Al-Quran Online ini, ajakan untuk mendalami AlQuran sambil mencari ridho dan cinta Allah semata
Daftar Akar Kata Pada AlQuran
Dipersembahkan oleh para sukarelawan yang hanya mencari kecintaan Allah semata

An-Nisa

dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

ayat 18

Dan tidaklah tobat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: 'Sesungguhnya saya bertobat sekarang' Dan tidak (pula diterima tobat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih.

Irab Surat AnNisa ayat 18







Ayat ini melanjutkan pembahasan dari ayat sebelumnya (4:17) mengenai batasan dan penolakan taubat yang tidak diterima oleh Allah.

I. Bagian Pertama: Taubat yang Ditolak (Saat Sakaratul Maut)

Kata

I'rāb (Kedudukan Gramatikal)

Keterangan/Status

وَلَيْسَتِ (Wa laysati)

Wāw ('Aṭf) dan Fi'l Māḍī Nāqiṣah (Tidak Sempurna)

Mabnī 'alā al-fatḥ, Tā' (ت) adalah Tā' at-Ta'nīṡ (untuk feminin), di-kasrah-kan karena bertemu sukūn.

التَّوْبَةُ (At-Tawbatu)

Ism Laysa (Subjek Laysa)

Marfū' (berharakat ḍammah).

لِلَّذِينَ (Lil-laḍīna)

Jārr wa Majrūr

Khabar Laysa (Predikat Laysa) pada posisi naṣb. Artinya: "Taubat itu bukanlah hak bagi orang-orang...".

يَعْمَلُونَ (Ya'malūna)

Fi'l Muḍāri'

Marfū' dengan tsubūt an-nūn. Wāw al-Jamā'ah adalah Fā'il. Kalimat ini adalah Ṣilah al-Mawṣūl (Anak Kalimat Penghubung) untuk لِلَّذِينَ.

السَّيِّئَاتِ (As-sayyi'āti)

Maf'ūl bih (Objek)

Manṣūb (dalam posisi naṣb), tanda naṣb-nya adalah kasrah sebagai pengganti fatḥah karena Jam' Mu'annaṡ Sālim.

حَتَّىٰ إِذَا (Ḥattā iḍā)

Ḥattā (Harf Ghāyah - sampai) dan Iḍā (Syarat Waktu)

Iḍā adalah Ẓarf Zamān (Keterangan Waktu) yang terkait dengan jawab-nya (Qāla).

حَضَرَ (Ḥaḍara)

Fi'l Māḍī (Kata Kerja Lampau)

Mabnī 'alā al-fatḥ.

أَحَدَهُمُ (Aḥadahumu)

Maf'ūl bih (Objek)

Manṣūb (berharakat fatḥah). Huruf hūm (ـهم) adalah Muḍāf Ilaih.

الْمَوْتُ (Al-mawtu)

Fā'il (Subjek)

Marfū' (berharakat ḍammah). Jawāb Iḍā adalah Qāla.

قَالَ (Qāla)

Fi'l Māḍī

Mabnī 'alā al-fatḥ. Fā'il-nya adalah ḍamīr mustatir kembali kepada aḥad.

إِنِّي تُبْتُ الْآنَ (Innī tubtu al-āna)

Maqūl al-Qawl (Isi Ucapan)

Kalimat yang dibaca oleh Qāla, pada posisi naṣb.




II. Bagian Kedua: Taubat yang Ditolak (Saat Mati dalam Kekafiran)

Kata

I'rāb (Kedudukan Gramatikal)

Keterangan/Status

أَوْ لَا الَّذِينَ (Aw lā al-laḍīna)

Aw ('Aṭf) dan (Nāfiyah)

Allāḍīna di'aṭafkan kepada لِلَّذِينَ sebelumnya. Khabar Laysa yang kedua.

يَمُوتُونَ (Yamūtūna)

Fi'l Muḍāri'

Marfū' dengan tsubūt an-nūn. Wāw al-Jamā'ah adalah Fā'il. Kalimat ini adalah Ṣilah al-Mawṣūl (Anak Kalimat Penghubung) untuk الَّذِينَ.

وَهُمْ كُفَّارٌ (Wa hum kuffārun)

Wāw (Ḥāliyyah - keadaan) dan Ism wa Khabar

Kalimat nominal pada posisi naṣb sebagai Ḥāl (Keadaan) dari Fā'il (Wāw al-Jamā'ah) pada يَمُوتُونَ. Artinya: "sementara mereka dalam keadaan kafir".


III. Bagian Ketiga: Hukuman

Kata

I'rāb (Kedudukan Gramatikal)

Keterangan/Status

أُولَٰئِكَ (Ulā'ika)

Ism Isyārah (Kata Tunjuk)

Mubtada' (Subjek) pada posisi raf'. Menunjuk kepada kedua kelompok di atas.

أَعْتَدْنَا (A'tadnā)

Fi'l Māḍī

Mabnī 'alā sukūn. (نا) adalah Fā'il (Subjek). Kalimat ini adalah Khabar (Predikat) dari أُولَٰئِكَ pada posisi raf'.

لَهُمْ (Lahum)

Jārr wa Majrūr

Muta'alliq (terkait) dengan A'tadnā.

عَذَابًا ('Aḍāban)

Maf'ūl bih (Objek)

Manṣūb (berharakat fatḥah).

أَلِيمًا (Alīman)

Na'at (Sifat)

Manṣūb, mengikuti 'Aḍāban.


🔑 Poin Utama I'rāb Ayat

  1. Fi'l Nāqiṣ (Laysa): Ayat dibuka dengan وَلَيْسَتِ (laysa), yang berfungsi meniadakan hukum atau sifat pada Ism-nya.

    • Ism Laysa: التَّوْبَةُ (Taubat).

    • Khabar Laysa: لِلَّذِينَ (bagi orang-orang).

  2. Tanda Naṣb Kasrah: Kata السَّيِّئَاتِ (As-sayyi'āt) adalah Maf'ūl bih (Objek) yang seharusnya Manṣūb (fatḥah), namun karena ia adalah Jam' Mu'annaṡ Sālim, tanda naṣb-nya adalah kasrah (ـاتِ).

  3. Keterangan Waktu Bersyarat (Ḥattā Iḍā): Struktur حَتَّىٰ إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ membatasi waktu taubat.

    • Iḍā adalah Ẓarf Zamān (Keterangan Waktu).

    • Qāla (ia berkata) adalah Jawāb Iḍā (Jawaban dari Keterangan Waktu), yang menunjukkan ucapan penyesalan di saat sakaratul maut. Taubat pada saat ini tidak diterima.

  4. Kalimat Nominal sebagai Ḥāl: Frasa وَهُمْ كُفَّارٌ (sementara mereka dalam keadaan kafir) adalah Jumlah ismiyah (kalimat nominal) yang berfungsi sebagai Ḥāl (Keterangan Keadaan) bagi Fā'il (Wāw al-Jamā'ah) dari Yamūtūna. Ini menunjukkan taubat yang ditolak adalah taubat dari orang yang mati saat ia masih dalam kekafiran.

Ayat ini menetapkan bahwa taubat memiliki batas waktu. Taubat tidak diterima jika dilakukan saat menghadapi kematian atau jika seseorang mati dalam keadaan kafir.