Al-Quran Online ini, ajakan untuk mendalami AlQuran sambil mencari ridho dan cinta Allah semata
Daftar Akar Kata Pada AlQuran
Dipersembahkan oleh para sukarelawan yang hanya mencari kecintaan Allah semata

An-Nisa

dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

ayat 65

Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.

Irab Surat AnNisa ayat 65

Ayat ini merupakan sumpah ilahi (dengan nama Allah) yang menegaskan bahwa keimanan seseorang tidak akan sempurna hingga ia menjadikan Nabi Muhammad sebagai hakim mutlak atas setiap perselisihan, menerima putusannya tanpa keberatan di dalam hati, dan berserah diri sepenuhnya.

🧐 Analisis I'rāb (Gramatikal)

I. Bagian Pertama: Sumpah Ilahi dan Batasan Keimanan

Kata

I'rāb (Kedudukan Gramatikal)

Keterangan/Status

فَ (Fa)

Fā' al-Faṣīḥah

Fā' yang menunjukkan kelanjutan atau akibat logis dari pembahasan sebelumnya (tentang kemunafikan dan taubat).

لَا ()

Harf Zā'idah (Tambahan)

Tambahan untuk penekanan (penegasan sumpah).

وَرَبِّكَ (Wa rabbika)

Wāw (Harf Qasam - Huruf Sumpah) dan Maqrūn bi al-Qasam

Jārr wa Majrūr (posisi jarr) terkait dengan Fi'l sumpah yang dihilangkan (Uqsimu - Aku bersumpah). Kāf (ـك) adalah Muḍāf Ilaih.

لَا يُؤْمِنُونَ (Lā yu'minūna)

(Nāfiyah) dan Fi'l Muḍāri'

Jawāb al-Qasam (Jawaban Sumpah). Tidak memiliki kedudukan I'rāb.

حَتَّىٰ (Ḥattā)

Harf Ghāyah wa Jārr (Huruf Tujuan dan Jārr)

Menyebabkan naṣb pada Fi'l Muḍāri' setelahnya (dengan An Muḍmarah).

يُحَكِّمُوكَ (Yuḥakkimūka)

Fi'l Muḍāri' Manṣūb

Manṣūb dengan ḥaḍfu an-nūn. Wāw al-Jamā'ah adalah Fā'il. Kāf (ـك) adalah Maf'ūl bih.

فِيمَا (Fī mā)

Jārr wa Majrūr. adalah Ism Mawṣūl.

Muta'alliq (terkait) dengan Yuḥakkimūka.

شَجَرَ (Šajara)

Fi'l Māḍī (Kata Kerja Lampau)

Ṣilah al-Mawṣūl (Anak Kalimat Penghubung) untuk مَا. Artinya: "yang diperselisihkan."

بَيْنَهُمْ (Baynahum)

Ẓarf Makān (Keterangan Tempat)

Manṣūb terkait dengan Šajara. Hūm adalah Muḍāf Ilaih.



II. Bagian Kedua: Syarat Ketaatan Hati dan Berserah Diri

Kata

I'rāb (Kedudukan Gramatikal)

Keterangan/Status

ثُمَّ (Ṡumma)

Harf 'Aṭf (Huruf Penghubung)

Menunjukkan urutan waktu (tahapan) dan tingkatan.

لَا يَجِدُوا (Lā yajidū)

(Zā'idah - Tambahan) dan Fi'l Muḍāri' Manṣūb

Manṣūb karena di-'aṭaf-kan kepada Yuḥakkimūka (yang juga Manṣūb). ditambahkan untuk negasi. Wāw al-Jamā'ah adalah Fā'il.

فِي أَنفُسِهِمْ (Fī anfusihim)

Jārr wa Majrūr

Muta'alliq dengan Yajidū.

حَرَجًا (Ḥarajan)

Maf'ūl bih (Objek)

Manṣūb. Artinya: "keberatan/kesempitan."

مِّمَّا قَضَيْتَ (Mimmā qaḍayta)

Min (Jārr) + (Ism Mawṣūl) + Qaḍayta (Ṣilah)

Jārr wa Majrūr terkait dengan Ḥarajan (sebagai Na'at). Artinya: "dari apa yang engkau putuskan."

وَ (Wa)

Wāw al-'Aṭf

Menghubungkan tindakan.

يُسَلِّمُوا (Yusallimū)

Fi'l Muḍāri' Manṣūb

Manṣūb karena di-'aṭaf-kan kepada Yuḥakkimūka. Wāw al-Jamā'ah adalah Fā'il.

تَسْلِيمًا (Taslīman)

Maf'ūl Muṭlaq (Maṣdar)

Manṣūb. Digunakan untuk penekanan jenis (Nau') berserah diri. Artinya: "dengan berserah diri yang sungguh-sungguh."


🔑 Poin Utama I'rāb Ayat

  1. Sumpah Ilahi (Qasam): Kalimat dibuka dengan sumpah وَرَبِّكَ (Demi Tuhanmu!). Ini adalah sumpah yang luar biasa kuat yang tujuannya adalah penegasan (Taukīd) terhadap Jawāb al-Qasam (لَا يُؤْمِنُونَ - tidaklah mereka beriman).

  2. Kondisi Keimanan (Ḥattā): Kunci ayat ini adalah حَتَّىٰ (hingga/sampai), yang menunjukkan batas akhir ketaatan yang diperlukan untuk keimanan. Ada tiga tingkatan yang harus dicapai:

    • 1. يُحَكِّمُوكَ: Menjadikan Nabi sebagai hakim (keputusan lisan/formal).

    • 2. لَا يَجِدُوا حَرَجًا فِي أَنفُسِهِمْ: Tidak menemukan keberatan di hati (keputusan emosional/hati). di sini adalah Lā Zā'idah yang menguatkan negasi pada Yajidū.

    • 3. وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا: Berserah diri sepenuhnya (keputusan praktik/fisik).

  3. Aṭaf pada Fi'l Manṣūb: Semua kata kerja yang menunjukkan tahapan ketaatan (يُحَكِّمُوكَ, لَا يَجِدُوا, وَيُسَلِّمُوا) berstatus Manṣūb karena di-'aṭaf-kan kepada يُحَكِّمُوكَ yang Manṣūb oleh Ḥattā.

  4. Maf'ūl Muṭlaq untuk Penekanan: تَسْلِيمًا (berserah diri yang sungguh-sungguh) adalah Maf'ūl Muṭlaq yang menegaskan bahwa kepasrahan terhadap hukum Allah dan Rasul-Nya harus total dan tidak setengah-setengah.

Ayat ini merupakan penegasan paling kuat dalam Al-Qur'an mengenai otoritas mutlak Nabi Muhammad sebagai Hakim dalam urusan syariat dan pentingnya ketaatan yang tidak hanya bersifat lahiriah tetapi juga batiniah.