Al-Quran Online ini, ajakan untuk mendalami AlQuran sambil mencari ridho dan cinta Allah semata
Daftar Akar Kata Pada AlQuran
Dipersembahkan oleh para sukarelawan yang hanya mencari kecintaan Allah semata

An-Nisa

dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

ayat 24

dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari istri-istri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka istri-istri yang telah kamu nikmati (campuri) di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban; dan tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu telah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Irab Surat AnNisa ayat 24




Ayat ini merupakan kelanjutan dari daftar maḥārim (wanita yang haram dinikahi) dan membahas tentang pernikahan dengan wanita yang memiliki suami, pernikahan mut'ah (pernikahan sementara), dan mahar yang wajib diberikan.

I. Bagian Pertama: Larangan Menikahi Wanita Bersuami

Kata

I'rāb (Kedudukan Gramatikal)

Keterangan/Status

وَالْمُحْصَنَاتُ (Wa al-muḥṣanātu)

Wāw ('Aṭf) dan Ma'ṭūf

Marfū' (berharakat ḍammah). Di'aṭafkan kepada أُمَّهَاتُكُمْ (Nā'ib al-Fā'il) di ayat 23. Artinya: "(Dan diharamkan pula) wanita-wanita yang bersuami."

مِنَ النِّسَاءِ (Mina n-nisā'i)

Jārr wa Majrūr

Ḥāl (Keadaan) dari Al-muḥṣanātu.

إِلَّا مَا (Illā mā)

Illā (Istithnā') dan (Ism Mawṣūl)

adalah Mustaṡnā Muttaṣil (pengecualian terhubung) pada posisi naṣb. Menunjuk kepada budak perempuan yang dimiliki melalui peperangan.

مَلَكَتْ (Malakat)

Fi'l Māḍī

Mabnī 'alā al-fatḥ. Tā' adalah Tā' at-Ta'nīṡ.

أَيْمَانُكُمْ (Aymānukum)

Fā'il (Subjek)

Marfū' (berharakat ḍammah).

Jumlah مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ

Ṣilah al-Mawṣūl (Anak Kalimat Penghubung)

Tidak memiliki kedudukan i'rāb, berfungsi menjelaskan مَا.

كِتَابَ (Kitāba)

Maṣdar (Kata Benda Turunan)

Maf'ūl Muṭlaq dari kata kerja yang diperkirakan (كتبَ Kataba - mewajibkan) pada posisi naṣb. Artinya: "(Itu adalah) Ketetapan Allah."

اللَّهِ (Allāhi)

Muḍāf Ilaih

Majrūr.

عَلَيْكُمْ ('Alaykum)

Jārr wa Majrūr

Muta'alliq dengan Kitāba (Ketetapan yang wajib bagi kalian).



II. Bagian Kedua: Kehalalan Selain yang Disebutkan

Kata

I'rāb (Kedudukan Gramatikal)

Keterangan/Status

وَأُحِلَّ (Wa uḥilla)

Wāw ('Aṭf) dan Fi'l Māḍī Majhūl (Pasif)

Mabnī 'alā al-fatḥ. Di-'aṭafkan kepada حُرِّمَتْ (diharamkan).

لَكُم (Lakum)

Jārr wa Majrūr

Muta'alliq dengan Uḥilla.

مَّا ()

Ism Mawṣūl

Nā'ib al-Fā'il (Subjek Pasif) pada posisi raf'.

وَرَاءَ (Warā'a)

Ẓarf Makān (Keterangan Tempat)

Manṣūb, berfungsi sebagai Ṣilah al-Mawṣūl untuk مَّا.

أَن تَبْتَغُوا (An tabtaġū)

An Nāṣibah dan Fi'l Muḍāri' Manṣūb

Tabtaġū adalah Manṣūb dengan ḥaḍfu an-nūn. Maṣdar Mu'awwal (أَن تَبْتَغُوا) adalah Badal (Pengganti) dari مَّا (Nā'ib al-Fā'il) pada posisi raf' (atau Maf'ūl Li Ajlih).

بِأَمْوَالِكُم (Bi amwālikum)

Jārr wa Majrūr

Muta'alliq dengan Tabtaġū.

مُّحْصِنِينَ (Muḥṣinīna)

Ḥāl (Keadaan)

Manṣūb, tanda naṣb-nya yā'. Artinya: "dalam keadaan menjaga kehormatan (menikah secara sah)".

غَيْرَ مُسَافِحِينَ (Ghayra musāfiḥīna)

Ḥāl Ṡānī (Keadaan Kedua)

Manṣūb. Muḍāf. Artinya: "bukan dalam keadaan berzina".

III. Bagian Ketiga: Mahar (Ujūr) dan Ketentuan Tambahan

Kata

I'rāb (Kedudukan Gramatikal)

Keterangan/Status

فَمَا (Fa mā)

Fā' (Istināf) dan (Syarat Jāzim)

adalah Ism Syarṭ Jāzim pada posisi naṣb sebagai Maf'ūl bih Muqaddam.

اسْتَمْتَعْتُم (Istamta'tum)

Fi'l Māḍī

Fi'l Syarṭ (Kata Kerja Syarat) pada posisi jazm. Tā' (ـتم) adalah Fā'il.

بِهِ (Bihī)

Jārr wa Majrūr

Muta'alliq dengan Istamta'tum.

مِنْهُنَّ (Minhunna)

Jārr wa Majrūr

Muta'alliq dengan Istamta'tum.

فَآتُوهُنَّ (Fa ātūhunna)

Fā' (Jawāb Syarṭ) dan Fi'l Amr

Jawāb Syarṭ pada posisi jazm. Wāw al-Jamā'ah adalah Fā'il. Hunn (ـهنَّ) adalah Maf'ūl bih Awwal.

أُجُورَهُنَّ (Ujūrahunna)

Maf'ūl bih Ṡānī (Objek Kedua)

Manṣūb (berharakat fatḥah).

فَرِيضَةً (Farīḍatan)

Ḥāl (Keadaan) atau Maf'ūl Muṭlaq

Manṣūb. Berfungsi sebagai penegasan wajibnya mahar.

وَلَا جُنَاحَ (Wa lā junāḥa)

Lā Nāfiyah Lil-Jins (Lā yang meniadakan jenis) dan Ism Lā

Junāḥa adalah Ism Lā mabnī 'alā al-fatḥ pada posisi naṣb. Khabar Lā diperkirakan ada (Kā'inun).

فِيمَا تَرَاضَيْتُم بِهِ

(Jārr) + (Ism Mawṣūl Majrūr)

adalah Majrūr dengan . Tarāḍaytum adalah Fi'l Māḍī.

مِن بَعْدِ الْفَرِيضَةِ (Min ba'di al-farīḍati)

Jārr wa Majrūr

Muta'alliq dengan Tarāḍaytum.

إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا

Inna (Penguat) dan Kāna Nāqiṣah

Penutup.


🔑 Poin Utama I'rāb Ayat

  1. Status Al-Muḥṣanātu: وَالْمُحْصَنَاتُ di-i'rāb sebagai Ma'ṭūf (Marfū') kepada أُمَّهَاتُكُمْ di ayat 23. Artinya, "dan diharamkan atas kalian wanita-wanita yang telah muḥṣanāt (bersuami)".

  2. Maf'ūl Muṭlaq Penegasan (Kitāba Allāhi): Frasa كِتَابَ اللَّهِ adalah Maf'ūl Muṭlaq yang kata kerjanya dihilangkan (Kataba Allāhu kitāban). Fungsinya adalah menegaskan bahwa semua larangan ini adalah ketetapan wajib dari Allah, sama seperti penggunaan Farīḍatan di ayat 11.

  3. Hukum Syarat-Jawaban Syarat untuk Mahar: Bagian tentang Mut'ah atau hak istri atas mahar menggunakan struktur syarat:

    • Syarat: فَمَا اسْتَمْتَعْتُم بِهِ مِنْهُنَّ (maka apa yang kalian nikmati/pergauli dari mereka).

    • Jawaban: فَآتُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ (maka berikanlah kepada mereka mahar mereka). مَا di awal adalah Ism Syarṭ Jāzim yang berfungsi sebagai Maf'ūl bih Muqaddam (objek yang didahulukan) untuk Istamta'tum.

  4. Kedudukan Farīḍatan: Kata فَرِيضَةً di-i'rāb sebagai Ḥāl (keadaan) dari أُجُورَهُنَّ atau Maf'ūl Muṭlaq dari kata kerja yang diperkirakan. Keduanya menekankan kewajiban mahar tersebut.

Ayat ini secara definitif mengharamkan pernikahan dengan wanita bersuami dan budak yang tidak dimiliki, serta menegaskan kewajiban pemberian mahar yang sah dalam pernikahan, baik itu pernikahan permanen maupun pernikahan mut'ah (yang status hukumnya kemudian menjadi kontroversial di kalangan mazhab fikih).