Ayat ini membahas hukuman yang sangat berat bagi siapa pun yang
melanggar larangan Allah (seperti yang disebut di ayat sebelumnya)
secara zalim dan melampaui batas.
I. Bagian Pertama:
Hukuman Bagi Pelanggar
Kata
|
I'rāb (Kedudukan
Gramatikal)
|
Keterangan/Status
|
وَمَن
(Wa man)
|
Wāw
('Aṭf/Istināf) dan Man (Syarat Jāzim)
|
Mubtada'
(Subjek) pada posisi raf'.
|
يَفْعَلْ
(Yaf'al)
|
Fi'l Muḍāri'
Majzūm
|
Fi'l Syarṭ
(Kata Kerja Syarat). Tanda jazm-nya sukūn.
Fā'il-nya ḍamīr mustatir kembali ke Man.
|
ذَٰلِكَ
(Ḏālika)
|
Ism Isyārah
(Kata Tunjuk)
|
Maf'ūl bih
(Objek) pada posisi naṣb. Menunjuk pada
larangan-larangan di ayat sebelumnya (mengambil harta batil,
membunuh diri).
|
عُدْوَانًا
('Udwanan)
|
Ḥāl (Keadaan)
atau Maf'ūl Li Ajlih
|
Manṣūb
(berharakat fatḥah). Artinya: "secara melampaui
batas/agresi."
|
وَظُلْمًا
(Wa ẓulman)
|
Ma'ṭūf
(Diikuti)
|
Manṣūb,
mengikuti 'Udwanan.
|
فَسَوْفَ
(Fa sawfa)
|
Fā' (Jawāb
Syarṭ) dan Sawfa (Harf Taswīf - akan datang)
|
Fā' mengikat
Jawāb Syarṭ yang berupa Fi'l Muḍāri' yang
didahului Sawfa. Sawfa adalah huruf yang
menangguhkan waktu (masa depan).
|
نُصْلِيهِ
(Nuṣlīhi)
|
Fi'l Muḍāri'
|
Marfū' (dengan
ḍammah muqaddarah di atas yā') meskipun berada
di Jawāb Syarṭ. Fā'il-nya ḍamīr mustatir
(kami/Allah). Hā' (ـه)
adalah Maf'ūl bih Awwal (Objek Pertama) pada posisi
naṣb.
|
نَارًا
(Nāran)
|
Maf'ūl bih Ṡānī
(Objek Kedua)
|
Manṣūb
(berharakat fatḥah). Kata kerja Aṣlā
(memasukkan ke dalam api) bisa mengambil dua objek.
|
Jumlah
فَسَوْفَ
نُصْلِيهِ نَارًا
|
Jawāb Syarṭ
|
Pada posisi jazm
(secara keseluruhan kalimat).
|