayahnya], ia berkata; saya melihat manusia pada zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendapatkan hukuman apabila mereka membeli makanan tidak diketahui kadarnya dan menjualnya kecuali mereka mengambilnya ada memindahkannya ke tempat tinggal mereka.

nasai:4529

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Adam] dari [Hafsh bin Ghiyats] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari [Al Aswad] dari [Aisyah], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membeli makanan dari seorang Yahudi hingga suatu tempo dan beliau menggadaikan baju zirahnya kepadanya.

nasai:4530

Telah mengabarkan kepada kami [Isma'il bin Mas'ud], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Khalid], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hisyam], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [Anas bin Malik] bahwa ia berjalan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membawa roti dari gandum dan lemak cair yang telah berubah baunya. Ia berkata; sungguh beliau telah menggadaikan baju zirahnya pada seorang Yahudi di Madinah dan darinya ia mengambil gandum untuk keluarganya.

nasai:4531

Telah mengabarkan kepada kami ['Ubaidullah bin Sa'id], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Syu'bah] dari [Abdullah bin Abu Al Mujalid], ia berkata; saya bertanya kepada [Ibnu Abu Aufa] mengenai jual beli secara salaf. Ia berkata; dahulu kami melakukan salaf pada zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Abu Bakr dan Umar dalam gandum dan jewawut serta kurma kepada suatu kaum yang saya tidak mengetahui apakah mereka memiliki atau tidak. Dan [Ibnu Abzaa] mengatakan seperti itu.

nasai:4535

Telah mengabarkan kepada kami [Mahmud bin Ghailan], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Daud], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Syu'bah], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Al Mujalid] dan ia mengatakan terkadang Abdullah dan terkadang Muhammad, ia berkata; Abu Burdah Abdullah bin Syaddad berselisih menganai jual belia secara salam. Kemudian mereka mengutusku kepada [Ibnu Abu Aufa] kemudian saya bertanya kepadanya. Lalu ia berkata; dahulu kami melakukan jual beli dengan cara dihutang pada zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan zaman Abu Bakr serta Umar pada gandum dan jewawut, kismis serta kurma kepada beberapa orang yang kami lihat memiliki barang tersebut. Dan saya bertanya kepada [Ibnu Abza] kemudian ia berkata seperti itu.

nasai:4536

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Ibnu Abu Najih] dari [Abdullah bin Katsir] dari [Abu Al Minhal], ia berkata; saya mendengar [Ibnu Abbas] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang ke Madinah dan mereka melakukan jual beli secara salaf pada kurma selama dalam jangka dua tahun dan tiga tahun. Kemudian beliau melarang mereka dan bersabda: "Barang siapa yang memberikan hutang maka hendaknya ia menghutangi pada takaran yang diketahui, timbangan yang diketahui hingga jangka yang diketahui."

nasai:4537

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Salamah] dan [Al Harits bin Miskin] dengan membacakan riwayat dan saya mendengar, lafazhnya adalah lafazh Al Harits, dari [Ibnu Al Qasim], ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarang dari melarang dari menjual hablul hablah, dan hal itu merupakan jual beli yang dilakukan orang-orang ahli Jahiliyah, yaitu seseorang membeli unta sembelihan hingga waktu unta melahirkan dan anaknya yang ada dalam perutnya itupun melahirkan

nasai:4546

Telah mengabarkan kepada kami ['Amru bin Ali], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'], ia berkata; telah menceritakan kepada kami ['Umarah bin Abu Hafshah], ia berkata; telah memberitakan kepada kami ['Ikrimah] dari ['Aisyah] ia berkata; dulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengenakan dua kain burdah yang tebal, jika beliau duduk lalu berkeringat maka kain itu memberatkannya, dan telah datang kepada seorang Yahudi sejenis pakaian sutera, lalu saya katakan; seandainya anda mengutus seseorang kemudian membeli darinya dua pakaian hingga waktu mendapatkan kemudaha. Lalu beliau mengutus seseorang kepadanya, kemudian orang Yahudi itu berkata; aku tahu apa yang diinginkan Muhammad, ia hanya ingin untuk pergi dengan hartaku atau ia pergi dengan keduanya. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " ia dusta, sesungguhnya ia telah mengetahui bahwa aku adalah yang paling takut kepada Allah dari mereka dan yang paling menjaga amanat."

nasai:4549

Telah mengabarkan kepada kami [Ali bin Hujr], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Sa'dan bin Yahya] dari [Zakariya] dari ['Amir] dari [Jabir bin Abdullah], ia berkata; saya pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu perjalanan kemudian untaku tidak mampu untuk berjalan, lalu saya hendak meninggalkannya kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyusulku dan memanggil kemudian memukul unta tersebut sehingga ia berjalan yang sebelumnya tidak berjalan seperti itu. Lalu beliau bersabda: 'Juallah unta tersebut kepadaku dengan satu uqiyah." Maka saya katakan; tidak. Beliau bersabda: 'Juallah unta tersebut kepadaku." Kemudian saya menjual kepadanya dengan satu uqiyah dan saya mensyaratkan untuk membawaku ke Madinah. Setelah kami sampai Madinah maka saya mendatangi beliau dengan membawa unta tersebut, dan saya mengambil harganya, kemudian kembali. Lalu beliau mengirim utusan kepadaku dan beliau bersabda: "Apakah engkau mengira bahwa saya menawarmu agar untuk mengambil untamu? Ambillah unta dan uang dirhammu."

nasai:4558

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Manshur], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Abu Az Zubair] dari [Jabir], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menemuiku dan saya berada di atas unta kami yang lemah. Kemudian saya katakan; aduh, kami senantiasa memiliki unta yang lemah. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apakah engkau akan menjualnya kepadaku wahai Jabir?" Maka saya katakan; unta itu untukmu wahai Rasulullah! Beliau bersabda: "Ya Allah, ampunilah dia. Ya Allah, rahmatilah dia, sungguh saya telah membelinya dengan sekian dan sekian. Dan saya telah meminjamkan punggungnya hingga sampai Madinah." Kemudian setelah saya sampai Madinah, saya mempersiapkan unta tersebut dan pergi membawanya kepada beliau. Kemudian beliau bersabda: "Wahai Bilal, berikan hartanya kepadanya." Kemudian setelah saya pergi maka beliau memanggilku, maka saya khawatir beliau mengembalikannya. Beliau bersabda: "Unta itu untukmu."

nasai:4561

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] dari [Aisyah], ia telah mengabarkan kepadanya bahwa Barirah datang kepada Aisyah meminta bantuan dalam menyelesaikan perjanjian pembebasannya. Kemudian Aisyah berkata kepadanya; kembalilah kepada tuanmu, apabila mereka ingin saya membayar perjanjian pembebasanmu dan perwaliannya untukku maka saya akan melakukannya. Kemudian Barirah menyebutkan hal tersebut kepada tuannyada mereka menolak, dan mengatakan; apabila ia ingin mengharapkan pahala dan perwaliannya untuk kami maka silahkan ia melakukannya. Kemudian Aisyah mengungkan hal tersebut kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan beliau bersabda kepadanya: "Belilah dan merdekakan, sesungguhnya perwalian itu untuk orang yang memerdekakan." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bagaimana keadaan suatu kaum, mereka memberikan syarat yang tidak ada dalam Kitab Allah, barang siapa yang memberi syarat yang tidak ada dalam Kitab Allah, maka ia tidak berhak atas syarat tersebut walaupun ia telah memberikan syarat seratus syarat. Syarat Allah lebih berhak dan lebih kuat.

nasai:4576

Telah mengabarkan kepada kami [Yunus bin Abdul A'la], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Ibnu Wahb], ia berkata; telah memberitakan kepadaku beberapa orang dari ulama, diantara mereka adalah [Yunus] dan [Al Laits] bahwa [Ibnu Syihab] telah mengabarkan kepada mereka dari ['Urwah] dari [Aisyah] bahwa ia berkata; telah datang Barirah kepadaku dan berkata; wahai Aisyah, sesungguhnya saya telah mengadakan janji dengan tuanku untuk memerdekakan diriku, dengan sembila uqiyah pada setiap tahun satu uqiyah, maka bantulah saya. Dan ia belum membayar sedikitpun dari perjanjian pembebasannya itu. Kemudian Aisyah berkata kepadanya; kembalilah kepada taunmu, apabila mereka ingin saya memberikan itu semua kepada mereka dan perwaliannya untukku maka saya akan melakukannya. Kemudian Barirah pergi menemui tuannya dan menawarkan kepada mereka hal tersebut, namun mereka menolak, dan mengatakan; apabila ia mau mengharapkan pahala maka hendaknya silahkan ia melakukan dan perwalian itu untuk kami. Kemudian Aisyah menyampaikan hal tersebut kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu beliau bersabda: "Hal itu tidak menghalangimu darinya. Belilah dan merdekakan, sesungguhnya perwalian untuk orang yang memerdekakan." Kemudian Aisyah melakukannya, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri diantara manusia kemudian memuji Allah ta'la kemudian bersabda: "Adapun selanjutnya, bagaimana keadaan orang-orang yang memberikan syarat-syarat yang tidak ada dalam Kitab Allah. Barang siapa yang memberikan syarat yang tidak ada dalam Kitab Allah maka syarat tersebut adalah batil, walaupun seratus syarat. Keputusan Allah lebih berhak dan syarat Allah lebih kuat, sesungguhnya perwalian adalah untuk orang yang memerdekakan."

nasai:4577

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dari [Malik] dari [Zaid bin Aslam] dari [Ibnu Wa'lah Al Mishri] bahwa ia bertanya kepada Ibnu Abbas mengenai apa yang diperas dari anggur, [Ibnu Abbas] berkata; seseorang telah memberikan hadiah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam geriba yang penuh dengan minuman keras, kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya; "Tidakkah engkau mengetahui bahwa Allah 'azza wajalla telah mengharamkannya?" kemudian orang tersebut membisikkan dan saya tidak memahami apa yang ia bisikkan seperti saya menginginkan. Kemudian saya bertanya kepada seseorang disampingnya. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepadanya: "Apa yang engkau bisikkan?" Orang tersebut berkata; saya memerintahkannya agar menjualnya. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Yang mengharamkannya mengharamkan penjualannya." Kemudian beliau membuka dua bejana besar yang terbuat dari kulit hingga terbuang isinya.

nasai:4585

Telah mengabarkan kepada kami ['Ishmah bin Al Fadhl], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Adam] dari [Ibrahim bin Humaid Ar Ruwasi], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin 'Urwah] dari [Muhammad bin Ibrahim bin Al Harits] dari [Anas bin Malik] ia berkata; seorang laki-laki dari Bani Sha'q salah satu dari Bani Kilab mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya kepada beliau; mengenai penyewakan pejantan. Maka beliau melarang hal itu dan bersabda: "Sesungguhnya kami memuliakan hal itu."

nasai:4593

Telah mengabarkan kepada kami ['Amru bin Manshur] telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Dzuaib] telah menceritakan kepada kami [Abdur Razzaq] dari [Ibnu Juraij] sungguh telah mengabarkan kepadaku [Ikrimah bin Khalid] bahwa [Usaid bin Hudhair Al Anshari] kemudian salah seorang Bani Haritsah mengabarkan kepadanya bahwa dia adalah seorang gubernur di daerah Yamamah dan bahwa Marwan telah menulis surat kepadanya bahwa Mu'awiyah telah menulis surat kepadanya bahwa siapapun laki-laki yang kecurian suatu barang curian maka dia lebih berhak terhadap barang tersebut, ketika dia mendapatkannya (kembali). Kemudian Marwan menulis surat tersebut kepadaku, saya pun menulis surat kepada Marwan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memutuskan bahwasanya apabila orang yang membeli barang dari orang yang mencuri bukanlah orang yang tertuduh maka pemiliknya diberi pilihan, apabila mau dia boleh mengambil barang yang dicuri dengan memberikan harganya, dan apabila dia mau maka dia bisa menuntut orang yang mencurinya. Kemudian Abu Bakar, Umar dan Utsman memutuskan dengan hal tersebut. Lalu Marwan mengirim utusan dengan membawa suratku kepada Mu'awiyah. Dan Mu'awiyah menulis kepada Marwan; "Sesungguhnya bukan engkau dan bukan Usaid yang memutuskan suatu perkara atas diriku, akan tetapi sayalah yang memutuskan perkara yang dikuasakan kepadaku atas kalian, maka lakukanlah apa yang aku perintahkan kepadamu." Kemudian Marwan mengirim surat Mu'awiyah kepadaku, lalu saya katakan; "Selagi saya menjabat, saya tidak akan memutuskan dengan apa yang dikatakan Mu'awiyah."

nasai:4601

Telah mengabarkan kepada kami [Ali bin Hujr] dari [Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Al 'Ala`] dari [Abu Katsir], budak Muhammad bin Jahsy dari [Muhammad bin Jahsy], dia berkata; "Kami pernah duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian beliau mendongakkan kepala beliau ke langit kemudian beliau meletakkan telapak tangan beliau pada kening beliau kemudian bersabda: "Subhanallah, apakah yang telah diturunkan dari sikap keras?" kemudian kami diam dan terkejut. Kemudian setelah besok harinya saya bertanya kepada beliau; "Wahai Rasulullah, sikap keras apakah yang telah diturunkan ini? Beliau bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku ada di tanganNya, seandainya seseorang terbunuh di jalan Allah, kemudian dihidupkan, kemudian terbunuh, kemudian dihidupkan, kemudian terbunuh dan ia memiliki tanggungan hutang maka ia tidak akan masuk Surga hingga terbayarkan hutangnya."

nasai:4605

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin 'Amru bin As Sarh] telah memberitakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Malik bin Anas] dari [Abu Laila bin Abdullah bin Abdur Rahman Al Anshari] bahwa [Sahl bin Abu Hatsmah] telah mengabarkan kepadanya bahwa Abdullah bin Sahl dan Muhayyishah keluar ke Khaibar karena kesusahan yang menimpa mereka berdua. Kemudian Muhayyishah di datangi dan diberitahu bahwa Abdullah bin Sahl telah terbunuh dan dicampakkan di dalam sumur atau mata air. Kemudian dia mendatangi orang-orang Yahudi lalu berkata; "Demi Allah, kalian telah membunuhnya." Mereka berkata; "Demi Allah, kami tidak membunuhnya. Kemudian dia berbalik hingga kemudian dia datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan menceritakan hal tersebut kepada beliau. Kemudian dia dan Huwayyishah yaitu saudara tuanya serta Abdur Rahman bin Sahl datang, lalu Muhayyishah yang tadinya berada di Khaibar maju untuk berbicara, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dahulukan orang yang paling tua." Dan Huwayyishah berbicara kemudian Muhayyishah berbicara. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Mereka membayar diyat sahabat kalian atau mereka mengumumkan peperangan?" Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menulis surat kepada mereka mengenai hal tersebut, lalu mereka membalas; "Sesungguhnya kami demi Allah, tidak membunuhnya." Kemudian beliau bersabda kepada Huwayyishah dan Muhayyishah serta Abdur Rahman: "Apakah kalian mau bersumpah dan berhak terhadap darah sahabat kalian?" mereka berkata; "Tidak." Beliau bersabda: "Apakah kalian mau orang-orang Yahudi bersumpah kepada kalian?" Mereka berkata; "Mereka bukanlah orang-orang muslim. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membayarnya dari harta beliau, beliau mengirimkan kepada mereka seratus unta hingga dimasukkan ke rumah mereka. Sahl berkata; "Sungguh seekor unta merah dari unta-unta tersebut menyepakku dengan kakinya."

nasai:4631

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Salamah] telah memberitakan kepada kami [Ibnu Al Qasim] telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Abu Laila bin Abdullah bin Abdur Rahman bin Sahl bin Abu Hatsmah] dari [Sahal bin Abi Hatsmah] bahwa dia dan beberapa orang pembesar kaumnya telah mengabarkan kepadanya bahwa Abdullah bin Sahl dan Muhayyishah keluar menuju Khaibar Karena kesusahan yang menimpa mereka. Kemudian Muhayyishah datang dan mengabarkan bahwa Abdullah bin Sahl telah terbunuh dan dilemparkan ke dalam sumur atau mata air. Kemudian dia datang kepada orang-orang Yahudi dan berkata; "Demi Allah, kalian telah membunuhnya." Mereka berkata; "Demi Allah, kami tidak membunuhnya." Kemudian ia pergi hingga datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan menceritakan hal tersebut kepada beliau. Kemudian dia dan Huwayyishah yaitu kakaknya serta Abdur Rahman bin Sahl datang, lalu Muhayyishah yang tadinya berada di Khaibar maju untuk berbicara, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dahulukan orang yang paling tua." Dan Huwayyishah berbicara kemudian Muhayyishah berbicara. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Mereka membayar diyat sahabat kalian atau mereka mengumumkan peperangan?" kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menulis surat kepada mereka mengenai hal tersebut, lalu mereka menulis; "Sesungguhnya kami demi Allah, tidak membunuhnya." Kemudian beliau bersabda kepada Huwayyishah dan Muhayyishah serta Abdur Rahman: "Apakah kalian bersumpah dan berhak terhadap darah sahabat kalian?" mereka berkata; "Tidak." Beliau bersabda: "Apakah kalian mau orang-orang Yahudi bersumpah untuk kalian?" mereka berkata; "Mereka bukanlah orang-orang muslim." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membayarnya dari harta beliau, lalu beliau mengirimkan kepada mereka seratus unta hingga dimasukkan ke rumah mereka. Sahl berkata; "Sungguh seekor unta merah dari unta-unta tersebut menyepakku dengan kakinya."

nasai:4632

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Yahya] dari [Busyair bin Yasar] dari [Sahl bin Abu Hatsmah], dia berkata; "Saya mengira dia mengatakan; dan dari [Rafi' bin Khadij] bahwa mereka berkata; "Abdullah bin Sahl bin Zaid dan Muhayyishah bin Mas'ud telah keluar hingga ketika mereka sampai di Khaibar mereka berpisah di sebagian tempat di sana, kemudian Muhayyishah mendapatkan Abdullah bin Sahl terbunuh. Lalu dia menguburnya kemudian menghadap kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersama dengan Huwayyishah bin Mas'ud serta Abdur Rahman bin Sahl dan dia adalah orang yang paling muda. Kemudian Abdur Rahman pergi untuk berbicara sebelum dua orang sahabatnya. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Dahulukanlah yang tua." Kemudian dia diam dan dua orang sahabatnya berbicara, kemudian dia berbicara bersama mereka dan mereka menyebutkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengenai terbunuhnya Abdullah bin Sahl. Lalu beliau bersabda: "Apakah kalian bersumpah lima puluh sumpah dan kalian berhak terhadap sahabat kalian atau terhadap orang yang menyerang kalian?" Mereka berkata; "Bagaimana kami bersumpah sedang kami belum menyaksikan?" Kemudian beliau bersabda: "Apakah kalian mau orang-orang Yahudi akan bebas dari tuduhan kalian dengan lima puluh sumpah?" Mereka berkata; "Bagaimana kami menerima sumpah orang-orang kafir?" Kemudian tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihat hal tersebut beliau memberikan diyatnya."

nasai:4633

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin Abdah] telah memberitakan kepada kami [Hammad] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Busyair bin Yasar] dari [Sahl bin Abu Hatsmah] dan [Rafi' bin Khadij] bahwa mereka telah menceritakan kepadanya bahwa Muhayyishah bin Mas'ud dan Abdullah bin Sahl datang ke Khaibar untuk suatu keperluan kemudian mereka berpisah di sebuah pohon kurma, lalu Abdullah bin Sahl terbunuh maka saudaranya yaitu Abdur Rahman bin Sahl serta Huwayyishah dan Muhayyishah yakni dua orang anak pamannya datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu Abdur Rahman berbicara mengenai perkara saudaranya padahal dia adalah orang yang paling muda di antara mereka. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hendaknya yang lebih tua memulai terlebih dahulu." Kemudian mereka berdua berbicara mengenai perkara sahabat mereka berdua. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan suatu kalimat yang maknanya; lima puluh orang dari kalian bersumpah. Maka mereka berkata; "Wahai Rasulullah, itu adalah suatu perkara yang tidak kami saksikansendiri, bagaimana kami bersumpah?" Beliau bersabda: "Kalian mau orang-orang Yahudi akan bebas dari tuduhan kalian dengan sumpah lima puluh orang di antara mereka." Mereka berkata; "Wahai Rasulullah, mereka adalah orang-orang kafir." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membayar diyatnya dari beliau sendiri. Sahl berkata; "Saya memasuki kandang milik mereka, kemudian saya disepak oleh seekor unta dari unta-unta tersebut."

nasai:4634

Telah mengabarkan kepada kami ['Amru bin Ali] telah menceritakan kepada kami [Bisyr yaitu Ibnu Al Mufadhdhal] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Busyair bin Yasar] dari [Sahl bin Abu Hatsmah] bahwa Abdullah bin Sahl dan Muhayyishah bin Mas'ud bin Zaid datang ke Khaibar pada saat terjadi perdamaian, kemudian mereka berpisah untuk keperluan mereka. Kemudian Muhayyishah mendatangi Abdullah bin Sahl yang mati berlumuran darah, lalu dia menguburkannya. Kemudian dia tiba di Madinah. Maka berangkatlah Abdur Rahman bin Sahl, Huwayyishah dan Muhayyishah menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian Abdur Rahman maju untuk berbicara, padahal dia adalah orang yang paling muda. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dahulukan orang yang paling tua." Lalu dia diam kemudian mereka berdua berbicara, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apakah kalian mau bersumpah dengan lima puluh sumpah dari kalian kemudian mendapat hak terhadap darah sahabat kalian atau terhadap orang yang membunuh kalian?" Mereka berkata; "Wahai Rasulullah, bagaimana kami bersumpah sedangkan kami tidak menyaksikan dan tidak melihat?" Beliau bersabda: "Kalian mau orang-orang Yahudi akan bebas dari tuduhan kalian dengan lima puluh sumpah?" Mereka berkata; "Wahai Rasulullah, bagaimana kami mengambil sumpah orang-orang kafir?" Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membayar diyatnya dari beliau sendiri.

nasai:4635

Telah mengabarkan kepada kami [Isma'il bin Mas'ud] telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Al Mufadhdhal] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Busyair bin Yasar] dari [Sahl bin Abu Hatsmah], dia berkata; "Abdullah bin Sahl dan Muhayyishah bin Mas'ud bin Zaid datang ke Khaibar dan pada saat itu terjadi perdamaian. Kemudian mereka berpisah untuk keperluan mereka. Lalu Muhayyishah menemui Abdullah bin Sahl telah terbunuh berlumuran darah. Lalu dia menguburkannya. Kemudian dia tiba di Madinah, maka Abdur Rahman bin Sahl dan Huwaishah serta Muhayyishah bin Mas'ud datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu Abdur Rahman maju untuk berbicara, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dahulukan orang yang tertua." Dia adalah orang yang paling muda, maka dia pun terdiam kemudian mereka berbicara. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apakah kalian mau bersumpah lima puluh kali sumpah dari kalian dan berhak terhadap orang yang membunuh kalian atau terhadap sahabat kalian?" Mereka berkata; "Wahai Rasulullah, bagaimana kami bersumpah sedangkan kami tidak menyaksikan, dan belum melihat?" Beliau bersabda: "Apakah kalian mau orang-orang Yahudi akan terbebas dari tuduhan kalian dengan lima kali sumpah?" Maka mereka berkata; "Wahai Rasulullah, bagaimana kami mengambil sumpah orang-orang kafir?" Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membayar diyat dari beliau sendiri.

nasai:4636

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahhab], dia berkata; saya mendengar [Yahya bin Sa'id] berkata; telah mengabarkan kepadaku [Busyair bin Yasar] dari [Sahl bin Abu Hatsmah] bahwa Abdullah bin Sahl Al Anshari dan Muhayyishah bin Mas'ud keluar menuju khaibar, kemudian mereka berpisah untuk keperluan mereka, kemudian Abdullah bin Sahl Al Anshari terbunuh, lalu Muhayyishah dan Abdur Rahman saudara yang terbunuh serta Huwayyishah bin Mas'ud datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu Abdur Rahman maju untuk berbicara, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dahulukan orang yang paling tua." Kemudian Muhayyishah dan Huwayyishah berbicara dan menyebutkan keadaan Abdullah bin Sahl. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apakah kalian bersumpah lima puluh kali sumpah kemudian mendapatkan hak atas pembunuhnya?" Mereka berkata; "Bagaimana kami bersumpah sedangkan kami tidak menyaksikan dan tidak menghadiri?" Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang-orang Yahudi akan bebas dari tuduhan kalian dengan lima puluh kali sumpah. Mereka berkata; "Wahai Rasulullah, bagaimana kita menerima sumpah orang-orang kafir?" Sahl berkata; "Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membayar diyatnya." Busyair berkata; "Sahl bin Abu Hatsmah berkata kepadaku; "Sungguh saya telah ditendang seekor unta dari unta-unta tersebut di dalam kandang milik kami."

nasai:4637

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Manshur] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Busyair bin Yasar] dari [Sahl bin Abu Hatsmah], dia berkata; "Abdullah bin Sahl didapatkan dalam keadaan terbunuh, kemudian saudara dan kedua pamannya yaitu Huwayyishah dan Muhayyishah datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu Abdur Rahman maju untuk berbicara, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dahulukan yang paling tua." Maka mereka berdua berkata; "Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami mendapati Abdullah bin Sahl dalam keadaan terbunuh di dalam sumur Khaibar." Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapakah yang kalian tuduh?" mereka berkata; "Kami menuduh orang-orang Yahudi." Beliau bersabda: "Apakah kalian mau bersumpah lima puluh kali sumpah bahwa orang-orang Yahudi telah membunuhnya?" Mereka berkata; "Bagaimana kami bersumpah terhadap apa yang tidak kami lihat?" Beliau bersabda: "Apakah kalian mau orang-orang Yahudi terbebas dari tuduhan kalian dengan bersumpah lima puluh sumpah bahwa mereka tidak membunuhnya?" Mereka berkata; "Bagaimana kita rela dengan sumpah mereka, sedangkan mereka adalah orang-orang musyrik?" Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membayar diyat dari beliau sendiri. Hadits tersebut dimursalkan oleh Malik bin Anas.

nasai:4638

Telah berkata [Al Harits bin Miskin] dengan membacakan riwayat dan saya mendengar, dari [Ibnu Al Qasim], telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Busyair bin Yasar] bahwa dia telah mengabarkan kepadanya bahwa Abdullah bin Sahl Al Anshari dan Muhayyishah bin Mas'ud keluar menuju Khaibar kemudian mereka berpisah karena keperluan mereka. Lalu Abdullah bin Sahl terbunuh, kemudian Muhayyishah dan saudaranya yaitu Huwayyishah serta Abdur Rahman bin Sahl datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu Abdur Rahman maju untuk berbicara karena posisinya dari saudaranya yaitu Abdullah bin Sahl. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dahulukan yang lebih tua, dahulukan yang lebih tua." Lalu Huwayyishah dan Muhayyishah berbicara dan menyebutkan keadaan Abdullah bin Sahl. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apakah kalian mau bersumpah lima puluh sumpah dan berhak terhadap darah sahabat kalian atau terhadap pembunuh kalian?" Malik berkata; Yahya berkata; kemudian Busyair mengaku bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membayar diyat dari beliau sendiri. Sa'id bin 'Ubaid Ath Thai menyelisihi hal tersebut."

nasai:4639

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin Sulaiman] telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin 'Ubaid Ath Thai] dari [Busyair bin Yasar] mengaku bahwa seorang laki-laki Anshar yang dipanggil [Sahl bin Abu Hatsmah] telah mengabarkan kepadanya bahwa beberapa orang dari kaumnya pergi ke Khaibar lalu berpisah. Kemudian mereka mendapatkan salah seorang dari mereka terbunuh. Mereka berkata kepada orang-orang yang ada di sekitarnya; "Kalian telah membunuh sahabat kami." Mereka berkata; "Kami tidak membunuhnya dan tidak mengetahui siapa pembunuhnya." Kemudian mereka pergi kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkata; "Wahai Nabi Allah, kami pergi ke Khaibar dan mendapati salah seorang dari kami terbunuh." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dahulukan yang besar, dahulukan yang besar." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada mereka: "Kalian datangkan bukti atas orang yang membunuh." Mereka berkata; "Kami tidak memiliki bukti." Beliau bersabda: "Mereka (harus) bersumpah untuk kalian." Mereka berkata; "Kami tidak rela dengan sumpah orang-orang Yahudi." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak ingin darahnya sia-sia, maka beliau membayar diyat seratus unta dari unta shadaqah. 'Amru bin Syu'aib menyelisihi mereka.

nasai:4640

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Al 'Ala`] dan [Ahmad bin Harb], sedang lafazhnya adalah lafazh Ahmad, mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah], dia berkata, "Seseorang terbunuh pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu si pembunuh dilaporkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau menyerahkan kepada wali korban. Orang yang membunuh berkata; "Wahai Rasulullah, tidak, demi Allah, aku tidak bermaksud membunuhnya." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada wali si korban: "Jika dia benar kemudian engkau membunuhnya maka engkau akan masuk neraka." Kemudian wali si korban pun membebaskannya. Ketika itu si pembunuh diikat dengan tali pengekang dari kulit lalu dia keluar dengan menyeret ikatannya sehingga dia dikenal dengan pemilik tali pengekang dari kulit."

nasai:4643

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Isma'il bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Ishaq] dari ['Auf Al A'rabi] dari ['Alqamah bin Wail Al Hadhrami] dari [ayahnya], dia berkata; "Dihadapkan seseorang yang telah membunuh kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dia datang bersama wali orang yang terbunuh, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Maukah engkau memaafkannya?" Wali korban menjawab; "Tidak." Beliau bersabda: "Apakah engkau membunuh?" Si pembunuh menjawab; "Ya." Beliau bersabda: "Pergilah, " Ketika dia pergi beliau memanggilnya dan bersabda: "Maukah engkau memaafkannya?" Si wali menjawab; "Tidak." Beliau bersabda: "Maukah engkau mengambil diyat darinya?" Dia menjawab; "Tidak." Beliau bersabda: "Apakah engkau membunuh?" Pembunuh menjawab, "Ya." Beliau bersabda: "Pergilah." Ketika dia pergi beliau bersabda: "Jika engkau memaafkannya maka dia akan kembali membawa dosamu dan dosa temanmu." Lalu si wali pun memaafkan dan melepaskannya. Abu Hurairah berkata; "Aku melihatnya menyeret tali kekang yang terbuat dari kulit yang mengikatnya."

nasai:4644

Telah mengabarkan kepada kami [Isma'il bin Mas'ud] telah menceritakan kepada kami [Khalid] telah menceritakan kepada kami [Hatim] dari [Simak], dia menyebutkan bahwa ['Alqamah bin Wail] telah mengabarkan kepadanya dari [ayahnya] bahwa dia pernah duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba datang seorang laki-laki yang menuntun orang lain dengan tali kekang dari kulit lalu berkata; "Wahai Rasulullah, orang ini telah membunuh saudaraku." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya; "Apakah engkau membunuhnya?" Dia berkata; "Wahai Rasulullah, apabila dia tidak mengaku maka akan saya datangkan bukti." Orang tersebut berkata; "Ya, saya telah membunuhnya." Beliau bersabda: "Bagaimana engkau membunuhnya?" Orang tersebut menjawab; "Saya bersamanya mencari kayu bakar dari sebuah pohon, kemudian dia menghinaku dan membuatku marah. Kemudian saya memukul kepalanya dengan menggunakan kapak." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Apakah engkau memiliki harta untuk menebus dirimu?" Orang tersebut berkata; "Wahai Rasulullah, saya tidak memiliki apapun kecuali kapak dan pakaianku." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Apakah engkau melihat bahwa kaummu akan membelimu?" Dia berkata; "Saya lebih hina bagi kaumku daripada orang itu." Beliau melemparkan tali kekang tersebut kepada orang tersebut dan bersabda: 'Bawalah temanmu." Kemudian tatkala dia telah pergi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila dia membunuhnya berarti dia seperti orang tersebut." Kemudian mereka menemui orang tersebut dan berkata; "Celaka engkau, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila dia membunuhnya maka dia sepertinya." Kemudian orang tersebut kembali kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; "Wahai Rasulullah, saya diberitahu bahwa Tuan mengatakan: "Apabila dia membunuhnya maka dia sepertinya." Tidaklah saya membawanya kecuali dengan perintah Tuan." Beliau bersabda: "Apakah engkau tidak mau dia membawa dosamu dan dosa sahabatmu?" Dia berkata; "Ya." Beliau bersabda: "Jika demikian?" Dia berkata; "Berarti ya seperti itu." Telah mengabarkan kepada kami [Zakariya bin Yahya] telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Mu'adz] telah menceritakan kepada kami [ayahku] telah menceritakan kepada kami [Abu Yunus] dari [Simak bin Harb] bahwa ['Alqamah bin Wail] telah menceritakan kepadanya bahwa [ayahnya] telah menceritakan kepadanya, dia berkata; "Saya sedang duduk bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba datang seorang laki-laki yang menuntun orang lain. Sama seperti hadits di atas.

nasai:4647

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ma'mar] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Hammad] dari [Abu 'Awanah] dari [Isma'il bin Salim] dari ['Alqamah bin Wail] bahwa [ayahnya] telah menceritakan kepada mereka bahwa didatangkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seorang laki-laki yang telah membunuh orang. Kemudian beliau menyerahkannya kepada wali orang yang dibunuh, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada orang-orang yang duduk bersama beliau; "Orang yang membunuh dan yang dibunuh berada di neraka." Kemudian terdapat seseorang yang mengikuti orang yang melapor tadi dan memberitahukan (sabda Nabi tersebut) kepadanya. Kemudian tatkala dia telah memberitahukan kepadanya maka dia meninggalkan orang yang membunuh tersebut. Ayah 'Alqamah berkata; "Sungguh saya melihatnya menyeret tali kekang dari kulit ketika wali orang yang dibunuh tersebut membiarkannya pergi. Kemudian hal tersebut saya ceritakan kepada [Habib], lalu dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Sa'id bin Asywa'], ia berkata dan dia menyebutkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan orang tersebut untuk memaafkan.

nasai:4648

Telah mengabarkan kepada kami [Al Hasan bin Ishaq Al Marwazi] telah menceritakan kepadaku [Khalid bin Khidasy] telah menceritakan kepada kami [Hatim bin Isma'il] dari [Basyir bin Al Muhajir] dari [Abdullah bin Buraidah] dari [ayahnya] bahwa seorang laki-laki datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkata; "Sesungguhnya orang ini telah membunuh saudaraku." Beliau bersabda: "Pergi dan bunuhlah dia sebagaimana dia membunuh saudaramu." Kemudian orang tersebut berkata; "Bertakwalah kepada Allah dan maafkan saya, sesungguhnya hal itu lebih besar pahalanya bagimu dan lebih baik untukmu dan saudaramu pada Hari Kiamat." Kemudian orang tersebut melepaskannya. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam diberitahu mengenai hal tersebut kemudian beliau bertanya kepadanya, maka orang tersebut mengabarkan kepada beliau tentang apa yang telah dia katakan kepadanya. Beliau bersabda dan mencelanya: "Adapun yang lebih baik dari apa yang dia lakukan kepadamu pada hari kiamat adalah dia akan berkata; wahai Tuhanku tanyakan kepada orang ini, kenapa dia membunuhku."

nasai:4650

Telah mengabarkan kepada kami ['Ubaidullah bin Sa'd] telah menceritakan kepada kami [pamanku] telah menceritakan kepada kami [ayahku] dari [Ibnu Ishaq], telah mengabarkan kepadaku [Daud bin Al Hushain] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] bahwa ayat-ayat yang turun dalam Surat Al Maidah yang Allah 'azza wajalla firmankan yaitu: (Maka putuskanlah (perkara itu) di antara mereka, atau berpalinglah dari mereka) hingga firmanNya: (orang-orang yang adil) ayat tersebut turun mengenai diyat antara Bani Nadhir dan Bani Quraizhah yang demikian itu yaitu bahwa orang-orang yang dibunuh dari Bani Nazhir memiliki kemuliaan, mereka dibayar diyat dengan sempurna, sedang Bani Quraizhah mereka dibayar setengah diyat. Kemudian mereka berhukum kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka Allah 'azza wajalla menurunkan ayat tersebut mengenai mereka. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membawa mereka di atas kebenaran dalam hal tersebut dan menjadikan diyat sama.

nasai:4652

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Al Hasan] dari [Qais bin 'Ubad], dia berkata; "Saya dan Al Asytar pergi menemui [Ali radliallahu 'anhu] kemudian kami mengatakan; "Apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mewasiatkan sesuatu yang tidak diwasiatkan kepada orang-orang secara umum?" Dia berkata; "Tidak, selain apa yang ada dalam catatanku ini. Kemudian dia mengeluarkan catatan dari sarung pedangnya, ternyata isinya adalah bahwa "Orang-orang mukmin darah mereka sederajat, dan mereka adalah satu tangan atas orang selain mereka, orang yang paling rendah diantara mereka berjalan dengan jaminan keamanan dari mereka, ketahuilah tidaklah orang yang mukmin dibunuh lantaran orang kafir, dan tidak pula dibunuh orang yang memiliki perjanjian selama dalam perjanjiannya, barang siapa yang melakukan perkara yang dilarang maka kerugiannya terhadap dirinya atau melindungi orang yang berbuat kejahatan maka laknat Allah, malaikat dan seluruh manusia tertimpa atas dirinya."

nasai:4653

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin Hafsh] telah menceritakan kepadaku [ayahku] telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Thahman] dari [Al Hajjaj bin Al Hajjaj] dari [Qatadah] dari [Abu Hasan Al A'raj] dari [Al Asytar] bahwa dia berkata kepada Ali; "Sesungguhnya apa yang didengar orang-orang telah menyebar, maaka apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mewasiatkan sesuatu kepadamu maka ceritakan kepada kami." ['Ali] berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak mewasiatkan sesuatupun kepadaku yang tidak diwasiatkan kepada manusia, hanya saja dalam sarung pedangku ini terdapat lembaran yang ternyata isinya adalah: "Orang-orang mukmin darah mereka sederajat, dan mereka adalah satu tangan atas orang selain mereka, orang yang paling rendah diantara mereka berjalan dengan jaminan keamanan dari mereka, ketahuilah tidaklah orang yang mukmin dibunuh lantaran orang kafir, dan tidak pula dibunuh orang yang memiliki perjanjian selama dalam perjanjiannya".

nasai:4665

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin Sulaiman] telah menceritakan kepada kami ['Affan] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] telah menceritakan kepada kami [Tsabit] dari [Anas] bahwa saudara perempuan Ar Rubayyi' yaitu Ummu Haritsah telah melukai seseorang kemudian mereka melaporkannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Qishashlah- qishashlah!". Kemudian Ummu Ar Rabi' berkata; "Wahai Rasulullah, apakah Fulanah akan diqishash? Tidak, demi Allah, dia tidak akan diqishash selamanya. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Subahanallah, wahai ummu Ar Rabi', qishash adalah ketentuan Allah." Dia berkata; "Tidak, demi Allah, dia tidak akan diqishash selamanya. Dan dia terus mengatakan hal tersebut hingga mereka menerima diyat. Beliau bersabda: "Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah terdapat orang yang apabila dia bersumpah atas nama Allah maka Allah akan menepatinya."

nasai:4674

Telah mengabarkan kepada kami ['Amru bin Ali] telah menceritakan kepada kami [Yazid] telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abu 'Arubah] dari [Qatadah] dari [Zurarah bin Aufa] dari [Imran bin Hushain] bahwa seorang laki-laki menggigit seseorang pada hastanya, kemudian orang tersebut menariknya sehingga gigi serinya terlepas. Kemudian hal tersebut dilaporkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu beliau membantahnya seraya bersabda: "Engkau ingin menggigit daging saudaramu sebagaimana pejantan sedang menggigit."

nasai:4678

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] dari [Zurarah] dari [Imran bin Hushain], dia berkata; "Ya'la berkelahi dengan seseorang, kemudian salah seorang dari mereka menggigit temannya kemudian dia menarik tangannya dari mulut orang yang menggigitnya sehingga gigi seri orang tersebut lepas. Kemudian mereka melaporkan peristiwa tersebut kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian beliau bersabda: "Salah seorang diantara kalian menggigit saudaranya seperti pejantan yang sedang menggigit. Tidak ada diyat untuknya."

nasai:4679

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Al Mubarak] telah menceritakan kepada kami [Abu Hisyam] telah menceritakan kepada kami [Aban] telah menceritakan kepada kami [Qatadah] telah menceritakan kepada kami [Zurarah bin Aufa] dari [Imran bin Hushain] bahwa seorang laki-laki menggigit hasta laki-laki lain hingga gigi serinya lepas. Kemudian dia pergi kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan menceritakan hal tersebut kepada beliau. Maka beliau bersabda: "Engkau ingin menggigit hasta saudaramu sebagaimana pejantan yang sedang menggigit." Kemudian beliau membatalkan diyat.

nasai:4681

Telah mengabarkan kepada kami [Malik bin Al Khalil] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu 'Adi] dari [Syu'bah] dari [Al Hakam] dari [Mujahid] dari [Ya'la bin Munyah] bahwa dia berkelahi dengan seseorang, Kemudian salah seorang dari mereka menggigit sahabatnya kemudian orang yang digigit menarik tangannya dari mulutnya hingga gigi seri orang yang menggigitnya lepas. Kemudian hal tersebut dilaporkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian beliau bersabda: "Salah seorang diantara kalian menggigit saudaranya seperti pejantan yang sedang menggigit." Lalu beliau membatalkan diyat.

nasai:4682

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin 'Ubaid bin 'Aqil] telah menceritakan kepada kami [kakekku] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al Hakam] dari [Mujahid] dari [Ya'la bin Munyah] bahwa seseorang dari Bani Tamim berkelahi dengan seseorang, kemudian dia menggigit tangan orang tersebut. Orang tersebut menariknya hingga melepaskan gigi serinya. Kemudian mereka melaporkan hal tersebut kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian beliau bersabda: "Salah seorang diantara kalian menggigit saudaranya seperti pejantan yang sedang menggigit. Kemudian beliau membatalkan diyat.

nasai:4683

Telah mengabarkan kepada kami [Imran bin Bakkar] telah memberitakan kepada kami [Ahmad bin Khalid] telah menceritakan kepada kami [Muhammad] dari ['Atho` bin Abu Rabah] dari [Shafwan bin Abdullah] dari dua orang pamannya, yaitu [Salamah bin Umayyah] dan [Ya'la bin Umayyah]. mereka berkata; "Kami keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam perang Tabuk dan bersama kami ada seorang sahabat kami. Kemudian dia berkelahi dengan seorang muslim lalu orang tersebut menggigit hastanya kemudian dia menarik tangannya dari mulutnya hingga melepaskan gigi serinya. Lalu orang tersebut datang menghadap kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengharapkan diyat. Kemudian beliau bersabda: "Salah seorang dari kalian mendekati saudaranya kemudian menggigitnya seperti gigitan pejantan, kemudian datang meminta diyat. Tidak ada diyat." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membatalkan diyat.

nasai:4684

Telah mengabarkan kepada kami [Abdul Jabbar] sekali lagi dari [Sufyan] dari ['Amru] dari ['Atho`] dari [Shafwan bin Ya'la] dari [Ya'la] dan [Ibnu Juraij] dari ['Atho`] dari [Shafwan bin Ya'la] dari [Ya'laa] bahwa dia mempekerjakan orang upahan kemudian orang tadi berkelahi dengan orang lain dan menggigit tangannya hingga gigi serinya tercabut, kemudian dia melaporkannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu beliau bersabda: "Apakah dia membiarkan tangannya tergigit seperti gigitan pejantan?"

nasai:4686

Telah mengabarkan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Ibnu 'Ulayyah] telah memberitakan kepada kami [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepadaku ['Atho`] dari [Shafwan bin Ya'la] dari [Ya'la bin Umayyah], dia berkata; "Saya perang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada saat terdapat pasukan 'usrah. Itu adalah amalanku yang paling kuat (menghujam) dalam diriku, saya memiliki orang upahan, kemudian dia berkelahi dengan seseorang kemudian salah seorang dari mereka menggigit jari sahabatnya, kemudian dia menarik jarinya hingga melepaskan gigi serinya dan terjatuh. Kemudian dia pergi kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu beliau membatalkannya dan tidak memberikan diyatnya, beliau bersabda: "Apakah dia akan membiarkan tangannya kau gigit dalam mulutmu?" Telah mengabarkan kepada kami [Suwaid bin Nashr] dalam hadits [Abdullah bin Al Mubarak] dari [Syu'bah] dari [Qatadah] dari ['Atho`] dari [Ibnu Ya'la] dari [ayahnya] seperti (hadits tentang) orang yang menggigit kemudian gigi serinya tercabut, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada diyat bagimu."

nasai:4688

Telah mengabarkan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] telah memberitakan kepada kami [Mu'adz bin Hisyam] telah menceritakan kepadaku [ayahku] dari [Qatadah] dari [Budail bin Maisarah] dari ['Atho`] dari [Shafwan bin Ya'la bin Munyah] bahwa seorang pekerja upahan milik Ya'la bin Munyah telah digigit hastanya oleh seseorang, kemudian dia menariknya dari mulut. Kemudian orang tersebut melaporkan perkara tersebut kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Sedang gigi serinya telah tanggal. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membatalkannya dan tidak memberi diyat. Beliau bersabda: 'Apakah ia akan membiarkan tangannya engkau gigit dalam mulutmu seperti pejantan yang sedang menggigit?"

nasai:4689

Telah mengabarkan kepada kami [Abu Bakar bin Ishaq] telah menceritakan kepada kami [Abu Al Jawwab] telah menceritakan kepada kami ['Ammar] dari [Muhammad bin Abdur Rahman bin Abu Laila] dari [Al Hakam] dari [Muhammad bin Muslim] dari [Shafwan bin Ya'la] bahwa ayahnya melakukan perang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam perang Tabuk, dia menyewa orang upahan, kemudian orang upahan tersebut berkelahi dengan laki-laki lain. Lalu laki-laki tersebut menggigit hastanya, kemudian tatkala dia merasa sakit dia menariknya hingga mencabut gigi seri laki-laki tersebut. Kemudian hal tersebut dilaporkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau bersabda: "Salah seorang diantara kalian pergi dan menggigit saudaranya seperti pejantan sedang menggigit." Maka beliau membatalkan gigi seri tersebut (tidak memberi diyat).

nasai:4690

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Al 'Ala`] telah menceritakan kepada kami [Abu Khalid] dari [Isma'il] dari [Qois] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengirim pasukan kepada suatu kaum dari Khats'am lalu mereka berlindung dengan melakukan sujud, lalu mereka dibunuh, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menetapkan dengan setengah diyat dan bersabda: "Sesungguhnya aku berlepas diri dari setiap muslim bersama seorang musyrik, " kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Ketahuilah api keduanya tidak akan saling melihat."

nasai:4698

[Al Harits bin Miskin] berkata dengan membacakan riwayat dan saya mendengar dari [Sufyan] dari ['Amru] dari [Mujahid] dari [Ibnu Abbas], dia berkata; dahulu pada Bani Israil terdapat hukum qishas namun tidak ada diyat pada mereka, lalu Allah Azza wa jalla menurunkan ayat: (Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pema'afan dari saudaranya, hendaklah (yang mema'afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma'af) membayar (diat) kepada yang memberi ma'af dengan cara yang baik (pula)). Pemberian maaf itu adalah menerima diyat pada pembunuhan dengan sengaja, dan hendaklah (yang mema'afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma'af) membayar (diat) kepada yang memberi ma'af dengan cara yang baik (pula)), serta melaksanakan ini dengan kebaikan. Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat dari apa yang diwajibkan atas kaum sebelum kalian, sesungguhnya hal tersebut adalah qishas bukan diyat.

nasai:4699

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Kamil] telah menceritakan kepada kami [Husyaim] dari [Khalid] dari [Al Qasim bin Rabi'ah] dari ['Uqbah bin Aus] dari [seorang sahabat] Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah pada saat penaklukan Mekkah, kemudian beliau bersabda: "Ingatlah, bahwa orang yang terbunuh karena tidak sengaja adalah mirip orang yang terbunuh karena disiksa dengan cambuk, tongkat, dan batu. Diyatnya adalah seratus ekor unta, padanya terdapat empat puluh ekor unta yang berumur enam hingga delapan tahun yang seluruhnya bunting."

nasai:4712

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin Sulaiman] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rasyid] dari [Sulaiman bin Musa] dari ['Amru bin Syu'aib] dari [ayahnya] dari [kakeknya] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa yang terbunuh karena kesalahan maka diyatnya adalah seratus ekor unta, tiga puluh unta yang berumur dua tahun, tiga puluh unta betina yang berusia tiga tahun, tiga puluh unta yang berusia empat tahun, dan sepuluh unta jantan yang berumur tiga tahun." Dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menaksir harganya untuk penduduk kota, empat ratus dinar atau yang setara dengannya dari uang perak. Sedang untuk para pemilik unta apabila harganya naik maka beliau menaikkan harganya dan apabila turun maka beliau menurunkan harganya sesuai dengan zamannya yang berlaku (pasarannya). Pada zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, nilai diyatnya mencapai antara empat ratus dinar hingga delapan ratus dinar atau yang setara dengannya dari uang perak." Dia berkata lagi; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menetapkan bahwa orang yang diyatnya dengan sapi, maka atas pemilik sapi diyatnya adalah dua ratus ekor sapi. Dan barang siapa yang diyatnya dengan kambing maka diyatnya adalah seribu kambing. Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah memutuskan bahwa diyat adalah warisan antar ahli waris orang yang terbunuh sesuai dengan faraidhnya. Sedangkan kelebihannya adalah untuk 'ashabah (kerabat dari pihak ayah)."Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menetapkan atas seorang wanita, hendaknya salah seorang dari 'ashabahnya membayarkan diyatnya dan mereka tidak mewarisi darinya sesuatupun kecuali yang tersisa dari para pewaris wanita tersebut. Dan apabila wanita tersebut dibunuh maka diyatnya dibagi diantara para pewarisnya, dan mereka boleh membunuh orang yang membunuh wanita tersebut."

nasai:4719

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin Yahya] telah menceritakan kepada kami [Abu Na'im] telah menceritakan kepada kami [Yusuf bin Shuhaib] telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Buraidah] bahwa seorang wanita melempar wanita lain menggunakan ketapel sehigga ia keguguran karena terkena ketapel tersebut kemudian hal tersebut diangkat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu beliau menjadikan diyat anaknya lima ratus budak, dan beliau melarang dari bermain ketapel. Abu Abdur Rahman berkata; hal ini adalah suatu kesalahan selayaknya yang beliau inginkan adalah seratus budak. Dan telah diriwayatkan larangan dari bermain ketapel dari Abdullah bin Buraidah dari Abdullah bin Mughaffal.

nasai:4732

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin 'Amru bin As Sarh] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Salamah] dan [Sa'id bin Al Musayyab] dari [Abu Hurairah] bahwa dia berkata; "Dua orang wanita dari Hudzail berkelahi, kemudian salah seorang dari mereka melempar dengan batu. Dan ia menyebutkan suatu kalimat yang maknanya adalah; dia membunuhnya beserta kandungannya. Kemudian mereka (membawa) permasalahan tersebut kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memutuskan bahwa diyat janinnya adalah ghurrah yaitu budak laki-laki atau perempuan. Dan beliau memutuskan diyat seorang wanita menjadi tanggungan ashabahnya dan orang yang bersama mereka. Dan beliau menjadikan anaknya sebagai pewarisnya. Hamal bin Malik bin An Nabighah Al Hudzali berkata; "Wahai Rasulullah, bagaimana saya menanggung denda orang yang tidak makan dan minum, tidak berbicara serta menangis? (bukankah) yang seperti ini (termasuk) sesuatu yang dibatalkan?" Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya (bayi) ini termasuk di antara saudara dukun karena kalimat sajak yang ia ucapkan."

nasai:4736

Telah mengabarkan kepada kami [Suwaid bin Nashr] telah menceritakan kepada kami [Abdullah] dari [Syu'bah] dari [Manshur] dari [Ibrahim] dari ['Ubaid bin Nudhailah] dari [Al Mughirah bin Syu'bah] bahwa dua orang wanita isteri seorang laki-laki dari Hudzail, salah seorang dari mereka melempar wanita yang lain dengan tiang kemah, sehingga menyebabkan kandungannya gugur. Kemudian mereka menghadapkan permasalahan tersebut kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, mereka berkata; "Bagaimana kami menanggung denda orang yang tidak berteriak dan menangis, tidak minum dan tidak makan? Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apakah ini sajak seperti sajak orang-orang badui?" lalu beliau memutuskan denda berupa seorang budak menjadi tanggungan 'ashabah wanita yang membunuh.

nasai:4743

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin Sulaiman] telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah bin Hisyam] dari [Sufyan] dari [Asy'ats bin Abu Asy Asya'tsa`] dari [Al Aswad bin Hilal] dari [Tsa'labah bin Zahdam] beberapa orang dari Bani Tsa'labah datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang sedang berkhutbah, kemudian seseorang berkata; "Wahai Rasulullah, orang-orang Bani Tsa'labah bin Yarbu' telah membunuh Fulan dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sebuah jiwa tidak dihukum karena kejahatan jiwa yang lain."

nasai:4751

Telah mengabarkan kepadaku [Abdullah bin Al Haitsam] telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] telah menceritakan kepada kami [Hammam] telah menceritakan kepada kami [Husain Al Mu'allim] dan [Ibnu Juraij] dari ['Amru bin Syu'aib] dari [ayahnya] dari [kakeknya] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda dalam khutbahnya seraya menyandarkan punggungnya ke ka'bah: "Jari-jari adalah sama."

nasai:4768

Telah mengabarkan kepada kami ['Amru bin Manshur] telah menceritakan kepada kami [Al Hakam bin Musa] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Hamzah] dari [Sulaiman bin Daud] telah menceritakan kepadaku [Az Zuhri] dari [Abu Bakar bin Muhammad bin 'Amru bin Hazm] dari [ayahnya] dari [kakeknya] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menulis surat kepada penduduk Yaman yang berisi tentang berbagai kewajiban, sunnah-sunnah, dan diyat. Beliau mengutus 'Amru bin Hazm untuk mengantar surat tersebut. Kemudian surat tersebut dibacakan di hadapan penduduk Yaman. Inilah naskahnya; "Dari Muhammad, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kepada Syurahbil bin Abdu Kulal dan Nu'aim bin Abdu Kulal, serta Al Harits bin Abdu Kulal Qail Dzu ru'ain, Ma'afir, dan Hamdan; adapun selanjutnya.... Dan di antara isi surat tersebut adalah bahwa, "Barang siapa membunuh seorang mukmin secara lalim dengan adanya bukti maka ia mendapatkan balasan, kecuali apabila para wali orang yang dibunuh merasa rela. Untuk sebuah nyawa satu diyat yaitu seratus ekor unta, hidung apabila dipotong semuanya adalah satu diyat, untuk lidah satu diyat, untuk dua bibir satu diyat, dua buah pelir satu diyat, penis satu diyat, tulang belakang satu diyat, dua mata satu diyat, satu kaki setengah diyat, luka yang sampai kepada otak sepertiga diyat, luka dalam sepertiga diyat, tulang retak dan bergeser lima belas unta, dan untuk setiap jari tangan dan kaki sepuluh unta, untuk gigi lima unta, untuk luka yang menampakkan tulang lima unta. Dan seseorang dibunuh akibat membunuh seorang wanita, bagi pemilik emas diyatnya adalah seribu dinar." Muhammad bin Bakkar bin Bilal menyelisihi hal tersebut.

nasai:4770

Telah mengabarkan kepada kami [Azhar bin Jamil] telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Al Harits] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al Mughirah bin An Na'man] dari [Sa'id bin Jubair], dia berkata; "Penduduk Kufah berselisih mengenai ayat ini: Barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja.....Kemudian saya pergi menemui [Ibnu Abbas] dan bertanya kepadanya, kemudian dia berkata; "Ayat tersebut diturunkan di akhir ayat yang diturunkan dan tidak ada sesuatupun yang menghapusnya."

nasai:4781

Telah mengabarkan kepada kami [Hilal bin Al 'Ala`] telah menceritakan kepadaku [ayahku] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] dari [Sa'id] dari [Qatadah] dari ['Atho`] dari [Shafwan bin Umayyah] bahwa seorang laki-laki telah mencuri selendangnya, kemudian dia melaporkannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu beliau memerintahkannya untuk memotong tangannya. Kemudian Shafwan berkata; "Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saya telah memaafkannya." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai Abu Wahb, Kenapa engkau tidak mengatakannya sebelum engkau datang kepada kami?" kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memotong tangannya.

nasai:4795

Telah mengabarkan kepadaku [Abdullah bin Ahmad bin Muhammad bin Hanbal] telah menceritakan kepada kami [ayahku] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Sa'id] dari [Qatadah] dari ['Atho`] dari [Thariq bin Muraqqa'] dari [Shafwan bin Umayyah] bahwa seorang laki-laki telah mencuri selendangnya, kemudian dia melaporkannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu beliau memerintahkan agar dipotong tangannya. Lalu Shafwan berkata; "Wahai Rasulullah, saya telah memaafkannya." Beliau bersabda: "Andaikan hal ini terjadi sebelum engkau membawanya kepadaku wahai Abu Wahb?" Kemudian Rasulullah memotong tangannya.

nasai:4796

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Hisyam yaitu Ibnu Abu Khiyarah] telah menceritakan kepada kami [Al Fadhl yaitu Ibnu Al 'Ala` Al Kufi] telah menceritakan kepada kami [Asy'ats] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas], dia berkata; "Shafwan pernah tidur di masjid sedang selendangnya berada di bawahnya kemudian selendang terebut dicuri. Dia kemudian bangun tetapi orang yang mencuri telah pergi. Lalu dia mengejarnya dan menangkapnya serta membawanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu beliau memerintahkannya agar dipotong tangannya. Shafwan berkata; "Wahai Rasulullah, selendangku tidaklah sampai membuat orang tersebut harus dipotong tangannya." Maka beliau bersabda: "Kenapa ini tidak terjadi sebelum engkau membawanya kepadaku?" Abu Abdur Rahman berkata; Asy'ats adalah lemah.

nasai:4799

Telah mengkhabarkan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Abdur Rahim], dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Asad bin Musa], dia berkata; telah menceritakan dan menyebutkan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari ['Amr bin Dinar] dari [Thawus] dari [Shafwan bin Umayyah] bahwa pakaiannya dicuri dari kepalanya ketika dia sedang tidur di masjid Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian dia menangkap pencuri tersebut dan membawanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau memerintahkan agar dipotong tangannya. Kemudian Shafwan berkata; "Apakah Tuan akan memotong tangannya?" Beliau bersabda: "Tidakkah engkau membiarkannya sebelum engkau membawanya kepadaku?"

nasai:4801

Telah mengkhabarkan kepada kami [Utsman bin Abdullah], dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Al Hasan bin Hammad], dia berkata; telah menceritakan kepada kami ['Amr bin Hasyim Al Janbi Abu Malik] dari ['Ubaidullah bin Umar] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar radliallahu 'anhuma] bahwa ada seorang wanita meminjam perhiasan milik orang kemudian ia menahannya. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wanita ini hendaknya bertaubat kepada Allah dan RasulNya serta mengembalikan apa yang telah dia ambil dari orang-orang tersebut." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berdirilah wahai Bilal ambil tangannya lalu potonglah."

nasai:4806

Telah mengkhabarkan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim], dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Sufyan], ia berkata; "Ada seorang wanita Makhzum yang meminjam barang dan dia mengingkarinya. Kemudian dia dilaporkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan dibicarakan mengenai wanita tersebut. Kemudian beliau bersabda: "Sendainya dia adalah Fathimah niscaya saya potong tangannya." Dikatakan kepada Sufyan; 'Siapakah yang menyebutkannya?" Dia berkata; " [Ayyub bin Musa] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] dari [Aisyah] insya Allah Ta'ala."

nasai:4810

Telah mengkhabarkan kepada kami [Imran bin Bakkar], dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Syu'aib], dia berkata; telah mengkhabarkan kepadaku [ayahku] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] dari [Aisyah], dia berkata; "Seorang wanita meminjam perhiasan melalui lisan orang-orang yang dikenal sedang dia tidak dikenal. Lalu dia jual perhiasan tersebut dan ia ambil uangnya. Kemudian dia dihadapkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi was sallam. Lalu keluarganya berusaha menemui Usamah bin Zaid. Usamah kemudian berbicara kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi was sallam tentang wanita tersebut. Maka meronalah wajah Rasulullah shallallahu 'alaihi was sallam sementara Usamah berbicara. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi was sallam bersabda; "Apakah kamu hendak meminta syafa'at (keringanan) kepadaku atas hokum yang ditetapkan Allah?" Usamah berkata; "Mohonkanlah ampunan untukku, wahai Rasul Allah." Sontak Rasulullah shallallahu 'alaihi was sallam berdiri lalu memuji pada Alloh 'azza wajalla dengan pujian yang menjadi hakNya kemudian bersabda, "Amma ba'du, Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian binasa karena apabila ada orang yang mulia di antara mereka mencuri mereka membiarkannya, sedang apabila orang yang lemah di antara mereka mencuri mereka tegakkan had (hukuman) atasnya. Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tanganNya, seandainya Fathimah binti Muhammad mencuri niscaya aku potong tangannya." Lalu dipotonglah tangan wanita tersebut.

nasai:4814

Telah mengkhabarkan kepada kami [Suwaid], dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Abdullah] dari [Yunus] dari [Az Zuhri], dia berkata; telah mengkhabarkan kepadaku ['Urwah bin Az Zubair] bahwa seorang wanita pada zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mencuri pada saat terjadi perang Penaklukan Mekkah, Kemudian kaumnya datang kepada Usamah bin Zaid meminta pertolongan kepadanya. Urwah berkata; "Kemudian tatkala Usamah berbicara kepadanya mengenai wanita tersebut wajah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berubah dan beliau bersabda: "Apakah engkau mengajakku bicara mengenai hukuman di antara hukuman-hukuman Allah?" Usamah berkata; "Mintakanlah ampunan untukku wahai Rasulullah! Kemudian tatkala sore hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri dan berkhutbah, beliau memuji Allah dengan pujian yang menjadi hakNya. Kemudian beliau bersabda: "Adapun selanjutnya, sesungguhnya orang-orang sebelum kalian binasa karena apabila ada orang mulia diantara mereka yang mencuri maka mereka membiarkannya dan apabila ada orang lemah di antara mereka yang mencuri maka mereka menegakkan hukuman kepadanya. Demi Dzat, yang jiwa Muhammad ada di tanganNya, seandainya Fathimah binti Muhammad mencuri niscaya saya potong tangannya." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan agar tangan wanita tersebut dipotong. Kemudian setelah itu dia memperbaiki taubatnya. [Aisyah radliallahu 'anha] berkata; "Setelah itu dia datang kepadaku dan saya laporkan keperluannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam."

nasai:4819

Telah mengkhabarkan kepada kami [Sulaiman bin Salm Al Mashahifi Al Balkhi], dia berkata; telah menceritakan kepada kami [An Nadhr bin Syumail], dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hammad], dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Yusuf] dari [Harits bin Hathib] bahwa dihadapkan seorang pencuri kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau bersabda: "Bunuhlah dia, " Para sahabat berkata; "Wahai Rasulullah, dia hanya mencuri." Beliau bersabda: "Bunuhlah dia, " Para sahabat berkata; "Wahai Rasulullah; dia hanya mencuri." Beliau bersabda: "Potonglah tangannya." Harits bin Hathib berkata; Kemudian dia mencuri lagi maka dipotonglah kakinya. Lalu pada masa Abu Bakar radliallahu 'anhu dia mencuri lagi hingga dipotonglah semua pergelangannya. Tapi dia masih mencuri lagi hingga yang kelima kalinya, maka berkatalah Abu Bakar radliallahu 'anhu; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lebih mengetahui mengenai hal ini ketika beliau bersabda; "Bunuhlah dia". Lalu dia menyerahkannya kepada beberapa orang pemuda Quraisy agar mereka membunuhnya. Di antara mereka adalah Abdullah bin Az Zubair, dia adalah seorang yang senang menjadi pemimpin. Dia berkata; "Angkatlah aku sebagai pemimpin kalian!" Lalu mereka mengangkatnya sebagai pemimpin, jika dia memukul maka mereka (pun ikut) memukulnya hingga mereka membunuhnya (pencuri tersebut)."

nasai:4891

Telah mengkhabarkan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin 'Ubaid bin 'Aqil], dia berkata; telah menceritakan kepada kami [kakekku], dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Mush'ab bin Tsabit] dari [Muhammad bin Al Munkadir] dari [Jabir bin Abdullah], dia berkata; "Dihadapkan seorang pencuri kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau bersabda: "Bunuhlah dia." Para sahabat berkata; "Wahai Rasulullah; dia hanya mencuri." Beliau bersabda: "Potonglah tangannya." Lalu dipotonglah tangannya. Kemudian dia dihadapkan lagi untuk yang kedua kalinya, beliau bersabda: "Bunuhlah dia." Para sahabat berkata; "Wahai Rasulullah, dia hanya mencuri." Beliau bersabda: "Potonglah." Lalu dipotonglah tangannya. Lalu dia dihadapkan untuk yang ketiga kalinya, beliau bersabda: "Bunuhlah dia." Para sahabat berkata; "Wahai Rasulullah; dia hanya mencuri." Beliau bersabda: "Potonglah, " Lalu dia dihadapkan lagi untuk yang keempat kalinya, beliau bersabda: "Bunuhlah dia." Para sahabat berkata; "Wahai Rasulullah, dia hanya mencuri, beliau bersabda: "Potonglah." Lalu untuk yang kelima kalinya ia dihadapkan kembali, beliau bersabda: "Bunuhlah dia." Jabir berkata; "Lalu kami membawanya ke kandang unta, dan dia terbaring di atas punggung unta tersebut, lalu dia bergerak meronta dengan tangan dan kakinya sehingga unta tersebut naik. Untuk kedua kalinya mereka menaikkannya, dia pun melakukan hal yang sama. Kemudian mereka membawanya untuk yang ketiga kalinya. Kami melemparinya dengan batu hingga membunuhnya, Lalu kami buangnya kesumur, kami melemparinya dengan batu." Abu Abdur Rahman berkata; "Ini adalah hadits mungkar. Mush'ab bin Tsabit adalah orang yang tidak kuat dalam hadits, wallahu Ta'ala a'lam."

nasai:4892

Telah mengkhabarkan kepada kami [Suwaid bin Nashr], dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdullah] dari [Syu'bah] dari [Qatadah], dia berkata; "Saya mendengar [Anas bin Malik] radliallahu 'anhu menceritakan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: ""Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang niscaya dia akan mendapatkan manisnya keimanan, yaitu; orang yang mencintai seseorang di mana tidaklah dia mencintainya kecuali karena Allah 'azza wajalla, orang yang lebih mencintai Allah dan RasulNya daripada selain mereka berdua, dan orang yang lebih suka dicampakkan ke dalam Neraka daripada kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkannya darinya."

nasai:4902

Telah mengkhabarkan kepada kami [Ali bin Hujr], dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dari [Humaid] dari [Anas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang niscaya dia akan mendapatkan manisnya Islam, yaitu; orang yang lebih mencintai Allah dan RasulNya daripada selain mereka berdua, orang yang mencintai seseorang karena Allah, dan orang yang tidak senang kembali kepada kekafiran sebagaimana ia membenci untuk dicampakkan ke dalam Neraka."

nasai:4903

Telah mengkhabarkan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim], dia berkata; telah menceritakan kepada kami [An Nadhr bin Syumail], dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Kahmas bin Al Hasan], dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Buraidah] dari [Yahya bin Ya'mar] bahwa [Abdullah bin Umar] berkata; telah menceritakan kepadaku [Umar bin Al Khathab], dia berkata; "Pada suatu hari ketika kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tiba-tiba muncul di hadapan kami orang yang sangat putih pakaiannya, hitam rambutnya, tidak terlihat padanya bekas bepergian, dan tidak ada seorangpun di antara kami yang mengenalnya, hingga ia duduk di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan menyandarkan lututnya kepada lutut beliau dan meletakkan kedua telapak tangannya pada kedua paha beliau kemudian berkata; "Wahai Muhammad, beritahukan kepadaku mengenai Islam". Beliau bersabda: "Engkau bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, membayar zakat, berpuasa Ramadhan dan melakukan haji ke Ka'bah apabila mampu pergi ke sana." Orang tersebut berkata; "Tuan benar". Maka kami pun heran kepadanya, dia bertanya dan dia pula yang membenarkannya. Kemudian dia berkata; "Beritahukan kepadaku mengenai iman!" Beliau bersabda: "Engkau beriman kepada Allah, para MalaikatNya, kitab-kitabNya, para rasulNya dan Hari Akhir serta seluruh takdir yang baik dan yang buruk." Dia berkata; "Tuan benar". Dia berkata; "Beritahukan kepadaku mengenai ihsan!" Beliau bersabda: "Ihsan adalah engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihatNya dan apabila engkau tidak melihatNya maka sesungguhnya Dia melihatmu." Dia berkata; "Beritahukan kepadaku mengenai Hari Kiamat!" Beliau bersabda: "Orang yang ditanya tidaklah lebih mengetahui daripada yang bertanya." Dia berkata; "Beritahukan kepadaku mengenai tanda-tandanya!" Beliau bersabda: "Jika ada budak wanita yang melahirkan tuannya, dan engkau melihat orang yang tidak beralas kaki, telanjang dan tidak berkhitan serta menggembalakan kambing saling berlomba meninggikan bangunan." Tiga hari kemudian beliau bertanya kepadaku: "Wahai Umar, apakah engkau mengetahui siapakah yang bertanya?" saya menjawab; "Allah dan RasulNya lebih mengetahui." Beliau bersabda: "Sesungguhnya dia adalah Jibril 'alaihissalam, datang kepada kalian hendak mengajarkan kepada kalian perkara agama kalian."

nasai:4904

Telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Qudamah] dari [Jarir] dari [Abu Farwah] dari [Abu Zur'ah] dari [Abu Hurairah] dan [Abu Dzar], mereka berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah duduk di antara para sahabat beliau. Kemudian datanglah orang asing dan ia tidak tahu yang manakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hingga ia bertanya. Kemudian kami meminta (izin) kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk membuatkan beliau tempat duduk sehingga beliau bisa diketahui oleh orang asing apabila hendak menemui beliau. Kemudian kami membuatkan tempat duduk yang panjang untuk beliau dari tanah liat. Ketika kami tengah duduk, sedang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berada di tempat duduk beliau, tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang sangat elok wajahnya dan sangat harum baunya seolah-olah bajunya tidak pernah terkena kotoran, hingga dia memberikan salam di tepi permadani, dia berkata; "As Salaamu 'alaika wahai Muhammad! Lalu beliau membalas salamnya. Dia berkata; "Apakah aku boleh mendekat wahai Muhammad? Beliau bersabda: "Mendekatlah." Ia terus berkata; "Apakah aku boleh mendekat?", beberapa kali. Dan beliau bersabda kepadanya: "Mendekatlah." Hingga orang tersebut meletakkan tangannya pada kedua lutut Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Dia berkata; "Wahai Muhammad, beritahukan kepadaku apakah Islam itu?" Beliau bersabda: "Islam adalah engkau menyembah Allah dan tidak mensekutukanNya dengan sesuatu, mendirikan shalat, membayar zakat, melakukan haji ke Baitulloh dan melakukan puasa Ramadhan." dia berkata; "Apakah apabila aku melakukannya maka aku telah masuk Islam?" Beliau menjawab: "Ya." dia berkata; Tuan benar. Tatkala kami mendengar perkataan; engkau benar, dari orang tersebut;, maka kami pun menjadi bingung terhadapnya. Dia berkata; "Wahai Muhammad, beritahukan kepadaku apakah iman itu!" Beliau bersabda: "Beriman kepada Allah, MalaikatNya, kitab-kitabNya, dan para nabi serta beriman kepada tagdir." Dia berkata; "Apakah apabila saya melakukan hal tersebut maka aku telah beriman?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "ya." Dia berkata; Tuan benar." Dia berkata; "Beritahukan kepadaku apa itu ihsan?" Beliau bersabda: "Engkau beribadah kepada Allah, seolah-olah engkau melihatNya dan apabila engkau tidak melihatNya maka sesungguhnya Dia melihatmu". Dia berkata; "Tuan benar." Dia berkata; "Wahai Muhammad, beritahukan kepadaku kapankah Hari Kiamat tiba?" Beliau menundukkan kepala dan tidak menjawab sedikitpun, kemudian orang tersebut mengulang pertanyaan dan beliau tidak menjawab sedikitpun. Lalu beliau mengangkat kepalanya seraya bersabda: "Orang yang ditanya tidaklah lebih tahu daripada yang bertanya. Akan tetapi ia memiliki tanda-tanda yang dengannya Hari Kiamat tersebut diketahui. Yaitu apabila engkau melihat para penggembala hewan ternak yang berlomba-lomba meninggikan bangunan dan engkau lihat orang-orang yang tidak beralas kaki dan telanjang sebagai para pemilik tanah, dan engkau melihat wanita yang melahirkan tuannya. Itulah lima tanda yang tidak diketahui kecuali oleh Allah. Sesungguhnya Allah memiliki ilmu mengenai Hari Kiamat hingga firman Allah: Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. Kemudian beliau bersabda: "Demi Dzat yang mengutus Muhammad dengan kebenaran sebagai pemberi petunjuk dan kabar gembira, tidaklah aku lebih mengetahui dari salah seorang dari kalian. Sesungguhnya ia adalah Jibril 'alaihissalam yang turun dalam bentuk Dahjah Al Kalbi."

nasai:4905

Telah mengkhabarkan kepadaku [Ahmad bin Al Mua'lla bin Yazid], dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Shafwan bin Shaleh], dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Walid], dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Malik] dari [Zaid bin Aslam] dari ['Atho` bin Yasar] dari [Abu Sa'id Al Khudri], dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika seorang hamba masuk Islam lalu memperbaiki keIslamannya maka Allah akan menuliskan untuknya setiap kebaikan yang dia lakukan, dan dihapus setiap keburukan yang dia lakukan kemudian setelah itu (setiap) kebaikan dibalas dengan sepuluh hingga tujuhratus kali lipat, sedangkan keburukan akan dibalas dengan semisalnya kecuali jika Allah Azza wa jalla memaafkannya."

nasai:4912

Telah mengkhabarkan kepada kami [Qutaibah], dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] dari [Abu Idris Al Khaulani] dari ['Ubadah bin Ash Shamit], dia berkata; "Kami pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu majelis, kemudian beliau bersabda: "Apakah kalian akan membaiatku untuk tidak mensekutukan Allah dengan sesuatupun, tidak mencuri, dan tidak berzina?" Lalu beliau membaca sebuah ayat."Barang siapa di antara kalian yang menepatinya maka pahalanya di sisi Allah, dan barang siapa yang melakukan sebagian darinya maka Allah 'azza wajalla pasti menutupi (kekurangan) nya. Lalu (hukuman bagi) dia kembali kepada Allah, jika Allah menghendaki Dia akan mengadzabnya dan jika Allah menghendaki Dia akan mengampuninya."

nasai:4916

Telah mengkhabarkan kepada kami [Ishaq bin Manshur] dan ['Amr bin Ali] dari [Abdur Rahman], dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Al A'masy] dari [Abu 'Ammar] dari ['Amr bin Syurahbil] dari [salah seorang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam], dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Ammar (Orang yang teguh imannya) (hatinya) dipenuhi dengan keimanan hingga tulang pokoknya."

nasai:4921

Telah mengkhabarkan kepada kami [Muhammad bin Rafi'], dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdur Razzaq], dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Ma'mar] dari [Zaid bin Aslam] dari ['Atho` bin Yasar] dari [Abu Sa'id Al Khudri] ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Perdebatan salah seorang di antara kalian tentang haqnya di dunia, tidaklah lebih dahsyat daripada perdebatan kaum mukminin kepada Tuhan mereka tentang saudara-saudara mereka yang dimasukkan ke Neraka, beliau bersabda: "Mereka berkata; "Wahai Tuhan kami, dahulu saudara-saudara kami sholat bersama kami, berpuasa bersama kami dan berhaji bersama kami namun Engkau memasukkan mereka ke Neraka, beliau bersabda: " Allah berfirman; "Pergilah, lalu keluarkanlah siapa yang kalian kenal di antara mereka." Beliau bersabda: "Lalu mereka mendatangi mereka dan mengenali mereka dengan bentuk mereka, di antara mereka ada yang terbakar hingga setengah betisnya, di antara mereka ada yang terbakar hingga mata kakinya, lalu mereka mengeluarkannya seraya berkata; "Wahai Tahun kami, kami telah mengeluarkan orang yang Engkau perintahkan." Beliau bersabda: "Lalu Allah berfirman; "Keluarkan siapa saja yang di hatinya terdapat keimanan seberat satu dinar." lalu Dia berfirman lagi; "Siapa yang di hatinya terdapat keimanan seberat setengah dinar." Hingga Dia mengatakan; "Siapa yang di hatinya terdapat keimanan seberat biji Dzarroh (atom)." Abu Sa'id berkata; "Barang siapa yang tidak percaya maka hendaknya ia membaca ayat ini: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar."

nasai:4924

Telah mengkhabarkan kepada kami [Abu Daud], dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin 'Aun], dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu 'Umais] dari [Qais bin Muslim] dari [Thariq bin Syihab], dia berkata; "Telah datang seorang laki-laki Yahudi kepada Umar bin Al Khathab lalu berkata; "Wahai Amirul mukminin, terdapat satu ayat dalam kitab kalian yang kalian baca, seandainya turun kepada kami orang-orang Yahudi niscaya kami menjadikan hari tersebut sebagai Hari Raya. Ayat apakah itu?" [Umar] berkata; "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Kemudian Umar berkata; "Sungguh aku mengetahui tempat turunnya ayat tersebut, dan harinya. Ayat tersebut turun kepada kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di 'Arafah pada hari Jum'at."

nasai:4926

Telah mengkhabarkan kepada kami [Muhammad bin salamah], dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Al Qasim] dari [Malik], dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Abu Suhail] dari [ayahnya] bahwa ia mendengar [Thalhah bin 'Ubaidullah] berkata; "Telah datang seorang laki-laki dari penduduk Nejd kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan rambut acak-acakan. Gema suaranya terdengar, namun (maksud) dari apa yang dikatakannya tidak bisa difahami kecuali setelah dia mendekat. Ternyata dia bertanya mengenai Islam, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Lima shalat dalam sehari semalam." Dia berkata; "Apakah ada kewajiban lain atasku?" Beliau bersabda: "Tidak kecuali engkau melakukan (sholat) sunnah." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "dan puasa pada Bulan Ramadhan." Orang tersebut berkata; "Apakah ada kewajiban bagiku lagi selainnya?" Beliau bersabda: "Tidak kecuali engkau melakukan (puasa) sunnah." Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan kepadanya zakat, kemudian orang tersebut berkata; "Apakah ada kewajiban atasku selain itu?" Beliau bersabda: "Tidak kecuali engkau melakukan (zakat) sunnah (Shodaqoh/infaq)." Kemudian orang tersebut berpaling seraya berkata; "Aku tidak akan menambah hal ini dan tidak akan menguranginya." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dia akan beruntung apabila jujur."

nasai:4942

Telah mengkhabarkan kepada kami [Qutaibah], dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Sa'id] dari ['Atho`bin Mina`], dia telah mendengar [Abu Hurairah] berkata; "Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Allah menjamin bagi orang yang keluar di jalanNya dan tidak ada yang menggerakkannya untuk keluar kecuali karena keimanan(nya) kepadaKu dan (ingin) berjihad di jalanKu, bahwa dia terjamin hingga Aku memasukkannya ke dalam Surga, dengan apapun dari dua hal, baik karena terbunuh ataupun karena meninggal dunia atau Allah akan mengembalikannya ke tempat tinggalnya yang darinya ia keluar, dan mendapatkan apa yang ia dapatkan berupa pahala dan harta rampasan perang."

nasai:4943

Telah mengkhabarkan kepada kami [Muhammad bin Qudamah], dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari ['Umarah bin Al Qa'qa'] dari [Abu Zur'ah] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Allah 'azza wajalla menjamin bagi orang yang keluar di jalanNya tidak ada yang mengeluarkannya kecuali berjihad di jalanKu serta beriman kepadaKu dan membenarkan rasulKu, maka ia terjamin untuk Aku masukkan ke dalam Surga, atau mengembalikannya ke tempatnya yang darinya ia keluar, dan mendapatkan apa yang ia dapatkan berupa pahala dan rampasan perang."

nasai:4944

Telah mengkhabarkan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim], dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Abdur Razzaq], dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Tsabit] dari [Anas], dia berkata; "Rambut Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sampai pertengahan kedua telinga beliau."

nasai:4975

Telah menceritakan kepada kami [Amru bin Manshur] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Mu'alla bin Asad] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Muthi' bin Maimun] berkata, telah menceritakan kepada kami [Shafiyah binti Ishmah] dari ['Aisyah] berkata, "Seorang wanita mengulurkan tangannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan sebuah kitab, wanita itu memegang tangan beliau seraya berkata, "Wahai Rasulullah, aku ulurkan tanganku dengan sebuah kitab namun engkau tidak mengambilnya?! Beliau bersabda: "Aku tidak tahu, apakah itu tangan seorang wanita atau tangan laki-laki." Wanita itu berkata, "Itu tangan seorang wanita." Beliau bersabda: "Sekiranya aku seorang wanita, sungguh kuku tanganku akan aku beri warna dengan pacar (inai)."

nasai:5002

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Manshur] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Imran bin Zhabyan] dari [Hakim bin Sa'd] dari [Abu Hurairah] ia berkata, "Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan mengenakan pakaian yang dilumuri wewangian berwarna kuning, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda kepadanya: "Pergi dan lepaslah." Laki-laki itu datang kembali dan beliau bersabda: "Pergi dan lepaslah." Laki-laki itu datang kembali dan beliau bersabda: "Pergi dan lepaslah ia, dan jangan kembali."

nasai:5031

Telah mengabarkan kepadaku [Ahmad bin Sa'id bin Ya'qub Al Himshi] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Sa'id] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Bukair bin Al Asyaj] dari [Busr bin Sa'id] dari [Zainab Ats Tsaqafi] berkata, "Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapapun dari kalian yang datang ke masjid, maka jangan sekali-kali memakai wewangian."

nasai:5041

Telah mengabarkan kepada kami [Amru bin Ali] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Dawud] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'd] dari [Muhammad bin Abdullah Al Qursyi] dari [Bukair bin Al Asyaj] dari [Zainab Ats Tsaqafi] -isteri Abdullah-, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kepadanya agar ia tidak memakai wewangian jika ingin pergi shalat isya yang akhir."

nasai:5042

Telah mengabarkan kepada kami [Abu Bakr bin Ali] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Manshur bin Abu Muzahim] ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'd] dari [Bapaknya] dari [Muhammad bin Abdullah bin Amru bin Hisyam] dari [Bukair] dari [Busr bin Sa'id] dari [Zainab Ats Tsaqafi,] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika seorang wanita ingin menghadiri shalat isya yang akhir, maka janganlah ia memakai wewangian."

nasai:5043

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin Amru bin As Sarh] ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Ibnu Wahb] ia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Amru bin Al Harits] dari [Bakr bin Sawadah] bahwa [Abu An Najib] menceritakan kepadanya, bahwa [Abu Sa'id Al Khudri] menceritakan kepadanya, bahwa seorang laki-laki dari Najran datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sementara ia mengenakan cincin dari emas. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian berpaling darinya seraya bersabda: "Engkau datang kepadaku sementara di tanganmu ada bara dari neraka."

nasai:5096

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin Sulaiman] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Zaid Ibnul Hubab] ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Muslim] seorang dari keluarga Marwa Abu Thaibah, ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Buraidah] dari [Bapaknya] berkata, "Seorang laki-laki datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, sementara pada jarinya terdapat cincin dari besi. Beliau bersabda: "Kenapa aku melihat perhiasan ahli neraka pada tanganmu?" laki-laki itu pun membuang cincinnya, setelah itu ia datang kembali dan di tangannya terdapat cincin dari tembaga, beliau lalu bersabda: "Kenapa aku mendapati bau berhala darimu?" laki-laki itu lalu membuang cincinnya seraya berkata, "Wahai Rasulullah, lalu aku harus memakai cincin dari apa?" Beliau menjawab: "Perak, dan jangan engkau genapkan (nilai cincin itu) menjadi satu mitsqal."

nasai:5100

Telah mengabarkan kepada kami [Humaid bin Mas'adah] dari [Bisyr] -dia adalah Ibnul Mufadldlal- ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] dari [Anas] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bermaksud menulis surat untuk Kaisar Romawi, para sahabat lalu berkata, "Mereka tidak mau membaca surat kecuali ada stempel di dalamnya." Beliau kemudian mengambil cincin dari perak, dan seakan aku melihat putihnya cincin tersebut melingkar di tangan beliau, pada cincin tersebut bertuliskan 'Muhammad Rasulullah'."

nasai:5106

Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin Utsman Abu Al Jauza] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Dawud] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Qurrah bin Khalid] dari [Qatadah] dari [Anas] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengakhirkan shalat isya yang akhir hingga berlalu tengah malam. Kemudian beliau keluar dan shalat bersama kami, dan seakan aku melihat putihnya cincin perak yang melingkar di tangan beliau."

nasai:5107

Telah mengabarkan kepadaku [Ali bin Muhammad bin Ali Al Mashishi] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Dawud bin Manshur] seorang dari penduduk Tsaghr dan tsiqah, dari [Laits bin Sa'id] dari [Amru Ibnul Harits] dari [Bakr bin Sawadah] dari [Abu An Najib] dari [Abu Sa'id Al Khudri] ia berkata, "Seorang laki-laki dari Bahrain menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ia mengucapkan salam namun beliau tidak membalasnya. Laki-laki itu memakai cincin emas dan jubah dari sutera, ia kemudian membuang keduanya dan mengucapkan salam lagi seraya berkata, "Wahai Rasulullah, tadi aku memandang ke arahmu namun engkau berpaling?! Beliau bersabda: "Karena di tanganmu ada bara dari api neraka." Laki-laki itu berkata, "Kalau begitu aku datang dengan membawa bara yang banyak!" Beliau bersabda: "Apa yang engkau bawa itu tidaklah lebih hina bagi kami dari bebatuan di Harrah, itu hanyalah perhiasan dunia." Laki-laki itu berkata, "Lalu dengan apa aku harus memakai cincin?" Beliau menjawab: "Dari besi, atau perak, atau tembaga."

nasai:5111

Telah mengabarkan kepada kami [Abu Dawud Sulaiman bin Yusuf Al Harani] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Harun bin Isma'il] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ali Ibnul Mubarak] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Shuhaib] dari [Anas bin Malik] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memakai cincin dan memberinya ukiran." Beliau bersabda: "Kami memakai cincin dan telah memberinya ukiran, maka janganlah seseorang mengukirnya seperti itu (ukiran 'Muhammad Rasulullah')." Ali berkata, "Seakan aku melihat putihnya cincin beliau yang berada di tangan."

nasai:5113

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ma'mar] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Ahsim] dari [Al Mughirah bin Ziyad] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Nafi'] dari [Ibnu Umar] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah memakai cincin emas selama tiga hari, ketika para sahabatnya melihat, tersebarlah (orang memakai) cincin emas. Maka Rasulullah pun membuangnya, dan aku tidak tahu apa yang dilakukan oleh beliau. Kemudian beliau memerintahkan untuk membuat cincin dari perak dan memerintahkan untuk memberi ukiran 'Muhammad Rasulullah'. Cincin itu ada di tangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hingga beliau wafat, kemudian beralih di tangan Abu Bakar hingga wafat, kemudian di tangan Umar hingga wafat, kemudian di tangan Utsman selama enam tahun masa pemerintahannya. Ketika banyak buku yang harus ia beri stempel, ia pun memberikan cincin itu kepada salah seorang sahabat Anshar untuk menstempel. Saat sahabat Anshar itu keluar ke sumur milik Utsman, cincin itu jatuh. Cincin itu kemudian dicari namun tidak ditemukan. Utsman kemudian memerintahkan untuk membuat cincin baru yang semisal dan memberi ukiran 'Muhammad Rasulullah'."

nasai:5122

Telah mengabarkan kepada kami [Ali bin Al Husain] dari [Umayyah bin Khalid] dari [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] dari [Al Bara] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah seorang laki-laki yang berperawakan sedang (tidak tinggi dan tidak tidak pendek), dadanya bidang melebar antara dua pundaknya, janggutnya sedang, warna kulitnya kemerah-merahan dan rambutnya menjuntai hingga daun telinga. Aku melihat beliau mengenakan pakaian merah, dan aku tidak pernah melihat orang yang lebih bagus dari beliau."

nasai:5137

Telah mengabarkan kepada kami [Ali bin Hujr] ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Isma'il] dari [Humaid] dari [Anas] ia berkata, "Rambut Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjuntai hingga setengah daun telinganya."

nasai:5139

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ma'mar] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Habban] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hammam] dari [Qatadah] dari [Anas] berkata, "Rambut Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memanjang hingga kedua bahunya."

nasai:5140

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad Ibnul Mutsanna] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Hisyam] ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Fatimah] dari [Asma] berkata, "Seorang wanita datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya puteriku akan menikah, tetapi rambutnya rontok. Maka apakah aku berdosa jika aku sambung rambutnya?" beliau lalu menjawab: "Allah melaknat wanita yang menyambung rambut dan wanita yang minta untuk disambung rambutnya."

nasai:5155

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu Abu Ja'far] dari [Bukair bin Abdullah bin Al Asyaj] dari [Busr bin Sa'id] dari [Zainab Ats Tsaqafiah] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapapun dari kalian (para wanita) yang ikut menghadiri shalat isya, maka jangan sekali-kali memakai wewangian."

nasai:5167

Telah mengabarkan kepada kami [Humaid bin Mas'adah] dari [Biysr] -ia adalah Ibnul Mufdldlal- ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] dari [Anas] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bermaksud menulis surat kepada (Raja) Rum, para sahabat lalu berkata, "Mereka tidak mau membaca surat kecuali ada stempel di dalamnya." Beliau kemudian mengambil cincin dari perak, dan seakan aku melihat putihnya cincin tersebut melingkar di tangannya. Dan pada cincin tersebut bertuliskan 'Muhammad Rasulullah'."

nasai:5183

Telah mengabarkan kepada kami [Al Husain bin Isa Al Bisyhami] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Salm bin Qutaibah] dari [Syu'bah] dari [Qatadah] dari [Anas] ia berkata, "Seakan-akan aku melihat putihnya cincin Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di jari tangan kirinya."

nasai:5189

Telah mengabarkan kepada kami [Abu Bakr bin Nafi'] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Bahz bin Asad] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hammad] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Tsabit] berkata, "Mereka bertanya kepada [Anas] tentang cincin Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka Anas menjawab, "Seakan-akan aku melihat putihnya cincin beliau yang terbuat dari perak, beliau mengangkat tangan kirinya, yakni jari kelingking."

nasai:5190

Telah mengabarkan kepada kami [Al Hasan bin Qaza'ah] dari [Khalid] -yakni Ibnul Harits- ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Amru] dari [Waqid bin Amru bin Sa'd bin Mu'adz] ia berkata, "Ketika [Anas bin Malik] datang ke Madinah, aku masuk menemuinya seraya memberi salam. Anas lalu bertanya, "Siapa kamu?" Aku menjawab, "Aku Waqid bin Amru bin Sa'd bin Mu'adz." Anas kemudian berkata, "Sungguh, Sa'd adalah orang yang paling tinggi dan besar." Kemudian ia menangis dan tangisnya semakin menjadi, setelah itu ia berkata lagi, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengutus utusan kepada Ukaidar, penguasa Dumah. Kemudian Ukaidar mengirimkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kain dibaj (kain sejenis sutera) yang ditenun dengan benang emas. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian memakainya dan naik ke atas mimbar, beliau duduk tanpa berbicara sepatah kata pun. Setelah itu beliau turun hingga orang-orang (berusaha) menyentuh kain tersebut dengan tangan mereka. Beliau lalu bersabda: "Apakah kalian merasa ta'ajub dengan kain ini? Sungguh, sapu tangan Sa'd di surga lebih bagus dari apa yang kalian lihat ini."

nasai:5207

Telah menceritakan kepada kami [Yusuf bin Sa'id] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] dari [Ibnu Juraij] ia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Abu Az Zubair] bahwasanya ia mendengar [Jabir] berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengenakan jubah dari dibaj (sejenis sutera) yang dihadiahkan kepadanya, beliau kemudian melepas dan mengirimkannya kepada Umar. Maka dikatakan kepada beliau, 'Kenapa engkau langsung melepasnya ya Rasulullah? ' Beliau menjawab: 'Jibril 'Alaihis Salam telah melarangku.' Kemudian Umar datang kepada beliau sambil menangis, ia berkata, "Wahai Rasulullah, engkau membenci sesuatu, tapi memberikannya kepadaku?" Beliau bersabda: 'Aku memberikannya bukan untuk engkau pakai, aku berikan itu agar engkau menjualnya.' Umar pun menjualnya dengan harga dua ribu dirham."

nasai:5208

Telah mengabarkan kepada kami [Ubaidullah bin Sa'id] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Mu'adz bin Hisyam] ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Bapakku] dari [Qatadah] dari [Anas] ia berkata, "Pakaian yang paling disukai oleh Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam adalah Hibarah (kain yang direnda dengan wool)."

nasai:5220

Telah mengabarkan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] dan [Muhammad Ibnul Mutsanna] dari [Yahya] dari [Isma'il] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Qais] dari [Khabbab Ibnul Arat] ia berkata, "Kami pernah mengeluh kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam -ketika itu beliau sedang tiduran di atas kain burdah miliknya di bawah naungan Ka'bah-, kami berkata, "Tidakkah engkau meminta pertolongan untuk kami, tidakkah engkau berdoa untuk kami?"

nasai:5225

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu Abu Mulaikah] dari [Al Miswar bin Makhzumah] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membagi-bagikan aqbiah (sejenis jubah), namun beliau tidak memberi Makhramah sesuatu pun. Makhramah lalu berkata, "Wahai anakku, mari ikut kami pergi menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Maka aku pun pergi bersamanya. Makhramah berkata, "Masuk dan mintakanlah untukku." Miswar berkata, "Aku lalu memintakan untuknya, kemudian beliau keluar menemuinya (Makhramah) dengan membawa Quba (sejenis jubah). Beliau bersabda: "Aku sembunyikan ini khusus untukmu." Makhramah pun melihat jubah tersebut dan memakainya."

nasai:5229

Telah mengabarkan kepada kami [Wahb bin Bayan] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] ia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] bahwa [Salim] mengabarkan kepadanya, bahwa [Abdullah bin Umar] menceritakan kepadanya, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Saat seorang laki-laki berjalan dengan menjulurkan kainnya karena sombong, ia ditenggelamkan ke dasar bumi dan terus terguncang-guncang sampai datangnya hari kiamat."

nasai:5231

Telah mengabarkan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dan [Muhammad bin Qudamah] dari [Jarir] dari [Al A'masy] dari [Abu Ishaq] dari [Muslim bin Nudzair] dari [Hudzaifah] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Batas pemakaian kain sarung adalah sampai pertengahan kedua betis, jika kamu tidak suka maka boleh lebih rendah, jika kamu tidak suka maka boleh hingga tulang belakang betis, dan tidak ada hak bagi dua mata kaki dalam pemakaian kain (tidak punya hak untuk tertutup kain)."

nasai:5234

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Ubaid bin Aqil] ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Kakekku] berkata; telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Asy'ats] ia berkata; Aku mendengar [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah 'azza wajalla tidak melihat orang yang kain sarungnya isbal (di bawah mata kaki)."

nasai:5237

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Aban] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Musawir] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin Amru bin Umayyah] dari [Bapaknya] ia berkata, "Seakan aku pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri di atas mimbar dengan memakai surban berwarna hitam, beliau menurunkan ujung surbannya di antara dua pundak."

nasai:5251

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Abdul A'la] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Khalid] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Abdurrahman Ibnul Qasim] dari [Al Qasim] menceritakan dari ['Aisyah] ia berkata, "Di rumah aku memiliki kain yang bergambar, aku menjadikan kain itu sebagai penutup fentilasi rumahku. Saat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat dan menghadap ke arahnya, beliau bersabda: 'Wahai 'Aisyah, singkirkanlah kain itu dariku.' Akhirnya kain itu aku jadikan beberapa bantal."

nasai:5259

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ma'mar] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Umar bin Abu Al Wazir Abu Mutharrif] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Musa] dari [Abdullah bin Abu Thalhah] dari [Anas bin Malik] berkata, "Pernah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berbaring di atas tikar hingga berkeringat. Lalu Ummu Sulaim bangun dan menyeka keringat beliau dari atas tikar tersebut dan memasukkannya ke dalam botol. Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melihat hal itu, beliau bertanya: "Wahai Ummu Sulaim, engkau sedang melakukan apa?" Ummu Sulaim menjawab, "Aku ingin menjadikan keringatmu sebagai minyak wangiku." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun tersenyum."

nasai:5276

Telah mengabarkan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] dari ['Abdurrahman] dari [Sulaiman Ibnul Mughirah] dari [Humaid bin Hilal] ia berkata; [Abu Rifa'ah] berkata, "Aku mendapati Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang berkhutbah, aku lalu berkata, "Wahai Rasulullah, ada seorang laki-laki asing datang untuk belajar tentang agamanya, ia tidak tahu bagaimana dengan agamanya!" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian berpaling dan berhenti dari khutbahnya, hingga beliau berhadapan denganku. Sebuah kursi kemudian diberikan kepada beliau, aku mengira bahwa kaki-kakinya terbuat dari besi. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian duduk di atas kursi tersebut dan mulai mengajariku apa-apa yang telah Allah ajarkan kepadanya. Setelah itu beliau meneruskan khutbahnya hingga selesai."

nasai:5282

Telah mengabarkan kepada kami [Suwaid bin Nash] ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Abdullah] dari [Ubaidullah] dari [Khabib bin 'Abdurrahman] dari [Hafsh bin Ashim] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ada tujuh golongan yang akan Allah lindungi pada hari kiamat, di hari yang tidak ada perlindungan selain perlindungan-Nya; imam yang adil, seorang pemuda yang tumbuh dalam peribadatan kepada Allah 'azza wajalla, seorang laki-laki yang berdzikir kepada Allah dalam keheningan kemudian meneteskan air mata, seorang laki-laki yang hatinya selalu terpaut dengan masjid, dua orang laki-laki yang mencintai karena Allah 'azza wajalla, seorang laki-laki yang diajak oleh seorang wanita cantik dan berkedudukan untuk berzina, lalu ia berkata 'sesungguhnya aku takut kepada Allah 'azza wajalla', serta seorang laki-laki yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh tangan kanannya."

nasai:5285

Telah mengabarkan kepada kami [Amri bin Manshur] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Umar bin Ali] dari [Abu Umais] dari [Sa'id bin Burdah] dari [Bapaknya] dari [Abu Musa] ia berkata, "Beberapa orang dari Al Asy'ari datang kepadaku, mereka berkata, "Ikutlah bersama kami pergi menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, karena kami mempunyai suatu keperluan." Maka, aku pun ikut pergi bersama mereka. Mereka lalu berkata, "Wahai Rasulullah, perbantukanlah kami untuk mengerjakan tugasmu." Abu Musa berkata, "Aku meminta maaf kepada Rasulullah dengan apa yang mereka katakan, dan aku juga kabarkan kepada beliau bahwa aku tidak mengetahui apa yang menjadi keperluan mereka, beliau mempercayaiku dan memberiku maaf." Setelah itu beliau bersabda: "Kami tidak akan meminta bantuan untuk mengerjakan tugas kami kepada orang-orang yang memintanya."

nasai:5287

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yazid] -yaitu Ibnul Miqdam bin Syuraih- dari [Syuraih bin Hani] dari bapaknya [Hani] berkata, "Saat ia datang, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendengar para sahabat menjuluki Hani dengan Abul Hakam. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memanggilnya dan bersabda kepadanya: "Sesungguhnya Allah adalah Al Hakam (pembuat hukum) dan kepada-Nya hukum dikembalikan. Lalu kenapa kamu dijuluki dengan Abul Hakam?" ia menjawab, "Jika kaumku berselisih dalam suatu masalah mereka mendatangiku untuk minta putusan, lalu aku memberi putusan kepada mereka, dan kedua kelompok dari mereka pun ridla dengan putusanku." Beliau bersabda: "Sungguh baik perbuatan itu! Apakah engkau mempunyai anak?" ia menjawab, "Aku mempunyai anak yang bernama Syuraih, Abdullah dan Muslim." Beliau bertanya: "Siapa yang paling tua?" ia menjawab, "Syuraih." Beliau bersabda: "Kamu dijuluki dengan Abu Syuraih." Beliau kemudian mendoakannya dan juga mendoakan anak-anaknya."

nasai:5292

[Al Harits bin Miskin] meriwayatkan dengan jalan membacakan di hadapannya, sementara aku mendengar dari [Ibnul Qasim] berkata, telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Sulaiman bin Yasar] dari [Abdullah bin Abbas] ia berkata, "Al Fadll bin Abbas membonceng di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu datanglah seorang wanita dari Khats'am kepada beliau untuk meminta fatwa. Al Fadll memandangi wanita itu dan juga sebaliknya hingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memalingkan wajah Al Fadll ke arah lain, wanita itu lalu berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya kewajiban haji yang Allah bebankan kepada hamba-hamba-Nya telah datang kepada bapakku di saat umurnya sudah tua dan tidak lagi sanggup berkendaraan. Maka apakah boleh aku menghajikan untuknya?" beliau menjawab: "Ya." Kisah itu terjadi saat haji Wada'."

nasai:5296

Telah mengabarkan kepada kami [Abu Dawud] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin Nafi'] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Yahya bin Abu Ishaq] ia berkata; Aku mendengar [Sulaiman bin Yasar] menceritakannya dari [Al Fadll bin Al Abbas] ia berkata, "Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya bapakku telah tua renta dan tidak sanggup untuk melaksanakan haji, jika aku mengajaknya ia tidak bisa berpegangan, maka apakah aku boleh menghajikannya?" beliau bersabda: "Berhajilah untuk bapakmu." Abu 'Abdurrahman berkata, "Sulaiman belum pernah mendengar dari Al Fadll bin Al Abbas."

nasai:5300

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ma'mar] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim] dari [Zakariya bin Ishaq] dari ['Amru bin Dinar] dari [Abu Asy Sya'tsa] dari [Ibnu Abbas] dia berkata; "Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Sesungguhnya bapakku telah tua renta, apakah boleh aku menghajikannya?" beliau menjawab: "Tentu, bagaimana pendapatmu jika bapakmu mempunyai hutang kemudian engkau membayarnya, apakah itu telah mencukupinya!?"

nasai:5301

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad Ibnul 'Ala] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Umarah] -yaitu Ibnu Umair- dari ['Abdurrahman bin Yazid] ia berkata, "Suatu hari banyak orang datang kepada Abdullah (untuk minta fatwa), [Abdullah] lalu berkata, "Telah datang kepada kita suatu masa, kita bukan seorang hakim dan bukan orang yang ahli dalam bidang itu. Dan Allah telah menentukan bahwa kita akan bertemu dengan (masa itu) sebagaimana yang kalian lihat ini, maka barangsiapa dari kalian diamanahi sebagai hakim setelah hari ini, hendaklah ia menghukumi berdasarkan apa yang ada dalam Kitabullah. Jika ada satu masalah yang tidak ada dalam Kitabullah, hendaklah ia menghukumi sebagaimana Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menghukuminya. Jika ada satu masalah yang tidak ada dalam Kitabullah dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam juga belum menghukuminya, hendaklah ia menghukumi sebagaimana orang-orang shalih menghukuminya. Jika ada satu masalah yang tidak ada dalam Kitabullah, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam (hadits) dan orang-orang shalih juga belum pernah menghukuminya, hendaklah ia mengerahkan semua pikirannya dan jangan mengatakan 'Sesungguhnya aku takut, sesungguhnya aku takut'. Sebab yang halal telah jelas dan yang haram juga jelas. Sedangkan di antara keduanya terdapat perkara mutasyabihat (meragukan), maka tinggalkanlah yang meragukanmu dan amalkanlah apa yang tidak meragukanmu." 'Abdurrahman berkata; "Hadits ini sanadnya baik sekali."

nasai:5302

Telah mengabarkan kepadaku [Muhammad bin Ali bin Maimun] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Firyani] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Al A'masy] dari ['Umarah bin 'Umair] dari [Huraits bin Zhuhair] dari [Abdullah bin Mas'ud] ia berkata, "Telah datang kepada kita suatu masa, kita bukan seorang hakim dan bukan seorang yang ahli dalam bidang itu. Dan Allah telah menetapkan bahwa kita akan bertemu dengan (masa itu) sebagaimana yang kalian lihat saat ini, maka barangsiapa dari kalian diamanahi sebagai hakim setelah hari ini, hendaklah ia menghukumi berdasarkan apa yang ada dalam Kitabullah. Jika ada satu masalah yang tidak ada dalam Kitabullah, hendaklah ia menghukumi sebagaimana Nabi-Nya menghukuminya. Jika ada satu masalah yang tidak ada dalam Kitabullah dan Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wasallam juga belum menghukuminya, hendaklah ia menghukumi sebagaimana orang-orang shalih menghukuminya. Dan janganlah salah seorang dari kalian mengatakan 'Sesungguhnya aku takut, sesungguhnya aku takut', Sebab yang halal telah jelas dan yang haram juga telah jelas. Sedangkan di antara keduanya adalah perkara musytabihah (meragukan), maka tinggalkanlah yang meragukanmu dan amalkanlah apa yang tidak meragukanmu."

nasai:5303

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Basyar] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Amir] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Asy Syaibani] dari [Asy Sya'bi] dari [Syuraih] bahwa ia pernah menulis kepada [Umar] untuk minta fatwa. Maka Umar menulis balasan kepadanya agar ia menghukumi sebagaimana yang ada dalam Kitabullah. Jika dalam Kitabullah tidak ada, hendaklah dengan sunah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Jika dalam Kitabullah dan sunah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak ada, hendaklah ia memutuskan hukum berdasarkan ketetapan yang telah ditetapkan oleh orang-orang shalih. Jika tidak ditemukan dalam Kitabullah, tidak pula dalam sunah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan orang-orang shalih juga tidak memutuskan ketetapan hukumnya, jika engkau berkenan silahkan engkau maju (berijtihad dan memberi jawaban), dan jika berkenan silahkan engkau mundur (diam). Dan aku tidak melihat mengundurkan diri (diam) kecuali suatu kebaikan untukmu. Wassalamu 'alaikum."

nasai:5304

Telah mengabarkan kepada kami [Al Husain bin Huraits] ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Al Fadl bin Musa] dari [Sufyan bin Sa'id] dari ['Atha` bin As Sa`ib] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] ia berkata; "Raja-raja setelah Nabi Isa bin Maryam 'Alaihi Ash Shalatu was Salam mengubah Kitab Taurat dan Injil, padahal di tengah-tengah mereka ada orang-orang yang membaca Kitab Taurat. Lalu dikatakan kepada raja-raja itu; "Kita tidak mendapatkan celaan yang lebah buruk dari celaan mereka. Mereka membaca: ' Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir'. Ayat-ayat itu mereka baca untuk mencela perbuatan kita, maka ajaklah mereka agar mereka membaca sebagaimana yang kita baca, dan beriman sebagaimana yang kita imani." Raja-raja itu lalu mengajak orang-orang yang membaca Taurat (orang-orang yang beriman), kemudian mengumpulkan dan menawarkan kepada mereka; (memilih untuk) dibunuh atau mereka meninggalkan bacaan Taurat dan Injil mereka, kecuali jika mereka mau membaca Taurat dan Injil sebagaimana bacaan yang telah mereka ubah. Orang-orang yang beriman berkata; "Apa yang kalian inginkan dengan tawaran itu? Biarkanlah kami." Lalu sekelompok dari mereka berkata; "Bangunkanlah sebuah menara untuk kami, lalu naikkan kami ke atasnya, berikan kepada kami suatu alat yang dengannya kami dapat menaikkan makanan dan minuman kami hingga kami tidak melewati (mengganggu) kalian." Sebagian dari mereka juga berkata; "Biarkanlah kami berpencar di bumi sampai kami kehausan dan minum sebagaimana binatang minum, jika kalian mendapati kami berada di wilayah kalian, maka bunuhlah kami." Sebagian lagi berkata; "Bangunkan kami sebuah rumah (biara) di padang sahara, maka kami akan menggali sumur dan menanam sayuran, kami tidak akan melintasi atau menemui kalian lagi." Dan tidak ada satu kabilah pun kecuali telah disiapkan air yang mendidih oleh raja-raja tersebut. Ibnu Abbas berkata; "Ketika mereka melakukan hal itu, Allah 'azza wajalla menurunkan ayat: ' Dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah padahal kami tidak mewajibkannya kepada mereka tetapi (mereka sendirilah yang mengada-adakannya) untuk mencari keridhaan Allah, lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya'. Sedangkan yang lain berkata; "Kami akan beribadah sebagaimana Fulan beribadah. Kami akan berpetualang sebagaimana Fulan berpetualang. Kami akan membangun rumah sebagaimana Fulan membagun rumah." Mereka tetap dalam kemusyrikan, dan mereka tidak mempunyai pengetahuan tentang keimanan orang-orang yang mereka jadikan tauladan. Ketika Allah mengutus Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, mereka (orang-orang yang beriman) tidak tersisa kecuali hanya sedikit saja. Seorang laki-laki akan turun dari tempat peribadatannya, para petualang akan datang dari tempat petualangannya, pemilik rumah (biara) akan keluar dari dalam rumahnya, lalu mereka akan beriman dan membenarkan kenabiannya (Muhammad). Allah Tabaraka Wa Ta'ala lalu berfirman: ' Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian'. Dua bagian (kebaikan) itu adalah keimanan mereka kepada Isa, Taurat dan Injil, serta keimanan mereka kepada Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dan pembenaran mereka kepadanya. Ibnu Abbas melanjutkan; "Allah menjadikan cahaya bagi mereka, dengannya mereka dapat mengamalkan Al-Qur'an dan mengikuti sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam." Selanjutnya Allah berfirman: ' Kami terangkan yang demikian itu) supaya ahli Kitab mengetahui', mereka menyerupai kalian '(bahwa mereka tiada mendapat sedikitpun) '."

nasai:5305

Telah mengabarkan kepada kami [Imran bin Bakkar bin Rasyid] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ali bin Ayyasy] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Syi'aib] ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Abu Az Zinad] dari apa-apa yang diceritakan oleh ['Abdurrahman Al A'raj] dari apa-apa yang ia ceritakan, bahwa ia mendengar [Abu Hurairah] menceritakan hadits tersebut dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, ia berkata; Beliau bersabda: "Ketika dua orang wanita sedang bersama bayi mereka, seekor serigala datang dan membawa bayi salah seorang dari mereka. salah seorang dari keduanya berkata; "Serigala itu pergi dengan membawa bayimu!" Kemudian yang lain berkata; "Tidak, tetapi serigala itu pergi dengan membawa bayimu!" maka keduanya pergi untuk berhukum kepada Nabi Dawud 'Alaihis Salam, lalu Nabi Dawud memberi putusan bahwa bayi yang ada itu adalah bayi wanita yang lebih tua. Kemudian keduanya pergi menemui Nabi Sulaiman bin Dawud dan mengabarkan kepadanya tentang persoalan tersebut. Nabi Sulaiman lantas berkata; "Berilah aku pisau kecil hingga aku dapat membelahnya untuk kalian berdua." Wanita yang lebih muda berkata; "Jangan engkau lakukan, semoga Allah merahmatimu. Itu adalah bayiku." Maka Sulaiman pun memutuskan bahwa bayi tersebut adalah milik wanita yang lebih muda." Abu Hurairah berkata, "Demi Allah, aku tidak pernah mendengar kata Sikkin (pisau) kecuali hari ini, kami tidak menyebutnya kecuali dengan mudyah (pisau)."

nasai:5307

Telah menceritakan kepada kami [Ar Rabi' bin Sulaiman] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Syu'aib bin Al Laits] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu 'Ajlan] dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda: "Dua orang wanita keluar dengan membawa anak mereka masing-masing, lalu seekor serigala mengambil anak salah seorang dari mereka. Lalu mereka mengadu kepada Nabi Dawud 'Alaihis Salam tentang perselisihan mereka terhadap anak yang masih tersisa. Dan Nabi Dawud memberi putusan bahwa anak itu milik wanita yang umurnya lebih tua. Keduanya lalu melewati Nabi Sulaiman, Nabi Sulaiman bertanya, "Apa masalah kalian?" akhirnya keduanya mengisahkan masalah tersebut kepadanya, Nabi Sulaiman lalu berkata, "Berilah aku sebilah pisau, aku dapat membelahnya untuk kalian berdua." Maka wanita yang lebih muda berkata, "Engkau akan membelahnya!" Nabi Sulaiman menjawab, "Benar." Wanita itu berkata lagi, "Jangan engkau lakukan, bagianku akan aku berikan kepadanya." Nabi Sulaiman kemudian berkata, "Anak itu adalah milikmu." Maka Nabi Sulaiman memberi putusan bahwa anak tersebut milik wanita yang lebih muda."

nasai:5308

Telah mengabarkan kepada kami [Al Mughirah bin 'Abdurrahman] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Miskin bin Bukair] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Syu'aib bin Abu Hamzah] dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Dua orang wanita keluar dengan membawa anak mereka masing-masing, lalu seekor serigala mengambil anak salah seorang dari keduanya. Maka keduanya mengadukan kepada Nabi Dawud 'Alaihis Salam tentang setatus anak yang masih tersisa. Lalu Nabi Dawud memutuskan bahwa anak itu adalah milik wanita yang lebih tua. Kemudian mereka mendatangi Nabi Sulaiman, ia lalu bertanya, "bagaimana Nabi Dawud memberi putusan untuk kalian?" Wanita yang umurnya lebih muda berkata, "Dia memberi putusan bahwa anak itu milik wanita yang umurnya lebih tua." Nabi Sulaiman berkata, "Aku akan membelahnya menjadi dua bagian, untuk yang ini separuh dan untuk yang ini separuh." Wanita yang lebih tua berkata, "Ya, silahkan potong." Sementara yang muda berkata, "Jangan engkau potong, biarlah anak itu menjadi miliknya." Maka Sulaiman memberi putusan bahwa anak itu untuk wanita yang menolak agar anak itu dipotong."

nasai:5309

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Awanah] dari [Abdul Malik bin Umair] dari ['Abdurrahman bin Abu Bukair] ia berkata, " [Bapakku] menulis surat -dan aku yang menuliskan untuknya- kepada Ubaidullah bin Abu Bakrah, seorang hakim di Sijistan. Yang isinya; janganlah kamu memutuskan antara dua orang sementara kamu dalam keadaan marah, sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah seseorang memberi putusan di antara dua orang sementara ia dalam keadaan marah."

nasai:5311

Telah mengabarkan kepada kami [Yunus bin Abdul A'la] dan [Al Harits bin Miskin] dari [Ibnu Wahb] ia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Yunus bin Yazid] dan [Al Laits bin Sa'd] dari [Ibnu Syihab] bahwa ['Urwah Ibnu Az Zubair] menceritakan kepadanya, bahwa [Abdullah bin Az Zubair] menceritakan kepadanya, bahwa [Az Zubair bin 'Awwam] pernah berselisih dengan seorang laki-laki Anshar yang pernah ikut perang badar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam masalah mata air harrah yang biasa mereka gunakan untuk mengairi kebun kurma mereka. Laki-laki Anshar itu berkata; "Biarkanlah air itu mengalir." Namun Az Zubair menolaknya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian berkata kepada Az Zubair: "Wahai Zubair, airilah kebunmu. Setelah itu berikanlah kepada tetanggamu." Orang Anshar itu marah dan berkata; "Wahai Rasulullah, apakah karena ia anak pamanmu?" maka menjadi merahlah wajah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau kemudian bersabda: "Wahai Zubair, airilah kebunmu. Setelah itu tahanlah airnya hingga ia kembali ke dalam tanah." Lantas Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memenuhi haknya Zubair. Padahal sebelum itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberi isyarat kepada Zubair untuk berlaku fleksibel baik untuknya maupun untuk laki-laki Anshar itu. Ketika laki-laki Anshar itu marah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau hanya memenuhi haknya Zubair dalam putusannya." Az Zubair berkata; "Aku tidak berpendapat kecuali ayat ini hanya turun berkenaan dengan kasus itu: ' Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan." QS An Nisa`; 65

nasai:5312

Telah mengabarkan kepada kami [Abu Dawud] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Umar] ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Yunus] dari [Az Zuhri] dari [Abdullah bin Ka'b] dari [Ayahnya] bahwa ia pernah meminta pembayaran hutang kepada Ibnu Abu Hadrad, suara keduanya meninggi hingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendengarnya dari dalam rumah. Beliau kemudian keluar menemui keduanya seraya membuka kain penutup kamarnya, beliau berseru: "Wahai Ka'b!" Ka'b menjawab, "Aku penuhi panggilanmu wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." beliau bersabda: "Bebaskanlah sebagian dari hutangmu." Beliau memberi isyarat setengahnya. Ka'b menjawab, "Aku telah lakukan itu." Beliau bersabda (kepada Ibnu Abu Hardad): "Berdiri dan bayarlah."

nasai:5313

Telah mengabarkan kepada kami [Al Husain bin Manshur bin Ja'far] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Mubasysyir bin Abdullah bin Razin] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Husain] dari [Abu Bisyr Ja'far bin Iyas] dari [Abbad bin Syurahbil] ia berkata, "Aku bersama bibi-bibiku datang ke Madinah, lalu aku masuk ke salah satu kebun di sana dan aku goyang-goyang dahannya (agar buahnya jatuh). Kemudian pemiliknya datang, lalu memegang baju dan memukulku. Maka aku datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meminta perlindungan kepadanya, hingga beliau mengutus utusan untuk menemui laki-laki pemilik kebun itu. Tidak lama kemudian, utusan itu kembali dengan membawa pemilik kebun ke hadapan Nabi. Beliau bertanya: "Apa yang membuatmu melakukan perbuatan ini?" laki-laki itu menjawab; "Wahai Rasulullah, orang itu masuk ke dalam kebunku, ia memegang dahan dan menggoyang-goyangnya!" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kenapa kamu tidak memberitahukannya saat dia bodoh (tidak tahu), dan kenapa kamu tidak memberinya makan saat ia lapar. Kembalikanlah baju miliknya!" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian memerintahkan pemilik kebun itu untuk memberiku satu wasaq atau setengahnya."

nasai:5314

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Salamah] ia berkata; telah memberitakan kepada kami ['Abdurrahman Ibnul Qasim] dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah] dari [Abu Hurairah] dan [Zaid bin Khalid Al Juhani] keduanya mengabarkan kepadanya, bahwa dua orang laki-laki yang berselisih mengadu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Salah seorang dari keduanya berkata; "Hukumilah antara kami berdua sesuai dengan Kitabullah, " yang lain berkata -dan ini yang lebih fakih di antara mereka berdua-, "Benar, ya Rasulullah. Tapi izinkanlah aku untuk berbicara, laki-laki itu pun berkata; "Sesungguhnya anakku adalah seorang buruh yang bekerja untuk orang ini, lalu anakku berzina dengan isterinya. Orang-orang mengabariku bahwa hukuman bagi anakku adalah rajam. Maka aku menebusnya dengan seratus ekor kambing dan seorang budak wanita milikku. Setelah itu aku bertanya kepada ahli ilmu, mereka mengabariku bahwa hukuman bagi anakku adalah cambuk seratus kali dan diasingkan selama satu tahun. Sementara hukuman rajam untuk isterinya." Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku ada dalam tangan-Nya, sungguh aku akan menghukumi kalian dengan Kitabullah. Kambing dan budak itu akan dikembalikan lagi kepadamu." Kemudian beliau mencambuk anaknya seratus kali dan mengasingkannya selama satu tahun. Lalu beliau memerintahkan Unais agar membawa wanita itu: "Jika ia mengaku maka rajamlah." Wanita itu pun mengaku dan akhirnya dirajam."

nasai:5315

Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] Bahwasanya ia menceritakan kepadanya, bahwa [Abdullah bin Az Zubair] menceritakan kepadanya, bahwa ada seorang laki-laki Anshar yang berselisih dengan Az Zubair mengadu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, yakni dalam masalah mata air Al Harrah yang biasa mereka gunakan untuk mengairi pohon kurma. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Wahai Zubair, airilah (kebun milikmu), setelah itu alirkanlah air itu untuk tetanggamu." Laki-laki Anshar itu pun marah, ia lalu berkata, "Wahai Rasulullah, apakah karena ia anak pamanmu!" Maka menjadi merahlah wajah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau kemudian bersabda: "Wahai Zubair, airilah (kebunmu), setelah itu tahanlah hingga airnya kembali ke dalam tanah." Az Zubair berkata, "Aku kira ayat ini turun berkenaan dengan peristiwa itu: ' Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman." QS An Nisa`; 65.

nasai:5321

Telah mengabarkan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Waki'] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin 'Urwah] dari [Ayahnya] dari ['Aisyah] ia berkata; "Hindun datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, Abu Sufyan adalah seorang laki-laki yang pelit, ia tidak memberi nafkah yang cukup kepadaku dan juga anakku. Apakah boleh aku mengambil uangnya tanpa sepengetahuannya?" beliau menjawab: "Ambillah apa yang mencukupi untuk kamu dan anakmu dengan ma'ruf."

nasai:5325

Telah mengabarkan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Waki'] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Juraij]. (dalam jalur lain disebutkan) telah memberitakan kepada kami [Muhammad bin Manshur] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Ibnu Juraij] dari [Ibnu Mulaikah] dari ['Aisyah] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang yang paling dibenci Allah adalah orang yang keras kepala dan suka membantah."

nasai:5328

Telah mengabarkan kepada kami [Amru bin Ali] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdul A'la] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Sa'id bin Abu Burdah] dari [Bapaknya] dari [Abu Musa] berkata, "Dua orang laki-laki mengadukan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkenaan dengan hewan tunggangan yang keduanya tidak mempunyai bukti, beliau lalu memberi putusan bahwa hewan itu milik mereka berdua."

nasai:5329

Telah mengabarkan kepada kami [Ali bin Sa'id bin Masruq] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Abu Zaidah] dari [Nafi' bin Umar] dari [Ibnu Abu Mulaikah] ia berkata, "Dua orang wanita masuk ke dalam gua di wilayah Tha'if. Lalu salah seorang dari keduanya keluar dengan tangan terluka. Maka ia menyangka bahwa temannya yang telah melukainya, namun temannya mengingkari. Aku lalu menulis surat kepada Ibnu Abbas berkenaan dengan masalah tersebut, [Ibnu Abbas] membalas; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah memberi putusan, bahwa sumpah itu bagi orang yang dituduh (terdakwa). Sebab jika manusia dibiarkan memberikan dakwaan, maka mereka akan mendakwa harta dan nyawa orang banyak. Oleh karena itu panggillah wanita itu dan bacakanlah ayat ini kepadanya: ' Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat' QS Ali Imran; 77 hingga akhir ayat. Kemudian aku memanggil wanita tersebut dan aku bacakan ayat itu kepadanya, akhirnya ia mengakuinya."

nasai:5330

Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad Ibnul Mutsanna] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Isma'il] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Qais] dari ['Uqbah bin Amir] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Telah diturunkan kepadaku beberapa ayat yang tidak akan ditemukan bandingannya; 'QUL A'UUDZU BIRABBIL FALAQ (Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh) ' hingga akhir surat dan QUL A'UUDZU BIRABBINNAAS (Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia) ' hingga akhir surat."

nasai:5345

Telah mengabarkan kepada kami [Isma'il bin Mas'ud] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Khalid] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abdul Malik bin Umair] ia berkata; aku mendengar [Mush'ab bin Sa'd] dari [Ayahnya] ia berkata, "Dia mengajarkan kepada kami lima perkara, katanya; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam biasa mengucapkan dan berdoa dengannya, yaitu; "ALLAHUMMA INNI A'UUDZU BIKA MINAL BUKHLI, WA A'UUDZU BIKA MINAL JUBNI, WA A'UUDZU BIKA AN URADDA ILAA ARDZALIL 'UMUR WA A'UUDZU BIKA MIN FITNATID DUNYA WA A'UUDZU BIKA MIN ADZAABIL QABRI (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sifat kikir, aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut, aku berlindung kepada-Mu kepikunan, aku berlindung dari fitnah dunia dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur)."

nasai:5350

Telah mengabarkan kepada kami [Yahya bin Muhammad] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Habban bin Hilal] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Abdul Malik bin 'Umair] dari ['Amru bin Maimun Al Audi] ia berkata; [Sa'd] biasa mengajarkan kepada anak-anaknya lima perkara tersebut sebagaimana seorang guru mengajarkan kepada anak didiknya. Dia berkata; "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam biasa berlindung dengannya setiap selesai shalat; "ALLAHUMMA INNI A'UUDZU BIKA MINAL BUKHLI, WA A'UUDZU BIKA MINAL JUBNI, WA A'UUDZU BIKA AN URADDA ILAA ARDZALIL 'UMUR WA A'UUDZU BIKA MIN FITNATID DUNYA WA A'UUDZU BIKA MIN ADZAABIL QABRI (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sifat kikir, aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut, aku berlindung kepada-Mu kepikunan, aku berlindung dari fitnah dunia dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur)." Hal itu aku ceritakan kepada [Mush'ab] dan ia pun membenarkannya."

nasai:5352

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Musa Al Anshari] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ma'n bin Isa Al Qazzaz] berkata, telah menceritakan kepada kami [Malik bin Anas]. Dari jalur yang lain; dan telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] dari [Malik] dari [Suhail bin Abu Shalih] dari [Bapaknya] dari [Abu Hurairah] ia berkata, Rasulullah Shallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: " Jika seorang muslim, atau seorang mukmin berwudlu, lalu ia membasuh wajahnya, maka dosa-dosa yang berada di wajahnya karena pandangan mata akan keluar bersama air, atau bersama tetesan air yang terakhir, atau yang semisal itu. Jika ia membasuh tangan, maka dosa-dosa dari tangannya akan keluar bersama air, atau bersama tetesan air yang terakhir hingga ia keluar tanpa dosa sedikitpun." Abu Isa berkata; "Ini adalah hadits hasan shahih, yaitu hadits riwayat Malik dari Suhail dari bapaknya dari Abu Hurairah dan Abu Shalih, ayah Suhail, yaitu Abu Shalih As Samman, dan namanya adalah Dzakwan. Abu Hurairah sendiri masih diperselisihkan tentang namanya; sebagian mengatakan Abdu Syamsi, sebagian mengatakan Abdullah bin 'Amru dan seperti inilah, Muhammad bin Isma'il berkata; "Itu yang paling benar." Abu Isa berkata; dalam bab ini juga ada riwayat dari Utsman bin 'Affan, Tsauban, Ash Shunabihi, Umar bin Abasah, Salman, Abdullah bin 'Amru, dan Ash Shunabihi yang meriwayatkan dari Abu Bakar Ash Shiddiq, namun ia tidak mendengar langsung dari Rasulullah Shallahu 'alaihi wa Sallam. Namanya adalah Abdurrahman bin Usailah, sedang julukannya Abu Abdullah, ia melakukan perjalanan untuk menemui Rasulullah Shallahu 'alaihi wa Sallam, sedangkan Nabi Shallahu 'alaihi wa Sallam sendiri telah wafat ketika ia masih dalam perjalanan. Ia telah meriwayatkan beberapa hadits dari Nabi Shallahu 'alaihi wa Sallam. Ash Shunabi Ibnul A'sar Al Ahmasi adalah seorang sahabat Nabi Shallahu 'alaihi wa Sallam, ia disebut juga dengan nama Ash Shunabihi. Hadits yang ia riwayatkan adalah; ia berkata; aku mendengar Nabi Shallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya aku akan berbanyak-banyakkan umat, maka jangan sekali-kali kalian saling membunuh setelahku."

tirmidzi:2

telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdussalam bin Harb Al Mula`i] dari [Al A'masy] dari [Anas] ia berkata; " Apabila Nabi Shallahu 'alaihi wa Sallam hendak buang hajat beliau tidak mengangkat kainnya hingga hampir menyentuh tanah." Abu Isa berkata; "Demikianlah [Muhammad bin Rabi'ah] meriwayatkan hadits ini dari [Al A'masy], dari [Anas]." Sementara [Waki'] dan [Abu Yahya Al Himmani] meriwayatkan dari [Al A'masy], ia berkata; " [Ibnu Umar] berkata; "Apabila Nabi Shallahu 'alaihi wa Sallam hendak buang hajat beliau tidak mengangkat kainnya hingga hampir menyentuh tanah." Dan kedua hadits ini adalah mursal. Dikatakan juga bahwa Al A'masy tidak mendengar dari Anas, dan tidak juga dari salah seorang sahabat Nabi Shallahu 'alaihi wa Sallam. Ia melihat Anas bin Malik, lalu ia berkata; "Aku melihat Anas sedang shalat, " lalu ia menyebutkan darinya tentang shalat." Sedangkan nama Al A'masy adalah Sulaiman bin Mihran Abu Muhammad Al Kahili, dan ia adalah seorang mantan budak dari bani Kahili. Al A'masy berkata; "Bapakku dulu memiliki anak yang masih dalam kandungan kemudian diwarisi oleh Masruq."

tirmidzi:14

telah menceritakan kepada kami [Hannad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdah bin Sulaiman] dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Muhammad bin Ibrahim] dari [Abu Salamah] dari [Zaid bin Khalid Al Juhani] ia berkata; Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Seandainya tidak memberatkan ummatku niscaya aku akan perintahkan mereka bersiwak setiap kali akan shalat, dan aku juga akan akhirkan shalat Isya hingga sepertiga malam." Ia berkata; "Zaid bin Khalid menghadiri shalat di masjid, sementara siwaknya berada di telinganya seperti pena yang selalu berada di telinga seorang penulis, ia tidak bangkit menegakkan shalat hingga ia melakukan siwak terlebih dahulu. Setelah itu ia meletakkannya kembali pada tempatnya." Abu Isa berkata; "Hadits ini derajatnya hasan shahih."

tirmidzi:23

telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Musa Al Anshari] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ma'n bin Isa Al Qazzaz] berkata, telah menceritakan kepada kami [Malik bin Anas] dari ['Amru bin Yahya] dari [Bapaknya] dari [Abdullah bin Zaid] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengusap kepalanya dengan kedua tangannya, beliau memajukan dan mengundurkan keduanya, memulai dengan bagian depan kepalanya kemudian menjalankan keduanya sampai pada bagian tengkuk, setelah itu mengembalikan keduanya sampai kembali pada tempat yang semula, setelah itu mencuci kedua kakinya." Abu Isa berkata; "Dalam bab ini ada riwayat dari Mu'awiyah, Al Miqdam bin Ma'di Karib dan Aisyah." Abu Isa berkata; "Hadits Abdullah bin Zaid adalah hadits yang paling shahih dan paling baik dalam bab ini. Pendapat ini diambil oleh Asy Syafi'i, Ahmad dan Ishaq."

tirmidzi:30

telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] berkata, telah menceritakan kepada kami [Bisyr Ibnul Mufadldlal] dari [Abdullah bin Muhammad bin Aqil] dari [Ar Rabi' binti Mu'awwidz bin Afra`] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengusap kepalanya dua kali; beliau memulainya dari bagian belakang, lalu ke bagian ke depan. Juga kedua telinganya, bagian luar dan dalamnya." Abu Isa berkata; "Hadits ini derajatnya hasan, sedangkan hadits riwayat Abdullah bin Zaid lebih shahih dan lebih baik sanadnya dari hadits tersebut. Dan sebagian penduduk Kufah mengamalkan hadits ini, di antaranya adalah Waki' Ibnul Jarrah."

tirmidzi:31

telah menceritakan kepada kami [Hannad] dan [Qutaibah] mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Abul Ahwash] dari [Abu Ishaq] dari [Abu Hayyah] ia berkata; "Aku melihat [Ali] berwudlu, ia membasuh kedua telapak tangannya hingga bersih, lalu ia berkumur tiga kali, memasukkan air ke dalam hidung tiga kali, membasuh wajah tiga kali, membasuh kedua siku tiga kali, dan mengusap kepalanya satu kali. Lalu membasuh telapak kakinya hingga mata kaki, kemudian ia berdiri seraya mengambil sisa air wudlu dan meminumnya, sedang ia masih dalam keadaan berdiri. Setelah itu ia berkata; "Aku senang bisa memperlihatkan kepada kalian bagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwudlu." Dalam bab ini juga ada riwayat dari Utsman, Abdullah bin Zaid, Ibnu Abbas, Abdullah bin 'Amru, Ar Rabi', Abdullah bin Unais dan Aisyah, semoga Allah meridlai mereka." Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] dan [Hannad] mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Abul Ahwash] dari [Abu Ishaq] dari [Abdu Khair], ia menyebutkan dari [Ali] sebagaimana hadits Abu Hayyah, hanya saja Abdu Khair mengatakan; "Jika Ali selesai dari bersuci, ia mengambil sisa air wudlunya dengan telapak tangan, setelah itu ia meminumnya." Abu Isa berkata; "Hadits Ali ini diriwayatkan oleh [Abu Ishaq Al Hamdani], dari [Abdu Khair] dan [Al Harits] dari [Ali]. Dan diriwayatkan pula oleh [Za`idah bin Qudamah] dan selainnya dari [Khalid bin Alqamah], dari [Abdu Khair], dari [Ali] Radliaallahu 'ahu (hadits tentang wudlu secara sempurna). Dan hadits ini derajatnya hasan shahih. Abu Isa berkata; "Syu'bah meriwayatkan hadits ini dari Khalid bin Alqamah, namun ia keliru dalam menyebutkan namanya dan juga nama bapaknya. Ia mengatakan; "Malik bin Urfuthah dari Abdu Khair dari Ali." Abu Isa berkata; "Hadits ini juga diriwayatkan oleh [Abu 'Awanah], dari [Khalid bin Alqamah], dari [Abdu Khair], dari [Ali]." Ia berkata; "Hadits diriwayatkan dari Malik bin Urfuthah sebagaimana dalam riwayat Syu'bah. Sedang yang benar adalah Khalid bin Alqamah."

tirmidzi:45

telah menceritakan kepada kami [Ali bin Hujr] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Isma'il bin Ja'far] dari [Al 'Ala` bin Abdurrahman] dari [Bapaknya] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang dapat menghapus kesalahan dan menaikkan derajat?" para sahabat menjawab, "Tentu, wahai Rasulullah." Beliau bersabda: "Menyempurnakan shalat disaat yang tidak disukai, memperbanyak langkah menuju masjid dan menunggu shalat setelah shalat. Dan itulah ribath." Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Muhammad] dari [Al 'Ala`] sebagaimana hadits tersebut. Qutaibah menyebutkan dalam haditsnya, "Itulah ribath, itulah ribath, itulah ribath." Tiga kali. Abu Isa berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari Ali, Abdullah bin 'Amru, Ibnu Abbas dan Abidah, disebut juga Ubaidah bin Amru, Aisyah, Abdurrahman bin 'A`isy Al Hadlrami, dan Anas." Abu Isa berkata; "Dan hadits Abu Hurairah dalam bab ini adalah hadits yang paling baik dan derajatnya shahih." Dan Al 'Ala` bin Abdurrahman adalah Ibnu Ya'qub Al Juhani Al Huraqi, ia adalah seorang yang dapat dipercaya menurut ahli hadits."

tirmidzi:47

telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] dan [Hannad] dan [Abu Kuraib] dan [Ahmad bin Muni'] dan [Mahmud bin Ghailan] dan [Abu 'Ammar Al Husain bin Huraits] mereka berkata; [Waki'] menceritakan kepada kami dari [Al A'masy] dari [Habib bin Abu Tsabit] dari [Urwah] dari [Aisyah] berkata; " Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mencium sebagian istrinya, setelah itu keluar shalat dan tidak berwudlu lagi." Urwah berkata; "Itu pasti engkau sendiri, " Urwah berkata; "Lalu ia pun tertawa." Abu Isa berkata; "Yang telah meriwayatkan hadits ini bukan hanya seorang dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan tabi'in." pendapat ini diambil oleh Sufyan Ats Tsauri dan penduduk Kufah. Mereka mengatakan; "Tidak ada kewajiban berwudlu karena mencium." Sedangkan Malik bin Anas, Al Auza'i, Syafi'i, Ahmad, dan Ishaq berpendapat; bahwa mencium itu mengharuskan wudlu. Pendapat ini diambil tidak hanya satu dari kalangan ahli ilmu dari sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan tabi'in. Namun sahabat-sahabat kami meninggalkan hadits dari Aisyah karena menurut mereka lemah dari sisi sanad. Abu Isa berkata; "Aku mendengar Abu Bakr Al Aththar Al Bashri menyebutkan dari Ali Ibnul Madini, ia berkata; "Yahya bin Sa'id Al Qaththan melemahkan hadits ini. dan ia berkata, "Itu sama dengan sesuatu yang tidak ada apa-apanya." Ia juga berkata; "Aku mendengar Muhammad bin Isma'il melemahkan hadits ini, dan Habib bin Abu Tsabit belum pernah mendengar dari Urwah." Telah diriwayatkan dari [Ibrahim At Taimi], dari [Aisyah] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah menciumnya dan beliau tidak berwudlu lagi. Namun hadits ini juga tidak sah. Kami tidak pernah mengetahui bahwa Ibrahim At Taimi pernah mendengar dari Aisyah. Tidak ada hadits yang shahih dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam bab ini."

tirmidzi:79

telah menceritakan kepada kami [Hannad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syarik] dari [Abu Fazarah] dari [Abu Zaid] dari [Abdullah bin Mas'ud] ia berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepadaku: "Apa yang ada di dalam embermu?" Aku pun menjawab, "Arak, " beliau lalu bersabda: " Kurma yang baik dan air yang suci, " Ibnu Mas'ud berkata; "Maka beliau pun berwudlu dengannya." Abu Isa berkata; "Hanyasanya hadits ini diriwayatkan dari Abu Zaid dari Abdullah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Sedangkan Abu Zaid adalah seorang yang belum dikenal oleh para ahli hadits. Dia tidak diketahui pernah meriwayatkan hadits kecuali hadits ini. Sebagian ahli ilmu berpandangan bahwa seseorang boleh berwudlu dengan nabidz (arak). Di antaranya adalah Sufyan Ats Tsauri dan selainnya. Dan sebagian yang lain berpandangan bahwa seseorang tidak boleh berwudlu dengan arak. Ini adalah pendapat Syafi'i, Ahmad dan Ishaq. Ishaq berkata; "Jika seseorang diuji dengan ini, maka hendaklah ia berwudlu dengan arak, tetapi aku lebih suka jika ia bertayammum." Abu Isa berkata; Adapun perkataan seseorang; "Tidak boleh berwudlu dengan arak, " adalah lebih dekat dengan Al Qur`an dan lebih layak. Karena Allah Ta'ala berfirman, "(lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih))."

tirmidzi:81

telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar] berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Hisyam bin Urwah] dari [Ayahnya] dari [Zainah binti Abu Salamah] dari [Ummu Salamah] ia berkata; "Ummu Sulaim binti Milhan datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata; "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu dengan kebenaran, apakah seorang wanita juga wajib mandi jika bermimpi sebagaimana laki-laki bermimpi?" beliau menjawab: "Ya, jika melihat air maka ia harus mandi." Ummu Salamah berkata; "Aku bertanya kepada Ummu Sulaim, "Engkau telah membuka rahasia para wanita wahai ummu Sulaim!" Abu Isa berkata; "Hadits ini derajatnya hasan shahih. Ini adalah pendapat mayoritas fuqaha, bahwa seorang wanita jika bermimpi sebagaimana laki-laki bermimpi, hingga ia mengeluarkan cairan, maka ia wajib mandi. Pendapat ini juga diambil oleh Sufyan Ats Tsauri dan Syafi'i." Ia berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari ummu Sulaim, Khaulah, 'Aisyah dan Anas."

tirmidzi:113

telah menceritakan kepada kami [Hannad] berkata; telah menceritakan kepada kami [Waki'] dan [Abdah] dan [Abu Mu'awiyah] dari [Hisyam bin Urwah] dari [ayahnya] dari ['Aisyah] ia berkata; "Fatimah binti Hubaisy datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu ia berkata; "Wahai Rasulullah, aku mengeluarkan darah istihadlah, hingga aku tidak suci. Maka apakah aku boleh meninggalkan shalat?" beliau bersabda: "Tidak, itu hanyalah darah penyakit, bukan darah haid. Jika darah haid tiba maka tinggalkanlah shalat, jika telah selesai maka mandi dan bersihkanlah darahmu, setelah itu kerjakanalah shalat." Abu Mu'awiyah berkata dalam haditsnya, "Berwudlulah untuk setiap shalat hingga waktu itu tiba." Ia berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari Ummu Salamah." Abu Isa berkata; "Hadits 'Aisyah ini derajatnya hasan shahih. Ini adalah pendapat tidak hanya seorang dari ahli ilmu dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan tabi'in. Pendapat ini dipegang juga oleh Sufyan Ats Tsauri, Malik, bin Al Mubarak dan Syafi'i, bahwa seorang wanita mustahadlah melewati hari-hari haidnya, hendaklah ia mandi dan berwudlu setiap kali shalat."

tirmidzi:116

telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu 'Amir Al Aqadi] berkata; telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Muhammad] dari [Abdullah bin Muhammad bin Aqil] dari [Ibrahim bin Muhammad bin Thalhah] dari pamannya [Imran bin Thalhah] dari ibunya [Hamnah binti Jahsy] ia berkata; "Aku banyak mengeluarkan darah haid yang banyak dan deras, maka aku mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk memberi kabar dan meminta fatwa kepadanya. Aku mendapati beliau di rumah saudara perempuanku, Zainab binti Jahsy, lalu aku berkata; "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku mengeluarkan darah haid yang banyak dan deras, hal ini telah menghalangiku untuk shalat dan puasa, lalu apa yang engkau perintahkan kepadaku dalam hal ini?" beliau bersabda: "Berilah kapas, karena itu akan menghilangkan darah, " ia berkata; "Darahnya lebih banyak dari itu?" beliau bersabda: "Sumbatlah ia dengan sesuatu yang dapat menghalangi keluarnya darah, " ia berkata; "Darahnya sangat deras." Beliau bersabda: "Ambillah kain, " ia berkata; "Darahnya lebih banyak dan deras, " maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Akan aku perintahkan kepadamu dengan dua hal, manapun yang engkau lakukan maka itu telah cukup. Dan jika engkau mampu atas keduanya maka engkau lebih tahu." Beliau bersabda: "Sesungguhnya itu adalah pukulan setan, maka berhaidlah selama enam atau tujuh hari dalam hitungan ilmu Allah, setelah itu mandilah. Jika engkau merasa bahwa engkau telah suci dan bersih maka shalatlah dua puluh empat malam atau dua puluh tiga siang dan malamnya, puasa dan shalatlah karena itu telah cukup bagimu. Seperti itu pula, lakukanlah sebagaimana wanita haid dan bersuci untuk waktu-waktu haid dan suci mereka. Jika kamu kuat mengakhirkan shalat zhuhur dan mensegerakan shalat asar, kemudian kalian mandi ketika kalian telah suci, lalu engkau shalat zhuhur dan asar. Setelah itu engkau akhirkan shalat maghrib dan mensegerakan shalat isya, lalu mandi dan menjamak antara dua shalat maka lakukanlah. Engkau mandi di waktu subuh maka kerjakanlah. Demikianlah, maka lakukanlah. Dan puasalah engkau jika kuat." Setelah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Itulah dua hal yang paling aku kagumi." Abu Isa berkata; "Hadits ini derajatnya hasan shahih. [Ubaidullah bin Amru Ar Raqi] dan [Ibnu Juraij] dan [Syarik] meriwayatkan dari [Abdullah bin Muhammad bin Aqil] dari [Ibrahim bin Muhammad bin Thalhah] dari pamannya [Imran] dari ibunya [Hamnah]. Hanya saja Ibnu Juraij menyebutkan dengan nama Umar bin Thalhah. Yang benar adalah Imran bin Thalhah. Ia berkata; "Aku bertanya Muhammad tentang hadits ini, maka ia pun bertanya, "Hadits hasan shahih." Demikian juga dengan Ahmad bin Hanbal, ia mengatakan, "Hadits ini derajatnya hasan shahih." Ahmad dan Ishaq berkata tentang wanita yang mustahadlah, "Jika ia mengetahui haidnya……….maka hukumnya sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Fatimah binti Abu Hubaisy. Jika wanita yang mengalami istihadlah itu mempunyai hari-hari yang diketahui sebelum istihadlah, maka hendaklah ia meninggalkan shalat pada hari-hari haidnya. Kemudian ia mandi dan berwudlu setiap shalat, maka ia boleh mengerjakan shalat. Apabila darah itu masih keluar dan ia tidak mempunyai hari-hari yang diketahui, atau tidak mengetahui haid dengan datang dan berlalunya darah, maka hukum yang sesuai baginya adalah hadits Hamnah binti Jahsy. Abu Ubaid juga berkata demikian. Syafi'i berkata; "Apabila wanita yang mengalami istihadlah, darahnya selalu mengalir pada awal mula ia melihat dan terus-menerus seperti itu, maka ia harus meninggalkan shalat di antara waktu itu selama lima belas hari. Namun jika ia dalam keadaan suci dalam jangka waktu lima belas hari atau sebelum itu, maka itu termasuk hari-hari haid. Apabila wanita itu melihat darah lebih dari lima belas hari, maka ia harus mengqadla shalat selama empat belas hari. Kemudian setelah itu ia meninggalkan shalat selama masa haid yang paling sebentar untuk ukuran wanita, yaitu sehari semalam." Abu Isa berkata; "Ulama berpeda pendapat tentang masa haid yang paling sebentar dan paling lama. Sebagian ulama berkata; "Masa haid yang paling cepat adalah tiga hari dan yang paling lama adalah sepuluh hari." Ini adalah pendapat Sufyan Ats Tsauri, bin Al Mubarak dan penduduk Kufah. Dan sebagian ulama yang lain seperti 'Atha bin Abu Rabah mengatakan, "Masa cepat yang paling cepat adalah sehari semalam, dan yang paling lama adalah lima belas hari. Ini adalah pendapat Malik, Al Auza'I, Syafi'i, Ahmad, Ishaq dan Abu Ubaid."

tirmidzi:118

telah menceritakan kepada kami [Hannad bin As Sari] berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Hisyam bin Urwah] dari [Ayahnya] dari [Abdullah bin Al Arqam] ia berkata; "Iqamah telah dikumandangkan, lalu ia mengambil tangan seorang laki-laki seraya menyuruhnya ke depan, padahal ia adalah imam bagi kaumnya. Lalu ia berkata; "Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika shalat telah dikumandangkan, dan salah seorang dari kalian ingin ke WC, maka hendaklah ia ke WC terlebih dahulu." Ia berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari 'Aisyah, Abu Hurairah, Tsauban dan Abu Umamah." Abu Isa berkata; "Hadits Abdullah bin Al Arqam adalah hadits hasan shahih. Seperti inilah [Malik bin Anas] dan [Yahya bin Sa'id Al Qaththan] dan tidak sedikit pula dari kalangan penghafal (ahli hadits) meriwayatkan dari [Hisyam bin Urwah] dari [ayahnya] dari [Abdullah bin Al Arqam]." [Wuhaib] dan selainnya juga meriwayatkan dari [Hisyam bin Urwah] dari [ayahnya] dari [seorang laki-laki] dari [Abdullah bin Al Arqam]. Ini adalah pendapat tidak seorang saja dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan tabi'in. Pendapat ini juga dipegang oleh Ahmad dan Ishaq, mereka mengatakan, "Janganlah seseorang melakukan shalat jika ia merasakan (ingin) buang air besar atau air kecil." Mereka berkata lagi, "Jika ia telah berdiri shalat, ia tidak harus membatalkan shalatnya selama hal itu tidak mengganggu." Sebagian ahli ilmu berpendapat, "Seseorang tidak apa-apa melaksanakan shalat dalam keadaan ingin buang air besar atau air kecil, selama hal itu tidak mengganggunya dalam shalat."

tirmidzi:132

telah menceritakan kepada kami [Abu Hafsh 'Amru bin Ali Al Falas] berkata; telah menceritakan kepada kami [Yazid Ibnu Zurai'] berkata; telah menceritakan kepada kami [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Azrah] dari [Sa'id bin Abdurrahman bin Abza] dari [ayahnya] dari ['Ammar bin Yasir] berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kepadanya bertayamum pada muka dan kedua telapak tangan." Ia berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari 'Aisyah dan Ibnu Abbas." Abu Isa berkata; "Hadits Ammar ini derajatnya hasan shahih. Telah diriwayatkan pula dari 'Ammar dari banyak jalur. Ini adalah pendapat tidak hanya seorang saja dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Di antara mereka adalah Ali, 'Ammar, Ibnu Abbas dan banyak lagi dari kalangan tabi'in seperti Asy Sya'bi, 'Atha` dan Makhul. Mereka mengatakan, "Tayamum itu satu pukulan untuk muka dan kedua telapak tangan." Pendapat ini diambil oleh Ahmad dan Ishaq. Dan sebagian ahli ilmu seperti Ibnu Umar, Jabir, Ibrahim dan Al Hasan mengatakan, "Tayamum itu satu pukulan untuk wajah dan satu pukulan untuk kedua telapak tangan hingga siku." Pendapat ini diambil oleh Sufyan Ats Tsauri, Malik, bin Al Mubarak dan Syafi'i. Hadits tentang tayamum ini, yaitu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan, "untuk muka dan kedua telapak tangan, " juga diriwayatkan dari Ammar dengan jalur lain. Hadits ini juga diriwayatkan dari 'Ammar, bahwa ia berkata; "Kami pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertayamum hingga pundak dan ketiak." Namun sebagian ulama melemahkan hadits 'Ammar dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, tentang tayamum pada muka dan kedua telapak tangan, ketika diriwayatkan pula darinya hadits tayamum hingga pundak dan ketiak. Ishaq bin Ibrahim bin Makhlad Al Hanzhali berkata; "Hadits 'Ammar tentang tayamum untuk muka dan kedua telapak tangan adalah hadits yang derajatnya hasan shahih. Sedangkan hadits Ammar yang menyebutkan, "Kami pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertayamum hingga pundak dan ketiak, " tidak bertentangan dengan hadits untuk muka dan kedua telapak tangan. Sebab 'Ammar tidak menyebutkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan mereka untuk melakukan yang demikian itu. Namun ia hanya mengatakan, "Kami melakukan begini dan begini." Ketika ia bertanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau memerintahkan kepadanya untuk mengusap muka dan kedua telapak tangan, maka berakhirlah atas apa yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ajarkan kepadanya, yaitu mengusap muka dan kedua telapak tangan. Dalil dari hal itu adalah apa yang 'Ammar fatwakan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang tayamum, bahwa beliau bersabda: "(mengusap) muka dan kedua telapak tangan." Maka dalam persoalan ini dalilnya adalah apa yang telah diajarkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau mengajarkan untuk mengusap wajah dan kedua telapak tangan." Ia bersabda, "Aku mendengar Abu Zur'ah bin Abdul Karim berkata; "Aku belum pernah melihat di kota Bashrah orang yang lebih bagus hafalannya selain tiga orang; Ali bin Al Madini, Ibnu Asy Syadzakuni dan 'Amru bin Ali Al Fallas." Abu Zur'ah berkata; "Affan bin Muslim meriwayatkan sebuah hadits dari 'Amru bin Ali."

tirmidzi:134

Telah bercerita kepada kami [Yahya bin Musa] berkata; telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Sulaiman] berkata; telah menceritakan kepada kami [Husyaim] dari [Muhammad bin Khalid Al Qurasyi] dari [Daud bin Hushain] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] bahwa ia pernah ditanya tentang tayamum, ia lalu menjawab, "Sesungguhnya Allah telah berfirman dalam kitab-Nya ketika menyebutkan tentang wudlu: "(Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku), " dan Allah juga berfirman tentang tayamum: "(Maka sapulah mukamu dan tanganmu)." Lalu berfirman: "(Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya)." Maka secara sunnah, dalam memotong tangan adalah pada kedua telapak tangan, dan yang dibasuh dalam tayamum adalah bagian wajah dan kedua telapak tangan." Abu Isa berkata; "Hadits ini derajatnya shahih gharib."

tirmidzi:135

telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Mani'] dan [Al Hasan bin Ash Shabbah Al Bazzar] dan [Ahmad bin Muhammad bin Musa] dengan satu makna. Mereka berkata; "Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Yusuf Al Azraq] dari [Sufyan Ats Tsauri] dari [Alqamah bin Martsad] dari [Sulaiman bin Buraidah] dari [Ayahnya] ia berkata; "Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya tentang waktu shalat, maka beliau pun bersabda: "Ikutlah shalat bersama kami -insyaallah-." Lalu beliau memerintahkan Bilal untuk iqamah. Maka ia iqamah ketika terbit fajar. Kemudian beliau memerintahkan iqamah, Bilal pun iqamah ketika matahari telah condong, maka beliau pun shalat zhuhur. Kemudian beliau memerintahkan untuk iqamah, Bilal pun iqamah dan beliau shalat asar ketika matahari berwarna putih dan masih tinggi. Kemudian beliau memerintahkan shalat maghrib ketika sinar marahari terbenam. Kemudian beliau memerintahkan iqamah shalat isya ketika warna merah di langit telah hilang. Dan pada keesokan harinya, beliau memerintahkan iqamah shalat subuh ketika matahari telah terang. Lalu beliau memerintahkan shalat zhuhur, dan beliau tetap menunggu hingga udara terasa sejuk dan enak. Lalu beliau memerintahkan shalat asar, beliau pun melaksanakan shalat sedangkan akhir waktunya tinggal sedikit lagi. Kemudian beliau memerintahkan iqamah lagi, namun beliau mengakhirkan maghrib hingga warna merah di langit hampir menghilang. Lalu beliau memerintahkan untuk shalat isya, dan beliau melaksanakannya ketika telah lewat dari waktu sepertiga malam. Setelah itu beliau bersabda: "Dimana orang yang bertanya tentang waktu shalat?" laki-laki itu menjawab, "Saya." Lalu beliau bersabda: "Waktu-waktu shalat itu antara dua waktu ini." Abu Isa berkata; "Hadits ini derajatnya hasan gharib shahih." Ia berkata; " [Syu'bah] juga meriwayatkannya dari [Alqamah bin Martsad]."

tirmidzi:140

telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu Syihab] dari [Sa'id bin Al Musayyib] dan [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika hari sangat panas maka tunggulah hingga dingin untuk shalat, karena terik yang panas adalah dari hembusan neraka jahannam." Ia berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari Abu Sa'id, Abu Dzar, Ibnu Umar, Al Mughirah, Al Qasim bin Shofwan dari ayahnya, Abu Musa, Ibnu Abbas dan Anas. Ia berkata; "Diriwayatkan juga dari Umar dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang hal ini, namun riwayat tersebut juga tidak shahih." Abu Isa berkata; "Hadits Abu Hurairah derajatnya hasan shahih. Dan satu golongan dari ahli ilmu memilih untuk mengakhirkan shalat zhuhur ketika matahari sangat terik. Pendapat ini dipegang oleh bin Al Mubarak, Ahmad dan Ishaq." Syafi'i berkata; "Dibolehkannya menunggu shalat zhuhur hingga suasana menjadi sejuk adalah jika masjid tersebut membuat orang-orang kepanasan (ketika menuju masjid) karena jauhnya tempat. Adapun orang yang shalat sendirian atau seseorang yang shalat di masjid kaumnya, maka aku lebih suka jika ia tetap shalat meskipun matahari sangat terik." Abu Isa berkata; "Orang-orang yang mengakhirkan shalat zhuhur disaat matahari terik, maka hal itu lebih utama dan sesuai dengan sunnah." Adapun pendapat yang diambil oleh Syafi'i bahwa keringanan itu diperuntukkan bangi orang yang tempat tinggalnya jauh dan sulit, maka dalam hadits Abu Dzar terdapat suatu dalil yang menunjukkan sebaliknya dari yang dikatakan oleh Syafi'i. Abu Dzar berkata; "Kami pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu perjalanan, lalu Bilal adzan shalat zhuhur, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai Bilal, tunggulah hingga dingin." Jika mengikuti pendapat Syafi'i, maka tidak ada artinya untuk menunggu dulu karena mereka telah berkumpul dalam perjalanan dan mereka tidak harus bersusah payah karena datang dari tempat yang jauh."

tirmidzi:145

telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] berkata; telah menceritakan kepada kami [Hatim bin Isma'il] dari [Yazid bin Abu Ubaid] dari [Salamah bin Al Akwa'] ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengerjakan shalat maghrib ketika matahari telah terbenam dan tak terlihat." Ia berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari Jabir Ash Shunabihi, Yazid bin Khalid, Anas, Rafi' bin Khadij, Abu Ayyub, Ummu Habibah, Abbas bin Abdul Muthallib dan Ibnu Abbas. Hadits Al Abbas telah diriwayatkan darinya secara mauquf, dan ini lebih shahih. Sedangkan Ash Shunabihi belum pernah mendengar dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan ia adalah sahabat Abu Bakar Radliaallahu 'anhu. Abu Isa berkata; "Hadits Salamah bin Al Akwa' derajatnya hasan shahih, ini adalah pendapat yang diambil oleh kebanyakan ahli ilmu dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan orang-orang setelah mereka dari kalangan tabi'in. Mereka memilih untuk menyegerakan shalat maghrib dan memakruhkan untuk mengakhirkannya. Hingga sebagian ahli ilmu mengatakan, "Shalat maghrib hanya mempunyai satu waktu." Mereka berpegangan dengan hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika diimami oleh Jibril. Dan ini adalah pendapat yang diambil oleh Ibnu Al Mubarak dan Syafi'i."

tirmidzi:150

telah menceritakan kepada kami [Hannad] berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdah] dari [Ubaidullah bin Umar] dari [Sa'id Al Maqburi] dari [Abu Hurairah] ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sekiranya tidak memberatkan umatku, sungguh akan aku perintahkan mereka untuk mengakhirkan shalat isya hingga sepertiga atau pertengahan malam." Ia berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari Jabir bin Samrah, Jabir bin Abdullah, Abu Barzah, Ibnu Abbas, Abu Sa'id Al Khudri, Zaid bin Khalid dan Ibnu Umar." Abu Isa berkata; "Hadits Abu Hurairah ini derajatnya hasan shahih. Pendapat inilah yang dipilih oleh kebanyakan ahli ilmu dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, tabi'in dan selain mereka. Mereka berpendapat bahwa mengakhirkan shalat isya akhir (diperintahkan). Pendapat ini juga diambil oleh Ahmad dan Ishaq."

tirmidzi:152

telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] dan [Bisyr bin Mu'adz] mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Awanah] dari [Qatadah] dari [Anas bin Malik] ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa lupa mengerjakan shalat, maka hendaklah ia mengerjakannya ketika telah ingat." Ia berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari Samrah dan Abu Qatadah." Abu Isa berkata; "Hadits Anas ini derajatnya hasan shahih." Telah diriwayatkan dari Ali bin Abu Thalib, bahwa ia berkata tentang seorang laki-laki yang lupa mengerjakan shalat, beliau bersabda: "Hendaklah ia shalat kapan saja ia mengingatnya, baik dalam waktu atau di luar waktunya." Ini adalah pendapat yang diambil oleh Syafi'i, Ahmad bin Hambal dan Ishaq." Diriwayatkan pula dari Abu Bakrah bahwa ia pernah tertidur hingga tidak mengerjakan shalat asar, dan ia terbangun ketika matahari telah terbenam, maka ia pun tidak mengerjakan shalat hingga matahari terbenam." Sebagian penduduk Kufah berpendapat seperti ini, adapun kawan-kawan kami mereka berpegangan sebagaimana yang diamalkan oleh Ali bin Abu Thalib Radliaallahu 'anhu."

tirmidzi:163

telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Yahya bin Sa'id Al Umawi] berkata; telah menceritakan kepada kami [ayahku] berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ishaq] dari [Muhammad bin Ibrahim Al Harits At Taimi] dari [Muhammad bin Abdullah bin Zaid] dari [Ayahnya] ia berkata; "Pada suatu pagi kami mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, aku lalu mengabarkan kepadanya perihal mimpi yang aku alami, beliau lalu bersabda: "Ini mimpi yang benar, maka berdirilah bersama Bilal, karena suaranya lebih lantang dan panjang daripada kamu, sampaikanlah padanya apa yang dikatakan padamu (impikan), suruhlah agar ia menyeru dengannya." Abdullah bin Zaid berkata; "Ketika Umar bin Al Khaththab mendengar seruan Bilal, maka ia pun keluar menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya menjinjing kain sarungnya, ia lantas berkata; "Wahai Rasulullah, demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, aku juga telah mengimpikan sebagaimana yang ia serukan." Abdullah bin Zaid berkata; "Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Milik Allah lah segala pujian, maka itu akan lebih menguatkan lagi." Ia berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari Ibnu Umar." Abu Isa berkata; "Hadits Abdullah bin Zaid ini derajatnya hasan shahih. [Ibrahim bin Sa'd] telah meriwayatkan hadits ini dari [Muhammad bin Ishaq] dengan lafadz yang lebih sempurna dan lebih panjang. Disebutkan dalam hadits tersebut bahwa adzan dua kali-dua kali, sedangkan iqamah dengan satu kali-satu kali." Abdullah bin Zaid adalah Ibnu Abdu Rabbih, dan disebut juga dengan Ibnu Abdu Rabbi. Dan kami tidak pernah mengetahui hadits shahih darinya yang diriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam selain hadits yang berkenaan dengan adzan ini. sedangkan Abdullah bin Zaid bin 'Ashim Al Mazini, ia mempunyai beberapa hadits yang diriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Ia adalah paman Abbad bin Tamim."

tirmidzi:174

telah menceritakan kepada kami [Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna] berkata; telah menceritakan kepada kami ['Affan] berkata; telah menceritakan kepada kami [Hammam] dari ['Amir bin Abdul Wahid Al Ahwal] dari [Makhul] dari [Abdullah bin Muhairiz] dari [Abu Mahdzurah] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengajarkan adzan kepadanya sembilan belas kalimat, sedangkan iqamah tujuh belas kalimat." Abu Isa berkata; "Hadits ini derajatnya hasan shahih, sednagkan Abu Mahdzurah namanya adalah Samrah bin Mi'yar." Dalam persoalan adzan banyak ahli ilmu yang berpegangan dengan hadits ini. pernah diriwayatkan dari Abu Mahdzurah bahwa ia mengucapkan satu kalimat-satu kalimat dalam iqamah."

tirmidzi:177

telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan] berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] berkata; telah mengabarkan kepada kami [Sufyan Ats Tsauri] dari ['Aun bin Abu Juhaifah] dari [Ayahnya] ia berkata; "Aku melihat Bilal mengumandangkan adzan seraya berputar mengikuti mulutnya ke sini dan ke sini, sedang jari-jarinya ada di telinganya. Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam waktu itu berada di dalam kubah merahnya. Menurutku ia mengatakan, "Dari kulit." Lalu Bilal keluar dari dalam kubah tersebut dengan membawa tombak kecil, ia menancapkan tombak itu di tanah yang lapang. Setelah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat menghadap ke arah tombak tersebut, dan lewatlah seekor anjing dan keledai di hadapannya. Beliau waktu itu mengenakan pakaian merah dan seolah-olah aku dapat melihat kilatan kedua betisnya." Sufyan berkata; "Kami memperkirakan bahwa pakaian itu adalah hibrah (pakaian yang terbuat dari sutra dan wol." Abu Isa berkata; "Hadits Abu Juhaifah ini derajatnya hasan shahih. Hadits ini diamalkan oleh para ulama, mereka menyukai sekiranya seorang mu'adzin memasukkan jari-jarinya ke dalam telinga saat adzan. Sedangkan ulama lain mengatakan, "Saat iqamah seseorang juga disunahkan untuk memasukkan jari-jarinya ke dalam telinganya." Ini adalah pendapat yang diambil oleh Al Auza'i. Dan Abu Juhaifah namanya adalah Wahb bin Abdullah As Suwa'i."

tirmidzi:181

telah menceritakan kepada kami [Ali bin Hujr] berkata; telah mengabarkan kepada kami [Isma'il bin Ja'far] dari ['Ala` bin Abdurrahman] dari [Ayahnya] dari [Abu Hurairah] ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Shalat lima waktu dan jum'at hingga jum'at adalah sebagai penghapus dosa antara waktu-waktu tersebut, selama ia menjauhi dosa-dosa besar." Ia berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari Jabir, Anas dan Handlalah Al Usaid." Abu Isa berkata; "Hadits Abu Hurairah ini derajatnya hasan shahih."

tirmidzi:198

telah menceritakan kepada kami [Abbas Al Anbari] berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Katsir Abu Ghassan Al Anbari] dari [Isma'il Al Kahhal] dari [Abdullah bin Aus Al Khuza'i] dari [Buraidah Al Aslami] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan di kegelapan malam menuju masjid dengan cahaya sempurna kelak di hari kiamat." Abu Isa berkata; "Hadits ini gharib dari jalur ini, namun ia marfu' dan sanadnya shahih. Ia hanya sampai kepada sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan tidak sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam."

tirmidzi:207

telah menceritakan kepada kami [Nashr bin Ali Al Jahdlami] berkata; telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] berkata; telah menceritakan kepada kami [Khalid Al Hadza`] dari [Abu Ma'syar] dari [Ibrahim] dari [Alqamah] dari [Abdullah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Hendaklah orang yang di belakangku orang yang paling berilmu dan tua di antara kalian, lalu setelahnya, lalu setelahnya. Dan janganlah berselisih hingga hati kalian akan berselisih. Dan jauhilah oleh kalian kegaduhan pasar-pasar." Ia berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari Ubai bin Ka'ab, Abu Mas'ud, Abu Sa'id, Al Bara dan Anas." Diriwayatkan pula dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau lebih menyukai jika yang berada di belakangnya adalah orang-orang Muhajirin dan Anshar, hingga mereka dapat menjaganya." Ia berkata; "Khalid Al Hadza` adalah Khalid bin Mihran, ia dijuluki dengan Abu Al Manazil." Ia berkata; "Aku mendengar Muhammad bin Isma'il berkata; "Dikatakan bahwa Khalid Al Hadza` tidak pernah memakai sepatu. Ia terbiasa duduk di atas sepatu hingga ia dijuluki seperti itu." Ia berkata; "Abu Ma'syar namanya adalah Ziyad bin Kulaib."

tirmidzi:211

telah menceritakan kepada kami [Hannad] berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Al Ahwash] dari [Hushain] dari [Hilal bin Yasaf] berkata; Ziyad bin Abu Al Ja'd memegang tanganku ketika kami sedang berada di tanah yang becek (bekas genangan banjir). Lalu ia mengajakku menemui seorang syaikh yang biasa dipanggil dengan nama [Wabishah bin Ma'bad] dari bani Asad. Ziyad berkata; "Syaikh ini menceritakan kepadaku, pernah seorang laki-laki shalat sendirian di belakang shaf, syaikh tersebut mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan laki-laki itu untuk mengulangi shalatnya." Abu Isa berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari Ali bin Syaiban dan Ibnu Abbas." Abu Isa berkata; "Hadits Wabishah ini derajatnya hasan. Sebagian ahli ilmu memakruhkan shalat sendirian di belakang imam, mereka berkata; "Ia harus mengulangi shalatnya jika dilakukan sendirian di belakang imam." Pendapat ini diambil oleh Ahmad dan Ishaq. Dan sebagian ulama yang lain, "Jika ia shalat sendirian di belakang imam maka itu telah mencukupi." Pendapat ini diambil oleh Sufyan Ats Tsauri, bin Al Mubarak dan Syafi'i. Beberapa ulama dari Kufah juga berpegangan dengan hadits Wabishah bin Ma'bad, mereka berkata; "Barangsiapa shalat sendirian di belakang shaf maka ia harus menguangi shalatnya." Di antara yang berpendapat seperti ini adalah Hammad bin Sulaiman, Ibnu Abu laila dan Waki'. Hadits Hushain dari Hilal bin Yasaf diriwayatkan dari beberapa orang, seperti riwayat Abu Al Ahwash, dari Ziyad bin Abu Al Ja'd, dari Wabishah bin Ma'bad. Dalam hadits Hushain ini ada petunjuk bahwa Hilal pernah bertemu dengan Wabishah. Dalam hal ini terjadi perselisihan antara ahli hadits, sebagian mereka berkata; "Hadits yang diriwayatkan dari 'Amru bin Murrah, dari Hilal bin Yasaf, dari 'Amru bin Risydin, dari Wabishah bin Ma'bad lebih shahih. sedangkan yang lain mengatakan, "Hadits Hushain yang diriwayatkan dari Hilal bin Yasaf, dari Ziyad bin Abu Al Ja'd, dari Wabishah bin Ma'bad lebih shahih." Abu Isa berkata; "Menurutku hadits ini lebih shahih dari hadits Amru bin Murrah. Sebab hadits itu juga telah diriwayatkan dari selain hadits Hilal bin Yasaf, dari Ziyad bin Abu Al Ja'd, dari Wabishah."

tirmidzi:213

telah menceritakan kepada kami [Ishaq Al Anshari] berkata; telah menceritakan kepada kami [Ma'n] berkata; telah menceritakan kepada kami [Malik bin Anas] dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] dari [Anas bin Malik] bahwa neneknya (Mulaikah) mengundang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk jamuan makan yang ia masak. Lalu beliau makan dan bersabda: "Berdirilah, kita akan shalat." Anas berkata; "Lalu aku berdiri di atas tikar milik kami yang telah berwarna hitam karena telah lama dipakai. Aku pun memercikinya dengan air. Setelah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri di atasnya, aku dan seorang anak yatim membuat barisan di belakangnya, sedang di belakang akan ada orang tua (nenek). Beliau shalat dua rakaat bersama kami setelah itu pergi." Abu Isa berkata; "Hadits Anas ini derajatnya hasan shahih. Hadits ini juga diamalkan oleh kebanyakan ahli ilmu, mereka mengatakan, "Jika imam bersama seorang laki-laki dan seorang wanita, maka laki-laki tersebut berdiri di sisi kanan imam sedangkan wanitanya di belakang mereka berdua. Sebagian orang berdalil dengan hadits ini atas pembolehan seseorang shalat di belakang shaf sendirian. Mereka juga mengatakan, "Anak kecil shalatnya belum dihitung, hingga seakan-akan Anas pada waktu itu shalat di belakang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sendirian di belakang shaf. Namun persoalan ini tidak sebagimana yang mereka pahami, sebab waktu itu Nabi menempatkan Anas bersama dengan seorang akan kecil di belakang beliau. Sekiranya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak menghitung shalat anak yatim tersebut tentu beliau tidak akan menempatkannya bersama Anas, dan pasti Nabi akan menempatkannya (Anas) di sebelah kanannya." Diriwayatkan pula dari Musa bin Anas, dari Anas, bahwasanya ia pernah shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau menempatkannya di sisi kanannya." Dalam hadits ini ada dalil bahwa, beliau shalat sunah bersama mereka dengan harapan agar mereka mendapatkan berkah."

tirmidzi:217

telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Waki'] berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Fudlail] dari [Abu Sufyan Tharif As Sa'di] dari [Abu Nadlrah] dari [Abu Sa'id] ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pembuka shalat adalah bersuci, permulaannya adalah takbir, penutupnya adalah salam, dan tidaklah sah shalat orang yang tidak membaca Al Hamdulillah (Al Fatihah) dan surat (dari Al Qur'an) baik dalam shalat wajib maupun shalat-shalat yang lainnya." Abu Isa berkata; "Hadits derajatnya ini hasan. Dalam bab ini ada juga hadits dari Ali dan 'Aisyah." Abu Isa berkata; "Hadits Ali bin Abu Thalib dalam hal ini lebih baik sanadnya dan lebih shahih daripada hadits Abu Sa'id, dan kami telah menulisnya di awal kitab wudlu. Hadits ini diamalkan oleh ahli ilmu dari para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan orang-orang setelah mereka. Ini adalah pendapat Sufyan Ats Tsauri, bin Al Mubarak, Syafi'i, Ahmad dan Ishaq. Yaitu, bahwa permulaan shalat adalah takbir, dan seseorang beluam terhitung masuk dalam shalat kecuali dengan takbir." Abu Isa berkata; "Aku mendengar Abu Bakar Muhammad bin Abban, penulis Waki', berkata; "Aku mendengar Abdurrahman bin Mahdi berkata; "Sekiranya seseorang membuka shalatnya dengan tujuh puluh nama Allah, namun ia tidak bertakbir, maka shalatnya tidak sah. Dan jika ia berhadats (batal dari suci) sebelum salam, maka aku akan memerintahkannya wudlu kemudian kembali ke tempatnya semula, setelah itu salam. Hanyasannya permasalahannya adalah di awalnya. Abu Isa berkata; "Abu Nadlrah namanya adalah Al Mundzir bin Malik bin Qutha'ah."

tirmidzi:221

telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Abdurrahman] berkata; telah mengabarkan kepada kami [Ubaidullah bin Abdul Majid Al Hanafi] berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Dzi`b] dari [Sa'id bin Sam'an] ia berkata; aku mendengar [Abu Hurairah] berkata; "Jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri shalat, beliau membentangkan tangannya." Abu Isa berkata; "Abdullah bin Abdurrahman berkata; "Hadits ini lebih shahih daripada hadits Yahya bin Al Yaman. Hadits Yahya bin Al Yaman salah."

tirmidzi:223

telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Musa Al Bashari] berkata; telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin Sulaiman Adl Dluba'i] dari [Ali bin Ali Ar Rifa'i] dari [Abu Al Mutawakkil] dari [Abu Sa'id Al Khudri] ia berkata; "Jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri untuk shalat malam, beliau bertakbir dan membaca: "SUBHAANAKA ALLAHUMMA WA BIHAMDIKA WA TABAARAKAS MUKA WA TA'ALA JADDUKA WA LAA ILAAHA ILLAA GHAIRUKA (Maha Suci Engkau Ya Allah, aku memuji-Mu, Maha Berkah akan nama-Mu, Maha Tinggi kekayaan dan kebesaran-Mu, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau), " lalu membaca: "ALLAHU AKBAR KABIIRA (Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya), " lalu membaca: "A'UUDZU BILLAHIS SAMI'IL AliIM MINASY SYAITHANIR RAJIIM MIN HAMZIHI WA NAFKHIHI WA NAFSIHI (Aku berlidung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari setan yang terkutuk, dari godaan, tiupan dan bisikannya)." Abu Isa berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari Ali, 'Aisyah, Abdullah bin Mas'ud, Jabir, Jubair bin Muth'im dan Ibnu Umar." Abu Isa berkata; "Dalam bab ini hadits Abu Sa'id adalah yang paling populer. Sebagian ahli ilmu mengamalkan hadits ini. Namun kebanyakan dari mereka berpendapat dengan hadits yang diriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwasanya beliau membaca: "SUBHAANAKA ALLAHUMMA WA BIHAMDIKA WA TABAARAKAS MUKA WA TA'ALA JADDUKA WA LAA ILAAHA ILLAA GHAIRUKA (Maha Suci Engkau Ya Allah, aku memuji-mu, Maha Berkah akan nama-mu, Maha Tinggi kekayaan dan kebesaran-Mu, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau)." Seperti ini pula riwayat dari Umar bin Al Khaththab dan Abdullah bin Mas'ud. Hadits ini banyak diamalkan oleh kebanyakan ahli ilmu dari kalangan tabi'in dan orang-orang setelah mereka. Sanad dalam hadits Abu Sa'id ini juga sempat diperbincangkan, dimana Yahya bin Sa'id memperbincangkan tentang Ali bin Ali Ar Rifa'i. Imam Ahmad mengatakan, "Hadits ini tidak shahih."

tirmidzi:225

telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya bin Abu Umar Al Makki Abu Abdullah Al 'Adani] dan [Ali bin Hujr] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Az Zuhri] dari [Mahmud Ibnu Ar Rabi'] dari [Ubadah bin Shamit] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Al Fatihah." Ia berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari Abu Hurairah, 'Aisyah, Anas, Abu Qatadah dan Abdullah bin 'Amru." Abu Isa berkata; "Hadits Ubadah bin Ash Shamit derajatnya hasan shahih. Hadits ini diamalkan oleh ulama dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Seperti Umar bin Al Khaththab, Imran bin Hushain dan selain mereka. Mereka berkata; "Shalat tidak sah tanpa membaca Al fatihah." Ali bin Abi Thalib berkata; "Setiap shalat yang tidak dibacakan di dalamnya Al Fatihah adalah kurang dan tidak sempurna." Pendapat ini dipegang oleh bin Al Mubarak, Syafi'i, Ahmad dan Ishaq. Aku mendengar Ibnu Abu Umar berkata; "Aku berbeda dengan Ibnu Abu Umar delapan belas tahun, sedangkan Al Humaidi lebih tua satu tahun dari usiaku. Aku pernah mendengar Ibnu Abu Umar berkata; "Aku melaksanakan haji sebanyak tujuh kali dengan berjalan kaki."

tirmidzi:230

telah menceritakan kepada kami [Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna] berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdul A'la] dari [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Al Hasan] dari [Samrah] ia berkata; "Ada dua saktah (jeda dengan tidak membaca bacaan) yang aku hafal dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, " namun hal itu diingkari oleh Imran bin Hushain, lalu ia berkata; "Kami menghafal hanya ada satu saktah." Maka kami pun menulis surat kepada [Ubai bin Ka'ab] di Madinah, lalu Ubai menulis balasan sebagaimana yang dihafal oleh Samrah." Sa'id berkata; "Kami bertanya Qatadah, "Dua saktah itu letaknya di mana saja?" ia menjawab, "Jika ia telah masuk shalat dan ketika selesai dari membaca bacaan (Al Fatihah)." Setelah itu ia berkata lagi, "Jika membaca WALADLDLAALLIIN." Ia berkata; "Yang menjadikannya ta'ajub adalah diam setelah membaca bacaan (Al Fatihah), hingga hatinya merasa ragu." Ia berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari Abu Hurairah." Abu Isa berkata; "Hadits Samrah ini derajatnya hasan. Ini adalah pendapat yang diambil tidak hanya oleh satu orang saja dari kalangan ahli ilmu. Mereka menyukai seorang imam diam sejenak setelah membaca do'a iftitah (pembuka) shalat dan setelah selesai dari membaca (Al fatihah)." Pendapat ini juga diambil oleh Ahmad, Ishaq dan sahabat-sahabat kami."

tirmidzi:233

telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Khalid Al Ahmar] dari [Dawud bin Qais] dari [Ubaidullah bin Abdullah bin Al Aqram Al Khuza'i] dari [Ayahnya] ia berkata; "Aku bersama ayahku berada di suatu tanah lapang di Namirah, lalu melintaslah sebuah rombongan sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri shalat." Ia berkata; "Aku melihat dapat melihat putihnya bagian dalam dari ketiak beliau ketika sujud." Ia berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari Ibnu Abbas, Ibnu Buhainah, Jabir, Ahmar bin Jaz`i, Maimunah, Abu Humaid, Abu Mas'udi, Abu Usaid, Sahl bin Sa'd, Muhammad bin Maslamah, Al Barra` bin 'Azib, Adi bin 'Amirah dan 'Aisyah." Abu Isa berkata; "Hadits Abdullah bin Al Arqam derajatnya hasan, kami tidak mengetahuinya kecuali dari hadits Dawud bin Qais. Dan kami juga tidak mengetahui riwayat Abdullah bin Al Arqam dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam selain hadits ini. Kebanyakan para ahli ilmu dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengamalkan hadits ini. Sedangkan Abdullah bin Al Arqam Az Zuhri sendiri adalah seorang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan penulis Abu Bakar Ash Shiddiq."

tirmidzi:254

telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Musa] berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] berkata; telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] berkata; telah mengabarkan kepadaku [Abu Az Zubair] bahwasanya ia pernah mendengar [Thawus] berkata; "Kami pernah bertanya kepada [Ibnu Abbas] tentang duduk Al Iq'a` (duduk di atas pantat dengan menegakkan paha dan betis) di atas dua telapak tangan?" lalu ia menjawab, "Itu adalah sunnah." Lalu kami pun berkata; "Sesungguhnya sikap seperti kami menganggapnya kasar bagi seorang laki-laki, " ia menjawab, "Bahkan itu adalah sunnah nabi kalian shallallahu 'alaihi wasallam." Ia berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari Abdullah bin Mas'ud, Abu Darda, Ibnu Abbas, Mu'adz bin Anas dan Jabir." Abu Isa berkata; "Hadits ini derajatnya hasan shahih. Sebagian ahli ilmu dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berpegangan dengan hadits ini, mereka berpandangan bahwa duduk iq'a` tidak apa-apa. Pendapat ini diambil oleh sebagian penduduk Makkah dari kalangan ahli fikih dan ahli ilmu. Ia berkata; "Namun sebagian besar ahli ilmu memakruhkan duduk iq'a` di antara dua sujud."

tirmidzi:261

telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu 'Ajlan] dari [Sumai] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] ia berkata; "Sebagian sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengeluhkan beratnya sujud kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bila mereka harus membentangkan (tangan). Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "(Mudahkanlah) dengan meminta bantuan lutut kalian." Abu Isa berkata; "Hadits ini derajatnya gharib, kami tidak mengetahui bahwa itu adalah dari hadits Abu Shalih, dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kecuali dari jalur ini. Yakni dari hadits Al Laits, dari Ibnu 'Ajlan." Hadits ini juga telah diriwayatkan dari jalur [Sufyan bin Uyainah] dan beberapa orang dari [Sumai] dari [An Nu'man bin Abu Ayyasy] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti hadits tersebut. Seakan-akan riwayat mereka lebih shahih ketimbang riwayat Al Laits."

tirmidzi:263

telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Abu Az Zubair] dari [Sa'id bin Jubair] dan [Thawus] dari [Ibnu Abbas] ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengajari kami taysahud sebagimana beliau mengajari kami Al Qur`an, beliau mengucapkan: "ATTAHIYATUL MUBARAKATUSH SHALAWATUTH THAIYYIBATULILLAH SALAAMUN 'ALAIKA AYYUHAN-NABIYYU WA RAHMATULLAAHI WA BARAKAATUH, SALAAMUN 'ALAINA WA 'ALAA 'IBAADILLAHISH SHALIHIIN ASYHADU ANLAA ILAAHA ILLAALLAH, WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASULULLAH (Segala penghormatan dan keberkahan hanya milik Allah. (Demikian juga) segala rahmat dan kebaikan. Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi, serta rahmat dan berkah Allah. Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada kami dan kepada hamba-hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak untuk disembah selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah." Ia berkata; "Hadits Ibnu Abbas ini derajatnya hasan gharib shahih. [Abdurrahman bin Humaid Ar Ru`asi] juga telah meriwayatkan hadits ini dari [Abu Az Zubair] sebagimana hadits Al Laits bin Sa'd. Dan [Aiman bin Nabil Al Makki] meriwayatkan hadits ini dari [Abu Az Zubair] dari [Jabir] namun sanadnya tidak terjaga. Hingga Imam Syafi'i berpegang dengan hadits Ibnu Abbas dalam masalah tasyahud."

tirmidzi:267

telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Idris] berkata; telah menceritakan kepada kami ['Ashim bin Kulaib Al Jarmi] dari [Ayahnya] dari [Ibnu Hujr] ia berkata; "Ketika aku tiba di Madinah, aku berkata; "Sungguh, aku benar-benar akan melihat bagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat. Ketika duduk tasyahud beliau membentangkan kaki kirinya dan meletakkan tangan kirinya -yakni di atas paha kirinya- serta menegakkan kaki kanannya." Abu Isa berkata; "Hadits ini derajatnya hasan shahih. Hadits ini diamalkan oleh kebanyakan para ahli ilmu. Ini adalah pendapat Sufyan Ats Tsauri, penduduk Kufah dan bin Al Mubarak."

tirmidzi:269

telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya An Naisaburi] berkata; telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Abu Salamah Abu Hafsh At Tinnisi] dari [Zuhair bin Muhammad] dari [Hisyam bin Urwah] dari [Ayahnya] dari ['Aisyah] berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam salam dalam shalatnya hanya sekali salam ke arah mukanya sedikit condong ke sebelah kanan." Ia berkata; "Dalam bab ini ada juga hadits dari Sahl bin Sa'd." Abu Isa berkata; "Kami tidak mengetahui kemarfu'an hadits 'Aisyah kecuali dari jalur ini. Muhammad bin Isma'il berkata; "Zuhair bin Muhammad adalah penduduk Syam, mereka meriwayatkan hadits hadits munkar darinya, sedangkan riwayat penduduk Irak yang berasal darinya lebih tepat dan lebih shahih." Muhammad berkata; "Ahmad bin Hambal berkata; "Sepertinya Zuhair bin Muhammad yang ada pada mereka bukanlah Zuhair yang hadits-haditsnya diambil oleh orang-orang Irak. Dan sepertinya ia adalah orang lain yang mereka ubah namanya." Abu Isa berkata; "Sebagian ulama berpegangan dengan hadits ini kaitannya dengan salam dalam shalat. Namun riwayat yang paling shahih dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah dua salam, dan ini diamalkan oleh kebanyakan ahli ilmu dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, tabi'in dan orang-orang setelah mereka. Sedangkan sebagian sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan yang lain hanya dengan satu salam dalam shalat wajib. Imam Syafi'i berkata; "Jika berkehendak ia boleh dengan satu salam atau dua salam."

tirmidzi:273

telah menceritakan kepada kami [Ali bin Hujr] berkata; telah mengabarkan kepada kami [Isma'il bin Ja'far] dari [Yahya bin Ali bin Yahya bin Khallad bin Rafi' Az Zuraqi] dari [Kakeknya] dari [Rifa'ah bin Rafi'] berkata; "Ketika pada suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam duduk bersama kami -Rifa'ah berkata; "Kami sedang bersama beliau, "- seorang laki-laki dusun datang kepada beliau, ia lalu shalat dan memperingan shalatnya. Setelah itu ia berlalu dan mengucapkan salam kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda kepadanya: "Kembali dan shalatlah lagi, karena sesungguhnya engkau belum shalat!" lalu ia mengerjakan shalat lagi dua atau tiga kali, setiap kali itu pula ia datang dan mengucapkan salam kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Namun Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kembali dan shalatlah lagi, karena sesungguhnya engkau belum shalat!" maka orang-orang pun menjadi takut dan kawatir bahwa orang yang meremehkan shalat berarti belum shalat. Akhirnya laki-laki dusun itu berkata; "Beritahukan dan ajarilah aku, karena aku hanyalah manusia biasa, kadang benar dan kadang salah, " beliau lalu bersabda: "Benar, jika engkau ingin shalat maka berwudlulah sebagaimana yang Allah perintahkan kepadamu, lalu bertasyahud (do`a setelah wudlu) dan dirikanlah shalat. Jika engkau mempunyai hafalan Al Qur`an maka bacalah, jika tidak maka bacalah tahmid, takbir dan tahlil. Setelah itu rukuklah dengan tenang, lalu berdiri dan sujudlah dengan tenang, setelah itu berdiri. Jika engkau kerjakan seperti itu maka sempurnalah shalatmu, namun jika engkau kurangi maka kuranglah shalatmu." Ia (perawi) berkata; "Hal ini lebih ringan dari yang pertama, yakni barangsiapa mengurangi sesuatu dari hal tersebut, maka berkuranglah nilai shalatnya, namun tidak hilang semuanya." Ia berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari Abu Hurairah dan Ammar bin Yasir." Abu Isa berkata; "Hadits Rifa'ah ini derajatnya hasan shahih. Hadits ini juga telah diriwayatkan dari Rifa'ah dengan jalur lain."

tirmidzi:278

telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id Al Qaththan] berkata; telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Umar] berkata; telah mengabarkan kepadaku [Sa'id bin Abu Sa'id] dari [Ayahnya] dari [Abu Hurairah] ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk ke dalam masjid. Lalu masuklah seorang laki-laki dan mengerjakan shalat, setelah itu ia datang seraya mengucapkan salam kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau lalu menjawab salamnya dan bersabda: "Kembali dan shalatlah, sesungguhnya engkau belum shalat!" lalu laki-laki itu kembali dan shalat sebagaimana yang ia lakukan, setelah itu ia datang dan mengucapkan salam kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau lalu menjawab salamnya, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada: "Kembali dan shalatlah, sesungguhnya engkau belum shalat!" hingga laki-laki itu mengulanginya sampai tiga kali, setelah itu ia berkata kepada Rasulullah, "Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak bisa shalat dengan baik kecuali seperti ini, untuk itu ajarilah aku!" beliau pun bersabda: "Jika engkau berdiri shalat, maka bertakbirlah. Setelah itu bacalah Al Qur`an yang mudah kamu baca, lalu rukuklah dengan tuma'ninah (tenang) dan berdiri lagi hingga benar-benar tegak. Setelah itu sujudlah dengan tuma'ninah dan bangun (duduk) hingga benar-benar tegak. Lakukanlah seperti itu pada semua shalatmu." Abu Isa berkata; "Hadits ini derajatnya hasan shahih. Ia berkata; " [Ibnu Numair] juga telah meriwayatkan hadits ini dari [Ubaidullah bin Umar] dari [Sa'id Al Maqburi] dari [Abu Hurairah] hanya saja di dalamnya ia tidak menyebutkan dari Abu Hurairah. Dan riwayat Yahya bin Sa'id dari Abdullah bin Umar lebih shahih. Sedangkan Sa'id Al Maqburi telah mendengar hadits ini dari Abu Hurairah, ia meriwayatkan dari ayahnya, dari Abu Hurairah." Nama Abu Sa'id Al Maqburi adalah Kaisan. Dan Sa'id Al Maqburi dijuluki dengan nama Abu Sa'd. Kaisan dahulu adalah termasuk budak mereka yang memerdekakan dirinya (dengan menebus)."

tirmidzi:279

telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] dan [Muhammad bin Al Mutsanna] mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id Al Qaththan] berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdul Hamid bin Ja'far] berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Amru bin 'Atha`] dari [Abu Humaid As Sa'idi] ia berkata; "Aku mendengarnya -waktu itu ia berada di antara sepuluh sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, di antaranya adalah Abu Qatadah bin Rib'i- ia berkata; "Aku adalah orang yang paling tahu dengan shalat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di antara kalian." Mereka berkata; "Engkau bukan orang yang lebih dulu menjadi sahabat beliau dan tidak lebih banyak mendatanginya ketimbang kami!" ia berkata; "Benar, " mereka berkata; "Maka ceritakanlah!" ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam jika berdiri shalat selalu tegak dan berimbang lalu mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua bahunya. Jika beliau ingin rukuk, maka beliau kembali mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua bahunya dan mengucapkan ALLAHU AKBAR. Lalu rukuk dan berimbang, tidak mengangkat atau menundukkan kepalanya, lalu meletakkan kedua tangannya pada lutut. Setelah itu beliau mengucapkan SAMI'A ALLAHU LIMAN HAMIDAH seraya mengangkat kedua tangannya secara berimbang hingga setiap tulang kembali ke tempatnya. Kemudian beliau sujud dengan diiringi ucapan ALLAHU AKBAR, beliau merenggangkan kedua tangannya menjauh dari ketiak dan melenturkan jari-jari kakinya. Beliau lalu melipat kaki kirinya dan duduk di atasnya secara berimbang hingga setiap tulang kembali ke tempatnya. Setelah itu beliau kembali sujud seraya mengucapkan ALLAHU AKBAR, lalu melipat kaki kirinya dan duduk dengan seimbang hingga setiap tulang kembali ke tempatnya. Setelah itu beliau bangkit dan melakukan seperti itu pada rakaat yang kedua. Hingga ketika beliau bangkit dari dua sujud, beliau mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua bahu sebagimana ketika membuka shalat (takbiratul ihram). Beliau lalu melakukan seperti itu hingga rakaat yang terakhir, beliau melipat kaki kirinya dan duduk tawaruk (duduk dengan menempelkan pantat pada lantai) kemudian mengucapkan salam." Abu Isa berkata; "Hadits ini derajatnya hasan shahih. Ia berkata; "Maksud dari ucapannya, "Hingga ketika beliau bangkit dari dua sujud, beliau mengangkat kedua tangannya, " yakni bangun dari dua rakaat shalat." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] dan [Al Hasan bin Ali Al Khallal Al Hulwani] dan selainnya, mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim An Nabil] berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdul Hamid bin Ja'far] berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Amru bin 'Atha`] berkata; aku mendengar [Abu Humaid As Sa'idi] yang berada di antara sepuluh sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang di antaranya adalah [Abu Qatadah bin Rib'i], lalu ia menyebutkan sebagaimana hadits Yahya bin Sa'id secara makna. Dan dalam hadits tersebut ia menahbahkan; (dari Abu 'Ashim dari Abdul Hamid bin Ja'far dengan huruf ini). Mereka berkata; "Engkau benar, demikianlah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shalat." Abu Isa berkata; "Abu 'Ashim Adl Dlahhak bin Makhlad menambahkan dalam hadits ini; dari Abdul Hamid bin Ja'far, dengan huruf ini. Mereka berkata; "Engkau benar, demikianlah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shalat."

tirmidzi:280

telah menceritakan kepada kami [Hannad] berkata; telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Mis'ar] dan [Sufyan] dari [Ziyad bin Alaqah] dari pamannya [Quthbah bin Malik] ia berkata; "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membaca: "WAN-NAKHLA BAASIQAT (dan pohon kurma yang tinggi-tinggi) pada shalat subuh di rakaat pertama." Ia berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari 'Amru bin Huraits, Jabir bin Samrah, Abdullah bin As Sa`ib, Abu Barzah dan Ummu Salamah." Abu Isa berkata; "Hadits Quthbah bin Malik derajatnya hasan shahih. Diriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau pada shalat subuh mambaca surat Al Waqi'ah." Dan telah diriwayatkan pula darinya bahwa Nabi membaca; IDZASY SYAMSU KUWWIRAT. Dan diriwayatkan pula dari Umar bahwanya ia pernah menulis surat kepada Abu Musa agar membaca surat-surat yang panjang dalam shalat subuh. Abu Isa berkata; "Dalam hal ini para ulama sepakat untuk mengamalkannya." Pendapat ini diambil oleh Sufyan Ats Tsauri, bin Al Mubarak dan Syafi'i."

tirmidzi:281

telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Mani'] berkata; telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] berkata; telah mengabarkan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Simak bin Harb] dari [Jabir bin Samrah] berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam shalat zhuhur dan asar membaca WAS SAMA`I DZATUL BURUJ dan WAS SAMA`I WATH THARIQ dan yang serupa dengan keduanya." Ia berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari Khabbab, Abu Sa'id, Abu Qatadah, Zaid bin Tsabit dan Al Bara` bin 'Azib." Abu Isa berkata; "Hadits Jabir bin Samrah ini derajatnya hasan shahih. Telah diriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau pada shalat zhuhur membaca surat yang sebanding dengan surat Tanzil (As Sajadah). Dan diriwayatkan pula darinya bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di rakaat pertama pada shalat zhuhur membaca sekadar tiga puluh ayat. Sedangkan pada rakaat kedua sekadar lima belas ayat. Dan diriwayatkan dari Umar, bahwa ia pernah surat kepada Abu Musa agar membaca ia membaca surat-surat yang sedang pada shalat zhuhur. Sedangkan sebagian ahli ilmu berpendapat, bahwa bacaan pada shalat asar seperti bacaan pada shalat maghrib, yakni membaca dengan surat-surat pendek. Telah diriwayatkan dari Ibrahim An Nakha'I bahwa ia berkata; "Bacaan pada shalat asar dan maghrib sebanding." Ibrahim berkata lagi, "Bacaan pada shalat zhuhur panjangnya empat kali dari shalat asar."

tirmidzi:282

telah menceritakan kepada kami [Hannad] berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdah bin Sulaiman] dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Az Zuhri] dari [Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah] dari [Ibnu Abbas] dari ibunya [Ummul Fadll] ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar menamui kami sedang kepala beliau terikat balutan karena sakit, beliau lalu shalat maghrib dan membaca surat Al Mursalat." Ummu Fadll berkata; "Setelah itu beliau tidak shalat lagi hingga beliau berjumpa dengan Allah." Ia berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari Jubair bin Muth'im, Ibnu Umar, Abu Ayyub dan Zaid bin Tsabit." Abu Isa berkata; "Hadits Ummu Fadll derajatnya hasah shahih. Diriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau membaca surat Al A'raf pada shalat maghrib di rakaat pertama dan kedua. Dan diriwayatkan pula dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau membaca surat Ath Thur." Dan diriwayatkan dari Umar bahwa ia pernah menulis surat kepada Abu Musa agar membaca surat-surat pendek dalam shalat maghrib. Dan diriwayatkan dari Abu Bakar bahwa ia membaca surat-surat pendek dalam shalat maghrib. Ia berkata; "Para ahli ilmu mengamalkan hadits ini. Pendapat ini pula yang diambil oleh bin Al Mubarak, Ahmad dan Ishaq." Syafi'i berkata; "Diriwayatkan dari Malik, bahwa ia memakruhkan membaca surat-surat panjang dalam shalat maghrib semisal Ath Thur dan Al Mursalat." Syafi'i berkata lagi, "Aku tidak memakruhkannya, bahkan aku suka jika surat itu dibaca dalam shalat maghrib."

tirmidzi:283

telah menceritakan kepada kami [Al Anshari] berkata; telah menceritakan kepada kami [Ma'n] berkata; telah menceritakan kepada kami [Malik bin Anas] dari [Ibnu Syihab] dari [Ibnu Ukaimah Al Laitsi] dari [Abu Hurairah] berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berlalu dari shalat yang bacaan di dalamnya di keraskan, setelah itu beliau bertanya: "Apakah salah seorang ada yang membaca bersama-sama dengan aku barusan?" lalu berkatalah seseorang, "Benar wahai Rasulullah." beliau bersabda: "Kenapa aku ditandingi dalam membaca Al Qur`an!" Abu Hurairah berkata; "Maka orang-orang pun berhenti dari membaca (berbarengan) bersama-sama Rasulullah pada shalat-shalat yang bacaannya dikeraskan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Yaitu setelah mereka mendengar (teguran) itu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Ia berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari Ibnu Mas'ud, Imran bin Hushain dan Jabir bin Abdullah." Abu Isa berkata; "Hadits ini derajatnya hasan. Ibnu Ukaimah Al Laitsi namanya adalah Umarah. Atau disebut juga dengan 'Amru bin Ukaimah. Sebagian sahabat Az Zuhri juga telah meriwayatkan hadits ini. Dan mereka menyebutkan persis sebagimana hadits ini. Ia berkata; "Az Zuhri berkata; "Orang-orang berhenti dari membaca ketika mereka mendengar teguran itu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Dalam hadits ini tidak dimasukkan bagi orang-orang yang berpendapat atas dibolehkannya membaca di belakang imam, sebab Abu Hurairah lah yang meriwayatkan hadits ini dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Abu Hurairah meriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwasanya beliau bersabda: "Barangsiapa mengerjakan shalat dan tidak membaca di dalamnya Ummul Qur`an (Al Fatihah) maka shalatnya kurang, kurang dan tidak sempurna." Lalu orang yang meriwayatkan hadits tersebut bertanya, "Di belakang imam kadang-kadang aku (membaca), " beliau (langsung) bersabda: "Bacalah dalam hatimu." Abu Utsman An Nahdi meriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kepadaku untuk menyerukan kepada manusia bahwa tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Fatihatul Kitab (Al fatihah)." Maka para ahli hadits pun memilih pendapat, bahwa seorang laki-laki tidak boleh membaca jika imam mengeraskan bacaan. Mereka berkata; "Mereka mengikuti (bacaan) ketika imam berhenti diwaktu jeda." Para ulama berselisih pendapat mengenai hukum membaca di belakang imam, sebagian besar ulama dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, tabi'in dan orang-orang setelah mereka berpendapat atas bolehnya membaca di belakang imam. Pendapat ini diambil oleh Malik bin Anas, Abdullah bin Al Mubarak, Syafi'i, Ahmad dan Ishaq. Diriwayatkan dari Abdullah bin Al Mubarak, bahwa ia berkata; "Aku membaca dan orang-orang membaca di belakang imam, kecuali sekelompok orang dari penduduk Kufah. Namun aku juga berpendapat bahwa orang yang tidak membacanya shalatnya tetap sah. Sebagian ulama sangat keras dalam masalah (tidak bolehnya) meninggalkan bacaan Fatihatul Kitab dalam shalat, meskipun seseorang berada di belakang imam, mereka berkata; "Shalat tidak dianggap sah kecuali dengan bacaan Fatihatul Kitab. Baik ia shalat sendirian atau bersama imam." Mereka berpegangan dengan hadits riwayat Ubadah bin Ash Shamit dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dan Ubadah bin Ash Shamit pun tetap membaca di belakang Imam setelah wafatnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dan ia mentakwilkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Tidak ada (sempurna) shalat bagi orang yang tidak membaca Fatihatul Kitab." Pendapat ini diambil oleh Syafi'i, Ishaq dan selain keduanya. Adapun Imam Ahmad, ia mengatakan, "Makna sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Tidak ada (sempurna) shalat bagi orang yang tidak membaca Fatihatul Kitab, " yakni jika ia shalat sendirian. Lalu Imam Ahmad berdalil dengan hadits Jabir bin Abdullah, ia berkata; "Barangsiapa shalat satu rakaat dan tidak membaca Ummul Qur`an di dalamnya maka ia belum shalat, kecuali jika ia shalat di belakang imam." Imam Ahmad berkata; "Jabir adalah seorang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, (namun) ia tetap mentakwilkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Tidak shalat bagi orang yang tidak membaca Fatihatul Kitab, " bahwa hadits ini (berlaku) jika shalat sendirian." Namun begitu Imam Ahmad tetap memilih untuk membaca di belakang imam, dan hendaknya seorang laki-laki tidak meninggalkan (dari membaca) Fatihatul Kitab meskipun berada di belakang imam."

tirmidzi:287

telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan] berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] berkata; telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Salim] dari [Ibnu Umar] ia berkata; "Pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kami tidur di masjid, sedang waktu itu kami masih muda." Abu Isa berkata; "Hadits Ibnu Umar ini derajatnya hasan shahih. Sebagian ahli ilmu memberi keringanan untuk dibolehkannya tidur di masjid." Ibnu Abbas berkata; "Jangan kalian jadikan ia (masjid) sebagai tempat untuk tidur siang atau tidur malam." Dan sebagian dari ahli ilmu berpendapat dengan ucapan Ibnu Abbas tersebut.

tirmidzi:295

telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar] berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Abdul Malik bin Umair] dari [Qaza'ah] dari [Abu Sa'id Al Khudri] ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak boleh bepergian (dengan ibadah) kecuali ke tiga masjid; masjidil haram, masjidku dan masjid al Aqsha." Abu Isa berkata; "Hadits ini derajatnya hasan shahih."

tirmidzi:300

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdul Malik bin Abu Asy Syawarib] berkata; telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] berkata; telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Abu Salamah] ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika shalat telah didirikan maka janganlah kalian datangi dengan tergesa-gesa, akan tetapi datangilah dengan berjalan dan tenang. Apa yang kalian dapati maka shalatlah dan apa yang kalian tertinggal maka sempurnakanlah." Ia berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari Abu Qatadah, Ubai bin Ka'ab, Abu Sa'id, Zaid bin Tsabit, Jabir dan Anas." Abu Isa berkata; "Para ulama berselisih tentang berjalan ke masjid. sebagian berpendapat bahwa seseorang dianjurkan untuk bersegera jika dikawatirkan akan ketinggalan takbir yang pertama. Hingga disebutkan bahwa sebagian dari mereka berjalan cepat ketika menghadiri shalat. Sedangkan sebagian yang lain berpendapat atas makruhnya terburu-buru dalam menghadiri shalat. Mereka memilih untuk berjalan dengan tenang dan berwibawa. Pendapat ini diambil oleh Ahmad dan Ishaq. Mereka berdua berkata; "Pengamalan (dalam hal ini) adalah berdasar hadits Abu Hurairah." Ahmad berkata; "Jika seseorang takut kehilangan takbir pertama maka tidak mengapa untuk berjalan dengan bersegera." Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali Al Khallal] berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] berkata; telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Sa'id bin Al Musayyib] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, sebagaimana hadits Abu Salamah dari Abu Hurairah dengan hadits yang semakna dengan sebelumnya. Abdurrazaq berkata; "Hadits Abu Sa'id dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lebih shahih daripada hadits dari Yazid bin Zurai'. Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar] berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] dari [Sa'id bin Al Musayyib] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sebagaimana hadits sebelumnya."

tirmidzi:301

telah menceritakan kepada kami [Hannad] berkata; telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Isra'il] dari [Ishaq] dari [Al Bara` bin 'Azib] ia berkata; "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang di Madinah, beliau sempat shalat menghadap ke Baitul Maqdis selama enam atau tujuh belas bulan. Sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyukai sekiranya beliau menghadap ke arah Ka'bah, maka Allah pun menurunkan ayat: (Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram). Maka beliau pun menghadap ke arah kiblat, dan beliau menyukai hal itu." Kemudian ada seseorang shalat asar bersama beliau. Setelah itu ia melintasi beberapa orang dari kaum Anshar yang sedang rukuk dalam shalat asar mengadap arah Baitul Maqdis, maka ia pun mengatakan -seraya bersaksi-, bahwa ia pernah shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan beliau menghadap ke arah Ka'bah." Al Bara` berkata; "Maka orang-orang pun berpaling ke arah Ka'bah dalam keadaan rukuk." Ia berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari Ibnu Umar, Ibnu Abbas, 'Umarah bin Aus, 'Amru bin 'Auf Al Muzani dan Anas." Abu Isa berkata; "Hadits Al Bara` adalah hadits hasan shahih dan [Sufyan Ats Tsauri] telah meriwayatkan dari [Abu Ishaq], telah menceritakan kepada kami [Hannad] berkata; telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Sufyan] dari [Abdullah bin Dinar] dari [Ibnu Umar] ia berkata; "Mereka rukuk di dalam shalat Shubuh." Abu Isa berkata; "Hadits Ibnu Umar adalah hadits hasan shahih."

tirmidzi:312

Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan] berkata; telah menceritakan kepada kami [Waki'] berkata; telah menceritakan kepada kami [Asy'ats bin Sa'id As Samman] dari ['Ashim bin Ubaidullah] dari [Abdullah bin 'Amir bin Rabi'ah] dari [Ayahnya] ia berkata; "Kami bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam sebuah perjalanan di malam yang gelap gulita hingga kami tidak mengetahui ke mana arah kiblat, maka setiap orang dari kami shalat menurut keyakinannya. Keesokan harinya hal itu kami sampaikan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka turunlah ayat: "(Maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah)." Abu Isa berkata; "Hadits ini sanadnya tidak kuat, kami tidak mengetahuinya kecuali dari hadits Asy'ats As Samman, Asy'ats bin Sa'id adalah Abu Ar Rabi' As Samman, dan ia dianggap lemah dalam masalah hadits. Kebanyakan para ahli ilmu sependapat dengan pemahaman hadits ini, mereka mengatakan, "Apabila suasa mendung seseorang shalat tidak menghadap kiblat, setelah itu mengetahui bahwa ia shalat tidak menghadap kiblat maka shalatnya sah." Pendapat inilah yang diambil oleh Sufyan Ats Tsauri, bin Al Mubarak, Ahmad dan Ishaq."

tirmidzi:315

Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan] berkata; telah menceritakan kepada kami [Waki'] dan [Yahya bin Adam] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Abu Az Zubair] dari [Jabir] ia berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengutusku pada suatu keperluan, lalu aku datang menghadap sedang beliau waktu itu shalat di atas kendaraannya menghadap ke arah timur, beliau sujud lebih rendah dari posisi rukuk." Ia berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari Anas, Ibnu Umar, Abu Sa'id dan Amir bin Rabi'ah." Abu Isa berkata; "Hadits Jabir ini derajatnya hasan shahih. Hadits ini telah diriwayatkan dari Jabir dengan banyak jalur. Mayoritas ahli ilmu mengamalkan hadits ini dan kami tidak mendapati adanya perselisihan di antara mereka. mereka berpendapat bahwa seseorang boleh shalat sunah di atas kendaraannya, baik kendaraannya tersebut menghadap kiblat atau selainnya."

tirmidzi:319

Telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Waki'] berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Khalid Al Ahmar] dari [Ubaidullah bin Umar] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shalat di atas unta atau kendaraannya, dan beliau shalat di atas kendaraannya menghadap kemana kendaraannya menghadap." Abu Isa berkata; "Abu Isa berkata; "Hadits ini derajatnya hasan shahih. Ini adalah pendapat yang diambil oleh sebagian ahli ilmu, bahwa mereka berpandangan tidak apa-apa shalat dengan menjadikan unta sebagai pemabatas (shalat)."

tirmidzi:320

telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Az Zuhri] dari [Anas] sampai kepada kepada Nabi, beliau bersabda; "Jika makan malam telah siap dan iqamah dikumandangkan, maka mulailah dengan makan malam." Ia berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari 'Aisyah, Ibnu Umar, Salamah bin Al Akwa' dan Ummu Salamah." Abu Isa berkata; "Hadits Anas ini derajatnya hasan shahih. Hadits ini diamalkan oleh sebagian ahli ilmu dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, seperti Abu Bakar dan Ibnu Umar. Pendapat ini juga diambil oleh Ahmad dan Ishaq, keduanya berkata; "Hendaklah ia memulai dengan makan malam meskipun ketinggalan shalat berjama'ah." Abu Isa berkata; "Aku mendengar Al Jarud berkata; "Aku mendengar Waki' berkata tentang hadits ini, "Hendaknya ia makan malam dahulu jika dikawatirkan makanannya menjadi rusak (busuk/basi)." Pendapat yang dianut oleh sebagian ahli ilmu dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan yang lainnya lebih berhak untuk diikuti, hanyasanya yang mereka inginkan adalah agar seseorang dalam mengerjakan shalat hatinya tidak disibukkan dengan sesuatu." Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa ia berkata; "Kami tidak melaksanakan shalat ketika dalam hati kami masih ada sesuatu."

tirmidzi:321

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Hujr] berkata; telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ayyasy] berkata; telah menceritakan kepadaku [Habib bin Shalih] dari [Yazid bin Syurahbil] dari [Abu Hayy Al Mu'adzin Al Himsh] dari [Tsauban] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak halal bagi seseorang melihat ke dalam rumah orang lain hingga ia mendapatkan izin, jika tetap melihat (tanpa izin) maka ia telah masuk. Dan janganlah seseorang mengimami suatu kaum lalu ia mengkhususkan do`a untuk dirinya tanpa menyertakan mereka, jika ia lakukan maka ia telah berkhianat. Dan seseorang juga tidak boleh melaksanakan shalat dalam keadaan menahan kencing." Ia berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari Abu Hurairah dan Abu Umamah." Abu Isa berkata; "Hadits Tsaubah derajatnya hasan. Hadits ini telah diriwayatkan pula dari [Mu'awiyah bin Shalih] dari [As Safar bin Nusair] dari [Yazid bin Syuraih] dari [Abu Umamah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam." Hadits ini juga diriwayatkan dari [Yazid bin Syuraih] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Seakan-akan hadits Yazid bin Syuraih, dari Abu Hayy Al Mu'adzin, dari Tsauban dalam persoalan ini lebih bagus sanad dan masyhur."

tirmidzi:325

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu Syihab] dari [Anas bin Malik] bahwa ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam jatuh dari kudanya hingga terluka. Lalu beliau shalat bersama dengan duduk. Setekah itu beliau bangkit dan bersabda: "Hanyasanya imam itu, atau beliau mengatakan, "Hanyasanya dijadikannya imam itu agar diikuti, jika ia takbir maka bertakbirlah, jika ia rukuk maka rukuklah, jika ia mengangkat kepalanya maka angkatlah kepala kalian, jika ia mengucapkan: SAMI'AALLAHU LIMAN HAMIDAHU (semoga Allah mendengar pujian orang yang memuji-Nya) maka ucapkanlah: RABBANA WA LAKAL HAMDU (Wahai Rabb kami, bagi-Mu segala pujian), jika ia sujud maka sujudlah, dan jika ia shalat dengan duduk maka shalatlah kalian dengan duduk semuanya." Ia berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari 'Aisyah, Abu Hurairah, Jabir, Ibnu Umar dan Mu'awiyah." Abu Isa berkata; "Hadits Anas yang menyebutkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam jatuh dan terluka derajatnya adalah hasan shahih. Sebagian ahli ilmu dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berpegangan dengan hadits ini. Di antaranya adalah; Jabir bin Abdullah, Usaid bin Hudlair, Abu Hurairah dan selainnya. Ahmad dan Ishaq juga berpegangan dengan hadits ini. Dan sebagian ahli ilmu berkata; "Jika imam shalat dengan duduk maka orang-orang yang ada dibelakangnya tidak shalat kecuali dengan berdiri, jika mereka shalat dengan duduk maka shalatnya tidak sah." Ini adalah pendapat yang diambil oleh Sufyan Ats Tsauri, Malik bin Anas, bin Al Mubarak dan Syafi'i.

tirmidzi:329

telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan] berkata; telah menceritakan kepada kami [Syababah bin Sawwar] dari [Syu'bah] dari [Nu'aim bin Abu Hind] dari [Abu Wa`il] dari [Masruq] dari ['Aisyah] ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat di belakang Abu Bakar diwaktu sakit yang membawanya pada kematian." Abu Isa berkata; "Hadits 'Aisyah ini derajatnya hasan shahih gharib. Diriwayatkan dari 'Aisyah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika imam shalat dengan duduk maka shalatlah kalian dengan duduk." Dan masih riwayatnya, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam keluar di waktu sakit, sedang Abu Bakar melaksanakan shalat bersama orang-orang. Lalu beliau shalat di sisi Abu bakar, orang-orang bermakmum kepada Abu Bakar, sedangkan Abu Bakar sendiri bermakmum kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dan dalam riwayat 'Aisyah yang lain disebutkan, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shalat di belakang Abu Bakar dengan duduk. Dan diriwayatkan oleh Anas bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shalat dengan duduk di belakang Abu Bakar.

tirmidzi:330

telah menceritakan kepada kami [Ali bin Hujr] berkata; telah menceritakan kepada kami [Isa bin Yunus] berkata; telah menceritakan kepada kami [Husain bin Al Muallim] dari [Abdullah bin Buraidah] dari [Imran bin Hushain] ia berkata; "Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang shalat seorang laki-laki yang dilakukan sambil duduk, maka beliau menjawab: "Barangsiapa shalat dengan berdiri maka lebih utama, barangsiapa shalat dengan duduk maka pahalanya adalah setengah dari shalatnya orang dengan berdiri, dan barangsiapa shalat dengan berbaring maka pahalanya adalah setengah dari shalatnya orang dengan duduk." Ia berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari Abdullah bin Amru, Anas bin As Sa`ib dan Ibnu Umar." Abu Isa berkata; "Hadits Imran bin Hushain derajatnya hasan shahih. Hadits ini juga telah diriwayatkan dari [Ibrahim bin Thahman] dengan sanad ini, hanya saja ia mengatakan; dari [Imran bin Hushain]. Ia berkata; "Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang shalat orang yang sakit, beliau lalu menjawab: "Shalatlah kamu dengan berdiri, jika tidak mampu maka shalatlah dengan duduk, dan jika tidak mampu maka shalatlah dengan berbaring." Seperti itulah [Hannad] meriwayatkan kepada kami, ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Ibrahim bin Thahman] dari [Husain Al Mu'allim]. Abu Isa berkata; "Kami tidak mengetahui seorang pun yang meriwayatkan dari Husain Al Amu'allim seperti riwayat Ibrahim bin Thahman. [Abu Usamah] dan banyak orang meriwayatkan dari [Husain Al Mu'allim] seperti riwayat Isa bin Yunus. Dan menurut ahli ilmu makna hadits ini berlaku dalam shalat sunnah." Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar berkata; telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Adi dari Asy'ats bin Abdul Malik dari Al Hasan ia berkata; "Jika seseorang berkehendak, ia bisa shalat sunah dengan berdiri, duduk dan berbaring." Para ulama berbeda pendapat dengan shalatnya orang sakit dan tidak bisa shalat dengan duduk. Sebagian ahli ilmu berkata; "Hendaknya ia shalat dengan berbaring di atas lambung kanan." Sedangkan sebagian ulama yang lain berkata; "Hendaknya ia shalat terlentang dengan menghadapkan kakinya ke arah kiblat." Sufyan Ats Tsauri berkata tentang hadits ini, "Barangsiapa shalat dengan duduk maka ia mendapatkan setengah pahala orang yang shalat dengan berdiri." Ia berkata; "Ini berlaku bagi orang yang sehat dan orang yang tidak mempunyai udzur (yakni dalam shalat sunnah). Adapun orang yang berhalangan karena sakit atau yang lainnya lalu ia shalat dengan duduk maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang berdiri. Dan sebagian hadits ini telah diriwayatkan pula seperti perkataan Sufyan Ats Tsauri."

tirmidzi:339

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abdurrahman Al Makhzumi] berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Az Zuhri] dari [Abu Al Ahwash] dari [Abu Dzar] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Jika salah seorang dari kalian melaksanakan shalat maka janganlah mengusap kerikil (yang menempel dahi) sebab rahmat Allah telah menyongsongnya." Ia berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari Mu'aiqib, Ali bin Abu Thalib, Hudzaifah, Jabir dan Abdullah." Abu Isa berkata; "Hadits Abu Dzar derajatnya hasan. Telah diriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwasanya beliau memakruhkan mengusap (kerikil) dalam shalat. Beliau mengatakan, "Jika memang engkau harus melaksanakannya maka lakukanlah dengan satu kali usapan." Telah diriwayatkan darinya, Bahwasanya beliau memberikan keringanan untuk satu kali usap. Hal ini diamalkan oleh para ulama.

tirmidzi:346

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu 'Ajlan] dari [Sa'id Al Maqburi] dari [Seorang laki-laki] dari [Ka'ab bin 'Ujrah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika salah seorang dari kalian berwudlu dan membaguskannya, kemudian keluar menuju masjid, maka janganlah ia menganyam antara jari-jarinya sebab ia dalam hitungan shalat." Abu Isa berkata; "Hadits Ka'ab bin 'Ujrah telah diriwayatkan dari Ibnu 'Ajlan tidak hanya oleh satu orang saja, sebagaimana hadits Al Laits." Dan [Syarik] meriwayatkan dari [Muhammad bin 'Ajlan] dari [ayahnya] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sebagaimana hadits ini, sedangkan hadits Syarik tidak terjaga."

tirmidzi:352

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Mani'] berkata; telah menceritakan kepada kami [Husyaim] berkata; telah mengabarkan kepada kami [Isma'il bin Abu Khalid] dari [Al Harits bin Syubail] dari [Abu Amru Asy Syaibani] dari [Zaid bin Arqam] ia berkata; "Kami berbincang-bincang di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika shalat. Seorang dari kami berbicara dengan teman yang ada di sisinya, hingga akhirnya turunlah ayat: (Dan berdirilah untuk Allah dalam shalatmu dengan khusyu'). Lalu kami diperintahkan untuk diam dan dilarang untuk berbicara (dalam shalat)." Ia berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari Ibnu Mas'ud dan Mu'awiyah bin Al Hakam." Abu Isa berkata; "Hadits Zaid bin Arqam derajatnya hasan shahih. Banyak ahli ilmu yang mengamalkan hadits ini, mereka mengatakan, "Jika ada seseorang yang berbicara dalam shalat dengan sengaja atau karena lupa, maka ia harus mengulangi shalatnya." Pendapat ini diambil oleh Sufyan Ats Tsauri, bin Al Mubarak dan penduduk Kufah. Dan sebagian mereka mengatakan, "Jika seseorang berbicar dalam shalat dengan sengaja maka ia harus mengulangui shalatnya, namun jika ia berbicara karena lupa atau bodoh maka shalatnya telah cukup (tidak perlu mengulanginya)." Pendapat ini diambil oleh Imam Syafi'i.

tirmidzi:370

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Awanah] dari [Utsman bin Al Mughirah] dari [Ali bin Rabi'ah] dari [Asma` bin Al Hakam Al Fazari] ia berkata; "Aku mendengar [Ali] berkata; "Sesungguhnya aku adalah seorang laki-laki yang jika aku mendengar hadits dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka dengannya Allah memberiku manfaat dengan sekehendak Allah memberiku manfaat. Dan jika ada seorang dari sahabat Rasulullah menceritakan kepadaku sebuah hadits, maka aku memintanya untuk bersumpah, jika ia telah bersumpah maka aku mempercayainya. [Abu Bakar] -ia adalah seorang yang jujur- pernah menceritakan kepadaku, ia berkata; "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah seorang laki-laki melakukan perbuatan dosa, kemudian ia berdiri bersuci dan shalat, lalu ia meminta ampun kepada Allah kecuali Allah pasti akan mengampuninya." Kemudian beliau membaca ayat ini: (Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka) hingga akhir ayat." Ia berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari Ibnu Mas'ud, Abu Darda`, Anas, Abu Umamah, Mu'adz dan Watsilah. Abu Al Yasar namnya adalah Ka'ab bin Amru." Abu Isa berkata; "Hadits Ali derajatnya hasan, dan kami tidak mengetahuinya dari jalur ini kecuali dari hadits Utsman bin Al Mughirah. [Syu'bah] dan yang selainnya meriwayatkan hadits ini dari [Utsman bin Al Mughrah], lalu mereka memarfu'kannya sebagaimana hadits Abu Awanah. [Sufyan Ats Tsauri] dan [Mis'ar] juga menceritakannya, namun keduanya hanya menceritakan secara mauquf dan tidak memarfu'kannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dan hadits ini juga pernah diriwayatkan dari Mis'ar secara marfu', dan kami tidak pernah mengetahui Asma` bin Al Hakam mempunyai hadits marfu' selain hadits ini."

tirmidzi:371

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Muhammad bin Musa Al Mulaqqab Marduwaih] berkata; telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Al Mubarak] berkata; telah mengabarkan kepada kami [Abdurrahman bin Ziyad bin An'um] bahwa [Abdurrahman bin Rafi'] dan [Bakr bin Sawadah] keduanya mengabarkan kepadanya, dari [Abdullah bin 'Amru] ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila berhadats, yakni seorang laki-laki, sedangkan ia telah duduk diakhir shalatnya sebelum salam, maka shalatnya telah sah." Abu Isa berkata; "Hadits ini sanadnya tidak begitu kuat, dan dalam sanadnya terjadi ketidak beresan. Sebagian ulama berpegangan dengan hadits ini, mereka berkata; "Jika seseorang telah duduk sekadar duduk tasyahud kemudian berhadats sebelum salam, maka shalatnya sah." Sedangkan sebagian yang lain berkata; "Jika ia berhadats sebelum tasyahud dan juga sebelum salam, maka ia harus mengulangi shalatnya." Ini adalah pendapat yang diambil oleh Imam Syafi'i. Imam Ahmad berkata; "Jika seseorang belum bertasyahud kemudian salam maka shalat sah, hal ini sebagimana sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "(Shalat) penghalalannya adalah salam." Sedangkan tasyahud itu lebih ringan, sebab Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah berdiri pada rakaat kedua dan beliau tetap melanjutkan shalatnya meskipun tidak bertasyahud." Sedangkan Imam Ishaq bin Ibrahim berkata; "Jika seseorang bertasyahud kemudian salam maka shalatnya sah, " Ishaq berdalil dengan hadits Ibnu Mas'ud ketika ia diajari tasyahud oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Jika engkau telah selesai dari melakukan ini (tasyahud), maka telah selesailah apa yang menjadi kewajibanmu." Abu Isa berkata; "Abdurrahman bin Ziyad bin An'um adalah Al Afriqi, dan ia telah dilemahkan oleh sebagian ahli hadits seperti Yahya bin Sa'id Al Qaththan dan Ahmad bin Hanbal.

tirmidzi:373

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim bin Habib bin Asy Syahid Al Bashri] dan [Ali bin Hujr] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami ['Attab bin Basyir] dari [Khushaif] dari [Mujahid] dan [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] ia berkata; "Orang-orang fakir datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; "Wahai Rasulullah, orang-orang kaya shalat dan puasa sebagaimana kami shalat dan puasa, dan mereka mempunyai harta yang bisa mereka gunakan untuk membebaskan budak dan bersedekah!" beliau bersabda: "Jika kalian shalat maka ucapkanlah; SUBHAANAALLAH tiga puluh tiga kali, ALHAMDULILLAH tiga puluh tiga kali, ALLAHU AKBAR tiga puluh empat kali dan LAA ILAAHA ILLAALLAHU sepuluh kali. Kalian akan dapat mengungguli orang-orang sebelum kalian dan tidak akan diungguli oleh orang-orang sesudah kalian." Ia berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari Ka'ab bin Ujrah, Anas, Abdullah bin Amru, Zaid bin Tsabit, Abu Darda`, Ibnu Umar dan Abu Dzar." Abu Isa berkata; "Hadits Ibnu Abbas derajatnya hasan gharib. Dan dalam bab ini juga ada riwayat dari Abu Hurairah dan Al Mughirah. Diriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwasanya beliau bersabda: "Dua hal, tidaklah seorang muslim menghitungnya kecuali akan masuk ke surga; bertasbih kepada Allah setiap selesai shalat sebanyak sepuluh kali, memuji Allah (tahmid) sepuluh kali dan bertakbir sepuluh kali. Dan bertasbih menjelang tidur sebanyak tiga puluh tiga kali, tahmid tiga puluh tiga kali dan takbir tiga puluh empat kali."

tirmidzi:375

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Musa] berkata; telah menceritakan kepada kami [Syababah bin Sawwar] berkata; telah menceritakan kepada kami [Umar bin Ar Rammah Al bakhil] dari [Katsir bin Ziyad] dari [Amru bin Utsman bin Ya'la bin Murrah] dari [Ayahnya] dari [Kakeknya] bahwasanya mereka bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam sebuah perjalanan, hingga sampailah mereka pada jalan sempit, lalu waktu shalat tiba sedangkan langit dalam keadaan hujan dan kondisi tanah tergenang air. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian adzan di atas kendaraannya, lalu beliau iqamah dan maju ke depan. Setelah itu beliau shalat bersama para sahabat dengan merunduk, beliau menjadikan sujud lebih rendah dari rukuk." Abu Isa berkata; "Hadits ini derajatnya hasan gharib. Umar bin Ar Ramman Al Bakhil meriwayatkan hadits ini secara sendirian, tidak diketahui ada hadits lain kecuali dari haditsnya, dan tidak hanya satu orang ulama yang meriwayatkan darinya. Demikian juga telah diriwayatkan dari Anas bin Malik, Bahwasanya ia pernah shalat di atas kendaraannya di tanah yang becek. Hadits ini diamalkan oleh para ulama, dan pendapat ini diambil pula oleh Ahmad dan Ishaq."

tirmidzi:376

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Nashr bin Ali Al Jahdlami] berkata; telah menceritakan kepada kami [Sahl bin Hammad] berkata; telah menceritakan kepada kami [Hammam] berkata; telah menceritakan kepadaku [Qatadah] dari [Al Hasan] dari [Huraits bin Qabishah] ia berkata; "Aku datang ke Madinah, lalu aku berdo`a, "Ya Allah, mudahkanlah aku untuk mendapat teman shalih." Huraits bin Qabishah berkata; "Lalu aku berteman dengan [Abu Hurairah], aku kemudian berkata kepadanya, "Sesungguhnya aku telah memintah kepada Allah agar memberiku rizki seorang teman yang shalih, maka bacakanlah kepadaku hadits yang pernah engkau dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, semoga dengannya Allah memberiku manfaat." Maka Abu Hurairah pun berkata; "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pada hari kiamat pertama kali yang akan Allah hisab atas amalan seorang hamba adalah shalatnya, jika shalatnya baik maka ia akan beruntung dan selamat, jika shalatnya rusak maka ia akan rugi dan tidak beruntung. Jika pada amalan fardlunya ada yang kurang maka Rabb 'azza wajalla berfirman: "Periksalah, apakah hamba-Ku mempunyai ibadah sunnah yang bisa menyempurnakan ibadah wajibnya yang kurang?" lalu setiap amal akan diperlakukan seperti itu." Ia berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari Tamim Ad Dari." Abu Isa berkata; "Hadits Abu Hurairah derajatnya hasan gharib dari sisi ini. Hadits ini telah diriwayatkan juga dari Abu Hurairah dengan jalur lain. Sebagian sahabat Al Hasan juga telah meriwayatkan hadits lain dari Al Hasan, dari Qabishah bin Huraits. Dan yang lebih terkenal adalah Qabishah bin Huraits. Hadits seperti ini juga pernah diriwayatkan dari [Anas bin Hakim] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam."

tirmidzi:378

Telah menceritakan kepada kami [Yusuf bin Isa Al Marwazi] berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Idris] berkata; Aku mendengar [Malik bin Anas] dari [Abu An Nadlr] dari [Abu Salamah] dari ['Aisyah] ia berkata; "Setelah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam selesai shalat dua rakaat sebelum subuh, beliau berbicara denganku jika ada keperluan dan jika tidak maka beliau ke masjid untuk shalat subuh." Abu Isa berkata; "Hadits ini derajatnya hasan shahih. Sebagian ahli ilmu dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan selainnya memakruhkan berbicara setelah terbitnya fajar hingga melaksanakan shalat subuh, kecuali dzikir kepada Allah atau hal-hal yang tidak bisa ditunda. Ini adalah pendapat yang diambil oleh Ahmad dan Ishaq."

tirmidzi:383

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Qatadah] dari [Zurarah bin Aufa] dari [Sa'id bin Hisyam] dari ['Aisyah] dia berkata, adalah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam jika tidak sempat shalat malam karena ketiduran atau terserang kantuk, beliau shalat disiang hari sebanyak dua belas raka'at. Abu Isa berkata, ini adalah hadits hasan shahih. Berkata Abu Isa, Sa'ad bin Hisyam, dia adalah Ibnu 'Amir Al Anshari dan Hisyam bin 'Amir, dia merupakan salah satu dari sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah menceritakan kepada kami 'Abbas dia adalah Ibnu 'Abdul 'Azhim Al 'Anbari, telah menceritakan kepada kami 'Attab bin Mutsanna dari Bahs bin Hakim dia berkata, bahwa Zurarah bin Aufa seorang qadli di Bashrah pernah menjadi imam bagi Bani Qusyair, suatu hari pada saat shalat subuh dia membaca ayat FAIDZAA NUQIRA FIN NAAQUUR FADZAALIKA YAUMAIDZIN YAUMUN 'ASIIR (Apabila ditiup sangkakala, maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit). Dia terjatuh dan pingsan, sedangkan saya adalah orang yang membawa kerumahnya.

tirmidzi:407

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Abdurrahman Al Iskandarani] dari [Suhail bin Abu Shalih] dari [ayahnya] dari [Abu Hurairah] bahwasannya bersabda: "Allah turun kelangit dunia setiap malamnya ketika telah berlalu sepertiga malam yang pertama, kemudian Dia berfirman; Saya adalah Raja, barang siapa yang berdo'a kepadaku niscaya Aku akan mengabulkannya, barang siapa yang meminta kepadaku niscaya Aku akan memberinya dan barang siapa yang meminta ampunan kepadaku niscaya Aku akan mengampuninya, dan Dia masih saja berfirman seperti itu sampai fajar menyingsing." (perawi) berkata, dan dalam bab ini (ada juga riwayat -pent) dari Ali bin Abu Thalib, Abu Sa'id Al Khudri, Rifa'ah Al Juhani, Jubair bin Muth'im, Ibnu Mas'ud, Abu Darda', dan Utsman bin Abul 'Ash. Abu Isa berkata, hadits riwayat Abu Hurairah adalah hadits hasan shahih, dan hadits ini juga diriwayatkan dari beberapa jalur dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan diriwayatkan darinya bahwasannya beliau bersabda: "Allah Azza Wa Jalla turun disepertiga malam yang terakhir." Ini adalah riwayat yang paling shahih.

tirmidzi:408

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Laits bin Sa'ad] dari [Yazid bin Abu Habib] dari [Abdullah bin Rasyid Az Zaufi] dari [Abdullah bin Abu Murrah Az Zaufi] dari [Kharijah bin Hudzafah] bahwa dia berkata, keluar menemui kami seraya bersabda: "Sesungguhnya Allah telah menganugerahi kepada kalian shalat yang dia lebih baik dari unta merah, yaitu shalat witir, Allah telah jadikan waktunya bagi kalian antara shalat isya' sampai terbit fajar." (perawi) berkata, dalam bab ini, (ada juga riwayat -pent) dari Abu Hurairah, Abdullah bin Amr, Buraidah dan Abu Bashrah Al Ghifari seorang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Abu Isa berkata, hadits Kharijah bin Hudzafah adalah hadits gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari Hadits Yazid bin Abu Habib, sebagian Ahli hadits tertukar dalam masalah hadits ini dan mengatakan, dari Abdullah bin Rasyid Az Zuraqi, dan riwayat ini terbalik, adapun Abu Bashroh Al Ghifari namanya adalah Humail bin Bashrah, sebagian yang lain mengatakan Jamil bin Bashrah, tapi ini tidak benar. Adapun Abu Bashrah Al Ghifari adalah orang lain, dia telah meriwayatkan dari Abu Dzar dan dia adalah salah seorang anak saudara Abu Dzar.

tirmidzi:414

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Mani'] telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin 'Ayasy] telah menceritakan kepada kami [Abu Hashin] dari [Yahya bin Watsab] dari [Masruq] bahwa dia bertanya kepada ['Aisyah] mengenai shalat witirnya Rasulullah Shallahu 'alaihi wa sallam, maka dia menjawab, terkadang beliau melaksanakan shalat witir diawal malam, ditengah malam dan terkadang diakhir malam, dan menjelang wafatnya beliau mengerjakan shalat witir sampai menjelang fajar, Abu Isa berkata, Abu Hashin namanya adalah 'Utsman bin 'Ashim Al Asadi, (perawi) berkata, dalam bab ini (ada juga riwayat -pent) dari Ali, Jabir, Abu Mas'ud Al Anshari dan Abu Qatadah. Abu Isa berkata, haditsnya 'Aisyah adalah hadits hasan shahih, dan ia merupakan riwayat yang dipilih oleh sebagian ahli ilmu yaitu melaksanakan shalat witir diakhir malam.

tirmidzi:419

Telah menceritakan kepada kami [Hannad] telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Amru bin Murrah] dari [Yahya bin Jazzar] dari [Ummu Salamah] dia berkata, Nabi Shallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat witir tiga belas raka'at, namun tatkala beliau lanjut usia dan semakin lemah beliau berwitir tujuh raka'at. (perawi) berkata, dalam bab ini (ada juga riwayat -pent) dari A'isyah. Abu Isa berkata, hadits Ummu Salamah adalah hadits hasan, bahwa telah diriwayatkan dari Nabi Shallahu 'alaihi wa sallam bahwa shalat witir sebanyak tiga belas raka'at, sebelas raka'at, sembilan raka'at, tujuh raka'at, lima raka'at, tiga raka'at dan satu raka'at. Ishaq bin Ibrihim berkata, maksud hadits yang telah diriwayatkan bahwa Nabi Shallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat witir sebanyak tiga belas raka'at, dia mengatakan bahwa maksudnya adalah Nabi Shallahu 'alaihi wa sallam shalat malam tiga belas raka'at bersama witir, maka shalat malam dinisbatkan kepada shalat witir, dalam hal itu telah diriwayatkan sebuah hadits dari A'isyah dengan berdalikan hadits yang diriwayatkan dari Nabi Shallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda: "lakukanlah witir wahai ahli Al Qur'an!" Ishaq berkata, bahwa maksudnya adalah shalat malam, dia mengatakan bahwa shalat malam bagi ahli Al Qur'an.

tirmidzi:420

Telah menceritakan kepada kami [Hannad] telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin 'Ayyasy] dari [Abu Ishaq] dari [Al Harits] dari [Ali] dia berkata, bahwa Nabi Shallahu 'alaihi wa sallam shalat witir sebanyak tiga raka'at, beliau membaca sembilan surat dengan disambung, dalam satu raka'at beliau membaca tiga surat sekaligus, dan diraka'at terakhir beliau membaca QUL HUWALLAHU AHAD. (perawi) berkata, dalam bab ini (ada juga riwayat -pent) dari Imaran bin Hushain, 'Aisyah, Ibnu Abbas, Abu Ayyub, Abdurrahman bin Abza dari Ubay bin Ka'ab. Diriwayatkan pula dari Abdurrahman bin Abza dari Nabi Shallahu 'alaihi wa sallam. Ini seperti yang diriwayatkan sebagian dari mereka dengan tidak menyebutkan dari Ubay, dan sebagian yang lain menyebutkan dari Abdurrahman bin Abza dari Ubay. Abu Isa berkata, para ulama dari kalangan sahabat Nabi Shallahu 'alaihi wa sallam dan yang lainnya berpendapat dengan hadits ini yaitu hendaknya seseorang mengerjakan shalat witir sebanyak tiga raka'at. Sufyan berkata, jika kamu berkehendak boleh mengerjakan witir sebanyak lima raka'at, tiga raka'at dan jika mau, kamu bisa mengerjakan cuma hanya satu raka'at. Sufyan berkata, dan saya menganjurkan untuk mengerjakan shalat witir sebanyak tiga raka'at, ini adalah perkataan Ibnu Mubarak dan penduduk Kufah. Telah menceritakan kepada kami sa'id bin Ya'qub At Thalaqani telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Hisyam dari Muhammad bin Sirin dia berkata, mereka mengerjakan shalat witir sebanyak lima raka'at, tiga raka'at bahkan satu raka'at, dan mereka menganggap semuanya baik.

tirmidzi:422

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu Al Ahwash] dari [Abu Ishaq] dari [Buraid bin Abu Maryam] dari [Abu Al Khaura' As Sa'di] dia berkata, [Al Hasan bin Ali] radliallahu 'anhuma berkata, Rasulullah Shallahu 'alaihi wa sallam mengajariku beberapa kalimat yang saya ucapkan dalam shalat witir, yaitu ALLAHUMMAHDINI FIIMAN HADAIT, WA'AAFINI FIIMAN 'AFAIT, WATAWALLANII FIIMAN TAWALLAIT, WABAARIK LII FIIMA A'THAIT, WAQINII SYARRAMA QADLAIT, FAINNAKA TAQDLI WALAA YUQDLA 'ALAIK, WAINNAHU LAA YADZILLU MAN WAALAIT, TABAARAKTA RABBANA WATA'AALAIT. (perawi) berkata, dalam bab ini (ada juga riwayat -pent) dari Ali. Abu Isa berkata, ini adalah hadits hasan, kami tidak mengetahui (jalur periwayatannya) selain dari jalur ini, dari hadits Abu Al Khaura' As Sa'di dan namanya adalah Rabi'ah bin Syaiban, kami juga tidak mengetahui dari Nabi Shallahu 'alaihi wa sallam sesuatupun dari qunut witir yang lebih bagus dari ini. Para ulama berbeda-beda mengenai masalah qunut witir, Abdullah bin Mas'ud berpendapat qunut witir dikerjakan disetiap tahunnya, sebagian ulama memilih untuk mengerjakan qunut sebelum ruku' diantaranya adalah perkataan Sufyan At Tsauri, Ibnu Mubarak, Ishaq dan penduduk Kufah. Telah diriwayatkan dari Ali bin Abu Thalib bahwa dia tidak melaksanakan qunut melainkan di pertengahan akhir bulan Ramadlan, dan melaksanakan qunut setelah ruku', sebagian para ulam juga berpendapat seperti ini, seperti perkataan Syafi'i dan Ahmad.

tirmidzi:426

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah bercerita kepada kami [Abdullah bin Zaid bin Aslam] dari [bapaknya] bahwa Nabi Shallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang tertidur tanpa witir, maka hendaklah dia shalat di pagi harinya." Abu Isa berkata, hadits ini lebih shahih dari hadits yang pertama. Abu Isa berkata, saya mendengar Abu Daud As Sajzi yaitu Sulaiman bin Al Asy'ats berkata, saya bertanya kepada Ahmad bin Hambal tentang Abdurrahman bin Zaid bin Aslam, dia menjawab, dia adalah saudaranya Abdullah, dia tidak apa-apa (tidak ada masalah). Dia (Abu Isa) berkata, saya mendengar Muhammad menyebutkan tentang Ali bin Abdullah bahwa dia melemahkan (riwayat) Abdurrahman bin Zaid bin Aslam, dia berkata, Abdullah bin Zaid bin Aslam adalah Tsiqah. Dia (Abu Isa) berkata, sebagian ahli ilmu di kuffah berpendapat dengan hadits ini, mereka mengatakan, hendaknya seseorang melakukan witir ketika mengingatnya walaupun matahari telah terbit dan ini adalah pendapat Sufyan Ats Tsauri.

tirmidzi:428

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Malik bin Anas] dari [Abu Bakar bin Umar bin Abdurrahman] dari [Sa'id bin Yasar] dia berkata, saya berjalan bersama [Ibnu Umar] dalam suatu perjalanan, lantas saya menghilang darinya, dia berkata, dimanakah kamu? Saya menjawab, saya melaksanakan shalat witir, maka dia berkata, tidakkah pada diri Rasulullah Shallahu 'alaihi wa sallam terdapat teladan yang baik untukmu? Saya pernah melihat Rasulullah Shallahu 'alaihi wa sallam shalat witir diatas kendaraan. (perawi) berkata, dalam bab ini (ada juga riwayat -pent) dari Ibnu Abbas. Abu Isa berkata, hadits Ibnu Umar adalah hadits hasan shahih, sebagian ulama dari kalangan sahabat Nabi Shallahu 'alaihi wa sallam dan yang lainnya berpendapat atas hadits ini, yaitu hendaknya seseorang mengerjakan shalat witir diatas kendaradliallahu 'anhannya (jika bepergian), ini sebagaimana perkataan Syafi'i, Ahmad dan Ishaq. Sebagian ahli ilmu dari penduduk Kufah berpendapat bahwa hendaknya seseorang tidak melaksanakan shalat witir diatas kendaradliallahu 'anhannya, yaitu hendaknya dia turun dari kendaradliallahu 'anhannya jika ingin melaksanakan shalat witir.

tirmidzi:434

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Isa bin Yazid Al Baghdadi] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Bakr As Sahmi] dan telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Munir] dari [Abdullah bin Bakr] dari [Fa'id bin Abdurrahman] dari [Abdullah bin Abu Aufa] dia berkata, Rasulullah Shallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang mempunyai hajat (keinginan) kepada Allah atau kepada seseorang dari anak Adam, maka hendaklah dia berwudlu' dengan menyempurnakan wudlu'nya, lalu melaksanakan shalat dua raka'at, memuji kepada Allah, membaca Shalawat kepada Nabi Shallahu 'alaihi wa sallam, kemudian membaca "LAA ILAAHA ILLALLAAHUL HALIIMUL KARIIM, SUBHANALLAAHI RABBIL 'ARSYIL 'ADZIIM, AL HAMDULILLAAHI RABBIL 'AALAMIIN, AS'ALUKA MUUJIBAATI RAHMATIKA WA AZAA'IMA MAGHFIRATIKA WAL GHANIIMATA MIN KULLI BIRRIN WAS SALAAMATA MIN KULLI ITSMIN, LAA TADA' LI DZAMBAN ILLAA GHAFARTAHU WALAA HAMMAN ILLAA FARRAJTAHU WALAA HAAJATAN HIYA LAKA RIDLAN ILLA QADLAITAHA YAA ARHAMUR RADLIALLAHU 'ANHAHIMIIN (Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Allah yang maha lembut lagi Mahapemurah, Mahasuci Allah Rabb pemilik 'Arsy yang Mahaagung, segala puji bagi Allah Rabb semesta Alam, aku mengharap rahmatMU, ketetapan hati (untuk meraih) ampunanMu, mendapatkan keberuntungan dengan segala kabaikan dan keselamatan dari segala perbuatan dosa, jangan Engkau biarkan dosa padaku kecuali Engkau mengampuninya, dan jangan Engkau biarkan kegundahan kecuali Engkau membukakannya, dan jangan Engkau biarkan kebutuhan-kebutuhan yang Engkau ridlai kecuali Engkau penuhi, wahai Dzat yang maha pengasih) ". Abu Isa berkata, hadits ini gharib dan dalam sanadnya ada sesutatu yang perlu dibicarakan, Fa'id bin Abdurrahman telah dilemahkan dalam masalah hadits, dan Fa'id adalah 'Abul Warqa'.

tirmidzi:441

Telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Ash Shabah Al hasyimi Al Bashri Al 'Atthar] Telah mengabarkan kepada kami ['Ubaidullah bin 'Abdul Majid Al Hanafi] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu Humaid] telah menceritakan kepada kami [Musa bin Wardan] dari [Anas bin Malik] dari Nabi Shallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda: "Carilah oleh kalian waktu-waktu yang mustajab pada hari Jum'at setelah 'Ashar sampai tenggelamnya matahari." Abu Isa berkata, dari jalur ini hadits ini gharib, hadits ini juga telah diriwayatkan dari Anas dari Nabi Shallahu 'alaihi wa sallam bukan dari jalur ini, adapun Muhammad bin Abu Rafi' telah dilemahkan, sebagian ahli ilmu telah melemahkannya dari sisi hafalannya, dia dinamakan juga Hammad bin Abu Humaid dan dinamakan juga Abu Ibrahim Al Anshari yang haditsnya mungkar, sebagian ahli ilmu dari kalangan sahabat Nabi Shallahu 'alaihi wa sallam dan yang lainnya berpendapat bahwa waktu yang mustajab pada hari Jum'at adalah setelah 'Ashar sampai matahari terbit, ini adalah pendapat Ahmad dan Ishaq, Ahmad berkata, kebanyakan hadits-hadits tentang waktu yang diharapkan do'a terkabul pada hari Jum'at adalah setelah shalat 'Ashar, dan setelah matahari tergelincir.

tirmidzi:451

Telah menceritakan kepada kami [Ziyad bin Ayyub Al Baghdadi] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Amir Al Aqadi] telah menceritakan kepada kami [Katsir bin Abdullah bin Amr bin 'Auf Al Muzani] dari [ayahnya] dari [kakeknya] dari Nabi Shallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Sesungguhnya pada hari Jum'at ada waktu yang tidaklah seorang hamba memohon sesuatu kepada Allah pada hari itu kecuali Allah pasti akan mengabulkannya." Para sahabat bertanya, wahai Rasulullah jam berapakah itu? Beliau menjawab: "Sejak ditegakkannya shalat Jum'at sampai selesai." (perawi) berkata, dalam bab ini (ada juga riwayat -pent) dari Abu Musa, Abu Dzar, Salman, Abdullah bin Salam, Abu Lubabah, Sa'ad bin 'Ubadah dan Abu Umamah. Abu Isa berkata, hadits Amru bin 'Auf adalah hadits hasan gharib.

tirmidzi:452

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Musa Al Anshari] telah menceritakan kepada kami [Ma'an] telah menceritakan kepada kami [Malik bin Anas] dari [Yazid bin Abdullah bin Hadi] dari [Muhammad bin Ibrahim] dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairan] dia berkata, Rasulullah Shallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sebaik-baik hari setelah terbitnya matahari adalah hari Jum'at, pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu dia dimasukkan kedalam Surga, pada hari itu juga dia dikeluarkan dari surga, dan tidaklah seorang muslim yang shalat dan memohon sesuatu kepada Allah bertepatan pada waktu itu, melainkan Allah akan mengijabahinya." Abu Hurairah berkata, kemudian saya menemui [Abdullah bin Salam] seraya menyebutkan hadits ini kepadanya, maka dia (Abdullah bin Salam radliallahu 'anhu) berkata, saya tahu waktu itu, lalu saya berkata kepadanya, kabarilah kepadaku waktu tersebut dan janganlah

tirmidzi:453

Telah menceritakan kepada kami [Abd bin Humaid] dan [Muhammad bin Madduwaih] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Fadll bin Dukain] telah menceritakan kepada kami [Isra'il] dari [Tsuwair] dari [seorang lelaki penduduk Quba'] dari [ayahnya] dia termasuk dari sahabat Nabi Shallahu 'alaihi wa sallam, dia berkata, Nabi Shallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kami menghadiri shalat Jum'at di Quba'. Dan telah diriwayatkan dari Abu Hurairah dari Nabi Shallahu 'alaihi wa sallam dalam hal ini, namun (periwayatannya) tidak shahih. Abu Isa berkata, kami tidak mengetahui hadits ini kecuali dari jalur ini, dan dalam bab ini juga tidak ada yang sah (jalur periwayatannya). Telah diriwayatkan dari Abu Hurairah dari Nabi Shallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda: "Kewajiban Jum'at adalah bagi orang yang mendapati malam bersama keluarganya." Hadits ini sanadnya lemah, yang diriwayatkan dari hadits Mu'arik bin 'Abbad dari Abdullah bin Sa'id Al Maqburi. Yahya bin Sa'id Al Qatthan telah melemahkan Abdullah bin Sa'id Al Maqburi dalam masalah hadits. (perawi) berkata, para ahli ilmu berbeda pendapat tentang siapakah yang diwajibkan melaksanakan shalat Jum'at, sebagian berpendapat bahwa Jum'at wajib bagi orang yang dapat bermalam dengan keluarganya, sedangkan sebagian yang lain berpendapat Jum'at tidak wajib kecuali bagi orang yang dapat mendengar panggilan, ini adalah pendapat Imam Syafi'i, Ahmad dan Ishaq, (perawi berkata) saya telah mendengar Ahmad bin Al Hasan berkata, kami berada di sisi Ahmad bin Hambal, kemudian orang-orang berbicara mengenai orang yang diwajibkan melaksanakan shalat Jum'at, Ahmad tidak menyebutkan dalam masalah itu satu haditspun dari Nabi Shallahu 'alaihi wa sallam, Ahmad bin Al Hasan berkata, maka saya berkata kepada Ahmad bin Hambal, ternyata dalam masalah ini ada riwayat dari Abu Hurairah dari Nabi Shallahu 'alaihi wa sallam. Maka Ahmad bertanya, dari Nabi Shallahu 'alaihi wa sallam? Saya menjawab, ya. Ahmad bin Al Hasan berkata, telah menceritakan kepada kami Hajjaj bin Nushair telah menceritakan kepada kami Mu'arik bin 'Abbad dari Abdullah bin Sa'id Al Maqburi dari ayahnya dari Abu Hurairah dari Nabi Shallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Jum'at itu wajib bagi orang yang dapat bermalam dengan keluarganya." Ahmad bin Al Hasan berkata, maka Ahmad bin Hambal langsung marah kepadaku sambil berkata kepadaku, beristighfarlah kepada Rabbmu, beristighfarlah kepada Rabbmu. Abu Isa berkata, Ahmad bin Hambal melakukan demikian ini karena dia tidak menganggap hadits ini sama sekali, bahkan dia melemahkan karena sanadnya.

tirmidzi:461

Telah menceritakan kepada kami [Abu Hafsh Amru bin Ali Al Fallas As Shairafi] telah menceritakan kepada kami ['Utsman bin Umar] dan [Yahya bin Katsir Abu Ghatsan Al Anbari] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Mu'adz bin 'Ala'] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] bahwasannya Nabi Shallahu 'alaihi wa sallam berkhutbah dengan menggunakan pelepah kurma, tatkala Nabi Shallahu 'alaihi wa sallam beralih dengan menggunakan minbar, maka pelepah tersebut menangis sehingga beliau mendatanginya dan memegangnya sampai tenang. (perawi) berkata, dalam bab ini (ada juga riwayat -pent) dari Anas, Jabir, Sahl bin Sa'd, Ubay bin Ka'ab, Ibnu Abbas dan Ummu Salamah. Abu Isa berkata, hadits Ibnu Umar adalah hadits hasan gharib shahih. Mu'adz bin 'Ala' adalah Bashri ia merupakan saudara laki-lakinya Amru bin 'Ala'.

tirmidzi:463

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah menceritakan kepada kami [Risydin bin Sa'ad] dari [Zabban bin Faid] dari [Sahl bin Mu'adz bin Anas Al Juhani] dari [ayahnya] dia berkata, Rasulullah Shallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang melangkahi pundak orang lain pda hari (khutbah) jum'at, maka ia telah mengambil jembatan menuju neraka Jahannam." (perawi) berkata, dalam bab ini (ada juga riwayat -pent) dari Jabir. Abu Isa berkata, hadits Sahl bin Mu'adz bin Anas Al Juhani adalah hadits gharib, kami tidak mengetahuinya melainkan dari hadits Rasydin bin Sa'ad. Para ahli ilmu juga mengamalkan hadits ini bahwa mereka membenci seseorang yang melangkahi pundak orang lain pada hari (khutbah) jum'at, mereka sangat keras dalam masalah tersebut, dan sebagian ahli ilmu juga mengomentari (riwayat) Risydin bin Sa'ad, mereka melemahkan dari segi hafalannya.

tirmidzi:471

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Hatim bin Isma'il] dari [Ja'far bin Muhammad] dari [bapaknya] dari ['Ubaidullah bin Abu Rafi'] budaknya Rasulullah Shallahu 'alaihi wa sallam dia berkata, Marwan mengangkat Abu Hurairah menjadi gubernur Madinah, dan dia keluar menuju Makkah maka Abu Hurairah shalat Jum'at bersama kami dan membaca surat Al Jumu'ah dan dalam sujud yang kedua dia membaca surat Idza ja'akal Munafiqun, 'Ubaidullah berkata, maka saya menemui Abu Hurairah lalu saya bertanya padanya, kamu membaca dua surat yang dibaca oleh Ali di Kufah?, [Abu Hurairah] menjawab, sesungguhnya saya telah mendengar Rasulullah Shallahu 'alaihi wa sallam membaca keduanya. (perawi) berkata, dan dalam bab ini (ada juga riwayat -pent) dari Ibnu Abbas, An Nu'man bin Basyir dan Abu 'Inabah Al Khqulani. Abu Isa berkata, hadits Abu Hurairah adalah hadits hasan shahih, dan telah diriwayatkan dari Nabi Shallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau membaca dalam shalat Jum'at dengan SABBIHISMA RABBIKAL 'A'LA dan HAL ATAAKA HADIITSUL GHAASYIYAH. 'Ubaidullah bin Abu Rafi' adalah sekretarisnya Ali bin Abu Thalib radliallahu 'anhu.

tirmidzi:477

Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Suhail bin Abu Shalih] dari [ayahnya] dari [Abu Hurairah] dia berkata, Rasulullah Shallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barang siapa diantara kalian yang shalat setelah shalat Jum'at hendaknya ia shalat empat raka'at." Abu Isa berkata, ini adalah hadits hasan shahih. Telah menceritakan kepada kami Hasan bin Ali telah menceritakan kepada kami Ali bin Madini dari Sufyan bin 'Uyainah dia berkata, kami menganggap bahwa Suhail bin Shalih adalah tsabat dalam hadits, hadits ini juga diamalkan oleh sebagian para ulama. Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud bahwa dia shalat empat raka'at sebelum dan setela shalat jum'at sebanyak empat raka'at, dan telah diriwayatkan dari Ali bin Abu Thalib radliallahu 'anhu bahwa dia memerintahkan untuk shalat dua raka'at setelah shalat jum'at, kemudian empat raka'at, sedangkan Sufyan At Tsauri, Ibnu Mubarak berpendapat sebagaiaman perkataannya Ibnu Mas'ud. Ishaq berkata, jika pada hari Jum'at dia shalat dimasjid, maka ia shalat empat raka'at, jika ia shalat dirumahnya, maka ia shalat dua raka'at, dia berhujah bahwa Nabi Shallahu 'alaihi wa sallam shalat dua raka'at dirumahnya setelah shalat jum'at, sedangkan hadits Nabi Shallahu 'alaihi wa sallam: "Barang siapa diantara kalian yang shalat setelah shalat Jum'at hendaknya ia shalat empat raka'at." Abu Isa berkata, bahwa Ibnu Umar meriwayatkan dari Nabi Shallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau shalat dua raka'at dirumahnya setelah shalat jum'at, dan Ibnu Umar setelah Nabi Shallahu 'alaihi wa sallam selesai melaksanakan shalat dua raka'at dimasjid, beliau shalat empat raka'at. Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar seperti itu, telah menceritakan kepada kami Sufyan bin 'Uyainah dari Ibnu Juraij dari Atha' dia berkata, saya melihat Ibnu Umar mengerjakan shalat dua raka'at setelah shalat Jum'at, setelah itu dia shalat empat raka'at. Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Abdurrahman Al Mahzumi, telah menceritakan kepada kami Sufyan bin 'Uyainah dari Amru bin Dinar dia berkata, saya tidak pernah melihat seseorang yang sanggup menashkan hadits selain Az Zuhri, dan saya tidak pernah melihat seseorang yang menganggap remeh (hina) dianr dan dirham selain dia, bahwa dinar dan dinar menurutnya tak ubahnya seperti keledai. Abu Isa berkata, saya pernah mendengar Ibnu Abu Umar berkata, saya mendengar Sufyan bin 'Uyainah berkata, adalah Amru bin Dinar lebih tua dari Az Zuhri.

tirmidzi:481

Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Musa Al Fazari] telah menceritakan kepada kami [Syarik] dari [Abu Ishaq] dari [Al Harits] dari [Ali bin Abu Thalib] dia berkata, menurut sunnah, hendaknya kamu keluar untuk shalat Ied dengan berjalan kaki, dan memakan sesuatu sebelum keluar rumah. Abu Isa berkata, hadits ini hasan, dan diamalkan oleh kebanyakan para ahli ilmu bahwa mereka menyukai seseorang keluar menuju shalat Ied dengan berjalan kaki, dan makan sesuatu sebelum keluar untuk shalat Iedul Fitri. Abu Isa berkata, dan disukai juga hendaknya tidak berkendaradliallahu 'anhan kecuali karena udzur.

tirmidzi:487

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Mani'] telah menceritakan kepada kami [Husyaim] telah mengabarkan kepada kami [Manshur] dia adalah anak laki-lakinya Zadan, dari [Ibnu Sirin] dari [Ummu 'Athiyah] bahwasannya Rasulullah Shallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan para perawan, para budak, para wanita yang mengurung diri, para wanita haidl untuk keluar (menuju tempat shalat) pada saat dua hari raya, adapuan wanita haidl, hendaknya mereka menjauh dari tempat shalat dan menyaksikan dakwahnya kaum Muslimin. Salah seorang dari kami berkata, wahai Rasulullah bagaimanakah jika mereka tidak memiliki jilbab? Beliau bersabda: "Hendaknya saudara perempuannya mau meminjamkan jilbab untuknya." telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Mani'] telah menceritakan kepada kami [Husyaim] dari [Hisyam bin Hasan] dari [Hafshah binti Sirin] dari [Ummu 'Athiyah] dengan riwayat seperti itu. (perawi) berkata, dalam bab ini (ada juga riwayat -pent) dari Ibnu Abbas dan Jabir. Abu Isa berkata, hadits Ummu 'Athiyah adalah hadits hasan shahih, dan sebagian ahli ilmu mengambil pendapat dari hadits ini dan rukhshah (keringanan) bagi para wanita haidl untuk keluar (menuju tempat shalat) pada saat hari raya (idul fitri dan idul adla), dan sebagian yang lain memakruhkannya. Dan diriwayatkan dari Abdullah bin Mubarak bahwasannya dia berkata, pada hari ini saya membenci para wanita yang ikut keluar (menuju tempat shalat) pada saat dua hari raya, jika seorang wanita enggan dan masih tetap ingin keluar, hendaknya suami mengizinkannya untuk keluar (menuju tempat shalat) dengan mengenakan pakaian biasa (pakaian yang sudah lama) dan jangan sampai mereka berhias diri, jika mereka enggan dan masih tetap untuk keluar (menuju tempat shalat), hendaknya sang suami melarang untuk keluar (menuju tempat shalat). Di riwayatkan dari 'Aisyah radliallahu 'anha dia berkata, sekiranya Rasulullah Shallahu 'alaihi wa sallam melihat apa yang telah terjadi pada wanita-wanita sekarang, niscaya beliau akan melarang mereka menuju masjid sebagaimana dilarangnya para wanita bani Isra'il. Dan diriwayatkan dari Sufyan At Tsauri bahwa hari ini dia membenci para wanita untuk keluar (menuju tempat shalat) dihari raya id.

tirmidzi:495

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Husyaim] dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Hafsh bin 'Ubaidillah bin Anas] dari [Anas bin Malik] bahwa Nabi Shallahu 'alaihi wa sallam makan beberapa buah kurma dihari raya idul fitri sebelum keluar menuju tempat shalat. Abu Isa berkata, ini adalah hadits hasan gharib shahih.

tirmidzi:498

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Husyaim] dari [Manshur bin Zadzan] dari [Ibnu Sirin] dari [Ibnu Abbas] bahwasannya Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam keluar dari Madinah menuju Makkah, tidak ada yang beliau takuti kecuali Allah Rabb semesta alam, kemudian beliau shalat dua raka'at. Abu Isa berkata, ini adalah hadits hasan shahih.

tirmidzi:502

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Mani'] telah menceritakan kepada kami [Husyaim] telah mengkhabarkan kepada kami [Yahya bin Abu Ishaq Al Hadlrami] telah menceritakan kepada kami [Anas bin Malik] dia berkata, kami keluar bersama Nabi shalallhu 'alaihi wa salam dari Madinah menuju Makkah, kemudian beliau melaksanakan shalat dua raka'at. Dia (Yahya RH) berkata, saya bertanya kepada Anas, berapa lama Rasulullah Shalallahu 'alahi wa salam tinggal di Makkah?, Anas menjawab, sepuluh hari. (perawi) berkata, dalam bab ini (ada juga riwayat -pent) dari Ibnu Abbas dan Jabir. Abu Isa berkata, hadits Anas adalah hadits hasan shahih, telah diriwayatkan dari Ibnu Abbas dari Nabi Shalallhu 'alaihi wa salam, bahwa beliau menetap dalam safarnya (bepergiannya) selama sembilan belas hari dengan melaksanakan shalat dua raka'at. Ibnu Abbas berkata, apabila kami menetap antara sembilan belas hari, maka kami melaksanakan shalat dua raka'at dan jika lebih dari itu, maka kami menyempurnakan shalat. Telah diriwayatkan dari Ali bahwa beliau bersabda: "Barangsiapa yang menetap selama sepuluh hari, maka ia harus menyempurnakan shalatnya." Telah diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa beliau bersabda: "Barangsiapa yang menetap selama lima belas hari, maka ia harus menyempurnakan shalatnya." Dan telah diriwayatkan darinya dua belas (hari). Telah diriwayatkan dari Sa'id Bin Al Musayyib bahwa beliau bersabda: "Jika menetap selama empat hari maka shalatlah empat hari." Qatadah dan Atha' Al Khurasani telah meriwayatkan darinya mengenai masalah itu, Daud bin Abu Hind telah meriwayatkan darinya (Ibnul Musayyib RH) dengan riwayat yang berbeda. Para ahli ilmu berbeda pendapat dalam hal ini, Sufyan Ats Tsauri dan penduduk Kufah berpendapat, mereka membatasi waktunya dengan lima belas hari, mereka mengatakan jika sepakat untuk menetap selama lima belas hari maka shalatnya harus sempurna, sedangkan Al Auza'I berkata jika sepakat untuk menetap selama dua belas hari maka shalatnya harus sempurna, adapun Imam Malik bin Anas, Syafi'i dan Ahmad berkata, apabila sepakat untuk menetap selama empat hari maka shalatnya harus sempurna, sedangkan Ishaq berpendapat bahwa madzhab yang paling kuat dalam masalah ini adalah hadits Ibnu Abbas, dia berkata, karena dia telah meriwayatkan dari Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam, lalu dia menta'wilnya setelah Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam bahwa, jika sepakat untuk menetap sembilan belas hari maka shalatnya harus sempurna, kemudian ahli ilmu sepakat bahwa seorang musafir boleh mengqashar shalatnya selagi tidak ada keinginan untuk menetap, sekalipun dia tinggal bertahun tahun.

tirmidzi:503

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Al Laits bin Sa'd] dari [Yazid bin Abu Habib] dari [Abu Ath Thufail dia adalah Amir bin Wailah] dari [Mu'adz bin Jabal] bahwa pada saat perang Tabuk, Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam berangkat sebelum matahari condong, maka beliau mengakhirkan shalat zhuhur sampai beliau menggabungkan dengan shalat ashar, lalu beliau mengerjakan kedua shalat tersebut. Jika beliau berangkat setelah matahari condong, maka beliau bersegera mengerjakan shalat ashar di waktu zhuhur, lalu beliau menjama' shalat zhuhur dengan shalat ashar, kemudian beliau berangkat. Bila beliau berangkat sebelum Maghrib, maka beliau mengakhirkan shalat Maghrib hingga beliau mengerjakannya bersamaan dengan shalat Isya', jika beliau berangkat setelah Maghrib, maka beliau bersegera mengerjakan shalat Isya' bersama dengan shalat Maghirb. (perawi) berkata, dalam bab ini (ada juga riwayat -pent) dari Ali, Ibnu Umar, Anas, Abdullah bin Amru, 'Aisyah, Ibnu 'Abbas, Usamah bin Zaid dan Jabir bin Abdullah. Abu Isa berkata, yang shahih adalah (riwayat) dari Usamah. Ali bin Al Madini meriwayatkan hadits ini dari Ahmad bin Hanbal dari Qutaibah. Hadits ini (dari jalur lain) Telah menceritakan kepada kami [Abdush Shamad bin Sulaiman] telah menceritakan kepada kami [Zakariya Al Lu'lui] telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar Al A'yun] telah menceritakan kepada kami [Ali bin Al Madini] telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal] telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] hadits ini yaitu hadits Mu'adz. Sedangkan hadits Mu'adz adalah hadits hasan gharib. Qutaibah adalah perawi tunggal dalam hadits ini, kami tidak mengetahui seorang pun selain dia yang meriwayatkan (hadits ini) dari Al Laits. Sedangkan hadits Al Laits dari Yazid bin Abu Habib dari Abu Ath Thufail dari Mu'adz bin Jabal adalah hadits gharib. Yang terkenal dikalangan ahli ilmu adalah hadits Mu'adz dari hadits Abu Az Zubair dari Abu Ath Thufail dari Mu'adz bahwa pada saat perang Tabuk, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjama' shalat zhuhur dengan Ashar dan shalat Maghrib dengan shalat Isya'. Hadits ini telah diriwayatkan pula oleh [Qurrah bin Khalid] dan [Sufyan Ats Tsauri] dan [Malik] dan yang lain dari [Abu Az Zubair Al Makki]. Syafi'i juga berpendapat dengan hadits ini. Ahmad dan Ishaq berkata, tidak mengapa menggabungkan dua shalat dalam perjalanan pada salah satu waktunya.

tirmidzi:508

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Hatim bin Isma'il] dari [Hisyam bin Ishaq] dia adalah Ibnu Abdullah bin Kinanah dari [ayahnya] dia berkata, Al Walid bin Uqbah seorang gubernur Madinah mengutusku kepada [Ibnu Abbas] untuk menanyakan tentang shalat ististqa'nya Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa salam, saya pun mendatanginya, dia berkata, sesungguhnya Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa salam keluar rumah dengan penuh ketundukan, tawadlu' dan kerendahan sehingga tiba di tempat shalat, beliau tidak berkhutbah seperti khutbah kalian ini, akan tetepi beliau tidak henti hentinya berdo'a, merendah, bertakbir dan melaksanakan shalat dua raka'at seperti ketika shalat Ied. Abu Isa berkata, hadits ini hasan shahih. Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Sufyan] dari [Hisyam bin Ishaq bin Abdullah bin Kinanah] dari [ayahnya], kemudian dia menyebutkan hadits yang semakna dengannya, namun dia menambahkan "dengan penuh kekhusyu'an" Abu Isa berkata, hadits ini hasan shahih, ini juga pendapat Imam Syafi'i, dia berkata, pelaksanaan shalat ististqa' sebagaimana shalat Ied (Iedul Fitri dan Iedul Adlha), pada raka'at pertama takbir tujuh kali dan pada raka'at kedua lima kali, dengan berdalilkan hadits Ibnu Abbas. Abu Isa berkata, telah diriwayatkan dari Malik bin Anas bahwa dia berkata "tidak ada takbir dalam shalat ististqa' seperti takbir dalam shalat Ied, An Nu'man Abu Hanifah berkata, tidak ada pelaksanaan shalat istisqa' dan saya tidak memerintahkan mereka memindahkan selendang, akan tetapi hendaknya mereka berdo'a kemudian mereka kembali secara keseluruhan. Abu Isa berkata, ini merupakan pendapat yang menyelisihi As Sunnah.

tirmidzi:512

Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan] telah menceritakan kepada kami [Waki'] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Al Aswad bin Qais] dari [Tsa'labah bin Ibad] dari [Samrah bin Jundub] dia berkata, kami tidak mendengar suara bacaan Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam waktu kami shalat Kusuf (gerhana) bersama beliau. (perawi) berkata, dalam bab ini (ada juga riwayat -pent) dari A'isyah. Abu Isa berkata, hadits Samrah adalah hadits hasan shahih, sebagian ahli ilmu telah berpendapat dengan hadits ini, begitu juga dengan Syafi'i.

tirmidzi:515

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdul Malik bin Abu Syawarib] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Salim] dari [ayahnya] bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shalat khauf satu raka'at dengan salah satu kelompok dari dua pasukannya, sedangkan pasukan yang lain menghadapi musuh, kemudian mereka (pasukan yang tadinya shalat) beranjak dan menempati tempat pasukan yang berhadapan dengan musuh. Kemudian pasukan kedua datang, maka beliau shalat satu raka'at bersama mereka (pasukan yang kedua) kemudian beliau salam waktu mengimami mereka, kemudian mereka bangkit untuk menyempurnakan raka'at berikutnya, lalu pasukan yang pertama juga menyempurnakan raka'at berikutnya. Abu Isa berkata, hadits ini shahih, [Musa bin 'Uqbah] telah meriwayatkan dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] seperti hadit ini. Abu Isa berkata, dalam bab ini (ada juga riwayat -pent) dari Jabir, Hudzaifah, Zaid bin Tsabit, Ibnu 'Abbas, Abu Hurairah, Ibnu Mas'ud, Sahal bin Abu Hatsmah, Abu Ayasy Az Zuraqi -namanya adalah Zaid bin Shamit- dan Abu Bakrah. Abu Isa berkata, Malik bin Anas berpendapat dengan hadits Sahal bin Abu Hatsmah mengenai shalat kahuf ini. Syafi'i juga berpendapat dengan hadits ini. Ahmad berkata, telah diriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengenai shalat khauf dengan banyak versi, dan saya tidak mengetahui dalam masalah ini kecuali dari hadits shahih saja, dan saya memilih hadits Sahal bin Abu Hatsmah. Ishaq bin Ibrahim juga mengatakan bahwa banyak riwayat yang tetap dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam shalat khauf. Dia berpendapat bahwa semua yang diriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang shalat khauf boleh dikerjakan, dan ini sesuai dengan tingkatan rasa takut itu sendiri. Ishaq berkata, kami tidak memilih hadits Sahal bin Abu Hatsmah atas riwayat-riwayat lain.

tirmidzi:517

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id Al Qaththan] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id Al Anshari] dari [Al Qasim bin Muhammad] dari [Shalih bin Khawwat bin Jubair] dari [Sahl bin Abu Khatsmah] bahwasannya dia berkata tentang tata cara shalat khauf, Hendaknya imam berdiri menghadap qiblat, lalu pasukan pertama berdiri di belakangnya dan pasukan yang kedua berjaga-jaga menghadapi musuh. Kemudian imam shalat bersama pasukan yang pertama satu raka'at lalu mereka menyempurnakan raka'at yang kedua sendiri-sendiri dan menggantikan posisi pasukan yang kedua yang berjaga-jaga menghadapi musuh. Kemudian pasukan yang kedua shalat bersama imam satu raka'at yang raka'at ini merupakan raka'at kedua bagi imam, kemudian mereka menyempurnakan raka'at yang kedua sendiri-sendiri. Abu Isa berkata, [Muhammad bin Basysyar] berkata, saya bertanya kepada [Yahya bin Sa'id] tentang hadits ini, maka dia menceritakan kepadaku dari [Syu'bah] dari [Abdurrahman bin Al Qasim] dari [ayahnya] dari [Shalih bin Khawwat] dari [Sahl bin Abu Hatsmah] dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam sama seperti hadits Yahya bin Sa'id Al Anshary. Yahya berkata kepadaku, tulislah hadits ini disamping hadits Yahya bin Sa'id, walaupun saya tidak hafal haditsnya, akan tetapi hadits ini sama seperti hadits Yahya bin Sa'id. Abu 'Isa berkata, hadits ini adalah hasan shahih, tetapi Yahya bin Sa'id tidak memarfu'kannya dari Qasim bin Muhammad. Sahabat-sahabat Yahya bin Sa'id juga meriwayatkan hadits ini secara mauquf. Sedangkan Syu'bah meriwayatkannya secara marfu' dari Abdurrahman bin Al Qasim bin Muhammad. Hadits ini juga diriwayatkan oleh [Malik bin Anas] dari [Yazid bin Ruman] dari [Shalih bin Khawwat] dari [seorang] yang pernah shalat khauf bersama Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam lalu dia menyebutkan hadits semisalnya. Abu 'Isa berkata, ini adalah hadits hasan shahih, demikian juga pendapat Malik, Syafi'i, Ahmad dan Ishaq. Dan diriwayatkan juga oleh lebih dari satu orang, bahwasannya Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam mengerjakan shalat dengan salah satu pasukan satu raka'at- satu raka'at, dengan demikian Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam berjama'ah sebanyak dua raka'at, sedangkan mereka hanya satu raka'at- satu raka'at. Abu 'Isa berkata, Abu 'Ayyasy Al Zuraqi bernama Zaid bin Shamit

tirmidzi:518

Telah menceritakan kepada kami [Nashr bin Ali] telah menceritakan kepada kami ['Isa bin Yunus] dari [Al A'masy] dari [Mujahid] dia berkata, ketika kami bersama [Ibnu Umar] dia berkata, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Izinkanlah para wanita untuk pergi ke masjid pada malam hari." lalu berkata anaknya (Bilal), demi Allah tidak akan kami izinkan mereka pergi ke masjid, karena mereka akan mengambil kesempatan ini untuk berbuat buruk. Lantas Ibnu Umar mencelanya tiga kali dengan berkata, (semoga Allah melaknatmu), saya berkata, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa salam telah bersabda sedangkan kamu malah berkata, sekali-kali kami tidak akan mengizinkan mereka. (perawi) berkata, dalam bab ini (ada juga riwayat -pent) dari Abu Hurairah, Zainab istri Abdullah bin Mas'ud dan Zaid bin Khalid. Abu 'Isa berkata, hadits Ibnu Umar adalah hasan shahih.

tirmidzi:520

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Musa] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Ibnu Abu Dzi'b] dari [Yazid bin Abdullah bin Qusaith] dari ['Atha' bin Yasar] dari [Zaid bin Tsabit] dia berkata, saya membaca surat An najm dihadapan Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam, namun beliau tidak sujud (tilawah). Abu 'Isa berkata, hadits Zaid bin Tsabit adalah hadits hasan shahih. sebagian ahlul ilmi memberikan penjelasan tentang hadits ini bahwa tidak sujudnya Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam dikarenakan Zaid bin Tsabit, selaku qari' tidak sujud, mereka juga berpendapat bahwa sujud tilawah hukumnya wajib bagi siapa saja yang mendengar tanpa memberikan rukhshah didalamnya, bahkan mereka berkata, jika seseorang mendengarnya dalam keadaan tidak berwudlu' kemudian berwudlu, maka wajib baginya bersujud, perkataan ini merupakan pendapat Sufyan Ats Tsauri dan Ahli Kufah serta Ishaq. Sebagian dari ahlul ilmi berpendapat sujud tilawah disyare'atkan bagi siapa yang ingin bersujud dan mengharapkan keutamaan serta boleh juga untuk tidak dikerjakan. Mereka berhujjah dengan hadits shahih yaitu hadits Zaid bin Tsabit yang berkata, saya membaca surat An najm dihadapan Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam, namun beliau tidak sujud (tilawah). Mereka juga berhujjah dengan hadits yang diriwayatkan oleh Umar, bahwasanya beliau membaca ayat As Sajdah di atas mimbar, lalu beliau turun dan langsung bersujud, kemudian membacanya lagi pada Jum'at berikutnya tatkala orang-orang bersiap-siap untuk bersujud, beliau bersabda: "Sesungguhnya sujud tilawah tidak diwajibkan atas kita, hanya bagi siapa yang ingin melakukannya." Pada waktu itu beliau tidak sujud, demikian juga dengan orang-orang. Oleh karena itu sebagian ahlul ilmi berpegang pada pendapat ini, juga merupakan pendapatnya Syafi'i dan Ahmad.

tirmidzi:525

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yazid bin Khunais] telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Muhammad bin Ubaidullah bin Abu Yazid] dia berkata, [Ibnu Juraij] berkata kepadaku, wahai Hasan, ['Ubaidullah bin Abu Yazid] telah mengabarkan kepadaku, dari [Ibnu Abbas] dia berkata, seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata, wahai Rasulullah, semalam saya bermimpi sepertinya saya shalat di belakang sebatang pohon, lalu saya sujud maka pohon itupun ikut sujud dan saya mendengar dia mengucapkan, Ya Allah tuliskanlah untukku pahala dan hapuskanlah dosa atas sujudku ini dan jadikanlah ia sebagai tabungan amal shaleh di sisi-Mu serta terimalah ia sebagai amal shaleh sebagaimana Engkau menerimanya dari hamba-Mu Dawud. Hasan berkata, Ibnu Juraij telah berkata kepadaku, kakekmu telah berkata kepadaku, Ibnu Abbas berkata, Lalu Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam membaca Ayat sajdah, maka beliau sujud. Dia (Ibnu Juraij) berkata, Ibnu Abbas berkata, saya mendengar beliau mengucapkan seperti apa yang diucapkan pohon tersebut, sebagaimana dikabarkan laki-laki tadi. (perawi) berkata, dalam bab ini (ada juga riwayat -pent) dari Abu sa'id. Abu Isa berkata, hadits Ibnu Abbas adalah hasan gharib dan Tidak kami ketahui kecuali dari jalur ini.

tirmidzi:528

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Amru bin Dinar] dari [Jabir bin Abdullah] bahwasannya Mu'adz bin Jabal pernah shalat maghrib bersama Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam, kemudian dia pulang kepada kaumnya dan mengimami mereka. Abu 'Isa berkata, Ini adalah hadits hasan shahih dan diamalkan oleh sahabat-sahabat kami seperti Syafi'i, Ahmad dan Ishaq, mereka semuanya berkata, jika seseorang mengimami suatu kaum dalam shalat fardlu, padahal dia sudah shalat sebelumnya, maka shalat orang yang bermakmum kepadanya hukumnya sah. Mereka berhujjah dengan hadits Abu Darda' tentang shalatnya Mu'adz, itu adalah hadits shahih serta diriwayatkan dari Abu Darda' melalui lebih dari satu sanad. Diriwayatkan bahwa Abu Darda pernah ditanya, apabila seseorang masuk masjid lalu mendapati orang-orang sedang shalat ashar sedangkan dia mengira mereka sedang shalat zhuhur lantas shalat bersama mereka, dia menjawab, shalatnya sah. Para penduduk Kufah (ulama madzhab hanafi. Pent.) berpendapat, jika suatu kaum bermakmum kepada seseorang yang sedang shalat Ashar, sementara mereka mengira dia shalat zhuhur, maka shalat mereka tidak sah karena berbedanya niat Imam dan makmum.

tirmidzi:532

Telah menceritakan kepada kami [Abu salamah Yahya bin Khalaf] telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Al Mufadldlal] dari [Burd bin Sinan] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] dari ['Aisyah] dia berkata, saya menemui Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa salam ketika beliau sedang shalat dan pintu rumah tertutup, kemudian beliau berjalan membukakan pintu lalu kembali ke tempatnya semula. (Diriwayatkan) bahwa 'Aisyah mensifati pintunya di arah qiblat. Abu 'Isa berkata, ini adalah hadits hasan gharib.

tirmidzi:546

Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan] telah menceritakan kepada kami [Abu Daud] dia berkata, telah memberitakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al A'masy] dia mendengar [Dzakwan] dari [Abu Hurairah] dari Nabi sallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Jika seseorang berwudlu' dengan menyempurnakan wudlu'nya kemudian keluar untuk shalat dan tidak ada niatan lain kecuali untuk melaksanakan shalat, maka Allah akan mengangkat derajatnya di sisiNya atau menghapuskan satu dosa darinya." Abu 'Isa berkata, ini adalah hadits hasan shahih.

tirmidzi:548

Telah menceritakan kepada kami [Hannad bin Sirri At Tamimi Al Kufi] telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Ma'rur bin Suwaid] dari [Abu Dzar] dia berkata, saya mendatangi Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam ketika beliau sedang duduk di bawah naungan ka'bah, dia (Abu Dzar) berkata, tatkala beliau melihatku beliau bersabda: " Demi Rabb ka'bah, sungguh mereka adalah orang-orang yang merugi pada hari kiamat nanti." Dia (Abu Dzar) berkata, saya berkata dalam hati, jangan-jangan telah turun ayat mengenai diriku, lantas saya bertanya, demi Ibu dan bapakku sebagai tebusannya, siapakah mereka itu? Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Mereka adalah golongan mayoritas, kecuali orang yang berkata begini dan begini begitu." Kemudian ada orang yang menundukkan dirinya didepan, disebelah kanan dan sebelah kiri beliau. Lalu beliau melanjutkan: "Demi Dzat yang jiwaku berada di genggaman-Nya, tidaklah seseorang mati dengan meninggalkan unta atau sapi dan belum mengeluarkan zakatnya, niscaya hewan-hewan tersebut datang pada kiamat dengan ukuran yang lebih gemuk dan jauh lebih besar, mereka akan menginjak-injak dia serta menanduknya, manakala hewan yang terakhir telah selesai (menyiksanya), maka hewan yang pertama kembali menyiksanya lagi, sampai diputuskan perkara diantara manusia." Dalam bab ini (ada juga riwayat -pent) dari Abu Hurairah seperti itu. (Diriwayatkan) dari Ali bin Abu Thalib radliallahu 'anhu, "Terlaknatlah orang yang menolak untuk mengeluarkan sedekah (zakat), " hal serupa juga diriwayatkan dari Qabishah bin Hulb dari bapaknya dan dari Jabir bin Abdullah serta Abdullah bin Mas'ud. Abu 'Isa berkata, hadits Abu Dzar adalah hadits hasan shahih, nama Abu Dzar ialah Jundab bin Sakan atau dipanggil Ibnu Junadah. Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Munir dari Ubaidullah bin Musa dari Sufyan Ats Tsauri dari Hakim bin Dailam dari Dlahak bin Muzahim dia berkata, orang-orang yang memiliki banyak harta ialah mereka yang punya sepuluh ribu Dirham. Dia berkata, Abdullah bin Munir merupakan lelaki yang shaleh dari penduduk Marwaz.

tirmidzi:560

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdul Hamid Al Kufi] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Al Mughirah] dari [Tsabit] dari [Anas bin Malik] dia berkata, kami suka berharap datangnya seorang baduwi yang pintar untuk bertanya kepada Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam, sewaktu kami seperti itu, datanglah seorang baduwi lantas duduk diatas kedua lututnya di hadapan Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam seraya berkata, Wahai Muhammad, utusanmu mengklaim bahwa kamu mengaku sebagai utusan Allah? Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam menjawab, Iya. dia berkata, Demi Dzat yang telah mengangkat langit, mendatarkan bumi dan menancapkan gunung-gunung, benarkah Allah telah mengutusmu? Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam menjawab: "Iya." dia berkata, utusanmu juga mengklaim bahwa tuan mengatakan wajib atas kami mengerjakan lima kali shalat sehari semalam? Beliau menjawab, dia berkata benar. dia berkata, Demi Dzat yang telah mengutusmu, benarkah Allah telah memerintahkan ini? Beliau menjawab, Iya. Dia berkata, utusanmu juga mengklaim bahwa tuan mengatakan wajib atas kami berpuasa satu bulan penuh dalam setahun? Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Dia berkata benar." dia berkata, Demi Dzat yang telah mengutusmu, benarkah Allah telah memerintahkan ini? Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam menjawab: "Iya." dia berkata, utusanmu juga mengklaim bahwa tuan mengatakan, kami wajib mengeluarkan zakat dari harta-harta kami? Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam menjawab: "Dia berkata benar." dia berkata, Demi Dzat yang telah mengutusmu, benarkah Allah telah memerintahkan ini? Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam menjawab: "Iya." dia berkata, utusanmu juga mengklaim bahwa tuan mengatakan, wajib bagi siapa yang mampu untuk berhaji ke baitullah, Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Dia berkata benar." Dia berkata, Demi Dzat yang telah mengutusmu benarkah Allah telah memerintahkan ini? Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam menjawab: "Iya." lantas dia berkata, Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, sungguh saya tidak akan meninggalkan satupun darinya dan tidak akan saya tambah dengan yang lain, kemudian beranjak dan pergi. Lalu Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Jika seorang baduai tersebut melakukannya maka dia akan masuk surga." Abu 'Isa berkata, melalui jalur ini hadits ini adalah hasan gharib, hadits ini juga diriwayatkan melalui sanad lain yaitu dari Anas bin Malik dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam, saya telah mendengar Muhammad bin Ismail berkata, sebagian Ahlul ilmi berkata, hukum yang dapat diambil dari hadits ini ialah, boleh menuntut ilmu dengan Qira'ah kepada seorang syaikh sebagaimana juga bolehnya Sama' (menyimak dari lafazh dari syaikh), karena orang baduwi juga membacanya dihadapan Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam lalu beliau membenarkannya.

tirmidzi:562

Telah menceritakan kepada kami [Ziyad bin Ayyub Al Baghdadi] dan [Ibrahim bin Abdullah Al Harawi] dan [Muhammad bin Kamil Al Marwazi] dengan satu makna, mereka berkata, telah menceritakan kepada kami ['Abbad bin 'Awam] dari [Sufyan bin Husain] dari [Az Zuhri] dari [Salim] dari [ayahnya] bahwasannya Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam menulis kitab shadaqah, namun beliau tidak mengirimnya kepada para gubernurnya sampai beliau wafat dan menggandengkan dengan pedangnya. Sepeninggal beliau, Abu Bakar mengamalkan isinya sampai wafat demikian juga Umar. Diantara isinya adalah, pada tiap lima ekor unta, zakatnya satu ekor kambing dan setiap sepuluh ekor unta zakatnya dua ekor kambing, setiap lima belas ekor unta zakatnya tiga ekor kambing, serta pada tiap dua puluh ekor kambing zakatnya empat ekor kambing. jika mencapai dua puluh lima sampai tiga puluh lima, maka zakatnya satu ekor bintu makhad (unta betina yang telah memasuki tahun kedua), jika jumlahnya diatas tiga puluh lima sampai empat puluh lima maka zakatnya satu ekor bintu labun (unta betina yang telah memasuki tahun ketiga), dan diatas empat puluh lima sampai enam puluh ekor zakatnya satu ekor Hiqqah (unta yang memasuki tahun keempat), dari enam puluh satu ekor sampai tujuh puluh lima ekor zakatnya satu ekor Jadza'ah (yang telah memasuki tahun kelima). Diatas tujuh puluh lima hingga sembilan puluh ekor zakatnya dua bintu labun, jika diatas sembilan puluh ekor hingga seratus dua puluh ekor zakatnya dua ekor Hiqqah, jika jumlahnya lebih dari seratus dua puluh ekor maka dari setiap lima puluh ekor unta zakatnya satu Hiqqah dan pada setiap empat puluh ekor zakatnya satu ekor bintu labun. Adapun zakat kambing, pada setiap empat puluh hingga seratus dua puluh ekor, zakatnya satu ekor kambing, jika diatas seratus dua puluh hingga mencapai dua ratus ekor, zakatnya dua ekor kambing, jika jumlahnya seratus dua puluh satu hingga tiga ratus ekor, zakatnya tiga ekor kambing, jika jumlahnya diatas tiga ratus ekor kambing maka pada setiap seratus ekor kambing zakatnya satu ekor kambing, hal ini berlaku jika jumlahnya mencapai empat ratus ekor kambing. Tidak boleh menyatukan beberapa kawanan kambing yang terpisah, demikian juga tidak boleh memisahkan satu kawanan kambing dengan niatan menghindari kewajiban zakat, jika satu kawanan hewan milik bersama, maka zakatnya diambil dari keduanya. Tidak boleh diambil zakatnya dari hewan yang sudah tua ataupun cacat. Az Zuhri berkata, jika amil zakat datang, maka hendaknya dia membagi kambing dalam tiga bagian, kualitasnya bagus, sedang dan rendah. Lantas dia mengambil zakat dari golongan yang sedang, namun Az Zuhri tidak menyebutkan tentang sapi. Dalam bab ini (ada juga riwayat -pent) dari Abu Bakar, Bahz bin Hakim dari ayahnya dari kakeknya, Abu Dzar dan Anas. Abu 'Isa berkata, hadits Ibnu Umar adalah hadits hasan shahih, diamalkan oleh kebanyakan para fuqaha. Yunus bin Yazid serta beberapa orang telah meriwayatkan hadits ini dari Az Zuhri dari Salim, namun semuanya tidak memarf'ukannya kecuali Sufyan bin Husain.

tirmidzi:564

Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Al A'masy] dari [Abu Wa`il] dari [Masruq] dari [Mu'adz bin Jabal] dia berkata, Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam mengutusku ke Yaman dan menyuruhku untuk mengambil zakat dari setiap tiga puluh ekor sapi zakatnya satu ekor Tabi' atau Tabi'ah, dan setiap empat puluh ekor sapi zakatnya satu ekor Musinnah. Serta mengambil jizyah dari setiap yang baligh satu dinar atau seharga satu dinar seperti baju ma'afir (baju yang dibuat di Ma'afir salah satu daerah di Yaman). Abu 'Isa berkata, ini adalah hadits hasan. Sebagian ahlul hadits meriwayatkannya dari Sufyan dari A'amasy dari Abu Wail dari Masruq bahwasannya Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam mengutus Mu'adz ke Yaman dan menyuruhnya untuk mengambil.....dst, riwayat ini lebih shahih. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar, telah menceritakan kepada kami Muhammad Ja'far, telah menceritakan kepada kemi Syu'bah dari Amru bin Murrah dia berkata, saya bertanya kepada Abu 'Ubaidah bin Abdullah, apakah dia mengingat sesuatu dari Abdullah? Dia menjawab, tidak.

tirmidzi:566

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah menceritakan kepada kami [Waki'] telah menceritakan kepada kami [Zakariya bin Ishaq Al Makki] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Abdullah bin As Shaifi] dari [Abu Ma'bad] dari [Ibnu 'Abbas] bahwasannya Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam mengutus Mu'adz ke Yaman, lantas beliau bersabda kepadanya: " Sungguh kamu akan mendatangi kaum dari ahlul kitab, maka serulah mereka kepada syahadat Laa ilaaha illallaah dan Saya adalah Rasulullah. Jika mereka menta'atimu, ajarkanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan atas mereka shalat lima waktu sehari semalam, jika mereka menta'atimu, beritahukan kepada mereka sesungguhnya Allah mewajibkan atas mereka mengeluarkan zakat harta yang diambil dari orang-orang kaya untuk dibagikan kepada fakir miskin diantara mereka, jika mereka menta'atimu maka janganlah kamu menagambil zakat dari harta mereka yang paling bagus dan berhati-hatilah atas do'a orang yang terdlalimi karena tidak ada penghalang antara do'anya dengan Allah (do'anya mustajab)." (perawi) berkata, dalam bab ini (ada juga riwayat -pent) dari Al Shunaabihi. Abu 'Isa berkata, hadits Ibnu Abbas adalah hadits hasan shahih. Abu Ma'bad adalah budak Ibnu Abbas yang bernama Nafidz.

tirmidzi:567

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Khusyram] telah mengabarkan kepada kami ['Isa bin Yunus] dari [Al Hasan bin Umarah] dari [Muhammad bin Abdurrahman bin 'Ubaid] dari ['Isa bin Thalhah] dari [Mu'adz] bahwa dia telah menulis pertanyaan kepada Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam tentang sayur mayur yaitu kol, maka beliau menjawab: " Tidak ada kewajiban sesuatupun padanya (membayar zakat pada kol)." Abu 'Isa berkata, sanad hadits ini tidak shahih, dan tidak ada satu haditspun dalam bab ini yang derajatnya shahih, hanya saja hadits ini diriwayatkan dari Musa bin Thalhah dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam secara mursal, namun hadits ini diamalkan oleh ahlul ilmi bahwa sayur mayur tidak terkena kewajiban zakat. Abu 'Isa berkata, Al Hasan ialah Ibnu 'Amarah dan dia didla'ifkan oleh Syu'bah serta yang lain, Abdullah bin Mubarak juga meninggalkan haditsnya.

tirmidzi:577

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah dari Ali bin Hujr. [Qutaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syarik] dan [Ali] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Syarik] sedangkan maknanya sama dari [Hakim bin Jubair] dari [Muhammad bin Abdurrahman bin Yazid] dari [ayahnya] dari [Abdullah bin Mas'ud] dia berkata, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa yang meminta-minta kepada manusia sementara dia memiliki persediaan yang cukup, maka ia akan datang pada hari kiamat sedangkan dimukanya terdapat tanda tercela bahwa dia meminta-minta." dikatakan, wahai Rasulullah, berapakah ukuran persedian yang cukup tersebut? Beliau menjawab: "Lima puluh dirham atau emas yang seharga lima puluh dirham." dalam bab in (ada juga riwayat -pent) dari Abdullah bin Amr. Abu 'Isa berkata, hadits Ibnu Mas'ud merupakan hadits hasan dan Syu'bah telah berkomentar tentang Hakim bin Jubair disebabkan hadits ini, telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan], telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Adam] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Hakim bin Jubair] dengan hadits yang sama. Abdullah bin utsman (temannya Syu'bah) berkata kepada Sufyan Seandainya bukan Hakim yang meriwayatkan hadits ini, lalu Sufyan bertanya, apakah karena Syu'bah tidak meriwayatkannya dari Hakim? Dia menjawab, Iya. [Sufyan] berkata saya mendengar [Zubaid] meriwayatkan ini dari [Muhammad bin Abdurrahman bin Yazid], dan hadits ini diamalkan oleh sebagian sahabat kami juga sebagai pijakan dari pendapat Ats Tsauri, Abdullah bin Al Mubarak, Ahmad dan Ishaq, mereka berkata, Jika seseorang memiliki lima puluh dirham, maka dia tidak berhak mendapatkan bagian zakat. sebagian ulama dan ahli fikih seperti Imam Syafi'i dan yang lainnya tidak beramal dengan hadits Hakim, pendapat mereka lebih longgar yaitu siapa saja yang memiliki lima puluh dirham dan dia masih membutuhkan tambahan, maka dia berhak menerima bagian zakat.

tirmidzi:588

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dia berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al Hakam] dari [Ibnu Abu Rafi'] dari [Abu Rafi'] radliallahu 'anhu bahwasannya Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam mengutus seseorang dari bani Makhzum untuk mengambil zakat, lalu dia berkata kepada Abu Rafi', temanilah saya supaya kamu juga dapat bagian darinya. Abu Rafi' berkata, tunggu sampai saya bertanya kepada Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa salam, lalu dia pergi bertanya kepada Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam, Beliau menjawab: "Sesunguhnya zakat diharamkan atas kami, dan sesungguhnya budak-budak suatu kaum merupakan bagian dari mereka." Abu 'Isa berkata, ini merupakan hadits hasan shahih, Abu Rafi' adalah budaknya Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam yang namanya Aslam adapun nama anaknya Abu Rafi' ialah Abdullah sekretarisnya Ali bin Abu Thalib.

tirmidzi:593

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib Muhammad bin 'Ala'] telah menceritakan kepada kami [Waki'] telah menceritakan kepada kami ['Abbad bin Manshur] telah menceritakan kepada kami [Al Qasim bin Muhammad] dia berkata, saya mendengar [Abu Hurairah], Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah Ta'ala menerima sedekah dengan tangan kanan-Nya lalu mengembangkannya untuk kalian sebagaimana kalian membesarkan anak kuda kalian, sampai-sampai sesuap makanan akan menjadi sebesar gunung Uhud, mengenai hal ini Allah Ta'ala berfirman: "Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima Taubat dari hamba-hamba-Nya dan menerima zakat dan sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang? (Al Taubah: 104)." Abu 'Isa berkata, ini adalah hadits hasan shahih, telah diriwayatkan dari 'Aisyah dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam seperti hadits diatas. Para ulama telah memberi penjelasan tentang hadits diatas dan hadits-hadits lain yang memuat sifat-sifat Rabb dan NuzulNya setiap malam ke langit dunia, mereka berkata, riwayat-riwayat tersebut semuanya shahih dan wajib untuk diimani serta tidak boleh dipertanyakan bagaimana hakekat shifat tersebut. Diriwayatkan dari Malik bin Anas, Sufyan bin 'Uyainah, Abdullah bin Al Mubarak mereka semuanya berkata tentang sifat-sifat Allah, Imanilah sifat-sifat tersebut sebagaimana telah diriwayatkan tanpa mengatakan bagaimana hakekatnya, demikianlah perkataan para ulama Ahlussunnah wal jama'ah. Adapun golongan Jahmiyyah, mereka mengingkari riwayat-riwayat tersebut bahkan mengatakan bahwa menetapkan sifat untuk Allah merupakan tasybih (menyerupakan Allah dengan hambanya) kemudian mereka menta'wilkan ayat-ayat yang memuat shifat-shifat Allah seperti tangan, pendengaran, penglihatan dan menafsirkannya tidak seperti penafsiran para ulama, mereka berkata: Sesungguhnya Allah tidak menciptakan Adam dengan tangan-Nya dan arti dari tangan ialah kekuatan. Ishaq bin Ibrahim berkata, yang dinamakan dengan tasybih ialah jika dia mengatakan tangan Allah seperti tangan makhluq, pendengaran Allah seperti pendengaran makhluq dan jika terbukti dia mengatakannya maka itu merupakan tasybih, adapun jika dia mengatakan sebagaimana Allah berfirman: bahwa Allah memiliki tangan, pendengaran dan penglihatan tanpa menyatakan bagaimana hakekatnya serta tidak menyamakannya dengan sifat makhluk, maka hal ini tidak termasuk tasybih dan ini sesuai dengan firman Allah: "...tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Maha Melihat." (Asy Syuraa: 11)

tirmidzi:598

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Mani'] telah menceritakan kepada kami [Rauh bin 'Ubadah] telah menceritakan kepada kami [Zakariya bin Ishaq] telah menceritakan kepadaku [Amru bin Dinar] dari ['Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] bahwa seorang laki-laki berkata: "Wahai Rasulullah, Sesungguhnya ibuku telah meninggal, apakah dia mendapatkan pahala jika saya bersedekah untuknya? Beliau menjawab: " Iya, " Dia berkata, Oleh karena itu, saksikanlah oleh tuan sesungguhnya saya infakkan kebun kurmaku ini. Abu 'Isa berkata, ini adalah hadits hasan dan diakui oleh para ulama, mereka berkata, tidak ada suatu amalan yang pahalanya sampai kepada mayyit kecuali shadaqah dan do'a. Sebagian mereka (ahlul hadits) meriwayatkan hadits ini dari Amru bin Dinar dari 'Ikrimah dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam secara mursal. Dia (perawi) berkata, arti dari Makhrafan adalah kebun.

tirmidzi:605

Telah mence ritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dia berkata, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam telah mewajibkan untuk membayar zakat fitrah kepada setiap muslim laki-laki atau perempuan, orang yang merdeka atau hamba sahaya sebesar satu sha' dari karma atau gandum, dia (Ibnu Umar) berkata, kemudian manusia menakarnya dengan hanya membayar setengah sha' dari gandum. Abu 'Isa berkata, Ini merupakan hadits hasan shahih, dalam bab ini (ada juga riwayat -pent) dari Abu Sa'id, Ibnu Abbas dan kakeknya Harits bin Abdurrahman bin Abu Dzubab, Tsa'labah bin Abu Su'air serta Abdullah bin Amru.

tirmidzi:611

Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Amru bin Muslim Abu Amru Al Khaddza' Al Madani] telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Nafi' As Sha`igh] dari [Ibnu Abu Zannad] dari [Musa bin Uqbah] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] bahwasanya Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam memerintahkan untuk membayar zakat fitrah sebelum berangkat (ke tempat shalat) pada hari raya idul fitri. Abu 'Isa berkata, ini merupakan hadits hasan shahih gharib, atas dasar ini para ulama lebih menganjurkan untuk membayar zakat fitrah sebelum berangkat shalat.

tirmidzi:613

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ash Shabah] telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin Abu Tsaur] dari [Simak] dari ['Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] dia berkata, seorang baduwi datang menemui Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam sambil berkata, sesungguhnya saya telah melihat hilal (Ramadlan), beliau bertanya: " Apakah kamu bersaksi bahwa tidak ilah selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah?" Dia menjawab, Iya, Nabi berkata kepada Bilal: "Wahai Bilal, umumkan agar manusia mulai berpuasa besok." Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah menceritakan kepada kami [Husain Al Ju'fi] dari [Zaidah] dari [Simak] seperti hadits diatas dengan sanad yang sama. Abu 'Isa berkata, didalam hadits Ibnu Abbas terdapat perselisihan, [Sufyan Ats Tsauri] dan yang lainnya meriwayatkan hadits ini dari [Simak] dari [Ikrimah] dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam secara mursal. Sebagian besar shahabat Simak meriwayatkannya dari Simak dari Ikrimah dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam secara mursal dan hadits ini diamalkan oleh kebanyakan ulama, mereka berkata, diterimanya persaksian seorang laki-laki dalam awal puasa ini juga merupakan pendapatnya Ibnu Al Mubarak, Syafi'i dan Ahmad dan Penduduk Kufah. Ishaq berkata, Tidak diterima kesaksian satu orang untuk awal puasa akan tetapi harus dua orang. Para Ulama tidak berselisih pendapat mengenai akhir Ramadlan, bahwa tidak diterima (persaksian ru'yah hilal) kecuali disaksikan oleh dua orang laki-laki.

tirmidzi:627

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Hujr] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu Harmalah] telah mengabarkan kepadaku [Kuraib] bahwasanya Ummul Fadl mengutusnya untuk menemui Mu'awiyah di Syam guna suatu keperluan, dia berkata, sesampainya saya di Syam dan selesai dengan kebutuhannya, tiba-tiba terlihat olehku hilal bulan Ramadlan, sedangkan saya berada di Syam. kami melihatnya pada malam jum'at kemudian saya kembali ke Madinah pada akhir bulan Ramadlan lantas [Ibnu Abbas] menyebutkan mengenai hilal, kapan kalian melihat hilal? Saya menjawab, Kami melihatnya pada malam jumat, dia berkata, kamu melihatnya pada malam jumat?, saya menjawab, semua orang melihatnya, lalu mereka berpuasa, begitu juga dengan Mu'awiyah. Ibnu Abbas berkata lagi, akan tetapi kami melihatnya pada malam sabtu dan akan tetap berpusa sampai hitungannya genap tiga puluh hari atau kami melihat hilal, saya bertanya, tidakkah kamu ikut ru'yahnya Mu'awiyah dan shaumnya, dia menjawab, tidak, akan tetapi beginilah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam memerintahkan kepada kami. Abu 'Isa berkata, hadits Ibnu Abbas merupakan hadits hasan shahih gharib dan diamalkan oleh para ulama dengan suatu kesimpulan hukum bahwa setiap daerah memulai puasa berdasarkan ru'yahnya masing-masing.

tirmidzi:629

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Musa] telah menceritakan kepada kami [Abu Daud At Thayalisi] telah menceritakan kepada kami [Hisyam Ad Dastuwa'i] dari [Qatadah] dari [Anas bin Malik] dari [Zaid bin Tsabit] dia berkata, kami pernah sahur bersama Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam, kemudian kami shalat berjama'ah. Anas berkata, saya bertanya, berapa lama jarak antara sahur dan shalat? Dia menjawab, kira-kira lima puluh ayat. Telah menceritakan kepada kami [Hannad] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Hisyam] seperti hadits di atas, namun didalamnya dia berkata, kira-kira selama membaca lima puluh ayat. (perawi) berkata, dalam bab ini (ada juga riwayat -pent) dari dari Hudzaifah. Abu 'Isa berkata, hadits Zaid bin Tsabit adalah hadits hasan shahih dan juga merupakan pendapatnya Syafi'i, Ahmad dan Ishaq, semuanya lebih menyukai untuk mengakhirkan sahur.

tirmidzi:638

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz bin Muhammad] dari [Ja'far bin Muhammad] dari [ayahnya] dari [Jabir bin Abdullah] bahwasanya Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam keluar menuju Makkah pada tahun penaklukan kota Makkah sambil berpuasa bersama para shahabatnya, ketika sampai di Kuraa'ul ghamim dikatakan kepada beliau, Sesungguhnya orang-orang keberatan karena berpuasa dan mereka melihat apa yang akan tuan perbuat, lantas beliau meminta sekantong air setelah ashar kemudian meminumnya dengan disaksikan oleh seluruh shahabat, maka sebagian mereka ikut berbuka dan sebagian yang lain memilih tetap berpuasa, ternyata berita orang-orang yang tetap berpuasa sampai kepada beliau, lantas beliau berkata: "Mereka adalah orang-orang yang durhaka." Dan dalam bab ini (ada juga riwayat -pent) dari Ka'ab bin 'Ashim, Ibnu Abbas dan Abu Hurairah. Hadits Jabir merupakan hadits hasan shahih. Dan telah diriwayatkan dari nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda: "Berpuasa ketika bepergian tidak termasuk dari kebaikan." Oleh karena itu para ulama berselisih pendapat mengenai berpuasa diwaktu safar, sebagian ulama dari kalangan shahabat Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam berpendapat bahwa berbuka di waktu safar lebih baik, bahkan meraka berpendapat wajibnya mengqadla' jika dia berpuasa diwaktu safar, diantara yang memilih pendapat ini ialah Ahmad dan Ishaq. Sedangkan sebagian ulama dari kalangan shahabat Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam dan yang lainnya berpendapat jika dia merasa kuat lalu berpuasa maka hal itu lebih baik, namun jika dia memilih berbuka maka hukumnya tidak mengapa. Pendapat ini juga dipilih oleh Sufyan Ats tsauri, Malik bin Anas dan Abdullah Ibnul Mubarak. Syafi'i berkata, makna hadits Nabi di atas ialah jika hatinya tidak menerima keringanan dari Allah ta'ala, adapun orang yang berpendapat mubahnya berbuka di waktu safar namun dia merasa kuat lalu berpuasa maka hal itu lebih saya sukai.

tirmidzi:644

Telah menceritakan kepada kami [Abu Sa'id Al Asyajj] telah menceritakan kepada kami [Abu Khalid Al Ahmar] dari [Al A'masy] dari [Salamah bin Kuhail] dan [Muslim Al Bathin] dari [Sa'id bin Jubair] dan [Atha'] dan [Mujahid] dari [Ibnu Abbas] dia berkata, seorang perempuan datang kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam, seraya berkata, sesungguhnya saudariku meninggal dan masih memiliki tanggungan puasa dua bulan berturut-turut, beliau bersabda: " Bagaimana menurutmu, Jika saudarimu memiliki hutang lalu kamu melunasinya tidakkah menjadi lunas?" Dia menjawab, Iya, beliau melanjutkan: "Maka hak-hak Allah lebih berhak untuk dipenuhi." Dalam bab ini (ada juga riwayat -pent) dari Buraidah, Ibnu Umar, 'Aisyah. Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah menceritakan kepada kami [Abu Khalid Al Ahmar] dari [Al A'masy] dengan sanad seperti ini. Abu 'Isa berkata, hadits Ibnu Abbas adalah hadits hasan shahih. Dia berkata, saya telah mendengar Muhammad berkata, [Abu Khalid Al Ahmar] telah meriwayatkan hadits ini dari [Al A'masy], Muhammad berkata, selain Abu Khalid juga telah meriwayatkan hadits ini dari Al A'masy seperti riwayatnya Abu Khalid. Abu 'Isa berkata, [Abu Mu'awiyah] dan selainnya juga telah meriwayatkan hadits ini dari [Al A'masy] dari [Muslim Al Bathin] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam namun mereka tidak menyebutkan Salamah bin Kuhail tidak pula dari 'Atha' dan dari Muajhid, Abu Khalid namanya ialah Sulaiman bin Hibban.

tirmidzi:650

Telah menceritakan kepada kami [Abdul A'la bin Washil Al Kufi] telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin 'Athiyyah] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Atikah] dari [Anas bin Malik] radliallahu 'anhu berkata: seorang lelaki datang kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam dan berkata, mataku sedang sakit, bolehkah saya bercelak ketika sedang berpuasa? Beliau menjawab: "Iya." Hadits semakna diriwayatkan dari Abu Rafi'. Abu 'Isa berkata, hadits Anas sanadnya tidak kuat dan tidak ada hadits yang shahih tentang hal ini, Abu 'Atikah adalah dla'if. Para ulama berbeda pendapat mengena masalah ini, sebagian mereka yaitu Sufyan, Ibnu Mubarak, Ahmad dan Ishaq membenci orang yang bercelak ketika berpuasa, sedangkan Syafi'I membolehkan orang berpuasa untuk bercelak.

tirmidzi:658

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Mani'] telah menceritakan kepada kami [Katsir bin Hisyam] telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin Burqan] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] dari ['Aisyah] dia berkata, Suatu hari saya dan Hafshah berpuasa, lalu dihadiahkan kepada kami makanan yang kami sukai, lantas kami memakannya, tiba-tiba Nabi datang lalu Hafshah mendahuluiku untuk menghampirinya -sebagaimana sifat ayahnya- seraya berkata, wahai Rasulullah, tadinya kami berpuasa, lalu dihadiahkan kepada kami makanan yang kami sukai, lantas kami memakannya, beliau pun bersabda: " Berpuasalah pada hari yang lain sebagai gantinya." Abu 'Isa berkata, [Shalih bin Abu Akhdlar] dan [Muhammad bin Abu Hafshah] telah meriwayatkan hadits ini dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] dari ['Aisyah] secara mursal seperti hadits di atas. Sedangkan [Malik bin Anas] dan [Ma'mar] dan ['Ubaidullah bin Umar] dan [Ziyad bin Sa'ad] serta lebih dari satu huffazh hadits telah meriwayatkan hadits ini dari [Az Zuhri] dari ['Aisyah] secara mursal, namun tidak disebutkan di dalamnya dari 'Urwah. Riwayat ini lebih shahih karena diriwayatkan dari [Ibnu Juraij], dia berkata, saya bertanya kepada [Az Zuhri], apakah 'Urwah meriwayatkan hadits ini kepadamu dari 'Aisyah? Dia menjawab, saya tidak pernah mendengar satu haditspun dalam hal ini dari 'Urwah, namun saya mendengar pada masa kekhilafahan Sulaiman bin 'Abdul Malik dari [beberapa orang] yang bertanya kepada ['Aisyah] tentang hadits ini. Telah menceritakan kepada kami seperti itu [Ali bin 'Isa bin Yazid Al Baghdadi], telah menceritakan kepada kami [Rauh bin 'Ubadah] dari [Ibnu Juraij] lalu dia menuturkan hadits di atas. Sebagian ulama dari kalangan shahabat Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam berpegang kepada hadits ini, mereka berpendapat, orang yang membatalkan puasanya harus mengqadla', ini juga merupakan pendapatnya Anas bin Malik.

tirmidzi:667

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Mani'] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] telah mengabarkan kepada kami [Al Hajjaj bin Arthah] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari ['Urwah] dari ['Aisyah] dia berkata, Pada suatu malam saya kehilangan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam, lalu saya keluar, ternyata saya dapati beliau sedang berada di Baqi', beliau bersabda: " Apakah kamu takut akan didzalimi oleh Allah dan Rasul-Nya?" saya berkata, wahai Rasulullah, saya mengira tuan mendatangi sebagian istri-istrimu, beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah ta'ala turun ke langit dunia pada malam pertengahan bulan Sya'ban, lalu mengampuni manusia sejumlah rambut (bulu) kambing." Dalam bab ini (ada juga riwayat -pent) dari Abu Bakar Ash shiddiq. Abu 'Isa berkata, hadits 'Aisyah tidak kami ketahui kecuali dari jalur ini dari hadits Al Hajjaj. Saya mendengar Muhammad melemahkan hadits ini. Dia berkata, Yahya bin Abu Katsir belum pernah mendengar dari 'Urwah, sedangkan Al Hajjaj juga belum pernah mendengar hadits dari Yahya bin Abu Katsir.

tirmidzi:670

Telah menceritakan kepada kami [Hannad] dan [Abu Kuraib] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Hajib bin Umar] dari [Al Hakam bin Al A'raj] dia berkata, saya menemui [Ibnu Abbas] ketika beliau tiduran di atas selendangnya di dekat zamzam, saya bertanya, beritahukanlah kepadaku mengenai puasa hari 'Asyura', hari apakah saya mulai berpuasa? beliau menjawab, jika kamu melihat hilal bulan Muharram maka mulailah untuk menghitungnya, lalu berpuasalah pada hari ke sembilan, dia (Hakam) berkata, saya berkata kepadanya, beginilah puasa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam?, beliau menjawab, iya.

tirmidzi:685

Telah menceritakan kepada kami [Hannad] telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'wiyah] dari [Al A'masy] dari [Muslim] dia adalah Al Bathin yaitu Ibnu Abu Imran dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] berkata, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda: " Tidak ada hari-hari untuk berbuat amal shalih yang lebih Allah cintai kecuali sepuluh hari pertama bulan Dzul Hijjah, " para shahabat bertanya, wahai Rasulullah, sekalipun Jihad fi sabilillah?, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa salam menjawab: "Sekalipun jihad fi sabilillah, kecuali seorang lelaki yang pergi berjihad dengan harta dan jiwanya lalu tidak kembali sedikitpun dari keduanya." Dalam bab ini (ada juga riwayat -pent) dari Ibnu Umar, Abu Hurairah, Abdullah bin Amru dan Jabir. Hadits Ibnu Abbas merupakan hadits hasan shahih gharib.

tirmidzi:688

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Nafi' Al Bashri] telah menceritakan kepada kami [Mas'ud bin Washil] dari [Nahhas bin Qahm] dari [Qatadah] dari [Sa'id bin Al Musayyib] dari [Abu Hurairah] dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: " Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Dzul Hijjah, satu hari berpuasa didalamnya setara dengan setahun berpuasa dan satu malam mendirikan shalat malam setara dengan shalat pada malam lailatul qadar." Abu 'Isa berkata, ini adalah hadits gharib yang tidak kami ketahui kecuali dari hadits Mas'ud bin Washil dari Nahhas. Dia berkata, saya bertanya kepada Muhammad tentang hadits ini, namun dia tidak mengetahuinya selain dari jalur ini, dia juga berkata, Qotadah telah meriwayatkan hadits ini dari Sa'id bin Al Musayyib dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam secara mursal dan Yahya bin Sa'id telah mencela Nahhas bin Qahm dari segi hapalannya.

tirmidzi:689

Telah menceritakan kepada kami ['Imran bin Musa Al Qazzaz] telah menceritakan kepada kami ['Abdul Waris bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Ali bin Zaid] dari [Sa'id bin Al Musayyib] dari [Abu Hurairah] dia berkata, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Rabb kalian berfirman: Setiap kebaikan diberi pahala sebanyak sepuluh kali lipat hingga tujuh ratus kali lipat, sedangkan puasa diperuntukkan untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan memberi pahala puasanya (tanpa batasan jumlah pahala), puasa merupakan tameng dari api neraka, dan bau mulut orang yang berpuasa, lebih wangi di sisi Allah daripada wangi misk (minyak wangi) dan jika salah seorang diantara kalian mengajakmu bertengkar padahal dia sedang berpuasa, maka katakanlah sesungguhnya saya sedang berpusa." Dalam bab ini (ada juga riwayat -pent) dari Mu'adz bin Jabal, Sahl bin Sa'ad, Ka'ab bin Ujrah Salamah bin Qaisar serta Basyir bin Khashashiyah. Dan Basyir bernama Zahm bin Ma'bad sedangkan Khashashiyah ialah ibunya Basyir. Abu 'Isa berkata, hadits Abu Hurairah merupakan hadits hasan gharib dari jalur ini.

tirmidzi:695

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Mani'] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Idris] dari [Yazid bin Abu Ziyad] dari [Miqsam] dari [Ibnu Abbas] berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berbekam di suatu tempat antara Makkah dan Madinah dalam keadaan ihram dan berpuasa." Abu 'Isa berkata; "Hadits serupa diriwayatkan dari Abu Sa'id, Jabir dan Anas." Abu 'Isa berkata; "Hadits Ibnu Abbas merupakan hadits hasan shahih. Sebagian ulama dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan yang lainnya berpegang dengan hadits di atas, mereka berpendapat bahwa berbekam tidak membatalkan puasa, perkataan ini juga merupakan pendapatnya Sufyan Ats Tsauri, Malik bin Anas dan Syafi'i."

tirmidzi:708

Telah menceritakan kepada kami [Azhar bin Marwan Al Basri] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sawa`] telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abu 'Arubah] dari [Ayyub] dari [Muhammad bin Sirin] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Jika salah seorang di antara kalian diundang makan maka datangilah. Jika kalian berpuasa maka berdoalah"

tirmidzi:711

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Ja'far] dari [Zaid bin Aslam] dari [Muhammad bin Al Munkadir] dari [Muhammad bin Ka'ab] berkata; "Saya menemui [Anas bin Malik] pada bulan Ramadlan, ketika itu hendak melakukan perjalanan, dia telah mempersiapkan kendaraannya. Dia mengenakan pakaian khusus kemudian meminta dihidangkan makanan lalu beliau memakannya." Aku bertanya: "Apakah ini sunnah?" dia menjawab: "Sunnah." kemudian dia menaiki kendaraannya. Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abu Maryam] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] berkata; telah menceritakan kepadaku [Zaid bin Aslam] berkata; telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Al Munkadir] dari [Muhammad bin Ka'ab] berkata; "Saya menemui [Anas bin Malik] pada bulan Ramadlan, " lalu menuturkan hadits di atas. Abu 'Isa berkata; "Ini merupakan hadits hasan, Muhammad bin Ja'far ialah Ibnu Abu Katsir, dari Madinah dan seorang yang tsiqah, saudara Isma'il bin Ja'far. Abdullah bin Ja'far ialah Ibnu Najih bapak 'Ali bin Abdullah Al Madini, tapi Yahya bin Ma'in mendla'ifkannya. Sebagian ulama berpegang kepada hadits ini, mereka mengatakan: 'Seorang musafir boleh membatalkan puasanya di rumahnya sesaat sebelum berangkat. Namun dia tidak boleh mengqoshor shalat hingga keluar dari benteng kota atau daerah.' Ini merupakan pendapat Ishaq bin Ibrahim Al Hanzhali.

tirmidzi:729

Telah menceritakan kepada kami [Abu Mush'ab Al Madani] secara qira`ah, dari [Malik bin Anas] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] dan [Amrah] dari ['Aisyah] berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam apabila 'itikaf sering memasukkan kepalanya ke kamarku, lalu aku menyisir rambutnya. Beliau tidak pernah masuk rumah kecuali jika membuanghajat." Abu 'Isa berkata; "Ini merupakan hadits hasan shahih. Demikian banyak yang meriwayatkan hadits ini dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] dan [Amrah] dari ['Aisyah]. Sebagiannya meriwayatkannya dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] dari [Amrah] dari ['Aisyah], namun yang paling shahih ialah dari 'Urwah dan Amrah dari 'Aisyah. Telah menceritakan kepada kami, dengan hadits tersebut [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Al Laits bin Sa'ad] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] dan [Amrah] dari ['Aisyah]. Para ulama mengamalkan hadits ini, yaitu seseorang yang 'itikaf hendaknya tidak keluar dari tempat 'itikaf kecuali untuk buang hajat. Mereka bersepakat dalam hal ini, yaitu keluar untuk menyelesaikan buang hajatnya dan kencingnya. Kemudian mereka berselisih pendapat; bolehkah menengok orang sakit, menghadiri shalat jumat, dan mengantarkan jenazah bagi seorang mu'takif? Sebagian ulama dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan yang lainnya berpendapat; membolehkan menengok orang sakit, menghadiri jenazah, mendatangi shalat jum'at, jika dia mensyaratkannya. Ini adalah pendapat Sufyan Ats Tsauri dan Ibnu Al Mubarak. Sebagian ulama lain berpendapat, seorang mu'takif tidak boleh melakukan itu semua. Jika dia tinggal di suatu kota, hendaknya dia ber'itikaf di masjid jami'. Mereka membenci jika harus keluar dari tempat i'tikafnya untuk shalat jum'at. Padahal mereka berpendapat bahwa dia tidak boleh meninggalkan shalat jum'at. Mereka berkata; "Tidak boleh beri'tikaf kecuali di masjid jami', sehingga dia tidak perlu keluar dari tempat i'tikafnya selain untuk buang hajat. Karena keluarnya dia dari tempat 'itikaf untuk keperluan selain itu, menurut mereka membatalkan 'itikaf. Ini adalah pendapat Malik dan Syafi'i." Imam Ahmad berkata; "(Seorang mu'takif) tidak boleh menjenguk orang sakit juga mengantarkan jenazah berdasarkan hadits 'Aisyah." Ishaq berkata; "Jika dia mensyaratkan sebelumnya, maka dia boleh menjenguk orang sakit juga mengantarkan jenazah."

tirmidzi:733

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Al Laits bin Sa'ad] dari [Sa'id bin Abu Sa'id Al Maqburi] dari [Abu Syuraih Al 'Adawi] bahwa dia berkata kepada Amru bin Sa'id -ketika itu dia sedang mengirim pasukan ke Makkah-: "Wahai 'Amir, izinkan saya untuk menyampaikan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam khutbahnya pada hari kedua Fathu Makkah -saya mendengarnya dengan kedua telingaku, saya fahami dalam hati serta saya melihatnya dengan mata kepala saya ketika beliau mengucapkannya- Beliau bertahmid dan memuji Allah kemudian bersabda: "Allah Ta'ala telah mengharamkan Makkah, namun manusia tidak mengharamkannya. Tidak halal bagi seseorang yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir untuk menumpahkan darah di dalamnya, menumbangkan pohon. Jika seseorang melakukannya dan beralasan dengan perangnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di Makkah, maka katakan kepadanya; 'Allah telah mengizinkannya untuk RasulNya shallallahu 'alaihi wasallam dan tidak mengizinkannya untukmu. (Allah Ta'ala) mengizinkannya hanya beberapa saat saja pada waktu siang. Pada hari ini, keharamannya telah kembali seperti semula. Hendaknya orang yang hadir menyampaikan kepada orang yang tidak hadir!" Ditanyakan kepada Syuraih; "Apa jawaban Amru bin 'Ubaid untukmu?" Syuraih melanjutkan; "Dia berkata; 'Saya lebih tahu daripadamu, wahai Abu Syuraih. Tanah haram tidak dapat melindungi orang yang berbuat maksiat, orang yang melarikan diri karena membunuh dan orang kabur dari pencurian'." Abu 'Isa berkata; "Di lain riwayat dengan lafazh 'Orang yang membawa lari jizyah'." (Abu Isa At Tirmidzi) berkata; "Hadits semakna diriwayatkan dari Abu Hurairah dan Ibnu Abbas." Abu 'Isa berkata; "Hadits Abu Syuraih merupakan hadits hasan shahih dan Abu Syuraih Al Khuza'i bernama Khuwailid bin Amru Al 'Adawi, Al Ka'bi. Arti dari perkataannya 'WA LAA FAARRAN BIKHARBATIN" ialah tindak pidana. Dia mengatakan; 'Barangsiapa yang melakukan tindak pidana atau membunuh lalu berlindung di Makkah, maka tetap akan dijatuhi hukuman'."

tirmidzi:737

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya Al Qutha'i Al Bashri] telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Hilal bin Abdullah] mantan budak Rabi'ah bin 'Umar bin Muslim Al Bahili, telah menceritakan kepada kami [Abu Ishaq Al Hamdani] dari [Al Harits] dari [Ali] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang memiliki bekal dan kendaraan yang cukup untuk dijadikan bekal ke Baitullah, namun dia tidak pergi haji, aku tidak peduli jika dia mati dalam keadaan Yahudi atau Nasrani. Karena Allah berfirman dalam kitabNya: 'Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.' Abu 'Isa berkata; "Ini merupakan hadits gharib, yang tidak kami ketahui kecuali melalui sanad ini bahkan pada sanadnya terdapat cacat. Hilal bin Abdullah majhul dan Harits seorang yang didla'ifkan dalam haditsnya."

tirmidzi:740

Telah menceritakan kepada kami [Yusuf bin Isa] telah menceritakan kepada kami [Waki'] telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Yazid] dari [Muhammad bin 'Abbad bin Ja'far] dari [Ibnu Umar] berkata; "Seorang lelaki menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu bertanya; 'Wahai Rasulullah, apa yang mewajibkan seseorang untuk haji? ' Beliau menjawab: 'Perbekalan dan kendaraan'." Abu 'Isa berkata; "Ini merupakan hadits hasan dan diamalkan oleh para ulama, bahwa seseorang yang memiliki bekal dan kendaraan, maka wajib baginya untuk melaksanakan haji. Ibrahim ialah Ibnu Yazid Al Khuzi Al Makki, sebagian ulama memperbincangkannya dari segi hapalannya."

tirmidzi:741

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Humaid] dari [Anas] berkata; Aku telah mendengar Nabi mengucapkan; "LABBAIKA BI 'UMROTIN WA HAJJATIN (Aku penuhi panggilanMu dengan umrah dan haji) ". (Abu Isa At Tirmidzi) berkata; "Hadits semakna diriwayatkan dari Umar dan Imran bin Husain." Abu 'Isa berkata; "Hadits Anas merupakan hadits hasan shahih serta diamalkan oleh sebagian ulama. Penduduk Kufah atau yang lainnya memilih pendapat tersebut."

tirmidzi:751

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] dari [Malik bin Anas] dari [Ibnu Syihab] dari [Muhammad bin Abdullah bin Al Harits bin Naufal] telah mendengar [Sa'ad bin Abu Waqqash] dan Dlahhak bin Qais mereka berdua berbincang bincang tentang tamattu' umrah dengan haji. Dlahhak bin Qois berkata; "Tidak ada orang yang melakukannya kecuali orang yang bodoh terhadap perintah Allah." Lalu Sa'ad berkata; "Sungguh jelek apa yang kau katakan, wahai anak saudaraku." Dlahhak bin Qais menjawab; "Umar bin Khattab telah melarangnya." Lalu Sa'ad menyanggah; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah melakukannya, begitu juga kami bersama beliau." (Abu Isa At Tirmidzi) berkata; "Ini merupakan hadits shahih."

tirmidzi:752

Telah menceritakan kepada kami [Abdu bin Humaid] telah mengabarkan kepadaku [Ya'qub bin Ibrahim bin Sa'ad] telah menceritakan kepada kami [Ayahku] dari [Shalih bin Kaisan] dari [Ibnu Syihab] bahwa [Salim bin Abdullah] menceritakannya, bahwa dia telah mendengar seorang lelaki dari Syam yang bertanya kepada [Abdullah bin Umar] tentang haji tamattu' dengan (mengikutkan) umrah baru haji. Abdullah bin Umar menjawab; "Hal itu boleh." Orang Syam tersebut berkata; "Tapi ayahmu telah melarangnya." Abdullah bin Umar bertanya; "Bagaimana menurutmu, jika ayahku melarangnya dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melakukannya. Mana yang kamu ikuti? perintah ayahku atau perintah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" Laki-laki itu menjawab; "Ya perintah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Maka (Ibnu Umar) berkata; "Sungguh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallammelakukannya."

tirmidzi:753

Telah menceritakan kepada kami [Abu Musa, Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Idris] dari [Laits] dari [Thawus] dari [Ibnu Abbas] berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah berhaji tamattu', demikian juga Abu Bakr, Umar dan Utsman. Yang pertama kali melarangnya ialah Mu'awiyah." Ini merupakan hadits hasan shahih. (Abu Isa At Tirmidzi) berkata; "Hadits semakna juga diriwayatkan dari Ali, Utsman, Jabir, Sa'ad, Asma` binti Abu Bakr dan Ibnu Umar." Abu 'Isa berkata; "Hadits Ibnu Abbas merupakan hadits hasan. Sebagian ulama dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan yang lainnya memilih untuk bertamattu'. Tamattu' ialah seseorang melaksanakan umrah pada bulan haji, kemudian menunggu sampai melaksakan haji. Wajib baginya untuk menyembelih hewan jika mendapatkannya, namun jika tidak, maka dia wajib berpuasa tiga hari pada waktu haji dan tujuh hari setelah kembali dari haji. Sangat dianjurkan apabila berpuasa tiga hari, untuk berpuasa pada sepuluh hari pertama dan hari terakhirnya adalah Arafah. Jika tidak, maka boleh pada hari-hari tasyriq. Hal ini merupakan pendapat sebagian ulama dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Di antara mereka adalah Ibnu Umar dan 'Aisyah. Juga merupakan pendapat Malik, Syafi'i, Ahmad dan Ishaq. Sedangkan ahlul Kufah berpendapat; tidak boleh berpuasa pada hari-hari tasyriq." Abu 'Isa berkata; "Ahlul hadits berpendapat bolehnya tamattu' dalam haji, ini juga merupakan pendapat Syafi'i, Ahmad dan Ishaq."

tirmidzi:754

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Laits] dari [Ibnu Syihab] dari [Ubaidullah bin Abdullah] bahwa [Ibnu Abbas] mengabarinya, bahwa [Al Sha'b bin Jatstsamah] mengabarinya, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melewatinya di Abwa` atau Waddan. Lalu dia menghadiahkan seekor keledai liar kepada (Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam). Namun beliau menolaknya. Tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihat kebencian pada mukanya, beliau bersabda: "Bukan kami berniat menolak hadiahmu, tapi kami sedang ihram." Abu 'Isa berkata; "Ini merupakan hadits hasan shahih." Sebagian ulama dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan yang lainnya berpendapat berdasarkan hadits ini, mereka membenci orang yang muhrim memakan buruan. Sedangkan Imam Syafi'i berkata; "Sisi pengambilan dalil, menurut kami, (Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam) menolaknya karena beliau melihat Al Sha'b sengaja berburu untuk beliau, sehingga beliau meninggalkannya untuk menjaga diri." Sebagian sahabat Zuhri meriwayatkan hadits ini dari Az Zuhri. Dia berkata; "Dia menghadiahkan kepada (Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam) daging keledai liar, namun hal itu tidak mahfuzh. (Abu Isa At Tirmidzi) berkata; "Hadits semakna diriwayatkan dari Ali dan Zaid bin Arqam."

tirmidzi:777

Telah menceritakan kepada kami [Abu Musa, Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [Ayahnya] dari ['Aisyah] berkata; "Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam masuk ke Makkah, beliau memasukinya melalui tsaniyatul ulya dan keluar lewat tsaniyatul sufla." (Abu Isa At Tirmidzi) berkata; "Hadits semakna diriwayatkan dari Ibnu Umar." Abu 'Isa berkata; "Hadits 'Aisyah merupakan hadits hasan shahih."

tirmidzi:781

Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Adam] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan Ast Tsauri] dari [Ja'far bin Muhammad] dari [Ayahnya] dari [Jabir] berkata; "Tatkala Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tiba di Makkah, beliau masuk ke masjid Al Haram, kemudian beliau menyentuh atau mencium Hajar Aswad, lalu berjalan ke arah kanannya. Berlari-lari kecil tiga kali putaran dan berjalan empat kali putaran. Kemudian mendekati Maqam Ibrahim dan membaca; 'Dan jadikanlah Maqam Ibrahim sebagai tempat shalat.' Lantas beliau melakukan shalat dua reka'at dengan posisi Maqam berada di antara beliau dan ka'bah. Kemudian mendatangi Hajar Aswad lalu menciumnya. Lalu beliau pergi menuju ke bukit Shafa. Saya kira waktu itu beliau mengucapkan "INNASHSHAFA WAL MARWATA MIN SYA'AAIRILLAH (Sesungguhnya Shafa dan Marwa adalah merupakan syiar Allah)." (Abu Isa At Tirmidzi) berkata; "Hadits semakna diriwayatkan dari Ibnu Umar." Abu 'Isa berkata; "Hadits Jabir merupakan hadits hasan shahih serta diamalkan oleh para ulama."

tirmidzi:784

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Khasyram] telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Wahb] dari [Malik bin Anas] dari [Ja'far bin Muhammad] dari [Ayahnya] dari [Jabir] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berlari-lari kecil dimulai dari hajar aswad dan berakhir di sana juga, sebanyak tiga kali putaran dan berjalan sebanyak empat kali putaran. (Abu Isa At Tirmidzi) berkata; "Hadits semakna diriwayatkan dari Ibnu Umar." Abu 'Isa berkata; "Hadits Jabir merupakan hadits hasan shahih serta diamalkan oleh para ulama." Syafi'i berkata; "Jika tidak berlari-lari kecil dengan sengaja, maka dia telah berbuat buruk. Namun dia tidak dikenakan hukuman apapun. Jika tidak berlari pada tiga putaran pertama, maka dia tidak perlu melakukannya pada empat putaran terakhir." Sebagian ulama berpendapat; "Penduduk Makkah tidak harus melakukannya, juga siapa saja yang berihram dari Makkah."

tirmidzi:785

Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu 'Umar] telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari [Ja'far bin Muhammad] dari [Ayahnya] dari [Jabir] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, jika masuk Makkah beliau thowaf sebanyak tujuh putaran. Kemudian pergi ke Maqam dan menbaca; "Dan jadikanlah kalian Maqam Ibrahim menjadi tempat shalat" dan shalat di belakang Maqam. Kemudian menyentuh Hajar Aswad seraya berkata; "Kita mulai dari sesuatu yang dimulai oleh Allah, beliau memulainya dari Shafa dengan membaca: 'Sesunguhnya Shafa dan Marwa' adalah sebagian dari syi'ar Allah'." Abu 'Isa berkata; "Ini merupakan hadits hasan shahih dan diamalkan oleh para ulama bahwasanya orang yang sa'i itu memulai dari Shafa sebelum Marwah. Jika memulai dari Marwah maka sa'inya tidak sah. Para ulama berselisih pendapat mengenai orang yang thawaf di Ka'bah namun tidak thawaf di Shafa dan Marwah. Sebagian ulama berpendapat; 'Jika dia tidak sa'i dan sudah keluar Makkah, bila dia ingat dan masih dekat dengan Makkah, maka dia harus kembali untuk sa'i. Namun jika dia tidak ingat sampai di negrinya, maka dia harus membayar dam. Ini pendapat Sufyan Ats Tsauri. Sebagian ulama berpendapat; jika dia tidak sa'i hingga pulang ke negrinya maka dia belum terbebas dari kewajiban. Ini merupakan pendapat Syafi'i, dia menambahkan; 'Sa'i antara Shafa dan Marwa hukumnya wajib dilakukan, tidak syah haji tanpanya'."

tirmidzi:790

Telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Hilal As Shafaf Al Basri] telah menceritakan kepada kami [AbdulAl Warits bin Sa'id] dan [Abdul Wahab Ats Tsaqafi] dari [Khalid Al Hadza'] dari ['Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam thowaf di atas kendaraannya. Jika sampai di rukun, beliau memberi isyarat kepadanya." (Abu Isa At Tirmidzi) berkata; "Hadits semakna diriwayatkan dari Jabir, Abu Thufail dan Ummu Salamah." Abu 'Isa berkata; "Hadits Ibnu Abbas merupakan hadits hasan shahih. Namun sebagian ulama ada yang membenci seorang laki-laki thowaf di Ka'bah dan antara Shofa dan Marwah berkendaraan kecuali karena udzur, ini merupakan pendapatnya Syafi'i."

tirmidzi:793

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Khasyram] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari [Abu Ishaq] dari [Zaid bin Utsai'] berkata; "Saya bertanya kepada [Ali]; 'Dengan apa engkau diutus? ' Dia menjawab; 'Saya diutus dengan empat hal; tidak akan masuk surga kecuali orang muslim. Tidak boleh thowaf di Ka'bah dengan telanjang. Setelah tahun ini kaum muslimin dan musyrikin tidak boleh berkumpul. Dan barangsiapa yang memiliki perjanjian dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam maka batasnya sampai waktu yang telah ditentukan, namun siapa yang tidak memiliki batasan waktu maka diberi batas waktu selama empat bulan'." (Abu Isa At Tirmidzi) berkata; "Hadits semakna diriawayatkan dari Abu Hurairah." Abu 'Isa berkata; "Hadits Ali Merupakan hadits hasan. Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar] dan [Nashr bin Ali] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Abu Ishaq] seperti hadits di atas dan keduanya berkata; 'Zaid bin Yutsai' serta ini lebih shahih." Abu 'Isa berkata; "Syu'bah salah mengucapkan menjadi Zaid bin Utsail."

tirmidzi:798

Telah menceritakan kepada kami [Abu Sa'id Al Asyaj] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Al Ajlah] [Isma'il bin Muslim] dari ['Atha`] dari [Ibnu Abbas] berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersama kami di Mina, shalat zhuhur, ashar, maghrib, Isya dan shubuh kemudian berangkat ke Arafah." Abu 'Isa berkata; "Isma'il bin Muslim, diperbincangkannya dari segi hapalannya oleh orang-orang."

tirmidzi:805

Telah menceritakan kepada kami [Abu Sa'id Al Asyaj] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Al Ajlah] dari [Al-A'masy] dari [Al Hakam] dari [Miqsam] dari [Ibnu Abbas] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shalat zhuhur dan shubuh di Mina, kemudian berangkat menuju ke Arafah. (Abu Isa At Tirmidzi) berkata; "Hadits semakna diriwayatkan dari Abdullah bin Zubair dan Anas." Abu 'Isa berkata; "Hadits Miqsam dari Ibnu Abbas, Ali Al Madini berkata; Yahya; berkata; Sy'ubah berkata; 'Al Hakam tidak pernah mendengar dari Miqsam kecuali lima hadits, dan hadits ini tidak termasuk di dalamnya. Menurut hitungan Syu'bah."

tirmidzi:806

Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu 'Umar], telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Daud bin Abu Hind] dan [Isma'il bin Abu Khalid] dan [Zakariya bin Abu Za`idah] dari [Asy Sya'bi] dari [Urwah bin Mudlarris bin Aus bin Haritsah bin Laam Al Thai] berkata; "Aku menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di Muzdalifah ketika beliau hendak shalat. Aku berkata; 'Wahai Rasulullah, saya datang dari dua gunung Thayyi`. Perjalananku cukup melelahkan dan diriku merasa letih. Demi Allah, tidak ada gunung pasir kecuali aku wukuf di sana. Apakah hajiku sah? ' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab; 'Barangsiapa yang shalat bersama kami, dan wukuf bersama kami hingga selesai dan sebelum itu dia wuquf di Arafah baik malam maupun siang maka hajinya telah sempurna serta telah melaksanakan seluruh manasik'." Abu 'Isa berkata; "Ini merupakan hadits hasan shahih. Makna sabda beliau 'TAFATSAHU' yaitu Manasiknya, dan arti dari perkataannya 'MAA TARAKTU MIN HABLIN ILLA WAQAFTU ILAIHI' (tidak ada gunung pasir kecuali aku wukuf di sana), jika dari pasir disebut 'HABLUN' sedang jika dari bebatuan disebut 'JABALUN'."

tirmidzi:815

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib], telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Al Mas'udi] dari [Al Hakam] dari [Miqsam] dari [Ibnu Abbas] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memberangkatkan lebih dulu orang-orang yang lemah dari keluarganya dan berkata; "Janganlah kalian melempar jumrah hingga terbit matahari!" Abu 'Isa berkata; "Hadits Ibnu Abbas merupakan hadits hasan shahih dan diamalkan oleh para ulama. Mereka berpendapat; bolehnya orang-orang yang lemah untuk berangkat lebih dahulu dari Muzdalifah menuju ke Mina. Kebanyakan ulama juga berpegang pada hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa mereka tidak boleh melempar jumrah hingga matahari terbit. Namun sebagian ulama membolehkan untuk melempar jumrah pada malam hari. Tapi yang menjadi panduan amal ialah hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa mereka tidak melempar (kecuali setelah terbit matahari). Ini merupakan pendapat Ats Tsauri dan Syafi'i."

tirmidzi:817

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Mani'], telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Zakariya bin Abu Za`idah], telah mengabarkan kepada kami [Al Hajjaj] dari [Al Hakam] dari [Miqsam] dari [Ibnu Abbas] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melempar jumrah pada hari Nahr di atas kendaraannya. (Abu Isa At Tirmidzi) berkata; "Hadits semakna diriwayatkan dari Jabir, Qudamah bin Abdullah dan Umu Sulaiman bin 'Amr bin Al Ahwash." Abu 'Isa berkata; "Hadits Ibnu Abbas merupakan hadits hasan. Hal ini merupakan pendapat sebagian ulama. Sebagian yang lain berpendapat agar berjalan kaki menuju ke tempat melempar jumrah. Diriwayatkan dari Ibnu Umar dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwasanya beliau berjalan menuju ke tempat melempar jumrah. Arti hadits ini menurut kami ialah beliau memakai kendaraan pada sebagian hari sebagai contoh dalam perbuatannya, dan kedua hadits tersebut dipakai oleh para ulama."

tirmidzi:823

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib], telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Hisyam Ad Dastuwa`i] dari [Qatadah] dari [Abu Hassan Al A'raj] dari [Ibnu Abbas] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengalungkan sepasang sandal pada badan hewan sembelihan yang sebelah kanan dan dan memberi tanda hewan kurbannya di Dzul Hulaifah. Beliau juga menghilangkan darah dari hewan itu. (Abu Isa At Tirmidzi) berkata; "Hadits semakna diriwayatkan dari Al Miswar bin Makhramah." Abu 'Isa berkata; "Hadits Ibnu Abbas merupakan hadits hasan shohih dan Abu Al Hasan Al 'Araj bernama Muslim. Hadits ini diamalkan oleh para ulama dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan yang lainnya. Mereka berpendapat disunnahkannya untuk memberi tanda pada hewan sembelihan, ini juga merupakan pendapat Ats Tsauri, Syafi'i, Ahmad dan Ishaq. (Abu Isa At Tirmidzi) berkata; "Saya telah mendengar Yusuf bin 'Isa berkata; Saya mendengar Waki' berkomentar ketika meriwayatkan hadits ini; 'Jangan kalian mendengar perkataan orang yang berpegang pada akal dalam masalah ini. Memberi tanda pada hewan ialah sunnah dan pendapat mereka ialah bid'ah'." (Abu Isa At Tirmidzi) berkata; "Saya telah mendengar Abu Sa`ib berkata; Tatkala kami bersama Waki', dia berkata kepada seseorang di dekatnya yang berpegang pada akal bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberi tanda pada hewan, sedangkan Abu Hanifah mengatakan; itu merupakan bentuk penganiayaan kepada hewan. Orang itu berkata; hal itu telah diriwayatkan dari Ibrahim An Nakha'i bahwa dia mengatakan; memberi tanda pada hewan merupakan bentuk penganiayaan. Abu Sa`ib berkata; 'Lalu saya melihat Waki' menjadi sangat marah sambil berkata; Saya sampaikan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, engkau malah membantah dengan perkataan Ibrahim. Sungguh engkau pantas untuk dipenjara dan tidak dikeluarkan sampai kamu menarik ucapanmu ini!"

tirmidzi:830

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah], telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Qatadah] dari [Anas] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melihat seorang lelaki menuntun untanya yang sudah diberi tanda. Lantas Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadanya: 'Tunggangilah! ' Dia menjawab: 'Wahai Rasulullah, ini hanya unta untuk disembelih di Tanah Haram.' Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadanya untuk yang ketiga kali atau keempat kalinya: 'Tunggangilah! sungguh celaka kamu.' (Abu Isa At Tirmidzi) berkata; "Hadits semakna diriwayatkan dari Ali dan Abu Hurairah serta Jabir." Abu 'Isa berkata; "Hadits Anas merupakan hadits hasan shahih. Sebagian ulama dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membolehkan untuk menunggangi unta yang akan disembelih jika dia membutuhkan kendaraan. Ini merupakan pendapat Syafi'i, Ahmad dan Ishaq. Namun sebagian ulama mengatakan; 'Dia tidak boleh menungganginya kecuali dalam keadaan darurat'."

tirmidzi:835

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Mani'], telah menceritakan kepada kami [Husyaim] telah mengabarkan kepada kami [Manshur] yaitu Ibnu Zadzan, dari [Abdurrahman bin Al Qasim] dari [Bapaknya] dari ['Aisyah] berkata; "Saya telah memberikan minyak wangi pada badan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sebelum ihram dan pada Hari Nahr sebelum thawaf Ifadlah dengan minyak wangi kasturi." (Abu Isa At Tirmidzi) berkata; "Hadits serupa diriwayatkan dari Ibnu Abbas." Abu 'Isa berkata; "Hadits 'Aisyah merupakan hadits hasan shahih dan kebanyakan ulama dari kalangan para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan yang lainnya mengamalkannya. Mereka mengatakan 'Seorang yang sedang ihram jika telah melempar jumrah 'Aqabah pada hari Nahr dan menyembelih serta mencukur habis atau mencukur pendek, maka segala sesuatu yang tadinya haram menjadi halal baginya kecuali menggauli wanita. ini juga merupakan pendapat Syafi'i, Ahmad dan Ishaq. Dan diriwayatkan dari Umar bin Khattab bahwa dia berkata; 'Telah halal baginya segala sesuatu kecuali wanita dan minyak wangi.' Perkataan ini juga diikuti oleh sebagian ulama dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan yang selainnya, juga merupakan pendapat penduduk Kufah."

tirmidzi:840

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar], telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Ibnu Juraij] dari ['Atha`] dari [Ibnu Abbas] dari [Al Fadl bin Abbas] berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memboncengku dari Jama' ke Mina sambil terus bertalbiyah hingga beliau melempar jumrah." (Abu Isa At Tirmidzi) berkata; "Hadits semakna diriwayatkan dari Ali, Ibnu Mas'ud dan Ibnu Abbas." Abu 'Isa berkata; "Hadits Al Fadl bin Abbas merupakan hadits hasan shahih serta diamalkan oleh para ulama dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Yaitu bahwa orang yang haji tidak berhenti bertalbiyah hingga dia melempar jumrah, Hal ini merupakan pendapat Syafi'i, Ahmad dan Ishaq."

tirmidzi:841

Telah menceritakan kepada kami [Hannad] telah menceritakan kepada kami [Husyaim] dari [Ibnu Abu Laila] dari ['Atha`] dari [Ibnu Abbas] dari-diriwayatkan secara marfu'- bahwa (Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam) berhenti dari bertalbiyah dalam umroh, jika hendak menyentuh Hajar Aswad. (Abu Isa At Tirmidzi) berkata; "Hadits semakna diriwayatkan dari Abdullah bin Amr." Abu 'Isa berkata; "Hadits Ibnu Abbas merupakan hadits hasan shohih dan kebanyakan ulama mengamalkan hadits ini. Mereka berkata; 'Orang yang umrah tidak berhenti bertalbiyah hingga dia menyentuh Hajar Aswad.' Sebagian ulama berkata; 'Apabila dia sampai di rumah-rumah penduduk Makkah hendaknya dia berhenti bertalbiyah, namun pijakan beramal ialah hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Hal ini merupakan pendapat Sufyan Ats Tsauri, Syafi'i, Ahmad dan Ishaq."

tirmidzi:842

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar], telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Mahdi] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Abu Zubair] dari [Ibnu Abbas] dan ['Aisyah] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengakhirkan thawaf ziarah hingga malam tiba. Abu 'Isa berkata; "Ini merupakan hadits hasan shahih dan sebagian ulama membolehkan untuk mengakhirkan thawaf ziarah hingga malam hari, sebagian mereka menganjurkan untuk thawaf ziyarah pada hari kurban. Sedangkan sebagian yang lain memberikan keringanan untuk thawaf ziarah hingga hari terakhir di Mina."

tirmidzi:843

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Tharif Al Kufi], telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Muhammad bin Suqah] dari [Muhammad bin Al Munkadir] dari [Jabir bin Abdullah] berkata; "Seorang wanita mengangkat anak kecilnya di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sambil bertanya; 'Wahai Rasulullah, apakah anak ini boleh melaksanakan haji? ' Beliau menjawab: 'Ya, dan engkau akan mendapatkan pahala'." (Abu Isa At Tirmidzi) berkata; "Hadits semakna diriwayatkan dari Ibnu Abbas. Hadits Jabir merupakan hadits gharib. Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah], telah menceritakan kepada kami [Qaza'ah bin Suwaid Al Bahili] dari [Muhammad bin Al Munkadir] dari [Jabir bin Abdullah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti hadits di atas." Abu 'Isa berkata; "Hadits ini telah diriwayatkan dari Muhammad bin Al Munkadir dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam secara mursal."

tirmidzi:847

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah], telah menceritakan kepada kami [Hatim bin Isma'il] dari [Muhammad bin Yusuf] dari [Sa`ib bin Yazid] berkata; "Bapakku membawaku serta berhaji bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada waktu Haji Wada' dan aku waktu itu berumur tujuh tahun." Abu 'Isa berkata; "Ini merupakan hadits hasan shahih. Para ulama telah berijma' bahwa anak kecil yang telah melaksanakan haji sebelum baligh, jika telah memasuki usia baligh dia wajib untuk berhaji lagi dan hajinya yang pertama tidak menggugurkan kewajiban hajinya. Demikian juga dengan budak belian jika dia haji ketika masih menjadi budak maka dia wajib untuk haji kembali jika sudah merdeka. Apabila memiliki bekal, dan hajinya yang pertama tidak menggugurkan kewajiban hajinya. Hal ini juga merupakan pendapat Sufyan Ats Tsauri, Syafi'i, Ahmad dan Ishaq."

tirmidzi:848

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin 'Abdah Adl Dlabbi], telah menceritakan kepada kami [Ziyad bin Abdullah] dari [Yazid bin Abu Ziyad] dari [Mujahid] dari [Ibnu Abbas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Umrah itu masuk dalam haji sampai hari Kiamat." (Abu Isa At Tirmidzi) berkata; "Hadits semakna diriwayatkan dari Suraqah bin Ju'syum dan Jabir bin Abdullah." Abu 'Isa berkata; "Hadits Ibnu Abbas merupakan hadits hasan. Arti hadits ini ialah bolehnya berumrah dalam bulan-bulan haji, demikian hadits ini ditafsirkan oleh Syafi'i, Ahmad, dan Ishaq. Hadits ini juga berarti bahwa orang-orang jahiliyah tidak mau melaksanakan umroh pada bulan-bulan haji, tatkala datang Islam, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membolehkan hal itu dan bersabda: 'Umrah masuk pada bulan Haji sampai Hari Kiamat.' yakniboleh dilakukan dalam bulan-bulan haji. Bulan-bulan tersebut ialah: Syawwal, Dzul Qa'dah dan sepuluh hari di bulan Dzul Hijjah. Seorang laki-laki tidak boleh ihram untuk haji kecuali pada bulan-bulan haram yaitu Rajab, Dzul Qa'dah, Dzul Hijjah dan Muharram. Demikian dikatakan oleh banyak ulama baik dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam maupun dari selainnya."

tirmidzi:854

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib], telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Sufyan] dari [Sumai] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Umrah yang satu ke umrah yang lain menghapus dosa di antara keduanya dan balasan haji mabrur tiada lain kecuali surga". Abu 'Isa berkata; "Ini merupakan hadits hasan shahih."

tirmidzi:855

Telah menceritakan kepada kami [Ziyad bin Ayyub], telah menceritakan kepada kami [Marwan bin Syuja' Al Jazari] dari [Khushaif] dari [Ikrimah], [Mujahid] dan ['Atha`] dari [Ibnu Abbas] -dia memarfu'kannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa wanita yang nifas dan haidl hendaknya mandi lalu berihram kemudian melaksanakan seluruh manasik semuanya kecuali thawaf di Baitullah hingga suci. Abu 'Isa berkata; "Hadits ini merupakan hadits hasan gharib melalui sanad ini."

tirmidzi:868

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Mani'], telah menceritakan kepada kami [Al Husain bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Isra`il] dari [Tsuwair] yaitu Ibnu Abu Fakhitah, dari [bapaknya] berkata; "Ali menarik tanganku, sambil berkata; 'Mari kita menjenguk Hasan.' lalu kami dapati di dekatnya Abu Musa. [Ali] bertanya; 'Apakah engkau dalam rangka menjenguk atau sekedar berkunjung, wahai Abu Musa? ' Dia menjawab; 'Aku dalam rangka menjenguknya.' Ali AS berkata; 'Aku telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah seorang muslim menjenguk muslim yang lainnya pada pagi hari, kecuali akan dido'akan oleh tujuh puluh ribu Malaikat hingga sore hari. Jika dia menjenguknya pada sore hari, maka dia akan dido'akan oleh tujuh puluh ribu malaikat hingga pagi. Dan dia akan mendapatkan kebun di syurga kelak"." Abu 'Isa berkata; "Ini merupakan hadits hasan ghorib. Hadits ini telah diriwayatkan dari Ali melalui banyak jalur, di antaranya ada yang me-mauqufkannya. Abu Fakhitah bernama Sa'id bin 'Ilaqah."

tirmidzi:891

Telah menceritakan kepada kami [Ziyad bin Ayyub], telah menceritakan kepada kami [Mubasyir bin Isma'il Al Halabi] dari [Tammam bin Najih] dari [Al Hasan] dari [Anas bin Malik] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah dua (Malaikat) penjaga naik menghadap Allah baik di waktu siang maupun malam, lalu Allah mendapati di awal catatan maupun di akhir catatan, satu kebaikan kecuali Allah Ta'ala berkata kepada keduanya: 'Aku bersaksi atas kalian bahwa Aku telah mengampuni hambaKu, semua yang dia perbuat di antara dua sisi buku catatan'."

tirmidzi:903

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Mani'] dan [Ali bin Hujr] berkata; Telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari [Ja'far bin Khalid] dari [Bapaknya] dari [Abdullah bin Ja'far] berkata; "Ketika tiba kabar kematian Ja'far, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda; 'Persiapkanlah makanan buat keluarga Ja'far karena telah datang urusan yang menyibukkan mereka'." Abu 'Isa berkata; "Ini merupakan hadits hasan shahih dan sebagian lebih menyukai untuk mengirimkan makanan kepada keluarga mayit, karena mereka disibukkan dengan musibah yang menimpa mereka. Ini juga merupakan pendapat Syafi'i." Abu 'Isa berkata; "Ja'far bin Khalid ialah Ibnu Sarah, dia seorang yang tsiqah. Ibnu Juraij telah meriwayatkan hadits darinya."

tirmidzi:919

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Abu Ziyad], telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim bin Sa'ad], telah menceritakan kepada kami [Bapakku] dari [Shalih bin Kaisan] dari [Az-Zuhri] dari [Salim bin Abdullah] dari [Bapaknya] berkata; [Umar bin Khaththab] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya mayit itu diadzab karena tangisan keluarganya atas (kematian) nya." Hadits semakna diriwayatkan dari Ibnu Umar dan Imran bin Hushain. Abu 'Isa berkata; "Hadits Umar merupakan hadits hasan shahih. Sebagian ulama membenci untuk menangisi mayit, mereka berdasarkan hadits ini. Bahwa mayit diadzab karena tangisan keluarganya atas kematiannya. Abdullah bin Mubarak berpendapat; Saya berharap jika sebelum mati dia melarang keluarganya untuk menangisinya, maka dia tidak akan diadzab karena tangisan mereka."

tirmidzi:923

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah], telah menceritakan kepada kami ['Abbad bin 'Abbad Al Muhallabi] dari [Muhammad bin 'Amr] dari [Yahya bin Abdurrahman] dari [Ibnu Umar] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya mayit itu diadzab karena tangisan keluarganya atas (kematian) nya." ['Aisyah] berkata; -Semoga Allah merahmati (Ibnu Umar) - dia tidak bohong namun salah mengucapkan, sebenarnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata demikian kepada seorang lelaki yang mati dalam agama Yahudi yaitu sabda beliau, "Sesungguhnya si mayit ini akan diadzab, dan keluarganya akan menangisinya." Hadits semakna diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Qaradlah bin Ka'ab, Abu Hurairah, Ibnu Mas'ud dan Usamah bin Zaid. Abu 'Isa berkata; "Hadits 'Aisyah merupakan hadits hasan shohih dan hadits ini telah diriwayatkan melalui lebih dari satu jalur dari 'Aisyah. Sebagian ulama yaitu Syafi'i berpendapat berdasarkan hadits ini dengan menta'wilkan ayat; "Bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain." (Qs. An Najm: 38)

tirmidzi:925

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Khasyram], telah mengabarkan kepada kami [Isa bin Yunus] dari [Ibnu Abu Laila] dari ['Atha`] dari [Jabir bin Abdullah] berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menarik tangan Abdurrahman bin Auf pergi menemui anaknya, Ibrahim, tiba-tiba beliau mendapatinya sudah meninggal. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menggendongnya sambil menangis, Abdurrahman bertanya; 'Kenapa engkau menangis, bukankah engkau melarang (kami) untuk menangisi mayit? ' (Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam) menjawab: "Tidak mengapa, yang saya larang adalah dua suara orang bodoh dan berdosa. Yaitu menangis dengan suara-suara ratapan sambil mencakar-cakar muka, merobek-robek saku, dan suara ratapan seperti suara ratapan setan." Di hadits ini mengandung kata-kata yang lebih banyak dari ini. Abu 'Isa berkata; "Ini merupakan hadits hasan."

tirmidzi:926

Telah bercerita kepada kami [Mahmud bin Ghailan], telah bercerita kepada kami [Wahab bin Jarir] dari [Syu'bah] dari [Yahya] imam Bani Taimillah dari [Abu Majid] dari [Abdullah bin Ma'sud] berkata; "Kami bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengenai berjalan di belakang jenazah. Beliau menjawab: "Berjalanlah tidak terlalu cepat. Jika jenazah itu baik maka kalian percepat. Jika jenazah itu jelek, maka tidak ada yang dijauhkan kecuali penghuni neraka. Jenazah itu diikuti bukan dia yang mengikuti. Tidak akan mendapatkan pahala orang yang mendahuluinya. Abu 'Isa berkata; "Hadits ini tidak diketahui diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud kecuali melalui jalur ini." (Ahmad bin Hanbal) berkata; "Aku mendengar Muhammad bin Isma'il mendha'ifkan hadits Abu Majid dengan sebab ini. Muhammad berkata; Al-Humaidi berkata; Ibnu Uyainah berkata; 'Ditanyakan kepada Yahya; "Siapakah Abu Majid ini?" Dia menjawab; "Seekor burung yang terbang lalu dia bercerita kepada kami." Sebagian ulama dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan selain mereka berpendapat sesuai hadits ini, yaitu berjalan di belakang jenazah lebih baik. Ini juga pendapat Sufyan Ats Tsauri dan Ishaq. (Ahmad bin Hanbal) berkata; "Abu Majid adalah seorang lelaki yang majhul (tidak diketahui) dan dia hanya meriwayatkan dua hadits, dari Ibnu Mas'ud. Yahya imam Bani Taimillah seorang yang tsiqah yang diberi kunyah Abu Al Harits, juga diberi nama Yahya Al Jabir atau Yahya Al Mujbir. Berasal dari Kufah serta Syu'bah, Sufyan Ats Tsauri, Abul Ahwash dan Sufyan bin Uyainah telah meriwayatkan hadits dari dia.

tirmidzi:932

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah], telah menceritakan kepada kami [Abu Shafwan] dari [Usamah bin Zaid] dari [Ibnu Syihab] dari [Anas bin Malik] berkata; "Ketika perang Uhud selesai, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi Hamzah. Beliau melihatnya telah dicincang. Beliau berkata; 'Kalau bukan karena Shafiyyah akan merasa sedih karenanya, niscaya akan aku biarkan tubuhnya dimakan oleh hewan pemakan bangkai hingga akan dikumpulkan pada Hari Kiamat pada perut hewan-hewan tersebut'." (Anas bin Malik) berkata; "Kemudian beliau meminta namirah untuk mengkafaninya, yang mana jika dipakai untuk menutupi kepala maka kakinya kelihatan dan jika dipakai untuk menutupi kaki maka kepalanya kelihatan." (Anas bin Malik) berkata; "Ketika itu banyak sekali yang terbunuh, sehingga jumlah kafan hanya sedikit." (Anas bin Malik) berkata; "Maka terkadang satu orang atau dua orang atau tiga orang dengan satu kafan kemudian mereka dikubur dalam satu kubur. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menanyakan siapakah di antara mereka yang paling banyak menghafal Al Quran? Lantas beliau mendahulukan orang tersebut untuk dihadapkan ke kiblat." (Anas bin Malik) berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengubur mereka tanpa menshalatkan mereka." Abu 'Isa berkata; "Hadits Anas merupakan hadits hasan gharib. Kami tidak mengetahui hadits Anas kecuali melalui jalur ini. Namirah adalah selimut dari bulu yang telah usang. Dan banyak jalur yang berbeda dengan riwayat Usamah bin Zaid, yaitu; [Laits bin Sa'ad] meriwayatkannya dari [Ibnu Syihab] dari [Abdurrahman bin Ka'ab bin Malik] dari [Jabir bin Abdullah bin Zaid]. [Ma'mar] meriwayatkan dari [Zuhri] dari [Abdullah bin Tsa'labah] dari [Jabir] dan kami tidak mengetahui ada seorangpun yang menyebutnya dari Zuhri dari Anas kecuali Usamah bin Zaid. Aku bertanya kepada Muhammad mengenai hadits ini, beliau menjawab: "Hadits Laits dari Ibnu Syihab dari Abdurrahman bin Ka'ab bin Malik dari Jabir lebih shahih."

tirmidzi:937

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna], telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] dari ['Amr bin Murrah] dari [Abdurrahman bin Abu Laila] berkata; " [Zaid bin Arqam] mengucapkan takbir pada (shalat) jenazah kami sebanyak empat kali. Pada suatu ketika, pernah mengucapkan (takbir dalam shalat jenazah) untuk satu jenazah lima kali. Kami menanyakan hal itu. Dia menjawab; 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkannya demikian'." Abu Isa berkata; "Hadits Zaid bin Arqam merupakan hadits hasan sahih. Sebagian ulama dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan yang lainnya berpendapat demikian. Mereka berpendapat bahwa takbir pada (shalat) jenazah itu adalah lima kali. Ahmad dan Ishaq berkata; 'Jika imam bertakbir atas jenzah lima kali, maka imam harus diikuti'."

tirmidzi:944

Telah bercerita kepada kami [Abu 'Ammar, Al Husain bin Huraits], telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Yazid Al Washiti] dari [Isma'il bin Muslim Al Maki] dari [Abu Az-Zubair] dari [Jabir] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seorang bayi tidak perlu dishalati, juga tidak mewarisi dan mewariskan hingga dia dapat menangis (menampakan tanda kehidupan)." Abu 'Isa berkata; "Ini merupakan hadits mudhtharib. Sebagian orang meriwayatkannya dari Abu Zubair dari Jabir dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam secara marfu'. Asy'ats bin Sawwar dan yang lainnya meriwayatkan dari Abu Zubair dari Jabir secara mauquf. Muhammad bin Ishaq meriwayatkannya dari 'Atha` bin Abu Rabah dari Jabir secara mauquf dan sepertinya riwayat yang mauquf ini lebih shahih daripada riwayat yang marfu'. Sebagian ulama berpendapat dengan hadits ini, yaitu seorang bayi tidak dishalati sehingga dia menangis. Mereka diantaranya Sufyan Ats Tsauri dan Syafi'i."

tirmidzi:953

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Munir] dari [Sa'id bin 'Amir] dari [Hammam] dari [Abu Ghalib] berkata; "Saya telah shalat bersama [Anas bin Malik] pada atas seorang jenazah laki-laki, maka dia berdiri pada arah kepalanya, lalu mereka datanglah seorang jenazah perempuan dari Quraisy. Mereka mengatakan; 'Wahai Abu Hamzah! Shalatlah atasnya.' Lalu dia berdiri pada arah tengahnya. Al 'Ala` bin Ziyad bertanya; 'Apakah begitu kamu melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shalat atas jenazah wanita dan jenazah laki-laki? ' Dia menjawab; 'Ya.' Tatkala telah selesai, dia berkata; 'Jagalah hal itu!" Hadits semakna diriwayatkan dari Samurah. Abu Isa berkata; "Hadits Anas merupakan hadits hasan. Lebih dari satu orang yang meriwayatkan dari [Hammam] seperti di atas. [Waki'] meriwayatkan hadits ini dari [Hammam] lalu dia ragu. Dia mengatakan dari Ghalib dari Anas, dan yang sahih adalah dari Abu Ghalib. [Abdul Warits bin Sa'id] dan yang lainnya meriwayatkan hadits ini dari [Abu Ghalib] seperti riwayat hadits Hammam. Mereka berselisih pada nama Ghalib, sebagian berkata; namanya adalah Nafi', sebagian lagi namanya adalah Rafi'. Sebagian ulama berpendapat demikian, di antaranya adalah Ahmad dan Ishaq."

tirmidzi:955

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah], telah menceritakan kepada kami [Laits] dari [Ibnu Syihab] dari [Abdurrahman bin Ka'Abu Bakar bin Malik] bahwa [Jabir bin Abdullah] mengabarinya bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengumpulkan dua orang dari para korban Perang Uhud dengan satu kain kafan, lalu beliau bertanya: "Mana di antara keduanya yang lebih banyak hafal Al Qur'an?" Tatkala ditunjukkan salah satunya, maka beliau mendahulukannya untuk dimasukkan ke dalam liang lahad. Beliau bersabda: "Saya akan menjadi saksi atas mereka pada Hari Kiamat." Beliau memerintahkan agar menguburkan mereka dengan darah-darah mereka. Beliau tidak menshalatkannya, juga tidak memandikannya. (Abu Isa At Tirmidzi) berkata; "Hadits semakna diriwayatkan dari Anas bin Malik. Abu Isa berkata; "Hadits Jabir merupakan hadits hasan shahih. Hadits ini diriwayatkan dari [Az-Zuhri] dari [Anas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Juga diriwayatkan dari [Az-Zuhri] dari [Abdullah bin Tsa'labah bin Abu Shu'air] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Di antara mereka ada yang menyebutkan dari Jabir. Ulama berselisih tentang shalat atas orang mati syahid. Sebagian berpendapat; tidak perlu dishalati orang yang syahid. Ini pendapat panduduk Madinah, juga pendapat Syafi'i dan Ahmad. Sebagian berpendapat; orang yang syahid harus dishalati, mereka berdalil dengan hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau shalat atas Hamzah. Ini adalah pendapat Ats Tsauri dan penduduk Kufah dan juga Ishaq"

tirmidzi:957

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Mani'], telah menceritakan kepada kami [Husyaim] telah mengabarkan kepada kami [Asy Syaibani], telah menceritakan kepada kami [Asy Sya'bi], telah mengabarkan kepadaku [seorang yang telah melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam] dia telah melihat satu kuburan menyendiri, lalu dia membariskan para sahabatnya di belakangnya, lalu dia menshalatinya. Ada yang bertanya kepadanya; "Siapa yang menshalatinya?" dia menjawab; "Ibnu Abbas" (Abu Isa At Tirmidzi) berkata; "Hadits semakna diriwayatkan dari Anas, Buraidah, Yazid bin Tsabit, Abu Hurairah, 'Amir bin Rabi'ah, Abu Qatadah dan Sahal bin Hunaif." Abu Isa berkata; "Hadits Ibnu Abbas merupakan hadits hasan sahih. Sebagian ulama dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan yang lainnya mengamalkannya. Ini juga merupakan pendapat Syafi'i, Ahmad dan Ishaq. Sebagian ulama berkata; 'Tidak boleh shalat di atas kuburan'. Ini adalah pendapat Malik bin Anas. Abdullah bin Mubarak berkata; "Jika mayit telah dikubur dan belum dishalati, maka dishalati di atas kuburannya" Ibnu Mubarak berpendapat bahwa shalat di atas kuburan adalah boleh. Ahmad dan Ishaq berkata; "Boleh shalat di atas kuburan sampai waktu sebulan." Mereka berdua berkata; "Kami sering mendengar dari Ibnu Musayyab bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shalat di atas kuburan Ummu Sa'ad bin 'Ubadah setelah satu bulan."

tirmidzi:958

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib], telah menceritakan kepada kami ['Abdah bin Sulaiman] dari [Muhammad bin 'Amr], telah menceritakan kepada kami [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang menshalati jenazah, maka dia akan mendapatkan satu Qirath. Barangsiapa yang mengikutinya sampai dikubur, maka dia akan mendapatkan dua Qirath, salah satunya atau yang paling kecil di antara keduanya adalah sebesar Gunung Uhud." Saya sampaikan hal itu kepada Ibnu Umar, dia memerintahkanku bertanya kepada Aisyah. [Aisyah] menjawab; 'Abu Hurairah benar.' Ibnu Umar berkata; 'Berarti kita telah banyak kehilangan banyak Qirath'." Hadits semakna diriwayatkan dari Al Bara`, Abdullah bin Mughaffal, Abdullah bin Mas'ud, Abu Sa'id, 'Ubay bin Ka'ab, Ibnu Umar dan Tsauban. Abu Isa berkata; "Hadits Abu Hurairah merupakan hadits hasan sahih. Telah diriwayakan dari banyak jalur."

tirmidzi:961

Telah menceritakan kepada kami [Al Husain bin Huraits], telah menceritakan kepada kami [Isa bin Yunus] dari [Ibnu Juraij] dari [Abdullah bin Abu Mulaikah] berkata; "Abdurrahman bin Abu Bakar meninggal di Hubsyi. Kemudian dia dibawa ke Makkah dan dikubur di dalamnya. Tatkala [Aisyah] datang, dia mengunjungi kuburan Abdullah bin Abu Bakar, lalu berkata; "Kami adalah orang yang duduk di suatu raja di Iraq dalam waktu yang lama (empat puluh tahun) sampai dikatakan tidak akan berpisah lagi. Tatkala kami berpisah, seolah saya dan si mayit karena lamanya bersatu, belum pernah sekalipun bermalam bersama." Lalu dia berkata; "Demi Allah, kalau saja saya hadir pada (kematian) mu, niscaya kamu tidak akan dikubur kecuali di tempat kamu meninggal. Seandainya saya menyaksikanmu, niscaya saya tidak akan mengunjungimu."

tirmidzi:975

Telah bercerita kepada kami [Abu Kuraib] dan [Muhammad bin 'Amr As shallallahu 'alaihi wasallamaq] berkata; Telah bercerita kepada kami [Yahya bin Al Yaman] dari [Al Minhal bin Khalifah] dari [Al Hajjaj bin Arthah] dari ['Atha`] dari [Ibnu Abbas] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memasuki kuburan pada malam hari, kemudian dinyalakan lampu untuk mayit. (Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam) membawa mayit dari arah kiblat dan membaca: RAHIMAKALLAH IN KUNTA LA AWWAHAN TALLAHAN LILQUR'ANI (Semoga Allah merahmati engkau. Engkau orang yang banyak menangis dan merebahkan diri karena takut kepada Allah dan banyak membaca Al Quran) lalu (Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam) melakukan shalat atasnya dengan bertakbir empat kali. (Abu Isa At Tirmidzi) berkata; "Hadits semakna diriwayatkan dari Jabir dan Yazid bin Tsabit, saudara Zaid bin Tsabit yang lebih tua darinya." Abu 'Isa berkata; "Hadits Ibnu Abbas ialah hadits hasan. Sebagian ulama telah berpendapat dengan hadits ini. Mereka berkata; 'Mayit dimasukan ke dalam kubur dari arah kiblat.' Sebagian ulama berpendapat; 'Mayit dimasukan kepalanya terlebih dahulu dari bagian belakang kubur.' Kebanyakan ulama memberi keringanan dalam mengubur pada malam hari."

tirmidzi:977

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Musa] dan [Harun bin Abdullah Al Bazaar] berkata; Telah menceritakan kepada kami [Abu Daud Ath Thayalisi] telah menceritakan kepada kami [Daud bin Abu Al Furat], telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Buraidah] dari [Abu Al Aswad Ad Dili] berkata; "Saya datang ke Madinah, lalu saya menemui [Umar bin khattab]. Lalu lewatlah orang-orang yang membawa jenazah, dan mereka memujinya dengan kebaikan. Umar berkata; 'Wajib.' Saya bertanya kepada Umar; 'Apanya yang wajib." Dia menjawab; 'Saya menjawab sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab; Tidaklah seorang muslim yang disaksikan oleh tiga orang kecuali wajib baginya syurga'. (Abu Al Aswad Ad Dili) bertanya; 'Kalau dua orang? ' dia menjawab; 'Dua orang juga.' (Umar bin khaththab) berkata; 'Kami tidak menanyakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam jika satu orang'." Abu Isa berkata; "Ini merupakan hadits hasan sahih. Abu Aswad Ad Dili namanya adalah Zhalim bin 'Amr bin Sufyan."

tirmidzi:979

Telah menceritakan kepada kami [Yusuf bin Isa], telah menceritakan kepada kami [Waki'] telah menceritakan kepada kami [Isra`il] dan [Syarik] dari [Simak bin Harb] dari [Jabir bin Samurah] bahwa seorang laki-laki telah bunuh dirinya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak menshalatinya. Abu Isa berkata; "Ini merupakan hadits hasan sahih. Ulama berselisih dalam masalah ini. Sebagian berkata; 'Semua orang yang masih shalat menghadap kiblat, maka harus dishalati walau orang yang bunuh diri.' Ini merupakan pendapat Ats Tsauri dan Ishaq. Ahmad berkata; 'Imam tidak boleh menshalati orang yang bunuh diri, sedang selain imam boleh menshalatnya'."

tirmidzi:988

Telah menceritakan kepada kami [Abu Salamah, Yahya bin Khalaf Al Basri], telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Al Mufadlal] dari [Abdurrahman bin Ishaq] dari [Sa'id bin Abu Sa'id Al Maqburi] dari [Abu Hurairah] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika salah seorang dari kalian dikuburkan, maka akan datang kepadanya dua Malaikat yang hitam dan kedua mata mereka biru. Salah satunya bernama Munkar dan yang lainnya bernama Nakir. Keduanya bertanya: 'Apakah pendapatmu mengenai lelaki ini? ' Lalu dia menjawab sebagaimana yang pernah dikatakan dahulu; 'Dia adalah hamba Allah dan Rasul-Nya. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah selain Allah dan Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya'. Keduanya berkata; 'Kami sudah mengetahui bahwa kamu akan mengucapkan demikian.' Kemudian kuburnya dilapangkan seluas tujuh puluh hasta dikali tujuh puluh hasta. Lalu diterangi dan dikatakan kepadanya; 'Tidurlah, ' dia berkata; 'Biarkanlah aku kembali kepada keluargaku untuk mengabarkan kepada mereka.' Keduanya berkata; 'Tidurlah seperti pengantin yang tidak dibangunkan kecuali oleh orang yang paling dia cintai', hingga Allah membangkitkannya dari tempat tidurnya. Adapun seorang munafik berkata; 'Aku hanya mendengar orang-orang mengatakanya lalu aku ikut mengatakannya. Aku tidak tahu. Keduanya berkata; 'Kami sudah tahu mengatakan demikian. Lalu dikatakan kepada bumi; 'Himpitlah dia! ' lantas bumi menghimpitnya hingga persendiannya hancur. Dan dia terus diadzab di dalamnya hingga Allah membangkitkan dari tempat tidurnya." Hadits semakna diriwayatkan dari Ali, Zaid bin Tsabit, Ibnu Abbas, Barra` bin 'Azib, Abu Ayyub, Anas, Jabir, 'Aisyah dan Abu Sa'id. Semuanya meriwayatkannya dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengenai adzab kubur. Abu Isa berkata; "Hadits Abu Hurairah merupakan hadits hasan gharib."

tirmidzi:991

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Mani'], telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Za`idah] berkata; Telah menceritakan kepadaku ['Ashim bin Sulaiman Al Ahwal] dari [Bakr bin Abdullah Al Muzani] dari [Al Mughirah bin Syu'bah], dia meminang seorang wanita. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Lihatlah dia! karena hal itu akan lebih melanggengkan perkawinan kalian berdua." Hadits semakna diriwayatkan dari Muhammad bin Maslamah, Jabir, Abu Humaid, Anas dan Abu Hurairah. Abu Isa berkata; "Ini merupakan hadits hasan sahih. Sebagian ulama mengamalkan hadits ini. Mereka berkata; 'Tidak mengapa melihat kepadanya, selama tidak melihat hal-hal (bagian anggota tubuh) yang diharamkan.' Ini pendapat Ahmad dan Ishaq. Makna perkataan; "..lebih melanggengkan perkawinan kalian berdua." adalah langgengnya kasih sayang di antara keduanya."

tirmidzi:1007

Telah menceritakan kepada kami [Humaid bin Mas'adah Al Bashri], telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Al Mufadlal], telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Dzakwan] dari [Ar Rubai' binti Mu'awwidz] berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menemuiku pada pagi hari setelah saya digauli. Beliau duduk pada tempat dudukku seperti tempat dudukmu itu dariku. Anak-anak perempuan kami memukul gendang dan menyanjung orang-orang tua kami yang telah terbunuh pada Perang Badar. Salah seorang dari mereka ada yang mendendangkan (syair); 'Di antara kami ada seorang Nabi yang mengetahui hari esok hari'." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berhentilah (diamlah) dari ucapan itu, katakanlah sebagaimana yang kamu ucapakan tadi." Abu Isa berkata; "Ini merupakan hadits hasan sahih."

tirmidzi:1010

Telah menceritakan kepada kami [Hannad], telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Syaqiq] dari [Abu Mas'ud] berkata; "Seorang laki-laki yang bernama Abu Syua'ib menemui pelayannya, sebagai tukang daging. Dia berkata; 'Buatkan untukku makanan yang cukup untuk lima orang. Saya melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tampak lapar.' (Abu Mas'ud) berkata; "Dia membuat makanan. Abu Syua'ib mengirim seseorang untuk mengundang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan orang-orang yang sedang duduk bersama beliau. Tatkala Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bangkit, ada seorang laki-laki lain mengikutinya. Saat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sampai di depan pintu, beliau bertanya kepada tuan rumah: 'Ada seorang laki-laki yang ikut kami. Tadi dia tidak bersama kami saat kamu mengundangnya. Jika kamu mengizinkannya maka dia akan masuk'. Dia menjawab; 'Ya. Kami mengizinkannya. persilahkan dia masuk'." Abu Isa berkata; "Ini merupakan hadits hasan sahih." (Abu Isa At Tirmidzi) berkata; "Hadits semakna diriwayatkan dari Ibnu Umar."

tirmidzi:1018

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali Al Khalal], telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Isa] dan [Abdullah bin Nafi' Ash Sha`igh] berkata; Telah mengabarkan kepada kami [Malik bin Anas] dari [Abu Hazim bin Dinar] dari [Sahl bin Sa'ad As Sa'idi] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam didatangi seorang wanita lalu berkata; "Aku berikan diriku kepada engkau." Dia berdiri dalam waktu yang lama. Ada seorang laki-laki yang berkata; "Wahai Rasulullah, nikahkanlah dia denganku, jika engkau tidak menyukainya." Beliau bertanya: "Apakah kamu memiliki sesuatu untuk maharnya." Dia menjawab; "Saya tidak punya apapun kecuali pakaian yang ada pada badanku ini." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyanggah: "Jika pakaianmu kamu berikan, maka kau duduk tanpa pakaian. Carilah yang lainnya!" Dia menjawab; "Tidak ada." Beliau menyuruh: "Carilah walau (sebuah) cincin besi." Dia mencarinya, namun tetap tidak mendapatkannya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Apakah kamu hafal (ayat) Al Quran?" Dia menjawab; "Ya. surat ini dan itu." -beberapa surat yang dia baca-. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku nikahkan kamu dengannya dengan (mahar) hafalanmu (atas ayat-ayat) Al Qur'an." Abu Isa berkata; "Ini merupakan hadits hasan sahih." Imam Syafi'i berpendapat berdasarkan hadits ini. Dia berkata; jika dia tidak memiliki sesuatu untuk mahar, maka dia bisa menikahinya dengan beberapa surat dari Al Qur'an. Nikahnya boleh dan dia harus mengajarinya beberapa surat Al Qur'an. Sebagian ulama berpendapat; Nikahnya boleh dan dia harus membayar mahar sepadan. Ini pendapat penduduk Kufah, Ahmad dan Ishaq."

tirmidzi:1032

Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar] dan [Ishaq bin Manshur] berkata; Telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] dari [Aisyah] berkata; "Istri Rifa'ah Al Quradli menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Dia berkata; 'Saya istri Rifa'ah, dia telah menceraikanku dengan talak ba'in. Kemudian saya menikah dengan Abdurrahman bin Zubair. Ternyata dia bagaikan ujung kain (lemah syahwat) '. Beliau bertanya: 'Apakah kamu hendak kembali kepada Rifa'ah? Janganlah kamu melakukannya sampai kamu merasakan madunya dan dia merasakan madumu (melakukan jima') '." (Abu Isa At Tirmidzi) berkata; "Hadits semakna diriwayatkan dari Umar, Anas, Rumaisha` atau Ghumaisha`dan Abu Hurairah." Abu Isa berkata; "Hadits Aisyah merupakan hadits hasan sahih. Kebanyakan ulama dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan yang lainnya berpendapat bahwa jika seorang laki-laki mencerai isterinya tiga kali (talak tiga). Lalu dia menikah dengan pria yang lain. Lantas dia (suami tersebut) mentalaknya sebelum menggaulinya, maka tidak halal bagi suami pertama, jika memang dia (wanita tersebut) belum digauli oleh suami yang keduanya."

tirmidzi:1037

Telah menceritakan kepada kami [Yusuf bin Isa], telah menceritakan kepada kami [Waki'], telah menceritakan kepada kami [Abdul Hamid bin Ja'far] dari [Yazid bin Abu Habib] dari [Martsad bin Abdullah Al Yazani Abu Al Khair] dari ['Uqbah bin 'Amir Al Juhani] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Syarat yang paling berhak untuk dipenuhi adalah syarat yang dilakukan untuk menghalalkan kemaluan." Telah menceritakan kepada kami [Abu Musa, Muhammad bin Al Mutsanna], telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Abdul Hamid bin Ja'far] seperti di atas. Abu Isa berkata; "Ini merupakan hadits hasan sahih. Sebagian kalangan ulama dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di antaranya Umar bin khaththab berpendapat; jika seorang laki-laki menikahi seorang wanita dan mensyaratkan agar suami tidak mengeluarkannya dari desanya. Maka dia tidak boleh mengeluarkan istrinya. Ini pendapat sebagian ulama, juga pendapat Syafi'i, Ahmad dan Ishaq. Diriwayatkan dari Ali bin Abu Thalib, berkata; "Syarat Allah sebelum syaratnya." seolah dia berpendapat bahwa bagi suami bisa mengeluarkannya walau isteri sebelumnya mensyaratkan untuk tidak mengeluarkannya." Sebagian ulama juga berpendapat demikian. Ini juga merupakan pendapat Sufyan Ats Tsaur dan sebagian penduduk Kufah.

tirmidzi:1046

Aisyah berkata; "Telah diturunkan dalam Al Quran: 'Sepuluh kali menyusui yang diketahui...' Lalu dihapus lima kali, menjadi: 'Lima kali menyusui yang diketahui.' Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam wafat dan jumlahnya tidak berubah. Telah menceritakan kepada kami, hal itu [Ishaq bin Musa Al Anshari], telah menceritakan kepada kami [Ma'an], telah menceritakan kepada kami [Malik] dari [Abdullah bin Abu Bakar] dari ['Amrah] dari [Aisyah] dengan hadits ini. Berdasarkan hadits ini pula Aisyah dan sebagian istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berfatwa. Ini juga merupakan pendapat Syafi'i dan Ishaq. Sedangkan Ahmad berpendapat berdasarkan hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang berbunyi: "Tidak mengharamkan satu atau dua hisapan" Ahmad juga berkata: Jika seseorang berpegang dengan pendapat Aisyah, -yaitu pendapat lima persusuan- maka itu adalah madzhab yang kuat, yang mana tidak akan ada yang mempermasalahkannya. Sebagian ulama dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan yang lainnya berpendapat: Sedikit atau banyaknya air susu yang diminum, jika telah sampai di perut. Maka itu dapat mengharamkan. Ini pendapat Sufyan Ats Tsauri, Malik bin Anas, Al Auza'i, Abdullah bin Mubarak, dan Waki' serta dari penduduk Kufah. Abdullah bin Abu Mulaikah adalah Abdullah bin Ubaidillah bin Abu Mulaikah, diberi kunyah Abu Muhammad. Abdullah telah menjadikannya qadli (hakim) di Tha`if. Ibnu Juraij berkata; dari Ibnu Abu Mulaikah dia berkata; Aku telah bertemu dengan tiga puluh orang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam."

tirmidzi:1070

Telah menceritakan kepada kami [Abu Sa'id Al Asyaj], telah menceritakan kepada kami [Abu Khalid Al Ahmar] dari [Adl Dlahak bin 'Utsman] dari [Makhramah bin Sulaiman] dari [Kuraib] dari [Ibnu Abbas] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah tidak akan melihat seorang lelaki yang menyetubuhi lelaki lain (homoseksual) atau (menyetubuhi) wanita dari duburnya." Abu Isa berkata; "Ini merupakan hadits hasan gharib."

tirmidzi:1086

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar], telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Mahdi], telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Isma'il bin Abu Khalid] dari [Asy Sya'bi] dari [Masruq] dari [Aisyah] berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyuruh kami memilih, maka kami (para istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam) tetap memilih beliau. Apakah itu merupakan talak?" Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar], telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Mahdi], telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Al A'masy] dari [Abu Adl Dluha] dari [Masruq] dari [Aisyah] seperti di atas. Abu Isa berkata; "Ini merupakan hadits hasan sahih. Para ulama berselisih pendapat dalam masalah khiyar. Diriwayatkan dari Umar dan Abdullah bin Mas'ud, keduanya berkata; jika dia memilih dirinya maka itu termasuk talak ba`in. Diriwayatkan dari keduanya, berkata; itu adalah talak satu dan masih bisa rujuk. Jika dia memilih suaminya, maka itu tidak dianggap talak. Diriwayatkan dari Ali, dia berkata; jika dia memilih untuk bercerai maka hukumnya adalah talak tiga. Jika dia memilih kembali ke suami maka hukumnya adalah talak satu. Zaid bin Tsabit berkata; jika dia memilih suaminya, hukumnya adalah talak satu. Jika dia memilih talak maka hukumnya adalah talak tiga. Kebanyakan ulama dan fuqaha` dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan setelah mereka pada masalah ini mengikuti pendapat Umar dan Abdullah. Ini pendapat Ats Tsauri dan penduduk Kufah. Ahmad bin Hanbal mengikuti pendapat Ali Radliyallah 'anhu.

tirmidzi:1099

Telah memberitakan kepada kami [Muhammad bin Abdurrahman Al Baghdadi] telah memberitakan kepada kami [Ali bin Bahr] telah memberitakan kepada kami [Hisyam bin Yusuf] dari [Ma'mar] dari [Amru bin Muslim] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] bahwa isteri Tsabit bin Qais mengajukan gugatan cerai kepada suaminya pada masa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkannya untuk melakukan iddah selama satu kali haidh. Abu Isa berkata; Hadits ini hasan gharib, para ulama berselisih mengenai iddah wanita yang mengajukan gugatan cerai. Kebanyakan ulama dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan selain mereka berpendapat; Iddah wanita yang mengajukan gugatan cerai adalah seperti iddah wanita yang ditalak yaitu tiga kali haidh, ini adalah pendapat Sufyan Ats Tsauri dan penduduk Kuffah demikian pula dengan pendapat Ahmad dan Ishaq. Sedangkan sebagian ulama dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan selain mereka berpendapat; Bahwa iddah wanita yang mengajukan gugatan cerai adalah satu kali haidh. Ishaq berkata; Jika ada orang yang sependapat dengan pendapat ini maka itulah pendapat yang kuat.

tirmidzi:1106

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Sulaiman bin Yasar] bahwa Abu Hurairah, Ibnu Abbas dan Abu Salamah bin Abdurrahman saling membahas wanita hamil yang ditinggal oleh mati suaminya, lalu melahirkan sesudah suaminya meninggal. Ibnu Abbas pun berkata; Ia melakukan iddah dengan masa yang paling akhir (lama) dari dua masa iddahnya. Abu Salamah berkata; Bahkan ia telah halal ketika melahirkan. Sedangkan Abu Hurairah berkata; Aku sependapat dengan anak saudaraku yakni Abu Salamah. Maka mereka mengutus seseorang kepada [Ummu Salamah], isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ia pun mengatakan; Subai'ah Al Aslamiyyah telah melahirkan dengan jarak waktu yang pendek sesudah suaminya meninggal, ia pun meminta fatwa kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau menyuruhnya untuk menikah. Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih.

tirmidzi:1115

[Zainab] berkata; Dan aku pun mendengar ibuku, [Ummu Salamah], berkata; Ada seorang wanita datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata; Wahai Rasulullah, sesungguhnya anak perempuanku ditinggal mati suaminya dan kedua matanya sakit, bolehkah kami memberi celak pada matanya? Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Jangan." Beliau mengatakan dua atau tiga kali, setiap pertanyaan beliau menjawab: "Jangan." Kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya iddahnya adalah empat bulan sepuluh hari, pada masa jahiliyah salah seorang dari kalian (berkabung) dengan cara melempar kotoran unta pada penghujung akhir tahun." Ia mengatakan; Dalam hal ini ada hadits serupa dari Furai'ah binti Malik saudari Abu Sa'id Al Khudri dan Hafshah binti Umar. Abu Isa berkata; Hadits Zainab adalah hadits hasan shahih serta menjadi pedoman amal menurut kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan selain mereka, bahwa seorang wanita yang ditinggal mati suaminya, harus menjauhkan diri dari wewangian dan berhias pada masa iddahnya. Dan ini pendapat Sufyan Ats Tsauri, Malik bin Anas, Asy Syafi'i, Ahmad dan Ishaq.

tirmidzi:1118

Telah menceritakan kepada kami [Hannad] telah menceritakan kepada kami [Abdah bin Sulaiman] dari [Abdul Malik bin Abu Sulaiman] dari [Sa'id bin Jubair] ia berkata; Aku ditanya tentang dua orang yang bersumpah li'an pada masa pemerintahan Mush'ab bin Az Zubair; Apakah keduanya harus dipisahkan? Aku tidak tahu apa yang harus aku jawab, lalu aku bangkit dari tempatku dan pergi ke rumah [Abdullah bin Umar] meminta izin kepadanya, tetapi dikatakan kepadaku bahwa ia sedang tidur qailulah (tidur siang). Ternyata ia mendengar suaraku, maka ia berkata; Apakah itu Ibnu Jubair, masuklah, tidaklah engkau datang kepadaku melainkan karena ada kepentingan. Ia melanjutkan; Lalu aku pun masuk menemuinya sedang ia menggelar pelana kuda miliknya. Aku bertanya; Wahai Abu Abdurrahman, tentang dua orang yang bersumpah li'an, apakah keduanya dipisahkan? Maka ia menjawab; Subhanallah, ya, sesungguhnya orang yang pertama kali bertanya tentang hal tersebut adalah Fulan bin Fulan, ia menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya bertanya; Wahai Rasulullah, menurutmu jika salah seorang dari kami melihat isterinya berbuat keji, apa yang harus ia perbuat. Jika harus berbicara maka ia harus berbicara perkara besar, namun jika ia diam maka ia mendiamkan perkara besar. Ia melanjutkan; Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam diam dan tidak menjawabnya. Setelah itu ia datang lagi menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata; Sesungguhnya yang aku tanyakan kepada engkau telah menimpaku. Lalu Allah menurunkan ayat yang terdapat dalam surat An Nur: (Dan orang-orang yang menuduh isterinya (berzina), padahal mereka tidak mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri) hingga akhir ayat, lalu beliau memanggil laki-laki itu dan membacakan ayat-ayat itu kepadanya. Beliau menasihati dan memberitahukan kepadanya: "Sesungguhnya siksa dunia lebih ringan dari pada siksa akhirat." Orang itu berkata; Tidak demi Yang mengutus engkau dengan kebenaran, aku tidak berdusta tentang isteriku itu. Kemudian beliau mengulangi hal yang sama kepada isterinya, menasihati, mengingatkan dan memberitahukan kepadanya: "Sesungguhnya siksa dunia lebih ringan dari pada siksa akhirat." Ia pun menjawab; Tidak demi Yang mengutus engkau dengan kebenaran, suamiku tidak benar. Ia melanjutkan; Lalu beliau memulai dengan laki-laki itu, ia bersyahadat empat kali dengan syahadat kepada Allah; Sesungguhnya ia termasuk orang-orang yang benar (di dalam tuduhannya). Dan yang kelima; Sesungguhnya laknat Allah kepadanya jika ia termasuk orang-orang yang berdusta. Kemudian beliau menyuruh kepada wanita itu, lalu ia bersyahadat empat kali dengan syahadat kepada Allah; Sesungguhnya ia termasuk orang-orang yang berdusta. Dan yang kelima; Sesungguhnya kemurkaan Allah akan menimpaku jika ia termasuk orang-orang yang benar. Kemudian beliau menceraikan keduanya. Ia mengatakan; Dalam hal ini ada hadits serupa dari Sahl bin Sa'd, Ibnu Abbas, Ibnu Mas'ud dan Hudzaifah. Abu Isa berkata; Hadits Ibnu Umar adalah hadits hasan shahih dan hadits ini menjadi pedoman amal menurut para ulama.

tirmidzi:1123

Telah menceritakan kepada kami [Al Anshari] telah memberitakan kepada kami [Ma'n] telah memberitakan kepada kami [Malik] dari [Sa'd bin Ishaq bin Ka'b bin 'Ujrah] dari bibinya [Zainab binti Ka'b bin 'Ujrah] bahwa [Al Furai'ah binti Malik bin Sinan], ia adalah saudari Abu Sa'id Al Khudri, mengabarkan kepadanya bahwa ia pernah menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meminta izin untuk kembali kepada keluarganya di banu Khudrah, karena suaminya ketika keluar mencari budaknya yang kabur hingga ke ujung Qudum, ia mendapatkannya yang akhirnya mereka membunuhnya. Ia melanjutkan; Lalu aku meminta izin kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk kembali ke keluargaku, karena suamiku tidak meninggalkan tempat tinggal yang ia miliki dan nafkah untukku. Ia berkata; Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Ya. Ia melanjutkan lagi; Lalu aku berangkat pulang sehingga ketika aku berada di kamar atau di masjid, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memanggilku atau beliau memerintahkanku untuk menghadapnya. Beliau pun bertanya: "Bagaimana kamu tadi berkata?" Ia berkata lagi; Lalu aku mengulangi ceritaku kepada beliau tentang kejadian yang menimpa suamiku. Beliau menjawab: "Tinggallah di rumahmu hingga masa iddahmu habis." Ia mengatakan; Lalu aku melakukan iddah selama empat bulan sepuluh hari. Ia melanjutkan; Ketika Utsman (menjadi Khalifah) ia datang kepadaku lalu bertanya tentang hal itu kepadaku, aku pun memberitahukan kepadanya, lalu ia mengikuti dan memutuskan perkara seperti itu. [Muhammad bin Basysyar] telah memberitakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] telah memberitakan kepada kami [Sa'd bin Ishaq bin Ka'b bin 'Ujrah] lalu ia menyebutkan seperti itu secara maknanya. Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih dan hadits ini menjadi pedoman amal menurut kebanyakan ulama dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan selain mereka, mereka berpendapat bahwa wanita yang berada dalam masa iddahnya tidak boleh untuk pindah dari rumah suaminya hingga habis masa iddahnya. Ini adalah pendapat Sufyan Ats Tsauri, Asy Syafi'i, Ahmad dan Ishaq. Sedangkan sebagian ulama dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan selain mereka berpendapat; Bagi seorang wanita boleh melakukan iddah sekehendak hatinya, meskipun ia tidak mau melakukan iddah di rumah suaminya, Abu Isa berkata; pandapat pertama lebih benar.

tirmidzi:1125

Telah menceritakan kepada kami [Abu Salamah Yahya bin Khalaf] telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Al Mufadhdhal] dari [Abdullah bin Utsman bin Khutsaim] dari [Isma'il bin Ubaid bin Rifa'ah] dari [ayahnya] dari [kakeknya] bahwa ia pernah keluar bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menuju tempat shalat, lalu beliau melihat orang-orang melakukan transaksi jual beli, beliau pun bersabda: "Wahai para pedagang." Lalu mereka menyambut seruan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan mengangkat leher dan pandangan mereka kepada beliau, lalu beliau bersabda: "Sesungguhnya para pedagang akan dibangkitkan pada hari kiamat sebagai orang-orang yang berdosa kecuali yang bertakwa kepada Allah, berbuat baik serta jujur." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih. Isma'il bin Ubaid bin Rifa'ah dipanggil juga dengan Isma'il bin Ubaidullah bin Rifa'ah.

tirmidzi:1131

Telah menceritakan kepada kami [Abu Hafsh Amru bin Ali] telah mengabarkan kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah mengabarkan kepada kami [Umarah bin Abu Hafshah] telah mengabarkan kepada kami [Ikrimah] dari [A`isyah] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memiliki dua buah pakaian yang terjahit dan tebal, jika beliau duduk lalu berkeringat maka hal itu terasa berat baginya. Kemudian datanglah pakaian-pakaian dari Syam milik seorang yahudi. Maka aku katakan; Tidakkah engkau mengutus seseorang untuk membeli dua buah pakaian darinya dan membayarnya di waktu lapang, maka beliau mengutus seseorang kepadanya. Orang itu pun berkata; Aku sudah tahu apa yang ia inginkan, ia hanya ingin mengambil harta atau dirham-dirhamku. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan: "Ia berdusta, sungguh ia sudah tahu bahwa aku adalah orang yang paling bertaqwa kepada Allah dan paling menjaga amanat dari mereka." Ia mengatakan; Dalam hal ini ada hadits serupa dari Ibnu Abbas, Anas, dan Asma` binti Yazid. Abu Isa berkata; Hadits A`isyah adalah hadits hasan gharib shahih dan telah diriwayatkan juga oleh [Syu'bah] dari [Umarah bin Abu Hafshah]. Ia mengatakan; Dan aku juga mendengar Muhammad bin Firas Al Bashri berkata; Aku mendengar Abu Dawud Ath Thayalisi berkata; Pada suatu hari Syu'bah pernah ditanya tentang hadits ini, ia pun menjawab; Aku tidak akan menceritakan kepada kalian hingga kalian menemui Harami bin Umarah bin Abu Hafshah lalu ciumlah kepalanya, ia melanjutkan; Padahal saat itu Harami bersama orang-orang. Abu Isa berkata; Maksudnya adalah kekaguman terhadap hadits ini.

tirmidzi:1134

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Adi] dari [Hisyam Ad Dastuwa`i] dari [Qatadah] dari [Anas], hadits dialihkan; [Muhammad] berkata; Dan telah menceritakan kepada kami [Mu'adz bin Hisyam] berkata; Telah menceritakan kepada kami [ayahnya] dari [Qatadah] dari [Anas] ia berkata; Aku berjalan menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan membawa roti gandum dan lemak yang telah berbau, sedangkan baju perangnya digadaikan kepada orang Yahudi dengan dua puluh sha' makanan yang diberikannya kepada keluarganya. Suatu hari aku telah mendengar beliau bersabda: "Tidaklah keluarga Muhammad memasuki waktu sore dengan satu sha' pun kurma dan tidak pula satu sha' biji-bijian." Padahal saat itu beliau memiliki sembilan isteri. Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih.

tirmidzi:1136

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Syu'bah] dari [Qatadah] dari [Shalih bin Al Khalil] dari [Abdullah bin Al Harits] dari [Hakim bin Hizam] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Penjual dan pembeli berhak khiyar selama mereka belum berpisah, jika keduanya jujur dan menjelaskan, maka mereka akan mendapatkan berkah dalam jual beli mereka, namun jika keduanya menyembunyikan dan berdusta, maka berkah jual beli mereka akan dihapus." Hadits ini shahih, dan beginilah yang telah diriwayatkan dari Abu Barzah Al Aslami bahwa ada dua orang laki-laki yang mengadukan permasalahan kepadanya tentang kuda yang telah mereka jual belikan, saat itu mereka berada di sebuah kapal. Maka ia menjawab; Aku tidak melihat kalian berpisah padahal Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Penjual dan pembeli berhak memilih selama mereka belum berpisah." Dan sebagian ulama penduduk Kufah dan selain mereka telah berpendapat bahwa perpisahan adalah dengan ucapan, ini adalah pendapat Sufyan Ats Tsauri. Beginilah yang telah diriwayatkan dari Malik bin Anas dan diriwayatkan pula dari Ibnul Mubarak bahwa ia berkata; Bagaimana aku menolak hal ini padahal hadits dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah shahih dan menguatkan pendapat ini. Makna sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Kecuali jual beli dengan cara khiyar (memilih)." Maksudnya hendaklah penjual memberi pilihan kepada pembeli setelah melakukan transaksi jual beli, jika penjual telah mempersilahkan pembeli untuk memilih lalu ia memilih (untuk membeli dan menyetujui transaksi) maka setelah itu tidak khiyar untuknya dalam membetalkan transaksi jual beli walaupun keduanya belum berpisah. Beginilah yang ditafsirkan oleh Asy Syafi'i dan yang lainnya. Dan di antara yang menguatkan pendapat yang mengatakan; Perpisahan adalah dengan badan bukan dengan ucapan adalah hadits Abdullah bin Amru dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

tirmidzi:1167

Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Zakariya] dari [Asy Sya'bi] dari [Jabir bin Abdullah] bahwa ia menjual unta dari Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam dan mensyaratkan agar mengantarkan ke rumahnya. Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih dan telah diriwayatkan dari Jabir melalui banyak jalur. Dan hadits ini menjadi pedoman amal menurut sebagian ulama dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan selain mereka, mereka berpendapat bolehnya syarat dalam jual beli jika hanya satu syarat, ini adalah pendapat Ahmad dan Ishaq. Sedangkan sebagian ulama berpendapat; Tidak boleh ada syarat dalam jual beli dan jual beli tidak sempurna jika terdapat syarat di dalamnya.

tirmidzi:1174

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin 'Ayyasy] dari [Abu Hushain] dari [Habib bin Abu Tsabit] dari [Hakim bin Hizam] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengutus Hakim bin Hizam untuk membelikannya seekor kambing kurban seharga satu dinar, lalu ia membeli seekor kambing kurban kemudian ia memutar keuntungan di dalamnya (dengan menjual kambing kurban yang telah dibelinya) hingga ia beruntung satu dinar. Kemudian ia membeli seekor kambing kurban yang lain (sebagai ganti yang dijual), lalu ia menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan membawa satu ekor kambing dan satu dinar. Beliau pun bersabda: "berkurbanlah dengan kambing tersebut dan sedekahkan satu dinarnya." Abu Isa mengatakan; Hadits Hakim bin Hizam tidak kami ketahui kecuali melalui jalur ini dan Habib bin Abi tsabit menurutku belum pernah mendengar dari Hakim bin Hizam.

tirmidzi:1178

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Sa'id Ad Darimi] telah menceritakan kepada kami [Habban] telah menceritakan kepada kami [Harun Al A'war Al Muqri`] telah menceritakan kepada kami [Az Zubair bin Al Khirrit] dari [Abu Labid] dari [Urwah Al Bariqi] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberikan kepadaku satu dinar untuk membeli seekor kambing untuknya, aku pun membelikannya dua kambing lalu aku menjual salah satu dari keduanya seharga satu dinar dan aku menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan membawa satu ekor kambing dan satu dinar. Lalu ia menceritakan kepada beliau tentang apa yang ia perbuat, maka beliau pun bersabda: "Semoga Allah memberkahi transaksi jual belimu.", Setelah itu ia pergi ke suatu tempat di Kufah lalu ia mendapatkan laba yang sangat banyak sehingga ia menjadi di antara penduduk kufah yang paling kaya. Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Sa'id Ad darimi] telah menceritakan kepada kami [Habban] telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Zaid] ia mengatakan; Telah menceritakan kepada kami [Az Zubair bin Khirrit] lalu ia menuturkan seperti itu dari [Abu Labid]. Abu Isa mengatakan; Sebagian ulama telah cenderung pada hadits ini dan mereka berfatwa dengannya, ini adalah pendapat Ahmad dan Ishaq. Sedangkan sebagian ulama tidak mengambil hadits ini, di antara mereka As Syafi'i dan Sa'id bin Zaid saudara Hammad bin Zaid. Dan Abu Labid namanya adalah Limazah bin Zabbar.

tirmidzi:1179

telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah menceritakan kepada kami [Thalq bin Ghannam] dari [Syarik] dan [Qais] dari [Abu Hashin] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] ia berkata; Nabi Shlallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Tunaikanlah amanat kepada orang yang memberi kepercayaan kepadamu dan janganlah engkau mengkhianati orang yang mengkhianatimu." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan gharib dan sebagian ulama cenderung untuk berpedoman terhadap hadits ini; Mereka mengatakan; Jika seseorang memiliki sesuatu pada orang lain, lalu orang lain itu membawanya (menggunakannya) kemudian ia (pemilik) mendapati sesuatu yang lain di sisinya (orang lain), maka ia tidak boleh menahan (mengambil) darinya (seuatu yang lain tersebut) sesuai dengan kadar yang dibawa dari miliknya, Dan sebagian ulama dari kalangan tabi'in membolehkannya, ini adalah pendapat Ats Tsauri, ia mengatakan; jika seseorang memiliki beberapa dirham pada orang lain, lalu ia mendapati berberapa dirham miliknya pada orang lain tersebut berupa beberapa dinar maka ia tidak boleh menahan (mengambil beberapa dinar yang ia dapati) sebagai ganti beberapa dirhamnya, namun jika ia mendapati beberapa dirhamnya pada orang lain itu masih berupa beberapa dirham maka ia boleh menahan (mengambilnya) menurut kadar miliknya yang terdapat pada orang lain tersebut.

tirmidzi:1185

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu 'Adi] dari [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Al Hasan] dari [Samurah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda; " tangan bertanggung jawab terghadap apa yang ia ambil hingga ia mengembalikannya (menunaikannya).", Qatadah berkata; Kemudian Al Hasan lupa seraya berkata; ia adalah orang yang kamu amanahi maka tidak ada tanggungan atasnya, maksudnya adalah (ia berbicara tentang) ariyah (pinjam meminjam). Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih dan sebagian ulama dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan selain mereka cenderung berpedoman dengan hadits ini, mereka berkata; Peminjam itu menanggung (jaminan), ini adalah pendapat Asy Syafi'i dan Ahmad. Dan sebagian ulama dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan selain mereka mengatakan; tanggungan (jaminan) bukan bagi peminjam kecuali jika ia menyelisihi, ini adalah pendapat Ats Tsauri dan orang-orang Kufah dan ini yang dikatakan Ishaq.

tirmidzi:1187

Telah menceritakan kepada kami [Hannad] telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Syaqiq bin Salamah] dari [Abdullah bin Mas'ud] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa bersumpah sedangkan ia berlaku curang di dalamnya, karena dengan itu ia dapat merampas harta seorang muslim, niscaya ia akan berjumpa dengan Allah sedangkan Dia dalam keadaan murka kepadanya." [Al Asy'ats bin Qais] berkata; Demi Allah, terhadapku. Pernah terjadi persengketaan tanah antara aku dan seorang Yahudi, ia mengingkariku, lalu aku adukan hal itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadaku: "Apakah engkau memiliki bukti?" Aku menjawab; Tidak. Beliau pun bersabda kepada orang yahudi; "Bersumpahlah." Aku mengatakan; Wahai Rasulullah, kalau begitu jika ia bersumpah maka ia akan membawa hartaku, Maka Allah Ta'ala menurunkan ayat: (Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit) hingga akhir ayat. Abu Isa berkata; Dan di dalam bab ini hadits serupa dari Wa`il bin Hujr, Abu Musa, Abu Umamah bin Tsa'labah Al Anshari dan Imran bin Hushain serta hadits Ibnu Mas'ud adalah hadits hasan shahih.

tirmidzi:1190

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah mengabarkan kepada kami [Bakr bin Mudlar] dari [Ubaidullah bin Zahr] dari [Ali bin Yazid] dari [Al Qosim] dari [Abu Umamah] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Janganlah kalian menjual budak-budak biduanita, jangan membeli, dan jangan pula mengajari mereka, tidak ada kebaikan dalam perdagangan mereka dan uang hasil penjualannya adalah haram." Dalam perkara seperti itu diturunkan ayat: "(Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah) … hingga akhir ayat. Ia mengatakan; Dalam hal ini ada hadits serupa dari Umar bin Al Khaththab. Abu Isa berkata; Sesungguhnya kami mengetahui hadits Abu Umamah seperti ini dari jalur ini namun sebagian ulama berkomentar terhadap Ali bin Yazid serta mendha'ifkannya, ia adalah orang Syam.

tirmidzi:1203

Telah menceritakan kepada kami [Abu Ammar Al Husain bin Huraits Al Khuza'i], telah menceritakan kepada kami [Al Fadlal bin Musa] dari [Shalih bin Abu Jubair] dari [ayahnya] dari [Rafi' bin Amr] ia berkata; Aku pernah melempar pohon kurma milik orang Anshar lalu mereka menangkap dan membawaku kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau pun bertanya: "Wahai Rafi', mengapa engkau melempar pohon kurma mereka?" Ia melanjutkan; Aku jawab; "Wahai Rasulullah, (hal itu aku lakukan) karena lapar." Beliau mengatakan; "Jangan engkau melempar, makanlah yang terjatuh, semoga Allah mengenyangkanmu hingga engkau puas." Hadits ini hasan gharib shahih.

tirmidzi:1209

Ia mengatakan; Dalam hal ini ada hadits serupa dari [Ibnu Umar] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau bersabda: "Tidak halal bagi seseorang yang memberi suatu pemberian lalu menariknya kembali, kecuali orang tua yang telah memberi kepada anaknya." Telah menceritakan hal itu kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu 'Adi] dari [Husain Al Mu'allim] dari [Amr bin Syu'aib] bahwa ia mendengar [Thawus] menyampaikan hadits dari [Ibnu Umar] dan [Ibnu Abbas] keduanya memarfu'kan hadits ini kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Abu Isa berkata; Hadits Ibnu Abbas radliallahu 'anhuma adalah hadits hasan shahih dan hadits ini menjadi pedoman amal menurut para ulama dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan selain mereka. Mereka berpendapat; Barangsiapa yang memberikan sesuatu kepada kerabatnya, maka ia tidak berhak menarik kembali, namun barangsiapa memberikan sesuatu kepada selain kerabatnya ia boleh mengambilnya kembali, tetapi ia tidak mendapatkan pahala atas permberiannya tersebut. Ini adalah pendapat Ats Tsauri sedangkan Asy Syafi'i berpendapat; Tidak halal seseorang memberikan sesuatu lalu menarik kembali kecuali orang tua terhadap apa yang telah diberikan kepada anaknya, Asy Syafi'i berhujjah dengan hadits Abdullah bin Umar dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tidak halal seseorang memberikan sesuatu pemberian lalu menariknya kembali, kecuali orang tua (yang menarik pemberian atas) apa yang telah diberikan kepada anaknya."

tirmidzi:1220

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] dan [Ahmad bin Mani'] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] dari [Sa'id bin Al Musayyab] dari [Abu Hurairah] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda. Dan Qutaibah berkata; Hadits ini sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Janganlah kalian bersaing dalam penawaran." Ia mengatakan; Dalam hal ini ada hadits serupa dari Ibnu Umar dan Anas. Abu Isa berkata; Hadits Abu Hurairah adalah hadits hasan shahih dan menjadi pedoman amal menurut para ulama, mereka memakruhkan persaingan dalam penawaran. Abu Isa berkata; Najsy adalah seseorang datang membagi barang dagangan kepada pedagang lalu menawarnya lebih banyak dari yang ditawarkan, hal itu ketika pembeli mendatanginya. Ia ingin mengelabui pembeli dan tidak bermaksud untuk menjual, ia hanya ingin mengelabui pembeli terhadap yang ia tawarkan, ini merupakan bentuk dari penipuan. Asy Syafi'i berkata; Seandainya seseorang melakukan persaingan penawaran, maka pelaku persaingan berdosa karena perbuatannya, namun jual beli boleh karena penjual tidak bersaing dalam penawaran.

tirmidzi:1225

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Mani'], telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Ibnu Abu Najih] dari [Abdullah bin Katsir] dari [Abu Al Minhal] dari [Ibnu Abbas] berkata; Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang ke Madinah, para penduduknya biasa melakukan salaf pada buah-buahan. Lalu beliau bertanya: "Barangsiapa melakukan salaf maka lakukanlah salaf dalam takaran yang sudah diketahui (jelas) dan timbangan yang sudah diketahui (jelas), serta sampai waktu yang telah diketahui (jelas)." Ia mengatakan; Dalam hal ini ada hadits serupa dari Ibnu Abu Aufa dan Abdurrahman bin Abza. Abu Isa berkata; Hadits Ibnu Abbas adalah hadits hasan shahih dan menjadi pedoman amal menurut para ulama dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan selain mereka, mereka membolehkan salaf pada makanan, pakaian dan yang lainnya dari apa yang telah diketahui masa dan sifatnya, namun mereka berselisih salaf pada hewan, sebagian ulama dari kalangan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan selain mereka berpendapat; Salaf pada hewan adalah boleh, ini adalah pendapat Asy Syafi'i, Ahmad dan Ishaq. Namun sebagian ulama dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan selain mereka memakruhkan salaf pada hewan, ini adalah pendapat Sufyan dan penduduk Kufah. Abu Al Minhal bernama Abdurrahman bin Muth'im.

tirmidzi:1232

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Khasyram], telah menceritakan kepada kami [Isa bin Yunus] dari [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Sulaiman Al Yasykuri] dari [Jabir bin Abdullah] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa memiliki persekutuan (kongsi) dalam pengelolaan tanah, maka tidak boleh menjual setengah darinya hingga menawarkan kepada sekutunya." Abu Isa berkata; Hadits ini sanadnya tidak bersambung, aku mendengar Muhammad, Sulaiman Al Yasykari berkata; Dikatakan bahwa ia meninggal pada saat Jabir bin Abdullah masih hidup, ia mengatakan; Qatadah tidak mendengar darinya demikian pula Abu Bisyr, Muhammad berkata; Kami tidak mengetahui seorang pun mendengar dari Sulaiman Al Yasykari kecuali Amr bin Dinar, semoga ia mendengar darinya pada saat Jabir bin Abdullah masih hidup, ia berkata; Qatadah menyampaikan hadits hanya dari buku Sulaiman Al Yasykari dan ia memiliki kitab dari Jabir bin Abdullah. Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr Al 'Athar Abdul Quddus ia berkata; Ali bin Al Madini berkata; Yahya bin Sa'id berkata; Sulaiman At Taimi berkata; Mereka membawa buku Jabir bin Abdullah kepada Al Hasan Al Bashri lalu ia mengambilnya, atau ia katakan; Lalu ia meriwayatkannya. Mereka juga membawa kitab itu kepada Qatadah, ia pun meriwayatkannya dan mereka membawakan kepadaku namun aku tidak meriwayatkannya, ia mengatakan; Aku mengembalikannya.

tirmidzi:1233

Telah menceritakan kepada kami [Hannad], telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Isra`il] dari [Abdul A'la] dari [Bilal bin Abu Musa] dari [Anas bin Malik] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa meminta untuk dijadikan hakim maka ia akan dibebankan atas dirinya (dalam mengemban tugasnya), namun barangsiapa dipaksa (tidak atas kehendak dirinya) untuk menjadi hakim, maka Allah akan menurunkan malaikat untuk menolong dan membimbingnya dalam kebenaran."

tirmidzi:1245

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Abdurrahman], telah mengabarkan kepada kami [Yahya bin Hammad] dari [Abu 'Awanah] dari [Abdul A'la Ats Tsa'labi] dari [Bilal bin Mirdas Al Fazari] dari [Khaitsamah] ia adalah orang Bashrah dari [Anas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Barangsiapa mengharap menjadi seorang hakim maka (tugas dan tanggung jawabnya) akan dibebankan kepada dirinya, dan barangsiapa tidak menginginkannya (jabatan itu), maka Allah akan menurunkan malaikat untuk menolong dan membimbingnya dalam kebenaran." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan gharib, namun lebih shahih dari hadits Isra`il dari Abdul A'la.

tirmidzi:1246

Telah menceritakan kepada kami [Hannad], telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Syu'bah] dari [Abu 'Aun Ats Tsaqafi] dari [Al Harits bin Amr] dari [seseorang dari kalangan sahabat Mu'adz] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengutus Mu'adz ke Yaman, lalu beliau bertanya: "Bagaimana engkau memutuskan hukum?" ia menjawab; Aku memutuskan hukum dari apa yang terdapat di dalam kitabullah. Beliau bertanya lagi: "Jika tidak ada di dalam kitabullah?" ia menjawab; Dengan sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau bertanya: "Jika tidak terdapat di dalam sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" Ia menjawab; Aku akan berijtihad dengan pendapatku. Beliau mengatakan: "Segala puji bagi Allah yang telah memberi taufiq kepada utusan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar], telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] dan [Abdurrahman bin Mahdi] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu 'Aun] dari [Al Harits bin Amr] keponakan Mughirah bin Syu'bah dari [beberapa orang penduduk Himsh] dari [Mu'adz] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti itu. Abu Isa berkata; Hadits ini tidak kami ketahui kecuali dari jalur ini namun menurutku sanadnya tidak bersambung, Abu 'Aun Ats Tsaqafi bernama Muhammad bin Ubaidullah.

tirmidzi:1249

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Al Mundzir Al Kufi], telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Fudlail] dari [Fudlail bin Marzuq] dari ['Athiyyah] dari [Abu Sa'id] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya manusia yang paling dicintai oleh Allah dan paling dekat tempat duduknya pada hari kiamat adalah pemimpin yang adil, sedangkan manusia paling dibenci oleh Allah dan paling jauh tempat duduknya adalah pemimpin yang zhalim." Ia mengatakan; Dalam hal ini ada hadits serupa dari Abdullah bin Abu Aufa. Abu Isa berkata; Hadits Abu Sa'id adalah hadits hasan gharib, tidak kami ketahui kecuali dari jalur ini.

tirmidzi:1250

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah], telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Abdul Malik bin Umair] dari [Abdurrahman bin Abu Bakrah] ia berkata; [Ayahku] menulis surat kepada Ubaidullah bin Abu Bakr, saat itu ia menjabat sebagai hakim; Hendaklah engkau tidak memutuskan hukum di antara dua orang sedangkan engkau dalam keadaan marah, karena aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seorang hakim tidak boleh memutuskan hukum di antara dua orang ketika dalam keadaan marah." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih, Abu Bakrah bernama Nufai'.

tirmidzi:1254

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib], telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Daud bin Yazid Al Audi] dari [Al Mughirah bin Syubail] dari [Qais bin Abu Hazim] dari [Mu'adz bin Jabal] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutusku ke Yaman, tatkala aku sudah berjalan beliau mengutus seseorang di belakangku lalu aku kembali menghadap beliau. Beliau bertanya: "Tahukah engkau untuk apa aku mengutus seseorang memanggilmu? Janganlah engkau mengambil sesuatu tanpa seizinku karena hal itu merupakan bentuk khianat dalam urusan rampasan perang dan (Barangsiapa yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu). Karena inilah aku memanggilmu, pergilah untuk melakukan tugasmu." Ia berkata; Dalam hal ini ada hadits serupa dari 'Adi bin 'Amirah, Buraidah, Al Mustaurid bin Syaddad, Abu Humaid dan Ibnu Umar. Abu Isa berkata; Hadits Mu'adz adalah hadits gharib, tidak kami ketahui kecuali melalui jalur ini dari hadits Abu Utsamah dari Dawud Al Audi.

tirmidzi:1255

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah], telah menceritakan kepada kami [Al Ahwash] dari [Simak bin Harb] dari ['Alqamah bin Wa`il bin Hujr] dari [ayahnya] ia berkata; Ada seseorang dari Hadlramaut dan seseorang dari Kindah datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu orang Hadlramaut berkata; Wahai Rasulullah, sesungguhnya tanahku dirampas olehnya, orang Kindah pun berkata; Itu adalah tanahku dan di tanganku, ia tidak memiliki hak sedikit pun. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan kepada orang Hadlramaut: "Apakah engkau memiliki bukti?" Ia menjawab; Tidak. Beliau mengatakan lagi: "Engkau harus bersumpah." Ia menjawab; Wahai Rasulullah, orang ini berlaku curang tidak peduli apa yang telah disumpahkan atasnya serta ia tidak sedikit pun menghindar dari dosa. Beliau bersabda: "Tidak ada hak bagimu darinya kecuali ini." Ia melanjutkan; Lalu orang itu pergi untuk menyumpahinya. Ketika orang itu berpaling, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika ia bersumpah terhadap hartamu untuk ia makan dengan cara zhalim, niscaya Allah akan menjumpainya dalam keadaan berpaling darinya." Ia mengatakan; Dalam hal ini ada hadits serupa dari Umar, Ibnu Abbas, Abdullah bin Amr dan Al Asy'ats bin Qais. Abu Isa berkata; Hadits Wa`il bin Ali bin Hujr adalah hadits hasan shahih.

tirmidzi:1260

Telah menceritakan kepada kami [Al Anshari], telah menceritakan kepada kami [Ma'n] telah menceritakan kepada kami [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Salamah] dari [Jabir] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapapun orangnya yang diberi sebidang tanah untuknya dan keturunannya, maka pemberian itu untuk orang yang diberinya tidak kembali kepada orang yang memberikannya, karena ia memberikan suatu pemberian termasuk di dalamnya para ahli warisnya." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih, seperti inilah yang diriwayatkan oleh [Ma'mar] dan masih banyak lagi dari [Az Zuhri] seperti riwayat [Malik]. Sebagian mereka meriwayatkan dari Az Zuhri namun tidak menyebutkan dalam hadits itu lafazh wa li'aqabihi. Hadits ini diriwayatkan juga dari jalur lain dari Jabir dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Umra itu boleh diberikan kepada keluarga, namun tidak termasuk keturunannya." Hadits ini hasan shahih dan menjadi pedoman amal menurut sebagian ulama, mereka berpendapat; Jika pemberi berkata; Pemberian ini untukmu selama hidupmu dan untuk keturunanmu, maka pemberian itu untuk orang yang diberikan dan tidak kembali kepada orang pertama. Namun jika pemberi tidak mengatakan untuk keturunannya maka hal itu kembali kepada orang pertama jika orang yang diberi itu meninggal, ini adalah pendapat Malik bin Anas dan Asy Syafi'i. Dan telah diriwayatkan dari jalur lain dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Umra itu boleh diberikan kepada keluarganya." Hadits ini menjadi pedoman amal menurut sebagian ulama, mereka berpendapat; Jika orang yang diberi itu meninggal, maka pemberian itu diberikan kepada ahli warisnya, jika tidak ada maka untuk keturunannya, ini adalah pendapat Sufyan Ats Tsauri, Ahmad dan Ishaq.

tirmidzi:1270

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Mani'], telah menceritakan kepada kami [Husyaim] dari [Dawud bin Abu Hind] dari [Abu Az Zubair] dari [Jabir] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Umra itu boleh diberikan kepada keluarga dan Ruqba juga boleh diberikan kepada keluarga." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan, dan sebagian mereka meriwayatkan dari Abu Az Zubair dengan sanad ini dari Jabir secara mauquf dan tidak memarfu'kannya. Hadits ini menjadi pedoman amal menurut sebagian ulama dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan selain mereka, bahwa Ruqba itu sama seperti Umra, ini adalah pendapat Ahmad dan Ishaq namun sebagian ulama dari ulama Kufah dan selain mereka membedakan antara Umra dan Ruqba, mereka membolehkan Umra namun tidak membolehkan Ruqba. Abu Isa berkata; Pengertian Ruqba adalah seseorang mengatakan; Sesuatu ini untukmu selama engkau hidup, jika engkau meninggal sebelumku maka sesuatu itu kembali kepadaku. Ahmad dan Ishaq berkata; Ruqba itu sama seperti Umra yaitu kepada siapa yang diberi dan tidak kembali kepada orang pertama (pemberi).

tirmidzi:1271

Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan], telah menceritakan kepada kami [Abu Dawud Al Hafari] dari [Sufyan Ats Tsauri] dari [Humaid] dari [Anas] ia berkata; Sebagian isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memberi hadiah kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berupa makanan dalam sebuah nampan, lalu Aisyah memukul nampan itu dengan tangannya sehingga tumpah semua isinya. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Makanan diganti dengan makanan dan bejana diganti dengan bejana." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih.

tirmidzi:1279

Telah menceritakan kepada kami [Abu Sa'id Al Asyajj], telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Ghiyats] dari [Asy'ats] dari ['Adi bin Tsabit] dari [Al Bara`] ia berkata; Pamanku [Abu Burdah bin Niyar] melewati di depanku dengan membawa sebuah bendera. Maka aku tanyakan; Mau kemana engkau? Ia menjawab; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutusku kepada seseorang yang menikahi isteri ayahnya untuk mendatangi dan memenggal kepalanya. Ia mengatakan; Dalam hal ini ada hadits serupa dari Qurrah Al Muzani. Abu Isa berkata; Hadits Al Bara` adalah hadits gharib dan [Muhammad bin Ishaq] telah meriwayatkan hadits ini dari ['Adi bin Tsabit] dari [Abdullah bin Yazid] dari [Al Bara`]. Hadits ini juga diriwayatkan dari [Asy'ats] dari ['Adi] dari [Yazid bin Al Bara`] dari [ayahnya]. Serta diriwayatkan juga dari [Asy'ats] dari ['Adi] dari [Yazid bin Al Bara`] dari [pamannya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

tirmidzi:1282

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah], telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu Syihab] dari [Urwah] bahwa ia telah menceritakan kepadanya bahwa [Abdullah bin Az Zubair] telah menceritakan kepadanya bahwa ada orang Anshar berselisih dengan Az Zubair di samping Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang masalah aliran air yang datang dari dataran tinggi yang mereka gunakan untuk menyiram pohon kurma. Orang Anshar itu berkata; Kirimkanlah air yang mengalir, namun ia enggan melakukannya. Maka mereka pun berselisih di samping Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan kepada Az Zubair: "Siramlah, wahai Zubair kemudian alirkan air untuk tetanggamu." Lalu orang Anshar marah dan berkata; Wahai Rasulullah, apakah karena ia anak bibimu? Maka memerahlah wajah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian beliau bersabda: "Siramlah kemudian tahan airnya hingga ia kembali ke dinding pembatas." Lalu Az Zubair berkata; Demi Allah, aku tidak menyangka ayat ini turun berkaitan dengan masalah itu: (Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, Kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya). Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih dan [Syu'aib bin Abu Hamzah] meriwayatkan dari [Az Zuhri] dari [Urwah bin Az Zubair] dari [Az Zubair] namun ia tidak menyebutkan di dalamnya Abdullah bin Az Zubair. Dan [Abdullah bin Wahb] juga meriwayatkan dari [Al Laits] dan [Yunus] dari [Az Zuhri] dari [Urwah] dari [Abdullah bin Az Zubair] seperti redaksi hadits pertama.

tirmidzi:1283

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Mani'], telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] dari [Sa'id bin Al Musayyib] dari [Abu Hurairah] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "(Kerusakan yang diakibatkan oleh) hewan ternak tidak dijamin (tidak ditanggung), (kecelakanan akibat kerja di lokasi) penggalian sumur tidak dijamin (tidak ditanggung), dan pada harta rikaz (harta temuan) dikeluarkan zakatnya seperlimanya.' Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah], telah menceritakan kepada kami [Laits], dari [Ibnu Syihab], dari [Said bin al-Musayyib] dan [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam hadits yang semisal, ia berkata di dalam bab ini dari Jabir dan Amr bin Auf Al Muzani dan Ubadah bin Ash Shamit. Abu Isa berkata, hadits Abu Hirairah ini hasan shahih. Telah bercerita kepada kami Al Anshari dari Ma'n ia berkata, Telah mengabarkan kepada kami Malik bin Anas dan Tafsir atas hadits Nabi Shallalahu 'Alaihi wa sallam '(kerusakan yang diakibatkan oleh) hewan ternak tidak dijamin (tidak ditanggung) ', ia mengatakan, yakni hilang dengan sia-sia dan tidak ada denda atasnya. Abu Isa berkata, makna sabda Nabi "(kerusakan yang diakibatkan oleh) hewan ternak tidak dijamin (tidak ditanggung) " ditafsirkan oleh sebagian ulama, menurut mereka yang dimaksud dengan al-ajma` (hewan ternak) adalah hewan yang hilang (lepas) dari pemiliknya, maka apa yang menimpa (timbulnya kerusakan sebab lepasnya hewan tersebut) tidak ada denda bagi pemiliknya. Sabdanya, '(kecelakanan akibat kerja di lokasi) penggalian sumur tidak dijamin (tidak ditanggung) ' ia berkata, jika seseorang menggali pertambangan lalu ada seseorang yang terjatuh ke dalamnya, maka tidak ada denda atasnya, begitu juga dengan sumur, jika seseorang menggali sumur yang disediakan untuk para musafir yang lewat kemudian ada orang yang terjatuh ke dalamnya, maka tidak ada denda baginya (penggali sumur). Dan sabdanya 'dan pada harta rikaz (harta temuan) dikeluarkan zakatnya seperlimanya', rikaz adalah harta yang ditemukan dari peninggalan orang-orang jahiliyah yang tertimbun di dalam tanah, maka bagi yang menemukan rikaz ia wajib mengeluarkan zakatnya senilai seperlima dari harta rikaz tersebut dan memberikannya kepada penguasa, sedangkan selebihnya menjadi miliknya.

tirmidzi:1298

Ia berkata; Aku bertanya kepada [Qutaibah bin Sa'id]; Telah menceritakan kepada kalian [Muhammad bin Yahya bin Qais Al Ma`ribi] telah menceritakan kepadaku [ayahnya] dari [Tsumamah bin Syarahil] dari [Sumay bin Qais] dari [Sumair] dari [Abyadl bin Hammal] bahwa ia datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meminta untuk menetapkan kepemilikan sebidang tambang garam untuknya lalu beliau menetapkan untuknya. Ketika hendak beranjak pergi seseorang yang berada di majelis berkata; Tahukah engkau apa yang engkau tetapkan untuknya? Sesungguhnya engkau menetapkan tanah yang memiliki air yang diam. Abyadl berkata; Beliau pun membatalkannya. Ia melanjutkan; Ia bertanya; Tanah seperti apa yang boleh untuk dihidupkan? Beliau menjawab: "Yang tidak diinjak oleh kaki unta." Apakah Qutaibah menetapkannya? Ia menjawab; Ya. Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya bin Abu Umar] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya bin Qais Al Ma`ribi] dengan sanad ini seperti itu. Al Ma`rib berada di sebelah Yaman. Ia mengatakan; Dalam hal ini ada hadits serupa dari Wa`il dan Asma` bintu Abu Bakr. Abu Isa berkata; Hadits Abyadl adalah hadits gharib dan menjadi pedoman amal menurut para ulama dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan selain mereka tentang penetapan tanah. Mereka membolehkan seorang imam menetapkan bagian tanah seseorang.

tirmidzi:1301

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Sa'id Al Kindi Al Kufi], telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Abu Za`idah] dari [Al Hajjaj] dari [Zaid bin Jubair] dari [Khasyf bin Malik] ia berkata; Aku mendengar [Ibnu Mas'ud] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menetapkan hukum diyat bagi orang yang salah sebesar dua puluh unta betina berumur dua tahun, dua puluh unta jantan berumur dua tahun, dua puluh unta betina berumur tiga tahun, dua puluh unta betina berumur lima tahun dan dua puluh unta betina berumur empat tahun. Ia mengatakan; Dalam hal ini ada hadits serupa dari Abdullah bin Amr. Telah mengabarkan kepada kami [Abu Hisyam Ar Rifa'i], telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Abu Za`idah] dan [Abu Khalid Al Ahmar] dari [Al Hajjaj bin Arthah] seperti itu. Abu Isa berkata; Hadits Ibnu Mas'ud tidak kami ketahui secara marfu' kecuali dari jalur ini dan telah diriwayatkan dari Abdullah secara mauquf. Sebagian ulama berpendapat seperti itu, ini menjadi pendapat Ahmad dan Ishaq, namun sebagian ulama bersepakat bahwa diyat diambil selama tiga tahun, setiap tahun dibayar sepertiga diyat. Mereka berpendapat bahwa diyat bagi orang yang salah dikenakan terhadap anak yang mencapai masa dewasa, sebagian mereka berpendapat bahwa anak yang mencapai masa dewasa menyamai seorang laki-laki dari jalur ayahnya. Ini menjadi pendapat Malik dan Asy Syafi'i. Sebagian mereka berpendapat; Sesungguhnya diyat hanya dikenakan terhadap orang laki-laki, tidak kepada perempuan dan anak-anak dari keturunan. Setiap orang laki-laki dari mereka dikenakan seperempat dinar. Sebagian mereka berpendapat; Setengah dinar, jika telah sempurna diyatnya kecuali dilihat dari kabilah yang paling dekat dari mereka, maka mereka berhak membayarnya.

tirmidzi:1307

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Sa'id Ad Darimi], telah mengabarkan kepada kami [Habban], ia adalah Ibnu Hilal telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rasyid] telah mengabarkan kepada kami [Sulaiman bin Musa] dari [Amr bin Syu'aib] dari [ayahnya] dari [kakeknya] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang membunuh seorang mukmin secara sengaja, maka ia diserahkan kepada wali dari orang yang dibunuh, jika mereka mau boleh membunuhnya, dan jika mereka mau boleh mengambil diyatnya sebesar tiga puluh unta betina berumur empat tahun, tiga puluh unta betina berumur lima tahun atau empat puluh unta betina yang bunting, adapun jika mereka berdamai dengannya maka itu hak mereka, hal itu merupakan bentuk diat (hukuman yang berat)." Abu Isa berkata; Hadits Abdullah bin Amr adalah hadits hasan gharib.

tirmidzi:1308

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar], telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Dzi`b], telah menceritakan kepadaku [Sa'id bin Abu Sa'id Al Maqburi] dari [Abu Syuraih Al Ka'bi] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah menyucikan Makkah namun manusia tidak menyucikannya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah ia menumpahkan darah di dalamnya dan tidak menebangi pepohonannya." Beliau melanjutkan: "Telah dihalalkan untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, karena sesungguhnya Allah telah menghalalkannya untukku, namun tidak dihalalkan untuk manusia. Dan sesungguhnya telah dihalalkan untukku sesaat pada siang hari kemudian hal itu menjadi haram hingga hari kiamat, setelah itu kalian akan dikumpulkan dalam keadaan saling mencela, kalian akan membunuh orang dari Hudzail ini, sedangkan aku yang melaksanakan diyatnya, Barangsiapa yang dibunuh setelah hari ini, maka keluarnya berhak atas pembunuh itu untuk memilih dua pilihan, yakni mereka membunuhnya atau mengambil diyat darinya." Abu 'Isa berkata; Hadits ini hasan shahih dan Hadits Abu Hurairah adalah hadits hasan shahih. Syaiban juga meriwayatkannya dari Yahya bin Abu Katsir seperti ini dan telah diriwayatkan dari Abu Syuraih Al Khuza'i dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Barangsiapa yang dibunuh, maka keluarnya berhak atas pembunuh itu untuk memilih antara membunuh, memaafkan, atau mengambil diyat." Dan inilah pendapat ulama, dan termasuk juga pendapat Ahmad dan Ishaq.

tirmidzi:1326

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib], telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] ia berkata; Ada seseorang terbunuh pada zaman Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu pembunuh itu diserahkan kepada wali yang dibunuh. Pembunuh berkata; Wahai Rasulullah, demi Allah, aku tidak bermaksud membunuhnya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan: "Jika perkataannya benar lalu engkau membunuhnya, maka engkau akan masuk neraka." Lalu walinya melepasnya. Abu Hurairah berkata; Ketika itu tangan si pembunuh terikat ke belakang dengan tali dari kulit, ia melanjutkan; Lalu ia pergi dengan menyeret tali tersebut. Ia berkata; Setelah itu ia dipanggil dengan orang yang memiliki tali kulit. Abu 'Isa berkata; Hadits ini hasan shahih. An Nis'ah artinya tali.

tirmidzi:1327

Telah menceritakan kepada kami [Isa bin Ahmad], telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] dari [Usamah bin Zaid] dari [Amru bin Syu'aib] dari [ayahnya] dari [kakeknya] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang mukmin tidak dibunuh karena membunuh orang kafir." Dengan sanad yang sama juga diriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Diyat orang kafir adalah setengah diyat orang mukmin." Abu Isa berkata; Hadits Abdullah bin Amr dalam hal ini adalah hadits hasan, para ulama berselisih pendapat tentang diyat orang yahudi dan nashrani. Sebagian ulama berpendapat tentang diyat orang yahudi dan nashrani kepada apa yang telah diriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Umar bin Abdul Aziz berpendapat; Diyat orang yahudi dan nashrani adalah setengah diyat orang muslim. Dan Ahmad bin Hanbal juga berpendapat demikian dan diriwayatkan dari Umar bin Al Khaththab bahwa ia mengatakan; Diyat orang Yahudi dan nashrani adalah empat ribu dirham, sedangkan diyat orang Majusi adalah delapan ratus dirham. Malik bin Anas, Asy Syafi'i dan Ishaq berpendapat dengan pendapat ini sedangkan sebagian ulama berpendapat; Diyat orang Yahudi dan Nashrani adalah seperti diyat orang muslim, ini menjadi pendapat Sufyan Ats Tsauri dan ulama Kufah.

tirmidzi:1333

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah], telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Qatadah] dari [Al Hasan] dari [Samurah] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa membunuh budaknya maka kami akan membunuhnya, barangsiapa memotong tubuh budaknya maka kami akan memotongnya." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan gharib. Sebagian ulama dari kalangan tabi'in seperti Ibrahim An Nakha'i berpendapat seperti ini namun sebagian ulama seperti Al Hasan Al Bashri dan 'Atha` bin Abu Rabah berpendapat; Tidak ada qishash terhadap jiwa antara orang merdeka dan budak, juga tidak pada selain jiwa. Ini menjadi pendapat Ahmad dan Ishaq, sedangkan sebagian dari mereka berpendapat; Jika ia membunuh budaknya maka ia tidak dibunuh karenanya, namun jika ia membunuh budak orang lain maka ia dibunuh karenanya, ini menjadi pendapat Sufyan Ats Tsauri dan ulama Kufah.

tirmidzi:1334

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Khasyram], telah memberitakan kepada kami [Isa bin Yunus] dari [Syu'bah] dari [Qatadah] ia berkata; Aku mendengar [Zurarah bin Aufa] menceritakan dari [Imran bin Hushain] bahwa ada seseorang yang menggigit tangan orang lain, maka orang yang digigit tangannya itu menarik kedua tangannya sehingga tanggallah kedua gigi depan si penggigit tersebut. Maka keduanya saling mengadu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan beliau menjawab, "Salah seorang dari kalian menggigit saudaranya, seperti halnya unta yang menggigit (temannya), maka tidak ada diyat bagimu." Kemudian turunlah ayat, "WAL JURUHA QISHAH" (dan luka-luka pun ada qishasnya) (QS. Al Maidah: 45) Ia mengatakan; Dalam hal ini ada hadits serupa dari Ya'la bin Umayyah dan Salamah bin Umayyah keduanya bersaudara. Abu 'Isa berkata; Hadits Imran bin Hushain adalah hadits hasan shahih.

tirmidzi:1336

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah], telah menceritakan kepada kami [Al Laits bin Sa'd] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Busyair bin Yasar] dari [Sahl bin Abu Hatsmah], Yahya berkata; Aku kira dari [Rafi' bin Khadij] di antara keduanya ada yang berkata; Abdullah bin Sahl bin Zaid dan Mukhayyishah bin Mas'ud bin Zaid keluar hingga ketika sampai di Khaibar keduanya berpisah untuk sebagian keperluan mereka di sana, kemudian Mukhayyishah mendapati Abdullah bin Sahl gugur, ia telah dibunuh, setelah menguburnya kemudian ia pun menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, ketika itu beliau bersama Khuwaishah bin Mas'ud dan Abdurrahman bin Sahl, ia adalah orang paling muda. Abdurrahman pun maju untuk berbicara sebelum kedua temannya, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Dahulukan orang yang lebih tua." Ia pun terdiam dan kedua temannya berbicara kemudian ia berbicara bersama keduanya. Mereka menyebutkan perihal terbunuhnya Abdullah bin Sahl kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau pun bersabda kepada mereka: "Apakah kalian mau bersumpah lima puluh kali sumpah dan berhak terhadap sahabat atau orang yang membunuh kalian?" Mereka berkata; Bagaimana kami bersumpah sedangkan kami tidak menyaksikan? Beliau bersabda: "Apakah kalian mau orang-orang Yahudi terbebas dari segala tuduhan kalian dengan lima puluh kali sumpah?" Maka mereka bertanya; Bagaimana kami mengambil sumpah orang-orang kafir? Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihat hal itu, beliau pun memberikan diyatnya. Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali Al Khallal] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun], telah mengabarkan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Busyair bin Yasar] dari [Sahl bin Abu Hatsmah] dan [Rafi' bin Khadij] seperti hadits ini secara maknanya. Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih dan menjadi pedoman amal menurut para ulama dalam sumpah lima puluh orang, sebagian fuqaha Madinah berpendapat bahwa qishash adalah dengan sumpah lima puluh orang namun sebagian ulama dari Kufah dan selain mereka berpendapat bahwa sumpah lima puluh orang tidak diwajibkan dalam qishash hanya diwajibkan pada diyat.

tirmidzi:1342

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib], telah menceritakan kepada kami [Abdah bin Sulaiman] dari [Muhammad bin Amr], telah menceritakan kepada kami [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] ia berkata; Ma'iz Al Aslami datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata bahwa ia telah berzina, namun beliau berpaling darinya kemudian ia datang dari arah lain seraya berkata; Wahai Rasulullah, sesungguhnya ia telah berzina. Namun beliau masih berpaling darinya kemudian ia datang dari arah lain seraya berkata; Wahai Rasulullah, sesungguhnya ia telah berzina. Maka keempat kalinya beliau memerintahkannya, ia pun dikeluarkan ke tanah lapang lalu ia dirajam dengan batu. Ketika tersentuh lemparan batu, ia melarikan diri hingga melewati seorang laki-laki yang membawa tulang dagu unta. Orang itu pun memukul dengannya dan orang-orang pun ikut memukulnya hingga meninggal. Hal itu disampaikan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bahwa ia lari ketika tersentuh lemparan batu dan sentuhan kematian. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Mengapa kalian tidak meninggalkannya?" Abu Isa berkata; Hadits ini hasan, dan telah diriwayatkan dari jalur lain dari Abu Hurairah, hadits ini diriwayatkan dari Az Zuhri dari Abu Salamah dari Jabir bin Abdullah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti ini.

tirmidzi:1348

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali] dengan hadits itu telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq], telah memberitakan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman] dari [Jabir bin Abdullah] bahwa ada seseorang dari Aslam datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu mengaku telah berzina, beliau pun berpaling darinya kemudian ia tetap mengaku namun beliau tetap berpaling darinya hingga ia bersaksi atas dirinya empat kali saksi. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Apakah engkau gila?" ia menjawab; tidak. Beliau bertanya: "Apakah engkau telah menikah?" ia menjawab; Ya. maka beliau memerintahkannya lalu ia dirajam di tempat shalat. Ketika batu mengenainya ia melarikan diri, lalu ia ditangkap dan dirajam hingga meninggal. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Bagus (beliau memuji kepadanya), namun ia tidak dishalati." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih, hadits ini menjadi pedoman amal menurut sebagian ulama bahwa orang yang mengaku berzina jika ia berikrar atas dirinya sebanyak empat kali maka harus dijatuhkan hukuman atasnya, ini menjadi pendapat Ahmad dan Ishaq. Namun sebagian ulama berpendapat jika ia telah berikrar atas dirinya satu kali saja maka harus dijatuhkan hukuman atasnya, ini menjadi pendapat Malik bin Anas dan Asy Syafi'i. Landasan orang yang berpendapat seperti ini adalah Hadits Abu Hurairah dan Zaid bin Khalid bahwa ada dua orang yang mengadukan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu salah seorang dari mereka berkata; Wahai Rasulullah, sesungguhnya anakku telah berzina dengan seorang wanita, hadits ini sangat panjang, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai Unais, pergilah kepada perempuan ini, jika ia mengaku, maka rajamlah." Dan beliau tidak mengatakan: Jika ia mengaku dengan empat kali.

tirmidzi:1349

Telah menceritakan kepada kami [Hannad], telah menceritakan kepada kami [Syarik] dari [Simak bin Harb] dari [Jabir bin Samurah] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah merajam laki-laki dan wanita yahudi. Ia mengatakan; Dalam hal ini ada hadits serupa dari Ibnu Umar, Al Barra`, Jabir, Ibnu Abu Aufa, Abdullah bin Al Harits bin jaz` dan Ibnu Abbas. Abu Isa berkata; Hadits Jabir bin Samurah adalah hadits hasan gharib dan menjadi pedoman amal menurut kebanyakan ulama. Mereka berpendapat; Jika orang-orang ahlu Kitab bertengkar lalu mengangkat permasalahannya kepada hakim kaum muslimin, maka mereka menghukumi di antara mereka dengan Kitab dan Sunnah dan dengan hukum kaum muslimin, ini menjadi pendapat Ahmad dan Ishaq. Namun sebagian mereka berpendapat; Hukum had zina tidak ditegakkan kepada mereka. Pendapat pertama adalah lebih shahih.

tirmidzi:1357

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah], telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Az Zuhri] dari [Ibnu Idris Al Khaulani] dari [Ubadah bin Ash Shamit] ia berkata; Kami pernah berada di sebelah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di suatu majelis, beliau bersabda: "Berjanji setialah kalian kepadaku untuk tidak menyekutukan Allah sedikitpun, tidak mencuri, dan tidak berzina." Beliau membacakan ayat kepada mereka: "Barangsiapa dari kalian yang memenuhinya maka akan mendapat pahala dari Allah. Barangsiapa yang melakukan sesuatu dari hal itu lalu ia dihukum maka hal itu sebagai kafarah baginya. Dan barangsiapa yang melakukan sesuatu dari hal itu lalu Allah menutupi perbuatannya maka hal itu kembali kepada Allah, jika Allah berkehendak Dia akan mengadzabnya dan jika berkehendak Dia akan mengampuninya." Ia mengatakan; Dalam hal ini ada hadits serupa dari Ali, Jarir bin Abdullah dan Khuzaimah bin Tsabit. Abu Isa berkata; Hadits Ubadah bin Ash Shamit adalah hadits hasan shahih. Namun Asy Syafi'i mengatakan; Aku tidak mendengar dalam masalah ini bahwa hukuman-hukuman sebagai kafarah untuk pelakunya merupakan sesuatu yang lebih baik dari hadits ini. Asy Syafi'i berkata; Aku menyukai kepada orang yang melakukan dosa lalu Allah menutupinya, ia pun menutupi dirinya dan bertaubat terhadap apa yang terjadi antara dirinya dengan Rabbnya. Demikian juga yang diriwayatkan dari Abu Bakr dan Umar bahwa keduanya menyuruh seseorang untuk menutupi dosa pada dirinya.

tirmidzi:1359

Telah menceritakan kepada kami [Abu Sa'id Al Asyajj], telah menceritakan kepada kami [Abu Khalid Al Ahmar] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika budak wanita salah seorang dari kalian berzina maka deralah hingga tiga kali berdasar Kitabullah, jika ia melakukan lagi maka juallah ia walau pun seharga sebuah tali dari rambut." Ia mengatakan; Dalam hal ini ada hadits serupa dari Ali, Abu Hurairah, Zaid bin Khalid dan Syibl dari Abdullah bin Malik Al Ausi. Abu Isa berkata; Hadits Abu Hurairah adalah hadits hasan shahih dan telah diriwayatkan darinya dari jalur lain. Hadits ini menjadi pedoman amal menurut sebagian ulama dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan selain mereka. Mereka memperbolehkan seseorang untuk menegakkan hukuman kepada para budak selain penguasa, ini menjadi pendapat Ahmad dan Ishaq. Sebagian mereka berpendapat; Diserahkan kepada penguasa dan tidak ditegakkan hukuman sendiri, namun pendapat pertama adalah lebih shahih.

tirmidzi:1360

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah], telah menceritakan kepada kami [Ibnu Lahi'ah] dari ['Ayyasy bin Abbas] dari [Syuyaim bin Baitan] dari [Junadah bin Abu Umayyah] dari [Busr bin Arthah] ia berkata; Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada potong tangan dalam peperangan." Abu Isa berkata; Hadits ini gharib, ada selain Ibnu Lahi'ah yang meriwayatkan dengan sanad ini seperti hadits ini. Ia dipanggil juga dengan Busr bin Abu Arthah. Hadits ini menjadi pedoman amal menurut sebagian ulama di antaranya Al Auza'i, mereka tidak membolehkan menegakkan hukuman dalam peperangan ketika musuh datang, khawatir orang yang sedang dihukum bergabung dengan musuh. Maka jika imam telah keluar dari bumi peperangan dan kembali ke negara Islam, maka ia harus menegakkan hukuman kepada orang yang salah, demikian yang dikatakan oleh Al Auza'i.

tirmidzi:1370

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Hujr], telah menceritakan kepada kami [Husyaim] dari [Sa'id bin Abu 'Arubah] dan [Ayyub bin Miskin] dari [Qatadah] dari [Habib bin Salim] ia berkata; Ada seseorang yang menggauli budak wanita isterinya diserahkan kepada [An Nu'man bin Basyir], ia pun berkata; Sungguh, aku akan memutuskan dengan putusan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, jika isterinya menghalalkan untuknya maka aku akan menderanya sebanyak seratus kali dan jikta ia tidak menghalalkan untuknya maka aku akan merajamnya. Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Hujr], telah menceritakan kepada kami [Husyaim] dari [Abu Bisyr] dari [Habib bin Salim], dan [An Nu'man bin Basyir] sebagaimana di atas. dan diriwayatkan dari [Qatadah] bahwa berkata; dituliskan kepada [Habib bin Salim] namun Abu Bisyr tidak mendengar dari Habib bin Salim hadits ini juga, sesungguhnya ia meriwayatkannya dari Khalid bin 'Urfuthah. Ia mengatakan; Dalam hal ini ada hadits serupa dari Salamah bin Al Muhabbaq. Abu Isa berkata; Hadits An Nu'man dalam sanadnya terdapat kegoncangan, ia berkata; Aku mendengar Muhammad berkata; Qatadah tidak mendengar hadits ini dari Habib bin Salim sesungguhnya ia meriwayatkannya dari Khalid bin 'Urfuthah. Abu Isa berkata; Para ulama telah berselisih tentang seseorang yang telah menggauli budak wanita isterinya, maka diriwayatkan dari banyak ulama dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di antaranya; Ali dan Ibnu Umar; Ia harus dirajam. Sedangkan Ibnu Mas'ud berpendapat; Tidak hukuman atasnya tetapi ia diasingkan. Ahmad dan Ishaq berpendapat kepada hadits yang diriwayatkan oleh An Nu'man bin Basyir dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

tirmidzi:1371

Telah menceritakan kepada kami [Hannad] dan [Muhammad bin Al 'Ala] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Hammad bin Salamah]. (Dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Mani'] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] berkata, telah memberitakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Abul 'Usyara] dari [Bapaknya] ia berkata; Aku bertanya; Wahai Rasulullah, bukankah tempat penyembelihan hewan itu pada kerongkongan dan labbah (tempat kalung)?" beliau menjawab: "Jika engkau tikam pahanya pun telah cukup bagimu." Ahmad bin Mani' berkata; Yazid bin Harun berkata, "Hal ini jika dalam kondisi darurat." Ia berkata, "Dalam bab ini juga ada hadits dari Rafi' bin Khadij." Abu Isa berkata, "Ini adalah hadits gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari hadits Hammad bin Salamah, dan kami tidak mengetahui riwayat Abul Usyara dari bapaknya, kecuali hadits ini. Namun para ulama berselisih pendapat tentang nama Abul Usyara; sebagian mengatakan bahwa namanya adalah Usamah bin Qihthim, ada yang menyebut Yasar bin Baraz, ada yang menyebut Ibnu Balz dan ada yang menyebut namanya dengan Utharid yang disandarkan kepada nama kakeknya."

tirmidzi:1401

Telah menceritakan kepada kami [Abu Amru Muslim bin Amru bin Muslim Al Hadzdza Al Madani] berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Nafi' Ash Sha`igh Abu Muhammad] dari [Abul Mutsanna] dari [Hisyam bin Urwah] dari [Bapaknya] dari ['Aisyah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada amalan yang dilakukan oleh anak Adam pada hari Nahr (Idul Adhha) yang lebih dicintai oleh Allah selain dari pada mengucurkan darah (hewan kurban). Karena sesungguhnya ia (hewan kurban) akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, bulu, dan kukunya. Dan sungguh, darah tersebut akan sampai kepada (ridha) Allah sebelum tetesan darah tersebut jatuh ke bumi, maka bersihkanlah jiwa kalian dengan berkurban." Ia berkata; "Dalam bab ini ada hadits serupa dari Imran bin Hushain dan Zaid bin Arqam." Abu Isa berkata; "Hadits ini derajatnya hasan gharib, kami tidak mengetahui hadits ini dari Hisyam bin Urwah selain dari jalur ini. Dan Abul Mutsanna namanya adalah Sulaiman bin Yazid. Dan Abu Fudaik telah meriwayatkan hadits darinya." Abu Isa berkata; "Telah diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Bahwasanya beliau pernah bersabda tentang kurban; "Pemiliknya akan mendapat satu kebaikan dari setiap bulunya." Dalam riwayat lain, "Dengan setiap tanduknya."

tirmidzi:1413

Telah menceritakan kepada kami [Yusuf bin Isa] berkata, telah menceritakan kepada kami [Waki'] berkata, telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Waqid] dari [Kidam bin 'Abdurrahman] dari [Abu Kibasy] ia berkata, "Aku membawa kambing ke madinah yang berumur enam bulanan (untuk dijual), namun aku merugi (karena tidak ada yang beli). Aku lalu bertemu [Abu Hurairah] dan aku tanyakan hal itu kepadanya, ia pun menjawab, "Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sebaik-baik hewan kurban adalah kambing jadza' (berumur enam bulan sampai setahun)." Abu Kibasy berkata, "Maka orang-orang pun berburu untuk membeli." Ia berkata, "Dalam bab ini juga ada hadits dari Ibnu Abbas dan Ummu Bilal binti Hilal dari bapaknya dan Jabir dan Uqbah bin Amir serta seorang laki-laki dari sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam." Abu Isa berkata; "Hadits Abu Hurairah ini derajatnya hasan gharib. hadits ini diriwayatkan dari Abu Hurairah secara mauquf. Utsman Abu Isa Waqid adalah Ibnu Muhammd bin Ziyad bin Abdullah bin Umar bin Al Khaththab. Hadits ini menjadi pedoman amal oleh para ulama' dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan selain mereka, bahwa kambing yang berumur enam bulan hingga setahun boleh untuk digunakan sebagai hewan kurban."

tirmidzi:1419

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dan ['Abdurrahman bin Mahdi] keduanya berkata; telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Ashim bin Ubaidullah] dari [Ubaidullah bin Abu Rafi'] dari [Bapaknya] ia berkata, "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengumandangkan adzan -shalat- pada telinga Hasan bin Ali saat ia dilahirkan oleh Fatimah." Abu Isa berkata, "Hadits ini derajatnya hasan shahih. Dan pelaksanaan dalam akikah adalah sebagaimana yang diriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dari jalur yang banyak, yaitu dua ekor kambing yang telah cukup umur untuk laki-laki dan satu ekor untuk anak perempuan. Diriwayatkan pula dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, Bahwasanya beliau pernah mengakikahi Al Hasan bin Ali dengan satu kambing. Dan sebagian ulama berpegangan dengan hadits ini."

tirmidzi:1436

Telah menceritakan kepada kami [Abdul Quddus bin Muhammad Al Aththar Al Bashri] berkata, telah menceritakan kepada kami [Amru bin Ashim] dari [Imran Al Qaththan] dari [Humaid] dari [Anas] ia berkata, "Ada seorang wanita bernadzar untuk berjalan ke baitullah, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ditanya tentang hal itu, beliau menjawab: "Sesungguhnya Allah tidak butuh dengan nadzar perjalanan kakinya itu, perintahkanlah kepadanya untuk berkendara." Ia berkata, "Dalam bab ini ada hadits serupa dari Abu Hurairah, Uqbah bin Amir dan Ibnu Abbas." Abu Isa berkata, "Hadits Anas derajatnya hasan shahih gharib dari jalur ini, hadits ini menjadi pedoman amal menurut sebagian ulama`, mereka berkata, "Jika seorang wanita bernadzar untuk berjalan, maka hendaklah ia berkendara dan menyembelih seekor kambing (sebagai denda)."

tirmidzi:1456

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Manshur] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Yahya bin Sa'id Al Qaththan] dari [Ubaidullah bin Umar] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dari [Umar] ia berkata, "Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, pada masa Jahilliyah aku pernah bernadzar untuk beriktikaf di masjidil haram selama satu malam?" beliau menjawab: "Laksanakanlah nadzarmu." Ia berkata; "Dalam bab ini hadits serupa diriwayatkan dari Abdullah bin Amru dan Ibnu Abbas." Abu Isa berkata; "Hadits Umar derajatnya hasan shahih, Sebagian ulama` berpegangan dengan hadits ini, mereka berkata, "Jika seorang laki-laki masuk Islam lalu bernadzar untuk melaksanakan ketaatan, maka hendaknya ia laksanakan nadzarnya." Sebagian ulama` dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan selain mereka berkata, "Tidak ada I'ktikaf kecuali dengan puasa." Dan sebagian ahli ilmu yang lainnya lagi berkata, "Orang yang berpuasa tidak harus berpuasa, kecuali jika ia mewajibkan dirinya untuk berpuasa." Mereka berdalil dengan hadits Umar, bahwasanya ia pernah bernadzar untuk I'ktikaf selama satu malam pada masa Jahilliyah, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kepadanya untuk melaksanakan nadzarnya. Ini adalah pendapat Ahmad dan Ishaq."

tirmidzi:1459

Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan] berkata, telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Sufyan] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Ubaidullah bin Zahr] dari [Abu Sa'id Ar Ru'aini] dari [Abdullah bin Malik Al Yahshubi] dari [Uqbah bin Amir] ia berkata; "Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, saudara perempuanku bernadzar untuk berjalan dengan berletanjang kaki dan tanpa kerudung ke Baitullah?" Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak memandang nadzar perlakuan buruk saudaramu terhadap dirinya sama sekali, oleh karena itu hendaklah ia berkendara dan berkerudung, setelah itu hendaklah ia puasa selama tiga hari." Ia berkata; "Dalam bab ini ada hadits serupa dari Ibnu Abbas." Abu Isa berkata; "Hadits ini derajatnya hasan shahih, dan menjadi pedoman amal menurut sebagian ulama`, dan ini adalah pendapat Ahmad dan Ishaq."

tirmidzi:1464

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Awanah] dari [Atha bin As Sa`ib] dari [Abul Bakhtari] berkata; "bahwa ada sekumpulan pasukan dari kaum muslimin yang dipimpin oleh [Salman Al Farisi] mengepung salah satu istana Persi, mereka (pasukan kaum muslimin) berkata, "Wahai Abu Abdullah, tidakkah kita perangi mereka." Salman menjawab; "Biarkanlah aku menyeru mereka sebagaimana aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyeru mereka." Salman kemudian mendatangi mereka dan berkata kepada mereka; "Aku hanyalah orang seperti kalian yang barasal dari Persi. Kalian lihat orang-orang arab mentaatiku. Jika kalian masuk Islam, maka kalian akan mendapatkan hak sebagaimana yang kami dapatkan dan mendapatkan kewajiban sebagaimana yang kami dapatkan. Tetapi jika kalian enggan dan hanya menerima agama kalian, maka kami akan biarkan kalian. Namun kalian wajib memberikan jizyah (pajak) kepada kami dalam keadaan hina." Abul Bakhtari berkata, "Salman berbicara kepada mereka dengan bahasa Persi; "Kalian tidaklah terpuji", jika kalian enggan maka kami akan perangi, sebagaimana kami memerangi yang lain." Mereka menjawab, "Kami tidak memberikan jizyah sebagaimana orang-orang yang memberinya, akan tetapi kami akan memerangi kalian." Kaum muslimin berkata, "Wahai Abu Abdillah, tidakkah kita perangi mereka?" Salman menjawab, "Tidak." Kemudian Salman kembali mengajak mereka kepada hal yang sama selama tiga hari, hingga akhirnya ia berkata, "Perangilah mereka.", kemudian kami memerangi mereka dan berhasil menaklukkan kota tersebut." Ia berkata, "dan dalam bab ini ada hadits serupa dari Buraidah, An Nu'man bin Muqarrin, Ibnu Umar dan Ibnu Abbas. Dan hadits Salman derajatnya hasan, kami tidak mengetahuinya kecuali dari hadits Atha bin As Sa`ib, dan aku mendengar Muhammad berkata; "Abu Al Bakhtari belum pernah berjumpa dengan Salman, karena ia belum pernah bertemu dengan Ali. Padahal Salman sendiri meninggal sebelum Ali. sebagian ulama' dari kalangan sahabat Nabi Sallallahu `Alaihi Wa sallam dan selain mereka cenderung berpendapat dengan hadits ini, Mereka berpendapat, bahwa (orang-orang kafir) harus diserukan dakwah sebelum diperangi. Ini adalah pendapat Ishaq bin Ibrahim. Ia berkata, "Jika mereka diserukan dakwah terlebih dahulu maka akan lebih baik, sebab hal itu lebih berwibawa." Sementara sebagian ulama` lain berkata; "Pada hari tersebut tidak ada dakwah.", Ahmad berkata; "Pada saat itu saya berpendapat tidak ada seorang pun yang diserukan dakwah (kepadanya).", As Syafi'I berkata; "Musuh tidak boleh diperangi hingga mereka diserukan dakwah, kecuali jika mereka mendahului. Dan jika tidak dilakukan (dakwah), maka sebenarnya dakwah telah sampai kepada mereka."

tirmidzi:1468

Telah menceritakan kepada kami [Al Anshari] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ma'n] berkata, telah menceritakan kepadaku [Malik bin Anas] dari [Humaid] dari [Anas] berkata, "bahwasanya Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam ketika keluar menyerang khobar beliau mendatanginya pada malam hari, dan jika beliau mendatangi suatu kaum pada waktu malam, beliau tidak langsung menyerbu hingga datang waktu subuh. Ketika subuh tiba, orang-orang yahudi khaibar berangkat ke ladang mereka sambil membawa sekop dan keranjangnya. Ketika mereka melihat Rasulullah, mereka berkata, "Muhammad! Demi Allah, Muhammad telah sepakat dengan pasukannya untuk menyerang." Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam berseru: "Allahu akbar, Khaibar akan musnah. Sungguh jika kami telah singgah di pekarangan suatu musuh, maka amat buruklah pagi hari bagi orang-orang yang telah diberi peringatan itu."

tirmidzi:1470

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] berkata, "bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menebang dan membakar kebun kurma milik bani Nadhir, tepatnya di wilayah Buwairah. Maka Allah menurunkan ayat-Nya: '(Apa saja yang kamu tebang dari pohon kurma (milik orang-orang kafir) atau yang kamu biarkan (tumbuh) berdiri di atas pokoknya, maka (semua itu) adalah dengan izin Allah; dan karena Dia hendak memberikan kehinaan kepada orang-orang fasik) ' -Qs. Al Hasyr: 5-Dalam bab ini ada hadits serupa dari Ibnu Abbas. Hadits ini derajatnya hasan shahih. sebagian ulama` berpegangan dengan hadits ini, dan mereka tidak mempermasalahkan atas pembolehan menebang pohon kurma dan menghancurkan benteng. Namun sebagian yang lain memakruhkan hal tersebut, dan ini adalah pendapat Al Auza'i. Al Auza'I berkata, "Abu Bakar Ash Shiddiq telah melarang menebang pohon yang sedang berbuah atau menghancurkan bangunan, dan kaum muslimin setelahnya juga melakukan sebagaimana yang dilakukan oleh Abu Bakar Ash Shiddiq." Imam Syafi'I berkata, "Tidak apa-apa membakar dan menebang pohon yang berbuah di wilayah musuh." Imam Ahmad berkata, "Untuk beberapa kasus tidak apa-apa melakukan hal itu, tetapi jika itu menimbulkan kesia-siaan maka tidak boleh membakar." Sementara Ishaq mengatakan, "Jika membakar itu bisa membuat kerugian dipihak musuh maka itu sunah."

tirmidzi:1472

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Hujr] berkata; telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ja'far] dari [Al 'Ala bin 'Abdurrahman] dari [Bapaknya] dari [Abu Hurairah] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku dilebihkan atas semua Nabi dengan enam hal; aku diberi ucapan yang singkat dan padat maknanya, aku dimenangkan dengan (menebarnya) rasa takut pada diri musuh, ghanimah dihalalkan untukku, bumi dijadikan untukku sebagai masjid dan tempat bersuci dan aku diutus untuk semua makhluk, serta aku menjadi penutup para nabi." Ini adalah hadits hasan shahih.

tirmidzi:1474

Telah menceritakan kepada kami [Al Anshar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ma'n] berkata, telah menceritakan kepada kami [Malik bin Anas] dari [Al Fudhail bin Abu Abdullah] dari [Abdullah bin Niyar Al Aslami] dari [Urwah] dari ['Aisyah] berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar menuju badar, hingga ketika beliau sampai di dataran tinggi bernama Wabar, tiba-tiba ada seorang laki-laki musyrik menyusul beliau seraya menunjukkan keberaniannya dan kepiawaiannya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu bertanya kepada laki-laki itu: "Apakah kamu beriman dengan Allah dan rasul-Nya?" laki-laki itu menjawab, "Tidak." Beliau bersabda: "Kembalilah, sekali-kali aku tidak akan memohon pertolongan kepada orang musyrik." Dan dalam hadits ini sebenarnya redaksinya lebih panjang dari ini, hadits ini derajatnya hasan gharib, dan menjadi pedoman menurut sebagian ulama`, mereka berkata; "Ahli dzimmah tidak mendapatkan bagian dari harta ghanimah meskipun ikut berperqang melawan musuh bersama kaum muslimin. Namun sebagian ulama` berpendapat bahwa mereka tetap mendapatkan bagian dari harta ghanimah (harta rampasan perang) jika ikut berperang melawan musuh bersama kaum muslimin."

tirmidzi:1479

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Muhammad] dari [Suhail bin Abu Shalih] dari [Bapaknya] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian mendahului orang-orang Yahudi dan Nashrani dengan beruluk salam, jika di jalan kalian berjumpa dengan salah seorang dari mereka maka desaklah hingga ke bibir jalan." Ia berkata, "Dalam bab ini juga ada hadits dari Ibnu Umar, Anas dan Abu Bashrah Al Ghifari, sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Abu Isa berkata, "Hadits ini derajatnya hasan shahih, dan maksud dari hadits ini adalah, janganlah kalian mendahului orang-orang Yahudi dan Nashrani dengan beruluk salam. Sebagian ulama` berkata, "Maksud dari pelarangan itu karena hal tersebut bagian dari penghormatan kepada mereka, padahal kaum muslimin diperintahkan untuk menghinakan mereka. Hal ini juga berlaku saat bertemu salah seorang dari mereka di jalan; maka dianjurkan untuk tidak memberi jalan kepada mereka, sebab itu bagian dari pengagungan kepada mereka."

tirmidzi:1528

Telah menceritakan kepada kami [Hannad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Isma'il bin Abu Khalid] dari [Qais bin Abu Hazim] dari [Jarir bin Abdullah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus ekspedisi kepada Khats'am, lalu ada beberapa orang (Khats'am) yang bersujud. Namun pasukan ekspedisi tersebut segera membunuh mereka. Kabar tersebut akhirnya sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau pun memerintakan mereka untuk memberi setengah tebusan.", kemudian Beliau bersabda: "Aku berlepas diri dari setiap muslim yang tinggal bersama orang-orang musyrik." Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, kenapa?" beliau menjawab: "Tidak pantas rumah mereka saling berhadapan." Telah menceritakan kepada kami [Hannad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdah] dari [Isma'il bin Abu Khalid] dari [Qais bin Abu Hazim] seperti hadits Abu Mu'awiyah, tetapi di dalamnya tidak disebutkan 'dari Jarir', dan ini lebih shahih." Dan dalam bab ini juga ada hadits dari Samurah, Abu Isa berkata; kebanyakan para sahabat Isma'il (meriwayatkannya) dari Qais bin Abi Hazim bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus sebuah ekspedisi, tanpa menyebutkan di dalamnya dari Jarir. Dan diriwayatkan oleh [Hammad bin Salamah] dari [Al Hajjaj bin Arthah] dari [Isma'il bin Abu Khalid] dari [Qais] dari [Jarir] semisal hadits Abu Mu'awiyah. Ia (Abu Isa) berkata; saya mendengar Muhammad mengatakan; yang benar hadits Qais dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kedudukannya adalah mursal. Sedangkan Samurah bin Jundab meriwayatkan dari Nabi Shallahu 'alaihi Wasallam Beliau bersabda; "janganlah kalian bertempat tinggal dengan orang-orang musyrik dan jangan pula bergaul dengan mereka, oleh karena itu barang siapa yang bertempat tinggal atau bergaul dengan mereka maka dia seperti mereka."

tirmidzi:1530

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad Ibnul Mutsanna] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abul Walid] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Muhammad bin Amru] dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] ia berkata, "Fatimah datang kepada [Abu Bakar] dan bertanya, "Siapa yang akan mewarisimu?" Abu Bakar menjawab, "Isteri dan anakku." Fatimah bertanya lagi, "Kenapa aku tidak boleh mewarisi bapakku?" Abu Bakar lalu berkata, "Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kami (para Nabi) tidak diwarisi." (Abu Bakar berkata) akan tetapi aku akan memenuhi kebutuhan siapa saja yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam penuhi kebutuhannya, dan aku akan memberikan nafkah kepada siapa saja yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam nafkahi." Abu Isa berkata, "Dalam bab ini juga ada hadits dari Umar, Thalhah, Az Zubair, 'Abdurrahman bin Auf, Sa'd, dan 'Aisyah. Hadits Abu Hurairah ini derajatnya hasan gharib dari jalur ini. Hanya saja Hammad bin Salamah dan Abdul Wahhab bin Atha` menyandarkan sanadnya dari Muhammad bin Amru, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah. Aku pernah bertanya kepada Muhammad tentang hadits ini, ia menjawab, "Aku tidak mengetahui seorang pun yang meriwayatkan hadits ini dari Muhammad bin Amru, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah selain Hammad bin Salamah." Abdul Wahhab meriwayatkan dari Muhammad bin Amru, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah seperti riwayat Hammad bin Salamah."

tirmidzi:1533

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali Al Khallal] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Bisyr bin Umar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Malik bin Anas] dari [Ibnu Syihab] dari [Malik bin Aus bin Al Hadatsan] ia berkata; Aku menemui Umar Ibnul Khaththab, lalu datanglah [Utsman bin Affan], [Az Zubair Ibnul Awwam], ['Abdurrahman bin Auf] dan [Sa'd bin Waqash]. Setelah itu [Ali] dan [Al Abbas] datang berselisih (tentang warisan Nabi). [Umar] lalu berkata kepada mereka, "Aku bersumpah atas kalian dengan nama Allah yang dengan izin-Nya langit dan bumi tercipta. Kalian semua tahu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "kami (para Nabi) tidak diwarisi, adapun apa yang kami tinggalkan sebagai shadaqah." Para sahabat menjawab, "Benar." Umar berkata lagi, "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam wafat, Abu Bakar berkata, "Aku adalah penerima wasiat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Umar melanjutkan, "Lantas dirimu wahai (Al Abbas) dan dia ini (Ali) datang menemui Abu Bakar dan menuntut warisan keponakanmu (Rasulullah), sedangkan dia ini (Ali) datang menuntut warisan isterinya (Fatimah) dari bapaknya (Rasulullah)." [Abu Bakar] berkata, "Sungguh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kami (para Nabi) tidak diwarisi, Segala yang kami tinggalkan sebagai sedekah." (Umar melanjutkan) padahal Allah tahu bahwa Abu Bakar adalah seorang yang jujur, baik, lurus, dan selalu mengikuti kebenaran." Abu Isa berkata, "Dalam hadits ini sebenarnya ada kisah yang panjang sekali, hadits ini derajatnya hasan shahih gharib, dari hadits Malik bin Anas."

tirmidzi:1535

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] berkata, telah menceritakan kepada kami [Zakariya bin Abu Zaidah] dari [Asy Sya'bi] dari [Al Harits bin Malik bin Al Barsha`] ia berkata, "Saat pembukaan kota Makkah aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Setelah hari ini kota ini tidak akan diserang hingga hari kiamat." Abu Isa berkata, "Dalam bab ini juga ada hadits dari Ibnu Abbas, Sulaiman bin Shurad, dan Muthi'. Hadits ini derajatnya hasan shahih, ini adalah hadits Zakariya bin Abu Zaidah, dari Asy Sya'bi, kami tidak mengetahuinya kecuali dari hadits yang diriwayatkannya."

tirmidzi:1536

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Abdurrahman bin Mahdi] dari [Sufyan] dari [Alqamah Martsad] dari [Sulaiman bin Buraidah] dari [Bapaknya] ia berkata, "Jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengirim seorang pemimpin untuk suatu pasukan beliau memberi nasihat untuk selalu bertakwa kepada Allah, dan memberi nasihat kebaikan kepada kaum muslimin. Beliau bersabda: "Berperanglah dengan nama Allah dan di jalan Allah, perangilah orang-orang yang kafir kepada Allah, jangan mencuri harta ghanimah, jangan menipu, jangan mencincang dan jangan membunuh anak kecil. Jika engkau bertemu dengan orang-orang musyrik musuhmu, maka serulah kepada tiga hal. Mana saja dari ketiga hal itu mereka lakukan maka terimalah dan jangan kalian perangi; serulah mereka untuk masuk Islam; pindah dari negeri mereka menuju negeri orang-orang yang hijrah (kaum muslimin); dan kabarkanlah kepada mereka, jika mereka mau melakukannya (hijrah) maka mereka akan mendapatkan apa yang akan didapatkan oleh orang-orang yang telah berhijrah, dan mereka akan dibebani kewajiban sebagaimana yang didapat oleh orang-orang yang telah hijrah. Tetapi jika mereka menolak untuk hijrah, maka setatus mereka seperti orang-orang Arab dusun, dan akan diberlakukan kepada mereka hukum yang diberlakukan kepada orang-orang Arab dusun. Mereka tidak mendapatkan ghanimah ataupun fai` kecuali jika mereka ikut berjihad, jika menolak maka mereka serta mintalah pertolongan kepada Allah atas mereka dan perangilah. dan Jika engkau mengepung suatu benteng, lalu mereka menginginkan agar engkau memberikan jaminan Allah dan rasul-Nya kepada mereka, maka jangan engkau lakukan. Tetapi berikanlah jaminanmu dan jaminan sahabatmu kepada mereka, sebab jika kalian membatalkan jaminan kalian atau jaminan sahabat kalian, maka itu lebih baik dari pada membatalkan jaminan Allah dan rasul-Nya. Jika engkau mengepung suatu benteng, lalu mereka menginginkan agar engkau menghukumi mereka dengan hukum Allah, maka jangan kamu lakukan. Tetapi hukumilah mereka dengan hukummu. Sebab engkau tidak tahu apakah engkau bisa menguhukumi mereka sesuai dengan hukum Allah atau tidak." Kurang lebih seperti ini (sabda Rasulullah Shallallahu 'Alahi Wasallam). Abu Isa berkata, "Dalam bab ini juga ada hadits dari An Nu'man bin Muqarrin. dan Hadits Buraidah derajatnya hasan shahih. Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Ahmad] dari [Sufyan] dari [Alqamah bin Martsad] seperti hadits tersebut dengan maknanya. namun ia menambahkan dalam hadits tersebut, 'Jika mereka menolak maka ambillah jizyah dari mereka, dan jika mereka menolak maka mintalah pertolongan kepada Allah atas mereka (perangilah) '." Abu Isa berkata, "Seperti inilah [Waki'] dan selainnya meriwayatkan hadits tersebut dari [Sufyan]. Dan selain Muhammad bin Basysyar juga meriwayatkan dari 'Abdurrahman bin Mahdi, dan dalam hadits tersebut ia menyebutkan tentang jizyah."

tirmidzi:1542

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Muhammad] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Abdullah Ibnul Mubarak] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Haiwah bin Syuraih] ia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Abu Hani Al Khaulani] bahwa [Amru bin Malik Al Janbi] telah mendengar [Fadhalah bin Ubaid] menceritakan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Setiap mayit ditutup berdasarkan amalnya kecuali orang yang mati saat berjaga di jalan Allah, maka amalnya akan tetap berkembang hingga hari kiamat, dan ia akan aman dari fitnah Dajjal." Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Mujahid adalah orang yang bisa melawan dirinya sendiri." Abu Isa berkata, "Dalam bab ini juga ada hadits dari Uqbah bin Amir dan Jabir. Dan hadits Fadhalah ini derajatnya hasan shahih."

tirmidzi:1546

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Muhammad] dari [Suhail bin Abu Shalih] dari [Bapaknya] dari [Abu Hurairah] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pada ubun-ubun kuda tertulis kebaikan hingga hari kiamat. Dan kuda ada tiga; kuda yang menjadi pahala bagi seorang laki-laki, kuda yang akan menjadi satir bagi seorang laki-laki dan kuda yang akan menjadi dosa bagi seorang laki-laki. Adapun kuda yang bisa menjadi pahala adalah kuda yang digunakan untuk jihad di jalan Allah, maka ia mempersiapkan kuda tersebut akan menjadi pahala baginya. Tidak ada sesuatu yang masuk ke dalam perutnya kecuali Allah akan menuliskan pahala kepadanya." Dan dalam redaksi hadits tersebut terdapat kisah. Abu Isa berkata, "Hadits ini derajatnya hasan shahih. [Malik bin Anas] telah meriwayatkan hadits ini dari [Zaid bin Aslam], dari [Abu Shalih], dari [Abu Hurairah], dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam."

tirmidzi:1560

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Thalhah Al Yarbu'I Al Kufi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Ayyasy] dari [Humaid] dari [Anas] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "gugur di jalan Allah dapat menghapuskan setiap dosa." Jibril kemudian berkata, "Kecuali hutang." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Kecuali hutang." Abu Isa berkata, "Dalam bab ini juga ada hadits dari Ka'b bin Ujrah, Jabir, Abu Hurairah dan Qatadah. Ini adalah hadits gharib, kami tidak mengetahui hadits ini diriwayatkan oleh Abu Bakr kecuali dari jalur syaikh ini. Ia berkata, "Aku bertanya kepada Muhammad bin Isma'il tentang hadits ini, tetapi ia tidak mengetahuinya. Ia (Muhammad bin Isma'il) berkata, "Menurutku yang ia (Yahya bin Thalhah) maksud adalah hadits Humaid, dari Anas, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tidak seorang pun dari penduduk surga yang senang untuk kembali ke dunia kecuali orang yang mati syahid."

tirmidzi:1564

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Hujr] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Isma'il bin Ja'far] dari [Humaid] dari [Anas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tidaklah seorang hamba meninggal dunia, ia mendapatkan kebaikan di sisi Allah, lalu merasa senang jika kembali ke dunia, padahal ia telah memiliki sesutu yang lebih baik dari dunia dan seisinya selain orang yang mati syahid. Hal itu karena ia merasakan akan keutamaan syahid hingga ia ingin kembali ke dunia hingga ia terbunuh lagi." Abu Isa berkata, "Hadits ini derajatnya hasan shahih. Ibnu Abu Umar berkata, "Sufyan bin Uyainah menuturkan, "Amru bin Dinar lebuh tua dari Az Zuhri."

tirmidzi:1567

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad Ibnul Mutsanna] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahhab Ats Tsaqafi] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Muhammad bin Ibrahim] dari [Alqamah bin Waqash Al Laitsi] dari [Umar Ibnul Khaththab] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hanyasanya setiap amal itu tergantung dengan amalnya, dan setiap orang akan mendapatkan ganjaran sesuai dengan amalnya. Barangsiapa hijrahnya untuk Allah dan rasul-Nya, maka amalan hijrahnya akan sampai kepada Allah dan rasul-Nya. Dan barangsiapa hijrahnya untuk dunia atau wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya akan sampai pada sesuatu yang ia hijrah kepadanya." Abu Isa berkata, "Hadits ini derajatnya hasan shahih. Hadits ini juga telah diriwayatkan oleh [Malik bin Anas], [Sufyan Ats Tsauri] dan banyak imam lain dari [Yahya bin Sa'id]. Dan kami tidak mengetahuinya kecuali dari hadits Yahya bin Said Al Anshari. Ia berkata, "'Abdurrahman bin Mahdi berkata, "Selayaknya kita meletakkan hadits ini pada setiap bab."

tirmidzi:1571

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Hujr] berkata, telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ja'far] dari [Humaid] dari [Anas] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh, keluar di sore atau pagi hari di jalan Allah adalah lebih baik dari pada dunia dan seisinya. Dan tempat busur panah salah seorang dari kalian atau tempat tangan salah seorang dari kalian di surga adalah lebih baik dari dunia dan seisinya. Sekiranya wanita penduduk surga melongok ke bumi maka maka seisi langit dan bumi akan menjadi terang serta penuh dengan semerbak harum, dan sungguh konde rambut wanita surga lebih baik dari dunia dan seisinya." Abu Isa berkata, "Hadits ini derajatnya hasan shahih."

tirmidzi:1575

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin Sulaiman Adh Dhuba'i] dari [Abu Imran Al Jauni] dari [Abu Bakr bin Abu Musa Al Asy'ari] ia berkata; Aku mendengar [Bapakku] berkata di hadapan musuh, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya pintu-pintu surga berada di bawah naungan pedang." Lalu ada seorang laki-laki yang buruk keadaannya berkata, "Apakah kamu benar-banar mendengar hadits dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang menyebutnya?" Bapakku menjawab, "Ya." Laki-laki itu kemudian kembali kepada para sahabatnya dan berkata, "Aku ucapkan salam (perpisahan) kepada kalian." Kemudian orang itu memecah sarung pedangnya dan berperang hingga terbunuh." Abu Isa berkata, "Hadits ini derajatnya hasan gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari hadits Ja'far bin Suliman Adh Dhubba'i. Abu Imran Al jauni nama aslinya adalah Abdul Malik bin Habib, dan Abu Bakar adalah Ibnu (anak) Abu Musa. Ahmad bin Hanbal berkata, "Itu adalah nama dia."

tirmidzi:1583

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Mu'adz bin Hisyam] berkata, telah menceritakan kepadaku [Bapakku] dari [Qatadah] ia berkata, telah menceritakan kepada kami [Anas bin Malik] ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada seorang pun dari penduduk surga yang senang untuk kembali lagi ke dunia selain orang yang mati syahid. Sesungguhnya ia suka untuk kembali lagi ke dunia, ia mengatakan 'hingga aku terbunuh sepuluh kali', di jalan Allah, hal itu karena ia melihat kemuliaan yang diberikan oleh Allah kepadanya." Abu Isa berkata, "Hadits ini derajatnya hasan shahih. Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] dari [Anas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti itu dengan makna yang sama." Abu Isa berkata, "Hadits ini derajatnya hasan shahih."

tirmidzi:1585

Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sufyan Ats Tsauri] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad Ibnul Munkadir] ia berkata, " [Salman Al Farisi] melewati Syurahbil bin As Simth yang sedang berada di tempat ribathnya, sementara dirinya dan para sahabatnya telah merasakan kebosanan. Salman berkata, "Wahai Ibnu As Simth, maukah aku bacakan kepadamu sebuah hadits yang aku dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" ia menjawab, "Tentu." Salman berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ribath satu hari di jalan Allah lebih utama, dan barangkali ia menyebutkan, "lebih baik dari puasa dan shalat selama sebulan. Dan barangsiapa meninggal saat ribath, maka ia akan terjaga dari fitnah kubur dan amalnya akan terus berkembang hingga datangnya hari kiamat." Abu Isa berkata, "hadits ini derajatnya hasan."

tirmidzi:1588

Telah menceritakan kepada kami [Ziyad bin Ayyub] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] berkata, telah memberitakan kepada kami [Al Walid bin Jamil Al Filasthini] dari [Al Qasim bin 'Abdurrahman] dari [Abu Umamah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tidak ada sesuatu yang dicintai oleh Allah kecuali dua tetas air dan dua bekas; tetesan air mata karena takut kepada Allah dan tetesan darah yang tertumpah di jalan Allah. Adapun dua bekas itu adalah; bekas karena di jalan Allah dan bekas karena melaksanakan kewajiban Allah." Ia berkata, "Hadits derajatnya hasan gharib."

tirmidzi:1592

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Sufyan bin Uyainah] dan [Syu'bah] dari [habib bin Abi Tsabit] dari [Abul Abbas] dari [Abdullah bin Amru] ia berkata, "Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang memohon izin untuk jihad, beliau lalu bersabda: "Apakah kamu memiliki kedua orang tua?" laki-laki itu menjawab, "Ya." beliau bersabda: "Hendaklah kami berjihad kepada keduanya (berbuat baik)." Abu Isa berkata, "Dalam bab ini juga ada hadits dari Ibnu Abbas. Hadits ini derajatnya hasan shahih. Abul Abbas adalah seorang penyair buta dari Makkah, dan nama aslinya adalah As Sa`ib bin Farrukh."

tirmidzi:1594

Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan] berkata, telah menceritakan kepada kami [Wahb bin Jarir] dan [Abu Dawud Ath Thayalisi] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] ia berkata, "Aku pernah berada di sisi [Zaid bin Arqam], lalu ditanyakan kepadanya, "Berapa kali Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ikut peperangan?" ia menjawab, "Sembilan belas kali." Aku bertanya kepadanya, "Berapa kali kamu memgikuti peperangan beliau?" ia menjawab, "Tujuh belas kali." Aku bertanya lagi, "Perang apa yang pertama kali kamu ikuti?" ia menjawab, "Perang Dzatul Usyaira atau Dzatul usyairah." Abu Isa berkata, "Hadits ini derajatnya hasan shahih."

tirmidzi:1599

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Mani'] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Zakariya bin Abu Zaidah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Ya'qub Ats Tsaqafi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yunus bin Ubaid] -mantan budak Muhammad bin Al Qasim- ia berkata, "Muhammad Ibnul Qasim mengutusku kepada [Al bara` bin Azib] untuk bertanya tentang bendera Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ia lalu menjawab, "Bendera beliau berwarna hitam, bentuknya persegi empat dan terbuat dari kain wool yang bergaris." Abu Isa berkata, "Dalam bab ini juga ada hadits dari Ali dari Al Harits bin Hassan dan Ibnu Abbas." Abu Isa berkata, "Hadits ini derajatnya hasan gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari hadits Ibnu Abu Zaidah. Abu Ya'qub Ats Tsaqafi nama aslinya adalah Ishaq bin Ibrahim. Ubaidullah bin Musa juga telah meriwayatkan darinya."

tirmidzi:1603

Telah menceritakan kepada kami [Abu Sa'id Al Asyaj] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yunus bin Bukair] dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Yahya bin Abbad bin Abdullah bin Az Zubair] dari [Bapaknya] dari kakeknya [Abdullah bin Az Zubair] dari [Az Zubair bin Al Awwam] ia berkata, "Pada perang uhud Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengenakan dua baju perang, beliau lalu naik ke atas batu tetapi tidak bisa. Maka Thalhah pun jongkok di bawahnya hingga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dapat naik di atas batu tersebut." Zubair berkata, "Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Telah wajib bagi Thalhah (masuk surga)." Abu Isa berkata, "Dalam bab ini juga ada hadits dari Shafwan bin Umayyah dan As Sa`ib bin Yazid, dan hadits ini derajatnya hasan gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari hadits Muhammad bin Ishaq."

tirmidzi:1615

Telah menceritakan kepada kami [Hannad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abtsar bin Al Qasim] dari [Hushain] dari [Asy Sya'bi] dari [Urwah Al Bariqi] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kebaikan akan selalu tertera pada ubun-ubun kuda hingga hari kiamat; yaitu pahala dan ghanimah." Abu Isa berkata, "Dalam bab ini juga ada hadits dari Ibnu Umar, Abu Sa'id, Jarir, Abu Hurairah, Asma binti Yazid, Al Mughirah bin Syu'bah dan Jabir." Abu Isa berkata, "Hadits ini derajatnya hasan shahih, Urwah adalah Ibnu Abu Al Ja'd Al Bariqi, ia biasa dipanggil dengan nama Urwah Ibnul Ja'd. Ahmad bin Hambal berkata, "Fikih dari hadits ini adalah, bahwa jihad bersama setiap imam (shalih atau jahat) akan tetap berlangsung hingga datangnya hari kiamat."

tirmidzi:1617

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Wazir Al Wasithi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Yusuf Al Azraq] dari [Sufyan] dari [Ubaidullah bin Umar] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengadu kuda pacuan dari Hafya sampai Tsaniyatul Wada, dengan jarak tempuh enam mil. Sementara yang bukan termasuk kuda pacuan beliau adu dari Tsaniyatul Wada hingga masjid bani Zuraiq, dengan jarak tempuh satu mil. Dan aku termasuk orang yang mengikuti pacuan tersebut, lalu kudaku melompat tembok (setelah melewati batas finis)." Abu Isa berkata, "Dalam bab ini juga ada hadits dari Abu Hurairah, Jabir, 'Aisyah dan Anas. Hadits dari Ats Tsauri ini derajatnya shahih hasan gharib."

tirmidzi:1621

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Abu Ziyad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abul Ahwash bin Al Jawwab Abul Jawwab] dari [Yunus bin Abu Ishaq] dari [Abu Ishaq] dari [Al Bara] berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengirim dua regu pasukan, satu regu beliau percayakan kepada Ali bin Abu Thalib dan yang lain kepada Khalid Ibnul Walid. Beliau lalu bersabda: "Jika terjadi peperangan maka taatilah Ali." Al Bara berkata, "Kemudian Ali dapat menaklukkan sebuah benteng dan mengambil seorang budak wanita untuk dirinya. Khalid Ibnul Walid lalu menulis surat pengaduan, lalu mengutusku untuk disampaikan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Maka akupun mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau lalu membaca surat tersebut dan berubahlah rona wajahnya. Beliau bersabda: "(kekurangan) apa yang kamu lihat diri seorang laki-laki yang mencintai Allah dan rasul-Nya, dan Allah dan rasul-Nya mencintainya!" Al Bara berkata, "Aku menjawab, "Aku berlindung kepada Allah dari murka Allah dan murka rasul-Nya, aku ini hanyalah utusan." Beliau lalu diam." Abu Isa berkata, "Dalam bab ini juga ada hadits dari Ibnu Umar. Hadits ini derajatnya hasan gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari hadits Al Ahwash bin Jawwab. Ucapan Al Bara, 'mengadukan', maksudnya adalah adu domba."

tirmidzi:1626

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya An Naisaburi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yusuf] berkata, telah menceritakan kepada kami [Yunus bin Abu Ishaq] dari [Al Aizar bin Huraits] dari [Ummul Hushain Al Ahmasiyah] ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah saat haji wada', waktu itu beliau mengenakan selendang yang terlipat dari bawah ketiaknya." Ummul Hushain berkata, "Aku melihat otot lengannya bergetar, aku mendengar beliau bersabda: "Wahai sekalian manusia, hendaklah kalian bertakwa kepada Allah. Meskipun kalian dipimpin oleh budak dari habasyah (etopia) yang cacat hidung atau telinganya, maka dengar dan taatilah selama ia memimpin kalian dengan Kitabullah." Abu Isa berkata, "Dalam bab ini juga ada hadits dari Abu Hurairah dan Irabdh bin Sariyah. Hadits ini derajatnya hasan shahih, dan tidak hanya diriwayatkan melalui satu jalur saja dari Ummu Hushain."

tirmidzi:1628

Telah menceritakan kepada kami [Azhar bin Marwan Al Bashri] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits bin Sa'id] dari [Ayyub] dari [Humaid bin Hilal] dari [Abu Ad Dahma] dari [Hisyam bin Amir] ia berkata, "Pernah dikeluhkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang orang-orang yang terbunuh pada perang uhud, beliau lalu bersabda: "Buatlah lubang, luaskan, perbagus dan kuburkanlah mereka dua orang atau tiga orang dalam satu lubang. Dan dahulukanlah di antara mereka yang banyak bafalan Al-Qur'annya." Lalu bapakku meninggal, hingga ia pun didahulukan di antara dua orang yang ada." Abu Isa berkata, "Dalam bab ini juga ada hadits dari Khabbab, Jabir dan Anas. Hadits ini derajatnya hasan shahih. [Sufyan Ats Tsauri] dan selainnya meriwayatkan hadits ini dari [Ayyub], dari [Humaid bin Hilal] dan dari [Hisyam bin Amir]. Abu Dahma nama aslinya adalah Qirfah bin Buhais, atau Baihas."

tirmidzi:1635

Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Yazid bin Abu Ziyad] dari ['Abdurrahman bin Abu Laila] dari [Ibnu Umar] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutuskan kami dalam sebuah ekspedisi, lalu orang-orang melarikan diri dari peperangan. Katika sampai di Madinah, kami bersembunyi karena malu. Kami lalu berkata; "Kita telah celaka." Setelah itu kami mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, kami adalah orang-orang yang telah lari dari peperangan!" beliau menjawab: "Bahkan kalian adalah orang-orang yang kembali pada kancah peperangan, dan aku berada pada kelompok kalian." Abu Isa berkata, "Ini adalah hadits hasan, kami tidak mengetahuinya kecuali dari hadits Yazid bin Ziyad. Adapun makna dari ungkapan, 'orang-orang melarikan diri dari peperangan' adalah mundur mundur dari peperangan. Dan makna sabda Nabi, 'Bahkan kalian adalah orang-orang yang kembali pada kancah peperangan' adalah berlari kepada pemimpinnya agar ia menolongnya, bukan lari untuk kabur dari peperangan."

tirmidzi:1638

Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Dawud] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] dari [Al Aswad bin Qais] ia berkata; Aku mendengar [Nubaih Al Anazi] menceritakan dari [Jabir] ia berkata, "Pada perang uhud bibiku datang dengan membawa jasad ayahku untuk dikuburkan di pekuburan kami. Tiba-tiba penyeru Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berteriak, "Kembalikanlah semua korban perang di tempatnya masing-masing." Abu Isa berkata, "Hadits ini derajatnya hasan shahih, dan Nubaih adalah seorang yang tsiqah."

tirmidzi:1639

Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar] dan [Sa'id bin 'Abdurrahman Al Makhzumi] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Az Zuhri] dari [As Sa`ib bin Yazid] ia berkata, "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kembali dari perang Tabuk, orang-orang menyambut kedatangan beliau hingga Tsaniyatul Wada'." As Sa`ib berkata, "Aku lalu keluar bersama orang-orang, sementara waktu itu masih seorang bocah." Abu Isa berkata, "Hadits ini derajatnya hasan shahih."

tirmidzi:1640

Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdu Ash Shamad bin Abdul Warits] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hammam] berkata, telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [Anas bin Malik] berkata, "bahwasanya Abdurrahman bin Auf dan Az Zubair Ibnul Awwam pada suatu peperangan pernah mengeluh kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang penyakit gatal yang dideritanya, lalu beliau memberi keringanan kepada keduanya untuk mengenakan kain sutera." Anas berkata, "Dan aku melihat keduanya mengenakan kain tersebut." Abu Isa berkata, "Hadits ini derajatnya hasan shahih."

tirmidzi:1644

Telah menceritakan kepada kami [Abu Ammar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Fadhl bin Musa] dari [Muhammad bin Amru] berkata, telah menceritakan kepada kami [Waqid bin Amru bin Sa'd bin Mu'adz] ia berkata, "Saat [Anas bin Malik] tiba aku mendekatinya hingga ia pun bertanya, "Siapa kamu?" Aku menjawab, "Aku Waqid bin Amru bin Sa'd bin Mu'adz." Waqid berkata, "Anas lalu menangis dan berkata, "Sungguh, engkau mirip sekali dengan Sa'd. Dahulu Sa'd adalah orang yang paling besar dan tinggi di antara yang lain. Pernah didatangkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam selendang yang terbuat dari Dibaj bersulamkan benang emas. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian mengenakan kain tersebut lalu naik ke atas mimbar, beliau lantas berdiri -atau duduk- hingga orang-orang pun saling meraba kain tersebut. Mereka berkata, "Kami tidak pernah melihat kain sebagus hari ini!" Beliau lalu bersabda: "Apakah kalian takjub dengan kain ini? sungguh, sapu tangan Sa'd di surga lebih baik dari apa yang kalian lihat ini." Abu Isa berkata, "Dalam bab ini juga ada hadits dari Asma binti Abu Bakar, dan hadits ini derajatnya hasan shahih."

tirmidzi:1645

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Tharif Al Kufi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Fudhail] dari [Al A'masy] dan [Asy Syaibani] dari [Al Hakam] dari ['Abdurrahman bin Abu Laila] dari [Abdullah bin Ukaim] ia berkata, "Surat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang kepada kami, isinya adalah, 'Janganlah kalian memanfaatkan bangkai dengan mengambil kulit atau tulangnya." Abu Isa berkata, "Hadits ini derajatnya hasan, hadits ini telah diriwayatkan dari Abdullah bin Ukaim, dari para syaikh mereka. Tetapi banyak dari kalangan ulama` yang tidak berpedoman amal dengan hadits ini. Hadits ini telah diriwayatkan dari Abdullah bin Ukaim, ia berkata, "Surat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang kepada kami dua bulan sebelum beliau meninggal." Ia berkata, "Aku mendengar Ahmad Ibnul Hasan berkata, "Ahmad bin hambal sependapat dengan hadits ini, sebab dalam hadits tersebut disebutkan bahwa surat itu datang dua bulan sebelum beliau meninggal." Ahmad bin hambal berkata, "Ini adalah perintah terakhir Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, " setelah itu Ahmad bin Hambal meninggalkan hadits ini karena terjadi kejanggalan dalam sanadnya. Kejanggalan itu karena sebagian perawi menyebutkan; dari Abdullah bin Ukaim, dari para syaikh mereka yang berasal dari Juhainah."

tirmidzi:1651

Telah menceritakan kepada kami [Al Anshari] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ma'n] berkata, telah menceritakan kepada kami [Malik]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Malik] dari [Nafi'] dan [Abdullah bin Dinar] dan [Zaid bin Aslam] semuanya mengabarkan dari [Abdullah bin Umar] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "kelak pada hari kiamat Allah tidak akan melihat seseorang yang menjulurkan (menyapukan) bajunya dengan rasa sombong." Abu Isa berkata; dalam bab ini ada hadits serupa dari Hudzaifah, Abu Said, Abu Hurairah, Samurah, Abu Dzar, Aisyah dan Hubaib bin Mughaffal, dan hadits Ibnu Umar derajatnya hadits hasan shahih.

tirmidzi:1652

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa membuat lukisan, maka Allah akan menyiksanya hingga ia meniupkan -yakni ruh-, padahal ia tidak akan mampu. Dan siapa yang mencuri dengar pembicaraan suatu kaum padahal mereka telah berusaha menghindar untuk merahasiakannya, maka pada hari kiamat akan dituangkan cairan timah ke dalam telinganya." Perawi berkata, "Dalam bab ini juga ada hadits dari Abdullah bin Mas'ud, Abu Hurairah, Abu Juhaifah, 'Aisyah dan Ibnu Umar." Abu Isa berkata, "Hadits Ibnu Abbas ini derajatnya hasan shahih."

tirmidzi:1673

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Humaid Ar Razi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Tumailah] dan [Al Fadhl bin Musa] dan [Zaid bin Hubab] dari [Abdul Mukmin bin Khalid] dari [Abdullah bin Buraidah] dari [Ummu Salamah] ia berkata, "Pakaian yang paling disukai oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah gamis." Abu Isa berkata, "Hadits ini derajatnya hasan gharib, kami mengetahuinya dari hadits Abdul Mukmin bin Khalid dengan periwayatan tunggal, dan dia adalah seorang Marwazi. Sebagian mereka juga meriwayatkan hadits ini dari [Abu Tumailah], dari [Abdul Mukmin bin Khalid], dari [Abdullah bin Buraidah], dari [ibunya], dari [Ummu Salamah]."

tirmidzi:1684

Telah menceritakan kepada kami [Ziyad bin Ayyub Al Baghdadi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Tumailah] dari [Abdul Mukmin bin Khalid] dari [Abdullah bin Buraidah] dari [Ibunya] dari [Ummu Salamah] ia berkata, "Pakaian yang paling disukai oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah gamis." Abu Isa berkata, "Aku mendengar Muhammad bin Isma'il berkata, "Hadits Abdullah bin buraidah, dari ibunya, dari Ummu Salamah lebih shahih, hanya saja dalam hadits tersebut disebutkan 'dari Abu Tumailah, dari ibunya'."

tirmidzi:1685

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Hujr] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Al Fadhl bin Musa] dari [Abdul Mukmin bin Khalid] dari [Abdullah bin Buraidah] dari [Ummu Salamah] ia berkata, "Pakaian yang paling disukai oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah gamis."

tirmidzi:1686

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad bin Al Hajjaj Ash Shawwaf Al Bashri] berkata, telah menceritakan kepada kami [Mu'adz bin Hisyam Ad Dastuwa`i] berkata, telah menceritakan kepadaku [Bapakku] dari [Budail bin Maisarah Al Uqaili] dari [Syahr bin Hausyab] dari [Asma binti Yazid bin As Sakan Al Anshariyah] ia berkata, "Lengan tangan baju Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hingga pergelangan tangan." Abu Isa berkata, "Hadits ini derajatnya hasan gharib."

tirmidzi:1687

Telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Musa], telah menceritakan kepadaku [Sa'id bin Muhammad Al Warraq] dan [Abu Yahya Al Himmani] keduanya berkata, Telah menceritakan kepadaku [Shalih bin Hassan] dari [Urwah] dari ['Aisyah] radliallahu 'anha berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda kepadaku: "Jika engkau ingin bersamaku (atau sederajat denganku) di surga, maka ambillah bekal dari dunia seperti bekalnya seorang musafir dan janganlah engkau bergaul dengan orang-orang kaya serta janganlah menganggap bajumu sudah lusuh (robek yaitu tidak layak pakai) sebelum engkau menambalnya." Abu Isa berkata; Ini merupakan hadits Gharib yang tidak kami ketahui kecuali dari haditnya Shalih bin Hassan. Dan aku mendengar Muhammad berkata, "Shalih bin Hassan seorang munkarul hadits adapun Shalih bin Abi Hassan yang mana Ibnu Abi Dzuaib meriwayatkan darinya ialah seorang yang tsiqqah." Abu Isa berkata; Dan arti dari sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam "Dan janganlah kamu bergaul dengan orang-orang kaya". Ialah sebagaimana dalam riwayatnya Abu Hurairah Rhadliyallahu 'Anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau bersabda: "Barang siapa yang melihat orang yang dilebihkan darinya dari segi rupa dan rezeki, maka hendaknya dia melihat orang yang lebih kurang darinya atas nikmat yang dilebihkan atasnya (baik dari segi rupa atau rezeki), karena hal itu akan mendorongnya untuk selalu mensyukuri nikmat Allah yang telah dikaruniakan kepadanya." Diriwayatkan dari 'Aun bin Abdullah berkata; "Aku telah bergaul dengan orang-orang kaya, maka aku tidak melihat ada orang yang lebih memiliki kemauan dari pada aku, bersama mereka aku melihat ada onta yang lebih bagus dari ontaku dan aku melihat baju yang lebih bagus dari bajuku. Lantas aku bergaul dengan para faqir dan hatiku menjadi tenang."

tirmidzi:1702

Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Humaid], telah menceritakan kepadaku [Zaid bin Hubab] dan [Abu Tsumailah Yahya bin Wadlih] dari [Abdullah bin Muslim] dari [Abdullah bin Buraidah] dari [bapaknya], ia berkata; Seorang lelaki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan memakai cincin dari besi, lantas Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kenapa kamu memakai perhiasan penghuni neraka?" kemudian laki-laki itu datang lagi dengan memakai cincin dari Shufr, maka beliau pun bersabda: "Mengapa aku mendapatkan bau berhala darimu.?" Lalu pada waktu yang lain, laki-laki itu datang dengan memakai cincin emas, maka beliau bersabda: "Kenapa kamu memakai perhiasannya penduduk surga?" kemudian laki-laki itu bertanya: "Sebaiknya cincin apa yang harus kupakai?" beliau menjawab: "Pakailah cincin perak dan janganlah kamu menyempurnakannya hingga seberat mitsqal." Abu Isa berkata; Ini adalah hadits gharib. Di dalam bab tercantum; "Dari Abdullah bin Amr dan Abdullah bin Muslim kuniyahnya adalah Abu Thaibah, yakni Marwazi."

tirmidzi:1707

Telah menceritakan kepadaku [Ibnu Abu Umar], telah menceritakan kepadaku [Sufyan] dari [Ashim bin Kulaib] dari [Ibnu Abu Musa] ia berkata; Saya mendengar [Ali] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah melarangku untuk menggunakan Al Qassiy (pakaian yang bahannya bercampur dengan sutera) dan Al Mitsarah Al Hamra` (kasur merah yang terbuat dari kain sutera) serta mengenakan cincin pada jari telunjuk dan jari tengah." Abu Isa berkata; "Ini adalah hadits hasan shahih. Ibnu Musa adalah Abu Burdah bin Abu Musa, namanya adalah Amir bin Abdullah bin Qais."

tirmidzi:1708

Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Basysyar], telah menceritakan kepadaku [Mu'adz bin Hisyam] telah menceritakan kepadaku [bapakku] dari [Qatadah] dari [Anas] ia berkata; "Pakaian yang paling disukai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah hibarah (pakaian yang berhiaskan katun)." Abu Isa berkata; Ini adalah hadits hasan shahih gharib.

tirmidzi:1709

Telah menceritakan kepadaku [Mahmud bin Ghailan], telah menceritakan kepadaku [Abu Dawud], telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] dari [Hisyam bin Zaid bin Anas] ia berkata, saya mendengar [Anas] berkata; "Kami menemukan kelinci di Marru Azh Zhahran, maka para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berjalan di belakangnya. Kemudian aku pun melihatnya dan menangkapnya lalu membawanya ke hadapan Abu Thalhah, maka Abu Thalhah menyembelihnya di Marwa. Kemudian ia mengutusku untuk mengirimkan pahanya atau pangkal pahanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau pun memakannya." Abu Isa berkata; Di dalam bab ini tercantum; Dari Jabir dan Muhammad bin Shafwan dan biasanya ia dipanggil Muhammad bin Shaifi, dan ini adalah hadits Hasan Shahih. Dan menurut kebanyakan Ahlul Ilmi, memakan daging kelinci tidaklah mengapa, namun sebagian dari mereka membencinya dan mereka berkata, "Sesungguhnya kelinci itu mengeluarkan darah."

tirmidzi:1711

Telah menceritakan kepadaku [Ahmad bin Mani'], telah menceritakan kepadaku [Isma'il bin Ibrahim] Telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] dari [Abdullah bin Ubaid bin Umair] dari [Ibnu Abu Ammar] ia berkata; Aku pernah bertanya kepada [Jabir], "Apakah biawak termasuk binatang buruan?" Jabir menjawab, "Ya." Aku bertanya lagi, "Bolehkah aku memakannya?" Jabir menjawab, "Ya." Aku bertanya lagi, "Apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengatakannya?" Jabir menjawab, "Ya." Abu Isa berkata; Ini adalah hadits Hasan Shahih dan sebagian Ahlul Ilmi berpendapat demikian. Menurut mereka, makan daging biawak tidaklah mengapa. Demikianlah pendapat Ahmad dan Ishaq. Dan telah diriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam suatu hadits mengenai makruhnya makan daging biawak, namun isnadnya tidaklah kuat. Sebagian ulama juga ada yang memakruhkan makan daging biawak, di antaranya adalah Ibnul Mubarak. Yahya Al Qaththan berkata; Jarir bin Hazim telah meriwayatkan hadits ini dari Abdullah bin Ubaid bin Umair dari Ibnu Abu Ammar dari Jabir dari Umar. Sedangkan hadits Ibnu Juraij adalah lebih Shahih. Ibnu Abu Ammar adalah Abdurrahman bin Abdullah bin Abu Ammar Al Makki.

tirmidzi:1713

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Muhammad Az Za'farani], telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Muhammad] ia berkata; [Ibnu Juraijj] berkata, Telah mengabarkan kepadaku [Muhammad bin Yusuf] bahwa [Atha` bin Yasar], telah mengabarkan kepadanya bahwa [Ummu Salamah], telah mengabarkan kepadanya bahwasanya; "Ia pernah menyuguhkan daging yang dipanggang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau pun memakannya. Setelah itu, beliau langsung menunaikan shalat, dan beliau tidak lagi berwudlu." Dan hadits semakna juga diriwayatkan dari Abdullah bin Harits, Al Mughirah dan Abu Rafi'. Abu Isa berkata; Ini adalah hadits hasan shahih gharib bila ditinjau dari jalur ini.

tirmidzi:1752

Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan], telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq], telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Ja'far bin Amru bin Umayyah Adl Dlamri] dari [bapaknya] bahwasanya; "Ia pernah melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memotong lengan kambing dan memakan dagingnya lalu beliau langsung menunaikan shalat dengan tidak berwudlu lagi." Abu Isa berkata; Ini adalah hadits hasan shahih. Dan hadits semakna juga diriwayatkan dari Al Mughirah bin Syu'bah.

tirmidzi:1759

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Muhammad Az Za'farani], telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Abbad Abu Abbad], telah menceritakan kepada kami [Fulaih bin Sulaiman] dari [Abdul Wahhab bin Yahya] anak dari Abbad bin Abdullah bin Zubair, dari [Abdullah bin Az Zubair] dari [Aisyah] ia berkata; "Bukanlah bagian tangan hewan yang paling disukai oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam akan tetapi karena beliau jarang sekali mendapatkan daging maka beliau segera memakannya karena bagian itu lebih cepat matang." Abu Isa berkata; Ini merupakan hadits gharib yang tidak kami ketahui kecuali dari jalur ini.

tirmidzi:1761

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Mani'], telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ibrahim] dari [Ayyub] dari [Ibnu Abu Mulaikah] dari [Ibnu Abbas] bahwa suatu ketika, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar dari kakus, lalu disuguhkanlah makanan kepada beliau, kemudian para sahabatpun bertanya, "Maukah engkau kami ambilkan air untuk wudlu?" Beliau menjawab: "Sesungguhnya aku diperintahkan untuk berwudhu hanya ketika aku hendak menunaikan shalat." Abu Isa berkata; Ini adalah hadits hasan shahih. Hadits ini juga telah diriwayatkan oleh [Amr bin Dinar] dari [Sa'id bin Al Huwairits] dan [Ibnu Abbas]. Dan Ali bin Al Madini berkata; Yahya bin Sa'id berkata, "Sufyan Ats Tsauri tidak suka mencuci tangan sebelum makan. Dan ia juga tidak suka bila ada roti yang diletakkan di bahwa piring yang besar."

tirmidzi:1770

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar], telah menceritakan kepada kami [Al Ala` bin Al Fadl bin Abdul Malik bin Sawiyyah Abul Hudzail], telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Ikrasy] dari [bapaknya] Ikrasy bin Dzu`aib, ia berkata; Banu Murrah mengutusku untuk menyerahkan zakat harta mereka kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu aku sampai di Madinah dan aku mendapati beliau sedang duduk diantara kaum Muhajirin dan Anshar. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memegang tanganku dan membawaku menuju rumahnya Ummu Salamah, Nabi bertanya: "Apakah kalian memiliki makanan?" Kemudian dihidangkan kepada kami sepiring tsarid (makanan dari daging dan roti), lalu kami memakannya dan aku mengambil makanan dari semua sudut piring dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam makan tsarid yang dihadapan beliau, lantas tangannya yang kiri memegangi tangan kanan saya, Kemudian bersabda: "Wahai Ikrasy, makanlah dari satu tempat karena dia hanya satu jenis makanan." Kemudian dihidangkan untuk kami dengan piring yang penuh dengan korma basah, lalu aku memakan hanya dari bagian yang ada dihadapanku namun tangan Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam mengambil dari semua bagian piring sambil berkata: "Wahai 'Ikrasy, makanlah dari tempat yang kamu kehendaki karena dia bukan satu jenis makanan." Kemudian didatangkan air kepada kami lalu Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam mencuci tangannya dan membasuh telapak tangan, wajah, lengan dan kepalanya, lalu berkata: "Wahai Ikrasy, wudhu ini (dilakukan) karena kita memakan makanan yang dibakar dengan api (dimasak)." Berkata Abu Isa: Ini merupakan hadits gharib tidak kami ketahui kecuali dari haditsnya Al 'Allaa' bin Fadl dan 'Allaa' meriwayatkannya sendiri dan kami tidak mengtahui Ikrasy memiliki hadits dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam selain hadits ini.

tirmidzi:1771

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Musa], telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] Telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Umar] dari [Isa bin Abdullah bin Unais] dari [bapaknya] ia berkata; "Aku pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berjalan mengambil ghirbah (bejana air terbuat dari kulit) yang tergantung kemudian mengeluarkan mulut bejana tersebut dan meminum langsung dari mulutnya." Hadits semakna diriwayatkan dari Ummu Sulaim. Berkata Abu Isa; Hadits ini sanadnya tidak shahih dan Abdullah bin Umar Al Umari seorang yang dha'if dalam periwayatan hadits dan aku tidak tahu apakah dia mendengar dari Isa apa tidak?

tirmidzi:1813

Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar], telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Yazid bin Jabir] dari [Abdurrahman bin Abu Amrah] dari [neneknya] Kabsyah, berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah masuk ke rumahku dan minum dari mulut bejana yang tergantung sambil berdiri lalu aku mengambilnya dan memotong mulut bejana tersebut." Abu Isa berkata; Ini merupakan hadits hasan shahih gharib dan Yazid bin Yazid bin Jabir ialah saudaranya Abdurrahman bin Yazid bin Jabir dan dia lebih dahulu meninggal dari saudaranya.

tirmidzi:1814

Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar], telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Ma'mar] dari [Zuhri] dari [Urwah] dari [Aisyah] ia berkata; Sesungguhnya minuman yang paling disukai oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah Al Hulwa Al Barid (manisan yang dingin). Abu Isa berkata; Beginilah yang diriwayatkan oleh lebih dari satu Rawi dari Az Zuhri dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam secara mursal.

tirmidzi:1817

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Ya'qub Ath Thayalisi] telah menceritakan kepada kami [Al Mu'tamir bin Sulaiman] berkata; saya mendengar [Bapakku] menceritakan dari [Hanasy] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] radliallahu 'anhuma berkata: Barangsiapa yang memelihara anak yatim dan memberinya makan dan minum niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga kecuali jika dia melakukan dosa yang tidak dapat diampuni. Hadits semakna diriwayatkan dari Murrah Al fihri, Abu Hurairah, Abu Umamah dan Sahl bin Sa'ad. Berkata Abu Isa: Khanasy bernama Khanasy bin Qais dan dia adalah Abu Ali Ar Ruhaili, berkata Sulaiman At Taimi: Khanasy ialah seorang yang dha'if menurut ahli hadits.

tirmidzi:1840

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah], telah menceritakan kepada kami [Risydin bin Sa'd] dari [Abu Hani` Al Khaulani] dari [Abbas Al Hajri] dari [Abdullah bin Umar] ia berkata; Seorang lelaki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rosulullah, berapa kalikah aku harus memaafkan pembantu?" Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam terdiam, kemudian dia bertanya, "Wahai Rasulullah, berapa kalikah aku harus memaafkan pembantu?" Nabi menjawab: "Kamu memaafkan sebanyak tujuh puluh kali dalam sehari." Berkata Abu 'Isa: Ini merupakan hadits hasan gharib. Dan diriwayatkan oleh [Abdullah bin Wahb] dari [Abi Hani Al Khaulani] seperti lafazh hadits ini. Al Abbas ialah Ibnu Julaid Al Hajri Al Mishri. Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah], telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Wahb] dari [Abu Hani` Al Khaulani] dengan isnad ini semisalnya. Dan sebagian mereka meriwayatkan hadits ini dengan isnad ini dari [Abdullah bin Wahb], dan ia berkata; Dari [Abdullah bin Amr].

tirmidzi:1872

Telah menceritakan kepada kami [Hasan bin Arafah], telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Muhammad Al Warraq] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Orang dermawan itu dekat dengan Allah, dekat dengan surga, dekat dengan manusia, dan jauh dari neraka. Sedangkan orang yang bakhil itu jauh dari Allah, jauh dari surga, jauh dari menusia, dan dekat dengan neraka. Sesungguhnya orang bodoh yang dermawan lebih Allah cintai dari pada seorang 'alim yang bakhil." Abu 'Isa berkata; Ini merupakan hadits gharib tidak kami ketahui dari haditsnya Yahya bin 'Araj dari Abu Hurairah kecuali dari haditsnya Sa'id bin Muhammad dan Sa'id bin Muhammad telah ditentang dalam periwayatan hadits ini dari Yahya bin Sa'id Al Anshari, Sebenarnya yang diriwayatkan dari Yahya bin Sa'id dari 'Aisyah merupakan hadits mursal.

tirmidzi:1884

Telah menceritakan kepada kami [Al Anshari], telah menceritakan kepada kami [Ma'n], telah menceritakan kepada kami [Malik] dari [Shafwan bin Sulaim] ia saya memarfu-kan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Orang yang memenuhi kebutuhan orang yang kehabisan bekal dan fakir miskin, maka pahalanya seperti Mujahid yang berjuang di jalan Allah, atau seperti seorang yang berpuasa sepanjang siang dan qiyamullail semalam suntuk." Telah menceritakan kepada kami [Al Anshari], telah menceritakan kepada kami [Ma'n], telah menceritakan kepada kami [Malik] dari [Ats Tsaur bin Zaid Ad Dili] dari [Abul Ghaits] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti itu. Dan hadits ini adalah hadits hasan gharib shahih. Abul Ghaits namanya adalah Salim mantan budak Abdullah bin Muthi'. Tsaur bin Zaid adalah Madani (orang Madinah), sedangkan Tsaur bin Yazid adalah Syami (orang Syam).

tirmidzi:1892

Telah menceritakan kepada kami [Hannad], telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [A'masy] dari [Syaqiq bin Salamah] dari [Abdullah bin Mas'ud] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hendaklah kalian bersikap jujur, karena kejujuran itu akan membawa pada kebaikan, sedangkan kebaikan akan membawa kepada surga. Tidaklah seorang bersikap jujur dan selalu berbuat jujur hingga ia ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan hendaklah kalian menjauhi sikap dusta, karena kedustaan itu akan membawa pada kekejian, sedangkan kekejian akan membawa kepada neraka. Dan tidaklah seorang berbuat dusta dan selalu berdusta hingga ia ditulis di sisi Allah sebagai seorang pendusta." Hadits semakna juga diriwayatkan dari Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar, Abdullah bin Asy Syikhkhir dan Ibnu Umar. Abu Isa berkata; Ini adalah hadits Hasan Shahih.

tirmidzi:1894

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Musa], telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] dari [Ma'mar] dari [Ayyub] dari [Ibnu Abu Mulaikah] dari [Aisyah] ia berkata; Tidak ada akhlak yang paling dibenci Allah melebihi sifat dusta.

tirmidzi:1896

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib], telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Zakaria bin Ishaq] dari [Yahya bin Abdullah bin Shaifi] dari [Abu Ma'bad] dari [Ibnu Abbas] bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengutus Mu'adz bin Jabal ke negeri Yaman, maka beliau pun bersabda: "Takutlah kamu do'a orang yang terzhalimi. Sebab, antara do'anya dengan Allah tidak ada hijab (yang akan menghalanginya)." Abu Isa berkata; Hadits semakna juga diriwayatkan dari Anas, Abu Hurairah, Abdullah bin Umar dan Abu Sa'id. Dan hadits ini adalah hasan shahih. Abu Ma'bad namanya adalah Nafidz.

tirmidzi:1937

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib], telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Ayyasy] dari [Abu Hushain] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] ia berkata; Seorang laki-laki menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata, "Ajarkanlah sesuatu kepadaku, namun jangan engkau memperbanyaknya, sehingga aku mudah untuk mengingatnya." Maka beliau pun bersabda: "Janganlah kamu marah." Lalu beliau mengulang-ngulang ungkapan itu. Abu Isa berkata; Hadits semakna juga diriwayatkan dari Abu Sa'id dan Sulaiman bin Shurd. Dan hadits ini adalah hadits hasan shahih gharib bila ditinjau dari jalur ini.

tirmidzi:1943

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Aktsam] dan [Al Jarud bin Mu'adz] keduanya berkata, Telah menceritakan kepada kami [Al Fadlu bin Musa], telah menceritakan kepada kami [Al Husain bin Waqid] dari [Aufa bin Dalham] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] ia berkata; Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam menaiki mimbar lalu menyeru dengan suara yang lantang: "Wahai sekalian orang yang telah berIslam dengan lisannya namun keimanan belum tertancap di hatinya, janganlah kalian menyakiti kaum muslimin dan jangan pula kalian memperolok mereka, jangan pula kalian menelusuri dan membongkar aib mereka, maka barang siapa yang menyelidiki aib saudaranya seIslam niscaya Allah akan menyelidiki aibnya dan barang siapa yang aibnya diselidiki aibnya oleh Allah niscaya Allah akan membongkar aibnya meskipun di dalam rumahnya sendiri." Nafi' berkata: Suatu hari Ibnu Umar melihat Ka'bah, lantas beliau berkata, "Betapa agungnya kamu, dan betapa luhurnya kehormatanmu namun seorang mukmin lebih agung kehormatannya di sisi Allah dari padamu. Berkata Abu Isa; Ini merupakan hadits gharib yang tidak kami ketahui kecuali dari haditsnya Al Husain bin Wakid. Dan [Ishaq bin Ibrahim As Samarqandi] meriwayatkan dari [Husain bin Wakid] seperti hadits di atas. Diriwayatkan juga dari Abi Barzah Al Aslamy dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam seperti hadits di atas.

tirmidzi:1955

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar]; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far]; telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] dari [Abul Mutawakkil] dari [Abu Sa'id] dia berkata; Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Sesungguhnya perut saudaraku kendor." Maka beliau bersabda: "Berilah ia madu." Lalu laki-laki itu pun memberikannya madu. Kemudian laki-laki itu kembali lagi dan berkata, "Wahai Rasulullah, aku telah memberinya madu, namun tidak ada perubahan kecuali semakin kempes." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda lagi: "Berilah ia madu." Dan laki-laki itu pun kembali meminumkan saudaranya dengan air madu dan datang lagi menemui beliau seraya berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku telah meminumkannya air madu, namun tidak ada perubahan kecual semakin kempes." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah telah berkata benar, namun perut saudaramulah yang telah berdusta. Minumkanlah padanya air madu." Maka laki-laki itu kembali meminumkan saudaranya dengan air madu, lalu sembuh seketika. Abu Isa berkata; Ini adalah hadits hasan shahih.

tirmidzi:2008

Telah menceritakan kepada kami ['Abd bin Humaid]; telah menceritakan kepadaku [Zakariya bin 'Adi]; telah mengabarkan kepada kami ['Ubaidullah bin 'Amr] dari ['Abdullah bin Muhammad bin 'Aqil] dari [Jabir bin 'Abdullah] dia berkata; Istri Sa'ad bin Rabi' datang kepada Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa sallam beserta kedua putrinya, dia berkata, "Wahai Rasulullah, ini adalah kedua putrinya Sa'ad bin Rabi' yang telah syahid pada perang Uhud bersamamu dan sesungguhnya pamannya mengambil seluruh hartanya dan tidak menyisakan sedikitpun untuk keduanya dan tentunya keduanya tidak dapat dinikahkan kecuali jika memiliki uang." Maka beliau menjawab: "Semoga Allah memutuskan dalam perkara ini." Setelah itu, turunlah ayat waris, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus seseorang kepada paman keduanya dengan perintah: "Berikanlah kepada kedua putri Sa'ad dua pertiga harta, dan berilah ibu mereka seperdelapan, lalu harta yang tersisa menjadi milikmu." Berkata Abu Isa: Ini merupakan hadits hasan Shahih tidak kami ketahui kecuali dari haditsnya Abdulah bin Muhammad bin 'Aqil dan [Syarik] juga telah meriwayatkannya dari [Abdulah bin Muhammad bin 'Aqil].

tirmidzi:2018

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin 'Arafah]; telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] dari [Sufyan Ats Tsauri] dari [Abu Qais Al Audi] dari [Huzail bin Syurahbil] dia berkata; Seorang laki-laki mendatangi Abu Musa dan Salman bin Rabi'ah dan bertanya kepada keduanya mengenai bagian anak perempuan dan cucu perempuan dari anak laki-laki saudara perempuan dari bapak dan dari ibu. Maka ia pun menjawab, "Untuk anak perempuan adalah setengah. Untuk saudara perempuan dari jalur bapak dan ibu adalah apa yang tersisa." Setelah itu, keduanya pun berkata pada laki-laki itu, "Pergilah kamu untuk menemui Abdullah dan bertanyalah padanya, sebab dia akan mengikuti kami." Lalu laki-laki itu pun pergi menemui [Abdullah] dan menuturkan hal itu padanya dan mengabarkan apa telah dikatakan keduanya. Maka Abdullah berkata, "Sungguh, kalau begitu aku telah tersesat dan bukanlah aku termasuk ke dalam orang-orang yang mendapatkan hidayah. Namun, aku akan memutuskan pada keduanya sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, yaitu; Untuk anak perempuan setengah, sedangkan untuk cucu perempuan dari anak laki-laki adalah seperenam untuk menyempurnakan dua pertiga. Dan untuk saudara perempuan adalah sisa." Abu Isa berkata; Ini adalah hadits Hadits Hasan Shahih. Abu Qais Al Audi namanya adalah Abdurrahman bin Tsarwan Al Kufi. Dan [Syu'bah] telah meriwayatkannya dari [Abu Qais].

tirmidzi:2019

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin 'Arafah]; telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] dari [Hammam bin Yahya] dari [Qatadah] dari [Al Hasan] dari ['Imran bin Hushain] dia berkata; Seorang lelaki datang kepada Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Sesungguhnya anakku mati, berapakah bagianku dari harta warisannya?" beliau pun menjawab: "Seperenam." Tatkala dia pergi membelakangi, beliau bersabda lagi: "Dan kamu juga mendapatkan seperenam yang lain." Dan ketika dia pergi membelakangi, Nabi berkata lagi: "Sesungguhnya seperenam yang lainnya merupakan rizki tambahan untukmu (karena sedikitnya ashhabul furudl)." Berkata Abu Isa; Ini adalah hadits Hasan Shahih. Dan hadits semakna juga diriwayatkan dari Ma'qil bin Yasar.

tirmidzi:2025

Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu 'Umar]; telah menceritakan kepada kami [Sufyan]; telah menceritakan kepada kami [Az Zuhri] dia berkata pada suatu kali; [Qabishah] berkata; dan pada kali yang lain; seorang lelaki dari Qabishah bin Dzu'aib berkata; Seorang nenek yaitu ibu dari ibu dan ibu dari bapak mendatangi [Abu Bakar] seraya berkata, "Sesungguhnya anaknya putraku atau anaknya putriku telah meninggal dan aku diberitahu bahwa berdasarkan Al Quran aku memiliki bagian dari hartanya." lalu Abu Bakar pun berkata, "Aku tidak mendapati dalam Al Quran bahwa Anda mendapatkan bagian dan akupun tidak mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberikan untukmu bagian. Namun aku akan menanyaakannya kepada orang-orang." Kemudian Abu Bakar bertanya kepada para shahabat, lantas [Mughirah bin Syu'bah] bersaksi bahwa Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi wasallam telah memberinya seperenam." Abu Bakar betanya, "Siapakah yang mendengarnya bersamamu?" Mughirah menjawab, " [Muhammad bin Maslamah]." Qabishah berkata; Lalu Abu Bakar memberinya seperenam. Kemudian datang nenek yang lain (ibunya bapak) kepada Umar -Sufyan berkata; Ma'mar menambahkannya dari Zuhri, namun aku tidak hafal yang dari Zuhri akan tetapi aku menghafalnya dari Ma'mar; Sesungguhnya Umar berkata, "Jika kalian berdua berkumpul (yaitu keduanya hidup) maka seperenam itu untuk kalian berdua dan siapa saja diantara kalian yang tersisa (sendiri) maka seperenam itu menjadi miliknya."

tirmidzi:2026

Telah menceritakan kepada kami [Al Anshari]; telah menceritakan kepada kami [Ma'n]; telah menceritakan kepada kami [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari ['Utsman bin Ishaq bin Kharasyah] dari [Qabishah bin Dzu'aib] dia berkata; Seorang nenek mendatangi Abu Bakar guna bertanya mengenai bagiannya dalam harta warisan. Lalu Abu Bakar pun berkata kepadanya, "Bagianmu tidak disebutkan di dalam Al Qur`an sedikit pun, dan tidak pula di dalam sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Karena itu, kembalilah hingga aku menanyakannya kepada orang-orang." Kemudian berkatalah [Al Mughirah bin Syu'bah], "Aku pernah menghadiri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ternyata, beliau memberikannya seperenam." Maka Abu Bakar bertanya, "Apakah ada orang lain selainmu yang turut menyaksikannya?" Kemudian berdirilah [Muhammad bin Maslamah] dan mengemukakan sebagaimana apa yang dikatakan Al Mughirah bin Syu'bah, sehingga Abu Bakar pun segera menunaikannya. Kemudian seorang nenek lain mendatangi Umar bin Al Khaththab guna menanyakan bagiannya dari harta warisan, lalu Umar pun berkata, "Tidak ada sedikit pun bagianmu disebutkan di dalam Al Qur`an. Namun bagianmu adalah yang seperenam itu. Jika kamu berdua dalam bagian yang seperenam itu, maka yang seperenam itu dibagi di antara kalian berdua. Akan tetapi, jika salah seorang di antara kalian telah tiada, maka seperenam itu menjadi miliknya." Abu Isa berkata; Hadits semakna juga diriwayatkan dari Buraidah. Namun, yang ini yang lebih hasan dan lebih shahih daripada haditsnya Ibnu 'Uyainah.

tirmidzi:2027

Telah menceritakan kepada kami [Bundar]; telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun]; telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari ['Abdurrahman bin Al Ashbihani] dari [Mujahid bin Wardan] dari ['Urwah] dari ['Aisyah] bahwasanya seorang budak Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam jatuh dari pohon kurma lalu meninggal. Lantas Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Caritahulah, apakah dia memiliki ahli waris." Para sahabat pun berkata, "Dia tidak memiliki." Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Berikanlah hartanya kepada sebagian penduduk desa." Ini merupakan hadits hasan.

tirmidzi:2031

Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu 'Umar]; telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari [Az Zuhri] dari ['Amir bin Sa'd bin Abu Waqqash] dari [bapaknya] dia berkata; Pada tahun Fathu Makkah, aku tertimpa sakit dan aku merasa akan mengalami kematian. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun menjengukku, maka aku pun berkata pada beliau, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku memiliki harta yang banyak, sedangkan tidak ada orang yang akan mewarisiku kecuali anak perempuanku seorang diri. Apakah aku harus berwasiat dengan hartaku seluruhnya?" beliau menjawab: "Tidak." Aku berkata, "Atau duapertiga darinya?" Beliau menjawab: "Tidak." Aku berkata lagi, "Atau setengahnya?" beliau menjawab: "Tidak." Aku berkata lagi, "Kalau begitu, sepertiga darinya?" Akhirnya beliau bersabda: "Sepertiga. Namun, sepertiga adalah jumlah yang banyak. Sesungguhnya, bila kamu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan berkecukupan adalah lebih baik daripada kamu meninggalkan mereka dalam keadaan fakir dan meminta-minta kepada manusia. Dan tidaklah kamu menginfakkan sesuatu pun, kecuali kamu akan diberi ganjaran pahala, hingga sesuap makanan yang kamu suapkan pada mulut isterimu." Lalu aku bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah aku telah ditinggalkan dari hijrahku?" Beliau menjawab: "Sesungguhnya, kamu tidak akan ditinggalkan setelahku, sehingga kamu mengerjakan amalan yang dengannya kamu mengharap wajah Allah, sehingga membuat derajatmu (di sisi-Nya) semakin tinggi. Dan semoga sepeninggalmu setelahku nanti, orang-orang dapat mengambil manfaat darimu, dan yang lain mendapat kecelakaan. Ya Allah, terimalah hijrah para sahabatku, dan janganlah Engkau tolak akan kesudahan mereka." Akan tetapi Al Ba`is Sa'd bin Khaulah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mewarisinya, agar ia dapat meninggal di Makkah. Abu Isa berkata; Hadits semakna juga diriwayatkan dari Ibnu Abbas. Ini adalah hadits Hasan Shahih. Dan hadits ini telah diriwayatkan pula oleh lebih dari satu orang perawi dari Sa'd bin Abu Waqhas. Menurut Ahli imu, hadits ini diamalkan, yakni, seorang laki-laki tidak boleh mewasiatkan lebih dari sepertiga hartanya. Sedangkan sebagian ulama, adalah suatu hal yang Mustahab (sunnah) bila wasiat kurang dari sepertiga, berdasarkan Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Dan sepertiga itu, merupakan jumlah yang banyak."

tirmidzi:2042

Telah menceritakan kepada kami [Nashr bin 'Ali Al Jahdhami]; telah menceritakan kepada kami ['Abdush Shamad bin 'Abdul Warits]; telah menceritakan kepada kami [Nashr bin 'Ali]; telah menceritakan kepada kami [Al Asy'ats bin Jabir] dari [Syahr bin Hausyab] dari [Abu Hurairah] bahwasanya dia menceritakan kepadanya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya seorang lelaki dan perempuan bisa jadi beramal ketaatan kepada Allah selama enam puluh tahun, kemudian ketika tiba ajal keduanya melakukan sesuatu yang membahayakan bagi ahli waritsnya, sehingga mengharuskan keduanya masuk ke dalam neraka." Kemudian Abu Hurairah membacakan ayat kepadaku: "MIM BA'DI WASIYYATIY YUUSHAA BIHAA AU DAININ GHAIRA MUDLAARRIW WASIYYATAM MINALLAAH (sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi mudharat kepada ahli waris. (Allah menetapkan yang demikian itu sebagai) syari`at yang benar-benar dari Allah)." (QS An Nisa': 12) sampai firman Allah, "DZALIKAL FAUZUL 'ADZIIM (dan itulah kemenangan yang besar)." (QS An Nisa': 13) Abu Isa berkata; Hadits ini adalah hasan shahih gharib, adapun Nashr bin Ali yang meriwayatkan dari Ats'ats bin Jabir dia adalah kakeknya Nahsr bin Ali Al Jahdlami.

tirmidzi:2043

Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin Hujr] dan [Hannad] mereka berdua berkata; telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin 'Ayyasy]; telah menceritakan kepada kami [Syurahbil bin Muslim Al Khaulani] dari [Abu Umamah Al Bahili] dia berkata; aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda di dalam khuthbahnya pada saat haji wada': "Sesungguhnya Allah telah memberikan kepada setiap yang berhak apa yang menjadi haknya. Maka tidak ada wasiat bagi ahli waris. Nasab seorang anak adalah untuk bapaknya. Untuk seorang pezina, maka baginya adalah batu (dirajam) dan adapun hisabnya diserahkan kepada Allah. Dan barangsiapa yang menasabkan dirinya kepada selain bapaknya, atau berwali kepada selain walinya, maka laknat Allah akan tertimpa atasnya hingga datangnya hari kiamat. Seorang isteri tidak boleh menginfakkan harta suaminya, kecuali dengan seizinnya." Kemudian ditanyakanlah kepada beliau, "Wahai Rasulullah, apakah makanan juga tidak boleh?" Beliau menjawab: "Makanan adalah harta yang paling utama dari harta yang kita miliki." Kemudian beliau bersabda lagi: "Para wanita yang telanjang akan dihukum. Pemberian akan ditolak, sedangkan hutang akan balas. Dan seorang penjamin akan membayar." Abu Isa berkata; Hadits semakna juga diriwayatkan dari Amru bin Kharijah dan Anas. Ini adalah hadits Hasan Shahih. Dan telah diriwayatkan pula dari Umamah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam selain dari jalur ini. Riwayat Isma'il bin Ayyas dari penduduk Irak. Sedangkan penduduk Hijaz tidaklah seperti itu, terkait dengan hadits yang didalamnya terdapat tafarrud (bersendirinya rawi dalam meriwayatkan hadits), sebab para Munkarul Hadits (para perawi yang riwayatnya munkar) telah meriwayatkan dari mereka. Dan riwayatnya dari penduduk Syam lebih shahih. Seperti inilah yang dikatakan oleh Muhammad bin Isma'il. Ia berkata; Aku mendengar Muhammad bin Isma'il berkata; aku mendengar Ahmad bin Al Hasan berkata; berkata Ahmad bin Hambal; Isma'il bin 'Ayyasy lebih baik haditsnya daripada yang lainnya. Sebab yang lainnya adalah hadits-hadits yang Munkar yang diriwayatkan dari Ats Tsiqqah. Dan saya mendengar Abdullah bin Abdurrahman berkata; aku mendengar Zakariya bin 'Adi berkata; Abu Ishaq Al Fazari berkata, "Ambillah dari Al Baqiyyah, yakni hadits yang mereka riwayatkan dari Ats Tsiqqaat. Dan janganlah kalian mengambil hadits dari Isma'il bin 'Ayyasy baik yang ia riwayatkan dari Ats Tsiqqaat atau pun dari selain Ats Tsiqqaat.

tirmidzi:2046

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah]; telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Qatadah] dari [Syahr bin Hausyab] dari ['Abdurrahman bin Ghanm] dari ['Amr bin Kharijah] bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah menyampaikan khuthbah di atas Unta miliknya, sementara aku tetap berada di bawah leher Untanya yang sedang mengalirkan busa liurnya dan bertetesan di atantara kedua pundakku. Maka aku pun mendengar beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah telah memberikan kepada semua yang berhak apa yang menjadi haknya. Karena itu, tidak ada lagi wasiat bagi ahli waris. Nasab seorang anak adalah milik bapaknya. Untuk seorang pezina, maka baginya adalah batu (dirajam). Barangsiapa yang bernasab kepada selain bapaknya atau berwali kepada selain walinya karena benci terhadap mereka, maka laknat Allah akan tertimpa atasnya dan Allah tidak akan menerima darinya, baik itu amalan sunnah atau pun amalan wajib." Abu Isa berkata; Aku mendengar Ahmad bin Al Husain berkata; Ahmad bin Hanbal berkata; Aku tidak peduli terhadap haditsnya Syahri bin Hausyab. Dan aku pernah bertanya kepada Muhammad bin Isma'il mengenai Syahri bin Hausyab, maka ia pun men-tsiqqah-kannya kemudian berkata, "Yang berkomentar tentangnya hanyalah Ibnu 'Aun. Kemudian Ibnu 'Aun meriwayatkan dari Hilal bin Abu Zainab, dari Syahri bin Hausyab. Abu Isa berkata; Ini adalah hadits Hasan Shahih.

tirmidzi:2047

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah]; telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] bahwasanya ['Aisyah] mengabarkan kepadanya bahwasanya Barirah datang untuk meminta pertolongan kepada 'Aisyah terkait dengan Kitabahnya (perjanjian kebebasannya dengan membayar sejumlah uang), namun Aisyah belum sempat untuk menunaikannya. Lalu Aisyah pun berkata kepada Barirah, "Kembalilah kepada tuanmu, jika mereka rela aku menunaikan kitabahmu dan perwalianmu akan menjadi hakku, niscaya aku akan melakukannya." Akhirnya Barirah menuturkan hal itu kepada majikannya, namun mereka enggan seraya berkata, "Jika ia mau, maka ia boleh membebaskanmu, namun perwalianmu tetap kepada kam." Kemudian Aisyah menuturkan hal itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apa yang akan terjadi terhadap mereka, sehingga memberikan persyaratan dengan sesuatu yang tidak terdapat di dalam Kibatullah. Barangsiapa yang memberikan syarat dengan sesuatu yang tidak terdapat di dalam Kitabullah, maka persyaratan itu tidaklah berarti baginya, meskipun ia mempersyaratkan seratus kali." Abu Isa berkata; Ini adalah hadits Hasan Shahih. Dan hadits ini telah diriwayatkan pula oleh lebih dari satu orang perawi dari Aisyah. Menurut Ahlul Imi, hadits ini diamalkan. Yakni, perwalian itu adalah milik yang membebaskan.

tirmidzi:2050

Telah menceritakan kepada kami [Hannad]; telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim At Taimi] dari [bapaknya] dia berkata; [Ali] pernah menyampaikan khuthbah kepada kami seraya berkata, "Barangsiapa yang menyangka, bahwa kami memiliki sesuatu yang kami baca kecuali Kitabullah (Al Qur`an) dan di dalam Shahifah ini gigi unta, atau pun sesuatu dari batu-batu, maka sungguh ia telah berdusta." Dan di dalam khuthbahnya, ia juga berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kota Madinah adalah haram (suci), yakni daerah antara 'Air dan Tsaur. Maka barangsiapa yang berbuat kejahatan di dalamnya, atau berniat hendak melakukan kejahatan di dalamnya, niscaya laknat Allah, para Malaikat dan laknat seluruh manusia akan tertimpa atasnya. Allah tidak akan menerima darinya, baik itu amalan wajib atau pun amalan sunnahnya. Dan barangisapa yang bernasab kepada selain bapaknya, atau berwali kepada selain walinya, maka laknat Allah, para Malaikat dan laknat seluruh manusia akan tertimpa atasnya, tidak akan diterima lagi darinya, baik itu amalan wajib atau pun amalan sunnahnya. Dzimmah kaum muslimin adalah satu. Dan akan lebih tinggi lagi, orang-orang yang paling rendah dari mereka." Abu Isa berkata; Sebagian mereka meriwayatkan dari [Al A'masy] dari [Ibrahim At Tamimi], dari [Al Harits bin Suwaid], dari [Ali] dengan hadits semisalnya. Abu Isa berkata; Ini adalah hadits hasan shahih. Dan telah pula diriwayatkan lebih dari satu jalur dari Ali dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

tirmidzi:2053

Telah menceritakan kepada kami ['Abdul Jabbar bin Al 'Ala bin 'Abdul Jabbar Al 'Aththar] dan [Sa'id bin 'Abdurrahman Al Makhzumi] mereka berdua berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] dari [Sa'id bin Al Musayyab] dari [Abu Hurairah] dia berkata; Ada seorang laki-laki Bani Fararah datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya isteri telah melahirkan seorang anak yang hitam." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Apakah kamu memiliki beberapa ekor unta?" Laki-laki itu menjawab, "Ya." Beliau bertanya lagi: "Lalu apa sajakah warna-warna kulitnya?" Laki-laki itu menjawab, "Merah." Beliau bertanya lagi: "Apakah diantaranya ada yang berwarna hijau?" laki-laki itu menjawab, "Ya." Beliau bertanya lagi: "Lantas darimana warna itu datang?" Laki-laki itu pun menjawab, "Mungkin saja dari akar yang ia cabut." Akhirnya beliau pun bersabda: "Maka demikian pula halnya dengan ini, mungkin saja dari akar yang ia cabut." Abu Isa berkata; Ini adalah hadits hasan shahih.

tirmidzi:2054

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah]; telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] dari ['Aisyah] bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah menemuinya dalam keadaan senang dengan wajah yang berseri-seri seraya bersabda: "Apakah kamu tidak memperhatikan bahwa tadi Mujazziz melihat ke arah Zaid bin Haritsah dan Usamah bin Zaid?" Beliau berkata lagi, "Sesungguhnya kaki ini, sebagiannya bersal dari sebagian yang lain." Abu Isa berkata; Ini adalah hadits hasan shahih. Ibnu Uyainah telah meriwayatkan hadits ini dari Az Zuhri dari Urwah dari 'Aisyah, dan ia menambahkan di dalamnya; "Tidakkah kamu perhatikan, bahwa Mujazziz melewati Zaid bin Haritsah dan Usamah bin Zaid yang keduanya telah menutupi kepalanya, sementara kaki-kakitnya terlihat?" kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya kaki-kaki ini, sebagiannya berasal dari sebagian yang lain." Dan seperti ini pula, [Sa'id bin Abdurrahman] dan yang lainnya meriwayatkan hadits ini dari [Sufyan bin Uyainah] dari [Zuhri] dari [Urwah] dari [Aisyah]. Dan hadits ini adalah hasan shahih. Sebagian Ulama telah berdalih dengan hadits ini, yakni terkait dengan perintah untuk menegakkan perkara Al Qafah.

tirmidzi:2055

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin 'Ali Al Hulwani]; telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Numair] dan [Waki'] dari [Al A'masy] dari [Sa'd bin 'Ubaidah] dari [Abu 'Abdurrahman As Sulami] dari ['Ali] dia berkata; Ketika kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang saat itu beliau sedang menunduk ke tanah. Tiba-tiba, beliau mengangkat kepalanya ke arah langit kemudian bersabda: "Tidak seorang pun dari kalian, kecuali telah diketahui (takdir) -nya." Waki' berkata, "Kecuali telah ditulis tempat duduknya, apakah dari neraka ataukah dari surga." Para sahabat kemudian bertanya, "Kalau begitu, bukankah lebih baik kita bertawakkal saja wahai Rasulullah?" beliau menjawab: "Tidak! Beramallah kalian, sebab, setiap orang akan dimudahkan terhadap sesuatu yang telah diciptakan baginya." Abu Isa berkata; Ini adalah hadits hasan shahih.

tirmidzi:2062

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Musa]; telah menceritakan kepada kami [Abu Dawud Ath Thayalisi]; telah menceritakan kepada kami ['Abdul Wahid bin Sulaim]; dia berkata; Aku memasuki Makkah kemudian aku menemui ['Atha bin Abu Rabbah]. Maka aku berkata kepadanya, "Wahai Abu Muhammad, sesungguhnya penduduk Bashrah memperbincangkan masalah Qadar." Lalu Atha' berkata, "Wahai anakku, apakah kamu membaca Al Qur'an?" Aku menjawab, "Ya" 'Atha` melanjutkan, "Bacalah surat Az-Zukhruf." Abdul Wahid berkata; Maka aku pun membaca, "HAA MIIM WAL KITAABIL MUBIIN, INNAA JA'ALNAAHU QUR'AANAN 'AROBIYYAN LA'ALLAKUM TA'QILUUN, WA INNAHU FII UMMIL KITAABI LADAINAA LA'ALIYYUN HAKIIM (HAA MIIM, Demi Kitab (Al Qur'an) yang menerangkan. Sesungguhnya Kami menjadikan Al Qur'an dalam bahasa Arab supaya kamu memahami-nya. Dan sesungguhnya Al Qur'an itu dalam induk Al Kitab (Lauhul Mahfudz) di sisi kami, adalah benar benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah)." Kemudian Atha' bertanya, " Apakah kamu tahu apa maksudnya Ummul Kitab?" aku menjawab, "Hanya Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu." Atha' berkata, "Susungguhnya Ummul Kitab adalah kitab yang ditulis oleh Allah sebelum menciptakan langit dan bumi di dalamnya terdapat ayat yang menyatakan bahwa Fir'aun termasuk penghuni neraka, dan di dalamnya terdapat ayat, 'TABBAT YADAA ABII LAHABIW WATAB (Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa).'" Atha' berkata lagi; Aku bertemu dengan [Al Walid bin Ubadah bin Ash Shamith] sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, aku tanyakan kepadanya tentang, "Wasiat apakah yang di wasiatkan bapakmu pada saat saat wafat?" Dia menjawab; [Bapakku] pernah memanggilku kemudian dia berkata kepadaku, "Wahai anakku, bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah sesungguhnya kamu tidak akan sekali kali bertakwa kepada Allah sehingga kamu beriman kepada Allah dan beriman kepada adanya takdir seluruhnya yang baik maupun yang buruk, jika kamu meninggal tidak berada di atas keimanan ini maka kamu akan masuk neraka, sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Sesungguhnya yang pertama kali Allah ciptakan adalah Al Qalam kemudian Allah berfirman: 'Tulislah' Maka Al Qalam bertanya, 'Apa yang aku tulis? ' Lalu Allah berfirman: 'Tulislah takdir yang telah terjadi dan yang akan terjadi sepanjang masa.'" Abu Isa berkata; Hadits ini adalah gharib bila ditinjau dari jalur sanad ini.

tirmidzi:2081

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib Muhammad bin Al 'Ala] dan [Muhammad bin Basysyar] mereka berdua berkata; telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Sufyan Ats Tsauri] dari [Ziyad bin Isma'il] dari [Muhammad bin 'Abbad bin Ja'far Al Makhzumi] dari [Abu Hurairah] dia berkata; Orang-orang musyrik Quraisy datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam guna memperdebatkan masalah takdir, maka turunlah ayat ini: "Wajah-wajah mereka tersungkur di dalam neraka. (Dikatakanlah pada mereka) Rasakanlah siksa yang pedih, sesungguhnya segala sesuatu kami ciptakan dengan takdirnya." Abu Isa berkata; Ini adalah hadits hasan shahih.

tirmidzi:2083

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Nafi' Al Bashri]; telah menceritakan kepadaku [Al Mu'tamir bin Sulaiman]; telah menceritakan kepada kami [Sulaiman Al Madani] dari ['Abdullah bin Dinar] dari [Ibnu 'Umar] bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengumpulkan ummatku, atau beliau bersabda (keraguan dari perawi) ummat Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam berada di atas kesesatan, dan tangan Allah bersama Al Jama'ah, dan barangsiapa yang hidup menyendiri maka dia akan menyendiri pula masuk neraka." Abu Isa berkata; Ini adalah hadits gharib ditinjau dari jalur ini. Adapun Sulaiman Al Madani menurutku dia adalah Sulaiman bin Sufyan yang Abu Daud Ath Thayalisi, Abu 'Amir Al 'Aqadi dan yang lainnya dari ahli ilmu telah meriwayatkan hadits darinya. Abu Isa berkata; Adapun penafsiran makna Al Jama'ah menurut para ulama adalah mereka para ahli fiqih, ahli ilmu dan ahli hadits. Dan aku mendengar Al Jarud bin Mu'adz berkata; Aku telah mendengar Ali bin Al Hasan berkata; Aku bertanya kepada Abdullah bin Al Mubarak, "Siapakah Al Jama'ah itu?" kemudian dia pun menjawab, "Abu Bakar dan Umar." lalu dikatakan kepadanya "Abu Bakar dan Umar telah meninggal." Dia menjawab, "Fulan dan Fulan." Dikatakan lagi kepadanya, "Fulan dan Fulan sudah meninggal." Kemudian dia berkata, "Abdullah bin Al Mubarak dan Abu Hamzah As Sukkari adalah Jama'ah." Abu Isa berkata; Abu Hamzah dia adalah Muhammad bin Maymun. Yakni, seorang syeikh yang shalih, dan ia mengatakan hal ini ketika syaikh itu masih hidup.

tirmidzi:2093

Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abdurrahman Al Makhzumi] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] dari [Sinan bin Abu Sinan] dari [Abu Waqid Al Laitsi], saat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam pergi ke Hunain, beliau melintasi sebuah pepohonan kaum musyrikin bernama Dzat Anwath, mereka biasa menggantungkan persenjataan mereka di pohon itu, para sahabat berkata: Wahai Rasulullah, buatkan kami Dzat Anwath seperti milik mereka, lalu nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Subhaanallaah, ini seperti yang dikatakan kaum Musa: Buatkan kami ilah seperti ilah-ilah mereka. demi Dzat yang jiwaku berada ditanganNya, kalian akan melakukan perilaku-perilaku orang sebelum kalian." Berkata Abu Isa: Hadits ini hasan shahih. Abu Abu Waqid Al Laitsi namanya Al Harits bin 'Auf dalam hal ini ada hadits serupa dari Abu Sa'id dan Abu Hurairah.

tirmidzi:2106

Telah menceritakan kepada kami ['Imran bin Musa Al Qazzaz Al Bashri] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] telah menceritakan kepada kami ['Ali bin Zaid bin Jud'an Al Qurasy] dari [Abu Nadlrah] dari [Abu Sa'id Al Khudri] berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam shalat ashar bersama kami pada suatu hari setelah itu beliau berkhotbah, beliau tidak meninggalkan apa pun yang ada dihadapan hari kiamat melainkan beliau pasti memberitahukannya kepada kami, siapa yang hafal musti hafal dan siapa yang lupa pasti melupakannya. Diantara yang beliau sampaikan: " dunia manis dan hijau dan Allah akan menjadikan kalian sebagai pemimpinnya lalu Ia akan memperhatikan apa yang kalian lakukan, ingat, takutlah pada dunia, takutlah pada wanita." Diantara yang beliau sampaikan: "Ingat, jangan sampai rasa segan pada manusia menghalangi seseorang untuk menyampaikan kebenaran bila ia mengetahuinya." Abu Sa'id menangis lalu berkata: Demi Allah, kami telah melihat berbagai hal lalu kami takut dan diantara yang beliau sampaikan: "Ingat, untuk setiap pengkhianat akan ditegakkan bendera baginya pada hari kiamat berdasarkan tingkat pengkhianatannya dan tidak ada pengkhianatan yang lebih besar dari pengkhianatan pemimpin rakyat, benderanya dipusatkan didekat pantatnya." Diantara yang kami hafal saat itu: "Ingat, anak cucu Adam diciptakan diatas beberapa tingkatan yang banyak, diantara mereka ada yang dilahirkan dalam keadaan mu`min dan mati dalam keadaan mu`min, diantara mereka ada yang terlahir kafir, hidup sebagai orang kafir dan mati dalam keadaan kafir, diantara mereka ada yang terlahir mu`min, hidup sebagai mu`min dan mati dalam keadaan kafir, diantara mereka ada yang terlahir kafir, hidup sebagai orang kafir tapi mati dalam keadaan beriman, ingat, diantara mereka ada yang lamban marah dan cepat sadar, ada juga yang cepat marah dan cepat sadar, maka itu sebagai ganti yang itu, ingat, diantara mereka ada yang cepat marah dan lamban sadar, ingat, yang terbaik dari mereka adalah yang lamban marah tapi cepat sadar, ingat yang terburuk dari mereka adalah yang cepat marah dan lamban sadar, ingat, diantara mereka ada yang menunaikan (hutang) dengan baik dan menagih dengan baik, diantara mereka ada yang menunaikan (hutang) dengan buruk dan menagih dengan buruk, ingat dan yang terbaik dari mereka adalah yang menunaikan (hutang) dengan baik dan menagih dengan baik, ingat, dan yang paling buruk dari mereka adalah yang menunaikan (hutang) dengan buruk dan menagih (hutang) dengan buruk, ingat, marah itu bara api di hati manusia, apa kalian tidak melihat merahnya mata orang marah dan uratnya membengkak. Barangsiapa yang merasakan sesuatu darinya, hendaklah menempel tanah." Berkata Ibnu Mas'ud: Kami lalu melihat matahari, apakah masih ada yang tersisa lalu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Ingatlah, tidaklah tersisa dari dunia dari waktu yang telah berlalu kecuali seperti sisa hari kalian yang masih ada ini dari hari yang telah berlalu." Berkata Abu Isa: dalam hal ini ada hadits serupa dari Hudzaifah, Abu Maryam, Abu Zaid bin Akhthab dan Al Mughirah bin Syu'bah, mereka menyebutkan bahwa nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam menceritakan apa yang akan terjadi hingga hari kiamat terjadi kepada mereka. hadits ini hasan shahih.

tirmidzi:2117

Telah menceritakan kepada kami [Bundar] telah menceritakan kepada kami [Abu Dawud] telah menceritakan kepada kami [Humaid bin Mihran] dari [Sa'ad bin Aus] dari [Ziyad bin Kusaib Al 'Adawi] berkata: Aku pernah bersama [Abu Bakrah] di bawah mimbar Ibnu 'Amir saat ia berkhotbah, ia mengenakan baju tipis lalu Bilal berkata: Lihatlah pemimpin kita mengenakan baju orang-orang fasik. Abu Bakrah berkata: Diam, aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Barangsiapa menghina pemimpin Allah di bumi, Allah akan menghinakannya." Berkata Abu Isa: Hadits ini hasan gharib.

tirmidzi:2150

Telah menceritakan kepada kami [Husain bin Muhammad Al Bashri] telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Al Harits] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Habib bin Az Zubair] berkata: Aku mendengar [Abdullah bin Abu Al Hudzail] berkata: Beberapa orang dari kabilah Rabi'ah berada dikediaman Amru bin Al 'Ash lalu seseorang dari kabilah Bakru bin Wa`il berkata: Hendaklah Quraisy berhenti atau Allah akan menjadikan urusan ini pada mayoritas bangsa arab selain mereka. berkata [Amru bin Al 'Ash]: engkau berdusta, aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Quraisy adalah para pemimpin manusia dalam kebaikan dan keburukan hingga hari kiamat." Berkata Abu Isa: dalam hal ini ada hadits serupa dari Ibnu Mas'ud, Ibnu Umar dan Jabir dan hadits ini hasan gharib shahih.

tirmidzi:2153

Telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Waki'] telah menceritakan kepada kami ['Abdul A'la] telah menceritakan kepada kami [Al Jurairi] dari [Abu Nadlrah] dari [Abu Sa'id] dia berkata: Ibnu Sha'id menemaniku ketika haji maupun umroh, orang orang berangkat sementara aku dan dia tertinggal, setelah aku menyendiri dengan dia aku merasa merinding dan ngeri darinya karena apa yang telah dikatakan orang orang tentangnya, setelah aku turun aku berkata kepadanya: Letakkan barang bawaanmu di pohon itu. dia (Abu sa'id) berkata: Dia melihat seekor kambing dan mengambil wadah lalu pergi memerah susu kemudian dia datang kepadaku dengan membawa susu dan berkata kepadaku: wahai Abu sa'id minumlah, namun aku tidak suka untuk minum sesuatu melalui tangannya karena apa yang telah dikatakan orang orang tentangnya, lalu aku berkata kepadanya: Hari ini adalah hari yang panas dan aku tidak ingin untuk minum susu. lalu dia berkata kepadaku: Wahai Abu Sa'id, aku berniat untuk mengambil seutas tali kemudian aku ikatkan pada sebuah pohon lalu aku mencekikkan diriku karena apa apa yang telah dikatakan oleh orang orang kepadaku dan tentangku, tidakkah kalian tahu bahwa barangsiapa yang ucapanku samar baginya, namun sekali-kali tidak samar bagi kalian, bukankah engkau adalah orang yang paling tahu tentang sabda Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam, wahai orang orang Anshar bukankah Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam pernah bersabda bahwa dia kafir (Dajjal) sedangkan aku adalah orang muslim, bukankah Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam pernah bersabda: " dia adalah orang yang mandul tidak melahirkan anak sedangkan aku telah meninggalkan anak anakku di Madinah, bukankah Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam pernah bersabda bahwa dia tidak masuk atau tidak halal baginya Makkah dan Madinah, bukankah aku termasuk penduduk Madinah? dia (Ibnu Sha'id) berkata: inilah aku sekarang berjalan bersamamu menuju Makkah. Demi Allah dia terus menerus mengatakan hal ini sampai aku mengatakan: Mungkin dia berbohong, kemudian dia berkata: wahai Abu Sa'id, demi Allah pasti aku akan ceritakan kepadamu suatu berita yang benar, demi Allah aku mengetahuinya (Dajjal), aku mengetahui bapaknya, dan mengetahui di mana sekarang ia berada. Aku berkata: Celaka kamu sepanjang hari. Abu Isa berkata " Hadits ini hasan shahih.

tirmidzi:2172

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Juraij] telah mengkhabarkan kepadaku [Musa bin 'Uqbah] telah mengkhabarkan kepadaku [Salim bin 'Abdullah] dari [Abdullah bin 'Umar] tentang mimpi nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam, beliau bersabda: "Aku memimpikan wanita hitam berambut panjang keluar dari Madinah hingga berdiri di Mahya'ah, yaitu Juhfah dan aku mengartikannya bencana atau penyakit Madinah dipindahkan ke Juhfah." Berkata Abu Isa: Hadits ini hasan shahih gharib.

tirmidzi:2214

Telah menceritakan kepada kami [Al Husain bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami ['Abdur Razzaq] telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari ['Ubaidillah bin 'Abdullah] dari [Ibnu 'Abbas] dia berkata bahwa [Abu Hurairah] menceritakan ada seorang lelaki datang kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam lalu berkata: Tadi malam aku memimpikan gumpalan awan yang mengalirkan mentega dan madu, kemudian aku melihat orang orang menadahkan tangan mereka, diantara mereka ada yang mendapatkan banyak dan di antara mereka ada yang mendapatkan sedikit, lalu aku melihat tali yang menghubungkan dari langit ke bumi dan aku melihat engkau wahai Rasulullah mengambil tali itu sampai engkau naik ke atas, kemudian setelah engkau ada seorang lelaki yang mengambilnya lalu dia naik ke atas, kemudian setelahnya ada seorang lelaki lagi yang mengambilnya lalu dia naik ke atas, kemudian setelahnya ada seorang lelaki lagi yang mengambilnya namun terputus kemudian disambung lagi lalu dia naik ke atas, maka berkatalah Abu Bakar: Wahai Rasulullah, aku rela mengorbankan bapak ibuku demi baginda, demi Allah izinkanlah aku menyeberangi tali itu, lalu beliau bersabda: "Menyeberanglah, " kemudian beliau bersabda: "Adapun gumpalan awan maksudnya adalah Islam, sedangkan yang mengalir berupa samin dan madu maksudnya adalah Al Qur'an karena lembut dan manisnya, adapun orang menadahkan dan mendapatkan banyak dan yang mendapatkan sedikit maksudnya adalah orang yang banyak mengambil Al Qur'an atau orang yang sedikit mengambilnya, sedangkan tali yang menghubungkan dari langit ke bumi maksudnya adalah kebenaran yang engkau jalani kemudian kamu mengambilnya lalu Allah mengangkatmu, kemudian ada seorang lelaki lain yang mengambilnya lalu dia terangkat dengannya, kemudian ada seorang lelaki lain lagi yang mengambilnya lalu dia terangkat dengannya, kemudian ada seorang lelaki lain yang mengambilnya namun terputus lalu disambungkan lagi kemudian dia terangkat." Orang itu bertanya: wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku apakah aku benar atau salah? Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam menjawab: Kamu benar sebagian dan salah salah sebagian." Ia berkata: aku rela mengorbankan bapak dan ibuku demi baginda, hendaknya baginda memberitahukan kepadaku apa yang salah dariku? Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam menjawab: Janganlah kamu bersumpah." Berkata Abu Isa: hadits ini hasan shahih.

tirmidzi:2217

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Marwan Al Fazari] dari [Yazid bin Ziyad Ad Dimasyqi] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] dari ['Aisyah] dia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Tidak dibolehkan persaksian dari seorang lelaki dan seorang perempuan yang pengkhianat, seorang lelaki dan seorang perempuan yang dihukum cambuk, seorang yang dengki kepada saudaranya, seorang yang terbiasa dengan saksi palsu, seorang yang menjadi pelayan dalam rumah tuannya dan dari seseorang yang tertuduh berwala' dan bernasab kepada yang lain -Al fazari berkata: Al Qoni' artinya yang mengikuti." Hadits ini gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari hadits Yazid bin Ziyad Ad Dimasyqi, sedangkan Yazid bin Ziyad Ad Dimasyqi dilemahkan dalam masalah hadits, dan hadits ini tidak dikenal sebagai hadits Az Zuhri selain dari haditsnya Yazid bin Ziyad, dan dalam bab ini ada hadits dari 'Abdullah bin Amr, dia berkata " kami tidak mengerti maksud dari hadits ini dan menurut kami hadits ini tidak sah dari sisi sanadnya, adapun yang diamalkan oleh ahli ilmu dalam masalah ini bahwa persaksian dari kerabat dekat untuk kerabatnya itu dibolehkan, namun ahli ilmu berbeda pendapat tentang persaksian seorang bapak untuk anaknya dan persaksian seorang anak untuk bapaknya, dan kebanyakan ahli ilmu tidak membolehkan persaksian seorang bapak untuk anaknya demikian juga persaksian seorang anak untuk bapaknya, sebagian ahli ilmu berpendapat jika orangnya adil, maka persaksian seorang bapak untuk anaknya dibolehkan demikian juga persaksian seorang anak untuk bapaknya, dan mereka tidak berbeda pendapat akan kebolehan persaksian seorang saudara laki laki untuk saudaranya demikian juga persaksian dari setiap orang kerabat terdekat untuk kerabatnya. Imam Syafi'I berpendapat, dibenarkan persaksian dari sseeorang untuk orang yang lain sekali pun dia adalah seorang yang jujur jika di antara keduanya ada permusuhan, ia berpendapat bahwa hadits Abdurrahman Al A'raj dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam adalah hadits mursal, bahwa tidak boleh persaksian dari seseorang yang mempunyai permusuhan demikian juga makna hadits ini, dia berkata: Tidak dibenarkan persaksian dari seorang pendengki kepada saudaranya yaitu orang yang punya permusuhan.

tirmidzi:2221

Telah menceritakan kepada kami [Abd bin Humaid] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Ubaid] telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Ziyad Al 'Ushfuri] dari [ayahnya] dari [Habib bin An Nu'man Al Asadi] dari [Khuraim bin Fatik Al Asadi], Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam shalat shubuh, setelah usai beliau berdiri lalu bersabda: "Kesaksikan palsu sebanding dengan menyekutukan Allah, " (beliau ulangi ucapannya tiga kali), kemudian beliau membaca ayat ini: "Maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta." (Al-Hajj: 30) hingga akhir ayat. Berkata Abu Isa: Menurutku hadits ini lebih shahih dan Khuraim bin Fatik memiliki status sahabat, ia meriwayatkan banyak hadits dari nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam dan ia masyhur.

tirmidzi:2223

Telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Hilal Ash Shawwaf Al Bashri] telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin Sulaiman] dari [Abu Thariq] dari [Al Hasan] dari [Abu Hurairah] berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Siapa yang mau mengambil kalimat-kalimat itu dariku lalu mengamalkannya atau mengajarkan pada orang yang mengamalkannya?" Abu Hurairah menjawab: Saya, wahai Rasulullah. beliau meraih tanganku lalu menyebut lima hal; jagalah dirimu dari keharaman-keharaman niscaya kamu menjadi orang yang paling ahli ibadah, terimalah pemberian Allah dengan rela niscaya kau menjadi orang terkaya, berbuat baiklah terhadap tetanggamu niscaya kamu menjadi orang mu`min, cintailah untuk sesama seperti yang kau cintai untuk dirimu sendiri niscaya kau menjadi orang muslim, jangan sering tertawa karena seringnya tertawa itu mematikan hati." Berkata Abu Isa: Hadits ini gharib, kami hanya mengetahuinya dari hadits Ja'far bin Sulaiman dan Al Hasan tidak mendengar apa pun dari Abu Hurairah. Seperti itulah diriwayatkan dari Ayyub, Yunus bin 'Ubaid, 'Ali bin Zaid, mereka berkata: Al Hasan tidak mendengar dari Abu Hurairah. Dan Abu 'Ubaidah An Naji meriwayatkan perkataan Al Hasan pada hadits ini dan ia tidak menyebutkan dari Abu Hurairah dari nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam.

tirmidzi:2227

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Mani'] telah menceritakan kepada kami [Abu Ahmad Az Zubairi] telah menceritakan kepada kami [Isra'il] dari [Ibrahim bin Al Muhajir] dari [Mujahid] dari [Muwarriq] dari [Abu Dzarr] berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Sesungguhnya aku melihat yang tidak kalian lihat, mendengar yang tidak kalian dengar, langit merintih dan laik baginya merintih, tidaklah disana ada tempat untuk empat jari melainkan ada malaikat yang meletakkan dahinya seraya bersujud kepada Allah, andai kalian mengetahui yang aku ketahui, niscaya kalian jarang tertawa dan sering menangis, niscaya kalian tidak bersenang-senang dengan istri diatas ranjang dan niscaya kalian keluar menuju tanah datang tinggi, kalian berdoa memohon kepada Allah dengan mengiba-iba, aku ingin seandainya aku menjadi pohon yang ditebang." Berkata Abu Isa: Dalam hal ini ada hadits serupa dari Abu Hurairah, 'A`isyah, Ibnu 'Abbas dan Anas. Ia berkata: Hadits ini hasan gharib. Diriwayatkan dari selain riwayat ini bahwa Abu Dzarr berkata: "Aku ingin seandainya aku menjadi pohon yang ditebang."

tirmidzi:2234

Telah menceritakan kepada kami [Hannad] telah menceritakan kepada kami ['Abdah] dari [Muhammad bin 'Amru] telah menceritakan kepadaku [ayahku] dari [kakekku] berkata: Aku mendengar [Bilal bin Al Harits Al Muzanni], sahabat Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam, berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Bisa jadi salah seorang dari kalian mengucapkan sepatah kata yang membuat Allah ridha, ia tidak mengira kalimat itu sampai seperti itu, lalu karenanya Allah mencatat keridhaan untuknya hingga hari ia bertemu denganNya dan bisa jadi salah seorang diantara kalian mengucapkan sepatah kata yang membuat Allah murka, ia tidak mengira kalimat itu sampai seperti itu lalu Allah mencatat kemurkaanNya untuk orang itu hingga saat ia bertemu denganNya." Berkata Abu Isa: Dalam hal ini ada hadits serupa dari Ummu Habibah. Hadits ini hasan shahih. Seperti itulah yang diriwayatkan oleh beberapa perawi dari Muhammad bin 'Amru Sepertinya, mereka berkata: Dari Muhammad bin 'Amru dari ayahnya dari Bilal bin Al Harits dan hadits ini diriwayatkan oleh [Malik] dari [Muhammad bin 'Amru] dari [ayahnya] dari [Bilal bin Al Harits], ia tidak menyebut dalam riwayat ini; Dari kakeknya.

tirmidzi:2241

Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan] telah menceritakan kepada kami ['Abdur Razzaq] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Manshur] dan [Al A'masy] dari [Abu Wa'il] dia berkata bahwa Mua'wiyah datang kepada [Abu Hasyim bin 'Utbah] yang sedang sakit dia datang menjenguknya lalu berkata: Wahai paman apa yang membuatmu menangis apakah rasa sakit yang menggelisahkanmu atau karena ketamakan terhadap dunia? dia menjawab: Semuanya bukan, akan tetapi karena Rasulullah pernah memberikan wasiat kepadaku namun aku tidak melakukannya, beliau bersabda: "Cukuplah bagimu dari semua harta; pelayan, kendaraan untuk di jalan Allah dan pada hari ini aku telah dapat mengumpulkannya. Abu Isa berkata: [Za'idah] dan [Ubaidah bin Humaid] meriwayatkan dari [Manshur] dari [Abu Wa'il] dari [Samurah bin Sahm] dia berkata: Mu'awiyah datang menemui [Abu Hasyim], kemudian dia menyebutkan hadits yang semakna, dan dalam bab ini ada hadits dari Buraidah Al Aslami dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam.

tirmidzi:2249

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'id Al Jauhari] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rabi'ah] dari [Kamil Abul Ala'] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Umur ummatku berkisar antara enam puluh sampai tujuh puluh tahun." Abu Isa berkata: Hadits ini hasan gharib dari hadits Abu Shalih dari Abu Hurairah, dan hadits ini diriwayatkan juga dari jalur sanad yang banyak dari Abu Hurairah.

tirmidzi:2253

Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan] telah menceritakan kepada kami [Wahb bin Jarir] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] dari [Muththarrif] dari [ayahnya], ia tiba di hadapan nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam, beliau bersabda: "Bermegah-megahan telah melalaikanmu." Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Anak Adam berkata: Hartaku, hartaku. Kau tidak memiliki harta selain yang kau sedekahkan lalu kau habiskan, yang kau makan lalu kau habiskan atau yang kau pakai hingga usang." Berkata Abu Isa: Hadits ini hasan shahih.

tirmidzi:2264

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar] telah menceritakan kepada kami [Abu Daud Ath Thayalisi] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Tsabit] dari [Anas bin Malik] dia berkata: Ada dua orang lelaki bersaudara pada masa Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam, salah satunya datang kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam (maksudnya untuk memburu ilmu) dan yang satunya lagi bekerja, maka saudaranya yang bekerja mengadukan perihal saudaranya kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam, beliau menjawab: "Bisa jadi kamu diberi rizki karena dia." Abu Isa berkata: hadits ini hasan shahih.

tirmidzi:2267

Telah menceritakan kepada kami [Al 'Abbas Ad Daruri] telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yazid Al Muqri`] telah mengkhabarkan kepada kami [Haiwah bin Syuraih] telah mengkhabarkan kepadaku [Abu Hani` Al Khaulani] bahwa [Abu 'Ali 'Amru bin Malik Al Janbi] telah mengkhabarkan kepadanya dari [Fadlalah bin 'Ubaid] ia mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Beruntunglah orang yang diberi petunjuk menuju Islam, hidupnya pas-pasan dan menerima apa adanya." Berkata Abu Isa: Abu Hani` namanya Humaid bin Hani`. Berkata Abu Isa: Hadits ini hasan shahih.

tirmidzi:2272

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Amru bin Nabhan bin Shafwan Ats Tsaqafi Al Bashri] telah menceritakan kepada kami [Rauh bin Aslam] telah menceritakan kepada kami [Syaddad Abu Thalhah Ar Rasibi] dari [Abul Wazi'] dari ['Abdullah bin Mughaffal] dia berkata bahwa ada seorang lelaki berkata kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam: Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku sangat mencintai baginda. Beliau bersabda: "Perhatikan apa yang kamu katakan." Dia berkata lagi: Demi Allah sungguh aku sangat mencintai baginda. Nabi bersabda lagi: "Perhatikan apa yang kamu katakan." Dia berkata lagi: Demi Allah sungguh aku sangat mencintai baginda. tiga kali dia mengucapkannya, lalu beliau bersabda: "Jia kamu mencintaiku maka persiapkanlah perisai untuk kefakiran, karena kefakiran lebih cepat kepada orang yang mencintaiku melebihi aliran menuju hilir." Telah menceritakan kepada kami [Nashr bin 'Ali] telah menceritakan kepada kami [bapakku] dari [Syaddad Abu Thalhah] dengan hadits yang semakna, Abu Isa berkata: Hadits ini hasan gharib, adapun Abul Waza' Ar Rasibi namanya adalah Jabir bin 'Amru, dia adalah orang Bashrah.

tirmidzi:2273

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Adam bin Abu Iyas] telah menceritakan kepada kami [Syaiban Abu Mu'awiyah] telah menceritakan kepada kami ['Abdul Malik bin 'Umair] dari [Abu Salamah bin Abdur Rahman] dari [Abu Hurairah] dia berkata: Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam keluar rumah pada saat yang tidak biasa beliau keluar dan tidak ada seorang pun yang bertemu dengannya, kemudian Abu Bakar menemuinya lalu beliau bertanya: "Apa yang membuatmu datang wahai Abu Bakar?" Abu Bakar menjawab: Aku keluar untuk menemui Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam dan aku melihat ke arah wajah beliau dan beliau menerimanya. Tidak lama kemudian datanglah Umar lalu beliau bertanya: "Apa yang membuatmu datang wahai 'Umar?" 'Umar menjawab: Karena lapar wahai Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Saya juga merasakan sedikit lapar, maka pergilah kalian ke rumah Abul Haitsam bin At Taihan Al Anshari, dia adalah seorang lelaki yang mempunyai banyak kurma dan kambing tapi dia tidak mempunyai pelayan, " namun mereka tidak menemukannya, mereka bertanya kepada istrinya: Dimana suamimu? istrinya menjawab: Dia sedang mengambil air untuk kami. Tidak lama mereka menunggu tiba-tiba datanglah Abul Haitsam dengan membawa tempat air yang berisi air penuh lalu dia meletakkannya, kemudian dia datang dan mendekap Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam sambil bersumpah rela mengorbankan bapak dan ibunya demi beliau, kemudian dia pergi bersama mereka menuju perkebunannya dan menghamparkan tikar untuk mereka, lalu dia pergi menuju sebuah pohon kurma dan kembali dengan membawa setangkai kurma kemudian meletakkannya, Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam bertanya: "Maukah kamu memilihkan kurma basahnya untuk kami?" dia menjawab: Wahai Rasulullah, aku ingin baginda sendiri yang memilihnya -atau dia berkata: Silahkan kalian pilih kurma basah dan kurma mudanya, lalu mereka makan kurma dan minum dari air itu, setelah itu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku ada di tanganNya, ini termasuk kenikmatan yang akan ditanyakan kepada kalian kelak pada hari kiamat; tempat berteduh yang dingin, kurma basah yang lezat dan air tawar." Abul Haitsam pergi untuk membuatkan makanan untuk mereka lalu Nabi Shallallahu'alaihiwasallam berkata " Janganlah kamu menyembelih hewan yang ada air susunya. Abu Hurairah berkata: Abul Haitsam menyembelih seekor kambing kacang betina atau jantan (perawi ragu apakah betina atau jantan) untuk mereka lalu mereka menyantapnya, Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam bertanya: "Apakah kamu punya seorang pelayan?" Dia menjawab: Tidak. Abu Hurairah berkata: Tiba tiba seorang tawanan datang kepada kami, lalu Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam di serahi dua orang budak yang didatangkan oleh Abul Haitsam, Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Pilih salah satu dari keduanya!" Abul Haitsam berkata: Wahai nabi Allah pilihkan untuk saya, " Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Sesungguhnya orang yang dimintai pendapat adalah orang yang jujur, maka ambillah yang ini karena sesungguhnya aku melihat dia shalat, perlakukanlah dia dengan baik, " Abul Haitsam pergi menemui istrinya dan menceritakan kepadanya apa yang dikatakan oleh Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam, istrinya berkata: Tidaklah kamu menyampaikan apa yang dikatakan oleh Nabi kecuali hendaknya kamu memerdekakannya. Abul Haitsam berkata: Dia merdeka. Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak mengutus seorang Nabi dan tidak juga khalifah kecuali memiliki dua kubu, satu kubu yang menyuruhnya kepada kebaikan dan mencegahnya dari kemunkaran, dan kubu lain yang tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu, dan barangsiapa yang dihindarkan dari teman yang jahat maka dia telah terjaga." Abu Isa berkata: hadits ini hasan shahih gharib. Telah menceritakan kepada kami [Shalih bin 'Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Abu Awanah] dari ['Abdul Malik bin 'Umair] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman], pada suatu hari Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam, Abu Bakar dan Umar keluar, kemudian dia menyebutkan hadits yang semakna dengan hadits ini, namun dalam isinya tidak menyebutkan: dari Abu Hurairah dan hadits Syaiban lebih sempurna dan lebih lengkap dari hadits Abu Awanah, Syaiban adalah perawi terpercaya menurut mereka dan dia memiliki kitab, hadits ini diriwayatkan dari Abu Hurairah dari jalur sanad yang lain dan diriwayatkan juga dari Ibnu Abbas.

tirmidzi:2292

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Abu Ziyad] telah menceritakan kepada kami [Sayyar bin Hatim] dari [Sahl bin Aslam] dari [Yazid bin Abu Manshur] dari [Anas bin Malik] dari [Abu Thalhah] dia berkata: Kami mengadukan kelaparan kami kepada Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam dan kami mengganjal perut kami dengan satu batu sedangkan Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam mengganjal dengan dua batu. Abu Isa berkata: Hadits ini gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari jalur sanad ini.

tirmidzi:2293

Telah menceritakan kepada kami [Suwaid bin Nashr] telah mengkhabarkan kepada kami [Abdullah bin Al Mubarak] telah mengkhabarkan kepada kami [Haiwah bin Syuraih] telah mengkhabarkan kepadaku [Al Walid bin Abu Al Walid Abu 'Utsman Al Mada`ini] bahwa ['Uqbah bin Muslim] telah menceritakan padanya bahwa [Syufaiya Al Ashbahi] telah menceritakan padanya bahwa ia masuk ke Madina, ternyata ada seseorang yang dikerumuni orang-orang. Syufaiya bertanya: Siapa dia? Mereka menjawab: Abu Hurairah. Aku mendekatinya hingga aku duduk di hadapannya sementara ia tengah menceritakan kepada orang-orang. Saat diam dan selesai, aku berkata padanya: Aku menyumpahmu dengan kebenaran dan dengan kebenaran, ceritakanlah suatu hadits padaku yang kau dengar dari Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam yang kau fahami dan yang kau ketahui. Berkata [Abu Hurairah]: Baik, aku akan menceritakan suatu hadits kepadamu yang diceritakan Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam kepadaku yang aku fahami dan aku ketahui. Abu Hurairah terisak-isak, setelah itu ia diam sejenak, setelah sadar ia berkata: Aku akan menceritakan kepada hadits yang diceritakan Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam kepadaku di rumah ini, tidak ada orang lain bersamaku. Setelah itu Abu Hurairah terisak-isak lagi, setelah mereda ia membasuh wajahnya lalu berkata: Aku akan menceritakan kepadamu hadits yang diceritakan Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam kepadaku, aku dan beliau di rumah ini, tidak ada orang lain bersamamu. Setelah itu Abu Hurairah terisak-isak lagi, setelah mereda ia membeslah wajahnya lalu berkata: Baik, aku akan menceritakan suatu hadis kepadamu yang diceritakan Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam kepadaku, aku bersama beliau di rumah ini, tidak ada orang lain bersama beliau selain aku. Setelah itu Abu Hurairah terisak-isak dengan keras, setelah itu ia miring tersungkur di atas wajahnya lalu aku menyandarkannya dibadanku selang berapa lama, setelah sadar ia berkata: Telah menceritakan kepadaku Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam, bahwa Allah Tabaaraka wa Ta'ala pada hari kiamat akan turun kepada para hamba untuk memutuskan di antara mereka dan masing-masing ummat berlutut. Orang pertama yang dipanggil adalah orang hafal al-Qur`an, orang yang terbunuh di jalan Allah dan orang yang banyak hartanya lalu Allah berkata kepada penghafal al-Qur`an: Bukankah Aku mengajarimu sesuatu yang Aku turunkan pada rasulKu? Ia menjawab: Benar, wahai Rabb. Allah bertanya: Apa yang kau amalkan dari ilmu yang diajarkan padamu? Ia menjawab: Dengannya, dulu aku bangun shalat di malam hari dan di siang hari. Allah berfirman padanya: Kau dusta. Para malaikat berkata padanya: Kau dusta. Allah berfirman: Tapi kau ingin memperoleh pujian bahwa si fulan ahli baca al-Qur`an dan memang telah kau peroleh ujian itu. Setelah itu pemilik harta didatangkan lalu Allah bertanya kepadanya: Bukankah Aku melapangkan rizkimu hingga Aku tidak membiarkanmu memerlukan kepada siapa pun? Orang itu menjawab: Benar, wahai Rabb. Allah bertanya: Lalu apa yang kau lakukan dengan apa yang Aku berikan padamu? Ia menjawab: Aku menyambung silaturrahim dan bersedekah. Allah berfirman padanya: Kau dusta. para malaikat berkata padanya: Kau dusta. Allah berfirman: Tapi kau ingin peroleh gelar bahwa si fulan dermawan dan memang telah kau peroleh gelar itu. Kemudian orang yang terbunuh di jalan Allah didatangkan, Allah bertanya kepadanya: Karena apa kau terbunuh? Ia menjawab: Aku diperintahkan berjihad di jalanMu lalu aku berperang hingga aku terbunuh. Allah berfirman padanya: Kau dusta. para malaikat berkata padanya: Kau dusta. Allah berfirman: Tapi kau ingin peroleh gelar si fulan pemberani dan menag telah kau peroleh gelar itu." Setelah itu Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam memukul lututku dan bersabda: "Hai Abu Hurairah, ketiga orang itulah makhluk Allah pertama-tama yang neraka dinyalakan karena mereka pada hari kiamat." Berkata Al Walid Abu 'Utsman: telah mengkhabarkan kepadaku 'Uqbah bin Muslim bahwa Syufaiya dialah yang menemui Mu'awiyah lalu memberitahukan hadits ini padanya. Berkata [Abu 'Utsman]: telah menceritakan kepadaku [Al 'Alla` bin Abu Hakim] ia adalah algojo Mu'awiyah, ia memasuki kediamannya, ia bersama seseorang lalu ia memberitahukan hadits dari Abu Hurairah ini padanya lalu Mu'awiyah berkata: Mereka diperlakukan seperti itu lalu bagaimana sekiranya dengan semua orang? Mu'awiyah menangis dengan keras hingga kami mengira ia meninggal. Kami berkata: Orang ini datang membawa keburukan. Setelah itu Mu'awiyah sadar dan membeslah wajahnya, ia berkata: Maha Benar Allah dan rasulNya: "Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang Telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang Telah mereka kerjakan." (Huud: 15-16) Berkata Abu Isa: Hadits ini hasan gharib.

tirmidzi:2304

Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin Hujar] telah mengkhabarkan kepada kami [Isma'il bin Ja'far] dari [Humaid] dari [Anas] ia berkata: Seseorang mendatangi Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam lalu bertanya: Wahai Rasulullah, kapankah kiamat terjadi? Lalu nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam berdiri untuk shalat, seusai shalat Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam bertanya: "Mana si penanya tentang hari kiamat tadi?" orang itu menjawab: Saya wahai Rasulullah. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bertanya: "Apa yang telah kau persiapkan untuknya?" orang itu menjawab: Aku tidak menyiapkan sekian banyak shalat dan puasa untuknya, hanya saja aku mencintai Allah dan rasulNya. Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam bersabda: "Seseorang bersama orang yang ia cintai dan engkau bersama orang yang kau cintai." Aku tidak mengetahui kebahagian kaum muslimin setelah Islam seperti kegembiraan mereka karena hal ini. Berkata Abu Isa: Hadits ini shahih.

tirmidzi:2307

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Mahdi] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Habib bin Abu Tsabit] dari [Mujahid] dari [Abu Ma'mar] berkata: Seseorang berdiri lalu dia memuji salah seorang pemimpin, kemudian [Al Miqdad] menaburkan debu ke wajahnya, dia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam memerintahkan kami untuk menaburkan debu ke wajah orang orang yang suka memuji. Dan dalam bab ini ada hadits dari Abu Hurairah, Abu Isa berkata: Hadits ini hasan shahih, [Za'idah] telah meriwayatkan dari [Yazid bin Abu Ziyad] dari [Mujahid] dari [Ibnu 'Abbas], adapun hadits Mujahid dari Abu Ma'mar lebih shahih, Nama Abu Ma'mar adalah Abdullah bin Syakhbarah sedangkan Al Miqdad dia adalah Al Miqdad bin 'Amru Al Kindi dan kuniyahnya Abu Ma'bad, hanyasannya dinisbatkan kepada Al Aswad bin Abdi Yaghuts karena dia telah merawatnya semasa dia kecil.

tirmidzi:2316

Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan] telah menceritakan kepada kami ['Abdur Razzaq] telah mengkhabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] ia memarfu'kannya kepada nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam, ia berkata: Allah 'azza wajalla berfirman: "Barangsiapa yang Aku lenyapkan kedua matanya, lantas ia bersabar dan mengharap pahala, aku tidak merelakan pahala baginya selain surga." Dalam hal ini ada hadits serupa dari 'Irbadl bin Sariyah. Berkata Abu Isa: Hadits ini hasan shahih.

tirmidzi:2325

Telah menceritakan kepada kami [Suwaid bin Nashr] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Al Mubarak] dari ['Abdul Wahhab bin Al Ward] dari [seorang penduduk Madinah], dia berkata: Mu'awiyah menulis surat kepada Aisyah Ummul Mu`minin radliallahu 'anha supaya dia menulis surat yang berisi wasiat kepadanya dan isinya tidak panjang panjang, [Aisyah] menulis surat kepada Mu'awiyah: SALAAMUN 'ALAIKA, aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Barangsiapa yang mencari keridlaan Allah sekalipun memperoleh kebencian manusia, Allah akan mencukupkan dia dari ketergantungan kepada manusia dan barangsiapa yang mencari keridlaan manusia dengan mendatangkan kemurkaan dari Allah, maka Allah akan menjadikannya bergantung kepada manusia, WASSALAMU 'ALAIKA. Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yusuf] dari [Sufyan Ats Tsauri] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [bapaknya] dari ['Aisyah], dia menulis surat kepada Mu'awiyah, kemudian dia menyebutkan hadits yang semakna namun tidak memarfu'kannya (tidak menyambungkan sampai Nabi).

tirmidzi:2338

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Muhammad] dari [Al 'Alla` bin Abdurrahman] dari [ayahnya] dari [Abu Hurairah] Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Hak-hak akan ditunaikan kepada pemiliknya hingga kambing bertanduk di qisas karena kambing botak." Dalam hal ini ada hadits serupa dari Abu Hurairah, Abu Dzarr, Abdullah bin Unais. Berkata Abu Isa: Hadits Abu Hurairah hasan shahih.

tirmidzi:2344

Telah menceritakan kepada kami [Suwaid bin Nashr] telah mengkhabarkan kepada kami [Ibnu Al Mubarak] telah mengkhabarkan kepada kami [Abdurrahman bin Yazid bin Jabir] telah menceritakan kepadaku [Sulaim bin 'Amir] telah menceritakan kepada kami [Al Miqdad] sahabat Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam, berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Pada hari kiamat, matahari di dekatkan ke manusia hingga sebatas satu atau dua mil -berkata Sulam: Aku tidak tahu apakah maksud dua mil itu jarak bumi ataukah mil yang dipakai bercalak mata- lalu matahari melehkan mereka, lalu mereka berada dalam keringat sesuai amal perbuatan mereka, di antara mereka ada yang berkeringat hingga tumitnya, ada yang berkeringat hingga lututnya, ada yang berkeringat hingga pinggang dan ada yang benar-benar tenggelam oleh keringat." Aku melihat Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam menunjukkan tangan ke mulut, maksudnya benar-benar tenggelam. Berkata Abu Isa: Hadits ini hasan shahih dan dalam hal ini ada hadits serupa dari Abu Sa'id dan Ibnu Umar.

tirmidzi:2345

Telah menceritakan kepada kami [Abu Zakariya Yahya bin Durusta Al Bashri] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar], berkata Hammad: Itu menurut kami marfu': Pada hari manusia berdiri untuk Rabb semesta alam. Ia berkata: Mereka berdiri dalam keringat hingga mencapai pertengahan telinga mereka. Berkata Abu Isa: Hadits ini hasan shahih. Telah menceritakan kepada kami [Hannad] telah menceritakan kepada kami ['Isa bin Yunus] dari [Ibnu 'Aun] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dari nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam sepertinya.

tirmidzi:2346

Telah menceritakan kepada kami [Suwaid bin Nashr] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Al Mubarak] telah mengkhabarkan kepada kami [Isma'il bin Muslim] dari [Al Hasan] dan [Qotadah] dari [Anas] dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam beliau bersabda: "Pada hari Kiamat anak Adam akan didatangkan seperti anak domba kemudian terhenti di hadapan Allah lalu Allah bertanya kepadanya: Aku telah memberimu, menganugerahkan kepadamu dan memberimu nikmat, lalu apa yang telah kamu lakukan? dia menjawab: Wahai Rabbku, aku telah mengumpulkannya dan mengembangkannya lalu aku tinggalkan menjadi semakin banyak, maka kembalikanlah aku supaya aku bisa membawanya semuanya kepadamu, ternyata hamba ini tidak membawa kebaikan kemudian Allah menyeretnya ke neraka." Abu Isa berkata: Banyak perowi yang meriwayatkan hadits ini dari perkataan Al Hasan dan mereka tidak memusnadkannya (tidak menyambungkannya sampai Nabi), adapun Isma'il bin Muslim dia dilemahkan dalam masalah hadits dari sisi hafalannya, dan dalam bab ini ada hadits dari Abu Hurairah dan Abu Sa'id Al Khudri.

tirmidzi:2351

Telah menceritakan kepada kami [Suwaid bin Nashr] telah mengkhabarkan kepada kami ['Abdulah bin Al Mubarak] telah mengkhabarkan kepada kami [Sulaiman At Taimi] dari [Aslam Al 'Ijli] dari [Bisyr bin Syaghaf] dar [Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash] berkata: Seorang badui mendatangi nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam, ia berkata: Apa itu sangkakala? Beliau menjawab: "Tanduk yang ditiup." Berkata Abu Isa: Hadits ini hasan dan beberapa perawi meriwayatkan dari Sulaiman At Taimi, kami hanya mengetahuinya dari hadits Sulaiman.

tirmidzi:2354

Telah menceritakan kepada kami [Suwaid bin Nashr] telah mengkhabarkan kepada kami [Abdullah bin Al Mubarak] telah mengkhabarkan kepada kami [Abu Hayyan At Taimi] dari [Abu Zur'ah bin 'Amru bin Jarir] dari [Abu Hurairah] berkata: Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam diberi daging lalu lengan diangkat pada belia, beliau memakannya dan lengan itu membuat beliau senang, beliau lalu menggigitnya, setelah itu beliau bersabda: "Aku pemimpin manusia pada hari kiamat, tahukah kalian kenapa? Allah mengumpulkan semua manusia dari yang pertama hingga yang akhir dalam satu tanah lapang, penyeru memperdengarkan mereka, pandangan menembus mereka dan matahari mendekat, duka dan kesusahan manusia sampai pada batas yang tidak mereka mampu dan tidak mampu mereka pikul. Orang-orang saling berkata satu sama lain: Apa kalian tidak melihat yang telah menimpa kalian, apakah kalian tidak melihat siapa yang memberi kalian syafaat kepada Rabb kalian. Orang-orang saling berkata satu sama lain: Hendaklah kalian menemui Adam. Mereka menemui Adam lalu berkata: Engkau adalah nenek moyang manusia, Allah menciptakanmu dengan tanganNya, meniupkan ruhnya padamu dan memerintahkan para malaikat lalu mereka sujud padamu, berilah kami syafaat kepada Rabbmu, apa kau tidak lihat kondisi kami, apa kau tidak melihat yang menimpa kami? Adam berkata kepada mereka: Rabbku saat ini benar-benar marah, Ia tidak pernah marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pernah seperti itu sesudahnya, dulu Ia melarangku mendekati pohon tapi aku durhaka, diriku, diriku, diriku. Pergilah pada selainku, pergilah ke Nuh. Mereka mendatangi Nuh lalu berkata: Hai Nuh, engkau adalah rasul pertama untuk penduduk bumi, Allah menyebutmu hamba yang sangat bersyukur, berilah kami syafaat kepada Rabbmu, apa kau tidak lihat kondisi kami, apa kau tidak melihat yang menimpa kami? Nuh berkata kepada mereka: Rabbku saat ini benar-benar marah, Ia tidak pernah marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pernah seperti itu sesudahnya, dulu aku pernah berdoa keburukan untuk kaumku, diriku, diriku, diriku, pergilah kepada selainku, pergilah ke Ibrahim. Mereka mendatangi Ibrahim lalu berkata: Wahai Ibrahim, engkau nabi Allah dan kekasihNya dari penduduk bumi, berilah kami syafaat kepada Rabbmu, apa kau tidak lihat kondisi kami, apa kau tidak melihat yang menimpa kami? Nuh berkata kepada mereka: Rabbku saat ini benar-benar marah, Ia tidak pernah marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pernah seperti itu sesudahnya, dulu aku pernah bedusta tiga kali -Abu Hayyan menyebut ketiga-tiganya dalam hadits ini- diriku, diriku, diriku, pergilah kepada selainku, pergilah ke Musa. Mereka menemui Musa lalu berkata: Wahai Musa, engkau utusan Allah, Allah melebihkanmu dengan risalah dan kalamNya atas seluruh manusia, berilah kami syafaat kepada Rabbmu, apa kau tidak lihat kondisi kami, apa kau tidak melihat yang menimpa kami? Musa berkata kepada mereka: Rabbku saat ini benar-benar marah, Ia tidak pernah marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pernah seperti itu sesudahnya, dulu aku pernah membunuh jiwa padahal aku tidak diperintahkan untuk membunuhnya, diriku, diriku, diriku, pergilah kepada selainku, pergilah ke 'Isa. Mereka mendatangi 'Isa lalu berkata: Hai 'Isa, engkau adalah utusan Allah, kalimatNya yang disampaikan ke maryam, ruh dariNya, engkau berbicara pada manusia saat masih berada dalam buaian, berilah kami syafaat kepada Rabbmu, apa kau tidak lihat kondisi kami, apa kau tidak melihat yang menimpa kami? Isa berkata kepada mereka: Rabbku saat ini benar-benar marah, Ia tidak pernah marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pernah seperti itu sesudahnya, ia tidak menyebut dosa, diriku, diriku, diriku, pergilah ke selainku, pergilah ke Muhammad. Mereka mendatangi Muhammad lalu berkata: Wahai Muhammad, engkau adalah utusan Allah, penutup para nabi, dosamu yang telah lau dan yang kemudian telah diampuni, berilah kami syafaat kepada Rabbmu, apa kau tidak lihat kondisi kami. Lalu aku pergi hingga sampai di bawah 'arsy, aku tersungkur sujud pada Rabbku lalu Allah memulai dengan pujian dan sanjungan untukku yang belum pernah disampaikan pada seorang pun sebelumku, lalu ada suara: Hai Muhammad, angkatlah kepalamu, mintalah pasti kau diberi, berilah syafaat nicaya kau diizinkan untuk memberi syafaat. Lalu aku mengangkat kepalaku, aku berkata: Wahai Rabb, ummatku, wahai Rabb, ummatku, wahai Rabb, ummatku. Ia berkata: Hai Muhammad, masukkan orang yang tidak dihisab dari ummatmu melalui pintu-pintu surga sebelah kanan dan mereka adalah sekutu semua manusia selain pintu-pintu itu." Setelah itu beliau bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada ditanganNya, jarak antara dua daun pintu-pintu surga seperti jarak antara Makakah dan Hajar dan seperti jarak antara Makkah dan Bashrah." Dalam hal ini ada hadits serupa dari Abu Bakar Ash Shiddiq, Anas, 'Uqbah bin 'Amir, Abu Sa'id. Berkata Abu Isa: Hadits ini hasan shahih dan nama Abu Hayyan At Taimi adalah Yahya bin Sa'id bin Hayyan, orang kufi, terpercaya, dan nama Abu Zur'ah bin 'Amru bin Jarir adalah Harim.

tirmidzi:2358

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Shalih] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Muhajir] dari [Al 'Abbas] dari [Abu Sallam Al Habasyi] berkata: Umar bin Abdul Aziz mengutusku untuk menjadi tukang antar surat, Abu sallam berkata: Ketika masuk dia berkata: Wahai Amirul mukminin kendaraanku telah keberatan untuk dijadikan transportsi surat menyurat. lalu Umar bin Abdul aziz berkata: Wahai Abu Sallam, aku tidak ingin memberatkanmu akan tetapi karena telah sampai kepadaku hadits yang diriwayatkan olehmu yang kamu ceritakan dari [Tsauban] dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam dalam masalah telaga, maka aku ingin bertatap muka denganmu dalam masalah ini, Abu Sallam berkata: Tsauban telah menceritakan kepadaku dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam beliau bersabda: "Luasnya telagaku adalah seluas antara Aden sampai Oman Al Balqa', airnya lebih putih dari air susu, lebih manis dari madu dan cangkir-cangkirnya sebanyak bilangan bintang di langit, barangsiapa yang minum satu tegukan air darinya niscaya setelah itu tidak akan merasa haus selamanya, orang yang pertama kali akan mengunjunginya adalah orang orang fakir dari sahabat muhajirin, yang rambut kepalanya acak acakan, pakaiannya kumal dan mereka mereka yang tidak menikahi wanita wanita yang hidup dalam kemewahan, dan orang yang tidak dibukakan pintu (apabila bertamu atau mengetuk pintu rumah orang)." Umar berkata: Akan tetapi aku telah menikahi seorang wanita yang hidup dalam kemewahan, pintu-pintu rumah juga dibukakan bagiku, dan aku telah menikahi Fathimah binti 'Abdul Malik, tidak ada salahnya aku tidak membasuh kepalaku hingga menjadi acak acakan, aku tidak mencuci pakaian yang ada di tubuhku sampai menjadi kumal." Abu Isa berkata: Hadits ini gharib dari jalur sanad ini, hadits ini telah diriwayatkan dari [Ma'dan bin Abu Thalhah] dari [Tsauban] dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam, adapun Abu sallam Al Habasyi namanya adalah Mamthur dan dia adalah orang Syam yang tsiqah."

tirmidzi:2368

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Abdush Shamad Al 'Ammi Abdul Aziz bin 'Abdush Shamad] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Imran Al Juwaini] dari [Abdullah bin Ash Shamit] dari [Abu Dzarr] berkata: Aku bertanya: Wahai Rasulullah, telaga itu bejananya apa? Beliau menjawab: Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, sungguh bejana-bejananya lebih banyak melebihi bilangan bintang-bintang langit pada malam gelap yang tidak ada mendung dan awan, bejana itu kesemuanya dari bejana-bejana surga, barangsiapa meminum satu tegukan darinya, ia tidak akan dahaga hingga tanggungan terakhirnya, lausnya seluas antara Omman hingga Aila, airnya lebih putih dari susu, lebih manis dari madu." Berkata Abu Isa: Hadits ini hasan shahih gharib. Dalam hal ini ada hadits serupa dari Hudzaifah bin Al Yaman, Abdullah bin 'AMru, abu Barzah Al Aslami, Ibnu Umar, Haritsah bin Wahab, Al Mustaurid bin Syadad. Dan diriwayatkan dari Ibnu Umar dari nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: Telagaku sepanjang antara Kufah hingga hajar aswad.

tirmidzi:2369

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ahmad bin Maduwaih] telah menceritakan kepada kami [Al Qasim bin Al Hakam Al 'Urani] telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Al Walid Al Washshafi] dari ['Athiyah] dari [Abu Sa'id] berkata: Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam memasuki tempat shalat beliau lalu beliau melihat orang-orang, sepertinya mereka tertawa hingga terlihat gigi-giginya, beliau bersabda: "Ingat, sesungguhnya bila kalian banyak-banyak mengingat pemutus segala kenikmatan niscaya kalian tidak sempat melakukan yang aku lihat, karena itu perbanyaklah mengingat pemutus segala kenikmatan, sesungguhnya tidaklah ada suatu hari melewati makam (pekuburan) melainkan ia berbicara; aku rumah keterasingan, aku rumah kesendirian, aku rumah tanah, aku rumah cacing. Bila seorang hamba mu`min disemayamkan, makam berkata padanya: Selamat datang, engkau adalah orang yang berjalan di atas punggungku yang paling aku sukai, karena saat ini aku diberi kuasa menanganimu dan kau kembali kepadaku, kau akan melihat apa yang akan aku lakukan padamu." Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Lalu diluaskan baginya sejauh mata memandang dan dibukakan baginya pintu menuju surga. Dan bila hamba keji atau kafir dikubur, makam berkata padanya: Tidak selamat datang, engkau adalah orang yang melintasi di atas punggungku yang paling aku benci, karena saat ini aku diberi kuasa menanganimu dan kau kembali padaku, kau akan mengetahui apa yang akan aku lakukan padamu." Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Lalu kubur menghimpitnya hingga mengenainya sehingga tulang tulangnya tidak karu-karuan (amburadul), " -Rasul memperagakan dengan memasukkan sebagian jari-jemarinya ke sebagian yang lain-- Berkata Abu Sa'id: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Allah menguasakan untuknya tujuhpuluh ular besar, andai satu diantaranya menghembus di bumi nicaya tidak akan menumbuhkan apa pun selama dunia masih ada, lalu semua mengigit dan melukainya hingga ia sampai ke penghisaban." Berkata Abu Sa'id: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Sesungguhnya kubur adalah salah satu taman surga atau salah satu liang neraka." Berkata Abu Isa: Hadits ini gharib, kami hanya mengetahuinya dari sanad ini.

tirmidzi:2384

Telah menceritakan kepada kami [Suwaid] telah mengkhabarkan kepada kami [Abdullah] dari [Yunus] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] dan [Ibnu Al Musayyib] bahwa [Hakim bin Hizam] berkata: Aku meminta Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam lalu beliau memberiku, setelah itu aku meminta pada beliau, beliau memberiku, kemudian aku meminta pada beliau, beliau memberiku, setelah itu beliau bersabda: "Hai Hakim, sesungguhnya harta ini hijau manis, barangsiapa yang mengambilnya dengan kedermawanan jiwa, ia diberkahi, sebaliknya barangsiapa mengambilnya dengan ambisius dan ketamakan jiwa, ia tidak diberkahi dan seperti orang makan namun tidak kenyang, tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah." Berkata Hakim: Aku berkata: Wahai Rasulullah, demi yang mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak akan meminta apa pun kepada siapa pun sepeninggal baginda hingga aku meninggalkan dunia. Abu Bakar memanggil Hakim untuk diberi sesuatu, ia enggan menerimanya, setelah itu Umar memanggilnya untuk diberi sesuatu, ia sama sekali tidak menerimanya lalu Umar berkata: Aku menjadikan kalian wahai kaum muslimin sebagai saksi atas Hakim, sesungguhnya aku telah menawarkan haknya dari harta rampasan perang ini tapi ia enggan mengambilnya. Hakim tidak menerima sesuatu pun dari siapa pun setelah Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam hingga ia meninggal. Berkata Abu Isa: Hadits ini shahih.

tirmidzi:2387

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar] telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Abdush Shamad Abu Abdush Shamad Al 'Ammi] dari [Abu 'Imran Al Jauni] dari [Abu Bakar bin Abdullah bin Qais] dari [ayahnya] dari nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Sesungguhnya di surga ada dua taman, wadah-wadahnya dan segala isinya terbuat dari perak, dua taman lain wadah-wadahnya dan segala isinya terbuat dari emas, tidak ada yang menghalangi kaum untuk melihat Rabb mereka kecuali selendang kesombongan yang ada di wajahNya di surga 'Aden." Dengan sanad ini dari nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Sesungguhnya di surga ada kemah dari mutiara-luasnya enampuluh mil, disetiap sisinya ada penghuninya, mereka tidak melihat yang lain, mereka dikelilingi orang mu`min." Berkata Abu Isa: Hadits ini hasan shahih. Abu 'Imran Al Jauni namanya 'Abdul Malik bin Hubaib dan Abu Bakar bin Abu Musa. Ahmad bin Hambal berkata: Namanya tidak dikenal dan Abu Musa Al Asy'ari namanya Abdullah bin Qais sementara Abu Malik Al Asy'ari namanya Sa'ad bin Thariq bin Asyam.

tirmidzi:2451

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin 'Ammar] telah menceritakan kepada kami [Abdul Hamid bin Habib bin Abu Al 'Isyrin] telah menceritakan kepada kami [Al Auza'i] telah menceritakan kepada kami [Hassan bin 'Athiyah] dari [Sa'id bin Al Musayyib] ia bertemu [Abu Hurairah] lalu Abu Hurairah berkata: Aku meminta kepada Allah semoga menyatukanku denganmu di pasar surga. Sa'id bertanya: Apa disana ada pasar? Abu Hurairah menjawab: Ya, telah menghabarkan kepadaku Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam, bahwa penghuni surga bila masuk surga, mereka tinggal di sana karena keutamaan amal-amal mereka, kemudian diizinkan seukuran hari jum'at dari hari-hari dunia lalu mereka mengunjungi Rabb mereka kemudian Rabb menampakkan 'arsyNya pada mereka, salah satu taman surga nampak pada mereka kemudian mimbar-mimbar dari cahaya, mimbar-mimbar dari mutiara, mimbar-mimbar dari yaqut, mimbar-mimbar dari permata, mimbar-mimbar dari emas, mimbar-mimbar dari perak diletakkan untuk mereka, yang paling rendah di antara mereka beserta tingkat kerendahannya duduk di atas gundukan tanah kesturi dan kafur dan mereka beranggapan tempat duduk para pemilik kursi tidak lebih baik dari mereka." Abu Hurairah bertanya: Wahai Rasulullah, apakah kita akan melihat Rabb kita? Beliau menjawab: "Ya." Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bertanya: "Apakah kalian kesulitan saat melihat matahari dan bulan di malam purnama?" Kami menjawab: Tidak. Beliau bersabda: "Seperti itu juga kalian tidak kesulitan dalam melihat Rabb kalian. Dan dimajlis itu tidaklah ada seorang pun melainkan Allah mendatanginya dengan sebenarnya hingga Ia bertanya kepada seseorang dari mereka: Hai fulan bin fulan, ingatkah kau saat berkata begini dan begini? Allah mengingatkan sebagian kemaksiatan-kemaksiatannya didunia. Orang itu berkata: Wahai Rabb, apa Kau tidak mengampuniku? Allah menjawab: Ya, luasnya ampunanku sampai pada tempatmu ini. Saat mereka seperti, mega menaungi mereka di atas mereka lalu turun hujan minyak wangi yang baunya sama sekali belum pernah mereka temukan, Rabb kita Tabaaraka wa Ta'ala berfirman: Berdirilah menuju kemuliaan yang telah Aku persiapkan untuk kalian lalu ambillah yang kalian inginkan. Lalu kami mendatangi pasar yang diliputi oleh malaikat, di dalamnya ada yang belum pernah dilihat mata sepertinya, belum pernah terdengar oleh telinga dan tidak terlintas dihati, lalu apa yang kami inginkan dibawakan untuk kami, di sana tidak dijual dan tidak dibeli. Di pasar itu, para penghuni surga saling bertemu satu sama lain." Beliau meneruskan: "Seseorang yang tinggal di flat (derajat tinggi) surga lantas datang lalu bertemu dengan orang yang tingkatnya berada dibawahnya beserta kerendahan yang ada padanya lalu ia kaget terhadap pakaian yang diperlihatkan padanya, akhir kata-katanya belum juga habis hingga ia menghayal yang lebih baik darinya, karenanya tidak layak bagi siapa pun untuk bersedih di surga. Setelah itu kami pulang ke rumah-rumah kami, kami disambut oleh istri-istri kami, mereka berkata: Selamat datang, kau datang dengan keindahan yang lebih baik dari saat kau tinggalkan kami. Ia berkata: Sesungguhnya kami menemani Rabb kami Al Jabbar hari ini, laik bagi kami untuk pulang seperti ini." Berkata Abu Isa: Hadits ini hasan gharib, kami hanya mengetahuinya dari jalur sanad ini. [Suwaid bin Amru] meriwayatkan sebagaian hadits ini dari [Al Auza'i].

tirmidzi:2472

Telah menceritakan kepada kami [Hannad] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Isma'il bin Abu Khalid] dari [Qais bin Abu Hazim] dari [Jarir bin Abdullah Al Bajali] berkata: Kami dudu di dekat nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam, beliau melihat rembulan di malam purnama lalu bersabda: "Sesungguhnya kalian akan di hadapkan kepada Rabb kalian, kalian melihatNya seperti kalian melihat rembulan ini, kalian tidak berdesakan dalam melihatNya, karena itu bila kalian mampu untuk tidak dikalahkan shalat sebelum terbitnya matahari dan shalat sebelum terbenamnya matahari, lakukanlah." Setelah itu beliau membaca: "Maka mahasucikanlah Rabbmu sebelum terbitnya matahari dan sebelum tenggelamnya (matahari)." (QS. Qaf 39), Abu Isa berkata: Hadits ini hasan shahih.

tirmidzi:2474

Telah menceritakan kepada kami [Abd bin Humaid] telah mengkhabarkan kepadaku [Syababah] dari [Isra`il] dari [Tsuwair] berkata: Aku mendengar [Ibnu Umar] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya tingkatan penghuni surga terendah adalah orang yang memandang taman, istri-istri, kenikmatan, pelayan dan tempat tidurnya sejauh perjalanan seribu tahun dan yang paling mulia dari mereka adalah yang melihat wajahnya dipagi dan sore hari." Selanjutnya beliau membaca: "Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhan-Nyalah mereka Melihat." (Al Qiyaamah: 22-23) Abu Isa berkata: Hadits ini diriwayatkan melalui sanad lain dari Isra`il dari Tsuwair dari Ibnu Umar secara marfu' dan diriwayatkan oleh [Abdul Malik bin Abjar] dari [Tsuwair] dari [Ibnu Umar] secara mauquf. Diriwayatkan oleh [Ubaidullah Al Asyja'i] dari [Sufyan] dari [Tsuwair] dari [Mujahid] dari [Ibnu Umar] tapi ia tidak memarfu'kannya. Telah menceritakan kepada kami seperti itu [Abu Kuraib Muhammad bin Al Ala] telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah Al Asyja'i] dari [Sufyan] dari [Tsuwair] dari [Mujahid] dari [Ibnu Umar] sepertinya tapi ia tidak memarfu'kannya.

tirmidzi:2476

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Muhammad] dari [Al Ala bin Abdurrahman] dari [ayahnya] dari [Abu Hurairah] Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah mengumpulkan manusia pada hari kiamat di satu tanah lapang kemudian Ia mendatangi mereka, ia berfirman: Ingat, setiap manusia mengikuti apa yang pernah disembahnya. Lalu penyembah salib diperlihatkan penjelmaan salibnya, penyembah patung diperlihatkan penjelmaan patungnya dan penyembah api diperlihatkan penjelmaan apinya lalu mereka mereka mengikuti yang pernah mereka sembah dan kaum muslimin tetap tinggal, setelah itu Rabb semesta alam mendatangi mereka, Ia bertanya: Apa kau tidak mengikuti mereka? Mereka berkata: Kami berlindung diri kepada Allah darimu, kami berlindung diri kepada Allah darimu, Rabb kami ini adalah tempat kami hingga kami melihat Rabb kami. Ia memerintah mereka dan meneguhkan mereka kemudian bersembunyi, setelah itu datang dan bertanya: Apa kau tidak mengikuti mereka? Mereka berkata: Kami berlindung diri pada Allah darimu, kami berlindung diri pada Allah darimu, Rabb kami ini adalah tempat kami hingga kami melihat Rabb kami. Ia memerintah mereka dan meneguhkan mereka." Mereka bertanya: Apakah kita melihatNya, wahai Rasulullah? beliau balik bertanya: "Apakah kalian kesulitan saat melihat rembulan di malam purnama?" mereka menjawab: Tidak, wahai Rasulullah. beliau bersabda: "Sesungguhnya kalian tidaklah kesulitan melihatNya saat itu. Setelah itu Dia bersembunyi lalu muncul lalu Dia mengenalkan diriNya kepada mereka, IA berfirman: Aku Rabb kalian, ikutilah aku. Kaum muslimin berdiri, kemudian shirath di letakkan, mereka pun melintasinya seperti kuda-kuda terbaik dan pengendara, kata-kata mereka saat berada di atas shirat: Selamatkan, selamatkan. Setelah itu yang tersisa hanyalah penghuni neraka, di antara mereka ada segolongan besar dilemparkan ke neraka, setelah itu neraka di tanya: Apa kau sudah penuh? Neraka menjawab: Apa ada yang lain? Setelah itu yang tersisa penghuni neraka, di antara mereka ada segolongan besar di lemparkan ke neraka, setelah itu neraka ditanya: Apa kau sudah penuh? Neraka menjawab: Apa ada yang lain? Hingga setelah mereka semua di periksa, Allah Yang Maha Pemurah meletakkan kaki-Nya di neraka dan menghimpitkannya satu sama lain. Ia bertanya: Sudah Cukupkah? Neraka menjawab: Cukup, cukup. Setelah Allah memasukkan penghuni surga ke surga dan penghuni neraka ke neraka, kematian didatangkan dengan diseret kemudian didirikan di atas benteng antara penghuni surga dan penghuni neraka, setelah itu dikatakan kepada penghuni surga: Hai penghuni surga! Mereka melihat dalam keadaan takut. Dan dikatakan kepada penghuni neraka: Wahai penghuni neraka! Mereka melihat dalam keadaan senang, mereka berharap mendapatkan syafaat. Lalu dikatakan kepada penghuni surga dan penghuni neraka: Apa kalian mengetahui ini? mereka menjawab: Kami mengetahuinya, itu adalah kematian yang diserahi untuk (mencabut nyawa) kami. Ia dibaringkan lalu disembelih di atas benteng antara surga dan neraka, setelah itu dikatakan: Wahai penghuni surga, Sekarang tiba saatnya kekekalan, tiada lagi kematian dan wahai penghuni neraka, kalian juga kekal tiada kematian." Abu Isa berkata: Hadits ini hasan shahih. Dan banyak sekali riwayat serupa yang diriwayatkan dari nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam yang tidak menyebutkan bahwa manusia melihat Rabb mereka, tidak menyebut kedatangkan Rabb dan hal-hal serupa. Madzhab yang benar tentang hal ini menurut ahlul ilmi dari kalangan para imam serperti Sufyan Ats Tsauri, Malik bin Anas, Ibnu Al Mubarak, Ibnu Uyainah, Waki' dan lainnya bahwa mereka (di akhirat) melihat hal-hal tersebut. Mereka berkata: Hadits-hadits ini diriwayatkan dan kami mengimaninya, tidak ditanyakan bagaimananya (tekhnisnya). Inilah madzhab yang dipilih oleh ahli hadits; hal-hal itu akan terlihat seperti yang disebutkan dalam hadits dan seperti yang diimani, tidak ditafsirkan, diduga dan ditanyakan bagaimananya. Inilah pandangan ahlul ilmi yang mereka pilih dan kemukakan. Makna sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Lalu mengenalkan diriNya pada mereka" maksudnya menampakkan diri kepada mereka.

tirmidzi:2480

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah menceritakan kepada kami [Abdah bin Sulaiman] dari [Muhammad bin Amru] telah menceritakan kepada kami [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Saat Allah menciptakan surga dan neraka, Allah mengutus Jibril ke surga. Ia melihatnya dan yang dipersiapkan untuk penghuninya. Setelah itu Jibril mendatangi neraka dan melihatnya serta segala yang dipersiapkan untuk penghuninya. Kemudian Jibril kembali kepada-Nya, ia berkata: Demi keperkasaanMu, tidaklah seseorang mendengarnya (surga) melainkan akan memasukinya. Kemudian Jibril diperintahkan untuk kembali ke surga dan ternyata surga diliputi oleh hal-hal yang tidak menyenangkan. Ia berfirman: Kembalilah ke surga lalu lihatlah apa yang telah Aku persiapkan untuk penghuninya. Jibril kembali ke surga, ternyata surga telah diliputi oleh hal-hal yang tidak menyenangkan. Jibril kembali padaNya, ia berkata: Demi keperkasaanMu, aku khawatir tidak akan ada seorang pun yang memasukinya. Ia berfirman: Pergilah ke neraka dan lihatlah apa yang telah Aku persiapkan untuk penghuninya. Ternyata neraka menumpuk satu sama lain lalu Jibril kembali dan berkata: Demi keperkasaanMu, tidak ada seseorang mendengarnya lalu (kepingin) memasukinya. Lalu Jibril diperintahkan untuk kembali menegok neraka, ternyata neraka diliputi oleh syahwat. Ia berfirman: Kembalilah ke neraka. Jibril kembali ke neraka lalu ia berkata: Demi keperkasaanM, aku khawatir tidak akan ada seorang pun yang selamat darinya melainkan akan memasukinya." Abu Isa berkata: Hadits ini hasan shahih.

tirmidzi:2483

Telah menceritakan kepada kami [Suwaid] telah mengkhabarkan kepada kami [Abdullah] telah mengkhabarkan kepada kami [Risydin bin Sa'ad] telah menceritakan kepadaku [Amru bin Al Harits] dari [Darraj] dari [Abu Al Haitsam] dari [Abu Sa'id Al Khudri] berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Penghuni surga terendah memiliki delapanpuluh ribu pelayan, tujuhpuluh dua istri, untuknya didirikan kubah mutiara, permata dan yaqut yang besarnya seperti (jarak) antara Jabiyah ke Shan'a."

tirmidzi:2485

Telah menceritakan kepada kami [Abd bin Humaid] telah menceritakan kepada kami [Husain bin Ali Al Ju'fi] dari [Fudlail bin Iyadl] dari [Hisyam] dari [Al Hasan] berkata: [Utbah bin Ghazwan] berkhutbah di atas mimbar Bashrah, dari nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam beliau bersabda: "Sesungguhnya batu besar di lemparkan dari tepi neraka jahanam lalu jatuh ke dalamnya selama tujuhpuluh tahun dan tidak juga sampai ke dasarnya." Berkata Al Hasan: Ibnu Umar berkata: Sering-seringlah mengingat neraka karena panasnya amat sangat, jurangnya jauh dan palu-palunya terbuat dari besi. Abu Isa berkata: Kami tidak mengetahui Al Hasan mendengar dari Utbah bin Ghazwan, Utbah bin Ghazwan hanya datang ke Bashrah di masa Umar, sementara Al Hasan lahir dua tahun di sisa masa khilafah Umar.

tirmidzi:2498

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah menceritakan kepada kami [Risydin bin Sa'd] dari [Amru bin al Harits] dari [Darraj] dari [Abu al Haitsam] dari [Abu Sa'id] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam menjelaskan firman Nya, "Seperti besi yang mendidih." Beliau bersabda: "Maksudnya seperti endapan minyak. Maka apabila (orang yang bermaksiat) mendekatkannya kepada wajahnya, niscaya kulit mukanya akan jatuh mengelupas ke dalamnya." Abu Isa berkata; 'Ini hadits yang mana kita tidak mengenalnya kecuali dari hadits Risydin bin Sa'd, sedangkan Risydin kredibilitasnya diperbincangkan.'

tirmidzi:2504

Telah menceritakan kepada kami [Suwaid] telah mengabarkan kepada kami [Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Sa'id bin Yazid] dari [Abu as Samh] dari [Ibnu Hujairah] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya air yang panas tersebut pasti akan dituangkan ke atas kepala mereka, maka air panas tersebut menembus hingga masuk ke dalam perutnya dan memotong segala sesuatu yang berada dalam perutnya hingga keluar dari kedua telapak kakinya dalam bentuk cairan. Kemudian dia dikembalikan (utuh) sebagaimana sebelumnya." Sa'id bin Yazid diberi kunyah Abu Syuja', dia seorang Mesir. Al Laits bin Sa'd telah meriwayatkan darinya. Abu Isa berkata; 'Ini hadits hasan shahih gharib. Sedangkan Ibnu Hujairah adalah Abdurrahman bin Hujairah al Mishri.'

tirmidzi:2505

Telah menceritakan kepada kami [Suwaid bin Nashr] telah mengabarkan kepada kami [Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Shafwan bin Amru] dari [Ubaidillah bin Busr] dari [Abu Umamah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam menjelaskan firman Nya, "Dan dia akan diberi minuman dengan air nanah, lalu dia minum air nanah itu." Beliau menjelaskan; '(Minuman itu) didekatkan kepada (orang yang bermaksiat tersebut), maka dia tidak menyukainya, ketika didekatkan kepadanya, minuman itu membakar wajahnya, maka kulit kepalanya jatuh mengelupas. Ketika dia meminumnya, minuman itu memutuskan lambungnya hingga keluar (cairan) dari duburnya. Allah berfirman: 'Dan mereka diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya.' Dan Allah berfirman: 'Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek'." Abu Isa berkata; 'Ini hadits gharib. Demikianlah yang dikatakan Muhammad bin Isma'il dari Ubaidullah bin Busr. Dan kami tidak mengetahui Ubaidullah bin Busr kecuali dalam hadits ini. Shafwan telah meriwayatkan dari Amru dari Abdullah bin Busr, sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam selain hadits ini. Abdullah bin Busr mempunyai saudara yang telah mendengarkan (hadits) dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan saudarinya juga telah mendengar dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Sedangkan Ubaidullah bin Busr yang mana Shafwan bin Amru meriwayatkan hadits ini darinya adalah laki-laki lain yang tidak termasuk kalangan shahabat.'

tirmidzi:2506

Telah menceritakan kepada kami [Suwaid] telah mengabarkan kepada kami [Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Sa'id bin Yazid] dari [Abu as Samh] dari [Isa bin Hilal ash Shadafi] dari [Abdullah bin Amru bin al 'Ash] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kalau seandainya timah seperti ini -dan beliau menunjuk seperti wadah kecil- dikirim dari langit menuju ke bumi yang jaraknya sepanjang perjalanan lima ratus tahun, niscaya ia akan sampai di bumi sebelum malam, dan kalau seandainya ia dikirim dari puncak 'rantai', niscaya akan (memerlukan) perjalanan empat puluh tahun siang dan malam sebelum mencapai dasarnya atau keraknya." Abu Isa berkata; 'Hadits ini sanadnya hasan shahih. Dan Sa'id bin Yazid adalah seorang Mesir. Al Laits bin Sa'id dan bukan satu imam saja yang telah meriwayatkan hadits darinya."

tirmidzi:2513

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Umar bin al Walid al Kindi al Kufi] telah menceritakan kepada kami [al Mufadhdhal bin Shalih] dari [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Neraka mengadu kepada Rabbnya seraya berkata; 'Sebagian anggotaku memakan sebagian anggota lainnya.' Lalu Allah menjadikan dua nafas untuknya, satu nafas di musim panas dan satu nafas di musim dingin. Adapun nafasnya di musim dingin maka (disebut) zamharir (angin dingin), sedangkan nafasnya di musim panas maka (disebut) samum (angin panas)." Abu Isa berkata; 'Hadits ini hadits shahih, ia telah diriwayatkan dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dari bukan satu jalur. Sedangkan al Mufadhdhal bin Shalih menurut ahli hadits pada jalur tersebut bukanlah hafidz.'

tirmidzi:2517

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah], telah menceritakan kepada kami [al Laits] dari [Uqail] dari [az Zuhri] telah mengabarkan kepadaku [Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah bin Mas'ud] dari [Abu Hurairah] dia berkata, Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam wafat, Abu Bakar menggantikan beliau menjadi khalifah, maka kafirlah orang yang kafir dari kalangan orang Arab, [Umar bin al Khaththab] berkata kepada Abu Bakar; 'Bagaimana bisa kamu memerangi manusia, sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: 'Saya diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan; 'Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Allah'. Dan barangsiapa yang mengucapan, 'Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Allah' maka dia telah terlindungi harta dan jiwanya dariku, kecuali dengan haknya, sedangkan (apabila mereka menyembunyikan kekafiran dan kemaksiatan) maka Allah-lah yang menghisab mereka." Maka [Abu Bakar] menjawab; 'Demi Allah, Saya akan memerangi orang yang membedakan antara zakat dan shalat, karena zakat adalah hak harta. Demi Allah, jika mereka menolakku untuk membayar seikat tali unta yang dulu mereka membayarkannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, niscaya Aku akan memerangi mereka atas pembangkangannya.' Maka Umar bin al Khaththab berkata, 'Demi Allah, tidaklah kebijakannya yang demikian itu melainkan karena Allah telah melapangkan dada Abu Bakar untuk memerangi mereka. Maka saya mengetahui bahwa dia benar'. Abu Isa berkata; 'Ini hadits hasan shahih. Demikianlah [Syu'aib bin Abi Hamzah] meriwayatkannya dari [az Zuhri] dari [Ubaidullah bin Abdillah] dari [Abu Hurairah]. Dan Imran al Qaththan meriwayatkan hadits ini dari Ma'mar dari az Zuhri dari Anas bin Malik dari Abu Bakar, dan ia merupakan hadits yang salah. Imran telah diselisihi (oleh ulama) dalam periwayatannya dari Ma'mar."

tirmidzi:2532

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Mani'] telah menceritakan kepada kami [Abidah bin Humaid] dari [al A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah seorang pezina melakukan perzinaan sedangkan dia berstatus sebagai seorang mukmin yang sempurna imannya, dan tidaklah seorang pencuri melakukan pencurian sedangkan dia berstatus sebagai seorang mukmin yang sempurna imannya. Tetapi pintu taubat tetap ditawarkan kepadanya." Dan dalam bab tersebut (juga diriwayatkan) dari Ibnu Abbas dan Aisyah serta Abdullah bin Abi Aufa. Abu Isa berkata; 'Hadits Abu Hurairah adalah hadits hasan shahih gharib

tirmidzi:2549

Telah menceritakan kepada kami [Abu Ubaidah bin Abu As Safar], namanya Ahmad bin Abdullah Al Hamdani Al Kufi, dia berkata, telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Muhammad] dari [Yunus bin Abu Ishaq] dari [Abu Ishaq Al Hamdani] dari [Abu Juhaifah] dari [Ali] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Barangsiapa terkena hukum had lalu siksanya di dunia disegerakan, maka Allah lebih adil daripada mengulangi dua kali siksanya di akhirat kepada hambaNya, dan barangsiapa yang terkena hukum had kemudian Allah menutupinya dan mengampuninya, maka Allah lebih mulia daripada mengulangi kepada sesuatu yang telah Dia maafkan". Abu Isa berkata; 'Dan hadits ini hasan gharib, dan inilah pendapat ahli ilmu bahwa kami tidak mengetahui seorang pun yang mengkafirkan seseorang karena perbuatan zina atau mencuri atau meminum khamer.'

tirmidzi:2550

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Abdurrahman] telah mengabarkan kepada kami [Isma'il bin Abu Uwais] telah menceritakan kepada kami [Katsir bin Abdullah bin Amru bin Auf bin Zaid bin Milhah] dari [bapaknya] dari [kakeknya] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda; "Sesunggunya agama (Islam) akan kembali bersarang ke Hijaz sebagaimana ular bersarang ke liangnya, dan pasti agama ini akan terbentengi dengan Hijaz sebagaimana kambing betina menjadikan puncak gunung sebagai benteng. Sesungguhnya Islam itu bermula dalam keadaan asing dan akan kembali asing, maka beruntunglah orang-orang yang asing, yaitu orang orang yang memperbaiki salah satu dari sunnahku yang telah dirusak oleh orang-orang setelahku". Abu Isa berkata; 'Hadits ini hasan shahih.'

tirmidzi:2554

Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa berjalan di suatu jalan untuk mencari ilmu, niscaya Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga." Abu Isa berkata; 'Ini adalah hadits hasan.'

tirmidzi:2570

Telah bercerita kepada kami [Abdullah bin Abdurrahman] telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Shalih] telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah bin Shalih] dari [Abdurrahman bin Jubair bin Nufair] dari [bapaknya, Jubair bin Nufair] dari [Abu Ad Darda'] dia berkata; Ketika kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau menengadahkan pandangannya ke langit kemudian berkata; "Inilah saatnya ilmu dicabut dari manusia sehingga mereka tidak mampu mengetahui darinya sama sekali", maka Ziyad bin Labid Al Anshari bertanya; 'Bagaimana ilmu dicabut dari kami, padahal kami membaca Al Qur'an? Demi Allah, kami pasti akan membacanya dan membacakannya kepada istri-istri dan anak-anak kami.' Maka beliau berkata: "alangkah malangnya dirimu wahai Ziyad, sesungguhnya aku menganggapmu termasuk orang yang faqih di Madinah, inilah kitab Taurat dan Injil milik Yahudi dan Nashrani maka apakah bermanfaat bagi mereka?" Jubair berkata; Kemudian aku bertemu dengan [Ubadah bin Ash Shamith], maka aku bertanya; 'Tidakkah kamu mendengar sesuatu yang dikatakan saudaramu yaitu Abu Ad Darda'? ' Maka aku memberitahukan kepadanya apa yang dikatakan oleh Abu Ad Darda'. Dia berkata; 'Abu Ad Darda' benar, jika kamu berkehendak sungguh pasti aku ceritakan kepadamu tentang ilmu yang pertama kali akan diangkat dari manusia yaitu Al Khusyu' (rasa khusyu') hampir-hampir kamu masuk ke dalam masjid jami' namun kamu tidak melihat seorang pun di dalamnya orang yang khusyu'.' Abu Isa berkata; 'Hadits ini hasan gharib. Mu'awiyah bin Shalih adalah seorang yang tsiqah menurut para ahli hadits, dan kami tidak mengetahui ada seorang pun yang berbicara tentang dia kecuali Yahya bin Sa'id Al Qaththan, dan telah diriwayatkan dari Mu'awiyah bin Shalih hadits yang semakna dengan ini, sedangkan sebagian perawi yang lain telah meriwayatkan hadits ini dari Abdurrahman bin Jubair bin Nufair dari bapaknya dari Auf bin Malik dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam."

tirmidzi:2577

Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan] telah menceritakan kepada kami [Abu Dawud] telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] telah mengabarkan kepada kami [Umar bin Sulaiman] dari kalangan anak-anak Umar bin al Khaththab, dia berkata; Saya mendengar [Abdurrahman bin Aban bin Utsman] menyampaikan hadits dari [bapaknya], dia berkata; [Zaid bin Tsabit] keluar dari sisi Marwan di pertengahan hari, maka kami berkata; 'tidaklah dia diutus di waktu seperti ini kecuali karena satu urusan yang akan di tanyakan kepadanya, ' maka kamipun bertanya kepadanya, dia menjawab; 'ya, dia bertanya kepada kami tentang perkara-perkara yang kami dengan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah akan memperindah seseorang yang mendengar hadits dari kami, dia menghafalnya sehingga dia menyampaikannya kepada yang lainnya, bisa jadi orang yang mengusung fiqih menyampaikan kepada orang yang lebih faqih darinya, dan bisa jadi orang yang mengusung fiqih tidak termasuk orang yang faqih." Dan pada bab lain, dari Abdullah bin Mas'ud, Muadz bin Jabal, Jubair bin Muth'im, Abu ad-Darda', dan Anas. Abu Isa berkata; 'Hadits Zaid bin Tsabit adalah hadits hasan.

tirmidzi:2580

Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abi Umar] telah menceritakan kepada kami [sufyan] dari [Abdul Malik bin Umair] dari [Abdurrahman bin Abdullah bin Mas'ud] dia telah menyampaikan hadits dari [Bapaknya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Allah memperindah seseorang yang mendengar perkataanku, dia memahaminya, menghafalnya dan menyampaikannya, bisa jadi orang yang mengusung fiqih menyampaikan kepada orang yang lebih faqih darinya. Dan tiga perkara yang mana hati seorang muslim tidak akan dengki terhadapnya; mengikhlaskan amalan karena Allah, saling menasehati terhadap para pemimpin kaum muslimin, berpegang teguh terhadap jama'ah mereka, sesungguhnya da'wah meliputi dari belakang mereka."

tirmidzi:2582

[Qutaibah] telah bercerita kepada kami bahwa [Al Laits] telah bercerita kepada kami dari [Al Khalil bin Murrah] dari [Yahya bin Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dia berkata; ada seorang lelaki dari kaum Anshar yang duduk ke hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu mendengarkan hadits dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan dia terkagum-kagum, tetapi dia tidak dapat menghafalnya, maka dia mengadu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; "wahai Rasulullah sesungguhnya aku mendengar hadits darimu dan hadits tersebut membuat aku terkagum-kagum, akan tetapi aku tidak dapat menghafalnya, ' maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "gunakanlah bantuan dengan tangan kananmu." sambil beliau mengisyaratkan menulis dengan tangannya. Dan dalam bab ini ada hadits dari Abdullah bin Amru. Abu Isa berkata; 'hadits ini isnadnya tidak sedemikian kuat, dan aku mendengar Muhammad bin Isma'il berkata, "Al Khalil bin Murrah adalah munkarul hadits (hadits haditsnya munkar).'

tirmidzi:2590

Telah bercerita kepada kami [Ali bin Hujr] telah mengkhabarkan kepada kami [Isma'il bin Ja'far] dari [Al Ala' bin Abdurrahman] dari [bapaknya] dari [Abu Hurairah] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa menyeru kepada petunjuk maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun, dan barangsiapa yang menyeru kepada kesesatan maka dia mendapatkan dosa seperti dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa-dosa mereka sedikit pun". Abu Isa berkata; 'Hadits ini hasan shahih".

tirmidzi:2598

Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Khidasy Al Baghdadi] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yazid Al Washiti] telah menceritakan kepada kami [Ashim bin Raja` bin Haiwah] dari [Qais bin Katsir] ia berkata; Seseorang dari Madinah mendatangi [Abu Darda`] di Damaskus, Abu Darda` bertanya; "Apa yang membuatmu datang kemari wahai saudaraku?" Orang itu menjawab: "Satu hadits yang telah sampai kepadaku bahwa anda menceritakannya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Abu Darda` bertanya; "Bukankah kau datang karena keperluan lain?" Orang itu menjawab; "Tidak." Abu Darda` bertanya; "Bukankah kau datang untuk berniaga?" Orang itu menjawab: "Tidak, aku datang hanya untuk mencari hadits tersebut." Abu Darda` berkata; "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan menuntunnya menuju surga dan para malaikat akan meletakkan sayap-sayapnya karena senang kepada pencari ilmu, sesungguhnya orang berilmu itu akan dimintakan ampunan oleh (makhluq) yang berada di langit dan di bumi hingga ikan di air, keutamaan orang yang berlilmu atas ahli ibadah laksana keutamaan rembulan atas seluruh bintang, sesungguhnya ulama adalah pewaris pada nabi dan sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanya mewariskan ilmu, maka siapa yang mengambilnya berarti ia telah mengambil bagian yang banyak." Abu Isa berkata; "Kami hanya mengetahui hadits ini kecuali dari hadits Ashim bin Raja` bin Haiwah dan hadits ini menurutku tidak tersambung (sanadnya). Demikian Mahmud bin Khidasy menceritakan hadits ini kepada kami. hadits ini hanya diriwayatkan dari [Ashim bin Raja` bin Haiwah] dari [Dawud bin Jamil] dari [Katsir bin Qais] dari [Abu Darda`] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Hadits ini lebih shahih dari hadits Mahmud bin Khidasy dan pendapat Muhammad bin Isma'il ini lebih benar.

tirmidzi:2606

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Abdurrahman] dan [Al Husain bin Muhammad Al Hariri Al Bajali] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] dari [Ja'far bin Sulaiman Adl Dluba'i] dari ['Auf] dari [Abu Raja`] dari [Imran bin Hushain] bahwa seseorang datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu mengucapkan: "ASSALAAMU'ALAIKUM." Imran berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sepuluh." Kemudian yang lain datang dan mengucapkan: "ASSALAAMU'ALAIKUM WA RAHMATULLAAH." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dua puluh." Selanjutnya yang lain tiba, ia mengucapkan; "ASSALAAMU'ALAIKUM WA RAHMATULLAAHI WA BARAKAATUH." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tiga puluh." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih gharib melalui sanad ini dan dalam hal ini ada hadits serupa dari Ali dan Abu Sa'id serta Sahl bin Hunaif.

tirmidzi:2613

Telah menceritakan kepada kami [Al Fadlal bin Ash Shabbah Baghdadi] telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Zakaria] dari [Anbasah bin Abdurrahman] dari [Muhammad bin Zadzan] dari [Muhammad bin Al Munkadir] dari [Jabir bin Abdullah] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Salam itu sebelum berbicara." Dan dengan sanad ini pula. dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Janganlah kalian memanggil seseorang untuk makan hingga mengucapkan salam." Abu Isa berkata; Hadits ini munkar, kami tidak mengetahuinya kecuali dari jalur ini, dan aku mendengar Muhammad berkata; Anbasah bin Abdurrahman lemah dalam masalah hadits dan dzahib (haditsnya tidak diterima) sedangkan Muhammad bin Zadzan haditsnya munkar.

tirmidzi:2623

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Muhammad] dari [Suhail bin Abu Shalih] dari [Ayahnya] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian memulai salam terhadap orang-orang Yahudi dan Nasrani, apbila kalian menamui salah seorang dari mereka di jalan, maka paksalah mereka ke (jalan) yang paling sempit." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih.

tirmidzi:2624

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu 'Ajlan] dari [Sa'id Al Maqburi] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika salah seorang dari kalian tiba di suatu majlis, maka ucapkanlah salam, jika dia hendak duduk, silahkan ia duduk, dan jika hendak berdiri, maka ucapkanlah salam, karena yang pertama tidak lebih berhak daripada yang terakhir." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan, hadits ini diriwayatkan juga dari [Ibnu 'Ajlan] dari [Sa'id Al Maqburi] dari [Ayahnya] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

tirmidzi:2630

Telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Waki'] telah menceritakan kepada kami [Rauh bin 'Ubadah] dari [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepadaku ['Amru bin Abu Sufyan] bahwa ['Amru bin Abdullah bin Sufwan] telah mengabarkan kepadanya bahwa [Kaladah bin Hambal] telah mengabarkan kepadanya bahwa Sufwan bin Umayyah mengutusnya untuk membawa susu, susu yang baru di perah dan mentimun kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, sedangkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tengah berada di atas lembah, " Kaldah berkata; "Kemudian aku menemui beliau tanpa mengucapkan salam dan tanpa izin, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kembalilah dan ucapkan: Assalaamu'alaikum, apakah aku boleh masuk?" peristiwa itu terjadi setelah Shufwan masuk Islam." 'Amru berkata; telah mengabarkan kepadaku ['Umayyah bin Shufwan] dengan hadits ini, namun dia tidak mengatakan; "Aku telah mendengarnya dari Kaladah. Abu Isa berkata; Hadits ini hasan gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari hadits Ibnu Juraij, dan [Abu 'Ashim] juga telah meriwayatkan dari [Ibnu Juraij] hadits seperti ini.

tirmidzi:2634

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Hujr] telah mengabarkan kepada kami [Abdurrahman bin Abu Az Zinad] dari [Ayahnya] dari [Kharijah bin Zaid bin Tsabit] dari ayahnya yaitu [Zaid bin Tsabit] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkanku mempelajari bahasa orang-orang Yahudi untuk beliau, beliau bersabda: "Demi Allah, aku tidak percaya Yahudi atas suratku." Zaid berkata; "Setengah bulan berlalu hingga aku dapat menguasainya untuk beliau." Saat aku mengusainya, apabila beliau hendak mengirim surat kepada orang-orang Yahudi, aku menulisnya kepada mereka dan apabila mereka mengirim surat kepada beliau, maka aku membacakan surat mereka untuk beliau." Abu Isa berkata; Hadits ini shahih. Diriwayatkan melalui sanad lain dari Zaid bin Tsabit. Diriwayatkan oleh [Al A'masy] dari [Tsabit bin Ubaid Al Anshari] dari [Zaid bin Tsabit] ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkanku untuk mempelajari bahasa Suryani."

tirmidzi:2639

Telah menceritakan kepada kami [Yusuf bin Hammad Al Bashri] telah menceritakan kepada kami [Abdul A'la] dari [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Anas] bahwa sebelum wafatnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau sempat menulis surat kepada Kisra (raja persi), Kaisar (raja Romawi), Najasyi dan kepada setiap penguasa diktator, beliau menyeru mereka (beriman) kepada Allah, bukankah raja Najasyi pernah di shalati oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam?." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih gharib.

tirmidzi:2640

Telah menceritakan kepada kami [Suwaid] telah menceritakan kepada kami [Abdullah] telah memberitakan kepada kami [Yunus] dari [Az Zuhri] telah mengabarkan kepadaku [Ubaidullah bin Abdullah] dari [Ibnu Abbas] bahwa dia menceritakan kepadanya bahwa [Abu Sufyan bin Harb] menceritakan kepadanya bahwa Hiraklius (raja Romawi) mengutus seseorang menmeuinya ketika ia bersama sekelompok orang-orang Quraisy dan mereka adalah para pedagang di Syam, setelah itu mereka mendatangi Heraklius, lalu dia menyebutkan hadits, Abu Sufyan berkata; kemudian Heraklius meminta surat dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, ketika dibaca di dalamnya tertulis: "BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM (dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang), dari Muhammad hamba Allah dan RasulNya, kepada Hiraklius raja Romawi, salam keselamatan bagi orang yang mengikuti petunjuk, amma ba'du." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih, nama Abu Sufyan adalah Shakhr bin Harb.

tirmidzi:2641

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Manshur] telah mengabarkan kepada kami [Mu'adz bin Hisyam] telah menceritakan kepadaku [Ayahku] dari [Qatadah] dari [Anas bin Malik] ia berkata; "Saat Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam hendak mengirim surat kepada bangsa ajam (non Arab), dikatakan kepada beliau: "Sesungguhnya orang-orang ajam (non Arab) tidak mau menerima surat kecuali telah di bubuhi stempel. Beliau pun membuat stempel (cincin)." Anas berkata; "Sepertinya aku melihat putihnya telapak tangan beliau." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih.

tirmidzi:2642

Telah menceritakan kepada kami [Al Anshari] telah menceritakan kepada kami [Ma'n] telah menceritakan kepada kami [Malik] dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] dari [Abu Murrah] bekas budak Uqail bin Abu Thalib, dari [Abu Waqid Al Laitsi], bahwa ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam duduk di masjid sedangkan orang-orang tengah bersama beliau, tiba-tiba tiga orang datang, dua orang menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sementara yang satunya pergi. Saat keduanya berdiri dihadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, keduanya mengucap salam. Salah satunya melihat celah di halaqah lalu duduk di celah itu, yang satunya duduk di belakang mereka sementara yang lain pergi berpaling. Setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam usai, beliau bersabda: "Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang tiga orang itu? Salah satunya berlindung kepada Allah lalu Allah memberinya perlindungan, yang lain merasa malu lalu Allah malu padanya, sedang yang lain berpaling, maka Allah berpaling darinya." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih. Abu Waqid Al Laitsi namanya adalah Al Harits bin 'Auf. Abu Murrah adalah bekas budak milik Ummu Hani` binti Abu Thalib, namanya adalah Yazid, ada yang mengatakan dia adalah budak milik 'Uqail bin Abu Thalib."

tirmidzi:2648

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Idris] dan [Abu Usamah] dari [Syu'bah] dari ['Amr bin Murrah] dari [Abdullah bin Salamah] dari [Shafwan bin 'Assal] ia berkata; "Seorang Yahudi berkata kepada sahabatnya; "Marilah kita berangkat bersama menemui Nabi ini!" sahabatnya menjawab: "Jangan katakan Nabi, sungguh apabila dia mendengar perkataanmu, maka dia akan memiliki empat mata (bahasa kiasan dari senang), " lalu keduanya mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya kepada beliau tentang sembilan ayat bayyinat, beliau bersabda kepada mereka: "Janganlah kalian menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, jangan mencuri, jangan berzina, jangan membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan benar, jangan menjelek-jelekkan orang yang tidak bersalah kepada penguasa agar penguasa membunuhnya, jangan melakukan sihir, jangan memakan riba, jangan menuduh (berbuat zina) wanita-wanita suci, jangan berpaling lari dari medan pertempuran, dan kepada kalian khususnya wahai orang-orang Yahudi, janganlah kalian melampaui batas pada hari sabtu." Shafwan berkata; Mereka langsung mencium kedua tangan dan kaki beliau, lalu keduanya mengatakan; "Kami bersaksi bahwa engkau adalah Nabi." Beliau bertanya: "Lalu apa yang menghalangi kalian tidak mengikutiku?" Shafwan berkata; Mereka mengatakan: "Sesungguhnya Nabi Daud berdo'a kepada Rabbnya agar senantiasa ada dari keturunannya seorang nabi, sesungguhnya kami takut jika mengikutimu orang-orang Yahudi akan membunuh kami." Dan dalam bab ini, ada hadits dari Yazid bin Al Aswad, Ibnu Umar dan Ka'ab bin Malik. Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih.

tirmidzi:2657

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Musa Al Anshari] telah menceritakan kepada kami [Ma'n] telah menceritakan kepada kami [Malik] dari [Abu An Nadlr] bahwa [Abu Murrah] bekas budak Ummu Hani` binti Abu Thalib memberitahunya bahwa ia mendengar [Ummu Hani`] berkata; Aku pergi menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di tahun penaklukkan kota Makkah, aku menemui beliau, ketika beliau tengah mandi, sementara Fathimah menutupi beliau dengan sehelai kain. Ummu Hani' berkata; "Aku lalu mengucapkan salam, beliau bertanya: "Siapa itu?" aku menjawab; "Saya Ummu Hani`." Beliau bersabda: "Selamat datang, Ummu Hani`." Perawi berkata; "Lalu Dia menyebut kisah panjang dalam hadits ini. hadits ini hasan shahih."

tirmidzi:2658

Telah menceritakan kepada kami [Humaid bin Mas'adah] telah menceritakan kepada kami [Ziyad bin Rabi'] telah menceritakan kepada kami [Hadlrami] bekas budak Al Jarud, dari [Nafi'], bahwa seseorang bersin di sisi [Ibnu Umar] lalu dia mengucapkan "ALHAMDULILLAAH WASSALAAMU 'ALAA RASUULILLAAH (segala puji bagi Allah dan keselamatan atas Rasulullah)." Ibnu Umar menjawab; lalu aku berkata; "ALHAMDULILLAAH WASSALAAMU 'ALAA RASUULILLAAH (segala puji bagi Allah dan keselamatan atas Rasulullah)?, bukan demikian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengajarkan kepada kami, beliau mengajarkan kepada kami supaya mengucapkan; "ALHAMDULILLAAH 'ALA KULLI HAAL (segala puji bagi Allah dalam kondisi apapun)." Abu Isa berkata; Hadits ini gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari hadits Ziyad bin Ar Rabi'.

tirmidzi:2662

Telah menceritakan kepada kami [Suwaid] telah menceritakan kepada kami [Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] dari [Al Hakam] dari [Dzakwan] dari [Bekas budak 'Amru bin Al Ash] bahwa ['Amru bin Al Ash] pernah mengutusnya menemui Ali untuk meminta izin menemui Asma` binti Umais, lalu ia memberi izin, setelah menunaikan keperluannya, budak itu bertanya kepada 'Amru bin Al Ash tentang masalah itu, 'Amru menjawab; "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang kami atau melarang kami memasuki kediaman wanita-wanita tanpa izin suami-suami mereka." Dalam hal ini ada hadits serupa dari 'Uqbah bin 'Amir, Abdullah bin 'Amru dan Jabir. Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih.

tirmidzi:2703

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Abu Ziyad] telah menceritakan kepada kami [Zaid bin Hubab] telah menceritakan kepada kami [Adl Dlahhak bin Utsman] telah mengabarkan kepadaku [Zaid bin Aslam] dari [Abdurrahman bin Abu Sa'id Al Khudri] dari [Ayahnya] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah seorang laki-laki melihat aurat laki-laki lain dan janganlah seorang wanita melihat aurat wanita lain, janganlah seorang laki-laki satu selimut dengan laki-laki lainnya dan juga janganlah seorang wanita satu selimut dengan wanita lainnya." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan gharib shahih.

tirmidzi:2717

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Muhammad bin Nizak Al Baghdadi] telah menceritakan kepada kami [Al Aswad bin 'Amir] telah menceritakan kepada kami [Abu Muhayyah] dari [Laits] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian telanjang (tanpa busana), karena kalian selalu bersama golongan (Malaikat) yang tidak berpisah dengan kalian, kecuali ketika buang air besar dan ketika seorang lelaki bersetubuh dengan istrinya, karena itu, malulah kepada mereka dan muliakanlah mereka." Abu Isa berkata; Hadits ini gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari jalur ini, sedangkan Abu Muhayyah namanya adalah Yahya bin Ya'la."

tirmidzi:2724

Telah menceritakan kepada kami [Hannad] telah menceritakan kepada kami [Abtsar bin Al Qasim] dari [Al Asy'ats yaitu Ibnu Sawwar] dari [Abu Ishaq] dari [Jabir bin Samurah] ia berkata; "Pada malam bulan purnama aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan melihat bulan, ketika itu beliau tengah mengenakan pakaian berwarna merah, beliau bagiku lebih bagus rupanya daripada bulan." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari hadits Al Asy'ats.

tirmidzi:2735

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Abu Mulaikah] dari [Al Miswar bin Al Makhramah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah membagi-bagikan pakaian, dan tidak memberikan bagian sama sekali kepada Makhramah, maka Makhramah berkata; "Wahai anakku, berangkatlah bersama kami menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, " akupun berangkat bersamanya, lalu Makhramah berkata; "Masuklah dan panggilkan beliau untukku, " aku pun memanggil beliau, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam keluar dengan membawa pakaian, sambil bersabda: "Aku simpan ini untukmu." Al Miswar berkata; Makhramah memandang beliau, lalu berkata; "Makhramah rela." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih, Ibnu Mulaikah namanya adalah Abdullah bin 'Ubaidullah bin Abu Mulaikah.

tirmidzi:2743

Telah menceritakan kepada kami [Hannad] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Dalham bin Shalih] dari [Hujair bin 'Abdullah] dari [Ibnu Buraidah] dari [Ayahnya] bahwa Najasyi menghadiahkan sepasang sepatu berwarna hitam yang tidak di bordir kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau memakainya dan berwudlu sambil mengusap keduanya." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan, hanyasannya kami mengetahui hadits ini dari hadits Dalham, sedangkan [Muhammad bin Rabi'ah] telah meriwayatkannya dari [Dalham].

tirmidzi:2745

Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Al Aswad Abu 'Amru Al Warraq Al Bashri] telah menceritakan kepada kami [Mu'ammar bin Sulaiman Ar Raqqi] dari [Ali bin Shalih Al Makki] dari [Abdullah bin Utsman] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Nama-nama yang paling disukai Allah 'azza wajalla adalah Abdullah dan Abdurrahman." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan gharib melalui jalur ini.

tirmidzi:2759

Telah menceritakan kepada kami ['Uqbah bin Mukram Al Ammi Al Bashri] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim] dari [Abdullah bin Umar Al 'Umari] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Nama-nama yang paling disukai Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan melalui jalur ini.

tirmidzi:2760

Telah menceritakan kepada kami [Abu Hisyam Ar Rifa'I] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Fudlail] dari [Al A'masy] dari [Abu Shalih] ia berkata; ['Aisyah] dan [Ummu Salamah] pernah ditanya tentang amalan apakah yang paling disukai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" keduanya menjawab; "Amalan yang dilakkukan secara terus menerus sekalipun sedikit." Abu Isa berkata; Dari jalur ini, hadits ini hasan gharib. Dan telah diriwayatkan dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [Ayahnya] dari ['Aisyah] bahwa dia berkata; "Amalan yang paling disukai oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah yang dikerjakan secara terus menerus." [Harun bin Ishaq Al Hamdani] telah menceritakan yang demikian kepada kami, telah menceritakan kepada kami ['Abdah] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [Ayahnya] dari ['Aisyah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan matan hadits yang semakna dengannya, hadits ini hasan shahih.

tirmidzi:2783

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Hujr As Sa'di] telah menceritakan kepada kami [Baqiyah bin Al Walid] dari [Bahir bin Sa'd] dari [Khalid bin Ma'dan] dari [Jubair bin Nufair] dari [An Nawwas bin Sam'an Al Kilabi] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah membuat perumpamaan jalan yang lurus, di atas dua tepi jalan ada dua tembok, pada keduanya ada beberapa pintu terbuka, pintu-pintu itu bertirai dan disetiap penghujung jalan ada penyeru yang meyeru manusia dan penyeru yang menyeru di atasnya Dan Allah menyeru menuju negeri keselamatan, memberi petunjuk kepada siapa saja yang Ia kehendaki menuju jalan yang lurus. QS Yunus; 25 Pintu-pintu yang ada di sisi jalan adalah batasan-batasan Allah, karenanya janganlah ada seorang pun yang jatuh di batasan-batasan Allah hingga tirai terbuka, sementara yang menyeru dari atasnya adalah penyeru Rabbnya." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan gharib. Ia berkata; Aku mendengar Abdullah bin Abdurrahman berkata; Aku mendengar Zakariya bin Adi berkata; Abu Ishaq Al Fazari berkata; "Ambillah hadits yang disampaikan oleh para perawi tsiqah yang masih ada, dan jangan mengambil hadits yang disampaikan Isma'il bin Ayyasy, baik dari para perawi tsiqah atau bukan tsiqah."

tirmidzi:2786

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Khalid bin Yazid] dari [Sa'id bin Abu Hilal] bahwa [Jabir bin Abdullah Al Anshari] berkata; "Pada suatu hari, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar menemui kami, beliau bersabda: "Sesungguhnya aku bermimpi seakan-akan Jibril berada di sisi kepalaku, sedangkan Mika'il berada di sisi kakiku, salah satu dari keduanya berkata kepada yang lain; "Buatlah perumpamaan baginya, " dia berkata; "Dengarkanlah pasti telingamu mendengar dan fahamilah pasti hatimu memahami, perumpamaanmu dengan ummatmu seperti seorang raja yang hendak membuat istana, dan didalamnya dibangun rumah, setelah membangun rumah, dia menyiapkan jamuan makan dalam rumah tersebut, lalu dia menyuruh seorang utusan untuk mengundang rakyat agar menghadiri jamuannya, di antara mereka ada yang memenuhi undangan utusan tadi dan di antara mereka ada yang meninggalkannya, Allah sebagai rajanya, istana sebagai Islamnya, rumah sebagai surganya dan engkau wahai Muhammad adalah sebagai seorang utusannya, barangsiapa yang memenuhi undanganmu berarti dia masuk Islam, dan barangsiapa masuk Islam, berarti akan masuk surga dan barangsiapa masuk surga, berarti dia memakan apa yang ada di dalamnya." Hadits ini telah diriwayatkan dari beberapa jalur dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan sanad yang lebih kuat dari sanad hadits ini. Abu Isa berkata; Hadits ini mursal, karena Sa'id bin Abu Hilal tidak bertemu dengan Jabir bin Abdullah. Dan dalam bab ini, ada juga hadits dari Ibnu Mas'ud.

tirmidzi:2787

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu Adi] dari [Ja'far bin Maymun] dari [Abu Tamimah Al Hujaimi] dari [Abu Utsman] dari [Ibnu Mas'ud] ia berkata; "Seusai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat isya, beliau keluar sambil memegang tangan Abdullah bin Mas'ud, ketika sampai di suatu lembah makkah, beliau mendudukkannya kemudian membuat garis lingkaran di sekitarnya lalu bersabda: "Janganlah kamu meninggalkan garismu, karena akan datang kepadamu beberapa orang dan janganlah kamu mengajak bicara kepada mereka, karena sesungguhnya mereka tidak mengajak bicara denganmu, " Ibnu Mas'ud berkata; lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berlalu ke tempat yang beliau tuju, ketika aku sedang duduk di garisku, tiba-tiba datanglah kepadaku beberapa orang, seakan-akan mereka adalah orang-orang hitam India yang rambut dan tubuh mereka tidak terlihat, tapi tidak memakai kain penutup, mereka menghampiriku namun tidak bisa melewati garis, setelah itu mereka kembali kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sampai ketika di akhir malam, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendatangiku, sementara saya dalam keadaan duduk, lalu beliau bersabda: "Sejak tadi malam aku tidak tidur, " kemudian beliau masuk ke dalam garis bersamaku dan menjadikan pahaku untuk bantalnya lalu beliau tertidur. Jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidur, maka tarikan nafasnya terdengar. Ketika aku sedang duduk sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berbantalkan pahaku, tiba-tiba saya melihat beberapa orang dengan mengenakan pakaian serba putih, hanya Allah yang tahu akan keindahan mereka, mereka menghampiriku, sedangkan sebagian dari mereka duduk di sisi kepala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan sebagian yang lainnya di sisi kaki beliau, lalu mereka berkata kepada sesamanya: "Kita tidak pernah sama sekali melihat seorang hamba yang diberi sebagaimana yang diberikan kepada Nabi ini, sungguh kedua matanya tertidur sementara hatinya terjaga, buatlah oleh kalian permisalan untuknya, permisalannya seperti seorang tuan yang membangun istana, kemudian membuat jamuan makan, setelah itu ia mengundang orang-orang untuk menghadiri jamuan makan dan minumnya, barangsiapa memenuhi undangannya maka dia makan dan minum jamuan makanan dan minumannya, dan barangsiapa tidak memenuhi undangannya, maka dia akan memberinya sanksi, atau dia berkata; maka dia akan menyiksanya." kemudian mereka pergi, ketika itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terjaga dari tidurnya, lalu beliau bertanya: "Apakah kamu mendengar apa yang mereka katakan dan apakah kamu tahu siapa mereka?" Aku menjawab; "Allah dan RasulNya yang lebih tahu, " beliau bersabda: "Mereka adalah para Malaikat, kemudian apakah kamu tahu apa permisalan yang mereka buat?" aku menjawab; "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu, " beliau bersabda: "Permisalan yang mereka buat adalah Allah yang Maha pemurah dan Maha Tinggi telah membangum surga dan menyeru hamba-hambaNya menuju surga, barangsiapa menjawab seruanNya, dia masuk surga dan barangsiapa tidak menjawabnya, Dia akan memberinya sanksi atau menyiksanya." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih gharib dari jalur ini, Abu Tamimah adalah Al Juhani, namanya adalah Tharif bin Mujalid, Abu Utsman An Nahdi namanya adalah Abdurrahman bin Mull. Hadits [Sulaiman At Taimi] telah meriwayatkan hadits ini darinya [Mu'tamir] dan dia adalah Sulaiman bin Tharkhan, bukan Taimi namun dia pernah singgah di Bani Taim sehingga dia dinisbahkan kepadanya. Ali berkata bahwa Yahya bin Sa'id berkata; "Aku tidak pernah melihat orang yang lebih takut kepada Allah melebihi Sulaiman At Taimi."

tirmidzi:2788

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Aban bin Yazid] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Abu Katsir] dari [Zaid bin Sallam] bahwa [Abu Sallam] telah menceritakan kepadanya bahwa [Al Harits Al Asy'ari] telah menceritakan kepadanya bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah memerintahkan lima kalimat kepada Yahya bin Zakariya agar diamalkan dan memerintahkan Bani Israil supaya mengamalkannya, dan sesungguhnya ia hampir saja memperlambatnya. Isa berkata; "Sesungguhnya Allah memerintahkan lima kalimat padamu agar kamu amalkan dan agar Bani Israil kamu perintahkan untuk mengamalkannya, perintahlah mereka atau aku yang memerintah mereka." Yahya menjawab; "Aku khawatir bila kamu mendahuluiku menyampaikannya, aku akan dibenamkan atau disiksa." Isa kemudian mengumpulkan manusia di Baitul Maqdis, masjid penuh sesak hingga ke teras, Isa berkata; "Sesungguhnya Allah memerintahkanku lima kalimat agar aku amalkan dan aku perintahkan kalian untuk mengamalkannya, pertama; sembahlah Allah dan jangan menyekutukanNya dengan sesuatu pun, sesungguhnya perumpamaan orang yang menyekutukan Allah sama seperti seseorang membeli budak dengan uang emas atau perak lalu ia berkata; Ini rumahku dan ini pekerjaanku, bekerjalah dan tunaikan untukku. Tapi budak itu malah bekerja dan menunaikan untuk orang lain, siapa di antara kalian yang mau budaknya seperti itu? Sesungguhnya Allah memerintahkan shalat pada kalian, bila kalian shalat, maka janganlah menoleh, karena Allah menghadapkankan wajah-Nya ke wajah hambaNya saat shalat, selama ia tidak menoleh. Aku memerintahkan kalian puasa, dan perumpamaannya seperti seseorang berada di tengah-tengah sekelompok orang, ia membawa kantong berisi minyak kesturi, kalian semua kagum atau semerbak baunya mengagumkan, seseungguhnya bau (mulut) orang yang berpuasa lebih harum bagi Allah melebihi minyak kesturi, aku juga memerintahkan kalian bersedekah, perumpamaannya seperti seseorang yang ditawan musuh, mereka membelenggu tangannya ke leher, mereka lalu memajukannya untuk ditebas lehernya, kemudian ia berkata; "Aku menebusnya dari kalian dengan yang sedikit dan yang banyak, " lalu tawanan tersebut menebus dirinya dari mereka. Aku memerintahkan kalian untuk mengingat Allah, sesungguhnya perumpamaannya seperti seseorang yang dikejar musuh dengan cepat, hingga ketika tiba di benteng yang kokoh, ia menjaga dirinya dari mereka, demikian halnya hamba, ia tidak menjaga diri dari setan kecuali dengan mengingat Allah." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dan aku memerintahkan lima hal pada kalian yang diperintahkan Allah padaku, yaitu; mendengar, taat, jihad, hijrah dan jama'ah, sebab barangsiapa meninggalkan jama'ah barang sejengkal, maka ia telah melepas tali Islam dari lehernya, kecuali jika ia kembali. Dan barangsiapa menyerukan seruan jahiliyah, maka ia termasuk bangkai neraka jahanam." Seseorang bertanya; "Wahai Rasulullah, meski ia shalat dan puasa?" Beliau menjawab: "Meski ia shalat dan puasa, oleh karena itu, serukanlah seruan Allah yang menyebut kalian sebagai kaum muslimin, mu`minin dan hamba-hamba Allah." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih gharib. Abu Isa berkata; Muhammad bin Isam'il Al Harits Al Asy'ari pernah bertemu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan ia memiliki hadits lain selain hadits ini. Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar] telah menceritakan kepada kami [Abu Dawud Ath Thayalisi] telah menceritakan kepada kami [Aban bin Yazid] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari [Zaid bin Sallam] dari [Abu Sallam] dari [Al Harits Al Asy'ari] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti di atas dengan maksud yang sama." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih gharib, dan Abu Sallam Al Habasyi namanya adalah Mamthur. [Ali bin Al Mubarak] telah meriwayatkan hadits ini dari [Yahya bin Abu Katsir].

tirmidzi:2790

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Musa] telah menceritakan kepada kami [Ma'nu] telah menceritakan kepada kami [Malik] dari [Abdullah bin Dinar] dari [Ibnu Umar] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya ajal kalian seperti yang telah berlalu dari umat-umat sebelumnya, sama seperti waktu antara shalat ashar hingga terbenamnya matahari, sesungguhnya perumpamaan kalian dan perumpamaan Yahudi dan Nasrani seperti seseorang mempekerjakan beberapa pekerja, orang itu berkata; "Siapa yang bekerja untukku hingga pertengahan siang, akan mendapatkan satu qirath satu qirath." Maka orang Yahudi bekerja untuk mendapatkan satu qirath satu qirath, lalu orang itu berkata; "Siapa yang bekerja untukku dari pertengahan siang hingga shalat ashar akan mendapatkan satu qirath satu qirat." Orang Nasrani bekerja untuk mendapatkan satu qirath satu qirath. Selanjutnya kalian bekerja mulai dari shalat ashar hingga matahari terbenam dengan mendapatkan dua qirath dua qirath. Maka Yahudi dan Nasrani marah, mereka berkata; Kami kerja lebih banyak tapi imbalannya sedikit. Orang itu bertanya: "Apakah aku menzhalimi hak kalian sedikit pun?" Mereka menjawab; "Tidak." orang itu berkata; "Itulah karuniaku, aku memberikannya kepada siapa saja yang aku kehendaki." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih.

tirmidzi:2797

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Muhammad] dari [Al Ala` bin Abdurrahman] dari [Ayahnya] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pergi menemui Ubay bin Ka'ab, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memanggil: "Hai Ubay!" sementara dirinya tengah mengerjakan shalat, ia menoleh namun tidak menjawab beliau, dan Ubai tetap melanjutkan shalatnya, ia lalu mempercepat shalatnya dan langsung menghampiri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Ubay mengucapkan; "ASSALAAMU'ALAIKUM, wahai Rasulullah." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "WA 'ALAIKASSALAAM, apa yang menghalangimu, wahai Ubay untuk menjawabku saat aku memanggilmu?" Ubay menjawab; "Wahai Rasulullah, aku tadi sedang mengerjakan shalat. Beliau bertanya: "Apa kau tidak menemukan di antara yang diwahyukan Allah kepadaku agar kalian memenuhi panggilan Allah dan RasulNya bila menyeru kalian untuk sesuatu yang menghidupkan kalian?" Ubay menjawab; "Benar, aku tidak akan mengulangi, insya Allah." Beliau bersabda: "Maukah aku ajarkan kepadamu satu surat yang tidak diturunkan di Taurat, Injil dan Zabur, dan dalam al-Qur`an juga tidak ada yang sepertinya?" Ubay menjawab; "Tentu, wahai Rasulullah." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bagaimana kamu membaca saat shalat?" Perawi berkata; "Maka Ubay membaca ummul al-Qur`an (Al Fatehah). Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah diturunkan di Taurat, Injil, Zabur dan dalam al-Qur`an seperti itu, sesungguhnya ia adalah tujuh (ayat) yang diulang-ulang dan al-Qur`an yang agung yang diberikan padaku." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih. Dalam hal ini, ada hadits serupa dari Anas bin Malik dan Abu Sa'id bin Al Mu'alla.

tirmidzi:2800

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Al Mughirah Abu Salamah Al Makhzumi Al Madani] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Fudaik] dari [Abdurrahman bin Abu Bakar Al Mulaiki] dari [Zurarah bin Mush'ab] dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa membaca HAA MIIM (dalam surat) Al Mu`min sampai ayat ILAIHIL MASHIIR dan membaca ayat kursi pada waktu pagi, maka ia akan di jaga hingga tiba waktu sore, dan barangsiapa membaca keduanya pada waktu sore maka ia akan dijaga hingga tiba waktu pagi." Abu Isa berkata; Hadits ini gharib, sebagian ahli ilmu telah membicarakan tentang Abdurrahman bin Abu Bakar bin Abu Mulaikah Al Mulaiki dari sisi hafalannya, Zurarah bin Mush'ab adalah Ibnu Abdurrahman bin 'Auf, kakek Abu Mush'ab Al Madani.

tirmidzi:2804

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar] telah menceritakan kepada kami [Abu Ahmad] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Ibnu Abu Laila] dari saudaranya yaitu [Isa] dari [Abdurrahman bin Abu Laila] dari [Abu Ayyub Al Anshari] ia memiliki rak berisi kurma, ada hantu datang dan mengambilnya, lalu ia mengadukan hal itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Pergilah, bila kau melihatnya, ucapkanlah BISMILLAAH, turutilah Rasulullah." lalu Abu Ayyub Al Anshari menangkapnya, hantu itu bersumpah tidak akan kembali. Akhirnya Abu Ayyub melepasnya lalu ia menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bertanya: "Apa yang dilakukan tawananmu?" Abu Ayyub menjawab: "Ia bersumpah tidak akan kembali." Beliau bersabda: "Ia dusta, memang ia terbiasa berdusta." Abdurrahman berkata; Abu Ayyub lalu menangkap yang kedua kalinya, hantu itu pun bersumpah untuk tidak kembali lagi, lantas Abu Ayyub melepasnya. Setelah itu Abu Ayyub datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Apa yang di lakukan tawananmu?" Abu Ayyub menjawab; "Dia bersumpah untuk tidak kembali." Beliau bersabda: "Dia dusta, memang ia terbiasa berdusta." Setelah itu Abu Ayyub menangkapnya lagi, lalu berkata; "Aku tidak akan melepaskanmu sampai aku membawamu ke Nabi shallallahu 'alaihi wasallam." Hantu itu berkata; "Aku ingatkan padamu tentang sesuatu, yaitu ayat kursi, bacalah ayat kursi di rumahmu, niscaya setan tidak akan mendekatimu dan tidak juga yang lainnya." Abu Ayyub pun menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bertanya: "Apa yang dilakukan tawananmu?" Abdurrahman berkata; lalu Abu Ayyub memberitahukan apa yang diucapkan hantu itu, maka beliau bersabda: "Ia benar walaupun sebenarnya ia pendusta." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan gharib. Dalam hal ini, ada hadits serupa dari Ubay bin Ka'ab.

tirmidzi:2805

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Abu Khalid] telah mengabarkan kepadaku [Qais bin Abu Hazim] dari ['Uqbah bin Amir Al Juhani] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Allah menurunkan beberapa ayat yang belum pernah ditemukan bandingannya, yaitu; QUL A'UUDZU BIRABBIN NAAS hingga akhir surat dan QUL A'UUDZU BIRABBIL FALAQ hingga akhir surat." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih.

tirmidzi:2827

Telah menceritakan kepada kami [Abdu bin Humaid] telah menceritakan kepada kami [Husain bin Ali Al Ju'fi] ia berkata; Aku mendengar [Hamzah Az Zayyat] dari [Abu Al Mukhtar Ath Tha`i] dari [Ibnu Akhi Al Harits Al A'war] dari [Al Harits] ia berkata; "Aku pernah lewat masjid, sedangkan orang-orang tengah larut dalam pembicaraan yang bathil, lalu aku menemui [Ali], aku berkata; "Wahai Amirul Mukminin, apa anda tidak melihat orang-orang tengah larut dalam pembicaraan yang bathil (dengan mengabaikan membaca Al Qur'an -pent)?, " Ali bertanya; "Apakah mereka telah melakukannya?" Aku menjawab; "Ya." Ali berkata; "Ingatlah, aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ingatlah, sesungguhnya akan terjadi fitnah." Lalu aku bertanya; "Bagaimana solusinya wahai Rasulullah?" beliau menjawab: "Kitab Allah, di dalamnya ada kisah tentang peristiwa sebelum kalian, dan setelah kalian, hukum perkara diantara kalian, ia adalah (firman) yang memisahkan (antara yang hak dan yang bathil), bukan senda gurau, barangsiapa meninggalkannya karena bersikap sombong, maka Allah akan membinasakannya, dan barangsiapa mencari petunjuk pada selainnya, maka Allah akan menyesatkannya, ia adalah tali Allah yang kokoh, ia adalah peringatan yang bijaksana, ia adalah jalan yang lurus, dengannya keinginan-keinginan tidak akan menyimpang dan dengannya lisan-lisan tidak akan samar, ulama tidak pernah puas darinya, tidak usang meski sering diulang-ulang dan keajaiban-keajaibannya tidak kunjung habis, ia juga yang menyebabkan jin-jin tidak berhenti mendengarnya hingga mereka berkata; "Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Qur`an yang menakjubkan, (yang) memberi petunjuk kapada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya." (Al-Jinn: 1-2), barangsiapa berkata dengannya, maka ia benar, barangsiapa mengamalkannya, maka ia diberi pahala, barangsiapa memutuskan perkara dengannya, maka ia adil dan barangsiapa menyeru kepadanya, maka ia diberi petunjuk menuju jalan yang lurus, ambillah ia untukmu, wahai A'war." Abu Isa berkata; Hadits ini gharib, kami hanya mengetahuinya dari jalur ini, sanadnya majhul (tidak diketahui) dan Al Harits diperbincangkan.

tirmidzi:2831

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Mani'] telah menceritakan kepada kami [Abu An Nadlr] telah menceritakan kepada kami [Bakr bin Khunais] dari [Laits bin Abu Sulaim] dari [Zaid bin Arthah] dari [Abu Umamah] ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah tidak mengizinkan seorang hamba pun dalam suatu hal yang lebih baik dari shalat dua rakaat yang ia lakukan, sesungguhnya kebaikan itu dibiarkan di atas kepala hamba selama ia berada dalam shalatnya dan tidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepada Allah dapat menyamai sesuatu yang keluar darinya (dari Al Qur'an)." Abu An Nadl berkata; Maksud beliau adalah al Qur'an. Abu Isa berkata; Hadits ini gharib, kami hanya mengetahuinya dari jalur ini. Bakr bin Khunais diperbincangkan oleh Ibnu Al Mubarak dan meninggalkannya di akhir hayatnya. Hadits ini juga diriwayatkan dari Zaid bin Arthah dari Jubair bin Nufair dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam secara mursal. Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Manshur] seperti itu, telah menceritakan kepada kami [Abdurahman bin Mahdi] dari [Mu'awiyah] dari [Al Ala` bin Al Harits] dari [Zaid bin Arthah] dari [Jubair bin Nufair] ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya kalian tidak akan kembali kepada Allah dengan membawa seuatu yang lebih baik dari apa yang keluar darinya." maksud beliau al-Qur'an.

tirmidzi:2836

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Isma'il] ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] telah mengabarkan kepada kami [Israil] telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Al Mughirah] dari [Salim bin Abu Al Ja'd] dari [Jabir] ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menempatkan diri beliau di Mauqif, lalu bersabda: "Adakah seseorang yang hendak membawaku ke kaumnya?, karena Quraisy melarangku menyampaikan firman Rabbku." Abu Isa berkata; Hadits ini gharib shahih.

tirmidzi:2849

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Musa] telah menceritakan kepada kami [Mu'alla bin Manshur] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Dinar] dari [Sa'ad bin Aus] dari [Mishda' Abu Yahya] dari [Ibnu Abbas] dari [Ubay bin Ka'ab] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membaca: "FII 'AININ HAMI'ATIN (di dalam laut yang berlumpur hitam)." QS Al Kahfi: 86. Abu Isa berkata; Hadits ini gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari jalur ini, dan yang shahih adalah hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang bacaannya (Ibnu Abbas), dan diriwayatkan bahwa Ibnu Abbas dan 'Amru bin Al 'Ash berbeda pendapat tentang bacaan ayat ini, kemudian mereka mengajukannya kepada Ka'b Al Ahbar, seandainya Ibnu Abbas memiliki riwayat dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, tentu sudah cukup baginya dengan riwayatnya dan tidak butuh lagi kepada Ka'b."

tirmidzi:2858

Telah menceritakan kepada kami [Nashr bin Ali Al Jahdlami] telah menceritakan kepada kami [Al Mu'tamir bin Sulaiman] dari [Ayahnya] dari [Sulaiman Al A'masy] dari ['Athiyyah] dari [Abu Sa'id] ia berkata; "Saat terjadi perang Badar, pasukan Romawi menang atas Persia, hal itu mengejutkan kaum mukminin hingga turunlah ayat: "ALIF LAAM MIIM, GHULIBATIR RUUM sampai ayat YAFRAHUL MUKMINUUNA." QS Ar-Ruum: 1-4. Abu Sa'id berkata; "Bergembiralah orang orang mukmin dengan kemenangan bangsa Romawi atas bangsa Persia." Abu Isa berkata; Dari jalur ini, hadits ini hasan gharib. Ayat ini dibaca juga: "GHALABAT dan GHULIBAT." Abu Isa berkata; "Dahulu ayat ini dibaca GHULIBAT kemudian GHALABAT." Demikianlah Nashr bin Ali membaca; "GHALABAT."

tirmidzi:2859

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali Al Khallal] dan yang lain, mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah bin Az Zubair] dari [Al Miswar bin Makhramah] dan [Abdurrahman bin Abd Al Qari`] keduanya mengebarkan bahwa keduanya mendengar [Umar bin Al Khaththab] berkata; "Pada masas Rasulullah Shallallau 'alaihi wasallam masih hidup, aku melewati Hisyam bin Hakim bin Hizam, ketika itu ia tengah membaca surat Al Furqan, dan aku sempat mendengar bacaannya, ia membaca dalam beberapa bacaan yang tidak pernah dibacakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepadaku, lantas aku hampir menarik kepalanya dalam shalat, aku terus saja melihatnya hingga ia salam, seusai salam aku tarik selendangnya, aku bertanya; "Tadi aku sempat mendengarmu membaca surat (Al Qur'an), siapa yang membacakan surat (Al Qur'an) tersebut padamu?" Ia menjawab; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam-lah yang membacakannya padaku." Aku berkata padanya; "Bohong. Demi Allah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga pernah membacakan surat yang kau baca itu padaku." Aku beranjak seraya menuntunnya menuju Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, aku berkata; "Wahai Rasulullah, aku tadi mendengar dia membaca surat Al Furqan dengan beberapa bacaan yang tidak anda bacakan padaku, sementara anda telah membacakan surat Al Furqan padaku." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Lepaskan dia wahai Umar, dan bacalah hai Hisyam." Hisyam pun membaca bacaan yang aku dengar, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seperti itulah (surat Al Furqan) diturunkan." Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadaku: "Bacalah, hai Umar, " aku pun membaca dengan bacaan yang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bacakan padaku, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seperti itulah (surat Al Furqan) diturunkan." Setelah itu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya al-Qur'an ini diturunkan dalam tujuh huruf, maka bacalah yang mudah darinya." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih. [Malik bin Anas] dari [Az Zurhi] dengan sanad dan maksud yang sama, hanya saja ia tidak menyebut: "Al Miswar bin Al Makhramah."

tirmidzi:2867

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Mani'] telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Musa] telah menceritakan kepada kami [Syaiban] dari [Ashim] dari [Zirr bin Hubaisy] dari [Ubay bin Ka'ab] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menemui Jibril, lalu beliau bersabda; "Wahai Jibril, sesungguhnya aku diutus untuk ummat yang buta huruf, di antara mereka ada yang lemah, tua, renta, anak kecil lelaki dan perempuan dan orang yang sama sekali tidak bisa membaca." Jibril berkata; "Wahai Muhammad, sesungguhnya al-Qur'an diturunkan dalam tujuh huruf." Dalam hal ini, ada hadits serupa dari Umar, Hudzaifah bin Al Yaman, Abu Hurairah, Ummu Ayyub istri Abu Ayyub Al Anshari, Samurah, Ibnu Abbas, Abu Juhaim bin Al Harits bin Ash Shimmah, 'Amru bin Al 'Ash dan Abu Bakrah. Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih. Dan diriwayatkan dari Ubay bin Ka'b melalui beberapa sanad.

tirmidzi:2868

Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa meringankan satu kesusahan saudaranya dari sekian kesusahan dunia, maka Allah akan meringankan kesusahan dari sekian kesusahan pada hari kiamat, barangsiapa menutupi (aib) seorang muslim, maka Allah akan menutupi (aib) nya di dunia dan akhirat, barangsiapa memberi kemudahan pada orang yang kesuahan, Allah akan memberinya kemudahan di dunia dan akhirat, Allah akan menolong hamba selama hamba menolong saudaranya, barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan jalan untuknya menuju surga, tidaklah suatu kaum duduk di masjid, membaca kitab Allah dan saling mempelajarinya di antara mereka, melainkan ketanangan akan turun menghampiri mereka, rahmat akan meliputinya dan para malaikat akan menaunginya, dan barangsiapa yang amalnya lamban, maka nasabnya pun akan lamban." Abu Isa berkata; Seperti ini riwayat para perawi dari Al A'masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. [Asbath bin Muhammad] meriwayatkan dari [Al A'masy], ia berkata; Aku telah dikabari dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian ia menyebutkan sebagaian hadits ini.

tirmidzi:2869

Telah menceritakan kepada kami ['Ubaid bin Asbath bin Muhammad Al Qurasy] ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Ayahku] dari [Mutharrif] dari [Abu Ishaq] dari [Abu Burdah] dari [Abdullah bin 'Amru] ia berkata; Aku berkata; "Wahai Rasulullah, seberapa lama aku harus menghatamkan al-Qur'an?" Beliau menjawab: "Khatamkan setiap bulan." Aku berkata; "Aku bisa lebih mampu dan lebih baik dari itu." Beliau bersabda: "Khatamkan dalam duapuluh hari." Aku berkata; "Aku bisa lebih baik dari itu." Beliau bersabda: "Khatamkan dalam limabelas hari." Aku berkata; "Aku bisa lebih baik dari itu." Beliau bersabda: "Khatamkan dalam sepuluh hari." Aku berkata; "Aku dapat lebih baik dari itu." Beliau bersabda: "Khatamkan dalam lima hari." Abdullah berkata; "Setelah itu beliau tidak memberiku keringanan." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih, dinilai gharib dari hadits Abu Burdah dari Abdullah bin 'Amru. Hadits ini juga diriwayatkan melalui sanad lain dari Abdullah bin 'Amru. Dan diriwayatkan dari Abdullah bin 'Amru dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tidaklah dapat memahaminya orang yang membaca (mengkhatamkan) al-Qur'an kurang dari tiga hari." Diriwayatkan dari Abdullah bin 'Amru bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda padanya: "Bacalah (khatamkan) al-Qur'an dalam empatpuluh hari." Ishaq bin Ibrahim berkata; "Berdasarkan hadits ini, maka kami tidak suka bila empatpuluh hari berlalu dari seseorang, sementara dirinya belum pernah mengkhatamkan al-Qur'an. Sebagaian ulama menyatakan bahwa al-Qur'an tidak dihatamkan kurang dari tiga hari, berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Sementara sebagaian ulama yang lain memberi keringanan dalam hal ini. Diriwayatkan dari Utsman bin Affan bahwa ia menghatamkan al-Qur'an dalam satu rakaat witir." Diriwayatkan dari Sa'ii bin Jubair, bahwa ia mengkhatamkan al-Qur'an dalam satu rakaat di (samping) ka'bah. Dan para ulama lebih menyukai membaca secara tartil.

tirmidzi:2870

Telah menceritakan kepada kami [Nashr bin Ali Al Jahdlami] telah menceritakan kepada kami [Al Haitsam bin Rabi'] telah menceritakan kepada kami [Shalih Al Murri] dari [Qatadah] dari [Zurarah bin Aufa] dari [Ibnu Abbas] ia berkata; Seorang lelaki betanya; "Wahai Rasulullah, amalan apa yang paling dicintai oleh Allah?" beliau menjawab: "AL HALLU dan AL MURTAHILU." Dia bertanya; "Apakah yang dimaksud AL HALLU dan AL MURTAHILU?" beliau menjawab: "Yaitu orang yang terus menerus menyambung (selalu mengkhatamkan) dari awal Al Qur`an sampai akhir, seusai (menghatamkan Al Qur'an), dia memulainya lagi." Abu Isa berkata; Hadits ini gharib, kami tidak mengetahuinya dari hadits Ibnu Abbas kecuali dari jalur ini, sementara sanadnya tidak kuat. Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar] telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Shalih Al Murri] dari [Qatadah] dari [Zurarah bin Aufa] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan maksud yang sama, namun ia tidak menyebutkan dari Ibnu Abbas. Abu Isa berkata; Hadits ini menurutku lebih shahih dari hadits Nashr bin Ali dari Al Haitsam bin Rabi'.

tirmidzi:2872

Telah menceritakan kepada kami ['Abd bin Humaid] telah menceritakan kepada kami [Habban bin Hilal] telah menceritakan kepada kami [Suhail bin Abdullah] dia adalah Ibnu Abu Hazm saudaranya Hazm Al Qutha'I, telah menceritakan kepada kami [Abu Imran Al Jauni] dari [Jundub bin Abdullah] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa mengatakan tentang Al Qur`an dengan pendapatnya, maka dia tetap salah walaupun pendapatnya benar." Abu Isa berkata; Hadits ini gharib, sebagian ahli hadits membicarakan Suhail bin Abu Hazm, dan demikianlah telah diriwayatkan dari sebagian ulama dari para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan yang lainnya, bahwa mereka memperketat dalam masalah ini, yaitu tentang menafsirkan Al Qur`an tanpa Ilmu, adapun yang diriwayatkan dari Mujahid, Qatadah dan lainnya dari para ulama, bahwa mereka menafsirkan Al Qur`an bukan karena prasangka yang ada pada mereka, kemudian mereka mengatakan tentang Al Qur`an atau menafsirkannya tanpa dasar ilmu atau dari diri mereka, telah diriwayatkan dari mereka, mengenai dalil yang menunjukkan atas apa yang kami katakana, bahwa mereka tidak mengatakan tentang Al Qur`an dari diri mereka tanpa dasar ilmu. Telah menceritakan kepada kami Al Husain bin Mahdi Al Bashri telah mengabarkan kepada kami Abdurrazzaq dari Ma'mar dari Qatadah ia berkata; "Tidak ada satu ayat pun dari Al Qur`an kecuali aku telah mendengar apa yang terkandung di dalamnya." Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar telah menceritakan kepada kami Sufyan bin 'Uyainah dari Al A'masy ia berkata; Mujahid berkata; "Seandainya aku membaca dengan bacaan Ibnu Mas'ud, maka aku tidak perlu lagi bertanya kepada Ibnu Abbas tentang banyak hal dari Al Qur`an, sebagaimana yang saya tanyakan."

tirmidzi:2876

Telah menceritakan kepada kami ['Abd bin Humaid] telah mengabarkan kepada kami [Yazid bin Harun] telah mengabarkan kepada kami [Abdul Malik bin Abu Sulaiman] ia berkata; Aku mendengar [Sa'id bin Jubair] menceritakan dari [Ibnu Umar] ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah shalat sunnah di atas kendaraan beliau kemana pun kendaraan beliau menghadap, ketika itu beliau pergi dari Makkah menuju Madinah. Setelah itu Ibnu Umar membaca ayat ini: "Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat." QS Al-Baqarah: 115. Ibnu Umar berkata; "Berkenaan dengan peristiwa itulah, ayat ini turun." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih. Diriwayatkan dari Qatadah, ia berkata tentang ayat ini: Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah." QS Al-Baqarah: 115 Qatadah berkata; Ayat ini mansukhah, dinasakh dengan firman Allah, "Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram." QS Al-Baqarah: 144 yaitu arahnya. Telah menceritakan kepada kami yang demikian itu Muhammad bin Abdul Malik bin Abu Asy Syawarib, telah menceritakan kepada kami Yazid bin Zurai' dari Sa'id dari Qatadah. Dan diriwayatkan pula dari Mujahid tentang ayat ini: "Maka kemanapun kamu menghadap, di situlah wajah Allah." QS Al-Baqarah: 115, ia berkata; "Di sanalah kiblat Allah." Telah menceritakan kepada kami seperti itu Muhammad bin Al Ala` telah menceritakan kepada kami Waki' dari An Nadlr bin Arabi dari Mujahid seperti itu.

tirmidzi:2883

Telah menceritakan kepada kami [Hannad] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Israil] dari [Abu Ishaq] dari [Al Bara` bin Azib] ia berkata; "Setibanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di Madinah, beliau shalat menghadap ke Baitul Maqdis selama enam belas atau tujuh belas bulan, namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ingin menghadap ka'bah, maka Allah menurunkan ayat: "Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram." QS Al-Baqarah: 144. Kemudian beliau menghadapkan mukanya ke arah Ka'bah, dan beliau sangat menyukainya, lalu seseorang shalat ashar bersama beliau. Setelah itu ia melintasi suatu kaum dari sahabat Anshar, mereka tengah ruku' dalam shalat ashar sambil menghadap Baitul Maqdis." Barra` berkata; Sahabat tersebut bersaksi bahwa ia pernah shalat ashar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan beliau telah dihadapkan ke Ka'bah. Barra` berkata; "Mereka pun mengalihkan wajahnya dalam keadaan ruku'." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih. [Sufyan Ats Tsauri] juga meriwayatkannya dari [Abu Ishaq].

tirmidzi:2888

Telah menceritakan kepada kami [Hannad] dan [Abu 'Ammar] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Isra'il] dari [Simak] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] ia berkata; "Saat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dialihkan ke arah Ka'bah, orang-orang berkata; "Wahai Rasulullah, bagaimana dengan saudara-saudara kami yang telah meninggal, sementara mereka shalat menghadap Baitul Maqdis?" Maka turunlah ayat: "Dan Allah tidaklah menyia-nyiakan keimananmu." QS Al-Baqarah: 143. Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih.

tirmidzi:2890

Telah menceritakan kepada kami ['Abd bin Humaid] telah kepada kami [Abu Al Walid Ath Thayalisi] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Mulaikah] dari [Al Qasim bin Muhammad] dari ['Aisyah] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah ditanya tentang ayat ini: Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat." QS Ali 'Imraan: 7, beliau bersabda: "Jika kalian melihat orang-orang yang mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyabihat daripada (al Qur'an), merekalah yang Allah sebut (dalam ayat ini), oleh karena itu hendaklah kalian berhati-hati terhadap mereka." Abu Isa mengatakan; bahwa hadits ini hasan shahih. Dan telah diriwayatkan dari [Ayyub] dari [Ibnu Abu Mulaikah] dari [Aisyah] seperti ini, tidak satu orang yang meriwayatkan hadits ini dari Ibnu Abu Mulaikah dari Aisyah dan tidak menyebutkan di dalamnya dari Al Qasim bin Muhammad dan hanya menyebutkan Yazid bin Ibrahim At Tustari dari Al Qasim di dalam hadits ini, dan Ibnu Abu Mulaikah adalah Abdullah bin Ubaidullah bin Abu Mulaikah, dia mendengar dari Aisyah juga.

tirmidzi:2920

Telah menceritakan kepada kami ['Abd bin Humaid] telah mengabarkan kepada kami [Abdurrazzaq] telah mengabarkan kepada kami [Ibrahim bin Yazid] ia berkata; Aku mendengar [Muhammad bin 'Abbad bin Ja'far Al Makhzumi] menceritakan dari [Ibnu Umar] ia berkata; "Seseorang menghadap Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya: "Ya Rasulullah, siapakah orang yang berhaji itu? beliau menjawab: "Orang yang kusut rambutnya (tidak disisir) dan yang bau badannya (tidak memakai wewangian) " seseorang lainnya berdiri kemudian bertanya; "Wahai Rasulullah, haji apakah yang paling afdhal?" beliau menjawab: "Mengeraskan suara (talbiyyah) dan mengalirkan darah hewan (kurban)." yang lainya bertanya; "Apakah as Sabil itu?" beliau menjawab: "Perbekalan (makanan) dan alat-alat pengangkutan serta sehat jasmani dan perjalanan pun aman." Abu Isa berkata; Kami tidak mengetahui hadits ini dari Ibnu Umar kecuali dari hadits Ibrahim bin Yazid Al Khuzi al Makki, sebagian ulama ahli hadits telah mengomentari Ibrahim bin Yazid dari segi hafalannya.

tirmidzi:2924

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Mani'] telah menceritakan kepada kami [Husyaim] telah mengabarkan kepada kami [Humaid] dari [Anas] bahwa pada perang Uhud, rahang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam retak dan pelipisnya terluka hingga wajahnya mengalirkan darah. Beliau bersabda: "Bagaimana mungkin suatu kaum akan beruntung sedang mereka memperlakukan nabinya seperti ini, padahal ia menyeru mereka ke jalan Allah." lalu turunlah ayat: Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah menerima taubat mereka, atau mengazab mereka. QS Ali Imran: 128, Abu Isa mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih.

tirmidzi:2928

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Utsman bin Al Mughirah] dari [Ali bin Rabi'ah] dari [Asma` bin Al Hakam Al Fazari] ia berkata; Aku mendengar [Ali] berkata; Aku adalah seseorang yang bila mendengar suatu hadits dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Allah memanfaatkanku darinya seperti yang Ia kehendaki dan bila seseorang sahabatku menceritakan kepadaku, aku memintanya bersumpah, bila ia bersumpah, aku membenarkannya. [Abu Bakar] pernah menceritakan kepadaku, sementara Abu Bakar adalah orang yang jujur, ia berkata; Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah seseorang melakukan suatu dosa, kemudian berdiri, wudhu lalu shalat, setelah itu ia meminta ampun kepada Allah melainkan pasti diampuni." Setelah itu Abu Bakar membaca ayat ini: Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka. QS Ali Imran: 135, hingga akhir ayat. Abu Isa berkata; Hadits ini diriwayatkan oleh [Syu'bah] dan beberapa orang dari [Utsman bin Al Mughirah] dan mereka memarfu'kannya. Diriwayatkan juga oleh [Mis'ar] dan [Sufyan] dari [Utsman bin Al Mughirah], tapi keduanya tidak memarfu'kannya. Sebagian lainnya meriwayatkannya dari Mis'ar dan memauqufkannya, sementara sebagian lainnya memarfu'kannya. Sufyan Ats Tsauri meriwayatkannya dari Utsman bin Al Mughirah lalu memauqufkannya. Kami tidak mengetahui hadits Amsa` bin Al Hakam selain hadits ini.

tirmidzi:2932

Telah menceritakan kepada kami ['Abd bin Humaid] telah menceritakan kepada kami [Yunus bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Al Laits bin Sa'd] dari [Hisyam bin Sa'd] dari [Muhammad bin Zaid bin Muhajir bin Qunfudz At Taimi] dari [Abu Umamah Al Anshari] dari [Abdullah bin Unais al Juhany] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya diantara dosa paling besar di antara dosa-dosa besar adalah mempersekutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua, sumpah yang menjerumuskan pelakunya ke neraka (palsu), dan sumpah yang dijadikan oleh seseorang untuk bersumpah karena terpaksa, dan ia menganggap (remeh) layaknya sayap seekor nyamuk, kecuali (sumpahnya) itu akan dijadikan noda hitam dalam hatinya sampai hari kiamat." Abu Isa mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih gharib.

tirmidzi:2946

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Al Laits bin Sa'd] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah bin Zubair] menceritakan bahwa [Abdullah bin Zubair] bercerita kepadanya, bahwa seorang Anshar bersengketa dengan Zubair tentang aliran air untuk dipakai menyirami pohon kurma, orang Anshar itu berkata; "Biarkan air itu mengalir." Namun Zubair enggan (tidak menghiraukannya). Kemudian mereka mengadu kepada Rasulullah Shallallahu 'alahi wasallam, beliau bersabda kepada Zubair: "Wahai Zubair siramlah, dan alirkanlah air kepada tetanggamu." Orang Anshar itu marah dan berkata; "Wahai Rasulullah, apa dia sepupu anda?" (mendengar hal itu) berubahlah wajah beliau sambil bersabda: "Wahai Zubair, siramlah dan tahanlah air itu kembali ke kebun." Demi Allah aku menganggap ayat ini turun berkaitan dengan peristiwa itu, Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan. QS An-Nisa`: 65. Abu Isa berkata; "Aku mendengar Muhammad berkata; [Ibnu Wahab] meriwayatkan hadits ini dari [Al Laits bin Sa'd] dan [Yunus] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] dari [Abdullah bin Az Zubair] seperti hadits ini. [Syu'aib bin Abu Hamzah] meriwayatkan dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] dari [Az Zubair] tanpa menyebut: "Dari Abdullah bin Az Zubair."

tirmidzi:2953

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Abdurrahman] telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Isra`il] telah menceritakan kepada kami [Abu Ishaq] dari ['Amru bin Syurahbil Abu Maisarah] dari [Umar bin Al Khaththab] ia berdoa; "Ya Allah, berilah kami penjelasan tentang khamer dengan penjelasan yang memadai." Lalu turunlah ayat yang ada dalam surat Al Baqarah; Mereka bertanya kepadamu tentang khamer dan judi. QS Al Baqarah: 219, lalu Umar dipanggil dan dibacakan kepadanya. Setelah itu ia berdoa; "Ya Allah, berilah kami penjelasan tentang khamer dengan penjelasan yang memadai." Lalu turunlah ayat yang ada dalam surat An Nisa` Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendekati shalat sedang kamu mabuk QS An Nisa`: 43. Selanjutnya ia berdoa; "Ya Allah, berilah kami penjelasan tentang khamer dengan penjelasan yang memadai." Lalu turunlah ayat yang ada dalam surat Al Mai`idah Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, -sampai firmanNya- maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu) QS Al Ma`idah: 91. Umar lalu berkata; "Kami berhenti, kami berhenti." Abu Isa berkata; Hadits ini juga diriwayatkan dari Isra`il secara mursal. Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Ala`] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Isra`il] dari [Abu Ishaq] dari [Abu Maisarah 'Amru bin Syurahbil] bahwa [Umar bin Al Khaththab] berkata; "Ya Allah, Ya Allah, berilah kami penjelasan tentang khamar dengan penjelasan yang memadai." Lalu ia menyebutkan seperti di atas, namun hadits ini lebih shahih dari hadits Muhammad bin Yusuf.

tirmidzi:2975

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Musa Al Bashri Al Harasy] telah menceritakan kepada kami [Ziyad bin Abdullah Al Bakka`i] telah menceritakan kepada kami [Atha` bin As Sa`ib] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Abdullah bin Abbas] ia berkata; "Orang-orang mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu berkata; "Wahai Rasulullah, apakah kita memakan (hewan) yang kita sembelih sementara kita tidak memakan yang disembelih Allah?" Lalu Allah menurunkan Maka makanlah binatang-binatang (yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, jika kamu beriman kepada ayat-ayatNya -hingga firmanNya- Dan jika kamu menuruti mereka, Sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik QS Al An`am: 118-121. Abu Isa berkata; Hadits ini hasan gharib. Hadits ini juga diriwayatkan dari Ibnu Abbas melalui sanad lain. Sebagian meriwayatkannya dari Atha` bin As Sa`ib dari Sa'id bin Jubair dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam secara mursal.

tirmidzi:2995

Telah menceritakan kepada kami [Al Fadll bin Ash Shabbah Al Baghdadi] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Fudhail] dari [Dawud Al Audi] dari [Asy Sya'bi] dari ['Alqamah] dari [Abdullah] ia berkata; "Barangsiapa ingin melihat lembaran (wahyu) yang terdapat didalamnya stempel Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, hendaklah membaca ayat ini Katakanlah: 'Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Rabbmu -hingga firmanNya- Agar kamu bertakwa QS Al An`aam: 151-153. Abu Isa mengatakan bahwa hadits ini hasan gharib.

tirmidzi:2996

Telah menceritakan kepada kami [Abd bin Humaid] telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Sa'ad] dari [Zaid bin Aslam] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Saat Allah menciptakan Adam, Ia mengusap punggungnya lalu dari punggungnya berjatuhan setiap jiwa yang diciptakan Allah dari keturunan Adam hingga hari kiamat dan Ia menjadikan kilatan cahaya diantara kedua mata setiap orang dari mereka, kemudian mereka dihadapkan kepada Adam, ia bertanya: 'Wahai Rabb, siapa mereka? ' Allah menjawab: 'Mereka keturunanmu'. Adam melihat seseorang dari mereka dan kilatan cahaya diantara kedua matanya membuatnya kagum, Adam bertanya: Wahai Rabb siapa dia? Allah menjawab: Ia orang akhir zaman dari keturunanmu bernama Dawud. Adam bertanya: Wahai Rabb, berapa lama Engkau menciptakan umurnya? Allah menjawab: Enampuluh tahun. Adam bertanya: Wahai Rabb, tambahilah empatpuluh tahun dari umurku. Saat usia Adam ditentukan, malaikat maut mendatanginya lalu berkata: Bukankah usiaku masih tersisa empatpuluh tahun. Malaikat maut berkata: Bukankah kau telah memberikannya kepada anakmu, Dawud. Adam membantah lalu keturunannya juga membantah. Adam dibuat lupa dan keturunannya juga dibuat lupa. Adam salah dan keturunannya juga salah." Abu Isa berkata: Hadits ini hasan shahih. Diriwayatkan melalui sanad lain dari Abu Hurairah dari nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam.

tirmidzi:3002

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar] telah menceritakan kepada kami [Umar bin Yunus Al Yamami] telah menceritakan kepada kami [Ikrimah bin Ammar] telah menceritakan kepada kami [Abu Zumail] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Abbas] telah menceritakan kepada kami [Umar bin Al Khaththab] berkata: Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam melihat kaum musyrikin yang berjumlah seribu orang sedangkan sahabatnya berjumlah tiga ratus lebih belasan orang, lalu beliau menghadap kiblat kemudian menengadahkan tangannya seraya berdo'a: ALLOOHUMMA ANJIZ LII MAA WA'ADTANII, ALLOOHUMMA IN TUHLIK HAADZIHIL 'ISHOOBATA MIN AHLIL ISLAAM, LAA TU'BAD FIL ARDHI "Ya Allah berikan semua yang telah Engkau janjikan padaku, ya Allah datangkanlah semua yang telah Engkau janjikan padaku, ya Allah seandainya Engkau binasakan kaum muslimin ini, tentu tak ada lagi yang menyembahMu di muka bumi ini, " beliau tak henti-hentinya berdo'a serta menengadahkan tangannya sampai selendangnya jatuh dari pundaknya lalu Abu Bakar mengambil dan meletakkannya kembali di pundaknya kemudian ia (seakan) memeluknya dari belakang dan mengatakan: Wahai Nabi Allah cukuplah kiranya baginda memanjatkan permohonan baginda karena Dia pasti akan memberikan semua yang telah dijanjikan itu. Lalu Allah menurunkan "(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Rabbmu, lalu diperkenankannya bagimu: 'Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala banbaginda kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut." (Al Anfaal: 9) Abu Isa mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih gharib, kami tidak mengetahuinya dari hadits Umar kecuali dari hadits Ikrimah bin Ammar dari Abu Zumail. Abu Zumail namanya Simak Al Hanafi. Ini terjadi pada perang Badar.

tirmidzi:3006

Telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Waki'] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] dari [Ismail bin Ibrahim bin Muhajir] dari [Abbad bin Yusuf] dari [Abu Burdah bin Abu Musa] dari [ayahnya] berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Allah menurunkan dua jaminan keamanan padaku untuk ummatku: 'Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu (Muhammad) berada di antara mereka. dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun." (Al Anfaal: 33) dan bila aku meninggal, aku meninggalkan istighfar untuk mereka hingga hari kiamat." Hadits ini gharib. Ismail bin Muhajir dilemahkan dalam hadits.

tirmidzi:3007

Telah menceritakan kepada kami [Hannad] telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Amru bin Murrah] dari [Abu Ubaidah bin Abdullah] dari [Abdullah bin Mas'ud] berkata: Pada waktu terjadinya perang Badar dan para tawanan didatangkan, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bertanya: "Apa pendapat kalian tentang tawanan-tawanan ini?" (kisah di sebutkan dalam hadits yang panjang) beliau bersabda: "Jangan sampai ada yang lepas seorangpun dari mereka kecuali dengan tebusan atau tebasan (dibunuh)." Abdullah bin Mas'ud berkata: Kecuali Suhail bin Al Baidha wahai Rasulullah, karena saya pernah mendengar ia telah memeluk Islam. Beliau terdiam. (Abdullah bin Mas'ud) berkata: Aku belum pernah mengalami rasa takut jangan-jangan turun hujan batu dari langit yang akan menimpaku kecuali saat itu sehingga beliau mengatakan: "Ya, kecuali Suhail bin Al Baidha, " lalu turunlah ayat yang bertepatan dengan perkataan Umar: "Tidak patut, bagi seorang Nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi." (Al Anfaal: 67) Abu Isa mengatakan bahwa hadits ini hasan.

tirmidzi:3009

Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abi Umar] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Abu Ishaq] dari [Zaid bin Yutsai'] berkata: Kami bertanya kepada [Ali], apa yang diutuskan padamu saat haji? Ia menjawab: Aku diutus (untuk menyampaikan) empat hal; tidak boleh thawaf dengan telanjang, siapa pun yang punya janji dengan nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam, janji itu berlaku hingga batas waktunya dan siapa pun yang tidak memiliki perjanjian, batas waktunya empat bulan, tidak masuk surga kecuali jiwa yang mu`min dan kaum musyrik tidak boleh menyatu dengan kaum muslimin setelah tahun mereka ini. Abu Isa berkata: Hadits ini hasan shahih dari hadits Sufyan bin Uyainah dari Abu Ishaq. [Ats Tsauri] meriwayatkannya dari [Abu Ishaq] dari [sebagaian sahabatnya] dari [Ali]. Dalam hal ini ada hadits serupa dari Abu Hurairah. Telah menceritakan kepada kami [Nashr bin Ali] dan lainnya, mereka berkata: Telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Abu Ishaq] dari [Zaid bin Yutsai'] dari [Ali] sepertinya. Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Khasyram] telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Abu Ishaq] dari [Zaid bin Yutsai'] dari [Ali] sepertinya. Abu Isa berkata: Kedua hadits ini diriwayatkan dari Ibnu Uyainah, ada yang mengatakan dari Ibnu Utsyai' dan dari Ibnu Yusatai', yang benar dia adalah Zaid bin Yutsyai'. Syu'bah meriwayatkan bukan hadits ini dari Abu Ishaq dari Zaid lalu ia salah Didalamnya dan berkata: Zaid bin Utsail, tapi kesalahan ini tidak diteliti.

tirmidzi:3017

Telah menceritakan kepada kami [Abdu bin Humaid] telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim bin Sa'ad] dari [ayahnya] dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Az Zuhri] dari [Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah] dari [Ibnu Abbas] berkata: Saya pernah mendengar [Umar bin Al Khaththab] berkata: Pada hari kematian Abdullah bin Ubbai bin Salul, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam dipanggil untuk menshalatinya, beliau berdiri namun tatkala beliau hendak shalat, aku beranjak dan berdiri didepan beliau: Wahai Rasulullah apakah engkau hendak menshalati musuh Allah Abdulllah bin Ubbai yang telah banyak melontarkan ucapan-ucapan menyakitkan semasa hidupnya? Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam pada saat itu hanya tersenyum dan setelah aku tanya beliau berulang-ulang, beliau mengatakan: "Biarkan aku wahai Umar karena telah diberi pilihan dan aku akan memilih. Sungguh telah datang (wahyu) kepadaku: 'Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka (adalah sama saja). Kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, namun Allah sekali-kali tidak akan memberi ampunan kepada mereka. (At Taubah: 80) seandainya dengan memohon ampunan lebih dari tujuhpuluh kali ia akan diampuni, maka aku akan melakukannya." Beliau menshalati dan mengantarnya, lalu beliau berdiri didepan kuburnya, setelah beliau selesai, aku merasa heran pada keberanianku terhadap Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam. Allah dan RasulNya lebih mengetahui, tetapi tidak lama berselang, turunlah ayat ini: "Dan janganlah kamu sekali-kali menyembahyangkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendo'akan) di kuburnya." (At Taubah: 84) Abu Isa mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih gharib.

tirmidzi:3022

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah] telah mengkhabarkan kepada kami [Nafi'] dari [Ibnu Umar] berkata: Abdullah bin Abdullah bin Ubai mendatangi nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam pada hari kematian bapaknya datang kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam dan mengatakan: Sudikah baginda memberikan pakaian baginda lalu kujadikan kafan untuknya, shalatilah dia dan memintakan ampunan untuknya? beliau memberikan pakaiannya dan bersabda: "Jika kalian telah selesai beritahu aku!" ketika beliau hendak menshalatinya, Umar menghalanginya seraya mengatakan: Bukankah Allah melarang baginda untuk menshalati orang munafik? lalu beliau menjawab: "Aku berada diantara dua pilihan: 'kamu memintakan ampunan ataupun kamu tidak memintakan ampunan untuk mereka, ' beliau menshalatinya lalu Allah menurunkan "Dan janganlah kamu sekali-kali menyembahyangkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendo'akan) di kuburnya." (At Taubah: 84) Abu Isa mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih.

tirmidzi:3023